Teks -- Hosea 8:1-14 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Hos 8:2-3 - KEPADA-KU MEREKA BERSERU-SERU.
Nas : Hos 8:2-3
Israel akan tetap berseru-seru kepada Allah dan mengaku melayani
Dia, tetapi pengakuan itu tidak akan ada manfaat bagi mereka. Ibad...
Nas : Hos 8:2-3
Israel akan tetap berseru-seru kepada Allah dan mengaku melayani Dia, tetapi pengakuan itu tidak akan ada manfaat bagi mereka. Ibadah mereka kepada Allah tercemar oleh kehidupan mereka yang duniawi dan penuh dosa. Mereka memuji Allah tetapi pada saat bersamaan menolak jalan-jalan-Nya yang benar.
Full Life: Hos 8:4 - MENGANGKAT RAJA, TETAPI TANPA PERSETUJUAN-KU.
Nas : Hos 8:4
Umat itu memilih para pemimpin yang tidak disetujui oleh Allah.
Rasul Paulus memperingatkan mengenai saat ketika gereja-gereja akan m...
Nas : Hos 8:4
Umat itu memilih para pemimpin yang tidak disetujui oleh Allah. Rasul Paulus memperingatkan mengenai saat ketika gereja-gereja akan memilih gembala yang tidak memenuhi syarat menurut standar-standar kebenaran Allah
(lihat cat. --> 2Tim 4:3-4;
lihat cat. --> 2Tim 4:4;
[atau ref. 2Tim 4:3-4]
lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).
Full Life: Hos 8:7 - MENABUR ANGIN ... MENUAI PUTING BELIUNG.
Nas : Hos 8:7
Israel telah menabur angin dosa dan penyembahan berhala; sekarang
mereka akan mengalami puting beliung serbuan Asyur. Kita harus inga...
Nas : Hos 8:7
Israel telah menabur angin dosa dan penyembahan berhala; sekarang mereka akan mengalami puting beliung serbuan Asyur. Kita harus ingat bahwa tindakan dan sikap berdosa menabur benih-benih yang akan menghasilkan buah-buah kejahatan di dalam hidup kita (lih. Ayub 4:8; Gal 6:7; bd. Mazm 126:5-6; Ams 11:18; 2Kor 9:6).
Full Life: Hos 8:11 - MEZBAH-MEZBAH ITU MENJADIKAN MEREKA BERDOSA
Nas : Hos 8:11
(versi Inggris NIV -- mezbah-mezbah untuk berbuat dosa).
Mezbah-mezbah yang didirikan Israel di utara tidak diperintahkan Allah;
kor...
Nas : Hos 8:11
(versi Inggris NIV -- mezbah-mezbah untuk berbuat dosa). Mezbah-mezbah yang didirikan Israel di utara tidak diperintahkan Allah; korban-korban mereka dengan demikian menyatakan ambisi dan keinginan mereka sendiri. Ibadah kita kepada Tuhan harus dilandaskan pada ajaran Alkitab dan mengikuti kebiasaan gereja PB. Penyembahan palsu mungkin kelihatan indah bagi perasaan kita dan mungkin juga menghibur kita, tetapi itu masih berdosa karena menggantikan penyembahan yang benar di dalam Roh Allah dengan cara-cara duniawi (bd. Yoh 4:23-24;
lihat art. IBADAH).
Full Life: Hos 8:12 - PENGAJARAN-KU ... SESUATU YANG ASING.
Nas : Hos 8:12
Jauh sebelum zaman Hosea, Allah telah memberikan perintah-perintah
dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Tetapi umat itu memperlakukan ...
Nas : Hos 8:12
Jauh sebelum zaman Hosea, Allah telah memberikan perintah-perintah dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Tetapi umat itu memperlakukan Firman Allah sebagai hal yang asing atau aneh. Banyak orang di dalam gereja dewasa ini jarang membaca Alkitab atau menghargai hukum-hukum Allah; perintah-perintah Firman-Nya tidak cocok bagi mereka karena mereka ingin terus hidup dalam dosa.
BIS -> Hos 8:10
BIS: Hos 8:10 - menghukum mereka menghukum mereka atau: mereka tak akan lagi mengangkat raja atau pejabat-pejabat mereka sendiri.
menghukum mereka atau: mereka tak akan lagi mengangkat raja atau pejabat-pejabat mereka sendiri.
Jerusalem: Hos 8:1 - rajawali Burung ini melambangkan malapetaka yang tiba-tiba menimpa orang, bdk Yer 48:40; 49:22
Burung ini melambangkan malapetaka yang tiba-tiba menimpa orang, bdk Yer 48:40; 49:22
Jerusalem: Hos 8:1 - rumah TUHAN Ialah Tanah Suci, milik Tuhan, bdk Hos 9:15, bukannya sebuah bait Allah
Ialah Tanah Suci, milik Tuhan, bdk Hos 9:15, bukannya sebuah bait Allah
Jerusalem: Hos 8:1 - pengajaranKu Kata Ibrani yang dipakai juga dapat diterjemahkan dengan: hukum TauratKu. Dalam kedua larik ini perjanjian dan hukum Taurat sejalan dan searti. Begitu...
Kata Ibrani yang dipakai juga dapat diterjemahkan dengan: hukum TauratKu. Dalam kedua larik ini perjanjian dan hukum Taurat sejalan dan searti. Begitu pula halnya dalam tradisi Elohista (Kel 24:8), dalam tradisi Ulangan (Ula 4:13) dan dalam tradisi Para Imam (Ima 26:15). Nabi Hosea termasuk tradisi Ulangan.
Ialah negeri Asyur.
Jerusalem: Hos 8:4 - telah mengangkat raja... Bdk 1Sa 8:1+; 1Sa 11:12+. Rupanya Hosea tidak mengutuk pemerintahan berupa kerajaan dan tidak pula kerajaan Samaria yang melawan wangsa kerajaan ketur...
Bdk 1Sa 8:1+; 1Sa 11:12+. Rupanya Hosea tidak mengutuk pemerintahan berupa kerajaan dan tidak pula kerajaan Samaria yang melawan wangsa kerajaan keturunan Daud di Yerusalem. Nabi mencela penggulingan takhta beruntun-runtun yang dicetuskan oleh suatu sikap dan semangat yang tidak sedikitpun bersangkutan dengan kesetiaan pada Tuhan.
Dalam naskah Ibrani tertulis: Ia menolak.
Jerusalem: Hos 8:6 - -- Kecaman atas berhala semacam ini banyak terdapat dalam kitab para nabi, bdk Yes 40:18+; Yes 41:21+.
Jerusalem: Hos 8:8-10 - -- Nubuat ini kiranya diucapkan nabi sesudah pembuangan yang menyusul perang Israel-Siria dengan kerajaan Yahuda (th 734 seb Mas) 2Ra 15:29.
Nubuat ini kiranya diucapkan nabi sesudah pembuangan yang menyusul perang Israel-Siria dengan kerajaan Yahuda (th 734 seb Mas) 2Ra 15:29.
Jerusalem: Hos 8:9 - membagi-bagi hadiah cinta Ini menyinggung upeti yang dibayar kepada raja Asyur, Hos 5:13+, dan barangkali juga hadiah-hadiah yang dikirim ke raja Mesir. Kekasih-kekasih Israel ...
Ini menyinggung upeti yang dibayar kepada raja Asyur, Hos 5:13+, dan barangkali juga hadiah-hadiah yang dikirim ke raja Mesir. Kekasih-kekasih Israel di sini bukannya allah-allah negeri Kanaan, seperti halnya dalam bab 1-3, tetapi negara-negara asing. Tetapi hubungan-hubungan dengan negara-negara asingpun dikecam sebagai "zinah" oleh karena melanggar perjanjian dengan Tuhan. Selebihnya hubungan-hubungan kenegaraan itu selalu menganjurkan pemujaan dewa-dewa negara lain itu. Hubungan politik semacam itu menyatakan bahwa umat Israel kurang percaya pada Tuhan,satu-satunya Penyelamat Israel, bdk Yes 30:1-5; 31:1-3.
Jerusalem: Hos 8:10 - dan sebentar lagi... para pemuka Ini menurut terjemahan Yunani. Dalam naskah Ibrani terbaca: dan sebentar lagi mereka akan menderita beban raja para pemuka. Raja para pemuka itu ialah...
Ini menurut terjemahan Yunani. Dalam naskah Ibrani terbaca: dan sebentar lagi mereka akan menderita beban raja para pemuka. Raja para pemuka itu ialah raja Asyur. Kalau demikian orang Israel "dikumpulkan" untuk masuk pembuangan.
Naskah Ibrani masih menambah: untuk berdosa.
Jerusalem: Hos 8:13 - Mereka mencintai... memakannya Terjemahan ini tidak pasti. Naskah Ibrani rusak dan diperbaiki
Terjemahan ini tidak pasti. Naskah Ibrani rusak dan diperbaiki
Bdk Ula 32:15,18; Yer 2:27.
Ende: Hos 8:1 - -- Tanduk ditiup untuk menggemparkan penduduk negeri (rumah Jahwe). Musuh
(radjawali, Asjur) sudah menjerbu.
Tanduk ditiup untuk menggemparkan penduduk negeri (rumah Jahwe). Musuh (radjawali, Asjur) sudah menjerbu.
Israil mengangkat radjanja sendiri akan ganti wangsa Dawud jang dipilih Jahwe.
Ende: Hos 8:4 - berhala2 ialah: anak2 sapi jang dibuat Jerobe'am di Betel dan Dan, pusat
ibadah negara jang baru.
ialah: anak2 sapi jang dibuat Jerobe'am di Betel dan Dan, pusat ibadah negara jang baru.
Israil ditelan dengan direbut dan didjadjah musuh (Asjur).
Ende: Hos 8:9 - kendak2nja jakni kekuasaan asing (Asjur), jang disorong Israil dengan
meminta dan membajar pertolongannja.
jakni kekuasaan asing (Asjur), jang disorong Israil dengan meminta dan membajar pertolongannja.
Ende: Hos 8:10 - -- Sebelum Israil dibuang masih "dihimpun" (tinggal ber-sama2) dinegerinja sendiri
serta disiksa oleh radja2 dan pemimpin2nja sendiri, jang memeras rakj...
Sebelum Israil dibuang masih "dihimpun" (tinggal ber-sama2) dinegerinja sendiri serta disiksa oleh radja2 dan pemimpin2nja sendiri, jang memeras rakjat untuk membajar padjak kepada Asjur.
"(mengedjar)nja, diperbaiki. Kata ganti diri Hibrani tidak biasa bentuknja.
naskah Hibrani pakai mufrad, seharusnja djamak.
diperbaiki. Tertulis: "DitolakkanNja".
diperbaiki, Tertulis: "memulai (bergetar)".
ditambahkan. (Lih. terdjemahan Junani).
Endetn: Hos 8:10 - -- Bagian pertama ajat ini diterdjemahkan oleh terdjemahan Junani: "dan mereka akan berhenti sebentar mengurapi radja2 serta pemimpin".
Bagian pertama ajat ini diterdjemahkan oleh terdjemahan Junani: "dan mereka akan berhenti sebentar mengurapi radja2 serta pemimpin".
diperbaiki. Kata Hibrani tidak dapat diartikan (pemberian2ku).
Ref. Silang FULL: Hos 8:1 - Tiuplah sangkakala // laksana rajawali // melangkahi perjanjian-Ku // terhadap pengajaran-Ku · Tiuplah sangkakala: Bil 10:2; Bil 10:2; Yeh 33:3; Yeh 33:3
· laksana rajawali: Ul 28:49; Ul 28:49; Yer 4:13
· melangkahi perjan...
· Tiuplah sangkakala: Bil 10:2; [Lihat FULL. Bil 10:2]; Yeh 33:3; [Lihat FULL. Yeh 33:3]
· laksana rajawali: Ul 28:49; [Lihat FULL. Ul 28:49]; Yer 4:13
· melangkahi perjanjian-Ku: Yer 11:10; [Lihat FULL. Yer 11:10]
· terhadap pengajaran-Ku: Hos 4:6; [Lihat FULL. Hos 4:6]; Hos 6:7; [Lihat FULL. Hos 6:7]
Ref. Silang FULL: Hos 8:4 - tanpa persetujuan-Ku // membuat berhala-berhala · tanpa persetujuan-Ku: Hos 13:10
· membuat berhala-berhala: Hos 2:7; Hos 2:7; Hos 13:1-2
· tanpa persetujuan-Ku: Hos 13:10
· membuat berhala-berhala: Hos 2:7; [Lihat FULL. Hos 2:7]; Hos 13:1-2
Ref. Silang FULL: Hos 8:5 - hai Samaria // dapat disucikan · hai Samaria: Hos 8:6; Hos 10:5
· dapat disucikan: Yer 13:27
Ref. Silang FULL: Hos 8:6 - bukan Allah // anak lembu // Samaria · bukan Allah: Yer 16:20; Yer 16:20; Hos 14:4
· anak lembu: Kel 32:4; Kel 32:4
· Samaria: Hos 8:5; Hos 8:5
Ref. Silang FULL: Hos 8:7 - puting beliung // menghasilkan tepung // lain menelannya · puting beliung: Ayub 4:8; Ayub 4:8; Ams 22:8; Yes 66:15; Hos 10:12-13; Nah 1:3; Gal 6:8
· menghasilkan tepung: Ul 28:38; Ul 28:38; Yes...
Ref. Silang FULL: Hos 8:8 - sudah ditelan // tidak disukai · sudah ditelan: Yer 51:34
· tidak disukai: Yer 22:28
Ref. Silang FULL: Hos 8:9 - ke Asyur // keledai hutan // hadiah cinta · ke Asyur: Yer 2:18; Yer 2:18
· keledai hutan: Kej 16:12; Kej 16:12
· hadiah cinta: Yer 22:20; Yer 22:20; Yeh 23:5; Hos 5:13; Ho...
Ref. Silang FULL: Hos 8:10 - akan mengumpulkan · akan mengumpulkan: Yeh 16:37; Yeh 16:37; Yeh 22:20; Yeh 22:20
· mereka berdosa: Hos 10:1; 12:12
Ref. Silang FULL: Hos 8:13 - dan memakannya // kepada mereka // akan mengingat // menghukum dosa // ke Mesir · dan memakannya: Yer 7:21; Yer 7:21
· kepada mereka: Yer 6:20; Yer 6:20; Hos 9:4
· akan mengingat: Hos 7:2; 9:9; Am 8:7
·...
Ref. Silang FULL: Hos 8:14 - telah melupakan // Pembuatnya // sehingga puri · telah melupakan: Ul 32:18; Ul 32:18; Yes 17:10; Yes 17:10; Hos 2:12; Hos 2:12
· Pembuatnya: Mazm 95:6; Mazm 95:6
· sehingga pur...
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Hos 8:1-7; Hos 8:8-14
Matthew Henry: Hos 8:1-7 - Dosa dan Hukuman Israel; Kejahatan-kejahatan Didakwakan atas Israel
Pasal ini, seperti pasal sebelumnya, terbagi atas dosa dan hukuman Israel. Setiap ayat hampir menyatakan kedua-duanya, dan semuanya dimaksudkan ...
- Pasal ini, seperti pasal sebelumnya, terbagi atas dosa dan hukuman Israel. Setiap ayat hampir menyatakan kedua-duanya, dan semuanya dimaksudkan untuk membawa mereka pada pertobatan. Ketika mereka melihat sifat jahat dari dosa mereka, di dalam gambarannya, mereka tentu sadar betapa sudah menjadi kewajiban mereka untuk bertobat dari suatu hal yang memang begitu jahat dengan sendirinya. Dan ketika mereka melihat akibat-akibat yang merusak dari dosa mereka, di dalam nubuatan tentangnya, mereka tentu memahami betapa sudah menjadi kepentingan mereka untuk bertobat guna mencegahnya.
- I. Dosa Israel di sini dikemukakan,
- 1. Dalam banyak ungkapan umum (ay. 1, 3, 12, 14).
- 2. Dalam banyak contoh khusus, yaitu mengangkat raja tanpa persetujuan Allah (ay. 4), menegakkan berhala-berhala untuk melawan Allah (ay. 4-6, 11), dan mengadakan persekutuan dengan bangsa-bengsa tetangga (ay. 8-10).
- 3. Dalam hal berikut yang memperberat dosa itu, bahwa mereka masih tetap mengaku beragama dan berhubungan dengan Allah (ay. 2, 13-14).
- II. Hukuman atas Israel di sini dikemukakan sebagai sesuatu yang sesuai dengan dosa yang diperbuat. Allah akan mendatangkan seorang musuh kepada mereka (ay. 1, 3). Semua rencana mereka akan dihancurkan (ay. 7). Keyakinan yang mereka andalkan pada semua berhala dan persekutuan mereka dengan bangsa asing akan mengecewakan mereka (ay. 6, 8, 10). Kekuatan mereka di dalam negeri sendiri akan runtuh (ay. 14). Korban-korban mereka tidak akan diperhitungkan, sedangkan dosa-dosa mereka justru akan diperhitungkan (ay. 13).
Dosa dan Hukuman Israel; Kejahatan-kejahatan Didakwakan atas Israel (8:1-7)
- Teguran dan ancaman diperkenalkan di sini dengan sebuah perintah kepada Nabi Hosea untuk meniup sangkakala (ay. 1), dan dengan demikian untuk memaklumkan perkumpulan raya, supaya semua orang dapat memperhatikan apa yang hendak disampaikannya dan menerima peringatan darinya. Ia harus membunyikan tanda bahaya, harus menyatakan perang di dalam nama Allah terhadap bangsa yang memberontak ini. Seorang musuh akan datang dengan segera dan penuh kegeraman untuk merebut negeri mereka, dan Nabi Hosea harus menyadarkan mereka agar bersiap-siap menghadapinya. Demikianlah sang nabi harus melakukan bagian tugas dari seorang penjaga, yaitu membunyikan sangkakala untuk memanggil orang-orang yang terkepung agar mengangkat senjata, ketika dia melihat para pengepung sedang melakukan serangan (Yeh. 33:3). Sang nabi harus menyaringkan suara bagaikan sangkakala (Yes. 58:1), dan umat harus memperhatikan bunyi sangkakala itu (Yer. 6:17). Sekarang,
- I. Inilah dakwaan umum yang ditujukan terhadap mereka sebagai orang-orang berdosa, sebagai pemberontak dan pengkhianat melawan Tuhan mereka yang berdaulat.
- 1. Mereka telah melangkahi perjanjian-Ku (ay. 1). Mereka tidak hanya sudah melanggar perintah (setiap dosa memang melanggar perintah), tetapi juga telah melangkahi perjanjian. Mereka telah bersalah atas dosa-dosa yang begitu rupa hingga memutuskan perjanjian mula-mula. Mereka telah memberontak dari sumpah setia mereka, dan melanggar kovenan pernikahan melalui persundalan rohani mereka. Mereka, pada dasarnya, telah menyatakan bahwa mereka tidak akan lagi menjadi umat Allah, atau menerima Dia sebagai Allah mereka. Itulah yang disebut melangkahi perjanjian. Mereka tidak hanya telah berlaku bodoh, tetapi juga telah berlaku curang.
- 2. Mereka telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku di dalam banyak hal. Hukum Allah adalah pedoman untuk menuntun hidup kita. Dan inilah kejahatan dari dosa, bahwa dosa melanggar batasan-batasan yang ditetapkan bagi kita melalui hukum tersebut.
- 3. Mereka telah menolak yang baik. Mereka telah menyingkirkan dan menampik kebaikan, yaitu Allah sendiri. Demikianlah pemahaman sebagian penafsir, dan itu memang sangat tepat. Allah itu baik, dan melakukan kebaikan, serta merupakan kebaikan kita. Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja, sumber segala kebaikan. Mereka telah menolak Dia, karena tidak ingin lagi berurusan dengan-Nya. Allah telah meninggalkan mereka pada kehancuran, dan di sini memberikan alasannya. Perhatikanlah, Allah tidak pernah menolak siapa pun sebelum mereka terlebih dahulu menolak-Nya. Atau, sebagaimana kita membacanya, mereka telah menolak hal yang baik. Mereka telah menolak pelayanan dan ibadah kepada Allah, yang pada dasarnya sama saja dengan menolak Allah. Mereka telah menolak apa yang membuat manusia dinyatakan baik. Mereka telah menolak rasa takut akan Allah, rasa hormat terhadap manusia, serta segala kesadaran akan kebajikan dan kejujuran. Cermatilah, mereka telah melangkahi perjanjian-Ku. Beginilah akhirnya, sebab mereka telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku. Pelanggaran terhadap perintah membuka jalan bagi pelanggaran terhadap kovenan. Dan itulah yang mereka lakukan, sebab mereka telah menolak yang baik. Itulah awal mulanya. Mereka berhenti berlaku bijaksana dan berbuat baik, maka kemudian perbuatan mereka semua menjadi sia-sia (Mzm. 36:4). Lihatlah bagaimana terjadinya kemurtadan. Manusia pertama-tama menolak yang baik, lalu penolakan terhadap yang baik tersebut membuka jalan bagi perbuatan yang tidak baik. Dan seringnya pelanggaran terhadap hukum Allah membawa manusia pada akhirnya kepada kebiasaan menolak kovenan-Nya. Ketika manusia menolak berdoa, mendengar firman, menguduskan hari Sabat, dan hal-hal lain yang baik, maka mereka berada di jalur cepat menuju penolakan terhadap Allah sepenuhnya.
- II. Inilah ancaman-ancaman umum tentang murka dan kehancuran akibat dosa mereka: Musuh akan datang menyerang laksana rajawali atas rumah TUHAN, dan (ay. 3) akan mengejar Israel. Jika rumah TUHAN kita pahami sebagai Bait Allah di Yerusalem, maka rajawali yang datang menyerangnya harus kita duga entah Sanherib atau Nebukadnezar. Sanherib telah menduduki segala kota berkubu di Yehuda, dan mengepung Yerusalem dan tak diragukan lagi mengincar rumah TUHAN, untuk memorakporandakannya, seperti yang telah dilakukannya terhadap kuil-kuil berhala dari bangsa-bangsa lain. Sementara Nebukadnezar telah membakar Bait Allah dan menjarah semua perabot di dalamnya. Akan tetapi, jika kita memahaminya sebagai sesuatu yang menunjuk pada penghancuran kerajaan sepuluh suku oleh raja Asyur, maka kita harus memahaminya sebagai kumpulan seluruh bangsa itu. Sebagai orang-orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan di sini mereka disebut sebagai rumah TUHAN. Mereka menyangka bahwa kedudukan mereka yang demikian akan menjadi perlindungan mereka. Tetapi sang nabi diperintahkan untuk memberi tahu mereka bahwa sekarang mereka telah kehilangan hidup dan semangat dari agama mereka, kendati nama dan bentuk lahiriahnya masih mereka pertahankan. Mereka hanyalah seperti mayat tempat burung elang dan burung-burung pemangsa lainnya berkumpul. Sang musuh akan mengejar mereka laksana rajawali, dengan sedemikian cepatnya, sedemikian kuatnya, dan sedemikian geramnya. Perhatikanlah, orang-orang yang memutuskan kovenan persahabatan mereka dengan Allah memperhadapkan diri mereka sendiri pada permusuhan semua orang di sekitar mereka, sehingga mereka menjadi mangsa yang empuk dan gampang bagi musuh-musuh itu. Kedudukan mereka sebagai rumah TUHAN, dan Bait-Nya yang hidup, tidak akan bisa menjadi dalih ataupun perlindungan bagi mereka (Lihat Am. 3:2).
- III. Di sini bangsa Israel dengan penuh kemunafikan mengaku-ngaku mempunyai hubungan dengan Allah, ketika mereka sedang kesulitan dan kesusahan (ay. 2): Israel akan berseru-seru kepada-Ku. Pada waktu mereka diancam dengan hukuman-hukuman ini, dan hendak memohon supaya diluputkan darinya, atau ketika hukuman-hukuman itu sedang ditimpakan ke atas mereka dan mereka datang kepada Allah untuk meminta kelepasan, sambil mengeluh dalam doa ketika hajaran Allah menimpa mereka, mereka akan berseru bahwa di antara mereka Allah terkenal dan nama-Nya masyhur (Mzm. 76:2). Dan dalam masa susah, mereka akan mengaku-ngaku mengenal jalan-jalan Allah, yang dalam masa senang tidak mereka inginkan, tetapi mereka pandang rendah. Maka pada saat itu mereka akan berseru-seru kepada Allah, akan menyebut-Nya sebagai Allah mereka, dan, seperti pengemis yang kurang ajar, akan memberi tahu Dia bahwa mereka sudah mengenal-Nya dengan baik, dan telah lama akrab dengan-Nya. Perhatikanlah, ada banyak orang yang dalam perbuatan menyangkal Allah dan tidak mengakui-Nya, namun demi memenuhi tujuan tertentu, akan mengaku bahwa mereka mengenal Dia, bahwa mereka lebih mengenal Dia daripada para tetangga mereka. Tetapi apa gunanya seseorang bisa berkata, “Allahku, aku mengenal Engkau,” apabila dia tidak dapat berkata, “Allahku, aku mengasihi Engkau,” dan “Allahku, aku melayani Engkau dan berpaut kepada-Mu saja?”
- IV. Inilah peringatan Nabi Hosea kepada mereka, di dalam nama Allah (ay. 5): Sampai berapa lama tidak dapat disucikan, orang-orang Israel itu? Yang dimaksud bukanlah kesucian mutlak (orang yang bersalah tidak akan pernah dapat mencapainya), melainkan berapa lama lagi mereka akan bertobat dan mereformasi diri, menjadi suci dalam perkara ini, dan bebas dari dosa penyembahan berhala? Mereka telah melekat pada berhala-berhala mereka. Sampai berapa lama lagi mereka bisa disapih dari berhala-berhala itu, bisa dilepaskan darinya? Demikianlah ayat itu bisa diartikan. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan berdosa membuat orang sangat sukar meninggalkannya. Sulit untuk bersih dari kotoran, entah yang menyangkut hal kedagingan atau roh, yang di dalamnya kita telah lama berkubang. Tetapi Allah berbicara seakan-akan Ia berpikir bahwa butuh waktu lama bagi orang-orang berdosa untuk menyingkirkan kesalahan mereka dan menjalani kehidupan yang baru. Ia mengeluhkan perilaku mereka yang keras kepala. Inilah yang menyebabkan murka-Nya kepada mereka tetap menyala, yang bisa saja segera dipadamkan jika mereka dapat disucikan dari dosa-dosa yang telah menyalakannya. Mereka berseru dalam kesusahan, sampai berapa lama lagi Allah akan kembali kepada kita di jalan belas kasihan? Tetapi mereka tidak mendengar Ia bertanya, sampai berapa lama lagi mereka akan kembali kepada Allah di jalan kewajiban?
- V. Inilah beberapa dosa khusus yang didakwakan kepada mereka. Mereka dibuat sadar akan kebodohan dari dosa-dosa itu, dan diperingatkan akan akibat-akibatnya yang mematikan. Dan karena dosa-dosa itulah murka Allah menyala terhadap mereka.
- 1. Dalam perkara-perkara yang menyangkut pemerintahan. Mereka telah mengangkat raja tanpa persetujuan Allah, dan dalam penghinaan terhadap-Nya (ay. 4). Demikianlah yang mereka lakukan ketika mereka menolak Samuel, yang di dalam dirinya Tuhan menjadi raja mereka, dan memilih Saul, supaya mereka dapat menjadi seperti bangsa-bangsa lain. Demikian pulalah yang mereka lakukan ketika mereka memberontak dari sumpah setia mereka kepada keluarga Daud, dan mengangkat Yerobeam. Dengan berbuat demikian, kendati mereka menggenapi rancangan Allah yang tersembunyi, namun mereka tidak mengejar kemuliaan-Nya, tidak pula mencari petunjuk dari sabda-Nya, atau datang kepada Dia melalui doa untuk meminta bimbingan, atau mengindahkan penyelenggaraan-Nya. Sebaliknya, mereka dihanyutkan oleh keinginan mereka sendiri dan diburu oleh desakan nafsu mereka. Demikian pula yang mereka lakukan sekarang pada masa Hosea bernubuat, ketika tampaknya sudah menjadi kebiasaan untuk mengangkat raja dan menggulingkannya kembali, tergantung kepandaian orang dalam merebut mahkota (2Raj. 15:8, dst.). Perhatikanlah, kita tidak dapat mengharapkan penghiburan dan keberhasilan di dalam urusan kita apabila kita mengusahakannya, dan meneruskannya, tanpa meminta petunjuk kepada Allah dan mengakui-Nya dalam segala jalan kita: “Mereka telah mengangkat raja, tetapi dengan tidak setahu-Ku. Yaitu, Aku tidak mengetahuinya dari mereka, mereka tidak meminta keputusanKu, apakah mereka boleh atau memang sebaiknya melakukannya, kendati pada mereka ada nabi-nabi dan sabda-sabda ilahi yang dapat menjadi petunjuk bagi mereka.” Mereka tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel (Yes. 31:1). Tidak pula raja-raja melakukan seperti yang dilakukan oleh Yefta, yang sebelum naik takhta membawa seluruh perkaranya ke hadapan TUHAN, di Mizpa (Hak. 11:11). Perhatikanlah, orang-orang yang dipercaya mengurus kepentingan umum, dan khususnya pemilihan dan pengangkatan para pemimpin, harus menyertakan Allah bersama mereka dalam menjalankannya, dengan meminta arahan-Nya dan mengejar kehormatan-Nya.
- 2. Dalam hal-hal keagamaan mereka berbuat jauh lebih buruk lagi. Sebab mereka mendirikan patung anak lembu melawan Allah, untuk menyaingi dan menentang-Nya. “Dari emas dan perak mereka yang telah diberikan Allah kepada mereka, dan dilipatgandakan-Nya bagi mereka, supaya mereka dapat melayani dan memuliakan Dia dengannya, mereka telah membuat berhala-berhala.” Mereka menyebutnya allah , hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu! (1Raj. 12:28) tetapi Allah menyebutnya berhala. Kata yang dipakai dalam bahasa aslinya berarti kesedihan, atau masalah, sebab berhala-berhala itu menjijikkan bagi Allah dan akan menghancurkan orang-orang yang menyembah mereka. Dari emas dan peraknya mereka membuat berhala-berhala bagi dirinya sendiri. Demikianlah kata-kata yang dipakai, dengan merujuk terutama kepada patung-patung berhala mereka, yang mereka buat dari emas dan perak, terutama anak lembu emas di Dan dan Betel. Para penyembah berhala tidak berhemat-hemat dalam menyembah berhala mereka. Tetapi kata-kata itu sangat dapat diterapkan pada penyembahan berhala rohani yang dilakukan orang tamak: Emas dan perak mereka adalah berhala-berhala yang mereka anggap dapat membahagiakan mereka, yang padanya hati mereka terpatri, yang kepadanya mereka memberikan penghormatan, dan yang mereka andalkan. Sekarang, untuk menunjukkan kepada mereka kebodohan dari penyembahan berhala mereka, Allah memberi tahu mereka,
- (1) Dari mana allah-allah mereka berasal. Lacaklah asal-usul para allah itu, maka para allah itu akan didapati sebagai makhluk ciptaan khayalan mereka sendiri dan pekerjaan tangan mereka sendiri (ay. 6). Anak lembu yang mereka sembah di sini disebut anak lembu Samaria, karena ada kemungkinan ketika Samaria, pada zaman Ahab, menjadi ibu kota kerajaan, sebuah patung anak lembu didirikan di sana di dekat istana, di samping patung-patung yang sudah ada di Dan dan Betel, atau mungkin salah satu dari antaranya dipindahkan ke sana. Sebab orang-orang yang senang mencari allah-allah baru, pasti akan terus mencari allah-allah yang lebih baru lagi. Sekarang hendaklah mereka renungkan apa yang membuat allah mereka ini muncul dan ada.
- [1] Temuan dan buatan mereka sendiri: Dari orang-orang Israellah asalnya. Bukan dari Allah Israel (Ia dengan tegas melarangnya), melainkan dari Israel. Berhala tersebut adalah rancangan mereka sendiri (menurut sebagian penafsir), tidak dipinjam dari negeri-negeri tetangga mereka, bahkan tidak dari orang-orang Mesir. Sebab, kendati orang Mesir menyembah dewa Apis di dalam seekor sapi yang hidup, mereka tidak pernah menyembah sebuah anak lembu emas. Anak lembu emas itu asalnya dari Israel. Itu adalah perbuatan jahat mereka. Nah, apakah sesuatu yang merupakan rancangan mereka sendiri layak mereka sembah? Berhala itu asalnya dari Israel, maksudnya, emas dan perak yang darinya anak lembu itu terbuat dikumpulkan dari bangsa Israel melalui ajakan. Patung anak lembu itu merupakan allah yang malang yang dibentuk melalui sumbangan.
- [2] Berhala itu ada berkat keahlian dan pekerjaan seorang tukang (Ul. 27:15). Itu dibuat oleh tukang, dan itu bukan Allah! (ay. 6). Ini merupakan sanggahan yang sangat kuat dan meyakinkan, dan kesimpulannya begitu jelas hingga orang akan menganggap bahwa itu sudah terbersit dalam pikiran mereka sendiri, sehingga mereka malu akan penyembahan berhala mereka. Adakah yang lebih tidak masuk akal selain bahwa orang menyembah sesuatu sebagai allah, yang memberinya keberadaan dan kebaikan, sementara ia sendirilah yang menjadikan allah itu (baik bahan maupun bentuknya), tetapi ia tidak dapat memberinya kehidupan? Suatu allah buatan bukanlah Allah. Ini adalah sebuah kebenaran yang tak terbantahkan. Namun demikian, Rasul Paulus dituduh sebagai seorang penjahat karena memberitakan bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa (Kis. 19:26). Dan di sini, apa yang seharusnya menjauhkan mereka dari berhala mereka ini malah menjadi alasan mengapa mereka tetap melekat kepadanya tanpa dapat dipisahkan. Itulah mengapa mereka tidak dapat mencapai kesucian, sebab berhala itu berasal dari diri mereka sendiri. Mereka mau membuat allah-allah mereka sendiri melakukan apa yang mereka senangi, supaya mereka sendiri dapat berbuat apa yang mereka sukai.
- (2) Apa yang akan terjadi dengan allah-allah mereka. Jika mereka bukan allah, mereka pasti tidak akan tetap ada. Bahkan, jika mereka mengaku-ngaku sebagai allah, maka mereka akan dimintai pertanggungjawaban: Sungguh, akan menjadi serpih anak lembu Samaria itu. Dan orang-orang yang tidak dapat diyakinkan dengan sanggahan sebelumnya, akan diyakinkan dengan sanggahan ini, bahwa anak lembu itu bukanlah Allah, melainkan sebuah berhala yang tak berguna, sebagaimana disebut dalam kitab bahasa Aram. Berhala itu akan diremukkan, seperti tembikar tukang periuk, kendati itu adalah patung anak lembu emas. Berhala itu akan menjadi serpihan atau serbuk gergaji. Berhala itu akan menjadi jaring laba-laba, demikian menurut Hieronimus. Hal itu tampak mengacu pada tindakan Musa yang menggiling sampai halus patung anak lembu emas yang ada pada zamannya. Patung anak lembu ini juga akan bernasib sama seperti patung anak lembu itu. Sanherib bermegah atas apa yang telah diperbuatnya terhadap Samaria dan berhala-berhalanya (Yes. 10:11). Perhatikanlah, mendewakan makhluk ciptaan apa pun membuka jalan bagi kehancuran makhluk itu. Jika mereka membuat bejana dan hiasan bagi diri mereka sendiri dari emas dan perak mereka, mungkin bejana dan hiasan itu akan tetap ada. Akan tetapi, jika mereka membuat berhala-berhala darinya, maka berhala-berhala itu akan dihancurkan menjadi serpih.
- (3) Apa yang akan dilakukan allah-allah mereka terhadap mereka. Penghancuran berhala itu akan memberikan kekecewaan bagi mereka yang telah mempercayainya. Tetapi itu belum semuanya: Mereka membuat berhala-berhala bagi diri mereka sendiri, sehingga mereka dilenyapkan (ay. 4), sehingga emas dan perak mereka, yang telah mereka salah gunakan seperti itu, akan dilenyapkan (demikian sebagian orang memahaminya). Bahkan, sehingga mereka sendiri dilenyapkan dari Allah, dari negeri mereka sendiri, dan dari negeri orang-orang yang hidup. Penyembahan berhala mereka pasti akan berakhir dalam pemusnahan mereka, seakan-akan mereka telah sengaja merancangnya demikian. Dan, ketika hal ini terbukti sebagai akibat dari dosa mereka, pertolongan apakah yang akan mereka terima dari allah-allah yang mereka percayai itu? Tidak ada sama sekali: “Anak lembumu itu, hai Samaria, telah menolakmu (ay. 5, KJV). Anak lembu tersebut tidak dapat memberimu pertolongan apa pun dalam kesusahanmu, dan kesenangan yang sekarang engkau dapatkan di dalamnya akan lenyap, sehingga tidak akan ada kesenangan bagimu.” Orang-orang yang memang sudah sepantasnya disuruh pergi kepada para allah yang telah mereka pilih, mendapati para allah itu sebagai penghibur sialan (Hak. 10:14). Sekalipun manusia tidak mau meninggalkan kecintaan dan pelayanan terhadap dosa, tetap saja mereka pasti akan kehilangan segala kenikmatan dan keuntungan dari dosa. Seandainya Samaria terus berpegang teguh dan setia kepada Allah Israel, Ia pasti akan menjadi pertolongan yang kuat dan siap sedia baginya. Sebaliknya, patung anak lembu yang lebih disukainya daripada Allah hanyalah sebuah buluh yang patah terkulai. Sama halnya dengan orang-orang yang menuhankan emas dan perak mereka. Patung tersebut akan membuang mereka, dan tidak berguna bagi mereka pada hari kemurkaan (Yeh. 7:12). Perhatikanlah, orang-orang yang membiarkan diri ditipu ke dalam penyembahan berhala pasti akan mendapati diri tertipu di dalamnya. Kardinal Wolsey mengakui bahwa jika dirinya telah melayani Allahnya dengan sama setianya seperti dia melayani rajanya, maka Allah tentu tidak akan membuangnya, seperti yang dilakukan oleh rajanya, di masa tuanya. Kekecewaan mereka terhadap berhala-berhala mereka digambarkan di sini (ay. 7) melalui sebuah perumpamaan yang menyatakan baik kehancuran anak lembu itu maupun kehancuran yang ditimpakan Allah ke atas mereka karena penyembahan berhala mereka.
- [1] Mereka tidak mendapatkan kebaikan apa pun bagi diri mereka sendiri dengan menyembah berhala: Mereka menabur angin. Mereka telah bersusah payah dan mengeluarkan banyak biaya untuk membuat dan menyembah berhala-berhala mereka. Mereka telah menjadikan penyembahan berhala sebagai pekerjaan mereka, sebagaimana petani menabur gandum untuk bekerja, dengan harapan akan menuai suatu keuntungan yang besar darinya. Demikian pula mereka menyembah berhala dengan harapan akan menjadi sejahtera dan penuh kemenangan seperti bangsa-bangsa tetangga mereka yang menyembah berhala. Namun semuanya itu hanyalah tipuan belaka. Yang mereka lakukan itu seperti menabur angin, yang tidak akan memberikan hasil. Mereka telah bekerja dengan sia-sia, berlelahlelah menjaring angin (Pkh. 5:15). Mereka bersusah payah tanpa tujuan, berlelah untuk yang sia-sia (Hab. 2:13). Demikian pula halnya dengan orang-orang yang memberhalakan dunia ini. Mereka mengarahkan mata kepada sesuatu yang tidak ada (Ams. 23:5, KJV), yang seperti angin, membuat keributan besar, tetapi tidak ada isinya.
- [2] Mereka mendatangkan kehancuran atas diri mereka sendiri dengan menyembah berhala: Mereka akan menuai puting beliung, puting beliung yang hebat (demikian dalam bahasa aslinya), yang akan menghempaskan mereka jauh-jauh dan menghancurkan mereka berkeping-keping. Mereka bukan hanya tidak akan ditolong oleh allah-allah palsu mereka, tetapi juga akan menyebabkan Allah yang sejati melawan mereka. Kebaikan allah-allah palsu itu tidak akan berguna bagi mereka sama halnya seperti angin, tetapi murka-Nya akan mencelakakan merekadengan lebih hebat daripada puting beliung. Apa yang ditabur orang, itulah yang akan dituainya. “Anggaplah saja bahwa orang dapat menabur angin dan menutupinya dengan tanah, atau membuatnya tetap terkurung di sana untuk sementara waktu. Apa yang dapat diharapkannya selain bahwa karena terkurung, angin itu akan memaksa keluar, dan akan ada sesuatu yang dapat memperbesar kekuatannya, sehingga angin itu kembali mendesak keluar dengan jumlah yang lebih besar dan dengan kekerasan yang lebih hebat?” Demikian menurut Dr. Pocock. Dengan menyembah berhala, mereka banyak berharap akan mendapatkan kelimpahan, kedamaian, dan kemenangan, tetapi harapan mereka itu hampa belaka. Apa yang mereka tabur tidak pernah berhasil. Tidak keluar tangkainya dan daunnya, atau jika ada, tumbuh-tumbuhan itu tidak menghasilkan tepung. Yang keluar hanyalah seperti bulir-bulir gandum yang kurus di dalam mimpi Firaun, yang layu oleh angin timur, dan tidak ada apa-apa di dalamnya. Atau jika memberi hasil, jika mereka berhasil untuk sementara waktu di jalan penyembahan berhala mereka, orang-orang lain akan menelannya. Keberhasilan itu sama sekali tidak akan berguna bagi mereka, tetapi justru hanya akan menjadi seperti umpan yang mengundang orang-orang asing untuk menyerang mereka, dan seperti jarahan yang memperkaya orang-orang asing itu dan memampukan mereka untuk melakukan jauh lebih banyak kejahatan. Perhatikanlah, melayani berhala adalah pelayanan yang tidak menguntungkan, dan perbuatan-perbuatan kegelapan itu tidak berbuahkansapa-apa. Bahkan, pada akhirnya segala perbuatan itu akan merugikan. Kesudahan semuanya itu ialah kematian (Rm. 6:21). Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana. Bahkan, orang-orang yang menabur dalam daging akan menuai kebinasaan. Pengharapan orang-orang berdosa hanyalah tipuan, dan keuntungan-keuntungan yang mereka peroleh akan menjadi jerat.
Matthew Henry: Hos 8:8-14 - Dosa-dosa Bangsa Israel Dosa-dosa Bangsa Israel (8:8-14)
Sungguh suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi Israel bahwa mereka hanya memiliki satu Allah untuk diandalkan, Al...
Dosa-dosa Bangsa Israel (8:8-14)
- Sungguh suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi Israel bahwa mereka hanya memiliki satu Allah untuk diandalkan, Allah yang Maha mencukupi dalam segala kesesakan, dan hanya satu Allah untuk dilayani, Allah yang sangat layak menerima semua pengabdian mereka. Namun, sungguh merupakan dosa, kebodohan, dan aib mereka bahwa mereka tidak menyadari betapa sejahteranya mereka, sehingga mereka meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia, demi berhala kesia-siaan. Sebab,
- I. Mereka memperbanyak sekutu mereka (ay. 9): Mereka telah membagi-bagi hadiah cinta, atau (seperti dalam terjemahan yang agak luas) mereka telah mengupah cinta. Mereka mengeluarkan biaya yang besar untuk membeli persahabatan bangsa-bangsa di sekitar mereka, yang sebenarnya sama sekali tidak menghargai atau mengasihi mereka, tidak pula ambil peduli untuk berurusan dengan mereka selain hanya berdasarkan dasar-dasar pemikiran Sikhem – Ternak mereka, harta benda mereka dan segala hewan mereka, bukankah semuanya itu akan menjadi milik kita? (Kej. 34:23). Seandainya Israel menjaga kehormatan dari keistimewaan mereka, tentu bangsa-bangsa di sekitar akan terus mengagumi mereka sebagai umat yang bijaksana dan berakal budi. Akan tetapi, ketika mereka mencemarkan mahkota mereka sendiri, bangsa-bangsa sekitar pun memandang rendah mereka, dan tidak ambil peduli terhadap mereka kecuali mereka membayar mahal untuk itu. Namun, orang pasti telah berperilaku buruk di antara tetangga mereka apabila mereka tidak memiliki cinta dan kekasih selain dengan mengupahnya. Lihatlah di sini,
- 1. Penghinaan yang dialami Israel di antara bangsa-bangsa (ay. 8): Israel sudah ditelan, diganyang oleh orang-orang asing, dan negeri mereka telah dimakan habis (ay. 7), beserta diri mereka. Dan, karena menjadi miskin, mereka benar-benar kehilangan nama baik dan kehormatan mereka, seperti seorang pedagang yang telah menjadi bangkrut, sehingga di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi mereka menjadi seperti periuk yang tidak disukai orang, perabot yang dipakai untuk maksud yang kurang mulia (2Tim. 2:20), periuk yang hina, yang akan dipecahkan orang (Yer. 22:28). Tak satu pun dari bangsa-bangsa tetangga mereka menghargai mereka, atau ambil peduli untuk berurusan dengan mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang telah hidup beragama, jika mereka menjadi merosot dan berperilaku duniawi, adalah orang-orang yang paling rendah di antara semuanya. Jika garam itu menjadi tawar, maka ia tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Atau pernyataan itu menandakan terserak dan tertawannya mereka di antara bangsa- bangsa. Mereka akan menjadi miskin dan tertawan di antarasbangsa-bangsa itu. Dan siapakah yang merasa senang dalam keadaan seperti itu?
- 2. Dukungan yang berusaha diperoleh Israel dari bangsa-bangsa kendati dengan semuanya itu (ay. 9): Mereka telah pergi ke Asyur, untuk membuat raja Asyur tergerak menolong mereka. Dan dalam hal ini mereka menjadi seperti seekor keledai hutan yang memencilkan diri, bodoh, keras kepala, dan sulit diatur. Mereka mau mengikuti jalan mereka sendiri, dan tidak ada yang dapat menahan mereka, sekalipun itu kekang hukum Allah, tidak ada yang dapat membuat mereka berbalik, sekalipun itu pedang murka Allah. Mereka menempuh jalan mereka sendiri, dan sebagai akibatnya, seperti seekor keledai hutan yang memencilkan diri, mereka akan menjadi mangsa yang lebih mudah dan lebih empuk bagi singa (Lihat Ayb. 11:12; Yer. 2:24). Perhatikanlah, manusia tidaklah lebih seperti keledai jantan apabila mereka mencari pada makhluk ciptaan, pertolongan dan kepuasan yang hanya bisa didapatkan pada Allah saja.
- 3. Kemalangan-kemalangan yang tampaknya akan mereka temui dalam persekutuan mereka dengan bangsa-bangsa tetangga (ay. 10): Sekalipun mereka membagi-bagi hadiah itu di antara bangsa-bangsa, dan dengan begitu berharap untuk mencegah kehancuran mereka sendiri, namun sekarang ini Aku akan mengumpulkan mereka, seperti berkas gandum ke tempat pengirikan (Mi. 4:12). Dengan demikian, apa yang mereka persiapkan bagi keamanan mereka sendiri hanya akan membuat mereka menjadi mangsa yang lebih mudah bagi musuh-musuh mereka. Perhatikanlah, tidak ada pagar yang bisa melindungi diri dari hukuman Allah, ketika hukuman itu datang untuk melaksanakan perintah. Bahkan, apa yang diupah manusia untuk melindungi diri mereka sering kali justru berbalik mendatangkan kehancuran bagi diri mereka sendiri (Lihat Yes. 7:20). Raja Asyur, yang ingin mereka ajak bersahabat, menyebut dirinya sebagai raja dari para pemuka (Yes. 10:8). Bukankah panglima-panglimaku itu raja-raja semua? Ia meletakkan beban ke atas Israel, memungut pajak dari mereka (2Raj. 15:19-20), dan untuk semuanya ini mereka akan sedikit menderita (ay. 10, KJV). Ini hanya akan menjadi sedikit beban bagi mereka dibandingkan dengan apa yang dapat mereka perkirakan lebih lanjut. Atau mereka hanya akan sedikit merasakan kesedihan ini, tidak akan memasukkannya ke dalam hati, dan karena itu harus bersiap-siap menghadapi hukuman-hukuman yang lebih berat. Mereka telah mulai melemah (demikian sebagian penafsir membacanya), oleh beban dari raja atas para pemuka. Namun ini barulah permulaan penderitaan (Mat. 24:8), permulaan dari pembalasan (Ul. 32:42, KJV). Perhatikanlah, Allah sering kali datang secara bertahap dengan hukuman-hukuman-Nya ke atas suatu bangsa yang menyulut murka-Nya, supaya Ia dapat menunjukkan betapa Ia tidak cepat murka, dan dapat menggugah mereka untuk bertobat. Tetapi orang-orang yang dibuat berdukacita sebentar, jika dengan begitu mereka tidak dibuat berdukacita menurut kehendak Allah, kelak akan dibuat sangat menderita, menderita untuk selamanya.
- II. Mereka memperbanyak mezbah dan istana mereka. Amatilah,
- 1. Bagaimana mereka menyangkal kuasa kesalehan, dan membuangnya dengan sepenuhnya (ay. 12): Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku. Hal ini menyiratkan hak istimewa yang mereka nikmati, karena kepada mereka dinyatakan ketetapan dan hukum Allah, dan dipercayakan firman-firman yang hidup. Perhatikanlah,
- (1) Segala perkara tentang hukum Allah adalah magnalia Dei –sperkara-perkara yang agung tentang Allah. Semuanya itu adalah perkara-perkara yang menyatakan keagungan Sang Pembuat hukum dan sangat berguna serta sangat penting bagi kita. Semuanya itu adalah hidup kita, dan nasib kekal kita bergantung pada pemeliharaan hukum-hukum itu dan ketaatan kepadanya. Hukum-hukum itu akan membuat kita besar jika kita menggunakannya dengan benar. Dan hukum-hukum itu adalah perkara yang akan dijadikan mulia dan terhormat oleh Allah.
- (2) Sungguh suatu hak istimewa untuk memiliki hukum Allah secara tertulis. Dengan demikian, hukum itu menjadi lebih pasti, tersebar lebih luas, dan bertahan lebih lama, dengan kemungkinan bahaya yang jauh lebih kecil untuk dipalsukan dan dirusakkan daripada jika hukum tersebut diteruskan melalui perkataan mulut saja.
- (3) Semua hukum Allah adalah karya tulis-Nya sendiri. Sebab Musa dan para nabi hanyalah juru tulis-Nya, dan orang-orang kudus menulis sebagaimana mereka digerakkan oleh Roh Kudus.
- (4) Sungguh suatu keuntungan bagi orang-orang yang menjadi anggota dari jemaat yang kelihatan di dunia ini bahwa perkara-perkara yang agung ini ditulis bagi mereka, dimaksudkan sebagai bimbingan bagi mereka, dan mereka harus menerimanya sesuai dengan yang dimaksud. Segala sesuatu yang ditulis pada zaman dulu telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, dan berguna bagi kita. Dan, jika sungguh berbahagia orang-orang yang bagi mereka banyak pengajaran Allah ditulis, betapa jauh lebih berbahagia kita karena memiliki Injil yang tertulis bagi kita! Tetapi lihatlah bagaimana hak istimewa ini diremehkan. Perkara-perkara yang agung dari hukum Allah ini dianggap mereka sebagai sesuatu yang asing, yang tidak dapat dimengerti dan tidak masuk akal (yang karenanya dapat diremehkan, sebab tidak dapat dipahami, tidak dapat dijelaskan). Atau sebagai sesuatu yang asing dan tidak ada sangkut pautnya dengan mereka, sesuatu yang bukan urusan mereka atau yang harus mengatur hidup mereka. Mereka memandang hal-hal tersebut sebagai orang asing, yang terhadapnya mereka malu dan tidak tahu bagaimana menyambutnya. Kami tidak suka mengetahui jalan-jalanMu. Perhatikanlah,
- [1] Karena Allah telah menulis bagi kita perkara-perkara yang agung dari hukum-Nya, maka kita harus mengakrabkan diri dengan perkara-perkara itu, sebagai saudara-saudara terdekat kita (Ams. 7:3-4). Sebab itulah mengapa kita memilikinya secara tertulis, yaitu supaya hukum itu dapat menyapa kita (Ams. 6:22).
- [2] Kita tidak menganggap penting perkara-perkara agung dari hukum Allah jika kita menjadikannya sebagai sesuatu yang asing bagi kita, seakan-akan semua perkara itu tidak memengaruhi kita, dan karena itu kita tidak perlu terpengaruh olehnya.
- 2. Bagaimana mereka menjalankan ibadah secara lahiriah kendati dengan semuanya itu, dan betapa tidak ada gunanya mereka berbuat demikian.
- (1) Mereka memperbanyak mezbah mereka (ay. 11): Efraim telah memperbanyak mezbah yang menjadikan mereka berdosa. Allah sesungguhnya telah menetapkan bahwa harus ada satu mezbah saja untuk korban (Ul. 12:3, 5). Tetapi sepuluh suku, setelah meninggalkan mezbah itu, masih ingin dianggap sangat berbakti dan giat mengejar kehormatan Allah. Dan seakan-akan ingin menebus penghinaan yang pernah mereka timpakan ke mezbah Allah, sekarang mereka malah membuat banyak mezbah, yang diabdikan bagi Allah Israel. Dengan berbuat begitu mereka bermaksud, atau paling tidak mengaku-ngaku, memuliakan-Nya. Namun hal itu tidak akan membenarkan pelanggaran mereka terhadap perintah Allah yang jelas, tidak pula mereka dapat membenarkannya dengan contoh para bapak leluhur, yang sebelum hukum Musa telah membuat banyak mezbah. Tidak, mereka telah memperbanyak mezbah yang menjadikan mereka berdosa (yaitu, mereka melakukan apa yang berbalik menjadi dosa bagi mereka). Dan karenanya mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa, yaitu, Allah akan mendakwakannya kepada mereka sebagai dosa yang keji, dan memperhitungkannya sebagai kejahatan mereka, walaupun mereka merancangnya untuk menebus kejahatan mereka. Atau mezbah-mezbah itu akan menjadi bagi mereka kesempatan untuk berbuat dosa lebih jauh. Diperbanyaknya mezbah yang diabdikan kepada Allah Israel akan membawa masuk mezbah-mezbah yang diabdikan kepada allah-allah lain. Perhatikanlah, sungguh dosa besar jika orang merusak ibadah kepada Allah. Dan orang-orang yang melakukannya akan didakwa dengan dosa, betapapun masuk akalnya dalih mereka. Jalan dosa ini, seperti dosa-dosa lainnya, terjal ke bawah. Sekali orang menyimpang dari aturan tetap perintah Allah, mereka akan mengembara tanpa akhir.
- (2) Mereka memperbanyak korban (ay. 13). Mezbah mereka adalah mezbah yang berasap: Mereka mempersembahkan daging korban sebagai persembahan kepada Allah (KJV), dan mereka merayakannya dengan menyantap korban mereka. Mereka mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk ibadah mereka, dan seperti yang biasa terjadi pada orang-orang yang menegakkan temuan sendiri sebagai ganti ketetapan ilahi, mereka sangat bersemangat dalam menjalankannya. Seakan-akan mereka berharap, dengan menipu diri sendiri, untuk menebus penghinaan atas penebusan agung. Dan dengan menjalankan upacara ibadah mereka sendiri, mereka berharap untuk dilepaskan dari kewajiban semua perintah Allah yang menyangkut kebaikan akhlak. Tetapi adakah mereka berhasil?
- [1] Allah tidak memperhitungkan ibadah mereka: TUHAN tidak berkenan kepada mereka. Bagaimana Allah dapat menerimanya, apabila mereka tidak mempersembahkan korban mereka di atas mezbah, padahal mezbah itulah yang menguduskan persembahan, dan apabila mereka hanya mempersembahkan daging korban, tetapi bukan korban rohani dari hati yang bertobat dan percaya? Perhatikanlah, ibadah yang berkenan pada Allah hanyalah ibadah yang dilaksanakan menurut peraturan firman-Nya, dan melalui Yesus Kristus (1Ptr. 2:5, terjemahan bebas).
- [2] Allah mengambil kesempatan tersebut untuk mengadakan perhitungan dengan mereka atas dosa-dosa mereka. Sekarang Ia, bukannya mengampuni kesalahan mereka dan menghapus dosa mereka, seperti yang mereka harapkan, justru mengingat kesalahan mereka dan menghukum dosa mereka. Sungguh suatu kekejian bagi TUHAN korban orang fasik itu, sehingga korban tersebut menggusarkan hati-Nya untuk mengadakan perhitungan dengan mereka atas segala kekejian mereka yang lainn. Sementara mereka menyangka bahwa, melalui korban-korban itu, mereka dapat menyuap Hakim langit dan bumi supaya mengabaikan kefasikan mereka, Ia justru akan membenci kefasikan itu sebagai penghinaan tertinggi yang dapat mereka berikan kepada-Nya, dan hal itu akan menjadi dosa yang memenuhi takaran. Perhatikanlah, meminta izin untuk berdosa sama saja dengan menyumpahi datangnya kutuk atas dosa itu, dan memang demikianlah yang akan digenapi, sesuai dengan banyaknya berhala. “Aku akan menghukum dosa-dosa mereka, sebab mereka harus kembali ke Mesir.” Mereka akan diangkut sebagai tawanan ke Asyur, yang bagi mereka akan menjadi rumah perbudakan, seperti Mesir bagi nenek moyang mereka. Atau perkataan itu merujuk pada Ulangan 28:68, di mana kembali ke Mesir dijadikan sebagai hal yang menutup dan melengkapi kesengsaraan-kesengsaraan dari bangsa yang berdosa itu.
- (3) Mereka memperbanyak istana mereka, dan hal ini juga dilakukan untuk menghormati Allah yang benar, seperti pengakuan mulut mereka. Tetapi sebenarnya hal itu dilakukan dalam penghinaan terhadap pilihan yang telah dibuat-Nya atas Yerusalem supaya nama-Nya tinggal di sana. Israel telah melupakan Pembuatnya (ay. 14). Mereka mengaku-ngaku mengenal Dia, namun mereka melupakan Dia, sebab mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, ketika ingatan kepada-Nya akan merintangi hawa nafsu mereka. Dosa mereka dalam melupakan Allah semakin diperberat sebab Ia adalah Pembuat mereka (Ul. 32:15, 18; Ayb. 35:10), karena tidak ada yang lebih mewajibkan kita untuk mengingat Dia selain bahwa Ia adalah Pencipta kita (Pkh. 12:1). “Ia telah melupakan Pembuatnya, dan mendirikanstempat-tempat ibadah (KJV). Melalui tempat-tempat ibadah yang dibangunnya itu, ia tampak mengingat Pembuatnya dan tetap ingin mengingat-Nya. Namun sesungguhnya ia telah melupakan-Nya, karena ia telah membuang rasa takut akan Dia.” Sebagian penafsir memahami tempat ibadah di sini sebagai istana, sebab demikianlah kadang-kadang kata itu diartikan. “Ia telah melupakan Pembuatnya, namun ia merasa begitu aman dan tinggi hati sehingga ia menantang penghakiman-penghakiman-Nya, seperti yang diperbuat Nebukadnezar ketika dia berkata, Bukankah itu Babel yang besar itu, yang telah kubangun?” Yehuda juga didakwa memperbanyak kota-kota yang berkubu, dan mengandalkannya sebagai keamanan, ketika penghakiman-penghakiman Allah sedang dicurahkan. Membentengi kota-kota mereka dalam sikap yang tunduk dan merendah kepada Allah adalah hal yang baik. Tetapi membentengi kota-kota itu dalam perlawanan kepada Allah, tanpa sedikit pun mengindahkan Dia atau penyelenggaraan-Nya (Yes. 22:11), menunjukkan bahwa hati mereka sudah benar-benar menjadi tegar karena tipu daya dosa. Namun tidak ada yang dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat, termasuk mereka. Allah akan melepas api ke dalam kota-kota mereka, ke dalam kota-kota Yehuda dan Israel, bukan hanya kota-kota penting di Yerusalem dan Samaria, melainkan juga semua kota lain dari dua kerajaan tersebut. Dan api itu akan menelan habis bukan hanya gubuk-gubuk, melainkan juga puri-puri. Kendati puri-puri itu begitu kuat, api akan membakar habis semuanya. Kendati puri-puri itu begitu megah dan mewah, api tidak akan meluputkannya. Hal ini digenapi ketika semua kota Israel dihancurleburkan menjadi abu oleh raja Asyur, dan semua kota Yehuda oleh raja Babel. Api yang mereka kobarkan itu dikirim oleh Allah. Dan ketika Allah menghakimi, Ia akan menang.
SH: Hos 8:1-14 - Klimaks penghukuman Allah (Minggu, 8 Desember 2002) Klimaks penghukuman Allah
Akar dosa Israel terletak pada sikap Israel yang menyimpang dari
perjanjian dan menolak taurat Tuhan (ayat 1). Maka je...
Klimaks penghukuman Allah
Akar dosa Israel terletak pada sikap Israel yang menyimpang dari perjanjian dan menolak taurat Tuhan (ayat 1). Maka jelaslah mengapa teguran-teguran Allah melalui berbagai malapetaka tidak membawa manfaat, dan mereka tetap berkanjang dalam dosa-dosa mereka. Tidak ada pilihan bagi Allah selain memutuskan untuk menimpakan malapetaka peperangan, hingga mereka binasa, dan dibuang ke negeri asing (ayat 13).Apa yang dialami bangsa Israel juga disebabkan oleh pemimpin atau raja Israel, karena mereka yang memerintah tidak diangkat atas persetujuan Allah. Padahal jelas-jelas Allah memberikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin atau raja Israel, yaitu: [1]. Pemimpin atau raja Israel seharusnya seorang yang dipilih, dan diangkat atas persetujuan Allah (ayat 4). bukan diangkat berdasarkan persekongkolan para pemuka yang berjuang untuk kelompoknya. [2]. Pemimpin atau raja harus memiliki kesadaran integritas dan solidaritas yang tinggi sebagai umat Allah (bdk. Ul. 17:14-20). Ternyata para raja dan pemuka bangsa memerintah dengan lalim.
Dalam kepemimpinan umat Allah, peranan Allah dan ajaran-ajaran-Nya harus mendapat tempat yang sentral. Pengajaran/taurat Allah yang berintikan kasih, kebenaran, kebaikan dan keadilan Allah merupakan landasan kepemimpinan Allah. Jika itu yang menjadi dasar pemerintahan umat Allah, pasti tidak akan ada penindasan, tidak akan ada ketamakan, dan terutama tidak meninggalkan Allah.
Renungkan:
Kita semua adalah pemimpin, paling tidak bagi diri kita sendiri.
Apakah tingkah laku, pikiran, dan perkataan kita mencerminkan
taurat-Nya?
SH: Hos 8:1-14 - Lain di mulut lain di hati (Rabu, 10 November 2004) Lain di mulut lain di hati
Pernah melihat gambar pria dan wanita yang berangkulan,
sementara itu seorang wanita lain duduk di samping pria itu?
...
Lain di mulut lain di hati
Pernah melihat gambar pria dan wanita yang berangkulan, sementara itu seorang wanita lain duduk di samping pria itu? Ternyata dengan tangan yang satu lagi (lewat belakang tentunya), jari pria itu menggenggam jemari wanita lain itu.
Inilah yang dilakukan Israel terhadap Tuhannya. Bagaikan sepasang kekasih, Israel mengeluarkan kata-kata, "Aku mengasihi Engkau." Akan tetapi, pada saat yang sama Israel berselingkuh dengan ilah lain (ayat 4) dan melakukan berbagai tindak kejahatan (ayat 3). Israel mengabaikan pengajaran dan perintah Tuhan (ayat 1, 12) dengan cara berbuat semau mereka sendiri (ayat 4-6). Mereka juga menodai hubungan dengan Tuhan secara memalukan dan menjijikkan. Itu sebabnya, Tuhan menolak dan merendahkan ibadah mereka (ayat 11a, 13). Ibadah lahiriah itu hanya menambah panjang daftar dosa mereka (ayat 11b) sebab tidak disertai ketaatan (ayat 12). Maka menurut Tuhan, apa yang mereka lakukan adalah ibarat mereka sedang menabur angin, sehingga mereka akan menuai puting beliung. Artinya, karena Israel sedang menabur dosa maka mereka akan menuai kehancuran dan penghukuman-Nya (ayat 7). Kehancuran Israel akan menjadi kenyataan ketika Raja Asyur menghancurkan mereka tahun 722-723 sM (ayat 2Raj. 17:7-23). Asyur dan Mesir adalah dua negara adi kuasa yang silih berganti menjadi andalan Israel. Namun, yang terjadi, justru Israellah yang dihancurkan oleh Asyur.
Tuhan adalah kekasih Israel yang menuntut kesetiaan mereka, dan akan menghakimi Israel bila Israel "berselingkuh" dengan ilah lain. Demikian juga, hari ini Tuhan meminta kita memelihara komitmen kesetiaan total kepada Tuhan Yesus Kristus. Ia telah lebih dulu mengasihi dan berkorban demi pengampunan kita. Tunjukkan kesetiaan kita ini melalui perbuatan. Buktikan komitmen itu dengan hidup yang bersih, jujur, dan adil.
Tekadku: Aku harus menyatakan kesetiaanku dengan tidak mengantikan kedudukan Tuhan di hati. Aku akan menjauhi andalan-andalan selain Tuhan. Singkirkan bukan saja dosa-dosa kasar dan besar, tetapi juga dosa-dosa terselubung yaitu kerohanian semu, kemunafikan, ketergantungan pada diri sendiri.
SH: Hos 8:1-14 - Akibat dosa (Kamis, 20 Oktober 2011) Akibat dosa
Seorang filsuf terkenal 2 abad yang lalu pernah berkata manusia terkutuk oleh karena kebebasannya. Ia harus mengupayakan kesejahteraan di...
Akibat dosa
Seorang filsuf terkenal 2 abad yang lalu pernah berkata manusia terkutuk oleh karena kebebasannya. Ia harus mengupayakan kesejahteraan dirinya sendiri. Ungkapan ateistik ini sebagai konsekuensi penolakan kepada kebergantungan mutlak kepada Allah, Sang Khalik yang dipercayai oleh kekristenan. Hal ini senada dengan Pengkhotbah, yang menyatakan kesia-siaan untuk segala hal yang dilakukan di bawah matahari tanpa memperhitungkan Tuhan sama sekali. Ini yang disebut nihilisme!
Apa yang dialami oleh Israel karena penolakannya terhadap Tuhan mereka adalah nihilisme. Mereka sedang membinasakan diri mereka sendiri karena menolak Allah, Pencipta dan Pemilik hidup, sumber satu-satunya untuk kehidupan di bawah kolong langit ini (14a). Bagaimana mereka menolak Allah? Mereka melanggar Perjanjian Sinai yang mengikatkan mereka dengan Allah untuk beribadah kepada Tuhan dan berperilaku sebagai umat-Nya (8). Mereka menolak kepemimpinan Allah dengan mengangkat raja manusia atas mereka (4a; bnd. 1Sam. 8:7). Mereka membuat dan menyembah berhala (4b) serta menolak firman Allah (12). Bagi Israel penolakan itu berakibat kehancuran mereka yang tidak dapat dielakkan! Penolakan mereka berakibat penolakan Allah atas mereka. Tuhan menolak ibadah mereka yang hakikatnya penyembahan berhala (4-6, 11-13). Tuhan menggagalkan usaha mereka menyejahterakan diri mereka sendiri (7), serta usaha mereka membangun keamanan negeri mereka (8-10, 14).
Orang bebal berkata dalam hatinya, "Tidak ada Allah" (Mzm. 53:2). Pernyataan pemazmur itu memang tepat. Menolak Allah berarti menghancurkan diri sendiri, nihilisme! Sebaliknya, menerima Allah berarti menundukkan diri sepenuhnya kepada Allah yang berdaulat penuh atas segala aspek kehidupan kita. Mari, kita yang mengaku Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita, mengevaluasi diri kita. Adakah hal-hal yang ternyata merupakan wujud penolakan kita atas kedaulatan-Nya dalam hidup ini? Akui, dan lepaskan semua itu demi ketaatan mutlak kita pada Tuhan!
SH: Hos 8:1-14 - Akibat Melawan Torah (Rabu, 9 Desember 2020) Akibat Melawan Torah
Pengajaran (Torah) sangat penting bagi orang Israel. Torah menjelaskan identitas dan alasan mereka dipilih dari antara segala ba...
Akibat Melawan Torah
Pengajaran (Torah) sangat penting bagi orang Israel. Torah menjelaskan identitas dan alasan mereka dipilih dari antara segala bangsa. Torah memberikan batas-batas dalam kehidupan agama, sosial masyarakat, dan politik bangsa Israel. Singkatnya, Torah menetapkan cara hidup bangsa Israel.
Hal itu terlihat jelas dari perjalanan Israel yang kita baca dalam nas ini. Ketika para imam tidak lagi mengajarkan Torah, bangsa Israel tidak lagi mengenal Allah. Mereka menjadi liar dan hidup semau mereka sendiri. Mereka mengangkat raja dan pemuka tanpa persetujuan Allah (4). Padahal, Ia telah mengatur agar orang Israel mengangkat raja sesuai dengan kehendak-Nya. Intrik politik bangsa-bangsa kafir mereka jalankan untuk mempertahankan kekuasaan. Mereka membuat patung, mendirikan mazbah, dan menjalankan ritual bangsa kafir (4-6, 11-13). Padahal, Torah melarang keras tindakan itu. Mereka telah melupakan Allah yang menciptakan mereka, melupakan Dia yang membebaskan mereka dari Mesir. Sikap mereka ini adalah tindakan melawan pengajaran.
Hukuman bagi orang yang melawan Allah juga telah diatur dalam Torah. Hukuman itu akan segera terjadi menimpa Israel. Api yang menghanguskan melambangkan murka Allah yang akan datang melalui peperangan yang akan menghanguskan dan memusnahkan setiap kota hingga istana raja. Upaya politik dan ritual keagamaan sekalipun tidak akan menghindarkan mereka dari kehancuran. Mereka menjadi bangsa yang terbuang di antara bangsa-bangsa. Seruan dan kurban persembahan mereka pun akan ditolak oleh Allah, sehingga apa pun yang mereka lakukan akan menjadi percuma.
Firman Tuhan bertujuan untuk menuntun kita kepada keselamatan yang hanya ada di dalam Kristus Yesus. Firman-Nya bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan, dan mendidik orang dalam kebenaran. Melawan firman itu berarti membawa diri sendiri ke dalam kesusahan dan penghukuman yang sangat berat, jauh dari apa yang dapat kita bayangkan. [JMH]
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Hosea (Pendahuluan Kitab) Penulis : Hosea
Tema : Hukuman dan Kasih Penebusan Allah
Tanggal Penulisan: 715 - 710 SM
Latar Belakang
Hosea, yang namanya be...
Penulis : Hosea
Tema : Hukuman dan Kasih Penebusan Allah
Tanggal Penulisan: 715 - 710 SM
Latar Belakang
Hosea, yang namanya berarti "keselamatan", diperkenalkan sebagai putra Beeri (Hos 1:1). Tidak ada lagi yang diketahui tentang nabi ini selain beberapa kilasan otobiografis di dalam kitab itu sendiri. Hosea adalah penduduk Israel, bukan Yehuda, dan ia bernubuat kepada bangsanya sendiri. Hal ini tampak dari
- (1) banyak acuannya kepada "Israel" dan "Efraim" (dua sebutan terkemuka bagi kerajaan utara) serta "Samaria" (ibu kota kerajaan utara),
- (2) acuannya kepada raja Israel di Samaria sebagai "raja kita" (Hos 7:5), dan
- (3) perhatiannya yang mendalam akan kebobrokan rohani, moral, politik dan sosial Israel.
Pelayanan Hosea kepada kerajaan utara terjadi segera setelah pelayanan Amos (seorang nabi Yehuda yang bernubuat kepada Israel). Hanya kitab nabi Amos dan Hosea di PL yang seluruh beritanya dialamatkan ke kerajaan utara dan menubuatkan kebinasaannya yang akan datang.
Hosea dipanggil Allah untuk bernubuat kepada kerajaan Israel yang sedang ambruk selama sekitar 30 tahunnya yang terakhir, seperti yang kemudian dilakukan oleh Yeremia kepada Yehuda. Ketika Hosea memulai pelayanannya pada masa akhir pemerintahan Yerobeam II, Israel sedang mengalami kemakmuran ekonomi dan kestabilan politik untuk sementara waktu yang menciptakan rasa aman yang palsu. Akan tetapi, segera setelah Yerobeam II wafat (753 SM), keadaan bangsa itu mulai memburuk dengan pesat dan menuju kehancurannya yang terjadi pada tahun 722 SM. Dalam 15 tahun setelah kematiannya, empat raja Israel terbunuh; dalam 15 tahun lagi Samaria merupakan puing-puing berasap dan penduduk Israel dibuang ke Asyur dan kemudian disebarkan di antara berbagai bangsa. Pernikahan Hosea yang tragis dan firman nubuatnya dipadukan sebagai pesan Allah kepada Israel sepanjang tahun-tahun terakhir yang kacau menuju kehancurannya ini.
Allah memerintahkan Hosea untuk "kawini seorang perempuan sundal" (Hos 1:2) untuk melukiskan ketidaksetiaan rohani Israel kepada Allah. Sekalipun ada yang menafsirkan pernikahan Hosea sebagai kiasan khayalan, kebanyakan sarjana Alkitab yang konservatif memandangnya sebagai benar-benar terjadi. Akan tetapi, kelihatan tidak mungkin bahwa Allah akan memerintahkan seorang nabi yang saleh menikahi perempuan sundal untuk menggambarkan berita-Nya kepada Israel; rupanya kemungkinannya lebih besar bahwa Hosea menikahi Gomer ketika ia masih perawan dan kemudian ia menjadi pelacur. Jadi, perintah untuk "kawinilah seorang perempuan sundal" diberikan sebagai nubuat yang mengantisipasi apa yang akan terjadi.
Latar belakang sejarah pelayanan Hosea disebutkan sebagai dalam pemerintahan Yerobeam II dari Israel dan empat raja Yehuda (Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia; lih. Hos 1:1) -- yaitu, sekitar 755-715 SM -- yang tidak hanya menjadikannya rekan sezaman yang lebih muda daripada Amos, tetapi juga dari Yesaya dan Mikha. Kenyataan bahwa Hosea menetapkan tanggal dari sebagian besar pelayanannya dengan mengacu kepada empat raja Yehuda dan bukan kepada masa pemerintahan yang singkat dari enam raja Israel terakhir, mungkin menunjukkan bahwa ia melarikan diri dari kerajaan utara untuk tinggal di Yehuda menjelang kehancuran Samaria, oleh Asyur (tahun 722 SM); di sanalah dia menyusun nubuat-nubuatnya menjadi kitab yang berjudul namanya ini.
Tujuan
Nubuat Hosea adalah usaha terakhir Allah untuk memanggil orang Israel supaya bertobat dari penyembahan berhala dan kefasikan mereka yang tak kunjung berakhir sebelum menyerahkan mereka kepada hukuman penuh atas dosa-dosa mereka. Kitab ini ditulis untuk menyatakan
- (1) bahwa Allah mempertahankan kasih-Nya kepada umat perjanjian-Nya dan dengan sungguh-sungguh ingin menebus mereka dari kejahatan mereka, dan
- (2) bahwa hal-hal menyedihkan terjadi apabila orang terus-menerus tidak menaati Allah dan menolak kasih-Nya yang menebus.
Ketidaksetiaan istri Hosea dicatat sebagai gambaran ketidaksetiaan Israel kepada Allah. Gomer mengejar-ngejar laki-laki lain, sedangkan Israel mengejar-ngejar dewa-dewa lain; Gomer melakukan zina jasmaniah, sedangkan Israel zina rohani.
Survai
Pasal 1-3 (Hos 1:1--3:5) menerangkan pernikahan Hosea kepada Gomer. Nama ketiga anak mereka adalah tanda-tanda nubuat bagi Israel: Yizreel ("Allah mencerai-beraikan"), Lo-Ruhama ("Tidak dikasihi") dan Lo-Ami ("Bukan umat-Ku"). Kasih Hosea yang tekun kepada istrinya yang pezina melambangkan ketabahan kasih Allah kepada Israel.
Pasal 4-14 (Hos 4:1--14:10) berisi serangkaian nubuat oleh Hosea yang menyamakan ketidaksetiaan Israel dengan ketidaksetiaan istrinya. Perbuatan Gomer yang meninggalkan Hosea untuk kekasih lainnya (pasal 1; Hos 1:1-22) melambangkan Israel yang meninggalkan Allah (pasal 4-7; Hos 4:1--7:16). Gomer direndahkan (pasal 2; Hos 2:1-22) untuk melambangkan rasa malu dan hukuman atas Israel (pasal 8-10; Hos 8:1--10:15). Perbuatan Hosea yang menebus Gomer dari pasar budak (pasal 3; Hos 3:1-5) melambangkan keinginan dan rencana Allah untuk memulihkan Israel di masa depan (pasal 11-14; Hos 11:1--14:10). Kitab ini menekankan bahwa karena Israel telah menolak kasih Allah dan panggilan-Nya untuk bertobat, maka hukuman tidak bisa ditunda lagi.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai kitab Hosea.
- (1) Inilah kitab pertama dalam kumpulan PL yang namanya "Kitab Dua Belas" atau juga dikenal dengan nama "Nabi-Nabi Kecil" ("kecil" karena singkat dibandingkan dengan Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel).
- (2) Hosea adalah satu dari hanya dua nabi dari utara yang menulis kitab nubuat di PL (yang lain adalah Yunus).
- (3) Seperti halnya Yeremia dan Yehezkiel, pengalaman pribadi Hosea melukiskan berita nubuatnya.
- (4) Kitab ini berisi sekitar 150 pernyataan tentang dosa-dosa Israel, dan lebih dari separuhnya berkaitan dengan penyembahan berhala.
- (5) Melebihi nabi PL lainnya, Hosea mengingatkan Israel bahwa Tuhan telah sabar dan setia dalam kasih-Nya terhadap mereka.
- (6) Tidak ada tatanan khusus dari nubuat-nubuat Hosea dalam bagian utama kitab ini (pasal 4-14; Hos 4:1--14:10); sulit untuk mengetahui akhir sebuah nubuat dan awal nubuat berikutnya.
- (7) Nubuat-nubuat kitab Hosea penuh dengan kiasan-kiasan yang hidup, kebanyakan diambil dari daerah pedesaan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Kitab Hosea mempunyai beberapa ayat yang dikutip oleh PB sebagai tergenapi di dalam Yesus Kristus:
- (1) pemanggilan putra Allah dari Mesir (Hos 11:1; bd. Mat 2:15);
- (2) kemenangan Kristus atas kematian (Hos 13:14; bd. 1Kor 15:55);
- (3) kerinduan Allah akan kasih setia bukan korban sembelihan (Hos 6:6; bd. Mat 9:13; Mat 12:7); dan
- (4) orang bukan Yahudi yang bukan umat Allah, kini menjadi umat Allah (Hos 1:6,9-10; Hos 2:22; bd. Rom 9:25-26; 1Pet 1:10).
Selain dari ayat-ayat khusus, PB memperluas tema kitab ini tentang Allah sebagai suami umat-Nya, dalam hal Kristus menjadi mempelai laki-laki dari mempelai wanita yang ditebus, gereja (lih 1Kor 11:2; Ef 5:22-32; Wahy 19:6-9; Wahy 21:1-2,9-10). Hosea menekankan berita PB mengenai perlunya pengenalan akan Allah untuk memasuki hidup (Hos 2:19; Hos 4:6; Hos 5:15; Hos 6:3,6; bd. Yoh 17:1-3). Terpadu dengan berita ini, Hosea dengan jelas menunjukkan hubungan langsung di antara dosa yang terus-menerus dengan hukuman yang tidak terelakkan. Kedua penekanan utama Hosea dirangkum Paulus dalam Rom 6:23, "Upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."
Full Life: Hosea (Garis Besar) Garis Besar
Judul (Hos 1:1)
I. Pernikahan Hosea Menggambarkan Ketidaksetiaan,
Penolakan dan Pemulihan Israel
(Ho...
Garis Besar
- Judul (Hos 1:1)
- I. Pernikahan Hosea Menggambarkan Ketidaksetiaan,
Penolakan dan Pemulihan Israel
(Hos 1:2-3:5) - A. Pernikahan Dengan Gomer
(Hos 1:2) - B. Kelahiran Ketiga Anak Mereka
(Hos 1:3-9) - C. Sebuah Nubuat Tentang Pemulihan
(Hos 1:10-2:1) - D. Gomer Sebagai Lambang Israel
(Hos 2:2-22) - 1. Perzinaan Israel
(Hos 2:2-4) - 2. Hukuman Allah
(Hos 2:5-12) - 3. Janji Allah Akan Pemulihan Israel
(Hos 2:13-22) - E. Hosea Menebus Gomer
(Hos 3:1-5) - II. Amanat Hosea Menguraikan Ketidaksetiaan, Penolakan dan Pemulihan Israel
(Hos 4:1-14:9) - A. Perzinaan Rohani Israel
(Hos 4:1-19) - B. Hukuman Allah Terhadap Israel
(Hos 5:1-14) - C. Pertobatan Israel yang Tidak Sungguh-Sungguh
(Hos 5:15-6:3) - D. Catatan Dosa-Dosa Israel
(Hos 6:4-8:6) - 1. Melanggar Perjanjian
(Hos 6:4-10) - 2. Menolak untuk Mengandalkan dan Menaati Allah
(Hos 6:11-7:16) - 3. Mengejar Ilah-Ilah Palsu
(Hos 8:1-6) - E. Hukuman Israel Dinubuatkan
(Hos 8:7-10:15) - 1. Dilahap oleh Bangsa-Bangsa
(Hos 8:7-14) - 2. Kemakmuran Menguap
(Hos 9:1-9) - 3. Keguguran Kandungan
(Hos 9:10-17) - 4. Bangsa Akan Dihancurkan
(Hos 10:1-15) - F. Kasih Allah Akan Israel yang Bertahan Terus
(Hos 11:1-11) - G. Dosa-Dosa Israel Diulangi
(Hos 11:12-12:14) - H. Perhatian Allah pada Masa Lalu dan Kemarahan-Nya Sekarang
(Hos 13:1-16) - 1. Penyembahan Berhala Israel
(Hos 13:1-3) - 2. Pemeliharaan Allah Dalam Peristiwa Keluaran
(Hos 13:4-6) - 3. Rencana Allah untuk Membinasakan Israel
(Hos 13:7-13) - 4. Rencana Allah bagi Pemulihan Akhir Israel
(Hos 13:14) - 5. Kebinasaan Israel yang Akan Datang Ditekankan Kembali
(Hos 13:15-14:1) - I. Janji Allah untuk Memulihkan Israel
(Hos 14:1-9) - 1. Panggilan untuk Bertobat
(Hos 14:2-4) - 2. Berkat Berlimpah-Limpah Dijanjikan
(Hos 14:4-9)
Matthew Henry: Hosea (Pendahuluan Kitab)
I. Sekarang kita memasuki dua belas kitab nabi kecil, yang oleh sebagian orang pada zaman dulu, dalam menyusun kitab-kitab Perjanjia...
- I. Sekarang kita memasuki dua belas kitab nabi kecil, yang oleh sebagian orang pada zaman dulu, dalam menyusun kitab-kitab Perjanjian Lama, digabungkan bersama-sama dan dianggap hanya sebagai satu kitab. Mereka disebut nabi-nabi kecil, bukan karena tulisan mereka kurang berwenang atau kurang bermanfaat dibandingkan tulisan para nabi besar, atau seolaholah mereka ini lebih kecil daripada yang lain di mata Allah, atau boleh dipandang demikian di mata kita, melainkan hanya karena tulisan mereka lebih pendek dan tidak setebal kitab nabi-nabi lain. Beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa para nabi kecil ini berkhotbah sebanyak nabi-nabi lainnya, tetapi mereka tidak menulis sebanyak nabi-nabi itu, tidak pula khotbah mereka dicatat sebanyak khotbah nabi-nabi lain. Banyak nabi yang hebat tidak menulis apa pun, dan yang lain hanya menulis sedikit, namun mereka sangat berguna semasa hidup mereka. Demikian pula sepanjang sejarah jemaat Kristen telah ada banyak terang yang menyala dan bersinar, tetapi mereka tidak dikenal oleh angkatan selanjutnya lewat tulisan-tulisan mereka. Namun karunia, anugerah, dan pelayanan mereka bagi angkatan mereka sama sekali tidak lebih kecil daripada orang lain yang dikenal melalui tulisan. Sebagian orang yang hanya meninggalkan sedikit tulisan dan tidak tersohor di kalangan penulis pun tidak kalah bernilai dibanding para penulis yang menghasilkan lebih banyak tulisan. Menurut Yosefus, tulisan kedua belas nabi kecil ini digabungkan menjadi satu jilid oleh sekelompok ahli kitab pada zaman Ezra, yang terdiri dari orang-orang yang saleh dan terpelajar. Dan diduga bahwa tiga nabi terakhir dari kedua belas nabi kecil juga merupakan anggota dari kelompok itu. Inilah yang bertahan di antara potongan tulisan wahyu ilahi yang tercerai-berai. Para ahli barang kuno menghargai fragmenta veterum – bagian-bagian peninggalan dari zaman kuno. Nah, tulisan ini adalah penggalan-penggalan nubuatan, yang dikumpulkan dengan hati-hati oleh Penyelenggaraan ilahi dan dirawat oleh jemaat, agar jangan ada yang hilang, seperti surat-surat pendek Rasul Paulus setelah surat-suratnya yang panjang. Kitab Yesus bin Sirakh berbicara dengan penuh hormat tentang kedua belas nabi kecil ini, sebagaisorang-orang yang menghibur Yakub (Yesus bin Sirakh 49:10). Sembilan dari nabi-nabi ini bernubuat sebelum masa pembuangan, sedangkan tiga nabi terakhir bernubuat setelah orang Yahudi kembali ke negeri mereka. Ada suatu perbedaan dalam urutan kitab-kitab ini. Kita menempatkannya seperti orang-orang Ibrani kuno, dan semua sependapat untuk menaruh Kitab Hosea pada urutan pertama. Namun, masalah mana kitab yang paling tua tidaklah penting. Dan, kalaupun kita ingin mengurutkannya berdasarkan mana yang lebih tua, sebagian dari kitab-kitab itu tidak dapat kita pastikan usianya.
- II. Di hadapan kita terbentang nubuatan Hosea, nabi pertama dari semua nabi yang menuliskan nubuatan mereka, sebab ia dibangkitkan sebagai nabi kira-kira sebelum zaman Yesaya. Menurut para tokoh pada zaman dulu, Hosea berasal dari Bet-Semes, dan dari suku Isakhar. Ia sangat lama melayani sebagai nabi. Orang Yahudi memperkirakan bahwa Hosea bernubuat hampir selama sembilan puluh tahun. Jadi, seperti yang dicermati oleh Jerome, ia sudah menubuatkan kehancuran kerajaan Israel sejak lama sebelumnya. Ia sendiri sempat melihat kejadian itu serta meratapinya, dan setelah kejadian itu usai, ia memanfaatkannya sebagai peringatan bagi kerajaan yang satunya lagi, yaitu kerajaan Yehuda. Maksud dan tujuan dari nubuatan Hosea adalah untuk menyingkapkan dosa dan menyatakan penghakiman-penghakiman Allah atas sebuah bangsa yang tidak mau diubahkan. Gaya tulisannya ringkas dan padat berisi dibandingkan dengan nabi-nabi lain. Dan pada beberapa bagian, tulisannya tampak seperti pepatah dalam Kitab Amsal, tanpa hubungan satu sama lain, dan lebih tepat disebut ujaran Hosea daripada khotbah Hosea. Memang, adakalanya satu pepatah yang berbobot lebih bermanfaat daripada khotbah yang panjang. Huetius (seorang rohaniwan Prancis abad ke-17 – pen.) mencermati bahwa banyak bagian dalam nubuatan Yeremia dan Yehezkiel tampak merujuk kepada Nabi Hosea, dan dipinjam darinya, sebab Hosea sudah menulis jauh sebelum mereka berdua. Misalnya, Yeremia 7:34; 16:9; 25:10; dan Yehezkiel 26:13 sama dengan Hosea 2:10. Demikian pula Yehezkiel 16:16 diambil dari Hosea 2:7. Janji untuk mengabdi kepada TUHAN, Allah mereka, dan kepada Daud, raja mereka dalam Yeremia 30:8-9 dan Yehezkiel 34:23 pun telah ditulis Hosea sebelumnya dalam pasal 3:5. Begitu pula Yehezkiel 19:12 diambil dari Hosea 13:15. Demikianlah nabi yang satu meneguhkan serta mendukung nabi lainnya, dan semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama.
Jerusalem: Hosea (Pendahuluan Kitab) KEDUA BELAS NABI
Kitab terakhir dalam daftar kitab-kitab para nabi menurut Allah Ibrani berjudul "Kedua belas". Sebenarnya kitab ini terdiri...
KEDUA BELAS NABI
Kitab terakhir dalam daftar kitab-kitab para nabi menurut Allah Ibrani berjudul "Kedua belas". Sebenarnya kitab ini terdiri atas dua belas kitab kecil yang dihubungkan dengan nabi-nabi yang berlain-lainan. alkitab Yunani memberi kepada kitab ini judul "Dodekapropheton". Tradisi Gereja kristen memandang kitab ini sebagai sebuah kumpulan dua belas Nabi kecil. Istilah "nabi kecil" ada hubungan dengan kecilnya masing-masing kitab tsb dan tidak dimaksudkan sbagai suatu istilah yang menyatakan, bahwa mutu kitab-kitab ini lebih rendah dari pada mutu kitab nabi-nabi "besar". Kumpulan kedua belas nabi itu sudah ada di zaman Bin Sirakh, Sir 49:10 Dalam Alkitab Ibrani kitab-kitab itu dideretkan sesuai dengan urutan nabi-nabi itu dalam waktu, sebagaimana ditetapkan tradisi. Dalam Alkitab Yunani urutannya berbeda sedikit, dan semua ditempatkan sebelum nabi- nabi Besar. Dalam kata pengantar ini masing-masing kitab akan dibahas sesuai dengan urutannya dala waktu sebagaimana agaknya dapat diterima.
HOSEA
Hosea berasal dari kerajaan Utara dan hidup sezaman dengan nabi Amos, sebab Hosea mulai menunaikan tugasnya sebagai nabi di masa pemerintahan Yerobeam II. Ia berkarya juga di masa pemerintahan raja-raja berikut yang mengganti Yerobeam II. Tetapi tampaknya Hosea tidak menyaksikan musnahnya Samaria pada thn. 721. Hosea hidup di zaman yang muram bagi Israel: penyerbuan dari pihak Asyur, thn734-732, pemberontakan-pemberontakan dalam negeri (empat orang raja dibunuh dalam jangka waktu 5 thn.), kemerosotan akhlak dan agama.
Dari seluruh kehidupan Hosea selama zaman kekacauan itu hanya dikenal drama pribadi yang dialami nabi sendiri, Am 1-3. Drama itu menjadi tolak karyanya sebagai nabi. Arti bab-bab pertama Hosea masih diperdebatkan. Tafsirannya yang paling meyakinkan adalah sbb: Hosea memperisteri seorang perempuan yang dicintai nya. Isterinya meninggalkan Hosea. Tetapi Hosea tetap mencintai perempuan itu dan mengambilnya kembali sebagai isteri setelah mencobainya seperlunya. Pengalaman pahit itu menjadi sebuah lambang bagaimana Yahwe memperlakukan umat- pilihanNya. Caranya nabi menceritakan pengalamannya itu mungkin terpengaruh oleh makna sombolis tsb. Bab 2 mengetrapkan pengalaman itu dan begitu menjadi kunci bagi seluruh kitab: Israel telah diteristrikan oleh Tuhan, tetapi ia telah berlaku sebagai isteri yang tidak setia, bagaikan seorang pelacur. Dengan jalan itu Israel telah membangkitkan kemurkaan dan rasa cemburu suami ilahinya. Namun Tuhan tetap mengasihi Israel. Sungguhpun menghukumnya Ia bermaksud memgantar Israel kembali kepada diriNya dan mengembalikan kepadanya sukacita kasih mereka yang dahulu.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Israel hubungan antara Yahwe dan umat Israel diungkapkan dengan istilah-istilah yang diambil dari hidup perkawinan. Hal ini dilakukan Hosea yang berjiwa halus namun bergelora. Keberanian cara bicara Hosea sungguh mengherankan dan sungguh membingungkan luap perasaannya. Seluruh pewartaan Hosea pada dasarnya bertemakan Allah yang tidak ditanggapi umat Israel. Kemesraan kasih yang pernah terjalin antara bangsa Israel dengan Yahwe dipadang gurun lekas berlau bagaikan sebuah mimpi indah. Selanjutnya setiap bukti kasih Yahwe dibalas Israel dengan ketidak-setiaan. Dalam hal ini Hosea terutama mengecam orang-orang yang memegang pucuk pimpinan bangsanya. Para raja, yang dipilih berlawanan dengan kehendak Allah, melalui politik yang duniawi belaka telah menurunkan harkat umat tepilih sehingga menjadi sama saja dengan bangsa-bangsa lain. Para imam yang kurang berpengetahuan dan serakah membawa bangsa Israel kepada kebinasaan. Seperti Amos, Hosea mengutuk ketidak- adilan dan pemerkosaan hak manusia, tetapi ia lebih menekankan ketidak-setiaan bangsa Israel dalam bidang keagamaan. Menurut Hosea Betel adalah pusat di mana Yahwe dipuja sebagai dewa saja. Dalam upacara-upacara semum yang adakan di atas bukit-bukit, Tuhan dipersekutukan dengan Baal dan Astarte. Hosea memprotes bahwa gelar baal dengan arti "Tuhan" diberi kepada Yahwe, Am 2:15. Hosea menegaskan, bahwa hanya Allahnya Israel memberi segala karunia mau dianggap sebagai anugerah baal, dewa kesuburan, Am 2:4-17. Yahwe ialah Allah yang cemburu yang memiliki segenap hati umatNya. "Aku menyukai kasih-setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban- korban bakaran." Am 6:6. Hukuman Allah tidak terelakan, tetapi Allah hanya menghukum demi untuk menyelamatkan. Setelah menjadi ternista dan terhina, Israel akan ingat masa lampau, ketika ia masih setia kepada Yahwe; ia akan bertobat, lalu Yahwe akan kembali berkenan kepada umatNya yang akan menikmati kebahagiaan dan damai sejahtera.
Sejumlah ahli Kitab pernah membuang dari kitab Hosea segala nubuat mengenai kebahagiaan mendatang serta nubuat-nubuat mengenai Yehuda. Tetapi dewasa ini para ahli Kitab kembali kepada pendirian yang lebih berhati-hati. Menganggap Hosea sebagai nabi yang menubuatkan malapetaka melulu berarti menafsirkan salah seluruh pewartaannya. Selain itu dengan mudah dapat dimengerti, bahwa pandangan Hosea bukan saja terpusat pada kerajaan Utara, melainkan melayang juga kepada Yehuda yang bertetangga dengan Israel. Namun demikian harus disetujui, bahwa nubuat-nubuat Hosea yang dikumpulkan di kerajaan Israel, lalu diterima di kerajaan Yehuda. Di sana kitab Hosea sekali atau dua kali disadur. Bekas-bekas penyaduran tsb. dapat dilihat dalam judul kitab, Am 1;1, dan di beberapa tempat lain, mis. Am 1:7; 5:5; 6:11; 12:3. Ayat terakhir kitab Hos 14;10, mencerminkan pemikiran seorang bijak yang hidup di zaman pembuangan atau di zaman sesudahnya. Ia menanggapi inti-pokok seluruh kitab dan mengungkapkan dalamnya uraian yang terdapat di dalamnya. Sulit sekali menafsirkan kitab Hosea dengan tepat, sebab naskah Ibraninya termasuk naskah yang paling rusak dalam keseluruhan Perjanjian Lama.
Kitab Hosea membawa pengaruh yang amat mendalam pada seluruh Perjanjian Lama. Pengaruhnya terasa dalam wejangan-wejangan para nabi mengenai ibadat hati yang dijiwai kasih kepada Allah. terutama Yeremia sangat terpengaruh oleh Hosea. Tidak mengherankan, bahwa Perjanjian Baru mengutip Hosea atau sering mendapat inspirasi dari padanya. Yeremia, Yehezkiel dan Deutero-Yesaya meniru Hosea dalam menggambarkan hubungan antara yahwe dan Israel sebagai ikatan suami-isteri. Perjanjian Baru dan jemaat kristen purba mengalihkan gambar tsb kepada hubungan yang terjalin antara Yesus dan Gereja. Para mistikus kristen mengetrapkan lambang ini pada hubungan antara Allah dengan masing-masing kaum beriman.
Ende: Hosea (Pendahuluan Kitab) KITAB KEDUABELAS NABI
PENDAHULUAN
Dalam sastera kenabian dari kanon Hibrani dan Junani terdapat sedjumlah naskah
ketjilan, jang besarnja toh agak berl...
KITAB KEDUABELAS NABI
PENDAHULUAN
Dalam sastera kenabian dari kanon Hibrani dan Junani terdapat sedjumlah naskah ketjilan, jang besarnja toh agak berlainan djuga. Naskah2 itu sudah sedjak sediakala dikumpulkan mendjadi satu kitab. Naskah2 jang keduabelas djumlahnja itu lazimnja dinamakan "Kitab Keduabelas Nabi" atau, "Keduabelas Nabi Ketjil". Kata "ketjil" dalam djudul itu samasekali tidak mempunjai arti mengetjilkan atau meremehkan se-olah2 nabi2 itu tokoh2 jang tak begitu penting seperti "Nabi2 besar", jakni Jesaja, Jeremia, Jeheskiel (dan Daniel). Kata "ketjil" tidaklah begitu besar adanja. Mengenai pentingnja menurut kenjataan, maka beberapa dari nabi2 ketjil itu tidak kalah dengan rekan2nja jang besar, baik pengaruhnja maupun isi tulisannja. Rupa2nja terutama karena alasan2 praktislah, naskah2 mereka itu sudah ada sedjak abad kedua sebelim Masehi dikumpulkan mendjadi satu kitab, satu djilid, jang dalam bahasa Junani diberi nama "Dodekapropheton".
Urutan nabi2 dalam satu djilid itu tidak seluruhnja sama dalam kanon Hibrani dan kanon Junani. Kenjataan ini menundjukkan, bahwa naskah2 itu baru sesudah terdjadinja terdjemahan Junani (sekitar th. 250) mendapat tempatnja jang tetap dalam kanon Hibrani dan bahwa oleh karenanja tempat itu lama belum ditetapkan. Dalam Kanon Hibrani tempatnja ditetapkan sbb.: Hosea, Joel, Amos, Obadja, Jona, Micha, Nahum, Habakuk, Sefanja, Hagai, Zakarja, Maleachi. Dalam Kanon Junani keenam nabi terachir itu sama tempatnja, tapi urutan keenam nabi pertama adalah sbb.: Hosea, Amos, Micha, Joel, Obadja, Jona. Asas apa jang dipergunakan dalam menetapkan urutan itu tidaklah selalu sama djelasnja. Namun demikian; dalam kanon Hibrani dapat ditentukan sematjam urutan menurut waktu, sedjauh Hosea dan Amos itu nabi2 dari abad kedelapan,disusul Micha pada achir abad itu djuga. Nahum Sefabha dab Habakuk tampil pada runtuhnja keradjaan besar Asjur dan pada permulaan keradjaan besar Babel (sekitar th. 500) Joel, Obadja dan Jona jang waktu tampilnja tidak diketahui lagi, mendapat tempatnja jang tetap di-tengah2 keduabelas itu karena alasan2 lain. Urutran chronologis memang sedikit banjak ada, tetapi tidak selalu dikukuhi, dan malahan dimanapun itu terdjadi, urutan dua nabi dalam kitab itu belumlah berarti, bahwa mereka susul-menjusul djuga menurut waktu. Demikian pastilah kiranja, bahwa kegiatan Amos mendahului kegiatan Hosea jang toh ditempatkan didepan, mungkinlah karena bukunja lebih besar dan djuga karena pada Hosea sesungguhnja sudah terdapat segala thema para nabi, jang diulang lagi dalam buku2 berikutnja.
Djadi, kitab jang agak ketjil itu melingkupi suatu masa lama kegiatan para nabi, jang berlangsung dari abad kedelapan sebelim Masehi sampai dengan djaman sesudah pembuangan. lk. th. 400. Oleh karenanja kitab tersebut merupakan sebangsa ichtisar dari seluruh kegiatan para nabi di Israil, sebagaimana jang tersimpan dalam bentuk tulisan. Sebelum mereka tidak dapat sudah ada nabi2, tetapi tidak menuliskan sesuatupun dan orang2 lainpun hampir2 tidak mentjatat sedikitpun dari pengadjaran mereka. Pada jang pertama dari antara nabi2 ketjil itu charisma (kurnia) nubuat dipertalikan dengan inspirasi, hal mana amat sangat penting bagi pengetahuan perihal gedjala itu. Dalam kitab ini terdapat pula segala bentuk sastera, jang digunakan para nabi, mulai dari firman dan amanat sampai ke simbolik jang musjkil dari penglihatan2 apokaliptis. Dalam pelbagai bentuk sastera itu oleh para nabi dikemukakan segala thema, jang pada nabi2 besar diperbintjangkan dalam bentuk jang lebih pandjang lebar. Membatja dan mempeladjri kitab Nabi2 ketjil itu oleh karenanja djuga merupakan persiapan jang terbaik untuk membatja dan mempeladjari kitab Nabi2 besar. Kiranja amat tidak wadjarlah, kalau orang memandang kitab tsb. kurang penting dan kurang bernilai daripada karya Jesaja atau Jeremia. Djuga dilihat dari kesusasteraan belaka, beberapa bagian dari kitab Nabi2 ketjil itu tidak kalah sedikitpun dengan titik- puntjak jang dapat ditjapai Jesaja. Tanpa rugi besar dalam pelbagai segi tidak dapatlah kitab Nabi2 ketjil itu ditjoret begitu sadja dari daftar kitab2 sutji Perdjandjian Lama.
Untuk pengertian jang tepat tentang nabi2 ketjil itu, haruslah diperhatikan, bahwa karya mereka - tidak lain dari karya nabi2 lainnya, - mempunjai tjorak jang agak kabur. Inilah berkat ber-bagai2 faktor. Boleh djadi jang terpenting ialah tjar buku2 itu dususun. Kebanjakan buku2 itu adalah kumpulan utjapan2, jang disusun dengan tjara jang agak sembarangan. Bagian2, jang sering sukar lagi dibedakan dan dipisahkan ditempatkan jang satu dibelakang jang lain tanpa banjak gandingannja mengenai waktu atau djalan pikirannja. Oleh karenanja buku2 itu memberikesan katjau, hal mana mengurangkan djelasnja. Karena itu bagian2 masing2 haruslah sedapat2nja diartikansendiri2; dan bila di-tjari2 atau diletakkan gandingan2, dimana itu tidak ada, maka tafsirnja dibelokkaankedjalan jang sesat. Tidak selalu nabi2 itu sendirilah jang menjusun buku, seperti jang kita kenal sekarang. Tidak djaranglah buku itu pekerdjaan orang lain, jang entah bersandarkan tulisan nabi entah bersandarkan ingatannja sendiri atau ingatan orang lain. Dengan demikian kadang2 utjapannabi tertentu ditjampur-adukkan dengan utjapan2 nabi lain atau disana-sini dibubuhi dengan perluasan2 ketjil atau keterangan2. Kesemuanja itu tidak menambah djelasnja nubuat, jang karena tjoraknja jang chas toh sudah mempunjai sesuatu kekaburan. Faktor lain jang tidak sedikit mempersulit pengartiannja ialah bahwasanja para nabi seringkali menjindir atau berpangkal pada peristiwa2tertentu didjaman mereka, jang tidak lagi djelas bagi kita. Amat seringlah tidak diketahui apa jang dimaksudkan dengan perkataan nabi itu, karena tidak diketahui apa jang tepatnja dipikirkan. Achirnja teks para nabi, sebagaimana kini adanja, tidak djaranglah dalam keadaan jang agak buruk, chususnja Hosea, Micha, Habakuk dan Zakarja, sehingga sukarlah diterdjemahkan dan terlalu banjak di-kira2kan sadja. Tambahan pula para nabi menggunakan (gaja) bahasanja sendiri jang tidak djarang sangat singkat, jang kekuatannja jang njata tidak selalu dapat ditetapkan lagi. Karena itu dapatlah terdjadi, bahwa orang mengira sesuatu teks buruk, padahal sungguh2 aseli adanja, tetapi tak dapat ditangkap maknanja, karena orang kurang memahami bahasanja.
Meskipun terdjemahan Nabi2 ketjil jang kami sadjikan ini urutannja mengikuti kanon Hibrani, namun dalam pendahuluan dipilihlah urutan jang lebih chronologis. Demikian dapatlah tokoh masing2 ditempakan didalam lingkungan historisnja, hal mana dapat menolong untuk memahaminja. Nabi2 dalam urutan historisnja tidak hanja mentjerminkan perkembangan pofetisme sendiri, tetapi djuga perkembangan politik serta keigamaan dari seluruh bangsa itu, dari Perdjandjia Lama itu sendiri. Mereka itu kan tokoh2 keigamaan jang besar, jang besar pengaruhnja atas hidup keigamaan Israil, dan mereka berdjasa bagi berkembang serta mekarnja wahju. Betul mesti diakui, bahwa tentang beberapa tokoh tidak dapat ditentukan dengan pasti, bila mereka itiu menunaikan tugasnja, dan harus diingat pula, bahwa kepada seorang nabi tertentu dipertalikan apa jang baru terdjadi kemudian dan jang berasal dari tokoh jang lain. Oleh karenanja selalu tetap ada sebangsa kekaburan dan ketidak-pastian.
Jang per-tama2 dari antara nabi2 pengarang itu ialah Amos. Sesungguhnja ia berasal dari Juda (Amo 1:1; 7:12) namun ia mendjalankan kegiatannja didalam keradjaan Israil. Menurut djudul kitab (Amo 1:1) jang dibubuhkan oleh para penjususn, ia tampil didalam pemerintahan Jerobe'am II (783-743), dua tahun sebelum gempa bumi (1,1), jang ruoanja meninggalkan kesan jang dalam, tetapi bagi kita tidak dapat ditanggalkan lagi. Amos termasuk golongan tani di Tekoa' (Amo 7:4) dan setjara langsung serta tak terelakkan telah dipanggil oleh Jahwe sendiri untuk mewartakan kepada umatnja di Israil hukuman atas dosa2nja (Amo 7:15; 3:8). Sedjenak sadja ia dapat menunaikan tugasnja. Segera ia dibungkam mulutnja (Amo 7:10-17) dan dibuang dari negeri itu. Boleh djadi ia kemudian kembali kedaerah asal-usulnja.
Dalam pemerintahan Jerobe'am II keradjaan Israil mengalami kemadjuan kenegaraan dan ekonomis. Keradjaan itu berpengaruh pula di Juda, hal mana menerangkan, bahwa seirang Juda dapaat mendjalankan tugas kenabiannja di Israil, tanpa ditolak dari permulaan. Israil dapat membebaskan diri dari genggaman Asjur, jang telah melenjapkan setjara definitif bahaja Aram, karena keradjaan besar itu mengalami masa kemerosotan pilitik Tetapi kemadjuan itu membawa keruntuhan jang besar dalam bidang sosial dan keigamaan. Kesedjahteraan itu hanja menguntungkan segelintir penggaruk keuntungan dikalanagan lapisan atas, jang setjara menjolok mata hidup dalam kemewahan dengan mengisap lapisan2 bawah dari rakjat. Ibadah resmi didalam tempat2 sutji keradjaan di Betel dan Dan dan didalam tempat2 sutji lainnja, tidak hanja menundjukkan ketjenderungan2 synkretisme, tetapi djuga memburuk mendjadi formalisme lahiriah belaka. Upatjara2 keigamaan diadakan setjara besar2an, tetapi tidak disertai dengan hidup kesusilaan jang serasi. Pemudjaan dewa2 dan dewi2 kesuburan tidak lenjap seluruhnja, kendati tindakan radikal Jehu, jang lebih beralasan politik daripada keigamaan. Keadaan2 buruk dalam bidang dodial dan keigamaan itu diterima dengan enaknja sadja karena kejakinan jang palsu tetapi menenangkan ini, bahwasannja Jahwe puas dengan formalitas2 jang meriah itu.
Suara hati keigamaan rakjat dibangunkan oleh Jahwe dari ketiduran dengan perantaraan Amos, orang asing itu. Dengan alasan2 keigamaan nabi tsb. menjerang keadaan2 sosial jang buruk. Ia tampil sebagai pembela kaum tertundas. Dengan tak kenal ampun ia mengetjam habis2an kemewahan lapisan2 atas di Sjomron (#/ENDE Amo 2:6-8; 4:1-3; 5:10-13; 6:1-7). Dalam pada itu ditandaskanja kebenaran mendalam dari agama Israil, bahwasannja ibadah formalitas itu bukan pengganti hidup kesusilaan dan bahwasanja ibadah sadja tidak memberikan perlindungan terhadap keadilan penghukum dari Allah (Amo 4:4-5; 5:21-26). Dimaklumkannja "Hari Jahwe" (Amo 5:18; 8:9-10) - ungkapan buatan Amos sendiri - jaitu hari penghukuman atas Israil. Keruntuhan keradjaan tak terelakkan lagi (Amo 3:9-15; 6:8-14; 7:8; 8:2), ketjuali kalau terdjadi pertobatan jang radikal (Amo 5:4-7; 14-15). Meskipun tidak disebutkan dengan tegas, namun bagi Amos tangan Jahwe jang menghukum dikonkretisir dalam kekuasaan Asjur jang mengantjam.
Ketjaman Amos bertumpu pada keigamaan. Ia tampil atas nama Jahwe, Pentjipta semesta alam jang mahakuasa (Amo 5:8-9; 9:5-6; 4:13), jang mampu melaksanakan antjaman2Nja. Jahwe telah memilih Israil di-tengah2 bangsa2 (Amo 9:7-10). Tetapi anggapan salahlah, kalau hal itu akan berarti suatu kelonggaran untuk melanggar perintah2-Nja. Sebaliknja kepilihan itu mengandung pula suatu tuntutan akan keadilan dan kedjudjuran dalam tingkah-laku (Amo 3:1-2), jang mengindahkan keselamatan semua manusia, orang jang miskin dan papa. Kepilihan oleh Allah dan pemeliharanna chas jang berpautan dengannja, adalah sungguh kepilihan dan bukannja hak dari Israil. Jahwe mau dihormat dalam ketulusan hari dan diabdi dengan tingkah-laku jang djudjur (Amo 5:24). Tetapi sebaliknjapun Jahwe tidak membatalkan kepilihanNja itu. Asal bertobat, umatnja tidak akan ditinggalkan oleh Jahwe, dan sesudah keruntuhan pada Hari Jahwe, Ia toh akan memulihkan nasib umatNja (Amo 9:11-15). Kendati antjaman2 jang pedas, Amos toh bukan nabi dari pesimisme. Ia membukakan pemandangan kearah haru depan jang bahagia bagi sisa sutji dari umat Jahwe. Seperti ungkapan "Hari Jahwe", demikianpun istilah "sisa" pertama2 digunakan oleh Amos dalam kesusasteraan kenabian (Amo 5:15).
Kitab Amos terdiri atas suatu kumpulan firman dan penglihatan, jang sebagian
terbesar ditulis oleh nabi sendiri. Dorongan untuk menuliskan pengadjarannja
boleh djadi ialah kenjataan bahwa ia dipaksa menghentikan pengadjaran lisannja
dan meninggalkan negeri itu. Setjara tulisannja ia hendak terus mengulang
peringatan2nja. Mungkinlah dengan itu ia hendak memperingatkan kaum senegerinja
di Juda, supaya djangan mengikuti tjontoh Israil (Amo 1:4-5; 6:1),
sehingga mereka tidak mengalami nasib jang sama. Djelaslah dari tangan nabi itu
sendiri bagian2 dalam mana ia tampil kedepan sambil berbitjara (
Kitab itu - dengan mengingat perpindahan tsb. diatas -, tjukup terang susunannja. Sesudah djudulnja (Amo 1:1-2a) berikutlah serentetan nubuat2 pengadilan Allah tentang bangsa2 kafir disekitarnja serta Juda sebagai suatu pendahuluan akan pengadilan tentang Israil (Amo 1:3-2:16). Lalu chususnja Israil diantjam karena kalalimannja; kedurdjanaannja tidak dapat tidak mendatangkan keadilan penghukum dari Allah (Amo 3:1-6:14). Hukuman jang dimaklumkan itu dilukiskan lagi dengan serentetan penglihatan2 (Amo 7:1-9; 8:1-3; 9:1-4), akan dikuntji dengan suatu doksologi dan dua antjaman, jang membatasi hukuman itu sampai kepada para pendisa di Israil sadja (Amo 9:5-10). Bagian terachir menutup kitab dengan antjaman2 jang keras itu denan pandangan penuh harapan akan kebahagiaan kelak.
Setelah Amos terpaksa meninggalkan Israil, lalu tugas kenabiannja dilandjutkan oleh seorang penduduk negeri itu sendiri (Amo 7:5), jakni HOSEA. Hosea memulai kegiatannja dalam pemerintahan Jerobe'am II (783-743). Nabi itu menjaksikan anarki politik dan pembunuhan radja2 sesudah kematian Jerobe'am (Hos 7:3-7; 8:10), padjak jang dibajarkan Menahem kepada Asjur (Hos 8:8-9; 10:5-6) akan ganti bantuan jang diberikan pada perebutan tachta (738) dan djuga perang Israil (ber-sama2 dengan Aram) lawan Juda untuk memaksa negeri itu ikut-serta dalam pemberintakan lawan Asjur (735-734), sekiranja benarlah Hos 5:10-12 menjindir perang tsb. Tetapi agaknja ia tidak menjaksikan keruntuhan Israil, jang dinubuatkannja, dalam tahun 721. Djadi nabi itu tampil antara tahun 745-721.
Dalam permulaan tampilnja Hosea keadaan sosial dan politik di Israil masih sama dengan jang mendjadi latarbelakang kitab Amos. Tetapi segera terdjadilah perubahan jang besar. Dari luar Asjur makin lama makin berat tekanannja, sedangkan dari dalam ada perang terus-menerus untuk memperebutkan tachta. Pengganti Menahem (743-738) tidak lebih baik nasibnja daripada kedua pendahulu radja tsb. Pemberintakaan lawan Asjur, dalam mana Pekah (737-732) turut-serta, digagalkan dan Aram dimusnahkan dari muka bumi (732). Israil sendiri mendjadi taklukan Asjur jang tak berdaja. Dalam pemberintakan lawan Asjur itu dengan sendirinja diminta bantuan dari Mesir jang kuat. Di Israil ada dua golongan jang berebut kuasa: golongan jang lain mau melemparkan kuk dari atas pundaknja dengan bantuan Mesir (Hos 5:13; 7:11; 8:9; 12:2). Pemberontakan jang tak ada harapannja dari radja Israil jang terachir, jang sama namanja dengan nabi itu, berachir dengan keruntuhan definitif keradjaan itu (721). Kekatjauan2 politik jang disertai dengan kemerosotan ekonomis, membawa sertanja kemerosotan kesusilaan dan keigamaan jang lebih besar. Hal ini ternjata dari timbulnja kembali pemudjaan dewa2 dan dewi2 asing dengan ibadahnja jang tak susila dan dengan merembesnja adat-kebiasaan kafir kedalam ibadah Jahwe jang toh sudah tidak sah itu, berupa lembu djantan di Betel dan Dan. Tambahan pula pemudjaan Jahwe itu tidak kurang formalistis daripada hang sudah ada didjaman Jerobe'am II.
Keadaan jang menjedihkan dari rakjat dalam bidang keigamaan terpantul dalam hidup pribadi nabi itu. Ia sudah kawin, tetapi perkawinannja mendjadi suatu lakon sedih. Ia mentjintai isterinja dengan amat sangat, tetapi isterinja tak- setia kepadanja. Anak2 jang dilahirkannja bukan dari Hosea sendiri, melainkan dari orang laki2 lain, dengan siapa ia berbuat djinag. Kenjataan menjedihkan jang kemudian diketahuinja itu membuat nabi memutuskan untuk mentjeraikan isterinja, jang segera djuga dilepaskannja. Isterinja kawin lagi. Tetapi nabi itu tak dapat tjedera kepada tjintanja jang pertama. Diambilnja kembali isterinja dna dibajarkannja ganti kerugian jang dituntut. Isterinja diudjinja agak lama, untuk menjembuhkannja dari ketjenderungan2nja jang djahat. Tetapi ia bersedia melupakan jang sudah2 dan mentjintainja lagi dengan segenap hatinja. Kemudian diinsjafi nabi itu, bahwa hal-ihwal pribadinja anehnja banjak kesamaan dengan apa jang terdjadi antara Jahwe dan umat pilihanNja. Nabi itu mengerti, bahwa pengalaman2nja jang sedih itu ditentukan oleh Jahwe sendiri, untuk dengan itu mengandjurkan kepada umatNja akan bertobat. Karena itu dengan berpangkal pada hal-ihwalnja sendiri dan dengan memberikan nama2 simbolis kepada anak2, dinjatakan oleh nabi itu kepada rakjat ketidaksetiaannja kepada Jahwe, Mempelainja. Begitulah kami artikan kisah biografis dalam pasal 1(Hos 1) dan 3(Hos 3). Kisah itu mengenai perkawinan jang njata tapi tak- bahagia dari nabi itu, hal mana baginja mendjadi perlambang ketidak-setiaan Israil terhadap Jahwe. Dahulu dan sekarang masih ada sadja beberapa ahli, jang tidak mau mengartikan sebagai kenjataan, melainkan sebagai suatu perlambang atau alegori buatan nabi itu atau djuga sebagai penglihatan. Tetapi djika teksnja dibatja baik2, maka kiranja sungguh hal itu mengenai suatu kenjataan. Seperti isteri Hosea sungguh tak-setia kepada suaminja, demikianpun Israil sungguh murtad dari Jahwe, Mempelainja. Pengalaman2 serupa itu jang diartikan sebagai perlambang oleh nabi tsb., terdapat pula pada nabi2 lainnja (Yes 7:3; 8:3; Yes 16:2; Yeh 24:15-17).
Menurut Hosea ketidak-setiaan Israil kepada Jahwe lebih2 terdiri atas pemudjaan berhala dan ibadah jang tidak sah serta tjarut di-tempat2 sutji Betel dan Dan (Hos 2:4-15; 4:11-13; 5:6; 8:5-6; 8:11-13; 13:1-3). Ketidak-setiaan ini memainkan peranan utama dalam kitab tsb. dan demikianlah seluruhnja dipengaruhi oleh pengalaman2 simbolik perkawinan itu tidak hanja terdapat dalam kitab Hosea sadja. Banjak nabi, chususnja Jesaja, Jeremia dan Jeheskiel mengambil-alih simbolik itu dan ber-ulang2 diterapkan kepada hubungan Jahwe dengan Israil. Makanja tidak meninggalkan tjintanja, demikianpun Jahwe tidak akan meninggalkan mempelaiNja, tetapi tetap mentjintainja. Ia manghadjarnja lebih untuk menjembuhkan daripada untuk menghukum; dan sesudah bertobat, Israil pasti diterima lagi dalam tjintaNja. Thema in mentjapai puntjaknja dalam Madah Agung, djika madah itu diartikan sebagai suatu alegori dan bukannja sebagai lukisan tjinta perkawinan insani.
Kitab Hosea terdiri atas dua bagian besar, jang djelas dapat dibedakan satu sama lain. Bagian pertama (Hos 1-3) mendjandjikan hal-ihwal hidup perkawinan nabi itu dengan tafsirnja jang diberikan olehnja atas ilham Allah. Hanja Hos 2:1-3 rupa2nja tidak tidak ada pada tempatnja. Bagian kedua 94-14) adalah kumpulan firman2 Allah, jang sedikit gandingannja satu sama lain, ketjuali dalam hal thema umumnja, dan lagi penuh ulangan2. Tidak dapat tidak firman2 itu diutjapkan pada waktu2 jang berlainan dan pada klesempatan2 jang berlainan dan urutan chronologisnja pastilah tidak terpelihara dalam susunannja jang definitif. Walaupun seirng sukarlah membedakan bagian2 ketjilanj sendiri2 dan setiap pembagian oleh karenanja djuga agak sesenaknja sadja, namun bagian kedua itu dapatlah dibagi atas firman2 jang sedikit-banjak ada gandingannja. Dalam Hos 4:1-14:1 diketjamlah pelbagai kedjahatan Israil dan lapisan2 atas dan diantjam dengan hukuman jang tak terelakkan. Namun demikian, ber-ulang2 muntjul djuga bagian2 jang mengandung harapan (Hos 5:15; 6:11-7:1; 11:8-11). Bagian jang terachir (Hos 14:2-9) melukiskan penjelamatan jang terachir dan definitif dari bangsa itu sesudah bertobat.
Lepas dari tambahan2 jang tak penting dalam Hos 1:7 dan Hos 14:10 Hos 14:9, tidak ada alasan untuk menjangsikan keaselian kitab itu seluruhnja atau sebagian daripadanja. Berpangkal pada anggapan, pernahlah orang mau mentjoret semuanja, jang berkenaan dengan Juda atau dengan kebahagiaan hari depan (Hos 4:1-7; 5:5,13-14; 6:11; 12:1; 14:2-9), tetapi tanpa prasangka tidak dapatlah dikemukakan argumen2 untuk itu. Soal lain jang tidak begitu penting ialah, apa nabi itu sendiri menulis dan menjusun kitabnja. Dapatla diterima begitu sadja, bahwa nabi itu menuliskan sendiri se-tidak2nja bagian2 tertentu. Riwajat hidupnja tak dapat tidak berasal daripadanja, meskipun bagian kedua digubah oleh orang lain, sehingga bukan Hosea sendiri jang berbitjara, melainkan orang lain tentang dia. Firman2 untuk sebagian tak dapat tidak ditulisnja sendiri. Sebab rupa2nja djaranglah ia dapat tampil didepan umum (Hos 9:7-9), sehingga ia harus membatasi dirinja sampai kekalangan jang terbatas sadja. Untuk mentjapai rakjat, ia mesti menjerahkan penfadjaran2nja setjara tertulis kepada pembantu2nja. Tulisan2 ketjil, jang kiranja ditambah djuga dengan hafalan2 murid2nja, kemudian dikumpulkan dandisusun. Tetapi hal itu dilakukan dengan agak bebas, sebagaimana ternjata dari kesan kekaburan, jang diberikan kitab tsb. Mungkin djuga kemudian, ketika kumpulan itu diterima di Juda, diadakan beberapa perubahan dan tambahan2 seperlunja.
Pesan Hosea amat kaja isinja. Pada pokoknja terdapatlah padanja hampir semuanja, jang kemudian diperluas oleh nabi2 sesudah dia. Ia melemparkan ketjaman pedas bukan hanja atas kelaliman sosial (Hos 8:14; 4:2; 10:4; 12:8-9), jang ditjela habis-habisan oleh Amos, tetapi terutama pula atas keruntuhan susila, pemudjaan berhala dan ibadah jang tidak sah kepada Jahwe sendiri. Sebab- musababnja ialah pemimpin2 rakjat, istana dan kaum bangsawan Hos 5:1 dengan keimaman radjawi (Hos 4:4-5). Sebab jang terdalam maka Israil sampai pada keruntuhan dan tak dapat tidak menudju ke kebinasaannja, jang harus dilaksanakan oleh Asjur, ialah kekurangan "pengetahuan perihal Jahwe" (Hos 4:1-6; 6:6). Jaitu tidak adanja rasa keigamaan jang sedjati, hal mana berarti pasrah bulat kepada Jahwe, mengakui dan menerima Dia sebagaimana Ia adanja, dalam kekuasaanNja dan kebaikanNja memilih, dalam tuntutan2Nja dan perintah2Nja, Allah jang tidak membiarkan jang lain disampingNja. Agama jang sedjati berarti: sjukur, tjintakasih kepada Allah dan manusia, ketaatan jang tak bersjarat. Walaupun Hosea mempermaklumkan pengadilan kepada Israil, namun ia terutama adalah nabi tjintkasih. Ia sendiri mempunjai tabiat jang hangat, jang dapat mentjintai dan mau ditjintai. Ini ternjat dari kesetiaannja kepada isterinja jang tjedera. Iapun mentjintai bangsanja dengan segenap hatinja; dan kekerasannja diilhami oleh sebab ia prihatin dan penuh tjinta. Dalam hal ini nabi itu hanjalah pemantulan dari Allah, seperti jang diadjarkannja tentang Dia. Dipudjinja tjintakasih Allah jang tak terputuskan kepada umatNja jang tak setia (Hos 2:16-22), jang kendati segala2nja tidak ditinggalkan (Hos 11:1-4,8-9). Jahwe menolaknja hanja untuk sementara, tetapi melulu untuk mengambil kembali dengan tjina kasihNja jang tak berkurang mempelaiNja, jang sudah dimurnikan dan ditahirkan. Apabila Hosea menutup kitabnja dengan nubuat kebahagiaan, maka tak lain dan tak bukanlah itu konsekwensi dari pandangannja tentang Jahwe jang penuh tjintakasih, jang dibentangkannja dalam seluruh kitabnja.
Thema chas lainnja, jang mengambil tempat jang penting pada Hosea, ialah gagasan bahwa dosa2 leluhur tetap berada terus dalam diri keturunan2 mereka (Hos 6:7-7:2; 9:10-17; 10:9; 12:4-7,13-14). Keadaan jang menjedihkan dari Israil pada saat itu sebetulnja tak lain dan tak bukan adalah kelandjutan seta akibat dari ketidak-setiaan jang lampau. Sedjak permulaan Israil atau sebagian daripadanja telah bersalah dengan dosa dan ketidaksetiaan; dan hal itu berbalik kepada waktu sekarang dan dibalaskan kepada angkatan sekarang. Rakjata menanggung beban pusaka, jang achirnja akan membawanja ke kebinasaan. Tentulah ber-lebih2an mengatakan, bahwa Hosea sudah mengemukakan adjaran tentang dosa asal, tetapi gagasannja merupakan persiapan dan langkah kearah adjaran tsb.
Imbangan Juda dari Amos di Israil ialah MICHA. Menurut djudul kitab (Mik 1:1) ia tampil dalam pemerintahan Jotam, Ahaz, dan Hizkia, djadi tahun 738-693. Tidak ada alasan untuk menjangsikan benarnja berita itu, dari siapapun djua asalnja. Djadi, nabi itu memulai kegiatannja sebelum djatuhnja Sjomron (721) dan menurut Yer 26:18 ia memang tampul didjaman Hizkia dan ternjata meninggalkan kesan jang dalam. Nabi Micha, jang berasal dari daerah pedalaman Juda disebelah selatan, memperdengarkan suaranja selama waktu jang pandjang dan adalah semasa dengan rakannja, Jesaja. Walaupun berasal dari daerah pedalaman, ia toh mungkin tampil diibukota itu sendiri (Mik 3:10-12; 6:9; 7:11).
Waktu nabi itu hidup, negeri berada dalam keadaan jang sangat gawat, karena dibajangi oleh Asjir jang makin lama makin mendesak. Pula atas permintaan radja Ahaz maka Damsjik direbut dalam th. 732. Tetapi bantuan itu diberikan bukannja dengan tjuma2 oleh Asjur, sehibngga Juda dalam keadaan tepergantung dan harus membajar padjak jang berat kepada tuannja di Ninive. Dalam th. 721 Sjomron djatuh, sehingga sahabat jang besar tapi tadinja djauh itu sekarang berada diperbatasan Jusa sendiri. Pemberontakan negeri2 taklik dalam 721 itu ditumpas dengan pumpahan darah dan dalam tahun 711 djuga pemberontakan dinegeri Felesjet, pada kesem[atan mana Asjdod dibasmi. Radja Hizkia tetap tidak ikut dalam koalisi anti-Asjur, hal mana menjelamatkan dia. Setelah Sargon, jang merebut Asjdod, meninggal, terdjadi lagi pemberontakan2, jang didalamnja Hizkia turut-serta pula. Dalam tahun 701 Sanherib muntjul di Palestina untuk menghadjar takluk2nja jang memberontak. Ia mengepung djuga Jerusjalem, setelah sebagian besar dari negeri itu direbutnja; tetapi kemerdejaan serta tachta dapat ditebus dengan padjak jang sangat menekan, karena Sanherib terpaksa menghentikan pengepungan itu. Disamping itu Hizkia harus menjerahkan sebagian dari wilajahnja kepada taklik2 jang dapat dipertjaja. Hal-ihwal politik ini seperti lazimnja djuga membawa sertanja kemerosotan dalam bidang sosial dan keigamaan. Radja Jotam, jang pemerintahannja (740-736) hanja ketahuan sedikit sadja, rupa2nja adalah seorang radja jang mursjid; tetapi didjaman Ahaz kekafiran mengalami masa subur, karena radja itu dengan alasan2 politik mengandjurkan pemudjaan dewa2 asing. Karena alasan2 anati-Asjur, Hizkia memadjukan kebangkitan nasional dan keigamaan, dalam hal sosial di Juda chususnja di Jerusjalem, dalam masa kemerosotan keigamaan itu, sangat tidak memuaskakn. Hal itu bergandingan pula dengan perubahan susunan masjarakat. Perdagangan dan industri, hubungan2 dengan luarnegeri, mentjiptakan lapisan baru orang2 jang kaja-raya, jang memperkaja diri dengan menghisap rakjat djelata, termasuk pula Micha.
Berlainan pula dengan Jesaja, nabi tsb. tidak menaruh perhatian langsung kepada segi politik, melainkan lebih2 kepada segi sosial kehidupan masjarakat dari djamanna. Baginja Asjur hanjalah tjambuk penghadjar didalam tangan Jahwe untuk menghukum dosa2 para penghisap. Dikemukakan djatuhnja Sjomron (Mik 1:5-7; 6:1-5), karena hal itu harus mendjadi suatu peringatan bagi kaum senegerinja, untuk tidak melandjutkan dosa2 bangsa sesaudara dan dengan demikian mengalamu nasib jang sama. Dosa2, jang terutama menarik perhatian nabi itu, ialah sama dengan jang diketjam Amos di Israil, jaitu ketidak-adilan sosial dan penghisapan (Mik 2:1-2,8-9; 3:1-4,9-11; 6:9-14; 7:1-6). Jang mendjadi sebab kepapaan itu ialah seperti dalam kitab Amos, lapisan2 atas, jang dengan tak bertanggungdjawab menghisap lapisan2 bawah (Mik 3:1-4,9-12; 6:12). Micha menambahkan suatu kelompok lain lagi, jakni nabi2 palsu (Mik 3:5-6) jang didjaman itu ternjata merupakan golingan kuasa.
Protes sosial dari Micha itu berdasarkan keigamaan. Ia bukan hanja seorang pembaharu sosial atau pengandjur revoluso sadja. Dituntutnja pertobatan keigamaan (Mik 6:8), jang dengan sendirinja djuga membawa sertanja perbaikan sosial jang perlu. Lapisan2 atas merasa aman terhadap segala bahaja, aman terhadap tangan penghukum dari Jahwe, karena mereka pertjaja pada upatjara2 mereka jang meriah (Mik 6:6-7; 2:6-7; 3:4,11), disertai dengan alat2 kekuasaan militer (Mik 5:9-10). Tetapi ibadah bukanlah basis bagi kepertjajaan, dan kekuatan2 militer (Mik 5:9-10). Tetapi ibadah bukanlah basis bagi kepertjajaan, dan kekuatan2 militer se-mata2 bukanlah suatu perlindungan. Ini diadjarkan nabi tsb. Selama mereka menindas kaum sebangsanja, liturgi tidak ada artinja. Semua kan anggota dari satu bangsa, jakni umat Jahwe dan semua mempunjai hak2 serta kewadjiban2 jang sama. Dengan menghisap seorang saudara, orang melanggar hukumAllah jang diberikan demi untukumatNja. Masing2 sama haknja atas tanah Jahwe; dan merampas tanah itu dari seseorang adalah perkosaan jang dilakukan pada milik Jahwe sendiri. Apa jang diminta Allah dari manusia bukanlah se-mata2 dan terutama ibadah, melainkan tjintakasih dan kedjudjuran dibarengi dengan kepatuhan jang rendah hati kepada Allah jang adik dan maharahim (Mik 6:8).
Kepada para pendosa dari antara bangsanja Micha memaklumkan pengadilan Jahwe jang keras, jang akan muntjul dalam rupa Asjur. Sjomron djatuh binasa, akan tjontoh dan eringatan bagi Juda. Pembasmian daerah selatan Juda, asal-usul nabi itu, oleh Sanherib dalam tahun 701 (Mik 1:8-16) adalah djuga suatu peringatan bagi Jerusjalem, jang djatuhnja dilukiskan sebelumnja (Mik 3:12; 6:13-16). Tetapi Micha tidak hanja menubuatkan malapetaka sadja. Ia mengenal pengharapan djuga. Bagi "sisa" (Mik 4:7; 5:6,7) dari bangsanja, jakni sisa jang mursjid (Mik 5:2; 4:13) dinubuatkannja hari depan jang gemilang sesudah pelaksanaan pengadilan itu. Radja keturunan Dawud (Mik 5:1-5), al-Masih, akan memerintah disana dan mendatangkan perdamaian kepada umat Jahwe jang sudah disutjikan (Mik 5:11-14), setelah musuh dibasmi (Mik 4:9-14; 5:6-8; 7:8-10) (Mik 4:9-5:1; 5:6-8; 7:8-10). Namun demikian keradjaan itu bukanlah keradjaan nasional Jahudi belaka, karena orang2 kafirpun akan bertobat kepada Jahwe dan naik ke Sion (Mik 4:1-5). Dengan pemandangan2 luas ini Micha toh mengakui iman dan kepertjajaannja pada Jahwe (Mik 7:7), kendati kebedjatan jang dikonstatirnja pada kaum semasanja dan jang hanja meninggalkan harapan jang ketjil sadja. Achirnja Jahwe toh tidak akan menolak umatNja setjara definitif. Betapapun djua esuramnja hari depan itu, namun nabi itu berkepastian atasnja, se-tidak2nja untuk sebagian dari bangsanja.
Kitab Micha terdiri atas sekumpulan firman, jang dikemukakan nabi itu selama masa djabatannja jang pandjang. Bahwasanja tidak semuanja dituliskan dalam dalam kitabnja, bolehlah dipastikan. Makanja tidaklah mungkin djuga bahwa nabi itu sendiri menjusun kitabnja sebagaimana sekarang ini adanja. Sampai sedjauh mana tjatatan2nja dituliskan atas suruhan nabi itu sendiri, pada hakikatnja tidaklah dapat ditentukan lagi.
Kitab itu, sebagaimana sekarang ini adanja, manundjukan susunan jang gandjil. Kitab itu terdiri atas dua bagian besar, jang menundjukkan kesamaan jang besar satu sama lain dalam hal susunan umumnja. Bagian pertama (Mik 1-5) adalah sekumpulan antjaman2 (Mik 1-3) diikuti dengan djandji keselamatan (Mik 4-5). Bagian kedua (Mik 6-7) adalah djuga suatu seri permakluman hukuman (Mik 6:1-7:7) diikuti dengan bagian, jang mengatakan lagi pemulihan dihari depan (Mik 7:8-20).
Bagian pertama mudah dimengerti. Antjaman2 itu bertanggal dari masa sebelum djatuhnja Sjomron dan pembagaruan agama oleh Hizkia kemudian. Hal itu harus mendjadi peringatan bagi Juda. Sama pula gunanja ialah penjerbuan Sanherib (701), hal mana menundjukkan sekali lagi, bahwa Juda akan mengalami nasib jang sama seperti Israil, apabila Juda tidak bertobat. Djandji2 (Mik 4-5) itu dapatlah dimengerti se-baik2nja sesudah pembaharuan oleh Hizkia. Pembahaeuan memberi nabi itu harapan lagi bahwa bahaja masih dapat ditangkis; dan dengan berbitjara tentang hari depan jang bahagia, ia memberikan sumbangannja untuk memperkuat djatahan nasional terhadap Asjur. Djandji2 dalam Mik 2:12-13 di-tengah2 antjaman hukuman agak gandjil bunjinja. Kiranja tidak ada pada tempatnja disitu, tetapi toh dari Micha djuga asalnja.
Sebaliknja bagian kedua djauh lebih sukar dipahami. Antjaman2 dibagian kedua sedjadjar dengan antjaman2 bagian pertama. Dan ditudjukan pula kepada Israil. Ada beberapa ahli, jang hendak memindahkan firman2 itu kedjaman pemerintah Menasje (687-642), dan menurut pendapat mereka nabi itu membajangkan kembali masa lampau jakni keruntuhan keradjaan utara, untuk menambah kuatnja peringatan jang diberikannja. Tetapi tidak dapat dibuktikan dengan mudah, bahwa Micha masih tampil didjaman pemerintahan Menasje. Ini ditentang dengan tegasnja oleh djudul kitab. Karena kiranja lebih dapat diterima, bahwa antjaman2 itu memang sedjadjar dengan antjaman2 bagian pertama (Mik 1:2-3:12), djadi harus ditanggalkan pada waktu jang sama. Demikian djadinja ada dua kumpulan nubuat2 tersendiri, jang kemudian didjadikan satu kitab. Sisa dari bagian kedua kitab itu terdiri pelbagai petilan. Rakjat berbitjara kepada musuhnja dan mengakui kesalahannja, jang mendjadi sebab murka Allah, tetapi menjatakan pula harapannja akan hari depan (Mik 7:8-10). Kemudian nabi itu sendiri angkat bitjara dan mendjandjikan pembangunan kembali tembok2 Jerusjalem dan pulangnja kaum buangan (Mik 7:11-13). Bagian berikutnja adalah doa rakjat untuk kembali dan pemulihannja sendiri dan untuk perendahan musuhnja (Mik 7:14-17). Seluruhnja ditutup dengan seruan akan belaskasihan Allah dan kesetianNja kepada perdjandjian (Mik 7:18-20). Teks2 itu rupa2nja mengandaikan keruntuhan Jerusjalem dan pembuangan. Djadi sukarlah dikatakan berasal dari Mica\ha. Oleh karena itu kebanjakan ahli berpendapat, bahwa teks2 itu terdjadi didjaman pembuangan dan kemudian ditambahkan kepada kitab itu, agar seluruhnja djangan berachir dengan nubuat tentang eruntuhan, melainkan dengan perluasan lebih landjut dari harapan nabi itu (Mik 7:7).
Dengan itu dikemukakan persoalan mengenai keaselian kitab tsb. Ketjuali mengenai bagian terachir, jang sungguh tidak berasal dari nabi itu, dikemukakan persoalan jang sama djuga berkenaan dengan Mik 2:12-13. Tetapi dengan memindahkan ajat2tsb. ke Mik 4:7-9 tidak ada alasan jang kuat lagi untuk menjangkal keaseliannja. Djandji tsb. dapat djuga diartikan bukannja tentang Juda melainkan tentang Israil; dan karena nubuat2 keselamatan itu (fasal 4) (Mik 4) mengenai Juda, maka nubuat2 itu mendapat tempat lain jang kurang serasi. Teks kedua, jang keaseliannja disangsikan ialah Mik 4:1-3. Sebab ajat2 ini terdapat pula hampir2 menurut huruf pada Yes 2:2- 4. Djadi, siapakah jang menuliskannja? Mungkinkah Micha mengutipnja dari Jesaja atau djuga sebaliknja; kedua nabi itu mungkin mengambil teks tsb. dari sumber jang sama, jang tidak kita ketahui lagi; mungkun djuga para penjususn kitab Jesaja dan Micha telah menjisipkan sebuah teks, jang tidak ketahuan asalnja, kedalam kedua kumpulan itu. Sesungguhnja tidak ada argumen2 jang kuat, untuk menerima keterangan jang satu atau jang lain. Oleh karena itu djuga tidak dapat diputuskan tentang keaselian ajat2 tsb. Namun demikian, kebanjakan ahli berpendapat bahwa ajat2 tsb. tidak berasal dari Micha. Apa Mik 4:10b jang menjebutkan Babel sebagai tempat pembuangan bagi Jerusjalem, berasal dari Micha, masih diperbantahkan. Sebab didjaman Micha Babel belum meruoakan bahaja bagi Juda. Tetapi ahlu2 mengemukakan, bahwa tejs tsb. boleh djadi tidak mengenal keradjaan Babel, melaunkan mengenai Babel sebagai propinsi Asjur.
Nabi Micha dan nabi Jesaja beberapa waktu kemudian mendapatkan seorang pengganti dalam tugas kenabian mereka dalam diri SEFANJA. Dalam djudul kitabnja (Zef 1:1) diberikan silsilah jang agak pandjang, jang menjebutkan dia tjitjit dari seorang jang bernama Hizkia. Samasekali tidak pasti, bahwa Hixkia tsb. adalah radja Juda jang bernama demikian dan oleh karenanja tidak pasti djuga, bahwa nai tiu keturunan radja. Menurut djudul itu djuga Sefanja tampil dikeradjaan Juda dalam pemerintahan Josjijahu (640-609). Karena nabi itu melantjarkan kerjaman jang pedas terhadap keadaan keigamaan negerinja, jang diratjuni oleh kekafuran, maka tudak mungkinlah ia tampil sesudah pembaharuan Josjijahu, jang menumpas kekafuran itu. Djadi ia mengadakan kegiatannja selama radja itu masih belum dewasa, jaitu sebelum tahun 628. Maka kegiatannja dapat ditanggalkan dengan agak teliti antara tahun 640 dan 630, dan demikian ia mendjadi pendahulu langsung dari Jeremia.
Didjaman itu nabi tsb. mempunjai alasan penuh untuk mengetjam Juda, terutama Jerusjalem, karena negeri itu keadaannja menjedihkan dalam bidang politik dan keigamaan. Pada waktu itu kekuasaan Asjur mentjapai puntjaknja, untuk kemudian menurun dengan tjepatnja. Asarhadon (680-669) dan asubanupal (667-621) memaksakan kehendak mereka kepada Mesir dan meletakkan bebannja diatas pundak saingannja jang besar itu. Sedjak penjerbuan Sanherib (701) Juda mendjadi negeri takluk jang setia tetapi tak berarti. Walaupun Sanherib terpasa menghentikan pengepungan Jerusjalem, namun negeri djatuh kedfalam kepapaan jang hebat karena padjak berat dan karena terkudung wilajahnja. Pengganti2 Hizkia, jaitu Menasje (687-642) dan Amon (642-640) tidak dapat berbuat apa2 selain mendjadi hamba2 jang tunduk. Ketundukan mereka sampai begitu rupa, sehingga mereka setjara resmi memudja dewa2 bintang Asjur, hal mana didasarjab oyka atas abggapan bahwa dewa2 itu agaknja lebih kuasa daripada Jahwe. Hal itu menjebabkan synkretisme jang masih latent dan ketjenderunagan2 kafir muntjul lagi di-mana2.Para mangkkubumi Josjijahu jang kurang umur menempuh djalan jang sama. Kekuasaan Asjur sementara itu mulai surut. Sedjak tahun 653 Mesir berdaulaat lagi. Radja Babel, Sjammasj Sjumuhin memberontak dalam tahun 652 dan penindasan pemberontakan itu makan banjak waktu (652-648) dan lebih banjak tenaga. Disebelah timur orang Media dan Parsi mulai merongrong keradjaan dan daru utara bangsa Skutos mengadakan penjerbuan2. Dapatlah dikirakan, bahwa keruntuhannja tidak begitu djauh lagi. Dalam keadaan2 demikian itu bangsa2 jang ditaklukkan mulai menaruh harapan lagi dan mulai bergolak. Pula Juda dapat menghela nafas dengan lebih leluasa dan hal itu membangkitkan pembaharuan nasional serta keigamaan, chususnja didaerah pedalaman; kebangkitan itu mentjapai puntjaknja dalam pembaharuan2 jang dilantjaarkan oleh Josjijahu jang sudah dewasa.
Didalam situasi itu tampillah Sefanja. Didalam pergolakan pilitik jang ada di- mana2 itu ia hendak menjelamatkan bangsanja dan membawanja kekebesaran jang baru. Dosa adalah sebab-musababnja segala kepapaan, dan karena dosa2nja Juda akan terseret pula kedalam bentjana besar, jang sudah diambang pintu. Karena itu Sefanja memaklumkan dalam rangka bentjana sedunia itu (Zef 1:2-3,8; 3:8) "Hari Jahwe" jakni hari pengadilan atas Jerusjalem (Zef 1:4-13; 3:1-5). Hari pengadilan itu akan melingkupi segala bangsa, dan Asjur tidak terketjualikan (Zef 2:4-15). Kesemuanja itu harus mendjadi lem (Zef 3:6-8), untuk tidak sampai turut diadailiPengadilan itu harus mendjadi suatu proses pemurnian, baik kaum kafir (Zef 3:9-10) maupun bagi orang2 Juda (Zef 3:9-11); hanja suatu sisa jang ketjil dan hina- dina, para mursjid (Zef 3:12-13), orang2 pedalaman (Zef 2:3), akan diselamatkan, jaitu sisa sutji bagi masa depan (Zef 3:14- 20). Sefanja memandang sebagai dasar segala dosa, jang terutama berwujud dalam kekafiran jang dimasukkan dan dilindungi lapisan2 atasan itu, keangkuhan (Zef 3:1; 2:10,15) jang merupakan kebalikan dari keutamaan2 pokok: kerendahan hai, pasrah dengan penuh kepertjajaan kepada Jahwe dan iman akan Allah Israil (Zef 3:16-17). Karena itu orang angkuh, siapapun djua orangnja, entah bangsa kafir entah penduduk Jerusjalem, pastilah akan binasa, sedangkan orang jang renfah hati akan diselamatkan.
Kitab Sefanja tersusun agak sekematis atas empat bagian. Bagian pertama (Zef 1; 2-2:3) memuat suatu prakata, jang melukiskan bentjana kosmis (Zef 1:2-3), sedjumlah firman lawan para pendosa di Jerusjalem dengan gambaran hari Jahwe, jang dikuntji dengan seruan untuk bertobat (Zef 1:4-2:3). Dalam bagian kedua (Zef 2:4-13) dikumpulkan sedjumlah firman lawan bangsa2 kafir harus mendjadi peringatan bagi penduduk ibukota Juda Kitab ditutup, sebagaimana halnja dengan kitab Amos, Hosea, dan Joel, dengan nubuat keselamatan (Zef 3:9-20).
Kitab dalam bentuknja jang sekarang sudah pastilah tidak disusun oleh Sefanja sendiri. Tetapi para penjusun sungguh kembali kepada utjapan2 nabi itu, entah dituliskan oleh dia sendiri entah tidak. Berkat para penjusun ada beberapa tambahan ketjil2, seperti ketika pengantar jang pendek2 dalam Zef 1:1,8,10,12; 3:11-16 dan keterangan2 singkat dalam Zef 1:4,17; 3:8,10, jang mungkin berasal dari orang lain lagi. Tetapi kesangsian2 dikemukakan pula mengenai petilan2 jang lebih besar. Orang mau menjangkal, bahwa Zef 1:2-3; 2:8-11; 3:1-13 dan Zef 3:14-20 itu berasal dari Sefanja, djadi praktis separoh dari kitab itu. Tetapi argumen2 jang sikemukakan ternjata tidak kuat untuk membuktikan pendapat itu. Hanja mengenai Zef 2:11 dan Zef 3:9-10, jang bergantung dari Yes 2 dan Yes 40:1- 55:13, dan djuga Zef 3:18-20, jang mengandaikan pembuangan, kesangsian2 itu begitu rupa, sehingga sukarlah dapat diterima, bahwa ajat2 itu berasal Sefanja. Ajat2 tsb. djuga tidak dapat disesuaikan dengan apa jang dikatakan nabi itu tentang "sisa" jang diselamatkan dalam Zef 2:3 dan Zef 3:11-13. Dalam Zef 3:18-20 seluruh bangsa ambil bagian dalam keselamatan; dan Zef 3:19 djuga bergantung dari (Mik 4:6).
Djika Sefanja sudah melihat mendekatnja kebinasaan Asjur, maka NAHUM menjaksikan dengan mata kepala sendiri, setelah ia dalam kebanggaan nasionalnja meramalkan kedjatuhan Asjur jang sudah diambang pintu. Sebab nabi itu tampil antara tahun 663 dan 612. Ia menjindir perebutan Tebes (Nah 3:8-10) oleh Asurbanipal; dan keruntuhan Ninive (612) dinubuatkan begitu rupa, se-akan2 ia sendiri melihat itu terdjadi didepan matanja. Dengan itu Nahum djuga adalah semasa dengan Jeremia.
Sesudah kematian Asurbanipal (626), keradjaan Asjir menudju dengan tjepatnja ke keruntuhannja. Babel memperoleh kedaulatannja kembali dibawah pimpinan Nabopalasar (625-605) dan melawan Ninive dalam tahun 616-619. Mesir mentjoba selamatkan Asjur, musuhnja jang lama, tetapi sia2 sadja; sedangkan Babel mendapatkan sekutu dalam diri radja Media, Cyaxares. Dalam tahun 614 bangsa Media merebut kota Asjur disebelah selatan Ninive. Nabopalasar mengikat perdjandjian dengan mereka dan ber-sama2 mereka merebut dan membasmi Ninive dalam tahun 612. Keruntuhan metropol (kota-pusat) jang dibentji mendatangkan kegembiraan jang besar diantara bangsa2 jang tertindas dan menderita, jag tidak sadar, bahwa hal itu achirnja tidak banjak untungnja, karena Babel memandang semuanjan sebagai milik pusakanja jang sjah. Juda turut serta dalam kegembiraan itu. Didalam pemerintahan Josjijahu negeri itu praktis berdaulat lagi. Ketika Mesir datang menolibg Asjur, Josjijahu menentang hal itu; tetapi hal itu berachir dengan kekalahan di Megido (609) dan mangkatnja radja jang mursjid itu. Untuk sementara Mesir mengambilalih kekuasaan sampai Babel tjukup kuat untuk menjingkirkan musuh itu.
Nahum melantjarkan nubuatnja tepat ketika pasukan Babel dan Media madju ke Ninive dan sudah djelaslah, bahwa serangan itu tidak dapat ditanggulangi. Ada jang mau menganggap, bahwa nubuat itu adalah suatu telah sesudah terdadinja peristiwa, tetapi anggapan ini dapat ditolak dengan tjukup alasan. Sebagian besar dari kitab itu (Nah 1:12-13,14; 2:13,3,5-7; 1:9-10,11; 2:1,3; 3:1,3; 3:1-4,11,15) tiada maknanja lagi sesudah djatuhnja Ninive dan Nah 3:12-15a haruslah ditanggalkan sebelum tahun 615, ketika Babel dan Media sudah merebut sebagian besar dari negeri itu, sedangkan Ninive masih utuh. Tetapi bolehlah di terima, bahwa gambaran jang sangat konkrit dari keruntuhan Ninive (Nah 2:2,4-13; 3:2-11) itu kemudian dikerdjakan lagi oleh nabi itu menurut kenjataan. Tetapis aduran itu dilakukan pada nubuat jang njata. Djuga anggapan bahwa kitab itu memuat perajaan liturgis, sebangsa kebaktian sjukur sesudah djatuhnya Ninive, tidaklah dapat diterima. Kitab itu adalah kumpulan firman2 jang diutjapkan Nahum ketika keruntuhan Ninive tak terelakkan lagi. Bahwasannya Nah 1:9-14 mengenai radja Menasje, kiranja tidaklah mungkin.
Dalam nubuatnja Nahum menjimpang banjak dari nabi2 lainnya. Nabi2 lain itu melawan bukan hanja bangsa2 lain jang bermusuhan, jang keruntuhannja dinubuatkan mereka, tetapi sering djuga umat Allah itu sendiri, jang karena dosa2nja mendatangkan kebinasaan atas dirinja sendiri dan oleh karenanja harus didesak untuk bertobat. Dari kesemuanja itu sedikitpun tidak terdapat pada Nahum. Ia melulu melawan Ninive dan dengan sukatjita besar ia melihat kebinasaan adikara itu mendekat. Apa jang berbitjara padanja bukanlah kesadaran akan kesalahan sendiri, melainkan rasa keadilan jang terlanggar, jang tersinggung oleh penindas lalim begitu banjak bangsa. Hal itu tidak dapat dibiarkan oleh Jahwe jang adil. Nabi2 lainnja seperti Jeremia (Yer 50:21-32) dan Jesaja (Yes 10:5-19) mengenal hal itu djuga, tetapi dalam tulisan singkat, jang masih tersimpan dari Nahum, aspek tsb. terlalu ditandaskan, tanpa dikemukakannja pula segi jang lain. Berlebih2anlah mengatakan, bahwa Nahum itu melulu seorang nasionalis jang menaruh dendam. Tjelaannja terhadap Ninive sungguh beralasan keigamaan (Nah 1:2-8). Pada hakikatnja adalah Allah jang membimbing sedjarah; tidak membiarkan kedjahatan luput dari hukuman. Untuk memahami Nahum sepenuhnja, tidak bolehlah dilupakan, bahwa kaki langit pandangannja terbatas sampai dunia ini sadja dan bahwa ia belum dapat membanjangkan pembalasan diachirat. Iapun berpikir, setjara kolektif dan tidak mempersoalkan, bagaimana suatu bangsa seluruhnja, serta anggota2nja dapt dihukum karena kedjahatan beberapa orang, chususnja kedjahatan radja.
Kitab Nahum terdiri atas dua bagian besar. Bagian pertama (Nah 1:2-1:3), jang merupakan prakata bagi bagian pokok, terdiri atas sebuah mazmur menurut abjad (Nah 1:2-8), dalam mana keadilan pembalas dari Jahwe dilukiskan dengan gambaran2 jang lazim, sebagai tampilnja Jahwe untuk mengadili. Mazmur itu diikuti sedjumlah firman (Nah 1:9-2:1,3), jang setjara bergiliran mengenai Juda dan Asjur, dan dalam mana dipermaklumkan keruntuhan Ninive akan pelipur bagi umat Allah. Bagian kedua jang terutama (Nah 2:4-3:19) adalah suatu permakluman serta lukisan pembasmian Ninive.
Pada umumnja diterima, bahwa bagian terbesar dari kitab itu berasal dari Nahum sendiri. Hanja mengenai mazmur pengantar, jang luasnja ditentukan setjara berlainan, dikemukakan kesangsian2. Mazmur itu katanja sangat kurang gandingannja dengan kitab; dan memang hanja merupakan sekumpulan ungkapan dan gambaran, jang sudah lazim tanpa banja keaselian. Tambahan pula katanja sandjak2 menurut abdjad baru muntjul kemudian. Namun demikian ada banjak ahli, jang tidak menerima argumen2 tsbt. dan tetap membela keaselian mazmur itu. Sukarlah dalam persoalan ini memperoleh kepastian jang memadai.
Amat berlainanlah pendapat2 mengenai waktu tampilnja HABAKUK. Ini bergandingan dengan tafsir jang diberikan orang kepada kitab itu. Diluar kitab itu sendiri tidak ada petundjuk2 lebih landjut. Betul dalam Dan 14:33-39 disebutkan seorang nabi jang bernama Habakuk, jang hidup di djaman pembuangan, tetapi semua ahli sependapat, bahwa Habakuk tsb. tidak ada sangkut-pautnja dengan pengarang nubuat, jang tetap tersimpan dalam Perdjandjian Lama. Bagi mereka, jang berpendapat bahwa Habakuk berbitjara tentang orang2 Asjur dengan nama Chaldai, tampilnja Habakuk ditanggalkan sebelum tahun 621. Ahli2 lainnja berpendapat, bahwa dalam bagian pertama ia membajangkan radja Menasje, djadi ia tampil antara tahun 687-642. Ahli2 lainnja lagi mengirakan radja Jojakim (609- 598); dan lainnja pula berpendapat, bahwa dalam nama Chaldai itu bersenbunji orang2 Junaninja Iskandar Agung, sehingga Habakuk itu mendjadi nabi antara tahun 336-323. Tetapi pendapat jang paling beralasan ialah bahwasannja orang2 Chaldai itu memang adalah orang[2] Babel, sehingga Habakuk tampil pada permulaan pemerintahan Nebukadnezar, jang mulai mendjalankan kekuasaan Babel setjara efektif di Palestina, jaitu sebelum Jerusalem direbut (597), karena peristiwa tsb. tidak disinggung sedikitpun dalam kitab itu. Djadi Habakuk mendjadi nabi antara tahun 605-598.
Djadi nabi itu hidup pada waktu kegembiraan sedjenak atas terbasminja Ninive, jang dinjatakan Nahum dengan amat hangatnja itu, sudah lentjap. Sebab orang2 Babel bertingkah-laku sebagai pengganti2 Asjur. Nebukadnezar II mulai meluaskan kekuasaan jang sudah ditanamnja itu kearah Laut Tengah. Fare'o Mesir, jang hendak menolong Asjur, dipunahkan setjara definitif dalam pertempuran di Karkemisj (605). Dengan sendirinja Juda djatuh kedalam tangan si pemenang. Betul Nebukadnezar terpaksa kembali ke Babel, untuk menertibkan keadaan disana; tetapi apabila Jojakim, setelah tunduk tiga tahun lamanja, memberontak, bertindaklah Nebukadnezar pula. Mula2 dikiriminja pasukan pendudukan Babel jang diperkuat dengan balabantuan negeri2 takluk disekitarnnja [599], tetapi kemudian ia sendiri tampak dinegeri itu [598] dan merebut Jerusjalem [597]. Jojakim, jang mangkat waktu pengepungan, digantikan oleh Jojakin, jang harus menanggung akibat2 pemberontakan. bersama dengan bagian terbesar penduduk ia dibuang ke Babel dand igantikan sebagai radja oleh Sedekia. Habakuk menulis nubuatnja tepat pada permulaan aksi Nebukadnezar, sebelum ia sendiri muntjul tapi toh sudah mentjengkau Juda dalam kekuasaannja.
Kitab Habakuk, jang pastilah disusun oleh dia sendiri, adalah amat harmonis susunannja. Malahan susunannja begitu rupa, sehingga tiada dapatlah itu disusun oleh orang lain dengan berpegangan pada pengadjaran Habakuk. Bahkan boleh ditanjakan, apa ia pernah mengemukakannja setjara lisan. Kitab itu dimulai dengan dwitjakap antara nabi itu dengan Jahwe (Hab 1:2-2:4). Lalu berikutlah dalam bagian kedua (Hab 2:5-20) lima kutukan atas Babel. Bagian ketiga (Hab 3:1-15) adalah dia hangat nabi itu. Seluruhnja ditutup dengan pernjataan iman dan kepertjajaan, jang disokong oleh kepastian dari pihak Jahwe sendiri (Hab 3:16-19).
Struktur keseluruhan sangat teratur. Nabi itu berkelukesah tentang penindasan oleh Babel (Hab 1:2-4). Dalam bentuk nubuat Jahwe mendjawab, bahwa penindasan itu dikirim oleh Dia sendiri (Hab 1:5-11). habakuk lalu mengemukakan lagi persoalan bagaimana Jahwe dapat membiarkan kelaliman (Hab 1:12-17), jang dilakukan oleh pendosa dan pemudja berhala itu. Ia menunggu djawaban Jahwe (Hab 2:1) dan mendapat djandji, bahwa kelaliman itu akan dibalas pada waktunja (Hab 2:2-4). Dengan membentangkan djawaban itu lebih landjut nabi itu melontarkan kutuk2nja, jang merumuskan alasan hukuman itu dengan menjebutkan kedjahatan2 babel (Hab 2:4-18). Itu ditutup dengan sekali lagi menjatakan kepertjajaannja kepada Jahwe sambil menantikan tjampurtanganNja (Hab 2:19-20). Tjampurtangan itu dilukiskan dalam suatu lagu (Hab 3:2-15), jang merupakan pemantulan dari penglihatan jang diterimanja. Achirnja digambarkan kesan penglihatan itu bagi dirinja, jaitu mendjadi sumber sukatjita dan kepertjajaan (Hab 3:16-19).
Dalam kesemuanja itu djelaslah, persoalan mana sesungguhnja menggelisahkan nabi itu, jakni persoalan tentang jangdjahat. Djika nabi2 lainnja melihat penindasan oleh musuh sebagai hukuman atas dosa2,- gagasan mana diandaikan dalam Hab 1:5-11 tapi tidak pernah dinjatakan dengan djelasnja - maka Habakuk melihat segi lain dari jangdjahat. Israil pada hakikatnja kan lebih baik dari kaum kafir, karena pengetahuannja tentang Jahwe. Penindasan itu adalah kelalilam jang mendjerit kelangit dan bagaimana Allah masih dapat membiarkan hal itu. Itu kan: membalas kedjahatan dengan kedjahatan jang lebih besar. pemetjahan persoalan itu ialah: kedjahatan2 itupun akan dihukum kemudian si mursjid (Juda). Persoalan jang sama telah menggelisahkan tokoh2 lainnja, terutama dalam suasana individu, seperti jeremia, pengarang kitab Ijob dan si Pengchotbah disamping beberapa mazmur. Habakuk memperbitjangkan persoalan itu dalam tingkatan bangsa2 serta kaum2. Pemetjahan jang diberikannjapun tidaklah sepenuhnja memuaskan. Ini barulah demikian, bilamana kemudian wahju sudah memastikan adanja kehidupan terus dialam sana.
Tentang keaselian kitab tsb. tidak ada kesangsian2 lagi jang sungguh2. Keberatan2 lebih2 dikemukakan terhadap mazmur penutup (3). Bahwasanja djudulnja (Hab 3:1) dan ajat terachir (Hab 3:19) itu adalah tambahan seperti djuga tjatatan musikal "Selah" halnja, tidaklah dipungkiri oleh siapapun djuga. Tetapi hal itu hanja membuktikan, bahwa mazmur tsb. dipakai dalam liturgi, tetapi bukanlah bahwa mazmur tsb. tidak berasal dari Habakuk. Nabi itu kiranja menggunakan teks2 jang sudah ada dan menjesuaikannja dengan keadaan pada waktu itu, tetapi sungguh nabi itu sendirilah jang menjusun teks itu dan memuatnja dalam kitabnja. Sebab ini suatu kesatuan jang teramat kuat sususnannja, untuk begitu sadja dipungkiri keaselian sebagian daripadanja.
Kitab jang terketjil dari seluruh perdjandjian lama ialah OBADJA, tetapi bagi para ahli kitab itu bukanlah jang termudah. Tentang oknum nabi itu tidak diketahui sedikit djuapun, dan segala-galanja harus disimpulkan dari ke-21 ajat kitabnja itu. Se-kali2 tidak bolehlah ia dipersamakan dengan Obadja, jang didjaman Elia memberikan perlindungan kepada nabi2 Jahwe (2Ra 8:20-22).
Soal pertama ialah: Bilamana nabi itu tampil? Pendapat para ahli sangat
berlainan. Ada jang memandang dia, atau se-tidak2nja sebagian dari kitabnja itu,
sebagai jang pertama kesusasteraan nabi2. Kata mereka, ia tampil didjaman radja
Joram (lk. th. 847). Bagi ahli2 lainnja ia adalah kira2 nabi terachir, jang
tampil sesudah pembuangan sekitar th. 45. Kelompok ketiga berpendapat, bahwa ia
bekerdja didjaman pembuangan (sekitar th. 540). Walaupun sekarang kebanjakan
ahli berpendapat, bahwa kitab itu tertinggal sesudah pembuangan, namun pendapat
ketiga tadi kiranja adalah jang paling mungkin. Semua sependapat, bahwa Hab 10-14
memuat suatu sindiran atas tingkah-laku orang2 Edom pada waktu perombakan
Jerusjalem, jaitu menurut pendapat kebanjakan alhi peromabakan dalam th. 586.
Djadi,kitab itu pastilah ditulis sesudahnja. Ahli2 jang hendak menangagalkan
kitab itu sesudah pembuangan sekitar th. 450, berpendapat bahwa ajat 4-7
berkenaan dengan pengusiran orang2 dari wilajah sendiri. Menurut jang sedikit
sadja jang diketahui tentangnja, maka orang2 Arab memasuki negeri itu dan
mengusir orang2 Edom, jang ketika itu menetap di Palestina (Idumea). Sekitar th.
450 Edom dibasmi menurut Mal 1:3-4, meskipun Petra, ibukotanja, baru
diduduki dalam th. 312 oleh orang2 Arab. Katanja peristiwa itulah jang disindir
Obadja. Bagian kedua katanja mengandaikan kembalinja dari pembuangan, jaitu
ketika Juda sadjalah jang dikuasai orang2 Jahudi. Djuga bagian ini katanja harus
ditanggalkan sekitar th. 450. Tetapi semua argumen itu tidaklah mejakinkan.
Nubuat itu tidaklah kurang serasi didjalam pembuangan. Jeheskiel, nabi djalam
pembuangan, menjebutkan pula pelaksanaan hukuman atas Moab dan 'Amon oleh Arab,
dan dalam konteks itu disinggung pula Edom (
Kesulitan lain lebih bertjorak sastera. Per-tama2 kesamaan besar antara Oba 1-6 dengan Yer 49:7-14. Tetapi kesamaan itu dibarengi dengan perbedaan jang lain. Tambahan pula kitab Obadja tersusun dari ber-bagai2 unsur jang berlainan, jang sukarlah dituliskan atau diutjapkan aselinja oleh satu oknum sadja. Bagaimana sangkut-pautnja antara Jeremia dan Obadja, sukarlah ditentukan. Mungkin Jeremia bergantung daripada Obadja ataupun sebaliknja. Mungkin djuga kedua2nja bersumber pada naskah aseli jang sama. Inilah agaknja dugaan jang paling memuaskan. Djika memang demikian halnja, maka disinipun tidak usah dipersoalkan apa Yer 49:7-14 itu sungguh2 aseli.
Suatu hipotese, jang sungguhpun tidak memetjahkan segala kesulitan tapi toh dapat memetjahkan banjak kesulitan, ialah jang berikut; Seorang nabi, jang tampil di Juda sendiri dan bernama Obadja, masih segar ingatannja akan tingkah- laku jang ketji dari orang2 Edom pada waktu pengrusakan kota Jerusjalem. Dikenalnja pelbagai nubuta tentang hukuman, jang harus dirasakan Edom karena permusuhannja jang ber-abad2 lamanja itu. diketahuinja, bahwa Edom terantjam dan berada dalam kesukaran karena tekanan orang2 Arab. Dilihatnja pula orang2 Edom memasuki Juda sambil mendjarah-radjahnja. Lalu dikumpulkannja pelbagai pernjataan dalam bentuk nubuat-nubuat untuk menetapkan hati rakjat, karena firman2 tsb, sudah mulai dipenuhi, djadi suatu djaminan bahwa itu akan dilaksanakan lebih landjut. Dan pemenuhan itupun merupakan djaminan pula bagi kembalinja dari pembuangan dan bagi pemulihan. Maka nubuatnja lawan Edom dikuntjinja dengan djandji akan kembalinja dari pembuangan. Keruntuhan Edom tak lain dan tak bukan adalah suatu pendahuluan dan anak-bagian dari "Hari Jahwe" jang besar itu, jang akan membasmi semua bangsa jang memusuhinja; ini pengharapan jang sudah hidup pula di-tengah2 rakjat. Didalam penghukuman definitif dari Edom itu Israil akan ditugaskan untuk memainkan peranan aktif sebagai alat Jahwe, seperti kaum kafir memainkan peranan aktif dalam penghukuman sementara atas musuh tsb.
Pembagian kitab jang ketjil ini sangat kerangkanja. Bagian pertama (1-15) adalah antjaman lawan Edom karena tingkah-lakunja jang djahat terhadap Jerusjalem. Keangkuhannja dan kepertjajaannja kepada diri sendiri akan runtuh. Bagian ini sangat mengingatkan nubuat Nahum lawam Asjur. Bagian kedua (16-21) mengenai hari depan: jakni pengadilan atas bangsa2, dalam mana Edom djuga akan mendapat pembalasannja, dan penjelamatan dan pemulihan Juda, dengan mana keradjaan Allah akan didirikan setjara definitif.
pengadilan Obatja berpokok pada keadilan Allah; dengan itu ia termasuk dalam arus besar profetisme. Sebab senantiasa profetisme. Sebab senantiasa profetisme menandaskan keadilan tsb. Betul, kitab itu memberikan kesan kebentjian nasioalistis kepada musuh-tentang dosa2 bangsa itu sendiri tidak disinggung sedikit djuapun - jang hendak melakukan balas dendam seturut dalil: mata ganti mata, gigi ganti gigi. Tetapi ajat penutupnja jang pendek: "Keradjaan akan ada pada Jahwe", memberikan warna keigamaan kepada keseluruhanja. Bangsa2, chususnja Edom, bangsa sesaudara, tidaklah memberontak lawan sesuatu bangsa, melainkan lawan Jahwe sendiri serta keradjaanNja. Kepada Edom ('Esou) telah didjandjikan pesertaan dalam djandji (Kej 25:23), tetapi Edom sendiri menolak djandji itu dan membuat dirinja tidak patut terhadapnja. Siapa jang tidak mau termasuk kedalam keradjaan Jahwe serta umatNja, hanja dapat binasa sadja. Itulah makna tetap kitab jang terketjil dari Kitab Sutji Perdjandjian Lama.
Ketiga nabi ketjil berkutnja, jakni Hagai, Zakarja dan Maleachi, tampil didalam iklim jang sudah samasekali. Israil telah melintasi tungku pembuangan dan paling tidak sebagian telah pulang kenegeri nenek-mojang. Masjarakat baru harus dibangun kembali; dan dalam pembuangan kembali it djustru nabi2 tadi harus menunaikan tugasnja. Djaman pembuangan bagi Israil adalah waktu berpikir, menjesal, bertapa dan memurnikan diri. Keinsjafan telah berbuat dosa makin kuat. nabi2 djaman pembuangan, jakni bagian kedua kitab Jesaja dan Jeheskiel, meng- hidup2kan pengharapan akan pemulihan. Tetapi pengharapan itu telah mendapat tjorak jang lebih rohani. Banjak dari aspirasi nabionalnja telah dilepaskan oleh Israil; dan pemulhan itu tidak lagi terikat begitu mutlak pada pemulihan potilik. Pengharapan akan hari depan belum lagi dimurnikan selurunja, tapi langkah pertama kearah itu sudah diambil. Sesudah Cyrus menguasai Babel dalam tahun 539, ia memberikan idjin kepada orang2 Jahudi, jang menghendakinja, untuk pulang ketanahnja. Ini belum lagi kedaulatan nasional dan politik, tetapi Cyrus mengidjinkan mereka memelihara susunan nasionalnja sendiri, teranglah membangun itu kembali. Karena Israil itu senantiasa bangsa jang berkeigamaan dan karena kedaulatan politik sekarang tidak dituntut begitu mutlak lagi, maka perhatian terutama ditundjukan kepada pembangunan keigamaan, konkret dalam pemulihan ibadah lama didalam baitullah jang dibangun kembali. Kaum buangan jang per-tama2 pulang dibawah pimpinan Sjesjbasar, wakil keradjaan Parsi jang tampil sebagai Komisaris Tinggi, memulai dengan penuh kegiatan perajaan ibadah; dan dalam tahun 537 diletakkanlah pondamen baitullah jang baru. Tetapi karena pengaruh pelbagai faktor segera padamlah kegiatan bagi Jahwe dan dihentikan pekerdjaan pada baitullah itu. Kegiatan tsb. dinjalakan kembali dan pekerdjaan dimulai kembali berkat pengaruh Zerubabel, gubernur Parsi asal Jahudi dan keturunan radja, jang dalam usahanja didukung oleh nabi2 Hagai dan Zakarja.
Mengenai nabi HAGAI, kitabnja jang ketjil itu memberitahukan dengan tepatnja, bilamana ia menjampaikan (Hag 1:1; 2:10-20). Djadi, ia mulai tampil kedepan dalam bulan keenam, dalam tahun kedua pemerintahan radja Parsi Darios I, jaitu dalam bulan Agustus-September tahun 520 sebelum Masehi. Darios adalah pengganti kedua Cyrus, dalam pemerintahan siapa pembangunan baitulah dihentikan karena persekongkolan orang2 Sjomron, jang berhasil mempengaruhi pedjabat2 Parsi (Ezr 4:1-5). Rupa2nja dalam pemerintahan Darios ada kelompok baru orang buangan pulang dibawah pimpinan zerubabel dan imam Jesjua'. hagai (dan tak lama kemudian djuga Zakarja) mengadjak penduduk untuk mengerdjakan baitullah lagi. Ketawalah hati bertambah hebat, karena negeri itu baru sadja mengalami panen buruk dan lalunlinhtaspun tidak bagitu aman (Hag 1:6; 2:16-18; Zak 8:10). Keadaan sulit dikemukakan sebagai dalih untuk mengundurkan diri dari pembangunan baitullah, padahal orang tahu mengurus dirinja sendiri. Itulah tanda jang menjedihkan, tanda lunturnja semangat keigamaan. Dan itulah diketjam Hagai.
Kitab itu terdiri atas sedjumlah ketjil wedjangan2 nabi Hagai, jaitu: seruan untuk membangun kembali baitullah, dengan disebutkan pula hasil dari adjakan itu (Hag 1:1-14); chotbah pada permulaan pekerdjaan itu, dalam mana Hagai menundjuk akan kemuliaan baitullah itu kelak (Hag 1:15; 2:1-9); amanat didepan para imam waktu pembangunan baitullah, dalam mana kerdjasama bangsa Sjomron jang "nadjis" itu ditolak (Hag 2:10-14); djandji akan adanja panen jang ber-limpah2 lawan panen buruk dimana lampu, sebagai upah bagi kesediaan mereka pada pembangunan baitullah (Hag 2:15-19) (bagian ini oleh banjak ahli dipertalikan dengan Hag 2:1-14, jang sungguh ada pada tempatnja); djandji kepada Zerubabel (Hag 2:20-23).
Apa kitab jang ketil itu disusun oleh nabi itu sendiri, dapatlah disangsikan Kitab itu lebih berbentuk laporan historis tentang kegiatannja berkenaan dengan pembangunan baitullah, jang dituliskan oleh orang lain. Karena pentjatatan kesemuanja itu tiada artinja lagi sesudah baitullah selesai dibangun, mestilah itu dituliska kira2 waktunja dengan tampilannja nabi itu, untuk djuga setjara tulisan membangkitkan dan mengharapkan semangat. Tetapi ada pula ahli, jang mengukuhi bukan tanpa alasan, bahwa nabi itu sendiri telah menjusun kitabnja. Tetapi bangaimanapun, keaseliannja tidaklah disangsikan.
Arti Hagai ialah bahwasanja ia meletakkan pertalian antara umat Allah di djaman sebelum pembuangan dan umat Allah didjaman sesudah pembuangan "Sisa" jang tertinggal itu adalah landjutan jang sah dari umat Allah. Baitullah merupakan lambangnja, karena didalam baitullah itu hadirlah Allah nenek-mojang untuk melaksanakan perdjandjianNja, jang tidak diputuskan oleh dosa dan pembuangan, sebagaimana telah dinjatakan oleh Jeremia. Tokoh Zerubabel, keturunan Dawud, jang dipandang Hagai sebagai suatu perlambang al-Masih (Hag 2:22), mempertalikan pula djandji, jang diberikan kepada Dawud, dengan masa baru didalam sedjarah umat Allah itu. Baitullah, jang diselesaikan dengan dukungan Hagai, menjaksikan pemenuhan defisitif perdjandjian itu, jakni Jesus Kristus, hal mana telah difirasatkan nabi itu sendiri setjara samar2 (Hag 2:9).
ZAKARJA adalah semasa dengan Hagai. Ia memulai kegiatannja dua bulan sesudah Hagai menjampaikan amanatnja jang pertama (Zak 1:1)dan terus bekerdja paling tidak sampai tahun 518/517, mungkin lebih lama lagi. Zakarja bukanlah orang, jang disindir indjil Mateus (Mat 25:15). Menurut Neh 12, Ezr 5:1 dan Zak 1:1 ia termasuk kalangan dan keluarga imam. Dari itu dapat dimengertilah perhatian chususnja kepada baitullah dan ibadah. Bersama dengan Hagai ia mengusahakan diri bagi pemulihannja. penglihatan simbolisnja jang banjak tapi kabur dalam kitabnja, jang diterangkan oleh malaekat dan diuraikan dengan pandjang lebar, membuat kitab itu mendjadi sematjam kesusasteraan kenabian, jang mulai berkembang dalam pembuangan dan kemudian sangat meluas, jaitu apokalips, djenis kesusasteraan jang amat kabur. Dalam Kitab Sutji tjontohnja jang djaitu ialah Daniel dan kitab Wahju Johannes.
Kitab itu terdiri atas dua bagian besar. Bagian pertama (Zak 1-8) muat tiga nubuat, jang waktunja disampaikan, disebutkan dengan teliti. Nubuat jang pertama adalah andjuran untuk bertobat, mengingat pengalaman2 masa lampau (Zak 1:1-6). Berikutlah suatu seri penglihatan (Zak 1:7-6:8) dalam mana disisipkan beberapa hal lainnja (Zak 1:16-17; 2:10- 13; 3:8-10; 4:6-10) dan jang ditambahkan dengan tindakan kenabian (Zak 6:9- 14). Achirnja persoalan puasa (Zak 7:1-3; 8:18-19), dalam mana terdjalin sebuahchotbah tentang dosa2 Israil dimasa lampau dan tentang kedegilan mereka, jang mengakibatkan keruntuhan bangsa (Zak 7:4-14) dan beberapa nubuat tentang kebahagiaan masehi dihari depan (Zak 8:1- 23). Bagian kedua (Zak 9:1-17) seluruhnja memperbitjangkan hari depan itu. Nubuat jang pertama melukiskan kedatangan keradjaan Jahwe maupun pembasmian kekuatan2 musuh dan pemulihan Jerusjalem dengan kembalinja dari pembuangan. Nubuat jang kedua (Zak 11:4-17:13:7-9) memperbitjangkan setjara alegoris perihal gembala jang baik dan gembala jang djahat, jang menjiksa kawanan, karena kawanan itu telah menolak gembala jang baik. Nubuat jang ketiga dan terachir (Zak 12:1-14:21) melukiskan dua serangan musuh atas Jerusjalem dengan penjelamat, pemurnia dan pemulihan kota sutji itu, hukuman atas musuh kafir dan takluknja sisanja di Juda dan Jerusjalem jang sutji itu, tempat keradjaan Jahwe.
Kitab Zakarja adalah satu kitab jang paling kabur dan sulit dari Perdjandjian Lama. Para penafsir dihadapkan kepada sedjumlah persoalan, jang belum lagi terpetjahkan dengan tjara jang memuaskan samasekali. Kiranja akan terlalau pandjanglah dalam pendahuluan ini memperbintjangkan segala kesulitan itu dengan mengichtisarkan usaha banjak jang telah dilakukan untuk mentjapi pemetjahan. Agak mustahillah menjelidiki dan menguasai segala soal. Kami hanja mengutarakan beberapa kesulitan sadja. Persoalan pertama ialah: Siapakah jang menulis kitab ini? Semua penafsir kiranja sependapat, bahwa bagian pertama (Zak 1:8) berasal dari nabi Zakarja. Tetapi redaksinja jang aseli, boleh djadi oleh nabi itu sendiri, kemuliaan ditambahkan dengan ungkapan2 lain dari nabi itu. Walaupun masih ada djuga pelbagai ahli jang mengangap bagian kedua berasal dari nabi itu djuga, namun kebanjakan ahli sependapat, bahwa pasal 9-14(Zak 9-14) berasal dari nabi lain. Sebabnja ialah bahwa kedua bagian amat berbeda satu sama lain, baik mengenai bentuknja maupun isinja. Siapa gerangan pengarang bagian kedua itu, masih diperbantahkan dan sesungguhnja belum ada hipotese memuaskan. Pasal 12-14(Zak 12-14) menurut beberapa ahli berasal dari orang lain lagi, jakni jang dinamakan "Zakarja jang ketiga". Djuga tentang waktu tersusunnja bagian kedua itu, ahli2 tidak sama pendapatnja. Ada jang mengirakan- se-tidak2nja sebagian dari kitab Zakarja-dari tangan seorang nabi didjaman sebelum pembuangan. ahli2 lain menanggalkannja (sebagian daripadanja) djauh sesudah pembuangan, malahan sampai djalam Junaninja Iskandar Agung. Untuk menerangkan bagaimana Zak 9-14 digabungkan dengan kitab itu, dikemukakan pula banjak kemungkinan. Mungkinlah, demikian kata beberapa ahli pasal2 itu tadinja dan tidak disebutkan nama pengarangnja dan mungkin tertulis atas gulungan tersendiri. Zak 9-11; 12-14 dan Mal 1-3 sama anak djudulnja jaitu: amanat. Pasal2 dari pengarang2 jang tidak dikenal itu ditempatnja kedalam kitab2 sesudah tulisan2 nabi2 jang namanja dikenal. Sesudah ajat terachir (Mal 1-3) dihubungkan dengan orang tertentu, jaitu Maleachi, maka ajat2 jang terdahulu ditaruh dibawah nama nabi jang terachir, jakni Zakarja. Persoalan2 lain bergandingan dengantafsir ber-bagai2 nubuat. Dalam terdjemahan kami disana-sini kami tundjukkan beberapa kesulitan, tapi belum semuanja. Tak banjak gunanja menjebutkan semuanja disini. Hanjalah si pembatja diminta perhatiannja, bahwa dalam kitab ini ia berhadapan dengan teks2 jang sulit, jang maknanja jang sesungguhnja tidak djarang tak tertangkap djuga oleh para ahli sekalipun.
Seperti Hagai maka bagian pertama Zakarjapun merupakan adjaran kepada kaum buangan jang pulang untuk membangun kembali baitullah. Dengan baitullah itu datanglah keradjaan al-Masih. Dalam keradjaan itu ada dua tokoh jang sepadan jakni: Imam-agung Jesjua' dan keturunan Dawud Zerubabel. Sebagai sjarat bagi keradjaan al-Masih itu dikemukakan oleh Zakarja pembersihan dari dosa dan pertobatan susila. Dengan itu ia bersesuaian dengan nabi2 jang dahulu. Djuga kaum kafir akan ambil bagian dalam keradjaan al-Masih itu (Zak 2:13; 6:15; 8:20-23). Selaku imam Zakarja menitikberatkan tugas imam-agung. Djarak antara Allah dengan manusia bagi Zakarja adalah sedemikian rupa, hingga ia tidak lagi setjara langsung berkontak dengan Jahwe. Djika nabi2 dahulu menerima sabda setjara langsung dari Jahwe, maka Zakarja menerima penglihatan2 jang kabur, jang diterangkan oleh Malaekat. Karena ia tidak setjara langsung berhubungan dengan Jahwe, maka Zakarja suka memetik pendahulu2nja. Kurnia nubuat mulai padam.
Bagian kedua kitab itu merupakan kelengkapan dan malahan sebangsa koreksi atas bagian pertama. Sebab orang mengira, bahwa keradjaan al-Masih karena pembangunan baitullah itu sudah mendjadi kenjataan penuh dan bahwa kerdjaan tsb. diperintahkan oleh al-Masih jang bernama Zerubabel dalam persesuaian penuh dengan Jesjua', dengan keimaman. Nah, bagian kedua itu membawa pemandangan hari depan kedalam keradjaan al-Masih, jang oleh karenanja belum diwudjudkan oleh masjarakat Jahudi didjaman sesudah pembuangan, tetapi barula kelak mendjadi kenjataan jang penuh. Tokoh Zerubabel dan Jesjua' dalam bagian kedua itu tidak lagi memainkan peranan, dan pembangunan baitullah tidak. Dalam bagian kedua itu bangsa Jahudi memainkan peranan utama dan djuga radja perdamaian dihari depan, jang akan meradjai keradjaan Jahwe (Zak 9:9-10) Dosa akan lenjao dari tengah2 bangsa, tetapi djuga kurnia nubuat (Zak 13:1-6). Keradjaan tsb. kuat tjorak nasionalnja, walaupun disediakan tempat jang sederhana pula bagi kaum kafir, lebih sebagai hamba daripada sebagian warga jang penuh. Keradjaan tsb. adalah pemerintahan Jahwe atas dunia dan bangsa2.
Walaupun kitab Zakarja itu bukan jang terdalam dan terkaja isinja, namun dalam Perdjandjian Baru banjak dikutip. Zak 9:9 dikutip dalam Mat 26:31; Yoh 19:37 mengutip Zak 12:14 jang rupa2nja djuga disindir Wah 1:7. Pasal2 terachir kitab Wahju johannes diilhami dengan leluasanja oleh Zak 12:1-9 dan Zak 14:1-20.
Antara tampilnja Hagai dan Zakarja dengan hasilnja jang gemilang berupa selesainja pembangunan baitullah dalam tahun 515, dan oraganisasi masjarakat Jahudi oleh Esra-Nehemia (tahun 445) hendaklah ditempatkan kitab MALEACHI. Bahwa sedemikian rupa, hingga nabi tsb. lebih dekat pada Esra-Nehemia dari pada Zakarja. Ternjatalah ia seorang tokoh, jang telah mempersiapkan pembaharuan2 Esra-Nehemia, djika tidak turut-serta mengerdjakannja. Sebab iapun memerangi keadaan2 buruk jang sama seperti jang diperangi Esra-Nehemia. Masjarakat Jahudi, jang mendjadi bagian dari keradjaan Parsi, sesudah pembangunan baitullah mengorganisir dirinja disekitar ibadah jang dirajakan disana. Tetapi disanapun dimulai pula kemerosotannja. Para imam dan levita mulai melalaikan ibadah dan menjalahgunakannja untuk kepentingan diri sendiri (Mal 1:6-14). Rakjatpun melalaikan sumbangannja kepada ibadah jang berupa bagian sepersepuluh (Mal 3:8-10). Salah-adat lainnja jang hebat ialah banjak perkawinan orang2 Israil dengan wanita2 kafir (Mal 2:10-12), hal mana membahajakan kemurnian masjarakat. Imam2pun tidak terluput daripadanja. Bergandingan dengan perkawinan tjampuran ialah diputuskannja ikatan perkawinan dengan seenaknja sadja (Mal 2:13) dan wanitalah jang mendjadi korban. Itu bukan satu2nja kelaliman sosial. Lunturnja semangat umum itu agaknja bergantungan pula dengan kemasabodohan jang menulari orang2 jang terbaik sekalipun (Mal 2:17; 3:8-14). Keradjaan al-Masih, jang dinubuatkan para nabi, dengan hukumannja bagi para durdjana dan berkahnja bagi para musdjid, belum djuga datang dan oleh karena itu orang lalu melepaskan pengaharapan itu dan menjangsikan keadilan Allah.
Segala gedjala jang sehat itu ditentang kitab Maleachi. Ternjatalah nama tsb. adalah nama samaran dan diambil dari Mal 3:1 dimana disebutkan seorang "Utusan" !!(=Maleachi). Kata itu dianggap sebagai nama orang dan ditempatkan dalam djudul kitabg itu. Djadi tentang pribadi nabi itu tidak ketahuan sesuatu djua, bahkan namanjapun tidak.
Menginggat keadaan2 waktu ia tampil kedeoan, nabi tsb. adakah seorang pengandjur pertobatan dan perihal pengadjarannja lebih mirip nabi2 didjaman sebelum pembuangan daripada Zakarja dan Hagai. Orang2 Jahudi sendiri bersalah, bahwa djaman kebahagiaan itu tidak datang. Mereka melalaikan kewadjiban2 mereka terhadap Jahwe, chususnja kewadjiban beribadah. Dengan bertjampur baur dengan kaum kafir mereka berchianat kepada umat Jahwe dan dengan itu djuga kepada perdjandjian. Umat tsb. adalah umat bersaudara, karena Jahwe adalah Bapa mereka sekalian. Setiap kelaliman, jang dilakukan kepada orang sebangsa, oleh sebab itu adalah djuga kelaliman terhadapa Bapa mereka bersama. Chususnja pertjeraian merupakan kelaliman sedemikian, djustru karena perkawinan adalah suatu perdjadjian jang sutji. Terhadap kelaliman itu dan terhadap ketjabaran hati serta kesangsian mengenai kedjudjuran dan keadilan Jahwe maka nabi mempermaklumkan "Hari Jahwe", jaitu hari pengadilan atas para pendosa dan orang2 jang tidak bersesal hati, djuga hari penggandjaran bagi kaum mursjid. Anehnja, nabi tsb. tidak memberikan gambaran tentang kebahagiaan dihari depan itu dan tidak pula mempertimbangkan tentang al-Masih. Itu melulu mengenai pembalasan atas orang djahat dan orang baik dan mengenai kemenangan keadilan Allah. Djuga hukuman atas kaum kafir tidak diperbitjangkan, tetapi nabi melihat terdjadinja ibadah jang diperbaharui akan gantinja ibadah jang dilalaikan didjamannja (Zak 1:11). Itu mengenai ibadah jang universil, jang didalamnja orang2 kafirnja akan ambil bagian. Dalam hal pengharapan akan hari depan pada nabi tsb. hanja tinggallah unsur2 jang dapat diwudjudkan dalam bentuk apapun.
Kitab, jang sederhana bahasa dan gaja-bahasanja dan susunan dalam bentuk soal- djawab itu, terdiri atas enam bagian, jakni: pernjataan tjintakasih Jahwe kepada Israil (Mal 1:2-5), jang tidak ditanggapi oleh Israil. Para imam dituduh melalaikan kewadjibannja dan hukuman untuk itu dipermaklumkan (Mal 1:6-2:9). Perkawinan tjampuran dan pertjeraian dipersalahkan pada bangsa itu (Mal 2:10-16). Hari Jahwe akan datang menghukum dosa (Mal 2:17-3:5). Apabila rakjat menepati kewadjiban ibadahnja, maka bentjana kekeringan dan belalang akan dihentikan (Mal 3:6-18). Kemudian dipermaklumkan lagi hari Jahwe sebagai suatu pembalasan bagi mursjid (Mal 3:13- 21 Mal 3:13-4:3). Ajat penutup memperbintjangkan pula penepatan Taurat Musa (Mal 3:22 Mal 4:4) dan perihal seorang perintis hari Jahwe, jang akan memulihkan kerukunan ditengah rakjat guna menghindarkan keruntuhan negeri itu (Mal 3:23-24 Mal 4:5-6).
Tentang keaselian kitab itu tidak ada kesangsian jang sungguh2 berkenaan dengan keseluruhannja. Tanpa alasan tjukup pernahlah Mal 2:11-12 disangsikan keaseliannja; dengan alasan lebih besar tapi toh tidak menjakinkan seluruhnja djuga, Mal 1:11-14; dengan alasan banjak dan malahan mejakinkan disangsikanlah Mal 3:22-24 Mal 4:4-6, sehingga paling tidak ajat2 Mal 3:23-24 Mal 4:5-6 harus dipandang sebagai tambahan belakangan.
Tentang nabi JOEL tidak ketahuan sesuatupun namanja dan kitabnja jang agak
pendek. Daripadanja ternjatalah bahwa ia berasal dari Juda (
Djaman tampilan Joel hanja dapat disimpulkan dari kitabnja sadja. Karena itu ada
pendapat2 jang amat berlainan pada para ahli. Ada jang menamakan dia jang tertua
dari antara nabi2 pengarang, tetapi djuga jang termuda. Ahli2, jang menamakan
dia jang tertua, terutama mendasarkan pendapat mereka pada tempat kitab itu
dalam daftar kitab2 sutji, jaitu sesudah Hosea. Tetapi hal itu rupa2nja tidak
berdasarkan chronologi melainkan kesusasteraan belaka. Pada achir kitabnja Joel
mempermaklumkan pengadilan atas kaum kafir dan dengan itulah dimulai kitab Amos.
Djakni kita Amos dipandang dari segi kesusasteraan merupakan kelandjutan dari
kita Joel. Tetapi dewasa ini Joel umumnja digolongkan kedalam nabi-nabi didjalam
sesudah pembuangan. Dan ini dapat diterima sebagai pasti. Sebab ia mengenal
banjak dari antara pendahulu2nja, jang digunakannja. Bandingkan sadja:
Amo 1:2; Yoe 3:16; Amo 9:2; Yoe 3:18; Mik 4:10; Yoe 3:10; Yer 6:4; Yoe 3:9;
Nah 2:11; Yoe 2:6; Zef 1:14-15; Yoe 2:1-2; Yes 2:4; Yoe 3:10; Yeh 27:13; Yoe 3:4;
Yeh 29:2; Yoe 3:19; Mal 3:2; 4:5; Yoe 2:11; 3:4. Joel tidak mengenal radja,
sedangkan ia menjebutkan pelbagai lapisan rakjat (Yoe 2:13-14; 2:16).
Ia sendiri berseru kepada rakjat untuk melangsungkan liturgi tobat, hal mana
dahulu dilakukan oleh radja (1Ra 8:2; 2Ra 10:20;
Djelaslah kitab itu terdiri atas dua bagian besar. Dalam bagian pertama (Yoe 1-2) dilukiskan bentjana2 jang menimpa negeri itu jakni: belalang, kekeringan dan kelaparan. Mula2 daerah pedalaman jang tertimpa (Yoe 1:2-12) dan kemudian Jerusjalem (Yoe 2:1-11). Karena itu nabi berseru untuk melangsungkan liturgi tobat (Yoe 1:13-20; 2:12-17). Jahwe memberi djawaban dan nabi berdjandji, bahwa malapetaka itu akan berubah mendjadi berkah (Yoe 2:18-27). Bagian kedua (Yoe 3-4 Yoe 2:28-3:21) menggambarkan dari depan, "hari jahwe" atas kaum kafir akan hukuman dan atas Jerusjalem akan kebahagiaan (Yoe 4:1-8,9-21 Yoe 3:1-8,9-21). Hari Jahwe itu didahului sedjumlah gedjala untuk mempermaklumkannja (Yoe 3:1-5).
Orang mempersoalkan apa kedua bagian itu dituliskan oleh pengarang jang satu dan sama djua. Untuk menerima adanja dua pengarang jang berlainan, dikemukakan perbedaan jang rupa-rupanja tidak dapat didjembatani antara kedua bagian itu. Dalam bagian pertama diperbintjangkan peristiwa2 jang njata, jang mendjadi sebabnja ibadah harus dihentikan. Dalam bagian kedua diperbintjangkan perihal sesuatu dihari depan jang djauh, perihal perang dan pengadilan, sedangkan ibadah tidak di-singgung2 lagi. Banjak ahli, jang menerima adanja dua pengarang, perbendapat bahwa Yoe 1:15; 2:1,10,11 disisipkan oleh pengarang bagian kedua, ketika ia menjatuhkan karjanja sendiri dengan karja seorang pendahulu. Tapi pendapat jang sangat umum dan jang djuga paling tepat ialah bahwasanja seluruh kitab itu berasal dari pengarang jang sama. Antara bagian pertama dan kedua ada terlalu banjak kesamaan dan terlalu bergantung satu sama lain, untuk dapat dikata berasal dari kedua pengarang jang berlainan. Bagian kedua se-akan2 adalah pemindahan eschatologis dari bagian pertama.
Dalam bagian pertama memang kitab itu melukiskan bentjana belalang jang benar2 terdjadi, jang dibarengi dengan kekeringan dan kelaparan. Bahwa kesemuanja itu hanjalah "lambang" sadja "Hari Jahwe", kiranja tidak dapat diterima. Tetapi nabi memandang kedjadian-kedjadian itu sebagai perintis dari kedjadian2 besar pada achir djaman. hari pengadilan atas bangsa2 dan penjelamatan Israil. Bentjana belalang oleh nabi itu ditafsirkan sebagai pengadilan dari pihak Jahwe atas umatNja, hal mana dapat dielakkan dengan tapa dan doa. Tetapi pandangannja djauh lebih luas. Pengadilan tsb. bukanlah jang terachir dan definitif, melainkan lebih merupakan pendahuluan dan perlambang dari pengadilan terachir dan penjelamatan. Seperti belalang menjiksa umat, tetapi dihalaukan dengan tapa dan doa, sehingga berkah dan kemakmuran mendjadi mungkin lagi, demikianlah kelak kaum kafir akan menjerang Sion, tetapi akan dipunahkan oleh Jahwe. Sesudah itu akan tibalah masa kesedjahteraan dan kebahagiaan jang definitif bagi Sion.
Itupun adalah wedjangan Joel. Jahwe memimpin sedjarah dan menguasai peristiwa2, jang melajaniNja. Pengadilan Allah pastilah akan datang dan tidak dapat tidak akan menimpa musuh2 Sion, musuh2 Jahwe sendiri karena kedurdjanaan jang dilakukan mereka. Tetapi dalam pengadilan itu umat Jahwe akan dibenarkan dan akan diselamatkan sesudah pengubahan total oleh roh Jahwe, karena umat menjebut nama Jahwe dengan penuh kepertjajaan. Dalam kitab Joel kaum kafir tidak mendapat bagian dalam pentjurahan roh, tetapi ditolak seluruhnja. Bagi Perdjadjian Baru Joel adalah teramat penting karena ia melihat djauh sebelumnja pentjurahan roh Allah jang chas itu, pentjurahan mana mendjadi kenjataan jang tak terduga pada hari Pentekosta, dengan mana nubuat jang masih bertjorak partikularistis dari Joel dipenuhi dan sekaligus di tembusi setjara Perdjandjian Baru.
Kitab ketjil jang samasekali menjimpang dari kitab2 nabi ketjil lainnja ialah JONA. Sebab kitab ini tidak mengenai pengadjaran seorang nabi jang dikumpulkan dalam tulisannja, melainkan mengenai tjerita tentang seorang nabi jang bernama Jona. Dalam Perjandjian Lama memang ada nabi jang bernama demikian (1Ra 14:25), tetapi kitab tsb. pastilah tidak berasal dari tokoh itu. Memang si pengarang dengan Jonanja membanjangkan nabi itu. Apa kitab itu sungguh mengisahkan hal-ichwal nabi itu, akan ternjata kemudian.
Tjerita itu amat baik susunanja dan sungguh tegang. Babak pertama (Yun 1:1-2:3) mengisahkan tugas jang diberikan Jahwe kepada Jona untuk pergi mengadjar Ninive. Tugas itu dielakkan oleh nabi. Dilemparkan kedalam laut, acirnja Jona diselamatkan setjara adjaib. Bapak kedua (Yun 3-4) mengisahkan bagaimana nabi itu mau tak mau mesti menunaikan tugas, jang diulang lagi oleh Jahwe dan malahan dengan hasil jang mengagumkan. Prostes Jona terhadap tersajangnja Ninive, dengan djalan mukdjidjat pula ditolak. Demikianlah nabi itu mendapat hadjaran terasa. Antara kedua bagian terdapat sebuah mazmur sjukur (Yun 2:2-10), jang diletakkan dalam mulut nabi setelah ia diselamatkan setjara adjaib.
Dahulu orang berpendapat, bahwa kitab Jona itu sesungguhnja adalah sekumpulan beberapa tjerita jang berdiri sendiri2. Tetapi pendapat ini sekarang tidak diterima lagi. Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa didalam kisah itu ada beberapa inkonsekwensi dan kedjanggalan2 lainja, tetapi kesemuanja itu tidaklah tjukup untuk meretakkankesatuan jang tegas itu. Itu hanja menundjukkan, bahwa si pentjerita tidak banjak menghiraukan hal2 tsb. karena dianggapnja tidak penting. Hanja tentang mazmurnja dapatlah dikatakan, bahwa mazmur itu adalah tambahan. Djika itu ditjoret, kisahnja tidak berubah sedikitpun. Si pendoa tidak berada didalam perut ikan, melainkan didalam pratala. Keadaan darurat jang dilukiskan dalam mazmur itu begitu tjoraknja, sehingga dapat diterapkan kepada apa sadja. Djadi bolehlah diterima, bahwa lagu tsb. kemudian disisipkan kedalam kisah itu dan agak disesuaikan dengan situasinja.
Persoalan jang lebih penting ialah jang berikut ini: Adakah peritiwa2 jang
dikisahkan sungguh2 terdjadi ataukah seluruhnja adalah tjerita chajalan dengan
isi adjaran tertentu? Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa dahulu kisah itu dianggap
sebagai sedjarah benar. Dewasa ini masih djuga ada ahli, jang mengukuhi inti
historisnja. Orang suka mengemukakan indjil (Mat 12:39-42), dalam
mana Jesus menundjuk akan kisah tsb. Tetapi itu buka bukti bagi sifat
historisnja. Sabda Jesus hanja mengenai kisah itu sadja dan tidak mengatakan
sedikitpun tentang tjorak historisnja. Dewasa ini banjaklah dan malahan
kebanjakan ahli berpendapat, bahwa kisah itu adalah tjerita chajalan, sebangsa
parabel dalam indjil. Bahwasanja dalam kisah itu terdapat amat banjak mudjidjat,
pada dirinja, bukanlah bagi umat. Tetapi ada begitu banjak hal lainnja, jang
merupakan petundjuk2 jang tjukup untuk mengenai tjorak chas kitab itu. Banjaknja
mukdjidjat tidaklah sebanding dengan maksudnja, dan orang boleh bertanja:
mengapa disini mukdjidjat ini? Tentang pertobatan Ninive - dalam Kitab Sutji
selalu dipandang sebagai kota durdjana - dan malahan denga tjara jang begitu
adjaib, tidak ketahuan sedikitpun; dan hal ini sungguh aneh, mengingat setjara
psikologis dan wadjar tidak mungkinnja kenjataan itu, bahwasanja kota kafir
bertobat berkat pengadjaran seorang nabi Jahudi. Tambahan pula, apabila kitab
itu dibatja dengan pengetahuan jang besar tentang Kitab Sutji, maka ternjatalah,
bahwa si pengarang hampir selalu membajangkan sesuatu dari Perdjadjian Lama.
Pasal 3(Yun 3) kitab ini banjaklah kesamaannja dengan kitab Jeremia,
tidak hanja mengenai logatnja tapi djuga mengenai susunan kisah seluruhnja
(Yer 36). Tokoh Jona, jang mentjoba elakkan dari tugasnja dan oleh
karenannja "lari dari hadapan wadjah Jahwe" dan lalu terpaksa dilemparkan
kedalam laut oleh orang2 kafir jang mursjid, menundjukkan kesamaan jang tidak
ketjil, meskipun agak karikaturil, dengan Jeremia, nabi bagi kaum kafir, jang
djuga tegar hati tetapi kendati demikian toh harus tampil kedepan dan
diterdjunkan kedalam perigi oleh orang2 Jahudi jang djahat, jang hendak
melenjapkan dia. Thema tentang nabi jang ogah2an itu adalah bahan jang agak
banjak terdapat dalam Kitab Sutji. Musa memprotes (Kel 3:11), Bile'am
tidak mau memberikan berkah, tetapi dipaksa dengan keras; (
Gagasan atau adjaran tjerita itu ialah ini, bahwasanja si pengarang hendak menandaskan belaskasihan Jahwe bagi segala manusia, bagi segala pendosa, siapapun djua orangnja. Kaum kafir, bahkan jang paling djahat sekalipun, seperti orang2 Ninive terhadap orang2 Jahudi, tidaklah diketjualikan. Dalam pada itu ia mengetjam pandangan sempit jang laku pada orang2 Jahudi didjamannja, jakni: bahwasanja Jahwe hanja baik sadja bagi orang2 Jahudi, sedangkan orang2 kafir harus dibasmi semua. Jona adalah pendjelmaan dari mentalitas tsb., Jona jang sedih atas diberikannja belaskasihan kepada kaum kafir. Allah sendiri mengadjar dia tentang salah-pengertiannja, jang menjimpang sama-sekali dari pandangan Jahwe sendiri. Demikianlah si pengarang hendak mengadjak orang2 Jahudi untuk lebih menjesuaikan pandangan2 mereka dengan sifat Allahnja. Parabel tsb. tak djanggal pula dalam mulut Jesus, karena Iapun mengetjam sikap jang sedemikian itu pada orang2 semasanja. Gagasan penghargaan kepada kaum kafir itu dikemukakan si pengarang pula dengan mengatakan dalam tjeritanja bahwa orang2 kafir, seperti kelasi2 itu (Yun 1:4-6,10,13-14) sesungguhnja djauh lebih baik dan saleh daripada Jona sendiri.
Dengan tepatnja kita bileh bertanja, mengenai si pengarang djustru memiliki seorang nabi sebagai pengemban gagasan2 jang hendak diperanginja. Bagi seorang Jahudi jang beriman hal itu paling tidak djanggal rasanja. Mungkinlah dapat diterangkan sbb: Banjak nabi melantjarkan kutuk2 jang hebat lawan kaum kafir pada umumnja, dan pada chususnja kaum kafir jang mendjadi musuh seperti Ninive. Itu amat kuatnja pada beberapa nabi didjaman sesudah keruntuhan Jerusjalem. Namun demikian, pada hampir semua nabi sedikit banjak ada pula sebangsa tenggang-menenggang terhadap kaum kafir, jang dengan satu danlain tjara dapat djuga ambil bagian dalam keselamatan orang2 Jahudi. Tafsir jang laku didjaman pengarang kitab Jona melulu menitikberatkan kutuk2 itu, hal mana harus membenarkan sikap orang2 Jahudi. tafsir tsb., jang membuat nabi2 mendjadi karikatur, hendak diperangi si pengarang dengan mentjiptakan karikatur seorang nabi sebagai pendjelmaan tafsir tadi. Dengan itu ia sekaligus memberikan suatu koreksi jang amat berharga kepada nabi2, jang kadang2 memang agak berat sebelah itu, djustru dengan menjoroti segi lain dari pengadjaran mereka.
Melihat ketjenderungan kitab Jona itu dan gagasan2 jang hendak diperangi, maka tidak boleh tidak kitab itu ditulis diwaktu belakangan dan adalah salah satu kitab terachir dari Perdjandjian Lama. Orang tahu, bahwa masjarakat Jahudi sesudah pembuangan makin lama makin mementjilkan diri daripada kaum kafir dan makin lama mendjadi makin partikularistis, disertai dengan ketjenderunangan berat untuk mengetjualikan kaum kafir samasekali dari belaskasihan dan keselamatan dari pihak Allah. Didalam suasana tadi amat sangat serasilah kitab Jona itu sebagai protes. Bahasa kitab itupun adalah pula bahasa dari waktu belakangan. Karena itu Kitab tsb. dikarang didalam masa gagasan2 tsb. sudah mendjadi umum dan bahasa rakjat sudah mendapat banjak pengaruh bahasa Aram. Sebaliknja kitab itu pastilah sebelum tahun 200, sebab pada waktu itu Putera Sirah sudah mengenal kitab keduabelas nabi dalam mana termasuk pula kitab Jona.
Dilihat setjara demikian, maka kitab Jona mentjerminkan perkembangan terachir dari wahju Perdjandjian Lama. Dengan universalismenja serta penghagaannja kepada kaum kitab itu dekat pada Perdjadjian Baru, dekat pada Jesus, jang dalam hal- ichwal Jona telah melihat perlambang hal-ichwalNja sendiri, djustru untuk mendjamin keselamatan bagi kaum kafir.
Ende: Hosea (Pendahuluan Kitab) PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat
sedjumlah tulisan kenabian, jak...
PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat sedjumlah tulisan kenabian, jakni tudjuhbelas (Lagu ratap termasuk djenis sastera lain), jang merangkum djangka waktu antara l.k. 750 dan 200 seb. Mas. Tulisan2 itu mewakili suatu aliran kuat dalam agama Israil, jang sebelumnja sudah ber-abad2 lamanja berlangsung. Kitab2 nabi itu merupakan puntjak dan buah masak2 dari kurnia kenabian jang mengalami sedjarah dan perkembangannja sendiri sebelum menghasilkan buah2 jang terpelihara dalam kitab para nabi. Kurnia kenabian itu boleh dianggap sebagai kechasan agama Israil jang mentjapai kepenuhannja dalam diri Jesus Kristus.
Namun demikian kurnia tsb. boleh ditempatkan dilatarbelakang jang lebih luas dan melewati perbatasan bangsa Israil dan Perdjandjian Lama. Sebab beberapa gedjala jang diketemukan dalam keterangan2 Kitab Sutji tentang aliran kenabian terdapat pula pada bangsa2 tetangga Israil, jang serumpun dengannja; dengan perkataan lain: pada bangsa2 Semit pada umumnja (bangsa2 Semit ialah bangsa2 keturunan Sem menurut Kitab Sutji). Tidak disangkal, bahwa gedjala2 kenabianpun terdapat pada bangsa2 lain, akan tetapi kalau demikian, agak djarang2 saja ada. Tokoh2 besar dari agama lain, seperti Budha dan para Reshi Hindu tidak boleh dibandingkan dengan nabi2 Israil apalagi filsuf seperti Kon Fu Se atau Lao Tse. Sebaliknja pada bangsa2 jang mendiami negeri Kena'an sebelum Israil memasukinja dan pada bangsa2 disekitar Israil diketemukanlah gedjala2 jang mirip gedjala2 kenabian di Israil. Kitab Sutji sendiri mentjeritakan mengenai "nabi2 Baal dan nabi2 'Asjera", jang menjertai permaisuri Izebel jang berasal dari Fenesia (1Ra 18:19; bdk. 2Ra 10:19). Diluar Kitab Sutjipun ada berita tentang "nabi2" di Mesopotamia dan Palestina. Tjontoh jang paling djelas ialah Muhammad, orang jang berbangsa Arab, djadi berbangsa Semit, dan tokoh2 kenabian lain jang mendahuluinja di Arabia. Penjerupaan Muhammad dengan nabi2 Israil tentu sadja tidak terpungkiri.
Bukan maksud kami untuk begitu sadja menjamaratakan kurnia kenabian di Israil dengan gedjala2 jang serupa pada bangsa2 Semit jang lain. Namun demikian kiranja boleh diterima, bahwa kurnia ilahi jang chas itu mendapat tanah jang subur dalam watak bawaan bangsa2 Semit. Watak alamiah digunakan oleh Allah untuk maksud- tudjuanNja sendiri; bawaan itu diangkat serta dihaluskan oleh anugerah ilahi, jang dapat bertumpu pada sifat alamiah tanpa merusakkannja. Bangsa Israil seakan2 ditjiptakan oleh penjelenggaraan Allah sedemikian rupa sehinggga pada waktunja dapat dianugerahi kurnia kenabian jang chas. Itulah sebabnja maka orang tidak usah heran atau kaget, pabila diluar Israil pun terdapat gedjala2 jang segera mengingatkan kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Kemiripan jang kelihatan tidak usah mengurangi sedikitpun keaselian kurnia kenabian di Israil. Dan untuk mempertahankan keistimewaan umat Allah tidak perlu orang menjangkal kesamaan jang njata. Kesamaan itu kan dibarengi dengan perbedaan asasi, meskipun perbedaan itu tak kelihatan sekalipun. Demikian misalnja orang boleh menerima, bahwa Muhammad melandjutkan, bahkan menjelesaikan serta menutup aliran kenabian bangsa2 Semit, tanpa menerima bahwa tokoh itu adalah landjutan dan penjelesaian kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Bagi kita ini Jesus dari Nasaret adalah nabi terachir dari para utusan Allah kepada umatnja jang terpilih, jakni Israil. Nabi2 jang diketemukan dalam Perdjandjian Baru sama sekali lain tjorak dan tugasnja. Tapi tanpa keberatan sedikitpun Muhammad boleh dipandang sebagai penutup aliran kenabianalamiah jang terdapat pada bangsa2 Semit pada umumnja. Jang pertama terletak dibidang adikodrati jang bertumpu pada susunan alamiah, pada hal jang kedua adalah alamian belaka. Perbedaan njata antara kurnia kenabian sedjati di Israil dengan gedjala2 kenabian pada bangsa2 kafir disekelilingnja kiranja boleh diringkaskan sbb.: Kurnia kenabian bersifat etis, kesusilaan, oleh karena berasal dari Allah jang etis tjoraknja. Kurnia itupun menentang atau sekurang2nja mengatasi keinginan dan harapan nasional. Tetapi nabi kafir tidak mempunjai tjorak etis dan selalu berbatas kepentingan dan keinginan bangsanja sendiri. Muhammad tentu ada tjorak etis padanja djuga dan ia melampaui batas duku dan bangsanja. Tetapi tjorak itu pada Muhammad djauh kurang njata dari pada para nabi Israil.
Selandjutnja disini dibahas hanja kurnia kenabian jang merupakan kechasan dan keistimewaan umat Allah dari Perdjandjian Lama.
Tetapi perlu segera ditambahkan, bahwa kurnia kenabian itu merupakan suatu gedjala jang amat madjemuk dengan sedjarah dan perkembangannja sampai kepuntjak. Keterangan2 jang disadjikan Kitab Sutji sendiri djauh dari terang dari segala sudut dan seginja. Istilah "nabi" dan "bernubuat" ada pelbagai maknanja. Perkataan "nabi" sendiri (demikianpun bunjinja dalam bahasa Hibrani) tidak memberi banjak pendjelasan. Arti perkataan itu ialah: berseru, berbitjara, memaklumkan. Tetapi istilah itu tidak mengatakan sedikitpun tentang siapa jang berbitjara atau apa jang dikatakan. Memang Kitab Sutji sendiri memberikan suatu keterangan, jakni dalam kisah panggilan Musa (Kel 4:15-16; 17:1) Musa diutus Allah kepada Fare'o. Tetapi Musa menolak oleh karena tidak fasih lidah. Ia lalu diberi pembantu, jakni adiknja Harun, jang akan mendjadi djurubitjaranja. Ia adalah "mulut" Musa dan Musa mendjadi "Allah" Harun. Di depan Fare'o Musa mendjadi Allah dan Harun nabinja. Djadi "nabi" disini "djurubitjara Allah". Sudah barang tentu arti kata itu dengan tegas lagi ringkas menundjukkan tugas nabi2 besar jang tampil kedepan dalam kitab para nabi. Tetapi dalam Kitab Sutji sendiri istilah jang sama dipergunakan sehubungan dengan tokoh2 lain serta kegiatan mereka.
Kelompok2 orang ekstatisi jang memainkan peranannja dalam ibadah kadang2 disebut
"nabi" dan mereka "bernubuat dalam ekstasenja. Disekitas Sjemuel, jang melajani
tempat sutji di Sjilo (1Sa 2:18) terdapatlah "nabi2" jang
bersangkutan dengan tempat sutji (1Sa 10:5). Setjara buatan, jakni
dengan alat2 musik, mereka menimbulkan ekstase lalu "bernubuat" (mengigau).
Keadaan itu disertai pelbagai gedjala jang aneh (1Sa 10:11-13; 19:20-24)
Orang2 itu nampaknja madjenun (bdk. 2Ra 9:11), kerasukan roh Allah
(1Sa 19:20,23). Kemudian dalam sedjarah diketemukan pula kelompok2
"nabi" sehubungan dengan Elija (1Ra 18:4). Elisja'pun mempunjai
hubungan dengan "tjanterik2 nabi" (2Ra 2:3-18). Ungkapan "tjanterik
nabi" dalam bahasa Hibrani berbunji "putera2 (anak) nabi" dan artinja ialah
orang jang mendjadi anggota kumpulan atau kelompok tertentu, djadi anggota
kumpulan nabi2. Sudah barang tentu kelompok2 nabi2 itu melandjutkan nabi2 jang
ada disekeliling Sjemuel. Mereka tinggal ber-kelompok2, kadang2 ratusan orang
(1Ra 18:4; 2Ra 2:3,5,7) dan diam terpentjil dari pergaulan masjarakat
(2Ra 6:1-2), di sekitar tempat sutji, seperti Gilgal (
Sudah barang tentu nabi2 ekstatisi tsb. Mempunjai tjorak keigamaan jang njata dan bersangkutan dengan ibadah. Tetapi keterangan2 Kitab Sutji tidak mengidjinkan untuk menetapkan perasaan mana mereka pegang dalam ibadah. Adakah mereka dalam ekstasenja membawakan firman Allah dalam ibadah sebagai djawaban atas permohonan para pemudja atau peranan lain dipegangnja? Ada ahli jang berpendapat, bahwa salam ibadah Israil, dahulu dan kemudian, nabi2 memegang peranan tertentu, suatu djawatan tetap, disamping para imam. Orang2 itu menundjukkan beberapa mazmur (misalnja Maz 2:6; 110:2:4) tempat suatu firman Jahwe dibawakan. Katanja kalimat2 sedemikian itu diutjapkan oleh seorang nabi dalam ibadah. Selandjutnja dikatakan, bahwa beberapa nubuat jang terkumpul dalam kitab para nabi (misalnja Joel) berasal dari ibadah, sehingga nabi jang bersangkutan merupakan nabi ibadah pula. Akan tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan dan keterangan2 jang dapat dikumpulkan dari Perdjandjian Lama tidak tjukup untuk meneguhkan hipotese tsb. Maka dari itu harus dikatakan, bahwa kitapun tidak tahu peranan manakah dimainkan kelompok2 nabi dalam ibadah. Halnja tetap kabur sadja.
Disamping dan bersama dengan nabi2 tsb. kita menemukan dalam Kitab sutji
pelbagai tokoh lain jang diberi djulukan "nabi", namun amat berlainan dari para
ekstatisi tsb. dan djuga dari nabi2 besar jang tampil dalam kitab para nabi. Di
djamanpara Hakim ada nabiah Debora, jang menghakimi Israil (Hak 4:4).
Dalam Kitab itupun muntjul seorang nabi jang tak bernama (Hak 6:8).
Mungkin sekali nabi itu hanja akal kesusateraan sadja dengan mana pengarang
kitab mengemukakan pikirannja sendiri. Pada achir djaman para Hakim tampilah ke
depan tokoh besar nabi Sjemuel (1Sa 3:20; 9:9; 2Ta 35:18), jang
berhubungan dengan dan malah memimpin para ekstatisi (1Sa 19:20).
Tetapi terang sekali Sjemuel tidak termasuk kedalam kalangan orang2 itu.
Kemudian dari itu ber-kali2 nabi jang serupa diketemukan dalam Kitab Sutji,
seperti Ahia (1Ra 1:29-30; 14:2-3) Jehu (1Ra 16:7), Jona
(2Ra 14:24), nabiah Hulda (2Ra 22:14-15), Urijahu
(Yer 26:20), Sjemaia (2Ta 12:5-6), Ido (
Sudah barang tentu nabi2 jang sedemikian itu merupakan suatu djabatan dan lembaga tetap di Israil. Achirnja undangpun mengaturnja. Sebab dalam kitab Ulang tutur (Ula 18:15-22) sesungguhnja terdapatlah suatu undang mengenai nabi2. Undang itu kiranja mengatur keadaan jang sudah lama berlangsung dan sedikit banjak merosot, sehingga perlu diberi petundjuk untuk membedakan nabi2 sedjati dan nabi2 gadungan. Undang itupun menjatakan, bahwa lembaga kenabian itu di Israil memegang peranan, jang pada bangsa2 lain dimainkan oleh tukang sihir dan tukang tenung, jang di Israil dilarang (bdk. (Ima 19:26,31); 1Sa 28:7). Apabila rakjat memerlukan petundjuk2 ilahi dalam hidup se- hari2 mereka dapat menghadap nabi2 itu. Sebagaimana radja Babel, Ninive atau Mesir mempunjai tukang2 tenung jang tetap untuk diminta nasehat2nja dalam urusan negara, dalam perkara perang dan damai, demikianpun dalam istana radja Israil ada nabi2 Jahwe.
Pengarang 1Sa 9:9 mengatakan, bahwa orang jang dimasanja disebut
"nabi, dahulu, misalnja ada masa Sjemuel, dinamakan "pelihat". Makna keterangan
itu tidak amat djelas, tetapi jang berikut ini boleh diterima. Dahulu istilah
"nabi" adalah sebutan kelompok2 nabi ekstatis dalam ibadah, sebagaimana jang
dipaparkan diatas. Disamping nabi2 itu ada "pelihat2", perseorangan dan pribadi
untuk keperluan hidup se-hari2 (sebutan lain ialah: orang ilahi atau "pesuruh
Allah", (bdk. 1Ra 13:1) Kemudian orang2 inipun disebut "nabi". Dan
kiranja perkaranja bukan hanja perpindahan sebutan, tetapi djuga tjampuran
fungsi. Mula2 "nabi" dan "pelihat" berbeda satu sama lain, tetapi kemudian nabi2
itupun bertindak sebagai "pelihat". "Pelihat Sjemuel sudah berhubungan erat2
dengan para nabi dan Elisja'pun bergaul dengan "tjanterik2 nabi" pula.
Demikianpun terdjadilah kedua tugas jang mula2 berlainan itu lama kelamaan
melebur mendjadi satu sadja, sehingga istilah "nabi" melingkupi ke-dua2nja.
Menurut 2Ra 21:10 didjaman radja Menasje ada "nabi2" (djamak)
ditempat lain nabi2 disebut disamping para imam (
Dapat dimengerti pula, bahwa kedua fungsi tsb. melebur mendjadi satu. Sebab antara nabi2 ekstatisi dan nabi2 profesionil ada kesamaan djuga kendati perbedaan. Kedua2nja mempunjai hubungan chusus dan langsung dengan Allah. Ekstatisi dianggap kerasukan roh ilahi jang menampakkan diri dalam ekstase mereka. Pelihat2 itu berkat hubungannja dengan Allah mengenal hal2 tersembunji atau kedjadian dimasa depan. Dan pengetahuan adjaib itupun menjatakan pengaruh ilahi jang chusus. Maka dari itu masuk akal, bahwa semua orang dalam siapa pengaruh Allah menjatakan diri, entah dengan ekstase entah dengan pengetahuan adjaib, kemudian disebut "nabi" sadja.
Tetapi lembaga kenabian ekstatis-profesionil mengalami kemerosotan pula. Dalam hal ini kiranja pengaruh agama2 kafir memegang peranannja. Nabi2 Jahwe jang menjertai radja Israil (1Ra 22:5-28) pasti bukan nabi2 sedjati, melainkan pendjilat radja sadja, terutama pemimpin mereka Sidkia. Sudah dikatakan, bahwa nabi2 profesionil harus diberi upah untuk pernjataannja (bdk. 1Sa 9:7-10; 1Ra 14:3; 2Ra 5:15). Mudah sadja adat itu mendjadi alasan kemerosotan lembaga kenabian (bdk. 2Ra 5:20-24), oleh karena itu nabi2 itu terlalu mentjari keuntungan sendiri, atau sebagai pegawai radja terlalu tjondong untuk menjenangkan madjikannja sadja. Karenanja salam kitab para nabi atjap kali diketemukanlah "nabi palsi", jang merupakan lawan jang gigih utusan2 Jahwe jang sedjati. Jeremia harus menentang sekelompok nabi jang disebut namanja dan bekerdja diantara kaum buangan di Babel (Yer 29:21-23) dan dalam Bait Allah ia bergulat dengan seorang nabi jang bernama Hananja bin 'Azur (Yer 28:1-17). Dimasa radja Jojakim ia ditangkap oleh para imam dan nabi (Yer 26:7-15). Mereka itu disebut "pembohong" (Yer 6:13; 8:10), jang bernubuat hanja untuk makanannja melulu (Mik 3:11). Mereka pemabuk (Yes 28:7) dan pendjinah (Yer 29:23). Mereka sesungguhnja tidak diutus Jahwe (Yeh 13:6) dan meramalkan apa jang diinginkannja sendiri, rakjat serta radjanja (Yer 5:31; 6:14; 13; Yes 30:10). Dengan demikian mereka tidak mengusahakan pertobatan rakjat, melainkan membuat mereka tinggal di dalam kedurdjanaannja (Yer 23:14; Yeh 23:23). Nabi2 palsu itu sungguh suatu bentjana di Israil, sebab mereka menjesatkan rakjat dan merupakan antjaman untuk bangsa maupun agama Israil. Mungkin sekali bahwa tidak semua nabi itu mula2 buruk maksudnja dan barangkali mula2 mereka sungguh nabi Jahwe sedjati. Tetapi demi untuk keuntungan materiil dan hendak menjenangkan rakjat dan radja mereka kadang2 menjalahgunakan kurnianja atau tertipu oleh angan2nja sendiri dengan tidak membedakan apa jang datang dari Jahwe dan apa jang tjotjok dengan keinginan hatinja sendiri (bdk. Zak 13:2-6).
Kendati kemerosotan jang kadang2 menurunkan para nabi ekstatis-profesional itu,
mereka toh tjukup besar pengaruhnja akan jang baik dalam hidup keigamaan Israil.
Tidak ada banjak tjerita tentang pengaruh para ekstatisi. Tetapi setidak2nja
pada permulaan mereka nampak sebagai pembela agama Jahwe jang murni. Permaisuri
kafir Izebel mengejar serta membunuh mereka (bdk. 1Ra 18:4; 19:10,14).
Tetapi terutama nabi profesionil adalah djagoan agama Jahwe dan tatasusila. Nabi
Natan menegur radja Dawud karena berdjinah dan membunuh orang jang tak berdosa
(2Sa 12:1-5) dan mendukung radja itu untuk mendirikan pusat agama
jang baru (2Sa 7:1-17). Waktu Jerobe'am mulai dengan ibadah
tersendiri, maka seorang nabi menentang (1Ra 11:29-39), tetapi iapun
menegur radja itu oleh karena terlalu tjondong kepada kekafiran (
Djustru nabi2 profesionil, terutama jang disebut diatas, merupakan pendahuluan
sedjati dari nabi2 besar jang nubuat2nja terpelihara dalam Kitab Sutji.
Chususnja Elija amat mirip mereka. Namun demikian nabi2 besar itu ada tjoraknja
tersendiri, sehingga tidak boleh digolongkan kedalam lembaga kenabian tsb.
Perbedaanja bukan hanja, bahwa nabi2 jang dahulu tidak terpelihara nubuat2nja
dalam tulisan tersendiri, sedangkan para nabi2 jang terachir kurnia kenabian
dibarengi dengan kurnia untuk menulis, entah pada mereka sendiri entah pada
orang lain, sehingga utjapan2nja tersimpan dalam Kitab Sutji. Adakalanja orang
membedakan "nabi2 penulis" dan "nabi2 bukan penulis", perbedaan mana hanja
lahiriah belaka. Kelainan, sesungguhnja djauh lebih mendalam. Jang pertama
diantara nabi2 "penulis",jakni amos (Amo 7:14) membedakan diri dengan
"nabi2" (profesionil) dan "tjanterik2 nabi" (ekstatisi). Dan jang sama kiranja
boleh diterapkan pada semua nabi jang tampil dalam kitab para nabi. Mereka itu
bukan ekstatisi dan bukan pedjabat kenabian, melainkan charismatisi, jang
menerima panggilan chas dari pihak Allah dengan tugas tersendiri. Beberapa
diantaranja seperti Jesaja (Yes 6), Jeremia (Yer 1)
Jeheskiel (Yeh 2:1-10) Amos (Amo 7:14-15) mentjeritakan
panggilannja. apa jang dahulu kadang2 terdjadi dengan nabi2 profesionil, jang
diberi tugas chusus oleh Allah (bdk. 1Sa 3:1-14; 2Sa 7:4-6;
Tugas nabi charismatis pada umumnja ialah: Mendjadi djurubitjara Allah, suara Allah, pada umatnja untuk memperingatakan kepadanja tuntutan2 keigamaan dan tatasusila. Allah Israil kan pentjipta dan pendukung tatasusial dan Dialah Allah jang mahaesa, satu2nja Allah dan tidak menanggung persaingan dewata kafir. Para nabi diutus untuk memperingatkan kepada Israil akibat dan kesimpulan dari pilihannja dari pihak Allah, jang telah mengikat perdjandjian dengan bangsa ketjil ini.
Tetapi perdjandjiaan itu adalah suatu peristiwa dalam sedjarah dan terlaksana oleh sedjarah umat, jang diselenggarakan oleh Allah perdjandjian itu. Karenanja para nabi nampaknja terutama terutama sebagai penafsir sedjarah, sedjarah nasional Israil dan sedjarah internasional, sedjauh bersangkutan dengan sedjarah umat Allah. Sedjarah itu dihadapi para nabi dari segi keigamaan dan kesusilaan. Mereka betul2 sadar dan isxaf, bahwa dibelakang peristiwa2 kenegaraan tangan Allah sedang bekerja serta memimpin. Apa jang kelihatan oleh mata insani ada dasar dan latarbelakang ilahinja jang tak nampak. Para nabi menembusi permukaan untuk membuka dasar ilahinja itu. Sedjarah Israil jang insani adalah sedjarah keselamatan jang dikerdjakan Allah didalamnja. Allah sendirilah jang bertindak dan berbuat didalam peristiwa jang rupanja insani belaka, akan keselamatan umatNja, bahkan akan keselamatan umat manusia seluruhnja. Djustru segi itulah disingkapkan oleh sabda kenabian, sehingga para nabi menghubungkan satu sama lain pernjataan perbuatan dan pernjataan-sabda. Kedua itu lalu melebur mendjadi satu, sehingga peristiwa mendukung sabda kenabian dan sabda itu pada gilirannja membuka rahasia kedjadian. Peristiwa2 politik bagi para nabi mendjadi hukuman atau -atjap kali sekaligus - berkah ilahi; hukuman atas dosa umat atau dosa lawan umat, dan berkah perdjandjian jang mendapat wujud jang njata.
Karenanja para nabi bertumpu pada dan berakar dalam tradisi iman Israil. Sudah barang tentu mereka mendjulang tinggi diatas tingkatan jang umum dan merupakan puntjak didataran. Tetapi mereka tidak terpisah dari umat Allah dan tidak melangkah tersendiri2 sadja. Sebenarnja mereka termasuk kedalam tradisi iman Israil jang djuga dikembangkannja. Iman Israil mempunjai tjorak historis, artinja mengenai peristiwa dan kedjadian jang njata. Memang Israil pertjaja akan Tuhan, tetapi Allah Israil bukan gagasan niskala dan mudjarad, melainkan pribadi jang berbuat sesuatu dan menjatakan diri dengan perbuatan dalam sedjarah. Iman jang terpelihara dalam tradisi itulah jang diambil alih oleh para nabi. Dengan amat tepatnja mereka pernah disebut "suara kalbu Israil", suara rasa keigamaan dan kesusilaan. Lebih dari pada siapapun djua para nabi sadar dan insjaf akan seluruh isi dan segala akibat praktis dari iman Israil itu. Apa jang mereka terima dari leluhur diselami dan diresapkannja sedalam2nja. Dengan tadjam mereka melihat apa jang pernah dibuat dan terus dikerdjakan Allah dan djuga siapa Allah jang berbuat dan bertindak itu. Djustru berkat kehalusan kesadarannja itulah para nabi bukan hanja penjalur iman dan tradisi jang tidak berubah sedikitpun. Ditolong oleh terang Ilahi jang chas para nabi djuga mengembangkan dan memadjukan iman dan tradisi jang hidup. Tanpa meninggalkan apa sadja jang sedjati dari dahulukala, mereka sekaligus menambahkan sesuatu jang baru, landjutan tulen dari jang sudah2. Dengan demikian para nabi bukan hanja pembawa tradisi dan pemelihara iman jang bertumpu pada wahju ilahi, tetapi mereka djuga alat wahju jang baru betul. Tetapi jang baru langsung berkembang dari jang lama, jang dibawah penerangan ilahi dipikirkan dan lalu dipahami se-penuh2nja oleh para nabi.
Didalam arus besar tradisi iman Israil para nabi merupakan suatu aliran ketjil jang mendjadi tulang punggung tradisi umum itu. Sebab sesungguhnja para nabi bukanlah orang jang tersendiri2 sadja. Mereka melandjutkan satu sama lain serta mengembangkan satu sama lain. Jang kemudian bertumpu pada pendahulunja, bahkan ada kalanja dalam tjaranja kabar dibawakan mereka. Tidak demikian halnja, bahwa tiap2 nabi se-akan2 mulai kembali, melainkan kabar nabi jang dahulu diambil alih dan diteruskan oleh nabi jang baru. Dengan demikian para nabi mendjadi satu sungai jang terus mengalir didalam sedjarah Israil, sampai kurnia kenabian lenjap dari umat Allah.
Sebagai penafsir sedjarah adakalanja nabi Israil membitjarakan mengenai masa depan djuga. Memang seringkali nabi dianggap terutama sebagai peramal akan tetapi hanja dalam gabungan seluruh tugasnja hal sedemikian itu kadang2 terdjadi. Dajdi fungsi itu hanja segi tertentu dan bukanlah jang paling penting dari kurnia kenabian. Sebagai djurubitjara Allah nabi per-tama2 menembusi sedjarah aktuil jang sedang berlangsung dimasanja sendiri untuk menjingkapkan segi ilahinja. Tetapi sedjarah itu adalah sedjarah keselamatan dan nabi insaf bahwa keselamatan jang dikerdjakan Allah dalam sedjarah sekarang belum terlaksana, belum sampai djuga. Sebaliknja, keselamatan jang direntjanakan Allah dibahajakan oleh ketidaksetiaan umat. Namun demikian Allah tetap setia pada djandjinja dan karenanja selandjutnja Ia akan bertindak lagi untuk mengembalikan umat kedjalan jang lurus dengan hukuman jang menghasilkan pertobatan, supaja achirnja keselamatan ilahi itu terlaksana. Karenanja para nabi kerap kali berbitjara tentang bentjana2 jang akan ditimpakan Allah kepada umatnja. Bahkan orang mungkin mendapat kesan, bahwa nabi2 umumnja tjukup pessimis, chususnja jang terdahulu. Akan tetapi sebenarnja para nabi optimis, meskipun realis djuga. Mereka tidak menutup mata bagi keadaan jang njata, tetapi mereka mempunjai iman jang tak tergontjangkan akan Allah serta kesetiaanNja. Memang hukuman2 berat didjatuhkan atas Israil, teapi dengan maksud supaja bertobat dan allah lalu dapat melaksanakan rentjanaNja. Harapan itu tak pernah lenjap dari para nabi. Mereka jakin, bahwa setidak2nja sisa Israil akan bertobat lalu diselamatkan. Berdasarkan imannja nabi kadang2 mendapat intuisi tentang masa depan, masa keselamatan. Intuisi jang asasi itu kadang2 digambarkan nabi dengan menggunakan gagasan dan gambaran jang tidak diambil dari intuisi itu, melainkan dari apa jang diketahui nabi setjara lain dan jang sesuai dengan gagasan jang laku dilingkungannja.
Dalam hubungan itulah muntjul nubuat2 masehi. Para nabi adalah pembawa ulung dari harapan Israil jang kuno. Oleh karena sedjarah jang njata belum djuga memenuhi harapan itu atau hanja memenuhinja sebagian sadja, maka pandangan Israil terutama pandangan para nabinja melajang kemasa jang akan datang. Dengan kejakinan mutlak diharapkan turun tangan Allah jang terachir dalam sedjarah umatnja dan bagsa manusia seluruhnja. Entah Allah sendiri, entah seorang utusan Allah achirnja toh akan memenuhi seluruh harapan. Dalam intuisinja itu nabi sesungguhnja membawa suatu kabar bagi jang melampaui masanja sendiri dan karenanja tetap kabur bagi nabi sendiri pula. Ia tahu, bahwa sesuatu jang maha hebat akan terdjadi, tapi tidak tahu bagaimana dan apa jang terdjadi. Maka itu ia menggambarkan intuisinja dengan bahan jang diambil dari lingkungannja jang amat terbatas sambil bertumpu pada keadaan, kedjadian2 dan tokoh2 jang sedjamannja. Dari sebab itu dalam nubuat2 itu amat perlu dibedakan baik2 dua unsur, jakni intuisi asasi dan gambaran pembungkusnja. Kenjataan jang dinubuatkan dapat agak berlainan dari lukisan jang disadjikan nabi, meskipun tjotjok dan serasi dengan intuisi tsb. Nabi pasti tahu akan keselamatan jang terachir, jaitu keselamtan masehi, tetapi ia tidak tahu akan wudjud jang njata. Namun demikian wudjud itupun digambarkannja. Maka dari itu sama seklai tidak tjotjok dengan tjorak nubuat, djika kenjataan masehi melebihi gambaran kenabian. Intuisi asasi dipenuhi seluruhnja tapi gambaran diatasi, oleh sebab lukisan itu terikat pada masa dan lingkungan nabi dalam sedjarah. Itulah sebabnja maka gambaran jang disadjikan masing2 nabi dapat agak berlainan, sedemikian rupa sehingga tidak dapat disesuaikan satu sama lain. Tetapi kelainan itu tidak mengurangi sedikit djuapun kebenaran asasi jang adalah milik bersama para nabi. Perlulah orang ingat akan tjorak nubuat tsb. apabila Perdjandjian Baru menundjukkan kepada nubuat2 jang lama itu se-akan2 terpenuhi dalam diri Jesus dan karjaNja sungguh2 memenuhi intuisi asasi nabi setjara pari-purna, tetapi sekaligus menembusi dan djauh melampaui gambaran dalam mana intuisi itu dibungkus oleh mereka. Karena itulah nubuat2 Pendjandjian Lama sering kali tidak dapat dimengerti, kalau tidak bertolak dari kenjataan Perdjandjian Baru.
Apa jang dikatakan diatas menjatakan se-terang2nja, bahwa para nabi adalah tokoh keigamaan dan kesusilaan. Sebagai pendukung dan penjaga agama jang murni dan tatasusila jang sehat mereka diutus Allah kepada umatNja dan liwat umatNja kepada bangsa manusia seluruhnja. Dengan gigihnja mereka berdjuang, atjap kali hampir2 sendirian sadja, untuk membersihkan agama perdjandjian dari kemerosotan insani. Kerap kali agama Israil sungguh dirusakkan oleh pengaruh kekafiran. Sebenarnja nabi2 tidak djarang turun tangan dalam urusan kenegaraan, tapi maksud-tudjuannja selalu bersifat agamiah belaka. Politikkan seirng2 mengantjam kemurnian agama Jahwe dan hubungan2 diplomatik dengan negeri2 kafir tidak djarang menghantar dewa2 kafir masuk wilajah Jahwe, Allah Israil. Apabila nabi2 menjerang bangsa2 kafir serta mengantjam kepada keruntuhannja, maka bukanlah nasionalisme jang me-luap2 mendorong mereka, melainkan rasa keigamaannja. Bangsa2 itu entah menindas umat Allah entah membahajakan kemurnian agamanja. Dan tidak sedikit nabi toh membuka pintu keselamatan untuk kaum kafir djuga. Pelbagai nabi pun menentang kemerosotan sosial di Israil sendiri, penindasan dan pengisapan dari pihak golongan jang satu terhadap golongan jang lain. Tetapi dasar terachir dari ketjaman itu ialah agama para nabi. Semua orang Israil adalah umat Jahwe, anak Allah jang melindungi jang lemah. Semua sama sadja kedudukan dan haknja. Penindasan sosial achirnja merusakkan agama, hubungan Allah dengan seluruh umatNja. Para nabi tentu sadja tidak bermaksud merobohkan susunan masjarakat, sebagaimana jang dikehendaki Allah. Tetapi djandji2 jang termuat dalam perdjandjian jang diikat Jahwe dengan Israil, teruntukkan bagi semua. Dan tiada seorangpun boleh menghalangi djandji2 itu terlaksana untuk semua. Para nabi pun mempertahankan seluruh Taurat, oleh sebab merupakan pernjataan kehendak ilahi jang harus dilaksanakan manusia. Dahulu beberapa ahli pernah mempertentangkan Taurat Musa serta para imam jang adalah pendukung Taurat, dengan para nabi, se-akan2 mereka tidak peduli akan Taurat. Tetapi pandangan itu keliru sama sekali. Apabila nabi2 sampai mengetjam ibadah mendjadi formalisme belaka atau malahan tachajul sadja. Dalam agama Israil ibadah tanpa tatasusila tidak masuk akal, oleh karena agama itu etis karena Allahnjapun etis adanja. Adakalanja nabi2 berbentrokan dengan para iman, tetapi sebabnja ialah: imam2 itu melalalaikan tugasnja sebagai pendukung tatasusila. Pada dirinja djabatan keimanan dan kurnia kenabian tidak bertentangan satu sama lain, melainkan saling mendukung untuk mempertahankan kemurnian agama dan tatasusila jang bersangkutan. Nabi2 menentang iman2 gadungan seperti mereka melawan nabi2 palsu. Djasa jang terbesar para nabi di Israil ialah menginsafkan kepada bangsa itu, bahwa agama-ibadah dan tata-susila tak terpisahkan.
Sebagai djurubitjara Allah para nabi menjampaikan kabarnja sebagai sabda Allah sendiri. Mereka sendiri insaf, bahwa pesannja berasal dari Allah. Kesadaran itu nampak dalam rumus2 jang lazim dipakai, misalnja: Demikianlah Jahwe bersabda; sabda Jahwe disampaikan kepadaku; itulah firman Jahwe dll. Sabda Tuhan itu kadang2 se-olah2 dipaksakan kepada mereka (Amo 3:8), sehingga tidak dapat ditolak. Dengan sia2 sadja Jeremia berusaha melarikan diri (Yer 20:7-9); bdk. kisah nabi Jona'). Tetapi bagaimanapun djua para nabi sendiri jakin se- kuat2nja, bahwa mereka utusan Allah (bdk. Yes 6:8). Diri nabi sendiri seluruhnja mendjadi suatu "tanda", nubuat jang hidup (bdk. Hos 1-3; Yes 20:3; 8:18; Yer 16; Yeh 4:3; 12:6,11; 24; 24).
Dengan beberapa djalan sabda Jahwe dan kabar jang harus dibawakan dapat sampai kepada nabi. Adakalanja mereka mendapat penglihatan (Yes 6; Yeh 1:2,8; Zak 1-6; Amo 7:8: kemudian dalam apokaliptik djalan itu mendjadi djalan biasa sadja; bdk. Kitab Daniel), atau mimpi dimalam hari (Ula 13:6; Zak 1:8-9), ataupun mereka mendengar suatu suara (Yeh 1:28; 3:13; 10:5; Amo 9:1). Kadang2 mereka disergap oleh ilham ilahi (Yeh 8:1) dengan melihat barang sesuatu dari hidup se-hari2 jang mendapat makna luar biasa bagi nabi (bdk. Amo 8:1-3; Yer 1:11-12; 32:1-44; 18:1-4). Tetapi djalan jang lebih lazim ialah suatu ilham batin, dorongan untuk berbitjara. Atas dorongan dan penerangan ilahi mereka memikirkan imannja serta kedjadian2 jang njata, lalu mereka melihat kebenaran dan kesimpulan daripadanja. Allah mendorong mereka untuk merumuskan dan mengeluarkan buah pikirannja itu, jang menurut kejakinan nabi sendiri sungguh berasal dari Tuhan. Setiap nabi sedjati sadar dan insaf, bahwa ia hanja alat ditangan Allah, meski bukan alat mati sekalipun, sehingga apa jang dikatakan nabi sungguh dikatakan Allah sendiri.
Dalam hal membawakan kabarnja nabi dapat menempuh pelbagai djalan. Adakalanja
mereka menggunakan perbuatan lambang (Yes 20:3-4; Yer 27:19; 13),
jang merupakan kesukaan Jeheskiel jang chas (
Djadi nubuat2 jang dibawakan nabi setjara lisan kemudian terkumpul dan tersusun
dalam kitabnja, atjap kali oleh orang lain. Dalam menjusun bahannja para
penghimpun menuruti asas2 jang seringkali bukan asas seorang pengarang moderen.
Kadang2 mereka menghimpun bahan jang mengenai hal jang sama (misalnja nubuat
tentang bangsa2 kafir; Yes 13:1-23:18; Yer 46:1-51:64;
Kesemuanja itu mengakibatkan, bahwa kitab2 nabi tidaklah gampang dibatja. Tetapi mahapentinglah orang ingat akan tjaranja kitab itu terdjadi. Tiap bagian adalah sebuah "chotbah", lebih kurang pandjang (kadang2 beberapa ajat sadja) jang harus dimengerti sebagai suatu kesatuan tersendiri. Umumnja orang dapat membedakan empat unsur dalam kitab2 para nabi. Memang tidak semua unsur terdapat dalam semua kitab, tetapi dalam banjak kitab terutama jang lebih besar, diketemukan kembali. Unsur jang merupakan kechasan nabi ialah "firman Jahwe". Atjap kali nabi hanja mengutip sadja apa jang dikatakan Jahwe. Itu selalu ditundjuk dengan rumus: Demikianlah Jahwe bersabda... dan ditutup dengan rumus: Itulah sabda Jahwe. Karenanja bagian2 itu umumnja mudah dikenali. Firman Jahwe itu kadang2 pendek dan padat, kadang2 lebih pandjang. Disamping itu ada bagian dimana nabi sendiri berbitjara sebagai penchotbah untuk membentangkan pikirannja sebagaimana atas ilham Ilahi muntjul dan bergelora dalam hatinja. Isi chotbah itu bermatjam- ragam, antjaman, nasehat, petundjuk, adjaran dll. Dan ada djuga bagian dalam mana nabi sendiri menteritakan halihwal kehidupannja, baik batin maupun lahuir (Yes 6; Yer 1:4-6; 20:7-18; Hos 3). Adakalanja orang lain (penghimpun kitab?) mengisahkan hal-ihwal nabi (Amo 7:10-17); Hos 1:2-8; Yes 20:1-6; Yer 19:1-20:8; 26:1-24 dll.) Dalam bagian2 ini kerap kali dikutiplah firman Jahwe atau chotbah nabi. Achirnja ada bagian2 lain lagi dalam kitab para nabi, jang berupa lagu jang bermatjam-ragam. Ada lagu ratap, lagu edjekan, lagu pudji; ada doa dll. Adakalanja pelbagai djenis kesusteraan bertjampur-baur dan tidak gampang digolongkan.
Banjak bagian dan nubuat kitab para nabi berupa sandjak. Orang dapat melihat, bahwa pada umumnja persandjakkan itu lama-kelamaan berkurang. Nabi2 jang lebih dahulu menggunakan hanja gaja sastera itu, tetapi jang kemudian mulai memakai prosa djuga prosa se-mata2. Persandjakan Hibrani ada undang2 dan patokan2nja sendiri, jang belum diketahui seluruhnja. Namun demikian tidak dapat disangsikan para nabi umumnja suka akan djenis kesusasteraan itu, meskipun tidka selalu pasti apakah salah satu abgian berupa sandjak atau itu, meskipun tidak selalu pasti apakah salah satu bagian berupa sandjak atau prosa sadja. Penterdjemah kadang2 memilaih sajda entah jang satu entah jang lain. Daja puetis memang tidak sama pada semua nabi. Ada jang berbakat luhur dan ada jang berbakat rendah. Persandjakan itupun mengakibatkan, bahwa nubuat2 tidak selalu gampang dibatja. Tetapi umumnja boleh dikatakan, bahwa puesi agak sukar, sehingga para nabi Israil bukan suatu keektjualian. Maka itu perlu nubuat2 dibatja dan dipelajari dengan perhatian jang sewadjarnja. Lalu orang kiranja sampai menikmati puesi Hibrani djuga, kalaupun dalam terdjemahan memang banjak dari kekuatan aselinja hilang.
Kitab para nabi memang kitab dari Perdjandjian Lama, sehingga mungkin orang bertanja apakah gerangan gunanja bagi kita jang hidup didjaman perdjandjian baru. Sudah barang tentu kitab itupun mentjerminkan tahapan wahju ilahi tertentu sadja. Karenanja kitab para nabi, seperti Perdjandjian Lama seluruhnja, menundjuk kepada diri Jesus Kristus dan perdjandjian baru. Namun demikian perbuatan2 nubuat2 itu tidak hanja berguna sebagai persiapan sadja dan sebagai saksi penjelenggaraan ilahi adjaib jang memimpin sedjarah menudju kedjaman terakhir. Banjak adjaran para nabi terus berlaku dan dengan rupa jang sama tidak terdapat dalam Perdjandjian Baru jang selalu mengandaikan Perdjandjian Lama. Demikian misalnja tekanan atas Allah jang mahaesa, jang mahakuasa, mahaadil, jang memimpin seluruh sedjarajh umat manusia. Dalam kitab itu kitapun masih terus dapat menimba pengetahuan tentang Tuhan itu; nabi2 terus mengadjar bahwa iman tanpa amal sesungguhnja iman jang mati dan tak berguna. Iman para nabi adalah dasar iman kita. Para nabi merupakan pendorong suatu tradisi jang bergerak madju, dan tradisi itu kita butuhkan djuga. Tanpa mengetahui kitab para nabi orang tidak mengetahui Perdjandjian Lama dan tidak mengetahui imannja sendiri. Maka dari itu nubuat2 jang lama itu dapat terus hangat bagi kita, mungkin lebih hangat dari pada bagi umat Allah perdjandjian lama, oleh sebab kita dapat mengerti intisari kitab para nabi ialah nabi terachir lagi terbesar, jaitu Jesus Kristus jang dengan kabur dinubuatkan para nabi.
Baiklah kiranja kami sadjikan disini daftar para nabi bersama dengan djaman mereka tampil. \= AMOS l.k. 760-750 Hosea l.k 759-725 Micha 745-697 Jesaja 740-700 Sefanja 630-622 Jeremija 626-585 Habakuk 625-586 Nahum 614 Jeheskiel 597-580 Obadja 520 Hagai 520 Zakarja 520 Maleachi 520-480 (450-430) Joel 500? Baruch 200? Daniel 160 \+ Untuk hal2 terperintji lihatlah kata pendahuluan masing2 Alkitab.
BIS: Hosea (Pendahuluan Kitab) HOSEA
PENGANTAR
Hosea adalah nabi yang tampil sesudah Nabi Amos. Ia menyampaikan pesan TUHAN
kepada orang-orang di Israel, kerajaan utara, pada masa
HOSEA
PENGANTAR
Hosea adalah nabi yang tampil sesudah Nabi Amos. Ia menyampaikan pesan TUHAN kepada orang-orang di Israel, kerajaan utara, pada masa yang sulit sebelum kerajaan itu jatuh pada tahun 721 Sebelum Masehi. Ia sangat prihatin memikirkan keadaan orang Israel, terutama karena mereka menyembah berhala dan tidak setia kepada TUHAN. Dengan terus terang Hosea menggambarkan ketidaksetiaan mereka itu berdasarkan keadaan rumah tangganya sendiri yang hancur karena ketidaksetiaan istrinya. Sebagaimana Gomer, istrinya, tidak setia kepadanya begitu pula umat Allah tidak setia kepada TUHANnya. Karena perbuatan itu, Israel dihukum. Sekalipun demikian, kasih TUHAN kepada umat-Nya tidak akan hilang. Ia akan menerima mereka kembali dan memperbaiki hubungan mereka dengan Dia. Cinta TUHAN itu dinyatakan dalam kata-kata indah yang berikut ini, "Hai Israel, tak mungkin engkau Kubiarkan atau Kutinggalkan! .... Tak tega hati-Ku melakukan hal itu, karena cinta-Ku terlalu besar bagimu!" (Hos 11:8).
Isi
- Perkawinan Hosea dan keadaan keluarganya
Hos 1:1-3:5 - Tuduhan-tuduhan TUHAN terhadap Israel
Hos 4:1-13:16 - Pesan pertobatan dan janji
Hos 14:1-9
Ajaran: Hosea (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Hosea anggota jemaat mengerti akan kasih setia
Allah yang selalu nyata kepada umat-Nya, walaupun mereka tida
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Hosea anggota jemaat mengerti akan kasih setia Allah yang selalu nyata kepada umat-Nya, walaupun mereka tidak setia kepada-Nya, dan juga mengerti betapa besar kebencian Allah terhadap umat-Nya yang berpegang kepada penyembahan berhala.
Pendahuluan
Penulis : Nabi Hosea.
Isi Kitab: Kitab Hosea dibagi atas 14 pasal yang berisikan gambaran kehidupan bangsa Israel dalam hubungannya sebagai umat pilihan Allah.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Hosea
Pasal 1-3 (Hos 1:1-3:5).
Rumah tangga Nabi Hosea sebagai lambang hubungan bangsa Israel dengan Allah
- Istri Hosea yang melakukan perzinahan melambangkan bangsa Israel yan melakukan penyembahan berhala.
- Hosea sebagai suami yang mengampuni perzinahan istrinya, melambangka betapa Allah selalu mengampuni kesalahan (penyembahan berhala) bangs Israel.
Pendalaman
Bacalah pasal Hos 1:2-9. Berilah pendapat saudara tentang ketaatan Hosea, dan keadaan keluarganya.
Pasal 4-10 (Hos 4:1-10:15).
Kemurtadan bangsa Israel dari Firman Allah
- Celaan atas pimpinan agama dan bangsa yang tidak seti (pasal 4; Hos 4:19).
- Kemunafikan ibadah bangsa Israe (pasal 5-10; Hos 5:1-10:15).
Pendalaman
Bacalah pasal Hos 4:9-10. Apakah sebabnya para pemimpin agama dihukum Allah? Bacalah pasal Hos 6:1-6. Apakah yang Allah kehendaki dari umat-Nya?
Pasal 11-14 (Hos 11:1-14:9).
Pembaharuan terhadap bangsa Israel
- Kasih Allah mengatasi (mengalahkan) kedegilan hat bangsa Israel (pasal 11-13; Hos 11:1-13:16).
- Janji pengampunan Allah terhadap pertobatan bangs Israel (pasal 14; Hos 14:1-9).
Pendalaman
Bacalah pasal Hos 13:1-3; 14:1-5. Apakah perbuatan umat Allah, dan apakah tanggapan Allah kepada mereka kalau bertobat? Bacalah pasal Hos 14:9. Bagi orang yang memahami semua kesalahan umat Allah ini dan tidak mau mengikutinya, maka ia bahagia. Tetapi jika memberontak maka ia tergelincir.
II. Kesimpulan/penerapan
- Kitab Hosea mengajarkan bahwa Allah memberikan hukuma terhadap orang Kristen yang masih menyembah berhala.
- Allah yang menjadi sumber keselamatan, adalah Allah yan Maha Pengampun.
- Walaupun dosa yang dilakukan sangat besar, tetapi bil bertobat dan mohon pengampunan kepada Allah, maka ia aka setia mengampuni.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Hosea?
- Apakah dosa yang dilakukan oleh istri Hosea?
- Bagaimanakah sikap Hosea terhadap perbuatan istrinya?
- Mengapakah Allah menghukum bangsa Israel?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima setela mempelajari Kitab Hosea?
Intisari: Hosea (Pendahuluan Kitab) Umat yang tidak setia; Allah yang setia
WAKTU PENULISANRaja-raja yang disebutkan dalam Hos 1:1 merupakan petunjuk tentang kurun waktu terpanjang bagi
Umat yang tidak setia; Allah yang setia
WAKTU PENULISAN
Raja-raja yang disebutkan dalam Hos 1:1 merupakan petunjuk tentang kurun waktu terpanjang bagi berlakunya nubuatan Hosea, yaitu dari 780-692 SM, tetapi rupanya sebagian besar karyanya ditulis dalam periode antara tahun-tahun terakhir pemerintahan Yerobeam dan jatuhnya Samarian -- yaitu dari kira-kira tahun 755-722 SM. Hosea merupakan penulis kedua dari empat penulis yang dikenal sebagai nabi abad kedelapan (Amos, Hosea, Yesaya dan Mikha).
PENULISNYA
Hosea adalah satu-satunya nabi dari kerajaan Israel utara yang tulisannya dapat diselamatkan. Ayahnya bernama Beeri, tetapi tidak diceritakan mengenai kota kelahirannya atau latar belakang masa mudanya. Beberapa orang berpendapat bahwa Hosea adalah seorang tukang roti, sebab ia menunjukkan pengetahuan yang terinci mengenai usaha ini (Hos 7:4-8). Tetapi ia juga mempunyai banyak pengetahuan mengenai perladangan (Hos 10:11-13; 13:3), oleh karenanya kita tidak dapat menentukan secara pasti. Mungkin yang paling ialah bahwa Hosea bekerja sebagai seorang nabi profesional.
UNTUK SITUASI BAGAIMANA TULISANNYA DITUJUKAN
Hampir semua nubuatan dalam Hosea ditujukan bagi bangsa Israel (biasanya disebut Efraim -- nama suku terbesar), walaupun ada beberapa yang ditujukan kepada Yehuda. Agama orang Israel sudah sedemikian bobrok; secara resmi mereka menyembah Allah, tetapi di mana-mana ibadah mereka bercampur dengan penyembahan berhala dan paham Baalisme. Negeri itu cukup stabil dan makmur di bawah pemerintahan Yerobeam, tetapi beberapa tahun sesudah kematiannya terjadi kemunduran yang sangat cepat, baik dalam bidang ekonomi maupun politik. Mereka terombang-ambing di antara kekuasaan Asyur dan Mesir, tetapi mereka mengabaikan Allah. Akhirnya mereka dikalahkan oleh Asyur dalam tahun 721 SM.
KELUARGANYA
Hidup kekeluargaan Hosea agar tragis. Allah memerintahkannya untuk menikahi seorang wanita yang tidak setia kepadanya. Hosea mencintai istrinya, Gomer, dan mereka memperoleh tiga orang anak yang nama-namanya sungguh-sungguh merupakan pesan bagi Israel. Namun, tak lama kemudian Gomer melarikan diri dan menjadi seorang pelacur. Hosea masih mencintainya, dan pada akhirnya, waktu Gomer menjadi budak, ia membelinya kembali. Status Gomer sebagai istrinya kemudian dipulihkan, walaupun sebelumnya ia harus menjalani masa penyucian terlebih dahulu.
PESANNYA
Hubungan perkawinan Hosea sendiri memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan antara Allah dan Israel. Allah mengasihi Israel dan bahkan pada waktu mereka meninggalkan Dia dan menyembah dewa-dewa lain, Allah masih mengasihi mereka dan rindu untuk memulihkan mereka menjadi umat-Nya kembali. Oleh karena penderitaan yang dialaminya, Hosea dapat menjelaskan betapa Allah menderita karena kasih-Nya kepada umat yang tidak setia. Oleh karena itu, Hosea menyerang penyembahan berhala yang dilakukan oleh orang Israel dan memanggil mereka untuk bertobat serta kembali menyembah Allah yang mengasihi mereka dan yang dengan penuh sukacita akan mengampuni mereka serta memulihkan mereka.
Pesan
1. Kasih Allah itu tetapo Di masa lalu Allah telah memberkati dan memelihara bangsa Israel. Hos 2:15; 11:1; 13: 4,5
o Dewasa ini Allah rindu untuk memulihkan Israel. Hos 7:1; 11:8,9
o Di masa yang akan datang, oleh karena kasih Allah yang besar, dan hanya karena itu saja, ada harapan untuk keselamatan. Hos 11:10,11; 14:4-9
2. Kasih Allah menuntut
Allah itu kudus (Hos 2:19,20), dan jika mereka ingin menjadi umat-Nya, maka Israel juga harus menjalani hidup yang kudus. Hubungan dengan Allah hanya dapat terjalin atas dasar persyaratan-Nya, dan syarat-syarat ini adalah bahwa umat-Nya harus memberikan pelayanan yang eksklusif kepada-Nya dan hidup dalam kebenaran. Hos 4:7-10; 5:4; 11:5-7
3. Dosa merupakan hal yang serius
Memutuskan iman kepada Allah sama seriusnya dengan perzinahan dalam perkawinan. Hos 1:2; 2:1-5 Hosea membawa Gomer kembali (Hos 3:1-5), tetapi demi kepentingan Gomer, hubungan yang lama tidak dapat dipulihkan dengan sempurna tanpa disiplin. Demikian pula dengan Israel. Kasih Allah kepada mereka berarti bahwa dosa-dosa mereka pun harus dibereskan, tidak diabaikan. Allah rindu untuk mengampuni mereka, tetapi harus ada pertobatan terlebih dahulu. Hos 14:1-9
o Pertobatan bukanlah suatu hal yang mudah atau dangkal. Pertobatan harus disaksikan, bukan dengan hanya memamerkan sikap beragama yang diperbarui, tetapi dengan kehidupan yang baru. Hos 6:1-4
o Pengorbanan tanpa penyerahan dan ketaatan sungguh tidak dapat diterima Allah. Hos 6:6
Penerapan
1. Apa yang tidak Allah kehendaki dari umat-Nya:o Menyembah ilah lain. Hanya Dia yang harus ditinggikan; penyembahan yang terbagi sama sekali bukan penyembahan
o Melayani ilah lain. Ketaatan penuh hanya boleh diberikan kepada satu Allah; melayani ilah lain berarti tidak setia kepada Allah.
o Bergantung kepada ilah lain. Allah dapat dipercaya; bergantung kepada ilah lain berarti meragukan pemeliharaan-Nya.
2. Bagi umat-Nya, Allah akan menjadi:
o Seorang suami
o Seorang ayah
o Seorang dokter
o Seorang gembala
Dengan kata lain, Allah akan memenuhi segala kebutuhan mereka. Kita tidak dapat membatasi Allah hanya pada satu lukisan saja. Kasih-Nya lebih besar daripada segala sesuatu yang dapat kita bayangkan.
3. Apa yang diinginkan Allah dari umat-Nya:
o Pertobatan, termasuk perubahan sikap secara nyata.
o Pengenalan akan Dia; mereka harus berusaha untuk mempelajari dan mengerti apa yang dikatakan Allah kepada mereka tentang diri-Nya dan kehendak-Nya untuk mereka.
o Ketaatan, termasuk sikap yang benar terhadap sesama seperti terhadap Allah.
o Kasih sayang: Allah mengasihi mereka dan menginginkan mereka membalas kasih-Nya dengan sepenuh hati.
o Kesetiaan: kesetiaan merupakan hal yang kuno di zaman Hosea seperti juga pada dewasa ini, tetapi pelayanan kepada Allah tidak dapat setengah-setengah. Pelayanan kepada-Nya mengandung penyerahan total dan harus mantap.
Tema-tema Kunci
1. Hubungan
Hosea menekankan bahwa dasar agama adalah hubungan nyata dengan Allah. Hubungan ini melahirkan tuntutan terhadap umat Allah, tetapi juga berharga mahal bagi Allah, yang menderita manakala kasih-Nya ditolak dan umat-Nya tidak setia. Hos 7:1-7; 8:1-14; 11:3-7. Dari ayat-ayat di atas dan pasal-pasal lainnya Anda dapat mencatat cara-cara yang Allah pakai untuk berhubungan dengan bangsa Israel dan bagaimana reaksi mereka.
2. Ketidaksetiaan Israel
Berpalinglah bangsa Israel dari Allah mempengaruhi kehidupan agama, politis dan moral mereka. Carilah ayat-ayat yang di dalamnya Hosea berbicara mengenai dosa-dosa yang mereka lakukan dalam bidang-bidang tersebut.
3. Kasih Allah
Allah mengasihi Israel, walaupun mereka telah berdosa. Buatlah sebuah daftar dari semua acuan yang terdapat dalam Hosea yang mengacu kepada kasih Allah, dan perhatikan beraneka cara yang Allah pakai untuk menyatakan kasih-Nya, yang menyangkut baik berkat maupun penghakiman.
4. Perlunya pengetahuan tentang Allah
Hosea yakin bahwa pokok masalah yang dihadapi bangsa Israel terletak pada kegagalan mereka untuk mengerti kehendak Allah. Jika mereka sungguh-sungguh tahu siapa Dia, dengan sendirinya sikap mereka akan berubah. Carilah ayat-ayat ini: Hos 2:13,20; 4:1,6,14; 5:4; 8:14; 13:6.
Garis Besar Intisari: Hosea (Pendahuluan Kitab) [1] KELUARGA HOSEA DAN KELUARGA ALLAH Hos 1:1-3:5
Hos 1:1Pendahuluan: latar belakang
Hos 1:2-9Istri Hosea dan anak-anaknya
Hos 1:10,11Israel seba
[1] KELUARGA HOSEA DAN KELUARGA ALLAH Hos 1:1-3:5
Hos 1:1 | Pendahuluan: latar belakang |
Hos 1:2-9 | Istri Hosea dan anak-anaknya |
Hos 1:10,11 | Israel sebagai anak-anak Allah |
Hos 2:1-13 | Israel, istri yang tidak setia |
Hos 2:14-23 | Allah, suami yang penuh kasih |
Hos 3:1-5 | Hosea menebus istrinya kembali |
[2] KEBOBROKAN ISRAEL Hos 4:1-5:15
Hos 4:1-3 | Perkara terhadap Israel |
Hos 4:4-9 | Perkara menentang para imam |
Hos 4:10-19 | Mereka bertingkah laku seperti pelacur |
Hos 5:1-12 | Peringatan akan penghakiman yang akan datang |
Hos 5:13-15 | Asyur tidak dapat melindungi Israel |
[3] KASIH ALLAH DITOLAK Hos 6:1-8:6
Hos 6:1-3 | Pertobatan? |
Hos 6:4-6 | Kasih mereka kepada Allah tidak sungguh-sungguh |
Hos 6:7-11 | Baik Israel maupun Yehuda tidak setia |
Hos 7:1 | Allah rindu untuk memulihkan mereka |
Hos 7:2-7 | Rakyat tidak mempedulikan-Nya |
Hos 7:8-13 | Mereka bersandar pada bangsa-bangsa asing |
Hos 7:14-16 | Mereka bahkan berpaling kepada Baal |
Hos 8:1-6 | Israel menolak kasih Allah |
[4] HUKUMAN TIDAK DAPAT DIHINDARI Hos 8:7-10:15
Hos 8:7-10 | Persekutuan mereka dengan dewa-dewa ternyata sia-sia |
Hos 8:11-14 | Hukuman harus dijatuhkan atas dosa mereka |
Hos 9:1-6 | Hentikan! Pesta pora bukan yang Allah inginkan |
Hos 9:7-9 | Pesan itu tidak disenangi -- tetapi benar |
Hos 9:10-17 | Israel akan disingkirkan oleh Allah |
Hos 10:1-15 | Mereka terus tidak setia |
[5] PERTOBATAN MASIH DIMUNGKINKAN Hos 11:1-14:9
Hos 11:1-5 | Allah mengasihi Israel sebagaimana seorang ayah |
Hos 11:6,7 | Namun mereka menolak Dia |
Hos 11:8,9 | Allah rindu kepada umat-Nya sekarang |
Hos 11:10-12 | Allah mengasihi mereka, walaupun penuh dosa |
Hos 12:1-6 | Pintu untuk kembali terbuka lebar |
Hos 12:7-14 | Tetapi ketidaksetiaan harus dihukum |
Hos 13:1-16 | Hanya kasih Allah dapat menyelamatkan Israel |
Hos 14:1-3 | Himbauan terakhir untuk pertobatan |
Hos 14:4-9 | Allah akan memulihkan mereka yang mencari Dia |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi