Teks -- Wahyu 11:16-19 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Why 11:16
Full Life: Why 11:16 - KEDUA PULUH EMPAT TUA-TUA.
Nas : Wahy 11:16
Kedua puluh empat tua-tua itu bernubuat tentang apa yang akan
terjadi pada kedatangan Kristus. Bangsa-bangsa akan menjadi marah (a...
Nas : Wahy 11:16
Kedua puluh empat tua-tua itu bernubuat tentang apa yang akan terjadi pada kedatangan Kristus. Bangsa-bangsa akan menjadi marah (ayat Wahy 11:18), orang-orang mati akan dihakimi (ayat Wahy 11:18) dan Allah akan membinasakan mereka yang membinasakan bumi, yaitu mereka yang jahat (bd. Wahy 19:20-21).
Jerusalem: Why 4:1--16:21 - -- Dalam bab-bab ini dahulu Allah digambarkan duduk di atas takhtaNya di sorga diiringi isi sorga, bab 4. Kemudian pandangan merangkum dunia semesta yang...
Dalam bab-bab ini dahulu Allah digambarkan duduk di atas takhtaNya di sorga diiringi isi sorga, bab 4. Kemudian pandangan merangkum dunia semesta yang nasibnya diserahkan kepada Anak Domba. Ini dilambangkan oleh Kitab yang dimeterai, yang diserahkan kepada Anak Domba, bab 5. Lalu menyusullah berbagai penglihatan besar yang berupa lambang. Penglihatan-penglihatan itu, bab 6-16, menyiapkan "Hari Besar", yakni hari murka Allah menimpa para penganiaya, bab 17-19.
Sejumlah naskah menambah: dan yang datang.
Jerusalem: Why 11:19 - -- Bait Suci di sorga ini bukan Bait Allah di Yerusalem, Wah 11:1-2. Di dalamnya terdapat tabur, Kel 25, perjanjian yang baru, kediaman Allah di tengah-t...
Bait Suci di sorga ini bukan Bait Allah di Yerusalem, Wah 11:1-2. Di dalamnya terdapat tabur, Kel 25, perjanjian yang baru, kediaman Allah di tengah-tengah umatNya untuk selama-lamanya, bdk 2Ma 2:5-8; Wis 9:8.
Ende -> Why 11:16-18
Ende: Why 11:16-18 - -- Upatjara sjukur dan kegembiraan didalam surga langsung berlawanan dengan pesta
"penduduk-penduduk dunia" dalam Wah 11:10. Ibaratnja: Betapapun
keberan...
Upatjara sjukur dan kegembiraan didalam surga langsung berlawanan dengan pesta "penduduk-penduduk dunia" dalam Wah 11:10. Ibaratnja: Betapapun keberanian kedjahatan, kemenangan tetap ada pada pihak Allah.
Ref. Silang FULL: Why 11:16 - empat tua-tua // mereka, tersungkur · empat tua-tua: Wahy 4:4; Wahy 4:4
· mereka, tersungkur: Wahy 4:10; Wahy 4:10
Ref. Silang FULL: Why 11:17 - mengucap syukur // Yang Mahakuasa // sudah ada // mulai memerintah · mengucap syukur: Mazm 30:13
· Yang Mahakuasa: Wahy 1:8; Wahy 1:8
· sudah ada: Wahy 1:4; Wahy 1:4
· mulai memerintah: Wah...
Ref. Silang FULL: Why 11:18 - telah marah // orang-orang mati // hamba-hamba-Mu, nabi-nabi // orang-orang besar · telah marah: Mazm 2:1
· orang-orang mati: Wahy 20:12
· hamba-hamba-Mu, nabi-nabi: Wahy 10:7
· orang-orang besar: Wahy 19...
Ref. Silang FULL: Why 11:19 - Bait Suci // tabut perjanjian-Nya // deru guruh // es lebat · Bait Suci: Wahy 15:5,8
· tabut perjanjian-Nya: Kel 25:10-22; 2Taw 5:7; Ibr 9:4
· deru guruh: Wahy 4:5; Wahy 4:5
· es leb...
· Bait Suci: Wahy 15:5,8
· tabut perjanjian-Nya: Kel 25:10-22; 2Taw 5:7; Ibr 9:4
· deru guruh: Wahy 4:5; [Lihat FULL. Wahy 4:5]
· es lebat: Wahy 16:21
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg -> Why 11:16; Why 8:7--11:19; Why 11:16; Why 6:1--20:3; Why 4:1--22:21; Why 11:17; Why 11:17; Why 11:18; Why 11:18; Why 11:19; Why 11:19; Why 11:19; Why 11:19
Hagelberg: Why 11:16 - -- 11:16 Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan Allah di atas takhta mereka, tersungkur dan menyembah Allah
Sejak pasal 7 kedua puluh empat...
Hagelberg: Why 8:7--11:19 - -- 2. Ketujuh Sangkakala (8:7-11:19)
Beasley-Murray356 menguraikan bahwa hukuman ketujuh sangkakala sejajar dengan kesepuluh tulah dalam Keluaran 7-11. H...
2. Ketujuh Sangkakala (8:7-11:19)
Beasley-Murray356 menguraikan bahwa hukuman ketujuh sangkakala sejajar dengan kesepuluh tulah dalam Keluaran 7-11. Hubungan tersebut diuraikan dalam pembahasan nas masing-masing.
a. Keempat Sangkakala Pertama (8:7-12)
Sama seperti keempat segel yang pertama menjadi satu kelompok, demikian juga keempat sangkakala yang pertama menjadi satu kelompok.357
Hukuman-hukuman ini penuh dengan hal yang aneh. Rincian-rinciannya sebaiknya ditafsirkan secara harfiah asal arti harfiah itu masuk akal. Misalnya, dalam 8:10 ada sebuah "bintang besar" yang menimpa bumi. Tidak mungkin ini ditafsirkan secara harfiah, karena bintang beribu-ribu kali lebih besar dari bumi ini. Hal ini merupakan suatu kiasan yang menggambarkan peristiwa yang sangat dahsyat.
Hagelberg: Why 11:16 - -- 11:16 Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan Allah di atas takhta mereka, tersungkur dan menyembah Allah
Sejak pasal 7 kedua puluh empat...
Hagelberg: Why 6:1--20:3 - -- B. Masa Kesengsaraan (6:1-20:3)
Bentuk Bagian Ini
Bentuk bagian yang mengisahkan masa kesengsaraan ini menarik. Ada tujuh segel, tujuh sangkakala, dan...
B. Masa Kesengsaraan (6:1-20:3)
Bentuk Bagian Ini
Bentuk bagian yang mengisahkan masa kesengsaraan ini menarik. Ada tujuh segel, tujuh sangkakala, dan tujuh cawan. (Mungkinkah Mazmur 79:12, yang berkata, "Dan balikkanlah ke atas pangkuan tetangga kami tujuh kali lipat cela yang telah didatangkan kepada-Mu, ya Tuhan!" melatarbelakangi hukuman tujuh segel, tujuh sangkakala, dan tujuh cawan?) Segel, sangkakala, dan cawan ini merupakan kerangka atau garis besar dari bagian ini. Enam segel itu dibuka Tuhan, disertai hukuman atas bumi. Lalu segel yang ketujuh terdiri dari tujuh sangkakala.299 Keenam sangkakala pertama diceritakan, lalu yang ketujuh terdiri dari tujuh cawan. Struktur ini menekankan dahsyatnya hukuman atas "mereka yang diam di bumi". Segel yang ketujuh merupakan ketujuh sangkakala, dan sangkakala yang ketujuh merupakan ketujuh cawan.300 Jadi, sesudah "yang diam di bumi" mengalami hukuman-hukuman dahsyat yang mulai dari segel yang pertama sampai dengan segel yang keenam, mungkin mereka akan berpikir, "Tinggal hanya satu hukuman lagi, bukankah ada tujuh segel?" Tetapi mereka akan heran, sebab yang "satu" lagi itu terdiri dari tujuh hukuman lagi, yang ditandai dengan tujuh sangkakala. Lalu, sesudah hukuman-hukuman dari enam sangkakala, mungkin mereka akan berpikir, "Akhirnya, hanya satu hukuman lagi..." tetapi mereka akan heran, karena yang "satu" lagi itu terdiri dari tujuh hukuman lagi, yang disebut tujuh cawan.301
Struktur ini menekankan betapa dahsyatnya hukuman-hukuman itu. Selain itu, ternyata segel, sangkakala, dan cawan menjadi garis besar, kerangka, atau "rantai" kisah ini. Selain "rantai kisah" ini ada beberapa hal lain yang juga disisipkan. Setiap "tambahan" ini juga merupakan dorongan untuk ketujuh jemaat itu.
Bagian ini menceritakan "Masa Kesengsaraan", yang merupakan "minggu" yang ke-70 dalam Kitab Daniel pasal 9, suatu masa yang berkelanjutan tujuh tahun. Di antara nas-nas yang lain, Amos 5:18-20 menceritakan kesengsaraan yang akan dialami umat Israel pada masa itu.
Menurut tafsiran lain, keenam segel dalam Wahyu 6 melambangkan masa ini, "zaman gereja", yang penuh dengan peperangan dan penderitaan seperti dikatakan di dalam Markus 13:5-13 ("Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru").
Tetapi paham tersebut agak sulit diterima, kalau kita membaca 6:8, "Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang ada di bumi." Jadi kalau segel yang keempat dibuka, paling tidak kira-kira satu milyar orang akan dibunuh. Itu bukan zaman sekarang. Alasan lain berkaitan dengan permintaan Tuhan Yesus, yang disebutkan dalam Wahyu 5 dan Mazmur 2:8. Seandainya enam segel itu menceritakan keadaan kita dalam "zaman gereja", artinya gulungan kitab itu sudah diminta Tuhan, dan segel itu sedang dibuka. Dengan demikian, menurut tafsiran tersebut, pembukaan enam segel menghabiskan waktu 2000 tahun, tetapi tujuh sangkakala dan tujuh cawan hanya makan waktu kurang dari tiga tahun. Ini tidak mustahil, tetapi agak aneh.
Lebih baik, sesuai dengan dahsyatnya pembukaan segel dan kepentingan pengambilan gulungan kitab, pengambilan gulungan kitab dianggap permulaan Masa Kesengsaraan, dan pembukaan segel dianggap sebagai sebagian dari hukuman Allah atas "yang diam di bumi" pada Masa Kesengsaraan. Hukuman yang dahsyat harus mendahului pendirian Kerajaan Allah di bumi, sangat jelas dalam Amos 5:18-20 dan Yesaya 2:12-21.
Isi Bagian Ini
Dari segi isi (bukan bentuk), bagian ini ada kesamaannya dengan Markus 13 (juga Matius 24 dan Lukas 21), saat Tuhan Yesus bernubuat mengenai akhir zaman. Beasley-Murray302 mencatat kesamaan-kesamaan tersebut sebagai berikut:
1. Perang-perang |
1. Perang-perang |
2. Perselisihan inter- nasional |
2. Perselisihan inter- nasional |
3. Gempa bumi |
3. Kelaparan |
4. Kelaparan |
4. Wabah/sampar |
5. Penganiayaan |
5. Penganiayaan |
6. Gerhana, bintang berjatuhan, goncangan kuasa-kuasa langit |
6. Gempa bumi, gerhana, bintang berjatuhan, pembesar bersembunyi di gua, langit menyusut |
Hagelberg: Why 4:1--22:21 - -- III. Bagian Ketiga: \"... apa yang akan terjadi sesudah ini...\" (4:1-22:21)
Dengan membandingkan Wahyu 1:19 ("Tuliskanlah... apa yang akan terjadi s...
III. Bagian Ketiga: \"... apa yang akan terjadi sesudah ini...\" (4:1-22:21)
Dengan membandingkan Wahyu 1:19 ("Tuliskanlah... apa yang akan terjadi sesudah ini") dan 4:1 ("Naiklah kemari dan Aku akan menunjuk kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini") kita mengetahui bahwa pasal 4 merupakan permulaan dari bagian ketiga. Bagian ketiga ini akan menceritakan "apa yang akan/harus terjadi sesudah" hal-hal mengenai ketujuh jemaat. Apa yang dibahas dalam pasal 1-3 sudah terjadi. Ketujuh jemaat itu sudah tidak ada lagi, sedangkan apa yang digambarkan dalam pasal 4-22 belum terjadi.
Fungsi bagian ini:
Memang Tuhan Yesus sudah menjanjikan pahala yang indah dan hebat kepada yang setia, kepada "barangsiapa yang menang", kepada "yang menuruti apa yang tertulis di dalam" Kitab Wahyu. Dalam bagian ketiga ini dibuktikan bahwa janji-janji itu bukan omong kosong, tetapi Dia mampu menggenapi janji-Nya, karena Dia akan mengalahkan musuh-Nya dan mendirikan Kerajaan-Nya. Juga, mereka yang menganiaya anggota jemaat Kristus akan dikalahkan oleh Raja atas segala raja, sehingga mereka yang dianiaya akan dihibur dan didorong untuk setia di dalam penganiayaan.
Struktur bagian ini:
Struktur bagian ini dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, sebagai berikut:
Visi Takhta sebagai Pendahuluan, 4:1-5:14
Masa Kesengsaraan, 6:1-20:3
Kerajaan Seribu Tahun, 20:4-15
Yerusalem yang Baru, 21:1-22:5
Penjelasan Akhir dari Penglihatan, 22:6-17
Bagian Penutup dari Kitab, 22:18-21
Hagelberg: Why 11:17 - -- 11:17 sambil berkata: "Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah memangku422 k...
11:17 sambil berkata: "Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah memangku422 kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja423
Seperti apa yang tampak dalam pasal 4-5 dan pasal 7, jikalau tua-tua, ataupun malaikat berbicara bersama-sama, maka mereka berbicara untuk memuji Allah Bapa atau Anak-Nya.
Dalam ayat ini, tidak usah dibedakan antara Kristus dan Allah Bapa, karena pemerintahan mereka menyatu, dan tidak ada perselisihan antara Allah Bapa dan Anak-Nya.
Dalam pasal 1:4 dan 1:8 sebutan yang hampir sama dipakai: "Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang." Dalam pasal 11:17 sebutan "dan yang akan datang" tidak dipakai, karena Dia dianggap sudah datang,424 rupanya karena sangkakala yang ketujuh sudah ditiup.
Hagelberg: Why 11:17 - -- 11:17 sambil berkata: "Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah memangku422 k...
11:17 sambil berkata: "Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah memangku422 kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja423
Seperti apa yang tampak dalam pasal 4-5 dan pasal 7, jikalau tua-tua, ataupun malaikat berbicara bersama-sama, maka mereka berbicara untuk memuji Allah Bapa atau Anak-Nya.
Dalam ayat ini, tidak usah dibedakan antara Kristus dan Allah Bapa, karena pemerintahan mereka menyatu, dan tidak ada perselisihan antara Allah Bapa dan Anak-Nya.
Dalam pasal 1:4 dan 1:8 sebutan yang hampir sama dipakai: "Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang." Dalam pasal 11:17 sebutan "dan yang akan datang" tidak dipakai, karena Dia dianggap sudah datang,424 rupanya karena sangkakala yang ketujuh sudah ditiup.
Hagelberg: Why 11:18 - -- 11:18 dan semua bangsa telah marah425, tetapi amarah-Mu426 telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada ha...
11:18 dan semua bangsa telah marah425, tetapi amarah-Mu426 telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi."
Dalam ucapan yang singkat tetapi sangat padat, nyanyian mereka menguraikan makna dari kedatangan Kristus, suatu makna yang penuh dengan sukacita.427
Dalam konteks amarah semua bangsa, Dia datang dengan amarah-Nya sendiri.428 Kalau sebutan orang-orang mati menunjuk kepada mereka yang mati tanpa Kristus, maka ayat ini memiliki struktur yang indah dan seimbang. Pertama, hukuman bagi mereka yang melawan Allah; kedua, upah kepada semua mereka yang hidup bagi Kristus; dan ketiga, pembinasaan bagi mereka yang melawan Allah.
Hukuman Allah tidak sembarangan. Bumi ini sudah Dia "titipkan" kepada manusia (Kejadian 1:26-28), tetapi manusia membinasakan apa yang telah dititipkan kepadanya, karena itu mereka akan dibinasakan.429 Manusia diberi tugas supaya menaklukkan bumi, tetapi mereka tidak menaklukkannya, melainkan mereka membinasakannya. Segala pencemaran, baik yang bersifat fisik, maupun yang bersifat rohani, dinyatakan secara jelas dalam ayat ini.
Hagelberg: Why 11:18 - -- 11:18 dan semua bangsa telah marah425, tetapi amarah-Mu426 telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada ha...
11:18 dan semua bangsa telah marah425, tetapi amarah-Mu426 telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi."
Dalam ucapan yang singkat tetapi sangat padat, nyanyian mereka menguraikan makna dari kedatangan Kristus, suatu makna yang penuh dengan sukacita.427
Dalam konteks amarah semua bangsa, Dia datang dengan amarah-Nya sendiri.428 Kalau sebutan orang-orang mati menunjuk kepada mereka yang mati tanpa Kristus, maka ayat ini memiliki struktur yang indah dan seimbang. Pertama, hukuman bagi mereka yang melawan Allah; kedua, upah kepada semua mereka yang hidup bagi Kristus; dan ketiga, pembinasaan bagi mereka yang melawan Allah.
Hukuman Allah tidak sembarangan. Bumi ini sudah Dia "titipkan" kepada manusia (Kejadian 1:26-28), tetapi manusia membinasakan apa yang telah dititipkan kepadanya, karena itu mereka akan dibinasakan.429 Manusia diberi tugas supaya menaklukkan bumi, tetapi mereka tidak menaklukkannya, melainkan mereka membinasakannya. Segala pencemaran, baik yang bersifat fisik, maupun yang bersifat rohani, dinyatakan secara jelas dalam ayat ini.
Hagelberg: Why 11:19 - -- 11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh ...
11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.
Penglihatan yang singkat ini menutup bagian ini. Dalam ayat ini tabut perjanjian Allah terlihat. Dalam Perjanjian Lama tabut perjanjian melambangkan hadirat Allah di tengah-tengah umat Israel,430 walaupun hanya Imam Besar yang dapat melihatnya, dan itu pun hanya sekali setahun. Tetapi kalau Tuhan Yesus sudah kembali ke dunia ini, maka secara terang-terangan hadirat Allah ada di tengah-tengah umat Allah. Apa yang dikatakan melalui lambang dalam ayat ini, nanti akan menjadi kenyataan dalam Wahyu pasal 21-22, terutama dalam pasal 21:3.
Menurut legenda umat Yahudi (misalnya dalam 2 Makabe 2:7), tabut perjanjian Allah akan muncul lagi di tengah-tengah umat Israel.431 Menurut Kitab Wahyu, tabut perjanjian Allah muncul di dalam Bait Suci Allah yang di surga.
Adanya kilat, deru guruh, gempa bumi dan hujan es lebat melambangkan kedatangan atau hadirat Tuhan Allah. Di Gunung Sinai ada "guruh dan kilat dan awan padat" (Keluaran 19:16), dan pemazmur berkata "bergoncanglah bumi (Mazmur 68:9). Menurut Yesaya 13:13, pada saat kedatangan Tuhan Allah ke bumi, langit dan bumi akan gemetar dan bergoncang dengan gempa bumi yang amat dahsyat.432
Dalam Kitab Wahyu, hari kiamat sering dianggap ulangan ataupun perkembangan dari mukjizat pelepasan umat Allah dari Mesir. Sudah diamati di atas bahwa petaka yang menimpa di bumi mirip dengan kesepuluh tulah di Mesir. Ternyata adanya gempa bumi dalam ayat ini mirip dengan adanya gempa bumi di Gunung Sinai.
Dalam ayat ini kilat, deru guruh, gempa bumi dan hujan es lebat disebutkan. Dalam pasal 4:5 hanya tiga dari lima unsur ini disebutkan. Dalam pasal 8:5 ada empat unsur yang disebutkan. Baru dalam ayat ini kelima unsur ini muncul. Dalam pasal 16:18-21 kelima unsur ini ditulis dan dikembangkan. Menurut Bauckham,433 perkembangan struktur yang nyata ini berarti bahwa pasal 16:18-21 merupakan puncak perkembangan pasal 4:5; 8:5; dan 11:19. Pasal 4:5 menceritakan ruangan takhta Allah. Dari situlah berasal semua malapetaka yang dikisahkan dalam rantai hukuman ini. Dalam pasal 8:5 dikisahkan mengenai akibat pembukaan segel yang ketujuh. Dalam pasal 11:19 dikisahkan mengenai akibat peniupan sangkakala yang ketujuh. Dalam pasal 16:18-21 dikisahkan mengenai akibat penumpahan cawan yang ketujuh. Dengan demikian Kitab Wahyu menegaskan bahwa rantai malapetaka itu terikat menjadi satu hukuman yang berasal dari Allah sendiri. Kedatangan Tuhan kita sudah amat dekat!
Tambahan Kelima: Seorang Perempuan, Anaknya, dan Naga (12:1-17)
Bagian ini, yaitu pasal 12-15, tidak diawali dengan peralihan apa pun, karena bagian ini kembali ke bagian awal. Bagian ini tidak dimulai dengan peralihan, karena masa yang dikisahkan di dalamnya jauh sebelum kisah-kisah yang lain dalam Kitab Wahyu, yaitu masa pemberontakan Iblis di surga, kelahiran Tuhan Yesus, dan perseteruan antara Yesus Kristus dan Iblis. Walaupun tidak ada kaitan struktural antara permulaan bagian ini dengan pasal-pasal lain dalam Kitab Wahyu, tetapi ada kaitan struktural yang kuat antara penutup bagian ini dengan kelanjutan hukuman Allah melalui ketujuh cawan.434 Hal ini diuraikan di akhir pembahasan bagian ini.
Tujuan dari pasal 12-15 adalah untuk menguraikan apa yang telah dikemukakan melalui dua tambahan yang sudah ada, yaitu perihal peperangan antara umat Allah dan musuh-musuh Allah serta kemenangan umat Allah yang bersaksi, yang tetap setia sampai mati. Itulah sebabnya beberapa istilah dari dua tambahan pertama diulangi dalam bagian ini, yaitu: 144.000 (7:4 dan 14:1); masa waktu tiga setengah tahun (11:2-3 dan 12:6, 14; dan 13:5); dan binatang (11:7 dan pasal 13).435
Ada mitos kafir yang mirip dengan visi ini, yakni kisah tentang seorang perempuan yang melahirkan dan seekor naga yang melawan perempuan tersebut. Menurut Beasley-Murray,436 mitos yang paling mirip adalah legenda kelahiran Dewa Apolos anak Dewi Leto. Menurut mitos itu, ada seekor naga yang bernama Python, dia diberitahu bahwa dia akan dibunuh oleh anak Dewi Leto. Karena itu, naga tersebut mengejar Leto dengan maksud untuk membunuhnya sebelum Dewi Leto sempat melahirkan. Tetapi dewa laut, yaitu Poseidon, menolong Leto dengan menempatkannya di Pulau Ortygia. Untuk melindungi Leto, Poseidon menurunkan Pulau Ortygia di bawah permukaan laut, sehingga naga Python tidak dapat menemui Dewi Leto. Setelah dilahirkan, Apolos dengan segera menjadi dewasa, dan empat hari kemudian dia pergi membunuh naga Python.
Juga ada banyak kesamaan antara Wahyu pasal 12 dan Yesaya 26:16 - 27:1, di sini bangsa Israel disamakan dengan seorang ibu yang mau melahirkan, dan seekor naga dibunuh Tuhan pada hari kiamat.
Ada sarjana yang berkata bahwa Yohanes mengadopsi dan menyesuaikan mitos kafir tersebut untuk keperluannya sendiri, tetapi penulis mengatakan bahwa Tuhanlah yang mengambil mitos yang terkenal di lingkungan kafir tersebut, dan Dia memaknainya dengan isi yang baru dengan maksud untuk menegaskan bahwa bukan Apolos yang akan mengalahkan si Naga itu, tetapi Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus memakai mitos yang terkenal tersebut untuk menyampaikan kebenaran yang harus dihayati umat-Nya. Dengan demikian Kitab Wahyu pasal 12 mempergunakan pengharapan bangsa Israel serta kepercayaan bangsa kafir dalam suatu visi yang mudah dipahami dan dihargai baik oleh orang Yahudi, maupun oleh orang bukan Yahudi.
Pasal ini menceritakan peperangan: peperangan di bumi (12:1-6), peperangan di surga (12:7-12), dan peperangan di bumi (12:13-17).
11:19 kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat
Hagelberg: Why 11:19 - -- 11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh ...
11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.
Penglihatan yang singkat ini menutup bagian ini. Dalam ayat ini tabut perjanjian Allah terlihat. Dalam Perjanjian Lama tabut perjanjian melambangkan hadirat Allah di tengah-tengah umat Israel,430 walaupun hanya Imam Besar yang dapat melihatnya, dan itu pun hanya sekali setahun. Tetapi kalau Tuhan Yesus sudah kembali ke dunia ini, maka secara terang-terangan hadirat Allah ada di tengah-tengah umat Allah. Apa yang dikatakan melalui lambang dalam ayat ini, nanti akan menjadi kenyataan dalam Wahyu pasal 21-22, terutama dalam pasal 21:3.
Menurut legenda umat Yahudi (misalnya dalam 2 Makabe 2:7), tabut perjanjian Allah akan muncul lagi di tengah-tengah umat Israel.431 Menurut Kitab Wahyu, tabut perjanjian Allah muncul di dalam Bait Suci Allah yang di surga.
Adanya kilat, deru guruh, gempa bumi dan hujan es lebat melambangkan kedatangan atau hadirat Tuhan Allah. Di Gunung Sinai ada "guruh dan kilat dan awan padat" (Keluaran 19:16), dan pemazmur berkata "bergoncanglah bumi (Mazmur 68:9). Menurut Yesaya 13:13, pada saat kedatangan Tuhan Allah ke bumi, langit dan bumi akan gemetar dan bergoncang dengan gempa bumi yang amat dahsyat.432
Dalam Kitab Wahyu, hari kiamat sering dianggap ulangan ataupun perkembangan dari mukjizat pelepasan umat Allah dari Mesir. Sudah diamati di atas bahwa petaka yang menimpa di bumi mirip dengan kesepuluh tulah di Mesir. Ternyata adanya gempa bumi dalam ayat ini mirip dengan adanya gempa bumi di Gunung Sinai.
Dalam ayat ini kilat, deru guruh, gempa bumi dan hujan es lebat disebutkan. Dalam pasal 4:5 hanya tiga dari lima unsur ini disebutkan. Dalam pasal 8:5 ada empat unsur yang disebutkan. Baru dalam ayat ini kelima unsur ini muncul. Dalam pasal 16:18-21 kelima unsur ini ditulis dan dikembangkan. Menurut Bauckham,433 perkembangan struktur yang nyata ini berarti bahwa pasal 16:18-21 merupakan puncak perkembangan pasal 4:5; 8:5; dan 11:19. Pasal 4:5 menceritakan ruangan takhta Allah. Dari situlah berasal semua malapetaka yang dikisahkan dalam rantai hukuman ini. Dalam pasal 8:5 dikisahkan mengenai akibat pembukaan segel yang ketujuh. Dalam pasal 11:19 dikisahkan mengenai akibat peniupan sangkakala yang ketujuh. Dalam pasal 16:18-21 dikisahkan mengenai akibat penumpahan cawan yang ketujuh. Dengan demikian Kitab Wahyu menegaskan bahwa rantai malapetaka itu terikat menjadi satu hukuman yang berasal dari Allah sendiri. Kedatangan Tuhan kita sudah amat dekat!
Tambahan Kelima: Seorang Perempuan, Anaknya, dan Naga (12:1-17)
Bagian ini, yaitu pasal 12-15, tidak diawali dengan peralihan apa pun, karena bagian ini kembali ke bagian awal. Bagian ini tidak dimulai dengan peralihan, karena masa yang dikisahkan di dalamnya jauh sebelum kisah-kisah yang lain dalam Kitab Wahyu, yaitu masa pemberontakan Iblis di surga, kelahiran Tuhan Yesus, dan perseteruan antara Yesus Kristus dan Iblis. Walaupun tidak ada kaitan struktural antara permulaan bagian ini dengan pasal-pasal lain dalam Kitab Wahyu, tetapi ada kaitan struktural yang kuat antara penutup bagian ini dengan kelanjutan hukuman Allah melalui ketujuh cawan.434 Hal ini diuraikan di akhir pembahasan bagian ini.
Tujuan dari pasal 12-15 adalah untuk menguraikan apa yang telah dikemukakan melalui dua tambahan yang sudah ada, yaitu perihal peperangan antara umat Allah dan musuh-musuh Allah serta kemenangan umat Allah yang bersaksi, yang tetap setia sampai mati. Itulah sebabnya beberapa istilah dari dua tambahan pertama diulangi dalam bagian ini, yaitu: 144.000 (7:4 dan 14:1); masa waktu tiga setengah tahun (11:2-3 dan 12:6, 14; dan 13:5); dan binatang (11:7 dan pasal 13).435
Ada mitos kafir yang mirip dengan visi ini, yakni kisah tentang seorang perempuan yang melahirkan dan seekor naga yang melawan perempuan tersebut. Menurut Beasley-Murray,436 mitos yang paling mirip adalah legenda kelahiran Dewa Apolos anak Dewi Leto. Menurut mitos itu, ada seekor naga yang bernama Python, dia diberitahu bahwa dia akan dibunuh oleh anak Dewi Leto. Karena itu, naga tersebut mengejar Leto dengan maksud untuk membunuhnya sebelum Dewi Leto sempat melahirkan. Tetapi dewa laut, yaitu Poseidon, menolong Leto dengan menempatkannya di Pulau Ortygia. Untuk melindungi Leto, Poseidon menurunkan Pulau Ortygia di bawah permukaan laut, sehingga naga Python tidak dapat menemui Dewi Leto. Setelah dilahirkan, Apolos dengan segera menjadi dewasa, dan empat hari kemudian dia pergi membunuh naga Python.
Juga ada banyak kesamaan antara Wahyu pasal 12 dan Yesaya 26:16 - 27:1, di sini bangsa Israel disamakan dengan seorang ibu yang mau melahirkan, dan seekor naga dibunuh Tuhan pada hari kiamat.
Ada sarjana yang berkata bahwa Yohanes mengadopsi dan menyesuaikan mitos kafir tersebut untuk keperluannya sendiri, tetapi penulis mengatakan bahwa Tuhanlah yang mengambil mitos yang terkenal di lingkungan kafir tersebut, dan Dia memaknainya dengan isi yang baru dengan maksud untuk menegaskan bahwa bukan Apolos yang akan mengalahkan si Naga itu, tetapi Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus memakai mitos yang terkenal tersebut untuk menyampaikan kebenaran yang harus dihayati umat-Nya. Dengan demikian Kitab Wahyu pasal 12 mempergunakan pengharapan bangsa Israel serta kepercayaan bangsa kafir dalam suatu visi yang mudah dipahami dan dihargai baik oleh orang Yahudi, maupun oleh orang bukan Yahudi.
Pasal ini menceritakan peperangan: peperangan di bumi (12:1-6), peperangan di surga (12:7-12), dan peperangan di bumi (12:13-17).