Teks -- Efesus 1:15-23 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Ef 1:16-20; Ef 1:19
Full Life: Ef 1:16-20 - DALAM DOAKU.
Nas : Ef 1:16-20
Doa Paulus bagi jemaat Efesus mencerminkan kerinduan Allah yang
tertinggi bagi setiap orang percaya dalam Kristus. Dia berdoa agar...
Nas : Ef 1:16-20
Doa Paulus bagi jemaat Efesus mencerminkan kerinduan Allah yang tertinggi bagi setiap orang percaya dalam Kristus. Dia berdoa agar pekerjaan Roh Kudus dapat lebih meningkat dalam diri mereka (bd. Ef 3:16). Alasan penyaluran Roh Kudus yang ditingkatkan ini ialah supaya orang percaya boleh menerima lebih banyak hikmat, penyataan, dan pengetahuan mengenai maksud penebusan Allah bagi keselamatan saat ini dan pada masa depan (ayat Ef 1:17-18), dan mengalami "kuasa" Roh Kudus di dalam hidup mereka secara lebih berlimpah lagi (ayat Ef 1:19-20).
Full Life: Ef 1:19 - KUASA-NYA.
Nas : Ef 1:19
Agar orang percaya dapat bertumbuh dalam kasih karunia, memperoleh
kemenangan atas Iblis dan dosa, bersaksi secara efektif mengenai K...
Nas : Ef 1:19
Agar orang percaya dapat bertumbuh dalam kasih karunia, memperoleh kemenangan atas Iblis dan dosa, bersaksi secara efektif mengenai Kristus serta memperoleh keselamatan terakhir, diperlukan kuasa Allah dalam diri mereka (bd. 1Pet 1:5). Kuasa ini merupakan suatu kegiatan, manifestasi, dan kekuatan Roh Kudus yang bekerja dalam orang percaya yang setia. Kuasa dan Roh yang sama ini telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan mendudukkan-Nya di sebelah kanan Allah Bapa (ayat Ef 1:20; Rom 8:11-16,26-27; Gal 5:22-25).
BIS -> Ef 1:23
BIS: Ef 1:23 - yang menyempurnakan segala sesuatu di mana pun juga yang menyempurnakan segala sesuatu di mana pun juga: atau dan Dia sendiri telah disempurnakan oleh Allah.
yang menyempurnakan segala sesuatu di mana pun juga: atau dan Dia sendiri telah disempurnakan oleh Allah.
Jerusalem: Ef 1:15 - tentang kasihmu terhadap Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini. Kalau demikian maka "imanmu" itu tidak hanya mengenai Kristus, tetapi juga "semua orang kudus".
Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini. Kalau demikian maka "imanmu" itu tidak hanya mengenai Kristus, tetapi juga "semua orang kudus".
Jerusalem: Ef 1:17 - -- Roh di sini adalah sama dengan apa yang sekarang kita sebut "rahmat" (pembantu).
Roh di sini adalah sama dengan apa yang sekarang kita sebut "rahmat" (pembantu).
Jerusalem: Ef 1:18 - mata hatimu Hati (harafiah: jantung) di sini dianggap sebagai pusat dan pangkal perasaan, pikiran dan kelakuan manusia. Pandangan ini sudah terdapat dalam Perjanj...
Hati (harafiah: jantung) di sini dianggap sebagai pusat dan pangkal perasaan, pikiran dan kelakuan manusia. Pandangan ini sudah terdapat dalam Perjanjian Lama, Kej 8:21; 1Sa 16:7; Maz 17:3; 44:22; Yer 11:20; Maz 51:12,19; Yer 4:4; 31:31-33; Yeh 36:26; Ula 4:29; Maz 105:3; 119:2,20; 1Ra 3:9; Hos 2:16; dll, dan juga dalam Perjanjian Baru. Allah mengenal hati manusia, Luk 16:15; Kis 1:24; Rom 8:27. Manusia perlu mengasihi Allah dengan segenap hati, Mar 12:29-30 dsj. Allah mengutus RohNya ke dalam hati orang beriman, Rom 5:5+; 2Ko 1:22; Gal 4:6; Kristus juga diam dalam hati manusia, Efe 3:17. Orang yang hatinya tulus, Kis 2:46; 2Ko 11:3; Efe 6:5; Kol 3:22, lurus, Kis 8:21, dan suci, Mat 5:8; Yak 4:8, terbuka lebar-lebar bagi kehadiran dan pengaruh Allah. Dan orang-orang beriman adalah sehati dan sejiwa, Kis 4:32.
Jerusalem: Ef 1:21 - pemerintah, penguasa ... Ini adalah nama macam-macam "kuasa" di jagat raya dan cukup lazim dipakai dalam karangan-karangan Yahudi. Paulus tidak membenarkan atau menyangkal ada...
Ini adalah nama macam-macam "kuasa" di jagat raya dan cukup lazim dipakai dalam karangan-karangan Yahudi. Paulus tidak membenarkan atau menyangkal adanya kuasa-kuasa semacam itu. Ia hanya menekankan bahwa semua takluk kepada Kristus, Kol 1:16; 2:10. Dengan menghubungkan kuasa-kuasa itu dengan malaikat-malaikat yang tampil dalam tradisi alkitabiah dan dengan pemberian hukum Taurat, Gal 3:19+, Paulus memasukkan kuasa-kuasa itu ke dalam sejarah penyelamatan. Dalam pandangan Paulus kuasa-kuasa itu menjadi makin lama makin buruk, Gal 4:3+; Kol 2:15+, sampai akhirnya dianggap kuasa-kuasa setani, Efe 2:2+; Efe 6:12+; bdk 1Ko 15:24+.
Jerusalem: Ef 1:23 - kepenuhan Gereja yang adalah Tubuh Kristus, 1Ko 12:12+, dapat dikatakan "kepenuhan", bdk juga Efe 3:19; 4:13, sejauh merangkum dunia baru yang sebagai lingkunga...
Gereja yang adalah Tubuh Kristus, 1Ko 12:12+, dapat dikatakan "kepenuhan", bdk juga Efe 3:19; 4:13, sejauh merangkum dunia baru yang sebagai lingkungan umat manusia diikut-sertakan dalam pemulihan umum di bawah pemerintahan Yesus Kristus yang menjadi Tuhan dan Kepala, Kol 1:15-20+. Ungkapan "semua dalam segala sesuatu" bermaksud menonjolkan ukuran yang tidak terbatas, bdk 1Ko 12:6; 15:28; Kol 3:11.
Ende: Ef 1:1-23 - -- Fasal ini berbentuk dan berisi madah pudjian penuh sjukur kepada Allah, jang
dalam tjintaNja dari kekal telah menetapkan rentjana untuk menjelamatkan
...
Fasal ini berbentuk dan berisi madah pudjian penuh sjukur kepada Allah, jang dalam tjintaNja dari kekal telah menetapkan rentjana untuk menjelamatkan segenap umat manusia dalam Kristus.
Seluruh fasal ini dalam naskah asli berbentuk satu kalimat pandjang, tetapi untuk memudahkan pembatjaan dan pengertiannja kami uraikan bentuk itu, tetapi sedapat-dapatnja menurut bentuk aslinja.
jaitu kemuliaan dan segala harta abadi jang diharapkan.
Atau "dalam kita", jaitu jang bekerdja dalam kita.
Ende: Ef 1:22 - Meletakkan semuanja dibawah tapak kakiNja Atau: "mendjadi tumpuan kakiNja".
Kutipan dari Maz 110:1, ini digunakan sebagai bukti kedaulatan mutlak
Kristus djuga dalam 1Ko 15:25-27 dan Ibr 1:13;...
Atau: "mendjadi tumpuan kakiNja". Kutipan dari Maz 110:1, ini digunakan sebagai bukti kedaulatan mutlak Kristus djuga dalam 1Ko 15:25-27 dan Ibr 1:13; 2:8. Maksud kalimat itu: menaklukkan segala musuh dibawah kuasaNja, disini Paulus tentu chususnja ingat akan kalangan-kalangan Malaekat dan penguasa-penguasa gaib diangkasa, jang disebut dalam Gal 1:21 tadi.
Tentang arti "Tubuh" disini batjalah 1Ko 12:12-30 dan Rom 12:4-8.
Ende: Ef 1:23 - Kepenuhan Kristus sebagai "Tubuh mistik" tidak penuh (utuh) kalau Ia sendiri
sadja, tanpa segala anggota, jaitu tanpa umatnja.
Dan Kristus kepala tubuh mempunja...
Kristus sebagai "Tubuh mistik" tidak penuh (utuh) kalau Ia sendiri sadja, tanpa segala anggota, jaitu tanpa umatnja.
Dan Kristus kepala tubuh mempunjai "seluruh kepenuhan Allah" (Kol 1:19 dan Kol 2:9), djuga untuk mengalirkannja kedalam sekalian anggota, sampai demikian memenuhi segala dengan segala-galanja.
Ref. Silang FULL: Ef 1:15 - Tuhan Yesus // orang kudus · Tuhan Yesus: Kis 20:21; Kis 20:21
· orang kudus: Kol 1:4; Kol 1:4
Ref. Silang FULL: Ef 1:16 - karena kamu // dalam doaku · karena kamu: Rom 1:8; Rom 1:8
· dalam doaku: Rom 1:10; Rom 1:10
Ref. Silang FULL: Ef 1:17 - yaitu Bapa // Roh hikmat · yaitu Bapa: Yoh 20:17; Rom 15:6; Wahy 1:6
· Roh hikmat: Kel 28:3; Yes 11:2; Fili 1:9; Kol 1:9
Ref. Silang FULL: Ef 1:18 - hatimu terang // dalam panggilan-Nya // betapa kayanya // kemuliaan bagian // orang-orang kudus · hatimu terang: Ayub 42:5; 2Kor 4:6; Ibr 6:4
· dalam panggilan-Nya: Rom 8:28; Rom 8:28
· betapa kayanya: Ef 1:7; Rom 2:4; Rom 2:...
Ref. Silang FULL: Ef 1:19 - dengan kekuatan // kuasa-Nya · dengan kekuatan: Yes 40:26; Ef 6:10
· kuasa-Nya: Ef 3:7; Kol 1:29
Ref. Silang FULL: Ef 1:20 - orang mati // sebelah kanan-Nya // di sorga · orang mati: Kis 2:24; Kis 2:24
· sebelah kanan-Nya: Mr 16:19; Mr 16:19
· di sorga: Ef 1:3; Ef 1:3
Ref. Silang FULL: Ef 1:21 - dan kerajaan // tiap-tiap nama // akan datang · dan kerajaan: Ef 3:10; Kol 1:16
· tiap-tiap nama: Fili 2:9,10
· akan datang: Mat 12:32; Mat 12:32
· dan kerajaan: Ef 3:10; Kol 1:16
· tiap-tiap nama: Fili 2:9,10
Ref. Silang FULL: Ef 1:22 - bawah kaki // sebagai Kepala · bawah kaki: Mat 22:44; Mat 22:44; Mat 28:18; Mat 28:18
· sebagai Kepala: 1Kor 11:3; Ef 4:15; 5:23; Kol 1:18; 2:19
· bawah kaki: Mat 22:44; [Lihat FULL. Mat 22:44]; Mat 28:18; [Lihat FULL. Mat 28:18]
· sebagai Kepala: 1Kor 11:3; Ef 4:15; 5:23; Kol 1:18; 2:19
Ref. Silang FULL: Ef 1:23 - adalah tubuh-Nya // kepenuhan Dia // segala sesuatu · adalah tubuh-Nya: 1Kor 12:27; 1Kor 12:27
· kepenuhan Dia: Yoh 1:16; Yoh 1:16; Ef 3:19
· segala sesuatu: Ef 4:10
· adalah tubuh-Nya: 1Kor 12:27; [Lihat FULL. 1Kor 12:27]
· kepenuhan Dia: Yoh 1:16; [Lihat FULL. Yoh 1:16]; Ef 3:19
· segala sesuatu: Ef 4:10
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Ef 1:15-23
Matthew Henry: Ef 1:15-23 - Doa Rasul Paulus Doa Rasul Paulus (1:15-23)
Kita telah sampai pada bagian akhir pasal ini. Bagian yang memuat doa Rasul Paulus yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh...
Doa Rasul Paulus (1:15-23)
- Kita telah sampai pada bagian akhir pasal ini. Bagian yang memuat doa Rasul Paulus yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh kepada Allah demi kepentingan orang-orang Efesus ini. Kita harus mendoakan orang-orang yang atas mereka kita ucapkan syukur kepada Allah. Rasul Paulus kita ini memuji Allah untuk apa yang telah ia lakukan bagi mereka, dan kemudian ia berdoa supaya ia dapat berbuat lebih banyak bagi mereka. Ia mengucap syukur atas berkat-berkat rohaniah dan berdoa agar berkat-berkat itu dicurahkan terus, sebab Allah menginginkan supaya kaum Israel meminta dari pada-Nya apa yang hendak dilakukan-Nya bagi mereka. Ia telah menyerahkan berkat-berkat rohaniah ini bagi kita di dalam tangan Anak-Nya, Tuhan Yesus, namun Ia juga menetapkan kita untuk menarik dan mengambilnya melalui doa. Kita tidak memiliki bagian atau jatah di dalam hal itu lebih lanjut, selain kita harus memintanya dengan iman dan doa. Salah satu dorongan yang menyokong Paulus untuk berdoa bagi jemaat Korintus adalah laporan baik yang ia dengar tentang mereka, yaitu tentang iman mereka di dalam Tuhan Yesus dan kasih mereka terhadap semua orang kudus (ay. 15). Iman di dalam Kristus dan kasih kepada semua orang kudus, akan disertai dengan semua kasih karunia lainnya. Kasih terhadap orang-orang kudus, sedemikian rupa, dan karena disebut seperti itu, harus termasuk kasih kepada Allah. Mereka yang mengasihi orang-orang kudus, sedemikian rupa, berarti mengasihi semua orang kudus, tak peduli betapa lemah dalam kasih karunia, hina dan rendah di dalam dunia, dan sesaknya keadaan sebagian dari mereka. Dorongan lain untuk mendoakan mereka adalah karena mereka telah menerima jaminan atas bagian harta pusaka mereka. Hal ini dapat kita amati dari kata-kata yang dikaitkan dengan bagian sebelumnya, yaitu suatu kata hubung, karena itu. “Mungkin kamu mengira bahwa setelah menerima jaminannya maka dengan sendirinya kamu sudah cukup merasa bahagia dan tidak perlu lagi berbuat apa-apa selanjutnya, sehingga kamu merasa tidak perlu untuk berdoa bagi dirimu sendiri lagi, dan aku pun tidak perlu berdoa untukmu.” Tidak, malah sebaliknya. Karena itu – aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu, dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku (ay. 16). Sementara ia memuji Allah karena telah mengaruniakan Roh Kudus kepada mereka, ia tidak berhenti berdoa supaya Allah menganugerahkan Roh itu kepada mereka (ay. 17), supaya Ia menganugerahkan lebih banyak karunia Roh itu. Perhatikan baik-baik, bahkan orang-orang Kristen yang terbaik pun harus kita doakan, dan sementara mendengar kabar baik tentang sahabat-sahabat Kristen kita, kita harus merasa wajib untuk mendoakan mereka kepada Allah, supaya mereka lebih dan lebih melimpah-limpah serta bertambah-tambah. Nah, apa saja yang didoakan oleh Rasul Paulus demi kepentingan orang-orang Efesus itu? Bukan supaya mereka dibebaskan dari penganiayaan, juga bukan supaya mereka dapat memiliki kekayaan, kehormatan, dan kesenangan dunia ini, melainkan hal utama yang ia doakan adalah pencerahan pengertian mereka, dan supaya pengetahuan mereka semakin melimpah dan bertambah-tambah. Yang ia maksudkan adalah pengetahuan yang dapat digunakan sehari-hari dan dapat memberikan pengalaman yang berguna. Kasih karunia dan penghiburan Roh Kudus disampaikan kepada jiwa melalui pencerahan pengertian. Dengan cara ini Ia akan memperoleh dan mempertahankan milik-Nya. Iblis melakukan yang sebaliknya, ia merampasnya melalui pancaindra dan hawa nafsu, sedangkan Kristus menjaganya melalui pengertian. Amatilah,
- I. Sumber pengetahuan ini harus berasal dari Allah Tuhan kita Yesus Kristus (ay. 17). Tuhan itu adalah Allah yang Mahatahu dan tidak ada pengetahuan yang baik yang dapat menyelamatkan selain yang datang dari Dia. Itulah sebabnya kita harus mencari pengetahuan itu dari Dia, yang adalah Allah Tuhan kita Yesus Kristus (lihat ay. 3), yaitu Bapa yang mulia itu. Ini suatu ungkapan Ibrani. Kemuliaan Allah di dalam diri-Nya tidak terbatas. Semua makhluk ciptaan-Nya mengarahkan segala kemuliaan kepada-Nya, dan Dia-lah pencipta semua kemuliaan itu, yang dengannya Ia akan menghiasi orang-orang kudus-Nya. Nah, Ia mengaruniakan pengetahuan dengan cara menganugerahkan Roh pengetahuan, sebab Roh Allah menjadi guru bagi orang-orang kudus, yaitu Roh hikmat dan wahyu. Kita menerima pewahyuan Roh itu di dalam firman, tetapi akankah pewahyuan itu ada gunanya, jika kita tidak memiliki hikmat Roh di dalam hati? Jika Roh yang sama yang menyusun ayat-ayat suci itu tidak membuka tabir yang menyelubungi hati kita dan memampukan kita mengerti dan memanfaatkannya, kita tidak akan pernah menjadi lebih baik. – Untuk mengenal Dia dengan benar atau untuk mengakui Dia. Ini bukan saja mencakup pengetahuan tentang Kristus dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya, melainkan juga suatu pengakuan atas kekuasaan Kristus melalui ketaatan penuh kepada Dia, yang hanya dapat kita lakukan melalui pertolongan Roh hikmat dan wahyu. Pertama-tama, pengetahuan ini ada di dalam pengertian. Rasul Paulus berdoa supaya Allah menjadikan mata hati mereka terang, agar mereka mengerti (ay. 18). Amatilah, orang-orang yang telah membuka mata hati mereka dan memiliki sedikit pengertian mengenai perkara-perkara Allah, perlu lebih dan lebih diterangi lagi, sehingga pengetahuan mereka menjadi lebih jelas, terang, dan teruji di dalam pengalaman. Orang-orang Kristen tidak boleh hanya berpuas diri dengan hanya memiliki rasa kasih, tetapi mereka juga harus berusaha keras untuk memiliki pengertian yang jelas. Mereka harus berkeinginan keras menjadi orang Kristen yang berpengertian dan bijaksana.
- II. Pengetahuan apa yang secara lebih khusus diharapkan oleh Rasul Paulus bertumbuh di dalam diri mereka adalah,
- 1. Pengharapan yang terkandung di dalam panggilan-Nya (ay. 18). Kekristenan merupakan panggilan kita. Allah telah memanggil kita untuk itu, dan karena alasan itulah kita dipanggil-Nya. Terdapat suatu pengharapan di dalam panggilan ini, sebab siapa yang berhubungan dengan Allah berhubungan atas dasar kepercayaan. Dan merupakan suatu hal yang sangat diinginkan untuk mengetahui apa yang menjadi pengharapan dalam panggilan kita. Memiliki pengetahuan mengenai hak-hak istimewa yang sangat besar dari umat Allah dan pengharapan-pengharapan yang mereka peroleh dari Allah, serta pengetahuan yang berkenaan dengan dunia sorgawi, semua ini dapat mendorong kita untuk rajin dan sabar dalam menapak perjalanan hidup Kekristenan. Kita harus mengusahakannya dan berdoa dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh pengertian mendalam yang lebih jelas serta pengenalan yang lebih penuh mengenai tujuan-tujuan besar pengharapan orang Kristen.
- 2. Betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus. Di samping bagian sorgawi yang disediakan bagi orang-orang kudus, masih ada lagi bagian sekarang ini di dalam diri orang-orang kudus, sebab kasih karunia merupakan permulaan kemuliaan, dan kekudusan merupakan kebahagiaan yang sedang bertunas. Ada kemuliaan di dalam bagian ini, kekayaan kemuliaan, yang dapat membuat orang-orang Kristen menjadi lebih unggul dan benar-benar lebih terhormat dari pada semua orang lain di sekitar dia. Sangat diinginkan juga untuk mengetahui hal ini secara nyata dari pengalaman hidup sehari-hari, untuk mengenali asas-asas, kesenangan, dan kekuatan dari kehidupan yang rohaniah dan ilahi. Hal ini dapat dipahami sebagai bagian kemuliaan yang terdapat di dalam dan di antara orang-orang kudus di sorga, di mana Allah telah membentangkan semua kekayaan-Nya untuk membuat mereka berbahagia dan mulia, di mana semua orang kudus menjadi pemilik dari kemuliaan yang jauh melampaui segala akal, sebagai pengetahuan yang sangat diinginkan dan dapat diperoleh di atas muka bumi ini, dan yang pasti melampaui semua penghiburan dan sukacita. Karena itu, marilah kita belajar mengenal sebanyak mungkin tentang sorga, melalui pembacaan firman, merenungkannya, dan berdoa, supaya kita menjadi sangat bergairah dan rindu untuk berada di sana.
- 3. Betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya (ay. 19). Percaya sungguh secara nyata bahwa Allah dapat mencukupi segala sesuatu yang kita perlukan dan bahwa kasih karunia ilahi itu berkuasa di atas segala-galanya, mutlak kita perlukan untuk terus berjalan dekat dengan Dia. Merupakan hal yang sangat diinginkan untuk mengenali serta mengalami kuasa yang dahsyat dari kasih karunia itu yang memulai dan melanjutkan pekerjaan iman di dalam jiwa kita. Merupakan suatu hal yang sulit untuk membawa seseorang menjadi percaya di dalam Kristus dan mempertaruhkan segala sesuatu di atas kebenaran-Nya dan di atas pengharapan akan kehidupan kekal. Tidak ada yang mampu selain kuasa dari Yang Mahakuasa sendiri yang akan mengerjakan hal ini di dalam kita. Di sini Rasul Paulus berbicara dengan ungkapan yang sangat kaya dan melimpah, namun, pada saat yang sama seolah-olah ia kekurangan kata-kata untuk mengungkapkan betapa hebat kuasa-Nya Yang Mahakuasa, yaitu kuasa yang Ia kerahkan bagi umat-Nya, dan yang dengannya Ia membangkitkan Kristus dari antara orang mati (ay. 20). Kebangkitan Kristus ini sungguh merupakan bukti agung dari kebenaran Injil kepada dunia ini, tetapi turunan dari kuasa itu di dalam diri kita (yaitu pengudusan kita dan kebangkitan dari kematian dosa, sejalan dengan kebangkitan Kristus) merupakan bukti agung bagi kita. Walaupun hal ini tidak dapat membuktikan kebenaran Injil kepada orang lain yang sama sekali tidak mengetahui apa-apa mengenai hal tersebut (bahwa kebangkitan Kristus itulah buktinya), namun bila kita dapat berkata-kata berdasarkan pengalaman sendiri, seperti halnya orang-orang Samaria yang berkata, “Kami sendiri telah mendengar Dia, kami telah merasakan perubahan yang luar biasa di dalam hati kami,” maka ini akan membuat kita dapat berkata dengan penuh rasa puas, Sekarang kami percaya, dan yakin, bahwa Dia ini adalah Kristus, Anak Allah. Banyak orang berpendapat bahwa di sini Rasul Paulus sedang berkata-kata tentang betapa hebat kuasa yang akan digunakan untuk membangkitkan tubuh-tubuh orang percaya kepada kehidupan kekal, yang sama hebatnya dengan kekuatan kekuasaan yang dikerjakan-Nya di dalam membangkitkan Kristus, dan seterusnya. Jadi betapa indahnya untuk menginginkan agar pada akhirnya kita juga mengenal kuasa itu, dengan dibangkitkan keluar dari kubur dan dengan begitu masuk ke dalam hidup yang kekal!
- Sesudah mengatakan sesuatu tentang Kristus dan kebangkitan-Nya, Rasul Paulus menyimpang sedikit dari pokok pembicaraannya untuk menekankan lebih lanjut tentang kehormatan Tuhan Yesus dan pemuliaan-Nya. Dikatakan bahwa Ia didudukkan di sebelah kanan Bapa di sorga, dan seterusnya (ay. 20-21). Yesus Kristus ditinggikan jauh lebih tinggi di atas segalanya, dan diberikan kuasa atas segala sesuatu, yang dibuat tunduk kepada-Nya. Segala kemuliaan dunia yang di atas, serta segala kekuasaan, baik di bumi maupun di sorga, seluruhnya diserahkan kepada Dia. Bapa meletakkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus (ay. 22), sesuai dengan janji itu (Mzm. 110:1). Segala makhluk apa pun tunduk kepada-Nya. Mereka harus sungguh-sungguh taat kepada-Nya atau jatuh di bawah tongkat kerajaan-Nya dan menerima hukuman dari-Nya. Allah mengaruniakan kepada-Nya menjadi Kepala dari segala yang ada. Hal ini merupakan suatu pemberian kepada Kristus, sebagai Pengantara, untuk memperoleh kuasa dan menjadi Kepala yang jauh lebih tinggi seperti itu, serta memiliki suatu tubuh rohani yang disediakan bagi-Nya. Dan ini sungguh suatu karunia bagi jemaat, karena dilengkapi dengan Kepala yang dikaruniai dengan begitu banyak kuasa dan kewenangan. Allah menjadikan Dia sebagai Kepala dari segala yang ada. Ia memberikan kepada Kristus segala kuasa di sorga dan di bumi. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Namun, yang menyempurnakan penghiburan ini adalah bahwa bagi jemaat Ia menjadi Kepala dari segala yang ada. Kepada-Nya dipercayakan segala kuasa, yakni agar Ia menyelesaikan semua perkara kerajaan ilahi dan menjadikannya tunduk sesuai rancangan kasih karunia-Nya berkenaan dengan jemaat-Nya. Karena itu, dengan ini kita dapat menjawab utusan-utusan bangsa-bangsa, bahwa Tuhan yang meletakkan dasar Sion. Kuasa yang sama yang mendukung dunia ini akan mendukung jemaat juga, dan kita yakin bahwa Ia mengasihi jemaat-Nya, karena jemaat adalah tubuhnya (ay. 23), tubuh rohani-Nya, dan ia akan menjaga dan memeliharanya. Itu adalah kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu. Yesus Kristus memenuhi semua dan segala sesuatu, Ia mencukupi semua kekurangan-kekurangan anggota-anggotanya, memenuhi mereka dengan Roh-Nya, dan bahkan dengan seluruh kepenuhan Allah (3:19). Dan sekarang dikatakan bahwa jemaat menjadi kepenuhan Dia, karena Kristus sebagai Pengantara tidak akan menjadi lengkap jika Dia tidak memiliki jemaat. Bagaimana Ia dapat menjadi seorang Raja, jika Dia tidak memiliki sebuah kerajaan? Itulah sebabnya hal ini dipakai untuk menghormati Kristus, sebagai Pengantara, bahwa jemaat adalah kepenuhan Dia.
SH: Ef 1:15-23 - Bagaimana mengenal kuasa Allah? (Minggu, 6 Oktober 2002) Bagaimana mengenal kuasa Allah?
Dengan doa! Tanpa doa tidak mungkin mengenal kuasa Allah. Paulus berdoa agar Allah ‘menjadikan mata hat...
Bagaimana mengenal kuasa Allah?
Dengan doa! Tanpa doa tidak mungkin mengenal kuasa Allah. Paulus berdoa agar Allah ‘menjadikan mata hatimu tenang’ (ayat 18). Mata hati harus dicerahkan agar dapat melihat betapa hebat kuasa Allah bagi kita (ayat 19). Paulus mengatakan bahwa kuasa Allah telah diungkapkan dan tidak tersembunyi. Masalahnya sekarang, kita tidak melihatnya karena mata hati kita masih gelap, akibatnya kita tidak mampu melihat karya Allah di dalam dan melalui Kristus.
Ada tida bentuk manifestasi kuasa Allah melalui Kristus.
[1]. Kuasa Allah nampak di dalam membangkitkan Kristus dari kematian (ayat 20). Musuh utama manusia adalah kematian. Tidak seorang pun mampu melawannya. Tetapi setiap yang percaya pada Yesus tidak perlu takut menghadapi kematian. Kebangkitan Kristus adalah bentuk nyata kuasa Allah.
[2]. Kuasa Allah nampak dengan mendudukkan Kristus di sebelah kanan-Nya mengatasi segala sesuatu (ayat 20-22). Musuh lain yang tidak dapat dilawan manusia adalah iblis dan pengikutnya. Kristus telah menaklukkan iblis dan meletakkan mereka di kaki-Nya. Mereka sudah tidak memiliki kuasa terhadap orang yang percaya Yesus.
[3]. Kuasa Allah nampak dengan melantik yesus sebagai kepala jemaat (ayat 22). Kristus adalah kepenuhan jemaat. Jemaat menjadi sempurna karena dipenuhi oleh Kristus. Jika Kristus memenuhi jemaat, mengapa orang Kristen menyingkirkan Kristus dari dalam jemaat? Mengapa takut menyaksikan Kristus?
Renungkan: Bila mata hati telah melihat demonstrasi kuasa Allah, mengapa kita masih takut hidup sebagai pengikut Kristus? Mengapa takut dan malu menjadi saksi Kristus?
SH: Ef 1:15-23 - Kekayaan rohani di dalam Kristus (Minggu, 2 November 2003) Kekayaan rohani di dalam Kristus
Dalam doa Paulus ini kita menemukan berkat-berkat atau kekayaan
ilahi yang Paulus inginkan agar dinikmati oleh ...
Kekayaan rohani di dalam Kristus
Dalam doa Paulus ini kita menemukan berkat-berkat atau kekayaan ilahi yang Paulus inginkan agar dinikmati oleh orang-orang yang bertobat, yang beriman dan yang sudah berada di dalam Kristus. Akan tetapi, berkat-berkat atau kekayaan ilahi tersebut tidak dapat dipahami secara alamiah. Artinya, setiap orang memerlukan Roh yang menyatakan kebenaran firman dan yang kemudian memberi hikmat untuk memahaminya dan menerapkannya. Roh juga memberikan kuasa, kesanggupan, untuk mempraktikkan kebenaran. Paulus juga meminta dalam doanya agar Allah menjadikan mata hati jemaat terang dan terbuka untuk melihat empat kenyataan rohani yaitu agar jemaat dapat mengenal Allah (ayat 17b); agar jemaat mengenal panggilan Allah (ayat 18a); agar jemaat mengetahui kekayaan Allah (ayat 18b); agar jemaat dapat mengenal kuasa Allah (ayat 19-23). Mata hati di sini berarti batin manusia yang meliputi perasaan, pikiran, dan kemauan. Kepada kita ahli-ahli waris-Nya, Allah menunjukkan kasih-Nya, menjanjikan suatu masa depan yang indah. Allah memberikan dorongan kepada kita untuk hidup dengan penuh pengharapan (ayat 19). Paulus ingin agar jemaat mengenal Tuhan dan kuasa kebangkitan-Nya. Itulah yang kini menjadi pusat perhatian doa Paulus.
Renungkan: Apakah Anda mau mengenal Allah, panggilan Allah, kekayaan Allah dan kuasa Allah melalui pengalaman hidup Anda? Terapkanlah fungsi Anda sebagai tubuh Kristus.
SH: Ef 1:15-23 - Telah diselamatkan (Selasa, 1 November 2011) Telah diselamatkan
Sukacita besar akan dirasakan hamba Tuhan bila gereja yang pernah dia layani bertumbuh dalam iman, pengharapan, dan kasih. Inilah ...
Telah diselamatkan
Sukacita besar akan dirasakan hamba Tuhan bila gereja yang pernah dia layani bertumbuh dalam iman, pengharapan, dan kasih. Inilah yang dirasakan Rasul Paulus saat mendengar berita bahwa jemaat Efesus yang dia layani selama tiga tahun (Kis. 20:31) dengan penuh kesabaran, kesungguhan hati, dan tantangan dari luar (Kis. 20:18-21, 33-35) bertumbuh dalam segala hal. Mereka telah bertumbuh dalam iman, yang mewujud dalam hidup sehari-hari dengan saling mengasihi (15). Untuk itu Paulus tidak henti-hentinya bersyukur dan juga mendoakan mereka.
Apa isi doa Paulus? Pertama, agar jemaat Efesus mendapat hikmat dan iluminasi Roh Kudus hingga makin mengerti kebenaran firman Tuhan dan mengenal Allah dengan benar (17). Kedua, agar jemaat Efesus dapat mengerti pengharapan di balik panggilan sebagai orang percaya dan pengharapan akan kemuliaan kelak bahwa semua orang percaya akan mendapat bagian warisan secara penuh dari apa yang Tuhan telah janjikan (18). Di samping itu, jemaat Efesus juga harus menyadari bahwa mereka memiliki kuasa untuk hidup dan melayani Dia sebagai anak-anak Allah (19). Kuasa ini pertama-tama telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan Allah Bapa di surga (20) sebagai Penguasa mutlak atas semua kuasa di bawah kolong langit ini, sekarang dan yang akan datang. Dia juga Kepala jemaat, yaitu kepala bagi setiap orang yang percaya dan menyembah Dia.
Sebagai orang yang telah diselamatkan, kita memiliki Roh Kudus sebagai tanda dan jaminan bahwa kita adalah milik Kristus (13-14). Kehidupan iman kita harus bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus bahwa Dialah Tuhan satu-satunya. Oleh karena Dia adalah penguasa atas alam semesta dan sekaligus Kepala jemaat, kita yang adalah jemaat-Nya tidak takut akan kuasa apa pun di dunia ini. Justru sebagai tubuh Kristus kita menyaksikan kekayaan rohani kita berupa kasih dan kuasa-Nya yang memancar keluar melalui setiap perbuatan dan perkataan kita setiap hari.
SH: Ef 1:15-23 - Mengenal Tuhan (Jumat, 13 Desember 2019) Mengenal Tuhan
Rasul Paulus terkesan akan iman dan kasih yang tampak dalam kehidupan jemaat Efesus. Hal itu membuatnya bersyukur kepada Tuhan. Ia ber...
Mengenal Tuhan
Rasul Paulus terkesan akan iman dan kasih yang tampak dalam kehidupan jemaat Efesus. Hal itu membuatnya bersyukur kepada Tuhan. Ia berdoa supaya Tuhan memberikan hikmat kepada jemaat Efesus agar mereka memiliki pengenalan yang benar tentang Allah (17). Paulus juga berdoa agar mata hati mereka terang dalam memahami kekayaan kemuliaan yang ditentukan Allah bagi orang-orang kudus (18) dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya (19). Semuanya itu dikerjakan Allah dalam Kristus yang telah bangkit dan duduk di sebelah kanan Bapa di surga.
Kebangkitan dan kenaikan Kristus adalah karya Allah dan bukti kemenangan-Nya atas segala kuasa yang ada di dunia. Allah telah memberikan tempat yang terhormat dan kekuasaan tertinggi kepada Kristus, Sang Kepala atas jemaat, yang adalah tubuh-Nya. Allah menjamin bahwa Ia akan memimpin dan menyertai umat-Nya melalui Roh Kudus selama-lamanya (21).
Rasul Paulus menyadari betapa pentingnya setiap orang Kristen mengenal Tuhan dengan benar supaya memiliki iman yang tangguh. Dengan iman yang kukuh, setiap orang Kristen mampu melewati setiap pergumulan dan beroleh kemenangan di dalam pertolongan-Nya.
Selain itu, iman yang kukuh akan mendorong orang Kristen menjadi saksi Allah, yaitu saksi yang akan berbicara tentang kekayaan kemuliaan-Nya dan tentang kuasa Allah yang telah membebaskan manusia dari dosa dan kuasa jahat.
Pada zaman ini siapa pun bisa terlena oleh berbagai aktivitas hidup yang nyaman sehingga ia lupa akan pentingnya mengenal pribadi Tuhan dengan benar. Pengenalan yang benar tentang Allah akan melahirkan sikap, tindakan, dan perbuatan hidup yang benar pula. Dan pada akhirnya, setiap orang Kristen yang menjadi saksi-Nya pasti akan mengharumkan nama Allah. Sudah benarkah pengenalan kita akan Allah? Hal ini nyata melalui sikap kita sehari-hari sebagai saksi-Nya.
Doa: Tuhan, berilah kami hati yang rindu senantiasa agar kami dapat mengenal-Mu dengan benar. [GS]
Utley -> Ef 1:15-23
Utley: Ef 1:15-23 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ef 1:15-2315 Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,...
NASKAH NASB (UPDATED): Ef 1:15-23
15 Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, 16 akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, 17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. 18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, 19 dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, 20 yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, 21 jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. 22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan- Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. 23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Ef 1:15-23 Ini adalah doa ucapan syukur dan syafaat Paulus bagi para penerima surat ini (yaitu, gereja-gereja di Asia Kecil). Ini adalah sebuah kalimat panjang dalam bahasa Yunani, sebagaimana ay. 3-14 (yaitu, doa pujian Paulus kepada Allah Bapa untuk karunia-Nya Kristus dan Roh). Kalimat-kalimat yang panjang ini merupakan ciri khas dari gaya sastra Paulus hanya di Efesus (lih. Ef 1:3-14,15-23; 2:1-10,14-18,19-22; 3:1-12,14-19; 4:11-16; 6:13-20).
Juga perhatikan doa Paulus untuk dirinya sendiri dalam Ef 6:19-20! Paulus adalah seorang pendoa dan pemuji (yaitu, Ef 3:20-21).
- NASB "iman. . antara kamu "."
- NKJV, NRSV, TEV, NJB "imanmu"
Efesus, sebagai surat edaran, menunjukkan bahwa Paulus menunjuk pada beberapa gereja, bukan hanya jemaat di Efesus. Dia telah mendengar tentang permasalahan dari gereja-gereja di Lembah Lycus (Laodikia, Hierapolis, dan Kolose) melalui Epafras (lih. Kol 1:6-8).
Istilah "Iman" ini dapat merujuk kepada
- 1. kepercayaan pribadi awal dalam Kristus
- 2. kehidupan Kristen yang setia yang terus berkelanjutan
- 3. doktrin Kristen (lih. Kis 6:7; 13:8; 14:22, Gal 1:23; 6:10; Yud 1:3,20)
Di sini kata tersebut memiliki ARTICLE, dan kemungkin pilihan # 3 adalah yang terbaik.
□ "kasihmu" Ini tidak ada dalam manuskrip Yunani kuno P46, א, A, atau B, maupun naskah Yunani yang digunakan oleh Origen, Jerome, atau Agustinus, tetapi terdapat dalam paralelnyadi Kolose (lih. Ef 1:4) dan Filemon ay. Ef 1:5. Di sini, di Efesus jelas merupakan tambahan dari juru tulis. Mereka cenderung untuk membakukan ungkapan Paulus.
□ "orang kudus" Lihat Topik Khusus: Orang Kudus di Kol 1:2.
Ef 1:16 Ayat ini mengungkapkan dua aspek kehidupan doa Paulus: (1) syukur dan (2) ketekunan. Paulus terus berdoa untuk semua gereja Kristus (lih. Rom 1:9; 2Kor 11:28; Fili 1:3-4; Kol 1:3,9;1Tes 1:2-3; 2Tim 1:3, Fil 4).
Ini adalah keseimbangan teologis yang baik antara percaya pada Tuhan dan doa syafaat. Proklamasi Injil dan perkembangan gereja-gereja adalah kehendak Allah. Namun Paulus merasakan kebutuhan untuk terus berdoa bagi mereka. Entah bagaimana, namun doa-doa orang percaya 'melepaskan kekuasaan Allah dalam cara-cara baru dan segar. Allah yang berdaulat telah memilih untuk membatasi diriNya kepada doa-doa umat-Nya (lih. Yak 4:2)! Doa syafaat adalah sebuah misteri kekuasaan Allah yang terkait dengan permintaan kehendak orang percaya. Lihat Topik Khusus pada Pengucapan Syukur di Kol 4:2. Lihat Topik Khusus: Doa Syafaat di Kol 4:3.
- NASB NRSV,
- NJB "Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh"
- NKJV "Tuhan Yesus Kristus, Bapa kemuliaan, dapat memberikan kepadamu Roh"
- TEV "Tuhan Yesus Kristus, Bapa yang mulia, untuk memberikan Roh"
Perhatikan penekanan pada Trinitas yang terlihat dalam terjemahan TEV (1) Ef 1:3-14; (2) Ef 1:17; (3) Ef 2:18; (4) Ef 3:14-17; dan (5) Ef 4:4-6. Lihat Topik Khusus: Trinitas pada Ef 1:3.
□ "Bapa yang mulia itu" Ini adalah sebuah sebutan PL bagi Allah (lih. Mazm 24:7; 29:3; Kis 7:2). Pengubah GENITIVE nya (kemuliaan) juga digunakan untuk Yesus dalam 1Kor 2:8 dan Yak 2:1. Doa Paulus adalah agar YHWH akan memberikan kepada orang-orang yang baru percaya ini pemahaman yang penuh dan lengkap akan hikmat yang sejati, yang adalah Yesus Kristus, bukannya hikmat palsu intelektual dari para guru Gnostik. Tidak ada hikmat rahasia manusia. Yesus adalah hikmat Allah yang sepenuhnya mengungkapkan-Nya! Lihat catatan lebih lengkap tentang "Kemuliaan" di Ef 1:6.
□ "supaya Ia memberikan kepadamu Roh" Istilah "roh" ini adalah anarthrous (tanpa DEFINITE ARTICLE), tapi benar-benar melayani tujuan ganda dalam menunjuk pada jiwa manusia yang didorong oleh Roh Kudus. Yes 11:2 menggambarkan karunia Allah, yaitu Roh, sebagai "roh hikmat," dan "pemahaman", "suatu roh nasehat," dan "kekuatan", "roh pengetahuan," dan "takut akan Tuhan."
Dalam PB ada ayat-ayat yang menggambarkan apa yang diproduksi Roh di dalam hidup orang percaya.
- 1. "Roh kekudusan," Rom 1:4
- 2. "Roh adopsi sebagai anak," Rom 8:15
- 3. "Roh kelembutan," 1Kor 4:21
- 4. "Roh iman," 2Kor 4:13
- 5. "Roh hikmat dan wahyu," Ef 1:17
- 6. "Roh kebenaran," 1Yoh 4:6
□ "hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia" KATA GANTI dalam paragraf ini menunjuk pada Allah Bapa, seperti juga umumnya dalam ay. 3-14. Hikmat dan wahyu ini tidak hanya untuk beberapa orang, tapi untuk semua orang percaya (lih. Ef 4:13). Ini digunakan untuk menangkal penekanan intelektual dan eksklusifitas dari guru-guru palsu. Pengetahuan Injil bersifat diberikan oleh Tuhan dan berfokuskan Yesus (lih. Kol 1:9). Ia adalah kebenaran (lih. Yoh 8:32; 14:6)!
Ef 1:18-19 Pengetahuan akan penyediaan Allah Bapa dalam Kristus melibatkan tiga aspek.
- 1. harapan orang percaya yang telah ditetapkan sebelumnya
- 2. warisan yang mulia dari orang percaya
- 3. pemahaman orang percaya akan kekuasaan Allah yang maha besar, yang diwujudkan dalam Kristus
Ef 1:18 "menjadikan mata hatimu terang" Ini adalah metafora dari Injil yang membawa pemahaman kepada umat manusia yang jatuh (lih. Kis 26:18; 2Kor 4:4-6). Ini telah selalu menjadi kehendak Tuhan. Lihat Topik Khusus: Hati di Kol 2:2.
□ "pengharapan… yang terkandung dalam panggilan-Nya" Untuk catatan lengkap tentang "pengharapan" lihat Topik Khusus pada Kol 1:5.
Istilah "panggilan" (kaleō) digunakan dalam beberapa pengertian teologis di dalam PB.
- 1. orang-orang berdosa dipanggil oleh Allah melalui Kristus kepada keselamatan
- 2. orang-orang berdosa memanggil nama Tuhan untuk diselamatkan
- 3. orang-orang percaya dipanggil untuk hidup seperti Kristus
- 4. orang-orang percaya dipanggil untuk tugas-tugas pelayanan
Dorongan dari teks ini adalah # 1. Untuk "memanggil" lihat Topik Khusus pada Ef 4:1.
□ "kayanya kemuliaan" Paulus sering berbicara tentang kebenaran Injil sebagai "kekayaan" (lih. Ef 1:7,18; 2:4,7; 3:8,16). Lihat catatan pada Ef 1:7.
□ "bagian" Lihat catatan lengkap di Ef 1:11.
- NASB "kehebatan yang luar biasa"
- NKJV "kehebatan yang dahsyat"
- NRSV "kehebatan yang tak terukur"
- TEV "betapa hebat"
- NJB "bagaimana sangat hebatnya"
Istilah huperballō ini digunakan hanya oleh Paulus dalam PB. Ini mengekspresikan emosi yang meluap-luap tentang apa yang Allah dalam Kristus telah lakukan dalam penebusan bagi umat manusia yang memberontak (lih. 2Kor 3:10; 9:14; Ef 1:19; 2:7; 3:19).
Lihat topik khusus PENGGUNAAN KATA MAJEMUK "HUPER" OLEH PAULUS
□ "bagi kita yang percaya" Frase ini menunjukkan kepalsuan dari doktrin "universalisme" yang menyatakan bahwa pada akhirnya semua orang akan diselamatkan. Universalisme ini biasanya didasarkan pada pencomotan bagian terisolasi seperti Rom 5:18. Allah telah memilih untuk memungkinkan manusia untuk berpartisipasi (perjanjian bersyarat) dalam keselamatan dan pengembaraan rohani mereka sendiri. Orang Kristen harus bertobat dan percaya (lih. Mr 1:15, Kis 3:16,19; 20:21). Inklusivisme Injil (lih. Yoh 1:12; 3:16; 1Tim 2:4; Tit 2:11; 1Pet 3:9) sangat kontras dengan eksklusivisme dari guru-guru palsu. Injil bersifat universal dalam undangan nya (lih. 1Tim 2:4; Tit 2:11; 2Pet 3:9) bagi semua yang akan memanggil nama Tuhan (lih. Rom 10:9-13).
□ "sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya" Ini mungkin adalah satu lagi singungan kepada Yes 11:2 (lih. ay. Ef 1:17). Frasa ini terdiri dari tiga kata Yunani (energas, kratos, dan ischus) yang menunjukkan kekuasaan Tuhan. Sebuah istilah keempat untuk daya (dunamis) digunakan sebelumnya dalam ayat tersebut. Fokus keselamatan adalah tindakan Allah yang penuh kuasa melalui Kristus, bukan tindakan atau konsep-konsep intelektual manusia secara individu.
Ef 1:20 Tiga frasa berikut ini menggambarkan apa yang telah dilakukan kekuatan besar Allah Bapa yang luar biasa, bagi Yesus.
- 1. Kuasa ini "telah membangkitkan Dia dari antara orang mati" ay. Ef 1:20. Ini adalah tanda pengorbanan-Nya yang diterima (lih. 1Kor 15).
- 2. Kuasa ini "mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya," ay. Ef 1:20. Ini adalah tempat pengagungan dan keunggulan (lih. Kol 3:1). Ini mewakili pelayanan syafaat Kristus yang berkelanjutan (lih. Rom 8:34; Ibr 7:25; 9:24; 1Yoh 2:1 dan pemenuhan nubuatan PL, lih. Mazm 110:1; Kis 7:56).
- 3. Kuasa ini "menjadikan-Nya Kepala tertinggi gereja," ay. Ef 1:22. Penggunaan istilah gereja ini merujuk pada umat baru Allah yang unik, yang mencakup semua orang yang percaya, baik Yahudi dan bukan Yahudi (lih. Ef 2:11-3:13; Gal 3:27-29).
Hal-hal yang telah dilakukan Bapa bagi Kristus, telah dilakukan Kristus bagi para pengikut-Nya (lih. Ef 2:5-6). Seluruh tiga istilah dalam Ef 2:5-6 adalah majemuk dengan KATA DEPAN syn yang berarti "partisipasi bersama dengan."
□ "di sorga" Bentuk LOCATIVE ( DARI RUANG) NEUTER PLURAL ADJECTIVE (epouranious) ini hanya digunakan di Efesus (lih. Ef 1:20; 2:6; 3:10; 6:12). Dari konteks semua penggunaannya, kata ini pasti berarti alam roh di mana orang percaya tinggal di sini dan sekarang, bukan surga pada akhirnya nanti.
Ef 1:21 "jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan" Frasa ini mungkin menunjuk pada jajaran atau peringkat dari kekuatan rohani atau tingkatan malaikat yang memusuhi manusia (lih. Ef 2:2; 3:10; 6:12; Kol 1:16; 2:10,15; Rom 8:38-39; 1Kor 15:24). Yesus lebih unggul dari semua jajaran malaikat (lih. Ibri 1-2). Ini membantah penekanan guru-guru palsu Gnostik pada tingkatan kemalaikatan (aeon). Peringkat ini juga dapat merujuk pada struktur impersonal dalam dunia kita yang memungkinkan manusia berfungsi terpisah dari Allah. Contohnya adalah filsafat, pendidikan, pemerintah, obat-obatan, agama, dll (lih. karya Hendrik Berkhof Kristus dan Kekuasaan, Herald Press). Lihat Topik Khusus: Malaikat dalam Tulisan-tulisan Paulus di Ef 6:12. Selanjutnya, untuk "jauh lebih tinggi" lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan Majemuk Huper pada Ef 1:19.
Untuk "otoritas" lihat Topik Khusus: Archē di Kol 1:16.
□ "dan tiap-tiap nama yang dapat disebut" Ini mungkin mengacu pada kata kunci atau nama rahasia guru-guru palsu yang digunakan untuk melewati bidang kemalaikatan. Mereka percaya pada pengetahuan rahasia tentang nama-nama ajaib mereka untuk membawa keselamatan. Paulus menegaskan bahwa keselamatan atau penyatuan dengan Tuhan hanya ditemukan di dalam nama Yesus (lih. Fili 2:9-11). Dalam PL nama seseorang mewakili karakternya. Karakter Bapa sepenuhnya terungkap dalam Anak (lih. Yoh 14:8-14; 17:11).
□ "bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang" Orang-orang Yahudi percaya pada dua jaman, jaman kejahatan saat ini dan zaman kebenaran baru yang akan datang melalui Mesias. Zaman kebenaran baru dari Roh ini datang pada hari Pentakosta! (lih. Mat 12:32, Mr 10:30, Luk 16:8; 18:30; 20:34, 1Tim 6:17; 2Tim 4:10; Tit 2:12, Ibr 6:5).
Ef 1:22 "segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus" "Ketaatan" adalah istilah militer untuk rantai komando (lih. Mazm 110:1; 8:6). Bapa telah memberikan kepada Anak tempat pertama dalam segala hal (lih. Kol 1:18-19). Pada akhirnya, Anak akan mengembalikan segala sesuatu kembali kepada Bapa (lih. 1Kor 15:27-28).
Penyerahan Yesus kepada Bapa tidak berarti, dalam pengertian apapun, ketidak setaraan, tetapi merupakan pembagian kerja secara fungsional, administratif dalam Trinitas. Lihat catatan lebih lengkap tentang "penyerahan" di Ef 5:21.
□ "Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada" Metafora yang diperluas tentang Yesus sebagai Kepala dari tubuh-Nya, yaitu gereja, hanya ditemukan di Efesus dan Kolose (lih. Ef 4:15; 5:23, Kol 1:18-19; 2:19). Orang-orang di dunia Mediterania kuno percaya kepala memberikan kehidupan kepada tubuh.
□ "jemaat" Dalam Bahasa Yunani sekuler, istilah ini berarti sidang (lih. Kis 19:32). Ekklesia digunakan dalam Septuaginta (LXX) untuk menterjemahkan istilah Ibrani "sidang (qahal) Israel" (lih. Kel 16:3; 12:6; Im 4:13; Bil 20:4). Ini adalah yang pertama dari beberapa penggunaan istilah ini dalam Efesus (lih. Ef 1:22; 3:10,21; 5:23,24,25,27,29,32). Baik dalam Ef. (Ef 1:22-23) dan dalam Kol (Bil 1:24) Paulus menyebut jemaat tubuh Kristus. Gereja mula-mula melihat diri mereka sebagai umat Allah yang telah dipenuhi dengan Kristus Yesus, Mesias, sebagai Kepala mereka.
Salah satu hubungan kesusastraan yang tidak umum antara Efesus dan Kolose adalah bahwa dalam Efesus istilah ini merujuk pada gereja secara universal (lih. 1Kor 10:32; 12:28; 15:9; Gal 1:13; Fili 3:6), sementara di Kolose biasanya merujuk pada gereja lokal. Ini mengarah ke Efesus sebagai sebuah surat edaran.
Lihat Topik Khusus pada Kol 1:18.
- NASB NKJV, NRSV "kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu"
- TEV "Penyelesaian-Nya sendiri yang menyelesaikan segala sesuatu di mana-mana"
(catatan kaki "... yang Diri-Nya sendiri sepenuhnya dipenuhi dengan kepenuhan Allah")
- NJB "Kepenuhan Dia yang diisi, semua dalam semua"
Secara Ketatabahasaan ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE PARTICIPLE. Berikut adalah beberapa kemungkinan interpretasi frasa ini:
- 1. Kristus mengisi gereja
- 2. gereja sedang mengisi Kristus (lih. Kol 1:24)
- 3. gereja sedang diisi dengan jumlah sepenuh orang percaya (aspek numerik, lih. Rom 11:25)
Terminologi ini dimaksudkan untuk menyerang sistem teologis aeon, emanasi atau pangkat malaikat dari guru- guru palsu Gnostik yang baru jadi tersebut. Istilah "kepenuhan" dan "diisi" merupakan bentuk dari istilah Yunani pleroma, yang kemudian pada abad kedua menjadi istilah teknis Gnostik untuk jumlah keseluruhan dari tingkatan malaikat (lih. ay. Ef 1:21) di antara, tuhan rohani yang tinggi dan suci, dan dewa yang lebih rendah yang membentuk materi yang jahat. Lihat catatan pada Gnostisisme dalam Pengantar pada Efesus.
Ini adalah definisi yang kuat dari gereja. Gereja dimaksudkan untuk sepenuhnya mencerminkan kepalanya, yaitu Yesus. Sebagaimana Yesus mengungkapkan Bapa, demikian juga, gereja harus mengungkapkan Bapa.
Topik Teologia: Ef 1:15 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Mengasihi Sesama adalah Bukti Iman
Gal 5:6 Efe 1:15 Efe 6:23 Kol 1:4-5 1Ti 1...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengasihi Sesama adalah Bukti Iman
- Bersyukur atas Orang-orang Percaya yang Lain
Topik Teologia: Ef 1:16 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Mengucap Syukur Senantiasa
Maz 30:13 Maz 119:62 Efe 1:16 Efe 5:20 1Te 1:2
...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengucap Syukur Senantiasa
- Berkomunikasi dengan Allah
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Saling Mendoakan
Topik Teologia: Ef 1:17 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Roh Kudus
Roh yang Cerdas
Yes 11:2 Yoh 14:26 Rom 8:27 1Ko 2:10-13 1Ko 12:8 Efe 1:17...
- Allah yang Berpribadi
- Pribadi Allah
- Roh Kudus
- Wahyu Allah
- Wahyu Melalui Pengalaman Orang Kristen
- Mat 5:13-16 Yoh 3:21 Yoh 7:17 Rom 8:13-17 1Ko 2:9-16 2Ko 4:4-6,10-11 Gal 4:4-6 Efe 1:17 Fili 3:15 Ibr 11:6 2Pe 1:16-19 1Yo 2:23,26-27 1Yo 5:10-12,18-20
- Roh di Dalam Iluminasi Kitab Suci
- Keselamatan
- Yesus Dibangkitan dari Kematian oleh Allah
- Kis 2:22-24 Kis 3:15 Kis 3:26 Kis 4:10 Kis 5:30 Kis 13:30,32-34 Rom 1:4 Rom 4:24-25 Rom 6:4 Rom 7:4 Rom 8:11 Rom 10:9 1Ko 6:14 1Ko 15:12-20 2Ko 4:14 Gal 1:1 Efe 1:17-20 Kol 2:11-12 1Te 1:9-10 2Ti 2:8 Ibr 13:20 1Pe 1:18-19,21 Wah 1:5
- Allah Memanggil Manusia kepada Pengharapan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Kita Mengenal Allah Melalui Roh Kudus
- Permohonan untuk Pertumbuhan Rohani
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Saling Mendoakan
Topik Teologia: Ef 1:18 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
- Keselamatan
- Yesus Dibangkitan dari Kematian oleh Allah
- Kis 2:22-24 Kis 3:15 Kis 3:26 Kis 4:10 Kis 5:30 Kis 13:30,32-34 Rom 1:4 Rom 4:24-25 Rom 6:4 Rom 7:4 Rom 8:11 Rom 10:9 1Ko 6:14 1Ko 15:12-20 2Ko 4:14 Gal 1:1 Efe 1:17-20 Kol 2:11-12 1Te 1:9-10 2Ti 2:8 Ibr 13:20 1Pe 1:18-19,21 Wah 1:5
- Allah Memanggil Manusia kepada Pengharapan
- Hidup Kekal
- Pengudusan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Permohonan untuk Pertumbuhan Rohani
- Gereja
- Gereja Diteguhkan di Dalam Pribadi dan Karya Kristus
- Mat 16:18 1Ko 3:10-11 1Ko 6:11 Efe 1:18-23 Efe 2:19-21 Efe 5:23 Kol 1:18 Kol 1:24 Kol 3:11 Ibr 9:12,14 Ibr 9:26-28 1Pe 1:3-9 1Pe 1:22-25
- Gereja Saling Mendoakan
- Eskatologi
- Surga
- Natur Surga
- Surga adalah Tempat di Mana Orang Percaya akan Tinggal
- Ini adalah Warisan Orang Percaya
Topik Teologia: Ef 1:19 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Makhluk-makhluk Supranatural
Para Malaikat Baik
Natur dari Para Malaikat Baik
Status Para ...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Para Malaikat Baik
- Natur dari Para Malaikat Baik
- Status Para Malaikat Baik
- Para Malaikat dan Kristus
- Para Malaikat Takluk kepada Kristus
- Keselamatan
- Yesus Dibangkitan dari Kematian oleh Allah
- Kis 2:22-24 Kis 3:15 Kis 3:26 Kis 4:10 Kis 5:30 Kis 13:30,32-34 Rom 1:4 Rom 4:24-25 Rom 6:4 Rom 7:4 Rom 8:11 Rom 10:9 1Ko 6:14 1Ko 15:12-20 2Ko 4:14 Gal 1:1 Efe 1:17-20 Kol 2:11-12 1Te 1:9-10 2Ti 2:8 Ibr 13:20 1Pe 1:18-19,21 Wah 1:5
- Hidup Kekal adalah Warisan Orang-orang Percaya
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Kita Dikaruniai Berkat di Dalam Kristus
- Berkat Berupa Pekerjaan Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Pengharapan itu Menguatkan dan Memberi Dorongan
- Permohonan untuk Pertumbuhan Rohani
- Gereja
- Gereja Diteguhkan di Dalam Pribadi dan Karya Kristus
- Mat 16:18 1Ko 3:10-11 1Ko 6:11 Efe 1:18-23 Efe 2:19-21 Efe 5:23 Kol 1:18 Kol 1:24 Kol 3:11 Ibr 9:12,14 Ibr 9:26-28 1Pe 1:3-9 1Pe 1:22-25
- Gereja Saling Mendoakan
Topik Teologia: Ef 1:20 - -- Yesus Kristus
Penggenapan
Kis 2:32 Kis 5:31 Kis 7:55-56 Efe 1:20 Fili 2:9-11 Kol 3:1 Ibr 1:3 Ibr 8:1 Ibr 10:12 1Pe 3:22...
- Yesus Kristus
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Para Malaikat Baik
- Keselamatan
- Kebangkitan Kristus sebagai Peristiwa Keselamatan
- Fakta Kebangkitan Kristus
- Yesus Dibangkitan dari Kematian oleh Allah
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Kita Dikaruniai Berkat di Dalam Kristus
- Berkat Berupa Pekerjaan Allah
- Gereja
- Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-19 Mat 18:19-20 Mat 21:42-44 Mat 23:8,10 Yoh 13:13-16 Yoh 15:1-16 Kis 2:36 Rom 8:29 Rom 9:5 1Ko 3:11 1Ko 11:3 1Ko 12:5 Efe 1:9-10,20-23 Efe 2:19-22 Efe 4:15 Efe 5:22-32 Kol 1:18 Kol 2:10 Kol 2:19 Kol 3:11 Ibr 3:3-6 1Pe 2:4-8 Wah 1:12-13 Wah 2:1-2 Wah 2:8-9 Wah 2:12-13 Wah 2:18-19 Wah 3:1 Wah 3:7-8 Wah 3:14-15 Wah 5:6-10 Wah 21:22-23 Wah 22:16
- Gereja Diteguhkan di Dalam Pribadi dan Karya Kristus
Topik Teologia: Ef 1:21 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Makhluk-makhluk Supranatural
Para Malaikat Baik
Gereja
Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-1...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Para Malaikat Baik
- Gereja
- Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-19 Mat 18:19-20 Mat 21:42-44 Mat 23:8,10 Yoh 13:13-16 Yoh 15:1-16 Kis 2:36 Rom 8:29 Rom 9:5 1Ko 3:11 1Ko 11:3 1Ko 12:5 Efe 1:9-10,20-23 Efe 2:19-22 Efe 4:15 Efe 5:22-32 Kol 1:18 Kol 2:10 Kol 2:19 Kol 3:11 Ibr 3:3-6 1Pe 2:4-8 Wah 1:12-13 Wah 2:1-2 Wah 2:8-9 Wah 2:12-13 Wah 2:18-19 Wah 3:1 Wah 3:7-8 Wah 3:14-15 Wah 5:6-10 Wah 21:22-23 Wah 22:16
- Gereja Diteguhkan di Dalam Pribadi dan Karya Kristus
Topik Teologia: Ef 1:22 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Gereja
Mat 16:18 Luk 2:28-33 Kis ...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Gereja
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Natur yang Terkait dari Umat Manusia
- Kesatuan Orang Percaya di Dalam Kristus
- Orang Percaya sebagai Tubuh Kristus
- Gereja
- Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-19 Mat 18:19-20 Mat 21:42-44 Mat 23:8,10 Yoh 13:13-16 Yoh 15:1-16 Kis 2:36 Rom 8:29 Rom 9:5 1Ko 3:11 1Ko 11:3 1Ko 12:5 Efe 1:9-10,20-23 Efe 2:19-22 Efe 4:15 Efe 5:22-32 Kol 1:18 Kol 2:10 Kol 2:19 Kol 3:11 Ibr 3:3-6 1Pe 2:4-8 Wah 1:12-13 Wah 2:1-2 Wah 2:8-9 Wah 2:12-13 Wah 2:18-19 Wah 3:1 Wah 3:7-8 Wah 3:14-15 Wah 5:6-10 Wah 21:22-23 Wah 22:16
- Kiasan dan Nama untuk Umat Allah, Gereja
- Gereja Diteguhkan di Dalam Pribadi dan Karya Kristus
Topik Teologia: Ef 1:23 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Gereja
Mat 16:18 Luk 2:28-33 Kis ...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Gereja
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Natur yang Terkait dari Umat Manusia
- Kesatuan Orang Percaya di Dalam Kristus
- Orang Percaya sebagai Tubuh Kristus
- Gereja
- Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-19 Mat 18:19-20 Mat 21:42-44 Mat 23:8,10 Yoh 13:13-16 Yoh 15:1-16 Kis 2:36 Rom 8:29 Rom 9:5 1Ko 3:11 1Ko 11:3 1Ko 12:5 Efe 1:9-10,20-23 Efe 2:19-22 Efe 4:15 Efe 5:22-32 Kol 1:18 Kol 2:10 Kol 2:19 Kol 3:11 Ibr 3:3-6 1Pe 2:4-8 Wah 1:12-13 Wah 2:1-2 Wah 2:8-9 Wah 2:12-13 Wah 2:18-19 Wah 3:1 Wah 3:7-8 Wah 3:14-15 Wah 5:6-10 Wah 21:22-23 Wah 22:16
- Tubuh Kristus
- Gereja Diteguhkan di Dalam Pribadi dan Karya Kristus
TFTWMS: Ef 1:15-18 - Kata Pengantar KATA PENGANTAR (Efesus 1:15-18a)
15 Untuk alasan ini aku juga, setelah mendengar tentang iman kepada Tuhan Yesus yang ada di tengah-tengah kamu dan k...
KATA PENGANTAR (Efesus 1:15-18a)
15 Untuk alasan ini aku juga, setelah mendengar tentang iman kepada Tuhan Yesus yang ada di tengah-tengah kamu dan kasih kamu untuk semua orang kudus, 16 tidak berhenti mengucap syukur karena kamu, sambil menyebut kamu dalam doa-doaku, 17 semoga Allah dari Tuhan Yesus Kristus kita, Bapa kemuliaan, memberi kamu roh hikmat dan wahyu dalam pengetahuan tentang Dia. 18a Aku berdoa semoga mata hatimu bisa diterangi (NASB).
Ayat 15, 16a. Untuk alasan ini, terjemahan dari dia touvto (dia touto), berarti "berdasarkan penjelasan ini"1dan bisa mengacu kepada semua hal yang baru saja ia katakan di dalam ayat 3 sampai 14 atau hanya kepada apa yang ia sudah katakan tentang meterai dan jaminan dalam ayat 13 dan 14. Yang manapun ia mengacu, Paulus, "setelah mendengar iman" dari saudara-saudara di Efesus dan "kasih mereka untuk semua orang kudus," bersyukur kepada Allah dan "menyebut" mereka dalam doanya. Alkitab NASB menerjemahkan ungkapan-ungkapan ini dengan makna bahwa saudara-sau-dara ini memiliki iman yang terpuji kepada Yesus, yang adalah obyek iman mereka. Gagasan alternatifnya akan berupa pengidentifikasian dalam Tuhan Yesus sebagai alam di mana mereka telah dibaptis dan di dalam mana mereka hidup dan menikmati segala berkat rohani. Memandang Yesus sebagai obyek iman mereka lebih disukai di sini karena Paulus menyusulkan ini dengan kasihmu kepada semua orang kudus, yang diartikan bahwa orang-orang kudus itu adalah obyek kasih mereka.
Iman kepada Yesus yang terwujud di tentah-tengah jemaat Efesus, dinyatakan sebagai thn kaqΔ uJmaß pi÷stin (tēn kath humas pistin), secara harfiah berarti "turun di tengah-tengah iman kamu" atau "'turun bersama' iman kamu."2Paulus sedang memuji mereka punya "iman sehari-hari yang ditujukan kepada Tuhan Yesus untuk kehidupan sehari-hari."3Iman ini memperlihatkan "kasih untuk semua orang kudus" dan menunjukkan solidaritas jemaat Efesus dengan semua orang Kristen lainnya. Kasih seperti itu terhadap saudara-saudara kita adalah terpuji, karena Yesus menyatakan kasih kepada satu sama lain sebagai tanda identifikasi yang dengannya manusia akan mengetahui murid-murid-Nya (Yohanes 13:34, 35). "Iman" dan "kasih" yang disebutkan bersama-sama di sini juga ditemukan bersama-sama dalam 1 Tesalonika 1:3 dan 2 Tesalonika 1:3. Seringkali, dalam pelbagai dokumen kuno "iman" dan "kasih" disebutkan bersama dengan "pengharapan." Paulus menggunakan tiga kata ini bersama-sama dalam 1 Tesalonika 1:3 dan Kolose 1:4, 5. Dalam Efesus 1, ia bicara tentang "pengharapan" dalam ayat 12 dan 18 dan menambahkan "iman" dan "kasih" dalam ayat 15.
Perkataan setelah mendengar telah menyebabkan beberapa penafsir menyimpulkan bahwa penulis itu tidak memiliki pengetahuan langsung tentang gereja di Efesus dan karena itu, penulis itu pastilah orang lain selain Paulus. Namun begitu, dua fakta harus dicatat. Pertama, Paulus memiliki pengetahuan langsung tentang Filemon dan menyebutnya sebagai "saudara yang kekasih dan teman sekerja"nya (Filemon. 1).
"Rekan-rekan pekerja" adalah kata yang sama yang digunakan oleh Paulus (dalam bentuk jamak) untuk menggambarkan Markus, Aristarkhus, Demas, dan Lukas pada akhir surat kepada Filemon (ay. 24). Kita tahu bahwa orang-orang ini benar-benar bekerja bersama Paulus. Filemon mungkin telah bekerja bersama Paulus secara pribadi juga. Kedua, Filemon tidak diragukan lagi telah diubah hidupnya oleh Paulus, karena Paulus mengatakan bahwa Filemon berutang "diri sendiri" kepada dia (ay. 19). Namun begitu, Paulus mengatakan ia telah mendengar tentang kasih dan iman Filemon (ay. 5). Meski Paulus telah mendengar tentang iman dan kasihnya namun itu tidak berarti bahwa ia tidak memiliki pengetahuan langsung tentang Filemon. Itu berarti bahwa Paulus telah mendengar, sejak terakhir kali bertemu Filemon, tentang pertumbuhan dan kesetiaannya yang terus-menerus.Karena itu, ketika Paulus mengatakan ia telah mendengar tentang iman dan kasih jemaat Efesus, ia semata-mata bermaksud bahwa ia sudah memantau terus kemajuan mereka dalam menjalani kehidupan Kristen.
Paulus juga memberitahu para saudaranya bahwa ia tidak berhenti mengucap syukur karena mereka. Paulus pastinya memiliki daftar panjang yang berisi orang-orang untuk dimasukkan dalam doa-doanya. "Mengucap syukur" adalah terjemahan dari kata kerja bahasa Yunani eujcariste÷w (eucharisteō), yang secara harfiah berarti "kasih karunia yang baik."4Paulus bersyukur terus kepada Allah atas apa yang ia ketahui tentang para penerima surat-suratnya. Ia bersyukur atas iman dan kasih mereka dan untuk apa yang Allah sedang lakukan melalui mereka.
Ayat 16b, 17. Selain ucapan syukur itu, Paulus mengatakan bahwa ia mengingat jemaat Efesus itu dalam doa-doanya. "Doa-doa" berasal dari kata benda Yunani proseuch/ (proseuchē), istilah yang paling sering digunakan untuk "doa" di dalam Perjanjian Baru. Dalam ayat-ayat berikutnya, kita melihat pelbagai permohonan yang ia pohonkan kepada Allah.
Acuan Paulus kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus dan "Bapa" mengingatkan kita kepada ayat 3. S. D. F. Salmond mengatakan, Dalam ke-Allahan yang Kekal Anak memiliki hidup-Nya dari Bapa, Sumber Ilah yang Esa, dan tunduk dalam pengertian di mana anak tunduk kepada bapak, meski Ia memiliki wujud Ilahi yang sama. Dalam pelayanan penebusan Tuhan kita, meski Anak dari Bapa yang Kekal, adalah Kristus dari Allah, [namun] Allah diungkapkan di dalam Dia, mengutus Dia [Gal. 4:4], meninggikan Dia [Flp. 2:9], menerima kembali kerajaan itu dari Dia [1 Kor. 15:24]. Sehubungan dengan misi-Nya, mediasi-Nya, pekerjaan dan hubungan resmi-Nya, Ia memiliki Allah sebagai Allah-Nya, yang amanat-Nya Ia kerjakan dan yang maksud penebusan-Nya Ia harus genapi.5
Bapa kemuliaan mungkin acuan kepada Allah sebagai sumber kemuliaan, atau kepada Allah sebagai Pribadi yang memberikan kemuliaan. Tampaknya lebih baik menganggap kata-kata ini sebagai bermakna "Bapa yang memiliki kemuliaan." Menurut Kenneth S. Wuest, kata sandang sebelum "kemuliaan" menyebabkan hal itu berarti "kemuliaan itu" dalam "pengertian bahwa Ia adalah Bapa yang memiliki kemuliaan."6Andrew T. Lincoln mengamati bahwa "kemuliaan" bicara tentang "kemegahan tentang kehadiran dan kuasa ilahi"7dan menambahkan bahwa, dalam tulisan-tulisan Paulus, "kemuliaan"dan "kuasa" dapat identik mengenai aktivitas Allah. Gagasan ini akan menghubungkan pancaran keberadaan Allah—sifat ilahi-Nya—dengan kuasa-Nya untuk menerangi pikiran jemaat Efesus, yang merupakan salah satu dari pelbagai berkat yang Paulus doakan (1:18).
Paulus ingin jemaat Efesus menerima dari Allah roh hikmat dan wahyu dalam pengetahuan tentang Dia agar tiga permintaan doanya yang khusus (lihat 1:18, 19) bisa diwujudkan di dalam diri mereka. Beberapa ekspositor menganggap "roh" itu haruslah "Roh" atau "Roh Kudus." Namun begitu, tidak ada kata sandang sebelum "roh" di dalam teks itu, dan konteksnya tidak mendukung adanya acuan kepada pribadi ketiga dalam ke-Allahan. Paulus menginginkan saudara-saudara itu memiliki "roh hikmat dan wahyu," bukan hikmat dan wahyu yang Roh berikan. Namun demikian, Roh terlibat di dalam kehidupan mereka, dan Roh itu membuat pewahyuan injil diketahui melalui orang-orang yang diilhami (1 Korintus 2:13).
Satu nas paralel di Kolose 1:9-11 membantu untuk menjelaskan bagian dari surat Efesus ini. Paulus berdoa semoga jemaat Kolose "dipenuhi dengan pengetahuan tentang kehendak-Nya dalam segala hikmat dan pengertian rohani." Ia ingin jemaat Kolose memiliki pengertian rohani untuk memahami dan hikmat untuk menerapkan kehendak Allah bagi hidup mereka. Hasil akhir yang diinginkan adalah bahwa mereka bisa meningkatkan pengetahuan mereka tentang Allah, atau datang untuk mengenal Allah dengan cara yang lebih lengkap.
"Pengetahuan" (1:17; Kolose 1:10) berasal dari e˙pi÷gnwsiß (epignōsis), yang artinya "pengetahuan yang lebih luas dan lebih menyeluruh."8Kata benda Yunani untuk "pengetahuan" adalah gnwvsiß (gnōsis). Awalan e˙pi÷ (epi) ditambahkan, menunjukkan partisipasi yang lebih besar dengan obyek pengetahuan dan pengetahuan yang memiliki pengaruh yang kuat pada pihak yang mengetahui.9
Bagaimanakah kita menerima pengetahuan yang lebih luas dari Allah? Dalam konteks ini Allah memasok hikmat, sebagai jawaban terhadap doa, untuk membantu umat-Nya memahami dan menerapkan dengan benar pelbagai kebenaran di dalam pesan-Nya yang diungkapkah. Semakin lama kita hidup dalam hubungan yang dekat dengan Allah, semakin baik kita mengenal Allah. Pertumbuhan rohani datang bersama waktu, seraya kita mengalami doa yang dijawab dan penyediaan Allah. Obyek Paulus dalam ayat ini bukan bahwa jemaat Efesus menerima wahyu lebih lanjut, tetapi bahwa mereka diberikan hikmat untuk memahami dan menerapkan wahyu yang mereka sudah miliki untuk datang kepada pengetahuan yang lebih lengkap tentang Allah. Dengan pengetahuan tentang Allah ini, mereka bisa memiliki tiga hal yang Paulus doakan di dalam ayat 18b dan 19.
Ayat 18a. "Hati" adalah tempat beradanya akal, emosi, dan kekuatan kehendak manusia. Dengan pemikiran ini, kita dapat memahami mengapa Alkitab bicara tentang manusia sebagai berpikir dalam hatinya (Amsal 23:7; KJV; Matius 9:4), mengasihi dengan hatinya (Matius 22:37), dan mentaati dari hati (Roma 6:17). Paulus bicara tentang mata hatimu, yang maksudnya kedudukan akal, emosi, dan kehendak manusia yang bisa berpikir, menalar, mengerti, memutuskan, dan bertindak atas dasar informasi yang diterima. Ketika orang mendengar pesan Allah, ia bisa menerima atau menolaknya. Jika ia menerimanya dengan pengertian, kita dapat mengatakan bahwa matanya telah dibuka (Lukas 24:31). Jika ia menolaknya karena kesalahpahaman, prasangka, atau memihak, kita dapat mengatakan bahwa matanya ditutup atau dibutakan (Matius 13:15, 16). Dalam hal ini, hati memiliki mata. Paulus mendoakan jemaat Efesus semoga "mata hatimu bisa diterangi." Bisa diterangi mengacu kepada sesuatu yang dilakukan untuk jemaat Efesus di masa lalu dengan hasilnya di masa kini: "Mata hatimu telah diterangi, dengan hasilnya di masa kini bahwa kamu sekarang diterangi." Penerangan sudah terjadi ketika mereka mendengar dan menerima injil itu. Mereka sekarang sedang hidup dalam keadaan diterangi. Doa Paulus adalah untuk pertumbuhan di dalam penerangan ini, atau pengertian, yang mereka sudah terima. "Diterangi" adalah berbeda dengan keadaan jemaat Efesus sebelum hidup mereka berubah. Mereka sebelumnya "digelapkan dalam pengertian mereka" (4:18) dan "sebelumnya kegelapan"; tapi setelah menjadi orang-orang kudus dan setia kepada Kristus, mereka "Terang di dalam Tuhan" dan harus "hidup sebagai anak-anak terang" (5:8).
Jemaat Efesus termasuk di antara mereka yang matanya telah dibuka dan yang telah berpaling dari kegelapan kepada terang. Mereka telah pindah dari kekuasaan Iblis kepada kekuasaan Allah, agar mereka bisa menerima pengampunan dosa dan warisan bersama orang-orang yang sudah disucikan oleh iman kepada Kristus (lihat Kisah 26:18). Mereka harus tumbuh dalam pengertian ini yang mereka telah terima.
TFTWMS: Ef 1:15-16 - Mendorong Pertumbuhan Rohani MENDORONG PERTUMBUHAN ROHANI (Efesus 1:15, 16)
Selama tahun 1960an, Simon and Garfunkel merekam banyak syair dan lagu yang menarik bagi suatu generas...
MENDORONG PERTUMBUHAN ROHANI (Efesus 1:15, 16)
Selama tahun 1960an, Simon and Garfunkel merekam banyak syair dan lagu yang menarik bagi suatu generasi. Lagu-lagu mereka termasuk "Sound of Silence," "Bridge Over Troubled Water," dan lain-lainnya. Satu lagu menjadi lagu keramat bagi individualisme. Paul Simon menulis lirik berikut ini:
Aku adalah batu, aku adalah pulau, Dan batu tidak merasakan sakit, Dan pulau tidak pernah menangis.
Syairnya itu mendewa-dewakan semangat kebebasan zaman itu. Kita terus saja menjadikan orang-orang yang kasar sifatnya menjadi pahlawan kita. Ini terbukti dalam filem-filem yang dibintangi oleh Clint Easwood, Charles Bronson, Steven Segall, dan Sylvester Stallone. Tema satu orang mengatasi pelbagai rintangan, melakukan sendiri apa yang harus dilakukan, memang menarik banyak orang.
Generasi "Untukku" sudah tiba. Kata-kata kesukaan kita adalah "aku," "untukku," dan "milikku"—bukan "kita," "untuk kita," dan "milik kita."
Gereja mendapatkan dirinya berada di tengah-tengah semua itu. Orang-orang yang berhimpun di dalam pelbagai jemaat sudah dipengaruhi oleh doktrin Generasi "Ku" ini, seperti terbuki lewat gambaran ini:
Adalah wajar untuk mengatakan bahwa sebagian besar orang yang masuk ke gereja di zaman kini pada dasarnya tidak dipersiapkan untuk berpikir dalam kerangka kelompok. Ketergantungan, seperti yang sudah kita pelajari, adalah kelemahan; dimintai tanggung jawab adalah perbudakan; ketundukan adalah perendahan harga diri. Gagasan penyangkalan diri untuk mendahulukan kepentingan kelompok adalah asing bagi pikiran orang moderen .…
… Sebagaian besar anggota gereja bersifat individualis dalam berpakaian untuk pergi ke perhimpunan hari Minggu. Mereka masih berpikir dalam kerangka "untukku." Mereka membuat pelbagai keputusan dan tindakannya tidak didasarkan pada apa yang baik bagi kelompok itu, melainkan pada pilihan-pilihan dan nilai-nilai pribadi. Di dalam pikiran sebagian besar orang Kristen moderen, kebutuhan orang banyak sering ditempatkan di belakang kebutuhan segelintir atau bahkan satu orang.1
Kita bukanlah generasi pertama dalam sejarah dunia yang menjadi Generasi "Untukku." Paulus secara terus-menerus mengingatkan orang Kristen untuk saling memperhatikan. Surat-suratnya berisi banyak seruan untuk saling mengasihi, untuk saling bersikap baik, dan untuk saling mendorong. Paulus bekerja di kota-kota besar dunia purba—Filipi, Korintus, Efesus, Roma, dan Tesalonika. Ia terutama berhubungan dengan orang-orang Kristen daerah kota yang tinggal dalam sebuah lingkungan budaya yang mengisolasi mereka.
Seperti halnya kita, orang Kristen abad pertama punya banyak hal untuk dipelajari tentang nilai kebersamaan. Mereka diajar tentang persekutuan, saling memperhatikan, dan menempatkan kepentingan seluruh kelompok di depan kepentingan pribadi. Seperti halnya kita, banyak orang Kristen abad pertama tidak tahu bagaimana hidup di dalam masyarakat dan berbagi pergaulan dengan saudara-saudara lainnya.
Waktu itu Paulus sedang menulis kepada orang-orang Kristen dengan latar belakang kehidupan kota. Mereka hidup di pusat-pusat kota metropolitan yang sangat besar, kota-kota besar dunia. Mereka perlu belajar bagaimana hidup sebagai tubuh Kristus.
Sebagai contoh, umat Kristen di Roma perlu belajar saling menjaga dalam kasih persaudaraan (Roma 12:10). Paulus memberitahu mereka untuk saling menghormati melebihi diri sendiri (Roma 12:10), untuk saling sehati sepikir (Roma 12:16), untuk tidak saling menghakimi (Roma 14:13), dan untuk saling menerima (Roma 15:7). Ia memberitahu mereka untuk "mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun" (Roma 14:19).
Umat Kristen yang tinggal di wilayah perdagangan Korintus perlu belajar saling menunggu ketika mereka berhimpun bersama-sama untuk persekutuan makan-makan (1Korintus 11:33). Paulus mengajar mereka untuk jangan terpecah-belah karena sikap pilih-kasih, melainkan untuk saling memperhatikan (1Korintus 12:25).
Di Tesalonika, kota besar lainnya, Paulus mendorong umat Kristen di situ untuk saling mengasihi (1Tesalonika 4:9). Ia memerintahkan mereka untuk saling menghibur (1Tesalonika 4:18) dan untuk saling membangu (1Tesalonika 5:11). Ia berkata, "… usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang" (1Tesalonika 5:15).
Paulus memberitahu umat Kristen di Efesus untuk saling bersabar; untuk saling berbaik hati dan penuh kasih dan mengampuni (4:2, 32). Ia mendesak mereka untuk saling merendahkan diri (5:21).
Apa yang Paulus katakan kepada semua orang Kristen tentang masalah belajar hidup sebagai komunitas baru umat Allah adalah benar-benar apa yang gereja perlu dengar di zaman kini. Contoh yang Paulus berikan dalam pergaulan pribadinya sendiri dengan sesama orang Kristen merupakan contoh yang patut kita teladani. Contoh itu bisa menolong kita untuk lebih banyak berbicara dan berbagi dalam kehidupan orang lain.
Renungkanlah sejenak contoh Paulus itu. Tahunnya adalah 60 M. Ia sedang berada di Roma, di bawah tahanan rumah dan beribu-ribu kilometer jauhnya dari orang-orang Kristen yang ia kenal di Efesus. Ia pernah tinggal tiga tahun di Efesus—mengajar, melayani, dan membina gereja. Namun begitu, sudah empat tahun ia tidak melihat kota itu.
Penjara, pelbagai kesukaran, jarak, berlalunya waktu—tidak satupun dari semua itu mengurangi kepedulian Paulus terhadap saudara-saudaranya di Efesus. Ia tidak mengizinkan keadaan menyebabkan dia berfokus pada persoalannya sendiri saja sehingga mengabaikan apa yang sedang terjadi di dalam kehidupan saudara yang lain.
Suatu hari datanglah orang Kristen dari Efesus. Ia menemukan Paulus di Roma. Ketika Paulus berjumpa dengan dia, ia tidak sabar menunggu kabar tentang gereja di situ. Bagaimanakah kabar mereka? Apakah yang sedang terjadi di tengah-tengah mereka? Apakah mereka datang berhimpun sebagai umat Allah?
Laporan yang Paulus terima membuat harinya cerah. Hatinya melonjak-lonjak. Kita baca, "Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku" (1:15, 16).
Bisakah Anda melihat gambarannya? Paulus sedang dipenjara berkilo-kilometer jauhnya dari saudara-saudara seiman di Efesus. Sudah empat tahun ia tidak melihat wajah mereka, namun begitu Paulus sangat memperhatikan mereka. Paulus menolong kita menangkap pelajaran ini: Orang Kristen menyukakan Al- lah ketika mereka memperlihatkan ketertarikan pada kesejahteraan rohani masing-masing.
Yesus tidak ingin umat-Nya menyendiri. Ia ingin kita menjadi sebuah kelompok orang yang saling melayani.
Paulus menunjukkan kepada kita bagaimana kita perlu mengembangkan minat, perhatian, dan keinginan untuk melihat orang lain bertumbuh secara rohani.
PAULUS MEMUJI PERTUMBUHAN ROHANI SAUDARA LAINNYA
Laporan yang Paulus terima tentang umat Kristen di Efesus menggairahkan hatinya. Mereka sudah mencapai semacam keseimbangan yang sulit yang perlu ada di tengah-tengah umat Allah. Pertama, mereka memperlihatkan kesetiaan kepada Tuhan Yesus. Paulus menulis, "… aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus …." (1:15). Mereka sudah datang untuk meletakkan kepercayaan mereka, menjalani hidup mereka, dan membangun harapan mereka pada Yesus. Mereka bukan hanya datang kepada Dia sebagai Juruselamat mereka, yang merupakan makna dari nama "Yesus," namun mereka juga sudah datang kepada Dia sebagai Tuhan mereka. Mereka menyerahkan hidup mereka kepada Dia, mentaati Dia, dan berusaha menyukakan Dia. Keputusan sehari-hari mereka dibuat berdasarkan pada apa yang akan bisa menghormati Dia.
Beberapa waktu yang lalu, di jemaat tempat saya tinggal, seorang yang sudah tua datang untuk mentaati Yesus. Rambutnya sudah memutih, namun di hatinya ia memiliki kepercayaan kepada Tuhan seperti anak kecil. Tidak ada perbuatan lain yang agak menyerupai perbuatan berdiri di dalam air dengan seseorang seperti pria tua itu dan berbagi pemikiran bahwa, pada saat baptisan, kehidupan lama sudah berakhir dan hidup baru baru saja dimulai.
Tahukah Anda apakah yang bahkan lebih menggembirakan? Melihat Yesus mengubah anak-anak Allah. Paulus mengingatkan kita bahwa kita harus jangan pernah berhenti menghargai kesetiaan kepada Tuhan Yesus seraya kita melihat kesetiaan itu bertumbuh di dalam kehidupan orang lain. Kita akan kehilangan kesetiaan ini jika kita hidup mengasingkan diri.
Jemaat Efesus itu bukan hanya memiliki kesetiaan kepada Yesus, namun mereka juga memiliki kasih bagi semua saudara . Paulus meneruskan, "… dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus" (1:15). Kasih merupakan kebalikan dari menjadi sebuah pulau atau batu, terisolasi dari perhatian orang lain.
Kita baca, "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita" (1Yohanes 3:16).
Ketika orang Kristen belajar bagaimana mengungkapkan jenis kasih itu, sikap itu seharusnya memenuhi diri kita dengan sukacita. Artinya mereka sedang membuat kemajuan rohani. Mereka sedang menjadi seperti Yesus.
Kesepertian-Nya memperlihatkan dirinya. Ia hidup di dalam diri mereka.
Kasih itu untuk semua orang kudus. Kasih itu melebihi pilih-kasih, mengasihi manusia berdasarkan apa yang mereka lakukan untuk kita, atau bersekutu hanya dengan orang-orang yang menyukai apa yang kita sukai. Kita harus bersyukur kepada Allah setiap kali melihat seorang saudara atau saudari memperlihakan kasih bagi semua orang kudus.
PAULUS BERDOA TENTANG PERTUMBUHAN ROHANI SAUDARA LAINNYA
Setelah mendengar tentang iman dan kasih jemaat Efesus, Paulus lalu menulis, "Akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku" (1:16). Paulus mengerti dua kebenaran penting ini. Pertama, ia tahu hubungan antara pertumbuhan rohani dengan orang-orang Kristen yang saling mendoakan. Kedua, ia mengerti perlunya bersikap konsisten dalam saling mendoakan.
Belakangan dalam surat yang sama, Paulus mengingatkan saudara-saudara itu tentang peperangan rohani yang di dalamnya orang Kristen berada. Ia menasihati mereka untuk mengenakan seluruh persenjataan Allah. Seorang prajurit tidak bisa bertempur tanpa perlengkapan yang tepat. Paulus menyimpulkan surat itu dengan penekanan pada doa: "Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus" (6:18).
Paulus memahami hubungan antara pertumbuhan rohani dengan saling mendoakan. Ia sendiri secara pribadi memprioritaskan doa bagi saudara-saudaranya. Ia memahami hubungan yang vital antara doa dengan kesejahteraan rohani orang Kristen.
Gene Gez menyinggung masalah doa di antara saudara-saudara:
Bagian dari strategi Iblis adalah membuat kita sibuk dengan pelbagai hal lain—bahkan dengan hal-hal yang baik— sehingga kita gagal memberi tempat yang sepatutnya bagi doa. Itu merupakan kecenderungan alami, khususnya ketika segala sesuatu berjalan baik. Namun Kitab Suci menunjukkan bahwa doa menempati posisi yang tinggi pada daftar prioritas Allah. Dan ketika doa diabaikan dan ditinggalkan, Iblis akan berusaha untuk melukai gereja, khususnya melalui penghancuran kesatuan.2
Marilah kita ikat bersama semuanya itu dengan tiga pelajaran untuk kehidupan. (1) Tidak seorang pun dari kita pernah bisa mencapai potensi rohani kita sampai kita mengembangkan kekonsistenan dalam doa kita untuk satu sama lainnya. Berdoa untuk orang lain bisa mengembangkan dan menunjukkan kedewasaan rohani. (2) Keluarga gereja tidak pernah bisa mencapai potensinya sampai, sebagai gereja, kita mengembangkan kekonsistenan dalam doa kita untuk satu sama lainnya. Kita harus melaksanakan hal ini. Kita harus membuat rencana untuk berdoa sebagai keluarga gereja. Kita harus menekankan doa untuk satu sama lainnya di pelbagai perhimpunan kita dan menyediakan banyak kesempatan bagi umat untuk saling mendoakan. (3) Berdoa untuk satu sama lainnya tidak pernah menjadi konsisten kecuali umat memprioritaskan doa.
KESIMPULAN
Victor Frankl pernah dipenjarakan dalam sebuah tempat konsentrasi selama Perang Dunia II. Para penawannya mengambil semua benda miliknya—buku-bukunya, barang-barang berharganya, dan keluarganya. Ia tidak punya apa-apa untuk menjalani hidup ini, tidak ada hal apapun yang membuat dia tetap bertahan kecuali kebulatan tekad yang membandel untuk tetap hidup.
Banyak tawanan di tempat itu menyerah dan mati. Yang lainnya datang kepada Frankl dan meminta dia mengucapkan kata-kata penghiburan untuk membantu orang memikul penderitaan mereka. Pada akhirnya Frankl melakukannya. Ia memberitahu orang-orang itu untuk tetap gigih. Ia mengingatkan mereka bahwa bila besok mereka mendapat hidangan sop, mereka mungkin akan mendapatkan kacang polong di dasar mangkuk itu. Itu memang harapan yang lemah sekali, tetapi hanya itulah yang bisa Frankl berikan kepada mereka.
Tahukah Anda apa yang terjadi? Adalah Frankl sendiri yang menerima paling banyak penghiburan dari ceramah itu. Apa yang ia berikan kepada orang lain, ia berikan juga kepada dirinya sendiri.
Apa yang kita berikan kepada satu sama lainnya dalam Kristus, kita berikan juga kepada diri kita sendiri. Hiburlah seseorang maka Anda pun akan terhibur. Bantulah seseorang, dan Anda pun akan terbantu. Tanggunglah beban orang lain, maka beban Anda sendiri akan terasa lebih ringan. Berdoalah untuk pertumbuhan rohani orang Kristen lainnya, dan Anda akan mendapatkan diri Anda sendiri diperkaya secara rohani.
TFTWMS: Ef 1:17-19 - Mata Hati Yang Diterangi MATA HATI YANG DITERANGI (Efesus 1:17-19A)
Beberapa minggu yang lalu saya menonton sebuah pertunjukkan di TV mengenai kelelawar. Cara kelelawar "...
MATA HATI YANG DITERANGI (Efesus 1:17-19A)
Beberapa minggu yang lalu saya menonton sebuah pertunjukkan di TV mengenai kelelawar. Cara kelelawar "melihat" tidak sama dengan cara manusia melihat. Waktu kita duduk di sebuah ruangan, kita melihat dinding, meja, buku, dan orang. Jika seekor kelelawar terbang melintasi ruangan yang sama itu, ia akan "melihat" isi ruangan itu dengan cara mendengarkan suara yang memantul, bukan dengan cara melihat berkas cahaya. Kelelawar pada dasarnya buta. Kelelawar dan manusia berbeda dalam cara mereka mengenali dunia di sekeliling mereka.
Bila tiba saatnya untuk mengenali kehidupan, orang Kristen sama sekali berbeda dari orang non-Kristen. Paulus mengakui hal ini dalam 1:17-19a. Saat itu ia sedang menulis untuk sekelompok orang Kristen di sebuah kota berhala. Orang Kristen itu merupakan bagian dari ekklesia. Ekklesia adalah kata Perjanjian Baru untuk "gereja." Artinya "perhimpunan, perkumpulan, jemaat." Paulus tidak pernah menganggap gereja sebagai sebuah bangunan fisik. Gereja, atau ekklesia, terdiri dari orang-orang—orang-orang yang diselamatkan dan diubah oleh Yesus Kristus. Cara para anggota ekklesia memandang kehidupan sangat berbeda dari cara orang yang tidak percaya. Hal ini tergambar dalam doa yang Paulus panjatkan:
Dan [aku terus-menerus] meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya (1:17-19a).
Orang Kristen berbeda dari orang non-Kristen dalam cara mereka memandang kehidupan. Pada kenyataannya, mata hati kita yang sudah diterangi melihat kehidupan dalam cara yang tidak bisa dunia bayangkan. Hal apa sajakah yang ekklesia bisa lihat namun tidak bisa dunia lihat?
MATA HATI KITA YANG SUDAH DITERANGI MEMBUAT KITA BISA MELIHAT DAN MENGENAL ALLAH
Bisakah orang non-Kristen mengenal Allah seperti orang Kristen mengenal Allah? Alkitab memberitahu kita tentang pengetahuan terbatas yang dimiliki orang-orang yang bukan kepunyaan Kristus. Mereka itu "pengertiannya … gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka" (4:18). Orang non-Kristen tidak bisa lebih dekat lagi untuk melihat dan mengenal Allah seperti yang orang Kristen lakukan, sama seperti seekor kelelawar tidak bisa melihat isi ruangan dimana Anda sedang duduk seperti yang Anda lihat. Kehidupan di luar ekklesia dilihat dalam satu cara. Sedangkan kehidupan di dalam ekklesia dilihat dalam cara lain lagi.
Paulus berdoa kepada Allah supaya memberi orang Kristen sesuatu yang istimewa: "Roh hikmat dan wahyu" (1:17b). Ia ingin mereka memiliki jenis pengertia "Kristen-saja" terhadap apa yang Allah sudah perbuat dalam Kristus, maupun pengaruh kuat yang Kristus miliki terhadap mereka yang menjadi kepunyaan-Nya.
Filem Field of Dreams berfokus pada seorang tokoh bernama Ray Kinsella, yang membuat lapangan baseball di tengah-tengah ladang jagung di Iowa. Ketika ia sudah menyelesaikannya, para pemain baseball yang pernah hidup muncul kembali dan bermain lagi di lapangannya itu. Untuk beberapa lama, hanya Ray, isterinya, dan anak perempuannya yang bisa melihat para pemain tersebut. Para pemain itu tetap tidak bisa dilihat oleh orang lain— tidak bisa dilihat sebab mereka tidak percaya. Dalam kisah itu, saudara ipar Ray menganggap Ray sudah gila sebab Ray bisa melihat orang yang tidak bisa ia lihat.
Sesuatu seperti itu terjadi pada orang Kristen. Kita bukan saja dikelilingi oleh orang-orang yang benar-benar tidak bisa melihat apa yang orang Kristen bisa lihat oleh karena Allah. Mereka yang berada di luar Kristus melihat kenyataan kehidupan sehari-hari— rumah, mobil, sekolahan, dan tempat-tempat liburan. Mereka melihat bahwa semua itu merupakan bentuk segala kenyataan. Mereka hanya melihat yang bisa dilihat, yang bersifat lahiriah, dunia materi.
Di sepanjang Efesus 1 Paulus bicara tentang sebuah kenyataan atau dimensi yang sama sekali berbeda. Dimensi itu memang tetap tidak terlihat oleh mata lahiriah kita, namun kenyataan tersebut sama nyatanya dengan dunia lahiriah kita. Sebagai anggota ekklesia, kita bisa melihat hal-hal yang Paulus sedang tulis.
Roh Kudus yang diberikan kepada setiap orang Kristen menolong kita untuk melihat apa yang Allah sudah kerjakan dalam Yesus itu sebagai kenyataan dan bagaimana, sebagai akibatnya, hidup kita sudah diubah selama-lamanya. Kita datang untuk melihat dan memahami kenyataan kasih karunia, pengampunan, penebusan, dan warisan rohani, dan menetapnya Roh Allah di dalam roh kita. Di luar ekklesia tidak satu pun dari semua itu terlihat nyata.
Mengapakah Allah memberi ekklesia kemampuan untuk melihat apa yang orang lain tidak bisa lihat? Allah ingin kita datang mengenal Dia secara pribadi. Paulus meminta semoga "Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar" (1:17; huruf miring oleh saya).
Allah ingin Anda mengenal Dia. Kata yang Paulus gunakan untuk mengenal Allah terkait dengan pengetahuan pribadi yang luas dan dalam yang berbeda dengan pengetahuan yang dangkal. Jenis pengetahuan ini timbul dari partisipasi dan pengalaman. Pengetahuan itu menekankan pengenalan seseorang secara pribadi, daripada hanya sekedar mengetahui beberapa fakta atau rincian tentang seseorang.
Pengetahuan tentang Allah hanya mungkin terdapat di antara orang-orang Kristen saja. Itulah sebabnya betapa pentingnya sebuah jemaat menjadi ekklesia sejati. Allah tidak ingin gereja lokal hanya menjadi organisasi lain di dalam masyarakat. Ekklesia ini lebih daripada sekedar sebuah tempat berhimpun dan membuat pelbagai program. Ekklesia ini lebih daripada sekedar tempat yang mengatur pelbagai kelas Alkitab dan perhimpunan untuk ibadah. Ekklesia sejati adalah dimana orang Kristen punya kesempatan untuk datang mengenal Allah.
Setiap anggota gereja lokal sangat diperlukan dalam menolong anggota lain untuk datang mengenal Tuhan. Pengetahuan tentang Allah terjadi ketika orang Kristen berinteraksi sebagai orang-orang yang di dalamnya Roh Tuhan tinggal. Itu terjadi ketika kita saling mengomunikasikan pengetahuan kita tentang Tuhan. Itu terjadi ketika kita mempraktikkan secara pribadi, keadaan sehari-hari perintah "saling"1dari Perjanjian Baru dan merasakan kehadiran Tuhan.
Jika Anda tidak ingat hal lain apa saja di dalam pelajaran ini, harap pelajarilah hal ini: Ekklesia itu (tubuh Kristus yang secara konsisten berinteraksi) menyediakan keadaan yang indah untuk benar-benar bisa mengenal Allah.
Para pemimpim gereja di setiap jemaat harus mengikat diri mereka sendiri untuk lebih banyak memberi perhatian untuk mendorong orang Kristen berinteraksi, bersekutu, dan melayani dalam latar belakang pribadi dengan orang Kristen lainnya. Ekklesia telah melakukan hal itu dalam hari-hari permulaannya, dan itulah fungsi yang Allah maksudkan bagi ekklesia.
MATA HATI KITA YANG SUDAH DITERANGI MEMBUAT KITA BISA MELIHAT KENYATAAN YANG TIDAK TERLIHAT MATA
Paulus menyinggung tiga kenyataan yang tidak terlihat mata; harapan, warisan, dan kuasa:
Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya (1:18, 19a).
Harapan kita sebagai orang Kristen tidak bisa dilihat dengan mata lahiriah. Harapan kita hanya bisa dilihat oleh mata hati. Hanya orang Kristen yang bisa melihatnya. Sebelum kita datang kepada Kristus, kita tidak memiliki harapan ini. "Waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia" (2:12).
Hanya orang Kristen yang memiliki "pengharapan, yang disediakan … di sorga" (Kolose 1:5). Hanya orang Kristen yang memiliki "kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan" (1Petrus 1:3b). Harapan kita sebagai orang Kristen bukanlah sekedar emosi yang rasanya baik. Besarnya harapan kita lebih dariada sekedar bersikap positif terhadap kehidupan. Harapan itu berpusat pada kenyataan tentang Tuhan yang hidup yang berjanji bahwa hidup-Nya akan menjadi hidup kita dan rumah-Nya yang kekal akan menjadi rumah kita. Hanya mata hati yang sudah diterangi yang bisa terikat pada harapan seperti itu.
Selanjutnya, hanya mata hati orang Kristen yang diterangi yang bisa melihat ekklesia sebagai warisan Allah sendiri. Paulus berdoa semoga orang Kristen bisa melihat "betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus." Renungkanlah segala hal yang Allah miliki. Renungkanlah segala keindahan dunia ini. Hitunglah semua kekayaannya. Renungkanlah kemegahan matahari, bulan, dan bintang. Tataplah ke atas langit dalam keheranan terhadap beberapa bima sakti dari alam semesta itu sendiri yang sangat luas. Jika semua ciptaan dihadapkan ke hadapan Allah dan Allah sendiri diminta untuk menunjuk hartanya yang paling berharga, akan seperti apakah hartanya itu? Seperti apakah milik Allah yang paling berharga itu?
Paulus ingin orang Kristen mengerti bahwa dari segala harta benda alam semesta yang diciptakan ini, Allah akan memilih ekklesia sebagai milik-Nya yang paling berharga! Dunia tidak memandang gereja sebagaimana Allah memandangnya. Banyak orang Kristen yang juga gagal memahami nilai tinggi yang Allah lekatkan pada gereja.
Mata hati yang diterangi melihat gereja secara berbeda. Gereja itu merupakan warisan Allah, harta Allah, milik Allah yang sangat berharga. Itulah semua yang kita miliki ketika kita menjadi milik gereja. Kita menjadi bagian ekklesia— pemaparan rencana Allah yang berabad-abad untuk memiliki suatu umat yang bisa Ia sebut milik-Nya sendiri.
Satu kenyataan lain yang terlihat mata disinggung dalam teks kita—kuasa. Paulus menulis tentang "betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya." Paulus memakai beragam kata untuk menarik perhatian kepada kuasa untuk ekklesia yang tersedia melalui injil. Empat kata berbeda untuk "kuasa" muncul dalam ayat 19.2Ia menumpuk satu kata kuasa di atas kata lainnya untuk menekankan kebenaran ini bahwa di dalam Kristus kita menemukan kuasa yang setinggi mungkin. Kuasa itu sama dengan akumulasi kuasa yang tidak tertandingi dalam kebesarannya.
Hanya orang Kristen yang bisa melihat kuasa itu. Faktanya, orang non-Kristen kadang-kadang tidak bisa melihat apa-apa di dalam pekerjaan Allah kecuali kelemahan. Ingatlah bahwa sebagian besar orang di bawah salib tidak bisa melihat kuasa Allah yang menyelamatkan. Mereka pikir mereka sedang menyaksikan kekalahan dan kegagalan—kematian seorang yang bodoh yang menganggap dirinya Mesias.
Sebaliknya, mata yang terbuka kepada Allah bisa melihat salib itu dalam seluruh kuasa penyelamatannya. Mata itu bersaksi atas kuasa Allah yang tidak bisa digambarkan dan mengerikan. Itu merupakan kuasa yang meledak dari kuburan dalam hidup kekal untuk semua orang yang percaya.
KESIMPULAN
Dunia yang tidak percaya tidak bisa melihat apa yang orang Kristen bisa lihat di dalam ekklesia. Allah memberi kita mata hati yang diterangi. Kita bisa dan harus melihat dunia secara berbeda. Namun begitu, berhati-hatilah akan hal ini: Anda tidak akan memiliki mata hati atau harapan atau kuasa yang diterangi jika jemaat Anda dan orang-orang di dalamnya bagaikan sebuah toko nyaman di dalam hidup Anda. Anda tidak akan merasakan kuasa itu jika Anda hanya mendorongnya seminggu sekali, masuk ke dalam gedung gereja, duduk sebentar, dan kemudian menghilang tanpa kontak pribadi—khususnya kontak rohani—dengan orang Kristen lainnya. Anda tidak bisa mengenal atau melihat Allah kecuali melalui umat-Nya.
Bantulah jemaat lokal untuk mengerjakan hal itu. Dukunglah para pimpinan Anda, dan doronglah mereka untuk bersungguh-sungguh dalam memberi jemaat itu cara untuk mempraktikkan lebih lengkap dan lebih konsisten perintah "saling" dari Perjanjian Baru. Barulah, dan benar-benar barulah, jemaat itu akan merasakan berkat mata hati yang diterangi.
TFTWMS: Ef 1:18 - Keagungan Panggilan Allah, Warisan-nya, Dan Kuasa-nya KEAGUNGAN PANGGILAN ALLAH, WARISAN-NYA, DAN KUASA-NYA (Efesus 1:18b-19)
18b, cSehingga kamu akan tahu apa itu harapan dari panggilan-Nya, apa itu kek...
KEAGUNGAN PANGGILAN ALLAH, WARISAN-NYA, DAN KUASA-NYA (Efesus 1:18b-19)
18b, cSehingga kamu akan tahu apa itu harapan dari panggilan-Nya, apa itu kekayaan dari kemuliaan warisan-Nya dalam diri orang-orang kudus, 19 dan apa itu kehebatan kuasa-Nya yang luar biasa bagi kita yang percaya. Ini sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya (NASB).
Seraya jemaat Efesus itu tumbuh dan dewasa dalam iman mereka, Paulus berdoa semoga mereka akan tiba pada pengertian yang lebih dalam tentang maksud Allah yang sedang dikerjakan di tengah-tengah mereka. Ia ingin mereka diterangi, atau melihat dengan lebih jelas, dalam tiga hal. Oleh karena itu, ia berdoa semoga mereka bisa mengenal secara lebih penuh harapan yang dibawa oleh panggilan Allah, kekayaan dari kemuliaan warisan mereka, dan kehebatan kuasa Allah.
Ayat 18b. Pertama, Paulus ingin para pembacanya tiba pada pengertian tentang harapan yang menjadi milik mereka oleh karena panggilan Allah. Ia berkata bahwa ia berdoa agar mereka diterangi "sehingga kamu akan tahu apa itu harapan dari panggilan-Nya." Penyebutan tentang panggilan-Nya itu memulai lagi kepada awal surat itu, di mana Paulus bicara tentang fakta bahwa Allah "sudah memilih kita" (1:4). Itu juga melihat ke depan kepada "panggilan yang dengannya kamu sudah dipanggil (4:1) dan "satu harapan dari panggilan kamu" (4:4) yang Paulus bicarakan belakangan di dalam surat kiriman itu. Meski panggilan Allah tidak sewenang-wenang, yaitu bahwa Allah tidak sedang membuat pilihan untuk orang-orang dengan mempertimbangkan penerimaan atau penolakan mereka terhadap keselamatan, itu bicara tentang inisiatif-Nya dalam membuka jalan bagi kita untuk memiliki hubungan dengan Dia. Kita memiliki harapan "di dalam Kristus," dan itu adalah milik kita karena Allah sudah memberikannya kepada kita untuk "menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya" (1:12).
Berbeda dengan kondisi berdosa jemaat Efesus, pada waktu itu Paulus menulis, mereka memiliki harapan tentang warisan penuh mereka (1:11-14). Harapan mereka tertuju kepada sorga (Kolose 1:5), janji yang datang bersama penerimaan mereka terhadap injil (Kol 1:23) Harapan (e˙lpi÷ß, elpis) adalah "keinginan terhadap manfaat tertentu dengan harapan mendapatkannya."10Orang-orang Kristen ini tidak hanya menginginkan sorga, tetapi juga berharap untuk tinggal di sana oleh karena janji Allah. Harapan bukan keinginan semata: Orang mungkin menginginkan sorga tanpa memiliki harapan apapun, dari sudut pandang Alkitab, untuk pergi ke sana. Harapan juga bukan sekedar antisipasi: Orang mungkin saja mengantisipasi sesuatu yang mengerikan terjadi, tanpa menginginkan sesuatu itu terjadi. Harapan adalah keinginan dan antisipasi. Harapan ini, didirikan di atas Firman Allah, adalah "sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita" ketika orang Kristen menghadapi masalah dalam hidup ini (Ibrani 6:19). Paulus ingin para pembacanya tumbuh dalam "harapan dari panggilan-Nya."
Ayat 18c. Kedua, Paulus berdoa semoga jemaat Efesus akan mengenal "apa itu kekayaan dari kemuliaan warisan-Nya dalam diri orang-orang kudus" (1:18c). Paulus sudah menggunakan "warisan" dalam dua cara dalam pasal 1. Orang-orang kudus itu warisan dari Allah (lihat 1:11), dan Roh Kudus adalah "jaminan bagi warisan kita" yang akan diberikan sebagai karunia kepada orang Kristen ( 1:14). Jika yang pertama adalah di dalam pikiran Paulus ketika ia bicara tentang warisan Allah dalam diri orang-orang kudus, maka ia ingin mereka tahu betapa berharganya mereka itu di mata Allah. Jika Paulus menggunakan "warisan" dalam pengertian yang terakhir, maka ia ingin mereka memiliki penghargaan yang lebih penuh terhadap kekayaan kemuliaan yang Allah telah simpan bagi mereka di akhirat nanti. Berdasarkan apa yang Paulus katakan dalam ayat 14, tampaknya yang ada di dalam pikirannya adalah pengertian yang terakhir ketika ia berdoa minta pengertian yang lebih luas mengenai warisan mulia yang menanti orang-orang kudus milik Allah.
Ayat 19. Paulus juga merindukan jemaat Efesus untuk mengetahui "dan apa itu kehebatan kuasa-Nya yang luar biasa bagi kita yang percaya." Ini merupakan permohonan ketiga di dalam doa Paulus bagi orang-orang Kristen ini. Permohonan itu sarat dengan kata-kata kekuatan; Paulus berdoa semoga para pembacanya bisa memberikan penghargaan yang lebih tinggi terhadap kuasa Allah.
Rasul itu menggunakan empat istilah untuk kata kuasa di dalam surat ini. Ia memperkenalkan kata-kata "kuasa" itu dengan mengacu kepada kehebatan Allah yang luar biasa (uJperba¿llon me÷geqoß, huperballon megethos). Ini melibatkan "melempar melampaui … keunggulan," jenis kehebatan yang superior yang tak terkira, kehebatan dan kuasa yang lebih daripada cukup.11Kuasa Tuhan adalah tanpa batas. Empat kata "kuasa" yang digunakan di sini adalah du/namiß (dunamis), kata Yunani untuk "kemampuan alami, kekuatan yang melekat"; e˙ne÷rgeia (energeia), diterjemahkan bekerja dan berarti "energi, kekuatan yang bekerja"; i˙scu/ß (ischus), yang diterjemahkan kekuatan dan menunjukkan "memiliki kekuatan fisik"; dan kra¿toß (kratos), kata kerja yang diterjemahkan perkasa, yang berarti "kekuatan yang bekerja."12Dengan menempatkan bersama empat konsep itu, Paulus membicarakan Allah sebagai Pribadi yang memiliki kekuatan yang melekat yang dengannya Ia bertindak untuk menghasil-kan pelbagai efek yang tak terkira. Karena Paulus menggabungkan kuasa Allah dengan harapan dan warisan jemaat Efesus, maka maksudnya itu pasti bahwa tidak ada cara Allah akan mengecewakan harapan mereka atau gagal untuk memberikan warisan mereka. Allah cukup berkuasa untuk melakukan apa yang Ia telah janjikan!
Kekuatan luar biasa Allah itu adalah bagi kita yang percaya. "Bagi," adalah terjemahan dari preposisi Yunani ei˙ß (eis), yang menunjukkan bahwa kuasa Allah adalah jelas bagi mereka yang tetap percaya, memberi mereka kepercayaan diri tentang harapan dan warisan mereka. "Percaya" adalah kata kerja dari tindakan yang terus menerus.
Paulus menyimpulkan tiga bidang di mana ia ingin saudara-saudaranya itu diterangi.
TFTWMS: Ef 1:19-23 - Strategi Kekuasaan STRATEGI KEKUASAAN (Efesus 1:19-23)
Henry Ford bermimpi membuat mobil yang harganya terjangkau oleh keluarga pekerja kelas menengah. Ia ingin mobil i...
STRATEGI KEKUASAAN (Efesus 1:19-23)
Henry Ford bermimpi membuat mobil yang harganya terjangkau oleh keluarga pekerja kelas menengah. Ia ingin mobil itu lebih daripada sekedar mainan orang kaya. Untuk melaksanakannya, ia memakai strategi produksi besar-besaran. Ia menerapkan konstruksi jalur perakitan untuk menurunkan biaya pembuatan dan menjaga harga penjualan tetap wajar. Strateginya itu berhasil merubah cara pembuatan mobil.
Kita semua memakai strategi untuk mencapai beragam tujuan, apakah kita sedang mengupayakan kenaikan pangkat di tempat kerja, sedang berusaha keras memperoleh nilai "A" dalam kelas tertentu, atau sedang membeli sebuah rumah. Beberapa strategi yang kita gunakan ada yang berhasil. Beberapa lagi ada yang gagal.
Alkitab merupakan kitab strategi. Kitab ini menyajikan beragam rencana yang orang bisa gunakan untuk menghadapi kehidupan. Kitab ini juga menunjukkan kepada kita strategi apa yang berhasil dan yang tidak berhasil. Alkitab menyajikan beragam strategi yang sudah manusia coba dalam berurusan dengan masalah keluarga, perkawinan, pekerjaan, dan persahabatan. Yang terutama, kitab ini menyajikan pelbagai strategi yang terkait dengan Allah, mentaati Allah, dan melayani Allah. Salah satu prinsip strategi yang tetap konsisten dalam Kitab Suci adalah ini: Umat Allah percaya kepada kuasa Allah, bukan kepada kekuatan mereka sendiri, untuk menyelesaikan pekerjaan Allah.
Renungkanlah kisah merebut kota Yerikho. Siapakah yang pernah mengira mengelilingi sebuah kota selama tujuh hari dan percaya kepada kuasa Allah bisa membuat tembok-tembok kota itu runtuh, bukannya dengan menyerang kota bertembok itu seperti yang dilakukan oleh bala tentara lain mana saja? Itu merupakan rencana pertempuran Allah.
Jenderal manakah yang bersedia mengurangi bala tentaranya dari 32.000 penempur menjadi 300 penempur saja untuk menghadapi ribuan prajurit musuh yang dipersenjatai dengan sangat baik? Allah memberi Gideon strategi itu—sebuah strategi yang bekerja berdasarkan rasa percaya kepada kuasa Allah.
Allah mengharap umat-Nya percaya kepada kuasa-Nya, bukan kepada kekuatan mereka sendiri, untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya. Contoh demi contoh mengenai strategi mendasar ini muncul seraya kita membaca Kitab Suci.
Allah tidak berubah. Ia masih ingin umat-Nya percaya kepada kuasa-Nya. Tepatnya itulah isi pelajaran mengenai teks kita ini. Teks itu menyinggung strategi mendasar tentang pekerjaan gereja. Akankah kita melaksanakan pekerjaan Tuhan berdasarkan kekuatan kita sendiri, atau akankah kita bekerja berdasarkan kuasa Allah?
Paulus menulis, Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu (1:18-23).
Berawal dengan ayat 18, Paulus berdoa semoga ekklesia (gereja) di Efesus pada akhirnya akan melihat tiga kenyataan yang bisa dilihat mata: (1) harapan unik yang merupakan milik mereka, (2) warisan Allah yang sudah diberikan kepada mereka, dan (3) kuasa Allah yang dengannya mereka harus bekerja.
Paulus memakai beberapa kata untuk "kuasa" untuk menekankan bahwa dalam Kristus kita menemukan kuasa yang setinggi mungkin. Allah menginginkan setiap gereja lokal bekerja dengan kuasa besar-Nya yang tidak ada duanya.
Gereja-gereja lokal bisa menggunakan pelbagai program. Kita bisa memakai cara-cara moderen untuk memerintah, mengatur, dan mengatasi pelbagai situasi kehidupan. Kita bisa membantu orang untuk belajar bagaimana menjadi orang tua yang lebih baik, bagaimana memperkaya perkawinan mereka, bagaimana memiliki rasa percaya diri yang lebih baik, bagaimana cara mempelajari Alkitab, bagaimana cara mengajar, dan bagaimana melakukan pelbagai kegiatan yang kita kaitkan dengan pelbagai program dan pelayanan jemaat-jemaat lokal. Kita bisa saja melakukan semua itu namun tetap saja tidak memanfaatkan semua strategi paling mendasar bagi umat Allah—yaitu, bekerja dengan kuasa Allah. Ia berusaha membantu kita untuk melihat kebutuhan di dalam kata-kata teks kita.
ALLAH MEMBANGUN KEPERCAYAAN KITA KEPADA KUASA-NYA
Paulus berdoa bagi ekklesia di Efesus semoga mereka mengenal kuasa Allah, semoga mereka ambil bagian di dalamnya, dan semoga mereka bekerja dengan kuasa itu. Rasul itu menyinggung tiga penampakan kuasa Allah yang luar biasa yang mendorong kita melakukan apa saja yang diperlukan untuk mengambil manfaat dari kuasa itu:
1. Kebangkitan Kristus dari antara orang mati (1:20).
Salib menyajikan kita gambaran tentang kasih Allah; kebangkitan Kristus memberi kita gambaran tertinggi tentang kuasa-Nya. Syair sebuah lagu mengingatkan kita akan gambaran tentang kuasa ilahi ini:
Tidak satu kata pun terdengar di kubur itu pada hari itu, Hanya langkah-langkah kaki prajurit ketika mereka menjaga kubur itu. Satu hari, dua hari, tiga hari berlalu, Bisakah itu berarti Yesus telah menghembuskan nafas-Nya yang terakhir? Bisakah itu berarti Bapa-Nya sudah meninggalkan Dia. Meninggalkan Anak-Nya, menghina dosa kita, Semua penghuni neraka kelihatannya berbisik, "Lupakan saja Dia, Ia sudah mati." Lalu Bapa melihat ke bawah kepada Anak-Nya dan berkata, "Bangkitlah, kasih-Ku! Bangkitlah, kasih-Ku! Kuasa kubur tidak lagi berkuasa atas-Mu. Tidak ada lagi sengat maut, tidak ada lagi penderitaan. Bangkitlah, bangkitlah, kasih-Ku."1
Yesus memang sudah bangkit. Bayangkanlah kuasa yang menembus ke dalam kubur itu dan meledak dalam sebuah ledakan hidup kekal. Hanya Allah yang memiliki jenis kuasa seperti itu. Betapa bodohnya kita bila mengira bisa hidup tanpa kuasa itu!
2. Permuliaan Kristus. Allah menunjukkan kuasa-Nya bukan hanya dalam kebangkitan, tetapi juga dalam permuliaan Yesus. Ia "mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang" (1:20, 21).
Kita menyanyikan kebenaran itu ketika kita ikut menyanyikan "Yesus adalah Tuhan." Ia memang Tuhan. Nama-Nya memang di atas segala nama. Tidak ada kuasa yang bisa dibayangkan—kuasa malaikat, roh jahat, atau manusia—yang bisa dibandingkan dengan kuasa Tuhan Yesus Kristus. Kuasa-Nya meminta kita untuk bersikap serius mengenai menaruh percaya kepada kuasa itu. Ketika umat-Nya berjalan dalam kuasa-Nya, sikap itu menghormati Dia yang duduk di atas takhta itu.
3. Keunggulan Yesus Untuk Gereja. Ayat 22 berkata, "Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada." Kuasa Allah sudah menjadikan Yesus Tuhan yang berkuasa atas alam bendawi dan alam rohani. Yesus berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi" (Matius 28:18).
Ia adalah Tuhan atas segala-galanya. Allah bukan hanya menjadikan Yesus sebagai Tuhan atas segala Tuhan, namun Ia sudah menjadikan Dia "kepala dari segala yang ada kepada gereja." Dengan kata lain, Allah Bapa sudah memberi Tuhan semua kemuliaan kepada gereja! Yesus memerintah untuk kepentingan gereja. Ia duduk di atas takhta untuk melihat bahwa gereja sepenuhnya menjadi seperti yang Allah inginkan. Inilah alasan lain bagi semua jemaat untuk bergerak ke arah rasa percaya yang lebih besar kepada kuasa Allah—sebab Tuhan Yesus sendiri sudah diberikan kepada gereja.
Allah membangun kepercayaan kita kepada kuasa-Nya melalui kebangkitan, permuliaan, dan keunggulan Yesus.
ALLAH MENGUNDANG PARTISIPASI KITA DALAM KUASA-NYA
Salah satu strategi mendasar yang keluar dari Alkitab adalah ini: Allah ingin umat-Nya percaya kepada kuasa-Nya, bukan kepada kuasa mereka sendiri. Bila diterapkan kepada gereja-gereja lokal, Allah ingin kita bekerja dengan kuasa-Nya dan mengundang pastisipasi kita dalam kuasa-Nya itu.
Gereja lokal perlu menjadi pernyataan kuasa-Nya yang terlihat mata, pernyataan keberadaan-Nya yang terlihat mata, dan pernyataan Tuhan Yesus yang terlihat mata. Jemaat harus menawarkan manusia sebuah tempat dimana mereka bisa menemukan dan merasakan kerajaan Allah.
Simaklah apa yang Paulus katakan tentang gereja dalam 1:22, 23: di dalam Kristus "segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu." Kedua ayat ini mencakup dua kebenaran tentang gereja.
1. Kita adalah "tubuh-Nya." Antara Yesus dan gereja lokal terdapat penyatuan yang sangat penting. Renungkanlah tubuh manusia. Tubuh itu memiliki banyak bagian—tangan, kuping, kaki, paru-paru, lengan, pembuluh nadi, dll. Setiap bagian itu penting. Ketika setiap bagian itu berfungsi, tubuh itu sehat. Nyawa bisa dipertahankan bila kepala, jantung, lengan, dan organ-organ bagian dalam berfungsi baik.
Itulah rencana Yesus bagi gereja. Jangan abaikan kebenaran ini: Gereja bekerja dengan kuasa Allah ketika berfungsi sebagai tubuh ketimbang sebuah organisasi.
Ada perbedaan yang sangat menyolok antara gereja sebagai organisasi dan gereja sebagai tubuh Kristus. Banyak kegagalan dan persoalan yang menyerang gereja-gereja lokal di zaman kini sebagai akibat dari fakta ini bahwa kita lebih berfungsi sebagai organisasi daripada sebagai tubuh Kristus.
2. Kita adalah "kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu." Dengan kata lain, Yesus sendiri adalah gereja. Seraya tubuh Kristus itu berfungsi, tubuh itu menjadi pernyataan penuh Yesus Kristus. Ketika hal itu terjadi, seperti yang terjadi di abad pertama, dunia akan memperhatikan. Tiba-tiba saja, gereja menjadi menonjol. Di dalam gereja itu orang-orang menemukan apa yang tidak mereka temukan di tempat lain dalam dunia ini—Tuhan yang hidup, yang dengan kuatnya dinyatakan melalui manusia.
Pernah dikatakan bahwa tafsir terbaik bagi Alkitab adalah Alkitab itu sendiri. Simaklah bagaimana 4:7-16 menerangkan tentang bagaimanakah seharusnya strategi kita sebagai gereja—strategi untuk bekerja dengan kuasa Allah:
Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."… Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, —yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota—menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Marilah kita terapkan pelbagai kebenaran itu kepada gereja lokal dalam tiga cara ini: (1) Untuk menyukakan dan menghormati Allah, jemaat harus digerakkan dengan kuasa Allah. Allah selalu menuntut umat-Nya bekerja dengan kuasa-Nya, bukan dengan kekuatan mereka. (2) Untuk bekerja dengan kuasa-Nya, gereja harus berfungsi sebagai tubuh Kristus. Ini menuntut penekanan untuk berhimpun dimana umat Kristen mempraktikkan perintah "saling." (3) Untuk berfungsi sebagai tubuh Kristus, gereja harus menjadikan kehidupan tubuh Kristus sebagai prioritas yang paling utama. Ekklesia merupakan tatanan sosial baru milik Allah—cara hidup yang seluruhnya baru. Itu merupakan kehidupan tubuh Kristus, yang bekerja dengan kuasa Allah melalui Yesus.
KESIMPULAN
Di Itasca, Texas, hanya beberapa saat sebelum Perang Dunia II pecah, kebakaran di sebuah gedung sekolah menelan korban lebih dari dua ratus anak-anak. Setelah perang usai, kota itu membangun kembali gedung sekolah itu dan memasang apa yang mereka katakan, "sistem penyemprot air yang terbaik di dunia." Seluruh kota merasa lega dengan tindakan pencegahan itu. Mereka mengadakan tur ke fasilitas itu dan menunjukkan tekhnologi penyemprot air yang terkini kepada penduduk kota itu. Seraya kota itu berkembang, perlulah dibangun gedung tambahan bagi sekolah itu. Ketika mereka membangunnya, mereka menemukan temuan yang sangat mengejutkan. Tujuh tahun sudah berlalu sejak sekolah itu dibuka dan sistem penyemprot air dipasang. Sewaktu tukang bangunan edang membangun gedung tambahan, mereka menemukan bahwa sistem penyemprot air itu tidak pernah tersambung.
Hal itu bisa terjadi pada sebuah jemaat. Meskipun Allah menawarkan kuasa yang luar biasa kepada gereja-gereja lokal, namun beberapa gereja ada yang tidak tersambung. Mereka melakukan yang terbaik untuk mempertahankan apa yang mereka miliki dan tidak mundur, namun mereka tidak berfungsi sebagai tubuh. Mereka tidak bekerja dengan cara Allah atau bergerak dengan kuasa Allah.
Apakah yang bisa Anda lakukan jika Anda berada dalam sebuah jemaat seperti itu? Berdoalah, dan berdoalah lebih tekun lagi semoga Allah akan memimpin jemaat itu untuk lebih berfungsi seperti sebuah tubuh Kristus. Datangilah para pemimpin jemaat itu dan biarkan mereka tahu bahwa Anda ingin melihat gereja itu menjadi lebih seperti sebuah tubuh Kristus. Buatlah mereka tahu bahwa Anda siap untuk menjadi bagian dari tubuh Kristus itu. Lalu teruslah berdoa, dan perhatikanlah apa yang Allah perbuat.
TFTWMS: Ef 1:20-23 - Kuasa Allah Diperlihatkan KUASA ALLAH DIPERLIHATKAN (Efesus 1:20-23)
Yang Ia wujudkan di dalam Kristus, ketika Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia ...
KUASA ALLAH DIPERLIHATKAN (Efesus 1:20-23)
Yang Ia wujudkan di dalam Kristus, ketika Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah tangan kanan-Nya di sorga, 21 jauh lebih tinggi daripada segala pemerintahan dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan, dan tiap-tiap nama yang disebutkan, bukan hanya di zaman ini tetapi juga di zaman yang akan datang. 22 Dan Ia meletakkan segala sesuatu tunduk di bawah kaki-Nya, dan memberikan Dia sebagai kepala atas segala sesuatu kepada jemaat, 23 yang adalah tubuh-Nya, kepenuhan-Nya yang memenuhi semua dan segala sesuatu (NASB).
Doa Paulus berlanjut dalam ayat 20 sampai 23. Kasih-Nya untuk jemaat Efesus adalah jelas, dan imannya kepada Allah bersinar melalui permohonannya untuk mereka.
Ayat 20a. Kuasa Allah yang Paulus ingin saudara-saudara ini menghargainya dengan lebih lebih tinggi diperlihatkan dalam kebangkitan Kristus.
Teks kita bicara tentang karya penuh kuasa "yang [Allah] wujudkan di dalam Kristus, ketika Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati." [Di]wujudkan adalah terjemahan dari Yunani kata kerja e˙nerge÷w (energeō), yang berarti "menjadi aktif."13
Bentuk kata kerja aorist indicative active menunjukkan sesuatu sudah dilakukan di masa lalu. Pengertiannya adalah bahwa Allah sudah bertindak dengan cara yang penuh kuasa di masa lalu, dan ini harus menjadi jaminan bahwa Ia akan bertindak dengan cara yang penuh kuasa di masa depan atas nama umat-Nya ketika Ia memenuhi harapan mereka. Setelah bicara tentang kuasa Allah yang bekerja di dalam Kristus, Paulus lalu menyatakan apa yang kuasa itu sudah capai: Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati. Kebangkitan Kristus merupakan bukti tertinggi tentang keilahan Yesus (lihat Roma 1:4). Kebangkitan-Nya juga merupakan demonstrasi kebesaran kuasa Allah. Paulus tidak menyebutkan salib dalam teks ini karena—meski salib itu sama pentingnya—namun ia memandang salib sebagai kelemahan (2 Korintus 13:4) dibandingkan dengan kuasa kebangkitan. Dalam Kolose 2:12, rasul itu menggunakan kata benda e˙ne÷rgeia (energeia) sehubungan dengan kebangkitan Yesus dari antara orang mati dan orang percaya yang dibangkitkan dari baptisan. Membangkitkan orang mati butuh kuasa yang besar, dan kuasa yang besar ini milik Allah.
Ayat 20b. Paulus selanjutnya menekankan kuasa Allah dengan menyatakan bahwa Ia tidak hanya membangkitkan Kristus dari antara orang mati, tetapi juga meninggikan Dia: Dan mendudukkan Dia di sebelah tangan kanan-Nya di sorga.
"Mendudukkan" menyiratkan bahwa karya penebusan sudah lengkap, tetapi itu juga menunjukkan tempat kehormatan, kemuliaan, dan keagungan karena tempat duduknya itu di "sebelah tangan kanan" Allah. Dalam Perjanjian Lama, sebelah tangan kanan Allah disajikan sebagai posisi tentang dukungan, kemenangan, dan kekuasaan (Mazmur 80:17; 20:6; 89:13). Kuasa yang memuliakan Kristus tersedia bagi jemaat Efesus untuk memenuhi harapan mereka dan membawa mereka ke dalam warisan mereka. (Untuk "sorga," lihat komentar tentang 1:3).
Ayat 21a. Paulus menekankan bahwa peninggian Kristus dimungkinkan oleh kuasa Allah yang besar. Ia lebih lanjut menyatakan Kristus sebagai jauh lebih tinggi daripada segala pemerintahan (aÓrch/, archē) dan penguasa (e˙xousi÷a, exousia) dan kekuasaan (du/namiß, dunamis) dan kerajaan (kurio/thß, kuriotēs). Dua kata Yunani yang pertama digunakan juga oleh Paulus dalam 3:10 dan 6:12.
Menurut teks-teks ini, gereja memberitahukan hikmat Allah kepada "segala pemerintahan" dan "penguasa"dan perang orang Kristen terhadap "segala pemerintahan" dan "penguasa" ("segala kuasa"; KJV). Dua kata Yunani yang sama ditemukan dalam Kolose 2:10 dan 2:15. Di sana, Kristus dikatakan sebagai kepala atas segala "pemerintahan" dan "penguasa," setelah melucuti segala "penguasa" dan "penguasa." Menurut Roma 8:38, 39, tidak ada pemerintahan (archē) atau hal lainnya yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Dalam menyurati jemaat di Korintus, Paulus bicara tentang akhir zaman, saat Kristus akan menyerahkan kerajaan itu kepada Allah dan melenyapkan "segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan" (1 Korintus 15:24). Kolose 1:16 menyantumkan "pemerintahan-pemerintahan" dan "kuasa-kuasa" di antara "segala sesuatu [yang] … diciptakan oleh Dia dan untuk Dia."
"Pemerintahan" (kuriotēs) dan "kekuasaan" (dunamis) disinggung di dalam 2 Petrus 2:10, 11. Kolose 1:16 juga bicara tentang "kerajaan" (kuriotēs), "pemerintah" (archē), dan "penguasa" (exousia). Bagaimanakan beragam penggunaan "pemerintahan," "penguasa," "kuasa," dan "kerajaan" memiliki pengaruh ke atas teks yang sedang kita bahas? Tampak jelas bahwa istilah-istilah ini digunakan dalam beberapa pengertian di dalam Kitab Suci—baik dan buruk, duniawi dan sorgawi. Maksud yang rasul itu ingin sampaikan adalah bahwa Kristus adalah di atas segala sesuatu dan semua orang di sorga dan di bumi, baik di alam rohani dan alam lahiriah. Satu-satunya pengecualian adalah Allah (1 Korintus 15:27).
Ayat 21b. Ungkapan tiap-tiap nama yang disebutkan mengingatkan kita akan Filipi 2:9, 10: "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi …." Dalam nas ini, nama di atas segala nama lain mungkin adalah "Yesus," yang berarti "Yehova Juruselamat."14Pentingnya nama ini terlihat dalam Matius 1:21, di mana malaikat itu memberitahu Yusuf, "Engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Dalam Yesaya 9:6, nabi mesianik itu berkata, "Namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." Ibrani 1:4, 5 menggambarkan Yesus sebagai lebih baik daripada para malaikat: ". . . nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: 'Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini'? dan 'Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku'?" Oleh karena itu, apakah kita berpikir tentang nama "Yesus" atau salah satu sebutan dari nabi Yesaya itu atau "Anak," nama yang Allah telah berikan kepada Dia adalah "jauh lebih tinggi daripada segala … nama-nama yang disebutkan." Kristus adalah yang tertinggi atas segala sesuatu di setiap tempat, dan nama-Nya lebih unggul atas setiap nama lain yang dapat disebutkan.
Ayat 21c. Pernyataan-pernyataan ini adalah benar bukan hanya di zaman ini tetapi juga di zaman yang akan datang. Kata Yunani untuk "zaman" bukan ko/smoß (kosmos), yang artinya "dunia" (KJV) atau alam semesta yang diciptakan, tapi ai˙w¿n (aiōn), yang bicara tentang durasi dan berarti keadaan sekarang ini serta keadaan masa depan segala sesuatu.15Kata benda aiōn digunakan dalam hal "zaman ini," saat ini, dan "zaman yang akan datang"—yaitu, masa depan yang akan diresmikan pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali. Kristus adalah yang tertinggi atas segala sesuatu di zaman sekarang dan segala sesuatu di zaman yang akan datang. Paulus menyiratkan ini berulang-ulang saat ia bicara tentang orang Kristen punya warisan (1:5, 18), harapan (1:18), penebusan akhir (1:14; 4:30), tempat di kerajaan kekal Kristus (5: 5), dan pujian Allah (3:20, 21).
Ayat 22. Dengan kuasa-Nya yang besar, Allah menempatkan segala sesuatu di bawah kekuasaan Kristus: Dan Ia meletakkan segala sesuatu tunduk di bawah kaki-Nya. "Meletakkan … di bawah" adalah terjemahan dari uJpota¿ssw (hupotassō), yang merupakan istilah militer yang berarti "menaklukkan di bawah seseorang,"16sebagaimana pasukan ditempatkan di bawah komandan.
Perbuatan yang diacukan itu, oleh karena itu, dengan [aorist … bentuk dari hupotassō], bisa berupa karunia pasti tentang kekuasaan mutlak sebagai akibat dari peninggian[-Nya]. Pengangkatan Kristus ke sebelah tangan kanan Allah diikuti oleh penempatan segala sesuatu di bawah kaki-Nya dan menjadikan Dia … berdaulat atas segalanya.17
Setelah kebangkitan-Nya dari antara orang mati, Kristus berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi" (Matius 28:18). Ia adalah Tuhan atas segalanya!
Ini adalah kali pertama Paulus menyebut gereja di dalam surat itu. Namun begitu, seluruh surat itu adalah tentang gereja, dan penyebutan pertama di sini menunjukkan status terhormat gereja dalam maksud Allah. Kata benda Yunani untuk "gereja" adalah e˙kklhsi÷a (ekklēsia), kata majemuk yang terdiri dari e˙k (ek, "dari") dan kale÷w (kaleō, "memanggil"). Itu mengacu kepada sekelompok orang yang "dikumpulkan."18Kata itu digunakan di dalam Perjanjian Baru untuk mengacu-kan jemaat Israel (Kisah 7:38), perhimpunan mana saya yang dipanggil keluar (Kisah 19:32, 39, 41), jemaat lokal umat Allah (Kisah 8:1, misalnya), gereja-gereja di sebuah wilayah tertentu (1 Korintus 16:1; 2 Korintus 8:1; Galatia 1:2), dan gereja universal, atau semua orang yang diselamatkan di dalam Kristus (Matius 16:18; Kolose 1:18; Efesus 1:22). Gereja adalah umat Allah yang dipanggil ke luar (lihat 1 Petrus 2:9, 10), yang telah dipanggil oleh injil (2 Tesalonika 2:14) dan telah menerimanya dalam ketaatan (Kisah 2:37-47).
Paulus menegaskan kepada jemaat Efesus bahwa Allah memberikan Dia sebagai kepala gereja. Sama seperti Kristus adalah kepala atas segala sesuatu di alam semesta, Ia telah diberikan sebagai karunia Allah kepada jemaat sebagai kepala. "Kepala" (kefalh/, kephalē) digunakan untuk mengacukan "apa saja yang tertinggi, utama, menonjol; … penguasa, tuan."19Dalam konteks ini, keadaan Kristus sebagai kepala gereja haruslah mengacu kepada kekuasaan-Nya atas gereja. Paulus menggunakan kata "kepala" dengan cara ini dalam Kolose 2:10, ketika ia berkata tentang Kristus, "Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa." Gereja melihat kepada Kristus dan kehendak-Nya untuk arah dan tujuan. Kita diingatkan tentang mandat Allah pada saat perubahan wujud Kristus: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia (Matius 17:5; huruf miring ditambahkan). Mendengarkan Kristus adalah mengakui Perjanjian Baru sebagai kehendak-Nya (lihat Ibrani 9:15-17), menganggap kata-kata Perjanjian Baru sebagai perintah-Nya (1 Korintus 14:37), dan memastikan kita bicara sesuai dengan "firman Allah" (1 Petrus 4:11). Sebagai gereja, kita harus melihat kepada kuasa Kristus bagi segala sesuatu yang kita lakukan, apakah itu mengenai ibadah, organisasi, atau misi.
Karena Kristus adalah kepala gereja, maka gereja ditinggikan di mata Pribadi yang di atas segala sesuatu di alam semesta ini, dan Ia ingin menghadirkan gereja itu kepada diri-Nya sendiri "dengan penuh kemuliaan," (5:27). Gereja itu berharga bagi Kristus, karena Ia "sudah menyerahkan diri-Nya bagi dia" (5:25) dan menyelamatkan dia (5:23). Setiap manusia yang diselamatkan dari dosa dan diperdamaikan dengan Allah adalah bagian gereja (2:16). Siapa pun yang meremehkan gereja dan kedudukannya dalam keselamatan manusia tampaknya telah lupa bahwa Kristus "mengasihi gereja" (5:25) dan membeli dia dengan darah-Nya sendiri (Kisah 20:28). Gereja—obyek kasih Kristus, dibeli dengan harga yang sangat mahal—adalah harus menghormati Kristus sebagai kepalanya dan harus "tunduk kepada Kristus" (Efesus 5:24).
Ayat 23. Ayat ini menggambarkan gereja sebagai tubuh Kristus. Kata benda Yunani swma (sōma), diterjemahkan "tubuh," digunakan oleh Paulus untuk mengacukan gereja setidaknya delapan kali di dalam surat itu. Dalam ayat ini, Paulus menyatakan bahwa gereja adalah tubuh Kristus. Kristus diketengahkan sebagai satu-satunya "kepala" tubuh, dan gereja disajikan sebagai "satu tubuh" Kristus (lihat 4:4).
Kiasan ini memiliki banyak implikasi. Dalam membandingkan gereja dengan tubuh lahiriah dalam 1 Korintus 12:12-26, Paulus menunjukkan bahwa tubuh lahiriah tunduk kepada kepala dan jemaat tunduk kepada Kristus. Sebagaimana tubuh lahiriah terdiri dari banyak anggota, begitu juga gereja memiliki banyak anggota; tapi hanya ada satu kepala, dan hanya ada satu tubuh. Sebagaimana tubuh lahiriah memiliki banyak anggota dengan fungsi yang berbeda, gereja juga memiliki banyak anggota dengan pelbagai karunia (atau talenta) yang berbeda dari Allah. Semua anggota tubuh lahiriah adalah penting, terlepas dari peranan mereka; begitu juga, semua anggota gereja adalah penting dan diperlukan. Tubuh lahiriah bekerja baik ketika masing-masing anggota berfungsi sebagaimana mestinya di bawah arahan kepala, dan gereja bekerja dengan baik ketika setiap anggota bekerja sama dengan menggunakan bakatnya sesuai dengan arahan yang Kristus berikan. Tubuh lahirian bersatu di bawah kepala, dan gereja harus tunduk kepada Kristus tanpa perpecahan. Jika anggota tubuh lahiriah mengalami rasa sakit, seluruh tubuh ikut menderita; hal yang sama harus terjadi juga di dalam gereja. Para anggota tubuh Kristus harus berbagi rasa sakit dan sukacita dengan anggota lainnya.
Untuk beberapa waktu Kristus pernah memiliki tubuh jasmani di dunia ini. Sekarang, meski Ia tidak lagi memiliki tubuh jasmani itu, Ia memiliki tubuh rohani di dunia ini: gereja. Gereja, sebagai tubuh Kristus, adalah lebih daripada sekedar sebuah organisasi di mana Kristus memiliki kendali. Tubuh ini adalah organisme hidup yang mendapatkan hidupnya dari kepala yang hidup, ditopang oleh kuasa-Nya, dan merupakan alat yang melaluinyaIa bekerja.
Gereja juga dikatakan "kepenuhan-Nya yang memenuhi semua dan segala sesuatu." Sebagaimana gereja adalah tubuh Kristus, maka gereja juga diketengahkan sebagai kepenuhan Kristus. Para ekspositor tidak sepakat tentang apa arti kepenuhan-Nya itu. Kata Yunani yang diterjemahkan "kepenuhan" adalah plh/rwma (plērōma), yang berarti "yaitu yang dengannya apa saja dipenuhi atau tentang apa yang penuh"20; tapi sulit untuk memastikan apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh istilah itu dalam konteks ini. Beberapa ekspositor mengatakan gagasannya adalah bahwa Kristus memenuhi gereja, yang tentunya Ia lakukan; namun "tubuh" dan "kepenuhan" tampaknya mengacu kepada gereja dalam ayat ini.
Lalu, dalam pengertian apakah gereja adalah "kepenuhan" Kristus? Paulus menggunakan kata ini dalam Galatia 4:4 dan Kolose 1:19; 2:9, serta dalam Efesus 1:10, 23; 3:19; 4:13. "Kepenuhan" dalam Galatia 4:4 tampaknya berarti "ketika waktunya komplit." Arti yang sama terlihat dalam Efesus 1:10, di mana Paulus mengacukan "kegenapan waktu." Dalam 3:19, Paulus bicara tentang orang Kristen yang dipenuhi dengan "kepenuhan Allah," atau dengan seluruh keberadaan Allah. Efesus 4:13 mengatakan bahwa gereja dalam kedewasaannya harus mengalami "kepenuhan Kristus." Dalam kolose 1:19, kita melihat bahwa kepenuhan Ilah menetap di dalam Kristus. Dalam setiap konteks ini, pengertian "kepenuhan" adalah tentang dipenuhi seperti gelas diisi dengan air, dipenuhi hingga lengkap, atau dipenuhi untuk melengkapi sesuatu atau orang lain. Oleh karena itu, kita menyimpulkan bahwa gereja adalah kepenuhan Kristus seperti ketika gelas penuh. Gereja dalam cara tertentu adalah kelengkapan Kristus, sebagaimana kepala adalah lengkap hanya jika ia memiliki tubuh. Kristus datang ke dalam dunia untuk membeli gereja. Gereja adalah kelengkapan Kristus: Ia adalah Juruselamat, dan gereja adalah yang diselamatkan.
Paulus menutup bagian doa ini dengan mengatakan bahwa Kristus memenuhi semua dan segala sesuatu. Kristus memenuhi alam semesta, dan Ia memenuhi gereja. Sebagai Tuhan yang berkuasa, Kristus dikuasakan oleh Allah untuk menjadi diri-Nya sepenuhnya. Paulus mendoakan semoga jemaat Efesus bisa tahu lebih lengkap tentang "harapan dari panggilan-Nya," "kekayaan dari kemuliaan warisan-Nya," dan "kehebatan kuasa-Nya yang luar biasa." Kuasa besar Allah ini diwujudkan di dalam Kristus ketika Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati, meninggikan Dia ke sebelah tangan kanan-Nya, dan menjadikan Dia kepala atas segala sesuatu bagi gereja.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Efesus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu pu...
Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara serentak ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan maksud agar sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja -- mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Pada mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya sendiri di Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya yang mendalam bagi semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang mengira surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut Paulus dalam Kol 4:16.
Tujuan
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1--6:20).
Survai
Secara paling sederhana PB terdiri atas dua tema dasar:
- (1) bagaimana kita ditebus oleh Allah, dan
- (2) bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu.
Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) secara umum membahas tema yang pertama, sedangkan pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) difokuskan pada yang kedua.
- (1) Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dimulai dengan suatu paragraf pembukaan yang merupakan salah satu nas yang paling dalam di Alkitab (Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini menaikkan pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita dengan darah-Nya (Ef 1:7-12), dan karena Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di bagian ini Paulus menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman, Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan sesama umat tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di dalam Kristus dalam satu tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan penebusan adalah "mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi," (Ef 1:10).
- (2) Pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan bersama kita.
Di antara 35 pengarahan yang diberikan dalam surat ini mengenai bagaimana seorang tertebus harus hidup, ditekankan tiga kategori luas.
- (1) Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan terpisah dari dunia. Mereka dipanggil untuk "kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4), "menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21), "hidup ... berpadanan dengan panggilan (mereka) itu" (Ef 4:1), "mencapai ... kedewasaan penuh" (Ef 4:13), hidup "di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef 4:24), "hiduplah di dalam kasih" (Ef 5:2; bd. Ef 3:17-19), dan menjadi kudus "dengan ... firman" (Ef 5:26) agar Kristus bisa memperoleh "jemaat ... tanpa cacat atau kerut ... kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27).
- (2) Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan keluarga dan kerja (Ef 5:22--6:9). Semua hubungan ini hendaknya dikuasai oleh prinsip-prinsip yang menandai orang percaya berbeda sekali dari masyarakat sekular di mana mereka hidup.
- (3) Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap semua rencana jahat Iblis dan terhadap "roh-roh jahat di udara" yang hebat sekali (Ef 6:10-20).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dihentikan sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam PB: yang pertama memohon hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah (Ef 1:15-23); yang kedua berfokus pada mengenali kasih, kuasa, dan kemuliaan Allah (Ef 3:14-21).
- (2) "Di dalam Kristus", sebuah istilah Paulus yang sangat berbobot (dipakai 160 kali dalam surat-surat Paulus) secara khusus menonjol dalam surat ini (sekitar 36 kali). "Setiap berkat rohani" dan setiap persoalan praktis dalam hidup ini berhubungan dengan perihal berada "di dalam Kristus".
- (3) Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat Efesus.
- (4) Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen ditekankan (Ef 1:13-14,17; Ef 2:18; Ef 3:5,16,20; Ef 4:3-4,30; Ef 5:18; Ef 6:17-18).
- (5) Surat Efesus kadang-kadang dianggap sebagai "surat kembar" dengan Kolose, karena persamaan dalam isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama (bd. Garis Besar kedua surat itu).
Full Life: Efesus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Ef 1:1-2)
I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21)
A. Keuta...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Ef 1:1-2) - I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21) - A. Keutamaan Kristus dalam Penebusan
(Ef 1:3-14) - 1. Keutamaan-Nya Dalam Rencana Bapa
(Ef 1:3-6) - 2. Keutamaan-Nya Dalam Partisipasi Orang Percaya
(Ef 1:7-12) - 3. Keutamaan-Nya Dalam Penerapan Roh Kudus
(Ef 1:13-14)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Penerangan Rohani
(Ef 1:15-23) - B. Hasil-Hasil Penebusan Dalam Kristus
(Ef 2:1-3:21) - 1. Membebaskan Kita dari Dosa dan Kematian kepada Hidup Baru
di Dalam Kristus
(Ef 2:1-10) - 2. Memperdamaikan Kita dengan Orang Lain yang Sedang Diselamatkan
(Ef 2:11-15) - 3. Mempersatukan Kita Dalam Kristus di Dalam Satu Rumah Tangga
(Ef 2:16-22) - 4. Menyatakan Hikmat Allah Melalui Gereja
(Ef 3:1-13)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Kepuasan Rohani
(Ef 3:14-21) - II. Pengarahan-Pengarahan Praktis -- Kehidupan Orang Percaya
(Ef 4:1-6:20) - A. Hidup Baru Orang Percaya
(Ef 4:1-5:21) - 1. Selaras dengan Maksud Allah bagi Gereja
(Ef 4:1-16) - 2. Hidup Baru yang Kudus
(Ef 4:17-5:7) - 3. Hidup Sebagai Anak-Anak Terang
(Ef 5:8-14) - 4. Hati-Hati dan Penuh dengan Roh
(Ef 5:15-21) - B. Hubungan Rumah Tangga Orang Percaya
(Ef 5:22-6:9) - 1. Suami dan Istri
(Ef 5:22-33) - 2. Anak-Anak dan Orang-Tua
(Ef 6:1-4) - 3. Hamba dan Tuan
(Ef 6:5-9) - C. Peperangan Rohani Orang Percaya
(Ef 6:10-20) - 1. Sekutu Kita -- Allah
(Ef 6:10-11a) - 2. Musuh Kita -- Iblis dan Pasukannya
(Ef 6:11-12) - 3. Perlengkapan Kita -- Senjata Allah
(Ef 6:13-20) - Penutup
(Ef 6:21-24)
Matthew Henry: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan kar...
- Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan karena suatu hal salinan yang dikirimkan kepada jemaat Efesus diambil untuk dimasukkan ke dalam kanon, dan karena itu surat ini akhirnya dipandang sebagai suatu tulisan khusus. Pendapat ini dibuat berdasarkan kesimpulan bahwa surat ini merupakan satu-satunya surat dari semua surat kerasulan Paulus yang tidak menyinggung secara khusus keadaan atau masalah yang terjadi di jemaat Efesus. Sebaliknya, surat ini banyak memuat kepentingan yang bersifat umum bagi semua orang Kristen, khususnya bagi semua orang yang dahulu berasal dari bangsa-bangsa lain dan kemudian bertobat memeluk agama Kristen. Namun, di lain pihak, dapat pula diamati bahwa dalam surat kerasulan ini tertulis dengan jelas, kepada orang-orang kudus di Efesus (1:1), dan di bagian penutupnya, Rasul Paulus memberi tahu orang-orang kudus tersebut bahwa ia telah mengutus Tikhikus kepada mereka, yang dikatakan di dalam surat 2 Timotius 4:12, bahwa ia telah mengutusnya ke Efesus. Surat ini adalah sepucuk surat kerasulan yang ditulis dari dalam penjara. Beberapa orang memperhatikan bahwa apa yang ditulis oleh Rasul Paulus dari dalam penjara ketika ia masih menjadi orang tahanan ini mengandung perasaan senang dan sukacita dalam perkara-perkara Allah. Ketika kesesakannya bertambah-tambah, penghiburannya pun lebih melimpah lagi. Dari situ kita dapat mengamati bahwa cobaan-cobaan yang dialami umat Allah, dan khususnya oleh para pelayan-Nya, sering kali malah mendatangkan kebaikan bagi orang lain, di samping bagi kebaikan mereka sendiri. Tujuan Rasul Paulus menulis surat ini adalah untuk membangun kehidupan anggota jemaat di Efesus di dalam kebenaran, dan untuk itu, membawa mereka mengenal rahasia Injil lebih jauh. Di bagian awal surat ini, ia menunjukkan hak istimewa agung yang dimiliki oleh para anggota jemaat di Efesus, yaitu mereka yang di masa lampau adalah penyembah-penyembah berhala, namun sekarang mereka telah memeluk Kekristenan dan diterima dalam kovenan bersama Allah. Hal ini ia gambarkan dari sudut pandang keadaan kehidupan mereka yang tercela sebelum pertobatan mereka (pasal 1-3). Di bagian terakhir (yang dapat kita baca di dalam pasal keempat, kelima, dan keenam), ia mengajarkan kewajiban-kewajiban utama beribadah, baik yang sifatnya pribadi maupun keluarga. Ia juga menasihati dan menyemangati mereka supaya menjalankan kewajiban-kewajiban itu dengan setia. Zanchy (tokoh reformasi abad keenam belas dari Italia – pen.), mengamati bahwa di dalam surat ini kita memiliki sebuah ringkasan dari seluruh ajaran Kristen, serta dari hampir semua pokokpokok utama mengenai keilahian.
Jerusalem: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini
di Geredja purba, te...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini di Geredja purba, tetapi tidak terdapat pada segala surat naskah tertua jang ditemukan. Menilik isi dan tjoraknja sangat disangsikan bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada umat itu. Ia lebih bersifat surat edaran umum, bagi umat-umat muda jang baru-baru bertobat dan tidak didirikan oleh Paulus sendiri, seperti umat Kolose. Ada sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa surat inilah dimaksudkan dalam Kol. 4:16, sebagai "surat dari Laodisea" jang harus dibatjakan di Kolose djuga. Bagaimanapun djuga, soal itu bagi kita tidak begitu penting untuk dibitjarakan lebih landjut disini.
Kesamaan surat ini dengan surat kepada umat Kolose menjolok, baik mengenai atjara pokok, isi umum, maupun gajanja. Kita beroleh kesan-kesan bahwa ia merupakan suatu landjutan dan pelengkapan dari surat kepada orang-orang Kolose itu. la rupanja ditulis dalam waktu jang hampir sama, lagi diantar oleh tokoh jang sama, ialah Tichikus. Atjara pokok kedua surat ialah Misteri Kristus dan misteri rentjana penjelamatan seluruh bangsa manusia dalam Kristus. Surat kepada umat Kolose lebih menggambarkan dan menondjolhan martabat dan kedudukan Kristus diatas segala machluk, termasuk para Malaekat, sebagai Putera Allah jang setara dengan Allah dalam segalanja, turut mentjiptakan segala machluk dan berkuasa mutlak atasnja. Pernjataan-pernjataan itu merupakan dasar segala uraian dalam Ef. djuga, tetapi tidak diuraikan lagi, harus disentuh dan itu sering dengan memperlihatkan segi-segi baru jang indah dan penting. Chususnja ia membitjarakan misteri penjelamatan kita, jang disorotinja dari pelbagai sudut dan puntjaknja ialah adjaran tentang umat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Kedua surat mulai dengan madah-pudjian jang padat dan dalam isinja, indah gajanja dan bernada tinggi. Nada tinggi itu dipertahankan sepandjang seluruh surat, djuga dalam bagian jang merupakan peringatan-peringatan jang agak sungguh-sungguh, malah sampai bertjorak tuduhan. Kol. jang berlandasan pada salah paham dan bahaja- bahaja jang mengantjam dalam umat, masih bertjorak surat perdjuangan, tetapi Ef. semata-mata bersuasana kegembiraan atas kerahiman dan tjinta Allah, dalam merentjanakan dan melaksanakan penjelamatan segala bangsa manusia dalam Kristus. Mengenai alasan untuk menulis surat ini kita mendapat kesan-kesan atau dapat kita bajangkan, bahwa Paulus sesudah menjelesaikan suratnja kepada umat Kolose tidak merasa puas. Barangkali ia hemudian teringat bahwa umat Kolose dan umat- umat lainpun jang belum pernah dikundjunginja, tentu belum mendapat peladjaran jang agak luas dan mendalam tentang adjaran-adjaran jang hanja dengan ringkas diuraikan ataupun disentuhnja sadja dalam surat pendek kepada orang-orang Kolose itu. Sedangkan djustru adjaran-adjaran itu merupakan adjaran-adjaran dasar dan inti hakekat Indjil, mengenai tudjuannja dan kemuliaan martabat para beriman serta hubungan erat-mesra mereka dengan Kristus. Kalau itu benar djalan pemikiran Paulus, maka kita dapat mengerti bagaimana perasaan tak puas mendorongnja untuk memberi pengadjaran tulisan jang lebih luas kepada umat-umat tersebut. Dan karena kegembiraan hatinja, bahwa umat-umat itu dipanggil oleh Allah dan menerima Indjil, dan telah dipenuhi dengan segala rahmat dan berkat surgawi (Ef. 1:3-6), dan kepertjajaan umat-umat serta tjinta kasihnja dapat dipudji (1:15), maka seluruh surat diliputi suasana kegembiraan berdasarkan sjukur dan pudjian kepada Allah.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) POTRET GEREJA KRISTUS YANG MULIA
Efesus:
Kata Pengantar
Surat kiriman kepada jemaat di Efesus telah disebut "kitab yang paling mendalam di d...
POTRET GEREJA KRISTUS YANG MULIA
Efesus:
Kata Pengantar
Surat kiriman kepada jemaat di Efesus telah disebut "kitab yang paling mendalam di dalam seluruh Alkitab."1Para siswa kitab-kitab lain dalam Alkitab, seperti kitab Roma, mungkin menolak penilaian yang hebat atas surat ini. Faktanya tidak berubah bahwa kitab Efesus membahas tidak kurang dari maksud kekal Allah dan layak mendapat pujian.
PENULISNYA
Bukti Internal
Penulis Efesus menyebut dirinya sebagai "Paulus, rasul Kristus Yesus" (1:1a) dan "Paulus, tawanan Kristus Yesus""(3:1). Salam dan penyebutan namanya dalam isi surat itu merupakan ciri khas surat-surat Paulus lainnya.2Surat Efesus penuh dengan pernyataan dalam bentuk orang pertama, memberikan pembaca potret diri penulis itu:
Ia sudah secara pribadi mendengar tentang iman para pembaca itu dan tentang kasih mereka kepada orang-orang Kristen lainnya [1:15]; ia mengungkapkan ucapan syukur pribadinya kepada Allah bagi mereka [1:16]; menggambarkan dirinya sebagai "tahanan Yesus Kristus" [3:1; 4:1]; menunjukkan bahwa ia sedang menulis tentang misteri yang secara pribadi dinyatakan kepada dia [3:3-6]; memberitahukan penetapannya kepada pelayanan itu oleh ilahi [3:7]; menasihati para pembaca untuk jangan berkecil hati atas penderitaan yang ia sedang alami [3:13]; mengambil sikap mediasi yang rendah hati untuk mereka [3:14-19]; menegaskan kebutuhan pembaca saat ini mengenai cara hidup dan berpikir yang baru yang berlawanan dengan latar belakang kebodohan dan kebobrokan moral orang non-Yahudi [4:17-19]; memberikan penafsirannya sendiri tentang "misteri" [5:32]; meminta doa bagi dirinya sendiri sebagai duta yang terbelenggu supaya ia boleh memiliki keberanian untuk bicara [6:19]; dan mengakhiri dengan salam pribadi [6:21, 22]. Dari saksi-saksi yang gigih ini terhadap hubungan penulis-pembaca, kepribadian Paulus bisa terlihat secara memadai. Sesungguhnya itu sepertinya sesuai dengan apa yang terlihat tentang dirinya dari surat-suratnya yang lain.3
Kitab Efesus mengikuti pola Paulus dalam surat-suratnya yang lain, dimulai dengan ucapan syukur, dilanjutkan dengan bagian doktrin, dan diakhiri dengan penerapan praktis, dorongan, dan hal-hal yang bersifat pribadi. Bahasanya juga khas Paulus. "Hampir setiap kalimat memiliki gema lisan dari apa yang Paulus katakan di tempat lain."4Sebagai contoh, 78 dari 155 ayat dalam kitab Efesus ditemukan di dalam kitab Kolose dalam tingkat identitas yang beragam.5Kebanyakan sarjana sepakat bahwa Kolose adalah surat asli Paulus, dan kemiripan dua surat itu memberikan bobot kepada fakta bahwa Paulus menulis keduanya.
Bukti Eksternal
Charles Smith Lewis menulis, "Tidak satu pun dari surat-surat yang dikaitkan kepada "Paulus memiliki rantai bukti yang lebih kuat mengenai penggunaan mula-mula dan keberlanjutan surat-surat itu selain daripada apa yang kita kenal sebagai Surat Kiriman kepada jemaat Efesus."6Surat itu tampaknya telah beredar secara luas pada pertengahan abad kedua di antara mereka yang dianggap sebagai Kristen ortodoks dan bidah.
[Surat] itu termasuk dalam Kanon resmi paling awal, yaitu oleh Marcion (sekitar 140 M.), meski di bawah judul "Laodikia". Oleh sebab itu keaslian Paulus [sebagai penulisnya] pada waktu ini tak terbantahkan, karena Marcion hanya mengakui rasul Paulus sebagai kuasanya. Dalam Kanon Muratori (sekitar 180 M.) [surat] itu dimasukkan di bawah Surat-surat Kiriman dari Paulus. [Surat] itu membentuk bagian dari Surat-surat Kiriman Paulus dalam bukti paling awal untuk versi Latin dan Siria."Ada banyak kesamaan bahasanya di dalam tulisan-tulisan Clement dari Roma, Ignatius, Polikarpus, Hermas, dan mungkin Didache.7
Pelbagai Keberatan
Kepengarangan Paulus atas surat kepada jemaat Efesus tidak pernah diragukan sampai munculnya kritik skeptis yang lebih tinggi pada abad kesembilan belas.8
Pelbagai keberatan terhadap kepengarangan Paulus bisa dirangkum dalam enam kategori:9
- 1. "Surat Efesus memiliki empat puluh dua kata yang aneh, yang membuktikan ia tidak menulis surat itu." Namun begitu, Paulus menggunakan kata-kata yang khas bagi surat-suratnya yang dikenal. Jika seseorang menulis dua surat, satu surat tentang bukti keberadaan Allah dan satu lagi tentang gereja, ia akan menggunakan kosakata yang berbeda. Karena Paulus memiliki tujuan yang berbeda untuk surat-suratnya, maka kita akan mengharap dia menggunakan cara yang berbeda untuk mengungkapkan dirinya.
- 2. "Istilah 'misteri,' 'kepengurusan,' dan 'kepemilikan' digunakan dalam pengertian yang baru di dalam surat ini," Ini adalah tuduhan yang meragukan; tetapi bahkan jika tuduhan itu benar, Paulus tidak diwajibkan untuk selalu menggunakan suatu istilah dengan cara yang sama.
- 3. "Acuan kepada 'rasul-rasul-Nya dan nabi-nabi-Nya yang kudus dalam 3:5 (bandingkan 2:20; 4:11) menunjukkan bahwa penulis itu berasal dari generasi kedua umat Kristen, yang sudah datang untuk menghormati para rasul itu." Namun begitu, Paulus juga memasukkan dirinya sendiri dan orang-orang Kristen di Efesus di antara "segala orang kudus"(3:8), atau "orang-orang kudus "
- 4. "Kitab Efesus tidak punya salam pribadi di akhir surat itu." Ini hanya menunjukkan bahwa surat itu dimaksudkan untuk diedarkan di tengah-tengah gereja-gereja.
- 5. "Ada pelbagai acuan kepada 'gereja itu' (lihat 5:23-32), dibandingkan kepada jemaat atau jemaat-jemaat lokal tertentu." Ini tidak biasa bagi Paulus tetapi selaras dengan tujuan surat itu.
- 6. "Terdapat pelbagai kemiripan terhadap surat-surat non-Paulus." Ini bukan sangkalan bahwa Paulus menulis kitab Efesus, karena beberapa penulis yang berbeda bisa saja menggunakan bahasa yang sama ketika mereka menulis tentang tema-tema yang sama.
Singkatnya, meski Paulus kadang-kadang mungkin menggunakan juru tulis untuk mencatat pesan-pesannya,10namun tidak ada bukti yang kuat bahwa orang lain mengarang kitab-kitab Perjanjian Baru yang dikaitkan dengan dirinya. Banyak dokumen yang ditulis pada tahun-tahun awal agama Kristen adalah tulisan palsu,11tetapi kesaksian diri surat kepada jemaat Efesus itu mendukung pandangan tentang penerimaan universal bahwa surat kiriman itu ditulis oleh Paulus.
ASAL DAN TAGGALNYA
Para sarjana umumnya sepakat bahwa Paulus dipenjarakan di Roma pada dua kesempatan. Kitab Kisah Para Rasul berakhir sekitar tahun 62 dengan Paulus berada di bawah tahanan rumah di Roma, di mana ia dipenjarakan selama dua tahun (Kisah 28:16-31). Dari kitab Kisah ini terbukti bahwa Paulus memiliki kebebasan yang cukup besar dan melanjutkan usaha misinya serta tulisannya.
Selama pemenjaraannya yang pertama di Roma, Paulus menulis apa yang bisa disebut "Surat-Surat Penawanan," atau "Surat-Surat Penjara"-Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon.12Donald Guthrie, setelah meneliti pelbagai sikap pro dan kontra tentang kemungkinan Paulus dipenjarakan di Efesus dan menulis surat-surat ini selama pengurungannya itu, menetapkan bahwa bukti-buktinya meragukan. Karena itu, ia berpegang pada pandangan tradisional bahwa "Surat-Surat Penawanan" itu ditulis oleh Paulus pada waktu pemenjaraannya yang pertama di Roma.13
Ketika sebuah bidah muncul dalam gereja di Kolose, Epafras tampaknya melakukan perjalanan ke Roma untuk mencari nasihat Paulus tentang bagaimana bidah itu harus dihadapi (lihat Kolose 1:7; 4:12, 13). Selain itu, Paulus telah berjumpa dengan Onesimus, budak yang melarikan diri, telah mengkristenkan dia, dan percaya bahwa ia perlu mengirim dia kembali kepada tuannya di Kolose.14Filemon, pemilik budak itu, mungkin sudah dikristenkan juga oleh Paulus (Filemon 19), mungkin pada waktu pelayanan Paulus selama tiga tahun di Efesus.15Paulus ngin menangani bidah Kolose dan melindungi budak yang melarikan diri itu ketika ia mengirim dia pulang. Oleh karena itu, ia menyurati jemaat Kolose dan Filemon, mengatur agar surat itu dibawa oleh Tikhikus (Kolose 4:7) dan mungkin Onesimus (Filemon 10-13). Karena Tikhikus dan Onesimus akan pergi ke Asia, Paulus memanfaatkan kesempatan itu untuk mengirim surat kepada jemaat Efesus (Efesus 6:21, 22). Surat ini memberikan penjelasan yang lebih lengkap tentang maksud Allah dibandingkan yang sudah diketahui oleh saudara-saudara di kota itu. Surat itu, bersama dengan Kolose dan Filemon, diberi tanggal selama pemenjaraan Paulus yang pertama di Roma, sekitar tahun 60-61.16
TUJUANNYA Kota Efesus
Efesus adalah kota yang sangat terkenal dalam dunia abad pertama. Pertama, ia memiliki nilai penting perdagangan karena terletak di mulut Lembah Sungai Cayster dan memiliki pelabuhan yang sangat baik. Kota itu meraup pelbagai manfaat perdagangan yang dimungkinkan oleh keberadaan sungai dan laut itu. Selain itu, tiga jalan raya utama bertemu di Efesus, membawa hasil perdagangan dari Efrat, Asia Kecil, dan Lembah Meander.
Kedua, Efesus adalah penting secara politik karena menikmati hak pemerintahan otonom dalam batas-batas yang diizinkan oleh Roma. Kota ini tidak dipaksa untuk menampung tentara Romawi, dan penduduknya memilih para pejabat pemerintahan mereka sendiri. Pada saat yang sama, Efesus berfungsi sebagai pusat pelaksanaan keadilan Romawi; Gubernur bersidang di sana pada waktu-waktu tertentu selama tahun itu. Selanjutnya, Pertandingan Panionian, seperingkat dengan Pertandingan Olimpiade, diadakan di Efesus setiap bulan Mei (Maius), dan seluruh penduduk Ionia berbondong-bondong ke kota itu untuk menghadiri acara tersebut.
Ketiga, Efesus adalah penting secara keagamaan. Kemuliaannya adalah Kuil Diana, atau Artemis (lihat Kisah 19:35), yang telah ada di sana lebih lama dari siapa pun yang bisa mengingatnya. Kuil itu masuk ke dalam salah satu Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Panjangnya sekitar 142 meter, lebarnya 73 meter lebar, dan tingginya 20 meter. Kuil itu terdiri dari tiang-tiang dengan 127 pilar marmer, 36 di antaranya dilapisi dengan emas, batu permata, dan ukiran yang rumit. Di dalam kuil itu terdapat altar besar, dan di belakang altar itu ada tirai beludru. Di luar tirai itu ada patung Artemis. Tidak ada yang tahu asal-usul patung itu, tetapi beberapa orang percaya bahwa patung itu jatuh dari langit. Material patung itu mungkin dari kayu cemara, kayu aras, kayu hitam, atau batu. William Barclay memberikan gambaran berikut ini:
"sosok patung itu adalah hitam, pendek, menjijikkan. Patung itu ditutupi dengan banyak payudara, yang merupakan simbol kesuburan, dan tangan yang satu memegang pentungan sedangkan tangan yang lainnya memegang trisula. Sosok patung itu aneh, tidak indah, kasar; dan pada bagian bawahnya terdapat tanda-tanda aneh yang tak seorang pun tahu artinya.17
Ibadah di Kuil Diana sifatnya histeris dan penuh emosi yang hiruk-pikuk. Ibadah itu disertai perbuatan yang paling memalukan dan nista yang bisa dibayangkan. Kuil itu menyediakan tempat penyimpanan barang-barang berharga milik umat dan, karena itu, berfungsi sebagai bank. Kuil itu juga adalah tempat suaka bagi para penjahat yang paling buruk, membuat Efesus terkenal karena kejahatan dan kenajisan. Namun demikian, rasul Paulus menghabiskan lebih banyak waktu di kota ini daripada di tempat lain mana saja di mana ia berkhotbah.18
Gereja Di Efesus
Menurut Kisah 13-20, Paulus melakukan tiga kali perjalanan misi, masing-masing berawal di Antiokhia di Siria. Frank J. Goodwin19dan Donald Guthrie20memberi tanggal ketiga perjalanan tersebut antara tahun 45 dan 58. Cerita tentang pekerjaan Paulus di Efesus ditemukan dalam Kisah 18-20, yang mengatakan bahwa ia tiba di kota itu pada waktu perjalanan misinya yang kedua. Ia tinggal hanya dalam waktu yang singkat, tapi saat berangkat ia berjanji untuk kembali lagi (Kisah 18:19-21).
Pada perjalanannya yang ketiga, di pertengahan tahun 50-an Masehi, ia memang datang kembali. Di sana Paulus menemukan ada murid-murid tertentu yang dengan mantab merespon khotbah Apolos. Apolos bekerja di Efesus, ia hanya mempraktikkan baptisan Yohanes sampai Akwila dan Priskila mengajarkan Firman secara lebih akurat kepada dia (Kisah 18:24-26).
Sebelum pelayanan Kristus dimulai, Yohanes sudah berkhotbah dan membaptis banyak orang untuk pengampunan dosa. Di seluruh padang gurun Yudea, Yohanes sempat memberitakan "baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa" (Markus 1:4). Baptisan ini untuk mempersiapkan manusia bagi kedatangan Kristus (lihat Yohanes 1:19-51). Namun, setelah kematian dan kebangkitan Kristus dan permulaan gereja dalam Kisah 2, baptisan Yohanes tidak bisa lagi dilakukan. Karena Apolos telah mengajarkan hanya baptisan Yohanes di Efesus, maka orang-orang yang menjadi Kristen dalam Kisah 19 itu telah menerima baptisan yang tidak lagi berlaku.
Untuk memperjelas hubungan mereka dengan Kristus, Paulus menanya orang-orang percaya di Efesus, "Sudahkan kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?" (Kisah 19:2a). Ketika mereka menjawab, "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus" (Kisah 19:2b), Paulus tahu bahwa mereka tidak dibaptis dengan benar. Baptisan yang diperintahkan oleh Yesus dan yang telah dipraktikkan dari hari Pentakosta hingga seterusnya, "dalam nama Yesus Kristus," memiliki janji "pengampunan dosa" dan "karunia Roh Kudus" (Kisah 2:38). Oleh karena itu, Paulus memerintahkan mereka untuk dibaptis "dalam nama Tuhan Yesus" (Kisah 19:5). Ini adalah contoh yang baik tentang orang-orang yang, setelah dibaptis, akhirnya tahu bahwa mereka tidak mengerti tujuan baptisan itu dan dengan demikian diselamkan untuk kedua kalinya untuk alasan yang benar. Dengan cara ini, gereja di Efesus didirikan.
Paulus melanjutkan pekerjaannya di Efesus dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani selama sekitar tiga tahun (Kisah 19:8-10; 20:31), sehingga "makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa" (Kisah 19:20). Setelah pecah kerusuhan untuk membela dewi Artemis, Paulus meninggalkan Efesus menuju Makedonia (Kisah 20:1); namun gereja telah didirikan dengan kokoh selama periode tiga tahun itu. Dalam perjalanannya ke Yerusalem, Paulus bertemu dengan para penatua gereja Efesus di Miletus dan menyampaikan pidato perpisahan yang mengharukan yang dicatat dalam Kisah 20:17-38.
"Di Efesus" (1:1)
Apakah surat itu dikirimkan ke Efesus? Semua naskah, dengan pengecualian tiga naskah, memuat kata-kata yang artinya "di Efesus" di awal kalimat itu (1:1). Juga, semua versi kuno memasukkan ungkapan ini dalam pelbagai terjemahan. Kanon Muratori, Irenaeus, Tertullian, Clement dari Alexandria, dan Origen bicara tentang surat ini sebagai "Surat kepada Jemaat di Efesus."21Beberapa penulis mula-mula menganggap surat itu ditulis untuk jemaat di Efesus, terlepas apakah kata-kata "di Efesus" terdapat di dalam teks aslinya atau tidak.22Ini tampaknya menjadi alasan yang kuat untuk menerima jemaat Efesus sebagai penerima mula-mula surat itu, tetapi ada banyak hal lagi untuk dipertimbangkan.
Apakah surat edaran ini dikirimkan kepada beberapa gereja di provinsi Asia? Tiga naskah Yunani yang tidak memuat "di Efesus" adalah Sinaitikus, Vatikanus, dan P46.23Dua yang pertama adalah bagian dari tiga naskah tertua dan terbaik yang ada, dan yang terakhir adalah minuscule yang baik, atau naskah yang ditulis dengan huruf kecil. Beberapa ekspositor mengutip 1:15 sebagai bukti bahwa Paulus mengetahui perubahan hidup penerima surat itu hanya melalui laporan. Ini tampaknya aneh, sebab Paulus telah menghabiskan waktu lebih dari tiga tahun di Efesus. Namun begitu, Paulus bisa saja sedang mengacukan pertumbuhan mereka dalam iman dan kasih sejak ia meninggalkan Efesus. Selain itu, beberapa orang mengacu kepada 3:2 sebagai bukti bahwa jemaat Efesus mengenal Paulus hanya lewat nama baiknya. Namun begitu, mereka bisa saja telah mendengar pekerjaan Paulus dari rasul itu sendiri. Selanjutnya, 3:2-4 ditafsirkan untuk berarti bahwa jemaat Efesus akan harus menilai melalui tulisan-tulisan Paulus apakah Allah sudah memberi dia Wahyu atau tidak. Ini mungkin sekedar mengacu kepada surat itu sendiri.
Bukti lebih lanjut bahwa surat Efesus merupakan surat edaran adalah fakta bahwa Paulus tidak mengirimkan salam pribadi, sesuai kebiasaan-Nya, kepada gereja yang ia kenal dengan baik. Juga, doa dalam 6:23, 24 dinyatakan secara umum dalam bentuk orang ketiga, ketimbang dalam gaya orang kedua yang khusus yang Paulus gunakan dalam surat-surat kiriman Paulus lainnya.
Setelah mempertimbangkan bukti itu, bagaimanakah kita menjelaskan keberadaan kata-kata "di Efesus" di dalam begitu banyak dokumen mula-mula dan pendapat umat Kristen mula-mula bahwa surat ini secara khusus ditujukan kepada gereja di Efesus? Henry Clarence Thiessen,24Donald Guthrie,25dan yang lain-lainnya telah mengetengahkan pelbagai kemungkinan sebagai berikut:
- 1. "Paulus menulis surat ini sebagai surat edaran kepada Provinsi Asia, dengan memberikan ruang kosong setelah perkataan 'yang berada di' (1:1), untuk diisi dengan nama gereja yang kepada siapa surat itu disampaikan atau supaya sebuah nama bisa disisipkan di dalam salinan yang dibuat dari aslinya." Menurut teori ini, hampir semua salinan yang masih ada dibuat dari naskah yang dimiliki oleh gereja di Efesus. Mungkin surat itu kemudian dikenal sebagai surat kepada jemaat Efesus karena surat itu didistribusikan dari Efesus. Karena kata-kata "di Efesus" tidak terdapat di dalam naskah Sinaitikus dan Vatikanus (mewakili teks yang lebih awal), kata-kata itu mungkin ditambahkan ke dalam pelbagai versi yang belakangan.
- 2. "Surat itu dikirim kepada jemaat Laodikia." Teori ini didasarkan pada acuan Paulus kepada surat kepada jemaat Laodikia dalam Kolose 4:16. Kita tidak tahu lebih banyak lagi tentang surat seperti itu. Marcion bicara tentang surat Efesus itu sebagai "Surat kiriman kepada jemaat Laodikia."26Namun begitu, tidak ada bukti naskah yang tersedia untuk mengganti kata "Efesus" dengan "Laodikia."
- 3. "Surat itu ditujukan untuk gereja di mana-mana." Secara umum, hal ini bisa dikatakan tentang semua surat Perjanjian Baru, karena mereka itu ditujukan untuk gereja bahkan sekarang ini.
Keyakinan Marcion bahwa surat itu ditujukan untuk jemaat Laodikia dan tidak adanya kata-kata "di Efesus" dari naskah Sinaitikus dan Vatikanus tidak meniadakan bukti untuk memasukkan perkataan "di Efesus" di dalam naskah-naskah lain dan versi-versi kuno. Para penulis mula-mula menunjukkan bahwa surat itu dikenal sebagai surat kepada gereja di Efesus. Kita menyimpulkan bahwa surat itu dikirim kepada gereja di Efesus dan pesannya ditujukan bagi gereja di mana-mana dan untuk sepanjang zaman.
TUJUANNYA
Tujuan Paulus dalam menyurati jemaat Efesus adalah untuk menetapkan maksud abadi Allah di dalam Kristus dan gereja. Ayat-ayat kunci di dalam teks itu mencakup 1:9, 10. Paulus mengumumkan bahwa, sesuai dengan maksud-Nya, Allah telah mengungkapkan misteri kehendak-Nya, yaitu menyatukan langit dan bumi melalui Kristus. Paulus menunjukkan pelbagai berkat rohani yang kita miliki di dalam Kristus (1:3-14) dan berdoa untuk pengertian yang lebih luas atas hak istimewa ini (1:15-23). Selanjutnya, ia memuji hubungan baru yang orang Yahudi dan non-Yahudi miliki dengan satu sama lain dan dengan Allah dalam Kristus oleh karena tindakan Allah melalui Kristus (2:1-22). Paulus memuji perwahyuan dan pemberitaan injil dalam membawa orang Yahudi dan orang non-Yahudi ke dalam tubuh Kristus (3:1-9). Ia bicara tentang gereja sebagai alat Allah dalam mengungkapkan rencana-Nya (3:10-13) dan berdoa semoga gereja bisa memenuhi misinya (3:14-21).
Dalam penggelan kedua surat itu-penerapan praktis atas apa yang ia telah katakan dalam penggelan pertama-Paulus mendesak para pembacanya untuk memenuhi maksud Allah di dalam Kristus dan gereja dengan tetap bersatu dan dengan hidup benar di dalam doktrin (4:1-6). Ia menunjukkan bagaimana Kristus melengkapi gereja untuk pekerjaannya (4:7-16) dan menekankan perlunya meninggalkan cara hidup yang lama dan menjalani hidup yang baru (4:17-5:21). Ia menerapkan prinsip-prinsip yang ia ketengahkan kepada suami dan istri, orang tua dan anak-anak, dan pelayan dan tuan (5:22-6:9). Kemudian ia menunjukkan perlunya mengenakan perlengkapan senjata Allah dan melawan Iblis dalam kekuatan Kristus (6:10-20). Akhirnya, ia menjelaskan pekerjaan Tikhikus (6:21, 22) dan memberikan berkatnya (6:23, 24).
Oleh karena itu, Paulus mengetengahkan niatnya dalam menulis: mengumumkan maksud Allah dalam dunia ini melalui Kristus dan gereja dan untuk mendorong orang-orang Kristen di Efesus untuk memenuhi maksud Allah dalam hidup mereka.
TEMANYA
Siswa yang mempelajari surat kepada jemaat Efesus, sebelum mulai mempelajari teks itu, akan memperoleh keuntungan dari mencatat berbagai tema yang rasul itu kembangkan di dalam surat itu:
"Di Sorga." Kata yang diterjemahkan "di sorga "ditemukan lima kali di dalam surat Efesus (1:3, 20; 2:6; 3:10; 6:12). Kata itu menerjemahkan satu kata Yunani (e˙pourani÷oiß, epouraniois), yang secara harfiah adalah "alam sorgawi"27"Alam sorgawi" adalah tempat segala berkat rohani ditemukan di dalam Kristus (1:3), tempat Kristus telah ditinggikan di sebelah kanan Allah dan dijadikan kepala gereja (1:20, 21), tempat orang-orang di dalam Kristus telah dibangkitkan untuk duduk bersama Kristus (2:6), tempat gereja harus memberitahukan maksud Allah (3:10), dan tempat gereja melawan musuh-musuhnya (6:12). Oleh karena itu, gereja terwujud antara kebangkitan dan kedatangan Kristus yang kedua-yaitu, antara apa yang telah terjadi dan apa yang belum terjadi. Gereja berada di dunia dan dipengaruhi oleh dunia, tetapi aktif di alam rohani dari "alam sorgawi." Meski gereja menyajikan injil ke seluruh dunia dan berusaha mengubah dunia, namun ia juga berada di atas dunia. Gereja bukan dari dunia tetapi akan hidup lebih lama daripada dunia.
"Kristus." Kristus adalah alam di mana orang Kristen hidup. Ungkapan "di dalam Kristus," atau padanannya, ditemukan sekitar dua puluh tiga kali di dalam surat Efesus. Paulus menunjukkan bahwa di dalam Kristuslah orang yang setia hidup dan diberkati dengan segala berkat rohani. Segala berkat ini termasuk keadaan dipilih, diterima, ditebus, diampuni, dan disatukan dengan Allah. Berada di dalam Kristus menjadikan kita ahli waris Allah, dimeteraikan oleh Roh Kudus. Mereka yang berada di dalam Kristus adalah dekat dengan Allah, sedang duduk bersama Kristus di alam sorgawi, ciptaan baru Allah, didamaikan dengan orang Kristen lainnya, bangunan Allah, punya keberanian di hadapan Allah, dan diberi kuasa oleh Allah. Selain itu, Kristus diketengahkan sebagai kepala gereja dan Juruselamat tubuh-Nya. Ia adalah batu penjuru bangunan Allah, gereja, dan inti maksud Allah. Ia adalah Tuhan yang disalibkan, dibangkitkan, dan dimuliakan yang melengkapi gereja untuk melakukan pekerjaan-Nya. Ia adalah suami dari mempelai-Nya, gereja, dan Pribadi yang melalui siapa kita memuliakan Allah. Surat Paulus ditutup dengan menunjukkan bahwa Kristus adalah obyek benar bagi kasih kita.
"Gereja." Surat Efesus menyajikan gereja sebagai "tubuh-Nya," dengan Kristus sebagai kepala, dan sebagai "kepenuhan-Nya" (1:22, 23). Gereja adalah keluarga Allah, "rumah tangga Allah" (2:19), "kediaman" Roh Kudus (2:20-22), dan mempelai perempuan Kristus (5:23-33). (Lihat juga 3:10, 21.) Implikasi pelbagai istilah itu memiliki jangkauan yang jauh. Istilah-istilah itu akan kita eksplorasi seraya pelajaran ini berlangsung.
"Keselamatan." Keselamatan manusia dari dosa disajikan sebagai penebusan melalui darah Kristus dan pengampunan dosa (1:7). Selanjutnya, keselamatan adalah penyelamatan yang dimungkinkan oleh rahmat, karunia, dan kasih Allah (2:1-7). Itu diterima sebagai pemberian dari Allah melalui iman seseorang (2:8-10). Keselamatan dicapai melalui kematian Kristus, yang memungkinkan adanya perdamaian antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan Allah. Jadi, keselamatan adalah rekonsiliasi antara pihak-pihak yang terpisah, menghasilkan "satu manusia baru" (2:15), tubuh Kristus. Keselamatan ini adalah misteri yang kini diungkapkan dan diberitakan oleh gereja, yang diberi kuasa oleh Allah untuk menyelesaikan tugasnya (3:1-21). "Jalan" Paulus menunjukkan bahwa gereja-tubuh orang-orang yang sudah didamaikan dengan satu sama lain dan dengan Allah-harus jalan atau hidup dalam kesatuan (4:1-16). Para anggotanya tidak lagi hidup seperti orang-orang yang tak percaya hidup (4:17-32), tetapi harus hidup dalam kasih (5:1-6), sebagai "anak-anak Terang" (5:7-14), dan dalam hikmat (5:15-6:20). Cara hidup orang Kristen, yang digambarkan dalam pasal 4 sampai 6, adalah penerapan praktis dari apa yang Paulus katakan tentang gereja di pasal 1 sampai 3. Itu menekankan bagaimana gereja harus berperilaku, membawa terang Allah kepada dunia gelap yang diselimuti oleh tipu daya Iblis.
GARIS BESARNYA
I. SALAM: SURAT UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA (1:1, 2) II. MAKSUD GEREJA YANG MULIA (1:3-3: 21)
- A. Segala Berkat Rohani Dan Maksud Gereja (1:3-14)
- B. Doa Paulus Untuk Penerima Suratnya Agar Memiliki Pengertian Yang Lebih Dalam Tentang Maksud Gereja (1:15-23)
- C. Gambaran Tentang Mereka Yang Hidup Di luar Maksud Gereja (2:1-3)
- D. Maksud Abadi Allah Tentang Keselamatan (2:4-10)
- E. Didamaikan Melalui Darah Kristus (2:11-13)
- F. Kedamaian Dimungkinkan Dalam Tubuh-Nya (2:14-22)
- G. Pelayanan Pribadi Paulus Kepada Bangsa-Bangsa Non-Yahudi (3:1-7)
- H. Hikmat Allah Diberitahukan (3:8-13)
II. Doa Untuk Kuasa, Pemahaman, Dan Kepenuhan (3:14-21)
III. PRAKTIK GEREJA YANG MULIA (4:1-6:20)
- A. "Hidup Berpadanan Dengan Panggilanmu Dengan Memelihara" (4:1-3)
- B. Memiliki Kesatuan Lipat Tujuh (4:4-6)
- C. Memahami Karunia Kristus Untuk Gereja (4:7-16)
- D. Diperbaharui Dalam Roh Pikiran (4:17-32)
- E. "Hidup Dalam Kasih Dengan Mengikuti Teladan Kristus" (5:1-6) F. "Hidup Sebagai Anak-Anak Terang" (5: 7-14)
- G. "Hidup Dalam Hikmat" (5:15-6:20)
IV. UCAPAN SYUKUR: BERKAT DAMAI SEJAHTERA DAN PENGHIBURAN (6:21-24)
PENERAPAN
MISTERI ALLAH
Sebelum dunia dijadikan, Allah mempertimbangkan gagasan untuk menciptakan manusia. Dalam hikmat-Nya yang tak terbatas, Ia tahu manusia akan memberontak dan kehilangan tempatnya yang sebenarnya di Taman Eden. Oleh karena itu, Ia juga menyusun rencana untuk menebus manusia dari akibat pemberontakannya itu.
Pengetahuan tentang kejatuhan manusia dan rencana penebusan berikutnya oleh Allah dirahasiakan dari kumpulan malaikat. Mereka hanya bisa menonton dengan rasa takjub seraya rencana Allah diungkapkan.
Setelah beberapa waktu Allah lalu membuat perjanjian dengan bangsa Israel, tetapi arti sebenarnya dari tindakan Allah itu disembunyikan dari mata mereka. Bahkan di zaman Kristus, para pemimpin agama yang paling terpelajar di zaman itu masih tidak tahu apa yang Allah sedang upayakan untuk dicapai melalui Israel.
Suatu hari murid-murid Yesus menanya Dia, "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak" (Matius 13:10, 11). Kata Yunani yang digunakan untuk "misteri" adalah dari musth/rion (mustērion), yang mengacu kepada sesuatu yang pernah disembunyikan tapi sekarang diungkapkan.
Jadi, "misteri" adalah sesuatu yang dulunya rahasia tetapi sekarang sudah menjadi pengetahuan umum. Kita baca, Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu-menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman-bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin (Roma 16:25-27).
Apakah misteri ini, "rahasia sakral" ini," yang dulunya disembunyikan tapi sekarang diungkapkan?
1. Misteri Ketidakpercayaan Israel.
Karena aku tidak ingin kamu, saudara-saudara, tidak mengetahui misteri ini- sehingga kamu tidak bijaksana dalam penilaianmu-bahwa pengerasan sebagian Israel telah terjadi sampai bangsa-bangsa non-Yahudi telah masuk sepenuhnya (NASB; Roma 11:25; huruf miring ditambahkan).
Orang-orang Yahudi tidak pernah membayangkan mereka akan menolak Mesias mereka. Mereka merindukan kedatangan-Nya. Setiap ibu Yahudi berharap anaknya akan menjadi Kristus. Allah tahu bahwa ketika akhirnya Ia mengirim Mesias, orang-orang Yahudi akan menyangkal Dia. Ini adalah salah satu dari rahasia sakral Allah.
2. Misteri Allah Yang Menjelma.
Sehingga hati mereka mungkin terdorong, setelah dirajut bersama dalam kasih, dan memperoleh semua kekayaan yang berasal dari jaminan pengertian yang penuh, yang menghasilkan pengetahuan sejati tentang misteri Allah, yaitu, Kristus sendiri (NASB; Kolose 2:2; huruf miring ditambahkan; lihat Efesus 1:9)
Orang-orang Yahudi mencari seorang pemimpin militer yang hebat, Juruselamat politik untuk menyelamatkan kaum itu dari penindasan oleh bangsa-bangsa di sekitarnya. Mereka tidak pernah bermimpi bahwa Mesias mereka akan berupa Allah dalam daging manusia! Sebelum dunia dijadikan, Allah telah merencanakan semua itu; tapi rencana itu disembunyikan sampai kebangkitan Yesus. Sekarang rahasia itu dapat dinyatakan secara terbuka: Mesias itu tidak lain adalah Allah dalam tubuh manusia.
3. Misteri Kristus Yang Menetap
Yaitu, misteri yang telah disembunyikan dari zaman dan generasi masa lalu, tapi yang sekarang telah diwujudkan kepada orang-orang kudus-Nya, yang kepada siapa Allah sudah berkehendak untuk memberitahukan apa itu kekayaan kemuliaan dari misteri di antara bangsa-bangsa non-Yahudi, yang adalah Kristus dalam dirimu, pengharapan kemuliaan (NASB; Kolose 1:26, 27; huruf miring ditambahkan).
Orang-orang Yahudi juga mencari Mesias untuk duduk di takhta lahiriah Daud di Yerusalem, tetapi Allah selalu menghendaki Mesias-Nya duduk di singgasana hati umat-Nya sambil Ia hidup di dalam diri mereka. Tidak ada nabi yang pernah melihat sebelumnya kebenaran ini. Ini adalah satu lagi rahasia sakral Allah, yang dulunya disembunyikan di hati Allah tapi sekarang diungkapkan.
4. Misteri Keabadian.
Lihatlah, aku memberitahu kamu suatu misteri; kita tidak akan tidur semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sesaat, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi sangkakala terakhir; sebab sangkakala akan berbunyi, dan orang mati akan dibangkitkan tanpa dapat binasa, dan kita akan diubah. Karena apa yang dapat binasa ini harus mengenakan apa yang tidak dapat binasa, dan yang fana ini harus mengenakan keabadian (NASB; 1 Korintus 15:51-53; huruf miring ditambahkan).
Orang Yunani percaya bahwa tubuh adalah jahat dan kematian membebaskan jiwa manusia dari penjara tubuh. Paulus mengoreksi gagasan itu, dengan alasan bahwa suatu hari nanti Allah akan memberikan setiap orang satu tubuh yang tidak dapat binasa, abadi. Melalui kebangkitan fisik Yesus Kristus, Allah mengungkapkan rahasia keabadian manusia.
5. Misteri Tubuh Kristus.
Karena tidak seorang pun pernah membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuh dan merawatnya, sebagaimana juga Kristus terhadap gereja, karena kita adalah anggota tubuh-Nya."Misteri ini adalah mulia; tapi aku sedang bicara dengan mengacu kepada Kristus dan gereja (NASB; Efesus 5:29-32; huruf miring ditambahkan).
Seraya kita menghayati apa yang kita pelajari, kita memberitahukan kepada masyarakat kita salah satu rahasia terbesar Allah, misteri bahwa kita membentuk tubuh Kristus dan bekerja sama untuk mencapai tujuan-Nya di dunia.
Chris Bullard
GARIS BESAR YANG DIKEMBANGKAN
I. SALAM: SURAT KEPADA ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA (1:1, 2)
- A. Hamba: "Paulus, seorang Rasul" (1:1a)
- B. "Orang-Orang Kudus": Jemaat Efesus (1:1b, c)
- C. Ruang Lingkup: "Dalam Kristus Yesus" (1:1d)
- D. Salam: "Kasih Karunia" Dan "Damai Sejahtera" (1: 2)
II. MAKSUD GEREJA YANG MULIA (1:3-3:21)
- A. Segala Berkat Rohani Dan Maksud Gereja (1:3-14)
- 1. Dipilih Dalam Kristus (1:3-4b)
- a. Puji Allah! (1:3a)
- b. Berkat Allah bagi kita (1:3b)
- c. Allah memilih kita untuk maksud ilahi (1:4a)
- d. Allah memandang kita sebagai kudus dan tanpa salah (1:4b)
- 2. Sudah Ditentukan (1:4c-6)
- a. Dalam kasih (1:4c)
- b. Untuk diadopsi (1:5a)
- c. Untuk memuji kemuliaan kasih karunia Allah (1:5b, 6)
- 3. Ditebus (1:7a)
- 4. Diampuni (1:7b-8a)
- 5. Dicerahkan (1:8b-10c)
- a. Hikmat dan pengertian Allah (1:8b, 9a)
- b. Misteri kehendak Allah (1: 9b)
- c. Tujuan Allah di dalam Kristus (1: 9c-10c)
- 6. Diberi warisan (1:10d-12)
- a. Bagian yang sudah ditentukan (1:10d, 11a)
- b. Maksud yang sudah ditetapkan (1:11b)
- c. Harapan dalam Kristus hingga pujian kemuliaan-Nya (1:12)
- 7. Dimeteraikan dalam Kristus (1:13, 14)
- B. Paulus Mendoakan Penerima Suratnya Agar Berpengertian Lebih Dalam Tentang Maksud Gereja (1:15-23)
- 1. Kata Pengantar (1:15-18a)
- a. Ucapan syukurnya untuk mereka (1:15, 16a)
- b. Ingatannya tentang mereka (1:16b, 17)
- c. Permohonannya untuk mereka (1:18a)
- 2. Keagungan panggilan Allah, warisan-Nya, dan kuasa-Nya (1:18b-19)
- a. Untuk mengetahui harapan tentang panggilan Allah (1:18b)
- b. Untuk mengetahui kekayaan tentang kemuliaan warisan Allah (1:18c)
- c. Untuk mengetahui keagungan kuasa Allah (1:19)
- 3. Kuasa Allah diperlihatkan (1:20-23)
- C. Gambaran Tentang Mereka Yang Hidup Di luar Maksud Gereja (2:1-3)
- 1. Mati dalam dosa (2:1)
- 2. Hidup menuruti dunia (2:2)
- 3. Hidup dalam hawa nafsu (2:3a)
- 4. Ditandai sebagai anak-anak yang dimurkai (2:3b)
- D. Maksud Abadi Allah Mengenai Keselamatan (2:4-10)
- E. Didamaikan Melalui Darah Kristus (2:11-13)
- F. Kedamaian Dimungkinkan Dalam Tubuh-Nya (2:14-22)
- 1. Kedamaian di antara semua orang dalam satu tubuh itu (2:14, 15)
- 2. Damai dengan Allah dalam satu tubuh (2:16-22)
- G. Pelayanan Pribadi Paulus Kepada Bangsa-Bangsa Non-Yahudi (3:1-7)
- 1. Tawanan Kristus demi orang-orang non-Yahudi (3:1)
- 2. Pelayan kasih karunia Allah kepada orang-orang non-Yahudi (3:2)
- 3. Penerima misteri yang diungkapkan (3:3-6)
- 4. Pelayan injil (3:7)
- H. Hikmat Allah Diberitahukan (3:8-13)
- 1. Kasih karunia untuk memberitakan injil kepada orang non-Yahudi (3:8)
- 2. Kasih karunia untuk menerangi misteri Allah (3:9)
- 3. Maksud pemberitahuan hikmat Allah (3:10)
- 4. Penggenapan maksud abadi Allah (3:11, 12)
- 5. Dorongan untuk jangan berkecil hati (3:13)
- I. Doa Untuk Kuasa, Pemahaman, Dan Kepenuhan (3:14-21)
III. PRAKTIK GEREJA YANG MULIA (4:1-6:20)
- A. "Hidup Berpadanan Dengan Panggilanmu Dengan Memelihara Kesatuan" (4:1-3)
- 1. Hidup dengan cara yang sepadan dengan panggilan (4:1)
- 2. Sikap yang tepat terhadap diri sendiri (4:2a)
- 3. Sikap yang tepat terhadap orang lain (4:2b)
- 4. Memelihara kesatuan (4:3)
- B. Memiliki Kesatuan Lipat Tujuh (4:4-6)
- 1. Satu tubuh (4:4a)
- 2. Satu Roh (4:4b)
- 3. Satu pengharapan (4:4c)
- 4. Satu Tuhan (4:5a)
- 5. Satu iman (4:5b)
- 6. Satu baptisan (4:5c)
- 7. Satu Allah (4:6)
- C. Memahami Karunia Kristus Untuk Gereja (4:7-16)
- 1. Karunia yang diberikan oleh Kristus yang menang (4:7-10)
- 2. Karunia yang Kristus berikan (4:11)
- a. Rasul-rasul (4:11a)
- b. Nabi-nabi (4:11b)
- c. Penginjil-penginjil (4:11c)
- d. Gembala-gembala (4:11d)
- e. Guru-guru (4:11d)
- 3. Tujuan karunia yang Kristus berikan (4:12)
- 4. Sasaran karunia yang Kristus berikan (4:13-16)
- D. Diperbaharui Dalam Roh Pikiran (4:17-32)
- 1. "Berpaling dari kegelapan kepada terang" (4:17-19)
- 2. "Berpaling dari manusia lama kepada manusia baru" (4:20-24)
- a. "Menanggalkan manusia lama" (4:20-22)
- b. "Diperbaharui" (4:23)
- c. "Mengenakan manusia baru" (4:24)
- 3. "Berpaling dari kebohongan kepada kebenaran" (4:25)
- 4. "Berpaling dari kemarahan kepada pengendalian diri" (4:26, 27)
- 5. "Berpaling dari mencuri kepada bekerja" (04:28)
- 6. "Berpaling dari pembicaraan yang tidak sehat kepada yang membangun" (4:29)
- 7. "Berpaling dari mendukakan Roh kepada yang membuat Ia sukacita" (4:30)
- 8. "Berpaling dari kepahitan kepada hati yang lembut" (4:31, 32)
- E. "Hidup Dalam Kasih Dengan Mengikuti Teladan Kristus" (5:1-6)
- F. "Hidup Sebagai Anak-Anak Terang" (5: 7-14)
- 1. Menghasilkan buah Terang (5:7-10)
- 2. Menolak dan menelanjangi perbuatan kegelapan (5:11-13)
- 3. Berjaga-jaga (5:14)
- G. "Hidup Dalam Hikmat" (5:15-6:20)
- 1. Hidup secara hati-hati dengan berfokus pada Allah dan orang lain (5:15-21)
- a. "Manfaatkan waktumu" (5:15, 16)
- b. "Memahami kehendak Allah" (5:17)
- c. "Dipenuhi dengan Roh" (5:18-21)
- 2. Menghormati hubungan sebagai suami dan istri (5:22-33)
- 3. Menghormati hubungan sebagai orang tua dan anak-anak (6:1-4)
- 4. Menghormati hubungan sebagai tuan dan hamba (6:5-9)
- 5. Tetap kuat di dalam Tuhan (6:10-20)
IV. UCAPAN SYUKUR: BERKAT DAMAI SEJAHTERA DAN PENGHIBURAN (6:21-24)
Catatan Akhir:
- 1 John Banister, "Messages of the Books of the New Testament," in Fort Worth Christian College Lectures (1962): 152.
- 2 Bandingkanlah salam dalam kitab Roma melalui Filemon. Paulus kadang-kadang mengacukan dirinya sendiri di dalam isi sebuah surat: Lihat 2 Kor. 10: 1; Gal. 5: 2; Kol 1:23; 1 Tes. 2:18; Filemon 9. Juga, bandingkanlah surat-surat yang di dalamnya nama Paulus muncul pada bagian akhir: 1 Kor. 16:21; Kol 4:18; 2 Tes. 3:17; Filemon 19.
- 3 Donald Guthrie, New Testament Introduction (N.p.: Tyndale Press, 1970; reprint, Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1974), 479-80.
- 4 Henry Clarence Thiessen, Introduction to the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1943), 240.
- 5 Charles Smith Lewis, "Epistle to the Ephesians," in The International Standard Bible Encyclopedia, ed. James Orr (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1960), 2:959.
- 6 Ibid., 956.
- 7 Guthrie, 480; Harold W. Hoehner, Ephesians: An Exegetical Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Academic, 2002), 2-6; and Peter T. O'Brien, The Letter to the Ephesians, The Pillar New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1999), 4.
- 8 Untuk informasi lebih lanjut, lihat bagan Hoehner yang membandingkan para sarjana yang mendukung dan menentang kepenulisan Paulus 1519 sampai 2001 (Hoehner, 9-18).
- 9 Thiessen, 240-41.
- 10 Paulus mengatakan bahwa ia menulis salam di dalam 1 Korintus 16:21 dan Kolose 4:18 dengan "tanganku sendiri," yang menunjukkan bahwa ia mungkin telah mengimlakan sisa dua surat tersebut.
- 11 Pseudepigraphics, artinya "tulisan-tulisan palsu," mengacu kepada dokumen-dokumen tertulis yang menggunakan nama-nama terkenal, yang dipalsukan.
- 12 Pelbagai pemenjaraan lain yang memungkinkan untuk penulisan Surat-Surat Penjara itu pernah diusulkan. Dua pemenjaraan lainnya bisa saja sewaktu Paulus berada di Efesus (55 M.; Kisah 20:17, 31) atau di Kaisarea (58 M.; Kisah 24:27). Untuk kajian diskusi lebih lanjut yang mendukung pemenjaraan di Roma lihat Peter T. O'Brien, Colossians, Philemon, Word Biblical Commentary, vol. 44 (Waco, Tex.: Word Books, 1982), xlix-liv; and Owen D. Olbricht and Bruce McLarty, Colossians and Philemon, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2005), 8-9, 494.
- 13 Guthrie, 472-78.
- 14 Sebagian besar ekspositor percaya bahwa Filemon tinggal di Kolose, tapi ada argumentasi yang telah dibuat bagi Laodikia sebagai kampung halamannya. Dalam hal ini, surat kepada Filemon bisa menjadi surat kepada Laodikia yang Paulus sebut di Kolose 4:16. (Thiessen, 236-37.)
- 15 Ibid., 235.
- 16 Ibid., 233.
- 17 William Barclay, Letters to the Seven Churches (Nashville, Abingdon Press, 1957), 15.
- 18 Untuk kajian lebih lanjut tentang pemujaan Artemis di Efesus, lihat Richard Oster, "The Ephesian Artemis as an Opponent of Early Christianity," Jahrbuch für Antike und Christentum 19 (1976): 24-44; dan tentang pentingnya pemujaan patung itu, lihat Oster, 28.
- 19 Frank J. Goodwin, A Harmony of the Life of St. Paul (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1951; reprint, Ann Arbor, Mich.: Cushing-Malloy, 1973), 35, 87.
- 20 Guthrie, 65-66.
- 21 Thiessen, 242.
- 22 Guthrie, 509.
- 23 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 1.
- 24 Thiessen, 243-44.
- 25 Guthrie, 510-12.
- 26 Thiessen, 244; Guthrie, 480.
- 27 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 365; lihat juga Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 388.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) KITAB EFESUS
KATA PENGANTAR
Kitab Efesus patut dibaca dengan hati-hati oleh gereja zaman kini. Kita mendapatkan diri kita berada di tengah-tengah kr...
KITAB EFESUS
KATA PENGANTAR
Kitab Efesus patut dibaca dengan hati-hati oleh gereja zaman kini. Kita mendapatkan diri kita berada di tengah-tengah krisis identitas, khususnya mengenai masalah memahami dan menghargai sifat gereja dan keunikan pemanggilan kita dalam Kristus. Rata-rata anggota gereja di zaman kini tidak menghargai gereja secara tinggi. Statistik menunjukkan bahwa 81 persen orang Amerika percaya bahwa mereka bisa tiba pada pandangan agama mereka sendiri tanpa berhubungan dengan gereja jenis apa saja.1Dalam hidup mereka, gereja bukanlah faktor penentu, dan mereka tidak melihat adanya masalah dengan pandangan itu. Sikap itu perlahan-lahan menginfiltrasi pikiran banyak orang Kristen sehingga gereja Tuhan banyak kehilangan sinarnya oleh karena pandangan itu.
Alasan lain mengapa Kitab Efesus patut mendapat perhatian kita adalah bahwa banyak jemaat dari gereja Tuhan sudah menjadi sekular. Pandangan Allah tentang gereja sudah tidak ada lagi. Daripada menyelidiki isi Alkitab untuk melihat seperti apakah gereja yang Allah inginkan, beberapa orang malah berniat membentuk gereja dalam citra yang mereka pilih sendiri. Gereja sudah diubah menjadi suatu lembaga dengan tujuan dan misi yang dijabarkan semakin longgar berdasarkan "pelbagai kebutuhan" dan "pelbagai kepedulian" yang bermacam-macam dari suatu masyarakat sekular. Ironisnya, meskipun beberapa jemaat melakukan analisa pasar, penyelidikan kebutuhan, dan pengembangan program untuk menarik orang Kristen, namun orang masih tidak menempatkan gereja pada kedudukan yang sangat tinggi di dalam daftar prioritas mereka itu.
Tentu saja, tidak semua orang Kristen sudah kehilangan penghargaan dan kasih mereka terhadap gereja. Tidak semua jemaat dari gereja Tuhan sudah menyatu dengan cara berpikir sekular. Tidak semua gereja sudah kehilangan keunikan mereka, namun semua orang Kristen dan jemaat Tuhan menghadapi ancaman kehilangan apa yang benar-benar ada di dalam pikiran Allah untuk gereja-Nya dan umat-Nya. Kitab Efesus mengingatkan kita bahwa gereja adalah kumpulan orang-kumpulan orang tertebus. Gereja merupakan kemanusiaan baru Allah. Kitab Efesus meneguhkan kemuliaan hal itu. Di dalamnya termasuk gambaran Paulus tentang sifat gereja sebagai manusia baru yang menakjubkan. Paulus mengingatkan orang Kristen untuk hidup sebagai manusia baru yang Allah sudah nyatakan melalui Kristus.
Kapan saja kita tiba pada sebuah surat Perjanjian Baru, ada lima pertanyaan yang perlu dijawab: (1) Siapakah yang menulis surat itu? (2) Kepada siapakah surat itu ditulis? (3) Kapankah surat itu ditulis? (4) Mengapakah surat itu ditulis? dan (5) Apakah pesan utama surat itu? Sebelum kita memulai pelajaran kita tentang Kitab Efesus dan apakah yang Kitab itu harus katakan tentang manusia baru milik Allah, kita perlu meluangkan waktu untuk membahas lima pertanyaan tersebut.
PENULISNYA
Ayat pertama dalam Kitab Efesus memperkenalkan penulisnya: "Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu" (1:1, 2). Pada abad pertama merupakan hal biasa bagi para penulis untuk memulai surat mereka dengan memperkenalkan diri mereka sendiri. Paulus mengikuti pola tersebut.
Paulus juga memakai gelar yang Yesus berikan kepada Kedua belas murid (Lukas 6:12, 13). Ia adalah seorang "rasul" (Yun.: apostolos) , orang yang dipilih secara khusus dan diutus untuk menyampaikan pesan penuh kuasa. Apa yang Paulus tulis memiliki otoritas di baliknya. Tulisan itu lebih daripada sekedar pendapat, gagasan, atau usulannya sendiri. Isi beritanya itu tidak bersumber dari dirinya sendiri; berita Paulus itu diberikan kepada dia oleh Yesus Kristus. Semua tulisannya itu harus diterima sebagai perkataan dan perintah Tuhan Yesus Kristus.
Paulus membiarkan para pembacanya mengetahui bahwa kerasulannya bukanlah kesukarelaan. Ia tidak melamar jabatan itu. Tidak ada gereja yang mengangkat dia ke posisi itu. Sebaliknya, ia menjadi seorang rasul berdasarkan otoritas yang setinggi mungkin: penugasan dari Yesus Kristus berdasarkan kehendak Allah, Bapa.
Bila kita baca Kitab Efesus, kita perlu melihat diri kita sendiri sedang berdiri di atas tanah yang suci. Kata-kata yang kita baca bukanlah kata-kata seorang manusia fana belaka. Kata-kata itu adalah firman Allah. Allah bicara kepada kita melalui apa yang Paulus, rasul itu, tulis.
PENERIMANYA
Kitab ini dialamatkan "kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus." Simaklah apa yang Paulus harus katakan tentang para pembacanya itu.
Pertama, mereka adalah "orang-orang kudus" (Yun.: hagios). Kata ini tidak mengacu kepada kelas khusus orang Kristen yang posisinya di atas yang lainnya. Orang-orang kudus bukanlah sekelompok kecil orang Kristen yang istimewa yang kesuciannya melebihi standar. "Orang kudus" merupakan julukan yang dipergunakan bagi setiap orang Kristen. Setiap anak Allah adalah orang kudus dalam pengertian ia sudah dipilih untuk menjadi kepunyaan Allah. Istilah itu pertama-tama dipakai untuk menggambarkan bangsa Israel. Israel adalah "bangsa yang kudus." Sekarang istilah itu mencakup semua orang yang sudah datang untuk menjadi milik Allah melalui Kristus. Manusia baru milik Allah di dalam Kristus sekarang ini adalah Israel milik Allah (Galatia 6:16).
Kedua, mereka adalah "orang-orang percaya" (Yun.: pistos). Dengan kata lain, Paulus menganggap para pembacanya sebagai orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Mereka itu orang-orang yang percaya kepada Kristus, kebalikan dari orang-orang yang tidak percaya.
Ketiga, mereka itu "dalam Kristus Yesus." Istilah kunci ini dalam Kitab Efesus muncul dalam ayat 1. Manusia baru milik Allah memiliki keberadaannya dan mengalami kehidupannya "dalam Kristus." Berada "dalam Kristus" sama artinya dengan disatukan bersama Dia, sebagaimana ranting-ranting pada pokok anggur atau anggota-anggota pada sebuah tubuh. Orang Kristen menempatkan kepercayaan mereka kepada Kristus dan berusaha menjalani kehidupan yang menunjukkan kepercayaannya kepada Dia.
Akhirnya, penerimanya berada "di Efesus." Efesus merupakan ibu kota provinsi Roma di Asia dan merupakan pelabuhan perdagangan yang sangat luas, dan sangat sibuk. Efesus juga merupakan pusat penyembahan berhala dewi Artemis. Kuil yang dibangun di situ untuk menghormati dewi itu masih dianggap sebagai Tujuh Keajaiban Dunia.
Kunjungan singkat Paulus ke Efesus yang pertama kalinya terjadi pada waktu perjalanan misionarinya yang kedua (Kisah 18:18-21). Belakangan ia kembali lagi dan menetap lebih dari dua tahun di situ pada waktu perjalanan misionarinya yang ketiga. Setelah mengajar di sinagoga selama tiga bulan, ia dipaksa pergi ke tempat lain dan mulai mengajar di ruang kelas Tiranus (Kisah 19:8, 9). Paulus membiayai hidupnya sendiri sebagai pembuat tenda. Berita tentang pemberitaannya menyebar ke seluruh wilayah itu (Kisah 19:10). Pelbagai mujizat terjadi. Sapu tangan dan kain yang pernah menyentuh Paulus dipakai untuk menyembuhkan penyakit (Kisah 19:11, 12). Roh-roh jahat diusir dalam nama Yesus, bahkan oleh beberapa tukang jampi Yahudi (Kisah 19:13-16). Orang-orang penyembah berhala yang menjadi orang Kristen berpaling dari perbuatan jahat mereka dan membakar kitab-kitab sihir mereka (Kisah 19:18-20). Akhirnya, kerusuhan pecah ketika Demetrius, seorang tukang perak, menuduh bahwa kesuksesan Paulus mengandung ancaman bagi perekonomian kota itu. Pemberitaan Paulus merugikan orang-orang yang membuat dan menjual patung-patung perak dewi Artemis (Kisah 19:23-41). Huru-hara itu akhirnya menyebabkan kepergian Paulus, tetapi itu terjadi setelah gereja di situ berdiri dengan kokoh.
Setelah itu Paulus tidak pernah mengunjungi Efesus lagi, namun ia pernah bertemu dengan para penatua Efesus di pelabuhan Miletus yang dekat Efesus pada perjalanan pulangnya ke Yerusalem. Ia memberi mereka ucapan perpisahan yang sangat menyentuh hati (Kisah 20:13-38).
Haruslah diingat bahwa julukan "di Efesus" tidak terdapat di dalam naskah yang paling awal. Beberapa orang ada yang berpendapat bahwa surat itu sepatutnya dianggap sebagai surat edaran yang ditujukan untuk semua gereja di Asia Kecil, bukan untuk Efesus saja.
Yang juga tidak ada di dalam Kitab Efesus adalah salam khas untuk beberapa individu khusus yang tentunya sudah pernah Paulus jumpai selama masa tinggalnya yang lama di Efesus. Kitab ini tidak menyinggung tentang pelbagai kejadian umum. Surat ini kelihatannya tidak memiliki pelbagai jenis acuan pribadi yang kita temukan di dalam beberapa surat Paulus lainnya. Ini mungkin memberi beberapa dukungan bagi gagasan bahwa Kitab Efesus merupakan surat edaran. Namun begitu, nama geografis yang sebenarnya bagi para penerima surat itu tidak merubah pesan utamanya. Surat itu berisi pesan bagi gereja di mana saja dan di sepanjang zaman.
TANGGALNYA
Dalam surat ini Paulus tiga kali menyebutkan bahwa ia menulis surat ini sebagai orang yang sedang dipenjara (3:1; 4:1; 6:20). Surat ini sudah lama dianggap sebagai salah satu dari empat Surat Penjara (Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon). Kita punya alasan yang baik untuk percaya bahwa tempat pemenjaraan khusus ini adalah di Roma (60-62 M.). Paulus pernah mendekam dua tahun dalam penjara di Roma (Kisah 28:16-31). Selain itu, tradisi- dari gereja mula-mula sampai abad ke delapan belas- selalu menganggap Roma sebagai tempat awal bagi keempat Epistle Penjara itu.
Epafras datang mengunjungi Paulus dan memberitahu rasul itu tentang beberapa berita yang mengganggu gereja di Kolose. Kelihatannya, ajaran palsu sedang menghancurkan gereja itu, oleh sebab itu Paulus menyurati jemaat Kolose. Ia juga menulis sebuah surat pribadi kepada seorang anggota dari jemaat itu yang bernama Filemon. Surat itu menyoal seorang budak milik Filemon yang bernama Onesimus yang sudah mentaati injil dan dikirim pulang kepada tuannya. Surat Efesus ditulis juga pada waktu ini, terlepas apakah ditujukan kepada gereja di Efesus atau kepada gereja-gereja tetangganya di dalam provinsi Roma di Asia. Kesemua tiga surat itu disampaikan oleh Tikhikus, "yang merupakan saudara kita [Paulus] yang kekasih dan pelayan yang setia di dalam Tuhan" (6:21). Surat Filipi jelas sekali ditulis pada kesempatan yang berbeda namun pada waktu pemenjaraan yang sama oleh bangsa Romawi.
TUJUANNYA
Seraya kita membaca seluruh surat Efesus, kita bisa merasakan adanya dua tujuan utama. Pertama, Paulus ingin menjelaskan sifat gereja, manusia baru milik Allah, dengan memperlihatkan asal-usulnya, komposisinya yang terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi yang diselamatkan, dan maksud kekalnya (pasal 1-3). Kedua, Paulus berusaha mengingatkan manusia baru milik Allah untuk berprilaku baik (pasal 4-6). Prilaku yang baik melibatkan penempatan kesatuan tubuh Kristus pada prioritas yang paling tinggi (4:1-16), dengan sungguh-sungguh mengejar kesalehan dalam kehidupan sehari-hari (4:17-6:9), dan dengan waspada berjaga-jaga atas perlawanan Iblis di sepanjang jalan (6:10-20). (Garis besar lengkap Kitab Efesus terdapat di halaman 12.)
BERITANYA
Tema pokok Kitab Efesus terkandung di dalam ayat-ayat ini:
…untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.... supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (2:15b, 16; 3:10, 11).
Berita utamanya berpusat pada tindakan penyelamatan oleh Allah melalui Yesus Kristus untuk menciptakan manusia baru milik Allah di tengah-tengah manusia lama. Surat ini menggabungkan "Doktrin Kristen dan tugas Kristen, iman Kristen dan kehidupan Kristen, apa yang Allah sudah lakukan melalui Kristus dan apa yang harus kita jalani dan lakukan sebagai akibatnya."2
KESIMPULAN
Renungkanlah betapa pentingnya pelajaran Kitab Efesus ini bagi setiap orang Kristen dan bagi semua jemaat dari gereja Tuhan. Kitab Efesus tetap menjadi kitab terbaik yang menjelaskan sifat dan pentingnya gereja-manusia baru milik Allah. Orang bisa melakukan pendekatan terhadap kajian Kitab Efesus dalam tiga cara:
Beberapa orang membaca Kitab Efesus sebagai sebuah surat yang ditulis kepada orang-orang yang hidup di zaman dulu dan oleh sebab itu, kehilangan isi pesannya bagi orang Kristen zaman kini. Cara ini membuat kajian terhadap Kitab Efesus tidak lebih daripada sekedar mempelajari dokumen kuno yang tidak memiliki hubungannya di zaman kini. Jika cara pendekatan kita seperti itu, kemungkinan besar kita tidak akan bisa mengambil pesannya dengan serius dan bahkan mungkin menjadi bosan dengan pesannya itu.
Yang lainnya membaca Kitab Efesus sebagai sebuah kursus pelajaran doktrin dan oleh sebab itu kehilangan separuh isinya bagi orang Kristen zaman kini. Kitab Efesus memang berisi banyak sekali masalah doktrin. Kitab ini mengetengahkan beberapa teologi mendasar tentang gereja dan rencana keselamatan Allah untuk manusia. Jika kita menganggap Kitab Efesus hanya sebagai buku pelajaran tentang doktrin dan mengabaikan pelbagai penerapan praktisnya yang juga ikut ditawarkan, maka kita hanya akan mendapatkan separuh isinya saja. Pendekatan ini akan menyebabkan kita kehilangan satu tujuan utama kitab ini-mengubah hidup kita sebagai orang yang sudah datang untuk berbagi di dalam manusia baru milik Allah.
Marilah kita baca Kitab Efesus sebagai sebuah berita dari Allah untuk kita. Itulah cara kita mendekati Kitab Efesus yang Allah inginkan. Kitab itu merupakan Firman Allah. Jika kita mendekatinya dengan sikap seperti itu, maka kita akan menjadi orang yang sudah berubah. Itulah yang Allah inginkan. Saya berdoa semoga itu jugalah yang akan terjadi terhadap Anda. Semoga Allah memberkati Anda seraya Anda memulai perjalanan menelusuri kitab yang menakjubkan ini!
Catatan Akhir:
- 1 Robert Bellah, Habits of the Heart (New York: Harper and Row, 1985), 221.
- 2 John R. W. Stott, The Message of Ephesians: God's New Society, The Bible Speaks Today, gen. ed. John R. W. Stott (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1979), 25.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Doa Paulus Untuk Penerima Suratnya Agar Memiliki Pengertian Yang Dalam Tentang Maksud Gereja (Efesus 1:15-23)
Ketika Paulus memikirkan saudara-saudar...
Doa Paulus Untuk Penerima Suratnya Agar Memiliki Pengertian Yang Dalam Tentang Maksud Gereja (Efesus 1:15-23)
Ketika Paulus memikirkan saudara-saudara di Efesus, ia memanjatkan doa atas nama mereka. Dalam 1:15-23, kita melihat apa yang ia doakan kepada Allah tentang para anggota dari tubuh Kristus ini, gereja yang mulia.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) MENGETAHUI POSISI KITA (1:15-23)
Ketika anak laki-laki saya bermain sepak bola, pekerjaan terbesar pelatih itu adalah mengajar setiap pemain di dalam...
MENGETAHUI POSISI KITA (1:15-23)
Ketika anak laki-laki saya bermain sepak bola, pekerjaan terbesar pelatih itu adalah mengajar setiap pemain di dalam tim itu tentang tetap berada dan bermain di posisi di mana ia ditempatkan. Selama permainan, ia sering memberitahu salah satu pemain untuk mengisi suatu posisi, hanya untuk menerima tatapan tak mengerti dari seorang bocah kecil yang bingung. Mengetahui Seorang pemain yang mengetahui posisinya menentukan seberapa baik ia bisa bermain dalam pertandingan itu.
Hal yang sama berlaku secara rohani: Kita perlu tahu posisi kita di hadapan Allah. Praktik sehari-hari kita tidak akan pernah melebihi pemahaman kita tentang posisi kita di dalam Kristus!
Di dalam Efesus 1-3, Paulus menjelaskan posisi orang Kristen. Di dalam pasal 4 sampai 6, ia memberitahu kita tentang praktik kita—yaitu, bagaimana kita harus berfungsi sehari-hari dalam posisi kita. Paulus mengatakan kita sudah terpilih, ditebus, dan dijamin mendapat warisan di dalam Kristus (1:1-14). Selanjutnya, kita belajar tentang doanya untuk jemaat Efesus.
Paulus tidak berdoa supaya saudara-saudara ini akan melakukan ini atau itu. Sebaliknya, ia berdoa supaya mereka diberi pengertian (1:17).
Perhatikanlah bahwa Paulus tidak sekedar berdoa supaya pikiran orang Kristen diarahkan. Ia berkata, "Aku berdoa semoga mata hatimu diterangi …"(1:18). Di dalam Alkitab, "hati" berarti lebih daripada sekedar pikiran. Itu berarti manusia batiniah, tingkat terdalam dari keberadaan. Apapun diri kita secara sadar, secara peka, secara responsif, dan secara cerdas tercakup di dalam kata ini. Paulus berdoa minta lebih daripada sekedar pemahaman intelektual atas beberapa fakta. Ia ingin kita tahu di dalam relung jiwa kita yang terdalam keagungan Yesus dan posisi yang Ia telah amankan untuk kita.
Tiga konsep doa Paulus di dalam 1:18-21 akan meningkatkan pemahaman kita tentang Yesus. Memahami ketiga konsep itu merupakan petualangan seumur hidup. Semakin dalam kita memahami kebenaran ini, semakin yakin kita akan menemukan diri kita tentang posisi kita di hadapan Allah. Semakin lengkap kita memahami posisi kita, semakin mendalam hal itu akan mempengaruhi praktik kita sebagai orang Kristen.
Harapan Yang Kita Miliki. Kebenaran pertama yang Paulus ingin orang Kristen pahami dengan lebih lengkap adalah harapan yang kita miliki di dalam Yesus: "Aku berdoa semoga mata hatimu diterangi. Sehingga kamu akan tahu apa itu harapan dari panggilan-Nya, apa itu kekayaan dari kemuliaan warisan-Nya dalam diri orang-orang kudus"(1:18).
Paulus menyapu kita dari kekekalan sampai kekekalan dalam ungkapan singkat "harapan dari panggilan-Nya." Kita sudah dipanggil dari kekekalan masa lalu, ketika Allah memilih untuk menyelamatkan orang-orang di dalam Kristus. Harapan berkaitan dengan realisasi penuh pemanggilan kita dalam kekekalan yang akan datang. Harapan yang kita miliki ini tidak seperti harapan seorang anak yang menginginkan hadiah. Tidak, harapan kita sebagai orang percaya adalah harapan yang kokoh, jaminan mutlak tentang akan seperti apa masa depan kita karena kita percaya sepenuhnya kepada apa yang Allah telah lakukan untuk kita. Paulus berdoa semoga harapan yang pasti ini akan menyerap kehidupan terdalam kita.
Fakta tentang keyakinan kita tidak berakar pada apa yang telah kita lakukan. Kita belum membaca di dalam surat ini satu kata tentang apa yang kita harus lakukan. Paulus hanya memuji apa yang Allah telah lakukan bagi kita dalam memilih kita, menebus kita, dan mengampuni kita. Allah telah menjamin akan memberi kita warisan yang dijanjikan kepada kita. Paulus menyurati jemaat Filipi, "… Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus" (Filipi 1:6). Harapan kita secara eksklusif terletak di dalam apa yang Allah kita telah capai untuk kita melalui kasih karunia-Nya yang luar biasa.
Jika keyakinan kita belum terbangun, Paulus memperkuat maksudnya dengan bicara tentang "kekayaan dari kemuliaan warisan-Nya" yang adalah milik kita. Kita berada di dalam rencana induk Allah. Kita adalah sesama ahli waris bersama Anak-Nya Yesus (Roma 8:17). Segala sesuatu yang Ia miliki adalah milik kita!
Paulus selanjutnya berkata, "Aku ingin kamu mengetahui warisan-Nya … Aku ingin kamu mengetahui warisan-Nya yang mulia … Aku ingin kamu mengetahui kekayaan dari warisan-Nya yang mulia." Paulus tidak bisa cukup menekankan keberlimpahan berkat Allah untuk umat-Nya. Berulang kali, ia memasukkan pelbagai pengingat tentang kebesaran dari kekayaan rohani Allah. Pertimbangkanlah pelbagai ungkapan ini: "… kekayaan kasih karunia-Nya" (1:7); "Tapi Allah, yang kaya dengan rahmat" (2:4a); ". . . kekayaan Kristus yang tak terduga" (3:8); "bahwa Ia akan memberikan kamu, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, untuk dikuatkan …" (3:16).
Tidak ada ruang untuk perasaan takut, tidak ada ruang untuk keraguan, tidak ada ruang untuk kegelisahan dalam kehidupan orang percaya yang memahami posisinya dan sumber daya rohaninya. Masa depannya tidak diragukan lagi, karena Allah sangat mampu untuk memenuhi semua kebutuhannya. Orang percaya bisa hidup dalam kemenangan rohani saat ini, karena mengetahui apa yang masa depan miliki untuk dia.
Almarhum penerbit surat kabar William Randolph Hearst menginvestasikan uang dengan mengumpulkan karya seni yang berharga dari seluruh dunia. Suatu hari Tuan Hearst mendengar tentang satu karya seni yang berharga yang ingin ia miliki, maka ia mengirim agennya ke luar negeri untuk menemukan barang itu. Setelah berbulan-bulan mencari, agen itu melaporkan bahwa ia telah menemukan barang berharga itu. Barang itu berada di gudang Tuan Hearst sendiri! Hearst telah mencari dengan panik barang berharga yang sudah ia miliki tetapi gagal untuk menikmatinya.
Kita harus jangan hidup seperti itu. Kita harus jangan menjalani kehidupan dengan mengemis dan memohon kepada Allah untuk memberikan kita sesuatu yang sudah kita miliki. Kita sudah memiliki pengampunan-Nya yang lengkap. Kita memiliki hidup yang kekal. Kita memiliki akses kepada kekayaan Allah. Paulus berdoa semoga kita bersedia untuk hidup setiap hari dengan harapan penuh atas segala sesuatu yang menjadi milik kita di dalam Kristus Yesus.
Kekuatan Yang Kita Sudah Terima. Paulus berkata, "Aku berdoa semoga mata hatimu diterangi. Sehingga kamu akan tahu … apa itu kehebatan kuasa-Nya yang luar biasa bagi kita yang percaya"(1:18, 19a).
Ini bukan kuasa Allah yang bekerja di suatu tempat di alam semesta. Bukan, Paulus berdoa semoga orang Kristen secara pribadi mengalami kuasa Tuhan yang bekerja di dalam diri kita.
Perhatikanlah jenis kuasa apakah yang Allah ingin lepaskan di dalam hidup kita: "Ini sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya yang Ia wujudkan di dalam Kristus, ketika Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati …"(1:19b, 20). Paulus menyatukan bersama semua kata itu sehingga memungkinkan untuk menggambarkan kuasa yang tersedia bagi kita sebagai orang Kristen. Ia pertama-tama bicara tentang dunamis, kata dasar kita untuk "dinamo" dan "dinamit." Itu mengacu kepada kekuatan luar biasa!
Lalu Paulus mengatakan bahwa kekuatan ini terkait dengan "pekerjaan"Allah— dan itu dari kata Yunani energeia, yang memberi kita kata "energi" untuk kita. Kita telah diberi energi dengan kuasa ilahi. Kita telah disuperkuatkan secara rohani untuk kemenangan di dalam kehidupan Kristen kita!
Selanjutnya, Paulus mengatakan kepada orang-orang Kristen bahwa mereka telah diberi tenaga dengan kekuatan—bukan hanya kekuatan, tapi kekuatan yang perkasa. Kita dipenuhi oleh Allah dengan kuasa … kekuatan perkasa yang memberi tenaga, yang mengaktifkan.
Untuk menghapus keraguan apa saja tentang sifat sebenarnya dari kuasa ini yang tersedia untuk membantu hidup kita sebagai anak-anak Allah, Paulus menggambarkan kuasa itu untuk kita. Ia mengatakan bahwa kuasa itu adalah kuasa yang sama yang sudah membangkitkan Yesus dari antara orang mati—kuasa yang sama yang memberi kehidupan di mana ada kematian, yang memberi kekuatan di mana ada kelemahan, yang memberi kemenangan di mana ada kekalahan yang jelas, yang memberi sukacita di mana ada kekecewaan. Kuasa Allah yang menaklukkan keadaan dan mengubah kehidupan—kuasa itu adalah milik kita! Tidak heran Paulus berkata, Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya … (Filipi 3:10).
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13).
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin (Efesus 3:20, 21).
Energi ilahi itu tersedia untuk kehidupan kita sehari-hari. Paulus berdoa semoga kita bisa memahami dan menggunakan energi itu.
Pemuliaan Pribadi Yang Kita Layani. Siapakah yang sudah menyelamatkan kita? Siapakah yang melakukan semua ini untuk kita? Memang mutlak penting bahwa kita memahami Dia. Kita tidak bisa hidup bagi Dia sampai kita mulai memahami siapa Dia dalam segala kemuliaan-Nya:
Yang Ia wujudkan di dalam Kristus, ketika Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah tangan kanan-Nya di sorga, 21jauh lebih tinggi daripada segala pemerintahan dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan, dan tiap-tiap nama yang disebutkan, bukan hanya di zaman ini tetapi juga di zaman yang akan datang (Efesus 1:20, 21).
Di alam semesta ini tidak ada yang lebih tinggi daripada Yesus. Tidak ada orang lain yang pernah hidup atau yang akan hidup lebih tinggi daripada Yesus. Ia tidak hanya di atas segala pemerintah dan penguasa, kekuasaan dan kerajaan. Ia "jauh" di atas mereka. Paulus menyatakan, Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:9-11).
Tidak ada kuasa, penguasa, negara, atau kerajaan di mana Yesus tidak "jauh di atas" mereka. Setidaknya empat kali di dalam Efesus 1, Paulus mengatakan kepada kita bahwa kita ada di dalam Dia.
Ketika kita melihat betapa agungnya Pribadi yang kita layani dan kita memahami bahwa Allah telah menempatkan kita di dalam Dia, hal itu akan memberi kita citra diri rohani yang aman. Kita akan menjalani hidup sehari-hari di hadapan Allah dengan keyakinan yang sangat besar oleh karena apa yang Ia telah lakukan untuk kita.
Kesimpulan. Semua sumber daya sorga itu sendiri adalah milik kita. Marilah kita jangan pernah puas dengan agama Kristen yang lemah yang rendah diri dalam ketidakamanan rohani, tidak yakin posisinya di dalam Kristus. Sebaliknya, marilah kita hidup sebagai anak-anak Allah yang sudah mulai mencicipi warisan yang mulia, yang diberkati yang suatu hari nanti akan sepenuhnya menjadi milik kita untuk dinikmati.
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand R...
Catatan Akhir:
- 1 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 51.
- 2 Ibid.
- 3 Ibid.
- 4 Spiros Zodhiates, ed., The Complete Word Study New Testament, 2d ed. (Chattanooga, Tenn.: AMG Publishers, 1992), 918.
- 5 S. D. F. Salmond, "The Epistle to the Ephesians," in The Expositor's Greek Testament, ed. W. Robertson Nicoll (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 3:273.
- 6 Wuest, 52.
- 7 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 56.
- 8 Wuest, 175.
- 9 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 436.
- 10 Zodhiates, 911.
- 11 Wuest, 54.
- 12 Bullinger, 498, 593, 900.
- 13 Zodhiates, 912.
- 14 Bullinger, 422.
- 15 Wuest, 56.
- 16 Ibid.
- 17 Salmond, 279-80.
- 18 Zodhiates, 910.
- 19 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 345; see also Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 541-42.
- 20 Bullinger, 312.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 James Hinkle and Tim Woodroof, Among Friends: You Can Help Make Your Church a Warmer Place (Colorado Springs, Colo.: NavPress, 198...
Catatan Akhir:
- 1 James Hinkle and Tim Woodroof, Among Friends: You Can Help Make Your Church a Warmer Place (Colorado Springs, Colo.: NavPress, 1989), 82-83.
- 2 Gene A. Getz, Praying for One Another (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1981), 15.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Perintah-perintah ini termasuk "saling mengasihi" (Yohanes 13:34); "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara...
Catatan Akhir:
- 1 Perintah-perintah ini termasuk "saling mengasihi" (Yohanes 13:34); "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara" (Roma 12:10); "Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita" (Roma 15:7); "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!" (Galatia 6:2); "Saling membangunlah kamu" (1Tesalonika 5:11); "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang" (1Petrus 4:10); dan masih banyak yang lainnya lagi.
- 2 Yang pertama adalah dunamis ("kuasa"), yang merupakan kekuatan seperti halnya kemampuan alami. Yang kedua adalah energeia ("bekerja"), yang merupakan kekuatan untuk mengatasi perlawanan. Yang ketiga adalah kratos ("kekuatan"), yang merupakan kekuasaan berlimpah-limpah yang mampu untuk melaksanakan tujuan. Yang keempat adalah ischus ("tenaga"), yang merupakan kekuatan atau kemampuan yang dianugerahkan.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Eddie Carswell, "Arise, My Love," Glory: Hallal Music,The Singer's Worship Series (West Monroe, La.: Howard Publish...
Catatan Akhir:
- 1 Eddie Carswell, "Arise, My Love," Glory: Hallal Music,The Singer's Worship Series (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1992), 15. Used with permission. © 1987 Mike Clark Music and Lowry Music Co., Inc.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah
agar "Seluruh alam, baik
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (Ef 1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada umat Allah supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus.
Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya, bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah itu dijamin oleh Roh Allah. Di dalam bagian kedua, diserukan kepada para pembacanya supaya mereka hidup rukun agar kesatuan mereka sebagai umat yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana.
Untuk menunjukkan bahwa umat Allah sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang istri dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Allah melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.
Isi
- Pendahuluan
Ef 1:1-2 - Kristus dengan gereja-Nya
Ef 1:3-3:21 - Kehidupan yang baru sebagai orang Kristen
Ef 4:1-6:20 - Penutup
Ef 6:21-24
Ajaran: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh
Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah orang-orang pilihan Allah, atau kelompok orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Efesus. (Dan juga jemaat-jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Efesus terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian tentang arti Gereja yang benar.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Efesus
Pasal 1-3 (Ef 1:1-3:21).
Pengajaran tentang keselamatan orang-orang percaya
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa keselamatan orang-orang percaya sudah berada dalam rencana Allah, yaitu terhadap orang-orang yang dipilih-Nya dan orang-orang yang mau menerima anugerah-Nya di dalam Kristus dengan iman.
Pendalaman
Pasal 4-6 (Ef 4:6-6:9).
Pengajaran tentang kesatuan orang percaya dan cara-cara kehidupan sebagai orang percaya
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa setiap orang percaya sudah menjadi saudara karena dipersatukan di dalam Tuhan Yesus. Juga Paulus menjelaskan bagaimana orang-orang Kristen harus hidup di dalam gereja, keluarga dan masyarakat.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ef 4:2-3,25-26,28-29,31-32. _Tanyakan_: Apakah yang harus dilakukan oleh orang percaya menurut nats ini?
- Bacalah pasal Ef 5:8-21. _Tanyakan_: Apakah yang membuktikan bahwa saudara anak-anak terang?
Pasal 6 (Ef 6:10-24). Pengajaran tentang perlengkapan rohani orang Kristen dalam mengikut Yesus
Pendalaman
- Mengapakah orang Kristen perlu menggunakan perlengkapan rohani yan Allah berikan?
- Siapakah musuh-musuh orang Kristen?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Efesus, jelaslah kita lihat bahwa orang-orang percaya adalah Gereja yang disebut juga Tubuh Kristus. Dan melalui Kitab ini juga dijelaskan tentang cara-cara kehidupan Gereja itu.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menjadi penulis Kitab Efesus?
- Siapakah yang dikatakan sebagai orang-orang percaya?
- Mengapakah orang (manusia) tidak bisa menyelamatkan dirinya dengan usah atau perbuatannya?
Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untu
Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?
Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untuk gereja di Efesus saja. Surat ini mungkin semacam surat edaran yang ditulis untuk digunakan oleh berbagai kelompok Kristen di daerah Efesus dan sekitamya. Apa yang ditulis Paulus dalam surat ini dapat diterapkan oleh umat Allah pada umumnya dan tidak ditujukan untuk suatu gereja tertentu. Tidak ada salam pribadi. Mungkin surat ini sebenarnya yang dimaksud oleh Rasul Paulus dalam Kolose 4:16 sebagai 'surat dari Laodikia'. Tikhikus dipercayakan untuk menyampaikan surat ini kepada alamat yang dituju. (Efe 6:21, 22). Surat ini, seperti surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi dan Kolose, ditulis dari dalam penjara dan tema utamanya ialah sifat, ciri-ciri dan tujuan dari gereja Kristen, yaitu terciptanya apa yang disebut 'masyarakat Allah yang baru'.
GEREJA DI EFESUS.
Paulus tinggal di Efesus selama 3 tahun (Kis 19:8, 10; 20:31). Efesus merupakan suatu kota yang banyak menyediakan sarana untuk penyembahan berhala. Kuil Dewi Diana (Artemis) terletak di kota itu. Di sana banyak terdapat orang-orang yang mempraktekkan ilmu sihir. Namun, waktu kita membaca surat ini kita tidak perlu mengetahui latar belakang gereja yang menjadi tujuan surat ini, karena isinya bersifat umum.
PESAN.
Surat ini tidak berhubungan dengan masalah-masalah yang khusus, tetapi tujuannya adalah untuk meninggikan nama Yesus Kristus dan untuk menunjukkan pentingnya gereja Kristen sebagai alat Allah di dunia ini. Seperti halnya dengan surat-surat Paulus lainnya, doktrin yang diberikan disusul dengan penerapan praktis. Iman Kristen dan kehidupan Kristen harus berjalan secara seimbang. Surat ini ditutup dengan peringatan bahwa Kristen selalu berada dalam konflik yang terus-menerus dengan setan dan kuasa kejahatan, tetapi Allah telah memberikan senjata yang diperlukan untuk memampukan Kristen bertahan dalam menghadapi semua serangan musuh.
Pesan
1. Warisan kekayaan untuk dinikmati.o Tiga Pribadi Keallahan yang berperan dalam penyelamatan kita:
- Allah Bapa. Efe 1:4-6
- Allah Putra. Efe 1:7-12
- Allah Roh Kudus. 1: 13, 14
o Perhatikan permohonan doa Paulus bagi orang-orang Efesus
- untuk penerangan guna mengetahui sampai seberapa luas warisan kita. Efe 1:17-19
- untuk kuasa guna mengetahui sampai seberapa besar keagungan Allah. Efe 1:19-21
2. Kasih karunia dan damai sejahtera untuk dialami.
o Dari keadaan apa kita diselamatkan. Efe 2:1-3, 11, 12
o Oleh siapa kita diselamatkan. Efe 2:4-9, 13-18
o Untuk apa kita diselamatkan. 2:10, 19-22
3. Sumber-sumber rohani untuk dijajaki.
o Kekayaan yang tidak dapat dicari. Efe 3:8-13
o Kekuatan Ilahi. Efe 3:14-21
4. Persatuan rohani yang harus dipelihara.
o Sikap yang benar itu penting. Efe 4:1-3
o Dasar yang sama itu penting. Efe 4:4-6
o Persatuan dalam keanekaragaman harus dihadapi. 4:11
o Kedewasaan Kristen diharapkan. 4:13
5. Hubungan harmonis yang harus diusahakan.
o Terang sebagai ganti kegelapan. Efe 5:3-6
o Hikmat sebagai ganti kebodohan. Efe 5:15-17
o Kerohanian sebagai ganti hawa nafsu.Efe 5:18-20
o Kepatuhan sebagai ganti perdebatan.Efe 5:21-33
6. Senjata rohani untuk dipakai.
o Musuh yang kita hadapi. Efe 6:10-12
o Perlengkapan senjata yang kita punyai.Efe 6:13-20
Penerapan
Efesus mengajar kita tentang:
1. Betapa murah hati Allah
o dalam memberi kita seorang Penyelamat
o dalam mengirim kepada kita Roh Kudus
o dalam memberi jaminan kepada kita rumah surgawi
2. Betapa besar hak kita
untuk menjadi anggota keluarga Allah untuk mendapat bagian dalam Kerajaan Allah
3. Betapa kita perlu tenggang rasa
o dalam sikap kita terhadap orang lain
o dalam hubungan kita dengan orang lain
4. Betapa praktisnya kekristenan dalam hal
o perkawinan
o kedudukan sebagai orang-tua
o pekerjaan
5. Betapa nyatanya setan dalam
o pengaruhnya
o kegiatannya
6. Bagaimana kita perlu bersiap-siap
o dengan perlengkapan senjata Allah
o dengan doa
Tema-tema Kunci
1. Kasih karunia.
Kasih karunia merupakan kata kunci dalam Alkitab, sebab hal itu memperlihatkan sifat Allah yang memungkinkan adanya keselamatan bagi kita. Oleh karena dosa manusia, jika tidak ada kasih karunia, tidak akan ada pengharapan. Kasih karunia berarti hadiah yang diberikan cuma-cuma. Respons manusia terhadap kasih karunia ialah iman, tetapi ini pun diberikan oleh Allah kepada kita. Lihatlah khususnya Efe 2:1-10. Perhatikan bahwa kasih karunia selalu dipertentangkan dengan hukum Taurat (Rom 6:14). Pembenaran dimungkinkan oleh dua alasan, yaitu kasih karunia Allah (Rom 3:24) dan kematian Kristus (Rom 5:9).
2. Keesaan.
Paulus telah menjelaskan bahwa umat Allah di bawah perjanjian baru mengikutsertakan baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, dan sekarang ia menekankan perlunya kita memelihara keesaan sejati ini. Sebagai Kristen kita tidak dapat menciptakan keesaan oleh karena hal ini adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi kita diminta untuk memeliharanya. Kesatuan yang kita punyai tidaklah sama dengan keseragaman. Ada keanekaragaman karunia di antara umat Allah, tetapi hanya ada satu dasar kesatuan. Lihat juga pada perikop lain yang terbaik yang menekankan pentingnya kesatuan - Yohanes pasal 17.
3. Hubungan.
Kita tidak hidup di dalam suatu ruangan hampa, tetapi di dalam serentetan hubungan - di dalam rumah, dalam pekerjaan, di dalam gereja dan di dalam masyarakat pada umumnya. Iman Kristen kita terutama menyangkut hubungan-hubungan tersebut. Kita sering menemukan bahwa pada suatu saat, standar kehidupan menurut ajaran Alkitab bertentangan dengan standar kehidupan yang sementara ini diterima dalam masyarakat. Dalam kasus seperti itu kita harus lebih menaati Allah daripada manusia. Bandingkan perikop dalam Efesus tentang masalah ini dengan ayat-ayat yang serupa dalam Kolose. Juga perhatikan bagaimana dalam memilih pemimpin Kristen, masalah hubungan kekeluargaan sangat mendapat perhatian (1Tim 3:1-5; Tit 1:6-8).
4. Konflik.
Paulus menyebut seorang Kristen sebagai prajurit (2 Tim. 2:3, 4). Baginya selalu berlangsung peperangan, dan Kristen benar-benar terlibat di dalamnya. Alkitab tidak pernah meragukan keberadaan setan. Setan begitu nyata dalam pengalaman Tuhan Yesus,dan nyata juga bagi para murid.Dalam Efesus Paulus mengingatkan kita tentang kecerdikan musuh itu.Kita tidak dapat menghadapinya tanpa senjata atau tanpa perlindungan. Carilah hal-hal yang berhubungan dengan Iblis yang ditunjukkan oleh Kristus - Matius 4:1-11; 12:24; 13:39; 25:41; Lukas 8:12; 10:18; Yohanes 8:44.
Garis Besar Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) [1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2
[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:
[1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:22
Efe 1:3-6 | Dipilih untuk suatu maksud |
Efe 1:7-14 | Diselamatkan untuk suatu maksud |
Efe 1:15-23 | Diterangi untuk suatu maksud |
Efe 2:1-10 | Dihidupkan untuk suatu maksud |
Efe 2:11-22 | Didamaikan untuk suatu maksud |
[3] SUATU MISTERI YANG DISINGKAPKAN Efe 3:1-21
Efe 3:1-6 | Orang-orang yang bukan Yahudi juga diikutsertakan |
Efe 3:7-12 | Pelayanan Paulus yang strategis |
Efe 3:13-21 | Pengertian penuh sangat penting |
[4] SIFAT GEREJA Efe 4:1-32
Efe 4:1-6 | Dipersatukan di dalam Roh |
Efe 4:7-12 | Diberkati dengan karunia-karunia Roh |
Efe 4:13-16 | Diperlengkapi untuk bertumbuh |
Efe 4:17-24 | Diperbarui ciri-cirinya |
Efe 4:25-32 | Diubahkan penampilannya |
[5] CIRI-CIRI, TINGKAH LAKU DAN KONFLIK KRISTEN Efe 5:1-6:24
Efe 5:1-20 | Mengikut Kristus |
Efe 5:21-6:9 | Hidup dengan sesama |
Efe 6:10-24 | Menghadapi musuh |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi