Teks -- 1 Yohanes 3:1 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Yoh 3:1
Full Life: 1Yoh 3:1 - ANAK-ANAK ALLAH.
Nas : 1Yoh 3:1
Kebenaran bahwa Allah adalah Bapa sorgawi kita dan kita menjadi
anak-anakNya adalah salah satu penyataan terbesar dalam PB.
1) ...
Nas : 1Yoh 3:1
Kebenaran bahwa Allah adalah Bapa sorgawi kita dan kita menjadi anak-anakNya adalah salah satu penyataan terbesar dalam PB.
- 1) Menjadi anak Allah adalah hak istimewa terbesar dari keselamatan kita (Yoh 1:12; Gal 4:7).
- 2) Menjadi anak Allah adalah landasan dari iman dan kepercayaan kita kepada Allah (Mat 6:25-34) dan pengharapan kita akan kemuliaan di masa depan. Sebagai anak-anak Allah, kita adalah ahli waris Allah dan menjadi waris bersama Kristus (Rom 8:16-17; Gal 4:7).
- 3) Allah menginginkan agar melalui Roh Kudus, yaitu "Roh yang
menjadikan kamu anak Allah", kita makin menyadari (Rom 8:15) bahwa
kita adalah anak-anak-Nya. Roh membuat kita berseru, "Ya Abba, ya Bapa"
di dalam hati kita
(lihat cat. --> Gal 4:6)
[atau ref. Gal 4:6]
dan memberikan kepada kita keinginan untuk "dipimpin oleh Roh Kudus" (Rom 8:14). - 4) Menjadi anak Allah adalah dasar dari disiplin kita oleh Bapa (Ibr 12:6-7,11) dan alasan kita untuk hidup menyenangkan Allah (ayat 1Yoh 3:9; 4:17-19). Tujuan akhir Allah dalam menjadikan kita anak-anak-Nya ialah untuk menyelamatkan kita selama-lamanya (Yoh 3:16) dan menjadikan kita serupa dengan Anak-Nya (Rom 8:29).
Jerusalem -> 1Yoh 3:1
Jerusalem: 1Yoh 3:1 - dan memang kita adalah anak-anak Allah Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini. Var: dan kita akan menjadi anak-anak Allah.
Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini. Var: dan kita akan menjadi anak-anak Allah.
Ref. Silang FULL -> 1Yoh 3:1
Ref. Silang FULL: 1Yoh 3:1 - besarnya kasih // anak-anak Allah // mengenal Dia · besarnya kasih: Yoh 3:16; Yoh 3:16
· anak-anak Allah: 1Yoh 3:2,10; Yoh 1:12; Yoh 1:12
· mengenal Dia: Yoh 15:21; 16:3
· besarnya kasih: Yoh 3:16; [Lihat FULL. Yoh 3:16]
· anak-anak Allah: 1Yoh 3:2,10; Yoh 1:12; [Lihat FULL. Yoh 1:12]
· mengenal Dia: Yoh 15:21; 16:3
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Yoh 3:1-3
Matthew Henry: 1Yoh 3:1-3 - Diangkat sebagai Anak
Rasul Yohanes di sini mengagungkan kasih Allah dalam mengangkat kita sebagai anak (ay. 1-2). Lalu ia menegaskan pentingnya kekudusan (ay. 3) dan m...
- Rasul Yohanes di sini mengagungkan kasih Allah dalam mengangkat kita sebagai anak (ay. 1-2). Lalu ia menegaskan pentingnya kekudusan (ay. 3) dan menentang dosa (ay. 4-19). Ia menekankan kasih persaudaraan (ay. 11-18), bagaimana menenangkan hati kita di hadapan Allah (ay. 19-22), perintah untuk percaya (ay. 23), dan baiknya ketaatan (ay. 24).
Diangkat sebagai Anak (3:1-3)
- Setelah memperlihatkan martabat para pengikut Kristus yang setia, bahwa mereka lahir dari Dia dan dengan demikian bersekutu erat dengan Allah, Rasul Yohanes di sini,
- I. Meluap dalam pemujaan terhadap anugerah yang merupakan sumber dari pemberian yang sedemikian menakjubkan itu: Lihatlah (perhatikan, cermatilah) betapa besarnya kasih, betapa agungnya kasih, yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut, dan benar-benar dijadikan, anak-anak Allah! (Dia yang membuat apa yang tidak ada menjadi ada, menjadikan mereka sebagai apa yang sebelumnya bukan mereka). Bapa mengangkat sebagai anak semua anak dari Sang Anak. Sang Anak memang memanggil mereka, dan menjadikan mereka sebagai saudara-saudara-Nya. Dan dengan begitu Ia menganugerahkan kepada mereka kuasa dan martabat sebagai anak-anak Allah. Sungguh suatu kasih yang penuh kerendahan diri dan menakjubkan dari Bapa yang kekal, bahwa makhluk seperti kita ini sampai dijadikan dan disebut sebagai anak-anak-Nya. Padahal kita ini yang secara kodrat merupakan pewaris dosa, kesalahan, dan kutukan Allah. Kita yang dalam perbuatan merupakan anak-anak yang bejat, tidak taat, dan tidak tahu berterima kasih! Sungguh mengherankan, bahwa Allah yang kudus tidak malu disebut sebagai Bapa kita, dan menyebut kita sebagai anak-anak-Nya! Dari sini Rasul Yohanes,
- II. Menyimpulkan kehormatan orang-orang percaya melebihi apa yang dapat diketahui oleh dunia. Orang-orang kafir tahu sedikit saja tentang mereka. Karena itu (atau oleh sebab itu, untuk alasan ini) dunia tidak mengenal kita (ay. 1). Betapa sedikit saja dunia memahami tingginya kedudukan dan kebahagiaan para pengikut Kristus yang sejati. Mereka di sini rentan terhadap bencana-bencana dunia dan zaman yang menimpa semuanya. Segala sesuatu menimpa mereka sama seperti menimpa orang lain, atau lebih tepatnya mereka rentan terhadap dukacita yang lebih besar, karena sering kali mereka mempunyai alasan untuk berkata, jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia (1Kor. 15:19). Oleh karena itu, dunia yang bukan Kristen ini, yang hidup mengandalkan penglihatan, tidak mengetahui martabat mereka, hak-hak istimewa mereka, kesenangan-kesenangan yang mereka nikmati, atau apa yang berhak mereka dapatkan. Betapa sedikit saja dunia mengira bahwa orang-orang yang malang, rendah hati, dan hina ini sebenarnya merupakan orang-orang kesayangan sorga, dan akan segera menjadi para penghuni di sana. Tetapi mereka dapat menanggung perkara mereka itu dengan lebih baik karena Tuhan mereka juga tidak dikenal di sini seperti halnya mereka: Sebab dunia tidak mengenal Dia (ay. 1). Betapa sedikit saja dunia mengira betapa agungnya seorang Pribadi yang pernah tinggal untuk sementara di sini, bahwa Pencipta dunia pernah menjadi penghuninya. Betapa sedikit saja dunia Yahudi mengira bahwa Allah Abraham, Ishak, dan Yakub adalah sedarah dengan mereka, dan berdiam di negeri mereka. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu menyalibkan Dia. Tetapi pasti, kalau sekiranya mereka mengenalNya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia (1Kor. 2:8). Hendaklah para pengikut Kristus menerima beban hidup yang berat di sini, sebab mereka ada di negeri orang asing, di antara orang-orang yang sedikit saja mengenal mereka, dan Tuhan mereka pun diperlakukan demikian sebelum mereka. Lalu dari sini Rasul Yohanes,
- III. Meninggikan murid-murid yang bertekun ini, karena ia melihat penyingkapan yang pasti tentang keadaan dan martabat mereka. Di sini,
- 1. Hubungan mereka yang terhormat pada saat ini ditegaskan: Saudara-saudaraku yang kekasih (kalian bisa menjadi saudara-saudara yang kami kasihi, sebab kalian dikasihi Allah), sekarang kita adalah anak-anak Allah (ay. 2). Kita memiliki kodrat anak melalui pembaharuan hidup kita. Kita memiliki gelar, roh, dan hak untuk mendapat warisan sebagai anak melalui pengangkatan kita sebagai anak. Kehormatan ini dimiliki oleh semua orang kudus.
- 2. Kebahagiaan yang selayaknya didapat dari hubungan ini belum disingkapkan: Tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak (ay. 2). Kemuliaan yang berkaitan dengan kedudukan kita sebagai anak dan pengangkatan sebagai anak ditunda dan disimpan untuk dunia lain. Jika hal itu disingkapkan di sini, maka itu akan menghentikan jalannya perkara-perkara yang harus terus berlanjut untuk saat ini. Anak-anak Allah harus berjalan dengan iman, dan hidup dengan pengharapan.
- 3. Waktu bagi penyingkapan anak-anak Allah dalam keadaan dan kemuliaan mereka yang sebenarnya sudah ditentukan. Dan waktunya adalah ketika Saudara sulung mereka datang untuk memanggil dan mengumpulkan mereka semua bersama-sama: Akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia. Kata ean, yang biasanya diterjemahkan dengan jika, di sini dengan baik diartikan dengan apabila. Sebab kata Ibrani am (yang dianggap berpadanan dengan kata ean) memang berarti demikian, seperti yang dicatat oleh Dr. Whitby di sini. Dan bukan saja ean kadang-kadang digunakan untuk hotan, tetapi juga beberapa naskah bahkan menggunakan kata hotan, apabila. Oleh karena itu tepatlah jika kita mengartikannya demikian dalam Yohanes 14:3, di mana kita membacanya (dalam terjemahan KJV – pen.), dan jika Aku pergi, dan mempersiapkan tempat. Tetapi secara lebih wajar dan tepat, apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, atau paralēpsomai – Aku akan membawa kamu bersama-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Apabila Sang Kepala jemaat, Anak Tunggal Bapa, menyatakan diri, maka anggota-anggota-Nya, anak-anak yang diangkat anak oleh Allah, akan ikut menyatakan diri dan dinyatakan bersama-sama dengan Dia. Oleh sebab itu mereka hendaklah dalam iman, harapan, dan keinginan yang sungguh-sungguh menantikan saat-saat penyataan Tuhan Yesus itu. Karena bahkan makhluk ciptaan sendiri menantikan penyempurnaan mereka, dan saat anak-anak Allah dinyatakan (Rm. 8:19). Anak-anak Allah akan diketahui dan dinyatakan melalui keserupaan mereka dengan Kepala mereka: Mereka akan menjadi sama seperti Dia – seperti Dia dalam kehormatan, kuasa, dan kemuliaan. Tubuh-tubuh hina mereka akan dijadikan serupa seperti tubuh-Nya yang mulia. Mereka akan dipenuhi dengan hidup, terang, dan kebahagiaan dari Dia. Apabila Kristus, yang adalah hidup mereka, menyatakan diri kelak, mereka pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan (Kol. 3:4). Lalu dari sini,
- 4. Keserupaan mereka dengan-Nya ditegaskan berdasarkan bagaimana mereka akan melihat Dia: Kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Keserupaan mereka akan menjadi penyebab mereka melihat Dia. Memang, semua orang akan melihat Dia, tetapi tidak seperti mereka melihat Dia. Tidak melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya, yaitu seperti yang dilihat mereka yang diam di sorga. Orang-orang fasik akan melihat Dia dalam kernyit dahi-Nya, dalam kengerian kebesaran-Nya, dan semarak kesempurnaan-kesempurnaan-Nya yang menuntut balas. Tetapi anak-anak Allah ini akan melihat Dia dalam senyum dan keindahan wajah-Nya, dalam kemuliaanNya yang ramah dan menyenangkan, dalam keselarasan dan keserasian kesempurnaan-kesempurnaan-Nya yang membawa kebahagiaan sorgawi. Keserupaan mereka akan memampukan mereka untuk melihat Dia seperti orang-orang yang terberkati melihat Dia di sorga. Atau dengan melihat Dia, itu akan menjadikan mereka serupa dengan-Nya. Penglihatan itu akan membawa perubahan menyeluruh. Mereka akan diubah ke dalam rupa yang penuh dengan kebahagiaan sorgawi yang sama ketika mereka memandang Dia dalam keadaan demikian. Lalu Rasul Yohanes,
- IV. Menekankan kepada anak-anak Allah ini supaya menjalankan kekudusan: Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci (ay. 3). Anak-anak Allah tahu bahwa Tuhan mereka adalah kudus dan suci. Hati dan mata-Nya sedemikian suci sehingga kecemaran dan kenajisan tidak diakui untuk berdiam bersama-sama dengan Dia. Maka dari itu, orang-orang yang berharap untuk hidup bersama-sama dengan Dia harus mengusahakan kesucian yang setinggi-tingginya mengatasi dunia, daging, dan dosa. Mereka harus bertumbuh dalam anugerah dan kekudusan. Bukan saja Tuhan mereka memerintahkan mereka untuk menyucikan diri, tetapi juga kodrat baru mereka mencondongkan mereka untuk berbuat demikian. Ya, pengharapan mereka akan sorga akan menyuruh dan mengendalikan mereka untuk menyucikan diri. Mereka tahu bahwa Imam Besar mereka saleh, tanpa salah, dan tanpa noda. Mereka tahu bahwa Allah dan Bapa mereka adalah Yang Mahatinggi dan Kudus, bahwa seluruh perkumpulan mereka murni dan kudus, dan bahwa warisan mereka adalah warisan orang-orang kudus di dalam terang. Akan bertentangan dengan harapan yang demikian jika mereka memanjakan diri dalam dosa dan kecemaran. Oleh karena itu, sama seperti kita dikuduskan melalui iman, demikian pula kita harus dikuduskan melalui harapan. Supaya kita diselamatkan melalui harapan, kita harus disucikan melalui harapan. Harapan orang-orang munafiklah, dan bu kan harapan anak-anak Allah, yang membolehkan pemuasan terhadap keinginan-keinginan dan nafsu-nafsu yang najis.
SH: 1Yoh 2:28--3:10 - Kasih mengubah status (Kamis, 7 Desember 2000) Kasih mengubah status
Seorang pemuda berkenalan dengan seorang wanita tunasusila,
selanjutnya meminangnya sebagai istri. Pemuda ini sangat
...
Kasih mengubah status
Seorang pemuda berkenalan dengan seorang wanita tunasusila, selanjutnya meminangnya sebagai istri. Pemuda ini sangat mengasihi wanita ini, namun wanita ini tidak. Ia bersedia menjadi istri sang pemuda karena ia menikmati segala perhatian dan pemberian sang pemuda. Ia tidak menyadari bahwa kemurnian hati dan ketulusan kasih sang pemuda yang telah mengangkat statusnya dari wanita tunasusila menjadi wanita baik-baik sebagai kasih yang amat bernilai dalam hidupnya, jauh melebihi segala benda pemberian sang pemuda. Wanita ini memang sudah berubah status, namun hidupnya tidak berubah. Ketika pemberian sang pemuda tidak lagi seperti yang diharapkan, ia kembali menjadi wanita tunasusila. Perubahan status yang dialami bukan karena kasih sang pemuda, tetapi pemberian sang pemuda.
Perubahan status menjadi anak-anak Allah sama sekali bukan karena kebaikan, kesetiaan, kemampuan, kesalehan, dan kelebihan kita; semata adalah kasih karunia-Nya. Kita yang berdosa sebenarnya tak layak menerima kasih-Nya yang sedemikian besar, namun dalam ketidaklayakkan itulah Ia mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya. Apakah perubahan status ini pun mengubah kasih kita kepada Tuhan, dulu mengasihi dunia dan diri sendiri kini mengasihi Dia? Bisa ya bisa juga tidak! Ada yang sungguh-sungguh berubah mengasihi Dia, namun ada juga yang tidak menunjukkan perubahan: dulu berfokus pada diri sendiri, sering berdusta, suka memfitnah, berfoya-foya, tidak suka firman Tuhan, tidak bersikap adil, tidak tegas pada dosa, dll; sekarang pun masih tetap sama. Mengapa demikian? Seperti ilustrasi di atas, perubahan status yang hanya melekat kepada pemberian dan berkat tidak akan mengubah hidup kita. Sebaliknya perubahan status yang dialami karena Allah sendiri yang telah menganugerahkan kasih-Nya akan mengubah hidup. Status menjadi anak Allah jauh melebihi berkat-berkat lain, maka dalam hidup kita sekali-kali tak akan kembali melakukan perbuatan yang tidak berkenan kepada-Nya, karena tujuan hidup kita adalah untuk menyenangkan hati Yesus Kristus yang telah mati bagi kita.
Renungkan: Pengakuan sebagai anak-anak Allah membutuhkan bukti dari hidup seorang Kristen, sungguhkah ia hidup untuk mengasihi Allah yang terwujud konkrit dalam kasihnya kepada sesama. Di dalam dirinya terpancar kebenaran dan kasih Allah karena ia berasal dari Allah.
SH: 1Yoh 2:28--3:10 - Kehidupan Anak-anak Allah (Kamis, 29 Juli 2021) Kehidupan Anak-anak Allah
Banyak orang ingin menjadi anak-anak Allah dan bangga menjadi anak-anak Allah. Hal itu tidaklah salah karena Alkitab memang...
Kehidupan Anak-anak Allah
Banyak orang ingin menjadi anak-anak Allah dan bangga menjadi anak-anak Allah. Hal itu tidaklah salah karena Alkitab memang menuliskan bahwa setiap orang yang menerima dan percaya Kristus menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12). Pertanyaannya: apakah kita tahu bagaimana seharusnya cara hidup yang benar sebagai anak-anak Allah? Apakah kita sudah hidup layaknya anak-anak Allah?
Salah satu bukti yang dapat terlihat dari seorang anak Allah adalah ia tinggal di dalam Kristus (28), memiliki kelakuan atau cara hidup yang benar (29), hidup suci, dan tidak berbuat dosa (3:3-6). Banyak orang yang melakukan perbuatan baik, tetapi tidak memiliki iman. Sebaliknya, sebagian yang lain merasa beriman, tetapi tidak menghasilkan perbuatan baik.
Perikop firman Tuhan hari ini menunjukkan bahwa kealpaan terhadap salah satu, yaitu antara iman dan perbuatan baik, akan menjadikan kita malu pada saat menyambut kedatangan Kristus yang kedua kali. Iman yang sejati akan selalu menghasilkan perbuatan baik. Setiap orang yang memiliki iman dan konsisten melakukan kebenaran adalah anak-anak Allah yang sejati.
Hidup sebagai anak-anak Allah tentu saja tidak mudah. Ketika kita sungguh-sungguh menjalani hidup sebagai anak-anak Allah kita akan mengalami penolakan dari dunia. Kita bisa terasing dari dunia dengan cara hidupnya yang berbeda dari cara hidup anak-anak Allah.
Kita mungkin akan dianggap sebagai orang-orang aneh karena tidak turut melakukan kejahatan dan perbuatan-perbuatan amoral. Kita dianggap aneh dan bodoh karena bagi mereka perbuatan-perbuatan dosa dianggap normal saja. Oleh karena itu, menjalani hidup sebagai anak-anak Allah di tengah dunia yang bengkok ini memerlukan komitmen, kegigihan, dan jangan lupa pengorbanan.
Marilah kita bersyukur karena kita diberi hak istimewa menjadi anak-anak Allah melalui Yesus Kristus. Wujud nyata dari rasa syukur kita menjadi anak-anak Allah adalah dengan menghidupi cara hidup anak-anak Allah. Karena itu, pikirkanlah perbuatan baik dan benar yang ingin kita lakukan sebagai anak-anak Allah. [ABL]
SH: 1Yoh 3:1-10 - Anak-anak Allah (Kamis, 4 Desember 2003) Anak-anak Allah
Manusia yang percaya pada Yesus mendapat status dan posisi baru.
Sekarang mereka tidak disebut musuh Allah, melainkan anak-anak
...
Anak-anak Allah
Manusia yang percaya pada Yesus mendapat status dan posisi baru. Sekarang mereka tidak disebut musuh Allah, melainkan anak-anak Allah. Status baru ini terjadi semata-mata karena kasih Allah yang besar (ayat 1). Apa akibat status baru ini? Pertama, dunia tidak mengenal kita (ayat 1). Jika orang-orang yang percaya kepada Kristus (gereja) mengalami penderitaan di dunia, kita tidak perlu heran, karena dunia tidak pernah menerima Yesus Kristus sebagai Anak Allah sehingga mereka juga menolak kita, para pengikut Yesus. Namun, penderitaan dan penganiayaan yang orang-orang Kristen alami justru merupakan bukti nyata bahwa kita adalah benar anak-anak Allah.
Kedua, menjadi seperti Kristus (ayat 2). Setiap orang yang percaya pada Yesus akan menjadi seperti Yesus. Jadi seperti nyatanya Yesus, demikianlah nyatanya orang percaya menjadi anak-anak Allah.
Ketiga, hidup suci (ayat 3). Menjadi anak-anak Allah merupakan dorongan bagi orang percaya untuk hidup seperti Yesus. Pergumulan dan persoalan hidup, seharusnya membuat kita bergantung sepenuhnya kepada Yesus. Hal ini tentu semakin membentuk orang percaya menjadi serupa dengan Yesus. Inilah hidup suci yaitu hidup yang tidak pernah lari dari pergumulan dan persoalan hidup.
Keempat,tidak ada dosa (ayat 6). Di dalam Yesus tidak ada dosa. Sehingga setiap orang yang percaya pada Yesus pun demikian. Lebih tegas dikatakan dalam ayat 9 bahwa setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa. Ayat 8 dan 10 juga mengutarakan hal yang senada. Sebaliknya, berbuat dosa menjadi bukti bahwa ia tidak berada dalam Yesus. Namun, bagi anak-anak Allah kemungkinan untuk berbuat dosa dan tidak berbuat dosa sangat terbuka. Sampai Yesus datang kedua kali, maka anak-anak Allah hidup di dalam ketegangan di antara dua kemungkinan tersebut.
Renungkan: Jika kita berbuat dosa berarti persekutuan dengan Allah sedang terganggu, segera bertobat!
SH: 1Yoh 3:1-10 - Merespons kasih Allah (Jumat, 30 November 2007) Merespons kasih Allah
Relasi manusia dengan Allah terjadi karena kasih Allah yang
dianugerahkan pada manusia. Kasih itu membuat kita layak diseb...
Merespons kasih Allah
Relasi manusia dengan Allah terjadi karena kasih Allah yang dianugerahkan pada manusia. Kasih itu membuat kita layak disebut anak-anak Allah (ayat 1). Apa artinya?
Kasih Allah dinyatakan kepada semua orang melalui pengorbanan Yesus (Yoh. 3:16). Orang yang percaya kepada Yesus dan menyambut kasih itu, diberi hak untuk menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12). Tuhan memberi jaminan mengenai hal ini (Rm. 8:16). Selanjutnya, kita harus semakin serupa dengan Yesus. Bukan berarti kita akan kehilangan kepribadian kita, lalu diganti dengan kepribadian dan karakter yang Allah berikan pada kita. Bukan demikian! Kita tetap menjadi diri kita sendiri, tetapi karakter dan natur kita akan disempurnakan ke dalam gambaran kesempurnaan Yesus (ayat 2). Walau demikian, kita masih akan melalui perjalanan panjang. Tidak ada seorang pun dari kita yang mencapai garis finish, sampai kita bertemu dengan Yesus. Pada saat itulah kita benar-benar akan menyerupai Dia.
Mengetahui tujuan kekal kita dan memiliki pengharapan akan mencapai tujuan itu, memotivasi kita untuk memelihara kekudusan hidup. Bila kita tahu bahwa akhir hidup kita adalah berjumpa dengan Yesus, tentu kita ingin memulainya sejak sekarang. Itu membuat kita ingin melayani Dia, ingin hidup menyenangkan Dia. Kita tidak ingin melakukan dosa lagi karena itu berarti tidak menghargai Dia. Di dalam Roma 6, Paulus menjelaskan bahwa ketika orang datang pada Yesus, ketika dosa-dosa diampuni dan anugerah Allah dinyatakan, orang berubah secara radikal-manusia lama mati dan manusia baru hidup. Jadi bila orang mengakui diri sebagai ciptaan baru di dalam Kristus, tetapi tetap merasa nyaman dalam kebiasaan dosa, itu patut dipertanyakan. Sebab gaya hidup berdosa bertentangan dengan gaya hidup benar, berlaku benar dan mengasihi saudara.
Meski Allah mengasihi kita berdasarkan inisiatif-Nya sendiri, hendaknya kita menyatakan respons kita dengan terus berjalan di dalam kebenaran, dalam setiap aspeknya.
Utley -> 1Yoh 2:28--3:3
Utley: 1Yoh 2:28--3:3 - --NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 2:28-3:328 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh k...
NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 2:28-3:3
28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya. 29 Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya. 3-1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. 2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan- Nya yang sebenarnya. 3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
2:28 Ada banyak diskusi di antara para komentator apakah suatu paragraf baru harus dimulai dengan ayat 28, 29, atau 3:1. Karena pengulangan antara ay. 27 dan 28, maka pembagian paragraf kemungkinan harus mulai dari sini.
□ "tinggallah di dalam Kristus" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Ini adalah PRESENT IMPERATIVE ketiga yang digunakan untuk menganjurkan ketekunan Kristen (lih. ay. 19,24). Lihat Topik Khusus: Perlu untuki Bertekun pada Yoh 8:31 dan Tinggal pada 1Yoh 2:10.
□ "apabila Ia menyatakan diri-Nya" Ini adalah sebuah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL, seperti ay. 1Yoh 2:29, dan juga frasa "apabila Yesus datang kembali" dari 1Yoh 3:2. Ini tidak dimaksudkan untuk menyampaikan suatu peristiwa yang tak pasti, namun suatu waktu yang tak pasti (serupa dengan penggunaan PB akan kata "harapan," lih. 1Yoh 3:3). Ketika hal ini terjadi Ia akan mendapati orang percaya sejati tinggal!
□ "kita beroleh keberanian" Kata Yunani untuk "keberanian" (parrhēsia) berasal dari akar "berkata dengan bebas." Jaminan adalah suatu gaya hidup sekarang yang berdasar atas pengenalan orang percaya akan dan kepercayaan dalan injil Yesus Kristus. Hal ini digunakan dalam beberapa cara dalam PB.
- 1. suatu keyakinan, keberanian, atau jaminan yang berhubungan dengan:
- a. manusia (lih. Kis 2:29; 4:13,31; 2Kor 3:12; Ef 6:19)
- b. Allah (lih. 1Yoh 2:28; 3:21; 4:12; 5:14; Ibr 3:6; 4:16; 10:19)
- 2. berbicara secara terbuka, lugas, atau tidak mendua (lih. Mr 8:32; Yoh 7:13; 10:24; 11:14; 16:25; Kis 28:31)
- 3. berbicara kepada umum (lih. Yoh 7:26; 11:54; 18:20)
- 4. bentuk yang berhubungan (parrhēsiazomai) digunakan untuk berkhotbah dengan berani ditengah situasi sekitar yang sulit (lih. Kis 18:26; 19:8; Ef 6:20; 1Tes 2:2)
Dalam konteks ini menunjuk pada suatu keyakinan eskatologis. Orang-orang percaya tidak takut terhadap Kedatang Kedua Kristus; mereka memeluknya dengan antusiasme yang penuh keyakinan karena mereka tinggal di dalam Kristus dan hidup seperti Kristus
- NASB "dan tidak menjadi segan kepadaNya karena malu"
- NKJV "dan tidak usah malu terhadap Dia"
- NRSV "dan dipermalukan dihadapanNya"
- TEV "dan tidak bersembunyi karena malu dari Dia"
- NJB "dan tidak segan kepada Nya karena malu"
Ini adalah suatu AORIST PASSIVE (deponent) SUBJUNCTIVE yang berarti bahwa ini dapat dimengerti sebagai (1) orang percaya menjadi malu sendiri (NASB, TEV, NJB) atau (2) orang percaya dipermalukan (NRSV). Orang percaya harus mencari dan bersuka dalam kedatangan kembali Kristus, namun mereka yang telah hidup cara-cara dunia yang mementingkan diri sendiri pasti akan terkejut dan merasa malu pada saat pemunculan Nya! Akan ada suatu penghakiman orang-orang percaya (lih. 2Kor 5:10).
□ "pada hari kedatangan-Nya" Ini adalah sebuah rujukan kepada Kedatangan Kedua. Kata ini, Parousia, hanya digunakan di sini dalam seluruh tulisan Yohanes dan memiliki konotasi kedatangan raja yang sudah dekat.
Seara hurufiah ini adalah "sampai pada Parousia," yang artinya "kehadiran" dan digunakan untuk menyebut kunjungan raja. Istilah PB lain yang digunakan untuk Kedatangan Kedua adalah (1) epiphaneia, "penampakan muka dengan muka"; (2) apokalupis, "pembukaan selubung"; dan (3) "Hari Tuhan" dan variasi-variasi dari frasa ini. Pendahuluan dari kata "Tuhan" dalam perikop ini adalah YHWH, sebagaimana dalam ay. 10,11, dan Yesus dalam ay. 7,8,14. Kemenduaan tatabahasa ini adalah teknik yang lazim dari para penulis PB untuk menyatakan keTuhanan Yesus.
2:29 "jikalau" Ini adalah sebuah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL yang berarti kemungkinan tindakan. Di sini ini menunjuk pada suatu pengetahuan yang dianggap dimiliki bersama oleh orang percaya, namun tidak ditangkap oleh para guru palsu.
□ "kamu tahu" Ini kalau bukan suatu PRESENT ACTIVE INDICATIVE yang menyatakan suatu pengetahuan yang terus berjalan atau suatu PRESENT ACTIVE IMPERATIVE yang berbicara mengenai pengetahuan yang seharusnya dimiliki orang percaya.
□ "Ia" Ayat 28; 2:1; dan 3:7 menunjukkan bahwa ini menunjuk pada Yesus. Namun demikian, KATA GANTI terakhirnya "lahir daripadaNya" sepertinya menunjuk pada Allah Bapa karena frasa "lahir dari Allah" sedemikian seringnya digunakan (lih. 2Kor 3:9; 4:7; 5:1,4,18; Yoh 1:13).
□ "kebenaran. . .kebenaran" This is an expected family characteristic!
"lahir" Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE INDICATIVE yang berarti suatu dikondisikan secara tetap disebabkan oleh pelaku dari luar, yaitu Allah (lih. Yoh 3:3). Perhatikan penggunaan dari penggambaran satu lagi kekeluargaan yang lain untuk menjelaskan keKristenan (memang sebuah keluarga). Lihat catatan pada 3:1d.
3:1 "Lihatlah, betapa besarnya kasih" Kata untuk kasih yang digunakan di sini dan di seluruh I Yohanes adalah agapaō (KATA KERJA) atau agapē (KATA BENDA, lih. 2:5,15; 3:1,16,17; 4:7,8,9,10,12,16,17,18; 5:3). Kata ini digunakan dalam Bahasa Yunani Klasik, namun tidak sering. Sepertinya gereja mula-mula mendefinisikan kembali kata ini dalam terang injil. Kata ini digunakan untuk mewakili suatu kasih yang mendalam dan tinggal. Tidak adillah untuk berkata "sesuatu seperti kasih Allah yang rela menyerahkan diri" karena dalam injil Yohanes kata ini digunakan secara bersinonim dengan phileō (lih. 5:20; 11:3,36; 12:25; 15:19; 16:27; 20:2; 21:15,16,17). Namun demikian, cukup menarik bahwa kata ini selalu digunakan (dalam I Yohanes) dalam kaitan dengan orang percaya mengasihi orang percaya. Iman dan persekutuan dengan Yesus mengubah hubungan kita dengan Tuhan dan sesama manusia!
□ "yang dikaruniakan Bapa kepada kita" Ini adalah sebuah PERFECT ACTIVE INDICATIVE. Penggunaan bentuk kalimat ini yang berhubungan dengan Anugerah Allah yaitu keselamatan dalam Kristus adalah satu dasar alkitabiah bagi doktrin keamanan orang percaya (lih.Yoh 6:35-40; 10:1ff; Ef 2:5,8; 3:14; 5:1). Lihat Topik Khusus: Jaminan Kristen pada Yoh 6:37.
"sehingga kita disebut" Ini adalah sebuah AORIST PASSIVE SUBJUNCTIVE yang digunakan dalam pengertian suatu gelar kehormatan ("anak-anak Allah") yang diberikan oleh Allah.
□ "anak-anak Allah" Inilah fokus dari 2:29-3:10. Yaitu meneguhkan inisiatif Allah dalam keselamatan kita (lih. Yoh 6:44,65). Yohanes menggunakan istilah-istilah kekeluargaan untuk menjelaskan hubungan baru orang- orang percaya dengan Tuhan (lih. 2:29; 3:1,2,9,10; Yoh 1:12).
Cukup menarik bahwa Yohanes (lih. Yoh 3:3) dan Petrus (lih. 1Pet 1:3,23) menggunakan penggambaran kekeluargaan "lahir baru" atau "lahir dari atas," sementara Paulus menggunakan penggambaran kekeluargaan "adopsi" (lih. Rom 8:15,23; 9:4; Gal 4:15; Ef 1:5) dan Yakobus menggunakan penggambaran kekeluargaan "kelahiran" (lih. Yak 1:18) atau "melahirkan" untuk menjelaskan hubungan baru orang percaya dengan Allah melalui Kristus. KeKristenan adalah sebuah keluarga.
□ "dan memang kita adalah" Ini adalah suatu PRESENT INDICATIVE. Frasa ini tidak ditemukan dalam Alkitab King James Version karena tidak disertakan dalam naskah Yunani yang terkemudian yang digunakan sebagai dasar KJV. Namun demikian, frasa ini muncul di beberapa dari naskah Yunani yang tertua (P47,א, A, B, dan C). Lihat Lampiran Dua Mengeni Kritik Kenaskahan.
□ "dunia tidak mengenal kita" istilah "dunia" digunakan dalam suatu cara yang serupa secara teologis dengan 2:15-17. Dunia menyatakan masyarakat manusia yang diorganisir dan berfungsi terpisah dari Allah (lih. Yoh 15:18-19; 17:14-15). Aniaya dan penolakan oleh dunia adalah satu lagi bukti dari posisi kita dalam Kristus (lih. Mat 5:10-16).
□ "karena dunia tidak mengenal Dia" Ini nampaknya adalah suatu rujukan pada Allah Bapa karena dalam Injil Yohanes Yesus berkata lagi dan lagi bahwa dunia tidak mengenal Dia (Yoh 8:19,55; 15:18,21; 16:3). KATA GANTI dalam I Yoh tidak jelas. Dalam konteks ini pendahulunya secara ketatabahasaan adalah Bapa, namun rujukan teologis dalam ay. 2 adalah Anak. Namun demikian, dalam Yohanes ini mungkin ketidak jelasan yang disengaja karena melihat Yesus adalah melihat Allah (lih. Yoh 12:45; 14:9).
3:2 "tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak" Ini berbicara mengenai ketidak mampuan Yohanes untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa akhir jaman ini (lih. Kis 1:7) atau sifat tepatnya dari tubuh kebangkitan (lih. 1Kor 15:35-49). Ini juga menunjukkan bahwa 2:27 tidak berarti pengetahuan mendalam di setiap bidang. Bahkan pengetahuan Yesus mengenai peristiwa ini dibatasi sementara Ia berinkarnasi (lih. Mat 24:36; Mr 13:22).
□ "apabila Kristus menyatakan diri-Nya" Kata "apabila" ini mengantar suatu KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL. Kata ini di gunakan di sini bukan untuk mempertanyakan Kedatangan Kedua, namun untuk menyatakan ketidak pastian harinya.
□ "kita akan menjadi sama seperti Dia" Ini mencakup penyempurnaan dari keserupaan kita dengan Kristus (lih. 2Kor 3:18; Ef 4:13; Fili 3:21; dan Kol 3:4). Ini sering disebut "pemuliaan" (lih. Rom 8:28-30). Ini adalah puncak dari keselamatan kita! Transformasi eskatologis ini berhubungan dengan pemulihan sepenuhnya gambar Allah dalam manusia yang diciptakan dalam keserupaan dengan Dia (lih. Kej 1:26; 5:1,3; 9:6). Persekutuan yang intim dengan Allah menjadi mungkin lagi!
□ "sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya" Ayub rindu untuk melihat Allah (lih. Ayub 19:25-27). Yesus memberitahukan pada kita bahwa orang yang murni hatinya akan melihat Allah (lih. Mat 5:8). MelihatNya dalam kepenuhanNya berarti kita akan diubahkan menjadi serupa denganNya (lih. 1Kor 13:12). Ini menunjuk pada pemuliaan orang percaya (lih. Rom 8:29) pada Kedatangan Kedua. Jika "pembenaran" berarti merdeka dari hukuman dosa dan "pengkudusan" berarti merdeka dari kuasa dosa, maka "pemuliaan" berarti merdeka dari hadirat dosa!
3:3 Setiap orang" Kata Yunani pas muncul tujuh kali dari 2:29 sampai 3:10. Tidak ada pengecualian. Yohanes menyajikan kebenaran dalam kategori-kategori kaku hitam atau putih. Seseorang adalah anak Allah atau anak setan (lih. Rom 2:29; 3:3,4,6[dua kali],9,10).
□ "pengharapan itu" Istilah yang kebanyakan dipakai Paulus ini sering menunjuk pada Hari Kebangkitan (lih. Kis 23:6; 24:15; 26:6-7; Rom 8:20-25; 1Tes 2:19; Tit 2:13; 1Pet 1:3,21). Ini menyatakan kepastian dari peristiwanya, namun dengan suatu elemen waktu yang tidak jelas.
Yohanes tidak berbicara mengenai "pengharapan" akan Kedatangan Kedua sesering para penulis PB lainnya. Ini adalah satu-satunya penggunaan istilah ini dalam tulisan-tulisannya. Ia berfokus pada manfaat dan tanggung- jawab dari "tinggal" dalam Kristus sekarang! Namun demikian, ini tidak untuk mengisyaratkan bahwa ia tidak mengharapkan suatu penghakiman akhir jaman dari kejahatan (lih. 2:18) dan pemuliaan jaman akhir dari orang percaya (lih. 3:1-3).
"menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Kemurnian adalah penting (lih. Mat 5:8,48). Kita harus bekerja sama dalam proses penyucian (lih. 2Kor 7:1; Yak 4:8, 1Pet 1:22) tepat seperti dikatakan Yoh 1:12 mengenai kerjasama kita dalam proses pembenaran. Ketegangan yang sama antara bagian Allah (kedaulatan) dalam keselamatan kita dan bagian kita (kehendak bebas manusia) dapat dengan jelas dilihat dengan membandingkan Yeh 18:31 dengan 36:26-27. Allah selalu mengambil inisiatif (lih. Yoh 6:44,65), namun Ia telah menuntut bahwa umat perjanjian harus menanggapi dengan pertobatan dan iman awal dan juga pertobatan, iman, ketaatan, pelayanan, penyembahan, dan ketekunan yang terus menerus.
WAWASAN-WAWASAN KONTEKSTUAL UNTUK Yoh 3:4-10
- a. Perikop ini telah menjadi pusat kontroversi antara perfeksionisme Kristen (lih. Rom 6), yang kadang menyebutkan pengkudusan menyeluruh, dan keberdosaan terus-menerus dari orang Kristen (lih. Rom 7).
- b. Kita harus boleh membiarkan kecondongan teologis kita mempengaruhi eksegesis kita terhadap nasah ini. Juga, kita tidak boleh membiarkan naskah lain mempengaruhi naskah ini sampai pengkajian kita yang berdiri sendiri akan naskah ini telah selesai dan kita telah yakin apa yang dikatakan Yohanes baik dalam pasal 3 dan diseluruh kitab I Yohanes!
- c. Naskah ini secara jelas menyajikan sasaran yang dirindukan semua orang percaya, yaitu pembebasan total dari dosa. Kondisi ideal yang sama disajikan dalam Rom 6. Melali kuasa Kristus kita memiliki kemungkinan untuk kehidupan tanpa dosa.
- d. Namun demikian, perikop ini harus cocok dengan konteks yang lebih besar dari seluruh kitab I Yohanes
- 1. menafsirkan tanpa mempedulikan 1:8-2:2 (orang Kristen masih berdosa) akan merupakan kebodohan.
- 2. menafsirkan perikop ini sedemikian untuk mengalahkan maksud keseluruhan dari I Yohanes, yaitu jaminan keselamatan melawan klaim dari guru-guru palsu akan merupakan kebodohan juga
- 3. perikop ini harus dihubungkan dengan klaim dari guru-guru palsu mengenai tidak pentingnya ketidak berdosaan atau dosa. Kemungkinan 1:8-2:2 berurusan dengan satu ekstrim dari guru-guru palsu, sementara 3:1-10 berurusan dengan yang lainnya. Ingat bahwa menafsirkan surat-surat PB adalah seperti mendengarkan setengah dari suatu percakapan telepon.
- e. Suatu hubungan yang bersifat paradoks ada di antara dua perikop ini. Dosa dalam kehidupan Kristen adalah suatu masalah berulang dalam PB (lih. Rom 7). Ini membentuk ketegangan dialektika yang sama dengan pra-destinasi dan kehendak bebas atau keamanan dan ketekunan. Paradoks ini menyediakan suatu keseimbangan teologis dan menyerang posisi-posisi yang ekstrim. Guru-guru palsu menyajikan dua kesalahan dalam bidang dosa.
- f. Keseluruhan diskusi teologis ini didasarkan atas suatu kesalah pahaman mengenai perbedaan antara
- 1. posisi kita di dalam Kristus
- 2. perjuangan kita untuk menggenapi posisi tersebut secara pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
- 3. janji bahwa kemenangan akan menjadi milik kita satu hari nanti!
- Kita merdeka dari hukuman dosa (pembenaran) dalam Kristus, namun kita masih berjuang dengan kuasanya (pengkudusan progresif) dan satu hari nanti kita akan merdeka dari hadiratnya (pemuliaan). Buku ini sear keseluruhan mengajarkan prioritas untuk mengakui dosa kita dan berjuang menuju ketidak berdosaan.
- g. Satu lagi pilihan datang dari dualisme tulisan Yohanes. Ia menulis dalam kategori hitam dan putih (juga ditemukan dalam gulungan-gulungan kitab Laut Mati). Baginya seseorang ada dalam Kristus, dan kemudian menjadi benar atau dalam setan, dan kemudian menjadi penuh dosa. Tidak ada kategori ketiga. Ini berfungsi sebagai "Bel yang membangunkan" bagi KeKristenan pinggiran, kebudayaan, paruh-waktu, hanya hadir di upacara penguburan, atau Paskah saja!
- h. Beberapa rujukan untuk pokok-pokok yang sukar:
- 1. Untuk tujuh penafsiran tradisional perikop ini lihat "Surat-surat Yohanes" dalam Komentari Perjanjian Baru Tyndale oleh John R. W. Stott, terbitan Eerdman’s (hal. 130-136).
- 2. Untuk suatu perlakuan yang baik terhadap posisi dari Kesempurnaan lihat Teologia Kristen Vol. II, hal. 440ff oleh H. Orlon Willie, terbitan Beacon Hill Press.
- 3. Untuk suatu perlakuan yang baik terhadap doktrin terus berdosa dalam kehidupan Kristen lihat "Perfeksionisme" oleh B. B. Warfield terbitan the Presbyterian and Reformed Published Company.
Topik Teologia -> 1Yoh 3:1
Topik Teologia: 1Yoh 3:1 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Allah itu Kasih
Kel 34:6-7 Ula 7:6-8,13 Ula 10:15,18 Ula 23:5 1Ta 16:34 Ayu 7:12 Maz 32:10 ...
- Allah yang Berpribadi
- Pribadi Allah
- Allah itu Kasih
- Kel 34:6-7 Ula 7:6-8,13 Ula 10:15,18 Ula 23:5 1Ta 16:34 Ayu 7:12 Maz 32:10 Maz 36:8 Maz 42:9 Maz 59:18 Maz 63:4 Maz 86:5 Maz 103:17 Maz 106:1 Maz 107:1,8,43 Maz 136:1-5,26 Maz 138:2,8 Maz 145:8,17 Maz 146:8 Yes 38:17 Yer 31:3 Yer 33:11 Yoe 2:13 Yun 4:2 Mal 1:2 Mat 3:17 Yoh 3:16 Yoh 5:20 Yoh 14:23 Yoh 16:27 Yoh 17:24 Rom 5:8 Rom 8:38-39 2Ko 13:11 Efe 2:4-5 Tit 3:4-5 Ibr 12:6 1Yo 3:1 1Yo 4:7-11 Yud 1:21
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Penciptaan Umat Manusia
- Allah Menciptakan Manusia di Dalam Gambar-Nya
- Umat Allah Diciptakan Kembali Dalam Rupa Allah
- Keselamatan
- Keselamatan adalah Didasarkan Atas Kasih Allah
- Ula 7:7-8 Maz 6:5 Yoh 3:16 Yoh 14:21-24 Yoh 15:12-13 Yoh 16:27 Yoh 17:23,26 Rom 5:8 Efe 2:4-5 2Te 2:16 Tit 3:4-5 1Yo 3:1 1Yo 4:7-19 Wah 1:5
- Allah Memanggil Manusia untuk Menjadikannya Anak
- Kita adalah Anak-anak Allah
- Pengudusan
- Gereja
- Kiasan dan Nama untuk Umat Allah, Gereja
- Kiasan dan Nama dalam Perjanjian Baru
- Anak-anak Allah
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah ...
Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah Injil, tiga buah surat dan kitab Wahyu. Walaupun Yohanes tidak memperkenalkan dirinya dengan menyebut namanya di surat ini, saksi-saksi dari abad kedua (mis. Papias, Ireneus, Tertullianus, Klemens dari Aleksandria) menegaskan bahwa surat ini ditulis oleh rasul Yohanes, salah seorang dari dua belas murid Yesus. Kesamaan kuat dalam gaya penulisan, kosakata, dan tema di antara surat ini dengan Injil Yohanes memperkuat kesaksian kekristenan mula-mula yang dapat diandalkan bahwa kedua kitab ini ditulis oleh rasul Yohanes (Lihat "PENDAHULUAN INJIL YOHANES" 08173).
Penerima surat ini tidak disebutkan. Tidak ada salam atau nama orang, tempat, atau peristiwa di dalam surat ini. Penjelasan yang paling tepat untuk menerangkan kenyataan yang agak aneh ini ialah bahwa dari tempat tinggalnya di Efesus, Yohanes menulis surat yang sama kepada berbagai gereja di propinsi Asia yang berada di bawah tanggung jawab rasulinya (bd. Wahy 1:11). Karena jemaat-jemaat itu mempunyai persoalan dan kebutuhan yang sama, Yohanes menulis surat ini sebagai sebuah surat edaran dan mengutus utusan pribadinya yang membawa salamnya secara lisan.
Persoalan yang paling menonjol yang melatarbelakangi penulisan surat ini ialah ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan cara bekerjanya di dalam diri orang percaya. Beberapa orang, yang dahulu merupakan bagian dari sidang pembaca, kini sudah meninggalkan persekutuan jemaat (1Yoh 2:19), tetapi hasil dari ajaran palsu mereka masih memutarbalikkan Injil mengenai bagaimana mereka bisa "mengetahui" bahwa mereka mempunyai hidup kekal. Dari segi doktrin, ajaran sesat mereka menyangkal bahwa Yesus itulah Kristus (1Yoh 2:22; bd. 1Yoh 5:1) atau bahwa Kristus menjelma menjadi manusia (1Yoh 4:2-3); dari segi etika, mereka mengajarkan bahwa menaati perintah Kristus (1Yoh 2:3-4; 1Yoh 5:3) dan hidup kudus dan terpisah dari dosa (1Yoh 3:7-12) dan dari dunia (1Yoh 2:15-17) tidak diperlukan untuk iman yang menyelamatkan (bd. 1Yoh 1:6; 1Yoh 5:4-5).
Tujuan
Maksud Yohanes dalam menulis surat ini adalah dua:
- (1) untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru palsu, dan
- (2) untuk menasihati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh (1Yoh 1:4) dan kepastian (1Yoh 5:13) hidup kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus sebagai Putra Allah (1Yoh 4:15; 1Yoh 5:3-5,12), dan dengan kehadiran Roh Kudus (1Yoh 2:20; 1Yoh 4:4,13). Beberapa orang percaya bahwa surat ini juga ditulis untuk menemani Injil Yohanes.
Survai
Kepercayaan dan kelakuan dijalin secara erat sekali dalam surat ini. Para guru palsu, yang oleh Yohanes dinamakan "antikristus" (1Yoh 2:18-22) sedang meninggalkan ajaran rasuli mengenai Kristus dan kehidupan yang benar. Seperti surat 2 Petrus dan Yudas, surat ini dengan penuh semangat menolak dan menghukum guru palsu (mis. 1Yoh 2:18-19,22-23,26; 1Yoh 4:1,3,5) dengan ajaran dan kelakuan mereka yang merusak.
Dari segi yang positif, surat ini mengemukakan ciri-ciri persekutuan yang sejati dengan Allah (mis. (1Yoh 1:3--2:2) dan menyatakan lima ujian khusus bagi orang percaya untuk mengetahui dengan yakin bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal:
- (1) ujian kebenaran rasuli mengenai Kristus (1Yoh 1:1-3; 1Yoh 2:21-23; 1Yoh 4:2-3,15; 1Yoh 5:1,5,10,20);
- (2) ujian iman yang taat kepada perintah Kristus (1Yoh 2:3-11; 1Yoh 5:3-4);
- (3) ujian hidup yang kudus, yaitu berbalik dari dosa kepada persekutuan dengan Allah (1Yoh 1:6-9; 1Yoh 2:3-6,15-17,29; 1Yoh 3:1-10; 1Yoh 5:2-3);
- (4) ujian kasih akan Allah dan sesama orang percaya (1Yoh 2:9-11; 1Yoh 3:10-11,14,16-18; 1Yoh 4:7-12,18-21); dan
- (5) ujian kesaksian Roh (1Yoh 2:20,27; 1Yoh 4:13; 1Yoh 5:7-12). Yohanes menyimpulkan bahwa orang dapat mengetahui dengan pasti bahwa mereka memiliki hidup kekal (1Yoh 5:13) jikalau buah dari kelima bidang hidup ini nyata dalam hidup mereka.
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini mendefinisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang bertentangan dan dengan seakan-akan tidak memberikan peluang kompromi di antara terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak setan.
- (2) Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang berbicara mengenai Yesus sebagai pengantara (Yun. _parakletos_) kita dengan Bapa pada saat kita sebagai orang yang sungguh percaya berbuat dosa (1Yoh 2:1-2; bd. Yoh 14:16-17,26; Yoh 15:26; Yoh 16:7-8).
- (3) Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir seluruhnya pada kesaksian rasuli dan bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL jelas tidak ada.
- (4) Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan penyangkalan suatu bentuk ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan darah (yaitu, salib) Yesus tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus.
- (5) Gaya penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah seperti "terang", "kebenaran", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi", "kebenaran", "kesaksian", "lahir dari Allah", dan "hidup kekal".
Full Life: 1 Yohanes (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4)
I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28)
A. Prinsip-Prinsip Persekutuan d...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4) - I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28) - A. Prinsip-Prinsip Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:2) - 1. "Tidak Ada Kegelapan" Dalam Allah
(1Yoh 1:5) - 2. Tidak Ada Persekutuan Dalam Kegelapan
(1Yoh 1:6) - 3. Persekutuan Dalam Terang
(1Yoh 1:7) - 4. Persekutuan Dalam Penyucian dari Dosa
(1Yoh 1:8-2:2) - B. Manifestasi-Manifestasi Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 2:3-28) - 1. Ketaatan
(1Yoh 2:3-5) - 2. Keserupaan dengan Kristus
(1Yoh 2:6) - 3. Kasih
(1Yoh 2:7-11) - 4. Pemisahan dari Dunia
(1Yoh 2:12-17) - 5. Kesetiaan Kepada Kebenaran
(1Yoh 2:18-28) - II. Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:24) - A. Ciri-Ciri Khas Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:18) - B. Keyakinan Anak-Anak Allah
(1Yoh 3:19-24) - III.Roh Kebenaran
(1Yoh 4:1-6) - A. Mengenali Roh Kesesatan
(1Yoh 4:1,3,5) - B. Mengakui Roh Kebenaran
(1Yoh 4:2,4,6) - IV. Kasih Allah
(1Yoh 4:7-5:3) - A. Asal-Usul Ilahi dari Kasih
(1Yoh 4:7-10) - B. Tanggapan yang Layak Terhadap Kasih Allah
(1Yoh 4:11-13,19-21) - C. Tinggal Dalam Kasih Allah
(1Yoh 4:14-16) - D. Kesempurnaan Kasih
(1Yoh 4:17-18) - E. Ketaatan Kasih
(1Yoh 5:1-3) - V. Jaminan dari Allah
(1Yoh 5:4-20) - A. Mengenai Hal Mengalahkan Dunia
(1Yoh 5:4-5) - B. Mengenai Keterandalan Injil
(1Yoh 5:6-10) - C. Mengenai Hidup Kekal di Dalam Anak-Nya
(1Yoh 5:11-13) - D. Mengenai Jawaban-Jawaban untuk Doa
(1Yoh 5:14-17) - E. Mengenai Tiga Kepastian Besar
(1Yoh 5:18-20) - Penutup
(1Yoh 5:21)
Matthew Henry: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang aka...
- Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang akan meneguhkan (atau mungkin bagi sebagian orang malah melebihi) kepastian dari tradisi itu. Tampak bahwa penulisnya adalah salah seorang dari kumpulan rasul. Ini terlihat melalui keyakinannya, yang didasarkan pada bukti indrawi, akan kebenaran mengenai pribadi Sang Pengantara dalam kodrat manusia-Nya: Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup (ay. 1 Yohanes 3:1). Di sini ia memberi perhatian pada bukti yang diberikan Tuhan kepada Tomas akan kebangkitan-Nya, dengan meminta Tomas untuk merasakan bekas-bekas paku dan tombak, yang dicatat oleh Yohanes. Dia ini pasti salah seorang murid yang hadir ketika Tuhan datang pada hari yang sama waktu Ia bangkit dari antara orang mati, dan menunjukkan kepada mereka tangan-Nya dan lambung-Nya (Yoh. 20:20). Tetapi, supaya kita yakin ini rasul yang mana, hampir tak seorang pun penelaah atau ahli yang tidak akan tidak membenarkan (melainkan semuanya akan mengiyakan) berdasarkan telaah pemakaian kata-kata atau gaya mengemukakan argumen dan semangatnya bahwa penulis surat ini memang adalah penulis Injil yang disebut dengan Injil Yohanes. Injil Yohanes dan surat rasuli ini secara menakjubkan selaras dalam memberikan gelar-gelar dan sifat-sifat Sang Penebus: Firman, Hidup, Terang. Nama-Nya ialah: “Firman Allah.” (Bdk. 1Yoh.1:1 dan 1Yoh. 5:7 dengan Yoh. 1:1 dan Why. 19:13). Keduanya sepakat dalam mengagungkan kasih Allah kepada kita (3:1 dan 4:9; Yoh. 3:16), dan dalam berbicara tentang pembaharuan diri kita, atau perihal lahir dari Allah (3:9; 4:7, dan 5:1; Yoh. 3:5-6). Yang terakhir (tanpa memberikan contoh-contoh lagi, yang dengan mudah dapat dilihat dengan membandingkan surat ini dengan Injil Yohanes), keduanya sepakat dalam merujuk, atau menerapkan, bacaan dalam Injil Yohanes yang menceritakan (dan yang satu-satunya menceritakan) keluarnya air dan darah dari lambung Sang Penebus yang terbuka: Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah (5:6). Dengan demikian, tampak jelas bahwa surat ini mengalir dari pena yang sama yang juga menuliskan Injil Yohanes. Nah, saya tidak tahu kalau ada bacaan, atau cerita-cerita dalam Injil mana saja, yang memberi kita kepastian yang sedemikian pasti tentang siapa penulis atau pengarangnya seperti yang terjadi dengan Yohanes yang menggambarkan dengan jelas dirinya sebagai sang penulis. Dalam Injil itu (yaitu pasal 21:24), sang sejarawan suci ini memberitahukan dirinya sendiri seperti ini: Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Nah, siapa murid ini kalau bukan dia yang tentangnya Petrus bertanya, “Apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Dan tentang dia Tuhan menjawab, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu” (Yoh. 21:22). Dan yang digambarkan (Yoh. 21:20) dengan tiga ciri berikut ini:
- 1. Bahwa dia adalah murid yang dikasihi Yesus, sahabat Tuhan yang istimewa.
- 2. Bahwa ia juga duduk dekat Dia pada waktu mereka sedang makan bersama.
- 3. Bahwa ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?” Jadi, sepasti bahwa murid yang dimaksud itu adalah Yohanes, sepasti itu pula jemaat boleh yakin bahwa Injil itu dan surat ini berasal dari Yohanes yang terkasih.
- Dalam judul di atas dikatakan bahwa surat ini untuk umum, karena surat ini tidak ditulis untuk suatu jemaat tertentu. Sebaliknya, sebagai surat edaran (atau tugas kunjungan), surat ini dikirim ke berbagai jemaat (menurut sebagian orang di Partia), untuk meneguhkan mereka dalam kesetiaan yang teguh terhadap Kristus Tuhan, dan terhadap ajaran-ajaran suci tentang pribadi dan jabatan-Nya, melawan para penyesat. Dan untuk menggugah mereka supaya mereka menghiasi ajaran itu dengan kasih terhadap Allah dan manusia, dan khususnya terhadap satu sama lain, sebagai yang sama-sama lahir dari Allah, dipersatukan oleh Kepala yang sama, dan sedang melakukan perjalanan menuju hidup kekal yang sama.
Jerusalem: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam a...
SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam arti jang sebenarnja. Hal ini disebabkan karena pada pembukaannja tak dinjatakan alamat kepada siapa ia dikirim, lagi pula tak disertai salam-salam seperti biasa pada pembukaan surat-surat. Karenanja mereka menganggapnja sebagai chotbah sadja.
Dari pihak lain terdapat pula tanda-tanda jang menundjuxkan bahwa ini sesungguhnja surat. Jaitu dengan pemakaian ungkapan "aku bersurat kepada kamu".
Penulisnja
Apakah surat ini langsung ditulis oleh St. Joanes kurang pasti, sebab banjak ahli masih berselisih pendapat dalam soal ini. Akan tetapi kalau diperhatikan betul-betul, banjakali tanda-tanda jang menundjukkan surat ini sebagai surat St. Joanes dan ditulis seturut St Joanes, sebab disini St. Joanes menuliskan apa jang telah dilihat dan didengarnja sendiri. Disamping itu ia mau menjatakan autoritanja sebagai rasul. Masih banjak tanda-tanda lain jang menundjukkan baliwa surat ini sesungguhnja surat St. Joanes: persamaan Rata-rata, istilah- istilah dan adjaran jang terdapat dalam surat ini dengan Indjil IV.
Kesimpulannja: Orang bisa meragukan apakah surat ini ditulis oleh St Joanes sendiri atau tidak, tetapi jang pasti ialah bahwa isi surat ini adalah dari St. Joanes.
Tudjuan, tempat dan waktu menulisnja
Tudjuan surat ini menghindarkan serta melindungi orang-orang serani dari kesesatan-hesesatan jang berketjamuk pada waktu itu. Misalnja dari kesesatan jang membedakan Jesus dari Kristus, dan jang lain menjangkali Jesus djadi manusia dan jang tidak pertjaja kepada ke-Mesias-an Kristus.
Ditulis di Efesus, dan sesudah Indjil IV selesai ditulis.
BIS: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi
dorongan kepada para pembacanya su
SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi dorongan kepada para pembacanya supaya mereka hidup bersatu dengan Allah dan Anak-Nya Yesus Kristus. Kedua, untuk mengingatkan mereka supaya tidak mengikuti ajaran-ajaran salah yang dapat merusak kesatuan mereka dengan Allah dan Yesus Kristus. Ajaran-ajaran yang salah itu didasarkan atas kepercayaan bahwa apa saja yang bersentuhan dengan dunia, menghasilkan yang jahat; jadi, Yesus Anak Allah, tidak mungkin telah menjadi manusia. Guru-guru yang mengajarkan ajaran-ajaran yang salah itu berkata bahwa diselamatkan berarti dilepaskan dari urusan-urusan kehidupan di dunia ini; mereka mengajar juga bahwa keselamatan tidak ada hubungannya dengan hal-hal mengenai kesusilaan atau kasih terhadap sesama manusia.
Bertentangan dengan ajaran-ajaran itu, penulis surat ini mengemukakan dengan jelas bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh sudah menjadi manusia sejati. Ia menekankan juga bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus serta mengasihi Allah harus pula mengasihi satu sama lain.
Isi
- Pendahuluan
1Yoh 1:1-4 - Terang dan gelap
1Yoh 1:5-2:29 - Anak-anak Allah dan anak-anak Iblis
1Yoh 3:1-24 - Yang benar dan yang salah
1Yoh 4:1-6 - Kewajiban untuk mengasihi
1Yoh 4:7-21 - Kepercayaan yang membawa kemenangan
1Yoh 5:1-21
Ajaran: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti
ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakuk
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 90, dari kota Efesus.
Penerima : Orang-orang Kristen yang sedang berhadapan dengan ajaran-ajaran sesat. Ajaran sesat ini mengajarkan bahwa tidak mungkin Allah menjadi manusia. Selanjutnya ajaran sesat ini juga mengajarkan bahwa tingkah laku yang baik itu tidak perlu. Kitab ini ditujukan juga kepada semua orang percaya di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab I Yohanes terbagi atas 5 pasal. Di dalam Kitab ini diuraikan dengan jelas bagaimana seorang Kristen mengetahui ajaran sesat agar tidak termakan oleh ajaran sesat tersebut. Dan juga diuraikan tanda- tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Yohanes
Pasal 1 (1Yoh 1:1-4).
Pendahuluan
Pada pendahuluan dari surat Rasul Yohanes yang pertama kali, ia menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan persekutuan. Persekutuan terjadi, menurut Rasul Yohanes, kalau tujuan hidup kita sesuai dengan rencana Allah bagi hidup orang Kristen.
Pasal 1-2 (1Yoh 1:5-2:28).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang terang
Bagian ini menjelaskan dasar dari persekutuan dengan Allah ialah Yesus Kristus. Karena itu kalau kita berbuat dosa, maka kita harus mengakuinya di hadapan Allah. Kita juga harus hidup dalam terang Firman Allah, yaitu dengan melakukan perintah-Nya, dan patuh kepada kehendak-Nya. Buah dari hidup dalam terang adalah mengasihi saudara-saudara kita.
Pendalaman
- Apakah dasar dari persekutuan saudara dengan Allah? (perbuatan baik?).
- Apakah kita perlu mengakui dosa secara khusus? (baca 1Yoh 1:8-10).
- Apakah bukti bahwa seseorang bersekutu dengan Allah yang terang?
Pasal 2-4 (1Yoh 2:29-4:6).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang benar
Bagian ini menjelaskan bahwa karena Allah adalah benar, maka kita adalah anak-anak kebenaran. Karena itu kita akan mendapat perlawanan dari ketidakbenaran. Dan berarti bahwa anak-anak Allah tidak boleh terus menerus berada dalam perbuatan dosa, karena jika demikian menunjukkan bahwa kita bukan anak-anak kebenaran.
Pendalaman
- Apakah bukti bahwa orang Kristen memiliki hidup yang kekal?
- Apakah kita boleh hidup terus menerus dalam dosa?
Pasal 4-5 (1Yoh 4:7-5:5).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang kasih
Bagian ini menjelaskan bahwa setiap orang Kristen yang mengasihi berarti mengenal dan berasal dari Allah, karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita melalui Tuhan Yesus. Dan jika kita tetap mengasihi, maka Allah tetap berada di dalam kita. Tetapi jika kita mengatakan kita memiliki hidup kekal dan membenci saudara-saudara kita, maka kita adalah pembohong, karena kasih Allah itu dilihat dalam kehidupan anak-anak-Nya.
Pendalaman
- Siapakah yang lebih dahulu mengasihi kita?
- Apakah tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal?
- Melalui perbuatan siapakah kasih Allah dapat dilihat?
Pasal 5 (1Yoh 5:6-5:20).
Pengajaran tentang kepastian-kepastian
Bagian ini menjelaskan bahwa kalau seseorang memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup kekal. Dan Allah akan menjawab doa-doanya. Tetapi harus diketahui bahwa setiap orang yang mengaku bahwa ia adalah anak-anak Allah dan tetap berbuat kejahatan maka ia bukanlah anak-anak Allah.
Pendalaman
- Apakah hidup kekal yang diterima orang Kristen itu pasti?
- Apakah yang membedakan anak-anak Allah dari anak-anak kejahatan?
-
Penutup
Dalam bagian akhir surat (Kitab) ini, Rasul Yohanes memperingatkan agar anak-anak Allah berhati-hati terhadap segala berhala. Atau dengan kata lain, seorang yang memiliki persekutuan dengan Allah tidak boleh menyembah berhala. Jika ia tetap menyembah berhala, maka sebenarnya ia tidak memiliki persekutuan dengan Allah, dan ia seorang pembohong.
Pendalaman
- Apakah yang dipertimbangkan oleh Rasul Yohanes mengenai setiap oran percaya?
- Apakah berhala itu hanya terbatas pada patung-patung saja?
II. Kesimpulan
Kitab I Yohanes mengajarkan agar sukacita orang Kristen menjadi sempurna (1Yoh 1:4), orang Kristen tidak hidup dalam dosa (1Yoh 2:1), dapat menolak ajaran sesat (1Yoh 2:26), dan mengetahui bahwa mereka memiliki hidup yang kekal (1Yoh 5:13).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab I Yohanes?
- Apakah pusat pengajaran I Yohanes?
- Mengapakah orang-orang Kristen harus hidup saling mengasihi?
- Apakah yang dimiliki oleh orang Kristen?
Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulis
Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?
Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulisnya. Yang paling mendekati hanyalah sebutan 'penatua' (2 Yoh. 1; 3 Yoh. 1). Namun demikian, ada hal-hal tertentu yang memberikan beberapa bukti seperti yang pernah terjadi beberapa tahun silam ketika orang-orang Kristen mula-mula menyatakan bahwa ketiga surat itu telah ditulis oleh Rasul Yohanes.
1. Gaya dan buah pikiran dalam ketiga surat itu sama. Siapa pun yang telah menulis surat pertama rupa-rupanya menulis pula kedua surat lainnya. Lebih dari pada itu, kita menemukan kata-kata dan pikiran yang sama seperti dalam Injil Yohanes. Seperti kita lihat, walaupun nama Yohanes tidak disebut, banyak pendapat mengatakan mungkin ia ada di belakang surat-surat tersebut. Dalam I Yohanes penulis menegaskan bahwa ia telah menjadi saksi mata kehidupan Yesus (1 Yoh. 1:1-3).
2. Pula, terdapat juga otoritas yang kuat dan jelas dalam surat-surat itu yang menjadi ciri-ciri para wakil khusus Yesus, yaitu para rasul. Ada cerita dari tradisi lama yang mengatakan bahwa Yohanes menghabiskan hari- hari tuanya di Efesus. Jika hal ini benar, maka surat-surat ini ditulis pada masa itu. Bahkan pada saat itu, ia lebih dikenal sebagai seorang 'penatua' dalam arti 'seorang tua yang dihormati'.
UNTUK SIAPA SURAT-SURAT INI?
Surat pertama tidak tertera alamat yang dituju sama sekali dan tidak ditujukan kepada pihak tertentu. Tampaknya surat ini merupakan surat edaran yang ditulis untuk sejumlah gereja yang sedang menghadapi masalah yang sama. Surat yang kedua ditujukan kepada 'seorang ibu yang terpilih' (2 Yoh. 1), dan pendapat yang paling lazim adalah surat ini diberikan kepada seorang ibu Kristen yang anak-anaknya juga hidup dalam kebenaran (2 Yoh. 4). Namun demikian, beberapa orang berpendapat bahwa ini merupakan cara Yohanes berbicara tentang suatu gereja. Surat ketiga ditujukan kepada seorang teman yang bernama Gayus, seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan istimewa mengatur dan memelihara para pekerja Kristen (3 Yoh. 5-8).
APA MASALAH YANG DIHADAPI?
Terdapat dua masalah sekaligus. Seperti jemaat Kristen lainnya, mereka diwabahi oleh guru-guru palsu yang menggiring banyak orang ke jalan sesat. Akibatnya, iman Kristen sejati diguncangkan. Bagaimana mereka dapat memastikan bahwa mereka benar-benar Kristen? Bagaimana mereka dapat memberitakan kebenaran dari kesalahan? Rupanya para guru palsu, dan juga seperti yang dilakukan banyak guru lainnya, menolak ajaran para rasul yang menandaskan bahwa Yesus adalah benar-benar Allah dan benar-benar manusia. Masa kini kita terbiasa dengan orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa. Anehnya, pada masa itu mereka mempertanyakan apakah Ia sungguh-sungguh manusia. Banyak orang sulit untuk mempercayai bahwa Anak Allah dapat benar-benar hidup di antara kita dalam tubuh manusia. Yohanes mengatakan bahwa pada saat Anda mulai merendahkan Yesus dengan cara apa pun juga, Anda akan kehilangan kabar gembira itu sama sekali.
Pesan
Kepastian - dan ujian terhadap ajaran palsu
Kita mempunyai:
1. Injil yang benar dan asli.o Anak Allah benar-benar telah datang. 1Yo 4:2, 15; 5:1, 6-10
o Mereka yang telah melihat dan mendengar. 1Yo 1:1-4; 4:6
o Menolak Dia, menolak Allah. 1Yo 2:22-24;5:10-12; 2Yoh 9
2. Janji pengampunan Allah.
o Janji ini sangat jelas. 1Yo 1:9; 2:12
o Sebab Yesus telah mati. 1Yo 2:1, 2; 4:10
o Bagaimanapun perasaan kita. 1Yo 3:19-22
3. Cara hidup baru.
o Kuasa untuk memutuskan dosa. 1Yo 3:4-10;5:4
o Dan mengalahkan Setan. 1Yo 2:13, 14; 3:8,9; 4:4
o Melakukan apa yang Allah kehendaki. 1Yo 2:17, 29; 3:3
o Engkau tidak dapat melakukan kedua-duanya. 1Yo 1:6,7; 2:3-6
4. Roh Kudus mendiami kita.
o Pengertian dari Allah sendiri. 1Yo 2:20, 27
o Keyakinan yang sungguh. 1Yo 3:24; 4:13 5:7-10
5. Kasih baru, satu terhadap yang lain.
o Kristen sejati mengasihi sesamanya. 1Yo 3:14, 23, 24; 4:7, 12, 16, 21; 5:1-3
o Mengasihi berarti menyerahkan diri. 1Yo 3:16; 4:9-11
o Jika kita tidak mengasihi. 1Yo 2:9-11; 3:14, 15, 17; 4:8, 20
o Lakukan terus.1Yo 3:11, 18, lihat 2Yohanes 1:5,6
Penerapan
1.Anda dapat memastikan bahwa Anda adalah anak Allah.Anda dapat mengalami
- persekutuan dengan Dia dan sesama
- sukacita penuh
- doa yang dijawab
- perasaan memiliki yang mendalam
2. Iman yang sejati akan membawa kita kepada suatu kehidupan yang lain.
Ini berarti
- berhenti dari kebiasaan berbuat dosa
- memiliki kasih yang baru untuk orang lain
- siap untuk melakukan kehendak Allah
Jika kita belum memiliki semua itu, apakah kita sudah benar-benar menjadi Kristen?
3.Anda akan menonjol dibandingkan yang lain.
Dunia berada dibawah kuasa Setan
o Anda harus menghindari jalan jalannya
o Setan akan membenci Anda
4.Guru-guru palsu banyak berkeliaran.
o Anda dapat mengenali mereka dari
- apa yang mereka ajarkan
- cara hidup mereka
o Anda mempunyai penangkalnya sebab Anda
- memiliki kebenaran
- dapat menguji kesalahan dengan kebenaran
Tema-tema Kunci
1. Hidup.
Sebagaimana dengan Injil, karunia Allah bagi orang percaya adalah hidup. Lihat 1Yo 1:1, 2; 2:25; 3:14; 4:9; 5:11, 12
2. Terang dan kebenaran.
Kristus datang untuk menunjukkan kepada kita siapa Allah dan jalan jalan-Nya, untuk memberi kita terang (1Yo 1:5-7; 2:8-11). Ini berarti kita mengetahui kebenaran atas banyak haI (1Yo 1:8; 2:21, 27; 5:20 lihat 2Yoh 1, 2, 4; 3 Yoh. 1, 3, 4, 12). Perhatikanlah, kita tidak cukup hanya mengetahui kebenaran, tetapi kita harus melakukannya.
3. Dosa.
Perhatikan bagaimana Yohanes menggambarkan dosa. Dalam pikirannya masalah ini sangatjelas. Lihat 1Yo 1:6, 8-10; 2:1; 3:4-6, 8; 5:16-18
4. Dunia.
Yohanes memakai kata ini lebih dari satu arti. Lihatlah ayat-ayat acuannya (1Yo 2:2, 15-17; 3:13; 4:1, 3-5, 17; 5:4, 5, 19) dan perhatikan terutama hal-hal yang berhubungan dengan dunia yang jahat dan tidak bertuhan, tempat orang Kristen harus hidup.
5. Menetap.
Kata ini yang berarti 'tetap' atau 'tidak kunjung habis', menyatakan hubungan dengan Kristus yang tetap dan terus menerus tidak akan berhenti yang kita miliki sekarang ini dengan Kristus. Lihat 1Yo 2:6, 10, 24, 28; 3:6, 9, 15, 17, 24; 4:12, 13, 15, 16 (lihat 2Yoh 1:2; Yoh 15:1-11).
6. Lahir dari Allah.
Seperti Yesus, Yohanes berbicara tentang 'lahir dari Allah' sebagai awal dari kehidupan Kristen kita. Lihat bagaimana ia menggambarkan hal ini 2:29; ~:1, 2, 9, 10; 4:7; 5:1, 2, 18.
7. Yesus Kristus.
Oleh karena Yesus diserang, Yohanes mengatakan hal-hal yang positif tentang Dia. Pelajari ayat-ayat acuan yang menjelaskan tentang siapa Dia (1Yo 1:1-3; 2:1, 22-24; 1Yo 3:5, 7; 4:2, 3, 9, 14; 5:5, 6, 8) dan apa yang telah dilakukan-Nya untuk kita (1Yo 1:7; 2:2; 3:5, 8; 4:10).
Garis Besar Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1Para saksi mata
1Yo 1:2-4Para pengkhotbah
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1 | Para saksi mata |
1Yo 1:2-4 | Para pengkhotbah |
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
1Yo 1:5 | Allah adalah terang |
1Yo 1:6-10 | Tiga kemustahilan |
1Yo 2:1-2 | Tersedia pengampunan |
[3] 'MENAATI DAN MENGASIHI' 1Yo 2:3-17
1Yo 2:3-6 | Mengetahui berarti menaati |
1Yo 2:7-11 | Menaati berarti mengasihi |
1Yo 2:12-14 | Kamu adalah milik-Nya |
1Yo 2:15-17 | Jangan mengasihi dunia |
[4] 'BAGAIMANA MENGHADAPI PARA PENYESAT' 1Yo 2:18-29
1Yo 2:18-20 | Belajar membedakan |
1Yo 2:21-25 | Lakukan pengujian |
1Yo 2:26-27 | Bersandar pada Roh Kudus |
1Yo 2:28-29 | Perhatikan tingkah-laku mereka |
[5] 'KITA ADALAH ANAK-ANAK ALLAH' 1Yo 3:1-10
1Yo 3:1 | Hak istimewa |
1Yo 3:2-3 | Kemampuan |
1Yo 3:4-10 | Ke mungkinan-ke mu ngkinan |
[6] 'TUNJUKAN KASIH KEKELUARGAAN' 1Yo 3:11-24
1Yo 3:11-18 | Kasih dan kebencian |
1Yo 3:19-24 | Kasih dan keyakinan |
[7] 'UJI AJARAN MEREKA' 1Yo 4:1-6
1Yo 4:1-3 | Sesuaikah dengan fakta? |
1Yo 4:4-6 | Atau diterimakah oleh dunia? |
[8] 'BUKTI KASIH' 1Yo 4:7-21
1Yo 4:7-12 | Kasih Kristen sejati |
1Yo 4:13-21 | Kita boleh yakin |
[9] 'YAKINLAH...' 1Yo 5:1-12
1Yo 5:1-5 | Perubahan dalam hidup kita |
1Yo 5:6-12 | Dasar yang kuat untuk percaya |
[10] 'PERCAYA KEPADA ALLAH' 1Yo 5:13-21
1Yo 5:13-15 | Ia mendengar |
1Yo 5:16-17 | Ia mengampuni |
1Yo 5:18-19 | Ia memelihara |
1Yo 5:20-21 | Ia memuaskan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi