Teks -- Roma 13:13-14 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Rm 13:14
Full Life: Rm 13:14 - KENAKANLAH TUHAN YESUS KRISTUS.
Nas : Rom 13:14
Kita harus demikian bersatu dan memihak pada Kristus sehingga kita
meniru hidup-Nya sebagai pola kehidupan kita, memakai prinsip-pr...
Nas : Rom 13:14
Kita harus demikian bersatu dan memihak pada Kristus sehingga kita meniru hidup-Nya sebagai pola kehidupan kita, memakai prinsip-prinsip-Nya, menaati perintah-perintah-Nya dan menjadi seperti Dia. Hal ini menuntut kita menolak kedursilaan dan perbuatan-perbuatan tabiat berdosa secara menyeluruh (bd. Gal 5:19-21).
Ende -> Rm 13:14
Ende: Rm 13:14 - Kenakanlah Tuhan kita, Jesus Kristus Maksudnja berpeganglah pada tjara
berpikir dan sikap hidup Kristus sampai kamu menjerupai Kristus dalam batin dan
kelakuan lahiriah.
Maksudnja berpeganglah pada tjara berpikir dan sikap hidup Kristus sampai kamu menjerupai Kristus dalam batin dan kelakuan lahiriah.
Ref. Silang FULL: Rm 13:13 - dan kemabukan // iri hati · dan kemabukan: Ef 5:18; Ef 5:18
· iri hati: Luk 21:34; Gal 5:20,21; Ef 5:18; 1Pet 4:3
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg -> Rm 13:13; Rm 13:11-14; Rm 13:13; Rm 12:1--13:14; Rm 12:1--15:13; Rm 1:18--15:13; Rm 13:14; Rm 13:14
Hagelberg: Rm 13:13 - -- 13:13 Seperti803 pada siang hari,804 marilah kita hidup805 dengan sopan,806 jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa n...
13:13 Seperti803 pada siang hari,804 marilah kita hidup805 dengan sopan,806 jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Ayat ini mengembangkan perintah "menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang". Pada malam hari ada orang yang tidak berpakaian sopan, tetapi kita menanggalkan semua itu, sehingga pakaian, bahkan seluruh hidup kita, bersifat sopan dan layak.
Seperti pada siang hari...
Ada dua kemungkinan untuk tafsiran ayat ini. Ternyata istilah seperti juga diterjemahkan "seolah-olah". Dalam pasal 13:12 Paulus mengatakan, "Hari sudah jauh malam, telah hampir siang", jadi mungkin ada kesan dalam pasal 13:13 bahwa walaupun sebenarnya saat ini belum siang hari, tetapi kita harus hidup "seolah-olah" matahari sudah terbit. Menurut Cranfield807 tafsirannya bukan "seolah-olah" matahari sudah terbit, tetapi "bagi kita" matahari sudah terbit. Dengan kata lain, bagi kita Aiwn/Aion Baru sudah mulai, bagi kita sudah siang hari, maka tidak layak kita hidup seperti "orang malam".
Dari ke tiga pasang dosa yang disebut dalam ayat ini, Firman Allah tidak menganggap pasang yang terakhir, dua dosa yang bersifat batin, sebagai dosa yang lebih enteng.
...jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Catatan Dunn808 tepat: kita tidak usah berusaha untuk menentukan secara spesifik apa arti dari setiap istilah dalam "daftar dosa" seperti ini.
Hagelberg: Rm 13:11-14 - -- f. Waktunya Mendesak 13:11-14
Pelaksanaan kehendak Allah oleh orang yang pikirannya dibaharui adalah tema Rasul Paulus mulai dari pasal 12:1. Sebel...
f. Waktunya Mendesak 13:11-14
Pelaksanaan kehendak Allah oleh orang yang pikirannya dibaharui adalah tema Rasul Paulus mulai dari pasal 12:1. Sebelum dia membahas satu masalah yang bersifat lebih khusus, yaitu hubungan orang kuat dengan orang lemah dalam pasal 14:1-15:13 ada satu tema yang harus dicatat, yaitu bahwa waktunya sudah mendesak supaya kasih kita tidak pura-pura. Sering kali di dalam Perjanjian Baru, dekatnya akhir zaman menjadi dorongan untuk memperjuangkan ketaatan, seperti dalam nats ini.792
Pada zaman ini orang percaya berada di perbatasan antara dua aiwn/aion. Keadaan kita di situ dikembangkan dalam bagian ini, di mana Aiwn/Aion Baru dikiaskan sebagai siang hari, sedangkan Aiwn/Aion Lama dikiaskan sebagai malam.793 Memang dari satu segi kita masih di dunia ini, tetapi dari segi yang lain, dari segi hidup kita yang sebenarnya, kita sudah dipindahkan. Maka keadaan kita digambarkan sebagai orang pada saat sudah tidak malam lagi, tetapi belum pagi juga, masih remang-remang sinar matahari saja, dan oleh karena banyak yang mau dilakukan, maka kita harus bangun.
Hagelberg: Rm 13:13 - -- 13:13 Seperti803 pada siang hari,804 marilah kita hidup805 dengan sopan,806 jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa n...
13:13 Seperti803 pada siang hari,804 marilah kita hidup805 dengan sopan,806 jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Ayat ini mengembangkan perintah "menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang". Pada malam hari ada orang yang tidak berpakaian sopan, tetapi kita menanggalkan semua itu, sehingga pakaian, bahkan seluruh hidup kita, bersifat sopan dan layak.
Seperti pada siang hari...
Ada dua kemungkinan untuk tafsiran ayat ini. Ternyata istilah seperti juga diterjemahkan "seolah-olah". Dalam pasal 13:12 Paulus mengatakan, "Hari sudah jauh malam, telah hampir siang", jadi mungkin ada kesan dalam pasal 13:13 bahwa walaupun sebenarnya saat ini belum siang hari, tetapi kita harus hidup "seolah-olah" matahari sudah terbit. Menurut Cranfield807 tafsirannya bukan "seolah-olah" matahari sudah terbit, tetapi "bagi kita" matahari sudah terbit. Dengan kata lain, bagi kita Aiwn/Aion Baru sudah mulai, bagi kita sudah siang hari, maka tidak layak kita hidup seperti "orang malam".
Dari ke tiga pasang dosa yang disebut dalam ayat ini, Firman Allah tidak menganggap pasang yang terakhir, dua dosa yang bersifat batin, sebagai dosa yang lebih enteng.
...jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Catatan Dunn808 tepat: kita tidak usah berusaha untuk menentukan secara spesifik apa arti dari setiap istilah dalam "daftar dosa" seperti ini.
Hagelberg: Rm 12:1--13:14 - -- 1. Penyesuaian pada Aiwn/Aion Baru 12:1-13:14
Sebagai warga Aiwn/Aion Baru, dengan iman kita mengerti tempat diri kita dalam Tubuh Kristus dan di ba...
1. Penyesuaian pada Aiwn/Aion Baru 12:1-13:14
Sebagai warga Aiwn/Aion Baru, dengan iman kita mengerti tempat diri kita dalam Tubuh Kristus dan di bawah pemerintah kita, di mana kita selalu mengutamakan orang lain lebih dari diri kita sendiri.
Dalam pasal 6:4 Paulus berkata, "Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia... supaya, sama seperti Kristus dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita hidup dalam pembaharuan hidup." Hal yang sama dikatakan dalam pasal 6:11-12, di mana dia berkata, "...kamu mati terhadap dosa, tetapi hidup terhadap Allah dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana sehingga kamu mentaatinya dalam keinginan-keinginannya." Dengan kata lain, Paulus mau supaya kita menerapkan suatu perubahan yang sangat mendasar yang telah terjadi pada kita. Dulu kita berada dalam Aiwn/Aion Lama, dikuasai oleh Maut, tetapi sekarang kita sudah dipindahkan ke dalam Aiwn/Aion Baru, maka, janganlah kita tetap hidup sebagai hamba Maut.
Suatu pengamatan yang sangat mudah dimengerti, tetapi juga yang jarang diperhatikan, adalah bahwa bagian ini terdiri dari perintah-perintah yang dimaksudkan untuk ditaati. Walaupun demikian, orang yang dibenarkan oleh iman tidak menjadi orang yang taat secara otomatis. Ada teologia yang berkata bahwa setiap orang percaya, setiap orang yang dibenarkan karena iman pada Kristus, pasti hidup secara rohani. Kami tidak setuju. Memang ada suatu kepastian, yaitu bahwa mereka akan masuk Kerajaan Sorga, karena mereka sudah dibenarkan. Tetapi tidak ada kepastian bahwa setiap kita akan menyesuaikan hidup kita pada Aiwn/Aion Baru, seperti apa yang diperintahkan dalam bagian ini. Baik orang percaya yang taat, maupun orang percaya yang tidak taat, akan masuk Kerajaan Sorga sebagai orang yang tidak layak, tidak layak tetapi dibenarkan karena kemurahan Allah. Maka kita perlu mengingat bahwa ketaatan yang diharapkan dari kita tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi harus dijalankan dengan pertolongan dari Roh Allah, meskipun disertai pergumulan.
Hagelberg: Rm 12:1--15:13 - -- D. Perilaku Orang yang Dibenarkan karena Iman 12:1-15:13
Oleh karena orang yang dibenarkan karena iman mau melakukan kehendak Allah, maka langkah-lang...
D. Perilaku Orang yang Dibenarkan karena Iman 12:1-15:13
Oleh karena orang yang dibenarkan karena iman mau melakukan kehendak Allah, maka langkah-langkah kehendak Allah diuraikan secara khusus.
Dalam pasal 11:32 kita membaca bahwa tujuan Allah adalah "supaya Ia dapat menunjukkan kemurahanNya atas mereka semua". Maka "kemurahan" tersebut menjadi batu loncatan bagi Paulus supaya dia dapat menguraikan bagaimana orang percaya dapat melaksanakan kehendak Allah. Dalam pasal 6-8 prinsip-prinsip kehidupan yang sesuai dengan Aiwn/Aion Baru dan kehadiran Roh Allah diuraikan. Dalam bagian ini prinsip-prinsip tersebut diterapkan secara khusus dalam hidup kita. Jadi, bagian ini menguraikan secara nyata arti dari karya Roh Allah yang baru dikemukakan dalam pasal 8.
Hagelberg: Rm 1:18--15:13 - -- II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menen...
II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menentukan bentuk dan isi bagian utama dari suratnya." Perkataan ini tepat. Paulus tidak menyusun bagian ini (1:18-15:13) untuk menangani suatu situasi tertentu di kota Roma, tetapi bagian ini terbentuk sesuai dengan suatu "akal intern" dari Injil Kristus sendiri. Bukan tidak ada pengaruh sama sekali dari situasi di Roma. Mungkin rencana Paulus untuk mengadakan perjalanan ke Spanyol mempengaruhi beberapa perincian dalam surat ini, tetapi secara keseluruhan, bentuk dan isi bagian ini, 1:18-15:13, ditentukan dari logisnya Injil Kristus saja.
Dalam bagian utama ini isi dan akibat kebenaran dari Allah bagi manusia diuraikan.66
Hagelberg: Rm 13:14 - -- 13:14 Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus,809 dan janganlah membuat persiapan dalam pikiranmu, untuk keinginan-keinginan daging.
Pasal 13:12, di ma...
13:14 Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus,809 dan janganlah membuat persiapan dalam pikiranmu, untuk keinginan-keinginan daging.
Pasal 13:12, di mana kita diperintahkan untuk "mengenakan perlengkapan senjata terang", dijelaskan dalam ayat ini. Tuhan Yesus Kristus sendiri adalah "perlengkapan senjata terang" yang harus kita kenakan. Sama seperti perlengkapan senjata melindungi dan menguatkan prajurit, demikian juga Tuhan Yesus Kristus melindungi dan menguatkan kita. Orang yang mengenakan Tuhan Yesus dapat disamakan dengan "orang yang berseru kepada nama Tuhan" (10:13), karena bagi mereka Tuhan Yesus tetap merupakan "jalan, kebenaran, dan hidup".
...dan janganlah membuat persiapan dalam pikiranmu, untuk keinginan-keinginan daging.
Mereka tidak membiarkan pikiran mereka untuk menuju ke arah keinginan-keinginan daging. Ayat ini mirip sekali dengan Roma pasal 8:5-6, di mana kepentingan arah pikiran kita juga ditekankan.
Hagelberg: Rm 13:14 - -- 13:14 Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus,809 dan janganlah membuat persiapan dalam pikiranmu, untuk keinginan-keinginan daging.
Pasal 13:12, di ma...
13:14 Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus,809 dan janganlah membuat persiapan dalam pikiranmu, untuk keinginan-keinginan daging.
Pasal 13:12, di mana kita diperintahkan untuk "mengenakan perlengkapan senjata terang", dijelaskan dalam ayat ini. Tuhan Yesus Kristus sendiri adalah "perlengkapan senjata terang" yang harus kita kenakan. Sama seperti perlengkapan senjata melindungi dan menguatkan prajurit, demikian juga Tuhan Yesus Kristus melindungi dan menguatkan kita. Orang yang mengenakan Tuhan Yesus dapat disamakan dengan "orang yang berseru kepada nama Tuhan" (10:13), karena bagi mereka Tuhan Yesus tetap merupakan "jalan, kebenaran, dan hidup".
...dan janganlah membuat persiapan dalam pikiranmu, untuk keinginan-keinginan daging.
Mereka tidak membiarkan pikiran mereka untuk menuju ke arah keinginan-keinginan daging. Ayat ini mirip sekali dengan Roma pasal 8:5-6, di mana kepentingan arah pikiran kita juga ditekankan.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rm 13:11-14
Matthew Henry: Rm 13:11-14 - Petunjuk bagi Orang Kristen Petunjuk bagi Orang Kristen (Roma 13:11-14)
Di sini kita diajar tentang kesopanan dan kesalehan untuk kita terapkan dalam hidup kita sendiri. Yang...
Petunjuk bagi Orang Kristen (Roma 13:11-14)
- Di sini kita diajar tentang kesopanan dan kesalehan untuk kita terapkan dalam hidup kita sendiri. Yang terutama harus kita pedulikan adalah diri kita sendiri. Empat hal diajarkan kepada kita di sini, sebagai petunjuk bagi orang Kristen dalam pekerjaan sehari-hari: kapan harus bangun, kapan harus berpakaian, bagaimana harus hidup, dan persediaan apa yang harus dibuat.
- I. Kapan harus bangun: Saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun (ay. 11), bangun dari tidur dosa (sebab keadaan berdosa adalah keadaan tidur), dari tidur daging yang merasa aman, malas, dan lalai, dari tidur kematian rohani, dan dari tidur kedinginan rohani. Baik gadis-gadis yang bijaksana maupun yang bodoh, kedua-duanya mengantuk dan tidur (Mat. 25:5). Kita perlu sering-sering didorong dan digugah untuk bangun. Perintah kepada semua murid Kristus adalah, berjaga-jagalah. “Bangunlah, pedulikanlah jiwamu dan kepentingan kekalmu. Waspadalah terhadap dosa, bersiap-siap dan bersungguh-sungguhlah dalam melakukan apa yang baik, dan hiduplah dengan senantiasa menantikan kedatangan Tuhan kita. Pertimbangkanlah,”
- 1. “Masa di mana kita hidup: Mengetahui keadaan waktu sekarang. Pikirkanlah, waktu apa dalam hari ini sekarang, dan kamu akan melihat bahwa sudah saatnya kamu bangun. Inilah waktunya Injil, inilah waktu perkenanan itu, inilah waktu untuk bekerja. Inilah waktu ketika ada banyak yang diharapkan lebih daripada yang diharapkan dalam masa-masa kebodohan pada waktu dulu ketika Allah membiarkan semuanya terjadi, ketika manusia duduk dalam kegelapan. Sudah saatnya untuk bangun, sebab matahari sudah lama meninggi, dan menyinari wajah kita. Masakan kita tidur saja dalam waktu terang seperti ini? Lihat 1 Tesalonika 5:5-6. Sudah saatnya untuk bangun, sebab yang lain sudah bangun dan sibuk di sekeliling kita. Ketahuilah waktu ini sebagai waktu yang sibuk. Banyak pekerjaan yang harus kita lakukan, dan Tuan kita berulang kali memanggil kita untuk mengerjakannya. Ketahuilah waktu ini sebagai waktu yang berbahaya. Kita berada di tengah-tengah musuh dan berbagai perangkap. Sudah saatnya untuk bangun, sebab orang-orang Filistin mengepung kita. Rumah tetangga kita terbakar, dan rumah kita sendiri terancam bahaya. Sudah waktunya untuk bangun, sebab sudah cukup kita tidur (1Ptr. 4:3). Ini memang sudah saatnya, sebab lihatlah mempelai datang!”
- 2. “Keselamatan yang sudah ada di ambang pintu: Sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya – daripada waktu kita pertama kali percaya, dan dengan demikian mengaku beragama Kristen. Kebahagiaan kekal yang kita pilih sebagai bagian kita sekarang sudah lebih dekat bagi kita daripada waktu kita menjadi orang Kristen. Marilah kita perhatikan jalan kita dan perbaiki langkah-langkah kita, sebab kita sekarang sudah lebih dekat dengan tujuan perjalanan kita daripada ketika kita merasakan kasih yang mula-mula. Semakin dekat kita dengan pusat tujuan, semakin cepat seharusnya langkah kita. Adakah tinggal selangkah lagi bagi kita untuk menuju sorga? Jadi akankah kita menjalani kehidupan kristiani kita dengan sangat lamban dan tidak bersemangat, dan mengayunkan langkah dengan begitu berat? Semakin hari-hari dipersingkat dan semakin anugerah melimpah, semakin dekat keselamatan kita, dan semakin cepat serta bersemangat kita seharusnya dalam menjalani kehidupan rohani kita.”
- II. Bagaimana kita harus berpakaian. Inilah hal selanjutnya yang harus kita perhatikan, setelah kita terjaga dan bangun: “Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Oleh karena itu, sudah saatnya kita berpakaian. Penyingkapan-penyingkapan yang lebih terang tentang anugerah Injil akan lebih cepat dilakukan daripada sebelum-sebelumnya, seiring bersinarnya terang. Malam kegeraman dan kekejaman orang-orang Yahudi baru saja berlalu. Kekuatan mereka untuk menganiaya hampir habis. Hari pembebasan kita dari mereka sudah dekat, yaitu hari penebusan yang dijanjikan Kristus (Luk. 21:28). Dan hari keselamatan kita yang penuh, dalam kemuliaan sorgawi, sudah dekat. Maka perhatikanlah,”
- 1. “Apa yang harus kita tanggalkan. Tanggalkan baju malam kita, malu jika memakainya di luar: Marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan.” Perbuatan-perbuatan dosa adalah perbuatan-perbuatan kegelapan. Perbuatan-perbuatan itu timbul dari kegelapan kebodohan dan kesalahan. Perbuatan-perbuatan itu menginginkan gelapnya ruang pribadi dan tempat persembunyian, dan akan berakhir dalam gelapnya neraka dan kebinasaan. “Oleh sebab itu, marilah kita, sebagai anak-anak siang, menanggalkannya. Tidak saja berhenti melakukannya, tetapi juga benci dan jijik terhadapnya, dan tidak berhubungan lagi dengannya. Karena kekekalan sudah di ambang pintu, marilah kita berjaga-jaga supaya jangan kita didapati melakukan apa yang akan melawan kita” (2Ptr. 3:11, 14).
- 2. “Apa yang harus kita kenakan.” Yang harus kita perhatikan adalah pakaian apa yang harus kita kenakan, bagaimana kita mengenakan pakaian pada jiwa kita?
- (1) Kenakanlah perlengkapan senjata terang. Orang-orang Kristen adalah para prajurit di tengah-tengah musuh, dan hidup mereka adalah peperangan. Oleh sebab itu, pakaian mereka haruslah senjata, supaya mereka bisa membela diri, yaitu senjata Allah, ke situlah kita dirujuk (Ef. 6:13, dst.). Orang Kristen boleh menganggap dirinya tidak berpakaian jika ia tidak bersenjata. Anugerah-anugerah Roh, itulah senjata ini, untuk melindungi jiwa dari godaan-godaan dan serangan-serangan Iblis di dunia sekarang yang jahat ini. Senjata ini disebut senjata terang, yang menurut sebagian orang merujuk pada senjata terang berkilauan yang biasa dipakai para serdadu Romawi. Atau senjata yang pantas kita kenakan di siang hari. Anugerah-anugerah Roh adalah perlengkapan senjata yang pantas dan bagus, yang sangat berharga dalam pandangan Allah.
- (2) Kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang (ay. 14). Ini bertentangan dengan begitu banyak nafsu rendah yang disebutkan sebelumnya (ay. 13). Pesta pora dan kemabukan harus ditanggalkan. Orang akan menyangka bahwa seharusnya dikatakan selanjutnya, tetapi “Berpantanglah dari minuman keras, dan kenakanlah kesederhanaan dan kemurnian,” nilai-nilai yang bertentangan. Tetapi tidak, “Kenakanlah Kristus, ini sudah mencakup semuanya. Kenakanlah kebenaran Kristus untuk membenarkan kamu. Tetaplah ada di dalam Dia (Flp. 3:9) seperti orang ada di dalam pakaiannya. Kenakanlah jubah imam Saudara sulung, supaya di dalamnya kamu bisa mendapat berkat. Kenakanlah roh dan anugerah Kristus untuk menguduskan dirimu. Kenakanlah manusia baru (Ef. 4:24). Berusahalah supaya kebiasaan anugerah diperteguh di dalam dirimu, dan perbuatan-perbuatan anugerah dihidupkan di dalam kamu.” Yesus Kristus adalah pakaian terbaik untuk dikenakan orang-orang Kristen, untuk mereka pakai sebagai senjata. Pakaian itu sopan, istimewa, bermartabat, dan membentengi diri. Tanpa Kristus, kita telanjang, buruk rupa. Semua hal lain adalah kain kotor, daun ara, baju penutup yang compang-camping. Allah telah menyediakan kita baju dari kulit, yang lebar, kuat, hangat, dan tahan lama. Melalui baptisan kita mengaku mengenakan Kristus (Gal. 3:27). Marilah kita mengakuinya dalam kebenaran dan ketulusan. Tuhan Yesus Kristus. “Kenakanlah Dia sebagai Tuhan untuk memerintah kamu, sebagai Yesus untuk menyelamatkan kamu, dan dalam kedua-duanya sebagai Kristus, yang diurapi dan ditetapkan oleh Bapa untuk melakukan pekerjaan memerintah dan menyelamatkan ini.”
- III. Bagaimana kita harus berjalan. Setelah kita bangun dan berpakaian, janganlah kita duduk diam menikmati ketertutupan dan kesendirian, seperti para rahib dan pertapa. Untuk apa kita berpakaian, kalau tidak tampil di luar dengannya? Marilah kita hidup. Kekristenan mengajar kita bagaimana harus hidup supaya menyenangkan Allah, yang mata-Nya tertuju pada kita: 1 Tesalonika 4:1, marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari. Bandingkan dengan Efesus 5:8, hiduplah sebagai anak-anak terang. Perilaku kita haruslah pantas menurut Injil. Hiduplah dengan jujur; euschēmonōs – dengan sopan dan patut, sehingga membawa pujian bagi pengakuan imanmu, memperindah ajaran Allah Juruselamat kita, dan menganjurkan agama dalam keindahannya kepada orang lain. Orang Kristen harus berhati-hati dalam berperilaku khususnya dalam hal-hal yang diawasi orang, dan mengusahakan apa yang baik dan patut didengar. Secara khusus, inilah tiga pasang dosa yang diperingatkan kepada kita:
- 1. Kita tidak boleh hidup dalam pesta pora dan kemabukan. Kita harus menjauhkan diri dari segala makan dan minum yang berlebihan. Kita tidak boleh sedikit pun membiarkan diri bersuka ria, atau diam-diam memanjakan hawa nafsu secara berlebihan. Orang-orang Kristen tidak boleh terlalu memenuhi hati mereka dengan pesta pora dan kemabukan (Luk. 21:34). Ini bukan hidup seperti pada siang hari, sebab mereka yangmabuk, mabuk waktu malam (1Tes. 5:7).
- 2. Jangan dalam percabulan dan hawa nafsu. Jangan dalam hal apa pun yang termasuk hawa nafsu daging dan perbuatan-perbuatan kegelapan yang dilarang dalam perintah ketujuh itu. Perzinahan secara terang-terangan adalah percabulan yang dilarang di sini. Segala pikiran dan perasaan kotor, segala penampilan, tutur kata, buku bacaan, nyanyian, perilaku, tarian, dan cumbu rayu yang penuh nafsu, yang membawa pada kenajisan itu, dan merupakan tingkatan-tingkatannya, adalah hawa nafsu yang dilarang di sini. Apa saja yang melanggar hukum kesucian dan kesederhanaan yang murni dan sakral.
- 3. Jangan dalam perselisihan dan iri hati. Ini juga merupakan perbuatan-perbuatan kegelapan. Sebab, walaupun perselisihan dan iri hati sangat biasa terjadi, tak seorang pun mau mengaku bahwa mereka memegang asas perselisihan dan iri hati, atau mengakui bahwa mereka suka iri hati dan berselisih. Mungkin sudah menjadi nasib orang-orang kudus yang terbaik untuk menjadi sasaran perselisihan dan iri hati. Tetapi berselisih dan iri hati tidak patut dilakukan oleh murid-murid dan pengikut-pengikut Yesus yang cinta damai dan rendah hati. Di mana ada pesta pora dan kemabukan, di situ biasanya ada percabulan dan hawa nafsu, perselisihan dan iri hati. Salomo menggabungkan semuanya bersama-sama (Ams. 23:29, dst.). Mereka yang duduk dengan anggur sampai jauh malam (Ams. 23:30) bertengkar dan mendapat cidera tanpa sebab (Ams. 23:29), dan mata mereka menatap perempuan-perempuan sundal (Ams. 23:33).
- IV. Persediaan apa yang harus dibuat (ay. 14): “Janganlah merawat tubuhmu. Janganlah mengkhawatirkan tubuhmu.” Yang harus kita usahakan adalah membuat persediaan untuk jiwa kita. Tetapi tidak bolehkah kita mengurus tubuh kita? Tidak bolehkah kita membuat persediaan baginya, bila itu perlu? Boleh, tetapi dua hal dilarang di sini:
- 1. Menyusahkan diri dengan perawatan yang berlebihan, yang tersirat dalam perkataan ini, pronoian me poieisthe. “Janganlah khawatir akan apa yang terjadi dengan tubuhmu. Jangan pusing memikirkan atau tertekan hati mengenai bagaimana membuat persediaan. Janganlah cemas atau risau akan hal itu. Janganlah kamu kuatir (Mat. 6:31). Yang dilarang di sini adalah kekhawatiran yang mencemaskan dan merepotkan.
- 2. Memanjakan diri dalam keinginan yang melampaui batas. Kita jelas tidak dilarang membuat persediaan untuk tubuh (tubuh adalah pelita yang harus diisi minyak), tetapi kita dilarang memuaskan keinginannya. Kebutuhan-kebutuhan tubuh harus dipertimbangkan, tetapi keinginan-keinginannya tidak boleh dipuaskan. Keinginan-keinginan alami harus dipenuhi, tetapi hawa nafsu liar harus dikendalikan dan ditolak. Meminta makan untuk memenuhi kebutuhan kita adalah kewajiban. Kita diajar untuk berdoa meminta makanan setiap hari. Tetapi meminta makanan untuk menuruti nafsu kita membangkitkan murka Allah (Mzm. 78:18). Siapa yang mengaku hidup oleh Roh tidak boleh menuruti keinginan daging (Gal. 5:16).
SH: Rm 13:8-14 - Kasih dan hukum Taurat. (Rabu, 29 Juli 1998) Kasih dan hukum Taurat.
Keduanya berkait erat. Kasih adalah sifat Allah, dan hukum Taurat adalah ungkapan sifat Allah. Karena itu semua perintah dan ...
Kasih dan hukum Taurat.
Keduanya berkait erat. Kasih adalah sifat Allah, dan hukum Taurat adalah ungkapan sifat Allah. Karena itu semua perintah dan larangan dalam "Dasa Titah" maupun perintah lainnya dalam Perjanjian Lama, berintikan kasih. Itu adalah kasih Allah, yang bila kita taati akan membuat kita tetap dalam kasih dan damai sejahtera-Nya. Ketaatan kita pun intinya haruslah karena kasih Allah dalam Kristus dan demi kasih kita kepada Allah; sebab kita baru dapat menaati Allah sesudah kita menerima kasih Kristus yang membuat kita mengenal Allah. Di dalam menaati hukum Allahlah kita memenuhi sifat sosial kita.
Hidup sebagai Manusia Terang. Tidak susah mencari bukti dan petunjuk bahwa zaman ini bagaikan 'larut malam yang gelap pekat'. Tidak heran bila kita harus mengalami kesulitan menjalani hidup. Prinsip iman kita bertolakbelakang dengan mereka yang tak kenal Allah dalam kasih dan kesucian hidup Yesus Kristus. Kita pun acap tergoda untuk kompromi. Tetapi kehadiran Kristus dalam hidup kita membuat kita adalah manusia terang, yang hidup dalam sikap menyongsong fajar tiba.
Renungkan: "Mata dunia tak dapat melihat lebih jauh dari hidup ini seperti mata kita tak dapat melihat melampaui tembok gereja. Tetapi mata Kristen menatap jauh ke kekekalan" (John Vianney).
SH: Rm 13:8-14 - Kasih dan kekudusan (Senin, 28 Agustus 2006) Kasih dan kekudusan
Dalam tindakan disiplin, selalu ada maksud baik. Hukum
Taurat diberikan bukan untuk membatasi kebebasan manusia. Hakikat
Hu...
Kasih dan kekudusan
Dalam tindakan disiplin, selalu ada maksud baik. Hukum
Taurat diberikan bukan untuk membatasi kebebasan manusia. Hakikat Hukum Taurat adalah kasih. Iman Kristen tidak memisahkan kasih dan kekudusan. Kasih sangat penting sehingga orang Kristen selalu berhutang untuk menunjukkan kasih kepada saudara-saudarinya (8). Demikian juga dengan kekudusan. Hal ini begitu penting sehingga Paulus menasihatkannya kepada jemaat di Roma dalam nada yang mendesak (11- 12a).
Pertama, kita mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri (9). Seberapa jauh seseorang dapat mengasihi dirinya, sejauh itulah kemampuannya mengasihi orang lain. Kasih tidak mementingkan diri sendiri, tetapi mempedulikan orang lain. Jika kita mengharapkan hal baik terjadi atas hidup kita, demikianlah seharusnya kita bersikap terhadap sesama kita. Kedua, menunjukkan kasih adalah menggenapi seluruh perintah Hukum Taurat (10). Hukum Taurat menentang segala kejahatan yang mencederai hubungan manusia dengan Tuhan dan dengan manusia lainnya. Mengasihi orang lain berarti tidak mencelakai sesama, sebaliknya mendemonstrasikan kekudusan sebagai lawan dari segala tindak kejahatan.
Paulus menegaskan kepada kita bahwa hanya ada dua kemungkinan hidup: malam dan siang (kegelapan dan terang). Kita harus menanggalkan perilaku malam, yaitu kemabukan, pesta pora, dosa seksual, perselisihan, iri hati, dan kedagingan lainnya. Kita harus mengenakan Yesus (hidup dalam terang), yaitu hidup sopan dan kudus. Kata "menanggalkan" dan "mengenakan" menunjukkan bahwa orang Kristen tidak dapat hidup di dalam daerah yang abu-abu. Orang Kristen harus menanggalkan kegelapan dan hidup dalam terang. Kasih dalam iman Kristen tidak membawa manusia kompromi dengan dosa. Kasih sejati berjalan bersama kekudusan.
Renungkan: Bagaimana kasih hidupku? Kasih kudus atau kasih berkompromi?
SH: Rm 13:8-14 - Etika kasih dan hukum (Jumat, 23 April 2010) Etika kasih dan hukum
Menurut Anda mana yang benar: kasih dan hukum adalah alternatif
dalam etika Kristen, atau kasih dan hukum adalah dua sisi ...
Etika kasih dan hukum
Menurut Anda mana yang benar: kasih dan hukum adalah alternatif dalam etika Kristen, atau kasih dan hukum adalah dua sisi dari satu kenyataan yang sama? Dalam pengalaman Anda sendiri, sungguhkah kasih dan hukum berjalan serasi dalam perilaku keseharian Anda?
Nasihat Paulus merupakan gema dan uraian lanjut dari ajaran Tuhan Yesus sendiri. Jika orang sungguh mengasihi Allah dan sesama manusia, maka ia pasti menggenapi semua hukum Allah baik yang mencakup relasi dengan Allah maupun dengan sesama (ayat 8-9). Inti dari hidup kudus dan benar adalah kasih kepada Allah dan sesama. Sebaliknya, inti dari semua perbuatan dosa adalah tidak mengasihi. Lebih tajam lagi, semua pelanggaran hukum Allah terhadap sesama disebabkan oleh kasih yang timpang; kasih yang ditujukan hanya kepada diri sendiri, tetapi tidak didampingi oleh kasih kepada sesama. Sehingga terjadilah hutang kasih, ketimpangan kasih! Karena kasih ditujukan hanya pada diri sendiri, kasih merosot menjadi egoistis dan penuh hasrat liar yang merendahkan orang lain. Karena egoistis, orang melakukan berba-gai perbuatan yang adalah lawan dari kasih kepada sesama. Maka terjadilah pelanggaran hukum dalam wilayah sosial.
Jawaban untuk kejahatan sosial tidak cukup dengan law enforcement (pelaksanaan hukum secara tegas), tetapi harus didorong oleh love enforcement (memberlakukan kasih secara gigih). Hukum bukan sumber etika, tetapi rambu atau kerangka etika. Nafas yang menghasilkan kehidupan etis adalah kasih kepada Allah dan sesama seperti kepada diri sendiri. Apabila kita menekankan pelaksanaan hukum tanpa motivasi kasih, kita akan "kudus" tetapi munafik atau "benar" tetapi legalistis. Sebaliknya menekankan kasih tanpa peduli hukum akan menciptakan kekacauan moral dan kemerosotan kasih menjadi kasih yang egoistis atau hasrat pemuasan nafsu secara liar. Etika Kristen memberi jawaban indah dan kuat. Kita harus melunasi hutang kasih kita kepada sesama; kasih yang lengkap dan utuh ini serasi dengan perilaku manusia terang!
SH: Rm 13:8-14 - Hidup baru, realitas baru (Sabtu, 6 April 2013) Hidup baru, realitas baru
Hutang adalah kewajiban yang harus selalu dilunasi. Namun ada hutang yang akan terus ada, yaitu hutang mengasihi. Terjemaha...
Hidup baru, realitas baru
Hutang adalah kewajiban yang harus selalu dilunasi. Namun ada hutang yang akan terus ada, yaitu hutang mengasihi. Terjemahan harfiah dari ayat 8a adalah, "Janganlah kamu berhutang apa pun kepada siapa pun kecuali (berhutang) untuk mengasihi satu sama lain." Kuasa Injil memang mencondongkan orientasi hidup kita untuk mengasihi sesama, dan kasih adalah kegenapan dari hukum Taurat (8-10).
Dalam Roma 6:14-15, Paulus berkata bahwa orang percaya tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat. Ini tidak berarti bahwa kita bebas dari segala hukum sehingga bisa melakukan apa pun semaunya. Injil tidak membuat kita mengabaikan hukum melainkan menggenapi seluruh tuntutan hukum, yang mustahil terjadi tanpa kuasa Injil. Ketaatan kepada tuntutan inti dari Injil, yaitu mengasihi sesama, merupakan penggenapan dari hukum Taurat (bdk. Mat. 22:36-40).
Mengapa kasih merupakan kegenapan dari hukum Taurat? Karena kasih tidak akan melakukan hal yang jahat terhadap sesama (10). Dan dalam relasi umat dengan sesamanya, hukum Taurat merupakan perintah untuk berbuat baik. Maka syukur kepada Allah di dalam Kristus, yang telah memampukan kita untuk mengasihi sesama.
Selanjutnya sekali lagi Paulus mengingatkan orang percaya untuk memiliki totalitas dalam cara hidup yang baru berhubung dengan realitas barunya di dalam Kristus (11-14). Kita sudah hidup dalam hidup yang baru di mana Kristus memerintah. Sudah saatnya kita "bangun dari tidur", meninggalkan hidup lama. Realitas hidup baru menjadi alasan untuk menanggalkan semua cara hidup dalam hidup lama (12-13). Menanggalkan atribut hidup lama dikontraskan dengan mengenakan Kristus (14a), yaitu mengadopsi karakter dan nilai-nilai-Nya. Hanya dengan mengenakan Kristus, kita dapat menolak keinginan daging dari kehidupan yang lama (14b).
Di dalam Kristus kita telah hidup dalam realitas baru. Hidup kita pun harus berpadanan dengan nilai-nilai hidup baru ini, yaitu selalu mengasihi sesama dan menolak perbuatan-perbuatan yang memalukan.
SH: Rm 13:8-14 - Kasih adalah Kegenapan Hukum Taurat (Rabu, 16 November 2016) Kasih adalah Kegenapan Hukum Taurat
Dalam bacaan hari ini, Paulus jelas menegaskan bahwa kasih adalah kegenapan hukum Taurat. Itu berarti orang yang ...
Kasih adalah Kegenapan Hukum Taurat
Dalam bacaan hari ini, Paulus jelas menegaskan bahwa kasih adalah kegenapan hukum Taurat. Itu berarti orang yang mengasihi sesamanya adalah orang yang sudah memenuhi hukum Taurat. Sayangnya, orang Kristen terlanjur memahami Taurat sebagai aturan yang kaku dan berat. Kisah-kisah Injil yang menampilkan pertentangan Yesus dengan ahli Taurat membuat banyak orang Kristen malah menyepelekan Taurat. Padahal Taurat sendiri berarti ajaran atau petunjuk. Dan Paulus menyatakan bahwa semua firman telah tersimpul dalam firman ini: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (9).
Alasan Paulus mendorong warga jemaat Roma untuk bertindak dalam kasih adalah karena keselamatan sudah lebih dekat ketimbang waktu mereka pertama kali menjadi percaya. Kelihatannya Paulus hendak mengatakan bahwa sebentar lagi mereka akan menjadi penghuni surga, maka sudah sewajarnya jika mempraktikkan kasih dalam kehidupan di dunia. Jika belum mampu mempratikkannya, mereka belum layak menjadi penghuni surga. Sebab, yang terpenting di surga adalah kasih. Tanpa kasih surga bukanlah surga!
Kemendesakan akan keselamatan yang makin mendekat mendorong Paulus mengajak pembaca suratnya untuk menanggalkan perbuatan gelap dan mengenakan perlengkapan senjata terang. Artinya, tidak lagi memakai atau tidak lagi lekat dengan perbuatan gelap, tetapi memperlengkapi diri dengan perlengkapan senjata terang. Sebab malam sudah hampir lewat, dan sebentar lagi akan siang. Aneh rasanya jika pengikut Kristus tetap melakukan perbuatan gelap karena malam sudah hampir lewat.
Paulus tampaknya hendak mengingatkan para pembacanya agar mereka seharusnya peka akan waktu yang sedang berubah ini. Sekali lagi, Paulus mengajak warga jemaat di Roma untuk hidup sopan sebagaimana pada siang hari: tidak mementingkan diri sendiri, mengutamakan kenikmatan sendiri, dan mau menangnya sendiri (13). Mereka harus hidup sesuai standar Kristus-hidup sebagaimana Kristus hidup. [CC]
SH: Rm 13:8-14 - Panggilan Hidup dalam Kasih (Sabtu, 16 Juli 2022) Panggilan Hidup dalam Kasih
Sebuah perubahan kehidupan dimulai dari perubahan cara pandang. Ketika kita hidup baru di dalam Tuhan, kita masuk ke dala...
Panggilan Hidup dalam Kasih
Sebuah perubahan kehidupan dimulai dari perubahan cara pandang. Ketika kita hidup baru di dalam Tuhan, kita masuk ke dalam kehidupan yang berbeda dari dunia. Kehidupan kekristenan mengajak kita untuk memikirkan ulang hidup dalam kasih sebagai sebuah gaya hidup. Mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri.
Salah satu bentuk mengasihi sesama tercermin dari tindakan tidak berhutang apa-apa kepada siapa pun (8). Tampaknya, dari zaman ke zaman telah terbukti bahwa hutang telah membuat banyak orang hidup dalam konflik. Ketika konflik terjadi, relasi manusia pun jadi tidak sehat, bahkan cenderung rusak. Hidup baru dalam Kristus mengajak kita untuk membangun ulang sebuah kesadaran akan kehidupan penuh syukur sehingga tak terjerat oleh keinginan yang melampaui kemampuan.
Keinginan yang tak terkontrol telah merusak sebagian besar orang sehingga hidup mereka menjadi tak terkendali, jatuh ke dalam dosa. Paulus menasihatkan jemaat di Roma agar menanggalkan perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang yang hidup dalam kegelapan seperti berzina, mencuri, mengingini milik sesama, membunuh (9), berbuat jahat (10), percabulan, hawa nafsu, perselisihan, dan iri hati (13). Saat seseorang hidup dalam dosa, sebenarnya ia sedang mengalami krisis kasih hingga ia sulit mengasihi sesamanya.
Kristus hadir ke dalam dunia menebus manusia dari dosanya melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Terang Kristus menyinari kegelapan. Kasih-Nya melimpahi setiap orang berdosa agar mereka dapat kembali hidup melimpah dengan kasih. Panggilan hidup dalam kasih hanya dimungkinkan jika kita hidup dalam terang Kristus.
Hidup dalam terang dimulai dengan menemukan kembali kesadaran diri. Perubahan status dari gelap menjadi terang membuat kita memiliki identitas yang baru. Salah satu wujud mengasihi sesama adalah hidup dengan sopan. Kita akan dimampukan bukan saja untuk mengasihi, tetapi bertumbuh dalam kasih. Itulah fokus utama panggilan kita sebagai respons terhadap kasih Allah. [SLM]
Baca Gali Alkitab 3
Nasihat Paulus merupakan gema dan uraian lanjut dari ajaran Tuhan Yesus sendiri. Jika seseorang sungguh-sungguh mengasihi Allah dan sesamanya, ia pasti melakukan semua hukum Allah baik yang mencakup relasi dengan Allah maupun dengan sesama. Inti dari hidup kudus dan benar adalah kasih kepada Allah dan sesama. Kasih tidak akan melakukan hal yang jahat terhadap sesama. Maka, syukur kepada Allah di dalam Kristus, yang telah memampukan kita untuk mengasihi sesama.
Paulus mengingatkan orang percaya untuk memiliki totalitas dalam cara hidup baru yang terhubung dengan realitas barunya. Di dalam Kristus, kita telah hidup dalam realitas baru dan Dia memerintah atas seluruh hidup kita. Hidup kita pun harus berpadanan dengan nilai-nilai hidup baru itu, yaitu selalu mengasihi sesama dan menolak perbuatan-perbuatan yang memalukan.
Apa saja yang Anda baca?
1. Bagaimanakah semestinya sikap manusia agar dapat saling mengasihi? (8-10)
2. Bagaimanakah pendapat Paulus mengenai keselamatan dan hal apa saja yang harus dilakukan supaya manusia dapat selamat? (11-14)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Berkaitan dengan kasih, pelajaran apa yang Anda dapatkan dari firman Tuhan hari ini? Jelaskan!
2. Adakah perintah untuk mengasihi yang seharusnya Anda lakukan terhadap sesama manusia? Apa sajakah itu?
3. Adakah peringatan yang diberikan oleh Paulus bagi Anda pada hari ini? Apa sajakah itu?
Apa respons Anda?
1. Adakah Anda ingin bersyukur pada hari ini? Mengapa?
2. Adakah doa yang ingin Anda naikkan bagi teman, sahabat, orang tua, dan saudara? Silakan berdoa sesuai jam doa Anda!
Pokok Doa:
Mari kita berdoa untuk penjalinan relasi dengan sesama agar makin dikokohkan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Utley -> Rm 13:11-14
Utley: Rm 13:11-14 - --NASKAH NASB (UPDATED): Rom 13:11-1411 Hal ini harus kamu lakukan , karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi ...
NASKAH NASB (UPDATED): Rom 13:11-14
11 Hal ini harus kamu lakukan , karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya. 12 Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! 13 Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. 14 Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.
- NASB "lakukanlah ini"
- NKJV "dan lakukanlah ini"
- NRSV "Di samping hal ini"
- TEV "Hal ini harus kamu lakukan "
- NJB "Di samping itu"
Ini adalah cara mengkaitkan apa yang mengikuti (ay. Rom 13:11-14) dengan apa yang mendahuluinya (vv. 9-10). Jadilah pelaku firman, bukan hanya pendengar! Kasih harus diwujudkan dalam perbuatan.
□ "mengetahui keadaan waktu" Ini adalah sebuah PERFECT ACTIVE PARTICIPLE. Istilah untuk waktu (kairos ) digunakan dalam pengertian suatu periode waktu tertentu, buak waktu kronologis yang reguler (chronos ). Orang percaya harus hidup dalam kesadaran akan kedatangan setiap saat dari Kristus.
□ "saatnya telah tiba" Penggambaran ini, "saatnya" (sering digunakan dalam Injil Yohanes), menunjuk pada suatu saat khusus (mirip dengan kairos ) dalam rencana penebusan Allah (lih. Rom 3:26; 1Kor 7:29; 10:11; Yak 5:8; 1Pet 4:7; 2Pet 3:9-13; 1Yoh 2:18; Wahy 1:3; 22:10). Kata ini digunakan baik untuk menyebut waktu penyaliban maupun kedatangan Yesus.
□ "tidur" istilah ini digunakan di sini sebagai penggambaran akan kelalaian moral dan kerohanian (lih. Ef 5:8-14; 1Tes 5:6). Kata-kata hanya memiliki makna jika ada di dalam konteks tertentu. Berhati-hatilah dengan difinisi yang kaku. Semua kata memiliki beberapa kemungkinan arti (bidang semantikal).
□ "Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat" Keselamatan adalah suatu keputudsan awal dan suatu proses. Lihat Topik Khsuus pada Rom 10:14. Keselamatan tidak akan lengkap sampau orang percaya memiliki tubuh baru mereka (lih. 1Yoh 3:2; 1Tes 4:13-18; Ibr 9:28; 1Pet 1:5). Secara teologis hal ini disebut "pemuliaan" (Rom 8:30). Inilah pengharapan dari setiap generasi orang Kristen untuk berharap Tuhan kembali dalam waktu kehidupan mereka. (lih. Luk 21:28). Tak terkecuali dengan Paulus (lih. 1Tes 4:15).
□ "dari pada waktu kita menjadi percaya" KeKristenan dimulai dengan suatu keputusan (pembenaran dan penyucian seketika), namun harus menghasilkan suatu gaya hidup yang saleh (pengkudusan progresif) dan diakhiri dengan keserupaan dengan Kristus (pemuliaan). Seseorang harus menerima penawaran Allah dalam Kristus (lih. Yoh 1:12; 3:16; Rom 10:9-13). Keputusan mula-mula ini bukan akhir namun baru merupakan awalnya!
Rom 13:12 "Hari sudah jauh malam" ini menunjuk pada jaman kejahatan saat ini yang sedang mulai rusak dan sedang akan diganti (lih. 1Kor 7:29-31; 10:11; Yak 5:8; Ef 5:8,14; 1Yoh 4:7; 2Yoh 1:2; Wahy 1:3; 22:10). Lihat Topik Khusus pada Rom 12:2.
□ "telah hampir siang" ini adalah suatu PERFECT ACTIVE INDICATIVE. Inilah hari-hari terkhir (lih. Fili 4:5; Yak 5:9). Kita telah berada di hari-hari terakhir sejak inkarnasi Yesus. Hari-hari ini akan berakhir pada kedatanganNya dalam kemuliaan. Semua orang percaya sejak abad pertama heran dengan lamanya senjang waktu bagi kedatangan Kritus kembali. Namun demikian, jaman baru telah terbit dalam Kristus.
□ "menanggalkan. . .mengenakan" Ini adalah AORIST MIDDLE SUBJUNCTIVES, yang memberkan catatan ketergantungan. Implikasinya ialah "kamu sendiri menanggalkan…. Mengenakan sekali untuk selamanya atau secara meyakinkan." Baik Allah maupun umat manusia adalah aktif dalam baik pembenaran (pertobatan dan iman) dan pengkudusan (hidup saleh). Penggambaran dengan pakaian ini sangat lazim dalam tulisan-tulisan Paulus. Orang percaya harus menanggalkan pakaian tidur mereka dan mengenakan pakaian/perlengkapan perang mereka (lih. Ef 4:22-25; Kol 3:10,12,14). Kita adalah tentara Kristen yang sedang mempersiapkan diri untuk peperangan rohani harian (lih. Ef 6:10-18).
□ "perlengkapan senjata terang" Ini mungkin adalah kutipan dari Yes 59:17. Orang percaya harus secara meyakinkan mengenakan perlengkapan dan senjata (lih. 2Kor 6:7; 10:4; Ef 6:11,13; 1Tes 5:8). Senjata Allah tersedia bagi orang percaya namun mereka harus (1) mengenali kebutuhan mereka; (2) mengenali penyediaan Allah; dan (3) mengimplementasikannya secara pribadi dan sengaja ke dalam pemikiran dan kehidupan sehari-hari mereka. Apa peperangan rohani setiap hari!
Rom 13:13 "Marilah kita hidup dengan sopan" Ini adalah AORIST ACTIVE SUBJUNCTIVE, yang secara hurufiah, artinya "berjalan." Ini adalah ungkapan Ibrani untuk gaya hidup. Paulus menggunakannya lebih dari 33 kali.
Daftar dosa dalam ayat ini tersusun dalam tiga pasangan dari dua istilah. Istilah-istilah ini memiliki ketumpang-tindihan semantik. Mungkin ini dimaksudkan sebagai sinonim. Lihat Topik Khusus: Keburukan Dan Kebaikan pada Rom 1:28-32.
Stilah-istilah ini mungkin berhubungan dengan ketegangan antara orang percaya Yahudi dan Bukan Yahudi dalam gereja Roma. Orang-orang percaya Bukan Yahudi yang baru mungkin telah melanjutkan (1) beberapa praktek-praktek penyembahan kafir asusila mereka atau (2) bertidak angkuh terhadap para pemimpin orang percaya Yahudi yang kembali yang sempat mengungsi sementara akibat perintah Nero melarang semua ibadah Yahudi di Roma.
□ "jangan dalam pesta pora dan kemabukan" Ini merujuk pada keasusilaan seksual yang dikaitkan dalam ibadah agama kafir dengan kemabukan. Dalam daftar dosa daging dalam Gal 5:21, kedua istilah ini juga disebutkan bersebelahan.
□ "jangan dalam percabulan dan hawa nafsu" Pasangan ini nampaknya bertumpang tindih dengan pasangan pertama. Istilah yang kedua banyak sekali digunakan dalam PB (lih. Mr 7:22; 2Kor 12:21; Gal 5:19; Ef 4:19; 1Pet 4:3; 2Pet 2:7). Jika pasangan yang pertama berfokus pada kemabukan, pasangan ini befokus pada keasusilaan seksual, bahkan suatu kebebasan hawa nafsu yang secara sosial tak terkendali.
□ "jangan dalam perselisihan dan iri hati" Istilah ini membicarakan tentang perselisihan antar umat (lih. Gal 5:20). Ini barangkali merupakan akibat dari kelakuan yang tidak pantas dari dua pasangan pertama. Jika ini di tujukan pada orang Kristen (lih. 1Kor 3:3; Kol 3:8), ini mencerminkan beberapa praktek agama kafir yang harus dihentikan dalam kehidupan orang percaya. Namun demikian, dalam konteks ayat ini berlawanan dengan orang-orang percaya, sehingga dalam pengertian ini, merupakan suatu peringatan.
Rom 13:14 "Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus" Penggambaran ini berhuubungan dengan pakaian kerajaan dari Yesus yang sekarang ditempatkan di pundak para orang percaya (pengkudusan posisional). Beberapa ahli melihatnya sebagai bayangan dari pakaian baptisan. Penggambaran dengan pakaian ini pertama-tama disebutkan dalam ay. Rom 13:12. Ini adalah cara untuk menunjukkan posisi baru orang percaya di dalam Kristus. Hl ini juga menekankan fakta bahwa orang percaya harus mengimplementasikan gaya hidup baru pilihan mereka (pengkudusan progresif) karena posisi baru mereka di dalam Kristus (lih. Ef 4:22,24; Kol 3:8). Dalam Gal 3:27 kebenaran ini dinyatakan sebagai pernyataan dari fakta, INDICATIVE; di sini hal ini dinyatakan sebagai suatu IMPERATIVE (AORIST MIDDLE), suatu perintah.
Ketegangan antara pernyataan INDICATIVE dan IMPERATIVE ini adalah ketegangan antara posisi kita di dalam Kristus dan pergumulan kita untuk memiliki posisi tersebut. Kita adalah "orangorang suci" (yang kudus) pada saat keselamatan, namun kita dinasehatkan untuk menjadi "kudus". Ini adalah suatu paradoks alkitabiah dari suatu keselamatan yang penuh dan cuma-cuma dalam Kristus dan seruan yang nyaring untuk menjadi serupa dengan Kristus!
□ "janganlah merawat" Ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE IMPERATIVE dengan suatu NEGATIVE PARTICLE. Bentuk ketata-bahasaan ini biasanya berarti menghentikan suatu tindakan yang telah dalam proses. Ini manpaknya mengisyaratkan bahwa beberapa orang Kristen di Roma masih hidup dalam kehidupan moral yang kurang pantas. Hal ini mungkin ikut terbawa dari praktek- praktek penyembahan kafir mereka.
Sukarlah untuk diterangkan pengajaran PB mengenai KeKristenan yang bersifat kedagingan. Para penulis PB menyajikan kondisi manusia dalam istilah hitam atas putih. Seorang Kristen yang masih bersifat kedagingan adalah istilah yang berlawanan. Namun ini adalah kenyataan dari kehidupan "yang sudah" namun "belum" kita. Paulus memisahkan manusia kedalam tiga kelompok (1Kor 2:14-3:1):
- 1. manusia jasmani (umat manusia yang terhilang), 2:14
- 2. manusia rohani (umat manusia yang selamat), 3:1
- 3. manusia daging (Orang Kristen kedagingan atau Orang Kristen bayi), 3:1.
□ "tubuhmu untuk memuaskan keinginannya" Paulus mengetahui semuanya denan sangat baik kelanjutan bahaya dari sifat kejatuhan keAdaman kita (lih. Rom 7; Ef 2:3), namun Yesus memberikan pada kita kuasa dan hasrat untuk hidup bagi Allah (lih. Rom 6). Ini adalah pergumulan yang terus berjalan. (lih. Rom 8:5-7; 1Yoh 3:6-9).
Topik Teologia: Rm 13:13 - -- Dosa
Dosa-dosa Terhadap Sesama
Dosa-dosa Seksual yang Dilarang
Kel 20:14 Ima 18:20,24 Ima 19:29 Ima 21:7 Ula 23:17 Ams 6:23-26 ...
- Dosa
- Dosa-dosa Terhadap Sesama
- Pengudusan
- Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Penuntutan Kesucian
- Ayu 28:28 Maz 19:14 Maz 24:3-6 Maz 37:27-28 Maz 97:10 Maz 119:1-3 Ams 16:17 Yes 51:1 Mat 5:6,8 Kis 24:16 Rom 6:1-23 Rom 13:12-14 Rom 16:19 1Ko 3:16-17 1Ko 5:6-8 1Ko 9:24-27 2Ko 7:1 2Ko 11:2 Gal 5:22-25 Efe 4:1 Efe 5:8-11 Fili 2:14-16 Fili 3:12-14 Fili 4:8 1Te 4:3-4,7 1Te 5:22 1Ti 5:22 1Ti 6:11-12 2Ti 2:19-22 Ibr 12:1-2 Ibr 12:14-15 Yak 1:21,27 1Pe 1:14-16 1Pe 2:9-12 1Pe 3:10-11 1Pe 4:1-2 2Pe 3:11-13 1Yo 2:1,29 1Yo 3:2-3 1Yo 5:21 3Yo 1:11 Wah 14:4-5
- Kegemaran Diri Menghalangi Pengudusan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
- Kemurnian
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Moral dalam Gereja
- Orang Percaya Didesak supaya Membuang dan Menjauhi Masalah Moral
Topik Teologia: Rm 13:14 - -- Yesus Kristus
Pembuatan Pakaian untuk Adam dan Hawa
Kej 3:21 Ayu 29:14 Maz 132:9 Yes 61:10 Rom 13:14 Gal 3:27 Wah 19:7-8
...
- Yesus Kristus
- Dosa
- Para Pendosa Dikendalikan Hasrat Jahat
- Ams 11:6 Rom 1:24,26,28 Rom 6:12 Rom 13:14 Gal 5:16-17 Efe 2:3 Efe 4:22 1Ti 6:9 2Ti 3:6 Yak 1:14-15 1Pe 1:14 1Pe 4:2 2Pe 2:10 2Pe 3:3 Yud 1:16
- Pengudusan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menghubungkan Teologi dengan Kehidupan
- Orang Kristen Berusaha untuk Serupa Kristus
TFTWMS -> Rm 13:11-14
TFTWMS: Rm 13:11-14 - Ringkasan RINGKASAN (Roma 13:11-14)
11 Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untu...
RINGKASAN (Roma 13:11-14)
11 Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya. 12 Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! 13 Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. 14 Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.
Kita telah tiba di akhir bagian praktis tentang kehidupan Kristen yang dimulai dalam 12:1. Dalam ringkasan ini (13:11-14), Paulus menasihati para pembacanya untuk bangun dan hidup dalam terang siang hari, daripada tinggal dalam kegelapan malam hari. Mereka harus mempraktikkan iman mereka, dengan penuh gairah menantikan kedatangan kembali Tuhan.
Ayat 11. Paulus menggunakan analogi orang tua yang membangunkan seorang anak dan kemudian memberi dia arahan untuk hari itu. Bagian ini dimulai dengan kata-kata ini: Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur.
Ungkapan "Ini kamu harus lakukan" menunjuk ke depan dan ke belakang. Itu dapat mengacu kepada tantangan untuk mengasihi yang baru saja diberikan (13:8-10), atau itu dapat mengacu kepada segala hal yang Paulus sudah katakan sejak awal pasal 12. Itu juga mengacu kepada apa yang rasul itu hendak katakan dalam hal memimpin kepada kehidupan yang saleh (13:11-14).
Para komentator telah berusaha untuk mengidentifikasi "waktu" dan "jam" khusus dari nas itu. Pelbagai terkaan merentang dari masa penganiayaan orang Kristen oleh Nero (64 M.) sampai dengan waktu kehancuran Yerusalem (70 M.). Ungkapan itu mungkin secara sengaja dibuat kabur sehingga kata-kata itu sama cocoknya untuk di zaman kini sebagaimana untuk di zaman Paulus. Mengenai tertidur secara rohani, kita tidak dapat bangun lebih dini dan tidak berani bangun terlambat. "Waktu" untuk "bangun" selalu sekarang. Orang dapat membayangkan seorang ayah menggoyang-goyang tempat tidur anaknya yang mengantuk saat ia bicara dengan suara keras, "Sudah waktunya untuk bangun!"
Paulus melanjutkan, Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya. "Keselamatan" mengacu kepada keselamatan akhir kita ketika Tuhan datang kembali dan membawa kita bersama Dia ke sorga (lihat 1 Pet. 1:5). Karena kita akan menerima keselamatan ini ketika Tuhan datang kembali (lihat Ibr. 9:28), maka keselamatan itu "sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya." "Pada waktu kita menjadi percaya" mengacu kepada waktu ketika kita menjadi Kristen. Karena kita tetap terus percaya, beberapa terjemahan menambahkan kata "pertama kali": "daripada ketika kita pertama kali percaya" (NIV; RSV; huruf miring ditambahkan). Paulus sedang menggugah kenangan mereka (mengingatkan ketika mereka pertama kali percaya) dan kepada harapan mereka (mengantisipasi keselamatan mereka yang akan datang). Bell menyebut ini motivasi "dorong dan tarik" dari Paulus.50Tersirat dalam kata-kata Paulus adalah kebutuhan bagi para pembacanya untuk bangun karena Kristus dapat datang kapan saja. Jika mereka tertidur secara rohani, mereka tidak akan siap bagi kedatangan-Nya kembali.
Kapankah Tuhan akan datang kembali? Yesus berkata, "Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja" (Mrk. 13:32). Paulus tidak mengetahui waktu tepatnya, tapi ia tahu ini: Waktunya lebih dekat daripada ketika para pembacanya dibaptis.51Jika itu benar di zaman rasul Paulus, betapa lebih benar lagi hal itu di zaman kita! Kedatangan kedua adalah sekitar dua ribu tahun lebih dekat daripada ketika Paulus menulis kitab Roma!
Karena kedatangan Allah adalah "sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita [pertama kali] menjadi percaya," maka kita perlu melakukan apa yang Paulus perintahkan kepada orang Kristen dalam ayat-ayat selanjutnya—dan kita juga harus memperhatikan pelbagai petunjuknya sebelumnya. "Hal ini harus kamu lakukan" dapat mengacu kepada segala sesuatu yang diajarkan dari 12:1 sampai 13:14.
Fakta bahwa Tuhan akan datang kembali ada terus-menerus di dalam pikiran umat Kristen abad pertama. Mereka berseru "Maranatha" (1 Kor. 16:22), ungkapan bahasa Aram yang berarti "ya Tuhan datanglah"! Mereka dengan khusyuk berdoa, "Datanglah, ya Tuhan Yesus" (Why. 22:20). Telah dikatakan bahwa apa pun yang mereka sedang lakukan, dari waktu ke waktu mereka akan berhenti dan melihat ke langit. Apalagi, Yesus sudah berkata bahwa Ia akan "datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya " (Mrk 13:26; lihat Mat. 24:30; 26:64; Mrk.14: 62; 1 Tes. 4:17; Why. 1:7). Kepastian kedatangan kedua merupakan motivasi yang sangat kuat bagi umat Kristen mula-mula. Itu juga harus menjadi insentif yang kuat bagi kita untuk menjadi apa kita seharusnya dan melakukan apa yang harus kita lakukan.
Ayat 12. Paulus melanjutkan penekanannya tentang perlunya "bangun": Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Para komentator menunjukkan kreativitas yang besar dalam mengidentifikasi "malam" dan "siang,"52tetapi Paulus mungkin hanya sedang melanjutkan analoginya. Bahasanya sekedar berarti bahwa sudah waktunya untuk bangun dan menyibukkan diri. Perhatian kita kembali ke tempat ayah yang menggoyang-goyangkan tempat tidur anaknya, dengan berkata, "Sudah waktunya untuk bangun!" Kita dapat membayangkan anak itu menarik selimut tidurnya ke atas kepalanya sambil bergumam, "Oh, Ayah, beri aku lima menit lagi saja." Ayah itu menjawab, "Tidak satu detik pun! Sudah waktunya untuk bangun sekarang!" Itulah inti dari apa yang Paulus sedang katakan.
Begitu kita bangun, hal apakah yang harus kita lakukan? Selanjutnya, Paulus berkata bahwa kita perlu berpakaian. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Paulus sering menggunakan kiasan perilaku "menanggalkan" dan "mengenakan" seperti orang menanggalkan dan mengenakan pakaian (lihat Efe. 4:22-24; Kol. 3:8-14). Dalam ayat 12, kita, pada dasarnya, ditantang untuk menanggalkan pakaian tidur kita dan mengenakan pakaian yang sesuai untuk kegiatan siang hari.
Ungkapan "perbuatan-perbuatan kegelapan" mengacu kepada perbuatan dosa. Mereka disebut "perbuatan-perbuatan kegelapan" karena mereka lebih mungkin untuk dilakukan pada malam hari atau di bawah perlindungan kegelapan (lihat Yoh. 3:19; 1 Tes. 5:7). Jangan lupa bahwa Paulus sedang bicara kepada orang Kristen. Apakah orang Kristen pernah bersalah atas kemesuman? Ya, pernah—dan ketika mereka bersalah, mereka perlu ditantang: "Tanggalkan kefasikan itu dari hidupmu! Singkirkan itu! "Terjemahan Phillips menulis "Buang jauh-jauh hal-hal yang manusia lakukan dalam kegelapan."
Tentu saja, tidak cukup sekedar menyingkirkan pakaian malam; kita juga perlu mengenakan pakaian siang hari. Paulus berkata untuk "mengenakan perlengkapan senjata terang!" Dalam bentuk jamaknya, kata itu diterjemahkan "baju baja" (dari o¢plon, hoplon) mengacu kepada "senjata perang."53Ini adalah kata yang digunakan dalam ungkapan "senjata kelaliman" dan "senjata kebenaran," yang muncul sebelumnya dalam surat itu (lihat komentar tentang 6:13). Kita berpakaian bukan untuk berjalan-jalan santai, melainkan bersiap-siap untuk "Bertanding … dalam pertandingan iman yang benar" (1 Tim. 6:12).
Ayat 13. Begitu kita sudah bangun dan berpakaian, apakah yang harus kita lakukan? Kita harus menjalani kehidupan yang memuliakan Pencipta dan Juruselamat kita. Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari. "Seperti pada siang hari" menunjukkan bahwa kita harus menjalani hidup kita secara terbuka, tidak malu untuk membiarkan hidup kita diperiksa oleh semua orang.
Dalam kaitan dengan "Hidup dengan sopan," Paulus memberi enam contoh "perbuatan-perbuatan kegelapan" yang kita harus hindari: Jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Ini bukan katalog lengkap yang berisi "perbuatan-perbuatan kegelapan"; itu adalah daftar yang sifatnya mewakili. Terhadap daftar seperti itu, kita dapat menambahkan "dan yang seperti itu," seperti yang Paulus lakukan dalam Galatia 5:19-21 (KJV). Enam contoh dalam teks kita itu dikelompokkan menjadi tiga pasang.
Pasangan pertama adalah "pesta pora dan kemabukan." "Pesta pora" adalah dari kwvmoß (kōmos), yang, dalam ayat 13, mengacu kepada "pesta berlebihan …, pesta pora, pesta yang gaduh."54Alkitab NIV menulis "pesta gila-gilaan." Kōmos menggam- barkan jenis pesta yang gaduh yang menurunkan martabat manusia dan merupakan gangguan bagi orang lain."55Ini sering merupakan "akibat dari kemabukan,"56sehingga pesta itu terkait dengan dosa "kemabukan" (me÷qh, methē, "keadaan mabuk").
Berikutnya adalah "percabulan dan hawa nafsu." "Percabulan" tidak diterjemahkan dari kata biasa untuk dosa seks (pornei÷a, porneia), tetapi dari bentuk jamak koi÷th (koitē), kata untuk "tidur." Koitē digunakan sebagai eufemisme untuk "hubungan seks."57Kata "tidur" kadang-kadang digunakan dengan cara yang sama di zaman kini, seperti dalam ungkapan "Mereka tidur bersama." Bentuk jamak koitē ("tidur") di sini mengacu kepada aktivitas seks terlarang.
"Percabulan" dipasangkan dengan "hawa nafsu," yang diterjemahkan dari ajse÷lgeia (aselgeia). Kata Yunani ini menunjukkan "keterlaluan, tidak bermoral, tidak ada pengekangan, ketidaksenonohan, kecerobohan' … Gagasan utamanya adalah perilaku yang tak tahu malu."58Barclay menulis, "Aselgeia adalah salah satu kata paling jelek dalam bahasa Yunani. Kata itu tidak hanya menggambarkan kemesuman; kata itu juga menggambarkan orang yang sudah kehilangan rasa malu."59John MacArthur mengatakan, "Itu mengacu kepada jenis pesta pora seks dan kebebasan yang mencirikan banyak masyarakat modern dan yang sering dipamerkan hampir sebagai ciri khas."60
Jika dua pasang dosa yang pertama tidak menginsyafkan Anda, pasangan yang ketiga mungkin dapat: "perselisihan dan iri hati." "Perselisihan" adalah dari e¡riß (eris), yang mengacu kepada "pertengkaran," ungkapan "permusuhan."61Eris "mencerminkan semangat bersaing yang antagonis yang berjuang keras untuk mendapatkan jalannya sendiri, terlepas dari biaya yang ditanggungnya atau kerugian terhadap orang lain."62Kata ini terkait dengan "iri hati" (zhvloß, zēlos63), yang menggambarkan "roh yang tidak dapat puas dengan apa yang telah dimiliki dan melihat dengan mata iri hati kepada setiap berkat yang diberikan kepada orang lain dan menyangkal [berkat] itu bagi dirinya."64
Beberapa orang menganggap empat dosa pertama—pesta pora, kemabukan, percabulan, dan hawa nafsu—sebagai "dosa yang buruk," tapi akan menempatkan perselisihan dan iri hati dalam kategori "tidak begitu-buruk." Namun begitu, fakta bahwa Paulus mencantumkan dua dosa terakhir dengan empat dosa lainnya menunjukkan bahwa dosa-dosa ini juga menghina Allah. Perselisihan dan iri hati hanya "ungkapan yang lebih beradab dari kerakusan penuh dosa [dan egois] yang sama"65yang dinyatakan dalam empat dosa yang pertama. Paulus mungkin mencantumkan mereka di bagian akhir sebab beberapa dari kita merasa lebih sulit untuk melepaskan diri dari dosa-dosa ini daripada dosa-dosa lainnya dalam daftar itu.
Ayat 14. Bagaimanakah kita dapat menghindari "perbuatan-perbuatan kegelapan ini? Paulus memberikan dua perintah, satu positif dan satunya lagi negatif. Pertama, mari kita lihat yang positif: Dalam ayat 12, rasul Paulus telah memberitahu para pembcanya untuk "mengenakan perlengkapan senjata terang!"; sekarang, dalam ayat 14, ia mendesak mereka untuk kenakanlah Tuhan Yesus Kristus. Alkitab NEB menunjukkan hubungan antara tantangan itu dalam dua ayat itu: "Biarlah Kristus Yesus sendiri menjadi baju besi yang engkau kenakan."
Apakah arti "mengenakan" (dari ejndu÷w, enduō) Kristus? Dalam pasal 6, kita diberitahu bahwa, ketika kita dibaptis, kita "dibaptis ke dalam Kristus Yesus" dan "menjadi satu dengan Dia" (6:3, 5). Dalam surat sebelumnya, Paulus menulis bahwa "kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan [dari enduō] Kristus" (Gal. 3:27). Kita "mengenakan" Kristus ketika kita dibaptis dan menjadi Kristen—tapi kita harus belajar untuk hidup sebagai orang yang telah "mengenakan" diri kita "dengan Kristus." Kita perlu mengenakan diri kita dengan kemurahan, kebaikan, dan kekuatan Allah. Jika kita melakukan ini, kita akan terhindar dari jenis-jenis dosa yang tercantum dalam ayat 13.
Perintah negatif Paulus menyusul. Perintah itu sifatnya praktis: Dan jangan buat persiapan bagi tubuh dalam hal hawa nafsunya (NASB). "Persiapan" adalah dari pro÷noia (pronoia), yang menggabungkan pro (pro, "sebelum") dengan noe÷w (noeō,
"berpikir"). Kata itu berarti "berpikir sebelumnya." Ketika pronoia "digunakan dengan poie÷w [poieō, 'membuat'] pengertiannya adalah membuat persiapan untuk sesuatu"66Kenneth J. Foreman menerjemahkan akhir ayat 14 seperti ini: "Jangan merencanakan dosa; jangan menyambut dosa; jangan beri dosa kesempatan. Tendang dosa jauh-jauh dari depan pintu Anda maka tidak akan ada dosa di dalam rumah Anda."67
Roma 13:11-14 telah disebut sebagai "Seruan Bangun Dari Allah" bagi orang Kristen yang lesu. Cara mudah untuk meringkas teks ini adalah dengan mengatakan bahwa, sampai Tuhan datang kembali, kita harus berusaha untuk menjadi seperti Dia: Kita harus mengasihi manusia (13:8-10), dan kita harus menjadi umat yang saleh (13:11-14). Karena Tuhan dapat datang kembali kapan saja, maka kita masing-masing harus bertanya kepada diri sendiri, "Apakah saya siap bagi kedatangan-Nya?"
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Roma (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini mer...
Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Tujuan
Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.
- (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
- (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
Survai
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
- (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
- (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
- (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
- (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
- (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
- (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
- (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
- (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Full Life: Roma (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Rom 1:1-17)
I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20)
A. Kebutuhan Or...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Rom 1:1-17) - I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20) - A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
(Rom 1:18-32) - B. Kebutuhan Orang Yahudi
(Rom 2:1-3:8) - C. Kebutuhan Semua Orang
(Rom 3:9-20) - II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
(Rom 3:21-5:21) - A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
(Rom 3:21-31) - B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
(Rom 4:1-25) - C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
(Rom 5:1-11) - D. Adam dan Kristus Dibandingkan
(Rom 5:12-21) - 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
- 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
- III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
(Rom 6:1-8:39) - A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
(Rom 6:1-23) - 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
(Rom 6:1-14) - 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
(Rom 6:15-23) - B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
(Rom 7:1-25) - C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
(Rom 8:1-39) - IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
(Rom 9:1-11:36) - A. Persoalan Penolakan Israel
(Rom 9:1-10:21) - B. Kemenangan Rencana Allah
(Rom 11:1-36) - V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
(Rom 12:1-15:13) - A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
(Rom 12:1-2) - B. Orang Percaya dan Masyarakat
(Rom 12:3-21) - C. Orang Percaya dan Pemerintah
(Rom 13:1-7) - D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
(Rom 13:8-15:13) - Penutup
(Rom 15:14-16:27)
Matthew Henry: Roma (Pendahuluan Kitab)
Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulk...
- Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulkan bahwa mazmur-mazmur Daud di dalam Perjanjian Lama dan surat-surat penggembalaan Rasul Paulus di dalam Perjanjian Baru merupakan bintang-bintang yang paling terang, yang berbeda dari bintang-bintang lainnya di dalam kemuliaan. Kitab Suci secara keseluruhan memang merupakan surat penggembalaan dari sorga kepada dunia ini, tetapi di dalamnya ada penjelasan atas beberapa surat kerasulan tertentu. Di dalamnya terdapat lebih banyak surat-surat Paulus dibandingkan dengan surat rasul-rasul lainnya, sebab ia adalah rasul utama dari antara mereka. Ia bekerja lebih keras dibandingkan mereka semua. Tidak diragukan lagi, bakat alamiahnya sangat luar biasa. Pengertiannya akan suatu hal cepat dan tajam, ungkapan-ungkapannya lancar dan kaya. Ke mana pun ia pergi, kasih sayangnya sangat hangat dan bersemangat, dan keteguhan hatinya sangat tegas dan berani. Hal ini membuat ia menjadi seorang penganiaya yang sangat keras dan sengit sebelum ia bertobat. Namun ketika orang kuat yang bersenjata lengkap ini dilucuti, dan orang yang lebih kuat dari padanya datang menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan membagi-bagikan rampasannya dan menguduskan kecakapan-kecakapan ini, ia pun menjadi pemberita firman yang paling mahir dan bersemangat. Tidak ada yang lebih baik dari padanya untuk memenangkan jiwa, dan juga tidak ada yang lebih berhasil dari padanya. Empat belas surat penggembalaannya terdapat di dalam kanon Kitab Suci kita. Besar kemungkinan masih ada lebih banyak lagi surat yang ia tulis selama masa pelayanannya, yang mungkin cukup baik untuk mengajar, menegur, dan seterusnya tetapi karena surat-surat itu tidak diilhami oleh Allah, maka surat-surat tersebut tidak diterima sebagai kitab kanonik, dan juga tidak diturunkan kepada kita. Beberapa penulis kuno mengatakan bahwa ada enam pucuk surat ditulis oleh Paulus kepada Seneca (ahli filsafat dan negarawan Romawi abad pertama – pen.), dan delapan surat dari Seneca kepadanya [Sixt. Senens. Biblioth. Sanct. lib.2], dan yang masih ada sampai sekarang ini. Namun, sekali pandang saja tampaknya naskah-naskah itu tidak asli dan palsu.
- Surat penggembalaan kepada jemaat Roma ini ditempatkan sebagai surat yang pertama, bukan karena urutan waktu penulisannya yang lebih awal, melainkan karena keunggulannya yang tinggi. Surat ini adalah surat yang terpanjang dan terlengkap dibandingkan surat-surat penggembalaan lainnya, dan mungkin juga karena kewibawaan dari tempat yang menjadi tujuan surat ini ditulis. Dikatakan bahwa Krisostom, salah seorang bapa gereja, meminta supaya surat ini dibacakan untuknya dua kali dalam seminggu. Surat ini merupakan kumpulan dari beberapa bagian tulisan dari surat tersebut yang ditulis pada tahun 56 Masehi, dari kota Korintus, ketika Paulus tinggal di situ sebentar dalam perjalanannya menuju Troas (Kis. 20:5-6). Ia menitipkan surat ini kepada Febe, orang Romawi itu, seorang pelayan jemaat di Kengkrea (pasal 16), yang berada di wilayah Korintus. Di dalam surat itu ia menyebut Gayus sebagai tuan rumahnya, atau orang yang memberi tumpangan kepadanya (16:23). Gayus yang dimaksud adalah orang Korintus, berbeda dengan Gayus dari Derbe, yang disebut di dalam Kisah Para Rasul 20. Pada saat itu, Rasul Paulus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem dengan membawa uang yang akan diberikan kepada orang-orang kudus miskin yang ada di sana. Hal itu ia sebutkan di dalam Roma 15:26. Rahasia-rahasia besar perlu dibahas di dalam surat ini, seperti juga dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus lainnya, karena banyak hal masih gelap dan sukar dipahami (2Ptr. 3:16). Cara penulisan surat ini (sama seperti beberapa surat penggembalaan lainnya) dapat diamati. Bagian terdepan berisikan pengajaran, yaitu di dalam sebelas pasal pertama. Bagian terakhir adalah bagian penerapan, yaitu di dalam lima pasal terakhir, yang memberitahukan tentang penghakiman dan cara memperbaiki hidup. Cara terbaik untuk memahami kebenaran-kebenaran yang dijelaskan di bagian awal adalah dengan menaati dan melakukan kewajiban-kewajiban yang diuraikan di bagian akhir. Sebab, barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan mengetahui pengajaran itu (Yoh. 7:17).
- I. Bagian pengajaran dari surat kerasulan itu mengajarkan kepada kita,
- 1. Mengenai jalan keselamatan,
- (1) Dasar keselamatan itu adalah pembenaran oleh Allah, dan bukan karena perbuatan manusia (pasal 1). Juga bukan karena melakukan hukum Taurat bangsa Yahudi (pasal 2-3), sebab baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain harus bertanggung jawab terhadap kutuk itu. Sebaliknya, keselamatan itu hanya diperoleh melalui iman di dalam Yesus Kristus (Roma 3:21 dan seterusnya; pasal 4).
- (2) Langkah-langkah menuju keselamatan ini adalah,
- 2. Mengenai orang-orang yang diselamatkan, seperti halnya mereka yang masuk menurut pilihan kasih karunia (pasal 9), bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi (pasal 10-11). Dari sini tampak bahwa pokok yang ia bicarakan adalah kebenaran-kebenaran yang sebenarnya telah diketahui, seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus (2Ptr. 1:12). Dua hal yang menjadi batu sandungan bagi bangsa Yahudi, yaitu pembenaran oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat, dan penerimaan bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat. Itulah sebabnya Rasul Paulus berusaha menjelaskan dan membereskan kedua hal ini.
- II. Bagian penerapan yang mengikuti, yang di dalamnya kita temukan,
- 1. Beberapa nasihat umum yang cocok bagi semua orang Kristen (pasal 12).
- 2. Petunjuk-petunjuk bagaimana kita berperilaku sebagai anggota masyarakat yang beradab (pasal 13).
- 3. Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku orang-orang Kristen satu sama lain, sebagai sesama anggota jemaat Kristen (pasal 14 dan pasal 15:1-14).
- III. Ketika mendekati bagian penutup, Rasul Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya kepada mereka (15:14-16), memberikan penjelasan mengenai dirinya sendiri dan urusan-urusannya (ay. 17-21), berjanji untuk mengunjungi mereka (ay. 22-29), meminta dukungan doa mereka (ay. 30-32), mengirimkan salam khusus kepada banyak sahabat di sana (Roma 16:1-16), memperingatkan mereka terhadap orang-orang yang menimbulkan perpecahan (ay. 17-20), menambahkan salam dari sahabat-sahabat yang ada bersamanya (ay. 21-23), dan mengakhirinya dengan sebuah doa berkat dan pujian kepada Allah (ay. 24-27).
Jerusalem: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus.
di Korintus pada awal...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus. di Korintus pada awal tahun 58, mendjelang berangkatnja ke Jerusalem, guna menjampaikan hasil pendermaan dari umat-umat di Achaja dan Masedonia, bagi orang-orang miskin didalam umat induk disitu. Ia bermaksud, segera sesudah penjerahan resmi derma-derma tersebut, pergi ke Barat pula dan meluaskan wilajah kerajanja sampai ke Spanjol. Pada perdjalanan ke Spanjol itu ia bermaksud singgah di Roma dan hal ini mendjadi alasan tertulisnja surat ini. Ia hendak memberitahukan niatnja itu dan memperkenalkan diri dan maksud kundjungannja terlebih dahulu, sebab ia masih agak asing bagi umat itu, belum pernah berhubungan denganja, ketjuali dengan beberapa tokoh, jang dahulu mendjadi pembantu, kawan atau muridnja dilain-lain tempat. Bdl. 16:3-16. Umat itu dewasa itu sudah sangat besar dan menurut perkataan Paulus sendiri dalam 1:8 semangat imannja terkenal "diseluruh dunia". Lagi pula kedudukan umat ini teristimewa penting sebagai umat ibu-kota seluruh kekaiseran Roma, pusat pemerintahan dan kebudajaan Romawi. Sudah sewadjarnja semua itu menarik minat seorang rasul seperti Paulus. dan sebab itu sudah lama menimbulkan kerinduan untuk berkenalan dengan umat itu. Malahan ia merasa bertugas terhadapnja djuga. Umat itu bagian terbesar terdiri dari orang Romawi asli bekas penjembah dewa-dewa, dan bukankah ia. chususnja bertugas sebagai rasul terhadap segala bangsa-bangsa "kafir"? Untuk itu ia ditetapkan langsung oleh Kristus sendiri (Kis. Ras. 9:15), dan dengan resmi pula oleh umat Antiochia atas ilham Roh Kudus (Kis. Ras. 13:2-3), dan achirnja oleh persetudjuan dengan "tiang-tiang agung" Geredja, ialah Petrus, Joanes dan Jakobus (Gal. 2:7-10). Oleh sebab itu ia tidak mau datang dengan tangan kosong, melainkan dengan kepenuhan berkat Kristus (15:29), dan sekedar membagikan iman mereka (1-11). Namun demikian ia tidak mau membangunkan. diatas dasar jang diletakkan oleh orang lain (15:20-22), artinja ia tidak mau tjampur- tangan dalam urusan-urusan umat. Dan memang dasar umat itu sudah teguh berdiri. Siapakah jang meletakkan dasar itu tidak terang. Ada hanja beberapa berita bersifat riwajat lisan jang sebagian amat kabur. Mungkin pangkal mula umat ialah orang-orang jang didalam Kis. Ras. 2.10 disebut "orang Jahudi dan proselit dari Roma", jang turut menjaksikan peristiwa Pentekosta di Jerusalem. Tetapi perkembangan pesat dan keteguhan iman membuktikan, bahwa pendiri dan pemimpin umat itu tentu seorang rasul unggul dan ada hal-hal dan berita-berita jang menundjuk kepada Petrus. Menurut berita-berita purba jang agak kabur, Petrus sudah bekerdja disitu waktu pemerintahan kaiser Klaudius antara. 42 dan 49, dan datang kesana langsung atau tak langsung, sesudah ,pergi kesuatu tempat lain" (Kis. Ras. 12:17). Memang diwaktu itu umat sudah besar, tentu terutama diantara orang Jahudi, jang golongannja di Roma dewasa itu beberapa ribu orang. Hal itu terkesan oleh berita Suetonius, periwajat hidup Klaudius, jang menulis, bahwa dimasa itu terdjadi suatu pergolakan diantara orang-orang Jahudi, disebabkan oleh seorang bernama Chrestos dan mengakibatkan Klaudius mengusir semua orang Jahudi dari Roma. Bdl. Kis. Ras. 18:2. Berita-berita bahwa Petrus kemudian bekerdja di Roma dan mati sebagai martir disitu tidak dapat disangkal kebenarannja. Diantaranja misalnja berita, bahwa Markus menulis Indjilnja di Roma, berdasarkan pengadjaran Petrus disitu dan atas permintaan orang Roma. la dinamakan djuru-bahasa Petrus.
Bahwa diwaktu Paulus menulis surat ini, dan datang, sebagai tahanan ke Roma, umat disitu besar dan teguh imanja, njata dibuktikan beberapa tahun kemudian, dalam pengedjaran Nero terhadap mereka. Penulis sedjarah Romawi, Tasitus, menulis, bahwa orang-orang jang disebut "Chrestiani", sedjumlah teramat besar (ingens multitudo) ditangkap dan disiksakan (dibunuh) sebengis-bengisnja oleh kaisar Nero, bukannja seolah-olah mereka bersalah, sebagaimana tertuduh, melainkan karena kebentjian rakjat terhadap mereka dan kekedjaman satu orang (Nero).
Paulus hendak mengundjungi umat Roma sebab bertugas sebagai rasul bagi bangsa-bangsa penjembah dewa-dewa. Demikian menurut 1:5-7. Dan dalam membatja surat ini kita memang mendapat kesan-kesan, bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada orang-orang bekas penjembah dewa-dewa. Tentu sadja ada segolongan bangsa Jahudi djuga dalam umat Roma, jang tidak diabaikan oleh Paulus. Tetapi kalau ia didalam surat, misalnja dalam bab 2, langsung menjapa orang Jahudi, hal itu bukan berarti, bahwa uraian bersangkutan chusus ditudjukan kepada mereka. Isinja sama penting bagi segala anggota umat. Metodos Paulus disini, memberi pengertian djelas dengan mempertahankan kebenaran Indjil dengan salah paham Jahudi. Dan kalau dalam pada itu menjapa orang Jahudi, itu dapat dan harus ditafsirkan sebagai akal suatu gajabahasa setperti terdapat dalam Rom. 7,7-25. Mengenai tudjuan surat untuk menjatakan niat mengundjungi umat dan memperkenalkan diri serta maksud kedatangannja, tentu sadja tjukup suatu surat pendek, jang misalnja meliputi isi 1:1-15 dan 15:22-29. Tetapi dalam kegiatan kerasulannja Paulus tidak dapat mentjukupkan diri dengan suatu berita pendek itu. Disini sudah ia tidak mau datang dengan tangan kosong. Dan sjukurlah bagi seluruh Geredja untuk segala abad, ia mendapat ilham dalam menulis surat ini untuk terdahulu memaparkan isi "Indjil"nja, jang akan dibitjarakan setjara lisan pada perkundjungannja. Kita sudah tahu apakah arti "Indjil"nja itu, jaitu Indjil Kristus dengan menondjolkan apa jang chususnja mendjadi kabar gembira bagi bangsa-bangsa bukan Jahudi, jaitu bahwa Kristus sebagai Penebus telah datang untuk menjelamatkan seluruh bangsa manusia, baik Jahudi, maupun bangsa-bangsa jang masih disebut "kafir". Paulus menerangkan djalan, sjarat-sjarat dan hakekat penjelamatan itu. Djalan pikiran Paulus dalam surat ini dalam garis-garis besarnja adalah seperti berikut:
Seluruh umat manusia, turunan Adam meringkuk dalam perhambaan kepada dosa. Dosa itu pada hakekatnja terletak dalam terputusnja hubungan tjinta dengan Allah dan disebut djuga "murka" Allah. Akibatnja keruntuhan achlak jang mengerikan dan achirnja kebinasaan abadi. Tak seorang manusiapun mampu membebaskan diri dari perhambaan itu, dan dari sendirinja mendekati Allah.
Dalam kerahimanNja Allah dari kekal sudah merentjanakan menjelamatkan manusia dari keadaan itu. PenjelenggaraanNja telah didjandjikanNja kepada Abraham dan para turunannja dan makin lama makin djelas disediakanNja didalam Perdjandjian Lama.
Rentjana dan djandji itu sudah dilaksanakan oleh dan dalam Kristus. Ia telah menebus dosa manusia dengan darahnja dan memperdamaikan bangsa manusia dengan Allah Pula.
Keadaan manusia tertebus dinamakan Paulus "dikaiosine", artinja kebenaran.Manusia 'jang "pertjaja akan Kristus", "dibenarkan" oleh Allah, artinja dosanja dihapus dan Allah memberinja suatu hidup baru, jang berwudjud mempunjai bagian dalam hidup Allah sendiri dan diangkat mendjadi anak Allah sedjati dan ahliwaris kemuliaanNja. Dengan setegas-tegasnja Paulus menekankan, bahwa kebenaran itu diberikan sebagai anugerah, melulu berdasarkan kerahiman Allah dan tjintaNja jang semata-mata bebas, Manusia sendiri tidak mampu memperolehnja dengan djasanja sendiri, seperti dengan mengamalkan hukum taurat menurut salah paham orang Jahudi. Jang dituntut dari si manusia, ialah hanja kepertjajaan akan Kristus. Mengenai pengertian "kepertjajaan" dalam bahasa Paulus, batjalah kata pendahuluan II, hal. 538 (tjetakan V 1968).
Dalam menekankan, bahwa pengamalan hukum taurat samasekali tidak diperhitungkan Allah dalam membedakan manusia, Paulus tiba Pula ditengah-tengah perdjuangan dengan salah paham orang Jahudi tersebut, jang sudah kita kenal dari suratnja kepada umat-umat di Galatia. Tetapi apa jang dipergunakan Paulus dengan semangat dalam surat itu, didalam surat ini diuraikannja dengan tenang dan lebih landjut dan mendalam.
Itu memberi pula kepadanja suatu kesempatan, untuk mendjelaskan pokok sikap kaum Jahudi, dan nasibnja jang diperhitungkan Allah dalam rentjana penjelenggaraannja. Achirnja mereka akan insjaf, sehingga djandji Allah kepada Abraham dan bangsa Jahudi umumnja, dapat ditepati oleh Allah bagi bangsa Israel dalam keseluruhannja. Mulai bab 12 Paulus memberi pengadjaran praktis, bagaimana umat harus hidup sesuai dengan martabat baru dalam kesusilaan sempurna chususnja dengan mengamalkan tjinta-kasih.
Hagelberg: Roma (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh k...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh karena itu, Surat Roma tidak banyak dipengaruhi dengan situasi dan kondisi jemaat Roma, sehingga surat ini lebih bersifat obyektif. Sifat Injil Kristus diuraikan secara lengkap dan teratur.1
Kata-Kata Kunci dalam Surat Roma
Ada beberapa kata yang menonjol sebagai kata kunci untuk memahami Surat Roma secara tepat. Kata-kata yang berikut ini layak dipelajari:
aiwn/aion
"Sampai aiwn lepas aiwn" diterjemahkan "selama-lamanya," dan aiwn sendiri diterjemahkan "dunia," karena istilah ini mengandung unsur "zaman" dan juga "dunia."
Roma 1:25, 9:5, 11:36, 12:2, 16:27
aiwniov/aionios
"kekal," "abadi," "berabad-abad"
Roma 2:7, 5:21, 6:22, 6:23, 16:25, 16:26
dikaiov/dikaios
Istilah ini berarti "benar," atau "adil."
Roma 1:17, 2:13, 3:10, 3:26, 5:7, 5:19, dan 7:12.
dikaiosunh/dikaiosune
Istilah ini berarti "kebenaran," atau "keadilan."
Roma 1:17, 3:5, 3:21, 3:25, 3:26, 4:3, 4:5, 4:6, 4:9, 4:11, dst.
pisteuw/pisteuo
Roma 1:16, 3:2, 3:22, 4:3, 4:5, 4:11, 4:17, 4:18, 4:24, 6:8, 9:33, dst.
Kata kerja ini berarti "percaya."
pistiv/pistis
Roma 1:5, 1:8, 1:12, 1:17, 1:17, 3:3, 3:22, 3:25, 3:26, 3:27, 3:28, dst.
Istilah ini berarti "iman."2
Penulis Surat Roma
Memang pernah ada perdebatan mengenai identitas penulis Surat Roma. Sarjana liberal berusaha untuk meyakinkan pendapat mereka bahwa Paulus tidak menulis Surat Roma. Tetapi perdebatan tersebut sudah dapat diatasi, dan hampir semua mengakui Rasul Paulus sebagai penulis Surat Roma. Paulus disebut sebagai penulis di dalam pasal 1:1, dan banyak yang dikatakan oleh penulis surat ini cocok dengan apa yang dikatakan mengenai Rasul Paulus di dalam KPR dan surat-surat lain. Bandingkanlah Roma 15:25-27 dengan KPR 19:21, 20:1-5, 21:15-19, I Korintus 16:1-5, II Korintus 8:1-12, dan 9:1-5 mengenai perjalanan Paulus ke Yerusalem dengan persembahan dari Makedonia. Menurut Roma 11:1 dan Filipi 3:5 dia berasal dari suku Benyamin. Menurut Roma 16:3 dan KPR 18:2-3, 18-19 dia mengenal Priska dan Akwila. Menurut Roma 1:10-15, 15:22-32, dan KPR 19:21 Paulus rindu mengunjungi mereka di Roma. Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat pada apa yang telah dinyatakan oleh Roma 1:1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang dari surat ini!
Penerima Surat Roma
Asal-usul dari jemaat pembaca pertama ini tidak diketahui dengan pasti. Mungkin jemaat pertama di Roma didirikan oleh "pendatang-pendatang dari Roma" yang percaya kepada Kristus di Bait Allah pada Hari Pentakosta (KPR 2:10), setelah mereka pulang ke Roma. Mungkin juga orang-orang yang diinjili oleh Pauluslah yang mendirikan jemaat-jemaat Roma. Paulus menyebut 24 orang di Roma, termasuk orang-orang yang memimpin jemaat di rumah mereka masing-masing.
Menurut tradisi Katolik, jemaat Roma didirikan oleh Petrus pada tahun 42. Tetapi menurut KPR 15, Petrus berada di Yerusalem pada waktu Sidang Yerusalem diadakan (tahun 49), dan menurut konteks itu setelah sidang itu dia menetap di Yerusalem. Juga, kalau seandainya Petrus berada di Roma, aneh sekali bahwa dia tidak disebut-sebut oleh Paulus, apa lagi kalau di dalam II Petrus 3:15 Petrus menyebut Paulus sebagai "saudara kita yang kekasih." Karena Petrus tidak disebut-sebut dalam surat-surat Paulus yang ditulis di Roma, adalah janggal, jikalau Petrus ada di Roma.
Dalam jemaat-jemaat di Roma ada orang Yahudi. Menurut KPR 18:2 Akwila, yang disebut dalam Roma 16:5, adalah orang Yahudi, dan menurut Roma 16:7 dan 11 Andronikus, Yunias, dan Herodion adalah "temanku sebangsa." Selain itu, kita tahu bahwa di Roma ada orang-orang Yahudi yang diusir dari Roma waktu "kaisar Klaudius memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma" (KPR 18:2). Rupanya orang-orang Yahudi sudah diperbolehkan untuk datang kembali sebelum Surat Roma ditulis. Kota Roma adalah ibu kota dari Kekaisaran Romawi, sehingga banyak orang dari seluruh daerah kekaisaran berminat untuk pindah ke sana.
Kalau diamati kelihatan bahwa Surat Roma dimaksudkan untuk orang Yahudi (2:17 dan 4:1) dan juga untuk orang yang bukan Yahudi (11:13 "Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi"). Bahkan pasal-pasal 1:5-6, 1:13, 11:17-31, dan 15:14-16 memberi kesan bahwa banyak dari para pembacanya adalah orang bukan Yahudi. Cranfield3 menegaskan bahwapara pembacanya tidak bisa dikatakan mayoritas Yahudi, atau mayoritas bukan Yahudi. Singkatnya, ada banyak orang bukan Yahudi dan Yahudi di dalam jemaat-jemaat Kristen di Roma.
Tempat dan Tahun Penulisan Surat Roma
Dari Roma 15:25 kita tahu bahwa waktu surat ini ditulis, Paulus "sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus." Saat itu dia mau mengakhiri salah satu dari ketiga perjalanannya.
Dari Roma 15:23 kita tahu bahwa dia "tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini," dan dari pasal 15:19 kita mengerti bahwa maksudnya dengan "daerah ini" adalah "dari Yerusalem sampai ke Ilirikum." Ini berarti bahwa perjalanan yang diakhiri adalah perjalanan yang ketiga, karena sebelum perjalanannya yang ketiga dia tidak akan menyatakan bahwa pelayanannya sudah selesai.
Dalam Roma 16:1-2, "Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudara kita yang melayani jemaat di Kengkrea... sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri" Surat Roma dikaitkan dengan "Kengkrea", yaitu pelabuhan sebelah barat dari kota Korintus.
Ada satu kaitan lagi dengan kota Korintus dalam pasal 16:23, di mana Gayus, "yang memberi tumpangan kepadaku," memberi salam kepada mereka di Roma. Mungkin Gayus ini adalah orang Korintus yang disebut di dalam I Korintus 1:14.
Menurut KPR 20:3 Paulus berada di tanah Yunani selama tiga bulan. Barangkali pada waktu itu dia di Korintus (ibu kota propinsi) atau Kengkrea, dan di situ dia menyusun Surat Roma.
Tahun penulisannya masih agak sulit ditentukan. Menurut Cranfield,4 surat ini pasti ditulis di antara akhir tahun 54 sampai awal tahun 59, dan kemungkinan besar di antara akhir tahun 55 sampai awal tahun 57.
Kesatuan Surat Roma
Beberapa naskah kuno dari Surat Roma tidak memuat pasal 15-16, dan beberapa bapa-bapa gereja tidak mengutip dari Roma 15-16. Juga, dalam beberapa naskah kuno, pujian yang mengakhiri Surat Roma, yaitu 16:25-27, diletakkan pada akhir pasal 14, atau pada akhir pasal 15, atau pada akhir pasal 14 dan pasal 16. Dua naskah tidak menyebut kata "Roma" di dalam 1:7 dan 1:15, sehingga kota Roma sama sekali tidak disebut di dalam dua naskah itu.
Walaupun hanya beberapa naskah yang memiliki perbedaan tersebut, tetapi perbedaan-perbedaan itu sempat menjadi bahan pemikiran dan dialog para sarjana. Mengapa terjadi demikian, sehingga ada naskah surat yang seolah-olah tidak dikirim ke Roma? Jawabannya banyak.
Ada sarjana yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-14:23 sebagai surat edaran bagi jemaat-jemaat lain, kemudian menambahkan pasal 15-16 pada surat edaran itu.
Ada sarjana lain yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-15:33 kepada jemaat-jemaat Roma, lalu setelah itu, dia mengirimkan surat itu dengan suatu tambahan (pasal 15-16) kepada jemaat lain.
Tetapi setelah Cranfield5 mempertimbangkan semua ini, dia mengambil kesimpulan bahwa seluruh surat ini, pasal 1 sampai dengan pasal 16, dikirim oleh Paulus kepada jemaat-jemaat Roma, dan perbedaan-perbedaan antara naskah muncul karena surat ini disalin di Roma, dan pasal 15 dan pasal 16 tidak selalu disalin karena dianggap ditujukan khusus untuk mereka di kota Roma.
Surat Roma memiliki kesatuan. Beberapa naskah kuno yang tidak lengkap tidak menyangkal kesatuan itu.
Maksud dan Tujuan Surat Roma
Maksud tujuan pertama dari Surat Roma sudah jelas dari pasal 15:22-25 di mana Paulus memberitahu kepada mereka bahwa dia mau mengunjungi mereka di Roma. 15:24 menceritakan satu maksud tujuan yang lain lagi. Dia mau mendapatkan pertolongan dari mereka. Dia mau melayani di Spanyol, dan dia berharap mereka akan memperlancar perjalanannya. Dia akan mencari dukungan bagi pelayanannya di sana. Pasal 15:30-32 menjelaskan bahwa dia juga minta dukungan doa mereka untuk perjalanannya ke Yerusalem, di mana dia akan menghadapi bahaya dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan di mana dia akan menyerahkan suatu persembahan.
Untuk memperoleh hasil yang telah disebut di atas, maka Rasul Paulus mau menguraikan Injil Kristus, karena dengan sungguh mengerti baik murka Allah yang mengancam manusia maupun kebenaran Allah yang dianugerahkan guna penyelamatan setiap orang yang percaya, mereka di Roma diharapkan menjadi terbeban untuk menolong dan mendukung Paulus serta ikut terlibat dengan kerinduan Paulus untuk menjangkau orang Spanyol dengan Injil Kristus.
Pola Berpikir Surat Roma6
Dalam Surat Roma Rasul Paulus menyatakan suatu pola berpikir yang penting bagi tafsiran surat ini. Bagi dia, eksistensi manusia dibagi dua. Ada dua aion/aion bagi manusia. Satu aion/aion yang dikepalai Adam, dan satu yang dikepalai Kristus. Orang yang tidak memiliki kebenaran Allah berada dalam aion/aion Adam di mana Maut berkuasa. Tetapi Kristus telah membawa aion/aion Kehidupan Kekal yang boleh dialami oleh setiap orang yang berada dalam Kristus. Perlu dimengerti juga bahwa istilah aion/aion itu lain daripada kata zaman. Aion/Aion Kehidupan sudah muncul, tetapi aion/aion Maut masih ada juga. Masa kini ada hubungan yang erat antara aion/aion Kristus dan Kerajaan Allah. Dua-duanya sudah ada, dan masih akan datang dengan segala kepenuhannya. Kerajaan Allah dilawan dengan kerajaan Iblis, dan aion/aion Kristus dilawan dengan aion/aion Adam. Baik aion/aion Kristus maupun Kerajaan Allah hanya dapat dialami oleh orang yang benar, yaitu orang yang memiliki kebenaran Kristus.
Pentingnya hal aion/aion baru dan aion/aion lama menjadi nyata kalau garis besar Surat Roma diselidiki. Hidup orang yang sudah dibenarkan karena iman adalah tema Surat Roma, sedangkan dua aion/aion tersebut di atas mewarnai kerangka Surat Roma.
Hagelberg: Roma (Garis Besar) GARIS BESAR
roma
I. Pendahuluan 1:1-1:17
A. Salam 1:1-1:7
B. Perkenalan 1:8-1:15
C. Tema Surat 1:16...
GARIS BESAR
roma
- I. Pendahuluan 1:1-1:17
- A. Salam 1:1-1:7
- B. Perkenalan 1:8-1:15
- C. Tema Surat 1:16-1:17
- II. Injil 1:18-15:13
- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20 (aion/aion kematian)
- a. ...Manusia tanpa Kebenaran 1:18-1:32
- b. ...Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
- c. ...Semua Manusia 3:9-20
- 2. Kebenaran Allah Dinyatakan 3:21-4:25 (aion/aion hidup)
- a. Kebenaran Allah Dinyatakan melalui Kristus 3:21-3:31
- b. Kebenaran Allah Disaksikan melalui Kehidupan Abraham 4:1-4:25
- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
- 1. Dia akan Hidup Bebas dari Murka 5:1-5:11
- a. Kita memiliki damai terhadap Allah 5:1-4
- b. Keadaan kita berdasarkan kasih Allah 5:5-8
- c. Kasih Allah meluputkan kita dari murkaNya 5:9-11
- 2. Dia akan Hidup Bebas dari Dosa 6:1-6:23
- a. Melalui Baptisan Rohani Kita Bebas dari Dosa 6:1-14
- b. Kita yang Dibebaskan, Menjadi Hamba Kebenaran 6:15-23
- 3. Dia akan Hidup Bebas dari Hukum Taurat 7:1-7:25
- a. Dalam Kristus Kita Mati Terhadap Hukum Taurat 7:1-6
- b. Hukum Taurat Dapat Membangkitkan Dosa 7:7-13
- c. Hukum Taurat Tidak Dapat Membangkitkan Yang Baik 7:14-25
- 4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
- a. Melalui Roh Allah Kita Dapat Mengenal Kristus dan Kuasa KebangkitanNya, Sehingga Kita Bebas 8:1-8:13
- b. Kita Dapat Mengenal Kristus dan Persekutuan dalam PenderitaanNya, Sehingga Kita Bebas 8:14-8:30
- c. Kesimpulan dari Pasal 5-8: Kita Dapat Menang dalam Kesusahan 8:31-8:39
- C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9-11
- 1. Israel, yang Diberkati Allah, Merupakan Beban yang Berat bagi Paulus 9:1-5
- 2. Allah yang Berdaulat Telah Memberi Janji Hanya kepada Mereka yang Percaya 9:6-29
- 3. Israel Sendiri Bertanggung Jawab atas Penolakannya 9:30-10:21
- a. Ringkasan Bagian Ini: Batu Sandungan, Batu Sentuhan 9:30-33
- b. Israel Rajin tapi Keliru, karena tidak Mencari Kristus yang adalah Tujuan Hukum Taurat 10:1-4
- c. Melalui Iman, Kebenaran dan Pertolongan Dekat, Tidak Jauh Seperti Melalui Hukum Taurat 10:5-13
- d. Firman Iman Sudah Diberitakan kepada Israel, tapi Israel Melanggar dan Menyangkal 10:14-21
- 4. Israel Tidak Ditolak untuk Selama-lamanya 11:1-36
- D. Perilaku Orang yang Dibenarkan karena Iman 12:1-15:13
- 1. Penyesuaian pada Aion/Aion Baru 12:1-13:14
- a. Ringkasan dari pasal 5-8, 12:1-2
- b. Supaya Cita-Cita yang Layak Ditentukan 12:3-8
- c. Supaya mengasihi 12:9-21
- d. Supaya Tunduk pada Kuasa Pemerintah 13:1-7
- e. Sikap Kasih 13:8-10
- f. Waktunya Mendesak 13:11-14
- 2. Penerapan Khusus: yang Lemah dan yang Kuat 14:1-15:13
- a. Masalah yang Dihadapi: Tantangan bagi "yang Lemah" 14:1-12
- b. Tanggung Jawab bagi "yang Kuat" 14:13-23
- c. Kristus Sebagai Teladan 15:1-6
- d. Ringkasan: Yahudi dan Bukan Yahudi Sehati Sepikir Memuji Tuhan 15:7-12
- e. Berkat yang Meringkas Seluruh Surat Roma 15:13
- III. Penutup 15:14-16:27
- A. Paulus Menulis Surat Roma Karena Dia Rasul Kepada Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi 15:14-21
- B. Rencana Paulus untuk Mengunjungi Mereka 15:22-33
- C. Salam kepada Individu dan Kelompok yang Tertentu 16:1-16
- D. Peringatan mengenai Orang yang Menimbulkan Perpecahan 16:17-20
- E. Salam dari Saudara-saudara Seiman 16:21-24
- F. Pujian 16:25-27
Hagelberg: Roma DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F....
DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F. F., The Epistle of Paul to the Romans, Tyndale New Testament Commentaries, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1963.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38A: Romans 1-8, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38B: Romans 9-16, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Hodge, Charles, Commentary on the Epistle to the Romans, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1886.
Hodges, Zane, Absolutely Free!, Academie Books, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1989.
Hodges, Zane, catatan dari Surat Roma, tanpa tahun.
Hoehner, Harold, bahan kuliah dari 206 Eksegesis Roma, Dallas Theological Seminary, 1981.
Liddell, Henry George dan Scott, Robert, A Greek-English Lexicon, Oxford University Press, Oxford, edisi ke 9, 1940.
Moulton, James Hope dan Milligan, George, The Vocabulary of the Greek New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1930.
Murray, John, The Epistle to the Romans, The New International Commentary on the New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1959, edisi dalam satu jilid 1968.
Newell, William R., Romans Verse by Verse, Word Bible Publishers Inc., Iowa Falls, hak cipta 1938.
Nygren, Anders, Commentary on Romans, Fortress Press, Philadelphia, hak cipta 1949.
Wigram, George, The Englishman's Greek Concordance, London, 1844.
Witmer, John A. "Romans," dalam The Bible Knowledge Commentary. Wheaton: Victor Books, 1983.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Lightfoot, John, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew- 1 Corinthians, vol. 4, Hendrickson Publishers, 1989.
Denny, James, "Saint Paul's Epistle to the Romans", dalam The Expositor's Greek Testament, 2, halaman 555-725. Robertson Nicoll, redaksi, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids.
Guthrie, Donald, New Testament Introduction, Intervarsity Press, Downers Grove, 1970.
Knox, John, dan Cragg, Gerald R., "The Epistle to the Romans", dalam The Interpreter's Bible, vol. 9, Abington-Cokesbury Press, New York, hak cipta 1954.
Stifler, James, The Epistle to the Romans, Moody Press, Chicago, hak cipta 1960.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) PASAL 13
KEHIDUPAN ORANG KRISTEN (BAGIAN 2)
Dalam pasal 13, Paulus melanjutkan pembahasan tentang apa arti hidup sebagai orang Kristen. Ia menekanka...
PASAL 13
KEHIDUPAN ORANG KRISTEN (BAGIAN 2)
Dalam pasal 13, Paulus melanjutkan pembahasan tentang apa arti hidup sebagai orang Kristen. Ia menekankan bahwa orang percaya harus tunduk kepada pemerintah dengan mematuhi hukum dan membayar pajak (13:1-7). Ia juga menggarisbawahi pentingnya mengasihi sesama manusia (13:8-10). Di akhir pasal itu, Paulus memberikan ringkasan tentang perilaku benar orang Kristen, dengan menyerukan kewaspadaan (13: 11-14).
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Bagaimana Hidup Dalam Dunia Yang Memusuhi (Roma 13)
Coy Roper meliput semua Roma 13 dalam sebuah khotbah berjudul "Bagaimana Hidup Dalam Dunia Y...
Bagaimana Hidup Dalam Dunia Yang Memusuhi (Roma 13)
Coy Roper meliput semua Roma 13 dalam sebuah khotbah berjudul "Bagaimana Hidup Dalam Dunia Yang Memusuhi." Poin-poin utamanya adalah (1) "Terhadap Pemerintah: Dengan Hormat" (13:1-7); (2) "Terhadap Sesama Kita: Dengan Kasih" (13: 8-10); (3) "Terhadap Dunia: Dengan Kemurnian" (13:11-14).68
TFTWMS: Roma (Garis Besar) Catatan Akhir:
2 Beberapa penulis mendebat bahwa Paulus tidak menulis Roma 13:1-7, ayat-ayat itu ditulis oleh orang lain dan dimasukkan ke dalam su...
Catatan Akhir:
- 2 Beberapa penulis mendebat bahwa Paulus tidak menulis Roma 13:1-7, ayat-ayat itu ditulis oleh orang lain dan dimasukkan ke dalam surat itu. Namun begitu, tidak ada bukti naskah untuk mendukung gagasan ini. Bagian itu berisi instruksi praktis yang dibutuhkan oleh setiap orang Kristen, dan ada beberapa hal yang lebih praktis daripada ketaatan kepada pemerintah.
- 3 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 45
- 4 Ibid., 33-34.
- 5 Khususnya kapan dan bagaimana Ia melakukan ini, kita tidak tahu. Beberapa penulis percaya bahwa Kejadian 9:1-7 memberikan dasar bagi pemerintahan manusia.
- 6 James Burton Coffman, Commentary on Romans (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1973), 446.
- 7 Jack P. Lewis, Exegesis of Difficult Passages (Searcy, Ark.: Resource Publications, 1988), 95.
- 8 Bahkan jika pemerintahan manusia tidak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan (sebagai pelayan-pelayan Allah), itu bukan alasan bagi orang Kristen untuk tidak melakukan apa yang harus mereka lakukan.
- 9 Konsep keadilan Romawi adalah baik, seperti upaya Roma untuk menjaga perdamaian dalam kekaisaran itu. Jalan-jalan Romawi memungkinkan perjalanan ke setiap pelosok kekaisaran itu. Paulus mengambil keuntungan dari manfaat ini untuk menyebarkan injil.
- 10 Informasi tentang para penguasa Romawi diberikan dalam David L. Roper, Revelation 1-11, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2002), 42-51.
- 11 R. C. Bell, Studies in Romans (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1957), 146.
- 12 Paulus dipenjarakan selama dua tahun di Kaisarea (Kisah 24:27), ditambah setidaknya dua tahun lagi di Roma (Kisah 28:30).
- 13 Vine, 606. Kata ini sering diterjemahkan sebagai "tunduk."
- 14 Bruce Barton, David Veerman, and Neil Wilson, Romans, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1992), 246.
- 15 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 1033.
- 16 Jimmy Allen, Romans, The Clearest Gospel of All (Searcy, Ark.: By the author, 2005), 266.
- 17 Coffman, 447-48.
- 18 Kata Yunani di sini secara harfiah berarti "pekerjaan yang baik."
- 19 Eusebius Ecclesiastical History 2.25.
- 20 Diadaptasi dari Alva J. McClain; quoted in Jim Townsend, Romans: Let Justice Roll Down (Elgin, Ill.: David C. Cook Publishing Co., 1988), 90.
- 21 James Denney, "St. Paul's Epistle to the Romans," in The Expositor's Greek Testament, vol. 2 (London: Hodder and Stoughton, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979), 697.
- 22 Lewis, 96.
- 23 Bob E. Adams, "Responsible Living in Community Setting (Romans 12-16)," Southwestern Journal of Theology 19 (Fall 1976): 63.
- 24 Ibid.
- 25 Saya percaya kita butuh orang-orang Kristen dalam jabatan politik, tapi itu sekedar pendapat. Pejabat politik mungkin sangat tergoda untuk mengompromikan prinsip-prinsip Kristen.
- 26 D. Stuart Briscoe, Romans, The Communicator's Commentary (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 232. Satu kata yang terkait dengan leitourgos muncul dalam ungkapan "pelayanan ibadah" dalam Roma 12:1 (NASB).
- 27 Vine, 410.
- 28 John R. W. Stott, The Message of Romans: God's Good News for the World, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1994), 346.
- 29 Vine, 643.
- 30 Ibid., 142.
- 31 William Barclay memberikan daftar pajak yang harus dibayar pada zaman Perjanjian Baru. (William Barclay, The Letter to the Romans , rev. ed., The Daily Study Bible [Philadelphia: Westminster Press, 1975], 175.)
- 32 Vine, 310.
- 33 Barclay, 174.
- 34 Untuk contoh lain tentang diperintahkan mendoakan pemerintahan pagan, lihat Yeremia 29:7.
- 35 Di masa lalu, beberapa orang bahkan berpendapat bahwa orang Kristen harus jangan memberikan suara. Satu denominasi menolak menghormat kepada bendera. Menurut pendapat saya, orang Kristen harus terlibat dalam masalah-masalah sipil selama melakukan itu tidak melanggar kehendak Allah atau mengurangi komitmen mereka kepada Tuhan dan gereja-Nya.
- 36 Alkitab bicara tentang pinjam meminjam. Misalnya, lihat Kel. 22:25; Ps. 37:26; Mat. 5:42; Luk. 6:35; Filem. 17, 18.
- 37 Kaitan antara ayat 7 dan 8 adalah lebih jelas dalam teks Yunani daripada dalam Inggris/Indonesia. Istilah Yunani yang diterjemahkan "berhak" ( ojfeilh, opheilē) dalam ayat 7 dan "utang" ( ojfei÷lw, opheilō) dalam ayat 8 adalah terkait.
- 38 "Janganlah kamu berhutang apa-apa" berbentuk present tense, yang menunjukkan tindakan yang berkelanjutan. Ungkapan itu dapat diterjemahkan "Jangan terus-menerus berutang."
- 39 Kadang-kadang hal ini disebabkan oleh situasi di luar kendali mereka; bahkan jika itu yang terjadi, orang Kristen yang hati-hati akan pergi ke kreditur mereka dan membuat pengaturan sehingga mereka akhirnya dapat melunasi utang mereka.
- 40 Briscoe, 238.
- 41 Origen (sekitar 185-254 M.) adalah salah satu yang disebut "bapak-bapak gereja."
- 42 Dikutip dalam W. Sanday and A. C. Headlam, The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary (New York: Charles Scribner's Sons, 1906), 373.
- 43 Barton, Veerman, and Wilson, 253.
- 44 Beberapa naskah Yunani kuno menambahkan, "Janganlah engkau tidak mengucapkan saksi dusta" (lihat KJV), tetapi kebanyakan naskah kuno hanya memiliki empat yang tercantum dalam NASB.
- 45 Mengenai hubungan orang Kristen dengan hukum Musa, termasuk Sepuluh Perintah Allah, lihat komentar tentang 7:1-4.
- 46 Vine, 429.
- 47 Lohat Bauer, 830.
- 48 Teks Yunaninya secara harfiah berarti "jangan berbuat jahat."
- 49 Stott, 349-50.
- 50 Bell, 154.
- 51 Para pembicara dan penulis Perjanjian Baru yang terilham tidak mengajarkan bahwa kedatangan kedua adalah segera, tetapi sudah dekat. Artinya, mereka tidak mengajarkan bahwa Kristus akan datang dalam hidup mereka, tetapi bahwa Ia dapat datang kapan saja.
- 52 Perbedaan malam/siang ditemukan beberapa kali dalam Kitab Suci. Lihat, misalnya, Yohanes 9:4 dan 1 Tesalonika 5:5.
- 53 Vine, 37. Perjanjian Baru McCord menulis "senjata" ketimbang "baju besi."
- 54 Bauer, 580.
- 55 Barclay, 178.
- 56 Vine, 532.
- 57 Bauer, 554. Dalam Ibrani 13:4, koitē mengacu kepada seks dalam perkawinan yang Allah restui.
- 58 Vine, 353.
- 59 Barclay, 179.
- 60 John MacArthur, Romans 9-16, The MacArthur New Testament Commentary (Chicago: Moody Press, 1994), 267.
- 61 Vine, 604.
- 62 MacArthur, 267.
- 63 Zēlos dapat digunakan dalam pengertian baik untuk mengacu kepada sikap "giat" (lihat 10:2), tapi dalam Roma 13:13 kata itu jelas digunakan dalam pengertian buruk.
- 64 Barclay, 179.
- 65 Briscoe, 241.
- 66 Leon Morris, The Epistle to the Romans (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 473, n. 87.
- 67 Kenneth J. Foreman, The Letter of Paul to the Romans, The Layman's Bible Commentary (Richmond, Va.: John Knox Press, 1961), 57.
- 68 Coy Roper, pelajaran yang dikhotbahkan di gereja Kristus Walnut Grove, Savannah, Tennessee, 12 November 2000.
- 69 Di AS, ini mudah dilakukan dengan kartu kredit. Beberapa penulis membuat perbedaan antara meminjam karena kebutuhan dan meminjam untuk memuaskan keserakahan.
- 70 Tentu saja, Agustinus membaca kata-kata itu dalam bahasa Latin, bukan bahasa Inggris/Indonesia.
- 71 Augustine Confessions 8.12.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) "Jangan Buat Persiapan Bagi Tubuh" (Roma 13:14)
Apakah artinya "jangan buat persiapan bagian tubuh" (13:14)? Pikirkanlah tentang ...
"Jangan Buat Persiapan Bagi Tubuh" (Roma 13:14)
Apakah artinya "jangan buat persiapan bagian tubuh" (13:14)? Pikirkanlah tentang membuat persiapan untuk sesuatu—apa saja. Mungkin perjalanan yang akan datang … atau musim hujan yang mendekat … atau masa depan secara umum. Bagaimanakah Anda membuat persiapan untuk masing-masing ini? Izinkan saya berbagi contoh sederhana. Anda telah berjalan melalui hutan dan memutuskan untuk menyalakan api. Bagaimana Anda "membuat persiapan" untuk api itu? Pertama, Anda perlu setumpuk kayu dan bahan lainnya yang mudah terbakar, jadi Anda mengumpulkan semua itu. Kemudian, Anda perlu sesuatu untuk menyalakan api; mungkin Anda memiliki korek api di saku Anda. Dengan kayu dan api, Anda telah "membuat persiapan" untuk api Anda. Namun begitu, jika kayu dan api Anda hilangkan, tidak akan ada api. Paulus, pada dasarnya, berkata, "Untuk mencegah hawa nafsumu berkobar-kobar, buanglah korek apimu dan berhentilah mengumpulkan kayu bakar!"
Jika pecandu alkohol yang bertobat masih menyimpan minuman keras di rumahnya dan terus bergaul dengan mantan teman-teman minumnya, ia sedang membuat persiapan untuk menjadi mabuk. Jika Anda tidur larut malam pada Sabtu malam tanpa memikirkan istirahat untuk ibadah pada pagi berikutnya, Anda sedang membuat persiapan untuk melewatkan perhimpunan.
Tanyakanlah diri Anda sendiri, "Apakah kelemahan rohani saya?" (Anda perlu mengetahuinya karena setan tahu.) Kemudian tanyakan, "Orang-orang apa, tempat apa, kegiatan apa, dan situasi apa yang paling mendorong saya untuk menyerah kepada godaan?" Sekali Anda menjawab pertanyaan itu, berusahalah sekuatnya untuk menjauhi orang-orang, tempat, kegiatan, dan situasi itu. Melakukan sebaliknya adalah sama dengan "membuat … persiapan untuk tubuh dalam hal hawa nafsunya."
Salah satu nama yang lebih terkenal dalam sejarah gereja adalah Agustinus. Dalam menulis Confessions, ia menceritakan perubahan hidupnya. Pada musim panas 386 M., sebagai profesor retorika terhormat di Milan, Italia, ia hampir terbujuk untuk menjadi orang Kristen. Namun begitu, ia tidak mampu melepaskan diri dari kehidupan lamanya yang berdosa. Suatu hari ia berada di taman milik temannya ketika ia mendengar seorang anak yang sedang bermain berkata, "Ambillah dan bacalah, ambillah dan bacalah." Di bangku dekat situ ada salinan surat-surat Paulus. Augustinus mengambilnya, dan kata-kata pertama yang ia lihat adalah ini: "… jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya" (13:13, 14).70Ia menulis, "Saya tidak punya keinginan untuk membaca lebih jauh lagi dan tidak perlu melakukannya. Sebab dalam sekejap, ketika saya tiba di akhir kalimat itu, seolah-olah cahaya keyakinan diri membanjiri hati saya dan semua kegelapan keragu-raguan terhalau."71
Kata-kata Paulus sudah membantu untuk mengubah Augustinus, dan kata-kata itu juga dapat membantu untuk mengubah Anda. Dari sekarang sampai Tuhan datang kembali, penting bagi Anda untuk menjalani kehidupan yang saleh.
BIS: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka
terhadap kunjungannya kepada mere
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah menunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (Rom 1:17).
Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang --baik Yahudi maupun bukan Yahudi -- perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 (Rom 5:1-8:39) Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah.
Isi
- Pendahuluan dan tema
Roma 1:1-17 - Kebutuhan manusia akan keselamatan
Roma 1:18-3:20 - Jalan keselamatan dari Allah
Roma 3:21-4:25 - Hidup baru karena bersatu dengan Kristus
Roma 5:1-8:39 - Israel dalam rencana Allah
Roma 9:1-11:36 - Kelakuan Kristen
Roma 12:1-15:13 - Penutup dan salam pribadi
Roma 15:14-16:27
Ajaran: Roma (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin
bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kr
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tahun : Sekitar tahun 58 sesudah Masehi, dari kota Korintus.
Penerima : Orang-orang Kristen di kota Roma (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Roma terbagi atas 16 pasal. Dalam kitab ini Rasul Paulus menjelaskan tentang cara manusia yang berdosa diselamatkan, yaitu melalui iman saja kepada Tuhan Yesus. Dan juga tentang cara hidup orang-orang yang telah diselamatkan tersebut.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Roma
Pasal 1-11 (Rom 1:1-11:36).
Pengajaran tentang Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap manusia
Pada bagian ini dijelaskan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan sudah tidak mengenal Allah. Karena itu manusia berdosa sudah berada dalam penghukuman Allah, yaitu kematian. Keselamatan dari kematian akibat dosa tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia atau melalui melakukan Hukum Taurat. Keselamatan itu hanya dapat diperoleh dalam anugerah Allah yang ada pada Tuhan Yesus. Ini berarti keselamatan manusia hanya dapat diperoleh melalui iman kepada anugerah Allah yang ada di dalam Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Berdasarkan pasal Rom 1:21-25,28-31. Apakah yang dilakukan manusia di dunia?
- Bacalah pasal Rom 3:23; 6:23. _Tanyakan_: Berapa banyakkah manusia yang berdosa? Apakah akibat dari dosa?
- Bacalah pasal Rom 10:9-13. _Tanyakan_: Bagaimanakah caranya manusia diselamatkan?
Pasal 12-16 (Rom 12:1-16:27).
Pengajaran tentang kehidupan orang Kristen setiap hari
Pada bagian ini, dijelaskan bagaimana seharusnya kehidupan dari setiap orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Rom 12:1-2. _Tanyakan_: Apakah ibadah orang Kristen yang sejati dan berkena di hadapan Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:6-8. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap kehidupan seorang pelayan Firma Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:9-21. _Tanyakan_: Bagaimanakah cara hidup orang percaya/Kristen dala masyarakat?
- Bacalah pasal Rom 13:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap pemerintah?
- Bacalah pasal Rom 15:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap orang yan lemah?
- Bacalah pasal Rom 16:17-18. _Tanyakan_: Apakah peringatan Rasul Paulus terhadap orang percaya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Roma jelaslah bahwa Allah mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa, dan mengalami penghukuman, yaitu kematian. Allah juga dengan tegas menyatakan bahwa semua usaha manusia untuk menyelamatkan diri dari kematian itu sia-sia. Allah menyatakan bahwa manusia memperoleh keselamatan hanya melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Roma?
- Mengapakah semua manusia berada dalam penghukuman Allah?
- Mengapakah orang Kristen perlu menguduskan diri?
- Bagaimanakah cara hidup orang Kristen?
Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) Inti InjilMENGAPA ROMA?Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Y
Inti Injil
MENGAPA ROMA?
Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Yunani. Tetapi, ia mempunyai suatu rencana jangka panjang untuk menginjili lebih jauh ke barat, yaitu ke Roma dan kemudian lebih jauh lagi. Namun demikian ada hal-hal lain yang perlu dikerjakan terlebih dahulu. Ia harus kembali ke Yerusalem untuk mengambil bantuan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi bagi orang-orang miskin yang percaya di sana. Setelah itu ia dapat dengan leluasa mencurahkan perhatiannya ke ibu kota tersebut, dan setelah itu ia mengarahkan pandangannya ke Spanyol (15:22-29). Alasan Paulus ialah ia selalu ingin merintis daerah baru dan memberitakan Injil di tempat Injil belum pernah didengar. Ini sedikit menjelaskan mengapa surat ini ditulis - sebuah gereja sudah dibangun di Roma, karena itu Paulus tidak menganggap kunjungan ke Roma sebagai prioritas utama (15:18-21). Kita tidak tahu kapan gereja itu didirikan, tetapi jika kita melihat daftar para peziarah di Hari Pentakosta, kita akan melihat bahwa di antara mereka terdapat orang-orang Roma (Kis. 2: 10). Dari nama-nama pada akhir surat ini, rupa-rupanya Paulus sudah mengenal sejumlah besar anggota jemaat di sana (16:3-15), hal ini dapat dimengerti karena banyak jalan menuju Roma. Banyak orang melakukan perjalanan di daerah kekaisaran Roma terutama para pedagang, dan banyak dari mereka akhirnya menetap di ibu kota.
MENGAPA SURAT INI DITULIS?
Tampaknya Paulus sedang mempersiapkan kunjungannya dengan menjelaskan Injil bagi mereka. Mungkin ada orang yang mengritik ajarannya dan ia ingin meluruskan hal itu. Pada waktu yang bersamaan penulisan surat ke Roma merupakan kesempatan untuk menulis intisari kabar baik tentang Kristus secara lebih terinci dibandingkan dengan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru yang lain. Surat Roma merupakan salah satu tulisan Paulus yang paling teratur, oleh karenanya surat ini telah menjadi buku sumber bagi orang Kristen sejak ia mendiktekannya kepada kawannya, Tertius, di Korintus sekitar tahun 57.
PAULUS DI ROMA.
Rencana Paulus tidak berjalan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kita tahu dari Kisah para Rasul bahwa ketika tiba di Yerusalem ia ditangkap, dan setelah beberapa saat di penjara, ia memohon, seperti lazimnya warga negara Romawi, supaya kasusnya dapat didengar oleh Kaisar. Oleh karena itu, ia dibawa ke Roma sebagai tawanan. Rupa-rupanya ia dibebaskan dan melanjutkan pekerjaan pelayanannya sebelum akhirnya dibunuh di Roma.
ORANG ROMAWI DAN GEREJA.
Ketika orang Kristen menemukan kembali surat-surat seperti surat Roma pada waktu Reformasi, hal ini mengubah gereja secara besar-besaran. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat memperoleh keselamatan dari apa yang mereka lakukan. Allah telah melakukan keselamatan itu bagi mereka, dalam cara yang memungkinkan Ia dapat membenarkan orang-orang berdosa. Rahasianya tentu terdapat pada salib.
Pesan
1. Kita semua perlu dibenarkan di hadapan Allah (pasal 1-3)o Bagi orang bukan Yahudi, cukup banyak yang dapat diketahui tentang Dia
- dalam alam semesta. Rom 1:19-20
- dalam kenyataan kita sebagai ciptaan. Rom 2:14-15
o Untuk orang Yahudi, lebih dari cukup - dalam firman-Nya. Rom 2:12, 17-24;3:1-2
o Semua orang jatuh di dalam dosa. Rom 3:9-20, 23
o Tidak seorang pun
- boleh menghakimi orang lain. Rom 2:1-3
- boleh bermegah diri. Rom 3:27
- dapat berdalih. Rom 1:20; 2:1; 3:19
- dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Rom 3:20, 23
2. Allah melakukan semua itu (pasal 3-5)
o Kematian Kristus membayar semua hutang
- Ia mati menggantikan kita. Rom 3:24-25
- pada waktu kita masih berdosa. Rom 5:6-8
- kita dapat dibenarkan. Rom 3:24
o Abraham mempercayai firman Allah
- kita pun harus beriman. Rom 3:25; 4:16-25; 5:1
o Adam melakukan sesuatu yang berakibat pada kita sampai sekarang
- demikian pula apa yang dilakukan Kristus di kayu salib. Rom 5:12-19
3. Cara hidup yang berbeda (pasal 6-8)
o Masalahnya ialah sifat dosa manusia
- yang tidak dapat menjadi baik. Rom 7:18
- yang berseteru terhadap Allah. Rom 8:7
- yang tidak memperkenan Allah. Rom 8:8
o Kuasa datang dari Roh Kudus
- yang diam di dalam kita. Rom 8:9-11
- yang menimbulkan pertentangan. Rom 7:13-23
- yang menyediakan kemenangan. Rom 7:24-25
o Kita harus bekerja sama dengan Dia
- menolak dosa. Rom 6:13, 16, 19; 8:13
- menaati Kristus. Rom 6:13, 16-19, lihat Rom 12:1
o Kita bisa
- memperoleh kemenangan. Rom 6:14
- menerima kehidupan. Rom 8:11
- menjadi anak-anak Allah. Rom 8:14-17
- mengalami pertolongan-Nya. Rom 8:26-27
- menjadi seperti Kristus. Rom 8:28-30, lihat Rom 12:2
- merasa pasti bahwa kita adalah milikNya. Rom 8:31-39
4. Allah tahu apa yang sedang dilakukanNya (pasal 9-11)
o Allah tahu bagaimana mengendalikan umat-Nya
- terhadap orang Yahudi yang tidak taat sekalipun. Rom 9:1-33
- Ia mempunyai rencana induk. Rom 11:1-32
o Kita tetap harus memberikan tanggapan
- dalam iman yang taat. Rom 10:5-21
5. Kita diselamatkan bersama (pasal 12-1)
o Kita adalah anggota dari satu tubuh
- saling memiliki. Rom 12:3-8
- saling mengasihi. Rom 12:9-21; 13:8-10
- saling menerima. Rom 14:1-15:7
- saling menghayati gaya hidup yang baru. Rom 13:1-7, 11-14
Penerapan
1. Tawaran itu cuma-cuma(untuk dibenarkan di hadapan Allah)
o Karena keberadaan kita, itu harus terjadi
o Itu dapat terjadi karena Kristus telah
melakukannya
o Ini berarti
- kita tidak dapat memperolehnya sendiri
- kita harus menerimanya dengan iman
2. Kuasa itu ada
(untuk hidup sebagai orang Kristen)
o Oleh karena kita tidak mampu melakukannya sendiri
o Oleh karena Roh Kudus hidup di dalam kita
o Ini berarti
- membuang sifat-sifat dosa kita
- menaati Yesus Kristus
3. Persekutuan Itu milik kita
(bersama dengan sesama Kristen)
o Oleh karena kita saling memiliki
o Oleh karena kita sekarang tahu bagai
mana mengasihi
o Ini berarti
- kita harus menumbuhkan dan menghargainya
- kita tidak boleh menyalahgunakan atau memandang enteng persekutuan Kristen
Tema-tema Kunci
1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.
2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.
3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.
4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.
5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?
Garis Besar Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) [1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17Semua tentang Yesus Kristus
Rom 1:8-15Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan
Rom 1:16-17Berit
[1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17 | Semua tentang Yesus Kristus |
Rom 1:8-15 | Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan |
Rom 1:16-17 | Berita secara ringkas |
[2] 'KITA SEMUA ADALAH ORANG BERDOSA' Rom 1:18-3:20
Rom 1:18-32 | Mereka yang tidak memiliki Alkitab |
Rom 2:1-11 | Menghakimi orang lain? |
Rom 2:12-16 | Allah akan menghakimi kita semua |
Rom 2:17-3:20 | Lebih baikkah orang Yahudi? |
[3] 'ALLAH MEMPUNYAI JALAN' Rom 3:21-5:21
Rom 3:21-26 | Apa yang dilakukan oleh salib |
Rom 3:27-31 | Siapa yang boleh bermegah? |
Rom 4:1-25 | Abraham percaya lebih dulu |
Rom 5:1-5 | Sukacita - walaupun dalam kesusahan |
Rom 5:6-11 | Ketika kita tidak berdaya |
Rom 5:12-21 | Kristus dan Adam |
[4] 'HIDUP BARU' Rom 6:1-8:39
Rom 6:1-14 | Dosa dapat dikalahkan |
Rom 6:15-23 | Pergantian pemilik |
Rom 7:1-6 | Pergantian pasangan |
Rom 7:7-25 | Peperangan dalam hati |
Rom 8:1-11 | Roh memberi hidup |
Rom 8:12-17 | Anak-anak Allah! |
Rom 8:18-25 | Dan banyak lagi yang lain |
Rom 8:26-27 | Doa |
Rom 8:28-30 | Tujuan |
Rom 8:31-39 | Apa lagi yang dapat saya katakan? |
[5] 'TETAPI BAGAIMANA HALNYA DENGAN ORANG YAHUDI?' Rom 9:1-11:36
Rom 9:1-5 | Hak-hak istimewa mereka |
Rom 9:6-33 | Maksud Allah |
Rom 10:1-21 | Iman menyelamatkan |
Rom 11:1-36 | Rencana yang aneh |
[6] 'HAYATILAH!' Rom 12:1-15:13
Rom 12:1-2 | Kehidupan yang dipersembahkan |
Rom 12:3-21 | Kehidupan di dalam satu tubuh |
Rom 13:1-7 | Hidup dalam masyarakat |
Rom 13:8-10 | Hidup dalam kasih |
Rom 13:11-14 | Bangun dan hiduplah! |
Rom 14:1-15:13 | Hidup bersama dengan sesama |
[7] 'RENCANA HARI DEPANKU' Rom 15:14-33
Rom 15:14-21 | Pelayanan saya |
Rom 15:22-33 | Ambisi saya |
[8] 'SANGAT BANYAK KAWAN DI ROMA' Rom 16:1-27
Allah memberkati kalian semuaBank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi