
Teks -- 2 Tesalonika 2:11 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 2Tes 2:11
Full Life: 2Tes 2:11 - MENDATANGKAN KESESATAN ATAS MEREKA.
Nas : 2Tes 2:11
Setelah sang penahan disingkirkan
(lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS)
dan manusia durhaka dinyatakan, tidak akan ada lagi kes...
Nas : 2Tes 2:11
Setelah sang penahan disingkirkan
(lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS)
dan manusia durhaka dinyatakan, tidak akan ada lagi kesempatan untuk selamat bagi suatu kelompok tertentu:
- 1) Kelompok ini terdiri atas semua orang yang berada di dalam atau di
luar gereja, yang setelah dengan memadai mendengarkan Firman Allah, maka
dengan sukarela dan sadar mereka menolak untuk mengasihi kebenaran dan
sebaliknya memilih untuk suka kejahatan dunia ini
(lihat cat. --> 2Tes 2:10;
lihat cat. --> 2Tes 2:12).
[atau ref. 2Tes 2:10,12]
- 2) Allah akan mendatangkan kesesatan yang kuat atas orang-orang itu sehingga mereka tidak pernah lagi berkesempatan untuk mempercayai kebenaran yang sudah mereka tolak itu (ayat 2Tes 2:12). Mereka terkutuk untuk selamanya mempercayakan "dusta itu" (yaitu ajaran manusia durhaka).
- 3) Maksud Allah dalam mengirim "kesesatan" ialah supaya mereka akan
"dihukum" (ayat 2Tes 2:12). Karena itu, bagi mereka yang pernah
mendengar dan mengerti Firman Allah, namun tidak mengasihi kebenarannya,
malahan telah memilih kesenangan dosa, "tidak ada lagi korban untuk
menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan
penghakiman" (Ibr 10:26-27;
lihat art. KEMURTADAN PRIBADI).
- 4) Keselamatan sepanjang masa kesengsaraan besar itu akan ditawarkan
hanya kepada mereka yang belum pernah mempunyai kesempatan yang memadai
untuk menerima pengetahuan akan kebenaran atau memahami Injil (bd.
Wahy 7:14; 11:3; 14:6-7). Mereka yang memberitakan Injil pada masa
itu mungkin termasuk 144.000 orang dari suku Israel
(lihat cat. --> Wahy 7:4), kedua saksi
(lihat cat. --> Wahy 11:3) dan para malaikat
(lihat cat. --> Wahy 14:6).
Jerusalem -> 2Tes 2:1-12; 2Tes 2:10-12
Jerusalem: 2Tes 2:1-12 - -- Dalam 1Te 4:13-5:11 Paulus tidak mau menentukan saat Parusia Kristus, 1Te 5:1+. Kiranya untuk menanggapi soal-soal baru Paulus di sini tidak berbicara...
Dalam 1Te 4:13-5:11 Paulus tidak mau menentukan saat Parusia Kristus, 1Te 5:1+. Kiranya untuk menanggapi soal-soal baru Paulus di sini tidak berbicara lagi tentang keadaan orang hidup dan mati kelak; sebaliknya di sini ia hanya menegaskan bahwa kedatangan Tuhan belum di ambang pintu, tetapi harus didahului berbagai tanda yang dapat dikenal.

Jerusalem: 2Tes 2:10-12 - -- Dalam ayat-ayat ini masih terus diperlawankan orang-orang durhaka dengan orang beriman. Kebohongan (tipu daya) dan kebenaran tidak mengenai pemikiran,...
Ende -> 2Tes 2:11-12
Ende: 2Tes 2:11-12 - -- Nasib manusia jang menolak tjinta Allah itu lebih landjut dan lebih mendalam
digambarkan dalam Rom 1:24-28. Bdl. Mat 4:11-12.
Nasib manusia jang menolak tjinta Allah itu lebih landjut dan lebih mendalam digambarkan dalam Rom 1:24-28. Bdl. Mat 4:11-12.
Ref. Silang FULL -> 2Tes 2:11

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Tes 2:3-12
Matthew Henry: 2Tes 2:3-12 - Pemberitahuan mengenai Kemurtadan Pemberitahuan mengenai Kemurtadan (2:3b-12)
Di dalam semua perkataan ini, Rasul Paulus membuktikan kekeliruan dari apa yang diperingatkannya terhad...
Pemberitahuan mengenai Kemurtadan (2:3b-12)
- Di dalam semua perkataan ini, Rasul Paulus membuktikan kekeliruan dari apa yang diperingatkannya terhadap jemaat Tesalonika, serta memberikan alasan mengapa mereka tidak perlu menyangka bahwa kedatangan Kristus sudah sedang tiba sekarang. Ada beberapa peristiwa yang harus terjadi dahulu sebelum kedatangan Kristus yang kedua. Secara khusus, Paulus memberi tahu jemaat Tesalonika bahwa akan ada,
- I. Suatu kemurtadan besar-besaran. Haruslah datang dahulu murtad (ay. 3). Mengenai kemurtadan ini, kita tidak boleh menafsirkannya sebagai tindakan warga negara yang meninggalkan negaranya atau pemerintah sipil, melainkan ada kaitannya dengan urusan keagamaan atau kerohanian, yaitu tindakan yang meninggalkan ajaran sehat, penyembahan yang ditetapkan dan pemerintahan gereja, dan hidup yang kudus. Rasul Paulus berbicara tentang kemurtadan yang begitu luar biasa, yang bukan hanya dilakukan oleh beberapa orang Yahudi atau orang bukan Yahudi yang telah dimenangkan, melainkan yang terjadi secara amat besar-besaran, sekalipun terjadinya secara perlahan. Kemurtadan ini akan menciptakan kesempatan munculnya antikristus, manusia durhaka. Menurut Paulus (ay. 5), hal ini telah disampaikannya ketika ia sedang bersama jemaat Tesalonika, dengan tujuan, tidak diragukan lagi, yaitu supaya mereka tidak menjadi marah atau tersandung oleh hal tersebut. Marilah kita perhatikan bahwa tidak lama setelah Kekeristenan tertanam dan berakar di dunia, maka langsung muncul tindakan mengundurkan diri di dalam gereja Kristen. Hal yang sama terjadi dalam jemaat Perjanjian Lama. Tidak lama setelah terjadi kemajuan yang cukup besar di dalam ibadah, menyusul pula tindakan undur diri. Segera sesudah janji diberikan, muncul pemberontakan. Contohnya, segera sesudah manusia mulai berseru kepada nama Tuhan, semua manusia menjalankan kehidupan yang rusak. Segera sesudah perjanjian dengan Nuh, para pendiri menara Babel pun memberontak terhadap sorga. Segera sesudah perjanjian dengan Abraham, keturunannya merosot kehidupan rohaninya di Mesir. Segera sesudah bangsa Israel ditanam di Kanaan, ketika angkatan yang pertama sudah mati, mereka meninggalkan Allah dan melayani Baal. Segera sesudah perjanjian Allah dengan Daud, keturunannya memberontak dan melayani ilah-ilah lain. Segera sesudah orang-orang kembali dari pembuangan, kesalehan mengalami kemerosotan besar-besaran, seperti yang tampak di dalam kisah Ezra dan Nehemia. Itu sebabnya, tidak aneh apabila setelah Kekristenan ditanamkan, terjadi kemerosotan.
- II. Kemunculan manusia durhaka (ay. 3), yaitu antikristus akan bangkit dari tengah kemurtadan besar-besaran ini. Sesudah itu Rasul Paulus berbicara mengenai kemunculan si Pendurhaka ini (ay. 8), menyampaikan bahwa kedurhakaannya harus ditunjukkan, untuk kebinasaannya sendiri. Di sini agaknya Paulus berbicara tentang kebangkitan si Pendurhaka, yang akan disebabkan oleh kemurtadan besar-besaran yang telah disebutkannya. Ini juga berarti bahwa segala macam ajaran palsu dan kebobrokan akan berpusat pada diri si Pendurhaka itu. Banyak perdebatan muncul mengenai siapa itu atau apa yang dimaksudkan dengan manusia durhaka itu. Walaupun tidak pasti, namun jelas yang dimaksudkan di sini adalah kekuasaan dan tirani dari suatu kelompok agama tertentu. Karena perhatikan,
- 1. Nama-nama orang ini, atau lebih tepatnya keadaan dan kekuasaannya dibicarakan di sini. Dia disebut sebagai manusia durhaka, untuk menggambarkan kejahatannya yang luar biasa. Ia tidak hanya kecanduan berbuat jahat, dan mempraktikkan kejahatan itu sendiri, tetapi juga memperkenalkan, memperlihatkan, serta menyuruh orang lain untuk berbuat dosa dan kejahatan. Ia adalah seorang yang harus binasa, karena ia sendiri diserahkan kepada kebinasaan, dan menjadi alat pembinasa baik bagi tubuh maupun jiwa banyak orang lain. Karena alasan-alasan ini, sebutan-sebutan ini cocok dikaitkan dengan pemerintahan suatu kelompok agama. Selain itu, kepadanya mengarah pula,
- 2. Sifat-sifatnya yang disampaikan di sini (ay. 4).
- (1) Bahwa ia meninggikan diri di atas segala yang disebut atau disembah sebagai Allah. Demikianlah, pada masa lalu para pejabat gereja tertentu bukan hanya telah melawan otoritas Allah, dan melawan kekuasaan para pembesar negara, yang disebut sebagai para allah atau dewa, tetapi juga telah meninggikan diri mereka di atas Allah dan para penguasa di dunia, dengan menuntut penghormatan yang lebih tinggi terhadap perintah mereka daripada perintah Allah atau para pembesar.
- (2) Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. Sebagaimana Allah berada di bait-Nya pada jaman dahulu dan disembah di sana, dan kini sedang berada di dalam dan bersama gereja-Nya, begitu pula antikristus disebutkan di sini sebagai seorang perebut kekuasaan Allah di dalam gereja Kristen, dengan menyatakan diri memiliki segala kehormatan ilahi. Kepada siapakah pernyataan-pernyataan ini dapat ditujukan dengan lebih tepat lagi, selain kepada para pejabat suatu kelompok agama tertentu, yang memperoleh gelar-gelar yang paling menghujat, seperti misalnya Deus alter in terrâ – Allah yang lain di muka bumi.
- 3. Kebangkitan antikristus disebutkan (ay. 6-7). Mengenai hal ini, kita harus memperhatikan dua hal:
- (1) Ada sesuatu yang menghalangi atau menunda, atau menahan sampai yang menahannya itu telah disingkirkan. Agaknya, penghalang ini adalah kuasa Kekaisaran Romawi, yang Rasul Paulus pikir pada saat itu tidak pantas untuk disebutkan secara terang-terangan. Selain itu, jelas bahwa sementara kekuasaan ini masih terus ada, ia menghalangi para pejabat gereja pada waktu lampau untuk mencapai kekuasaan yang tinggi sampai menjadi suatu tirani, yang tidak lama setelah itu mereka peroleh.
- (2) Secara bertahap, rahasia kedurhakaan ini mencapai puncaknya. Dengan demikian, pada dasarnya kerusakan ajaran dan penyembahan secara besar-besaran di dalam suatu kelompok agama tertentu itu masuk secara bertahap, dan perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh para pejabat gereja terjadi secara perlahan, tidak sekaligus. Itu sebabnya, rahasia kedurhakaan itu lebih mudah mengalami keberhasilan, dan nyaris tanpa terasa. Dengan tepat Rasul Paulus menyebutnya rahasia kedurhakaan, karena rancangan dan perbuatan jahat ditutup-tutupi di balik kepurapuraan dan sikap pamer, atau setidaknya tersembunyi dari pandangan dan perhatian umum. Dengan pura-pura mengabdi, takhayul dan penyembahan berhala didukung. Juga, dengan pura-pura bergairah bagi Allah dan kemuliaannya, kefanatikan dan penganiayaan digalakkan. Selain itu Paulus memberi tahu kita bahwa rahasia kedurhakaan ini bahkan sudah dimulai pada saat itu, atau telah mulai bekerja. Ketika para rasul masih hidup, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang. Setelah itu, ada ajaran pengikut Nikolaus, yaitu orang-orang yang berpura-pura bergairah bagi Kristus, tetapi sesungguhnya melawan Dia. Kesombongan, ambisi, dan kepentingan duniawi dari para pemimpin dan penguasa gereja, seperti yang terdapat di dalam diri Diotrefes serta yang lainnya, adalah pekerjaan mula-mula dari rahasia kedurhakaan, yang sedikit demi sedikit bisa meningkat sedemikian rupa seperti yang sudah tampak di dalam gereja tertentu.
- 4. Kejatuhan atau kebinasaan para pengikut antikristus dinyatakan (ay. 8). Pemimpin kerajaan para pengikut antikristus disebut sebagai si pendurhaka, atau si pemberontak yang menggunakan kekuasaan manusia untuk menyaingi dan melawan kekuasaan ilahi dan kuasa Tuhan Yesus Kristus. Namun ketika kemudian ia menunjukkan dirinya sebagai manusia durhaka, maka tersingkapnya atau terungkapnya hal ini bagi dunia pasti akan menjadi pertanda dan penyebab kehancurannya. Rasul Paulus meyakinkan jemaat Tesalonika bahwa Tuhan akan memusnahkan dan membinasakan manusia durhaka itu. Kehancurannya mendahului kebinasaannya untuk selama-lamanya. Ini akan dilakukan dengan nafas mulut-Nya, oleh sabda perintah-Nya. Firman Allah yang murni, dengan disertai Roh Allah, akan menyingkapkan rahasia kedurhakaan ini, dan membuat kuasa antikristus lenyap dan musnah. Pada waktunya, ia akan benar-benar binasa sepenuhnya, dan ini akan terjadi karena cahaya kedatangan Kristus. Perhatikan, kedatangan Kristus untuk membinasakan si pendurhaka akan disertai dengan kemuliaan yang luar biasa dan cahaya terangbenderang yang menyilaukan.
- 5. Setelah itu Rasul Paulus menjelaskan pemerintahan dan kekuasaan manusia durhaka ini. Di sini kita amati,
- (1) Cara ia datang, atau memerintah, dan bekerja. Secara umum, semuanya itu dilakukan menurut teladan Iblis, yaitu musuh utama jiwa-jiwa, dan musuh besar Allah serta manusia. Ia adalah sang pengayom bagi penyimpangan dan dusta, musuh bebuyutan kebenaran seperti yang ada di dalam diri Yesus dan semua pengikut Yesus yang setia. Lebih utama lagi, ia menggunakan kuasa dan tipuan Iblis. Ia mengaku-ngaku mendukung kerajaannya dengan kuasa ilahi, namun sesungguhnya itu adalah pekerjaan Iblis. Berbagai tanda dan keajaiban, penglihatan dan mujizat, semua palsu. Dengan hal-hal ini ada kelompok agama tertentu yang didirikan, dan dijalankan, menggunakan tanda-tanda palsu untuk mendukung ajaran-ajaran palsu. Tanda-tanda ajaib, atau berbagai mujizat palsu melayani kepentingan mereka, hal-hal yang sesungguhnya keliru, atau diatur dengan penuh tipu muslihat, untuk disampaikan kepada orang banyak. Tipu muslihat Iblis yang dipakai untuk mendukung pemerintahan antikristus sudah terkenal. Rasul Paulus menyebutnya rupa-rupa tipu daya jahat (ay. 10). Mungkin orang lain menyebut mereka para penipu yang saleh, namun Rasul Paulus menyebut mereka penipu yang jahat dan keji. Memang, segala macam penipuan (yang bertentangan dengan kebenaran) adalah sesuatu yang tidak saleh. Banyak cara halus telah digunakan oleh manusia durhaka itu, dan beraneka rupa pulalah kepura-puraannya yang tidak kentara, yang telah dipakainya untuk mempedaya jiwa-jiwa yang tidak waspada dan goyah, sehingga menerima ajaran yang keliru dan tunduk kepada kekuasaan yang direbutnya.
- (2) Gambaran akan orang-orang yang menjadi pengikutnya secara sukarela, atau cenderung menjadi demikian (ay. 10). Mereka adalah orang-orang yang tidak mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Mereka (mungkin) telah mendengar kebenaran, tetapi tidak mengasihinya. Mereka tidak tahan terhadap ajaran yang sehat, sehingga sangat mudah disuapi dengan ajaran yang keliru. Mereka memiliki pengetahuan samar-samar tentang apa yang benar, tetapi mereka membiarkan adanya beberapa prasangka yang kuat, sehingga menjadi mangsa para penyesat. Seandainya saja mereka mengasihi kebenaran, tentu mereka akan bertekun di dalamnya, dan dipelihara oleh kebenaran itu. Namun tidaklah mengherankan apabila mereka mudah berpisah dengan sesuatu yang tidak pernah mereka kasihi. Mengenai orang-orang ini, dikatakan bahwa mereka binasa atau terhilang. Mereka ada di dalam keadaan terhilang, dan terancam untuk terhilang selamanya. Karena,
- 6. Di sini dinyatakan tentang dosa dan kehancuran dari para pengikut kerajaan antikristus (ay. 11-12).
- (1) Inilah dosa mereka: mereka tidak percaya akan kebenaran dan suka kejahatan. Mereka tidak mengasihi kebenaran, dan itu sebabnya mereka tidak percaya kepada kebenaran tersebut. Dan karena mereka tidak percaya akan kebenaran, maka mereka suka kejahatan, atau perbuatan jahat, dan senang dengan segala pemikiran yang keliru. Perhatikan, pikiran yang menyimpang dan kehidupan yang bejat sering kali hadir bersama-sama dan saling menguatkan.
- (2) Karena itu, kebinasaan mereka dinyatakan. Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta. Demikianlah Ia akan menghukum manusia oleh karena ketidakpercayaan mereka, dan karena mereka tidak senang akan kebenaran serta menyukai dosa dan kejahatan. Ini bukan karena Allahlah yang menciptakan dosa, melainkan karena di dalam kebenaran terkadang Ia menarik anugerah-Nya dari orang-orang berdosa, seperti yang disebutkan di sini. Allah menyerahkan mereka kepada Iblis, atau membiarkan mereka supaya disesatkan oleh alat-alat Iblis. Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka, dan membiarkan mereka sendirian. Setelah itu, tentu dosa akan mengikuti, bahkan kejahatan yang paling buruk, yang nantinya akan berakhir di dalam penghukuman kekal. Allah bertindak adil ketika menjatuhkan hukuman rohani di dunia, dan hukuman kekal di akhirat, ke atas orang-orang yang tidak mengasihi kebenaran Injil, yang tidak mau mempercayainya, atau hidup menurut Injil, melainkan justru berkubang di dalam ajaran yang keliru di dalam pikiran mereka, dan melakukan apa yang jahat di dalam kehidupan dan perilaku mereka.
SH -> 2Tes 2:1-12; 2Tes 2:1-12
SH: 2Tes 2:1-12 - Jangan mau disesatkan! (Senin, 17 Mei 2004) Jangan mau disesatkan!
Seolah dongeng, berita bahwa ada ratusan warga Kristen yang menutup
diri di tempat tertentu untuk menanti kedatangan ...
Jangan mau disesatkan!
Seolah dongeng, berita bahwa ada ratusan warga Kristen yang menutup
diri di tempat tertentu untuk menanti kedatangan Kristus secara
fisik pada bulan November tahun 2003 lalu. Semua harta mereka
jual, dan kelompok itu sepenuhnya mempercayai seorang pendeta yang
mengaku rasul baru. Kejadian riil seperti ini membuat ayat-ayat
kita hari ini sangat relevan.
Kerinduan umat Tuhan akan kedatangan Kristus kembali dalam waktu dekat membuat jemaat Tesalonika menjadi gelisah, mereka kuatir ketinggalan informasi sehingga tidak sempat menyaksikan Tuhan Yesus datang kembali (ayat 1,2). Apalagi ada orang-orang yang mengaku mendapat ilham roh. Bahkan ada yang mengaku mendapat surat dari Paulus.
Paulus mengingatkan apa yang pernah diberitahukannya: 1) akan datang dulu murtad; 2) harus datang dulu manusia durhaka yang sangat sombong dan mengaku Allah, bahkan duduk di Bait Allah (ayat 4). Pendurhaka akan datang, tapi masih bekerja dengan diam-diam. Banyak orang akan percaya, oleh karena keajaiban dan tanda-tanda palsu. Hal seperti ini akan berlangsung terus sampai akhir masa tiba (ayat 6,7). Masa itu hanya Bapa sendiri yang tahu.
Pada masa kini ada banyak penipu mengklaim mendapat wahyu Tuhan Yesus mengenai kedatangan-Nya kembali. Yang lain (orang, atau badan keagamaan) mengklaim memiliki kekuasaan rohani. Tujuannya satu, menyimpangkan Kristen dari mempercayai kebenaran bahwa Kristuslah satu-satunya juruselamat mereka. Yang paling mudah ditipu adalah masyarakat kita (termasuk Kristen) yang telah mengalami malapetaka dan kemalangan dalam berbagai aspek kehidupan sehingga merindukan kelepasan dan damai sejahtera. Agar tidak kena tipu kita harus fokus pada Yesus dan firman-Nya tentang kedatangan-Nya.
Tekadku: Aku akan belajar firman Tuhan dengan benar, dan mohon kuasa melalui doa, supaya aku jangan disesatkan!

SH: 2Tes 2:1-12 - Ajaran ekstrim. (Senin, 19 Oktober 1998) Ajaran ekstrim. Sepanjang sejarah Gereja kita berulangkali menjumpai ajaran-ajaran ekstrim tentang akhir zaman. Rupanya sejak sejarah gereja purba pun...
Ajaran ekstrim.
Sepanjang sejarah Gereja kita berulangkali menjumpai ajaran-ajaran ekstrim tentang akhir zaman. Rupanya sejak sejarah gereja purba pun gejala itu sudah lazim. Paulus meluruskan pengertian jemaat seolah Tuhan segera akan datang. Sebagai rasul Tuhan, ia mengingatkan bahwa sebelum kedatangan Tuhan, akan lebih dulu terjadi aniaya yang ditimbulkan oleh anti-Kristus. Siapakah antikristus itu? Tidak jelas bagi kita. Ia disebut si murtad (ayat 3), si pendurhaka (ayat 7-8). Untuk sementara masih tertahan penampakannya (ayat 7). Banyak penafsir mengartikan antikristus itu ialah Kerajaan Roma yang karena menyangkali panggilannya sebagai hamba Allah, berubah menjadi "binatang buas". Mungkin itu adalah ciri awal dari antikristus kelak, yaitu penggabungan seluruh kekuatan sosial-politis-religius, melawan Kristus.
Tujuan kedatangan Tuhan. Apa dua tujuan utama Tuhan Yesus datang kembali ke dunia ini? Pertama, untuk kepentingan umat-Nya. Ia datang untuk melepaskan umat-Nya dari aniaya yang mereka derita. Dengan demikian akan tuntaslah penghayatan keselamatan yang kita terima dari-Nya. Kedua, Ia datang untuk menghukum semua yang tidak taat kepada-Nya (ayat 12).
Utley -> 2Tes 2:1-12
Utley: 2Tes 2:1-12 - --NASKAH NASB (UPDATED): 2Tes 2:1-121 Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara,...
NASKAH NASB (UPDATED): 2Tes 2:1-12
1 Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, 2 supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. 3 Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, 4 yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. 5 Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? 6 Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. 7 Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, 8 pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. 9 Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, 10 dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. 11 Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, 12 supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.
2Tes 2:1 "Tentang kedatangan" Istilah Yunani parousia ini artinya "kehadiran." Latar belakang budaya dari istilah ini adalah kunjungan kerajaan yang menggunakan kata ini secara teratur. Tiga kata yang digunakan dalam PB untuk menggambarkan Kedatangan Kedua.
- 1. parousia, lih. ay. 2Tes 2:1,8; 1Tes 2:19
- 2. epifaneia, lih. ay. 2Tes 2:8, suatu kedatangan yang terlihat berseri-seri
- 3. apocalypsis, lih. 2Tes 1:6-7, yang berarti "suatu penyingkapan" untuk tujuan mengungkapkan Kata yang terakhir ini juga digunakan pada manifestasi dari Anti-Kristus dalam ay. 3,6,8.
"Kedatangan Kedua" bukanlah suatu istilah alkitabiah. Ini pertama kali digunakan oleh Yustinus Martir. Lihat Topik Khusus: Kembalinya Yesus di 1Tes 2:19 dan Istilah PB untuk Kembalinya Kristus di 1Tes 3:13.
□ "terhimpunnya kita dengan Dia" Ini adalah referensi ke "pengangkatan" dari 1Tes 4:13-18. Dari konteksnya, satu kedatangan dimaksudkan (lih. Mat 24:27,31; 25:31dst; Mr 13:27), bukan dua. Ayat 2Tes 2:3 berbicara baik kepada orang-orang kudus yang mengalami kesengsaraan dan dari penyingkapan si Anti-Kristus. Kedua ayat ini, 1 Mr 3, bertentangan dengan pandangan suatu pengangkatan rahasia orang percaya pra-tribulational, pra- milenium.
Biasanya Mat 24:32-44 (lih. Luk 17:22-37) digunakan sebagai dukungan untuk pengangkatan rahasia orang- orang percaya sementara yang belum ditebus tertinggal. Namun demikian, dalam konteks (zaman Nuh), yang belum ditebus dibawa untuk diadili. Dalam Mat 24:39, "membawa mereka semua pergi" menjelaskan mereka yang dibinasakan dalam banjir (lih. ay. 37-38).
Tujuan teologis sebenarnya dari beberapa teolog untuk pengangkatan rahasia yang berbeda dari kembali Yesus yang kemudian dan terlihat adalah untuk menghilangkan ketegangan antara kedatangan kembali Yesus yang sewaktu-waktu dan keharusan bahwa beberapa peristiwa yang telah dinubuatkan harus terjadi sebelum kedatangan kembali tersebut dan dalam kasus dispensasional pra-milenialisme untuk mengasingkan gereja dari bumi sehingga nubuatan PL bisa secara harfiah dipenuhi bagi kebangsaan Israel, yang adalah mengejutkan dalam terang 1Tes 2:13-16.
- NASB "tidak akan cepat terguncang dari ketenanganmu"
- NKJV "tidak akan segera terguncang dalam pikiran"
- NRSV "tidak akan cepat terguncang dalam pikiran"
- TEV "kamu jangan lekas bingung dan gelisah,"
- NJB "jangan terlalu cepat merasa senang"
Ini adalah sebuah AORIST PASSIVE INFINITIVE yang berbicara tentang kebingungan mental dan kecemasan yang disebabkan oleh pelaku luar, di sini suatu roh, atau pesan. Kata ini secara harfiah bisa menggambarkan gempa bumi atau kedatangan Allah atau Roh (lih. Ibr 12:26-28). Secara kiasan ini menunjuk pada keadaan mental goyangnya loyalitas (lih. LXX dari Maz 15:8 dan Kis 2:25).
"Cepat" menyiratkan (1) keterkejutan Paulus bahwa begitu segera setelah ia berbicara kepada mereka tentang hal-hal ini begitu banyak kebingungan, ketakutan, dan spekulasi telah terjadi atau (2) kesiapan mereka dalam menerima pendapat orang lain mengenai hal ini.
□ "dan gelisah" Ini adalah sebuah PRESENT PASSIVE INFINITIVE yang berbicara tentang suatu kejadian berkelanjutan oleh pelaku luar, di sini roh atau pesan. Jika istilah pertama dalam ay. 2Tes 2:2 menunjuk pada proses berpikir mereka, istilah yang langka ini menunjuk pada perasaan mereka. Istilah ini hanya ditemukan dalam konteks eskatologis (lih. Mat 24:6; Mr 13:7).
- NASB "baik oleh ilham roh, maupun"
- NKJV, NRSV "baik oleh roh atau"
- TEV "oleh klaim... Mungkin ini dikatakan oleh seseorang yang bernubuat"
- NJB "oleh prediksi atau"
Paulus menyebutkan tiga hal (menggunakan metē tiga kali) yang seharusnya tidak boleh mengganggu orang percaya di Tesalonika (yaitu, "roh," "pesan," dan "surat"). Yang pertama adalah istilah "roh" (pneumatos) yang digunakan dalam arti pesan seorang nabi atau wahyu supernatural yang lain (lih. 1Yoh 4:1, yang juga menghubungkan pneuma dengan anti-Kristus).
- NASB "maupun oleh pemberitaan"
- NKJV, NRSV "atau dengan kata"
- TEV "atau dengan khotbah seseorang"
- NJB "atau rumor"
Istilah ini (logos) bisa digambarkan "melalui interpretasi pribadi seseorang" atau "dengan melalui pidato seseorang."
- NASB "atau surat yang dikatakan dari kami,"
- NKJV "atau melalui surat, seolah-olah dari kami"
- NRSV "atau melalui surat, seolah-olah dari kami"
- TEV "Atau mungkin telah dikatakan bahwa kita menulisnya dalam surat"
- NJB "atau surat yang mengaku datang dari kita"
Paulus mulai secara pribadi menanda tangani surat-suratnya untuk memastikan keaslian mereka (lih. 2Tes 3:17). Ini bisa merujuk pada kesalahan penafsiran seseorang atas I Tesalonika atau khotbah Paulus di Tesalonika.
□ "seolah-olah hari Tuhan telah tiba" Ini adalah sebuah PERFECT ACTIVE INDICATIVE, yaitu, "Hari Tuhan sudah tiba." Keseluruhan masalah teologis tentang eskatologi ini adalah masalah utama yang sedang diusahakan untuk dibersihkan oleh Paulus. Sisa dari ay. 3-12 merupakan penjelasan mengapa pernyataan ini tidak mungkin benar (lih. Mat 24:23,26). Kejadian-kejadian yang menyertai Kedatangan Kedua belum dimulai (lihat Pengantar dari Pasal ini). Untuk diskusi lengkap tentang "Hari Tuhan" lihat catatan di 1Tes 5:2.
- NASB "Janganlah seorang pun dengan cara apa pun menyesatkan kamu"
- NKJV "Janganlah kamu disesatkan orang dengan cara apapun"
- NRSV "Janganlah kamu disesatkan orang dalam cara apapun"
- TEV "Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga!"
- NJB "Janganlah biarkan siapa pun menyesatkan kamu dengan cara ini"
Ini adalah suatu DOUBLE NEGATIVE yang kuat dengan sebuah AORIST ACTIVE SUBJUNGTIF + tis, yang menyiratkan suatu pelaku pribadi. Rupanya penipuan secara sengaja ini terjadi.
□ "Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu" Ini adalah sebuah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL. Beberapa peristiwa harus terjadi dahulu (lih. Pendahuluan pasal ini, bagian C). Kedatangan Kedua ini tidak imanen. Dalam konteks ini, dua peristiwa yang disebutkan: (1) kemurtadan besar dan (2) pengungkapan dari si "manusia dosa."
- NASB "datang dahulu murtad"
- NKJV "kejatuhan datang lebih dulu"
- NRSV "pemberontakan datang dahulu"
- TEV "pemberontakan akhir terjadi"
- NJB "Pemberontakan Besar telah terjadi"
Istilah majemuk apo + histēmi, secara harfiah berarti "berdiri menjauhi" (lihat Topik Khusus: Kemurtadan pada Gal 5:4). Hal ini dapat digunakan dalam arti negatif (pemberontakan) atau positif (jauh dari dosa, lih. 2Tim 2:19). Kata ini digunakan dalam literatur Yunani (Plutarch dan Kis 5:37) untuk pemberontakan politik atau militer, tetapi dalam Septuaginta (lih. Yos 22:22) dan Apokripa, sering kali menunjuk pada pemberontakan rohani. Siapa yang memberontak tidak pasti, tetapi mereka menolak Allah dan bahkan mencoba untuk menggantikan-Nya. Ini bisa menjadi orang kafir, orang Yahudi, atau bagian dari gereja yang kelihatan (lih. Mat 24:3-12; 1Tim 4:1; 2Tim 3:1,8,13; 1Yoh 2:18-19).
- NASB "manusia durhaka dinyatakan"
- NKJV "manusia dosa terungkap"
- NRSV "si durhaka terungkap"
- TEV "Si Jahat muncul"
- NJB "Si Pemberontak... telah muncul. "
Ada sebuah masalah naskah Yunani di sini. "Durhaka" ditemukan dalam manuskrip huruf besar Yunani א , B, terjemahan Koptik dan Armenean, dan naskah-naskah Yunani yang digunakan oleh Origenes dan Marcion, menurut Tertulianus, sementara "dosa" ditemukan di naskah A, D, F, G. K, L, P, dan terjemahan Vulgata dan Syriac dan dikenal oleh sebagian besar bapa-bapa gereja mula-mula. "Durhaka" (anomias) jarang ada dalam tulisan-tulisan Paulus (lih. Rom 4:7; 6:19; Tit 2:14) dan juru tulis mungkin telah menggantikan dengan istilah yang lebih dikenal "dosa" (hamartias). Istilah "durhaka" ini juga digunakan dalam ay. 2Tes 2:7,8. UBS4 memberi peringkat kata "durhaka" sebagai "hampir pasti" (B).
Setan tidak dimaksudkan seperti dalam ay. 2Tes 2:9, tetapi hamba-nya yang tunduk, inkarnasi-nya (parodi dari Kristus, lih. Wahy 13:1-8.). Paulus tidak pernah menggunakan istilah "Anti-Kristus," tapi 1Yoh 2:18; 4:3; dan 2Yoh 1:7 (ditulis setelah kematian Paulus) menunjuk pada orang yang sama. Dalam I Yohanes "dosa" dan "pelanggaran hukum" disamakan (lih. 1Yoh 3:4).
Ada kemungkinan bahwa "manusia durhaka" Paulus adalah berkaitan dengan personifikasi apokaliptik Yahudi "yang tidak berharga" (belial) menjadi Mesias palsu, pemimpin dunia yang diilhami Satan. Istilah ini dapat digunakan dalam pengertian ini di
- 1. Ul 13:13, orang yang memimpin orang lain menjauhi YHWH menunju pada dewa-dewa palsu
- 2. 1Sam 2:12, orang yang tidak mengenal YHWH
- 3. Nah 1:15, kejahatan yang dipersonifikasikan
- 4. Kitab Yobel 1:20, roh yang dipersonifikasikan
- 5. Kenaikan Yesaya, 4:18
KATA KERJA ini adalah sebuah AORIST PASSIVE SUBJUNCTIVE. PASSIVE VOICE nya menyiratkan suatu pelaku luar. Allah lah, bukan Iblis, yang mengendalikan sejarah. Pada waktu Allah (lih. 2Tes 2:6) parodi dari Kristus ini, penjelmaan kejahatan ini, hamba Iblis ini akan diizinkan untuk memanifestasikan dirinya dalam sejarah (istilah "mengungkapkan" digunakan untuk penyataan Kristus dalam 2Tes 1:7).
SUASANA SUBJUNCTIVE nya tidak menyiratkan bahwa itu tidak mungkin terjadi, namun menegaskan waktu, yang rancu, tapi di masa depan dari perwahyuan tersebut (lih. ay. 2Tes 2:6,8).
Perhatikan frasa-frasa yang menggambarkan orang akhir zaman ini.
- 1. manusia durhaka
- 2. anak kehancuran
- 3. yang menentang
- 4. yang meninggikan dirinya sendiri
- 5. sehingga ia mengambil tempat duduknya di bait Allah
- 6. menampilkan dirinya sebagai Tuhan
Orang ini tidak hanya menentang Allah, tetapi mencoba untuk mengganti-Nya! KATA DEPAN "anti" aslinya berarti "menggantikan" dan kemudian berarti "melawan." Kedua konotasi ini cocok dengan si manusia durhaka. Dia menginginkan kekuasaan, kontrol, dan ibadah. Inti dari Kejatuhan, yaitu kemerdekaan manusia dan malaikat, dipersonifikasikan (lih. Dan 11:3,16,36).
Dalam begitu banyak cara penjabaran ini mencirikan raja-raja dan para penguasa. Sebuah contoh yang baik adalah Nero!
- NASB "anak kehancuran"
- NKJV "anak kebinasaan"
- NRSV "yang harus binasa"
- TEV "yang ditakdirkan ke neraka"
- NJB "Yang Terhilang"
Ungkapan Ibrani ini secara harfiah diterjemahkan "anak kebinasaan." Ini digunakan untuk Yudas Iskariot dalam Yoh 17:12. Orang eskatologis ini, seperti Yudas, akan terhilang secara rohani dan ditakdirkan untuk hukuman kekal meskipun sangat terlibat dalam agama (lih. ay. 2Tes 2:4).
- NASB "yang menentang dan meninggikan diri di atas setiap yang dianggap dewa atau obyek penyembahan"
- NKJV "yang menentang dan meninggikan diri di atas segala yang disebut Allah atau yang disembah"
- NRSV "Dia menentang dan meninggikan diri di atas setiap yang dianggap dewa atau obyek penyembahan"
- TEV "Dia akan menentang segala sesuatu yang disembah orang-orang dan segala yang dianggap Illahi oleh orang-orang"
- NJB "lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah."
Ini adalah dua PRESENT MIDDLE PARTICIPLE. Apa yang diwakili di sini adalah suatu kepalsuan dan parodi Kristus yang jahat yang mencari kemuliaan dan penyembahan (lih. Yes 14:13-14; Yeh 28:2; Dan 7:25; 8:9-14; 9:27; 11:36-37; Mat 24:15, Mr 13:14, Wahy 13).
□ "meninggikan diri" Ini adalah kata majemuk Yunani huperairomai. Lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan Senyawa Huper di Gal 1:13.
□ "Bahkan ia duduk di Bait Allah" Frasa ini sering digunakan oleh mereka yang percaya bahwa semua peristiwa eskatologis yang disebutkan oleh Yesus (lih. Mat 24; Mr 13, Luk 17:21) atau Yohanes (lih. 1Yoh 2; Wah) adalah peristiwa-peristiwadi masa depan. Jika demikian, ini tampaknya menyiratkan sebuah Bait Suci Yahudi yang telah dibangun kembali, mungkin sepanjang baris Yeh 40; 41; 42; 43; 44; 45; 46; 47; 48.
Penafsir yang lain percaya bahwa peristiwa-peristiwa eskatologis yang diungkapkan ini adalah "segera" akan terjadi dan karenanya, pasti menunjuk pada peristiwa-peristiwa sejarah abad pertama dunia Mediterania.
- 1. Caligula menempatkan patung dirinya di Bait Allah di Yerusalem
- 2. kejatuhan Yerusalem kepada Titus di tahun 70M
- 3. pemerintahan teror Nero dan Domitianus dan penganiayaan orang-orang percaya
Orang lainnya lagi melihat peristiwa eskatologis ini sebagai menunjuk pada baik masa lalu peristiwa abad pertama dan kejadian masa depan. Para nabi PL sering mengambil kejadian di zaman mereka dan memproyeksikannya ke latar belakang "Hari Tuhan" di masa depan. Dengan cara ini PB memiliki pesan untuk zamannya sendiri dan setiap periode sejarah berikutnya. Kita harus menganggap serius latar belakang sejarah dari si penulis asli, tetapi juga keterlambatan 2000 tahun yang mengejutkan dari Kedatangan Kedua.
Bagian yang sangat spesifik dan pribadi ini menyarankan pemenuhan sejarah pribadi di masa depan. Namun naskah ini juga rancu. Terutama jenis bahasa ini (yaitu, "Pembinasa keji," nama dari Daniel untuk si penista ini) cocok dengan invasi Seleukus (Antiokhus Epifanes IV) dan Romawi (Titus) ke Yerusalem di mana di masa itu dewa-dewa kafir bertakhta di wilayah Bait Suci. Gambaran akhir zaman ini juga menyerupai kebanggaan dan kesombongan raja-raja Babel (Yes 14) dan Tirus (Yeh 28), yang mungkin adalah jenis kemurtadan setan.
Istilah Yunani untuk "bait" (naos) ini digunakan untuk ruang Mahakudus di Bait Suci Yahudi, meskipun tidak ada kursi di dalamnya. Istilah ini juga digunakan untuk kuil kafir di mana dewa bertahta. Ini bisa berarti bahwa bait suci Yahudi harus secara fisik dibangun kembali (lih. Dan 9:24-27), kemungkinan mengikuti Yeh 40; 41; 42; 43; 44; 45; 46; 47; 48, tetapi belum tentu. Ingat bahwa Bait Suci Yahudi tidak memiliki tempat untuk duduk. Hanya kuil Yunani lah (yaitu, Zeus) yang memiliki singgasana. Jika harfiah maka ungkapan ini tidak bisa merujuk ke tempat ibadah Yahudi.
Krisostomus menafsirkan "kuil" sebagai metafora umum gaya Paulus untuk Gereja (lih. 1Kor 3:16-17; 6:19; 2Kor 6:16; Ef 2:21). Pandangan ini melihat Anti-Kristus sebagai mewujudkan dirinya di dalam gereja yang kelihatan.
□ "menyatakan diri sebagai Allah" Si pendurhaka ini benar-benar mengklaim keillahian. Dia adalah parodi dari Kristus, ia adalah Setan yang menjelma.
Dalam Wahyu Yohanes ada sebuah trinitas setan (binatang dari laut, binatang dari darat, yang adalah nabi palsu, dan setan). Binatang dari laut adalah parodi dari Kristus, yaitu,
- 1. memiliki luka yang mematikan, tetapi masih hidup, lih. Wahy 13:3,14
- 2. Gelar "siapa yang seperti binatang" mencerminkan deskripsi YHWH dalam Yes 40:18-22; 43:11; 44:6,8,9-20; 45:6
- 3. melakukan tanda-tanda yang besar lih. Wahy 13:13
- 4. memberikan tanda identifikasi kepada para pengikutnya, lih. Wahy 13:16, seperti tanda Tuhan pada para pengikut Kristus, lih. Wahy 7:3
2Tes 2:5 "hal itu telah kerapkali kukatakan" Ini adalah sebuah IMPERFECT TENSE yang menandakan bahwa orang percaya telah berulang kali mendengar khotbah atau pengajaran tentang pokok ini. Mereka memiliki informasi tentang pokok ini yang tidak dimiliki pembaca modern (lih. ay. 2Tes 2:5, "Tidakkah kamu ingat" dan ay. 2Tes 2:6, "kau tahu.") Oleh karena itu, semua penafsiran modern, sampai batas tertentu, tidaklah lengkap dan bersifat sangkaan. Dogmatisme harus dihindari meskipun eksegesis yang seksama sangat membantu. Tidaklah pasti apakah kalimat ini merujuk pada informasi yang diberikan dalam ay. 2Tes 2:1-5 atau ay. 2Tes 2:6-12.
2Tes 2:6 "kamu tahu" Ini berarti bahwa (1) orang percaya tahu siapa / apa yang Paulus maksudkan atau (2) mereka saat ini mengalami kekuasaan / orang tersebut dalam hidup mereka
- NASB "apa yang menahan dia"
- NKJV "apa yang menahan"
- NRSV "apa yang sekarang menahan dirinya"
- TEV "ada sesuatu yang membuat hal ini belum terjadi sekarang"
- NJB "apa yang masih menahan dia kembali" KATA KERJA ini dapat berarti
- 1. "Menahan diri" (lih. Luk 4:24; Fil 13)
- 2. "Berpegang teguh" (lih. 1Tes 5:21; Luk 8:15)
- 3. "Tahan diri" (tidak ada contoh alkitabiah)
Konteksnya lebih memilih "menahan diri" atau "menahan." Pertanyaan sebenarnya adalah: siapa atau apa yang menahan ini? Perubahan tata bahasa yang menarik terjadi dari NETRAL dalam ay. 6 & 7 menjadi MASKULIN dalam ay. 2Tes 2:7 & 8. Ini menyiratkan pengaruh yang mampu dipersonifikasikan. Karena itu, setidaknya tiga interpretasi masuk akal.
- 1. hukum vs anarki, dipersonifikasikan dalam kaisar Romawi
- 2. otoritas kemalaikatan, dipersonifikasikan dalam seorang/para malaikat tertentu, lih. Wahy 7:1-3
- 3. Allah, dalam pribadi Roh-Nya atau Roh yang memberdayakan pemberitaan Injil
Teori yang pertama adalah sangat tua dan meresap, pertama kali dikemukakan oleh Tertullianus. Ini sesuai dengan kriteria kontekstual bahwa orang Kristen di Tesalonika sudah mengerti. Paulus juga berbicara tentang pengalamannya dengan dan manfaat dari hukum (lih. Rom 13:1dst; Kis 17; 18). Teori kedua berhubungan erat. Ini menggunakan Dan 10 sebagai bukti dari kontrol dan otoritas malaikat atas bangsa-bangsa dan sistem hukum mereka. Teori ketiga adalah model yang lebih baru. Ini telah banyak mendapat pujian tetapi juga sangat Pra suposisional. Hal ini digunakan kebanyakan oleh kelompok dispensasionalis tertentu untuk mendukung suatu pengangkatan rahasia.
Roh Anti-Kristus selalu berada di dunia (lih. 1Yoh 2:18; 4:3; 2Yoh 1:7), tetapi suatu hari nanti ia akan akhirnya dipersonifikasikan. Setan tidak tahu rencana Tuhan dan kemungkinan telah menyiapkan orang-orang jahat di setiap zaman. Kekuatan yang menahan ini pasti bersifat supranatural dan di bawah kendali dan rencana Allah (lih. ay. 6b- 7).
□ "sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan" Orang / kekuasaan yang dimaksud ternyata sedang ditahan oleh Allah. Pada waktu yang ditetapkan di masa depan, ia akan diizinkan untuk memanifestasikan dirinya.
2Tes 2:7 "rahasia" Allah memiliki sebuah tujuan terpadu untuk penebusan umat manusia yang bahkan mendahului kejatuhan (lih. Kis 2:23; 3:18; 4:28; 17:31, Luk 22:22). Petunjuk rencana ini terungkap dalam PL (lih. Kej 3:15; 12:3; Kel 19:5-6; dan bagian universal dalam para nabi). Namun demikian, agenda penuhnya tidak jelas. Dengan kedatangan Yesus dan Roh itu mulai menjadi lebih jelas. Paulus menggunakan istilah "rahasia" untuk menggambarkan rencana penebusan total ini (lih. 1Kor 4:1; Ef 6:19; Kol 4:3; 1Tim 3:9). Namun demikian, ia menggunakannya dalam beberapa pengertian yang berbeda.
- 1. Suatu pengerasan sebagian Israel untuk memungkinkan bangsa-bangsa lain untuk dimasukkan. Masuknya bangsa-bangsa lain ini akan bekerja sebagai mekanisme bagi orang Yahudi untuk menerima Yesus sebagai Kristus yang dinubuatkan (lih. Rom 11:25-32).
- 2. Injil diberitakan kepada bangsa-bangsa, yang semuanya termasuk dalam Kristus dan melalui Kristus (lih. Rom 16:25-27; Kol 2:2).
- 3. Tubuh baru orang percaya pada saat Kedatangan Kedua (lih. 1Kor 15:5-57; 1Tes 4:13-18).
- 4. Penyimpulan segala sesuatu dalam Kristus (lih. Ef 1:8-11).
- 5. Orang bukan Yahudi dan Yahudi adalah sesama pewaris (lih. Ef 2:11-3:13).
- 6. Keintiman hubungan antara Kristus dan Gereja dijelaskan dalam istilah perkawinan (lih. Ef 5:22-33).
- 7. Orang kafir dicakup dalam umat perjanjian dan didiami oleh Roh Kristus sehingga menghasilkan kedewasaan serupa dengan Kristus, yaitu, memulihkan gambar Allah yang rusak dalam manusia yang jatuh (lih. Kol 1:26-28).
- 8. Anti-Kristus akhir zaman (lih. 2Tes 2:1-11).
- 9. kepercayaan atau himne orang Kristen mula-mula (lih. 1Tim 3:16).
Istilah ini juga dapat digunakan dalam pengertian bahwa Allah memiliki "rencana rahasia" untuk masa depan, demikian juga, Setan memiliki "rencana rahasia." Ayat-ayat ini mengungkapkan bagaimana personifikasi kejahatan akan meniru Kristus.
□ "kedurhakaan telah mulai bekerja" Ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE INDICATIVE. Ini adalah suatu konsep yang juga diungkapkan dalam I Yohanes (lih. 1Yoh 2:18-29; 4:3). Kata majemuk yang membentuk kata "bekerja" ini (energeō) digunakan hampir secara eksklusif dari lembaga supranatural (lih. 1Kor 12:6,11; 2Kor 4:12; Gal 2:8; 3:5; Ef 1:11,20; 2:2; 3:7; 4:16; Fili 2:13; 3:21; Kol 1:29; 1Tes 2:13; 2Tes 2:9; 1Tim 2:12). Pemberontakan rohani ini telah terjadi sejak kejatuhan. Pemberontakan ini akan suatu hari nanti dipersonifikasikan. Saat ini Tuhan menahan pengaruh ini. Alkitab memproyeksikan konfrontasi akhir zaman antara kejahatan pribadi dan Mesias Allah (lih. Mazm 2).
- NASB "tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan,"
- NKJV "Dia yang sekarang menahan hanya akan melakukannya sampai Ia dibawa keluar dari jalan"
- NRSV "tapi hanya sampai orang yang sekarang menahan tersebut akan disingkirkan"
- TEV "sampai orang yang menahannya diambil keluar dari jalan"
- NJB "dan orang yang menahannya harus disingkirkan lebih dahulu"
Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE dengan sebuah AORIST MIDDLE (deponent) SUBJUNCTIVE. Allah (atau agen-Nya) masih terus menahan, tapi suatu saat nanti pengaruh yang menahan ini akan dihapus. Untuk teori tentang identitas dari "dia yang menahan," lihat ayat 2Tes 2:6. Siapa atau apa pun itu, Allah, bukan si pendurhaka lah, yang mengendalikan sejarah.
2Tes 2:8 "si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya," Elemen waktu adalah pertanyaannya. Naskah ini menyiratkan segera setelah Allah menghilangkan kekuatan penahan tersebut. Ayat-ayat berikut merincikan aktivitas-Nya (lih. Dan 7:13;\\).
- NASB "yang akan dibunuh oleh Tuhan"
- NKJV "yang akan dihancurkan oleh Tuhan "
- NRSV "yang akan dihancurkan oleh Tuhan Yesus "
- TEV "Tuhan Yesus akan membunuhnya"
- NJB "Tuhan akan membunuhnya"
Ada dua masalah naskah Yunani dalam ayat ini. Yang pertama adalah nama "Tuhan" atau "Tuhan Yesus." Gelar tunggal ada dalam naskah B, Dc, dan K. Gelar ganda ada dalam manuskrip א , A, D*, G, P dan terjemahan Vulgata, Suriah, dan Koptik.
Masalah kedua adalah KATA KERJA nya. "Menghancurkan" ada dalam naskah א , A, D*, G, dan P serta terjemahan Vulgata, Syria dan Koptik. Paulus mungkin menyinggung Yes 11:4, dimana KATA KERJA yang sama (membunuh) muncul dalam Septuaginta. Istilah "menghancurkan" yang tidak biasa ditemukan dalam manuskrip F dan G dan bentuk varian di Dc dan K. Kedatangan Kedua akan mengakhiri masa pemberontakan.
□ "dengan nafas mulut-Nya" Latar belakang PL untuk ini adalah Ayub 4:9; 15:30 atau Yes 11:4; 30:28,33. Penggunaan PB nya adalah Wahy 2:16; 9:15. Istilah Ibrani dan Yunani nya dapat merujuk kepada baik napas, angin, atau roh seperti yang ditunjukkan Yoh 3:8, tapi di sini konteksnya menuntut "nafas." Ini mungkin menunjuk pada (1) kekuatan Firman-Nya (Yohanes Calvin) atau ( 2) kekuatan kata yang diucapkan dalam PL (lih. Kej 1; Yes 55:11).
- NASB "mengakhiri"
- NKJV, NRSV "menghancurkan"
- TEV "membunuhnya"
- NJB "akan memusnahkannya"
Ini adalah kata yang sangat populer bagi Paulus. Ia menggunakannya lebih dari 27 kali. Frasa ini berarti "untuk membuat tdk berlaku" bukan "untuk menghilangkan" atau "menghancurkan" (lih. Rom 3:3; 6:6). Lihat Topik Khusus: Untuk Membuat Kosong dan Batal (Kartargeō) di Gal 3:17
- NASB "menampilkan"
- NKJV "kecerahan"
- NRSV "manifestasi"
- TEV "kemunculan dan kemuliaan-Nya"
- NJB "penampilan-Nya yang mulia"
Istilah ini memiliki banyak kemungkinan terjemahan: "kecerahan," "cahaya", "kecemerlangan," "kemuliaan" Ini adalah penegasan kuat dari manifestasi kembalinya Kristus secara fisik yang tampak ke bumi (lih. 1Tim 6:14; 2Tim 1:10; 4:1,8; Tit 2:11,13; 3:4). Kata "kecerahan" dalam bahasa Inggris adalah transliterasi dari istilah Yunani ini. Lihat catatan pada 2Tes 2:1. Lihat Topik Khusus pada Kembalinya Kristus di 1Tes 3:13.
□ "kalau Ia datang kembali." Ini adalah istilah Yunani parousia yang berarti "kehadiran." Di zamannya ini amerujuk pada kunjungan kerajaan. Ini bahkan digunakan dalam literatur Yunani untuk kedatangan dewa. Hal ini digunakan untuk Yesus dalam ay. 1,8, tapi untuk pion setan dalam ay. 2Tes 2:9. Lihat Topik Khusus: Kembalinya Yesus di 1Tes 2:19.
2Tes 2:9 "pekerjaan Iblis" Si pendurhaka diberdayakan dan diarahkan oleh Iblis (lihat Topik Khusus: Kejahatan Pribadi 1Tes 2:18. lih. Wahy 13:2). Sejak saat Theodore dari Mopsuestia, Anti-Kristus telah dilihat sebagai kera atau peniru Kristus. Perhatikan pada konteks ini berapa miripnya dengan Kristus yang satu ini: "diungkapkan" atau "disingkapkan," ay. 2Tes 2:3,6,8; "datang," ay. 2Tes 2:9; "tanda" ayat 2Tes 2:9, "ia akan memiliki pengikutan yang berkomitmen," ay. 2Tes 2:10,12.
- NASB "disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,"
- NKJV, NRSV "dengan segala kuasa, tanda, dan keajaiban yang menipu"
- TEV "dengan kekuatan setan dan melakukan segala macam mujizat dan tanda-tanda dan keajaiban palsu "
- NJB "akan ada segala macam keajaiban dan penunjukan tanda dan isyarat yang menipu"
Mujizat tidak otomatis merupakan tanda dari Allah (lih. Kel 7:11-12,22; Ul 13:1-5; Mat 7:21-23; 24:24, Mr 13:22, Wahy 13). Setan memalsu segalanya untuk mengelabui dan membingungkan anak-anak Adam. Ayat 2Tes 2:9 tampaknya mendahului ayat 2Tes 2:8 secara kronologis. Juga, ayat 2Tes 2:9-10 mungkin melibatkan suatu waktu yang cukup panjang.
2Tes 2:10 "dengan rupa-rupa tipu daya" Setan mengelabui orang kafir (lih. Mat 13:19; 2Kor 4:4) serta juga orang- orang percaya (Ef 4:14) jika mereka tetap belum dewasa secara rohani.
□ "mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran" Ini bukan dalam pengertian abstrak, tetapi suatu rujukan pada
- 1. pribadi dan karya Yesus, lih. Yoh 14:6
- 2. Roh, lih. Yoh 14:17; 15:16; 16:13
- 3. pesan tentang Yesus, lih. Yoh 17:17
"Menerima" digunakan dalam 1Tes 1:6; 2:13 dalam pengertian secara pribadi menyambut sebagai tamu. Orang-orang tak percaya ini menolak untuk percaya injil dan menyambut Yesus. Lihat Topik Khusus: Kebenaran di Gal 2:5.
□ "yang dapat menyelamatkan mereka" Dalam PL istilah ini berarti "pembebasan fisik" (lih. Yak 5:15). Namun demikian, dalam PB ini mengambil makna spiritual / kekal.
- NASB "Untuk alasan inilah Allah akan mengirim kepada mereka pengaruh yang menipu"
- NKJV "Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka,"
- NRSV "Untuk alasan ini Allah mengirim kepada mereka penyesat yang kuat"
- TEV "Untuk alasan ini Allah mengirimkan kekuatan kesalahan untuk bekerja dalam mereka"
- NJB "Alasan mengapa Allah mengirimkan kekuatan untuk menipu mereka"
Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE yang digunakan sebagai suatu FUTURE. Kebenaran utamanya di sini adalah bahwa Allah mengendalikan segala hal, bahkan termasuk setan (lih. Ayub 1; 2, Za 3). Pengiriman ini bisa berupa: (1) Allah secara aktif mengirim penghakiman pada mereka yang menolak kebenaran (lih. Rom 11:7-10), atau (2) Allah secara pasif membiarkan konsekuensi dari ketidakpercayaan mereka untuk dimanifestasikan dalam kehidupan mereka (lih. Mazm 81:12; Hos 4:17; Rom 1:24,26,28). Kerancuan ini ada juga di catatan PL tentang Firaun, dimana dikatakan, Firaun mengeraskan hatinya sendiri (lih. Kel 7:14; 8:15,32), dan juga Allah mengeraskan hatinya (Kel 4:21; 7:3,13; 9:12,35; 10:1,20,27; 14:4,8). KATA GANTI JAMAK nya merujuk kepada orang-orang fasik dari ay. 2Tes 2:10.
- NASB "sehingga mereka akan percaya"
- NKJV "hingga mereka harus percaya"
- NRSV "yang menyebabkan mereka percaya"
- TEV "sehingga mereka percaya"
- NJB "dan membuat mereka percaya"
Manusia yang menolak Kristus ditolak oleh Allah (lih. Hos 5:6c; Yoh 3:17-21). Ini bukan predestinasi ganda, namun konsekuensi dari ketidakpercayaan aktif (lih. 1Raj 22:19-23).
- NASB, NRSV, TEV "apa yang salah"
- NKJV "akan dusta"
- NJB "apa yang tidak benar"
Ini secara harfiah adalah "kebohongan" (lih. Yoh 8:44; Rom 1:25). Hal ini adalah kontras dengan "kebenaran" dari ayat 2Tes 2:10. Dalam I Yohanes "si pembohong" adalah orang yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus (lih. Rom 2:22). Pembohong ini disebut "antikristus."
- NASB "supaya dihakimi semua orang"
- NKJV "supaya dihukum semua orang"
- NRSV "sehingga semua… akan dikutuk"
- TEV "Hasilnya adalah bahwa semua… akan dikutuk"
- NJB "untuk mengutuk semua"
- KJVmenerjemahkan ini sebagai "terkutuk." Istilah ini berarti "dihakimi sepantasnya" (seperti halnya "terkutuk." di 1611 M).
□ "yang suka kejahatan." Mereka tidak hanya dingin untuk kebenaran tapi hangat kepada kejahatan (lih. Ibr 11:25).
WAWASAN KONTEKSTUAL UNTUK AYAT 2Tes 2:13-17
- a. Konteks ini adalah suatu doa kepada Allah untuk kasih karunia-Nya yang memulai dan memilih (kebalikan dari 2Tes 2:11) dalam kehidupan orang Kristen di Tesalonika. Sebagaimana 2Tes 1:3-4 adalah doa syukur untuk orang percaya, ini adalah doa untuk aktivitas Allah yang terus-menerus dalam hidup mereka.
- b. Dalam banyak cara penutupan pasal 2Tes 2 adalah mirip dengan menutup pasal 2Tes 1.
- c. Ayat 2Tes 2:13dst ini berbeda secara jelas dengan azab orang-orang kafir dalam ayat 2Tes 2:11-12.
- d. Tiga unit-unit pemikiran muncul di bagian ini:
- 1. Ayat 2Tes 2:13-14, orang percaya dan penyucian
- 2. Ayat 2Tes 2:15, ketekunan orang percaya
- 3. Ayat 2Tes 2:16-17, dorongan dan pengharapan orang percaya yang menerbitkan "hal-hal yang baik" (di setiap bagian kasih karunia pemrakarsa Allah diimbangi oleh respon yang tepat dari manusia)
Topik Teologia -> 2Tes 2:11
Topik Teologia: 2Tes 2:11 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Penolakan oleh Allah
1Sa 2:25 1Ra 12:13-15 2Ta 25:16 Yes 29:2,6,9,11,13 Yer 6:30 Mal 1:2-3 Yoh 17...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Penolakan oleh Allah
- 1Sa 2:25 1Ra 12:13-15 2Ta 25:16 Yes 29:2,6,9,11,13 Yer 6:30 Mal 1:2-3 Yoh 17:12 Rom 1:21-24 Rom 9:22 Rom 9:30-33 Rom 11:7-8 2Ko 13:5-6 2Te 2:11-12 2Ti 3:8-9 Yud 1:4
- Pemeliharaan dan Tindakan Kejahatan
- Dosa
- Kesalahpahaman terhadap Hukum Allah, Sengaja atau Tidak Sengaja
- Ima 4:13 Ima 22:14 Ayu 6:24 Ayu 12:16 Ayu 19:4 Maz 119:67 Yes 29:24 Yeh 44:10 Mar 13:5-6 1Ko 6:9-10 Gal 6:7 2Te 2:9-12 1Ti 2:14 Ibr 3:10 1Yo 3:7 2Yo 1:7
- Dosa Menyebabkan Kutukan Spiritual
- Ams 11:19 Yoh 3:36 Yoh 5:28-29 Rom 2:5-8 Rom 5:12,16-21 Rom 6:23 Rom 7:11 Rom 8:1 Rom 8:5-8 Rom 11:21-22 Efe 2:1 2Te 2:9-12 Yak 1:15 Yak 5:19-20 1Yo 3:14
- Para Pendosa Melawan Kebenaran
- Keselamatan
- Panggilan
- Tanggapan Terhadap Panggilan
- Hasil dari Suatu Tanggapan Negatif Terhadap Panggilan Allah
- Penghukuman oleh Allah
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Hambatan Pengudusan
- Iblis Menghalangi Pengudusan
- Eskatologi
- Neraka
- Penghuni Neraka
TFTWMS -> 2Tes 2:3-12
TFTWMS: 2Tes 2:3-12 - Pelbagai Peristiwa Yang Mendahului Kedatangan-nya Pelbagai Peristiwa Yang Mendahului Kedatangan-Nya (2 Tes 2:3-12)
3 Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga!...
Pelbagai Peristiwa Yang Mendahului Kedatangan-Nya (2 Tes 2:3-12)
3 Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, 4 yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. 5 Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? 6 Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. 7 Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, 8 pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. 9 Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, 10 dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. 11 Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, 12 supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.
Ayat 3. Untuk menunjukkan kesalahan gagasan bahwa hari Tuhan sudah datang, Paulus mulai menjelaskan bahwa hal-hal tertentu harus terjadi sebelum kedatangan-Nya. Paulus berkata bahwa jika mereka bersedia untuk berhenti dan merenung sejenak, mereka akan ingat bahwa ia pernah memberitahu mereka tentang hal ini saat ia hadir di Tesalonika (lihat ay. 5). Ia memberitahu mereka untuk jangan membiarkan siapapun menyesatkan mereka. Disesatkan adalah diperdaya, biasanya dengan ketidakjujuran atau kecurangan. Paulus berkata bahwa mereka tidak boleh membiarkan hal ini terjadi dengan cara yang bagaimanapun juga, baik dengan surat yang dikatakan dari dia (ay. 2) atau dengan cara lain. Itu [hari Tuhan, ketika Kristus kembali] haruslah didahuli oleh kemurtadan (NASB). "Kemurtadan" (aÓpostasia, apostasia, "pemberontakan," NIV; "murtad," KJV) menunjukkan pembelotan atau perlawanan, yang akan berupa perlawanan terhadap Allah dan kehendak-Nya, penyimpangan atau murtad dari rencana-Nya bagi manusia (Matius 7:15; Kisah 20:28-31). "Pemberontakan" ini akan "mengungkapkan," atau memanifestasikan manusia durhaka. "Manusia" ini termasuk golongan manusia yang tidak patuh hukum. Pada kenyataannya, ia adalah anak kehancuran, atau secara harfiah "anak kebinasaan" (KJV). Ia "milik" atau "dicirikan dengan" kehancuran. Ia ditakdirkan untuk diazab. Ungkapan o ui˚oß thvß aÓpwlei÷aß (ho huios tēs apōleias) juga digunakan untuk menggambarkan Yudas (Yohanes 17:12), yang dalam hal ini diterje-mahkan "anak kebinasaan" dalam NASB. Dosa atau pelanggaran hukum dipersonifi-kasikan dalam diri manusia ini, sebagaimana kebenaran dipersonifikasikan dalam Kristus Yesus.
Ketika Paulus menyebut "kemurtadan" dengan kata sandang pasti, maka jelaslah bahwa ia sedang menulis tentang sesuatu yang sudah pernah dijelaskan kepada jemaat Tesalonika. Sayangnya, kita tidak memiliki akses kepada apa yang ia sudah katakan kepada mereka, sehingga lebih sulit untuk memahami apa yang ia maksudkan. Pemberontakan yang terkenal ini akan terjadi sebelum kedatangan Kristus. Ketika itu terjadi "manusia"ini akan dinyatakan sebagaimana Kristus nantinya akan dinyatakan pada kedatangan-Nya.
Ayat 4. Paulus melanjutkan dengan fakta lain tentang pemberontak ini. "Manusia" ini akan menentang dan meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah. "Manusia" ini akan secara aktif menentang Allah dan jalan Allah seraya ia meninggikan dirinya ketimbang Allah. Alih-alih menyerahkan ibadah kepada Allah, ia malah menginginkan ibadah itu untuk dirinya sendiri. Lebih lanjut, ia bahkan akan duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. Kata Yunani yang digunakan untuk "bait" bukan Ôiero÷n (hieron), yang menggambarkan seluruh kawasan bait suci itu dengan segala pelataran dan lain-lainnya; sebaliknya, kata itu adalah nao÷ß (naos). Naos "adalah tempat kudus yang tepat, bagian paling suci dari kompleks bait suci, tempat ilah bersemayam."5Namun begitu, di sini "bait suci" itu bisa jadi memiliki arti perampasan secara kiasan. Bisa jadi artinya hanya bahwa "manusia" itu ingin mengambil kedudukan Allah dalam bait rohani, gereja. Ungkapan "duduk" dan "menyatakan diri[nya]" mengungkapkan nuansa bagi upacara pelantikan secara resmi.
Lalu siapakah "manusia durhaka" ini? Apakah ini merupakan acuan kolektif kepada jajaran paus, seperti yang dipercayai oleh Albert Barnes yang Presbyterian6? Ia memberikan banyak bukti bahwa para paus itu tidak "meninggalkan praktik kefasikan." Selain itu, pelbagai gelar yang mereka sandang, seperti "Wakil Kristus" (atau "pengganti Kristus") dan "Paus Tuhan Allah kita," ditambah dengan otoritas yang mereka akui miliki atas semua penguasa dunia membuat gagasan ini menarik.7
Namun begitu, tampaknya meragukan bahwa para paus itu membentuk "manusia durhaka." Kepausan membatasi klaimnya dengan tindakan yang tidak dapat salah. Seluruh pelanggaran hukum dan kejahatan tampaknya tidak menggambarkan diri mereka, sebagaimana halnya kasus "manusia" yang Paulus gambarkan. Selanjutnya, Paulus tampaknya bicara tentang kejahatan yang akan mencapai puncaknya sesaat sebelum kedatangan Kristus yang kedua. Lalu ia akan dihancurkan oleh Kristus pada waktu kedatangan-Nya (ay. 8-10). Puncak kekuasaan kepausan terjadi pada Abad Pertengahan.
Yang lainnya mengidentifikasi "manusia durhaka" itu sebagai acuan kolektif kepada jajaran Kaisar Romawi. Faktanya para kaisar itu mengakui diri mereka ilahi, dan banyak dari mereka menuntut penyembahan yang dimulai di penghujung abad pertama Masehi. Dari sekitar 64 Masehi, selama dan setelah masa pemerintahan Nero, mereka menganiaya, atau "menentang" agama Kristen. Bahkan memang benar bahwa seorang kaisar, Caligula (12-41 M.), ingin menajiskan kekudusan bait suci di Yerusalem dengan mendirikan patung dirinya di dalamnya. Meski ini adalah jenis perbuatan yang Paulus gambarkan, namun mustahil ia sedang mengacukan hal seperti itu. Paulus sedang menunjuk ke masa depan, dan usaha Caligula dalam menetapkan penyembahan kaisar sudah terjadi sebelum Paulus menulis 2 Tesalonika.
Juga, Kekaisaran Romawi, pada dasarnya, sudah sepenuhnya dihancurkan pada akhir abad kelima Masehi; dan Paulus sedang bicara tentang kuasa yang akan mencapai puncaknya sebelum Kristus datang kembali. Bagaimana bisa yang ada di dalam pikirannya adalah para kaisar itu? "Manusia durhaka" harus muncul dan dibinasakan oleh Kristus pada kedatangan-Nya kembali (ay. 8-10).
Teori lainnya adalah bahwa "manusia durhaka"adalah iblis itu sendiri. Istilah "Iblis" berarti "musuh," dan ayat 4 mengatakan "manusia" ini akan "melawan" Allah dan jalan-Nya. Beberapa orang yang menganut pandangan ini percaya bahwa Iblis bisa berinkarnasi sebelum akhir zaman dan mengumpulkan para pekerjanya untuk pertempuran besar. Gagasan ini menarik, terutama karena banyak unsur dari gambaran itu di sini menunjukkan gambaran Iblis di nas-nas lainnya. Tentunya Kristus akan membinasakan Iblis pada kedatangan-Nya kembali (Wahyu 20:10). Namun begitu, rintangan sulit bagi teori ini ditemukan dalam ayat 9, di mana Paulus mengatakan bahwa kedatangan "manusia durhaka itu" akan "sesuai dengan pekerjaan Iblis" (NASB). Oleh karena itu, tampaknya tak terhindarkan bahwa ia bukan Iblis itu sendiri; sebaliknya, ia adalah orang yang bekerja secara serentak dengan Iblis.
Masih teori lain adalah bahwa "manusia durhaka itu" adalah "manusia" hanya dalam pengertian bahwa kejahatan kadang-kadang dipersonifikasikan. Menurut gagasan ini "manusia durhaka itu" akan berupa kejahatan yang dipersonifikasikan. Idenya adalah bahwa belakangan dalam Zaman Kristen, setelah zaman Paulus—ia tidak mengatakan berapa lama setelah itu—intensitas kejahatan akan mulai bertumbuh (bandingkan dengan 1 Timotius 4:1-3; 2 Timotius 3:13; 4:3). Menjelang hari kiamat, kekuatan jahat akan mencoba untuk menindas semua penyembahan kepada Allah.
Pelbagai kekuatan jahat ini akan mencakup agama-agama palsu, kekuatan ateis, dan semua kekuatan yang serupa. Semua ini dipersonifikasikan dan disebut "manusia durhaka." Kemudian, ketika tampaknya "manusia" ini telah memenangkan perang (bandingkan dengan Lukas 18: 8) Kristus akan datang dan membinasakan dia dengan kecermelangan kedatangan-Nya.
Pandangan ini tampaknya lebih cocok dengan semua fakta dibandingkan pandangan lain manapun, tapi pandangan manapun harus diterima sebagai subyektif.
Beberapa pandangan yang tercantum, termasuk yang terakhir, menganggap "manusia durhaka itu" sebagai identik dengan "antikristus" yang dibicarakan dalam 1 Yohanes 2:18. Kajian yang cermat menunjukkan bahwa Yohanes, dalam gambarannya tentang antikristus, juga mempersonifikasikan kejahatan, terutama kejahatan yang beroperasi dalam diri guru-guru palsu yang menyangkal Kristus telah datang dalam daging (1 Yohanes 4:1-3). Hal ini terbukti karena ia bicara tentang "banyak antikristus" (1 Yohanes 2:18).
Ayat 5. Faktanya, Paulus berkata bahwa mereka harus ingat, bahwa … [ia] telah kerapkali memberitahu [mereka] hal-hal ini (NASB). Kata Yunani le÷gw (legō), diterjemahkan "telah kerapkali memberitahu," berbentuk imperfect tense, menunjukkan perbuatan yang diulang-ulang.
Jemaat Tesalonika itu seharusnya sudah tahu bahwa kedatangan kedua tidak mungkin sudah terjadi pada waktu itu. Mereka harus ingat bahwa Paulus sudah memberitahu mereka bahwa semua ini akan terjadi sebelum kedatangan kedua. "Manusia durhaka" tidak mungkin sudah muncul pada waktu itu sebab ada sesuatu yang "menahan dia" (ay. 6; NIV).
Ayat 6. Kata "dia" menunjukkan "manusia durhaka itu" (ay. 3, 4), dan jemaat Tesalonika tahu apa yang [sudah] menahan dia, karena mereka telah diberitahu oleh Paulus ketika ia berada di sana. Pada saat Paulus menulis, ada sesuatu yang masih berfungsi sebagai hambatan bagi pengungkapan "manusia" ini. "Apa," di sini, bukan mengenai orang tertentu, tapi apa yang menahan dia digambarkan sebagai "ia" dalam ayat 7 (NASB), yang menunjuk orang tertentu. Keduanya merupakan cara yang benar dalam mengacukan kekuatan penahan. Siapa atau apakah yang "menahan dia"? Berbagai teori telah diajukan.
Pertama, beberapa orang mengatakan kekuatan penahan adalah kaisar yang lain. Mereka yang menganut pandangan ini adalah orang-orang yang percaya bahwa para kaisar adalah "manusia durhaka itu." Teori ini tidak bisa benar sebab "manusia itu" terbukti belum sepenuhnya dinyatakan, dan tidak ada kaisar yang menahan dia (kekaisarannya sudah runtuh lima belas abad yang lalu). Kedua, beberapa orang mengatakan bahwa kekuatan itu adalah kerajaan itu sendiri. Ini adalah orang-orang yang menganggap "manusia itu" adalah kepausan. Pandangan ini mustahil karena alasan yang sama: Kekaisaran itu tidak ada lagi, tapi "manusia" itu belum sepenuhnya dinyatakan. Ketiga, beberapa orang mengatakan bahwa kekuatan itu adalah Roh Kudus. Ini adalah orang-orang yang menganggap "manusia" ini adalah Iblis, tetapi ini juga tampaknya meragukan. "Disingkirkan" dalam ayat 7 menunjukkan aksi kekerasan dari makhluk jahat, yang akan melenyapkan penahan itu. Makhluk jahat apakah yang mungkin bisa mengalahkan Roh Kudus? Keempat, beberapa orang mengatakan "penahan itu" adalah prinsip hukum dan ketertiban. Pandangan ini dianut oleh orang-orang yang menganggap "manusia" ini adalah kejahatan yang dipersonifikasikan. Kekuatan penahan itu bisa berupa unsur-unsur dalam beragam pemerintahan dan masyarakat yang percaya kepada hukum dan ketertiban. Mengenai cara-cara kekuatan penahan itu dijelaskan, Robertson menulis bahwa penahan itu disebut "yang menahan (menghalangi, [dari kate÷cw] katechō), netral di sini dan maskulin dalam ayat 7 [o kate÷cwn] ho katechōn."8Bagaimanapun, ada orang atau kekuatan tertentu yang sedang mencegah "manusia" ini untuk dinyatakan sehingga ia akan dinyatakan "pada waktu yang tepat" (NIV), ketika Allah mengizinkan. Ini adalah cara Paulus berkata, "Allah masih pegang kendali. Kalian jemaat Tesalonika, meski kalian sekarang sedang dianiaya, harus ingat bahwa Allah tidak melupakan umat-Nya."
Ayat 7. Rahasia kedurhakaan mengacu kepada pelbagai pengaruh di dalam dunia zaman Paulus yang tidak terlihat, namun, seperti ragi, sudah aktif. Penggunaan "kedurhakaan" mengaitkan pokok pikiran ini dengan "manusia durhaka" dalam ayat 3. Bisa jadi itu mendukung gagasan bahwa orang sedang menangani kejahatan secara umum, yang adalah seorang "manusia" hanya dalam pengertian personifikasi. Pengaruh-pengaruh jahat sudah bekerja di zaman Paulus, dan ia yang sekarang menahan akan [terus] melakukan hal itu (NASB). Penahan manifestasi "manusia durhaka" sekarang ini harus berlanjut tanpa berubah sampai ia [orang yang menghalangi penyataan "manusia durhaka"] disingkirkan. Ungkapan ini e˙k me÷sou ge÷nhtai (ek mesou genētai) mungkin menunjukkan penghapusan kekerasan, yang (seperti dikatakan di atas) tampaknya mengesampingkan kemungkinan Roh Kudus sebagai Pribadi yang "menahan" penyataan "manusia durhaka" itu (seperti yang disarankan oleh Scofield Reference Bible). Paulus tidak mungkin mengatakan Roh Kudus sebagai "disingkirkan," dan tidak mungkin Ia akan "disingkirkan." Hanya Allah yang bisa melakukan itu, dan Ia tidak akan melakukannya.9Beberapa orang lain berpendapat bahwa ini tidak harus menyiratkan penyingkiran secara paksa, tapi argumentasi mereka tidak meyakinkan.10
Jika, seperti disarankan di atas, kekuatan penahan terdiri dari unsur-unsur dalam berbagai pemerintahan dan masyarakat yang percaya kepada hukum dan ketertiban, maka kekuatan ini hanya akan berlanjut selama unsur-unsur dan orang-orang ini memegang teguh keyakinan mereka. Sekali sentimen tersebut terkikis dan pelanggaran hukum mulai merajalela, maka kekuatan jahat dibiarkan tanpa penahan. Tampaknya terbukti bahwa erosi tertentu atas sifat ini telah terjadi di Amerika, Inggris, dan negara-negara lain dalam beberapa dekade terakhir. (Lihat pembahasan lebih lanjut tentang identitas penahan dalam "Untuk Kajian Lebih Lanjut: Apa 'Yang Sekarang Menahan' [2:6, 7]" dalam pelajaran ini.)
Ayat 8. Begitu orang atau kekuatan yang menahan kedatangan orang durhaka ini disingkirkan, maka ia juga akan "dinyatakan." Kata yang sama digunakan juga bagi penampakan Kristus dalam 1:7 dan artinya "melakukan manifestasi." Kristus dan "mausia durhaka" ini adalah saingan dalam arti yang sesungguhnya, tapi ini juga benar, kata Paulus, bahwa Tuhan [Yesus] akan membunuh, atau mengalahkan dia. Meski manusia itu tampaknya tidak bisa dikalahkan, namun Tuhan akan menang dengan nafas mulut-Nya (lihat Yesaya 11:4). Kebenaran yang Ia ucapkan akan menjadi sarana untuk membinasakan kejahatan (lihat Wahyu 1:16).
Juga, gagasan itu sepertinya adalah bahwa kemenangan atas "manusia" ini akan merupakan kemenangan mudah. Kristus tidak harus bertempur melawan dia; Ia hanya akan bicara untuk membuat manusia itu tidak ingat apa-apa. Ia akan "membinasakan," atau membuat "manusia durhaka" yang jahat ini menjadi tidak berbahaya atau tidak berdaya.
Kehadiran Kristus akan juga ditandai dengan "kecermelangan" dan keagungan pada waktu penampakan kedatangan-Nya (NASB). "Penampakan" adalah dari e˙pi- fa¿neia (epiphaneia), dan "kedatangan" adalah contoh lain dari parousi÷a (parousia). Epiphaneia diterjemahkan "kecermelangan" oleh McCord.11Secara harfiah berarti, "mengeluarkan cahaya."12(Bandingkan penggunaan epiphaneia di Matius 24:27; 1 Timotius 6:14; 2 Timotius 1:10.)
"Kehadiran" Yesus akan "memusnahkan musuh itu."13Meski kejahatan itu tampaknya penuh kuasa dan cemerlang, seperti yang dipersonifikasikan dalam "manusia" ini, namun Tuhan akan lebih cemerlang daripada dia bahkan lebih baik daripada perbuatan Musa dan Harun yang mengalahkan perbuatan Yanes dan Yambres ketika ular Harun menelan habis ular dua penyihir itu (Keluaran 7:6-13; 2 Timotius 3:8).
Paulus sekarang telah menyelesaikan urut-urutan kejadian yang ia sedang jelaskan. Pertama, orang atau kekuatan penahan akan disingkirkan. Kedua, "manusia durhaka" akan dinyatakan. Ketiga, Kristus akan datang untuk kedua kalinya dan membinasakan "manusia durhaka" itu dan melenyapkan semua unsur di muka bumi ini.
Meski Paulus tidak secara pasti berkata begitu, tapi kelihatannya masing-masing dari semua peristiwa ini akan terjadi dalam urut-urutan yang cepat begitu peristiwa itu terjadi. Setelah selesai menggambarkan kehancuran itu, Paulus kembali memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana pergerakan "manusia" ini akan menyatakan dirinya.
Ayat 9. "Manusia durhaka," seperti halnya Tuhan, akan datang (parousi÷a, parousia). Kata Yunani yang sama digunakan untuk kedua kedatangan itu dan menggambarkan peristiwa yang spektakuler. Jika pihak yang digambarkan di sini adalah kejahatan yang dipersonifikasikan, ini mungkin mengacu kepada saat tertentu dari kemenangan nyata kekuatan jahat. Kedatangan manusia durhaka ini akan sesuai dengan pekerjaan Iblis (NASB). Seperti yang sudah dilihat, ini berarti apapun yang Paulus jelaskan bukanlah Iblis itu sendiri, tetapi bahwa segala pekerjaan "manusia durhaka" adalah sejajar dengan Iblis. Ia mendukung pertempuran itu dan diberi kekuatan oleh Iblis.
Secara lebih khusus, aktivitasnya itu akan menunjukkan rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu. "Perbuatan ajaib," "tanda-tanda," dan "mujizat-mujizat" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan Yesus dan rasul-rasul-Nya (bandingkan Kisah 2:22; Ibrani 2:4). "Perbuatan ajaib" ("mujizat"; NIV) menekankan kekuatan manusia super yang mengaktifkan kekuatan itu; "tanda-tanda" menunjuk kepada karakter mereka yang mengarahkan perhatian kepada sesuatu yang lebih mendalam daripada diri mereka sendiri; dan "tanda-tanda mengherankan" menunjuk kepada fakta bahwa manusia tidak bisa menjelaskan tanda-tanda itu. Namun begitu, "tanda-tanda mengherankan" dari "manusia durhaka" itu semuanya adalah "palsu" atau "pura-pura" (RSV).
Apakah ini berarti tanda-tanda itu tidak benar-benar mengherankan sama sekali, tetapi tampaknya saja seperti itu? Para penerjemah Alkitab NIV dan RSV secara jelas berpikir seperti itu. Bahasa Yunaninya secara harfiah berkata, "setiap perbuatan ajaib dan tanda-tanda dan mujizat-mujizat kepalsuan." Tiga istilah yang digunakan adalah du/namiß (dunamis, "perbuatan ajaib"), shmei√on (sēmeion, "tanda-tanda"), dan te÷raß yeuvdouß (teras pseudous, "mujizat-mujizat palsu"). Morris menafsirkan ini sebagai berikut: "Pemikirannya adalah bukan bahwa mujizat-mujizat itu palsu … sehingga tidak ada mujizat yang nyata sama sekali. Realitas mereka diakui (akankah Iblis berbuat kurang daripada itu?). Apa yang Paulus tegaskan adalah bahwa mujizat-mujizat itu diadakan dalam roh kepalsuan."14
Terjemahan Italia Nardoni tampaknya sepakat dengan Morris, tetapi perbedaan antara tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Kristus dan para pekerja-Nya dan yang dilakukan oleh Iblis dan para pengikutnya tampaknya nyata menurut Matius 24:24. Memang tidak mungkin menipu orang-orang pilihan (orang-orang yang dengan tulus mendambakan kebenaran); tetapi mereka yang tidak begitu tulus akan ditipu oleh para pekerja seperti itu (lihat ay. 10).15Oleh karena itu, berlawanan dengan Morris, kita dapat menyimpulkan bahwa perbedaan itu dibuat oleh orang Kristen yang tulus berdasarkan kepalsuan tanda-tanda yang digunakan oleh Iblis. Dasar lain apakah yang akan membolehkan adanya perbedaan?
Selanjutnya, jika "manusia durhaka itu" diizinkan untuk terus mengadakan (atau mengadakan lagi) mujizat-mujizat nyata di sepanjang Zaman Kristen, maka Allah tampaknya akan juga dipaksa untuk menunjukkan kuasa mujizatiah-Nya lagi. Namun begitu, di dalam Perjanjian Baru sama sekali tidak ada yang menunjukkan Allah akan menggunakan mujizat lagi. Fakta ini juga mengarah kepada kesimpulan bahwa "rupa-rupa perbuatan ajaib" ini adalah "palsu" dalam arti sebagai "mujizat-mujizat" palsu, atau tindakan penipuan non-otentik.
Perbuatan ajaib "palsu" apakah yang sedang digambarkan? Mungkin perbuatan-perbuatan seperti yang disebut dengan pekerjaan "penyembuh iman." Tentunya ketika kita membandingkan jenis "perbuatan ajaib" ini dengan mujizat-mujizat yang Kristus dan para rasul-Nya lakukan, perbedaannya adalah jelas, seperti halnya kasus "mujizat-mujizat" Simon dibandingkan dengan mujizat-mujizat Filipus (Kisah 8:9-19). Perbuatan ajaib Simon tampak baik sampai perbuatan itu dibandingkan dengan kuasa Allah seperti yang terlihat dalam diri Filipus. Paulus melanjutkan untuk menggambarkan cara-cara lain yang dengannya manusia durhaka itu akan menyatakan dirinya.
Ayat 10. Ia akan datang dengan rupa-rupa tipu daya jahat, dengan menggunakan segala macam rencana jahat yang dapat dibayangkan. Ia akan menipu manusia sebagai tujuannya penipuan. Rencana penipuannya akan digunakan untuk mendapatkan banyak pengikut bagi kepentingannya, tapi dari golongan apakah para pengikut-Nya ini? Paulus menggambarkan mereka sebagai orang-orang yang harus binasa. Alkitab RSV menulis "mereka yang harus binasa." Binasa adalah sama dengan dihancurkan atau diremukkan dalam "kebinasaan selama-lamanya" bagi orang jahat (1:9). Mereka adalah orang-orang yang sudah berada di jalan menuju "kebinasaan selama-lamanya."
Paulus menggunakan present participle Yunani toivß ajpollume÷noiß (tois apollumenois), yang berarti "mereka yang sedang binasa."16Itu bisa juga diterjemahkan "orang-orang yang binasa."
Sebuah pertanyaan alaminya akan berupa: Mengapakah Iblis ingin menipu mereka yang sudah berada di jalan menuju kehancuran? Jelasnya, ia ingin membawa mereka ke dalam kebingungan dan dosa yang jauh lebih besar sehingga akan lebih sulit bagi mereka untuk membebaskan diri dari genggamannya. Lebih lanjut, ia mungkin ingin, seperti yang Kelcy usulkan, "menyertakan mereka [sebagai pekerja aktif] dalam pemberontakannya yang aktif dan militan."17
Apakah alasan sebenarnya bahwa orang-orang ini menuju kepada kehancuran? Paulus mengatakan bahwa itu karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenar-an. Pada titik tertentu orang-orang ini telah menolak untuk mengasihi dan karena itu tidak mau menerima kebenaran. Mereka sudah dengan sengaja menolak apa yang mereka tahu sebagai kebenaran, injil atau Kristus dari injil (bandingkan dengan Efesus 4:21). Ini mengungkapkan "sikap hati mereka … [yang] sarat dengan pelbagai konsekuensi yang kekal."18Orang yang mengasihi kebenaran dapat diselamatkan, atau diperdamaikan dengan Allah selamanya, tetapi orang-orang ini yang sekarang sedang ditipu telah dengan sengaja memilih arah yang berlawanan, jauh dari rekonsiliasi dengan Allah. Jenis orang inilah yang dibahas oleh ayat berikutnya.
Ayat 11. Dan itulah sebabnya mengacu kepada ayat 10 karena mereka telah memutuskan untuk tidak mengasihi dan menerima kebenaran. Oleh karena itu, Allah mendatangkan ke atas mereka pengaruh yang menyesatkan (NASB). "Mendatangkan ke atas mereka" adalah "bentuk yang mengacu kepada masa depan yang sepertinya sudah terjadi (ramalan) ketika manusia durhaka itu dinyatakan."19
Dalam arti apakah Allah mengirim pengaruh seperti itu? Dalam arti Ia yang mengendalikan drama dunia dan telah menetapkan bahwa orang yang memutuskan untuk menentang Kristus dan kebenaran hanya punya satu cara lain untuk ditempuh— menuju Iblis dan kesesatan. Dalam pengertian bertanggung jawab sendiri terhadap prinsip yang mengatakan bahwa penolak kebenaran mengikuti kepalsuan, maka dapat dikatakan bahwa Allah mendatangkan kepada orang yang tidak percaya itu "kesesatan yang kuat" (RSV) sehingga [ia] akan percaya [atau menerima] apa yang palsu, bahwa "manusia durhaka" itu adalah Allah (ay. 4).
Masalah bagaimana Allah, yang baik dan merupakan sumber segala kebenaran, dapat mendatangkan "pengaruh yang menyesatkan" sehingga beberapa orang "akan percaya" kepada kebohongan mungkin bisa disejajarkan dengan tindakan Allah dalam hukum gravitasi. Ketika orang melompat dari tebing untuk bunuh diri, apakah Allah "mendatangkan" kematian kepada dia atau apakah ia bunuh diri? Dengan melihat hal itu dari sudut pandang Paulus, maka Allahlah yang melakukan hal itu karena Ia menggerakkan hukum gravitasi. Tentu saja perlu diingat bahwa Allah tidak "mendatangkan" kematian melalui hukum gravitasi ke atas siapa saja yang memutuskan untuk mengasihi kehidupan. Ia sendiri yang memutuskan untuk menentang kehidupan.
Dengan cara ini, Allah "mendatangkan" kesesatan dan kepercayaan kepada kepalsuan kepada orang-orang tertentu. Dalam sifat hukum-hukum Allah, ada tersirat bahwa orang-orang tertentu akan menerima kebohongan dan dihancurkan dan Allah "mendatangkan" kehancuran ini ke atas mereka. Sekali lagi, Ia melakukan ini hanya dalam kasus mereka yang telah menolak untuk mengasihi kebenaran. Karena mereka telah menolak jalan kebenaran, maka pada dasarnya, hanya ada satu cara lain di mana mereka dapat hidup: dengan cara ditipu dan mempercayai kebohongan dan dihancurkan.
Dengan melihat hal itu dari sudut pandang itu, Allah juga mengeraskan hati Firaun (Keluaran 9:12). Allah melakukan ini hanya kepada orang-orang yang memutuskan untuk menentang kebenaran (ay. 10); jadi, dalam arti lain, orang itu sendiri yang bertanggung jawab. Alkitab juga pada dasarnya mengatakan bahwa Firaun mengeraskan hatinya sendiri (Keluaran 8:32). Orang-orang yang sedang dibahas dalam 2 Tesalonika 2 sudah, seperti telah dicatat, membuat keputusan untuk menolak kebenaran karena mereka tidak mengasihinya (ay. 10). Oleh karena itu, mereka menerima kebohongan bahwa "manusia durhaka itu" adalah Allah (ay. 4).
Ayat 12. Begitu orang-orang ini memutuskan untuk tidak "mengasihi kebenaran," Allah, dengan hukum-hukum yang Ia telah tetapkan, "mengirim" mereka semakin jauh ke dalam jalan kebohongan dan kehancuran—satu-satunya jalan selain jalan kebenaran dan keselamatan—supaya dihukum semua orang atau dinyatakan bersalah pada hari perhitungan akbar dan akhir itu. Tindakan ini diambil lebih lanjut karena mereka tidak percaya akan kebenaran dan menolak injil sebagai kebohongan ketika injil disajikan (ay. 10). Orang-orang tidak percaya ini akan "dihakimi," yang berasal dari kata Yunani kri÷nw (krinō), yang terkait dengan kata benda yang digunakan dalam 1:5.20Paulus menegaskan kembali bahwa alasan sebenarnya adalah karena mereka suka kejahatan, atau "menyukai kelaliman" (RSV). Bandingkanlah kalimat "tidak menerima dan mengasihi kebenaran" dalam ayat 10 dengan orang benar yang "kesukaannya ialah Taurat TUHAN" (Mazmur 1:2).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 atau 52 M
Latar Belakang
Ketika surat ini ditulis, si...
Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 atau 52 M
Latar Belakang
Ketika surat ini ditulis, situasi jemaat Tesalonika sama saja dengan ketika ia menulis surat yang pertama (Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TESALONIKA" 08209). Oleh karena itu, mungkin surat ini ditulis beberapa bulan saja setelah surat pertama ketika Paulus masih bekerja di Korintus bersama Silas dan Timotius (2Tes 1:1; bd. Kis 18:5). Rupanya ketika diberi tahu mengenai penerimaan surat pertama dan beberapa perkembangan baru di tempat itu, Paulus tergerak untuk menulis surat kedua ini.
Tujuan
Tujuan Paulus mirip dengan tujuan penulisan surat yang pertama:
- (1) menghibur orang percaya baru yang dianiaya;
- (2) menasihatkan mereka untuk hidup berdisiplin dan bekerja untuk mencari nafkah; dan
- (3) memperbaiki beberapa kepercayaan yang keliru tentang peristiwa akhir zaman yang berkaitan dengan "hari Tuhan" (2Tes 2:2).
Survai
Jikalau hubungan Paulus dengan jemaat Tesalonika dari surat yang pertama bernada seorang perawat lembut yang merawat anak-anak kecil (1Tes 2:7), dalam surat ini nadanya lebih seperti bapa yang mendisiplin anak-anak yang kurang tertib dan memperbaiki jalannya (2Tes 3:7-12; bd. 1Tes 2:11). Namun demikian Paulus memuji mereka karena iman yang teguh dan mendorong mereka lagi untuk tetap setia dalam penganiayaan yang mereka hadapi (2Tes 1:3-7).
Bagian utama surat ini membahas hari Tuhan pada akhir zaman (2Tes 2:1-12; bd. 2Tes 1:6-10). Dari 2Tes 2:2 tampaknya bahwa beberapa orang dalam jemaat menyatakan, entah melalui "nubuat" (suatu penyataan), "laporan" (berita lisan) atau "surat" (katanya dari Paulus) bahwa masa kesengsaraan besar dan hari Tuhan sudah mulai. Paulus memperbaiki salah paham ini dengan mengatakan bahwa tiga peristiwa penting akan menandai tibanya hari Tuhan (2Tes 2:2);
- (1) akan terjadi kemurtadan dan pemberontakan besar (2Tes 2:3);
- (2) Penahanan yang ditentukan Allah terhadap kejahatan akan diangkat (2Tes 2:6-7) dan
- (3) "manusia durhaka" akan dinyatakan (2Tes 2:3-4,8-12). Paulus menegur mereka di dalam gereja yang mempergunakan penantian akan kedatangan Kristus ini sebagai alasan untuk tidak bekerja. Ia mendorong semua orang percaya untuk hidup dengan rajin dan disiplin (2Tes 3:6-12).
Ciri-ciri Khas
Tiga ciri utama menandai surat ini,
- (1) Surat ini berisi bagian yang paling lengkap dalam PB mengenai pelanggaran hukum yang tanpa kendali dan penipuan pada akhir sejarah (2Tes 2:3-12).
- (2) Penghakiman Allah yang adil akan menyertai kedatangan kedua Kristus digambarkan dengan istilah apokaliptis, mirip dengan kitab Wahyu (2Tes 1:6-10; 2Tes 2:8).
- (3) Kitab ini memakai istilah-istilah eskatologi untuk Antikristus yang tidak digunakan di bagian Alkitab yang lain (2Tes 2:3,8).
Full Life: 2 Tesalonika (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(2Tes 1:1-2)
I. Paulus Menghibur Jemaat Tesalonika yang Dianiaya
(2Tes 1:3-12)
A. Rasa ...
Garis Besar
- Salam Kristen
(2Tes 1:1-2) - I. Paulus Menghibur Jemaat Tesalonika yang Dianiaya
(2Tes 1:3-12) - A. Rasa Syukur Karena Pertumbuhan Rohani
(2Tes 1:3) - B. Pujian Atas Ketabahan Gereja Lainnya
(2Tes 1:4) - C. Keyakinan Mengenai Hasil Akhir
(2Tes 1:5-10) - D. Doa Paulus bagi Mereka
(2Tes 1:11-12) - II. Paulus Memperbaiki Pengakuan Kepercayaan Jemaat Tesalonika
(2Tes 2:1-17) - A. Hari Tuhan Belum Tiba
(2Tes 2:1-2) - B. Manusia Durhaka Akan Dinyatakan Dahulu
(2Tes 2:3-12) - C. Berdiri Teguh di Dalam Kepastian Kebenaran dan Kasih Karunia
(2Tes 2:13-17) - III.Paulus Menasihati Jemaat Tesalonika Tentang Hal-Hal Praktis
(2Tes 3:1-15) - A. Mendoakan Dirinya
(2Tes 3:1-2) - B. Tetap Setia Bertahan di Dalam Tuhan
(2Tes 3:3-5) - C. Menjauhi Orang yang Tidak Mau Patuh dan Hidup Berdisiplin
(2Tes 3:6-15) - Salam Penutup dan Berkat
(2Tes 3:16-18)
Matthew Henry: 2 Tesalonika (Pendahuluan Kitab)
Surat kerasulan yang kedua ini ditulis segera sesudah surat yang terdahulu. Tampaknya surat ini dimaksudkan untuk mencegah suatu kesalahan yang m...
- Surat kerasulan yang kedua ini ditulis segera sesudah surat yang terdahulu. Tampaknya surat ini dimaksudkan untuk mencegah suatu kesalahan yang mungkin timbul dari beberapa bagian di dalam surat kerasulan sebelumnya mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali, seolah-olah kedatangan itu sudah sangat dekat. Di dalam surat ini Rasul Paulus dengan sangat berhati-hati berusaha mencegah terjadinya salah pengertian yang bisa dilakukan oleh beberapa anggota jemaat terhadap pernyataan-pernyataannya yang sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh para nabi Perjanjian Lama. Ia memberitahukan bahwa masih ada banyak rancangan Allah yang harus digenapi terlebih dahulu sebelum hari Tuhan itu tiba, meskipun karena begitu pastinya, ia berani mengatakan bahwa hari itu sudah sangat dekat. Masih ada beberapa hal lain lagi yang ia tuliskan untuk memberi penghiburan bagi mereka yang sedang mengalami penderitaan, dan nasihat serta petunjuk di dalam melaksanakan kewajiban.
Jerusalem: 2 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 2 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA UMAT TESALONIKA
KATA PENGANTAR
Surat ini dapat dianggap sebagai landjutan, tambahan dan ulangan dari surat
pertama kep...
SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA UMAT TESALONIKA
KATA PENGANTAR
Surat ini dapat dianggap sebagai landjutan, tambahan dan ulangan dari surat pertama kepada umat Tesalonika. Rupanja jang pertama dalam satu dua hal jang penting kurang berhasil. Malah ada utjapan Paulus dalam surat itu jang salah ditafsirkan, seolah-olah "Hari Tuhan" (kiamat) sudah diambang pintu. Selain itu disiarkan desas-desus dari sumber chajalan, jang mereka sebut "suatu pernjataan Roh", atau suatu utjapan Paulus.
Paulus memudji umat, sebab bertekun dalam segala penganiajaan karena agama, dan iman serta saling tjinta-kasih masih selalu tumbuh. Tetapi surat ini tidak mesra dan gembira seperti jang pertama. Nadanja lebih sungguh dan tegas, namun nada dasar disini djuga tetap penuh penghargaan dan tjinta kerasulan. Chususnja bab 3 keras, sebab masih ada orang jang hidupnja tidak tertib, artinja tidak bekerdja lagi sebab pertjaja bahwa achir zaman hampir tiba. Tentu sadja Paulus mendapat berita-berita tentang "kepertjajaan" dan sikap itu, lalu hal itu mendjadi alasan baginja untuk menulis surat jang kedua ini, tentu hanja beberapa bulan sesudah ditulisnja jang pertama.
TFTWMS: 2 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Pelepasan Kita Dari Manusia Durhaka (2 Tes 2:10-12)
Setelah melihat gambaran menakutkan tentang penampilan manusia durhaka ini dan menyadari bahwa ia...
Pelepasan Kita Dari Manusia Durhaka (2 Tes 2:10-12)
Setelah melihat gambaran menakutkan tentang penampilan manusia durhaka ini dan menyadari bahwa ia ada di dunia saat ini, hati kita menciut dengan bertanya, "Bagaimana saya bisa menghindari dia? Bagaimana saya bisa memastikan bahwa ia tidak menangkap saya?" Paulus menunjukkan cara pelepasan dari dia.
Mengasihi kebenaran dengan tulus. Manusia durhaka akan menipu orang-orang yang tidak mengasihi kebenaran (ay. 10). Allah akan mendatangkan ilusi yang kuat kepada mereka yang tidak mengasihi kebenaran sehingga mereka percaya kepada kebohongan (ay. 11). Raymond C. Kelcy menulis, "Ada waktunya dalam perkembangan dosa ketika Allah menyerahkan manusia kepada yang ia lebih sukai."34
Paulus menyebutkan satu prinsip tentang penyerahan manusia kepada dosa mereka dalam Roma 1:24, 26, 28. Allah pada akhirnya menyerahkan manusia untuk ditangkap oleh kebohongan yang ia kehendaki dan inginkan. Mereka yang tidak mengasihi kebenaran dan menyukai kejahatan akan dibujuk oleh manusia durhaka. Ia akan mengendalikan mereka dan membawa mereka ke dalam kehancuran.
Ketaatan yang tulus kepada kebenaran. Tentu saja, mengasihi kebenaran melibatkan penaatan secara sungguh-sungguh dan tulus. Hanya dengan mematuhi dan tinggal di dalam kebenaran kita akan dilindungi dari manusia durhaka.
Kita mungkin tidak mengetahui setiap rincian tentang siapakah manusia durhaka itu, tapi kita bisa bersandar pada kebenaran bahwa selama kita mengasihi dan menaati kebenaran kita tidak akan "diambil" atau dirayu oleh dia. Allah telah menunjukkan rahmat-Nya kepada kita dengan menyediakan kebenaran-Nya yang kekal bagi kita untuk dikasihi, dihargai, dan dihayati, sehingga dengan begitu melindungi kita dari segala kesalahan.
Eddie Cloer
Tragedi Karena Tidak Mengasihi Kebenaran (2 Tes 2:10-12)
Paulus menunjukkan tragedi karena orang tidak mengasihi kebenaran Allah. Kegagalan ini adalah salah satu yang terburuk yang orang dapat alami.
Orang yang tidak mengasihi kebenaran akan diperdaya. Mereka yang tidak mengasihi kebenaran menjadi mangsa manusia durhaka. Sistem besar kemurtadan akan menelan orang itu dan membawa dia ke dalam kehancuran. Salah satu hal terburuk yang bisa terjadi pada seseorang adalah ia ditipu mengenai kebenaran Allah.
Orang yang tidak mengasihi kebenaran akan mempercayai kebohongan sebagai kebenaran. Ia tidak hanya akan ditipu, tapi akhirnya mempercayai kebohongan. Proses alami pekerjaan jahat akan mengambil alih. Paulus menggambarkannya sebagai Allah mendatangkan "kesesatan." Seolah-olah Allah menyerahkan dia kepada kesesatan yang ia telah pilih. Ia akhirnya akan diyakinkan bahwa ia sedang menghayati kebenaran ketika ia hidup dalam kesesatan.
Orang yang tidak mengasihi kebenaran akan menyukai kejahatan. Orang ini akan menikmati kesesatan seakan-akan itu adalah kebenaran. Ia akan menemukan kesenangan di dalamnya, dengan hidup di dalamnya dan berkorban untuknya.
Orang itu akan dihakimi oleh kebenaran. Ketika manusia memiliki kesempatan untuk menerima kebenaran tetapi menolaknya, apa yang mereka tolak menghakim mereka.
Orang tidak dapat jatuh ke dalam lubang yang lebih tak berpengharapan dibandingkan ketika ia menolak kebenaran Allah. Ketika ia melakukan hal itu, ia telah membuat dirinya terbuka bagi manusia durhaka, kuasa kesesatan, dan penghakiman Allah. Satu-satunya harapan yang ia miliki adalah kembali kepada kebenaran.
Eddie Cloer
TFTWMS: 2 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Dapatkah Allah Yang Pengasih Mendatangkan "Kesesatan"? (2 Tes 2:11)
Bagaimanakah Allah yang pengasih mendatangkan "kesesatan"? Ki...
Dapatkah Allah Yang Pengasih Mendatangkan "Kesesatan"? (2 Tes 2:11)
Bagaimanakah Allah yang pengasih mendatangkan "kesesatan"? Kita perlu ingat bahwa Allah juga telah memberi manusia kehendak bebas. Laki-laki dan wanita memiliki kemampuan untuk mengajarkan dan mempercayai hal-hal yang baik dan buruk. Pencari kebenaran yang tulus, bagaimanapun, akan mampu membedakan antara apa yang benar dan salah. Orang yang telah menolak kebenaran meyakinkan dirinya bahwa kepalsuan adalah kebenaran. Allah akan mengizinkan orang ini untuk ditipu.
Allah telah memberikan dua jalan untuk manusia pilih (Matius 7:13, 14). Ada jalan sempit yang menuju kehidupan dan jalan lebar yang menuju maut. Dengan memilih jalan lebar, orang memilih untuk ditipu. Orang-orang yang ditipu akan juga dihakimi semuanya (ay. 12). Allah tidak ingin ini terjadi (2 Petrus 3:9). Namun, jika seseorang telah memutuskan untuk melawan kebenaran, Allah mengizinkan orang ini untuk mempercayai apa yang palsu sehingga akan dihakimi (yaitu, dihukum).
Tuhan mengizinkan kebebasan memilih, tapi kita harus hati-hati terhadap pelbagai ajaran palsu, seperti menerima perkawinan homoseksual, memaafkan hubungan seks pranikah dan di luar nikah, atau mempertimbangkan Kristus sebagai satu jalan menuju Allah dan bukan satu-satunya jalan. Allah mengizinkan ajaran-ajaran ini beredar, tetapi terserah kita untuk membedakan yang benar dari yang salah. Cara terbaik untuk mengetahui apa yang benar dan salah adalah dengan mengetahui Firman Allah.
Earl Edwards
TFTWMS: 2 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) PENERAPAN(2 Tes 2: 1-12)
Pasal ini pastinya adalah "penjelasan" yang diberikan oleh surat yang ditulis itu. Intinya adalah diskusi tentang ...
PENERAPAN(2 Tes 2: 1-12)
Pasal ini pastinya adalah "penjelasan" yang diberikan oleh surat yang ditulis itu. Intinya adalah diskusi tentang kedatangan "manusia durhaka." Untuk alasan tertentu, jemaat Tesalonika beranggapan bawah Kristus akan datang kembali dalam waktu dekat, atau bahwa kedatangan Tuhan sudah terjadi. Paulus memberi mereka informasi lebih banyak tentang kedatangan-Nya kembali, dengan menunjukkan kepada mereka bahwa kedatangan itu belum di depan mata.
Maksud Paulus dalam pasal ini adalah bahwa kedatangan kedua tidak bisa terjadi sampai manusia durhaka dinyatakan. Gambaran yang rinci dan menakutkan diberikan tentang kemurtadan besar yang harus muncul dan tetap ada sampai akhir zaman.
TFTWMS: 2 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Kebenaran Allah Dan Kesesatan Manusia (2 Tes 2:1-12)
Bagi banyak orang, bertambah tua berarti hilangnya kekuatan dan kemampuan, hilangnya kerabat dan...
Kebenaran Allah Dan Kesesatan Manusia (2 Tes 2:1-12)
Bagi banyak orang, bertambah tua berarti hilangnya kekuatan dan kemampuan, hilangnya kerabat dan sahabat. Pada masa tua ini, pelbagai keuntungan yang bertahan lama dan kekal bisa menjadi semakin terlihat jelas dan semakin menyenangkan. Bagi orang Kristen, akhir kehidupan ini merupakan puncak kehormatan dan kemuliaan. Bahkan jika Yesus datang lagi sebelum kita mati, kita bisa berharap kepada reuni yang mulia.
Di Tesalonika beberapa orang Kristen merasa kuatir bahwa orang-orang yang sudah mati akan kehilangan reuni mulia itu bersama Yesus. Dalam 1 Tesalonika mereka diyakinkan bahwa kematian tidak akan mencegah orang Kristen mana saja untuk ikut berpartisipasi dalam sukacita kembalinya Yesus.
Pada waktu 2 Tesalonika ditulis, orang-orang Kristen itu merasa sedih atas pelbagai laporan bahwa Yesus sudah datang kembali. Jika hal itu benar, maka mereka semua telah kehilangan reuni itu bersama Dia dan bersama saudara-saudara seiman mereka yang sudah lebih dulu mati. Seperti surat yang pertama, surat yang kedua juga dimaksudkan untuk menghibur mereka dengan kebenaran tentang kembalinya Kristus. Kebenaran ini, yang berbeda dengan kesesatan, menunjukkan bahwa masa depan orang Kristen adalah terjamin.
Ajaran palsu dapat membuat orang Kristen keluar dari jalur kehidupan. Ajaran itu bisa membelokkan mereka dari apa yang memiliki nilai lebih mulia dan menyia-nyiakan pelbagai sumber yang seharusnya diarahkan untuk pelbagai pengejaran yang saleh. Bagaimanakah kita dapat mencegah ajaran palsu agar tidak merusak? Bagaimanakah kita bisa menghadapi ancaman yang dimilikinya?
Mendeteksi Ajaran Palsu (2:1-5). Seringkali dalam sejarah gereja, beberapa individu mengajarkan ajaran-ajaran baru, kadang-kadang ajaran-ajaran yang secara mengejutkan berbeda. Seringkali, ajaran-ajaran ini mengenai penggenapan pelbagai nubuatan. Sebagian besar terfokus pada tema nubuatan Perjanjian Lama, kedatangan Tuhan untuk mendirikan kerajaan-Nya, atau tema nubuatan Perjanjian Baru, kedatangan Tuhan pada hari penghakiman.
Pada banyak kesempatan banyak orang sudah meramalkan bahwa Yesus hampir datang atau sudah datang secara diam-diam. Orang-orang bisa dibuat kagum oleh wahyu menipu ini dan bahkan takut untuk merubah keyakinan dan hidup mereka. Bagaimanakah kita dapat mendeteksi dan berjaga-jaga terhadap kesesatan seperti itu?
Pertama, kita harus mengenali sumber kesesatan itu. Ketika seseorang memperkenalkan suatu ajaran yang tidak bisa ditemukan di dalam Alkitab oleh siapa saja, ketika hanya satu orang mengaku memiliki wahyu atau penglihatan khusus, kita harus sangat berhati-hati. Secara khusus ini memang benar, ketika orang itu mengaku bahwa informasi yang ia miliki merupakan kunci untuk mengungkap semua pengetahuan atau semua perwahyuan, atau ketika ia mengaku bahwa semua yang lainnya adalah salah. Seringkali ajaran itu didasarkan pada nas-nas Alkitab yang tidak jelas atau bersifat kiasan, daripada didasarkan pada perwahyuan yang lengkap dan terakhir yang diberikan melalui rasul-rasul dan nabi-nabi Perjanjian Baru.
Sebuah wahyu baru sudah dihadirkan kepada umat Kristen Tesalonika (2:1, 2), mungkin dengan pengakuan memiliki otoritas rasuli. Mereka diperingatkan untuk jangan "lekas bingung," sebab itu adalah penipuan. Mereka harus waspada. Begitu juga halnya, kita harus selalu berhati-hati dengan suatu ajaran baru, tak perduli betapa bergairahnya ajaran itu. Bisa jadi ajaran itu merupakan produk pikiran manusia, bukan wahyu Allah.
Kedua, kita harus memeriksa ajaran itu sendiri. Apakah ajaran itu sejalan dengan apa yang kita tahu berasal dari Tuhan Yesus dan guru-guru terilham-Nya? Jika ajaran itu berlawanan dengan ajaran-ajaran Perjanjian Baru, maka kita dapat mengetahui bahwa ajaran itu tidak benar. Boleh jadi kita akan mengalami kesulitan dalam memahami doktrin palsu itu; namun jika kita mengetahui kebenaran dan ajaran baru menentang kebenaran itu, maka ajaran baru itu pastilah salah.
Jemaat Tesalonika itu merasa kuatir dan sedih, namun mereka diingatkan bahwa mereka sudah memiliki kebenaran tentang kedatangan Yesus (2 Tesalonika 2:5). Jika mereka sudah mengetahui kebenaran yang mereka sudah terima, maka mereka dapat mendeteksi kesesatan yang baru muncul. Mereka tidak diberitahu secara tepat kapan kesesatan ini akan muncul atau siapa yang akan mempromosikan ajaran itu, namun mereka dapat mengetahui bahwa ajaran itu adalah palsu dan guru yang mengajarkannya akan menentang Allah itu sendiri.
Orang yang menentang kebenaran Allah adalah menentang Allah. Mereka menjadikan diri mereka penguasa dalam agama dan berusaha untuk menggantikan Allah dalam pikiran umat-Nya. Orang-orang ini perlu dikenali sebagai penentang Allah, namun hal ini hanya mungkin terjadi jika umat Allah mengetahui kebenaran.
Mempelajari kebenaran, mengkaji kebenaran, dan tetap tinggal dalam kebenaran adalah pertahanan terbaik dalam melawan kesesatan! Ketidaktahuan, pengabaian isi Alkitab, dan kesembronoan terhadap Firman Allah merupakan pintu yang terbuka bagi ajaran palsu. Kita harus mengetahui kebenaran. Hanya kebenaran yang akan memerdekakan kita (Yohanes 8:32).
Memperkuat Ajaran Yang Benar (2:6-9). Kebenaran selalu benar, namun kebenaran dapat dilupakan, khususnya pada waktu penindasan. Hal-hal penting bagi iman kita harus sering diulang-ulang, sehingga kita dapat memiliki jaminan dan kedamaian ketika pelbagai kesulitan datang. Jika kita gagal menekankan hal-hal penting ini secara terus-menerus, maka dasar-dasar iman kita akan terlihat tidak kokoh.
Para guru Alkitab yang baik, akan memastikan bahwa kebenaran diulang-ulang.
"Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu" (Filipi 3:1b). Jika kita merasa bahwa satu-satunya ajaran yang baik adalah ajaran yang baru dan berbeda, maka kita sudah kehilangan metode dasar yang Yesus dan para rasul-Nya gunakan—mengulang-ngulang kebenaran untuk menjaga jiwa manusia.
Dalam surat-surat Tesalonika, praktik ini telah dituruti. Lebih dari selusin kali Paulus mengacukan apa yang sudah diajarkan sebelumnya. Kebenaran ini dimaksudkan untuk dipelajari dengan baik sehingga bermanfaat selama sisa umur mereka.
Jemaat Tesalonika sudah diperingatkan tentang akan datangnya kemurtadan. Mereka sudah menerima wahyu bahwa seseorang akan menantang Allah.
Mereka juga sudah tahu bahwa ini akan terjadi sebelum kembalinya Yesus. Karena ini belum terjadi, maka mereka dapat mengetahui bahwa pelbagai laporan tentang kedatangan Yesus yang sudah terjadi adalah bohong. Mereka tidak punya alasan untuk merasa sedih oleh karena pelbagai laporan seperti itu, namun mereka memang perlu diingatkan tentang ajaran sejati yang datang dari pikiran Allah.
Mempercayai Ajaran Yang Benar (2:10-12). Kita kadang-kadang terkejut ketika orang bersedia menerima ajaran palsu. Kita berharap oleh karena isi ajaran itu palsu, maka orang akan menolaknya. Seringkali orang malahan menolak kebenaran dan menerima ajaran yang salah. Bagaimanakah mereka bisa berbuat begitu?
Jawaban bagi pertanyaan ini adalah sikap. Kesesatan bisa memiliki banyak daya tarik. Salah satunya adalah wibawa atau status orang terpandang yang memiliki pengetahuan yang sangat tinggi. Satunya lagi adalah hasrat terhadap petualangan ajaran-ajaran baru. Kadang-kadang menerima kesesatan membuat seseorang bertambah terkenal sebab ajaran palsu lebih banyak diterima orang. Karena kita takut terhadap penolakan oleh orang lain, maka bersepakat dengan mereka adalah jauh lebih nyaman bagi kita daripada menerima dan mengakui kebenaran namun ditolak oleh mereka. Kadang-kadang manusia mau menerima kesesatan sebab mereka gagal untuk melihat bagaimana ajaran palsu itu bertentangan dengan Firman Allah dan merusak banyak jiwa.
Kurangnya kasih terhadap kebenaran selalu berada di balik kesesatan. Mengasihi kebenaran bukanlah prioritas utama bagi merka yang menerima ajaran palsu; mereka memandang kesesatan sebagai lebih menarik. Bagi mereka, wibawa, ketenaran, dan penerimaan yang dikaitkan dengan kesesatan adalah lebih penting daripada kebenaran. Akibat tragis dari kurangnya kasih seperti itu terhadap kebenaran adalah jiwa-jiwa yang sesat.
Ted Paull
TFTWMS: 2 Tesalonika (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat A. T. Robertson, The Epistles of Paul, vol. 4, Word Pictures in the New Testament (Nashville: Broadman Press, 1931), 47.
2...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat A. T. Robertson, The Epistles of Paul, vol. 4, Word Pictures in the New Testament (Nashville: Broadman Press, 1931), 47.
- 2 Raymond C. Kelcy, The Letters of Paul to the Thessalonians, The Living Word Commentary, vol. 13 (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1968), 150.
- 3 C. F. Hogg and W. E. Vine, The Epistles of Paul the Apostle to the Thessalonians (Shreveport, La.: Lambert Publishing Co., 1977), 243.
- 4 Bagi Paulus dan Yakobus, "sudah dekat" tidak berarti dalam satu dekade bahkan satu abad lagi. Maksud mereka adalah bahwa dispensasi terakhir (Zaman Kristen) itu sebelum kedatangan-Nya dimulai.
- 5 F. F. Bruce, 1 & 2 Thessalonians, Word Biblical Commentary, vol. 45 (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 168.
- 6 Albert Barnes, Notes on the New Testament, Explanatory and Practical: Thessalonians, Timothy, Titus and Philemon, enlarged type ed., ed. Robert Frew (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1949), 80-96.
- 7 Ibid., 81.
- 8 Robertson, 51.23
- 9 Lihat Leon Morris, The First and Second Epistles to the Thessalonians, The New International Commentary on The New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1959), 228-29.
- 10 Lihat Hogg and Vine, 258.
- 11 Hugo McCord, McCord's New Translation of the Everlasting Gospel (Henderson, Tenn.: Freed-Hardeman University, 1988).
- 12 Hogg and Vine, 262.
- 13 Henry Alford, The Greek Testament, rev. Everett F. Harrison (Chicago: Moody Press, 1958), 3:291.
- 14 Morris, 231.
- 15 Robertson, 53.
- 16 Kelcy, 156.
- 17 Ibid.
- 18 Morris, 233.
- 19 Robertson, 53.
- 20 Hogg and Vine, 267.
- 21 1 Tes. 1:4; 2:1, 9, 14, 17; 3:7; 4:1, 9, 10 (dua kali), 13; 5:1, 4, 12, 14, 25-27; 2 Tes. 2:1, 13, 15; 1:3; 3:1, 6, 13.
- 22 Leon Morris, The First and Second Epistles to the Thessalonians, The New International Commentary on The New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1959), 237-38n.
- 23 The Greek New Testament , 4th rev. ed., ed. Barbara Aland, Kurt Aland, Johannes Karavidopoulos, Carlo M. Martini, and Bruce M. Metzger (Stuttgart: United Bible Societies, 1998).
- 24 C. F. Hogg and W. E. Vine, The Epistles of Paul the Apostle to the Thessalonians (Shreveport, La.: Lambert Publishing Co., 1977), 273.
- 25 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 763.
- 26 David J. Williams, 1 and 2 Thessalonians, New International Biblical Commentary: New Testament Series, vol. 12 (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1992), 136.
- 27 John Stott, The Gospel and the End of Time (Downer's Grove, Ill.: InterVarsity, 1991), 180.
- 28 J. W. McGarvey and Philip Y. Pendleton, Thessalonians, Corinthians, Galatians and Romans, The Standard Bible Commentary (Cincinnati, Ohio: Standard Publishing Foundation, 1916), 41.
- 29 Ibid., 41-43.
- 30 David Lipscomb, "Commentary on the Second Epistle to the Thessalonians," in A Commentary on the New Testament Epistles , ed. J. W. Shepherd (Nashville: Gospel Advocate, 1942), 5:95-96.
- 31 Lihat McGarvey and Pendleton, 38-40.
- 32 Merrill C. Tenney, New Testament Times (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 2001), 116.
- 33 Jon Weatherly, 2 Thessalonians, The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1996), 252.
- 34 Kelcy, 157.35
- 35 Hogg and Vine, 273.
- 36 Weatherly, 276.
- 37 Frame, 285.
Pengarang: Earl D. Edwards
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 2 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA
PENGANTAR
Kebingungan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya masih terus
menimbulkan per
SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA
PENGANTAR
Kebingungan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya masih terus menimbulkan persoalan-persoalan di dalam jemaat di Tesalonika. Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Tesalonika ditulis untuk membereskan persoalan itu. Mereka berpendapat bahwa saat Kristus datang untuk kedua kalinya sudah tiba. Pendapat itu salah, kata Paulus. Sebab, sebelum Kristus kembali ke dunia, kekejaman dan kejahatan di dunia akan memuncak dahulu di bawah pimpinan seseorang yang dikenal sebagai "Manusia Jahat" dan yang akan menentang Kristus.
Paulus menekankan kepada para pembacanya bahwa mereka perlu sekali bertahan dalam kepercayaan mereka kepada Kristus sekalipun hidup mereka sukar dan mereka harus menderita. Paulus menasihatkan supaya mereka masing-masing bekerja untuk nafkah mereka, sama seperti Paulus dan rekan-rekannya. Juga supaya mereka tekun berbuat baik.
Isi
- Pendahuluan
2Tes 1:1-2 - Pujian dan anjuran
2Tes 1:3-12 - Penjelasan tentang kedatangan Kristus ke dunia untuk kedua kalinya
2Tes 2:1-17 - Nasihat mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen
2Tes 3:1-15 - Penutup
2Tes 3:16-18
Ajaran: 2 Tesalonika (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti arti kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua
kali, sehingga mereka dapat mempunyai pengharapan yang benar aka
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti arti kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali, sehingga mereka dapat mempunyai pengharapan yang benar akan kedatangan Kristus yang kedua kali.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 51 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di Tesalonika (dan juga untuk setiap jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab II Tesalonika terbagi atas 3 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas penjelasan Rasul Paulus, dalam usaha meniadakan pengertian yang keliru tentang kedatangan Kristus kedua kali, karena ada yang mengajarkan bahwa Kristus sudah datang kedua kali ke dunia.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Tesalonika
Pasal 1 (2Tes 1:1-12).
Pengajaran tentang kedatangan Kristus yang kedua kali
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa pengharapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali adalah penghiburan besar di tengah-tengah penganiayaan dan kesukaran yang ditanggung oleh orang-orang Kristen demi nama Kristus.
Pendalaman
Bacalah pasal 2Tes 1:6-9. _Tanyakan_: Apakah arti hari Tuhan bagi anak-anak-Nya? (lihat ayat 6-7; 2Tes 1:6-7). Apakah arti hari Tuhan bagi orang-orang yang tidak percaya? (lihat ayat 8-9; 2Tes 1:8-9). Saudara mau yang mana, dari kedua hal di atas?
Pasal 2 (2Tes 2:1-17).
Pengajaran tentang peringatan mengenai saat kedatangan Kristus kedua kali
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa saat kedatangan Kristus kedua kali akan diawali dengan adanya kedurhakaan besar. Karena itu kita perlu membenahi pikiran yang salah tentang hari Tuhan dan cara-cara hidup yang benar dalam menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali.
Pendalaman
Bacalah pasal 2Tes 2:3-4,17. _Tanyakan_: Apakah yang mendahului kedatangan Kristus yang kedua kali? Bagaimanakah cara hidup orang Kristen dalam menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali?
Pasal 3 (2Tes 3:1-18).
Pengajaran tentang berdoa dan bekerja
Dalam bagian ini dinasehatkan mengenai perkataan orang-orang Kristen dalam menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Tes 3:1-2. _Tanyakan_: Apakah khasiat daripada doa orang Kristen? (lihat ayat 1-2; 2Tes 3:1-2).
- Bacalah pasal 2Tes 3:6-15. _Tanyakan_: Apakah yang dimaksudkan dengan hidup orang Kristen yang tidak tertib? (lihat ayat 6-15; 2Tes 3:6-15).
II. Kesimpulan
Dalam Kitab II Tesalonika dapat diketahui bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali belumlah terjadi, dan kedatangan Kristus ini merupakan pengharapan yang memberikan penghiburan di dalam penganiayaan sebagai orang-orang Kristen.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab II Tesalonika?
- Apakah pusat pengajaran dalam Kitab II Tesalonika?
- Apakah Kristus sudah datang untuk yang kedua kali?
- Apakah arti kedatangan Kristus bagi orang-orang Kristen?
- Bagaimanakah cara hidup orang Kristen dalam menantikan kedatangan Kristu yang kedua kali?
Intisari: 2 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Informasi mengenai akhir zaman
SURAT LAIN KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA.Paulus menulis surat ini kepada orang-orang yang sama yang ia telah surati dala
Informasi mengenai akhir zaman
SURAT LAIN KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA.
Paulus menulis surat ini kepada orang-orang yang sama yang ia telah surati dalam I Tesalonika, dan mungkin tidak lama sesudah suratnya yang pertama itu. Jika Anda membaca pendahuluan suratnya, Anda akan mengerti gambaran gereja itu dalam pikiran Paulus. Sekali lagi ia menambahkan nama-nama kawan seperjalanannya, Silvanus (atau Silas dalam Kisah para Rasul) dan Timotius.
MENGAPA IA MENULIS LAGI?
1. Membaca dengan memahami apa yang tersirat di dalamnya, kita tahu bahwa gereja masih mengalami penganiayaan. Kita tidak tahu siapa yang sebenarnya melakukan penganiayaan - mungkin orang Yahudi - tetapi mereka berada dalam kondisi yang berat. Mungkin mereka mulai meragukan apa gunanya menjadi Kristen. Dalam keadaan seperti itu siapa pun bisa saja tergoda untuk menyerah.
2. Ketika Paulus menulis suratnya yang pertama, mereka sedang bingung tentang kedatangan Yesus kembali. Rupanya sebagian dari mereka terpesona dengan masalah itu - yang juga selalu menjadi godaan bagi Kristen - ada pula yang mengalami obsesi, sehingga mereka tidak lagi memikirkan hal-hal lainnya. Meskipun Paulus telah menjelaskan secara rinci dan panjang lebar pada waktu ia bersama mereka, tetapi ia tidak mempunyai cukup waktu untuk menjelaskan semua seperti yang diinginkannya. Tampaknya mereka juga sudah lupa tentang apa yang telah diajarkannya! Sebagian mereka mengharapkan Yesus datang segera - jika bukan hari ini, esok hari! Kegairahan mereka itu menggoyahkan gereja. Selain itu, ada beberapa orang yang benar-benar menyesatkan orang Kristen dengan mengatakan bahwa Yesus sudah datang kembali - dan lebih dari itu, mereka mengatakan itulah yang diajarkan oleh Paulus. Sama seperti yang sudah-sudah, pasti ada orang yang ingin mengisi masa penantian ini dengan mencari jawaban kapan kedatangan Yesus yang kedua itu akan terjadi.
3. Sebagian orang tidak lagi mencari nafkah. Ada kemungkinan disebabkan oleh obsesi mereka tentang kedatangan Yesus kembali dan akhir zaman. Boleh jadi pula hal itu semata-mata disebabkan mereka melihat cara hidup yang begitu mudah dengan mengandalkan kemurahan hati sesama orang Kristen. Kita tidak tahu apa pastinya. Yang kita ketahui ialah bahwa Paulus menasihati mereka dengan tegas. Ingatlah bahwa ia memperingatkan mereka yang dapat bekerja, tetapi tidak mau - bukan mereka yang ingin bekerja, tetapi tidak mendapatkan pekerjaan.
4. Paulus harus menganjurkan mereka untuk mempertahankan standar Kristen, walaupun karena itu harus putus hubungan dengan mereka yang tidak sejalan.
BAGAIMANA SURAT-SURAT DITULIS.
Pada masa itu orang sering menggunakan sekretaris untuk menulis surat. Mereka mendiktekan apa yang ingin mereka sampaikan dan setelah surat itu selesai ditulis mereka akan menulis sendiri sepatah kata penutup di akhir surat itu. Mungkin karena ada orang lain yang telah menggunakan nama baik Paulus untuk menyebarkan ajaran yang salah, ia sungguh-sungguh menekankan hal tersebut pada akhir suratnya.
Pesan
1. Penghakiman Itu mutlak pasti.o Allah akan menghakimi orang yang jahat. 2Te 1:5-6, 8-9
o Allah akan memberikan kelegaan kepada Kristen. 2Te 1:7
o Bertahan dalam penganiayaan merupakan suatu bukti. 2Te 1:5
o Kita harus bersiap-siap untuk menantikan kedatangan Yesus. 2Te 1:11
o Kita akan ambil bagian dalam kemuliaan Kristus. 2Te 1:10; 2:14
o Kita harus bersabar. 2Te 2:1, 2
o Kita harus waspada terhadap tipu daya Setan. 2Te 2:10
2. Allah mempunyai Jadwal.
o Yesus segera datang kembali. 2Te 1:7, 9; 2:1, 8
o Iblis juga mempunyai rencana. 2Te 2:3-4, 9-10
o Kedurhakaan sedang ditahan. 2Te 2:6-7
o Si pendurhaka akan dihancurkan. 2Te 2:8, 10
o Waspada terhadap hal-hal yang menyesatkan. 2Te 2:3
3. Lanjutkan pekerjaanmu!
o Kita tidak boleh
- malas. 2Te 3:6.
- meminta dari orang lain. 2Te 3:12
- menjadi jemu. 2Te 3:13
- menyebabkan orang menjadi malas. 2Te 3:6, 14-15
4. Teruskan apa yang telah engkau mulai!
o Layak terhadap panggilan Allah. 2Te 1:11
o Dalam tujuan dan pekerjaan baik. 2Te 1:11
o Memuliakan Kristus. 2Te 1:12
o Berdiri teguh. 2Te 2:15
o Memegang kebenaran. 2Te 2:15
o Bekerja dan bersaksi senantiasa. 2Te 2:17
5. Allah berada di pihakmu.
o Ia membuat kamu layak. 2Te 1:5, 11
o Ia memilih kamu untuk diselamatkan. 2Te 2:13
o Ia menjadikan kamu milik-Nya melalui RohNya. 2Te 2:13
o Ia memanggil kamu 2Te 2:14
o Ia sungguh-sungguh dapat dipercaya. 2Te 3:3
o Ia akan menguatkan kamu. 2Te 3:3
o Ia akan menjaga kamu. 2Te 3:3
o Ia akan memberi kamu damai. 2Te 3:16
o Ia akan menyertai kamu. 2Te 3:16
Penerapan
II Tesalonika mengajarkan kepada kita bahwa...
1. Kita tidak dapat bebas begitu saja Karena Allah itu adilo orang jahat akan mendapat hukuman
o orang yang setia akan diberi penghargaan
o Iblis akan dibuang
2. Orang Kristen mempunyai hari depan. Meskipun dalam kesulitan
o kita dapat yakin
o kita dapat berharap
o kita dapat tetap bertahan
o kita dapat dihiburkan
3. Allah duduk sebagai pengendali.
o Ia mengendalikan
o keadaan kita
o kejadian-kejadian di dunia
o bahkan orang jahat sekalipun
4. Kerja bukan dosa. Kehendak Allah adalah
o kita melakukan suatu pekerjaan
o kita hidup atas penghasilan kita sendiri
o kita tidak malas
o kita tidak menggantungkan diri pada orang lain
5. Menghadapi orang yang mempermalukan.
Kita harus
o memperingatkan mereka
o mendorong mereka
o memperlihatkan kesalahan-kesalahan mereka
o mengasihi mereka
o mendisiplin mereka
Tema-tema Kunci
1. Kedatangan Yesus.
Fakta bahwa Yesus akan datang kembali muncul beberapa kali. Tidak ada keraguan tentang hal ini, walaupun Paulus sendiri tidak mengetahui waktunya yang tepat. 2Te 1:7, 9, 10, 12; 2:1-2, 8, 14. Kata-kata kunci adalah 'dinyatakan', yaitu menarik tirai dan menunjukkan kepada kita apa yang terjadi selama ini; 'datang' dipakai untuk menyatakan kunjungan resmi oleh seorang raja atau pembesar; 'kemuliaan' dalam Alkitab berarti kehadiran Allah sendiri. Pikirkanlah apa arti semua ini ketika Kristus datang kembali.
2. Penghakiman.
Oleh karena Allah itu adil dan melihat segalanya, pada suatu hari Ia akan mengadili segala yang diperbuat oleh manusia, laki-laki dan perempuan. 2Te 1:5-10; 2:8, 11-12. Dalam arti tertentu penghakiman Allah sudah berlaku di dunia ini. Pikirkan apa arti penghakiman Allah bagi orang percaya dan bagi mereka yang tidak percaya. Bagaimana kita harus siap untuk menghadapinya?
3. Setan.
Iblis nyata dalam surat ini, dan ia menggunakan manusia untuk mencapai maksudnya. 2Te 2:3-12. Bagaimana semua ini mengajarkan kepada kita tentang apa yang akan terjadi atas dunia ini? Apakah kita dapat mengenali kegiatan Setan?
4. Bertahan.
Menjadi Kristen berani meneruskan apa yang sudah dimulai. Ini dapat berarti bertahan terhadap penganiayaan, mengenal Allah melalui pengalaman-pengalaman baru atau semata-mata bekerja keras. Dorongan apa yang diberikan oleh surat itu kepada kita dalam hidup Kekristenan kita? Alasan-alasan apa yang diberikan agar kita tetap berjuang?
Garis Besar Intisari: 2 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) [1] 'DARI KAMI UNTUK KALIAN...' 2Te 1:1-2
Paulus dan kawan-kawannya memberi salam kepada jemaat.
[2] 'SYUKUR BAGI ALLAH SAUDARA-SAUDARA TETAP B
[1] 'DARI KAMI UNTUK KALIAN...' 2Te 1:1-2
Paulus dan kawan-kawannya memberi salam kepada jemaat.
[2] 'SYUKUR BAGI ALLAH SAUDARA-SAUDARA TETAP BERDIRI TEGUH!'. 2Te 1:3-4
2Te 1:3 | Iman dan kasih |
2Te 1:4 | Reputasi kalian |
[3] 'PENGHAKIMAN SEGERA TIBA!' 2Te 1:5-10
2Te 1:5 | Mengapa saudara-saudara menderita |
2Te 1:6-7 | Allah itu adil |
2Te 1:8-10 | Terjadi pemisahan besar pada waktu Yesus datang |
[4] 'KAMI BERDOA UNTUK SAUDARA-SAUDARA...' 2Te 1:11-12
2Te 1:11 | Supaya bertumbuh |
2Te 1:12 | Supaya Kristus dipermuliakan |
[5] 'SEBELUM YESUS DATANG KEMBALI ADA HAL-HAL YANG HARUS TERJADI' 2Te 2:1-12
2Te 2:1-2 | Jangan bingung dan gelisah |
2Te 2:3-7 | Tantangan akan bertambah |
2Te 2:8 | Tetapi Tuhan akan menghancurkannya |
2Te 2:9-12 | Yang jahat akan dikalahkan |
[6] 'TETAPI KAMI MERASA LEGA KARENA SAUDARA-SAUDARA...' 2Te 2:13-17
2Te 2:13 | Saudara-saudara benar-benar bertobat |
2Te 2:14 | Allah akan menyelesaikan pekerjaan |
2Te 2:15-17 | Berpeganglah terus |
[7] 'KAMI JUGA MEMERLUKAN DOA-DOA SAUDARA' 2Te 3:1-5
2Te 3:1-2 | Untuk pelayanan khotbah kami |
2Te 3:3-5 | Sebab Allah itu baik |
[8] 'BERHENTILAH BERMALAS-MALASAN!' 2Te 3:6-15
2Te 3:6 | Beberapa orang telah berhenti bekerja |
2Te 3:7-10 | Kita bukan pemalas |
2Te 3:11-15 | Pastikan semua orang bertindak sesuai teladan |
[9] 'SELAMAT TINGGAL DAN ALLAH MEMBERKATI!' 2Te 3:16-18
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi