[1:4] 1 Full Life : ROH KEKUDUSAN.
Nas : Rom 1:4
"Roh kekudusan" menunjuk kepada Roh Kudus, oknum ketiga dalam Trinitas ilahi. Kekudusan-Nya memisahkan Dia dengan jelas dari roh manusia, dosa, dan dunia serta mengungkapkan ciri khas dan karya-Nya (bd. Gal 5:16-24).
[1:5] 2 Full Life : PERCAYA DAN TAAT KEPADA NAMA-NYA.
Nas : Rom 1:5
Perhatikan bahwa pada permulaan dan akhir surat ini (Rom 16:26), Paulus menegaskan iman sebagai ketaatan. Bagi dia iman yang menyelamatkan harus ditentukan oleh maksud semula, yaitu persekutuan dengan Allah melalui Yesus Kristus dalam kasih, ibadah, rasa syukur, dan ketaatan
(lihat cat. --> Yak 2:17;
[atau ref. Yak 2:17]
bd. Yoh 15:10,14; Ibr 5:8-9;
lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).
[1:7] 3 Full Life : DIPANGGIL DAN DIJADIKAN ORANG-ORANG KUDUS.
Nas : Rom 1:7
Orang yang percaya sudah dipisahkan (bd. ayat Rom 1:1) dari dosa dan dunia, didekatkan pada Allah dan dikuduskan untuk melayani
(lihat cat. --> Kel 19:6;
lihat cat. --> Im 11:44).
[atau ref. Kel 19:6; Im 11:44]
Melalui tindakan penyucian ini Roh Kudus memperbaharui watak orang percaya dalam kekudusan sejati
(lihat cat. --> Kis 9:13;
[atau ref. Kis 9:13]
bd. Ef 4:23-24;
lihat art. PENGUDUSAN).
[1:16] 4 Full Life : MENYELAMATKAN.
Nas : Rom 1:16
Untuk pembahasan mengenai arti kata "keselamatan", bersama dua kata lain yang dipakai Alkitab untuk keselamatan,
lihat art. KATA-KATA ALKITABIAH UNTUK KESELAMATAN.
[1:17] 5 Full Life : BERTOLAK DARI IMAN DAN MEMIMPIN KEPADA IMAN.
Nas : Rom 1:17
Orang yang benar tetap hidup dalam iman dan dengan demikian ia terus-menerus hidup dalam kekayaan rohani (lih. Rom 8:12-13; 14:13-23;
lihat cat. --> Ibr 10:38;
[atau ref. Ibr 10:38]
lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).
[1:18] 6 Full Life : MURKA ALLAH.
Nas : Rom 1:18
Murka (Yun. _orge_) Allah adalah ungkapan tentang kebenaran dan kasih-Nya
(lihat art. SIFAT-SIFAT KHAS ALLAH).
Itu adalah kemarahan pribadi dan reaksi Allah yang tetap terhadap segala dosa (Yeh 7:8-9; Ef 5:6; Wahy 19:15), yang dibangkitkan oleh kelakuan jahat orang-orang (Kel 4:14; Bil 12:1-9; 2Sam 6:6-7) dan bangsa-bangsa (Yes 10:5; 13:3; Yer 50:13; Yeh 30:15) dan oleh ketidaksetiaan umat Allah (Bil 25:3; 32:10-13; Ul 29:24-28).
- 1) Pada masa lampau, murka Allah dan kebencian-Nya terhadap dosa dinyatakan dalam air bah (pasal Kej 6:1-8:22), bencana kelaparan dan wabah (Yeh 6:11 dst), pemusnahan (Ul 29:22-23), perserakan (Rat 4:16) dan pembakaran negeri (Yes 9:18-19).
- 2) Pada masa sekarang murka Allah dinyatakan dalam membiarkan orang
jahat terjerumus dalam kefasikan dan nafsu-nafsu jahat
(lihat cat. --> Rom 1:24)
[atau ref. Rom 1:24]
dan dalam mendatangkan kehancuran dan kematian atas semua yang tidak taat kepada-Nya (Rom 1:18-3:20; 6:23; Yeh 18:4; Ef 2:3). - 3) Pada masa depan murka Allah akan berupa siksaan besar bagi orang
fasik dalam dunia ini (Mat 24:21; Wahy 5:1-19:21) dan hari
penghakiman bagi semua orang dan bangsa (Yeh 7:19; Dan 8:19) --
"hari kesusahan dan kesulitan, hari kemusnahan dan pemusnahan, hari
kegelapan dan kesuraman" (Zef 1:15), hari penghukuman atas orang
yang tidak benar (Rom 2:5; Mat 3:7; Luk 3:17; Ef 5:6; Kol 3:6;
Wahy 11:18; 14:8-10; 19:15). Pada akhirnya, murka Allah mengakibatkan
hukuman kekal bagi mereka yang tidak mau bertobat
(lihat cat. --> Mat 10:28).
[atau ref. Mat 10:28]
- 4) Murka Allah bukanlah usaha-Nya terakhir terhadap umat manusia karena
Dia telah menyediakan jalan keluarnya. Seorang dapat bertobat dari
dosanya dan berbalik dengan iman kepada Yesus Kristus (Rom 5:8;
Yoh 3:36; 1Tes 1:10; 5:9;
lihat art. KATA-KATA ALKITABIAH UNTUK KESELAMATAN).
- 5) Orang percaya yang dipersatukan dengan Kristus harus terlibat dalam
murka Allah terhadap dosa, bukan dalam bentuk balas dendam, tetapi
dengan kasih akan kebenaran dan kebencian akan kejahatan
(lihat cat. --> Ibr 1:9).
[atau ref. Ibr 1:9]
PB mengakui adanya kemarahan yang kudus yang membenci apa yang dibenci Allah, suatu kemarahan yang nyata dalam Yesus sendiri (Mr 3:5; Yoh 2:12-17; Ibr 1:9;lihat cat. --> Luk 19:45),
[atau ref. Luk 19:45]
dalam Paulus (Kis 17:16) dan dalam umat yang benar (2Pet 2:7-8;lihat cat. --> Wahy 2:6).
[atau ref. Wahy 2:6]
[1:21] 7 Full Life : MEREKA TIDAK MEMULIAKAN DIA.
Nas : Rom 1:21
Walaupun ayat Rom 1:21-28 terutama membahas alur menurun dari kebejatan moral orang yang tidak bertobat, di dalamnya juga tercatat prinsip-prinsip yang menunjukkan mengapa salah satu dosa utama yang mengakibatkan kejatuhan pemimpin Kristen adalah kedursilaan
(lihat cat. --> Rom 1:24 berikutnya).
[atau ref. Rom 1:24]
- 1) Bila para pemimpin gereja menjadi sombong (ayat Rom 1:22), mereka
mencari kehormatan bagi diri sendiri (ayat Rom 1:21) dan lebih
memuliakan diri mereka (ciptaan) daripada Sang Pencipta (ayat
Rom 1:25). Pada saat itu pintu terbuka dalam hidup mereka untuk
kecemaran seksual dan nafsu yang memalukan (ayat Rom 1:24,26;
lihat cat. --> 2Pet 2:2).
lihat cat. --> 2Pet 2:15).
[atau ref. 2Pet 2:2,15]
Apabila mereka tidak bertobat dan berbalik, pada akhirnya mereka akan diserahkan kepada pikiran-pikiran yang terkutuk (ayat Rom 1:28). - 2) Orang semacam ini mungkin saja tetap meneruskan nafsu yang memalukan dan dosa, sambil membenarkan perbuatan mereka sebagai kelemahan manusiawi, sementara meyakinkan diri sendiri bahwa mereka masih bersekutu dengan Roh Kudus dan memiliki keselamatan. Mereka membutakan diri terhadap peringatan Alkitab bahwa "tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah ... yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah" (Ef 5:5).
[1:24] 8 Full Life : ALLAH MENYERAHKAN MEREKA.
Nas : Rom 1:24
Tanda utama bahwa suatu masyarakat atau umat telah ditinggalkan Allah adalah bahwa mereka terjerumus dalam perbuatan dursila dan penyelewengan seksual.
- 1) Istilah "Allah menyerahkan mereka" berarti bahwa Allah meninggalkan mereka kepada nafsu-nafsu yang memalukan. Istilah "keinginan hati" (Yun. _epithumia_) menunjuk kepada nafsu yang menggebu akan kenikmatan seksual yang haram (bd. 2Kor 12:21; Gal 5:19; Ef 5:3).
- 2) Ketiga tahap dari keadaan ditinggalkan kepada kecemaran adalah:
- (a) Allah menyerahkan mereka kepada keinginan seksual berdosa yang mencemarkan tubuh (ayat Rom 1:24);
- (b) Allah menyerahkan mereka pada hawa nafsu berahi yang memalukan pada orang sejenis (ayat Rom 1:26-27); setelah itu,
- (c) Allah menyerahkan mereka kepada pikiran yang terkutuk, yaitu
pikiran mereka membenarkan tindakan mereka yang berdosa sehingga
pikirannya senantiasa terpikat oleh kejahatan dan keinginan dosa
seksual itu (ayat Rom 1:28). Ketiga tahap ini terjadi kepada
semua orang yang menolak kebenaran penyataan Allah dan mencari
kenikmatan dalam kenajisan (ayat Rom 1:18;
lihat cat. --> Rom 1:27).
[atau ref. Rom 1:27]
- 3) Allah mempunyai dua maksud dengan meninggalkan orang fasik untuk berbuat dosa:
Nas : Rom 1:25
"Dusta" adalah perkataan Iblis, bapa segala dusta (Yoh 8:44); "kamu akan menjadi seperti Allah" (Kej 3:5).
- 1) Percaya dusta itu berarti menolak "kebenaran Allah" dan terlibat
dalam pemujaan berhala (Kej 3:5; Kol 3:5;
lihat cat. --> 2Tes 2:11).
[atau ref. 2Tes 2:11]
- 2) Kecenderungan kuat manusia untuk mempercayai dusta dan memuja diri sendiri adalah alasan Alkitab berkali-kali mengingatkan tentang kesombongan. "Engkau menjadi tinggi hati, dan berkata: 'Aku adalah Allah'" (Yeh 28:2; bd. Ams 6:17; 8:13; 16:18; 1Tim 3:6; Yak 4:6; 1Yoh 2:16).
[1:27] 10 Full Life : LAKI-LAKI DENGAN LAKI-LAKI.
Nas : Rom 1:27
Dosa homoseksualitas bagi sang rasul tampaknya merupakan bukti terbesar kemerosotan akhlak manusia akibat kebejatan dan ditinggalkan Allah (lih. Kej 19:4-5; Im 18:22). Setiap bangsa yang membenarkan dosa ini sebagai cara hidup yang dapat diterima berada dalam tingkat terakhir kerusakan moral
(lihat cat. --> Rom 1:24).
[atau ref. Rom 1:24]
Untuk ayat-ayat lainnya mengenai dosa yang mengerikan ini lih. Kej 19:4-9; Im 20:13; Ul 23:17; 1Raj 14:24; 15:12; 22:46; Yes 3:9; 1Kor 6:9-10; 1Tim 1:10; 2Pet 2:6; Yud 1:7.
[1:32] 11 Full Life : MEREKA JUGA SETUJU DENGAN MEREKA YANG MELAKUKANNYA.
Nas : Rom 1:32
Kata akhir rasul Paulus mengenai dosa manusia adalah kecaman Allah atas keadaan yang lebih terkutuk dari tindakan dosa itu sendiri, yaitu mendukungnya dan mendorongnya dengan merasa senang akan perbuatan dursila orang lain. Inilah puncak kemerosotan akhlak -- menikmati seolah mengalami sendiri dosa dan kejahatan yang dilakukan orang lain. Dosa kini menjadi hiburan.
- 1) Kata "setuju" (Yun. _suneudokeo_) berarti "setuju dengan", atau "menyetujui" menunjuk kepada penikmatan sembarangan dosa yang dilakukan oleh orang lain di dalam masyarakat.
- 2) Dewasa ini kita sudah mengetahui kerusakan besar yang diakibatkan oleh pemeranan perbuatan dursila yang menguasai media hiburan; namun banyak orang menikmati dan bahkan menyetujuinya. Dihibur dengan melihat orang lain berbuat dosa, sekalipun tidak terlibat di dalamnya, membawa orang di bawah kutukan ilahi yang sama dengan mereka yang melakukannya. Dosa makin meningkat dalam suatu masyarakat di mana tidak ada pencegahan dari mereka yang tidak menyetujuinya.
- 3) Mereka (dan khususnya mereka yang mengaku percaya kepada Kristus) yang mempergunakan perbuatan dursila orang lain sebagai sarana hiburan dan kenikmatan secara langsung menyumbang kepada pendapat umum yang menyetujui kedursilaan dan dengan demikian kepada kerusakan dan hukuman kekal atas banyak orang lain yang tidak terhitung jumlahnya. Dosa semacam ini layak dihukum mati dan akan tersingkap dan dihukum pada hari hukuman terakhir (2Tes 2:12).