Teks -- Efesus 1:1-23 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Ef 1:1 - DALAM KRISTUS YESUS.
Nas : Ef 1:1
Setiap orang percaya "yang setia" memiliki hidup hanya "dalam
Kristus Yesus".
1) Istilah " dalam Kristus", "dalam Tuhan", "dalam ...
Nas : Ef 1:1
Setiap orang percaya "yang setia" memiliki hidup hanya "dalam Kristus Yesus".
- 1) Istilah " dalam Kristus", "dalam Tuhan", "dalam Dia", dst. muncul
160 kali dalam surat-surat Paulus (36 kali di Efesus). "Dalam Kristus"
berarti bahwa orang percaya kini hidup dan bertindak dalam lingkungan
Kristus Yesus. Persatuan dengan Kristus merupakan lingkungan baru orang
tertebus. Orang percaya "dalam Kristus" secara sadar memiliki hubungan
erat dengan Tuhan mereka, dan dalam hubungan ini kehidupan mereka
dipandang sebagai kehidupan Kristus yang hidup dalam diri mereka
(lihat cat. --> Gal 2:20).
[atau ref. Gal 2:20]
Persekutuan pribadi ini dengan Kristus adalah hal yang terpenting dalam pengalaman Kristen. Persatuan dengan Kristus diterima sebagai karunia Allah melalui iman. - 2) Alkitab membandingkan kehidupan baru kita "dalam Kristus" dengan
kehidupan lama yang belum diperbaharui "dalam Adam." Sedangkan kehidupan
lama itu bercirikan ketidaktaatan, dosa, keterkutukan, dan kematian,
kehidupan baru kita "dalam Kristus" bercirikan keselamatan, hidup di
dalam Roh, kasih karunia yang berkelimpahan, kebenaran, dan hidup kekal
(lih. Rom 5:12-21; 6:1-23; 8:1-39; 14:17-19; 1Kor 15:21-22,45-49;
Fili 2:1-5; 4:6-9;lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).
Nas : Ef 1:4
Lihat art. PEMILIHAN DAN PREDESTINASI.
Full Life: Ef 1:5 - TELAH MENENTUKAN DARI SEMULA.
Nas : Ef 1:5
Lihat art. PEMILIHAN DAN PREDESTINASI.
Nas : Ef 1:5
Lihat art. PEMILIHAN DAN PREDESTINASI.
Full Life: Ef 1:5 - UNTUK MENJADI ANAK-ANAK-NYA.
Nas : Ef 1:5
Lihat cat. --> 1Yoh 3:1.
[atau ref. 1Yoh 3:1]
Full Life: Ef 1:13 - DIMETERAIKAN DENGAN ROH KUDUS.
Nas : Ef 1:13
Sebagai meterai, Roh Kudus dianugerahkan kepada orang percaya
sebagai tanda kemilikan Allah. Dengan mencurahkan Roh Kudus, Allah
meme...
Nas : Ef 1:13
Sebagai meterai, Roh Kudus dianugerahkan kepada orang percaya sebagai tanda kemilikan Allah. Dengan mencurahkan Roh Kudus, Allah memeteraikan kita sebagai milik-Nya (lih. 2Kor 1:22). Demikianlah, kita mempunyai bukti bahwa kita adalah anak angkat Allah dan bahwa penebusan kita itu nyata jikalau Roh Kudus ada dalam hidup kita (ayat Ef 1:5). Kita dapat mengetahui bahwa kita sungguh-sungguh menjadi milik Allah apabila Roh Kudus mengubah dan memperbaharui kita (Yoh 1:12-13; 3:3-6), membebaskan kita dari kuasa dosa (Rom 8:1-17; Gal 5:16-25), memberikan kesadaran bahwa Allah adalah Bapa kita (ayat Ef 1:5; Rom 8:15; Gal 4:6) dan memenuhi kita dengan kuasa untuk bersaksi bagi-Nya (Kis 1:8; 2:4).
Full Life: Ef 1:13 - ROH KUDUS.
Nas : Ef 1:13
Roh Kudus dan tempat-Nya dalam penebusan orang percaya menjadi
penekanan inti surat ini. Roh Kudus
(1) adalah meterai hak milik ...
Nas : Ef 1:13
Roh Kudus dan tempat-Nya dalam penebusan orang percaya menjadi penekanan inti surat ini. Roh Kudus
- (1) adalah meterai hak milik Allah (ayat Ef 1:13);
- (2) adalah jaminan dari bagian warisan orang percaya (ayat Ef 1:14);
- (3) merupakan Roh hikmat dan wahyu (ayat Ef 1:17);
- (4) menolong orang percaya apabila menghampiri Allah (Ef 2:18);
- (5) membangun tubuh Kristus menjadi bait yang kudus (Ef 2:21-22);
- (6) menyatakan rahasia Kristus (Ef 3:4-5);
- (7) memperkuat orang percaya dengan kuasa di dalam batin (Ef 3:16);
- (8) mendorong kesatuan dalam iman Kristen dengan menjadi sepenuhnya serupa dengan Kristus (Ef 4:3,13-14);
- (9) berduka bila ada dosa dalam diri orang percaya (Ef 4:30);
- (10) rindu senantiasa memenuhi dan memberi kuasa kepada orang percaya (Ef 5:18); dan
- (11) menolong dalam doa dan peperangan rohani (Ef 6:18).
Full Life: Ef 1:13-14 - ROH KUDUS ... JAMINAN.
Nas : Ef 1:13-14
Roh Kudus adalah "jaminan", yaitu cengkeram atau panjar dari warisan
kita. Pada zaman ini Roh Kudus dianugerahkan kepada orang per...
Nas : Ef 1:13-14
Roh Kudus adalah "jaminan", yaitu cengkeram atau panjar dari warisan kita. Pada zaman ini Roh Kudus dianugerahkan kepada orang percaya sebagai persekot dari apa yang akan kita miliki sepenuhnya pada masa yang akan datang. Kehadiran dan karya-Nya dalam kehidupan kita menjadi jaminan dari bagian warisan kita pada masa yang akan datang (bd. Rom 8:23; 2Kor 1:22; 2Kor 5:5).
Full Life: Ef 1:16-20 - DALAM DOAKU.
Nas : Ef 1:16-20
Doa Paulus bagi jemaat Efesus mencerminkan kerinduan Allah yang
tertinggi bagi setiap orang percaya dalam Kristus. Dia berdoa agar...
Nas : Ef 1:16-20
Doa Paulus bagi jemaat Efesus mencerminkan kerinduan Allah yang tertinggi bagi setiap orang percaya dalam Kristus. Dia berdoa agar pekerjaan Roh Kudus dapat lebih meningkat dalam diri mereka (bd. Ef 3:16). Alasan penyaluran Roh Kudus yang ditingkatkan ini ialah supaya orang percaya boleh menerima lebih banyak hikmat, penyataan, dan pengetahuan mengenai maksud penebusan Allah bagi keselamatan saat ini dan pada masa depan (ayat Ef 1:17-18), dan mengalami "kuasa" Roh Kudus di dalam hidup mereka secara lebih berlimpah lagi (ayat Ef 1:19-20).
Full Life: Ef 1:19 - KUASA-NYA.
Nas : Ef 1:19
Agar orang percaya dapat bertumbuh dalam kasih karunia, memperoleh
kemenangan atas Iblis dan dosa, bersaksi secara efektif mengenai K...
Nas : Ef 1:19
Agar orang percaya dapat bertumbuh dalam kasih karunia, memperoleh kemenangan atas Iblis dan dosa, bersaksi secara efektif mengenai Kristus serta memperoleh keselamatan terakhir, diperlukan kuasa Allah dalam diri mereka (bd. 1Pet 1:5). Kuasa ini merupakan suatu kegiatan, manifestasi, dan kekuatan Roh Kudus yang bekerja dalam orang percaya yang setia. Kuasa dan Roh yang sama ini telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan mendudukkan-Nya di sebelah kanan Allah Bapa (ayat Ef 1:20; Rom 8:11-16,26-27; Gal 5:22-25).
Dalam beberapa naskah kuno tidak ada: di Efesus.
BIS: Ef 1:5 - di hadapan-Nya. Karena kasih Allah, maka Ia di hadapan-Nya. Karena kasih Allah, maka Ia: atau di hadapan-Nya, dan supaya hidup dalam kasih Allah.
di hadapan-Nya. Karena kasih Allah, maka Ia: atau di hadapan-Nya, dan supaya hidup dalam kasih Allah.
BIS: Ef 1:23 - yang menyempurnakan segala sesuatu di mana pun juga yang menyempurnakan segala sesuatu di mana pun juga: atau dan Dia sendiri telah disempurnakan oleh Allah.
yang menyempurnakan segala sesuatu di mana pun juga: atau dan Dia sendiri telah disempurnakan oleh Allah.
Jerusalem: Ef 1:1 - di Efesus Kata Efesus kiranya berupa tambahan dan tidak terdapat dalam naskah asli semula. Menurut sementara ahli, naskah asli membiarkan kosong tempat sesudah ...
Kata Efesus kiranya berupa tambahan dan tidak terdapat dalam naskah asli semula. Menurut sementara ahli, naskah asli membiarkan kosong tempat sesudah kata "di". Maksudnya bahwa tempat jemaat-jemaat tertentu dapat diisikan saja, bilamana dibacakan dalam jemaat itu. Dengan demikian surat ini berupa surat edaran yang di kirim kepada dan beredar di antara jemaat-jemaat Kristen di Asia-Kecil.
Jerusalem: Ef 1:3 - berkat rohani di dalam sorga Sejak awal surat ini Paulus menempatkan diri di tingkat sorgawi dan tetap tinggal di tingkat sepanjang surat ini, Efe 1:20; 2:6; 3:10; 6:12. Segala "b...
Sejak awal surat ini Paulus menempatkan diri di tingkat sorgawi dan tetap tinggal di tingkat sepanjang surat ini, Efe 1:20; 2:6; 3:10; 6:12. Segala "berkat rohani" sejak kekal turun dari sorga itu dan di sanapun akan terwujud pada akhir zaman. Manakah "berkat sorgawi" itu, diperinci dalam ayat-ayat yang menyusul.
Jerusalem: Ef 1:4 - supaya kita kudus Inilah berkat pertama: orang pilihan dipanggil untuk hidup yang membahagiakan; hidup itu sudah dimulai secara terselubung berkat persatuan orang berim...
Inilah berkat pertama: orang pilihan dipanggil untuk hidup yang membahagiakan; hidup itu sudah dimulai secara terselubung berkat persatuan orang beriman dengan Kristus yang dimuliakan.
Jerusalem: Ef 1:5 - kasih Kasih itu pertama-tama kasih Allah kepada kita. Atas dasar itu Allah "memilih" kita dan memanggil kita kepada kekudusan, bdk Kol 3:12; 1Te 1:4; 2Te 2:...
Kasih itu pertama-tama kasih Allah kepada kita. Atas dasar itu Allah "memilih" kita dan memanggil kita kepada kekudusan, bdk Kol 3:12; 1Te 1:4; 2Te 2:13; Rom 11:28. Tetapi kasih itu kiranya sekaligus kasih kita kepada Allah; kasih kita itu berasal dari kasih Allah dan merupakan tanggapan terhadapNya, bdk Rom 5:5
Jerusalem: Ef 1:5 - untuk menjadi anak-anakNya Ini adalah berkat yang kedua. Allah memilih kita untuk kekudusan yang tidak lain kecuali pengangkatan menjadi anak Allah sendiri. Yesus Kristus adalah...
Ini adalah berkat yang kedua. Allah memilih kita untuk kekudusan yang tidak lain kecuali pengangkatan menjadi anak Allah sendiri. Yesus Kristus adalah sumber dan contoh karunia menjadi anak itu, bdk Rom 8:29.
Jerusalem: Ef 1:6 - kasih-karuniaNya Kata "kasih-karunia" (Yunaninya: kharis) di sini berarti kerelaan hati Allah yang sama sekali tidak mempunyai dasar dalam manusia. Kerelaan hati itu m...
Kata "kasih-karunia" (Yunaninya: kharis) di sini berarti kerelaan hati Allah yang sama sekali tidak mempunyai dasar dalam manusia. Kerelaan hati itu mengandung karunia sebagai pemberian yang menguduskan manusia, tetapi kerelaan Allah jauh lebih luas dari pada pemberian kepada manusia saja. Adapun kerelaan hati itu menyatakan "kemuliaanNya", bdk Kel 24:16. Dalam ayat ini terungkap kedua pokok yang terus berulang dalam pengulasan tentang "berkat sorgawi", yaitu sumber berkat itu ialah kerelaan hati Allah, sedangkan maksud-tujuan berkat itu ialah: KemuliaanNya, yang perlu dimasyhurkan oleh segenap ciptaan. Segala sesuatu berasal dari Allah dan perlu kembali kepadaNya
Var: di dalam Anak kekasihNya.
Jerusalem: Ef 1:7 - pengampunan dosa Ini berkat yang ketiga. Berkat itu tidak lain kecuali karya penebusan dalam sejarah melalui salib Kristus.
Ini berkat yang ketiga. Berkat itu tidak lain kecuali karya penebusan dalam sejarah melalui salib Kristus.
Yang melimpahkanNya ialah Allah Bapa.
Jerusalem: Ef 1:9 - menyatakan rahasia Ini berkat yang keempat. Mengenai "rahasia" yang dinyatakan dalam hal ini, bdk Rom 16:25+.
Ini berkat yang keempat. Mengenai "rahasia" yang dinyatakan dalam hal ini, bdk Rom 16:25+.
Jerusalem: Ef 1:10 - persiapan Kata Yunani "oikonomia" memang sukar diterjemahkan. Terjemahan lain: untuk mewujudkannya ketika waktunya sudah genap dengan mempersatukan... Mengenai ...
Kata Yunani "oikonomia" memang sukar diterjemahkan. Terjemahan lain: untuk mewujudkannya ketika waktunya sudah genap dengan mempersatukan... Mengenai "kegenapan waktu", bdk Gal 4:4+
Jerusalem: Ef 1:10 - mempersatukan Seluruh surat memaparkan gagasan ini, yaitu: Seluruh dunia ciptaan yang dirusakkan oleh dosa dan dipecah-belah dipulihkan oleh Kristus dan dipersatuka...
Seluruh surat memaparkan gagasan ini, yaitu: Seluruh dunia ciptaan yang dirusakkan oleh dosa dan dipecah-belah dipulihkan oleh Kristus dan dipersatukan di bawah pemerintahanNya dengan maksud mengantarnya kepada Allah; ialah dunia manusia di mana orang Yahudi dan orang bukan Yahudi dipersatukan dalam keselamatan yang sama; dan tidak hanya dunia manusia, tetapi juga dunia malaikat-malaikat, bdk Efe 4:10+.
Jerusalem: Ef 1:11 - Aku berkata "di dalam Kristus", karena Ini tidak terdapat dalam naskah Yunani, tetapi ditambahkan sebagai penjelasan yang perlu untuk dapat mengerti maksud naskah Yunani. Naskah Yunani berb...
Ini tidak terdapat dalam naskah Yunani, tetapi ditambahkan sebagai penjelasan yang perlu untuk dapat mengerti maksud naskah Yunani. Naskah Yunani berbunyi: Di dalam Dia juga kami mendapat
Jerusalem: Ef 1:11 - kami Ialah orang-orang Kristen keturunan Yahudi (dalam Efe 1:13, "kamu" ialah orang Kristen bukan keturunan Yahudi)
Ialah orang-orang Kristen keturunan Yahudi (dalam Efe 1:13, "kamu" ialah orang Kristen bukan keturunan Yahudi)
Jerusalem: Ef 1:11 - yang dari semula ditentukan Berkat yang kelima ini ialah dipilihnya Israel menjadi "bagian" Allah supaya menjadi saksi di dunia tentang pengharapan akan Mesias. Paulus sendiri me...
Berkat yang kelima ini ialah dipilihnya Israel menjadi "bagian" Allah supaya menjadi saksi di dunia tentang pengharapan akan Mesias. Paulus sendiri memang termasuk dalam bangsa terpilih itu dan karenanya berkata: kami.
Jerusalem: Ef 1:13 - kamu juga Berkat yang keenam ialah panggilan orang-orang bukan Yahudi untuk mendapat keselamatan yang dahulu dikhususkan bagi Israel. Mereka telah mendapat jami...
Berkat yang keenam ialah panggilan orang-orang bukan Yahudi untuk mendapat keselamatan yang dahulu dikhususkan bagi Israel. Mereka telah mendapat jaminannya waktu menerima Roh yang dijanjikan
Jerusalem: Ef 1:13 - Roh Kudus Karunia yang tidak lain kecuali Roh Kudus merupakan puncak pelaksanaan rencana penyelamatan Allah. Juga dalam pengulasan Paulus tentang rencana Allah ...
Karunia yang tidak lain kecuali Roh Kudus merupakan puncak pelaksanaan rencana penyelamatan Allah. Juga dalam pengulasan Paulus tentang rencana Allah yang di dalamnya diutarakan peranan masing-masing diri ilahi, Roh kuduslah yang menjadi puncak uraiannya. Karunia Roh Kudus itu sekarang sudah dimulai meski berselubung sekalipun dan meskipun dunia lama masih berlangsung; karunia itu akan menjadi penuh mana kala Kerajaan Allah secara mulia akan ditegakkan untuk selama-lamanya, yakni waktu Parusia Kristus. Bdk Luk 24:49+; Yoh 1:33+; Yoh 14:26+.
Jerusalem: Ef 1:14 - penebusan yang menjadikan kita milik Allah Harafiah: penebusan (bangsa yang menjadi) milik. Artinya: bangsa yang oleh Allah diperoleh sebagai milikNya yang khas melalui darah AnakNya, ialah ban...
Harafiah: penebusan (bangsa yang menjadi) milik. Artinya: bangsa yang oleh Allah diperoleh sebagai milikNya yang khas melalui darah AnakNya, ialah bangsa orang-orang pilihan. Setelah memungut dari Perjanjian Lama gagasan-gagasan "berkat", "memilih", "anak-anak angkat", "penebusan", "bagian Allah", Paulus di sini mengambil gagasan lain lagi dari Perjanjian Lama, yaitu "milik". Hanya gagasan itu diperluas dan disempurnakan dan diterapkan pada Israel baru, jemaat orang-orang diselamatkan, yang tidak lain kecuali Gereja orang-orang Kristen.
Jerusalem: Ef 1:15 - tentang kasihmu terhadap Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini. Kalau demikian maka "imanmu" itu tidak hanya mengenai Kristus, tetapi juga "semua orang kudus".
Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini. Kalau demikian maka "imanmu" itu tidak hanya mengenai Kristus, tetapi juga "semua orang kudus".
Jerusalem: Ef 1:17 - -- Roh di sini adalah sama dengan apa yang sekarang kita sebut "rahmat" (pembantu).
Roh di sini adalah sama dengan apa yang sekarang kita sebut "rahmat" (pembantu).
Jerusalem: Ef 1:18 - mata hatimu Hati (harafiah: jantung) di sini dianggap sebagai pusat dan pangkal perasaan, pikiran dan kelakuan manusia. Pandangan ini sudah terdapat dalam Perjanj...
Hati (harafiah: jantung) di sini dianggap sebagai pusat dan pangkal perasaan, pikiran dan kelakuan manusia. Pandangan ini sudah terdapat dalam Perjanjian Lama, Kej 8:21; 1Sa 16:7; Maz 17:3; 44:22; Yer 11:20; Maz 51:12,19; Yer 4:4; 31:31-33; Yeh 36:26; Ula 4:29; Maz 105:3; 119:2,20; 1Ra 3:9; Hos 2:16; dll, dan juga dalam Perjanjian Baru. Allah mengenal hati manusia, Luk 16:15; Kis 1:24; Rom 8:27. Manusia perlu mengasihi Allah dengan segenap hati, Mar 12:29-30 dsj. Allah mengutus RohNya ke dalam hati orang beriman, Rom 5:5+; 2Ko 1:22; Gal 4:6; Kristus juga diam dalam hati manusia, Efe 3:17. Orang yang hatinya tulus, Kis 2:46; 2Ko 11:3; Efe 6:5; Kol 3:22, lurus, Kis 8:21, dan suci, Mat 5:8; Yak 4:8, terbuka lebar-lebar bagi kehadiran dan pengaruh Allah. Dan orang-orang beriman adalah sehati dan sejiwa, Kis 4:32.
Jerusalem: Ef 1:21 - pemerintah, penguasa ... Ini adalah nama macam-macam "kuasa" di jagat raya dan cukup lazim dipakai dalam karangan-karangan Yahudi. Paulus tidak membenarkan atau menyangkal ada...
Ini adalah nama macam-macam "kuasa" di jagat raya dan cukup lazim dipakai dalam karangan-karangan Yahudi. Paulus tidak membenarkan atau menyangkal adanya kuasa-kuasa semacam itu. Ia hanya menekankan bahwa semua takluk kepada Kristus, Kol 1:16; 2:10. Dengan menghubungkan kuasa-kuasa itu dengan malaikat-malaikat yang tampil dalam tradisi alkitabiah dan dengan pemberian hukum Taurat, Gal 3:19+, Paulus memasukkan kuasa-kuasa itu ke dalam sejarah penyelamatan. Dalam pandangan Paulus kuasa-kuasa itu menjadi makin lama makin buruk, Gal 4:3+; Kol 2:15+, sampai akhirnya dianggap kuasa-kuasa setani, Efe 2:2+; Efe 6:12+; bdk 1Ko 15:24+.
Jerusalem: Ef 1:23 - kepenuhan Gereja yang adalah Tubuh Kristus, 1Ko 12:12+, dapat dikatakan "kepenuhan", bdk juga Efe 3:19; 4:13, sejauh merangkum dunia baru yang sebagai lingkunga...
Gereja yang adalah Tubuh Kristus, 1Ko 12:12+, dapat dikatakan "kepenuhan", bdk juga Efe 3:19; 4:13, sejauh merangkum dunia baru yang sebagai lingkungan umat manusia diikut-sertakan dalam pemulihan umum di bawah pemerintahan Yesus Kristus yang menjadi Tuhan dan Kepala, Kol 1:15-20+. Ungkapan "semua dalam segala sesuatu" bermaksud menonjolkan ukuran yang tidak terbatas, bdk 1Ko 12:6; 15:28; Kol 3:11.
Ende: Ef 1:1-23 - -- Fasal ini berbentuk dan berisi madah pudjian penuh sjukur kepada Allah, jang
dalam tjintaNja dari kekal telah menetapkan rentjana untuk menjelamatkan
...
Fasal ini berbentuk dan berisi madah pudjian penuh sjukur kepada Allah, jang dalam tjintaNja dari kekal telah menetapkan rentjana untuk menjelamatkan segenap umat manusia dalam Kristus.
Seluruh fasal ini dalam naskah asli berbentuk satu kalimat pandjang, tetapi untuk memudahkan pembatjaan dan pengertiannja kami uraikan bentuk itu, tetapi sedapat-dapatnja menurut bentuk aslinja.
Ende: Ef 1:3 - Disurga Segala berkat dan rahmat kita ada pada Allah disurga, dan dapat
dikatakan, tetap tersedia bagi kita disitu, untuk akan menikmatinja dengan
sempurna da...
Segala berkat dan rahmat kita ada pada Allah disurga, dan dapat dikatakan, tetap tersedia bagi kita disitu, untuk akan menikmatinja dengan sempurna dalam hidup abadi. Tetapi sekarang djuga kita sudah mempunjainja tersembunji dalam batin kita, sebagai "tjengkeram", jang kita nikmati dalam kepertjajaan dan pengharapan.
mempunjai bagian dalam kekudusan (kebenaran) Allah sebagai anak-anakNja.
Ende: Ef 1:4 - Dalam tjinta Dapat dihubungkan dengan baris jang mendahuluiNja. Kalau
demikian tjinta itu berarti tjinta kita kepada Allah. Ada pula jang
menghubungkan kedua kata ...
Dapat dihubungkan dengan baris jang mendahuluiNja. Kalau demikian tjinta itu berarti tjinta kita kepada Allah. Ada pula jang menghubungkan kedua kata itu dengan kalimat jang berikut. Kalau demikian dengan "tjinta" dimaksudkan tjinta Allah.
Ende: Ef 1:7 - Penebusan oleh DarahNja Darah Jesus adalah harga jang dibajar untuk
membebaskan kita dari perhambaan dosa.
Darah Jesus adalah harga jang dibajar untuk membebaskan kita dari perhambaan dosa.
Ende: Ef 1:11-12 - -- Dengan "kami" dalam kedua ajat ini Paulus memaksudkan orang bangsa Jahudi,
termasuk dirinja sendiri. Dalam Efe 1:13 ia akan menjapa saudara-saudara
be...
Dengan "kami" dalam kedua ajat ini Paulus memaksudkan orang bangsa Jahudi, termasuk dirinja sendiri. Dalam Efe 1:13 ia akan menjapa saudara-saudara bekas penjembah dewa-dewa.
Ende: Ef 1:13 - Dimeterai dengan tanda-tanda dan dengan memberi kurnia-kurnia jang njata,
Roh Kudus telah membuktikan bahwa mereka mempunjai Roh Kudus, dan sebab itu
sudah dibe...
dengan tanda-tanda dan dengan memberi kurnia-kurnia jang njata, Roh Kudus telah membuktikan bahwa mereka mempunjai Roh Kudus, dan sebab itu sudah dibenarkan dan termasuk kaum pilihan Allah.
Ende: Ef 1:14 - Tjengkeram warisan Bukan sebagai "padjar" sadja, melainkan sebagai tanda
djaminan, bahwa mereka akan mendapat seluruhnja djuga, jaitu seluruh kenikmatan
kemuliaan surgaw...
Bukan sebagai "padjar" sadja, melainkan sebagai tanda djaminan, bahwa mereka akan mendapat seluruhnja djuga, jaitu seluruh kenikmatan kemuliaan surgawi.
jaitu kemuliaan dan segala harta abadi jang diharapkan.
Atau "dalam kita", jaitu jang bekerdja dalam kita.
Ende: Ef 1:22 - Meletakkan semuanja dibawah tapak kakiNja Atau: "mendjadi tumpuan kakiNja".
Kutipan dari Maz 110:1, ini digunakan sebagai bukti kedaulatan mutlak
Kristus djuga dalam 1Ko 15:25-27 dan Ibr 1:13;...
Atau: "mendjadi tumpuan kakiNja". Kutipan dari Maz 110:1, ini digunakan sebagai bukti kedaulatan mutlak Kristus djuga dalam 1Ko 15:25-27 dan Ibr 1:13; 2:8. Maksud kalimat itu: menaklukkan segala musuh dibawah kuasaNja, disini Paulus tentu chususnja ingat akan kalangan-kalangan Malaekat dan penguasa-penguasa gaib diangkasa, jang disebut dalam Gal 1:21 tadi.
Tentang arti "Tubuh" disini batjalah 1Ko 12:12-30 dan Rom 12:4-8.
Ende: Ef 1:23 - Kepenuhan Kristus sebagai "Tubuh mistik" tidak penuh (utuh) kalau Ia sendiri
sadja, tanpa segala anggota, jaitu tanpa umatnja.
Dan Kristus kepala tubuh mempunja...
Kristus sebagai "Tubuh mistik" tidak penuh (utuh) kalau Ia sendiri sadja, tanpa segala anggota, jaitu tanpa umatnja.
Dan Kristus kepala tubuh mempunjai "seluruh kepenuhan Allah" (Kol 1:19 dan Kol 2:9), djuga untuk mengalirkannja kedalam sekalian anggota, sampai demikian memenuhi segala dengan segala-galanja.
Ref. Silang FULL: Ef 1:1 - Paulus, rasul // kehendak Allah // orang-orang kudus // di Efesus // orang-orang percaya · Paulus, rasul: 1Kor 1:1; 1Kor 1:1
· kehendak Allah: 2Kor 1:1; 2Kor 1:1
· orang-orang kudus: Kis 9:13; Kis 9:13
· di Efes...
Ref. Silang FULL: Ef 1:3 - dalam Kristus // dalam sorga · dalam Kristus: 2Kor 1:3; 1Pet 1:3
· dalam sorga: Ef 1:20; Ef 2:6; 3:10; 6:12
· dalam Kristus: 2Kor 1:3; 1Pet 1:3
· dalam sorga: Ef 1:20; Ef 2:6; 3:10; 6:12
Ref. Silang FULL: Ef 1:4 - memilih kita // sebelum dunia // tak bercacat · memilih kita: 2Tes 2:13
· sebelum dunia: Mat 25:34; Mat 25:34
· tak bercacat: Im 11:44; 20:7; 2Sam 22:24; Mazm 15:2; Ef 5:27; K...
· memilih kita: 2Tes 2:13
· sebelum dunia: Mat 25:34; [Lihat FULL. Mat 25:34]
· tak bercacat: Im 11:44; 20:7; 2Sam 22:24; Mazm 15:2; Ef 5:27; Kol 1:22
Ref. Silang FULL: Ef 1:5 - Dalam kasih // telah menentukan // menjadi anak-anak-Nya // dengan kerelaan · Dalam kasih: Ef 4:2,15,16
· telah menentukan: Ef 1:11; Rom 8:29,30
· menjadi anak-anak-Nya: Rom 8:14,15; Rom 8:14; Rom 8:15
&mi...
· Dalam kasih: Ef 4:2,15,16
· telah menentukan: Ef 1:11; Rom 8:29,30
· menjadi anak-anak-Nya: Rom 8:14,15; [Lihat FULL. Rom 8:14]; [Lihat FULL. Rom 8:15]
Ref. Silang FULL: Ef 1:6 - kasih karunia-Nya // yang dikasihi-Nya · kasih karunia-Nya: Ef 1:12,14
· yang dikasihi-Nya: Mat 3:17
· kasih karunia-Nya: Ef 1:12,14
· yang dikasihi-Nya: Mat 3:17
Ref. Silang FULL: Ef 1:7 - oleh darah-Nya // beroleh penebusan // menurut kekayaan · oleh darah-Nya: Rom 3:25; Rom 3:25
· beroleh penebusan: Ef 1:14; Rom 3:24; Rom 3:24
· menurut kekayaan: Rom 2:4; Rom 2:4
Ref. Silang FULL: Ef 1:9 - menyatakan rahasia // telah ditetapkan-Nya · menyatakan rahasia: Rom 16:25; Rom 16:25
· telah ditetapkan-Nya: Ef 1:11; Ef 1:11
Ref. Silang FULL: Ef 1:10 - persiapan kegenapan // dalam Kristus · persiapan kegenapan: Mr 1:15; Rom 5:6; Gal 4:4
· dalam Kristus: Kol 1:20
Ref. Silang FULL: Ef 1:11 - semula ditentukan // menurut keputusan · semula ditentukan: Ef 1:5; Rom 8:29,30
· menurut keputusan: Ef 1:9; Rom 8:28; Ef 3:11; Ibr 6:17
· bagi kemuliaan-Nya: Ef 1:6,14
Ref. Silang FULL: Ef 1:13 - dalam Dia // firman kebenaran // percaya, dimeteraikan // Roh Kudus · dalam Dia: Rom 16:3; Rom 16:3
· firman kebenaran: Ef 4:21; Kol 1:5
· percaya, dimeteraikan: Ef 4:30
· Roh Kudus: Yoh 14:...
Ref. Silang FULL: Ef 1:14 - jaminan bagian // yaitu penebusan // memuji kemuliaan-Nya · jaminan bagian: Kis 20:32; Kis 20:32; 2Kor 5:5; 2Kor 5:5
· yaitu penebusan: Ef 1:7; Rom 3:24; Rom 3:24
· memuji kemuliaan-Nya: ...
Ref. Silang FULL: Ef 1:15 - Tuhan Yesus // orang kudus · Tuhan Yesus: Kis 20:21; Kis 20:21
· orang kudus: Kol 1:4; Kol 1:4
Ref. Silang FULL: Ef 1:16 - karena kamu // dalam doaku · karena kamu: Rom 1:8; Rom 1:8
· dalam doaku: Rom 1:10; Rom 1:10
Ref. Silang FULL: Ef 1:17 - yaitu Bapa // Roh hikmat · yaitu Bapa: Yoh 20:17; Rom 15:6; Wahy 1:6
· Roh hikmat: Kel 28:3; Yes 11:2; Fili 1:9; Kol 1:9
Ref. Silang FULL: Ef 1:18 - hatimu terang // dalam panggilan-Nya // betapa kayanya // kemuliaan bagian // orang-orang kudus · hatimu terang: Ayub 42:5; 2Kor 4:6; Ibr 6:4
· dalam panggilan-Nya: Rom 8:28; Rom 8:28
· betapa kayanya: Ef 1:7; Rom 2:4; Rom 2:...
Ref. Silang FULL: Ef 1:19 - dengan kekuatan // kuasa-Nya · dengan kekuatan: Yes 40:26; Ef 6:10
· kuasa-Nya: Ef 3:7; Kol 1:29
Ref. Silang FULL: Ef 1:20 - orang mati // sebelah kanan-Nya // di sorga · orang mati: Kis 2:24; Kis 2:24
· sebelah kanan-Nya: Mr 16:19; Mr 16:19
· di sorga: Ef 1:3; Ef 1:3
Ref. Silang FULL: Ef 1:21 - dan kerajaan // tiap-tiap nama // akan datang · dan kerajaan: Ef 3:10; Kol 1:16
· tiap-tiap nama: Fili 2:9,10
· akan datang: Mat 12:32; Mat 12:32
· dan kerajaan: Ef 3:10; Kol 1:16
· tiap-tiap nama: Fili 2:9,10
Ref. Silang FULL: Ef 1:22 - bawah kaki // sebagai Kepala · bawah kaki: Mat 22:44; Mat 22:44; Mat 28:18; Mat 28:18
· sebagai Kepala: 1Kor 11:3; Ef 4:15; 5:23; Kol 1:18; 2:19
· bawah kaki: Mat 22:44; [Lihat FULL. Mat 22:44]; Mat 28:18; [Lihat FULL. Mat 28:18]
· sebagai Kepala: 1Kor 11:3; Ef 4:15; 5:23; Kol 1:18; 2:19
Ref. Silang FULL: Ef 1:23 - adalah tubuh-Nya // kepenuhan Dia // segala sesuatu · adalah tubuh-Nya: 1Kor 12:27; 1Kor 12:27
· kepenuhan Dia: Yoh 1:16; Yoh 1:16; Ef 3:19
· segala sesuatu: Ef 4:10
· adalah tubuh-Nya: 1Kor 12:27; [Lihat FULL. 1Kor 12:27]
· kepenuhan Dia: Yoh 1:16; [Lihat FULL. Yoh 1:16]; Ef 3:19
· segala sesuatu: Ef 4:10
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry: Ef 1:1-2 - Pengantar
Di dalam pasal ini kita membaca perihal,
I. Pengantar bagi seluruh surat kerasulan ini, yang umumnya sama seperti pada surat-surat lainnya...
- Di dalam pasal ini kita membaca perihal,
- I. Pengantar bagi seluruh surat kerasulan ini, yang umumnya sama seperti pada surat-surat lainnya (ay. 1-2).
- II. Ucapan syukur dan pujian Rasul Paulus kepada Allah atas berkat-berkat-Nya yang tidak terhitung atas orang-orang Efesus yang telah menjadi percaya (ay. 3-14).
- III. Doa-doanya yang sungguh-sungguh kepada Allah untuk kepentingan mereka (ay. 15-23). Rasul yang agung ini sudah terbiasa berkelimpahan di dalam doa dan ucapan syukur kepada Allah yang Mahakuasa, yang pada umumnya ia atur dan ucapkan sedemikian rupa sehingga pada saat yang sama juga membawa dan mengandung ajaran-ajaran Kekristenan yang agung dan penting, diikuti dengan perintah-perintah paling mendalam bagi mereka yang membacanya dengan cermat dan sungguh-sungguh.
Pengantar (1:1-2)
- Inilah,
- 1. Gelar yang digunakan oleh Rasul Paulus untuk dirinya sendiri, gelar yang digunakan sebagai miliknya sendiri, yaitu Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, dst. Ia menganggap sebagai suatu kehormatan dapat dipakai oleh Kristus sebagai salah seorang utusan untuk anak-anak manusia. Di dalam jemaat Kristen, para rasul adalah pemimpin-pemimpin utama. Mereka menjadi pelayan-pelayan luar biasa yang ditunjuk untuk satu masa saja. Mereka dilengkapi dengan karunia-karunia luar biasa oleh Tuhan mereka yang agung, dan ditambah dengan penyertaan Roh secara langsung, supaya mereka cakap dalam memberitakan dan menyebarluaskan Injil serta mampu memerintah jemaat yang masih dalam keadaan seperti bayi. Begitu jugalah dengan Paulus ketika itu. Ia dianugerahi jabatan itu bukan oleh kehendak manusia, juga bukan oleh campur tangannya sendiri, melainkan oleh kehendak Allah, yang langsung dan jelas ditujukan kepada dia, langsung dipanggil (seperti halnya rasul-rasul lain) oleh Kristus sendiri untuk mengerjakan tugas itu. Setiap pelayan Kristus yang setia (walaupun panggilan dan jabatannya tidak sehebat seperti seorang rasul) bolehlah, bersama para rasul, berpikiran demikian, yaitu memandang suatu kehormatan dan penghiburan bagi dirinya sendiri bahwa dia dipanggil seperti sekarang ini oleh kehendak Allah.
- 2. Orang-orang yang menjadi penerima surat kerasulan ini: Kepada orang-orang kudus di Efesus, yaitu, kepada orang-orang Kristen yang menjadi anggota jemaat di Efesus, sebuah kota besar di Asia. Ia menyebut mereka orang-orang kudus, sebab seperti itulah mereka menurut pengakuan iman, demikianlah mereka semua diikat dalam kebenaran serta kenyataan, dan banyak di antara mereka yang memang seperti itu. Semua orang Kristen harus menjadi orang-orang kudus. Jika mereka tidak memiliki sifat dan ciri seperti itu di atas muka bumi, mereka tidak akan pernah menjadi orang-orang kudus di dalam kemuliaan. Ia menyebut mereka sebagai orang-orang percaya dalam Kristus Yesus, orang-orang percaya di dalam Dia, tetap teguh dalam ketaatan kepada Dia serta kepada kebenaran dan jalan-jalan-Nya. Mereka bukanlah orang-orang kudus yang tidak setia, melainkan orang-orang kudus yang percaya di dalam Kristus, sangat taat kepada-Nya, serta setia kepada pengakuan yang mereka buat kepada Tuhan mereka. Perhatikanlah, merupakan suatu kehormatan tidak saja bagi para pelayan Tuhan, tetapi juga bagi setiap orang Kristen untuk memperoleh rahmat Tuhan untuk menjadi setia. Di dalam Kristus Yesus, dari siapa mereka memperoleh semua kasih karunia dan kekuatan rohani, dan di dalam siapa mereka serta semua perbuatan mereka mendapat perkenanan-Nya.
- 3. Berkat kerasulan, Kasih karunia menyertai kamu, dan seterusnya. Inilah tanda yang digunakan di dalam setiap surat kerasulan. Berkat itu mengungkapkan kehendak baik Rasul Paulus kepada sahabat-sahabatnya, serta menunjukkan keinginan nyata atas kesejahteraan mereka. Oleh kasih karunia, kita memahami kasih dan kebaikan Allah yang cuma-cuma dan tanpa pamrih, serta semua kasih karunia Roh yang datang dari kasih karunia itu. Oleh damai sejahtera, kita juga memahami semua berkat lainnya, baik yang bersifat rohaniah maupun yang bersifat jasmaniah yang sementara, dan buah-buah serta hasil dari kasih karunia. Tidak ada damai sejahtera tanpa kasih karunia. Tidak ada damai sejahtera dan juga tidak ada kasih karunia, selain yang berasal dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Kristus Yesus. Berkat-berkat yang khas ini berasal dari Allah, bukan sebagai Sang Pencipta, melainkan sebagai Sang Bapa karena pertalian khusus, dan berasal dari Tuhan Yesus Kristus yang telah membeli mereka untuk menjadi umat-Nya. Dia-lah yang memiliki hak untuk melimpahkan berkat-berkat itu ke atas mereka. Sesungguhnya, orang-orang kudus dan orang-orang yang setia di dalam Kristus Yesus, telah menerima kasih karunia dan damai sejahtera ini, namun penambahan berkat-berkat seperti ini sangat diharapkan. Orang-orang kudus yang terbaik, sangat membutuhkan kasih karunia yang baru dari Roh untuk bertumbuh dan berkembang. Itulah sebabnya mengapa mereka harus berdoa, masing-masing untuk dirinya sendiri, dan semua orang untuk satu sama lain, supaya berkat-berkat itu tetap melimpah ke atas mereka. Sesudah pendahuluan singkat ini, Rasul Paulus melanjutkan pada pokok persoalan dan isi dari surat kerasulan ini. Meskipun doa dan pujian seperti ini tampak aneh dicantumkan dalam sepucuk surat, namun Roh Allah memandang baik bahwa pembicaraan mengenai perkara-perkara ilahi di dalam pasal ini disampaikan dalam bentuk doa dan pujian, sebab doa dan pujian merupakan sapaan yang khidmat kepada Allah, sehingga menyampaikan perintah-perintah yang penting kepada orang lain. Doa dapat mengajarkan sesuatu, dan pujian juga dapat melakukan hal yang sama.
Matthew Henry: Ef 1:3-14 - Pujian atas Berkat-berkat Rohaniah Pujian atas Berkat-berkat Rohaniah (1:3-14)
Rasul Paulus mengawali suratnya dengan ucapan syukur dan pujian, disertai dengan ungkapan perasaan yang...
Pujian atas Berkat-berkat Rohaniah (1:3-14)
- Rasul Paulus mengawali suratnya dengan ucapan syukur dan pujian, disertai dengan ungkapan perasaan yang mengalir deras dan berlimpah atas segala keuntungan besar dan berharga yang kita nikmati melalui Yesus Kristus. Memang tepatlah bila hak-hak istimewa dari iman kepercayaan kita itu diperkatakan dan diungkapkan banyak-banyak di dalam puji-pujian kita kepada Allah.
- I. Secara umum Rasul Paulus memuji Allah untuk segala berkat rohani (ay. 3), di mana ia menyebut Dia sebagai Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab, sebagai Pengantara, Sang Bapa adalah Allah-Nya. Sedangkan sebagai Allah dan Pribadi Kedua di dalam Trinitas Allah yang mulia, Allah adalah Bapa-Nya. Hal itu memperlihatkan persekutuan rohani antara Kristus dan orang-orang percaya, bahwa di dalam dan melalui Dia, Allah dan Bapa Tuhan Yesus Kristus kita adalah Allah dan Bapa mereka juga. Segala berkat datang dari Allah yang adalah Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus. Tidak ada kebaikan yang dapat diharapkan dari Allah yang adil dan kudus bagi makhluk-makhluk yang penuh dosa, selain melalui pengantaraan Yesus Kristus. Ia telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani. Perhatikanlah, berkat-berkat rohani merupakan berkat-berkat terbaik yang dengannya Allah memberkati kita, dan untuk itu kita harus memuji Dia. Ia memberkati kita dengan melimpahkan berkat-berkat seperti itu ke atas kita untuk membuat kita sungguh-sungguh diberkati. Karena itu, janganlah memuji Allah begitu-begitu saja, tetapi harus dengan memuji-muji dan mengagungkan Dia atas semuanya itu. Orang-orang yang dikarunia Allah beberapa berkat, akan diberkati-Nya lagi dengan segala berkat rohani. Kepada mereka Ia mengaruniakan Kristus, dan sesudah itu Ia mengaruniakan lagi segala berkat ini dengan cuma-cuma kepada mereka. Tidak demikian halnya dengan berkat-berkat jasmani yang bersifat sementara. Sebagian orang diberkati dengan kesehatan, dan tidak dengan kekayaan. Ada juga sebagian yang diberkati dengan kekayaan, tetapi tidak dengan kesehatan, dan begitu seterusnya. Tetapi, ketika Allah mengaruniakan segala berkat rohani, Ia memberkati dengan segalanya. Berkat-berkat itu adalah segala berkat rohani di dalam sorga. Beberapa orang mengartikannya sebagai berkat-berkat di dalam jemaat, dibedakan dari dunia, dan dipanggil keluar darinya. Atau dapat juga diartikan sebagai berkat-berkat di dalam perkara-perkara sorgawi, seperti berkat-berkat yang datang dari sorga, dan yang dirancang untuk menyiapkan manusia untuk masuk ke dalamnya, dan menjamin mereka untuk diterima masuk ke dalamnya. Oleh karena itu, kita harus peduli dengan perkara-perkara rohani dan sorgawi sebagai hal-hal yang utama. Oleh perkara-perkara ini kita tidak akan sengsara, dan pasti akan sengsara bila tidak memilikinya. Janganlah memikirkan perkara-perkara yang di bumi, tetapi pikirkanlah perkara-perkara yang di atas. Dengan berkat-berkat inilah kita diberkati di dalam Kristus, sebab, sebagaimana pelayanan-pelayanan kita naik ke atas kepada Allah melalui Kristus, begitu jugalah segala berkat kita disampaikan dengan cara yang sama kepada kita, yaitu melalui Kristus, Sang Pengantara antara Allah dan kita.
- II. Berkat-berkat rohaniah khusus yang dengannya kita diberkati di dalam Kristus, dan untuk itu kita harus memuji Allah, banyak dari antaranya disebutkan dan diuraikan di sini.
- 1. Pemilihan dan predestinasi (penentuan dari semula), yang merupakan sumber misteri, dari mana berkat-berkat lain mengalir (ay. 4-5, 11). Pemilihan atau pilihan menunjuk kepada sebagian orang yang dipilih dari sejumlah atau sekumpulan besar umat manusia. Dari situ mereka dipisahkan dan dikhususkan. Predestinasi menunjuk kepada berkat-berkat yang dirancang, khususnya pengangkatan menjadi anak-anak-Nya, yang menjadi tujuan Allah agar pada waktu yang telah ditetapkan, kita diangkat menjadi anak-anak-Nya, dan dengan demikian memiliki hak atas semua keistimewaan dan warisan sebagai anak. Di sini kita membaca tentang waktu kapan tindakan kasih ini dilakukan, yaitu pada saat sebelum dunia dijadikan. Tidak saja sebelum umat Allah diciptakan, tetapi sebelum permulaan dunia ini. Karena mereka dipilih dalam kebijaksanaan Allah dari sejak kekekalan. Hal ini meninggikan derajat kebesaran berkat-berkat ini sebagai hasil kebijaksanaan yang kekal. Sedekah-sedekah yang Anda berikan kepada para pengemis di muka pintu rumah Anda berasal dari keputusan yang datang tiba-tiba, namun persiapan bagi masa depan yang dibuat oleh para orang tua bagi anak-anaknya merupakan hasil pemikiran yang panjang, serta dituangkan secara tertulis di dalam bentuk pesan terakhir dan surat wasiat yang dibuat dengan penuh rasa khidmat. Karena itu, pengangkatan menjadi anak ini sungguh mengagungkan kasih ilahi, dan juga menjamin tersedianya berkat-berkat bagi orang-orang pilihan Allah, supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan. Allah melakukannya sesuai dengan tujuan kekal-Nya dalam mengaruniakan segala berkat rohani atas umat-Nya. Ia telah memberkati kita – sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita, di dalam Kristus, Kepala yang agung dari pemilihan itu, yang dengan penuh perasaan kasih menyebut kita sebagai orang-orang pilihan Allah, sebagai orang-orang pilihan-Nya. Di dalam Sang Juruselamat yang terpilih itu ada pandangan kebaikan yang ditujukan kepada kita. Amati di sini satu tujuan dan rancangan yang agung dari pemilihan ini, yaitu dipilih – supaya kita kudus. Mereka harus menjadi kudus bukan karena Ia telah mengetahuinya di dalam kemahatahuan-Nya, melainkan karena Ia telah memutuskan untuk membuat mereka seperti itu. Semua orang yang dipilih supaya berbahagia pada akhirnya, dipilih supaya menjadi kudus sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan itu. Pengudusan dan juga keselamatan mereka merupakan hasil dari kebijaksanaan kasih ilahi. – Dan tak bercacat di hadapan-Nya – supaya kekudusan mereka tidak sekadar bersifat lahiriah dan berpenampilan luar belaka, tetapi sungguh-sungguh nyata dan datang dari dalam batin, untuk mencegah celaan orang. Dan Allah sendiri, yang melihat hati, akan memandang kekudusan seperti itu sebagai kekudusan yang berasal dari hati yang mengasihi Allah dan sesama makhluk ciptaan. Kasih ini menjadi dasar pijakan dari semua kekudusan yang sejati. Kata aslinya berarti kemurniaan tiada tara sehingga tidak ada orang yang sanggup mencelanya. Itulah sebabnya mengapa ada sebagian orang yang mengartikannya sebagai kekudusan sempurna yang akan dicapai oleh para orang kudus di dalam kehidupan yang akan datang. Kekudusan yang menjadi teramat sangat sempurna di hadapan Allah, dan mereka akan berada di dalam hadirat Allah sampai selama-lamanya. Di sini juga diberikan aturan dan sumber penyebab pilihan Allah, yaitu sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya (ay. 5). Bukan demi apa saja yang telah diketahui-Nya dalam kemahatahuan-Nya, melainkan karena hal itu merupakan kehendak-Nya yang berdaulat, dan merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan hati-Nya. Hal itu sesuai dengan maksud Allah, kehendak yang sudah tetap dan tidak dapat diubah lagi, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya (ay. 11), yang dengan penuh kuasa menyempurnakan apa saja yang berkenaan dengan umat pilihan-Nya, sebagaimana Ia dengan bijaksana dan bebas menentukan dan menetapkan dari semula tujuan dan rancangan terakhir dan agung dari semua yang adalah kemuliaan-Nya sendiri, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia (ay. 6), supaya kami boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya (ay. 12), yaitu, supaya kita sendiri hidup dan berperilaku seperti itu sehingga kasih karunia-Nya yang melimpah akan diagungkan dan tampak mulia, serta layak memperoleh pujian tertinggi. Semua berasal dari Allah, dari Dia, dan melalui Dia, dan itulah sebabnya semua harus ditujukan kepada-Nya, dan berpusat di dalam pujian kepada-Nya. Perhatikanlah, kemuliaan Allah merupakan tujuan-Nya sendiri, dan tujuan itu haruslah menjadi tujuan kita juga di dalam semua yang kita lakukan. Bagian ini dipahami oleh sebagian orang dengan cara yang sangat berbeda dan secara khusus merujuk kepada pertobatan orang-orang Efesus menjadi orang-orang Kristen. Orang-orang yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal itu dapat membaca tulisan Locke (filsuf Inggris abad ketujuh belas – pen.) serta penulis-penulis ternama lainnya.
- 2. Berkat rohaniah berikut yang diperhatikan oleh Rasul Paulus adalah penerimaan Allah melalui Yesus Kristus: Di dalam Dia, atau oleh kasih karunia-Nya ini, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya (ay. 6), Ia telah membuat kita diterima oleh Allah. Yesus Kristus adalah Pribadi yang dikasihi oleh Bapa-Nya (Mat. 3:17), seperti juga para malaikat dan orang-orang kudus. Sungguh sangat istimewa apabila kita diterima oleh Allah, karena ini menyiratkan kasih-Nya kepada kita dan bagaimana kita dibawa masuk ke dalam pemeliharaan-Nya dan keluarga-Nya. Dengan demikian, kita tidak mungkin dapat diterima oleh Allah, selain di dalam dan melalui Yesus Kristus. Allah mengasihi umat-Nya demi Kristus yang dikasihi-Nya itu.
- 3. Pengampunan dosa dan penebusan melalui darah Yesus (ay. 7). Tidak ada pengampunan tanpa penebusan. Karena alasan dosalah kita menjadi orang tahanan, dan kita tidak dapat dilepaskan dari tahanan selain oleh pengampunan atas dosa-dosa kita. Penebusan ini kita peroleh di dalam Kristus, dan pengampunan diperoleh melalui darah-Nya. Kesalahan dan noda dosa hanya dapat dihapus oleh darah Yesus. Semua berkat rohani kita mengalir kepada kita di dalam curahan darah itu. Keuntungan besar yang kita peroleh dengan cuma-cuma ini telah dibeli dan dibayar dengan pengorbanan yang besar oleh Tuhan kita yang mahamulia. Dan itu semua terjadi sesuai dengan kekayaan kasih karunia Allah. Penebusan Kristus dan kelimpahan kasih karunia Allah sangat sesuai dengan perkara besar penebusan umat manusia. Allah dipuaskan oleh Kristus sebagai pengganti dan penjamin kita. Walaupun demikian, kasih karunia yang melimpah itulah yang memungkinkan penerimaan jaminan itu, yaitu ketika Allah tidak menjalankan pelaksanaan kerasnya hukum Taurat atas diri si pelanggar. Juga, kasih karunia-Nya yang melimpah itulah yang menjadikan Anak-Nya sendiri sebagai jaminan, serta menyerahkan Dia dengan cuma-cuma, ketika tidak ada lagi jaminan lain yang dapat kita pikirkan, dan yang dapat ditemukan untuk menggantikan kita. Di dalam hal ini, Ia tidak saja menunjukkan kekayaan kasih karunia itu, tetapi juga dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian (ay. 8), yaitu hikmat di dalam memahami penyelenggaraan-Nya itu, dan pengertian di dalam melaksanakan rencana kehendak-Nya, sebagaimana telah Ia lakukan. Betapa mulianya hikmat dan pengertian ilahi menyatakan diri, dengan pantas dan layak menyesuaikan masalah antara keadilan dan belas kasihan Allah di dalam urusan yang agung ini, di dalam menjamin kehormatan Allah dan hukum-Nya pada saat yang sama, sehingga pemulihan orang-orang berdosa dan keselamatan mereka dapat ditegaskan dan dipastikan!
- 4. Hak istimewa lain yang membuat Rasul Paulus di sini memuji Allah adalah wahyu ilahi – bahwa Allah telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita (ay. 9). Yakni, betapa besarnya perkenan Allah kepada manusia, yang telah disimpan-Nya dalam waktu yang lama, dan tetap tinggal tersembunyi bagi sebagian besar dunia ini, dan untuk ini kita sekarang berutang kepada Kristus, yang setelah sejak kekekalan berada di pangkuan Bapa, kini telah datang untuk menyatakan kehendak-Nya kepada anak-anak manusia. Sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, kebijaksanaan rahasia-Nya mengenai penebusan manusia, yang telah Ia tetapkan, atau tentukan, hanya ada di dalam Dia serta berasal dari Dia sendiri, dan tidak di dalam anak-anak manusia itu. Di dalam pewahyuan ini, dan di dalam menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, hikmat dan pengertian Allah akan bercahaya dengan terang. Hal itu digambarkan sebagai firman kebenaran, yaitu Injil keselamatan kita (ay. 13). Setiap firman dari Injil itu benar adanya. Firman itu mengandung dan mengajarkan kebenaran-kebenaran yang paling berbobot dan penting kepada kita. Firman itu ditegaskan dan dimeteraikan oleh sumpah Allah sendiri, yang darinya kita harus belajar untuk pergi sendiri mencari kebenaran ilahi itu. Itu adalah Injil keselamatan kita, karena ia menyatakan kabar baik tentang keselamatan dan mengandung tawaran bagi keselamatan itu. Injil itu menunjukkan jalan menuju kepada keselamatan itu, dan Roh yang mulia itu memberikan pengertian dan pertolongan yang dapat mendatangkan hasil baik bagi keselamatan jiwa-jiwa. Oh, betapa kita harus menjunjung tinggi Injil yang mulia ini dan memuji Allah untuk itu! Inilah cahaya yang bersinar di tempat yang gelap, yang untuknya kita beroleh alasan untuk bersyukur, dan untuknya kita harus memberikan perhatian.
- 5. Persekutuan di dalam dan dengan Kristus merupakan sebuah hak istimewa, sebuah berkat rohaniah, dan dasar dari banyak berkat lainnya. Ia mempersatukan di dalam Kristus segala sesuatu (ay. 10). Segala macam wahyu ilahi bersatu di dalam Kristus, semua agama berpusat di dalam Dia. orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain dipersatukan satu sama lain oleh penyatuan mereka kepada Kristus. Baik yang di sorga maupun yang di bumi dikumpulkan bersama-sama di dalam Dia. Terjadi perdamaian, keselarasan dibangun antara sorga dan bumi melalui Dia. Kumpulan malaikat yang tidak terhitung jumlahnya menjadi satu dengan jemaat melalui Kristus, dan semua ini sudah ditetapkan-Nya di dalam Kristus. Sudah menjadi ketetapan-Nya di dalam masa penyelenggaraan itu, yang digenapi dengan dikirimkan-Nya Kristus setelah genap waktunya, pada waktu yang tepat sebagaimana telah ditetapkan dan diputuskan-Nya sejak semula.
- 6. Warisan atau bagian kekal itu merupakan berkat besar yang dengannya kita diberkati di dalam Kristus: Di dalam Dia-lah kami mendapat bagian yang dijanjikan (ay. 11). Sorga itulah warisan atau bagian kekal itu, kebahagiaan yang diperoleh darinya merupakan bagian yang cukup bagi jiwa. Bagian yang dijanjikan ini disampaikan melalui pewarisan, sebagai suatu pemberian dari Bapa kepada anak-anak-Nya. Jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris. Segala berkat yang telah kita terima menjadi kecil jika dibandingkan dengan harta pusaka ini. Apa yang disediakan bagi seorang ahli waris ketika ia masih belum dewasa tidak ada artinya dibandingkan dengan apa yang disimpan baginya ketika ia telah dewasa. Dikatakan bahwa orang-orang Kristen akan menerima harta pusaka ini, karena mereka memiliki hak untuk itu pada saat sekarang ini, dan bahkan menjadi pemilik yang sebenarnya, di dalam Kristus yang menjadi kepala dan wakil mereka.
- 7. Meterai dan jaminan Roh merupakan bagian dari berkat-berkat ini. Dikatakan bahwa kita dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu (ay. 13). Roh yang mulia itu adalah kudus, dan ia membuat kita menjadi kudus. Ia disebut sebagai Roh perjanjian, sebab Ia adalah Roh yang dijanjikan itu. Oleh-Nya orang-orang percaya dimeteraikan, artinya dipisahkan dan disisihkan bagi Allah, dikhususkan dan ditandai sebagai milik-Nya. Roh itu adalah jaminan bagian kita (ay. 14). Jaminan itu merupakan bagian dari pembayaran dan menjamin jumlah pembayaran sepenuhnya. Begitu jugalah karunia Roh Kudus itu, semua pengaruh dan pekerjaan-Nya, baik yang menguduskan dan yang menghibur. Semuanya dimulai dari dalam sorga, dan menjadi mulia di dalam Sang Benih dan Tunas. Pencerahan Roh merupakan jaminan dari cahaya yang kekal, sedangkan pengudusan merupakan jaminan dari kekudusan yang sempurna, dan segala penghiburan-Nya merupakan jaminan dari sukacita yang tak berkesudahan. Dikatakan bahwa Dia menjadi jaminan, sampai penebusan yang menjadikan kita milik Allah. Di sini jaminan itu bisa juga disebut kepemilikan, sebab jaminan ini memastikan para ahli waris seakan-akan mereka memang sudah memiliki warisan atau bagian kekal itu, dan bagian tersebut dibeli bagi mereka oleh darah Kristus. Penebusan warisan itu disebutkan di sini karena ia telah digadaikan dan diambil oleh dosa, dan Kristus mengembalikannya lagi kepada kita. Karena itulah dikatakan sebagai menebus warisan itu, dengan menggunakan kiasan hukum penebusan. Dari semua ini amatilah, betapa indahnya janji yang menjamin karunia Roh Kudus kepada mereka yang meminta-Nya. Rasul Paulus menyebutkan tujuan dan rancangan agung Allah dalam melimpahkan semua hak istimewa rohaniah ini, supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya – kepada kamilah pertama kali Injil diberitakan dan kamilah yang pertama kali bertobat dan percaya kepada iman kepada Kristus, serta menaruh harapan dan kepercayaan kami di dalam Dia. Perhatikanlah, orang yang lebih dahulu ada di dalam kasih karunia, mereka itu lebih diutamakan: yang menjadi Kristen sebelum aku, kata Rasul Paulus (Rm. 16:7). Orang-orang yang sudah lebih lama mengalami kasih karunia Kristus memiliki kewajiban yang lebih khusus untuk memuliakan Allah. Mereka harus menjadi kuat di dalam iman, lebih unggul dalam memuliakan Dia. Walaupun demikian, hal ini harus menjadi tujuan umum dari semua orang percaya. Untuk inilah kita diciptakan, dan untuk inilah kita ditebus. Inilah rancangan agung Kekristenan kita, serta juga dari Allah yang telah melakukan semuanya bagi kita, yaitu untuk memuji kemuliaan-Nya (ay. 14). Dengan cara ini Ia bermaksud supaya kasih karunia, kuasa, dan semua kesempurnaan lainnya menjadi menarik serta mulia, dan semua anak manusia mengagungkan Dia.
Matthew Henry: Ef 1:15-23 - Doa Rasul Paulus Doa Rasul Paulus (1:15-23)
Kita telah sampai pada bagian akhir pasal ini. Bagian yang memuat doa Rasul Paulus yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh...
Doa Rasul Paulus (1:15-23)
- Kita telah sampai pada bagian akhir pasal ini. Bagian yang memuat doa Rasul Paulus yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh kepada Allah demi kepentingan orang-orang Efesus ini. Kita harus mendoakan orang-orang yang atas mereka kita ucapkan syukur kepada Allah. Rasul Paulus kita ini memuji Allah untuk apa yang telah ia lakukan bagi mereka, dan kemudian ia berdoa supaya ia dapat berbuat lebih banyak bagi mereka. Ia mengucap syukur atas berkat-berkat rohaniah dan berdoa agar berkat-berkat itu dicurahkan terus, sebab Allah menginginkan supaya kaum Israel meminta dari pada-Nya apa yang hendak dilakukan-Nya bagi mereka. Ia telah menyerahkan berkat-berkat rohaniah ini bagi kita di dalam tangan Anak-Nya, Tuhan Yesus, namun Ia juga menetapkan kita untuk menarik dan mengambilnya melalui doa. Kita tidak memiliki bagian atau jatah di dalam hal itu lebih lanjut, selain kita harus memintanya dengan iman dan doa. Salah satu dorongan yang menyokong Paulus untuk berdoa bagi jemaat Korintus adalah laporan baik yang ia dengar tentang mereka, yaitu tentang iman mereka di dalam Tuhan Yesus dan kasih mereka terhadap semua orang kudus (ay. 15). Iman di dalam Kristus dan kasih kepada semua orang kudus, akan disertai dengan semua kasih karunia lainnya. Kasih terhadap orang-orang kudus, sedemikian rupa, dan karena disebut seperti itu, harus termasuk kasih kepada Allah. Mereka yang mengasihi orang-orang kudus, sedemikian rupa, berarti mengasihi semua orang kudus, tak peduli betapa lemah dalam kasih karunia, hina dan rendah di dalam dunia, dan sesaknya keadaan sebagian dari mereka. Dorongan lain untuk mendoakan mereka adalah karena mereka telah menerima jaminan atas bagian harta pusaka mereka. Hal ini dapat kita amati dari kata-kata yang dikaitkan dengan bagian sebelumnya, yaitu suatu kata hubung, karena itu. “Mungkin kamu mengira bahwa setelah menerima jaminannya maka dengan sendirinya kamu sudah cukup merasa bahagia dan tidak perlu lagi berbuat apa-apa selanjutnya, sehingga kamu merasa tidak perlu untuk berdoa bagi dirimu sendiri lagi, dan aku pun tidak perlu berdoa untukmu.” Tidak, malah sebaliknya. Karena itu – aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu, dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku (ay. 16). Sementara ia memuji Allah karena telah mengaruniakan Roh Kudus kepada mereka, ia tidak berhenti berdoa supaya Allah menganugerahkan Roh itu kepada mereka (ay. 17), supaya Ia menganugerahkan lebih banyak karunia Roh itu. Perhatikan baik-baik, bahkan orang-orang Kristen yang terbaik pun harus kita doakan, dan sementara mendengar kabar baik tentang sahabat-sahabat Kristen kita, kita harus merasa wajib untuk mendoakan mereka kepada Allah, supaya mereka lebih dan lebih melimpah-limpah serta bertambah-tambah. Nah, apa saja yang didoakan oleh Rasul Paulus demi kepentingan orang-orang Efesus itu? Bukan supaya mereka dibebaskan dari penganiayaan, juga bukan supaya mereka dapat memiliki kekayaan, kehormatan, dan kesenangan dunia ini, melainkan hal utama yang ia doakan adalah pencerahan pengertian mereka, dan supaya pengetahuan mereka semakin melimpah dan bertambah-tambah. Yang ia maksudkan adalah pengetahuan yang dapat digunakan sehari-hari dan dapat memberikan pengalaman yang berguna. Kasih karunia dan penghiburan Roh Kudus disampaikan kepada jiwa melalui pencerahan pengertian. Dengan cara ini Ia akan memperoleh dan mempertahankan milik-Nya. Iblis melakukan yang sebaliknya, ia merampasnya melalui pancaindra dan hawa nafsu, sedangkan Kristus menjaganya melalui pengertian. Amatilah,
- I. Sumber pengetahuan ini harus berasal dari Allah Tuhan kita Yesus Kristus (ay. 17). Tuhan itu adalah Allah yang Mahatahu dan tidak ada pengetahuan yang baik yang dapat menyelamatkan selain yang datang dari Dia. Itulah sebabnya kita harus mencari pengetahuan itu dari Dia, yang adalah Allah Tuhan kita Yesus Kristus (lihat ay. 3), yaitu Bapa yang mulia itu. Ini suatu ungkapan Ibrani. Kemuliaan Allah di dalam diri-Nya tidak terbatas. Semua makhluk ciptaan-Nya mengarahkan segala kemuliaan kepada-Nya, dan Dia-lah pencipta semua kemuliaan itu, yang dengannya Ia akan menghiasi orang-orang kudus-Nya. Nah, Ia mengaruniakan pengetahuan dengan cara menganugerahkan Roh pengetahuan, sebab Roh Allah menjadi guru bagi orang-orang kudus, yaitu Roh hikmat dan wahyu. Kita menerima pewahyuan Roh itu di dalam firman, tetapi akankah pewahyuan itu ada gunanya, jika kita tidak memiliki hikmat Roh di dalam hati? Jika Roh yang sama yang menyusun ayat-ayat suci itu tidak membuka tabir yang menyelubungi hati kita dan memampukan kita mengerti dan memanfaatkannya, kita tidak akan pernah menjadi lebih baik. – Untuk mengenal Dia dengan benar atau untuk mengakui Dia. Ini bukan saja mencakup pengetahuan tentang Kristus dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya, melainkan juga suatu pengakuan atas kekuasaan Kristus melalui ketaatan penuh kepada Dia, yang hanya dapat kita lakukan melalui pertolongan Roh hikmat dan wahyu. Pertama-tama, pengetahuan ini ada di dalam pengertian. Rasul Paulus berdoa supaya Allah menjadikan mata hati mereka terang, agar mereka mengerti (ay. 18). Amatilah, orang-orang yang telah membuka mata hati mereka dan memiliki sedikit pengertian mengenai perkara-perkara Allah, perlu lebih dan lebih diterangi lagi, sehingga pengetahuan mereka menjadi lebih jelas, terang, dan teruji di dalam pengalaman. Orang-orang Kristen tidak boleh hanya berpuas diri dengan hanya memiliki rasa kasih, tetapi mereka juga harus berusaha keras untuk memiliki pengertian yang jelas. Mereka harus berkeinginan keras menjadi orang Kristen yang berpengertian dan bijaksana.
- II. Pengetahuan apa yang secara lebih khusus diharapkan oleh Rasul Paulus bertumbuh di dalam diri mereka adalah,
- 1. Pengharapan yang terkandung di dalam panggilan-Nya (ay. 18). Kekristenan merupakan panggilan kita. Allah telah memanggil kita untuk itu, dan karena alasan itulah kita dipanggil-Nya. Terdapat suatu pengharapan di dalam panggilan ini, sebab siapa yang berhubungan dengan Allah berhubungan atas dasar kepercayaan. Dan merupakan suatu hal yang sangat diinginkan untuk mengetahui apa yang menjadi pengharapan dalam panggilan kita. Memiliki pengetahuan mengenai hak-hak istimewa yang sangat besar dari umat Allah dan pengharapan-pengharapan yang mereka peroleh dari Allah, serta pengetahuan yang berkenaan dengan dunia sorgawi, semua ini dapat mendorong kita untuk rajin dan sabar dalam menapak perjalanan hidup Kekristenan. Kita harus mengusahakannya dan berdoa dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh pengertian mendalam yang lebih jelas serta pengenalan yang lebih penuh mengenai tujuan-tujuan besar pengharapan orang Kristen.
- 2. Betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus. Di samping bagian sorgawi yang disediakan bagi orang-orang kudus, masih ada lagi bagian sekarang ini di dalam diri orang-orang kudus, sebab kasih karunia merupakan permulaan kemuliaan, dan kekudusan merupakan kebahagiaan yang sedang bertunas. Ada kemuliaan di dalam bagian ini, kekayaan kemuliaan, yang dapat membuat orang-orang Kristen menjadi lebih unggul dan benar-benar lebih terhormat dari pada semua orang lain di sekitar dia. Sangat diinginkan juga untuk mengetahui hal ini secara nyata dari pengalaman hidup sehari-hari, untuk mengenali asas-asas, kesenangan, dan kekuatan dari kehidupan yang rohaniah dan ilahi. Hal ini dapat dipahami sebagai bagian kemuliaan yang terdapat di dalam dan di antara orang-orang kudus di sorga, di mana Allah telah membentangkan semua kekayaan-Nya untuk membuat mereka berbahagia dan mulia, di mana semua orang kudus menjadi pemilik dari kemuliaan yang jauh melampaui segala akal, sebagai pengetahuan yang sangat diinginkan dan dapat diperoleh di atas muka bumi ini, dan yang pasti melampaui semua penghiburan dan sukacita. Karena itu, marilah kita belajar mengenal sebanyak mungkin tentang sorga, melalui pembacaan firman, merenungkannya, dan berdoa, supaya kita menjadi sangat bergairah dan rindu untuk berada di sana.
- 3. Betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya (ay. 19). Percaya sungguh secara nyata bahwa Allah dapat mencukupi segala sesuatu yang kita perlukan dan bahwa kasih karunia ilahi itu berkuasa di atas segala-galanya, mutlak kita perlukan untuk terus berjalan dekat dengan Dia. Merupakan hal yang sangat diinginkan untuk mengenali serta mengalami kuasa yang dahsyat dari kasih karunia itu yang memulai dan melanjutkan pekerjaan iman di dalam jiwa kita. Merupakan suatu hal yang sulit untuk membawa seseorang menjadi percaya di dalam Kristus dan mempertaruhkan segala sesuatu di atas kebenaran-Nya dan di atas pengharapan akan kehidupan kekal. Tidak ada yang mampu selain kuasa dari Yang Mahakuasa sendiri yang akan mengerjakan hal ini di dalam kita. Di sini Rasul Paulus berbicara dengan ungkapan yang sangat kaya dan melimpah, namun, pada saat yang sama seolah-olah ia kekurangan kata-kata untuk mengungkapkan betapa hebat kuasa-Nya Yang Mahakuasa, yaitu kuasa yang Ia kerahkan bagi umat-Nya, dan yang dengannya Ia membangkitkan Kristus dari antara orang mati (ay. 20). Kebangkitan Kristus ini sungguh merupakan bukti agung dari kebenaran Injil kepada dunia ini, tetapi turunan dari kuasa itu di dalam diri kita (yaitu pengudusan kita dan kebangkitan dari kematian dosa, sejalan dengan kebangkitan Kristus) merupakan bukti agung bagi kita. Walaupun hal ini tidak dapat membuktikan kebenaran Injil kepada orang lain yang sama sekali tidak mengetahui apa-apa mengenai hal tersebut (bahwa kebangkitan Kristus itulah buktinya), namun bila kita dapat berkata-kata berdasarkan pengalaman sendiri, seperti halnya orang-orang Samaria yang berkata, “Kami sendiri telah mendengar Dia, kami telah merasakan perubahan yang luar biasa di dalam hati kami,” maka ini akan membuat kita dapat berkata dengan penuh rasa puas, Sekarang kami percaya, dan yakin, bahwa Dia ini adalah Kristus, Anak Allah. Banyak orang berpendapat bahwa di sini Rasul Paulus sedang berkata-kata tentang betapa hebat kuasa yang akan digunakan untuk membangkitkan tubuh-tubuh orang percaya kepada kehidupan kekal, yang sama hebatnya dengan kekuatan kekuasaan yang dikerjakan-Nya di dalam membangkitkan Kristus, dan seterusnya. Jadi betapa indahnya untuk menginginkan agar pada akhirnya kita juga mengenal kuasa itu, dengan dibangkitkan keluar dari kubur dan dengan begitu masuk ke dalam hidup yang kekal!
- Sesudah mengatakan sesuatu tentang Kristus dan kebangkitan-Nya, Rasul Paulus menyimpang sedikit dari pokok pembicaraannya untuk menekankan lebih lanjut tentang kehormatan Tuhan Yesus dan pemuliaan-Nya. Dikatakan bahwa Ia didudukkan di sebelah kanan Bapa di sorga, dan seterusnya (ay. 20-21). Yesus Kristus ditinggikan jauh lebih tinggi di atas segalanya, dan diberikan kuasa atas segala sesuatu, yang dibuat tunduk kepada-Nya. Segala kemuliaan dunia yang di atas, serta segala kekuasaan, baik di bumi maupun di sorga, seluruhnya diserahkan kepada Dia. Bapa meletakkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus (ay. 22), sesuai dengan janji itu (Mzm. 110:1). Segala makhluk apa pun tunduk kepada-Nya. Mereka harus sungguh-sungguh taat kepada-Nya atau jatuh di bawah tongkat kerajaan-Nya dan menerima hukuman dari-Nya. Allah mengaruniakan kepada-Nya menjadi Kepala dari segala yang ada. Hal ini merupakan suatu pemberian kepada Kristus, sebagai Pengantara, untuk memperoleh kuasa dan menjadi Kepala yang jauh lebih tinggi seperti itu, serta memiliki suatu tubuh rohani yang disediakan bagi-Nya. Dan ini sungguh suatu karunia bagi jemaat, karena dilengkapi dengan Kepala yang dikaruniai dengan begitu banyak kuasa dan kewenangan. Allah menjadikan Dia sebagai Kepala dari segala yang ada. Ia memberikan kepada Kristus segala kuasa di sorga dan di bumi. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Namun, yang menyempurnakan penghiburan ini adalah bahwa bagi jemaat Ia menjadi Kepala dari segala yang ada. Kepada-Nya dipercayakan segala kuasa, yakni agar Ia menyelesaikan semua perkara kerajaan ilahi dan menjadikannya tunduk sesuai rancangan kasih karunia-Nya berkenaan dengan jemaat-Nya. Karena itu, dengan ini kita dapat menjawab utusan-utusan bangsa-bangsa, bahwa Tuhan yang meletakkan dasar Sion. Kuasa yang sama yang mendukung dunia ini akan mendukung jemaat juga, dan kita yakin bahwa Ia mengasihi jemaat-Nya, karena jemaat adalah tubuhnya (ay. 23), tubuh rohani-Nya, dan ia akan menjaga dan memeliharanya. Itu adalah kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu. Yesus Kristus memenuhi semua dan segala sesuatu, Ia mencukupi semua kekurangan-kekurangan anggota-anggotanya, memenuhi mereka dengan Roh-Nya, dan bahkan dengan seluruh kepenuhan Allah (3:19). Dan sekarang dikatakan bahwa jemaat menjadi kepenuhan Dia, karena Kristus sebagai Pengantara tidak akan menjadi lengkap jika Dia tidak memiliki jemaat. Bagaimana Ia dapat menjadi seorang Raja, jika Dia tidak memiliki sebuah kerajaan? Itulah sebabnya hal ini dipakai untuk menghormati Kristus, sebagai Pengantara, bahwa jemaat adalah kepenuhan Dia.
SH -> Ef 1:1-2; Ef 1:1-6; Ef 1:1-14; Ef 1:1-14; Ef 1:3-10; Ef 1:7-14; Ef 1:11-14; Ef 1:15-23; Ef 1:15-23; Ef 1:15-23; Ef 1:15-23
SH: Ef 1:1-2 - Bagaimana bentuk relasi rasul-jemaat? (Kamis, 3 Oktober 2002) Bagaimana bentuk relasi rasul-jemaat?
Paulus adalah rasul terhadap jemaat Efesus. Lebih dari itu, Paulus menjadi rarul bukan karena diutus oleh jemaa...
Bagaimana bentuk relasi rasul-jemaat?
Paulus adalah rasul terhadap jemaat Efesus. Lebih dari itu, Paulus menjadi rarul bukan karena diutus oleh jemaat, bukan karena sukarela menawarkan diri untuk pelayanan, melainkan karena kehendak Allah (ayat 1). Kerasulannya menjadi dasar isi surat dan sekaligus menyatakan sifat resmi surat yang ditulisnya. Hubungan Paulus dengan jemaat didasarkan pada relasi formal yakni rasul dan jemaat. Sementara itu jemaat yang menerima surat dilukiskan Paulus sebagai kudus dan percaya. Kudus karena menjadi milik Allah melalui iman pada Yesus. Jemaat Efesus juga dinyatakan sebagai percaya karena memiliki relasi dengan Yesus. Jemaat Efesus telah mendasarkan hidupnya pada Yesus. Dua ciri utama jemaat adalah kudus dan percaya.
Paulus adalah rasul, sedang jemaat adalah kudus dan percaya. Ini dua keadaan dan status yang berbeda. Bagaimana relasi keduanya? Paulus menjelaskan bahwa keduanya terkait karena memiliki dasar yang sama yakni Yesus Kristus. Yesus mempersatukan Paulus dan jemaat Efesus. Paulus dan jemaat masing-masing memiliki dasar yang sama. Paulus adalah rasul Yesus Kristus, sementara jemaat Efesus adalah jemaat Yesus Kristus. Juka Kristus menjadi dasar relasi manusia, maka setiap perbedaan merupakan berkat. Tanpa Kristus setiap perbedaan status, gender, ras, atau etnis dapat menjadi sumber konflik. Di samping itu ada factor lain penghubung Pauus dan jemaat yakni Allah yang dikenal sebagai Bapa. Allah adalah Bapa oleh karena Yesus Kristus. Bapa adalah sumber anugerah dan damai baik kepada Paulus maupun jemaat Efesus. Anugerah adalah inisiatif perbuatan Allah untuk menciptakan damai. Sementara damai adalah bentuk perbuatan Allah yakni menciptakan damai antarmanusia dan manusia dengan Allah.
Kebenaran ini tidak saja menghubungkan Paulus dengan jemaat Efesus, tetapi juga dengan kita kini. Oleh karena Yesus Kristus dan pilihan Bapa atau Paulus, maka kini kita mengakui otoritas surat ini.
Renungkan: Sebagai apakah kita ingin dikenal oleh orang lain? Bagaimana sehari-hari kita mempersepsikan diri kepada orang lain? Apakah kita sudah menjadikan Kristus sebagai dasar relasi dengan orang lain?
SH: Ef 1:1-6 - Keselamatan ajaib (Jumat, 31 Oktober 2003) Keselamatan ajaib
Ajaibnya keselamatan dari Tuhan, akan kita sadari apabila kita
membandingkan keadaan kita di luar Kristus dengan berkat-berkat...
Keselamatan ajaib
Ajaibnya keselamatan dari Tuhan, akan kita sadari apabila kita membandingkan keadaan kita di luar Kristus dengan berkat-berkat rohani yang kita dapat dalam keselamatan (ayat 3). Juga apabila kita merenungkan bahwa untuk mewujudkan keselamatan itu, Allah Bapa (ayat 3-6), Putra (ayat 7-12), Roh Kudus (ayat 13-14) mengerjakan karya-karya yang indah, serasi dalam kerjasama demi kita ciptaan-Nya yang telah berontak berdosa terhadap-Nya.
Kota Efesus, lazimnya kota besar, pastilah dipenuhi dengan berbagai gaya hidup yang salah. Namun, di kota itu kini keselamatan telah mewujud. Orang percaya yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dalam kehidupan mereka mengalami keselamatan ajaib. Mereka bukan lagi orang yang hidup sia-sia dalam kecemaran dosa. Mereka diubah Tuhan menjadi orang-orang kudus (ayat 1). Sejak itu, berkat rohani seperti kasih karunia dan damai sejahtera (ayat 2), serta seluruh kepenuhan arti keselamatan (ayat 3) menjadi pengalaman riil mereka. Itulah keajaiban keselamatan yang Tuhan kerjakan dari waktu ke waktu, termasuk yang kini Anda terima dan alami.
Bagian ini berbicara tentang sumber keselamatan dan maksud keselamatan. Bapa telah memilih kita (ayat 4), menetapkan kita menjadi anak-anak-Nya (ayat 5). Rencana itu terwujud karena Putra-Nya, Yesus Kristus melakukan karya penyelamatan bagi kita. Itu akan kita renungkan besok. Ajaran tentang rencana keselamatan dan pilihan kekal Allah Bapa ini membuat keselamatan bertumpu pada sesuatu yang pasti dan bukan pada kondisi atau pengalaman kita. Maksud keselamatan adalah agar kita hidup memuliakan Allah. Menerima anugerah Allah yang ajaib ini pasti mendorong kita menaikkan pujian syukur dan menjadikan kehidupan kita suatu kepujian yang serasi dengan kemuliaan dan anugerah-Nya itu.
Renungkan: Keajaiban rencana keselamatan Allah dan kurban penyelamatan yang ditanggung-Nya bagi kita, menolong kita agar dapat menghayati keselamatan, mensyukurinya, dan hidup kudus.
SH: Ef 1:1-14 - Dipilih sebelum dijadikan (Senin, 31 Oktober 2011) Dipilih sebelum dijadikan
Bagaimana Anda memandang sesama orang percaya? Saudara seiman atau teman segereja? Paulus menyebut jemaat Efesus sebagai or...
Dipilih sebelum dijadikan
Bagaimana Anda memandang sesama orang percaya? Saudara seiman atau teman segereja? Paulus menyebut jemaat Efesus sebagai orang kudus dan orang percaya dalam Kristus Yesus (1).
Ketika orang menerima keselamatan, berkat rohani seperti kasih karunia, damai sejahtera, dan seluruh kepenuhan arti keselamatan menjadi pengalaman riil. Itulah keajaiban keselamatan yang Tuhan kerjakan.
Bapalah sumber keselamatan. Ia memilih dan menetapkan orang percaya sebelum menciptakan alam semesta. Pilihan ini lahir semata-mata dari kasih karunia-Nya dan terwujud karena Anak-Nya melakukan karya penyelamatan bagi manusia. Ajaran tentang rencana keselamatan dan pilihan kekal Allah membuat keselamatan bertumpu pada sesuatu yang pasti dan bukan pada kondisi manusia. Dia memilih dan menganugerahkan keselamatan untuk suatu tujuan yaitu agar umat kudus dan tanpa cacat cela (4), yaitu tidak lagi hidup sia-sia dalam kecemaran dosa karena telah diubah Tuhan menjadi orang-orang kudus. Maka hidup orang pilihan seharusnya mencerminkan kemuliaan Tuhan yang telah memilih dan memilikinya penuh.
Diangkatnya kita menjadi anak-anak Allah (5) merupakan dampak dari keputusan Allah memilih kita. Sebagai anak, ada hak yang harus kita terima dan ada kewajiban yang harus kita jalankan. Pernyataan Paulus ini, merupakan adaptasi hukum Romawi saat itu yang menetapkan bahwa anak yang diadopsi juga harus memiliki dan menikmati hak yang sama dengan anak kandung.
Kita adalah anak-anak pilihan Allah masa kini, yang sudah mengalami penebusan dosa oleh pengurbanan Kristus. Dalam hal ini kita bertanggung jawab untuk meninggalkan perilaku cemar dan memasuki proses penyucian yang dilakukan oleh Roh Kudus.Menerima anugerah Allah yang ajaib ini pasti mendorong kita bersyukur dan menjadikan hidup kita suatu pujian yang serasi dengan kemuliaan dan anugerah-Nya. Maka pancarkan kemuliaan Tuhan yang telah memilih dan memiliki kita hingga dunia dapat melihat bahwa kita adalah sah milik Allah.
SH: Ef 1:1-14 - Menghargai Anugerah-Nya (Kamis, 12 Desember 2019) Menghargai Anugerah-Nya
Dipilih menjadi kudus sebagai anak-anak Allah adalah berkat rohani yang tak ternilai harganya. Ada yang sungguh meresapinya d...
Menghargai Anugerah-Nya
Dipilih menjadi kudus sebagai anak-anak Allah adalah berkat rohani yang tak ternilai harganya. Ada yang sungguh meresapinya dan menghargainya, ada pula yang sebaliknya.
Pada bagian ini, Paulus menekankan betapa luar biasanya pemilihan Allah itu. Melalui Yesus Kristus, Allah menebus kita dengan darah-Nya dan menganugerahkan pengampunan dosa sehingga kita diselamatkan dan menjadi milik kepunyaan Allah. Pemilihan Allah ini bukan karena kita layak. Pemilihan itu berdasarkan keputusan Allah yang berdaulat.
Dalam penghayatan akan kebenaran ini, Rasul Paulus sangat bersyukur dan mengajak kita untuk memuji Allah di dalam Yesus Kristus yang telah mengaruniakan berkat rohani kepada orang percaya. Pemilihan Allah ini menjadikan kita kudus sebagai anak Allah yang dimeteraikan oleh Roh Kudus (13) dan Roh Kudus adalah jaminan penebusan yang menjadikan kita milik Allah (14).
Betapa bahagianya kita yang mendapat berkat rohani yang tak ternilai ini. Sudah sepatutnya kita hidup secara bertanggung jawab sebagai orang pilihan Allah, yaitu dengan hidup kudus dan menjadi puji-pujian bagi kemuliaan Allah.
Hidup kudus berarti kita harus berbeda dengan orang-orang yang hidup di luar Tuhan. Menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya berarti hidup ini harus bermakna, yaitu menjadi berkat dan memuliakan nama Tuhan. Hal yang sia-sia, yang tidak sesuai kehendak-Nya, yang menyakiti hati Allah, dan menjadi batu sandungan bagi sesama haruslah dibenci oleh orang kudus. Dalam kasih karunia-Nya, Ia menguatkan dan memampukan kita hidup sebagai orang pilihan-Nya di tengah dunia yang bobrok.
Hiduplah sebagai orang-orang pilihan Allah, karena Allah setia adanya (Ibr. 13:5b). Hidup sesuai kehendak Allah bukanlah pilihan, melainkan ungkapan syukur, iman, dan ketaatan kita yang seharusnya kepada Allah sebagai orang-orang yang telah menerima berkat rohani yang tak ternilai harganya.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami hidup sebagai orang yang diperkenan di hadapan-Mu melalui ketaatan kami. [GS]
SH: Ef 1:3-10 - Mengapa memuji? (Jumat, 4 Oktober 2002) Mengapa memuji?
Ayat-ayat berikut ini membawa kita bermuara kepada suatu pujian kepada Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Sungguh suatu pujian ...
Mengapa memuji?
Ayat-ayat berikut ini membawa kita bermuara kepada suatu pujian kepada Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Sungguh suatu pujian yang luar biasa dan menakjubkan.
Pertama, pujian kepada Bapa. Allah yang dikenal sebagai Bapa adalah sumber segala berkat (ayat 3). Bapalah yang telah memilih kita (ayat 4). Tujuan Bapa memilih kita adalah supaya kita kudus dan tak bercacat. Bapalah yang menentukan kita menjadi anak-anak-Nya (ayat 5). Bapalah yang menganugerahkan kepada kita anugerah-Nya yang mulia (ayat 6). Bapa menyatakan kepada kita rahasia kehendak-Nya (ayat 9). Bapalah yang mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus (ayat 10). Bapa jugalah yang mengerjakan sesuatu menurut kehendak-Nya (ayat 11). Apakah puji-pujian kita menghayati kebenaran-kebenaran indah ini tentang Allah Bapa sumber dan tujuan hidup kita?
Kedua, pujian kepada Yesus. Allah Bapa memberkati kita karena Yesus Kristus. Tanpa relasi pribadi dengan Kristus, berkat-berkat yang diberikan Bapa tidak dapat kita nikmati dan alami. Di dalam Kristus, Bapa memberkati kita (ayat 3). Di dalam Yesus, Bapa memilih kita (ayat 4). Di dalam kita memperoleh penebusan (ayat 7). Di dalam Kristus, Allah Bapa mempersatukan segala sesuatu (ayat 10). Di dalam Yesus, etnis Yahudi (ayat 11,12) dan etnis nonYahudi bersatu menjadi umat Allah (ayat 13). Di dalam Yesus dua etnis yang berbeda dipersatukan. Yesuslah yang memungkinkan kita hidup penuh pujian sebab mengalami berkat-berkat Allah melalui Dia.
Ketiga, pujian kepada Roh Kudus. Allah memberkati umat-Nya dengan berkat rohani (ayat 3). Artinya, semua berkat-berkat Roh Kudus diberikan Bapa karena kita adalah umat-Nya. Roh Kudus merupakan meterai dari semua berkat yang diberikan Bapa (ayat 3). Roh Kudus adalah jeminan warisan kita (ayat 14). Karya penyelamatan Yesus Kristus boleh kita cicipi kini dan seterusnya karena Roh Kudus memungkinkan kita masuk di dalam pengalaman rohani tersebut.
Renungkan: Paulus mengungkapkan banyak alasan mengapa orang Kristen memuji Allah. Adakah alasan hari ini bagi Anda untuk memuji Allah? Hal apa yang membuat Anda tidak dapat memuji Allah?
SH: Ef 1:7-14 - Hak dan tanggung jawab anak-anak Allah (Sabtu, 1 November 2003) Hak dan tanggung jawab anak-anak Allah
Diangkatnya kita menjadi anak-anak Allah adalah dampak dari
keputusan Allah memilih kita. Sebagai anak, a...
Hak dan tanggung jawab anak-anak Allah
Diangkatnya kita menjadi anak-anak Allah adalah dampak dari keputusan Allah memilih kita. Sebagai anak, ada hak yang harus kita terima dan ada kewajiban yang harus kita jalankan. Pernyataan Paulus ini, merupakan adaptasi dari hukum Romawi saat itu yang menetapkan bahwa anak yang diadopsi juga harus memiliki dan menikmati hak yang sama dengan anak kandung.Pertanyaan buat kita adalah siapa saja anak-anak Allah itu? Paulus menegaskan bahwa anak-anak Allah tidak hanya terdiri dari etnis Yahudi saja, tetapi juga etnis non Yahudi. Hal ini jelas melalui kata “kami” (ayat 11,12), dan kata “kamu juga” (ayat 13). Kedua etnis ini sekarang tidak hanya memiliki dasar yang sama yaitu Yesus Kristus (ayat 11,13), tetapi juga sama-sama berada dalam Kristus, memiliki warisan yang sama dan dimeteraikan dengan Roh Kudus sebagai tanda bahwa mereka adalah sah milik Kristus (ayat 13-14).
Kita adalah orang-orang Kristen yang juga anak-anak pilihan Allah di dalam Kristus. Kita sudah mengalami penebusan,pengampunan dosa oleh pengurbanan Kristus. Langkah selanjutnya yang harus kita lakukan, sebagai tanggung jawab kita adalah: Pertama, hidup kudus dan tanpa cela. Dalam hal ini kita bertanggung jawab untuk meninggalkan perilaku cemar kita dan memasuki proses penyucian yang dilakukan oleh Roh Kudus. Kedua, bergandengan tangan dengan seluruh umat percaya membawa kasih Kristus yang telah kita terima dan alami kepada orang yang belum mengenal-Nya agar mereka pun dapat dipersatukan dalam karya penebusan-Nya.
Renungkan: Pancarkan kemuliaan Tuhan yang telah memilih dan memiliki kita secara utuh dan penuh melalui sikap hidup kita, sehingga dunia dapat melihat tanda bahwa kita adalah sah milik Allah.
SH: Ef 1:11-14 - Menjadi umat Allah (Sabtu, 5 Oktober 2002) Menjadi umat Allah
Siapakah umat Allah itu? Paulus menegaskan bahwa umat Allah terdiri dari etnis Yahudi dan juga etnis nonYahudi. Hal ini dijelaskan...
Menjadi umat Allah
Siapakah umat Allah itu? Paulus menegaskan bahwa umat Allah terdiri dari etnis Yahudi dan juga etnis nonYahudi. Hal ini dijelaskan Paulus dengan mempergunakan pronomia ‘kami dan kamu’. Pronomina ‘kami’ menunjuk pada etnis Yahudi dimana Paulus adalah anggotanya. Sementara pronominal ‘kamu’ menunjuk pada semua etnis di luar etnis Yahudi. Paulus menulis ‘di dalam Dialah kami ... supaya kami (ayat 11, 12). Kemudian Paulus menulis ‘di dalam Dia kamu juga’ (ayat 13). Kedua etnis yang berbeda sekarang tidak hanya memiliki dasar yang sama yakni Yesus Kristus (ayat 11,13), tetapi juga sama-sama berada dalam Kristus, memiliki warisan yang sama dan Roh Kudus yang sama (ayat 14). Keduanya menjadi satu umat Allah.
Sekarang pertanyaannya bagaimana menjadi umat Allah? Paulus menyebut dua hal yang kelihatannya bertolak belakang. Pertama, kehendak Allah (ayat 5,9,11). Manusia dari segala etinis menjadi umat Allah karena dan oleh kehendak Allah. Persatuan dua etnis yang bertentangan bukanlah keinginan atau hasil usaha manusia. Kedua, pemberitaan Injil (ayat 13). Tanpa pemberitaan Injil iman tidak mungkin lahir. Jika tidak ada yang memberitakan Injil tidak mungkin etnis Yahudi dan nonYahudi memiliki iman pada Yesus. Injil ini disebut Paulus sebagai Injil keselamatan (ayat 13). John Stott dengan indah merumuskan relasi kehendak Allah dan pemberitaan Injil: “Pemberitaan Injil adalah satu-satunya sarana yang ditetapkan Allah dalam melepaskan manusia dari kebutaan dan perbudakan mereka yang dipilih-Nya dalam Kristus sebelum dunia dijadikan, membebaskan mereka untuk percaya pada Yesus, dan dengan demikian kehendak-Nya terjadi”. Jelas bahwa memberitakan Injil berarti memberlakukan kehendak Allah. Juga memberitakan Injil menghasilkan persekutuan umat manusia menurut cara yang tidak dapat dibuat oleh usaha-usaha manusia.
Renungkan: Jika umat Allah melintasi semua batas etnis, mengapa di dalam gereja masih dipisahkan tembok etnis? Jika Kristus telah merubuhkan tembok etnis, mengaja gereja justru melakukan tindakan sebaliknya?
SH: Ef 1:15-23 - Bagaimana mengenal kuasa Allah? (Minggu, 6 Oktober 2002) Bagaimana mengenal kuasa Allah?
Dengan doa! Tanpa doa tidak mungkin mengenal kuasa Allah. Paulus berdoa agar Allah ‘menjadikan mata hat...
Bagaimana mengenal kuasa Allah?
Dengan doa! Tanpa doa tidak mungkin mengenal kuasa Allah. Paulus berdoa agar Allah ‘menjadikan mata hatimu tenang’ (ayat 18). Mata hati harus dicerahkan agar dapat melihat betapa hebat kuasa Allah bagi kita (ayat 19). Paulus mengatakan bahwa kuasa Allah telah diungkapkan dan tidak tersembunyi. Masalahnya sekarang, kita tidak melihatnya karena mata hati kita masih gelap, akibatnya kita tidak mampu melihat karya Allah di dalam dan melalui Kristus.
Ada tida bentuk manifestasi kuasa Allah melalui Kristus.
[1]. Kuasa Allah nampak di dalam membangkitkan Kristus dari kematian (ayat 20). Musuh utama manusia adalah kematian. Tidak seorang pun mampu melawannya. Tetapi setiap yang percaya pada Yesus tidak perlu takut menghadapi kematian. Kebangkitan Kristus adalah bentuk nyata kuasa Allah.
[2]. Kuasa Allah nampak dengan mendudukkan Kristus di sebelah kanan-Nya mengatasi segala sesuatu (ayat 20-22). Musuh lain yang tidak dapat dilawan manusia adalah iblis dan pengikutnya. Kristus telah menaklukkan iblis dan meletakkan mereka di kaki-Nya. Mereka sudah tidak memiliki kuasa terhadap orang yang percaya Yesus.
[3]. Kuasa Allah nampak dengan melantik yesus sebagai kepala jemaat (ayat 22). Kristus adalah kepenuhan jemaat. Jemaat menjadi sempurna karena dipenuhi oleh Kristus. Jika Kristus memenuhi jemaat, mengapa orang Kristen menyingkirkan Kristus dari dalam jemaat? Mengapa takut menyaksikan Kristus?
Renungkan: Bila mata hati telah melihat demonstrasi kuasa Allah, mengapa kita masih takut hidup sebagai pengikut Kristus? Mengapa takut dan malu menjadi saksi Kristus?
SH: Ef 1:15-23 - Kekayaan rohani di dalam Kristus (Minggu, 2 November 2003) Kekayaan rohani di dalam Kristus
Dalam doa Paulus ini kita menemukan berkat-berkat atau kekayaan
ilahi yang Paulus inginkan agar dinikmati oleh ...
Kekayaan rohani di dalam Kristus
Dalam doa Paulus ini kita menemukan berkat-berkat atau kekayaan ilahi yang Paulus inginkan agar dinikmati oleh orang-orang yang bertobat, yang beriman dan yang sudah berada di dalam Kristus. Akan tetapi, berkat-berkat atau kekayaan ilahi tersebut tidak dapat dipahami secara alamiah. Artinya, setiap orang memerlukan Roh yang menyatakan kebenaran firman dan yang kemudian memberi hikmat untuk memahaminya dan menerapkannya. Roh juga memberikan kuasa, kesanggupan, untuk mempraktikkan kebenaran. Paulus juga meminta dalam doanya agar Allah menjadikan mata hati jemaat terang dan terbuka untuk melihat empat kenyataan rohani yaitu agar jemaat dapat mengenal Allah (ayat 17b); agar jemaat mengenal panggilan Allah (ayat 18a); agar jemaat mengetahui kekayaan Allah (ayat 18b); agar jemaat dapat mengenal kuasa Allah (ayat 19-23). Mata hati di sini berarti batin manusia yang meliputi perasaan, pikiran, dan kemauan. Kepada kita ahli-ahli waris-Nya, Allah menunjukkan kasih-Nya, menjanjikan suatu masa depan yang indah. Allah memberikan dorongan kepada kita untuk hidup dengan penuh pengharapan (ayat 19). Paulus ingin agar jemaat mengenal Tuhan dan kuasa kebangkitan-Nya. Itulah yang kini menjadi pusat perhatian doa Paulus.
Renungkan: Apakah Anda mau mengenal Allah, panggilan Allah, kekayaan Allah dan kuasa Allah melalui pengalaman hidup Anda? Terapkanlah fungsi Anda sebagai tubuh Kristus.
SH: Ef 1:15-23 - Telah diselamatkan (Selasa, 1 November 2011) Telah diselamatkan
Sukacita besar akan dirasakan hamba Tuhan bila gereja yang pernah dia layani bertumbuh dalam iman, pengharapan, dan kasih. Inilah ...
Telah diselamatkan
Sukacita besar akan dirasakan hamba Tuhan bila gereja yang pernah dia layani bertumbuh dalam iman, pengharapan, dan kasih. Inilah yang dirasakan Rasul Paulus saat mendengar berita bahwa jemaat Efesus yang dia layani selama tiga tahun (Kis. 20:31) dengan penuh kesabaran, kesungguhan hati, dan tantangan dari luar (Kis. 20:18-21, 33-35) bertumbuh dalam segala hal. Mereka telah bertumbuh dalam iman, yang mewujud dalam hidup sehari-hari dengan saling mengasihi (15). Untuk itu Paulus tidak henti-hentinya bersyukur dan juga mendoakan mereka.
Apa isi doa Paulus? Pertama, agar jemaat Efesus mendapat hikmat dan iluminasi Roh Kudus hingga makin mengerti kebenaran firman Tuhan dan mengenal Allah dengan benar (17). Kedua, agar jemaat Efesus dapat mengerti pengharapan di balik panggilan sebagai orang percaya dan pengharapan akan kemuliaan kelak bahwa semua orang percaya akan mendapat bagian warisan secara penuh dari apa yang Tuhan telah janjikan (18). Di samping itu, jemaat Efesus juga harus menyadari bahwa mereka memiliki kuasa untuk hidup dan melayani Dia sebagai anak-anak Allah (19). Kuasa ini pertama-tama telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan Allah Bapa di surga (20) sebagai Penguasa mutlak atas semua kuasa di bawah kolong langit ini, sekarang dan yang akan datang. Dia juga Kepala jemaat, yaitu kepala bagi setiap orang yang percaya dan menyembah Dia.
Sebagai orang yang telah diselamatkan, kita memiliki Roh Kudus sebagai tanda dan jaminan bahwa kita adalah milik Kristus (13-14). Kehidupan iman kita harus bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus bahwa Dialah Tuhan satu-satunya. Oleh karena Dia adalah penguasa atas alam semesta dan sekaligus Kepala jemaat, kita yang adalah jemaat-Nya tidak takut akan kuasa apa pun di dunia ini. Justru sebagai tubuh Kristus kita menyaksikan kekayaan rohani kita berupa kasih dan kuasa-Nya yang memancar keluar melalui setiap perbuatan dan perkataan kita setiap hari.
SH: Ef 1:15-23 - Mengenal Tuhan (Jumat, 13 Desember 2019) Mengenal Tuhan
Rasul Paulus terkesan akan iman dan kasih yang tampak dalam kehidupan jemaat Efesus. Hal itu membuatnya bersyukur kepada Tuhan. Ia ber...
Mengenal Tuhan
Rasul Paulus terkesan akan iman dan kasih yang tampak dalam kehidupan jemaat Efesus. Hal itu membuatnya bersyukur kepada Tuhan. Ia berdoa supaya Tuhan memberikan hikmat kepada jemaat Efesus agar mereka memiliki pengenalan yang benar tentang Allah (17). Paulus juga berdoa agar mata hati mereka terang dalam memahami kekayaan kemuliaan yang ditentukan Allah bagi orang-orang kudus (18) dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya (19). Semuanya itu dikerjakan Allah dalam Kristus yang telah bangkit dan duduk di sebelah kanan Bapa di surga.
Kebangkitan dan kenaikan Kristus adalah karya Allah dan bukti kemenangan-Nya atas segala kuasa yang ada di dunia. Allah telah memberikan tempat yang terhormat dan kekuasaan tertinggi kepada Kristus, Sang Kepala atas jemaat, yang adalah tubuh-Nya. Allah menjamin bahwa Ia akan memimpin dan menyertai umat-Nya melalui Roh Kudus selama-lamanya (21).
Rasul Paulus menyadari betapa pentingnya setiap orang Kristen mengenal Tuhan dengan benar supaya memiliki iman yang tangguh. Dengan iman yang kukuh, setiap orang Kristen mampu melewati setiap pergumulan dan beroleh kemenangan di dalam pertolongan-Nya.
Selain itu, iman yang kukuh akan mendorong orang Kristen menjadi saksi Allah, yaitu saksi yang akan berbicara tentang kekayaan kemuliaan-Nya dan tentang kuasa Allah yang telah membebaskan manusia dari dosa dan kuasa jahat.
Pada zaman ini siapa pun bisa terlena oleh berbagai aktivitas hidup yang nyaman sehingga ia lupa akan pentingnya mengenal pribadi Tuhan dengan benar. Pengenalan yang benar tentang Allah akan melahirkan sikap, tindakan, dan perbuatan hidup yang benar pula. Dan pada akhirnya, setiap orang Kristen yang menjadi saksi-Nya pasti akan mengharumkan nama Allah. Sudah benarkah pengenalan kita akan Allah? Hal ini nyata melalui sikap kita sehari-hari sebagai saksi-Nya.
Doa: Tuhan, berilah kami hati yang rindu senantiasa agar kami dapat mengenal-Mu dengan benar. [GS]
Utley: Ef 1:1-2 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ef 1:1-21 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang- orang percaya dalam ...
NASKAH NASB (UPDATED): Ef 1:1-2
1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang- orang percaya dalam Kristus Yesus. 2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
Ef 1:1 "Paulus" Nama Yunani "Paulus" berarti "kecil." Ada beberapa teori tentang asal-usul namanya ini.
- 1. Sebuah julukan yang menggambarkan ketinggian fisiknya, tradisi abad kedua bahwa Paulus pendek, gemuk, botak, berkaki bengkok, beralis lebat dan mata menonjol mungkin merupakan deskripsi fisik Paulus. Ini berasal dari sebuah buku non-kanonik dari Tesalonika abad kedua yang berjudul Paulus dan Thekla.
- 2. Evaluasi rohani pribadi Paulus, ayat-ayat seperti 1Kor 15:9; Ef 3:8; 1Tim 1:15, di mana ia menyebut dirinya "yang terkecil dari orang-orang kudus" (mungkin karena ia menganiaya Gereja, Kis 9:1-2). Beberapa orang telah melihat rasa "ke-kecil-an" ini sebagai asal dari sebutan pilihannya sendiri ini. Namun demikian, dalam buku seperti Galatia, di mana ia membuat penekanan kuat pada independensi dan kesetaraannya dengan Dua Belas Rasul di Yerusalem, pilihan ini tidak mungkin (lih. 1Kor 15:10; 2Kor 11:5; 12:11).
- 3. Dari orangtua, kebanyakan orang Yahudi dari diaspora (Yahudi yang tinggal di luar Palestina) diberi dua nama saat lahir. Nama Ibrani Paulus adalah Saul dan nama Yunani-nya Paulus.
□ "Rasul" Istilah "rasul" berasal dari kata kerja Yunani "mengutus" (apostellō). Lihat Topik Khusus pada Kol 1:11. Yesus memilih dua belas murid-Nya untuk bersama-Nya dalam arti khusus dan memanggil mereka "Rasul" (lih. Luk 6:13). Istilah ini sering digunakan untuk Yesus yang diutus dari Bapa (lih. Mat 10:40; 15:24, Mr 9:37, Luk 9:48, Yoh 4:34; 5:24,30,36,37,38; 7:29; 8:42; 10:36; 11:42; 17:3,8,18,21,23,25; 20:21). Dalam sumber-sumber Yahudi, kata ini digunakan untuk seseorang yang diutus sebagai perwakilan resmi dari orang lain, mirip dengan "duta besar" (lih. 2Kor 5:20).
□ "Kristus" Ini adalah padanan bahasa Yunani dari istilah Ibrani "Mesias" (lihat Topik Khusus pada Kol 1:1; lih. Dan 9:25-26; Yoh 1:41; 4:25), yang berarti "seorang yang diurapi "(lih. Mat 1:16). Ini adalah gelar langka di PL, tetapi konsep tentang penyelamat yang datang secara khusus, dipanggil dan diperlengkapi oleh YHWH, berulang. Aspek kerajaan dan imam dapat dilihat dalam Mazm 110:1,4 dan Za 4:11-14. Ini berarti "seseorang yang dipanggil dan diperlengkapi oleh Allah untuk suatu tugas tertentu." Dalam PL tiga kelompok pemimpin: imam, raja, dan nabi diurapi. Yesus memenuhi semua ketiga jabatan urapan tesebut (lih. Ibr 1:2-3).
□ "Yesus" Nama Ibrani / Aram ini berarti "YHWH menyelamatkan" atau "YHWH membawa keselamatan." Nama ini diungkapkan kepada orang tuanya oleh malaikat (lih. Mat 1:21). "Yesus" diturunkan dari kata Ibrani untuk keselamatan, hosea, yang dikombinasikan dengan singkatan awal dari nama perjanjian untuk Tuhan, "YHWH." Ini adalah sama dengan nama Ibrani Yosua. Lihat Topik Khusus: Nama untuk Tuhan di Kol 1:3.
□ "oleh kehendak Allah" Frasa pengantar yang sama ini digunakan dalam Kol 1:1; 1Kor 1:1; 2Kor 1:1; dan 2Tim 1:1. Paulus yakin bahwa Allah telah memilihnya untuk menjadi Rasul. Perasaan khusus panggilan ini dimulai di pertobatannya di jalan ke Damaskus (lih. Kis 9; 22; 26). Ini juga merupakan cara teologis untuk menegaskan otoritas kerasulannya. Lihat Topik Khusus pada Ef 1:9.
□ "kepada orang-orang kudus" "Orang Kudus" (hagioi) secara teologis terkait dengan istilah PL "kudus" (kadosh), yang berarti "dipisahkan untuk pelayanan Allah" (lih. 1Kor 1:2; 2Kor 1:1; Rom 1:7; Fil Ef 1:1; Kol 1:2). Ini berbentuk JAMAK dalam PB kecuali satu kali di Filipi (Ef 4:21), tetapi bahkan di sana, digunakan secara kebersamaan. Alkitab adalah sebuah buku kebersamaan. Diselamatkan adalah menjadi bagian dari komunitas perjanjian iman, keluarga orang percaya. Lihat Topik Khusus: Orang Suci di Kol 1:2.
Umat Allah adalah kudus karena kebenaran Yesus yang ditanamkan (lih. Rom 4; 2Kor 5:21). Adalah kehendak Allah bahwa mereka hidup kudus (lih. Ef 1:4; 2:10; 4:1; 5:27; Kol 1:22; 3:12; Mat 5:48). Orang percaya dinyatakan kudus (pengudusan posisional) dan dipanggil untuk hidup kudus (pengudusan progresif). Pembenaran dan pengudusan harus ditegaskan bersama-sama!
- NASB "yang di Efesus"
- NKJV, NRSV "yang di Efesus"
- TEV "yang tinggal di Efesus"
- NJB --- (dihilangkan) ---
Ada masalah naskah pada titik ini. Beberapa teks kuno Yunani (P46, א*, B*, serta naskah Yunani yang digunakan oleh Origen dan Tertullain) menghilangkan "di Efesus." Kelompok bidat awal Marcion menyebut Efesus sebagai "Surat kepada Laodikia." Frasa tersebut muncul dalam naskah kuno berhuhruf besar □א, A , B2, D, F, dan G. Frasa ini juga muncul dalam terjemahan Vulgata, Syria, Koptik dan Armenia.
Tata bahasa Yunani dari ay. Ef 1:1 dapat menampung nama tempat. Oleh karena itu, nama tempat itu mungkin sengaja dihilangkan karena surat itu berfungsi sebagai surat edaran, setiap gereja memasukkan namanya sendiri ketika surat ini dibacakan dalam ibadah umum. Di waktu yang sangat awal seorang penulis di Efesus (gereja terbesar di daerah tersebut) mengisi bagian yang kosong ini.
□ "orang-orang percaya" Kata-kata "iman," "kepercayaan," dan "percaya" yang digunakan dalam terjemahan bahasa Inggris semua memiliki akar kata Yunani yang sama (pistis). Penekanan PL utama kata ini adalah pada keterpercayaan Allah, bukan antusiasme atau ketulusan respon manusia. Orang percaya harus merespon, menerima, dan percaya dalam karakter keterpercayaan dan janji-janji-Nya yang kekal. Kuncinya adalah obyek dari iman kita, bukan intensitasnya. Kekristenan adalah iman di dalam Kristus, bukan iman di dalam iman. Kekristenan adalah respons bertobat dan iman di awal yang diikuti oleh gaya hidup kesetiaan. Iman alkitabiah adalah serangkaian pilihan manusia -pertobatan, iman, ketaatan, dan ketekunan.
Lihat Topik Khusus: Iman, Percaya, Kepercayaan pada Kol 1:2.
Ef 1:2 "Kasih karunia dan damai sejahtera" Salam normal bahasa Yunani adalah kata sapaan (charein), "berbahagialah." Paulus secara khas merubah salam ini menjadi istilah yang terdengar sangat mirip, tetapi merupakan istilah Kristen, yaitu, charis, atau kasih karunia. Banyak orang mengasumsikan bahwa Paulus entah bagaimana menggabungkan ucapan Yunani dan Ibrani dengan istilah "damai sejahtera", istilah yang akan sama dengan istilah Ibrani shalom. Meskipun ini adalah sebuah teori yang menarik, namun mungkin ini terlalu jauh terhadap frasa pengantar khas Paulus ini (lih. Rom 1:7; 1Kor 1:3; 2Kor 1:2; Fili 1:2; dan Filem 1:3). Secara teologis, rahmat Tuhan selalu mendahului damai sejahtera manusia!
□ "Bapa" Istilah ini tidak digunakan dalam pengertian generasi seksual, atau urutan kronologis, tapi hubungan keluarga yang intim. Allah memilih istilah keluarga untuk mengungkapkan diriNya kepada manusia (Contoh: Hos 2; 3 sebagai bergairah, kekasih yang setia, Hos 11 sebagai ayah dan ibu yang penuh kasih). Lihat Topik Khusus: Bapa di Kol 1:2.
□ "Tuhan" Istilah Yunani "Tuhan" (kurios) bisa digunakan dalam pengertian umum atau dalam arti teologis yang dikembangkan. Kata ini dapat berarti "tuan," "Bapak," "penguasa," "pemilik," "suami" (misalnya, Yoh 4:11,15; 9:36) atau " Allah-manusia sepenuhnya " (misalnya, Yoh 4:19; 9:38). Penggunaan PL (bahasa Ibrani, adon) akan istilah ini berasal dari keengganan orang Yahudi untuk mengucapkan nama perjanjian untuk Tuhan, YHWH (. Lih. Kel 3:14, lihat Topik Khusus: Nama untuk Tuhan di Kol 1:3). Mereka takut melanggar Perintah yang mengatakan, "Janganlah engkau menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sia-sia" (lih. Kel 20:7; Ul 5:11). Oleh karena itu, mereka berpikir jika mereka tidak mengucapkannya, mereka tidak bisa menyia-nyiakannya. Jadi, mereka menggantikannya dengan kata Ibrani adon, yang memiliki arti yang mirip dengan kata Yunani kurios (Tuhan). Para penulis PB menggunakan istilah ini untuk menggambarkan keIllahian penuh dari Kristus. Frasa "Yesus adalah Tuhan" adalah pengakuan iman publik dan suatu formula baptisan dari gereja mula-mula (lih. Rom 10:9-13; 1Kor 12:3; Fili 2:11).
Utley: Ef 1:3-14 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ef 1:3-143 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat ...
NASKAH NASB (UPDATED): Ef 1:3-14
3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. 4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, 6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi- Nya. 7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, 8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. 9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus 10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. 11 Aku katakan "di dalam Kristus," karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan — kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya — 12 supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. 13 Di dalam Dia kamu juga — karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu — di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. 14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Ef 1:3 Ayat Ef 1:3-14 adalah satu kalimat Yunani yang panjang, yang begitu khas dari buku ini (lih. Ef 1:3-14,15-23; 2:1-10,14-18,19-22; 3:1-12,14-19; 4:11-16; 6:13-20)
□ "Terpujilah Allah" Istilah Yunani "madah" (eulogō) selalu digunakan untuk memuji Allah. Ini adalah istilah yang berbeda dari "berbahagialah" (makarios) dari Khotbah di bukit (lih. Mat 5:1-9,10-11). Bapa mengutus Anak dan Roh untuk membawa orang percaya ke dalam persekutuan dengan diri-Nya dan bersekutu satu dengan yang lain.
- Paulus biasanya membuka surat-suratnya dengan doa syukur bagi penerimanya (lih. Ef 1:15-23), tetapi di sini dalam sebuah surat edaran, secara unik, ia menuliskan sebuah pujian yang pnjang lebar bagi Allah Tritunggal
□ "yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat" Allah yang terpuji tersebut memberkati orang percaya! Orang-orang percaya menerima segala sesuatu melalui Kristus. Ayat Ef 1:3-14 adalah satu kalimat dalam bahasa Yunani, yang menunjukkan karya Trinitas, sebelum waktu, dalam waktu, dan di luar waktu. Namun demikian, anjuran Bapa ini diperbesar dalam seluruh tiga bagian (lih. ay. Ef 1:3-6,7-12,13-14).
- NASB, NKJV, NRSV "di dalam sorga"
- TEV "di dunia surgawi"
- NJB "berkat rohani dari surga"
Bentuk LOCATIVE (untuk ruang) NEUTER PLURAL ADJECTIVE "di dalam sorga" (epouranious) ini hanya digunakan di Efesus (lih. Ef 1:20; 2:6; 3:10; 6:12). Dari konteks semua penggunaan nya, kata ini pasti berarti alam roh di mana orang percaya tinggal di sini dan sekarang, bukan surga.
Ef 1:4 "Allah telah memilih kita" Ini merupakan AORIST MIDDLE INDICATIVE yang menekankan pilihan menentukan dari subyeknya. Hal ini berfokus pada pilihan Bapa sebelum waktunya. Pilihan Allah tidak harus dipahami dalam pemahaman determinisme Islam atau dalam pemahaman "Allah memilih beberapa vs Allah tidak memilih yang lain," Calvinis tetapi dalam pengertian perjanjian. Tuhan berjanji untuk menebus manusia yang jatuh (lih. Kej 3:15). Allah memanggil dan memilih Abraham untuk memilih semua manusia (lih. Kej 12:3; Kel 19:5-6). Allah sendiri memilih semua orang yang akan menjalankan iman dalam Kristus. Allah selalu mengambil inisiatif dalam keselamatan (lih. Yoh 6:44,65). Naskah ini dan Rom 8:28-30; 9:1-33 adalah naskah-naskah PB utama bagi doktrin predestinasi yang ditekankan oleh Agustinus dan Calvin.
Allah memilih orang percaya tidak hanya untuk keselamatan (pembenaran) tetapi juga untuk pengudusan (lih. Kol 1:12)! Hal ini dapat berhubungan dengan
- 1. posisi kita dalam Kristus (lih. 2Kor 5:21)
- 2. Allah berkeinginan untuk mereproduksi karakter-Nya pada anak-anak-Nya (lih. Ef 2:10; Rom 8:28-29; Gal 4:19; 1Tes 4:3)
Kehendak Allah bagi anak-anak-Nya adalah baik surga satu hari dan keserupaan dengan Kristus sekarang! KATA GANTI dalam bagian ini bersifat rancu. Sebagian besar merujuk pada Allah Bapa. Seluruh bagian ini berbicara tentang kasih, tujuan, dan rencana-Nya untuk menebus manusia yang jatuh. Namun demikian, dalam konteks ini jelas bahwa KATA GANTI dalam ay. 7,9,13 & 14 merujuk kepada Yesus.
□ "di dalam Dia" Ini adalah konsep kunci. Berkat, rahmat dan keselamatan Bapa mengalir hanya melalui Kristus (lih. Yoh 10:7-18; 14:6). Perhatikan pengulangan dari bentuk ketatabahasaan ini ( LOCATIVE OF SPHERE) dalam ay. Ef 1:3, "dalam Kristus"; ayat Ef 1:4, "di dalam Dia"; ayat Ef 1:7, "di dalam Dia"; ayat Ef 1:9, "di dalam Dia"; v 10, "di dalam Kristus," "di dalam Dia."; ay. Ef 1:12, "dalam Kristus"; dan ayat Ef 1:13, "di dalam Dia" (dua kali). Ini adalah sejajar dengan "dalam dia yang dikasihi" dari ay. Ef 1:6. Yesus adalah jawaban "ya" Allah untuk manusia yang jatuh (Karl Barth). Yesus adalah manusia terpilih dan semua berpotensi terpilih di dalam Dia (lih. Yoh 3:16). Semua dari berkat Allah Bapa mengalir melalui Kristus.
□ "sebelum dunia dijadikan" Frasa ini juga digunakan dalam Mat 25:34, Yoh 17:24, 1Pet 1:19-20 dan Wahy 13:8. Ini menunjukkan aktivitas penebusan Allah Tritunggal bahkan sebelum Kej 1:1. Lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan kosmos di Kol 1:6. Manusia dibatasi oleh perasaan waktu; segalanya untuk kita adalah masa lalu, sekarang, atau masa depan, tetapi tidak demikian bagi Allah.
□ "supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" Sasaran dari predestinasi adalah kekudusan, bukannya hak istimewa. Panggilan Allah bukanlah untuk beberapa anak-anak Adam yang dipilih, tetapi bagi semua! Ini adalah panggilan agar manusia bisa menjadi sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan, yaitu seperti Dia (lih. 1Tes 4:7; 5:23; 2Tes 2:13; Tit 2:14); dalam gambar-Nya (lih. Kej 1:26-27). Membelokkan predestinasi menjadi prinsip teologis, dan bukan hidup kudus adalah sebuah tragedi. Seringkali apriori teologia sistematis kita berbicara lebih keras daripada naskah-naskah alkitabiah!
Istilah "tidak bercela" (amōmos) atau "bebas dari noda" adalah digunakan untuk
- 1. Yesus, (lih. Ibr 9:14; 1Pet 1:19)
- 2. Zakaria dan Elizabeth, (lih. Luk 1:6)
- 3. Paulus (Fili 3:6)
- 4. semua orang Kristen sejati (lih. Fili 2:15; 1Tes 3:13; 5:23) Lihat Topik Khusus pada Kol 1:22.
Kehendak Allah yang tak bisa diubah bagi setiap orang percaya tidak hanya surga nanti, namun keserupaan dengan Kristus sekarang (lih. Rom 8:29-30; 2Kor 3:18; Gal 4:19; 1Tes 3:13; 4:3; 1Pet 1:15). Orang-orang percaya harus mencerminkan karakteristik Allah ke dunia yang hilang untuk tujuan penginjilan.
□ "dalam kasih" Secara ketatabahasaan, kalimat ini bisa bersamadengan baik ayat Ef 1:4 atau ayat Ef 1:5. Namun demikian, ketika frasa ini digunakan di tempat-tempat lain di Efesus selalu mengacu pada kasih manusia bagi Allah (lih. Ef 3:17; 4:2,15,16).
- NASB "Dia menentukan kita dari semula"
- NKJV "menentukan kita dari semula"
- NRSV "Ia menakdirkan kita"
- TEV "Allah telah memilih kita"
- NJB "menandai kita untuk dirinya sendiri terlebih dahulu"
Ini merupakan AORIST ACTIVE PARTICIPLE. Istilah Yunani ini merupakan gabungan dari "sebelum" (pro) dan "menandai" (horizō). Hal ini menunjuk pada rencana penebusan Allah yang telah ditentukan (lih. Luk 22:22, Kis 2:23; 4:28; 13:29; 17:31; Rom 8:29-30). Perhatikan rencana Allah adalah dalam kebersamaan (lih. Kis 13:48). Individualisme Amerika telah merubah penekanan pencakupan dan kebersamaan ini menjadi eksklusif, pribadi, fokus pada individu. Allah memilih orang-orang yang akan memilih Dia. Predestinasi adalah salah satu dari beberapa kebenaran yang berkaitan dengan keselamatan manusia. Ini adalah bagian dari pola teologis atau serangkaian kebenaran yang terkait. Konsep ini tidak pernah dimaksudkan untuk menekankan isolasi! Kebenaran Alkitab telah diberikan dalam serangkaian pasangan berparadoks yang penuh ketegangan,. Denominasionalisme cenderung untuk menghapus ketegangan alkitabiah dengan menekankan hanya pada salah satu kebenaran dialektis nya (Contoh: predestinasi vs kehendak bebas manusia, keamanan orang percaya vs ketekunan; dosa asal vs dosa kehendak; ketidakberdosaan vs mengurangi berbuat dosa; pengudusan yang dinyatakan seketika vs pengudusan progresif; iman vs bekerja; kebebasan Kristen vs tanggung jawab Kristen ; transendensi vs imanensi).
Lihat topik khusus P RADESTINASI (K ALIVINISME) V ERSUS K EHENDAK B EBAS M ANUSIA (A RMINIANISME)
□ "untuk menjadi anak-anak-Nya" Ini adalah metafora keluarga Paulus (lih. Rom 8:15,23; 9:4; Gal 4:5). Ini adalah salah satu dari beberapa metafora yang digunakan Paulus untuk menjelaskan keselamatan dengan penekanan pada keamanan. Sulitlah dan mahal untuk mengadopsi anak dalam sistem hukum Romawi, tetapi sekali hal itu dilakukan, itu sangat mengikat. Seorang ayah Romawi memiliki hak hukum untuk mencabut hak waris atau bahkan membunuh anak-anak alamiahnya, tetapi tidak untuk anak-anak yang diadopsi. Hal ini mencerminkan keamanan orang percaya dalam Kristus (lih. Ef 2:5,9, Yoh 6:37,39; 10:28).
- NASB "sesuai dengan niat baik dari kehendak-Nya"
- NKJV, NRSV "sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya"
- TEV "ini adalah kesukaan dan maksud-Nya"
- NJB "Demikianlah tujuan dan kerelaan-Nya"
Pilihan Allah tidak didasarkan atas prapengetahuan akan kinerja manusia, tetapi pada sifat kemurahan-Nya (lih. ay. Ef 1:9 & 11). Dia berharap bahwa semua (bukan hanya beberapa orang khusus seperti kaum Gnostik atau ultra- Calvinis modern) akan diselamatkan (lih. Yeh 18:21-23,32; Yoh 3:16-17; 1Tim 2:4; 4:10; Tit 2:11; 2Pet 3:9). Kasih karunia Allah (karakter Allah) adalah kunci teologis untuk bagian ini (lih. ay. 6a, 7c, 9b), sebagai kasih Allah juga adalah kunci untuk bagian lain tentang predestinasi, Rom 9; 10; 11.
Satu-satunya pengharapan manusia yang jatuh adalah anugerah dan rahmat Allah (lih. Kis 15:11; Rom 3:24; 5:15; Ef 2:5-8) dan sifat-Nya yang tak berubah (lih. Mazm 102:27; Mal 3:6; Yak 1:17; 1Yoh 1:5).
□ "Melalui Yesus Kristus sendiri" Frasa ini menggambarkan kasih Bapa, seperti halnya Yoh 3:16 (lih. 2Kor 13:14). Yesus adalah rencana Allah Bapa untuk memulihkan segala sesuatu (lih. Ef 1:10; 1Kor 15:25-28; Kol 1:15-23). Hanya ada satu jalan dan jalan itu adalah seseorang (lih. Yoh 14:6, Kis 4:12, 1Tim 2:5). Tema Efesus adalah kesatuan dari segala sesuatu di dalam Kristus.
Ef 1:6 "supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia" Kasih yang dimulai Allah dalam Kristus mengungkapkan hakikat-Nya sendiri (lih. Yoh 1:14,18). Frasa ini diulang tiga kali (lih. ay. Ef 1:6,12,14) dan menekankan pekerjaan tiga pribadi Trinitas.
- 1. Allah Bapa sebelum waktu, ay. 3-6
- 2. Allah Anak dalam waktu, ay. 7-12
- 3. Allah Roh melalui waktu, ay. 13-14
Namun demikian, dalam kalimat Yunani dari ay. 3-14, Allah Bapa lah yang berulang kali dipuji.
□ "mulia" Dalam PL kata Ibrani yang paling umum untuk "kemuliaan" (kabod) pada awalnya merupakan istilah komersial (yang terkait dengan sepasang timbangan), yang berarti "berbobot." Apa yang berat/berbobot berharga atau memiliki nilai intrinsik. Konsep kecemerlangan ditambahkan ke kata ini untuk mengekspresikan keagungan Allah (yaitu, awan kemuliaan Shekinah). Ia sendirilah yang layak dan terhormat. Ia terlalu cemerlang untuk bisa dilihat oleh manusia yang jatuh (lih. Kej 16:13; 32:30; Kel 20:19; 33:20; Hak 6:22-23; 13:22). Allah hanya bisa benar-benar dikenal melalui Kristus (lih. Yoh 1:1-14; Kol 1:15; Ibr 1:3).
Istilah "kemuliaan" ini agak rancu.
- 1. Mungkin sejajar dengan "kebenaran Allah."
- 2. Mungkin menunjuk pada "kesucian" atau "kesempurnaan" Allah.
- 3. Bisa menunjuk pada gambar Allah yang di dalamnya manusia diciptakan (lih. Kej 1:26-27; 5:1; 9:6), tetapi yang kemudian rusak akibat hasrat memberontak untuk kemerdekaan (lih. Kej 3:1-22).
- NASB "yang dikaruniakan-Nya kepada kita"
- NKJV "yang dengannya Ia telah membuat kita diterima"
- NRSV "yang Dia anugerahkan dengan bebas pada kita"
- TEV "untuk hadiah gratis yang di memberi kami"
- NJB "hadiah gratis untuk kita"
Istilah Yunaninya adalah "disukai" (charitoō) dan memiliki akar yang sama sebagai "kasih karunia" (charis). Kasih karunia, rahmat, dan kasih Bapa mengalir (lih. Ef 1:8) melalui Mesias yang menderita untuk kemanusiaan jatuh (lih. Kej 3:15; Yes 53). Kasih Allah mengalir ke manusia yang jatuh karena siapa Dia, bukan siapa kita! Kuncinya adalah karakter Allah, bukan kinerja manusia!
□ "yang dikasihi-Nya" Ini adalah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE. Yesus dari dulu, sekarang dan seterusnya adalah Putra terkasih. Sebutan ini digunakan dalam Septuaginta (LXX) bagi Mesias. Kata ini menggantikan "Yeshurun" (Yerusalem) dalam Ul 32:15; 33:5,26; dan Yes 44:2. Bapa menggunakan sebutan deskriptif bagi Yesus dalam Mat 3:17 (di baptisan Yesus); Mat 12:18 (kutipan PL), Mat 17:5 (pada transfigurasi Yesus). Paulus menggunakan istilah yang sama untuk Yesus dalam Kol 1:13.
Ef 1:7 "kami (telah)" Ini adalah KATA KERJA dalam PRESENT TENSE, sedangkan KATA KERJA di sekitarnya semuanya AORIST TENSE. Saat ini kita memiliki manfaat dari semua yang telah dicapai Allah dalam Kristus. Namun demikian, perhatikan dalam kalimat Yunani yang sama (ay. 14) bahwa penebusan adalah masa depan. Keselamatan dimulai dengan panggilan Allah, dorongan Roh (lih. Yoh 6:44,65). Ini menerbitkan keputusan bertobat / iman yang diikuti oleh kehidupan kepercayaan, ketaatan, dan ketekunan yang akan suatu hari nanti akan disempurnakan dalam keserupaan dengan Kristus yang lengkap (lih. 1Yoh 3:2). Keselamatan adalah hubungan serta pengumuman, seseorang serta suatu berita.
□ "Penebusan" Ini harfiahnya adalah "dibebaskan dari" (lih. Rom 3:24; Kol 1:14). Ini adalah sinonim dari istilah PL (gaal) yang maknanya "membeli kembali" kadang-kadang dilakukan oleh kerabat dekat (go'el). Istilah ini digunakan dalam PL untuk merujuk pada pembelian kembali budak dan tahanan militer. Paulus menggunakan padanan bahasa Yunani ini empat kali dalam Efesus dan Kolose (lih. Ef 1:7,14; 4:30; Kol 1:14). Ini mencerminkan pribadi pelaku yang dipakai Allah untuk membawa keselamatan. Ini tidak berfokus pada siapa atau jumlah pembayarannya. Mr 10:45 menyatakan dengan jelas bahwa Yesus datang untuk membayar uang tebusan bagi manusia yang jatuh (lih. 1Pet 1:18-19). Manusia dulunya adalah hamba dosa (lih. Yes 53:6; Beberapa kutipan PL dalam Rom 3:9-18; 1Pet 2:24-25). Lihat Topik Khusus: Tebusan / Menebus di Kol 1:14.
□ "oleh darah-Nya" Darah adalah sebuah metafora untuk kematian (lih. Kej 9:4; Im 17:11,14). Hal ini menunjuk pada kematian pengorbanan, perwakilan, penggantian dari Yesus. Ia mati menggantikan kita untuk dosa kita (lih. Kej 3:15; Yes 53; Rom 3:25; 5:9; 2Kor 5:21; Ef 2:13; Kol 1:20; Ibr 9:22).
Karena keberadaan guru-guru palsu Yunani (yaitu, kaum Gnostik) yang menyangkal kemanusiaan Yesus, ini mungkin telah menjadi cara untuk menyebut Yesus sebagai benar-benar manusia (darah, tubuh, dll).
□ "Pengampunan" Ini secara harfiah "pengusiran." Pada Hari Raya Pendamaian ada dua kambing hitam yang terlibat dalam ritual tahunan Im 16.
- 1. yang satu diusir, secara simbolis membawa dosa-dosa Israel (yaitu, ketika Allah mengampuni, Allah melupakan, lih Maz103:12; Yes 1:18; 38:17; 44:22, dan Mi 7:18)
- 2. yang lain dikorbankan, melambangkan kenyataan bahwa dosa menuntut upah sebuah kehidupan
Yesus menghapuskan dosa manusia yang jatuh dengan mati di tempat mereka (lih. 2Kor 5:21; Kol 1:14) sehingga dengan demikian menggabungkan ke dua makna tersebut.
□ "dosa" Istilah Yunani untuk dosa ini adalah, (paraptōma), yang secara harfiah adalah "jatuh ke satu sisi." Hal ini terkait dengan kata-kata PL untuk dosa yang berarti penyimpangan dari standar. Istilah "buluh" adalah istilah konstruksi yang digunakan secara metafora bagi karakter Tuhan. Allah adalah satu-satunya standar yang berdasarkan standar ini semua manusia adalah bengkok dan sesat (lih. Yes 53:6; Rom 3:9-23; 11:32; Gal 3:22).
□ "menurut kekayaan kasih karunia-Nya" Pengampunan kita dalam Kristus tidak dapat kita upayakan (lih. Ef 2:8-9; 2Tim 1:9; Tit 3:5). Istilah "kekayaan" sering digunakan dalam surat-surat penjara Paulus: "kekayaan kasih karunia-Nya," Ef 1:7; 2:7; "kekayaan kemuliaan-Nya," Ef 1:18; 3:16; "kaya dengan rahmat," Ef 2:4; "kekayaan dalam Kristus," Ef 3:8. Di dalam Kristus umat tebusan telah diberikan kekayaan dari karakter Tuhan!
Ef 1:8 "dilimpahkan" Paulus menggunakan istilah ini (perisseuō) berulang kali (lih. Rom 5:15; 15:13; 1Kor 15:58; 2Kor 1:5; 8:2,7; 9:8; Ef 1:8; Fili 1:9; 4:12,18; Kol 2:7; 1Tes 4:1). Ini mengungkapkan perasaan Paulus akan ukuran sepenuh dan bahkan jauh lebih lagi dari kasih karunia Allah dan pengadaan-pengadaan di dalam Kristus. Kasih Allah dalam Kristus adalah seperti air mancur atau suatu sumur bor yang meluap-luap!
□ "dalam segala hikmat dan pengertian" Ini menunjuk pada karunia pemahaman dari Allah (bukan pengetahuan rahasia dari guru-guru palsu Gnostik), yang Ia berikan sehingga manusia yang jatuh dapat memahami implikasi dari Injil (lih. ay. Ef 1:3,4,5,6,7,9,10,18-23, Luk 1:17; Kol 1:9). Para guru palsu menekankan hikmat rahasia. Hikmat Tuhan adalah Kristus. Ia tersedia bagi semua!
Ef 1:9 "rahasia" Paulus sering menggunakan istilah ini (lih. Rom 11:25; 16:25; 1Kor 2:7; 4:1; Ef 1:9; 3:3,4,9; 6:19; Kol 1:26; 2:2; 4:3; 2Tim 1:9-10). Kata ini memiliki konotasi yang berbeda untuk aspek yang berbeda dari rencana penebusan Allah. Di Ef 2:11-3:13, ini menunjuk pada menyatukan semua orang, orang Yahudi dan bukan Yahudi, di dalam Kristus, kepada Allah. Ini telah selalu menjadi rencana Allah (lih. Kej 3:15; 12:1-3; Kel 19:4-6; Ef 2:11-3:13). Ini telah selalu menjadi implikasi dari monoteisme (satu dan hanya satu Tuhan). Kebenaran ini telah tersembunyi di masa lalu, tapi sekarang telah sepenuhnya terungkap di dalam Kristus. Lihat Topik Khusus pada Ef 3:3.
□ "kehendak-Nya" Lihat Topik Khusus berikut: Kehendak Allah
Lihat topik khusus KEHENDAK (THELēMA) ALLAH
- NASB "persiapan"
- NKJV "dispensasi"
- NRSV "suatu rencana"
- TEV "rencana ini"
- NJB "baginya untuk bertindak atas"
Ini secara harfiah adalah "pengurusan rumah tangga" (oikonomia). Paulus menggunakan istilah ini dalam beberapa pengertian yang berbeda.
- 1. amanat Kerasulan untuk mewartakan Injil (lih. 1Kor 9:17; Ef 3:2; Kol 1:25)
- 2. rencana kekal penebusan, "rahasia" (lih. Ef 1:9-10; 3:9, 1Kor 4:1)
- 3. pelatihan dalam rencana penebusan dan gaya hidup yang menyertainya (lih. 1Tim 1:4)
Ayat ini adalah bayangan dari tema sentral buku ini (kesatuan dari segala sesuatu di dalam Kristus), yang sepenuhnya dikembangkan di Ef 4:1-6.
□ "kegenapan waktu" Frasa ini menekankan (seperti halnya nubuatan prediksi) bahwa Allah mengendalikan sejarah. Pada saat yang tepat, Allah mengutus Kristus, dan pada saat yang tepat, Ia akan datang lagi.
□ "untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu," Dalam bahasa Yunani Koine (bahasa perdagangan di dunia Mediterania dari 200 SM sampai 200 M, merupakan bahasa orang biasa) istilah majemuk ini secara harfiah adalah "penyatuan beberapa hal di bawah satu kepala." Ini adalah rujukan kepada signifikansi kosmik dari karya Kristus (seperti yang terlihat begitu jelas dalam 1Kor 15:24-28 dan Kol 1:17-22). Ini adalah tema sentral dari Kolose. Kristus adalah "kepala" bukan hanya atas tubuh-Nya, yaitu gereja, tetapi atas ciptaan (kosmos).
- NASB NKJV, NRSV "kami mendapat bagian yang dijanjikan"
- TEV "Allah memilih kita untuk menjadi umat-Nya sendiri"
- NJB "kami telah menerima warisan kita"
Ini harfiahnya adalah "kita dipilih sebagai suatu warisan," sebuah AORIST PASSIVE INDICATIVE. Awalnya dalam PL ini hanya menunjuk pada orang Lewi (suku Lewi menjadi imam, pelayan Bait Allah, dan guru Taurat lokal), yang tidak mewarisi tanah di Tanah Perjanjian (lih. Bil 18:20; Ul 10:9; 12:12; 14:27,29). Kata ini digunakan untuk merujuk pada kebenaran bahwa Allah sendiri adalah warisan dari semua orang percaya dan mereka adalah milik- Nya (lih. Mazm 16:5; 73:26; 119:57; Rat 3:24). Ini juga digunakan untuk menjadi metafora bagi umat Allah (lih. Ul 4:20; 7:6; 9:26,29; 14:2; 2Sam 21:3; 1Raj 8:51,53; 2Raj 21:14; Mazm 28:9; 33:12; 68:9; 78:62,71; 94:14; 106:5,40, Yes 19:25; 47:6; 63:17; Yer 10:16; 51:19). PB menggantikan janji-janji akan tanah dengan janji menjadi bagian dari keluarga Allah. Penulis PB meng-universalisasi-kan perbedaan Yahudi-bukan Yahudi ke dalam model orang percaya-tidak percaya. Hal yang sama berlaku juga bagi kota Yerusalem yang menjadi Yerusalem Baru (lih. Wahy 3:12; 21:2,10), yang merupakan metafora dari surga, bukan sebuah lokasi geografis.
□ "yang dari semula ditentukan… sesuai dengan maksud Allah," Bentuk AORIST PASSIVE PARTICIPLE ini menyatakan kebenaran bahwa pemilihan dilakukan menurut kasih karunia Tuhan dan bukan atas dasar usaha manusia (lih. Ef 2:8-9, yang memiliki tiga penyangkalan: "itu bukan hasil usahamu;" "tetapi pemberian Allah," dan "itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri "). Istilah yang sama ini ditemukan dalam Rom 8:28-29. Sasarannya di sana adalah keserupaan dengan Kristus. Lihat catatan yang lebih lengkap tentang predestinasi di Wawasan Kontekstual untuk Ef 1:1-23, !!#C Rom 1:4; 1:5.
Ef 1:12 "kami" Ini menunjuk pada orang Yahudi yang percaya (lih. Rom 1:16).
□ "kemuliaan" Lihat catatan pada Ef 1:6
Ef 1:13 "kamu" ini menunjuk pada bangsa-bangsa lain yang percaya (lih. Ef 2:12).
□ "karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu — di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya" kedua kata ini adalah AORIST ACTIVE PARTICIPLE. Keselamatan mencakup baik suatu berita untuk dipercaya dan seseorang untuk dipercayai. Keselamatan melibatkan baik suatu penerimaan mental akan kebenaran Alkitab (pandangan dunia) dan suatu penyambutan secara pribadi akan Yesus! Injil harus diterima secara pribadi (lih. Yoh 1:12; 3:16,18,36; 6:40; 11:25-26; Rom 10:9-13). Hakikat dari Injil dapat diringkas sebagai
- 1. seseorang untuk disambut / diterima (hubungan pribadi)
- 2. kebenaran tentang orang tersebut untuk dipercaya (pandangan dunia)
- 3. kehidupan seperti orang tersebut untuk dijalani (keserupaan dengan Kristus)
□ "di dalam Dia kamu juga… dimeteraikan" Dalam budaya Yunani-Romawi pemeteraian adalah suatu tanda keamanan, keaslian, dan kepemilikan (lih. Ef 4:30; 2Kor 1:22; 5:5; Wahy 7:1-4) . Pemeteraian ini ( AORIST PASSIVE INDICATIVE) secara teologis sejajar dengan Roh yang membaptiskan orang percaya yang baru dalam Kristus (lih. 1Kor 12:13; kemungkinan Ef 4:4-5).
□ "dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu" Kedatangan Roh adalah tanda dari Zaman Baru (lih. Yoel 2:28; Yoh 14:26 dst). Ia adalah janji Bapa (lih. Yoh 14:16,26; 15:26; Kis 1:4-5; 2:33). Roh yang berdiam dalam orang percaya adalah jaminan kepastian dari kebangkitan mereka (lih. Rom 8:9-11).
Ef 1:14 "adalah jaminan bagian kita" Konsep dari suatu janji jaminan memiliki sebuah preseden PL.
- 1. suatu janji untuk membayar hutang (lih. Kej 38:17,18,20; Ul 24:10-13)
- 2. suatu janji memberikan rezeki (lih. 1Sam 17:18)
- 3. suatu janji pribadi (lih. 2Raj 18:23; Yes 36:8).
Istilah Yunani ini menunjuk pada suatu "uang muka" atau uang jaminan (lih. 2Kor 1:22; 5:5). Dalam bahasa Yunani modern, kata ini digunakan untuk sebuah cincin pertunangan, yang merupakan janji pernikahan yang akan datang. Roh adalah janji yang telah digenapi akan suatu zaman baru kebenaran. Ini adalah bagian dari ketegangan yang "sudah" dan yang "belum" dari PB, yang merupakan ketumpang-tindihan dari dua jaman Yahudi karena dua kedatangan dari Kristus (lihat diskusi yang sangat baik dalam Bagaimana Membaca Alkitab untuk Memperoleh Semua Manfaatnya oleh Fee dan Stuart, hal. 129-134). Roh adalah janji jaminan yang diberikan sekarang untuk penyempurnaan di masa depan
□ "penebusan" Lihat catatan pada Ef 1:7 dan Topik Khusus di Kol 1:14.
□ "milik Allah" Ini mungkin merupakan singgungan kepada Kel 19:5; Ul 7:6; 14:2. Orang-orang Yahudi adalah harta khusus Allah untuk maksud menjangkau dunia (lih. Kej 12:3; Kel 19:6), sekarang perwakilan-Nya adalah gereja, yaitu tubuh Kristus.
□ "untuk memuji kemuliaan-Nya" Lihat catatan pada Ef 1:6.
Utley: Ef 1:15-23 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ef 1:15-2315 Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,...
NASKAH NASB (UPDATED): Ef 1:15-23
15 Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, 16 akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, 17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. 18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, 19 dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, 20 yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, 21 jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. 22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan- Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. 23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Ef 1:15-23 Ini adalah doa ucapan syukur dan syafaat Paulus bagi para penerima surat ini (yaitu, gereja-gereja di Asia Kecil). Ini adalah sebuah kalimat panjang dalam bahasa Yunani, sebagaimana ay. 3-14 (yaitu, doa pujian Paulus kepada Allah Bapa untuk karunia-Nya Kristus dan Roh). Kalimat-kalimat yang panjang ini merupakan ciri khas dari gaya sastra Paulus hanya di Efesus (lih. Ef 1:3-14,15-23; 2:1-10,14-18,19-22; 3:1-12,14-19; 4:11-16; 6:13-20).
Juga perhatikan doa Paulus untuk dirinya sendiri dalam Ef 6:19-20! Paulus adalah seorang pendoa dan pemuji (yaitu, Ef 3:20-21).
- NASB "iman. . antara kamu "."
- NKJV, NRSV, TEV, NJB "imanmu"
Efesus, sebagai surat edaran, menunjukkan bahwa Paulus menunjuk pada beberapa gereja, bukan hanya jemaat di Efesus. Dia telah mendengar tentang permasalahan dari gereja-gereja di Lembah Lycus (Laodikia, Hierapolis, dan Kolose) melalui Epafras (lih. Kol 1:6-8).
Istilah "Iman" ini dapat merujuk kepada
- 1. kepercayaan pribadi awal dalam Kristus
- 2. kehidupan Kristen yang setia yang terus berkelanjutan
- 3. doktrin Kristen (lih. Kis 6:7; 13:8; 14:22, Gal 1:23; 6:10; Yud 1:3,20)
Di sini kata tersebut memiliki ARTICLE, dan kemungkin pilihan # 3 adalah yang terbaik.
□ "kasihmu" Ini tidak ada dalam manuskrip Yunani kuno P46, א, A, atau B, maupun naskah Yunani yang digunakan oleh Origen, Jerome, atau Agustinus, tetapi terdapat dalam paralelnyadi Kolose (lih. Ef 1:4) dan Filemon ay. Ef 1:5. Di sini, di Efesus jelas merupakan tambahan dari juru tulis. Mereka cenderung untuk membakukan ungkapan Paulus.
□ "orang kudus" Lihat Topik Khusus: Orang Kudus di Kol 1:2.
Ef 1:16 Ayat ini mengungkapkan dua aspek kehidupan doa Paulus: (1) syukur dan (2) ketekunan. Paulus terus berdoa untuk semua gereja Kristus (lih. Rom 1:9; 2Kor 11:28; Fili 1:3-4; Kol 1:3,9;1Tes 1:2-3; 2Tim 1:3, Fil 4).
Ini adalah keseimbangan teologis yang baik antara percaya pada Tuhan dan doa syafaat. Proklamasi Injil dan perkembangan gereja-gereja adalah kehendak Allah. Namun Paulus merasakan kebutuhan untuk terus berdoa bagi mereka. Entah bagaimana, namun doa-doa orang percaya 'melepaskan kekuasaan Allah dalam cara-cara baru dan segar. Allah yang berdaulat telah memilih untuk membatasi diriNya kepada doa-doa umat-Nya (lih. Yak 4:2)! Doa syafaat adalah sebuah misteri kekuasaan Allah yang terkait dengan permintaan kehendak orang percaya. Lihat Topik Khusus pada Pengucapan Syukur di Kol 4:2. Lihat Topik Khusus: Doa Syafaat di Kol 4:3.
- NASB NRSV,
- NJB "Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh"
- NKJV "Tuhan Yesus Kristus, Bapa kemuliaan, dapat memberikan kepadamu Roh"
- TEV "Tuhan Yesus Kristus, Bapa yang mulia, untuk memberikan Roh"
Perhatikan penekanan pada Trinitas yang terlihat dalam terjemahan TEV (1) Ef 1:3-14; (2) Ef 1:17; (3) Ef 2:18; (4) Ef 3:14-17; dan (5) Ef 4:4-6. Lihat Topik Khusus: Trinitas pada Ef 1:3.
□ "Bapa yang mulia itu" Ini adalah sebuah sebutan PL bagi Allah (lih. Mazm 24:7; 29:3; Kis 7:2). Pengubah GENITIVE nya (kemuliaan) juga digunakan untuk Yesus dalam 1Kor 2:8 dan Yak 2:1. Doa Paulus adalah agar YHWH akan memberikan kepada orang-orang yang baru percaya ini pemahaman yang penuh dan lengkap akan hikmat yang sejati, yang adalah Yesus Kristus, bukannya hikmat palsu intelektual dari para guru Gnostik. Tidak ada hikmat rahasia manusia. Yesus adalah hikmat Allah yang sepenuhnya mengungkapkan-Nya! Lihat catatan lebih lengkap tentang "Kemuliaan" di Ef 1:6.
□ "supaya Ia memberikan kepadamu Roh" Istilah "roh" ini adalah anarthrous (tanpa DEFINITE ARTICLE), tapi benar-benar melayani tujuan ganda dalam menunjuk pada jiwa manusia yang didorong oleh Roh Kudus. Yes 11:2 menggambarkan karunia Allah, yaitu Roh, sebagai "roh hikmat," dan "pemahaman", "suatu roh nasehat," dan "kekuatan", "roh pengetahuan," dan "takut akan Tuhan."
Dalam PB ada ayat-ayat yang menggambarkan apa yang diproduksi Roh di dalam hidup orang percaya.
- 1. "Roh kekudusan," Rom 1:4
- 2. "Roh adopsi sebagai anak," Rom 8:15
- 3. "Roh kelembutan," 1Kor 4:21
- 4. "Roh iman," 2Kor 4:13
- 5. "Roh hikmat dan wahyu," Ef 1:17
- 6. "Roh kebenaran," 1Yoh 4:6
□ "hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia" KATA GANTI dalam paragraf ini menunjuk pada Allah Bapa, seperti juga umumnya dalam ay. 3-14. Hikmat dan wahyu ini tidak hanya untuk beberapa orang, tapi untuk semua orang percaya (lih. Ef 4:13). Ini digunakan untuk menangkal penekanan intelektual dan eksklusifitas dari guru-guru palsu. Pengetahuan Injil bersifat diberikan oleh Tuhan dan berfokuskan Yesus (lih. Kol 1:9). Ia adalah kebenaran (lih. Yoh 8:32; 14:6)!
Ef 1:18-19 Pengetahuan akan penyediaan Allah Bapa dalam Kristus melibatkan tiga aspek.
- 1. harapan orang percaya yang telah ditetapkan sebelumnya
- 2. warisan yang mulia dari orang percaya
- 3. pemahaman orang percaya akan kekuasaan Allah yang maha besar, yang diwujudkan dalam Kristus
Ef 1:18 "menjadikan mata hatimu terang" Ini adalah metafora dari Injil yang membawa pemahaman kepada umat manusia yang jatuh (lih. Kis 26:18; 2Kor 4:4-6). Ini telah selalu menjadi kehendak Tuhan. Lihat Topik Khusus: Hati di Kol 2:2.
□ "pengharapan… yang terkandung dalam panggilan-Nya" Untuk catatan lengkap tentang "pengharapan" lihat Topik Khusus pada Kol 1:5.
Istilah "panggilan" (kaleō) digunakan dalam beberapa pengertian teologis di dalam PB.
- 1. orang-orang berdosa dipanggil oleh Allah melalui Kristus kepada keselamatan
- 2. orang-orang berdosa memanggil nama Tuhan untuk diselamatkan
- 3. orang-orang percaya dipanggil untuk hidup seperti Kristus
- 4. orang-orang percaya dipanggil untuk tugas-tugas pelayanan
Dorongan dari teks ini adalah # 1. Untuk "memanggil" lihat Topik Khusus pada Ef 4:1.
□ "kayanya kemuliaan" Paulus sering berbicara tentang kebenaran Injil sebagai "kekayaan" (lih. Ef 1:7,18; 2:4,7; 3:8,16). Lihat catatan pada Ef 1:7.
□ "bagian" Lihat catatan lengkap di Ef 1:11.
- NASB "kehebatan yang luar biasa"
- NKJV "kehebatan yang dahsyat"
- NRSV "kehebatan yang tak terukur"
- TEV "betapa hebat"
- NJB "bagaimana sangat hebatnya"
Istilah huperballō ini digunakan hanya oleh Paulus dalam PB. Ini mengekspresikan emosi yang meluap-luap tentang apa yang Allah dalam Kristus telah lakukan dalam penebusan bagi umat manusia yang memberontak (lih. 2Kor 3:10; 9:14; Ef 1:19; 2:7; 3:19).
Lihat topik khusus PENGGUNAAN KATA MAJEMUK "HUPER" OLEH PAULUS
□ "bagi kita yang percaya" Frase ini menunjukkan kepalsuan dari doktrin "universalisme" yang menyatakan bahwa pada akhirnya semua orang akan diselamatkan. Universalisme ini biasanya didasarkan pada pencomotan bagian terisolasi seperti Rom 5:18. Allah telah memilih untuk memungkinkan manusia untuk berpartisipasi (perjanjian bersyarat) dalam keselamatan dan pengembaraan rohani mereka sendiri. Orang Kristen harus bertobat dan percaya (lih. Mr 1:15, Kis 3:16,19; 20:21). Inklusivisme Injil (lih. Yoh 1:12; 3:16; 1Tim 2:4; Tit 2:11; 1Pet 3:9) sangat kontras dengan eksklusivisme dari guru-guru palsu. Injil bersifat universal dalam undangan nya (lih. 1Tim 2:4; Tit 2:11; 2Pet 3:9) bagi semua yang akan memanggil nama Tuhan (lih. Rom 10:9-13).
□ "sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya" Ini mungkin adalah satu lagi singungan kepada Yes 11:2 (lih. ay. Ef 1:17). Frasa ini terdiri dari tiga kata Yunani (energas, kratos, dan ischus) yang menunjukkan kekuasaan Tuhan. Sebuah istilah keempat untuk daya (dunamis) digunakan sebelumnya dalam ayat tersebut. Fokus keselamatan adalah tindakan Allah yang penuh kuasa melalui Kristus, bukan tindakan atau konsep-konsep intelektual manusia secara individu.
Ef 1:20 Tiga frasa berikut ini menggambarkan apa yang telah dilakukan kekuatan besar Allah Bapa yang luar biasa, bagi Yesus.
- 1. Kuasa ini "telah membangkitkan Dia dari antara orang mati" ay. Ef 1:20. Ini adalah tanda pengorbanan-Nya yang diterima (lih. 1Kor 15).
- 2. Kuasa ini "mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya," ay. Ef 1:20. Ini adalah tempat pengagungan dan keunggulan (lih. Kol 3:1). Ini mewakili pelayanan syafaat Kristus yang berkelanjutan (lih. Rom 8:34; Ibr 7:25; 9:24; 1Yoh 2:1 dan pemenuhan nubuatan PL, lih. Mazm 110:1; Kis 7:56).
- 3. Kuasa ini "menjadikan-Nya Kepala tertinggi gereja," ay. Ef 1:22. Penggunaan istilah gereja ini merujuk pada umat baru Allah yang unik, yang mencakup semua orang yang percaya, baik Yahudi dan bukan Yahudi (lih. Ef 2:11-3:13; Gal 3:27-29).
Hal-hal yang telah dilakukan Bapa bagi Kristus, telah dilakukan Kristus bagi para pengikut-Nya (lih. Ef 2:5-6). Seluruh tiga istilah dalam Ef 2:5-6 adalah majemuk dengan KATA DEPAN syn yang berarti "partisipasi bersama dengan."
□ "di sorga" Bentuk LOCATIVE ( DARI RUANG) NEUTER PLURAL ADJECTIVE (epouranious) ini hanya digunakan di Efesus (lih. Ef 1:20; 2:6; 3:10; 6:12). Dari konteks semua penggunaannya, kata ini pasti berarti alam roh di mana orang percaya tinggal di sini dan sekarang, bukan surga pada akhirnya nanti.
Ef 1:21 "jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan" Frasa ini mungkin menunjuk pada jajaran atau peringkat dari kekuatan rohani atau tingkatan malaikat yang memusuhi manusia (lih. Ef 2:2; 3:10; 6:12; Kol 1:16; 2:10,15; Rom 8:38-39; 1Kor 15:24). Yesus lebih unggul dari semua jajaran malaikat (lih. Ibri 1-2). Ini membantah penekanan guru-guru palsu Gnostik pada tingkatan kemalaikatan (aeon). Peringkat ini juga dapat merujuk pada struktur impersonal dalam dunia kita yang memungkinkan manusia berfungsi terpisah dari Allah. Contohnya adalah filsafat, pendidikan, pemerintah, obat-obatan, agama, dll (lih. karya Hendrik Berkhof Kristus dan Kekuasaan, Herald Press). Lihat Topik Khusus: Malaikat dalam Tulisan-tulisan Paulus di Ef 6:12. Selanjutnya, untuk "jauh lebih tinggi" lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan Majemuk Huper pada Ef 1:19.
Untuk "otoritas" lihat Topik Khusus: Archē di Kol 1:16.
□ "dan tiap-tiap nama yang dapat disebut" Ini mungkin mengacu pada kata kunci atau nama rahasia guru-guru palsu yang digunakan untuk melewati bidang kemalaikatan. Mereka percaya pada pengetahuan rahasia tentang nama-nama ajaib mereka untuk membawa keselamatan. Paulus menegaskan bahwa keselamatan atau penyatuan dengan Tuhan hanya ditemukan di dalam nama Yesus (lih. Fili 2:9-11). Dalam PL nama seseorang mewakili karakternya. Karakter Bapa sepenuhnya terungkap dalam Anak (lih. Yoh 14:8-14; 17:11).
□ "bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang" Orang-orang Yahudi percaya pada dua jaman, jaman kejahatan saat ini dan zaman kebenaran baru yang akan datang melalui Mesias. Zaman kebenaran baru dari Roh ini datang pada hari Pentakosta! (lih. Mat 12:32, Mr 10:30, Luk 16:8; 18:30; 20:34, 1Tim 6:17; 2Tim 4:10; Tit 2:12, Ibr 6:5).
Ef 1:22 "segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus" "Ketaatan" adalah istilah militer untuk rantai komando (lih. Mazm 110:1; 8:6). Bapa telah memberikan kepada Anak tempat pertama dalam segala hal (lih. Kol 1:18-19). Pada akhirnya, Anak akan mengembalikan segala sesuatu kembali kepada Bapa (lih. 1Kor 15:27-28).
Penyerahan Yesus kepada Bapa tidak berarti, dalam pengertian apapun, ketidak setaraan, tetapi merupakan pembagian kerja secara fungsional, administratif dalam Trinitas. Lihat catatan lebih lengkap tentang "penyerahan" di Ef 5:21.
□ "Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada" Metafora yang diperluas tentang Yesus sebagai Kepala dari tubuh-Nya, yaitu gereja, hanya ditemukan di Efesus dan Kolose (lih. Ef 4:15; 5:23, Kol 1:18-19; 2:19). Orang-orang di dunia Mediterania kuno percaya kepala memberikan kehidupan kepada tubuh.
□ "jemaat" Dalam Bahasa Yunani sekuler, istilah ini berarti sidang (lih. Kis 19:32). Ekklesia digunakan dalam Septuaginta (LXX) untuk menterjemahkan istilah Ibrani "sidang (qahal) Israel" (lih. Kel 16:3; 12:6; Im 4:13; Bil 20:4). Ini adalah yang pertama dari beberapa penggunaan istilah ini dalam Efesus (lih. Ef 1:22; 3:10,21; 5:23,24,25,27,29,32). Baik dalam Ef. (Ef 1:22-23) dan dalam Kol (Bil 1:24) Paulus menyebut jemaat tubuh Kristus. Gereja mula-mula melihat diri mereka sebagai umat Allah yang telah dipenuhi dengan Kristus Yesus, Mesias, sebagai Kepala mereka.
Salah satu hubungan kesusastraan yang tidak umum antara Efesus dan Kolose adalah bahwa dalam Efesus istilah ini merujuk pada gereja secara universal (lih. 1Kor 10:32; 12:28; 15:9; Gal 1:13; Fili 3:6), sementara di Kolose biasanya merujuk pada gereja lokal. Ini mengarah ke Efesus sebagai sebuah surat edaran.
Lihat Topik Khusus pada Kol 1:18.
- NASB NKJV, NRSV "kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu"
- TEV "Penyelesaian-Nya sendiri yang menyelesaikan segala sesuatu di mana-mana"
(catatan kaki "... yang Diri-Nya sendiri sepenuhnya dipenuhi dengan kepenuhan Allah")
- NJB "Kepenuhan Dia yang diisi, semua dalam semua"
Secara Ketatabahasaan ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE PARTICIPLE. Berikut adalah beberapa kemungkinan interpretasi frasa ini:
- 1. Kristus mengisi gereja
- 2. gereja sedang mengisi Kristus (lih. Kol 1:24)
- 3. gereja sedang diisi dengan jumlah sepenuh orang percaya (aspek numerik, lih. Rom 11:25)
Terminologi ini dimaksudkan untuk menyerang sistem teologis aeon, emanasi atau pangkat malaikat dari guru- guru palsu Gnostik yang baru jadi tersebut. Istilah "kepenuhan" dan "diisi" merupakan bentuk dari istilah Yunani pleroma, yang kemudian pada abad kedua menjadi istilah teknis Gnostik untuk jumlah keseluruhan dari tingkatan malaikat (lih. ay. Ef 1:21) di antara, tuhan rohani yang tinggi dan suci, dan dewa yang lebih rendah yang membentuk materi yang jahat. Lihat catatan pada Gnostisisme dalam Pengantar pada Efesus.
Ini adalah definisi yang kuat dari gereja. Gereja dimaksudkan untuk sepenuhnya mencerminkan kepalanya, yaitu Yesus. Sebagaimana Yesus mengungkapkan Bapa, demikian juga, gereja harus mengungkapkan Bapa.
Topik Teologia: Ef 1:1 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah adalah Satu Pribadi
Allah Membuat Rencana dan Melaksanakannya
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah adalah Satu Pribadi
- Allah Membuat Rencana dan Melaksanakannya
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pengudusan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Topik Teologia: Ef 1:2 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Kebapaan Allah
Kebapaan Ilahi
Gal 1:1 Gal 1:4 Efe 1:2 Efe 5:20 Kol 1:12 1Te 1:3 1...
Topik Teologia: Ef 1:3 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Yesus Kristus
Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
Anak Allah
Yes 9:5 Mat 4:3 M...
- Allah yang Berpribadi
- Pribadi Allah
- Yesus Kristus
- Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan Allah Berlaku di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
- Pemeliharaan-Nya Mengirimkan Berkat-berkat kepada Orang-orang Percaya
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Keselamatan Menyediakan Faedah bagi Orang-orang Percaya
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Kita Dikaruniai Berkat di Dalam Kristus
- Berkat-berkat Rohani
Topik Teologia: Ef 1:4 - -- Allah yang Berpribadi
Allah Aktif dalam Kehidupan Yesus
Mat 1:23 Mat 3:17 Yoh 3:16-17 Yoh 4:34 Yoh 5:19-23,30 Yoh 6:27 Yoh 8:42...
- Allah yang Berpribadi
- Allah Aktif dalam Kehidupan Yesus
- Mat 1:23 Mat 3:17 Yoh 3:16-17 Yoh 4:34 Yoh 5:19-23,30 Yoh 6:27 Yoh 8:42 Yoh 10:17-18 Yoh 13:3 Yoh 16:27 Yoh 17:11 Kis 2:22-24,36 Kis 10:36-40,42 Kis 17:31 Rom 3:25-26 1Ko 15:15 2Ko 5:19,21 Gal 4:4 Efe 1:4-5,9-10 Efe 3:11 Fili 2:9-11 Ibr 1:8-9
- Allah itu Kekal
- Kej 21:33 Ula 32:40 Ula 33:27 1Ta 16:36 Neh 9:5 Ayu 36:26 Maz 29:10 Maz 33:11 Maz 41:14 Maz 45:7 Maz 48:15 Maz 90:1-2,4 Maz 93:2 Maz 102:26-28 Yes 26:4 Yes 40:28 Yes 41:4 Yes 44:6 Yes 57:15 Rat 5:19 Dan 4:34 Hab 1:12 Hab 3:6 Rom 1:20 Rom 16:26 1Ko 2:7 Efe 1:4 1Ti 1:17 1Ti 6:15-16 Ibr 1:10-12 2Pe 3:8 Wah 1:8 Wah 4:8-9
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Kita Dipilih Allah di dalam Kekekalan
- Jaminan Keamanan Kekal
- Maz 37:23-24 Maz 138:8 Yer 32:40 Yoh 5:24 Yoh 6:37,39-40 Yoh 6:68-69 Yoh 10:27-30 Yoh 16:27,29-33 Yoh 17:8,11 Kis 1:3 Rom 4:9,20-22 Rom 5:1-5 Rom 8:15-17,28-30,33-35,37-39 Rom 11:29 1Ko 1:8 2Ko 1:21-22 Gal 4:6 Efe 1:4-5 Efe 4:30 Fili 1:6 Fili 2:12-13 Kol 2:2 1Te 5:23-24 2Ti 1:12 2Ti 4:18 Ibr 6:11 Ibr 7:24-25 Ibr 10:14 Ibr 10:22-23 Ibr 11:1 1Pe 1:3-5 1Pe 5:10 1Yo 2:1-2 1Yo 3:9,14,18-20 1Yo 4:13 1Yo 5:10-11,13,18 Yud 1:1 Yud 1:24
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Kesempurnaan Moral Secara Total
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Eskatologi
- Surga
- Manfaat Surga bagi Orang Percaya
- Ketidakberdosaan
Topik Teologia: Ef 1:5 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Kehidupan Yesus
Mat 1:23 Mat 3:17...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Keselamatan adalah Suatu Tindakan Anugerah
- Yoh 1:16 Kis 15:11 Kis 20:24 Rom 3:22-24 Rom 5:15-17 Rom 11:5-6 1Ko 15:2-5,9-10 2Ko 6:1-2 Efe 1:5-8 Efe 2:4-10 1Ti 1:14-15 2Ti 1:9 Tit 2:11 Tit 3:4-7 Ibr 2:9 1Pe 1:3,10 2Pe 3:18
- Kematian Kristus sebagai Tindakan Penyelamatan
- Yesus adalah Seorang Pengantara
- Mat 18:19-20 Yoh 14:6 Yoh 14:26 Yoh 16:23-27 Kis 2:22-23 Efe 1:5-6 Efe 2:13,18 Efe 3:12 Kol 3:17 1Ti 2:5 Ibr 8:6 Ibr 9:15 Ibr 12:24 1Pe 2:4-5
- Adopsi
- Jaminan Keamanan Kekal
- Maz 37:23-24 Maz 138:8 Yer 32:40 Yoh 5:24 Yoh 6:37,39-40 Yoh 6:68-69 Yoh 10:27-30 Yoh 16:27,29-33 Yoh 17:8,11 Kis 1:3 Rom 4:9,20-22 Rom 5:1-5 Rom 8:15-17,28-30,33-35,37-39 Rom 11:29 1Ko 1:8 2Ko 1:21-22 Gal 4:6 Efe 1:4-5 Efe 4:30 Fili 1:6 Fili 2:12-13 Kol 2:2 1Te 5:23-24 2Ti 1:12 2Ti 4:18 Ibr 6:11 Ibr 7:24-25 Ibr 10:14 Ibr 10:22-23 Ibr 11:1 1Pe 1:3-5 1Pe 5:10 1Yo 2:1-2 1Yo 3:9,14,18-20 1Yo 4:13 1Yo 5:10-11,13,18 Yud 1:1 Yud 1:24
- Pengudusan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuliakan Allah
Topik Teologia: Ef 1:6 - -- Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Allah itu Pengasih
Kel 34:6 2Ra 13:23 2Ta 30:9 Ezr 9:8 Neh 9:17 Neh 9:31 Maz 86:15 ...
- Allah yang Berpribadi
- Yesus Kristus
- Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
- Yang Dikasihi
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Keselamatan adalah Suatu Tindakan Anugerah
- Yoh 1:16 Kis 15:11 Kis 20:24 Rom 3:22-24 Rom 5:15-17 Rom 11:5-6 1Ko 15:2-5,9-10 2Ko 6:1-2 Efe 1:5-8 Efe 2:4-10 1Ti 1:14-15 2Ti 1:9 Tit 2:11 Tit 3:4-7 Ibr 2:9 1Pe 1:3,10 2Pe 3:18
- Yesus adalah Seorang Pengantara
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuliakan Allah
Topik Teologia: Ef 1:7 - -- Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yes...
- Allah yang Berpribadi
- Atribut-Atribut Allah
- Yesus Kristus
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Kematian Kristus sebagai Tindakan Penyelamatan
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
Topik Teologia: Ef 1:8 - -- Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Allah itu Mahatahu
Kej 6:5 Kel 3:7 1Ra 8:39 2Ra 19:27 2Ta 16:9 Ayu 9:4 Ayu 12:13 Ay...
- Allah yang Berpribadi
- Atribut-Atribut Allah
- Allah itu Mahatahu
- Kej 6:5 Kel 3:7 1Ra 8:39 2Ra 19:27 2Ta 16:9 Ayu 9:4 Ayu 12:13 Ayu 28:12-28 Ayu 37:16 Maz 7:10 Maz 33:13-15 Maz 94:11 Maz 104:24 Maz 139:1-10 Maz 147:4-5 Ams 3:19-20 Ams 5:21 Ams 15:3,11 Yes 31:2 Yes 40:28 Yes 44:7-10,24-28 Yes 46:9-11 Yer 10:7,12 Yer 17:10 Yeh 11:5 Dan 2:20-22 Mat 6:8,32 Mat 10:29-30 Kis 1:24 Kis 2:23 Kis 15:8 Kis 15:17 Rom 11:33 Rom 16:25-27 1Ko 1:18,21,24-25 1Ko 2:7 Efe 1:7-8 Efe 3:10 Ibr 4:13 Yak 1:5 Yak 3:17 1Yo 3:19-20 Wah 7:12
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Keselamatan adalah Suatu Tindakan Anugerah
Topik Teologia: Ef 1:9 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Keputusan-keputusan Allah
Keselamatan
Kematian Krist...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Keselamatan
- Kematian Kristus sebagai Tindakan Penyelamatan
- Kematian Kristus adalah Satu-satunya Sarana Keselamatan
- Kematian Kristus adalah Satu Kali untuk Selamanya
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Alam
- Mengenal Umat Manusia dalam Persekutuannya dengan Alam
- Umat Manusia dan Alam Memiliki Hal yang Sama
- Mereka Berharap Bersama Melalui Kristus
- Gereja
- Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-19 Mat 18:19-20 Mat 21:42-44 Mat 23:8,10 Yoh 13:13-16 Yoh 15:1-16 Kis 2:36 Rom 8:29 Rom 9:5 1Ko 3:11 1Ko 11:3 1Ko 12:5 Efe 1:9-10,20-23 Efe 2:19-22 Efe 4:15 Efe 5:22-32 Kol 1:18 Kol 2:10 Kol 2:19 Kol 3:11 Ibr 3:3-6 1Pe 2:4-8 Wah 1:12-13 Wah 2:1-2 Wah 2:8-9 Wah 2:12-13 Wah 2:18-19 Wah 3:1 Wah 3:7-8 Wah 3:14-15 Wah 5:6-10 Wah 21:22-23 Wah 22:16
- Eskatologi
- Ketidakberdosaan
- Langit dan Bumi yang Baru akan Diwujudkan
Topik Teologia: Ef 1:10 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Keputusan-keputusan Allah
Kehendak Allah
Inten...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kehendak Allah
- Intensi Kehendak Allah
- Kehendak-Nya Disadari di Dalam dan Melalui Kristus
- Keselamatan
- Kematian Kristus sebagai Tindakan Penyelamatan
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Kita Dikaruniai Berkat di Dalam Kristus
- Berkat Berupa Segala Sesuatu yang Disatukan di dalam Kristus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Alam
- Mengenal Umat Manusia dalam Persekutuannya dengan Alam
- Umat Manusia dan Alam Memiliki Hal yang Sama
- Mereka Berharap Bersama Melalui Kristus
- Gereja
- Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-19 Mat 18:19-20 Mat 21:42-44 Mat 23:8,10 Yoh 13:13-16 Yoh 15:1-16 Kis 2:36 Rom 8:29 Rom 9:5 1Ko 3:11 1Ko 11:3 1Ko 12:5 Efe 1:9-10,20-23 Efe 2:19-22 Efe 4:15 Efe 5:22-32 Kol 1:18 Kol 2:10 Kol 2:19 Kol 3:11 Ibr 3:3-6 1Pe 2:4-8 Wah 1:12-13 Wah 2:1-2 Wah 2:8-9 Wah 2:12-13 Wah 2:18-19 Wah 3:1 Wah 3:7-8 Wah 3:14-15 Wah 5:6-10 Wah 21:22-23 Wah 22:16
- Eskatologi
- Ketidakberdosaan
- Langit dan Bumi yang Baru akan Diwujudkan
Topik Teologia: Ef 1:11 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Atribut-Atribut Allah
Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru ...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Atribut-Atribut Allah
- Yesus Kristus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Keselamatan
- Adopsi
- Adopsi dan Roh Kudus
- Kita Diberi Roh Kudus
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Keselamatan Kita adalah di dalam Kristus
- Kita Dipilih Allah di dalam Kristus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Iman itu adalah Berharap pada Kristus
- Efe 1:11-12 Ibr 6:18-20
- Memuliakan Allah
Topik Teologia: Ef 1:12 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yesus Disejajarkan dengan Allah
Kita Berharap...
- Yesus Kristus
- Keselamatan
- Adopsi
- Adopsi dan Roh Kudus
- Kita Diberi Roh Kudus
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Kita Diperbarui di dalam Kristus
- Kita Memiliki Pengharapan di dalam Kristus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Memuliakan Allah
Topik Teologia: Ef 1:13 - -- Roh Kudus
Roh yang Berkenaan dengan Kata Ganti Pribadi
Yoh 14:16-17 Yoh 15:26 Yoh 16:7-14 Efe 1:13-14
Sifat Ilahi Roh Kudus
...
- Roh Kudus
- Roh yang Berkenaan dengan Kata Ganti Pribadi
- Sifat Ilahi Roh Kudus
- Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
- Kiasan-kiasan untuk Roh Kudus
- Wahyu Allah
- Wahyu Khusus
- Keselamatan
- Kristus adalah Objek dari Iman yang Menyelamatkan
- Yoh 1:12 Yoh 3:16 Yoh 6:29 Yoh 9:35-38 Yoh 11:27 Yoh 12:36 Yoh 14:1,6 Yoh 20:27,31 Kis 8:37-38 Kis 16:31 Kis 20:21 Rom 10:9-10 Gal 2:20 Efe 1:13 1Te 4:14 1Ti 1:16 1Ti 4:10 2Ti 1:13 Ibr 10:39 1Yo 3:23 1Yo 5:10-13
- Kita Diberi Roh Kudus
- Hidup Kekal
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Kehadiran Roh Kudus adalah Faedah dari Iman
- Memuliakan Allah
- Eskatologi
- Surga
- Natur Surga
- Surga adalah Tempat di Mana Orang Percaya akan Tinggal
- Ini adalah Warisan Orang Percaya
Topik Teologia: Ef 1:14 - -- Roh Kudus
Roh yang Berkenaan dengan Kata Ganti Pribadi
Yoh 14:16-17 Yoh 15:26 Yoh 16:7-14 Efe 1:13-14
Roh yang Memeteraikan...
- Roh Kudus
- Roh yang Berkenaan dengan Kata Ganti Pribadi
- Roh yang Memeteraikan
- Roh Menjamin Berkat-berkat yang akan Datang kepada Orang-orang Percaya
- Deposit
- Keselamatan
- Kita Diberi Roh Kudus
- Hidup Kekal
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Kehadiran Roh Kudus adalah Faedah dari Iman
- Memuji Allah untuk Orang-orang Kudus-Nya
- Eskatologi
- Surga
- Natur Surga
- Surga adalah Tempat di Mana Orang Percaya akan Tinggal
- Ini adalah Warisan Orang Percaya
Topik Teologia: Ef 1:15 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Mengasihi Sesama adalah Bukti Iman
Gal 5:6 Efe 1:15 Efe 6:23 Kol 1:4-5 1Ti 1...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengasihi Sesama adalah Bukti Iman
- Bersyukur atas Orang-orang Percaya yang Lain
Topik Teologia: Ef 1:16 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Mengucap Syukur Senantiasa
Maz 30:13 Maz 119:62 Efe 1:16 Efe 5:20 1Te 1:2
...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengucap Syukur Senantiasa
- Berkomunikasi dengan Allah
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Saling Mendoakan
Topik Teologia: Ef 1:17 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Roh Kudus
Roh yang Cerdas
Yes 11:2 Yoh 14:26 Rom 8:27 1Ko 2:10-13 1Ko 12:8 Efe 1:17...
- Allah yang Berpribadi
- Pribadi Allah
- Roh Kudus
- Wahyu Allah
- Wahyu Melalui Pengalaman Orang Kristen
- Mat 5:13-16 Yoh 3:21 Yoh 7:17 Rom 8:13-17 1Ko 2:9-16 2Ko 4:4-6,10-11 Gal 4:4-6 Efe 1:17 Fili 3:15 Ibr 11:6 2Pe 1:16-19 1Yo 2:23,26-27 1Yo 5:10-12,18-20
- Roh di Dalam Iluminasi Kitab Suci
- Keselamatan
- Yesus Dibangkitan dari Kematian oleh Allah
- Kis 2:22-24 Kis 3:15 Kis 3:26 Kis 4:10 Kis 5:30 Kis 13:30,32-34 Rom 1:4 Rom 4:24-25 Rom 6:4 Rom 7:4 Rom 8:11 Rom 10:9 1Ko 6:14 1Ko 15:12-20 2Ko 4:14 Gal 1:1 Efe 1:17-20 Kol 2:11-12 1Te 1:9-10 2Ti 2:8 Ibr 13:20 1Pe 1:18-19,21 Wah 1:5
- Allah Memanggil Manusia kepada Pengharapan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Kita Mengenal Allah Melalui Roh Kudus
- Permohonan untuk Pertumbuhan Rohani
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Saling Mendoakan
Topik Teologia: Ef 1:18 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
- Keselamatan
- Yesus Dibangkitan dari Kematian oleh Allah
- Kis 2:22-24 Kis 3:15 Kis 3:26 Kis 4:10 Kis 5:30 Kis 13:30,32-34 Rom 1:4 Rom 4:24-25 Rom 6:4 Rom 7:4 Rom 8:11 Rom 10:9 1Ko 6:14 1Ko 15:12-20 2Ko 4:14 Gal 1:1 Efe 1:17-20 Kol 2:11-12 1Te 1:9-10 2Ti 2:8 Ibr 13:20 1Pe 1:18-19,21 Wah 1:5
- Allah Memanggil Manusia kepada Pengharapan
- Hidup Kekal
- Pengudusan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Permohonan untuk Pertumbuhan Rohani
- Gereja
- Gereja Diteguhkan di Dalam Pribadi dan Karya Kristus
- Mat 16:18 1Ko 3:10-11 1Ko 6:11 Efe 1:18-23 Efe 2:19-21 Efe 5:23 Kol 1:18 Kol 1:24 Kol 3:11 Ibr 9:12,14 Ibr 9:26-28 1Pe 1:3-9 1Pe 1:22-25
- Gereja Saling Mendoakan
- Eskatologi
- Surga
- Natur Surga
- Surga adalah Tempat di Mana Orang Percaya akan Tinggal
- Ini adalah Warisan Orang Percaya
Topik Teologia: Ef 1:19 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Makhluk-makhluk Supranatural
Para Malaikat Baik
Natur dari Para Malaikat Baik
Status Para ...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Para Malaikat Baik
- Natur dari Para Malaikat Baik
- Status Para Malaikat Baik
- Para Malaikat dan Kristus
- Para Malaikat Takluk kepada Kristus
- Keselamatan
- Yesus Dibangkitan dari Kematian oleh Allah
- Kis 2:22-24 Kis 3:15 Kis 3:26 Kis 4:10 Kis 5:30 Kis 13:30,32-34 Rom 1:4 Rom 4:24-25 Rom 6:4 Rom 7:4 Rom 8:11 Rom 10:9 1Ko 6:14 1Ko 15:12-20 2Ko 4:14 Gal 1:1 Efe 1:17-20 Kol 2:11-12 1Te 1:9-10 2Ti 2:8 Ibr 13:20 1Pe 1:18-19,21 Wah 1:5
- Hidup Kekal adalah Warisan Orang-orang Percaya
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Kita Dikaruniai Berkat di Dalam Kristus
- Berkat Berupa Pekerjaan Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Pengharapan itu Menguatkan dan Memberi Dorongan
- Permohonan untuk Pertumbuhan Rohani
- Gereja
- Gereja Diteguhkan di Dalam Pribadi dan Karya Kristus
- Mat 16:18 1Ko 3:10-11 1Ko 6:11 Efe 1:18-23 Efe 2:19-21 Efe 5:23 Kol 1:18 Kol 1:24 Kol 3:11 Ibr 9:12,14 Ibr 9:26-28 1Pe 1:3-9 1Pe 1:22-25
- Gereja Saling Mendoakan
Topik Teologia: Ef 1:20 - -- Yesus Kristus
Penggenapan
Kis 2:32 Kis 5:31 Kis 7:55-56 Efe 1:20 Fili 2:9-11 Kol 3:1 Ibr 1:3 Ibr 8:1 Ibr 10:12 1Pe 3:22...
- Yesus Kristus
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Para Malaikat Baik
- Keselamatan
- Kebangkitan Kristus sebagai Peristiwa Keselamatan
- Fakta Kebangkitan Kristus
- Yesus Dibangkitan dari Kematian oleh Allah
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Kita Dikaruniai Berkat di Dalam Kristus
- Berkat Berupa Pekerjaan Allah
- Gereja
- Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-19 Mat 18:19-20 Mat 21:42-44 Mat 23:8,10 Yoh 13:13-16 Yoh 15:1-16 Kis 2:36 Rom 8:29 Rom 9:5 1Ko 3:11 1Ko 11:3 1Ko 12:5 Efe 1:9-10,20-23 Efe 2:19-22 Efe 4:15 Efe 5:22-32 Kol 1:18 Kol 2:10 Kol 2:19 Kol 3:11 Ibr 3:3-6 1Pe 2:4-8 Wah 1:12-13 Wah 2:1-2 Wah 2:8-9 Wah 2:12-13 Wah 2:18-19 Wah 3:1 Wah 3:7-8 Wah 3:14-15 Wah 5:6-10 Wah 21:22-23 Wah 22:16
- Gereja Diteguhkan di Dalam Pribadi dan Karya Kristus
Topik Teologia: Ef 1:21 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Makhluk-makhluk Supranatural
Para Malaikat Baik
Gereja
Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-1...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Para Malaikat Baik
- Gereja
- Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-19 Mat 18:19-20 Mat 21:42-44 Mat 23:8,10 Yoh 13:13-16 Yoh 15:1-16 Kis 2:36 Rom 8:29 Rom 9:5 1Ko 3:11 1Ko 11:3 1Ko 12:5 Efe 1:9-10,20-23 Efe 2:19-22 Efe 4:15 Efe 5:22-32 Kol 1:18 Kol 2:10 Kol 2:19 Kol 3:11 Ibr 3:3-6 1Pe 2:4-8 Wah 1:12-13 Wah 2:1-2 Wah 2:8-9 Wah 2:12-13 Wah 2:18-19 Wah 3:1 Wah 3:7-8 Wah 3:14-15 Wah 5:6-10 Wah 21:22-23 Wah 22:16
- Gereja Diteguhkan di Dalam Pribadi dan Karya Kristus
Topik Teologia: Ef 1:22 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Gereja
Mat 16:18 Luk 2:28-33 Kis ...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Gereja
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Natur yang Terkait dari Umat Manusia
- Kesatuan Orang Percaya di Dalam Kristus
- Orang Percaya sebagai Tubuh Kristus
- Gereja
- Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-19 Mat 18:19-20 Mat 21:42-44 Mat 23:8,10 Yoh 13:13-16 Yoh 15:1-16 Kis 2:36 Rom 8:29 Rom 9:5 1Ko 3:11 1Ko 11:3 1Ko 12:5 Efe 1:9-10,20-23 Efe 2:19-22 Efe 4:15 Efe 5:22-32 Kol 1:18 Kol 2:10 Kol 2:19 Kol 3:11 Ibr 3:3-6 1Pe 2:4-8 Wah 1:12-13 Wah 2:1-2 Wah 2:8-9 Wah 2:12-13 Wah 2:18-19 Wah 3:1 Wah 3:7-8 Wah 3:14-15 Wah 5:6-10 Wah 21:22-23 Wah 22:16
- Kiasan dan Nama untuk Umat Allah, Gereja
- Gereja Diteguhkan di Dalam Pribadi dan Karya Kristus
Topik Teologia: Ef 1:23 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Gereja
Mat 16:18 Luk 2:28-33 Kis ...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Gereja
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Natur yang Terkait dari Umat Manusia
- Kesatuan Orang Percaya di Dalam Kristus
- Orang Percaya sebagai Tubuh Kristus
- Gereja
- Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-19 Mat 18:19-20 Mat 21:42-44 Mat 23:8,10 Yoh 13:13-16 Yoh 15:1-16 Kis 2:36 Rom 8:29 Rom 9:5 1Ko 3:11 1Ko 11:3 1Ko 12:5 Efe 1:9-10,20-23 Efe 2:19-22 Efe 4:15 Efe 5:22-32 Kol 1:18 Kol 2:10 Kol 2:19 Kol 3:11 Ibr 3:3-6 1Pe 2:4-8 Wah 1:12-13 Wah 2:1-2 Wah 2:8-9 Wah 2:12-13 Wah 2:18-19 Wah 3:1 Wah 3:7-8 Wah 3:14-15 Wah 5:6-10 Wah 21:22-23 Wah 22:16
- Tubuh Kristus
- Gereja Diteguhkan di Dalam Pribadi dan Karya Kristus
TFTWMS -> Ef 1:1; Ef 1:2; Ef 1:3-4; Ef 1:3-4; Ef 1:4-6; Ef 1:5; Ef 1:7; Ef 1:7-8; Ef 1:7-8; Ef 1:8; Ef 1:10; Ef 1:11-14; Ef 1:13-14; Ef 1:15-18; Ef 1:15-16; Ef 1:17-19; Ef 1:18; Ef 1:19-23; Ef 1:20-23
TFTWMS: Ef 1:1 - Surat Untuk Orang-orang Kudus SURAT UNTUK ORANG-ORANG KUDUS (Efesus 1:1)
1 Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus yang berada di Efesus dan yang...
SURAT UNTUK ORANG-ORANG KUDUS (Efesus 1:1)
1 Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus yang berada di Efesus dan yang setia di dalam Kristus Yesus (NASB).
Dengan mengikuti standar bentuk surat yang ditulis dalam dunia Romawi abad pertama, Paulus memulai suratnya dengan nama penulis, mengidentifikasi orang-orang yang ia surati, dan kemudian memasukkan salam.1Bagian yang tidak biasa dari permulaan surat Paulus itu adalah bahwa ia biasanya menyebut beberapa orang lain sebagai sesama pengirim. Dengan pengecualian surat Roma, surat-surat yang dianggap asli dari Paulus menyebutkan orang lain di dalam salamnya. Dalam Efesus ia hanya menyebutkan dirinya sebagai pengirim surat.
Ayat 1a. Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah. Kata-kata ini menandakan bahwa surat ini adalah komunikasi resmi dari Paulus kepada jemaat Efesus. Kata "rasul" menunjukkan "orang yang ditugaskan dan diutus oleh atasannya"2; oleh karena itu, Paulus menegaskan bahwa ia adalah wakil Kristus yang diberi kuasa. Jemaat Korintus meragukan kerasulan Paulus, sehingga dalam kedua surat Korintus itu ia menunjukkan kualifikasinya sebagai seorang rasul. Menjadi saksi mata kebangkitan Yesus (1 Korintus 15:8; 9; lihat Kisah 1:22b), keberadaan gereja Korintus itu sendiri (1 Korintus 9:2), dan pelbagai mujizat yang ia adakan (2 Korintus 12:12) memberi kesaksian bagi fakta bahwa ia benar-benar seorang rasul. Pengangkatan dan otoritas Paulus tidak berasal dari dirinya sendiri, melainkan dari Allah, yang telah memilih dia untuk menjadi seorang rasul.
Ayat 1b. Surat itu ditujukan kepada orang-orang kudus yang berada di Efesus. (Lihat "Kata Pengantar," halaman 8-9.) Sebutan ini berarti bahwa para pembacanya adalah bagian dari "orang-orang kudus yang Allah telah pisahkan untuk diri-Nya sendiri."3Ayat 4 menunjukkan bahwa Paulus menganggap kekudusan mereka sebagai akibat dari Allah memilih mereka untuk berada di dalam Kristus. Dalam 5:26, 27, kekudusan diketengahkan sebagai akibat dari kematian Kristus untuk gereja.
Ayat 1c. Orang-orang Kristen yang ia surati disebut setia. "Setia" (dari pisto/ß, pistos) menggambarkan orang-orang yang telah menerima injil dengan menunjukkan kepercayaan yang taat, ketimbang sekedar orang-orang yang dapat dipercaya atau handal. Dalam Galatia 6:10, Paulus menggunakan kata yang sama ini untuk membedakan dengan orang-orang yang tidak percaya. Kata itu juga digunakan untuk orang-orang percaya dalam 1 Timotius 4:10, 12; 5:16; 6:2 dan Titus 1:1, 6. Paulus menyapa mereka yang karena kasih karunia telah dipilih menjadi umat kudus Allah dan yang sudah memberikan respon percaya terhadap panggilan Allah.
Akhirnya, saudara-saudara di Efesus diidentifikasi sebagai di dalam Kristus Yesus. "Di dalam" menunjukkan lingkup atau unsur yang di dalamnya orang-orang kudus dan orang-orang setia hidup. Ungkapan "dalam Kristus Yesus" mengacu pada Juruselamat sebagai "Pribadi Yang Diurapi"4dan berdasarkan nama. ("Kristus" adalah gelar-Nya, dan "Yesus" menunjukkan pribadi-Nya.) Penyebutan ini ditemukan 164 kali dalam tulisan-tulisan Paulus.5Sebutan itu baik dalam ungkapan persisnya atau padanannya muncul 23 kali di dalam surat Efesus, 10 kali di dalam 1:2-14.
Para penerima surat ini hidup "berhubungan dengan"6Kristus Yesus. Dengan mentaati injil, mereka telah masuk ke dalam Kristus melalui baptisan (lihat Roma 6:3; Galatia 3:27). Hubungan yang baru ini dengan Kristus menggambarkan mereka sebagai umat kudus milik Allah dan sebagai umat yang beriman.
TFTWMS: Ef 1:2 - Kasih Karunia Dan Damai Sejahtera "KASIH KARUNIA" DAN "DAMAI SEJAHTERA" (Efesus 1:2)
2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Krist...
"KASIH KARUNIA" DAN "DAMAI SEJAHTERA" (Efesus 1:2)
2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus (NASB).
Ayat 2. Kata-kata yang tepat ini ditemukan dalam naskah Yunani dalam lima dari pelbagai surat kiriman Paulus lainnya,7dan dengan beberapa variasi dalam tujuh surat lainnya.8Paulus mengacukan Allah dan Yesus Kristus sebagai sumber kasih karunia (ca¿riß, charis) dan damai sejahtera (ei˙rh/nh, eirēnē), dan memanjatkan permintaan doa untuk para pembacanya supaya mereka boleh "merasakan … kebaikan yang tidak layak untuk diterima dan kesejahteraan yang sangat besar yang mengalir dari Kristus dan dari Allah yang melalui Kristus dikenal sebagai Bapa."9
"Kasih karunia" dan "damai sejahtera" digabung lagi di penghujung surat itu (6:23, 24) dan muncul secara terpisah di seluruh surat itu. Paulus menambahkan gelar Tuhan "Yesus Kristus" dalam salam ini, yang berarti bahwa Yesus memiliki kuasa dan merupakan penguasa mutlak atas umat-Nya.10
TFTWMS: Ef 1:3-4 - Dipilih Di Dalam Kristus DIPILIH DI DALAM KRISTUS (Efesus 1:3-4b)
3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah memberkati kita dengan segala berkat rohani...
DIPILIH DI DALAM KRISTUS (Efesus 1:3-4b)
3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah memberkati kita dengan segala berkat rohani di alam sorgawi di dalam Kristus, 4a, bseperti Ia sudah memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan, supaya kita akan menjadi kudus dan tak bercacat di hadapan Dia (NASB).
Ayat 3a. Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Kata-kata ini membuka doksologi Paulus, yang berlanjut sampai ayat 14. "Berbahagialah" adalah terjemahan dari eujloghto/ß (eulogēetos) dan diterapkan secara khusus kepada Allah— tidak pernah kepada manusia.1Kata itu tidak bisa ditujukan kepada manusia dengan cara ini. Kata itu tepatnya berarti "dibicarakan dengan baik."2Oleh karena maksud mulia Allah bagi manusia, yang Paulus mulai singgung di dalam ayat ini, maka Ia layak menerima pujian kita.3
Allah disebut "Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus," yang entah bagaimana agak tidak biasa. Yesus sering mengacukan Allah sebagai "Bapa-Ku," tapi Ia jarang berkata tentang Dia sebagai "Allah-Ku" (lihat Matius 27:46;. Yohanes 20:17). Di sini Paulus menggunakan kedua sebutan itu: "Allah … Tuhan kita Yesus Kristus" da "Bapa Tuhan kita Yesus Kristus." Yesus tidak pernah bicara tentang" Allah kita" atau "Bapa kita," yang mencakup diri-Nya dan murid-murid-Nya, karena hubungan-Nya dengan Allah adalah unik. Doa contoh tampaknya menjadi pengecualian, karena itu adalah doa yang para murid harus panjatkan dan bukan doa Yesus (Matius 6:9).
Prolog Injil Yohanes (1:1-18) berkata bahwa pada awalnya Firman yang menjadi manusia itu sudah ada. Lebih lanjut, Firman itu ada bersama Allah, ada dalam hadirat Allah. (Ia "berhadapan muka dengan Allah"4dan memiliki persekutuan yang aktif dengan Dia.) Firman itu adalah Allah. (Ia bukan sesosok allah atau Allah itu, tetapi Allah, yang memiliki semua sifat Ilah.5) Dalam Filipi 2, Paulus bicara tentang sifat Kristus ketika ia menggambarkan Kristus sebagai Pribadi yang "sudah ada dalam bentuk Allah" (ay. 6). Kata "bentuk" adalah terjemahan dari morfh (morphē), yang berarti "segala hal tentang Allah"—"mengenai wujud-Nya yang paling dalam, mengenai apa Dia dalam diri-Nya."6"Ada" adalah terjemahan dari uJpa¿rcw (huparchō) dan mengungkapkan bahwa Yesus berada terus dalam sifat yang sama yang Ia miliki sebelum inkarnasi-Nya.7Karena menjadi hakikat Ilah, Kristus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai sesuatu yang Ia harus pertahankan. Pribadi ini yang setara dengan Allah mengosongkan diri-Nya dari kemuliaan sorga dan, untuk sejenak, hidup dalam daging dan menjadi kombinasi sempurna Ilahi dan insani.
Karena Yesus adalah Allah, dalam arti apakah Allah itu adalah Allah-Nya? "Menurut sifat insani Kristus, Allah adalah Allah-Nya."8Melalui karya Kristus, Ia adalah Allah kita juga. Dari kekekalan, Allah telah menjadi "Bapa" bagi Pribadi yang "menjadi manusia, dan diam di antara kita" (Yohanes 1:14). Karena Yesus adalah "Tuhan kita," Allah adalah Bapa kita juga, ketika kita menjadi anak-anak-Nya melalui adopsi (lihat Efesus 1:5). Perlu dicatat bahwa ada hubungan yang unik antara Yesus dan Allah sebagai Bapa.
Tuhan kita Yesus Kristus disebut Anak oleh karena kehamilan mujizatiah dan karena kebangkitan-Nya dari antara orang mati (Lukas 1:35; Roma 1:3-4). Hubungan-Nya dengan Bapa adalah unik, karena Ia adalah Anak Tunggal Bapa (Yohanes 1:14, 18). Penulis kitab Ibrani mengutip Mazmur [2: 7], "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini," dan mengaitkannya, sangat mungkin, kepada kelahiran Yesus Tuhan kita (Ibrani 1:5). Paulus menggunakan kutipan yang sama dalam khotbahnya kepada orang-orang Yahudi di Antiokhia dan mengaitkannya dengan kebangkitan Yesus (Kisah 13:33). Jadi, kitab Ibrani mengaitkan ke-Anakan [Yesus] dengan fakta kehamilan mujizatiah-Nya; kitab Kisah, membuktikan hal itu.9
Yesus adalah "Anak Tunggal" Allah (1 Yohanes 4:9) dalam pengertian bahwa Ia adalah satu-satunya Pribadi yang ada bersama Bapa dari kekekalan dan kemudian dilahirkan, seperti adanya Dia, dari seorang perawan. Yesus menyinggung keberadaan unik ini ketika Ia berkata kepada Maria, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, … Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu" (Yohanes 20:17; Penekanan ditambahkan). Keinsanian Kristus berseru dari kayu salib, (Matius 27:46) "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"; tetapi bagian ilahi-Nya berkata, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku" (Lukas 23:46).
Ayat 3b. Allah memberkati semua orang dengan berkat jasmani ketika Ia "memberikan roti kepada segala makhluk" (Mazmur 136:25) dan yang "menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar" (Matius 5:45). Namun begitu, [segala] berkat rohani adalah bagi mereka yang berada di dalam Kristus. Segala berkat rohani ini adalah untuk orang-orang rohaniah yang hidup di alam rohani; adopsi memungkinkan orang Kristen untuk hidup "di dalam Kristus." (Lihat bagan di bawah tentang "Berkat dan Manfaat Dari Berada 'Di Dalam Kristus.'")
Kata untuk alam sorgawi di mana segala berkat ini akan dinikmati adalah e˙pourani÷oiß (epouraniois) dan secara harfiah "sorga" (dengan kata "alam" diberikan oleh para penerjemah).10Kata ini ditemukan lima kali di dalam Efesus (1:3, 20; 2:6; 3:10; 6:12) dan hanya digunakan oleh Paulus, yang mengatakan bahwa "alam sorgawi" adalah tempat di mana Kristus duduk di sebelah kanan Allah sebagai kepala gereja (1: 20-22). "Alam sorgawi" adalah tempat di mana orang-orang di dalam Kristus duduk bersama Dia (2:6), di mana gereja memberitahukan hikmat Allah (3:10), dan di mana kita berjuang melawan pelbagai kekuatan jahat rohaniah (6:12). Kata itu lebih mengacu kepada keseluruhan alam rohani ketimbang kepada tempat tinggal Allah. Di dalam "alam sorgawi" inilah Allah dengan murah hati memberikan segala berkat rohani kepada orang-orang yang berada di dalam Kristus.
BERKAT DAN MANFAAT DARI BERADA "DI DALAM KRISTUS"
"Di luar Kristus" Efe. 2:12, 13
"DI DALAM KRISTUS"
- 1. Ciptaan baru 2 Kor. 5:17
- 2. Pengampunan dosa Kol. 1:14
- 3. Keselamatan 2 Tim. 2:10
- 4. Hidup kekal 1 Yoh. 5:11
- 5. Segala berkat rohani Efe 1:3
Bagaimanakah saya masuk "ke dalam Kristus"?
"KE DALAM KRISTUS"
• Gal. 3:27— Dibaptis "ke dalam Kristus"
• Rom. 6:3, 4— Dibaptis "ke dalam Kristus"
Bagan ini disadur dari Owen D. Olbricht, Teacher's Guide for Successful Personal Work (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., 1993), 22. Digunakan dengan izin.
Ayat 4a. Berkat rohani yang pertama disebut adalah Ia sudah memilih kita di dalam Dia. Kata "memilih" berasal dari e˙kle÷gomai (eklegomai), artinya "mengambil, memilih." Di dalam Perjanjian Baru, kata ini selalu digunakan dalam bentuk middle voice, yang artinya "memilih seseorang/ sesuatu untuk diri sendiri."11Dalam nas ini, Allah adalah Pribadi yang memilih; Ia memilih untuk diri-Nya sendiri, atau memiliki kecondongan, untuk maksud ilahi. Sebagaimana Allah memilih Israel untuk maksud ilahi (Kisah 13:17) dan Kristus memilih para rasul untuk maksud ilahi (Lukas 6:13; Yohanes 15:16-19), begitu juga Allah memilih kita (yaitu, Paulus dan semua orang-orang kudus yang setia "di dalam Kristus"; 1:1) untuk maksud ilahi. Apakah pilihan Allah ini bersifat sewenang-wenang terhadap sebagian orang kepada hidup yang kekal dan sebagian orang lagi kepada kematian yang kekal? Tentu saja, Allah dapat, dalam kedaulatan-Nya, memilih individu tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu bagi Dia. Ia memilih Abraham bukan orang lain untuk menjadi bapak bangsa Israel, Ia memilih Yakub ketimbang Esau untuk berada dalam garis keturunan Mesias, dan Ia memilih Israel atas bangsa-bangsa lain untuk memunculkan Mesias. Memilih orang-orang tertentu untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu tidak berarti Allah tidak peduli terhadap orang lain.
Demikian pula, Allah telah memberi manusia bakat atau kemampuan yang berbeda. Siapakah yang meragukan hak kedaulatan Allah untuk melakukan hal itu? Namun begitu, dalam hal keselamatan kekal, Allah tidak dengan sewenang-wenang memutuskan bahwa individu tertentu akan diselamatkan dan individu lainnya akan disesatkan tanpa memandang apa yang mereka lakukan atau yang mereka hindari untuk dilakukan. Allah mengulurkan keselamatan kepada setiap orang (Titus 2:11); semua orang diundang untuk datang kepada Allah dan menerima kasih karunia-Nya (lihat Matius 11:28; Wahyu 22:17). Memilih untuk menjadi bagian orang-orang pilihan di dalam Kristus atau tidak adalah pilihan masing-masing orang semata. Allah telah menetapkan bahwa setiap orang di dalam Kristus akan diselamatkan, tetapi Ia membolehkan kita untuk memutuskan apakah kita mau atau tidak, sebagai orang percaya yang sangat menyesal, yang lalu dibaptis ke dalam Kristus (Roma 6:3). Orang yang mentaati injil adalah di dalam Kristus dan merupakan salah seorang yang dipilih. Petrus bicara tentang orang-orang "…yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. . ."(1 Petrus 1:1, 2).
Orang-orang yang dipilih itu memilih untuk mentaati Kristus. Ketika orang memilih untuk mentaati Kristus, ia kemudian menjadi bagian dari orang-orang pilihan. Kita tidak dapat menyangkal bahwa Allah punya kemampuan untuk mengetahui, jika Ia memutuskan untuk mengetahui, setiap individu yang akan diselamatkan dan setiap individu yang akan sesat; tetapi konsep kesewenang-wenangan Allah dalam menetapkan siapa yang akan berada di sorga dan siapa yang akan dilemparkan ke dalam neraka adalah tidak Alkitabiah. Kitab Suci menekankan pilihan bebas manusia. D. L. Moody berkata, "siapa saja yang mau adalah orang pilihan, dan siapa saja yang tidak mau adalah bukan orang pilihan."12
Allah sudah memilih bahwa semua orang yang berada di dalam Kristus akan ditebus, dan pemilihan oleh Allah ini terjadi sebelum [pondasi] dunia dijadikan. Kata "pondasi" adalah katabolh/ (katabolē), dari kata ("bawah") dan ballō ("melempar"), yang berarti "melempar atau meletakkan ke bawah."13Kata itu mengacu kepada perkataan Allah yang mewujudkan dunia yang sebelumnya belum terwujud. Kata untuk "dunia" adalah ko/smoß (kosmos), menunjukkan "suatu pengaturan atau konstitusi yang benar dan harmonis, ketertiban."14Karena itu, ketika Paulus berkata "sebelum dunia dijadikan," yang ia maksudkan adalah sebelum dunia yang teratur diciptakan oleh tindakan Allah. Ungkapan ini setidaknya muncul sepuluh kali dalam Perjanjian Baru Yunani, dan itu menjadi jelas dalam pelbagai kejadian ini bahwa "sebelum dunia dijadikan" berarti sebelum awal dunia dan sejarah manusia.
Dalam alam ini sebelum adanya waktu, Anak dikasihi oleh Bapa (Yohanes 17:24) dan sudah ditetapkan sebelumnya untuk menumpahkan darah-Nya yang berharga bagi kita (1 Petrus 1:18-20; lihat KJV). Ia adalah Anak Domba yang disembelih (Wahyu 13:8) "sebelum dunia dijadikan" (lihat Matius 13:35; 25:34; Lukas 11:50; Ibrani 4:3; 9:26; Wahyu 17:8). Rencana Allah di dalam Kristus sudah ada di dalam pikiran-Nya sejak dunia belum ada.
Rencana ini adalah abadi, tidak berubah, dan menyeluruh. Pernyataan Paulus di sini pasti sudah dirancang untuk menghibur dan mendorong para pembacanya dengan pemberitahuan bahwa mereka sudah ada di dalam pikiran Allah sejak dari kekekalan. Paulus menyatakan fakta ini dalam konteks ucapan syukur dan pujian kepada sang Pencipta, yang merupakan sumber dari segala berkat rohani.
Ayat 4b. Allah telah memberkati kita dan menjadikan kita milik-Nya sendiri supaya kita akan menjadi kudus dan tak bercacat di hadapan Dia. Dalam ayat 1, Paulus menyapa para pembacanya sebagai "orang-orang kudus" (hagiois, dari a'gioß, hagios), dan di sini ia menunjukkan bahwa orang Kristen harus "kudus," yang merupakan kata yang sama dalam bahasa Yunani. Yang pertama mengacu kepada status orang-orang "di dalam Kristus" di hadapan Allah, dan yang kedua menunjukkan "kondisi moral yang dimiliki oleh status seperti itu."15Allah berkata, "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1 Petrus 1:16). "Tak bercacat" adalah terjemahan dari a‡mwmoß (amōmos) dan artinya "tanpa cela," atau "bebas dari kesalahan, seperti binatang korban tanpa cela atau cacat (Imamat 22:21)."16
Dalam satu pengertian, manusia tidak bisa kudus seperti Allah adalah kudus atau tanpa kesalahan, tidak punya cela (1 Yohanes 1:8). Kristus adalah pola sempurna kita, dan orang Kristen harus berusaha keras mengikuti pola itu (1 Petrus 2:21); tetapi semua orang gagal untuk menjadi seperti Kristus. Tentu saja, ketidaksempurnaan orang Kristen sama sekali tidak membatalkan fakta bahwa kita harus mencoba untuk menjalani kehidupan yang kudus dan tak bercacat. Ketika kita berusaha untuk hidup dalam Terang Allah, darah Yesus menyucikan kita dari segala dosa (1 Yohanes 1: 7-9).
Dalam pengertian penting lainnya, orang Kristen adalah kudus dan tanpa cela karena ia berada "di dalam Kristus." Allah sudah memilih kita "di dalam Dia" sebelum dunia dijadikan sehingga "kita akan menjadi kudus dan tak bercacat di hadapan Dia." "Sehingga kita akan" (ei•nai hJma◊ß, einai hēmas) mengungkapkan "gagasan tentang maksud atau rancangan."17Ini berarti Allah memilih kita di dalam Dia agar Ia bisa melihat kita sebagai kudus dan tanpa cacat karena kita berada di dalam Kristus. Dalam dosa kita, kita tidak kudus, tidak benar, dan sesat. Kita tidak punya apa-apa untuk memuji diri kita di hadapan Allah. Mereka yang hidup dalam dosa tidak punya kebenaran (Roma 6:20). Dalam Ucapan Bahagia, Yesus mengucapkan berkat ke atas mereka yang "miskin di hadapan Allah," orang-orang yang mengenali kemiskinan rohani mereka (Matius 5:3).
"Di dalam Kristus," segalanya berubah. Meski kita tidak memiliki kebenaran kita sendiri, Kristus adalah kebenaran kita (1 Korintus 1:30). Ketika kita mentaati injil, kita menjadi "hamba kebenaran" (Roma 6:17, 18). Mempelai Kristus, gereja, berpakaian kebenaran karena pakaiannya sudah dicuci dalam darah Kristus (Wahyu 7:14; lihat 19:8). Ketika kita dibaptis dalam Kristus, kita "mengenakan Kristus" sebagai sebuah pakaian; kita sekarang mengenakan kebenaran-Nya (Galatia 3:27). Ketika kita masuk ke dalam Kristus, Allah yang pengasih mengaitkan kebenaran, kesucian, dan ketanpacelaan kepada kita.
Dalam bahasa Yunani ungkapan "di hadapan Dia" adalah katenw¿pion aujtouv (katenōpion autou), yang berarti "melihat ke bawah dalam."18Ketika kita berdiri di hadapan Allah, Ia melihat ke dalam jiwa kita, melalui semua ketidaksempurnaan insani kita, dan dipuaskan dengan kekudusan dan ketanpacelaan yang kita nikmati karena kita berada "di dalam Kristus."
TFTWMS: Ef 1:3-4 - Orang Pilihan ORANG PILIHAN (Efesus 1:3, 4)
Beberapa waktu yang lalu seorang perempuan tua meninggal dunia di West Palm Beach, Florida, pada usia 71 tahun. Laporan...
ORANG PILIHAN (Efesus 1:3, 4)
Beberapa waktu yang lalu seorang perempuan tua meninggal dunia di West Palm Beach, Florida, pada usia 71 tahun. Laporan dari pegawai pemeriksa kematian menyantumkan kekurangan gizi sebagai penyebab kematiannya. Berat badan perempuan itu hanya 25 kilogram pada saat ia mati.
Kelihatannya ia menjalani kehidupan yang sangat susah. Pihak berwenang mendapatkan rumahnya betul-betul sangat kotor. Para tetangga mengatakan bahwa perempuan tua itu sering mengetuk pintu belakang rumah mereka untuk minta makanan. Pakaiannya merupakan pemberian dari sebuah organisasi amal. Perempuan tua yang tampaknya tidak punya uang itu akhirnya tiba di akhir perjalanan hidupnya yang penuh kesusahan.
Ketika polisi memeriksa seluruh barang rongsokan di dalam rumah itu, mereka akhirnya menemukan dua buah kunci. Kedua kunci itu membawa mereka ke sebuah kotak penyimpanan barang di dua bank setempat. Ketika yang berwenang membuka salah satu kotak itu, mereka menemukan lebih dari 700 surat berharga dan tumpukan serfikat, bersama dengan sekitar $200.000 uang kontan (sekitar Rp. 1,8 milyar). Kotak yang kedua hanya berisi uang kontan—senilai $600.000 (sekiar Rp. 5,4 milyar). Perempuan itu meminta-minta makanan, mengenakan pakaian bekas, dan mati kekurangan gizi, meskipun harta miliknya bernilai lebih dari $1,000,000! (sekitar Rp. 9 milyar lebih!).1
Paulus menulis surat Efesus untuk orang Kristen yang enggan menggunakan sumber rohani mereka yang sangat besar seperti yang dilakukan oleh perempuan tua di Florida terhadap sumber hartanya—gagal menggunakan sumber harta itu untuk kebaikan. Orang Kristen di zaman kini bisa melakukan kesalahan yang sama. Kita memiliki harta yang sangat besar di dalam Kristus, dan tidak boleh ada orang Kristen yang harus pernah kekurangan gizi atau disia-siakan secara rohani. Kita semata-mata perlu mempergunakannya dengan baik apa yang Allah sudah sediakan.
Kitab Efesus meneguhkan ketidakterbatasan simpanan sorgawi Allah. Surat kiriman ini menunjukkan bahwa orang Kristen tidak perlu melarat secara rohani. Sebagai anak-anak Allah, kita punya sumber yang bisa kita jangkau yang bisa membuat kita sangat kaya dalam Allah. Paulus menggambarkan mereka sebagai "menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita" (1:7b, 8).
Efesus 1:3-14 mendorong orang Kristen untuk menginventarisasi kekayaan Allah. Dalam bahasa asli Yunani, ayat 3 sampai 14 membentuk satu kalimat yang panjang. Kalimat itu membuat sorak pujian penuh kemenangan kepada Allah, yang mencakup masa lalu (ay. 3-6a), masa kini (ay. 6b-11), dan masa depan (ay. 12-14).
Marilah kita berfokus pada dua ayat dari sorak pujian Paulus yang penuh sukacita itu:
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.…(1:3, 4).
Teks tersebut mengetengahkan kebenaran di sepanjang zaman: Allah memberi segala berkat rohani yang memungkinkan kepada mereka yang berada dalam Kristus. Apakah yang Anda miliki dalam Kristus? Anda memiliki segala hal yang Allah perlu berikan!
ALLAH MEMBERKATI KITA BERDASARKAN PILIHAN-NYA SENDIRI
Perkataan Paulus itu meminta orang Kristen untuk memuji Allah: "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih2kita sebelum dunia dijadikan, …." (ay. 3, 4a; huruf miring oleh saya). Sebelum dunia dijadikan, Allah sudah punya keinginan untuk berbagi dengan orang Kristen kasih-Nya dan kekayaan-Nya di situ, secara harfiah "di dalam sorga." Sifat Allah mendorong Dia untuk mengungkapkan kasih-Nya kepada orang lain dan untuk berbagi kekayaan-Nya bersama mereka.
Berdasarkan pilihan bebas-Nya sendiri Allah memutuskan untuk menciptakan anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan menurut gambar dan rupa-Nya. Ia memberi mereka kemampuan untuk menikmati kebersamaan bersama Dia, mengasihi Dia, berbagi rumah-Nya, dan memuji nama-Nya. Gambaran W. Phillip Keller membantu kita untuk membayangkan reaksi ketika Allah pertama kali membiarkan alam sorgawi mengetahui rencana-Nya itu:
Sejauh yang manusia bisa ketahui, rencana itu kemungkinan besar merupakan salah satu gagasan yang paling berani yang pernah diutarakan di dalam ruang pertemuan Allah. Dan kita bisa sangat yakin bahwa ketika rencana itu diumumkan gelombang sukacita melanda seluruh alam kekekalan. Tidak satu malaikat pun atau roh-roh yang melayani pernah memimpikan suatu proyek yang menggugah hati seperti itu. Allah memutuskan untuk memperanakkan diri-Nya sendiri. Ia akan mewujudkan dan menganakkan yang lainnya seperti diri-Nya sendiri. Ia berniat untuk memenuhi rumah sorgawi-Nya dengan makhluk-makhluk yang punya kehendak bebas yang diciptakan menurut karakter-Nya sendiri. Mereka akan menjadi ahli waris dan rekan pewaris bersama Kristus, Anak-Nya, dan berhak menikmati kekekalan dalam kesukacitaan. Pemikiran itu pastilah sudah menjadi kegairahan yang amat luar biasa bagi Anak Allah. Sekarang Ia akan memiliki saudara dan saudari untuk berbagi sukacita kekekalan bersama Dia. Ia tidak akan lagi menjadi satu-satunya anak. Itu merupakan upaya keras yang menantang. Ke atas Dia akan dibebankan tanggung jawab untuk melaksanakan rencana itu sampai selesai.3
Allah dengan bebas memilih untuk menjadikan kita anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan. Apakah yang harus kita lakukan dengan gagasan bahwa Allah memilih kita untuk menjadi anak-anak-Nya dalam Kristus?
Kita mungkin merasa puas dengan keadaan yang kurang daripada semestinya. Kita bisa mengabaikan gagasan bahwa Allah ingin kita menjadi anak-anak-Nya. Pada kenyataannya, sebagian besar orang bersikap seperti itu. Penulis C. S. Lewis pernah bersikap begitu. Selama bertahun-tahun Lewis mengenalkan dirinya sebagai orang Atheis. Profesor Inggris itu tidak punya tempat bagi Allah di dalam hidupnya. Belakangan dalam kehidupannya, ia berubah. Ia menjadi orang percaya yang bisa menulis dari sudut pandang orang yang pernah merasa puas dengan keadaan yang kurang daripada seharusnya:
Kita ini makhluk yang lemah, membuang-buang waktu dengan minuman keras dan seksual dan ambisi ketika sukacita yang tidak terhingga ditawarkan kepada kita, seperti seorang anak bodoh yang ingin terus-menerus membuat penganan dari lumpur di tempat yang kumuh sebab ia tidak bisa membayangkan apa makna tawaran berlibur di tepi pantai. Kita ini sangat terlalu mudah terpuaskan.4
Allah mencari anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan yang untuknya Ia bisa membuka kubah sorga. Kita diberikan plilihan; kita boleh merasa puas dengan keadaan yang kurang daripada semestinya. Banyak orang berbuat begitu.
Pada sisi lainnya, kita bisa menerima yang terbaik dari Allah. Tujuan Allah adalah untuk mengadopsi kita dan menjadikan kita anak-anak-Nya, untuk menjadikan kita ahli waris kekayaan-Nya, untuk memperlihatkan gambar-rupa-Nya di dalam diri kita, dan untuk berbagi sorga dengan kita selama-lamanya.
Renungkanlah sejenak. Dimanakah Anda dalam semua ini? Apakah Anda sedang merasa puas dengan keadaan yang kurang daripada semestinya ? Apakah pilihan Allah untuk menjadikan Anda anak-Nya dan untuk memberikan kekayayaan sorgawi kepada Anda merupakan sesuatu yang membuat Anda sangat takjub? Tidakkah Anda ingin membiarkan hal itu terjadi di dalam hidup Anda?
ALLAH MEMBERKATI KITA BERDASARKAN CARA-NYA SENDIRI
Allah memberi kita segala berkat rohani "dalam Kristus." Di dalam Kitab Efesus, ungkapan "dalam Kristus"5atau padanannya terjadi lebih dari dua puluh kali. Paulus sering sekali memakai ungkapan itu dalam ayat-ayat pembuka ini:
Orang yang setia ada dalam Kristus (ay. 1) Segala berkat rohani ada dalam Kristus (ay. 3) Kita kudus dan tak bercacat dalam Kristus (ay. 4) Kasih karunia diberikan dengan cuma-cuma dalam Kristus (ay. 6) Penebusan dan pengampunan dosa ada dalam Kristus (ay. 7) Yang telah ditetapkan/dipilih ada dalam Kristus (ay. 9). Kita ditandai, atau dimeteraikan, dalam Roh Kudus untuk menjamin warisan kita dalam Kristus (ay. 13)
Pelbagai penegasan tersebut menunjukkan pentingnya manusia berada dalam Kristus.
Kita mungkin akan lebih menghargai keberadaan dalam Kristus jika kita harus membandingkan hal itu dengan sesuatu yang kita ketahui. Marilah kita ganti kata "dalam Kristus" dengan "dalam keluarga." Ketika Anda menjadi bagian sebuah keluarga, baik lewat kelahiran atau perkawinan atau adopsi, apakah artinya hal itu?
Jika Anda berada "dalam keluarga," maka Anda memiliki hak-hak istimewa tertentu. Sewaktu saya berjalan memasuki pintu rumah saya, tidak seorang pun bertanya, "Siapakah yang mengizinkan engkau masuk?" Isteri saya, Sallye, tidak bersikap seakan-akan saya ini seorang penyusup. Anak laki-laki saya tidak berusaha untuk menyergap saya dan mendorong saya ke luar pintu. Anak perempuan saya tidak akan menelepon polisi. Mereka semua tahu bahwa saya termasuk dalam rumah tangga mereka sebab saya berada dalam keluarga itu. Pelbagai hak istimewa, tanggung jawab, dan harapan, semuanya itu merupakan bagian dari keberadaan saya dalam keluarga itu.
Berada "dalam Kristus" artinya Anda dan saya menjadi kepunyaan Dia. Anda sudah disatukan dengan Dia. Semua hak istimewa, tanggung jawab, dan harapan karena berada dalam Kristus menjadi milik Anda. Ketika Allah memberi Anda sebuah tempat di dalam kerajaan-Nya, hal itu tidak menimbulkan goncangan di sepanjang koridor sorga. Pemberian itu sejalan dengan keberadaan Anda dalam Kristus. Para malaikat tidak pingsan ketika Allah mengirim Roh-Nya untuk tinggal di dalam diri Anda. Pengiriman itu sejalan dengan keberadaan Anda dalam Kristus. Tidak seorang pun yang keberatan Allah mengampuni dosa-dosa Anda. Pengampunan itu sejalan dengan keberadaan Anda dalam Kristus.
Setelah hidup Anda di dunia ini berakhir, tidak ada makhluk sorgawi yang akan bertanya-tanya mengapa Anda memiliki tempat di dalam rumah kekal Allah. Kepemilikan itu sejalan dengan keberadaan Anda dalam Kristus. Di dalam Kristus Anda akan memiliki pengampunan dosa, pengadopsian sebagai anak Allah, karunia Roh Kudus, harapan akan hidup kekal, kekudusan, kebenaran, kebaikan, kemuliaan, kekuatan, keteguhan, kedamaian, kekuasaan, dan semua kekayaan Allah yang lainnya. Hak-hak istimewa itu kedengarannya sangat menakjubkan, bukankah memang begitu? Segala hal yang seseorang akan miliki dalam Kristus sungguh tidak bisa digambarkan!
Jika saya memiliki semua itu dalam Kristus, mengapakah saya kadang-kadang masih bergumul dengan perasaan bersalah? Mengapakah saya tidak merasa suci, benar, atau baik? Mengapakah saya begitu lemah di dalam bidang tertentu? Mengapakah saya masih berbuat dosa? Kitab Suci mengatakan bahwa saya adalah anak Allah, namun jelas sekali bahwa saya tidak bersikap seperti anak Allah di sepanjang waktu. Saya sering mendahulukan kepentingan "sendiri." Saya membiarkan diri saya dan orang lain jatuh.
Baru-baru ini, saya berbagi sesuatu dengan beberapa kaum pria dalam sebuah kelompok kajian Alkitab. Kami semua mengungkapkan semua pertanyaan tersebut dan merasa prihatin terhadap diri kami sendiri. Diskusi kami mengarah kepada kesimpulan bahwa terlalu banyak orang Kristen yang bergumul dengan pemikiran ini: "Pasti ada sesuatu yang salah dengan diriku. Aku melihat ajaran Kristen berjalan baik bagi orang lain, namun kelihatannya aku tidak bisa mengembangkan konsistensi dalam bentuk apa saja dalam hidupku bersama Tuhan."
Sebagian besar orang Kristen menanyakan pelbagai pertanyaan seperti itu kepada diri mereka sendiri, termasuk para penatua, orang tua, dan mereka yang sudah bertahun-tahun menjadi orang Kristen. Dua saran berikut ini bisa menolong kita ketika saya mulai berpikir seperti iitu.
Kembali ke dasar. Saya harus menegaskan kembali identitas saya: Saya adalah anak Allah. Allah sudah menjadikan saya anak-Nya melalui Yesus. Itulah apa yang Ia inginkan untuk saya jalani. Selanjutnya, saya harus menegaskan untuk diri saya sendiri bahwa saya berada "dalam Kristus." Galatia 3:26, 27 berkata, "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus." Itulah dasarnya. Jika saya bertindak berdasarkan iman kepada Kristus dan sudah dibaptis ke dalam Kristus, maka saya berada dalam Kristus. Dalam Kristus, segala berkat rohani menjadi milik saya!
Gunakan dasarnya. Ketika saya putus asa terhadap diri saya sendiri, saya sering bisa melacak keputusasaan itu disebabkan oleh pengabaian hal-hal yang mendasar. Seperti perempuan tua "miskin" di Florida itu, selama ini saya tidak menggunakan harta milik saya. Sikap itu mendatangkan kelaparan rohani. Hal-hal yang mendasar mencakup (1) Firman Allah—pelajarilah, hafalkanlah, renungkanlah; (2) doa—berkomunikasi secara tetap dengan Allah; (3) pelayanan—secara pribadi ambil bagian dalam pekerjaan kerajaan; dan (4) persekutuan—berbagi kehidupan dengan sesama orang Kristen.
Ya, Anda dan saya dari waktu ke waktu perlu mengingatkan diri kita tentang siapa kita sebenarnya. Ketika kita berputus asa, kita bisa memakai Efesus 1:13-14 untuk meneguhkan diri kita tentang siapakah kita ini sebenarnya. Maukah Anda melakukannya sekarang ini? Ingatkanlah diri Anda sendiri tentang siapa Anda sebenarnya. Beritahukanlah diri Anda, "Aku dipilih oleh Allah. Aku kudus dan tidak bercacat di hadapan Dia. Aku diampuni. Aku ditebus oleh darah Kristus. Selama ini Roh Kudus sudah diberikan kepadaku. Selama ini aku sudah diberi jaminan warisan kekal, sebab aku berada dalam Kristus!"
KESIMPULAN
Hetty Green disebut sebagai orang Amerika yang paling terkenal pelitnya. Waktu perempuan ini meninggal dunia pada 1916, ia meninggalkan harta benda senilai $100 juta (sekitar Rp. 900 milyar); namun demikian Hetty tidak menggunakan sumber dananya itu. Ia bahkan bertahan makan bubur gandum dingin untuk sarapannya supaya bisa menghemat sisa uang sarapannya itu untuk bahan bakar pemanas air. Sewaktu anaknya sendiri laki-laki menderita luka parah pada kakinya, Hetty tidak langsung mengobati dia sampai ia menemukan sebuah klinik gratis. Anak laki-laki itu akhirnya kehilangan kakinya. Hetty menjalani hidupnya dengan bodoh. Cara hidupnya itu secara mengenaskan mencegah dia untuk mempergunakan harta miliknya bagi kebaikan.6
Betapa bodohnya melihat apa yang Allah tawarkan dalam Kristus tetapi menolaknya atau gagal memanfaatkannya! Allah ingin memberi Anda segala berkat rohani. Janganlah menjauhi tawaran-Nya itu.
TFTWMS: Ef 1:4-6 - Sudah Ditetapkan SUDAH DITETAPKAN (Efesus 1:4c-6)
4c Dalam kasih 5 Ia sudah menetapkan kita untuk diangkat menjadi anak-anak melalui Yesus Kristus kepada diri-Nya sen...
SUDAH DITETAPKAN (Efesus 1:4c-6)
4c Dalam kasih 5 Ia sudah menetapkan kita untuk diangkat menjadi anak-anak melalui Yesus Kristus kepada diri-Nya sendiri, sesuai dengan maksud baik kehendak-Nya, 6untuk memuji kemuliaan kasih karunia-Nya, yang Ia karuniakan dengan cuma-cuma kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya (NASB).
Ayat 4c. Para sarjana tidak yakin apakah ungkapan dalam kasih harus dilekatkan pada "di hadapan Dia" dalam ayat 4 atau "Ia sudah menetapkan kita" dalam ayat 5. Jika ungkapan itu melekat pada yang pertama, maka "tindakan pemilihan dan obyek yang ada di dalam pikiran, yaitu kekudusan dan ketanpacelaan di pihak kita, dikarenakan oleh kasih Allah dan ada penjelasan di dalamnya."19Namun begitu, juga benar bahwa tindakan Allah dalam menetapkan kita sebelumnya didorong oleh kasih ilahi.
R. C. H. Lenski berpendapat bahwa "dalam kasih" milik ayat 4, digunakan dalam mengacukan kasih kita sehingga "kudus dan tak bercacat" mengacu kepada karakter orang-orang kudus yang dimotivasi oleh kasih.20Namun begitu, "kudus dan tak bercacat" lebih mungkin berkaitan dengan posisi kita di dalam Kristus dan bagaimana Allah memandang kita di dalam Kristus. "Dalam kasih," oleh karena itu, bukan acuan kepada karakter Kristen, tetapi kepada kasih Allah yang membolehkan kita untuk berada di dalam Kristus dari awal. Kita harus memahami "dalam kasih" dalam ayat 4c adalah menjelaskan alasan Allah telah menetapkan kita untuk menjadi anak-anak-Nya.
Ayat 5a. Kata Yunani untuk sudah menetapkan adalah proori÷zw (proorizō). Sebelum dunia ada, Allah sudah menetapkan sesuatu yang akan terjadi dalam sejarah. Ia mengambil inisiatif dan sudah menetapkan kita (orang-orang kudus dan setia di dalam Kristus) untuk diangkat menjadi anak-anak. Kata kerja proorizō muncul lima kali dalam pelbagai tulisan Paulus (Roma 8:29, 30; 1 Korintus 2:7; Efesus 1:5, 11), dan "kata itu selalu digunakan tentang Allah yang menetapkan dari kekekalan… atau, seperti di sini, menetapkan sebelumnya seseorang kepada sesuatu."21"Pengangkatan" adalah hak istimewa yang untuknya Allah telah terlebih dahulu menetapkan kita. Meski fakta orang-orang percaya adalah anak-anak (atau anak-anak laki-laki) Allah yang sering diungkapkan di dalam Alkitab, hanya Paulus yang menggunakan gagasan pengangkatan. Kata Yunani untuk pengangkatan, ui˚oqesi÷a (huiothesia), ditemukan lima kali di dalam Perjanjian Baru—sekali berkaitan dengan hubungan khusus Israel dengan Allah (Roma 9:4); tiga kali mengacu kepada kondisi orang-orang percaya saat ini (Roma 8:15; Galatia 4:5; Efesus 1:5); dan sekali mengacu kepada kebangkitan di masa depan pada waktu kedatangan Kristus, ketika manifestasi penuh keanakan akan diwujudkan (Roma 8:23).22
Contoh-contoh Perjanjian Lama tentang pengangkatan anak jarang terjadi, dengan hanya tiga kasus yang disebutkan. Semua ini terjadi di luar Palestina—Musa, (Keluaran 2:10), Genubat (1 Raja 11:20), dan Ester (Ester 2:7, 15).23S. D. F. Salmond mengulas, "Pengangkatan anak dalam pengertian pemindahan legal seorang anak kepada satu keluarga yang tidak melahirkan anak itu tidak punya tempat di dalam hukum Yahudi."24
Namun begitu, di antara orang-orang Yunani dan Romawi, pengangkatan anak dikenal baik.
Dalam hukum Romawi … ketentuan dibuat untuk transaksi yang dikenal sebagai adoptio, pengambilan seorang anak [oleh orang] yang tidak melahirkan anak itu untuk menjadi anaknya, dan arrogatio, pemindahan seorang anak yatim, seperti karena kematian ayah kandungnya, kepada seorang ayah lain melalui tindakan terbuka secara resmi di masyarakat itu. Jadi di antara orang-orang Romawi seorang warga negara bisa menerima seorang anak yang tidak ia lahirkan sendiri ke dalam keluarganya dan memberi anak itu namanya, tapi ia bisa melakukan itu hanya melalui tindakan resmi, dibuktikan oleh saksi-saksi, dan anak yang diangkat seperti itu sepenuhnya memiliki kedudukan sebagai seorang anak kandung, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengan itu.25
Ketika orang diangkat menjadi anak sesuai dengan praktik orang Yunani dan hukum Romawi, ia menjadi milik ayah itu, seperti seorang budak. Ia dipandang sebagai anak yang lahir di dalam keluarga itu, dan ia sudah mati terhadap keluarganya yang lama.26Kita menduga bahwa Paulus mengenal baik kebiasaan dunianya dan dengan begitu, karena dibimbing oleh Roh Kudus, menggunakan konsep pengangkatan anak itu untuk memberitahukan hubungan jemaat Efesus dengan Allah.
Paulus berkata bahwa Allah sudah menentukan kita "untuk diangkat sebagai anak-anak." Kata depan "untuk" adalah ei˙ß (eis) dan berarti "dengan maksud,"27manandakan maksud yang untuknya Allah sudah menentukan kita. Dengan cara ini, "orang-orang kudus … dan setia di dalam Kristus Yesus" menjadi "orang-orang pilihan" dan orang-orang yang sudah ditentukan menjadi "anak-anak melalui Yesus Kristus." Kenneth S. Wuest mengulas bahwa kata benda Yunani huiothesia berasal dari tithēmi ("menempatkan") dan huios ("anak laki-laki dewasa"), sehingga maksud Allah adalah untuk memiliki anak-anak laki-laki dewasa, memberi mereka kedudukan anak-anak yang sah (menyediakan kebutuhan sehari-hari) dan hak-hak sipil anak-anak laki-laki dewasa (memberikan warisan).28
Nas lain yang membahas pengangkatan anak memberikan pengertian tambahan mengenai maksud Allah bagi anak-anak-Nya. (1) Dalam Galatia 4:4-7, Paulus menyebut pengangkatan anak dalam mengacukan orang-orang yang menjadi hamba Taurat (oleh karena ketidakmampuan mereka untuk menjalankannya). Dalam konteks itu, ia menyamakan pengangkatan anak dengan keadaan sedang ditebus dari perbudakan.
"Ditebus" adalah e˙xagora¿zw (exagorazō), yang berarti "membeli dari pasar budak."29
Nas ini menjelaskan bahwa pengangkatan mungkin terjadi karena kematian Kristus sudah membayar harga pembebasan mereka yang dalam dosa dari belenggu dosa (lihat Yohanes 8:34; Roma 6:17, 18. 1 Petrus 1:18, 19). (2) Roma 8:15 menunjukkan bahwa anak-anak angkat Allah telah dibebaskan dari perbudakan kepada alam manusia. Mereka yang telah dibebaskan adalah ahli waris Allah dan ahli waris bersama Kristus. Suatu hari nanti, para ahli waris bersama ini akan dimuliakan bersama Dia. (3) Dalam Roma 8:23, pengangkatan anak itu mengacu kepada harapan yang orang Kristen miliki yaitu dibangkitkan dari antara orang mati. Predestinasi yang Paulus bicarakan itu ada kaitannya dengan kita menerima segala berkat rohani sebagai anak-anak Allah. Mereka yang telah diangkat anak ke dalam keluarga Allah dipanggil kepada tujuan yang tinggi itu untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya (Roma 8:29).
Jadi, gagasan pengangkatan anak mengingatkan kita bahwa kita dulunya adalah hamba dosa tetapi sudah dibeli dari pasar budak oleh darah Kristus. Kita menjadi mati terhadap tuan atau orang tua kita sebelumnya (lihat Roma 6:1-4) dan sekarang menjadi hamba kebenaran (Roma 6:17, 18). Kita memiliki hak dan keistimewaan Anak Tunggal Allah, Yesus, sebagai "ahli waris Allah dan sesama ahli waris bersama Kristus " (NASB; Roma 8:17a).
Tindakan Allah dalam membuat orang-orang di dalam Kristus menjadi anak-anak-Nya yang dewasa dicapai melalui Yesus Kristus. Preposisi "melalui" (dia, dia) bicara tentang "agen pengantara."30Karya Kristus di kayu salib adalah agen yang melalui mana maksud Allah untuk mengangkat anak berdosa ke dalam keluarga-Nya terpenuhi (lihat Galatia 4: 4-7).
Perkataan kepada diri-Nya sendiri mengacu kepada Allah, yang sudah menetapkan orang-orang di dalam Kristus untuk menjadi milik-Nya sendiri.
Ia sebelumnya sudah menandai kita dengan maksud untuk menempatkan kita sebagai anak-anak dewasa bagi diri-Nya sendiri, untuk kepuasan-Nya sendiri, sehingga Ia bisa mengasihi kita secara berlimpah sebagai anak-anak-Nya, supaya Ia bisa memberi kita hak istimewa keanakan yang mulia kepada dan persekutuan dengan Dia, supaya Ia dimuliakan dalam menyelamatkan kita dan menjadi penerima ibadah dan pelayanan kita.31
Kata "untuk" (eis) dapat menyatakan bahwa Allah sendiri adalah tujuan dari semua yang Ia telah lakukan.32
Ayat 5b. Ayat ini berlanjut, Sesuai dengan maksud baik kehendak-Nya. Beberapa cetakan Alkitab NASB memiliki catatan pinggir yang menerjemahkan "maksud baik" sebagai "kesukaan baik" (lihat NKJV). Alkitab NEB menulis "yang seperti itu adalah kehendak dan kesukaan-Nya," sedangkan Alkitab NIV menulis "sesuai dengan kesukaan dan kehendak-Nya." Alkitab LB menerjemahkan ungkapan itu "karena Ia ingin." Kata benda yang diterjemahkan "maksud" (eujdoki÷a, eudokia) ditemukan tiga kali di dalam kitab-kitab Injil (Matius 11:26; Lukas 2:14; 10:21), enam kali di dalam pelbagai tulisan Paulus (Roma 10:1; Efesus 1: 5, 9; Filipi 1:15; 2:13; 2 Tesalonika 1:11), dan tidak terdapat di tempat lain.33Marvin R. Vincent berkomentar bahwa kata itu digunakan di sini "tidak secara ketat mengandung pengertian ramah, atau perasaan bersahabat [seperti dalam Lukas 2:14 dan Filipis 1:15], tapi karena itu menyukakan Dia [lihat Matius 11:26 dan Lukas 10:21]. Namun begitu, pengertian lainnya tercakup dan tersirat, dan dinyatakan oleh dalam kasih."34(Untuk kajian lebih lanjut tentang "sesuai dengan," lihat komentar 1:7c, 9c).
Ayat 6. Untuk memuji kemuliaan kasih karunia-Nya. Ungkapan ini mirip dengan apa yang Paulus katakan belakangan dalam doksologinya (1:12, 14), tapi di sini penekanannya adalah pada kasih karunia Allah. Kata "untuk" (eis) harus dipahami sebagai memperkenalkan hasil dari apa yang Allah telah lakukan bagi umat manusia "di dalam Kristus." Kasih karunia Allah mencakup karakter-Nya serta pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, kasih karunia-Nya yang mulia, kemegahan pribadi-Nya, dan kecerahan rencana-Nya meminta ibadah dan pujian dari umat-Nya. Maksud abadi Allah mendorong pujian Allah.
Paulus melanjutkan pembahasan tentang kasih karunia Allah dengan kata-kata yang Ia karuniakan dengan cuma-cuma kepada kita. Ia "dengan cuma-cuma mengaruniakan" kasih karunia ini ke atas kita. Beberapa terjemahan terbaca, "Yang dengannya Ia membuat kita diterima" (NKJV). Allah adalah kasih karunia. Ia mengejar kita oleh karena kasih karunia, merangkul kita dalam kasih karunia-Nya, dan memberkati kita dengan kasih karunia-Nya, sampai akhir sehingga kita boleh memuji Dia selama-lamanya.
Di dalam Dia yang dikasihi-Nya mengacu kepada Kristus dan melanjutkan pokok pikiran yang dinyatakan dalam ayat 3 sampai 5. Yesus digambarkan sebagai "Anak Allah yang kekasih" (Matius 3:17; 17:5; Kolose 1:13). Andrew T. Lincoln mengartikannya bahwa Yesus adalah "Anak kekasih yang par excellence."35Semua yang Allah telah lakukan untuk orang berdosa di dalam dan melalui Kristus semata-mata bukan sikap-Nya yang pura-pura tidak memperhatikan dosa. Meski Allah itu penuh kasih karunia, rahmat, dan kasih, Ia juga adalah Allah kekudusan dan keadilan. Oleh karena itu, dosa harus dihakimi, dan Ia sudah melakukan itu di kayu salib. Semua orang yang berada "di dalam Kristus" telah menemukan tempat di dalam mana kekudusan dan keadilan Allah dapat digenapi selagi Ia memiliki rahmat kepada orang-orang berdosa (lihat Roma 3:23-26). Kasih karunia yang "dikaruniakan" ke atas orang-orang yang berada di dalam Kristus, yang dinyatakan dalam bentuk aorist indicative dalam bahasa Yunani,36sudah dilakukan sekali di masa lalu untuk orang-orang berdosa oleh persembahan Kristus yang satu kali, memadai untuk dosa (Ibrani 10:12).
TFTWMS: Ef 1:5 - Menjadi Anak-nya MENJADI ANAK-NYA (Efesus 1:5)
Ted dan Dawn Spencer menjalani seluruh kehidupan dewasa mereka bersama tatapan aneh. Ted, 47 tahun, dan Dawn, 36 tahun,...
MENJADI ANAK-NYA (Efesus 1:5)
Ted dan Dawn Spencer menjalani seluruh kehidupan dewasa mereka bersama tatapan aneh. Ted, 47 tahun, dan Dawn, 36 tahun, adalah orang cebol; namun mereka mempertahankan sikap tersendiri terhadap kecacatan fisik itu. Daripada memikirkan keterbatasan fisik mereka itu, mereka malahan membuat keputusan yang merubah kehidupan mereka—mengangkat seorang anak yang memiliki kendala fisik yang lebih besar daripada yang mereka miliki. Mereka akhirnya mengangkat empat anak yatim piatu cacat berkebangsaan Korea Selatan dan Taiwan.
Ted adalah pria pendiam dan serius. Sedangkan Dawn bersikap riang dan ramah. Keduanya percaya bahwa anak-anak—khususnya mereka yang tidak diinginkan oleh orang lain mana saja—akan berkembang jika seseorang mempercayai, mengasihi, dan memberitahu mereka, "Engkau dapat melakukannya."
Kemungkinan besar kita akan terkejut jika kita tahu berapa banyak orang di dalam jemaat lokal, dalam sebuah kelas di sekolah, atau di kantor yang memiliki anggota keluarga lewat adopsi. Beberapa dari Anda ada yang memiliki saudara dan saudari angkat. Beberapa dari Anda ada yang sudah mengangkat anak. Bahkan beberapa dari Anda adalah anak angkat.
Satu-satunya cara untuk masuk ke dalam keluarga Allah adalah melalui adopsi. Menjadi anggota ras manusia tidak berarti Anda secara otomatis akan menjadi anggota keluarga Allah. Masuk ke dalam keluarga Allah hanya bisa terjadi melalui adopsi.
Dalam tiga teks yang terpisah, Perjanjian Baru menyinggung masalah adopsi ke dalam keluarga Allah (Roma 8:15, 23; Galatia 4:5; dan Efesus 1:5). Ketiganya muncul dalam pelbagai tulisan Paulus. Efesus 1:5 berkata, "Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya."
Setiap orang Kristen memiliki Allah sebagai Bapa. Kita sudah diadopsi. Sekarang kita menjadi anak-anak laki-laki dan perempuan milik Allah. Saya rasa salah satu tantangan terbesar dalam kehidupan ini adalah memegang erat-erat fakta ini dan membiarkan hal itu berjalan sendiri di dalam hidup kita.
J. I. Packer memberi tekanan di tempat yang perlu penekanan:
Jika Anda ingin menilai seberapa baikkah seseorang memahami agama Kristen, cari tahulah seberapa besar ia memikirkan dirinya sebagai anak Allah, dan menjadikan Allah sebagai Bapanya. Jika pemikiran itu bukan pemikiran yang mendorong dan mengendalikan ibadah dan doanya dan seluruh harapannya pada kehidupan, itu berarti ia sama sekali tidak memahami agama Kristen dengan sangat baik.1
Pengadopsian ke dalam keluarga Allah menjabarkan berkat teragung dari segala berkat rohani yang ditawarkan kepada manusia.
ADOPSI: MAKNANYA
Paulus menulis, "Dalam kasih Ia [Allah] telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi [diadopsi sebagai] anak-anak-Nya, .…" (1:5a). Mengapakah Paulus memakai kata "adopsi" (Yun.: huiohesia) dalam mengacukan orang Kristen? Bagaimanakah adopsi membantu kita memahami siapa kita sebenarnya dan apakah yang Allah sudah perbuat untuk kita?
Paulus sedang menggambarkan sesuatu dari dunia mereka yang dipahami oleh para pembacanya. Tata cara pengadopsian sendiri merupakan peristiwa yang mengesankan. Rincian rumit dari tata cara itu sendiri menegaskan keseriusan tindakan tersebut. Bila sudah selesai, pengadopsian menciptakan identitas baru bagi orang yang diadopsi. William Barclay menggambarkannya seperti ini:
Ketika pengadopsian sudah selesai maka pengadopsian itu benar-benar sudah selesai. Orang yang diadopsi memiliki semua hak sebagai anak sah di dalam keluarga barunya dan semua haknya di dalam keluarga lamanya sepenuhnya hilang. Di hadapan hukum ia adalah orang baru. Begitu barunya orang ini sehingga semua hutang dan kewajibannya yang terkait dengan keluarganya yang sebelumnya bahkan dihapuskan seakan-akan semuanya itu tidak pernah ada.2
Paulus ingin kita mengetahui bahwa Allah melakukan hal itu untuk kita. Sebelum diadopsi, kita ini bukanlah apa-apa kecuali budak rohani. Waktu itu kita dalam hutang yang menakutkan—terjual kepada dosa, ditakdirkan untuk binasa, tanpa harapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Allah cukup mengasihi kita untuk membebaskan, menyelamatkan, dan mengadopsi kita!
Allah melakukan hal itu melalui anak-Nya. Yohanes 1:12 berkata dalam acuannya kepada Yesus, "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya." Hak untuk menjadi anak-anak Allah tidak diberikan kepada setiap orang. Hanya mereka yang percaya penuh kepada Yesus saja yang bisa menjadi anak sejati Allah.
Galatia 4:4, 5 berkata, "Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak." Allah mengutus Kristus supaya kita bisa ditebus dan diadopsi ke dalam keluarga Allah.
Apakah adopsi itu? Apakah maknanya? Adopsi merupakan pembebasan dari masa lalu. Adopsi adalah diakui oleh Allah untuk menjadi anak-Nya. Adopsi adalah sesuatu yang Allah lakukan untuk kita yang bahkan lebih besar daripada menebus kita.
Suatu kali Abraham Lincoln melewati sebuah kompleks yang berisi para budak dan melihat seorang gadis muda sedang dijual. Hatinya hancur. Ia ikut menawar, dan akhirnya budak itu menjadi miliknya. Setelah ia membayar harganya, ia memberitahu budak itu, "Sekarang engkau bebas."
"Apakah artinya?" tanya gadis itu.
"Artinya engkau bebas," Jawab Lincoln.
"Apakah artinya aku boleh menjadi apa saja yang kuinginkan?"
"Ya, engkau boleh menjadi apa saja yang engkau inginkan."
"Apakah artinya aku boleh pergi kemana saja yang kuinginkan?"
"Ya, engkau boleh pergi kemana saja yang engkau inginkan."
Dengan matanya yang berlinang air mata, gadis muda itu menengadah ke Lincoln dan berkata, "Kalau begitu aku akan pergi bersama tuan."
Allah berbuat seperti itu untuk Anda. Ia membebaskan Anda. Lebih daripada itu, Allah mengadopsi Anda dan menjadikan Anda anak-Nya sendiri.
ADOPSI: HAK-HAK ISTIMEWANYA
Hak Istimewa Pertama: Kasih Bapa
"Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, .…" Adopsi mengungkapkan kasih Allah untuk kita.
Perjanjian Baru membantu kita untuk mulai memahami luasnya kasih Allah bagi kita. Perjanjian itu memberi kita dua tongkat pengukur untuk mengukur kasih-Nya yang mengherankan itu. Yang pertama adalah salib: "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa" (Roma 5:8). Inginkah Anda mengetahui berapa besar Allah mengasihi Anda? Lihatlah ke Golgota. Inginkah Anda mengukur kasih Allah untuk Anda? Berkonsentrasilah ke Kalvari.
Tongkat kedua untuk mengukur kasih Allah adalah karunia keanakan: "Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.…" (1Yohanes 3:1). Melalui adopsi, kita mengalami kasih-Nya. Allah tidak punya alasan untuk menyelamatkan, mengampuni, atau mengadopsi kita. Allah melakukan ketiganya oleh sebab kasih.
Seseorang sedang dalam perjalanan tur-ceramah di Australia. Suatu pagi ia masuk ke dalam aula hotel untuk belajar sementara pelayan membersihkan kamarnya. Ketika ia membaca ulang catatannya, ia terus-menerus mendengar musik biola. Musik itu membuyarkan konsentrasinya, dan ia merasa jengkel. Akhirnya, ia masuk kembali ke dalam kamarnya dan mengeluh kepada pelayan itu tentang suara biola itu.
Pelayan perempuan itu bertanya, "Tahukah Tuan siapa yang sedang memainkan biola itu?"
"Tidak. Siapakah yang memainkannya?"
"Orang itu Yehudi Menuhin, pianis yang terkenal di seluruh dunia. Ia sedang berlatih untuk konser nanti malam."
Penceramah itu terkejut. Ia tidak bisa mempercayai hal itu. Ia segera mengambil kursi dan kembali ke aula itu dan duduk mendengarkan di situ seraya artis hebat itu berlatih. Belakangan, ia perlu mengatakan tentang apa yang pernah ia dengar: "Itu merupakan sebuah konser yang indah— musik yang paling indah yang pernah saya dengar—begitu saya tahu siapa yang sedang memainkannya."
Jika Anda anak Allah, dengarkanlah musik di dalam hidup Anda. Anda bisa saja kehilangan musik itu. Musik itu bermain di sepanjang waktu dan menunggu untuk didengar. Musik itu memenuhi udara untuk kita dengarkan dan nikmati. Itu merupakan musik kasih Allah. Jika kita bisa mengetahui siapa yang sedang memainkan musik itu, kita tidak akan pernah memandang kehidupan dengan cara yang sama lagi.
Hak Istimewa Kedua: Harapan Yang Berkelanjutan
Di dalam keluarga Allah, hal yang terbaik selalu datang belakangan. Agama Kristen adalah agama harapan. Sebagai anak-anak Allah, kita mengharapkan warisan yang luar biasa—warisan yang dijamin oleh Allah sendiri (1:14).
Sebagai anak-anak Allah kita juga memiliki harapan berbagi dalam kemuliaan Kristus (Roma 8:17). Pertama Yohanes 3:2 berkata, "Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."
Sebagai anak-anak Allah kita mengharapkan reuni keluarga terbesar dari segalanya, dalam sebuah tempat yang disebut sorga. Di sorga itu kita akan selama-lamanya bersama Tuhan dan bersama keluarga Allah (1Tesalonika 4:17). Renungkanlah lagu yang sering kita nyanyikan:
Kadang-kadang kita tertawa bersama, kadang-kadang kita menangis; Kadang-kadang kita berbagi bersama, kesedihan dan keluhan; Kadang-kadang kita bermimpi bersama tentang bagaimanakah nantinya Ketika kita semua masuk Sorga, keluarga Allah.3
Kita mengangkat suara kita untuk menyanyikan lagu itu sebab harapan kita merupakan salah satu hak istimewa adopsi.
ADOPSI: TANGGUNG JAWABNYA
J. I. Packer mengatakan tentang adopsi bahwa "segenap kehidupan orang Kristen harus dipahami dalam istilah itu."4Yesus hidup sebagaimana seharusnya sebab Ia tahu siapa Dia sebenarnya—Anak Allah. Pengetahuan bahwa Allah adalah Bapa kita dan kita adalah anak-anak-Nya seharusnya bisa membentuk cara kita menjalani kehidupan kita. Yesus menekankan hal itu dalam Khotbah di Bukit. Simaklah apa yang Yesus katakan di dalam khotbah itu kepada mereka yang mengenal Allah sebagai Bapa.
1. Kita harus hidup sebagai anak-anak Allah. Kita melakukannya dengan meniru Allah. Yesus berkata, "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, .…" (Matius 5:43-45).
Hidup sebagai anak Allah artinya meniru Allah. Artinya juga mendatangkan hormat bagi Bapa. Kita baca, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Matius 5:16).
Kita hidup sebagai anak-anak Allah dengan meniru Dia, dengan mendatangkan hormat bagi Dia, dan dengan menjadikan hal itu sebagai tujuan kita yang tetap untuk menyukakan Dia, bukan manusia. "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga" (Matius 6:1).
2. Kita harus berdoa seperti anak-anak Allah. Sebagai anak-anak yang diadopsi kita berdoa kepada Allah sebagai "Bapa kami yang di sorga" (Matius 6:9). Kita harus jangan sampai tanpa sadar mengucapkan hal yang sama berkali-kali kepada Bapa (Matius 6:7, 8). Kita boleh berdoa dengan bebas dan berani: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Matius 7:7).
3. Kita harus percaya seperti anak-anak Allah. Kita bisa hidup tanpa rasa kuatir atau gelisah yang tidak pada tempatnya. Kita semata-mata hanya percaya bahwa Bapa kita akan menyediakan setiap kebutuhan nyata yang kita butuhkan. "Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:32, 33).
Adopsi memiliki banyak hak istimewanya, dan punya banyak juga tanggung jawabnya. Kebanyakan dari kita bisa mengingat ketika orang tua kita duduk bersama kita pada suatu kesempatan untuk mendorong kita menjaga kehormatan nama keluarga.
Hal yang sama diperlukan ketika tiba pada masalah keluarga Allah. Kita memiliki hak istimewa dan juga tanggung jawab. Kita tidak bisa memiliki salah satunya saja. Hak istimewa diadopsi ke dalam keluarga Allah menimbulkan tanggung jawab untuk hidup sebagai anggota keluarga Allah.
KESIMPULAN
"Dalam pandangan saya, apapun yang mungkin harus kita lalui sekarang ini tidaklah bisa dibandingkan dengan masa depan yang bagus sekali yang Allah simpan untuk kita. Seluruh ciptaan berjingkat untuk melihat pemandangan menakjubkan dimana anak-anak Allah datang kepada milik mereka" (Roma 8:18, 19; terjemahan J. B. Phillips).
Seluruh ciptaan itu—termasuk semua makhluk sorgawi—seakan-akan sudah berkumpul seperti sekelompok besar pendengar, sambil menahan napas menanti tirai dibuka. Ketika akhirnya tirai itu dibuka di akhir zaman, semua ciptaan itu akan terengah-engah dalam ketakjuban. Suara mereka akan terdengar melintasi alam semesta seraya mereka bereaksi terhadap kemuliaan yang Allah sudah berikan kepada anak-anak angkat-Nya.
TFTWMS: Ef 1:7 - Ditebus DITEBUS (Efesus 1:7a)
7a Di dalam Dia kita memiliki penebusan melalui darah-Nya (NASB).
Setelah bicara tentang orang Kristen sebagai orang yang dipi...
DITEBUS (Efesus 1:7a)
7a Di dalam Dia kita memiliki penebusan melalui darah-Nya (NASB).
Setelah bicara tentang orang Kristen sebagai orang yang dipilih oleh Allah untuk menjadi kudus dan tak bercacat, Paulus lalu melanjutkan penjelasannya bagaimana status seperti itu bisa terjadi. Anak-anak Allah yang diadopsi itu ditebus oleh korban kematian Kristus dan oleh karena itu diampuni dari dosa melalui kasih karunia. Ini adalah dua berkat rohani berikutnya yang digambarkan dalam 1:3-14.
Ayat 7a. Paulus mengingatkan saudara-saudara itu tentang berkat rohani ketiga yang dinikmati di dalam Kristus: Di dalam Dia kita memiliki penebusan melalui darah-Nya. Kata "penebusan" memiliki latar belakang sejarah yang kaya dan merupakan salah satu istilah yang paling bermakna yang digunakan untuk menggambarkan hubungan kita dengan Allah. Alih-alih aorist tense (bicara tentang tindakan di suatu saat di masa lalu), Paulus menggunakan present tense (sesuatu yang terjadi ketika pembicara itu sedang membuat pernyataan).37Berkat yang ia bicarakan telah terjadi di masa lalu, tetapi memiliki pelbagai manfaat di masa kini dan di masa depan. Mereka yang kini di dalam Kristus, pada saat ini, memiliki pelbagai manfaat penebusan. Segala berkat rohani ada di dalam Kristus, sehingga "di dalam Dia"lah "kita memiliki penebusan."
"Penebusan" adalah konsep Perjanjian Lama. Kitab Suci membicarakan pembebasan Israel dari perbudakan Mesir sebagai "penebusan" (lihat, misalnya, Keluaran 6:6; 15:13; Ulangan 7:8; 15:15). Paulus mungkin memiliki latar belakang Perjanjian Lama yang sangat baik di dalam pikirannya ketika ia mengetengahkan prinsip Perjanjian Baru ini. Kata "penebusan," dari aÓpolu/trwsiß (apolutrōsis), berarti "dilepaskan dari kondisi penawanan." Awalnya, kata itu mengandung gagasan "'membeli kembali' seorang budak atau tawanan, yaitu 'membebaskan' dengan membayar tebusan."38Di dalam teks Yunani, kata "penebusan" memiliki kata sandang dan secara harfiah terbaca, "penebusan itu," yaitu, penebusan yang telah diantisipasi dan diinginkan dan yang sekarang dinikmati. Dalam menulis nas ini, di dalam pikiran Paulus pasti terdapat gagasan tentang "pembebasan" dan "tebusan," karena ia bicara tentang "penebusan" dan menambahkan "melalui darah-Nya."
Darah Kristus adalah harga yang dibayarkan untuk pembebasan orang berdosa. Oleh karena itu, Paulus berkata, "Sebab kamu telah dibeli dengan suatu harga" (1 Korintus 6:20a; NASB). Petrus menambahkan, "Kamu … ditebus … dengan darah yang mahal … darah Kristus" (1 Petrus 1:18, 19). Mengapakah penebusan dibayar dengan darah Kristus? Sebuah pernyataan penuh makna ditemukan dalam Imamat 17:11, di mana korban-korban Perjanjian Lama dijelaskan. Di sana, Musa mengatakan, "Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya … karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa." Sebagaimana darah kehidupan binatang yang dipersembahkan dalam bentuk korban meredakan sementara murka Allah terhadap dosa-dosa orang Israel kuno, begitu juga nyawa Kristus yang dikorbankan bagi orang-orang berdosa meredakan selamanya murka dan keadilan-Nya terhadap hidup yang diserahkan kepada dosa. "Melalui darah-Nya" memiliki preposisi dia (dia), yang menunjukkan bahwa darah Kristus adalah sarana yang melalui mana pembayaran untuk dosa dilakukan. Menurut hukum Allah yang kudus, "upah dosa adalah maut" (Roma 6:23a); tetapi Kristus sudah membayar penebusan kita melalui darah-Nya.
TFTWMS: Ef 1:7-8 - Diampuni DIAMPUNI (Efesus 1:7b-8a)
7b, cPengampunan dosa kita, sesuai dengan kekayaan kasih karunia-Nya 8a yang Ia curahkan ke atas kita (NASB).
Ayat 7b. Ada...
DIAMPUNI (Efesus 1:7b-8a)
7b, cPengampunan dosa kita, sesuai dengan kekayaan kasih karunia-Nya 8a yang Ia curahkan ke atas kita (NASB).
Ayat 7b. Ada dua perbuatan di dalam pikiran Paulus ketika ia menulis tentang "penebusan" (1:7a) dan "pengampunan dosa kita" (1: 7b). "Penebusan" terjadi di kayu salib, ketika darah Kristus membayar tebusan kita; "pengampunan" terjadi ketika orang berdosa masuk "ke dalam Kristus" sebagai orang percaya yang menyesal yang dibaptis ke dalam Dia (Kisah 2:38).
Pengampunan adalah berkat rohani keempat yang disebutkan di dalam teks itu. Kata benda Yunani yang digunakan di sini, a‡fesiß (aphesis), adalah hasil yang berasal dari kata kerja Yunani aÓfi÷hmi (aphiēmi), yang berarti "diusir."39Kita diingatkan tentang umat di bawah Hukum Musa yang harus "melepaskan" kambing jantan yang menanggung dosa-dosa Israel (Imamat 16:21). Gagasan tentang melepaskan juga muncul di dalam Mazmur. Daud menulis, "Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita" (Mazmur 103:12). Mikha mengatakan, "Engkau melemparkan segala dosa mereka ke dalam tubir-tubir laut" (Mikha 7:19; NASB). Yesaya menangkap gambaran yang sama ini saat ia bicara untuk Allah, katanya, "Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu" (Yesaya 43:25). Yesus menggabungkan gagasan penebusan dan pengampunan. Ia berkata, "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Matius 20:28); "Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa" (Matius 26:28).
Pelanggaran adalah dari para¿ptwma (paraptōma), yang menggambarkan dosa sebagai "pelanggaran standar moral," "celah," atau "jatuh ke sisi."40Ini membedakan kata itu dari pelbagai istilah lain perjanjian Baru yang menggambarkan dosa, seperti aÓnomi÷a (anomia, "pelanggaran hukum") dan aÓdiki÷a (adikia, "kefasikan"). Kata yang paling umum di dalam Perjanjian Baru untuk "dosa" adalah aJmarti÷a (hamartia), "yang diterapkan tidak hanya kepada pelbagai perbuatan dosa, tetapi kepada dosa sebagai kekuatan, kebiasaan, kondisi."41Orang yang hidup dalam pelanggaran adalah orang yang hidup tanpa hukum dan berada di bawah kuasa dosa. Ketika orang masuk ke dalam Kristus, kasih karunia Allah mengampuni pelanggaran hukumnya dan menjadikan dia benar. Ia dibebaskan dari kuasa dosa, rasa bersalah, dan pelbagai akibatnya; Allah dengan kasih karunia menetapkan dia di jalan yang benar dan memberi dia kuasa untuk menjalani hidup yang berubah.
Ayat 7c. Menurut adalah terjemahan dari preposisi kata Yunani kata (kata), yang mengandung gagasan "dominasi," bicara tentang pengendalian.42Penebusan dan pengampunan Allah dikendalikan, atau didominasi, oleh kekayaan (plouvtoß, ploutos) —yaitu, kekayaan atau keberlimpahan—kasih karunia-Nya43(lihat 1:6).
Kepercumaan kebaikan Ilahi dalam bentuk kasih karunia ini, sifat ketidaklayakan kebaikan Ilahi itu, adalah apa yang paling sering Paulus tinggikan dengan pujian dan perasaan takjub. Di sini yang diperkenalkan adalah ukuran kemurahan yang sangat besar, kasih karunia dalam kualitas kekayaannya. Gagasan kekayaan kasih karunia yang sangat besar ini yang dilimpahkan kepada kita oleh Allah dan yang ada di dalam Kristus bagi kita, merupakan gagasan khas Paulus.44
Pandangan kepada salib Kristus membolehkan orang Kristen untuk mulai menghargai kekayaan kasih karunia Allah. Di kayu salib itulah Allah mengizinkan kematian Anak-Nya sendiri untuk membuka jalan untuk menebus dan mengampuni manusia yang tidak layak menerimanya. Kasih karunia Allah tidak ada akhirnya, sumber dayanya tidak ada habisnya, dan tidak ada ancaman kebutuhan manusia tidak terpenuhi. Paulus menyatakannya seperti ini di dalam Roma 5:20: "Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah" (lihat 2:7)!
Ayat 8a. Dalam ayat ini yang (o¢ß, hos) mengacu kembali kepada kasih karunia Allah. Paulus mengatakan bahwa kasih karunia ini dicurahkan ke atas kita. Kata kerja Yunani untuk "mencurahkan" (perisseu/w, perisseuō) berarti "berada di dalam kelimpahan, berlimpah." Ketika digunakan sebagai transitif, kata itu berarti "menyebabkan berlimpah."45Paulus sedang menegaskan bahwa kasih karunia Allah adalah lebih daripada cukup untuk memasok segala kebutuhan kita.
TFTWMS: Ef 1:7-8 - Beroleh Penebusan BEROLEH PENEBUSAN (Efesus 1:7, 8)
Di setiap benua, dalam setiap negara, dalam setiap kota, manusia berkumpul bersama untuk melakukan perayaan. Sebaga...
BEROLEH PENEBUSAN (Efesus 1:7, 8)
Di setiap benua, dalam setiap negara, dalam setiap kota, manusia berkumpul bersama untuk melakukan perayaan. Sebagai contoh, orang merayakan hari kelahiran dan hari jadi. Kita menghias. Kita membeli kartu ucapan selamat dan hadiah. Kita memotret atau membuat rekaman videotape untuk menolong kita mengingat perayaan itu dan semua orang yang ikut ambil bagian.
Sebagai sebuah bangsa, Indonesia, merayakan juga pelbagai hari libur—Hari Kemerdekaan, Hari Natal, Tahun Baru, dan Hari Kenaikan Yesus. Pelbagai perayaan itu melibatkan keluarga, sahabat, piknik, kembang api, dan pawai. Melalui pelbagai kesempatan khusus ini kita mengingat dimanakah kita dulu berada sebagai bangsa; apakah yang membawa kita ke mari; apakah yang kita perjuangkan; dan bagaimanakah posisi kita cocok di dalam bingkai sejarah.
Bila kita datang kepada Alkitab, kita menemukan bahwa perayaan paling penting dalam hidup kita sepatutnya berupa perayaan tentang apa yang Allah sudah perbuat untuk kita melalui Kristus. Setiap perhimpunan umum umat Allah harus menjadi perayaan agung tentang siapa Kristus sebenarnya dan apakah yang sudah Ia perbuat untuk manusia.
Kata-kata pembuka Kitab Efesus mengandung nada perayaan di dalam pujian Paulus kepada Allah atas segala hal yang Allah sudah berikan kepada kita dalam Kristus. Dalam 1:3-14 kita temukan satu kalimat yang sarat dengan nada perayaan itu.
Dalam sebuah "bunyi terompet" pujian, Paulus merayakan bahwa Allah sudah memberkati kita dengan segala berkat rohani dalam Kristus (1:3). Ia merayakan bahwa Allah sudah menjadikan kita umat pilihan-Nya dalam Kristus (1:4). Paulus merayakan bahwa Allah sudah menjadikan kita anak-anak-Nya (1:5). Ia merayakan kasih karunia yang diberikan dengan cuma-cuma kepada kita dalam Kristus (1:6).
Lalu tibalah kita pada pernyataan luar biasa ini: "Sebab di dalam Dia [Kristus] dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita.…" (1:7, 8).
Dalam Kristus kita merayakan karena sudah ditebus. Bagaimanakah perayaan ini diungkapkan?
KITA MERAYAKAN MAKNA PENEBUSAN
"Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, .…" (1:7). Paulus merayakan penebusan dalam Kristus, namun apakah yang ia maksudkan dengan "penebusan"? Ingatlah dua kata ini: "kondisi" da "biaya."
Penebusan memberitahu kita sesuatu tentang kondisi kita sebelum kita ditebus. Seorang penafsir membuat komentar ini: "Gagasan mendasar tentang penebusan adalah mengenai pembebasan sesuatu atau seseorang yang menjadi milik orang lain."1
Di dalam Perjanjian Baru, penebusan merupakan harga yang harus dibayar untuk memperoleh kemerdekaan seorang budak. Penebusan juga merupakan sesuatu yang Allah perbuat untuk Israel ketika Ia membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Penebusan artinya pembebasan dari kendali orang lain. Paulus menulis tentang "terjual di bawah kuasa dosa" (Roma 7:14). Penebusan mengingatkan saya tentang kondisi dimana kita berada sebelum kita datang kepada Kristus. Waktu itu majikan kita adalah dosa.
Untuk memahami makna penebusan, kita perlu mengerti kondisi keadaan kita pada waktu penuh dosa. Kita juga perlu menyadari apa yang diperlukan untuk mengeluarkan kita dari kondisi seperti itu. Berupa apakah biaya penebusan itu? Paulus berkata, "oleh darah-Nya kita beroleh penebusan .…" Biaya penebusan itu tidak murah. Biayanya semahal yang diperlukan. Yesus sendiri berkata bahwa Ia datang "untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Markus 10:45). Petrus berkata, "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat" (1Perus 1:18, 19).
Kitab Ibrani berkata bahwa Kristus "masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal" (9:12). Penebusan kita terlaksana dengan harga paling tinggi yang bisa dibayangkan—kematian kejam Anak Allah.
Kita tidak bisa berbuat apa-apa selain merasa sangat sedih ketika kita menonton siaran televisi tentang perang saudara yang sedang terjadi di beberapa tempat di dunia ini. Manusia bangun setiap hari tanpa mengetahui apa yang diharapkan. Anggota keluarga berpisah setiap pagi tanpa tahu apakah mereka akan bisa saling bertemu kembali di sore hari nanti. Itu merupakan situasi yang mengerikan. Situasi itu seharusnya membuat orang bebas seperti saya ini menghargai keselamatan dan kemerdekaan yang relatif kita miliki. Apa yang saya nikmati bersama orang lain saat ini datang dengan harga yang mahal. Barisan salib putih di pelbagai tempat seperti di Taman Makam Nasional Arlington di Amerika, dimana lebih dari 160.000 orang Amerika korban perang dikuburkan, berdiri sebagai pengingat harga kemerdekaan yang saya nikmati.
Yesus menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Seandainya Ia tidak pergi ke Kalvari, maka siapapun dari kita semua tidak akan memiliki harapan. Ia sudah membayar harga penebusan kita. Ia adalah Penebus kita.
Apakah yang kita lakukan dengan kebenaran ini? Apakah kita hanya menyimpannya di dalam pikiran kita? Apakah kita hanya sekedar menyanyikan hal itu? Apakah kita sekedar mengingatnya kadang-kadang saja? Yesus memperuntukkan kebenaran penebusan itu untuk membuat perbedaan yang penting di dalam hidup kita. Ia menebus kita sehingga kita bisa menjadi apa yang Allah selalu maksudkan bagi kita—orang yang menghormati, mentaati, mengasihi, menikmati, dan memuji Dia. Bila saya memutuskan untuk menentang rencana ini dan hidup dalam dosa, maka saya memutuskan untuk hidup dimana kematian-Nya di kayu salib seakan-akan tidak pernah terjadi; kematian itu seakan-akan tidak ada maknanya; kematian itu seakan-akan memang pantas untuk tidak dipikirkan; dan cucuran darah-Nya serta kematian-Nya itu seakan-akan tidak penting bagi saya.
Makna penebusan adalah bahwa Yesus sudah membayar harga untuk membawa kita ke tempat yang Allah inginkan bagi kita—keluar dari neraka dan siap untuk masuk sorga.
KITA MERAYAKAN HASIL PENEBUSAN
"Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, .…" (1:7; huruf miring oleh saya). Hasil penebusan adalah pengampunan dosa.
Kata benda "pengampunan" (Yun.: aphesis) berasal dari kata kerja yang artinya "mengusir pergi, memerintahkan pergi." Allah mengusir pergi dosa kita. Dosa itu tidak lagi berdiri di tengah-tengah kita dan Allah.
Mereka yang hidup di bawah Perjanjian Lama memiliki kambing korban. Pada Hari Pendamaian, imam besar akan meletakkan tangannya di atas kambing korban sebagai lambang pemindahan semua dosa umat ke kambing itu. Kambing itu kemudian di bawa ke tempat terpencil di padang gurun sehingga kambing itu tidak pernah bisa kembali lagi ke perkemahan. Kambing itu lenyap, dan begitu juga dosa-dosa umat itu (Imamat 16).
Yesus Kristus sudah menjadi kambing korban kita. Ia menanggung kesalahan kita dan menerima hukumannya:
… TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian (Yesaya 53:6).
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2Korintus 5:21).
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib .…(1Petrus 2:24).
Sekelompok orang pernah ditanya tentang pelbagai kepercayaan agama mereka.2Lalu terungkaplah beberapa macam gagasan tentang sorga dan neraka. Salah satu pandangan umum yang dianut oleh sebagian besar penjawab itu adalah ini: Tempat dimana Anda akan berada selama-lamanya tergantung pada seberapa baik hidup Anda di dunia ini. Dengan kata lain, jika seseorang tidak membuat kekacauan, menjalankan dengan baik tanggung jawabnya, memperlakukan orang lain dengan baik, dan kelihatannya lebih banyak hal baik daripada hal buruk yang dikatakan tentang dia, maka orang itu akan masuk sorga.
Gagasan itu tidak bisa ditemukan di dalam Alkitab! Alkitab mengajarkan bahwa tidak seorang pun dari kita cukup baik untuk masuk sorga: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak" (Roma 3:10); "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23); "Sebab upah dosa ialah maut" (Roma 6:23).
Ketiga ayat itu saja sudah menolak gagasan bahwa kebaikan bisa membawa orang ke dalam sorga. Tidak peduli apakah Anda terpilih sebagai siswa paling luar biasa di sekolah Anda, diakui oleh kumpulan masyarakat sebagai warganegara teladan, atau dihormati di jemaat Anda sebagai orang yang menaruh peduli dan penuh kasih. Anda tidak bisa masuk sorga hanya karena Anda melihat pada dasarnya diri Anda baik. Kebaikan tidak akan bisa membawa kita ke dalam sorga. Tidak seorang pun dari kita bisa selalu bersikap cukup baik. Dosa-dosa kita sudah membuktikan hal itu.
Saat pertama kali saya berbuat dosa, saat pertama kali Anda berbuat dosa, dosa itu membuat kita mustahil bisa masuk ke dalam sorga dengan sikap baik. Tidak seorang pun dari kita bisa melakukan apa saja untuk "menyucikan" orang berdosa.
Terlepas betapa baiknya kita mungkin dilihat oleh orang lain, kita ini tetap tidak bisa berkenan kepada Allah. Kita tidak bisa membuat diri kita berkenan kepada Allah. Allah saja yang bisa membuat kita berkenan dengan cara mengampuni kita. Ia melakukannya dengan cara mengusir pergi dosa kita. Itulah sebabnya kita merayakan hasil penebusan—pengampunan dosa.
KITA MERAYAKAN UKURAN PENEBUSAN
"Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita" (1:7, 8; huruf miring oleh saya). Paulus menegaskan keluasan dan kesempurnaan pengampunan kita. Keluasan pengampunan kita diukur dengan kasih karunia Allah yang tak terbatas yang Ia buat melimpah ke dalam hidup kita.
Allah menebus dan mengampuni menurut kekayaan kasih karunia-Nya. Allah tidak memiliki suatu jatah. Allah tidak mengizinkan seseorang memiliki jatah dosa-dosa "besar" yang sebaiknya jangan pernah kita lampaui. "Dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah" (Roma 5:20). Tidak ada manusia yang pernah bisa berbuat dosa di luar jangkauan kasih karunia Allah. Dosa kita tidak pernah bisa begitu mengerikan, tidak pernah begitu banyaknya sehingga tidak bisa ditangani oleh kasih karunia-Nya.
Yang sebenarnya adalah: Kebaikan tidak akan bisa membawa Anda ke dalam sorga, tidak peduli betapa kerasnya Anda berusaha; namun begitu, dosa yang luar biasa jahatnya tidak akan bisa mengeluarkan Anda dari sorga jika Anda mau percaya kepada Yesus.
Thom Lemmons menulis sebuah novel yang membawa para pembacanya ke abad pertama, ke waktu salib Kristus, dan ke waktu tahun-tahun berikutnya. Tokoh utamanya adalah seorang tukang kayu bernama Linus yang secara tiba-tiba dibangunkan di suatu malam dan dipanggil untuk membuat sebuah salib untuk penyaliban seorang guru dari Nazaret yang memberontak. Linus melakukannya. Belakangan pada hari yang sama itu Linus berdiri di pinggir jalan dan melihat Yesus dari Nazaret mengeluarkan darah dan mati di salib yang ia buat.
Rasa bersalah menyelimuti dirinya. Ia meninggalkan Yerusalem dan memulai suatu pencarian kebenaran dan kehidupan. Beberapa tahun kemudian. Ingatan akan guru dari Galilea yang sedang meregang nyawa itu masih menghantui dirinya. Linus berjumpa dengan seorang dari Tarsus, bernama Saulus. Dalam pertemuan mereka yang bersifat khayalan itu, Linus dan Saulus melakukan percakapan ini:
"Aku merasa bersalah—bersalah secara langsung atas darah-Nya! Aku sudah tahu dan sudah bisa merasakan bahwa Ia tidak bersalah, namun begitu aku—" Ia tidak bisa melanjutkan perkataannya itu, pikirannya diselimuti oleh darah orang yang tidak bersalah itu .…
Akhirnya ia berbisik "Akulah yang membuat salib itu yang di atasnya Ia dibunuh," dalam suara yang tersendat oleh rasa malu dan bingung. "Aku sudah tahu, namun begitu aku tetap saja mau melakukannya—"... Saulus membungkuk dan memegang erat-erat lengan bawah Linus. "Hai tukang kayu, tentunya engkau tidak bisa membayangkan bahwa engkau lebih bersalah dalam hal ini daripada diriku,… Namun tidak satu pun dari kita bisa cuci-tangan dalam kematian-Nya. Tidakkah engkau mengerti hal ini, Linus? Ia adalah Domba Paskah, disembelih sekali untuk dosa seluruh dunia—dosa setiap orang yang pernah hidup atau yang akan pernah hidup."
Air mata hangat mulai berlinang di mata Linus. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak bisa melihat, tidak bisa mengizinkan dirinya sendiri untuk menerima hal itu—
"Pikirkanlah dengan cara ini, sahabatku," Saulus melanjutkan. "Jika pekerjaanmu punya andil bagi kematian-Nya, pekerjaanmu itu juga punya andil bagi hidup baru untuk seluruh ciptaan. Linus, engkau bukan hanya sudah membuat sebuah salib. Engkau juga sudah membuat sebuah mezbah."3
Salib itu menegaskan bahwa kita tidak bisa berdosa begitu besarnya atau begitu mengerikannya sehingga kasih karunia Allah tidak berdaya untuk berbuat apa saja terhadap dosa itu. Manusia sudah mengambil Anak Allah, memecut dan memukuli Dia, dan menggantung Dia pada sebuah salib kayu sehingga mati seperti seorang penjahat pada umumnya. Mereka melakukan apa saja yang bisa dilakukan untuk menghina, melukai, dan membinasakan Yesus. Kasih karunia Allah masih lebih besar daripada dosa-dosa mereka itu. Allah menanggung apa yang mereka sudah perbuat terhadap Yesus dan membuat pengampunan menjadi mungkin melalui darah-Nya.
KESIMPULAN
Sudahkan Anda ikut bergabung dalam perayaan penebusan? Ingatlah, kebaikan tidak akan bisa membawa Anda masuk ke dalam sorga. Satu-satunya cara untuk masuk ke dalam sorga adalah dengan berada di dalam Yesus. Apakah Anda berada di dalam Yesus? Serahkanlah hidup Anda kepada Dia. Janganlah menundanya sampai hari esok!
Penebusan masih menjadi suatu kenyataan. Pengampunan masih tetap ditawarkan. Kasih karunia masih tetap mengalir.
TFTWMS: Ef 1:8 - Dicerahkan DICERAHKAN (Efesus 1:8b-10c)
8b Dalam segala hikmat dan pengertian 9 Ia mengungkapkan kepada kita misteri kehendaknya, menurut maksud baik-Nya yang I...
DICERAHKAN (Efesus 1:8b-10c)
8b Dalam segala hikmat dan pengertian 9 Ia mengungkapkan kepada kita misteri kehendaknya, menurut maksud baik-Nya yang Ia maksudkan di dalam Dia 10a-c dengan melihat kepada pengaturan yang sesuai dengan kegenapan waktu, yaitu, penyimpulan segala sesuatu di dalam Kristus, segala sesuatu yang di langit dan segala sesuatu yang di bumi (NASB).
Berkat rohani kelima yang disebut oleh Paulus adalah hasil dari kasih karunia yang Allah telah curahkan ke atas kita (1:8a). "Dalam segala hikmat dan pengertian Ia mengungkapkan kepada kita misteri kehendaknya" (1:8b, 9a). Allah telah mengungkapkan hati-Nya kepada kita!
Ayat 8b, 9a. Dalam segala hikmat dan pengertian menjelaskan perkataan Ia mengungkapkan. Para ekspositor tidak sepakat mengenai apakah hikmat dan pengertian ini terkait dengan Allah atau pelbagai karunia yang Allah berikan kepada manusia; tapi doa Paulus bagi jemaat Kolose, yang sangat mirip dengan bagian Efesus ini, menunjukkan bahwa Allah akan memberi mereka hikmat dan pengertian ketika mereka dipenuhi dengan pengetahuan tentang kehendak-Nya (Kolose 1:9). Dengan kata lain, Allah memberikan kepada kita kehendak-Nya, bersama dengan kemampuan untuk memahaminya dan menerapkannya.
Kata benda Yunani untuk "hikmat," sofi÷a (sophia), sering digunakan oleh Paulus dan para penulis lain Perjanjian Baru. Kata benda Yunani untuk "pengertian," fro/nhsiß (phronēsis), hanya ditemukan satu kali di dalam Perjanjian Baru (dalam Lukas 1:17, yang bicara tentang "sikap" orang benar). Plato, Aristoteles, Philo, dan Cicero merupakan sumber klasik di luar Alkitab yang membedakan kedua kata ini, dengan "hikmat" sebagai gagasan yang lebih luas, pengertian yang lebih umum, dan "pengertian" sebagai gagasan sekunder, yang mengungkapkan hasil atau penerapan tertentu dari hikmat.46Ini tampaknya benar juga dari penggunaan Perjanjian Baru. "Hikmat" adalah pemahaman intelektual mengenai hal-hal tentang Allah, dan "pengertian" adalah penerapan praktis hal-hal ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Hikmat dan pengertian agama sejati datang sebagai pemberian dari kasih karunia Allah yang melimpah. "Hikmat" dan "pengertian" yang Paulus acukan melambangkan potensi yang diberikan Allah untuk memahami dan menerapkan "rahasia kehendak-Nya" yang Allah telah pilih untuk dinyatakan.
Ayat 9b. Misteri adalah terjemahan dari musth/rion (mustērion), ditemukan enam kali di dalam surat Efesus. Kata itu mengandung pengertian kebenaran ilahi yang diungkapkan kepada orang Kristen baru, bukan pengertian moderen yang tidak dapat dimengerti atau dipahami.47Seperti yang digunakan di sini, kata itu mengacu kepada injil (lihat 6:19), yang merupakan maksud Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Di dalam 1 Korintus 2:7-13, Paulus membuat rincian tentang pengungkapan misteri Allah. Ia berkata bahwa ia menyampaikan hikmat, atau rencana, Allah dalam sebuah misteri yang disembunyikan dari hadapan waktu tetapi sudah ditetapkan oleh Allah untuk kemuliaan manusia (ay. 7). Tidak ada orang yang tahu apa saja tentang rencana Allah. Tidak ada orang yang bahkan pernah memikirkannya atau membayangkannya sampai Allah mengungkapkannya (ay.8-10). Menurut waktu baik Allah sendiri, Ia mengungkapkan rencana ini "melalui Roh" kepada orang-orang yang Ia telah pilih untuk menerimanya (ay. 10). Paulus menegaskan bahwa ia adalah salah satu dari orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk menerima wahyu itu dan menyatakan pengilhaman bagi dirinya sendiri ketika ia berkata, "Hal-hal yang juga kami bicarakan, bukan dengan kata-kata yang diajarkan oleh hikmat manusia, tetapi dalam kata-kata yang diajarkan oleh Roh . . ." (ay. 13; NASB).
Rencana Allah untuk segala zaman adalah misteri; rencana itu ditutup, atau disembunyikan, sampai Ia mengungkapkannya melalui wahyu. Apa yang kini telah diungkapkan mencakup rencana keselamatan ilahi secara keseluruhan (lihat Roma 16:25; 1 Korintus 2:7; Efesus 6:19; Kolose 1:26; 1 Timotius 3:9, 16), ditambah beberapa hal tertentu di dalam rencana itu. Misalnya, Allah telah mengungkapkan fakta bahwa bangsa-bangsa lain serta bangsa Yahudi memenuhi syarat untuk menerima keselamatan (Roma 11:25; Efesus 3:3, 6). Ia telah memberitahu kita tentang kebangkitan orang mati dan perubahan hidup pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali (1 Korintus 15:51, 52). Juga, Ia telah menjelaskan hubungan antara Kristus dan gereja (Efesus 5:32). Paulus bicara tentang misteri kehendak-Nya. Kata "kehendak" berasal dari qe÷lhma (thelēma, "keinginan berdasarkan perasaan")48dan menunjukkan bahwa kehendak Allah datang dari hati-Nya yang penuh kasih, Ayat 9c. Menurut adalah terjemahan dari preposisi Yunani kata (kata), yang digunakan lima kali dalam bagian Efesus ini (1: 5, 7, 9, 11 [dua kali]) dan dapat berarti "turun dari sesuatu."49Paulus menegaskan bahwa pengungkapan kehendak Allah itu menjadikan maksud baik-Nya (dari eujdoki÷a, eudokia) sebagai obyeknya.50Apa yang Allah telah ungkapkan di dalam injil mengalir dari maksud-Nya yang penuh kasih untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang-orang kudus (lihat 1:5). Jenis maksud ini adalah apa yang Allah maksudkan (proti÷qhmi, protithēmi, "memantapkan diri sendiri," yaitu, "bertekad"51) dengan ketetapan-Nya sendiri, yang berasal dari hati-Nya yang penuh kasih. Di dalam Dia tampaknya mengacu kepada Kristus, dan dalam bagian ini banyak yang dikatakan tentang pelbagai berkat yang dinikmati di dalam Kristus. Namun begitu, di dalam ayat ini kita mungkin lebih baik menerjemahkan e˙n aujtw (en autōi) sebagai "dalam diri-Nya sendiri" (NKJV), karena yang sedang dibahas adalah kehendak Allah dan Kristus tidak disebut secara khusus sampai ayat berikutnya (lihat 2 Timotius 1:9).
Ayat 10a. Dengan melihat kepada adalah terjemahan yang baik dari ei˙ß (eis) karena Paulus akan segera mengumumkan arah yang akan diambil oleh maksud Allah, serta rancangannya. Pengaturan adalah oi˙konomi÷a (oikonomia), kata majemuk yang terdiri dari oi•koß (oikos, "rumah") dan no/moß (nomos, "hukum"), yang berarti "pengaturan rumah tangga, atau urusan rumah tangga, manajemen, pengawasan, pengaturan properti orang lain, jabatan manajer, pengawas, kepengurusan."52Lincoln mengulas bahwa oikonomia bisa mengacu kepada tindakan mengatur, yaitu apa yang diatur, atau peran seorang pengatur; tetapi di dunia Yunani kata itu "secara teratur digunakan untuk penataan dan pengaturan Allah atas alam semesta."53
Pengertiannya di sini adalah bahwa Allah adalah pengatur: Ia adalah Pribadi yang mengatur, dan apa yang diatur adalah rencana-Nya, misteri yang sekarang diungkapkan. Alkitab NASB menggunakan cocok dengan untuk kata sederhana "yang [Ing.: of]" dalam teks Yunani, meski beberapa edisi menempatkan kata "yang" itu dalam catatan kaki. "Yang" memberikan pemahaman yang benar, karena secara alami menuntun kepada "kegenapan waktu," yang sedang diatur oleh Allah. Kristus sepenuhnya terlibat di dalam misteri yang sekarang diungkapkan, di mana Ia adalah pusat dan pelaksana rencana Allah. Dalam Kolose 1:27, Paulus menyatakan misteri yang dinyatakan itu sebagai "Kristus di dalam kamu."
Kegenapan waktu diterjemahkan dari plh/rwma (plērōma, "kepenuhan") dan kairo/ß (kairos, "periode waktu").54Ungkapan ini mengacu kepada waktu yang berkaitan dengan wahyu misteri Allah—Zaman Kristen. Dalam Galatia 4:4, Paulus berkata, "Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya" Paulus menggunakan cro/noß (chronos) untuk "waktu," menunjukkan satu saat dalam waktu ketika sesuatu terjadi.55"Kepenuhan" dalam nas ini mengacu kepada titik tertentu dalam sejarah ketika satu periode waktu yang panjang telah selesai.
"Kegenapan waktu" adalah waktu ketika Mesias muncul, yang ditetapkan oleh Allah, yang dijanjikan kepada para leluhur, diramalkan oleh para nabi, diharapkan oleh orang-orang Yahudi sendiri, dan sungguh-sungguh dirindukan oleh semua orang yang setia.56
"Waktu" berbentuk jamak dalam bahasa Inggris untuk menekankan bahwa semua periode dunia—waktu para leluhur dan waktu hukum Musa dan Israel— menunjuk kepada Zaman Kristen. Dalam zaman ini, Allah memiliki pelbagai karunia dan hak istimewa untuk anak-anak-Nya.
Tapi pelbagai karunia dan hak istimewa ini tidak dapat diberikan dalam kepenuhan [waktu] mereka selagi mereka yang dimaksudkan itu masih belum akil balik [Galatia 4:1-3] dan belum siap untuk [menerima] pelbagai karunia itu. Periode menunggu harus berlalu, dan ketika proses pelatihan selesai dan waktu pendewasaan tercapai maka pelbagai karunia ini dapat diberikan sepenuhnya. Allah, sang Tuan Rumah, memandang waktu yang cocok ini sebagai maksud kasih karunia-Nya yang tersembunyi. Ketika waktu itu datang Ia mengungkapkan rahasia-Nya dalam inkarnasi Kristus dan memperkenalkan sifat baru pelbagai hal yang menjelaskan hubungan-Nya sebelumnya dengan manusia dan penundaan yang lama dalam mewahyukan maksud kasih karunia-Nya yang lengkap.57
"Kepenuhan" ini mewujudkan seluruh dispensasi Kristus, dari inkarnasi-Nya sampai kepada kedatangan-Nya yang kedua kali. Itu mencakup semua yang Allah telah tetapkan untuk dicapai di zaman sekarang ini.
Ayat 10b, c. Selanjutnya, ayat ini membuat jelas sifat menyeluruh pengaturan Allah. Allah mengungkapkan hati-Nya ketika Ia melalui Paulus mengumumkan maksud-Nya di dalam Kristus. Kata yaitu diberi huruf miring dalam beberapa versi, menunjukkan bahwa kata ini dipasok oleh para penerjemah untuk memberikan arti yang lebih jelas. Para penerjemah bertindak tepat karena "pengaturan yang cocok dengan kegenapan waktu" adalah "penyimpulan segala sesuatu di dalam Kristus. " Penyimpulan adalah terjemahan dari kata kerja Yunani aÓnakefalaio/w (anakephalaioō) yang jarang digunakan, yang ditemukan hanya di sini dan di Roma 13:9. Definisinya adalah "meringkas," "merekapitulasi," "membawa bersama segala sesuatu di dalam Kristus."58Di dalam nas kitab Roma, Paulus bermaksud "meringkas" segala perintah yang berkaitan dengan hubungan manusia: Ia mengatakan bahwa perintah-perintah itu "diringkas dalam firman ini, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." "Ringkasan semua perintah adalah kasih; dan, dalam bahasa yang sejajar, ringkasan rencana Allah adalah Kristus .
Bentuk middle voice dalam bahasa Yunani, seperti yang digunakan di sini, berarti "mengumpulkan bersama lagi,"59yang menyiratkan rekonsiliasi atas apa yang dulunya bersatu tapi kemudian terpisah. Hal apakah yang dulunya bersatu, yang kemudian terpisah, dan akhirnya berdamai, sesuai dengan penyataan misteri Allah dalam Zaman Kristen ini? Konteksnya di sini menekankan apa yang Allah telah capai untuk orang-orang kudus dan setia di dalam Kristus. Karena mereka yang di dalam Kristus perlu untuk dipilih, diadopsi, ditebus, dan diampuni—dan karena mereka yang di dalam Kristus telah menerima penyataan misteri Allah—maka ada tersirat bahwa orang Kristen dulunya diasingkan dari Allah karena dosa (lihat Yesaya 59:1, 2) tetapi sekarang didamaikan. Paulus dengan jelas menyatakan hal ini dalam Kolose 1:20-22, ketika ia berkata bahwa Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang di sorga maupun yang di bumi, oleh darah Kristus di kayu salib. Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa jemaat Kolose sebelumnya sudah diasingkan dari Allah, karena melakukan pelbagai perbuatan jahat, tetapi sekarang telah diperdamaikan. Hal apakah yang Allah capai melalui darah Kristus di kayu salib? Ia membuka jalan bagi manusia berdosa untuk didamaikan dengan Dia. Oleh karena itu, pendamaian segala sesuatu yang di langit dan segala sesuatu yang di bumi pastilah merupakan pernyataan yang bersifat kiasan untuk pendamaian alam semesta, yaitu totalitas karya penebusan Kristus. Bagaimanapun, Kristus tidak menumpahkan darah-Nya untuk malaikat atau dunia yang diciptakan tetapi untuk manusia berdosa.
Dalam teks Yunani, ada kata sandang sebelum kata "Kristus" di dalam ayat 10. Salmond mengulas bahwa masuknya kata sandang itu menjadikan ini gelar resmi, seperti di dalam ayat 12.60Henry Alford berkata bahwa ketika kata sandang dilekatkan pada istilah "Kristus" setelah sebuah preposisi, maka maksud khusus tertentu sedang diungkapkan.61Maksud yang sedang diungkapkan dalam ayat ini adalah bahwa maksud keseluruhan Allah adalah untuk menyatukan manusia berdosa kepada diri-Nya "di dalam Kristus" di Zaman Kristen. Puncak maksud ilahi adalah "menyatukan bersama berbagai unsur yang beragam"62dari langit dan bumi, rekonsiliasi manusia dengan Allah.
Dalam 1:8b-10c, Paulus menyatakan misteri yang sekarang Allah telah nyatakan sebagai Zaman Kristen. Selama zaman ini Kristus sedang dalam proses mendamaikan orang berdosa kepada Allah; Ia sedang mendamaikan bumi kepada sorga ketika orang-orang memasuki Dia dan menjadi orang-orang kudus dan setia di dalam Kristus. Ini adalah maksud Allah, yang bagi zaman-zaman yang sudah berlalu merupakan misteri namun sekarang diungkapkan.
TFTWMS: Ef 1:10 - Diberi Warisan DIBERI WARISAN (Efesus 1:10d-12)
10d Di dalam Dia 11 juga kita telah memperoleh warisan, yang telah ditetapkan sebelumnya menurut maksud-Nya yang men...
DIBERI WARISAN (Efesus 1:10d-12)
10d Di dalam Dia 11 juga kita telah memperoleh warisan, yang telah ditetapkan sebelumnya menurut maksud-Nya yang mengerjakan segala sesuatu berdasarkan nasihat kehendak-Nya, 12 sampai akhir sehingga kita yang pertama berharap di dalam Kristus akan menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya (NASB).
Seraya ia melanjutkan daftarnya yang berisi pelbagai berkat rohani yang dinikmati oleh mereka yang berada di dalam Kristus, Paulus menulis tentang warisan yang orang Kristen miliki di dalam Kristus.
Ayat 10d, 11a. Paulus sudah mengatakan bahwa kita diperdamaikan dengan Allah sesuai dengan maksud-Nya di dalam Kristus. Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa mereka yang diperdamaikan dengan Allah di dalam Kristus "telah memperoleh warisan." Ini adalah karunia rohani yang keenam. Dalam ayat 11a Alkitab NASB menempatkan "di dalam Dia" (terdapat di akhir ayat 10) di dalam kalimat itu dengan "warisan" ketimbang dengan bagian kalimat itu di dalam ayat 10, seperti di dalam Alkitab KJV. Agar sesuai dengan bagian ini, Paulus menunjukkan bahwa orang Kristen memiliki warisan khusus. Di dalam Dia ("di dalam siapa") memperkenalkan berkat tambahan ini.
Perhatian yang hati-hati harus diberikan kepada ungkapan memperoleh warisan, yang menerjemahkan kata kerja Yunani e˙klhrw¿qhmen (eklērōthēmen). Kata ini berasal dari klhro/w (klēroō), yang berarti "membuang undi, menentukan lewat undian,"63dan "bagian yang dibagikan."64Lincoln menunjukkan bahwa kata kerja di sini berbentuk passive voice, di mana subyeknya dikenai suatu tindakan, dan mengandung kekuatan "harus ditetapkan melalui undian."65Kata benda klhvroß (klēros) yang terkait digunakan dalam Kolose 1:12, di mana Allah dikatakan sudah mensahkan orang-orang percaya "untuk berbagi warisan orang-orang kudus di dalam Terang." Dalam Septuaginta (LXX),66klēros digunakan dalam konteks pembagian tanah perjanjian di antara suku-suku Israel di dalam Bilangan 26:55, 56. Juga dalam LXX, Israel diacukan sebagai "jatah" atau "bagian" Allah di dalam Ulangan 9:29 dan 32:8, 9. Oleh karena penggunaan seperti itu atas kata benda yang terkait itu, maka beberapa penafsir menunjukkan bahwa kata kerja dalam Efesus 1:11 harus diterjemahkan, "Kita telah dipilih sebagai bagian Allah." Kolose 1:12 berkata bahwa Allah telah mensahkan orang-orang percaya untuk memiliki bagian atau takdir tertentu, dan nas sekarang ini di Efesus menyatakan bahwa Allah telah menetapkan atau membagi suatu tujuan. Meski kita, sebagai anak-anak Allah, adalah ahli waris Allah dan memiliki warisan, pandangan yang lebih baik atas nas ini adalah bahwa kita sendiri adalah warisan milik Allah. Ini secara khusus lebih disukai ketika kita tiba pada ayat 12, di mana kita melihat bahwa, sebagai warisan Allah yang telah ditetapkan, kita terwujud untuk menjadi "pujian bagi kemuliaan-Nya."
Ayat 11b. Maksud Allah bagi umat-Nya berasal dari kasih-Nya (1:4), "Maksud baik-Nya" (1:5, 9), dan kasih karunia-Nya (1:6-8). Mereka yang di dalam Kristus adalah warisan milik Allah oleh pilihan-Nya yang telah ditetapkan sebelumnya (lihat 1:4, 5).
Ada tiga kata yang perlu pemeriksaan lebih lanjut. Pertama, kata maksud (pro/qesiß, prothesis) adalah "rencana, maksud, tekad, kehendak."67Itu menunjukkan maksud yang disengaja oleh Allah.68Apa yang terjadi pada orang setia di dalam Kristus tidak terjadi secara acak atau kebetulan, tetapi berdasarkan "maksud abadi" Allah.
Kata kedua adalah nasihat, dari boulh/ (boulē), yang menunjukkan "perundingan dan pertimbangan; perhimpunan dewan."69Allah tidak bertindak sewenang-wenang dalam maksud-Nya di dalam Kristus. Ia mewujudkan "perhimpunan dewan." Dalam khotbah Petrus pada hari awal gereja (Kisah 2:23), rasul itu menggunakan kata yang sama ketika ia berkata bahwa Yesus diserahkan untuk disalibkan "berdasarkan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya" ("maksud yang ditetapkan"; NKJV, "nasihat yang tetap"; ASV) oleh Allah. Kita hanya bisa membayangkan adegan di sorga—sebelum ada dunia atau manusia—ketika Bapa, Anak, dan Roh Kudus berhimpun bersama dalam nasihat kudus untuk menentukan cara memerangi dosa dalam kehidupan manusia yang jatuh dalam dosa. Sudah ditetapkan bahwa anggota ke-Allahan, atau Ilah, akan datang ke dalam dunia untuk dilahirkan seperti tak seorang pun pernah dilahirkan, untuk hidup seperti tak seorang pun pernah hidup, dan akhirnya mati seperti tak seorang pernah mati untuk menebus umat manusia yang sesat. Rencana Allah dipikirkan, dibahas, dan direnungkan; dan sudah ditetapkan bahwa sang Anak akan datang ke dalam dunia ini untuk menjadi Juruselamat. Ia datang dengan senang hati untuk melakukan kehendak Bapa, tetapi hanya setelah rencana itu dipikirkan terlebih dahulu. "Nasihat" itu adalah keputusan, atau rencana, untuk membawa orang sesat ke dalam Kristus sebagai warisan milik Allah.
Kata ketiga adalah kehendak, yang menerjemahkan kata benda Yunani qe÷lhma (thelēma). Kata ini ditemukan sekitar enam puluh kali di dalam Perjanjian Baru.70Dengan beberapa pengecualian, kata itu diterjemahkan "kehendak" dan biasanya mengacu kepada kehendak Allah. Sementara boulēe mengacu kepada keputusan untuk melakukan sesuatu, thelēma menandakan kehendak yang mendorong kita bertindak.71Dalam maksud Allah, kecerdasan ilahi terlibat ketika Allah berpikir dan bernalar dalam nasihat tentang apa yang Ia ingin lakukan (boulē). Emosi ilahi juga terlibat, ketika Allah dimotivasi oleh kasih (1:4). Akhirnya, kehendak ilahi terlibat, karena Allah menjalankan rencana-Nya di dalam Kristus (thelēma). Ketika Paulus mengatakan bahwa Allah "bekerja dalam segala sesuatu" di dalam Roma 8:28, ia mengacukan kedaulatan Allah atas semua peristiwa yang berkaitan dengan penebusan dan alam semesta. Segala sesuatu di dalam gereja dan di dalam dunia bergerak bersama sesuai dengan maksud-Nya seraya Ia mengerjakan pelbagai rencana untuk kebaikan manusia dan pujian-Nya sendiri (lihat Daniel 4:32).
Ayat 12. Semua yang Allah telah lakukan bagi kita di dalam Kristus, telah Ia lakukan untuk memberi kita harapan—dan Ia telah memberi kita harapan sampai akhir agar kita dapat berwujud untuk pujian bagi kemuliaan-Nya. Sebelumnya, Paulus bicara tentang memuji "kemuliaan kasih karunia-Nya" (1:6). Kita memuji Allah oleh karena harapan, serta penebusan, pengampunan, dan pengertian (1:7-10). Kita memiliki harapan karena kita adalah warisan milik Allah.
Kata untuk "harapan" adalah proelpi÷zw (proelpizō), yang Wuest definisikan sebagai "mengharapkan sebelumnya, meletakkan harapan dalam diri seseorang atau sesuatu sebelum peristiwa itu meneguhkannya."72Ini adalah kekuatan awalan pro (pro) yang dilekatkan pada e˙lpi÷zw (elpizō), kata kerja Yunani biasa untuk "mengharapkan." Kita memiliki harapan "di dalam Kristus," karena iman kita adalah kepada diri seseorang. Kita memiliki harapan "di dalam Dia" karena kita telah mentaati injil. Pada saat dibaptis "ke dalam Kristus" (Roma 6:3), kita mulai menjalani hidup kita "di dalam Kristus," di mana segala berkat rohani ditemukan. Namun begitu, penekanan Paulus dalam ayat ini adalah pada pengharapan kita yang tertuju kepada pribadi Kristus.
Pengamatan lain harus dibuat sehubungan dengan ayat 12. Paulus menggunakan kata sandang Yunani sebelum kata "Kristus," yang menunjukkan bahwa ia sedang mengacu kepada "sang Kristus" atau "sang Mesias" (seperti yang ditunjukkan dalam catatan kaki dalam beberapa cetakan Alkitab NASB) .
Karena kata untuk "harapan" berarti "mengharapkan sebelumnya," beberapa penafsir telah mengartikan ayat ini untuk mengacu kepada orang-orang Kristen Yahudi yang mengantisipasi kedatangan Kristus dan yang ditopang dalam harapan sebelum Ia datang. Pada saat Paulus menulis, orang-orang Yahudi ini sudah berada di dalam Kristus. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, mereka harus dibedakan dari orang percaya yang non-Yahudi yang tidak mengantisipasi datangnya "sang Mesias." Ekspositor seperti Salmond, Wuest, dan Vincent 73berpendapat bahwa Paulus menyertakan dirinya bersama orang-orang percaya Yahudi lainnya dalam penggunaan kami yang pertama "berharap di dalam Kristus" dan kemudian mengacu kepada orang-orang Kristen non-Yahudi dalam penggunaan kata "kamu" (uJmeiç, humeis) dalam ayat 13.
Apakah penggunaan kata sandang Yunani sebelum kata "Kristus" dan penggunaan kata ganti jamak "kami" membenarkan kesimpulan ini? Mungkin tidak. Pertama, perlu dicatat bahwa Paulus menggunakan "kami" dan kepada "kami" di seluruh empat belas ayat pertama pasal ini untuk mengacu kepada semua orang Kristen. Kedua, karena harapan mesianik Israel bersifat duniawi (yaitu bahwa orang-orang itu sedang mencari Mesias politik), maka harapan ini akan sulit menjadi "pujian bagi kemuliaan-Nya." Ketiga, karena obyek keseluruhan bagian Kitab Suci ini adalah untuk menyatakan segala berkat yang ada di dalam Kristus, maka tidak mungkin Paulus akan tiba-tiba mengubah sudut pandangnya kembali kepada zaman pra-Kristen. Keempat, penggunaan artikel sebelum kata "Kristus" adalah umum di dalam Kitab Suci. Kombinasi ini digunakan setidaknya tujuh belas kali di dalam surat Efesus saja dan harus jangan dipandang sebagai memiliki arti khusus di sini. Kelima, harapan di dalam Kristus dalam ayat ini mengacu kepada kepemilikan penuh atas warisan Kristen, yang tentang itu Paulus bicara dalam ayat-ayat berikutnya. Oleh karena itu, kita menyimpulkan bersama Lenski, Lincoln,74dan yang lainnya bahwa mereka "yang pertama berharap di dalam Kristus" berarti setiap orang Kristen yang menempatkan keyakinannya kepada janji-janji Kristus sebelum menerima warisan penuh, yang akan datang bersama penampakan Kristus di akhir zaman sekarang.
TFTWMS: Ef 1:11-14 - Jaminan Bagian Kita JAMINAN BAGIAN KITA (Efesus 1:11-14)
Kemungkinan besar Anda masih ingat seperti apakah rasanya ketika masih kecil perasaan Anda sangat bergetar dan b...
JAMINAN BAGIAN KITA (Efesus 1:11-14)
Kemungkinan besar Anda masih ingat seperti apakah rasanya ketika masih kecil perasaan Anda sangat bergetar dan bergairah terhadap sesuatu sehingga Anda tidak bisa tidur.
Phineas tidak bisa tidur. Ia sudah bangun sebelum matahari terbit. Ia sudah merapikan tasnya, dan ia sudah berada di bawah tangga, siap untuk memulai hari itu. Waktu itu tahun 1820. Phineas akhirnya melihat sebuah pulau—pulau miliknya sendiri.
Phineas menerima pulau itu sebagai hadiah dari kakeknya. Sebagai anak yang baru lahir, Phineas diberi surat tanda kepemilikan sebuah pulau di Connecticut yang disebut Ivy Island. Sewaktu masih muda ia pernah mendengar tentang pulaunya itu dari orang tuanya. Mereka suka bergurau dengan Phineas dan memohon dia untuk tidak melupakan mereka bila nanti ia menjadi pemilik pulau yang kaya raya. Phineas bertambah besar seraya memimpikan pulaunya itu dan menantikan hari ketika ia akan melihat pulau itu. Ia akan memiliki hartanya sendiri, membangun rumah yang indah, berladang, dan memelihara ternak.
Jika Anda memiliki sebuah pulau, tidakkah Anda ingin melihatnya? Sudah tentu Anda ingin, dan Phineas meminta orang tuanya untuk membawa dia melihat pulaunya itu. Akhirnya, kakeknya setuju. Pada musim panas 1820, ayah dan anak itu memulai perjalanan mereka untuk melihat pulau kepunyaan Phineas.
Begitu mereka memulai perjalanan, Phineas tak henti-hentinya bertanya, "Sudah dekatkah kita? Bisakah kita melihatnya dari puncak bukit berikutnya?" Ayahnya terus-menerus memberitahu dia bahwa mereka akan segera sampai.
Akhirnya, ayahnya menunjuk ke sebuah tempat berpohon lebat dan berkata, "Pulaunya tepat berada di balik pepohonan itu." Phineas langsung loncat dari keretanya dan berlari ke arah pepohonan itu. Tanpa ragu-ragu ia memasuki pepohonan yang lebat itu dan menerobos sampai ujungnya untuk melihat pulaunya itu. Akhirnya ia tiba di tempat yang tanpa penghalang. Akhirnya ia bisa melihat Ivy Island miliknya.
Apa yang Phineas lihat membuat ia tertegun. Ivy Island miliknya tidak lebih dari sebuah tanah rawa seluas dua hektar yang dipenuhi ular. Selama bertahun-tahun ia diberitahu bahwa pulaunya itu merupakan pulau yang paling baik di seluruh Connecticut, namun kenyataannya tidak berharga. Semua itu hanyalah gurauan—olok-olok yang kejam sekali. Phineas berpaling dan memandang wajah ayahnya, yang tertawa terbahak-bahak.
Phineas tidak tertawa. Ia tidak pernah bisa melupakan perasaannya saat itu. Rasa kehilangan itu tetap hidup. Ia tidak pernah sembuh dari kehampaan yang ia rasakan oleh karena sudah ditipu. Kenyataannya, Phineas bertumbuh dengan melakukan bisnis menipu orang.
Kemungkinan besar Anda mengenal si kecil Phineas sebagai P. T.—bukan sebagai pemilik tanah, tetapi sebagai seorang promotor. Ialah yang mempopulerkan ungkapan "Setiap menit lahir orang yang mudah ditipu," dan ia menghabiskan hidupnya dengan menunjukkan betapa benar pernyataan itu. Phineas menjadi P. T. Barnum of Barnum & Bailey Circus yang termasyur.1
Bisakah Anda merasakan seorang anak muda yang memimpikan warisannya, namun hanya menemukan bahwa warisannya itu sama sekali tidak ada? Beberapa dari Anda bisa merasakan bagaimanakah rasanya seperti anak muda itu sebab Anda pernah mengalami rasa kehilangan yang sama. Anda mungkin tidak dijanjikan sebuah pulau, namun Anda mengharapkan sesuatu. Anda memimpikan sesuatu yang tidak terjadi.
Mungkin Anda pernah bersumpah setia dalam pernikahan dengan orang yang melanggar sumpah itu dan meninggalkan luka yang dalam yang tidak bisa lenyap di hati Anda. Mungkin Anda sudah membaktikan tahun-tahun terbaik hidup Anda untuk sebuah perusahaan. Anda percaya terhadap komitmen mereka kepada Anda. Anda berharap bisa bekerja sampai pensiun, namun Anda kehilangan pekerjaan Anda— atau mungkin perusahaan itu menjadi bangkrut sebelum Anda bisa pensiun.
Kita hidup di dalam dunia yang melanggar janji dan menghancurkan impian. Ini merupakan dunia dimana masa depan tidak selalu terjadi seperti yang kita pikir akan terjadi. Dunia ini menjanjikan kita "banyak pulau" yang mengecewakan kita.
Allah menangani pelbagai janji secara berbeda. Allah tidak pernah membuat janji yang tidak Ia tepati. Pelbagai janji-Nya tidak pernah gagal menjadi kenyataan. Ibrani 10:23 mengatakan hal ini tentang Allah: "Ia, yang menjanjikannya, setia." Kita bisa mempercayai janji Allah. Allah itu bukan saja setia, namun kita juga bisa bersandar pada fakta ini bahwa Allah punya kekuasan untuk melakukan apa saja yang sudah Ia janjikan (Roma 4:21).
Dalam 1:13-14 kita baca bahwa Allah memberkati kita dengan segala berkat rohani dalam Kristus. Itulah janji Allah kepada kita, dan banyak dari janji itu sudah digenapi.
Ia sudah menjadikan kita umat pilihan-Nya (1:4) dan mengadopsi kita sebagai anak-anak-Nya (1:5). Ia sudah menebus kita melalui darah Yesus (1:7) dan memberi kita pengampunan dosa (1:7). Ia sudah melimpahkan ke atas kita kekayaan kasih karunia-Nya (1:7, 8). Ia sudah mengungkapkan kepada kita rahasia kehendak-Nya (1:9), dan Ia sudah memeteraikan kita dengan Roh Kudus (1:13).
Allah sudah menjamin kita bahwa di dalam Kristus kita tidak akan pernah ditipu bila tiba pada masalah hak waris kita. Roh Kudus "adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya" (1:14).
Allah menjamin umat-Nya sebuah hak waris luar biasa yang akan mendatangkan kemuliaan bagi Allah selama-lamanya.
BERADA DALAM KRISTUS MENGGAMBARKAN DASAR HAK WARIS KITA
Simaklah apa yang Paulus katakan tentang makna berada di dalam Kristus. Orang Kristen Yahudi dipilih "di dalam Dia" (1:10, 11). Mereka adalah kaum pertama yang berharap "dalam Kristus" (1:12). Orang Kristen non-Yahudi tercakup dalam Kristus ketika mereka mendengar dan mempercayai injil (1:13). Mereka juga "dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita" (1:13b, 14a).
Dalam 1:11-14, Paulus menekankan keberadaan dalam Kristus. Kenyataannya, ungkapan "dalam Kristus"2dalam konteks langsung 1:3-14 terjadi sembilan kali dalam beberapa bentuknya. Berada dalam Kristus membuat semuanya berbeda. Itu merupakan dasar bagi hak waris atau bagian kita.
Ada baiknya kita berhenti sejenak dan menanyakan satu pertanyaan penting: Bagaimanakah seseorang bisa masuk ke dalam Kristus dan menerima janji hak waris itu?
Dalam garis tepi Alkitab Anda di samping 1:3-14, Anda mungkin ingin mencatat nas Suci ini:
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru (Roma 6:3, 4).
Dalam baptisan itu kita melakukan perjalanan ke Kalvari. Dalam baptisan itu kita bergabung dengan Kristus pada salib itu dan dibaptis ke dalam kematian-Nya. Seperti yang Kristus katakan di salib itu, "sudah selesai," maka dalam baptisan itu kehidupan lama kita juga sudah selesai. Dalam baptisan itu kita bergabung bersama Dia di dalam kubur. Dalam baptisan itu kita bergabung dengan Dia dalam kebangkitan kepada hidup baru.
Kita dibaptis oleh iman ke dalam Krisus. Itulah caranya kita berada di "dalam Kristus." Itulah cara kita menerima setiap berkat rohani, termasuk hak waris kita.
Saya ingin Anda mengingat dua kebenaran ini. Pertama, di luar Kristus, satu-satunya kekekalan yang akan diterima adalah penghukuman. Bila Yesus datang lagi, Ia akan mengadakan "pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, .…" (2Tesalonika 1:8, 9). Kedua, dalam Kristus, setiap berkat rohani diterima, termasuk hak waris dan hidup kekal. Berada dalam Kristus menggambarkan dasar hak waris kita.
MENERIMA ROH MENEGASKAN KEPASTIAN HAK WARIS KITA
"Di dalam Dia kamu juga—karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu— di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita" (1:13, 14a; huruf miring oleh saya). Apakah yang nas ini katakan tentang Roh Kudus?
Pertama, Roh Kudus merupakan meterai dalam kehidupan orang Kristen. Kita mengenal meterai notaris. Orang yang bertindak sebagai notaris menyaksikan penandatangan sebuah dokumen dan kemudian membubuhi meterainya di atas dokumen itu untuk menandakan keasliannya. John MacArhur berkomentar:
Meterai yang Paulus bicarakan di sini mengacu kepada sebuah tanda identifikasi resmi yang dibubuhkan di atas surat, dokumen kontrak, atau pelbagai dokumen penting lainnya. Meterai itu biasanya terbuat dari lilin panas, yang dibubuhkan di atas sebuah dokumen dan kemudian diikat dengan cincin segel.3
Di dunia zaman dulu meterai memberitahukan satu atau lebih hal berikut ini:
1. Kepemilikan. Meterai berfungsi sebagai sebuah cap pada binatang atau budak. Meterai itu seperti cap pada sebuah buku yang menunjukkan pemilik sebenarnya. Roh Kudus datang untuk tinggal dalam diri orang Kristen untuk menunjukkan bahwa orang Kristen itu sekarang menjadi milik Allah.
2. Perlindungan. Sebuah meterai resmi yang dibubuhkan pada sebuah benda memperingatkan manusia bahwa benda itu dilindungi oleh kekuatan dan kekuasaan orang-orang yang terwakili oleh meterai itu. Pilatus memeteraikan kubur Yesus (Matius 27:62-66). Meterainya itu memperingatkan orang agar jangan menggeser batu itu. Peringatan itu didukung oleh pangkat dan kekuasaan resmi Pilatus. Roh Kudus dalam diri orang Kristen bertindak seperti sebuah peringatan bagi Iblis dan bagi semua kekuatan jahat lainnya bahwa orang ini dilindungi oleh Allah.
3. Keaslian. Sebuah meterai menegaskan keaslian benda yang padanya meterai itu terdapat. Roh Kudus dalam diri orang Kristen menegaskan bahwa orang Kristen itu benar-benar anak Allah, ahli waris bagi warisan Allah.
Jika Anda berada dalam Kristus, Anda sudah dimeteraikan dengan Roh Kudus. Ini bukan masalah sepele. Roh Kudus itu menegaskan bahwa kita ini milik Allah, bahwa Allah melindungi kita dengan kuasa-Nya, dan kita benar-benar ahli waris bagi warisan-Nya.
Akte kelahiran merupakan surat penting, bukan? Kita memerlukan surat itu untuk mendapatkan pasport, akte perkawinan, atau untuk melamar pekerjaan atau masuk ke perguruan tinggi. Ketika dunia ini berakhir dan kita semua muncul di hadapan Allah dalam hari penghakiman, Ia tidak akan meminta kita untuk menunjukkan akte kelahiran kita atau surat-surat identifikasi lainnya. Allah akan mencari meterai itu— meterai Roh Kudus. Roh Kudus itu merupakan meterai yang unik yang datang hanya dari Allah dan Allah hanya memberikan meterai itu kepada orang-orang yang berada dalam Kristus.
Kedua, Roh Kudus merupakan simpanan yang menjamin hak waris kita. Tiga kali tulisan Paulus mengacukan Roh Kudus sebagai sebuah simpanan atau janji (Yun.: arrabon). Dalam 1:14 Roh itu digambarkan sebagai "jaminan" yang menjamin bagian/hak waris kita. Kedua Korintus 1:22 menyinggung bagaimana Allah "memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan" yang menjamin apa yang akan datang, dan Paulus mengatakan kembali dalam 2Korintus 5:5 bahwa Allah "mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan."
Kata yang Paulus pakai adalah kata yang umum di zamannya yang mengacu kepada sebuah simpanan atau uang muka. Itu merupakan bagian dari harga pembelian sesuatu. Uang muka itu menjamin bahwa bayaran sisanya akan dibayarkan pada waktu yang tepat.
Apakah makna sebenarnya dari Roh Kudus yang menjadi uang muka bagi hak waris kita? Allah ingin kita merasa yakin bahwa kita akan menerima hak waris yang luar biasa yang disimpan bagi anak-anak-Nya. Itu merupakan "suatu bagian [hak waris] yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu" (1Petrus 1:4).
Allah juga ingin kita melihat bahwa apa yang sekarang kita miliki dalam Kristus hanya sekedar rasa pendahuluan dari apa yang akan datang. Bayangkanlah sukacita yang pernah Anda rasakan pada waktu Anda tahu bahwa dosa-dosa Anda diampuni. Bayangkanlah pengalaman menakjubkan selama waktu menyembah Allah bersama orang Kristen lainnya. Bayangkanlah kasih, sukacita, kedamaian, dan buah Roh yang sudah muncul di dalam kehidupan Anda hingga sampai saat ini? Bayangkanlah semua hal yang Allah sudah perbuat dalam hidup Anda sejak Anda menjadi anak-Nya, dan lipatgandakanlah hal itu berkali-kali. Anda akan masih belum bisa membayangkan kepenuhan apa yang Allah simpan untuk Anda.
Orang Kristen tidak akan berakhir seperti Phineas dengan pulaunya. Kehidupan tidak akan berubah menjadi gurauan buruk atau kekecewaan besar. Apa yang sekarang Anda miliki dalam Kristus hanyalah berupa uang muka. Itu hanya pandangan sekilas atas warisan Allah yang luar biasa yang dijanjikan kepada kita.
MEMUJI ALLAH MENGAKUI TUJUAN HAK WARIS KITA
Roh Kudus "adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya" (1:14; huruf miring oleh saya). Perkataan Paulus dalam 1:3-14 mengandung nada pujian kepada Allah. "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus" (ay. 3). Ayat 6 memberikan pujian untuk kemulian kasih karunia Allah. Ayat 12 menyinggung "puji-pujian bagi kemuliaan-Nya." Ayat 14 menyatakan bahwa tujuan penebusan, tujuan keselamatan, tujuan Allah membuat mereka yang berada dalam Kristus menjadi milik-Nya sendiri, dan tujuan warisan penuh yang diberikan kepada mereka adalah "puji-pujian bagi kemuliaan-Nya."
Pada mulanya Allah berkata, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita" (Kejadian 1:26). Allah bermaksud menciptakan manusia yang akan memperlihatkan kemuliaan-Nya, karakter-Nya, dan kemiripan-Nya di dalam hidup mereka. Yang Ia inginkan adalah orang-orang yang akan memuji Dia, melayani Dia, dan berjuang keras untuk menjadi seperti Dia.
Namun begitu, dosa masuk dan merusak gambarrupa Allah dalam manusia. Seluruh kisah Alkitab dan seluruh rencana Allah selama ini adalah untuk membawa kita kembali kepada apa yang pada mulanya Allah maksudkan untuk kita. Ia melaksanakan hal itu dengan menebus, menyelamatkan, dan menandai kita dalam Kristus.
Hak waris kita adalah menjadi apa yang dulunya kita diciptakan—gambar-rupa Allah. Suatu hari hal itu akan terjadi. "Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya" (1Yohanes 3:2). Bila ini terjadi, kita akan berseru dengan pujian! Memuji Allah mengakui tujuan hak waris kita.
KESIMPULAN
Apakah Anda pernah mengalami beberapa impian Anda hancur berantakan? Pernahkah seseorang menghancurkan hati Anda? Pernahkah Anda kehilangan sesuatu yang selama ini Anda anggap selalu bisa Anda andalkan?
Jangan putus asa terhadap masa depan. Bisa saja terjadi bahwa kelihatannya tidak seorang pun bisa diandalkan, jujur, atau bisa dipercaya; tetapi Allah bisa. Biarkanlah Ia mengingatkan Anda bahwa Ia itu setia. Dalam Kristus, Allah yang mahakuasa menjamin suatu warisan luar biasa yang kekal. Itu merupakan warisan yang sangat menakjubkan sehingga ketika Anda akhirnya menerimanya Anda akan terdorong untuk memuji Allah dan mengungkapkan ucapan syukur kepada Dia untuk selama-lamanya.
TFTWMS: Ef 1:13-14 - Dimeteraikan Di Dalam Kristus DIMETERAIKAN DI DALAM KRISTUS (Efesus 1:13, 14)
13 Di dalam Dia, kamu juga, setelah mendengarkan pesan kebenaran, injil keselamatanmu—setelah juga ...
DIMETERAIKAN DI DALAM KRISTUS (Efesus 1:13, 14)
13 Di dalam Dia, kamu juga, setelah mendengarkan pesan kebenaran, injil keselamatanmu—setelah juga percaya, kamu dimeteraikan di dalam Dia dengan Roh Kudus yang dijanjikan, 14 yang diberikan sebagai jaminan warisan kita, dengan mempertimbangkan penebusan milik Allah sendiri, untuk menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya (NASB).
Ayat 13, 14. Sebagai pengantar bagi ayat-ayat ini, mari kita lihat penggunaan kata "kita" dan "di dalam Dia" di sini dan di ayat 10d sampai 12. Penggunaan kata itu di sini memperkuat posisi bahwa Paulus sedang mengacukan semua orang Kristen di Efesus. Jika kata "kita" dari ayat 12 mengacu kepada orang-orang Kristen Yahudi dan "kamu" dari ayat 13 mengacu kepada orang percaya yang nonYahudi, maka haruskah kita menyimpulkan bahwa orang-orang Kristen Yahudi tidak dimeteraikan? Kita tidak akan menerima kesimpulan ini, karena keadaan dimeteraikan adalah salah satu karunia rohani yang dinikmati oleh semua orang yang setia di dalam Kristus. Sebaliknya, Paulus tidak menggunakan kata "kita," yang mencakup dirinya sendiri, untuk menya- pa para pembacanya sebagai orang-orang yang telah mendengar berita injil melalui pemberitaannya.Ketika Paulus tiba di Efesus, ia sudah mendengar, percaya, dan telah dimeteraikan. Setelah ia berkhotbah di Efesus, saudara-saudara baru di sana juga telah mendengar, percaya, dan telah dimeteraikan. Rasul itu pasti memiliki fakta ini dalam pikirannya ketika ia merubah kata "kita" menjadi "kamu."
Dalam ayat 14, ia mengacu kepada hasil injil dalam kehidupan jemaat Efesus dan dalam hidupnya sendiri dan menggunakan kata "kita" ketika ia kembali kepada status yang dinikmati oleh para pembacanya dan dirinya sendiri.
"Di dalam Dia" secara harfiah "di dalam siapa," terjemahan dari Δen w—(en hōi) bukannya e˙n aujtw (en autōi), dan beberapa salinan dari Alkitab NASB menyatakan ini dalam catatan kaki. Apakah artinya dimeteraikan "di dalam Dia"? Sebelum melihat kepada berkat rohani terakhir ini, mari kita membertimbangkan pertanyaan: Mengapakah ayat 13 berisi penggunaan "di dalam Dia" yang kedua yang agak janggal? Penjelasan yang mungkin adalah bahwa Paulus, yang akan segera membahas berkat yang dimeteraikan oleh Roh Kudus, memasukkan beberapa gagasan yang akan mengingatkan para pembacanya tentang dua hal yang mendahului pemeteraian itu. Yang pertama mereka telah mendengar injil, dan yang kedua mereka telah percaya kepada injil. Paulus mengatakan, pada dasarnya, "Setelah mendengar injil dan setelah percaya kepada injil, kamu dimeteraikan." Pengertian ayat ini adalah "Di dalam Dia—setelah mendengarkan pesan kebenaran, injil keselamatanmu, dan setelah percaya kepada injil itu—kamu dimeteraikan." Beberapa salinan Alkitab NASB melampirkan "di dalam Dia" menjadi "percaya" dalam catatan kaki, menghasilkan bacaan "percaya kepada Dia." "Percaya" lebih baik tetap disertakan pada pesan tentang Kristus yang jemaat Efesus sudah dengar. Mereka telah mendengar dan percaya kepada injil, dan sikap mereka itu telah membuka jalan bagi pemeteraian.
Di dalam ayat 13 Roh Kudus itu disebut Roh Kudus yang dijanjikan, mengacu kepada janji di Kisah 2:38, 39. Di sana, Petrus berkata, Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita (huruf miring ditambahkan).
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa orang percaya yang bertobat dan dibaptis menerima dua janji: pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus. Dalam nas yang sejajar, Petrus mengatakan bahwa Allah memberikan Roh Kudus "kepada mereka yang mentaati Dia" (Kisah 5:32). Paulus menjelaskan lebih lanjut karunia ini saat ia berkata kepada umat Kristen di Korintus, "Tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah" (1 Korintus 6:19). Nas-nas ini memberitahu kita bahwa karunia Roh Kudus adalah Roh itu sendiri, yang diam di dalam tubuh orang Kristen. Ini bukan baptisan Roh Kudus yang dialami oleh para rasul (lihat Kisah 1:4-8) dan yang mengandung pelbagai karunia mujizatiah; sebaliknya, karunia ini adalah untuk semua orang percaya yang mentaati injil seperti yang orang-orang lakukan di dalam Kisah 2.
Apakah arti "karunia Roh Kudus" ini bagi orang Kristen sekarang ini? Jawabannya ditemukan dalam ayat-ayat seperti Roma 8:26, 27 dan Galatia 5:22, 23, serta Efesus 3:16 dan teks saat ini, 1:13, 14. Namun begitu, kita harus berhati-hati dalam berpikir bahwa hal-hal mengenai Allah dapat dengan mudahnya dijelaskan untuk kepuasan setiap orang. Paulus mengingatkan kita, "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!"(Roma 11:33).
Kita juga harus mencatat bahwa Paulus sering menggunakan setelah percaya dalam arti yang komprehensif yang mencakup ketaatan. Dalam nas ini, ia mengatakan bahwa orang-orang yang sudah percaya itu dimeteraikan di dalam Dia dengan "Roh Kudus yang dijanjikan," tapi tidak akan ada karunia Roh dan tidak ada pemeteraian tanpa ketaatan kepada injil (lihat Kisah 2:37-40).
Kata untuk pesan, lo/goß (logos), dalam ayat 13 biasanya diterjemahkan "firman." Kata-kata adalah kendaraan komunikasi yang dengannya kita mengungkapkan pikiran kita. Yohanes mengacukan Kristus sebagai "Firman" (Yohanes 1:1, 14) karena Allah mengomunikasikan sifat ilahi-Nya (Yohanes 1:18) dan kehendak ilahi-Nya (Ibrani 1:1, 2) kepada kita melalui Kristus. Pesan kebenaran itu mengacu kepada fakta bahwa pesan yang diberitakan kepada jemaat Efesus adalah "kebenaran." Kata benda Yunani untuk "kebenaran" adalah aÓlh/qeia (alētheia), yang berarti "realitas ilahi,"75yaitu tentang "suatu kebenaran, dalam realitas, kenyataannya, yang pasti."76Firman yang diberitakan atau ditulis menyajikan realitas dan kepastian dalam hal-hal yang berkaitan dengan Allah, Kristus, keselamatan, dan manusia. Yesus berkata, "Firman-Mu adalah kebenaran" (Yohanes 17:17b), dan firman kebenaran ini dirancang untuk menghasilkan iman di pihak manusia (Roma 10:17). "Pesan kebenaran" itu adalah injil, atau "kabar baik,"77keselamatanmu. Dalam Perjanjian Baru, "injil" selalu dilekatkan pada keselamatan dari dosa. Oleh karena itu, pesan itu adalah injil, dan kebenaran injil menunjuk kepada keselamatan. Kebenaran—injil itu—harus selalu diterima sebagai Firman Allah (1 Tesalonika 2:13), dipercayai (lihat 2 Tesalonika. 2:12), dikasihi (2 Tesalonika 2:10), dan ditaati (1 Petrus 1:22). Pesan ini adalah "kekuatan Allah yang menyelamatkan" semua orang yang mau menerimanya (Roma 1:16).
Setelah jemaat Efesus mendengar injil dan mempercayainya, mereka "dimeteraikan di dalam Dia dengan Roh Kudus." Apakah pentingnya berkat ini? "Dimeteraikan" berasal dari kata kerja sfragi÷zw (sphragizō) dan dalam bentuk aorist passive tense, yang berarti itu adalah sesuatu yang Allah lakukan untuk kita sekali untuk selamanya.78
Beberapa Bapa Apostolik ("sebutan umum bagi para penulis dari Gereja kuno yang merupakan para pakar tentang para rasul, atau yang dianggap seperti itu") menyatakan bahwa baptisan adalah meterai.79Termasuk di dalam kelompok ini adalah Clement dari Alexandria (sekitar 150-215 M.) dan Gembala Hermas (dalam pelbagai tulisan sekitar 110-140 M.), yang pasti sudah beranggapan bahwa Allah memberikan karunia Roh Kudus kepada orang percaya sebagai meterai pada saat baptisan.80Jika mereka percaya bahwa baptisan adalah benar-benar meterai, maka kesimpulan mereka meragukan, karena Paulus menyatakan bahwa ketika jemaat Efesus itu percaya, termasuk baptisan mereka, mereka dimeteraikan. Dimeteraikan harus jangan lagi disamakan dengan baptisan sebagaimana juga jangan disamakan dengan pengampunan dosa atau karunia Roh Kudus. Konsep-konsep ini memang terkait, tetapi mereka tidak identik. Dalam teks ini "percaya" adalah satu hal, "Roh Kudus yang dijanjikan" adalah hal lain, dan "dimeteraikan" masih sesuatu yang lain juga.
Orang Kristen dimeteraikan oleh Roh Kudus yang dijanjikan ketika, berdasarkan syarat pertobatan dan baptisan, ia telah menerima pengampunan dosa dan Roh Kudus sebagai karunia. Karunia ini adalah jaminan. Jaminan itu bukanlah pemeteraian, tetapi Roh Kudus, yang diberikan sebagai jaminan (1:14). Fakta ini juga diajarkan oleh Paulus dalam 2 Korintus 1:21, 22, di mana ia berkata, "Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita." Lebih lanjut ia mengatakan, "Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita" (2 Korintus 5:5). "Jaminan" adalah terjemahan dari aÓrrabw¿n (arrabōn), yang didefinisikan sebagai "uang sungguh-sungguh … yang mewakili bagian dari harga itu dan dibayarkan lebih hulu untuk mengkonfirmasi tawar-menawar."81
Paulus menggunakan kata ini secara kiasan untuk menunjukkan bahwa Allah telah memberikan Roh Kudus kepada umat Kristen di masa kini untuk meyakinkan kita mengenai warisan abadi masa depan kita ketika kita dimuliakan di sorga (lihat 4:30; Roma 8:23).
Dalam ayat 14, Paulus memberikan dua alasan bagi pemeteraian orang-orang kudus oleh Roh Kudus, yang merupakan jaminan bagi penebusan penuh kita. Pertama, orang Kristen menerima Roh Kudus dengan mempertimbangkan penebusan milik Allah sendiri. Ungkapan ini berarti "untuk penebusan kepemilikan." "Milik Allah sendiri" diberi huruf miring, menunjukkan kata-kata itu ditambahkan oleh para penerjemah untuk membantu menyampaikan artinya yang tepat. Dalam hal ini para penerjemah itu benar, karena yang sedang dibahas adalah kepemilikan Allah. Kata benda Yunani yang diterjemahkan "penebusan" (aÓpolu/trwsiß, apolutrōsis) ditemukan setidaknya delapan kali di dalam Perjanjian Baru, mengacu kepada tindakan Allah.
Allah adalah penyebab penebusan dan juga subyek "kepemilikan."82Umat Allah sering diacukan sebagai milik-Nya di dalam Perjanjian Lama (lihat Keluaran 19:5; Ulangan 14:2) dan di dalam Perjanjian Baru ( 1 Petrus 2:9; lihat Kisah 20:28). Dalam ayat 14 dan Efesus 4:30, Paulus memiliki berkat masa depan di dalam pikirannya. Oleh karena itu, pembebasan terakhir, atau penebusan, oleh Allah berarti Ia mengambil "kepemilikan yang lengkap dan komplit atas mereka yang sudah menjadi milik-Nya."83
Alasan kedua bagi pemeteraian orang-orang kudus oleh Roh Kudus adalah untuk menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya. Tujuan ini mirip dengan yang dinyatakan dalam ayat 6 dan 12. Penggenapan akhir rencana Allah, yang diumumkan di sini, harus menghasilkan respon pujian dari semua orang Kristen.
TFTWMS: Ef 1:15-18 - Kata Pengantar KATA PENGANTAR (Efesus 1:15-18a)
15 Untuk alasan ini aku juga, setelah mendengar tentang iman kepada Tuhan Yesus yang ada di tengah-tengah kamu dan k...
KATA PENGANTAR (Efesus 1:15-18a)
15 Untuk alasan ini aku juga, setelah mendengar tentang iman kepada Tuhan Yesus yang ada di tengah-tengah kamu dan kasih kamu untuk semua orang kudus, 16 tidak berhenti mengucap syukur karena kamu, sambil menyebut kamu dalam doa-doaku, 17 semoga Allah dari Tuhan Yesus Kristus kita, Bapa kemuliaan, memberi kamu roh hikmat dan wahyu dalam pengetahuan tentang Dia. 18a Aku berdoa semoga mata hatimu bisa diterangi (NASB).
Ayat 15, 16a. Untuk alasan ini, terjemahan dari dia touvto (dia touto), berarti "berdasarkan penjelasan ini"1dan bisa mengacu kepada semua hal yang baru saja ia katakan di dalam ayat 3 sampai 14 atau hanya kepada apa yang ia sudah katakan tentang meterai dan jaminan dalam ayat 13 dan 14. Yang manapun ia mengacu, Paulus, "setelah mendengar iman" dari saudara-saudara di Efesus dan "kasih mereka untuk semua orang kudus," bersyukur kepada Allah dan "menyebut" mereka dalam doanya. Alkitab NASB menerjemahkan ungkapan-ungkapan ini dengan makna bahwa saudara-sau-dara ini memiliki iman yang terpuji kepada Yesus, yang adalah obyek iman mereka. Gagasan alternatifnya akan berupa pengidentifikasian dalam Tuhan Yesus sebagai alam di mana mereka telah dibaptis dan di dalam mana mereka hidup dan menikmati segala berkat rohani. Memandang Yesus sebagai obyek iman mereka lebih disukai di sini karena Paulus menyusulkan ini dengan kasihmu kepada semua orang kudus, yang diartikan bahwa orang-orang kudus itu adalah obyek kasih mereka.
Iman kepada Yesus yang terwujud di tentah-tengah jemaat Efesus, dinyatakan sebagai thn kaqΔ uJmaß pi÷stin (tēn kath humas pistin), secara harfiah berarti "turun di tengah-tengah iman kamu" atau "'turun bersama' iman kamu."2Paulus sedang memuji mereka punya "iman sehari-hari yang ditujukan kepada Tuhan Yesus untuk kehidupan sehari-hari."3Iman ini memperlihatkan "kasih untuk semua orang kudus" dan menunjukkan solidaritas jemaat Efesus dengan semua orang Kristen lainnya. Kasih seperti itu terhadap saudara-saudara kita adalah terpuji, karena Yesus menyatakan kasih kepada satu sama lain sebagai tanda identifikasi yang dengannya manusia akan mengetahui murid-murid-Nya (Yohanes 13:34, 35). "Iman" dan "kasih" yang disebutkan bersama-sama di sini juga ditemukan bersama-sama dalam 1 Tesalonika 1:3 dan 2 Tesalonika 1:3. Seringkali, dalam pelbagai dokumen kuno "iman" dan "kasih" disebutkan bersama dengan "pengharapan." Paulus menggunakan tiga kata ini bersama-sama dalam 1 Tesalonika 1:3 dan Kolose 1:4, 5. Dalam Efesus 1, ia bicara tentang "pengharapan" dalam ayat 12 dan 18 dan menambahkan "iman" dan "kasih" dalam ayat 15.
Perkataan setelah mendengar telah menyebabkan beberapa penafsir menyimpulkan bahwa penulis itu tidak memiliki pengetahuan langsung tentang gereja di Efesus dan karena itu, penulis itu pastilah orang lain selain Paulus. Namun begitu, dua fakta harus dicatat. Pertama, Paulus memiliki pengetahuan langsung tentang Filemon dan menyebutnya sebagai "saudara yang kekasih dan teman sekerja"nya (Filemon. 1).
"Rekan-rekan pekerja" adalah kata yang sama yang digunakan oleh Paulus (dalam bentuk jamak) untuk menggambarkan Markus, Aristarkhus, Demas, dan Lukas pada akhir surat kepada Filemon (ay. 24). Kita tahu bahwa orang-orang ini benar-benar bekerja bersama Paulus. Filemon mungkin telah bekerja bersama Paulus secara pribadi juga. Kedua, Filemon tidak diragukan lagi telah diubah hidupnya oleh Paulus, karena Paulus mengatakan bahwa Filemon berutang "diri sendiri" kepada dia (ay. 19). Namun begitu, Paulus mengatakan ia telah mendengar tentang kasih dan iman Filemon (ay. 5). Meski Paulus telah mendengar tentang iman dan kasihnya namun itu tidak berarti bahwa ia tidak memiliki pengetahuan langsung tentang Filemon. Itu berarti bahwa Paulus telah mendengar, sejak terakhir kali bertemu Filemon, tentang pertumbuhan dan kesetiaannya yang terus-menerus.Karena itu, ketika Paulus mengatakan ia telah mendengar tentang iman dan kasih jemaat Efesus, ia semata-mata bermaksud bahwa ia sudah memantau terus kemajuan mereka dalam menjalani kehidupan Kristen.
Paulus juga memberitahu para saudaranya bahwa ia tidak berhenti mengucap syukur karena mereka. Paulus pastinya memiliki daftar panjang yang berisi orang-orang untuk dimasukkan dalam doa-doanya. "Mengucap syukur" adalah terjemahan dari kata kerja bahasa Yunani eujcariste÷w (eucharisteō), yang secara harfiah berarti "kasih karunia yang baik."4Paulus bersyukur terus kepada Allah atas apa yang ia ketahui tentang para penerima surat-suratnya. Ia bersyukur atas iman dan kasih mereka dan untuk apa yang Allah sedang lakukan melalui mereka.
Ayat 16b, 17. Selain ucapan syukur itu, Paulus mengatakan bahwa ia mengingat jemaat Efesus itu dalam doa-doanya. "Doa-doa" berasal dari kata benda Yunani proseuch/ (proseuchē), istilah yang paling sering digunakan untuk "doa" di dalam Perjanjian Baru. Dalam ayat-ayat berikutnya, kita melihat pelbagai permohonan yang ia pohonkan kepada Allah.
Acuan Paulus kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus dan "Bapa" mengingatkan kita kepada ayat 3. S. D. F. Salmond mengatakan, Dalam ke-Allahan yang Kekal Anak memiliki hidup-Nya dari Bapa, Sumber Ilah yang Esa, dan tunduk dalam pengertian di mana anak tunduk kepada bapak, meski Ia memiliki wujud Ilahi yang sama. Dalam pelayanan penebusan Tuhan kita, meski Anak dari Bapa yang Kekal, adalah Kristus dari Allah, [namun] Allah diungkapkan di dalam Dia, mengutus Dia [Gal. 4:4], meninggikan Dia [Flp. 2:9], menerima kembali kerajaan itu dari Dia [1 Kor. 15:24]. Sehubungan dengan misi-Nya, mediasi-Nya, pekerjaan dan hubungan resmi-Nya, Ia memiliki Allah sebagai Allah-Nya, yang amanat-Nya Ia kerjakan dan yang maksud penebusan-Nya Ia harus genapi.5
Bapa kemuliaan mungkin acuan kepada Allah sebagai sumber kemuliaan, atau kepada Allah sebagai Pribadi yang memberikan kemuliaan. Tampaknya lebih baik menganggap kata-kata ini sebagai bermakna "Bapa yang memiliki kemuliaan." Menurut Kenneth S. Wuest, kata sandang sebelum "kemuliaan" menyebabkan hal itu berarti "kemuliaan itu" dalam "pengertian bahwa Ia adalah Bapa yang memiliki kemuliaan."6Andrew T. Lincoln mengamati bahwa "kemuliaan" bicara tentang "kemegahan tentang kehadiran dan kuasa ilahi"7dan menambahkan bahwa, dalam tulisan-tulisan Paulus, "kemuliaan"dan "kuasa" dapat identik mengenai aktivitas Allah. Gagasan ini akan menghubungkan pancaran keberadaan Allah—sifat ilahi-Nya—dengan kuasa-Nya untuk menerangi pikiran jemaat Efesus, yang merupakan salah satu dari pelbagai berkat yang Paulus doakan (1:18).
Paulus ingin jemaat Efesus menerima dari Allah roh hikmat dan wahyu dalam pengetahuan tentang Dia agar tiga permintaan doanya yang khusus (lihat 1:18, 19) bisa diwujudkan di dalam diri mereka. Beberapa ekspositor menganggap "roh" itu haruslah "Roh" atau "Roh Kudus." Namun begitu, tidak ada kata sandang sebelum "roh" di dalam teks itu, dan konteksnya tidak mendukung adanya acuan kepada pribadi ketiga dalam ke-Allahan. Paulus menginginkan saudara-saudara itu memiliki "roh hikmat dan wahyu," bukan hikmat dan wahyu yang Roh berikan. Namun demikian, Roh terlibat di dalam kehidupan mereka, dan Roh itu membuat pewahyuan injil diketahui melalui orang-orang yang diilhami (1 Korintus 2:13).
Satu nas paralel di Kolose 1:9-11 membantu untuk menjelaskan bagian dari surat Efesus ini. Paulus berdoa semoga jemaat Kolose "dipenuhi dengan pengetahuan tentang kehendak-Nya dalam segala hikmat dan pengertian rohani." Ia ingin jemaat Kolose memiliki pengertian rohani untuk memahami dan hikmat untuk menerapkan kehendak Allah bagi hidup mereka. Hasil akhir yang diinginkan adalah bahwa mereka bisa meningkatkan pengetahuan mereka tentang Allah, atau datang untuk mengenal Allah dengan cara yang lebih lengkap.
"Pengetahuan" (1:17; Kolose 1:10) berasal dari e˙pi÷gnwsiß (epignōsis), yang artinya "pengetahuan yang lebih luas dan lebih menyeluruh."8Kata benda Yunani untuk "pengetahuan" adalah gnwvsiß (gnōsis). Awalan e˙pi÷ (epi) ditambahkan, menunjukkan partisipasi yang lebih besar dengan obyek pengetahuan dan pengetahuan yang memiliki pengaruh yang kuat pada pihak yang mengetahui.9
Bagaimanakah kita menerima pengetahuan yang lebih luas dari Allah? Dalam konteks ini Allah memasok hikmat, sebagai jawaban terhadap doa, untuk membantu umat-Nya memahami dan menerapkan dengan benar pelbagai kebenaran di dalam pesan-Nya yang diungkapkah. Semakin lama kita hidup dalam hubungan yang dekat dengan Allah, semakin baik kita mengenal Allah. Pertumbuhan rohani datang bersama waktu, seraya kita mengalami doa yang dijawab dan penyediaan Allah. Obyek Paulus dalam ayat ini bukan bahwa jemaat Efesus menerima wahyu lebih lanjut, tetapi bahwa mereka diberikan hikmat untuk memahami dan menerapkan wahyu yang mereka sudah miliki untuk datang kepada pengetahuan yang lebih lengkap tentang Allah. Dengan pengetahuan tentang Allah ini, mereka bisa memiliki tiga hal yang Paulus doakan di dalam ayat 18b dan 19.
Ayat 18a. "Hati" adalah tempat beradanya akal, emosi, dan kekuatan kehendak manusia. Dengan pemikiran ini, kita dapat memahami mengapa Alkitab bicara tentang manusia sebagai berpikir dalam hatinya (Amsal 23:7; KJV; Matius 9:4), mengasihi dengan hatinya (Matius 22:37), dan mentaati dari hati (Roma 6:17). Paulus bicara tentang mata hatimu, yang maksudnya kedudukan akal, emosi, dan kehendak manusia yang bisa berpikir, menalar, mengerti, memutuskan, dan bertindak atas dasar informasi yang diterima. Ketika orang mendengar pesan Allah, ia bisa menerima atau menolaknya. Jika ia menerimanya dengan pengertian, kita dapat mengatakan bahwa matanya telah dibuka (Lukas 24:31). Jika ia menolaknya karena kesalahpahaman, prasangka, atau memihak, kita dapat mengatakan bahwa matanya ditutup atau dibutakan (Matius 13:15, 16). Dalam hal ini, hati memiliki mata. Paulus mendoakan jemaat Efesus semoga "mata hatimu bisa diterangi." Bisa diterangi mengacu kepada sesuatu yang dilakukan untuk jemaat Efesus di masa lalu dengan hasilnya di masa kini: "Mata hatimu telah diterangi, dengan hasilnya di masa kini bahwa kamu sekarang diterangi." Penerangan sudah terjadi ketika mereka mendengar dan menerima injil itu. Mereka sekarang sedang hidup dalam keadaan diterangi. Doa Paulus adalah untuk pertumbuhan di dalam penerangan ini, atau pengertian, yang mereka sudah terima. "Diterangi" adalah berbeda dengan keadaan jemaat Efesus sebelum hidup mereka berubah. Mereka sebelumnya "digelapkan dalam pengertian mereka" (4:18) dan "sebelumnya kegelapan"; tapi setelah menjadi orang-orang kudus dan setia kepada Kristus, mereka "Terang di dalam Tuhan" dan harus "hidup sebagai anak-anak terang" (5:8).
Jemaat Efesus termasuk di antara mereka yang matanya telah dibuka dan yang telah berpaling dari kegelapan kepada terang. Mereka telah pindah dari kekuasaan Iblis kepada kekuasaan Allah, agar mereka bisa menerima pengampunan dosa dan warisan bersama orang-orang yang sudah disucikan oleh iman kepada Kristus (lihat Kisah 26:18). Mereka harus tumbuh dalam pengertian ini yang mereka telah terima.
TFTWMS: Ef 1:15-16 - Mendorong Pertumbuhan Rohani MENDORONG PERTUMBUHAN ROHANI (Efesus 1:15, 16)
Selama tahun 1960an, Simon and Garfunkel merekam banyak syair dan lagu yang menarik bagi suatu generas...
MENDORONG PERTUMBUHAN ROHANI (Efesus 1:15, 16)
Selama tahun 1960an, Simon and Garfunkel merekam banyak syair dan lagu yang menarik bagi suatu generasi. Lagu-lagu mereka termasuk "Sound of Silence," "Bridge Over Troubled Water," dan lain-lainnya. Satu lagu menjadi lagu keramat bagi individualisme. Paul Simon menulis lirik berikut ini:
Aku adalah batu, aku adalah pulau, Dan batu tidak merasakan sakit, Dan pulau tidak pernah menangis.
Syairnya itu mendewa-dewakan semangat kebebasan zaman itu. Kita terus saja menjadikan orang-orang yang kasar sifatnya menjadi pahlawan kita. Ini terbukti dalam filem-filem yang dibintangi oleh Clint Easwood, Charles Bronson, Steven Segall, dan Sylvester Stallone. Tema satu orang mengatasi pelbagai rintangan, melakukan sendiri apa yang harus dilakukan, memang menarik banyak orang.
Generasi "Untukku" sudah tiba. Kata-kata kesukaan kita adalah "aku," "untukku," dan "milikku"—bukan "kita," "untuk kita," dan "milik kita."
Gereja mendapatkan dirinya berada di tengah-tengah semua itu. Orang-orang yang berhimpun di dalam pelbagai jemaat sudah dipengaruhi oleh doktrin Generasi "Ku" ini, seperti terbuki lewat gambaran ini:
Adalah wajar untuk mengatakan bahwa sebagian besar orang yang masuk ke gereja di zaman kini pada dasarnya tidak dipersiapkan untuk berpikir dalam kerangka kelompok. Ketergantungan, seperti yang sudah kita pelajari, adalah kelemahan; dimintai tanggung jawab adalah perbudakan; ketundukan adalah perendahan harga diri. Gagasan penyangkalan diri untuk mendahulukan kepentingan kelompok adalah asing bagi pikiran orang moderen .…
… Sebagaian besar anggota gereja bersifat individualis dalam berpakaian untuk pergi ke perhimpunan hari Minggu. Mereka masih berpikir dalam kerangka "untukku." Mereka membuat pelbagai keputusan dan tindakannya tidak didasarkan pada apa yang baik bagi kelompok itu, melainkan pada pilihan-pilihan dan nilai-nilai pribadi. Di dalam pikiran sebagian besar orang Kristen moderen, kebutuhan orang banyak sering ditempatkan di belakang kebutuhan segelintir atau bahkan satu orang.1
Kita bukanlah generasi pertama dalam sejarah dunia yang menjadi Generasi "Untukku." Paulus secara terus-menerus mengingatkan orang Kristen untuk saling memperhatikan. Surat-suratnya berisi banyak seruan untuk saling mengasihi, untuk saling bersikap baik, dan untuk saling mendorong. Paulus bekerja di kota-kota besar dunia purba—Filipi, Korintus, Efesus, Roma, dan Tesalonika. Ia terutama berhubungan dengan orang-orang Kristen daerah kota yang tinggal dalam sebuah lingkungan budaya yang mengisolasi mereka.
Seperti halnya kita, orang Kristen abad pertama punya banyak hal untuk dipelajari tentang nilai kebersamaan. Mereka diajar tentang persekutuan, saling memperhatikan, dan menempatkan kepentingan seluruh kelompok di depan kepentingan pribadi. Seperti halnya kita, banyak orang Kristen abad pertama tidak tahu bagaimana hidup di dalam masyarakat dan berbagi pergaulan dengan saudara-saudara lainnya.
Waktu itu Paulus sedang menulis kepada orang-orang Kristen dengan latar belakang kehidupan kota. Mereka hidup di pusat-pusat kota metropolitan yang sangat besar, kota-kota besar dunia. Mereka perlu belajar bagaimana hidup sebagai tubuh Kristus.
Sebagai contoh, umat Kristen di Roma perlu belajar saling menjaga dalam kasih persaudaraan (Roma 12:10). Paulus memberitahu mereka untuk saling menghormati melebihi diri sendiri (Roma 12:10), untuk saling sehati sepikir (Roma 12:16), untuk tidak saling menghakimi (Roma 14:13), dan untuk saling menerima (Roma 15:7). Ia memberitahu mereka untuk "mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun" (Roma 14:19).
Umat Kristen yang tinggal di wilayah perdagangan Korintus perlu belajar saling menunggu ketika mereka berhimpun bersama-sama untuk persekutuan makan-makan (1Korintus 11:33). Paulus mengajar mereka untuk jangan terpecah-belah karena sikap pilih-kasih, melainkan untuk saling memperhatikan (1Korintus 12:25).
Di Tesalonika, kota besar lainnya, Paulus mendorong umat Kristen di situ untuk saling mengasihi (1Tesalonika 4:9). Ia memerintahkan mereka untuk saling menghibur (1Tesalonika 4:18) dan untuk saling membangu (1Tesalonika 5:11). Ia berkata, "… usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang" (1Tesalonika 5:15).
Paulus memberitahu umat Kristen di Efesus untuk saling bersabar; untuk saling berbaik hati dan penuh kasih dan mengampuni (4:2, 32). Ia mendesak mereka untuk saling merendahkan diri (5:21).
Apa yang Paulus katakan kepada semua orang Kristen tentang masalah belajar hidup sebagai komunitas baru umat Allah adalah benar-benar apa yang gereja perlu dengar di zaman kini. Contoh yang Paulus berikan dalam pergaulan pribadinya sendiri dengan sesama orang Kristen merupakan contoh yang patut kita teladani. Contoh itu bisa menolong kita untuk lebih banyak berbicara dan berbagi dalam kehidupan orang lain.
Renungkanlah sejenak contoh Paulus itu. Tahunnya adalah 60 M. Ia sedang berada di Roma, di bawah tahanan rumah dan beribu-ribu kilometer jauhnya dari orang-orang Kristen yang ia kenal di Efesus. Ia pernah tinggal tiga tahun di Efesus—mengajar, melayani, dan membina gereja. Namun begitu, sudah empat tahun ia tidak melihat kota itu.
Penjara, pelbagai kesukaran, jarak, berlalunya waktu—tidak satupun dari semua itu mengurangi kepedulian Paulus terhadap saudara-saudaranya di Efesus. Ia tidak mengizinkan keadaan menyebabkan dia berfokus pada persoalannya sendiri saja sehingga mengabaikan apa yang sedang terjadi di dalam kehidupan saudara yang lain.
Suatu hari datanglah orang Kristen dari Efesus. Ia menemukan Paulus di Roma. Ketika Paulus berjumpa dengan dia, ia tidak sabar menunggu kabar tentang gereja di situ. Bagaimanakah kabar mereka? Apakah yang sedang terjadi di tengah-tengah mereka? Apakah mereka datang berhimpun sebagai umat Allah?
Laporan yang Paulus terima membuat harinya cerah. Hatinya melonjak-lonjak. Kita baca, "Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku" (1:15, 16).
Bisakah Anda melihat gambarannya? Paulus sedang dipenjara berkilo-kilometer jauhnya dari saudara-saudara seiman di Efesus. Sudah empat tahun ia tidak melihat wajah mereka, namun begitu Paulus sangat memperhatikan mereka. Paulus menolong kita menangkap pelajaran ini: Orang Kristen menyukakan Al- lah ketika mereka memperlihatkan ketertarikan pada kesejahteraan rohani masing-masing.
Yesus tidak ingin umat-Nya menyendiri. Ia ingin kita menjadi sebuah kelompok orang yang saling melayani.
Paulus menunjukkan kepada kita bagaimana kita perlu mengembangkan minat, perhatian, dan keinginan untuk melihat orang lain bertumbuh secara rohani.
PAULUS MEMUJI PERTUMBUHAN ROHANI SAUDARA LAINNYA
Laporan yang Paulus terima tentang umat Kristen di Efesus menggairahkan hatinya. Mereka sudah mencapai semacam keseimbangan yang sulit yang perlu ada di tengah-tengah umat Allah. Pertama, mereka memperlihatkan kesetiaan kepada Tuhan Yesus. Paulus menulis, "… aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus …." (1:15). Mereka sudah datang untuk meletakkan kepercayaan mereka, menjalani hidup mereka, dan membangun harapan mereka pada Yesus. Mereka bukan hanya datang kepada Dia sebagai Juruselamat mereka, yang merupakan makna dari nama "Yesus," namun mereka juga sudah datang kepada Dia sebagai Tuhan mereka. Mereka menyerahkan hidup mereka kepada Dia, mentaati Dia, dan berusaha menyukakan Dia. Keputusan sehari-hari mereka dibuat berdasarkan pada apa yang akan bisa menghormati Dia.
Beberapa waktu yang lalu, di jemaat tempat saya tinggal, seorang yang sudah tua datang untuk mentaati Yesus. Rambutnya sudah memutih, namun di hatinya ia memiliki kepercayaan kepada Tuhan seperti anak kecil. Tidak ada perbuatan lain yang agak menyerupai perbuatan berdiri di dalam air dengan seseorang seperti pria tua itu dan berbagi pemikiran bahwa, pada saat baptisan, kehidupan lama sudah berakhir dan hidup baru baru saja dimulai.
Tahukah Anda apakah yang bahkan lebih menggembirakan? Melihat Yesus mengubah anak-anak Allah. Paulus mengingatkan kita bahwa kita harus jangan pernah berhenti menghargai kesetiaan kepada Tuhan Yesus seraya kita melihat kesetiaan itu bertumbuh di dalam kehidupan orang lain. Kita akan kehilangan kesetiaan ini jika kita hidup mengasingkan diri.
Jemaat Efesus itu bukan hanya memiliki kesetiaan kepada Yesus, namun mereka juga memiliki kasih bagi semua saudara . Paulus meneruskan, "… dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus" (1:15). Kasih merupakan kebalikan dari menjadi sebuah pulau atau batu, terisolasi dari perhatian orang lain.
Kita baca, "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita" (1Yohanes 3:16).
Ketika orang Kristen belajar bagaimana mengungkapkan jenis kasih itu, sikap itu seharusnya memenuhi diri kita dengan sukacita. Artinya mereka sedang membuat kemajuan rohani. Mereka sedang menjadi seperti Yesus.
Kesepertian-Nya memperlihatkan dirinya. Ia hidup di dalam diri mereka.
Kasih itu untuk semua orang kudus. Kasih itu melebihi pilih-kasih, mengasihi manusia berdasarkan apa yang mereka lakukan untuk kita, atau bersekutu hanya dengan orang-orang yang menyukai apa yang kita sukai. Kita harus bersyukur kepada Allah setiap kali melihat seorang saudara atau saudari memperlihakan kasih bagi semua orang kudus.
PAULUS BERDOA TENTANG PERTUMBUHAN ROHANI SAUDARA LAINNYA
Setelah mendengar tentang iman dan kasih jemaat Efesus, Paulus lalu menulis, "Akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku" (1:16). Paulus mengerti dua kebenaran penting ini. Pertama, ia tahu hubungan antara pertumbuhan rohani dengan orang-orang Kristen yang saling mendoakan. Kedua, ia mengerti perlunya bersikap konsisten dalam saling mendoakan.
Belakangan dalam surat yang sama, Paulus mengingatkan saudara-saudara itu tentang peperangan rohani yang di dalamnya orang Kristen berada. Ia menasihati mereka untuk mengenakan seluruh persenjataan Allah. Seorang prajurit tidak bisa bertempur tanpa perlengkapan yang tepat. Paulus menyimpulkan surat itu dengan penekanan pada doa: "Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus" (6:18).
Paulus memahami hubungan antara pertumbuhan rohani dengan saling mendoakan. Ia sendiri secara pribadi memprioritaskan doa bagi saudara-saudaranya. Ia memahami hubungan yang vital antara doa dengan kesejahteraan rohani orang Kristen.
Gene Gez menyinggung masalah doa di antara saudara-saudara:
Bagian dari strategi Iblis adalah membuat kita sibuk dengan pelbagai hal lain—bahkan dengan hal-hal yang baik— sehingga kita gagal memberi tempat yang sepatutnya bagi doa. Itu merupakan kecenderungan alami, khususnya ketika segala sesuatu berjalan baik. Namun Kitab Suci menunjukkan bahwa doa menempati posisi yang tinggi pada daftar prioritas Allah. Dan ketika doa diabaikan dan ditinggalkan, Iblis akan berusaha untuk melukai gereja, khususnya melalui penghancuran kesatuan.2
Marilah kita ikat bersama semuanya itu dengan tiga pelajaran untuk kehidupan. (1) Tidak seorang pun dari kita pernah bisa mencapai potensi rohani kita sampai kita mengembangkan kekonsistenan dalam doa kita untuk satu sama lainnya. Berdoa untuk orang lain bisa mengembangkan dan menunjukkan kedewasaan rohani. (2) Keluarga gereja tidak pernah bisa mencapai potensinya sampai, sebagai gereja, kita mengembangkan kekonsistenan dalam doa kita untuk satu sama lainnya. Kita harus melaksanakan hal ini. Kita harus membuat rencana untuk berdoa sebagai keluarga gereja. Kita harus menekankan doa untuk satu sama lainnya di pelbagai perhimpunan kita dan menyediakan banyak kesempatan bagi umat untuk saling mendoakan. (3) Berdoa untuk satu sama lainnya tidak pernah menjadi konsisten kecuali umat memprioritaskan doa.
KESIMPULAN
Victor Frankl pernah dipenjarakan dalam sebuah tempat konsentrasi selama Perang Dunia II. Para penawannya mengambil semua benda miliknya—buku-bukunya, barang-barang berharganya, dan keluarganya. Ia tidak punya apa-apa untuk menjalani hidup ini, tidak ada hal apapun yang membuat dia tetap bertahan kecuali kebulatan tekad yang membandel untuk tetap hidup.
Banyak tawanan di tempat itu menyerah dan mati. Yang lainnya datang kepada Frankl dan meminta dia mengucapkan kata-kata penghiburan untuk membantu orang memikul penderitaan mereka. Pada akhirnya Frankl melakukannya. Ia memberitahu orang-orang itu untuk tetap gigih. Ia mengingatkan mereka bahwa bila besok mereka mendapat hidangan sop, mereka mungkin akan mendapatkan kacang polong di dasar mangkuk itu. Itu memang harapan yang lemah sekali, tetapi hanya itulah yang bisa Frankl berikan kepada mereka.
Tahukah Anda apa yang terjadi? Adalah Frankl sendiri yang menerima paling banyak penghiburan dari ceramah itu. Apa yang ia berikan kepada orang lain, ia berikan juga kepada dirinya sendiri.
Apa yang kita berikan kepada satu sama lainnya dalam Kristus, kita berikan juga kepada diri kita sendiri. Hiburlah seseorang maka Anda pun akan terhibur. Bantulah seseorang, dan Anda pun akan terbantu. Tanggunglah beban orang lain, maka beban Anda sendiri akan terasa lebih ringan. Berdoalah untuk pertumbuhan rohani orang Kristen lainnya, dan Anda akan mendapatkan diri Anda sendiri diperkaya secara rohani.
TFTWMS: Ef 1:17-19 - Mata Hati Yang Diterangi MATA HATI YANG DITERANGI (Efesus 1:17-19A)
Beberapa minggu yang lalu saya menonton sebuah pertunjukkan di TV mengenai kelelawar. Cara kelelawar "...
MATA HATI YANG DITERANGI (Efesus 1:17-19A)
Beberapa minggu yang lalu saya menonton sebuah pertunjukkan di TV mengenai kelelawar. Cara kelelawar "melihat" tidak sama dengan cara manusia melihat. Waktu kita duduk di sebuah ruangan, kita melihat dinding, meja, buku, dan orang. Jika seekor kelelawar terbang melintasi ruangan yang sama itu, ia akan "melihat" isi ruangan itu dengan cara mendengarkan suara yang memantul, bukan dengan cara melihat berkas cahaya. Kelelawar pada dasarnya buta. Kelelawar dan manusia berbeda dalam cara mereka mengenali dunia di sekeliling mereka.
Bila tiba saatnya untuk mengenali kehidupan, orang Kristen sama sekali berbeda dari orang non-Kristen. Paulus mengakui hal ini dalam 1:17-19a. Saat itu ia sedang menulis untuk sekelompok orang Kristen di sebuah kota berhala. Orang Kristen itu merupakan bagian dari ekklesia. Ekklesia adalah kata Perjanjian Baru untuk "gereja." Artinya "perhimpunan, perkumpulan, jemaat." Paulus tidak pernah menganggap gereja sebagai sebuah bangunan fisik. Gereja, atau ekklesia, terdiri dari orang-orang—orang-orang yang diselamatkan dan diubah oleh Yesus Kristus. Cara para anggota ekklesia memandang kehidupan sangat berbeda dari cara orang yang tidak percaya. Hal ini tergambar dalam doa yang Paulus panjatkan:
Dan [aku terus-menerus] meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya (1:17-19a).
Orang Kristen berbeda dari orang non-Kristen dalam cara mereka memandang kehidupan. Pada kenyataannya, mata hati kita yang sudah diterangi melihat kehidupan dalam cara yang tidak bisa dunia bayangkan. Hal apa sajakah yang ekklesia bisa lihat namun tidak bisa dunia lihat?
MATA HATI KITA YANG SUDAH DITERANGI MEMBUAT KITA BISA MELIHAT DAN MENGENAL ALLAH
Bisakah orang non-Kristen mengenal Allah seperti orang Kristen mengenal Allah? Alkitab memberitahu kita tentang pengetahuan terbatas yang dimiliki orang-orang yang bukan kepunyaan Kristus. Mereka itu "pengertiannya … gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka" (4:18). Orang non-Kristen tidak bisa lebih dekat lagi untuk melihat dan mengenal Allah seperti yang orang Kristen lakukan, sama seperti seekor kelelawar tidak bisa melihat isi ruangan dimana Anda sedang duduk seperti yang Anda lihat. Kehidupan di luar ekklesia dilihat dalam satu cara. Sedangkan kehidupan di dalam ekklesia dilihat dalam cara lain lagi.
Paulus berdoa kepada Allah supaya memberi orang Kristen sesuatu yang istimewa: "Roh hikmat dan wahyu" (1:17b). Ia ingin mereka memiliki jenis pengertia "Kristen-saja" terhadap apa yang Allah sudah perbuat dalam Kristus, maupun pengaruh kuat yang Kristus miliki terhadap mereka yang menjadi kepunyaan-Nya.
Filem Field of Dreams berfokus pada seorang tokoh bernama Ray Kinsella, yang membuat lapangan baseball di tengah-tengah ladang jagung di Iowa. Ketika ia sudah menyelesaikannya, para pemain baseball yang pernah hidup muncul kembali dan bermain lagi di lapangannya itu. Untuk beberapa lama, hanya Ray, isterinya, dan anak perempuannya yang bisa melihat para pemain tersebut. Para pemain itu tetap tidak bisa dilihat oleh orang lain— tidak bisa dilihat sebab mereka tidak percaya. Dalam kisah itu, saudara ipar Ray menganggap Ray sudah gila sebab Ray bisa melihat orang yang tidak bisa ia lihat.
Sesuatu seperti itu terjadi pada orang Kristen. Kita bukan saja dikelilingi oleh orang-orang yang benar-benar tidak bisa melihat apa yang orang Kristen bisa lihat oleh karena Allah. Mereka yang berada di luar Kristus melihat kenyataan kehidupan sehari-hari— rumah, mobil, sekolahan, dan tempat-tempat liburan. Mereka melihat bahwa semua itu merupakan bentuk segala kenyataan. Mereka hanya melihat yang bisa dilihat, yang bersifat lahiriah, dunia materi.
Di sepanjang Efesus 1 Paulus bicara tentang sebuah kenyataan atau dimensi yang sama sekali berbeda. Dimensi itu memang tetap tidak terlihat oleh mata lahiriah kita, namun kenyataan tersebut sama nyatanya dengan dunia lahiriah kita. Sebagai anggota ekklesia, kita bisa melihat hal-hal yang Paulus sedang tulis.
Roh Kudus yang diberikan kepada setiap orang Kristen menolong kita untuk melihat apa yang Allah sudah kerjakan dalam Yesus itu sebagai kenyataan dan bagaimana, sebagai akibatnya, hidup kita sudah diubah selama-lamanya. Kita datang untuk melihat dan memahami kenyataan kasih karunia, pengampunan, penebusan, dan warisan rohani, dan menetapnya Roh Allah di dalam roh kita. Di luar ekklesia tidak satu pun dari semua itu terlihat nyata.
Mengapakah Allah memberi ekklesia kemampuan untuk melihat apa yang orang lain tidak bisa lihat? Allah ingin kita datang mengenal Dia secara pribadi. Paulus meminta semoga "Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar" (1:17; huruf miring oleh saya).
Allah ingin Anda mengenal Dia. Kata yang Paulus gunakan untuk mengenal Allah terkait dengan pengetahuan pribadi yang luas dan dalam yang berbeda dengan pengetahuan yang dangkal. Jenis pengetahuan ini timbul dari partisipasi dan pengalaman. Pengetahuan itu menekankan pengenalan seseorang secara pribadi, daripada hanya sekedar mengetahui beberapa fakta atau rincian tentang seseorang.
Pengetahuan tentang Allah hanya mungkin terdapat di antara orang-orang Kristen saja. Itulah sebabnya betapa pentingnya sebuah jemaat menjadi ekklesia sejati. Allah tidak ingin gereja lokal hanya menjadi organisasi lain di dalam masyarakat. Ekklesia ini lebih daripada sekedar sebuah tempat berhimpun dan membuat pelbagai program. Ekklesia ini lebih daripada sekedar tempat yang mengatur pelbagai kelas Alkitab dan perhimpunan untuk ibadah. Ekklesia sejati adalah dimana orang Kristen punya kesempatan untuk datang mengenal Allah.
Setiap anggota gereja lokal sangat diperlukan dalam menolong anggota lain untuk datang mengenal Tuhan. Pengetahuan tentang Allah terjadi ketika orang Kristen berinteraksi sebagai orang-orang yang di dalamnya Roh Tuhan tinggal. Itu terjadi ketika kita saling mengomunikasikan pengetahuan kita tentang Tuhan. Itu terjadi ketika kita mempraktikkan secara pribadi, keadaan sehari-hari perintah "saling"1dari Perjanjian Baru dan merasakan kehadiran Tuhan.
Jika Anda tidak ingat hal lain apa saja di dalam pelajaran ini, harap pelajarilah hal ini: Ekklesia itu (tubuh Kristus yang secara konsisten berinteraksi) menyediakan keadaan yang indah untuk benar-benar bisa mengenal Allah.
Para pemimpim gereja di setiap jemaat harus mengikat diri mereka sendiri untuk lebih banyak memberi perhatian untuk mendorong orang Kristen berinteraksi, bersekutu, dan melayani dalam latar belakang pribadi dengan orang Kristen lainnya. Ekklesia telah melakukan hal itu dalam hari-hari permulaannya, dan itulah fungsi yang Allah maksudkan bagi ekklesia.
MATA HATI KITA YANG SUDAH DITERANGI MEMBUAT KITA BISA MELIHAT KENYATAAN YANG TIDAK TERLIHAT MATA
Paulus menyinggung tiga kenyataan yang tidak terlihat mata; harapan, warisan, dan kuasa:
Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya (1:18, 19a).
Harapan kita sebagai orang Kristen tidak bisa dilihat dengan mata lahiriah. Harapan kita hanya bisa dilihat oleh mata hati. Hanya orang Kristen yang bisa melihatnya. Sebelum kita datang kepada Kristus, kita tidak memiliki harapan ini. "Waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia" (2:12).
Hanya orang Kristen yang memiliki "pengharapan, yang disediakan … di sorga" (Kolose 1:5). Hanya orang Kristen yang memiliki "kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan" (1Petrus 1:3b). Harapan kita sebagai orang Kristen bukanlah sekedar emosi yang rasanya baik. Besarnya harapan kita lebih dariada sekedar bersikap positif terhadap kehidupan. Harapan itu berpusat pada kenyataan tentang Tuhan yang hidup yang berjanji bahwa hidup-Nya akan menjadi hidup kita dan rumah-Nya yang kekal akan menjadi rumah kita. Hanya mata hati yang sudah diterangi yang bisa terikat pada harapan seperti itu.
Selanjutnya, hanya mata hati orang Kristen yang diterangi yang bisa melihat ekklesia sebagai warisan Allah sendiri. Paulus berdoa semoga orang Kristen bisa melihat "betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus." Renungkanlah segala hal yang Allah miliki. Renungkanlah segala keindahan dunia ini. Hitunglah semua kekayaannya. Renungkanlah kemegahan matahari, bulan, dan bintang. Tataplah ke atas langit dalam keheranan terhadap beberapa bima sakti dari alam semesta itu sendiri yang sangat luas. Jika semua ciptaan dihadapkan ke hadapan Allah dan Allah sendiri diminta untuk menunjuk hartanya yang paling berharga, akan seperti apakah hartanya itu? Seperti apakah milik Allah yang paling berharga itu?
Paulus ingin orang Kristen mengerti bahwa dari segala harta benda alam semesta yang diciptakan ini, Allah akan memilih ekklesia sebagai milik-Nya yang paling berharga! Dunia tidak memandang gereja sebagaimana Allah memandangnya. Banyak orang Kristen yang juga gagal memahami nilai tinggi yang Allah lekatkan pada gereja.
Mata hati yang diterangi melihat gereja secara berbeda. Gereja itu merupakan warisan Allah, harta Allah, milik Allah yang sangat berharga. Itulah semua yang kita miliki ketika kita menjadi milik gereja. Kita menjadi bagian ekklesia— pemaparan rencana Allah yang berabad-abad untuk memiliki suatu umat yang bisa Ia sebut milik-Nya sendiri.
Satu kenyataan lain yang terlihat mata disinggung dalam teks kita—kuasa. Paulus menulis tentang "betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya." Paulus memakai beragam kata untuk menarik perhatian kepada kuasa untuk ekklesia yang tersedia melalui injil. Empat kata berbeda untuk "kuasa" muncul dalam ayat 19.2Ia menumpuk satu kata kuasa di atas kata lainnya untuk menekankan kebenaran ini bahwa di dalam Kristus kita menemukan kuasa yang setinggi mungkin. Kuasa itu sama dengan akumulasi kuasa yang tidak tertandingi dalam kebesarannya.
Hanya orang Kristen yang bisa melihat kuasa itu. Faktanya, orang non-Kristen kadang-kadang tidak bisa melihat apa-apa di dalam pekerjaan Allah kecuali kelemahan. Ingatlah bahwa sebagian besar orang di bawah salib tidak bisa melihat kuasa Allah yang menyelamatkan. Mereka pikir mereka sedang menyaksikan kekalahan dan kegagalan—kematian seorang yang bodoh yang menganggap dirinya Mesias.
Sebaliknya, mata yang terbuka kepada Allah bisa melihat salib itu dalam seluruh kuasa penyelamatannya. Mata itu bersaksi atas kuasa Allah yang tidak bisa digambarkan dan mengerikan. Itu merupakan kuasa yang meledak dari kuburan dalam hidup kekal untuk semua orang yang percaya.
KESIMPULAN
Dunia yang tidak percaya tidak bisa melihat apa yang orang Kristen bisa lihat di dalam ekklesia. Allah memberi kita mata hati yang diterangi. Kita bisa dan harus melihat dunia secara berbeda. Namun begitu, berhati-hatilah akan hal ini: Anda tidak akan memiliki mata hati atau harapan atau kuasa yang diterangi jika jemaat Anda dan orang-orang di dalamnya bagaikan sebuah toko nyaman di dalam hidup Anda. Anda tidak akan merasakan kuasa itu jika Anda hanya mendorongnya seminggu sekali, masuk ke dalam gedung gereja, duduk sebentar, dan kemudian menghilang tanpa kontak pribadi—khususnya kontak rohani—dengan orang Kristen lainnya. Anda tidak bisa mengenal atau melihat Allah kecuali melalui umat-Nya.
Bantulah jemaat lokal untuk mengerjakan hal itu. Dukunglah para pimpinan Anda, dan doronglah mereka untuk bersungguh-sungguh dalam memberi jemaat itu cara untuk mempraktikkan lebih lengkap dan lebih konsisten perintah "saling" dari Perjanjian Baru. Barulah, dan benar-benar barulah, jemaat itu akan merasakan berkat mata hati yang diterangi.
TFTWMS: Ef 1:18 - Keagungan Panggilan Allah, Warisan-nya, Dan Kuasa-nya KEAGUNGAN PANGGILAN ALLAH, WARISAN-NYA, DAN KUASA-NYA (Efesus 1:18b-19)
18b, cSehingga kamu akan tahu apa itu harapan dari panggilan-Nya, apa itu kek...
KEAGUNGAN PANGGILAN ALLAH, WARISAN-NYA, DAN KUASA-NYA (Efesus 1:18b-19)
18b, cSehingga kamu akan tahu apa itu harapan dari panggilan-Nya, apa itu kekayaan dari kemuliaan warisan-Nya dalam diri orang-orang kudus, 19 dan apa itu kehebatan kuasa-Nya yang luar biasa bagi kita yang percaya. Ini sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya (NASB).
Seraya jemaat Efesus itu tumbuh dan dewasa dalam iman mereka, Paulus berdoa semoga mereka akan tiba pada pengertian yang lebih dalam tentang maksud Allah yang sedang dikerjakan di tengah-tengah mereka. Ia ingin mereka diterangi, atau melihat dengan lebih jelas, dalam tiga hal. Oleh karena itu, ia berdoa semoga mereka bisa mengenal secara lebih penuh harapan yang dibawa oleh panggilan Allah, kekayaan dari kemuliaan warisan mereka, dan kehebatan kuasa Allah.
Ayat 18b. Pertama, Paulus ingin para pembacanya tiba pada pengertian tentang harapan yang menjadi milik mereka oleh karena panggilan Allah. Ia berkata bahwa ia berdoa agar mereka diterangi "sehingga kamu akan tahu apa itu harapan dari panggilan-Nya." Penyebutan tentang panggilan-Nya itu memulai lagi kepada awal surat itu, di mana Paulus bicara tentang fakta bahwa Allah "sudah memilih kita" (1:4). Itu juga melihat ke depan kepada "panggilan yang dengannya kamu sudah dipanggil (4:1) dan "satu harapan dari panggilan kamu" (4:4) yang Paulus bicarakan belakangan di dalam surat kiriman itu. Meski panggilan Allah tidak sewenang-wenang, yaitu bahwa Allah tidak sedang membuat pilihan untuk orang-orang dengan mempertimbangkan penerimaan atau penolakan mereka terhadap keselamatan, itu bicara tentang inisiatif-Nya dalam membuka jalan bagi kita untuk memiliki hubungan dengan Dia. Kita memiliki harapan "di dalam Kristus," dan itu adalah milik kita karena Allah sudah memberikannya kepada kita untuk "menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya" (1:12).
Berbeda dengan kondisi berdosa jemaat Efesus, pada waktu itu Paulus menulis, mereka memiliki harapan tentang warisan penuh mereka (1:11-14). Harapan mereka tertuju kepada sorga (Kolose 1:5), janji yang datang bersama penerimaan mereka terhadap injil (Kol 1:23) Harapan (e˙lpi÷ß, elpis) adalah "keinginan terhadap manfaat tertentu dengan harapan mendapatkannya."10Orang-orang Kristen ini tidak hanya menginginkan sorga, tetapi juga berharap untuk tinggal di sana oleh karena janji Allah. Harapan bukan keinginan semata: Orang mungkin menginginkan sorga tanpa memiliki harapan apapun, dari sudut pandang Alkitab, untuk pergi ke sana. Harapan juga bukan sekedar antisipasi: Orang mungkin saja mengantisipasi sesuatu yang mengerikan terjadi, tanpa menginginkan sesuatu itu terjadi. Harapan adalah keinginan dan antisipasi. Harapan ini, didirikan di atas Firman Allah, adalah "sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita" ketika orang Kristen menghadapi masalah dalam hidup ini (Ibrani 6:19). Paulus ingin para pembacanya tumbuh dalam "harapan dari panggilan-Nya."
Ayat 18c. Kedua, Paulus berdoa semoga jemaat Efesus akan mengenal "apa itu kekayaan dari kemuliaan warisan-Nya dalam diri orang-orang kudus" (1:18c). Paulus sudah menggunakan "warisan" dalam dua cara dalam pasal 1. Orang-orang kudus itu warisan dari Allah (lihat 1:11), dan Roh Kudus adalah "jaminan bagi warisan kita" yang akan diberikan sebagai karunia kepada orang Kristen ( 1:14). Jika yang pertama adalah di dalam pikiran Paulus ketika ia bicara tentang warisan Allah dalam diri orang-orang kudus, maka ia ingin mereka tahu betapa berharganya mereka itu di mata Allah. Jika Paulus menggunakan "warisan" dalam pengertian yang terakhir, maka ia ingin mereka memiliki penghargaan yang lebih penuh terhadap kekayaan kemuliaan yang Allah telah simpan bagi mereka di akhirat nanti. Berdasarkan apa yang Paulus katakan dalam ayat 14, tampaknya yang ada di dalam pikirannya adalah pengertian yang terakhir ketika ia berdoa minta pengertian yang lebih luas mengenai warisan mulia yang menanti orang-orang kudus milik Allah.
Ayat 19. Paulus juga merindukan jemaat Efesus untuk mengetahui "dan apa itu kehebatan kuasa-Nya yang luar biasa bagi kita yang percaya." Ini merupakan permohonan ketiga di dalam doa Paulus bagi orang-orang Kristen ini. Permohonan itu sarat dengan kata-kata kekuatan; Paulus berdoa semoga para pembacanya bisa memberikan penghargaan yang lebih tinggi terhadap kuasa Allah.
Rasul itu menggunakan empat istilah untuk kata kuasa di dalam surat ini. Ia memperkenalkan kata-kata "kuasa" itu dengan mengacu kepada kehebatan Allah yang luar biasa (uJperba¿llon me÷geqoß, huperballon megethos). Ini melibatkan "melempar melampaui … keunggulan," jenis kehebatan yang superior yang tak terkira, kehebatan dan kuasa yang lebih daripada cukup.11Kuasa Tuhan adalah tanpa batas. Empat kata "kuasa" yang digunakan di sini adalah du/namiß (dunamis), kata Yunani untuk "kemampuan alami, kekuatan yang melekat"; e˙ne÷rgeia (energeia), diterjemahkan bekerja dan berarti "energi, kekuatan yang bekerja"; i˙scu/ß (ischus), yang diterjemahkan kekuatan dan menunjukkan "memiliki kekuatan fisik"; dan kra¿toß (kratos), kata kerja yang diterjemahkan perkasa, yang berarti "kekuatan yang bekerja."12Dengan menempatkan bersama empat konsep itu, Paulus membicarakan Allah sebagai Pribadi yang memiliki kekuatan yang melekat yang dengannya Ia bertindak untuk menghasil-kan pelbagai efek yang tak terkira. Karena Paulus menggabungkan kuasa Allah dengan harapan dan warisan jemaat Efesus, maka maksudnya itu pasti bahwa tidak ada cara Allah akan mengecewakan harapan mereka atau gagal untuk memberikan warisan mereka. Allah cukup berkuasa untuk melakukan apa yang Ia telah janjikan!
Kekuatan luar biasa Allah itu adalah bagi kita yang percaya. "Bagi," adalah terjemahan dari preposisi Yunani ei˙ß (eis), yang menunjukkan bahwa kuasa Allah adalah jelas bagi mereka yang tetap percaya, memberi mereka kepercayaan diri tentang harapan dan warisan mereka. "Percaya" adalah kata kerja dari tindakan yang terus menerus.
Paulus menyimpulkan tiga bidang di mana ia ingin saudara-saudaranya itu diterangi.
TFTWMS: Ef 1:19-23 - Strategi Kekuasaan STRATEGI KEKUASAAN (Efesus 1:19-23)
Henry Ford bermimpi membuat mobil yang harganya terjangkau oleh keluarga pekerja kelas menengah. Ia ingin mobil i...
STRATEGI KEKUASAAN (Efesus 1:19-23)
Henry Ford bermimpi membuat mobil yang harganya terjangkau oleh keluarga pekerja kelas menengah. Ia ingin mobil itu lebih daripada sekedar mainan orang kaya. Untuk melaksanakannya, ia memakai strategi produksi besar-besaran. Ia menerapkan konstruksi jalur perakitan untuk menurunkan biaya pembuatan dan menjaga harga penjualan tetap wajar. Strateginya itu berhasil merubah cara pembuatan mobil.
Kita semua memakai strategi untuk mencapai beragam tujuan, apakah kita sedang mengupayakan kenaikan pangkat di tempat kerja, sedang berusaha keras memperoleh nilai "A" dalam kelas tertentu, atau sedang membeli sebuah rumah. Beberapa strategi yang kita gunakan ada yang berhasil. Beberapa lagi ada yang gagal.
Alkitab merupakan kitab strategi. Kitab ini menyajikan beragam rencana yang orang bisa gunakan untuk menghadapi kehidupan. Kitab ini juga menunjukkan kepada kita strategi apa yang berhasil dan yang tidak berhasil. Alkitab menyajikan beragam strategi yang sudah manusia coba dalam berurusan dengan masalah keluarga, perkawinan, pekerjaan, dan persahabatan. Yang terutama, kitab ini menyajikan pelbagai strategi yang terkait dengan Allah, mentaati Allah, dan melayani Allah. Salah satu prinsip strategi yang tetap konsisten dalam Kitab Suci adalah ini: Umat Allah percaya kepada kuasa Allah, bukan kepada kekuatan mereka sendiri, untuk menyelesaikan pekerjaan Allah.
Renungkanlah kisah merebut kota Yerikho. Siapakah yang pernah mengira mengelilingi sebuah kota selama tujuh hari dan percaya kepada kuasa Allah bisa membuat tembok-tembok kota itu runtuh, bukannya dengan menyerang kota bertembok itu seperti yang dilakukan oleh bala tentara lain mana saja? Itu merupakan rencana pertempuran Allah.
Jenderal manakah yang bersedia mengurangi bala tentaranya dari 32.000 penempur menjadi 300 penempur saja untuk menghadapi ribuan prajurit musuh yang dipersenjatai dengan sangat baik? Allah memberi Gideon strategi itu—sebuah strategi yang bekerja berdasarkan rasa percaya kepada kuasa Allah.
Allah mengharap umat-Nya percaya kepada kuasa-Nya, bukan kepada kekuatan mereka sendiri, untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya. Contoh demi contoh mengenai strategi mendasar ini muncul seraya kita membaca Kitab Suci.
Allah tidak berubah. Ia masih ingin umat-Nya percaya kepada kuasa-Nya. Tepatnya itulah isi pelajaran mengenai teks kita ini. Teks itu menyinggung strategi mendasar tentang pekerjaan gereja. Akankah kita melaksanakan pekerjaan Tuhan berdasarkan kekuatan kita sendiri, atau akankah kita bekerja berdasarkan kuasa Allah?
Paulus menulis, Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu (1:18-23).
Berawal dengan ayat 18, Paulus berdoa semoga ekklesia (gereja) di Efesus pada akhirnya akan melihat tiga kenyataan yang bisa dilihat mata: (1) harapan unik yang merupakan milik mereka, (2) warisan Allah yang sudah diberikan kepada mereka, dan (3) kuasa Allah yang dengannya mereka harus bekerja.
Paulus memakai beberapa kata untuk "kuasa" untuk menekankan bahwa dalam Kristus kita menemukan kuasa yang setinggi mungkin. Allah menginginkan setiap gereja lokal bekerja dengan kuasa besar-Nya yang tidak ada duanya.
Gereja-gereja lokal bisa menggunakan pelbagai program. Kita bisa memakai cara-cara moderen untuk memerintah, mengatur, dan mengatasi pelbagai situasi kehidupan. Kita bisa membantu orang untuk belajar bagaimana menjadi orang tua yang lebih baik, bagaimana memperkaya perkawinan mereka, bagaimana memiliki rasa percaya diri yang lebih baik, bagaimana cara mempelajari Alkitab, bagaimana cara mengajar, dan bagaimana melakukan pelbagai kegiatan yang kita kaitkan dengan pelbagai program dan pelayanan jemaat-jemaat lokal. Kita bisa saja melakukan semua itu namun tetap saja tidak memanfaatkan semua strategi paling mendasar bagi umat Allah—yaitu, bekerja dengan kuasa Allah. Ia berusaha membantu kita untuk melihat kebutuhan di dalam kata-kata teks kita.
ALLAH MEMBANGUN KEPERCAYAAN KITA KEPADA KUASA-NYA
Paulus berdoa bagi ekklesia di Efesus semoga mereka mengenal kuasa Allah, semoga mereka ambil bagian di dalamnya, dan semoga mereka bekerja dengan kuasa itu. Rasul itu menyinggung tiga penampakan kuasa Allah yang luar biasa yang mendorong kita melakukan apa saja yang diperlukan untuk mengambil manfaat dari kuasa itu:
1. Kebangkitan Kristus dari antara orang mati (1:20).
Salib menyajikan kita gambaran tentang kasih Allah; kebangkitan Kristus memberi kita gambaran tertinggi tentang kuasa-Nya. Syair sebuah lagu mengingatkan kita akan gambaran tentang kuasa ilahi ini:
Tidak satu kata pun terdengar di kubur itu pada hari itu, Hanya langkah-langkah kaki prajurit ketika mereka menjaga kubur itu. Satu hari, dua hari, tiga hari berlalu, Bisakah itu berarti Yesus telah menghembuskan nafas-Nya yang terakhir? Bisakah itu berarti Bapa-Nya sudah meninggalkan Dia. Meninggalkan Anak-Nya, menghina dosa kita, Semua penghuni neraka kelihatannya berbisik, "Lupakan saja Dia, Ia sudah mati." Lalu Bapa melihat ke bawah kepada Anak-Nya dan berkata, "Bangkitlah, kasih-Ku! Bangkitlah, kasih-Ku! Kuasa kubur tidak lagi berkuasa atas-Mu. Tidak ada lagi sengat maut, tidak ada lagi penderitaan. Bangkitlah, bangkitlah, kasih-Ku."1
Yesus memang sudah bangkit. Bayangkanlah kuasa yang menembus ke dalam kubur itu dan meledak dalam sebuah ledakan hidup kekal. Hanya Allah yang memiliki jenis kuasa seperti itu. Betapa bodohnya kita bila mengira bisa hidup tanpa kuasa itu!
2. Permuliaan Kristus. Allah menunjukkan kuasa-Nya bukan hanya dalam kebangkitan, tetapi juga dalam permuliaan Yesus. Ia "mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang" (1:20, 21).
Kita menyanyikan kebenaran itu ketika kita ikut menyanyikan "Yesus adalah Tuhan." Ia memang Tuhan. Nama-Nya memang di atas segala nama. Tidak ada kuasa yang bisa dibayangkan—kuasa malaikat, roh jahat, atau manusia—yang bisa dibandingkan dengan kuasa Tuhan Yesus Kristus. Kuasa-Nya meminta kita untuk bersikap serius mengenai menaruh percaya kepada kuasa itu. Ketika umat-Nya berjalan dalam kuasa-Nya, sikap itu menghormati Dia yang duduk di atas takhta itu.
3. Keunggulan Yesus Untuk Gereja. Ayat 22 berkata, "Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada." Kuasa Allah sudah menjadikan Yesus Tuhan yang berkuasa atas alam bendawi dan alam rohani. Yesus berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi" (Matius 28:18).
Ia adalah Tuhan atas segala-galanya. Allah bukan hanya menjadikan Yesus sebagai Tuhan atas segala Tuhan, namun Ia sudah menjadikan Dia "kepala dari segala yang ada kepada gereja." Dengan kata lain, Allah Bapa sudah memberi Tuhan semua kemuliaan kepada gereja! Yesus memerintah untuk kepentingan gereja. Ia duduk di atas takhta untuk melihat bahwa gereja sepenuhnya menjadi seperti yang Allah inginkan. Inilah alasan lain bagi semua jemaat untuk bergerak ke arah rasa percaya yang lebih besar kepada kuasa Allah—sebab Tuhan Yesus sendiri sudah diberikan kepada gereja.
Allah membangun kepercayaan kita kepada kuasa-Nya melalui kebangkitan, permuliaan, dan keunggulan Yesus.
ALLAH MENGUNDANG PARTISIPASI KITA DALAM KUASA-NYA
Salah satu strategi mendasar yang keluar dari Alkitab adalah ini: Allah ingin umat-Nya percaya kepada kuasa-Nya, bukan kepada kuasa mereka sendiri. Bila diterapkan kepada gereja-gereja lokal, Allah ingin kita bekerja dengan kuasa-Nya dan mengundang pastisipasi kita dalam kuasa-Nya itu.
Gereja lokal perlu menjadi pernyataan kuasa-Nya yang terlihat mata, pernyataan keberadaan-Nya yang terlihat mata, dan pernyataan Tuhan Yesus yang terlihat mata. Jemaat harus menawarkan manusia sebuah tempat dimana mereka bisa menemukan dan merasakan kerajaan Allah.
Simaklah apa yang Paulus katakan tentang gereja dalam 1:22, 23: di dalam Kristus "segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu." Kedua ayat ini mencakup dua kebenaran tentang gereja.
1. Kita adalah "tubuh-Nya." Antara Yesus dan gereja lokal terdapat penyatuan yang sangat penting. Renungkanlah tubuh manusia. Tubuh itu memiliki banyak bagian—tangan, kuping, kaki, paru-paru, lengan, pembuluh nadi, dll. Setiap bagian itu penting. Ketika setiap bagian itu berfungsi, tubuh itu sehat. Nyawa bisa dipertahankan bila kepala, jantung, lengan, dan organ-organ bagian dalam berfungsi baik.
Itulah rencana Yesus bagi gereja. Jangan abaikan kebenaran ini: Gereja bekerja dengan kuasa Allah ketika berfungsi sebagai tubuh ketimbang sebuah organisasi.
Ada perbedaan yang sangat menyolok antara gereja sebagai organisasi dan gereja sebagai tubuh Kristus. Banyak kegagalan dan persoalan yang menyerang gereja-gereja lokal di zaman kini sebagai akibat dari fakta ini bahwa kita lebih berfungsi sebagai organisasi daripada sebagai tubuh Kristus.
2. Kita adalah "kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu." Dengan kata lain, Yesus sendiri adalah gereja. Seraya tubuh Kristus itu berfungsi, tubuh itu menjadi pernyataan penuh Yesus Kristus. Ketika hal itu terjadi, seperti yang terjadi di abad pertama, dunia akan memperhatikan. Tiba-tiba saja, gereja menjadi menonjol. Di dalam gereja itu orang-orang menemukan apa yang tidak mereka temukan di tempat lain dalam dunia ini—Tuhan yang hidup, yang dengan kuatnya dinyatakan melalui manusia.
Pernah dikatakan bahwa tafsir terbaik bagi Alkitab adalah Alkitab itu sendiri. Simaklah bagaimana 4:7-16 menerangkan tentang bagaimanakah seharusnya strategi kita sebagai gereja—strategi untuk bekerja dengan kuasa Allah:
Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."… Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, —yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota—menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Marilah kita terapkan pelbagai kebenaran itu kepada gereja lokal dalam tiga cara ini: (1) Untuk menyukakan dan menghormati Allah, jemaat harus digerakkan dengan kuasa Allah. Allah selalu menuntut umat-Nya bekerja dengan kuasa-Nya, bukan dengan kekuatan mereka. (2) Untuk bekerja dengan kuasa-Nya, gereja harus berfungsi sebagai tubuh Kristus. Ini menuntut penekanan untuk berhimpun dimana umat Kristen mempraktikkan perintah "saling." (3) Untuk berfungsi sebagai tubuh Kristus, gereja harus menjadikan kehidupan tubuh Kristus sebagai prioritas yang paling utama. Ekklesia merupakan tatanan sosial baru milik Allah—cara hidup yang seluruhnya baru. Itu merupakan kehidupan tubuh Kristus, yang bekerja dengan kuasa Allah melalui Yesus.
KESIMPULAN
Di Itasca, Texas, hanya beberapa saat sebelum Perang Dunia II pecah, kebakaran di sebuah gedung sekolah menelan korban lebih dari dua ratus anak-anak. Setelah perang usai, kota itu membangun kembali gedung sekolah itu dan memasang apa yang mereka katakan, "sistem penyemprot air yang terbaik di dunia." Seluruh kota merasa lega dengan tindakan pencegahan itu. Mereka mengadakan tur ke fasilitas itu dan menunjukkan tekhnologi penyemprot air yang terkini kepada penduduk kota itu. Seraya kota itu berkembang, perlulah dibangun gedung tambahan bagi sekolah itu. Ketika mereka membangunnya, mereka menemukan temuan yang sangat mengejutkan. Tujuh tahun sudah berlalu sejak sekolah itu dibuka dan sistem penyemprot air dipasang. Sewaktu tukang bangunan edang membangun gedung tambahan, mereka menemukan bahwa sistem penyemprot air itu tidak pernah tersambung.
Hal itu bisa terjadi pada sebuah jemaat. Meskipun Allah menawarkan kuasa yang luar biasa kepada gereja-gereja lokal, namun beberapa gereja ada yang tidak tersambung. Mereka melakukan yang terbaik untuk mempertahankan apa yang mereka miliki dan tidak mundur, namun mereka tidak berfungsi sebagai tubuh. Mereka tidak bekerja dengan cara Allah atau bergerak dengan kuasa Allah.
Apakah yang bisa Anda lakukan jika Anda berada dalam sebuah jemaat seperti itu? Berdoalah, dan berdoalah lebih tekun lagi semoga Allah akan memimpin jemaat itu untuk lebih berfungsi seperti sebuah tubuh Kristus. Datangilah para pemimpin jemaat itu dan biarkan mereka tahu bahwa Anda ingin melihat gereja itu menjadi lebih seperti sebuah tubuh Kristus. Buatlah mereka tahu bahwa Anda siap untuk menjadi bagian dari tubuh Kristus itu. Lalu teruslah berdoa, dan perhatikanlah apa yang Allah perbuat.
TFTWMS: Ef 1:20-23 - Kuasa Allah Diperlihatkan KUASA ALLAH DIPERLIHATKAN (Efesus 1:20-23)
Yang Ia wujudkan di dalam Kristus, ketika Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia ...
KUASA ALLAH DIPERLIHATKAN (Efesus 1:20-23)
Yang Ia wujudkan di dalam Kristus, ketika Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah tangan kanan-Nya di sorga, 21 jauh lebih tinggi daripada segala pemerintahan dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan, dan tiap-tiap nama yang disebutkan, bukan hanya di zaman ini tetapi juga di zaman yang akan datang. 22 Dan Ia meletakkan segala sesuatu tunduk di bawah kaki-Nya, dan memberikan Dia sebagai kepala atas segala sesuatu kepada jemaat, 23 yang adalah tubuh-Nya, kepenuhan-Nya yang memenuhi semua dan segala sesuatu (NASB).
Doa Paulus berlanjut dalam ayat 20 sampai 23. Kasih-Nya untuk jemaat Efesus adalah jelas, dan imannya kepada Allah bersinar melalui permohonannya untuk mereka.
Ayat 20a. Kuasa Allah yang Paulus ingin saudara-saudara ini menghargainya dengan lebih lebih tinggi diperlihatkan dalam kebangkitan Kristus.
Teks kita bicara tentang karya penuh kuasa "yang [Allah] wujudkan di dalam Kristus, ketika Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati." [Di]wujudkan adalah terjemahan dari Yunani kata kerja e˙nerge÷w (energeō), yang berarti "menjadi aktif."13
Bentuk kata kerja aorist indicative active menunjukkan sesuatu sudah dilakukan di masa lalu. Pengertiannya adalah bahwa Allah sudah bertindak dengan cara yang penuh kuasa di masa lalu, dan ini harus menjadi jaminan bahwa Ia akan bertindak dengan cara yang penuh kuasa di masa depan atas nama umat-Nya ketika Ia memenuhi harapan mereka. Setelah bicara tentang kuasa Allah yang bekerja di dalam Kristus, Paulus lalu menyatakan apa yang kuasa itu sudah capai: Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati. Kebangkitan Kristus merupakan bukti tertinggi tentang keilahan Yesus (lihat Roma 1:4). Kebangkitan-Nya juga merupakan demonstrasi kebesaran kuasa Allah. Paulus tidak menyebutkan salib dalam teks ini karena—meski salib itu sama pentingnya—namun ia memandang salib sebagai kelemahan (2 Korintus 13:4) dibandingkan dengan kuasa kebangkitan. Dalam Kolose 2:12, rasul itu menggunakan kata benda e˙ne÷rgeia (energeia) sehubungan dengan kebangkitan Yesus dari antara orang mati dan orang percaya yang dibangkitkan dari baptisan. Membangkitkan orang mati butuh kuasa yang besar, dan kuasa yang besar ini milik Allah.
Ayat 20b. Paulus selanjutnya menekankan kuasa Allah dengan menyatakan bahwa Ia tidak hanya membangkitkan Kristus dari antara orang mati, tetapi juga meninggikan Dia: Dan mendudukkan Dia di sebelah tangan kanan-Nya di sorga.
"Mendudukkan" menyiratkan bahwa karya penebusan sudah lengkap, tetapi itu juga menunjukkan tempat kehormatan, kemuliaan, dan keagungan karena tempat duduknya itu di "sebelah tangan kanan" Allah. Dalam Perjanjian Lama, sebelah tangan kanan Allah disajikan sebagai posisi tentang dukungan, kemenangan, dan kekuasaan (Mazmur 80:17; 20:6; 89:13). Kuasa yang memuliakan Kristus tersedia bagi jemaat Efesus untuk memenuhi harapan mereka dan membawa mereka ke dalam warisan mereka. (Untuk "sorga," lihat komentar tentang 1:3).
Ayat 21a. Paulus menekankan bahwa peninggian Kristus dimungkinkan oleh kuasa Allah yang besar. Ia lebih lanjut menyatakan Kristus sebagai jauh lebih tinggi daripada segala pemerintahan (aÓrch/, archē) dan penguasa (e˙xousi÷a, exousia) dan kekuasaan (du/namiß, dunamis) dan kerajaan (kurio/thß, kuriotēs). Dua kata Yunani yang pertama digunakan juga oleh Paulus dalam 3:10 dan 6:12.
Menurut teks-teks ini, gereja memberitahukan hikmat Allah kepada "segala pemerintahan" dan "penguasa"dan perang orang Kristen terhadap "segala pemerintahan" dan "penguasa" ("segala kuasa"; KJV). Dua kata Yunani yang sama ditemukan dalam Kolose 2:10 dan 2:15. Di sana, Kristus dikatakan sebagai kepala atas segala "pemerintahan" dan "penguasa," setelah melucuti segala "penguasa" dan "penguasa." Menurut Roma 8:38, 39, tidak ada pemerintahan (archē) atau hal lainnya yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Dalam menyurati jemaat di Korintus, Paulus bicara tentang akhir zaman, saat Kristus akan menyerahkan kerajaan itu kepada Allah dan melenyapkan "segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan" (1 Korintus 15:24). Kolose 1:16 menyantumkan "pemerintahan-pemerintahan" dan "kuasa-kuasa" di antara "segala sesuatu [yang] … diciptakan oleh Dia dan untuk Dia."
"Pemerintahan" (kuriotēs) dan "kekuasaan" (dunamis) disinggung di dalam 2 Petrus 2:10, 11. Kolose 1:16 juga bicara tentang "kerajaan" (kuriotēs), "pemerintah" (archē), dan "penguasa" (exousia). Bagaimanakan beragam penggunaan "pemerintahan," "penguasa," "kuasa," dan "kerajaan" memiliki pengaruh ke atas teks yang sedang kita bahas? Tampak jelas bahwa istilah-istilah ini digunakan dalam beberapa pengertian di dalam Kitab Suci—baik dan buruk, duniawi dan sorgawi. Maksud yang rasul itu ingin sampaikan adalah bahwa Kristus adalah di atas segala sesuatu dan semua orang di sorga dan di bumi, baik di alam rohani dan alam lahiriah. Satu-satunya pengecualian adalah Allah (1 Korintus 15:27).
Ayat 21b. Ungkapan tiap-tiap nama yang disebutkan mengingatkan kita akan Filipi 2:9, 10: "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi …." Dalam nas ini, nama di atas segala nama lain mungkin adalah "Yesus," yang berarti "Yehova Juruselamat."14Pentingnya nama ini terlihat dalam Matius 1:21, di mana malaikat itu memberitahu Yusuf, "Engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Dalam Yesaya 9:6, nabi mesianik itu berkata, "Namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." Ibrani 1:4, 5 menggambarkan Yesus sebagai lebih baik daripada para malaikat: ". . . nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: 'Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini'? dan 'Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku'?" Oleh karena itu, apakah kita berpikir tentang nama "Yesus" atau salah satu sebutan dari nabi Yesaya itu atau "Anak," nama yang Allah telah berikan kepada Dia adalah "jauh lebih tinggi daripada segala … nama-nama yang disebutkan." Kristus adalah yang tertinggi atas segala sesuatu di setiap tempat, dan nama-Nya lebih unggul atas setiap nama lain yang dapat disebutkan.
Ayat 21c. Pernyataan-pernyataan ini adalah benar bukan hanya di zaman ini tetapi juga di zaman yang akan datang. Kata Yunani untuk "zaman" bukan ko/smoß (kosmos), yang artinya "dunia" (KJV) atau alam semesta yang diciptakan, tapi ai˙w¿n (aiōn), yang bicara tentang durasi dan berarti keadaan sekarang ini serta keadaan masa depan segala sesuatu.15Kata benda aiōn digunakan dalam hal "zaman ini," saat ini, dan "zaman yang akan datang"—yaitu, masa depan yang akan diresmikan pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali. Kristus adalah yang tertinggi atas segala sesuatu di zaman sekarang dan segala sesuatu di zaman yang akan datang. Paulus menyiratkan ini berulang-ulang saat ia bicara tentang orang Kristen punya warisan (1:5, 18), harapan (1:18), penebusan akhir (1:14; 4:30), tempat di kerajaan kekal Kristus (5: 5), dan pujian Allah (3:20, 21).
Ayat 22. Dengan kuasa-Nya yang besar, Allah menempatkan segala sesuatu di bawah kekuasaan Kristus: Dan Ia meletakkan segala sesuatu tunduk di bawah kaki-Nya. "Meletakkan … di bawah" adalah terjemahan dari uJpota¿ssw (hupotassō), yang merupakan istilah militer yang berarti "menaklukkan di bawah seseorang,"16sebagaimana pasukan ditempatkan di bawah komandan.
Perbuatan yang diacukan itu, oleh karena itu, dengan [aorist … bentuk dari hupotassō], bisa berupa karunia pasti tentang kekuasaan mutlak sebagai akibat dari peninggian[-Nya]. Pengangkatan Kristus ke sebelah tangan kanan Allah diikuti oleh penempatan segala sesuatu di bawah kaki-Nya dan menjadikan Dia … berdaulat atas segalanya.17
Setelah kebangkitan-Nya dari antara orang mati, Kristus berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi" (Matius 28:18). Ia adalah Tuhan atas segalanya!
Ini adalah kali pertama Paulus menyebut gereja di dalam surat itu. Namun begitu, seluruh surat itu adalah tentang gereja, dan penyebutan pertama di sini menunjukkan status terhormat gereja dalam maksud Allah. Kata benda Yunani untuk "gereja" adalah e˙kklhsi÷a (ekklēsia), kata majemuk yang terdiri dari e˙k (ek, "dari") dan kale÷w (kaleō, "memanggil"). Itu mengacu kepada sekelompok orang yang "dikumpulkan."18Kata itu digunakan di dalam Perjanjian Baru untuk mengacu-kan jemaat Israel (Kisah 7:38), perhimpunan mana saya yang dipanggil keluar (Kisah 19:32, 39, 41), jemaat lokal umat Allah (Kisah 8:1, misalnya), gereja-gereja di sebuah wilayah tertentu (1 Korintus 16:1; 2 Korintus 8:1; Galatia 1:2), dan gereja universal, atau semua orang yang diselamatkan di dalam Kristus (Matius 16:18; Kolose 1:18; Efesus 1:22). Gereja adalah umat Allah yang dipanggil ke luar (lihat 1 Petrus 2:9, 10), yang telah dipanggil oleh injil (2 Tesalonika 2:14) dan telah menerimanya dalam ketaatan (Kisah 2:37-47).
Paulus menegaskan kepada jemaat Efesus bahwa Allah memberikan Dia sebagai kepala gereja. Sama seperti Kristus adalah kepala atas segala sesuatu di alam semesta, Ia telah diberikan sebagai karunia Allah kepada jemaat sebagai kepala. "Kepala" (kefalh/, kephalē) digunakan untuk mengacukan "apa saja yang tertinggi, utama, menonjol; … penguasa, tuan."19Dalam konteks ini, keadaan Kristus sebagai kepala gereja haruslah mengacu kepada kekuasaan-Nya atas gereja. Paulus menggunakan kata "kepala" dengan cara ini dalam Kolose 2:10, ketika ia berkata tentang Kristus, "Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa." Gereja melihat kepada Kristus dan kehendak-Nya untuk arah dan tujuan. Kita diingatkan tentang mandat Allah pada saat perubahan wujud Kristus: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia (Matius 17:5; huruf miring ditambahkan). Mendengarkan Kristus adalah mengakui Perjanjian Baru sebagai kehendak-Nya (lihat Ibrani 9:15-17), menganggap kata-kata Perjanjian Baru sebagai perintah-Nya (1 Korintus 14:37), dan memastikan kita bicara sesuai dengan "firman Allah" (1 Petrus 4:11). Sebagai gereja, kita harus melihat kepada kuasa Kristus bagi segala sesuatu yang kita lakukan, apakah itu mengenai ibadah, organisasi, atau misi.
Karena Kristus adalah kepala gereja, maka gereja ditinggikan di mata Pribadi yang di atas segala sesuatu di alam semesta ini, dan Ia ingin menghadirkan gereja itu kepada diri-Nya sendiri "dengan penuh kemuliaan," (5:27). Gereja itu berharga bagi Kristus, karena Ia "sudah menyerahkan diri-Nya bagi dia" (5:25) dan menyelamatkan dia (5:23). Setiap manusia yang diselamatkan dari dosa dan diperdamaikan dengan Allah adalah bagian gereja (2:16). Siapa pun yang meremehkan gereja dan kedudukannya dalam keselamatan manusia tampaknya telah lupa bahwa Kristus "mengasihi gereja" (5:25) dan membeli dia dengan darah-Nya sendiri (Kisah 20:28). Gereja—obyek kasih Kristus, dibeli dengan harga yang sangat mahal—adalah harus menghormati Kristus sebagai kepalanya dan harus "tunduk kepada Kristus" (Efesus 5:24).
Ayat 23. Ayat ini menggambarkan gereja sebagai tubuh Kristus. Kata benda Yunani swma (sōma), diterjemahkan "tubuh," digunakan oleh Paulus untuk mengacukan gereja setidaknya delapan kali di dalam surat itu. Dalam ayat ini, Paulus menyatakan bahwa gereja adalah tubuh Kristus. Kristus diketengahkan sebagai satu-satunya "kepala" tubuh, dan gereja disajikan sebagai "satu tubuh" Kristus (lihat 4:4).
Kiasan ini memiliki banyak implikasi. Dalam membandingkan gereja dengan tubuh lahiriah dalam 1 Korintus 12:12-26, Paulus menunjukkan bahwa tubuh lahiriah tunduk kepada kepala dan jemaat tunduk kepada Kristus. Sebagaimana tubuh lahiriah terdiri dari banyak anggota, begitu juga gereja memiliki banyak anggota; tapi hanya ada satu kepala, dan hanya ada satu tubuh. Sebagaimana tubuh lahiriah memiliki banyak anggota dengan fungsi yang berbeda, gereja juga memiliki banyak anggota dengan pelbagai karunia (atau talenta) yang berbeda dari Allah. Semua anggota tubuh lahiriah adalah penting, terlepas dari peranan mereka; begitu juga, semua anggota gereja adalah penting dan diperlukan. Tubuh lahiriah bekerja baik ketika masing-masing anggota berfungsi sebagaimana mestinya di bawah arahan kepala, dan gereja bekerja dengan baik ketika setiap anggota bekerja sama dengan menggunakan bakatnya sesuai dengan arahan yang Kristus berikan. Tubuh lahirian bersatu di bawah kepala, dan gereja harus tunduk kepada Kristus tanpa perpecahan. Jika anggota tubuh lahiriah mengalami rasa sakit, seluruh tubuh ikut menderita; hal yang sama harus terjadi juga di dalam gereja. Para anggota tubuh Kristus harus berbagi rasa sakit dan sukacita dengan anggota lainnya.
Untuk beberapa waktu Kristus pernah memiliki tubuh jasmani di dunia ini. Sekarang, meski Ia tidak lagi memiliki tubuh jasmani itu, Ia memiliki tubuh rohani di dunia ini: gereja. Gereja, sebagai tubuh Kristus, adalah lebih daripada sekedar sebuah organisasi di mana Kristus memiliki kendali. Tubuh ini adalah organisme hidup yang mendapatkan hidupnya dari kepala yang hidup, ditopang oleh kuasa-Nya, dan merupakan alat yang melaluinyaIa bekerja.
Gereja juga dikatakan "kepenuhan-Nya yang memenuhi semua dan segala sesuatu." Sebagaimana gereja adalah tubuh Kristus, maka gereja juga diketengahkan sebagai kepenuhan Kristus. Para ekspositor tidak sepakat tentang apa arti kepenuhan-Nya itu. Kata Yunani yang diterjemahkan "kepenuhan" adalah plh/rwma (plērōma), yang berarti "yaitu yang dengannya apa saja dipenuhi atau tentang apa yang penuh"20; tapi sulit untuk memastikan apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh istilah itu dalam konteks ini. Beberapa ekspositor mengatakan gagasannya adalah bahwa Kristus memenuhi gereja, yang tentunya Ia lakukan; namun "tubuh" dan "kepenuhan" tampaknya mengacu kepada gereja dalam ayat ini.
Lalu, dalam pengertian apakah gereja adalah "kepenuhan" Kristus? Paulus menggunakan kata ini dalam Galatia 4:4 dan Kolose 1:19; 2:9, serta dalam Efesus 1:10, 23; 3:19; 4:13. "Kepenuhan" dalam Galatia 4:4 tampaknya berarti "ketika waktunya komplit." Arti yang sama terlihat dalam Efesus 1:10, di mana Paulus mengacukan "kegenapan waktu." Dalam 3:19, Paulus bicara tentang orang Kristen yang dipenuhi dengan "kepenuhan Allah," atau dengan seluruh keberadaan Allah. Efesus 4:13 mengatakan bahwa gereja dalam kedewasaannya harus mengalami "kepenuhan Kristus." Dalam kolose 1:19, kita melihat bahwa kepenuhan Ilah menetap di dalam Kristus. Dalam setiap konteks ini, pengertian "kepenuhan" adalah tentang dipenuhi seperti gelas diisi dengan air, dipenuhi hingga lengkap, atau dipenuhi untuk melengkapi sesuatu atau orang lain. Oleh karena itu, kita menyimpulkan bahwa gereja adalah kepenuhan Kristus seperti ketika gelas penuh. Gereja dalam cara tertentu adalah kelengkapan Kristus, sebagaimana kepala adalah lengkap hanya jika ia memiliki tubuh. Kristus datang ke dalam dunia untuk membeli gereja. Gereja adalah kelengkapan Kristus: Ia adalah Juruselamat, dan gereja adalah yang diselamatkan.
Paulus menutup bagian doa ini dengan mengatakan bahwa Kristus memenuhi semua dan segala sesuatu. Kristus memenuhi alam semesta, dan Ia memenuhi gereja. Sebagai Tuhan yang berkuasa, Kristus dikuasakan oleh Allah untuk menjadi diri-Nya sepenuhnya. Paulus mendoakan semoga jemaat Efesus bisa tahu lebih lengkap tentang "harapan dari panggilan-Nya," "kekayaan dari kemuliaan warisan-Nya," dan "kehebatan kuasa-Nya yang luar biasa." Kuasa besar Allah ini diwujudkan di dalam Kristus ketika Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati, meninggikan Dia ke sebelah tangan kanan-Nya, dan menjadikan Dia kepala atas segala sesuatu bagi gereja.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Efesus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu pu...
Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara serentak ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan maksud agar sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja -- mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Pada mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya sendiri di Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya yang mendalam bagi semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang mengira surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut Paulus dalam Kol 4:16.
Tujuan
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1--6:20).
Survai
Secara paling sederhana PB terdiri atas dua tema dasar:
- (1) bagaimana kita ditebus oleh Allah, dan
- (2) bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu.
Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) secara umum membahas tema yang pertama, sedangkan pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) difokuskan pada yang kedua.
- (1) Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dimulai dengan suatu paragraf pembukaan yang merupakan salah satu nas yang paling dalam di Alkitab (Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini menaikkan pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita dengan darah-Nya (Ef 1:7-12), dan karena Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di bagian ini Paulus menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman, Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan sesama umat tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di dalam Kristus dalam satu tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan penebusan adalah "mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi," (Ef 1:10).
- (2) Pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan bersama kita.
Di antara 35 pengarahan yang diberikan dalam surat ini mengenai bagaimana seorang tertebus harus hidup, ditekankan tiga kategori luas.
- (1) Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan terpisah dari dunia. Mereka dipanggil untuk "kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4), "menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21), "hidup ... berpadanan dengan panggilan (mereka) itu" (Ef 4:1), "mencapai ... kedewasaan penuh" (Ef 4:13), hidup "di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef 4:24), "hiduplah di dalam kasih" (Ef 5:2; bd. Ef 3:17-19), dan menjadi kudus "dengan ... firman" (Ef 5:26) agar Kristus bisa memperoleh "jemaat ... tanpa cacat atau kerut ... kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27).
- (2) Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan keluarga dan kerja (Ef 5:22--6:9). Semua hubungan ini hendaknya dikuasai oleh prinsip-prinsip yang menandai orang percaya berbeda sekali dari masyarakat sekular di mana mereka hidup.
- (3) Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap semua rencana jahat Iblis dan terhadap "roh-roh jahat di udara" yang hebat sekali (Ef 6:10-20).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dihentikan sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam PB: yang pertama memohon hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah (Ef 1:15-23); yang kedua berfokus pada mengenali kasih, kuasa, dan kemuliaan Allah (Ef 3:14-21).
- (2) "Di dalam Kristus", sebuah istilah Paulus yang sangat berbobot (dipakai 160 kali dalam surat-surat Paulus) secara khusus menonjol dalam surat ini (sekitar 36 kali). "Setiap berkat rohani" dan setiap persoalan praktis dalam hidup ini berhubungan dengan perihal berada "di dalam Kristus".
- (3) Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat Efesus.
- (4) Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen ditekankan (Ef 1:13-14,17; Ef 2:18; Ef 3:5,16,20; Ef 4:3-4,30; Ef 5:18; Ef 6:17-18).
- (5) Surat Efesus kadang-kadang dianggap sebagai "surat kembar" dengan Kolose, karena persamaan dalam isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama (bd. Garis Besar kedua surat itu).
Full Life: Efesus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Ef 1:1-2)
I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21)
A. Keuta...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Ef 1:1-2) - I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21) - A. Keutamaan Kristus dalam Penebusan
(Ef 1:3-14) - 1. Keutamaan-Nya Dalam Rencana Bapa
(Ef 1:3-6) - 2. Keutamaan-Nya Dalam Partisipasi Orang Percaya
(Ef 1:7-12) - 3. Keutamaan-Nya Dalam Penerapan Roh Kudus
(Ef 1:13-14)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Penerangan Rohani
(Ef 1:15-23) - B. Hasil-Hasil Penebusan Dalam Kristus
(Ef 2:1-3:21) - 1. Membebaskan Kita dari Dosa dan Kematian kepada Hidup Baru
di Dalam Kristus
(Ef 2:1-10) - 2. Memperdamaikan Kita dengan Orang Lain yang Sedang Diselamatkan
(Ef 2:11-15) - 3. Mempersatukan Kita Dalam Kristus di Dalam Satu Rumah Tangga
(Ef 2:16-22) - 4. Menyatakan Hikmat Allah Melalui Gereja
(Ef 3:1-13)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Kepuasan Rohani
(Ef 3:14-21) - II. Pengarahan-Pengarahan Praktis -- Kehidupan Orang Percaya
(Ef 4:1-6:20) - A. Hidup Baru Orang Percaya
(Ef 4:1-5:21) - 1. Selaras dengan Maksud Allah bagi Gereja
(Ef 4:1-16) - 2. Hidup Baru yang Kudus
(Ef 4:17-5:7) - 3. Hidup Sebagai Anak-Anak Terang
(Ef 5:8-14) - 4. Hati-Hati dan Penuh dengan Roh
(Ef 5:15-21) - B. Hubungan Rumah Tangga Orang Percaya
(Ef 5:22-6:9) - 1. Suami dan Istri
(Ef 5:22-33) - 2. Anak-Anak dan Orang-Tua
(Ef 6:1-4) - 3. Hamba dan Tuan
(Ef 6:5-9) - C. Peperangan Rohani Orang Percaya
(Ef 6:10-20) - 1. Sekutu Kita -- Allah
(Ef 6:10-11a) - 2. Musuh Kita -- Iblis dan Pasukannya
(Ef 6:11-12) - 3. Perlengkapan Kita -- Senjata Allah
(Ef 6:13-20) - Penutup
(Ef 6:21-24)
Matthew Henry: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan kar...
- Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan karena suatu hal salinan yang dikirimkan kepada jemaat Efesus diambil untuk dimasukkan ke dalam kanon, dan karena itu surat ini akhirnya dipandang sebagai suatu tulisan khusus. Pendapat ini dibuat berdasarkan kesimpulan bahwa surat ini merupakan satu-satunya surat dari semua surat kerasulan Paulus yang tidak menyinggung secara khusus keadaan atau masalah yang terjadi di jemaat Efesus. Sebaliknya, surat ini banyak memuat kepentingan yang bersifat umum bagi semua orang Kristen, khususnya bagi semua orang yang dahulu berasal dari bangsa-bangsa lain dan kemudian bertobat memeluk agama Kristen. Namun, di lain pihak, dapat pula diamati bahwa dalam surat kerasulan ini tertulis dengan jelas, kepada orang-orang kudus di Efesus (1:1), dan di bagian penutupnya, Rasul Paulus memberi tahu orang-orang kudus tersebut bahwa ia telah mengutus Tikhikus kepada mereka, yang dikatakan di dalam surat 2 Timotius 4:12, bahwa ia telah mengutusnya ke Efesus. Surat ini adalah sepucuk surat kerasulan yang ditulis dari dalam penjara. Beberapa orang memperhatikan bahwa apa yang ditulis oleh Rasul Paulus dari dalam penjara ketika ia masih menjadi orang tahanan ini mengandung perasaan senang dan sukacita dalam perkara-perkara Allah. Ketika kesesakannya bertambah-tambah, penghiburannya pun lebih melimpah lagi. Dari situ kita dapat mengamati bahwa cobaan-cobaan yang dialami umat Allah, dan khususnya oleh para pelayan-Nya, sering kali malah mendatangkan kebaikan bagi orang lain, di samping bagi kebaikan mereka sendiri. Tujuan Rasul Paulus menulis surat ini adalah untuk membangun kehidupan anggota jemaat di Efesus di dalam kebenaran, dan untuk itu, membawa mereka mengenal rahasia Injil lebih jauh. Di bagian awal surat ini, ia menunjukkan hak istimewa agung yang dimiliki oleh para anggota jemaat di Efesus, yaitu mereka yang di masa lampau adalah penyembah-penyembah berhala, namun sekarang mereka telah memeluk Kekristenan dan diterima dalam kovenan bersama Allah. Hal ini ia gambarkan dari sudut pandang keadaan kehidupan mereka yang tercela sebelum pertobatan mereka (pasal 1-3). Di bagian terakhir (yang dapat kita baca di dalam pasal keempat, kelima, dan keenam), ia mengajarkan kewajiban-kewajiban utama beribadah, baik yang sifatnya pribadi maupun keluarga. Ia juga menasihati dan menyemangati mereka supaya menjalankan kewajiban-kewajiban itu dengan setia. Zanchy (tokoh reformasi abad keenam belas dari Italia – pen.), mengamati bahwa di dalam surat ini kita memiliki sebuah ringkasan dari seluruh ajaran Kristen, serta dari hampir semua pokokpokok utama mengenai keilahian.
Jerusalem: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini
di Geredja purba, te...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini di Geredja purba, tetapi tidak terdapat pada segala surat naskah tertua jang ditemukan. Menilik isi dan tjoraknja sangat disangsikan bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada umat itu. Ia lebih bersifat surat edaran umum, bagi umat-umat muda jang baru-baru bertobat dan tidak didirikan oleh Paulus sendiri, seperti umat Kolose. Ada sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa surat inilah dimaksudkan dalam Kol. 4:16, sebagai "surat dari Laodisea" jang harus dibatjakan di Kolose djuga. Bagaimanapun djuga, soal itu bagi kita tidak begitu penting untuk dibitjarakan lebih landjut disini.
Kesamaan surat ini dengan surat kepada umat Kolose menjolok, baik mengenai atjara pokok, isi umum, maupun gajanja. Kita beroleh kesan-kesan bahwa ia merupakan suatu landjutan dan pelengkapan dari surat kepada orang-orang Kolose itu. la rupanja ditulis dalam waktu jang hampir sama, lagi diantar oleh tokoh jang sama, ialah Tichikus. Atjara pokok kedua surat ialah Misteri Kristus dan misteri rentjana penjelamatan seluruh bangsa manusia dalam Kristus. Surat kepada umat Kolose lebih menggambarkan dan menondjolhan martabat dan kedudukan Kristus diatas segala machluk, termasuk para Malaekat, sebagai Putera Allah jang setara dengan Allah dalam segalanja, turut mentjiptakan segala machluk dan berkuasa mutlak atasnja. Pernjataan-pernjataan itu merupakan dasar segala uraian dalam Ef. djuga, tetapi tidak diuraikan lagi, harus disentuh dan itu sering dengan memperlihatkan segi-segi baru jang indah dan penting. Chususnja ia membitjarakan misteri penjelamatan kita, jang disorotinja dari pelbagai sudut dan puntjaknja ialah adjaran tentang umat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Kedua surat mulai dengan madah-pudjian jang padat dan dalam isinja, indah gajanja dan bernada tinggi. Nada tinggi itu dipertahankan sepandjang seluruh surat, djuga dalam bagian jang merupakan peringatan-peringatan jang agak sungguh-sungguh, malah sampai bertjorak tuduhan. Kol. jang berlandasan pada salah paham dan bahaja- bahaja jang mengantjam dalam umat, masih bertjorak surat perdjuangan, tetapi Ef. semata-mata bersuasana kegembiraan atas kerahiman dan tjinta Allah, dalam merentjanakan dan melaksanakan penjelamatan segala bangsa manusia dalam Kristus. Mengenai alasan untuk menulis surat ini kita mendapat kesan-kesan atau dapat kita bajangkan, bahwa Paulus sesudah menjelesaikan suratnja kepada umat Kolose tidak merasa puas. Barangkali ia hemudian teringat bahwa umat Kolose dan umat- umat lainpun jang belum pernah dikundjunginja, tentu belum mendapat peladjaran jang agak luas dan mendalam tentang adjaran-adjaran jang hanja dengan ringkas diuraikan ataupun disentuhnja sadja dalam surat pendek kepada orang-orang Kolose itu. Sedangkan djustru adjaran-adjaran itu merupakan adjaran-adjaran dasar dan inti hakekat Indjil, mengenai tudjuannja dan kemuliaan martabat para beriman serta hubungan erat-mesra mereka dengan Kristus. Kalau itu benar djalan pemikiran Paulus, maka kita dapat mengerti bagaimana perasaan tak puas mendorongnja untuk memberi pengadjaran tulisan jang lebih luas kepada umat-umat tersebut. Dan karena kegembiraan hatinja, bahwa umat-umat itu dipanggil oleh Allah dan menerima Indjil, dan telah dipenuhi dengan segala rahmat dan berkat surgawi (Ef. 1:3-6), dan kepertjajaan umat-umat serta tjinta kasihnja dapat dipudji (1:15), maka seluruh surat diliputi suasana kegembiraan berdasarkan sjukur dan pudjian kepada Allah.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Salam: Surat Untuk Orang-Orang Kudus Yang Setia (Efesus 1:1, 2)
Salam Paulus menyertakan pelbagai ungkapan yang tinggi saat ia menyapa "orang-or...
Salam: Surat Untuk Orang-Orang Kudus Yang Setia (Efesus 1:1, 2)
Salam Paulus menyertakan pelbagai ungkapan yang tinggi saat ia menyapa "orang-orang kudus" dan menyebut berkat "kasih karunia" dan "damai sejahtera" yang melimpah.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) POTRET GEREJA KRISTUS YANG MULIA
Efesus:
Kata Pengantar
Surat kiriman kepada jemaat di Efesus telah disebut "kitab yang paling mendalam di d...
POTRET GEREJA KRISTUS YANG MULIA
Efesus:
Kata Pengantar
Surat kiriman kepada jemaat di Efesus telah disebut "kitab yang paling mendalam di dalam seluruh Alkitab."1Para siswa kitab-kitab lain dalam Alkitab, seperti kitab Roma, mungkin menolak penilaian yang hebat atas surat ini. Faktanya tidak berubah bahwa kitab Efesus membahas tidak kurang dari maksud kekal Allah dan layak mendapat pujian.
PENULISNYA
Bukti Internal
Penulis Efesus menyebut dirinya sebagai "Paulus, rasul Kristus Yesus" (1:1a) dan "Paulus, tawanan Kristus Yesus""(3:1). Salam dan penyebutan namanya dalam isi surat itu merupakan ciri khas surat-surat Paulus lainnya.2Surat Efesus penuh dengan pernyataan dalam bentuk orang pertama, memberikan pembaca potret diri penulis itu:
Ia sudah secara pribadi mendengar tentang iman para pembaca itu dan tentang kasih mereka kepada orang-orang Kristen lainnya [1:15]; ia mengungkapkan ucapan syukur pribadinya kepada Allah bagi mereka [1:16]; menggambarkan dirinya sebagai "tahanan Yesus Kristus" [3:1; 4:1]; menunjukkan bahwa ia sedang menulis tentang misteri yang secara pribadi dinyatakan kepada dia [3:3-6]; memberitahukan penetapannya kepada pelayanan itu oleh ilahi [3:7]; menasihati para pembaca untuk jangan berkecil hati atas penderitaan yang ia sedang alami [3:13]; mengambil sikap mediasi yang rendah hati untuk mereka [3:14-19]; menegaskan kebutuhan pembaca saat ini mengenai cara hidup dan berpikir yang baru yang berlawanan dengan latar belakang kebodohan dan kebobrokan moral orang non-Yahudi [4:17-19]; memberikan penafsirannya sendiri tentang "misteri" [5:32]; meminta doa bagi dirinya sendiri sebagai duta yang terbelenggu supaya ia boleh memiliki keberanian untuk bicara [6:19]; dan mengakhiri dengan salam pribadi [6:21, 22]. Dari saksi-saksi yang gigih ini terhadap hubungan penulis-pembaca, kepribadian Paulus bisa terlihat secara memadai. Sesungguhnya itu sepertinya sesuai dengan apa yang terlihat tentang dirinya dari surat-suratnya yang lain.3
Kitab Efesus mengikuti pola Paulus dalam surat-suratnya yang lain, dimulai dengan ucapan syukur, dilanjutkan dengan bagian doktrin, dan diakhiri dengan penerapan praktis, dorongan, dan hal-hal yang bersifat pribadi. Bahasanya juga khas Paulus. "Hampir setiap kalimat memiliki gema lisan dari apa yang Paulus katakan di tempat lain."4Sebagai contoh, 78 dari 155 ayat dalam kitab Efesus ditemukan di dalam kitab Kolose dalam tingkat identitas yang beragam.5Kebanyakan sarjana sepakat bahwa Kolose adalah surat asli Paulus, dan kemiripan dua surat itu memberikan bobot kepada fakta bahwa Paulus menulis keduanya.
Bukti Eksternal
Charles Smith Lewis menulis, "Tidak satu pun dari surat-surat yang dikaitkan kepada "Paulus memiliki rantai bukti yang lebih kuat mengenai penggunaan mula-mula dan keberlanjutan surat-surat itu selain daripada apa yang kita kenal sebagai Surat Kiriman kepada jemaat Efesus."6Surat itu tampaknya telah beredar secara luas pada pertengahan abad kedua di antara mereka yang dianggap sebagai Kristen ortodoks dan bidah.
[Surat] itu termasuk dalam Kanon resmi paling awal, yaitu oleh Marcion (sekitar 140 M.), meski di bawah judul "Laodikia". Oleh sebab itu keaslian Paulus [sebagai penulisnya] pada waktu ini tak terbantahkan, karena Marcion hanya mengakui rasul Paulus sebagai kuasanya. Dalam Kanon Muratori (sekitar 180 M.) [surat] itu dimasukkan di bawah Surat-surat Kiriman dari Paulus. [Surat] itu membentuk bagian dari Surat-surat Kiriman Paulus dalam bukti paling awal untuk versi Latin dan Siria."Ada banyak kesamaan bahasanya di dalam tulisan-tulisan Clement dari Roma, Ignatius, Polikarpus, Hermas, dan mungkin Didache.7
Pelbagai Keberatan
Kepengarangan Paulus atas surat kepada jemaat Efesus tidak pernah diragukan sampai munculnya kritik skeptis yang lebih tinggi pada abad kesembilan belas.8
Pelbagai keberatan terhadap kepengarangan Paulus bisa dirangkum dalam enam kategori:9
- 1. "Surat Efesus memiliki empat puluh dua kata yang aneh, yang membuktikan ia tidak menulis surat itu." Namun begitu, Paulus menggunakan kata-kata yang khas bagi surat-suratnya yang dikenal. Jika seseorang menulis dua surat, satu surat tentang bukti keberadaan Allah dan satu lagi tentang gereja, ia akan menggunakan kosakata yang berbeda. Karena Paulus memiliki tujuan yang berbeda untuk surat-suratnya, maka kita akan mengharap dia menggunakan cara yang berbeda untuk mengungkapkan dirinya.
- 2. "Istilah 'misteri,' 'kepengurusan,' dan 'kepemilikan' digunakan dalam pengertian yang baru di dalam surat ini," Ini adalah tuduhan yang meragukan; tetapi bahkan jika tuduhan itu benar, Paulus tidak diwajibkan untuk selalu menggunakan suatu istilah dengan cara yang sama.
- 3. "Acuan kepada 'rasul-rasul-Nya dan nabi-nabi-Nya yang kudus dalam 3:5 (bandingkan 2:20; 4:11) menunjukkan bahwa penulis itu berasal dari generasi kedua umat Kristen, yang sudah datang untuk menghormati para rasul itu." Namun begitu, Paulus juga memasukkan dirinya sendiri dan orang-orang Kristen di Efesus di antara "segala orang kudus"(3:8), atau "orang-orang kudus "
- 4. "Kitab Efesus tidak punya salam pribadi di akhir surat itu." Ini hanya menunjukkan bahwa surat itu dimaksudkan untuk diedarkan di tengah-tengah gereja-gereja.
- 5. "Ada pelbagai acuan kepada 'gereja itu' (lihat 5:23-32), dibandingkan kepada jemaat atau jemaat-jemaat lokal tertentu." Ini tidak biasa bagi Paulus tetapi selaras dengan tujuan surat itu.
- 6. "Terdapat pelbagai kemiripan terhadap surat-surat non-Paulus." Ini bukan sangkalan bahwa Paulus menulis kitab Efesus, karena beberapa penulis yang berbeda bisa saja menggunakan bahasa yang sama ketika mereka menulis tentang tema-tema yang sama.
Singkatnya, meski Paulus kadang-kadang mungkin menggunakan juru tulis untuk mencatat pesan-pesannya,10namun tidak ada bukti yang kuat bahwa orang lain mengarang kitab-kitab Perjanjian Baru yang dikaitkan dengan dirinya. Banyak dokumen yang ditulis pada tahun-tahun awal agama Kristen adalah tulisan palsu,11tetapi kesaksian diri surat kepada jemaat Efesus itu mendukung pandangan tentang penerimaan universal bahwa surat kiriman itu ditulis oleh Paulus.
ASAL DAN TAGGALNYA
Para sarjana umumnya sepakat bahwa Paulus dipenjarakan di Roma pada dua kesempatan. Kitab Kisah Para Rasul berakhir sekitar tahun 62 dengan Paulus berada di bawah tahanan rumah di Roma, di mana ia dipenjarakan selama dua tahun (Kisah 28:16-31). Dari kitab Kisah ini terbukti bahwa Paulus memiliki kebebasan yang cukup besar dan melanjutkan usaha misinya serta tulisannya.
Selama pemenjaraannya yang pertama di Roma, Paulus menulis apa yang bisa disebut "Surat-Surat Penawanan," atau "Surat-Surat Penjara"-Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon.12Donald Guthrie, setelah meneliti pelbagai sikap pro dan kontra tentang kemungkinan Paulus dipenjarakan di Efesus dan menulis surat-surat ini selama pengurungannya itu, menetapkan bahwa bukti-buktinya meragukan. Karena itu, ia berpegang pada pandangan tradisional bahwa "Surat-Surat Penawanan" itu ditulis oleh Paulus pada waktu pemenjaraannya yang pertama di Roma.13
Ketika sebuah bidah muncul dalam gereja di Kolose, Epafras tampaknya melakukan perjalanan ke Roma untuk mencari nasihat Paulus tentang bagaimana bidah itu harus dihadapi (lihat Kolose 1:7; 4:12, 13). Selain itu, Paulus telah berjumpa dengan Onesimus, budak yang melarikan diri, telah mengkristenkan dia, dan percaya bahwa ia perlu mengirim dia kembali kepada tuannya di Kolose.14Filemon, pemilik budak itu, mungkin sudah dikristenkan juga oleh Paulus (Filemon 19), mungkin pada waktu pelayanan Paulus selama tiga tahun di Efesus.15Paulus ngin menangani bidah Kolose dan melindungi budak yang melarikan diri itu ketika ia mengirim dia pulang. Oleh karena itu, ia menyurati jemaat Kolose dan Filemon, mengatur agar surat itu dibawa oleh Tikhikus (Kolose 4:7) dan mungkin Onesimus (Filemon 10-13). Karena Tikhikus dan Onesimus akan pergi ke Asia, Paulus memanfaatkan kesempatan itu untuk mengirim surat kepada jemaat Efesus (Efesus 6:21, 22). Surat ini memberikan penjelasan yang lebih lengkap tentang maksud Allah dibandingkan yang sudah diketahui oleh saudara-saudara di kota itu. Surat itu, bersama dengan Kolose dan Filemon, diberi tanggal selama pemenjaraan Paulus yang pertama di Roma, sekitar tahun 60-61.16
TUJUANNYA Kota Efesus
Efesus adalah kota yang sangat terkenal dalam dunia abad pertama. Pertama, ia memiliki nilai penting perdagangan karena terletak di mulut Lembah Sungai Cayster dan memiliki pelabuhan yang sangat baik. Kota itu meraup pelbagai manfaat perdagangan yang dimungkinkan oleh keberadaan sungai dan laut itu. Selain itu, tiga jalan raya utama bertemu di Efesus, membawa hasil perdagangan dari Efrat, Asia Kecil, dan Lembah Meander.
Kedua, Efesus adalah penting secara politik karena menikmati hak pemerintahan otonom dalam batas-batas yang diizinkan oleh Roma. Kota ini tidak dipaksa untuk menampung tentara Romawi, dan penduduknya memilih para pejabat pemerintahan mereka sendiri. Pada saat yang sama, Efesus berfungsi sebagai pusat pelaksanaan keadilan Romawi; Gubernur bersidang di sana pada waktu-waktu tertentu selama tahun itu. Selanjutnya, Pertandingan Panionian, seperingkat dengan Pertandingan Olimpiade, diadakan di Efesus setiap bulan Mei (Maius), dan seluruh penduduk Ionia berbondong-bondong ke kota itu untuk menghadiri acara tersebut.
Ketiga, Efesus adalah penting secara keagamaan. Kemuliaannya adalah Kuil Diana, atau Artemis (lihat Kisah 19:35), yang telah ada di sana lebih lama dari siapa pun yang bisa mengingatnya. Kuil itu masuk ke dalam salah satu Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Panjangnya sekitar 142 meter, lebarnya 73 meter lebar, dan tingginya 20 meter. Kuil itu terdiri dari tiang-tiang dengan 127 pilar marmer, 36 di antaranya dilapisi dengan emas, batu permata, dan ukiran yang rumit. Di dalam kuil itu terdapat altar besar, dan di belakang altar itu ada tirai beludru. Di luar tirai itu ada patung Artemis. Tidak ada yang tahu asal-usul patung itu, tetapi beberapa orang percaya bahwa patung itu jatuh dari langit. Material patung itu mungkin dari kayu cemara, kayu aras, kayu hitam, atau batu. William Barclay memberikan gambaran berikut ini:
"sosok patung itu adalah hitam, pendek, menjijikkan. Patung itu ditutupi dengan banyak payudara, yang merupakan simbol kesuburan, dan tangan yang satu memegang pentungan sedangkan tangan yang lainnya memegang trisula. Sosok patung itu aneh, tidak indah, kasar; dan pada bagian bawahnya terdapat tanda-tanda aneh yang tak seorang pun tahu artinya.17
Ibadah di Kuil Diana sifatnya histeris dan penuh emosi yang hiruk-pikuk. Ibadah itu disertai perbuatan yang paling memalukan dan nista yang bisa dibayangkan. Kuil itu menyediakan tempat penyimpanan barang-barang berharga milik umat dan, karena itu, berfungsi sebagai bank. Kuil itu juga adalah tempat suaka bagi para penjahat yang paling buruk, membuat Efesus terkenal karena kejahatan dan kenajisan. Namun demikian, rasul Paulus menghabiskan lebih banyak waktu di kota ini daripada di tempat lain mana saja di mana ia berkhotbah.18
Gereja Di Efesus
Menurut Kisah 13-20, Paulus melakukan tiga kali perjalanan misi, masing-masing berawal di Antiokhia di Siria. Frank J. Goodwin19dan Donald Guthrie20memberi tanggal ketiga perjalanan tersebut antara tahun 45 dan 58. Cerita tentang pekerjaan Paulus di Efesus ditemukan dalam Kisah 18-20, yang mengatakan bahwa ia tiba di kota itu pada waktu perjalanan misinya yang kedua. Ia tinggal hanya dalam waktu yang singkat, tapi saat berangkat ia berjanji untuk kembali lagi (Kisah 18:19-21).
Pada perjalanannya yang ketiga, di pertengahan tahun 50-an Masehi, ia memang datang kembali. Di sana Paulus menemukan ada murid-murid tertentu yang dengan mantab merespon khotbah Apolos. Apolos bekerja di Efesus, ia hanya mempraktikkan baptisan Yohanes sampai Akwila dan Priskila mengajarkan Firman secara lebih akurat kepada dia (Kisah 18:24-26).
Sebelum pelayanan Kristus dimulai, Yohanes sudah berkhotbah dan membaptis banyak orang untuk pengampunan dosa. Di seluruh padang gurun Yudea, Yohanes sempat memberitakan "baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa" (Markus 1:4). Baptisan ini untuk mempersiapkan manusia bagi kedatangan Kristus (lihat Yohanes 1:19-51). Namun, setelah kematian dan kebangkitan Kristus dan permulaan gereja dalam Kisah 2, baptisan Yohanes tidak bisa lagi dilakukan. Karena Apolos telah mengajarkan hanya baptisan Yohanes di Efesus, maka orang-orang yang menjadi Kristen dalam Kisah 19 itu telah menerima baptisan yang tidak lagi berlaku.
Untuk memperjelas hubungan mereka dengan Kristus, Paulus menanya orang-orang percaya di Efesus, "Sudahkan kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?" (Kisah 19:2a). Ketika mereka menjawab, "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus" (Kisah 19:2b), Paulus tahu bahwa mereka tidak dibaptis dengan benar. Baptisan yang diperintahkan oleh Yesus dan yang telah dipraktikkan dari hari Pentakosta hingga seterusnya, "dalam nama Yesus Kristus," memiliki janji "pengampunan dosa" dan "karunia Roh Kudus" (Kisah 2:38). Oleh karena itu, Paulus memerintahkan mereka untuk dibaptis "dalam nama Tuhan Yesus" (Kisah 19:5). Ini adalah contoh yang baik tentang orang-orang yang, setelah dibaptis, akhirnya tahu bahwa mereka tidak mengerti tujuan baptisan itu dan dengan demikian diselamkan untuk kedua kalinya untuk alasan yang benar. Dengan cara ini, gereja di Efesus didirikan.
Paulus melanjutkan pekerjaannya di Efesus dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani selama sekitar tiga tahun (Kisah 19:8-10; 20:31), sehingga "makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa" (Kisah 19:20). Setelah pecah kerusuhan untuk membela dewi Artemis, Paulus meninggalkan Efesus menuju Makedonia (Kisah 20:1); namun gereja telah didirikan dengan kokoh selama periode tiga tahun itu. Dalam perjalanannya ke Yerusalem, Paulus bertemu dengan para penatua gereja Efesus di Miletus dan menyampaikan pidato perpisahan yang mengharukan yang dicatat dalam Kisah 20:17-38.
"Di Efesus" (1:1)
Apakah surat itu dikirimkan ke Efesus? Semua naskah, dengan pengecualian tiga naskah, memuat kata-kata yang artinya "di Efesus" di awal kalimat itu (1:1). Juga, semua versi kuno memasukkan ungkapan ini dalam pelbagai terjemahan. Kanon Muratori, Irenaeus, Tertullian, Clement dari Alexandria, dan Origen bicara tentang surat ini sebagai "Surat kepada Jemaat di Efesus."21Beberapa penulis mula-mula menganggap surat itu ditulis untuk jemaat di Efesus, terlepas apakah kata-kata "di Efesus" terdapat di dalam teks aslinya atau tidak.22Ini tampaknya menjadi alasan yang kuat untuk menerima jemaat Efesus sebagai penerima mula-mula surat itu, tetapi ada banyak hal lagi untuk dipertimbangkan.
Apakah surat edaran ini dikirimkan kepada beberapa gereja di provinsi Asia? Tiga naskah Yunani yang tidak memuat "di Efesus" adalah Sinaitikus, Vatikanus, dan P46.23Dua yang pertama adalah bagian dari tiga naskah tertua dan terbaik yang ada, dan yang terakhir adalah minuscule yang baik, atau naskah yang ditulis dengan huruf kecil. Beberapa ekspositor mengutip 1:15 sebagai bukti bahwa Paulus mengetahui perubahan hidup penerima surat itu hanya melalui laporan. Ini tampaknya aneh, sebab Paulus telah menghabiskan waktu lebih dari tiga tahun di Efesus. Namun begitu, Paulus bisa saja sedang mengacukan pertumbuhan mereka dalam iman dan kasih sejak ia meninggalkan Efesus. Selain itu, beberapa orang mengacu kepada 3:2 sebagai bukti bahwa jemaat Efesus mengenal Paulus hanya lewat nama baiknya. Namun begitu, mereka bisa saja telah mendengar pekerjaan Paulus dari rasul itu sendiri. Selanjutnya, 3:2-4 ditafsirkan untuk berarti bahwa jemaat Efesus akan harus menilai melalui tulisan-tulisan Paulus apakah Allah sudah memberi dia Wahyu atau tidak. Ini mungkin sekedar mengacu kepada surat itu sendiri.
Bukti lebih lanjut bahwa surat Efesus merupakan surat edaran adalah fakta bahwa Paulus tidak mengirimkan salam pribadi, sesuai kebiasaan-Nya, kepada gereja yang ia kenal dengan baik. Juga, doa dalam 6:23, 24 dinyatakan secara umum dalam bentuk orang ketiga, ketimbang dalam gaya orang kedua yang khusus yang Paulus gunakan dalam surat-surat kiriman Paulus lainnya.
Setelah mempertimbangkan bukti itu, bagaimanakah kita menjelaskan keberadaan kata-kata "di Efesus" di dalam begitu banyak dokumen mula-mula dan pendapat umat Kristen mula-mula bahwa surat ini secara khusus ditujukan kepada gereja di Efesus? Henry Clarence Thiessen,24Donald Guthrie,25dan yang lain-lainnya telah mengetengahkan pelbagai kemungkinan sebagai berikut:
- 1. "Paulus menulis surat ini sebagai surat edaran kepada Provinsi Asia, dengan memberikan ruang kosong setelah perkataan 'yang berada di' (1:1), untuk diisi dengan nama gereja yang kepada siapa surat itu disampaikan atau supaya sebuah nama bisa disisipkan di dalam salinan yang dibuat dari aslinya." Menurut teori ini, hampir semua salinan yang masih ada dibuat dari naskah yang dimiliki oleh gereja di Efesus. Mungkin surat itu kemudian dikenal sebagai surat kepada jemaat Efesus karena surat itu didistribusikan dari Efesus. Karena kata-kata "di Efesus" tidak terdapat di dalam naskah Sinaitikus dan Vatikanus (mewakili teks yang lebih awal), kata-kata itu mungkin ditambahkan ke dalam pelbagai versi yang belakangan.
- 2. "Surat itu dikirim kepada jemaat Laodikia." Teori ini didasarkan pada acuan Paulus kepada surat kepada jemaat Laodikia dalam Kolose 4:16. Kita tidak tahu lebih banyak lagi tentang surat seperti itu. Marcion bicara tentang surat Efesus itu sebagai "Surat kiriman kepada jemaat Laodikia."26Namun begitu, tidak ada bukti naskah yang tersedia untuk mengganti kata "Efesus" dengan "Laodikia."
- 3. "Surat itu ditujukan untuk gereja di mana-mana." Secara umum, hal ini bisa dikatakan tentang semua surat Perjanjian Baru, karena mereka itu ditujukan untuk gereja bahkan sekarang ini.
Keyakinan Marcion bahwa surat itu ditujukan untuk jemaat Laodikia dan tidak adanya kata-kata "di Efesus" dari naskah Sinaitikus dan Vatikanus tidak meniadakan bukti untuk memasukkan perkataan "di Efesus" di dalam naskah-naskah lain dan versi-versi kuno. Para penulis mula-mula menunjukkan bahwa surat itu dikenal sebagai surat kepada gereja di Efesus. Kita menyimpulkan bahwa surat itu dikirim kepada gereja di Efesus dan pesannya ditujukan bagi gereja di mana-mana dan untuk sepanjang zaman.
TUJUANNYA
Tujuan Paulus dalam menyurati jemaat Efesus adalah untuk menetapkan maksud abadi Allah di dalam Kristus dan gereja. Ayat-ayat kunci di dalam teks itu mencakup 1:9, 10. Paulus mengumumkan bahwa, sesuai dengan maksud-Nya, Allah telah mengungkapkan misteri kehendak-Nya, yaitu menyatukan langit dan bumi melalui Kristus. Paulus menunjukkan pelbagai berkat rohani yang kita miliki di dalam Kristus (1:3-14) dan berdoa untuk pengertian yang lebih luas atas hak istimewa ini (1:15-23). Selanjutnya, ia memuji hubungan baru yang orang Yahudi dan non-Yahudi miliki dengan satu sama lain dan dengan Allah dalam Kristus oleh karena tindakan Allah melalui Kristus (2:1-22). Paulus memuji perwahyuan dan pemberitaan injil dalam membawa orang Yahudi dan orang non-Yahudi ke dalam tubuh Kristus (3:1-9). Ia bicara tentang gereja sebagai alat Allah dalam mengungkapkan rencana-Nya (3:10-13) dan berdoa semoga gereja bisa memenuhi misinya (3:14-21).
Dalam penggelan kedua surat itu-penerapan praktis atas apa yang ia telah katakan dalam penggelan pertama-Paulus mendesak para pembacanya untuk memenuhi maksud Allah di dalam Kristus dan gereja dengan tetap bersatu dan dengan hidup benar di dalam doktrin (4:1-6). Ia menunjukkan bagaimana Kristus melengkapi gereja untuk pekerjaannya (4:7-16) dan menekankan perlunya meninggalkan cara hidup yang lama dan menjalani hidup yang baru (4:17-5:21). Ia menerapkan prinsip-prinsip yang ia ketengahkan kepada suami dan istri, orang tua dan anak-anak, dan pelayan dan tuan (5:22-6:9). Kemudian ia menunjukkan perlunya mengenakan perlengkapan senjata Allah dan melawan Iblis dalam kekuatan Kristus (6:10-20). Akhirnya, ia menjelaskan pekerjaan Tikhikus (6:21, 22) dan memberikan berkatnya (6:23, 24).
Oleh karena itu, Paulus mengetengahkan niatnya dalam menulis: mengumumkan maksud Allah dalam dunia ini melalui Kristus dan gereja dan untuk mendorong orang-orang Kristen di Efesus untuk memenuhi maksud Allah dalam hidup mereka.
TEMANYA
Siswa yang mempelajari surat kepada jemaat Efesus, sebelum mulai mempelajari teks itu, akan memperoleh keuntungan dari mencatat berbagai tema yang rasul itu kembangkan di dalam surat itu:
"Di Sorga." Kata yang diterjemahkan "di sorga "ditemukan lima kali di dalam surat Efesus (1:3, 20; 2:6; 3:10; 6:12). Kata itu menerjemahkan satu kata Yunani (e˙pourani÷oiß, epouraniois), yang secara harfiah adalah "alam sorgawi"27"Alam sorgawi" adalah tempat segala berkat rohani ditemukan di dalam Kristus (1:3), tempat Kristus telah ditinggikan di sebelah kanan Allah dan dijadikan kepala gereja (1:20, 21), tempat orang-orang di dalam Kristus telah dibangkitkan untuk duduk bersama Kristus (2:6), tempat gereja harus memberitahukan maksud Allah (3:10), dan tempat gereja melawan musuh-musuhnya (6:12). Oleh karena itu, gereja terwujud antara kebangkitan dan kedatangan Kristus yang kedua-yaitu, antara apa yang telah terjadi dan apa yang belum terjadi. Gereja berada di dunia dan dipengaruhi oleh dunia, tetapi aktif di alam rohani dari "alam sorgawi." Meski gereja menyajikan injil ke seluruh dunia dan berusaha mengubah dunia, namun ia juga berada di atas dunia. Gereja bukan dari dunia tetapi akan hidup lebih lama daripada dunia.
"Kristus." Kristus adalah alam di mana orang Kristen hidup. Ungkapan "di dalam Kristus," atau padanannya, ditemukan sekitar dua puluh tiga kali di dalam surat Efesus. Paulus menunjukkan bahwa di dalam Kristuslah orang yang setia hidup dan diberkati dengan segala berkat rohani. Segala berkat ini termasuk keadaan dipilih, diterima, ditebus, diampuni, dan disatukan dengan Allah. Berada di dalam Kristus menjadikan kita ahli waris Allah, dimeteraikan oleh Roh Kudus. Mereka yang berada di dalam Kristus adalah dekat dengan Allah, sedang duduk bersama Kristus di alam sorgawi, ciptaan baru Allah, didamaikan dengan orang Kristen lainnya, bangunan Allah, punya keberanian di hadapan Allah, dan diberi kuasa oleh Allah. Selain itu, Kristus diketengahkan sebagai kepala gereja dan Juruselamat tubuh-Nya. Ia adalah batu penjuru bangunan Allah, gereja, dan inti maksud Allah. Ia adalah Tuhan yang disalibkan, dibangkitkan, dan dimuliakan yang melengkapi gereja untuk melakukan pekerjaan-Nya. Ia adalah suami dari mempelai-Nya, gereja, dan Pribadi yang melalui siapa kita memuliakan Allah. Surat Paulus ditutup dengan menunjukkan bahwa Kristus adalah obyek benar bagi kasih kita.
"Gereja." Surat Efesus menyajikan gereja sebagai "tubuh-Nya," dengan Kristus sebagai kepala, dan sebagai "kepenuhan-Nya" (1:22, 23). Gereja adalah keluarga Allah, "rumah tangga Allah" (2:19), "kediaman" Roh Kudus (2:20-22), dan mempelai perempuan Kristus (5:23-33). (Lihat juga 3:10, 21.) Implikasi pelbagai istilah itu memiliki jangkauan yang jauh. Istilah-istilah itu akan kita eksplorasi seraya pelajaran ini berlangsung.
"Keselamatan." Keselamatan manusia dari dosa disajikan sebagai penebusan melalui darah Kristus dan pengampunan dosa (1:7). Selanjutnya, keselamatan adalah penyelamatan yang dimungkinkan oleh rahmat, karunia, dan kasih Allah (2:1-7). Itu diterima sebagai pemberian dari Allah melalui iman seseorang (2:8-10). Keselamatan dicapai melalui kematian Kristus, yang memungkinkan adanya perdamaian antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan Allah. Jadi, keselamatan adalah rekonsiliasi antara pihak-pihak yang terpisah, menghasilkan "satu manusia baru" (2:15), tubuh Kristus. Keselamatan ini adalah misteri yang kini diungkapkan dan diberitakan oleh gereja, yang diberi kuasa oleh Allah untuk menyelesaikan tugasnya (3:1-21). "Jalan" Paulus menunjukkan bahwa gereja-tubuh orang-orang yang sudah didamaikan dengan satu sama lain dan dengan Allah-harus jalan atau hidup dalam kesatuan (4:1-16). Para anggotanya tidak lagi hidup seperti orang-orang yang tak percaya hidup (4:17-32), tetapi harus hidup dalam kasih (5:1-6), sebagai "anak-anak Terang" (5:7-14), dan dalam hikmat (5:15-6:20). Cara hidup orang Kristen, yang digambarkan dalam pasal 4 sampai 6, adalah penerapan praktis dari apa yang Paulus katakan tentang gereja di pasal 1 sampai 3. Itu menekankan bagaimana gereja harus berperilaku, membawa terang Allah kepada dunia gelap yang diselimuti oleh tipu daya Iblis.
GARIS BESARNYA
I. SALAM: SURAT UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA (1:1, 2) II. MAKSUD GEREJA YANG MULIA (1:3-3: 21)
- A. Segala Berkat Rohani Dan Maksud Gereja (1:3-14)
- B. Doa Paulus Untuk Penerima Suratnya Agar Memiliki Pengertian Yang Lebih Dalam Tentang Maksud Gereja (1:15-23)
- C. Gambaran Tentang Mereka Yang Hidup Di luar Maksud Gereja (2:1-3)
- D. Maksud Abadi Allah Tentang Keselamatan (2:4-10)
- E. Didamaikan Melalui Darah Kristus (2:11-13)
- F. Kedamaian Dimungkinkan Dalam Tubuh-Nya (2:14-22)
- G. Pelayanan Pribadi Paulus Kepada Bangsa-Bangsa Non-Yahudi (3:1-7)
- H. Hikmat Allah Diberitahukan (3:8-13)
II. Doa Untuk Kuasa, Pemahaman, Dan Kepenuhan (3:14-21)
III. PRAKTIK GEREJA YANG MULIA (4:1-6:20)
- A. "Hidup Berpadanan Dengan Panggilanmu Dengan Memelihara" (4:1-3)
- B. Memiliki Kesatuan Lipat Tujuh (4:4-6)
- C. Memahami Karunia Kristus Untuk Gereja (4:7-16)
- D. Diperbaharui Dalam Roh Pikiran (4:17-32)
- E. "Hidup Dalam Kasih Dengan Mengikuti Teladan Kristus" (5:1-6) F. "Hidup Sebagai Anak-Anak Terang" (5: 7-14)
- G. "Hidup Dalam Hikmat" (5:15-6:20)
IV. UCAPAN SYUKUR: BERKAT DAMAI SEJAHTERA DAN PENGHIBURAN (6:21-24)
PENERAPAN
MISTERI ALLAH
Sebelum dunia dijadikan, Allah mempertimbangkan gagasan untuk menciptakan manusia. Dalam hikmat-Nya yang tak terbatas, Ia tahu manusia akan memberontak dan kehilangan tempatnya yang sebenarnya di Taman Eden. Oleh karena itu, Ia juga menyusun rencana untuk menebus manusia dari akibat pemberontakannya itu.
Pengetahuan tentang kejatuhan manusia dan rencana penebusan berikutnya oleh Allah dirahasiakan dari kumpulan malaikat. Mereka hanya bisa menonton dengan rasa takjub seraya rencana Allah diungkapkan.
Setelah beberapa waktu Allah lalu membuat perjanjian dengan bangsa Israel, tetapi arti sebenarnya dari tindakan Allah itu disembunyikan dari mata mereka. Bahkan di zaman Kristus, para pemimpin agama yang paling terpelajar di zaman itu masih tidak tahu apa yang Allah sedang upayakan untuk dicapai melalui Israel.
Suatu hari murid-murid Yesus menanya Dia, "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak" (Matius 13:10, 11). Kata Yunani yang digunakan untuk "misteri" adalah dari musth/rion (mustērion), yang mengacu kepada sesuatu yang pernah disembunyikan tapi sekarang diungkapkan.
Jadi, "misteri" adalah sesuatu yang dulunya rahasia tetapi sekarang sudah menjadi pengetahuan umum. Kita baca, Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu-menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman-bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin (Roma 16:25-27).
Apakah misteri ini, "rahasia sakral" ini," yang dulunya disembunyikan tapi sekarang diungkapkan?
1. Misteri Ketidakpercayaan Israel.
Karena aku tidak ingin kamu, saudara-saudara, tidak mengetahui misteri ini- sehingga kamu tidak bijaksana dalam penilaianmu-bahwa pengerasan sebagian Israel telah terjadi sampai bangsa-bangsa non-Yahudi telah masuk sepenuhnya (NASB; Roma 11:25; huruf miring ditambahkan).
Orang-orang Yahudi tidak pernah membayangkan mereka akan menolak Mesias mereka. Mereka merindukan kedatangan-Nya. Setiap ibu Yahudi berharap anaknya akan menjadi Kristus. Allah tahu bahwa ketika akhirnya Ia mengirim Mesias, orang-orang Yahudi akan menyangkal Dia. Ini adalah salah satu dari rahasia sakral Allah.
2. Misteri Allah Yang Menjelma.
Sehingga hati mereka mungkin terdorong, setelah dirajut bersama dalam kasih, dan memperoleh semua kekayaan yang berasal dari jaminan pengertian yang penuh, yang menghasilkan pengetahuan sejati tentang misteri Allah, yaitu, Kristus sendiri (NASB; Kolose 2:2; huruf miring ditambahkan; lihat Efesus 1:9)
Orang-orang Yahudi mencari seorang pemimpin militer yang hebat, Juruselamat politik untuk menyelamatkan kaum itu dari penindasan oleh bangsa-bangsa di sekitarnya. Mereka tidak pernah bermimpi bahwa Mesias mereka akan berupa Allah dalam daging manusia! Sebelum dunia dijadikan, Allah telah merencanakan semua itu; tapi rencana itu disembunyikan sampai kebangkitan Yesus. Sekarang rahasia itu dapat dinyatakan secara terbuka: Mesias itu tidak lain adalah Allah dalam tubuh manusia.
3. Misteri Kristus Yang Menetap
Yaitu, misteri yang telah disembunyikan dari zaman dan generasi masa lalu, tapi yang sekarang telah diwujudkan kepada orang-orang kudus-Nya, yang kepada siapa Allah sudah berkehendak untuk memberitahukan apa itu kekayaan kemuliaan dari misteri di antara bangsa-bangsa non-Yahudi, yang adalah Kristus dalam dirimu, pengharapan kemuliaan (NASB; Kolose 1:26, 27; huruf miring ditambahkan).
Orang-orang Yahudi juga mencari Mesias untuk duduk di takhta lahiriah Daud di Yerusalem, tetapi Allah selalu menghendaki Mesias-Nya duduk di singgasana hati umat-Nya sambil Ia hidup di dalam diri mereka. Tidak ada nabi yang pernah melihat sebelumnya kebenaran ini. Ini adalah satu lagi rahasia sakral Allah, yang dulunya disembunyikan di hati Allah tapi sekarang diungkapkan.
4. Misteri Keabadian.
Lihatlah, aku memberitahu kamu suatu misteri; kita tidak akan tidur semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sesaat, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi sangkakala terakhir; sebab sangkakala akan berbunyi, dan orang mati akan dibangkitkan tanpa dapat binasa, dan kita akan diubah. Karena apa yang dapat binasa ini harus mengenakan apa yang tidak dapat binasa, dan yang fana ini harus mengenakan keabadian (NASB; 1 Korintus 15:51-53; huruf miring ditambahkan).
Orang Yunani percaya bahwa tubuh adalah jahat dan kematian membebaskan jiwa manusia dari penjara tubuh. Paulus mengoreksi gagasan itu, dengan alasan bahwa suatu hari nanti Allah akan memberikan setiap orang satu tubuh yang tidak dapat binasa, abadi. Melalui kebangkitan fisik Yesus Kristus, Allah mengungkapkan rahasia keabadian manusia.
5. Misteri Tubuh Kristus.
Karena tidak seorang pun pernah membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuh dan merawatnya, sebagaimana juga Kristus terhadap gereja, karena kita adalah anggota tubuh-Nya."Misteri ini adalah mulia; tapi aku sedang bicara dengan mengacu kepada Kristus dan gereja (NASB; Efesus 5:29-32; huruf miring ditambahkan).
Seraya kita menghayati apa yang kita pelajari, kita memberitahukan kepada masyarakat kita salah satu rahasia terbesar Allah, misteri bahwa kita membentuk tubuh Kristus dan bekerja sama untuk mencapai tujuan-Nya di dunia.
Chris Bullard
GARIS BESAR YANG DIKEMBANGKAN
I. SALAM: SURAT KEPADA ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA (1:1, 2)
- A. Hamba: "Paulus, seorang Rasul" (1:1a)
- B. "Orang-Orang Kudus": Jemaat Efesus (1:1b, c)
- C. Ruang Lingkup: "Dalam Kristus Yesus" (1:1d)
- D. Salam: "Kasih Karunia" Dan "Damai Sejahtera" (1: 2)
II. MAKSUD GEREJA YANG MULIA (1:3-3:21)
- A. Segala Berkat Rohani Dan Maksud Gereja (1:3-14)
- 1. Dipilih Dalam Kristus (1:3-4b)
- a. Puji Allah! (1:3a)
- b. Berkat Allah bagi kita (1:3b)
- c. Allah memilih kita untuk maksud ilahi (1:4a)
- d. Allah memandang kita sebagai kudus dan tanpa salah (1:4b)
- 2. Sudah Ditentukan (1:4c-6)
- a. Dalam kasih (1:4c)
- b. Untuk diadopsi (1:5a)
- c. Untuk memuji kemuliaan kasih karunia Allah (1:5b, 6)
- 3. Ditebus (1:7a)
- 4. Diampuni (1:7b-8a)
- 5. Dicerahkan (1:8b-10c)
- a. Hikmat dan pengertian Allah (1:8b, 9a)
- b. Misteri kehendak Allah (1: 9b)
- c. Tujuan Allah di dalam Kristus (1: 9c-10c)
- 6. Diberi warisan (1:10d-12)
- a. Bagian yang sudah ditentukan (1:10d, 11a)
- b. Maksud yang sudah ditetapkan (1:11b)
- c. Harapan dalam Kristus hingga pujian kemuliaan-Nya (1:12)
- 7. Dimeteraikan dalam Kristus (1:13, 14)
- B. Paulus Mendoakan Penerima Suratnya Agar Berpengertian Lebih Dalam Tentang Maksud Gereja (1:15-23)
- 1. Kata Pengantar (1:15-18a)
- a. Ucapan syukurnya untuk mereka (1:15, 16a)
- b. Ingatannya tentang mereka (1:16b, 17)
- c. Permohonannya untuk mereka (1:18a)
- 2. Keagungan panggilan Allah, warisan-Nya, dan kuasa-Nya (1:18b-19)
- a. Untuk mengetahui harapan tentang panggilan Allah (1:18b)
- b. Untuk mengetahui kekayaan tentang kemuliaan warisan Allah (1:18c)
- c. Untuk mengetahui keagungan kuasa Allah (1:19)
- 3. Kuasa Allah diperlihatkan (1:20-23)
- C. Gambaran Tentang Mereka Yang Hidup Di luar Maksud Gereja (2:1-3)
- 1. Mati dalam dosa (2:1)
- 2. Hidup menuruti dunia (2:2)
- 3. Hidup dalam hawa nafsu (2:3a)
- 4. Ditandai sebagai anak-anak yang dimurkai (2:3b)
- D. Maksud Abadi Allah Mengenai Keselamatan (2:4-10)
- E. Didamaikan Melalui Darah Kristus (2:11-13)
- F. Kedamaian Dimungkinkan Dalam Tubuh-Nya (2:14-22)
- 1. Kedamaian di antara semua orang dalam satu tubuh itu (2:14, 15)
- 2. Damai dengan Allah dalam satu tubuh (2:16-22)
- G. Pelayanan Pribadi Paulus Kepada Bangsa-Bangsa Non-Yahudi (3:1-7)
- 1. Tawanan Kristus demi orang-orang non-Yahudi (3:1)
- 2. Pelayan kasih karunia Allah kepada orang-orang non-Yahudi (3:2)
- 3. Penerima misteri yang diungkapkan (3:3-6)
- 4. Pelayan injil (3:7)
- H. Hikmat Allah Diberitahukan (3:8-13)
- 1. Kasih karunia untuk memberitakan injil kepada orang non-Yahudi (3:8)
- 2. Kasih karunia untuk menerangi misteri Allah (3:9)
- 3. Maksud pemberitahuan hikmat Allah (3:10)
- 4. Penggenapan maksud abadi Allah (3:11, 12)
- 5. Dorongan untuk jangan berkecil hati (3:13)
- I. Doa Untuk Kuasa, Pemahaman, Dan Kepenuhan (3:14-21)
III. PRAKTIK GEREJA YANG MULIA (4:1-6:20)
- A. "Hidup Berpadanan Dengan Panggilanmu Dengan Memelihara Kesatuan" (4:1-3)
- 1. Hidup dengan cara yang sepadan dengan panggilan (4:1)
- 2. Sikap yang tepat terhadap diri sendiri (4:2a)
- 3. Sikap yang tepat terhadap orang lain (4:2b)
- 4. Memelihara kesatuan (4:3)
- B. Memiliki Kesatuan Lipat Tujuh (4:4-6)
- 1. Satu tubuh (4:4a)
- 2. Satu Roh (4:4b)
- 3. Satu pengharapan (4:4c)
- 4. Satu Tuhan (4:5a)
- 5. Satu iman (4:5b)
- 6. Satu baptisan (4:5c)
- 7. Satu Allah (4:6)
- C. Memahami Karunia Kristus Untuk Gereja (4:7-16)
- 1. Karunia yang diberikan oleh Kristus yang menang (4:7-10)
- 2. Karunia yang Kristus berikan (4:11)
- a. Rasul-rasul (4:11a)
- b. Nabi-nabi (4:11b)
- c. Penginjil-penginjil (4:11c)
- d. Gembala-gembala (4:11d)
- e. Guru-guru (4:11d)
- 3. Tujuan karunia yang Kristus berikan (4:12)
- 4. Sasaran karunia yang Kristus berikan (4:13-16)
- D. Diperbaharui Dalam Roh Pikiran (4:17-32)
- 1. "Berpaling dari kegelapan kepada terang" (4:17-19)
- 2. "Berpaling dari manusia lama kepada manusia baru" (4:20-24)
- a. "Menanggalkan manusia lama" (4:20-22)
- b. "Diperbaharui" (4:23)
- c. "Mengenakan manusia baru" (4:24)
- 3. "Berpaling dari kebohongan kepada kebenaran" (4:25)
- 4. "Berpaling dari kemarahan kepada pengendalian diri" (4:26, 27)
- 5. "Berpaling dari mencuri kepada bekerja" (04:28)
- 6. "Berpaling dari pembicaraan yang tidak sehat kepada yang membangun" (4:29)
- 7. "Berpaling dari mendukakan Roh kepada yang membuat Ia sukacita" (4:30)
- 8. "Berpaling dari kepahitan kepada hati yang lembut" (4:31, 32)
- E. "Hidup Dalam Kasih Dengan Mengikuti Teladan Kristus" (5:1-6)
- F. "Hidup Sebagai Anak-Anak Terang" (5: 7-14)
- 1. Menghasilkan buah Terang (5:7-10)
- 2. Menolak dan menelanjangi perbuatan kegelapan (5:11-13)
- 3. Berjaga-jaga (5:14)
- G. "Hidup Dalam Hikmat" (5:15-6:20)
- 1. Hidup secara hati-hati dengan berfokus pada Allah dan orang lain (5:15-21)
- a. "Manfaatkan waktumu" (5:15, 16)
- b. "Memahami kehendak Allah" (5:17)
- c. "Dipenuhi dengan Roh" (5:18-21)
- 2. Menghormati hubungan sebagai suami dan istri (5:22-33)
- 3. Menghormati hubungan sebagai orang tua dan anak-anak (6:1-4)
- 4. Menghormati hubungan sebagai tuan dan hamba (6:5-9)
- 5. Tetap kuat di dalam Tuhan (6:10-20)
IV. UCAPAN SYUKUR: BERKAT DAMAI SEJAHTERA DAN PENGHIBURAN (6:21-24)
Catatan Akhir:
- 1 John Banister, "Messages of the Books of the New Testament," in Fort Worth Christian College Lectures (1962): 152.
- 2 Bandingkanlah salam dalam kitab Roma melalui Filemon. Paulus kadang-kadang mengacukan dirinya sendiri di dalam isi sebuah surat: Lihat 2 Kor. 10: 1; Gal. 5: 2; Kol 1:23; 1 Tes. 2:18; Filemon 9. Juga, bandingkanlah surat-surat yang di dalamnya nama Paulus muncul pada bagian akhir: 1 Kor. 16:21; Kol 4:18; 2 Tes. 3:17; Filemon 19.
- 3 Donald Guthrie, New Testament Introduction (N.p.: Tyndale Press, 1970; reprint, Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1974), 479-80.
- 4 Henry Clarence Thiessen, Introduction to the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1943), 240.
- 5 Charles Smith Lewis, "Epistle to the Ephesians," in The International Standard Bible Encyclopedia, ed. James Orr (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1960), 2:959.
- 6 Ibid., 956.
- 7 Guthrie, 480; Harold W. Hoehner, Ephesians: An Exegetical Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Academic, 2002), 2-6; and Peter T. O'Brien, The Letter to the Ephesians, The Pillar New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1999), 4.
- 8 Untuk informasi lebih lanjut, lihat bagan Hoehner yang membandingkan para sarjana yang mendukung dan menentang kepenulisan Paulus 1519 sampai 2001 (Hoehner, 9-18).
- 9 Thiessen, 240-41.
- 10 Paulus mengatakan bahwa ia menulis salam di dalam 1 Korintus 16:21 dan Kolose 4:18 dengan "tanganku sendiri," yang menunjukkan bahwa ia mungkin telah mengimlakan sisa dua surat tersebut.
- 11 Pseudepigraphics, artinya "tulisan-tulisan palsu," mengacu kepada dokumen-dokumen tertulis yang menggunakan nama-nama terkenal, yang dipalsukan.
- 12 Pelbagai pemenjaraan lain yang memungkinkan untuk penulisan Surat-Surat Penjara itu pernah diusulkan. Dua pemenjaraan lainnya bisa saja sewaktu Paulus berada di Efesus (55 M.; Kisah 20:17, 31) atau di Kaisarea (58 M.; Kisah 24:27). Untuk kajian diskusi lebih lanjut yang mendukung pemenjaraan di Roma lihat Peter T. O'Brien, Colossians, Philemon, Word Biblical Commentary, vol. 44 (Waco, Tex.: Word Books, 1982), xlix-liv; and Owen D. Olbricht and Bruce McLarty, Colossians and Philemon, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2005), 8-9, 494.
- 13 Guthrie, 472-78.
- 14 Sebagian besar ekspositor percaya bahwa Filemon tinggal di Kolose, tapi ada argumentasi yang telah dibuat bagi Laodikia sebagai kampung halamannya. Dalam hal ini, surat kepada Filemon bisa menjadi surat kepada Laodikia yang Paulus sebut di Kolose 4:16. (Thiessen, 236-37.)
- 15 Ibid., 235.
- 16 Ibid., 233.
- 17 William Barclay, Letters to the Seven Churches (Nashville, Abingdon Press, 1957), 15.
- 18 Untuk kajian lebih lanjut tentang pemujaan Artemis di Efesus, lihat Richard Oster, "The Ephesian Artemis as an Opponent of Early Christianity," Jahrbuch für Antike und Christentum 19 (1976): 24-44; dan tentang pentingnya pemujaan patung itu, lihat Oster, 28.
- 19 Frank J. Goodwin, A Harmony of the Life of St. Paul (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1951; reprint, Ann Arbor, Mich.: Cushing-Malloy, 1973), 35, 87.
- 20 Guthrie, 65-66.
- 21 Thiessen, 242.
- 22 Guthrie, 509.
- 23 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 1.
- 24 Thiessen, 243-44.
- 25 Guthrie, 510-12.
- 26 Thiessen, 244; Guthrie, 480.
- 27 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 365; lihat juga Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 388.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) KITAB EFESUS
KATA PENGANTAR
Kitab Efesus patut dibaca dengan hati-hati oleh gereja zaman kini. Kita mendapatkan diri kita berada di tengah-tengah kr...
KITAB EFESUS
KATA PENGANTAR
Kitab Efesus patut dibaca dengan hati-hati oleh gereja zaman kini. Kita mendapatkan diri kita berada di tengah-tengah krisis identitas, khususnya mengenai masalah memahami dan menghargai sifat gereja dan keunikan pemanggilan kita dalam Kristus. Rata-rata anggota gereja di zaman kini tidak menghargai gereja secara tinggi. Statistik menunjukkan bahwa 81 persen orang Amerika percaya bahwa mereka bisa tiba pada pandangan agama mereka sendiri tanpa berhubungan dengan gereja jenis apa saja.1Dalam hidup mereka, gereja bukanlah faktor penentu, dan mereka tidak melihat adanya masalah dengan pandangan itu. Sikap itu perlahan-lahan menginfiltrasi pikiran banyak orang Kristen sehingga gereja Tuhan banyak kehilangan sinarnya oleh karena pandangan itu.
Alasan lain mengapa Kitab Efesus patut mendapat perhatian kita adalah bahwa banyak jemaat dari gereja Tuhan sudah menjadi sekular. Pandangan Allah tentang gereja sudah tidak ada lagi. Daripada menyelidiki isi Alkitab untuk melihat seperti apakah gereja yang Allah inginkan, beberapa orang malah berniat membentuk gereja dalam citra yang mereka pilih sendiri. Gereja sudah diubah menjadi suatu lembaga dengan tujuan dan misi yang dijabarkan semakin longgar berdasarkan "pelbagai kebutuhan" dan "pelbagai kepedulian" yang bermacam-macam dari suatu masyarakat sekular. Ironisnya, meskipun beberapa jemaat melakukan analisa pasar, penyelidikan kebutuhan, dan pengembangan program untuk menarik orang Kristen, namun orang masih tidak menempatkan gereja pada kedudukan yang sangat tinggi di dalam daftar prioritas mereka itu.
Tentu saja, tidak semua orang Kristen sudah kehilangan penghargaan dan kasih mereka terhadap gereja. Tidak semua jemaat dari gereja Tuhan sudah menyatu dengan cara berpikir sekular. Tidak semua gereja sudah kehilangan keunikan mereka, namun semua orang Kristen dan jemaat Tuhan menghadapi ancaman kehilangan apa yang benar-benar ada di dalam pikiran Allah untuk gereja-Nya dan umat-Nya. Kitab Efesus mengingatkan kita bahwa gereja adalah kumpulan orang-kumpulan orang tertebus. Gereja merupakan kemanusiaan baru Allah. Kitab Efesus meneguhkan kemuliaan hal itu. Di dalamnya termasuk gambaran Paulus tentang sifat gereja sebagai manusia baru yang menakjubkan. Paulus mengingatkan orang Kristen untuk hidup sebagai manusia baru yang Allah sudah nyatakan melalui Kristus.
Kapan saja kita tiba pada sebuah surat Perjanjian Baru, ada lima pertanyaan yang perlu dijawab: (1) Siapakah yang menulis surat itu? (2) Kepada siapakah surat itu ditulis? (3) Kapankah surat itu ditulis? (4) Mengapakah surat itu ditulis? dan (5) Apakah pesan utama surat itu? Sebelum kita memulai pelajaran kita tentang Kitab Efesus dan apakah yang Kitab itu harus katakan tentang manusia baru milik Allah, kita perlu meluangkan waktu untuk membahas lima pertanyaan tersebut.
PENULISNYA
Ayat pertama dalam Kitab Efesus memperkenalkan penulisnya: "Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu" (1:1, 2). Pada abad pertama merupakan hal biasa bagi para penulis untuk memulai surat mereka dengan memperkenalkan diri mereka sendiri. Paulus mengikuti pola tersebut.
Paulus juga memakai gelar yang Yesus berikan kepada Kedua belas murid (Lukas 6:12, 13). Ia adalah seorang "rasul" (Yun.: apostolos) , orang yang dipilih secara khusus dan diutus untuk menyampaikan pesan penuh kuasa. Apa yang Paulus tulis memiliki otoritas di baliknya. Tulisan itu lebih daripada sekedar pendapat, gagasan, atau usulannya sendiri. Isi beritanya itu tidak bersumber dari dirinya sendiri; berita Paulus itu diberikan kepada dia oleh Yesus Kristus. Semua tulisannya itu harus diterima sebagai perkataan dan perintah Tuhan Yesus Kristus.
Paulus membiarkan para pembacanya mengetahui bahwa kerasulannya bukanlah kesukarelaan. Ia tidak melamar jabatan itu. Tidak ada gereja yang mengangkat dia ke posisi itu. Sebaliknya, ia menjadi seorang rasul berdasarkan otoritas yang setinggi mungkin: penugasan dari Yesus Kristus berdasarkan kehendak Allah, Bapa.
Bila kita baca Kitab Efesus, kita perlu melihat diri kita sendiri sedang berdiri di atas tanah yang suci. Kata-kata yang kita baca bukanlah kata-kata seorang manusia fana belaka. Kata-kata itu adalah firman Allah. Allah bicara kepada kita melalui apa yang Paulus, rasul itu, tulis.
PENERIMANYA
Kitab ini dialamatkan "kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus." Simaklah apa yang Paulus harus katakan tentang para pembacanya itu.
Pertama, mereka adalah "orang-orang kudus" (Yun.: hagios). Kata ini tidak mengacu kepada kelas khusus orang Kristen yang posisinya di atas yang lainnya. Orang-orang kudus bukanlah sekelompok kecil orang Kristen yang istimewa yang kesuciannya melebihi standar. "Orang kudus" merupakan julukan yang dipergunakan bagi setiap orang Kristen. Setiap anak Allah adalah orang kudus dalam pengertian ia sudah dipilih untuk menjadi kepunyaan Allah. Istilah itu pertama-tama dipakai untuk menggambarkan bangsa Israel. Israel adalah "bangsa yang kudus." Sekarang istilah itu mencakup semua orang yang sudah datang untuk menjadi milik Allah melalui Kristus. Manusia baru milik Allah di dalam Kristus sekarang ini adalah Israel milik Allah (Galatia 6:16).
Kedua, mereka adalah "orang-orang percaya" (Yun.: pistos). Dengan kata lain, Paulus menganggap para pembacanya sebagai orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Mereka itu orang-orang yang percaya kepada Kristus, kebalikan dari orang-orang yang tidak percaya.
Ketiga, mereka itu "dalam Kristus Yesus." Istilah kunci ini dalam Kitab Efesus muncul dalam ayat 1. Manusia baru milik Allah memiliki keberadaannya dan mengalami kehidupannya "dalam Kristus." Berada "dalam Kristus" sama artinya dengan disatukan bersama Dia, sebagaimana ranting-ranting pada pokok anggur atau anggota-anggota pada sebuah tubuh. Orang Kristen menempatkan kepercayaan mereka kepada Kristus dan berusaha menjalani kehidupan yang menunjukkan kepercayaannya kepada Dia.
Akhirnya, penerimanya berada "di Efesus." Efesus merupakan ibu kota provinsi Roma di Asia dan merupakan pelabuhan perdagangan yang sangat luas, dan sangat sibuk. Efesus juga merupakan pusat penyembahan berhala dewi Artemis. Kuil yang dibangun di situ untuk menghormati dewi itu masih dianggap sebagai Tujuh Keajaiban Dunia.
Kunjungan singkat Paulus ke Efesus yang pertama kalinya terjadi pada waktu perjalanan misionarinya yang kedua (Kisah 18:18-21). Belakangan ia kembali lagi dan menetap lebih dari dua tahun di situ pada waktu perjalanan misionarinya yang ketiga. Setelah mengajar di sinagoga selama tiga bulan, ia dipaksa pergi ke tempat lain dan mulai mengajar di ruang kelas Tiranus (Kisah 19:8, 9). Paulus membiayai hidupnya sendiri sebagai pembuat tenda. Berita tentang pemberitaannya menyebar ke seluruh wilayah itu (Kisah 19:10). Pelbagai mujizat terjadi. Sapu tangan dan kain yang pernah menyentuh Paulus dipakai untuk menyembuhkan penyakit (Kisah 19:11, 12). Roh-roh jahat diusir dalam nama Yesus, bahkan oleh beberapa tukang jampi Yahudi (Kisah 19:13-16). Orang-orang penyembah berhala yang menjadi orang Kristen berpaling dari perbuatan jahat mereka dan membakar kitab-kitab sihir mereka (Kisah 19:18-20). Akhirnya, kerusuhan pecah ketika Demetrius, seorang tukang perak, menuduh bahwa kesuksesan Paulus mengandung ancaman bagi perekonomian kota itu. Pemberitaan Paulus merugikan orang-orang yang membuat dan menjual patung-patung perak dewi Artemis (Kisah 19:23-41). Huru-hara itu akhirnya menyebabkan kepergian Paulus, tetapi itu terjadi setelah gereja di situ berdiri dengan kokoh.
Setelah itu Paulus tidak pernah mengunjungi Efesus lagi, namun ia pernah bertemu dengan para penatua Efesus di pelabuhan Miletus yang dekat Efesus pada perjalanan pulangnya ke Yerusalem. Ia memberi mereka ucapan perpisahan yang sangat menyentuh hati (Kisah 20:13-38).
Haruslah diingat bahwa julukan "di Efesus" tidak terdapat di dalam naskah yang paling awal. Beberapa orang ada yang berpendapat bahwa surat itu sepatutnya dianggap sebagai surat edaran yang ditujukan untuk semua gereja di Asia Kecil, bukan untuk Efesus saja.
Yang juga tidak ada di dalam Kitab Efesus adalah salam khas untuk beberapa individu khusus yang tentunya sudah pernah Paulus jumpai selama masa tinggalnya yang lama di Efesus. Kitab ini tidak menyinggung tentang pelbagai kejadian umum. Surat ini kelihatannya tidak memiliki pelbagai jenis acuan pribadi yang kita temukan di dalam beberapa surat Paulus lainnya. Ini mungkin memberi beberapa dukungan bagi gagasan bahwa Kitab Efesus merupakan surat edaran. Namun begitu, nama geografis yang sebenarnya bagi para penerima surat itu tidak merubah pesan utamanya. Surat itu berisi pesan bagi gereja di mana saja dan di sepanjang zaman.
TANGGALNYA
Dalam surat ini Paulus tiga kali menyebutkan bahwa ia menulis surat ini sebagai orang yang sedang dipenjara (3:1; 4:1; 6:20). Surat ini sudah lama dianggap sebagai salah satu dari empat Surat Penjara (Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon). Kita punya alasan yang baik untuk percaya bahwa tempat pemenjaraan khusus ini adalah di Roma (60-62 M.). Paulus pernah mendekam dua tahun dalam penjara di Roma (Kisah 28:16-31). Selain itu, tradisi- dari gereja mula-mula sampai abad ke delapan belas- selalu menganggap Roma sebagai tempat awal bagi keempat Epistle Penjara itu.
Epafras datang mengunjungi Paulus dan memberitahu rasul itu tentang beberapa berita yang mengganggu gereja di Kolose. Kelihatannya, ajaran palsu sedang menghancurkan gereja itu, oleh sebab itu Paulus menyurati jemaat Kolose. Ia juga menulis sebuah surat pribadi kepada seorang anggota dari jemaat itu yang bernama Filemon. Surat itu menyoal seorang budak milik Filemon yang bernama Onesimus yang sudah mentaati injil dan dikirim pulang kepada tuannya. Surat Efesus ditulis juga pada waktu ini, terlepas apakah ditujukan kepada gereja di Efesus atau kepada gereja-gereja tetangganya di dalam provinsi Roma di Asia. Kesemua tiga surat itu disampaikan oleh Tikhikus, "yang merupakan saudara kita [Paulus] yang kekasih dan pelayan yang setia di dalam Tuhan" (6:21). Surat Filipi jelas sekali ditulis pada kesempatan yang berbeda namun pada waktu pemenjaraan yang sama oleh bangsa Romawi.
TUJUANNYA
Seraya kita membaca seluruh surat Efesus, kita bisa merasakan adanya dua tujuan utama. Pertama, Paulus ingin menjelaskan sifat gereja, manusia baru milik Allah, dengan memperlihatkan asal-usulnya, komposisinya yang terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi yang diselamatkan, dan maksud kekalnya (pasal 1-3). Kedua, Paulus berusaha mengingatkan manusia baru milik Allah untuk berprilaku baik (pasal 4-6). Prilaku yang baik melibatkan penempatan kesatuan tubuh Kristus pada prioritas yang paling tinggi (4:1-16), dengan sungguh-sungguh mengejar kesalehan dalam kehidupan sehari-hari (4:17-6:9), dan dengan waspada berjaga-jaga atas perlawanan Iblis di sepanjang jalan (6:10-20). (Garis besar lengkap Kitab Efesus terdapat di halaman 12.)
BERITANYA
Tema pokok Kitab Efesus terkandung di dalam ayat-ayat ini:
…untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.... supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (2:15b, 16; 3:10, 11).
Berita utamanya berpusat pada tindakan penyelamatan oleh Allah melalui Yesus Kristus untuk menciptakan manusia baru milik Allah di tengah-tengah manusia lama. Surat ini menggabungkan "Doktrin Kristen dan tugas Kristen, iman Kristen dan kehidupan Kristen, apa yang Allah sudah lakukan melalui Kristus dan apa yang harus kita jalani dan lakukan sebagai akibatnya."2
KESIMPULAN
Renungkanlah betapa pentingnya pelajaran Kitab Efesus ini bagi setiap orang Kristen dan bagi semua jemaat dari gereja Tuhan. Kitab Efesus tetap menjadi kitab terbaik yang menjelaskan sifat dan pentingnya gereja-manusia baru milik Allah. Orang bisa melakukan pendekatan terhadap kajian Kitab Efesus dalam tiga cara:
Beberapa orang membaca Kitab Efesus sebagai sebuah surat yang ditulis kepada orang-orang yang hidup di zaman dulu dan oleh sebab itu, kehilangan isi pesannya bagi orang Kristen zaman kini. Cara ini membuat kajian terhadap Kitab Efesus tidak lebih daripada sekedar mempelajari dokumen kuno yang tidak memiliki hubungannya di zaman kini. Jika cara pendekatan kita seperti itu, kemungkinan besar kita tidak akan bisa mengambil pesannya dengan serius dan bahkan mungkin menjadi bosan dengan pesannya itu.
Yang lainnya membaca Kitab Efesus sebagai sebuah kursus pelajaran doktrin dan oleh sebab itu kehilangan separuh isinya bagi orang Kristen zaman kini. Kitab Efesus memang berisi banyak sekali masalah doktrin. Kitab ini mengetengahkan beberapa teologi mendasar tentang gereja dan rencana keselamatan Allah untuk manusia. Jika kita menganggap Kitab Efesus hanya sebagai buku pelajaran tentang doktrin dan mengabaikan pelbagai penerapan praktisnya yang juga ikut ditawarkan, maka kita hanya akan mendapatkan separuh isinya saja. Pendekatan ini akan menyebabkan kita kehilangan satu tujuan utama kitab ini-mengubah hidup kita sebagai orang yang sudah datang untuk berbagi di dalam manusia baru milik Allah.
Marilah kita baca Kitab Efesus sebagai sebuah berita dari Allah untuk kita. Itulah cara kita mendekati Kitab Efesus yang Allah inginkan. Kitab itu merupakan Firman Allah. Jika kita mendekatinya dengan sikap seperti itu, maka kita akan menjadi orang yang sudah berubah. Itulah yang Allah inginkan. Saya berdoa semoga itu jugalah yang akan terjadi terhadap Anda. Semoga Allah memberkati Anda seraya Anda memulai perjalanan menelusuri kitab yang menakjubkan ini!
Catatan Akhir:
- 1 Robert Bellah, Habits of the Heart (New York: Harper and Row, 1985), 221.
- 2 John R. W. Stott, The Message of Ephesians: God's New Society, The Bible Speaks Today, gen. ed. John R. W. Stott (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1979), 25.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 4.
2 R. C. H. Lenski, The Interpreta...
Catatan Akhir:
- 1 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 4.
- 2 R. C. H. Lenski, The Interpretation of St. Paul's Epistles to the Galatians, to the Ephesians and to the Philippians (Columbus, Ohio: Wartburg Press, 1946; reprint, Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1961), 344.
- 3 Lincoln, 5.
- 4 Spiros Zodhiates, ed., The Complete Word Study New Testament, 2d ed. (Chattanooga, Tenn.: AMG Publishers, 1992), 968.
- 5 Lenski, 346.
- 6 Ibid.
- 7 Rom. 1:7; 1 Kor. 1:3; 2 Kor. 1:2; Fil. 1:2; Filemon 3.
- 8 Gal. 1:3; Kol. 1:2; 1 Tes. 1:1; 2 Tes. 1:2; 1 Tim. 1:2; 2 Tim. 1:2; Tit. 1:4.
- 9 Lincoln, 6.
- 10 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 466.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Segala Berkat Rohani & Maksud Gereja (Efesus 1:3-14)
Seraya Paulus memulai surat itu kepada saudara-saudaranya, ia mencurahkan ucapan syukur kepa...
Segala Berkat Rohani & Maksud Gereja (Efesus 1:3-14)
Seraya Paulus memulai surat itu kepada saudara-saudaranya, ia mencurahkan ucapan syukur kepada Allah atas segala berkat yang tak terbatas "di dalam Kristus" (1:3-14). Dalam satu kalimat dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru, Paulus memuji Allah karena memberikan segala berkat rohani untuk orang-orang kudus dan kemudian menghitung tidak kurang dari tujuh berkat ini (angka tujuh melambangkan kesempurnaan). Masing-masing dirancang untuk mendatangkan kemuliaan bagi Allah (lihat 1:6, 12, 14). Paulus memasukkan semua ke-Allahan dalam pujian untuk keseluruhan karya penyelamatan manusia. Doksologinya berpusat pada Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus; karena ketiganya terlibat dalam maksud Allah.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) "AKU DIBERKATI!"(1:3)
Saya punya teman yang setiap kali menanggapi ucapan "Bagaimana kabarmu?" dengan kata-kata ini: "Aku di...
"AKU DIBERKATI!"(1:3)
Saya punya teman yang setiap kali menanggapi ucapan "Bagaimana kabarmu?" dengan kata-kata ini: "Aku diberkati!" Ia benar. Ia diberkati, dan begitu juga kita semua.
Allah memberkati semua orang dengan kelimpahan berkat duniawi (lihat Matius 5:45; Yakobus 1:17). Namun begitu, bagi anak-anak-Nya, Allah memiliki pelbagai berkat tambahan: Ia memberkati "kita dengan segala berkat rohani … di dalam Kristus" (1:3). Dua kebenaran harus dicatat tentang berkat-berkat ini: Berkat datang dari Allah, dan berkat itu hanya untuk mereka yang berada "di dalam Kristus."
"DI DALAM KRISTUS" (1:3-14)
Sepuluh kali dalam ayat 3 sampai 14, Paulus menggunakan istilah "di dalam Kristus" (1:3, 10, 12), "di dalam saudara-saudara yang kekasih" (1:6), atau "di dalam Dia" (1:4, 7, 9, 10d, 13 [dua kali]).86Untuk menikmati semua berkat rohani, orang harus berada di tempat di mana berkat-berkat itu ditemukan—"di dalam Kristus" (1:3).
Bagaimanakah orang masuk ke dalam Kristus?
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru (Roma 6:3, 4).
Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus (Galatia 3:26, 27).
Berkat terbesar adalah segala berkat rohani "di dalam Kristus." Pelbagai berkat ini memberi orang Kristen kehidupan yang rohaniah, berkelimpahan, dan kekal.
MASA LALU, KINI, DAN MASA DEPAN ORANG KRISTEN (1: 3-14)
Pelajaran atas 1:3-14 secara alami terbagai ke dalam tiga kelompok: ay. 3-6: Paulus membahas aspek masa lalu Allah yang membentuk tubuh ini di dalam mana kita menerima segala berkat rohani. ay. 7-12: Ia berurusan dengan aspek masa kini Allah yang berurusan dengan tubuh Kristus. ay. 13, 14: Ia memperlakukan aspek prospektif tubuh misterius ini, yaitu, apa yang menanti gereja di masa depan.
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons...
Catatan Akhir:
- 1 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 104.
- 2 Marvin R. Vincent, Word Studies in the New Testament, vol. 3, The Epistles of Paul (N.p.: Charles Scribner's Sons, 1890; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1946), 364.
- 3 Albert Barnes, Notes on the New Testament: Ephesians, Philippians and Colossians, ed. Robert Frew (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965), 16.
- 4 Paul T. Butler, The Gospel of John, vol. 1, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1961), 21.
- 5 Homer Hailey, That You May Believe: Studies in the Gospel of John (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1973), 20.
- 6 Disadur dari Gerald F. Hawthorne, Philippians, Word Biblical Commentary, vol. 43 (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 84.
- 7 Spiros Zodhiates, ed., The Complete Word Study New Testament, 2d ed. (Chattanooga, Tenn.: AMG Publishers, 1992), 937, 963.
- 8 R. C. H. Lenski, The Interpretation of St. Paul's Epistles to the Galatians, to the Ephesians and to the Philippians (Columbus, Ohio: Wartburg Press, 1946; reprint, Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1961), 392.
- 9 T. R. Applebury, Studies in Second Corinthians, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1971), 19.
- 10 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 388.
- 11 Ibid., 305.
- 12 D. L. Moody; quoted in Ruth Paxson, The Wealth, Walk and Warfare of the Christian (Old Tappan, N.J.: Fleming H. Revell Co., 1939), 31.
- 13 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 31; see also Bauer, 515.
- 14 Wuest, 31; lihat juga Bauer, 561.
- 15 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 24.
- 16 Wuest, 33.
- 17 S. D. F. Salmond, "The Epistle to the Ephesians," in The Expositor's Greek Testament, ed. W. Robertson Nicoll (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 3:249.
- 18 Wuest, 33-34.
- 19 Salmond, 250.
- 20 Lenski, 360.
- 21 Salmond, 251.
- 22 Robert Young, Young's Analytical Concordance to the Bible, 22d American ed., rev. Wm. B. Stevenson (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., n.d.), 14.
- 23 T. S. Rees, "Adoption," in The International Bible Encyclopedia, ed. James Orr (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1960), 1:58.
- 24 Salmond, 251.
- 25 Ibid., 250-51.
- 26 Emmet Russell, "Adoption," in The Zondervan Pictorial Bible Dictionary, ed. Merrill C. Tenney (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1963), 15.
- 27 Wuest, 36.
- 28 Ibid., 36-37.
- 29 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Galatians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 115.
- 30 Wuest, Ephesians and Colossians, 37.
- 31 Ibid.
- 32 Salmond, 252.
- 33 George V. Wigram, The Englishman's Greek Concordance of the New Testament, 9th ed. (London: Samuel Bagster and Sons, 1903), 322.
- 34 Vincent, 365.
- 35 Lincoln, 27.
- 36 Zodhiates, 631, 863. Aorist tense digunakan untuk membicarakan perbuatan yang sudah lewat.
- 37 Ibid., 631, 869.
- 38 Bauer, 117.
- 39 Lenski, 366; see also Bauer, 156.
- 40 Bauer, 770; Salmond, 255; Lenski, 367.
- 41 Salmond, 255.
- 42 Wuest, Ephesians and Colossians, 41.
- 43 Ibid.
- 44 Salmond, 256.
- 45 Bauer, 805.
- 46 Salmond, 257.
- 47 G. W. Barker, "Mystery," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1986), 3:451-52.
- 48 Wuest, Ephesians and Colossians, 44; see also Bauer, 447.
- 49 Bauer, 511.
- 50 Ibid., 404.
- 51 Wuest, Ephesians and Colossians, 44.
- 52 Ibid.; lihat juga Bauer, 697.
- 53 Lincoln, 31.
- 54 Bauer, 830, 497.
- 55 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 673.
- 56 John McClintock and James Strong, eds., "Fulness," in Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1970), 3:692.
- 57 Salmond, 260.
- 58 Bauer, 65.
- 59 Zodhiates, 886.
- 60 Salmond, 261.
- 61 Henry Alford, The Greek Testament, vol. 3, Galatians-Philemon, 4th ed. (Cambridge: Deighton, Bell, and Co., 1865), 76.
- 62 Lincoln, 33.
- 63 Zodhiates, 928; lihat juga Bauer, 548.
- 64 Salmond, 263.
- 65 Lincoln, 35-36.
- 66 Septuaginta adalah terjemahan dari Perjanjian Baru Ibrani, dibuat di Mesir sekitar abad kedua S. M.
- 67 Bauer, 869.
- 68 Lihat John McClintock and James Strong, eds., "Purpose of God," in Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1970), 8:815.
- 69 Zodhiates, 897.
- 70 Wigram, 361-62.
- 71 Zodhiates, 897.
- 72 Wuest, Ephesians and Colossians, 48.
- 73 Salmond, 265-66; Wuest, Ephesians and Colossians, 48; Vincent, 368-69.26
- 74 Lenski, 380; Lincoln, 37.
- 75 Lenski, 382.
- 76 Thayer, 26.
- 77 Bullinger, 339.
- 78 Lenski, 383.
- 79 "Sealed," in The New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge, ed. Samuel Macauley Jackson (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1951), 1:248.
- 80 Kirsopp Lake, trans., The Apostolic Fathers, The Loeb Classical Library, ed. T. E. Page, et al. (Cambridge, Mass.: Harvard University Press, 1913), 1:141, 2:263.
- 81 Zodhiates, 893.
- 82 Lincoln, 41.
- 83 Ibid., 42.
- 84 William D. Mounce, Pastoral Epistles, Word Biblical Commentary, vol. 46 (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 2000), 529.
- 85 Ibid.
- 86 Terjemahan harfiah dari teks Yunani adalah "di dalam siapa" dalam ayat 7, 11, dan 13 (dua kali).
- 87 Para teolog terhormat dari pelbagai zaman dan tempat yang telah memperdebatkan pertanyaan predestinasi mencakup Agustinus dari Hippo di Afrika Utara dalam abad keempat dan Pelagius seangkatannya dari Celtic; Anselmus dari Canterbury pada abad kesebelas; Thomas Aquinas, seorang imam Italia abad ketiga belas; John Calvin, seorang Reformer Perancis dari abad keenam belas; Jacobus Arminius, seorang pendeta Belanda dari abad keenam belas; dan John Wesley, seorang pendeta Anglikan Inggris di abad kedelapan belas.Perdebatan predestinasi vs kehendak bebas berlanjut di antara pelbagai denominasi hingga sekarang ini.
- 88 Zodhiates, 869.
- 89 J. Gresham Machen, New Testament Greek for Beginners (New York: Macmillan Co., 1957), 21-22.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Charles R. Swindoll, Improving Your Serve: The Art of Unselfish Living (Waco, Tex.: Word Books, 1981), 49-50.
2 Kata Yunani unt...
Catatan Akhir:
- 1 Charles R. Swindoll, Improving Your Serve: The Art of Unselfish Living (Waco, Tex.: Word Books, 1981), 49-50.
- 2 Kata Yunani untuk "memilih" adalah eklego. Artinya "memilih dari, menyeleksi." Bentuk kata kerja medial menunjukkan sesuatu yang Allah perbuat untuk diri-Nya sendiri.
- 3 W. Phillip Keller, Rabboni . . . Which Is to Say Master (Old Tappan, N.J.: Fleming H. Revell Co., 1977), 17-18.
- 4 C. S. Lewis, quoted in Max Anders, The Good Life: Living With Meaning in a "Never-Enough" World (Dallas: Word Publishing, 1993), 17.
- 5 Lihat Eddie Cloer, Appendix 3: "The 'In Christ' Phrase," God's Design for "the Church" (Searcy, Ark.: Resource Publications, 1993), 211-32.
- 6 John MacArthur, Jr., Ephesians, The MacArthur New Testament Commentary (Chicago, Ill.: Moody Press, 1986), vii.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) KITA SUDAH DIPILIH! (1:4-6)
Allah telah memilih kita untuk menjadi umat-Nya, anak-anak-Nya, tubuh-Nya, gereja-Nya. Dengan satu kata, pemilihan ini ad...
KITA SUDAH DIPILIH! (1:4-6)
Allah telah memilih kita untuk menjadi umat-Nya, anak-anak-Nya, tubuh-Nya, gereja-Nya. Dengan satu kata, pemilihan ini adalah "seleksi" (lihat 1 Tesalonika 1:4; KJV). Dalam Efesus 1:4-6, Paulus menjelaskan tujuh fitur doktrin agung Alkitab ini.
Prosedur. "Seperti Ia sudah memilih kita …"(1:4; huruf miring ditambahkan). Bagaimanakah Allah membentuk tubuh ini? Bagaimanakah para anggotanya dimasukkan? Itu tidak terjadi secara kebetulan. Kita diberi hak istimewa untuk menjadi bagian dari tubuh itu, gereja itu, oleh karena tindakan berdaulat dari kehendak Allah.
Kita dipilih untuk menjadi bagian dari tubuh Kristus bukan oleh karena kita cukup baik atau karena kita sudah cukup melakukan perbuatan baik. Kita dimasukkan ke dalam tubuh itu bukan untuk menghadiri kebaktian setiap hari Minggu atau untuk mengambil bagian Perjamuan Tuhan setiap hari pertama dalam minggu itu. Meski pelbagai perbuatan itu memang penting, namun kebenarannya adalah ini: Kita bisa berada di dalam tubuh itu hanya karena Allah dalam kekekalan masa lalu ingin kita menjadi bagian dari tubuh itu. Jika Allah dalam kedaulatan-Nya tidak memilih kita untuk menjadi bagian dari tubuh ini, maka semua praktik agama di dunia tidak bisa membuat kita menjadi bagian dari tubuh itu.
Doktrin tentang takdir (atau predestinasi) telah membingungkan orang selama berabad-abad. Beberapa teolog hebat selama berabad-abad—dari Agustinus hingga Wesley87—sudah mencoba untuk mengatasi masalah ini:
Bagaimana bisa Perjanjian Baru mengajarkan bahwa Allah dalam kedaulatan-Nya memilih kita, tetapi pada saat yang sama menegaskan tanggung jawab manusia dengan mengatakan bahwa "barangsiapa mau hendaklah ia datang"?
Bisakah Allah yang pengasih memilih beberapa orang untuk menjadi baik dan beberapa orang untuk menjadi jahat? Jawaban untuk dilema kuno ini terdapat di dalam teks kita. Sebelum kita melihatnya, kita harus mencatat bahwa setiap orang Kristen adalah bagian dari tubuh itu dan terikat di sorga untuk satu alasan dan satu alasan saja: Allah sudah memilih kita.
Tindakan Allah memilih kita seharusnya memberi kita rasa harga diri yang luar biasa. Mengapa harus malu menjadi orang Kristen? Kita telah dihormati oleh Raja alam semesta. Ia telah memilih kita!
Obyeknya. "… Ia sudah memilih kita …" (1: 4; huruf miring ditambahkan). Apakah Paulus bermaksud mengatakan bahwa Allah sudah memilih kita, sebagai lawan bagi orang-orang yang menyembah Dia dalam perhimpunan tertentu lainnya? Tidak, itu bukan bahwa Ia memilih kita untuk diselamatkan dan yang lainnya untuk disesatkan. Lalu apakah tepatnya yang Paulus maksudkan dengan mengatakan bahwa Allah sudah memilih kita?
Ibrani 2:16 membantu kita untuk memahami makna Paulus: "Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani." Allah tidak punya rencana untuk menebus para malaikat yang durhaka. Mereka tidak dipilih untuk menjadi bagian dari satu tubuh yang ditebus ini. Allah telah memilih manusia untuk membentuk tubuh yang mulia ini. Ia sudah memilih kita.
Periksalah dengan cermat teks itu. Inilah adalah kunci bagi dilema kuno tentang doktrin dipilih sebelumnya: "Seperti Ia sudah memilih kita di dalam Dia …"(1:4; huruf miring ditambahkan).
Dalam kehendak-Nya yang berdaulat, Allah menetapkan lebih dulu mereka yang ada di dalam Kristus Yesus untuk hidup yang kekal. Keputusan itu tak bisa diubah. Itu berdiri sekokoh Allah itu sendiri. Tidak ada orang lain yang bisa diselamatkan. Kehidupan kekal adalah milik mereka yang berada di dalam Allah Yesus.
Siapakah yang bisa berada di dalam Yesus? Siapakah yang bisa menjadi bagian dari satu tubuh ini yang menuju kemuliaan? Siapa saja yang mau merespon dengan patuh kepada injil! Barangsiapa mau hendaklah ia datang! Siapa saja yang ingin melakukannya dapat menjadi obyek pemilihan oleh Allah.
Waktunya. "Seperti Ia sudah memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan …" (1:4). Kapankah Allah memutuskan bahwa mereka yang berada di dalam Kristus akan menerima hidup yang kekal dan segala berkat rohani? Sebelum Ia mulai menciptakan alam semesta, Allah merinci seluruh rencana-Nya. Pemberontakan manusia di Taman Eden tidak mengejutkan Dia. Ia sudah menyusun rencana-Nya untuk menyelamatkan kita dari kebodohan kita sendiri. Wahyu 13:8 menyinggung nama-nama yang ditulis "sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih" (lihat 2 Tesalonika 2:13; 2 Timotius 1:9).
Dapatkah Anda percaya bahwa Allah mengasihi Anda sebegitu besar? Bahkan sebelum Anda dilahirkan, ketika alam semesta hanya baru rencana, Allah tahu bahwa Anda akan berdosa dan menghancurkan hati-Nya. Ia mengasihi Anda dan tetap memilih Anda.
Rancangannya. "Seperti Ia sudah memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan, supaya kita akan menjadi kudus dan tak bercacat di hadapan Dia" (1:4). Mengapakah Allah melakukan ini? Apakah semua rancangan-Nya ada di dalamnya? Allah menginginkan persekutuan kita. Ia ingin sekali lagi hidup dan bicara dengan manusia, seperti yang Ia pernah lakukan sebelum Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden. Namun, kita tidak bisa mendekati hadirat Allah tanpa dua sifat penting: kekudusan dan tanpa cacat.
Jika ada apa saja yang tidak kita miliki, itu adalah sifat kekudusan dan tanpa cacat. Semua orang telah berbuat dosa. Setiap orang tidak bisa memenuhi standar Allah bagi persekutuan. Jika diserahkan pada usaha kita sendiri, kita tidak akan pernah lagi melihat wajah Allah, namun begitu karya Yesus di Kalvari memampukan kita untuk masuk ke dalam hadirat Allah. Kita baca, . . . Kristus juga mengasihi gereja dan menyerahkan diri-Nya bagi dia, supaya Ia bisa menyucikan dia, setelah menyucikan dia dengan pembasuhan air dengan firman, supaya Ia bisa untuk diri-Nya menghadirkan gereja itu dalam segala kemuliaan dirinya, tidak memiliki cacat atau kerut atau hal serupa itu; melainkan ia akan menjadi kudus dan tak bercela (5:25-27; NASB).
Motifnya. "Dalam kasih Ia telah menetapkan kita …" (1:4c, 5). Hal apakah yang sudah mendorong Allah untuk menjalani semua kesulitan ini? Kebaikan kita? Keinginan kita? Kepribadian kita yang menakjubkan? Tidak. Ia melakukan itu semata-mata karena Ia mengasihi kita (Yoh. 3:16).
Apakah ada dosa rahasia dalam hidup Anda? Sudahkah hidup Anda mencerminkan kurangnya kasih dan perhatian untuk Allah? Itu tidak masalah. Allah tetap mengasihi Anda. Kasih itu telah menyebabkan Ia menggerakkan sorga dan bumi untuk memungkinkan Anda kembali kepada Dia dalam persekutuan yang murni.
Oleh karena kasih Allah, tujuan kekal kita terjamin. Tidak ada celah. Tidak ada satu orang pun yang di dalam Yesus akan sengaja diabaikan. Jika Anda di dalam Yesus, rencana penebusan Allah dijamin. Kasih-Nya yang besar telah menggerakkan Allah untuk menyediakan jalan bagi semua orang untuk kembali kepada Dia dengan percaya diri.
Hasilnya. "Dalam kasih Ia telah menetapkan kita untuk diangkat menjadi anak-anak-Nya melalui Yesus Kristus …"(1: 4c, 5). Kita harus menghargai pesan nas ini. Kita bukan budak, pembantu, teman, tetangga, atau rekanan. Kita adalah anak-anak! Anak pemboros di dalam Lukas 15 kembali ke rumah dan diterima, yang mengejutkan dia, dalam persekutuan penuh dengan bapaknya. Dengan cara yang sama, kita dibolehkan, oleh kasih karunia Allah, untuk kembali kepada keluarga Allah dengan hak istimewa yang penuh.
Sebagai anak-anak, kita diberitahu bahwa segala sesuatu yang Allah miliki adalah milik kita (lihat Lukas 15:22). Kita diadopsi ke dalam keluarga itu dan menerima semua berkat yang menyertainya.
Tujuannya. "Dalam kasih Ia telah menetapkan kita untuk diangkat menjadi anak-anak-Nya melalui Yesus Kristus kepada diri-Nya sendiri, sesuai dengan maksud baik kehendak-Nya, untuk memuji kemuliaan kasih karunia-Nya, …"(1:4c-6). Mengapakah Allah melakukan semua yang Ia telah lakukan? Kita perlu memahami tujuan-Nya dalam memilih kita dan memanggil kita untuk menjadi kudus dan tak bercacat.
Allah menyelamatkan orang berdosa bukan karena Ia iba kepada mereka atau terutama karena Ia ingin menyelamatkan mereka dari neraka kekal. Di atas semua pelbagai alasan lainnya, Allah telah bekerja dalam sejarah manusia untuk menyelamatkan semua manusia supaya Ia dapat menerima pujian yang kekal. Penebusan yang tidak layak diterima oleh manusia yang durhaka mengungkapkan keagungan hikmat Allah yang tak tertandingi dan menyebabkan semua penghuni sorga memuliakan nama-Nya yang tak ada duanya.
Kesimpulan. Memulihkan kita kepada kekudusan dan tanpa cacat supaya kita sekali lagi dapat mengenal persekutuan-Nya—meski kita tidak layak untuk menerimanya—mendatangkan sukacita bagi hati Allah. Itu menyukakan Dia. Itulah mengapa sangat tragis ketika kita menganggap remeh seruan kekudusan yang ditujukan kepada kita: Kita mengalahkan sukacita yang Allah rindukan untuk Ia alami melalui mereka yang telah dipilih oleh kasih karunia-Nya. Marilah kita hidup sebagai orang yang telah dipilih oleh Allah Israel yang kudus untuk menjadi anak-anakNya.
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) MENGHITUNG BERKAT ROHANI (1:4-14)
Paul menyantumkan tujuh berkat rohani di dalam 1:4-14. Karena "tujuh" adalah angka kelengkapan, atau kese...
MENGHITUNG BERKAT ROHANI (1:4-14)
Paul menyantumkan tujuh berkat rohani di dalam 1:4-14. Karena "tujuh" adalah angka kelengkapan, atau kesempurnaan, maka kita bisa memandang tujuh berkat ini sebagai ringkasan dari semua berkat yang ditemukan di dalam Kristus. (1) Kita dipilih di dalam Kristus (1:4). Allah sudah memilih kita sejak kekekalan untuk menjadi kudus dan tak bercacat. (2) Kita sudah ditetapkan sebelumnya di dalam Kristus (1:5, 6). Allah sudah menetapkan kita sebelumnya untuk menjadi anak angkat oleh karena kasih dan karunia-Nya, yang Ia berikan kepada kita di dalam "Dia yang dikasihi-Nya." Allah melakukan ini untuk pujian bagi kemuliaan-Nya. (3) Kita ditebus di dalam Kristus dengan darah-Nya (1:7). (4) Kita telah diampuni dari dosa-dosa kita karena Ia mencurahkan kasih karunia-Nya ke atas kita (1:7, 8). (5) Kita dicerahkan di dalam Kristus ketika Allah memberitahu kita misteri-Nya, untuk mendamaikan sorga dan bumi (1:9, 10). (6) Kita telah memperoleh warisan di dalam Kristus untuk pujian bagi kemuliaan Allah (1:11, 12). (7) Kita dimeteraikan dengan Roh ketika kita memasuki Kristus.
Karunia Roh adalah jaminan bagi warisan kita dengan memandang kepada penebusan terakhir kita, pembebasan kita, dan untuk pujian bagi kemuliaan Allah (1:13, 14).
DITEBUS UNTUK MENJADI UMAT BARU (1:6B-10)
Seorang laki-laki pernah diminta menceritakan kisah hidupnya sebagai orang Kristen. Ia berpikir sejenak dan kemudian berkata, "Saya bukan orang yang sebagaimana seharusnya; saya bukan orang yang sebagaimana diinginkan ; tapi, terima kasih kepada Allah, saya bukan orang yang sebagaimana biasanya dahulu!"
Tidak bisakah kita semua membuat pernyataan seperti itu? Hidup kita harus berbeda secara radikal karena kita telah bertemu Yesus Kristus. Agama Kristen tidak melulu tentang masalah akhirat. Itu memiliki banyak manfaat nyata bagi kita sekarang ini sambil kita berpartisipasi dalam misteri yang Allah ungkapkan yaitu tubuh-Nya, gereja.
Dalam Efesus 1:6b-10, Paulus mengungkapkan lima unsur dalam proses penebusan yang membebaskan kita untuk menjadi manusia baru. Proses ini memampukan kita untuk menjadi peserta dalam misteri Kristus, tubuh yang dipilih untuk hidup kekal sebelum dunia dijadikan.
Penebusnya. Paulus mengatakan bahwa kita memiliki penebusan "di dalam Dia" (1:7). Di dalam siapa? Menurut ayat 6b, itu adalah Pribadi yang Allah Bapa kasihi. Itu, tentu saja, adalah Allah Yesus Kristus (lihat Matius 3:17; 17:5).
Dalam menyurati jemaat Kolose, Paulus berkata, "Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa" (Kolose 1:13, 14).
Yesus adalah Pribadi yang dikasihi oleh Allah, dan Ia adalah Penebus kita. Kita diterima di dalam Dia. Hanya ada satu tempat penebusan: di dalam Kristus. Ketika Allah menebus kita dan menghapus masalah dosa kita—yaitu, ketika Ia membeli kita kembali dari kendali dosa—kita kemudian diterima di dalam Pribadi yang Ia kasihi.
Itu sungguh menarik! Berada di dalam Yesus adalah diterima oleh Allah. Kita tidak perlu terjaga di malam hari, mencemaskan nasib kekal kita. Mereka yang benar-benar berada di dalam Kristus tidak akan ditolak, karena Yesus tidak dapat ditolak oleh Bapa-Nya.
Kristus adalah Penebus yang sempurna. Pertama, Ia adalah kerabat kita karena Ia hidup dalam daging dan darah. Ia menjadi salah satu dari kita, dibuat seperti kita dalam segala hal (lihat Ibrani 2:17). Tidak ada malaikat yang bisa membayar harga penebusan, karena tidak ada malaikat yang menjadi kerabat manusia. Yesus pernah hidup sebagai salah satu dari kita; oleh karena itu, Ia memenuhi syarat untuk menjadi penebus kerabat kita.
Kedua, Ia mampu membayar harganya; Ia memiliki komoditas untuk membeli kita kembali dari dosa. Komoditas apa itu? Darahnya. Prinsipnya sudah ditetapkan di dalam Imamat dan disajikan kembali dalam Ibrani 9:22: "Tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan dosa." Karena Ia sendiri tidak punya utang dosa untuk dibayar, maka Kristus bisa menggunakan darah-Nya untuk membayar utang kita.
Ketiga, Ia rela membayar harga untuk kita. Kita baca, "Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri"(Yohanes 10:17, 18a).
Yesus adalah salah satu dari kita, Ia punya harga yang harus dibayar untuk penebusan kita, dan Ia bersedia membayar. Betapa Penebus yang agung!
Yang Ditebus. Ayat 7 mengatakan, "Di dalam Dia kita memiliki penebusan kita.…" Siapakah "kita" itu? Ini adalah "kita di dalam Dia" dari ayat 4. Orang-orang yang Allah pilih dalam kekekalan di masa lalu, Ia sekarang menebus di masa kini. Siapakah yang Ia pilih untuk ditebus dan menjadi bagian tubuh-Nya? Semua dari orang-orang yang mau berada di dalam Kristus. Jika Anda berada di dalam Yesus Kristus, Anda dapat mengetahui bahwa Anda telah ditebus dari kuasa dan hukuman dosa. Harganya telah dibayar penuh untuk pembebasan Anda dari hukuman dan kendali dosa. Anda terikat di sorga Nilainya. Penebusan tidak pernah murah. Nilai tukar harus selalu sama dengan nilai barang yang ditebus. Ayat 7 melanjutkan, "Di dalam Dia kita memiliki penebusan melalui darah-Nya.…" Biaya kebebasan kita dari dosa adalah darah Yesus Kristus yang dicurahkan. Tanpa membayar harga ini, pengampunan dosa-dosa kita tidak akan sudah terwujud. Kurang daripada itu tidak akan berhasil.
Di bawah perjanjian lama, darah binatang adalah simbol penyucian. Untuk membebaskan manusia sekali untuk selamanya, namun begitu, hanya darah manusia yang akan berlaku.
Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia—artinya yang tidak termasuk ciptaan ini—dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal (Ibrani 9:11, 12).
Hukum Allah yang adil dan suci menetapkan bahwa upah dosa adalah maut. Saya tidak bisa mati untuk Anda karena saya harus membayar hukuman saya sendiri; Anda tidak bisa mati bagi saya karena Anda harus membayar hukuman Anda sendiri. Yesus, Penebus kita yang sempurna, sudah mencurahkan darahNya sekali di kayu salib sebagai pembayaran bagi keadilan Allah sehingga dosa melepaskan korbannya. Ketika kita mengadakan Perjamuan Tuhan setiap hari Minggu, itu merupakan pengingat yang sangat jelas bagi kita tentang harga tinggi yang harus dibayar untuk penebusan kita.
Hasilnya. Apakah yang terjadi ketika kita ditebus? "Di dalam Dia kita memiliki penebusan melalui darah-Nya, pengampunan dosa kita …" (1:7). Hasil langsung penebusan adalah pengampunan. Pahamilah kebenaran ini dalam kedalaman jiwa Anda, maka Anda akan penuh dengan sukacita!
Kisah Kalvari menyerukan bahwa Allah ingin sekali mengampuni kita. Pengampunan dosa kita adalah hasil yang diinginkan yang Allah upayakan untuk dicapai dalam kehidupan kita melalui kematian Penebus kita di kayu salib. Yesus sendiri menyatakan pada Perjamuan Terakhir, "… inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa"(Matius 26:28).
Bani Israel memahami konsep ini. Upacara pada Hari Pendamaian melibatkan dua kambing (Imamat 16:8). Satu kambing disembelih, dan darahnya dipercikkan di atas tutup pendamaian dalam kemah suci. Darah ini melambangkan pembayaran hukuman dosa. Selanjutnya, dengan tangannya di atas kepala kambing lainnya, imam besar mengakui dosa-dosa umat itu. Itu seolah-olah dosa mereka sedang dipindahkan kepada binatang ini. Lalu mereka melepaskan kambing itu ke padang gurun, dan kambing itu tidak pernah kembali (lihat Imamat 16:21).
Alasannya. Mengapakah Allah melakukan semua ini untuk kita? Alasan apakah di balik tindakan-Nya itu?
Ia mengungkapkan kepada kita misteri kehendaknya, menurut maksud baik-Nya yang Ia maksudkan di dalam Dia dengan melihat kepada pengaturan yang sesuai dengan kegenapan waktu, yaitu, peringkasan segala sesuatu di dalam Kristus, segala sesuatu yang di langit dan segala sesuatu yang di bumi … (1:9, 10; NASB).
Alasannya adalah kesatuan. Allah ingin membawa kembali ciptaan-Nya ke dalam harmoni dan persekutuan dengan Dia. Hubungan itu rusak ketika Adam dan Hawa berdosa di Taman Eden; melalui Kalvari, Yesus meruntuhkan penghalang dosa antara Allah dan manusia. Sekali lagi, Pencipta dan ciptaan-Nya dapat menikmati hubungan yang indah.
Kesimpulan. Hidup kita pernah dirusak oleh dosa. Kita dijauhkan dari Allah, tetapi oleh kasih karunia-Nya masalah dosa kita telah ditaklukkan. Sebagai orang Kristen, kita bebas untuk menikmati kepenuhan hidup dan persekutuan Allah. Karena terikat di sorga, kita bisa menikmati sedikit sorga hari ini.
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 J. I. Packer, Knowing God (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1973), 182.
2 William Barclay, The Letters to the Galatian...
Catatan Akhir:
- 1 J. I. Packer, Knowing God (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1973), 182.
- 2 William Barclay, The Letters to the Galatians and Ephesians, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 80.
- 3 Lanny Wolfe, "God's Family," Songs of Faith and Praise (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994), 744. © 1974 Lanny Wolfe Music/ ASCAP. Hak cipta dikontrol oleh Pathway Music, P. O. Box 2250, Cleveland, TN 37320. Digunakan dengan izin.
- 4 Packer, 190.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Francis Foulkes, The Epistle of Paul to the Ephesians, The Tyndale New Testament Commentaries, rev. ed., gen. ed. Leon Morris (Gra...
Catatan Akhir:
- 1 Francis Foulkes, The Epistle of Paul to the Ephesians, The Tyndale New Testament Commentaries, rev. ed., gen. ed. Leon Morris (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1989), 58.
- 2 "Hell's Sober Comeback," U.S. News & World Report (25 March 1991): 56.
- 3 Thom Lemmons, Once Upon a Cross (Sisters, Oreg.:Multnomah Books, 1993), 304.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) DASAR WARISAN KITA (1:10-13)
Bagaimanakah kita mendapatkan janji-janji Allah? Bagaimanakah kita bisa menjadi ahli waris-Nya? Efesus 1:10d, 11a mengat...
DASAR WARISAN KITA (1:10-13)
Bagaimanakah kita mendapatkan janji-janji Allah? Bagaimanakah kita bisa menjadi ahli waris-Nya? Efesus 1:10d, 11a mengatakan, "… Di dalam Dia juga kita telah memperoleh warisan." Kata Yunani yang di sini diterjemahkan sebagai "telah ditetapkan" atau "dipilih" (NIV) adalah kata yang berbeda daripada kata yang diterjemahkan "memilih" dalam ayat 4. Paulus menggunakan bentuk kata kerja dari kata benda yang diterjemahkan "warisan" di seluruh pelbagai tulisan Perjanjian Barunya. Oleh karena itu, ia secara khusus bermaksud bahwa kita dipilih untuk menerima warisan.
Dimanakah kita dipilih untuk menerima warisan ini? Paulus mengatakan tempatnya adalah "di dalam Dia," yaitu, dalam Kristus. Menurut ayat 3, ini adalah tempat di mana segala berkat rohani ditemukan. Warisan yang sudah Allah rencanakan dari kekekalan di masa lalu hanya milik orang yang menjalin hubungan yang sangat penting dengan Kristus. Di luar Dia, kita tidak bisa mengharapkan apa-apa dari Allah.
Kapankah ini terjadi? Tidak ada pertanyaan yang bisa lebih penting bagi orang yang bangkrut secara rohani selain ini: "Bagaimanakah saya bisa masuk ke dalam Kristus?" dan "Kapankah saya menjadi ahli waris dari janji-janji Allah?"
Pendosa berada di luar Kristus. Kapankah seorang pendosa berubah dari berada di luar Kristus menjadi di dalam Kristus ? Paulus dengan jelas mengatakan bahwa hal ini terjadi pada saat baptisan: "Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? (Roma 6:3; huruf miring ditambahkan). Ketika seseorang dibaptis, Allah menempatkan dia di dalam Anak-Nya dan menjadikan dia pewaris kekayaan-Nya.
Paulus berkata, "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus"(Galatia 3:26, 27; huruf miring ditambahkan). Gagasannya sama juga. Kapankah Allah menempatkan kita di dalam Kristus? Kapankah kita bersalut dengan Kristus? Itu terjadi ketika kita dibaptis ke dalam Dia. Baptisan dalam air, seperti yang Yesus perintahkan, menandai titik sejarah dalam waktu ketika Allah menjadikan seseorang ahli waris. Jika Anda telah dibaptis seperti perintah Perjanjian Baru, maka Anda berada di dalam Kristus dan menjadi sesama ahli waris bersama Dia. Jika Anda belum, maka kesimpulannya tak terhindarkan: Anda tidak berada di dalam Kristus dan tidak akan berpartisipasi dalam warisan Allah.
Untuk siapakah itu terjadi? Paulus memberikan indikasi nyata yang pertama bahwa tubuh misteri milik Allah terdiri dari semua jenis orang yang menjadi ahli waris atas dasar yang sama dalam 1:12, 13:
Sampai akhir sehingga kami yang pertama berharap di dalam Kristus akan menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya. Di dalam Dia, kamu juga, setelah mendengarkan pesan kebenaran, injil keselamatanmu—setelah juga percaya, kamu dimeteraikan di dalam Dia dengan Roh Kudus yang dijanjikan.
Yahudi atau non-Yahudi, laki-laki atau perempuan, budak atau orang merdeka, kaya atau miskin—semua memiliki dasar pewarisan yang sama. Pewaris itu harus berada di dalam Kristus. Satu orang bisa diterima secara setara dengan orang berikutnya—tetapi semua hanya diterima di dalam Kristus.
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) JANJI-JANJI ALLAH (1:11-14)
Janji, janji, janji! Siapa yang belum mendengar ribuan dari janji-janji itu? Janji-janji dibuat dan dilanggar setiap hari...
JANJI-JANJI ALLAH (1:11-14)
Janji, janji, janji! Siapa yang belum mendengar ribuan dari janji-janji itu? Janji-janji dibuat dan dilanggar setiap hari oleh pengiklan, pejabat pemerintah, oleh suami dan istri, oleh saudara-saudari, oleh putra dan putri. Ada Pribadi yang selalu menepati janji-janji-Nya. "Ia, yang menjanjikannya, setia" (Ibrani 10:23b); "… Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan" (Roma 4:21; lihat 2 Petrus 3:9a).
Dalam kekekalan di masa lalu, sebelum waktu dimulai, Allah memiliki gagasan tentang suatu tubuh yang terdiri dari orang-orang yang percaya kepada Anak-Nya. Ia mewujudkan tubuh itu di masa kini melalui darah Anak-Nya yang tercurah di Kalvari. Ketika Allah memilih orang-orang di dalam tubuh-Nya dan bertekad untuk menebus mereka, Ia membuat beberapa janji yang indah kepada kita, termasuk kehidupan kekal tanpa kematian atau kekalahan. Penggenapan janji-janji itu merupakan warisan orang Kristen—aspek masa depan tubuh milik Allah, gereja.
"Sebab Kristus adalah 'ya' bagi semua janji Allah (2 Korintus 1:20a). Allah tidak akan mengingkari janji apa saja yang Ia telah janjikan kepada kita.
DIMETERAIKAN OLEH ROH (1:13)
Chris Bullard Bagaimanakah kita bisa tahu dengan pasti bahwa kita akan menerima janji-janji Allah? Ayat 13 mengatakan, ". . . kamu dimeteraikan di dalam Dia dengan Roh Kudus yang dijanjikan." Allah menjamin segala janji-Nya kepada kita dengan menempatkan Roh Kudus-Nya di dalam hati kita. Paulus juga bicara tentang meterai ilahi yang unik ini di dalam 2 Korintus 1:21, 22 dan Efesus 4:30. Ketika Allah menempatkan kita di dalam tubuh-Nya ketika kita dibaptis dalam Kristus—Allah mencapkan meterai ilahi-Nya pada diri kita. Meterai itu adalah Roh Kudus.
Apakah artinya dimeteraikan? Di zaman Alkitab meterai memiliki empat arti.
Keaslian. Menandai sesuatu dengan meterai merupakan tanda keaslian. Dalam 1 Raja 21, Izebel bersekongkol untuk mendapatkan kebun anggur Nabot bagi suaminya, Raja Ahab. Untuk membuat rencananya terlihat asli, Izebel "menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja" (1 Raja 21:8). Meterai adalah tanda resmi keaslian.
Bagaimanakah kita tahu bahwa kita anak-anak Allah yang asli dan ahli waris yang sah bagi segala janji-Nya? Paulus memberitahu kita bahwa kita memiliki Roh Kudus di dalam diri kita, meterai keaslian milik pribadi Allah (Roma 8:9b).
Kepemilikan. Meterai juga digunakan di zaman Alkitab untuk membuktikan kepemilikan. Setelah Yeremia menyatakan bahwa Allah akan menghancurkan Israel, Allah mengingatkan dia bahwa Israel akan pulang dari pengasingan setelah tujuh puluh tahun. Ini adalah kesempatan emas untuk berinvestasi dalam tanah dan rumah! Nabi itu menulis, "Jadi aku membeli ladang yang di Anatot itu dari Hanameel, anak pamanku, … Aku menulis surat pembelian, memeteraikannya, memanggil saksi-saksi dan menimbang perak itu dengan neraca" (Yeremia 32: 9, 10; huruf miring ditambahkan). Keturunan Yeremia, tujuh puluh tahun kemudian, bisa membuka meterai pada dokumen itu dan membuktikan bahwa mereka memiliki sebidang tanah. Meterai melambangkan berakhirnya suatu transaksi.
Meterai Roh Kudus menandakan bahwa harga penebusan telah dibayar penuh dan sekarang kita milik Allah. Kita telah dibeli dengan suatu harga dan kemudian dimeteraikan untuk membuktikan bahwa kita adalah milik-Nya.
Keamanan. Meterai juga digunakan untuk tujuan keamanan. Ketika Daniel dimasukkan ke dalam gua singa, lilin mungkin dituangkan di pintu masuk dan kemudian dicap dengan menggunakan cincin raja atau salah satu bangsawannya. Gambar yang tercetak diterima sebagai cap resmi. Pintu sudah aman, dan hanya orang yang berwenang yang berhak untuk memerintahkan meterai itu dilepas.
Sebuah contoh yang sama dapat dilihat pada kematian Yesus ketika orang Yahudi memeteraikan kubur-Nya. Ini adalah upaya untuk mengamankan kuburan dari pencurian oleh murid-murid-Nya.
Jika Allah telah mengambil nyawa yang sudah ditebus dan memeteraikannya dengan Roh-Nya, sipakah yang berhak membuka meterai itu? Tidak satu orang pun! Warisan kita aman.
Kuasa Yang Didelegasikan. Penggunaan terakhir suatu meterai adalah untuk kuasa yang didelegasikan, yaitu, kuasa untuk bertindak atas nama orang lain. Contoh hal ini terlihat dalam Esther: "Maka raja mencabut cincin meterainya dari jarinya, lalu diserahkannya kepada Haman …" (Ester 3:10).
Haman sedang berencana untuk menyingkirkan Mordekai dan seluruh orang-orang Yahudi. Ia menyampaikan cerita bohong kepada raja untuk membuat orang-orang Yahudi terlihat seperti ancaman bagi kerajaan. Raja memberi Haman cincin meterainya dan memberitahu dia untuk melakukan apa yang ia anggap terbaik, dalam nama-Nya. Belakangan, ketika rencana Haman ketahuan, Mordekai diberikan hak yang sama. Raja memberitahu Mordekhai, Tuliskanlah atas nama raja apa yang kamu pandang baik tentang orang Yahudi dan meteraikanlah surat itu dengan cincin meterai raja, karena surat yang dituliskan atas nama raja dan dimeteraikan dengan cincin meterai raja tidak dapat ditarik kembali" (Ester 8: 8).
Dengan memberikan Mordecai meterainya, raja itu mendelegasikan wewenang penuh kepada dia untuk bertindak penuh atas nama kerajaan.
Apakah semua ini ada hubungannya dengan percaya? Dalam Yohanes 16:23, setelah mengatakan para rasul-Nya bahwa mereka akan menerima Roh Kudus, Yesus menjanjikan mereka hak istimewa untuk bertindak dalam nama-Nya. Karena Roh Kudus dari Allah menaungi kita—karena kita memiliki meterai ilahi atas hidup kita— kita dapat meminta apa saja kepada Bapa berdasarkan kuasa yang didelegasikan kepada Yesus sendiri.
Roh Kudus yang di dalam hati kita adalah jaminan bahwa, sebagai ahli waris, kita akan menerima apa yang Allah telah janjikan kepada kita. Paulus mengatakan bahwa Roh itu merupakan deposito Allah, "jaminan warisan kita, dengan mempertimbangkan penebusan milik Allah sendiri, untuk menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya" (Efesus 1:14). Allah telah memberikan sebagian warisan kepada orang pilihan-Nya; Roh Kudus yang menetap di dalam diri kita adalah pembayaran awal Allah, menjamin kita bahwa warisan sisanya akan menyusul. Allah menempatkan Roh-Nya di dalam diri kita tidak hanya untuk menandai kita sebagai milik-Nya sendiri, tetapi juga untuk meyakinkan kita bahwa kita akan mendapatkan segala sesuatu yang Ia telah janjikan kepada kita.
Kesimpulan. Tujuan Allah adalah penebusan akhir kita. Kita sudah ditebus dari hukuman dan kuasa dosa; suatu hari nanti kita akan ditebus dari kehadiran dosa itu sendiri. Sekarang roh kita ditebus, tapi suatu hari nanti tubuh kita akan dibangkitkan dengan tubuh yang tidak dapat binasa. Maka penebusan kita akan lengkap (lihat Roma 8:23). Maka tujuan warisan kita akan sepenuhnya terwujud ketika Allah memberi kita tubuh yang sudah dibebaskan, yang kekal yang dengannya kita dapat menikmati kekayaan warisan-Nya selama-lamanya. Kita akan memperoleh apa yang dijanjikan!
Dari kekekalan di masa lalu hingga kekekalan di masa depan, kita telah dipilih untuk menjadi anak-anak di dalam Kristus. Pada saat ini, kita ditebus dari dosa, bebas untuk diubah ke dalam gambar Yesus. Dalam kekekalan di masa depan, kita memiliki warisan menurut kekayaan Allah sendiri. Hasil dari keterpilihan kita adalah pujian untuk kemuliaan Allah kita yang menakjubkan!
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Max Lucado, He Still Moves Stones (Dallas: Word Publishing, 1993), 84-85.
2 Lihat Eddie Cloer, Appendix 3: "The 'In C...
Catatan Akhir:
- 1 Max Lucado, He Still Moves Stones (Dallas: Word Publishing, 1993), 84-85.
- 2 Lihat Eddie Cloer, Appendix 3: "The 'In Christ' Phrase," God's Design for " the Church" (Searcy, Ark.: Resource Publications, 1993), 211-32.
- 3 John MacArthur, Jr., Ephesians, The MacArthur New Testament Commen tary (Chicago, Ill.: Moody Press, 1986), 34.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) UNTUK KAJIAN LEBIH LANJUT: KONTEKS "DIMETERAIKAN" (Efesus 1:13)
Bagaimanakah konsep dimeteraikan digunakan di dalam Alkitab? (1) Meterai se...
UNTUK KAJIAN LEBIH LANJUT: KONTEKS "DIMETERAIKAN" (Efesus 1:13)
Bagaimanakah konsep dimeteraikan digunakan di dalam Alkitab? (1) Meterai seorang raja menunjukkan bahwa sesuatu itu adalah asli (Ester 3:12; 1 Raja 21:8). Ketika orang Kristen dimeteraikan, itu merupakan demonstrasi fakta bahwa mereka adalah anak-anak Allah. Mereka tidak hanya disebut anak-anak Allah, tetapi mereka benar-benar anak-anak Allah. Yohanes mengatakan, "Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah" (1 Yohanes 3:2a).
(2) Sebuah meterai berarti keamanan. Ketika Daniel ditempatkan di kandang singa, kandang itu dimeteraikan dengan batu dan secara resmi dicap dengan cincin meterai raja (Daniel 6:17). Demikian pula, makam Yesus dimeteraikan untuk mengamankannya dari gangguan (Matius 27:62-66). Orang Kristen dimeteraikan untuk keselamatan. Petrus mengatakan bahwa anak-anak Allah "dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir" (1 Petrus 1:5). Agar aman, orang Kristen harus bekerja sama dengan Allah dengan memiliki iman dan dengan membiasakan diri mendengarkan dan mengikuti Kristus (lihat Yohanes 10:28, 29).
(3) Sebuah meterai menunjukkan kepemilikan. Dalam 2 Timotius 2:18, 19, Paulus bicara tentang orang-orang Kristen yang setia, orang-orang yang berpegang pada kebenaran, sebagai dasar yang kuat yang tidak akan runtuh karena meninggalkan iman. Ia berkata bahwa mereka memiliki meterai ini: "Allah mengenal orang-orang kepunyaan-Nya." "Keteguhan dasar Allah digambarkan oleh meterai yang Allah telah tempatkan di atasnya."84Penggunaan metafora ini oleh Paulus "didasarkan pada praktik mengukir meterai pada pondasi bangunan untuk menunjukkan kepemilikan.…"85Kepemilikan Allah harus juga menjadi penekanan tentang pemeteraian orang-orang kudus dalam Wahyu 7:3-8. Orang Kristen memang, pada kenyataannya, milik Allah.
(4) Sebuah meterai menandakan pekerjaan yang sudah selesai. Dalam Yeremia 32:9-14, nabi itu membeli sebuah ladang. Setelah membayar, ia menandatangani dan memeteraikan akta pembelian itu, yang berisi syarat-syarat dan pelbagai ketentuan penjualan itu. Penandatanganan dan pemeteraian akta pembelian itu membuat kesepakatan itu lengkap. Dengan cara yang sama, orang Kristen dimeteraikan untuk menunjukkan bahwa penebusan kita dari dosa dituntaskan oleh salib Kristus dan ketaatan kepada injil.
(5) Sebuah meterai bisa menjadi sebuah tanda. Dalam Roma 4:11, Paulus mengatakan bahwa Abraham menerima "tanda sunat … sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat.…" Tanda sunat itu adalah meterai kebenaran Abraham. Beberapa komentator menganut pandangan bahwa baptisan adalah tanda dan meterai kebenaran. Para ekspositor ini mengutip Kolose 2:11-13, di mana Paulus menunjukkan hubungan antara sunat dan baptisan. Aspek meterai ini tidak boleh didorong terlalu jauh karena Abraham menerima tanda sunat setelah ia dinyatakan benar oleh Allah, sedangkan baptisan datang sebelum pengampunan kita dan kedudukan benar dengan Allah (lihat Kisah 2:38). Juga, pemeteraian dengan Roh Kudus itu adalah sesuatu yang dilakukan kepada atau untuk orang Kristen, sedangkan baptisan adalah sesuatu yang kita sendiri sudah lakukan. Namun begitu, pemeteraian orang Kristen adalah tanda keaslian, aman, dimiliki oleh Allah, dan ditebus sepenuhnya.
PENERAPAN
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) DIMETERAIKAN DENGAN JANJI (1:13)
Allah memeteraikan orang Kristen dengan Roh Kudus yang dijanjikan, tapi apakah artinya ini secara praktisnya?
1....
DIMETERAIKAN DENGAN JANJI (1:13)
Allah memeteraikan orang Kristen dengan Roh Kudus yang dijanjikan, tapi apakah artinya ini secara praktisnya?
- 1. Kita menerima warisan penuh sebagai orang Kristen
- 2. Kita dikuatkan dengan kekuatan melalui Roh Allah dalam manusia batiniah kita untuk memahami apa yang Allah inginkan untuk kita ketahui dan juga untuk melakukan apa yang Allah inginkan untuk kita lakukan (3:16-21).
- 3. Kita menghasilkan buah Roh Kudus (Galatia 5:22, 23).
- 4. Kita mengalahkan nafsu daging dan menikmati kehidupan nyata (Roma 8:13).
- 5. Kita yakin terhadap kebangkitan dari antara orang mati (Roma 8:11).
- 6. Kita punya pertolongan dalam masa-masa sulit (Roma 8:26, 27).
- 7. Kita aman di tangan Yesus.
Yesus membuat janji yang indah dalam Yohanes 10:27, 28 ketika Ia berkata, "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku." Kata kerja "mendengarkan," "mengenal," "mengikut," dan "memberikan" semuanya dalam bentuk present active indicative dalam bahasa Yunani, yang berarti "sesuatu sedang terjadi selagi si pembicara sedang membuat pernyataan."88Present active indicative "meminta perhatian kepada kelanjutan tindakan itu."89
Yesus, oleh karena itu, berkata, "Domba-domba-Ku terus-menerus mendengar suara-Ku, dan Aku terus-menerus mengenal mereka, dan mereka terus-menerus mengikuti Aku; dan Aku terus-menerus memberikan hidup yang kekal kepada mereka; dan mereka pasti tidak akan binasa." Janji tidak binasa diberikan kepada domba-domba yang terus-menerus mendengarkan dan mengikuti. Jika seekor domba berhenti mendengarkan dan mengikuti, ia bergerak melampaui janji dan keamanan pemeteraian itu. Berpendapat bahwa kita tidak memiliki keselamatan di dalam Kristus adalah mengabaikan janji-Nya ini. Berpendapat bahwa janji keselamatan itu tidak bersyarat adalah mengabaikan perbuatan dari kata kerja yang digunakan itu. Apakah orang Kristen memiliki jaminan? Sudah pasti! Apakah jaminan ini tanpa syarat? Tentu tidak!
MERENUNGKAN SEGALA BERKAT KITA
Marilah kita menghitung segala berkat kita seraya kita menjalani kehidupan Kristen dan …
mempertimbangkan pelbagai cara Allah sudah memberkati kita secara berlimpah. merenungkan segala berkat yang menjadi milik kita karena kita hidup di dunia. tinjaulah segala berkat terbesar dari semua berkat, yang merupakan berkat rohani "di dalam Kristus." Segala berkat ini memberi kita kehidupan yang rohaniah, berlimpah, dan kekal.
Apakah Anda berada "di dalam Kristus," di mana segala berkat rohani ini dapat ditemukan?
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Doa Paulus Untuk Penerima Suratnya Agar Memiliki Pengertian Yang Dalam Tentang Maksud Gereja (Efesus 1:15-23)
Ketika Paulus memikirkan saudara-saudar...
Doa Paulus Untuk Penerima Suratnya Agar Memiliki Pengertian Yang Dalam Tentang Maksud Gereja (Efesus 1:15-23)
Ketika Paulus memikirkan saudara-saudara di Efesus, ia memanjatkan doa atas nama mereka. Dalam 1:15-23, kita melihat apa yang ia doakan kepada Allah tentang para anggota dari tubuh Kristus ini, gereja yang mulia.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) MENGETAHUI POSISI KITA (1:15-23)
Ketika anak laki-laki saya bermain sepak bola, pekerjaan terbesar pelatih itu adalah mengajar setiap pemain di dalam...
MENGETAHUI POSISI KITA (1:15-23)
Ketika anak laki-laki saya bermain sepak bola, pekerjaan terbesar pelatih itu adalah mengajar setiap pemain di dalam tim itu tentang tetap berada dan bermain di posisi di mana ia ditempatkan. Selama permainan, ia sering memberitahu salah satu pemain untuk mengisi suatu posisi, hanya untuk menerima tatapan tak mengerti dari seorang bocah kecil yang bingung. Mengetahui Seorang pemain yang mengetahui posisinya menentukan seberapa baik ia bisa bermain dalam pertandingan itu.
Hal yang sama berlaku secara rohani: Kita perlu tahu posisi kita di hadapan Allah. Praktik sehari-hari kita tidak akan pernah melebihi pemahaman kita tentang posisi kita di dalam Kristus!
Di dalam Efesus 1-3, Paulus menjelaskan posisi orang Kristen. Di dalam pasal 4 sampai 6, ia memberitahu kita tentang praktik kita—yaitu, bagaimana kita harus berfungsi sehari-hari dalam posisi kita. Paulus mengatakan kita sudah terpilih, ditebus, dan dijamin mendapat warisan di dalam Kristus (1:1-14). Selanjutnya, kita belajar tentang doanya untuk jemaat Efesus.
Paulus tidak berdoa supaya saudara-saudara ini akan melakukan ini atau itu. Sebaliknya, ia berdoa supaya mereka diberi pengertian (1:17).
Perhatikanlah bahwa Paulus tidak sekedar berdoa supaya pikiran orang Kristen diarahkan. Ia berkata, "Aku berdoa semoga mata hatimu diterangi …"(1:18). Di dalam Alkitab, "hati" berarti lebih daripada sekedar pikiran. Itu berarti manusia batiniah, tingkat terdalam dari keberadaan. Apapun diri kita secara sadar, secara peka, secara responsif, dan secara cerdas tercakup di dalam kata ini. Paulus berdoa minta lebih daripada sekedar pemahaman intelektual atas beberapa fakta. Ia ingin kita tahu di dalam relung jiwa kita yang terdalam keagungan Yesus dan posisi yang Ia telah amankan untuk kita.
Tiga konsep doa Paulus di dalam 1:18-21 akan meningkatkan pemahaman kita tentang Yesus. Memahami ketiga konsep itu merupakan petualangan seumur hidup. Semakin dalam kita memahami kebenaran ini, semakin yakin kita akan menemukan diri kita tentang posisi kita di hadapan Allah. Semakin lengkap kita memahami posisi kita, semakin mendalam hal itu akan mempengaruhi praktik kita sebagai orang Kristen.
Harapan Yang Kita Miliki. Kebenaran pertama yang Paulus ingin orang Kristen pahami dengan lebih lengkap adalah harapan yang kita miliki di dalam Yesus: "Aku berdoa semoga mata hatimu diterangi. Sehingga kamu akan tahu apa itu harapan dari panggilan-Nya, apa itu kekayaan dari kemuliaan warisan-Nya dalam diri orang-orang kudus"(1:18).
Paulus menyapu kita dari kekekalan sampai kekekalan dalam ungkapan singkat "harapan dari panggilan-Nya." Kita sudah dipanggil dari kekekalan masa lalu, ketika Allah memilih untuk menyelamatkan orang-orang di dalam Kristus. Harapan berkaitan dengan realisasi penuh pemanggilan kita dalam kekekalan yang akan datang. Harapan yang kita miliki ini tidak seperti harapan seorang anak yang menginginkan hadiah. Tidak, harapan kita sebagai orang percaya adalah harapan yang kokoh, jaminan mutlak tentang akan seperti apa masa depan kita karena kita percaya sepenuhnya kepada apa yang Allah telah lakukan untuk kita. Paulus berdoa semoga harapan yang pasti ini akan menyerap kehidupan terdalam kita.
Fakta tentang keyakinan kita tidak berakar pada apa yang telah kita lakukan. Kita belum membaca di dalam surat ini satu kata tentang apa yang kita harus lakukan. Paulus hanya memuji apa yang Allah telah lakukan bagi kita dalam memilih kita, menebus kita, dan mengampuni kita. Allah telah menjamin akan memberi kita warisan yang dijanjikan kepada kita. Paulus menyurati jemaat Filipi, "… Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus" (Filipi 1:6). Harapan kita secara eksklusif terletak di dalam apa yang Allah kita telah capai untuk kita melalui kasih karunia-Nya yang luar biasa.
Jika keyakinan kita belum terbangun, Paulus memperkuat maksudnya dengan bicara tentang "kekayaan dari kemuliaan warisan-Nya" yang adalah milik kita. Kita berada di dalam rencana induk Allah. Kita adalah sesama ahli waris bersama Anak-Nya Yesus (Roma 8:17). Segala sesuatu yang Ia miliki adalah milik kita!
Paulus selanjutnya berkata, "Aku ingin kamu mengetahui warisan-Nya … Aku ingin kamu mengetahui warisan-Nya yang mulia … Aku ingin kamu mengetahui kekayaan dari warisan-Nya yang mulia." Paulus tidak bisa cukup menekankan keberlimpahan berkat Allah untuk umat-Nya. Berulang kali, ia memasukkan pelbagai pengingat tentang kebesaran dari kekayaan rohani Allah. Pertimbangkanlah pelbagai ungkapan ini: "… kekayaan kasih karunia-Nya" (1:7); "Tapi Allah, yang kaya dengan rahmat" (2:4a); ". . . kekayaan Kristus yang tak terduga" (3:8); "bahwa Ia akan memberikan kamu, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, untuk dikuatkan …" (3:16).
Tidak ada ruang untuk perasaan takut, tidak ada ruang untuk keraguan, tidak ada ruang untuk kegelisahan dalam kehidupan orang percaya yang memahami posisinya dan sumber daya rohaninya. Masa depannya tidak diragukan lagi, karena Allah sangat mampu untuk memenuhi semua kebutuhannya. Orang percaya bisa hidup dalam kemenangan rohani saat ini, karena mengetahui apa yang masa depan miliki untuk dia.
Almarhum penerbit surat kabar William Randolph Hearst menginvestasikan uang dengan mengumpulkan karya seni yang berharga dari seluruh dunia. Suatu hari Tuan Hearst mendengar tentang satu karya seni yang berharga yang ingin ia miliki, maka ia mengirim agennya ke luar negeri untuk menemukan barang itu. Setelah berbulan-bulan mencari, agen itu melaporkan bahwa ia telah menemukan barang berharga itu. Barang itu berada di gudang Tuan Hearst sendiri! Hearst telah mencari dengan panik barang berharga yang sudah ia miliki tetapi gagal untuk menikmatinya.
Kita harus jangan hidup seperti itu. Kita harus jangan menjalani kehidupan dengan mengemis dan memohon kepada Allah untuk memberikan kita sesuatu yang sudah kita miliki. Kita sudah memiliki pengampunan-Nya yang lengkap. Kita memiliki hidup yang kekal. Kita memiliki akses kepada kekayaan Allah. Paulus berdoa semoga kita bersedia untuk hidup setiap hari dengan harapan penuh atas segala sesuatu yang menjadi milik kita di dalam Kristus Yesus.
Kekuatan Yang Kita Sudah Terima. Paulus berkata, "Aku berdoa semoga mata hatimu diterangi. Sehingga kamu akan tahu … apa itu kehebatan kuasa-Nya yang luar biasa bagi kita yang percaya"(1:18, 19a).
Ini bukan kuasa Allah yang bekerja di suatu tempat di alam semesta. Bukan, Paulus berdoa semoga orang Kristen secara pribadi mengalami kuasa Tuhan yang bekerja di dalam diri kita.
Perhatikanlah jenis kuasa apakah yang Allah ingin lepaskan di dalam hidup kita: "Ini sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya yang Ia wujudkan di dalam Kristus, ketika Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati …"(1:19b, 20). Paulus menyatukan bersama semua kata itu sehingga memungkinkan untuk menggambarkan kuasa yang tersedia bagi kita sebagai orang Kristen. Ia pertama-tama bicara tentang dunamis, kata dasar kita untuk "dinamo" dan "dinamit." Itu mengacu kepada kekuatan luar biasa!
Lalu Paulus mengatakan bahwa kekuatan ini terkait dengan "pekerjaan"Allah— dan itu dari kata Yunani energeia, yang memberi kita kata "energi" untuk kita. Kita telah diberi energi dengan kuasa ilahi. Kita telah disuperkuatkan secara rohani untuk kemenangan di dalam kehidupan Kristen kita!
Selanjutnya, Paulus mengatakan kepada orang-orang Kristen bahwa mereka telah diberi tenaga dengan kekuatan—bukan hanya kekuatan, tapi kekuatan yang perkasa. Kita dipenuhi oleh Allah dengan kuasa … kekuatan perkasa yang memberi tenaga, yang mengaktifkan.
Untuk menghapus keraguan apa saja tentang sifat sebenarnya dari kuasa ini yang tersedia untuk membantu hidup kita sebagai anak-anak Allah, Paulus menggambarkan kuasa itu untuk kita. Ia mengatakan bahwa kuasa itu adalah kuasa yang sama yang sudah membangkitkan Yesus dari antara orang mati—kuasa yang sama yang memberi kehidupan di mana ada kematian, yang memberi kekuatan di mana ada kelemahan, yang memberi kemenangan di mana ada kekalahan yang jelas, yang memberi sukacita di mana ada kekecewaan. Kuasa Allah yang menaklukkan keadaan dan mengubah kehidupan—kuasa itu adalah milik kita! Tidak heran Paulus berkata, Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya … (Filipi 3:10).
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13).
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin (Efesus 3:20, 21).
Energi ilahi itu tersedia untuk kehidupan kita sehari-hari. Paulus berdoa semoga kita bisa memahami dan menggunakan energi itu.
Pemuliaan Pribadi Yang Kita Layani. Siapakah yang sudah menyelamatkan kita? Siapakah yang melakukan semua ini untuk kita? Memang mutlak penting bahwa kita memahami Dia. Kita tidak bisa hidup bagi Dia sampai kita mulai memahami siapa Dia dalam segala kemuliaan-Nya:
Yang Ia wujudkan di dalam Kristus, ketika Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah tangan kanan-Nya di sorga, 21jauh lebih tinggi daripada segala pemerintahan dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan, dan tiap-tiap nama yang disebutkan, bukan hanya di zaman ini tetapi juga di zaman yang akan datang (Efesus 1:20, 21).
Di alam semesta ini tidak ada yang lebih tinggi daripada Yesus. Tidak ada orang lain yang pernah hidup atau yang akan hidup lebih tinggi daripada Yesus. Ia tidak hanya di atas segala pemerintah dan penguasa, kekuasaan dan kerajaan. Ia "jauh" di atas mereka. Paulus menyatakan, Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:9-11).
Tidak ada kuasa, penguasa, negara, atau kerajaan di mana Yesus tidak "jauh di atas" mereka. Setidaknya empat kali di dalam Efesus 1, Paulus mengatakan kepada kita bahwa kita ada di dalam Dia.
Ketika kita melihat betapa agungnya Pribadi yang kita layani dan kita memahami bahwa Allah telah menempatkan kita di dalam Dia, hal itu akan memberi kita citra diri rohani yang aman. Kita akan menjalani hidup sehari-hari di hadapan Allah dengan keyakinan yang sangat besar oleh karena apa yang Ia telah lakukan untuk kita.
Kesimpulan. Semua sumber daya sorga itu sendiri adalah milik kita. Marilah kita jangan pernah puas dengan agama Kristen yang lemah yang rendah diri dalam ketidakamanan rohani, tidak yakin posisinya di dalam Kristus. Sebaliknya, marilah kita hidup sebagai anak-anak Allah yang sudah mulai mencicipi warisan yang mulia, yang diberkati yang suatu hari nanti akan sepenuhnya menjadi milik kita untuk dinikmati.
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand R...
Catatan Akhir:
- 1 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 51.
- 2 Ibid.
- 3 Ibid.
- 4 Spiros Zodhiates, ed., The Complete Word Study New Testament, 2d ed. (Chattanooga, Tenn.: AMG Publishers, 1992), 918.
- 5 S. D. F. Salmond, "The Epistle to the Ephesians," in The Expositor's Greek Testament, ed. W. Robertson Nicoll (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 3:273.
- 6 Wuest, 52.
- 7 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 56.
- 8 Wuest, 175.
- 9 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 436.
- 10 Zodhiates, 911.
- 11 Wuest, 54.
- 12 Bullinger, 498, 593, 900.
- 13 Zodhiates, 912.
- 14 Bullinger, 422.
- 15 Wuest, 56.
- 16 Ibid.
- 17 Salmond, 279-80.
- 18 Zodhiates, 910.
- 19 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 345; see also Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 541-42.
- 20 Bullinger, 312.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 James Hinkle and Tim Woodroof, Among Friends: You Can Help Make Your Church a Warmer Place (Colorado Springs, Colo.: NavPress, 198...
Catatan Akhir:
- 1 James Hinkle and Tim Woodroof, Among Friends: You Can Help Make Your Church a Warmer Place (Colorado Springs, Colo.: NavPress, 1989), 82-83.
- 2 Gene A. Getz, Praying for One Another (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1981), 15.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Perintah-perintah ini termasuk "saling mengasihi" (Yohanes 13:34); "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara...
Catatan Akhir:
- 1 Perintah-perintah ini termasuk "saling mengasihi" (Yohanes 13:34); "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara" (Roma 12:10); "Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita" (Roma 15:7); "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!" (Galatia 6:2); "Saling membangunlah kamu" (1Tesalonika 5:11); "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang" (1Petrus 4:10); dan masih banyak yang lainnya lagi.
- 2 Yang pertama adalah dunamis ("kuasa"), yang merupakan kekuatan seperti halnya kemampuan alami. Yang kedua adalah energeia ("bekerja"), yang merupakan kekuatan untuk mengatasi perlawanan. Yang ketiga adalah kratos ("kekuatan"), yang merupakan kekuasaan berlimpah-limpah yang mampu untuk melaksanakan tujuan. Yang keempat adalah ischus ("tenaga"), yang merupakan kekuatan atau kemampuan yang dianugerahkan.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Eddie Carswell, "Arise, My Love," Glory: Hallal Music,The Singer's Worship Series (West Monroe, La.: Howard Publish...
Catatan Akhir:
- 1 Eddie Carswell, "Arise, My Love," Glory: Hallal Music,The Singer's Worship Series (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1992), 15. Used with permission. © 1987 Mike Clark Music and Lowry Music Co., Inc.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah
agar "Seluruh alam, baik
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (Ef 1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada umat Allah supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus.
Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya, bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah itu dijamin oleh Roh Allah. Di dalam bagian kedua, diserukan kepada para pembacanya supaya mereka hidup rukun agar kesatuan mereka sebagai umat yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana.
Untuk menunjukkan bahwa umat Allah sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang istri dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Allah melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.
Isi
- Pendahuluan
Ef 1:1-2 - Kristus dengan gereja-Nya
Ef 1:3-3:21 - Kehidupan yang baru sebagai orang Kristen
Ef 4:1-6:20 - Penutup
Ef 6:21-24
Ajaran: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh
Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah orang-orang pilihan Allah, atau kelompok orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Efesus. (Dan juga jemaat-jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Efesus terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian tentang arti Gereja yang benar.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Efesus
Pasal 1-3 (Ef 1:1-3:21).
Pengajaran tentang keselamatan orang-orang percaya
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa keselamatan orang-orang percaya sudah berada dalam rencana Allah, yaitu terhadap orang-orang yang dipilih-Nya dan orang-orang yang mau menerima anugerah-Nya di dalam Kristus dengan iman.
Pendalaman
Pasal 4-6 (Ef 4:6-6:9).
Pengajaran tentang kesatuan orang percaya dan cara-cara kehidupan sebagai orang percaya
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa setiap orang percaya sudah menjadi saudara karena dipersatukan di dalam Tuhan Yesus. Juga Paulus menjelaskan bagaimana orang-orang Kristen harus hidup di dalam gereja, keluarga dan masyarakat.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ef 4:2-3,25-26,28-29,31-32. _Tanyakan_: Apakah yang harus dilakukan oleh orang percaya menurut nats ini?
- Bacalah pasal Ef 5:8-21. _Tanyakan_: Apakah yang membuktikan bahwa saudara anak-anak terang?
Pasal 6 (Ef 6:10-24). Pengajaran tentang perlengkapan rohani orang Kristen dalam mengikut Yesus
Pendalaman
- Mengapakah orang Kristen perlu menggunakan perlengkapan rohani yan Allah berikan?
- Siapakah musuh-musuh orang Kristen?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Efesus, jelaslah kita lihat bahwa orang-orang percaya adalah Gereja yang disebut juga Tubuh Kristus. Dan melalui Kitab ini juga dijelaskan tentang cara-cara kehidupan Gereja itu.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menjadi penulis Kitab Efesus?
- Siapakah yang dikatakan sebagai orang-orang percaya?
- Mengapakah orang (manusia) tidak bisa menyelamatkan dirinya dengan usah atau perbuatannya?
Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untu
Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?
Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untuk gereja di Efesus saja. Surat ini mungkin semacam surat edaran yang ditulis untuk digunakan oleh berbagai kelompok Kristen di daerah Efesus dan sekitamya. Apa yang ditulis Paulus dalam surat ini dapat diterapkan oleh umat Allah pada umumnya dan tidak ditujukan untuk suatu gereja tertentu. Tidak ada salam pribadi. Mungkin surat ini sebenarnya yang dimaksud oleh Rasul Paulus dalam Kolose 4:16 sebagai 'surat dari Laodikia'. Tikhikus dipercayakan untuk menyampaikan surat ini kepada alamat yang dituju. (Efe 6:21, 22). Surat ini, seperti surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi dan Kolose, ditulis dari dalam penjara dan tema utamanya ialah sifat, ciri-ciri dan tujuan dari gereja Kristen, yaitu terciptanya apa yang disebut 'masyarakat Allah yang baru'.
GEREJA DI EFESUS.
Paulus tinggal di Efesus selama 3 tahun (Kis 19:8, 10; 20:31). Efesus merupakan suatu kota yang banyak menyediakan sarana untuk penyembahan berhala. Kuil Dewi Diana (Artemis) terletak di kota itu. Di sana banyak terdapat orang-orang yang mempraktekkan ilmu sihir. Namun, waktu kita membaca surat ini kita tidak perlu mengetahui latar belakang gereja yang menjadi tujuan surat ini, karena isinya bersifat umum.
PESAN.
Surat ini tidak berhubungan dengan masalah-masalah yang khusus, tetapi tujuannya adalah untuk meninggikan nama Yesus Kristus dan untuk menunjukkan pentingnya gereja Kristen sebagai alat Allah di dunia ini. Seperti halnya dengan surat-surat Paulus lainnya, doktrin yang diberikan disusul dengan penerapan praktis. Iman Kristen dan kehidupan Kristen harus berjalan secara seimbang. Surat ini ditutup dengan peringatan bahwa Kristen selalu berada dalam konflik yang terus-menerus dengan setan dan kuasa kejahatan, tetapi Allah telah memberikan senjata yang diperlukan untuk memampukan Kristen bertahan dalam menghadapi semua serangan musuh.
Pesan
1. Warisan kekayaan untuk dinikmati.o Tiga Pribadi Keallahan yang berperan dalam penyelamatan kita:
- Allah Bapa. Efe 1:4-6
- Allah Putra. Efe 1:7-12
- Allah Roh Kudus. 1: 13, 14
o Perhatikan permohonan doa Paulus bagi orang-orang Efesus
- untuk penerangan guna mengetahui sampai seberapa luas warisan kita. Efe 1:17-19
- untuk kuasa guna mengetahui sampai seberapa besar keagungan Allah. Efe 1:19-21
2. Kasih karunia dan damai sejahtera untuk dialami.
o Dari keadaan apa kita diselamatkan. Efe 2:1-3, 11, 12
o Oleh siapa kita diselamatkan. Efe 2:4-9, 13-18
o Untuk apa kita diselamatkan. 2:10, 19-22
3. Sumber-sumber rohani untuk dijajaki.
o Kekayaan yang tidak dapat dicari. Efe 3:8-13
o Kekuatan Ilahi. Efe 3:14-21
4. Persatuan rohani yang harus dipelihara.
o Sikap yang benar itu penting. Efe 4:1-3
o Dasar yang sama itu penting. Efe 4:4-6
o Persatuan dalam keanekaragaman harus dihadapi. 4:11
o Kedewasaan Kristen diharapkan. 4:13
5. Hubungan harmonis yang harus diusahakan.
o Terang sebagai ganti kegelapan. Efe 5:3-6
o Hikmat sebagai ganti kebodohan. Efe 5:15-17
o Kerohanian sebagai ganti hawa nafsu.Efe 5:18-20
o Kepatuhan sebagai ganti perdebatan.Efe 5:21-33
6. Senjata rohani untuk dipakai.
o Musuh yang kita hadapi. Efe 6:10-12
o Perlengkapan senjata yang kita punyai.Efe 6:13-20
Penerapan
Efesus mengajar kita tentang:
1. Betapa murah hati Allah
o dalam memberi kita seorang Penyelamat
o dalam mengirim kepada kita Roh Kudus
o dalam memberi jaminan kepada kita rumah surgawi
2. Betapa besar hak kita
untuk menjadi anggota keluarga Allah untuk mendapat bagian dalam Kerajaan Allah
3. Betapa kita perlu tenggang rasa
o dalam sikap kita terhadap orang lain
o dalam hubungan kita dengan orang lain
4. Betapa praktisnya kekristenan dalam hal
o perkawinan
o kedudukan sebagai orang-tua
o pekerjaan
5. Betapa nyatanya setan dalam
o pengaruhnya
o kegiatannya
6. Bagaimana kita perlu bersiap-siap
o dengan perlengkapan senjata Allah
o dengan doa
Tema-tema Kunci
1. Kasih karunia.
Kasih karunia merupakan kata kunci dalam Alkitab, sebab hal itu memperlihatkan sifat Allah yang memungkinkan adanya keselamatan bagi kita. Oleh karena dosa manusia, jika tidak ada kasih karunia, tidak akan ada pengharapan. Kasih karunia berarti hadiah yang diberikan cuma-cuma. Respons manusia terhadap kasih karunia ialah iman, tetapi ini pun diberikan oleh Allah kepada kita. Lihatlah khususnya Efe 2:1-10. Perhatikan bahwa kasih karunia selalu dipertentangkan dengan hukum Taurat (Rom 6:14). Pembenaran dimungkinkan oleh dua alasan, yaitu kasih karunia Allah (Rom 3:24) dan kematian Kristus (Rom 5:9).
2. Keesaan.
Paulus telah menjelaskan bahwa umat Allah di bawah perjanjian baru mengikutsertakan baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, dan sekarang ia menekankan perlunya kita memelihara keesaan sejati ini. Sebagai Kristen kita tidak dapat menciptakan keesaan oleh karena hal ini adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi kita diminta untuk memeliharanya. Kesatuan yang kita punyai tidaklah sama dengan keseragaman. Ada keanekaragaman karunia di antara umat Allah, tetapi hanya ada satu dasar kesatuan. Lihat juga pada perikop lain yang terbaik yang menekankan pentingnya kesatuan - Yohanes pasal 17.
3. Hubungan.
Kita tidak hidup di dalam suatu ruangan hampa, tetapi di dalam serentetan hubungan - di dalam rumah, dalam pekerjaan, di dalam gereja dan di dalam masyarakat pada umumnya. Iman Kristen kita terutama menyangkut hubungan-hubungan tersebut. Kita sering menemukan bahwa pada suatu saat, standar kehidupan menurut ajaran Alkitab bertentangan dengan standar kehidupan yang sementara ini diterima dalam masyarakat. Dalam kasus seperti itu kita harus lebih menaati Allah daripada manusia. Bandingkan perikop dalam Efesus tentang masalah ini dengan ayat-ayat yang serupa dalam Kolose. Juga perhatikan bagaimana dalam memilih pemimpin Kristen, masalah hubungan kekeluargaan sangat mendapat perhatian (1Tim 3:1-5; Tit 1:6-8).
4. Konflik.
Paulus menyebut seorang Kristen sebagai prajurit (2 Tim. 2:3, 4). Baginya selalu berlangsung peperangan, dan Kristen benar-benar terlibat di dalamnya. Alkitab tidak pernah meragukan keberadaan setan. Setan begitu nyata dalam pengalaman Tuhan Yesus,dan nyata juga bagi para murid.Dalam Efesus Paulus mengingatkan kita tentang kecerdikan musuh itu.Kita tidak dapat menghadapinya tanpa senjata atau tanpa perlindungan. Carilah hal-hal yang berhubungan dengan Iblis yang ditunjukkan oleh Kristus - Matius 4:1-11; 12:24; 13:39; 25:41; Lukas 8:12; 10:18; Yohanes 8:44.
Garis Besar Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) [1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2
[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:
[1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:22
Efe 1:3-6 | Dipilih untuk suatu maksud |
Efe 1:7-14 | Diselamatkan untuk suatu maksud |
Efe 1:15-23 | Diterangi untuk suatu maksud |
Efe 2:1-10 | Dihidupkan untuk suatu maksud |
Efe 2:11-22 | Didamaikan untuk suatu maksud |
[3] SUATU MISTERI YANG DISINGKAPKAN Efe 3:1-21
Efe 3:1-6 | Orang-orang yang bukan Yahudi juga diikutsertakan |
Efe 3:7-12 | Pelayanan Paulus yang strategis |
Efe 3:13-21 | Pengertian penuh sangat penting |
[4] SIFAT GEREJA Efe 4:1-32
Efe 4:1-6 | Dipersatukan di dalam Roh |
Efe 4:7-12 | Diberkati dengan karunia-karunia Roh |
Efe 4:13-16 | Diperlengkapi untuk bertumbuh |
Efe 4:17-24 | Diperbarui ciri-cirinya |
Efe 4:25-32 | Diubahkan penampilannya |
[5] CIRI-CIRI, TINGKAH LAKU DAN KONFLIK KRISTEN Efe 5:1-6:24
Efe 5:1-20 | Mengikut Kristus |
Efe 5:21-6:9 | Hidup dengan sesama |
Efe 6:10-24 | Menghadapi musuh |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi