Teks -- Zefanya 3:11-20 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Zef 3:9-20 - SEKALIANNYA MEREKA MEMANGGIL NAMA TUHAN.
Nas : Zef 3:9-20
Zefanya kini beralih kepada rencana Allah untuk menebus
bangsa-bangsa yang telah dibersihkan melalui hukuman. Mereka suatu hari
ak...
Nas : Zef 3:9-20
Zefanya kini beralih kepada rencana Allah untuk menebus bangsa-bangsa yang telah dibersihkan melalui hukuman. Mereka suatu hari akan didamaikan kembali dengan Allah, memanggil nama-Nya dan beribadah kepada-Nya. Janji-janji ini akan digenapi dalam kerajaan seribu tahun, ketika Kristus memerintah seluruh bumi
(lihat cat. --> Wahy 20:4).
[atau ref. Wahy 20:4]
Full Life: Zef 3:11 - PADA HARI ITU.
Nas : Zef 3:11
Ketika Allah menuntun bangsa-bangsa kepada pengenalan yang benar
akan diri-Nya, Dia akan memulihkan keadaan umat-Nya sendiri (ayat
Z...
Full Life: Zef 3:14-17 - BERSUKACITALAH DAN BERIA-RIALAH.
Nas : Zef 3:14-17
Sukacita di dalam hati seorang bukan tanggapan alami; tanggapan ini
bersifat adikodrati sebagai akibat dari tindakan penebusan Al...
Nas : Zef 3:14-17
Sukacita di dalam hati seorang bukan tanggapan alami; tanggapan ini bersifat adikodrati sebagai akibat dari tindakan penebusan Allah di dalam hidup kita. Perhatikan bahwa sukacita dialami karena:
- (1) kita telah diampuni dan tidak akan dihukum lagi karena dosa-dosa kita (ayat Zef 3:15);
- (2) musuh kita sudah dikalahkan, yaitu kita dibebaskan dari perbudakan kepada Iblis dan dosa (ayat Zef 3:15);
- (3) Allah beserta kita, memberi kita persekutuan, kasih karunia dan pertolongan-Nya sepanjang hidup kita (ayat Zef 3:15-17; bd. Ibr 4:16); dan
- (4) kita adalah sasaran kasih dan perkenan Allah yang besar (ayat Zef 3:17). Sukacita kita akan mencapai puncaknya pada hari itu bila Allah menyatakan sepenuh kemuliaan dan kebesaran-Nya di bumi (bd. Yes 35:1-10).
bukit-Ku yang suci: Gunung Sion.
Jerusalem: Zef 3:11-13 - -- Nubuat ini beritahukan bahwa apa yang dicita-citakan dalam Zef 2:3+ menjadi nyata. Bagian ini paling bagus mengungkapkan apa sebenarnya semangat para ...
Nubuat ini beritahukan bahwa apa yang dicita-citakan dalam Zef 2:3+ menjadi nyata. Bagian ini paling bagus mengungkapkan apa sebenarnya semangat para "anawim".
Jerusalem: Zef 3:14-20 - -- Bagian ini terdiri atas dua mazmur, Zef 3:14-18,18-20. Setidak-tidaknya mazmur kedua ditambah pada kitab Zefanya sebagai kata penutup.
Bagian ini terdiri atas dua mazmur, Zef 3:14-18,18-20. Setidak-tidaknya mazmur kedua ditambah pada kitab Zefanya sebagai kata penutup.
Jerusalem: Zef 3:17 - membaharui engkau Begitu terbaca dalam terjemahan Yunani dan Siria. Dalam naskah Ibrani tertulis: berdiam diri.
Begitu terbaca dalam terjemahan Yunani dan Siria. Dalam naskah Ibrani tertulis: berdiam diri.
Jerusalem: Zef 3:18 - seperti pada hari pertemuan raya Ini menurut terjemahan Yunani dan Siria. Dalam naskah Ibrani tertulis: disiksa mulai pertemuannya
Ini menurut terjemahan Yunani dan Siria. Dalam naskah Ibrani tertulis: disiksa mulai pertemuannya
Jerusalem: Zef 3:19 - bumi Naskah Ibrani masih menambah satu kata (cela mereka) yang kiranya berasal dari akhir Zef 3:20 (dalam sejumlah naskah).
Naskah Ibrani masih menambah satu kata (cela mereka) yang kiranya berasal dari akhir Zef 3:20 (dalam sejumlah naskah).
Jerusalem: Zef 3:20 - dengan memulihkan keadaanmu Terjemahan lain: dengan mengembalikan kaum tawananmu (kaum buanganmu).
Terjemahan lain: dengan mengembalikan kaum tawananmu (kaum buanganmu).
ialah kaum pemuka Jerusjalem.
Antjaman Jahwe (jang terwudjud dalam musuh) tidak terlaksana.
Endetn: Zef 3:18 - seperti pada hari2 raya diperbaiki menurut terdjemahan Junani. Tertulis: "jang disiksa(?) djauh dari perajaan".
diperbaiki menurut terdjemahan Junani. Tertulis: "jang disiksa(?) djauh dari perajaan".
diperbaiki.
diperbaiki. Tertulis: "(-)nja".
Tanda batja dipindahkan.
diperbaiki. Tertulis: "keaiban mereka".
ditambahkan.
Ref. Silang FULL: Zef 3:11 - mendapat malu // terhadap Aku // ria congkak // di gunung-Ku · mendapat malu: Yes 29:22; Yes 29:22; Yoel 2:26-27; Yoel 2:26; Yoel 2:27
· terhadap Aku: Kej 50:15; Kej 50:15
· ria congkak: Maz...
· mendapat malu: Yes 29:22; [Lihat FULL. Yes 29:22]; Yoel 2:26-27; [Lihat FULL. Yoel 2:26]; [Lihat FULL. Yoel 2:27]
· terhadap Aku: Kej 50:15; [Lihat FULL. Kej 50:15]
· ria congkak: Mazm 59:13; [Lihat FULL. Mazm 59:13]
· di gunung-Ku: Kel 15:17; [Lihat FULL. Kel 15:17]; Im 26:19; [Lihat FULL. Im 26:19]
Ref. Silang FULL: Zef 3:12 - dan lemah // mencari perlindungan · dan lemah: Yes 14:32
· mencari perlindungan: Yer 29:12; Yer 29:12; Nah 1:7
Ref. Silang FULL: Zef 3:13 - yakni sisa // melakukan kelaliman // berbicara bohong // dalam mulut // dan berbaring // yang mengganggunya · yakni sisa: Yes 10:21; Yes 10:21
· melakukan kelaliman: Mazm 119:3; Yes 4:3; Yes 4:3
· berbicara bohong: Yer 33:16; Yer 33:16; ...
· yakni sisa: Yes 10:21; [Lihat FULL. Yes 10:21]
· melakukan kelaliman: Mazm 119:3; Yes 4:3; [Lihat FULL. Yes 4:3]
· berbicara bohong: Yer 33:16; [Lihat FULL. Yer 33:16]; Wahy 14:5
· dalam mulut: Ayub 16:17; [Lihat FULL. Ayub 16:17]
· dan berbaring: Yeh 34:15; Zef 2:7
· yang mengganggunya: Im 26:6; [Lihat FULL. Im 26:6]; Yeh 34:25-28; [Lihat FULL. Yeh 34:25] s/d 28
Ref. Silang FULL: Zef 3:14 - puteri Sion // bertempik-soraklah // dan beria-rialah · puteri Sion: Mazm 9:15; Mazm 9:15; Za 2:10
· bertempik-soraklah: Mazm 95:1; Mazm 95:1; Yes 12:6; Za 2:10
· dan beria-rialah: Ma...
Ref. Silang FULL: Zef 3:15 - di antaramu // akan takut // kepada malapetaka · di antaramu: Yeh 37:26-28
· akan takut: Yes 54:14; Yes 54:14
· kepada malapetaka: Za 9:9
· di antaramu: Yeh 37:26-28
· akan takut: Yes 54:14; [Lihat FULL. Yes 54:14]
· kepada malapetaka: Za 9:9
Ref. Silang FULL: Zef 3:16 - lemah lesu · lemah lesu: 2Raj 19:26; 2Raj 19:26; Ayub 4:3; Ayub 4:3; Yes 35:3-4; Ibr 12:12
· lemah lesu: 2Raj 19:26; [Lihat FULL. 2Raj 19:26]; Ayub 4:3; [Lihat FULL. Ayub 4:3]; Yes 35:3-4; Ibr 12:12
Ref. Silang FULL: Zef 3:17 - memberi kemenangan // Ia bergirang // dalam kasih-Nya // dengan sorak-sorai · memberi kemenangan: Yes 63:1; Yes 63:1; Yoel 2:21; Yoel 2:21
· Ia bergirang: Ul 28:63; Ul 28:63; Yes 62:4; Yes 62:4
· dalam kas...
Ref. Silang FULL: Zef 3:19 - segala penindasmu // yang terpencar // menjadi kepujian · segala penindasmu: Yes 14:2; Yes 14:2
· yang terpencar: Yeh 34:16; Yeh 34:16; Mi 4:6; Mi 4:6
· menjadi kepujian: Yes 60:18
Ref. Silang FULL: Zef 3:20 - akan membawa // menjadi kenamaan // dan kepujian // memulihkan keadaanmu · akan membawa: Yer 29:14; Yer 29:14; Yeh 37:12; Yeh 37:12
· menjadi kenamaan: Yes 56:5; 66:22
· dan kepujian: Ul 26:19; Ul 26:19...
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Zef 3:8-13; Zef 3:14-20
Matthew Henry: Zef 3:8-13 - Penghukuman dan Kasih Setia; Janji-janji Kasih Setia Penghukuman dan Kasih Setia; Janji-janji Kasih Setia (3:8-13)
Dalam ayat-ayat sebelum ini keadaan Yerusalem tampak sangat buruk. Namanya sangat b...
Penghukuman dan Kasih Setia; Janji-janji Kasih Setia (3:8-13)
- Dalam ayat-ayat sebelum ini keadaan Yerusalem tampak sangat buruk. Namanya sangat buruk dan sepertinya tidak mungkin diperbaiki lagi, tidak tersembuhkan, kebal terhadap belas kasih dan penghakiman. Orang mungkin akan berpikir, “Jangan berharap apa pun selain bahwa Yerusalem akan dilemparkan bagaikan perak yang ditolak.” Karena hati mereka tidak dapat dijamah lagi, baik melalui para nabi maupun tindakan penyelenggaraan-Nya, maka biarlah mereka binasa seperti halnya bangsa-bangsa tetangga mereka. Namun, lihatlah dan takjublah akan kekayaan anugerah ilahi, yang memakai keburukan manusia dan menampilkan diri dengan begitu gemilangnya. Mereka masih tetap saja semakin jahat. Oleh karena itu tunggulah Aku – demikianlah firman TUHAN (ay. 8). Mengingat bahwa hukum Taurat sepertinya sama sekali tidak membawa kesempurnaan, maka sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik. Hendaklah orang-orang yang meratapi perbuatan busuk gereja menunggu Allah, sampai Ia mengutus Anak-Nya ke dunia, untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka, sampai Ia mengirimkan Injil-Nya untuk mereformasi dan membersihkan jemaat-Nya, serta untuk memurnikan bagi diri-Nya suatu umat kesayangan, baik orang Yahudi maupun bukanYahudi.” Dan saat itu di Israel terdapat orang-orang yang menurut pengarahan dan anjuran ini menantikan kelepasan untuk Yerusalem, dan apa yang telah lama dinantikan itu akhirnya tiba juga (Luk. 2:38). Karena Kristus datang ke dalam dunia untuk menghakimi (Yoh. 9:39).
- I. Untuk menuntut balas atas kesalahan yang telah dilakukan terhadap jemaat-Nya, dan untuk menjatuhkan dan membinasakan musuh-musuhnya, yakni musuh-musuh rohaninya. Penghancuran Babel dan para penindas umat Allah yang lain pada masa Perjanjian Lama merupakan perlambang dari pembalasan-Nya ini, dan menjadi pertanda yang membahagiakan. Allah akan bangkit sebagai saksi, guna membawa tawanan-tawanan (Mzm. 68:19), menaklukkan dan menghancurkan kuasa kegelapan, serta kuasa-kuasa di bumi yang bertekad melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Ia akan meremukkan mereka dengan gada besi (Mzm. 2:5, 9; 11:5-6). Keputusan-Nya ialah mengumpulkan bangsa-bangsa dan menghimpunkan kerajaan-kerajaan. Melalui Injil Kristus yang diberitakan kepada setiap makhluk, semua bangsa dipanggil untuk tampil bersama-sama dalam satu tubuh di hadapan Tuhan Yesus, yang hendak mendirikan kerajaan-Nya di dunia. Namun, karena sebagian besar umat manusia tidak bersedia menaati panggilan itu, Ia akan menumpahkan ke atas mereka geram-Nya, sebab barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman. Pada masa pendirian kerajaan Mesias, di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung (Luk. 21:25), siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi dan yang tidak akan terjadi lagi (Mat. 24:21). Setelah itu Allah akan menumpahkan geram-Nya ke atas bangsa-bangsa, bahkan segenap murka-Nya yang bernyala-nyala, karena kegeraman dan murka mereka terhadap Sang Mesias dan kerajaan-Nya (Mzm. 2:1-2). Maka seluruh bumi akan dimakan habis oleh api cemburu-Ku. Baik orang Yahudi maupun bukan-Yahudi akan mendapat balasan atas permusuhan mereka terhadap Injil. Segala pemerintahan dan kekuasaan akan dihancurkan, dan Ia akan menjadikan mereka tontonan umum, maka Sang Penebus yang jaya itu akan bersorak kemenangan atas mereka. Bagi orang-orang yang masih tinggal di bumi, yang pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi, setelah Allah mendirikan kerajaan sorga di antara manusia, kesudahan mereka ialah kebinasaan (Flp. 3:19). Mereka akan dimakan habis oleh api cemburu Allah.
- II. Untuk memperbaiki kesalahan yang didapati-Nya salah di dalam jemaat-Nya. Ketika Allah bermaksud memulihkan Israel serta membangkitkan kembali damai sejahtera dan kemakmurannya, Ia membuka jalan demi mencapai tujuan-Nya itu melalui reformasi mereka dan kebangkitan kembali kebajikan serta kesalehan dalam diri mereka. Karena memang inilah cara Allah, baik dengan masing-masing pribadi maupun dengan masyarakat, yaitu terlebih dahulu membuat mereka kudus, dan baru kemudian membuat mereka bahagia. Sebagian dari janji-janji ini tergenapi sesudah kembalinya orang Yahudi dari Babel, ketika melalui pembuangan itu mereka benar-benar disembuhkan dari kebiasaan penyembahan berhala mereka. Inilah buah yang dihasilkan, yaitu disingkirkannya dosa. Namun, mereka kemudian memandang lebih jauh lagi, yaitu kepada akibat-akibat baik Injil dan anugerahnya, kepada waktu pembaharuan di masa ketika kita hidup seperti sekarang (Ibr. 9:10).
- 1. Telah dijanjikan bahwa akan terjadi reformasi dalam tutur kata manusia, yang telah rusak di mana-mana, tetapi yang sekarang melalui kasih karunia akan disedapkan dengan garam (ay. 9): “Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa. Aku akan mengubah mereka dari menjalin pergaulan yang buruk yang telah nyaris merusakkan semua kebiasaan yang baik di antara mereka.” Perhatikanlah, anugerah yang mengubahkan akan memperhalus tutur kata, bukan dengan cara membuat kalimat-kalimat yang terdengar jenaka, tetapi yang membuat isinya berhikmat. Di antara orang-orang Yahudi, sesudah pembuangan itu, dibutuhkan reformasi dalam perilaku dan bertutur kata, sebab selama masa pembuangan mereka membaurkan bahasa orang Kanaan dengan Asdod (Neh. 13:24), dan keluhan itu akan diangkat. Namun itu belumlah semuanya: tutur kata mereka akan dibersihkan dari segala jenis kecemaran, kekotoran, dan kepalsuan. Aku akan mengubah tutur kata mereka menjadi bahasa pilihan (demikianlah pemahaman beberapa orang). Mereka tidak akan berbicara dengan kasar, tetapi dengan hati-hati dan tenang. Mereka akan memilih kata-kata mereka. Perhatikanlah, suasana berisi kemurnian dan kesalehan dalam percakapan sehari-hari merupakan tanda yang sangat menyenangkan bagi siapa pun. Kasih karunia lain, berkat-berkat lain, akan diberikan di tempat Allah memberikan bahasa murni kepada orang-orang yang dahulu merupakan bangsa yang najis bibir.
- 2. Bahwa penyembahan kepada Allah, sesuai kehendak-Nya, akan semakin dijalankan dengan cermat, dan lebih disepakati dengan suara bulat. Sebagai ganti korban persembahan dan dupa, mereka akan menyerukan nama TUHAN. Doa merupakan persembahan rohani yang dengannya Allah dihormati. Dan supaya hati kita siap dan layak untuk kewajiban ibadah doa itu, maka sungguh penting bila kita memiliki bibir yang bersih. Kita sama sekali tidak layak menyebutkan nama Allah dengan bibir kita, kecuali bibir kita bersih. Pemurnian tutur kata dalam percakapan sehari-hari sungguh diperlukan supaya kata-kata yang keluar dari mulut kita dan perenungan hati kita berkenan kepada-Nya di saat teduh kita. Sebab bagaimana mungkin sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? (Yak. 3:9-12). Demikian juga telah dijanjikan bahwa sesudah tutur kata mereka dimurnikan seperti itu, mereka akan melayani Allah dengan bahu-membahu, dengan satu bahu (demikianlah arti kata itu), sambil merujuk kepada lembu yang berkuk, yang menarik kuk dengan seimbang. Ketika orang-orang Kristen seia sekata dalam beribadah kepada Allah, maka ibadah itu akan berlangsung dengan hati ceria. Inilah akibat yang dihasilkan bahasa yang murni, dimurnikan dari nafsu, rasa iri, dan kebiasaan suka mengecam. Perhatikanlah, kemurnian merupakan jalan menuju kesatuan. Reformasi perilaku adalah jalan menuju pemahaman. Hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai.
- 3. Bahwa orang-orang yang telah terusir dari Allah akan kembali kepada-Nya dan diterima oleh-Nya (ay. 10): Dari seberang sungai-sungai negeri Etiopia, artinya, dari Mesir (lih. Yes. 18:1) atau dari negeri lain yang sangat terpencil – orang-orang yang memuja Aku, yang terserak-serak, akan membawa persembahan kepada-Ku. Orang-orang yang karena jauhnya jarak telah hampir melupakan Allah serta semua kewajiban mereka kepada-Nya, akan diingatkan tentang Dia, sama seperti si anak yang hilang di negeri jauh teringat akan rumah ayahnya. Orang-orang yang karena telah terserak-serak akibat terkena amarah-Nya, yang mungkin saja karena itu takut datang kepada-Nya, bahkan mereka ini pun akan dikumpulkan di bawah sayap-Nya. Orang-orang yang memuja Aku, yang terserak-serak masih jauh, akan didapati di antara orang-orang yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita. Dan, meskipun mereka terserak-serak, Ia akan mengakui mereka sebagai milik-Nya. Dengan menyebut mereka orang-orang yang memuja Aku, yang terserak-serak, ini berarti bahwa Ia menaruh hormat kepada mereka, yang cukup untuk menutupi semua aib yang mereka rasakan karena telah terserak. Ini semua akan terjadi,
- (1) Ketika mereka berdoa dan memohon dengan rendah hati: Mereka orang-orang yang memuja Aku. Perhatikanlah, orang-orang yang sungguh bertobat adalah orang-orang yang memohon dengan rendah hati kepada Allah. Mereka tidak sekadar berseru, tetapi memohon belas kasihan kepada yang mendakwa mereka, yaitu Sang Hakim (Ayb. 9:15). Dan di mana pun mereka berada, sekalipun di seberang sungai-sungai negeri Etiopia yang terletak sangat jauh dari rumah doa-Nya, mata-Nya tetap tertuju kepada mereka dan telinga-Nya terbuka bagi mereka. Mereka adalah orang-orang yang memuja Dia, yang memohon kepada Dia.
- (2) Bersama persembahan rohani mereka: Mereka akan membawa persembahan kepada-Ku, membawa diri mereka sendiri sebagai persembahan rohani kepada Allah (Rm. 12:1). Pertobatansorang-orang bukan-Yahudi disebut persembahan bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi (Rm. 15:16). Dan bersama diri mereka, mereka akan memberikan persembahan Injil berupa doa, puji-pujian, dan pemberian, yang semuanya sangat diperkenan Allah.
- 4. Bahwa dosa dan orang-orang berdosa akan dimurnikan dari antara mereka (ay. 11). Allah akan menyingkirkan,
- (1) Aib yang memang patut mereka terima: Pada hari itu engkau tidak akan mendapat malu karena segala perbuatan durhaka yang kaulakukan terhadap Aku. Mereka memang akan merasa malu sebagai orang yang menyesali dosa-dosanya, dan akan tetap seperti itu (lih. Yeh. 16:63), tetapi mereka tidak akan merasa malu sebagai orang berdosa yang kembali melakukan kebodohan lagi. “Engkau tidak akan mendapat malu, artinya, engkau tidak akan lagi melakukan hal memalukan, seperti yang dahulu kaulakukan.” Rasa bersalah akibat dosa yang diangkat berkat kasih setia yang penuh pengampunan, membuat aib yang diakibatkannya akan disingkirkan dari hati nurani orang berdosa tersebut, karena ia telah disucikan, dan diperdamaikan, serta disucikan hati nuraninya dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia. Ketika kejahatan dan orang-orang fasik berlimpah dalam suatu bangsa, sedikit orang di dalamnya yang saleh merasa malu terhadap mereka dan negeri mereka. Namun, apabila orang-orang berdosa bertobat, dan negeri itu direformasi, maka rasa malu berikut penyebabnya pun akan diangkat.
- (2) Sikap bermegah mereka yang tidak pada tempatnya: “Aku akan menyingkirkan dari padamu, bukan saja mereka yang cemar, yang merupakan aib bagi negerimu, melainkan juga orang-orang munafik, yang tampak baik di luar, dan orang-orangmu yang ria congkak, di kota suci, rumah suci.” Memang benar kedua hal inilah yang merupakan kemuliaan Israel, namun mereka telah menyombongkan diri, bergembira ria di dalam keduanya, seolah-olah kedua hal itu merupakan benteng tidak terkalahkan yang mampu mengamankan mereka dalam jalan-jalan mereka yang bergelimang dosa. Mereka mengandalkan kedua hal tersebut sebagai kebenaran dan kekuatan mereka, sambil membangga-banggakan bait TUHAN, bait TUHAN (Yer. 7:4). Mereka meninggikan diri karena gunung-Nya yang kudus, menyombongkan diri, menghina orang-orang lain, dan bahkan menentang penghakiman Allah. Perhatikanlah, hak-hak istimewa jemaat, apabila tidak dimanfaatkan seperti seharusnya, acapkali dijadikan bahan kesombongan manusia dan dasar rasa aman mereka. Padahal, sikap meninggikan diri seperti itu paling menjijikkan bagi Allah, terlebih lagi sikap itu ditunjang dan dipelihara dengan sikap kudus yang palsu. Perbuatan ini akan Allah bungkamkan dan singkirkan.
- 5. Bahwa Allah akan memiliki suatu umat sisa yang kudus, rendah hati, dan bersungguh-sungguh hati di antara mereka. Mereka ini akan memperoleh penghiburan dari hubungan mereka dengan Dia dan dari kepentingan yang mereka miliki dalam Dia (ay. 12): Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah. Ketika orang Kasdim membawa orang Yahudi ke pembuangan, hanya beberapa orang miskin dari negeri itu ditinggalkan untuk menjadi tukang-tukang kebun anggur dan peladang-peladang. Mereka inilah yang merupakan sebuah perlambang dan gambaran dari sisa umat Allah yang istimewa itu, yang dipisahkan-Nya bagi diri-Nya sendiri. Mereka umat yang rendah hati dan lemah, hina di dunia. Dan bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini (Yak. 2:5). Orang-orang miskin diinjili, mereka merasa rendah, menderita karena dosa, dan miskin secara rohani. Merekalah yang disisihkan Allah, sebab mereka merupakan suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagi-Ku, kata Allah (Rm. 11:4-5), dan mereka akan mencari perlindungan pada nama TUHAN. Perhatikanlah, orang-orang yang dirancang Allah demi kemuliaan nama-Nya, akan dimampukan-Nya untuk mempercayai nama-Nya. Semakin berat penderitaan dan kemiskinan mereka di dunia, maka semakin besar pula alasan mereka untuk percaya kepada Allah, karena memang tidak ada lagi yang dapat mereka percayai (1Tim. 5:5).
- 6. Bahwa sisa umat pilihan ini akan diberkati dengan kemurnian dan damai sejahtera (ay. 13).
- (1) Mereka akan diberkati dengan kemurnian, baik dalam perkataan maupun tindakan: Mereka tidak akan melakukan kelaliman atau berbicara bohong. Keadilan dan kejujuran akan memerintah dan memimpin mereka, walaupun hal ini membuat mereka tidak akan mendapatkan berbagai keuntungan duniawi. Mereka tidak saja tidak akan mengucapkan dusta dengan terus terang, tetapi dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah penipu, tidak dalam mulut siapa pun di antara mereka. Tidak akan bercabang mulut, tidak akan ada perkataan yang mendua arti keluar dari mulut mereka.
- (2) Mereka akan diberkati dengan damai sejahtera. Bagaikan domba di padang penggembalaan Allah, mereka akan makan rumput dan berbaring dengan tidak ada yang mengganggunya. Mereka sendiri tidak akan merasa takut, dan tidak seorang pun di sekeliling mereka yang akan takut kepada mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang berhati-hati agar tidak berbuat kejahatan, tidak perlu takut akan bencana apa pun, karena bencana itu tidak dapat melukai mereka, dan oleh karena itu tidak perlu menakutkan mereka.
Matthew Henry: Zef 3:14-20 - Nubuatan Injili Nubuatan Injili (3:14-20)
Sesudah janji-janji tentang penyingkiran dosa, dalam perikop ini menyusul janji-janji tentang penyingkiran kesesakan. S...
Nubuatan Injili (3:14-20)
- Sesudah janji-janji tentang penyingkiran dosa, dalam perikop ini menyusul janji-janji tentang penyingkiran kesesakan. Sebab, apabila penyebab diangkat, akibatnya akan berhenti. Apa yang membuat orang kudus, tentu saja akan membuat mereka bahagia. Janji-janji indah yang diberikan di sini kepada umat yang telah dimurnikan akan digenapi dalam penghiburan-penghiburan Injil. Kepada penghiburan-penghiburan Injil inilah harapan mereka tertuju, dan karena itulah mereka dipanggil di sini dalam pengharapan itu, dan apalagi kalau sampai mereka menikmatinya:
- 1. Untuk bersukacita dan bernyanyi (ay. 14): Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bernyanyilah dengan sukacita. Bertempik-soraklah, hai Israel, dengan kesukaan dan kegembiraan kudus yang meluap-luap. Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati. Biarlah sukacita itu berasal dari dalam hati, biarlah sukacita itu melimpah. Orang-orang yang mengasihi Allah dengan sepenuh hati pastilah juga punya hati untuk bersukacita di dalam Dia dengan sepenuh hati. Telah dijanjikan (ay. 13), bahwa dosa-dosa mereka akan dimatikan dan ketakutan mereka dihapus. Dan sesudah itu menyusullah sukacita dan beria-ria. Perhatikanlah, orang-orang yang sudah direformasi mempunyai alasan untuk bersukacita, sementara Israel tidak dapat bersukacita seperti halnya bangsa-bangsa lain, selama ia tetap berzinah terhadap Allah-nya. Janji-janji Allah yang diterapkan oleh iman memperlengkapi orang-orang kudus dengan perkara-perkara sukacita yang terus-menerus dan berlimpah. Mereka dipenuhi sukacita dan damai sejahtera dalam mempercayai janji-janji itu.
- 2. Untuk membuang semua tawar hati mereka (ay. 16): Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem, “Janganlah takut, jangan tunduk pada rasa takut, jangan akui godaannya. Allah akan mengatakan kata-kata itu melalui nabi-nabi-Nya, melalui berbagai tindakan penyelenggaraan-Nya, para bangsa tetangga akan mengatakannya, dan mereka akan mengucapkannya satu sama lain. Ketika keadaan memburuk, jangan takut keadaaan menjadi lebih buruk, tetapi berharaplah semua akan beres. Jangan menakut-nakuti dirimu dalam setiap kejadian. Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. Janganlah angkat tanganmu karena putus asa. Janganlah terkulai tanganmu karena patah semangat. Janganlah merasa dirimu tidak pantas untuk bekerja dan berperang dengan cara menyerah kepada rasa bimbang dan takut. Bakarlah semangatmu, dan sebagai tandanya, acungkan tinggi-tinggi tanganmu, tangan yang lemah (Ibr. 12:12; Yes. 35:3). Angkatlah kedua tanganmu dalam doa kepada Allah. Angkatlah kedua tanganmu untuk menolong diri sendiri.” Rasa takut membuat tangan menjadi lemah, tetapi iman dan pengharapan membuatnya kuat, dan sukacita dari TUHAN akan menjadi kekuatan kita, baik untuk bertindak maupun menderita.
- Marilah kita sekarang melihat apa saja janji-janji indah yang diberikan kepada umat Allah, untuk mengangkat kesedihan dan ketakutan mereka, serta untuk mendorong pengharapan dan sukacita mereka. Dan bagi kita juga diberikan janji-janji ini sama seperti bagi mereka.
- I. Semua kesesakan dan penderitaan mereka akan berakhir (ay. 15): “TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu. Ia telah membuang semua bencana yang selama ini menindih dan kamu keluhkan, bencana-bencana yang merupakan hukuman atas dosamu. Deru perang akan dikatup, celaan kelaparan akan disingkirkan, sedangkan orang-orang tawanan akan dibawa pulang. Walaupun masih akan tersisa beberapa penderitaan, semua itu hanyalah kemalangan biasa semata, bukan penghakiman, sebab dosa akan diampuni. Ia telah menebas binasa musuhmu, Ia yang telah menggabungkan diri denganmu dan berjaya bersamamu. Ia telah menyapu habis musuhmu” (demikianlah dibaca oleh sebagian orang), “bagaikan kotoran yang disapu keluar dari rumah menuju timbunan sampah.” Ketika mereka menyapu bersih dosa-dosa mereka dengan sapu reformasi, Allah akan menyapu bersih musuh mereka dengan sapu penghancuran. Jika mereka perlu diperbaiki, mereka akan jatuh ke tangan TUHAN, yang sangat besar kasih setia-Nya. Dan mereka tidak akan jatuh lagi ke tangan manusia, yang pengasihannya sungguh kejam. “Engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi, tidak akan ada lagi hari-hari celaka seperti yang telah kami lihat.” Perhatikanlah, cara menghindarkan diri dari bencana akibat masalah adalah dengan menghindarkan diri dari jahatnya dosa. Bagi mereka yang berbuat demikian, masalah tidak mengandung bencana lagi di dalamnya.
- II. Allah akan memberi mereka tanda-tanda kehadiran-Nya bersama mereka. Walaupun sudah lama Ia seakan-akan berdiri jauh, karena mereka menggusarkan-Nya sehingga Ia mengundurkan diri, namun Ia akan tampil sedemikian rupa sehingga sungguh, Allah ada di tengah-tengah mereka: “TUHAN Allahmu ada di antaramu, hai Sion! Mengenai Yerusalem, engkau bagaikan matahari di pusat alam semesta, untuk memancarkan terang dan pengaruhnya ke setiap bagian. Ia ada di antaramu, untuk hadir dalam segala perkaramu dan untuk mengurus segala kepentinganmu.” Dan,
- 1. “Ia adalah Raja Israel (ay. 15), dan di antaramu, Ia adalah raja di tengah rakyat-Nya.” Dengan pandangan kepada hal ini, Yesus Tuhan kita disebut Raja orang Israel (Yoh. 1:49), dan Ia berada, dan akan senantiasa berada, di tengah jemaat-Nya, bahkan hingga kesudahan dunia, untuk menerima penghormatan umat-Nya, dan untuk membagi-bagikan perkenanan-Nya kepada mereka, bahkan kalaupun hanya terdapat dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Nya.
- 2. “Ia adalah TUHAN Allahmu, Allahmu menurut kovenan, dan Ia berada di tengah-tengahmu sebagai Allahmu, Ia berkenan kepadamu dan kamu milik-Nya. Ia telah menjalin hubungan yang sangat karib denganmu, mengikat diri dengan janji kepadamu, dan, supaya kamu memperoleh penghiburan berlimpah, Ia ada di antaramu, berada dekat untuk memenuhi janji-Nya itu.”
- 3. “Ia yang ada di antaramu sebagai Allah dan Rajamu adalah pahlawan, Mahakuasa, dan mampu melakukan segala sesuatu bagimu yang kamu perlukan dan inginkan.”
- 4. “Ia telah mengerahkan kuasa-Nya untuk menolongmu: Ia akan memberi kemenangan. Ia akan dinamakan Yesus, yang akan mempertanggungjawabkan nama-Nya itu, sebab Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.”
- III. Allah akan bersuka di dalam mereka dan dalam berbuat baik bagi mereka. Ungkapan mengenai hal ini sungguh sangat hidup dan menyentuh hati (ay. 17): Ia bergirang karena engkau dengan sukacita. Ia tidak saja akan sangat berkenan kepadamu, karena pertobatan dan reformasimu, lalu membawamu ke dalam perkenanan-Nya, tetapi juga menikmati kepuasan dalam dirimu, seperti pengantin laki-laki puas terhadap pengantin perempuannya, atau sang pengantin perempuan merasa puas dengan semua perhiasannya (Yes. 62:3-5). Pertobatan orang-orang berdosa dan penghiburan orang-orang kudus merupakan sukacita para malaikat, sebab mereka merupakan sukacita Allah sendiri. Jemaat dapat menjadi kegirangan bagi seluruh bumi (Mzm. 48:3), sebab ini merupakan sukacita seluruh sorga. Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya. Ia akan berdiam diri dalam kasih-Nya, begitulah makna perkataan ini. “Aku tidak akan menghardik engkau seperti yang dahulu Kulakukan karena dosa-dosamu. Aku akan menerima engkau sepenuhnya, termasuk dalam hal hubungan-Ku denganmu.” Entah di mana lagi terdapat ungkapan serupa mengenai kasih Kristus kepada jemaat-Nya, selain dalam Kidung Agung 4:9, Engkau mendebarkan hatiku, dinda, pengantinku, engkau mendebarkan hati dengan satu kejapan mata. O, betapa merendahnya anugerah ilahi itu mau menjangkau kita! Allah yang agung tidak saja mengasihi orang-orang kudus-Nya, tetapi Ia juga sangat suka mengasihi mereka. Ia senang karena telah berusaha keras mendapatkan pujaan kasih-Nya ini. Ia akan bersorak-sorak karena engkau dengan soraksorai. Orang yang bersedih akibat dosa orang-orang berdosa, bersukacita di dalam anugerah dan pelayanan orang-orang kudus, dan hatinya mengutarakan sukacita itu dengan bersorak-sorai bagi mereka. TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, dan di dalam mereka Yesus Kristus tidak lama lagi akan dimuliakan dan dikagumi.
- IV. Allah akan menghibur orang-orang Sion yang berkabung, yang turut merasakan kesedihannya, dan akan menghapus air mata mereka (ay. 18): seperti pada hari pertemuan raya, Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela. Pandanglah,
- 1. Siapa saja yang karena dia Allah akan bersukacita dan yang akan Allah buat bersukacita. Mereka adalah orang-orang yang sangat berdukacita. Hanya mereka yang menabur dengan air mata inilah yang berharap dapat menuai dengan sukacita. Orang-orang yang sekarang bersedih akan bersukacita selamanya.
- 2. Perkara besar apa itu yang sangat diratapi orang-orang yang berkabung bagi Sion, ketika Sion sedang dilanda duka. Sungguh banyak malapetaka yang dialaminya. Kota itu rusak, sedangkan istana-istananya pun hancur. Niaga sudah berakhir, begitu pula pelaksanaan keadilan umum. Namun, semua ini tidak ada artinya bagi mereka bila dibandingkan dengan kehancuran tempat suci, penghancuran bait suci dan mezbah tempat mereka datang menghadap, selama perayaan hari-hari raya, seluruh umat Israel biasa berkumpul tiga kali setahun. Pertemuan-pertemuan khidmat dan kudus inilah yang sangat mereka ratapi dengan duka.
- (1) Karena mereka sekarang terserak-serak. Tidak ada bait suci untuk mereka datangi. Atau, seandainya pun ada, tidak ada umat yang datang kepadanya. Dengan demikian di Sion orang lupa akan perayaan dan sabat (Rat. 2:6). Perhatikanlah, pengekangan terhadap pertemuan umum untuk ibadah bersama, pembubaran ibadah bersama itu oleh musuh, atau ditinggalkannya ibadah bersama itu oleh para sahabat, sehingga tidak ada lagi ibadah bersama, baik yang khidmat maupun tidak, merupakan hal yang sangat menyedihkan bagi semua orang saleh. Apabila jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, maka putra-putra Sion meratap juga. Demikianlah mereka sungguh benar-benar berasal dari Sion, anggota-anggota tubuh yang hidup, hingga turut merasakan kesedihan begitu dalam.
- (2) Karena mereka dipandang rendah. Celaan terhadap pertemuan-pertemuan ibadah yang khidmat sungguh merupakan beban bagi mereka. Sudah menjadi bagian dari pertemuan-pertemuan khidmat untuk menanggung banyak celaan. Iblis dan kaki tangannya memendam kebencian khusus kepada mereka, karena mereka merupakan pendukung besar terhadap kepentingan kerajaan Allah di antara manusia. Segala fitnah jahat dan keji dilontarkan terhadap pertemuan-pertemuan ibadah itu. Hal ini menjadi beban bagi semua orang yang menaruh perhatian baik kepada kemuliaan Allah dan kesejahteraan jiwa-jiwa manusia. Celaan-celaan terhadap pertemuan-pertemuan khidmat itu sama saja dengan celaan terhadap diri mereka sendiri. Semua celaan itu menimpa mereka juga.
- V. Allah akan memperoleh kembali para tawanan dari tangan para penindas mereka, dan membawa pulang orang-orang terbuang yang sepertinya telah diusir (ay. 19-20).
- 1. Musuh-musuh mereka akan dibuat tidak mampu menahan mereka dalam perhambaan: “Pada waktu itu Aku akan bertindak terhadap segala penindasmu. Aku akan mematahkan kekuatan mereka dan menghancurkan rencana-rencana mereka, sehingga mereka akan terpaksa menyerahkan mangsa yang telah mereka ambil.” Conficiam – Aku akan menghardik mereka. “Tidak lama lagi aku akan berurusan dengan mereka, sehingga dengan demikian menghabisi mereka.” Perhatikanlah, orang-orang yang memperlakukan umat Allah dengan buruk dan menindas mereka, sebenarnya sedang mencelakakan diri mereka sendiri.
- 2. Umat Allah itu akan dimampukan untuk menuntut dan merebut kembali kebebasan mereka, dan semua kesulitan dalam melaksanakan hal itu akan diatasi. Apakah jemaat sedang lemah dan terluka? Mereka yang pincang akan Kujadikan pangkal suatu keturunan, sebagaimana yang telah dijanjikan (Mi. 4:7). Allah akan menolong jemaat-Nya ketika ia tidak mampu menolong diri sendiri. Bahkan orang-orang lumpuh akan menjarah jarahan (Yes. 33:23). Apakah jemaat tercerai-berai dan sepertinya tidak mungkin bergabung demi manfaat bersama? Aku akan menghimpunkan mereka yang terpencar-pencar, dan mengumpulkan yang terpencar. Satu tindakan belas kasih dan anugerah akan cukup untuk mengumpulkan mereka dari keterserakan mereka, dan untuk memimpin mereka kembali ke negeri sendiri. Ketika hati manusia telah siap, pekerjaan keselamatan pun akan dilaksanakan dalam sekejap. Siapa pula yang dapat menghalanginya apabila Allah berkehendak melaksanakannya? “Aku akan memulihkan keadaanmu di depan mata mereka,” firman TUHAN. Engkau akan dengan jelas melihat campur tangan Allah di dalamnya, dan berkata, Hal itu terjadi dari pihak TUHAN.”
- VI. Melalui semua hal ini Allah hendak menaruh hormat ke atas mereka dan mendatangkan rasa hormat dari semua orang di sekeliling mereka. Pada mulanya Israel diangkat di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat (Ul. 26:19). Oleh sebab itu celaan yang dilemparkan kepada mereka merupakan salah satu kesedihan terbesar bagi mereka. Tidak ada suatu pun selain aib yang lebih mampu melukai orang-orang terhormat. Oleh karena itu ketika Allah kembali dalam kasih setia kepada jemaat-Nya, di sini dijanjikan bahwa jemaat akan memperoleh kembali kehormatannya. Semua celaan akan disingkirkan selamanya, seperti celaan Israel di Gilgal (Yos. 5:9). Jemaat akan menjadi terhormat lagi.
- 1. Bahkan orang-orang yang mencelanya akan dibuat menghormatinya: “Aku mau membuat kamu menjadi kenamaan dan kepujian di antara segala bangsa di bumi dengan memulihkan keadaanmu di depan mata mereka, supaya orang-orang yang sama yang menjadi saksi atas aib mereka dapat melihat alasan untuk mengubah pendapat tentang diri mereka.” Orang-orang yang pernah berkata, “Inilah Sion yang tidak dipelihara siapa pun,” akan berkata, “Inilah Sion yang dipelihara Allah yang agung.” Dan orang yang dipandang sebagai sampah dunia, sekarang tampil sebagai kesayangan sorga.
- 2. Bahkan orang-orang yang tidak pernah mengenalnya akan dibuat menghormatinya (ay. 20): Aku mau membuat kamu menjadi kenamaan dan kepujian di antara segala bangsa di bumi. Demikianlah keadaan jemaat Yahudi dahulu ketika orang-orang di sekeliling mereka ditimpa ketakutan kepada orang Yahudi (Est. 8:17). Beberapa bangsa berkata, Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu (Za. 8:23). Demikianlah keadaan jemaat Kristen ketika dibuat berkembang pesat di dunia, karena ada sesuatu dalam dirinya yang membuat ia layak dihargai dan dihormati semua orang di dunia. Demikian jugalah yang terjadi dengan jemaat sulung di seluruh dunia pada hari yang agung itu, ketika orang-orang kudus dibawa bersamasama kepada Kristus, agar supaya Ia dikagumi dan dimuliakan di dalam diri mereka, dan mereka juga dikagumi dan dimuliakan di dalam Dia di hadapan para malaikat dan manusia. Maka saat itulah Israel kepunyaan Allah pun menjadi kenamaan dan kepujian sampai selamanya.
SH: Zef 3:9-20 - Habis Gelap Terbitlah Terang (Senin, 25 September 2017) Habis Gelap Terbitlah Terang
T idak ada kalimat lain yang dapat menggambarkan apa yang akan terjadi atas umat Tuhan. Sebab dalam murka dan amarah-Nya...
Habis Gelap Terbitlah Terang
T idak ada kalimat lain yang dapat menggambarkan apa yang akan terjadi atas umat Tuhan. Sebab dalam murka dan amarah-Nya yang menyala-nyala, ada kasih Allah yang besar. Di sini Zefanya melihat bahwa dari balik awan gelap yang begitu pekat terdapat pelangi kasih Allah di langit baru.
Tuhan berjanji akan memulihkan keadaan bangsa-bangsa sehingga mereka akan memanggil nama TUHAN. Mereka akan diberikan hati yang baru, bersih, dan suci supaya mereka memuliakan-Nya (9). Bahkan mereka yang tersebar ke berbagai penjuru bumi, di negeri-negeri yang jauh (Etiopia saat itu dianggap sebagai daerah yang paling jauh), akan datang membawa persembahan kepada TUHAN dan menyembah-Nya (10).
Pemulihan itu akan terjadi atas kota Tuhan, yaitu Yerusalem. Karena itu, seluruh penduduk kota akan beria-ria karena Tuhan. Mereka bersorak-sorai di hadapan Allah (14). Sebab murka Tuhan telah mereda dan penghukuman tidak ada lagi. Segala bangsa yang memusuhi Yehuda telah disingkirkan Tuhan. Ia akan tampil sebagai pahlawan Yehuda yang membawa kemenangan dan sekaligus menjadi Raja atas umat-Nya (15).
Allah bersukacita karena umat-Nya telah dibarui oleh kasih-Nya. Ia akan mengangkat penderitaan umat-Nya sehingga tidak ada lagi bangsa-bangsa lain yang mencela mereka (18; bdk. 2:10). Ia akan menjadi pembela umat-Nya dari para penindas. Ia akan menyelamatkan mereka yang putus asa, tidak berdaya, dan membawa mereka kembali pulang ke rumahnya serta memulihkan keadaan mereka di hadapan bangsa-bangsa (19-20).
Ambillah hikmah dari balik setiap masalah yang dihadapi. Mungkin itu terjadi karena kesalahan atau kelalaian kita sebagai umat Tuhan. Namun, percayalah bahwa Tuhan tidak selamanya memberikan hukuman. Dibalik hukuman itu, ada maksud Tuhan untuk memulihkan keadaan kita. Tujuannya adalah supaya kita menjadi sadar dan kembali hidup dalam kemuliaan-Nya dan senantiasa mengandalkan-Nya setiap hari. [IVL]
Pengantar Kitab Ester
Kitab Ester memperlihatkan bagaimana Allah bisa memakai siapa saja yang mau menjadi alat-Nya; juga pentingnya strategi agar setiap alat-Nya sungguh efektif dalam menunaikan tugasnya.
Kisah dimulai dengan adanya kesempatan yang dilihat Mordhekai sewaktu Ahasyweros mencopot Wasti dari jabatan selaku ratu. Meski Mordekhai tahu bahwa tindakan Ahasyweros terhadap Wasti-yang menghukum karena hasutan para penasihatnya-tidak bisa dibenarkan secara moral, namun dia melihat bahwa menjadi ratu merupakan langkah strategis. Selanjutnya Ester, Sang Keponakan, pun menjadi ratu sebagai pengganti Wasti.
Memang itulah yang terjadi. Ester, atas informasi dari Mordekhai, mengetahui adanya rencana pembunuhan terhadap raja. Dan Ester pun bertindak cepat sehingga rencana itu bisa digagalkan (Est. 2:21-23).
Ketika Mordhekai melihat rencana Haman yang akan membunuh semua orang Israel yang berada di Babel, dia meminta tolong Ester untuk menghadap raja. Ester menyadari bahwa menghadap raja tanpa diminta sama dengan bunuh diri. Dan ketika Ester ragu, Mordekhai mengingatkan: "Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu" (Est. 4:14).
Kalimat Sang Paman menguatkan Ester akan statusnya. Status yang dari Allah itu sejatinya mesti mendorong setiap orang percaya untuk hidup seturut dengan kehendak Allah. Sehingga Ester pun berketetapan hati: "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati" (Est. 4:16).
Ester berani mengambil risiko karena dia percaya bahwa jabatannya sebagai ratu adalah amanah Allah. Amanah itulah yang membuatnya mengambil langkah penuh risiko. Akhirnya rencana Haman dipatahkan.
Kitab Ester juga menerangkan latar belakang dan arti suatu perayaan Yahudi yang disebut Purim.
SH: Zef 3:9-20 - Dibuat Lemah oleh Tuhan? (Selasa, 28 Februari 2023) Dibuat Lemah oleh Tuhan?
Seperti apa rasanya dipulihkan dan diselamatkan? Lazimnya pemulihan dipahami sebagai perubahan dari lemah menjadi kuat, dari...
Dibuat Lemah oleh Tuhan?
Seperti apa rasanya dipulihkan dan diselamatkan? Lazimnya pemulihan dipahami sebagai perubahan dari lemah menjadi kuat, dari sakit menjadi sehat. Sementara itu, diselamatkan berarti ditempatkan pada kondisi yang aman dan tenteram.
Ketika Tuhan berjanji bahwa Ia hendak menyelamatkan, Tuhan justru berkata bahwa Ia akan mengumpulkan umat-Nya yang lemah (12). Kenapa Tuhan tidak mengumpulkan suatu bangsa yang kuat? Kenapa Tuhan tidak memulihkan Israel menjadi kerajaan yang berkuasa seperti pada zaman Raja Daud?
Tuhan menginginkan agar Dialah yang menjadi Raja atas umat-Nya (15). Ketika Tuhan menjadi Raja, umat tak lagi mengandalkan kekuatan manusia, melainkan hanya mengandalkan perlindungan Tuhan saja (12). Kelemahan umat ada bukan supaya mereka ditindas dan tidak diperhitungkan, bukan pula karena Tuhan belum sepenuhnya mengampuni. Mereka dikumpulkan sebagai umat yang lemah supaya sadar bahwa mereka ada semata-mata karena perlindungan Tuhan.
Umumnya, manusia tidak suka kondisi yang lemah. Ketika fisik lemah, kita tidak bisa mengerjakan berbagai hal. Bayangkan, kita yang biasanya bisa bekerja delapan jam sehari, hanya tergolek lemah di tempat tidur karena sakit. Walaupun mungkin hanya sakit sehari, itu sudah bisa membuat tidak bahagia. Rasa kesal, marah, kecewa, minder, tak berharga, dan tak berguna bisa muncul campur aduk dalam diri kita. Demikian pula ketika seseorang memiliki kelemahan dalam satu bidang. Dia bisa merasa kecil hati, bahkan iri kepada orang yang kuat dalam bidang itu.
Namun, adakah manusia yang tidak memiliki kelemahan, tidak pernah merasa lelah atau sakit, dan bisa melakukan segalanya tanpa bantuan orang lain? Bisa dipastikan jawabannya: Tidak ada! Kalau Tuhan mengizinkan adanya kelemahan di dalam diri kita, juga memperbolehkan tubuh kita lemah akibat berbagai penyebab, hal itu bukan karena kita tidak berharga, melainkan supaya kita sadar bahwa tempat perlindungan kita adalah Tuhan, yang tidak memiliki kelemahan! [KRS]
SH: Zef 3:1-11 - Berpegang teguh pada Allah (Rabu, 25 November 2009) Berpegang teguh pada Allah
Semua pemimpin secara eksistensial adalah abdi atau pelayan
rakyat/umat. Kuasa yang dipercayakan merupakan pemberian ...
Berpegang teguh pada Allah
Semua pemimpin secara eksistensial adalah abdi atau pelayan rakyat/umat. Kuasa yang dipercayakan merupakan pemberian Allah. Faktanya, banyak pemimpin yang melupakan tanggung jawab untuk mensejahterakan bangsa yang dia pimpin. Itulah yang terjadi pada pemimpin Israel. Zefanya menyapa para pemimpin dengan sebutan, "Si pemberontak" dan "Si cemar" (ayat 1). Sebutan ini menggambarkan bahwa para pemimpin telah tercemar dan menjadi barang najis. Artinya setiap pikiran, kata-kata, dan karya mereka adalah kecemaran dan merupakan pemberontakan kepada Allah. Allah sudah memperingatkan mereka dengan berbagai bencana, tetapi mereka semakin menjadi-jadi dalam kejahatannya (ayat 1, 6, 7). Para pemimpin yang dimaksud di sini ialah para pemegang kebijakan politik, sosial, dan keagamaan. Mereka adalah para raja, hakim, nabi, dan juga imam (ayat 3, 4). Inti dari kecemaran mereka adalah mereka tidak lagi berpaut pada Allah. Sikap itu tampak pada perbuatan-perbuatan me-reka yang tidak lagi sesuai dengan taurat Allah. Taurat Allah mengajarkan umat agar berlaku adil dan benar. Bila para pemimpin mengabaikannya maka lahirlah perbuatan yang keji, lalim, dan menindas orang lain.
Namun Tuhan masih memberi kesempatan agar mereka berbalik kepada Dia. Itulah sebabnya Tuhan belum juga mendatangkan hari penentu itu. Namun pada hari yang ditentukan Allah, akan tiba saat Allah menyatakan murka-Nya yang menyala-nyala. Maka sebelum kesabaran Allah habis, orang harus segera berbalik ke jalan-Nya. Murka Allah akan membuat bangsa-bangsa dan sebagian umat yang rendah hati sujud menyembah Allah. Sedangkan yang sombong dan yang meninggikan dirinya akan disingkirkan Allah.
Berpegang teguh kepada Allah dan jalan-Nya adalah damai sejahtera yang abadi. Kualitas damai dan keabadian damai bagi setiap orang yang berpegang kepada Allah tidak akan tertandingi oleh damai sejahtera yang didasarkan pada kekuasaan dan harta.
SH: Zef 3:12-20 - Memancarkan kebenaran Allah (Kamis, 26 November 2009) Memancarkan kebenaran Allah
Tanda-tanda kehadiran keselamatan dari Allah adalah ketika setiap
orang berpegang teguh kepada Allah. Tidak ada alas...
Memancarkan kebenaran Allah
Tanda-tanda kehadiran keselamatan dari Allah adalah ketika setiap orang berpegang teguh kepada Allah. Tidak ada alasan bagi orang yang berharap kepada Allah untuk hidup dalam ketakutan dan kesedihan. Sukacita besar mewarnai kehidupan bersama Allah, sebab Tuhan selalu siap menolong umat-Nya yang lemah dan tidak berdaya (ayat 14-19).
Pada hari yang Tuhan tentukan, Tuhan akan mengubah dan membarui umat-Nya dalam kasih-Nya. Pembaharuan itu akan mengubah tingkah laku umat yang memberontak menjadi orang-orang yang setia kepada Tuhan dan taurat-Nya. Pembaharuan Tuhan akan mendatangkan sukacita.
Kesukacitaan umat menjadi kesukacitaan Allah juga. Allah ikut bersukacita dan bersorak sorai karena kegirangan yang dialami umat-Nya (ayat 17). Sorga dan bumi dipenuhi sukacita sorgawi sebagai tanda bahwa anugerah keselamatan dari Allah telah hadir di antara umat-Nya. Kesukacitaan dan kese-lamatan tidak hanya meliputi suasana hati, tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan. Tidak ada musuh yang bisa mengganggu ketenangan umat-Nya (ayat 13, 15, 17). Tidak ada kebijakan sosial politik dan ekonomi yang menindas. Juga tidak ada lagi kebijakan pemimpin agama yang penuh dusta. Semua kebijakan yang lalim diganti kebijakan Tuhan yang adil, benar, dan penuh kasih. Nilai-nilai kasih, keadilan dan kebenaran Allah itu terjabar dalam Taurat Tuhan. Nilai-nilai itulah yang menjadi acuan utama dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan keagamaan bangsa.
Orang percaya adalah orang yang mengalami pembaru-an hidup oleh kasih karunia Allah. Penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus adalah karya Allah yang membarui kita dalam seluruh aspek kehidupan kita. Karena itu sukacita sorgawi harus mewarnai kehidupan kita. Tingkah laku kita pun harus memancarkan kasih dan kebenaran Allah. Hanya dengan kasih, keadilan, dan kebenaran Allah maka semua kelaliman akan terusir dari kehidupan masyarakat. Nilai-nilai inilah yang pantas dikembangkan setiap orang percaya.
Topik Teologia: Zef 3:11 - -- Dosa
Dosa-dosa Roh
Dosa-dosa Pemujaan Diri
Kecongkakan
Kita Diperingati untuk Menentang Kecongkakan
1Sa 2...
- Dosa
- Dosa-dosa Roh
- Dosa-dosa Pemujaan Diri
- Kecongkakan
- Kita Diperingati untuk Menentang Kecongkakan
- 1Sa 2:3 2Sa 22:28 2Ta 25:19 Ayu 40:7-8 Maz 31:19 Maz 35:26 Maz 59:13-14 Maz 94:2 Maz 119:21 Maz 138:6 Ams 6:16-17 Ams 8:13 Ams 11:2 Ams 16:5,18 Ams 21:4 Ams 29:23 Yes 2:11-12 Yes 3:16-17 Yes 13:11 Yes 23:9 Yes 25:11 Yes 26:5 Yer 13:15-16 Yeh 16:50 Dan 4:37 Mik 2:3 Zef 2:10-11 Zef 3:11 Mat 23:12 Mar 7:21-23 Luk 1:51
- Eskatologi
- Kerajaan Seribu Tahun
Topik Teologia: Zef 3:12 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Nama Allah
Gagasan tentang Nama Ilahi
Umat Meresponi Nama Ilahi itu
Mere...
- Allah yang Berpribadi
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
- Kerendahan Hati
- Eskatologi
- Kerajaan Seribu Tahun
Topik Teologia: Zef 3:13 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
- Eskatologi
- Kerajaan Seribu Tahun
Topik Teologia: Zef 3:14 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menikmati Allah
Sukacita dalam Allah
Alasan-alasan Bersukacita bagi Orang-orang Per...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Menikmati Allah
- Sukacita dalam Allah
- Alasan-alasan Bersukacita bagi Orang-orang Percaya
- Orang-orang Percaya Bersukacita karena Allah Hadir Bersama dengan Umat-Nya
- Eskatologi
- Kerajaan Seribu Tahun
- Damai dan Berkat Universal
Topik Teologia: Zef 3:15 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Nama-nama, Gelar-gelar Deskriptif dan Kiasan-kiasan untuk Allah
Raja Israel
Yes 4...
- Allah yang Berpribadi
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Bapa
- Pemeliharaan Allah bagi Kehidupan yang Suci
- Allah Melindungi Umat-Nya
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Menikmati Allah
- Sukacita dalam Allah
- Alasan-alasan Bersukacita bagi Orang-orang Percaya
- Orang-orang Percaya Bersukacita karena Allah Hadir Bersama dengan Umat-Nya
- Eskatologi
- Kerajaan Seribu Tahun
- Damai dan Berkat Universal
Topik Teologia: Zef 3:16 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Menikmati Allah
- Sukacita dalam Allah
- Alasan-alasan Bersukacita bagi Orang-orang Percaya
- Orang-orang Percaya Bersukacita karena Allah Hadir Bersama dengan Umat-Nya
- Eskatologi
- Kerajaan Seribu Tahun
- Damai dan Berkat Universal
Topik Teologia: Zef 3:19 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menikmati Allah
Sukacita dalam Allah
Alasan-alasan Bersukacita bagi Orang-orang Per...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Menikmati Allah
- Sukacita dalam Allah
- Alasan-alasan Bersukacita bagi Orang-orang Percaya
- Orang-orang Percaya Bersukacita karena Allah Hadir Bersama dengan Umat-Nya
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Kelompok-kelompok Orang Khusus
- Tanggung Jawab Terhadap Kaum Tertindas
- Sikap Allah Terhadap Kaum Tertindas
- Allah Memberikan Pengharapan Kepada yang Tertindas
- Eskatologi
- Kerajaan Seribu Tahun
- Damai dan Berkat Universal
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Zefanya (Pendahuluan Kitab) Penulis : Zefanya
Tema : Hari Tuhan
Tanggal Penulisan: + 630 SM
Latar Belakang
Zefanya, yang namanya berarti "Tuhan menyembuny...
Penulis : Zefanya
Tema : Hari Tuhan
Tanggal Penulisan: + 630 SM
Latar Belakang
Zefanya, yang namanya berarti "Tuhan menyembunyikan", adalah putra dari buyut Raja Hizkia yang bernubuat selama masa pemerintahaan Yosia (639-609 SM), penguasa saleh yang terakhir di Yehuda (Zef 1:1). Dengan mengacu kepada Yerusalem sebagai "tempat ini" (Zef 1:4) dan penggambaran yang tepat dari topografi dan dosa-dosanya, menunjukkan bahwa dia adalah penduduk ibu kota. Sebagai keturunan keluarga raja dan kerabat Raja Yosia berarti bahwa ia bisa keluar-masuk istana kerajaan. Dapat dipahami bahwa nubuat-nubuatnya berfokus pada firman Tuhan bagi Yehuda dan bangsa-bangsa lainnya.
Dosa-dosa yang dituduhkan Zefanya kepada Yerusalem dan Yehuda (Zef 1:4-13; Zef 3:1-7) menunjukkan bahwa ia bernubuat sebelum pembaharuan dan kebangunan di bawah Yosia, pada saat dosa-dosa yang hebat dari para pendahulu Yosia yang jahat (Manasye, Amon) masih merajalela di kalangan masyarakat. Pada tahun ke-12 dari pemerintahan Yosia (tahun 627 SM) barulah raja mulai membersihkan bangsa itu dari penyembahan berhala dan menghidupkan kembali ibadah yang benar kepada Tuhan; delapan tahun kemudian ia memerintahkan untuk memperbaiki dan menyucikan Bait Salomo. Pada waktu itu ditemukan sebuah salinan hukum Tuhan (bd. 2Raj 22:1-10). Gambaran yang diberikan Zefanya mengenai keadaan rohani dan moral Yehuda yang menyedihkan pasti ditulis sekitar 630 SM. Sangat mungkin pemberitaan nubuat Zefanya secara langsung mempengaruhi raja dan membantu memberi semangat kepada gerakan pembaharuan raja. Tanggal 630 SM selanjutnya diperkuat oleh kenyataan bahwa Babel sama sekali tidak disebutnya sebagai kekuatan yang patut diperhitungkan pada skala internasional; Babel baru mulai bangkit dengan naiknya Nabopolasar ke takhta pada tahun 625 SM. Akan tetapi, Zefanya menubuatkan kebinasaan Asyur yang perkasa, suatu peristiwa yang terjadi pada tahun 612 SM bersama dengan jatuhnya Niniwe. Yeremia merupakan rekan Zefanya yang lebih muda.
Tujuan
Zefanya bernubuat dan menulis untuk memperingatkan Yehuda dan Yerusalem mengenai datangnya hukuman Allah yang mengancam yang disebut "hari Tuhan yang hebat" (Zef 1:14). Penerapan jangka pendek nubuat ini ialah bahwa Yehuda yang murtad akan menerima ganjaran yang sesuai dengan kejahatan mereka, sebagaimana halnya bangsa-bangsa kafir di sekitar mereka, yang disebut satu per satu oleh Zefanya. Penerapan jangka panjangnya berkenaan dengan gereja dan dunia pada akhir sejarah. Zefanya juga menulis untuk membesarkan hati orang saleh bahwa Allah kelak akan memulihkan umat-Nya; ketika itu Yehuda akan menyanyikan pujian kepada Allah mereka yang adil, yang tinggal di antara mereka.
Survai
Sebagian besar kitab ini adalah peringatan serius mengenai hukuman Allah yang akan datang. Zefanya melihat datangnya hukuman yang meliputi seluruh dunia karena dosa-dosa umat manusia (Zef 1:2; Zef 3:8), tetapi secara khusus ia memfokus pada hukuman yang akan menimpa Yehuda karena dosanya (Zef 1:4-18; Zef 3:1-7). Zefanya menyampaikan nubuat yang mengimbau agar bangsa itu bertobat dan mencari Tuhan dalam kerendahan hati sebelum keputusan itu dilaksanakan (Zef 2:1-3); pertobatan nasional itu terjadi sebagian selama kebangunan di bawah Yosia (627-609 SM).
Zefanya juga bernubuat mengenai datangnya hukuman atas lima bangsa asing: Filistia, Amon, Moab, Etiopia, dan Asyur (Zef 2:14-15). Setelah mengulas dosa-dosa Yerusalem lagi (Zef 3:1-7), sang nabi menubuatkan suatu waktu ketika Allah akan mengumpulkan kembali, menebus, dan memulihkan umat-Nya. Mereka akan bersorak dengan gembira sebagai penyembah sejati Tuhan Allah; Dia akan ada di tengah-tengah mereka sebagai pahlawan perang yang menang (Zef 3:9-20).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai kitab Zefanya.
- (1) Zefanya adalah satu-satunya nabi yang memberikan asal keturunannya dengan cukup terinci, mundur empat angkatan hingga Raja Hizkia.
- (2) Kitab ini menyajikan penyataan yang paling luas dalam PL mengenai "hari Tuhan" yang mendatang.
- (3) Kitab ini menunjukkan bahwa umat Allah perlu dihadapkan dengan peringatan-peringatan-Nya, dan juga dihibur dengan janji-janji-Nya.
- (4) Kitab ini berisi ajaran yang cukup rinci mengenai kaum sisa yang setia yang akan dipulihkan pada hari lawatan Tuhan itu (Zef 3:9-20).
- (5) Penyataan Zefanya mengenai hari murka Allah yang akan datang atas orang jahat dan hari keselamatan bagi umat-Nya menyumbang kepada penyataan PB tentang akhir zaman.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Yesus mungkin dua kali menyinggung tentang Zefanya (Zef 1:2-3; bd. Mat 13:40-42; Zef 1:15; bd. Mat 24:29); kedua acuan itu berkaitan dengan kedatangan Yesus yang kedua kali. Para penulis PB memahami berita Zefanya tentang "hari Tuhan" sebagai suatu gambaran mengenai aneka peristiwa eskatologis yang diawali dengan kesengsaraan besar dan diakhiri dengan kembalinya Yesus untuk menghakimi orang yang hidup dan yang telah mati (bd. Zef 1:14 dengan Wahy 6:17; Zef 3:8 dengan Wahy 16:1). Sering kali PB mengacu kepada kedatangan Kristus yang kedua kali dan hari penghakiman sebagai "hari-Nya" (mis. 1Kor 3:13; bd. 2Tim 1:12,18; 2Tim 4:8).
Full Life: Zefanya (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Zef 1:1)
I. Hukuman dan Hari Tuhan
(Zef 1:2-3:8)
A. Hukuman atas Seluruh Bumi
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Zef 1:1) - I. Hukuman dan Hari Tuhan
(Zef 1:2-3:8) - A. Hukuman atas Seluruh Bumi
(Zef 1:2-3) - B. Hukuman atas Penduduk Yehuda
(Zef 1:4-18) - 1. Uraian Dosa-Dosa Yehuda
(Zef 1:4-9) - 2. Peringatan Kepada Yerusalem
(Zef 1:10-13) - 3. Hari Tuhan yang Hebat
(Zef 1:14-18) - C. Panggilan untuk Bertobat
(Zef 2:1-3) - D. Hukuman atas Bangsa-Bangsa
(Zef 2:4-15) - 1. Bangsa Filistin
(Zef 2:4-7) - 2. Bangsa Amon dan Moab
(Zef 2:8-11) - 3. Bangsa Etiopia
(Zef 2:12) - 4. Bangsa Asyur
(Zef 2:13-15) - E. Hukuman atas Yerusalem
(Zef 3:1-7) - F. Hukuman atas Seluruh Bumi
(Zef 3:8) - II. Keselamatan dan Hari Tuhan
(Zef 3:9-20) - A. Kaum Sisa Dipulihkan dan Yerusalem Disucikan
(Zef 3:9-13) - B. Umat Bergembira-ria dengan Allah di Tengah Mereka
(Zef 3:14-17) - C. Janji-Janji Pemulihan Terakhir
(Zef 3:18-20)
Matthew Henry: Zefanya (Pendahuluan Kitab)
Nabi ini ditempatkan di tempat terakhir dari antara semua nabi sebelum masa pembuangan, sebab ia yang terakhir muncul, tidak lama sebelum
N...
- Nabi ini ditempatkan di tempat terakhir dari antara semua nabi sebelum masa pembuangan, sebab ia yang terakhir muncul, tidak lama sebelum
- Nabi Yeremia yang hidup pada masa pembuangan. Zefanya menubuatkan kehancuran menyeluruh atas Yehuda dan Yerusalem oleh orang Kasdim. Ia membeberkan dosa-dosa mereka yang menimbulkan murka Allah hingga Ia mendatangkan kemusnahan itu. Ia memanggil mereka untuk bertobat, dan mengancam bangsa-bangsa sekitar dengan kehancuran serupa. Namun ia juga menyampaikan janji-janji yang membangkitkan pengharapan, bahwa mereka akan pulang dengan sukacita dari pembuangan ketika tiba waktunya. Janji-janji ini merujuk pada anugerah Injil yang akan datang. Dalam ayat pertama tertulis riwayat Zefanya dan keterangan waktu nubuatannya, sehingga kita tidak perlu mencari tahu lagi tentang hal tersebut.
Jerusalem: Zefanya (Pendahuluan Kitab) ZEFANYA
Menurut judul kitabnya, Zefanya menunaikan tugasnya sebagai nabi di masa pemerintahan Yosia, thn. 640-609. Karena nabi mengecam pemakaian paka...
ZEFANYA
Menurut judul kitabnya, Zefanya menunaikan tugasnya sebagai nabi di masa pemerintahan Yosia, thn. 640-609. Karena nabi mengecam pemakaian pakaian asing, Zef 1:4-5, para pemuka, Zef 1:8, sedangkan tidak berkata apa-apa mengenai raja, maka boleh disimpulkan, bahwa Zefanya berkarya sewaktu raja Yosia masih muda, jadi sebelum pembaharuan agama yang kemudian akan diusahakan raja itu; yaitu antara thn. 640 dan 650, tepat sebelum nabi Yeremia tampil. Pada waktu itu kerajaan Yehuda sudah direbut sebagian wilayah oleh Sanherib, sudah mengalami kekuasaan Asyur, sedangkan dua raja fasik, yakni Manasye dan Amon, sudah merosotkan hidup keagamaan. Tetapi kin kekuasaan Asyur sudah berkurang, sehingga timbullah pengharapan akan kebangkitan nasional umat yang disertai pembaharuan keagamaan pula.
Kitab zefanya terdiri atas 4 bagian pendek: Hari Yahwe, Zef 1:2-2:3; nubuat melawan bangsa-bangsa lain, Zef 2:4-15; nubuat melawan Yerusalem, Zef 3:1-8; janji-janji, Zef 3:9-20. Sementara ahli Kitab Suci pernah berusaha membuang dari kitab Zefanya beberapa nubuat melawan bangsa-bangsa lain dan semua janji yang terdapat dalam bagian terakhir kitab. Tidak ada alasan kuat untuk membenarkan usaha ini. Sudah barang tentu kitab Zefanya tidak luput dari tangan penyadur, yang mengolah dan menambah perkataan aslinya namun jumlah saduran dan tambahan itu tidak besar. Bagian-bagian yang paling diperdebatkan ialah terutama nubuat mengenai bertobatnya bangsa-bangsa kafir, Zef 2:11 dan 3:9-10, yang memang tidak sesuai dengan koteksnya dan terpengaruh oleh kitab Deutero-Yesaya. Yang diperdebatkan juga ialah keaslian dua buah mazmur pendek, Zef 3:10-15 dan 3:16-18a. Para ahli sependapat, bahwa ayat-ayat terakhir kitab, Zef 3:18b-20 berasal dari masa pembuangan.
Pesan nabi Zefanya tersimpul dalam nubuatnya mengenai Hari Yahwe (bdk dengan kitab Amos) yaitu suatu malapetaka yang bukan hanya menimpa Yehuda saja melainkan juga semua bangsa. Yehuda dikutuk atas penyelewengan-penyelewengan moril dan agama. Penyelewengan-penyelewengan itu disebabkan kesombongan dan kedurhakaan, Zef 3;1-11. Zefanya menyajikan suatu pengertian mendalam mengenai dosa yang kemudian dapat ditemukan dalam ajaran Yeremia. Dosa ialah semacam pemberontakan terhadap diri Allah yang hidup. Hukuman yang menimpa bangsa-bangsa lain adalah suatu peringatan, Zef 3:7, yang seharusnya membaca umat Israel kembali kepada jalan ketaatan dan kerendahan hati, Zef 2:3. Keselamatan hanya akan dijanjikan kepada "suatu sisa" orang yang bersahaja dan rendah hati, Zef 3:12-13. Pengharapan nabi akan zaman Mesias terbatas pada ajaran ini saja. Memang pandangan itu agak sempit, namun menuingkapkan sifat rohani janji Allah.
Pengaruh kitab kecil Zefanya ahak terbatas. Perjanjian Baru hanya sekali saja mengutip kitab ini, Mat 13;41. Namun gambar yang disajikan kitab ini mengenai Hari Yahwe menginspirasikan nabi Yoel.
Ende: Zefanya (Pendahuluan Kitab) KITAB KEDUABELAS NABI
PENDAHULUAN
Dalam sastera kenabian dari kanon Hibrani dan Junani terdapat sedjumlah naskah
ketjilan, jang besarnja toh agak berl...
KITAB KEDUABELAS NABI
PENDAHULUAN
Dalam sastera kenabian dari kanon Hibrani dan Junani terdapat sedjumlah naskah ketjilan, jang besarnja toh agak berlainan djuga. Naskah2 itu sudah sedjak sediakala dikumpulkan mendjadi satu kitab. Naskah2 jang keduabelas djumlahnja itu lazimnja dinamakan "Kitab Keduabelas Nabi" atau, "Keduabelas Nabi Ketjil". Kata "ketjil" dalam djudul itu samasekali tidak mempunjai arti mengetjilkan atau meremehkan se-olah2 nabi2 itu tokoh2 jang tak begitu penting seperti "Nabi2 besar", jakni Jesaja, Jeremia, Jeheskiel (dan Daniel). Kata "ketjil" tidaklah begitu besar adanja. Mengenai pentingnja menurut kenjataan, maka beberapa dari nabi2 ketjil itu tidak kalah dengan rekan2nja jang besar, baik pengaruhnja maupun isi tulisannja. Rupa2nja terutama karena alasan2 praktislah, naskah2 mereka itu sudah ada sedjak abad kedua sebelim Masehi dikumpulkan mendjadi satu kitab, satu djilid, jang dalam bahasa Junani diberi nama "Dodekapropheton".
Urutan nabi2 dalam satu djilid itu tidak seluruhnja sama dalam kanon Hibrani dan kanon Junani. Kenjataan ini menundjukkan, bahwa naskah2 itu baru sesudah terdjadinja terdjemahan Junani (sekitar th. 250) mendapat tempatnja jang tetap dalam kanon Hibrani dan bahwa oleh karenanja tempat itu lama belum ditetapkan. Dalam Kanon Hibrani tempatnja ditetapkan sbb.: Hosea, Joel, Amos, Obadja, Jona, Micha, Nahum, Habakuk, Sefanja, Hagai, Zakarja, Maleachi. Dalam Kanon Junani keenam nabi terachir itu sama tempatnja, tapi urutan keenam nabi pertama adalah sbb.: Hosea, Amos, Micha, Joel, Obadja, Jona. Asas apa jang dipergunakan dalam menetapkan urutan itu tidaklah selalu sama djelasnja. Namun demikian; dalam kanon Hibrani dapat ditentukan sematjam urutan menurut waktu, sedjauh Hosea dan Amos itu nabi2 dari abad kedelapan,disusul Micha pada achir abad itu djuga. Nahum Sefabha dab Habakuk tampil pada runtuhnja keradjaan besar Asjur dan pada permulaan keradjaan besar Babel (sekitar th. 500) Joel, Obadja dan Jona jang waktu tampilnja tidak diketahui lagi, mendapat tempatnja jang tetap di-tengah2 keduabelas itu karena alasan2 lain. Urutran chronologis memang sedikit banjak ada, tetapi tidak selalu dikukuhi, dan malahan dimanapun itu terdjadi, urutan dua nabi dalam kitab itu belumlah berarti, bahwa mereka susul-menjusul djuga menurut waktu. Demikian pastilah kiranja, bahwa kegiatan Amos mendahului kegiatan Hosea jang toh ditempatkan didepan, mungkinlah karena bukunja lebih besar dan djuga karena pada Hosea sesungguhnja sudah terdapat segala thema para nabi, jang diulang lagi dalam buku2 berikutnja.
Djadi, kitab jang agak ketjil itu melingkupi suatu masa lama kegiatan para nabi, jang berlangsung dari abad kedelapan sebelim Masehi sampai dengan djaman sesudah pembuangan. lk. th. 400. Oleh karenanja kitab tersebut merupakan sebangsa ichtisar dari seluruh kegiatan para nabi di Israil, sebagaimana jang tersimpan dalam bentuk tulisan. Sebelum mereka tidak dapat sudah ada nabi2, tetapi tidak menuliskan sesuatupun dan orang2 lainpun hampir2 tidak mentjatat sedikitpun dari pengadjaran mereka. Pada jang pertama dari antara nabi2 ketjil itu charisma (kurnia) nubuat dipertalikan dengan inspirasi, hal mana amat sangat penting bagi pengetahuan perihal gedjala itu. Dalam kitab ini terdapat pula segala bentuk sastera, jang digunakan para nabi, mulai dari firman dan amanat sampai ke simbolik jang musjkil dari penglihatan2 apokaliptis. Dalam pelbagai bentuk sastera itu oleh para nabi dikemukakan segala thema, jang pada nabi2 besar diperbintjangkan dalam bentuk jang lebih pandjang lebar. Membatja dan mempeladjri kitab Nabi2 ketjil itu oleh karenanja djuga merupakan persiapan jang terbaik untuk membatja dan mempeladjari kitab Nabi2 besar. Kiranja amat tidak wadjarlah, kalau orang memandang kitab tsb. kurang penting dan kurang bernilai daripada karya Jesaja atau Jeremia. Djuga dilihat dari kesusasteraan belaka, beberapa bagian dari kitab Nabi2 ketjil itu tidak kalah sedikitpun dengan titik- puntjak jang dapat ditjapai Jesaja. Tanpa rugi besar dalam pelbagai segi tidak dapatlah kitab Nabi2 ketjil itu ditjoret begitu sadja dari daftar kitab2 sutji Perdjandjian Lama.
Untuk pengertian jang tepat tentang nabi2 ketjil itu, haruslah diperhatikan, bahwa karya mereka - tidak lain dari karya nabi2 lainnya, - mempunjai tjorak jang agak kabur. Inilah berkat ber-bagai2 faktor. Boleh djadi jang terpenting ialah tjar buku2 itu dususun. Kebanjakan buku2 itu adalah kumpulan utjapan2, jang disusun dengan tjara jang agak sembarangan. Bagian2, jang sering sukar lagi dibedakan dan dipisahkan ditempatkan jang satu dibelakang jang lain tanpa banjak gandingannja mengenai waktu atau djalan pikirannja. Oleh karenanja buku2 itu memberikesan katjau, hal mana mengurangkan djelasnja. Karena itu bagian2 masing2 haruslah sedapat2nja diartikansendiri2; dan bila di-tjari2 atau diletakkan gandingan2, dimana itu tidak ada, maka tafsirnja dibelokkaankedjalan jang sesat. Tidak selalu nabi2 itu sendirilah jang menjusun buku, seperti jang kita kenal sekarang. Tidak djaranglah buku itu pekerdjaan orang lain, jang entah bersandarkan tulisan nabi entah bersandarkan ingatannja sendiri atau ingatan orang lain. Dengan demikian kadang2 utjapannabi tertentu ditjampur-adukkan dengan utjapan2 nabi lain atau disana-sini dibubuhi dengan perluasan2 ketjil atau keterangan2. Kesemuanja itu tidak menambah djelasnja nubuat, jang karena tjoraknja jang chas toh sudah mempunjai sesuatu kekaburan. Faktor lain jang tidak sedikit mempersulit pengartiannja ialah bahwasanja para nabi seringkali menjindir atau berpangkal pada peristiwa2tertentu didjaman mereka, jang tidak lagi djelas bagi kita. Amat seringlah tidak diketahui apa jang dimaksudkan dengan perkataan nabi itu, karena tidak diketahui apa jang tepatnja dipikirkan. Achirnja teks para nabi, sebagaimana kini adanja, tidak djaranglah dalam keadaan jang agak buruk, chususnja Hosea, Micha, Habakuk dan Zakarja, sehingga sukarlah diterdjemahkan dan terlalu banjak di-kira2kan sadja. Tambahan pula para nabi menggunakan (gaja) bahasanja sendiri jang tidak djarang sangat singkat, jang kekuatannja jang njata tidak selalu dapat ditetapkan lagi. Karena itu dapatlah terdjadi, bahwa orang mengira sesuatu teks buruk, padahal sungguh2 aseli adanja, tetapi tak dapat ditangkap maknanja, karena orang kurang memahami bahasanja.
Meskipun terdjemahan Nabi2 ketjil jang kami sadjikan ini urutannja mengikuti kanon Hibrani, namun dalam pendahuluan dipilihlah urutan jang lebih chronologis. Demikian dapatlah tokoh masing2 ditempakan didalam lingkungan historisnja, hal mana dapat menolong untuk memahaminja. Nabi2 dalam urutan historisnja tidak hanja mentjerminkan perkembangan pofetisme sendiri, tetapi djuga perkembangan politik serta keigamaan dari seluruh bangsa itu, dari Perdjandjia Lama itu sendiri. Mereka itu kan tokoh2 keigamaan jang besar, jang besar pengaruhnja atas hidup keigamaan Israil, dan mereka berdjasa bagi berkembang serta mekarnja wahju. Betul mesti diakui, bahwa tentang beberapa tokoh tidak dapat ditentukan dengan pasti, bila mereka itiu menunaikan tugasnja, dan harus diingat pula, bahwa kepada seorang nabi tertentu dipertalikan apa jang baru terdjadi kemudian dan jang berasal dari tokoh jang lain. Oleh karenanja selalu tetap ada sebangsa kekaburan dan ketidak-pastian.
Jang per-tama2 dari antara nabi2 pengarang itu ialah Amos. Sesungguhnja ia berasal dari Juda (Amo 1:1; 7:12) namun ia mendjalankan kegiatannja didalam keradjaan Israil. Menurut djudul kitab (Amo 1:1) jang dibubuhkan oleh para penjususn, ia tampil didalam pemerintahan Jerobe'am II (783-743), dua tahun sebelum gempa bumi (1,1), jang ruoanja meninggalkan kesan jang dalam, tetapi bagi kita tidak dapat ditanggalkan lagi. Amos termasuk golongan tani di Tekoa' (Amo 7:4) dan setjara langsung serta tak terelakkan telah dipanggil oleh Jahwe sendiri untuk mewartakan kepada umatnja di Israil hukuman atas dosa2nja (Amo 7:15; 3:8). Sedjenak sadja ia dapat menunaikan tugasnja. Segera ia dibungkam mulutnja (Amo 7:10-17) dan dibuang dari negeri itu. Boleh djadi ia kemudian kembali kedaerah asal-usulnja.
Dalam pemerintahan Jerobe'am II keradjaan Israil mengalami kemadjuan kenegaraan dan ekonomis. Keradjaan itu berpengaruh pula di Juda, hal mana menerangkan, bahwa seirang Juda dapaat mendjalankan tugas kenabiannja di Israil, tanpa ditolak dari permulaan. Israil dapat membebaskan diri dari genggaman Asjur, jang telah melenjapkan setjara definitif bahaja Aram, karena keradjaan besar itu mengalami masa kemerosotan pilitik Tetapi kemadjuan itu membawa keruntuhan jang besar dalam bidang sosial dan keigamaan. Kesedjahteraan itu hanja menguntungkan segelintir penggaruk keuntungan dikalanagan lapisan atas, jang setjara menjolok mata hidup dalam kemewahan dengan mengisap lapisan2 bawah dari rakjat. Ibadah resmi didalam tempat2 sutji keradjaan di Betel dan Dan dan didalam tempat2 sutji lainnja, tidak hanja menundjukkan ketjenderungan2 synkretisme, tetapi djuga memburuk mendjadi formalisme lahiriah belaka. Upatjara2 keigamaan diadakan setjara besar2an, tetapi tidak disertai dengan hidup kesusilaan jang serasi. Pemudjaan dewa2 dan dewi2 kesuburan tidak lenjap seluruhnja, kendati tindakan radikal Jehu, jang lebih beralasan politik daripada keigamaan. Keadaan2 buruk dalam bidang dodial dan keigamaan itu diterima dengan enaknja sadja karena kejakinan jang palsu tetapi menenangkan ini, bahwasannja Jahwe puas dengan formalitas2 jang meriah itu.
Suara hati keigamaan rakjat dibangunkan oleh Jahwe dari ketiduran dengan perantaraan Amos, orang asing itu. Dengan alasan2 keigamaan nabi tsb. menjerang keadaan2 sosial jang buruk. Ia tampil sebagai pembela kaum tertundas. Dengan tak kenal ampun ia mengetjam habis2an kemewahan lapisan2 atas di Sjomron (#/ENDE Amo 2:6-8; 4:1-3; 5:10-13; 6:1-7). Dalam pada itu ditandaskanja kebenaran mendalam dari agama Israil, bahwasannja ibadah formalitas itu bukan pengganti hidup kesusilaan dan bahwasanja ibadah sadja tidak memberikan perlindungan terhadap keadilan penghukum dari Allah (Amo 4:4-5; 5:21-26). Dimaklumkannja "Hari Jahwe" (Amo 5:18; 8:9-10) - ungkapan buatan Amos sendiri - jaitu hari penghukuman atas Israil. Keruntuhan keradjaan tak terelakkan lagi (Amo 3:9-15; 6:8-14; 7:8; 8:2), ketjuali kalau terdjadi pertobatan jang radikal (Amo 5:4-7; 14-15). Meskipun tidak disebutkan dengan tegas, namun bagi Amos tangan Jahwe jang menghukum dikonkretisir dalam kekuasaan Asjur jang mengantjam.
Ketjaman Amos bertumpu pada keigamaan. Ia tampil atas nama Jahwe, Pentjipta semesta alam jang mahakuasa (Amo 5:8-9; 9:5-6; 4:13), jang mampu melaksanakan antjaman2Nja. Jahwe telah memilih Israil di-tengah2 bangsa2 (Amo 9:7-10). Tetapi anggapan salahlah, kalau hal itu akan berarti suatu kelonggaran untuk melanggar perintah2-Nja. Sebaliknja kepilihan itu mengandung pula suatu tuntutan akan keadilan dan kedjudjuran dalam tingkah-laku (Amo 3:1-2), jang mengindahkan keselamatan semua manusia, orang jang miskin dan papa. Kepilihan oleh Allah dan pemeliharanna chas jang berpautan dengannja, adalah sungguh kepilihan dan bukannja hak dari Israil. Jahwe mau dihormat dalam ketulusan hari dan diabdi dengan tingkah-laku jang djudjur (Amo 5:24). Tetapi sebaliknjapun Jahwe tidak membatalkan kepilihanNja itu. Asal bertobat, umatnja tidak akan ditinggalkan oleh Jahwe, dan sesudah keruntuhan pada Hari Jahwe, Ia toh akan memulihkan nasib umatNja (Amo 9:11-15). Kendati antjaman2 jang pedas, Amos toh bukan nabi dari pesimisme. Ia membukakan pemandangan kearah haru depan jang bahagia bagi sisa sutji dari umat Jahwe. Seperti ungkapan "Hari Jahwe", demikianpun istilah "sisa" pertama2 digunakan oleh Amos dalam kesusasteraan kenabian (Amo 5:15).
Kitab Amos terdiri atas suatu kumpulan firman dan penglihatan, jang sebagian
terbesar ditulis oleh nabi sendiri. Dorongan untuk menuliskan pengadjarannja
boleh djadi ialah kenjataan bahwa ia dipaksa menghentikan pengadjaran lisannja
dan meninggalkan negeri itu. Setjara tulisannja ia hendak terus mengulang
peringatan2nja. Mungkinlah dengan itu ia hendak memperingatkan kaum senegerinja
di Juda, supaya djangan mengikuti tjontoh Israil (Amo 1:4-5; 6:1),
sehingga mereka tidak mengalami nasib jang sama. Djelaslah dari tangan nabi itu
sendiri bagian2 dalam mana ia tampil kedepan sambil berbitjara (
Kitab itu - dengan mengingat perpindahan tsb. diatas -, tjukup terang susunannja. Sesudah djudulnja (Amo 1:1-2a) berikutlah serentetan nubuat2 pengadilan Allah tentang bangsa2 kafir disekitarnja serta Juda sebagai suatu pendahuluan akan pengadilan tentang Israil (Amo 1:3-2:16). Lalu chususnja Israil diantjam karena kalalimannja; kedurdjanaannja tidak dapat tidak mendatangkan keadilan penghukum dari Allah (Amo 3:1-6:14). Hukuman jang dimaklumkan itu dilukiskan lagi dengan serentetan penglihatan2 (Amo 7:1-9; 8:1-3; 9:1-4), akan dikuntji dengan suatu doksologi dan dua antjaman, jang membatasi hukuman itu sampai kepada para pendisa di Israil sadja (Amo 9:5-10). Bagian terachir menutup kitab dengan antjaman2 jang keras itu denan pandangan penuh harapan akan kebahagiaan kelak.
Setelah Amos terpaksa meninggalkan Israil, lalu tugas kenabiannja dilandjutkan oleh seorang penduduk negeri itu sendiri (Amo 7:5), jakni HOSEA. Hosea memulai kegiatannja dalam pemerintahan Jerobe'am II (783-743). Nabi itu menjaksikan anarki politik dan pembunuhan radja2 sesudah kematian Jerobe'am (Hos 7:3-7; 8:10), padjak jang dibajarkan Menahem kepada Asjur (Hos 8:8-9; 10:5-6) akan ganti bantuan jang diberikan pada perebutan tachta (738) dan djuga perang Israil (ber-sama2 dengan Aram) lawan Juda untuk memaksa negeri itu ikut-serta dalam pemberintakan lawan Asjur (735-734), sekiranja benarlah Hos 5:10-12 menjindir perang tsb. Tetapi agaknja ia tidak menjaksikan keruntuhan Israil, jang dinubuatkannja, dalam tahun 721. Djadi nabi itu tampil antara tahun 745-721.
Dalam permulaan tampilnja Hosea keadaan sosial dan politik di Israil masih sama dengan jang mendjadi latarbelakang kitab Amos. Tetapi segera terdjadilah perubahan jang besar. Dari luar Asjur makin lama makin berat tekanannja, sedangkan dari dalam ada perang terus-menerus untuk memperebutkan tachta. Pengganti Menahem (743-738) tidak lebih baik nasibnja daripada kedua pendahulu radja tsb. Pemberintakaan lawan Asjur, dalam mana Pekah (737-732) turut-serta, digagalkan dan Aram dimusnahkan dari muka bumi (732). Israil sendiri mendjadi taklukan Asjur jang tak berdaja. Dalam pemberintakan lawan Asjur itu dengan sendirinja diminta bantuan dari Mesir jang kuat. Di Israil ada dua golongan jang berebut kuasa: golongan jang lain mau melemparkan kuk dari atas pundaknja dengan bantuan Mesir (Hos 5:13; 7:11; 8:9; 12:2). Pemberontakan jang tak ada harapannja dari radja Israil jang terachir, jang sama namanja dengan nabi itu, berachir dengan keruntuhan definitif keradjaan itu (721). Kekatjauan2 politik jang disertai dengan kemerosotan ekonomis, membawa sertanja kemerosotan kesusilaan dan keigamaan jang lebih besar. Hal ini ternjata dari timbulnja kembali pemudjaan dewa2 dan dewi2 asing dengan ibadahnja jang tak susila dan dengan merembesnja adat-kebiasaan kafir kedalam ibadah Jahwe jang toh sudah tidak sah itu, berupa lembu djantan di Betel dan Dan. Tambahan pula pemudjaan Jahwe itu tidak kurang formalistis daripada hang sudah ada didjaman Jerobe'am II.
Keadaan jang menjedihkan dari rakjat dalam bidang keigamaan terpantul dalam hidup pribadi nabi itu. Ia sudah kawin, tetapi perkawinannja mendjadi suatu lakon sedih. Ia mentjintai isterinja dengan amat sangat, tetapi isterinja tak- setia kepadanja. Anak2 jang dilahirkannja bukan dari Hosea sendiri, melainkan dari orang laki2 lain, dengan siapa ia berbuat djinag. Kenjataan menjedihkan jang kemudian diketahuinja itu membuat nabi memutuskan untuk mentjeraikan isterinja, jang segera djuga dilepaskannja. Isterinja kawin lagi. Tetapi nabi itu tak dapat tjedera kepada tjintanja jang pertama. Diambilnja kembali isterinja dna dibajarkannja ganti kerugian jang dituntut. Isterinja diudjinja agak lama, untuk menjembuhkannja dari ketjenderungan2nja jang djahat. Tetapi ia bersedia melupakan jang sudah2 dan mentjintainja lagi dengan segenap hatinja. Kemudian diinsjafi nabi itu, bahwa hal-ihwal pribadinja anehnja banjak kesamaan dengan apa jang terdjadi antara Jahwe dan umat pilihanNja. Nabi itu mengerti, bahwa pengalaman2nja jang sedih itu ditentukan oleh Jahwe sendiri, untuk dengan itu mengandjurkan kepada umatNja akan bertobat. Karena itu dengan berpangkal pada hal-ihwalnja sendiri dan dengan memberikan nama2 simbolis kepada anak2, dinjatakan oleh nabi itu kepada rakjat ketidaksetiaannja kepada Jahwe, Mempelainja. Begitulah kami artikan kisah biografis dalam pasal 1(Hos 1) dan 3(Hos 3). Kisah itu mengenai perkawinan jang njata tapi tak- bahagia dari nabi itu, hal mana baginja mendjadi perlambang ketidak-setiaan Israil terhadap Jahwe. Dahulu dan sekarang masih ada sadja beberapa ahli, jang tidak mau mengartikan sebagai kenjataan, melainkan sebagai suatu perlambang atau alegori buatan nabi itu atau djuga sebagai penglihatan. Tetapi djika teksnja dibatja baik2, maka kiranja sungguh hal itu mengenai suatu kenjataan. Seperti isteri Hosea sungguh tak-setia kepada suaminja, demikianpun Israil sungguh murtad dari Jahwe, Mempelainja. Pengalaman2 serupa itu jang diartikan sebagai perlambang oleh nabi tsb., terdapat pula pada nabi2 lainnja (Yes 7:3; 8:3; Yes 16:2; Yeh 24:15-17).
Menurut Hosea ketidak-setiaan Israil kepada Jahwe lebih2 terdiri atas pemudjaan berhala dan ibadah jang tidak sah serta tjarut di-tempat2 sutji Betel dan Dan (Hos 2:4-15; 4:11-13; 5:6; 8:5-6; 8:11-13; 13:1-3). Ketidak-setiaan ini memainkan peranan utama dalam kitab tsb. dan demikianlah seluruhnja dipengaruhi oleh pengalaman2 simbolik perkawinan itu tidak hanja terdapat dalam kitab Hosea sadja. Banjak nabi, chususnja Jesaja, Jeremia dan Jeheskiel mengambil-alih simbolik itu dan ber-ulang2 diterapkan kepada hubungan Jahwe dengan Israil. Makanja tidak meninggalkan tjintanja, demikianpun Jahwe tidak akan meninggalkan mempelaiNja, tetapi tetap mentjintainja. Ia manghadjarnja lebih untuk menjembuhkan daripada untuk menghukum; dan sesudah bertobat, Israil pasti diterima lagi dalam tjintaNja. Thema in mentjapai puntjaknja dalam Madah Agung, djika madah itu diartikan sebagai suatu alegori dan bukannja sebagai lukisan tjinta perkawinan insani.
Kitab Hosea terdiri atas dua bagian besar, jang djelas dapat dibedakan satu sama lain. Bagian pertama (Hos 1-3) mendjandjikan hal-ihwal hidup perkawinan nabi itu dengan tafsirnja jang diberikan olehnja atas ilham Allah. Hanja Hos 2:1-3 rupa2nja tidak tidak ada pada tempatnja. Bagian kedua 94-14) adalah kumpulan firman2 Allah, jang sedikit gandingannja satu sama lain, ketjuali dalam hal thema umumnja, dan lagi penuh ulangan2. Tidak dapat tidak firman2 itu diutjapkan pada waktu2 jang berlainan dan pada klesempatan2 jang berlainan dan urutan chronologisnja pastilah tidak terpelihara dalam susunannja jang definitif. Walaupun seirng sukarlah membedakan bagian2 ketjilanj sendiri2 dan setiap pembagian oleh karenanja djuga agak sesenaknja sadja, namun bagian kedua itu dapatlah dibagi atas firman2 jang sedikit-banjak ada gandingannja. Dalam Hos 4:1-14:1 diketjamlah pelbagai kedjahatan Israil dan lapisan2 atas dan diantjam dengan hukuman jang tak terelakkan. Namun demikian, ber-ulang2 muntjul djuga bagian2 jang mengandung harapan (Hos 5:15; 6:11-7:1; 11:8-11). Bagian jang terachir (Hos 14:2-9) melukiskan penjelamatan jang terachir dan definitif dari bangsa itu sesudah bertobat.
Lepas dari tambahan2 jang tak penting dalam Hos 1:7 dan Hos 14:10 Hos 14:9, tidak ada alasan untuk menjangsikan keaselian kitab itu seluruhnja atau sebagian daripadanja. Berpangkal pada anggapan, pernahlah orang mau mentjoret semuanja, jang berkenaan dengan Juda atau dengan kebahagiaan hari depan (Hos 4:1-7; 5:5,13-14; 6:11; 12:1; 14:2-9), tetapi tanpa prasangka tidak dapatlah dikemukakan argumen2 untuk itu. Soal lain jang tidak begitu penting ialah, apa nabi itu sendiri menulis dan menjusun kitabnja. Dapatla diterima begitu sadja, bahwa nabi itu menuliskan sendiri se-tidak2nja bagian2 tertentu. Riwajat hidupnja tak dapat tidak berasal daripadanja, meskipun bagian kedua digubah oleh orang lain, sehingga bukan Hosea sendiri jang berbitjara, melainkan orang lain tentang dia. Firman2 untuk sebagian tak dapat tidak ditulisnja sendiri. Sebab rupa2nja djaranglah ia dapat tampil didepan umum (Hos 9:7-9), sehingga ia harus membatasi dirinja sampai kekalangan jang terbatas sadja. Untuk mentjapai rakjat, ia mesti menjerahkan penfadjaran2nja setjara tertulis kepada pembantu2nja. Tulisan2 ketjil, jang kiranja ditambah djuga dengan hafalan2 murid2nja, kemudian dikumpulkan dandisusun. Tetapi hal itu dilakukan dengan agak bebas, sebagaimana ternjata dari kesan kekaburan, jang diberikan kitab tsb. Mungkin djuga kemudian, ketika kumpulan itu diterima di Juda, diadakan beberapa perubahan dan tambahan2 seperlunja.
Pesan Hosea amat kaja isinja. Pada pokoknja terdapatlah padanja hampir semuanja, jang kemudian diperluas oleh nabi2 sesudah dia. Ia melemparkan ketjaman pedas bukan hanja atas kelaliman sosial (Hos 8:14; 4:2; 10:4; 12:8-9), jang ditjela habis-habisan oleh Amos, tetapi terutama pula atas keruntuhan susila, pemudjaan berhala dan ibadah jang tidak sah kepada Jahwe sendiri. Sebab- musababnja ialah pemimpin2 rakjat, istana dan kaum bangsawan Hos 5:1 dengan keimaman radjawi (Hos 4:4-5). Sebab jang terdalam maka Israil sampai pada keruntuhan dan tak dapat tidak menudju ke kebinasaannja, jang harus dilaksanakan oleh Asjur, ialah kekurangan "pengetahuan perihal Jahwe" (Hos 4:1-6; 6:6). Jaitu tidak adanja rasa keigamaan jang sedjati, hal mana berarti pasrah bulat kepada Jahwe, mengakui dan menerima Dia sebagaimana Ia adanja, dalam kekuasaanNja dan kebaikanNja memilih, dalam tuntutan2Nja dan perintah2Nja, Allah jang tidak membiarkan jang lain disampingNja. Agama jang sedjati berarti: sjukur, tjintakasih kepada Allah dan manusia, ketaatan jang tak bersjarat. Walaupun Hosea mempermaklumkan pengadilan kepada Israil, namun ia terutama adalah nabi tjintkasih. Ia sendiri mempunjai tabiat jang hangat, jang dapat mentjintai dan mau ditjintai. Ini ternjat dari kesetiaannja kepada isterinja jang tjedera. Iapun mentjintai bangsanja dengan segenap hatinja; dan kekerasannja diilhami oleh sebab ia prihatin dan penuh tjinta. Dalam hal ini nabi itu hanjalah pemantulan dari Allah, seperti jang diadjarkannja tentang Dia. Dipudjinja tjintakasih Allah jang tak terputuskan kepada umatNja jang tak setia (Hos 2:16-22), jang kendati segala2nja tidak ditinggalkan (Hos 11:1-4,8-9). Jahwe menolaknja hanja untuk sementara, tetapi melulu untuk mengambil kembali dengan tjina kasihNja jang tak berkurang mempelaiNja, jang sudah dimurnikan dan ditahirkan. Apabila Hosea menutup kitabnja dengan nubuat kebahagiaan, maka tak lain dan tak bukanlah itu konsekwensi dari pandangannja tentang Jahwe jang penuh tjintakasih, jang dibentangkannja dalam seluruh kitabnja.
Thema chas lainnja, jang mengambil tempat jang penting pada Hosea, ialah gagasan bahwa dosa2 leluhur tetap berada terus dalam diri keturunan2 mereka (Hos 6:7-7:2; 9:10-17; 10:9; 12:4-7,13-14). Keadaan jang menjedihkan dari Israil pada saat itu sebetulnja tak lain dan tak bukan adalah kelandjutan seta akibat dari ketidak-setiaan jang lampau. Sedjak permulaan Israil atau sebagian daripadanja telah bersalah dengan dosa dan ketidaksetiaan; dan hal itu berbalik kepada waktu sekarang dan dibalaskan kepada angkatan sekarang. Rakjata menanggung beban pusaka, jang achirnja akan membawanja ke kebinasaan. Tentulah ber-lebih2an mengatakan, bahwa Hosea sudah mengemukakan adjaran tentang dosa asal, tetapi gagasannja merupakan persiapan dan langkah kearah adjaran tsb.
Imbangan Juda dari Amos di Israil ialah MICHA. Menurut djudul kitab (Mik 1:1) ia tampil dalam pemerintahan Jotam, Ahaz, dan Hizkia, djadi tahun 738-693. Tidak ada alasan untuk menjangsikan benarnja berita itu, dari siapapun djua asalnja. Djadi, nabi itu memulai kegiatannja sebelum djatuhnja Sjomron (721) dan menurut Yer 26:18 ia memang tampul didjaman Hizkia dan ternjata meninggalkan kesan jang dalam. Nabi Micha, jang berasal dari daerah pedalaman Juda disebelah selatan, memperdengarkan suaranja selama waktu jang pandjang dan adalah semasa dengan rakannja, Jesaja. Walaupun berasal dari daerah pedalaman, ia toh mungkin tampil diibukota itu sendiri (Mik 3:10-12; 6:9; 7:11).
Waktu nabi itu hidup, negeri berada dalam keadaan jang sangat gawat, karena dibajangi oleh Asjir jang makin lama makin mendesak. Pula atas permintaan radja Ahaz maka Damsjik direbut dalam th. 732. Tetapi bantuan itu diberikan bukannja dengan tjuma2 oleh Asjur, sehibngga Juda dalam keadaan tepergantung dan harus membajar padjak jang berat kepada tuannja di Ninive. Dalam th. 721 Sjomron djatuh, sehingga sahabat jang besar tapi tadinja djauh itu sekarang berada diperbatasan Jusa sendiri. Pemberontakan negeri2 taklik dalam 721 itu ditumpas dengan pumpahan darah dan dalam tahun 711 djuga pemberontakan dinegeri Felesjet, pada kesem[atan mana Asjdod dibasmi. Radja Hizkia tetap tidak ikut dalam koalisi anti-Asjur, hal mana menjelamatkan dia. Setelah Sargon, jang merebut Asjdod, meninggal, terdjadi lagi pemberontakan2, jang didalamnja Hizkia turut-serta pula. Dalam tahun 701 Sanherib muntjul di Palestina untuk menghadjar takluk2nja jang memberontak. Ia mengepung djuga Jerusjalem, setelah sebagian besar dari negeri itu direbutnja; tetapi kemerdejaan serta tachta dapat ditebus dengan padjak jang sangat menekan, karena Sanherib terpaksa menghentikan pengepungan itu. Disamping itu Hizkia harus menjerahkan sebagian dari wilajahnja kepada taklik2 jang dapat dipertjaja. Hal-ihwal politik ini seperti lazimnja djuga membawa sertanja kemerosotan dalam bidang sosial dan keigamaan. Radja Jotam, jang pemerintahannja (740-736) hanja ketahuan sedikit sadja, rupa2nja adalah seorang radja jang mursjid; tetapi didjaman Ahaz kekafiran mengalami masa subur, karena radja itu dengan alasan2 politik mengandjurkan pemudjaan dewa2 asing. Karena alasan2 anati-Asjur, Hizkia memadjukan kebangkitan nasional dan keigamaan, dalam hal sosial di Juda chususnja di Jerusjalem, dalam masa kemerosotan keigamaan itu, sangat tidak memuaskakn. Hal itu bergandingan pula dengan perubahan susunan masjarakat. Perdagangan dan industri, hubungan2 dengan luarnegeri, mentjiptakan lapisan baru orang2 jang kaja-raya, jang memperkaja diri dengan menghisap rakjat djelata, termasuk pula Micha.
Berlainan pula dengan Jesaja, nabi tsb. tidak menaruh perhatian langsung kepada segi politik, melainkan lebih2 kepada segi sosial kehidupan masjarakat dari djamanna. Baginja Asjur hanjalah tjambuk penghadjar didalam tangan Jahwe untuk menghukum dosa2 para penghisap. Dikemukakan djatuhnja Sjomron (Mik 1:5-7; 6:1-5), karena hal itu harus mendjadi suatu peringatan bagi kaum senegerinja, untuk tidak melandjutkan dosa2 bangsa sesaudara dan dengan demikian mengalamu nasib jang sama. Dosa2, jang terutama menarik perhatian nabi itu, ialah sama dengan jang diketjam Amos di Israil, jaitu ketidak-adilan sosial dan penghisapan (Mik 2:1-2,8-9; 3:1-4,9-11; 6:9-14; 7:1-6). Jang mendjadi sebab kepapaan itu ialah seperti dalam kitab Amos, lapisan2 atas, jang dengan tak bertanggungdjawab menghisap lapisan2 bawah (Mik 3:1-4,9-12; 6:12). Micha menambahkan suatu kelompok lain lagi, jakni nabi2 palsu (Mik 3:5-6) jang didjaman itu ternjata merupakan golingan kuasa.
Protes sosial dari Micha itu berdasarkan keigamaan. Ia bukan hanja seorang pembaharu sosial atau pengandjur revoluso sadja. Dituntutnja pertobatan keigamaan (Mik 6:8), jang dengan sendirinja djuga membawa sertanja perbaikan sosial jang perlu. Lapisan2 atas merasa aman terhadap segala bahaja, aman terhadap tangan penghukum dari Jahwe, karena mereka pertjaja pada upatjara2 mereka jang meriah (Mik 6:6-7; 2:6-7; 3:4,11), disertai dengan alat2 kekuasaan militer (Mik 5:9-10). Tetapi ibadah bukanlah basis bagi kepertjajaan, dan kekuatan2 militer (Mik 5:9-10). Tetapi ibadah bukanlah basis bagi kepertjajaan, dan kekuatan2 militer se-mata2 bukanlah suatu perlindungan. Ini diadjarkan nabi tsb. Selama mereka menindas kaum sebangsanja, liturgi tidak ada artinja. Semua kan anggota dari satu bangsa, jakni umat Jahwe dan semua mempunjai hak2 serta kewadjiban2 jang sama. Dengan menghisap seorang saudara, orang melanggar hukumAllah jang diberikan demi untukumatNja. Masing2 sama haknja atas tanah Jahwe; dan merampas tanah itu dari seseorang adalah perkosaan jang dilakukan pada milik Jahwe sendiri. Apa jang diminta Allah dari manusia bukanlah se-mata2 dan terutama ibadah, melainkan tjintakasih dan kedjudjuran dibarengi dengan kepatuhan jang rendah hati kepada Allah jang adik dan maharahim (Mik 6:8).
Kepada para pendosa dari antara bangsanja Micha memaklumkan pengadilan Jahwe jang keras, jang akan muntjul dalam rupa Asjur. Sjomron djatuh binasa, akan tjontoh dan eringatan bagi Juda. Pembasmian daerah selatan Juda, asal-usul nabi itu, oleh Sanherib dalam tahun 701 (Mik 1:8-16) adalah djuga suatu peringatan bagi Jerusjalem, jang djatuhnja dilukiskan sebelumnja (Mik 3:12; 6:13-16). Tetapi Micha tidak hanja menubuatkan malapetaka sadja. Ia mengenal pengharapan djuga. Bagi "sisa" (Mik 4:7; 5:6,7) dari bangsanja, jakni sisa jang mursjid (Mik 5:2; 4:13) dinubuatkannja hari depan jang gemilang sesudah pelaksanaan pengadilan itu. Radja keturunan Dawud (Mik 5:1-5), al-Masih, akan memerintah disana dan mendatangkan perdamaian kepada umat Jahwe jang sudah disutjikan (Mik 5:11-14), setelah musuh dibasmi (Mik 4:9-14; 5:6-8; 7:8-10) (Mik 4:9-5:1; 5:6-8; 7:8-10). Namun demikian keradjaan itu bukanlah keradjaan nasional Jahudi belaka, karena orang2 kafirpun akan bertobat kepada Jahwe dan naik ke Sion (Mik 4:1-5). Dengan pemandangan2 luas ini Micha toh mengakui iman dan kepertjajaannja pada Jahwe (Mik 7:7), kendati kebedjatan jang dikonstatirnja pada kaum semasanja dan jang hanja meninggalkan harapan jang ketjil sadja. Achirnja Jahwe toh tidak akan menolak umatNja setjara definitif. Betapapun djua esuramnja hari depan itu, namun nabi itu berkepastian atasnja, se-tidak2nja untuk sebagian dari bangsanja.
Kitab Micha terdiri atas sekumpulan firman, jang dikemukakan nabi itu selama masa djabatannja jang pandjang. Bahwasanja tidak semuanja dituliskan dalam dalam kitabnja, bolehlah dipastikan. Makanja tidaklah mungkin djuga bahwa nabi itu sendiri menjusun kitabnja sebagaimana sekarang ini adanja. Sampai sedjauh mana tjatatan2nja dituliskan atas suruhan nabi itu sendiri, pada hakikatnja tidaklah dapat ditentukan lagi.
Kitab itu, sebagaimana sekarang ini adanja, manundjukan susunan jang gandjil. Kitab itu terdiri atas dua bagian besar, jang menundjukkan kesamaan jang besar satu sama lain dalam hal susunan umumnja. Bagian pertama (Mik 1-5) adalah sekumpulan antjaman2 (Mik 1-3) diikuti dengan djandji keselamatan (Mik 4-5). Bagian kedua (Mik 6-7) adalah djuga suatu seri permakluman hukuman (Mik 6:1-7:7) diikuti dengan bagian, jang mengatakan lagi pemulihan dihari depan (Mik 7:8-20).
Bagian pertama mudah dimengerti. Antjaman2 itu bertanggal dari masa sebelum djatuhnja Sjomron dan pembagaruan agama oleh Hizkia kemudian. Hal itu harus mendjadi peringatan bagi Juda. Sama pula gunanja ialah penjerbuan Sanherib (701), hal mana menundjukkan sekali lagi, bahwa Juda akan mengalami nasib jang sama seperti Israil, apabila Juda tidak bertobat. Djandji2 (Mik 4-5) itu dapatlah dimengerti se-baik2nja sesudah pembaharuan oleh Hizkia. Pembahaeuan memberi nabi itu harapan lagi bahwa bahaja masih dapat ditangkis; dan dengan berbitjara tentang hari depan jang bahagia, ia memberikan sumbangannja untuk memperkuat djatahan nasional terhadap Asjur. Djandji2 dalam Mik 2:12-13 di-tengah2 antjaman hukuman agak gandjil bunjinja. Kiranja tidak ada pada tempatnja disitu, tetapi toh dari Micha djuga asalnja.
Sebaliknja bagian kedua djauh lebih sukar dipahami. Antjaman2 dibagian kedua sedjadjar dengan antjaman2 bagian pertama. Dan ditudjukan pula kepada Israil. Ada beberapa ahli, jang hendak memindahkan firman2 itu kedjaman pemerintah Menasje (687-642), dan menurut pendapat mereka nabi itu membajangkan kembali masa lampau jakni keruntuhan keradjaan utara, untuk menambah kuatnja peringatan jang diberikannja. Tetapi tidak dapat dibuktikan dengan mudah, bahwa Micha masih tampil didjaman pemerintahan Menasje. Ini ditentang dengan tegasnja oleh djudul kitab. Karena kiranja lebih dapat diterima, bahwa antjaman2 itu memang sedjadjar dengan antjaman2 bagian pertama (Mik 1:2-3:12), djadi harus ditanggalkan pada waktu jang sama. Demikian djadinja ada dua kumpulan nubuat2 tersendiri, jang kemudian didjadikan satu kitab. Sisa dari bagian kedua kitab itu terdiri pelbagai petilan. Rakjat berbitjara kepada musuhnja dan mengakui kesalahannja, jang mendjadi sebab murka Allah, tetapi menjatakan pula harapannja akan hari depan (Mik 7:8-10). Kemudian nabi itu sendiri angkat bitjara dan mendjandjikan pembangunan kembali tembok2 Jerusjalem dan pulangnja kaum buangan (Mik 7:11-13). Bagian berikutnja adalah doa rakjat untuk kembali dan pemulihannja sendiri dan untuk perendahan musuhnja (Mik 7:14-17). Seluruhnja ditutup dengan seruan akan belaskasihan Allah dan kesetianNja kepada perdjandjian (Mik 7:18-20). Teks2 itu rupa2nja mengandaikan keruntuhan Jerusjalem dan pembuangan. Djadi sukarlah dikatakan berasal dari Mica\ha. Oleh karena itu kebanjakan ahli berpendapat, bahwa teks2 itu terdjadi didjaman pembuangan dan kemudian ditambahkan kepada kitab itu, agar seluruhnja djangan berachir dengan nubuat tentang eruntuhan, melainkan dengan perluasan lebih landjut dari harapan nabi itu (Mik 7:7).
Dengan itu dikemukakan persoalan mengenai keaselian kitab tsb. Ketjuali mengenai bagian terachir, jang sungguh tidak berasal dari nabi itu, dikemukakan persoalan jang sama djuga berkenaan dengan Mik 2:12-13. Tetapi dengan memindahkan ajat2tsb. ke Mik 4:7-9 tidak ada alasan jang kuat lagi untuk menjangkal keaseliannja. Djandji tsb. dapat djuga diartikan bukannja tentang Juda melainkan tentang Israil; dan karena nubuat2 keselamatan itu (fasal 4) (Mik 4) mengenai Juda, maka nubuat2 itu mendapat tempat lain jang kurang serasi. Teks kedua, jang keaseliannja disangsikan ialah Mik 4:1-3. Sebab ajat2 ini terdapat pula hampir2 menurut huruf pada Yes 2:2- 4. Djadi, siapakah jang menuliskannja? Mungkinkah Micha mengutipnja dari Jesaja atau djuga sebaliknja; kedua nabi itu mungkin mengambil teks tsb. dari sumber jang sama, jang tidak kita ketahui lagi; mungkun djuga para penjususn kitab Jesaja dan Micha telah menjisipkan sebuah teks, jang tidak ketahuan asalnja, kedalam kedua kumpulan itu. Sesungguhnja tidak ada argumen2 jang kuat, untuk menerima keterangan jang satu atau jang lain. Oleh karena itu djuga tidak dapat diputuskan tentang keaselian ajat2 tsb. Namun demikian, kebanjakan ahli berpendapat bahwa ajat2 tsb. tidak berasal dari Micha. Apa Mik 4:10b jang menjebutkan Babel sebagai tempat pembuangan bagi Jerusjalem, berasal dari Micha, masih diperbantahkan. Sebab didjaman Micha Babel belum meruoakan bahaja bagi Juda. Tetapi ahlu2 mengemukakan, bahwa tejs tsb. boleh djadi tidak mengenal keradjaan Babel, melaunkan mengenai Babel sebagai propinsi Asjur.
Nabi Micha dan nabi Jesaja beberapa waktu kemudian mendapatkan seorang pengganti dalam tugas kenabian mereka dalam diri SEFANJA. Dalam djudul kitabnja (Zef 1:1) diberikan silsilah jang agak pandjang, jang menjebutkan dia tjitjit dari seorang jang bernama Hizkia. Samasekali tidak pasti, bahwa Hixkia tsb. adalah radja Juda jang bernama demikian dan oleh karenanja tidak pasti djuga, bahwa nai tiu keturunan radja. Menurut djudul itu djuga Sefanja tampil dikeradjaan Juda dalam pemerintahan Josjijahu (640-609). Karena nabi itu melantjarkan kerjaman jang pedas terhadap keadaan keigamaan negerinja, jang diratjuni oleh kekafuran, maka tudak mungkinlah ia tampil sesudah pembaharuan Josjijahu, jang menumpas kekafuran itu. Djadi ia mengadakan kegiatannja selama radja itu masih belum dewasa, jaitu sebelum tahun 628. Maka kegiatannja dapat ditanggalkan dengan agak teliti antara tahun 640 dan 630, dan demikian ia mendjadi pendahulu langsung dari Jeremia.
Didjaman itu nabi tsb. mempunjai alasan penuh untuk mengetjam Juda, terutama Jerusjalem, karena negeri itu keadaannja menjedihkan dalam bidang politik dan keigamaan. Pada waktu itu kekuasaan Asjur mentjapai puntjaknja, untuk kemudian menurun dengan tjepatnja. Asarhadon (680-669) dan asubanupal (667-621) memaksakan kehendak mereka kepada Mesir dan meletakkan bebannja diatas pundak saingannja jang besar itu. Sedjak penjerbuan Sanherib (701) Juda mendjadi negeri takluk jang setia tetapi tak berarti. Walaupun Sanherib terpasa menghentikan pengepungan Jerusjalem, namun negeri djatuh kedfalam kepapaan jang hebat karena padjak berat dan karena terkudung wilajahnja. Pengganti2 Hizkia, jaitu Menasje (687-642) dan Amon (642-640) tidak dapat berbuat apa2 selain mendjadi hamba2 jang tunduk. Ketundukan mereka sampai begitu rupa, sehingga mereka setjara resmi memudja dewa2 bintang Asjur, hal mana didasarjab oyka atas abggapan bahwa dewa2 itu agaknja lebih kuasa daripada Jahwe. Hal itu menjebabkan synkretisme jang masih latent dan ketjenderunagan2 kafir muntjul lagi di-mana2.Para mangkkubumi Josjijahu jang kurang umur menempuh djalan jang sama. Kekuasaan Asjur sementara itu mulai surut. Sedjak tahun 653 Mesir berdaulaat lagi. Radja Babel, Sjammasj Sjumuhin memberontak dalam tahun 652 dan penindasan pemberontakan itu makan banjak waktu (652-648) dan lebih banjak tenaga. Disebelah timur orang Media dan Parsi mulai merongrong keradjaan dan daru utara bangsa Skutos mengadakan penjerbuan2. Dapatlah dikirakan, bahwa keruntuhannja tidak begitu djauh lagi. Dalam keadaan2 demikian itu bangsa2 jang ditaklukkan mulai menaruh harapan lagi dan mulai bergolak. Pula Juda dapat menghela nafas dengan lebih leluasa dan hal itu membangkitkan pembaharuan nasional serta keigamaan, chususnja didaerah pedalaman; kebangkitan itu mentjapai puntjaknja dalam pembaharuan2 jang dilantjaarkan oleh Josjijahu jang sudah dewasa.
Didalam situasi itu tampillah Sefanja. Didalam pergolakan pilitik jang ada di- mana2 itu ia hendak menjelamatkan bangsanja dan membawanja kekebesaran jang baru. Dosa adalah sebab-musababnja segala kepapaan, dan karena dosa2nja Juda akan terseret pula kedalam bentjana besar, jang sudah diambang pintu. Karena itu Sefanja memaklumkan dalam rangka bentjana sedunia itu (Zef 1:2-3,8; 3:8) "Hari Jahwe" jakni hari pengadilan atas Jerusjalem (Zef 1:4-13; 3:1-5). Hari pengadilan itu akan melingkupi segala bangsa, dan Asjur tidak terketjualikan (Zef 2:4-15). Kesemuanja itu harus mendjadi lem (Zef 3:6-8), untuk tidak sampai turut diadailiPengadilan itu harus mendjadi suatu proses pemurnian, baik kaum kafir (Zef 3:9-10) maupun bagi orang2 Juda (Zef 3:9-11); hanja suatu sisa jang ketjil dan hina- dina, para mursjid (Zef 3:12-13), orang2 pedalaman (Zef 2:3), akan diselamatkan, jaitu sisa sutji bagi masa depan (Zef 3:14- 20). Sefanja memandang sebagai dasar segala dosa, jang terutama berwujud dalam kekafiran jang dimasukkan dan dilindungi lapisan2 atasan itu, keangkuhan (Zef 3:1; 2:10,15) jang merupakan kebalikan dari keutamaan2 pokok: kerendahan hai, pasrah dengan penuh kepertjajaan kepada Jahwe dan iman akan Allah Israil (Zef 3:16-17). Karena itu orang angkuh, siapapun djua orangnja, entah bangsa kafir entah penduduk Jerusjalem, pastilah akan binasa, sedangkan orang jang renfah hati akan diselamatkan.
Kitab Sefanja tersusun agak sekematis atas empat bagian. Bagian pertama (Zef 1; 2-2:3) memuat suatu prakata, jang melukiskan bentjana kosmis (Zef 1:2-3), sedjumlah firman lawan para pendosa di Jerusjalem dengan gambaran hari Jahwe, jang dikuntji dengan seruan untuk bertobat (Zef 1:4-2:3). Dalam bagian kedua (Zef 2:4-13) dikumpulkan sedjumlah firman lawan bangsa2 kafir harus mendjadi peringatan bagi penduduk ibukota Juda Kitab ditutup, sebagaimana halnja dengan kitab Amos, Hosea, dan Joel, dengan nubuat keselamatan (Zef 3:9-20).
Kitab dalam bentuknja jang sekarang sudah pastilah tidak disusun oleh Sefanja sendiri. Tetapi para penjusun sungguh kembali kepada utjapan2 nabi itu, entah dituliskan oleh dia sendiri entah tidak. Berkat para penjusun ada beberapa tambahan ketjil2, seperti ketika pengantar jang pendek2 dalam Zef 1:1,8,10,12; 3:11-16 dan keterangan2 singkat dalam Zef 1:4,17; 3:8,10, jang mungkin berasal dari orang lain lagi. Tetapi kesangsian2 dikemukakan pula mengenai petilan2 jang lebih besar. Orang mau menjangkal, bahwa Zef 1:2-3; 2:8-11; 3:1-13 dan Zef 3:14-20 itu berasal dari Sefanja, djadi praktis separoh dari kitab itu. Tetapi argumen2 jang sikemukakan ternjata tidak kuat untuk membuktikan pendapat itu. Hanja mengenai Zef 2:11 dan Zef 3:9-10, jang bergantung dari Yes 2 dan Yes 40:1- 55:13, dan djuga Zef 3:18-20, jang mengandaikan pembuangan, kesangsian2 itu begitu rupa, sehingga sukarlah dapat diterima, bahwa ajat2 itu berasal Sefanja. Ajat2 tsb. djuga tidak dapat disesuaikan dengan apa jang dikatakan nabi itu tentang "sisa" jang diselamatkan dalam Zef 2:3 dan Zef 3:11-13. Dalam Zef 3:18-20 seluruh bangsa ambil bagian dalam keselamatan; dan Zef 3:19 djuga bergantung dari (Mik 4:6).
Djika Sefanja sudah melihat mendekatnja kebinasaan Asjur, maka NAHUM menjaksikan dengan mata kepala sendiri, setelah ia dalam kebanggaan nasionalnja meramalkan kedjatuhan Asjur jang sudah diambang pintu. Sebab nabi itu tampil antara tahun 663 dan 612. Ia menjindir perebutan Tebes (Nah 3:8-10) oleh Asurbanipal; dan keruntuhan Ninive (612) dinubuatkan begitu rupa, se-akan2 ia sendiri melihat itu terdjadi didepan matanja. Dengan itu Nahum djuga adalah semasa dengan Jeremia.
Sesudah kematian Asurbanipal (626), keradjaan Asjir menudju dengan tjepatnja ke keruntuhannja. Babel memperoleh kedaulatannja kembali dibawah pimpinan Nabopalasar (625-605) dan melawan Ninive dalam tahun 616-619. Mesir mentjoba selamatkan Asjur, musuhnja jang lama, tetapi sia2 sadja; sedangkan Babel mendapatkan sekutu dalam diri radja Media, Cyaxares. Dalam tahun 614 bangsa Media merebut kota Asjur disebelah selatan Ninive. Nabopalasar mengikat perdjandjian dengan mereka dan ber-sama2 mereka merebut dan membasmi Ninive dalam tahun 612. Keruntuhan metropol (kota-pusat) jang dibentji mendatangkan kegembiraan jang besar diantara bangsa2 jang tertindas dan menderita, jag tidak sadar, bahwa hal itu achirnja tidak banjak untungnja, karena Babel memandang semuanjan sebagai milik pusakanja jang sjah. Juda turut serta dalam kegembiraan itu. Didalam pemerintahan Josjijahu negeri itu praktis berdaulat lagi. Ketika Mesir datang menolibg Asjur, Josjijahu menentang hal itu; tetapi hal itu berachir dengan kekalahan di Megido (609) dan mangkatnja radja jang mursjid itu. Untuk sementara Mesir mengambilalih kekuasaan sampai Babel tjukup kuat untuk menjingkirkan musuh itu.
Nahum melantjarkan nubuatnja tepat ketika pasukan Babel dan Media madju ke Ninive dan sudah djelaslah, bahwa serangan itu tidak dapat ditanggulangi. Ada jang mau menganggap, bahwa nubuat itu adalah suatu telah sesudah terdadinja peristiwa, tetapi anggapan ini dapat ditolak dengan tjukup alasan. Sebagian besar dari kitab itu (Nah 1:12-13,14; 2:13,3,5-7; 1:9-10,11; 2:1,3; 3:1,3; 3:1-4,11,15) tiada maknanja lagi sesudah djatuhnja Ninive dan Nah 3:12-15a haruslah ditanggalkan sebelum tahun 615, ketika Babel dan Media sudah merebut sebagian besar dari negeri itu, sedangkan Ninive masih utuh. Tetapi bolehlah di terima, bahwa gambaran jang sangat konkrit dari keruntuhan Ninive (Nah 2:2,4-13; 3:2-11) itu kemudian dikerdjakan lagi oleh nabi itu menurut kenjataan. Tetapis aduran itu dilakukan pada nubuat jang njata. Djuga anggapan bahwa kitab itu memuat perajaan liturgis, sebangsa kebaktian sjukur sesudah djatuhnya Ninive, tidaklah dapat diterima. Kitab itu adalah kumpulan firman2 jang diutjapkan Nahum ketika keruntuhan Ninive tak terelakkan lagi. Bahwasannya Nah 1:9-14 mengenai radja Menasje, kiranja tidaklah mungkin.
Dalam nubuatnja Nahum menjimpang banjak dari nabi2 lainnya. Nabi2 lain itu melawan bukan hanja bangsa2 lain jang bermusuhan, jang keruntuhannja dinubuatkan mereka, tetapi sering djuga umat Allah itu sendiri, jang karena dosa2nja mendatangkan kebinasaan atas dirinja sendiri dan oleh karenanja harus didesak untuk bertobat. Dari kesemuanja itu sedikitpun tidak terdapat pada Nahum. Ia melulu melawan Ninive dan dengan sukatjita besar ia melihat kebinasaan adikara itu mendekat. Apa jang berbitjara padanja bukanlah kesadaran akan kesalahan sendiri, melainkan rasa keadilan jang terlanggar, jang tersinggung oleh penindas lalim begitu banjak bangsa. Hal itu tidak dapat dibiarkan oleh Jahwe jang adil. Nabi2 lainnja seperti Jeremia (Yer 50:21-32) dan Jesaja (Yes 10:5-19) mengenal hal itu djuga, tetapi dalam tulisan singkat, jang masih tersimpan dari Nahum, aspek tsb. terlalu ditandaskan, tanpa dikemukakannja pula segi jang lain. Berlebih2anlah mengatakan, bahwa Nahum itu melulu seorang nasionalis jang menaruh dendam. Tjelaannja terhadap Ninive sungguh beralasan keigamaan (Nah 1:2-8). Pada hakikatnja adalah Allah jang membimbing sedjarah; tidak membiarkan kedjahatan luput dari hukuman. Untuk memahami Nahum sepenuhnja, tidak bolehlah dilupakan, bahwa kaki langit pandangannja terbatas sampai dunia ini sadja dan bahwa ia belum dapat membanjangkan pembalasan diachirat. Iapun berpikir, setjara kolektif dan tidak mempersoalkan, bagaimana suatu bangsa seluruhnja, serta anggota2nja dapt dihukum karena kedjahatan beberapa orang, chususnja kedjahatan radja.
Kitab Nahum terdiri atas dua bagian besar. Bagian pertama (Nah 1:2-1:3), jang merupakan prakata bagi bagian pokok, terdiri atas sebuah mazmur menurut abjad (Nah 1:2-8), dalam mana keadilan pembalas dari Jahwe dilukiskan dengan gambaran2 jang lazim, sebagai tampilnja Jahwe untuk mengadili. Mazmur itu diikuti sedjumlah firman (Nah 1:9-2:1,3), jang setjara bergiliran mengenai Juda dan Asjur, dan dalam mana dipermaklumkan keruntuhan Ninive akan pelipur bagi umat Allah. Bagian kedua jang terutama (Nah 2:4-3:19) adalah suatu permakluman serta lukisan pembasmian Ninive.
Pada umumnja diterima, bahwa bagian terbesar dari kitab itu berasal dari Nahum sendiri. Hanja mengenai mazmur pengantar, jang luasnja ditentukan setjara berlainan, dikemukakan kesangsian2. Mazmur itu katanja sangat kurang gandingannja dengan kitab; dan memang hanja merupakan sekumpulan ungkapan dan gambaran, jang sudah lazim tanpa banja keaselian. Tambahan pula katanja sandjak2 menurut abdjad baru muntjul kemudian. Namun demikian ada banjak ahli, jang tidak menerima argumen2 tsbt. dan tetap membela keaselian mazmur itu. Sukarlah dalam persoalan ini memperoleh kepastian jang memadai.
Amat berlainanlah pendapat2 mengenai waktu tampilnja HABAKUK. Ini bergandingan dengan tafsir jang diberikan orang kepada kitab itu. Diluar kitab itu sendiri tidak ada petundjuk2 lebih landjut. Betul dalam Dan 14:33-39 disebutkan seorang nabi jang bernama Habakuk, jang hidup di djaman pembuangan, tetapi semua ahli sependapat, bahwa Habakuk tsb. tidak ada sangkut-pautnja dengan pengarang nubuat, jang tetap tersimpan dalam Perdjandjian Lama. Bagi mereka, jang berpendapat bahwa Habakuk berbitjara tentang orang2 Asjur dengan nama Chaldai, tampilnja Habakuk ditanggalkan sebelum tahun 621. Ahli2 lainnja berpendapat, bahwa dalam bagian pertama ia membajangkan radja Menasje, djadi ia tampil antara tahun 687-642. Ahli2 lainnja lagi mengirakan radja Jojakim (609- 598); dan lainnja pula berpendapat, bahwa dalam nama Chaldai itu bersenbunji orang2 Junaninja Iskandar Agung, sehingga Habakuk itu mendjadi nabi antara tahun 336-323. Tetapi pendapat jang paling beralasan ialah bahwasannja orang2 Chaldai itu memang adalah orang[2] Babel, sehingga Habakuk tampil pada permulaan pemerintahan Nebukadnezar, jang mulai mendjalankan kekuasaan Babel setjara efektif di Palestina, jaitu sebelum Jerusalem direbut (597), karena peristiwa tsb. tidak disinggung sedikitpun dalam kitab itu. Djadi Habakuk mendjadi nabi antara tahun 605-598.
Djadi nabi itu hidup pada waktu kegembiraan sedjenak atas terbasminja Ninive, jang dinjatakan Nahum dengan amat hangatnja itu, sudah lentjap. Sebab orang2 Babel bertingkah-laku sebagai pengganti2 Asjur. Nebukadnezar II mulai meluaskan kekuasaan jang sudah ditanamnja itu kearah Laut Tengah. Fare'o Mesir, jang hendak menolong Asjur, dipunahkan setjara definitif dalam pertempuran di Karkemisj (605). Dengan sendirinja Juda djatuh kedalam tangan si pemenang. Betul Nebukadnezar terpaksa kembali ke Babel, untuk menertibkan keadaan disana; tetapi apabila Jojakim, setelah tunduk tiga tahun lamanja, memberontak, bertindaklah Nebukadnezar pula. Mula2 dikiriminja pasukan pendudukan Babel jang diperkuat dengan balabantuan negeri2 takluk disekitarnnja [599], tetapi kemudian ia sendiri tampak dinegeri itu [598] dan merebut Jerusjalem [597]. Jojakim, jang mangkat waktu pengepungan, digantikan oleh Jojakin, jang harus menanggung akibat2 pemberontakan. bersama dengan bagian terbesar penduduk ia dibuang ke Babel dand igantikan sebagai radja oleh Sedekia. Habakuk menulis nubuatnja tepat pada permulaan aksi Nebukadnezar, sebelum ia sendiri muntjul tapi toh sudah mentjengkau Juda dalam kekuasaannja.
Kitab Habakuk, jang pastilah disusun oleh dia sendiri, adalah amat harmonis susunannja. Malahan susunannja begitu rupa, sehingga tiada dapatlah itu disusun oleh orang lain dengan berpegangan pada pengadjaran Habakuk. Bahkan boleh ditanjakan, apa ia pernah mengemukakannja setjara lisan. Kitab itu dimulai dengan dwitjakap antara nabi itu dengan Jahwe (Hab 1:2-2:4). Lalu berikutlah dalam bagian kedua (Hab 2:5-20) lima kutukan atas Babel. Bagian ketiga (Hab 3:1-15) adalah dia hangat nabi itu. Seluruhnja ditutup dengan pernjataan iman dan kepertjajaan, jang disokong oleh kepastian dari pihak Jahwe sendiri (Hab 3:16-19).
Struktur keseluruhan sangat teratur. Nabi itu berkelukesah tentang penindasan oleh Babel (Hab 1:2-4). Dalam bentuk nubuat Jahwe mendjawab, bahwa penindasan itu dikirim oleh Dia sendiri (Hab 1:5-11). habakuk lalu mengemukakan lagi persoalan bagaimana Jahwe dapat membiarkan kelaliman (Hab 1:12-17), jang dilakukan oleh pendosa dan pemudja berhala itu. Ia menunggu djawaban Jahwe (Hab 2:1) dan mendapat djandji, bahwa kelaliman itu akan dibalas pada waktunja (Hab 2:2-4). Dengan membentangkan djawaban itu lebih landjut nabi itu melontarkan kutuk2nja, jang merumuskan alasan hukuman itu dengan menjebutkan kedjahatan2 babel (Hab 2:4-18). Itu ditutup dengan sekali lagi menjatakan kepertjajaannja kepada Jahwe sambil menantikan tjampurtanganNja (Hab 2:19-20). Tjampurtangan itu dilukiskan dalam suatu lagu (Hab 3:2-15), jang merupakan pemantulan dari penglihatan jang diterimanja. Achirnja digambarkan kesan penglihatan itu bagi dirinja, jaitu mendjadi sumber sukatjita dan kepertjajaan (Hab 3:16-19).
Dalam kesemuanja itu djelaslah, persoalan mana sesungguhnja menggelisahkan nabi itu, jakni persoalan tentang jangdjahat. Djika nabi2 lainnja melihat penindasan oleh musuh sebagai hukuman atas dosa2,- gagasan mana diandaikan dalam Hab 1:5-11 tapi tidak pernah dinjatakan dengan djelasnja - maka Habakuk melihat segi lain dari jangdjahat. Israil pada hakikatnja kan lebih baik dari kaum kafir, karena pengetahuannja tentang Jahwe. Penindasan itu adalah kelalilam jang mendjerit kelangit dan bagaimana Allah masih dapat membiarkan hal itu. Itu kan: membalas kedjahatan dengan kedjahatan jang lebih besar. pemetjahan persoalan itu ialah: kedjahatan2 itupun akan dihukum kemudian si mursjid (Juda). Persoalan jang sama telah menggelisahkan tokoh2 lainnja, terutama dalam suasana individu, seperti jeremia, pengarang kitab Ijob dan si Pengchotbah disamping beberapa mazmur. Habakuk memperbitjangkan persoalan itu dalam tingkatan bangsa2 serta kaum2. Pemetjahan jang diberikannjapun tidaklah sepenuhnja memuaskan. Ini barulah demikian, bilamana kemudian wahju sudah memastikan adanja kehidupan terus dialam sana.
Tentang keaselian kitab tsb. tidak ada kesangsian2 lagi jang sungguh2. Keberatan2 lebih2 dikemukakan terhadap mazmur penutup (3). Bahwasanja djudulnja (Hab 3:1) dan ajat terachir (Hab 3:19) itu adalah tambahan seperti djuga tjatatan musikal "Selah" halnja, tidaklah dipungkiri oleh siapapun djuga. Tetapi hal itu hanja membuktikan, bahwa mazmur tsb. dipakai dalam liturgi, tetapi bukanlah bahwa mazmur tsb. tidak berasal dari Habakuk. Nabi itu kiranja menggunakan teks2 jang sudah ada dan menjesuaikannja dengan keadaan pada waktu itu, tetapi sungguh nabi itu sendirilah jang menjusun teks itu dan memuatnja dalam kitabnja. Sebab ini suatu kesatuan jang teramat kuat sususnannja, untuk begitu sadja dipungkiri keaselian sebagian daripadanja.
Kitab jang terketjil dari seluruh perdjandjian lama ialah OBADJA, tetapi bagi para ahli kitab itu bukanlah jang termudah. Tentang oknum nabi itu tidak diketahui sedikit djuapun, dan segala-galanja harus disimpulkan dari ke-21 ajat kitabnja itu. Se-kali2 tidak bolehlah ia dipersamakan dengan Obadja, jang didjaman Elia memberikan perlindungan kepada nabi2 Jahwe (2Ra 8:20-22).
Soal pertama ialah: Bilamana nabi itu tampil? Pendapat para ahli sangat
berlainan. Ada jang memandang dia, atau se-tidak2nja sebagian dari kitabnja itu,
sebagai jang pertama kesusasteraan nabi2. Kata mereka, ia tampil didjaman radja
Joram (lk. th. 847). Bagi ahli2 lainnja ia adalah kira2 nabi terachir, jang
tampil sesudah pembuangan sekitar th. 45. Kelompok ketiga berpendapat, bahwa ia
bekerdja didjaman pembuangan (sekitar th. 540). Walaupun sekarang kebanjakan
ahli berpendapat, bahwa kitab itu tertinggal sesudah pembuangan, namun pendapat
ketiga tadi kiranja adalah jang paling mungkin. Semua sependapat, bahwa Hab 10-14
memuat suatu sindiran atas tingkah-laku orang2 Edom pada waktu perombakan
Jerusjalem, jaitu menurut pendapat kebanjakan alhi peromabakan dalam th. 586.
Djadi,kitab itu pastilah ditulis sesudahnja. Ahli2 jang hendak menangagalkan
kitab itu sesudah pembuangan sekitar th. 450, berpendapat bahwa ajat 4-7
berkenaan dengan pengusiran orang2 dari wilajah sendiri. Menurut jang sedikit
sadja jang diketahui tentangnja, maka orang2 Arab memasuki negeri itu dan
mengusir orang2 Edom, jang ketika itu menetap di Palestina (Idumea). Sekitar th.
450 Edom dibasmi menurut Mal 1:3-4, meskipun Petra, ibukotanja, baru
diduduki dalam th. 312 oleh orang2 Arab. Katanja peristiwa itulah jang disindir
Obadja. Bagian kedua katanja mengandaikan kembalinja dari pembuangan, jaitu
ketika Juda sadjalah jang dikuasai orang2 Jahudi. Djuga bagian ini katanja harus
ditanggalkan sekitar th. 450. Tetapi semua argumen itu tidaklah mejakinkan.
Nubuat itu tidaklah kurang serasi didjalam pembuangan. Jeheskiel, nabi djalam
pembuangan, menjebutkan pula pelaksanaan hukuman atas Moab dan 'Amon oleh Arab,
dan dalam konteks itu disinggung pula Edom (
Kesulitan lain lebih bertjorak sastera. Per-tama2 kesamaan besar antara Oba 1-6 dengan Yer 49:7-14. Tetapi kesamaan itu dibarengi dengan perbedaan jang lain. Tambahan pula kitab Obadja tersusun dari ber-bagai2 unsur jang berlainan, jang sukarlah dituliskan atau diutjapkan aselinja oleh satu oknum sadja. Bagaimana sangkut-pautnja antara Jeremia dan Obadja, sukarlah ditentukan. Mungkin Jeremia bergantung daripada Obadja ataupun sebaliknja. Mungkin djuga kedua2nja bersumber pada naskah aseli jang sama. Inilah agaknja dugaan jang paling memuaskan. Djika memang demikian halnja, maka disinipun tidak usah dipersoalkan apa Yer 49:7-14 itu sungguh2 aseli.
Suatu hipotese, jang sungguhpun tidak memetjahkan segala kesulitan tapi toh dapat memetjahkan banjak kesulitan, ialah jang berikut; Seorang nabi, jang tampil di Juda sendiri dan bernama Obadja, masih segar ingatannja akan tingkah- laku jang ketji dari orang2 Edom pada waktu pengrusakan kota Jerusjalem. Dikenalnja pelbagai nubuta tentang hukuman, jang harus dirasakan Edom karena permusuhannja jang ber-abad2 lamanja itu. diketahuinja, bahwa Edom terantjam dan berada dalam kesukaran karena tekanan orang2 Arab. Dilihatnja pula orang2 Edom memasuki Juda sambil mendjarah-radjahnja. Lalu dikumpulkannja pelbagai pernjataan dalam bentuk nubuat-nubuat untuk menetapkan hati rakjat, karena firman2 tsb, sudah mulai dipenuhi, djadi suatu djaminan bahwa itu akan dilaksanakan lebih landjut. Dan pemenuhan itupun merupakan djaminan pula bagi kembalinja dari pembuangan dan bagi pemulihan. Maka nubuatnja lawan Edom dikuntjinja dengan djandji akan kembalinja dari pembuangan. Keruntuhan Edom tak lain dan tak bukan adalah suatu pendahuluan dan anak-bagian dari "Hari Jahwe" jang besar itu, jang akan membasmi semua bangsa jang memusuhinja; ini pengharapan jang sudah hidup pula di-tengah2 rakjat. Didalam penghukuman definitif dari Edom itu Israil akan ditugaskan untuk memainkan peranan aktif sebagai alat Jahwe, seperti kaum kafir memainkan peranan aktif dalam penghukuman sementara atas musuh tsb.
Pembagian kitab jang ketjil ini sangat kerangkanja. Bagian pertama (1-15) adalah antjaman lawan Edom karena tingkah-lakunja jang djahat terhadap Jerusjalem. Keangkuhannja dan kepertjajaannja kepada diri sendiri akan runtuh. Bagian ini sangat mengingatkan nubuat Nahum lawam Asjur. Bagian kedua (16-21) mengenai hari depan: jakni pengadilan atas bangsa2, dalam mana Edom djuga akan mendapat pembalasannja, dan penjelamatan dan pemulihan Juda, dengan mana keradjaan Allah akan didirikan setjara definitif.
pengadilan Obatja berpokok pada keadilan Allah; dengan itu ia termasuk dalam arus besar profetisme. Sebab senantiasa profetisme. Sebab senantiasa profetisme menandaskan keadilan tsb. Betul, kitab itu memberikan kesan kebentjian nasioalistis kepada musuh-tentang dosa2 bangsa itu sendiri tidak disinggung sedikit djuapun - jang hendak melakukan balas dendam seturut dalil: mata ganti mata, gigi ganti gigi. Tetapi ajat penutupnja jang pendek: "Keradjaan akan ada pada Jahwe", memberikan warna keigamaan kepada keseluruhanja. Bangsa2, chususnja Edom, bangsa sesaudara, tidaklah memberontak lawan sesuatu bangsa, melainkan lawan Jahwe sendiri serta keradjaanNja. Kepada Edom ('Esou) telah didjandjikan pesertaan dalam djandji (Kej 25:23), tetapi Edom sendiri menolak djandji itu dan membuat dirinja tidak patut terhadapnja. Siapa jang tidak mau termasuk kedalam keradjaan Jahwe serta umatNja, hanja dapat binasa sadja. Itulah makna tetap kitab jang terketjil dari Kitab Sutji Perdjandjian Lama.
Ketiga nabi ketjil berkutnja, jakni Hagai, Zakarja dan Maleachi, tampil didalam iklim jang sudah samasekali. Israil telah melintasi tungku pembuangan dan paling tidak sebagian telah pulang kenegeri nenek-mojang. Masjarakat baru harus dibangun kembali; dan dalam pembuangan kembali it djustru nabi2 tadi harus menunaikan tugasnja. Djaman pembuangan bagi Israil adalah waktu berpikir, menjesal, bertapa dan memurnikan diri. Keinsjafan telah berbuat dosa makin kuat. nabi2 djaman pembuangan, jakni bagian kedua kitab Jesaja dan Jeheskiel, meng- hidup2kan pengharapan akan pemulihan. Tetapi pengharapan itu telah mendapat tjorak jang lebih rohani. Banjak dari aspirasi nabionalnja telah dilepaskan oleh Israil; dan pemulhan itu tidak lagi terikat begitu mutlak pada pemulihan potilik. Pengharapan akan hari depan belum lagi dimurnikan selurunja, tapi langkah pertama kearah itu sudah diambil. Sesudah Cyrus menguasai Babel dalam tahun 539, ia memberikan idjin kepada orang2 Jahudi, jang menghendakinja, untuk pulang ketanahnja. Ini belum lagi kedaulatan nasional dan politik, tetapi Cyrus mengidjinkan mereka memelihara susunan nasionalnja sendiri, teranglah membangun itu kembali. Karena Israil itu senantiasa bangsa jang berkeigamaan dan karena kedaulatan politik sekarang tidak dituntut begitu mutlak lagi, maka perhatian terutama ditundjukan kepada pembangunan keigamaan, konkret dalam pemulihan ibadah lama didalam baitullah jang dibangun kembali. Kaum buangan jang per-tama2 pulang dibawah pimpinan Sjesjbasar, wakil keradjaan Parsi jang tampil sebagai Komisaris Tinggi, memulai dengan penuh kegiatan perajaan ibadah; dan dalam tahun 537 diletakkanlah pondamen baitullah jang baru. Tetapi karena pengaruh pelbagai faktor segera padamlah kegiatan bagi Jahwe dan dihentikan pekerdjaan pada baitullah itu. Kegiatan tsb. dinjalakan kembali dan pekerdjaan dimulai kembali berkat pengaruh Zerubabel, gubernur Parsi asal Jahudi dan keturunan radja, jang dalam usahanja didukung oleh nabi2 Hagai dan Zakarja.
Mengenai nabi HAGAI, kitabnja jang ketjil itu memberitahukan dengan tepatnja, bilamana ia menjampaikan (Hag 1:1; 2:10-20). Djadi, ia mulai tampil kedepan dalam bulan keenam, dalam tahun kedua pemerintahan radja Parsi Darios I, jaitu dalam bulan Agustus-September tahun 520 sebelum Masehi. Darios adalah pengganti kedua Cyrus, dalam pemerintahan siapa pembangunan baitulah dihentikan karena persekongkolan orang2 Sjomron, jang berhasil mempengaruhi pedjabat2 Parsi (Ezr 4:1-5). Rupa2nja dalam pemerintahan Darios ada kelompok baru orang buangan pulang dibawah pimpinan zerubabel dan imam Jesjua'. hagai (dan tak lama kemudian djuga Zakarja) mengadjak penduduk untuk mengerdjakan baitullah lagi. Ketawalah hati bertambah hebat, karena negeri itu baru sadja mengalami panen buruk dan lalunlinhtaspun tidak bagitu aman (Hag 1:6; 2:16-18; Zak 8:10). Keadaan sulit dikemukakan sebagai dalih untuk mengundurkan diri dari pembangunan baitullah, padahal orang tahu mengurus dirinja sendiri. Itulah tanda jang menjedihkan, tanda lunturnja semangat keigamaan. Dan itulah diketjam Hagai.
Kitab itu terdiri atas sedjumlah ketjil wedjangan2 nabi Hagai, jaitu: seruan untuk membangun kembali baitullah, dengan disebutkan pula hasil dari adjakan itu (Hag 1:1-14); chotbah pada permulaan pekerdjaan itu, dalam mana Hagai menundjuk akan kemuliaan baitullah itu kelak (Hag 1:15; 2:1-9); amanat didepan para imam waktu pembangunan baitullah, dalam mana kerdjasama bangsa Sjomron jang "nadjis" itu ditolak (Hag 2:10-14); djandji akan adanja panen jang ber-limpah2 lawan panen buruk dimana lampu, sebagai upah bagi kesediaan mereka pada pembangunan baitullah (Hag 2:15-19) (bagian ini oleh banjak ahli dipertalikan dengan Hag 2:1-14, jang sungguh ada pada tempatnja); djandji kepada Zerubabel (Hag 2:20-23).
Apa kitab jang ketil itu disusun oleh nabi itu sendiri, dapatlah disangsikan Kitab itu lebih berbentuk laporan historis tentang kegiatannja berkenaan dengan pembangunan baitullah, jang dituliskan oleh orang lain. Karena pentjatatan kesemuanja itu tiada artinja lagi sesudah baitullah selesai dibangun, mestilah itu dituliska kira2 waktunja dengan tampilannja nabi itu, untuk djuga setjara tulisan membangkitkan dan mengharapkan semangat. Tetapi ada pula ahli, jang mengukuhi bukan tanpa alasan, bahwa nabi itu sendiri telah menjusun kitabnja. Tetapi bangaimanapun, keaseliannja tidaklah disangsikan.
Arti Hagai ialah bahwasanja ia meletakkan pertalian antara umat Allah di djaman sebelum pembuangan dan umat Allah didjaman sesudah pembuangan "Sisa" jang tertinggal itu adalah landjutan jang sah dari umat Allah. Baitullah merupakan lambangnja, karena didalam baitullah itu hadirlah Allah nenek-mojang untuk melaksanakan perdjandjianNja, jang tidak diputuskan oleh dosa dan pembuangan, sebagaimana telah dinjatakan oleh Jeremia. Tokoh Zerubabel, keturunan Dawud, jang dipandang Hagai sebagai suatu perlambang al-Masih (Hag 2:22), mempertalikan pula djandji, jang diberikan kepada Dawud, dengan masa baru didalam sedjarah umat Allah itu. Baitullah, jang diselesaikan dengan dukungan Hagai, menjaksikan pemenuhan defisitif perdjandjian itu, jakni Jesus Kristus, hal mana telah difirasatkan nabi itu sendiri setjara samar2 (Hag 2:9).
ZAKARJA adalah semasa dengan Hagai. Ia memulai kegiatannja dua bulan sesudah Hagai menjampaikan amanatnja jang pertama (Zak 1:1)dan terus bekerdja paling tidak sampai tahun 518/517, mungkin lebih lama lagi. Zakarja bukanlah orang, jang disindir indjil Mateus (Mat 25:15). Menurut Neh 12, Ezr 5:1 dan Zak 1:1 ia termasuk kalangan dan keluarga imam. Dari itu dapat dimengertilah perhatian chususnja kepada baitullah dan ibadah. Bersama dengan Hagai ia mengusahakan diri bagi pemulihannja. penglihatan simbolisnja jang banjak tapi kabur dalam kitabnja, jang diterangkan oleh malaekat dan diuraikan dengan pandjang lebar, membuat kitab itu mendjadi sematjam kesusasteraan kenabian, jang mulai berkembang dalam pembuangan dan kemudian sangat meluas, jaitu apokalips, djenis kesusasteraan jang amat kabur. Dalam Kitab Sutji tjontohnja jang djaitu ialah Daniel dan kitab Wahju Johannes.
Kitab itu terdiri atas dua bagian besar. Bagian pertama (Zak 1-8) muat tiga nubuat, jang waktunja disampaikan, disebutkan dengan teliti. Nubuat jang pertama adalah andjuran untuk bertobat, mengingat pengalaman2 masa lampau (Zak 1:1-6). Berikutlah suatu seri penglihatan (Zak 1:7-6:8) dalam mana disisipkan beberapa hal lainnja (Zak 1:16-17; 2:10- 13; 3:8-10; 4:6-10) dan jang ditambahkan dengan tindakan kenabian (Zak 6:9- 14). Achirnja persoalan puasa (Zak 7:1-3; 8:18-19), dalam mana terdjalin sebuahchotbah tentang dosa2 Israil dimasa lampau dan tentang kedegilan mereka, jang mengakibatkan keruntuhan bangsa (Zak 7:4-14) dan beberapa nubuat tentang kebahagiaan masehi dihari depan (Zak 8:1- 23). Bagian kedua (Zak 9:1-17) seluruhnja memperbitjangkan hari depan itu. Nubuat jang pertama melukiskan kedatangan keradjaan Jahwe maupun pembasmian kekuatan2 musuh dan pemulihan Jerusjalem dengan kembalinja dari pembuangan. Nubuat jang kedua (Zak 11:4-17:13:7-9) memperbitjangkan setjara alegoris perihal gembala jang baik dan gembala jang djahat, jang menjiksa kawanan, karena kawanan itu telah menolak gembala jang baik. Nubuat jang ketiga dan terachir (Zak 12:1-14:21) melukiskan dua serangan musuh atas Jerusjalem dengan penjelamat, pemurnia dan pemulihan kota sutji itu, hukuman atas musuh kafir dan takluknja sisanja di Juda dan Jerusjalem jang sutji itu, tempat keradjaan Jahwe.
Kitab Zakarja adalah satu kitab jang paling kabur dan sulit dari Perdjandjian Lama. Para penafsir dihadapkan kepada sedjumlah persoalan, jang belum lagi terpetjahkan dengan tjara jang memuaskan samasekali. Kiranja akan terlalau pandjanglah dalam pendahuluan ini memperbintjangkan segala kesulitan itu dengan mengichtisarkan usaha banjak jang telah dilakukan untuk mentjapi pemetjahan. Agak mustahillah menjelidiki dan menguasai segala soal. Kami hanja mengutarakan beberapa kesulitan sadja. Persoalan pertama ialah: Siapakah jang menulis kitab ini? Semua penafsir kiranja sependapat, bahwa bagian pertama (Zak 1:8) berasal dari nabi Zakarja. Tetapi redaksinja jang aseli, boleh djadi oleh nabi itu sendiri, kemuliaan ditambahkan dengan ungkapan2 lain dari nabi itu. Walaupun masih ada djuga pelbagai ahli jang mengangap bagian kedua berasal dari nabi itu djuga, namun kebanjakan ahli sependapat, bahwa pasal 9-14(Zak 9-14) berasal dari nabi lain. Sebabnja ialah bahwa kedua bagian amat berbeda satu sama lain, baik mengenai bentuknja maupun isinja. Siapa gerangan pengarang bagian kedua itu, masih diperbantahkan dan sesungguhnja belum ada hipotese memuaskan. Pasal 12-14(Zak 12-14) menurut beberapa ahli berasal dari orang lain lagi, jakni jang dinamakan "Zakarja jang ketiga". Djuga tentang waktu tersusunnja bagian kedua itu, ahli2 tidak sama pendapatnja. Ada jang mengirakan- se-tidak2nja sebagian dari kitab Zakarja-dari tangan seorang nabi didjaman sebelum pembuangan. ahli2 lain menanggalkannja (sebagian daripadanja) djauh sesudah pembuangan, malahan sampai djalam Junaninja Iskandar Agung. Untuk menerangkan bagaimana Zak 9-14 digabungkan dengan kitab itu, dikemukakan pula banjak kemungkinan. Mungkinlah, demikian kata beberapa ahli pasal2 itu tadinja dan tidak disebutkan nama pengarangnja dan mungkin tertulis atas gulungan tersendiri. Zak 9-11; 12-14 dan Mal 1-3 sama anak djudulnja jaitu: amanat. Pasal2 dari pengarang2 jang tidak dikenal itu ditempatnja kedalam kitab2 sesudah tulisan2 nabi2 jang namanja dikenal. Sesudah ajat terachir (Mal 1-3) dihubungkan dengan orang tertentu, jaitu Maleachi, maka ajat2 jang terdahulu ditaruh dibawah nama nabi jang terachir, jakni Zakarja. Persoalan2 lain bergandingan dengantafsir ber-bagai2 nubuat. Dalam terdjemahan kami disana-sini kami tundjukkan beberapa kesulitan, tapi belum semuanja. Tak banjak gunanja menjebutkan semuanja disini. Hanjalah si pembatja diminta perhatiannja, bahwa dalam kitab ini ia berhadapan dengan teks2 jang sulit, jang maknanja jang sesungguhnja tidak djarang tak tertangkap djuga oleh para ahli sekalipun.
Seperti Hagai maka bagian pertama Zakarjapun merupakan adjaran kepada kaum buangan jang pulang untuk membangun kembali baitullah. Dengan baitullah itu datanglah keradjaan al-Masih. Dalam keradjaan itu ada dua tokoh jang sepadan jakni: Imam-agung Jesjua' dan keturunan Dawud Zerubabel. Sebagai sjarat bagi keradjaan al-Masih itu dikemukakan oleh Zakarja pembersihan dari dosa dan pertobatan susila. Dengan itu ia bersesuaian dengan nabi2 jang dahulu. Djuga kaum kafir akan ambil bagian dalam keradjaan al-Masih itu (Zak 2:13; 6:15; 8:20-23). Selaku imam Zakarja menitikberatkan tugas imam-agung. Djarak antara Allah dengan manusia bagi Zakarja adalah sedemikian rupa, hingga ia tidak lagi setjara langsung berkontak dengan Jahwe. Djika nabi2 dahulu menerima sabda setjara langsung dari Jahwe, maka Zakarja menerima penglihatan2 jang kabur, jang diterangkan oleh Malaekat. Karena ia tidak setjara langsung berhubungan dengan Jahwe, maka Zakarja suka memetik pendahulu2nja. Kurnia nubuat mulai padam.
Bagian kedua kitab itu merupakan kelengkapan dan malahan sebangsa koreksi atas bagian pertama. Sebab orang mengira, bahwa keradjaan al-Masih karena pembangunan baitullah itu sudah mendjadi kenjataan penuh dan bahwa kerdjaan tsb. diperintahkan oleh al-Masih jang bernama Zerubabel dalam persesuaian penuh dengan Jesjua', dengan keimaman. Nah, bagian kedua itu membawa pemandangan hari depan kedalam keradjaan al-Masih, jang oleh karenanja belum diwudjudkan oleh masjarakat Jahudi didjaman sesudah pembuangan, tetapi barula kelak mendjadi kenjataan jang penuh. Tokoh Zerubabel dan Jesjua' dalam bagian kedua itu tidak lagi memainkan peranan, dan pembangunan baitullah tidak. Dalam bagian kedua itu bangsa Jahudi memainkan peranan utama dan djuga radja perdamaian dihari depan, jang akan meradjai keradjaan Jahwe (Zak 9:9-10) Dosa akan lenjao dari tengah2 bangsa, tetapi djuga kurnia nubuat (Zak 13:1-6). Keradjaan tsb. kuat tjorak nasionalnja, walaupun disediakan tempat jang sederhana pula bagi kaum kafir, lebih sebagai hamba daripada sebagian warga jang penuh. Keradjaan tsb. adalah pemerintahan Jahwe atas dunia dan bangsa2.
Walaupun kitab Zakarja itu bukan jang terdalam dan terkaja isinja, namun dalam Perdjandjian Baru banjak dikutip. Zak 9:9 dikutip dalam Mat 26:31; Yoh 19:37 mengutip Zak 12:14 jang rupa2nja djuga disindir Wah 1:7. Pasal2 terachir kitab Wahju johannes diilhami dengan leluasanja oleh Zak 12:1-9 dan Zak 14:1-20.
Antara tampilnja Hagai dan Zakarja dengan hasilnja jang gemilang berupa selesainja pembangunan baitullah dalam tahun 515, dan oraganisasi masjarakat Jahudi oleh Esra-Nehemia (tahun 445) hendaklah ditempatkan kitab MALEACHI. Bahwa sedemikian rupa, hingga nabi tsb. lebih dekat pada Esra-Nehemia dari pada Zakarja. Ternjatalah ia seorang tokoh, jang telah mempersiapkan pembaharuan2 Esra-Nehemia, djika tidak turut-serta mengerdjakannja. Sebab iapun memerangi keadaan2 buruk jang sama seperti jang diperangi Esra-Nehemia. Masjarakat Jahudi, jang mendjadi bagian dari keradjaan Parsi, sesudah pembangunan baitullah mengorganisir dirinja disekitar ibadah jang dirajakan disana. Tetapi disanapun dimulai pula kemerosotannja. Para imam dan levita mulai melalaikan ibadah dan menjalahgunakannja untuk kepentingan diri sendiri (Mal 1:6-14). Rakjatpun melalaikan sumbangannja kepada ibadah jang berupa bagian sepersepuluh (Mal 3:8-10). Salah-adat lainnja jang hebat ialah banjak perkawinan orang2 Israil dengan wanita2 kafir (Mal 2:10-12), hal mana membahajakan kemurnian masjarakat. Imam2pun tidak terluput daripadanja. Bergandingan dengan perkawinan tjampuran ialah diputuskannja ikatan perkawinan dengan seenaknja sadja (Mal 2:13) dan wanitalah jang mendjadi korban. Itu bukan satu2nja kelaliman sosial. Lunturnja semangat umum itu agaknja bergantungan pula dengan kemasabodohan jang menulari orang2 jang terbaik sekalipun (Mal 2:17; 3:8-14). Keradjaan al-Masih, jang dinubuatkan para nabi, dengan hukumannja bagi para durdjana dan berkahnja bagi para musdjid, belum djuga datang dan oleh karena itu orang lalu melepaskan pengaharapan itu dan menjangsikan keadilan Allah.
Segala gedjala jang sehat itu ditentang kitab Maleachi. Ternjatalah nama tsb. adalah nama samaran dan diambil dari Mal 3:1 dimana disebutkan seorang "Utusan" !!(=Maleachi). Kata itu dianggap sebagai nama orang dan ditempatkan dalam djudul kitabg itu. Djadi tentang pribadi nabi itu tidak ketahuan sesuatu djua, bahkan namanjapun tidak.
Menginggat keadaan2 waktu ia tampil kedeoan, nabi tsb. adakah seorang pengandjur pertobatan dan perihal pengadjarannja lebih mirip nabi2 didjaman sebelum pembuangan daripada Zakarja dan Hagai. Orang2 Jahudi sendiri bersalah, bahwa djaman kebahagiaan itu tidak datang. Mereka melalaikan kewadjiban2 mereka terhadap Jahwe, chususnja kewadjiban beribadah. Dengan bertjampur baur dengan kaum kafir mereka berchianat kepada umat Jahwe dan dengan itu djuga kepada perdjandjian. Umat tsb. adalah umat bersaudara, karena Jahwe adalah Bapa mereka sekalian. Setiap kelaliman, jang dilakukan kepada orang sebangsa, oleh sebab itu adalah djuga kelaliman terhadapa Bapa mereka bersama. Chususnja pertjeraian merupakan kelaliman sedemikian, djustru karena perkawinan adalah suatu perdjadjian jang sutji. Terhadap kelaliman itu dan terhadap ketjabaran hati serta kesangsian mengenai kedjudjuran dan keadilan Jahwe maka nabi mempermaklumkan "Hari Jahwe", jaitu hari pengadilan atas para pendosa dan orang2 jang tidak bersesal hati, djuga hari penggandjaran bagi kaum mursjid. Anehnja, nabi tsb. tidak memberikan gambaran tentang kebahagiaan dihari depan itu dan tidak pula mempertimbangkan tentang al-Masih. Itu melulu mengenai pembalasan atas orang djahat dan orang baik dan mengenai kemenangan keadilan Allah. Djuga hukuman atas kaum kafir tidak diperbitjangkan, tetapi nabi melihat terdjadinja ibadah jang diperbaharui akan gantinja ibadah jang dilalaikan didjamannja (Zak 1:11). Itu mengenai ibadah jang universil, jang didalamnja orang2 kafirnja akan ambil bagian. Dalam hal pengharapan akan hari depan pada nabi tsb. hanja tinggallah unsur2 jang dapat diwudjudkan dalam bentuk apapun.
Kitab, jang sederhana bahasa dan gaja-bahasanja dan susunan dalam bentuk soal- djawab itu, terdiri atas enam bagian, jakni: pernjataan tjintakasih Jahwe kepada Israil (Mal 1:2-5), jang tidak ditanggapi oleh Israil. Para imam dituduh melalaikan kewadjibannja dan hukuman untuk itu dipermaklumkan (Mal 1:6-2:9). Perkawinan tjampuran dan pertjeraian dipersalahkan pada bangsa itu (Mal 2:10-16). Hari Jahwe akan datang menghukum dosa (Mal 2:17-3:5). Apabila rakjat menepati kewadjiban ibadahnja, maka bentjana kekeringan dan belalang akan dihentikan (Mal 3:6-18). Kemudian dipermaklumkan lagi hari Jahwe sebagai suatu pembalasan bagi mursjid (Mal 3:13- 21 Mal 3:13-4:3). Ajat penutup memperbintjangkan pula penepatan Taurat Musa (Mal 3:22 Mal 4:4) dan perihal seorang perintis hari Jahwe, jang akan memulihkan kerukunan ditengah rakjat guna menghindarkan keruntuhan negeri itu (Mal 3:23-24 Mal 4:5-6).
Tentang keaselian kitab itu tidak ada kesangsian jang sungguh2 berkenaan dengan keseluruhannja. Tanpa alasan tjukup pernahlah Mal 2:11-12 disangsikan keaseliannja; dengan alasan lebih besar tapi toh tidak menjakinkan seluruhnja djuga, Mal 1:11-14; dengan alasan banjak dan malahan mejakinkan disangsikanlah Mal 3:22-24 Mal 4:4-6, sehingga paling tidak ajat2 Mal 3:23-24 Mal 4:5-6 harus dipandang sebagai tambahan belakangan.
Tentang nabi JOEL tidak ketahuan sesuatupun namanja dan kitabnja jang agak
pendek. Daripadanja ternjatalah bahwa ia berasal dari Juda (
Djaman tampilan Joel hanja dapat disimpulkan dari kitabnja sadja. Karena itu ada
pendapat2 jang amat berlainan pada para ahli. Ada jang menamakan dia jang tertua
dari antara nabi2 pengarang, tetapi djuga jang termuda. Ahli2, jang menamakan
dia jang tertua, terutama mendasarkan pendapat mereka pada tempat kitab itu
dalam daftar kitab2 sutji, jaitu sesudah Hosea. Tetapi hal itu rupa2nja tidak
berdasarkan chronologi melainkan kesusasteraan belaka. Pada achir kitabnja Joel
mempermaklumkan pengadilan atas kaum kafir dan dengan itulah dimulai kitab Amos.
Djakni kita Amos dipandang dari segi kesusasteraan merupakan kelandjutan dari
kita Joel. Tetapi dewasa ini Joel umumnja digolongkan kedalam nabi-nabi didjalam
sesudah pembuangan. Dan ini dapat diterima sebagai pasti. Sebab ia mengenal
banjak dari antara pendahulu2nja, jang digunakannja. Bandingkan sadja:
Amo 1:2; Yoe 3:16; Amo 9:2; Yoe 3:18; Mik 4:10; Yoe 3:10; Yer 6:4; Yoe 3:9;
Nah 2:11; Yoe 2:6; Zef 1:14-15; Yoe 2:1-2; Yes 2:4; Yoe 3:10; Yeh 27:13; Yoe 3:4;
Yeh 29:2; Yoe 3:19; Mal 3:2; 4:5; Yoe 2:11; 3:4. Joel tidak mengenal radja,
sedangkan ia menjebutkan pelbagai lapisan rakjat (Yoe 2:13-14; 2:16).
Ia sendiri berseru kepada rakjat untuk melangsungkan liturgi tobat, hal mana
dahulu dilakukan oleh radja (1Ra 8:2; 2Ra 10:20;
Djelaslah kitab itu terdiri atas dua bagian besar. Dalam bagian pertama (Yoe 1-2) dilukiskan bentjana2 jang menimpa negeri itu jakni: belalang, kekeringan dan kelaparan. Mula2 daerah pedalaman jang tertimpa (Yoe 1:2-12) dan kemudian Jerusjalem (Yoe 2:1-11). Karena itu nabi berseru untuk melangsungkan liturgi tobat (Yoe 1:13-20; 2:12-17). Jahwe memberi djawaban dan nabi berdjandji, bahwa malapetaka itu akan berubah mendjadi berkah (Yoe 2:18-27). Bagian kedua (Yoe 3-4 Yoe 2:28-3:21) menggambarkan dari depan, "hari jahwe" atas kaum kafir akan hukuman dan atas Jerusjalem akan kebahagiaan (Yoe 4:1-8,9-21 Yoe 3:1-8,9-21). Hari Jahwe itu didahului sedjumlah gedjala untuk mempermaklumkannja (Yoe 3:1-5).
Orang mempersoalkan apa kedua bagian itu dituliskan oleh pengarang jang satu dan sama djua. Untuk menerima adanja dua pengarang jang berlainan, dikemukakan perbedaan jang rupa-rupanja tidak dapat didjembatani antara kedua bagian itu. Dalam bagian pertama diperbintjangkan peristiwa2 jang njata, jang mendjadi sebabnja ibadah harus dihentikan. Dalam bagian kedua diperbintjangkan perihal sesuatu dihari depan jang djauh, perihal perang dan pengadilan, sedangkan ibadah tidak di-singgung2 lagi. Banjak ahli, jang menerima adanja dua pengarang, perbendapat bahwa Yoe 1:15; 2:1,10,11 disisipkan oleh pengarang bagian kedua, ketika ia menjatuhkan karjanja sendiri dengan karja seorang pendahulu. Tapi pendapat jang sangat umum dan jang djuga paling tepat ialah bahwasanja seluruh kitab itu berasal dari pengarang jang sama. Antara bagian pertama dan kedua ada terlalu banjak kesamaan dan terlalu bergantung satu sama lain, untuk dapat dikata berasal dari kedua pengarang jang berlainan. Bagian kedua se-akan2 adalah pemindahan eschatologis dari bagian pertama.
Dalam bagian pertama memang kitab itu melukiskan bentjana belalang jang benar2 terdjadi, jang dibarengi dengan kekeringan dan kelaparan. Bahwa kesemuanja itu hanjalah "lambang" sadja "Hari Jahwe", kiranja tidak dapat diterima. Tetapi nabi memandang kedjadian-kedjadian itu sebagai perintis dari kedjadian2 besar pada achir djaman. hari pengadilan atas bangsa2 dan penjelamatan Israil. Bentjana belalang oleh nabi itu ditafsirkan sebagai pengadilan dari pihak Jahwe atas umatNja, hal mana dapat dielakkan dengan tapa dan doa. Tetapi pandangannja djauh lebih luas. Pengadilan tsb. bukanlah jang terachir dan definitif, melainkan lebih merupakan pendahuluan dan perlambang dari pengadilan terachir dan penjelamatan. Seperti belalang menjiksa umat, tetapi dihalaukan dengan tapa dan doa, sehingga berkah dan kemakmuran mendjadi mungkin lagi, demikianlah kelak kaum kafir akan menjerang Sion, tetapi akan dipunahkan oleh Jahwe. Sesudah itu akan tibalah masa kesedjahteraan dan kebahagiaan jang definitif bagi Sion.
Itupun adalah wedjangan Joel. Jahwe memimpin sedjarah dan menguasai peristiwa2, jang melajaniNja. Pengadilan Allah pastilah akan datang dan tidak dapat tidak akan menimpa musuh2 Sion, musuh2 Jahwe sendiri karena kedurdjanaan jang dilakukan mereka. Tetapi dalam pengadilan itu umat Jahwe akan dibenarkan dan akan diselamatkan sesudah pengubahan total oleh roh Jahwe, karena umat menjebut nama Jahwe dengan penuh kepertjajaan. Dalam kitab Joel kaum kafir tidak mendapat bagian dalam pentjurahan roh, tetapi ditolak seluruhnja. Bagi Perdjadjian Baru Joel adalah teramat penting karena ia melihat djauh sebelumnja pentjurahan roh Allah jang chas itu, pentjurahan mana mendjadi kenjataan jang tak terduga pada hari Pentekosta, dengan mana nubuat jang masih bertjorak partikularistis dari Joel dipenuhi dan sekaligus di tembusi setjara Perdjandjian Baru.
Kitab ketjil jang samasekali menjimpang dari kitab2 nabi ketjil lainnja ialah JONA. Sebab kitab ini tidak mengenai pengadjaran seorang nabi jang dikumpulkan dalam tulisannja, melainkan mengenai tjerita tentang seorang nabi jang bernama Jona. Dalam Perjandjian Lama memang ada nabi jang bernama demikian (1Ra 14:25), tetapi kitab tsb. pastilah tidak berasal dari tokoh itu. Memang si pengarang dengan Jonanja membanjangkan nabi itu. Apa kitab itu sungguh mengisahkan hal-ichwal nabi itu, akan ternjata kemudian.
Tjerita itu amat baik susunanja dan sungguh tegang. Babak pertama (Yun 1:1-2:3) mengisahkan tugas jang diberikan Jahwe kepada Jona untuk pergi mengadjar Ninive. Tugas itu dielakkan oleh nabi. Dilemparkan kedalam laut, acirnja Jona diselamatkan setjara adjaib. Bapak kedua (Yun 3-4) mengisahkan bagaimana nabi itu mau tak mau mesti menunaikan tugas, jang diulang lagi oleh Jahwe dan malahan dengan hasil jang mengagumkan. Prostes Jona terhadap tersajangnja Ninive, dengan djalan mukdjidjat pula ditolak. Demikianlah nabi itu mendapat hadjaran terasa. Antara kedua bagian terdapat sebuah mazmur sjukur (Yun 2:2-10), jang diletakkan dalam mulut nabi setelah ia diselamatkan setjara adjaib.
Dahulu orang berpendapat, bahwa kitab Jona itu sesungguhnja adalah sekumpulan beberapa tjerita jang berdiri sendiri2. Tetapi pendapat ini sekarang tidak diterima lagi. Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa didalam kisah itu ada beberapa inkonsekwensi dan kedjanggalan2 lainja, tetapi kesemuanja itu tidaklah tjukup untuk meretakkankesatuan jang tegas itu. Itu hanja menundjukkan, bahwa si pentjerita tidak banjak menghiraukan hal2 tsb. karena dianggapnja tidak penting. Hanja tentang mazmurnja dapatlah dikatakan, bahwa mazmur itu adalah tambahan. Djika itu ditjoret, kisahnja tidak berubah sedikitpun. Si pendoa tidak berada didalam perut ikan, melainkan didalam pratala. Keadaan darurat jang dilukiskan dalam mazmur itu begitu tjoraknja, sehingga dapat diterapkan kepada apa sadja. Djadi bolehlah diterima, bahwa lagu tsb. kemudian disisipkan kedalam kisah itu dan agak disesuaikan dengan situasinja.
Persoalan jang lebih penting ialah jang berikut ini: Adakah peritiwa2 jang
dikisahkan sungguh2 terdjadi ataukah seluruhnja adalah tjerita chajalan dengan
isi adjaran tertentu? Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa dahulu kisah itu dianggap
sebagai sedjarah benar. Dewasa ini masih djuga ada ahli, jang mengukuhi inti
historisnja. Orang suka mengemukakan indjil (Mat 12:39-42), dalam
mana Jesus menundjuk akan kisah tsb. Tetapi itu buka bukti bagi sifat
historisnja. Sabda Jesus hanja mengenai kisah itu sadja dan tidak mengatakan
sedikitpun tentang tjorak historisnja. Dewasa ini banjaklah dan malahan
kebanjakan ahli berpendapat, bahwa kisah itu adalah tjerita chajalan, sebangsa
parabel dalam indjil. Bahwasanja dalam kisah itu terdapat amat banjak mudjidjat,
pada dirinja, bukanlah bagi umat. Tetapi ada begitu banjak hal lainnja, jang
merupakan petundjuk2 jang tjukup untuk mengenai tjorak chas kitab itu. Banjaknja
mukdjidjat tidaklah sebanding dengan maksudnja, dan orang boleh bertanja:
mengapa disini mukdjidjat ini? Tentang pertobatan Ninive - dalam Kitab Sutji
selalu dipandang sebagai kota durdjana - dan malahan denga tjara jang begitu
adjaib, tidak ketahuan sedikitpun; dan hal ini sungguh aneh, mengingat setjara
psikologis dan wadjar tidak mungkinnja kenjataan itu, bahwasanja kota kafir
bertobat berkat pengadjaran seorang nabi Jahudi. Tambahan pula, apabila kitab
itu dibatja dengan pengetahuan jang besar tentang Kitab Sutji, maka ternjatalah,
bahwa si pengarang hampir selalu membajangkan sesuatu dari Perdjadjian Lama.
Pasal 3(Yun 3) kitab ini banjaklah kesamaannja dengan kitab Jeremia,
tidak hanja mengenai logatnja tapi djuga mengenai susunan kisah seluruhnja
(Yer 36). Tokoh Jona, jang mentjoba elakkan dari tugasnja dan oleh
karenannja "lari dari hadapan wadjah Jahwe" dan lalu terpaksa dilemparkan
kedalam laut oleh orang2 kafir jang mursjid, menundjukkan kesamaan jang tidak
ketjil, meskipun agak karikaturil, dengan Jeremia, nabi bagi kaum kafir, jang
djuga tegar hati tetapi kendati demikian toh harus tampil kedepan dan
diterdjunkan kedalam perigi oleh orang2 Jahudi jang djahat, jang hendak
melenjapkan dia. Thema tentang nabi jang ogah2an itu adalah bahan jang agak
banjak terdapat dalam Kitab Sutji. Musa memprotes (Kel 3:11), Bile'am
tidak mau memberikan berkah, tetapi dipaksa dengan keras; (
Gagasan atau adjaran tjerita itu ialah ini, bahwasanja si pengarang hendak menandaskan belaskasihan Jahwe bagi segala manusia, bagi segala pendosa, siapapun djua orangnja. Kaum kafir, bahkan jang paling djahat sekalipun, seperti orang2 Ninive terhadap orang2 Jahudi, tidaklah diketjualikan. Dalam pada itu ia mengetjam pandangan sempit jang laku pada orang2 Jahudi didjamannja, jakni: bahwasanja Jahwe hanja baik sadja bagi orang2 Jahudi, sedangkan orang2 kafir harus dibasmi semua. Jona adalah pendjelmaan dari mentalitas tsb., Jona jang sedih atas diberikannja belaskasihan kepada kaum kafir. Allah sendiri mengadjar dia tentang salah-pengertiannja, jang menjimpang sama-sekali dari pandangan Jahwe sendiri. Demikianlah si pengarang hendak mengadjak orang2 Jahudi untuk lebih menjesuaikan pandangan2 mereka dengan sifat Allahnja. Parabel tsb. tak djanggal pula dalam mulut Jesus, karena Iapun mengetjam sikap jang sedemikian itu pada orang2 semasanja. Gagasan penghargaan kepada kaum kafir itu dikemukakan si pengarang pula dengan mengatakan dalam tjeritanja bahwa orang2 kafir, seperti kelasi2 itu (Yun 1:4-6,10,13-14) sesungguhnja djauh lebih baik dan saleh daripada Jona sendiri.
Dengan tepatnja kita bileh bertanja, mengenai si pengarang djustru memiliki seorang nabi sebagai pengemban gagasan2 jang hendak diperanginja. Bagi seorang Jahudi jang beriman hal itu paling tidak djanggal rasanja. Mungkinlah dapat diterangkan sbb: Banjak nabi melantjarkan kutuk2 jang hebat lawan kaum kafir pada umumnja, dan pada chususnja kaum kafir jang mendjadi musuh seperti Ninive. Itu amat kuatnja pada beberapa nabi didjaman sesudah keruntuhan Jerusjalem. Namun demikian, pada hampir semua nabi sedikit banjak ada pula sebangsa tenggang-menenggang terhadap kaum kafir, jang dengan satu danlain tjara dapat djuga ambil bagian dalam keselamatan orang2 Jahudi. Tafsir jang laku didjaman pengarang kitab Jona melulu menitikberatkan kutuk2 itu, hal mana harus membenarkan sikap orang2 Jahudi. tafsir tsb., jang membuat nabi2 mendjadi karikatur, hendak diperangi si pengarang dengan mentjiptakan karikatur seorang nabi sebagai pendjelmaan tafsir tadi. Dengan itu ia sekaligus memberikan suatu koreksi jang amat berharga kepada nabi2, jang kadang2 memang agak berat sebelah itu, djustru dengan menjoroti segi lain dari pengadjaran mereka.
Melihat ketjenderungan kitab Jona itu dan gagasan2 jang hendak diperangi, maka tidak boleh tidak kitab itu ditulis diwaktu belakangan dan adalah salah satu kitab terachir dari Perdjandjian Lama. Orang tahu, bahwa masjarakat Jahudi sesudah pembuangan makin lama makin mementjilkan diri daripada kaum kafir dan makin lama mendjadi makin partikularistis, disertai dengan ketjenderunangan berat untuk mengetjualikan kaum kafir samasekali dari belaskasihan dan keselamatan dari pihak Allah. Didalam suasana tadi amat sangat serasilah kitab Jona itu sebagai protes. Bahasa kitab itupun adalah pula bahasa dari waktu belakangan. Karena itu Kitab tsb. dikarang didalam masa gagasan2 tsb. sudah mendjadi umum dan bahasa rakjat sudah mendapat banjak pengaruh bahasa Aram. Sebaliknja kitab itu pastilah sebelum tahun 200, sebab pada waktu itu Putera Sirah sudah mengenal kitab keduabelas nabi dalam mana termasuk pula kitab Jona.
Dilihat setjara demikian, maka kitab Jona mentjerminkan perkembangan terachir dari wahju Perdjandjian Lama. Dengan universalismenja serta penghagaannja kepada kaum kitab itu dekat pada Perdjadjian Baru, dekat pada Jesus, jang dalam hal- ichwal Jona telah melihat perlambang hal-ichwalNja sendiri, djustru untuk mendjamin keselamatan bagi kaum kafir.
Ende: Zefanya (Pendahuluan Kitab) PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat
sedjumlah tulisan kenabian, jak...
PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat sedjumlah tulisan kenabian, jakni tudjuhbelas (Lagu ratap termasuk djenis sastera lain), jang merangkum djangka waktu antara l.k. 750 dan 200 seb. Mas. Tulisan2 itu mewakili suatu aliran kuat dalam agama Israil, jang sebelumnja sudah ber-abad2 lamanja berlangsung. Kitab2 nabi itu merupakan puntjak dan buah masak2 dari kurnia kenabian jang mengalami sedjarah dan perkembangannja sendiri sebelum menghasilkan buah2 jang terpelihara dalam kitab para nabi. Kurnia kenabian itu boleh dianggap sebagai kechasan agama Israil jang mentjapai kepenuhannja dalam diri Jesus Kristus.
Namun demikian kurnia tsb. boleh ditempatkan dilatarbelakang jang lebih luas dan melewati perbatasan bangsa Israil dan Perdjandjian Lama. Sebab beberapa gedjala jang diketemukan dalam keterangan2 Kitab Sutji tentang aliran kenabian terdapat pula pada bangsa2 tetangga Israil, jang serumpun dengannja; dengan perkataan lain: pada bangsa2 Semit pada umumnja (bangsa2 Semit ialah bangsa2 keturunan Sem menurut Kitab Sutji). Tidak disangkal, bahwa gedjala2 kenabianpun terdapat pada bangsa2 lain, akan tetapi kalau demikian, agak djarang2 saja ada. Tokoh2 besar dari agama lain, seperti Budha dan para Reshi Hindu tidak boleh dibandingkan dengan nabi2 Israil apalagi filsuf seperti Kon Fu Se atau Lao Tse. Sebaliknja pada bangsa2 jang mendiami negeri Kena'an sebelum Israil memasukinja dan pada bangsa2 disekitar Israil diketemukanlah gedjala2 jang mirip gedjala2 kenabian di Israil. Kitab Sutji sendiri mentjeritakan mengenai "nabi2 Baal dan nabi2 'Asjera", jang menjertai permaisuri Izebel jang berasal dari Fenesia (1Ra 18:19; bdk. 2Ra 10:19). Diluar Kitab Sutjipun ada berita tentang "nabi2" di Mesopotamia dan Palestina. Tjontoh jang paling djelas ialah Muhammad, orang jang berbangsa Arab, djadi berbangsa Semit, dan tokoh2 kenabian lain jang mendahuluinja di Arabia. Penjerupaan Muhammad dengan nabi2 Israil tentu sadja tidak terpungkiri.
Bukan maksud kami untuk begitu sadja menjamaratakan kurnia kenabian di Israil dengan gedjala2 jang serupa pada bangsa2 Semit jang lain. Namun demikian kiranja boleh diterima, bahwa kurnia ilahi jang chas itu mendapat tanah jang subur dalam watak bawaan bangsa2 Semit. Watak alamiah digunakan oleh Allah untuk maksud- tudjuanNja sendiri; bawaan itu diangkat serta dihaluskan oleh anugerah ilahi, jang dapat bertumpu pada sifat alamiah tanpa merusakkannja. Bangsa Israil seakan2 ditjiptakan oleh penjelenggaraan Allah sedemikian rupa sehinggga pada waktunja dapat dianugerahi kurnia kenabian jang chas. Itulah sebabnja maka orang tidak usah heran atau kaget, pabila diluar Israil pun terdapat gedjala2 jang segera mengingatkan kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Kemiripan jang kelihatan tidak usah mengurangi sedikitpun keaselian kurnia kenabian di Israil. Dan untuk mempertahankan keistimewaan umat Allah tidak perlu orang menjangkal kesamaan jang njata. Kesamaan itu kan dibarengi dengan perbedaan asasi, meskipun perbedaan itu tak kelihatan sekalipun. Demikian misalnja orang boleh menerima, bahwa Muhammad melandjutkan, bahkan menjelesaikan serta menutup aliran kenabian bangsa2 Semit, tanpa menerima bahwa tokoh itu adalah landjutan dan penjelesaian kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Bagi kita ini Jesus dari Nasaret adalah nabi terachir dari para utusan Allah kepada umatnja jang terpilih, jakni Israil. Nabi2 jang diketemukan dalam Perdjandjian Baru sama sekali lain tjorak dan tugasnja. Tapi tanpa keberatan sedikitpun Muhammad boleh dipandang sebagai penutup aliran kenabianalamiah jang terdapat pada bangsa2 Semit pada umumnja. Jang pertama terletak dibidang adikodrati jang bertumpu pada susunan alamiah, pada hal jang kedua adalah alamian belaka. Perbedaan njata antara kurnia kenabian sedjati di Israil dengan gedjala2 kenabian pada bangsa2 kafir disekelilingnja kiranja boleh diringkaskan sbb.: Kurnia kenabian bersifat etis, kesusilaan, oleh karena berasal dari Allah jang etis tjoraknja. Kurnia itupun menentang atau sekurang2nja mengatasi keinginan dan harapan nasional. Tetapi nabi kafir tidak mempunjai tjorak etis dan selalu berbatas kepentingan dan keinginan bangsanja sendiri. Muhammad tentu ada tjorak etis padanja djuga dan ia melampaui batas duku dan bangsanja. Tetapi tjorak itu pada Muhammad djauh kurang njata dari pada para nabi Israil.
Selandjutnja disini dibahas hanja kurnia kenabian jang merupakan kechasan dan keistimewaan umat Allah dari Perdjandjian Lama.
Tetapi perlu segera ditambahkan, bahwa kurnia kenabian itu merupakan suatu gedjala jang amat madjemuk dengan sedjarah dan perkembangannja sampai kepuntjak. Keterangan2 jang disadjikan Kitab Sutji sendiri djauh dari terang dari segala sudut dan seginja. Istilah "nabi" dan "bernubuat" ada pelbagai maknanja. Perkataan "nabi" sendiri (demikianpun bunjinja dalam bahasa Hibrani) tidak memberi banjak pendjelasan. Arti perkataan itu ialah: berseru, berbitjara, memaklumkan. Tetapi istilah itu tidak mengatakan sedikitpun tentang siapa jang berbitjara atau apa jang dikatakan. Memang Kitab Sutji sendiri memberikan suatu keterangan, jakni dalam kisah panggilan Musa (Kel 4:15-16; 17:1) Musa diutus Allah kepada Fare'o. Tetapi Musa menolak oleh karena tidak fasih lidah. Ia lalu diberi pembantu, jakni adiknja Harun, jang akan mendjadi djurubitjaranja. Ia adalah "mulut" Musa dan Musa mendjadi "Allah" Harun. Di depan Fare'o Musa mendjadi Allah dan Harun nabinja. Djadi "nabi" disini "djurubitjara Allah". Sudah barang tentu arti kata itu dengan tegas lagi ringkas menundjukkan tugas nabi2 besar jang tampil kedepan dalam kitab para nabi. Tetapi dalam Kitab Sutji sendiri istilah jang sama dipergunakan sehubungan dengan tokoh2 lain serta kegiatan mereka.
Kelompok2 orang ekstatisi jang memainkan peranannja dalam ibadah kadang2 disebut
"nabi" dan mereka "bernubuat dalam ekstasenja. Disekitas Sjemuel, jang melajani
tempat sutji di Sjilo (1Sa 2:18) terdapatlah "nabi2" jang
bersangkutan dengan tempat sutji (1Sa 10:5). Setjara buatan, jakni
dengan alat2 musik, mereka menimbulkan ekstase lalu "bernubuat" (mengigau).
Keadaan itu disertai pelbagai gedjala jang aneh (1Sa 10:11-13; 19:20-24)
Orang2 itu nampaknja madjenun (bdk. 2Ra 9:11), kerasukan roh Allah
(1Sa 19:20,23). Kemudian dalam sedjarah diketemukan pula kelompok2
"nabi" sehubungan dengan Elija (1Ra 18:4). Elisja'pun mempunjai
hubungan dengan "tjanterik2 nabi" (2Ra 2:3-18). Ungkapan "tjanterik
nabi" dalam bahasa Hibrani berbunji "putera2 (anak) nabi" dan artinja ialah
orang jang mendjadi anggota kumpulan atau kelompok tertentu, djadi anggota
kumpulan nabi2. Sudah barang tentu kelompok2 nabi2 itu melandjutkan nabi2 jang
ada disekeliling Sjemuel. Mereka tinggal ber-kelompok2, kadang2 ratusan orang
(1Ra 18:4; 2Ra 2:3,5,7) dan diam terpentjil dari pergaulan masjarakat
(2Ra 6:1-2), di sekitar tempat sutji, seperti Gilgal (
Sudah barang tentu nabi2 ekstatisi tsb. Mempunjai tjorak keigamaan jang njata dan bersangkutan dengan ibadah. Tetapi keterangan2 Kitab Sutji tidak mengidjinkan untuk menetapkan perasaan mana mereka pegang dalam ibadah. Adakah mereka dalam ekstasenja membawakan firman Allah dalam ibadah sebagai djawaban atas permohonan para pemudja atau peranan lain dipegangnja? Ada ahli jang berpendapat, bahwa salam ibadah Israil, dahulu dan kemudian, nabi2 memegang peranan tertentu, suatu djawatan tetap, disamping para imam. Orang2 itu menundjukkan beberapa mazmur (misalnja Maz 2:6; 110:2:4) tempat suatu firman Jahwe dibawakan. Katanja kalimat2 sedemikian itu diutjapkan oleh seorang nabi dalam ibadah. Selandjutnja dikatakan, bahwa beberapa nubuat jang terkumpul dalam kitab para nabi (misalnja Joel) berasal dari ibadah, sehingga nabi jang bersangkutan merupakan nabi ibadah pula. Akan tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan dan keterangan2 jang dapat dikumpulkan dari Perdjandjian Lama tidak tjukup untuk meneguhkan hipotese tsb. Maka dari itu harus dikatakan, bahwa kitapun tidak tahu peranan manakah dimainkan kelompok2 nabi dalam ibadah. Halnja tetap kabur sadja.
Disamping dan bersama dengan nabi2 tsb. kita menemukan dalam Kitab sutji
pelbagai tokoh lain jang diberi djulukan "nabi", namun amat berlainan dari para
ekstatisi tsb. dan djuga dari nabi2 besar jang tampil dalam kitab para nabi. Di
djamanpara Hakim ada nabiah Debora, jang menghakimi Israil (Hak 4:4).
Dalam Kitab itupun muntjul seorang nabi jang tak bernama (Hak 6:8).
Mungkin sekali nabi itu hanja akal kesusateraan sadja dengan mana pengarang
kitab mengemukakan pikirannja sendiri. Pada achir djaman para Hakim tampilah ke
depan tokoh besar nabi Sjemuel (1Sa 3:20; 9:9; 2Ta 35:18), jang
berhubungan dengan dan malah memimpin para ekstatisi (1Sa 19:20).
Tetapi terang sekali Sjemuel tidak termasuk kedalam kalangan orang2 itu.
Kemudian dari itu ber-kali2 nabi jang serupa diketemukan dalam Kitab Sutji,
seperti Ahia (1Ra 1:29-30; 14:2-3) Jehu (1Ra 16:7), Jona
(2Ra 14:24), nabiah Hulda (2Ra 22:14-15), Urijahu
(Yer 26:20), Sjemaia (2Ta 12:5-6), Ido (
Sudah barang tentu nabi2 jang sedemikian itu merupakan suatu djabatan dan lembaga tetap di Israil. Achirnja undangpun mengaturnja. Sebab dalam kitab Ulang tutur (Ula 18:15-22) sesungguhnja terdapatlah suatu undang mengenai nabi2. Undang itu kiranja mengatur keadaan jang sudah lama berlangsung dan sedikit banjak merosot, sehingga perlu diberi petundjuk untuk membedakan nabi2 sedjati dan nabi2 gadungan. Undang itupun menjatakan, bahwa lembaga kenabian itu di Israil memegang peranan, jang pada bangsa2 lain dimainkan oleh tukang sihir dan tukang tenung, jang di Israil dilarang (bdk. (Ima 19:26,31); 1Sa 28:7). Apabila rakjat memerlukan petundjuk2 ilahi dalam hidup se- hari2 mereka dapat menghadap nabi2 itu. Sebagaimana radja Babel, Ninive atau Mesir mempunjai tukang2 tenung jang tetap untuk diminta nasehat2nja dalam urusan negara, dalam perkara perang dan damai, demikianpun dalam istana radja Israil ada nabi2 Jahwe.
Pengarang 1Sa 9:9 mengatakan, bahwa orang jang dimasanja disebut
"nabi, dahulu, misalnja ada masa Sjemuel, dinamakan "pelihat". Makna keterangan
itu tidak amat djelas, tetapi jang berikut ini boleh diterima. Dahulu istilah
"nabi" adalah sebutan kelompok2 nabi ekstatis dalam ibadah, sebagaimana jang
dipaparkan diatas. Disamping nabi2 itu ada "pelihat2", perseorangan dan pribadi
untuk keperluan hidup se-hari2 (sebutan lain ialah: orang ilahi atau "pesuruh
Allah", (bdk. 1Ra 13:1) Kemudian orang2 inipun disebut "nabi". Dan
kiranja perkaranja bukan hanja perpindahan sebutan, tetapi djuga tjampuran
fungsi. Mula2 "nabi" dan "pelihat" berbeda satu sama lain, tetapi kemudian nabi2
itupun bertindak sebagai "pelihat". "Pelihat Sjemuel sudah berhubungan erat2
dengan para nabi dan Elisja'pun bergaul dengan "tjanterik2 nabi" pula.
Demikianpun terdjadilah kedua tugas jang mula2 berlainan itu lama kelamaan
melebur mendjadi satu sadja, sehingga istilah "nabi" melingkupi ke-dua2nja.
Menurut 2Ra 21:10 didjaman radja Menasje ada "nabi2" (djamak)
ditempat lain nabi2 disebut disamping para imam (
Dapat dimengerti pula, bahwa kedua fungsi tsb. melebur mendjadi satu. Sebab antara nabi2 ekstatisi dan nabi2 profesionil ada kesamaan djuga kendati perbedaan. Kedua2nja mempunjai hubungan chusus dan langsung dengan Allah. Ekstatisi dianggap kerasukan roh ilahi jang menampakkan diri dalam ekstase mereka. Pelihat2 itu berkat hubungannja dengan Allah mengenal hal2 tersembunji atau kedjadian dimasa depan. Dan pengetahuan adjaib itupun menjatakan pengaruh ilahi jang chusus. Maka dari itu masuk akal, bahwa semua orang dalam siapa pengaruh Allah menjatakan diri, entah dengan ekstase entah dengan pengetahuan adjaib, kemudian disebut "nabi" sadja.
Tetapi lembaga kenabian ekstatis-profesionil mengalami kemerosotan pula. Dalam hal ini kiranja pengaruh agama2 kafir memegang peranannja. Nabi2 Jahwe jang menjertai radja Israil (1Ra 22:5-28) pasti bukan nabi2 sedjati, melainkan pendjilat radja sadja, terutama pemimpin mereka Sidkia. Sudah dikatakan, bahwa nabi2 profesionil harus diberi upah untuk pernjataannja (bdk. 1Sa 9:7-10; 1Ra 14:3; 2Ra 5:15). Mudah sadja adat itu mendjadi alasan kemerosotan lembaga kenabian (bdk. 2Ra 5:20-24), oleh karena itu nabi2 itu terlalu mentjari keuntungan sendiri, atau sebagai pegawai radja terlalu tjondong untuk menjenangkan madjikannja sadja. Karenanja salam kitab para nabi atjap kali diketemukanlah "nabi palsi", jang merupakan lawan jang gigih utusan2 Jahwe jang sedjati. Jeremia harus menentang sekelompok nabi jang disebut namanja dan bekerdja diantara kaum buangan di Babel (Yer 29:21-23) dan dalam Bait Allah ia bergulat dengan seorang nabi jang bernama Hananja bin 'Azur (Yer 28:1-17). Dimasa radja Jojakim ia ditangkap oleh para imam dan nabi (Yer 26:7-15). Mereka itu disebut "pembohong" (Yer 6:13; 8:10), jang bernubuat hanja untuk makanannja melulu (Mik 3:11). Mereka pemabuk (Yes 28:7) dan pendjinah (Yer 29:23). Mereka sesungguhnja tidak diutus Jahwe (Yeh 13:6) dan meramalkan apa jang diinginkannja sendiri, rakjat serta radjanja (Yer 5:31; 6:14; 13; Yes 30:10). Dengan demikian mereka tidak mengusahakan pertobatan rakjat, melainkan membuat mereka tinggal di dalam kedurdjanaannja (Yer 23:14; Yeh 23:23). Nabi2 palsu itu sungguh suatu bentjana di Israil, sebab mereka menjesatkan rakjat dan merupakan antjaman untuk bangsa maupun agama Israil. Mungkin sekali bahwa tidak semua nabi itu mula2 buruk maksudnja dan barangkali mula2 mereka sungguh nabi Jahwe sedjati. Tetapi demi untuk keuntungan materiil dan hendak menjenangkan rakjat dan radja mereka kadang2 menjalahgunakan kurnianja atau tertipu oleh angan2nja sendiri dengan tidak membedakan apa jang datang dari Jahwe dan apa jang tjotjok dengan keinginan hatinja sendiri (bdk. Zak 13:2-6).
Kendati kemerosotan jang kadang2 menurunkan para nabi ekstatis-profesional itu,
mereka toh tjukup besar pengaruhnja akan jang baik dalam hidup keigamaan Israil.
Tidak ada banjak tjerita tentang pengaruh para ekstatisi. Tetapi setidak2nja
pada permulaan mereka nampak sebagai pembela agama Jahwe jang murni. Permaisuri
kafir Izebel mengejar serta membunuh mereka (bdk. 1Ra 18:4; 19:10,14).
Tetapi terutama nabi profesionil adalah djagoan agama Jahwe dan tatasusila. Nabi
Natan menegur radja Dawud karena berdjinah dan membunuh orang jang tak berdosa
(2Sa 12:1-5) dan mendukung radja itu untuk mendirikan pusat agama
jang baru (2Sa 7:1-17). Waktu Jerobe'am mulai dengan ibadah
tersendiri, maka seorang nabi menentang (1Ra 11:29-39), tetapi iapun
menegur radja itu oleh karena terlalu tjondong kepada kekafiran (
Djustru nabi2 profesionil, terutama jang disebut diatas, merupakan pendahuluan
sedjati dari nabi2 besar jang nubuat2nja terpelihara dalam Kitab Sutji.
Chususnja Elija amat mirip mereka. Namun demikian nabi2 besar itu ada tjoraknja
tersendiri, sehingga tidak boleh digolongkan kedalam lembaga kenabian tsb.
Perbedaanja bukan hanja, bahwa nabi2 jang dahulu tidak terpelihara nubuat2nja
dalam tulisan tersendiri, sedangkan para nabi2 jang terachir kurnia kenabian
dibarengi dengan kurnia untuk menulis, entah pada mereka sendiri entah pada
orang lain, sehingga utjapan2nja tersimpan dalam Kitab Sutji. Adakalanja orang
membedakan "nabi2 penulis" dan "nabi2 bukan penulis", perbedaan mana hanja
lahiriah belaka. Kelainan, sesungguhnja djauh lebih mendalam. Jang pertama
diantara nabi2 "penulis",jakni amos (Amo 7:14) membedakan diri dengan
"nabi2" (profesionil) dan "tjanterik2 nabi" (ekstatisi). Dan jang sama kiranja
boleh diterapkan pada semua nabi jang tampil dalam kitab para nabi. Mereka itu
bukan ekstatisi dan bukan pedjabat kenabian, melainkan charismatisi, jang
menerima panggilan chas dari pihak Allah dengan tugas tersendiri. Beberapa
diantaranja seperti Jesaja (Yes 6), Jeremia (Yer 1)
Jeheskiel (Yeh 2:1-10) Amos (Amo 7:14-15) mentjeritakan
panggilannja. apa jang dahulu kadang2 terdjadi dengan nabi2 profesionil, jang
diberi tugas chusus oleh Allah (bdk. 1Sa 3:1-14; 2Sa 7:4-6;
Tugas nabi charismatis pada umumnja ialah: Mendjadi djurubitjara Allah, suara Allah, pada umatnja untuk memperingatakan kepadanja tuntutan2 keigamaan dan tatasusila. Allah Israil kan pentjipta dan pendukung tatasusial dan Dialah Allah jang mahaesa, satu2nja Allah dan tidak menanggung persaingan dewata kafir. Para nabi diutus untuk memperingatkan kepada Israil akibat dan kesimpulan dari pilihannja dari pihak Allah, jang telah mengikat perdjandjian dengan bangsa ketjil ini.
Tetapi perdjandjiaan itu adalah suatu peristiwa dalam sedjarah dan terlaksana oleh sedjarah umat, jang diselenggarakan oleh Allah perdjandjian itu. Karenanja para nabi nampaknja terutama terutama sebagai penafsir sedjarah, sedjarah nasional Israil dan sedjarah internasional, sedjauh bersangkutan dengan sedjarah umat Allah. Sedjarah itu dihadapi para nabi dari segi keigamaan dan kesusilaan. Mereka betul2 sadar dan isxaf, bahwa dibelakang peristiwa2 kenegaraan tangan Allah sedang bekerja serta memimpin. Apa jang kelihatan oleh mata insani ada dasar dan latarbelakang ilahinja jang tak nampak. Para nabi menembusi permukaan untuk membuka dasar ilahinja itu. Sedjarah Israil jang insani adalah sedjarah keselamatan jang dikerdjakan Allah didalamnja. Allah sendirilah jang bertindak dan berbuat didalam peristiwa jang rupanja insani belaka, akan keselamatan umatNja, bahkan akan keselamatan umat manusia seluruhnja. Djustru segi itulah disingkapkan oleh sabda kenabian, sehingga para nabi menghubungkan satu sama lain pernjataan perbuatan dan pernjataan-sabda. Kedua itu lalu melebur mendjadi satu, sehingga peristiwa mendukung sabda kenabian dan sabda itu pada gilirannja membuka rahasia kedjadian. Peristiwa2 politik bagi para nabi mendjadi hukuman atau -atjap kali sekaligus - berkah ilahi; hukuman atas dosa umat atau dosa lawan umat, dan berkah perdjandjian jang mendapat wujud jang njata.
Karenanja para nabi bertumpu pada dan berakar dalam tradisi iman Israil. Sudah barang tentu mereka mendjulang tinggi diatas tingkatan jang umum dan merupakan puntjak didataran. Tetapi mereka tidak terpisah dari umat Allah dan tidak melangkah tersendiri2 sadja. Sebenarnja mereka termasuk kedalam tradisi iman Israil jang djuga dikembangkannja. Iman Israil mempunjai tjorak historis, artinja mengenai peristiwa dan kedjadian jang njata. Memang Israil pertjaja akan Tuhan, tetapi Allah Israil bukan gagasan niskala dan mudjarad, melainkan pribadi jang berbuat sesuatu dan menjatakan diri dengan perbuatan dalam sedjarah. Iman jang terpelihara dalam tradisi itulah jang diambil alih oleh para nabi. Dengan amat tepatnja mereka pernah disebut "suara kalbu Israil", suara rasa keigamaan dan kesusilaan. Lebih dari pada siapapun djua para nabi sadar dan insjaf akan seluruh isi dan segala akibat praktis dari iman Israil itu. Apa jang mereka terima dari leluhur diselami dan diresapkannja sedalam2nja. Dengan tadjam mereka melihat apa jang pernah dibuat dan terus dikerdjakan Allah dan djuga siapa Allah jang berbuat dan bertindak itu. Djustru berkat kehalusan kesadarannja itulah para nabi bukan hanja penjalur iman dan tradisi jang tidak berubah sedikitpun. Ditolong oleh terang Ilahi jang chas para nabi djuga mengembangkan dan memadjukan iman dan tradisi jang hidup. Tanpa meninggalkan apa sadja jang sedjati dari dahulukala, mereka sekaligus menambahkan sesuatu jang baru, landjutan tulen dari jang sudah2. Dengan demikian para nabi bukan hanja pembawa tradisi dan pemelihara iman jang bertumpu pada wahju ilahi, tetapi mereka djuga alat wahju jang baru betul. Tetapi jang baru langsung berkembang dari jang lama, jang dibawah penerangan ilahi dipikirkan dan lalu dipahami se-penuh2nja oleh para nabi.
Didalam arus besar tradisi iman Israil para nabi merupakan suatu aliran ketjil jang mendjadi tulang punggung tradisi umum itu. Sebab sesungguhnja para nabi bukanlah orang jang tersendiri2 sadja. Mereka melandjutkan satu sama lain serta mengembangkan satu sama lain. Jang kemudian bertumpu pada pendahulunja, bahkan ada kalanja dalam tjaranja kabar dibawakan mereka. Tidak demikian halnja, bahwa tiap2 nabi se-akan2 mulai kembali, melainkan kabar nabi jang dahulu diambil alih dan diteruskan oleh nabi jang baru. Dengan demikian para nabi mendjadi satu sungai jang terus mengalir didalam sedjarah Israil, sampai kurnia kenabian lenjap dari umat Allah.
Sebagai penafsir sedjarah adakalanja nabi Israil membitjarakan mengenai masa depan djuga. Memang seringkali nabi dianggap terutama sebagai peramal akan tetapi hanja dalam gabungan seluruh tugasnja hal sedemikian itu kadang2 terdjadi. Dajdi fungsi itu hanja segi tertentu dan bukanlah jang paling penting dari kurnia kenabian. Sebagai djurubitjara Allah nabi per-tama2 menembusi sedjarah aktuil jang sedang berlangsung dimasanja sendiri untuk menjingkapkan segi ilahinja. Tetapi sedjarah itu adalah sedjarah keselamatan dan nabi insaf bahwa keselamatan jang dikerdjakan Allah dalam sedjarah sekarang belum terlaksana, belum sampai djuga. Sebaliknja, keselamatan jang direntjanakan Allah dibahajakan oleh ketidaksetiaan umat. Namun demikian Allah tetap setia pada djandjinja dan karenanja selandjutnja Ia akan bertindak lagi untuk mengembalikan umat kedjalan jang lurus dengan hukuman jang menghasilkan pertobatan, supaja achirnja keselamatan ilahi itu terlaksana. Karenanja para nabi kerap kali berbitjara tentang bentjana2 jang akan ditimpakan Allah kepada umatnja. Bahkan orang mungkin mendapat kesan, bahwa nabi2 umumnja tjukup pessimis, chususnja jang terdahulu. Akan tetapi sebenarnja para nabi optimis, meskipun realis djuga. Mereka tidak menutup mata bagi keadaan jang njata, tetapi mereka mempunjai iman jang tak tergontjangkan akan Allah serta kesetiaanNja. Memang hukuman2 berat didjatuhkan atas Israil, teapi dengan maksud supaja bertobat dan allah lalu dapat melaksanakan rentjanaNja. Harapan itu tak pernah lenjap dari para nabi. Mereka jakin, bahwa setidak2nja sisa Israil akan bertobat lalu diselamatkan. Berdasarkan imannja nabi kadang2 mendapat intuisi tentang masa depan, masa keselamatan. Intuisi jang asasi itu kadang2 digambarkan nabi dengan menggunakan gagasan dan gambaran jang tidak diambil dari intuisi itu, melainkan dari apa jang diketahui nabi setjara lain dan jang sesuai dengan gagasan jang laku dilingkungannja.
Dalam hubungan itulah muntjul nubuat2 masehi. Para nabi adalah pembawa ulung dari harapan Israil jang kuno. Oleh karena sedjarah jang njata belum djuga memenuhi harapan itu atau hanja memenuhinja sebagian sadja, maka pandangan Israil terutama pandangan para nabinja melajang kemasa jang akan datang. Dengan kejakinan mutlak diharapkan turun tangan Allah jang terachir dalam sedjarah umatnja dan bagsa manusia seluruhnja. Entah Allah sendiri, entah seorang utusan Allah achirnja toh akan memenuhi seluruh harapan. Dalam intuisinja itu nabi sesungguhnja membawa suatu kabar bagi jang melampaui masanja sendiri dan karenanja tetap kabur bagi nabi sendiri pula. Ia tahu, bahwa sesuatu jang maha hebat akan terdjadi, tapi tidak tahu bagaimana dan apa jang terdjadi. Maka itu ia menggambarkan intuisinja dengan bahan jang diambil dari lingkungannja jang amat terbatas sambil bertumpu pada keadaan, kedjadian2 dan tokoh2 jang sedjamannja. Dari sebab itu dalam nubuat2 itu amat perlu dibedakan baik2 dua unsur, jakni intuisi asasi dan gambaran pembungkusnja. Kenjataan jang dinubuatkan dapat agak berlainan dari lukisan jang disadjikan nabi, meskipun tjotjok dan serasi dengan intuisi tsb. Nabi pasti tahu akan keselamatan jang terachir, jaitu keselamtan masehi, tetapi ia tidak tahu akan wudjud jang njata. Namun demikian wudjud itupun digambarkannja. Maka dari itu sama seklai tidak tjotjok dengan tjorak nubuat, djika kenjataan masehi melebihi gambaran kenabian. Intuisi asasi dipenuhi seluruhnja tapi gambaran diatasi, oleh sebab lukisan itu terikat pada masa dan lingkungan nabi dalam sedjarah. Itulah sebabnja maka gambaran jang disadjikan masing2 nabi dapat agak berlainan, sedemikian rupa sehingga tidak dapat disesuaikan satu sama lain. Tetapi kelainan itu tidak mengurangi sedikit djuapun kebenaran asasi jang adalah milik bersama para nabi. Perlulah orang ingat akan tjorak nubuat tsb. apabila Perdjandjian Baru menundjukkan kepada nubuat2 jang lama itu se-akan2 terpenuhi dalam diri Jesus dan karjaNja sungguh2 memenuhi intuisi asasi nabi setjara pari-purna, tetapi sekaligus menembusi dan djauh melampaui gambaran dalam mana intuisi itu dibungkus oleh mereka. Karena itulah nubuat2 Pendjandjian Lama sering kali tidak dapat dimengerti, kalau tidak bertolak dari kenjataan Perdjandjian Baru.
Apa jang dikatakan diatas menjatakan se-terang2nja, bahwa para nabi adalah tokoh keigamaan dan kesusilaan. Sebagai pendukung dan penjaga agama jang murni dan tatasusila jang sehat mereka diutus Allah kepada umatNja dan liwat umatNja kepada bangsa manusia seluruhnja. Dengan gigihnja mereka berdjuang, atjap kali hampir2 sendirian sadja, untuk membersihkan agama perdjandjian dari kemerosotan insani. Kerap kali agama Israil sungguh dirusakkan oleh pengaruh kekafiran. Sebenarnja nabi2 tidak djarang turun tangan dalam urusan kenegaraan, tapi maksud-tudjuannja selalu bersifat agamiah belaka. Politikkan seirng2 mengantjam kemurnian agama Jahwe dan hubungan2 diplomatik dengan negeri2 kafir tidak djarang menghantar dewa2 kafir masuk wilajah Jahwe, Allah Israil. Apabila nabi2 menjerang bangsa2 kafir serta mengantjam kepada keruntuhannja, maka bukanlah nasionalisme jang me-luap2 mendorong mereka, melainkan rasa keigamaannja. Bangsa2 itu entah menindas umat Allah entah membahajakan kemurnian agamanja. Dan tidak sedikit nabi toh membuka pintu keselamatan untuk kaum kafir djuga. Pelbagai nabi pun menentang kemerosotan sosial di Israil sendiri, penindasan dan pengisapan dari pihak golongan jang satu terhadap golongan jang lain. Tetapi dasar terachir dari ketjaman itu ialah agama para nabi. Semua orang Israil adalah umat Jahwe, anak Allah jang melindungi jang lemah. Semua sama sadja kedudukan dan haknja. Penindasan sosial achirnja merusakkan agama, hubungan Allah dengan seluruh umatNja. Para nabi tentu sadja tidak bermaksud merobohkan susunan masjarakat, sebagaimana jang dikehendaki Allah. Tetapi djandji2 jang termuat dalam perdjandjian jang diikat Jahwe dengan Israil, teruntukkan bagi semua. Dan tiada seorangpun boleh menghalangi djandji2 itu terlaksana untuk semua. Para nabi pun mempertahankan seluruh Taurat, oleh sebab merupakan pernjataan kehendak ilahi jang harus dilaksanakan manusia. Dahulu beberapa ahli pernah mempertentangkan Taurat Musa serta para imam jang adalah pendukung Taurat, dengan para nabi, se-akan2 mereka tidak peduli akan Taurat. Tetapi pandangan itu keliru sama sekali. Apabila nabi2 sampai mengetjam ibadah mendjadi formalisme belaka atau malahan tachajul sadja. Dalam agama Israil ibadah tanpa tatasusila tidak masuk akal, oleh karena agama itu etis karena Allahnjapun etis adanja. Adakalanja nabi2 berbentrokan dengan para iman, tetapi sebabnja ialah: imam2 itu melalalaikan tugasnja sebagai pendukung tatasusila. Pada dirinja djabatan keimanan dan kurnia kenabian tidak bertentangan satu sama lain, melainkan saling mendukung untuk mempertahankan kemurnian agama dan tatasusila jang bersangkutan. Nabi2 menentang iman2 gadungan seperti mereka melawan nabi2 palsu. Djasa jang terbesar para nabi di Israil ialah menginsafkan kepada bangsa itu, bahwa agama-ibadah dan tata-susila tak terpisahkan.
Sebagai djurubitjara Allah para nabi menjampaikan kabarnja sebagai sabda Allah sendiri. Mereka sendiri insaf, bahwa pesannja berasal dari Allah. Kesadaran itu nampak dalam rumus2 jang lazim dipakai, misalnja: Demikianlah Jahwe bersabda; sabda Jahwe disampaikan kepadaku; itulah firman Jahwe dll. Sabda Tuhan itu kadang2 se-olah2 dipaksakan kepada mereka (Amo 3:8), sehingga tidak dapat ditolak. Dengan sia2 sadja Jeremia berusaha melarikan diri (Yer 20:7-9); bdk. kisah nabi Jona'). Tetapi bagaimanapun djua para nabi sendiri jakin se- kuat2nja, bahwa mereka utusan Allah (bdk. Yes 6:8). Diri nabi sendiri seluruhnja mendjadi suatu "tanda", nubuat jang hidup (bdk. Hos 1-3; Yes 20:3; 8:18; Yer 16; Yeh 4:3; 12:6,11; 24; 24).
Dengan beberapa djalan sabda Jahwe dan kabar jang harus dibawakan dapat sampai kepada nabi. Adakalanja mereka mendapat penglihatan (Yes 6; Yeh 1:2,8; Zak 1-6; Amo 7:8: kemudian dalam apokaliptik djalan itu mendjadi djalan biasa sadja; bdk. Kitab Daniel), atau mimpi dimalam hari (Ula 13:6; Zak 1:8-9), ataupun mereka mendengar suatu suara (Yeh 1:28; 3:13; 10:5; Amo 9:1). Kadang2 mereka disergap oleh ilham ilahi (Yeh 8:1) dengan melihat barang sesuatu dari hidup se-hari2 jang mendapat makna luar biasa bagi nabi (bdk. Amo 8:1-3; Yer 1:11-12; 32:1-44; 18:1-4). Tetapi djalan jang lebih lazim ialah suatu ilham batin, dorongan untuk berbitjara. Atas dorongan dan penerangan ilahi mereka memikirkan imannja serta kedjadian2 jang njata, lalu mereka melihat kebenaran dan kesimpulan daripadanja. Allah mendorong mereka untuk merumuskan dan mengeluarkan buah pikirannja itu, jang menurut kejakinan nabi sendiri sungguh berasal dari Tuhan. Setiap nabi sedjati sadar dan insaf, bahwa ia hanja alat ditangan Allah, meski bukan alat mati sekalipun, sehingga apa jang dikatakan nabi sungguh dikatakan Allah sendiri.
Dalam hal membawakan kabarnja nabi dapat menempuh pelbagai djalan. Adakalanja
mereka menggunakan perbuatan lambang (Yes 20:3-4; Yer 27:19; 13),
jang merupakan kesukaan Jeheskiel jang chas (
Djadi nubuat2 jang dibawakan nabi setjara lisan kemudian terkumpul dan tersusun
dalam kitabnja, atjap kali oleh orang lain. Dalam menjusun bahannja para
penghimpun menuruti asas2 jang seringkali bukan asas seorang pengarang moderen.
Kadang2 mereka menghimpun bahan jang mengenai hal jang sama (misalnja nubuat
tentang bangsa2 kafir; Yes 13:1-23:18; Yer 46:1-51:64;
Kesemuanja itu mengakibatkan, bahwa kitab2 nabi tidaklah gampang dibatja. Tetapi mahapentinglah orang ingat akan tjaranja kitab itu terdjadi. Tiap bagian adalah sebuah "chotbah", lebih kurang pandjang (kadang2 beberapa ajat sadja) jang harus dimengerti sebagai suatu kesatuan tersendiri. Umumnja orang dapat membedakan empat unsur dalam kitab2 para nabi. Memang tidak semua unsur terdapat dalam semua kitab, tetapi dalam banjak kitab terutama jang lebih besar, diketemukan kembali. Unsur jang merupakan kechasan nabi ialah "firman Jahwe". Atjap kali nabi hanja mengutip sadja apa jang dikatakan Jahwe. Itu selalu ditundjuk dengan rumus: Demikianlah Jahwe bersabda... dan ditutup dengan rumus: Itulah sabda Jahwe. Karenanja bagian2 itu umumnja mudah dikenali. Firman Jahwe itu kadang2 pendek dan padat, kadang2 lebih pandjang. Disamping itu ada bagian dimana nabi sendiri berbitjara sebagai penchotbah untuk membentangkan pikirannja sebagaimana atas ilham Ilahi muntjul dan bergelora dalam hatinja. Isi chotbah itu bermatjam- ragam, antjaman, nasehat, petundjuk, adjaran dll. Dan ada djuga bagian dalam mana nabi sendiri menteritakan halihwal kehidupannja, baik batin maupun lahuir (Yes 6; Yer 1:4-6; 20:7-18; Hos 3). Adakalanja orang lain (penghimpun kitab?) mengisahkan hal-ihwal nabi (Amo 7:10-17); Hos 1:2-8; Yes 20:1-6; Yer 19:1-20:8; 26:1-24 dll.) Dalam bagian2 ini kerap kali dikutiplah firman Jahwe atau chotbah nabi. Achirnja ada bagian2 lain lagi dalam kitab para nabi, jang berupa lagu jang bermatjam-ragam. Ada lagu ratap, lagu edjekan, lagu pudji; ada doa dll. Adakalanja pelbagai djenis kesusteraan bertjampur-baur dan tidak gampang digolongkan.
Banjak bagian dan nubuat kitab para nabi berupa sandjak. Orang dapat melihat, bahwa pada umumnja persandjakkan itu lama-kelamaan berkurang. Nabi2 jang lebih dahulu menggunakan hanja gaja sastera itu, tetapi jang kemudian mulai memakai prosa djuga prosa se-mata2. Persandjakan Hibrani ada undang2 dan patokan2nja sendiri, jang belum diketahui seluruhnja. Namun demikian tidak dapat disangsikan para nabi umumnja suka akan djenis kesusasteraan itu, meskipun tidka selalu pasti apakah salah satu abgian berupa sandjak atau itu, meskipun tidak selalu pasti apakah salah satu bagian berupa sandjak atau prosa sadja. Penterdjemah kadang2 memilaih sajda entah jang satu entah jang lain. Daja puetis memang tidak sama pada semua nabi. Ada jang berbakat luhur dan ada jang berbakat rendah. Persandjakan itupun mengakibatkan, bahwa nubuat2 tidak selalu gampang dibatja. Tetapi umumnja boleh dikatakan, bahwa puesi agak sukar, sehingga para nabi Israil bukan suatu keektjualian. Maka itu perlu nubuat2 dibatja dan dipelajari dengan perhatian jang sewadjarnja. Lalu orang kiranja sampai menikmati puesi Hibrani djuga, kalaupun dalam terdjemahan memang banjak dari kekuatan aselinja hilang.
Kitab para nabi memang kitab dari Perdjandjian Lama, sehingga mungkin orang bertanja apakah gerangan gunanja bagi kita jang hidup didjaman perdjandjian baru. Sudah barang tentu kitab itupun mentjerminkan tahapan wahju ilahi tertentu sadja. Karenanja kitab para nabi, seperti Perdjandjian Lama seluruhnja, menundjuk kepada diri Jesus Kristus dan perdjandjian baru. Namun demikian perbuatan2 nubuat2 itu tidak hanja berguna sebagai persiapan sadja dan sebagai saksi penjelenggaraan ilahi adjaib jang memimpin sedjarah menudju kedjaman terakhir. Banjak adjaran para nabi terus berlaku dan dengan rupa jang sama tidak terdapat dalam Perdjandjian Baru jang selalu mengandaikan Perdjandjian Lama. Demikian misalnja tekanan atas Allah jang mahaesa, jang mahakuasa, mahaadil, jang memimpin seluruh sedjarajh umat manusia. Dalam kitab itu kitapun masih terus dapat menimba pengetahuan tentang Tuhan itu; nabi2 terus mengadjar bahwa iman tanpa amal sesungguhnja iman jang mati dan tak berguna. Iman para nabi adalah dasar iman kita. Para nabi merupakan pendorong suatu tradisi jang bergerak madju, dan tradisi itu kita butuhkan djuga. Tanpa mengetahui kitab para nabi orang tidak mengetahui Perdjandjian Lama dan tidak mengetahui imannja sendiri. Maka dari itu nubuat2 jang lama itu dapat terus hangat bagi kita, mungkin lebih hangat dari pada bagi umat Allah perdjandjian lama, oleh sebab kita dapat mengerti intisari kitab para nabi ialah nabi terachir lagi terbesar, jaitu Jesus Kristus jang dengan kabur dinubuatkan para nabi.
Baiklah kiranja kami sadjikan disini daftar para nabi bersama dengan djaman mereka tampil. \= AMOS l.k. 760-750 Hosea l.k 759-725 Micha 745-697 Jesaja 740-700 Sefanja 630-622 Jeremija 626-585 Habakuk 625-586 Nahum 614 Jeheskiel 597-580 Obadja 520 Hagai 520 Zakarja 520 Maleachi 520-480 (450-430) Joel 500? Baruch 200? Daniel 160 \+ Untuk hal2 terperintji lihatlah kata pendahuluan masing2 Alkitab.
BIS: Zefanya (Pendahuluan Kitab) ZEFANYA
PENGANTAR
Zefanya adalah seorang nabi yang menyampaikan pesannya pada tahun-tahun
terakhir dari abad ketujuh Sebelum Masehi, kira-kira dalam
ZEFANYA
PENGANTAR
Zefanya adalah seorang nabi yang menyampaikan pesannya pada tahun-tahun terakhir dari abad ketujuh Sebelum Masehi, kira-kira dalam dasawarsa sebelum Raja Yosia mengadakan perbaikan-perbaikan di bidang agama pada tahun 621 Sebelum Masehi.
Pokok buku ini senada dengan pokok buku-buku nabi yang lain, yaitu: ancaman mengenai datangnya hari malapetaka dan kehancuran, sebagai hukuman atas pemujaan dewa-dewa oleh bangsa Yehuda. Bangsa-bangsa yang lain juga akan dihukum oleh TUHAN. Tetapi meskipun Yerusalem dihancurkan, akan tiba saatnya kota itu dibangun kembali dan dihuni oleh orang-orang yang jujur dan taat kepada TUHAN.
Isi
- Hari penghakiman TUHAN
Zef 1:1-2:3 - Kutukan atas negara-negara tetangga Yehuda
Zef 2:4-15 - Yerusalem dihukum dan diselamatkan
Zef 3:1-20
Ajaran: Zefanya (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi kitab Zefanya anggota jemaat mengerti dengan jelas
tentang murka Allah pada masa yang akan datang terhadap segala
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi kitab Zefanya anggota jemaat mengerti dengan jelas tentang murka Allah pada masa yang akan datang terhadap segala kejahatan. Dan keselamatan serta kebahagiaan akan diberikan kepada orang yang percaya, pada Hari Tuhan.
Pendahuluan
Penulis : Nabi Zefanya.
Isi Kitab: Kitab Zefanya dibagi atas 3 pasal. Kitab ini berisikan murka Allah terhadap perbuatan jahat. Dan janji keselamatan serta kebahagiaan kepada orang yang percaya pada akhir zaman (Hari Tuhan). Kitab ini ditulis pada waktu keadaan negeri Yehuda dan Yerusalem penuh dengan penyembahan berhala (Zef 1:4), percaya pada bintang-bintang (Zef 1:5), percaya pada dewa-dewa (Zef 1:6), tidak mau tahu tentang Allah (Zef 1:12), mencintai harta duniawi (Zef 1:18), banyak ajaran palsu dan hamba-hamba Tuhan menjadi murtad (Zef 3:1-7). Melalui Nabi Zefanya disampaikan mengenai akan datangnya hukuman atas orang-orang yang sesat itu.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Zefanya
Isi Kitab Zefanya dalam pasal 1 (Zef 1:1-18) Dalam pasal 1; Zef 1:1-18, Nabi Zefanya melukiskan hukuman yang akan menimpa bangsa Yehuda, karena dosa-dosanya kepada Allah. Hukuman tersebut dikatakan sebagai Hari Tuhan yang dahsyat (Zef 1:2-18).
Isi Kitab Zefanya dalam pasal 2 (Zef 2:1-15)
Pendalaman
- Pasal Zef 2:1-3 menyatakan Kasih Allah kepada umat manusia, yaitu memberikan kesempatan untuk bertobat dan kepada orang benar yang ada di tengah-tengah bangsa yang berdosa agar tetap memiliki kesetiaan.
- Pasal Zef 2:4-15 menyatakan betapa dahsyat hukuman yang dialami oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, seperti: Filistin, Moab, Amon, dsb.
Isi Kitab Zefanya dalam pasal 3 (Zef 3:1-20)
Hukuman Allah atas bangsa-bangsa itu mempunyai tujuan supaya bangsa Yehuda yang diberi hak lebih dari bangsa lain akan menjadi takut kepada Allah dan akan melaksanakan tugas yang diberikan kepada mereka, tetapi akibatnya tidaklah demikian. Bagian akhir Kitab ini adalah nubuat tentang janji pemulihan umat pilihan Allah di masa depan. Mereka akan diselamatkan dan dikumpulkan lagi ke Palestina. Kesukaan akan terjadi karena Tuhan sudah mencabut hukuman-Nya, dan orang yang menyusahkan mereka di hukum.
Pendalaman
- Pasal Zef 3:1-8 menyatakan betapa dahsyat hukuman Allah yang jatuh terhadap Yerusalem.
- Pasal Zef 3:9-20 menyatakan bahwa Allah akan memulihkan keadaan bangsa-bangsa dengan memberikan hidup dalam sukacita dan kebahagiaan.
II. Kesimpulan/penerapan
Hari Tuhan adalah hari yang dahsyat bagi seluruh dunia, karena itu hendaklah orang percaya tetap hidup dalam ketaatan iman.
Allah Yang Mahakuasa sangat membenci orang-orang yang hidup dalam penyembahan kepada berhala.
Pengharapan yang indah bagi orang percaya adalah keselamatan dan kesukaan besar dari Allah.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Zefanya?
- Apakah isi Kitab Zefanya?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan setelah mempelajari Kita Zefanya?
Intisari: Zefanya (Pendahuluan Kitab) Tuhan: kuat untuk menghancurkan, kuat untuk menyelamatkan
PENULISNama Zefanya berarti "Tuhan bersembunyi". Ia adalah satu-satunya nabi yang silsilah
Tuhan: kuat untuk menghancurkan, kuat untuk menyelamatkan
PENULIS
Nama Zefanya berarti "Tuhan bersembunyi". Ia adalah satu-satunya nabi yang silsilah keturunannya dapat ditelusuri empat generasi ke belakang, mungkin untuk menentukan hubungan kebangsawanannya. Hizkia (Zef 1:1) mungkin harus diidentifikasikan dengan seorang raja dengan nama yang sama yang memerintah Yehuda dari tahun 715-686 SM. Dengan demikian Zefanya merupakan seppupu jauh dari raja yang sedang memerintah, raja Yosia. Gambarannya tentang daerah-daerah khusus di Yerusalem -- Pintu Gerbang Ikan, Perkampungan Baru, daerah pasar (Zef 1:10-11) menunjukkan bahwa ia tinggal di kota itu.
WAKTU PENULISAN
Zefanya mungkin merupakan nabi yang pertama dari nabi-nabi abad ketujuh yang memulai pelayanannya sedikit lebih awal daripada Yeremia dan Nahum. Beberapa dari cara ibadah yang tidak benar yang dicela olehnya dihapuskan waktu terjadi reformasi raja Yosia, yang dimulai kira-kira tahun 629 SM. Ia mungkin adalah salah satu dari para nabi yang dikenal bersama-sama dengan Yosia mengadakan gerakan pembaruan (lihat 2Ra 23:2).
KEADAAN
Yosia adalah raja yang paling saleh dari semua raja Yehuda. Ketika ia menjadi raja, Yehuda sedang menderita akibat dari pemerintahan raja Manasye (686-642 SM), raja paling buruk yang memerintah kerajaan selatan. Agama negeri itu ialah sinkretistik (yaitu gabungan antara penyembahan kepada Tuhan dan dewa-dewa lain), dan pada umumnya rakyat tidak lagi menunjukkan rasa hormat kepada Allah. Yosia berusaha dengan sekuat tenaga untuk memperbaiki situasi ini, tetapi rakyat sudah melangkah terlalu jauh menuju jalan keruntuhan rohani, dan gerakan pembaruannya berhasil memperbaiki tata ibadah agama, tetapi bukan perubahan hati. Zefanya melihat bahwa Yehuda pada akhirnya tidak dapat melepaskan diri dari penghukuman Allah, yang terutama dilihatnya sehubungan dengan "Hari Tuhan", dan yang juga akan mempengaruhi seluruh dunia.
Pesan
1. Perlakuan bangsa Yehuda terhadap Allaho Seakan-akan Tuhan tidak ada. Zef 1:6
o Seakan-akan Tuhan tidak perduli. Zef 1:12
o Seakan-akan Tuhan tidak agung. Zef 1:4,5,9
o Seakan-akan Tuhan tidak dapat dipercaya. Zef 3:2
2. Allah melawan Yehuda
o Menghancurkan para penyembah berhala. Zef 1:4-6
o Menghukum para pemimpin mereka. Zef 1:8
o Mencari para pendosa. Zef 1:12
3. Hari kemarahan Allah.
o Sangat cepat datangnya. Zef 1:7,14
o Tidak dapat dihindari. Zef 1:8
o Menghancurkan. Zef 1:15-17
4. Penghukuman Allah atas seluruh dunia
o Mengenai setiap bangsa. Zef 1:18; 2:4-15
o Mempengaruhi segala isi alam. Zef 1:2,3
5. Kedaulatan Allah atas seluruh dunia
o Dia menerima penyembahan seluruh bangsa di dunia. Zef 2:11; 3:10
o Dia menerima ibadah seluruh bangsa di dunia. Zef 3:9
6. Umat Allah yang tersisa
o Dihormati oleh semua orang. Zef 3:19,20
o Sudah dibersihkan dari dosa. Zef 3:11-13
o Aman dalam perlindungan Allah. Zef 3:3; 3:13-15
o Bersukacita dalam penyelamatan Allah. Zef 3:14
o Menyebabkan Allah bersukacita. Zef 3:17
Penerapan
o "Orang-orang percaya" adalah para pelaku atheis apabila mereka hidup seakan-akan Allah tidak berarti dalam dunia mereka.o Rencana Allah di dunia ini dapat terhalang oleh rasa puas diri para pengikut-Nya yang sama efektifnya seperti entusiasme musuh-musuh-Nya.
o Manusia harus diperhadapkan dengan peringatan Allah sama seperti dengan janji-janji-Nya. Bagaimana lagi caranya untuk membujuk mereka agar mau menganggap Tuhan dengan serius?
o Tidak ada tempat untuk bersembunyi dari pengamatan Allah. Hal ini dapat menjadi pemikiran yang menghibur, maupun membawa tantangan.
o Mencari Allah selagi Ia masih dapat diketemukan merupakan pilihan yang terbuka bagi semua orang. Akan tiba waktunya ketika "sekarang" sudah terlambat.
o Allah akan mendatangkan hari perhitungan. Ia juga akan memberikan jalan keluar dari penghakiman-Nya, dan menyediakan sumber keselamatan dalam kasih-Nya.
o Kemampuan manusia untuk membawa kegembiraan dan sukacita bagi Allah yang Mahakuasa merupakan suatu misteri yang sukar dipercaya, tetapi mengandung kebenaran alkitabiah.
Tema-tema Kunci
1. Hari Tuhan
Buatlah kesimpulan anda sendiri seperti apa "hari Tuhan" itu (Zef 1:14-15). Hari Tuhan merupakan tema dari beberapa tulisan alkitabiah. Pelajarilah aspek hari Tuhan yang ditulisi oleh Amos 5:18-20; Yesaya 13:9-13. Kejelasan apa yang diberikan oleh ayat-ayat berikut ini untuk menjelaskan "hari Tuhan". Yesaya 2:12-18; Yoel 2:28,29,32? Istilah yang sama dalam Perjanjian Baru adalah 'hari Yesus Kristus'. Penghiburan dan tantangan apa yang diperoleh orang Kristen dari ayat-ayat berikut: 1Tesalonika 1:10; 1Yohanes 4:17; 2Timotius 1:12; Filipi 1:6,10; 1Petrus 2:12?
2. Keluhan Allah
Dari ayat-ayat berikut carilah alasan mengapa Allah marah terhadap umat-Nya dalam zaman Zefanya: Zef 1:6,9; 3:2,4,7. Menurut anda berapa banyak keluhan ini yang akan Allah buat pada masa kini?
3. Perintah Allah
Carilah apa perintah yang dimaksud dalam: Zef 1:7,14; 2:1-3; 3:8,14. Apa yang Anda pelajari dari ayat-ayat tersebut tentang sifat dan hak-hak Allah serta hak-hak istimewa menusia dan tanggung jawab mereka?
4. Allah berkuasa atas segalanya
Zefanya 2:11; 3:9,10 berbicara tentang Allah menerima penghormatan dari semua orang. Apa aspek lain mengenai konsep kekuasaan Allah atas semesta alam yang dapat Anda temukan dalam Yesaya 11:9; 45:22; Mikha 4:1-4?
5. Suatu gaya hidup yang baru
Zefanya 3:11-13 berbicara tentang Allah yang membawa perubahan radikal dalam sifat-sifat umat-Nya. Umat Allah dewasa ini dapat diubahkan sebagai hasil dari kegiatan-Nya dan kerja sama mereka. Lihat 2Korintus 5:17; Efesus 4:22-24; Kolose 3:9,10 sebagai bukti.
Garis Besar Intisari: Zefanya (Pendahuluan Kitab) [1] KEPUTUSAN TENTANG PENGHUKUMAN ALLAH Zef 1:1-18
Zef 1:1-3Ancaman penghukuman bagi seluruh dunia
Zef 1:4-6Para penyembaah palsu
Zef 1:7-11Para
[1] KEPUTUSAN TENTANG PENGHUKUMAN ALLAH Zef 1:1-18
Zef 1:1-3 | Ancaman penghukuman bagi seluruh dunia |
Zef 1:4-6 | Para penyembaah palsu |
Zef 1:7-11 | Para pemimpin Yehuda yang korup |
Zef 1:12,13 | Orang yang kaya dan puas diri |
Zef 1:14-18 | Hari Tuhan yang dahsyat. |
[2] SERUAN KEPADA YEHUDA Zef 2:1-3
Zef 2:1,2 | Untuk bertobat selagi masih ada waktu |
Zef 2:3 | Untuk mencari Allah |
[3] DAERAH YANG MENDAPAT PENGHUKUMAN ALLAH Zef 2:4-15
Zef 2:4-7 | Barat: Orang Filistin |
Zef 2:8-11 | Timur: Orang Moab dan Amon |
Zef 2:12 | Selatan: Orang Etiopia |
Zef 2:13-15 | Utara: Orang Asyur |
[4] TIDAK ADA PENGECUALIAN BAGI YEHUDA Zef 3:1-8
Zef 3:1-4 | Pemberontakan para pemimpinnya |
Zef 3:5 | Kesucian Allah Yehuda |
Zef 3:6,7 | Kegagalan disiplin Allah |
Zef 3:8 | Kepastian penghukuman |
[5] JANJI-JANJI ALLAH YANG MAHA KUASA Zef 3:9-20
Zef 3:9,10 | Bangsa-bangsa akan kembali kepada Allah |
Zef 3:11-13 | Umat Allah yang sudah disucikan akan selamat |
Zef 3:14-20 | Sisa bangsa yang sudah dipulihkan akan bersukacita |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi