
Teks -- Wahyu 2:8-11 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Why 2:9 - KEMISKINAN.
Nas : Wahy 2:9
Kemiskinan (Yun. _ptocheia_) berarti "tidak memiliki apa pun".
Kemiskinan orang Kristen di Smirna begitu parah dan meluas; secara ek...
Nas : Wahy 2:9
Kemiskinan (Yun. _ptocheia_) berarti "tidak memiliki apa pun". Kemiskinan orang Kristen di Smirna begitu parah dan meluas; secara ekonomi mereka itu melarat, namun Yesus mengatakan bahwa secara rohani mereka itu kaya. Perhatikanlah perbedaan dengan keadaan jemaat di Laodikia, yang memiliki kekayaan materiel yang besar, namun secara rohani dianggap "melarat, malang, dan miskin" (Wahy 3:17; bd. Mat 6:20; 2Kor 6:10; Yak 2:5).

Full Life: Why 2:11 - KEMATIAN YANG KEDUA.
Nas : Wahy 2:11
Hal ini menunjuk kepada hukuman yang kekal dan lautan api (bd.
Wahy 20:6,14; 21:8). Hanya para pemenang yang setia dapat lolos
...
Nas : Wahy 2:11
Hal ini menunjuk kepada hukuman yang kekal dan lautan api (bd. Wahy 20:6,14; 21:8). Hanya para pemenang yang setia dapat lolos
(lihat cat. --> Wahy 2:7).
[atau ref. Wahy 2:7]
Jerusalem: Why 2:1--3:22 - -- Bab 2-3 Ketujuh surat yang tercantum di sini tersusun secara sama. Dijelaskan dahulu bagaimana keadaan jemaat (Aku tahu), lalu menyusul janji atau anc...
Bab 2-3 Ketujuh surat yang tercantum di sini tersusun secara sama. Dijelaskan dahulu bagaimana keadaan jemaat (Aku tahu), lalu menyusul janji atau ancaman, yang melayangkan pandangan ke akhir zaman. Ajaran yang termaktub dalam surat-surat ini sangat padat, khususnya ajaran mengenai Yesus Kristus. Surat-surat itu juga memberi informasi tentang hidup Kristen di kawasan Asia-Kecil sekitar th 90.

Kekayaan rohani Smirna diperlawankan dengan kemiskinan jasmaninya

Jerusalem: Why 2:9 - jemaat Iblis Sebab selanjutnya Israel sejati ialah Gereja Kristus, bdk Gal 6:16; Rom 9:8.
Suatu bandar pula, djauhnja kira-kira 50 km sebelah utara dari Efesus.

Maksudnja kekajaan rohani dan ataskodrati.

Ende: Why 2:9 - Sinagoga sjaitan Dikota ini golongan Jahudi sangat besar dan merekalah
penganiaja kedjam terhadap umat Kristus.
Dikota ini golongan Jahudi sangat besar dan merekalah penganiaja kedjam terhadap umat Kristus.
Ref. Silang FULL: Why 2:8 - di Smirna // Yang Akhir // hidup kembali · di Smirna: Wahy 1:11
· Yang Akhir: Wahy 1:17; Wahy 1:17
· hidup kembali: Wahy 1:18

Ref. Silang FULL: Why 2:9 - engkau kaya // tidak demikian // jemaah Iblis · engkau kaya: 2Kor 6:10; Yak 2:5
· tidak demikian: Wahy 3:9
· jemaah Iblis: Wahy 2:13,24; Mat 4:10; Mat 4:10

Ref. Silang FULL: Why 2:10 - kamu dicobai // sepuluh hari // engkau setia // mahkota kehidupan · kamu dicobai: Wahy 3:10
· sepuluh hari: Dan 1:12,14
· engkau setia: Wahy 2:13; Wahy 17:14
· mahkota kehidupan: Mat 10:22...
· kamu dicobai: Wahy 3:10
· sepuluh hari: Dan 1:12,14
· engkau setia: Wahy 2:13; Wahy 17:14
· mahkota kehidupan: Mat 10:22; [Lihat FULL. Mat 10:22]; 1Kor 9:25; [Lihat FULL. 1Kor 9:25]

Ref. Silang FULL: Why 2:11 - ia mendengarkan // yang kedua · ia mendengarkan: Wahy 2:7; Wahy 2:7
· yang kedua: Wahy 20:6,14; 21:8
· ia mendengarkan: Wahy 2:7; [Lihat FULL. Wahy 2:7]
· yang kedua: Wahy 20:6,14; 21:8
Defender (ID): Why 2:8 - Smyrna Smyrna juga merupakan kota pelabuhan sekitar tiga puluh lima mil utara Efesus. Kota ini masih eksis hari ini sebagai Izmir, di Turki. Polycarp, yang k...
Smyrna juga merupakan kota pelabuhan sekitar tiga puluh lima mil utara Efesus. Kota ini masih eksis hari ini sebagai Izmir, di Turki. Polycarp, yang konon merupakan seorang mualaf dari Yohanes, kemudian menjabat sebagai pendeta di sana sampai martirnya sekitar tahun 155 M.

Defender (ID): Why 2:9 - mengklaim telah menjadi orang Yahudi Ini pasti adalah orang-orang Non-Yahudi yang telah beralih kepada ajaran para Yudais, yang mencoba untuk menerapkan Yudaisme, dengan hukum dan imamatn...
Ini pasti adalah orang-orang Non-Yahudi yang telah beralih kepada ajaran para Yudais, yang mencoba untuk menerapkan Yudaisme, dengan hukum dan imamatnya, kepada Kristen. Sama seperti rasul-rasul palsu yang mengganggu gereja di Efesus, demikian pula di Smyrna, orang-orang yang mengklaim telah menjadi Yahudi tetapi sebenarnya tidak, mengganggu gereja. Dua kelompok bidat ini mulai merusak Kristen yang pada akhirnya akan merasuki gereja selama seribu tahun, memaksakan sebuah suksesi apostolik yang dibayangkan dan imamat yang berlanjut, yang keduanya akan membuat orang-orang biasa di gereja terjajah dalam hierarki "Nikolait". Ketika rasul-rasul palsu disebut sebagai "pelayan Setan" (2Ko 11:13-15), maka orang-orang Yahudi palsu ini telah menjadi - mungkin tanpa disadari - sebuah sinagoga Setan."

Defender (ID): Why 2:10 - sepuluh hari Perlu diingat bahwa surat-surat ini kepada gereja-gereja memiliki relevansi universal serta aplikasi langsung untuk gereja-gereja tertentu yang dituju...
Perlu diingat bahwa surat-surat ini kepada gereja-gereja memiliki relevansi universal serta aplikasi langsung untuk gereja-gereja tertentu yang dituju. Akibatnya, "sepuluh hari" harus mengisyaratkan prinsip Alkitabiah umum yang dimaksudkan untuk menopang kelompok Kristen mana pun yang menghadapi penganiayaan. Satu-satunya referensi Alkitabiah lainnya tentang "sepuluh hari" terdapat di Dan 1:12, Dan 1:14, Dan 1:15. Di sana, Daniel mengalami "sepuluh hari" pengujian, tetapi kemudian Tuhan memberkati dia dengan tujuh puluh tahun pelayanan yang penting. Sama halnya, jika kita menanggung "sepuluh hari" tribulasi kita, bahkan sampai mati jika perlu, Tuhan akan memberikan kita "mahkota kehidupan" untuk selamanya (lihat catatan di Jam 1:15).

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Why 2:8 - -- 2:8 Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna...
Kota Smirna, seperti Efesus, kuat dalam perdagangan, dengan sarana transportasi yang memungkin...
2:8 Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna...
Kota Smirna, seperti Efesus, kuat dalam perdagangan, dengan sarana transportasi yang memungkinkan. Pelabuhan Smirna sangat baik untuk kapal barang, dan pada waktu perang pelabuhan ini juga sangat baik untuk dimanfaatkan karena mulutnya cukup sempit, sehingga dapat "ditutup" dengan senjata untuk melawan kapal perang musuh.
Smirna terkenal sangat makmur dan indah. Jalan-jalan di Kota Smirna yang lurus dan lebar, yang dihiasi dengan pohon, menjadi kebanggaan penghuninya. Teater mereka adalah teater yang paling besar di seluruh Propinsi Asia.158 Mereka menganggap kota mereka paling indah di Propinsi Asia, dan mereka menganggap bahwa penyembahan terhadap Kaisar paling kuat di kota mereka. Menurut mereka, Homer, pengarang Yunani paling terkenal, dilahirkan di sana. Di Jalan Keemasan ada Kuil Sibele, Kuil Apolos, Kuil Asklepios, Kuil Afrodit, dan juga Kuil Zeus.
Pada tahun 195 SM Kota Smirna mengalahkan lima kota yang lain dalam meraih izin untuk menjadi kota yang pertama yang mendirikan kuil bagi Dea Roma, (Dewi Roma). Pada tahun 26 M Smirna berhasil memperjuangkan hak untuk mendirikan sebuah kuil untuk Kaisar Tiberius. Orang percaya di Smirna akan melihat kemewahan agama Yunani dan agama Roma di mana-mana di kota mereka.
Bukan adanya kuil untuk dewa-dewi tersebut yang membahayakan iman jemaat di sana, tetapi kewajiban penyembahan terhadap Kaisar yang menjadi ancaman bagi iman mereka. Mereka sangat bersemangat untuk menyembah kaisar di Smirna. Kekaisaran Romawi sangat luas sekali, dan terdiri dari bermacam suku dan bahasa. Di antara sekian banyak suku dan kelompok, pasti ada kelompok-kelompok tertentu yang lebih mengutamakan kepentingan suku sendiri, dan siap bertindak supaya mereka bebas dari kekuasaan Roma. Masalah ini bagi pemerintah Roma merupakan masalah yang serius, karena penduduk Kekaisaran Romawi terdiri dari suku-suku yang bermacam-macam, dengan bahasa daerah yang berbeda-beda, dan masing-masing suku menyembah dewa-dewanya sendiri.
Tetapi kita jangan menganggap bahwa semua propinsi tidak senang dikuasai Roma. Sebenarnya cukup banyak raja yang menyerahkan kerajaannya kepada Roma, karena menjadi propinsi Roma membawa cukup banyak keuntungan. Dalam Pax Romana, yaitu Zaman Kedamaian Roma, hampir tidak ada perang lagi, sehingga ekonomi bisa berkembang dengan baik. Perompak dan perampok banyak yang berhasil ditangkap. Jalan-jalan yang dibuat Roma sangat terkenal hingga ada jalan Romawi yang masih dipakai sampai masa kini. Sifat kepemimpinan yang sewenang-wenang diganti dengan sistem hukum Roma yang sangat adil dan konsekuen. Meskipun ada keuntungan seperti ini, tetapi Roma merasa harus berjaga-jaga karena selalu ada sikap kesukuan yang sewaktu-waktu dapat menjadi kesempatan untuk gerakan separatisme.
Jalan keluar untuk mengatasi masalah ini seolah-olah muncul dengan sendirinya, karena sejak awal ada orang yang menyembah Dea Roma (Dewi Roma) secara spontan, karena mereka senang ada di bawah kekuasaan Roma. Konsep Dea Roma agak kabur, tetapi melalui identitas Kaisar, Dea Roma sudah menjadi jelas, dan bisa dimengerti oleh setiap orang. Akhirnya, pada zaman Domitianus, penyembahan yang dimulai dengan spontan tersebut menjadi wajib, dan setiap orang yang sekali setahun tidak mau membakar dupa dan berkata "Kaisar adalah Tuhan" dianggap sebagai pengacau.
Sekali setahun setiap warga Kekaisaran Romawi harus membakar dupa dan berkata "Kaisar adalah Tuhan." Setelah dia menyembah Kaisar dengan cara itu, akan diberi suatu sertifikat. Barclay159 mengutip suatu permohonan untuk mendapatkan sertifikat tersebut sebagai berikut:
Kepada mereka yang ditugaskan untuk mengawasi pengorbanan, dari Inares Akeus, dari Desa Theoxenis, bersama anaknya Aias dan Hera, yang tinggal di Desa Theadelfia. Kami selalu memberi korban kepada dewa-dewa, dan sekarang, di hadapan engkau, menurut peraturan-peraturan, kami telah memberi korban-korban, dan telah mengecap apa yang kudus, dan kami mohon supaya engkau memberi kami sertifikat yang menyatakan bahwa kami telah melakukan-nya. Harap semua baik bagi engkau.
Barclay juga mengutip perkataan dari sertifikat yang dimaksud, demikian:
"Kami, wakil dari Kaisar, Serenos dan Hermas, telah menyaksikan kamu memberi korban. (Tertanggal....)."
Pemerintah Roma tidak mewajibkan menyembah Kaisar untuk menguji kerohanian warganya, tetapi untuk menguji kesetiaan warganya kepada Roma. Arti dari penyembahan Kaisar bersifat politis, dan bukan rohani. Malah, setelah membakar dupa dan berkata "Kaisar adalah Tuhan," setiap orang bebas menyembah dewa yang mana pun, sesuai dengan kebiasaan. Tetapi jemaat di Smirna tidak mau memakai nama "Tuhan" untuk orang lain, selain untuk Tuhan Yesus Kristus. Dengan sikap itu, mereka mengundang tindakan yang sangat keras dari Kekaisaran Romawi.
Dalam kisah pembunuhan Polikarpus, yaitu seorang uskup dari Smirna dan bekas murid Rasul Yohanes sendiri, semua yang dikatakan di atas terwujud. Polikarpus menjadi orang percaya kedua belas yang mati syahid di Smirna atau Filadelfia.160 Kira-kira enam puluh tahun setelah Kitab Wahyu ditulis, pada suatu hari raya di Smirna, orang banyak pergi untuk mengambil Polikarpus, dan menuntut dia menyembah Kaisar. Dia diberi suatu pilihan: membakar dupa dan berkata "Kaisar adalah Tuhan," atau dia dibakar hidup-hidup. Dia memberi suatu jawaban yang masih bergema sampai saat ini dalam hati orang yang mengasihi Yesus. Dia menjawab, "Sudah delapan puluh enam tahun aku melayani Kristus, dan Dia tidak pernah bersalah terhadap aku. Bagaimana mungkin aku memfitnah Rajaku yang telah menyelamatkan aku?" Saat lidah-lidah api mulai menjilat tubuhnya, dia berdoa, "Aku bersyukur bahwa Engkau dengan kasih karunia menganggap aku layak menerima seperti yang terjadi pada pagi hari ini dan jam ini, sehingga aku boleh dihisapkan ke dalam golongan orang yang mati syahid, dalam cawan Kristus-Mu."161
Dua surat berikut ditulis pada tahun 112 M. Surat yang pertama ditulis kepada Kaisar Trajan oleh Pliny, Gubernur Propinsi Bithynia, yang terletak di sebelah utara Propinsi Asia.162
Sudah menjadi pedomanku, Tuhan,163 bahwa aku menyerahkan segala sesuatu yang masih membingungkanku kepadamu, karena dari mana aku dapat menerima pengarahan yang lebih mantap untuk keraguanku, ataupun pendidikan untuk kekurangan dalam pengertianku?
Aku tidak pernah ikut hadir dalam interogasi orang Kristen, maka aku sendiri tidak tahu sampai sejauh mana interogasi seperti itu harus diteruskan, atau hukuman yang semacam apa yang layak. Aku juga ragu-ragu apakah usia perlu dipertimbangkan, atau apakah yang sangat muda harus ditangani sama seperti yang sudah dewasa. Juga, apakah pertobatan dan penyangkalan kekristenan memuaskan, atau si terdakwa masih merupakan pelanggar oleh karena dia pernah menjadi orang Kristen, walaupun sudah menyangkali kekristenannya, dan apakah orang layak dihukum hanya karena nama "Kristen", walaupun tidak ada tindak pidana yang dilakukan, ataukah hanya tindak pidana yang terkait dengan nama "Kristen" layak dihukum.
Sampai sekarang, aku mengurus mereka dengan cara yang berikut: aku bertanya kepada mereka yang didakwa Kristen apakah mereka orang Kristen. Mereka yang menjawab "ya", aku tanyai dua kali lagi, sambil mengancam mereka dengan hukuman maut. Jika mereka tekun dalam pengakuan mereka, maka mereka saya hukum mati. Ini aku lakukan, karena walaupun ajaran mereka masih kabur, tetapi mereka yang keras kepala harus dihukum. Warga negara Roma yang menderita di bawah khayal yang sama, aku kirim ke Roma.
Dalam pelaksanaannya, biasanya semakin banyak orang didakwa, dan kasus-kasus khusus yang berikut sudah muncul:
Surat kaleng ditempel di tembok, yang isinya menuduh sejumlah besar nama orang. Mereka yang menyangkal dakwaan bahwa mereka Kristen, aku bebaskan, karena mereka memanggil dewa-dewa kita menurut pola yang telah kuberikan kepada mereka, dan karena mereka mempersembahkan persembahan anggur dan dupa di hadapan patungmu yang kubawa ke situ untuk disembah, serta patung dewa-dewa kita. Juga aku memaksa mereka mengutuk Kristus. Katanya orang Kristen yang sejati tidak dapat dipaksa untuk melakukan hal-hal ini.
Terdakwa yang lain mengaku bahwa dulu mereka Kristen, tetapi mereka sudah lama menyangkal hal itu. Dulu mereka ikut Kristen, tetapi mereka bukan lagi Kristen, ada yang sejak tiga tahun yang lalu, ada yang yang lebih lama lagi, sampai dua puluh lima tahun yang lalu.164 Mereka yang seperti ini sudah menyembah patungmu dan patung-patung dewa-dewa, dan mengutuk Kristus. Mereka menjelaskan bahwa seluruh kekeliruan atau kesalahan mereka adalah bahwa pada hari tertentu sebelum terbit matahari mereka biasa berkumpul dan menyanyikan lagu kepada Kristus sebagai Allah mereka dan berjanji dengan sumpah tidak melakukan tindak pidana apa pun, dan tidak mencuri, memukul, berzinah, tidak mengingkari janji, dan tidak menolak membayar hutang mereka. Kemudian mereka pergi ke urusan mereka masing-masing, dan berkumpul pada waktu yang lain untuk makan bersama, tetapi makanan mereka adalah makanan biasa, yang tidak menyakiti siapa pun juga.165 Itu pun tidak mereka teruskan, sesuai dengan titahku karena aku melarang perkumpulan yang bersifat politis, sesuai dengan perintahmu. Aku menganggap wajib aku memperoleh pengakuan melalui siksaan dari dua budak putri, yang mereka sebut "diaken". Yang kuperoleh hanya takhayul yang hina dan berkelebihan.
Dengan demikian aku tidak mendengar kasus-kasus lebih lanjut supaya aku dapat meminta hikmat dari engkau. Menurutku, hal ini memerlukan hikmat yang baik, lebih-lebih mengingat besarnya jumlah terdakwa yang ada. Ternyata banyak, dari usia dan lapisan masyarakat yang mana pun, laki-laki dan perempuan, terancam dihukum baik sekarang maupun pada masa depan. Wabah takhayul sudah menular bukan saja ke kota, tetapi juga ke desa-desa dan kampung-kampung. Tetapi aku yakin bahwa penularannya dapat dihentikan dan disembuhkan. Jelaslah, bahwa kuil-kuil yang dulu sunyi sepi, sekarang secara perlahan-lahan semakin banyak pengunjungnya, hari raya yang hampir terlupa ternyata dirayakan lagi, dan daging yang sudah dipersembahkan ke dewa-dewa, yang dulu sulit dijual karena tidak ada pembeli yang berminat, ternyata laris lagi. Dari gambaran ini, Kaisar dengan mudah dapat melihat bahwa pembenahan dapat terjadi di masyarakat, jika kita memberi ruang gerak untuk perubahan.
Surat yang kedua ini merupakan tanggapan dari Kaisar Trajan kepada Gubernur Pliny:
Sekundus yang kukasihi! Kamu sudah memilih jalan yang benar terhadap kasus orang-orang yang dituduh di hadapanmu sebagai orang Kristen. Tidak ada pedoman universal untuk kasus-kasus tersebut. Janganlah mencari orang Kristen. Tetapi jika orang Kristen itu dituduh, dan jika mereka diserahkan kepadamu, maka mereka harus dihukum, jika mereka tidak mau menyangkali kekristenan, dan tidak mau menyatakan penyangkalan mereka dengan kegiatan yang tepat, misalnya penyembahan dewa-dewa kita. Jika ada yang dicuriga karena kelakuan yang dahulu, dia harus diampuni kalau dia bertobat.
Tuduhan tanpa nama tidak boleh diterima dalam pengadilan yang mana pun, karena itu dapat menjadi pola yang berbahaya, dan itu tidak sesuai dengan zaman kita.
Penganiayaan menjadi tema yang penting dalam Kitab Wahyu, misalnya dalam 2:2-3, 10, 13; 3:8-10; 6:9, 11; 7:14; pasal 12-13; dan 17:6.
Berkaitan dengan penyembahan Kaisar, maka pilihan umat Allah sangat terbatas. Boring166 mencatat pilihan mereka sebagai berikut:
1. Kalah. Seperti apa yang diceritakan oleh Pliny dalam suratnya kepada Trajan di atas, ada yang rela "bertobat", atau murtad, mundur dari kekristenan, untuk dibebaskan dari ancaman hukuman maut.
2. Berdusta. Mungkin ada juga yang pura-pura "bertobat" dari kekristenan. Mereka merasa bahwa lebih baik mereka berbohong, pura-pura menyembah patung kaisar, dan "pura-pura" mengutuk Kristus. Mungkin mereka berkata kepada diri mereka, dan kepada sanak-saudara, "Kalau kelakuan itu dosa, dosa dapat diampuni."
3. Berperang. Pilihan ini pasti mengakibatkan maut, sama seperti mereka yang melawan Roma di Yudea yang dikalahkan dan dihukum mati.
4. Mengubah Hukum. Pilihan ini, pada zaman Yohanes di dalam Kekaisaran Romawi, tidak realistis. Kekaisaran tidak mengenal sistem demokrasi.
5. Menyesuaikan diri. Pilihan ini menarik bagi banyak orang. Mungkin mereka berpikir bahwa ajaran dan tuntutan kekristenan berasal dari tempat dan zaman yang sudah jauh berbeda dengan zaman modern, dan harus disesuaikan dengan keadaan masa kini. Begitulah pola ajaran Bileam (2:14) dan Izebel (2:20).
6. Bersikap siap mengambil risiko kesetiaan, yaitu maut. Jikalau apa yang dikatakan dalam Kitab Wahyu sesungguhnya benar, maka inilah satu-satunya pilihan yang layak.
Mari kita melihat bagaimana sikap dan kesetiaan jemaat Smirna, saat kemewahan berhala dikontraskan dengan sulitnya berbakti dengan setia kepada Kristus.

Hagelberg: Why 2:8 - -- 2:8 Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna...
Kota Smirna, seperti Efesus, kuat dalam perdagangan, dengan sarana transportasi yang memungkin...
2:8 Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna...
Kota Smirna, seperti Efesus, kuat dalam perdagangan, dengan sarana transportasi yang memungkinkan. Pelabuhan Smirna sangat baik untuk kapal barang, dan pada waktu perang pelabuhan ini juga sangat baik untuk dimanfaatkan karena mulutnya cukup sempit, sehingga dapat "ditutup" dengan senjata untuk melawan kapal perang musuh.
Smirna terkenal sangat makmur dan indah. Jalan-jalan di Kota Smirna yang lurus dan lebar, yang dihiasi dengan pohon, menjadi kebanggaan penghuninya. Teater mereka adalah teater yang paling besar di seluruh Propinsi Asia.158 Mereka menganggap kota mereka paling indah di Propinsi Asia, dan mereka menganggap bahwa penyembahan terhadap Kaisar paling kuat di kota mereka. Menurut mereka, Homer, pengarang Yunani paling terkenal, dilahirkan di sana. Di Jalan Keemasan ada Kuil Sibele, Kuil Apolos, Kuil Asklepios, Kuil Afrodit, dan juga Kuil Zeus.
Pada tahun 195 SM Kota Smirna mengalahkan lima kota yang lain dalam meraih izin untuk menjadi kota yang pertama yang mendirikan kuil bagi Dea Roma, (Dewi Roma). Pada tahun 26 M Smirna berhasil memperjuangkan hak untuk mendirikan sebuah kuil untuk Kaisar Tiberius. Orang percaya di Smirna akan melihat kemewahan agama Yunani dan agama Roma di mana-mana di kota mereka.
Bukan adanya kuil untuk dewa-dewi tersebut yang membahayakan iman jemaat di sana, tetapi kewajiban penyembahan terhadap Kaisar yang menjadi ancaman bagi iman mereka. Mereka sangat bersemangat untuk menyembah kaisar di Smirna. Kekaisaran Romawi sangat luas sekali, dan terdiri dari bermacam suku dan bahasa. Di antara sekian banyak suku dan kelompok, pasti ada kelompok-kelompok tertentu yang lebih mengutamakan kepentingan suku sendiri, dan siap bertindak supaya mereka bebas dari kekuasaan Roma. Masalah ini bagi pemerintah Roma merupakan masalah yang serius, karena penduduk Kekaisaran Romawi terdiri dari suku-suku yang bermacam-macam, dengan bahasa daerah yang berbeda-beda, dan masing-masing suku menyembah dewa-dewanya sendiri.
Tetapi kita jangan menganggap bahwa semua propinsi tidak senang dikuasai Roma. Sebenarnya cukup banyak raja yang menyerahkan kerajaannya kepada Roma, karena menjadi propinsi Roma membawa cukup banyak keuntungan. Dalam Pax Romana, yaitu Zaman Kedamaian Roma, hampir tidak ada perang lagi, sehingga ekonomi bisa berkembang dengan baik. Perompak dan perampok banyak yang berhasil ditangkap. Jalan-jalan yang dibuat Roma sangat terkenal hingga ada jalan Romawi yang masih dipakai sampai masa kini. Sifat kepemimpinan yang sewenang-wenang diganti dengan sistem hukum Roma yang sangat adil dan konsekuen. Meskipun ada keuntungan seperti ini, tetapi Roma merasa harus berjaga-jaga karena selalu ada sikap kesukuan yang sewaktu-waktu dapat menjadi kesempatan untuk gerakan separatisme.
Jalan keluar untuk mengatasi masalah ini seolah-olah muncul dengan sendirinya, karena sejak awal ada orang yang menyembah Dea Roma (Dewi Roma) secara spontan, karena mereka senang ada di bawah kekuasaan Roma. Konsep Dea Roma agak kabur, tetapi melalui identitas Kaisar, Dea Roma sudah menjadi jelas, dan bisa dimengerti oleh setiap orang. Akhirnya, pada zaman Domitianus, penyembahan yang dimulai dengan spontan tersebut menjadi wajib, dan setiap orang yang sekali setahun tidak mau membakar dupa dan berkata "Kaisar adalah Tuhan" dianggap sebagai pengacau.
Sekali setahun setiap warga Kekaisaran Romawi harus membakar dupa dan berkata "Kaisar adalah Tuhan." Setelah dia menyembah Kaisar dengan cara itu, akan diberi suatu sertifikat. Barclay159 mengutip suatu permohonan untuk mendapatkan sertifikat tersebut sebagai berikut:
Kepada mereka yang ditugaskan untuk mengawasi pengorbanan, dari Inares Akeus, dari Desa Theoxenis, bersama anaknya Aias dan Hera, yang tinggal di Desa Theadelfia. Kami selalu memberi korban kepada dewa-dewa, dan sekarang, di hadapan engkau, menurut peraturan-peraturan, kami telah memberi korban-korban, dan telah mengecap apa yang kudus, dan kami mohon supaya engkau memberi kami sertifikat yang menyatakan bahwa kami telah melakukan-nya. Harap semua baik bagi engkau.
Barclay juga mengutip perkataan dari sertifikat yang dimaksud, demikian:
"Kami, wakil dari Kaisar, Serenos dan Hermas, telah menyaksikan kamu memberi korban. (Tertanggal....)."
Pemerintah Roma tidak mewajibkan menyembah Kaisar untuk menguji kerohanian warganya, tetapi untuk menguji kesetiaan warganya kepada Roma. Arti dari penyembahan Kaisar bersifat politis, dan bukan rohani. Malah, setelah membakar dupa dan berkata "Kaisar adalah Tuhan," setiap orang bebas menyembah dewa yang mana pun, sesuai dengan kebiasaan. Tetapi jemaat di Smirna tidak mau memakai nama "Tuhan" untuk orang lain, selain untuk Tuhan Yesus Kristus. Dengan sikap itu, mereka mengundang tindakan yang sangat keras dari Kekaisaran Romawi.
Dalam kisah pembunuhan Polikarpus, yaitu seorang uskup dari Smirna dan bekas murid Rasul Yohanes sendiri, semua yang dikatakan di atas terwujud. Polikarpus menjadi orang percaya kedua belas yang mati syahid di Smirna atau Filadelfia.160 Kira-kira enam puluh tahun setelah Kitab Wahyu ditulis, pada suatu hari raya di Smirna, orang banyak pergi untuk mengambil Polikarpus, dan menuntut dia menyembah Kaisar. Dia diberi suatu pilihan: membakar dupa dan berkata "Kaisar adalah Tuhan," atau dia dibakar hidup-hidup. Dia memberi suatu jawaban yang masih bergema sampai saat ini dalam hati orang yang mengasihi Yesus. Dia menjawab, "Sudah delapan puluh enam tahun aku melayani Kristus, dan Dia tidak pernah bersalah terhadap aku. Bagaimana mungkin aku memfitnah Rajaku yang telah menyelamatkan aku?" Saat lidah-lidah api mulai menjilat tubuhnya, dia berdoa, "Aku bersyukur bahwa Engkau dengan kasih karunia menganggap aku layak menerima seperti yang terjadi pada pagi hari ini dan jam ini, sehingga aku boleh dihisapkan ke dalam golongan orang yang mati syahid, dalam cawan Kristus-Mu."161
Dua surat berikut ditulis pada tahun 112 M. Surat yang pertama ditulis kepada Kaisar Trajan oleh Pliny, Gubernur Propinsi Bithynia, yang terletak di sebelah utara Propinsi Asia.162
Sudah menjadi pedomanku, Tuhan,163 bahwa aku menyerahkan segala sesuatu yang masih membingungkanku kepadamu, karena dari mana aku dapat menerima pengarahan yang lebih mantap untuk keraguanku, ataupun pendidikan untuk kekurangan dalam pengertianku?
Aku tidak pernah ikut hadir dalam interogasi orang Kristen, maka aku sendiri tidak tahu sampai sejauh mana interogasi seperti itu harus diteruskan, atau hukuman yang semacam apa yang layak. Aku juga ragu-ragu apakah usia perlu dipertimbangkan, atau apakah yang sangat muda harus ditangani sama seperti yang sudah dewasa. Juga, apakah pertobatan dan penyangkalan kekristenan memuaskan, atau si terdakwa masih merupakan pelanggar oleh karena dia pernah menjadi orang Kristen, walaupun sudah menyangkali kekristenannya, dan apakah orang layak dihukum hanya karena nama "Kristen", walaupun tidak ada tindak pidana yang dilakukan, ataukah hanya tindak pidana yang terkait dengan nama "Kristen" layak dihukum.
Sampai sekarang, aku mengurus mereka dengan cara yang berikut: aku bertanya kepada mereka yang didakwa Kristen apakah mereka orang Kristen. Mereka yang menjawab "ya", aku tanyai dua kali lagi, sambil mengancam mereka dengan hukuman maut. Jika mereka tekun dalam pengakuan mereka, maka mereka saya hukum mati. Ini aku lakukan, karena walaupun ajaran mereka masih kabur, tetapi mereka yang keras kepala harus dihukum. Warga negara Roma yang menderita di bawah khayal yang sama, aku kirim ke Roma.
Dalam pelaksanaannya, biasanya semakin banyak orang didakwa, dan kasus-kasus khusus yang berikut sudah muncul:
Surat kaleng ditempel di tembok, yang isinya menuduh sejumlah besar nama orang. Mereka yang menyangkal dakwaan bahwa mereka Kristen, aku bebaskan, karena mereka memanggil dewa-dewa kita menurut pola yang telah kuberikan kepada mereka, dan karena mereka mempersembahkan persembahan anggur dan dupa di hadapan patungmu yang kubawa ke situ untuk disembah, serta patung dewa-dewa kita. Juga aku memaksa mereka mengutuk Kristus. Katanya orang Kristen yang sejati tidak dapat dipaksa untuk melakukan hal-hal ini.
Terdakwa yang lain mengaku bahwa dulu mereka Kristen, tetapi mereka sudah lama menyangkal hal itu. Dulu mereka ikut Kristen, tetapi mereka bukan lagi Kristen, ada yang sejak tiga tahun yang lalu, ada yang yang lebih lama lagi, sampai dua puluh lima tahun yang lalu.164 Mereka yang seperti ini sudah menyembah patungmu dan patung-patung dewa-dewa, dan mengutuk Kristus. Mereka menjelaskan bahwa seluruh kekeliruan atau kesalahan mereka adalah bahwa pada hari tertentu sebelum terbit matahari mereka biasa berkumpul dan menyanyikan lagu kepada Kristus sebagai Allah mereka dan berjanji dengan sumpah tidak melakukan tindak pidana apa pun, dan tidak mencuri, memukul, berzinah, tidak mengingkari janji, dan tidak menolak membayar hutang mereka. Kemudian mereka pergi ke urusan mereka masing-masing, dan berkumpul pada waktu yang lain untuk makan bersama, tetapi makanan mereka adalah makanan biasa, yang tidak menyakiti siapa pun juga.165 Itu pun tidak mereka teruskan, sesuai dengan titahku karena aku melarang perkumpulan yang bersifat politis, sesuai dengan perintahmu. Aku menganggap wajib aku memperoleh pengakuan melalui siksaan dari dua budak putri, yang mereka sebut "diaken". Yang kuperoleh hanya takhayul yang hina dan berkelebihan.
Dengan demikian aku tidak mendengar kasus-kasus lebih lanjut supaya aku dapat meminta hikmat dari engkau. Menurutku, hal ini memerlukan hikmat yang baik, lebih-lebih mengingat besarnya jumlah terdakwa yang ada. Ternyata banyak, dari usia dan lapisan masyarakat yang mana pun, laki-laki dan perempuan, terancam dihukum baik sekarang maupun pada masa depan. Wabah takhayul sudah menular bukan saja ke kota, tetapi juga ke desa-desa dan kampung-kampung. Tetapi aku yakin bahwa penularannya dapat dihentikan dan disembuhkan. Jelaslah, bahwa kuil-kuil yang dulu sunyi sepi, sekarang secara perlahan-lahan semakin banyak pengunjungnya, hari raya yang hampir terlupa ternyata dirayakan lagi, dan daging yang sudah dipersembahkan ke dewa-dewa, yang dulu sulit dijual karena tidak ada pembeli yang berminat, ternyata laris lagi. Dari gambaran ini, Kaisar dengan mudah dapat melihat bahwa pembenahan dapat terjadi di masyarakat, jika kita memberi ruang gerak untuk perubahan.
Surat yang kedua ini merupakan tanggapan dari Kaisar Trajan kepada Gubernur Pliny:
Sekundus yang kukasihi! Kamu sudah memilih jalan yang benar terhadap kasus orang-orang yang dituduh di hadapanmu sebagai orang Kristen. Tidak ada pedoman universal untuk kasus-kasus tersebut. Janganlah mencari orang Kristen. Tetapi jika orang Kristen itu dituduh, dan jika mereka diserahkan kepadamu, maka mereka harus dihukum, jika mereka tidak mau menyangkali kekristenan, dan tidak mau menyatakan penyangkalan mereka dengan kegiatan yang tepat, misalnya penyembahan dewa-dewa kita. Jika ada yang dicuriga karena kelakuan yang dahulu, dia harus diampuni kalau dia bertobat.
Tuduhan tanpa nama tidak boleh diterima dalam pengadilan yang mana pun, karena itu dapat menjadi pola yang berbahaya, dan itu tidak sesuai dengan zaman kita.
Penganiayaan menjadi tema yang penting dalam Kitab Wahyu, misalnya dalam 2:2-3, 10, 13; 3:8-10; 6:9, 11; 7:14; pasal 12-13; dan 17:6.
Berkaitan dengan penyembahan Kaisar, maka pilihan umat Allah sangat terbatas. Boring166 mencatat pilihan mereka sebagai berikut:
1. Kalah. Seperti apa yang diceritakan oleh Pliny dalam suratnya kepada Trajan di atas, ada yang rela "bertobat", atau murtad, mundur dari kekristenan, untuk dibebaskan dari ancaman hukuman maut.
2. Berdusta. Mungkin ada juga yang pura-pura "bertobat" dari kekristenan. Mereka merasa bahwa lebih baik mereka berbohong, pura-pura menyembah patung kaisar, dan "pura-pura" mengutuk Kristus. Mungkin mereka berkata kepada diri mereka, dan kepada sanak-saudara, "Kalau kelakuan itu dosa, dosa dapat diampuni."
3. Berperang. Pilihan ini pasti mengakibatkan maut, sama seperti mereka yang melawan Roma di Yudea yang dikalahkan dan dihukum mati.
4. Mengubah Hukum. Pilihan ini, pada zaman Yohanes di dalam Kekaisaran Romawi, tidak realistis. Kekaisaran tidak mengenal sistem demokrasi.
5. Menyesuaikan diri. Pilihan ini menarik bagi banyak orang. Mungkin mereka berpikir bahwa ajaran dan tuntutan kekristenan berasal dari tempat dan zaman yang sudah jauh berbeda dengan zaman modern, dan harus disesuaikan dengan keadaan masa kini. Begitulah pola ajaran Bileam (2:14) dan Izebel (2:20).
6. Bersikap siap mengambil risiko kesetiaan, yaitu maut. Jikalau apa yang dikatakan dalam Kitab Wahyu sesungguhnya benar, maka inilah satu-satunya pilihan yang layak.
Mari kita melihat bagaimana sikap dan kesetiaan jemaat Smirna, saat kemewahan berhala dikontraskan dengan sulitnya berbakti dengan setia kepada Kristus.

Hagelberg: Why 2:8 - -- 2:8 Inilah Firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali
Nama Yang Awal dan Yang Akhir dikutip dari Wahyu 1:17. Secara umum,...
2:8 Inilah Firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali
Nama Yang Awal dan Yang Akhir dikutip dari Wahyu 1:17. Secara umum, sebutan ini berarti bahwa Dia ada sebelum bumi ini diciptakan, dan sesudah bumi ini dihancurkan, Dia masih ada. Tuhan adalah kekal. Secara khusus bagi mereka yang tinggal di Smirna, sebutan ini memiliki suatu arti yang sangat tepat. Walaupun rasanya ancaman maut yang mereka hadapi akan tetap berlangsung, tetapi sebenarnya Dialah yang tetap ada, dan bukan penganiayaan.
Bagi orang yang dianiaya, penting sekali diingat bahwa Tuhan Yesus sudah mengalami maut. Dia adalah yang telah mati dan hidup kembali. Maut itu penganiayaan yang terakhir, dan Dia sudah mengalaminya, malah mengalahkannya.

Hagelberg: Why 2:8 - -- 2:8 Inilah Firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali
Nama Yang Awal dan Yang Akhir dikutip dari Wahyu 1:17. Secara umum,...
2:8 Inilah Firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali
Nama Yang Awal dan Yang Akhir dikutip dari Wahyu 1:17. Secara umum, sebutan ini berarti bahwa Dia ada sebelum bumi ini diciptakan, dan sesudah bumi ini dihancurkan, Dia masih ada. Tuhan adalah kekal. Secara khusus bagi mereka yang tinggal di Smirna, sebutan ini memiliki suatu arti yang sangat tepat. Walaupun rasanya ancaman maut yang mereka hadapi akan tetap berlangsung, tetapi sebenarnya Dialah yang tetap ada, dan bukan penganiayaan.
Bagi orang yang dianiaya, penting sekali diingat bahwa Tuhan Yesus sudah mengalami maut. Dia adalah yang telah mati dan hidup kembali. Maut itu penganiayaan yang terakhir, dan Dia sudah mengalaminya, malah mengalahkannya.

Hagelberg: Why 2:1--3:22 - -- II. Bagian Kedua: \"...apa yang terjadi sekarang...\" (2:1-3:22)
Fungsi pasal dua dan pasal tiga:
Bagian ini menjelaskan dan menerapkan rincian-rincia...
II. Bagian Kedua: \"...apa yang terjadi sekarang...\" (2:1-3:22)
Fungsi pasal dua dan pasal tiga:
Bagian ini menjelaskan dan menerapkan rincian-rincian yang sulit dimengerti dari penglihatan tentang Tuhan Yesus dalam pasal satu. Juga perintah-perintah yang harus kita turuti untuk mengalami kebahagiaan yang disebutkan dalam pasal 1:3, terdapat dalam bagian ini. Kalau kita mau menerima berkat yang diucapkan di dalam pasal 1:3, maka kita perlu membaca bagian ini dan menaati perintah-perintah yang ada di dalamnya.
Isi bagian ini:
Bagian ini terdiri dari tujuh surat kepada tujuh jemaat. Setiap jemaat adalah sebuah gereja setempat yang harfiah. Oleh karena jemaat-jemaat sepanjang zaman ini mempunyai ciri-ciri yang diuraikan dalam pasal dua dan tiga, maka dapat dikatakan bahwa ketujuh jemaat itu juga mewakili setiap jemaat. Jadi, walaupun sesuatu ditulis untuk jemaat di Efesus, tetapi hal itu juga berlaku bagi kita "yang bertelinga". Wahyu 2:7 berbunyi, "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat...." Jadi, semua ini dikatakan kepada jemaat-jemaat Kristus, dan bukan kepada satu jemaat saja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa surat-surat ini milik kita juga.
Ketujuh Kota di Asia Kecil
Bentuk bagian ini:
Ketujuh surat disusun menurut suatu pola yang mempunyai tujuh bagian, yaitu:
1. Alamat Surat
2. Sifat Kristus
3. Pujian untuk Jemaat
4. Kritikan
5. Tuntutan
6. Ancaman
7. Janji
Ada perkecualian: jemaat di Laodikia tidak dipuji, dan jemaat di Smirna tidak dikritik.
Morris137 mengamati bahwa jemaat pertama dan jemaat ketujuh berada dalam keadaan yang amat parah, jemaat kedua dan keenam berada dalam keadaan yang sangat baik, dan keadaan jemaat yang ketiga, keempat, dan kelima sedang-sedang saja.
Beberapa penafsir berkata bahwa setiap jemaat melambangkan suatu masa dalam sejarah gereja. Misalnya jemaat di Efesus, yang ajarannya mantap, melambangkan gereja yang mula-mula, pada masa rasul-rasul. Menurut pola penafsiran itu, mungkin jemaat di Sardis (yang "dikatakan hidup, padahal engkau mati") melambangkan gereja pada zaman Reformasi. Penulis menolak tafsiran tersebut, berdasarkan atas lima alasan berikut. Pertama, sebenarnya tafsiran tersebut tidak berdasarkan pengamatan yang teliti. Alasannya karena sejarah gereja tidak begitu sesuai dengan jalannya dua pasal ini. Kedua, kita perlu mengerti bahwa ada jemaat seperti setiap ketujuh jemaat ini pada setiap generasi sejak kitab ini ditulis. Ketiga, tafsiran tersebut cenderung menarik perhatian kita dari penerapan nas ini dalam pribadi kita masing-masing dan dalam jemaat kita masing-masing. Keempat, tampaknya urutan kota yang ada dalam nas ini disamakan bukan dengan sejarah gereja tetapi dengan letaknya kota-kota ini di jalan raya di wilayah itu. Kelima, tidak ada satu petunjuk pun dalam nas ini yang dapat dipakai sebagai alasan atau bukti untuk menafsirkan secara alegoris (lambang).
Oleh karena setiap "surat" ini dimulai dengan kata "Inilah Firman dari Dia...",138 kata yang juga dipakai sebagai kata pengantar pada nubuatan dalam Perjanjian Lama (LXX),139 maka beberapa penafsir140 menegaskan bahwa apa yang kita sebut "surat" sebaiknya disebut "nubuatan". Menurut mereka, khas nubuatan ketujuh surat perlu ditegaskan.

Hagelberg: Why 2:9 - -- 2:9 Aku tahu kesusahanmu167 dan kemiskinanmu168 - namun engkau kaya - dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya ti...
2:9 Aku tahu kesusahanmu167 dan kemiskinanmu168 - namun engkau kaya - dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Tuhan Yesus menghibur jemaat Smirna dengan berkata bahwa Dia tahu mengenai penderitaan mereka. Dia tahu, tetapi Dia tidak membebaskan mereka dari penderitaan. Di Smirna Dia tidak mengangkat kemiskinan mereka, dan Dia tidak menegur mereka yang memfitnah jemaat Smirna. Beasley-Murray169 mengamati hal ini, dan bertanya, "Mengapakah Dia hanya menghibur, tetapi tidak bertindak supaya mereka dibebaskan dari penderitaan?" Penulis Kitab Ayub juga menggumuli masalah ini. Dalam Kitab Wahyu jawaban yang diberikan adalah hanya, "Sabarlah dalam penderitaan. Bertekunlah, dan kamu akan memperoleh mahkota. Percayalah, dan buktikanlah imanmu dengan ketekunan."
Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia mengetahui tiga hal mengenai mereka, yaitu:
1. Kesusahan mereka
2. Kemiskinan mereka
3. Fitnah mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi
Jemaat di Smirna dipuji sebagai jemaat yang mengalami kesusahan dan kemiskinan. Rupanya kesusahan mereka terdiri dari kemiskinan dan penganiayaan. Oleh karena Kota Smirna adalah kota yang begitu kaya, maka diduga bahwa mereka yang bergabung dalam jemaat Kristus menjadi miskin, bukan karena lapisan masyarakat mereka rendah, tetapi karena dianiaya, seperti apa yang disebutkan dalam Surat Ibrani 10:34.
Menurut Tuhan Yesus, apa yang dianggap kemiskinan sebenarnya adalah kekayaan. Yang dimaksudkan bukanlah kekayaan duniawi tetapi kekayaan surgawi. Sebaliknya kepada jemaat di Laodikia Tuhan berkata bahwa walaupun mereka menganggap diri mereka kaya, tetapi sebenarya mereka "melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang". Ajaran yang sama dengan ini tidak jarang terdapat dalam Perjanjian Baru.170
Mereka ditantang oleh yang menyebut dirinya orang Yahudi tetapi yang sebaiknya disebut jemaah Iblis. Hanya orang Yahudi sebenarnya yang keturunan jasmani dari Abraham, atau orang keturunan lain yang memeluk agama Yahudi, yang dapat dimaksudkan dalam nas ini. Mereka menyebut dirinya orang Yahudi, karena mereka Yahudi asli, tetapi oleh karena mereka tidak percaya kepada Mesias, yaitu Tuhan Yesus, maka Tuhan berkata bahwa mereka sebenarnya tidak demikian. Mereka, sama seperti orang Yahudi dalam Yohanes 8:31-47, yang tidak layak lagi dinamai "anak-anak Abraham". Bahkan mereka adalah anak-anak Iblis, jemaah Iblis.171
Zaman itu banyak orang Yahudi tinggal di Smirna, dan pada waktu Polikarpus dibunuh (kira-kita lima puluh tahun kemudian) mereka ikut mengumpulkan bahan bakar kayu walaupun peristiwa itu terjadi pada hari Sabtu, yaitu Sabat mereka.172 Penganiayaan yang dilaksanakan oleh orang Yahudi tidak jarang dalam Perjanjian Baru: Kisah Para Rasul 13:50;14:2, 5, 19; 17:5; 26:2; dan 1 Tesalonia 2:14-15.

Hagelberg: Why 2:9 - -- 2:9 Aku tahu kesusahanmu167 dan kemiskinanmu168 - namun engkau kaya - dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya ti...
2:9 Aku tahu kesusahanmu167 dan kemiskinanmu168 - namun engkau kaya - dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Tuhan Yesus menghibur jemaat Smirna dengan berkata bahwa Dia tahu mengenai penderitaan mereka. Dia tahu, tetapi Dia tidak membebaskan mereka dari penderitaan. Di Smirna Dia tidak mengangkat kemiskinan mereka, dan Dia tidak menegur mereka yang memfitnah jemaat Smirna. Beasley-Murray169 mengamati hal ini, dan bertanya, "Mengapakah Dia hanya menghibur, tetapi tidak bertindak supaya mereka dibebaskan dari penderitaan?" Penulis Kitab Ayub juga menggumuli masalah ini. Dalam Kitab Wahyu jawaban yang diberikan adalah hanya, "Sabarlah dalam penderitaan. Bertekunlah, dan kamu akan memperoleh mahkota. Percayalah, dan buktikanlah imanmu dengan ketekunan."
Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia mengetahui tiga hal mengenai mereka, yaitu:
1. Kesusahan mereka
2. Kemiskinan mereka
3. Fitnah mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi
Jemaat di Smirna dipuji sebagai jemaat yang mengalami kesusahan dan kemiskinan. Rupanya kesusahan mereka terdiri dari kemiskinan dan penganiayaan. Oleh karena Kota Smirna adalah kota yang begitu kaya, maka diduga bahwa mereka yang bergabung dalam jemaat Kristus menjadi miskin, bukan karena lapisan masyarakat mereka rendah, tetapi karena dianiaya, seperti apa yang disebutkan dalam Surat Ibrani 10:34.
Menurut Tuhan Yesus, apa yang dianggap kemiskinan sebenarnya adalah kekayaan. Yang dimaksudkan bukanlah kekayaan duniawi tetapi kekayaan surgawi. Sebaliknya kepada jemaat di Laodikia Tuhan berkata bahwa walaupun mereka menganggap diri mereka kaya, tetapi sebenarya mereka "melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang". Ajaran yang sama dengan ini tidak jarang terdapat dalam Perjanjian Baru.170
Mereka ditantang oleh yang menyebut dirinya orang Yahudi tetapi yang sebaiknya disebut jemaah Iblis. Hanya orang Yahudi sebenarnya yang keturunan jasmani dari Abraham, atau orang keturunan lain yang memeluk agama Yahudi, yang dapat dimaksudkan dalam nas ini. Mereka menyebut dirinya orang Yahudi, karena mereka Yahudi asli, tetapi oleh karena mereka tidak percaya kepada Mesias, yaitu Tuhan Yesus, maka Tuhan berkata bahwa mereka sebenarnya tidak demikian. Mereka, sama seperti orang Yahudi dalam Yohanes 8:31-47, yang tidak layak lagi dinamai "anak-anak Abraham". Bahkan mereka adalah anak-anak Iblis, jemaah Iblis.171
Zaman itu banyak orang Yahudi tinggal di Smirna, dan pada waktu Polikarpus dibunuh (kira-kita lima puluh tahun kemudian) mereka ikut mengumpulkan bahan bakar kayu walaupun peristiwa itu terjadi pada hari Sabtu, yaitu Sabat mereka.172 Penganiayaan yang dilaksanakan oleh orang Yahudi tidak jarang dalam Perjanjian Baru: Kisah Para Rasul 13:50;14:2, 5, 19; 17:5; 26:2; dan 1 Tesalonia 2:14-15.

Hagelberg: Why 2:9 - -- 4. Kritikan (2:9)
Menurut Kristus, jemaat ini tidak perlu dikritik. Tuhan Yesus puas dengan tingkat kesetiaan mereka.
4. Kritikan (2:9)
Menurut Kristus, jemaat ini tidak perlu dikritik. Tuhan Yesus puas dengan tingkat kesetiaan mereka.

Hagelberg: Why 2:10 - -- 2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu...
2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati173....
Tuhan Yesus memberitahu bahwa mereka akan mengalami penganiayaan. Beberapa anggota jemaat akan dilemparkan ke dalam penjara. Zaman itu, kalau orang dipenjarakan biasanya mereka disiksa atau mereka hanya dapat menantikan waktu di mana mereka akan dihukum mati.174 Kemungkinan besar, penganiayaan yang dikemukakan di sini berkaitan dengan penyembahan Kaisar di Smirna. Keadaan mereka berat sekali, namun Tuhan Yesus meminta supaya mereka menghadapi semua itu dengan setia, dan tanpa perasaan takut. Dasar tuntutan itu adalah penderitaan Tuhan Yesus sendiri. Dengan kata lain, "Bagaimana Yesus berani meminta supaya mereka setia sampai dibunuh?" Dia berani karena Dia sendiri sudah setia sampai mati, dan Dia sudah hidup kembali. Tuhan Yesus layak menuntut kesetiaan yang sedemikian berdasarkan salib-Nya sendiri.
Secara praktis, apakah saya dan Saudara bersedia setia sampai mati, jika kita dianiaya? Kita dapat, asal kita ingat bahwa Tuhan Yesus juga sudah memberikan teladan-Nya dan Dia hidup kembali.
Walaupun Iblis yang melakukan penganiayaan, tetapi Tuhan Allah mempunyai satu tujuan tertentu dalam penderitaan mereka, yaitu supaya kamu dicobai. Mereka yang menang, yang dapat mengatasi semua tantangan dan penderitaan, akan diberikan pahala-pahala yang luar biasa, misalnya mereka akan didudukkan bersama-sama dengan Kristus di atas takhta Kristus (pasal 3:21). Jadi mereka (dan kita) layak dicobai untuk memastikan apakah mereka memenuhi syarat kesetiaan. Orang yang berhasil akan menjadi pilihan Tuhan Yesus yang akan membantu Dia memerintah atas bangsa-bangsa dalam Kerajaan Seribu Tahun. Demikian janji-Nya: "Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi..." (pasal 2:26-27).
Tafsiran dari istilah sepuluh hari bermacam-macam,175 tetapi sebenarnya lebih baik kata ini diartikan secara sederhana dan harfiah. Orang-orang tertentu di sana akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari, yaitu satu minggu plus tiga hari. Susahnya sepuluh hari di penjara Romawi dapat disamakan dengan susahnya seribu hari di penjara yang lain. Tetapi walaupun demikian, Tuhan memberitahu supaya mereka mengerti bahwa penderitaan yang harus mereka alami terbatas pada sepuluh hari. Dia mendorong supaya mereka bertahan selama sepuluh hari itu, tidak mengalah dan menyangkal Dia.
Perintah Hendaklah engkau setia sampai mati dapat disejajarkan dengan kata "barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya" (pasal 2:26). Pada dasarnya syarat yang dikemukakan untuk memperoleh hadiah adalah satu: setialah! Dalam keadaan apa pun juga, bahkan sampai mati syahid, setialah. Tuntutan ini sangat tinggi, sangat berat, tetapi janji-janji yang menyertainya sangat mulia, dan sangat indah juga.

Hagelberg: Why 2:10 - -- 2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu...
2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati173....
Tuhan Yesus memberitahu bahwa mereka akan mengalami penganiayaan. Beberapa anggota jemaat akan dilemparkan ke dalam penjara. Zaman itu, kalau orang dipenjarakan biasanya mereka disiksa atau mereka hanya dapat menantikan waktu di mana mereka akan dihukum mati.174 Kemungkinan besar, penganiayaan yang dikemukakan di sini berkaitan dengan penyembahan Kaisar di Smirna. Keadaan mereka berat sekali, namun Tuhan Yesus meminta supaya mereka menghadapi semua itu dengan setia, dan tanpa perasaan takut. Dasar tuntutan itu adalah penderitaan Tuhan Yesus sendiri. Dengan kata lain, "Bagaimana Yesus berani meminta supaya mereka setia sampai dibunuh?" Dia berani karena Dia sendiri sudah setia sampai mati, dan Dia sudah hidup kembali. Tuhan Yesus layak menuntut kesetiaan yang sedemikian berdasarkan salib-Nya sendiri.
Secara praktis, apakah saya dan Saudara bersedia setia sampai mati, jika kita dianiaya? Kita dapat, asal kita ingat bahwa Tuhan Yesus juga sudah memberikan teladan-Nya dan Dia hidup kembali.
Walaupun Iblis yang melakukan penganiayaan, tetapi Tuhan Allah mempunyai satu tujuan tertentu dalam penderitaan mereka, yaitu supaya kamu dicobai. Mereka yang menang, yang dapat mengatasi semua tantangan dan penderitaan, akan diberikan pahala-pahala yang luar biasa, misalnya mereka akan didudukkan bersama-sama dengan Kristus di atas takhta Kristus (pasal 3:21). Jadi mereka (dan kita) layak dicobai untuk memastikan apakah mereka memenuhi syarat kesetiaan. Orang yang berhasil akan menjadi pilihan Tuhan Yesus yang akan membantu Dia memerintah atas bangsa-bangsa dalam Kerajaan Seribu Tahun. Demikian janji-Nya: "Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi..." (pasal 2:26-27).
Tafsiran dari istilah sepuluh hari bermacam-macam,175 tetapi sebenarnya lebih baik kata ini diartikan secara sederhana dan harfiah. Orang-orang tertentu di sana akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari, yaitu satu minggu plus tiga hari. Susahnya sepuluh hari di penjara Romawi dapat disamakan dengan susahnya seribu hari di penjara yang lain. Tetapi walaupun demikian, Tuhan memberitahu supaya mereka mengerti bahwa penderitaan yang harus mereka alami terbatas pada sepuluh hari. Dia mendorong supaya mereka bertahan selama sepuluh hari itu, tidak mengalah dan menyangkal Dia.
Perintah Hendaklah engkau setia sampai mati dapat disejajarkan dengan kata "barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya" (pasal 2:26). Pada dasarnya syarat yang dikemukakan untuk memperoleh hadiah adalah satu: setialah! Dalam keadaan apa pun juga, bahkan sampai mati syahid, setialah. Tuntutan ini sangat tinggi, sangat berat, tetapi janji-janji yang menyertainya sangat mulia, dan sangat indah juga.

Hagelberg: Why 2:10-11 - -- 7. Janji (2:10b,11b)
2:10b ...dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Tidak kebetulan jika kalimat ini dimulai dengan kata mengenai mau...
7. Janji (2:10b,11b)
2:10b ...dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Tidak kebetulan jika kalimat ini dimulai dengan kata mengenai maut: "Hendaklah engkau setia sampai mati...." Sama seperti jemaat Smirna yang dianggap miskin oleh dunia tetapi dikatakan kaya oleh Tuhan, demikian Tuhan berkata bahwa jikalau mereka setia sampai mati, Dia akan mengaruniakan mahkota kehidupan. Di Kota Smirna sering diadakan pertandingan olahraga, dan para pemenang akan mendapat mahkota yang fana. Tetapi pemenang dalam Tuhan memperoleh mahkota yang tidak fana. Pengertian yang paling sederhana dan mudah diterima adalah bahwa mahkota kehidupan ini disediakan khusus untuk orang percaya yang "setia sampai mati". Tuhan tidak menjanjikan hadiah ini kepada orang percaya yang mundur dalam penderitaan. Dia menjanjikan keselamatan kekal bagi setiap orang yang percaya, tetapi mahkota ini dikhususkan kepada orang percaya yang setia sampai mati.
Mahkota kehidupan itu juga dijanjikan dalam Surat Yakobus 1:12 yang berbunyi, "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." Baik Firman Allah maupun pengalaman manusia bersaksi bahwa ada orang percaya yang tidak "bertahan dalam pencobaan", ataupun mengasihi Allah. Mahkota kehidupan merupakan hadiah yang diperuntukkan bagi orang percaya yang bertahan, yang setia, yang melakukan pekerjaan Kristus sampai kesudahannya.
2:11b Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua.
Kematian yang kedua adalah neraka, menurut pasal 20:14 dan 21:8. Janji mengenai kematian yang kedua ini agak aneh, karena kita sudah percaya, bahwa setiap orang yang percaya dalam Kristus pasti tidak akan menderita kematian yang kedua, jadi mengapa Tuhan Yesus menjanjikan hal ini? Sebenarnya ada maksud lain dari Tuhan, yaitu kita yang setia akan memperoleh bukan hanya perlindungan dari kematian yang kedua, tetapi juga kebahagiaan yang kekal. Ini semacam gaya bahasa di dalam bahasa Yunani. Dalam sastra Yunani, besarnya sesuatu seringkali ditekankan dengan berkata bahwa hal itu tidak kecil! Juga, mungkin mereka akan menderita kematian yang pertama, tetapi mereka sama sekali tidak akan menderita apa-apa dari kematian yang kedua. Malah, mereka akan memperoleh kebahagiaan yang indah dan kekal.
Selain unsur kiasan ini, ada juga unsur tata bahasa yang menerangkan kalimat ini. Kata tidak di sini memakai dua kata yang masing-masing berarti "tidak".176 Kalau dua-duanya dipakai, akibat dari pengandaian yang dikemukakan, sama sekali tidak mungkin terjadi. Jadi, anak kalimat ini dapat diterjemahkan "ia sama sekali tidak mungkin menderita oleh kematian yang kedua". Malah, lebih jauh, dia akan memperoleh mahkota kehidupan. Setiap orang percaya akan aman dari kematian yang kedua, tetapi orang percaya yang setia sampai mati jauh lebih aman lagi, karena mereka dikaruniai mahkota kehidupan!
Jemaat Smirna, yang setia dalam kesusahan, diberitahu bahwa mereka akan menderita penganiayaan. Kemakmuran di dunia ini tidak dijanjikan kepada mereka. Mereka diminta supaya bertahan dalam penderitaan. Tuhan Yesus menjanjikan pahala yang indah, yaitu mahkota kehidupan, asal mereka setia dalam penganiayaan itu.
Gill (ID): Why 2:8 - Dan kepada malaikat gereja di Smyrna tuliskan // Perkataan ini dikatakan oleh yang Pertama dan yang Terakhir, yang telah mati, dan yang hidup. Dan kepada malaikat gereja di Smyrna tuliskan,.... Dari kota Smyrna; lihat Gill pada Wahyu 1:11. Bahwa ada gereja Kristus di sini tidak dapat diraguka...
Dan kepada malaikat gereja di Smyrna tuliskan,.... Dari kota Smyrna; lihat Gill pada Wahyu 1:11. Bahwa ada gereja Kristus di sini tidak dapat diragukan, meskipun siapa yang mendirikannya tidak pasti; sangat mungkin oleh Rasul Paulus, yang berada di daerah tersebut, dan melalui siapa seluruh Asia mendengar Injil Kristus, Kis 19:10. Beberapa orang menganggap malaikat atau pendeta gereja ini saat ini adalah Polycarp, murid Yohanes. Irenaeus f, yang mengenalnya, mengatakan ia diangkat menjadi uskup Smyrna oleh para rasul. Di sini ia menderita martir, dan dimakamkan: amfiteater besar, di mana ia dijatuhi hukuman mati, masih dapat dilihat, dan makamnya masih terawat di tempat ini g: sebuah surat yang sangat terkenal, yang dikirim oleh gereja di Smyrna kepada gereja-gereja di Pontus, memberikan laporan tentang kemartiran Polycarp, dan lainnya, masih ada dalam tulisan Eusebius h. Menurut Konstitusi Apostolik i, uskup-uskup pertama di Smyrna adalah Aristo Strataeas dan Aristo yang kedua, dan Apelles, yang disebutkan dalam Roma 16:10; dan dia dihitung di antara tujuh puluh murid; lihat Gill pada Luk 10:1; dan dikatakan bahwa ia adalah uskup Smyrna sebelum Polycarp; siapa yang menggantikan Polycarp, tidak saya temukan; tetapi dikatakan ada gereja di Smyrna pada abad "ketiga"; dan begitu juga di awal abad "keempat", karena ada seorang uskup dari sini dalam konsili di Nicea: dan pada abad "kelima", disebutkan beberapa uskup dari tempat ini; seperti Cyrus, seorang penduduk asli Konstatinopel; dan Protherius, yang diperkirakan menggantikannya, dan hadir dalam sinode di Chalcedon; dan Aethericus, yang berpartisipasi dalam tiga sinode di abad ini, di Konstatinopel, Efesus, dan Chalcedon: dan pada abad "keenam", ada seorang uskup Smyrna di sinode kelima yang diadakan di Roma dan Konstatinopel: dan bahkan pada abad "kedelapan", seorang yang bernama Antony, seorang biarawan, mengisi tempat uskup Smyrna dalam sinode Nicea k. Para Turki sekarang memiliki tiga belas masjid di tempat ini, orang Yahudi memiliki dua sinagoga, dan dari orang Kristen ada dua gereja milik orang Yunani, dan satu milik orang Armenia l. Gereja ini, dan pendetanya, merepresentasikan keadaan gereja di bawah penganiayaan para kaisar Romawi. Smyrna berarti "mur", yang rasanya pahit, melambangkan penderitaan pahit, penganiayaan, dan kematian, yang dialami oleh umat Allah dalam periode ini; dan yet, seperti mur memiliki bau yang manis, demikian pula para santo itu, dalam penderitaan mereka demi Kristus, sangat berterima kasih dan menyenangkan bagi-Nya; oleh karena itu tidak ada yang dikatakan sebagai keluhan terhadap gereja ini; bukan bahwa ia tanpa kesalahan, tetapi adalah tepat untuk memperlakukan dia dengan lembut dalam keadaan tertekan; dan, seperti yang diamati Dr. More, seperti mur digunakan dalam pengawetan mayat, itu mungkin menunjukkan banyak kematian dan kemartiran para santo dalam periode ini, di mana nama-nama dan kenangan mereka dipertahankan dan diabadikan,
Ini adalah perkataan yang diucapkan oleh Yang Pertama dan Yang Terakhir, yang telah mati, dan yang hidup. Dari karakter-karakter ini dari Kristus; lihat Gill pada Wahyu 1:8, Wahyu 1:11, Wahyu 1:17, Wahyu 1:18; dan ini disebutkan dengan sangat tepat, untuk mendorong para santo di bawah penderitaan mereka menghadapi kematian; karena Kristus, yang adalah Allah abadi, telah dalam sifat manusia merasakan pahitnya kematian untuk mereka, dan telah bangkit kembali; menyiratkan, bahwa meskipun mereka dipanggil untuk menjalani kematian yang paling pahit demi nama-Nya, mereka akan dibangkitkan kembali seperti Dia, dan hidup bersama-Nya selamanya. Versi Etiopia membaca, "demikianlah firman Roh Kudus"; tetapi tidak dapat dikatakan tentang Dia bahwa "Ia telah mati",

Gill (ID): Why 2:9 - Saya tahu akan perbuatanmu // dan tribulasi // dan kemiskinan // tetapi engkau kaya // Dan Saya tahu penistaan dari mereka yang berkata bahwa mereka adalah orang Yahudi, dan sebenarnya bukan // tetapi merupakan sinagoga Setan Saya tahu akan perbuatanmu,.... Perbuatan baik, seperti sebelum ini dalam Wahyu 2:2, dan tribulasi; ini adalah warisan Kristus bagi umat-Nya, dan yang...
Saya tahu akan perbuatanmu,.... Perbuatan baik, seperti sebelum ini dalam Wahyu 2:2,
dan tribulasi; ini adalah warisan Kristus bagi umat-Nya, dan yang berada di jalan mereka menuju surga; dan tidak pernah ada jalan siapa pun menuju surga yang lebih dipenuhi dengan itu daripada jalan para santo pada periode ini. Namun Kristus memperhatikan hal itu, dan mereka di dalamnya; Dia mengenal jiwa-jiwa mereka dalam kesengsaraan, dan mencatat kesabaran mereka di dalamnya, serta ketekunan dan keterikatan mereka yang erat kepada-Nya:
dan kemiskinan; yang benar secara harfiah, melalui perampasan barang-barang mereka, yang mereka hadapi karena pengakuan akan Kristus: tidak ada yang lebih hina di antara manusia daripada kemiskinan, namun Kristus memperhatikan hal itu dan mengakui umat-Nya di dalamnya; karena kemiskinan ini bukan karena dosa, tetapi akibat penderitaan demi nama-Nya:
tetapi engkau kaya; mereka kaya, dalam iman, dan ahli waris kerajaan, meskipun miskin di dunia ini; mereka kaya dengan kekayaan Kristus, dengan berkat perjanjian, dengan kasih karunia Roh, dan dalam perbuatan baik; mereka adalah raja dan imam bagi Allah, memiliki kerajaan kasih karunia di sini, dan hak atas kerajaan kemuliaan di kemudian hari; dan mereka adalah ahli waris Allah, dan pewaris bersama dengan Kristus,
Dan Saya tahu penistaan dari mereka yang berkata bahwa mereka adalah orang Yahudi, dan sebenarnya bukan; yang mengklaim diri mereka sebagai Israel sejati dari Allah, orang Yahudi yang demikian secara batiniah, orang yang sudah lahir baru, atau benar-benar orang Kristen; karena orang Kristen, yaitu orang yang dibaptis m, oleh kaum heathen disebut orang Yahudi; tetapi mereka ini tidak, mereka mengaku Kristen dalam kata-kata, tetapi dalam perbuatan menyangkalnya; mereka adalah orang-orang dengan prinsip dan praktik yang buruk, dan baik mengolok-olok jalan dan doktrin Kristus sendiri, serta menyebabkan orang lain juga mengolok-oloknya; mereka adalah Kristen palsu, profesor nominal, dan menghindari penganiayaan demi Injil; yang tidak seperti yang mereka ingin dianggap: inilah para penyebar bid'ah pada periode waktu ini, di mana ada banyak dari mereka, dan yang terutama menyangkut doktrin Trinitas, dan pribadi Kristus; dan mereka adalah pengantar ritus Pagan dan Yahudi ke dalam gereja, serta merupakan orang-orang dengan kehidupan dan percakapan yang sangat buruk, dan membuka jalan bagi manusia dosa:
tetapi merupakan sinagoga Setan: adalah anak-anak iblis, menirunya, dan dipengaruhi olehnya, serta merupakan perintis antikristus, yang kedatangannya adalah setelah pekerjaan Setan,

Gill (ID): Why 2:10 - Jangan takut akan semua hal yang akan kamu derita // Ketahuilah, iblis akan mencerai beberapa dari kalian ke penjara // agar kamu dapat diuji // dan kamu akan mengalami penganiayaan selama sepuluh hari // Jadilah setia sampai mati // dan Aku akan memberikan kepadamu mahkota kehidupan. Jangan takut akan semua hal yang akan kamu derita,.... Umat Tuhan mengalami penderitaan yang beragam, seperti yang dialami oleh para Kristen pada masa...
Jangan takut akan semua hal yang akan kamu derita,.... Umat Tuhan mengalami penderitaan yang beragam, seperti yang dialami oleh para Kristen pada masa itu, seperti cambukan, penjara, penyitaan barang, dan kematian dalam berbagai bentuk; dan ini adalah pasti, mereka akan menderita hal-hal itu; semuanya telah diketahui sebelumnya oleh Kristus, dan kadang-kadang dia memberi tahu umat-Nya sebelumnya tentang hal-hal tersebut, dan mereka seharusnya tidak memperbolehkan diri mereka untuk terjerat dalam ketakutan budak tentangnya. Dikisahkan tentang Polikarp, uskup gereja ini di Smirna, dalam sebuah surat yang ditulis oleh gereja itu sendiri n bahwa tiga hari sebelum ia menderita, ia bermimpi bantalnya, tempat ia meletakkan kepalanya, terbakar; saat itu, ketika terbangun, ia berkata kepada orang-orang yang berada di sampingnya, bahwa ia akan dibakar untuk Kristus; dan ketika ia datang untuk menderita, saat ia dibawa pergi, terdengar suara dari orang-orang yang melihat, "Polikarp, tetap kuat, dan tunjukkan keberanianmu,"
Ketahuilah, iblis akan mencerai beberapa dari kalian ke penjara; yang telah menjadi nasib banyak orang kudus, dan juga bagi beberapa, bahkan para pelayan setia firman pada masa ini; di mana Setan turut campur, menggugah musuh mereka untuk mencegah dan menghentikan kemajuan Injil, dan menghalangi orang lain baik dari berkhotbah maupun mengakuinya: tujuannya ada pada izin atas hal ini,
agar kamu dapat diuji; agar karunia-karunia mereka dapat diuji, iman, kasih, semangat, keberanian, kesetiaan, dan ketekunan mereka. Masa penderitaan adalah masa pengujian, apakah mereka benar-benar Kristen atau tidak; apakah mereka memiliki anugerah Tuhan yang benar atau tidak; dan apakah prinsip-prinsip yang mereka pegang benar dan layak, dan layak untuk diderita:
dan kamu akan mengalami penganiayaan selama sepuluh hari: yang berarti itu bisa menjadi sepuluh penganiayaan di bawah para kaisar Romawi; yang "pertama" di bawah Nero, pada tahun 64 atau 66; yang "kedua" di bawah Domitian, sekitar tahun 93; yang "ketiga" di bawah Trojan, pada tahun 104; yang "keempat" di bawah Hadrian, pada tahun 125; yang "kelima" di bawah Marcus Antoninus, pada tahun 151; yang "keenam" di bawah Septimius Severus, pada tahun 197; yang "ketujuh" di bawah Maximinus, pada tahun 235, 236, 237; yang "kedelapan" di bawah Decius, pada tahun 250; yang "kesembilan" di bawah Valerianus, pada tahun 257; dan yang "kesepuluh" di bawah Diokletianus, pada tahun 303. Austin o menghitung sepuluh penganiayaan ini demikian: yang pertama oleh Nero, yang kedua oleh Domitian, yang ketiga oleh Trojan, yang keempat oleh Antoninus, yang kelima oleh Severus, yang keenam oleh Maximus, yang ketujuh oleh Decius, yang kedelapan oleh Valerianus, yang kesembilan oleh Aurelianus, yang kesepuluh oleh Diokletianus dan Maximianus. Lainnya, mengingat penganiayaan Nero terjadi sebelum penglihatan ini, menghitung sepuluh penganiayaan als demikian: Domitian, Trojan, M. Antoninus, Verus dan Lucius, Severus, Maximinus, Decius, Valerianus, Aurelianus, Diokletianus, Licinius: penganiayaan Diokletianus berlangsung selama sepuluh tahun hampir selama waktu itu: dan sebagian berpikir bahwa penganiayaan terakhir ini, yang berlangsung sepuluh tahun, yang dimaksud di sini, dan tidak tanpa alasan yang baik; karena biasa dalam tulisan-tulisan nubuat, dan dalam kitab Wahyu ini, untuk menyamakan hari dengan tahun; sehingga sepuluh hari ini bisa saja merupakan sepuluh tahun yang dialami penganiayaan terakhir, dan pada saat yang sama periode keadaan gereja ini berakhir, dan keadaan Pergamus terjadi,
Jadilah setia sampai mati: yang merupakan alamat kepada para pelayan pada masa ini, untuk setia dalam berkhotbah Injil Kristus yang murni dan tidak tercampur; dalam pelaksanaan yang konstan dari upacara, seperti yang telah disampaikan; dalam mengawasi jiwa-jiwa manusia di bawah perawatan mereka, menegur, mendorong, dll., dengan semua kesabaran; melanjutkan dalam menjalankan tugas, meskipun dalam bahaya kematian yang berkelanjutan, dan walaupun itu berakhir pada kematian. Juga kepada gereja-gereja dan anggotanya, untuk terus percaya kepada Kristus, mengaku namanya, berjuang untuk Injil-Nya, menghadiri upacaranya, dan mengikutinya ke mana pun Dia pergi; meskipun ini akan mengekspos mereka pada penderitaan, bahkan sampai mati, yang seharusnya mereka hadapi dengan sukacita: dan kepada hal ini mereka didorong oleh apa yang berikut,
dan Aku akan memberikan kepadamu mahkota kehidupan; yang mungkin merujuk tidak hanya kepada kehidupan kekal, yang disebut demikian, Jam 1:12; karena kemuliaan keadaan itu, dan keberlanjutan selamanya, dan ada dalam kepemilikan dan pemberian Kristus; tetapi juga kepada pembebasan orang Kristen dari penganiayaan, oleh Konstantinus; yang datang untuk mengenakan mahkota kekaisaran, yang tidak hanya menjadi mahkota kemuliaan baginya, tetapi juga mahkota kehidupan bagi gereja, dan menjadi seperti kehidupan dari kematian bagi para kudus: kepada orang-orang yang telah mati dijanjikan mahkota kehidupan, sebagai alusi kepada orang-orang kafir, yang mengalungkan mahkota pada orang mati mereka p,

Gill (ID): Why 2:11 - Siapa yang memiliki telinga, hendaklah dia mendengar // ia yang menang // tidak akan terluka oleh kematian kedua Siapa yang memiliki telinga, hendaklah dia mendengar,.... Lihat Gill pada Wahyu 2:7, ia yang menang; dan tidak merasa terintimidasi oleh kemiskinan, p...
Siapa yang memiliki telinga, hendaklah dia mendengar,.... Lihat Gill pada Wahyu 2:7,
ia yang menang; dan tidak merasa terintimidasi oleh kemiskinan, penyitaan barang, tribulasi, penganiayaan, dan bahkan kematian itu sendiri, tetapi melalui Kristus adalah seorang penakluk, dan lebih dari seorang penakluk atas semua hal ini:
tidak akan terluka oleh kematian kedua; yang dimaksud adalah kematian kekal, berbeda dari kematian yang bersifat tubuh dan temporer; dan terletak dalam penghancuran tubuh dan jiwa di neraka, serta pemisahan yang abadi dari Tuhan, dan perasaan marah ilahi yang terus-menerus; namun para orang kudus tidak akan pernah terluka oleh ini, mereka ditetapkan untuk hidup kekal; ini telah dijamin bagi mereka dalam Kristus, dan Dia memilikinya di tangannya untuk mereka, dan akan memberikannya kepada mereka. Frasa ini adalah Yahudi, dan berlawanan dengan kematian pertama, atau kematian tubuh; yang merupakan akibat dari dosa, dan telah ditetapkan oleh Tuhan, dan yang dialami oleh umat Tuhan sama seperti orang lain; tetapi kematian kedua khusus bagi orang-orang jahat. Jadi Targum Yerusalem pada Ulangan 33:6; memberi parafrase kata-kata tersebut, "biarlah Rubéna hidup, dan tidak mati", dengan demikian,
"biarlah Rubéna hidup di dunia ini, dan tidak mati
Epiphanius menyebutkan tentang pengertian teks dan frasa ini q. Lihat frasa yang sama dalam Targum Yehuda ben Uzziel, di Yesaya 22:14; dan di Yeremia 51:39; dan dalam Philo orang Yahudi r,

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Why 2:8-11
Matthew Henry: Why 2:8-11 - Surat kepada Jemaat di Smirna Surat kepada Jemaat di Smirna (2:8-11)
...
SH: Why 2:8-11 - Miskin tetapi kaya (Kamis, 24 Oktober 2002) Miskin tetapi kaya
Miskin tetapi kaya. Tuhan, Raja Gereja senantias memedulikan umat-Nya. Jemaat yang ting...

SH: Why 2:8-11 - Alfa dan Omega (Selasa, 16 Desember 2003) Alfa dan Omega
Alfa dan Omega.
Kemungkinan jemaat Smirna didirikan oleh Paulus selama
perjalanann...

SH: Why 2:8-11 - Setia sampai mati (Kamis, 15 Desember 2011) Setia sampai mati
Judul: Setia sampai mati
Dibandingkan dengan kota-kota lainnya, Smirna dikenal sebag...

SH: Why 2:8-11 - Berita Buruk untukmu (Minggu, 11 September 2022) Berita Buruk untukmu
Sementara jemaat di Efesus menerima pujian dan teguran, jemaat di Smirna tidak mendapatkan k...
Utley -> Why 2:8-11
Topik Teologia: Why 2:8 - -- Yesus Kristus
Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
Yang Awal dan Yang Akhir
...

Topik Teologia: Why 2:9 - -- Makhluk-makhluk Supranatural
Setan
Dosa
Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
Gelar-gelar Deskript...

Topik Teologia: Why 2:10 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yesus Mengerjakan Pekerjaan Allah
...

Topik Teologia: Why 2:11 - -- Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
S...
TFTWMS: Why 2:8 - Gereja GEREJA (Wahyu 2:8a)
Surat itu dimulai dengan, "Dan tuliskanlah kepada ma...


TFTWMS: Why 2:11 - Penghiburan PENGHIBURAN (Wahyu 2:11)
Surat itu ditutup dengan pesan penghiburan (ay. ...
Constable (ID): Why 2:1--3:22 - --II SURAT-SURAT KEPADA TUJUH GEREJA pasal 2--3 Sebelum menganalisis masi...




