Teks -- Matius 10:1-18 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Mat 10:1 - KUASA ... UNTUK MENGUSIR ROH-ROH JAHAT.
Nas : Mat 10:1
Yesus menginginkan agar semua pengikut-Nya berperang melawan
kuasa-kuasa kejahatan dengan mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan or...
Nas : Mat 10:1
Yesus menginginkan agar semua pengikut-Nya berperang melawan kuasa-kuasa kejahatan dengan mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan orang sakit. Pertunjukan kekuatan ini dalam peperangan rohani dinilai sebagai penyataan yang terus-menerus dari Kerajaan Allah di bumi ini
(lihat art. KERAJAAN ALLAH).
Full Life: Mat 10:7 - BERITAKANLAH ... KERAJAAN SORGA.
Nas : Mat 10:7
Konteks ayat ini (ayat Mat 10:1,8) dengan jelas menunjukkan
bahwa pemberitaan Kerajaan itu harus disertai dengan penyataan kuasa All...
Nas : Mat 10:7
Konteks ayat ini (ayat Mat 10:1,8) dengan jelas menunjukkan bahwa pemberitaan Kerajaan itu harus disertai dengan penyataan kuasa Allah terhadap kekuatan dosa, penyakit, dan Iblis
(lihat art. KERAJAAN ALLAH).
Maksud Kristus ialah bahwa Kerajaan Sorga dan kuasa-Nya itu "dekat" untuk mendatangkan keselamatan, kasih karunia, dan kesembuhan bagi umat Allah. Apabila "Kerajaan Sorga" tidak dinyatakan di antara umat Allah, maka mereka harus meninggalkan roh dunia ini dan segala sesuatu yang tidak menyenangkan hati Tuhan, "carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya" (Mat 6:33) dan berdoa agar "datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu" (Mat 6:10; bd. Mr 9:29).
Jerusalem: Mat 10:1 - keduabelas murid Matius mengandaikan bahwa orang sudah tahu tentang dipilihnya keduabelas rasul, sebagaimana diceritakan oleh Markus dan Lukas, sebagai penguluran peri...
Matius mengandaikan bahwa orang sudah tahu tentang dipilihnya keduabelas rasul, sebagaimana diceritakan oleh Markus dan Lukas, sebagai penguluran peristiwa tersendiri lepas dari pengutusan para rasul.
Jerusalem: Mat 10:2-5 - -- daftar keduabelas rasul (kata Yunani "apostolos" berarti: utusan), bdk Mar 3:14+; dan Luk 6:13+, dalam Perjanjian Baru disajikan sampai empat kali (Ma...
daftar keduabelas rasul (kata Yunani "apostolos" berarti: utusan), bdk Mar 3:14+; dan Luk 6:13+, dalam Perjanjian Baru disajikan sampai empat kali (Matius,, Lukas, Kisah Para Rasul) dengan perbedaan-perbedaan. Daftar itu terdiri atas tiga kelompok masing-masing memuat empat nama. Nama pertama dalam masing-masing kelompok selalu sama; Petrus, Filipus, Yakobus anak Alfeus. Tetapi dalam masing-masing kelompok urutan nama-nama lain dapat berbeda. Dalam kelompok pertama, yaitu kelompok murid yang paling berdekatan dengan Yesus, Matius dan Lukas mendekatkan satu sama lain orang yang bersaudara: Petrus serta Andreas, dan Yakobus serta Yohanes. Tetapi dalam Markus dan Kisah Para Rasul Andreas ditempatkan paling akhir, sedangkan kedua anak Zebedeus diajukan oleh karena bersama dengan Petrus menjadi murid Yesus yang terkarib, bdk Mar 5:37+. Kemudian, yaitu dalam Kisah Para Rasul, Yakobus anak Zebedeus ditempatkan sesudah adiknya Yohanes yang sudah menjadi lebih penting pada umat Kristen, bdk Kis 1:13; Kis 12:2+ dan sudah terasa dalam Luk 8:51+; Luk 9:28. Dalam kelompok yang kedua - agaknya orang itu lebih berdekatan dengan orang-orang bukan Yahudi - Matius ditempatkan paling akhir dalam daftar Matius dan Kisah Para Rasul dan hanya dalam Matius disebut "pemungut cukai". Adapun kelompok ketiga ia paling "Yahudi". Dalam urutan nama dalam kelompok itu Tadeus (Lebeus) dari daftar Matius dan Markus (kalau orang itu sama dengan Yudas (anak) Yakobus yang disebut Lukas dan Kisah Para Rasul) ditempatkan paling akhir dalam daftar Lukas dan Kisah Para Rasul. "Simon orang Zelot" dalam Lukas dan Kisah Para Rasul hanya terjemahan Yunani dari "Simon orang Kanaan" yang disebut Matius dan Markus (dalam teks Yunani; terjemahan Indonesia pakai: orang Zelot). Yudas Iskariot "yang menghianati Dia" selalu ditempatkan paling akhir, Gelar "Iskariot" kerap diartikan sebagai "orang Keriot" (sebuah kota di kawasan Yuda, Yos 15:25), tetapi barang kali gelar itu diambil dari bahasa Aram, "syeqarya", artinya: pembohong, munafik.
Jerusalem: Mat 10:6 - domba-domba yang hilang dari umat Israel Oleh karena ahli waris pilihan dan janji maka orang Yahudi perlu paling dahulu ditawari keselamatan di zaman Mesias; tetapi bdk Kis 8:5; Kis 13:5+.
Jerusalem: Mat 10:12 - salam Ialah selamat sejahtera yang diharapkan bagi mereka yang diberi salam. Salam itu dipikirkan, Mat 10:13, sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan tidak...
Ialah selamat sejahtera yang diharapkan bagi mereka yang diberi salam. Salam itu dipikirkan, Mat 10:13, sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan tidak dapat sia-sia saja; maka salam itu kembali kepada orang yang memberinya, kalau tidak dapat terlaksana.
Jerusalem: Mat 10:14 - kebaskanlah debunya Ini sebuah ungkapan Yahudi. Debu negeri manapun yang bukan Tanah Suci dianggap najis. Tetapi di sini setiap negeri yang tidak mau menerima firman Inji...
Ini sebuah ungkapan Yahudi. Debu negeri manapun yang bukan Tanah Suci dianggap najis. Tetapi di sini setiap negeri yang tidak mau menerima firman Injil dianggap najis.
Jerusalem: Mat 10:17-39 - -- Pengajaran dan petunjuk yang termuat dalam bagian ini jelas melampaui luasnya pengutusan para rasul yang pertama ini. Maka perkataan-perkataan itu diu...
Pengajaran dan petunjuk yang termuat dalam bagian ini jelas melampaui luasnya pengutusan para rasul yang pertama ini. Maka perkataan-perkataan itu diucapkan Yesus pada waktu (dan tempat) lain (lihat tempat perkataan itu dalam Markus dan Lukas). Matius mengumpulkannya di sini untuk memberi semacam pedoman lengkap bagi para utusan Yesus.
Jerusalem: Mat 10:17 - majelis agama yang dimaksudkan ialah pengadilan Yahudi setempat (Sanhedrin kecil) dan mahkamah Agama (Sanhedrin Agung) di Yerusalem; bdk Mat 5:21-22.
yang dimaksudkan ialah pengadilan Yahudi setempat (Sanhedrin kecil) dan mahkamah Agama (Sanhedrin Agung) di Yerusalem; bdk Mat 5:21-22.
Ende: Mat 10:2 - Rasul Arti katanja: utusan. Dalam Mt. hanja disini keduabelas murid jang
mendapat panggilan chusus disebut "rasul". Demikian dalam Mk. satu kali djuga,
teta...
Arti katanja: utusan. Dalam Mt. hanja disini keduabelas murid jang mendapat panggilan chusus disebut "rasul". Demikian dalam Mk. satu kali djuga, tetapi dalam Lk. beberapa kali.
Ende: Mat 10:9-10 - -- Maksud nasehat ini: seorang djangan tjemas-tjemas tentang hal-hal djasmani,
atau terlalu mengindahkannja. Ia harus hidup sederhana dan mentjukupkan di...
Maksud nasehat ini: seorang djangan tjemas-tjemas tentang hal-hal djasmani, atau terlalu mengindahkannja. Ia harus hidup sederhana dan mentjukupkan diri dengan redjeki jang patut diteguhkan kepada mereka oleh orang jang beladjar pada mereka.
Ende: Mat 10:12 - Salam Orang Jahudi bila bertemu dengan seseorang, biasa menjapa atau
menjambutnja dengan mengutjapkan kata "salam". Sama maksudnja dengan
mengutjapkan "Sela...
Orang Jahudi bila bertemu dengan seseorang, biasa menjapa atau menjambutnja dengan mengutjapkan kata "salam". Sama maksudnja dengan mengutjapkan "Selamat" dalam bahasa dan adat kita.
Salam berarti "damai", dan utjapan itu sebenarnja merupakan suatu doa, misalnja: hendaknja Tuhan menganugerahkan damai (atau sedjahtera) kepadamu.
Rasul-rasul adalah pembawa damai dan utjapan "salam" jang bersifat resmi itu maksudnja menjampaikan damai dan sedjahtera kepada orang atas nama Allah.
Menilik tafsiran ini kita dapat mengerti pula apa jang dikatakan dalam ajat Mat 10:13 berikut, jakni: "salam itu akan berbalik kepadamu pula".
Ende: Mat 10:13 - -- "Kalau dia lajak". Ini terus sadja berarti: kalau isi rumah itu rela
mendengarkan kabar gembira jang dimaklumkan oleh rasul-rasul itu.
"Kalau dia lajak". Ini terus sadja berarti: kalau isi rumah itu rela mendengarkan kabar gembira jang dimaklumkan oleh rasul-rasul itu.
Ende: Mat 10:14 - Mengebaskan debu dari kaki Demikianlah adat orang Jahudi bila mereka keluar
dari "tanah kafir", melangkahi perbatasan masuk kedalam tanah sutji kembali.
Ungkapan ini disini, ber...
Demikianlah adat orang Jahudi bila mereka keluar dari "tanah kafir", melangkahi perbatasan masuk kedalam tanah sutji kembali. Ungkapan ini disini, berarti bahwa mereka harus memandang rumah atau kota itu sebagai nadjis atau terkutuk, dan sebab itu memutuskan segala hubungan dengan penghuninja.
Ende: Mat 10:16 - -- Nasehat-nasehat jang berikut sampai ajat Mat 10:39, ketjuali Mat 10:23,
sebenarnja menurut urutan waktu termasuk nubuat-nubuat Jesus tentang kedjadian...
Nasehat-nasehat jang berikut sampai ajat Mat 10:39, ketjuali Mat 10:23, sebenarnja menurut urutan waktu termasuk nubuat-nubuat Jesus tentang kedjadian-kedjadian diachir zaman, seperti terdapat dalam Mar 13:9-12 dan Luk 21:12-19. Tempatnja jang wadjar dalam Mt. adalah bab 24 (Mat 24). Bdl. Mat 24:9.
Ref. Silang FULL: Mat 10:1 - mengusir roh-roh jahat // segala kelemahan · mengusir roh-roh jahat: Mr 3:13-15; 6:7; Luk 4:36; 9:1
· segala kelemahan: Mat 4:23; Mat 4:23
· mengusir roh-roh jahat: Mr 3:13-15; 6:7; Luk 4:36; 9:1
Ref. Silang FULL: Mat 10:4 - mengkhianati Dia · mengkhianati Dia: Mat 26:14-16,25,47; 27:3; Mr 14:10; Yoh 6:71; 12:4; 13:2,26,27; Kis 1:16
· mengkhianati Dia: Mat 26:14-16,25,47; 27:3; Mr 14:10; Yoh 6:71; 12:4; 13:2,26,27; Kis 1:16
Ref. Silang FULL: Mat 10:5 - orang Samaria · orang Samaria: 1Raj 16:24; 2Raj 17:24; Luk 9:52; 10:33; 17:16; Yoh 4:4-26,39,40; 8:48; Kis 8:5,25
· orang Samaria: 1Raj 16:24; 2Raj 17:24; Luk 9:52; 10:33; 17:16; Yoh 4:4-26,39,40; 8:48; Kis 8:5,25
· ikat pinggangmu: Luk 22:35
Ref. Silang FULL: Mat 10:14 - dari kakimu · dari kakimu: Neh 5:13; Mr 6:11; Luk 9:5; 10:11; Kis 13:51; 18:6
· dari kakimu: Neh 5:13; Mr 6:11; Luk 9:5; 10:11; Kis 13:51; 18:6
Ref. Silang FULL: Mat 10:15 - hari penghakiman // dan Gomora // kota itu · hari penghakiman: Mat 12:36; Kis 17:31; 2Pet 2:9; 3:7; 1Yoh 4:17; Yud 1:6
· dan Gomora: Kej 18:20; 19:24; 2Pet 2:6; Yud 1:7
· k...
· hari penghakiman: Mat 12:36; Kis 17:31; 2Pet 2:9; 3:7; 1Yoh 4:17; Yud 1:6
· dan Gomora: Kej 18:20; 19:24; 2Pet 2:6; Yud 1:7
· kota itu: Mat 11:22,24
Ref. Silang FULL: Mat 10:16 - tengah-tengah serigala // seperti merpati · tengah-tengah serigala: Luk 10:3; Kis 20:29
· seperti merpati: 1Kor 14:20; 1Kor 14:20
· tengah-tengah serigala: Luk 10:3; Kis 20:29
· seperti merpati: 1Kor 14:20; [Lihat FULL. 1Kor 14:20]
Ref. Silang FULL: Mat 10:17 - majelis agama // rumah ibadatnya · majelis agama: Mat 5:22; Mat 5:22
· rumah ibadatnya: Mat 23:34; Mr 13:9; Kis 5:40; 22:19; 26:11
· majelis agama: Mat 5:22; [Lihat FULL. Mat 5:22]
· rumah ibadatnya: Mat 23:34; Mr 13:9; Kis 5:40; 22:19; 26:11
· dan raja-raja: Kis 25:24-26
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry: Mat 10:1-4 - Para Rasul Diutus
Pasal ini merupakan sebuah khotbah penahbisan, yang disampaikan Tuhan Yesus kita ketika Dia mengangkat kedua belas murid-Nya ke tingkat yang tingg...
- Pasal ini merupakan sebuah khotbah penahbisan, yang disampaikan Tuhan Yesus kita ketika Dia mengangkat kedua belas murid-Nya ke tingkat yang tinggi dan mulia sebagai rasul-rasul. Pada bagian penutup pasal sebelumnya, Ia menggugah murid-murid-Nya dan orang-orang lain untuk berdoa agar Allah mengirimkan para pekerja, dan di sini kita melihat jawaban langsung dari doa tersebut: sementara mereka masih berbicara, Allah sudah mendengar dan bertindak. Apa yang kita doakan, yang sesuai dengan petunjuk Kristus, akan diberikan. Dalam pasal ini diceritakan tentang:
- I. Amanat umum yang diberikan kepada para rasul (ay. 1).
- II. Nama-nama rasul yang diberi amanat ini (ay. 2-4).
- III. Petunjuk-petunjuk yang sangat lengkap dan terperinci yang diberikan kepada para rasul mengenai:
- . Pelayanan yang akan mereka lakukan; mengajar, mengadakan mujizat-mujizat, siapa yang harus mereka temui, bagaimana mereka harus bersikap, dan dengan cara apa mereka harus melanjutkan pekerjaan mereka (ay. 5-15).
- . Penderitaan yang akan mereka alami. Mereka diberi tahu tentang penderitaan apa yang harus mereka jalani, dan dari siapa; mereka diberi nasihat-nasihat tentang apa yang harus mereka lakukan apabila mereka dianiaya. Mereka juga didorong untuk tabah menanggung semua penderitaan dengan gembira (ay. 16-42). Semuanya ini, walaupun terutama dimaksudkan sebagai petunjuk bagi para rasul, berguna juga bagi semua hamba Kristus, supaya mereka terus bersama Dia, mengikuti firman-Nya, dan selalu demikian sampai akhir zaman.
Para Rasul Diutus (10:1-4)
- Dalam perikop ini disebutkan:
- I. Siapa yang ditahbiskan oleh Kristus untuk menjadi para rasul dan duta-Nya; mereka adalah murid-murid-Nya (ay. 1). Sebelumnya, Ia memanggil mereka untuk menjadi murid-murid-Nya, yakni sebagai pengikut-pengikut yang dekat dan yang selalu menyertai-Nya. Kemudian Ia memberi tahu mereka bahwa mereka akan dijadikan penjala manusia, dan janji-Nya itu Ia tepati sekarang. Perhatikanlah, Kristus biasanya memberikan kehormatan dan kemuliaan secara bertahap; cahaya kehormatan dan kemuliaan ini seperti cahaya pagi, bersinar semakin terang dan terang. Selama ini, Kristus membawa kedua belas murid itu:
- . Dalam masa percobaan. Walaupun Ia tahu apa yang ada dalam manusia, walaupun Ia tahu dari semula apa yang ada dalam hati manusia (Yoh. 6:70), Ia tetap menggunakan cara ini untuk memberikan contoh kepada gereja-Nya. Perhatikanlah, karena pelayanan merupakan suatu kepercayaan luar biasa yang diberikan kepada kita, maka orang yang mau melayani harus diuji terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum mereka dipercayai untuk melakukan pelayanan. Biarlah mereka diuji dahulu (1Tim. 3:10). Oleh sebab itu, janganlah kita terburu-buru menumpangkan tangan kepada sembarang orang, amatilah dia terlebih dulu sebagai seorang calon yang sedang dalam masa uji coba, karena jika ada sebagian orang yang berdosa, maka sebagian yang lain akan terbawa-bawa juga (1Tim. 5:22).
- . Dalam masa persiapan. Selama ini Ia mempersiapkan mereka supaya mereka layak melakukan pekerjaan yang besar ini. Perhatikanlah, orang-orang yang dipilih dan dipanggil Kristus untuk melakukan suatu pekerjaan pertama-tama harus melewati beberapa tahap persiapan dan ujian supaya mereka layak melakukan pekerjaan itu. Ia mempersiapkan mereka:
- (1) Dengan membawa mereka bersama-Nya. Perhatikanlah, persiapan yang paling baik untuk melakukan pelayanan adalah mengenal dan bersekutu dengan Yesus Kristus. Orang yang mau melayani Kristus harus terlebih dulu berada bersama-Nya (Yoh. 12:26). Paulus mengalami penyataan Kristus bukan hanya melalui penampakan kepadanya, melainkan juga di dalam dirinya, sebelum ia memberitakan-Nya di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 1:16). Melalui tindakan-tindakan iman yang hidup dan kegiatan doa tanpa henti serta perenungan akan firman Allah, maka persekutuan dengan Kristus pasti akan terus terjaga dan terpelihara, dan ini merupakan persyaratan utama untuk melakukan pelayanan.
- (2) Dengan mengajar mereka; mereka mengikuti Dia seperti seorang pelajar atau murid, dan Ia mengajar mereka secara pribadi, walaupun selain itu mereka juga belajar melalui pendengaran akan pengajaran-pengajaran-Nya di depan umum. Ia membuka Kitab Suci kepada mereka dan membukakan pengertian mereka untuk memahami Kitab Suci. Kepada mereka diberikan karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, dan kepada mereka rahasia-rahasia itu dibentangkan. Perhatikanlah, orang yang ingin menjadi guru harus terlebih dulu belajar menjadi murid; mereka harus menerima, supaya bisa memberi, mereka harus cakap mengajar orang lain (2Tim. 2:2). Kebenaran-kebenaran Injil harus diletakkan dalam diri mereka terlebih dulu sebelum mereka diutus untuk mengajarkannya. Memberi wewenang kepada orang yang tidak mempunyai kemampuan untuk mengajar orang lain hanyalah merupakan suatu penghinaan bagi Allah dan gereja; ini seperti amsal yang diberitakan oleh mulut orang bebal (Ams. 26:6). Kristus mengajar murid-murid-Nya sebelum Ia mengutus mereka (5:2) dan juga setelah itu, ketika memperluas amanat mereka, Ia mengajarkan lebih banyak petunjuk lagi kepada mereka (Kis. 1:3).
- II. Amanat yang Ia berikan kepada mereka.
- . Ia memanggil mereka (ay. 1). Sebelumnya Ia memanggil mereka untuk mengikuti-Nya, sekarang Ia memanggil mereka untuk datang kepada-Nya, mengajak mereka untuk menjadi lebih akrab lagi dengan-Nya, dan tidak membiarkan mereka menjaga jarak dengan-Nya seperti yang terlihat selama ini. Barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Para imam yang berada di bawah hukum Taurat dikatakan ditarik dan mendekat kepada Allah, lebih dekat daripada umat. Hal yang sama juga dapat dikatakan bagi para pelayan Injil; mereka dipanggil untuk mendekat kepada Kristus, dan karena panggilan ini merupakan suatu kehormatan, sudah sepatutnyalah mereka merasa kagum dan hormat, mengingat bahwa Kristus akan dikuduskan dalam diri orang-orang yang datang mendekat kepada-Nya. Tampak bahwa ketika para murid akan diberi pengajaran, mereka datang kepada-Nya atas kemauan mereka sendiri (5:1). Tetapi sekarang karena mereka akan ditahbiskan, Ia memanggil mereka. Perhatikanlah, murid-murid Kristus haruslah lebih ingin belajar daripada mengajar. Karena kita ini banyak tidak tahu, kita harus berusaha mencari-cari kesempatan untuk diajar, dan demikian halnya, karena kekurangtahuan itu, kita harus menunggu panggilan, panggilan yang jelas, sebelum kita menerima tugas untuk mengajar orang lain; janganlah kita memberikan kehormatan ini begitu saja bagi diri kita sendiri.
- . Ia memberi mereka kuasa, exousian, wewenang dalam nama-Nya, untuk memerintah orang agar mereka patuh, dan untuk meneguhkan wewenang itu, mereka juga memerintah roh-roh jahat untuk tunduk kepada mereka. Perhatikanlah, semua wewenang yang benar berasal dari Yesus Kristus. Segala kuasa diberikan kepada-Nya tanpa batas, dan kuasa-kuasa yang lebih rendah diturunkan oleh Dia. Sebagian kehormatan yang Ia miliki diberikan-Nya juga kepada para pelayan-Nya, seperti Musa yang memberikan sebagian kehormatannya kepada Yosua. Perhatikanlah, bukti yang tidak dapat disangkal mengenai kepenuhan kuasa Kristus sebagai Pengantara adalah bahwa Ia sendiri bisa mengalihkan kuasa-Nya kepada orang-orang yang dipakai-Nya dan memungkinkan mereka untuk mengadakan mujizat-mujizat yang sama dengan yang Ia adakan dalam nama-Nya. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat dan atas segala penyakit. Perhatikanlah, rancangan yang ada dalam Injil adalah untuk menaklukkan Iblis dan menyembuhkan dunia. Para pengabar Injil ini diutus tanpa diberikan bekal-bekal lahiriah yang bisa mendukung mereka; mereka tidak punya harta kekayaan atau pendidikan atau gelar-gelar kehormatan. Mereka hanyalah orang-orang yang sangat rendah. Oleh sebab itu, penting bagi mereka untuk mempunyai kuasa-kuasa luar biasa yang membuat mereka melebihi para ahli Taurat.
- (1) Ia memberi mereka kuasa untuk melawan roh-roh jahat dan mengusir mereka. Perhatikanlah, kuasa yang dipercayakan kepada para pelayan Kristus secara langsung ditujukan untuk melawan Iblis dan kerajaannya. Iblis, sebagai roh jahat, bekerja dalam ajaran-ajaran sesat (Why. 16:13), dan hawa nafsu duniawi (2Ptr. 2:10), dan para pelayan Kristus ditugasi untuk memerangi Iblis dalam kedua hal ini. Kristus memberi mereka kuasa untuk mengusir Iblis dari tubuh manusia, dan pengusiran ini dimaksudkan untuk menandakan kehancuran kerajaan rohani Iblis dan segala pekerjaannya, karena untuk tujuan inilah Anak Allah dinyatakan.
- (2) Ia memberi mereka kuasa untuk melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Ia memberi mereka wewenang untuk mengadakan mujizat-mujizat, untuk memperkuat ajaran mereka dan untuk membuktikan bahwa ajaran itu berasal dari Allah. Mereka harus mengadakan mujizat-mujizat yang bisa menunjukkan wewenang mereka, untuk membuktikan bahwa ajaran mereka ini bukan hanya benar melainkan juga patut diterima sepenuhnya, dan bahwa rancangan Injil adalah untuk menyembuhkan dan menyelamatkan. Mujizat-mujizat Musa kebanyakan diadakan untuk menghancurkan, dan mujizat-mujizat nabi palsu diadakan untuk peragaan, tetapi semua mujizat yang diadakan Kristus, dan yang diadakan murid-murid-Nya atas perintah-Nya, adalah untuk meneguhkan iman. Semuanya itu menunjukkan bahwa Dia bukan hanya Guru dan Pemimpin Agung, melainkan juga Penebus dunia yang agung. Perhatikanlah apa yang ditekankan dalam kuasa yang diberikan kepada mereka ini atas segala penyakit dan segala kelemahan tanpa kecuali, bahkan untuk penyakit-penyakit yang menurut para tabib sudah tidak bisa disembuhkan. Perhatikanlah, dalam anugerah Injil, ada penawar untuk setiap luka dan ada obat untuk setiap penyakit. Tidak ada penyakit rohani yang begitu ganas yang tidak dapat disembuhkan oleh kuasa Kristus. Karena itu janganlah ada orang yang berkata bahwa mereka sudah tidak mempunyai harapan lagi atau bahwa lobang penyakit mereka sudah membengkak selebar lautan sehingga mereka tidak bisa disembuhkan lagi.
- III. Jumlah dan nama-nama murid yang diutus; mereka diangkat menjadi rasul, yang artinya, pembawa pesan. Baik malaikat maupun rasul mempunyai arti yang sama, yaitu seseorang yang diutus untuk suatu tugas, seorang duta. Semua pengikut pelayan yang setia diutus oleh Krisus, tetapi mereka yang diutus pertama kali dan secara langsung oleh-Nya secara khusus disebut sebagai rasul, yaitu perdana menteri dalam kerajaan-Nya. Tetapi semuanya ini baru permulaan saja dari jabatan mereka, karena pada waktu Kristus naik ke tempat tinggi, barulah Ia memberikan jabatan rasul (Ef. 4:11). Ingatlah, Kristus sendiri disebut Rasul (Ibr. 3:1), karena Ia diutus oleh Bapa, dan oleh sebab itu Ia mengutus mereka (Yoh. 20:21). Para nabi disebut pembawa-pembawa pesan Allah.
- . Mereka berjumlah dua belas, merujuk ke jumlah suku Israel dan anak-anak Yakub yang merupakan bapa-bapa leluhur dari kedua belas suku itu. Gereja Injil memang harus menjadi umat Israel Allah; orang-orang Yahudi harus menjadi yang pertama diundang masuk ke dalamnya dan para rasul harus menjadi bapa-bapa rohani yang melahirkan benih keturunan bagi Kristus. Kaum Israel menurut daging ditolak sebab mereka tidak setia. Karena itu kedua belas rasul ini ditunjuk sebagai bapa-bapa leluhur Israel yang baru. Kedua belas rasul ini, dengan ajaran mereka, akan menghakimi kedua belas suku Israel (Luk. 22:30). Mereka ini adalah kedua belas bintang yang menghiasi mahkota gereja (Why. 12:1). Mereka adalah kedua belas batu dasar yang ada di Yerusalem yang baru (Why. 21:12, 14), dilambangkan dengan dua belas batu permata yang mahal pada tutup dada Harun. Mereka juga adalah dua belas bakul potongan roti yang dikumpulkan sesudah Yesus mengadakan mujizat-Nya, dan dua belas mata air di Elim. Mereka ini adalah kumpulan juri yang terkenal (dan sebagai kelompok juri yang agung, Paulus ditambahkan ke dalamnya) yang bersidang di antara Raja segala raja dan umat manusia; dan dalam pasal ini, mereka diberi tugas oleh Dia yang kepada-Nya seluruh penghakiman diserahkan.
- . Nama-nama mereka dicatat di sini, dan ini merupakan suatu kehormatan bagi mereka. Dan mereka juga mempunyai lebih banyak alasan lagi untuk bersukacita, karena nama-nama mereka ada terdaftar di sorga (Luk. 10:20), sedangkan nama-nama tinggi dan mulia dari para pembesar di bumi terkubur dalam debu. Perhatikanlah:
- (1) Beberapa dari kedua belas rasul ini tidak kita ketahui lagi kelanjutannya dalam Alkitab, selain hanya diberitahu nama-nama mereka, seperti Bartolomeus dan Simon orang Zelot (KJV, "Simon orang Kanaan"). Walaupun begitu, mereka adalah pelayan-pelayan yang setia kepada Kristus dan gereja-Nya. Perhatikanlah, pelayan-pelayan Kristus yang baik tidak semuanya terkenal, dan perbuatan-perbuatan mereka juga tidak semuanya diketahui banyak orang.
- (2) Mereka disebut secara berpasang-pasangan; karena pada mulanya mereka diutus berdua-dua, sebab dua lebih baik daripada satu. Dengan berdua mereka akan bisa melayani satu sama lain dan dengan bersama-sama mereka akan bisa melayani Kristus dan jiwa-jiwa; apa yang dilupakan oleh yang satu akan diingat oleh yang lain, dan dan keterangan dari dua orang saksi suatu perkara sah. Tiga pasang dari mereka adalah saudara, yaitu Petrus dan Andreas, Yakobus dan Yohanes, dan Yakobus yang lain dan Tadeus. Perhatikanlah, persahabatan dan persekutuan haruslah dijaga dalam hubungan kita satu sama lain, dan dipakai untuk melayani. Sungguh sangat baik apabila saudara sekandung adalah saudara juga dalam anugerah, sehingga dua jenis ikatan persaudaraan ini bisa memperkuat satu sama lain.
- (3) Petrus disebut pertama, karena ia yang pertama dipanggil, atau karena ia yang terdepan di antara mereka dan dalam semua hal selalu menjadi juru bicara bagi yang lainnya, dan juga karena ia akan menjadi rasul bagi orang yang bersunat. Tetapi ini tidak membuatnya berkuasa atas murid-murid yang lain, juga tidak ada sedikit pun tanda-tanda yang diberikan kepadanya atau yang diakui olehnya bahwa ia lebih utama dan unggul dalam kumpulan yang kudus ini.
- (4) Matius, penulis Injil ini, dipasangkan dengan Tomas di sini (ay. 3), tetapi ada sedikit perbedaan dalam dua hal yang bisa dilihat dalam Injil Markus dan Lukas (Mrk. 3:18; Luk. 6:15). Dalam kedua Injil tersebut, Matius disebutkan pertama kali, dan dalam urutan itu tampaknya dia ditahbiskan sebelum Tomas. Tetapi dalam Injil ini, dalam daftar yang ditulisnya sendiri, Tomas disebut pertama kali. Perhatikanlah, baiklah bagi murid-murid Kristus untuk saling menghormati dan memberikan tempat terlebih dulu kepada satu sama lain. Dalam kedua Injil tadi ia hanya disebut Matius, sedangkan dalam Injilnya sendiri ia disebut Matius pemungut cukai, pemungut pajak atau pengumpul bea, yang dipanggil dari pekerjaan yang tidak disukai orang menjadi seorang rasul. Perhatikanlah, baiklah bagi orang yang sudah terpandang untuk memberikan kehormatan kepada Kristus, untuk melihat gunung batu yang dari padanya mereka terpahat. Baiklah bagi mereka untuk sering-sering mengingat orang seperti apa mereka sebelum dipanggil Kristus, sehingga dengan demikian mereka tetap rendah hati dan anugerah Allah akan lebih dimuliakan. Matius sang rasul sebelumnya adalah Matius pemungut cukai.
- (5) Simon disebut orang Kanaan, atau orang Kana, dari daerah Kana di Galilea, karena mungkin di sana ia dilahirkan. Ia juga disebut Simon orang Zelot, yang menurut sebagian orang berarti orang Kanaan.
- (6) Yudas Iskariot selalu disebut terakhir, dan dengan cap hitam pada namanya: yang mengkhianati Dia. Ini menunjukkan bahwa dari semula Kristus tahu seburuk apa dia, bahwa dia mempunyai roh jahat dalam dirinya, dan bahwa dia akan diketahui sebagai pengkhianat. Namun demikian, Kristus tetap menempatkannya di antara para rasul, ini supaya gereja-Nya tidak terkejut dan kecil hati jika pada suatu saat nanti ada perbuatan-perbuatan yang paling keji yang dilakukan di antara kumpulan orang yang terbaik sekalipun. Noda-noda seperti ini selalu ada dalam suasana suka dan ceria; ada lalang di antara gandum, serigala di tengah-tengah domba. Tetapi akan datang harinya ketika semuanya ini akan diungkapkan dan yang satu akan dipisahkan dari yang lain, ketika topeng orang-orang munafik akan dibukakan dan mereka akan dicampakkan. Kehadiran Yudas sebagai salah satu dari kedua belas rasul ini tidaklah memberikan dampak buruk bagi kerasulan maupun bagi rasul-rasul lainnya ketika kejahatannya masih tersembunyi dan belum diketahui.
Matthew Henry: Mat 10:5-15 - Petunjuk-petunjuk kepada Para Rasul Petunjuk-petunjuk kepada Para Rasul (10:5-15)
Dalam perikop ini diceritakan tentang petunjuk-petunjuk Kristus kepada para murid-Nya yang disampaika...
Petunjuk-petunjuk kepada Para Rasul (10:5-15)
- Dalam perikop ini diceritakan tentang petunjuk-petunjuk Kristus kepada para murid-Nya yang disampaikan-Nya ketika Ia memberi mereka amanat. Apakah pesan-pesan ini langsung disampaikan sekaligus kepada mereka atau beberapa bagiannya diberikan pada waktu-waktu yang berbeda tidaklah penting; dalam pesan-pesan ini Ia memberikan perintah kepada mereka (dalam KJV kata "berpesan" di sini diterjemahkan dengan "memerintah"). Ketika Yakub memberkati anak-anaknya, dikatakan bahwa pesannya kepada anak-anaknya itu disebut perintah, dan dengan memberikan pesan atau perintah di sini, Kristus memerintahkan berkat. Perhatikanlah:
- I. Orang-orang yang harus didatangi para rasul menurut perintah Kristus. Duta-duta Kristus ini diberi petunjuk ke tempat-tempat mana saja mereka harus pergi.
- . Tidak kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi ataupun orang Samaria. Mereka tidak boleh menyimpang ke jalan bangsa lain atau pergi ke jalan-jalan di luar tanah Israel, seberapa pun tergodanya mereka. Injil jangan dulu disampaikan kepada bangsa-bangsa lain sebelum orang-orang Yahudi menolaknya terlebih dulu. Mengenai orang Samaria, yang merupakan keturunan dari berbagai bangsa yang ditempatkan di Samaria oleh raja Asyur, wilayah mereka terletak di antara Yudea dan Galilea, sehingga para rasul mau tidak mau harus melalui jalan menuju orang Samaria. Namun demikian, mereka tidak boleh masuk ke dalam kota orang Samaria. Sebelumnya Kristus menolak untuk menyatakan diri-Nya kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi atau orang-orang Samaria, karena itu para rasul pun tidak boleh pergi mengajar kepada mereka. Jika Injil disembunyikan dari suatu tempat, maka Kristus sendiri pun menyembunyikan diri-Nya dari tempat itu. Namun mereka diberi batasan ini hanya pada perjalanan misi mereka yang pertama, karena setelah ini mereka ditugaskan untuk pergi ke seluruh dunia dan mengajar semua bangsa.
- . Melainkan kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Kepada merekalah Kristus melakukan tugas pelayanan-Nya (15:24), karena Ia adalah pelayan orang-orang bersunat (Rm. 15:8). Oleh sebab itu, hanya kepada orang-orang Yahudi sajalah para rasul, yang adalah para pengikut dan pekerja-Nya, harus pergi. Keselamatan pertama-tama harus ditawarkan kepada orang-orang Yahudi (Kis. 3:26). Perhatikanlah, Kristus secara khusus sangat peduli dan sangat berbelas kasihan kepada umat Israel; mereka adalah kekasih Allah karena nenek moyang (Rm. 11:28). Dengan penuh kasih Ia memandang mereka sebagai domba-domba yang hilang, dan sebagai seorang gembala, Ia ingin membawa mereka kembali dari jalan dosa dan kesalahan yang di dalamnya mereka telah tersesat, dan jika mereka tidak kembali ke jalan yang benar, mereka akan terus berkelana tanpa tujuan (Yer. 2:6). Bangsa-bangsa bukan-Yahudi juga tersesat seperti domba yang hilang (1Ptr. 2:25). Demikianlah Kristus menggambarkan keadaan orang-orang yang kepada mereka para rasul diutus, supaya mereka merasa tergugah dan lebih giat lagi dalam bekerja. Mereka diutus kepada umat Israel (yang juga merupakan bangsa mereka sendiri), yang harus mereka kasihani dan tolong.
- II. Tugas mengajar yang Ia berikan kepada para rasul. Ia tidak mengutus mereka tanpa suatu tugas. Oh tidak, "Pergilah dan beritakanlah" (ay. 7). Mereka akan menjadi pengkhotbah-pengkhotbah keliling. Ke mana pun mereka pergi, mereka harus mengumandangkan dimulainya Injil, dengan mewartakan, Kerajaan Sorga sudah dekat. Ini tidak berarti bahwa mereka tidak boleh mengatakan hal-hal lain, melainkan bahwa perkataan ini haruslah menjadi pesan utama dalam pemberitaan mereka. Mulai dari pesan inilah mereka harus memperluas pemberitaan mereka supaya orang-orang tahu bahwa kerajaan Mesias, yang adalah Tuhan dari sorga, akan segera ditegakkan seperti yang tertulis dalam Kitab Suci. Oleh sebab itu orang harus bertobat dan meninggalkan dosa-dosa mereka supaya mereka bisa diakui untuk masuk ke dalam kerajaan itu dan menikmati hak-hak istimewanya. Dikatakan (Mrk. 6:12), mereka pergi dan memberitakan bahwa orang harus bertobat, yang sesuai dengan penerapan dari ajaran mengenai datangnya Kerajaan Sorga ini. Karena itu, sebentar lagi orang harus berharap untuk mendengar lebih banyak tentang Mesias yang sudah lama ditunggu-tunggu ini dan harus siap menerima ajaran-Nya, percaya kepada-Nya, dan mau menanggung kuk-Nya. Pemberitaan ini bagaikan cahaya pagi yang memberitahukan segera terbitnya matahari. Betapa berbedanya pemberitaan ini dengan pemberitaan Yunus, yang menyatakan bahwa kehancuran akan datang sebentar lagi! (Yun. 3:4). Kabar ini menyatakan bahwa keselamatan sudah dekat, dekat pada orang-orang yang takut akan Dia; kasih dan kesetiaan akan bertemu (Mzm. 85:10-11), maksudnya, Kerajaan Sorga sudah dekat. Ini jangan hanya diartikan sebagai kehadiran pribadi sang raja itu sendiri, janganlah kita terlalu terpaku pada hal ini saja, melainkan juga pada kerajaan rohani yang akan didirikan di dalam hati manusia, ketika Dia sudah tidak lagi hadir secara jasmani.
- Nah, berita ini sama dengan apa yang diberitakan oleh Yohanes Pembaptis dan Kristus sebelumnya. Perhatikanlah, orang perlu mendengar kebenaran yang ditekankan secara berulang-ulang kepada mereka, dan jika kebenaran itu disampaikan dan didengar dengan perasaan-perasaan kasih yang baru, maka kebenaran itu seolah-olah menjadi segar bagi kita. Kristus yang diberitakan di dalam Injil adalah sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibr. 13:8). Setelah pemberitaan ini, yaitu ketika Roh Kudus dicurahkan dan gereja Kristen terbentuk, Kerajaan Sorga sungguh telah datang, tetapi untuk sekarang kedatangan kerajaan ini diberitakan sudah dekat. Namun demikian, Kerajaan Sorga masih harus menjadi hal utama dari pemberitaan kita. Sekarang Kerajaan Sorga itu sudah datang, maka kita harus memberi tahu orang bahwa kerajaan ini akan datang kepada mereka, dan kita harus memperlihatkan kepada mereka ajaran-ajaran dan kemuliaan-kemuliaannya. Ada lagi sebuah kerajaan kemuliaan yang akan datang, yang harus kita beritakan bahwa kedatangannya sudah dekat, dan harus menggugah hati orang untuk tekun menantikannya.
- III. Kuasa yang Ia berikan kepada para rasul untuk mengadakan mujizat-mujizat untuk meneguhkan ajaran mereka (ay. 8). Ketika Ia mengutus mereka untuk menyampaikan ajaran yang sama yang sudah Ia ajarkan, Ia memberi mereka kuasa untuk meneguhkan ajaran itu, dengan kuasa-kuasa ilahi yang sama, yang tidak akan pernah berdusta. Ini tidak berarti bahwa kerajaan Allah sudah datang pada saat itu juga; mengadakan mujizat-mujizat pada waktu itu sama dengan meletakkan kembali dasar pada sebuah bangunan ketika bangunan itu didirikan. Dengan diselesaikannya permasalahan secara mudah dan dengan dibuktikannya ajaran Kristus oleh mujizat-mujizat yang diadakan Kristus dan para rasul-Nya, maka orang mungkin tergoda untuk meminta lebih banyak tanda lagi. Dalam hal ini, para rasul diperintahkan:
- . Untuk menggunakan kuasa mereka untuk berbuat baik. Bukan untuk "Pergilah dan pindahkan gunung-gunung" atau "turunkan api dari langit," melainkan untuk "sembuhkan yang sakit dan tahirkan yang kusta." Mereka diutus untuk memberkati orang banyak, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kasih dan kebaikan adalah semangat dan inti dari Injil yang mereka beritakan dan dari kerajaan yang akan mereka dirikan. Dengan melihat semuanya ini, tampak bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah yang hati-Nya baik dan yang selalu berbuat baik dan yang belas kasihannya meliputi segala pekerjaan-Nya; dan bahwa maksud dari ajaran yang mereka beritakan adalah untuk menyembuhkan jiwa-jiwa yang sakit dan untuk membangkitkan mereka yang mati di dalam dosa. Karena itu, mungkin, membangkitkan orang mati disebutkan di sini, karena walaupun kita tidak melihat para rasul membangkitkan orang mati sebelum kebangkitan Kristus, mereka dipakai untuk membangkitkan banyak orang kepada kehidupan rohani.
- . Untuk berbuat baik dengan cuma-cuma. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Orang yang memiliki kuasa untuk menyembuhkan segala penyakit pasti mempunyai kesempatan untuk memperkaya diri sendiri; siapa yang tidak mau berobat kepada orang yang pasti bisa menyembuhkan penyakit apa pun yang mereka derita? Oleh karena itu, mereka diperingatkan untuk tidak mencari keuntungan dari kuasa yang mereka miliki untuk mengadakan mujizat-mujizat ini. Mereka harus menyembuhkan dengan cuma-cuma, untuk memperlihatkan lebih jauh sifat dan perilaku kerajaan Injil, yang bukan hanya terdiri atas anugerah saja, melainkan anugerah yang diberikan dengan cuma-cuma. Gratia gratis data -- Dengan cuma-cuma oleh anugerah-Nya (Rm. 3:24), membeli obat tanpa uang dan tanpa bayaran (Yes. 55:1). Alasannya adalah karena kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma. Kuasa mereka untuk menyembuhkan orang sakit tidak menuntut bayaran apa-apa dari mereka, karena itu mereka tidak boleh mencari keuntungan duniawi dari kuasa itu bagi diri mereka sendiri. Simon si tukang sihir itu tidak akan menawarkan uang untuk membeli karunia-karunia Roh Kudus jika dia tidak berharap untuk mendapatkan uang dengan memiliki karunia-karunia itu (Kis. 8:18). Perhatikanlah, perbuatan baik yang dilakukan Kristus kepada kita dengan cuma-cuma seharusnya membuat kita juga berbuat baik kepada orang lain dengan cuma-cuma.
- IV. Bekal-bekal yang harus mereka bawa dalam perjalanan ini. Hal ini merupakan suatu masalah yang harus dipikirkan dalam mengutus seorang duta, karena duta juga harus mengurus soal biaya dari misi yang ditugaskan kepadanya. Mengenai bekal ini:
- . Mereka tidak boleh membawa bekal sendiri (ay. 9-10). Janganlah membawa emas atau perak. Ini karena, pada satu sisi, pekerjaan mereka tidak akan menghasilkan harta kekayaan, jadi, pada sisi lain, mereka tidak akan mengeluarkan sedikit pun milik mereka untuk pekerjaan tersebut. Perintah itu hanya terbatas pada misi kali ini, dan dalam hal ini Kristus mau mengajar mereka:
- (1) Untuk bertindak sesuai dengan hikmat kebijaksanaan manusia. Mereka sekarang hanya akan melakukan perjalanan yang singkat saja, dan akan segera kembali kepada Guru mereka dan ke markas mereka lagi, karena itu mengapa mereka harus repot-repot membawa sesuatu yang tidak akan sempat mereka gunakan?
- (2) Untuk bertindak dalam kebergantungan pada pemeliharaan ilahi. Mereka harus diajar untuk hidup tanpa memikirkan cara untuk hidup itu sendiri (6:25, dst.). Perhatikanlah, orang yang ditugasi Kristus mempunyai jauh lebih banyak alasan daripada orang lain untuk percaya kepada-Nya dalam hal kebutuhan makanan. Pastilah Ia akan memperhatikan orang-orang yang bekerja untuk-Nya. Seperti halnya pekerja-pekerja Kristus mendapat perlindungan yang khusus, demikian pula mereka berhak diberi makanan yang khusus. Hamba-hamba yang dipekerjakan Kristus akan mempunyai makanan yang cukup, bahkan sampai bersisa. Selama kita setia kepada Allah dan kepada kewajiban kita dan peduli untuk melakukan pekerjaan kita dengan baik, maka kita bisa menyerahkan saja segala kekhawatiran kita kepada Allah. Dia-lah Yehovah-Jireh, biarlah Tuhan yang menyediakan bagi kita sesuai dengan apa yang pantas menurut-Nya.
- . Mereka boleh berharap bahwa orang-orang yang akan mereka kunjungi akan menyediakan apa yang mereka perlukan (ay. 10). Seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah mereka berharap akan diberi makan dengan mujizat, seperti Elia, melainkan mereka bisa bergantung pada Allah untuk menggerakkan hati orang-orang yang mereka kunjungi untuk berbuat baik kepada mereka dan menyediakan apa yang mereka perlukan. Walaupun orang-orang yang melayani dalam tempat kudus tidak boleh berharap akan menjadi kaya dari pelayanannya di tempat kudus itu, mereka boleh berharap mendapat penghidupan yang layak darinya (1Kor. 9:13-14). Pantaslah jika mereka terpelihara dari pekerjaan mereka. Pelayan-pelayan Tuhan adalah, dan harus menjadi, pekerja-pekerja keras agar dengan begitu mereka layak mendapatkan upah mereka, supaya mereka tidak terpaksa mencari penghasilan lain untuk membiayai hidup mereka. Kristus tidak ingin jika murid-murid-Nya tidak percaya kepada Allah dan juga tidak percaya kepada saudara-saudara sebangsa mereka sendiri sampai merasa ragu akan mendapatkan penyediaan yang layak jika berada di antara mereka. Jika kamu memberikan pengajaran kepada mereka dan berusaha berbuat baik kepada mereka, maka mereka pasti akan memberimu makanan dan minuman yang kamu perlukan, dan jika mereka melakukannya, janganlah kamu menginginkan makanan yang lezat-lezat dan mewah-mewah; Allah akan memberimu upah setelah ini, tetapi untuk sementara waktu kamu harus terus bekerja.
- V. Tata cara yang harus mereka ikuti ketika memasuki suatu tempat (ay. 11-15). Mereka pergi dengan tidak mengetahui tempat yang dituju, tidak diundang, tidak diharapkan kedatangannya, tidak mengenal siapa-siapa, dan tidak dikenal siapa-siapa; tanah kelahiran mereka merupakan tanah yang asing bagi mereka. Jadi, petunjuk apa yang harus mereka turuti? Jalan apa yang harus mereka tempuh? Kristus tidak akan mengutus mereka tanpa memberikan petunjuk-petunjuk yang lengkap, dan inilah petunjuk-petunjuk itu:
- . Dalam hal ini mereka diberi perintah bagaimana harus bersikap terhadap orang-orang yang tidak mereka kenal. Bagaimana bersikap:
- (1) Di suatu kota atau desa yang asing: apabila kamu masuk ke sebuah kota, carilah di situ seorang yang layak.
- [1] Orang-orang yang seperti ini sudah seharusnya ada di setiap tempat. Mereka ini lebih cenderung akan menerima Injil dan para pemberitanya daripada orang lain, sekalipun pada saat itu ada banyak penyimpangan dan kemurtadan. Perhatikanlah, dalam waktu dan tempat yang paling buruk pun kita bisa tetap berharap dengan sukacita bahwa ada sebagian orang yang tidak ikut-ikutan orang lain dan lebih baik daripada tetangga-tetangga mereka. Mereka seperti orang-orang yang berenang melawan arus atau gandum di tengah ilalang. Orang-orang kudus pun ada dalam keluarga Kaisar Nero. Carilah siapa yang layak, siapa yang takut akan Tuhan, dan yang melaksanakan ajaran-ajaran terang yang sudah mereka ketahui. Orang-orang yang terpandang belum tentu pantas menerima tawaran Injil. Namun sebagian orang akan lebih mempunyai kecenderungan daripada sebagian yang lain untuk menyambut dengan baik para rasul dan pesan yang mereka bawa, dan mereka tidak akan menginjak-injak permata ini dengan kaki mereka. Perhatikanlah, para pelayan Tuhan haruslah terutama melihat apakah orang memang sudah mempunyai kecenderungan untuk berbuat baik, dan ini harus dijadikan petunjuk dan juga dorongan bagi mereka untuk berhubungan dengan orang lain. Injil akan jauh lebih bermanfaat bagi orang yang memang sudah mempunyai kecenderungan hati kepadanya, karena mereka pasti akan dapat menerimanya; dan orang seperti ini dapat dijumpai di sana-sini.
- [2] Mereka harus mencari orang-orang seperti ini, bukan mencari-cari tempat penginapan yang paling baik; tempat penginapan umum tidaklah cocok bagi mereka karena mereka tidak membawa uang sepeser pun (ay. 9), atau berharap akan mendapat uang (ay. 8). Karena itu, mereka harus mencari tempat menginap di rumah-rumah penduduk, dengan orang-orang yang akan menyambut mereka dengan baik, yang tidak mengharapkan imbalan apa-apa kecuali upah nabi atau upah rasul, yaitu doa dan ajaran mereka. Perhatikanlah, orang yang mau menyambut Injil tidak boleh menggerutu mengenai biaya yang harus mereka keluarkan karena Injil itu atau berharap akan menerimanya kembali di dunia ini. Para rasul harus mencari-cari bukan siapa yang kaya, melainkan siapa yang layak, bukan siapa yang paling terhormat, melainkan siapa yang paling baik. Perhatikanlah, ke mana pun murid-murid Kristus pergi, mereka harus bertanya siapa orang-orang yang baik yang ada di setiap tempat yang mereka kunjungi, dan harus berusaha untuk mengenal orang-orang itu. Jika kita menerima Allah sebagai Allah kita, maka kita juga harus menerima orang-orang-Nya sebagai orang-orang kita juga, dan bersukacita di dalam kesamaan kita sebagai umat Allah. Paulus dalam perjalanan-perjalanannya di semua tempat berusaha mencari tahu kalau-kalau ada saudara-saudara dalam Kristus yang tinggal di tempat-tempat itu (Kis. 28:14). Dalam hal ini tersirat bahwa jika mereka benar-benar mencari tahu siapa yang layak, mereka akan menemukan orang-orang itu. Orang yang lebih baik daripada tetangganya pastilah diketahui banyak orang, dan siapa saja bisa memberi tahu mereka bahwa di tempat ini atau itu ada orang yang jujur, sederhana, dan baik hati; karena seperti minyak wangi, sifat baik ini menembus keluar dan mengisi ruangan dengan aroma harumnya. Setiap orang tahu di mana rumah sang pelihat (1Sam. 9:18).
- [3] Setelah mendapatkan rumah orang yang layak, mereka harus tetap tinggal di situ; ini menunjukkan bahwa mereka akan hanya tinggal sebentar saja di setiap kota, sehingga mereka tidak perlu berpindah-pindah tempat; karena itu, rumah apa pun yang pertama kali mereka tempati, di situlah mereka harus tetap tinggal sampai mereka meninggalkan kota itu. Jika mereka tidak mempunyai rencana yang baik dan selalu berpindah-pindah tempat tinggal, maka orang akan curiga kepada mereka. Perhatikanlah, murid-murid Kristus haruslah memanfaatkan tempat yang ada dengan sebaik-baiknya, diam di situ, dan tidak berpindah-pindah hanya karena merasa tidak suka atau tidak nyaman.
- (2) Di rumah-rumah yang asing. Apabila mereka sudah menemukan rumah orang yang dianggap layak, mereka harus memberi salam kepada mereka ketika akan masuk rumah. Dalam hal sopan santun, berilah salam terlebih dulu kepada orang sebagai tanda kerendahan hatimu. Janganlah mengira bahwa kamu direndahkan dengan menyalami orang atau menunggu dulu sebelum dipersilakan masuk. Berilah salam kepada keluarga itu:
- [1] Supaya bisa terus bercakap-cakap, dan dengan demikian kamu bisa menyampaikan pesan yang kamu bawa. Dari pembicaraan-pembicaraan umum, tanpa sadar kita bisa masuk ke dalam pembicaraan yang baik yang bisa membangun iman.
- [2] "Untuk mengetahui apakah kamu disambut atau tidak; kamu akan mengetahui apakah salammu diterima dengan malu-malu, dingin-dingin saja, atau langsung dibalas. Orang yang tidak menerima salammu dengan baik. juga tidak akan menerima pesan yang kamu bawa dengan baik; karena orang yang tidak benar dan tidak setia dalam perkara-perkara kecil. juga tidak akan benar dan tidak setia dalam perkara-perkara besar (Luk. 16:10).
- [3] Supaya kamu memperoleh pandangan yang baik di mata mereka. Berilah salam kepada mereka, supaya mereka melihat bahwa walaupun wajahmu tampak serius atau sungguh-sungguh, itu tidak berarti hatimu muram." Perhatikanlah, agama mengajar kita untuk berbudi dan bersikap sopan terhadap semua orang yang berhubungan dengan kita. Walaupun para rasul diutus dengan diberi wewenang dari Anak Allah sendiri, mereka tetap diberi pesan untuk tidak memberi perintah, melainkan harus memberi salam ketika hendak masuk ke rumah orang; karena mengingat kasihmu, lebih baik aku meminta, itulah cara yang digunakan Injil (Flm. 1:8-9). Jiwa-jiwa manusia dibawa kepada Kristus pertama-tama melalui tali persaudaraan, kemudian dipelihara dalam ikatan kasih (Hos. 11:4). Ketika Petrus menawarkan Injil kepada Kornelius, seorang bukan-Yahudi, Petrus disalami terlebih dulu (Kis. 10:25), karena orang bukan-Yahudi memperlakukan orang Yahudi sebagaimana mereka biasa diperlakukan.
- Setelah memberi salam kudus kepada keluarga tersebut, mereka harus menilai keluarga itu berdasarkan balasan yang diberikannya, dan bertindak lebih lanjut sesuai dengan balasan itu. Perhatikanlah, mata Allah selalu tertuju kepada kita, untuk mengawasi penghiburan apa yang kita berikan kepada orang-orang dan hamba-hamba-Nya yang baik; jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu (ay. 13). Jadi tampaknya setelah mereka mencari orang yang paling layak (ay. 11), mereka mungkin saja menemukan orang yang justru tidak layak. Perhatikanlah, walaupun baik untuk mendengar pendapat dan pandangan orang banyak, pendapat dan pandangan itu tidak seluruhnya bisa diandalkan; kita harus menggunakan hikmat kebijaksanaan dan melihat dengan kedua mata kita sendiri. Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik. Nah, petunjuk ini dimaksudkan:
- Pertama, untuk membantu para rasul. Salam yang biasa diucapkan adalah, "damai sejahtera bagimu." Salam ini, sebagaimana yang mereka maksudkan, mengacu kepada Injil. Maksudnya adalah damai sejahtera dari Allah, damai sejahtera dari kerajaan sorga, yang dinanti-nantikan banyak orang. Nah, supaya mereka tidak mengucapkan salam ini kepada sembarang orang, karena banyak yang memang sangat tidak layak mendapatkan salam itu, maka petunjuk ini diberikan untuk memastikan bahwa salam itu sampai kepada orang yang benar. Kristus memberi tahu mereka bahwa doa Injil ini (begitulah salam tersebut dipakai sekarang sebagai doa) harus disampaikan kepada semua orang, seperti halnya Injil ditawarkan kepada semua orang tanpa kecuali. Mereka harus menyerahkan kepada Allah, yang mengetahui isi hati dan sifat orang yang sebenarnya, untuk menentukan siapa yang sungguh layak menerimanya dan siapa yang tidak. Jika mereka layak, mereka akan mendapat berkat dari salammu itu. Jika tidak, ya tidak apa-apa, kamu tidak akan menderita kerugian karena itu; salammu itu kembali kepadamu, seperti doa-doa Daud untuk para musuhnya yang tidak tahu berterima kasih (Mzm. 35:13). Perhatikanlah, kita harus menilai semua orang dengan kasih, berdoa dengan sungguh-sungguh bagi semua, dan bersikap baik kepada semua, karena itu adalah bagian kita, kemudian kita harus menyerahkan kepada Allah untuk menentukan bagaimana pengaruh semuanya ini atas mereka, karena itu adalah bagian-Nya.
- Kedua, sebagai petunjuk bagi mereka. "Jika setelah diberi salam mereka memang terlihat layak, tinggallah bersama mereka, supaya dengan demikian jadilah salammu itu turun ke atas mereka; beritakanlah Injil dan damai sejahtera Yesus Kristus kepada mereka. Tetapi jika tidak, jika mereka bersikap kasar dan menutup pintu bagimu, salammu itu kembali kepadamu sebanyak yang ada padamu. Tariklah kembali apa yang sudah kamu katakan dan berbaliklah dari mereka; dengan menghinamu seperti ini, mereka membuat diri mereka tidak layak menerima kebaikan-kebaikanmu yang lain, dan mereka sudah kehilangan kesempatan untuk mendapatkannya." Perhatikanlah, ketika sikap dan perbuatan kita sedang diuji, sering kali pada saat itu kita kehilangan berkat-berkat yang besar hanya karena kita mengabaikan hal-hal yang tampak remeh dan tidak penting. Dengan cara itulah Esau kehilangan hak kesulungannya (Kej. 25:34), dan Saul kehilangan kerajaannya (1Sam. 13:13-14).
- . Di sini mereka diberi petunjuk tentang bagaimana membawa pesan Injil kepada orang-orang yang menolak mereka. Orang-orang demikian (ay. 14) tidak akan mau menerima mereka maupun mendengar perkataan mereka. Mungkin para rasul itu berpikir bahwa karena sekarang mereka telah mempunyai suatu ajaran yang demikian untuk diberitakan dan memiliki kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat untuk memperkuat ajaran itu, maka tidak diragukan lagi bahwa mereka akan diterima dan disambut dengan baik di mana-mana. Karena itulah mereka diberi tahu sebelumnya bahwa akan ada orang yang tidak mengacuhkan dan menghina mereka serta pesan yang mereka bawa. Perhatikanlah, pengabar Injil yang terbaik dan terhebat sekalipun harus sadar bahwa mereka akan menemui sebagian orang yang sama sekali tidak akan mendengarkan mereka dan juga tidak akan menunjukkan sikap hormat terhadap mereka. Banyak orang akan memalingkan telinga, bahkan dari suara yang penuh sukacita ini, dan tidak akan mendengarkan suara tukang-tukang serapah atau suara pembaca mantera yang pandai (Mzm. 58:6). Camkanlah, "Mereka tidak akan menerima kamu dan tidak akan mendengar perkataanmu." Perhatikanlah, penghinaan terhadap Injil biasanya beriringan dengan penghinaan terhadap para pengabar Injil, dan penghinaan ini selalu ditujukan sebagai penghinaan terhadap Kristus. Namun, penghinaan ini juga akan dituntut pertanggungjawabannya. Sekarang, dalam kaitannya dengan masalah tersebut, kita baca:
- (1) Pesan-pesan kepada para rasul mengenai apa yang harus mereka lakukan. Mereka harus keluar dan meninggalkan rumah atau kota itu. Perhatikanlah, Injil tidak akan tinggal lama-lama dengan orang yang tidak mau mendengarkannya. Pada waktu mereka pergi, mereka harus mengebaskan debunya dari kaki mereka:
- [1] Dengan perasaan benci terhadap kejahatan mereka. Penolakan mereka itu begitu kejinya sampai mengotori tanah yang mereka pijak, dan oleh sebab itu harus dikebaskan karena menjijikkan. Para rasul tidak boleh berhubungan atau bersekutu dengan mereka; bahkan mereka tidak boleh membiarkan debu dari kota itu menempel di kaki mereka. Perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku (Mzm. 101:3). Seorang abdi Allah di Betel pun dulu tidak boleh makan atau minum (1Raj. 13:9).
- [2] Untuk menyatakan secara terang-terangan murka Allah terhadap mereka. Ini untuk menunjukkan bahwa mereka jahat dan hina seperti debu, dan Allah akan mengebaskan mereka. Debu-debu di kaki para rasul, yang mereka kebaskan, akan menjadi saksi yang melawan mereka dan akan diajukan sebagai bukti bahwa Injil telah diberitakan kepada mereka (Mrk. 6:11, bdk. Yak. 5:3). Lihat bagaimana ini diterapkan dalam Kisah Para Rasul 13:51 dan 18:6. Perhatikanlah, orang yang menghina Allah dan Injil-Nya akan direndahkan.
- (2) Kutukan yang akan menimpa orang-orang yang menolak Injil atas kemauan mereka sendiri (ay. 15). Pada hari penghakiman, tanah Sodom, walaupun merupakan kota yang terkenal jahatnya, akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu. Perhatikanlah:
- [1] Akan datang hari penghakiman di mana semua orang yang menolak Injil pasti akan dituntut pertanggungjawabannya; meskipun saat ini mereka begitu mengolok-olok Injil. Karena mereka tidak mau mendengar ajaran yang akan menyelamatkan, maka mereka pun akan dibuat mendengar perkataan yang akan menghancurkan mereka. Penghakiman mereka ditangguhkan sampai datangnya hari itu.
- [2] Ada tingkat-tingkat hukuman yang berbeda pada hari itu. Siksaan neraka semuanya memang tidak tertahankan, namun sebagian siksaan akan lebih berat daripada sebagian yang lain. Sebagian orang berdosa akan tenggelam lebih dalam dan dicambuki lebih banyak daripada sebagian yang lain di neraka.
- [3] Hukuman bagi mereka yang menolak Injil akan lebih perih dan berat daripada hukuman bagi Sodom dan Gomora. Sodom dikatakan menanggung siksaan api kekal (Yud. 7). Tetapi siksaan itu akan ditimpakan dengan lebih berat kepada mereka yang menghina keselamatan kekal. Sodom dan Gomora sangatlah jahat (Kej. 13:13), dan dosa mereka yang terbesar adalah bahwa mereka tidak menerima malaikat-malaikat yang diutus kepada mereka, dan malah melecehkan mereka (Kej. 19:4-5). Mereka tidak mendengarkan perkataan mereka (ay. 14). Tetapi tanggungan mereka akan lebih ringan daripada tanggungan orang-orang yang tidak menerima pelayan-pelayan Kristus dan tidak mau mendengarkan perkataan mereka. Murka Allah kepada mereka akan lebih menyala-nyala, dan mereka akan menyesali sedalam-dalamnya perbuatan mereka dalam menolak Injil itu. Anakku, ingatlah, Aku sungguh akan menuntut orang-orang yang telah ditawari kehidupan kekal, namun justru memilih kematian. Dosa Israel pada waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya kepada mereka dipandang lebih keji daripada dosa-dosa Sodom (Yeh. 16:48-49), apalagi sekarang Dia mengutus Anak-Nya sendiri, Sang Nabi Agung.
Matthew Henry: Mat 10:16-42 - Pesan-pesan untuk Para Rasul Pesan-pesan untuk Para Rasul (10:16-42)
Semua ayat di atas menggambarkan penderitaan-penderitaan yang akan dialami para hamba Kristus dalam melaksa...
Pesan-pesan untuk Para Rasul (10:16-42)
- Semua ayat di atas menggambarkan penderitaan-penderitaan yang akan dialami para hamba Kristus dalam melaksanakan tugas mereka. Di sini mereka diajar untuk sadar akan hal ini dan bersiap-siap menghadapinya. Mereka juga diberi petunjuk bagaimana harus menanggung penderitaan itu dan bagaimana terus bekerja di tengah-tengah penderitaan yang mereka alami. Bagian khotbah ini melihat jauh ke depan melebihi apa yang terjadi pada tugas murid-murid sekarang ini, karena kita tidak mendapati mereka menjumpai penderitaan atau penganiayaan-penganiayaan besar ketika Kristus masih bersama mereka, dan juga mereka tidak mampu menanggungnya dengan baik. Sebaliknya, di sini mereka diberi peringatan mengenai berbagai kesukaran yang akan mereka jumpai sesudah kebangkitan Kristus, ketika tugas amanat mereka diperluas dan Kerajaan Sorga, yang sekarang belum tiba kedatangannya, akan benar-benar ditegakkan. Selama ini murid-murid hanya membayangkan kemegahan dan kekuasaan lahiriah, namun sekarang Kristus memberi tahu bahwa mereka harus berharap akan datangnya penderitaan-penderitaan yang lebih besar daripada yang sudah mereka alami selama ini, dan bahwa mereka akan diseret ke dalam penjara, walaupun sebenarnya mereka berharap akan dijadikan penguasa. Baik bagi kita untuk diberi tahu sebelumnya mengenai kesulitan-kesulitan yang akan kita jumpai, supaya kita bisa mempersiapkan diri untuk itu dan tidak menyombongkan diri seolah-olah kita sudah melepaskan kuk, padahal sebenarnya kita masih terbelit olehnya.
- Dalam perikop ini ada dua hal utama yang bercampur baur: I. Nubuat tentang penderitaan, dan II. Pesan-pesan berupa nasihat dan penghiburan untuk menghadapi penderitaan itu.
- I. Dalam perikop ini diceritakan tentang nubuat-nubuat tentang penderitaan yang harus dihadapi murid-murid dalam melaksanakan tugas mereka. Kristus sudah tahu sebelumnya penderitaan-penderitaan apa yang akan mereka alami, seperti halnya Ia tahu terlebih dulu penderitaan-penderitaan-Nya sendiri. Namun demikian, Ia tetap menyuruh mereka untuk terus maju, seperti yang juga dilakukan-Nya sendiri, dan memberitahukan semuanya ini terlebih dulu, bukan hanya supaya masalah-masalah itu tidak membuat mereka terkejut, dan dengan demikian mengguncangkan iman mereka, tetapi juga supaya pada saat nubuat penderitaan-penderitaan itu terbukti kebenarannya, iman mereka bisa dikuatkan.
- Ia memberi tahu mereka apa yang harus mereka derita, dan dari siapa datangnya penderitaan itu.
- . Apa yang harus mereka derita. Pastinya ini sesuatu yang sulit, karena, lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala (ay. 16). Apa yang bisa diharapkan dari kawanan domba yang lemah, tidak berdaya, dan tidak terlindungi di tengah-tengah kawanan serigala buas, kecuali bahwa mereka akan merasa cemas dan dicabik-cabik? Perhatikanlah, orang-orang jahat itu seperti serigala, mereka selalu ingin memangsa dan menghancurkan. Umat Allah, terutama pelayan-pelayan Tuhan adalah seperti domba di antara mereka, yang mempunyai sifat dan keinginan yang berlawanan, dan menjadi mangsa yang empuk dan mudah bagi mereka. Kelihatannya Kristus tidak berbuat baik dengan menempatkan mereka ke dalam keadaan yang begitu membahayakan ini, padahal mereka sudah meninggalkan semuanya untuk mengikuti-Nya. Namun Ia tahu bahwa kemuliaan yang akan diberikan kepada domba-domba-Nya pada hari penghakiman nanti, ketika mereka akan duduk di sebelah kanan-Nya, merupakan imbalan yang pantas bagi segala penderitaan dan pelayanan mereka ini. Mereka seperti domba di tengah-tengah serigala, dan ini sungguh menakutkan; tetapi Kristuslah yang mengutus mereka, dan ini sungguh membuat mereka terhibur; karena Ia yang mengutus mereka pasti juga akan melindungi dan meneguhkan mereka. Tetapi agar mereka tahu hal terburuk apa yang harus mereka hadapi, Ia memberi tahu mereka secara khusus masalah-masalah apa yang harus mereka ketahui akan terjadi.
- (1) Mereka harus sadar bahwa mereka akan dibenci (ay. 22). Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Ini merupakan akar dari semua permasalahan yang lain, dan akar ini memang pahit. Perhatikanlah, orang-orang yang dikasihi Kristus dibenci oleh dunia, seperti halnya ada orang yang dibenarkan oleh pengadilan namun dikutuk oleh negara. Jika dunia membenci Kristus tanpa alasan (Yoh. 15:25), maka tidak heran juga kalau dunia membenci orang-orang yang membawa citra-Nya dan yang melayani kepentingan-kepentingan-Nya. Kita benci akan sesuatu yang memuakkan, dan murid-murid Kristus dianggap sama dengan kotoran dari segala sesuatu (1Kor. 4:13). Kita benci akan sesuatu yang membahayakan, dan mereka dianggap sebagai orang-orang yang mencelakakan negeri (1Raj. 18:17), dan mendatangkan siksaan bagi semua orang di sekeliling mereka (Why. 11:10). Sangatlah menyedihkan jika kita dibenci dan dijadikan sasaran dari niat-niat jahat sesama kita, namun ini semua terjadi karena nama-Nya. Ungkapan tersebut selain berbicara mengenai alasan sebenarnya mengapa mereka dibenci, apa pun kesalahan yang dituduhkan kepada mereka, juga berbicara mengenai penghiburan bagi mereka yang dibenci itu. Mereka dibenci karena alasan yang baik, dan mereka memiliki seorang Teman yang baik yang berbagi dengan mereka di dalam penderitaan, dan menanggungkan penderitaan itu kepada diri-Nya sendiri.
- (2) Mereka harus sadar bahwa mereka akan ditangkap dan dituduh sebagai pembuat onar. Kebencian orang terhadap mereka itu tidak ada henti-hentinya, dan mereka tidak berdaya untuk melawannya. Orang tidak hanya akan berusaha, melainkan juga akan berhasil menyerahkan kamu kepada majelis agama (ay. 17-18), ke dewan-dewan pengadilan yang bertugas untuk menjaga ketenteraman masyarakat. Perhatikanlah, banyak kejahatan sering kali dilakukan terhadap orang-orang baik, dengan dalih untuk menjaga hukum dan keadilan. Di tempat pengadilan ada ketidakadilan, ketidakadilan yang menghukum (Pkh. 3:16). Mereka harus berharap akan datangnya masalah, bukan hanya dari hakim-hakim yang lebih rendah di dewan pengadilan, melainkan juga dari penguasa-penguasa dan raja-raja, sang hakim-hakim tertinggi. Digiring ke hadapan orang-orang seperti itu dengan tuduhan kejahatan seperti yang biasa dituduhkan kepada murid-murid Kristus sangatlah menakutkan dan juga membahayakan, karena kemarahan raja adalah seperti raung singa muda. Kita sering kali melihat hal ini digenapi dalam kisah para rasul.
- (3) Mereka harus sadar benar bahwa mereka akan dihukum mati (ay. 21). Mereka akan diserahkan untuk dibunuh, mereka akan mengalami kematian dalam keangkuhan orang dan kemuraman, pada waktu kematian menunjukkan dirinya sebagai raja yang mengerikan. Kebencian musuh-musuh mereka sedemikian memuncaknya sehingga mereka sanggup melakukan semuanya ini. Mereka haus akan darah orang-orang kudus, namun iman dan kesabaran orang-orang kudus akan tetap teguh menghadapinya: aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, karena semuanya ini terjadi oleh hikmat Kristus, yang mengubah darah para martir menjadi meterai kebenaran dan benih gereja. Oleh bala pasukan mulia yang tidak menyayangkan nyawa mereka sendiri ini Iblis ditaklukkan, dan kerajaan Kristus beserta kepentingan-kepentingannya menjadi sangat berkembang (Why. 11:11). Mereka dihukum mati sebagai penjahat, menurut pandangan musuh-musuh mereka, namun sebenarnya mereka diserahkan sebagai korban persembahan (Flp. 2:17; 2Tim. 4:6), sebagai korban bakaran dan persembahan pujian bagi kemuliaan Allah dan kebenaran-Nya dan kepentingan-Nya.
- (4) Di tengah-tengah penderitaan ini, mereka harus sadar bahwa mereka akan dicap dengan berbagai sebutan dan sifat yang paling menjijikkan dan memalukan dari semua yang mungkin diberikan orang. Para penganiaya mereka di dunia ini akan merasa malu jika mereka tidak terlebih dulu memberikan kepada murid-murid Kristus tuduhan-tuduhan palsu yang membuat mereka dihukum, dan dakwaan-dakwaan dan fitnah-fitnah untuk membenarkan kebiadaban para penganiaya itu sendiri. Dalam perikop ini disebutkan bahwa murid-murid dipanggil dengan sifat yang teramat sangat jahat, yaitu sebagai Beelzebul, nama penghulu setan (ay. 25). Mereka menggambarkan murid-murid Kristus sebagai biang keladi yang melayani kepentingan kerajaan kegelapan, dan karena mereka tahu bahwa semua orang merasa membenci Iblis, maka dengan berbuat demikian mereka berusaha membuat murid-murid Kristus dibenci oleh semua umat manusia. Lihatlah, betapa sudah tertipunya dunia ini:
- [1] Musuh-musuh bebuyutan Iblis justru digambarkan sebagai teman-temannya. Para rasul, yang meruntuhkan kerajaan Iblis, malah disebut setan. Demikianlah manusia membuat penilaian sendiri terhadap hal-hal yang bukan hanya tidak mereka ketahui, melainkan juga yang mereka benci, yang bertentangan, dan yang merupakan kebalikan dari apa yang mereka sukai.
- [2] Hamba-hamba Iblis akan dipandang sebagai musuh-musuhnya, dan dengan mengaku berjuang melawan Iblis, mereka justru bisa melakukan pekerjaannya dengan sangat mudah dan berhasil. Sering kali orang yang dengan sendirinya merupakan kawan Iblis yang paling dekat adalah orang yang paling cocok untuk menggiring orang lain menjadi hamba-hamba Iblis, dan orang yang menggambarkan Iblis dengan gambaran-gambaran lain justru membuatnya bertakhta di dalam hati mereka sendiri. Untunglah, akan datang harinya ketika (seperti yang dinyatakan dalam ay. 26) apa yang tersembunyi akan dibukakan.
- (5) Penderitaan-penderitaan ini digambarkan di sini dengan pedang dan pemisahan (ay. 34-35). Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai, damai yang hanya sementara saja dan kemakmuran lahiriah. Mereka menyangka Kristus datang untuk memberikan kekayaan dan kekuasaan di dunia ini kepada semua pengikut-Nya. "Oh tidak," kata Kristus, "Aku tidak datang untuk memberi mereka damai; damai dari sorga pasti akan mereka terima, tetapi bukan damai di bumi." Kristus datang untuk mendamaikan kita dengan Allah, damai dengan hati nurani kita, damai dengan saudara-saudara kita, tetapi di dalam dunia kamu akan mengalami penganiayaan. Perhatikanlah, orang yang menyangka bahwa dengan mengakui kebenaran Injil mereka akan dibebaskan dari penderitaan di dunia ini adalah orang yang keliru memahami rancangan Injil, karena dengan Injil mereka justru lebih dihadapkan pada kesukaran dunia ini. Seandainya semua manusia di dunia ini menerima Kristus, maka pasti akan datang damai di seantero bumi, namun selama masih ada, dan akan ada lebih banyak orang yang menolak-Nya (mereka bukan hanya anak-anak dunia ini, melainkan juga keturunan ular), maka anak-anak Allah, yang dipanggil keluar dari dunia ini, harus menyadari bahwa mereka pasti akan mengalami buah-buah permusuhan orang-orang yang menolak Injil ini.
- [1] Jangan mengharapkan damai, harapkanlah pedang. Kristus datang untuk memberikan pedang Firman, yang harus dipakai murid-murid-Nya untuk berperang melawan dunia dan menaklukkan apa yang harus ditaklukkan oleh pedang tersebut (Why. 6:4; 19:21). Pedang penganiayaan, yang dipakai dunia untuk berperang melawan murid-murid, karena hatinya sudah tertusuk oleh pedang Firman itu (Kis. 7:54), dan tersiksa oleh kesaksian para saksi Kristus (Why. 11:10), menimbulkan kejahatan yang sangat kejam. Kristus mengirimkan Injil itu, yang memicu pencabutan pedang penganiayaan ini; artinya bahwa Kristus sendirilah yang mengirimkan pedang tersebut. Ia memerintahkan gereja-Nya untuk mengalami penderitaan sebagai ujian bagi umat-Nya dan untuk membawa pujian atas anugerah yang telah mereka terima, supaya semuanya ini bisa memenuhi takaran dosa musuh-musuh mereka.
- [2] Jangan mengharapkan damai, harapkanlah pemisahan (ay. 35). Aku datang untuk memisahkan. Pemisahan yang ditimbulkan dari pengabaran Injil ini bukanlah karena kesalahan Injil itu sendiri, melainkan karena orang-orang yang tidak mau menerimanya. Apabila sebagian orang percaya akan hal-hal yang disampaikan dan sebagian yang lain tidak, maka iman orang yang percaya akan mengutuk mereka yang tidak percaya, dan ini membuat orang-orang yang tidak percaya tersebut memusuhi mereka yang percaya tadi. Perhatikanlah, perselisihan yang paling keras dan paling kejam yang pernah timbul adalah perselisihan yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam agama. Rasa bermusuhan yang teramat sangat akan terjadi dalam diri para penganiaya, dan sebaliknya, keteguhan hati yang teramat sangat akan dipegang juga oleh mereka yang dianiaya. Demikianlah Kristus memberi tahu para murid-Nya penderitaan apa yang harus mereka tanggung, dan ini merupakan perkataan-perkataan yang keras. Jika mereka bisa tahan dengan semua ini, maka mereka bisa tahan dengan apa saja. Perhatikanlah, Kristus sudah berlaku adil dan setia kepada kita dengan memberitahukan hal terburuk apa yang akan kita jumpai dalam melayani-Nya. Ia juga ingin agar kita berlaku demikian kepada diri kita sendiri, dengan duduk tenang dan memperhitungkan untung ruginya.
- . Di sini mereka diberi tahu dari siapa dan oleh siapa datangnya penderitaan-penderitaan berat yang harus mereka tanggung ini. Pastilah neraka sendiri akan terbuka, dan setan-setan, yakni roh-roh yang putus asa dan ganas, yang tidak mempunyai bagian maupun kesempatan dalam keselamatan besar, akan menjelma di dunia, karena hanya musuh-musuh yang penuh dendam seperti mereka sajalah yang bisa melawan ajaran yang inti sarinya adalah damai sejahtera bagi manusia dan pendamaian dunia dengan Allah. Oh tidak, bisakah Saudara pikirkan itu? Semua kejahatan yang digambarkan ini akan dilakukan terhadap para pengabar Injil oleh orang-orang yang justru didatangi oleh para pemberita Injil itu sendiri, yang datang kepada mereka dengan kabar keselamatan itu. Begitulah, orang yang haus akan darah membenci orang saleh, tetapi orang yang jujur mencari keselamatannya (Ams. 29:10). Oleh sebab itu sorga begitu ditentang di bumi, karena bumi sangat dikuasai oleh kuasa dari neraka (Ef. 2:2).
- Murid-murid Kristus harus menanggung penderitaan-penderitaan yang berat ini:
- (1) Dari manusia (ay. 17). "Waspadalah terhadap semua orang. Kamu harus berjaga-jaga, bahkan terhadap mereka yang kodratnya sama dengan kamu." Sedemikianlah kebobrokan dan kemerosotan kodrat manusia itu (homo homini lupus -- manusia adalah serigala bagi sesamanya), cerdik dan licik seperti manusia, namun kejam dan biadab seperti binatang, dan sama sekali tidak menunjukkan perikemanusiaan. Perhatikanlah, penganiayaan dan permusuhan yang membabi buta mengubah orang menjadi binatang buas, seperti Iblis. Paulus berjuang melawan binatang buas dalam rupa manusia di Efesus (1Kor. 15:32). Sungguh menyedihkan melihat bagaimana jadinya dunia ini, sahabat-sahabat terbaik yang dimilikinya pun perlu waspada terhadap sesama manusia. Penderitaan yang harus ditanggung oleh hamba-hamba Kristus ini semakin bertambah berat karena penderitaan itu timbul dari orang-orang yang adalah tulang dari tulang mereka sendiri, yang diciptakan dari darah yang sama. Dalam hal ini para penganiaya itu lebih buruk daripada binatang buas, sebab mereka memangsa korban dari jenis mereka sendiri, karena sævis inter se convenit ursis -- bahkan orang biadab pun menghormati sesama mereka sendiri. Sangatlah menyedihkan jika manusia bangkit melawan kita (Mzm. 124:1-8), sementara justru darinya kita mengharapkan perlindungan dan rasa simpati. Manusia, tidak lebih dari itu, hanya manusia saja, manusia dan bukan orang kudus, manusia duniawi (1Kor. 2:14) dan orang-orang dunia ini (Mzm. 17:14). Orang-orang kudus lebih dari manusia dan ditebus dari antara manusia, karena itu mereka dibenci oleh manusia. Jika sifat manusia tidak dikuduskan, maka sifat itu menjadi sifat yang paling buruk di dunia ini setelah sifat Iblis. Mereka adalah manusia, dan karena itu mereka adalah ciptaan yang lebih rendah, bergantung pada orang lain, dan akan mati. Mereka adalah manusia, namun mereka hanyalah manusia saja (Mzm. 9:21), dan siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati? (Yes. 51:12). "Waspadalah terhadap manusia," demikianlah yang dikatakan Dr. Hammond; "waspadalah terhadap orang-orang yang kamu kenal, terhadap anggota-anggota Sanhedrin (majelis agama Yahudi), yang menolak Kristus" (1Ptr. 2:4).
- (2) Dari orang-orang yang mengaku beragama, orang-orang yang mempunyai suatu bentuk kesalehan, dan yang memamerkannya kepada semua orang. Mereka akan menyesah kamu di rumah ibadat mereka, tempat mereka bertemu untuk menyembah Allah dan untuk menjalankan kewajiban agama mereka, sehingga mereka memandang penyesahan terhadap hamba-hamba Kristus ini sebagai salah satu bentuk ibadah. Lima kali Paulus disesah orang-orang Yahudi di tempat-tempat ibadah mereka (2Kor. 11:24). Orang-orang Yahudi, dengan semangat yang berkobar-kobar terhadap Musa, merupakan penganiaya Kristus dan Kekristenan yang paling keras, dan mereka memandang kemarahan yang membabi buta ini sebagai suatu bentuk ibadah yang bisa mendatangkan pahala. Perhatikanlah, murid-murid Kristus sudah banyak menderita di tangan para penganiaya yang fanatik, yang menyesah mereka di rumah-rumah ibadat, mengusir dan membunuh mereka. Dengan melakukan semuanya ini mereka menyangka bahwa mereka berbuat bakti bagi Allah (Yoh. 16:2), dengan berkata, "Baiklah TUHAN menyatakan kemuliaan-Nya" (Yes. 66:5), dan, "terpujilah TUHAN" (Za. 11:4-5). Namun, rumah ibadat tidaklah menguduskan penganiayaan, malah penganiayaan yang mencemari dan menajiskan tempat ibadat itu.
- (3) Dari para pembesar dan penguasa. Orang Yahudi hanya semampu menyesah mereka, tetapi ketika mereka sendiri tidak bisa berbuat lebih jauh lagi dari ini, maka mereka menyerahkan murid-murid kepada para penguasa Romawi, seperti yang mereka lakukan terhadap Kristus (Yoh. 18:30). Kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja (ay. 18), yang karena mempunyai kekuasaan lebih besar, maka mampu berbuat lebih jahat lagi. Para penguasa dan raja menerima kuasa mereka dari Kristus (Ams. 8:15), dan seharusnya mereka ini menjadi pelayan-Nya dan pelindung serta penjaga gereja-Nya, namun, yang terjadi malah mereka sering kali menggunakan kuasa mereka untuk melawan-Nya dan menjadi pemberontak terhadap Kristus dan penganiaya gereja-Nya. Raja-raja dunia bersiap-siap melawan kerajaan-Nya (Mzm. 2:1-2; Kis. 4:25-26). Perhatikanlah, sering kali orang-orang baik menjadi musuh bagi orang-orang besar.
- (4) Dari semua orang (ay. 22). Kamu akan dibenci semua orang, semua orang jahat, dan ini adalah orang-orang pada umumnya, karena seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. Begitu sedikitnya orang yang mencintai, mengakui, dan mendukung kepentingan tujuan Kristus, sehingga kita bisa berkata bahwa sahabat-sahabat Kristus dibenci semua orang. Mereka semua telah menyeleweng, dan karena itu mereka memakan habis umat-Ku (Mzm. 14:3). Ketika kemurtadan terhadap Allah semakin menghebat, semakin membesar pula permusuhan terhadap orang-orang kudus. Hal ini itu tampak lebih umum terjadi pada waktu-waktu tertentu dibandingkan pada waktu-waktu lain, tetapi racun ini selalu mendekam di hati semua orang durhaka. Dunia membenci kamu sebab dunia mengikut binatang itu (Why. 13:3). Semua orang adalah pendusta, karena itu mereka membenci kebenaran.
- (5) Dari sanak saudara mereka sendiri. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh (ay. 21). Dalam keadaan ini anak akan melawan ayahnya sendiri. Bahkan orang-orang dari jenis kelamin yang lebih lemah dan lembut pun akan menjadi penganiaya dan yang dianiaya. Anak perempuan akan menganiaya ibunya yang percaya, padahal orang menyangka bahwa kasih sayang orangtua dan kewajiban seorang anak akan dapat mencegah atau menghentikan pertengkaran. Jadi tidaklah heran jika menantu perempuan melawan ibu mertuanya, karena sering kali kasih yang menjadi dingin membuat orang ingin mencari gara-gara (ay. 35). Pada umumnya, musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya (ay. 36). Orang-orang yang seharusnya menjadi kawan akan dipanas-panasi untuk melawan seseorang yang memeluk iman Kristen. Apalagi ketika sang kawan tetap setia kepada imannya ketika dianiaya, mereka akan bergabung dengan para penganiaya yang lain untuk melawannya. Perhatikanlah, ikatan persaudaraan yang kuat yang dibangun di atas dasar kasih dan kewajiban pun sering kali dapat dihancurkan oleh rasa permusuhan terhadap Kristus dan ajaran-Nya. Begitu kuatnya prasangka terhadap agama yang benar, dan begitu berkobarnya semangat untuk agama palsu, sehingga segala kepentingan yang lain, yang paling kodrati dan suci, yang paling menarik dan menawan hati, dikorbankan begitu saja kepada dewa Molokh. Orang-orang yang bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan yang diurapi-Nya bahkan sanggup memutuskan ikatan-ikatan ini, dan membuang tali-tali persaudaraan itu dari mereka (Mzm. 2:2-3). Mempelai-mempelai Kristus menanggung penderitaan-penderitaan yang berat dari kemarahan putera-putera ibu mereka sendiri (Kid. 1:6). Penderitaan yang ditimbulkan dari orang-orang seperti itu pasti lebih menyedihkan. Tiada hal lain yang lebih menusuk hati daripada hal ini, engkau, orang yang dekat dengan aku (Mzm. 55:14), dan permusuhan dari orang-orang seperti itu biasanya dipenuhi dengan kebencian yang paling mendalam; saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri daripada kota yang kuat (Ams. 18:19). Permasalahan-permasalahan seperti ini banyak dijumpai oleh para martir baik pada zaman dulu maupun sekarang. Secara keseluruhan, tampak bahwa semua orang yang hidup kudus dalam Yesus Kristus harus menderita penganiayaan, dan melalui banyak pencobaan kita harus berharap akan masuk ke dalam kerajaan Allah.
- II. Bersama dengan nubuat-nubuat kesengsaraan ini, Kristus juga memberikan sejumlah nasihat dan penghiburan kepada mereka ketika sedang menghadapi masa pencobaan. Kristus memang mengutus mereka di dalam keadaan yang rentan terhadap bahaya, dan itu memang diharapkan-Nya, tetapi Ia juga memperlengkapi mereka dengan segala petunjuk dan dorongan yang cukup untuk menguatkan mereka dan membantu mereka mengatasi semua pencobaan ini. Mari kita lihat apa saja yang dikatakan-Nya:
- . Dengan memberikan nasihat dan petunjuk untuk beberapa hal.
- (1) Hendaklah kamu cerdik seperti ular (ay. 16). "Kamu boleh cerdik seperti itu" (demikianlah sebagian orang hanya mengartikannya sebagai suatu izin). "Kamu boleh bersikap sewaspada mungkin, asalkan kamu tulus seperti merpati." Namun sebenarnya pernyataan ini lebih tepat dimengerti sebagai suatu pedoman yang mengajar kita bahwa hikmat orang bijak, yaitu memahami jalan-jalannya, sungguh bermanfaat kapan saja, terutama pada masa-masa penderitaan. "Oleh sebab itu, karena kamu rentan terhadap bahaya, seperti domba di tengah-tengah serigala, hendaklah kamu cerdik seperti ular. Bukan cerdik seperti serigala, yang menggunakan kelicikannya untuk menipu yang lain, melainkan seperti ular, yang menggunakan kecerdikannya hanya untuk membela dan menyelamatkan diri." Murid-murid Kristus dibenci dan dianiaya sebagai ular, dan kehancuran mereka diharapkan banyak orang, oleh karena itu mereka perlu cerdik seperti ular. Perhatikanlah, adalah kehendak Kristus sendiri bahwa karena umat dan pelayan-pelayan-Nya pada umumnya akan dihadapkan pada masalah-masalah di dunia ini, maka mereka tidak perlu membahayakan diri sendiri, melainkan harus menggunakan segala sarana yang baik dan benar dan yang tidak melawan hukum untuk melindungi diri mereka sendiri. Kristus memberi kita suatu contoh bagaimana bersikap cerdik seperti ini (21:24-25; 22:17-19; Yoh. 7:6-7), selain banyak kejadian lain yang menggambarkan bagaimana Ia menghindar dari tangan-tangan musuh, sampai saat-Nya tiba. Lihat bagaimana Paulus bertindak bijak dalam Kisah Para Rasul 23:6-7. Dalam melakukan pekerjaan Kristus, kita tidak boleh terikat dengan hidup kita sendiri dan segala kenikmatannya dan tidak boleh berlebihan menikmati segala kesenangan hidup itu. Kebijaksanaan ular adalah untuk melindungi kepalanya supaya tidak diremukkan, supaya tidak mendengarkan suara pembaca mantera yang pandai (Mzm. 58:6), dan untuk berlindung di dalam lekuk-lekuk di gunung batu. Dalam hal inilah kita harus cerdik seperti ular. Kita harus bijak, untuk tidak mendatangkan masalah bagi diri kita sendiri; bijak untuk berdiam diri pada waktu yang jahat dan berusaha sebaik mungkin untuk tidak menyerang.
- (2) Hendaklah kamu tulus seperti merpati. "Hendaklah kamu bersikap lemah lembut, tunduk dan sabar dan tidak pemberang; jangan menyakiti orang lain, berniat jahat pun tidak. Jangan cepat marah, seperti halnya merpati. Sifat ini harus berjalan seiring dengan sifat yang sebelumnya." Mereka diutus ke tengah-tengah serigala, oleh sebab itu mereka harus cerdik seperti ular, tetapi mereka juga diutus seperti domba, karena itu mereka harus tulus seperti merpati. Kita harus cerdik untuk tidak menyalahkan diri. Namun, lebih baik menyalahkan diri sendiri daripada menyalahkan orang lain. Kita harus menggunakan ketulusan merpati untuk menanggung berbagai penderitaan daripada memakai kecerdikan ular untuk menyakiti orang lain atau membalas dendam. Perhatikanlah, murid-murid Kristus harus terus berusaha bersikap tulus dan sopan di dalam perkataan dan perbuatan, terutama dalam berhubungan dengan musuh-musuh mereka yang ada di antara mereka. Kita perlu mempunyai sifat seperti burung merpati ketika kita diserang oleh burung pemangsa, agar kita tidak memancing keributan atau menjadi terpancing karenanya. Daud lebih menginginkan sayap-sayap merpati, untuk terbang dan merasa tenang, daripada sayap rajawali. Roh yang turun kepada Kristus mengambil rupa burung merpati, dan semua orang percaya ikut ambil bagian dalam Roh Kristus, yakni roh yang seperti burung merpati, yang terlahir untuk mewujudkan kasih, bukan peperangan.
- (3) Waspadalah terhadap semua orang (ay. 17). "Teruslah berjaga-jaga, dan hindarilah pergaulan yang membahayakan. Perhatikan apa yang kamu katakan dan lakukan, janganlah terlalu mempercayai orang dan janganlah mudah tertipu oleh manusia yang berpura-pura. Berhatilah-hatilah terhadap hal-hal atau orang-orang yang paling dekat denganmu, janganlah percaya kepada teman, atau bahkan kepada perempuan yang berbaring di pangkuanmu" (Mi. 7:5). Perhatikanlah, orang-orang yang berbelas kasihan harus juga berhati-hati, karena kita diajar untuk tidak berharap kepada manusia. Betapa suramnya dunia yang kita tinggali ini sampai-sampai kita tidak tahu lagi siapa yang harus dipercaya. Sejak Tuhan kita dikhianati dengan sebuah ciuman oleh salah seorang murid-Nya sendiri, maka untuk selanjutnya pun kita perlu waspada terhadap semua orang, dan terhadap saudara-saudara yang palsu.
- (4) Janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan (ay. 19). "Ketika kamu dibawa ke hadapan pengadilan, bersikaplah sopan, tetapi janganlah kamu menyiksa dirimu dengan memikirkan bagaimana caranya kamu bisa terlepas dari semua masalah ini. Memang kamu harus berpikir dengan bijak, tetapi tidak dengan cemas, gundah-gulana dan gelisah. Serahkanlah kekhawatiranmu ini kepada Allah, termasuk juga apa yang harus kamu makan dan apa yang harus kamu minum. Janganlah berusaha mencari-cari perkataan yang cocok, ad captandam benevolentiam -- untuk mencari keuntungan sendiri dengan usaha sendiri. Janganlah menyampaikan sesuatu dengan ungkapan yang indah-indah, atau berlagak seperti orang pandai, dan mengulur-ulur waktu, karena ini hanya akan memberi kesan bahwa kamu sedang berusaha menutup-nutupi kejahatan yang kamu lakukan. Perbuatan baik tidak perlu ditutup-tutupi. Dengan merasa cemas seperti ini, kamu tidak akan memberikan kesan yang baik tentang dirimu, karena seolah-olah bukti pembelaanmu tidak cukup untuk dibiarkan berbicara sendiri. Kamu tahu atas dasar apa kamu pergi, dan karena itu verbaque prævisam rem non invita sequentur -- pernyataan-pernyataan yang tepat dengan sendirinya akan datang juga." Tidak pernah ada orang yang bisa berbicara lebih baik di hadapan penguasa-penguasa dan raja-raja daripada ketiga orang pemenang ini, yang tidak memikirkan terlebih dulu apa yang harus mereka katakan, "Wahai Nebukadnezar, tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini" (Dan. 3:16; Mzm. 119:46). Perhatikanlah, murid-murid Kristus harus lebih memikirkan bagaimana bersikap baik daripada berbicara baik; bagaimana menjaga nama baik dan keutuhan diri mereka daripada membelanya. Non magna loquimur, sed vivimus -- Hidup kita sendirilah, dan bukan kata-kata sombong, yang memberikan pembelaan yang terbaik.
- (5) Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain (ay. 23). "Tolaklah mereka yang menolak kamu dan ajaranmu, dan lihatlah apakah orang lain juga tidak mau menerima kamu dan ajaranmu. Berpindahlah dari satu tempat ke tempat lain demi keselamatanmu sendiri." Perhatikanlah, dalam menghadapi bahaya yang mengancam, murid-murid Kristus boleh dan harus berusaha menyelamatkan diri sendiri dengan cara melarikan diri, jika Allah dalam pemeliharaan ilahi-Nya memang membukakan pintu bagi mereka untuk meloloskan diri. Orang yang melarikan diri bisa berjuang kembali. Bukanlah hal yang memalukan bagi prajurit-prajurit Kristus untuk melarikan diri dari suatu tempat, asalkan mereka tidak lantas berhenti melakukan pekerjaan. Mereka boleh lari menghindari bahaya, namun tidak boleh lari menjauh dari kewajiban. Lihat betapa pedulinya Kristus terhadap murid-murid-Nya sampai Ia mau menyediakan tempat pelarian dan perlindungan bagi mereka. Karena diberikan perintah demikian, maka penganiayaan itu tidak akan mengamuk di semua tempat pada waktu yang sama. Bila kota yang satu sudah terlalu panas bagi mereka, maka kota yang lain disediakan sebagai tempat berlindung yang sejuk dan sebagai sebuah tempat pengungsian kecil; ini merupakan suatu pertolongan yang harus dimanfaatkan, jangan diabaikan. Akan tetapi, melarikan diri ini bisa dilakukan selalu dengan satu syarat, yaitu bahwa sarana yang tidak benar dan terlarang tidak boleh digunakan untuk melarikan diri, karena bila tidak demikian, maka pintu yang tersedia itu sesungguhnya bukan pintu yang dibukakan Allah. Kita banyak melihat contoh kejadian yang menggambarkan penerapan perintah ini baik dalam sejarah Kristus maupun para rasul-Nya, dan dalam semua kejadian itu, yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat dan keutuhan diri dalam mengikuti Kristus.
- (6) Janganlah kamu takut terhadap mereka (ay. 26), karena mereka hanya berkuasa membunuh tubuh (ay. 28). Perhatikanlah, sudah menjadi kewajiban dan kepedulian murid-murid Kristus untuk tidak boleh takut terhadap musuh-musuh mereka yang paling hebat sekalipun. Orang yang benar-benar takut akan Allah tidak perlu takut terhadap manusia, dan orang yang takut berbuat dosa yang paling kecil tidak perlu takut terhadap masalah yang paling besar. Takut kepada orang mendatangkan jerat, jerat yang membingungkan dan yang mengganggu ketentraman hati kita; jerat itu melilit, dan menarik kita untuk berbuat dosa. Karena itu kita harus berjaga-jaga, berusaha, dan berdoa melawan jerat ini. Memang masa di mana kita hidup ini selalu sulit, musuh semakin ganas, dan peristiwa hidup selalu mengancam. Namun demikian, kita tidak perlu takut, kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, karena kita mempunyai Allah yang begitu baik, pekerjaan yang begitu luhur, dan pengharapan yang begitu baik dalam karunia.
- Memang gampang dikatakan, namun apabila pencobaan benar-benar datang, siksaan dan penganiayaan, penjara dan terali, kapak dan tiang gantungan, api dan kayu bakar, semuanya ini sungguh mengerikan. Hati orang yang paling gagah berani pun bisa gentar dan melangkah mundur, apalagi kalau jelas-jelas ada kesempatan menghindar dengan hanya beberapa langkah mundur saja. Karena itu, supaya kita kuat menghadapi cobaan ini, dikatakan di sini,
- [1] Alasan yang baik untuk tidak merasa takut, yaitu karena kekuatan musuh ada batasnya. Mereka dapat membunuh tubuh, ini yang paling bisa mereka lakukan dalam amukan mereka. Hanya sampai di sini mereka bisa menyakiti kita, jika Allah mengizinkannya, dan tidak lebih dari itu. Mereka tidak berkuasa membunuh jiwa, atau menyakitinya, dan jiwa adalah manusia itu sendiri. Dengan demikian tampak bahwa jiwa tidak tertidur di dalam kematian (seperti yang dibayangkan sebagian orang), dan juga tidak terpisah dari pikiran atau pengindraan, karena jika tidak demikian, membunuh tubuh berarti juga membunuh jiwa. Jiwa dibunuh bila jiwa itu terpisah dari Allah dan kasih-Nya, yang adalah sumber hidup dari jiwa itu sendiri. Ia dibunuh bila menjadi bejana dari murka-Nya. Ini semua berada di luar kekuasaan orang-orang yang hanya bisa membunuh tubuh. Pencobaan, kesukaran, dan penganiayaan dapat memisahkan kita dari dunia, tetapi tidak dari Allah, juga tidak bisa membuat kita tidak mengasihi-Nya atau dikasihi-Nya (Rm. 8:35-37). Karena itu, jika kita lebih peduli terhadap jiwa kita dan memperlakukannya sebagai permata yang berharga, maka kita tidak akan takut lagi terhadap manusia, karena mereka tidak berkuasa merampasnya dari kita. Mereka hanya dapat membunuh tubuh, yang dengan sendirinya akan mati, bukan jiwa, yang akan terus hidup dalam dirinya dan Allahnya, kendati tubuhnya dibunuh oleh musuh-musuhnya. Mereka hanya bisa menghancurkan wadah luarnya saja. Ada seorang kafir yang menentang penindasnya dengan berkata demikian, "Tunde capsam Anaxarchi, Anaxarchum nom laedis -- Kamu mungkin bisa melecehkan Anaxarchus, tetapi kamu tidak bisa melukai Anaxarchus sendiri." Permata yang berharga sama sekali tidak tersentuh. Seneca mengartikan bahwa kita tidak bisa menyakiti manusia yang bijak dan baik, karena manusia demikian tidak memandang kematian itu sebagai sesuatu yang sungguh menyakitkan baginya. Si maximum illud ultra quod nihil habent iratæ leges, aut sævissimi domini minantur, in quo imperium suum fortuna consumit, æquo placidoque animo accipimus, et scimus mortem malum non esse ob hoc, ne injuriam quidem -- Jika kita menghadapi saat kematian atau kebinasaan dengan ketenangan hati dan pengendalian diri -- yang setelahnya hukum yang tidak adil dan penguasa yang keji tidak punya kekuatan untuk menyakiti kita dan di mana nasib tidak lagi berkuasa atas kita -- maka kita tahu bahwa kematian bukanlah sesuatu yang mengerikan lagi, karena kematian tidak menggoreskan luka sedikit pun (Seneca, De Constantid).
- [2] Obat yang baik untuk melawan penganiayaan atau kematian adalah takut akan Allah. Takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Perhatikanlah,
- pertama, neraka adalah tempat yang menghancurkan jiwa maupun tubuh; jadi masalahnya bukan keberadaan dari salah satunya, tetapi bagaimana keberadaan dari keduanya itu, baik atau tidak, dan ini menentukan kebinasaan manusia itu seluruhnya. Sebab, jika jiwa hilang, maka tubuh pun hilang. Keduanya berdosa secara bersama-sama; tubuh adalah penggoda bagi jiwa untuk berbuat dosa, tubuh merupakan alat untuk berdosa, dan keduanya pun harus menderita bersama-sama selamanya.
- Kedua, pembinasaan ini datang dari kuasa Allah, Ia berkuasa membinasakan. Pembinasaan ini dilakukan dengan kemuliaan kekuatan-Nya (2Tes. 1:9). Dalam hal ini Ia akan menyatakan kuasa-Nya, bukan hanya wewenang-Nya untuk menghukum, melainkan juga kemampuan-Nya untuk menjalankan hukuman itu (Rm. 9:22).
- Ketiga, oleh karena itu Allah haruslah ditakuti, bahkan oleh orang-orang yang paling kudus di dunia sekalipun. Dengan menyadari kedahsyatan Tuhan, kita mengajak sesama manusia untuk tunduk dan hormat kepada-Nya. Kita harus takut akan Dia sama seperti takut akan murka-Nya, demikian pula sesuai dengan kedahsyatan murka-Nya itu, demikian pula seharusnya rasa takut kita akan Dia, terutama karena tidak ada orang yang mengenal kekuatan murka-Nya (Mzm. 90:11). Kalau Adam saja yang dalam keadaan tidak berdosa merasa hormat dan tunduk oleh karena suatu ancaman, maka tiada seorang pun murid Kristus yang boleh menyangka bahwa mereka tidak perlu memiliki perasaan takut yang kudus ini. Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN. Allah Abraham, walaupun Abraham sudah mati, disebut Yang Disegani oleh Ishak, yang masih hidup (Kej. 31:42, 53).
- Keempat, takut akan Allah dan akan kuasa-Nya yang bertakhta di dalam jiwa merupakan penangkal yang ampuh terhadap perasaan takut manusia. Lebih baik tidak disukai oleh seluruh dunia daripada tidak disukai oleh Allah, dan karena itu baiklah bagi kita untuk taat kepada Allah daripada manusia (Kis. 4:19), karena selain ini baik, hal tersebut juga sungguh aman bagi kita. Orang yang takut terhadap manusia yang memang akan mati, pasti sudah melupakan TUHAN yang menjadikan mereka (Yes. 51:12-13; Neh. 4:14).
- (7) Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang (ay. 27). "Apa pun risiko yang kamu hadapi, teruslah bekerja, siarkan dan nyatakan Injil kekal ke seluruh dunia; ini adalah pekerjaanmu, ingat itu! Musuh membuat rancangan bukan hanya untuk menghancurkan kamu, melainkan juga untuk mengekang Injil, dan karena itu, apa pun akibatnya, beritakanlah Injil itu." Apa yang Kukatakan kepadamu, katakanlah itu. Perhatikanlah, apa yang disampaikan para rasul kepada kita sama dengan apa yang mereka terima dari Yesus Kristus (Ibr. 2:3). Mereka memberitakan apa yang Dia katakan kepada mereka -- itu saja, hanya itu, dan tidak ada yang lain kecuali itu. Duta-duta ini menerima perintah-perintah secara pribadi, di dalam gelap, dengan berbisik-bisik, di sudut ruangan, dalam perumpamaan-perumpamaan. Kristus berbicara tentang banyak hal secara terbuka, namun apa yang dibicarakan-Nya secara pribadi tidak ada yang berbeda dengan apa yang disampaikan-Nya kepada umum (Yoh. 18:20). Akan tetapi, perintah-perintah khusus yang Dia berikan kepada murid-murid-Nya tentang Kerajaan Allah setelah kebangkitan-Nya disampaikan secara pribadi (Kis. 1:3), karena pada waktu itu Ia memang tidak pernah memperlihatkan diri-Nya secara terbuka. Namun demikian, mereka harus memberitakan kata-kata-Nya di depan umum, dalam terang, dan dari atas rumah, karena ajaran Injil merupakan kepedulian dari semua orang (Ams. 1:20-21; 8:2-3), dan oleh sebab itu siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar. Tanda pertama yang menunjukkan diterimanya orang-orang bukan-Yahudi ke dalam gereja dapat dilihat dari atas rumah (Kis. 10:9). Perhatikanlah, tidak ada satu bagian pun dalam Injil Kristus yang karena suatu alasan apa pun perlu disembunyikan, seluruh maksud Allah haruslah diberitakan (Kis. 20:27). Di dalam jemaat yang begitu beragam, hendaklah Injil diberitakan dengan jelas dan disampaikan dengan seutuhnya.
- . Dengan memberikan penghiburan dan dorongan. Banyak hal yang dikatakan di sini untuk menghibur dan mendorong, dan semuanya itu hanya sedikit jika kita melihat banyaknya kesulitan yang harus mereka hadapi selama perjalanan pelayanan mereka. Dengan melihat kelemahan mereka pada waktu itu, tampak juga bahwa tanpa adanya dukungan yang kuat, mereka tidak akan bisa bertahan mengabarkan Injil dalam keadaan seperti itu. Oleh karenanya Kristus menunjukkan kepada mereka mengapa mereka harus merasa berbahagia:
- (1) Ada satu pernyataan khusus mengenai misi mereka pada saat itu, "Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang" (ay. 23). Mereka harus memberitakan bahwa kerajaan Anak Manusia, yang adalah Sang Mesias, sudah dekat. Mereka harus berdoa, "Datanglah kerajaan-Mu." Sekarang mereka tidak harus mengunjungi seluruh kota-kota di Israel, tetapi mereka harus berdoa dan mengabarkan Injil sebelum kerajaan itu datang, yang ditandai oleh kemuliaan Kristus dan pencurahan Roh Kudus. Sungguh menghibur:
- [1] Bahwa apa yang mereka katakan akan terpenuhi. Mereka berkata bahwa Anak Manusia akan datang, dan lihatlah, Ia datang. Kristus akan menguatkan perkataan hamba-hamba-Nya (Yes. 44:26).
- [2] Bahwa perkataan mereka itu akan terwujud segera. Perhatikanlah, pekerja-pekerja Kristus bisa merasa tenang karena waktu kerja mereka hanya sebentar, dan akan selesai dengan segera. Pekerja upahan bekerja pada hari yang ditentukan; pekerjaan dan perjuangan sebentar lagi akan tuntas.
- [3] Bahwa pada waktu itu mereka akan diangkat untuk menduduki tempat yang lebih tinggi. Pada saat Anak Manusia datang, mereka akan menerima kuasa dari Yang Mahatinggi. Sekarang mereka diutus sebagai pelaku dan utusan, tetapi sebentar lagi amanat mereka akan diperluas, dan mereka akan diutus sebagai duta-duta berkuasa penuh ke seluruh dunia.
- (2) Berikut ini adalah perkataan-perkataan yang banyak berhubungan dengan pekerjaan mereka pada umumnya, dan masalah-masalah yang akan mereka temui dalam melakukan pekerjaan itu, dan semua perkataan ini sungguh indah dan menghibur.
- [1] Bahwa penderitaan-penderitaan yang mereka alami adalah untuk kesaksian bagi para penguasa dan raja, dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah (ay. 18). Apabila majelis-majelis Yahudi menyerahkan kamu kepada para penguasa Romawi untuk dihukum mati, penyerahanmu dari satu pengadilan ke pengadilan lain itu akan membantu membuat kesaksianmu lebih diketahui umum, dan akan memberimu kesempatan untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi dan juga kepada orang-orang Yahudi itu sendiri. Ya, begitulah, kamu akan bersaksi kepada mereka dan melawan mereka melalui masalah-masalah yang kamu hadapi itu. Perhatikanlah, umat Allah, terutama pelayan-pelayan Tuhan, adalah saksi-saksi-Nya (Yes. 43:10), bukan hanya di dalam perbuatan baik, melainkan juga di dalam penderitaan mereka. Karena itulah mereka disebut martir, yakni saksi-saksi bagi Kristus, bahwa kebenaran-kebenaran yang dinyatakan-Nya tidak diragukan lagi pasti benar dan sangat bernilai. Dengan menjadi saksi-saksi bagi-Nya, mereka juga menjadi saksi-saksi yang melawan orang-orang yang menentang Dia dan Injil-Nya. Penderitaan-penderitaan para martir adalah karena mereka bersaksi bagi Injil yang mereka akui kebenarannya, dan dengan demikian mereka menjadi saksi-saksi mengenai permusuhan dari para penganiaya mereka. Dalam kedua hal tersebut mereka merupakan saksi-saksi yang melawan musuh mereka, dan akan dijadikan bukti pada hari penghakiman besar, di mana orang-orang kudus akan menghakimi dunia; dan alasan bagi penghakiman yang akan diberikan nanti adalah, "Segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku." Nah, jika penderitaan mereka adalah suatu kesaksian, maka sudah sepantasnya mereka menanggung penderitaan itu dengan penuh sukacita! Karena kesaksian itu tidak akan selesai sebelum datangnya penderitaan-penderitaan (Why. 11:7). Jika mereka adalah saksi-saksi Kristus, mereka harus memastikan bahwa mereka menanggung beban-beban mereka.
- [2] Bahwa dalam segala kesempatan mereka harus mengalami kehadiran Allah secara khusus bersama mereka dan bantuan langsung dari Roh Kudus-Nya, terutama ketika mereka dipanggil untuk memberikan kesaksian di hadapan penguasa-pengusasa dan raja-raja. Semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu (kata Kristus) pada saat itu juga ketika kamu akan berbicara. Murid-murid Kristus dipilih dari yang bodoh menurut dunia, orang-orang yang tidak berpendidikan dan tidak berpengetahuan, dan karena itu wajar saja kalau mereka tidak memercayai kemampuan-kemampuan mereka sendiri, terutama ketika diperhadapkan dengan para pembesar. Ketika Musa diutus untuk menghadap Firaun, ia mengeluh, "Aku ini tidak pandai bicara" (Kel. 4:10). Ketika Yeremia dipanggil untuk merobohkan kerajaan-kerajaan, ia berkeberatan, "Aku ini masih muda" (Yer. 1:6, 10). Nah, sebagai tanggapan dari pernyataan ini,
- pertama, mereka diberi janji bahwa semuanya itu akan dikaruniakan kepada mereka, bukan beberapa saat sebelumnya, melainkan pada saat itu juga ketika mereka harus berbicara. Mereka akan berbicara tanpa persiapan, namun akan berbicara sesuai yang diperlukan, dan mereka akan melakukannya dengan begitu baik seperti yang tidak pernah dilakukan orang sebelumnya. Perhatikanlah, ketika Allah memanggil kita untuk berbicara bagi-Nya, kita boleh bergantung pada-Nya untuk mengajar kita apa yang harus kita katakan, bahkan ketika kita sedang berjuang di dalam kemalangan dan ketawaran hati.
- Kedua, mereka diyakinkan bahwa Roh Kudus akan mengungkapkan pembelaan-pembelaan yang harus mereka ajukan. Bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu, yang berkata-kata di dalam kamu (ay. 20). Mereka tidak ditinggalkan sendiri pada saat-saat seperti itu, Allah yang menanggungnya untuk mereka. Roh-Nya yang penuh hikmat berbicara di dalam mereka, seperti halnya pemeliharaan ilahi-Nya yang kadang-kadang berbicara secara ajaib bagi mereka, dan oleh Roh hikmat dan pemeliharaan ilahi itu, mereka bahkan akan menyentuh hati nurani para penganiaya mereka. Allah memberi mereka kemampuan, bukan hanya untuk berbicara tepat seperti yang diperlukan, melainkan juga dalam apa yang mereka katakan, mereka mengatakannya dengan semangat yang kudus. Roh yang sama yang membantu mereka di mimbar, akan membantu mereka juga di pengadilan. Mereka pasti akan melaluinya dengan baik, karena mereka mempunyai Pembela yang begitu hebat seperti itu. Kepada mereka Allah berkata, seperti yang dikatakan-Nya kepada Musa, "Pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan diam di dalam hatimu" (Kel. 4:12).
- [3] Bahwa orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat (ay. 22). Sangatlah menghibur dalam hal ini untuk mengetahui,
- pertama, bahwa akan ada akhir dari segala penderitaan ini. Penderitaan bisa saja berlangsung lama, namun tidak akan terus ada untuk selamanya. Kristus sendiri menghibur diri-Nya dengan hal ini, dan para pengikut-Nya pun boleh demikian juga: apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi (Luk. 22:37; KJV, "Segala sesuatu yang berkaitan dengan Aku ada kesudahannya"). Dabit Deus his quoque finem -- Semuanya ini juga akan diakhiri oleh Allah. Perhatikanlah, jika kita percaya akan kesudahan masa-masa penderitaan, maka itu akan sangat membantu dalam menguatkan kita di dalam menanggung penderitaan. Ketika orang fasik berhenti menimbulkan huru-hara, orang yang kehabisan tenaga mendapat istirahat (Ayb. 3:17). Allah akan memberikan hari depan yang diharapkan (Yer. 29:11). Kesukaran-kesukaran yang kita hadapi sekarang mungkin membuat kita kehilangan semangat, seperti hari-hari orang upahan, tetapi, terpujilah Allah, semuanya itu tidak akan ada untuk selamanya.
- Kedua, bahwa walaupun berbagai kesukaran itu terus berdatangan, kita bisa menanggungnya. Seperti halnya masalah-masalah itu tidak akan ada untuk selamanya, demikian pula masalah-masalah itu bukan tidak tertahankan. Kita bisa menanggungnya, menanggungnya sampai pada kesudahan, karena kita akan ditopang di atas kesukaran itu, di dalam lengan-lengan yang kekal, Allah akan memberi kita kekuatan yang dibutuhkan (1Kor. 10:13).
- Ketiga, keselamatan merupakan upah kekal bagi mereka yang bertahan sampai pada kesudahannya. Badai topan dan cuaca buruk yang kita alami sekarang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kebahagiaan abadi yang akan kita nikmati pada saat kita pulang ke rumah Bapa. Iman akan mahkota kemuliaan telah menjadi penghibur dan kekuatan bagi orang-orang kudus yang menderita di segala zaman (2Kor. 4:16-17, 28; Ibr. 10:34). Ini bukan hanya suatu dorongan bagi kita untuk bertahan, melainkan juga suatu ajakan agar kita bertahan sampai pada kesudahannya. Orang yang hanya bertahan sebentar saja dan dalam masa pencobaan menjadi murtad sudah berjuang dengan sia-sia dan juga akan kehilangan segala sesuatu yang telah mereka capai. Hanya orang yang bertahan sampai akhir sajalah yang pasti akan mendapat imbalan, dan hanya mereka saja. Setialah sampai mati, maka kamu akan mendapatkan mahkota kehidupan.
- [4] Bahwa seberat apa pun masalah yang dihadapi murid-murid Kristus, semuanya itu tidaklah melebihi apa yang sudah dihadapi Guru mereka sebelumnya (ay. 24-25). Seorang murid tidak lebih daripada gurunya. Kita juga melihat perkataan ini dijadikan alasan mengapa mereka harus bersedia melakukan pekerjaan yang paling hina sekalipun, bahkan untuk saling membasuh kaki mereka (Yoh. 13:16). Di sini perkataan tersebut diberikan sebagai alasan mengapa mereka tidak boleh menyerah di dalam penderitaan yang paling berat sekalipun. Mereka diingatkan akan perkataan ini (Yoh. 15:20), sebuah ungkapan peribahasa, bahwa seorang hamba tidaklah lebih dari tuannya, karena itu, seorang hamba janganlah mengharapkan yang lebih baik daripada tuannya. Perhatikanlah,
- pertama, Yesus Kristus adalah Tuan kita, Tuan yang mengajar kita, dan kita adalah murid-murid-Nya, untuk belajar dari-Nya. Ia juga Tuan yang memerintah kita, dan kita adalah hamba-hamba-Nya yang harus mematuhi-Nya. Ia adalah Tuan rumah, oikodespotēs, yang mempunyai kekuasaan mutlak di dalam gereja, yang adalah keluarga-Nya.
- Kedua, Tuhan dan Guru kita Yesus Kristus menghadapi masalah-masalah berat di dunia. Orang-orang memanggil-Nya Beelzebul, dewa lalat, nama penghulu setan, dan mereka berkata bahwa Dia bersekutu dengannya. Dalam hal ini sulit dikatakan mana yang lebih mengherankan, kejahatan orang-orang yang melecehkan Kristus seperti itu, ataukah kesabaran Kristus untuk menahan diri walaupun dilecehkan demikian. Ia, yang adalah Allah segala Kemuliaan, direndahkan sebagai dewa lalat. Raja Israel dikatakan sebagai dewa Ekron. Raja segala terang dan hidup disebut penghulu kuasa-kuasa kegelapan dan kematian. Musuh dan Pembinasa Iblis yang terbesar diturunkan derajat-Nya menjadi sekutu Iblis. Namun dalam semuanya ini Ia tetap bertahan menghadapi perlawanan dari para pendosa itu.
- Ketiga, dengan melihat bagaimana Kristus dilecehkan di dunia ini, maka kita juga harus siap sedia menghadapi hal serupa dan menanggungnya dengan sabar. Janganlah kita merasa aneh jika orang-orang yang membenci-Nya juga membenci kita sebagai para pengikut-Nya, dan janganlah merasa berat jika orang-orang yang sebentar lagi akan dibuat serupa seperti Dia di dalam kemuliaan, sekarang dibuat serupa seperti Dia di dalam penderitaan. Kristus memulai dengan cawan yang pahit, jadi marilah kita juga bersedia menanggungnya bersama Dia. Dengan memanggul salib, Ia menjadikan segalanya menjadi mudah bagi kita.
- [5] Bahwa tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka (ay. 26). Dari perkataan ini kita bisa mengetahui,
- pertama, tentang pengungkapan Injil ke seluruh dunia. "Beritakanlah Injil (ay. 27), karena mau tidak mau Injil pasti akan diberitakan. Kebenaran-kebenaran yang sekarang tersembunyi dari umat manusia sebagai misteri akan diberitakan kepada segala bangsa di dalam bahasa mereka sendiri" (Kis. 2:11). Seluruh ujung bumi harus melihat keselamatan ini. Perhatikanlah, mereka yang melakukan pekerjaan Kristus boleh merasa berbesar hati dengan mengetahui bahwa pekerjaan yang mereka lakukan itu pasti akan selesai. Pekerjaan ini seperti pekerjaan membajak tanah yang akan dipercepat penyelesaiannya oleh Allah. Atau,
- kedua, perkataan ini untuk membersihkan nama baik hamba-hamba Kristus yang menderita, yang dipanggil Beelzebul. Sifat mereka yang sesungguhnya kini masih sangat tersamar oleh gambaran-gambaran palsu yang dilontarkan terhadap mereka, namun apa pun itu, sekaranglah waktunya kesalehan dan keunggulan mereka ditampakkan, semuanya akan diungkapkan. Terkadang hal tersebut terjadi secara besar-besaran di dunia ini, ketika melalui berbagai peristiwa yang datang silih berganti, kebenaran orang-orang kudus menjadi bersinar seperti cahaya. Namun demikian, pengungkapan secara menyeluruh akan terjadi pada hari penghakiman besar, di mana kemuliaan mereka akan dinyatakan ke seluruh bumi, dan kepada semua malaikat serta seluruh umat manusia, yang pada saat ini orang-orang kudus menjadi tontonan mereka (1Kor. 4:9). Segala penghinaan yang ditujukan kepada mereka akan dihapuskan, dan semua perbuatan baik serta pelayanan mereka yang sekarang tersembunyi akan diperlihatkan (1Kor. 4:5). Perhatikanlah, walaupun umat Allah difitnah dan dicela oleh manusia, mereka boleh merasa terhibur dengan mengetahui bahwa akan ada hari kebangkitan untuk nama, seperti juga untuk tubuh, pada akhir zaman, ketika orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari. Biarlah hamba-hamba Kristus tetap setia mengungkapkan kebenaran-kebenaran-Nya, dan berserah kepada Dia saja untuk menyatakan nama baik mereka pada waktu yang ditentukan.
- [6] Bahwa Allah di dalam pemeliharaan-Nya memerhatikan secara khusus orang-orang kudus di dalam penderitaan-penderitaan mereka (ay. 29-31). Baik bagi kita untuk kembali kepada dasar-dasar kebenaran kita yang utama, khususnya mengenai ajaran mengenai pemeliharaan Allah yang berlaku atas apa saja di seluruh alam semesta ini, yang meliputi segala makhluk dan semua perbuatan mereka, bahkan untuk hal yang paling kecil sekalipun. Alam sendiri mengajarkan hal ini kepada kita, dan ini sangat menghibur bagi umat manusia, terutama bagi semua orang baik yang di dalam iman dapat memanggil Allah ini sebagai Bapa mereka, yang memelihara mereka dengan penuh kelembutan. Perhatikanlah di sini:
- Pertama, pemeliharaan ilahi yang secara umum meliputi seluruh makhluk hidup, bahkan yang paling kecil sekalipun seperti burung pipit (ay. 29). Begitu tidak berartinya hewan yang mungil ini sampai satu ekor saja tidak ada harganya. Harus ada dua ekor untuk bisa dijual seduit (malah harus ada lima ekor untuk dihargai dengan dua duit, Luk. 12:6). Namun demikian burung-burung itu tidak luput dari pemeliharaan ilahi. "Seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu," yang berarti:
- . Ketika mereka turun ke tanah untuk mencari-cari makan, untuk memungut biji jagung, Bapamu di sorga, Dia-lah, dengan pemeliharaan-Nya, yang telah menyiapkan makanan bagi mereka. Dalam kitab lain yang juga berbicara tentang hal ini, yaitu Lukas 12:6, diungkapkan begini, "Tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah," lupa diberi makan; sebaliknya, Ia memberi mereka makan (Mat. 6:26). Karena itulah, Ia yang memberikan makan burung pipit pasti tidak akan membuat orang-orang kudus kelaparan.
- . Burung-burung itu tidak akan jatuh ke bumi dan mati, entah itu karena kematian alami atau karena kecelakaan, tanpa diketahui Allah. Jadi, walaupun mereka hanya merupakan bagian yang begitu kecil saja dari ciptaan, namun bahkan kematian mereka pun tidak luput dari perhatian pemeliharaan Allah. Apalagi kematian murid-murid-Nya! Lihatlah, burung-burung yang melayang tinggi di atas, jatuh juga ke bumi ketika mati. Kematian membawa yang paling tinggi kembali ke bumi. Sebagian orang berpendapat bahwa dalam hal ini Kristus merujuk kepada dua ekor burung yang dipakai untuk menahirkan orang yang sakit kusta (Im. 14:4-6). Kedua burung itu secara sepintas disebut burung pipit; yang satu dibunuh, dan dengan demikian jatuh ke bumi, dan yang lain dilepaskan. Nah, untuk memutuskan yang mana dari keduanya yang harus dibunuh kelihatannya merupakan sesuatu yang remeh. Orang yang harus membunuhnya mengambil yang mana saja yang ia suka, tetapi Allah di dalam pemeliharaan-Nya merancang dan menentukan mana yang harus mati. Nah, Allah ini, yang memperhatikan burung-burung pipit sedemikian rupa karena mereka adalah ciptaan-Nya, akan terlebih lagi memperhatikan kamu, yang adalah anak-anak-Nya. Jika burung pipit saja tidak akan mati tanpa sepengetahuan Bapamu, tentu manusia juga tidak, terutama kamu yang adalah seorang Kristen, seorang hamba, teman-Ku, dan anak-Ku. Seekor burung tidak akan jatuh ke dalam jerat pemburu unggas, atau karena tembakan si pemburu, dan dengan demikian tidak akan dijual di pasar, jika bukan menurut pemeliharaan ilahi. Musuh-musuhmu, seperti pemburu unggas yang licik, memasang jerat bagimu, dan dengan diam-diam menembakmu, namun mereka tidak dapat membawamu dan tidak dapat menangkapmu, jika Allah tidak mengizinkannya. Oleh sebab itu, janganlah takut terhadap kematian, karena musuh-musuhmu tidak akan mempunyai kuasa untuk melawanmu, kalau tidak diberikan kepada mereka dari atas. Allah bisa menghancurkan panah dan jerat mereka (Mzm. 38:13-16; 64:5, 8), dan membuat jiwa kita terluput seperti burung (Mzm. 124:7); sebab itu janganlah kamu takut (ay. 31). Perhatikanlah, ajaran tentang pemeliharaan ilahi dapat menenangkan segala ketakutan yang dirasakan umat Allah: Kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Semua manusia demikian adanya, karena makhluk lain diciptakan untuk manusia dan diletakkan di bawah kakinya (Mzm. 8:7-9). Terlebih lagi murid-murid Yesus Kristus, yang adalah orang-orang istimewa di bumi, meskipun saat ini mereka direndahkan seolah-olah tidak seharga dengan satu burung pipit.
- Kedua, perhatian khusus yang diberikan Allah kepada murid-murid Kristus, terutama di dalam penderitaan-penderitaan mereka (ay. 30), rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Ini adalah suatu ungkapan peribahasa yang menunjukkan betapa Allah sangat memerhatikan dan memedulikan umat-Nya, bahkan hal-hal yang kecil dan yang paling sedikit diperhatikan sekalipun. Mengenai hal ini, tidak perlulah kita bertanya-tanya mengenai kebenarannya, sebaliknya kita terdorong untuk hidup dengan terus bergantung pada pemeliharaan Allah yang meliputi segala kejadian. Pemeliharaan ilahi itu sama sekali tidak merendahkan kemuliaan yang tidak terbatas atau mengganggu ketenangan yang tidak terhingga dari Sang Akal Budi yang Kekal. Jika rambut manusia saja dihitung-Nya, apalagi kepala mereka. Terlebih lagi Ia akan mengurusi hidup mereka, kesejahteraan mereka, dan jiwa mereka. Ini menunjukkan bahwa Allah lebih memperhatikan mereka daripada mereka memperhatikan diri mereka sendiri. Orang biasanya cemas menghitung uang, barang, dan ternak mereka namun tidak pernah mau dengan teliti menghitung rambutnya, yang gugur dan hilang, dan mereka tidak pernah merasa kehilangan rambut mereka itu. Tetapi Allah menghitung rambut umat-Nya, dan tidak sehelai pun dari rambut kepala mereka akan hilang (Luk. 21:18). Mereka tidak akan dibiarkan disakiti sedikit pun, kecuali atas pertimbangan yang matang. Begitu berharganya orang-orang kudus, dan kehidupan, serta kematian mereka bagi Allah!
- [7] Bahwa Kristus sebentar lagi, pada hari kemenangan, akan mengakui orang-orang yang mengakui-Nya pada masa pencobaan, sementara mereka yang menyangkal-Nya akan disangkal dan ditolak-Nya untuk selama-lamanya (ay. 32-33). Perhatikanlah,
- pertama, kita wajib mengakui Kristus di depan manusia, dan jika kita melakukannya, maka pada masa nanti pengakuan kita akan menjadi suatu kehormatan dan kebahagiaan kita yang tidak terkira.
- . Kita wajib bukan hanya untuk percaya kepada Kristus, tetapi juga untuk mengakui iman kepercayaan itu, dengan menderita bersama-Nya pada waktu kita dipanggil untuk mengalaminya, dan juga dengan melayani-Nya. Kita tidak boleh merasa malu akan hubungan kita dengan Kristus, persekutuan kita bersama-Nya, dan hal-hal yang kita harapkan dari-Nya. Dengan inilah ketulusan iman kita dibuktikan, nama-Nya dimuliakan, dan orang lain pun dibangun.
- . Walaupun hal ini dapat membuat kita dicela dan dihadapkan pada masalah sekarang, kita akan mendapat balasan yang berlimpah karenanya pada hari kebangkitan orang-orang benar, di mana kita akan mendapat kehormatan dan kebahagiaan yang tidak terkira pada saat mendengar Kristus berkata (apalagi yang lebih membahagiakan dari ini?), "Aku akan mengakuinya, walaupun ia hanyalah cacing tanah yang tidak berharga, namun ia adalah salah satu kepunyaan-Ku, salah satu teman dan kesayangan-Ku, yang mengasihi-Ku, dan yang Aku kasihi, yang telah kutebus dengan darah-Ku, dan yang merupakan hasil karya Roh-Ku. Aku akan mengakuinya di depan Bapa-Ku, dan ini akan sangat menguntungkannya. Aku akan mengatakan hal-hal yang baik tentang dia, ketika dia berdiri di hadapan Bapa-Ku untuk menerima keputusan terakhir baginya. Aku akan mempersembahkannya, mewakilinya, di hadapan Bapa-Ku." Orang yang menghormati Kristus akan dihormati demikian oleh Kristus. Mereka menghormati-Nya di depan manusia, ini suatu hal yang sepele, dan Ia akan memberi mereka kehormatan di depan Bapa-Nya, ini suatu hal yang hebat.
- Kedua, orang yang menolak dan menyangkal Kristus di depan manusia akan mendapat bahaya besar, karena mereka yang melakukannya akan disangkal oleh-Nya pada hari penghakiman besar, ketika mereka justru paling membutuhkan-Nya. Ia tidak akan mengakui mereka sebagai hamba-hamba-Nya karena mereka tidak mengakui-Nya sebagai Tuan mereka, "Aku berkata, Aku tidak pernah mengenal kamu" (7:23). Pada abad-abad pertama Kekristenan, orang yang mengakui Kristus pasti akan kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya di dunia ini, dan karena itu, pengakuan di masa itu lebih dari sekadar ujian ketulusan; pengakuan di masa itu melebihi yang terjadi sekarang ini, yang memiliki banyak keuntungan duniawi yang menyertainya.
- [8] Bahwa dasar dari pemuridan mereka diletakkan sedemikian rupa sehingga mereka bisa mengalami penderitaan-penderitaan itu dengan sangat ringan dan mudah. Kristus juga memanggil mereka untuk menjadi pengikut-pengikut-Nya dengan satu syarat bahwa mereka harus siap untuk menderita (ay. 37-39). Pertama-tama Ia memberi tahu mereka bahwa mereka tidak layak bagi-Nya jika mereka tidak bersedia meninggalkan semuanya untuk mengikut Dia. Orang janganlah merasa bimbang dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang memang harus datang sebagai akibat dari pengakuan iman mereka, kalau mereka sudah memperhitungkannya dan menyatakan pengakuan mereka itu. Mereka harus memilih untuk menanggung kepenatan dan kesukaran itu dengan gembira atau membuang berbagai hak istimewa dan keuntungan yang akan diperoleh dari pengakuan iman mereka itu. Nah, dalam Kekristenan, orang-orang yang tidak menempatkan kepentingan Kristus di atas kepentingan-kepentingan yang lain dianggap tidak layak mendapat kehormatan dan kebahagiaan dari itu. Orang yang tidak setuju dengan syarat-syarat untuk mengadakan jual beli tidak dapat berharap akan menerima keuntungan-keuntungan dari jual beli itu. Nah, persyaratan ini sudah ditentukan. Jika agama memang berharga untuk apa saja, maka ia juga akan berharga untuk setiap hal; dan karena itu, siapa saja yang percaya akan kebenaran agama, ia juga akan segera membayar harganya; dan siapa saja yang menjadikan agama sebagai pekerjaan dan kebahagiaannya, ia akan menempatkannya di atas segala sesuatu. Orang yang tidak menyukai Kristus dengan syarat-syarat-Nya ini boleh meninggalkan-Nya dan menanggung sendiri akibatnya. Perhatikanlah, kita akan sangat dikuatkan jika berpikir bahwa apa pun yang kita tinggalkan, yang kita lepaskan, atau yang kita derita bagi Kristus, semuanya itu tidak menyusahkan diri kita sendiri. Kita akan terhibur dengan berpikir bahwa apa pun yang kita tinggalkan, semuanya itu memang sangat layak kita tinggalkan demi memperoleh mutiara itu. Syaratnya adalah bahwa kita harus lebih memilih Kristus.
- Pertama, kita harus lebih memilih Kristus daripada saudara-saudari kita yang paling dekat dan yang paling kita kasihi, bapa atau ibu, putra atau putri kita. Dalam hubungan kekeluargaan ini, biasanya hanya ada sedikit ruang untuk rasa iri hati, dan ada lebih banyak ruang untuk kasih. Oleh sebab itu, hubungan kekeluargaan ini dijadikan contoh sebagai hubungan yang paling besar pengaruhnya bagi kita. Anak-anak harus mengasihi orangtua mereka, dan orangtua harus mengasihi anak-anak mereka. Akan tetapi, jika mereka mengasihi keluarga mereka lebih dari Kristus, mereka tidak layak bagi-Nya. Seperti halnya janganlah kita dibelokkan dari Kristus oleh kebencian saudara-saudari kita seperti yang dibicarakan Kristus di sini (ay. 21, 35-36), demikian pula kita jangan ditarik menjauh dari-Nya oleh kasih mereka. Orang-orang Kristen harus seperti orang Lewi, yang berkata tentang ayahnya dan tentang ibunya, "Aku tidak mengindahkan mereka" (Ul. 33:9).
- Kedua, kita harus lebih memilih Kristus daripada kenyamanan dan keamanan kita sendiri. Kita harus memikul salib kita dan mengikuti-Nya, kalau tidak, maka kita tidak layak bagi-Nya. Perhatikanlah dalam hal ini:
- . Orang yang mau mengikut Kristus harus mengharapkan salib mereka dan memikulnya.
- . Dalam memikul salib, kita harus mengikut teladan Kristus, dan memikulnya seperti Dia memikul salib-Nya.
- . Ketika kita menghadapi salib, itu merupakan dorongan semangat yang luar biasa bagi kita, karena dengan memikulnya kita mengikut Kristus, yang sudah menunjukkan jalannya bagi kita, dan jika kita mengikuti-Nya dengan setia, Dia akan memimpin kita melewati berbagai penderitaan seperti Dia, untuk menuju kemuliaan bersama-Nya.
- Ketiga, kita harus lebih memilih Kristus daripada hidup itu sendiri (ay. 39). Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Orang yang menyangka sudah memperoleh nyawanya, sudah menyelamatkannya, dan sudah mempertahankannya, dengan menyangkal Kristus, akan kehilangan nyawanya dalam kematian kekal. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Kristus, yang bersedia kehilangan nyawanya daripada menyangkal Kristus, akan memperolehnya, dengan keuntungan yang tiada taranya, dalam kehidupan kekal. Orang yang paling siap menghadapi kehidupan yang akan datang adalah orang yang paling tidak terikat pada kehidupan sekarang.
- [9] Bahwa Kristus sendiri akan mendukung perbuatan mereka dengan sepenuh hati, sampai-sampai Ia menunjukkan diri-Nya sebagai Teman bagi semua teman mereka, dan membalas segala kebaikan mereka kapan saja waktunya (ay. 40-42). Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku.
- Pertama, dalam hal ini tersirat bahwa walaupun orang pada umumnya akan menolak mereka, namun mereka pasti akan bertemu dengan sebagian orang yang mau menerima dan menjamu mereka, yang mau menyambut pesan mereka dalam hati, dan mempersilakan para pembawa pesan ini masuk ke dalam rumah-rumah mereka, dan semuanya ini dilakukan orang-orang itu demi pesan itu sendiri. Demikianlah Injil itu seperti orang berjual beli, kalau yang ini tidak mau, yang lain akan mau membeli. Pada masa-masa yang paling gelap pun masih ada sisa-sisa umat Allah yang dipilih melalui anugerah. Hamba-hamba Kristus tidak akan bersusah payah dengan sia-sia.
- Kedua, Yesus Kristus menganggap apa pun yang dilakukan terhadap hamba-hamba-Nya yang setia, entah kebaikan atau kejahatan, itu sama saja dengan melakukannya terhadap diri-Nya sendiri. Ia merasa diperlakukan sebagaimana murid-murid-Nya diperlakukan. "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku." Penghormatan atau penghinaan yang diberikan kepada seorang utusan mencerminkan penghormatan atau penghinaan terhadap penguasa yang mengutusnya, dan hamba-hamba Kristus adalah utusan-utusan-Nya. Lihatlah bagaimana Kristus merasa senang dengan mereka yang mau memperlihatkan penghormatan mereka terhadap-Nya. Umat-Nya dan hamba-hamba-Nya selalu ada bersama kita, dan Ia selalu menyertai mereka, bahkan sampai pada akhir zaman. Bukan itu saja, penghormatan ini bahkan naik lebih tinggi lagi, "Barangsiapa yang menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku." Bukan hanya Kristus yang menganggap bahwa suatu hal yang dilakukan terhadap murid-murid-Nya dilakukan juga terhadap diri-Nya sendiri, Allah pun menganggapnya demikian, melalui Kristus. Dengan menyambut hamba-hamba Kristus, orang bukan hanya dengan tidak disadari menjamu malaikat-malaikat, melainkan juga menjamu Kristus, dan bahkan terlebih lagi, menjamu Allah itu sendiri, juga tanpa sadar, seperti yang tampak dalam 25:37, "Bilamanakah kami melihat Engkau lapar?"
- Ketiga, bahwa kebaikan yang dilakukan terhadap murid-murid Kristus itu, meskipun kecil sifatnya, karena kita tidak mampu melakukan sesuatu yang lebih, lakukan saja bila ada kesempatan, dan itu akan diterima, sekalipun hanya memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini (ay. 42). Murid-murid Kristus itu orang-orang kecil, miskin dan lemah, dan sering kali perlu sesuatu yang menyegarkan, dan mereka pasti akan senang meskipun menerima sedikit saja. Betapa luar biasanya hal yang kecil itu sampai secangkir air sejuk pun merupakan pertolongan yang sangat besar. Perhatikanlah, kebaikan yang ditunjukkan kepada murid-murid Kristus dihargai menurut ukuran Kristus, bukan menurut harga pemberian itu, melainkan menurut kasih dan perasaan si pemberi. Dengan demikian, berdasarkan ukuran seperti ini, maka uang si janda miskin yang sangat sedikit itu bukan saja dipandang berlaku, tetapi juga bernilai tinggi (Luk. 21:3-4). Jadi, orang yang benar-benar kaya dalam anugerah juga bisa kaya dalam perbuatan baik, meskipun mereka miskin dalam dunia.
- Keempat, kebaikan terhadap murid-murid Kristus yang akan diterima-Nya itu harus dilakukan dengan mata yang tertuju kepada-Nya, dan demi nama-Nya. Seorang nabi harus disambut sebagai nabi, seorang benar sebagai orang benar, dan salah seorang kecil ini sebagai seorang murid, bukan karena mereka orang terpelajar atau cerdas, juga bukan karena mereka saudara atau tetangga kita, melainkan karena mereka orang benar, yang karena demikian membawa citra Kristus. Mereka juga harus disambut karena mereka adalah nabi dan murid, yang diutus demikian untuk melakukan pesan Kristus. Kepedulian yang dilandasi rasa percaya kepada Kristuslah yang membuat kebaikan yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya memiliki suatu nilai yang berharga. Kristus sendiri tidak akan menunjukkan perhatian-Nya terhadap suatu perkara jika kita tidak terlebih dulu mengajak-Nya untuk memperhatikan perkara itu. Ut tibi debeam aliquid pro eo quod præstas, debes non tantum mihi præstare, sed tanquam mihi -- "Jika kamu ingin agar aku merasa memiliki kewajiban terhadapmu atas pelayanan apa saja yang kamu lakukan, maka kamu bukan hanya harus melaksanakan pelayanan itu, melainkan juga harus meyakinkan aku bahwa kamu melakukannya demi aku" (Seneca).
SH: Mat 10:1-15 - Duta Yesus (Rabu, 23 Januari 2013) Duta Yesus
Yesus memanggil para murid-Nya bukan berdasarkan standar umum seperti memiliki gelar, prestise, jabatan, atau profesi tertentu. Ia memilih...
Duta Yesus
Yesus memanggil para murid-Nya bukan berdasarkan standar umum seperti memiliki gelar, prestise, jabatan, atau profesi tertentu. Ia memilih berdasarkan kehendak-Nya semata. Sebagian besar murid sebelum dipanggil sudah memiliki kehidupan yang mapan. Ada juragan ikan, bendahara, pekerja bea cukai dll. Namun ketika Yesus memanggil mereka "Ikutlah Aku", segera mereka meninggalkan pekerjaan dan keluarga dan menyertai pelayanan Yesus. Mereka ditetapkan menjadi duta Injil, untuk menyampaikan keselamatan kepada dunia (5).
Yesus membekali mereka dengan otoritas (1) untuk mengusir setan dan melenyapkan segala penyakit. Ia menentukan cara pelayanan mereka, yaitu pelayanan bersama dengan orang lain, bekerja bersama-sama, dan bersama-sama bekerja. Duta tidak sembarang pergi ke mana ia mau. Sasaran yang dituju sudah ditentukan oleh Sang Pengutus (6). Perintah kerja juga dirincikan detail yaitu menyatakan kuasa kerajaan surga secara nyata (7-8). Duta melakukan pekerjaan ke segala tempat bukan dalam rangka wisata, tetapi menggenapi tuntutan tugas mulia dari Yesus yaitu menyampaikan Injil Kerajaan Sorga (7). Model pelayanan mereka persis seperti model kerja Yesus.
Selain perintah, Yesus juga memberi larangan, yaitu agar tidak merepotkan diri dengan perbekalan (9-10). Yesus, Sang Pengutuslah yang memelihara hidup mereka (10b). Yesus bisa memakai si penerima Injil untuk memelihara hidup si duta Injil (11-13). Pemberitaan Injil tidak boleh terbengkalai karena kebutuhan ekonomi.
Alangkah indahnya bila setiap berita Injil yang disampaikan duta diterima oleh semua orang. Namun Yesus sudah mengingatkan bahwa akan ada yang menolak Injil (13, 14, menolak salam). Yang menolak akan menerima penghakiman yang lebih berat daripada penghukuman Sodom dan Gomora (Kej. 19).
Menjadi duta Injil bukan pilihan juga bukan berdasarkan kerelaan sebagai relawan. Menjadi duta Injil adalah panggilan mulia, tugas setiap orang yang sudah mengalami kuasa dari Raja kerajaan surga.
SH: Mat 10:1-15 - Pengutusan Kedua Belas Rasul (Jumat, 27 Januari 2017) Pengutusan Kedua Belas Rasul
Setelah menasihati para murid untuk memohon pekerja kepada Allah Bapa (Mat. 9:38), Yesus tidak membiarkan para murid lep...
Pengutusan Kedua Belas Rasul
Setelah menasihati para murid untuk memohon pekerja kepada Allah Bapa (Mat. 9:38), Yesus tidak membiarkan para murid lepas tangan. Sang Guru mengajak para murid-Nya terlibat langsung dalam pekerjaan Allah dengan menjadi pribadi yang diutus (rasuli).
Kisah pengutusan kedua belas murid itu sangat menarik untuk disimak.
Pertama, Yesus memanggil para murid tidak hanya untuk menikmati persekutuan dengan-Nya, tetapi mau diutus (5) untuk membagikan apa yang pernah mereka rasakan saat bersama Yesus. Orang Kristen dipanggil tidak untuk menikmati sendirian saja kasih Kristus, tetapi juga memberikan kesempatan bagi orang lain untuk merasakannya.
Kedua, Yesus tidak mengutus orang sendirian saja. Perhatikan kata "kedua belas murid itu". Bahkan, Markus mencatat bahwa para rasul itu diutus berdua-dua (Mrk. 6:7). Dengan berdua-dua, mereka dapat saling mendukung, menguatkan, atau menguji jika ada suatu pendapat. Bisa jadi, Yesus hendak menghindari kecenderungan sikap sombong dalam diri para murid-Nya. Jika hanya satu orang, saat berhasil mudah bagi dia untuk mengklaim sukses tersebut sebagai karyanya sendiri. Pengutusan secara kelompok memampukan orang belajar memahami bahwa keberhasilan bukan karyanya semata, tetapi orang lain, juga Tuhan.
Ketiga, Yesus memberi kuasa-kuasa memberitakan Injil, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, dan mengusir setan-setan (7-8) Jelaslah bahwa utusan membawa wibawa pribadi pengutusnya. Kenyataan ini seharusnya membuat para utusan Kristus tak perlu bersikap rendah diri. Bagaimanapun, Kristus yang telah mengutus dan memberi kemampuan kepada mereka.
Keempat, Yesus melarang para murid membawa harta dan bekal (9-10). Yesus hendak mengajar para murid-Nya pasrah total kepada-Nya selaku Pengutus. Artinya, Kristus yang akan mencukupkan kebutuhan mereka melalui orang-orang yang menerima pelayanan mereka. Dan sewajarnyalah, setiap utusan berserah diri secara total kepada Pribadi yang mengutusnya [YM].
SH: Mat 10:1-15 - Memberitakan Injil dengan Ramah-tamah (Sabtu, 16 Januari 2021) Memberitakan Injil dengan Ramah-tamah
Yesus memercayakan pengusiran roh-roh jahat dan penyembuhan segala penyakit dan kelemahan kepada murid-murid-Ny...
Memberitakan Injil dengan Ramah-tamah
Yesus memercayakan pengusiran roh-roh jahat dan penyembuhan segala penyakit dan kelemahan kepada murid-murid-Nya (1). Yesus mengutus para murid untuk memberitakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat (7). Yesus meminta kepada para murid untuk bermurah hati ketika melakukan perintah-Nya (8).
Yesus meminta para murid untuk memberitakan Kerajaan Surga kepada orang Israel terlebih dahulu. Pemberitaan mereka disertai dengan tanda-tanda kuasa dari Yesus yang melenyapkan kekuasaan si jahat, yaitu menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, dan mengusir setan-setan. Uniknya, Yesus meminta pemberitaan ini dilakukan dalam kesederhanaan. Pemberitaan yang sangat bergantung pada belas kasihan dan keramahtamahan orang lain (5-12).
Orang-orang yang menyambut para murid dengan belas kasihan dan memperlihatkan keramahtamahan inilah yang menerima kabar baik. Sedangkan, yang tidak menyambut mereka, akan menerima penghukuman. Yesus dengan bijak mengingatkan murid-murid bahwa ada orang-orang yang menolak dan menerima mereka.
Sebagai murid Yesus pada masa kini, kita adalah pemberita Injil Kerajaan Surga dengan konteks masa kini. Allah menghendaki agar kita menjadi orang yang sederhana. Kita membuka diri menerima belas kasih dan merasakan ramah-tamah dari orang-orang yang kita layani. Kita dilatih menjadi rendah hati dan tidak sombong. Keramahtamahan memberi ruang perjumpaan antara yang melayani dengan yang dilayani.
Di dalam ruang perjumpaan tersebut, kita tidak boleh merasa lebih tinggi dan lebih mengerti kebenaran. Kita tidak boleh menjadi sombong. Dengan rela hati menerima belas kasih, kita dapat terus belajar rendah hati dan tidak sombong.
Dengan terus belajar menyampaikan kabar baik dengan ramah-tamah, diri kita dan orang-orang yang kita layani menjadi terberkati. Mari kita memohon penyertaan Tuhan dalam setiap aktivitas pelayanan kita di mana pun. [JHN]
Baca Gali Alkitab 3
Matius menceritakan perihal Tuhan Yesus memanggil para murid-Nya untuk datang dan berkumpul bersama-Nya karena Dia hendak mengutus mereka. Ada dua konteks pengutusan para murid di dalam cerita Injil. Pertama, berhubungan dengan pengutusan 12 murid (bdk. Mrk. 6:7-13; Luk. 9:1-6). Kedua, ditujukan kepada 70 murid (bdk. Luk. 10:1-12).
Matius menyebut kumpulan murid-murid Tuhan Yesus "keduabelas murid" sebagai lambang "Israel yang baru". Mereka oleh Matius disebut rasul, yang secara harfiah artinya "yang diutus". Orang yang memperoleh sebutan ini mempunyai kuasa untuk bertindak atas nama yang mengutus dirinya. Karena para rasul diutus oleh Tuhan Yesus, maka mereka bertindak atas nama-Nya.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang dilakukan Tuhan Yesus terhadap para murid? (1)
2. Siapa sajakah nama-nama ke-12 rasul Tuhan Yesus? (2-4)
3. Wilayah mana yang tidak boleh didatangi, ke mana seharusnya mereka pergi, dan apa yang harus mereka lakukan di tempat tersebut? (5-8)
4. Barang-barang apa saja yang tidak boleh dibawa oleh para rasul dan di mana mereka boleh menginap? (9-11)
5. Dalam hal apa salam diberikan, dan bagaimana merespons terhadap penerimaan atau penolakan salam tersebut? (12-15)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa yang menjadi tugas dan panggilan Anda sebagai pengikut Tuhan Yesus?
2. Apakah Anda menikmati tugas dan panggilan Anda sebagai pengikut Tuhan Yesus pada saat ini?
Apa respons Anda?
1. Hambatan apakah yang Anda hadapi di dalam melakukan tugas dan panggilan Anda sebagai pengikut Tuhan Yesus?
2. Bagaimana Anda mengatasi hambatan tersebut?
Pokok Doa:
Permohonan penyertaan Allah untuk memperjelas panggilan hidup dan berkarya memuliakan nama-Nya.
SH: Mat 10:1-4 - Dipanggil untuk Menyelamatkan Kehidupan (Kamis, 26 Agustus 2021) Dipanggil untuk Menyelamatkan Kehidupan
Tuhan Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan ...
Dipanggil untuk Menyelamatkan Kehidupan
Tuhan Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk menyembuhkan orang-orang dari berbagai penyakit dan kelemahan (1).
Angka dua belas mempunyai makna simbolis kedua belas suku Israel, umat pilihan Allah dalam Perjanjian Lama. Pemanggilan kedua belas rasul memiliki makna umat Allah yang dibarui, yaitu jemaat Kristus dalam Perjanjian Baru. Kita dapat belajar dari kedua belas rasul yang diberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan berbagai penyakit dan kelemahan. Hal itu berarti bahwa umat Allah dalam Perjanjian Baru, yaitu gereja, mendapat kuasa sekaligus tugas yang sama.
Pertama, mengusir roh-roh jahat. Roh-roh jahat tidak hanya dimaknai sebagai kekuatan magis atau kekuatan kegelapan seperti jin, setan, dan hantu saja. Roh-roh jahat juga meliputi segala keinginan dan perbuatan jahat dalam kehidupan manusia. Segala bentuk kejahatan dan kriminalitas manusia termasuk di dalamnya. Semua kejahatan harus dilawan oleh para pengikut Kristus.
Kedua, melenyapkan segala penyakit. Hal tersebut berkaitan dengan segala penyakit fisik yang diderita oleh manusia. Artinya, gereja perlu memperlengkapi diri dengan kemampuan teknis dan medis untuk menolong orang sakit.
Ketiga, melenyapkan segala kelemahan. Artinya, gereja dapat melihat kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat, antara lain keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan.
Kedua belas rasul itu kini mewujud dalam keberadaan gereja yang mendapat tugas serupa. Karena itu, sebagai utusan Tuhan Yesus, gereja perlu membantu memerangi dan mengusir kejahatan dalam masyarakat, juga perlu terlibat dalam menanggulangi berbagai penyakit dan kelemahan dalam kehidupan masyarakat dengan misalnya menyediakan sarana kesehatan bagi jemaat dan bukan jemaat jika memungkinkan.
Kiranya kita dimampukan untuk mewujudkan karya Kristus, yaitu memberi pertolongan bagi kehidupan masyarakat di dunia. [SRH]
SH: Mat 9:35--10:4 - Kasih yang mencari. (Kamis, 15 Januari 1998) Kasih yang mencari.
Dari sejak manusia jatuh ke dalam dosa, hati Allah yang penuh belas kasihan mencari Adam dan Hawa untuk menyelamatkannya. Kasih a...
Kasih yang mencari.
Dari sejak manusia jatuh ke dalam dosa, hati Allah yang penuh belas kasihan mencari Adam dan Hawa untuk menyelamatkannya. Kasih agung itu terus mencari, hingga menyuruh anak-Nya sendiri datang ke dunia untuk mewujudkan rencana kasih-Nya, menyelamatkan manusia yang terlantar seperti domba sesat. Kasih itu juga yang membawa Yesus untuk mencari, menyembuhkan dan mengajar rahasia kerajaan Allah. Dia juga menganjurkan para murid-Nya terus berdoa, supaya Bapa mengutus banyak pekerja menjadi mitra kerja-Nya di ladang Allah. Kasih yang sama juga telah mendorong Paulus berdoa agar dapat memahami betapa lebar, panjang, tinggi dan dalam kasih Kristus.
Mandataris Amanat Agung. Yesus memilih dan mengutus para murid untuk mulai melakukan pekerjaannya. Yesus mempersiapkan mereka agar pada saat Dia meninggalkan dunia ini, murid-murid-Nya sudah siap dan melipatgandakan pekerja-pekerja untuk memenangkan dunia ini bagi Yesus. Kitalah orang-orang percaya yang sudah mengalami jamahan dan sentuhan lembut cinta kasih Tuhan Yesus. Sudahkah kita melakukan pekerjaan, sebagai murid-murid-Nya?
Renungkan: Perintang orang menyaksikan kasih Yesus bukanlah situasi yang kurang menerima tetapi kesuaman kasihnya sendiri.
SH: Mat 9:35--10:4 - Teladan dan kuasa dalam pelayanan (Kamis, 25 Januari 2001) Teladan dan kuasa dalam pelayanan
Kemarin kita telah
belajar bahwa kita harus tunduk kepada Yesus
sebagai Tuhan. Hari ini kita akan belajar
bagaim...
Teladan dan kuasa dalam pelayanan
Kemarin kita telah belajar bahwa kita harus tunduk kepada Yesus sebagai Tuhan. Hari ini kita akan belajar bagaimana membuktikan penundukan diri kita. Salah satu caranya adalah melanjutkan misi-Nya di dunia. Kita menjadi pekerja-pekerja-Nya yang digerakkan oleh belas kasihan Yesus untuk mengabarkan Kabar Baik dan menjangkau mereka yang terhilang dalam masyarakat dengan memberikan kesembuhan kepada mereka yang sakit dan menguatkan mereka yang lemah tubuh.
Namun seringkali kita terlalu menitikberatkan kepada pelayanan pemberitaan Injil, sehingga mengesampingkan pelayanan-pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan sosial orang lain, karena kita menganggap bahwa masalah rohani lebih penting daripada masalah jasmani. Padahal Yesus dengan belas kasihan-Nya berusaha untuk menyembuhkan pribadi manusia secara utuh. Karena itu kita memang harus berkhotbah dan mengajar, namun kita pun harus meneladani pola pelayanan Yesus dan menyatakan kasih Allah seperti yang Yesus lakukan, dengan menyediakan makanan bagi yang lapar, merawat yang sakit, dan membela yang ditindas.
Selain model pelayanan Yesus, kita pun dapat meneladani rasul-rasul yang diutus oleh Yesus. Kuasa yang Yesus berikan kepada murid-murid-Nya memampukan mereka untuk melakukan pelayanan secara efektif dan berdampak nyata dalam kehidupan manusia (ayat 10:11). Mereka dilengkapi dengan kuasa karena merekalah yang telah dipilih dan dilatih oleh Yesus. Merekalah yang senantiasa berada dekat kaki Yesus dan mendapatkan pengajaran- Nya. Di samping itu mereka semua -- selain Yudas - - adalah murid-murid yang berkomitmen penuh kepada Yesus.
Renungkan: Marilah kita teladani pola pelayanan Yesus dan murid-murid-Nya. Selama ini mungkin pelayanan kita tidak efektif atau tidak memberikan dampak kepada kehidupan manusia secara langsung dan nyata. Jika demikian kita perlu mengevaluasi apakah selain kesibukan dalam berbagai aktifitas, kita senantiasa menyediakan waktu untuk duduk bersimpuh di kaki Yesus dan mendengarkan Dia. Satu hal lagi yang harus diingat adalah bahwa kuasa tidak selalu untuk melakukan mukjizat, tetapi meliputi kuasa untuk mengajar, berkhotbah, dan menghibur sehingga kasih Allah kepada manusia dapat dinyatakan kepada dunia.
SH: Mat 9:35--10:15 - Ladang dan Tugasku (Minggu, 23 Januari 2005) Ladang dan Tugasku
Perjalanan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa menghasilkan
suatu kesimpulan bahwa banyak orang yang hidup bagai domba t...
Ladang dan Tugasku
Perjalanan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa menghasilkan suatu kesimpulan bahwa banyak orang yang hidup bagai domba tak bergembala. Hal itu membuat hati Yesus tergerak oleh belas kasihan untuk menolong mereka (ayat 35-36). Apa yang Tuhan Yesus lakukan?
Tuhan Yesus memanggil dua belas orang untuk menjadi murid-Nya dan mereka mendapat gelar rasul yang berarti "yang diutus" (ayat 1-4). Tuhan Yesus mengutus mereka dengan kuasa untuk memberitakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Kedua belas rasul itu pun pergi sesuai perintah-Nya untuk menyatakan pertolongan Allah bagi orang banyak (ayat 7-8). Mereka diutus kepada orang Yahudi dan bukan kepada orang kafir (ayat 6). Apakah ini berarti keselamatan hanya untuk orang Yahudi? Tidak! Tuhan Yesus memang datang pertama-tama untuk orang Yahudi supaya janji Mesias bagi mereka tergenapi. Namun, kita melihat dengan jelas dalam Alkitab bahwa keselamatan bukan saja bagi orang Yahudi, tapi bagi semua manusia tanpa memandang suku dan bangsa.
Karena keselamatan adalah bagi semua bangsa, berarti berita bahwa Kerajaan Allah sudah dekat harus disampaikan kepada setiap orang. Siapa pun yang telah menerima kabar keselamatan ini, memiliki tugas menyampaikannya kepada orang lain agar mereka mengalami sukacita dan keselamatan dalam Kristus Yesus (ayat 8b). Untuk tugas ini, Allah memanggil mereka yang mau dan yang bersandar sepenuhnya pada Tuhan (ayat 9-11). Hati yang mau dipakai Tuhan untuk melayani tentu menyenangkan hati-Nya sebab hati sedemikian akan siap menerima tantangan apa pun dalam tugas pengutusan itu (ayat 11-14). Tuaian yang begitu banyak memerlukan penuai-penuai yang siap diutus. Tuaian itu adalah orang-orang yang haus, lelah, dan terlantar dalam kehidupan jasmani dan rohani. Kitalah para penuai itu, dan tuaian ada di sekeliling kita.
Renungkan: Hari ini yang kita butuhkan adalah hati seperti Tuhan Yesus yang penuh belas kasih pada orang-orang yang jiwanya terlantar.
SH: Mat 9:35--10:4 - Komitmen untuk ikut Tuhan (Selasa, 26 Januari 2010) Komitmen untuk ikut Tuhan
Mengapa Matius menaruh kisah pemanggilan lengkap para murid di pasal
10 ini? Di pasal 8-10 Matius menyisipkan tema pan...
Komitmen untuk ikut Tuhan
Mengapa Matius menaruh kisah pemanggilan lengkap para murid di pasal 10 ini? Di pasal 8-10 Matius menyisipkan tema panggilan pemuridan (ayat 8:18-22; 9:9-13) di tengah-tengah kisah pelayanan-Nya. Tujuannya jelas, yaitu agar para murid melihat dan mengerti misi dan cara Tuhan Yesus melayani, baru mereka bisa berkomitmen untuk menjadi murid-Nya. Itupun kita masih melihat bahwa di antara kedua belas murid itu, ada satu yang akan mengkhianati Yesus (ayat 4).
Demonstrasi Yesus lewat pengajarannya yang berotoritas dan kuasa
penyembuhan-Nya yang luar biasa bukan hanya untuk menyatakan
bahwa Dialah Allah yang perkasa. Lebih dari itu, Dia adalah
Allah yang hadir ke dalam dunia untuk menyatakan kasih dan
pertolongan Allah atas manusia yang menderita dibelenggu dosa
dan berbagai kelemahan. Ungkapan "seperti domba yang tidak
bergembala" dikutip dari Perjanjian Lama (Bil. 27:17;
Hanya milik Allah yang sudah ditebuslah yang bisa menjadi alat Allah yang kudus untuk memenangkan dunia yang dibelenggu dosa ini kembali kepada Allah. Yesus mempersiapkan para murid, yang kelak disebut gereja, untuk hal ini. Gereja perlu, pertama-tama memiliki hati Kristus yang peduli dan penuh kasih. Gereja harus bersumber dan bersandar pada kuasa-Nya yang dahyat untuk mendemonstrasikan kasih Allah tersebut lewat pemberitaan Injil dan uluran tangan kepedulian akan sakit penyakit dan berbagai penderitaan manusia berdosa. Maukah Anda dipersiapkan menjadi alat anugerah-Nya?
SH: Mat 10:5-15 - Perintah dan larangan. (Jumat, 16 Januari 1998) Perintah dan larangan.
Yesus mengutus duabelas murid-Nya untuk memberitakan Kerajaan Surga sudah dekat. Ia memerintahkan mereka untuk menyembuhkan or...
Perintah dan larangan.
Yesus mengutus duabelas murid-Nya untuk memberitakan Kerajaan Surga sudah dekat. Ia memerintahkan mereka untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan-setan. Dia juga membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati, dan yang tidak boleh dilanggar, antara lain: tidak menyimpang dari ladang yang ditentukan, tidak menuntut laba, tidak merepotkan diri dengan perkara-perkara jasmani. Tuhan Yesus menjamin kehidupannya dan tidak pernah merugikan hamba-hamba-Nya. Sedemikian penting kedudukan hamba-hamba-Nya di mata Tuhan, sehingga Dia berjanji bahwa orang-orang yang menerima mereka akan diberkati, tetapi yang menolaknya dihukum berat.
Adakah alasan kita untuk tidak setia? Kepedulian Tuhan Yesus pada kehidupan dan kebutuhan hamba-hamba-Nya; penghargaan-Nya pada pelayanan mereka, juga pengertian akan tantangan yang akan dihadapi, menyadarkan betapa berharganya kita hamba-hamba-Nya di mata Tuhan. Kalau demikian halnya, tegakah kita menyakiti hati Yesus dengan memilih-milih ladang dan ribut memperebutkan kedudukan?
Renungkan: Kesaksian kita bukan saja dalam bentuk kata dan jenis pelayanan, tetapi dalam hidup seutuhnya.
Doa: Ampunilah, kedaginganku mengingkari kesetian-Mu padaku.
SH: Mat 10:5-15 - Prinsip pelayanan yang efektif (Jumat, 26 Januari 2001) Prinsip pelayanan yang efektif
Para rasul yang diutus
tidak hanya diberi kuasa namun juga dibekali
prinsip-prinsip pelayanan yang sangat mendukung
...
Prinsip pelayanan yang efektif
Para rasul yang diutus tidak hanya diberi kuasa namun juga dibekali prinsip-prinsip pelayanan yang sangat mendukung pelayanan mereka. Apa sajakah?
Target pelayanan mereka harus jelas dan spesifik (ayat 5-6). Untuk misi pertama targetnya adalah bangsa Israel seperti misi pertama Yesus. Target inilah yang menjadi prioritas utama mereka dan hal- hal lain yang tidak menjadi target harus dikesampingkan. Mereka juga dilarang untuk membawa ekstra perbekalan, baik itu uang, pakaian, ataupun perlengkapan untuk bepergian. Tujuannya supaya mereka menjauhkan diri dari kemewahan dan tidak dibebani dengan perbekalan yang banyak, yang justru akan membuat mereka sibuk untuk menjaga perbekalannya daripada melayani dan hidup bergantung kepada Allah. Mereka juga tidak boleh mempunyai motivasi untuk mendapatkan keuntungan dalam bentuk apa pun dari orang-orang yang dilayani, sebab segala kuasa dan kemampuan yang mereka miliki adalah anugerah Allah (ayat 8).
Untuk tempat bermalam, mereka harus bergantung kepada kebaikan hati orang-orang yang mau memberi tumpangan. Jika mereka mendapatkan kesempatan untuk menumpang, mereka tidak boleh sembarangan menerima kebaikan hati orang lain. Mereka harus tinggal di rumah orang yang layak hingga berangkat lagi (ayat 11). Kelayakan orang yang memberi tumpangan diukur berdasarkan mau tidaknya ia menerima mereka dan mendengarkan pengajarannya (ayat 14). Prinsip tetap tinggal hingga berangkat kembali menegaskan bahwa utusan Yesus harus menghindari kemewahan dalam arti mereka tidak boleh memilih-milih atau berpindah-pindah untuk mendapatkan tempat yang nyaman.
Renungkan: Dari prinsip-prinsip yang diajarkan Yesus, bagi pelayan Kristen masa kini mungkin yang paling mengganggu konsentrasi mereka dalam pelayanannya adalah masalah harta dan kemewahan, karena seringkali harta dan kemewahan menjadi ukuran bagi kesuksesan seorang pelayan. Bila seorang pelayan Tuhan di kota besar belum berhasil memiliki mobil pribadi maka dapat digolongkan sebagai pelayan yang belum berhasil. Benarkah demikian? Seorang pengarang Kristen dari Amerika pernah mengatakan: jika setiap pelayan Kristen menghindari kemewahan dan hanya bergantung pada pemeliharaan Allah, betapa banyak orang yang menghina Injil telah dimenangkan. Setujukah Anda?
SH: Mat 10:5-15 - Pengutusan murid (Rabu, 27 Januari 2010) Pengutusan murid
Seperti apakah pengutusan Yesus yang pertama kepada para murid-Nya?
Keseluruhan pasal 10 akan memperlihatkan misi yang Yesus
...
Pengutusan murid
Seperti apakah pengutusan Yesus yang pertama kepada para murid-Nya? Keseluruhan pasal 10 akan memperlihatkan misi yang Yesus embankan kepada para murid akan merambah ke seluruh dunia.
Di perikop ini, misi para murid dibatasi hanya pada bangsa sendiri (ayat 5). Mengapa demikian? Ini adalah masalah strategi. Sama seperti Paulus yang memiliki strategi, bangsanya dulu baru kemudian ke bangsa lain (Rm. 1:16). Lagi pula keselamatan memang datang dari Israel (Yoh. 4:22). Kelak misi para murid akan menggenapi nubuat Yesus di Kis. 1:8: dari Yerusalem, ke Yudea, ke Samaria, akhirnya mencapai ujung bumi. Berita para murid sama dengan apa yang Yesus proklamasikan dan demonstrasikan (ayat 7-8; band. Mat. 4:23)! Isi berita mereka adalah bahwa Kerajaan Surga sudah dekat. Kerajaan Surga berisikan kabar baik pengampunan dosa, disertai demonstrasi kuasa yang membebaskan orang dari belenggu dosa dan berbagai kelemahan. Bandingkan ketika Yesus menyembuhkan orang lumpuh sebagai demonstrasi otoritas-Nya untuk mengampuni dosa (Mat. 9:6-7).
Dalam menjalankan misinya, para murid diminta untuk bersandar penuh pada kuasa Tuhan (ayat 9-10), tidak mengandalkan sumber manusiawi. Tuhan tidak selalu mencukupkan para hamba-Nya dengan berkat supranatural, tetapi dengan memakai orang lain juga. Paling sedikit tersirat dari penerimaan orang di kota di mana para murid memberitakan Injil (ayat 11-13). Mereka yang menerima anugerah Injil berkewajiban mendukung pemberita Injil. Inti di bagian ini adalah, "kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma" (ayat 8b).
Yesus mengingatkan para murid dan juga kita bahwa akan ada orang yang menolak pemberitaan kita. Kabar baik yang ditolak menjadi penghukuman buat mereka yang menolak. Oleh karena itu kita tidak perlu berkecil hati, melainkan tetap setia memberitakan dan melayani mereka yang menerimanya dengan sukacita.
SH: Mat 10:5-15 - Diutus ke Dalam Dunia (Jumat, 27 Agustus 2021) Diutus ke Dalam Dunia
Tuhan Yesus telah memilih kedua belas rasul-Nya untuk memberitakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat (7). Para rasul diutus untu...
Diutus ke Dalam Dunia
Tuhan Yesus telah memilih kedua belas rasul-Nya untuk memberitakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat (7). Para rasul diutus untuk menunjukkan kehadiran Kerajaan Surga dalam kehidupan nyata manusia. Oleh sebab itu, mereka diutus untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang kusta, dan mengusir setan-setan (8).
Para rasul harus masuk ke dalam dunia yang penuh kegelapan. Mereka diutus untuk menyembuhkan orang sakit dengan kuasa Tuhan Yesus. Mereka juga menyembuhkan orang-orang berpenyakit kusta. Perlu diketahui bahwa pada masa itu orang yang sakit kusta disingkirkan dan dipandang sebagai kelompok orang najis. Alasannya, selain sangat menular juga tidak bisa sembuh karena belum ada obatnya.
Gereja pun terpanggil untuk melaksanakan tugas pengutusan Allah di dunia. Tugas pengutusan gereja adalah seperti yang sudah dilakukan oleh para rasul. Tugas pengutusan itu antara lain meliputi 1) kepedulian terhadap masalah kesehatan manusia, 2) menumbuhkan sikap berperikemanusiaan dalam kehidupan umum, dan 3) berkontribusi positif terhadap kedamaian dunia dengan tidak melakukan kejahatan.
Hal yang menarik dari contoh para rasul adalah sikap mereka yang sangat sederhana. Mereka tidak membawa perhiasan apa pun, tidak membawa bekal dalam perjalanan, tidak membawa baju rangkap, serta tidak membawa kasut dan tongkat. Mereka hanya berbekal kuasa dari Allah.
Hal yang sama juga berlaku bagi para pengikut Kristus masa kini untuk mempraktikkan hidup sederhana, hidup apa adanya, dan apa perlunya. Kita tidak mengandalkan kekuatan sendiri tetapi hanya mengandalkan kekuatan dari Allah. Demikianlah gereja diingatkan agar tidak memegahkan diri. Gereja juga tidak boleh melupakan tugasnya untuk menyebarkan berita tentang Kerajaan Allah dengan segala berkat-Nya. Percayalah, kita selalu disertai Allah dengan kuasa-Nya yang luar biasa.
Mari kita memohon agar Allah memampukan kita mewartakan Kerajaan-Nya di mana pun kita berada. [SRH]
SH: Mat 10:16-33 - Murid tidak lebih daripada gurunya. (Sabtu, 17 Januari 1998) Murid tidak lebih daripada gurunya.
Sebelum diutus, Yesus terlebih dahulu mempersiapkan kondisi spiritual para murid-Nya. Sebagai prajurit Kristus me...
Murid tidak lebih daripada gurunya.
Sebelum diutus, Yesus terlebih dahulu mempersiapkan kondisi spiritual para murid-Nya. Sebagai prajurit Kristus mereka harus memiliki kecerdikan. Tanpa kecerdikan, domba yang lemah itu akan hancur di makan serigala. Harus memiliki keberanian yang luar biasa, karena akan berhadapan dengan lawan-lawan yang bukan tandingannya. Tuhan Yesus meneguhkan hati mereka. Dia berjanji akan memperlengkapi dengan kekuatan, kemampuan dan akan melindunginya. Mereka sangat berharga dimata Tuhan.
Kesetian yang mutlak. Mengingat tugas dan tantangan berat yang harus dihadapi, kesetiaan dan keberanian mutlak diperlukan. Saat kita menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamat, kita tidak membayar harga apapun. Namun ketika mulai mengikut Yesus ada harga yang harus dibayar. Dan, ketika kita mulai melayani Yesus, kita harus membayar segala-galanya. Tetapi itu tidak seberapa, jika dibandingkan dengan kehormatan yang dipikul para hamba-Nya kini dan kemuliaan yang kelak diberikan pada kita (8:18">Rm. 8:18)
Renungkan: Hidup hanyalah sekali, dan singkat. Apa yang kita lakukan bagi Tuhan Yesus tetap kekal sampai selama-lamanya!
Doa: Tuhanku Yesus, Kaulah harta terindah bagi hidupku.
SH: Mat 10:16-33 - Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen? (Sabtu, 27 Januari 2001) Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen?
Yesus
menggambarkan Kristen seperti domba di tengah-
tengah kawanan serigala. Dapatkah domba menyerang
ba...
Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen?
Yesus menggambarkan Kristen seperti domba di tengah- tengah kawanan serigala. Dapatkah domba menyerang balik serigala? Demikian pula Kristen dalam dunia yang begitu jahat, tidak dapat menyerang balik. Namun apakah ini berarti bahwa Kristen hanya pasrah ketika dijadikan korban? Apakah tidak ada seorang pun yang membelanya?
Merpati adalah binatang yang mudah ditipu dan tidak peka (Hos. 7:11) sementara di daerah Timur Tengah ular dipandang sebagai binatang buas yang pandai menghindari bahaya. Jika Kristen harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, berarti Kristen dalam menjalani kehidupan di dunia yang jahat ini harus pandai menghindari bahaya tanpa menjadi berbahaya bagi orang lain, dan tulus tanpa menjadi bodoh. Namun bagaimana jika Kristen sudah berada dalam bahaya karena sudah diseret ke Majelis Agama, ke muka penguasa-penguasa, atau raja-raja? Dalam situasi seperti ini, cerdik dan tulus tidak lagi memadai. Pada abad pertama mereka yang dihadapkan ke pengadilan membutuhkan pembela yang pandai, jika tidak maka dapat dipastikan bahwa mereka akan kalah. Kristen tidak perlu takut sebab Roh Kudus sendiri yang akan mengajarkan untuk menjadi pembela bagi dirinya sendiri.
Namun bagaimana jika Kristen tidak dibawa ke pengadilan tetapi langsung menghadapi kesadisan manusia (ayat 21-22)? Bagaimana Kristen mengatasi ketakutan itu?
Pertama, kita harus selalu ingat bahwa orang-orang zaman Yesus juga menganiaya diri-Nya. Mengapa kita sebagai pengikut-Nya berharap untuk mendapatkan perlakuan yang lebih baik (ayat 24-25)?
Kedua, kita juga harus ingat bahwa suatu saat apa yang dilakukan mereka kepada kita akan dinyatakan dalam terang dan mereka akan menghadapi penghakiman.
Ketiga, seandainya mereka berhasil membunuh kita, kita harus ingat bahwa jiwa kita tidak ikut binasa, namun masuk ke dalam kehidupan kekal.
Akhirnya, kita harus tetap yakin bahwa tidak ada satu pun yang terjadi atas diri kita di luar kehendak Allah. Jika demikian mengapa kita harus menyangkal Yesus (ayat 32-33)?
Renungkan: Ternyata Kristen tidaklah lemah dan tak berdaya, karena di dalam Kristen tersembunyi kekuatan yang luar biasa, yang bersumber dari Allah dan yang memampukan Kristen untuk tetap bertahan. Sejarah kaum martir telah membuktikannya.
SH: Mat 10:16-33 - Mengikut Yesus? Keputusanku (Senin, 24 Januari 2005) Mengikut Yesus? Keputusanku
Hidup di tengah-tengah musuh yang siap sedia mengintai dan
menerkam sangat menakutkan setiap orang. Gambaran inilah ...
Mengikut Yesus? Keputusanku
Hidup di tengah-tengah musuh yang siap sedia mengintai dan menerkam sangat menakutkan setiap orang. Gambaran inilah yang Yesus berikan kepada pengikut-Nya. Mereka bagaikan domba-domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Dalam mengemban tugas, ada kemungkinan mereka ditangkap, diadili, dibenci, bahkan dibunuh. Untuk itu Yesus berpesan agar mereka cerdik namun tulus (ayat 16).
Yesus meminta mereka untuk waspada terhadap: majelis agama yang adalah serigala yang bengis (ayat 17); pemerintah, dengan otoritas yang dimilikinya dapat menindas dengan cara yang halus tapi menyakitkan (ayat 18-19); keluarga yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi kita namun bisa menjadi musuh dalam selimut (ayat 22). Semuanya dapat membenci (ayat 22), mengancam (ayat 26), bahkan membunuh tubuh meskipun tidak dapat membinasakan jiwa (ayat 28). Lalu, perlukah para murid takut dan kuatir menghadapi semua ancaman tersebut? Yesus menggambarkan bahwa Allah sangat peduli terhadap mereka karena mereka lebih berharga di mata-Nya dibandingkan dengan burung pipit (ayat 29-31). Oleh karena itu, mereka tidak perlu takut dan kuatir menghadapi kesulitan dan ancaman. Dia berjanji akan memperlengkapi dengan kekuatan, kemampuan, dan perlindungan karena mereka sangat berharga di mata-Nya. Namun, tidak berarti Allah akan mencegah terjadinya kesulitan dalam diri kita. Itu adalah ujian bagi kita sebagai pengikut Yesus yang sejati untuk bertahan menghadapi tekanan hidup sehari-hari.
Sampai saat ini pun mengikut dan menaati Yesus serta memberitakan Dia selalu membangkitkan berbagai perlawanan. Mengingat tugas dan tantangan berat yang harus dihadapi, maka kesetiaan dan keberanian mutlak diperlukan. Mereka yang menghadapi segala kesulitan dan bertahan sampai akhir akan menerima penghargaan yang mulia dari Allah.
Tekadku: Walau tekanan menghadang, aku akan bertahan sampai akhir dengan anugerah Allah.
SH: Mat 10:16-33 - Siap menderita (Kamis, 28 Januari 2010) Siap menderita
Mungkinkah murid Tuhan menjalani panggilan memberitakan kerajaan
Surga tanpa menghadapi masalah? Jawabannya ada pada ayat 24-25.
...
Siap menderita
Mungkinkah murid Tuhan menjalani panggilan memberitakan kerajaan Surga tanpa menghadapi masalah? Jawabannya ada pada ayat 24-25. Kalau Yesus dalam pelayanan-Nya mendapat penolakan bahkan sebentar lagi dibunuh, maka para murid boleh memastikan akan mendapat penolakan yang paling sedikit sama.
Yesus mempersiapkan mereka untuk menghadapi aniaya dan penolakan. Penganiayaan pasti akan datang, baik dari lembaga-lembaga resmi (ayat 17-18), maupun dari pribadi-pribadi yang membenci kekristenan (ayat 21-22). Mereka tidak bisa menghindar, bak domba di tengah serigala. Namun mereka tidak perlu khawatir, sebaliknya bersandar dan mengandalkan Tuhan (ayat 19-20). Dalam menghadapi penganiayaan itu, kuncinya adalah tetap bertahan sampai akhir (ayat 22b). Mereka harus mengandalkan hikmat Tuhan sambil menjaga hidup tulus (ayat 16). Justru hikmat Tuhan membimbing orang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk memberitakan Injil (ayat 23).
Para murid diperintahkan untuk tidak takut (ayat 26, 28, 31). Pertama, kebenaran pasti akan menang (ayat 26-27). Orang jahat akan dibongkar kejahatannya pada penghakiman terakhir, dan orang benar akan mendapatkan upahnya. Kedua, jiwa lebih penting daripada tubuh (ayat 28). Aniaya bisa mematikan tubuh, tetapi di hadapan Allah jiwa orang percaya diselamat-kan. Ketiga, Allah berdaulat (ayat 29-31). Kesetiaan para murid akan diuji (ayat 32-33). Akan terbukti satu hari kelak siapa murid sejati dan siapa yang palsu. Aniaya adalah salah satu alat uji yang ampuh. Saat menghadapi penderitaan, sosok asli seseorang akan muncul, tidak bisa lagi dibuat-buat.
Cepat atau lambat iman kita pasti akan menghadapi pengujian. Ujian itu bisa lewat godaan dunia yang membuat kita berkompromi dengan dosa. Atau bisa juga dengan memaksa kita untuk memilih tetap setia kepada Tuhan, tetapi dengan konsekuensi "dikucilkan" atau "dihabisi." Namun jangan pernah menyerah karena Allah berdaulat memelihara milik-Nya.
SH: Mat 10:16-33 - Risiko melayani (Kamis, 24 Januari 2013) Risiko melayani
Menjadi duta Injil selalu berisiko. Arena penginjilan adalah tempat di mana ancaman nyawa taruhannya. Duta Injil kerap kali menghadap...
Risiko melayani
Menjadi duta Injil selalu berisiko. Arena penginjilan adalah tempat di mana ancaman nyawa taruhannya. Duta Injil kerap kali menghadapi "serigala", yaitu penguasa yang agresif kepada penginjil (16), penyesahan (17), menjadi terdakwa di pengadilan (18), penghianatan oleh keluarga sendiri sampai dibunuh, dibenci (21), diburu seperti hewan (16, 23). Sejarah gereja sejak awal sampai masa kini bahkan sampai kedatangan Kristus kedua kali menyaksikan hal ini.
Peringatan yang diberikan Tuhan Yesus ini bukan alasan untuk mundur dari panggilan kita. Kita dipanggil untuk tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular. Cerdik seperti ular berarti waspada dan tidak lengah. Memang kita tidak dipanggil untuk memakai kekuatan fisik ataupun senjata militer untuk menghadapi penolakan dan serangan dari penguasa-penguasa dunia. Kita dipanggil untuk memakai senjata Ilahi, yaitu tuntunan Roh Kudus (19-20). Raja kerajaan surga akan memberikan kata-kata hikmat untuk menjawab serangan atau tuduhan. Kita yakin bahwa anak-anak-Nya yang sedang melayani ada dalam penyertaan-Nya yang sempurna (29-30). Burung pipit yang tidak berharga saja dijaga-Nya, apalagi duta Injil yang bertaruh nyawa pasti dipelihara-Nya. Oleh karena itu, demikianlah pesan Yesus: "jangan takut" (26, 28). Duta Injil hanya boleh gentar kepada DIA yang berkuasa atas setiap nafas hidup manusia (28).
Tulus seperti merpati berarti dalam memberitakan Injil, kita tidak boleh bertujuan yang salah apalagi mengkompromikan isi beritanya. Dengan berani kita mengakui Yesus adalah Raja kerajaan surga di hadapan semua manusia (32). Maka Yesus pun akan mengakui kita di hadapan Allah Bapa.
Tidak ada jaminan bahwa di Indonesia yang menegaskan keterbukaan kepada semua agama, kita bebas untuk menyaksikan iman kita. Penganiayaan dalam berbagai bentuk sudah, sedang dan akan dialami anak-anak Tuhan. Mari kita "cerdik seperti ular", yaitu mengandalkan Roh Kudus, bukan hikmat dan kuasa sendiri. Mari "tulus seperti merpati", tetap setia dengan berita Injil yang benar dan utuh.
SH: Mat 10:16-33 - Cerdik Seperti Ular, Tulus Seperti Merpati (Sabtu, 28 Januari 2017) Cerdik Seperti Ular, Tulus Seperti Merpati
Pesan Yesus kepada para murid-Nya, yaitu "Hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati" (1...
Cerdik Seperti Ular, Tulus Seperti Merpati
Pesan Yesus kepada para murid-Nya, yaitu "Hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati" (16). Pesan ini mengikuti pengutusan para murid sebagai domba ke tengah serigala.
Memang bukan gambaran seimbang. Yang satu herbivora (pemakan tumbuhan), sedangkan yang lainnya karnivora (pemakan daging). Jika diadu, pastilah domba yang menjadi korbannya. Serigala makan domba merupakan hal biasa. Namun, pernahkah kita mendengar domba makan serigala?
Kelihatannya, semua ini merupakan gambaran yang tepat. Orang Kristen sebagai warga Kerajaan Allah memang tidak tinggal di surga, tetapi di dunia. Dan nilai-nilai dunia sering bertolak belakang dengan surga.
Bicara soal serigala, bagi Thomas Hobbes, manusia bukanlah Homo sapiens (yang berarti manusia bijaksana), tetapi Homo hominilupus (manusia adalah serigala terhadap sesamanya). Memang demikian kenyataannya. Di jalan-jalan raya, para sopir bus dengan seenaknya mengemudikan kendaraannya, tak peduli dengan mobil-mobil kecil. Di sini, sopir bus besar telah menjadi serigala terhadap sopir mobil yang lebih kecil. Tetapi, yang sering menjadi korbannya, yang ketakutan setengah mati, ya para penumpangnya.
Bagaimanapun, Yesus tidak mengizinkan para pengikut-Nya ikut-ikutan menjadi serigala. Dalam dunia yang siap menerkam, Yesus mengajak murid-Nya untuk cerdik dan tulus. Kecerdikan saja akan membawa kita ke dalam bahaya menghalalkan segala cara. Ketulusan saja akan menjadikan kita tak sanggup bersaing. Tak hanya otak, hati pun sama pentingnya. Tidak salah satu, namun keduanya.
Jika sudah begini, kita bisa belajar banyak dari dunia sepakbola. Tak hanya teknik yang baik, sikap fair play perlu dimiliki setiap pemain. Dalam dunia olah raga kejujuran sangat dijunjung tinggi, tidak saja oleh pemain, tetapi juga penonton di luar arena. Dalam dunia olah raga, tak ada istilah yang penting menang. Ya, kita harus cerdik dan tulus di dunia ini! [YM]
Baca Gali Alkitab 4
Setiap orang Kristen dipanggil dan diutus ke dunia yang gelap untuk memancarkan terang Allah. Satu hal yang perlu diketahui para murid Yesus adalah tipu muslihat para musuh ada di mana-mana. Karena itu, pengikut Kristus perlu belajar cerdik dan tulus dalam menghadapi situasi yang ada. Meskipun demikian, Allah berjanji akan menyertai dan memberi kekuatan kepada umat-Nya.
Apa saja yang Anda baca?
1. Siapakah yang diutus Yesus dan apa yang harus dilakukan (16)?
2. Siapakah musuh Kristus (17-18)?
3. Apa janji Yesus kepada para pengikut-Nya (19-20, 26-27)?
4. Apa yang akan terjadi dengan pengikut Yesus (21-23)?
5. Apa status murid di hadapan gurunya (24-25)?
6. Mengapa para murid Yesus diminta tidak perlu takut oleh guru-Nya (28-31)?
7. Wejangan apa yang Yesus berikan kepada murid-murid-Nya (32-33)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa Yesus mengingatkan kita supaya cerdik dan tulus?
2. Apa maksud Allah mengutus umat-Nya ke tengah-tengah kawanan serigala?
Apa respons Anda?
1. Panggilan tidak menjadi serupa dunia, melainkan sama seperti Kristus adalah fokus hidup orang-orang percaya. Ada kalanya kita dapat jatuh, namun Allah masih menopang hidup kita. Syukur yang bagaimana kita nyatakan kepada-Nya?
Pokok Doa:
Memohon kekuatan dan hikmat Tuhan untuk membedakan kehendak-Nya dari kefanaan dunia.
SH: Mat 10:16-33 - Takut Menderita? (Minggu, 17 Januari 2021) Takut Menderita?
Apakah pewarta Injil Kerajaan Surga masih mengalami penderitaan? Bukankah zaman ini menghargai kemanusiaan dan mengutuk tindakan yan...
Takut Menderita?
Apakah pewarta Injil Kerajaan Surga masih mengalami penderitaan? Bukankah zaman ini menghargai kemanusiaan dan mengutuk tindakan yang tidak berperikemanusiaan?
Penolakan dan penganiayaan adalah sebuah kenyataan yang dialami pengikut Kristus. Walaupun tidak nyaman, melaluinya mereka menjadi kesaksian hidup bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Para pengikut Yesus mengalami hal yang juga dialami gurunya (1, 18, 24).
Yesus meminta para pengikut untuk cerdik, tidak naif, dan tetap menjaga ketulusan hati, serta selalu waspada dengan permainan politik para penguasa dan tokoh agama yang berusaha mencelakakan mereka (16-18). Hal ini tidak berarti bahwa mereka takut. Yesus menguatkan mereka sebab kekuasaan Kerajaan Surga melampaui kekuasaan para penguasa politik dan agama yang menindas pada masa itu. Kekuasaan ini bersifat kekal, tak terbatas (29).
Kita para pengikut Kristus hari ini masih tetap mengalami kesulitan, walaupun bentuknya berbeda. Kita menghadapi sekularisme, konsumerisme, hedonisme, dan kapitalisme. Orang lain terjebak dan mengabaikan Injil Kerajaan Surga, tetapi Allah menghendaki kita untuk menghadapi tantangan yang ada saat ini. Kita perlu memiliki kebijaksanaan, kewaspadaan, keberanian dan iman untuk mengatasi tantangan-tantangan itu.
Kita perlu menjadi orang yang bijaksana. Kita perlu membuka diri dan belajar memahami cara berpikir orang-orang yang belum mengenal Yesus Kristus. Dengan memahami pola pikir mereka, kita dapat menemukan cara untuk memperkenalkan Kristus kepada mereka. Kita tidak perlu malu, takut, apalagi tidak yakin dengan iman kita, karena Allah berkuasa di bumi dan di surga.
Mari kita memohon kepada Allah untuk menganugerahkan hikmat, kewaspadaan, dan keberanian. Kita memohon perlindungan Allah dalam memperkenalkan Kristus kepada dunia. Kita memohon penyertaan Allah bagi orang-orang yang mengupayakan pemeliharaan iman kita. [JHN]
SH: Mat 10:16-33 - Penyertaan Allah dalam Pelayanan Kita (Sabtu, 28 Agustus 2021) Penyertaan Allah dalam Pelayanan Kita
Pemberitaan Kerajaan Allah memiliki konsekuensi yang tidak ringan, seperti yang dialami oleh para rasul. Mereka...
Penyertaan Allah dalam Pelayanan Kita
Pemberitaan Kerajaan Allah memiliki konsekuensi yang tidak ringan, seperti yang dialami oleh para rasul. Mereka menghadapi banyak penolakan di mana dunia tidak bersedia bertobat dan kembali kepada Allah.
Penolakan datang dari orang-orang yang akan menyerahkan para rasul kepada majelis agama (17). Orang-orang juga akan menggiring para rasul ke hadapan penguasa-penguasa dan raja-raja (18). Tampaknya, orang-orang bersikap kaku terhadap berita Kerajaan Surga. Saat itu masih banyak orang yang tidak bersedia melepaskan ortodoksi keagamaan mereka. Orang-orang lebih menghargai aturan-aturan agama menurut pikiran mereka sendiri ketimbang merespons cinta kasih Allah.
Demikianlah beberapa konsekuensi yang akan ditanggung para utusan Tuhan Yesus. Namun, mereka diminta tetap bertahan, sebagaimana ditulis dalam ayat 22: "Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat". Artinya, para rasul diminta mempertahankan konsistensi pelayanan mereka.
Hal yang sama tampaknya juga dialami oleh gereja, baik pada abad pertama maupun pada abad berikutnya, hingga termasuk abad sekarang. Betapa banyak ATHG, yaitu Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan yang dialami oleh gereja. Walau demikian, Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya sendirian. Allah senantiasa menyertai umat-Nya menghadapi konsekuensi pelayanan gerejawi. Selalu terbukti bahwa pada akhirnya gereja dapat bertahan dengan selamat dalam menghadapi dan melewati segala ATHG.
Ada sebuah ungkapan iman yang indah: "Tuhan tidak menjamin pelayaran yang mulus tanpa gelombang dan badai, tetapi Dia menjamin perahu kita akan sampai di pelabuhan dengan selamat." Mari kita sadari konsekuensi di dalam pelayanan kita. Oleh sebab itu, kita diminta konsisten dan teguh melayani dengan keyakinan iman bahwa dalam semuanya itu Tuhan menyertai dan menolong kita.
Kiranya Tuhan menyertai dan memampukan kita untuk memiliki konsistensi dalam menghidupi panggilan pelayanan kita. [SRH]
Baca Gali Alkitab 9
Yesus menceritakan penderitaan-penderitaan yang akan dialami oleh orang-orang yang diutus-Nya dan dari siapa datangnya berbagai penderitaan tersebut (16). Para murid pun kemudian diajak untuk waspada dan siap menghadapi berbagai macam penderitaan (17-22). Mereka juga diberi petunjuk bagaimana cara untuk menanggung penderitaan dan terus bekerja di tengah penderitaan mereka (23-28).
Namun demikian, Yesus juga menceritakan bahwa Allah sangat peduli terhadap para utusan-Nya. Mereka lebih berharga dari burung pipit (29-31). Jelas, para utusan Allah diminta untuk mengakui Yesus dan tidak menyangkal Dia, baik di hadapan-Nya maupun manusia (32-33).
Sampai saat ini pun, mengikuti, menaati, dan memberitakan Yesus sering kali membangkitkan perlawanan atau penolakan. Pesan Allah bagi orang percaya pada masa kini tidak berubah. Orang percaya tidak perlu takut dan khawatir. Mereka yang bertahan sampai akhir akan mendapat penghargaan yang mulia dari Allah.
Apa saja yang Anda baca?
1. Penderitaan apa saja yang akan dialami oleh orang-orang yang diutus Tuhan Yesus? (16-22)
2. Sebutkan petunjuk dalam menanggung penderitaan! (23-28)
3. Harapan apa yang akan diterima oleh orang percaya jika setia menanggung penderitaan? (29-33)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa kita tidak boleh takut menghadapi penderitaan?
2. Pelajaran apa yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada kita untuk mengelola ketakutan dan kekhawatiran?
Apa respons Anda?
1. Apa hambatan yang kita alami dalam mengelola ketakutan dan kekhawatiran dalam hidup kita? Lalu, bagaimana cara kita mengatasi hambatan tersebut?
Pokok Doa:
Memohon pertolongan Tuhan supaya kita percaya akan pemeliharaan-Nya di tengah penderitaan yang kita alami.
Topik Teologia: Mat 10:1 - -- Makhluk-makhluk Supranatural
Iblis-iblis
Natur Para Iblis
Istilah-istilah untuk Menggambarkan Iblis
Roh-roh Jahat
Mat 10...
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Iblis-iblis
- Natur Para Iblis
- Istilah-istilah untuk Menggambarkan Iblis
Topik Teologia: Mat 10:15 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Maim Yesus alas Keilahian
Klaim yang Berkaitan dengan Allah
Yesus Mengklaim Otoritas All...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Allah
- Yesus Mengklaim Otoritas Allah
- Penyataan Khusus
- Mat 5:18-20 Mat 5:21-22 Mat 5:26 Mat 5:27-28 Mat 5:31-32 Mat 5:33-35 Mat 5:38-39 Mat 5:43-44 Mat 6:2 Mat 6:25 Mat 6:29 Mat 7:22-23 Mat 8:11-12 Mat 10:15 Mat 10:23 Mat 10:42 Mat 12:6 Mat 12:36 Mat 13:17 Mat 17:12 Mat 17:20 Mat 18:3 Mat 18:13 Mat 18:18-20 Mat 19:9 Mat 19:23-24 Mat 21:31 Mat 21:43 Mat 23:36 Mat 24:2-3,34-35 Mat 25:12 Mat 25:40 Mar 3:28-29 Mar 5:41 Mar 8:12 Mar 9:1 Mar 9:41 Mar 10:15 Mar 10:29-31 Mar 11:23-25 Mar 12:43 Mar 13:30-32,37 Mar 14:9 Mar 14:18 Mar 14:25 Mar 14:30 Luk 4:24-27 Luk 6:27-28 Luk 7:28 Luk 7:47 Luk 10:24 Luk 1:19 Luk 12:4-5 Luk 12:8 Luk 12:37 Luk 12:43 Luk 13:23-24 Luk 13:35 Luk 16:9 Luk 23:43 Yoh 1:51 Yoh 3:3,5 Yoh 3:11 Yoh 5:19,24-25 Yoh 6:26 Yoh 6:32 Yoh 6:47 Yoh 6:53 Yoh 8:34 Yoh 8:51 Yoh 8:58 Yoh 10:1,7 Yoh 12:24-25 Yoh 13:16 Yoh 13:20 Yoh 13:21 Yoh 13:38 Yoh 14:12 Yoh 16:20,23 Yoh 21:18
- Wahyu Allah
- Wahyu Khusus
- Pandangan Yesus Atas Perjanjian Lama
- Kristus Menegaskan Historitas Perjanjian Lama
- Historitas dari Tempat-tempat Perjanjian Lama
- Sodom dan Gomora
- Eskatologi
- Penghakiman Akhir
- Gambaran Umum tentang Penghakiman Akhir
- Tanda-tanda Penghakiman Akhir
- Hari Penghakiman, Penghakiman
Topik Teologia: Mat 10:16 - -- Yesus Kristus
Kemanusiaan Kristus
Kristus Memiliki Natur Intelektual Manusia
Yesus Kreatif dalam Dialog
Dia Memakai Ilus...
- Yesus Kristus
- Kemanusiaan Kristus
- Kristus Memiliki Natur Intelektual Manusia
- Yesus Kreatif dalam Dialog
- Dia Memakai Ilustrasi
- Dosa
- Gereja
- Organisasi dan Jabatan Gereja
- Para Pelayan Umum
- Kualifikasi Pemimpin
- Ima 10:3-11 Ima 21:5-6 Yos 1:8 1Sa 2:35 2Ta 6:41 Ezr 7:10 Yes 52:11 Yer 1:7-8 Yer 3:14-15 Yer 20:8-9 Mal 2:6-7 Mat 10:16-25 Mat 20:25-28 Mat 23:8-11 Luk 12:42-44 Luk 24:49 Yoh 10:2-5,11-16 Yoh 13:13-17 Yoh 17:15-20 Kis 4:8,31 Rom 2:21-23 1Ko 2:2 1Ko 3:5-9 1Ko 4:1-2,10-13 1Ko 9:16-23 2Ko 2:15-17 2Ko 4:1-11 2Ko 6:3-10 Gal 6:17 1Te 2:3-12 1Ti 6:11-14 2Ti 1:13-14 2Ti 2:1-7,15,20-26 2Ti 3:14 Tit 2:1,7-8 Yak 3:13 1Pe 4:10-11
TFTWMS: Mat 10:1-4 - Pemanggilan Dua Belas Rasul PEMANGGILAN DUA BELAS RASUL (Matius 10:1-4)
1 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan ...
PEMANGGILAN DUA BELAS RASUL (Matius 10:1-4)
1 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. 2 Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, 3 Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, 4 Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
Ayat 1. Yesus selama ini telah mengumpulkan sejumlah besar murid dari berbagai kalangan. Meluangkan waktu bersama mereka telah memberi Dia kesempatan untuk mengamati sikap dan perilaku mereka. Dari kelompok yang lebih besar ini (lihat Luk. 10:1), Ia memilih sekelompok kecil orang untuk menjadi murid-murid terdekat-Nya. Kata "murid" (maqhth÷ß, mathētēs) berarti "pelajar" atau "pengikut." Pemilihan dan pengangkatan Dua Belas Rasul digambarkan dalam Markus 3:13-15 dan Lukas 6:12, 13.
Orang-orang ini dipilih bukan berdasarkan kemampuan, kelayakan, atau kesetiaan pribadi mereka, tetapi sesuai dengan kehendak dan tujuan berdaulat Tuhan. Mereka dipilih setelah doa semalaman (Luk. 6:12). Meskipun Ia mungkin melakukan itu pada kesempatan lain, ini adalah satu-satunya kesempatan Kitab Suci mengatakan bahwa Yesus berdoa sepanjang malam. Devosi-Nya kepada doa pada malam itu tentunya menggambarkan betapa akan pentingnya Ia menganggap keputusan ini. Orang-orang ini memiliki kekurangan yang sangat jelas: Mereka tidak punya pemahaman rohani, kerendahan hati, iman, komitmen, dan kekuatan. Namun begitu, kebersamaan dengan Yesus selama lebih dari tiga tahun mengubah hidup mereka.
Apakah teks dalam Matius ini juga mengacu kepada pemilihan dan pengangkatan Dua Belas Rasul? Kata kerja Yunani yang diterjemahkan memanggil (proskale÷w, proskaleō) dapat berarti "panggilan kepada suatu tugas atau jabatan khusus" (lihat Kisah 13:2; 16:10) atau "panggilan kepada diri sendiri."3Arti yang belakangan lebih sering muncul dalam Perjanjian Baru dan mungkin itulah yang dimaksudkan di sini. Dengan kata lain, Yesus sekedar memanggil murid-murid-Nya—yang sebelumnya sudah Ia pilih—kepada diri-Nya sendiri untuk mengutus mereka keluar kepada penugasan terbatas.4
Fakta bahwa Yesus memiliki dua belas murid pilihan memiliki arti luar biasa. Michael J. Wilkins berpendapat bahwa "Dua Belas Murid melambangkan keberlanjutan sejarah keselamatan dalam program Allah."5Dalam Perjanjian Lama, dua belas patriark (Kej. 35:22; 42:13, 32) memunculkan dua belas suku Israel (Kel. 24:4; 28:21). Hubungan antara kedua belas rasul dan kedua belas suku ditemukan dalam pernyataan Yesus bahwa murid-murid-Nya "akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel" (19:28). Selain itu, dalam penglihatan tentang kota sorgawi, nama mereka tertulis di batu pondasi Yerusalem baru (Why. 21:14). Murid-murid Yesus akan menimbulkan Israel baru (atau gereja), umat sejati milik Allah (Rom. 2:28, 29; 9:6-8; Gal. 3:29; 6:16; Flp. 3:3; Yak. 1:1; 1 Pet. 1:1). Memang, gereja "dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru" (Efe. 2:20).
Sebelumnya, Yesus melayani hampir sendirian. Dua Belas Murid, bersama dengan orang banyak, telah mengikuti Dia—tetapi hanya sebagai pengamat, bukan sebagai peserta. Pada titik ini, Yesus memberi kuasa [atau "kekuatan"]6kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Bahasa di sini mengingatkan kita kepada gambaran sebelumnya tentang pelayanan Yesus (4:23; 9:35).
Karena ini adalah penugasan yang terbatas, kuasa yang dimiliki Dua Belas Rasul itu mungkin hanya bertahan selama periode waktu yang singkat. Yesus belakangan menjanjikan mereka, sesaat sebelum kepulangan-Nya ke sorga, bahwa mereka akan "menerima kuasa ketika Roh Kudus [sudah] turun ke atas [mereka]" (Kisah 1:8). Janji ini melibatkan dua karunia: pertama, Roh Kudus, dan kedua, kuasa yang Ia akan berikan kepada mereka. Janji Yesus itu digenapi pada hari Pentakosta setelah kenaikan-Nya (Kisah 2:1-4). Satu ciri kuasa ini adalah tidak sama dengan kuasa yang telah diberikan kepada mereka sebelumnya: Kali ini mereka akan punya kemampuan untuk melimpahkan karunia mujizatiah dari Roh itu kepada orang lain (Kisah 8:14-19).
Ayat 2-4. Matius menyantumkan nama kedua belas rasul sebelum Yesus mengutus mereka. Menurut Lukas, ketika Yesus telah memilih murid ini sebelumnya, Ia telah "menyebut [mereka] sebagai rasul" (Luk. 6:13). Kata Yunani yang ditranslitarasi "apostle" (aÓpo/stoloß, apostolos; [Ind.: rasul]) hanya muncul satu kali ini dalam Matius, sekali atau dua kali dalam Markus (Mrk. [3:14]7; 6:30), dan sekali dalam Yohanes (Yoh. 13:16). Mayoritas kemunculannya dalam Perjanjian Baru ditemukan dalam tulisan-tulisan Lukas dan Paulus. "Apostle" [Ind.: rasul] berkaitan dengan kata kerja aÓposte÷llw (apostellō) dan berarti "orang yang dipilih dan diutus keluar." Itu mengacu kepada orang yang telah dipilih, ditugaskan, dan diutus dengan kewenangan untuk bertindak atas nama orang yang mengutus dia. Dua belas orang itu menjadi duta pribadi Yesus untuk menjadi saksi bagi Dia "di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kisah 1:8). Markus mengatakan bahwa mereka dipilih untuk "menyertai Dia" dan agar "Ia bisa mengutus mereka untuk memberitakan injil" (Mrk. 3:14; NASB).
Untuk menjadi rasul Yesus, beberapa kualifikasi tertentu akan dilibatkan. Mereka yang dipilih untuk menjadi calon penerus Yudas, misalnya, harus orang yang senantiasa datang berkumpul dengan para rasul "selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan [mereka], yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga." Si pengganti itu akan melayani dengan rasul lainnya sebagai "saksi … kebangkitan-Nya" (Kisah 1:21, 22). Kitab Suci lainnya menunjukkan bahwa para rasul itu harus sudah pernah melihat Dia setelah kebangkitan-Nya (1 Kor. 9:1) dan bahwa mereka dipilih oleh Tuhan (Efe. 4:11).8
Tiga lagi daftar para rasul diberikan dalam Perjanjian Baru (Mrk. 3:16-19; Luk. 6:14-16; Kisah 1:13). Ketika empat daftar itu diperbandingkan, jelas terlihat ada perbedaan yang kentara dalam nama-nama itu. Variasi ini dapat dengan mudah dijelaskan dengan kesadaran bahwa orang sering memiliki lebih dari satu nama. Urutan empat daftar itu juga sedikit bervariasi.
Dalam semua daftar itu, Simon, yang Yesus sebut Petrus, muncul pertama kali. Ia terlihat jelas sebagai pemimpin di antara para rasul, seperti terbukti dari empat Injil dan pasal-pasal awal kitab Kisah Para Rasul. Dalam daftar Matius, Petrus diikuti oleh Andreas saudaranya. Pemanggilan dua orang ini dari jala-ikan mereka dicatat sebelumnya dalam Injil itu (lihat komentar tentang 4:18-20). Selanjutnya, Yakobus anak Zebedeus, bersama Yohanes saudaranya, dicantumkan. Yesus menjuluki orang-orang ini sebagai "Anak-anak guruh" (Mrk. 3:17). Pemanggilan mereka itu juga dicatat sebelumnya dalam Matius (lihat komentar tentang 4:21, 22). Petrus, Yakobus, dan Yohanes tampaknya merupakan pengikut Kristus yang paling intim. Ketiga laki-laki ini telah diberi label "lingkaran dalam," karena mereka adalah satu-satunya kelompok orang yang diberi hak istimewa untuk menyertai Yesus pada pembangkitan anak perempuan Yairus (Mrk. 5:37), perubahan wujud Yesus (17:1), dan di Taman Getsemani (26:37).
Filipus disebut beberapa kali dalam Injil Yohanes (Yoh. 1:44-46; 6:5-7; 12:20-22; 14:8). Ia, seperti Petrus dan Andreas, berasal dari Betsaida (Yoh. 1:44). Ia juga adalah orang yang membawa Natanael kepada Yesus (Yoh 1:45, 46). Karena Bartolomeus datang berikutnya, beberapa orang percaya bahwa ia adalah Natanael (Yoh. 1:45; 21:2). Nama "Bartolomeus" mungkin telah mengidentifikasi dia sebagai anaknya "Tholmaius" atau "Ptolemius."9Tomas juga disebut "Didimus" (Yoh. 11:16; 20:24; 21:2), "Tomas "berasal dari nama bahasa Aram, sedangkan" Didimus "adalah padanannya dalam bahasa Yunani; kedua nama ini berarti" kembar." Nama-nama itu telah menyebabkan beberapa orang berspekulasi bahwa ia punya kembaran. Matius pemungut cukai, yang juga dikenal sebagai "Lewi" (Mrk. 2:14), dipanggil oleh Yesus dari gardu cukai untuk menjadi murid (lihat komentar tentang 9:9).
Yakobus disebut sebagai anak Alfeus, mungkin untuk membedakan dia dari rekan-nya yang terkenal, Yakobus anak Zebedeus dan saudaranya Yohanes. Ia mungkin orang yang sama yang disebut "Yakobus Kecil" (Mrk. 15:40; NASB) atau "Yakobus Muda" (NIV). Tadeus dianggap sebagai orang yang sama dengan "Yudas anak Yakobus" dalam daftar kerasulan lainnya (Luk. 6:16; Kisah 1:13). Mungkin "Tadeus" dicantumkan oleh Matius dan Markus agar tidak disangka sebagai Yudas Iskariot; pada satu titik, Yohanes mengacukan dia sebagai "Yudas (bukan Iskariot)" (Yoh. 14:22). Alih-alih "Tadeus" (10:3; Mrk. 3:18), beberapa naskah kuno menulis "Lebbaeus." Simon orang Zelot, dalam nas ini, adalah lebih harfiah "Simon orang Kananaean" (NRSV). Jack P. Lewis menjelaskan, "Kananaean berasal dari kana, kata Ibrani yang berarti "menjadi semangat.'"10Lukas menggunakan kata Yunani zhlwth¿ß (zēlōtēs), yang diterjemahkan "Zelot," untuk menggambarkan dia (Luk. 6:15; Kisah 1:13).
Nama Yudas Iskariot muncul paling akhir di setiap daftar, kecuali dalam Kisah 1:13, di mana ia tidak dicantumkan. Pengkhianatannya terhadap Yesus disinggung saat pemilihan penggantinya, Matias, dicatat dalam Kisah 1:25, 26. Kata "Iskariot" bisa berarti "orang Keriot," sebuah kota yang terletak di Yudea (Yos. 15:25).11Jika itu benar, Yudas adalah satu-satunya rasul yang tidak berasal dari Galilea. Interpretasi lain atas kata itu pernah diusulkan: "pembunuh," "pengkhianat," "kemerahan," "berambut merah," dan "pembawa tas kulit."12Beberapa naskah kuno mengacukan nama ayahnya "Simon Iskariot" (Yoh. 6:71). Yudas adalah seorang pencuri (Yoh. 12:6) yang mengkhianati Tuhan. Yesus berkata tentang dia pada satu kesempatan, "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis" (Yoh. 6:70, 71).
Yesus memilih dua belas orang ini meskipun mereka berasal dari berbagai latar belakang. Meskipun mereka memiliki banyak kesamaan, namun mereka punya temperamen dan watak yang berbeda. Petrus adalah orang optimis yang tergesa-gesa yang sering berbicara tanpa dipikir dulu (14:28; 26:33, 35). Tomas adalah orang yang pesimis (sebagian orang akan mengatakan orang realis) yang menginginkan bukti sebelum ia mau menerima apa yang diajarkan kepada dia (Yoh. 11:16; 20:24, 25). Simon orang Zelot kemungkinan adalah musuh nyata bangsa Roma dan raja-raja boneka mereka, keluarga Herodes, dan membenci pemungut cukai. Ironisnya, ia kemudian menjadi seorang rasul bersama Matius pemungut cukai. Kehebatan Yesus terlihat dalam hal bahwa Ia bisa mengambil berbagai kelompok individu yang beragam dan membentuk mereka menjadi kekuatan penginjilan yang kompak. Bersama-sama, mereka itu "menjungkirbalikkan dunia" (lihat Kisah 17:6; KJV).
TFTWMS: Mat 10:5-15 - Menugaskan Dua Belas Rasul MENUGASKAN DUA BELAS RASUL (Matius 10:5-15)
5 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ...
MENUGASKAN DUA BELAS RASUL (Matius 10:5-15)
5 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, 6 melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. 7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. 8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. 9 Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. 10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. 11 Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. 12 Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. 13 Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 14 Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. 15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
Setelah melaporkan bahwa Yesus memanggil rasul-rasul-Nya (10:1) dan memberikan daftar nama mereka (10:2-4), Matius lalu memasukkan instruksi khusus Yesus untuk penugasan terbatas mereka (10:5-15).
Ayat 5, 6. Tidak ada hal-hal khusus yang diberikan tentang keberangkatan, pekerjaan misi, atau kepulangan rasul-rasul itu. Matius hanya menulis kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka. Kata kerja Yunani yang diterjemahkan "diutus" (ajposte÷llw, apostellō) berhubungan dengan kata benda "rasul." Markus 6:7 menunjukkan bahwa para rasul itu diutus "berpasangan." Kata kerja yang diterjemahkan "berpesan" (paragge÷llw, parangellō) muncul lebih dari tiga puluh kali dalam Perjanjian Baru dan diterjemahkan dengan berbagai cara. Kata itu digunakan sebagai istilah militer, istilah hukum, istilah etika, istilah medis, dan mengacu kepada standar atau teknik yang diterima. Kata itu mengandung gagasan kewajiban yang mengikat. Orang yang sedang diberi pesan itu ditantang untuk taat.
Yesus memerintahkan Dua Belas Rasul itu, "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Pembatasan ini tidak diulang di tempat lain di injil itu. Pembatasan itu bahkan tidak diperlukan bagi Tujuh Puluh Murid. Yesus mengutus para rasul-Nya "ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya" (Luk. 10:1). Pembatasan yang Ia terapkan ke atas para rasul itu cocok dengan cara Ia menggambarkan misi-Nya sendiri. Ia berkata, "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" (15:24). Kiasan ini menggambarkan umat Allah seperti domba yang terpencar di pegunungan (lihat Yes. 53:6; Yer. 50:6; Yeh. 34:11-16; 1 Pet. 2:25.). Robert H. Mounce melihat "pengumpulan ini" sebagai "permulaan zaman Mesias."13
Pedoman Yesus itu membatasi Dua Belas Rasul itu untuk pergi kepada kaum Yahudi saja. William Barclay mencatat, "Mereka tidak bisa pergi ke utara ke Siria, mereka juga bahkan tidak bisa pergi ke timur ke Dekapolis, yang sebagian besar merupakan wilayah orang non-Yahudi."14Mereka juga dilarang untuk pergi ke selatan dan "masuk ke dalam kota-kota orang Samaria." "Efek dari perintah ini adalah … membatasi perjalanan pertama kedua belas rasul itu di [wilayah] Galilea saja."15Dalam 10:23, Yesus berkata bahwa mereka akan pergi "melalui kota-kota Israel," yang akan mencakup lebih daripada Galilea.
Mengapakah pembatasan ini diterapkan kepada para rasul itu? Sejumlah jawaban dapat diberikan. (1) Prasangka buruk yang ada antara orang Yahudi dan non-Yahudi dan antara orang Yahudi dan orang Samaria16adalah terlalu besar. Tentu saja, orang harus ingat bahwa misi Yesus adalah membawa keselamatan kepada semua orang. Ia akhirnya mengutus para murid-Nya kepada "semua bangsa" dan "semua makhluk" (28:19; Mrk. 16:15). (2) Orang-orang Yahudi lebih siap bagi kedatangan kerajaan. Yang paling baik adalah "pengiriman para pekerja hanya ke bagian tuaian yang siap disabit."17(3) Waktu yang rasul-rasul itu miliki adalah terbatas; mereka bahkan tidak bisa mencakup semua kota Israel pada saat ini. (4) Keselamatan adalah "kepada orang Yahudi lebih dulu dan juga untuk orang Yunani" (Roma 1:16; NASB). Injil tidak diberitakan kepada dunia non-Yahudi sampai orang Yahudi lebih dulu memiliki kesempatan untuk mendengarnya (Kisah 10).
Ayat 7. Para rasul itu bukan hanya diberi misi, tetapi juga diberi materi pemberitaan. Ketika mereka pergi untuk memberitakan, mereka harus memberitahu orang-orang, "Kerajaan Sorga sudah dekat." Meski ini adalah berita utama mereka, sudah tentu mereka juga menjelaskan artinya secara lebih rinci. Pada dasarnya ini merupakan berita yang sama yang Yohanes dan Yesus beritakan (lihat komentar tentang 3:2; 4:17). Mengatakan kerajaan itu "sudah dekat" berarti kerajaan itu belum datang, tapi sedang menghampiri dengan cepat. Dalam beberapa tahun setelah pengumuman ini, kerajaan itu benar-benar datang—dengan kuasa—sesuai dengan nubuatan Yesus (Mrk. 9:1; Kisah 1:8; 2:1-4, 29-36). Orang yang mengatakan kerajaan itu belum datang, atau mengajarkan bahwa kerajaan itu akan datang di masa depan yang masih jauh, adalah mengingkari ajaran otentik Perjanjian Baru (1 Kor. 15:24, 25; Kol. 1:13; Ibr. 12:28; Why. 1:9; lihat komentar tentang 6:10).
Ayat 8. Para rasul itu bukan hanya memberitakan, tapi mereka juga mengadakan mujizat yang akan menunjukkan belas kasihan injil dan menyediakan peneguhan bagi kebenarannya; mereka akan menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, [dan ] mengusir setan-setan. Yesus sudah menyembuhkan orang sakit (4:23, 24; 8:5-16; 9:1-8, 20-22, 27-31, 35), membangkitkan orang mati (9:18-26), mentahirkan orang kusta (8:1-4), dan mengusir roh-roh jahat (4:24; 8:16, 28-34; 9:32-34). Para rasul akan berjalan di atas jejak Yesus.
Pelbagai mujizat ini akan berfungsi sebagai tanda untuk meneguhkan berita para rasul itu (Mrk. 16:17, 18; Ibr. 2:3, 4). Mujizat harus jangan dilakukan semata-mata untuk tujuan menunjukkan kuasa mereka. Sebaliknya, mujizat dilakukan untuk tujuan menetapkan bahwa berita mereka itu berasal dari Allah. Dari injil lainnya jelas terlihat bahwa Dua Belas Rasul itu—dan belakangan Tujuh Puluh Murid—memang mampu menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh-roh jahat (Mrk. 6:12, 13; Luk. 9:6; 10:17). Lebih lanjut, Kitab Kisah mencatat dua contoh rasul-rasul itu membangkitkan orang mati (Kisah 9:36-43; 20:9-12).
Yesus memberitahu rasul-rasul-Nya, "Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma." Mereka telah diberi kuasa mujizatiah ini dengan cuma-cuma. Karunia itu diberikan dengan cuma-cuma, dan mereka harus memberikannya dengan cuma-cuma kepada yang butuh. Para penipu berpura-pura memiliki kuasa besar, dan mereka menggunakan tipu-daya mereka untuk keuntungan pribadi (lihat 7:15-23).Simon Magus dan Elimas (Bar-Yesus) adalah orang yang seperti itu (Kisah 8:9-13, 18-24; 13:6-12). Para penginjil layak menerima sokongan yang mereka terima (10:10; 1 Kor. 9:8-14), tetapi mereka harus jangan menjual pelayanan mereka. Orang laki-laki yang melayani sebagai penatua harus "bukan hamba uang" (1 Tim 3:3) dan harus jangan "serakah" (Titus 1:7; lihat 1 Pet. 5:2).
Ayat 9, 10. Para rasul itu tidak boleh minta bayaran atas pelayanan mereka, dan mereka juga tidak boleh mengumpulkan uang untuk membiayai kebutuhan hidup mereka sendiri. Yesus berkata, "Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggang [uang]mu." Dalam konteks ini, "emas," "perak," dan "tembaga" mengacu kepada jenis koin yang berbeda; koin emas adalah yang paling berharga, dan tembaga adalah yang paling kecil harganya. "Ikat pinggang [uang]" mengacu kepada "kebiasaan kuno menyelipkan uang ke dalam ikat pinggang."18
Para rasul juga diperintahkan untuk jangan membawa [tas] perbekalan dalam perjalanan mereka. Kata "tas," ph/ra (pēra), bisa mengacu kepada jenis dompet apa saja yang ke dalamnya pengemis memasukkan sedekah yang mereka terima. Karena Yesus sudah menyebut sabuk uang, yang sedang Ia acukan mungkin kantong yang di dalamnya makanan umumnya dibawa.19Menurut Markus dan Lukas, Dua Belas Rasul itu tidak boleh membawa roti atau uang (Mrk. 6:8; Luk. 9:3). Jadi, mereka harus pergi dengan tidak membawa makanan dan tidak punya uang untuk membeli makanan.
Mereka harus sepenuhnya bergantung pada Allah dan pada kemurahan hati orang lain.20
Yesus memberitahu mereka untuk jangan membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, yang menunjukkan sifat sementara misi ini. Kata "mantel (NASB)" (citw÷n, chitōn) akan lebih baik diterjemahkan "jubah" (NRSV) atau "baju" (lihat komentar tentang 5:40). Apakah Yesus mengatakan mereka seharusnya tidak membawa kasut sama sekali, tapi bertelanjang kaki? Sebaliknya, Markus 6:9 mengatakan bahwa mereka harus memakai "alas kaki." Kata-kata yang digunakan oleh Matius dan Markus berbeda. Beberapa orang mengatakan bahwa istilah Matius (uJpo÷dhma, hupodēma) mengacu kepada "sepatu," sedangkan istilah Markus (sanda÷lion, sandalion) menunjukkan "kasut."21Apa pun, idenya adalah bahwa mereka harus jangan membawa pakaian atau sepatu tambahan, tapi hanya mengenakan apa yang mereka miliki di punggung dan kaki mereka. Yesus juga memberitahu mereka untuk hanya membawa satu tongkat (Mrk. 6:8). Tongkat digunakan untuk pertahanan serta untuk berjalan; Yesus tidak mengutus mereka tanpa pertahanan. Kasut dan tongkat adalah benda penting utama untuk bepergian (Kel. 12:11).
Yesus tidak sedang mempromosikan gaya hidup petapa; melainkan Ia sedang mengajar murid-murid itu untuk bergantung pada Allah.22Belakangan, dalam persiapan untuk Amanat Agung, larangan tersebut dicabut oleh Tuhan (Luk. 22:35, 36).
Setelah memberikan petunjuk-petunjuk ini, Yesus menjelaskan, "sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya." Kata "upah," trofh÷ (trophē), bisa diterjemahkan lebih harfiah menjadi "makanan "(ASV, NKJV,NRSV). Pepatah ini juga muncul dalam Lukas di mana Yesus mengutus Tujuh Puluh Murid (Luk. 10:7). Namun begitu, yang digunakan di nas itu istilah "upah" (misqo÷ß, misthos) .
Sementara rasul-rasul itu tidak boleh mengomersilkan pelayanan, mereka itu harus disokong oleh orang-orang yang mereka layani. Mereka akan bergantung pada Allah dan umat-Nya untuk kelangsungan hidup mereka. Persyaratan ini masih berlaku, karena Paulus memberikan perintah yang sama untuk jemaat-jemaat dari gereja Tuhan (1 Kor. 9:8-14; Gal. 6:6). Penginjil abad pertama bukan hanya harus disokong, tapi para penatua yang bertugas dalam kapasitas "penuh waktu" juga dianggap "harus dihormati dua kali lipat," mereka "patut mendapat upah [mereka]" (1 Tim. 5:17, 18).
Ayat 11. Acuan kepada kota atau desa mengingatkan kita kepada pelayanan pengajaran dan penyembuhan oleh Yesus, yang berkeliling "ke semua kota dan desa" (9:35). Ketika para rasul mengunjungi tempat-tempat ini pada misi pemberitaan mereka, mereka harus mencari penginapan di tempat orang-orang terkemuka. Kata sifat layak (a¡xioß, axios), yang juga muncul dalam ayat 10, mengacu kepada orang yang cocok atau layak. Orang-orang seperti itu akan suka memberi tumpangan dan mau menerima berita dari rasul-rasul itu—yaitu, orang-orang yang memiliki karakter moral dan rohani yang tinggi. Tinggal bersama orang-orang yang berkarakter mesum bisa membahayakan misi mereka.
Begitu mereka telah menemukan orang yang layak, mereka harus tetap berada di rumahnya selama seluruh kunjungan ke kota tersebut. Alih-alih mencari akomodasi yang lebih baik—dengan "berpindah-pindah rumah" (Luk. 10:7)—mereka harus berpuas diri. Ini adalah masalah sopan santun kepada tuan rumah.
Keramahan cuma-cuma bukanlah harapan yang tidak masuk akal untuk waktu dan budaya itu.23Keramahan Kristen diperintahkan dan diilustrasikan di seluruh Perjanjian Baru (Rom. 12:13; 1 Tim. 3:2; Tit. 1:8; Ibr. 13:2; 1 Pet. 4:9; 3 Yoh. 5-8).24
Ayat 12, 13. Yesus bahkan menginstruksikan para rasul itu tentang apa yang harus dikatakan ketika mereka masuk ke dalam rumah itu. Dalam hal ini, kata sandang tentu the (Inggris) adalah penting. Mereka harus memberi salam mereka kepada "rumah itu," rumah yang baru saja dijelaskan. Salam tradisional Yahudi adalah Shalom, atau "Damai [ke atasmu]" (lihat Hak. 19:20; 1 Sam. 25:6; Maz. 122:7, 8; Yoh. 20:19, 21, 26). Istilah yang kuat ini melambangkan "kedamaian," "kesejahteraan," "kesehatan," dan "kemakmuran." Alkitab JNT menerjemahkan ayat-ayat ini dengan cara ini: "Bila kamu masuk ke dalam rumah tangga seseorang, katakanlah 'Shalom aleikhem [Damai ke atasmu]!' Jika rumah itu layak menerimanya, biarkan shalommu tinggal di situ; jika tidak, biarkan shalommu kembali kepadamu." Yesus melihat adanya dua situasi yang berbeda, yang satu adalah para rasul akan secara akurat menilai rumah itu sebagai layak dan yang satu lagi adalah mereka akan salah menilai rumah itu (rumah itu tidak layak). Dalam skenario pertama, berkat damai mereka tinggal. Dalam skenario kedua, mereka harus mengambil kembali [berkat damai itu].
Ayat 14. Kapan saja rasul-rasul itu menghadapi penolakan baik dari suatu rumah atau suatu kota, mereka harus mengebaskan debu dari kaki [mereka]. David Hill mencatat, "Tidak boleh ada bekas jejak hubungan dengan rumah atau kota itu."25Tindakan itu sendiri merupakan cara untuk mengatakan bahwa orang sedang berdiri di atas apa yang harus dianggap sebagai tanah "orang kafir."26Orang-orang Yahudi telah terbiasa mengebaskan debu dari kaki mereka ketika mereka telah melewati wilayah non-Yahudi dan pulang ke tanah air mereka, karena takut bahwa mereka akan menajiskan tanah airnya itu dengan debu yang haram (lihat Amos 7:17).27Paulus dan Barnabas pernah mengebaskan debu dari kaki mereka ketika mereka ditolak oleh orang-orang Yahudi di Antiokhia di Pisidia (Kisah 13:50, 51). Paulus pernah mengebaskan debu dari pakaiannya terhadap orang-orang Yahudi di Korintus yang telah "memusuhi dia dan menghujat," katanya, "biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain"(Kisah 18:6). Dalam kasus sekarang ini, tindakan simbolis rasul-rasul itu akan juga berfungsi sebagai "peringatan kepada mereka" (Mrk. 6:11).
Ayat 15. Yesus berkata bahwa sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu, artinya kota apa saja yang menolak rasul-Nya (lihat komentar tentang 11:20-24). "Akan lebih ringan" adalah ungkapan yang digunakan Yesus "untuk mengungkapkan hukuman menakutkan yang akan menimpa kota-kota yang menolak Dia."28Sodom dan Gomora adalah "dua kota kejahatan yang terkenal" yang dihancurkan oleh Allah.29
Maksud utama pernyataan Yesus adalah bahwa kesempatan setara dengan tanggung jawab (lihat Luk. 12:48). Kota-kota di zaman Yesus punya kesempatan yang jauh lebih besar untuk percaya dan bertobat daripada Sodom dan Gomora; oleh sebab itu, penghakiman ke atas mereka akan lebih ketat. Bagaimanakah penghakiman Allah bisa lebih ringan untuk beberapa orang daripada untuk yang lainnya? Mereka yang menolak injil yang Yesus beritakan sudah memiliki kesempatan yang lebih besar daripada kota-kota jahat dalam Perjanjian Lama. Mengapakah Sodom dan Gomora dianggap kurang jahat daripada kota-kota dan desa-desa di mana para rasul itu memberitakan injil? Alasannya pasti kebodohan. Kota-kota pada zaman Yesus berdosa terhadap terang besar pelayanan Yesus.30
TFTWMS: Mat 10:16-23 - Memperingatkan Dua Belas Rasul MEMPERINGATKAN DUA BELAS RASUL (Matius 10:16-23)
16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu ...
MEMPERINGATKAN DUA BELAS RASUL (Matius 10:16-23)
16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. 17 Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. 18 Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. 19 Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. 20 Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. 21 Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. 22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. 23 Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang."
Dari awal pelayanan Yesus, orang sudah menentang Dia. Ketika Ia menugaskan para rasul-Nya, Ia memperingatkan mereka bahwa mereka akan menghadapi jenis permusuhan yang sama. Ayat 16 sampai 23 menggambarkan penganiayaan yang mereka akan hadapi, bimbingan yang akan mereka terima, dan keadaan di bawah mana mereka harus lari ketimbang tetap tinggal di kota yang memusuhi mereka.
Ayat 16. Yesus berkata, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala." "Domba" adalah binatang yang paling tidak mandiri. Karena tidak memiliki pertahanan alami, mereka tidak berdaya dan mudah takut. "Serigala" adalah musuh terburuk mereka di Palestina. Di sini Yesus tidak sedang bicara tentang binatang, tapi Ia sekedar menggunakan mereka sebagai ilustrasi tentang bagaimana orang kadang-kadang berperilaku. Rasul-rasul-Nya adalah domba, dan musuh-musuh mereka adalah serigala. Wilkins menunjukkan, "Yesus membalik kiasan itu. Sebelum ini para murid itu harus pergi kepada domba (9:36; 10:6), tetapi sekarang mereka sendiri adalah domba yang pergi di antara serigala."31Dua Belas Rasul itu sedang diutus ke dunia para pemangsa (lihat 7:15; Yoh. 10:10, 12; Kisah 20:29). Mereka akan dicari sebagai mangsa oleh setiap musuh Kristus.
Karena benar begitu, Yesus lalu memperingatkan mereka, "Hendaklah kamu cerdik [bijak; CEV] seperti ular dan tulus seperti merpati." Mungkin bahasa ini bersifat pepatah. Dalam literatur rabi, pepatah serupa diasalkan dari Allah. Berbicara tentang Israel, Ia berkata, "Dengan-Ku mereka itu tulus seperti merpati, tetapi dengan bangsa-bangsa [lain] mereka licik seperti ular."32Merpati, mungkin sejak zaman Nuh, telah dilihat sebagai simbol perdamaian, ketulusan, dan kemurnian. Mereka juga adalah makhluk yang sangat tidak berdaya dan mangsa mudah bagi para pemangsa. "Ular," sejak zaman mula-mula, telah dikenal licik dan cerdik (lihat Kej. 3:1); banyak dari mereka beracun dan sangat berbahaya. "'Murid-murid Yesus membutuhkan semua kecerdikan yang secara peribahasa dikaitkan dengan ular, tapi kelicikan yang menipu dan muslihat yang berbahaya harus diganti oleh ketulusan yang tak berbahaya dan yang lembut yang dimiliki merpati."33
Meski mereka tidak harus menjadi militeristik, para rasul itu harus menggunakan hikmat dalam bergaul dengan orang lain. Mereka harus menyadari perlawanan yang pasti akan muncul, dan mereka harus bersiap menghadapinya dengan cara yang konstrukstif. Kerajaan Allah harus jangan disebarkan dengan pedang peperangan duniawi apa saja, tetapi dengan "pedang Roh, yaitu firman Allah" (Efe. 6:17; lihat Mat. 26:51-54; Yoh. 18:36;. Ibr. 4:12).
Berbagai kelompok akan menjadi musuh rasul-rasul itu. Perlawanan itu sendiri akan datang dari tiga sumber yang berbeda: lembaga agama (10:17), otoritas sipil (10:18), dan anggota keluarga (10:21).
Ayat 17. Pertama, perlawanan akan datang dari lembaga agama. Yesus memperingatkan, "Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya." "Majelis agama" yang Matius singgung bukanlah sekedar pengadilan sipil. Pada saat ini, Dua Belas Rasul itu hanya akan pergi ke kota-kota Yahudi. Israel adalah negara teokrasi yang diperintah oleh Allah; hukum mereka adalah hukum Taurat yang Ia telah berikan kepada mereka melalui Musa. Karena kasusnya seperti itu, para penguasa agama menghakimi juga permasalahan sipil. Istilah "majelis agama" (sune÷drion, sunedrion) mengacu kepada dewan lokal Yahudi (sanhedrin) yang terdiri dari dua puluh tiga anggota, meski hanya tiga hakim yang mungkin dibutuhkan untuk membuat suatu keputusan.34Wilkins menulis, Setelah keputusan oleh hakim pengadilan [dikeluarkan] terdakwa itu dibaringkan di depan hakim itu dan dicambuki. Jumlah standar penyambukan adalah empat puluh, walaupun jumlahnya dapat disesuaikan agar sesuai dengan kejahatannya. Tapi tidak lebih dari empat puluh cambukan yang boleh diberikan, karena lebih dari empat puluh akan tidak manusiawi (Ula. 25:1-3). Jumlah yang biasanya diterapkan adalah empat puluh kurang satu, kalau-kalau mereka salah hitung [Mishnah Makkoth 3.2, 10; lihat 2 Kor.11:24].35
"Rumah ibadat" tidak hanya digunakan sebagai tempat beribadah, tetapi juga sebagai tempat di mana keadilan ditegakkan (lihat 23:34).
Ayat 18. Kedua, perlawanan akan datang dari penguasa sipil. Yesus berkata, "Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah." Peringatan ini melampaui penugasan terbatas, secara utama mengacu kepada pelbagai peristiwa yang akan terjadi di gereja mula-mula setelah pemberian Amanat Agung (28:18-20). Konfrontasi dengan para penguasa Kafir tak terelakkan oleh karena situasi politik. Meski Roma memberi orang-orang Yahudi otonomi yang cukup besar dalam masalah hukum yang berkaitan dengan agama mereka sendiri, namun mereka tidak diizinkan untuk menangani kasus-kasus besar, terutama yang melibatkan hukuman mati (lihat komentar tentang 1:19; 12:14). Meskipun orang-orang Yahudi sering melanggar pembatasan ini, itulah aturan di bawah mana mereka diatur.36Dalam kitab Kisah, penganiayaan dari orang-orang Yahudi menimbulkan pengadilan Paulus di hadapan "para gubernur" Romawi, yaitu Felix dan Festus (Kisah 24; 25). Ia juga tampil di hadapan Agripa (Kisah 25:23). Pelbagai pengadilan seperti ini memberi umat Kristen mula-mula kesempatan untuk bersaksi bagi Kristus.
Sementara penganiayaan terhadap umat Kristen mula-mula muncul lebih dulu dari orang-orang Yahudi, namun belakangan sebagian besar penganiayaan itu dilakukan oleh pemerintahan Romawi. Tacitus menulis, tentang penganiayaan oleh Nero pada tahun 64 Masehi, bahwa orang Kristen adalah "golongan orang yang dibenci atas kekejian mereka" dan terutama atas "kebencian terhadap umat manusia"37yang mereka miliki. Beberapa niat jahat terhadap mereka disebabkan oleh tuduhan fitnah yang dilontarkan kepada mereka. Mereka dituduh kanibalisme karena berbicara tentang makan tubuh Kristus dan minum darah-Nya. Mereka dituduh mesum karena terlibat pesta-pesta cinta (aÓga¿ph, agapē). Mereka dituduh "tukang memanas-manasi" karena para pengkhotbah mereka menggambarkan dunia ini akan berakhir dengan kehancuran yang membara (menyala-nyala). Mereka dituduh sebagai warga negara yang tidak setia karena menolak untuk mengucapkan janji apa saja kepada Kaisar sebagai Tuhan mereka atau bertempur untuk kemuliaan Roma. Semua tuduhan seperti itu tidak berdasar dan tidak berbobot, tapi fakta bahwa segala tuduhan itu dipercaya oleh para penguasa adalah penyebab, atau mungkin pembenaran, bagi sebagian besar penganiayaan yang ditimpakan kepada mereka.
Ayat 19, 20. Janji dalam ayat-ayat ini dibuat kepada para rasul, bukan untuk Zaman Kristen. Ketika mereka dihadapkan kepada beragam pengadilan, mereka tidak perlu kuatir bagaimana dan akan apa [yang harus mereka] katakan untuk menjawab segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Yesus berjanji, " karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga." Ini adalah janji pertama tentang bantuan dari Roh Kudus dalam Catatan Empat Injil (lihat Mrk. 13:11; Luk. 21:14, 15; Yoh. 14:15-17, 26; 15:26, 27; 16:13-15). Orang-orang ini akan diilhami oleh Roh dengan jawaban-jawaban yang mereka harus berikan dalam pembelaan mereka. James Burton Coffman mengacukan teks ini sebagai "salah satu pernyataan paling tegas dalam Perjanjian Baru tentang pengilhaman yang memimpin para rasul ke dalam seluruh kebenaran."38
Ayat 21. Ketiga, perlawanan akan datang dari dalam keluarga sendiri: "Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka." Peringatan ini tampaknya bersifat umum, dan tidak ada bukti rasul-rasul itu sedang dianiaya oleh keluarga mereka sendiri. Namun begitu, perlawan- an dari keluarga seperti itu merupakan ancaman potensial bagi semua orang yang mengikut Kristus.
Beberapa rabi mengajarkan, "Pada generasi ketika Mesias datang, anak-anak muda akan menghina orang tua, … anak-anakperempuan akan bangkit melawan ibu mereka, dan para menantu perempuan melawan ibu mertua mereka."39Dalam konteks sekarang, para anggota keluarga akan "mengkhianati" (paradi÷dwmi, paradidōmil) atau "menyerahkan" kerabat mereka yang percaya kepada pihak berwenang (lihat 10:17) sehingga mereka akan dihukum mati.
Meski tujuan Injil Kristus adalah untuk menyatukan manusia bersama-sama, namun konsekuensi dari manusia menolak Injil adalah perpecahan bahkan di antara anggota keluarga. Yesus juga mengajarkan, Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya (Luk 12:51-53; lihat Mat 10:35, 36).
Ayat 22. Yesus memberitahu para pengikut-Nya, "Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. " Dalam kasus ini, "semua" tidak boleh ditafsirkan secara harfiah. Ini adalah contoh dari hiperbola dan dapat mencakup semua jenis, ras, dan kelas masyarakat. "Oleh karena nama-Ku," atau "demi nama-Ku" bisa berarti mereka akan dibenci karena Kristus sendiri sangat dibenci (Yoh. 15:18-25) atau mereka akan dibenci karena mereka memakai nama-Nya—yaitu, "Kristen" (1 Pet. 4:14-16). Wilkins mencatat bahwa "oleh karena nama-Ku" "adalah ungkapan Kristologi yang penting (bdk. 5:11; 24:9) yang menunjukkan kembali pentingnya nama Allah Perjanjian Lama sebagai representasi diri-Nya yang menjadi satu-satunya fokus ibadah dan kesetiaan Israel (misalnya, Kel. 3:15; 6:3; 9:16; 20:7)."40
Terlepas dari ketidaknyamanan yang mungkin dihadapi oleh para pengikut-Nya di dunia, Yesus membuat janji yang membesarkan hati: "Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat." Kata Yunani untuk "kesudahan" (te÷loß, telos) telah menimbulkan spekulasi liar tentang akhir zaman. Bagaimana bisa yang Yesus maksudkan di sini adalah akhir zaman jika pernyataan ini pada dasarnya mengacu kepada para rasul? Bahkan jika kata itu kita terapkan kepada umat Kristen di segala zaman, akankah itu berarti mereka harus hidup sampai akhir zaman untuk diselamatkan? Tentu saja tidak! Di sini kata telos tidak memiliki kata sandang tentu. Itu tidak menunjukkan "sampai akhir zaman" (lihat 24:13; 1 Kor. 13:7; Why. 3:11).41Itu bisa berarti "sampai akhir misi mereka," tetapi lebih cenderung mengacu kepada "akhir hidup"42(lihat Why. 2:10).
Ayat 23. Yesus melanjutkan, "Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain." Dalam konteksnya, pernyataan ini masih memiliki acuan kepada pelayanan rasul-rasul itu. Mereka sudah diberitahu bahwa jika mereka tidak diterima dengan baik di sebuah kota, mereka harus "mengebaskan debu dari kaki [mereka]" (10:14). Pastinya adalah bawah Ia sedang memberitahu mereka bahwa jika mereka menemukan sikap dan tindakan bermusuhan di suatu kota tertentu, mereka harus jangan tinggal di sana dan mencoba untuk meredakan situasi; melainkan, mereka harus dengan segera dan diam-diam pindah ke kota lain. Setelah gereja didirikan, Paulus mengikuti praktik ini pada perjalanan misinya (Kisah 14:1-7; 17:1-10).
Yesus melanjutkan, "Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang." Ungkapan "Anak Manusia sudah datang" sangat menantang kita tentang maknanya. Ada Lima kemungkinan yang patut dipertimbangkan:
(1) Ungkapan itu bisa mengacu kepada kedatangan Yesus ke kota-kota itu tak lama setelah dikunjungi oleh para rasul (11:1; lihat Luk. 10:1). Mungkin ini adalah penafsiran yang paling sederhana dan paling memungkinkan.
(2) Pandangan lain dimulai dengan Daniel 7:13, 14, bagian pertama dalam Kitab Suci yang menyebut kedatangan "Anak Manusia." Adegan itu secara nubuatan menggambarkan penobatan Kristus. Karena itu, jika Daniel 7:13, 14 digunakan untuk menafsirkan pernyataan Yesus ini, Ia pasti telah menunjukkan kedatangan-Nya ke dalam kerajaan-Nya pada hari Pentakosta (16:28; Kisah 2:36). Jika ini merupakan penafsiran yang benar, maka Tuhan kita sedang mengacu kepada waktu yang masih dua tahun di depan. Dengan kata lain, Yesus berkata, "Pada waktu kalian tiba di semua kota itu sekarang dan nanti dalam pelayanan kita, Anak Manusia akan datang bersama kerajaan-Nya."
(3) Yesus mungkin sedang menyiratkan kedatangan-Nya untuk menghakimi Israel ketika Yerusalem dihancurkan oleh tentara Romawi pada tahun 70. Namun begitu, jika ini adalah makna-Nya, maka Ia sedang mengacukan suatu peristiwa yang hampir masih empat puluh tahun di depan. Pandangan ini tampaknya akan meregangkan rentang waktu yang Yesus sedang siratkan.
(4) Pandangan keempat, yang juga didasarkan pada Daniel 7:13, 14, adalah menerapkan ungkapan kedatangan Kristus yang kedua. Sekali lagi, pandangan ini tampaknya sangat jauh dari rentang waktu yang Yesus sedang nyatakan.
(5) Pandangan atas ungkapan ini yang secara jelas salah adalah dugaan bahwa Yesus sedang mengacu kepada kedatangan-Nya untuk memerintah di atas bumi lahiriah. Menurut pandangan ini, sebelum para rasul itu bisa tiba ke semua kota itu, Anak Manusia akan datang lagi untuk memerintah atas kota-kota ini. Pertama, tidak ada tempat di Perjanjian Baru yang mengambarkan Yesus sebagai sedang datang lagi untuk memerintah di bumi ini. Kedua, ketika Ia datang lagi, Ia akan membawa ke sorga orang-orang yang di selamatkan untuk hidup bersama Dia di sana (lihat Yoh. 18:36; 1 Tes. 4:16-18).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Matius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali di...
Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang murid Yesus.
Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL MARKUS" 08165) dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL LUKAS" 08169), maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk
- (1) ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
- (2) hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (Mat 1:1-17);
- (3) pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
- (4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung dan
- (5) petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus.
Tujuan
Matius menulis Injil ini
- (1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus,
- (2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
- (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa
- (1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.
- (2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.
Survai
Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya (Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa kembali dari Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga diperkenalkan sebagai Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias (Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi utama dari pelayanan-Nya di depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17), peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan (Mat 13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya (Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat 26:56).
Pasal 5-25 (Mat 5:1--25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan oleh Yesus dan lima kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:
- (1) Khotbah di Bukit (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (2) pengarahan bagi orang yang diutus untuk berkeliling memberitakan Kerajaan itu (pasal 10; Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan tentang Kerajaan Allah (pasal 13; Mat 13:1-30);
- (4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan
- (5) ajaran di Bukit Zaitun mengenai akhir zaman (pasal 24-25; Mat 24:1--25:46).
Lima kisah utama dalam Injil ini adalah:
- (1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan tentang realitas kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1--9:38);
- (2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan (pasal 11-12; Mat 11:1--12:50);
- (3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis (pasal 14-17; Mat 14:1--17:27);
- (4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu terakhir (Mat 19:1--26:46);
- (5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara orang mati (Mat 26:47--28:20). Tiga ayat yang terakhir dari kitab Injil ini mencatat "Amanat Agung" Yesus.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
- (1) Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
- (2) Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
- (3) Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus
- (a) selama pelayanan-Nya di Galilea dan
- (b) mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).
- (4) Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (5) Kerajaan Sorga\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (6) Matius menekankan
- (a) standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (b) kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
- (c) kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
- (7) Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).
Full Life: Matius (Garis Besar) Garis Besar
I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11)
A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17)
B....
Garis Besar
- I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11) - A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17) - B. Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir
(Mat 1:18-2:23) - C. Perintis Jalan Sang Mesias
(Mat 3:1-12) - D. Pembaptisan Sang Mesias
(Mat 3:13-17) - E. Pencobaan Sang Mesias
(Mat 4:1-11) - II. Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea
(Mat 4:12-18:35) - A. Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea
(Mat 4:12-25) - B. Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan
(Mat 5:1-7:29) - C. Kisahan I: Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan
(Mat 8:1-9:38) - D. Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan
(Mat 10:1-42) - E. Kisahan II: Kehadiran Kerajaan
(Mat 11:1-12:50) - F. Ajaran tentang Rahasia Kerajaan
(Mat 13:1-58) - G. Kisahan III: Krisis Kerajaan
(Mat 14:1-17:27) - H. Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan
(Mat 18:1-35) - III.Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem
(Mat 19:1-26:46) - A. Perjalanan Yesus ke Yerusalem
(Mat 19:1-20:34) - B. Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem
(Mat 21:1-26:46) - 1. Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah
(Mat 21:1-22) - 2. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Mat 21:23-22:46) - 3. Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi
(Mat 23:1-39) - 4. Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan
(Mat 24:1-25:46) - 5. Komplotan untuk Mengkhianati Yesus
(Mat 26:1-16) - 6. Perjamuan Terakhir
(Mat 26:17-30) - 7. Getsemani
(Mat 26:31-46) - IV. Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan
(Mat 26:47-27:66) - A. Yesus Ditangkap
(Mat 26:47-56) - B. Yesus Diadili
(Mat 26:57-27:26) - C. Yesus Disalibkan
(Mat 27:27-56) - D. Yesus Dikubur
(Mat 27:57-66) - V. Yesus Bangkit
(Mat 28:1-20) - A. Penemuan Luar Biasa Para Wanita
(Mat 28:1-10) - B. Saksi-Saksi Palsu
(Mat 28:11-15) - C. Amanat Tuhan yang Bangkit
(Mat 28:16-20)
Matthew Henry: Matius (Pendahuluan Kitab) Di hadapan kita terdapat,
I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari...
Di hadapan kita terdapat,
- I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari Alkitab kita, yang juga disebut kovenan baru, karena kata yang digunakan memiliki kedua makna tersebut. Sebenarnya, bila menyinggung tindakan dan perbuatan Kristus, sebagaimana dimaksudkan di sini, maka istilah yang paling tepat adalah wasiat (Inggris: testament), sebab Kristuslah sang Pemberi Wasiat itu, yang berlaku sah melalui kematian-Nya (Ibr. 9:16-17). Tidak seperti suatu kovenan, dalam wasiat tidak terdapat kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam wasiat, apa yang dijanjikan itu dianugerahkan, meskipun bersyarat, berdasarkan suatu kehendak, yakni kehendak bebas, maksud baik dari Sang Pemberi Wasiat. Seluruh anugerah yang terdapat di dalam kitab ini bersumber pada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Karena itu, jika kita tidak mengakui Dia sebagai Tuhan kita, kita tidak dapat mengharapkan manfaat apa pun dari-Nya sebagai Juruselamat kita. Perjanjian ini disebut perjanjian baru, untuk membedakannya dari perjanjian yang diberikan Musa, namun bukan karena perjanjian Musa ini sudah tidak berlaku; juga untuk menyatakan bahwa perjanjian tersebut harus selalu baru, tidak menjadi usang dan ketinggalan zaman. Kitab-kitab Perjanjian Baru ini bukan saja memuat penemuan seutuhnya akan anugerah yang sudah nyata menyelamatkan semua manusia, tetapi juga merupakan sebuah sarana yang sah yang melaluinya anugerah itu disampaikan dan berdiam atas semua orang percaya. Sudah seyogyanyalah dengan cermat kita memelihara, dan dengan penuh perhatian serta sukacita kita membaca pesan dan wasiat terakhir seorang sahabat, yang melalui wasiat itu telah meninggalkan suatu warisan besar, dan bersama warisan ini pula telah mengungkapkan kasih-Nya yang mendalam kepada kita! Betapa terlebih mulianya wasiat yang diberikan Juruselamat kita yang terberkati itu, yang menjamin seluruh kekayaan-Nya yang tidak terkatakan bagi kita! Ini sungguh wasiat-Nya; meskipun wasiat itu, seperti umumnya surat wasiat, ditulis oleh orang lain (kita tidak memiliki bukti apa pun yang merupakan tulisan Kristus sendiri), namun Dia sendirilah yang menyatakannya; dan pada malam sebelum Ia mati, melalui perjamuan malam, Ia menandatangani, memeteraikan, dan mengumumkannya di hadapan dua belas orang saksi. Sebab, meskipun kitab-kitab ini baru ditulis setelah beberapa tahun kemudian, demi manfaat bagi generasi-generasi selanjutnya, in perpetuam rei memoriam – sebagai suatu peringatan abadi, Perjanjian Baru Yesus, Tuhan kita, sudah ditetapkan, dikukuhkan, dan diberitakan sejak kematian-Nya, sebagai sebuah wasiat lisan, yang tentangnya catatan-catatan dalam kitab-kitab tersebut memiliki kesamaan yang tepat. Hal-hal yang dituliskan oleh Lukas merupakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara orang waktu itu (hal-hal yang diyakini secara pasti, KJV), dan karena itu sudah dikenal baik sebelum ia sendiri menuliskannya. Namun, ketika peristiwa-peristiwa itu dituliskan, tulisan tersebut melampaui dan menyisihkan tradisi lisan, dan tulisan-tulisan ini menjadi perbendaharaan Perjanjian Baru itu. Hal ini ditunjukkan juga dalam judul tambahan yang mengawali banyak salinan Perjanjian Baru bahasa Yunani, Tēs kainēs Diathēkēs Hapanta – Keseluruhan Perjanjian Baru, atau segenap hal mengenainya. Di dalamnya diungkapkan seluruh maksud Allah berkenaan dengan keselamatan kita (Kis. 20:27). Sama sebagaimana hukum Tuhan sempurna adanya, demikian pula halnya dengan Injil Kristus, dan tidak ada lagi yang ditambahkan kepadanya. Kita telah memiliki semuanya, dan tidak ada yang perlu dicari lagi.
- II. Di hadapan kita terdapat Keempat Injil. Injil berarti kabar baik, atau berita kesukaan; dan sejarah kedatangan Kristus ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa ini jelas-jelas merupakan kabar terbaik yang pernah datang dari sorga ke atas bumi; malaikatlah yang memberikan sebutan kesukaan bagi berita itu (Luk. 2:10), Euangelizomai hymin – aku memberitakan kepadamu kesukaan besar; aku memberitakan Injil kepadamu. Nabi pun menubuatkannya (Yes. 52:7; 61:1). Di situ dinubuatkan bahwa pada hari kedatangan Mesias, kesukaan besar itu harus diberitakan. Kata Injil sepadan dengan kata Inggris Gospel yang berasal dari bahasa Sakson kuno [sebuah bahasa Germanik tua – pen.], yang berarti perkataan atau kata Allah (God’s spell atau God’s word); dan Allah dipanggil demikian karena Dia baik, Deus optimus – Allah yang mahabaik, dan karena itu kata Gospel bisa berarti suatu perkataan atau kata yang baik. Bila kita mengambil kata spell dalam artian yang lebih tepat, yaitu charm (carmen), “mantera,” dan memandangnya dari sisi baik, sebagai sesuatu yang menggerakkan dan memengaruhi, tepatnya lenire dolorem – untuk menenangkan hati, atau untuk mengubah hati supaya merasa takjub atau kasih, seperti hal-hal yang umum kita sebut memesonakan atau memikat hati, maka pengertian ini dapat diterapkan pada Injil; sebab di dalamnya sang pembaca mantra menyuarakan manteranya dengan bijak, sekalipun kepada ular tedung tuli (Mzm. 58:5-6). Begitu pula tidak seorang pun yang akan memikirkan adanya mantra lain yang memiliki kuasa seperti keindahan dan kasih Penebus kita. Segenap Perjanjian Baru adalah Injil atau kabar baik itu sendiri. Rasul Paulus menyebut Perjanjian Baru itu Injilnya, sebab ia adalah salah seorang pemberitanya. Alangkah indahnya jika kita juga menjadikannya sebagai Injil kita melalui sambutan hangat dan ketaatan kita terhadap Injil! Lazim keempat kitab yang memuat sejarah tentang Sang Penebus itu kita sebut keempat Injil, dan para penulisnya yang diilhami itu kita sebut pemberita Injil, atau penulis Injil; namun, sebutan ini tidaklah begitu tepat, karena sebutan pemberita Injil menunjuk kepada suatu golongan pengerja atau pelayan tertentu yang menjadi pembantu para rasul: “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun ... pemberita-pemberita Injil” (Ef. 4:11). Ajaran mengenai Kristus harus dijalin dengan, dan didasarkan pada, kisah tentang kelahiran, kehidupan, mujizat-mujizat, kematian, dan kebangkitan-Nya; sebab hanya dengan demikianlah doktrin tersebut tampak dalam terangnya yang paling jelas dan kuat. Seperti halnya dengan alam, demikian juga dalam anugerah, penemuan-penemuan yang paling membahagiakan adalah penemuan-penemuan yang timbul berdasarkan gambaran-gambaran tertentu dari halhal yang nyata. Sejarah alam merupakan filsafat terbaik; begitu pula dengan sejarah suci, baik Perjanjian Lama maupun Baru, adalah sarana kebenaran suci yang paling tepat dan mulia. Keempat Injil ini telah ada sejak awal Kekristenan dan telah diterima teguh oleh gereja mula-mula dan dibacakan dalam pertemuan-pertemuan ibadah Kristen, sebagaimana diungkapkan melalui tulisan-tulisan Justin Martyr dan Irenaeus, yang hidup satu abad lebih sedikit setelah kenaikan Kristus ke sorga; mereka menyatakan bahwa empat Injil sajalah, tidak lebih dan tidak kurang, yang diterima oleh gereja. Sekitar masa itu, keselarasan keempat pemberita Injil itu dihimpun oleh Tatian, dengan judul To dia tessarōn – Injil dari keempat Injil. Pada abad ketiga dan keempat muncul injil-injil lain yang dipalsukan oleh bermacam-macam sekte dan diterbitkan dengan menggunakan nama Petrus, ada lagi dengan nama Tomas, Filipus, dan seterusnya. Namun injil-injil ini tidak pernah diakui maupun dihargai oleh gereja, seperti dikatakan cendekiawan Dr. Whitby. Beliau mengajukan alasan tepat mengapa kita harus setia berpegang pada catatan-catatan tertulis ini, sebab tradisi, dengan pernyataan dan dalih apa pun yang terdapat di dalamnya, tidaklah mampu memelihara berbagai hal dengan pasti, dan hal ini pun telah kita ketahui dari pengalaman. Sebab, meskipun Kristus mengatakan dan melakukan banyak hal yang mengesankan, yang tidak tertulis (Yoh. 20:30;21:25), tradisi tidak menyimpan satu pun bagi kita, semuanya lenyap, kecuali apa yang tertulis [dalam keempat Injil – ed.]. Oleh karena itu, yang tertulis inilah, yang harus kita pegang; dan merupakan berkat Allah bahwa kita memilikinya untuk kita patuhi; itulah perkataan sejarah yang pasti.
- III. Di hadapan kita terdapat Injil menurut Matius. Penulisnya lahir sebagai orang Yahudi, dan bekerja sebagai seorang pemungut cukai, sampai Kristus memanggilnya, dan dia pun meninggalkan rumah cukai, untuk mengikut Dia. Dan penulis merupakan salah seorang yang menyertai-Nya, yang senantiasa datang berkumpul dengan ... Tuhan Yesus ... yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga (Kis. 1:21-22). Oleh sebab itu, ia merupakan saksi yang dapat diandalkan sehubungan dengan apa yang telah dicatatnya di sini. Konon ia telah mencatat sejarah ini sekitar delapan tahun setelah kenaikan Kristus ke sorga. Banyak penulis zaman tersebut yang mengatakan bahwa ia menulisnya dalam bahasa Ibrani atau bahasa Aram; namun tradisi ini disangkal oleh Dr. Whitby secara meyakinkan. Tidak diragukan lagi Injil ini ditulis dalam bahasa Yunani, seperti halnya bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru. Jadi, bukan dalam bahasa yang khusus digunakan oleh orang-orang Yahudi, yang baik bait Allahnya maupun negaranya hampir berakhir pada masa itu, namun dalam bahasa yang umum bagi dunia dan yang melaluinya pengetahuan tentang Kristus akan tersiar dengan efektif kepada seluruh bangsa di dunia. Namun bisa saja ada kemungkinan terdapat edisi dalam bahasa Ibrani yang diterbitkan Matius sendiri pada saat yang sama ketika dia menulisnya dalam bahasa Yunani. Edisi bahasa Ibrani itu untuk orang Yahudi, sedangkan edisi Yunani ditulis untuk orang-orang non-Yahudi, ketika dia meninggalkan Yudea untuk memberitakan Injil kepada mereka. Marilah kita memuji Allah karena kita memiliki Injil ini, dan memilikinya dalam bahasa yang kita pahami.
Jerusalem: Matius (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Ende: Matius (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan ...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan sebagai tertulis oleh Rasul Mateus. Terdapat kutipan-kutipan dari padanja sudah dalam abad pertama, misalnja dalam buku ketjil peladjaran agama jang berdjudul "Didache", dalam surat Bapa Sutji Klemens dari Roma kepada umat Korintus, dan didalam surat-surat termashur Ignatius Martir, uskup Antiochia.
Mengenai pribadi dan riwajat hidup Mateus kita tahu sedikit sadja. Satu-satunja peristiwa tentangnja didalam Kitab Kudus, ialah peristiwa panggilannja, jang ditjeritakan olehnja sendiri dalam 9:9-13, oleh Markus dalam karangan Indjilnja 2:13-17 dan oleh Lukas dalam 5:27-32. Selain itu hanja disebut namanja dalam daftar nama semua rasul. Didalam tjeritera panggilannja ia sendiri menjebut dirinja Mateus, sedangkan Markus dan Lukas menamakannja Levi. Diduga bahwa nama aslinja Levi dan kemudian sebagai rasul ia disebut Mateus.
Dari ketiga tjeritera tersebut kita ketahui, bahwa bapanja Alfeus, dan sebelum dipanggil oleh Jesus ia seorang pemungut bea di Kafarnaum, agaknja sebagai pegawai Herodes. Dalam daftar nama segala rasul (10:5) ia menamakan dirinja ,Mateus, pemungut bea". Djulukan itu bukan gelaran kehormatan, melainkan sebaliknja pangkat pemungut bea sangat dipandang hina oleh orang Jahudi jang "saleh". Mereka digolongkan pada kaum pendosa dan terasa tak halal bergaul agak erat dengan mereka, misalnja makan semedja dengan mereka. Itu antara lain kita batja dalam Mt. 9:11; Mk. 2:16; Lk. 5:30. Dan memang ada alasan untuk bersikap demikian terhadap mereka. Sebab rupanja kebanjakan mereka tidak djudjur, memperkaja dirinja dengan menuntut bea lebih banjak dari pada jang ditentukan dengan resmi. Mengenai hal itu baik batjalah amanat Joanes Pemandi kepada mereka dalam Lk. 3:12-13. Rupanja Zacheuspun, dalam berita Lk. 19:3-10, termasuk golongan jang kurang djudjur itu, sebelum ia bertemu dengan Jesus. Perhatikanlah chususnja ajat Lk. 19:8. Tetapi orang Jahudi chususnja kaum parisi jang menganggap dirinja golongan jang paling saleh, terlalu menjamaratakan. Bahwa ada banjak pemungut bea, jang djudjur dan luhur hati sudah njata sekali dalam tjatatan Mk. 2:15, bahwa sedjumlah besar pemungut bea dan "orang berdosa" turut makan bersama dengan Jesus sebab banjak dari antara mereka sudah mengikuti Jesus. Tentu sadja Mateuspun termasuk golongan ini dan sebab itu sudah mengenal Jesus dan Jesus mengenal dia, sebelum ia dipanggil mendjadi rasul. Dan bahwa ia tidak lekat pada barang duniawi, dan benar-benar menaruh tuntutan pertama untuk masuk kedalam Keradjaan Allah, jaitu roh kemiskinan, terang sekali sebab ia segera bangun meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Dan bukan sedikit jang ditinggalkannja, jaitu pangkat jang ringan pekerdjaannja dan banjak penghasilannja, djuga kalau dilakukan dengan djudjur, dan lagipun ia tentu tjukup kaja, sebab mampu mengadakan suatu perdjamuan "besar" (Lk. 5:29) bagi Jesus dan para pengiringnja dan sedjumlah besar undangan-undangan lain lagi.
Tentang hidup Mateus sesudah Pentekosta kita tahu sedikit dari riwajat lisan jang dapat dipertjajai. Menurut itu ia mengadjar dahulu di Palestina dan disinipun menulis Indjilnja, lalu pergi menjebarkan Indjil kepada bangsa-bangsa bukan Jahudi. Seorang murid rasul-rasul bemama Papias telah menulis kira-kira dalam tahun 125, bahwa Mateus telah mengumpulkan setjara teratur "sabda-sabda" Jesus, dalam bahasa lbrani (Aramea), dan Esebius, seorang penulis sedjarah Geredja jang terkemuka, menulis sekitar tahun 300, bahwa Mateus pertama-tama mengadjar orang sebangsanja di Palestina, dan sebelum meninggalkan mereka untuk mengadjar bangsa-bangsa lain, ia mewariskan kepada mereka, sebagai pengganti kehadirannja sendiri, karangan Indjil tertulis dalam bahasa nenek-mojang mereka.
Karangan asli dalam bahasa Aramea itu diduga ada tertulis antara tahun 40 dan 50, dan 10 atau 20 tahun kemudian, sudah diterdjemahkan kedalam bahasa Junani. Menurut Papias beberapa "orang lain menterdjemahkannja, masing-masing sekedar kemampuannja". Djadi waktu Papias sudah ada beberapa terdjemahan, jang agak berbeda satu sama lain. Satu dari terdjemahan-terdjemahan itu kemudian diterima dengan resmi oleh Geredja purba, sebagai karangan Mateus dan sebagai termasuk Kitab Kudus. Menurut keterangan Geredja agak resmi, terdjemahan ini dalam keseluruhannja, jaitu mengenai isinja tjotjok dengan aslinja, demikian rupa sehingga Mateus harus dinamakan pengarangnja. Menurut Papias, Mateus telah mengumpulkan "logia-logia" Jesus. "Logia" itu biasa diterdjemahkan dengan "sabda", tetapi sekurang-kurangnia dewasa itu, arti kata itu lebih luas, sehingga perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hidup Jesus termasuk padanja djuga.
Rupa-rupanja penterdjemah agak erat mengikuti teks asli, tetapi ada sardjana jang berpendapat atau menduga, bahwa ia sana-sini mengubah susunan asli dan menambah pula bahan dari sumber-sumber jang lain. Soal-soal ilmiah itu tidak mengenai hakekat Indjil dan tidak penting bagi kita. Bagi kita tjukup kepastian, bahwa seluruh karangan Indjil jang kita punjai dalam Kitab Kudus, terdjamin kebenarannja sebagai wahju Allah dan diilham oleh Roh Kudus, oleh djabatan Geredja jang resmi.
Mengenai bahasa dan gaja bahasa, penterdjemah bekerdja dengan sangat bebas. Itu terang sebab bahasanja Junani murni sekali dan rapih teratur menurut tatabahasa Junani. Gaja-bahasapun pada umumnja tidak berbeda dengan jang lazim dewasa itu pada orang Junani. Bahasanja sederhana, tetapi barus dikatakan elok djuga.
Namun demikian masih terdapat bekas-bekas karangan asli berbabasa Aramea djuga, seperti istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan Aramea jang tidak diterdjemahkan, lain jang diterangkan artinja dalam bahasa Junani, lain pula jang diterdjemahkan kata-demi-kata, sehingga tetap bertjorak bahasa Jahudi. Hal-hal itu mengesankan, bahwa karangan asli berbahasa Aramea benar. Tetapi jang lebih djelas membuktikan, sepandjang karangan, bahwa pengarang asli sungguh-sungguh seorang Jahudi tulen jang hidup di Palestina, ialah pengetahuannja jang teliti dan luas tentang keadaan dan suasana hidup ditanah itu. Itu misalnja mengenai hal-hal ilmu-bumi, tjorak-tjorak alam, kehidupan keagamaan dan kemasjarakatan, adat-istiadat, partai-partai dan masalah-masalah politik. Pun tentang hal-hal keuangan, dan dalam itu kita barangkali melihat seorang bekas pemungut bea.
Tentang susunan karangan
Tidak seorangpun dari pengarang-pengarang Indjil bermaksud menulis suatu buku sedjarah atau riwajat hidup Jesus. Mateus kurang lagi dari pada pengarang- pengarang jang lain. Ia memang mulai dengan kelahiran Jesus dan mengachirinja dengan wafat dan kebangkitan Jesus, tetapi selain dalam garis besar itu, ia sedikit sekali mengindahkan urutan waktu dalam menjusun pengadjaran-pengadjaran Jesus atau peristiwa-peristiwa jang ditjeritakannja. Njatalah rentjananja menulis satu buku peladjaran agama jang djelas dan mengesankan, tentu sadja sebagai ringkasan pengadjarannja sehari-hari bagi umat. Sebab itu ia mengumpulkan sabda-sabda dan adjaran-adjaran Jesus, jang agak sama isi dan tudjuannja, sehingga mendjadi satu pengadjaran (chotbah) agak pandjang. Demikian misalnja dalam 4:12-7:29; 13: 1-58;19:1-20:34.
Tak lain sikapnja terhadap mukdjizat-mukdjizat atau peristiwa-peristiwa jang lain. la menghubung dengan memandang isi dan tudjuannja. Ia mengindahkan hanja adjaran jang terkandung didalamnja dan sebab itu tjeritera-tjeriteranja pada umumnja ringkas sadja dengan menondjolkan intinja berupa adjaran itu. Haruslah kita perhatikan tjara bekerdja Mateus itu, supaja djangan kita ragu-ragu atau keliru, kalau kita menemukan bahwa tempat dan waktu peristiwa-peristiwa jang diriwajatkan Mateus tidak tjotjok dengan karangan-karangan Indjil lain. Demikian pula harus diperhatikan, bahwa kata-kata penghubung waktu, seperti misalnja "lalu", "kemudian", pada hari (masa) itu" sebenarnja tidak dimaksudkan sebagai penghubung waktu, melainkan merupakan "awal kata" sadja, jaitu unsur gaja bahasa primitip jang tidak berarti, seperti umpamanja dalam bahasa kita dahulu "arkian", "sebermula" dan lain-lain.
Tudjuan karangan Mateus
Telah ditundjuk, bahwa susunan karangan Mateus kurang bersifat sedjarah. Tetapi dalam satu hal ia lebih berwudjud sedjarah dari karangan-karangan lain, jaitu dalam menundjukkan lebih tegas, bahwa Perdjandjian Baru adalah landjutan langsung dan wadjar dari Perdjandjian Lama, malah penjelesaiannja dan bahwa kedua-duanja merupakan satu sedjarah atau djalan penjelamatan manusia, menurut rentjana Allah dari kekal.
Tudjuan chusus pula, dan boleh dikatakan jang utama seluruh karangan, ialah membuktikan, bahwa "Jesus dari Nazaret" benar-benar Mesias jang dinubuatkan sifat-sifat 2dan nasibnja dalam nubuat-nubuat para nabi. la membuktikan itu dengan kutipan-kutipan dari Kitab Kudus sendiri. Sebab itu kita bertemu dengan begitu banjak kutipan-kutipan dari Perdjandjian Lama. Itu tentu pertama-tama bagi umat-umat sendiri, untuk mejakinkan dan menginsjafkan mereka lebih tegas, guna meneguhkan imannja dan menabahkan hatinja terhadap serangan-serangan dari pihak kaum sebangsanja jang belum pertjaja. Mereka terus-menerus, diperolok- olokkan Jahudi kolot itu, diumpat-umpat malah dikutuk seolah-olah mereka telah murtad dari Allah. Tetapi disamping itu Mateus mengharap lagi dengan tulisannja dapat mejakinkan orang-orang baik jang belum sampai pertjaja dan bertobat pula, ataupun tjalon-tjalon jang masih beladjar.
Ada satu persoalan lagi, jang sudah sewadjarnja dan tentu sadja tidak sedikit mengganggu pemikiran dan ketenteraman hati umat muda, maupun tjalon-tjalon jang hendak masuk dan orang-orang lain jang berminat pula, jakni bagaimana mungkin, djustru kalangan-kalangan atasan dan jang tjendekia, seperti para ahli taurat, lagipun orang-orang parisi jang terkenal sebagai golongan jang paling saleh, tidak mengenal Jesus sebagai Mesias, malah bulat menolaknja. Bergandengan pula dengan itu, bagaimana boleh dibiarkan oleh Allah, bahwa kaum Israel, kaum terpilih jang dalam keseluruhannja diberi djandji akan mewarisi Keradjaan Mesias tidak menerimanja. Mateus memberi djawaban jang terang sepandjang seluruh karangan. Inti djawaban itu jakni: nasib mereka adalah akibat kesalahan mereka sendiri. Allah sudah dari kekal mengetahui ketegaran hati mereka, telah menjatakannja dalam nubuat-nubuat para nabi, dan memperhitungkannja dalam rentjana penjelamatan manusia. Mateus selandjutnja menggambarkan pokok dan perkembangan sikap para pemimpin dengan djelas dengan mentjeritakan peristiwa- peristiwa pertemuan mereka dengan Jesus. Pokoknja ialah iri hati mereka terhadap Jesus, sebagaimana segera djuga kentara bagi Pilatus (27:18). Dan dalam segala pertemuan tampak senjata-njatanja, betapa tinggi menondjol keunggulan sikap, keagungan djiwa dan keluhuran hati Jesus diatas kepitjikan, kelemahan dan ketakdjudjuran kaum ahli taurat dan parisi. Setiap kali mereka datang bersoal dengannja, mentjobainja, hendak menangkapnja dalam perkataannja atau menuduhnja, merekalah jang kalah semata-mata didepan orang jang hadir. Malah setjara njata pula mereka setjara moril kalah sama sekali didalam pemeriksaan mahkamah agung dan didepan Pilatus, djuga sepandjang sengsara dan dalam kematian Jesus, achirnja dengan sepenuhnja dalam kebangkitan Jesus, hal mana merekapun tidak dapat menjangkalnja dalam hati mereka. Ingatlah 28:11-15. Kekalahan-kekalahan bertubi-tubi itu, sedangkan "seluruh rakjat mengikuti Jesus", tak boleh tidak mesti menjebabkan iri hati semakin mendjelma mendjadi kebentjian, jang achirnja menghebat sampai mereka mata gelap belaka.
Tetapi selain iri hati, kebentjian dan penolakan terhadap Jesus berpokok lebih dalam lagi, jaitu dalam pertentangan tjita-tjita mereka dengan tjita-tjita Keradjaan Allah jang diandjurkan Jesus. Mereka tidak dapat menerima seorang Mesias jang tidak berminat politik terhadap pendjadjahan Romawi dan tidak pertama-tama berdjandji mendirikan keradjaan David jang baru, jang makmur dan djaja atas segala keradjaan. Sebaliknja Ia menuntut roh kemiskinan, kerendahan hati, penjangkalan diri dan kerelaan memikul salib sebagai dasar keradjaannja.
Dalam 5:20 Jesus telah memperingatkan: Djikalau kebenaranmu tidak melebihi kebenaran para ahli taurat dan orang parisi, kamu tidak akan masuk kedalam Keradjaan Surga. Kemudian Ia berkali-kali dengan setegas-tegasnja membuka kedok kemunafikan dan keburukan hati mereka. la terpaksa, supaja rakjat djelata insjaf dan djangan pertjaja serta mengikuti mereka. Mateus mengumpulkan beberapa utjapan Jesus jang tegas dan agak keras terhadap mereka dalam bab 23 karangannja. Tetapi, betapapun pentingnja menondjolkan apa jang dipaparkan diatas, untuk meneguhkan iman dan menabahkan hati umat muda bangsa Jahudi itu, namun atjara pokok dan tudjuan utama karangan Mateus djauh lebih luas dan umum, jaitu memperkenalkan Jesus seutuh-utuhnja dan merekamkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Jesus sedalam-dalamnja dalam hati umat Jahudi itu, tetapi oleh penjelenggaraan Roh Kudus, kedalam hati seluruh umat manusia untuk segala abad. Tetapi atjara-atjara dan tudjuan-tudjuan jang dibitjarakan diatas itu sebenarnja merupakan unsur-unsur penting atjara pokok dan tudjuan utama tersebut, sebab baik kepribadian Jesus sendiri, maupun kebenaran dan keluhuran adjaran dan tjita-tjita Keradjaan Allah, djustru makin menjolok dalam perlawanannja dengan salah-paham dan sikap buruk para penentang.
Tetapi untuk mendapat gambaran jang lebih utuh, perlu banjak segi-segi lain lagi disoroti. Indjil harus ditulis demikian lengkap, sehingga mendjadi tjermin segenap kebenaran dan pedoman hidup bagi semua orang menghantar mereka kepada keselamatan abadi. Untuk itu Mateus mengumpulkan adjaran-adjaran Jesus, jang diutjapkannja dimuka orang banjak dan kepada murid-murid tersendiri, dalam bentuk utjapan pendek (amsal), perumpamaan atau chotbah. Tetapi pada bentuk pengadjaran Jesus jang paling njata pula, ialah Jesus sendiri, seluruh kepribadian dan kehidupannja. Apa jang diadjarkannja, dilakukannja sendiri dengan sempurna, mendjadi tjontoh dan penundjuk djalan, bagaimana dapat dan harus kitapun mewudjudkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Indjil pada diri kita dan disekeliling kita dalam hidup kemasjarakatan dan keagamaan. Untuk itu Mateus mentjeritakan sadja peristiwa-peristiwa hidup Jesus dan perbuatan-perbuatannja. Pertama-tama untuk menjatakan bahwa Jesus benar-benar Mesias, Putera Allah jang Mahatinggi, penuh berkekuasaan Ilahi, guna membangunkan kepertjajaan jang teguh dan pasti. Dan bagi siapa sadja jang pertjaja dan selandjutnja dengan luhur hati membatja dan merenungkan Indjil, dalam tiap-tiap kalimat, Jesus menondjol sebagai manusia utama, sempurna dalam segala-galanja sehingga mempesona dan menimbulkan hasrat untuk sekedar menjamai kesempurnaan itu. Jesus menondjol sebagai satu-satunja terang dunia sedjati (Jo. 1:5 dan 9;8:12; 12:46) jang tak pernah menjembunjikan diri, melainkan menjinari semua manusia jang hendak mendekatiNja dalam membatja Kitab Kudus, supaja mereka "melihat perbuatan- perbuatannja jang baik dan memuliakan BapaNja jang ada disurga" (Mt. 5:16). Djuga supaja kita memuliakanNja, terlebih dengan mengikuti djedjak Jesus, dalam tjita-tjitaNja serba rohani-abadi, dalam tjintanja tak terhingga kepada BapaNja dan dalam tjinta-kasihNja jang mesra dan kuat kepada semua manusia, sampai mengurbankan Dirinja semata-mata, mengikuti djedjak Jesus djuga sampai berani berkurban, menjangkal diri dan tetap turut memanggul salib kita.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Matius: KUASA SANG RAJA 10:1-23
Misi Dua Belas Rasul
Kesimpulan pasal sebelumnya berfungsi juga sebagai pengantar pasal 10: "Karena itu mintal...
Matius: KUASA SANG RAJA 10:1-23
Misi Dua Belas Rasul
Kesimpulan pasal sebelumnya berfungsi juga sebagai pengantar pasal 10: "Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (9:38). Yesus mengutus Dua Belas Rasul untuk melakukan tugas terbatas kepada kaum Yahudi. Mereka harus memberitakan kerajaan yang hampir datang dan meneguhkan berita mereka itu dengan menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh-roh jahat. Penugasan dari Yesus dalam pasal 10 membentuk ceramah utama yang kedua dalam catatan Matius.
Secara umum, instruksi Yesus dalam pasal ini dibatasi pada misi terbatas Dua Belas Rasul yang dilakukan di Israel (10:5-15, 23). Namun begitu, beberapa dari arahan-Nya itu lebih bersifat umum (10:18, 22, 26, 28, 32). Arahan itu mengantisipasi Amanat Agung, yang memerintahkan kabar baik tentang Kristus dibagikan kepada semua bangsa (28:18-20; Mrk. 16:15, 16; Luk. 24:46, 47). Dalam hal ini, pasal 10 membahas misi Dua Belas Rasul serta, pada tingkat tertentu, misi gereja.1
Minat utama Matius, tampaknya, lebih kepada instruksi Yesus daripada penugasan terbatas itu sendiri. Tidak ada laporan aktual yang dibuat mengenai keberangkatan, pekerjaan, dan kepulangan rasul-rasul itu (lihat Mrk. 6:12, 13, 30; Luk. 9:6, 10). Setelah ceramah itu, Matius mengatakan bahwa Yesus "[pergi] dari sana untuk mengajar dan memberitakan injil di dalam kota-kota mereka" (11:1).2
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) PENUGASAN TERBATAS (Matius 10)
Sebuah pelajaran dapat dikembangkan di seluruh pasal itu dengan pembagian sebagai berikut: (1) Yesus memanggil para ra...
PENUGASAN TERBATAS (Matius 10)
Sebuah pelajaran dapat dikembangkan di seluruh pasal itu dengan pembagian sebagai berikut: (1) Yesus memanggil para rasul (10:1-4); (2) Yesus menugaskan para rasul (10:5-15); (3) Yesus memperingatkan para rasul (10:16-23); dan (4) Yesus mengajar para rasul (10:24-42).
David Stewart
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) PERPANJANGAN PELAYANAN YESUS (Matius 10:1-8)
Para rasul secara unik dipanggil oleh Kristus dan diilhami oleh Roh Kudus. Orang Kristen sekarang ini ti...
PERPANJANGAN PELAYANAN YESUS (Matius 10:1-8)
Para rasul secara unik dipanggil oleh Kristus dan diilhami oleh Roh Kudus. Orang Kristen sekarang ini tidak memiliki karakteristik yang sama. Namun begitu, kita telah dipanggil oleh injil, dan kita memiliki Firman yang diilhami oleh Roh. Selain itu, Amanat Agung masih berlaku untuk kita sekarang ini (28:18-20). Seperti rasul-rasul itu, kita ini adalah perpanjangan pelayanan Yesus. Ada dikatakan bahwa "kita adalah tangan dan kaki-Nya." Jika pekerjaan Kristus di dunia harus diselesaikan, murid-murid-Nyalah yang akan melakukannya.
David Stewart
TFTWMS: Matius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Donald A. Hagner, Matthew 1-13, Word Biblical Commentary, vol. 33A (Dallas: Word Books, 1993), 262.
2 Douglas R. A. Hare, Matthe...
Catatan Akhir:
- 1 Donald A. Hagner, Matthew 1-13, Word Biblical Commentary, vol. 33A (Dallas: Word Books, 1993), 262.
- 2 Douglas R. A. Hare, Matthew, Interpretation (Louisville: John Knox Press, 1993), 113.
- 3 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 881.
- 4 See Jack P. Lewis, The Gospel According to Matthew, Part 1, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1976), 145; and R. T. France, The Gospel According to Matthew, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 176.
- 5 Michael J. Wilkins, "Matthew," in Zondervan Illustrated Bible Backgrounds Commentary, vol. 1, Matthew, Mark, Luke, ed. Clinton E. Arnold (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2002), 67.
- 6 Yesus memberi murid-muridNya "otoritas" atau "kekuasaan" seperti yang Ia telah tunjukkan dalam pasal-pasal sebelumnya (lihat komentar tentang 7:28, 29; 8:9).
- 7 Beberapa naskah kuno tidak memuat kata apostolos dalam Markus 3:14.
- 8 Istilah "rasul" sering digunakan untuk menggambarkan Paulus, yang secara unik dipilih dan ditugaskan oleh Tuhan (1 Kor. 15:8-10). Selain itu, kata ini juga digunakan dengan makna yang lebih luas untuk menunjukkan orang yang diutus oleh jemaat (Kisah 14:4, 14; 2 Kor 8:23; Fil. 2:25; 1 Tes. 1:1; 2:6).
- 9 Lihat W. F. Albright and C. S. Mann, Matthew, The Anchor Bible (Garden City, N.Y.: Doubleday & Co., 1971), 117.
- 10 Lewis, 147.
- 11 Kota lain bernama "Keriot" terletak di Moab (Yer. 48:24; Amos 2:2).
- 12 Hagner, 266; see George Wesley Buchanan, "Judas Iscariot," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 2:1151-52.
- 13 Robert H. Mounce, Matthew, New International Biblical Commentary (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1991), 92.
- 14 William Barclay, The Gospel of Matthew, vol. 1, 2d ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1958), 1:373.
- 15 Ibid.
- 16 Orang Samaria hanya disebut sekali dalam Matius (10:5). Orang campuran ini berasal dari orang-orang asing yang didatangkan yang lalu kawin campur dengan orang Israel setelah penawanan Asyur pada tahun 722 S. M. (2 Raja 17:24; Lihat Neh. 13:23, 24). Awal konflik mereka dengan orang-orang Yahudi terjadi pada periode pascapembuangan (Ezra 4:1-24).
- 17 J. W. McGarvey, The New Testament Commentary, vol. 1, Matthew and Mark (N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 89.
- 18 Mounce, 92.
- 19 Lihat Bauer, 811.
- 20 Satu persamaan dapat dibuat dengan kelompok Essene, yang sangat ramah terhadap anggota sekte mereka sendiri. Josephus melaporkan: "Untuk alasan mana mereka itu tidak membawa apa-apa ketika melakukan perjalanan ke tempat-tempat pelosok, meskipun mereka tetap membawa senjata mereka, karena takut pencuri" (Josephus Wars 2.8.4).
- 21 Lihat John Lightfoot, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew-1 Corinthians, vol. 2, Matthew-Mark (Oxford: Oxford University Press, 1859; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker, 1979), 183-85.
- 22 David Hill, The Gospel of Matthew, The New Century Bible Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1972), 186.
- 23 France, 181.
- 24 Untuk contoh tumpangan di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, lihat William Hendriksen, New Testament Commentary: Exposition of the Gospel According to Matthew (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1973), 459.
- 25 Hill, 187.
- 26 Mounce, 93.
- 27 Lihat Talmud Nedarim 53b; Sanhedrin 12a.
- 28 H. Leo Boles, A Commentary on the Gospel According to Matthew (Nashville: Gospel Advocate Co., 1936), 226.
- 29 Kej. 13:13; 19:24, 25; Ula. 32:32; Is. 1:10; Yeh. 16:46, 48, 49; Mat. 11:22, 24; Luk. 10:12; 17:29; Rom. 9:29; 2 Pet. 2:6; Yudas 7.
- 30 James Burton Coffman, Commentary on Matthew (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1977), 136.
- 31 Wilkins, 69.
- 32 Rabbah Song of Songs 2.14.1.
- 33 Gerhard F. Hasel, "Dove," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979), 1:988.
- 34 Mishnah Sanhedrin 1.2.
- 35 Wilkins, 69.
- 36 Pengadilan Yesus merupakan bukti prinsip ini bekerja. Ia pertama kali diadili di Yerusalem oleh Sanhedrin, tetapi Ia juga diperiksa oleh Herodes dan akhirnya dihukum mati oleh prokurator Romawi Pontius Pilatus (Luk 22:54-23:25).
- 37 Tacitus Annals 15.44.
- 38 Coffman, 137.
- 39 Talmud Sanhedrin 97a.
- 40 Wilkins, 69.
- 41 Lewis, 152.
- 42 Albert Barnes, Notes on the New Testament: Matthew and Mark, ed. Robert Frew (Philadelphia: N.p., 1832; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1974), 113.
- 43 Hare, 112.28
- 44 Mounce, 94.
Pengarang: Sellers Crain
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) RASUL-RASUL YESUS (Matius 10:2-4)
Yesus awalnya memilih dua belas orang untuk menjadi duta pribadi-Nya (Mrk. 3:13-15; Luk. 6:12-13). Orang-orang ini ...
RASUL-RASUL YESUS (Matius 10:2-4)
Yesus awalnya memilih dua belas orang untuk menjadi duta pribadi-Nya (Mrk. 3:13-15; Luk. 6:12-13). Orang-orang ini telah bersama Dia sepanjang durasi pelayanan-Nya—dari saat pembaptisan-Nya sampai kenaikan-Nya—dan mereka berfungsi sebagai saksi kebangkitan-Nya (Kisah 1:21, 22; 2:32). Matias dipilih menggantikan Yudas, yang mengkhianati Yesus dan kemudian bunuh diri (Kisah 1:15-26). Paulus kemudian dipilih oleh Yesus sebagai rasul (Kisah 9:1-22; 1 Kor. 15:1-11; 2 Kor. 11:5). Hanya empat belas orang itu yang secara khusus menjadi rasul Kristus.
Istilah "rasul," bagaimanapun, digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan orang lain dalam arti yang berbeda. Yesus sendiri disebut "Rasul," menjadi contoh utama bagi orang yang diutus pada suatu misi (Ibr. 3:1). Yakobus, saudara Tuhan, adalah saksi mata kebangkitan itu (1 Kor. 15:7) dan memiliki peran kepemimpinan yang penting di gereja Yerusalem (Kisah 15:13-21; 21:17, 18; Gal. 2:9). Ia diacukan sebagai salah satu "soko guru" (Gal. 1:19). Contoh lain adalah Barnabas; ia dan Paulus dikelompokkan bersama sebagai "rasul" (Kisah 14:4, 14). Kedua orang ini diutus untuk memberitakan injil oleh gereja di Antiokhia, yang dipilih untuk misi ini oleh Roh Kudus (Kisah 13:1-3). Beberapa orang lain juga disebut sebagai "rasul" atau "utusan" karena mereka ditugaskan oleh jemaat lokal untuk suatu tugas tertentu (2 Kor 8:23; Flp. 2:25; 1 Tes. 1:1; 2:6) .
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) PETRUS (Matius 10:2-4)
Karena Petrus selalu disebut lebih dulu dalam daftar rasul-rasul Tuhan, beberapa orang menyarankan bahwa ia adalah rasul kepal...
PETRUS (Matius 10:2-4)
Karena Petrus selalu disebut lebih dulu dalam daftar rasul-rasul Tuhan, beberapa orang menyarankan bahwa ia adalah rasul kepala dan bahkan "kepala gereja." Konsep salah juga didasarkan pada kesalahpahaman tentang pernyataan Yesus kepada Petrus di Matius 16:18, 19. Gereja Katolik Roma bahkan mengaku bahwa Petrus adalah paus pertama. Petrus tidak pernah mengaku punya otoritas seperti itu untuk dirinya sendiri. Paulus pernah menegur Petrus karena kemunafikannya dalam hal makan semeja dengan orang-orang Kafir (Gal. 2:11-14), namun Petrus kemudian memuji Paulus atas kedalaman pengetahuannya (2 Pet. 3:15, 16). Selain itu, Petrus dengan rendah hati menggambarkan dirinya sebagai "sesama gembala" (1 Pet. 5:1). Tidak pernah ada "paus" atas gereja Kristus mula-mula, dan Kristus adalah satu-satunya kepala gereja-Nya (Efe. 1:22, 23; 5:23; Kol. 1:18).
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) "KUASA DARI TEMPAT TINGGI" (Matius 10:8)
Yesus menjanjikan para rasul bahwa mereka akan menerima "kuasa" dari Roh Kudus untuk men...
"KUASA DARI TEMPAT TINGGI" (Matius 10:8)
Yesus menjanjikan para rasul bahwa mereka akan menerima "kuasa" dari Roh Kudus untuk menjadi "saksi"-Nya (Kisah 1:8; Lihat Luk. 24:49). Salah satu kekuatan, atau "karunia," yang mereka terima adalah kemampuan untuk menyampaikan kepada orang lain berbagai karunia Roh Kudus (1 Kor. 12:4-11). Dalam pasal-pasal awal Kisah Para Rasul, jelas terlihat bahwa para rasul adalah satu-satunya kelompok orang yang bisa melakukan ini (Kisah 8:14, 15).
Karena pencurahan Roh Kudus secara spontan hanya terjadi dua kali (Kisah 2, 10), satu cara bagi orang lain untuk menerima kuasa mujizatiah dari Roh Kudus adalah dengan memiliki karunia-karunia ini yang diberikan oleh rasul-rasul itu. Hal ini terjadi bersamaan dengan doa dan penumpangan tangan rasul-rasul.
Pada titik tertentu setelah perubahan hidupnya (Kisah 9), Paulus menerima karunia mujizatiah dan kuasa untuk memberikan karunia itu kepada orang lain. Sebagai seorang rasul, ia mampu meletakkan tangannya atas seorang Kristen baru, memberi dia kuasa yang memiliki pelbagai karunia Roh (Kisah 19:6; Rom. 1:11; 2 Tim. 1:6). Begitu seorang Kristen diberi karunia, tampaknya ia bisa mencari karunia tambahan melalui doa. Paulus menyurati jemaat Korintus bahwa mereka harus "berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama," terutama "karunia untuk bernubuat" (1 Kor. 12:31; 14:1). Ia mendorong orang-orang yang bicara dalam bahasa roh untuk "berdoa supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya" (1 Kor. 14:13).
Ketika rasul terakhir meninggal, kuasa untuk melimpahkan pelbagai karunia itu mati bersama dia. Pelbagai karunia mujizatiah Roh Kudus berakhir dari bumi pada saat kematian orang terakhir yang ke atasnya seorang rasul pernah menumpangkan tangannya.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) "PERJALANAN tanpa BEBAN" (Matius 10:9, 10)
Meski batasan-batasan tertentu dalam 10:9, 10 hanya untuk para rasul yang diberi penugasan terba...
"PERJALANAN tanpa BEBAN" (Matius 10:9, 10)
Meski batasan-batasan tertentu dalam 10:9, 10 hanya untuk para rasul yang diberi penugasan terbatas, namun batasan-batasan itu menyediakan setidaknya dua pelajaran penting bagi kita seraya kita mencoba melaksanakan Amanat Agung Tuhan. Pertama, sama seperti para rasul yang harus percaya bahwa Allah akan menyediakan kebutuhan mereka pada misi mereka, kita juga harus percaya bahwa Ia akan memelihara kita sekarang ini. Kedua, kepemilikan harta bisa menjadi penghalang bagi misi kita menginjili dunia. Hare menulis, Dalam hal apa pun, pesan utama ayat 9-10 adalah "Perjalanan Tanpa Beban." Ketika dialihkan ke zaman modern, hal ini menunjukkan bahwa misionaris Kristen harus hidup sederhana, bebas dari beban materialisme. Ini akan berlaku baik bagi mereka yang meninggalkan rumah dan negara untuk memberitakan injil di tempat-tempat yang jauh dan bagi mereka yang ingin berbagi iman mereka dengan para tetangga di rumah. Kita harus jangan membiarkan bagasi berlebihan kita menghalangi injil.43
David Stewart
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) MENYOKONG PENGINJIL (Matius 10:10)
Beberapa orang keberatan untuk membayar pelayan injil atas pekerjaan mereka. Namun, Yesus menegaskan bahwa "s...
MENYOKONG PENGINJIL (Matius 10:10)
Beberapa orang keberatan untuk membayar pelayan injil atas pekerjaan mereka. Namun, Yesus menegaskan bahwa "seorang pekerja patut mendapat upahnya" (10:10). Paulus bukan hanya menganjurkan membayar pengkhotbah, ia bahkan memerintahkannya: "Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihank kalau kami menuai hasil duniawi dari pada kamu?" (1 Kor. 9:11); "Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu"(1 Kor. 9:14). Pengkhotbah harus jangan berkhotbah hanya untuk menerima uang, tetapi mereka harus disokong secara memadai.
David Stewart
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) TINGKAT UPAH DAN HUKUMAN (Matius 10:15)
Ketika mendiskusikan mereka yang menolak rasul-rasul-Nya, Yesus mengatakan bahwa "Sodom dan Gomora akan ...
TINGKAT UPAH DAN HUKUMAN (Matius 10:15)
Ketika mendiskusikan mereka yang menolak rasul-rasul-Nya, Yesus mengatakan bahwa "Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu" (10:15). "Lebih ringan" tidak menyiratkan hilangnya hukuman. Yesus bahkan juga tidak mengisyaratkan ada gagasan seperti itu. Artinya yang paling jelas adalah bahwa, karena Sodom dan Gomora tidak memiliki pengetahuan atau kesempatan yang sama dengan kota-kota yang Yesus dan murid-muridNya kunjungi, maka penduduk Sodom dan Gomora itu tidak akan menanggung hukuman berat bagi penolakan mereka atas berita Allah. Dengan kata lain, orang-orang yang punya kesempatan yang lebih besar memiliki tanggung jawab yang lebih besar pula (lihat Ibr. 10:26-30). Gagasan tentang adanya berbagai tingkat hukuman ditemukan di nas-na lain juga (11:20-24; Luk. 12:41-48; 20:47).
Perjanjian Baru juga menunjukkan bahwa akan ada berbagai tingkat upah (5:19; 6:19-21; 18:4; Luk. 19:17-19; 1 Kor. 3:12-15; 2 Kor. 9:6; Yak. 3:1). Keselamatan adalah oleh kasih karunia Allah yang dimanifestasikan dalam Kristus (Efe. 2:8-10); tidak ada orang yang bisa mengupayakan sendiri jalannya menuju sorga (Roma 6:23). Namun begitu, ini tidak meniadakan fakta bahwa orang Kristen akan dinilai oleh Allah dan bahwa masing-masing akan menerima upah pribadi. Paulus menulis, "Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat" (2 Kor. 5:10; lihat Rom. 2:5-11; 14:10-12; 1 Kor. 4:5; Why. 20:11-15). Penilaian Allah atas perbuatan orang Kristen menentukan kualitas upahnya.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) MENGHADAPI PERLAWANAN (Matius 10:16-23)
Yesus meramalkan bahwa murid-murid-Nya akan menghadapi penganiayaan dari tiga sisi: dari lembaga agama, dari ...
MENGHADAPI PERLAWANAN (Matius 10:16-23)
Yesus meramalkan bahwa murid-murid-Nya akan menghadapi penganiayaan dari tiga sisi: dari lembaga agama, dari pemerintah, dan dari keluarga mereka. Untuk tingkatan yang beragam, orang Kristen di seluruh dunia mungkin mengalami perlawanan dari kekuatan-kekuatan yang sama ini.
Lembaga Agama. Beberapa orang yang tinggal di tempat-tempat yang memiliki agama negara mungkin menghadapi permusuhan tersebut. Bahkan mungkin terjadi bahwa mereka yang menyebut diri mereka "Kristen" membenci orang lain yang juga menyebut diri mereka "Kristen" Mereka yang berusaha menjadi "orang Kristen saja" sering paling dibenci dari semuanya.
Pemerintah. Mereka yang tinggal di daerah di mana pemerintah tidak mengizinkan kebebasan beragama telah dipaksa untuk berhimpun secara pribadi dan secara ilegal; mereka berisiko ditangkap, dipukuli, dan dipenjarakan. Dalam kasus lain, orang Kristen yang berbicara menentang kemesuman dan ketidakadilan ditentang oleh pemerintahnya.
Keluarga. Beberapa orang diejek karena menjadi orang Kristen oleh anggota keluarga mereka sendiri. Perbedaan dalam nilai-nilai moral dan prioritas sering memicu konflik. Dalam beberapa kasus ekstrim, orang percaya dibuang oleh kerabat mereka.
David Stewart
BIS: Matius (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja
Penyelamat yang dijanjikan
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.
Buku Matius ini disusun secara teratur; mulai dengan kelahiran Yesus, kemudian mengenai baptisan dan godaan yang dialami-Nya, lalu mengenai karya-Nya di Galilea. Di situ Ia berkhotbah, mengajar dan menyembuhkan orang. Setelah itu buku ini mengisahkan perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem, dan apa yang terjadi dengan Yesus dalam minggu terakhir hidup-Nya di dunia ini yang memuncak pada kematian dan kebangkitan-Nya.
Salah satu hal yang dititikberatkan oleh Matius ialah bahwa Yesus adalah Guru yang besar, yang mengajar bahwa Allah memerintah sebagai Raja. Yesus juga mempunyai wibawa untuk menjelaskan arti dari Hukum Allah. Kebanyakan dari ajaran-ajaran Yesus itu dikelompokkan menurut pokok-pokoknya. Ada lima kelompok:
- (1) Khotbah di Bukit yang menyangkut sikap, kewajiban, hak-hak, dan tujuan hidup para anggota umat Allah (pasal 5-7 Mat 5:1-7:28);
- (2) petunjuk-petunjuk kepada kedua belas pengikut Yesus untuk melaksanakan tugas (pasal 10 Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan-perumpamaan tentang keadaan waktu Allah memerintah sebagai Raja (pasal 13 Mat 13:1-58);
- (4) ajaran mengenai makna menjadi pengikut Yesus (pasal 18 Mat 18:1-35); dan
- (5) ajaran tentang akhir zaman dan tentang kedatangan Anak Manusia (pasal 24-25 Mat 24:1-25:46).
Isi
- Daftar asal-usul Yesus Kristus dan kelahiran-Nya
Mat 1:1-2:23 - Pekerjaan Yohanes Pembaptis
Mat 3:1-12 - Baptisan dan godaan terhadap Yesus
Mat 3:13-4:11 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Mat 4:12-18:35 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mat 19:1-20:34 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mat 21:1-27:66 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Mat 28:1-20
Ajaran: Matius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Matius.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen keturunan Yahudi, (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus).
Isi Kitab: Injil Matius terdiri dari 28 pasal. Menyatakan bahwa Yesus orang Nazaret sungguhlah Mesias (Juruselamat), Raja yang dijanjikan, sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Matius
Pasal 1-4 (Mat 1:1-4:1).
Raja (Juruselamat) yang dinantikan sudah datang
Bagian ini memaparkan keturunan Yesus, dari Abraham, Ishak, dan Yakub, dengan maksud untuk menunjukkan, bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat (Raja) yang diutus Allah sebagai penggenap nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 2:1-2, 11-12. Kalau kedatanga Tuhan Yesus disambut dengan persembahan-persembahan, apakah yang tela saudara persembahkan kepada-Nya?
- Buka dan bacalah pasal Mat 4:1-11. Berapa lamakah Tuhan Yesus berpuasa? Tuhan Yesus dicobai. Siapakah yang menang dalam pencobaan ini? Tuhan Yesus menang dalam pencobaan. Itu berart Tuhan Yesus sanggup menolong saudara dalam pencobaan kalau saudara menerima Dia sebagai Raja dalam hidup.
Pasal 4-25 (Mat 4:12-25:46).
Raja (Juruselamat) itu memberikan ajaran-ajaran
Bagian ini berisikan ajaran-ajaran dasar yang menjadi ciri hidup kerajaan-Nya. Dan juga Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas alam semesta, atas penyakit-penyakit melalui mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 5:1-12. Siapakah yang memiliki kebahagiaan?
- Buka dan bacalah pasal Mat 7:24. Apakah yang menjadi dasar kehidupan yang kuat bag setiap pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 11:25-30. Apakah yang akan saudara dapati, kalau mau datang pada Yesu Sang Raja?
- Buka dan bacalah pasal Mat 16:24. Apakah yang menjadi syarat bagi pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 24:24-25. Tuhan Yesus menyatakan, bahwa setelah Ia kembali ke sorga, akan datan Juruselamat yang palsu, karena hanya Yesuslah Juruselamat yang asli. Saudara mau yang mana, yang asli atau yang palsu?
Pasal 26-27 (Mat 26:1-27:66).
Raja (Juruselamat) mengorbankan dirinya untuk keselamatan umat-Nya
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 26:26-28. Bagian ini menjelaskan, sebelum Raja itu mengorbankan diri-Nya, I terlebih dahulu mengajak murid-murid-Nya untuk mengadakan perjamua suci. Hal ini merupakan lambang daripada pengorbanan-Nya di kay salib. Dan Ia mengamanatkan agar perjamuan yang serupa dilakukan ole murid-murid-Nya, setelah kenaikan-Nya kesorga. Perjamuan ini disebu Perjamuan Kudus. Ini berarti setiap orang yang percaya pada Yesus harus mengikuti upacara Perjamuan Kudus tersebut. _Tanyakan_: Apakah arti Perjamuan Kudus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 27:54. Apakah pengakuan dari komandan prajurit Roma tentang Yesus? Bagaimanakah pendapat saudara, siapakah Yesus?
Pasal 28 (Mat 28:1-20).
Raja (Juruselamat) itu memperlihatkan kemenangannya atas segala kuasa di dunia dan di sorga
Bagian ini menjelaskan, bagaimana Raja yang mengorbankan diri-Nya itu berkuasa atas segala kuasa kematian karena Dialah yang mempunyai segala kuasa baik di sorga maupun di dunia.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:1-10. Bagian ini menjelaskan bahwa Yesus bangkit persis seperti apa yan telah Ia katakan tentang diri-Nya. Siapakah yang menggulingkan bat penutup kuburan, dan memberitakan tentang kebangkitan Yesus? Jad berita kebangkitan Yesus, diterima pertama kali dari manusia atau dar malaikat Allah? Kalau begitu siapakah yang lebih saudara percayai?
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:11-15. Berita bohong tentang Yesus tidak bangkit dari kematian itu, dibua oleh manusia. Jadi siapa yang percaya kepada berita itu, berart percaya kepada berita bohong dari manusia dan menjadi pengiku pembohong.
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:16-20. Menurut ayat 18 (Mat 28:18) apakah yang diberikan kepada Yesus? Menurut ayat 19 (Mat 28:19) Raja yang naik ke sorga memberikan Amanat Agung aga murid-murid-Nya pergi ke seluruh dunia, untuk menjadika semua bangsa murid-murid-Nya. Amanat Agung ini berlak untuk semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Apakah saudara sudah pernah bersaksi tentang Yesus Kristu kepada orang lain? Pada ayat 20, (Mat 28:20) janji apakah yang diberikan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Matius, jelaslah bahwa Yesus Kristus adalah Raja yang kekal, Juruselamat dan Penebus dosa yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Yesus Kristus adalah Raja dari segala raja, karena Dialah yang mempunyai segala kuasa, baik di sorga maupun di atas bumi.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Injil Matius?
- Apakah isi singkat Injil Matius?
- Bagaimanakah Yesus membuktikan, bahwa Ia adalah raja da Juruselamat yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama?
Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) MENGAPA INJIL INI DITULIS.Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan P
MENGAPA INJIL INI DITULIS.
Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:
1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan Perjanjian Lama.
2. Untuk mencatat ajaran Kristus yang diberikan secara luas pada para murid-Nya.
3. Untuk menjelaskan sikap apa yang diharapkan Kristus dari murid-murid-Nya.
4. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sejumlah anggota gereja, misalnya mengenai kehidupan masa muda Yesus dan kedatangan-Nya kembali.
5. Untuk menjelaskan tentang cara mengelola Gereja.
PENULISNYA.
Tidak ada pernyataan dalam Injil ini bahwa Matiuslah penulisnya, tetapi tradisi mula-mula menegaskan demikian. Sedikit saja yang kita ketahui tentang Matius, karena ia hanya disebut dalam Mat 9:9 dan Mat 10:3, yaitu bahwa ia seorang pemungut cukai yang dipanggil secara pribadi oleh Yesus. Namanya berarti "anugerah dari Tuhan". Dalam Injil lain ia dipanggil Lewi (Mar 2:14).
PEMBACA INJIL MATIUS.
Hal-hal yang diperhatikan dalam Injil Matius memberi petunjuk bahwa sebagian besar pembacanya adalah orang Yahudi. Sebagian besar dari mereka mungkin sudah menjadi Kristen, tetapi Matius boleh jadi menulis Injil ini untuk meyakinkan orang Yahudi lainnya bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi.
Namun demikian, ia sama sekali tidak mengabaikan orang-orang bukan Yahudi dan mungkin juga ia menulis dengan tujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan mereka tentang kepercayaan mereka yang bersumber dari kepercayaan Yahudi.
KAPAN INJIL INI DITULIS?
Kita tidak dapat memastikan kapan Injil Matius ditulis. Mungkin Injil ini ditulis setelah Markus menulis Injilnya, karena isinya mirip dengan Injil Markus. Tetapi, Injil ini juga bukan yang terakhir, karena masalah-masalah sehubungan dengan orang-orang Kristen Yahudi yang diperhatikannya berangsur berkurang. Diperkirakan waktunya adalah antara tahun 50 dan 90.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Injil Matius sangat teratur. Bagian-bagian tentang ajaran Yesus disisipkan di antara penjelasan-penjelasan tentang kegiatan-kegiatan-Nya.
2. Karena ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias Yahudi, ia sering mengutip dari Perjanjian Lama. Ada 65 ayat dalam Matius yang mengacu ke Perjanjian Lama.
3. Matius bicara tentang Kerajaan Surga (33 kali) cocok dengan latar belakangnya sebagai orang Yahudi, sementara Injil-Injil lain bicara tentang Kerajaan Allah.
4. Dari keempat Injil, hanya Matius sendiri yang berbicara mengenai gereja. Ia menulis sebagai seorang gembala yang menangani berbagai masalah dan pertanyaan.
Pesan
1. Yesus adalah Mesias.o Dia berasal dari keturunan Yahudi Mat 1:1-17
o Dia menggenapi nubuatan Perjanjian Lama, misalnya Mat 1:23; 2:6, 18, 23; 4:15, 16 dll.
o Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Mat 1:21
o Dia pertama-tama datang kepada bangsa Israel. Mat 15:24
o Dia melukiskan sikap-Nya terhadap Perjanjian Lama. Mat 5:17-48
o Dia menantang pemimpin-pemimpin agama yang menyesatkan umat Allah. Mat 16:5-12; 23:1-36.
o Dia kelak akan bertindak sebagai hakim. Mat 25:31-46
2. Yesus berbicara mengenai suatu kerajaan.
o Dia menjelaskan apa sebenarnya Kerajaan Allah itu: bukan suatu tempat, tetapi
Allah secara aktif memerintah dunia ini. Mat 9:35
o Dia sendiri adalah Raja. Mat 2:2, 16:28
o Dia memberitahukan persyaratan revolusioner untuk dapat masuk ke dalamnya.
Mat 5:3,10,20; 7:21; 19:14,23,24
o Kerajaan-Nya sudah hadir saat ini. Mat 12:28
o Kerajaan-Nya yang sempurna masih akan datang. Mat 16:28
o Pertumbuhan Kerajaan-Nya itu pasti, walaupun tersembunyi. Mat 3:1-23
o Kerajaan Allah layak mendapat prioritas utama manusia. Mat 6:33; 13:44-46
3. Yesus menggarisbawahi hukum Taurat.
o Dia memperkuat hukum Taurat. Mat 5:17-48
o Dia merangkum hukum Taurat. Mat 22:37-40
o Dia menafsirkan hukum Taurat. Mat 23:23
4. Yesus mengutus gereja-Nya.
o Menjadi suatu masyarakat yang bermoral tinggi. Mat 5:20
o Menjadi suatu masyarakat yang berdisiplin. Mat 18:15-18
o Menjadi suatu masyarakat yang bersedia mengampuni. Mat 18:21-22
o Menjadi suatu masyarakat yang berdoa. Mat 18:19-20
o Menjadi suatu masyarakat yang bersaksi. Mat 28:19-20
Penerapan
Berita dalam Injil Matius dapat diterapkan pada dua golongan kelompok utama:
1. Kepada orang yang belum percaya.o Orang Yahudi yang belum percaya: Injil ini menunjukkan bahwa Yesus adalah
Mesias yang telah lama mereka nantikan. Kedatangan-Nya sudah dipersiapkan
dengan saksama di sepanjang sejarah dan kini keselamatan tersedia melalui Dia.
o Bangsa bukan Yahudi yang belum percaya: pembebasan dari dosa dan segala
akibatnya juga berlaku bagi orang bukan Yahudi.
Yesus adalah Juruselamat seluruh umat manusia. Dia menyambut siapa saja yang
menyatakan iman mereka kepada-Nya.
2. Kepada orang-orang Kristen.
o Injil ini akan memperlengkapi Anda dengan ajaran dasar yang penting mengenai
kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus.
o Injil ini akan menunjukkan kepada Anda nilai Perjanjian Lama.
o Injil ini akan menunjukkan perlunya hidup sesuai dengan hukum yang baru dan
mencapai standar moral yang tinggi.
o Injil ini juga akan memperlihatkan kepada Anda bagaimana harus hidup dengan
sesama Kristen.
o Injil ini akan mendorong Anda untuk ikut ambil bagian dalam tugas misi ke
seluruh dunia.
o Injil ini akan membangkitkan pengharapan Anda akan kedatangan Yesus kembali.
Tema-tema Kunci
Matius menekankan beberapa tema tertentu. Selidikilah berulang kali catatan-catatan berikut ini dan pakailah konkordansi agar mendapatkan referensi lain yang terkait untuk mempelajari secara lebih mendalam.
1. Allah adalah Bapa surgawi kita. Inilah sebutan bagi Allah yang paling disenangi oleh Matius: Mat 5:16,45,48; 6:1,9; 7:11,21; 10:32,33; 12:50; 16:17; 18:10,14,19.
2. Berbagai gambaran mengenai Yesus. Yesus disebut Anak Daud (Mat 1:1), Juruselamat (Mat 1:21), Raja Orang Yahudi (Mat 2:2), Orang Nazaret (Mat 2:23). Sebutan apalagi bagi Yesus yang dapat Anda temukan? 3. Kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama. Matius sering mengatakan 'haI itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi' (Mat 2:15) atau kalimat-kalimat serupa. Carilah referensi lain dan periksalah apa yang mereka ajarkan tentang Yesus.
4. Ajaran Yesus. Lima kali Matius mengatakan 'setelah Yesus mengakhiri perkataan ini' (Mat 7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1). Setiap pernyataan itu ditulis pada akhir sekumpulan ajaran Yesus. Buatlah ringkasan dari tiap-tiap 'khotbah' itu. 5. Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan memakai perumpamaan. Tetapi ingatlah, tidak semua orang dapat mengerti makna perumpamaan-perumpamaan itu (Mat 13:10-17). Beberapa perumpamaan terdapat dalam: Mat 7:24-27; 13:3-52; 18:23-35; 20:1-16; 22:1- 14; 25:1-30. Buatlah ringkasan mengenai apa yang diajarkan dalam perumpamaan-perumpamaan di atas dan dalam perumpamaan lain.
6. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus. Matius mencatat banyak mukjizat kesembuhan dan mukjizat-mukjizat lain yang dibuat oleh Yesus untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas ciptaan. Dua puluh mukjizat dicatat dalam Injil ini: Mat 8:1-17,23-34; 9:1-8, 18-33; 12:10-13,22; 14:15-33; 15:21-39; 17:14-21; 20:29-34; 21 :18-22. Daftarkanlah semua mukjizat itu dan tulislah dalam satu kalimat tentang apa yang dinyatakan mengenai Yesus dalam tiap-tiap mukjizat.
7. Kerajaan Surga Ungkapan ini menyarikan inti yang penting dalam ajaran Yesus. Pakailah konkordansi untuk mengetahui di mana Yesus mengatakannya dan bayangkan apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Yesus tentang Kerajaan Surga ini.
Garis Besar Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) [1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17Silsilah keluarga Yesus
Mat 1:18-25Kelahiran Yesus
Mat 2:1-23Kunjungan orang Majus
Mat 3:1-17Pela
[1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17 | Silsilah keluarga Yesus |
Mat 1:18-25 | Kelahiran Yesus |
Mat 2:1-23 | Kunjungan orang Majus |
Mat 3:1-17 | Pelayanan Yohanes Pembaptis |
Mat 4:1-11 | Pencobaan terhadap Yesus |
Mat 4:12-25 | Yesus mulai berkhotbah |
[2] KHOTBAH DI BUKIT Mat 5:1-7:29
Mat 5:1-12 | Ucapan bahagia |
Mat 5:13-16 | Garam dan terang |
Mat 5:17-48 | Sikap Yesus terhadap hukum Taurat |
Mat 6:1-7:29 | Yesus mendorong kehidupan agama yang benar |
[3] KHOTBAH TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 8:1-9:38
Mat 8:1-17 | Yesus berkhotbah melalui penyembuhan |
Mat 8:18-22 | Yesus berbicara tentang kemuridan |
Mat 8:23-9:8 | Yesus memperlihatkan kuasa-Nya |
Mat 9:9-13 | Yesus memanggil Matius |
Mat 9:14-17 | Yesus berbicara tentang puasa |
Mat 9:18-38 | Yesus menyembuhkan lagi |
[4] MISI DARI DUA BELAS RASUL Mat 10:1-42
Mat 10:1-15 | Tugas mereka |
Mat 10:16-42 | Masa depan mereka |
[5] TANGGAPAN ORANG BANYAK Mat 11:1-12:50
Mat 11:1-19 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes |
Mat 11:20-30 | Ketidakacuhan orang banyak |
Mat 12:1-50 | Pertentangan dari orang Farisi |
[6] PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 13:1-58
[7] PENYATAAN TUHAN YESUS Mat 14:1-17:27
Mat 14:1-12 | Kematian Yohanes Pembaptis |
Mat 14:13-36 | Tuhan atas semesta alam |
Mat 15:1-20 | Sikap Yesus terhadap tradisi |
Mat 15:21-16:4 | Mukjizat dibuat dan dijelaskan |
Mat 16:5-12 | Peringatan terhadap para pemimpin agama |
Mat 16:13-28 | Pengakuan Petrus |
Mat 17:1-13 | Yesus dimuliakan |
Mat 17:14-27 | Kembali ke dunia yang berdosa |
[8] GAYA HIDUP GEREJA Mat 18:1-35
[9] JALAN MENUJU SALIB Mat 19:1-20:34
Mat 19:1-12 | Ajaran yang Yesus berikan |
Mat 19:13-30 | Orang yang Yesus temui |
Mat 20:1-16 | Perumpamaan yang Yesus ceritakan |
Mat 20:17-28 | Penderitaan yang Yesus nubuatkan |
Mat 20:29-34 | Penyembuhan yang Yesus lakukan |
[10] SAAT DI YERUSALEM Mat 21:1-23:39
Mat 21:1-11 | Masuk kota dengan penuh kemenangan |
Mat 21:12-27 | Di Bait Allah |
Mat 21:28-22:46 | Perumpamaan dan pertanyaan |
Mat 23:1-39 | Kecaman Yesus |
[11] KEADAAN MASA DEPAN Mat 24:1-25:46
[12] PUNCAK MISI KRISTUS Mat 26:1-28:20
Mat 26:1-35 | Peristiwa-peristiwa sebelum Getsemani |
Mat 26:36-27:31 | Penangkapan dan penghakiman atas Kristus |
Mat 27:32-66 | Penyaliban |
Mat 28:1-20 | Kebangkitan dan sesudah itu |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi