
Teks -- 2 Timotius 4:3 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 2Tim 4:3-4
Full Life: 2Tim 4:3-4 - ORANG TIDAK DAPAT LAGI MENERIMA AJARAN SEHAT.
Nas : 2Tim 4:3-4
Sepanjang sejarah gereja selalu ada orang yang tidak mau mengasihi
ajaran sehat, namun ketika akhir zaman makin dekat, keadaan aka...
Nas : 2Tim 4:3-4
Sepanjang sejarah gereja selalu ada orang yang tidak mau mengasihi ajaran sehat, namun ketika akhir zaman makin dekat, keadaan akan makin parah (bd. 2Tim 3:1-5; 1Tim 4:1).
- 1) "Orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat" (ayat 2Tim 4:3).
Banyak orang akan mengaku dirinya Kristen, berkumpul di gereja,
tampaknya menghormati Allah, tetapi tidak akan menerima iman rasuli PB
yang asli atau perintah Alkitab untuk memisahkan diri dari ketidakadilan
(2Tim 3:5; bd. Rom 1:16;
lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).
- 2) "Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran" (ayat 2Tim 4:4). Penyampaian Firman Allah oleh hamba Allah tidak akan diterima oleh banyak orang dalam gereja. Mereka yang berpaling dari kebenaran akan menginginkan pemberitaan yang menuntut kurang dari Injil sejati (bd. 2Tim 2:18; 3:7-8; 1Tim 6:5; Tit 1:14). Mereka tidak akan menerima Firman Allah tentang pertobatan, dosa, hukuman, dan perlunya hidup kudus dan terpisah dari dunia (bd. 2Tim 3:15-17; Yer 5:31; Yeh 33:32).
- 3) "Mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinga" (ayat 2Tim 4:3). Mereka tidak akan mencari gembala menurut standar Firman Allah (bd. 2Tim 1:13-14; 1Tim 3:1-10), tetapi akan mencari orang yang sesuai dengan keinginan duniawi mereka. Mereka akan memilih pengkhotbah yang pandai berpidato, mampu menghibur, dan berita yang akan menyakinkan mereka bahwa mereka dapat tetap menjadi Kristen sementara hidup menurut tabiat dosa (bd. Rom 8:4-13; 2Pet 2:1-22).
- 4) Roh Kudus mengingatkan semua yang tetap setia kepada Allah dan
tunduk kepada Firman-Nya untuk menantikan penganiayaan dan penderitaan
karena kebenaran (2Tim 3:10-12; Mat 5:10-12). Selanjutnya, mereka
harus memisahkan diri dari kelompok, gereja dan lembaga yang menyangkal
kuasa Allah dalam keselamatan dan yang menyampaikan Injil yang
berkompromi (2Tim 3:5; 1Tim 4:1-2; 2Pet 2:1; Yud 1:3; Wahy 2:24;
lihat cat. --> Gal 1:9).
[atau ref. Gal 1:9]
Kita harus selalu setia kepada Injil PB dan hamba Allah yang memberitakannya dengan benar. Setelah melakukan ini, kita dapat yakin tentang persekutuan yang intim dengan Kristus (Wahy 3:20-22) dan menerima kesegaran rohani dari Tuhan (Kis 3:19-20).
Ref. Silang FULL -> 2Tim 4:3

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe -> 2Tim 4:3-4
Wycliffe: 2Tim 4:3-4 - -- 3) Berbalik dari Kebenaran; Berpaling Kepada Dongeng (4:3, 4).
Desakan untuk mempertahankan kesetiaan da pengajaran yang benar menjadi makin diperluk...
3) Berbalik dari Kebenaran; Berpaling Kepada Dongeng (4:3, 4).
Desakan untuk mempertahankan kesetiaan da pengajaran yang benar menjadi makin diperlukan mengingat adanya bahaya kemurtadan di dalam gereja. Keinginan telinganya. Orang akan ingin mendengarkan hal-hal yang memuaskan keinginan berdosa mereka saja. Yesaya dengan kuat melukiskan sikap mereka ini pada 30:9-11. Guru-guru. Prinsipnya sama dengan prinsip Hosea: "seperti nasib rakyat demikian nasib imam" (4:9; Yer. 5:30, 31). Mengumpulkan artinya menambah jumlah, memiliki sejumlah besar guru palsu. 4. Kebenaran. Luar biasa orientasi yang terus-menerus dari Alkitab pada kebenaran, sebuah kata komprehensif untuk penyataan Allah yang berpusat pada Yesus Kristus. Dongeng. Dengan meninggalkan satu-satunya landasan hidup, maka pengharapan dan perilaku mereka akan dibangun di atas pasir, yaitu di atas dongeng (lihat tafsiran I Tim. 4:7). Di dalam II Petrus 1:16 dongeng dikontraskan dengan kebenaran Allah yang tertulis. Oleh karena itu, makin mendesaklah kebutuhan akan pengajaran yang besar.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Tim 4:1-8
Matthew Henry: 2Tim 4:1-8 - Kewajiban-kewajiban Seorang Hamba Tuhan; Pengharapan Rasul Paulus yang Penuh Sukacita
Pada pasal ini,
I. Rasul Paulus dengan sangat khidmat dan sungguh-sungguh menekankan Timotius untuk melakukan pekerjaan dan tugas sebagai ...
- Pada pasal ini,
- I. Rasul Paulus dengan sangat khidmat dan sungguh-sungguh menekankan Timotius untuk melakukan pekerjaan dan tugas sebagai pemberita Injil dengan tekun dan penuh kesadaran hati nurani. Dan perintah yang diberikan kepada Timotius ini harus dipandang oleh semua pelayan Injil sebagai perintah kepada diri mereka sendiri (ay. 1-5).
- II. Alasan kepedulian Paulus dalam hal ini, mengapa Timotius khususnya sekarang harus selalu siap sedia, dst.? Yaitu karena jemaat kemungkinan tidak akan lagi merasakan pelayanan-pelayanan Rasul Paulus, sebab saat kematiannya sudah dekat (ay. 6-8).
- III. Berbagai macam hal tertentu, beserta petunjuk dan peringatan tentang Aleksander si tukang tembaga (ay. 9-15).
- IV. Rasul Paulus memberi tahu Timotius apa yang telah terjadi padanya pada waktu pembelaannya yang pertama. Walaupun manusia meninggalkan dia, Tuhan mendampinginya, dan ini mendorong dia untuk mengharapkan kelepasan di masa mendatang (ay. 16-18). Lalu ia menutup surat ini dengan salam dan berkat (ay. 19, sampai selesai).
Kewajiban-kewajiban Seorang Hamba Tuhan; Pengharapan Rasul Paulus yang Penuh Sukacita (4:1-8)
- Amatilah,
- I. Betapa dengan sungguh-sungguh perintah ini dimulai (ay. 1): Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya. Perhatikanlah, orang-orang terbaik perlu dibangkitkan rasa hormatnya untuk menjalankan kewajiban mereka. Pekerjaan hamba Tuhan bukanlah suatu hal yang biasa-biasa saja, tetapi mutlak penting. Celakalah ia, jika ia tidak memberitakan Injil (1Kor. 9:16). Supaya bekerja dengan setia, Timotius harus mempertimbangkan,
- 1. Bahwa mata Allah dan Yesus Kristus tertuju padanya: Di hadapan Allah dan Kristus Yesus, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu, yaitu “sebagaimana engkau mendambakan perkenanan Allah dan Yesus Kristus. Sebagaimana engkau ingin supaya dirimu berkenan pada Allah dan Yesus Kristus, dengan menjalankan kewajiban-kewajiban agama alami maupun agama wahyu. Sebagaimana engkau ingin membalas budi kepada Allah yang telah menciptakan engkau dan Tuhan Yesus Kristus yang telah menebus engkau.”
- 2. Ia memberi perintah kepada Timotius sebagaimana Timotius akan mempertanggungjawabkannya pada hari yang agung itu, dengan mengingatkan dia akan penghakiman yang akan datang, yang sudah diserahkan kepada Tuhan Yesus. Ia akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya, yaitu ketika Ia tampil dalam kerajaan-Nya. Sudah menjadi kepedulian semua orang, baik hamba-hamba Tuhan maupun jemaat, untuk memikirkan dengan sungguh-sungguh pertanggungjawaban yang harus segera mereka berikan kepada Yesus Kristus atas segala kepercayaan yang sudah diberikan kepada mereka. Kristus akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, yaitu mereka yang pada akhir zaman akan didapati hidup dan mereka yang akan dibangkitkan dari alam maut. Perhatikanlah,
- (1) Tuhan Yesus Kristus akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Bapa telah menyerahkan penghakiman seluruhnya kepada Anak, dan telah menentukan Dia untuk menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati (Kis. 10:42).
- (2) Ia akan menampakkan diri. Ia akan datang untuk kali kedua, dan itu akan menjadi penampakan yang mulia, seperti yang ditunjukkan dari kata epiphaneia.
- (3) Pada waktu itu kerajaan-Nya akan tampil dalam kemuliaannya: Demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya. Sebab saat itu Ia akan tampil dalam kerajaan-Nya, duduk di atas takhta, untuk menghakimi dunia.
- II. Apa isi perintah itu (ay. 2-5). Timotius diperintahkan,
- 1. Untuk memberitakan firman. Ini merupakan pekerjaan hamba-hamba Tuhan. Sebuah wewenang sudah dipercayakan kepada mereka. Bukan gagasan-gagasan atau khayalan-khayalan mereka sendiri yang harus mereka beritakan, melainkan firman Allah yang murni dan jelas. Dan mereka tidak boleh menyelewengkan firman Allah. Sebaliknya, dalam Kristus mereka harus berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya (2Kor. 2:17).
- 2. Untuk menegaskan apa yang dia beritakan, dan menekankannya dengan penuh kesungguhan pada para pendengarnya: “Siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah. Lakukanlah ini dengan roh yang menyala-nyala. Peringatkanlah orang-orang yang ada di bawah tanggung jawabmu untuk berjaga-jaga terhadap dosa, untuk menjalankan kewajiban mereka. Peringatkanlah mereka untuk bertobat, percaya, dan hidup kudus, dan lakukanlah ini baik atau tidak baik waktunya. Baik waktunya, yaitu ketika mereka sedang merasa senang untuk mendengarkan engkau, atau ketika datang suatu kesempatan istimewa yang menguntungkan untuk berbincang-bincang dengan mereka. Bahkan, lakukanlah itu meskipun tidak baik waktunya, sekalipun tampak tidak ada kemungkinan untuk menanamkan sesuatu pada mereka, karena siapa tahu Roh Allah akan menanamkan sesuatu pada mereka. Sebab angin bertiup ke mana ia mau. Taburkanlah benih kita pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tangan kita pada petang hari (Pkh. 11:6). Kita harus melakukannya ketika baik waktunya, yaitu jangan biarkan kesempatan berlalu begitu saja. Dan kita harus melakukannya meskipun tidak baik waktunya, yaitu kita tidak boleh mengesampingkan kewajiban dengan alasan waktunya tidak baik.
- 3. Ia harus memberi tahu orang apa kesalahan-kesalahan mereka: “Nyatakanlah apa yang salah, tegorlah. Insyafkanlah orang-orang fasik dari kejahatan dan berbahayanya jalan-jalan mereka yang fasik. Berusahalah, dengan menghadapi mereka secara terus terang, untuk menuntun mereka bertobat. Tegurlah mereka dengan kesungguhan dan wewenang, dalam nama Kristus, supaya mereka melihat ketidaksenanganmu terhadap mereka sebagai tanda bahwa Allah marah dengan mereka.”
- 4. Ia harus membimbing, mendorong, dan menggugah orang-orang yang sudah memulai dengan baik. “Nasihatilah (yakinkanlah mereka untuk berpegang teguh dan bertahan sampai pada akhirnya) dan lakukanlah ini dengan segala kesabaran dan pengajaran.”
- (1) Ia harus melakukannya dengan sangat sabar: Dengan segala kesabaran. “Jika engkau tidak segera melihat hasil dari usaha-usahamu, janganlah menyerah. Janganlah jenuh berbicara dengan mereka.” Selama Allah menunjukkan segala kesabaran kepada mereka, hendaklah hamba-hamba Tuhan menasihati mereka dengan segala kesabaran.
- (2) Ia harus melakukannya secara masuk akal, bukan dengan perasaan, melainkan dengan pengajaran, yaitu “Untuk membuat mereka melakukan hal-hal yang baik, dan untuk menanamkan dasar-dasar ajaran yang baik pada mereka. Ajarkanlah kepada mereka kebenaran dalam Yesus, tuntun mereka untuk mempercayainya dengan teguh. Maka ini akan menjadi sarana yang baik untuk merebut mereka kembali dari kejahatan maupun untuk membawa mereka kepada kebaikan.” Amatilah,
- [1] Pekerjaan seorang hamba Tuhan terdiri atas macam-macam bagian: ia harus menyatakan apa yang salah, menegor, dan menasihati.
- [2] Ia harus sangat tekun dan berhati-hati: ia harus siap sedia baik atau tidak baik waktunya. Ia tidak boleh enggan berjerih payah atau bekerja, tetapi justru harus bersegera untuk memperhatikan jiwa-jiwa dan kepentingan kekal mereka.
- 5. Ia harus menguasai diri dalam segala hal. “Carilah kesempatan untuk berbuat baik kepada mereka. Janganlah karena lalai, engkau biarkan kesempatan yang baik berlalu begitu saja. Perhatikanlah pekerjaanmu. Berjaga-jagalah terhadap godaan-godaan Iblis, yang dapat mengalihkan kamu dari pekerjaanmu. Jagailah jiwa orang-orang yang dipercayakan di bawah tanggung jawabmu.”
- 6. Ia harus sadar bahwa penderitaan pasti akan datang, dan ia harus bertahan menghadapinya, dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Kakopathēson, bertahanlah dengan sabar. “Janganlah berkecil hati akibat kesulitan-kesulitan yang engkau hadapi, tetapi tanggunglah itu dengan jiwa yang lapang. Biasakanlah dirimu untuk menghadapi kesulitan.”
- 7. Ia harus ingat akan pekerjaannya, dan menjalankan kewajiban-kewajibannya: Lakukanlah pekerjaan pemberita Injil. Pekerjaan pemberita Injil adalah, sebagai wakil para rasul, menyirami jemaat-jemaat yang sudah ditanamkan oleh para rasul. Mereka bukanlah gembala yang menetap, tetapi hanya untuk sementara waktu tinggal, dan memimpin, di jemaat-jemaat yang sudah ditanamkan oleh para rasul, sampai mereka mendapatkan pelayanan yang tetap. Inilah pekerjaan Timotius.
- 8. Ia harus menggenapi pelayanannya: Tunaikanlah tugas pelayananmu! Itu merupakan suatu kepercayaan yang besar yang diberikan kepadanya, dan karena itu ia harus memenuhinya, dan menjalankan semua bagian dari pekerjaannya dengan tekun dan penuh perhatian. Amatilah,
- (1) Seorang hamba Tuhan harus sadar bahwa penderitaan-penderitaan pasti akan datang ketika ia menjalankan kewajibannya dengan setia.
- (2) Ia harus menanggung penderitaan-penderitaan itu dengan sabar, seperti seorang pahlawan Kristen.
- (3) Penderitaan-penderitaan ini tidak boleh membuatnya berkecil hati dalam pekerjaannya, sebab ia harus melakukan pekerjaannya, dan menggenapi pelayanannya.
- (4) Cara terbaik untuk menunaikan pelayanan kita adalah dengan menggenapinya, dengan memenuhi semua bagiannya dengan pekerjaan yang sebagaimana mestinya.
- III. Alasan-alasan untuk menegaskan perintah itu.
- 1. Karena kesalahan dan bidah mungkin akan merambat masuk ke dalam jemaat, yang olehnya pikiran banyak orang pemeluk Kristen akan dirusakkan (ay. 3-4): “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat. Oleh sebab itu, gunakanlah waktu sekarang, selagi mereka dapat menerimanya. Bersibuk-sibuklah sekarang, sebab sekaranglah waktunya menabur. Apabila ladang-ladang sudah menguning dan matang untuk dituai, ayunkanlah sabit, sebab kesempatan emas saat ini akan segera berlalu. Orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat. Akan ada orang-orang yang mengumpulkan guru-guru menurut kehendak mereka, dan akan memalingkan telinga mereka dari kebenaran. Oleh karena itu, amankanlah sebanyak mungkin orang yang bisa engkau amankan, supaya apabila badai taufan ini melanda, mereka dapat berdiri teguh dan terhindar dari kemurtadan.” Jemaat harus mendengar, dan hamba-hamba Tuhan harus mengajar, untuk menghadapi waktu yang akan datang, dan berjaga-jaga melawan segala kejahatan yang mungkin akan timbul nanti, walaupun itu belum muncul sekarang. Mereka akan memalingkan telinga dari kebenaran. Mereka akan jenuh dengan Injil Kristus yang lama dan jelas, dan akan menginginkan dongeng-dongeng dengan tamak, dan senang melahapnya. Lalu Allah akan membiarkan mereka dalam kesesatan-kesesatan itu, karena mereka tidak menerima kebenaran dan mencintainya (2Tes. 2:11-12). Amatilah,
- (1) Guru-guru ini mereka kumpulkan sendiri, dan bukan diutus oleh Allah. Merekalah yang memilih guru-guru itu, untuk memuaskan nafsu dan keinginan telinga mereka yang gatal.
- (2) Orang melakukan ini apabila mereka tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, ajaran yang menuntut pemeriksaan batin, ajaran yang jelas, dan yang tepat sasaran. Mereka akan mengumpulkan guru-guru mereka sendiri.
- (3) Ada perbedaan besar antara firman Allah dan perkataan guru-guru seperti itu. Firman Allah adalah ajaran sehat, perkataan yang benar, sedangkan perkataan guru-guru itu hanyalah dongeng.
- (4) Orang-orang yang membuka diri bagi dongeng pertama-tama memalingkan telinga mereka dari kebenaran, sebab mereka tidak dapat mendengar dan memikirkan kedua-duanya sekaligus, sama seperti mereka tidak dapat melayani dua tuan. Bahkan, terlebih lagi dikatakan, mereka akan diarahkan pada dongeng (KJV). Allah dengan adil membiarkan orang membuka diri bagi dongeng jika mereka jenuh dengan kebenaran, dan membiarkan mereka disesatkan dari kebenaran oleh dongeng.
- 2. Karena Rasul Paulus sendiri hampir selesai menjalankan tugasnya: Tunaikanlah tugas pelayananmu! Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan (ay. 6). Dan,
- (1) “Oleh sebab itu, akan ada lebih banyak kesempatan untukmu.” Apabila para pekerja dikeluarkan dari ladang, maka tidak ada waktu bagi mereka yang ditinggalkan untuk berleha-leha, malah sebaliknya mereka harus melipatgandakan ketekunan mereka. Semakin sedikit tangan yang harus bekerja, semakin tekunlah seharusnya tangan-tangan yang masih bekerja.
- (2) “Aku sudah melakukan pekerjaan dari masa dan angkatanku. Sekarang lakukanlah juga pekerjaan dari masa dan angkatanmu.”
- (3) Penghiburan dan kegembiraan Rasul Paulus, ketika melihat saat kematiannya yang mendekat, dapat mendorong Timotius untuk bekerja setekun-tekunnya, serajin-rajinnya, dan sesungguh-sungguhnya. Paulus adalah seorang prajurit tua dari Yesus Kristus, sedangkan Timotius baru saja bertugas. “Lihatlah,” kata Paulus, “Aku sudah mendapati bahwa Tuan kita itu baik dan kepentingan-Nya juga baik. Aku bisa melihat kembali perjuanganku dengan perasaan yang amat senang dan puas. Dan karena itu, janganlah takut akan kesulitan-kesulitan yang harus engkau hadapi. Mahkota kehidupan sudah pasti untukmu, seolah-olah itu sudah dikenakan di atas kepalamu. Dan karena itu bersabarlah menanggung segala penderitaan, dan tunaikanlah tugas pelayananmu.” Keberanian dan penghiburan orang-orang kudus dan hamba-hamba Tuhan yang segera akan meninggal, terutama para martir yang sedang menghadapi maut, sangat meneguhkan kebenaran agama Kristen, dan sangat membesarkan hati orang-orang kudus dan hamba-hamba Tuhan yang masih hidup dalam pekerjaan mereka. Di sini Rasul Paulus menatap ke depan, ke saat kematiannya yang semakin dekat: Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan. Roh Kudus menyatakan dari kota ke kota bahwa penjara dan sengsara memang menunggu dia (Kis. 20:23). Ketika menulis surat ini, ia sedang berada di Roma, dan ada kemungkinan ia diberi petunjuk khusus oleh Roh bahwa di sanalah ia harus memeteraikan kebenaran dengan darahnya. Dan sekarang ia melihat saat itu sudah dekat: aku sudah tercurah, begitulah dalam bahasa aslinya, ēdē spendomai, yaitu aku sudah merasa sebagai seorang martir. Perkataan itu merujuk pada tercurahnya cawan persembahan. Sebab darah para martir, walaupun bukan korban penebusan, adalah korban pengakuan bagi kehormatan anugerah Allah dan kebenaran-kebenaran-Nya. Amatilah,
- [1] Dengan begitu senang ia berbicara tentang kematian. Ia menyebutnya sebagai keberangkatannya (dalam terjemahan KJV – pen.). Walaupun ada kemungkinan bahwa ia sudah tahu ia harus mengalami kematian dengan cara yang keras dan berdarah-darah, namun ia menyebutnya sebagai keberangkatannya, atau kelepasannya. Bagi orang baik, kematian adalah kelepasannya dari penjara dunia ini dan keberangkatannya untuk menikmati dunia lain. Ia tidak musnah, tetapi hanya berpindah dari satu dunia ke dunia lain.
- [2] Dengan begitu senang ia melihat kembali hidup yang sudah dijalaninya (ay. 7): Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dst. Ia tidak takut mati, karena hati nuraninya bersaksi bahwa oleh anugerah Allah ia sudah memenuhi tujuan-tujuan hidup dalam kadar tertentu. Sebagai orang Kristen, sebagai hamba Tuhan, ia telah mengakhiri pertandingan yang baik. Ia telah menjalankan pelayanan, melewati berbagai kesulitan dalam perjuangannya, sudah berperan dalam meneruskan kemenangan-kemenangan yang mulia dari Sang Penebus yang ditinggikan itu atas kuasa-kuasa kegelapan. Hidupnya adalah sebuah pertandingan, dan sekarang ia telah mencapai garis akhir. Sebagaimana peperangannya sudah dimenangkan, demikian pula pertandingannya sudah berakhir. “Aku telah memelihara iman. Aku telah memelihara ajaran-ajaran Injil, dan tidak pernah mengkhianatinya sedikit pun.” Perhatikanlah, pertama, kehidupan seorang Kristen, terutama seorang hamba Tuhan, adalah sebuah peperangan dan pertandingan, dalam Kitab Suci kadang-kadang itu dibandingkan dengan peperangan, kadang-kadang dengan pertandingan. Kedua, itu adalah pertandingan yang baik, peperangan yang baik. Kepentingan yang dibela adalah baik, dan kemenangannya sudah pasti, jika kita tetap setia dan berani. Ketiga, kita harus mengikuti pertandingan yang baik ini. Kita harus bertanding sekuat tenaga, dan mencapai garis akhir. Kita tidak boleh menyerah sebelum kita dijadikan lebih daripada pemenang oleh Dia yang telah mengasihi kita (Rm. 8:37). Keempat, sungguh suatu penghiburan yang besar bagi orang kudus yang akan segera mati, jika ia dapat melihat kembali kehidupannya yang lalu dan berkata bersama-sama dengan rasul kita, “Aku telah mengakhiri, dst. Aku telah memelihara iman, ajaran iman dan anugerah iman.” Kalau kita bisa berkata seperti ini menjelang akhir hayat kita, betapa itu akan membawa penghiburan, penghiburan yang tak terucapkan! Maka hendaklah kita terus berusaha, dengan anugerah Allah, supaya kita dapat mencapai garis akhir dengan sukacita (Kis. 20:24).
- [3] Dengan begitu senang ia menatap ke depan pada hidup yang akan dijalaninya di kehidupan nanti (ay. 8): Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran, dst. Ia telah kehilangan segala sesuatu untuk Kristus, tetapi ia yakin bahwa ia tidak akan rugi karena-Nya (Flp. 3:8). Hendaklah hal ini mendorong Timotius untuk menanggung kesulitan seperti seorang prajurit Yesus Kristus yang baik, bahwa ada mahkota kehidupan di hadapan kita, yang kemuliaan dan sukacitanya akan membalas secara berlimpah segala kesusahan dan kerja keras kita dalam perjuangan di saat ini. Cermatilah, mahkota itu disebut mahkota kebenaran, karena mahkota itu akan menjadi balasan atas segala pelayanan kita, sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa, dan karena kekudusan dan kebenaran kita akan disempurnakan di sana, dan akan menjadi mahkota kita. Allah akan mengaruniakannya sebagai Hakim yang adil, yang tak akan melewatkan seorang pun yang mengasihi-Nya. Tetapi mahkota kebenaran ini bukan khusus untuk Paulus saja, seolah-olah itu hanya milik para rasul dan hamba-hamba Tuhan atau para martir yang terkemuka, melainkan juga milik semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Amatilah, adalah ciri semua orang kudus bahwa mereka merindukan kedatangan Yesus Kristus: Mereka senang dengan kedatangan-Nya yang pertama, ketika Ia muncul untuk menghapuskan dosa oleh pengorbanan diri-Nya sendiri (Ibr. 9:26). Mereka senang merenungkannya. Dan mereka juga senang dengan kedatangan-Nya yang kedua pada hari yang agung. Mereka senang dengannya, dan merindukannya. Dan mengenai orang-orang yang merindukan kedatangan Yesus Kristus, kedatangan-Nya akan membawa sukacita bagi mereka. Dan ada mahkota kebenaran yang tersedia untuk mereka, yang pada saat itu akan diberikan kepada mereka (Ibr. 9:28). Dari sini kita bisa belajar, pertama, Tuhan adalah Hakim yang adil, sebab penghakiman-Nya sesuai dengan kebenaran. Kedua, mahkota orang-orang percaya adalah mahkota kebenaran, yang ditebus dengan kebenaran Kristus, dan dikaruniakan sebagai imbalan bagi kebenaran orang-orang kudus. Ketiga, mahkota ini, yang akan dipakai orang-orang percaya, disediakan untuk mereka. Mereka tidak memilikinya saat ini, sebab di sini mereka hanyalah ahli waris. Mereka belum memilikinya, tetapi itu pasti akan mereka miliki, sebab mahkota itu disediakan bagi mereka. Keempat, Hakim yang adil akan mengaruniakannya kepada semua orang yang menyenangi, mempersiapkan, dan merindukan kedatangan-Nya. “Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
SH -> 2Tim 4:1-8; 2Tim 4:1-8
SH: 2Tim 4:1-8 - Beritakan firman (Senin, 19 Mei 2008) Beritakan firman
Ketika Tuhan Yesus datang untuk mengangkat gereja-Nya, maka setiap
orang percaya, baik yang hidup maupun yang sudah mati, akan
...
Beritakan firman
Ketika Tuhan Yesus datang untuk mengangkat gereja-Nya, maka setiap
orang percaya, baik yang hidup maupun yang sudah mati, akan
menghadapi penghakiman Kristus. Ini bukanlah penghakiman
mengenai dosa, tetapi merupakan evaluasi mengenai penatalayanan
kita. Apakah kita akan menerima mahkota kebenaran atau tidak,
tergantung pada bagaimana cara hidup kita sebagai pengikut-Nya.
Mengapa Paulus membicarakan hal itu dalam nasihat-nya kepada Timotius (ayat 1)? Untuk mengingatkan Timotius bahwa suatu hari nanti, akan tiba saatnya untuk mempertanggungjawaban pemberitaan firman yang telah dilakukan. Sebagai seorang hamba Tuhan, Timotius diminta untuk memberitakan firman (ayat 2). Tidak semua orang yang membuka Alkitab dan membicarakannya, berarti sedang memberitakan firman. Banyak pengkhotbah yang membicarakan dirinya, dan bukan firman. Jika fokusnya pada kisah lucu atau tentang pengalaman hidupnya yang begitu menyentuh, itu berarti ia sedang membicarakan dirinya.
Seorang hamba Tuhan harus selalu siap menyampaikan firman Tuhan, kapan saja. Ia harus siap memberitakannya, baik dalam keadaan senang maupun susah; baik saat ia dapat melihat buahnya maupun tidak. Akan tetapi, perlu diperhatikan juga, seorang hamba Tuhan harus memperhadapkan firman Tuhan dengan hidup para pendengarnya, dan membiarkan Allah bekerja di dalamnya. Terlebih karena semakin banyak orang yang tidak suka mendengar kebenaran firman Tuhan. Orang lebih suka mendengar apa yang menyenangkan untuk didengar, ketimbang mendengar sesuatu yang memerahkan telinga (ayat 3-4). Sebab itu, Timotius harus sabar terhadap mereka.
Ternyata tugas seorang hamba Tuhan tidaklah mudah, bukan? Tanggung jawab mereka terhadap pemberitaan fir-man tidaklah kecil. Karena itu, sebagai jemaat, kita perlu mendukung mereka. Doakanlah agar dalam mempersiapkan khotbah, mereka bergantung pada pimpinan Allah.

SH: 2Tim 4:1-8 - Menuju garis finis. (Minggu, 1 September 2002) Menuju garis finis. Sekali lagi Paulus berpesan pada Timotius untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Namun, pada bagian ini Paulus memberikan al...
Menuju garis finis.
Sekali lagi Paulus berpesan pada Timotius untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Namun, pada bagian ini Paulus memberikan alasan yang lain lagi, dari sudut pandang masa depan. Pertama, berkaitan dengan tugasnya sebagai pemberita firman dan pengajar, karena akan datang masa dimana orang lebih suka dengan ketidak benaran dan “dongeng” (ayat 2-4). Kedua,karena penghakiman yang akan datang. Dua kali Paulus menyinggung pengajaran tentang Allah sebagai Hakim. Kesadaran ini seharusnya juga menjadi inspirasi yang membuat Timotius makin sungguh-sungguh melayani. Ketiga, Karena apa yang menanti Paulus “mahkota kebenaran” (ayat 6-8), seperti atlit pada pertandingan olahraga Yunani/Romawi purba. Tetapi, mahkota kebenaran ini bukanlah imbalan setimpal atas jerih payah pelayanan Paulus. Paulus dengan jelas menyebutnya sebagai sesuatu yang “akan dikaruniakan”(ayat 8, apodosei). “Mahkota kebenaran” itu melambangkan pembenaran yang datangnya dari Tuhan sendiri, walaupun dihadapan pengadilan dan dimata dunia, Paulus adalah pesakitan yang duduk dikursi terdakwa. Sudut pandang kemasa depan inilah yang menjadi dasar supaya Timotius sebagai pemberita firman bersikap siap sedia (ayat 2), menguasai diri dalam segala hal (ayat 4), dan “menunaikan” tugas pelayanannya, seperti seorang atlit yang mencapai garis finis dengan baik.
Renungkan: Pelayanan kita yang terutama adalah kehidupan kita sehari-hari.
Bagaimana kita dapat mencapai garis akhir, bergantung pada cara kita memandang diri sendiri: sebagai atlit yang harus terus memotivasi diri, berlatih dan berjuang, atau penonton yang duduk santai?
Utley -> 2Tim 4:1-5
Utley: 2Tim 4:1-5 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: 2Tim 4:1-51 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sunggu...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: 2Tim 4:1-5
1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan- Nya: 2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. 3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. 4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. 5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
2Tim 4:1 "aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu" Paulus terus menjabarkan tugas Timotius dan menasehati dia untuk bertindak (lih 1Tim 5:21; 6:13; 2Tim 2:14; 4:1). Ingatlah ini adalah surat terakhir Paulus sebelum menjadi martir (akhir th. 67 M atau awal 68 M)!
□ "di hadapan Allah dan Kristus Yesus" Bapa dan Anak dihubungkan dalam bentuk gramatikal yang menekankan kesetaraan mereka (lihat TOPIK KHUSUS: \=
\\See id_TOPIKUTLEY 00309\\ TRINITAS
\+ pada Tit 3:6). Para pemimpin gereja hidup dan melayani di hadirat Allah dan KristusNya.
□ "yang akan menghakimi" Ini adalah sebutan dan fungsi PL untuk YHWH yang digunakan di sini untuk Yesus. Ini menunjukkan keIlahian penuh-Nya (lih Mat 25:31dst; Kis 10:42; 17:31; Rom 2:16; 1Pet 4:5); Sebagaimana Kristus adalah pelaku dari Bapa dalam penciptaan (lih Yoh 1:3; 1Kor 8:6; Kol 1:16; Ibr 1:2), demikian juga, Dia akan menjadi pelaku Bapa dalam penghakiman.
□ "orang yang hidup dan yang mati" Ini merujuk pada penghakiman Yesus atas semua ciptaan yang sadar (lih 2Tim 2:10). Frasa yang sama muncul di Kis 10:42 dan 1Pet 4:5. Beberapa akan masih hidup pada saat Kedatangan Kedua (lih 1Tes 4:13-18, beberapa akan ada bersama Tuhan (lih 2Kor 5:8); dan beberapa (yang jahat) akan ada di dalam Hades (lih. Wahy 20:13; Mat 11:23; Luk 16:23).
□ "demi pernyataan-Nya" Secara harfiah ini adalah epifani. Ini menyampaikan gagasan tentang "kecerahan, sinar, kemegahan, atau kemuliaan." Ini mungkin mencerminkan konsep PL tentang hadirat Allah di awan kemuliaan Shekinah selama Periode Pengembaraan di Padang Belantara dari sejarah Israel setelah Keluaran.
Inilah firman yang khas dalam Surat-surat Pastoral tentang Kedatangan Kedua (lih 1Tim 6:14; 2Tim 1:10; 4:1,8; Tit 2:11,13; 3:4; 2Tes 2:8). Lihat Topik Khusus di Tit 2:13.
Paulus menasihati Timotius untuk melakukan hal-hal tertentu sehubungan dengan realitas Hari Penghakiman / Hari Kebangkitan. Kedatangan Kedua dimaksudkan untuk mendorong orang percaya di segala zaman, meskipun itu hanya akan menjadi kenyataan bagi satu generasi. Orang-orang percaya harus hidup setiap hari seolah-olah, atau mungkin, hari yang terakhir!
□ "Kerajaan-Nya" Ini menunjuk pada pemerintahan Allah di dalam hati orang-orang percaya sekarang yang akan disempurnakan atas semua ciptaan (lih Mat 6:10). Di sini sekali lagi, kerajaan Allah diserahkan kepada Putra. Yesus Kristus dijelaskan dalam tiga fungsi eskatologis: (1) Hakim; (2) Yang akan datang; Dan (3) Raja.
4: 2 "Beritakanlah firman" Ini adalah yang pertama dari serangkaian sembilan AORIST IMPERATIVE. Pesan kita (logos) adalah Yesus (lihat Kol 4:3). Dia adalah Injil itu! Dia adalah "Firman" itu (Yoh 1:1).
□ "siap sedialah baik atau tidak baik waktunya" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE IMPERATIVE. Secara harfiah itu "pada musimnya" (eukairōs) dan "di luar musim" (akairōs). Ini menggambarkan "Amanat Agung" Kekristenan (lih.Mat 28:18-20; Luk 24:46-47; Kis 1:8). Bila ragu membagikan injil! Itu selalu tepat!
□ "nyatakan apa yang salah" Secara harfiah, "adililah supaya terbukti" (lih 1Tim 5:20; Tit 1:13; 2:15).
□ "tegorlah" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE IMPERATIVE yang lain (lih. Luk 17:3; 23:40).
□ "nasihatilah" Ini adalah AORIST ACTIVE IMPERATIVE lain lagi. Ini adalah akar yang sama dengan "mendorong." Menyatakan atau menegor tanpa dorongan dan kesabaran bukanlah Kristen (lih 2Tim 3:10; 1Tim 1:16).
□ "dengan segala kesabaran" Lihat catatan di 1Tim 1:16.
4: 3 "Karena akan datang waktunya" Ini mencerminkan hari Paulus, dalam beberapa hal setiap hari, dan secara unik pada hari-hari terakhir (lih 2Tim 3:1; 1Tim 4:1-2).
□ "orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat" Banyak dari kata-kata dalam Surat-surat Pastoral juga ditemukan dalam tulisan-tulisan Lukas. Ada kemungkinan Paulus menggunakan Lukas sebagai juru tulis untuk menulis surat-surat ini.
Istilah yang berarti "sehat" ini sering digunakan oleh Lukas (lih Luk 5:31; 7:10; 15:27, dll.). Ini adalah deskripsi yang sangat umum tentang doktrin dan iman dalam Surat-surat Pastoral (lih 1Tim 4:6; 6:3; 2Tim 1:13; 4:8; Tit 1:9,13; 2:1,2,8).
□ "tetapi mereka akan … memuaskan keinginan telinganya." Frasa ini menunjuk pada guru-guru palsu (lih 2Tim 4:4) dan para pengikut mereka. Mereka hanya mau mendengar apa yang ingin mereka dengar!
□ "mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya" Mereka hanya ingin mendengar
- 1. orang-orang yang setuju dengan mereka (lih Yer 5:31)
- 2. orang-orang yang mengajarkan hal-hal baru dan spekulatif
- 3. Banyak guru yang berbeda (selalu menghadiri seminar baru)
2Tim 4:4 "memalingkan ... membuka!" Istilah pertama digunakan untuk penyimpangan dalam Tit 1:14 (lih 2Tes 2:11) atau desersi dalam 2Tim 1:15.
Istilah yang kedua sering digunakan dalam Surat Pastoral (lih 1Tim 1:6; 5:15; 6:20; 2Tim 4:4).
Keduanya adalah permainan pada konsep PL tentang kebenaran sebagai sebuah penggaris (atau pinggiran yang lurus); Semua istilah untuk dosa adalah penyimpangan dari standar. Guru-guru palsu ini berpaling dari doktrin yang sehat dan beralih ke mitos!
□ "dari kebenaran" Lihat TOPIK KHUSUS: \=
\\See id_TOPIKUTLEY 00115\\ KEBENARAN
\+ di 1Tim 2:4.
□ "dongeng" Konsep ini sering digunakan dalam Surat Pastoral (lih 1Tim 1:4; 4:7; Tit 1:14; 3:9; 2Pet 1:16). Ini mungkin merujuk pada
- 1. aeon Gnostik (tingkatan malaikat antara tuhan yang tinggi dan makhluk spiritual yang lebih rendah yang akan menjadi materi)
- 2. Silsilah-silsilah Mesianik Yahudi
- 3. beberapa "injil" non-kanonika
Untuk suatu diskusi yang baik tentang berbagai arti "mitos" dan konotasi mereka, lihat G. B. Caird, Bahasa dan Kiasan dari Alkitab, hlm. 219-242.
2Tim 4:5 Ini adalah kontras lain antara tindakan Timotius dan guru-guru palsu.
- NASB "sadarlah dalam segala hal"
- NKJV "berjaga-jagalah dalam segala hal"
- NRSV "selalulah sadar"
- TEV "kuasailah dirimu dalam segala hal"
- NJB "harus tetap stabil sepanjang waktu"
Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Ini tidak merujuk pada pantangan dari anggur, tapi menjadi bertemperamen seimbang. Lihat catatan lengkap di 1Tim 3:2.
- NASB "bertahanlah dalam kesulitan"
- NKJV "bertahanlah dalam penderitaan"
- NRSV, TEV "sabarlah menderita"
Ada serangkaian tiga AORIST ACTIVE IMPERATIVE dalam paragraf ini. Istilah ini digunakan tiga kali dalam 2 Timotius (lih 2Tim 1:8; 2:3,9; 4:5). Ini merujuk pada penganiayaan dan perampasan yang disebabkan oleh keterlibatan dalam pelayanan Injil.
□ "lakukan pekerjaan pemberita Injil" Ini adalah AORIST ACTIVE IMPERATIVE kedua dalam paragraf ini. Kata benda "penginjil" ini hanya digunakan tiga kali di PB.
- 1. Tujuh anak perempuan Filipus (lih Kis 21:8)
- 2. pemimpin gereja lokal yang berkarunia (lih Ef 4:11)
- 3. dan di sini
Istilah "Injil" (euangelion) secara harfiah berarti "kabar baik"; Seorang penginjil (euanelistēs) adalah orang yang membagikan Injil.
Seorang penginjil adalah karunia rohani bagi gereja (lih Ef 4:11) dan penginjilan adalah tanggung jawab setiap orang percaya (lih 1Pet 3:15; Kol 4:6). Orang-orang percaya tidak hanya harus menegaskan amanat Yesus (lih Mat 28:18-20; Luk 24:47; Kis 1:8) tetapi menjalankannya dari hari ke hari!
□ "tunaikanlah tugas pelayananmu" Ini adalah AORIST ACTIVE IMPERATIVE yang ketiga. Pelayanan Injil tanpa penginjilan bukanlah suatu pelayanan yang penuh (lih. Kol 4:17). Penginjilan adalah hati Tuhan, tujuan pengorbanan Kristus, dan tugas mula-mula dari Roh Kudus.
Galilah -> 2Tim 4:1-5
Galilah: 2Tim 4:1-5 - Tunaikanlah Pelayananmu 2Timotius 4:1-8 Tema: Beritakanlah
2Timotius 4:1-5 Sub Tema: Tunaikanlah Pelayananmu
Saya mendesak kepada kamu di hadapan Allah dan KristusYesus, ...
2Timotius 4:1-8 Tema: Beritakanlah
2Timotius 4:1-5 Sub Tema: Tunaikanlah Pelayananmu
Saya mendesak kepada kamu di hadapan Allah dan KristusYesus, yang akan segeramenghakimi orang yang hidup dan yang mati dan demi kedatanganNya dan kerajaanNya: Beritakanlah Firman itu! Jadilah siap, baik pada musimnya, maupun di luar dari musim!
Tegurlah! Peringatkanlah! Doronglah, dalam penuh kesabaran dan pengajaran!Karena akan datang waktunya di mana mereka tidak akan siap menerima ajaran yang sehat, melainkan sesuai nafsu mereka, mereka akan mengumpulkan bagi diri mereka guru-guru yang hanya menggelikan telinga mereka saja dan mereka akan menutupi telinga mereka terhadap kebenaran dan beralih mendengarkan mitos-mitos. Tetapi kamu harus berpikiran sehat dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan seorang penginjil dan tunaikanlah pelayananmu.
Bagian ini, seperti kita lihat di atas, merupakan dorongan berdasarkan kebenaran tadi. Dorongan tersebut berisi 9 perintah dari Paulus kepada Timotius dan bahasa yang dipakai cukup mendesak.380
ay. 1 Saya mendesak kepada kamu – Kata diamartyromai (mendesak/berpesan dengan sungguh-sungguh) dipakai juga di 21 sebagai desakan yang sangat serius. Ungkapan ini boleh dipakai untuk bersumpah dalam pengadilan, atau mengikat orang lain dalam sumpah, tetapi di Perjanjian Baru kebanyakan dipakai untuk mengatakan pesan dengan sungguh-sungguh.381 Menarik Paulus menggunakan istilah hukum, lalu menyebut hakim-hakim yang sebenarnya akan menilai kelakuan Timotius, yaitu Allah Bapa beserta Tuhan Yesus.382 Bahasa ini tentu membuat dia merinding. Kata saya terkandung dalam imbuhan dari mendesak, tetapi masih menggarisbawahi bahwa Paulus yang bicara, baik sebagai bapa rohaninya, maupun sebagai rasul, yang berwibawa.383
Di hadapan Allah dan Kristus Yesus – Kata enopion boleh berarti di hadapan, atau dilihat oleh dan tentu dimaksudkan membuat pesan ini lebih serius lagi.384 Paulus sering menguatkan pesan-pesannya dengan bahasa seperti ini. Lihat di hadapan Allah di Gal 1:20, 2 Tim 2:14 dan ditambah Kristus Yesus di 1 Tim 5:21, 6:13. Dia mengingatkan Timotius bahwa Allah dan Kristus yang selalu melihat dia dan seharusnya dia selalu mengingat Siapa yang menjadi Tuannya.385 Menarik bahwa Kristus yang lebih banyak dibicarakan di sini daripada Allah Bapa.
Yang akan segera menghakimi orang yang hidup dan yang mati – Kata mello berarti akan segera/hampir siap, jadi ada pembahasan apakah maksudnya supaya orang percaya selalu siap menghadapiNya, atau tujuan gramatisnya hanya untuk mengungkapkan masa depan dengan cara lain. Walaupun rasanya lama, orang percaya hidup dalam kesadaran bahwa peristiwa berikut dalam kalender Allah adalah kedatangan Kristus. Jadi mungkin lebih baik menafsirkan kata ini secara literal dan tetap siap siaga. Lihat juga Mat 24:36-51, 25:1-13, Luk 12:35-48, Yak 5:9, 2 Pet 3:1-13. Menghakimi (krino) menyangkut tanggung jawab yang diberikan kepada Kristus, sebagai Anak Manusia, untuk menghakimi setiap orang yang pernah akan hidup, baik yang sudah meninggal, maupun yang belum. Lihat Yoh 5:22, 17, Kis 17:31, Rom 2:16, 1 Pet 4:5. Kepada orang percaya, penghakiman ini menyangkut penilaian mengenai hidup kita, bukan dosa, karena dosa kita sudah dibayar lunas (1 Kor 3:10-15, 2 Kor 5:9-10, 1 Yoh 1:9), tetapi bagi orang belum percaya hanya ada kabar buruk (Wah 20:11-15).
Dan demi kedatanganNya dan kerajaanNya: - Kata epifaneia berarti tampak, berkaitan dengan dewa/dewi. Kalau dipakai mengenai Kristus, boleh menyangkut kedatanganNya yang pertama (2 Tim 1:10), atau yang kedua (1 Tim 6:14).386 Jadi satu lagi motivasi untuk Timotius adalah karena Kristus akan datang kembali dan seperti kita perhatikan di atas, Allah menghendaki supaya orang percaya melayani dengan setia sampai Kristus datang.
Kata basileia (kerajaan) boleh menyangkut kerajaan Allah di dunia, di mana orang percaya hidup di bawah otoritasNya (Rom 14:17), atau juga surga di mana Kristus memerintah (Wah 5:1-14).387 Di ayat ini kemungkinan besar maksudnya Surga, karena begitu artinya di ay. 18, di mana Paulus menambahkan kata surgawi (epouranios). Jadi Paulus ingin supaya anak rohaninya mempunyai pengharapan yang sama sebagai dorongan dalam pelayanannya. Jerih payahnya tidak sia-sia! (58)388
ay. 2 Beritakanlah Firman itu! – Kesembilan perintah dalam bagian ini dibagi di antara ay. 2 ini dan ay. 5. Ayat ini sangat tegas dan berwibawa, karena bentuk perintah yang dipakai lima kali di sini adalah yang urgen/penting.389 Itu sebabnya ada tanda seru. Perintah yang pertama, beritakanlah (kerysso) berkaitan dengan seluruh Kitab Suci di atas, karena Firman itu menuju secara gramatis ke situ.390 Jadi seperti diperhatikan di atas, oleh karena seluruh Kitab Suci bersumber dari Allah sendiri, Timotius harus memberitakanNya. Biasanya di Surat-Surat Pastoral Firman menyangkut Injil yang benar (17, 2 Tim 1:13, 2:9, 2:15, Tit 1:3, 2:5),391 tetapi maksud Paulus dalam menggunakan istilah itu (Injil), tidak terbatas pada pemberitaan kepada orang yang belum percaya, tetapi juga seluruh kekayaannya dan semua dampak moral Injil yang perlu diajarkan kepada orang percaya.392 Kesamaan dengan 2 Tim 3:16 juga boleh dilihat kalau membandingkan manfaat-manfaat Kitab Suci dengan dorongan-dorongan di sini:
Manfaat-manfaat: untuk mengajar, menegur, meluruskan, dan mendidik dalam kebenaran. Dorongan-dorongan: Beritakanlah, Tegurlah, Perintahkanlah, Doronglah. (Jadilah siap berkaitan dengan beritakanlah.)393 Ada kaitan yang cukup jelas, walaupun tidak persis sama. Manfaat-manfaat Firman Tuhan dan keseluruhan Injil perlu dimanfaatkan, baik secara pribadi, maupun dalam pelayanan.
Jadilah siap, baik pada musimnya, maupun di luar dari musim! – Kata efistemi berarti siap/bersedia dan walaupun kata ini berbentuk perintah (jadilah siap/siap sedialah (TB)), dari segi makna itu masih terikat pada beritakanlah. Jadi dia harus selalu siap memberitakan keseluruhan Injil. Kata eukairos secara literal berarti pada musim yang tepat dan dipakai bersama akairos yang berarti musim yang tidak tepat.394 Kata-kata ini memang merupakan kiasan yang bicara mengenai kesiapan orang mendengar Firman Tuhan. BIS akurat mengungkapkan maknanya dengan “apakah mereka mau atau tidak” Melihat ke bawah di ay. 3-4, jelas bahwa musim yang tidak tepat akan segera datang.
Tegurlah! – Kata elegkho berarti menegur dengan cara menjelaskan/meyakinkan orang bahwa dia salah.395 Sering kali orang yang bertekun dalam dosa tidak lagi peka, sehingga hamba Tuhan perlu menggunakan Firman Tuhan dengan tepat untuk menyoroti dosa, supaya orang sadar dan bertobat.
Peringatkanlah! – Kata epitimao adalah tegas dan menyangkut peringatan yang kuat karena orang salah, atau supaya mereka tidak melakukan kesalahan.396 Cukup mirip dengan perintah tadi, tetapi lebih tegas lagi, mungkin kepada orang yang sudah ditegur tetapi tidak siap menerimanya. Firman Tuhan juga menjadi sumber dan kekuatan Timotius dalam menjalankan keharusan ini. Tidak berarti dia boleh memarahi. Teguran yang berat tidak perlu suara besar. Kebenaranlah yang menegur orang tersebut. Lihat kata ini digunakan di Mar 3:12, 8:33, 9:25, Luk 9:55, 19:39-40.
Doronglah, dalam penuh kesabaran dan pengajaran! – Kata parakaleo sering digunakan Paulus untuk menggambarkan seruan hati.397 Jadi kalau secara pribadi, boleh diterjemahkan dorong, nasehati, ataubesarkan hati dan kalau menyangkut penyampaian Firman Tuhan, boleh doronglah, berserulah. Meskipun Timotius perlu mengajar dengan otoritas dan kadang-kadang menyampaikan teguran yang berat, kebanyakan orang percaya perlu didorong dengan kasih.
Frase sifat dalam penuh kesabaran dan pengajaran kemungkinan besar terikat pada ketiga perintah terakhir. Pelayanan Firman Tuhan perlu dijalankan dalam segala (pas-segala/penuh) kesabaran. Kata makrothymia menyangkut kesabaran dengan kelemahan orang. Manusia akan sering bersalah (Yak 3:2), jadi seorang pelayan perlu menunjukkan banyak kesabaran dalam pelayanannya. Lihat juga 2 Tim 3:10. Kata pas (segala/penuh) juga terikat pada didaskhe (pengajaran), yang menyangkut kegiatan mengajar, jadi cara kita menjalankan tugas kita adalah dengan banyak mengajar.398
ay. 3 Karena akan datang waktunya – Kata penghubung gar (karena/sebab) menyatakan sebab dari dorongan-dorongan tadi, secara khusus musim yang tepat dan yang tidak tepat, karena kata kairos (waktu/musim/masa) dipakai lagi di sini.399 Timotius didorong untuk melayani dengan tekun, walaupun musim susah akan segera datang. Yang menarik adalah, dari sudut pandang manusia, Paulus ada dalam musim susah: Dipenjarakan dan tidak lama akan dihukum mati karena dia memberitakan Firman Tuhan. Akan tetapi, bukan itu yang dia anggap susah/tidak tepat! Yang menjadi beban hatinya adalah keterbukaan orang kepada Injil yang benar. Kata eimi biasanya diterjemahkan adalah, tetapi karena sifatnya masa depan secara tentu,400 lebih baik diterjemahkan akan datang, atau kalau kaku akan terjadi keadaan… Lihat juga 3:1-5, Kis 20:29-30.
Ingatan ini tidak berarti pelayanan Timotius sekarang mulus-mulus saja, karena memang tidak demikian, tetapi supaya dia tidak mengharapkan keadaan yang lebih bersahabat di dunia ini. Pada abad yang keempat Kaisar Konstantin masuk Kristen, sehingga penganiayaan kepada orang percaya mereda, tetapi tidak berarti hati manusia terhadap Injil yang benar berubah. Dalam keadaan ‘mulus’ banyak orang masuk gereja, tetapi tidak berarti mereka mengerti dan meresponi Injil. Lihat Yoh 3:19-21. Melihat bagian ini jelas bahwa orang-orang ini datang mendengar pengajaran Timotius, kemudian ke luar mencari pengajaran yang tidak menyinggung. Jadi maksudnya mereka adalah orang yang hanya menyebut diri percaya. Lihat 1 Yoh 2:19.
Di mana mereka tidak akan siap menerima ajaran yang sehat – Kata anekho (siap menerima) berarti toleransi, sabar, menghadapi dengan tekun.401Kalau di Ibrani 13:22, diterjemahkan TB dengan sambut dengan rela hati. Jadi gambarannya adalah orang tidak siap mendengarkan/tidak sambut dengan rela pengajaran yang baik. Mereka mencari sesuatu yang lain. Frase hygiainouses didaskalias (ajaran yang sehat) dipakai juga di 1 Tim 1:10, Tit 1:9, 2:1, menyangkut keutuhan Injil yang benar, sering dalam kontras dengan ajaran sesat, yang tidak membangun.402
Melainkan sesuai nafsu mereka – Kata alla (melainkan/sebaliknya) memberi kontras yang tegas. Frase kata tas idias epithymias (sesuai nafsu mereka) secara literal berbunyi sesuai nafsu mereka sendiri, menggarisbawahi dorongan mencari pengajar. Hati-hati kalau pindah gereja karena Firman yang disampaikan menyoroti nafsumu! Firman Tuhan, kalau disampaikan dengan baik, seharusnya menyoroti nafsu orang dan menunjang pertobatan. Kata epithymia (nafsu) menggambarkan keinginan yang kuat dan selalu negatif (keinginan untuk berbuat dosa) di Surat-surat Pastoral.403 Lihat juga 1 Tim 6:9, Tit 2:12, 3:3
Mereka akan mengumpulkan bagi diri mereka guru-guru – Kata episoreuo secara literal berarti menumpukkan, tetapi di sini menjadi kiasan yang berarti mengumpulkan. Orang rasa lebih aman dalam dosa kalau ada banyak orang yang setuju dengan mereka. Sifat masa depan secara tentu,404 memberi kesan bahwa orang pasti akan begitu. Kata heautou berarti bagi diri mereka, menggarisbawahi bahwa guru-guru ini cocok dengan keinginan orang ini.405
Yang hanya menggelikan telinga mereka saja – Klausa ini menarik sekali. Secara literal berbunyi rasa gatal/geli di telinga. Kata knetho boleh berarti gatal, atau geli dan boleh menyangkut orang yang telinganya gatal (rindu) mendengar sesuatu yang menyenangkan, atau juga suka pada guru yang menggelikan telinga mereka, dalam arti membuat mereka senang dengan apa yang didengar. Jadi artinya sangat dekat dan maknanya jelas. Orang-orang ini hanya mau mendengar ajaran yang sesuai dengan nafsu mereka dan mereka rasa kalau ada banyak guru yang setuju, mereka bisa kalahkan pengajaran yang benar.406
ay. 4 Dan mereka akan menutupi telinga mereka terhadap kebenaran – Dalam bahasa Yunani, kalau menggunakan kata men dan de bersama dalam satu pikiran, membawa arti dari satu sisi…dari sisi lain. Jadi klausa pertama menyangkut apa yang mereka tolak (melihat satu sisi) dan klausa berikut menyangkut apa yang mereka cari (di sisi lain). Yang mereka tolak adalah kebenaran (aletheia). Lihat kata ini di 2:15, 18, 25, 3:7, 8.
Frase akoen apostrepsousin secara literal berarti memalingkan telinga/pendengaran, tetapi maknanya berhenti mendengar.407 Tentu bicara mengenai orang yang dulu senang mendengar, tetapi tidak lagi demikian.408 Sama seperti mengumpulkan tadi, kata ini bersifat masa depan secara tentu,409 menggarisbawahi bahwa situasi nyata yang digambarkan.
Dan beralih mendengarkan mitos-mitos – Yang mereka akan cari adalah mitos-mitos (mythos). Lihat 1 Tim 1:4, 4:7, Tit 1:14. Paulus tentu bertentangan dengan kebiasaan pengajar sesat yang mengajarkan hal-hal yang ‘menarik’, tetapi tidak membangun (2 Tim 3:7). Oleh karena artikel 410 digunakan dengan kata ini, artinya mitos-mitos tertentu, yaitu apa yang biasanya diajarkan oleh pengajar sesat.411 Kata ektrepo berarti belok,412 dalam arti di sini belok/beralih kepada sesuatu, yaitu kepada (epi – di atas/kepada) mitos-mitos.
ay. 5 Tetapi kamu harus berpikiran sehat dalam segala hal – Frase sy de (tetapi kamu) lagi di sini, sama seperti di 3:10 & 14 menunjukkan kontras yang tegas antara orang yang tidak mau mendengar dan apa yang diharapkan bagi Timotius. Seperti dikatakan di ay. 2, perintah-perintah kepadanya sambung lagi di sini dengan menambah 4 lagi. Yang pertama adalah kata nefo, yang secara literal berarti tidak mabuk, tetapi maknanya berpikiran jernih/sehat/jelas dan juga menyangkut pengendalian diri.413
Dalam dunia yang penuh dengan doktrin bengkok, Timotius harus mempunyai gaya pikir yang sulit ditipu, beserta kewaspadaan dan pengendalian diri supaya dia tidak terbawa oleh nafsunya.414 Perintah ini tidak sama dengan kedelapan yang lain dalam daftaran ini, karena sifatnya terus menerus.415 Jadi Paulus mendorong supaya Timotius hidup dalam keadaan tersebut. Frase en pasin (dalam segala hal) menggarisbawahi hal ini. Lihat 1 Tes 5:6, 8, 1 Pet 1:13, 4:7, 5:8.
Sabarlah menderita – Kata kakopatheo (sabarlah menderita) sudah muncul di 2 Tim 2:9 dan dengan awalan syn (bersama) di 1:8 dan 2:3. Artinya menderita yang buruk/sulit/jahat. Jadilah siap menderita! Sama seperti kedelapan perintah yang lain, perintah ini berwibawa.416 Dalam pelayanannya Timotius tidak boleh menghindari hal yang sulit.
Lakukanlah pekerjaan seorang penginjil – Kata euanggelistes adalah kata sumber dari kata evanggelis dan boleh berarti jabatan seorang evanggelis (Efe 4:11), atau pelayanan seorang evanggelis (Kis 21:8). Tentu Timotius mempunyai karunia tersebut (1 Tim 4:14, 2 Tim 1:6-7) dan diutus sebagai seorang evanggelis (1 Tes 3:3, 2 Tim 1:14), tetapi dorongan di sini adalah untuk dia melakukan pekerjaan (ergon) itu, yaitu giat. Perintah lakukanlah berwibawa, seperti yang lain.417
Dan tunaikanlah pelayananmu – Kata pleroforeo boleh berarti isi sampai penuh, tetapi kalau menyangkut pelayanan, tentu artinya tunaikanlah, yaitu selesaikan dan memenuhi apa yang dipercayakan.418 Kata diakonia adalah kata sumber untuk kata diaken dan berarti pelayanan. Tidak berarti bahwa Timotius dianggap sebagai diaken. Paulus juga menggunakan kata ini mengenai dirinya di Kis 20:24 dan 1 Tim 1:12. Ada tekanan pada kata sy (mu), yaitu Paulus menegaskan bahwa pelayanan tersebut dipercayakan kepadanya. Perintah tegas yang terakhir ini mencakup semua yang lain, sebagai semacam kesimpulan.
- Apa yang menjadi dorongan saudara untuk melayani Tuhan?
- Apakah saudara masih siap, walaupun orang sering tidak menerimanya?
- Periksa baik-baik dirimu. Adakah pengajaran Firman Tuhan yang perlu kamu hindari?
- Apakah saudara merasakan pentingnya pelayanan Firman Tuhan di dunia ini?
- Siap menderita?
- Setiap orang percaya diberi pelayanan oleh Allah. Apakah saudara menunaikannya? Lihat Rom 12:3-8.
Topik Teologia -> 2Tim 4:3
Topik Teologia: 2Tim 4:3 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Keputusan-keputusan Allah
Kedaulatan Pemerintahan Allah
Pemerintahan Allah (Kerajaan) di Dalam Perjanjia...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kedaulatan Pemerintahan Allah
- Pemerintahan Allah (Kerajaan) di Dalam Perjanjian Baru
- Gereja dan Kerajaan
- Penyempurnaan Kerajaan
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Dosa
- Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
- Karakter Para Pendosa
- Para Pendosa Murtad
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Hambatan Pengudusan
- Murtad Meniadakan Pengudusan
- Ula 32:15-18 1Ta 28:9 Yes 65:11-15 Yer 2:21 Yer 18:9-10 Zef 1:4-6 Mat 3:10 Mat 13:3-8,18,20-22 Mat 24:9-12 Luk 8:11,13 Luk 9:57-62 Luk 11:24-26 Luk 13:6-9 Yoh 15:6 Kis 7:39-43 1Ti 1:18-20 1Ti 4:1-3 2Ti 3:1-9 2Ti 4:3-4 2Ti 4:10 Ibr 3:12-13 Ibr 4:1-11 Ibr 6:4-8 Ibr 10:25-31,39 2Pe 2:1-22 2Pe 3:17 Yud 1:4
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Teologis dalam Gereja
- Kesalahan-kesalahan Doktrinal
- Pengajaran Palsu Secara Umum
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Tanda-tnda Kedatangan Yesus Kedua Kali
- Murtad
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Bertekun dengan Ketabahan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 67
Latar Belakang
Inilah surat terakhir Pau...
Penulis : Paulus
Tema : Bertekun dengan Ketabahan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 67
Latar Belakang
Inilah surat terakhir Paulus. Pada saat menulis surat ini, kaisar Nero sedang berusaha untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma dengan penganiayaan yang bengis terhadap orang percaya; Paulus sekali lagi menjadi tahanan negara di Roma (2Tim 1:16). Dia menderita kekurangan sebagai seorang penjahat biasa (2Tim 2:9), ditinggalkan oleh kebanyakan sahabatnya (2Tim 1:15), dan sadar bahwa pelayanannya sudah berakhir dan kematiannya sudah dekat (2Tim 4:6-8,18; Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TIMOTIUS"
Tujuan
Karena mengetahui bahwa Timotius pemalu serta menghadapi kesukaran, dan karena menyadari akan kemungkinan penganiayaan berat dari luar gereja dan adanya guru-guru palsu di dalam gereja, Paulus menasihatkan Timotius agar dia memelihara Injil, memberitakan Firman Allah, menanggung kesukaran dan melaksanakan tugas-tugasnya.
Survai
Dalam pasal 1; (2Tim 1:1-18) Paulus meyakinkan Timotius tentang kasih dan doanya yang tetap sambil mendorong dia untuk tetap setia tanpa berkompromi tehadap Injil, memelihara kebenaran dengan tekun dan mengikuti teladannya.
Dalam pasal 2; (2Tim 2:1-26) Paulus menugaskan anak rohaninya untuk tetap memelihara iman dengan mempercayakan kebenarannya kepada orang lain yang dapat dipercayai untuk mengajarkannya kepada orang lain (2Tim 2:2). Paulus menasihati gembala yang muda ini untuk menanggung kesukaran seperti prajurit yang baik (2Tim 2:3), melayani Allah dengan rajin dan memberitakan firman kebenaran dengan tepat (2Tim 2:15), memisahkan diri dari mereka yang meninggalkan kebenaran rasuli (2Tim 2:18-21), memelihara kemurniannya (2Tim 2:22) dan bekerja dengan tekun sebagai guru (2Tim 2:23-26).
Dalam pasal berikutnya Paulus mengingatkan Timotius bahwa kejahatan dan kemurtadan akan meningkat (2Tim 3:1-9), tetapi Timotius harus tetap setia kepada iman yang diwarisinya dan kepada Alkitab (2Tim 3:10-17).
Dalam pasal terakhir Paulus menugaskan Timotius untuk memberitakan Firman serta melaksanakan semua tugas pelayanannya (2Tim 4:1-5). Paulus menutup surat ini dengan memberitahukan Timotius tentang keadaan dirinya pada saat dia menghadapi kematian, sambil memohon Timotius datang dengan cepat (2Tim 4:6-22).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini berisi perkataan terakhir Paulus yang ditulis sebelum pelaksanaan hukum mati oleh kaisar Nero di Roma hampir 35 tahun setelah pertobatannya kepada Kristus di jalan ke Damsyik.
- (2) Surat ini berisi pernyataan yang paling terang dalam Alkitab mengenai pengilhaman dan tujuan ilahi Alkitab (2Tim 3:16-17): Paulus menekankan bahwa Alkitab harus ditafsirkan dengan cermat oleh pelayan-pelayan Firman (2Tim 2:15) dan mendorong penyerahan Firman Allah kepada orang yang dapat dipercayai yang kemudian dapat mengajar orang lain (2Tim 2:2).
- (3) Sepanjang surat ini muncul nasihat-nasihat pendek tetapi tepat misalnya, "mengobarkan karunia Allah" (2Tim 1:6), "janganlah malu" (2Tim 1:8), "menderita bagi Injil-Nya" (2Tim 1:8), "Peganglah ... ajaran yang sehat" (2Tim 1:13), "peliharalah harta yang indah" (2Tim 1:14), "jadilah kuat oleh kasih karunia" (2Tim 2:1), "ikutlah menderita" (2Tim 2:3), "memberitakan perkataan kebenaran" (2Tim 2:15), "hindarilah" (2Tim 2:16), "jauhilah ... kejarlah" (2Tim 2:22), berhati-hatilah terhadap kemurtadan yang mendekat (2Tim 3:1-9), "tetap berpegang kepada kebenaran" (2Tim 3:14), "beritakanlah Firman" (2Tim 4:2), "lakukanlah pekerjaan pemberita Injil" (2Tim 4:5), "tunaikanlah tugas pelayananmu" (2Tim 4:5).
- (4) Tema yang berulang-ulang dari banyak nasihatnya adalah untuk berpegang pada iman (Yesus Kristus dan Injil asli dari rasul-rasul), jagalah iman itu dari pemutarbalikan dan kerusakan, menentang guru palsu, dan beritakan Injil yang benar dengan ketekunan yang teguh.
- (5) Kesaksian terakhir Paulus adalah suatu contoh yang mengharukan dari keberanian dan harapan ketika menghadapi mati syahid yang sudah pasti (2Tim 4:6-8).
Full Life: 2 Timotius (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(2Tim 1:1-4)
I. Pesan Paulus kepada Timotius
(2Tim 1:5-18)
A. Mengobarkan Karunia Allah
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(2Tim 1:1-4) - I. Pesan Paulus kepada Timotius
(2Tim 1:5-18) - A. Mengobarkan Karunia Allah
(2Tim 1:5-7) - B. Bersedia Menderita untuk Injil
(2Tim 1:8-10) - C. Teladan Paulus
(2Tim 1:11-12) - D. Peganglah dan Pelihara Kebenaran
(2Tim 1:13-14) - E. Sahabat-sahabat Paulus di Roma yang Setia dan Tidak Setia
(2Tim 1:15-18) - II. Tuntutan-Tuntutan Terhadap Hamba Tuhan yang Setia
(2Tim 2:1-26) - A. Jadilah Kuat oleh Kasih Karunia
(2Tim 2:1) - B. Percayakan Berita kepada Orang yang Dapat Dipercayai
(2Tim 2:2) - C. Bertahan Dalam Kesukaran
(2Tim 2:3-7) - 1. Sebagai Prajurit yang Baik
(2Tim 2:3-4) - 2. Sebagai Olahragawan yang Berdisiplin
(2Tim 2:5) - 3. Sebagai Petani yang Bekerja Keras
(2Tim 2:6-7) - D. Mati dan Menderita dengan Yesus Kristus
(2Tim 2:8-13) - E. Hindarilah Soal-soal yang Bodoh dan Mempertahankan Injil Dalam
Cara yang Tidak Tercela
(2Tim 2:14-26) - III.Peningkatan Kejahatan Terakhir yang Mendekat
(2Tim 3:1-9) - IV. Ketekunan Dalam Kebenaran
(2Tim 3:10-17) - A. Yang Dipelajari dari Paulus
(2Tim 3:10-14) - B. Yang Dipelajari dari Alkitab
(2Tim 3:15-17) - V. Beritakanlah Firman Allah
(2Tim 4:1-5) - VI. Kesaksian dan Pengarahan Paulus
(2Tim 4:6-18) - A. Kesaksian Perpisahan Paulus
(2Tim 4:6-8) - B. Pengarahan Pribadi untuk Timotius
(2Tim 4:9-13) - C. Sebuah Kata Peringatan
(2Tim 4:14-15) - D. Keyakinan tentang Kesetiaan Allah
(2Tim 4:16-18) - Penutup
(2Tim 4:19-22)
Matthew Henry: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Surat yang kedua ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius dari Roma, ketika ia menjadi tahanan di sana dan nyawanya sedang terancam. Itu te...
- Surat yang kedua ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius dari Roma, ketika ia menjadi tahanan di sana dan nyawanya sedang terancam. Itu terlihat dari perkataan ini, “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat” (4:6). Tampak bahwa waktunya untuk meninggalkan dunia ini, menurut perasaannya sendiri, tidaklah lama lagi, terutama mengingat orang-orang yang menganiayanya sudah begitu geram dan benci. Dan tampak bahwa ia sudah dibawa ke hadapan Kaisar Nero, yang disebutnya sebagai pembelaannya yang pertama, ketika tidak seorang pun membantu dia, tetapi semuanya meninggalkan dia (4:16). Para penafsir sependapat bahwa ini merupakan surat terakhir yang ditulis Rasul Paulus. Di mana Timotius berada ketika itu tidaklah pasti. Maksud dari surat ini agak berbeda dari surat sebelumnya, tidak menyangkut pekerjaannya sebagai pekabar Injil, melainkan lebih tentang pandangan dan perilakunya secara pribadi.
Galilah: 2 Timotius (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995.
Ear...
Bibliografi
Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995.
Earle, R. 2 Timothy. Dalam F. E. Gaebelein (Ed.), The Expositor’s Bible Commentary: Ephesians through Philemon, Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House. 1981
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Grudem, Wayne. Systematic Theology, IVP, Leicester, 1994.
Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990.
Hiebert, D. Edmond. First Timothy, Moody, Chicago. 1957.
Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992.
Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992.
Lock, W. The Pastoral Epistles, International Critical Commentary, T&T Clark, Edinburgh, 1973.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger. Bruce. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word, Incorporated. 2000.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis (Second Edition. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Spicq, Ceslas. The Theological Lexicon of the New Testament, Hendrickson, Massachusetts, 1994.
Stott, J. R. W. Guard the truth: the message of 1 Timothy & Titus. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996.
Tenney, Merril C. New Testament Survey, IVP, Grand Rapids, 1961.
Van Neste, Ray 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.
Wallace, Daniel B. Greek Grammar Beyond the Basics. Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J.W. Elements of New Testament Greek. University Press, Cambridge. 1996.
Wood, D.R.W. dan Marshall, I. Howards (Ed)New Bible Dictionary 3rd ed. Leicester, England; Downers Grove, IL: InterVarsity Press.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.520 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
1
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina (supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisa makan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 Banyak dari informasi di Pendahuluan persis sama dengan 1 Timotius, tetapi dipakai utuh di sini supaya tafsiran ini boleh berdiri sendiri.
2 Lihat pembahasan di Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990. Jil. 14, hal. 19-68)
3 Ray Van Neste, 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.Hal. 2324.
4 Van Neste, Hal. 2321.
5 Guthrie, Hal. 50 & Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word Incorporated. 2000. Jil. 46, Hal. Lviii.
6 https://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Timothy
7 Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992. Jil. 34, Hal. 52 . Lihat juga Mounce, Hal. Lviii.
8 Merril C. Tenney, New Testament Survey, IVP, Grand Rapids, 1961. Hal. 7-8
9 http://www.eyewitnesstohistory.com/christians.htm
10 http://www.unrv.com/government/roman-prisons.php
11 Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992. Hal. 57.
12 Lea, T. D., & Griffin, Hal. 62.
13 Knight, Hal. 57.
14 Bagan ini digunakan juga di Galilah 1 Timotius.
15 Mounce, Hal. 5. Hanya 4 surat di mana dia tidak menggunakan sebutan Rasul – Filipi, 1&2 Tesalonika dan Filemon.
16 Knight, Hal. 363.
17 D. Edmund Hiebert, Everyman’s Bible Commentary Second Timothy, Moody Press, Chicago, 1958. Hal. 22-23
18 Guthrie, Hal. 137-138
19 Lea & Griffin, Hal. 64. Knight, Hal. 66.
20 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Penjelasan pada 1 Tim 1:3
21 Knight, Hal. 66.
22 Knight, Hal. 68.
23 Penjelasan diambil dari Galilah 1 Timotius, Karena sama.
24 Present Aktif Indikatif
25 Hiebert, Hal. 29.
26 Present Aktif Indikatif
27 Arichea & Hatton, Hal. 45.
28 Knight, Hal. 367.
29 Mounce, Hal. 469.
30 Perfek tense bicara masa kini, dengan arti sengaja. Lihat Mounce, Hal. 470.
31 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament, Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata epipotheo.
32 Present Aktif Partisip
33 Knight, Hal. 368.
34 Guthrie, Hal. 141.
35 Knight, Hal. 369.
36 Perfek Pasif Indikatif
37 Mounce, Hal. 476.
38 Present Aktif Infinitif
39 Knight, Hal. 371.
40 Present Aktif Indikatif
41 MacArthur, Hal. 1875.
42 Mounce, Hal. 478.
43 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata deilia.
44 Knight, Hal. 371. Lihat juga Van Neste, Hal. 2338. # Ada Ahli-ahli lain yang menganggapnya bicara mengenai sikap manusia juga. Lihat Mounce, Hal. 477. Tetapi walaupun demikian, kita semua setuju bahwa kekuatan, kasih dan disiplin mental datangnya dari Allah.
45 Arichea & Hatton, Hal. 174.
46 Ibid, Hal. 174.
47 TB berbunyi tidak memperhatikan, tetapi kata melei lebih baik diterjemahkan mempedulikan. Lihat AYT – Tidak peduli dan BIS – Tidak mempedulikan.
48 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata sofronismos.
49 Hiebert, Hal. 36.
50 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata epaiskhynomai.
51 Knight, Hal. 372.
52 Mounce, Hal. 480.
53 http://www.eyewitnesstohistory.com/christians.htm
54 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 190.
55 Aoris Aktif Imperatif
56 Knight, Hal. 373.
57 Ibid, Hal. 373.
58 Semuanya Aoris Aktif/Pasif Partisip
59 Maksudnya hanya menjadi tersangkut dalam pertanyaan-pertanyaan mengenai peran Allah dan manusia, tanpa menerima kekuatan yang seharusnya menjadi milik kita karena sadar bahwa Allah yang memegang kita.
60 Datif pada kata sifat kudus boleh instrumental (dengan/melalui) atau minat (kepada). Knight Hal. 374.
61 Knight, Hal. 374. Mounce, Hal. 482. Lea & Griffin, Hal. 191. Dll.
62 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata prothesis.
63 Knight, Hal. 374.
64 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 179.
65 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata faneroo.
66 Mounce, Hal. 484.
67 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata epifaneia.
68 Ibid. Lihat kata katargeo.
69 Ibid, N. F. Lihat kata fotizo.
70 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
71 Mounce, Hal. 92.
72 Ibid, Hal. 486.
73 Knight, Hal. 378.
74 Present Aktif Indikatif
75 Ibid, Hal. 378.
76 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata oida.
77 Perfek Aktif Indikatif.
78 Knight, Hal. 379.
79 Perfek Aktif Indikatif.
80 Ibid, Hal. 379.
81 Perfek Pasif Indikatif.
82 Mounce, Hal. 486.
83 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dynatos.
84 ESV, NKJV, NASB, NIV, NRSV, NLT – Hanya versi-versi ini yang penulis lihat dan semua menulis able (mampu).
85 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 182.
86 Guthrie, Hal. 149.
87 Mounce, Hal. 489.
88 Present Aktif Imperatif.
89 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hypotyposis. Lihat juga Knight, Hal. 381.
90 Aoris Aktif Indikatif.
91 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 184.
92 Ibid. Hal. 184.
93 Aoris Aktif Imperatif.
94 Mounce, Hal. 490.
95 Knight, Hal. 383.
96 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apostrefo.
97 Knight, Hal. 384.
98 Knight, Hal. 384
99 Aoris Aktif Optatif.
100 Lihat pembahasan di Mounce, Hal. 495.
101 Mounce, Hal. 495.
102 Guthrie, Hal. 154.
103 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pollakis.
104 Ibid, lihat kata anapsikho.
105 Ibid, lihat kata halysis.
106 Mounce, Hal. 496.
107 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata spoudaios.
108 Knight, Hal. 385.
109 Knight, Hal. 387.
110 Ibid, Hal. 387.
111 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 189.
112 Mounce, Hal. 503.
113 Knight, Hal. 388.
114 Mounce, Hal. 503.
115 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata endynamoo.
116 Knight, Hal. 389.
117 Istilahnya instrumental (alat/sarana) Lihat J. W. Wenham, The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge. 1965. Hal 46.
118 Knight, Hal. 390.
119 Mounce, Hal. 506.
120 Aoris Medium Imperatif
121 Future Medium Indikatif
122 Aoris Aktif Imperatif.
123 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata strateuo.
124 Knight, Hal. 393.
125 Present Pasif Indikatif.
126 Knight, Hal. 393.
127 Mounce, Hal. 510.
128 Knight, Hal. 394.
129 Guthrie, Hal. 158-159.
130 Knight, Hal. 394.
131 Artikel dipakai kalau orang tertentu dibicarakan, agak seperti petani itu. Menurut makna, si petani, atau seorang petani yang dimaksudkan.
132 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata georgos.
133 Mounce, Hal. 510.
134 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kopiao.
135 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 195.
136 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 205.
137 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noeo.
138 Present Aktif Imperatif.
139 Future Aktif Indikatif.
140 Mounce, Hal. 511.
141 Knight, Hal. 396.
142 Present Aktif Imperatif.
143 Knight, Hal. 397.
144 Ibid, Hal. 397.
145 Perfek Pasif Partisip.
146 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 206.
147 Stott, J. R. W. Guard the Gospel the message of 2 Timothy. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1973. Hal. 61–62.
148 Mounce, Hal. 513.
149 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kakopatheo.
150 Present Aktif Indikatif.
151 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata mekhri.
152 Mounce, Hal. 513.
153 Knight, Hal. 398.
154 Perfek Pasif Indikatif.
155 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 207.
156 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 199.
157 Van Neste, Hal. 2339.
158 MacArthur, Hal. 1877.
159 Knight, Hal. 400.
160 Mounce, Hal. 514-515.
161 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tygkhano.
162 Knight, Hal. 400.
163 Knight, Hal. 401-402.
164 Aoris Aktif Indikatif.
165 Future Aktif Indikatif.
166 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 209-210.
167 Present Aktif Indikatif.
168 Future Aktif Indikatif.
169 Mounce, Hal. 517.
170 Future Medium Indikatif.
171 Knight, Hal. 405.
172 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apneomai.
173 Knight, Hal. 405.
174 Mounce, Hal. 517.
175 Antara lain, John Stott, D. Edmund Hiebert, Walter Lock, John MacArthur, dll.
176 TB, BIS dan AYT menerjemahkannya tidak setia…setia.
177 Present Aktif Indikatif.
178 Aliran dari penjelasan ini terdapat di Knight, Hal. 407.
179 Present Aktif Indikatif.
180 Mounce, Hal. 518.
181 Guthrie, Hal. 163.
182 Knight, Hal. 409.
183 Knight, Hal. 410.
184 Present Aktif Imperatif.
185 Mounce, Hal. 523.
186 Present Medium Partisip.
187 Knight, Hal. 410.
188 Metzger, Bruce, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal, 579.
189 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata logomakheo.
190 Ibid, lihat kata khresimos.
191 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katastrofe.
192 Guthrie, Hal. 164.
193 Knight, Hal. 411.
194 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata spoudazo.
195 Aoris Aktif Imperatif.
196 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paristemi.
197 Ibid, lihat kata dokimos
198 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anepaiskhyntos.
199 Ibid, lihat kata orthotomeo.
200 Mounce, Hal. 524-525.
201 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 206.
202 Knight, Hal. 412.
203 Present Medium Imperatif.
204 Friberg, Friberg & Miller, kata bebelos.
205 Knight, Hal. 413.
206 Mounce, Hal. 527.
207 Knight, Hal. 413.
208 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 208.
209 Mounce, Hal. 527.
210 Ibid, Hal. 528.
211 Perfek Aktif Infinitif
212 Knight, Hal. 414.
213 Friberg, Friberg & Miller, kata anatrepo.
214 Present Aktif Indikatif
215 Knight, Hal. 415.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Friberg, Friberg & Miller, kata ginosko.
218 Aoris Aktif Indikatif
219 Mounce, Hal. 529.
220 Present Aktif Partisip
221 Mounce, Hal. 529.
222 Friberg, Friberg & Miller, kata afistemi.
223 Aoris Aktif Imperatif
224 Mounce, Hal. 529.
225 Friberg, Friberg & Miller, kata megas.
226 Friberg, Friberg & Miller, kata skeuos.
227 Ibid, kata atimia.
228 Ibid, kata ekkathairo.
229 Future Medium Indikatif
230 Perfek Pasif Partisip
231 Friberg, Friberg & Miller, kata eukhrestos.
232 Perfek Pasif Partisip
233 Ibid, kata feugo.
234 Present Aktif Imperatif
235 Ibid, kata epithymia.
236 Present Aktif Imperatif
237 Knight, Hal. 421.
238 Ibid, Hal. 421.
239 Mounce, Hal. 533. Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 216. Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 220.
240 Friberg, Friberg & Miller, kata paraiteomai.
241 Present Medium Imperatif
242 Knight, Hal. 422.
243 Mounce, Hal. 534.
244 Present Aktif Indikatif
245 Knight, Hal. 422.
246 Friberg, Friberg & Miller, kata epios.
247 Mounce, Hal. 535.
248 Knight, Hal. 424.
249 Friberg, Friberg & Miller, kata prautes.
250 Ibid, kata antidiatithemi.
251 Van Neste, Hal. 2340.
252 Aoris Aktif Subjunktif. Lihat di bagian Apendiks.
253 Mounce, Hal. 537.
254 Friberg, Friberg & Miller, kata ananefo.
255 Knight, Hal. 425.
256 Perfek Pasif Partisip
257 Van Neste, Hal. 2341.
258 Present Aktif Imperatif
259 Future Medium Indikatif
260 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 221.
261 MacArthur, Hal. 1878.
262 Knight, Hal. 429.
263 Future Medium Indikatif
264 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 221.
265 Mounce, Hal. 545.
266 Kutipan terdapat di Mounce, Hal. 177.
267 Knight, Hal. 431.
268 Friberg, Friberg & Miller, kata alazon.
269 Ibid, kata hyperefanos.
270 Mounce, Hal. 545.
271 Friberg, Friberg & Miller, kata blasfemos.
272 Lihat Mounce, Knight, Guthrie, Arichea & Hatton, Lea, Griffin & Hayne, Stott, Robertston – Semua mengganggap artinya Penghina.
273 Friberg, Friberg & Miller, kata apeithes (tidak taat).
274 Ibid, kata akharistos.
275 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 222.
276 Friberg, Friberg & Miller, kata anosios.
277 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 223.
278 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 225.
279 Friberg, Friberg & Miller, kata diabolos.
280 Knight, Hal. 432.
281 Friberg, Friberg & Miller, kata akrates.
282 Mounce, Hal. 546.
283 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 223.
284 Mounce, Hal. 546.
285 Guthrie, Hal. 175.
286 Friberg, Friberg & Miller, kata propetes.
287 Ibid, kata tyfoo.
288 Present Aktif Partisip
289 Friberg, Friberg & Miller, kata morfosis.
290 Mounce, Hal. 547.
291 Perfek Medium Partisip
292 Friberg, Friberg & Miller, kata apotrepo.
293 Present Medium Imperatif
294 Van Neste, Hal. 2341.
295 Present Aktif Indikatif
296 Friberg, Friberg & Miller, kata endyno.
297 Penggunaan artikel dengan rumah-rumah, menandai rumah-rumah tertentu.
298 Mounce, Hal. 548.
299 Friberg, Friberg & Miller, kata aikhmalotizo.
300 Ibid, kata gynaikarion.
301 Ibid, kata soreuo.
302 Perfek Pasif Partisip
303 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 228.
304 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 225.
305 Present Pasif Partisip
306 Present Aktif Partisip
307 Friberg, Friberg & Miller, kata medepote.
308 TB, BIS dan AYT tidak menerjemahkannya. Boleh juga kalau begitu.
309 Guthrie, Hal. 176.
310 Present Medium Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Friberg, Friberg & Miller, kata kataftheiro.
313 Knight, Hal. 436.
314 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 227.
315 Knight, Hal. 436.
316 Mounce, Hal. 551.
317 Friberg, Friberg & Miller, kata prokopto.
318 Future Aktif Indikatif
319 Friberg, Friberg & Miller, kata anoia.
320 Future Medium Indikatif
321 Friberg, Friberg & Miller, kata ekdelos.
322 Mounce, Hal. 556.
323 Knight, Hal. 438.
324 Aoris Aktif Indikatif
325 Mounce, Hal. 556.
326 Knight, Hal. 439.
327 Friberg, Friberg & Miller, kata agoge.
328 Ibid, kata prothesis.
329 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 229.
330 Mounce, Hal. 557.
331 Mounce, Hal. 557.
332 Friberg, Friberg & Miller, kata hypomone.
333 Knight, Hal. 440.
334 Mounce, Hal. 558.
335 Knight, Hal. 440.
336 Guthrie, Hal. 179.
337 Friberg, Friberg & Miller, kata hypofero.
338 Ibid, kata ryomai.
339 Van Neste, Hal. 2341.
340 Mounce, Hal. 559.
341 Present Aktif Partisip
342 Knight, Hal. 440-441.
343 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 232.
344 Knight, Hal. 441.
345 Future Pasif Indikatif
346 Knight, Hal. 441.
347 Future Aktif Indikatif
348 Friberg, Friberg & Miller, kata planao.
349 Present Aktif Partisip
350 Present Pasif Partisip
351 Friberg, Friberg & Miller, kata meno.
352 Present Aktif Imperatif
353 Aoris Aktif Indikatif
354 Aoris Pasif Indikatif
355 Guthrie, Hal. 180.
356 Knight, Hal. 442-443.
357 Mounce, Hal. 563.
358 Aoris Aktif Indikatif
359 MacArthur, Hal. 1879.
360 Present Pasif Partisip
361 Knight, Hal. 444.
362 Ibid, Hal. 444.
363 Wallace, Hal. 313-314.
364 Knight, Hal. 449.
365 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 236.
366 Friberg, Friberg & Miller, kata elegmos.
367 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 237.
368 Mounce, Hal. 570.
369 MacArthur, Hal. 1880.
370 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 236.
371 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 237.
372 TB yang dikutip.
373 Kata eimi bersifat subjunktif. Hina sering dipakai dengan kata kerja subjunktif untuk menyatakan tujuan. Bentuk bahasa ini disebut Klausa Tujuan (Purpose Clause)
374 MacArthur, Hal. 1871.
375 Van Neste, Hal. 2334.
376 Penjelasan ini dikopi dan disesuaikan dari Galilah 1 Timotius 6:11.
377 Friberg, Friberg & Miller, kata artios.
378 Ibid, kata exartizo.
379 Perfek Pasif Partisip
380 Knight, Hal. 451.
381 Stott, Hal. 105.
382 Mounce, Hal. 571-572.
383 Ibid, Hal. 572.
384 Friberg, Friberg & Miller, kata enopion.
385 Knight, Hal. 452.
386 Friberg, Friberg & Miller, kata epifaneia.
387 Ibid, kata basileia
388 Knight, Hal. 453.
389 Aoris Aktif Imperatif. Lihat Mounce, Hal. 572-573 dan Wallace, Hal. 720-721.
390 Artikel anaphoric dipakai, yaitu bicarakan Firman tertentu dalam apa yang baru dibicarakan. Itu sebabnya diterjemahkan Firman Itu. Dijelaskan di Wallace, Hal. 220, 314.
391 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 242.
392 Van Neste, Hal. 2342.
393 Mounce, Hal. 573.
394 Friberg, Friberg & Miller, kata eukairos.
395 Ibid, kata elegkho.
396 Ibid, kata epitimao.
397 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 240.
398 Mounce, Hal. 574.
399 Knight, Hal. 454.
400 Future Medium Indikatif
401 Friberg, Friberg & Miller, kata anekho.
402 Mounce, Hal. 574-575.
403 Ibid, Hal. 575.
404 Future Aktif Indikatif
405 Knight, Hal. 455.
406 Mounce, Hal. 575.
407 Friberg, Friberg & Miller, kata apostrefo.
408 Knight, Hal. 456.
409 Future Aktif Indikatif
410 Artikel tidak ada dalam bahasa tetapi fungsinya agak seperti ini, atau itu, menyangkut sesuatu yang tertentu, bukan yang umum saja.
411 Knight, Hal. 456.
412 Friberg, Friberg & Miller, kata ektrepo.
413 Friberg, Friberg & Miller, kata nefo.
414 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 245.
415 Present Aktif Imperatif
416 Aoris Aktif Imperatif
417 Aoris Aktif Imperatif
418 Friberg, Friberg & Miller, kata pleroforeo.
419 Knight, Hal. 458.
420 Orang pertama, orang kedua dan orang ketiga adalah istilah gramatis menyangkut kata ganti orang. Kalau berbentuk tunggal, orang pertama adalah saya, orang kedua kamu/engkau, orang ketiga dia. Kalau jamak, orang pertama adalah kami/kita, orang kedua kamu/kalian dan orang ketiga mereka.
421 Knight, Hal. 458.
422 Present Pasif Indikatif
423 Robertson, penjelasan di 2 Tim 4:6.
424 MacArthur 1880.
425 Friberg, Friberg & Miller, kata analysis/analyo.
426 Mounce, Hal. 578.
427 Friberg, Friberg & Miller, kata afistemi.
428 Perfek Aktif Indikatif
429 Mounce, Hal. 579.
430 Friberg, Friberg & Miller, kata agonizomai.
431 Mounce, Hal. 579.
432 Knight, Hal. 459-460.
433 Artikel tidak ada dalam bahasa, tetapi fungsinya agak seperti ini, atau itu, menyangkut sesuatu yang tertentu, bukan yang umum saja.
434 D. Edmond Hiebert, Second Timothy, Moody Press, Chicago. 1958. Hal. 111.
435 Friberg, Friberg & Miller, kata tereo.
436 Ibid, kata loipos.
437 Ibid, kata apokeimai.
438 Earle, R. 2 Timothy. Dalam F. E. Gaebelein (Ed.), The Expositor’s Bible Commentary: Ephesians through Philemon, Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House. 1981. Jil. 11, Hal. 413.
439 Knight, Hal. 461. Robertson di 4:8 dan MacArthur, Hal. 1881.
440 Akan melepaskan bersifat masa depan, menyangkut keselamatan terakhir yang dijelaskan di Rom 8:23.
441 Stott, Hal. 114-115.
442 Future Aktif Indikatif
443 Mounce, Hal. 583.
444 Guthrie, Hal. 189.
445 Friberg, Friberg & Miller, kata agapao.
446 Perfek Aktif Indikatif
447 Aoris Aktif Imperatif
448 Knight, Hal. 464.
449 Mounce, Hal. 589.
450 Aoris Aktif Partisip
451 Hiebert, Hal. 116.
452 Mounce, Hal. 590.
453 Friberg, Friberg & Miller, kata egkataleipo.
454 Hiebert, Hal. 116.
455 Mounce, Hal. 590.
456 Knight, Hal. 465.
457 Mounce, Hal. 590.
458 Ibid, Hal. 590.
459 Present Aktif Indikatif.
460 Mungkin Gal 2:13 dianggap pengecualian, tetapi tidak demikian. Paulus tidak bermaksud menjelekkan namanya. Dia hanya menceritakan sesuatu yang terjadi. Apa yang dikatakan kepada Petrus lebih tajam di ayat 14, tetapi tentu tidak menyinggung, karena hal itu benar dan mengamankan Injil anugerah. Lihat 2 Pet 3:15.
461 Aoris Aktif Imperatif
462 Aoris Aktif Partisip
463 Aoris Pasif Partisip
464 Aoris Aktif Imperatif
465 Hal ini dijelaskan di Wallace, Hal. 640-645. Disebut Attendant Circumstance Participle (Partisip Keadaan Terkait). Partisip ini bergantung pada kata kerja lain.
466 Mounce, Hal. 591.
467 Lihat Epistolary Aorist (Aoris di Surat) di Wallace, Hal. 562-563.
468 Knight, Hal. 466.
469 Knight, Hal. 466.
470 Mounce, Hal. 592.
471 Knight, Hal. 476.
472 Mounce, Hal. 592.
473 (Bahasa Indonesia) TB, AYT, BIS. (Bahasa Inggris) ESV, NASB, NIV, NLT, NKJV.
474 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 251.
475 Van Neste, Hal. 2343.
476 Mounce, Hal. 593.
477 Knight, Hal. 467.
478 Mounce, Hal. 593.
479 Friberg, Friberg & Miller, kata apodidomi.
480 Future Aktif Indikatif
481 Knight, Hal. 467-468.
482 Present Medium Imperatif
483 Knight, Hal. 468.
484 Mounce, Hal. 594.
485 Aoris Aktif Indikatif
486 Lihat Mounce, Hal. 594.
487 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 255-256.
488 Knight, Hal. 469.
489 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 256.
490 Friberg, Friberg & Miller, kata logizomai.
491 Aoris Pasif Optatif
492 Friberg, Friberg & Miller, kata paristemi.
493 Mounce, Hal. 596.
494 Friberg, Friberg & Miller, kata kerygma.
495 Knight, Hal. 470.
496 Friberg, Friberg & Miller, kata pleroforeo.
497 Mounce, Hal. 596.
498 Guthrie, Hal. 195.
499 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 256.
500 Friberg, Friberg & Miller, kata ruomai.
501 Future Medium Indikatif
502 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 257.
503 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 256.
504 Future Aktif Indikatif
505 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 257.
506 Friberg, Friberg & Miller, kata epouranios.
507 Friberg, Friberg & Miller, kata amen.
508 Mounce, Hal. 599.
509 Aoris Medium Imperatif
510 Knight, Hal. 475-476.
511 Friberg, Friberg & Miller, kata oikos.
512 Mounce, Hal. 600.
513 MacArthur, Hal. 1882.
514 Van Neste, Hal. 2343.
515 MacArthur, Hal. 1882.
516 Mounce, Hal. 601.
517 Knight, Hal. 477.
518 Mounce, Hal 601.
519 Knight, Hal. 478.
520 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat 2 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 2 Timotius
Oleh: Nama PenulisSimon Pyatt
Copyright © 20142019 Nama Penuli...
GALILAH
Surat 2 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 2 Timotius
Oleh: Nama PenulisSimon Pyatt
Copyright © 20142019 Nama PenulisSimon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC, dan Bung Kecil.
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam persiapan pelajaran/khotbah ataupun penerjemahan Firman Tuhan. Harap tidak dibacakan di jemaat, karena dimaksudkan menjadi bahan penelitian, bukan khotbah/pelajaran.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, atau pun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini meneliti budaya setempat, penanggalan kitab, peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Paling sering salah paham terjadi kalau orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini juga mengakibatkan banyak salah paham, bahkan salah doktrin, kalau menyangkut penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti sebuah ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah dan tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan 2 Timotius1
Surat 2 Timotius adalah surat yang kedua dari kumpulan surat, yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dar...
Pendahuluan 2 Timotius1
Surat 2 Timotius adalah surat yang kedua dari kumpulan surat, yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1 & 2 Timotius dan Titus. Surat-surat ini agak berbeda sifatnya daripada surat-surat lain, yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat.
Dari segi bahasa dan topik-topik yang muncul, jelas bahwa surat-surat ini bersifat sangat praktis, menyangkut pengaturan jemaat dan juga sangat akrab, karena Paulus bicara dengan dua orang yang dia anggap sebagai anak sungguhnya dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2, Tit 1:4). Surat-surat ini juga tidak terlalu menyinggung topik keselamatan, seperti yang lain, karena ditujukan kepada orang yang sudah lama melayani bersama rasul ini, dan sangat jelas mengerti Injil dan ajaran dasar.
Mulai pada tahun 1800an, perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan apakah memang Paulus yang menulisnya. Menurut penelitian akan argumentasi ‘ahli-ahli’ yang menganut pendapat tersebut, ‘bukti-bukti’ yang dipakai sangat rapuh dan sebenarnya bersumber dalam falsafah suatu gerakan pada waktu itu, yang meragukan keaslian dari banyak kitab. Namun demikian adalah sangat jelas dari sejarah bahwa memang Paulus yang menulisnya. Sampai abad yang kesembilan belas Masehi, tidak ada yang meragukan fakta ini. Jadi kurang masuk akal kalau orang mulai meragukannya pada 1800 tahun kemudian. Bahasa yang dipakai di surat ini sesuai dengan bahasa yang dipakai pada abad pertama dan sebelumnya di LXX (PL Bahasa Yunani). Doktrin sesat yang dikritik sesuai juga dengan apa yang dialami pada masa itu dan keakrabannya sesuai dengan hubungan yang jelas ada di antara Paulus dengan Timotius dan Titus. Jadi orang yang meragukan bahwa Paulus yang menulis surat ini, menolak sejarah yang tertulis di dalam Alkitab, menolak sejarah mengenai anggapan dari tokoh-tokoh sejarah gereja mula-mula dan juga mengabaikan bukti-bukti dari segi bahasa, yang jelas sesuai dengan masa itu.2
Seperti kita Lihat di Galilah 1 Timotius, surat tersebut ditulis oleh Paulus sesudah dia dibebaskan dari penjara pada tahun 62 Masehi.3 Menurut sejarah, sesudah dia dilepaskan, Paulus melayani dengan bebas selama beberapa tahun, baru dipenjarakan lagi di bawah kaisar Nero, lalu dibunuh beberapa waktu kemudian di sekitar tahun 64-67 Masehi.4 1 Timotius dan Titus ditulis pada waktu Paulus masih bebas, lalu 2 Timotius ditulis ketika dia sudah di penjara, dan kali ini, rupanya dia sudah tahu bahwa dia tidak lama lagi akan mati syahid. (2 Tim 4:6-8).
Paulus menulis kepada Timotius, yang sering disebut sebagai letnannya5 dan oleh Paulus sendiri dianggap sebagai anak sungguh yang kekasih dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2). Supaya jelas, ada baiknya kalau kita melihat riwayat hidup Timotius di bagan waktu. Di surat pertama Timotius disebut mudah (1 Tim 4:12). Sebutan tersebut boleh dipakai sampai orang genap 30an tahun, jadi ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa umurnya kira-kira 35 tahun pada waktu itu, yaitu 62-63 Masehi. Di surat yang kedua ini, dengan lewat beberapa tahun, dia mungkin 38-40 tahun. Memang sulit meneliti sejarah yang sudah ribuan tahu berlalu, jadi ada kemungkinan juga bahwa dia sedikit lebih muda.
Tahun | Umur | Peristiwa | Ayat |
45-46 | 18-19 | Menjadi percaya | Kis 14:6-23, 1Ti 1:2 |
49-51 | 22-24 | Bergabung dengan tim misi | Kis 16:1-3 |
50 | 23 | Dikirim ke Tesalonika | 1Tes 3:1-6 |
53-55 | 26-28 | Dikirim ke Korintus | 1Kor 4:17, 16:10-11 |
55 | 28 | Bersama Paulus dan Silas. | 2Kor 1:19 |
57 | 30 | Dengan Paulus lagi | Roma 16:21 |
62-63 | 35-36 | Pelayanan di Efesus | Filipi 1:1, 2:19-24, 1Tim 1:2-3 |
65-67 | 38-40 | Mengalami pergumulan | 2 Tim 1:6-7 |
69 | 42 | Dilepaskan dari penjara | Ib 13:23 |
97 | 70 | Dibunuh | Tradisi mengatakan bahwa Timotius dibunuh di Efesus waktu dia menantang orang-orang yang buat persembahan pada berhala. |
Kita lihat di Kisah Para Rasul bahwa ibunya Timotius adalah orang Yahudi, sedangkan ayahnya orang Yunani (Kis 16:1). Belum jelas apakah bapanya masih hidup pada waktu Timotius percaya, karena tidak disebut, tetapi ibunya dan neneknya berperan besar dalam pembentukannya, karena mengajar Perjanjian Lama kepadanya dan juga karena mereka adalah orang yang percaya Kristus (2 Tim 1:5, 3:15).
Sering dikatakan bahwa Timotius adalah seorang yang penakut, karena apa yang dikatakan Paulus kepadanya di 2 Tim 1:6-7. Sebenarnya, kalau melihat riwayat pelayanannya, anggapan ini sangat salah. Timotius ini, kemungkinan besar, menjadi percaya pada waktu Paulus pertama kali datang ke Listra, dalam perjalanan misi pertamanya (Kis 14:6-23). Lalu hanya beberapa tahun kemudian dia bersedia bergabung dengan tim misi, yang dalam perjalanan pertamanya, sudah dianiaya berulang-ulang (13:8, 45, 50, 14:5), sampai dilempari dengan batu (14:19). Apakah ini tindakan seorang penakut? Lalu ketika dia masih sangat mudah, dia siap diutus untuk menguatkan jemaat di Tesalonika dan tidak lama kemudian ke Korintus juga, tentu adalah suatu pelayanan yang sangat sulit. Tugasnya di Efesus adalah untuk menentang para pengajar sesat. Paulus yang mempercayakan tugas sangat sulit ini kepadanya, dan Paulus ini bukan orang yang mudah percaya orang lain, kalau mereka tidak berkomitmen (Kis 15:37-41). Kalau membaca di Ibrani, kita lihat bahwa Timotius dipenjarakan, tentu karena kesaksiannya dan menurut sejarah gereja, dia dilempari dengan batu sampai mati, karena dia berani menginjili sekelompok orang yang menyembah dewi Diana di Efesus.6 Orang ini bukan penakut!7 Kita lebih baik menganggap bahwa perkataan di 2 Timotius ini, menyangkut kelelahan/kejenuhan yang dialaminya, karena dia bertahun-tahun mengalami banting tulang pelayanan dan secara khusus banyak menentang pengajar-pengajar sesat di Efesus.
Suasana dari 2 Timotius sangat terpengaruh oleh keadaan Paulus. Seperti kita sudah perhatikan, Paulus dipenjarakan lagi, di bawah kaisar Nero dan kali ini tidak ada harapan bahwa dia mungkin dibebaskan. Dia Tahu dia tidak lama lagi akan dibunuh.
Kaisar Nero berkuasa pada tahun 54-68 Masehi. Pada awalnya dia memimpin dengan baik, tetapi oleh karena ibunya terus berupaya untuk menguasainya, Nero membunuh dia pada tahun 59. Makin lama makin tidak teratur kekaisarannya, sehingga pada tahun 64 Masehi, ketika ada kebakaran besar di kota Roma dan rakyat mau mempersalahkan Nero, dia mengalihkan tuduhan tersebut kepada umat Kristiani. Oleh karena orang percaya jauh berbeda dari orang Roma, ada kecurigaan yang muncul, sehingga tuduhan tersebut mudah dipercaya.8 Berdasarkan semuanya itu, Kaisar Nero mulai penganiayaan hebat terhadap orang percaya, di mana mereka diikat dalam kulit binatang, supaya diserang anjing liar, mereka disalibkan, bahkan ada yang dicelup dalam minyak dan digantung dan dibakar dalam kebun Nero pada malam hari, menjadi pelita-pelita baginya. Memang kejam dan makin gila kaisar ini!9
Nah, di tengah-tengah semuanya ini Paulus dan Petrus ditangkap dan akhirnya dibunuh. Paulus dan mungkin juga Petrus dibuang ke dalam satu penjara yang terkenal kejam, namanya penjara Mamertine. Letaknya 12 kaki di bawah tanah dan ukuran kamar tingginya 6 ½ kaki, lebarnya 22 kaki dan panjangnya 30 kaki. Penjara ini sangat gelap dan baunya buruk karena kotoran orang dan juga pipa kotoran kota lewat di samping dan ada pintu ke dalamnya, di mana orang yang mati boleh langsung dibuang ke dalam saluran kotoran kota! Orang yang ditahan di penjara ini, biasanya mati sendiri, atau kena hukuman mati.10
Membaca semuanya itu kita tidak heran melihat kesungguhan dan keurgenan Paulus. Kalau membaca 2 Timotius, orang paling merasakannya kalau membayangkan diri duduk di samping Paulus dalam tempat kecil, gelap dan berbau itu, dengan hanya ditemani Lukas, karena yang lain melarikan diri, atau melayani di tempat yang jauh. Lalu bayangkan air matanya ketika dia mengingat muka Timotius, yang dia kasihi sebagai anak sungguh. Bayangkan rasa gelisah di hatinya, karena dia tahu Timotius ini sudah bertahun-tahun diserang oleh pengajar-pengajar sesat, sehingga sekarang di menjadi jenuh dalam pelayanan. Bayangkan juga perasaan Paulus mengingat bahwa dia tidak lama lagi hilang kesempatan untuk membimbing Timotius. Itulah konteksnya 2 Timotius! Surat ini bersifat pribadi kepada Timotius dan tidak seperti surat pertamanya, karena tidak banyak menyangkut pengaturan gereja, atau pengajar-pengajar sesat. Paulus mau memberi pesan-pesan terakhir kepada anak rohaninya yang kekasih, untuk membangun, membangkitkan dan menguatkannya.
Bagi seorang pelayan Tuhan, surat ini menjadi alat perawatan yang sangat berguna, karena kadang-kadang kita semua perlu mengobarkan kembali karunia yang ada pada kita.
Jerusalem: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Dari surat ini, 1:8; 1:16-17 dan 2:9 tjukup njata bahwa ia ditulis dalam
pendjara,jaitu dalam ...
SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Dari surat ini, 1:8; 1:16-17 dan 2:9 tjukup njata bahwa ia ditulis dalam pendjara,jaitu dalam tahanan Paulus jang kedua di Roma. Tahanan ini djauh lebih berat dari jang pertama, dan Paulus jakin, bahwa ia akan diachiri dengan tumpahan darahnja sebagai kurban kepada Allah (4:6). Bdl. lagi Pil. 2:17 dan surat ini 4:7-8 dan 18. Surat ini djauh lebih bersifat pribadi daripada jang pertama. Tentang urusan-urusan dalam umat seperti pemimpinan umat-umat tidak dibitjarakan lagi. Hanja lagi tentang pemberantasan aliran adjaran-adjaran dan kesalehan jang tidak sehat dan jang menjimpang dari adjaran dan tjita-tjita Indjil. Kesan-kesan jang kita peroleh, ialah bahwa surat ini hampir melulu dimaksudkan untuk menabahkan hati (1:4) Timoteus, jang gelisah sebab Paulus ditangkap dan dalam tahanan kembali, dan oleh kesulitan-kesulitan jang dihadapinja dalam pekerdjaan-pekerdjaan di, Efesus. Ia rupanja kurang bersemangat untuk berdjuang, segan-segan berbitjara dan takut-takut terhadap pengadjar-pengadjar palsu, bimbang-bimbang dan kurang tegas dalam bertindak. Memang tubuhnja lemah dan banjak sakit. Paulus mengingatkannja akan rahmat Tuhan jang memberi pengertian dan memperkuat, akan penderitaan-penderitaan dan kurban Kristus bagi penielamatan dunia, dan djuga akan pendirian dan sikap serta semangat berkurban dirinja sendiri, sebagai pengikut dan pedjuang Kristus.
Achirnja Paulus minta supaja Timoteus selekas mungkin datang ke Roma, dan memberitakan bahwa ia telah menentukan wakil-wakilnja untuk beberapa wilajah: Tichikus sebagai pengganti Timoteus untuk Efesus, Krescens ke Galatia, Titus ke Dalmatia, dan menurut Tit. 3:12 Artemas untuk Kreta.
Wycliffe: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN 2 TIMOTIUS
(Pendahuluan untuk surat ini, lihat Pendahuluan I Timotius.)
PENDAHULUAN 2 TIMOTIUS
(Pendahuluan untuk surat ini, lihat Pendahuluan I Timotius.)
Wycliffe: 2 Timotius (Garis Besar) GARIS BESAR 2 TIMOTIUS
I. Salam dan Pendahuluan (1:1-18)
A. Salam dengan Kewenangan dan Kasih Sayang Khusus (1:1, 2)
B. Men...
GARIS BESAR 2 TIMOTIUS
- I. Salam dan Pendahuluan (1:1-18)
- A. Salam dengan Kewenangan dan Kasih Sayang Khusus (1:1, 2)
- B. Mengucap Syukur Atas Iman Timotius (1:3-5)
- C. Peringatan Akan Tanggung Jawab Terhadap Injil (1:6-18)
- II. Injil: Kepercayaan yang Memerlukan Ketaatan (2:1-3:17)
- A. Rajin Mengutamakan Orang Lain (2:1-7)
- 1. Sebagai Seorang Prajurit (2:3, 4)
- 2. Sebagai Seorang Olahragawan (2:5)
- 3. Sebagai Seorang Petani (2:6, 7)
- B. Dilindungi dan Disimpan dengan Kuat (2:8-26)
- 1. Kebenaran Inti dari Injil (2:8)
- 2. Teladan Kesetiaan Paulus (2:9, 10)
- 3. Kebenaran yang Diwujudkan Dalam "Pernyataan Kesetiaan" (2:11-13)
- 4. Kebenaran yang Ditangani dengan Benar (2:14-19)
- 5. Kebenaran yang Diterapkan Dalam Kehidupan (2:20-26)
- C. Dikenali Sebagai Kubu Pertahanan (3:1-17)
- III. Penugasan Timotius dan Kesimpulan (4:1-22)
- A. Penugasan Resmi (4:1-5)
- 1. Allah dan Kristus: Para Saksi Tanggung Jawab Timotius (4:1)
- 2. Lima Tugas: Beritakan, Siap Sedia, Nyatakan Kesalahan, Tegur dan Dorong (4:2)
- 3. Berbalik dari Kebenaran; Berpaling Kepada Dongeng (4:3, 4)
- 4. Empat Tugas: Waspada, Bertahan, Beritakan Injil, Selesaikan Tugas (4:5)
- B. Kesaksian Terakhir Paulus (4:6-8)
- 1. Ketenangan Paulus Menghadapi Kematian (4:6)
- 2. Kesaksian Orang yang Sudah Melaksanakan Tugasnya (4:7)
- 3. Harapan Indah yang Tidak Pudar (4:8)
- C. Penutup: Catatan Terakhir Tentang Kasih dan Kepedulian (4:9-22)
BIS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Timotius sebagian besar berisi nasihat-nasihat
pribadi kepada Timot
SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Timotius sebagian besar berisi nasihat-nasihat pribadi kepada Timotius sebagai teman sekerja dan pembantu yang masih muda.
- 2Inti nasihatnya ialah supaya Timotius tabah. Ia dinasihati dan didorong supaya
terus setia menyebarkan berita tentang Tuhan Yesus Kristus serta berpegang pada Perjanjian Lama dan ajaran tentang Kabar Baik dari Allah; juga supaya Timotius tetap bertugas sebagai guru dan pemberita Kabar Baik dari Allah, sekalipun menghadapi penderitaan dan pertentangan.
Timotius khusus diperingatkan supaya tidak turut campur dalam perdebatan-perdebatan yang bodoh dan tak bernilai. Perdebatan-perdebatan seperti itu tidak menghasilkan apa-apa, kecuali merusak pikiran orang yang mendengarnya.
Terhadap semuanya itu Timotius diingatkan supaya mengambil contoh dari kehidupan Paulus -- yaitu kepercayaannya kepada Kristus, kesabarannya, kasihnya, ketabahannya dan penderitaan yang dialaminya dalam penganiayaan.
Isi
- Pendahuluan
2Tim 1:1-2 - Pujian dan dorongan
2Tim 1:3-2:13 - Nasihat dan peringatan
2Tim 2:14-4:5 - Keterangan tentang keadaan Paulus
2Tim 4:6-18 - Penutup
2Tim 4:19-22
Ajaran: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Sama seperti I Timotius.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 65-67 sesudah Masehi.
Penerima : Lihat I Timotius
Tujuan
Sama seperti I Timotius.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 65-67 sesudah Masehi.
Penerima : Lihat I Timotius 07139.
Isi Kitab: Kitab II Timotius ini terbagi atas 4 pasal. Di dalamnya dapat kita lihat tuntutan hidup bagi seorang hamba Tuhan, agar melakukan dan menuruti panggilannya sebagai seorang hamba Yesus Kristus.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Timotius
Pasal 1-2 (2Tim 1:1-2:13).
Pengajaran atau tantangan terhadap seorang hamba Tuhan untuk tetap setia melaksanakan panggilan-Nya
Dalam bagian ini, seorang hamba Tuhan ditantang untuk melakukan panggilannya, yaitu dengan setia melayani walaupun berada di dalam penderitaan. Dan memberikan pengajaran terhadap orang lain.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Tim 1:3-18. _Tanyakan_: Apakah sebabnya Rasul Paulus mengucap syukur bila mengingat Timotius? (lihat ayat 3-5; 2Tim 1:3-5).
- Bacalah pasal 2Tim 1:7,11-13. _Tanyakan_: Roh apakah yang ada di dalam orang Kristen? Mengapakah Rasul Paulus harus mengalami penderitaan?
- Bacalah pasal 2Tim 2:1-3. _Tanyakan_: Apakah yang diperintahkan kepada Timotius? Dan apakah saudara sudah melakukan hal yang sama?
Pasal 2-3 (2Tim 2:14-3:9).
Pengajaran tentang guru-guru palsu dan orang-orang pada akhir zaman
Dalam bagian ini, dijelaskan cara-cara seorang hamba Tuhan untuk mempertahankan pengajaran Firman Allah dengan benar, yaitu dengan hidup yang sesuai dengan Firman Allah. Dan bagaimana perbuatan dari orang-orang yang hidup di akhir zaman.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Tim 2:13-26. _Tanyakan_: Apakah yang perlu diusahakan dari seorang hamba Tuhan menurut ayat 15 (2Tim 2:15) dan apakah saudara sudah melakukan hal yang sama? Apakah yang harus ditinggalkan oleh orang yang menyebut nama Tuhan? (lihat ayat 19; 2Tim 2:19).
- Bacalah pasal 2Tim 3:1-9. _Tanyakan_: Sebutkanlah sifat-sifat dan cara-cara kehidupan dari orang-orang yang hidup di akhir zaman.
Pasal 3 (2Tim 3:10-17).
Pengajaran tentang perlengkapan seorang hamba Tuhan dan kegunaan dari Firman Allah
Dalam bagian ini, dijelaskan apa yang harus dilakukan atau yang menjadi pegangan seorang hamba Tuhan, dan apa kegunaan atau kekuasaan dari Firman Allah.
Pendalaman
Bacalah pasal 2Tim 3:10-17. _Tanyakan_:
(1) Apakah yang sudah diteladani oleh Timotius dari kehidupan Rasul Paulus? (lihat ayat 10; 2Tim 3:10). (2) Apakah yang akan dialami oleh setiap orang yang beribadah kepada Yesus Kristus? (lihat ayat 12; 2Tim 3:12). (3) Kepada apakah Timotius harus tetap berpegang? Apakah saudara melakukan hal yang sama? (lihat ayat 14; 2Tim 3:14). (4) Apakah manfaat dari Firman Allah yang disebutkan dalam ayat 15-17? (2Tim 3:15-17) (5) Untuk apakah Allah memperlengkapi orang-orang Kristen?
II. Kesimpulan
Dalam kitab II Timotius dengan jelas diajarkan arti panggilan seorang hamba Tuhan. Dan bagaimana ia harus melaksanakan tugas panggilannya itu, serta penjelasan tentang perlengkapan dalam menunaikan tugas panggilan menjadi hamba Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab II Timotius?
- Sebutkanlah manfaat daripada Firman Allah!
Intisari: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) Pesan terakhir yang terkenal!
BAGAIMANA SURAT INI DITULIS.Setelah menulis suratnya pertama kepada Timotius, Paulus meninggalkan Korintus dan bersama
Pesan terakhir yang terkenal!
BAGAIMANA SURAT INI DITULIS.
Setelah menulis suratnya pertama kepada Timotius, Paulus meninggalkan Korintus dan bersama Titus berlayar menuju Kreta, di sana ia meninggalkan Titus untuk mengurus gereja setempat. Rasul Paulus bermaksud untuk menghabiskan masa musim dingin di Nikopolis, tetapi ketika berada di sana rupanya ia mengadakan kunjungan singkat ke Troas. Di Troas ia ditangkap dan dibawa ke Roma. Sementara menunggu di penjara Roma, ia memiliki keyakinan bahwa saat kepergiannya sudah dekat, Paulus menulis suratnya yang kedua kepada anak rohani yang dikasihinya. Penangkapan itu terjadi tiba-tiba, ia tidak sempat mengambil kitab-kitab dan perkamen, harta yang amat berharga baginya (2Ti 4:13), bahkan juga jubahnya. Sebelum ia dipenjarakan di Roma, ia masih dapat menikmati sedikit kebebasan, yaitu sahabat-sahabatnya masih bebas mengunjunginya (Kis 28:23, 30), tetapi sekarang keadaannya jauh berbeda.
SANG RASUL SEORANG DIRI.
Ia seorang diri.(2Ti 4:10-12) dan sedang menantikan saat hukuman mati. Ia sudah pernah sekali menghadap Kaisar Nero, tetapi kasusnya ditunda (2Ti 4:16, 17). Ia berharap untuk menghadap kaisar lagi pada musim dingin, oleh karena itu ia menulis kepada Timotius dan mendesaknya untuk datang dan membawa Markus bersamanya, dan juga beberapa barangnya yang tertinggal. Surat ini merupakan surat Paulus yang terakhir dan sifatnya sangat pribadi, sekalipun menghadapi saat kematiannya, ia masih memikirkan kesejahteraan orang lain. Dalam surat ini terdapat 23 nama orang.
Pesan dan Penerapan
1. Ingatlah Yesus Kristus (2Ti 2:8).
Paulus yang kemungkinan besar akan mati sebagai martir menasihati Timotius untuk 'ingat kepada Yesus Kristus', karena ia sendiri dikuatkan dengan cara ini. Ia tidak pernah melupakan bahwa pertama-tama sekali ia adalah seorang 'rasul Yesus Kristus' (2Ti 1:1). Ia tidak merasa malu untuk menyaksikan imannya kepada Kristus (2Ti 1:8). Ia yakin bahwa Yesus akan memeliharanya sampai pada hari Tuhan (2Ti 1:12). Kristus, bagi Paulus, adalah teladan yang harus diikuti, terutama dalam penderitaan. Kedatangan Kristus kembali yang penuh kemuliaan merupakan tujuan utama yang dinanti-nantikannya.
2. Hindarilah pertengkaran yang sia-sia (2Ti 2:23).
Ajaran sesat sedang merajalela ketika Paulus menulis surat ini. Ada orang yang suka pertengkaran dan pasti membuang waktu berjam-jam untuk mendiskusikan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang seperti itu berpengaruh buruk pada gereja (2Ti 2:18). Seperti ditandaskan oleh Paulus, ada dua dasar yang kuat, dua fakta yang melebihi apa yang dipertengkarkan -'Tuhan - dan hanya Ia saja - mengenal siapa kepunyaan-Nya' dan apabila kita adalah milik-Nya, kita harus 'meninggalkan kejahatan' (2Ti 2:19). Penting bagi kita untuk tidak terperangkap dalam diskusi-diskusi yang panjang tentang masalah-masalah seperti penafsiran nubuatan, predestinasi dan kehendak bebas.
3. Peliharalah iman (2Ti 4:7).
Paulus menghargai berita Injil sebagai suatu titipan yang suci yang telah dipercayakan kepadanya dan yang harus dengan hati-hati disampaikan kepada orang lain dengan tidak bercela. Kebenaran adalah sesuatu yang harus dipelihara (2Ti 1:14), khususnya sehubungan dengan banyaknya ajaran sesat. Pelayan Kristen diberi Allah tanggung jawab untuk menyampaikan berita Injil kepada orang lain yang juga cakap mengajar orang lain (2Ti 2:2). Guru Kristen yang efisien telah belajar bagaimana memberitakan kebenaran dengan benar (2Ti 2:15). Tidak ada penghiburan yang lebih besar pada hari Tuhan daripada mengetahui bahwa Anda telah 'memelihara iman' (2Ti 4:7).
Tema-tema Kunci
1. Penderitaan (2Ti 1:8, 12; 2:9; 3:11).
Pada saat surat ini ditulis, penulisnya sedang menderita karena imannya dalam sebuah penjara di Roma. Timotius, anak rohaninya, harus dipersiapkan bila perlu mengalami penderitaan yang sama (2Ti 1:8). Penderitaan itu tidak selalu bersifat fisik, tetapi mungkin dapat berupa kekecewaan dan kesepian. Teman-teman yang terdahulu seperti Figelus dan Hermogenes telah meninggalkan Paulus (2Ti 1:15). Demas adalah salah seorang teman lainnya yang kepergiannya membuat Rasul Paulus menderita (2Ti 4:10). Pikirkan penderitaan yang dialami dalam kehidupan seorang Kristen. Tuhan kita sendiri telah menjelaskan bahwa jalannya tidaklah mudah. Petrus juga menjelaskan bahwa menderita sebagai seorang Kristen bukanlah haI yang memalukan (1Pe 4:16). Bukankah benar bahwa sebagian orang Kristen yang terbaik adalah mereka yang telah menderita karena iman mereka?
2. Pelayanan (2Ti 2:2-6, 15, 20-21).
Jelaslah bahwa empat kata yang menggambarkan pekerja-pekerja Kristen dalam pasal 2 memperlihatkan pekerjaan yang melibatkan kegiatan yang menguras tenaga. Lebih dari itu, dalam ilustrasi tentang bejana, tekanannya bukan pada kesediaan tetapi pada kegunaannya. Kristen sesungguhnya adalah orang yang 'diselamatkan untuk melayani'. Pikirkan ketepatan kata-kata kiasan yang dipakai dalam pasal 2 dan khususnya perhatikan tentang gambaran mengenai seorang prajurit dan implikasinya. Apa yang dimaksud dengan 'memusingkan diri dengan soal-soal penghidupannya'?
3. Murtad.
Jelas bahwa ciri-ciri yang disebutkan dalam 2Ti 3:1-9 menandai setiap generasi; kalau begitu bagaimana hal-hal ini merupakan ciri khusus 'akhir zaman'? Kitab Suci terus menerus memperingatkan kita tentang keadaan-keadaan yang akan kita hadapi sebelum 'kedatangan Tuhan' (Mat 24:1-51). Pelajari pesan dan cara-cara yang dipakai oleh guru-guru palsu dewasa ini jika dibandingkan dengan II Timotius 3:5-9.
4. Kitab Suci.
Timotius beruntung, karena mempunyai nenek moyang yang saleh (2Tim 1:5). Perhatikan peran Kitab Suci dalam kehidupan masa kecilnya (2Ti 3:14, 15). Perhatikan sifat istimewa Kitab Suci 'diilhamkan oleh Allah' dan kegunaannya yang luas (2Ti 3:16, 17). Pikirkan contoh-contoh dari pengalaman Anda sendiri, bagaimana Kitab Suci berguna untuk 'mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik dalam kebenaran'. Apa pengertian Anda tentang 'diilhamkan oleh Allah'?
Garis Besar Intisari: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) [1] SEORANG AYAH MENASIHATI ANAKNYA 2Ti 1:1-18
2Ti 1:1-7Iman yang tulus
2Ti 1:8-14Tanggung jawab yang khusus
2Ti 1:15-18Pernyataan yang menyedi
[1] SEORANG AYAH MENASIHATI ANAKNYA 2Ti 1:1-18
2Ti 1:1-7 | Iman yang tulus |
2Ti 1:8-14 | Tanggung jawab yang khusus |
2Ti 1:15-18 | Pernyataan yang menyedihkan |
[2] NASIHAT KEPADA PARA PEKERJA KRISTEN 2Ti 2:1-26
Beberapa kata pelambang perlu dipikirkan dengan saksama
o Prajurit (2Ti 2:3, 4)
o Atlit (2Ti 2:5)
o Petani (2Ti 2:6)
o Pekerja (2Ti 2:15)
o Bejana (2Ti 2:20-21 )
o Beberapa petunjuk yang harus diikuti
o Jadilah kuat (2Ti 2:1)
o Percayakanlah (2Ti 2:2)
o Ingatlah Yesus Kristus (2Ti 2:8-13 )
o Hindarilah pertengkaran (2Ti 2:14-19 )
o Berlakulah lemah lembut (2Ti 2:23-26 )
[3] SEBUAH GAMBARAN TENTANG AKHIR ZAMAN 2Ti 3:1-17
2Ti 3:1-9 | Kejahatan-kejahatan yang sangat kita kenal |
2Ti 3:10-17 | Panggilan untuk bertahan dalam penderitaan |
[4] PESAN-PESAN TERAKHIR 2Ti 4:1-22
2Ti 4:1-5 | Penugasan serius pada saat perpisahan |
2Ti 4:6-8 | Pesan perpisahan Paulus |
2Ti 4:9-22 | Komentar-komentar terakhir dan salam |