
Teks -- Matius 10:28 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Mat 10:28
Full Life: Mat 10:28 - NERAKA.
Nas : Mat 10:28
Kata yang diterjemahkan "neraka" (Yun. _geenna_;
lihat cat. --> Yer 7:31)
[atau ref. Yer 7:31]
di dalam a...
Nas : Mat 10:28
Kata yang diterjemahkan "neraka" (Yun. _geenna_;
lihat cat. --> Yer 7:31)
[atau ref. Yer 7:31]
di dalam ayat ini menunjuk kepada suatu tempat penyiksaan abadi yang dipersiapkan bagi orang yang tidak percaya (bd. Mr 9:43,48). Alkitab mengajarkan bahwa hidup seseorang tidaklah berakhir pada saat kematian jasmani tetapi berlangsung terus, entah di hadapan Allah atau di tempat hukuman kekal. Perhatikan yang berikut tentang keadaan orang terhilang:
- 1) Yesus mengajarkan bahwa ada suatu tempat hukuman kekal bagi mereka yang bersalah di hadapan Allah (lih. Mat 5:22,29-30; 18:9; 23:15,33; Mr 9:43,45,47; Luk 10:15; 12:5). Tempat itu sungguh mengerikan karena hukuman itu tak ada henti-hentinya, tempat "api yang tak terpadamkan" (Mr 9:43), "api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya" (Mat 25:41), tempat "ratapan dan kertakan gigi" (Mat 13:42,50), tempat kaki tangan diikat dan terdapat kegelapan yang paling gelap (Mat 22:13) serta sengsara dan derita dan terpisah dari sorga (Luk 16:23).
- 2) Ajaran dalam surat kiriman pada hakikatnya sama. Para Rasul berbicara mengenai penghakiman Allah yang akan datang yang mengadakan pembalasan terhadap orang yang tidak taat kepada Injil (2Tes 1:5-9), mengenai pemisahan dari hadirat dan kemuliaan Tuhan (2Tes 1:9) dan mengenai pembinasaan semua musuh Allah (Fili 3:18-19; juga lih. Rom 9:22; 1Kor 16:22; Gal 1:9; 2Tim 2:12; Ibr 10:27; 2Pet 2:4; Yud 1:7; Wahy 14:10; 19:20; 20:10,14).
- 3) Alkitab mengajarkan bahwa hukuman atas orang yang berbuat kejahatan sudah pasti. Pengertian utamanya ialah kutukan, penderitaan, dan pemisahan dari Allah untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Orang Kristen mungkin menilai doktrin ini sulit dipahami atau tidak menyenangkan. Sekalipun demikian kita tetap harus tunduk kepada kekuasaan Firman Allah serta mempercayai keadilan dan keputusan Tuhan.
- 4) Kita harus senantiasa ingat bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya
untuk mati agar tak seorang pun akan binasa (Yoh 3:16). Allah sama
sekali tidak bermaksud atau ingin mengirim siapapun ke neraka
(2Pet 3:9). Orang yang akhirnya masuk ke neraka adalah mereka yang
selama hidup ini senantiasa menolak keselamatan yang disediakan oleh
Allah (Rom 1:16-2:10). Kenyataan dan realitas neraka seharusnya
membuat seluruh umat Allah sangat membenci dosa, senantiasa berusaha
menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang serta mengingatkan setiap orang
mengenai hukuman Allah yang adil pada masa yang akan datang
(lihat cat. --> Wahy 20:14).
[atau ref. Wahy 20:14]
Jerusalem -> Mat 10:17-39
Jerusalem: Mat 10:17-39 - -- Pengajaran dan petunjuk yang termuat dalam bagian ini jelas melampaui luasnya pengutusan para rasul yang pertama ini. Maka perkataan-perkataan itu diu...
Pengajaran dan petunjuk yang termuat dalam bagian ini jelas melampaui luasnya pengutusan para rasul yang pertama ini. Maka perkataan-perkataan itu diucapkan Yesus pada waktu (dan tempat) lain (lihat tempat perkataan itu dalam Markus dan Lukas). Matius mengumpulkannya di sini untuk memberi semacam pedoman lengkap bagi para utusan Yesus.
Ref. Silang FULL -> Mat 10:28
· kepada Dia: Yes 8:12,13; Ibr 10:31

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mat 10:16-42
Matthew Henry: Mat 10:16-42 - Pesan-pesan untuk Para Rasul Pesan-pesan untuk Para Rasul (10:16-42)
Semua ayat di atas menggambarkan penderitaan-penderitaan yang akan dialami para hamba Kristus dalam melaksa...
Pesan-pesan untuk Para Rasul (10:16-42)
- Semua ayat di atas menggambarkan penderitaan-penderitaan yang akan dialami para hamba Kristus dalam melaksanakan tugas mereka. Di sini mereka diajar untuk sadar akan hal ini dan bersiap-siap menghadapinya. Mereka juga diberi petunjuk bagaimana harus menanggung penderitaan itu dan bagaimana terus bekerja di tengah-tengah penderitaan yang mereka alami. Bagian khotbah ini melihat jauh ke depan melebihi apa yang terjadi pada tugas murid-murid sekarang ini, karena kita tidak mendapati mereka menjumpai penderitaan atau penganiayaan-penganiayaan besar ketika Kristus masih bersama mereka, dan juga mereka tidak mampu menanggungnya dengan baik. Sebaliknya, di sini mereka diberi peringatan mengenai berbagai kesukaran yang akan mereka jumpai sesudah kebangkitan Kristus, ketika tugas amanat mereka diperluas dan Kerajaan Sorga, yang sekarang belum tiba kedatangannya, akan benar-benar ditegakkan. Selama ini murid-murid hanya membayangkan kemegahan dan kekuasaan lahiriah, namun sekarang Kristus memberi tahu bahwa mereka harus berharap akan datangnya penderitaan-penderitaan yang lebih besar daripada yang sudah mereka alami selama ini, dan bahwa mereka akan diseret ke dalam penjara, walaupun sebenarnya mereka berharap akan dijadikan penguasa. Baik bagi kita untuk diberi tahu sebelumnya mengenai kesulitan-kesulitan yang akan kita jumpai, supaya kita bisa mempersiapkan diri untuk itu dan tidak menyombongkan diri seolah-olah kita sudah melepaskan kuk, padahal sebenarnya kita masih terbelit olehnya.
- Dalam perikop ini ada dua hal utama yang bercampur baur: I. Nubuat tentang penderitaan, dan II. Pesan-pesan berupa nasihat dan penghiburan untuk menghadapi penderitaan itu.
- I. Dalam perikop ini diceritakan tentang nubuat-nubuat tentang penderitaan yang harus dihadapi murid-murid dalam melaksanakan tugas mereka. Kristus sudah tahu sebelumnya penderitaan-penderitaan apa yang akan mereka alami, seperti halnya Ia tahu terlebih dulu penderitaan-penderitaan-Nya sendiri. Namun demikian, Ia tetap menyuruh mereka untuk terus maju, seperti yang juga dilakukan-Nya sendiri, dan memberitahukan semuanya ini terlebih dulu, bukan hanya supaya masalah-masalah itu tidak membuat mereka terkejut, dan dengan demikian mengguncangkan iman mereka, tetapi juga supaya pada saat nubuat penderitaan-penderitaan itu terbukti kebenarannya, iman mereka bisa dikuatkan.
- Ia memberi tahu mereka apa yang harus mereka derita, dan dari siapa datangnya penderitaan itu.
- . Apa yang harus mereka derita. Pastinya ini sesuatu yang sulit, karena, lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala (ay. 16). Apa yang bisa diharapkan dari kawanan domba yang lemah, tidak berdaya, dan tidak terlindungi di tengah-tengah kawanan serigala buas, kecuali bahwa mereka akan merasa cemas dan dicabik-cabik? Perhatikanlah, orang-orang jahat itu seperti serigala, mereka selalu ingin memangsa dan menghancurkan. Umat Allah, terutama pelayan-pelayan Tuhan adalah seperti domba di antara mereka, yang mempunyai sifat dan keinginan yang berlawanan, dan menjadi mangsa yang empuk dan mudah bagi mereka. Kelihatannya Kristus tidak berbuat baik dengan menempatkan mereka ke dalam keadaan yang begitu membahayakan ini, padahal mereka sudah meninggalkan semuanya untuk mengikuti-Nya. Namun Ia tahu bahwa kemuliaan yang akan diberikan kepada domba-domba-Nya pada hari penghakiman nanti, ketika mereka akan duduk di sebelah kanan-Nya, merupakan imbalan yang pantas bagi segala penderitaan dan pelayanan mereka ini. Mereka seperti domba di tengah-tengah serigala, dan ini sungguh menakutkan; tetapi Kristuslah yang mengutus mereka, dan ini sungguh membuat mereka terhibur; karena Ia yang mengutus mereka pasti juga akan melindungi dan meneguhkan mereka. Tetapi agar mereka tahu hal terburuk apa yang harus mereka hadapi, Ia memberi tahu mereka secara khusus masalah-masalah apa yang harus mereka ketahui akan terjadi.
- (1) Mereka harus sadar bahwa mereka akan dibenci (ay. 22). Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Ini merupakan akar dari semua permasalahan yang lain, dan akar ini memang pahit. Perhatikanlah, orang-orang yang dikasihi Kristus dibenci oleh dunia, seperti halnya ada orang yang dibenarkan oleh pengadilan namun dikutuk oleh negara. Jika dunia membenci Kristus tanpa alasan (Yoh. 15:25), maka tidak heran juga kalau dunia membenci orang-orang yang membawa citra-Nya dan yang melayani kepentingan-kepentingan-Nya. Kita benci akan sesuatu yang memuakkan, dan murid-murid Kristus dianggap sama dengan kotoran dari segala sesuatu (1Kor. 4:13). Kita benci akan sesuatu yang membahayakan, dan mereka dianggap sebagai orang-orang yang mencelakakan negeri (1Raj. 18:17), dan mendatangkan siksaan bagi semua orang di sekeliling mereka (Why. 11:10). Sangatlah menyedihkan jika kita dibenci dan dijadikan sasaran dari niat-niat jahat sesama kita, namun ini semua terjadi karena nama-Nya. Ungkapan tersebut selain berbicara mengenai alasan sebenarnya mengapa mereka dibenci, apa pun kesalahan yang dituduhkan kepada mereka, juga berbicara mengenai penghiburan bagi mereka yang dibenci itu. Mereka dibenci karena alasan yang baik, dan mereka memiliki seorang Teman yang baik yang berbagi dengan mereka di dalam penderitaan, dan menanggungkan penderitaan itu kepada diri-Nya sendiri.
- (2) Mereka harus sadar bahwa mereka akan ditangkap dan dituduh sebagai pembuat onar. Kebencian orang terhadap mereka itu tidak ada henti-hentinya, dan mereka tidak berdaya untuk melawannya. Orang tidak hanya akan berusaha, melainkan juga akan berhasil menyerahkan kamu kepada majelis agama (ay. 17-18), ke dewan-dewan pengadilan yang bertugas untuk menjaga ketenteraman masyarakat. Perhatikanlah, banyak kejahatan sering kali dilakukan terhadap orang-orang baik, dengan dalih untuk menjaga hukum dan keadilan. Di tempat pengadilan ada ketidakadilan, ketidakadilan yang menghukum (Pkh. 3:16). Mereka harus berharap akan datangnya masalah, bukan hanya dari hakim-hakim yang lebih rendah di dewan pengadilan, melainkan juga dari penguasa-penguasa dan raja-raja, sang hakim-hakim tertinggi. Digiring ke hadapan orang-orang seperti itu dengan tuduhan kejahatan seperti yang biasa dituduhkan kepada murid-murid Kristus sangatlah menakutkan dan juga membahayakan, karena kemarahan raja adalah seperti raung singa muda. Kita sering kali melihat hal ini digenapi dalam kisah para rasul.
- (3) Mereka harus sadar benar bahwa mereka akan dihukum mati (ay. 21). Mereka akan diserahkan untuk dibunuh, mereka akan mengalami kematian dalam keangkuhan orang dan kemuraman, pada waktu kematian menunjukkan dirinya sebagai raja yang mengerikan. Kebencian musuh-musuh mereka sedemikian memuncaknya sehingga mereka sanggup melakukan semuanya ini. Mereka haus akan darah orang-orang kudus, namun iman dan kesabaran orang-orang kudus akan tetap teguh menghadapinya: aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, karena semuanya ini terjadi oleh hikmat Kristus, yang mengubah darah para martir menjadi meterai kebenaran dan benih gereja. Oleh bala pasukan mulia yang tidak menyayangkan nyawa mereka sendiri ini Iblis ditaklukkan, dan kerajaan Kristus beserta kepentingan-kepentingannya menjadi sangat berkembang (Why. 11:11). Mereka dihukum mati sebagai penjahat, menurut pandangan musuh-musuh mereka, namun sebenarnya mereka diserahkan sebagai korban persembahan (Flp. 2:17; 2Tim. 4:6), sebagai korban bakaran dan persembahan pujian bagi kemuliaan Allah dan kebenaran-Nya dan kepentingan-Nya.
- (4) Di tengah-tengah penderitaan ini, mereka harus sadar bahwa mereka akan dicap dengan berbagai sebutan dan sifat yang paling menjijikkan dan memalukan dari semua yang mungkin diberikan orang. Para penganiaya mereka di dunia ini akan merasa malu jika mereka tidak terlebih dulu memberikan kepada murid-murid Kristus tuduhan-tuduhan palsu yang membuat mereka dihukum, dan dakwaan-dakwaan dan fitnah-fitnah untuk membenarkan kebiadaban para penganiaya itu sendiri. Dalam perikop ini disebutkan bahwa murid-murid dipanggil dengan sifat yang teramat sangat jahat, yaitu sebagai Beelzebul, nama penghulu setan (ay. 25). Mereka menggambarkan murid-murid Kristus sebagai biang keladi yang melayani kepentingan kerajaan kegelapan, dan karena mereka tahu bahwa semua orang merasa membenci Iblis, maka dengan berbuat demikian mereka berusaha membuat murid-murid Kristus dibenci oleh semua umat manusia. Lihatlah, betapa sudah tertipunya dunia ini:
- [1] Musuh-musuh bebuyutan Iblis justru digambarkan sebagai teman-temannya. Para rasul, yang meruntuhkan kerajaan Iblis, malah disebut setan. Demikianlah manusia membuat penilaian sendiri terhadap hal-hal yang bukan hanya tidak mereka ketahui, melainkan juga yang mereka benci, yang bertentangan, dan yang merupakan kebalikan dari apa yang mereka sukai.
- [2] Hamba-hamba Iblis akan dipandang sebagai musuh-musuhnya, dan dengan mengaku berjuang melawan Iblis, mereka justru bisa melakukan pekerjaannya dengan sangat mudah dan berhasil. Sering kali orang yang dengan sendirinya merupakan kawan Iblis yang paling dekat adalah orang yang paling cocok untuk menggiring orang lain menjadi hamba-hamba Iblis, dan orang yang menggambarkan Iblis dengan gambaran-gambaran lain justru membuatnya bertakhta di dalam hati mereka sendiri. Untunglah, akan datang harinya ketika (seperti yang dinyatakan dalam ay. 26) apa yang tersembunyi akan dibukakan.
- (5) Penderitaan-penderitaan ini digambarkan di sini dengan pedang dan pemisahan (ay. 34-35). Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai, damai yang hanya sementara saja dan kemakmuran lahiriah. Mereka menyangka Kristus datang untuk memberikan kekayaan dan kekuasaan di dunia ini kepada semua pengikut-Nya. "Oh tidak," kata Kristus, "Aku tidak datang untuk memberi mereka damai; damai dari sorga pasti akan mereka terima, tetapi bukan damai di bumi." Kristus datang untuk mendamaikan kita dengan Allah, damai dengan hati nurani kita, damai dengan saudara-saudara kita, tetapi di dalam dunia kamu akan mengalami penganiayaan. Perhatikanlah, orang yang menyangka bahwa dengan mengakui kebenaran Injil mereka akan dibebaskan dari penderitaan di dunia ini adalah orang yang keliru memahami rancangan Injil, karena dengan Injil mereka justru lebih dihadapkan pada kesukaran dunia ini. Seandainya semua manusia di dunia ini menerima Kristus, maka pasti akan datang damai di seantero bumi, namun selama masih ada, dan akan ada lebih banyak orang yang menolak-Nya (mereka bukan hanya anak-anak dunia ini, melainkan juga keturunan ular), maka anak-anak Allah, yang dipanggil keluar dari dunia ini, harus menyadari bahwa mereka pasti akan mengalami buah-buah permusuhan orang-orang yang menolak Injil ini.
- [1] Jangan mengharapkan damai, harapkanlah pedang. Kristus datang untuk memberikan pedang Firman, yang harus dipakai murid-murid-Nya untuk berperang melawan dunia dan menaklukkan apa yang harus ditaklukkan oleh pedang tersebut (Why. 6:4; 19:21). Pedang penganiayaan, yang dipakai dunia untuk berperang melawan murid-murid, karena hatinya sudah tertusuk oleh pedang Firman itu (Kis. 7:54), dan tersiksa oleh kesaksian para saksi Kristus (Why. 11:10), menimbulkan kejahatan yang sangat kejam. Kristus mengirimkan Injil itu, yang memicu pencabutan pedang penganiayaan ini; artinya bahwa Kristus sendirilah yang mengirimkan pedang tersebut. Ia memerintahkan gereja-Nya untuk mengalami penderitaan sebagai ujian bagi umat-Nya dan untuk membawa pujian atas anugerah yang telah mereka terima, supaya semuanya ini bisa memenuhi takaran dosa musuh-musuh mereka.
- [2] Jangan mengharapkan damai, harapkanlah pemisahan (ay. 35). Aku datang untuk memisahkan. Pemisahan yang ditimbulkan dari pengabaran Injil ini bukanlah karena kesalahan Injil itu sendiri, melainkan karena orang-orang yang tidak mau menerimanya. Apabila sebagian orang percaya akan hal-hal yang disampaikan dan sebagian yang lain tidak, maka iman orang yang percaya akan mengutuk mereka yang tidak percaya, dan ini membuat orang-orang yang tidak percaya tersebut memusuhi mereka yang percaya tadi. Perhatikanlah, perselisihan yang paling keras dan paling kejam yang pernah timbul adalah perselisihan yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam agama. Rasa bermusuhan yang teramat sangat akan terjadi dalam diri para penganiaya, dan sebaliknya, keteguhan hati yang teramat sangat akan dipegang juga oleh mereka yang dianiaya. Demikianlah Kristus memberi tahu para murid-Nya penderitaan apa yang harus mereka tanggung, dan ini merupakan perkataan-perkataan yang keras. Jika mereka bisa tahan dengan semua ini, maka mereka bisa tahan dengan apa saja. Perhatikanlah, Kristus sudah berlaku adil dan setia kepada kita dengan memberitahukan hal terburuk apa yang akan kita jumpai dalam melayani-Nya. Ia juga ingin agar kita berlaku demikian kepada diri kita sendiri, dengan duduk tenang dan memperhitungkan untung ruginya.
- . Di sini mereka diberi tahu dari siapa dan oleh siapa datangnya penderitaan-penderitaan berat yang harus mereka tanggung ini. Pastilah neraka sendiri akan terbuka, dan setan-setan, yakni roh-roh yang putus asa dan ganas, yang tidak mempunyai bagian maupun kesempatan dalam keselamatan besar, akan menjelma di dunia, karena hanya musuh-musuh yang penuh dendam seperti mereka sajalah yang bisa melawan ajaran yang inti sarinya adalah damai sejahtera bagi manusia dan pendamaian dunia dengan Allah. Oh tidak, bisakah Saudara pikirkan itu? Semua kejahatan yang digambarkan ini akan dilakukan terhadap para pengabar Injil oleh orang-orang yang justru didatangi oleh para pemberita Injil itu sendiri, yang datang kepada mereka dengan kabar keselamatan itu. Begitulah, orang yang haus akan darah membenci orang saleh, tetapi orang yang jujur mencari keselamatannya (Ams. 29:10). Oleh sebab itu sorga begitu ditentang di bumi, karena bumi sangat dikuasai oleh kuasa dari neraka (Ef. 2:2).
- Murid-murid Kristus harus menanggung penderitaan-penderitaan yang berat ini:
- (1) Dari manusia (ay. 17). "Waspadalah terhadap semua orang. Kamu harus berjaga-jaga, bahkan terhadap mereka yang kodratnya sama dengan kamu." Sedemikianlah kebobrokan dan kemerosotan kodrat manusia itu (homo homini lupus -- manusia adalah serigala bagi sesamanya), cerdik dan licik seperti manusia, namun kejam dan biadab seperti binatang, dan sama sekali tidak menunjukkan perikemanusiaan. Perhatikanlah, penganiayaan dan permusuhan yang membabi buta mengubah orang menjadi binatang buas, seperti Iblis. Paulus berjuang melawan binatang buas dalam rupa manusia di Efesus (1Kor. 15:32). Sungguh menyedihkan melihat bagaimana jadinya dunia ini, sahabat-sahabat terbaik yang dimilikinya pun perlu waspada terhadap sesama manusia. Penderitaan yang harus ditanggung oleh hamba-hamba Kristus ini semakin bertambah berat karena penderitaan itu timbul dari orang-orang yang adalah tulang dari tulang mereka sendiri, yang diciptakan dari darah yang sama. Dalam hal ini para penganiaya itu lebih buruk daripada binatang buas, sebab mereka memangsa korban dari jenis mereka sendiri, karena sævis inter se convenit ursis -- bahkan orang biadab pun menghormati sesama mereka sendiri. Sangatlah menyedihkan jika manusia bangkit melawan kita (Mzm. 124:1-8), sementara justru darinya kita mengharapkan perlindungan dan rasa simpati. Manusia, tidak lebih dari itu, hanya manusia saja, manusia dan bukan orang kudus, manusia duniawi (1Kor. 2:14) dan orang-orang dunia ini (Mzm. 17:14). Orang-orang kudus lebih dari manusia dan ditebus dari antara manusia, karena itu mereka dibenci oleh manusia. Jika sifat manusia tidak dikuduskan, maka sifat itu menjadi sifat yang paling buruk di dunia ini setelah sifat Iblis. Mereka adalah manusia, dan karena itu mereka adalah ciptaan yang lebih rendah, bergantung pada orang lain, dan akan mati. Mereka adalah manusia, namun mereka hanyalah manusia saja (Mzm. 9:21), dan siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati? (Yes. 51:12). "Waspadalah terhadap manusia," demikianlah yang dikatakan Dr. Hammond; "waspadalah terhadap orang-orang yang kamu kenal, terhadap anggota-anggota Sanhedrin (majelis agama Yahudi), yang menolak Kristus" (1Ptr. 2:4).
- (2) Dari orang-orang yang mengaku beragama, orang-orang yang mempunyai suatu bentuk kesalehan, dan yang memamerkannya kepada semua orang. Mereka akan menyesah kamu di rumah ibadat mereka, tempat mereka bertemu untuk menyembah Allah dan untuk menjalankan kewajiban agama mereka, sehingga mereka memandang penyesahan terhadap hamba-hamba Kristus ini sebagai salah satu bentuk ibadah. Lima kali Paulus disesah orang-orang Yahudi di tempat-tempat ibadah mereka (2Kor. 11:24). Orang-orang Yahudi, dengan semangat yang berkobar-kobar terhadap Musa, merupakan penganiaya Kristus dan Kekristenan yang paling keras, dan mereka memandang kemarahan yang membabi buta ini sebagai suatu bentuk ibadah yang bisa mendatangkan pahala. Perhatikanlah, murid-murid Kristus sudah banyak menderita di tangan para penganiaya yang fanatik, yang menyesah mereka di rumah-rumah ibadat, mengusir dan membunuh mereka. Dengan melakukan semuanya ini mereka menyangka bahwa mereka berbuat bakti bagi Allah (Yoh. 16:2), dengan berkata, "Baiklah TUHAN menyatakan kemuliaan-Nya" (Yes. 66:5), dan, "terpujilah TUHAN" (Za. 11:4-5). Namun, rumah ibadat tidaklah menguduskan penganiayaan, malah penganiayaan yang mencemari dan menajiskan tempat ibadat itu.
- (3) Dari para pembesar dan penguasa. Orang Yahudi hanya semampu menyesah mereka, tetapi ketika mereka sendiri tidak bisa berbuat lebih jauh lagi dari ini, maka mereka menyerahkan murid-murid kepada para penguasa Romawi, seperti yang mereka lakukan terhadap Kristus (Yoh. 18:30). Kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja (ay. 18), yang karena mempunyai kekuasaan lebih besar, maka mampu berbuat lebih jahat lagi. Para penguasa dan raja menerima kuasa mereka dari Kristus (Ams. 8:15), dan seharusnya mereka ini menjadi pelayan-Nya dan pelindung serta penjaga gereja-Nya, namun, yang terjadi malah mereka sering kali menggunakan kuasa mereka untuk melawan-Nya dan menjadi pemberontak terhadap Kristus dan penganiaya gereja-Nya. Raja-raja dunia bersiap-siap melawan kerajaan-Nya (Mzm. 2:1-2; Kis. 4:25-26). Perhatikanlah, sering kali orang-orang baik menjadi musuh bagi orang-orang besar.
- (4) Dari semua orang (ay. 22). Kamu akan dibenci semua orang, semua orang jahat, dan ini adalah orang-orang pada umumnya, karena seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. Begitu sedikitnya orang yang mencintai, mengakui, dan mendukung kepentingan tujuan Kristus, sehingga kita bisa berkata bahwa sahabat-sahabat Kristus dibenci semua orang. Mereka semua telah menyeleweng, dan karena itu mereka memakan habis umat-Ku (Mzm. 14:3). Ketika kemurtadan terhadap Allah semakin menghebat, semakin membesar pula permusuhan terhadap orang-orang kudus. Hal ini itu tampak lebih umum terjadi pada waktu-waktu tertentu dibandingkan pada waktu-waktu lain, tetapi racun ini selalu mendekam di hati semua orang durhaka. Dunia membenci kamu sebab dunia mengikut binatang itu (Why. 13:3). Semua orang adalah pendusta, karena itu mereka membenci kebenaran.
- (5) Dari sanak saudara mereka sendiri. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh (ay. 21). Dalam keadaan ini anak akan melawan ayahnya sendiri. Bahkan orang-orang dari jenis kelamin yang lebih lemah dan lembut pun akan menjadi penganiaya dan yang dianiaya. Anak perempuan akan menganiaya ibunya yang percaya, padahal orang menyangka bahwa kasih sayang orangtua dan kewajiban seorang anak akan dapat mencegah atau menghentikan pertengkaran. Jadi tidaklah heran jika menantu perempuan melawan ibu mertuanya, karena sering kali kasih yang menjadi dingin membuat orang ingin mencari gara-gara (ay. 35). Pada umumnya, musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya (ay. 36). Orang-orang yang seharusnya menjadi kawan akan dipanas-panasi untuk melawan seseorang yang memeluk iman Kristen. Apalagi ketika sang kawan tetap setia kepada imannya ketika dianiaya, mereka akan bergabung dengan para penganiaya yang lain untuk melawannya. Perhatikanlah, ikatan persaudaraan yang kuat yang dibangun di atas dasar kasih dan kewajiban pun sering kali dapat dihancurkan oleh rasa permusuhan terhadap Kristus dan ajaran-Nya. Begitu kuatnya prasangka terhadap agama yang benar, dan begitu berkobarnya semangat untuk agama palsu, sehingga segala kepentingan yang lain, yang paling kodrati dan suci, yang paling menarik dan menawan hati, dikorbankan begitu saja kepada dewa Molokh. Orang-orang yang bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan yang diurapi-Nya bahkan sanggup memutuskan ikatan-ikatan ini, dan membuang tali-tali persaudaraan itu dari mereka (Mzm. 2:2-3). Mempelai-mempelai Kristus menanggung penderitaan-penderitaan yang berat dari kemarahan putera-putera ibu mereka sendiri (Kid. 1:6). Penderitaan yang ditimbulkan dari orang-orang seperti itu pasti lebih menyedihkan. Tiada hal lain yang lebih menusuk hati daripada hal ini, engkau, orang yang dekat dengan aku (Mzm. 55:14), dan permusuhan dari orang-orang seperti itu biasanya dipenuhi dengan kebencian yang paling mendalam; saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri daripada kota yang kuat (Ams. 18:19). Permasalahan-permasalahan seperti ini banyak dijumpai oleh para martir baik pada zaman dulu maupun sekarang. Secara keseluruhan, tampak bahwa semua orang yang hidup kudus dalam Yesus Kristus harus menderita penganiayaan, dan melalui banyak pencobaan kita harus berharap akan masuk ke dalam kerajaan Allah.
- II. Bersama dengan nubuat-nubuat kesengsaraan ini, Kristus juga memberikan sejumlah nasihat dan penghiburan kepada mereka ketika sedang menghadapi masa pencobaan. Kristus memang mengutus mereka di dalam keadaan yang rentan terhadap bahaya, dan itu memang diharapkan-Nya, tetapi Ia juga memperlengkapi mereka dengan segala petunjuk dan dorongan yang cukup untuk menguatkan mereka dan membantu mereka mengatasi semua pencobaan ini. Mari kita lihat apa saja yang dikatakan-Nya:
- . Dengan memberikan nasihat dan petunjuk untuk beberapa hal.
- (1) Hendaklah kamu cerdik seperti ular (ay. 16). "Kamu boleh cerdik seperti itu" (demikianlah sebagian orang hanya mengartikannya sebagai suatu izin). "Kamu boleh bersikap sewaspada mungkin, asalkan kamu tulus seperti merpati." Namun sebenarnya pernyataan ini lebih tepat dimengerti sebagai suatu pedoman yang mengajar kita bahwa hikmat orang bijak, yaitu memahami jalan-jalannya, sungguh bermanfaat kapan saja, terutama pada masa-masa penderitaan. "Oleh sebab itu, karena kamu rentan terhadap bahaya, seperti domba di tengah-tengah serigala, hendaklah kamu cerdik seperti ular. Bukan cerdik seperti serigala, yang menggunakan kelicikannya untuk menipu yang lain, melainkan seperti ular, yang menggunakan kecerdikannya hanya untuk membela dan menyelamatkan diri." Murid-murid Kristus dibenci dan dianiaya sebagai ular, dan kehancuran mereka diharapkan banyak orang, oleh karena itu mereka perlu cerdik seperti ular. Perhatikanlah, adalah kehendak Kristus sendiri bahwa karena umat dan pelayan-pelayan-Nya pada umumnya akan dihadapkan pada masalah-masalah di dunia ini, maka mereka tidak perlu membahayakan diri sendiri, melainkan harus menggunakan segala sarana yang baik dan benar dan yang tidak melawan hukum untuk melindungi diri mereka sendiri. Kristus memberi kita suatu contoh bagaimana bersikap cerdik seperti ini (21:24-25; 22:17-19; Yoh. 7:6-7), selain banyak kejadian lain yang menggambarkan bagaimana Ia menghindar dari tangan-tangan musuh, sampai saat-Nya tiba. Lihat bagaimana Paulus bertindak bijak dalam Kisah Para Rasul 23:6-7. Dalam melakukan pekerjaan Kristus, kita tidak boleh terikat dengan hidup kita sendiri dan segala kenikmatannya dan tidak boleh berlebihan menikmati segala kesenangan hidup itu. Kebijaksanaan ular adalah untuk melindungi kepalanya supaya tidak diremukkan, supaya tidak mendengarkan suara pembaca mantera yang pandai (Mzm. 58:6), dan untuk berlindung di dalam lekuk-lekuk di gunung batu. Dalam hal inilah kita harus cerdik seperti ular. Kita harus bijak, untuk tidak mendatangkan masalah bagi diri kita sendiri; bijak untuk berdiam diri pada waktu yang jahat dan berusaha sebaik mungkin untuk tidak menyerang.
- (2) Hendaklah kamu tulus seperti merpati. "Hendaklah kamu bersikap lemah lembut, tunduk dan sabar dan tidak pemberang; jangan menyakiti orang lain, berniat jahat pun tidak. Jangan cepat marah, seperti halnya merpati. Sifat ini harus berjalan seiring dengan sifat yang sebelumnya." Mereka diutus ke tengah-tengah serigala, oleh sebab itu mereka harus cerdik seperti ular, tetapi mereka juga diutus seperti domba, karena itu mereka harus tulus seperti merpati. Kita harus cerdik untuk tidak menyalahkan diri. Namun, lebih baik menyalahkan diri sendiri daripada menyalahkan orang lain. Kita harus menggunakan ketulusan merpati untuk menanggung berbagai penderitaan daripada memakai kecerdikan ular untuk menyakiti orang lain atau membalas dendam. Perhatikanlah, murid-murid Kristus harus terus berusaha bersikap tulus dan sopan di dalam perkataan dan perbuatan, terutama dalam berhubungan dengan musuh-musuh mereka yang ada di antara mereka. Kita perlu mempunyai sifat seperti burung merpati ketika kita diserang oleh burung pemangsa, agar kita tidak memancing keributan atau menjadi terpancing karenanya. Daud lebih menginginkan sayap-sayap merpati, untuk terbang dan merasa tenang, daripada sayap rajawali. Roh yang turun kepada Kristus mengambil rupa burung merpati, dan semua orang percaya ikut ambil bagian dalam Roh Kristus, yakni roh yang seperti burung merpati, yang terlahir untuk mewujudkan kasih, bukan peperangan.
- (3) Waspadalah terhadap semua orang (ay. 17). "Teruslah berjaga-jaga, dan hindarilah pergaulan yang membahayakan. Perhatikan apa yang kamu katakan dan lakukan, janganlah terlalu mempercayai orang dan janganlah mudah tertipu oleh manusia yang berpura-pura. Berhatilah-hatilah terhadap hal-hal atau orang-orang yang paling dekat denganmu, janganlah percaya kepada teman, atau bahkan kepada perempuan yang berbaring di pangkuanmu" (Mi. 7:5). Perhatikanlah, orang-orang yang berbelas kasihan harus juga berhati-hati, karena kita diajar untuk tidak berharap kepada manusia. Betapa suramnya dunia yang kita tinggali ini sampai-sampai kita tidak tahu lagi siapa yang harus dipercaya. Sejak Tuhan kita dikhianati dengan sebuah ciuman oleh salah seorang murid-Nya sendiri, maka untuk selanjutnya pun kita perlu waspada terhadap semua orang, dan terhadap saudara-saudara yang palsu.
- (4) Janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan (ay. 19). "Ketika kamu dibawa ke hadapan pengadilan, bersikaplah sopan, tetapi janganlah kamu menyiksa dirimu dengan memikirkan bagaimana caranya kamu bisa terlepas dari semua masalah ini. Memang kamu harus berpikir dengan bijak, tetapi tidak dengan cemas, gundah-gulana dan gelisah. Serahkanlah kekhawatiranmu ini kepada Allah, termasuk juga apa yang harus kamu makan dan apa yang harus kamu minum. Janganlah berusaha mencari-cari perkataan yang cocok, ad captandam benevolentiam -- untuk mencari keuntungan sendiri dengan usaha sendiri. Janganlah menyampaikan sesuatu dengan ungkapan yang indah-indah, atau berlagak seperti orang pandai, dan mengulur-ulur waktu, karena ini hanya akan memberi kesan bahwa kamu sedang berusaha menutup-nutupi kejahatan yang kamu lakukan. Perbuatan baik tidak perlu ditutup-tutupi. Dengan merasa cemas seperti ini, kamu tidak akan memberikan kesan yang baik tentang dirimu, karena seolah-olah bukti pembelaanmu tidak cukup untuk dibiarkan berbicara sendiri. Kamu tahu atas dasar apa kamu pergi, dan karena itu verbaque prævisam rem non invita sequentur -- pernyataan-pernyataan yang tepat dengan sendirinya akan datang juga." Tidak pernah ada orang yang bisa berbicara lebih baik di hadapan penguasa-penguasa dan raja-raja daripada ketiga orang pemenang ini, yang tidak memikirkan terlebih dulu apa yang harus mereka katakan, "Wahai Nebukadnezar, tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini" (Dan. 3:16; Mzm. 119:46). Perhatikanlah, murid-murid Kristus harus lebih memikirkan bagaimana bersikap baik daripada berbicara baik; bagaimana menjaga nama baik dan keutuhan diri mereka daripada membelanya. Non magna loquimur, sed vivimus -- Hidup kita sendirilah, dan bukan kata-kata sombong, yang memberikan pembelaan yang terbaik.
- (5) Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain (ay. 23). "Tolaklah mereka yang menolak kamu dan ajaranmu, dan lihatlah apakah orang lain juga tidak mau menerima kamu dan ajaranmu. Berpindahlah dari satu tempat ke tempat lain demi keselamatanmu sendiri." Perhatikanlah, dalam menghadapi bahaya yang mengancam, murid-murid Kristus boleh dan harus berusaha menyelamatkan diri sendiri dengan cara melarikan diri, jika Allah dalam pemeliharaan ilahi-Nya memang membukakan pintu bagi mereka untuk meloloskan diri. Orang yang melarikan diri bisa berjuang kembali. Bukanlah hal yang memalukan bagi prajurit-prajurit Kristus untuk melarikan diri dari suatu tempat, asalkan mereka tidak lantas berhenti melakukan pekerjaan. Mereka boleh lari menghindari bahaya, namun tidak boleh lari menjauh dari kewajiban. Lihat betapa pedulinya Kristus terhadap murid-murid-Nya sampai Ia mau menyediakan tempat pelarian dan perlindungan bagi mereka. Karena diberikan perintah demikian, maka penganiayaan itu tidak akan mengamuk di semua tempat pada waktu yang sama. Bila kota yang satu sudah terlalu panas bagi mereka, maka kota yang lain disediakan sebagai tempat berlindung yang sejuk dan sebagai sebuah tempat pengungsian kecil; ini merupakan suatu pertolongan yang harus dimanfaatkan, jangan diabaikan. Akan tetapi, melarikan diri ini bisa dilakukan selalu dengan satu syarat, yaitu bahwa sarana yang tidak benar dan terlarang tidak boleh digunakan untuk melarikan diri, karena bila tidak demikian, maka pintu yang tersedia itu sesungguhnya bukan pintu yang dibukakan Allah. Kita banyak melihat contoh kejadian yang menggambarkan penerapan perintah ini baik dalam sejarah Kristus maupun para rasul-Nya, dan dalam semua kejadian itu, yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat dan keutuhan diri dalam mengikuti Kristus.
- (6) Janganlah kamu takut terhadap mereka (ay. 26), karena mereka hanya berkuasa membunuh tubuh (ay. 28). Perhatikanlah, sudah menjadi kewajiban dan kepedulian murid-murid Kristus untuk tidak boleh takut terhadap musuh-musuh mereka yang paling hebat sekalipun. Orang yang benar-benar takut akan Allah tidak perlu takut terhadap manusia, dan orang yang takut berbuat dosa yang paling kecil tidak perlu takut terhadap masalah yang paling besar. Takut kepada orang mendatangkan jerat, jerat yang membingungkan dan yang mengganggu ketentraman hati kita; jerat itu melilit, dan menarik kita untuk berbuat dosa. Karena itu kita harus berjaga-jaga, berusaha, dan berdoa melawan jerat ini. Memang masa di mana kita hidup ini selalu sulit, musuh semakin ganas, dan peristiwa hidup selalu mengancam. Namun demikian, kita tidak perlu takut, kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, karena kita mempunyai Allah yang begitu baik, pekerjaan yang begitu luhur, dan pengharapan yang begitu baik dalam karunia.
- Memang gampang dikatakan, namun apabila pencobaan benar-benar datang, siksaan dan penganiayaan, penjara dan terali, kapak dan tiang gantungan, api dan kayu bakar, semuanya ini sungguh mengerikan. Hati orang yang paling gagah berani pun bisa gentar dan melangkah mundur, apalagi kalau jelas-jelas ada kesempatan menghindar dengan hanya beberapa langkah mundur saja. Karena itu, supaya kita kuat menghadapi cobaan ini, dikatakan di sini,
- [1] Alasan yang baik untuk tidak merasa takut, yaitu karena kekuatan musuh ada batasnya. Mereka dapat membunuh tubuh, ini yang paling bisa mereka lakukan dalam amukan mereka. Hanya sampai di sini mereka bisa menyakiti kita, jika Allah mengizinkannya, dan tidak lebih dari itu. Mereka tidak berkuasa membunuh jiwa, atau menyakitinya, dan jiwa adalah manusia itu sendiri. Dengan demikian tampak bahwa jiwa tidak tertidur di dalam kematian (seperti yang dibayangkan sebagian orang), dan juga tidak terpisah dari pikiran atau pengindraan, karena jika tidak demikian, membunuh tubuh berarti juga membunuh jiwa. Jiwa dibunuh bila jiwa itu terpisah dari Allah dan kasih-Nya, yang adalah sumber hidup dari jiwa itu sendiri. Ia dibunuh bila menjadi bejana dari murka-Nya. Ini semua berada di luar kekuasaan orang-orang yang hanya bisa membunuh tubuh. Pencobaan, kesukaran, dan penganiayaan dapat memisahkan kita dari dunia, tetapi tidak dari Allah, juga tidak bisa membuat kita tidak mengasihi-Nya atau dikasihi-Nya (Rm. 8:35-37). Karena itu, jika kita lebih peduli terhadap jiwa kita dan memperlakukannya sebagai permata yang berharga, maka kita tidak akan takut lagi terhadap manusia, karena mereka tidak berkuasa merampasnya dari kita. Mereka hanya dapat membunuh tubuh, yang dengan sendirinya akan mati, bukan jiwa, yang akan terus hidup dalam dirinya dan Allahnya, kendati tubuhnya dibunuh oleh musuh-musuhnya. Mereka hanya bisa menghancurkan wadah luarnya saja. Ada seorang kafir yang menentang penindasnya dengan berkata demikian, "Tunde capsam Anaxarchi, Anaxarchum nom laedis -- Kamu mungkin bisa melecehkan Anaxarchus, tetapi kamu tidak bisa melukai Anaxarchus sendiri." Permata yang berharga sama sekali tidak tersentuh. Seneca mengartikan bahwa kita tidak bisa menyakiti manusia yang bijak dan baik, karena manusia demikian tidak memandang kematian itu sebagai sesuatu yang sungguh menyakitkan baginya. Si maximum illud ultra quod nihil habent iratæ leges, aut sævissimi domini minantur, in quo imperium suum fortuna consumit, æquo placidoque animo accipimus, et scimus mortem malum non esse ob hoc, ne injuriam quidem -- Jika kita menghadapi saat kematian atau kebinasaan dengan ketenangan hati dan pengendalian diri -- yang setelahnya hukum yang tidak adil dan penguasa yang keji tidak punya kekuatan untuk menyakiti kita dan di mana nasib tidak lagi berkuasa atas kita -- maka kita tahu bahwa kematian bukanlah sesuatu yang mengerikan lagi, karena kematian tidak menggoreskan luka sedikit pun (Seneca, De Constantid).
- [2] Obat yang baik untuk melawan penganiayaan atau kematian adalah takut akan Allah. Takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Perhatikanlah,
- pertama, neraka adalah tempat yang menghancurkan jiwa maupun tubuh; jadi masalahnya bukan keberadaan dari salah satunya, tetapi bagaimana keberadaan dari keduanya itu, baik atau tidak, dan ini menentukan kebinasaan manusia itu seluruhnya. Sebab, jika jiwa hilang, maka tubuh pun hilang. Keduanya berdosa secara bersama-sama; tubuh adalah penggoda bagi jiwa untuk berbuat dosa, tubuh merupakan alat untuk berdosa, dan keduanya pun harus menderita bersama-sama selamanya.
- Kedua, pembinasaan ini datang dari kuasa Allah, Ia berkuasa membinasakan. Pembinasaan ini dilakukan dengan kemuliaan kekuatan-Nya (2Tes. 1:9). Dalam hal ini Ia akan menyatakan kuasa-Nya, bukan hanya wewenang-Nya untuk menghukum, melainkan juga kemampuan-Nya untuk menjalankan hukuman itu (Rm. 9:22).
- Ketiga, oleh karena itu Allah haruslah ditakuti, bahkan oleh orang-orang yang paling kudus di dunia sekalipun. Dengan menyadari kedahsyatan Tuhan, kita mengajak sesama manusia untuk tunduk dan hormat kepada-Nya. Kita harus takut akan Dia sama seperti takut akan murka-Nya, demikian pula sesuai dengan kedahsyatan murka-Nya itu, demikian pula seharusnya rasa takut kita akan Dia, terutama karena tidak ada orang yang mengenal kekuatan murka-Nya (Mzm. 90:11). Kalau Adam saja yang dalam keadaan tidak berdosa merasa hormat dan tunduk oleh karena suatu ancaman, maka tiada seorang pun murid Kristus yang boleh menyangka bahwa mereka tidak perlu memiliki perasaan takut yang kudus ini. Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN. Allah Abraham, walaupun Abraham sudah mati, disebut Yang Disegani oleh Ishak, yang masih hidup (Kej. 31:42, 53).
- Keempat, takut akan Allah dan akan kuasa-Nya yang bertakhta di dalam jiwa merupakan penangkal yang ampuh terhadap perasaan takut manusia. Lebih baik tidak disukai oleh seluruh dunia daripada tidak disukai oleh Allah, dan karena itu baiklah bagi kita untuk taat kepada Allah daripada manusia (Kis. 4:19), karena selain ini baik, hal tersebut juga sungguh aman bagi kita. Orang yang takut terhadap manusia yang memang akan mati, pasti sudah melupakan TUHAN yang menjadikan mereka (Yes. 51:12-13; Neh. 4:14).
- (7) Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang (ay. 27). "Apa pun risiko yang kamu hadapi, teruslah bekerja, siarkan dan nyatakan Injil kekal ke seluruh dunia; ini adalah pekerjaanmu, ingat itu! Musuh membuat rancangan bukan hanya untuk menghancurkan kamu, melainkan juga untuk mengekang Injil, dan karena itu, apa pun akibatnya, beritakanlah Injil itu." Apa yang Kukatakan kepadamu, katakanlah itu. Perhatikanlah, apa yang disampaikan para rasul kepada kita sama dengan apa yang mereka terima dari Yesus Kristus (Ibr. 2:3). Mereka memberitakan apa yang Dia katakan kepada mereka -- itu saja, hanya itu, dan tidak ada yang lain kecuali itu. Duta-duta ini menerima perintah-perintah secara pribadi, di dalam gelap, dengan berbisik-bisik, di sudut ruangan, dalam perumpamaan-perumpamaan. Kristus berbicara tentang banyak hal secara terbuka, namun apa yang dibicarakan-Nya secara pribadi tidak ada yang berbeda dengan apa yang disampaikan-Nya kepada umum (Yoh. 18:20). Akan tetapi, perintah-perintah khusus yang Dia berikan kepada murid-murid-Nya tentang Kerajaan Allah setelah kebangkitan-Nya disampaikan secara pribadi (Kis. 1:3), karena pada waktu itu Ia memang tidak pernah memperlihatkan diri-Nya secara terbuka. Namun demikian, mereka harus memberitakan kata-kata-Nya di depan umum, dalam terang, dan dari atas rumah, karena ajaran Injil merupakan kepedulian dari semua orang (Ams. 1:20-21; 8:2-3), dan oleh sebab itu siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar. Tanda pertama yang menunjukkan diterimanya orang-orang bukan-Yahudi ke dalam gereja dapat dilihat dari atas rumah (Kis. 10:9). Perhatikanlah, tidak ada satu bagian pun dalam Injil Kristus yang karena suatu alasan apa pun perlu disembunyikan, seluruh maksud Allah haruslah diberitakan (Kis. 20:27). Di dalam jemaat yang begitu beragam, hendaklah Injil diberitakan dengan jelas dan disampaikan dengan seutuhnya.
- . Dengan memberikan penghiburan dan dorongan. Banyak hal yang dikatakan di sini untuk menghibur dan mendorong, dan semuanya itu hanya sedikit jika kita melihat banyaknya kesulitan yang harus mereka hadapi selama perjalanan pelayanan mereka. Dengan melihat kelemahan mereka pada waktu itu, tampak juga bahwa tanpa adanya dukungan yang kuat, mereka tidak akan bisa bertahan mengabarkan Injil dalam keadaan seperti itu. Oleh karenanya Kristus menunjukkan kepada mereka mengapa mereka harus merasa berbahagia:
- (1) Ada satu pernyataan khusus mengenai misi mereka pada saat itu, "Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang" (ay. 23). Mereka harus memberitakan bahwa kerajaan Anak Manusia, yang adalah Sang Mesias, sudah dekat. Mereka harus berdoa, "Datanglah kerajaan-Mu." Sekarang mereka tidak harus mengunjungi seluruh kota-kota di Israel, tetapi mereka harus berdoa dan mengabarkan Injil sebelum kerajaan itu datang, yang ditandai oleh kemuliaan Kristus dan pencurahan Roh Kudus. Sungguh menghibur:
- [1] Bahwa apa yang mereka katakan akan terpenuhi. Mereka berkata bahwa Anak Manusia akan datang, dan lihatlah, Ia datang. Kristus akan menguatkan perkataan hamba-hamba-Nya (Yes. 44:26).
- [2] Bahwa perkataan mereka itu akan terwujud segera. Perhatikanlah, pekerja-pekerja Kristus bisa merasa tenang karena waktu kerja mereka hanya sebentar, dan akan selesai dengan segera. Pekerja upahan bekerja pada hari yang ditentukan; pekerjaan dan perjuangan sebentar lagi akan tuntas.
- [3] Bahwa pada waktu itu mereka akan diangkat untuk menduduki tempat yang lebih tinggi. Pada saat Anak Manusia datang, mereka akan menerima kuasa dari Yang Mahatinggi. Sekarang mereka diutus sebagai pelaku dan utusan, tetapi sebentar lagi amanat mereka akan diperluas, dan mereka akan diutus sebagai duta-duta berkuasa penuh ke seluruh dunia.
- (2) Berikut ini adalah perkataan-perkataan yang banyak berhubungan dengan pekerjaan mereka pada umumnya, dan masalah-masalah yang akan mereka temui dalam melakukan pekerjaan itu, dan semua perkataan ini sungguh indah dan menghibur.
- [1] Bahwa penderitaan-penderitaan yang mereka alami adalah untuk kesaksian bagi para penguasa dan raja, dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah (ay. 18). Apabila majelis-majelis Yahudi menyerahkan kamu kepada para penguasa Romawi untuk dihukum mati, penyerahanmu dari satu pengadilan ke pengadilan lain itu akan membantu membuat kesaksianmu lebih diketahui umum, dan akan memberimu kesempatan untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi dan juga kepada orang-orang Yahudi itu sendiri. Ya, begitulah, kamu akan bersaksi kepada mereka dan melawan mereka melalui masalah-masalah yang kamu hadapi itu. Perhatikanlah, umat Allah, terutama pelayan-pelayan Tuhan, adalah saksi-saksi-Nya (Yes. 43:10), bukan hanya di dalam perbuatan baik, melainkan juga di dalam penderitaan mereka. Karena itulah mereka disebut martir, yakni saksi-saksi bagi Kristus, bahwa kebenaran-kebenaran yang dinyatakan-Nya tidak diragukan lagi pasti benar dan sangat bernilai. Dengan menjadi saksi-saksi bagi-Nya, mereka juga menjadi saksi-saksi yang melawan orang-orang yang menentang Dia dan Injil-Nya. Penderitaan-penderitaan para martir adalah karena mereka bersaksi bagi Injil yang mereka akui kebenarannya, dan dengan demikian mereka menjadi saksi-saksi mengenai permusuhan dari para penganiaya mereka. Dalam kedua hal tersebut mereka merupakan saksi-saksi yang melawan musuh mereka, dan akan dijadikan bukti pada hari penghakiman besar, di mana orang-orang kudus akan menghakimi dunia; dan alasan bagi penghakiman yang akan diberikan nanti adalah, "Segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku." Nah, jika penderitaan mereka adalah suatu kesaksian, maka sudah sepantasnya mereka menanggung penderitaan itu dengan penuh sukacita! Karena kesaksian itu tidak akan selesai sebelum datangnya penderitaan-penderitaan (Why. 11:7). Jika mereka adalah saksi-saksi Kristus, mereka harus memastikan bahwa mereka menanggung beban-beban mereka.
- [2] Bahwa dalam segala kesempatan mereka harus mengalami kehadiran Allah secara khusus bersama mereka dan bantuan langsung dari Roh Kudus-Nya, terutama ketika mereka dipanggil untuk memberikan kesaksian di hadapan penguasa-pengusasa dan raja-raja. Semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu (kata Kristus) pada saat itu juga ketika kamu akan berbicara. Murid-murid Kristus dipilih dari yang bodoh menurut dunia, orang-orang yang tidak berpendidikan dan tidak berpengetahuan, dan karena itu wajar saja kalau mereka tidak memercayai kemampuan-kemampuan mereka sendiri, terutama ketika diperhadapkan dengan para pembesar. Ketika Musa diutus untuk menghadap Firaun, ia mengeluh, "Aku ini tidak pandai bicara" (Kel. 4:10). Ketika Yeremia dipanggil untuk merobohkan kerajaan-kerajaan, ia berkeberatan, "Aku ini masih muda" (Yer. 1:6, 10). Nah, sebagai tanggapan dari pernyataan ini,
- pertama, mereka diberi janji bahwa semuanya itu akan dikaruniakan kepada mereka, bukan beberapa saat sebelumnya, melainkan pada saat itu juga ketika mereka harus berbicara. Mereka akan berbicara tanpa persiapan, namun akan berbicara sesuai yang diperlukan, dan mereka akan melakukannya dengan begitu baik seperti yang tidak pernah dilakukan orang sebelumnya. Perhatikanlah, ketika Allah memanggil kita untuk berbicara bagi-Nya, kita boleh bergantung pada-Nya untuk mengajar kita apa yang harus kita katakan, bahkan ketika kita sedang berjuang di dalam kemalangan dan ketawaran hati.
- Kedua, mereka diyakinkan bahwa Roh Kudus akan mengungkapkan pembelaan-pembelaan yang harus mereka ajukan. Bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu, yang berkata-kata di dalam kamu (ay. 20). Mereka tidak ditinggalkan sendiri pada saat-saat seperti itu, Allah yang menanggungnya untuk mereka. Roh-Nya yang penuh hikmat berbicara di dalam mereka, seperti halnya pemeliharaan ilahi-Nya yang kadang-kadang berbicara secara ajaib bagi mereka, dan oleh Roh hikmat dan pemeliharaan ilahi itu, mereka bahkan akan menyentuh hati nurani para penganiaya mereka. Allah memberi mereka kemampuan, bukan hanya untuk berbicara tepat seperti yang diperlukan, melainkan juga dalam apa yang mereka katakan, mereka mengatakannya dengan semangat yang kudus. Roh yang sama yang membantu mereka di mimbar, akan membantu mereka juga di pengadilan. Mereka pasti akan melaluinya dengan baik, karena mereka mempunyai Pembela yang begitu hebat seperti itu. Kepada mereka Allah berkata, seperti yang dikatakan-Nya kepada Musa, "Pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan diam di dalam hatimu" (Kel. 4:12).
- [3] Bahwa orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat (ay. 22). Sangatlah menghibur dalam hal ini untuk mengetahui,
- pertama, bahwa akan ada akhir dari segala penderitaan ini. Penderitaan bisa saja berlangsung lama, namun tidak akan terus ada untuk selamanya. Kristus sendiri menghibur diri-Nya dengan hal ini, dan para pengikut-Nya pun boleh demikian juga: apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi (Luk. 22:37; KJV, "Segala sesuatu yang berkaitan dengan Aku ada kesudahannya"). Dabit Deus his quoque finem -- Semuanya ini juga akan diakhiri oleh Allah. Perhatikanlah, jika kita percaya akan kesudahan masa-masa penderitaan, maka itu akan sangat membantu dalam menguatkan kita di dalam menanggung penderitaan. Ketika orang fasik berhenti menimbulkan huru-hara, orang yang kehabisan tenaga mendapat istirahat (Ayb. 3:17). Allah akan memberikan hari depan yang diharapkan (Yer. 29:11). Kesukaran-kesukaran yang kita hadapi sekarang mungkin membuat kita kehilangan semangat, seperti hari-hari orang upahan, tetapi, terpujilah Allah, semuanya itu tidak akan ada untuk selamanya.
- Kedua, bahwa walaupun berbagai kesukaran itu terus berdatangan, kita bisa menanggungnya. Seperti halnya masalah-masalah itu tidak akan ada untuk selamanya, demikian pula masalah-masalah itu bukan tidak tertahankan. Kita bisa menanggungnya, menanggungnya sampai pada kesudahan, karena kita akan ditopang di atas kesukaran itu, di dalam lengan-lengan yang kekal, Allah akan memberi kita kekuatan yang dibutuhkan (1Kor. 10:13).
- Ketiga, keselamatan merupakan upah kekal bagi mereka yang bertahan sampai pada kesudahannya. Badai topan dan cuaca buruk yang kita alami sekarang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kebahagiaan abadi yang akan kita nikmati pada saat kita pulang ke rumah Bapa. Iman akan mahkota kemuliaan telah menjadi penghibur dan kekuatan bagi orang-orang kudus yang menderita di segala zaman (2Kor. 4:16-17, 28; Ibr. 10:34). Ini bukan hanya suatu dorongan bagi kita untuk bertahan, melainkan juga suatu ajakan agar kita bertahan sampai pada kesudahannya. Orang yang hanya bertahan sebentar saja dan dalam masa pencobaan menjadi murtad sudah berjuang dengan sia-sia dan juga akan kehilangan segala sesuatu yang telah mereka capai. Hanya orang yang bertahan sampai akhir sajalah yang pasti akan mendapat imbalan, dan hanya mereka saja. Setialah sampai mati, maka kamu akan mendapatkan mahkota kehidupan.
- [4] Bahwa seberat apa pun masalah yang dihadapi murid-murid Kristus, semuanya itu tidaklah melebihi apa yang sudah dihadapi Guru mereka sebelumnya (ay. 24-25). Seorang murid tidak lebih daripada gurunya. Kita juga melihat perkataan ini dijadikan alasan mengapa mereka harus bersedia melakukan pekerjaan yang paling hina sekalipun, bahkan untuk saling membasuh kaki mereka (Yoh. 13:16). Di sini perkataan tersebut diberikan sebagai alasan mengapa mereka tidak boleh menyerah di dalam penderitaan yang paling berat sekalipun. Mereka diingatkan akan perkataan ini (Yoh. 15:20), sebuah ungkapan peribahasa, bahwa seorang hamba tidaklah lebih dari tuannya, karena itu, seorang hamba janganlah mengharapkan yang lebih baik daripada tuannya. Perhatikanlah,
- pertama, Yesus Kristus adalah Tuan kita, Tuan yang mengajar kita, dan kita adalah murid-murid-Nya, untuk belajar dari-Nya. Ia juga Tuan yang memerintah kita, dan kita adalah hamba-hamba-Nya yang harus mematuhi-Nya. Ia adalah Tuan rumah, oikodespotēs, yang mempunyai kekuasaan mutlak di dalam gereja, yang adalah keluarga-Nya.
- Kedua, Tuhan dan Guru kita Yesus Kristus menghadapi masalah-masalah berat di dunia. Orang-orang memanggil-Nya Beelzebul, dewa lalat, nama penghulu setan, dan mereka berkata bahwa Dia bersekutu dengannya. Dalam hal ini sulit dikatakan mana yang lebih mengherankan, kejahatan orang-orang yang melecehkan Kristus seperti itu, ataukah kesabaran Kristus untuk menahan diri walaupun dilecehkan demikian. Ia, yang adalah Allah segala Kemuliaan, direndahkan sebagai dewa lalat. Raja Israel dikatakan sebagai dewa Ekron. Raja segala terang dan hidup disebut penghulu kuasa-kuasa kegelapan dan kematian. Musuh dan Pembinasa Iblis yang terbesar diturunkan derajat-Nya menjadi sekutu Iblis. Namun dalam semuanya ini Ia tetap bertahan menghadapi perlawanan dari para pendosa itu.
- Ketiga, dengan melihat bagaimana Kristus dilecehkan di dunia ini, maka kita juga harus siap sedia menghadapi hal serupa dan menanggungnya dengan sabar. Janganlah kita merasa aneh jika orang-orang yang membenci-Nya juga membenci kita sebagai para pengikut-Nya, dan janganlah merasa berat jika orang-orang yang sebentar lagi akan dibuat serupa seperti Dia di dalam kemuliaan, sekarang dibuat serupa seperti Dia di dalam penderitaan. Kristus memulai dengan cawan yang pahit, jadi marilah kita juga bersedia menanggungnya bersama Dia. Dengan memanggul salib, Ia menjadikan segalanya menjadi mudah bagi kita.
- [5] Bahwa tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka (ay. 26). Dari perkataan ini kita bisa mengetahui,
- pertama, tentang pengungkapan Injil ke seluruh dunia. "Beritakanlah Injil (ay. 27), karena mau tidak mau Injil pasti akan diberitakan. Kebenaran-kebenaran yang sekarang tersembunyi dari umat manusia sebagai misteri akan diberitakan kepada segala bangsa di dalam bahasa mereka sendiri" (Kis. 2:11). Seluruh ujung bumi harus melihat keselamatan ini. Perhatikanlah, mereka yang melakukan pekerjaan Kristus boleh merasa berbesar hati dengan mengetahui bahwa pekerjaan yang mereka lakukan itu pasti akan selesai. Pekerjaan ini seperti pekerjaan membajak tanah yang akan dipercepat penyelesaiannya oleh Allah. Atau,
- kedua, perkataan ini untuk membersihkan nama baik hamba-hamba Kristus yang menderita, yang dipanggil Beelzebul. Sifat mereka yang sesungguhnya kini masih sangat tersamar oleh gambaran-gambaran palsu yang dilontarkan terhadap mereka, namun apa pun itu, sekaranglah waktunya kesalehan dan keunggulan mereka ditampakkan, semuanya akan diungkapkan. Terkadang hal tersebut terjadi secara besar-besaran di dunia ini, ketika melalui berbagai peristiwa yang datang silih berganti, kebenaran orang-orang kudus menjadi bersinar seperti cahaya. Namun demikian, pengungkapan secara menyeluruh akan terjadi pada hari penghakiman besar, di mana kemuliaan mereka akan dinyatakan ke seluruh bumi, dan kepada semua malaikat serta seluruh umat manusia, yang pada saat ini orang-orang kudus menjadi tontonan mereka (1Kor. 4:9). Segala penghinaan yang ditujukan kepada mereka akan dihapuskan, dan semua perbuatan baik serta pelayanan mereka yang sekarang tersembunyi akan diperlihatkan (1Kor. 4:5). Perhatikanlah, walaupun umat Allah difitnah dan dicela oleh manusia, mereka boleh merasa terhibur dengan mengetahui bahwa akan ada hari kebangkitan untuk nama, seperti juga untuk tubuh, pada akhir zaman, ketika orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari. Biarlah hamba-hamba Kristus tetap setia mengungkapkan kebenaran-kebenaran-Nya, dan berserah kepada Dia saja untuk menyatakan nama baik mereka pada waktu yang ditentukan.
- [6] Bahwa Allah di dalam pemeliharaan-Nya memerhatikan secara khusus orang-orang kudus di dalam penderitaan-penderitaan mereka (ay. 29-31). Baik bagi kita untuk kembali kepada dasar-dasar kebenaran kita yang utama, khususnya mengenai ajaran mengenai pemeliharaan Allah yang berlaku atas apa saja di seluruh alam semesta ini, yang meliputi segala makhluk dan semua perbuatan mereka, bahkan untuk hal yang paling kecil sekalipun. Alam sendiri mengajarkan hal ini kepada kita, dan ini sangat menghibur bagi umat manusia, terutama bagi semua orang baik yang di dalam iman dapat memanggil Allah ini sebagai Bapa mereka, yang memelihara mereka dengan penuh kelembutan. Perhatikanlah di sini:
- Pertama, pemeliharaan ilahi yang secara umum meliputi seluruh makhluk hidup, bahkan yang paling kecil sekalipun seperti burung pipit (ay. 29). Begitu tidak berartinya hewan yang mungil ini sampai satu ekor saja tidak ada harganya. Harus ada dua ekor untuk bisa dijual seduit (malah harus ada lima ekor untuk dihargai dengan dua duit, Luk. 12:6). Namun demikian burung-burung itu tidak luput dari pemeliharaan ilahi. "Seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu," yang berarti:
- . Ketika mereka turun ke tanah untuk mencari-cari makan, untuk memungut biji jagung, Bapamu di sorga, Dia-lah, dengan pemeliharaan-Nya, yang telah menyiapkan makanan bagi mereka. Dalam kitab lain yang juga berbicara tentang hal ini, yaitu Lukas 12:6, diungkapkan begini, "Tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah," lupa diberi makan; sebaliknya, Ia memberi mereka makan (Mat. 6:26). Karena itulah, Ia yang memberikan makan burung pipit pasti tidak akan membuat orang-orang kudus kelaparan.
- . Burung-burung itu tidak akan jatuh ke bumi dan mati, entah itu karena kematian alami atau karena kecelakaan, tanpa diketahui Allah. Jadi, walaupun mereka hanya merupakan bagian yang begitu kecil saja dari ciptaan, namun bahkan kematian mereka pun tidak luput dari perhatian pemeliharaan Allah. Apalagi kematian murid-murid-Nya! Lihatlah, burung-burung yang melayang tinggi di atas, jatuh juga ke bumi ketika mati. Kematian membawa yang paling tinggi kembali ke bumi. Sebagian orang berpendapat bahwa dalam hal ini Kristus merujuk kepada dua ekor burung yang dipakai untuk menahirkan orang yang sakit kusta (Im. 14:4-6). Kedua burung itu secara sepintas disebut burung pipit; yang satu dibunuh, dan dengan demikian jatuh ke bumi, dan yang lain dilepaskan. Nah, untuk memutuskan yang mana dari keduanya yang harus dibunuh kelihatannya merupakan sesuatu yang remeh. Orang yang harus membunuhnya mengambil yang mana saja yang ia suka, tetapi Allah di dalam pemeliharaan-Nya merancang dan menentukan mana yang harus mati. Nah, Allah ini, yang memperhatikan burung-burung pipit sedemikian rupa karena mereka adalah ciptaan-Nya, akan terlebih lagi memperhatikan kamu, yang adalah anak-anak-Nya. Jika burung pipit saja tidak akan mati tanpa sepengetahuan Bapamu, tentu manusia juga tidak, terutama kamu yang adalah seorang Kristen, seorang hamba, teman-Ku, dan anak-Ku. Seekor burung tidak akan jatuh ke dalam jerat pemburu unggas, atau karena tembakan si pemburu, dan dengan demikian tidak akan dijual di pasar, jika bukan menurut pemeliharaan ilahi. Musuh-musuhmu, seperti pemburu unggas yang licik, memasang jerat bagimu, dan dengan diam-diam menembakmu, namun mereka tidak dapat membawamu dan tidak dapat menangkapmu, jika Allah tidak mengizinkannya. Oleh sebab itu, janganlah takut terhadap kematian, karena musuh-musuhmu tidak akan mempunyai kuasa untuk melawanmu, kalau tidak diberikan kepada mereka dari atas. Allah bisa menghancurkan panah dan jerat mereka (Mzm. 38:13-16; 64:5, 8), dan membuat jiwa kita terluput seperti burung (Mzm. 124:7); sebab itu janganlah kamu takut (ay. 31). Perhatikanlah, ajaran tentang pemeliharaan ilahi dapat menenangkan segala ketakutan yang dirasakan umat Allah: Kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Semua manusia demikian adanya, karena makhluk lain diciptakan untuk manusia dan diletakkan di bawah kakinya (Mzm. 8:7-9). Terlebih lagi murid-murid Yesus Kristus, yang adalah orang-orang istimewa di bumi, meskipun saat ini mereka direndahkan seolah-olah tidak seharga dengan satu burung pipit.
- Kedua, perhatian khusus yang diberikan Allah kepada murid-murid Kristus, terutama di dalam penderitaan-penderitaan mereka (ay. 30), rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Ini adalah suatu ungkapan peribahasa yang menunjukkan betapa Allah sangat memerhatikan dan memedulikan umat-Nya, bahkan hal-hal yang kecil dan yang paling sedikit diperhatikan sekalipun. Mengenai hal ini, tidak perlulah kita bertanya-tanya mengenai kebenarannya, sebaliknya kita terdorong untuk hidup dengan terus bergantung pada pemeliharaan Allah yang meliputi segala kejadian. Pemeliharaan ilahi itu sama sekali tidak merendahkan kemuliaan yang tidak terbatas atau mengganggu ketenangan yang tidak terhingga dari Sang Akal Budi yang Kekal. Jika rambut manusia saja dihitung-Nya, apalagi kepala mereka. Terlebih lagi Ia akan mengurusi hidup mereka, kesejahteraan mereka, dan jiwa mereka. Ini menunjukkan bahwa Allah lebih memperhatikan mereka daripada mereka memperhatikan diri mereka sendiri. Orang biasanya cemas menghitung uang, barang, dan ternak mereka namun tidak pernah mau dengan teliti menghitung rambutnya, yang gugur dan hilang, dan mereka tidak pernah merasa kehilangan rambut mereka itu. Tetapi Allah menghitung rambut umat-Nya, dan tidak sehelai pun dari rambut kepala mereka akan hilang (Luk. 21:18). Mereka tidak akan dibiarkan disakiti sedikit pun, kecuali atas pertimbangan yang matang. Begitu berharganya orang-orang kudus, dan kehidupan, serta kematian mereka bagi Allah!
- [7] Bahwa Kristus sebentar lagi, pada hari kemenangan, akan mengakui orang-orang yang mengakui-Nya pada masa pencobaan, sementara mereka yang menyangkal-Nya akan disangkal dan ditolak-Nya untuk selama-lamanya (ay. 32-33). Perhatikanlah,
- pertama, kita wajib mengakui Kristus di depan manusia, dan jika kita melakukannya, maka pada masa nanti pengakuan kita akan menjadi suatu kehormatan dan kebahagiaan kita yang tidak terkira.
- . Kita wajib bukan hanya untuk percaya kepada Kristus, tetapi juga untuk mengakui iman kepercayaan itu, dengan menderita bersama-Nya pada waktu kita dipanggil untuk mengalaminya, dan juga dengan melayani-Nya. Kita tidak boleh merasa malu akan hubungan kita dengan Kristus, persekutuan kita bersama-Nya, dan hal-hal yang kita harapkan dari-Nya. Dengan inilah ketulusan iman kita dibuktikan, nama-Nya dimuliakan, dan orang lain pun dibangun.
- . Walaupun hal ini dapat membuat kita dicela dan dihadapkan pada masalah sekarang, kita akan mendapat balasan yang berlimpah karenanya pada hari kebangkitan orang-orang benar, di mana kita akan mendapat kehormatan dan kebahagiaan yang tidak terkira pada saat mendengar Kristus berkata (apalagi yang lebih membahagiakan dari ini?), "Aku akan mengakuinya, walaupun ia hanyalah cacing tanah yang tidak berharga, namun ia adalah salah satu kepunyaan-Ku, salah satu teman dan kesayangan-Ku, yang mengasihi-Ku, dan yang Aku kasihi, yang telah kutebus dengan darah-Ku, dan yang merupakan hasil karya Roh-Ku. Aku akan mengakuinya di depan Bapa-Ku, dan ini akan sangat menguntungkannya. Aku akan mengatakan hal-hal yang baik tentang dia, ketika dia berdiri di hadapan Bapa-Ku untuk menerima keputusan terakhir baginya. Aku akan mempersembahkannya, mewakilinya, di hadapan Bapa-Ku." Orang yang menghormati Kristus akan dihormati demikian oleh Kristus. Mereka menghormati-Nya di depan manusia, ini suatu hal yang sepele, dan Ia akan memberi mereka kehormatan di depan Bapa-Nya, ini suatu hal yang hebat.
- Kedua, orang yang menolak dan menyangkal Kristus di depan manusia akan mendapat bahaya besar, karena mereka yang melakukannya akan disangkal oleh-Nya pada hari penghakiman besar, ketika mereka justru paling membutuhkan-Nya. Ia tidak akan mengakui mereka sebagai hamba-hamba-Nya karena mereka tidak mengakui-Nya sebagai Tuan mereka, "Aku berkata, Aku tidak pernah mengenal kamu" (7:23). Pada abad-abad pertama Kekristenan, orang yang mengakui Kristus pasti akan kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya di dunia ini, dan karena itu, pengakuan di masa itu lebih dari sekadar ujian ketulusan; pengakuan di masa itu melebihi yang terjadi sekarang ini, yang memiliki banyak keuntungan duniawi yang menyertainya.
- [8] Bahwa dasar dari pemuridan mereka diletakkan sedemikian rupa sehingga mereka bisa mengalami penderitaan-penderitaan itu dengan sangat ringan dan mudah. Kristus juga memanggil mereka untuk menjadi pengikut-pengikut-Nya dengan satu syarat bahwa mereka harus siap untuk menderita (ay. 37-39). Pertama-tama Ia memberi tahu mereka bahwa mereka tidak layak bagi-Nya jika mereka tidak bersedia meninggalkan semuanya untuk mengikut Dia. Orang janganlah merasa bimbang dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang memang harus datang sebagai akibat dari pengakuan iman mereka, kalau mereka sudah memperhitungkannya dan menyatakan pengakuan mereka itu. Mereka harus memilih untuk menanggung kepenatan dan kesukaran itu dengan gembira atau membuang berbagai hak istimewa dan keuntungan yang akan diperoleh dari pengakuan iman mereka itu. Nah, dalam Kekristenan, orang-orang yang tidak menempatkan kepentingan Kristus di atas kepentingan-kepentingan yang lain dianggap tidak layak mendapat kehormatan dan kebahagiaan dari itu. Orang yang tidak setuju dengan syarat-syarat untuk mengadakan jual beli tidak dapat berharap akan menerima keuntungan-keuntungan dari jual beli itu. Nah, persyaratan ini sudah ditentukan. Jika agama memang berharga untuk apa saja, maka ia juga akan berharga untuk setiap hal; dan karena itu, siapa saja yang percaya akan kebenaran agama, ia juga akan segera membayar harganya; dan siapa saja yang menjadikan agama sebagai pekerjaan dan kebahagiaannya, ia akan menempatkannya di atas segala sesuatu. Orang yang tidak menyukai Kristus dengan syarat-syarat-Nya ini boleh meninggalkan-Nya dan menanggung sendiri akibatnya. Perhatikanlah, kita akan sangat dikuatkan jika berpikir bahwa apa pun yang kita tinggalkan, yang kita lepaskan, atau yang kita derita bagi Kristus, semuanya itu tidak menyusahkan diri kita sendiri. Kita akan terhibur dengan berpikir bahwa apa pun yang kita tinggalkan, semuanya itu memang sangat layak kita tinggalkan demi memperoleh mutiara itu. Syaratnya adalah bahwa kita harus lebih memilih Kristus.
- Pertama, kita harus lebih memilih Kristus daripada saudara-saudari kita yang paling dekat dan yang paling kita kasihi, bapa atau ibu, putra atau putri kita. Dalam hubungan kekeluargaan ini, biasanya hanya ada sedikit ruang untuk rasa iri hati, dan ada lebih banyak ruang untuk kasih. Oleh sebab itu, hubungan kekeluargaan ini dijadikan contoh sebagai hubungan yang paling besar pengaruhnya bagi kita. Anak-anak harus mengasihi orangtua mereka, dan orangtua harus mengasihi anak-anak mereka. Akan tetapi, jika mereka mengasihi keluarga mereka lebih dari Kristus, mereka tidak layak bagi-Nya. Seperti halnya janganlah kita dibelokkan dari Kristus oleh kebencian saudara-saudari kita seperti yang dibicarakan Kristus di sini (ay. 21, 35-36), demikian pula kita jangan ditarik menjauh dari-Nya oleh kasih mereka. Orang-orang Kristen harus seperti orang Lewi, yang berkata tentang ayahnya dan tentang ibunya, "Aku tidak mengindahkan mereka" (Ul. 33:9).
- Kedua, kita harus lebih memilih Kristus daripada kenyamanan dan keamanan kita sendiri. Kita harus memikul salib kita dan mengikuti-Nya, kalau tidak, maka kita tidak layak bagi-Nya. Perhatikanlah dalam hal ini:
- . Orang yang mau mengikut Kristus harus mengharapkan salib mereka dan memikulnya.
- . Dalam memikul salib, kita harus mengikut teladan Kristus, dan memikulnya seperti Dia memikul salib-Nya.
- . Ketika kita menghadapi salib, itu merupakan dorongan semangat yang luar biasa bagi kita, karena dengan memikulnya kita mengikut Kristus, yang sudah menunjukkan jalannya bagi kita, dan jika kita mengikuti-Nya dengan setia, Dia akan memimpin kita melewati berbagai penderitaan seperti Dia, untuk menuju kemuliaan bersama-Nya.
- Ketiga, kita harus lebih memilih Kristus daripada hidup itu sendiri (ay. 39). Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Orang yang menyangka sudah memperoleh nyawanya, sudah menyelamatkannya, dan sudah mempertahankannya, dengan menyangkal Kristus, akan kehilangan nyawanya dalam kematian kekal. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Kristus, yang bersedia kehilangan nyawanya daripada menyangkal Kristus, akan memperolehnya, dengan keuntungan yang tiada taranya, dalam kehidupan kekal. Orang yang paling siap menghadapi kehidupan yang akan datang adalah orang yang paling tidak terikat pada kehidupan sekarang.
- [9] Bahwa Kristus sendiri akan mendukung perbuatan mereka dengan sepenuh hati, sampai-sampai Ia menunjukkan diri-Nya sebagai Teman bagi semua teman mereka, dan membalas segala kebaikan mereka kapan saja waktunya (ay. 40-42). Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku.
- Pertama, dalam hal ini tersirat bahwa walaupun orang pada umumnya akan menolak mereka, namun mereka pasti akan bertemu dengan sebagian orang yang mau menerima dan menjamu mereka, yang mau menyambut pesan mereka dalam hati, dan mempersilakan para pembawa pesan ini masuk ke dalam rumah-rumah mereka, dan semuanya ini dilakukan orang-orang itu demi pesan itu sendiri. Demikianlah Injil itu seperti orang berjual beli, kalau yang ini tidak mau, yang lain akan mau membeli. Pada masa-masa yang paling gelap pun masih ada sisa-sisa umat Allah yang dipilih melalui anugerah. Hamba-hamba Kristus tidak akan bersusah payah dengan sia-sia.
- Kedua, Yesus Kristus menganggap apa pun yang dilakukan terhadap hamba-hamba-Nya yang setia, entah kebaikan atau kejahatan, itu sama saja dengan melakukannya terhadap diri-Nya sendiri. Ia merasa diperlakukan sebagaimana murid-murid-Nya diperlakukan. "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku." Penghormatan atau penghinaan yang diberikan kepada seorang utusan mencerminkan penghormatan atau penghinaan terhadap penguasa yang mengutusnya, dan hamba-hamba Kristus adalah utusan-utusan-Nya. Lihatlah bagaimana Kristus merasa senang dengan mereka yang mau memperlihatkan penghormatan mereka terhadap-Nya. Umat-Nya dan hamba-hamba-Nya selalu ada bersama kita, dan Ia selalu menyertai mereka, bahkan sampai pada akhir zaman. Bukan itu saja, penghormatan ini bahkan naik lebih tinggi lagi, "Barangsiapa yang menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku." Bukan hanya Kristus yang menganggap bahwa suatu hal yang dilakukan terhadap murid-murid-Nya dilakukan juga terhadap diri-Nya sendiri, Allah pun menganggapnya demikian, melalui Kristus. Dengan menyambut hamba-hamba Kristus, orang bukan hanya dengan tidak disadari menjamu malaikat-malaikat, melainkan juga menjamu Kristus, dan bahkan terlebih lagi, menjamu Allah itu sendiri, juga tanpa sadar, seperti yang tampak dalam 25:37, "Bilamanakah kami melihat Engkau lapar?"
- Ketiga, bahwa kebaikan yang dilakukan terhadap murid-murid Kristus itu, meskipun kecil sifatnya, karena kita tidak mampu melakukan sesuatu yang lebih, lakukan saja bila ada kesempatan, dan itu akan diterima, sekalipun hanya memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini (ay. 42). Murid-murid Kristus itu orang-orang kecil, miskin dan lemah, dan sering kali perlu sesuatu yang menyegarkan, dan mereka pasti akan senang meskipun menerima sedikit saja. Betapa luar biasanya hal yang kecil itu sampai secangkir air sejuk pun merupakan pertolongan yang sangat besar. Perhatikanlah, kebaikan yang ditunjukkan kepada murid-murid Kristus dihargai menurut ukuran Kristus, bukan menurut harga pemberian itu, melainkan menurut kasih dan perasaan si pemberi. Dengan demikian, berdasarkan ukuran seperti ini, maka uang si janda miskin yang sangat sedikit itu bukan saja dipandang berlaku, tetapi juga bernilai tinggi (Luk. 21:3-4). Jadi, orang yang benar-benar kaya dalam anugerah juga bisa kaya dalam perbuatan baik, meskipun mereka miskin dalam dunia.
- Keempat, kebaikan terhadap murid-murid Kristus yang akan diterima-Nya itu harus dilakukan dengan mata yang tertuju kepada-Nya, dan demi nama-Nya. Seorang nabi harus disambut sebagai nabi, seorang benar sebagai orang benar, dan salah seorang kecil ini sebagai seorang murid, bukan karena mereka orang terpelajar atau cerdas, juga bukan karena mereka saudara atau tetangga kita, melainkan karena mereka orang benar, yang karena demikian membawa citra Kristus. Mereka juga harus disambut karena mereka adalah nabi dan murid, yang diutus demikian untuk melakukan pesan Kristus. Kepedulian yang dilandasi rasa percaya kepada Kristuslah yang membuat kebaikan yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya memiliki suatu nilai yang berharga. Kristus sendiri tidak akan menunjukkan perhatian-Nya terhadap suatu perkara jika kita tidak terlebih dulu mengajak-Nya untuk memperhatikan perkara itu. Ut tibi debeam aliquid pro eo quod præstas, debes non tantum mihi præstare, sed tanquam mihi -- "Jika kamu ingin agar aku merasa memiliki kewajiban terhadapmu atas pelayanan apa saja yang kamu lakukan, maka kamu bukan hanya harus melaksanakan pelayanan itu, melainkan juga harus meyakinkan aku bahwa kamu melakukannya demi aku" (Seneca).
SH: Mat 10:16-33 - Mengikut Yesus? Keputusanku. (Senin, 24 Januari 2005) Mengikut Yesus? Keputusanku.
Hidup di tengah-tengah musuh yang siap sedia mengintai dan
menerkam sangat menakutkan setiap orang. Gambaran in...
Mengikut Yesus? Keputusanku.
Hidup di tengah-tengah musuh yang siap sedia mengintai dan
menerkam sangat menakutkan setiap orang. Gambaran inilah yang
Yesus berikan kepada pengikut-Nya. Mereka bagaikan domba-domba
yang diutus ke tengah-tengah serigala. Dalam mengemban tugas,
ada kemungkinan mereka ditangkap, diadili, dibenci, bahkan
dibunuh. Untuk itu Yesus berpesan agar mereka cerdik namun tulus
(ayat 16).
Yesus meminta mereka untuk waspada terhadap: majelis agama yang adalah serigala yang bengis (ayat 17); pemerintah, dengan otoritas yang dimilikinya dapat menindas dengan cara yang halus tapi menyakitkan (ayat 18-19); keluarga yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi kita namun bisa menjadi musuh dalam selimut (ayat 22). Semuanya dapat membenci (ayat 22), mengancam (ayat 26), bahkan membunuh tubuh meskipun tidak dapat membinasakan jiwa (ayat 28). Lalu, perlukah para murid takut dan kuatir menghadapi semua ancaman tersebut? Yesus menggambarkan bahwa Allah sangat peduli terhadap mereka karena mereka lebih berharga di mata-Nya dibandingkan dengan burung pipit (ayat 29-31). Oleh karena itu, mereka tidak perlu takut dan kuatir menghadapi kesulitan dan ancaman. Dia berjanji akan memperlengkapi dengan kekuatan, kemampuan, dan perlindungan karena mereka sangat berharga di mata-Nya. Namun, tidak berarti Allah akan mencegah terjadinya kesulitan dalam diri kita. Itu adalah ujian bagi kita sebagai pengikut Yesus yang sejati untuk bertahan menghadapi tekanan hidup sehari-hari.
Sampai saat ini pun mengikut dan menaati Yesus serta memberitakan Dia selalu membangkitkan berbagai perlawanan. Mengingat tugas dan tantangan berat yang harus dihadapi, maka kesetiaan dan keberanian mutlak diperlukan. Mereka yang menghadapi segala kesulitan dan bertahan sampai akhir akan menerima penghargaan yang mulia dari Allah.
Tekadku: Walau tekanan menghadang, aku akan bertahan sampai akhir dengan anugerah Allah.

SH: Mat 10:16-33 - Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen? (Sabtu, 27 Januari 2001)
Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen? Yesus
menggambarkan Kristen seperti domba di tengah-
tengah kawanan serigala. Dapatkah domba menyerang
balik...
Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen?
Yesus
menggambarkan Kristen seperti domba di tengah-
tengah kawanan serigala. Dapatkah domba menyerang
balik serigala? Demikian pula Kristen dalam dunia
yang begitu jahat, tidak dapat menyerang balik.
Namun apakah ini berarti bahwa Kristen hanya
pasrah ketika dijadikan korban? Apakah tidak ada
seorang pun yang membelanya?
Merpati adalah binatang yang mudah ditipu dan tidak peka (Hos. 7:11) sementara di daerah Timur Tengah ular dipandang sebagai binatang buas yang pandai menghindari bahaya. Jika Kristen harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, berarti Kristen dalam menjalani kehidupan di dunia yang jahat ini harus pandai menghindari bahaya tanpa menjadi berbahaya bagi orang lain, dan tulus tanpa menjadi bodoh. Namun bagaimana jika Kristen sudah berada dalam bahaya karena sudah diseret ke Majelis Agama, ke muka penguasa-penguasa, atau raja-raja? Dalam situasi seperti ini, cerdik dan tulus tidak lagi memadai. Pada abad pertama mereka yang dihadapkan ke pengadilan membutuhkan pembela yang pandai, jika tidak maka dapat dipastikan bahwa mereka akan kalah. Kristen tidak perlu takut sebab Roh Kudus sendiri yang akan mengajarkan untuk menjadi pembela bagi dirinya sendiri.
Namun bagaimana jika Kristen tidak dibawa ke pengadilan tetapi langsung menghadapi kesadisan manusia (ayat 21-22)? Bagaimana Kristen mengatasi ketakutan itu?
Pertama, kita harus selalu ingat bahwa orang-orang zaman Yesus juga menganiaya diri-Nya. Mengapa kita sebagai pengikut-Nya berharap untuk mendapatkan perlakuan yang lebih baik (ayat 24-25)?
Kedua, kita juga harus ingat bahwa suatu saat apa yang dilakukan mereka kepada kita akan dinyatakan dalam terang dan mereka akan menghadapi penghakiman.
Ketiga, seandainya mereka berhasil membunuh kita, kita harus ingat bahwa jiwa kita tidak ikut binasa, namun masuk ke dalam kehidupan kekal.
Akhirnya, kita harus tetap yakin bahwa tidak ada satu pun yang terjadi atas diri kita di luar kehendak Allah. Jika demikian mengapa kita harus menyangkal Yesus (ayat 32-33)?
Renungkan: Ternyata Kristen tidaklah lemah dan tak berdaya, karena di dalam Kristen tersembunyi kekuatan yang luar biasa, yang bersumber dari Allah dan yang memampukan Kristen untuk tetap bertahan. Sejarah kaum martir telah membuktikannya.

SH: Mat 10:16-33 - Murid tidak lebih daripada gurunya. (Sabtu, 17 Januari 1998) Murid tidak lebih daripada gurunya. Sebelum diutus, Yesus terlebih dahulu mempersiapkan kondisi spiritual para murid-Nya. Sebagai prajurit Kristus mer...
Murid tidak lebih daripada gurunya.
Sebelum diutus, Yesus terlebih dahulu mempersiapkan kondisi spiritual para murid-Nya. Sebagai prajurit Kristus mereka harus memiliki kecerdikan. Tanpa kecerdikan, domba yang lemah itu akan hancur di makan serigala. Harus memiliki keberanian yang luar biasa, karena akan berhadapan dengan lawan-lawan yang bukan tandingannya. Tuhan Yesus meneguhkan hati mereka. Dia berjanji akan memperlengkapi dengan kekuatan, kemampuan dan akan melindunginya. Mereka sangat berharga dimata Tuhan.
Kesetian yang mutlak. Mengingat tugas dan tantangan berat yang harus dihadapi, kesetiaan dan keberanian mutlak diperlukan. Saat kita menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamat, kita tidak membayar harga apapun. Namun ketika mulai mengikut Yesus ada harga yang harus dibayar. Dan, ketika kita mulai melayani Yesus, kita harus membayar segala-galanya. Tetapi itu tidak seberapa, jika dibandingkan dengan kehormatan yang dipikul para hamba-Nya kini dan kemuliaan yang kelak diberikan pada kita (Rm. 8:18)
Renungkan: Hidup hanyalah sekali, dan singkat. Apa yang kita lakukan bagi Tuhan Yesus tetap kekal sampai selama-lamanya!
Doa: Tuhanku Yesus, Kaulah harta terindah bagi hidupku.

SH: Mat 10:24--11:1 - Murid Kristus: ciri dan hubungannya dengan Yesus. (Minggu, 28 Januari 2001)
Murid Kristus: ciri dan hubungannya dengan Yesus.
Seperti orang Yahudi pada zaman Yesus, beberapa
gereja masa kini mempunyai pengharapan bahwa
kedata...
Murid Kristus: ciri dan hubungannya dengan Yesus.
Seperti orang Yahudi pada zaman Yesus, beberapa
gereja masa kini mempunyai pengharapan bahwa
kedatangan Yesus identik dengan kedamaian. Namun
pernyataan Yesus membalikkan harapan mereka karena
Ia datang justru membawa pemisahan dan 'konflik'
(ayat 34). Meskipun Dia adalah Sang Raja Damai,
dunia akan menolak Dia dan pemerintahan-Nya,
sehingga umat manusia akan terpecah-belah (ayat
Namun Yesus mengingatkan bahwa pemahaman yang benar tentang misi Yesus tidak dimaksudkan untuk membuat para murid-Nya undur. Sebaliknya murid Kristus harus mutlak setia kepada-Nya, melebihi kesetiaan kepada orang-orang yang mempunyai hubungan darah paling dekat sekalipun (ayat 37). Tidak hanya itu murid Kristus dituntut untuk menundukkan kehendak pribadinya di bawah kehendak Allah (ayat 38). Yesus menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat, karena hubungan antara murid Yesus - Yesus - Allah Bapa sangat indah dan erat. Perlakuan yang diterima oleh murid karena imannya akan dirasakan juga oleh Yesus dan Allah Bapa. Berdasarkan perlakuan yang diterima murid Yesus, Allah Bapa dapat menghukum ataupun memberkati (ayat 40-42). Hubungan ini menunjukkan betapa istimewanya dan berharganya murid Kristus di hadapan Allah. Ia rela mengidentifikasikan diri-Nya dengan murid-Nya sehingga masalah dan penderitaan murid-Nya adalah masalah dan penderitaan Allah.
Renungkan: Hai Kristen, janganlah gentar dan mundur, nyatakan kesetiaan kita kepada-Nya. Bagi Allah yang begitu setia dan menghargai kita, tidak ada persembahan yang lebih indah selain kesetiaan dan ketaatan Kristen yang mutlak kepada-Nya.
Bacaan untuk Minggu Epifania 4
Mazmur1
Lagu: Kidung Jemaat 450
PA 4 Matius 8:28-34
Di dunia ekonomi manusia dikategorikan sebagai aset. Konsep ini bukan meninggikan manusia, justru merendahkan manusia. Karena di dalam neraca keuangan aset adalah harta perusahaan yang dapat diperlakukan semaunya oleh pemilik perusahaan untuk menghasilkan untung besar. Manusia adalah makhluk yang sangat berharga di hadapan Allah. Yesus melalui mukjizat di Gadara menegaskan hal itu.
Pertanyaan-pertanyaan pengarah:
1 Apa makna teriakan kedua orang yang mendatangi Yesus (ayat 29)? Berdasarkan teriakan mereka, apakah mereka bermaksud menantang-Nya ataukah untuk menyerahkan diri? Jelaskan! Kebenaran apakah yang Anda dapatkan yang berhubungan dengan Yesus?
2 Apakah Yesus menjawab teriakan mereka? Mengapa? Apakah permintaan mereka kepada Yesus (ayat 31)? Mengapa mereka meminta izin kepada Yesus untuk memasuki babi-babi? Berdasarkan permintaannya, apa yang diakui oleh setan-setan itu tentang Yesus?
3 Bandingkanlah dampak tindakan Yesus terhadap kedua orang itu dengan dampak perbuatan setan-setan itu terhadap mereka dan babi-babi! Berdasarkan perbandingan itu apa yang dapat Anda simpulkan tentang misi Yesus dan misi setan di dunia?
4 Bagaimana respons orang-orang setempat terhadap tindakan Yesus? Bagaimana penilaian mereka terhadap babi dan manusia? Salah satu berkat yang mereka terima dalam peristiwa keluarnya setan dari kedua orang itu adalah daerah mereka yang dulunya rawan sekarang menjadi aman (ayat 28), mengapa mereka nampaknya tidak melihat berkat ini?
5 Tak seorang pun di daerah itu yang melakukan usaha untuk menolong kedua orang itu, namun Yesus yang tidak mempunyai hubungan apa-apa dengannya justru memulihkannya. Kebenaran apa yang kita dapatkan tentang Yesus?
6 Ada manusia yang nampaknya lebih nyaman bila setan hidup bersama dengan mereka, walaupun mereka menyadari bahwa setan banyak melakukan tindakan yang merugikan. Setujukah Anda dengan pendapat ini? Jelaskan! Adakah contoh dalam masyarakat Anda yang mendukung kebenaran ini?
7 Bagaimanakah masyarakat sekarang menghargai sesamanya? Apa yang dapat kita lakukan untuk meneladani Tuhan Yesus?
Topik Teologia -> Mat 10:28
Topik Teologia: Mat 10:28 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Dosa
Konsekuensi Dosa
Dosa Menyebabkan Kutukan Kekal
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Dosa
- Konsekuensi Dosa
- Dosa Menyebabkan Kutukan Kekal
- Eskatologi
- Kematian Tidak Menakutkan karena Sudah Dikalahkan
TFTWMS -> Mat 10:26-31
TFTWMS: Mat 10:26-31 - Jangan Takut "JANGAN TAKUT" (Matius 10:26-31)
26 Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan di...
"JANGAN TAKUT" (Matius 10:26-31)
26 Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. 27 Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. 28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. 29 Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. 30 Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. 31 Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
Yesus memberikan rasul-rasul itu pelbagai alasan yang menyamankan mereka tentang mengapa mereka harus jangan takut kepada orang-orang yang akan menganiaya mereka. Perintah "jangan takut" muncul tiga kali dalam ayat ini (10:26, 28, 31).
Ayat 26, 27. Yesus memberitahu rasul-rasul itu untuk jangan takut karena sesuatu yang baik akan muncul dari penganiayaan mereka (lihat Kisah 8:1-4; Flp. 1:12-14, 19, 20). Mereka telah diberi tugas untuk dikerjakan: memberitakan kabar kerajaan. Terlepas dari penganiayaan apa saja yang akan mereka hadapi, misi itu akan tetap dilaksanakan. Apa yang sebelumnya disembunyikan atau dirahasiakan akan diungkapkan (lihat Mrk 4:22; Luk. 8:17; 12:2, 3).
Apa yang sudah Yesus ajarkan kepada mereka secara pribadi, akan segera dapat mereka beritakan secara terbuka: "Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah." Setelah kebangkitan dan kenaikan-Nya, Yesus akan mengirim Roh Kudus untuk membuat semua ini diingat oleh mereka, membimbing mereka ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 14:26; 16:13, 14; Kisah 2:1-4). Pada waktu itu, mereka akan secara terbuka memberitakan Yesus sebagai "Tuhan dan Kristus" (Kisah 2:36).
"Beritakanlah itu dari atas atap rumah" adalah cara kiasan untuk mengatakan "memberitakan secara terbuka." Pada zaman itu, ketika seseorang ingin menyiarkan suatu berita di wilayah yang luas, ia bisa naik ke bukit yang tinggi atau ke atap rumah dan meneriakkan berita itu sehingga semua orang di sekitar tempat itu bisa mendengarnya. Talmud memberitahu bagaimana orang yang meniup terompet naik ke atap rumah untuk meniup nafiri mereka yang dari tanduk domba untuk memberitahukan awal hari-hari suci keagamaan.4
Ayat 28. Para pengikut Yesus harus jangan takut terhadap musuh-musuh mereka karena ada batasan bagi musuh-musuh itu dalam banyaknya celaka yang mereka bisa timpakan terhadap murid-murid-Nya. Mereka bisa membunuh tubuh, tetapi mereka tidak dapat membunuh jiwa. Kata Yunani untuk jiwa, "yuch (psuchē), sejajar dengan kata Ibrani vp#n# (nepesh) dan memiliki beberapa arti, seperti nafas hidup, prinsip hidup, kehidupan duniawi, kehidupan batin manusia (termasuk hasrat dan emosi), orang, dan jiwa (yang tetap hidup setelah kehidupan duniawi ini).5Dalam konteks ini, yang disorot tampaknya adalah arti yang terakhir (lihat 11:29; 16:26; Mrk. 8:36, 37; Luk. 12:20; Ibr. 6:19; 1 Pet. 1:9, 22; 2:11; 4:19; Yak. 1:21; 5:20). Meski pengikut setia Kristus mungkin saja menderita kehilangan tubuh, namun mereka tidak akan menghadapi "hukuman kekal" atau "kematian yang kedua" (25:46; Why. 20:14). Musuh mereka tidak bisa menimbulkan celaka pada bagian manusia yang tidak terlihat dan tidak berwujud.
Ketimbang takut kepada manusia, Yesus memerintahkan mereka untuk takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Di sini dua jenis "takut" dibedakan: Takut kepada manusia adalah rasa takut yang egois, tapi takut kepada Allah adalah sehat dan baik.6Allah harus ditakuti karena Ia "berkuasa menyelamatkan dan membinasakan." (Yak. 4:12).
Kata Yunani untuk "membinasakan" (ajpo¿llumi, apollumi) tidak menyiratkan pemusnahan. Jiwa dan tubuh dibinasakan ketika keduanya dicampakkan ke dalam neraka. (Untuk "neraka," lihat komentar tentang 5:22).
Ayat 29-31. Pengikut Yesus seharusnya jangan takut karena Allah Bapa mengawasi dan melindungi orang-orang milik-Nya. Burung pipit harganya tidak mahal. Mereka kadang-kadang dimakan pada abad pertama, tapi ini hanya dilakukan oleh orang miskin karena harga mereka sangat murah. Dua ekor harganya satu sen.
Dalam Lukas 12:6, lima burung pipit dijual dua sen; tampaknya harga lima sen itu diberikan sebagai hasil tawar-menawar.7Kata Yunani untuk "sen" (assa¿rion, assarion) menunjukkan koin tembaga kecil yang beredar di zaman Yesus. Nilai satu sen itu sekitar seperenam belas dinar.8Meski tampaknya nilainya tidak besar, namun tidak satu pun dari burung-burung ini yang bahkan dapat jatuh ke bumi, atau mati, tanpa sepengetahuan Allah.
Pada titik ini, Yesus menyela, "rambut kepalamupun terhitung semuanya." Menurut David Menton, telah diperkirakan bahwa rata-rata jumlah rambut di kepala manusia adalah 100.000.9Kita bertanya-tanya bagaimana perkiraan seperti ini bisa diketahui! Yesus menyiratkan bahwa Allah bahkan tahu tentang hal-hal yang tidak penting dan tidak berarti dalam hidup kita. Dalam konteks lain, perlindungan Allah dinyatakan dalam janji bahwa "tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang" (Luk. 21:18, lihat Kisah 27:34).
Yesus sedang menggunakan argumentasi dari yang lebih kecil kepada yang lebih besar untuk menekankan kepedulian Allah kepada manusia, khususnya, murid-murid-Nya (lihat komentar tentang 6:26). Ia menyimpulkan argumentasi ini dengan mengatakan, "Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." Allah tahu ketika umat-Nya menderita (dan bahkan mati), dan Ia peduli terhadap mereka. Sebuah pepatah yang terkait muncul dalam Talmud Yerusalem: "Tanpa sorga [Allah], burung tidak binasa; betapa sangat lebihnya manusia!"10
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Matius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali di...
Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang murid Yesus.
Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL MARKUS" 08165) dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL LUKAS" 08169), maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk
- (1) ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
- (2) hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (Mat 1:1-17);
- (3) pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
- (4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung dan
- (5) petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus.
Tujuan
Matius menulis Injil ini
- (1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus,
- (2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
- (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa
- (1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.
- (2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.
Survai
Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya (Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa kembali dari Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga diperkenalkan sebagai Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias (Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi utama dari pelayanan-Nya di depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17), peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan (Mat 13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya (Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat 26:56).
Pasal 5-25 (Mat 5:1--25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan oleh Yesus dan lima kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:
- (1) Khotbah di Bukit (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (2) pengarahan bagi orang yang diutus untuk berkeliling memberitakan Kerajaan itu (pasal 10; Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan tentang Kerajaan Allah (pasal 13; Mat 13:1-30);
- (4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan
- (5) ajaran di Bukit Zaitun mengenai akhir zaman (pasal 24-25; Mat 24:1--25:46).
Lima kisah utama dalam Injil ini adalah:
- (1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan tentang realitas kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1--9:38);
- (2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan (pasal 11-12; Mat 11:1--12:50);
- (3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis (pasal 14-17; Mat 14:1--17:27);
- (4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu terakhir (Mat 19:1--26:46);
- (5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara orang mati (Mat 26:47--28:20). Tiga ayat yang terakhir dari kitab Injil ini mencatat "Amanat Agung" Yesus.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
- (1) Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
- (2) Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
- (3) Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus
- (a) selama pelayanan-Nya di Galilea dan
- (b) mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).
- (4) Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (5) Kerajaan Sorga\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (6) Matius menekankan
- (a) standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (b) kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
- (c) kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
- (7) Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).
Full Life: Matius (Garis Besar) Garis Besar
I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11)
A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17)
B....
Garis Besar
- I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11) - A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17) - B. Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir
(Mat 1:18-2:23) - C. Perintis Jalan Sang Mesias
(Mat 3:1-12) - D. Pembaptisan Sang Mesias
(Mat 3:13-17) - E. Pencobaan Sang Mesias
(Mat 4:1-11) - II. Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea
(Mat 4:12-18:35) - A. Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea
(Mat 4:12-25) - B. Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan
(Mat 5:1-7:29) - C. Kisahan I: Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan
(Mat 8:1-9:38) - D. Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan
(Mat 10:1-42) - E. Kisahan II: Kehadiran Kerajaan
(Mat 11:1-12:50) - F. Ajaran tentang Rahasia Kerajaan
(Mat 13:1-58) - G. Kisahan III: Krisis Kerajaan
(Mat 14:1-17:27) - H. Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan
(Mat 18:1-35) - III.Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem
(Mat 19:1-26:46) - A. Perjalanan Yesus ke Yerusalem
(Mat 19:1-20:34) - B. Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem
(Mat 21:1-26:46) - 1. Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah
(Mat 21:1-22) - 2. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Mat 21:23-22:46) - 3. Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi
(Mat 23:1-39) - 4. Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan
(Mat 24:1-25:46) - 5. Komplotan untuk Mengkhianati Yesus
(Mat 26:1-16) - 6. Perjamuan Terakhir
(Mat 26:17-30) - 7. Getsemani
(Mat 26:31-46) - IV. Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan
(Mat 26:47-27:66) - A. Yesus Ditangkap
(Mat 26:47-56) - B. Yesus Diadili
(Mat 26:57-27:26) - C. Yesus Disalibkan
(Mat 27:27-56) - D. Yesus Dikubur
(Mat 27:57-66) - V. Yesus Bangkit
(Mat 28:1-20) - A. Penemuan Luar Biasa Para Wanita
(Mat 28:1-10) - B. Saksi-Saksi Palsu
(Mat 28:11-15) - C. Amanat Tuhan yang Bangkit
(Mat 28:16-20)
Matthew Henry: Matius (Pendahuluan Kitab) Di hadapan kita terdapat,
I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari...
Di hadapan kita terdapat,
- I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari Alkitab kita, yang juga disebut kovenan baru, karena kata yang digunakan memiliki kedua makna tersebut. Sebenarnya, bila menyinggung tindakan dan perbuatan Kristus, sebagaimana dimaksudkan di sini, maka istilah yang paling tepat adalah wasiat (Inggris: testament), sebab Kristuslah sang Pemberi Wasiat itu, yang berlaku sah melalui kematian-Nya (Ibr. 9:16-17). Tidak seperti suatu kovenan, dalam wasiat tidak terdapat kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam wasiat, apa yang dijanjikan itu dianugerahkan, meskipun bersyarat, berdasarkan suatu kehendak, yakni kehendak bebas, maksud baik dari Sang Pemberi Wasiat. Seluruh anugerah yang terdapat di dalam kitab ini bersumber pada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Karena itu, jika kita tidak mengakui Dia sebagai Tuhan kita, kita tidak dapat mengharapkan manfaat apa pun dari-Nya sebagai Juruselamat kita. Perjanjian ini disebut perjanjian baru, untuk membedakannya dari perjanjian yang diberikan Musa, namun bukan karena perjanjian Musa ini sudah tidak berlaku; juga untuk menyatakan bahwa perjanjian tersebut harus selalu baru, tidak menjadi usang dan ketinggalan zaman. Kitab-kitab Perjanjian Baru ini bukan saja memuat penemuan seutuhnya akan anugerah yang sudah nyata menyelamatkan semua manusia, tetapi juga merupakan sebuah sarana yang sah yang melaluinya anugerah itu disampaikan dan berdiam atas semua orang percaya. Sudah seyogyanyalah dengan cermat kita memelihara, dan dengan penuh perhatian serta sukacita kita membaca pesan dan wasiat terakhir seorang sahabat, yang melalui wasiat itu telah meninggalkan suatu warisan besar, dan bersama warisan ini pula telah mengungkapkan kasih-Nya yang mendalam kepada kita! Betapa terlebih mulianya wasiat yang diberikan Juruselamat kita yang terberkati itu, yang menjamin seluruh kekayaan-Nya yang tidak terkatakan bagi kita! Ini sungguh wasiat-Nya; meskipun wasiat itu, seperti umumnya surat wasiat, ditulis oleh orang lain (kita tidak memiliki bukti apa pun yang merupakan tulisan Kristus sendiri), namun Dia sendirilah yang menyatakannya; dan pada malam sebelum Ia mati, melalui perjamuan malam, Ia menandatangani, memeteraikan, dan mengumumkannya di hadapan dua belas orang saksi. Sebab, meskipun kitab-kitab ini baru ditulis setelah beberapa tahun kemudian, demi manfaat bagi generasi-generasi selanjutnya, in perpetuam rei memoriam – sebagai suatu peringatan abadi, Perjanjian Baru Yesus, Tuhan kita, sudah ditetapkan, dikukuhkan, dan diberitakan sejak kematian-Nya, sebagai sebuah wasiat lisan, yang tentangnya catatan-catatan dalam kitab-kitab tersebut memiliki kesamaan yang tepat. Hal-hal yang dituliskan oleh Lukas merupakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara orang waktu itu (hal-hal yang diyakini secara pasti, KJV), dan karena itu sudah dikenal baik sebelum ia sendiri menuliskannya. Namun, ketika peristiwa-peristiwa itu dituliskan, tulisan tersebut melampaui dan menyisihkan tradisi lisan, dan tulisan-tulisan ini menjadi perbendaharaan Perjanjian Baru itu. Hal ini ditunjukkan juga dalam judul tambahan yang mengawali banyak salinan Perjanjian Baru bahasa Yunani, Tēs kainēs Diathēkēs Hapanta – Keseluruhan Perjanjian Baru, atau segenap hal mengenainya. Di dalamnya diungkapkan seluruh maksud Allah berkenaan dengan keselamatan kita (Kis. 20:27). Sama sebagaimana hukum Tuhan sempurna adanya, demikian pula halnya dengan Injil Kristus, dan tidak ada lagi yang ditambahkan kepadanya. Kita telah memiliki semuanya, dan tidak ada yang perlu dicari lagi.
- II. Di hadapan kita terdapat Keempat Injil. Injil berarti kabar baik, atau berita kesukaan; dan sejarah kedatangan Kristus ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa ini jelas-jelas merupakan kabar terbaik yang pernah datang dari sorga ke atas bumi; malaikatlah yang memberikan sebutan kesukaan bagi berita itu (Luk. 2:10), Euangelizomai hymin – aku memberitakan kepadamu kesukaan besar; aku memberitakan Injil kepadamu. Nabi pun menubuatkannya (Yes. 52:7; 61:1). Di situ dinubuatkan bahwa pada hari kedatangan Mesias, kesukaan besar itu harus diberitakan. Kata Injil sepadan dengan kata Inggris Gospel yang berasal dari bahasa Sakson kuno [sebuah bahasa Germanik tua – pen.], yang berarti perkataan atau kata Allah (God’s spell atau God’s word); dan Allah dipanggil demikian karena Dia baik, Deus optimus – Allah yang mahabaik, dan karena itu kata Gospel bisa berarti suatu perkataan atau kata yang baik. Bila kita mengambil kata spell dalam artian yang lebih tepat, yaitu charm (carmen), “mantera,” dan memandangnya dari sisi baik, sebagai sesuatu yang menggerakkan dan memengaruhi, tepatnya lenire dolorem – untuk menenangkan hati, atau untuk mengubah hati supaya merasa takjub atau kasih, seperti hal-hal yang umum kita sebut memesonakan atau memikat hati, maka pengertian ini dapat diterapkan pada Injil; sebab di dalamnya sang pembaca mantra menyuarakan manteranya dengan bijak, sekalipun kepada ular tedung tuli (Mzm. 58:5-6). Begitu pula tidak seorang pun yang akan memikirkan adanya mantra lain yang memiliki kuasa seperti keindahan dan kasih Penebus kita. Segenap Perjanjian Baru adalah Injil atau kabar baik itu sendiri. Rasul Paulus menyebut Perjanjian Baru itu Injilnya, sebab ia adalah salah seorang pemberitanya. Alangkah indahnya jika kita juga menjadikannya sebagai Injil kita melalui sambutan hangat dan ketaatan kita terhadap Injil! Lazim keempat kitab yang memuat sejarah tentang Sang Penebus itu kita sebut keempat Injil, dan para penulisnya yang diilhami itu kita sebut pemberita Injil, atau penulis Injil; namun, sebutan ini tidaklah begitu tepat, karena sebutan pemberita Injil menunjuk kepada suatu golongan pengerja atau pelayan tertentu yang menjadi pembantu para rasul: “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun ... pemberita-pemberita Injil” (Ef. 4:11). Ajaran mengenai Kristus harus dijalin dengan, dan didasarkan pada, kisah tentang kelahiran, kehidupan, mujizat-mujizat, kematian, dan kebangkitan-Nya; sebab hanya dengan demikianlah doktrin tersebut tampak dalam terangnya yang paling jelas dan kuat. Seperti halnya dengan alam, demikian juga dalam anugerah, penemuan-penemuan yang paling membahagiakan adalah penemuan-penemuan yang timbul berdasarkan gambaran-gambaran tertentu dari halhal yang nyata. Sejarah alam merupakan filsafat terbaik; begitu pula dengan sejarah suci, baik Perjanjian Lama maupun Baru, adalah sarana kebenaran suci yang paling tepat dan mulia. Keempat Injil ini telah ada sejak awal Kekristenan dan telah diterima teguh oleh gereja mula-mula dan dibacakan dalam pertemuan-pertemuan ibadah Kristen, sebagaimana diungkapkan melalui tulisan-tulisan Justin Martyr dan Irenaeus, yang hidup satu abad lebih sedikit setelah kenaikan Kristus ke sorga; mereka menyatakan bahwa empat Injil sajalah, tidak lebih dan tidak kurang, yang diterima oleh gereja. Sekitar masa itu, keselarasan keempat pemberita Injil itu dihimpun oleh Tatian, dengan judul To dia tessarōn – Injil dari keempat Injil. Pada abad ketiga dan keempat muncul injil-injil lain yang dipalsukan oleh bermacam-macam sekte dan diterbitkan dengan menggunakan nama Petrus, ada lagi dengan nama Tomas, Filipus, dan seterusnya. Namun injil-injil ini tidak pernah diakui maupun dihargai oleh gereja, seperti dikatakan cendekiawan Dr. Whitby. Beliau mengajukan alasan tepat mengapa kita harus setia berpegang pada catatan-catatan tertulis ini, sebab tradisi, dengan pernyataan dan dalih apa pun yang terdapat di dalamnya, tidaklah mampu memelihara berbagai hal dengan pasti, dan hal ini pun telah kita ketahui dari pengalaman. Sebab, meskipun Kristus mengatakan dan melakukan banyak hal yang mengesankan, yang tidak tertulis (Yoh. 20:30;21:25), tradisi tidak menyimpan satu pun bagi kita, semuanya lenyap, kecuali apa yang tertulis [dalam keempat Injil – ed.]. Oleh karena itu, yang tertulis inilah, yang harus kita pegang; dan merupakan berkat Allah bahwa kita memilikinya untuk kita patuhi; itulah perkataan sejarah yang pasti.
- III. Di hadapan kita terdapat Injil menurut Matius. Penulisnya lahir sebagai orang Yahudi, dan bekerja sebagai seorang pemungut cukai, sampai Kristus memanggilnya, dan dia pun meninggalkan rumah cukai, untuk mengikut Dia. Dan penulis merupakan salah seorang yang menyertai-Nya, yang senantiasa datang berkumpul dengan ... Tuhan Yesus ... yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga (Kis. 1:21-22). Oleh sebab itu, ia merupakan saksi yang dapat diandalkan sehubungan dengan apa yang telah dicatatnya di sini. Konon ia telah mencatat sejarah ini sekitar delapan tahun setelah kenaikan Kristus ke sorga. Banyak penulis zaman tersebut yang mengatakan bahwa ia menulisnya dalam bahasa Ibrani atau bahasa Aram; namun tradisi ini disangkal oleh Dr. Whitby secara meyakinkan. Tidak diragukan lagi Injil ini ditulis dalam bahasa Yunani, seperti halnya bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru. Jadi, bukan dalam bahasa yang khusus digunakan oleh orang-orang Yahudi, yang baik bait Allahnya maupun negaranya hampir berakhir pada masa itu, namun dalam bahasa yang umum bagi dunia dan yang melaluinya pengetahuan tentang Kristus akan tersiar dengan efektif kepada seluruh bangsa di dunia. Namun bisa saja ada kemungkinan terdapat edisi dalam bahasa Ibrani yang diterbitkan Matius sendiri pada saat yang sama ketika dia menulisnya dalam bahasa Yunani. Edisi bahasa Ibrani itu untuk orang Yahudi, sedangkan edisi Yunani ditulis untuk orang-orang non-Yahudi, ketika dia meninggalkan Yudea untuk memberitakan Injil kepada mereka. Marilah kita memuji Allah karena kita memiliki Injil ini, dan memilikinya dalam bahasa yang kita pahami.
Jerusalem: Matius (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Ende: Matius (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan ...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan sebagai tertulis oleh Rasul Mateus. Terdapat kutipan-kutipan dari padanja sudah dalam abad pertama, misalnja dalam buku ketjil peladjaran agama jang berdjudul "Didache", dalam surat Bapa Sutji Klemens dari Roma kepada umat Korintus, dan didalam surat-surat termashur Ignatius Martir, uskup Antiochia.
Mengenai pribadi dan riwajat hidup Mateus kita tahu sedikit sadja. Satu-satunja peristiwa tentangnja didalam Kitab Kudus, ialah peristiwa panggilannja, jang ditjeritakan olehnja sendiri dalam 9:9-13, oleh Markus dalam karangan Indjilnja 2:13-17 dan oleh Lukas dalam 5:27-32. Selain itu hanja disebut namanja dalam daftar nama semua rasul. Didalam tjeritera panggilannja ia sendiri menjebut dirinja Mateus, sedangkan Markus dan Lukas menamakannja Levi. Diduga bahwa nama aslinja Levi dan kemudian sebagai rasul ia disebut Mateus.
Dari ketiga tjeritera tersebut kita ketahui, bahwa bapanja Alfeus, dan sebelum dipanggil oleh Jesus ia seorang pemungut bea di Kafarnaum, agaknja sebagai pegawai Herodes. Dalam daftar nama segala rasul (10:5) ia menamakan dirinja ,Mateus, pemungut bea". Djulukan itu bukan gelaran kehormatan, melainkan sebaliknja pangkat pemungut bea sangat dipandang hina oleh orang Jahudi jang "saleh". Mereka digolongkan pada kaum pendosa dan terasa tak halal bergaul agak erat dengan mereka, misalnja makan semedja dengan mereka. Itu antara lain kita batja dalam Mt. 9:11; Mk. 2:16; Lk. 5:30. Dan memang ada alasan untuk bersikap demikian terhadap mereka. Sebab rupanja kebanjakan mereka tidak djudjur, memperkaja dirinja dengan menuntut bea lebih banjak dari pada jang ditentukan dengan resmi. Mengenai hal itu baik batjalah amanat Joanes Pemandi kepada mereka dalam Lk. 3:12-13. Rupanja Zacheuspun, dalam berita Lk. 19:3-10, termasuk golongan jang kurang djudjur itu, sebelum ia bertemu dengan Jesus. Perhatikanlah chususnja ajat Lk. 19:8. Tetapi orang Jahudi chususnja kaum parisi jang menganggap dirinja golongan jang paling saleh, terlalu menjamaratakan. Bahwa ada banjak pemungut bea, jang djudjur dan luhur hati sudah njata sekali dalam tjatatan Mk. 2:15, bahwa sedjumlah besar pemungut bea dan "orang berdosa" turut makan bersama dengan Jesus sebab banjak dari antara mereka sudah mengikuti Jesus. Tentu sadja Mateuspun termasuk golongan ini dan sebab itu sudah mengenal Jesus dan Jesus mengenal dia, sebelum ia dipanggil mendjadi rasul. Dan bahwa ia tidak lekat pada barang duniawi, dan benar-benar menaruh tuntutan pertama untuk masuk kedalam Keradjaan Allah, jaitu roh kemiskinan, terang sekali sebab ia segera bangun meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Dan bukan sedikit jang ditinggalkannja, jaitu pangkat jang ringan pekerdjaannja dan banjak penghasilannja, djuga kalau dilakukan dengan djudjur, dan lagipun ia tentu tjukup kaja, sebab mampu mengadakan suatu perdjamuan "besar" (Lk. 5:29) bagi Jesus dan para pengiringnja dan sedjumlah besar undangan-undangan lain lagi.
Tentang hidup Mateus sesudah Pentekosta kita tahu sedikit dari riwajat lisan jang dapat dipertjajai. Menurut itu ia mengadjar dahulu di Palestina dan disinipun menulis Indjilnja, lalu pergi menjebarkan Indjil kepada bangsa-bangsa bukan Jahudi. Seorang murid rasul-rasul bemama Papias telah menulis kira-kira dalam tahun 125, bahwa Mateus telah mengumpulkan setjara teratur "sabda-sabda" Jesus, dalam bahasa lbrani (Aramea), dan Esebius, seorang penulis sedjarah Geredja jang terkemuka, menulis sekitar tahun 300, bahwa Mateus pertama-tama mengadjar orang sebangsanja di Palestina, dan sebelum meninggalkan mereka untuk mengadjar bangsa-bangsa lain, ia mewariskan kepada mereka, sebagai pengganti kehadirannja sendiri, karangan Indjil tertulis dalam bahasa nenek-mojang mereka.
Karangan asli dalam bahasa Aramea itu diduga ada tertulis antara tahun 40 dan 50, dan 10 atau 20 tahun kemudian, sudah diterdjemahkan kedalam bahasa Junani. Menurut Papias beberapa "orang lain menterdjemahkannja, masing-masing sekedar kemampuannja". Djadi waktu Papias sudah ada beberapa terdjemahan, jang agak berbeda satu sama lain. Satu dari terdjemahan-terdjemahan itu kemudian diterima dengan resmi oleh Geredja purba, sebagai karangan Mateus dan sebagai termasuk Kitab Kudus. Menurut keterangan Geredja agak resmi, terdjemahan ini dalam keseluruhannja, jaitu mengenai isinja tjotjok dengan aslinja, demikian rupa sehingga Mateus harus dinamakan pengarangnja. Menurut Papias, Mateus telah mengumpulkan "logia-logia" Jesus. "Logia" itu biasa diterdjemahkan dengan "sabda", tetapi sekurang-kurangnia dewasa itu, arti kata itu lebih luas, sehingga perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hidup Jesus termasuk padanja djuga.
Rupa-rupanja penterdjemah agak erat mengikuti teks asli, tetapi ada sardjana jang berpendapat atau menduga, bahwa ia sana-sini mengubah susunan asli dan menambah pula bahan dari sumber-sumber jang lain. Soal-soal ilmiah itu tidak mengenai hakekat Indjil dan tidak penting bagi kita. Bagi kita tjukup kepastian, bahwa seluruh karangan Indjil jang kita punjai dalam Kitab Kudus, terdjamin kebenarannja sebagai wahju Allah dan diilham oleh Roh Kudus, oleh djabatan Geredja jang resmi.
Mengenai bahasa dan gaja bahasa, penterdjemah bekerdja dengan sangat bebas. Itu terang sebab bahasanja Junani murni sekali dan rapih teratur menurut tatabahasa Junani. Gaja-bahasapun pada umumnja tidak berbeda dengan jang lazim dewasa itu pada orang Junani. Bahasanja sederhana, tetapi barus dikatakan elok djuga.
Namun demikian masih terdapat bekas-bekas karangan asli berbabasa Aramea djuga, seperti istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan Aramea jang tidak diterdjemahkan, lain jang diterangkan artinja dalam bahasa Junani, lain pula jang diterdjemahkan kata-demi-kata, sehingga tetap bertjorak bahasa Jahudi. Hal-hal itu mengesankan, bahwa karangan asli berbahasa Aramea benar. Tetapi jang lebih djelas membuktikan, sepandjang karangan, bahwa pengarang asli sungguh-sungguh seorang Jahudi tulen jang hidup di Palestina, ialah pengetahuannja jang teliti dan luas tentang keadaan dan suasana hidup ditanah itu. Itu misalnja mengenai hal-hal ilmu-bumi, tjorak-tjorak alam, kehidupan keagamaan dan kemasjarakatan, adat-istiadat, partai-partai dan masalah-masalah politik. Pun tentang hal-hal keuangan, dan dalam itu kita barangkali melihat seorang bekas pemungut bea.
Tentang susunan karangan
Tidak seorangpun dari pengarang-pengarang Indjil bermaksud menulis suatu buku sedjarah atau riwajat hidup Jesus. Mateus kurang lagi dari pada pengarang- pengarang jang lain. Ia memang mulai dengan kelahiran Jesus dan mengachirinja dengan wafat dan kebangkitan Jesus, tetapi selain dalam garis besar itu, ia sedikit sekali mengindahkan urutan waktu dalam menjusun pengadjaran-pengadjaran Jesus atau peristiwa-peristiwa jang ditjeritakannja. Njatalah rentjananja menulis satu buku peladjaran agama jang djelas dan mengesankan, tentu sadja sebagai ringkasan pengadjarannja sehari-hari bagi umat. Sebab itu ia mengumpulkan sabda-sabda dan adjaran-adjaran Jesus, jang agak sama isi dan tudjuannja, sehingga mendjadi satu pengadjaran (chotbah) agak pandjang. Demikian misalnja dalam 4:12-7:29; 13: 1-58;19:1-20:34.
Tak lain sikapnja terhadap mukdjizat-mukdjizat atau peristiwa-peristiwa jang lain. la menghubung dengan memandang isi dan tudjuannja. Ia mengindahkan hanja adjaran jang terkandung didalamnja dan sebab itu tjeritera-tjeriteranja pada umumnja ringkas sadja dengan menondjolkan intinja berupa adjaran itu. Haruslah kita perhatikan tjara bekerdja Mateus itu, supaja djangan kita ragu-ragu atau keliru, kalau kita menemukan bahwa tempat dan waktu peristiwa-peristiwa jang diriwajatkan Mateus tidak tjotjok dengan karangan-karangan Indjil lain. Demikian pula harus diperhatikan, bahwa kata-kata penghubung waktu, seperti misalnja "lalu", "kemudian", pada hari (masa) itu" sebenarnja tidak dimaksudkan sebagai penghubung waktu, melainkan merupakan "awal kata" sadja, jaitu unsur gaja bahasa primitip jang tidak berarti, seperti umpamanja dalam bahasa kita dahulu "arkian", "sebermula" dan lain-lain.
Tudjuan karangan Mateus
Telah ditundjuk, bahwa susunan karangan Mateus kurang bersifat sedjarah. Tetapi dalam satu hal ia lebih berwudjud sedjarah dari karangan-karangan lain, jaitu dalam menundjukkan lebih tegas, bahwa Perdjandjian Baru adalah landjutan langsung dan wadjar dari Perdjandjian Lama, malah penjelesaiannja dan bahwa kedua-duanja merupakan satu sedjarah atau djalan penjelamatan manusia, menurut rentjana Allah dari kekal.
Tudjuan chusus pula, dan boleh dikatakan jang utama seluruh karangan, ialah membuktikan, bahwa "Jesus dari Nazaret" benar-benar Mesias jang dinubuatkan sifat-sifat 2dan nasibnja dalam nubuat-nubuat para nabi. la membuktikan itu dengan kutipan-kutipan dari Kitab Kudus sendiri. Sebab itu kita bertemu dengan begitu banjak kutipan-kutipan dari Perdjandjian Lama. Itu tentu pertama-tama bagi umat-umat sendiri, untuk mejakinkan dan menginsjafkan mereka lebih tegas, guna meneguhkan imannja dan menabahkan hatinja terhadap serangan-serangan dari pihak kaum sebangsanja jang belum pertjaja. Mereka terus-menerus, diperolok- olokkan Jahudi kolot itu, diumpat-umpat malah dikutuk seolah-olah mereka telah murtad dari Allah. Tetapi disamping itu Mateus mengharap lagi dengan tulisannja dapat mejakinkan orang-orang baik jang belum sampai pertjaja dan bertobat pula, ataupun tjalon-tjalon jang masih beladjar.
Ada satu persoalan lagi, jang sudah sewadjarnja dan tentu sadja tidak sedikit mengganggu pemikiran dan ketenteraman hati umat muda, maupun tjalon-tjalon jang hendak masuk dan orang-orang lain jang berminat pula, jakni bagaimana mungkin, djustru kalangan-kalangan atasan dan jang tjendekia, seperti para ahli taurat, lagipun orang-orang parisi jang terkenal sebagai golongan jang paling saleh, tidak mengenal Jesus sebagai Mesias, malah bulat menolaknja. Bergandengan pula dengan itu, bagaimana boleh dibiarkan oleh Allah, bahwa kaum Israel, kaum terpilih jang dalam keseluruhannja diberi djandji akan mewarisi Keradjaan Mesias tidak menerimanja. Mateus memberi djawaban jang terang sepandjang seluruh karangan. Inti djawaban itu jakni: nasib mereka adalah akibat kesalahan mereka sendiri. Allah sudah dari kekal mengetahui ketegaran hati mereka, telah menjatakannja dalam nubuat-nubuat para nabi, dan memperhitungkannja dalam rentjana penjelamatan manusia. Mateus selandjutnja menggambarkan pokok dan perkembangan sikap para pemimpin dengan djelas dengan mentjeritakan peristiwa- peristiwa pertemuan mereka dengan Jesus. Pokoknja ialah iri hati mereka terhadap Jesus, sebagaimana segera djuga kentara bagi Pilatus (27:18). Dan dalam segala pertemuan tampak senjata-njatanja, betapa tinggi menondjol keunggulan sikap, keagungan djiwa dan keluhuran hati Jesus diatas kepitjikan, kelemahan dan ketakdjudjuran kaum ahli taurat dan parisi. Setiap kali mereka datang bersoal dengannja, mentjobainja, hendak menangkapnja dalam perkataannja atau menuduhnja, merekalah jang kalah semata-mata didepan orang jang hadir. Malah setjara njata pula mereka setjara moril kalah sama sekali didalam pemeriksaan mahkamah agung dan didepan Pilatus, djuga sepandjang sengsara dan dalam kematian Jesus, achirnja dengan sepenuhnja dalam kebangkitan Jesus, hal mana merekapun tidak dapat menjangkalnja dalam hati mereka. Ingatlah 28:11-15. Kekalahan-kekalahan bertubi-tubi itu, sedangkan "seluruh rakjat mengikuti Jesus", tak boleh tidak mesti menjebabkan iri hati semakin mendjelma mendjadi kebentjian, jang achirnja menghebat sampai mereka mata gelap belaka.
Tetapi selain iri hati, kebentjian dan penolakan terhadap Jesus berpokok lebih dalam lagi, jaitu dalam pertentangan tjita-tjita mereka dengan tjita-tjita Keradjaan Allah jang diandjurkan Jesus. Mereka tidak dapat menerima seorang Mesias jang tidak berminat politik terhadap pendjadjahan Romawi dan tidak pertama-tama berdjandji mendirikan keradjaan David jang baru, jang makmur dan djaja atas segala keradjaan. Sebaliknja Ia menuntut roh kemiskinan, kerendahan hati, penjangkalan diri dan kerelaan memikul salib sebagai dasar keradjaannja.
Dalam 5:20 Jesus telah memperingatkan: Djikalau kebenaranmu tidak melebihi kebenaran para ahli taurat dan orang parisi, kamu tidak akan masuk kedalam Keradjaan Surga. Kemudian Ia berkali-kali dengan setegas-tegasnja membuka kedok kemunafikan dan keburukan hati mereka. la terpaksa, supaja rakjat djelata insjaf dan djangan pertjaja serta mengikuti mereka. Mateus mengumpulkan beberapa utjapan Jesus jang tegas dan agak keras terhadap mereka dalam bab 23 karangannja. Tetapi, betapapun pentingnja menondjolkan apa jang dipaparkan diatas, untuk meneguhkan iman dan menabahkan hati umat muda bangsa Jahudi itu, namun atjara pokok dan tudjuan utama karangan Mateus djauh lebih luas dan umum, jaitu memperkenalkan Jesus seutuh-utuhnja dan merekamkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Jesus sedalam-dalamnja dalam hati umat Jahudi itu, tetapi oleh penjelenggaraan Roh Kudus, kedalam hati seluruh umat manusia untuk segala abad. Tetapi atjara-atjara dan tudjuan-tudjuan jang dibitjarakan diatas itu sebenarnja merupakan unsur-unsur penting atjara pokok dan tudjuan utama tersebut, sebab baik kepribadian Jesus sendiri, maupun kebenaran dan keluhuran adjaran dan tjita-tjita Keradjaan Allah, djustru makin menjolok dalam perlawanannja dengan salah-paham dan sikap buruk para penentang.
Tetapi untuk mendapat gambaran jang lebih utuh, perlu banjak segi-segi lain lagi disoroti. Indjil harus ditulis demikian lengkap, sehingga mendjadi tjermin segenap kebenaran dan pedoman hidup bagi semua orang menghantar mereka kepada keselamatan abadi. Untuk itu Mateus mengumpulkan adjaran-adjaran Jesus, jang diutjapkannja dimuka orang banjak dan kepada murid-murid tersendiri, dalam bentuk utjapan pendek (amsal), perumpamaan atau chotbah. Tetapi pada bentuk pengadjaran Jesus jang paling njata pula, ialah Jesus sendiri, seluruh kepribadian dan kehidupannja. Apa jang diadjarkannja, dilakukannja sendiri dengan sempurna, mendjadi tjontoh dan penundjuk djalan, bagaimana dapat dan harus kitapun mewudjudkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Indjil pada diri kita dan disekeliling kita dalam hidup kemasjarakatan dan keagamaan. Untuk itu Mateus mentjeritakan sadja peristiwa-peristiwa hidup Jesus dan perbuatan-perbuatannja. Pertama-tama untuk menjatakan bahwa Jesus benar-benar Mesias, Putera Allah jang Mahatinggi, penuh berkekuasaan Ilahi, guna membangunkan kepertjajaan jang teguh dan pasti. Dan bagi siapa sadja jang pertjaja dan selandjutnja dengan luhur hati membatja dan merenungkan Indjil, dalam tiap-tiap kalimat, Jesus menondjol sebagai manusia utama, sempurna dalam segala-galanja sehingga mempesona dan menimbulkan hasrat untuk sekedar menjamai kesempurnaan itu. Jesus menondjol sebagai satu-satunja terang dunia sedjati (Jo. 1:5 dan 9;8:12; 12:46) jang tak pernah menjembunjikan diri, melainkan menjinari semua manusia jang hendak mendekatiNja dalam membatja Kitab Kudus, supaja mereka "melihat perbuatan- perbuatannja jang baik dan memuliakan BapaNja jang ada disurga" (Mt. 5:16). Djuga supaja kita memuliakanNja, terlebih dengan mengikuti djedjak Jesus, dalam tjita-tjitaNja serba rohani-abadi, dalam tjintanja tak terhingga kepada BapaNja dan dalam tjinta-kasihNja jang mesra dan kuat kepada semua manusia, sampai mengurbankan Dirinja semata-mata, mengikuti djedjak Jesus djuga sampai berani berkurban, menjangkal diri dan tetap turut memanggul salib kita.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) KEMATIAN RASUL-RASUL (Matius 10:28)
Yesus memberitahu para rasul-Nya untuk "janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi...
KEMATIAN RASUL-RASUL (Matius 10:28)
Yesus memberitahu para rasul-Nya untuk "janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa" (10:28). Orang-orang ini menaati perkataan Yesus; sumber-sumber tradisi mengklaim bahwa semua rasul memberikan nyawa mereka dalam kemartiran, kecuali Yohanes yang meninggal di usia tua.18Sumber-sumber ini terkadang tidak setuju tentang lokasi dan cara kematiannya, tetapi sumber-sumber itu meninggalkan kesan keberanian dan komitmen pada sisi rasul-rasul itu. Orang-orang ini dilaporkan mati dirajam, dipenggal, dan disalib karena kesaksian mereka kepada Kristus. Gambaran ini sejalan dengan perajaman Stefanus dan kematian Yakobus dengan pedang, yang dicatat dalam Perjanjian Baru (Kisah 7:58; 12:2).
David Stewart
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Matius: KUASA SANG RAJA 10:24-42
Mengajar Dua Belas Rasul
Selanjutnya, Yesus memerintahkan para rasul-Nya, dengan memberi mereka alasan untuk tidak ...
Matius: KUASA SANG RAJA 10:24-42
Mengajar Dua Belas Rasul
Selanjutnya, Yesus memerintahkan para rasul-Nya, dengan memberi mereka alasan untuk tidak takut terhadap penganiayaan yang baru saja Ia ramalkan. Meski isi utama instruksi Yesus itu diberikan kepada para rasul, namun dalam 10:24 terlihat ada perubahan. Dari titik ini ke depan Yesus mulai menggunakan kata ganti orang ketiga tidak tentu (seperti "seorang murid," "setiap orang," dan "barangsiapa") di samping kata ganti orang kedua ("engkau"). Perubahan tata bahasa ini harus berarti bahwa banyak dari apa yang menyusul kemudian dimaksudkan untuk setiap murid-Nya.
TFTWMS: Matius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Talmud Berakoth 58b.
2 Douglas R. A. Hare, Matthew, Interpretation (Louisville: John Knox Press, 1993), 115.
3 Lihat David E. ...
Catatan Akhir:
- 1 Talmud Berakoth 58b.
- 2 Douglas R. A. Hare, Matthew, Interpretation (Louisville: John Knox Press, 1993), 115.
- 3 Lihat David E. Aune, "Beelzebul," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979), 1:447-48; and Theodore J. Lewis, "Beelzebul," in The Anchor Bible Dictionary, ed. David Noel Freedman (New York: Doubleday, 1992), 1:638-70.
- 4 Talmud Shabbath 35b.
- 5 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 1098-1100.
- 6 R. T. France, The Gospel According to Matthew, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 186.
- 7 Robert H. Mounce, Matthew, New International Biblical Commentary (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1991), 97.
- 8 Bauer, 145. Satu dinar adalah upah satu hari untuk seorang pekerja (20:13).
- 9 David Menton, "The Amazing Human Hair," Answers (July/September 2007): 77.
- 10 Talmud Yerusalem Shebiith 9.1. "Tanpa sorga" bisa mengacu kepada pengetahuan Allah atau kedaulatan-Nya.
- 11 Pliny Letters 10.96.
- 12 Plutarch Moralia 554B.
- 13 David Hill, The Gospel of Matthew, The New Century Bible Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1972), 195.
- 14 James Burton Coffman, Commentary on Matthew (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1977), 146.
- 15 Mishnah Berakoth 5.5.
- 16 Jack P. Lewis, The Gospel According to Matthew, Part 1, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1976), 157; see NEB.
- 17 William Hendriksen, New Testament Commentary: Exposition of the Gospel According to Matthew (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1973), 478; see NIV.
- 18 Lihat William Byron Forbush, ed., Fox's Book of Martyrs (Philadelphia: Universal Book and Bible House, 1926), 2-5.
Pengarang: Sellers Crain
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) PENUGASAN TERBATAS (Matius 10)
Sebuah pelajaran dapat dikembangkan di seluruh pasal itu dengan pembagian sebagai berikut: (1) Yesus memanggil para ra...
PENUGASAN TERBATAS (Matius 10)
Sebuah pelajaran dapat dikembangkan di seluruh pasal itu dengan pembagian sebagai berikut: (1) Yesus memanggil para rasul (10:1-4); (2) Yesus menugaskan para rasul (10:5-15); (3) Yesus memperingatkan para rasul (10:16-23); dan (4) Yesus mengajar para rasul (10:24-42).
David Stewart
BIS: Matius (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja
Penyelamat yang dijanjikan
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.
Buku Matius ini disusun secara teratur; mulai dengan kelahiran Yesus, kemudian mengenai baptisan dan godaan yang dialami-Nya, lalu mengenai karya-Nya di Galilea. Di situ Ia berkhotbah, mengajar dan menyembuhkan orang. Setelah itu buku ini mengisahkan perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem, dan apa yang terjadi dengan Yesus dalam minggu terakhir hidup-Nya di dunia ini yang memuncak pada kematian dan kebangkitan-Nya.
Salah satu hal yang dititikberatkan oleh Matius ialah bahwa Yesus adalah Guru yang besar, yang mengajar bahwa Allah memerintah sebagai Raja. Yesus juga mempunyai wibawa untuk menjelaskan arti dari Hukum Allah. Kebanyakan dari ajaran-ajaran Yesus itu dikelompokkan menurut pokok-pokoknya. Ada lima kelompok:
- (1) Khotbah di Bukit yang menyangkut sikap, kewajiban, hak-hak, dan tujuan hidup para anggota umat Allah (pasal 5-7 Mat 5:1-7:28);
- (2) petunjuk-petunjuk kepada kedua belas pengikut Yesus untuk melaksanakan tugas (pasal 10 Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan-perumpamaan tentang keadaan waktu Allah memerintah sebagai Raja (pasal 13 Mat 13:1-58);
- (4) ajaran mengenai makna menjadi pengikut Yesus (pasal 18 Mat 18:1-35); dan
- (5) ajaran tentang akhir zaman dan tentang kedatangan Anak Manusia (pasal 24-25 Mat 24:1-25:46).
Isi
- Daftar asal-usul Yesus Kristus dan kelahiran-Nya
Mat 1:1-2:23 - Pekerjaan Yohanes Pembaptis
Mat 3:1-12 - Baptisan dan godaan terhadap Yesus
Mat 3:13-4:11 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Mat 4:12-18:35 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mat 19:1-20:34 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mat 21:1-27:66 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Mat 28:1-20
Ajaran: Matius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Matius.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen keturunan Yahudi, (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus).
Isi Kitab: Injil Matius terdiri dari 28 pasal. Menyatakan bahwa Yesus orang Nazaret sungguhlah Mesias (Juruselamat), Raja yang dijanjikan, sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Matius
Pasal 1-4 (Mat 1:1-4:1).
Raja (Juruselamat) yang dinantikan sudah datang
Bagian ini memaparkan keturunan Yesus, dari Abraham, Ishak, dan Yakub, dengan maksud untuk menunjukkan, bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat (Raja) yang diutus Allah sebagai penggenap nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 2:1-2, 11-12. Kalau kedatanga Tuhan Yesus disambut dengan persembahan-persembahan, apakah yang tela saudara persembahkan kepada-Nya?
- Buka dan bacalah pasal Mat 4:1-11. Berapa lamakah Tuhan Yesus berpuasa? Tuhan Yesus dicobai. Siapakah yang menang dalam pencobaan ini? Tuhan Yesus menang dalam pencobaan. Itu berart Tuhan Yesus sanggup menolong saudara dalam pencobaan kalau saudara menerima Dia sebagai Raja dalam hidup.
Pasal 4-25 (Mat 4:12-25:46).
Raja (Juruselamat) itu memberikan ajaran-ajaran
Bagian ini berisikan ajaran-ajaran dasar yang menjadi ciri hidup kerajaan-Nya. Dan juga Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas alam semesta, atas penyakit-penyakit melalui mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 5:1-12. Siapakah yang memiliki kebahagiaan?
- Buka dan bacalah pasal Mat 7:24. Apakah yang menjadi dasar kehidupan yang kuat bag setiap pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 11:25-30. Apakah yang akan saudara dapati, kalau mau datang pada Yesu Sang Raja?
- Buka dan bacalah pasal Mat 16:24. Apakah yang menjadi syarat bagi pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 24:24-25. Tuhan Yesus menyatakan, bahwa setelah Ia kembali ke sorga, akan datan Juruselamat yang palsu, karena hanya Yesuslah Juruselamat yang asli. Saudara mau yang mana, yang asli atau yang palsu?
Pasal 26-27 (Mat 26:1-27:66).
Raja (Juruselamat) mengorbankan dirinya untuk keselamatan umat-Nya
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 26:26-28. Bagian ini menjelaskan, sebelum Raja itu mengorbankan diri-Nya, I terlebih dahulu mengajak murid-murid-Nya untuk mengadakan perjamua suci. Hal ini merupakan lambang daripada pengorbanan-Nya di kay salib. Dan Ia mengamanatkan agar perjamuan yang serupa dilakukan ole murid-murid-Nya, setelah kenaikan-Nya kesorga. Perjamuan ini disebu Perjamuan Kudus. Ini berarti setiap orang yang percaya pada Yesus harus mengikuti upacara Perjamuan Kudus tersebut. _Tanyakan_: Apakah arti Perjamuan Kudus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 27:54. Apakah pengakuan dari komandan prajurit Roma tentang Yesus? Bagaimanakah pendapat saudara, siapakah Yesus?
Pasal 28 (Mat 28:1-20).
Raja (Juruselamat) itu memperlihatkan kemenangannya atas segala kuasa di dunia dan di sorga
Bagian ini menjelaskan, bagaimana Raja yang mengorbankan diri-Nya itu berkuasa atas segala kuasa kematian karena Dialah yang mempunyai segala kuasa baik di sorga maupun di dunia.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:1-10. Bagian ini menjelaskan bahwa Yesus bangkit persis seperti apa yan telah Ia katakan tentang diri-Nya. Siapakah yang menggulingkan bat penutup kuburan, dan memberitakan tentang kebangkitan Yesus? Jad berita kebangkitan Yesus, diterima pertama kali dari manusia atau dar malaikat Allah? Kalau begitu siapakah yang lebih saudara percayai?
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:11-15. Berita bohong tentang Yesus tidak bangkit dari kematian itu, dibua oleh manusia. Jadi siapa yang percaya kepada berita itu, berart percaya kepada berita bohong dari manusia dan menjadi pengiku pembohong.
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:16-20. Menurut ayat 18 (Mat 28:18) apakah yang diberikan kepada Yesus? Menurut ayat 19 (Mat 28:19) Raja yang naik ke sorga memberikan Amanat Agung aga murid-murid-Nya pergi ke seluruh dunia, untuk menjadika semua bangsa murid-murid-Nya. Amanat Agung ini berlak untuk semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Apakah saudara sudah pernah bersaksi tentang Yesus Kristu kepada orang lain? Pada ayat 20, (Mat 28:20) janji apakah yang diberikan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Matius, jelaslah bahwa Yesus Kristus adalah Raja yang kekal, Juruselamat dan Penebus dosa yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Yesus Kristus adalah Raja dari segala raja, karena Dialah yang mempunyai segala kuasa, baik di sorga maupun di atas bumi.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Injil Matius?
- Apakah isi singkat Injil Matius?
- Bagaimanakah Yesus membuktikan, bahwa Ia adalah raja da Juruselamat yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama?
Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) MENGAPA INJIL INI DITULIS.Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan P
MENGAPA INJIL INI DITULIS.
Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:
1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan Perjanjian Lama.
2. Untuk mencatat ajaran Kristus yang diberikan secara luas pada para murid-Nya.
3. Untuk menjelaskan sikap apa yang diharapkan Kristus dari murid-murid-Nya.
4. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sejumlah anggota gereja, misalnya mengenai kehidupan masa muda Yesus dan kedatangan-Nya kembali.
5. Untuk menjelaskan tentang cara mengelola Gereja.
PENULISNYA.
Tidak ada pernyataan dalam Injil ini bahwa Matiuslah penulisnya, tetapi tradisi mula-mula menegaskan demikian. Sedikit saja yang kita ketahui tentang Matius, karena ia hanya disebut dalam Mat 9:9 dan Mat 10:3, yaitu bahwa ia seorang pemungut cukai yang dipanggil secara pribadi oleh Yesus. Namanya berarti "anugerah dari Tuhan". Dalam Injil lain ia dipanggil Lewi (Mar 2:14).
PEMBACA INJIL MATIUS.
Hal-hal yang diperhatikan dalam Injil Matius memberi petunjuk bahwa sebagian besar pembacanya adalah orang Yahudi. Sebagian besar dari mereka mungkin sudah menjadi Kristen, tetapi Matius boleh jadi menulis Injil ini untuk meyakinkan orang Yahudi lainnya bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi.
Namun demikian, ia sama sekali tidak mengabaikan orang-orang bukan Yahudi dan mungkin juga ia menulis dengan tujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan mereka tentang kepercayaan mereka yang bersumber dari kepercayaan Yahudi.
KAPAN INJIL INI DITULIS?
Kita tidak dapat memastikan kapan Injil Matius ditulis. Mungkin Injil ini ditulis setelah Markus menulis Injilnya, karena isinya mirip dengan Injil Markus. Tetapi, Injil ini juga bukan yang terakhir, karena masalah-masalah sehubungan dengan orang-orang Kristen Yahudi yang diperhatikannya berangsur berkurang. Diperkirakan waktunya adalah antara tahun 50 dan 90.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Injil Matius sangat teratur. Bagian-bagian tentang ajaran Yesus disisipkan di antara penjelasan-penjelasan tentang kegiatan-kegiatan-Nya.
2. Karena ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias Yahudi, ia sering mengutip dari Perjanjian Lama. Ada 65 ayat dalam Matius yang mengacu ke Perjanjian Lama.
3. Matius bicara tentang Kerajaan Surga (33 kali) cocok dengan latar belakangnya sebagai orang Yahudi, sementara Injil-Injil lain bicara tentang Kerajaan Allah.
4. Dari keempat Injil, hanya Matius sendiri yang berbicara mengenai gereja. Ia menulis sebagai seorang gembala yang menangani berbagai masalah dan pertanyaan.
Pesan
1. Yesus adalah Mesias.o Dia berasal dari keturunan Yahudi Mat 1:1-17
o Dia menggenapi nubuatan Perjanjian Lama, misalnya Mat 1:23; 2:6, 18, 23; 4:15, 16 dll.
o Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Mat 1:21
o Dia pertama-tama datang kepada bangsa Israel. Mat 15:24
o Dia melukiskan sikap-Nya terhadap Perjanjian Lama. Mat 5:17-48
o Dia menantang pemimpin-pemimpin agama yang menyesatkan umat Allah. Mat 16:5-12; 23:1-36.
o Dia kelak akan bertindak sebagai hakim. Mat 25:31-46
2. Yesus berbicara mengenai suatu kerajaan.
o Dia menjelaskan apa sebenarnya Kerajaan Allah itu: bukan suatu tempat, tetapi
Allah secara aktif memerintah dunia ini. Mat 9:35
o Dia sendiri adalah Raja. Mat 2:2, 16:28
o Dia memberitahukan persyaratan revolusioner untuk dapat masuk ke dalamnya.
Mat 5:3,10,20; 7:21; 19:14,23,24
o Kerajaan-Nya sudah hadir saat ini. Mat 12:28
o Kerajaan-Nya yang sempurna masih akan datang. Mat 16:28
o Pertumbuhan Kerajaan-Nya itu pasti, walaupun tersembunyi. Mat 3:1-23
o Kerajaan Allah layak mendapat prioritas utama manusia. Mat 6:33; 13:44-46
3. Yesus menggarisbawahi hukum Taurat.
o Dia memperkuat hukum Taurat. Mat 5:17-48
o Dia merangkum hukum Taurat. Mat 22:37-40
o Dia menafsirkan hukum Taurat. Mat 23:23
4. Yesus mengutus gereja-Nya.
o Menjadi suatu masyarakat yang bermoral tinggi. Mat 5:20
o Menjadi suatu masyarakat yang berdisiplin. Mat 18:15-18
o Menjadi suatu masyarakat yang bersedia mengampuni. Mat 18:21-22
o Menjadi suatu masyarakat yang berdoa. Mat 18:19-20
o Menjadi suatu masyarakat yang bersaksi. Mat 28:19-20
Penerapan
Berita dalam Injil Matius dapat diterapkan pada dua golongan kelompok utama:
1. Kepada orang yang belum percaya.o Orang Yahudi yang belum percaya: Injil ini menunjukkan bahwa Yesus adalah
Mesias yang telah lama mereka nantikan. Kedatangan-Nya sudah dipersiapkan
dengan saksama di sepanjang sejarah dan kini keselamatan tersedia melalui Dia.
o Bangsa bukan Yahudi yang belum percaya: pembebasan dari dosa dan segala
akibatnya juga berlaku bagi orang bukan Yahudi.
Yesus adalah Juruselamat seluruh umat manusia. Dia menyambut siapa saja yang
menyatakan iman mereka kepada-Nya.
2. Kepada orang-orang Kristen.
o Injil ini akan memperlengkapi Anda dengan ajaran dasar yang penting mengenai
kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus.
o Injil ini akan menunjukkan kepada Anda nilai Perjanjian Lama.
o Injil ini akan menunjukkan perlunya hidup sesuai dengan hukum yang baru dan
mencapai standar moral yang tinggi.
o Injil ini juga akan memperlihatkan kepada Anda bagaimana harus hidup dengan
sesama Kristen.
o Injil ini akan mendorong Anda untuk ikut ambil bagian dalam tugas misi ke
seluruh dunia.
o Injil ini akan membangkitkan pengharapan Anda akan kedatangan Yesus kembali.
Tema-tema Kunci
Matius menekankan beberapa tema tertentu. Selidikilah berulang kali catatan-catatan berikut ini dan pakailah konkordansi agar mendapatkan referensi lain yang terkait untuk mempelajari secara lebih mendalam.
1. Allah adalah Bapa surgawi kita. Inilah sebutan bagi Allah yang paling disenangi oleh Matius: Mat 5:16,45,48; 6:1,9; 7:11,21; 10:32,33; 12:50; 16:17; 18:10,14,19.
2. Berbagai gambaran mengenai Yesus. Yesus disebut Anak Daud (Mat 1:1), Juruselamat (Mat 1:21), Raja Orang Yahudi (Mat 2:2), Orang Nazaret (Mat 2:23). Sebutan apalagi bagi Yesus yang dapat Anda temukan? 3. Kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama. Matius sering mengatakan 'haI itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi' (Mat 2:15) atau kalimat-kalimat serupa. Carilah referensi lain dan periksalah apa yang mereka ajarkan tentang Yesus.
4. Ajaran Yesus. Lima kali Matius mengatakan 'setelah Yesus mengakhiri perkataan ini' (Mat 7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1). Setiap pernyataan itu ditulis pada akhir sekumpulan ajaran Yesus. Buatlah ringkasan dari tiap-tiap 'khotbah' itu. 5. Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan memakai perumpamaan. Tetapi ingatlah, tidak semua orang dapat mengerti makna perumpamaan-perumpamaan itu (Mat 13:10-17). Beberapa perumpamaan terdapat dalam: Mat 7:24-27; 13:3-52; 18:23-35; 20:1-16; 22:1- 14; 25:1-30. Buatlah ringkasan mengenai apa yang diajarkan dalam perumpamaan-perumpamaan di atas dan dalam perumpamaan lain.
6. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus. Matius mencatat banyak mukjizat kesembuhan dan mukjizat-mukjizat lain yang dibuat oleh Yesus untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas ciptaan. Dua puluh mukjizat dicatat dalam Injil ini: Mat 8:1-17,23-34; 9:1-8, 18-33; 12:10-13,22; 14:15-33; 15:21-39; 17:14-21; 20:29-34; 21 :18-22. Daftarkanlah semua mukjizat itu dan tulislah dalam satu kalimat tentang apa yang dinyatakan mengenai Yesus dalam tiap-tiap mukjizat.
7. Kerajaan Surga Ungkapan ini menyarikan inti yang penting dalam ajaran Yesus. Pakailah konkordansi untuk mengetahui di mana Yesus mengatakannya dan bayangkan apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Yesus tentang Kerajaan Surga ini.
Garis Besar Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) [1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17Silsilah keluarga Yesus
Mat 1:18-25Kelahiran Yesus
Mat 2:1-23Kunjungan orang Majus
Mat 3:1-17Pela
[1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17 | Silsilah keluarga Yesus |
Mat 1:18-25 | Kelahiran Yesus |
Mat 2:1-23 | Kunjungan orang Majus |
Mat 3:1-17 | Pelayanan Yohanes Pembaptis |
Mat 4:1-11 | Pencobaan terhadap Yesus |
Mat 4:12-25 | Yesus mulai berkhotbah |
[2] KHOTBAH DI BUKIT Mat 5:1-7:29
Mat 5:1-12 | Ucapan bahagia |
Mat 5:13-16 | Garam dan terang |
Mat 5:17-48 | Sikap Yesus terhadap hukum Taurat |
Mat 6:1-7:29 | Yesus mendorong kehidupan agama yang benar |
[3] KHOTBAH TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 8:1-9:38
Mat 8:1-17 | Yesus berkhotbah melalui penyembuhan |
Mat 8:18-22 | Yesus berbicara tentang kemuridan |
Mat 8:23-9:8 | Yesus memperlihatkan kuasa-Nya |
Mat 9:9-13 | Yesus memanggil Matius |
Mat 9:14-17 | Yesus berbicara tentang puasa |
Mat 9:18-38 | Yesus menyembuhkan lagi |
[4] MISI DARI DUA BELAS RASUL Mat 10:1-42
Mat 10:1-15 | Tugas mereka |
Mat 10:16-42 | Masa depan mereka |
[5] TANGGAPAN ORANG BANYAK Mat 11:1-12:50
Mat 11:1-19 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes |
Mat 11:20-30 | Ketidakacuhan orang banyak |
Mat 12:1-50 | Pertentangan dari orang Farisi |
[6] PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 13:1-58
[7] PENYATAAN TUHAN YESUS Mat 14:1-17:27
Mat 14:1-12 | Kematian Yohanes Pembaptis |
Mat 14:13-36 | Tuhan atas semesta alam |
Mat 15:1-20 | Sikap Yesus terhadap tradisi |
Mat 15:21-16:4 | Mukjizat dibuat dan dijelaskan |
Mat 16:5-12 | Peringatan terhadap para pemimpin agama |
Mat 16:13-28 | Pengakuan Petrus |
Mat 17:1-13 | Yesus dimuliakan |
Mat 17:14-27 | Kembali ke dunia yang berdosa |
[8] GAYA HIDUP GEREJA Mat 18:1-35
[9] JALAN MENUJU SALIB Mat 19:1-20:34
Mat 19:1-12 | Ajaran yang Yesus berikan |
Mat 19:13-30 | Orang yang Yesus temui |
Mat 20:1-16 | Perumpamaan yang Yesus ceritakan |
Mat 20:17-28 | Penderitaan yang Yesus nubuatkan |
Mat 20:29-34 | Penyembuhan yang Yesus lakukan |
[10] SAAT DI YERUSALEM Mat 21:1-23:39
Mat 21:1-11 | Masuk kota dengan penuh kemenangan |
Mat 21:12-27 | Di Bait Allah |
Mat 21:28-22:46 | Perumpamaan dan pertanyaan |
Mat 23:1-39 | Kecaman Yesus |
[11] KEADAAN MASA DEPAN Mat 24:1-25:46
[12] PUNCAK MISI KRISTUS Mat 26:1-28:20
Mat 26:1-35 | Peristiwa-peristiwa sebelum Getsemani |
Mat 26:36-27:31 | Penangkapan dan penghakiman atas Kristus |
Mat 27:32-66 | Penyaliban |
Mat 28:1-20 | Kebangkitan dan sesudah itu |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi