
Teks -- Kisah Para Rasul 20:28 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 20:28
Full Life: Kis 20:28 - JAGALAH SELURUH KAWANAN.
Nas : Kis 20:28
Untuk pembahasan nas klasik ini mengenai para penilik dalam gereja,
lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA.
Nas : Kis 20:28
Untuk pembahasan nas klasik ini mengenai para penilik dalam gereja,
lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA.
BIS -> Kis 20:28
kematian Anak-Nya sendiri: atau kematian-Nya sendiri.
Jerusalem: Kis 20:18-35 - -- Wejangan Paulus yang ketiga dalam Kisah para rasul. Wejangan pertama mencerminkan pewartaannya kepada orang-orang Yahudi, Kis 20:13; yang kedua mengga...
Wejangan Paulus yang ketiga dalam Kisah para rasul. Wejangan pertama mencerminkan pewartaannya kepada orang-orang Yahudi, Kis 20:13; yang kedua menggambarkan pewartaannya kepada orang-orang bukan Yahudi, Kis 20:17; sedang yang ketiga berupa nasehat pastoral. Paulus berbicara dengan pimpinan jemaat yang paling penting yang didirikannya. Ada banyak kesamaan antara wejangan ini dan surat-surat Paulus; jiwa dan semangatnya sesuai dengan jiwa dan semangat surat-surat pastoral. Setelah mengingatkan karyanya di Asia, Kis 20:18-21, dan menyinggung bahwa akan berpisah untuk selama-lamanya, barangkali karena mati, Kis 20:22-27, Paulus memberikan ajakannya yang terakhir kepada para pemimpin jemaat di Efesus (dan melalui mereka kepada semua pemimpin jemaat dan Gereja): mereka hendaknya berjaga-jaga, Kis 20:28-32; melayani dengan kasih dan tanpa mencari keuntungan sendiri, Kis 20:33-35. Ajakan-ajakan itu didukung oleh teladan Paulus sendiri yang dengan bagusnya dipaparkan dalam wejangan ini.

Jerusalem: Kis 20:28 - jemaat Allah Var: jemaat Tuhan. 1Pe 2:9-10 berkata tentang "umat kepunyaan Allah sendiri" (menurut Yes 43:21; bdk Kis 15:14+); ia dijadikan "jemaat Allah", Kis 5:1...
Var: jemaat Tuhan. 1Pe 2:9-10 berkata tentang "umat kepunyaan Allah sendiri" (menurut Yes 43:21; bdk Kis 15:14+); ia dijadikan "jemaat Allah", Kis 5:11+, sebuah ungkapan yang disukai Paulus, bdk 1Ko 1:2; 10:32; 11:22, dll

Jerusalem: Kis 20:28 - dengan darah anakNya sendiri Harafiah: dengan darahNya sendiri. Ungkapan yang rupa-rupanya mengenai Allah ini sukar dimengerti. Karenanya dalam beberapa naskah terdapat: (jemaat T...
Harafiah: dengan darahNya sendiri. Ungkapan yang rupa-rupanya mengenai Allah ini sukar dimengerti. Karenanya dalam beberapa naskah terdapat: (jemaat Tuhan=Kristus yang diperolehNya) dengan darahNya sendiri. Tetapi naskah-naskah itu jelas mau menghilangkan kesulitan. Dapat dikatakan: Kata "idiou" (=Nya sendiri) di sini berarti: AnakNya sendiri (seperti dimengerti terjemahan Indonesia ini), atau: diam-diam pikiran tergeser dari karya Allah kepada karya Anak, yang memang sangat erat tergabung, bdk Rom 8:31-39. Mengenai pikiran yang terungkap, bdk Efe 5:25-27; Ibr 9:12-14; 13:12.
Ende -> Kis 20:28
Ende: Kis 20:28 - Pemimpin Kata asli "episkopos" sebenarnja berarti pengawas.
Gelaran itu dalam bahasa kita mendjelma mendjadi "uskup". Tetapi tidak tentu,
apakah para pemimpin ...
Kata asli "episkopos" sebenarnja berarti pengawas.
Gelaran itu dalam bahasa kita mendjelma mendjadi "uskup". Tetapi tidak tentu, apakah para pemimpin jang bergelar episkopos itu menerima tahbisan jang pada pokoknja sama dengan tahbisan uskup jang kita kenal. Dalam Kis 21:17 mereka disebut "presbyteri", artinja orang tua-tua. Kita tahu bahwa mereka ini dilantik dengan peletakkan tangan rasul-rasul atas mereka, jang barangkali merupakan Sakramen Imamat.
Ref. Silang FULL -> Kis 20:28
Ref. Silang FULL: Kis 20:28 - seluruh kawanan // menjadi penilik // jemaat Allah // yang diperoleh-Nya // dengan darah · seluruh kawanan: Kis 20:29; Yoh 21:16; Yoh 21:16
· menjadi penilik: 1Tim 3:1; 1Tim 3:1
· jemaat Allah: 1Kor 10:32; 1Kor 10:32
&...

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 20:17-35
Matthew Henry: Kis 20:17-35 - Nasihat Paulus bagiPara Penatua Jemaat Efesus Nasihat Paulus bagiPara Penatua Jemaat Efesus ( Kis 20:17-35)
Kelihatannya, kapal yang dinaiki Paulus dan kawan-kawannya menuju Yerusalem itu mem...
Nasihat Paulus bagiPara Penatua Jemaat Efesus ( Kis 20:17-35)
- Kelihatannya, kapal yang dinaiki Paulus dan kawan-kawannya menuju Yerusalem itu memang sengaja dipakai untuk melayani kepentingannya. Kapal itu tinggal di suatu tempat dan berangkat lagi sesuai kehendak Paulus, sebab ketika dia sampai di Miletus, dia naik ke darat dan menunggu di sana selama yang dibutuhkannya untuk memanggil penatua-penatua jemaat di Efesus supaya datang menemuinya di sana. Ini dilakukannya karena jika dia datang ke Efesus, mungkin dia tidak diperbolehkan lagi untuk meninggalkan mereka. Penatua-penatua, atau para hamba Allah ini, menurut sebagian orang merupakan kedua belas orang yang menerima Roh Kudus melalui tangan Paulus (19:6). Akan tetapi, selain mereka, mungkin juga Timotius telah melantik para penatua lain untuk melayani jemaat di sana dan di daerah sekitarnya. Inilah orang-orang yang dipanggil Paulus, supaya ia dapat mengarahkan dan menguatkan mereka untuk melanjutkan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawab mereka. Seluruh pengarahan yang ia berikan kepada mereka akan mereka teruskan lagi kepada orang-orang di bawah mereka.
- Percakapan saat Paulus berpamitan dengan para penatua itu sangat menyentuh hati. Di dalamnya tersirat begitu banyak perangai mengagumkan yang dimiliki orang benar yang satu ini.
- I. Dia mengingatkan mereka mengenai hidupnya dan pengajarannya di sepanjang waktu selama dia berada di Efesus dan daerah sekitarnya (ay. Kis 20:18): “Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu, dan bagaimana aku telah menjalankan tugas sebagai seorang rasul di antara kamu.” Dia menyebutkan hal ini sebagai peneguhan akan amanat yang diembannya, dan karena itu juga sebagai peneguhan atas pengajaran yang telah ia sampaikan di antara mereka. Mereka semua mengenalnya sebagai seorang yang sungguh-sungguh, penuh kasih karunia dan memiliki roh sorgawi. Ia tidak pernah mencari keuntungannya sendiri sebagaimana para penipu. Dia tidak mungkin dapat bertahan dalam pelayanan dan penderitaannya melawan begitu banyaknya pencobaan dan kesukaran, selain oleh kuasa kasih karunia ilahi saja. Ketenangan pikiran dan ketekunannya, baik dalam pemberitaan Injil maupun dalam sikap hidupnya, merupakan bukti nyata bahwa Allah benar-benar menyertainya, dan bahwa dia didorong dan digerakkan oleh roh yang lebih baik daripada rohnya sendiri. Dengan cara yang sama, dia pun menjadikan perilakunya itu sebagai arahan bagi mereka, orang-orang yang akan melanjutkan pekerjaannya itu, supaya mengikuti teladannya: “Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu, bagaimana aku telah berlaku sebagai seorang pelayan. Karena itu, perlakukanlah orang-orang yang diberikan kepadamu sebagai tanggung jawabmu dengan cara yang sama, saat aku sudah tidak ada lagi nanti (Flp. 4:9); apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu.”
- 1. Semangat dan perilakunya itu luar biasa dan patut dicontoh. Mereka tahu betul bagaimana dia berlaku di antara mereka dan bagaimana dia bergaul dengan mereka. Ia selalu sederhana dan tulus penuh kesalehan (2Kor. 1:12). Ia hidup kudus, adil dan tanpa cela. Ia lemah lembut terhadap mereka (1Tes. 2:7, 10).
- (1) Dia telah berlaku dengan benar selama ini, sejak hari pertama dia tiba di Asia. Di segala waktu. Caranya menggabungkan diri dengan mereka tanpa cela sampai orang seakan tidak bisa menemukan kesalahan padanya. Dari sejak hari pertama, dia menampilkan diri di hadapan mereka sebagai orang yang bukan saja hendak bekerja dengan baik, tetapi juga berbuat baik, ke mana pun dia pergi. Ia seorang yang teguh pendirian, tidak plinplan. Bawalah ia ke mana saja, dan ia akan tetap sama di segala waktu. Dia tidak berbalik sesuai embusan angin ataupun berubah seiring pergantian cuaca, melainkan selalu sama layaknya sebuah dadu, yang jika kaulemparkan ke mana pun, akan selalu mendarat di atas sisi segi empat yang sama.
- (2) Melayani Tuhan adalah pekerjaan utamanya, untuk meninggikan kehormatan Allah dan kepentingan Kristus serta kerajaan-Nya di antara mereka. Dia tidak pernah melayani dirinya sendiri ataupun menjadikan dirinya pelayan manusia berdasarkan nafsu dan pikiran mereka. Ia tidak melayani Tuhan untuk sekali waktu saja, melainkan senantiasa bergiat untuk melayani Tuhan. Dalam pelayanannya, dalam keseluruhan perilakunya, dia membuktikan diri sebagaimana yang telah dituliskannya sendiri, Paulus, hamba Kristus Yesus (Rm. 1:1).
- (3) Dia telah menjalankan pekerjaannya dengan segala rendah hati – meta pasēs tapeinophrosynēs, yaitu dengan segala kerendahan diri, kesederhanaan dan penyangkalan diri. Meskipun dia diberi kehormatan tinggi oleh Allah dan telah banyak melakukan kebaikan, dia sekali-kali tidak pernah memegahkan diri atau menjaga jarak dengan orang lain, melainkan bergaul karib, bahkan dengan kaum yang terendah, demi kebaikan mereka, seolah-olah dia setara dengan mereka. Dia rela merendahkan dirinya untuk melayani, agar diri dan pelayanannya selalu tersedia setiap kali dibutuhkan. Perhatikanlah, orang-orang yang hendak melayani Tuhan dengan pekerjaan apa saja, haruslah melakukannya dengan segenap kerendahan hati supaya ia diterima oleh Tuhan dan berguna bagi orang lain (Mat. 20:26-27).
- (4) Dia selalu berlaku lemah lembut, penuh kasih sayang dan belas kasihan di antara mereka. Dia telah melayani Tuhan dengan banyak mencucurkan air mata. Di dalam hal ini, Paulus serupa dengan Gurunya, yang sering kali mencucurkan air mata. Di dalam doanya, ia menangis dan memohon belas kasihan kepada-Nya (Hos. 12:5). Dalam khotbahnya, dia mengulangi apa yang telah kerap kali dikatakannya kepada mereka, bahkan sambil menangis (Flp. 3:18). Dalam kepeduliannya terhadap mereka, meskipun dia belum begitu lama mengenal mereka, mereka begitu dekat di hatinya sampai-sampai dia menangis dengan orang yang menangis, dan air matanya bercampur dengan air mata mereka, dan hal ini membuktikan kasih sayangnya kepada mereka.
- (5) Dia telah bergumul dengan banyak kesukaran di antara mereka. Dia terus menjalankan pekerjaannya di tengah berbagai perlawanan, banyak pencobaan, ujian terhadap kesabaran dan keberaniannya. Ada begitu banyak kekecewaan yang terkadang menjadi pencobaan baginya, seperti Yeremia yang berkata dalam keadaan serupa, aku tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama Tuhan (Yer. 20:8- 9). Hal-hal tersebut menimpa Paulus dari pihak orang Yahudi yang mau membunuhnya, yang masih berkomplot untuk merancangkan kejahatan melawannya. Perhatikanlah, para hamba Tuhan yang setia akan terus melanjutkan pelayanan mereka bagi-Nya di tengah-tengah aral dan bahaya, tanpa menghiraukan sedikit pun musuh-musuh macam apa yang harus mereka hadapi, supaya mereka dapat membuktikan diri layak di hadapan Guru mereka dan menjadikan Dia sahabat mereka. Air mata Paulus disebabkan oleh pencobaan-pencobaan yang dihadapinya, sementara penindasan yang dia derita justru membantunya mengobarkan kasih sayangnya.
- 2. Pemberitaan Injil yang dilakukannya juga berjalan sebagaimana mestinya (ay. Kis 20:20-21). Dia datang ke Efesus untuk memberitakan Injil Kristus di antara mereka, dan dia telah berlaku setia, baik terhadap mereka maupun terhadap Dia yang telah mengutusnya.
- (1) Dia adalah seorang pengkhotbah yang lugas, seorang yang menyampaikan pesannya dengan cara yang dapat dimengerti. Hal ini ditegaskan dalam dua kalimat, semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu. Dia tidak menghibur mereka dengan isapan-isapan jempol, ataupun menuntun dan menyesatkan mereka ke dalam awan-awan yang penuh dengan gagasan-gagasan dan ungkapan-ungkapan yang tinggi-tinggi. Sebaliknya, menunjukkan kepada mereka semua kebenaran Injil dengan terang-terang, karena Injil ini sungguh amat besar akibat dan kepentingannya. Ia mengajari mereka layaknya mengajari anak-anak. “Aku telah menunjukkan kepadamu jalan yang benar menuju kebahagiaan dan mengajarimu untuk masuk ke dalamnya.”
- (2) Dia seorang pemberita Injil yang penuh kuasa, seperti yang ditegaskan dalam kesaksiannya kepada mereka. Dia memberitakan Injil seperti seorang yang ada di bawah sumpah, yang benar-benar yakin dengan kebenaran yang diberitakannya, sehingga berkeinginan juga untuk meyakinkan pendengarnya akan kebenaran itu. Ia ingin mempengaruhi dan menguasai mereka dengan pemberitaan Injil itu. Dia memberitakan Injil tidak seperti seorang pedagang keliling yang menyebarkan berita di jalanan (tanpa peduli apakah berita itu benar atau tidak), melainkan sebagai seorang saksi sejati yang mengemukakan bukti-bukti di pengadilan dengan kesungguhan dan kepedulian yang tinggi. Paulus memberitakan Injil sebagai kesaksian bagi mereka yang menerimanya dan sebagai kesaksian yang melawan mereka yang menolaknya.
- (3) Dia seorang pengkhotbah yang membangun, seorang yang memiliki tujuan mendatangkan kebaikan bagi para pendengarnya melalui semua pemberitaannya. Dia memperhatikan apa yang berguna bagi mereka, yang akan menjadikan mereka bijaksana dan baik, makin bijaksana dan lebih baik, untuk memberitahukan mereka mengenai penghakiman dan mengubah hati serta hidup mereka. Dia memberitakan ta sympheronta, hal-hal yang mendatangkan bagi mereka terang ilahi, semangat, dan kuasa bagi jiwa. Tidaklah cukup untuk tidak memberitakan hal-hal yang menyakiti, yang menyesatkan orang atau yang membuat orang bersikeras dalam dosa. Lebih dari itu, kita juga harus memberitakan hal-hal yang membawa manfaat. Semua ini, saudara-saudaraku yang kekasih, terjadi untuk membangun iman kamu. Tujuan Paulus bukanlah memberitakan hal-hal yang menyenangkan, melainkan hal-hal yang berguna, dan ia baru mau menyenangkan para pendengarnya hanya jika hal itu juga menguntungkan mereka. Allah dikatakan mengajarkan umat-Nya tentang apa yang memberi faedah (Yes. 48:17). Jadi, mereka yang mengajar orang-orang tentang hal-hal yang memberi faedah berarti ia mengajar demi Allah.
- (4) Dia seorang pengkhotbah yang gigih, sangat rajin dan tidak kenal menyerah dalam pekerjaannya. Dia memberitakan Injil baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah. Dia tidak membatasi diri untuk sekadar memberitakan Injil di sudut ruangan saat dia memperoleh kesempatan untuk berkhotbah di hadapan jemaat yang besar. Ia juga tidak hanya berkhotbah di hadapan jemaat saat ada kesempatan untuk mengajari orang secara pribadi. Dia tidak takut ataupun malu memberitakan Injil di depan umum. Sebaliknya, ia pun tidak berkeluh-kesah jika hanya memberitakan Injil secara pribadi, di antara sedikit orang saja, jika ada kesempatan untuk itu. Dia berkhotbah di hadapan kawanan yang datang bersama-sama di padang yang berumput hijau, juga mendatangi rumah-rumah untuk mencari domba-domba yang lemah dan telah tersesat. Dia sama sekali tidak menganggap bahwa tugas yang satu membebaskannya dari kewajiban melakukan yang satunya lagi. Dalam kunjungan pribadi dari rumah ke rumah, para pelayan haruslah mengatakan hal-hal yang telah mereka ajarkan di depan umum, mengulanginya, menanamkan, dan menjelaskannya, jika perlu dengan bertanya, mengertikah kamu semuanya itu? Dan yang terutama, mereka harus membantu orang-orang untuk menerapkan kebenaran pada diri dan perkara mereka sendiri.
- (5) Dia seorang pengkhotbah yang setia. Dia tidak hanya memberitakan hal-hal yang berfaedah, tetapi juga semua hal yang dianggapnya berguna tanpa menahan-nahan apa pun juga, meskipun memberitakan hal-hal itu mungkin saja membuatnya menderita atau tidak disukai oleh beberapa pihak, dan terancam menjadi korban niat jahat mereka. Dia tidak menolak untuk memberitakan apa pun yang dirasanya berfaedah, meskipun hal itu dianggap kuno dan tidak dapat diterima oleh sebagian orang. Dia tidak menahan-nahan teguran, sekiranya hal itu memang perlu dan bermanfaat, hanya karena takut menyinggung orang. Dia juga tidak lalai memberitakan tentang salib, seperti yang dilakukan oleh para misionaris Romawi di Cina belakangan ini, sekalipun dia tahu bahwa salib adalah batu sandungan bagi orang-orang Yahudi dan suatu kebodohan bagi orang-orang Yunani.
- (6) Dia seorang pengkhotbah yang am (kepada siapa saja). Dia senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. Meskipun dia lahir dan dibesarkan sebagai seorang Yahudi dan menyayangi bangsa itu, serta dididik di dalam segenap prasangka mereka melawan bangsa bukan Yahudi, dia tidak membatasi dirinya hanya bagi bangsa Yahudi saja dan menghindari bangsa bukan-Yahudi, melainkan memberitakan Injil kepada mereka segiat kepada bangsa Yahudi dan bergaul karib dengan mereka. Di sisi lain, meskipun dia dipanggil sebagai rasul orang-orang bukan-Yahudi dan orang-orang Yahudi begitu memusuhinya karena itu, bahkan melakukan banyak kejahatan melawannya dan terus-menerus merancangkan malapetaka terhadapnya di Efesus ini, Paulus tidaklah mengabaikan bangsa Yahudi sebagai orang-orang yang harus binasa, melainkan terus berusaha bekerja demi kebaikan mereka. Para pelayan harus memberitakan Injil tanpa pandang bulu, sebab mereka adalah pelayan-pelayan Kristus bagi seluruh jemaat di dunia ini.
- (7) Dia benar-benar seorang pengkhotbah Kristen yang Injili.
- Dia tidak memberitakan gagasan-gagasan filosofis ataupun pokok-pokok pembicaraan yang meragukan dan yang menimbulkan perbantahan. Dia juga tidak memberitakan tentang politik atau mencampuri urusan negara atau pemerintahan sipil. Sebaliknya, dia memberitakan iman dan pertobatan, dua kasih karunia Injil yang besar, beserta hakikat dan kebutuhan akan kedua hal itu. Inilah yang ditekankannya di setiap kesempatan.
- [1] Pertobatan terhadap Allah. bahwa orang-orang yang telah menjauh dari Allah karena dosa, yang terus menjauh dan menjauh dari-Nya sampai hampir benar-benar terpisah dari-Nya, haruslah memandang kepada Allah melalui pertobatan sejati, berbalik kepada-Nya, bergerak mendekati-Nya, dan bergegas menghampiri-Nya. Dia memberitakan pertobatan sebagai amanat agung Allah ( Kis 17:30) yang harus kita taati, yakni bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu (demikianlah ia menjelaskannya, Kis 26:20). Dan ia pun memberitakannya sebagai karunia dari Kristus, bagi pengampunan dosa ( Kis 5:31), dan mengarahkan orang-orang supaya mencari Dia untuk mendapatkan karunia itu.
- [2] Iman kepada Tuhan kita, Yesus Kristus. Melalui pertobatan, kita harus memandang Allah sebagai tujuan kita. Juga, kita harus memandang iman kepada Kristus sebagai jalan menuju Allah. Dosa harus ditanggalkan dan dicampakkan melalui pertobatan, dan kemudian dengan iman, kita harus mengandalkan Kristus untuk mendapatkan pengampunan atas dosa kita. Pertobatan kita terhadap Allah saja tidaklah cukup. Kita juga harus memiliki iman yang sejati di dalam Kristus sebagai Penebus dan Juru Selamat kita, menyerahkan diri kepada-Nya sebagai Tuhan dan Allah kita. Sebab, sebagai anak-anak durhaka yang ingin menghampiri Bapa mereka, tidak ada jalan lain menuju Allah selain melalui kekuatan dan kebenaran Yesus Kristus sebagai Sang Pengantara.
- Demikianlah, pengkhotbah seperti itulah yang mereka kenal dalam diri Paulus, sehingga, jika mereka hendak menunaikan pekerjaan yang sama, mereka pun harus melakukannya dengan roh dan langkah-langkah yang sama pula.
- II. Dia memberitahukan penderitaan dan kesukaran yang akan dihadapinya dalam perjalanannya menuju Yerusalem (ay. Kis 20:22-24). Janganlah mereka berpikir bahwa dia melewatkan Asia karena takut dianiaya. Tidak, dia sama sekali tidak melarikan diri dari tempat berbahaya bagaikan seorang pengecut, dan kini pun ia bukannya hendak berlagak menjadi pahlawan dengan bergegas menuju tempat berlangsungnya peperangan tersengit: Sekarang, sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem, yang dapat diartikan,
- (1) sebagai kepastian kesukaran yang akan menghadangnya. Raganya memang belum ditawan, tetapi rohnya sudah. Dia kini menanti-nantikan kesukaran dan bergiat mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Dia menjadi tawanan Roh, sebagaimana semua orang Kristen sejati yang miskin di hadapan Allah, yang berusaha menyesuaikan diri mereka dengan kehendak Allah, jika mereka memang sudah dikehendaki untuk menderita kemiskinan. Atau,
- (2) sebagai dorongan kuat yang dirasakannya di bawah Roh Allah yang bekerja dalam rohnya untuk menempuh perjalanan ini: “Sebagai tawanan Roh aku pergi, yaitu, dia sudah bertekad untuk terus maju dan merasa yakin bahwa dirinya digerakkan oleh arahan dan pengaruh ilahi, bukannya atas keinginan atau rancangan dirinya semata. Aku pergi dalam pimpinan Roh dan menjadi tawanan untuk mengikuti-Nya ke mana pun Dia memimpinku.”
- 1. Dia tidak tahu pasti apa yang akan menimpanya di Yerusalem.
- Kapan masalah itu akan timbul, pada kesempatan apa, dalam keadaan bagaimana dan sampai sejauh mana, Allah tidak menganggapnya layak untuk ia ketahui. Memang baik bagi kita untuk dibiarkan dalam kegelapan mengenai peristiwa-peristiwa yang akan datang, supaya kita selalu mengandalkan dan menantikan Allah. Ketika kita bepergian, kita harus selalu berpikir bahwa kita tidak tahu apa yang akan menimpa kita, hari apa, atau apakah di siang atau malam hari, serta pada jam berapa hal itu akan terjadi. Dengan demikian, kita harus selalu berserah diri kepada Allah dan membiarkan-Nya melakukan apa pun yang dipandang-Nya baik bagi kita, dan berusaha untuk selalu teguh di dalam seluruh kehendak-Nya.
- 2. Akan tetapi, pada umumnya, Paulus tahu bahwa ada badai besar di depannya, sebab semua nabi di setiap kota yang telah ia lewati berkata kepadanya melalui Roh Kudus, bahwa penjara dan sengsara sedang menantinya. Selain peringatan umum yang diberikan kepada semua orang Kristen dan para pelayan bahwa mereka harus sadar dan bersiap-siap selalu untuk menghadapi penderitaan, Paulus juga telah mendapat berbagai petunjuk mengenai sengsara yang luar biasa, lebih besar dan lebih lama daripada yang pernah ia alami sebelumnya, yang sebentar lagi akan ia hadapi.
- 3. Sekalipun begitu, dengan gagah berani dia tetap memutuskan untuk meneruskan pekerjaannya. Di setiap kota, peringatan yang menyedihkan ini selalu didengung-dengungkan di telinganya, yaitu bahwa penjara dan sengsara menunggunya. Bagi seorang yang miskin, amatlah susah untuk terus melakukan kebaikan sementara dia diperlakukan dengan semena-mena karena susah payahnya itu. Dan, berhargalah untuk mempertanyakan bagaimana dia dapat menanggung semuanya itu. Dia terdiri dari darah dan daging, sama seperti manusia lainnya. Ya, begitulah dia, tetapi berkat kasih karunia Allah, dia dimampukan untuk meneruskan pekerjaannya dan dengan hati lapang serta penuh kemurahan dia tidak menganggap berarti semua kesulitan dan kekecewaan yang harus ditanggungnya itu. Marilah simak perkataan yang keluar dari mulutnya sendiri (ay. Kis 20:24), yang diutarakannya bukan dengan kekerasan atau ketinggian hati, melainkan dengan tekad kudus yang rendah hati: “Tidak ada satu pun dari hal-hal itu yang menggentarkanku (dalam TB bagian ini tidak diterjemahkan – pen.), yang kupedulikan hanyalah terus maju dan bertekun dalam jalan yang sudah menjadi tugasku dan mengakhirinya dengan baik.” Di sini Paulus merupakan teladan,
- (1) mengenai keberanian kudus dan tekad kuat untuk meneruskan pekerjaan kita, sekalipun kita menghadapi kesukaran dan perlawanan karenanya. Dia tahu bahwa semuanya itu telah menantinya, tetapi dia tidak mengindahkannya: Tidak ada satu pun dari hal-hal itu yang menggentarkanku; oudenos logon poioumai – Aku tidak menghiraukannya sama sekali. Dia tidak memasukkan semua itu ke dalam hatinya, sebab di sana hanya ada Kristus dan sorga saja. Tidak ada satu pun dari hal-hal itu yang menggentarkannya.
- [1] Kesukaran itu tidak menghalau dia menjauh dari pekerjaannya. Saat dia melihat badai muncul, dia tidak lantas mundur untuk menghindarinya, melainkan terus maju dengan tekad kuat, mengabarkan Injil di sana, sekalipun dia tahu harus membayar mahal untuk itu.
- [2] Kesukaran itu tidak merenggut penghiburan darinya ataupun memperlambat kelangsungan pekerjaannya. Di tengah-tengah masalah, dia bertindak bagaikan orang yang tidak acuh saja terhadapnya. Dengan kesabaran seperti itulah dia menguasai jiwanya, dan ketika dia berdukacita, dia tetap memiliki sukacitanya. Di dalam segala hal, dia lebih dari seorang pemenang. Orang-orang yang mengarahkan perhatian mereka ke sorga dapat memandang ke bawah, bukan hanya ke arah masalah biasa di bumi ini, tetapi juga ke arah murka dan kejahatan neraka yang mengancam, dan berkata bahwa tidak ada satu pun dari hal-hal itu yang menggentarkan mereka, sebab mereka tahu bahwa tidak satu pun dari hal-hal tersebut dapat melukai mereka.
- (2) Mengenai pandangan hina yang kudus terhadap hidup, keberlangsungannya, dan penghiburan di dalamnya: tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun. Hidup ini manis dan tentu saja berharga bagi kita. Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. Tetapi, orang yang mengerti diri dan kepentingannya dengan benar akan rela memberikan segala yang dipunyainya, termasuk nyawanya, daripada kehilangan kasih Allah dan membahayakan kehidupan kekalnya. Paulus juga berpikiran demikian. Meskipun nyawa itu amat berharga dipandang dari mata jasmani, tetapi mata iman memandangnya sebagai sesuatu yang tidak berharga. Hidup itu tidak sebegitu berharganya dan bisa diserahkan dengan sukacita demi Kristus. Hal ini menjelaskan Lukas 14:26, yang menghendaki kita untuk membenci nyawa kita sendiri, bukan dengan nafsu yang terburu-buru seperti Ayub dan Yeremia, tetapi dengan sikap berserah diri yang kudus terhadap kehendak Allah dan tekad untuk rela mati bagi Kristus daripada harus menyangkal-Nya.
- (3) Mengenai rasa peduli yang kudus untuk terus melanjutkan panggilan hidupnya, yang harus lebih kita jagai daripada penghiburan ataupun tampilan luarnya. Paulus yang terberkati itu tidak menghiraukan nyawanya sedikit pun demi hal itu dan bertekad dalam kekuatan Kristus, non propter vitam vivendi perdere causas – bahwa dia tidak akan kehilangan tujuan hidup hanya demi mempertahankan nyawanya. Dia rela menjalani hidupnya dengan bekerja keras, mempertaruhkan nyawanya dalam pelayanan yang berbahaya, dan menghabiskan waktunya untuk pelayanan yang melelahkan. Bahkan, dia rela menyerahkan nyawanya sebagai martir, sehingga dia dapat menggenapi maksud agung dari kelahirannya, baptisannya, dan panggilannya sebagai rasul. Ada dua hal yang diindahkan pribadi yang agung dan benar ini, dan dia tidak peduli akan apa pun yang menimpa hidupnya asalkan dia bisa mencapai kedua hal ini:
- [1] Supaya dia didapati setia menjalankan kepercayaan yang diberikan kepadanya, supaya dia dapat menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadanya, dapat melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya di dunia ini, atau lebih tepatnya, di dalam jemaat. Juga, supaya dia dapat menuntaskan pelayanan dari angkatannya, dapat menyelesaikan rangkaian pelayanannya secara utuh. Supaya dia dapat bertekun di dalamnya dan orang-orang lain dapat menuai hasilnya, sebanyak yang telah ditentukan. Dan supaya dia bisa, sebagaimana yang dikatakan tentang kedua saksi itu, menyelesaikan kesaksian mereka (Why. 11:7), dan tidak setengah-setengah menjalankan pekerjaannya. Perhatikanlah,
- Pertama, kerasulan merupakan pelayanan bagi Kristus dan juga bagi jiwa-jiwa manusia. Jadi, mereka yang terpanggil ke dalam jabatan kerasulan itu harus lebih mengutamakan pelayanan jabatan tersebut daripada kehormatan atau kekuasaan dari jabatan itu. Dengan demikian, jika para rasul saja harus bersikap demikian, lebih-lebih lagi para pendeta dan pengajar. Mereka harus berada di dalam jemaat sebagai orang-orang yang melayani.
- Kedua, pelayanan ini diterima dari Tuhan Yesus. Dia mempercayakan tugas itu kepada mereka dan dari Dialah mereka menerima tanggung jawab itu. Bagi Dialah mereka menjalankan tugas itu, dalam namaNya, dalam kekuatan-Nya, dan mereka harus mempertanggungjawabkannya kepada Dia. Kristuslah yang menetapkan mereka ke dalam pelayanan itu (1Tim. 1:12). Dialah yang menyokong mereka dalam pelayanan mereka, dan dari Dialah mereka memiliki kekuatan untuk menunaikan pelayanan mereka dan menanggung segala kesukaran di dalamnya.
- Ketiga, tugas pelayanan ini ialah untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah, untuk mengumandangkannya kepada dunia, membuktikan kebenarannya, dan menganjurkannya kepada dunia. Dan, sebagai Injil kasih karunia Allah, Injil itu sudah memiliki segalanya untuk menyatakan dan menganjurkan dirinya sendiri. Injil ini merupakan bukti niat baik Allah bagi kita dan sarana-Nya untuk mengerjakan pekerjaan baik-Nya di dalam diri kita. Injil menunjukkan bahwa Allah begitu penuh rahmat terhadap kita dan menjadikan kita juga penuh rahmat. Seperti itulah Injil kasih karunia Allah itu. Paulus memakai hidupnya untuk memberi kesaksian tentang semua itu dan ingin menggunakan seluruh masa hidupnya untuk menjadi alat dalam memberitakan pengetahuan, keharuman dan kuasa Injil ini.
- [2] Supaya dia dapat mengakhiri tugasnya dengan baik. Dia tidak peduli kapan hidupnya berakhir, atau bagaimana berakhirnya, segera atau tiba-tiba, dengan cara yang menyedihkan atau bagaimana, bila melihat keadaan yang terjadi. Yang penting bagi dia, asal saja dia dapat mencapai garis akhir. Pertama, dia memandang hidupnya sebagai sebuah perjalanan, sebuah lomba, Demikianlah arti kata aslinya. Hidup kita merupakan perlombaan yang diwajibkan bagi kita (Ibr. 12:1). Hal ini menegaskan bahwa ada pekerjaan yang telah ditetapkan bagi kita, sebab kita tidak diutus ke dunia ini untuk berleha-leha. Kita juga memiliki keterbatasan, sebab kita tidak diutus untuk selalu ada di dunia ini, melainkan hanya melewatinya saja, bahkan, berlari menembusnya, dan waktunya sebentar saja. Bisa saya tambahkan di sini, untuk menerobos bahaya dengan melewatinya. Kedua, dia menanti-nantikan garis akhir perjalanannya dan membicarakannya sebagai sesuatu yang sebentar lagi pasti akan terjadi dan yang selalu dipikirkannya. Akhir perlombaan kita adalah kematian, saat kita harus menerima entah itu kehormatan atau cela. Ketiga, dia berupaya sebisa mungkin untuk mengakhirinya dengan baik, menunjukkan hasrat kudus untuk mencapainya dan ketakutan yang kudus untuk tidak bisa mencapainya. “Oh! Biarlah aku dapat mencapai garis akhir dengan kegirangan, maka semuanya akan baik-baik, sempurna dan untuk selamanya.” Keempat, dia menganggap tidak ada suatu apa pun yang terlalu merepotkan atau berat untuk ditanggung, supaya dia dapat mencapai garis akhir, mencapainya dengan sukacita. Kita harus memakai hidup kita untuk mempersiapkan kematian yang penuh sukacita, supaya kita bukan saja boleh mati dengan perasaan aman melainkan juga dengan nyaman.
- III. Dengan beranggapan bahwa kali itu merupakan kali yang terakhir bagi mereka untuk melihatnya, dia mengungkapkan ketulusan dan kesetiaannya di hadapan hati nurani mereka dan menuntut kesaksian dari mereka mengenai hal itu.
- 1. Dia mengatakan kepada mereka bahwa kini dia hendak berpamitan dengan mereka untuk yang terakhir kalinya (ay. Kis 20:25): Aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kerap kali kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah, sekalipun kalian mungkin akan menerima surat-surat dariku. Saat berpisah dengan kawan-kawan kita, kita boleh dan seharusnya mengatakan, “Kita tidak tahu apakah kita akan saling berjumpa lagi: kawan-kawan kita mungkin akan berpulang, atau bahkan kita sendiri yang akan berpulang.” Akan tetapi, di sini Paulus membicarakannya dengan keyakinan, oleh Roh nubuatan, bahwa orang-orang Efesus ini tidak akan melihat mukanya lagi. Kita pastinya beranggapan bahwa tidak mungkin orang yang sebelumnya mengatakan hal-hal yang ia ragukan (aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ, ay. Kis 20:22) bisa membicarakan hal ini dengan penuh keyakinan, terutama saat dia tahu bahwa hal itu akan mendatangkan kesusahan bagi kawan-kawannya di sini, kecuali jika dia didaulat Roh untuk mengatakannya. Karena itu, saya menganggap keliru orang-orang yang berpikir bahwa setelah itu Paulus kembali lagi ke Efesus dan berjumpa dengan mereka lagi. Jika sekiranya demikian, pastinya dia tidak akan mengatakan dengan sungguh-sungguh: dan sekarang aku tahu, kalau ia tidak tahu akan hal itu dengan pasti. Bukannya dia sudah bisa mengetahui jauh-jauh hari bahwa dia masih memiliki banyak waktu dan pekerjaan di hadapannya, tetapi dia sudah bisa melihat bahwa pekerjaannya akan dihentikan dari dia di tempat-tempat lain, dan karena itu di tempat-tempat lain tersebut tidak ada lagi yang harus dia kerjakan. Di Efesus itu dia sudah lama berkeliling memberitakan kerajaan Allah, memberitakan keburukan kerajaan dosa dan Iblis dan mengabarkan kebaikan wewenang dan kuasa Allah di dalam Kristus, memberitakan kerajaan kemuliaan sebagai tujuan hidup dan kerajaan kasih karunia sebagai jalan menuju ke sana. Mereka telah sering bersukacita melihat wajahnya di atas mimbar, melihat mukanya sama seperti muka seorang malaikat. Jika kaki para utusan damai sejahtera itu saja begitu indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit, apalagi wajah-wajah mereka? Tetapi kini, mereka tidak akan melihat wajahnya lagi. Perhatikanlah, kita harus sering-sering berpikir bahwa orang-orang yang kini memberitakan kerajaan Allah kepada kita itu akan segera diambil dari kita dan kita tidak akan melihat muka mereka lagi: dan para nabi, apakah mereka hidup untuk selama-lamanya? Tetapi terang mereka hanya sebentar saja berada bersama kita. Oleh karena itu, hendaknya kita bersungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan itu selagi ada, supaya ketika kita tidak bisa lagi melihat muka mereka di dunia ini, kita bisa berharap untuk dapat bertemu mereka dengan hati terhibur pada hari agung itu.
- 2. Dia mengungkapkan kepada mereka mengenai kesetiaannya dalam menunaikan pelayanannya di antara mereka (ay. Kis 20:26): “Sebab itu, melihat pelayananku di antara kalian telah berakhir, maka baiklah bagi kita untuk merenungkan dan meninjau ulang;” dan,
- (1) Dia menantang mereka untuk membuktikan apakah dia telah berlaku tidak setia atau telah mengatakan dan melakukan apa pun yang menyebabkan kebinasaan jiwa manusia yang berharga: aku tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa, darah jiwa-jiwa. Hal ini terang-terangan mengacu kepada kelalaian seorang nabi (Yeh. 33:6), yang menyatakan bahwa darah orang yang binasa oleh pedang musuh harus dipertanggungjawabkan oleh para penjaga yang tidak setia, yang tidak memberi peringatan: “Kalian tidak bisa menuduhku lalai memberi peringatan, dan karena itu tidak ada setetes darah pun yang harus kupertanggungjawabkan.” Jika seorang pelayan telah membuktikan bahwa dia setia, dia bisa bersukacita dengan berkata, aku tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa, dan harus mendapat kesaksian serupa dari orang lain.
- (2) Oleh karena itu, dia membiarkan darah orang-orang yang akan binasa dipertanggungjawabkan sendiri oleh mereka, sebab mereka telah mendapat peringatan yang semestinya, tetapi mereka tidak sudi mengindahkannya.
- (3) Dia meminta para pelayan itu supaya mereka juga berusaha sedapat mungkin untuk mengikuti jejaknya: “Aku tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa, jagalah dirimu supaya demikian juga. Pada hari ini aku bersaksi kepadamu” – en tē sēmeron hēmera, “Aku mempergunakan kesempatan pada hari ini untuk bersaksi kepadamu,” begitulah yang diartikan oleh Streso. Sebagaimana langit dan bumi sering dijadikan tujuan untuk berseru, demikian pula hari perpisahan itu dijadikan sebagai hari kesaksian.
- 3. Dia membuktikan kesetiaannya dengan perkataan ini (ay. Kis 20:27): Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.
- (1) Dia telah memberitakan maksud Allah kepada mereka, tidak lain dari itu, dan tidak pernah menambahkan sesuatu yang dikarang-karangnya sendiri. “Murni Injil saja, tidak lebih, yaitu kehendak Allah mengenai keselamatan kalian.” Injil merupakan maksud Allah yang secara mengagumkan dirancangkan oleh hikmat-Nya, ditetapkan oleh kehendak-Nya yang tidak akan berubah, dan dengan murah hati dirancangkan oleh kasih karunia-Nya demi kemuliaan kita (1Kor. 2:7). Kehendak Allah inilah yang harus dijadikan pekerjaan utama para hamba Allah untuk mengumandangkannya sebagaimana yang diwahyukan, bukan hal-hal lain dan tidak lebih dari itu.
- (2) Dia telah memberitakan kepada mereka seluruh maksud Allah. Sebagaimana ia telah memberitakan kepada mereka Injil yang murni, demikian pula ia telah memberitakan seluruh Injil itu bagi mereka. Dia telah menelaah suatu kesatuan ilahi di antara mereka, sehingga, oleh karena kepada mereka telah dibukakan kebenaran Injil secara teratur dari urutan pertama hingga terakhir, mereka dapat lebih memahaminya, dengan melihat kaitan dan ketergantungan dari satu bagian dengan bagian lainnya.
- (3) Dia tidak lalai melakukannya. Dia tidak dengan sengaja atau berencana menghindar dari tugasnya memberitakan bagian mana pun dari maksud Allah. Dia tidak menolak memberitakan bagian-bagian paling sulit dari Injil hanya karena tidak mau bersusah payah, juga tidak menampik untuk memberitakan bagian-bagian yang paling jelas dan mudah hanya untuk mempertahankan gengsinya. Dia tidak menghindari diri untuk memberitakan ajaran-ajaran yang dia tahu akan membuat murka para musuh besar Kekristenan, ataupun ajaran-ajaran yang tidak menyenangkan bagi para pemeluknya yang tidak taat, melainkan meneruskan pekerjaannya dengan setia, tidak peduli apakah mereka bersedia mendengarkannya atau menampiknya. Demikianlah ia membuat dirinya tidak bersalah terhadap darah semua orang.
- IV. Dia mewajibkan mereka, sebagai para pelayan, untuk bersikap tekun dan setia dalam pekerjaan mereka.
- 1. Dia menyerahkan kepada mereka jemaat di Efesus, yaitu orang-orang kudus, orang-orang Kristen yang ada di sana dan di daerah-daerah sekitarnya (Ef. 1:1). Jemaat ini tentunya berjumlah amat banyak, karena mereka tidak dapat berkumpul semuanya di satu tempat, tetapi beribadah kepada Allah dalam beberapa kumpulan jemaat, di bawah pimpinan beberapa pelayan. Walaupun begitu, di sini mereka masih disebutkan sebagai satu kawanan, sebab mereka bukan saja memiliki satu iman, sebagaimana semua jemaat Kristen lainnya, tetapi juga menjalin persekutuan antara satu dengan yang lainnya. Kepada para penatua dan hamba-hamba Allah inilah sang rasul menyerahkan pengelolaan jemaatnya, ketika dia sudah mengetahui bahwa dia harus berpamitan dengan mereka untuk yang terakhir kalinya. Dia juga memberi tahu mereka bahwa bukanlah dia sendiri, melainkan Roh Kuduslah, yang telah menetapkan mereka menjadi penilik, episkopous – penilik kawanan itu. “Kamu sekalian, para penatua, adalah para penilik jemaat yang telah ditetapkan Roh Kudus, supaya mengawasi bagian dari jemaat Allah ini” (1Ptr. 5:1-2; Tit. 1:5, 7). Ketika Paulus masih berada di Efesus, dia mengurusi semua urusan jemaat itu, sehingga para penatua pun enggan berpisah dengannya. Akan tetapi, kini sang rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya dan melayang-layang di atas anak-anaknya. Kini, setelah mereka mulai memiliki sayap, mereka harus belajar terbang sendiri dan bekerja tanpa dia, sebab Roh Kudus telah menetapkan mereka menjadi penilik. Bukan mereka yang mengambil kehormatan ini bagi diri mereka sendiri. Jabatan itu pun tidak ditetapkan bagi mereka oleh seorang raja atau penguasa, melainkan Roh Kudus di dalam merekalah yang melayakkan dan memperkaya mereka untuk tugas agung ini. Roh Kudus turun ke atas mereka ( Kis 19:6). Roh Kudus juga mengarahkan orang-orang yang memilih, memanggil dan menetapkan mereka bagi pekerjaan ini, sebagai jawaban atas doa mereka.
- 2. Dia memerintahkan mereka untuk mengindahkan pekerjaan yang menjadi panggilan mereka itu. Kehormatan selalu diiringi oleh kewajiban. Jika Roh Kudus telah menetapkan mereka sebagai penilik kawanan, yaitu sebagai gembala, maka mereka harus setia terhadap kepercayaan tersebut.
- (1) Pertama-tama mereka harus menjaga diri mereka sendiri, harus mengawasi dengan cermat segala gerak-gerik jiwa mereka, segala yang mereka perbuat dan katakan. Mereka harus berjalan hati-hati dan bersikap benar di dalam rumah Allah, di mana mereka kini diangkat sebagai pengurusnya: “Ada banyak mata yang mengawasi kamu sekalian, sebagian menjadikan kamu sebagai contoh, yang lainnya hendak mencari-cari kesalahanmu. Karena itu, kamu harus menjaga diri.” Orang-orang yang tidak cakap atau setia dalam memelihara kebun anggurnya sendiri pastilah juga tidak becus mengurusi kebun anggur orang lain.
- (2) “Jagalah kawanan, seluruh kawanan, beberapa orang menjaga sebagian, dan yang lainnya menjaga sebagian lain, sesuai dengan panggilan dan kesempatan yang ada padamu, tetapi pastikan bahwa tidak ada satu bagian pun yang luput dari perhatianmu.” Para pelayan Allah bukan saja harus menjaga jiwa mereka sendiri, tetapi juga harus terus mengawasi jiwa orang-orang yang berada di bawah pengawasan mereka, sebagaimana gembala menjagai kawanan dombanya, supaya mereka tidak dilukai: “Jagalah seluruh kawanan, supaya tidak ada seorang pun dari mereka memisahkan diri atau dimangsa oleh binatang buas. Supaya tidak seorang pun dari mereka hilang atau gugur karena kelalaianmu.”
- (3) Mereka harus memberi makan jemaat Allah, harus melakukan semua bagian dari pekerjaan seorang gembala, harus membimbing domba-domba Kristus ke padang yang berumput hijau, harus berbuat semampu mereka untuk membebat yang terluka dan mengobati yang kehilangan selera makan, harus memberi makan mereka dengan pengajaran yang sehat, dengan disiplin injili yang lembut, dan harus memastikan bahwa mereka tidak kekurangan apa pun yang perlu bagi pertumbuhan mereka untuk memperoleh kehidupan yang kekal. Para gembala dibutuhkan bukan hanya untuk mengumpulkan jemaat Allah dengan mengajak orang-orang yang berada di luar untuk masuk ke dalam, tetapi juga untuk membangun dan menumbuhkan mereka yang sudah ada di dalam.
- (4) Mereka harus berjaga-jaga (ay. Kis 20:31). Sebagaimana para gembala menjagai kawanan dombanya semalaman. Mereka harus selalu terjaga dan berjaga-jaga, tidak boleh memberi peluang bagi kemalasan dan kelambanan rohani, tetapi harus bergiat melakukan pekerjaan mereka dan memperhatikannya baik-baik. Kuasailah dirimu dalam segala hal (2Tim. 4:5), berjaga-jagalah terhadap setiap hal yang dapat melukai kawananmu dan perhatikanlah setiap hal yang dapat berguna bagi mereka. Pergunakanlah setiap kesempatan untuk berbuat baik bagi mereka.
- 3. Dia memaparkan beberapa alasan kuat mengapa mereka harus menjagai pekerjaan pelayanan mereka.
- (1) Biarlah mereka mempertimbangkan kepentingan Guru mereka dan kepedulian-Nya terhadap kawanan yang dipercayakan ke dalam tangan mereka (ay. Kis 20:28). Mereka adalah jemaat yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri
- [1] “Mereka adalah milik-Nya. Kamu hanyalah hamba-hamba-Nya yang harus menjagai mereka bagi-Nya. Merupakan suatu kehormatan bahwa kamu dipekerjakan bagi Allah, yang berkenan menerima kamu dalam pelayanan-Nya. Namun, jika kamu sampai mengabaikan pekerjaanmu itu, maka kelalaian dan pengkhianatanmu itu akan berakibat sangat buruk bagi kamu, karena dengan begitu kamu telah bersalah terhadap Allah dan tidak setia kepada-Nya. Daripada-Nyalah kamu telah menerima kepercayaan ini, jadi kepada Dia pula kamu harus bertanggungjawab. Karena itu, berjaga-jagalah. Dan, oleh karena mereka adalah jemaat Allah, Dia mengharapkanmu untuk menunjukkan kasihmu kepada-Nya dengan menggembalakan kawanan domba-Nya.”
- [2] Dia telah menebus mereka. Dunia ini adalah hak Allah melalui penciptaan, tetapi jemaat merupakan hak-Nya melalui penebusan. Karena itu, jemaat itu haruslah berharga bagi kita, sebab ia berhaga bagi-Nya, karena Dia telah membayar lunas mereka dengan harga mahal. tidak ada yang bisa kita tunjukkan sebagai gantinya selain dengan menggembalakan kawanan domba-Nya.”
- [3] Jemaat Allah inilah yang telah ditebus-Nya. Bukan dengan cara seperti bangsa Israel dulu, ketika Dia memberikan manusia sebagai ganti mereka, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawa mereka (Yes. 43:3-4), melainkan dengan darah-Nya sendiri (KJV). Hal ini membuktikan bahwa Kristus adalah Allah, sebab Dia disebut seperti itu di sini, ketika dikatakan bahwa Dia memperoleh jemaat dengan darah-Nya sendiri. Darah itu adalah darahNya sebagai manusia, namun, karena kesatuan antara hakikat manusia dan ilahi demikian eratnya sehingga di sini darah itu disebutkan sebagai darah Allah, sebab darah itu adalah darah Dia, yang adalah Allah. Keberadaan-Nya itu membuat darah-Nya itu sangat mulia dan berharga sehingga layak menjadi alat tebusan bernilai untuk menebus kita dari kejahatan. Darah-Nya itu menjadi tebusan berharga bagi kita untuk melakukan segala kebaikan, bahkan, menjadikan kita tebusan bagi Kristus, menjadi jemaat istimewa bagi-Nya: Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan hal tersebut, gembalakanlah jemaat Allah, sebab mereka dibeli dengan harga yang mahal. Bukankah Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus mereka, dan akankah para pelayan-Nya lalai dan berleha-leha saja dalam menggembalakan mereka? Kelalaian mereka terhadap kepentingan jemaat merupakan penghinaan terhadap darah-Nya yang telah menebus mereka.
- (2) Biarlah mereka mempertimbangkan marabahaya bahwa kawanan itu sedang terancam menjadi mangsa para musuh yang mengintai mereka (ay. Kis 20:29-30). “Jika kawanan itu begitu berharga oleh karena hubungan mereka dengan Allah dan penebusan mereka oleh Kristus, maka kamu harus setia menjagai dirimu sendiri dan menjagai mereka.” Inilah alasan-alasan mengapa mereka harus menjaga kawanan itu dan diri mereka sendiri.
- [1] Jagalah kawanan itu, sebab serigala-serigala berkeliaran di luar dan berusaha untuk menerkam (ay. Kis 20:29): Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu. Pertama, be-berapa orang mengartikannya sebagai para penganiaya yang akan menentang orang-orang Kristen dan menghasut para penguasa untuk melawan mereka. Mereka tidak akan menyayangkan kawanan itu. Jemaat itu mungkin berpikir, karena kemarahan orang-orang Yahudi terutama ditujukan kepada Paulus selagi ia ada bersama-sama dengan mereka, maka setelah ia pergi, orang-orang itu akan menjadi tenang. Tetapi, “Tidak,” kata Paulus, “sesudah aku pergi, kamu akan mendapati roh penganiaya tetap bekerja, oleh karena itu jagalah kawananmu dan teguhkanlah mereka dalam iman, hiburlah dan kuatkanlah mereka, supaya mereka tidak meninggalkan Kristus karena takut menderita, atau kehilangan damai dan penghiburan mereka saat menderita.” Para pelayan harus terlebih lagi menjagai kawanan mereka pada masa-masa penganiayaan. Kedua, sepertinya lebih tepat mengartikan serigala-serigala itu sebagai penipu dan guru-guru palsu. Kelihatannya Paulus mengarahkan pandangannya kepada orang-orang dari golongan bersunat yang menggalakkan hukum lahiriah yang penuh tata upacara saja. Mereka ini disebutnya sebagai serigala-serigala ganas, sebab sekalipun mereka datang dengan menyamar sebagai domba, bahkan sebagai gembala, mereka mengacaukan jemaat Kristen, menabur benih perpecahan di antara mereka dan menarik banyak dari mereka supaya menjauh dari Injil murni Kristus. Mereka berbuat semampu mereka untuk menodai dan merusak nama baik orang-orang yang setia terhadap Injil itu. Mereka tidak menyayangkan anggota-anggota kawanan yang teramat berharga itu, melainkan menghasut siapa pun yang dapat mereka pengaruhi untuk mereka gigit dan telan (Gal. 5:15). Oleh karena itulah mereka disebut sebagai anjing-anjing (Flp. 3:2), seperti di sini disebut sebagai serigala-serigala. Selagi Paulus ada di Efesus, mereka menjauh, sebab mereka tidak berani menghadapinya. Akan tetapi, saat dia sudah pergi, barulah mereka menyusup di antara kawanan itu dan menaburkan benih ilalang di tempat Paulus dulu menabur benih yang baik itu. “Karena itu, jagalah kawananmu dan lakukan sebisamu untuk memperkokoh mereka di dalam kebenaran dan untuk memperlengkapi mereka supaya dapat melawan segala hasutan guru-guru palsu.”
- [2] Jagalah dirimu, sebab beberapa gembala akan menjadi murtad (ay. Kis 20:30): “Bahkan dari antara kamu sendiri, dari antara para anggota, bahkan mungkin dari antara para pelayan dalam jemaatmu sendiri, dari antara kamu yang aku khotbahi sekarang ini (sekalipun aku berharap tidak sampai sejauh itu), akan muncul beberapa orang yang mengajarkan hal-hal yang bertentangan, yang berlawanan dengan aturan Injil yang benar dan merusak maksud-maksudnya yang agung. Bahkan, mereka akan menyimpangkan sebagian perkataan Injil dan memutarbalikkannya untuk menutupi kekeliruan mereka (2Ptr. 3:16). Bahkan, orang-orang yang dipikir sebagai orang baik di antara kalian dan yang kalian percayai pun akan menjadi tinggi hati, angkuh, dan keras kepala. Mereka akan mengubah Injil dan berpura-pura hendak memperbaharui hidupmu ke arah yang lebih tinggi dengan cara-cara yang tampaknya manis dan aneh. Akan tetapi, yang sebenarnya mereka lakukan adalah berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar untuk mengikuti mereka, untuk membentuk kawanan mereka sendiri yang akan mengagumi mereka, dipimpin oleh mereka, dan mengandalkan iman pada mereka.” Beberapa orang mengartikan kalimat menarik murid-murid dari jalan yang benar untuk mengikuti mereka sebagai orang-orang yang telah menjadi murid Kristus, dan menarik murid-murid itu dari-Nya supaya mengikuti mereka. "Oleh karena itu, jagalah dirimu. Ketika kamu diberi tahu bahwa beberapa dari kamu akan mengkhianati Injil, setiap dari kamu haruslah bertanya-tanya, bukan aku?, dan menjaga dirimu baik-baik.” Hal ini tergenapi dalam diri Figelus dan Hermogenes, yang berpaling dari Paulus dan ajaran yang telah diberitakan Paulus (2Tim. 1:15). Juga terjadi pada Himeneus dan Filetus, yang telah menyimpang dari kebenaran dan dengan demikian merusak iman sebagian orang (2Tim. 2:18). Kedua peristiwa ini dapat menjelaskan ungkapan Paulus tadi. Akan tetapi, meskipun ada beberapa penipu seperti itu di dalam jemaat Efesus, dari surat Paulus kepada jemaat di sana (yang di dalamnya tidak kita dapati terlalu banyak keluhan dan teguran sebagaimana dalam beberapa suratnya yang lain), kelihatannya jemaat di sana tidak terlalu diganggu oleh banyak guru-guru palsu, setidaknya mereka tidak begitu tercemar dengan ajaran-ajaran palsu mereka sebagaimana yang dialami beberapa jemaat lainnya. Akan tetapi, kedamaian dan kemurniannya terjaga baik melalui berkat Allah karena kerja keras dan ketekunan para pelayan yang dipercayakan oleh sang Rasul ini untuk mengurus jemaat tersebut. Para pelayan ini diberi kepercayaan karena sang Rasul sudah bisa mengetahui dan mempertimbangkan jauh-jauh hari bahwa akan muncul ajaran-ajaran dan sekte-sekte sesat, dan juga bahwa dia sendiri akan meninggalkan dunia ini.
- (3) Biarlah mereka mempertimbangkan jerih payah Paulus dalam menanam jemaat ini (ay. Kis 20:31): “Ingatlah bahwa aku tiga tahun lamanya” (sebab selama itulah dia telah memberitakan Injil di Efesus dan daerah-daerah sekitarnya) “siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata. Jadi, janganlah kamu lalai untuk membangun di atas dasar yang telah kuletakkan dengan tekun itu.”
- [1] Paulus, layaknya seorang penjaga yang setia, telah memperingatkan mereka, dan melalui peringatan-peringatan yang telah diberikannya kepada mereka mengenai bahaya terjebaknya mereka di dalam ajaran Yudaisme dan penyembahan berhala, dia berhasil mendorong mereka untuk memeluk Kekristenan.
- [2] Dia menasihati setiap orang. Selain nasihat umum yang dia berikan melalui khotbahnya, dia pun menasihati beberapa orang secara pribadi menurut yang dipandangnya baik bagi setiap perkara mereka, yang memerlukan nasihat istimewa darinya.
- [3] Dia terus setia memberikan nasihat. Dia menasihati mereka siang dan malam. Waktunya terisi penuh dengan pekerjaannya. Di malam hari, ketika dia seharusnya beristirahat, dia malah berkutat dengan orang-orang yang pada waktu siang tidak bisa dinasihatinya mengenai jiwa mereka.
- [4] Dia melakukannya tanpa kenal lelah. Dia tiada henti-hentinya menasihati. Meskipun mereka begitu keras kepala melawan nasihatnya, dia tidak berhenti menasihati mereka, sebab ia tahu bahwa pada akhirnya, dengan kasih karunia Allah, mereka akan dapat diatasi. Sekalipun mereka mudah dibentuk dengan nasihat-nasihatnya, dia tidak lantas menganggap itu sudah cukup lalu berhenti menasihati mereka. Sebaliknya, ia terus menasihati orang-orang benar supaya tidak berpaling dari kebenaran mereka, sebagaimana dia menasihati orang-orang jahat untuk berbalik dari kejahatan mereka (Yeh. 3:18-21).
- [5] Dia berbicara kepada mereka mengenai jiwa mereka dengan rasa sayang dan kepedulian yang mendalam: dia menasihati mereka dengan mencucurkan air mata. Sebagaimana dia telah melayani Tuhan, demikian pula dia melayani mereka, dengan banyak mencucurkan air mata (ay. Kis 20:19). Dia menasihati mereka dengan air mata belas kasihan, menunjukkan bagaimana hatinya tergugah dengan kesengsaraan dan marabahaya dari keadaan dan jalan mereka yang penuh dosa, supaya dia dapat menggugah mereka dengan air matanya itu. Demikianlah Paulus telah memulai pekerjaan yang baik di Efesus tanpa segan-segan bersusah payah. Maka dari itu, layakkah mereka untuk tidak mau bersusah payah meneruskan pekerjaannya itu?
- V. Dia menyerahkan mereka kepada bimbingan dan pengaruh ilahi (ay. Kis 20:32): “Dan sekarang, setelah memberimu tugas dan peringatan yang khidmat ini, aku menyerahkan kamu kepada Tuhan. Kini, setelah aku mengatakan apa yang harus kukatakan, semoga Tuhan menyertaimu. Aku harus meninggalkanmu, tetapi aku meninggalkanmu di dalam tangan yang baik.” Mereka khawatir tentang apa yang akan menimpa mereka, bagaimana mereka meneruskan pekerjaan mereka, dan bagaimana mereka dapat melewati kesukaran-kesukaran, serta bagaimana mereka dan keluarga mereka bisa hidup dengan cukup. Sebagai jawaban atas kekalutan mereka itu, Paulus mengarahkan mereka supaya memandang kepada Allah dengan iman, dan memohon kepada Allah supaya memandang mereka dengan belas kasih.
- 1. Lihatlah di sini kepada siapa ia menyerahkan mereka. Dia memanggil mereka saudara (dalam TB tidak diterjemahkan – pen.), bukan hanya sebagai orang-orang Kristen, melainkan sebagai pelayan-pelayan, dan dengan demikian ia mendorong mereka supaya berharap kepada Allah seperti yang telah diperbuatnya, sebab ia dan mereka itu bersaudara.
- (1) Dia menyerahkan mereka kepada Allah, yaitu meminta Allah menyediakan segala sesuatu bagi mereka, mengurus, dan memenuhi semua kebutuhan mereka. Dengan menyerahkan mereka kepada Allah, ia mendorong mereka untuk menyerahkan semua kekhawatiran mereka kepada-Nya, dengan keyakinan bahwa Allah memedulikan mereka: “Apa pun yang kamu inginkan, datanglah kepada Allah, biarlah matamu tertuju kepada-Nya senantiasa, dan bergantunglah kepada-Nya dalam segenap kesesakan dan kesukaranmu. Biarlah ini yang menjadi penghiburanmu, yaitu bahwa kamu mempunyai Allah yang bisa kamu datangi, Allah yang maha-mencukupi.” Aku menyerahkan kamu kepada Tuhan, yaitu ke dalam pemeliharaan-Nya, ke dalam perlindungan dan kepedulian-Nya. Cukuplah bahwa kita masih punya Allah di dekat kita, tidak peduli dengan siapa pun kita harus berpisah (1Ptr. 4:19).
- (2) Dia menyerahkan mereka kepada firman kasih karunia-Nya, yang oleh sebagian orang diartikan sebagai Kristus: Dia adalah Firman (Yoh. 1:1), Firman hidup, sebab di dalam Dia disediakan hidup bagi kita (1Yoh. 1:1), dan dalam artian yang sama pula, di sini Kristus disebut sebagai firman kasih karunia-Nya, sebab karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia. Dia menyerahkan mereka kepada Kristus, menaruh mereka ke dalam tangan-Nya sebagai pelayan-pelayan-Nya, yang pasti akan dijagai-Nya secara istimewa. Paulus menyerahkan mereka bukan saja kepada Allah dan pemeliharaan-Nya, tetapi juga kepada Kristus dan kasih karunia-Nya, sebagaimana yang dilakukan oleh Kristus sendiri terhadap murid-murid-Nya sewaktu Dia hendak meninggalkan mereka: percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Maknanya sebenarnya sama saja, melalui firman kasih karunia-Nya kita memahami Injil Kristus, sebab di dalam firman itu, Kristuslah yang dekat dengan kita, sebagai sokongan dan kekuatan bagi kita, dan firman-Nya itu adalah Roh dan hidup: “Kamu akan mendapati banyak kelegaan ketika dengan iman mempercayai pemeliharaan Allah, tetapi lebih banyak lagi kelegaan dengan bertindak atas dasar iman untuk mempercayai janji-janji Injil.” Dia menyerahkan mereka kepada firman kasih karunia Kristus, yang disabdakan-Nya kepada para murid-Nya saat Ia mengutus mereka, memberitahukan amanat agung-Nya kepada mereka, dengan jaminan bahwa Dia akan selalu menyertai mereka senantiasa sampai kepada akhir zaman: “Camkanlah firman itu, dan Allah akan memberimu keuntungan dan penghiburan darinya, dan tidak ada lagi yang kami perlukan.” Dia menyerahkan mereka kepada firman kasih karunia Allah, bukan hanya sebagai dasar pengharapan mereka dan sumber sukacita mereka, tetapi juga sebagai pedoman bagi jalan mereka: “Aku menyerahkan kamu kepada Tuhan, sebagai Gurumu yang kamu layani, dan aku telah mendapati-Nya sebagai seorang Guru yang baik, dan kepada firman kasih karunia-Nya, sebagai pedoman dalam pekerjaanmu dan sebagai aturan hidupmu. Taatilah ketetapan-ketetapan firman itu dan hiduplah berdasarkan janji-janji di dalamnya.”
- 2. Simaklah di sini mengapa Paulus menyerahkan mereka kepada firman kasih karunia Allah, bukan semata-semata sebagai perlindungan dari musuh-musuh mereka atau sebagai pemeliharaan bagi keluarga mereka, melainkan lebih sebagai berkat rohani yang paling mereka butuhkan dan yang seharusnya paling mereka hargai. Mereka telah menerima Injil kasih karunia Allah dan dipercaya untuk memberitakannya. Kini dia menyerahkan mereka kepada Injil itu,
- (1) Untuk membangun mereka: “Roh kasih karunia yang bekerja di, dengan, dan melalui Injil kasih karunia itu berkuasa membangun kamu, dan selagi kamu melekatkan diri dan berakar di dalamnya setiap hari, kamu bisa mengandalkannya untuk membangun dirimu. Meskipun kamu telah diperlengkapi dengan karunia-karunia yang baik, firman kasih karunia ini berkuasa untuk membangun kamu. Di dalamnya terdapat hal-hal yang harus lebih kamu pahami dan selami.” Perhatikanlah, dalam memberitakan firman kasih karunia, para pelayan Allah harus berusaha membangun diri mereka sendiri juga, bukan hanya membangun orang lain saja. Orang-orang Kristen yang paling teguh selalu bisa bertumbuh selagi mereka masih ada di dunia ini, dan mereka akan mendapati firman kasih karunia itu terus membantu pertumbuhan mereka. Firman kasih karunia itu masih berkuasa untuk membangun mereka.
- (2) Sebagai kehormatan mereka: firman kasih karunia-Nya berkuasa menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. Firman kasih karunia Allah menganugerahkan bagian itu bukan hanya dengan memberikan pengetahuan tentangnya (sebab hidup yang tidak dapat binasa telah didatangkan oleh Injil), tetapi juga dengan memberikan janji firman itu, janji Allah yang tidak berdusta, yang di dalam Kristus menjadi ya dan amin. Dan melalui firman sebagai sarana yang biasa, Roh kasih karunia dikaruniakan ( Kis 10:44) sebagai materai janji tersebut, dan sebagai tanda dari hidup kekal yang dijanjikan. Jadi, firman kasih karunia Allahlah yang mengaruniakan kepada kita bagian itu. Perhatikanlah,
- [1] Sorga adalah bagian yang telah ditentukan bagi para pewarisnya, dan hak waris itu tidak dapat dibatalkan. Warisan yang diterima itu seperti yang diterima oleh bangsa Israel di Kanaan berdasarkan janji dan bagian yang ditentukan bagi mereka, dan warisan itu berlaku bagi semua keturunan mereka.
- [2] Bagian warisan ini hanya dikaruniakan dan disediakan kepada semua orang yang telah dikuduskan, hanya bagi mereka saja. Karena itu, orang-orang yang belum dikuduskan tidak dapat disambut sebagai tamu bagi Allah yang kudus ataupun sebagai tamu di antara kaum kudus yang disebutkan di atas. Begitu pula sorga tidak akan menjadi bagian mereka. Akan tetapi, bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya, yang telah lahir kembali, yang di dalam diri mereka gambaran Allah telah diperbaharui, bagian itu pasti menjadi milik mereka yang tak tergoyahkan, sekokoh yang dapat dibuat oleh kuasa mahatinggi dan kebenaran kekal. Dengan demikian, orang-orang yang hendak menjadikan bagian itu sebagai hak mereka haruslah memastikan bahwa mereka terhitung di antara orang-orang yang telah dikuduskan, tergabung ke dalamnya dan lebur dengan mereka, serta memiliki gambaran dan hakikat yang sama dengan mereka. Sebab, kita tidak dapat berharap untuk menjadi salah satu dari orang-orang yang mendapat kemuliaan itu, kecuali jika kita juga menjadi salah satu dari orang-orang yang telah dikuduskan itu.
- VI. Paulus menganjurkan dirinya sendiri kepada mereka untuk diteladani dalam hal sikap tidak mengingini dunia ini dan segala isinya. Sikap ini akan membantu mereka untuk melewati masa-masa di dunia ini dengan lebih ringan dan nyaman, jika saja mereka berjalan dalam roh dan langkah-langkah yang sama dengan dia. Dia memang telah menyerahkan mereka kepada Allah dan firman kasih karunia-Nya supaya mereka memperoleh berkat-berkat rohani yang tidak diragukan lagi merupakan berkat yang terbaik. Namun, apa yang harus mereka lakukan untuk mencukupi kebutuhan makan bagi keluarga mereka, kebutuhan yang memadai untuk mereka sendiri, dan bagian bagi anak-anak mereka? “Untuk masalah ini,” kata Paulus, “kerjakan seperti apa yang kulakukan.” Dan apakah yang dilakukannya itu? Di sini ia memberi tahu mereka,
- 1. Bahwa dia tidak pernah mengincar harta duniawi (ay. Kis 20:33): “Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga. Jadi hendaknya kamu pun begitu, dan kamu akan merasa nyaman.” Banyak orang kaya di Efesus, dan banyak di antara mereka yang telah memeluk iman Kristen. Mereka memiliki banyak uang, makanan, dan barang-barang berharga, juga memakai pakaian yang indah-indah dan berpenampilan mewah. Akan tetapi,
- (1) Paulus tidaklah memiliki keinginan apa pun untuk hidup seperti mereka. Kita mungkin dapat mengartikannya seperti ini: “Aku tidak pernah ingin memiliki perak atau emas saat aku melihat orang lain memilikinya. Aku pun tidak ingin mengenakan pakaian mahal ketika aku melihat orang lain mengenakannya. Aku pun tidak mencela atau mendengki mereka. Aku bisa hidup nyaman dan bermanfaat tanpa harus hidup mewah.” Rasul-rasul palsu suka menonjolkan diri secara lahiriah (Gal. 6:12), supaya dipandang hebat di dunia ini, tetapi Paulus tidak begitu. Dia tahu apa itu kekurangan dan apa itu dirugikan.
- (2) Dia tidak bersikap tamak ingin menerima perak, emas, atau pakaian dari mereka. Dia sama sekali tidak pernah menginginkan, apalagi sampai mendengki, juga tidak mau mereka memberinya ini dan itu sebagai balas jasa atas susah payahnya di antara mereka, melainkan mencukupkan diri dengan apa yang ada padanya. Dia tidak pernah mengambil untung dari pada mereka (2Kor. 12:17). Dia bukan saja dapat berkata seperti Musa (Bil. 16:15), dan seperti Samuel (1Sam. 12:3, 5), lembu siapakah yang telah kuambil? Atau, siapakah yang telah kuperas?, tetapi juga dapat berkata, “Kebaikan dari siapakah yang hendak kuterima atau pernah kuminta? Atau siapakah yang pernah aku bebani dengan diriku?” Dia tidak setuju dengan sikap yang mengingini pemberian (Flp. 4:17).
- 2. Bahwa dia telah bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan bersusah-payah mencari nafkah (ay. Kis 20:34) “Kamu sendiri tahu dan telah menjadi saksi mata, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Kamu telah melihatku sibuk dari pagi hingga malam, memotong-motong bahan dan membuatnya menjadi tenda.” Dan, karena pada umumnya tenda terbuat dari kulit, maka pekerjaan itu amatlah sulit. Perhatikanlah,
- (1) Kadang kala Paulus mengalami kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, sekalipun ia adalah kesayangan sorga dan merupakan berkat tidak terkira bagi dunia ini. Betapa tidak tahu berterima kasih dan jahatnya dunia ini, membiarkan orang sebaik Paulus menderita kemiskinan!
- (2) Dia tidak menginginkan lebih dari sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia tidak menjalani pekerjaannya untuk memperkaya diri, melainkan untuk mencukupkan dirinya dengan makanan dan pakaian saja.
- (3) Ketika harus mencari nafkah, Paulus melakukannya dengan kedua tangannya. Paulus punya kepala dan lidah cakap yang dapat menghasilkan uang, tetapi tangannyalah, yang disebutkannya di sini, yang memenuhi keperluanku. Betapa mengenaskannya, tangan-tangan yang sering kali tertumpang untuk mengantarkan Roh Kudus itu, tangan-tangan yang sering dipakai Allah untuk mengerjakan mujizat, dan kedua hal itu dilakukan juga di Efesus ( Efesus 19:6,11), diharuskan berkutat dengan jarum dan gunting, alat pelubang dan jahitan benang, untuk membuat tenda, hanya untuk sekadar bisa makan! Paulus mengingatkan para pelayan Allah (dan juga orang lain melalui mereka) mengenai hal itu, supaya mereka tidak terkejut jika mendapati diri mereka terabaikan sedemikian rupa, tetapi harus tetap meneruskan pekerjaan mereka sambil berjuang sedapat mungkin untuk bertahan hidup. Semakin kurang dukungan yang mereka dapatkan dari manusia, semakin besar yang akan mereka terima dari Allah.
- (4) Dia tidak hanya bekerja bagi dirinya sendiri saja, tetapi juga menopang keperluan orang-orang yang menyertainya. Hal ini benar-benar sukar. Lebih pantas rasanya jika merekalah yang justru bekerja untuknya (untuk memelihara dia sebagai pembimbing mereka), dan bukannya dia yang bekerja bagi mereka. Tetapi kenyataannya memang demikian. Orang-orang yang bersedia mengerahkan tenaga akan mendapati orang-orang di sekeliling mereka mempersilakan mereka untuk melakukannya. Jika Paulus mau bekerja untuk keperluan teman-teman seperjalanannya, dengan senang hati dia akan diterima untuk melakukannya.
SH -> Kis 20:17-38; Kis 20:17-38
SH: Kis 20:17-38 - Kesetiaan memberitakan Injil (Minggu, 2 September 2007) Kesetiaan memberitakan Injil
Di tengah zaman yang menawarkan berbagai bentuk persaingan, kompromi,
dan kesenangan sesaat, orang Kristen perlu mel...
Kesetiaan memberitakan Injil
Di tengah zaman yang menawarkan berbagai bentuk persaingan, kompromi,
dan kesenangan sesaat, orang Kristen perlu melakukan evaluasi
terhadap orientasi hidup dan pelayanan. Kita bisa belajar dari
Paulus.
Pertama, Paulus memiliki konsep pelayanan yang jelas. Ia tidak ragu sedikit pun akan panggilannya sebagai pengabar Injil, meski itu berarti penderitaan atau kematian (19-20, 24).
Kedua, Paulus tidak hanya ingin menyenangkan telinga pendengarnya. Sasarannya adalah supaya orang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus (21). Itulah sebabnya, ia memberitakan Injil, baik kepada orang Yunani yang tidak mengenal Allah maupun kepada orang Yahudi yang ingin membunuh dia. Ia bahkan berkata bahwa ia telah memberitakan Injil kepada semua orang, baik yang diselamatkan, maupun yang akan binasa (26).
Ketiga, Paulus berorientasi pada tujuan akhir, yaitu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Tuhan kepada dia (24). Paulus melayani bukan untuk kebesaran namanya atau untuk mengumpulkan kekayaan (33). Motivasi Paulus adalah untuk menyenangkan Tuhan dengan cara mencapai garis akhir yang telah ditetapkan oleh Tuhan, bukan oleh ambisi pribadinya.
Keempat, Paulus adalah pelayan Tuhan yang tidak suka mengemis (33-35). Ia tidak hidup dari uang persembahan jemaat. Ia bekerja keras untuk membiayai pelayanannya, dan juga pelayanan rekan-rekan sekerjanya, serta mencukupkan kebutuhan mereka yang berkekurangan.
Paulus memusatkan hidupnya pada Kristus sehingga Kristuslah yang ia utamakan. Dirinya, penghidupannya, bahkan nyawanya sekali pun, rela dia nomor duakan; asalkan Kristus dimuliakan dan semakin dikenal oleh banyak orang. Sikap hidup Paulus kiranya menjadi panutan bagi kita. Walau pun kita bukan orang yang secara khusus bekerja dalam bidang pelayanan, tetapi hidup berpusatkan Kristus kiranya menjadi kerinduan kita juga. Memang akan ada tantangan dan risiko, namun panutan dari Paulus kiranya membangkitkan semangat kita untuk tetap bertahan.

SH: Kis 20:17-38 - Paulus yang profesional. (Selasa, 27 Juni 2000) Paulus yang profesional.
Para top eksekutif perusahaan besar berhasil mencapai segudang
prestasi di dalam bidangnya karena mereka menjalankan ...
Paulus yang profesional.
Para top eksekutif perusahaan besar berhasil mencapai segudang
prestasi di dalam bidangnya karena mereka menjalankan tugas dan
tanggung jawab dengan profesionalisme yang tinggi. Bagaimanakah
seorang dikatakan profesional? Pertama, ia mempunyai wawasan,
pengetahuan, dan pemahaman yang mendalam dan luas dalam bidang
yang ditekuni. Kedua, ia dapat menterjemahkan pengetahuan yang
dimiliki ke dalam ketrampilan yang berguna untuk berkarya.
Ketiga, ia mempunyai integritas yang tinggi yang diakui oleh
kolega (teman sejawat) dan masyarakat dimana ia berkarya.
Bila dibandingkan dengan para top eksekutif, Paulus tidak kalah. Sebagai pelayan Tuhan, ia mempunyai profesionalisme yang tinggi sesuai standar masa kini. Ceramah Paulus di depan para penatua Efesus secara tidak langsung mengungkapkan bahwa Paulus adalah seorang profesional sejati. Ia mempunyai integritas yang tinggi, dibuktikan dengan hidupnya yang transparan di hadapan jemaatnya (18b, 34). Integritas ini meliputi setia terhadap tujuan hidupnya yaitu melayani Tuhan, tetap setia dan taat mengemban misi dan tanggung jawabnya walaupun situasi dan kondisi tidak mendukung (19-220, 23-24), tuntas dalam menjalankan tugasnya (26), kesungguhannya (31), bersih dan jujur dalam soal keuangan (34). Siapa yang meragukan bahwa Paulus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang Injil dan doktrin-doktrin Kristen.
Tidak hanya itu, ia juga mempunyai wawasan yang luas sehingga ia tahu apa yang akan dihadapi oleh jemaat Efesus dan ia pun tahu Siapa yang dapat mendukung dan menopang mereka (31-32). Di dalam setiap pelayanan yang ia lakukan, Paulus tidak pernah menggunakan hanya satu metode pendekatan dan pengajaran. Ia memberitakan dan mengajar baik dalam kelompok besar maupun kelompok kecil (20), bersaksi (21), menasehati (28), memperingati (31), membimbing, dan memimpin kepada sumber kasih karunia yaitu Allah. Tiga Faktor inilah yang selalu mewarnai setiap gerak dan langkah pelayanannya. Karena itulah Paulus pun mempunyai 'segudang prestasi'.
Renungkan: Bagaimana jika setiap pelayan Tuhan baik mereka yang melayani penuh waktu maupun yang melayani sebagai majelis, aktivis gereja dan kampus, tidak memilih tiga faktor ini?
Utley -> Kis 20:25-35
Utley: Kis 20:25-35 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 20:25-3525 Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memb...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 20:25-35
25 Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah 26 Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa. 27 Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu. 28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. 29 Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. 30 Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. 31 Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata. 32 Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. 33 Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. 34 Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. 35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
Kis 20:25 "sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi" Paulus berencana pergi ke Spanyol, tapi mungkin secara kontekstual mengacu pada hukuman penjara yang akan datang dan mungkin kematiannya di Yerusalem. Jika Surat-surat Pastoral menggambarkan perjalanan misi Paulus yang keempat, berarti Paulus memang kembali ke wilayah ini lagi.
- 1. Efesus, 1Tim 1:3; 3:14; 4:13
- 2. Miletus, 2Tim 4:20
- 3. Bahkan mungkin Troas, 2Tim 4:13.
Paulus hidup oleh iman dalam pimpinan Allah. Dia tidak tahu akan masa depannya.
□ "memberitakan kerajaan Allah" Lihat catatan di Kis 2:34.
Kis 20:26 "aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa" ini adalah idiom Yahudi, seperti Kis 18:6, atau lebih spesifik, Yeh 3:16 ff Yeh 33:1 ff. Paulus telah memberitakan Injil dengan setia (lih. 2Kor 2:17). Kini mereka yang merespon dan yang menolak pemberitaan Injil, akan menanggung beban atas keputusan yang mereka buat sendiri. Yang satu untuk pelayanan, yang lain untuk kehancuran (lih. 2Kor 2:15-16).
Kis 20:27 "Aku tidak lalai" Lihat catatan di Kis 20:20.
□ "seluruh maksud Allah" Kita harus selalu mewartakan seluruh pesan Tuhan secara utuh, bukan hanya bagian yang menjadi favorit kita! Mungkin ini sebuah sebuah sindiran kepada orang Yahudi yang mengklaim bahwa Paulus meninggalkan beberapa bagian dari Injil (yaitu Hukum Musa-Yudaisme) atau ke karismatik 2Kor 12 yang mengira Paulus tidak memiliki pengalaman rohani. Tujuan Allah adalah bahwa manusia dikembalikan ke persekutuan penuh dengan diri-Nya, yang merupakan tujuan penciptaan sejak semula.
Kis 20:28 "Jagalah dirimu" Ini adalah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Peringatan ini juga terdapat dalam 1Kor 16:13; Kol 4:2; 1Tes 5:6,10. Kehidupan kekristenan memiliki aspek ilahi maupun aspek manusia. Tuhan selalu mengambil inisiatif dan menetapkan agenda, tetapi orang percaya harus merespon dan terus merespon. Di satu sisi kita bertanggung jawab atas kehidupan rohani kita (lih. Fil Kis 2:12-13). Apa yang benar bagi pribadi orang percaya, adalah benar bagi para pemimpin jemaat (lih. 1Kor 3).
□ "dan jagalah seluruh kawanan" Ini adalah metafora bagi umat Allah (lih. Mazm 3; Luk 12:32, Yoh 21:15-17). Ini juga merupakan istilah asli dari "pendeta" Lihat catatan di Kis 20:17. Pemimpin jemaat bertanggung jawab kepada Allah atas diri mereka sendiri dan atas jemaat-jemaat mereka (lih. 1Kor 3).
□ "kamulah yang ditetapkan Roh Kudus" ini menunjukkan panggilan ilahi oleh Allah dalam memilih pemimpin jemaat.
□ "penilik" Lihat catatan di Kis 20:17.
□ "Jemaat Allah". Kata "Allah" ditemukan dalam manuskrip Yunani kuno P74, A, C, D, dan E, sedangkan kata "Tuhan" ditemukan dalam MSS. Dan B. Paulus sering menggunakan frasa "jemaat Allah", tetapi tidak pernah menggunakan frasa "jemaat Tuhan". Konteksnya mendukung "jemaat Tuhan" karena frase berikutnya, "melalui darah anak-Nya sendiri", pasti merujuk kepada Kristus. Bagaimanapun, ini hanyalah jenis perubahan editorial si penyalin agar seperti yang diharapkan. Oleh karena itu teks Yunani UBS4 mempertahankan kata "Allah", tapi memberikan peringkat AC. Kata "Tuhan" akan menjadi bacaan yang paling tidak biasa dan sulit.
Teks ini berfungsi sebagai contoh yang baik bagaimana ahli-ahli Taurat mengubah naskah untuk alasan teologis. Sebuah diskusi yang baik ditemukan Bart D. Ehrman, The Orthodox Corruption of Scripture, hal. 87-89. Juru tulis mengubah teks untuk membuatnya doktrinal lebih kuat terhadap ajaran-ajaran sesat Kristologis pada masa itu. Kis 20:28 menawarkan berbagai perubahan mungkin terkait dengan internal historis / alasan teologis.
Sebelum kita mengangkat tangan putus asa, kita harus ingat bahwa Perjanjian Baru memiliki tradisi tekstual yang superior, jauh lebih baik daripada tulisan kuno lainnya. Meskipun kita tidak dapat benar-benar yakin kata-kata yang tepat dari penulis asli, kita masih memiliki teks yang dapat dipercaya dan akurat! Varian ini tidak mempengaruhi doktrin-doktrin utama! Lihat Rethinking New Testament Textual Criticism Ed. David Alan Black.
□ "yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri." ini mencerminkan konsep PL tentang substitusi kurban (lih. Im 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; Yes 53). Ini juga referensi yang kuat untuk keilahian Yesus. Paulus sering menggunakan frase yang menunjuk pada kebenaran ini (lih. Rom 9:5; Kol 2:9; Tit 2:13).
Memungkinkan juga untuk menerjemahkan frase Yunani ini sebagai "melalui anak-Nya sendiri", yang berarti hubungan keluarga yang sangat dekat (yaitu Anak-Nya, Yesus). FF Bruce, Commentary on the book of the Acts, hal 416 # 59, mengatakan frase ini harus diterjemahkan "melalui darah anak-Nya sendiri", penegasannya dibuktikan dalam papyrus.
Kis 20:29 "serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu" Ini adalah metafora berdasarkan metafora yang digunakan sebelumnya dari kata "kawanan domba" dan "gembala". Ini menonjolkan masalah guru- guru palsu, baik dari luar (ay. 29) dan dalam (ay. 30). Keduanya datang dengan berbulu domba (lih. Mat 7:15-23; Luk 10:3, Yoh 10:12, juga dalam interbiblical apocalyptic literature, I Henokh 89:10-27; IV Ezra 5:18). Orang percaya harus menguji mereka yang mengklaim berbicara atas nama Allah (lih. 1Yoh 4:1). Uji melalui kesetiaan mereka kepada Injil, baik dalam kata maupun perbuatan (lih. ay. Kis 20:18-24; Rom 16:17-18).
Kis 20:30 "dengan ajaran palsu" "Berbicara" adalah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE, sedangkan "ajaran palsu" adalah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE, digunakan sebagai PERFECT PASSIVE PARTICIPLE (objek langsung). Arti dasarnya adalah "mengubahnya". Hal ini digunakan untuk menjelaskan manusia (lih. Luk 9:41; Phil. Kis 2:15). Kegiatan ini dijelaskan (istilah yang berbeda) dalam 2Pet 3:15-16.
□ "mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka" Pertanyaan teologisnya adalah, "Apakah murid-murid yang ditarik supaya mengikuti mereka, terhilang dalam roh atau bingung?" (lih. Mat 24:24). Tidak mungkin dogmatis, tetapi iman yang benar akan terus bertahan! (Lih. 1Yoh 2:18).
Kis 20:31 "berjaga-jagalah" Ini adalah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE (lih. Mr 13:35), yang pararel dengan ay. 28, "Berjaga-jagalah untuk dirimu". Pemimpin-pemimpin Allah dan jemaat-jemaat Tuhan harus terus berjaga-jaga terhadap nabi-nabi palsu, bukan mereka yang mengabaikan preferensi pribadi kita, tetapi mereka yang mengabaikan Injil dan implikasi gaya hidup nya.
□ "Tiga tahun lamanya" ini mengacu pada waktu selama Paulus tinggal di Efesus. Frase ini mencakup semua kegiatan Paulus di daerah ini. Dia tinggal lebih lama dengan orang-orang percaya di kota ini dibandingkan dengan kota-kota lain, jemaat lain, atau wilayah lain. Mereka tahu Injil. Sekarang mereka menjagnya dan menyebarkannya!
Kis 20:32 "menyerahkan kamu kepada Tuhan" Ini berarti "mempercayakan kepada" (lih. Kis 14:23). Kita bertanggung jawab kepada Allah bagi Injil. Kepada kita telah dipercayakan (lih. 1Tim 1:18). Kita bertanggung jawab menyebarkan ke orang lain yang juga akan menyebarkannya (lih. 2Tim 2:2)
Nama "Tuhan" ditemukan di MSS P74, A, C, D, dan E. Istilah "Allah" ditemukan di MS B. UBS4 memberi Theos rating "B" (hampir pasti).
□ "kepada firman kasih karunia-Nya" Lihat catatan di ay. 24. Ini adalah frase sinonim untuk "Injil"
□ "berkuasa membangun kamu" Perhatikan bahwa pribadi dan kebenaran Allah (Injil) yang memimpin kita kepada kedewasaan (lih. Kis 9:31). Paulus sering menggunakan metafora ini. Kata Yunani ini dapat diterjemahkan, baik membangun atau memperbaiki (lih. 1Kor 14). Ini adalah tujuan dari Injil, bukan hanya kedewasaan pribadi orang percaya, tetapi seluruh jemaat.
□ "dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan" Dalam PL Allah adalah milik pusaka orang Lewi dan para Imam. Dalam PB Allah adalah milik pusaka semua orang percaya karena orang percaya adalah anak-anak Allah melalui pribadi dan karya Kristus (lih. Rom 8:15,17; Gal 4:1-7; Kol 1:12).
□ "bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya" Ini adalah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE. Lihat Topik Khusus: Pengudusan di Kis 9:32.
Kis 20:33 "perak atau emas atau pakaian" Ini adalah bagian kekayaan. Paulus membela tindakan dan motifasinya. Dalam PB keserakahan dan dorongan seksual seringkali adalah tanda dari nabi-nabi palsu (lih. 1Kor 3:10-17).
Kis 20:34 "untuk memenuhi keperluanku" Paulus menolak untuk menerima bantuan dari para jemaat yang sedang ia layani karena tuduhan terus menerus oleh guru-guru palsu tentang motivasinya. Paulus memenuhi keperluannya sendiri (lih. 1Kor 4:12; 9:3-7; 2Kor 11:7-12; 12:13; 1Tes 2:9; 2Tes 3:6-13). Juga Paulus, seorang nabi yang terlatih, secara pribadi ragu tentang menerima uang dari mengajar. Namun, ia menegaskan bahwa pelayan Injil harus dibayar (lih. 1Kor 9:3-18; 1Tim 5:17-18).
Ada sejarah singkat yang sangat baik dari dunia Mediterania abad pertama oleh James S. Jeffers, The Greco- Roman World of the New Testament Era. Hal ini menyebutkan bahwa Paulus bekerja dengan tangannya sendiri untuk menyediakan kebutuhan fisiknya dalam perjalanan misi yang ketiga (lih. hal 28).
- 1. Perjalanan pertama, 1Kor 4:12; 9:6; 1Tes 2:9
- 2. Perjalanan kedua, Kis 18:3
- 3. Perjalanan ketiga, Kis 19:11-12; 20:34; 2Kor 12:14
Kis 20:35 Perhatikan bahwa orang-orang percaya bekerja keras bukan untuk keuntungan pribadi atau untuk kemewahan, tetapi demi orang lain yang membutuhkan dalam nama Kristus (lih. 2Kor 9:8-11). Kutipan Paulus dari Yesus tidak ditemukan dalam Injil. Oleh karena itu, pasti merupakan tradisi lisan.
Kata "lemah" disini tidak digunakan dalam arti orang Kristen yang terlalu lemah (lih. Rom 14:1; 15:1; 1Kor 8:9-13; 9:22), tetapi secara fisik membutuhkan. Paulus bekerja untuk memnuhi kebutuhan dirinya dan orang percaya lain yang membutuhkan.
Topik Teologia -> Kis 20:28
Topik Teologia: Kis 20:28 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Gereja
Mat 16:18 Luk 2:28-33 Kis ...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Gereja
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
- Yesus Diidentifikasikan dengan Allah 216-217
- Yesus dan Nama Allah
- Roh Kudus
- Roh yang Beramanat
- Roh Menetapkan Para Pemimpin
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kedaulatan Pemerintahan Allah
- Pemerintahan Allah (Kerajaan) di Dalam Perjanjian Baru
- Gereja dan Kerajaan
- Kehidupan Kerajaan di Dalam Gereja
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Kematian Kristus sebagai Tindakan Penyelamatan
- Gereja
- Gereja Allah
- Gereja adalah Pekerjaan Allah
- Orang Kristen Berusaha Berdiri Teguh Melawan Kejahatan dan Dosa
- Kis 14:21-22 Kis 20:28-31 Rom 16:17-19 1Ko 16:13 2Ko 4:16-18 Gal 5:1 Efe 6:10-18 2Te 2:15 1Ti 4:14-16 Ibr 10:19-25,32-39 Ibr 12:1-3,12 Yak 5:7-11 1Pe 5:8-9 1Yo 3:7 1Yo 4:1-3 2Yo 1:7-11
- Penatua Menjaga Umat Allah
TFTWMS: Kis 9:3--26:15 - Konfrontasi Yang Tak Terduga KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik...
KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik sudah kelihatan. Di siang hari para pejalan biasanya berhenti untuk istirahat untuk menghindari sengatan sinar surya tengah hari yang membakar; namun Saulus, yang ingin sekali memulai penggeledahannya yang kejam, mendesak rombongannya untuk maju terus. Lalu, tiba-tiba, dunianya terbalik.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu [kira-kira tengah hari40], tiba-tiba cahaya [yang amat terang41] memancar dari langit [lebih terang dari matahari42] mengelilingi dia [dan mereka yang pergi bersama (dia)43]. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya [dalam bahasa Ibrani44]: "Saulus, Saulus,45mengapakah engkau menganiaya Aku? [Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.46]" (9:3, 4).
Cahaya yang menyilaukan mata itu tidak memberikan ruang keragu-raguan: Ini merupakan sebuah penglihatan dari sorga! Saulus dapat melihat sesosok Manusia, 47namun sosok itu bukanlah orang yang dapat ia kenali dengan segera. Siapakah Dia, dan mengapa Ia berkata sedang dianiaya? Dengan ketakutan Saulus bertanya, "Siapakah Engkau, Tuhan?" Jawaban datang: "Akulah Yesus [dari Nazaret48] yang kauaniaya itu" (9:5)! Beberapa orang yang menyangkal pelbagai mujizat Alkitab menyatakan bahwa Saulus tidak melihat Tuhan, melainkan terkena serangan penyakit epilepsi atau ayan49pada waktu terjadi badai elektris! (Jika benar begitu, kita harus berdoa supaya semua orang terkena serangan epilepsi pada waktu terjadi badai elektris—jika pengalaman seperti itu akan membuat mereka menjadi pekerja yang penuh semangat bagi Yesus!) Betapa bodohnya pendapat ini! Siapa saja yang membaca surat-surat Paulus pasti akan terkesan dengan fakta bahwa ia adalah orang pandai yang tidak suka berkhayal. Ia dapat mengenali perbedaan antara penderitaan jasmani dengan lawatan sorgawi! Selain itu, semua orang yang berpergian bersama dia ikut rebah juga ke tanah. Apakah mereka semua terserang epilepsi secara serempak? Lebih dari itu, Dr. Lukas, yang kenal baik dengan gejala-gejala epilepsi, telah mengatakan yang sebenarnya: Tuhan yang bangkit telah menampakkan diri kepada Saulus dan berkata, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu"!50
Bayangkanlah pelbagai pemikiran yang membanjiri benak Saulus pada saat pengumuman yang mengejutkan itu: Para pengikut Yesus mengumumkan bahwa Yesus tidak mati melainkan hidup—dan mereka memang benar! Mereka menegaskan bahwa Yesus adalah ilahi—dan Ia memang ilahi! Mereka bersikeras bahwa Yesus adalah Kristus—dan Ia jelas Kristus! Mereka memang benar, dan ia salah— benar-benar salah! Yang ia lakukan selama ini bukanlah berjuang untuk Allah yang ia kasihi, tetapi menentang Allah itu! Meskipun penganiayaan Saulus ditujukan kepada para pengikut Yesus, namun tamu sorgawi itu mengungkapkan bahwa ketika Saulus menganiaya murid-murid Kristus, dalam kenyataannya ia telah menganiaya Dia!51Ketika ia menangkapi umat Kristen, ia menangkap juga Yesus! Ketika ia menyiksa umat Kristen, ia menyiksa juga Kristus! Ketika ia membunuhi umat Kristen, ia membunuh juga Anak Allah!52
Ia pernah menyombongkan diri sebagai orang yang "tanpa cacat" "tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat" (Filipi 3:6); sekarang ia menganggap dirinya sebagai "kepala" segala orang berdosa (1Timotius 1:15; KJV)! Dengan gemetar ia bertanya, "Apakah yang harus kuperbuat?" (22:10). Apakah masih ada harapan?

TFTWMS: Kis 9:6--26:18 - Tantangan Yang Luar Biasa TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untu...
TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untuk berhenti gemetar ketakutan di tanah:
Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi53tentang segala sesuatu yang telah kaulihat54dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu55nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain.56Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan (26:16-18).57
Tidak ada tantangan yang lebih besar daripada ini pernah diberikan! Para pakar berdebat tentang mengapa Yesus menampakkan diri kepada Saulus, namun Tuhan sendiri telah memberikan alasan-Nya: "[Untuk tujuan ini," NASB] kata Dia kepada Saulus, "Aku menampakkan diri kepadamu" (ay. 16; huruf miring oleh saya). Tujuan itu dapat dibagi ke dalam tiga bagian.58
Pertama, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai seorang saksi — "untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi" (ay. 16). Salah satu kualifikasi seorang rasul adalah harus menjadi saksi Kebangkitan (1:21, 22). Belakangan ketika Paulus membuat daftar pelbagai penampakan Kristus, ia berkata, "Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul" (1Korintus 15:8, 9). "Bukankah aku rasul?" tulis dia kepada jemaat yang sama. "Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita?" (1Korintus 9:1).
Kedua, Yesus menampakan diri kepada Saulus untuk mengkualifikasikan dia sebagai seorang saksi bagi bangsa-bangsa lain—Yesus berbicara tentang "bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau" (26:17). Paulus telah dijuluki sebagai "rasul untuk dunia," namun pelayanan khusus dia adalah untuk bangsa-bangsa non-Yahudi. Hal ini untuk pertama kalinya dinyatakan secara gamblang bahwa bangsa non-Yahudi disertakan dalam rencana induk Tuhan. Anda dan saya tahu bahwa bangsa non-Yahudi ikut disertakan dalam tantangan Yesus untuk menjadi "saksi ... sampai ke ujung bumi" (1:8). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam pernyataan Petrus bahwa "janji itu ... bagi orang yang masih jauh" (2:39). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam janji yang diberikan kepada Abraham, yang dikutip oleh Petrus dalam 3:25: "Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati." Bagaimanapun, bangsa non-Yahudi baru secara khusus disebut setelah Tuhan menampakkan diri kepada Saulus. Bagi kita yang non-Yahudi, peristiwa itu merupakan saat yang patut dirayakan! Ketiga, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai saksi bagi bangsa non-Yahudi "untuk membuka mata mereka" (26:18). Ayat 18 merupakan pernyataan yang paling agung di dalam Kitab Suci berkenaan dengan tugas memenangkan jiwa. Sebagai pemenang jiwa, tugas kita ada lima buah: [1] membuka mata [orang berdosa] [2] supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang [3] dan dari kekuasaan Iblis kepada Allah [4] supaya mereka boleh memperoleh pengampunan dosa [5] dan mendapat bagian di antara mereka yang telah dikuduskan dengan iman kepada [Yesus] (26:18).
Tujuan Yesus menampakkan diri kepada Saulus adalah untuk mengualifikasikan dia sebagai rasul bagi bangsa non-Yahudi! Benar, penampakan Yesus memang membuahkan iman di dalam hati Saulus dan memelopori proses perubahan hidup, 59namun Yesus mengatakan bahwa tujuan khusus penampakan-Nya kepada Saulus bukanlah untuk menyelamatkan dia, melainkan untuk mengirim dia sebagai seorang saksi kepada bangsa non-Yahudi. Saulus (Paulus) belakangan menulis dalam Roma 11:13, "Aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi" (TB; huruf miring oleh saya; lihat juga Galatia 2:6-9).
Apakah Saulus memahami semuanya itu ketika Yesus menampakkan diri? Saya meragukannya. Yang paling penting di dalam pikirannya sudah tentu terdapat fakta bahwa Yesus benar-benar Mesias—dan ia telah melawan Anak Allah! "Apakah yang harus kuperbuat?" adalah pertanyaan yang sangat penting bagi dia. Yesus menyimpulkan, "Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus60 kauperbuat" (9:6).
Ketika semua itu sedang berlangsung, "Termangu-mangulah teman-temannya [Saulus] seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun"61(9:7). Mereka "melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar" (22:9). 62Orang-orang itu adalah saksi-saksi berharga bahwa sesuatu yang luar biasa di jalan memang benar-benar telah terjadi.
Lalu "Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa [karena silaunya cahaya63]; mereka [teman-teman seperjalanannya] harus menuntun dia masuk ke Damsyik" (9:8). Saulus berharap untuk menyapu isi Damsyik dengan pamer kekuatan sebagai agen penuntut balas Allah; sebaliknya ia malahan dituntun masuk ke dalam kota itu sebagai pendosa yang berdukacita, selemah pengemis buta.
Dengan terseok-seok Saulus dituntun menuju salah satu jalan utama di Damsyik yang bernama jalan Lurus,64hingga rombongan itu tiba di sebuah rumah milik orang bernama Yudas. 65Ia dibimbing ke ruang tamu dan ditinggal sendirian. Air mata membasahi pipinya,66ia berlutut dan mulai berdoa.67"Tiga hari68lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum"69(9:9).
Suasananya adalah suasana seorang pria yang dikuasai oleh rasa penyesalan yang amat dalam. Saulus sekarang percaya kepada Kristus, ia sangat menyesal, dan bahkan mengakui Yesus sebagai "Tuhan,"70namun kesalahan akan dosa tetap menggerogoti jiwanya. Ia telah memperoleh suatu penglihatan, namun ia masih memerlukan suatu kunjungan—seseorang yang akan memberitahu dia71apa yang ia "harus perbuat" (9:6; huruf miring oleh saya).

TFTWMS: Kis 9:18--26:19 - Mualaf Yang Tidak Ragu-ragu MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa se...
MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa selama ini ia salah.32Bahkan lebih berat lagi melakukan apa yang Ananias perintahkan. Baptisan itu sendiri tidaklah berat. Saulus sudah kenal baik dengan upacara penyucian dan pembenaman dalam air. Bagian yang sulit adalah "menyeru nama" Yesus. "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Artinya Saulus mengakui Yesus sebagai Tuhan, bahwa ia dibaptis oleh otoritas-Nya, dan ia menyerahkan sisa hidupnya kepada Dia ! Artinya Saulus menjauhi segala hal yang dekat dengannya dan yang ia sayangi: keluarga, teman-teman, ketenaran, dan keberuntungan.
Meskipun keputusan itu berat, ketika Ananias memberitahu Saulus apa yang ia "harus perbuat," ia tidak ragu-ragu. Belakangan ia memberitahu raja Agripa, "Kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat" (26:19). Seketika itu juga, "Ia bangun lalu dibaptis" (9:18). Tempat Saulus dibaptis tidak disebutkan, namun ada sungai Abana yang melintasi kota itu, dan sungai Parpar juga tidak jauh dari situ.33
Perbuatan sudah dilaksanakan; tidak ada jalan mundur bagi Saulus. Belakangan ia menulis, Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:7, 8).
Ketika Saulus dibaptis, dosa-dosanya disucikan dalam darah Kristus. Ia menerima karunia Roh Kudus (2:38), menggenapi perkataan Ananias bahwa ia akan "dipenuhi oleh Roh Kudus."34Ia juga ditambahkan oleh Tuhan ke dalam gereja yang sudah ia upayakan untuk dihancurkan (2:41, 47). Saulus memiliki hidup baru dalam Kristus! Belakangan ia mengatakan bahwa ia telah menguburkan masa lalunya dalam kuburan air baptisan:
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru ... Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan [bersama Dia], supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, .... (Roma 6:3-6; huruf miring oleh saya). Dengan hati yang bersukacita, untuk pertama kalinya dalam hari-hari itu Saulus "makan, [dan] pulihlah kekuatannya" (9:19a).
Kita mungkin ingin bertanya, "Mengapa Saulus?" Dari seluruh manusia di dunia, mengapa Tuhan memilih Saulus, seorang pembunuh masal, untuk menjadi rasul bagi bangsa non-Yahudi? Ia tentunya bisa memilih dari banyak orang Kristen yang hebat, seperti Barnabas. Jika Tuhan ingin memanggil seorang non-Kristen, ada banyak orang Yahudi yang takut akan Allah yang tidak punya kesalahan seperti kekejaman Saulus itu. Mengapa Saulus?
Karena kita tidak memiliki pikiran Tuhan (Yesaya 55:8, 9), kita tidak dapat menjawab pertanyaan itu dengan pasti —namun kita dapat membuat pelbagai dugaan yang cerdas. Salah satu faktor tentunya adalah keunikan kualitas Saulus—intelektualnya, semangatnya, tenaganya. Jika semuanya itu dialirkan ke arah yang benar, betapa hebat perbuatannya itu! Ia juga kemungkinan dipilih karena, setelah menghabiskan awal hidupnya di Tarsus, ia akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara berpikir bangsa non-Yahudi dibandingkan dengan siapa saja yang dibesarkan di Palestina. Ia adalah orang yang tepat untuk tugas tersebut.
Adalah mungkin bahwa faktor-faktor lainnya ikut terlibat juga dalam pemilihan Tuhan itu. Sebagai contoh, Saulus punya keyakinan bahwa tidak ada kompromi antara Yudaisme dan agama Kristen, keyakinan yang telah mendorong dia untuk berusaha menghancurkan agama Kristen.35Ketika ia menjadi orang Kristen, ia mempertahankan keyakinan tersebut. Surat-suratnya dipenuhi dengan kebenaran bahwa agama Kristen tidak dapat dikompromikan! Satu faktor lain yang memungkinkan bisa juga disebutkan di sini, satu faktor yang disiratkan oleh Yesus dalam kata-kata ini: "Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih" (Lukas 7:47). (Ini menyiratkan, "Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih.") Ketika Kristus menampakkan diri kepada Saulus di jalan itu, tiba-tiba Saulus sadar akan besarnya dosa dia. Ia sudah bersalah karena menghujat dan tidak layak menerima apa-apa selain kematian! Kesediaan Tuhan untuk mengampuni dia telah memenuhi dirinya dengan rasa kagum selama hidupnya. Ia menulis tentang "Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:20; huruf miring oleh saya). Ia berkata, Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku— aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, ... Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa (1Timotius 1:12, 13, 15)! Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih dan menghabiskan sisa hidupnya dengan menyebarkan iman yang pernah ia coba hancurkan!

TFTWMS: Kis 9:20--26:20 - Belajar Bicara BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. ...
BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. Betapa senangnya kita saat mereka mengucapkan kata-kata pertama mereka! Ketika saya melihat betapa cepatnya Saulus mulai "bicara," saya teringat kepada anak sulung kami, Cynthia. Saat masih kecil sekali, Cindy akan berusaha meniru kata apa saja yang kami ucapkan ("hippopotamus," "rhinoceros," apa saja). Ia gemar bicara banyak sehingga kadang-kadang kami pikir kami perlu "menjelaskan" kepada para kenalan baru kami. "Ulahnya itu tidak dibuat-buat," kata kami. "Lagi pula, ayahnya seorang pengkhotbah, dan ibunya memang perempuan." Ketika Saulus "dilahirkan kembali," ketika itu juga ia mulai bicara—dalam kalimat lengkap—tentang Yesus.
Kita tidak tahu pada hari apa dalam minggu itu ia dibaptis, namun pada hari Sabat berikutnya ia telah hadir dalam sinagoga: "Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah" (9:20). Ketika Saulus muncul dalam sinagoga, orang-orang yang hadir pasti bergairah tetapi tidak terkejut.20Adalah suatu kehormatan dikunjungi oleh seorang sarjana Yahudi yang terkenal dan fanatik. Ketika tiba waktu untuk pelajaran, pengurus sinagoga itu mungkin berpaling kepada Saulus dan berkata, "Saudara, jikalau saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah!" (Lihat 13:15.) Para pendengar itu tentunya mengharapkan ceramah yang berapi-api tentang bagaimana orang Kristen sedang menghancurkan kemurnian agama Yahudi. Kenyataannya, mereka diceramahi tentang Yesus sebagai Anak Allah! Untuk pertama kalinya Yesus diberitakan sebagai "Anak Allah" dalam kitab Kisah.21Yesus telah menampakkan diri sebagai Anak Allah kepada Saulus di jalan menuju Damsyik,22dan Saulus ingin semua orang mengetahui kebenaran agung itu. Istilah "Anak Allah" menjadi tema pokok dalam tulisan rasul Paulus.23
Orang-orang yang hadir itu terkejut dengan isi berita itu, namun mereka lebih terkejut lagi dengan si pemberita-nya. Kita baca, "Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: ‘Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?’" (9:21).
Sejalan dengan berlalunya waktu, Saulus tetap dengan "keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus" (9:27). "Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias" (9:22). Kata "membuktikan" diterjemahkan dari kata gabungan Yunani yang secara harfiah berarti "membawa bersama-sama, menyatukan, menjahit bersama-sama." Paulus mengutip beberapa acuan Perjanjian Lama tentang Mesias dan kemudian meletakkannya di sebelah pelbagai fakta kehidupan Yesus.24
Kedua sumber yang "dijahit bersama-sama" itu memberikan bukti yang sangat kuat bahwa Yesus adalah Mesias! Yang Saulus lakukan bukan hanya menyatakan Yesus adalah Mesias. Ia memberitahu sesamanya orang Yahudi bahwa mereka, sebagaimana dirinya, perlu merubah kesetiaan mereka! Ia menyatakan "kepada orang-orang Yahudi di Damsyik ... bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan" (26:20; huruf miring oleh saya).
Masa awal Saulus di Damsyik membentuk pola pelayanannya. Ketika ia pergi ke Yerusalem, ia bicara "dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani [di dalam sinagoga mereka25]" (9:28, 29). Kemana saja rasul itu meneruskan perjalanan, kebiasaan dia adalah selalu pergi dulu ke sinagoga26—dan beritanya adalah selalu "Yesus ... adalah Anak Allah" (9:20; lihat 1Korintus 2:2; Galatia 6:14).
Teladan Saulus ini patut ditiru oleh setiap orang Kristen baru. Pertama, kita melihat bahwa ia mulai bicara seketika itu juga. Faktanya, mereka tidak dapat membungkam dia! Kedua, ia mulai bicara dimana saja ia berada. Sering kali yang paling sulit adalah berbicara kepada orang-orang yang telah mengenal kita sebelum kita menjadi orang Kristen, tetapi Saulus justru memulainya dari orang-orang yang telah mengenal dia dengan sangat baik. Ketiga, ia mengatakan apa yang ia ketahui. Mungkin ia diilhami ketika mulai memberitakan; mungkin juga tidak.27Apakah benar atau tidak, ia tetap memiliki kisah untuk diberitakan! Keempat, pokok dari cerita Saulus adalah selalu Yesus Kristus dan apa yang Yesus telah perbuat bagi dia!
Marilah kita membuat pelbagai penerapan sebagai berikut: (1) Setiap orang Kristen baru perlu mulai segera memberitahu orang lain tentang Yesus. "Murid pendiam tidak cocok dengan istilah murid."28(2) Setiap orang Kristen baru, "dimana saja berada" perlu mulai memberitahu orang lain tentang Yesus. Orang-orang yang mengenal dia dengan baik mungkin akan sama terkejutnya seperti orang-orang Yahudi ketika Saulus mulai memberitakan Yesus! (Band. 1Petrus 4:4.) (3) Setiap orang Kristen baru perlu memberitahukan apa yang ia ketahui. Ia mungkin tidak tahu banyak, tetapi ia tahu apa yang ia percayai dan apa yang ia lakukan untuk menjadi orang Kristen. Awalnya, ia dapat memberitahukan hal itu—lalu belakangan ia dapat belajar lebih banyak lagi. (4) Setiap orang Kristen baru perlu tetap menempatkan Yesus pada pokok pemberitaannya.
Kita sering berharap terlalu sedikit dari orang-orang Kristen baru—namun kita lalu terkejut ketika hidup mereka sesuai dengan apa yang kita harapan. Tidakkah kita berharap terlalu banyak dari anak-anak yang masih bayi itu? Kita mengharapkan mereka bertumbuh, belajar jalan dan bicara—dan kita berusaha semampu kita untuk mendorong mereka berkembang. Marilah kita juga mendorong orang-orang Kristen baru, dengan cara apa saja semampu kita, untuk segera mulai mengungkapkan hidup baru mereka dalam Yesus.

TFTWMS: Kis 9:29--22:21 - Rintangan Kedegilan RINTANGAN KEDEGILAN (Kis 9:29, 30; 22:17-21)
Ketika Saulus memberitakan injil di Yerusalem, salah satu tempat pertama yang ia kunjungi adalah sinagog...
RINTANGAN KEDEGILAN (Kis 9:29, 30; 22:17-21)
Ketika Saulus memberitakan injil di Yerusalem, salah satu tempat pertama yang ia kunjungi adalah sinagoga Helenistik27tempat Stefanus pernah memberitakan injil.28
Ia punya urusan yang belum selesai di situ: "Ia juga berbicara dan bersoal jawab29dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani" (Kisah 9:29a). Dalam kitab Kisah, kata Yunani yang diterjemahkan "bersoal jawab" hanya ditemukan satu kali di tempat lainnya, yaitu dalam Kisah 6, dimana kita membaca orang-orang Yahudi berbahasa Yunani itu "bersoal jawab dengan Stefanus" (6:9; huruf miring oleh saya). Saulus datang kembali untuk menyelesaikan pekerjaan yang dimulai oleh Stefanus.
Sinagoga Helenistik adalah tempat yang paling berbahaya bagi Saulus. Sewaktu orang-orang Yahudi Helenistik itu tidak mampu menjawab Stefanus, mereka membenci dia dan membunuh dia. Kebencian mereka terhadap Saulus bahkan lebih sengit lagi, sebab dalam benak mereka Saulus adalah orang murtad dan pengkhianat, orang yang telah mencampakkan agama dan mengkhianati mereka!30Oleh sebab itu kita tidak terkejut saat membaca, "Tetapi mereka itu berusaha membunuh dia" (9:29b)! Saulus perlu waktu tiga tahun di Damsyik dan tanah Arab untuk membuat orang-orang itu begitu marah sehingga ingin membunuh dia. Tetapi di Yerusalem ia hanya perlu waktu dua minggu (Galatia 1:18). Sekali lagi, dalam penyediaan Allah, rencana jahat itu tersingkap, dan sekali lagi dalam penyediaan Allah, Saulus memiliki teman-teman Kristen yang menyelamatkan dia. Kita baca, "Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus" (9:30). Kaisarea merupakan pelabuhan utama di Palestina, sekitar 112 kilometer barat laut Yerusalem.31 Sedangkan Tarsus adalah kampung halaman Saulus.32 Kisah 22 memberi kita rincian tentang keberangkatan dia dari Yerusalem yang tidak terdapat dalam Kisah 9.33 Dalam Kisah 22 Paulus menekankan bahwa ketika orang-orang Yahudi Helenistik itu ingin membunuh dia, jika ia diberi pilihan, ia memilih untuk tetap tinggal di Yerusalem.
Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah,34rohku diliputi oleh kuasa ilahi.35Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku. Jawabku: Tuhan, mereka tahu, bahwa akulah yang pergi dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain dan yang memasukkan mereka yang percaya kepada-Mu ke dalam penjara dan menyesah mereka. Dan ketika darah Stefanus, saksi-Mu itu, ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga pakaian mereka yang membunuhnya. Tetapi kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain" (22:17-21).
Untuk pertama dan terakhir kalinya, Saulus berdebat dengan Tuhan. Pada intinya ia berkata "Aku rasa aku dapat meyakinkan mereka!"—dengan implikasi tambahan "Dan kalaupun aku tidak dapat, aku rela mati seperti Stefanus!"36Secara tidak langsung Tuhan menjawab, "Aku tidak siap bagi kematianmu! Tujuanmu paling akhir— memberitakan injil kepada bangsa non-Yahudi—masih menunggu di depan. Di sini engkau tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Tinggalkan kota ini, dan cepat kerjakan!" Saulus berhenti mendebat dan mulai mematuhi. Ia menyingkirkan rintangan kedegilan dengan ketundukan.
Sedikit nasihat paling penting yang dapat saya berikan kepada orang Kristen baru mana saja adalah ini: Belajarlah mempercayai Tuhan dan bersandarlah kepada hikmat-Nya! Jika Allah memberitahu Anda untuk melakukan sesuatu dalam firman-Nya, Ia adalah benar—baik Anda mengerti atau tidak mengerti alasan bagi perintah-Nya itu. Belajarlah mentaati Dia tanpa bertanya—dan bersandarlah dalam jaminan bahwa Ia akan memberkati Anda!

TFTWMS: Kis 20:13--21:1 - Nasihat Bagi Para Penginjil, Penatua, Dan Pendosa Lainnya 16 NASIHAT BAGI PARA PENGINJIL, PENATUA, DAN PENDOSA LAINNYA (Kis 20:13-38; 21:1)
Dalam Kitab Kisah tercatat ada tujuh nasihat Paulus.1 Hanya satu ya...
16 NASIHAT BAGI PARA PENGINJIL, PENATUA, DAN PENDOSA LAINNYA (Kis 20:13-38; 21:1)
Dalam Kitab Kisah tercatat ada tujuh nasihat Paulus.1 Hanya satu yang ditujukan untuk umat Kristen—yang dicatat dalam Kisah 20.
Di penghujung pelajaran kita yang terakhir, Paulus sedang bersiap-siap meninggalkan Troas (20:11).2Paulus memberitahu teman-teman seperjalanannya untuk naik ke kapal sementara ia sendiri berjalan lewat darat ke Asos, 3sebuah pelabuhan persinggahan berikutnya (ay. 13). Mungkin ia belum siap untuk berangkat ketika kapal itu berangkat (ia mungkin ingin meluangkan waktu sedikit lebih lama lagi dengan saudara-saudara di Troas). Mungkin ia hanya ingin sendirian untuk sementara waktu.4 Lukas menulis:
Ketika ia bertemu dengan kami di Asos,5kami membawanya ke kapal, lalu melanjutkan pelayaran kami ke Metilene.6Dari situ kami terus berlayar dan pada keesokan harinya kami berhadapan dengan pulau Khios.7 Pada hari berikutnya kami menuju Samos8dan sehari kemudian tibalah kami di Miletus.9Paulus telah memutuskan untuk tidak singgah di Efesus, supaya jangan habis waktunya di Asia.10Sebab ia buru-buru, agar jika mungkin, ia telah berada di Yerusalem pada hari raya Pentakosta11(ay. 14-16).
Kelihatannya, Paulus punya waktu dua atau tiga hari persinggahan di Miletus selagi muatan kapal itu dinaikkan atau diturunkan (atau mungkin selagi pelbagai perbaikan sedang dilakukan). Ia mengirim utusan ke Efesus, meminta para penatua gereja di situ untuk mengunjungi dia di Miletus.12Para penatua itu berjalan sekitar 48 kilometer ke selatan untuk menemui dia; dan ketika mereka tiba, Paulus memberi nasihat perpisahan yang terkenal yang terdapat dalam Kisah 20.
Saya suka menganggap perkataan Paulus itu sebagai "Nasihat Bagi Para Penginjil, Penatua, dan Pendosa Lainnya." Nasihat itu jelas sekali untuk para penatua; nasihat itu secara langsung ditujukan untuk mereka (ay. 17). Laporan Paulus tentang pekerjaannya di Efesus juga memiliki nilai bagi para penginjil. Namun begitu, saya rasa nasihat itu berisi juga pelbagai pengertian untuk semua anggota gereja. Ingatlah bahwa Paulus dan para penatua Efesus itu bukan satu-satunya orang yang berada di situ; Paulus setidaknya punya delapan orang teman seperjalanan (ay. 4-6). Oleh sebab itu, dari teks ini saya mau menarik pelbagai kebenaran yang berlaku bagi semua orang.
NASIHAT BAGI PARA PENGINJIL
Marilah kita mulai dengan para penginjil. Karena banyak orang bukan penginjil, maka sepertinya aneh berbicara tentang penginjilan kepada non-penginjil. Namun begitu, ada nilai tersendiri bagi semua orang Kristen dalam mengetahui apa yang Kitab Suci katakan tentang penginjilan.13Kebanyakan konsep penginjilan didasarkan pada praktik-praktik denominasi, bukan pada ajaran Alkitab.
Apa Yang Paling Penting Dalam Penginjilan
Nasihat Paulus itu memberitahu kita segala hal tentang penginjilan. Kita akan mulai dari sisi negatif/bukan. Penginjilan adalah bukan tentang kesenangan hidup.14 Paulus bicara tentang pelbagai pencobaan dan air mata yang menimpa dia (ay. 19; lihat juga ay. 31). Ia bicara tentang jam-jam panjang: "siang malam, ... tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata" (ay. 31); jam kerja dia bukan dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Ia juga bicara tentang "penjara dan sengsara" yang menunggu dia di Yerusalem (ay. 23).
Penginjilan bukanlah tentang mencari uang. Saya bisa melihat Paulus menunjukkan tangannya yang kasar, dan kurus kepada para penatua itu ketika ia berkata, "dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku" (ay. 34). Memang alkitabiah bagi seorang penginjil untuk disponsori (Lukas 10:7; 1Korintus 9; 1Timotius 5:18), namun itu bukan yang terpenting dalam penginjilan. Sebaliknya, penginjilan adalah tentang menunaikan pelayanan khusus seseorang.
Penginjilan bukanlah tentang jaminan pekerjaan. Paulus memberitahu para pendengarnya, "Aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ" (ay. 22). Dari hari ke hari penginjil tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari.
Teks kita juga menekankan kebenaran ini bahwa penginjilan bukanlah tentang kepastoran. Paulus tidak mengundang para penginjil di Efesus; yang ia undang adalah para penatua (ay. 17). Seperti yang akan kita lihat, penatua adalah juga pastor (ay. 17, 28); penginjil bukanlah "pastor." (Kadang-kadang, seorang penginjil bisa saja berfungsi sebagai salah satu penatua,15namun dalam kapasitasnya sebagai seorang penginjil, dari sudut pandang alkitab ia itu bukan "pastor.")
Pindah dari sisi negatif/bukan ke sisi positif/boleh, nasihat itu memberitahu kita apa yang harus dilibatkan dalam pemberitaan injil. Hampir setiap orang punya gagasannya sendiri tentang bagaimana seorang penginjil harus mempergunakan waktunya, dan punya pikirannya sendiri tentang apa yang penginjil itu harus beritakan. Marilah kita tanya Paulus: "Tentang apa sajakah pemberitaan itu? Apakah yang telah Anda lakukan di Efesus?" Saya bisa bayangkan ia pertama kali berkata, "kuberitakan dan kuajarkan" (ay. 20, 25). Paulus tidak berkata apa-apa tentang pelbagai tugas sepele yang sering mengacaukan kehidupan para penginjil dan membelokkan mereka dari tugas utama mereka.
Lalu saya bisa mendengar Paulus melanjutkan perkataannya: "Aku memberitakan dan mengajar Firman Allah." Ia bicara tentang "firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya" (ay. 32).
Paulus menekankan bahwa ia mengabarkan dan mengajar segenap Firman Allah. 16Ia tidak lalai menyatakan kepada jemaat Efesus "apa yang berguna bagi kamu" (ay. 20),17ia bersikukuh bahwa ia tidak bersalah atas siapapun, 18sebab ia "tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu [mereka]" (ay. 26, 27). Tanggung jawab utama penginjil adalah kepada Allah. Bukan untuk membuat orang bahagia, senang, atau meningkatkan jumlah kumpulan orang, tetapi memberitakan "seluruh perintah Allah" (ay. 27; KJV)!
Selanjutnya saya membayangkan Paulus berkata, "Aku memberitakan dan mengajar seluruh Firman Allah dimana saja aku bisa ." Ia mengajar "di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah" (ay. 20). Penginjil yang berpikiran bahwa ia hanya perlu "mengisi mimbar" adalah tidak memahami cakupan tantangan yang diberikan kepada dia.
Akhirnya, saya mendengar Paulus menyatakan, "Aku memberitakan dan mengajar seluruh Firman Allah dimana saja aku bisa kepada semua manusia." Dengan sungguh-sungguh ia bersaksi "kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani" (ay. 21). Ia tidak membeda-bedakan orang. Seorang penginjil belumlah siap untuk menolong seseorang sampai ia siap untuk menolong setiap orang.
Sikap Penginjil Yang Seharusnya
Paulus tidak hanya bicara tentang apa yang harus dilakukan seorang penginjil; ia juga bicara tentang bagaimana seharusnya perasaan penginjil—sikap yang perlu ia kembangkan. Memiliki sikap yang benar adalah lebih sulit ketimbang melakukan perbuatan yang benar.
Seorang penginjil perlu bersikap rendah hati. Paulus melayani Allah "dengan segala rendah hati" (ay. 19). Kata "minister [pendeta]"19artinya "pelayan." Seorang penginjil semata-mata adalah seorang pelayan (lihat Roma 12:3; Filipi 2:3-5). Ia bukanlah pastor; tugasnya bukan untuk menyelenggarakan gereja. Tugasnya adalah memberitakan Firman—dan ia harus memberitakan semuanya!
Seorang penginjil perlu bersikap percaya . Paulus punya banyak bekas luka dari ujung rambut sampai ujung jempol kakinya (2Korintus 11:23-33). Seandainya saya adalah dia, saya mungkin akan sudah berkata, "Saya sudah cukup menderita. Saya sudah menunaikan tugas saya. Inilah waktu untuk pensiun." Bagaimanapun, Paulus tidak berencana untuk berhenti. Apakah yang membuat ia jalan terus? Kepercayaannya kepada Tuhan (ay. 21, 32). Apapun yang terjadi, ia ada dalam tangan Allah! Tentang masa depan, ia memberitahu para penatua Efesus:
Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh20aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota21kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun,22asal saja aku dapat mencapai garis akhir23dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah (ay. 22-24).
Di awal ayat 24, naskah Roma menambahkan perkataan ini: "Namun aku tidak memperhitungkan apapun ke atas diriku." Saya suka cara KJV menuliskan hal ini: "Namun tak satupun dari semua itu mengubah pendirianku." Kita membiarkan pelbagai hal "mengubah pendirian" kita: Kita takut terhadap kritikan, kematian, kegagalan, penyakit, kesepian, ketidakmapanan pekerjaan, masa depan, dan usia tua. Saya membiarkan pelbagai kesulitan, masalah kesehatan, dan tekanan jiwa yang berhubungan dengan pekerjaan membuat saya terpuruk. Pada sisi lainnya, Paulus berkata bahwa satu-satunya perkara yang ia pedulikan adalah menunaikan tugas yang Allah telah berikan kepada dia—dan tetap setia sampai mati!
Penginjil juga perlu bersikap pengasih. Dua kali dalam nasihatnya itu, Paulus bicara tentang mencucurkan air mata (ay. 19, 31). Pria sejati bisa menangis (Yohanes 11:35; 2Korintus 2:4; Filipi 3:18).24Jika segala hal yang terlibat dalam penginjilan tidak bisa menyentuh hati Anda, janganlah jadi penginjil!
NASIHAT BAGI PARA PENATUA
Selanjutnya, kita beralih kepada para penatua. Yang pertama dan paling penting, ini merupakan nasihat yang ditujukan kepada para penatua (ay. 1725). Lagi, karena sebagian besar dari kita bukan penatua, sepertinya hanya ada sedikit manfaat dalam berbicara tentang kepenatuaan kepada para non-penatua. Namun begitu, saya berharap dan berdoa semoga banyak kaum pria yang mengkaji nasihat ini akan menginginkan jabatan penatua (1Timotius 3:1). Selanjutnya, saya percaya bahwa setiap anak Allah perlu mengetahui apa yang perlu terlibat untuk menjadi seorang penatua yang alkitabiah.
Apa Yang Bukan Terpenting Dalam Menjadi Penatua
Sekali lagi, kita memulainya dari sisi negatif/bukan. Menjadi seorang penatua tidak ada hubungannya dengan jabatan mulia dan terhormat. Bacalah dengan cermat perintah Paulus kepada para penatua Efesus itu. Ia hanya bicara tentang pekerjaan dan tanggung jawab . Sebagai ilustrasi utamanya ia memakai pekerjaan seorang gembala. Menggembala adalah jenis pekerjaan yang kotor dan berbau; penggembala harus hidup dengan kawanan domba. Pekerjaan itu berbahaya; sebab ada banyak binatang buas. Pekerjaan itu bukanlah pekerjaan yang sangat menarik.
Lagi, menjadi penatua bukanlah tentang mencari uang atau lebih makmur dalam hidup. Memang alkitabiah bagi para penatua untuk digaji (1Timotius 5:17, 18),26namun itu bukanlah segalanya dalam menjadi seorang penatua. Salah satu syarat bagi seorang penatua adalah bahwa ia harus "bukan hamba uang" (1Timotius 3:3; lihat juga Titus 1:7; 1Petrus 5:2). Paulus meminta para penatua Efesus untuk meneladani dia dan tidak mendambakan "perak atau emas atau pakaian"27(Kisah 20:33; lihat juga ay. 34, 35).
Selanjutnya, menjadi seorang penatua tidak ada hubungannya dengan mendirikan pusat kekuasaan yang melebar kemana-mana. Dalam tahun-tahun selanjutnya, ketika gereja menjadi murtad, para pemimpin gereja memiliki kekuasaan atas wilayah yang semakin luas. Para penatua Efesus punya tanggung jawab mengawasi gereja di Efesus dan hanya gereja itu saja.28William Barclay berkata, "[Para penatua] adalah pejabat-pejabat lokal dan kekuasaan mereka dibatasi oleh tempat dimana mereka ditetapkan."29
Apa Yang Terpenting Dalam Menjadi Penatua
Marilah kita beralih ke sisi positif/boleh: Pertama-tama, menjadi seorang penatua adalah menjadi seorang yang baik, jenis orang yang setiap orang Kristen harus menjadi seperti itu (ay. 28; lihat juga 1Petrus 5:3).
Menjadi seorang penatua adalah tentang memiliki pelbagai kwalifikasi tertentu yang Allah berikan. Paulus memberitahu para penatua dari Efesus bahwa Roh Kudus telah menetapkan mereka menjadi penilik jemaat (Kisah 20:28). Roh Kudus melakukan ini dengan menguraikan pelbagai kwalifikasi untuk menjadi penatua (1Timotius 3:1-7; Titus 1:5-9). Meskipun para penatua dipilih dan ditetapkan oleh para anggota jemaat,30namun mereka harus merasakan adanya perintah ilahi. Dalam pengertian sesungguhnya Roh Kudus telah menetapkan mereka sebagai penilik jemaat; tanggung jawab utama mereka adalah kepada Allah (Ibrani 13:17).
Menjadi seorang penatua adalah tentang memiliki ukuran kedewasaan rohani. Kata Yunani yang diterjemahkan "penatua" (ay. 17) adalah presbuteros. Para penatua boleh juga disebut "presbiter."31Makna harfiah Presbuteros adalah "[laki-laki] yang lebih tua." Umur kronologis adalah satu faktor, namun faktor yang lebih penting adalah kedewasaan. Seorang penatua perlu mampu membuat penilaian-penilaian yang matang. Dalam situasi genting ia perlu punya kapasitas untuk tetap pada tingkatan memimpin.
Menjadi seorang penatua adalah tentang menerima tanggungjawab.32Paulus memberitahu para penatua (ay. 17) bahwa Roh Kudus telah menetapkan mereka sebagai "penilik" (ay. 28). Kata Yunani yang diterjemahkan "penilik" adalah episkopos,33sebuah kata majemuk yang menggabungkan kata untuk "atas" (epi) dengan kata untuk "lihat" (skopos34) yang berarti "penilik."35Satu bentuk episkopos yang diinggriskan adalah "bishop" 36(lihat Filipi 1:1; 1Timotius 3:1, 2; 1Petrus 2:25 dalam KJV). Dalam era Perjanjian Baru, menjadi seorang penatua tidaklah berbeda dari menjadi seorang bishop; kedua istilah itu dipakai secara bergantian (Kisah 20:17, 28; Titus 1:5, 7; 1Petrus 5:1, 2) dan berlaku untuk jabatan yang sama.37
Tugas para penatua dulu (dan kini) adalah mengawasi semua kegiatan jemaat. Presiden Amerika Harry Truman biasa mengatakan, tentang penyelenggaraan pemerintahan, "Tanggung jawab berakhir pada saya."38
Mengenai kegiatan jemaat lokal, "tanggung jawab harus berakhir" pada para penatua. Namun begitu, para penatua bisa mencari bantuan dalam melaksanakan tugas mereka. Bukti untuk ini terdapat dalam teks kita: Para penatua itu harus "memberi makan jemaat" (ay. 28; KJV); yaitu, mereka harus mengajar para anggota (Ibrani 5:12-14).
Pada saat yang sama, Paulus berkata bahwa ia mengajar umat Kristen di Efesus (Kisah 20:20). Apakah Paulus merebut pekerjaan para penatua? Tidak, ia sekedar bekerja sama dengan mereka dalam tugas berat pengajaran. Adalah alkitabiah, bahkan perlu, bagi para penatua untuk mencari orang-orang yang bisa membantu mereka dalam beragam tanggung jawab (sebagaimana dilakukan para rasul dalam pasal 639). Pada saat yang sama, para penatua harus ingat bahwa mereka dan hanya mereka yang punya tanggung jawab untuk mengawasi jemaat—dan suatu hari akan memberi pertanggungan jawab atas pengawasan/supervisi 40mereka (Ibrani 13:17)!
Yang terutama, menjadi seorang penatua adalah tentang penggembalaan. Kiasan yang digunakan dalam pelajaran itu adalah tentang seorang gembala yang sungguh-sungguh menjaga kawanan dombanya. Inti perintah Paulus kepada para penatua itu terdapat dalam ayat 28 dan 29:
Karena itu jagalah dirimu41dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah42yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.43Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.
Kata yang diterjemahkan "gembala" adalah bentuk kata kerja poimen, kata Yunani untuk "gembala." Bentuk Latin kata ini adalah "pastor," yang dalam Efesus 4:11 dipakai untuk mencantumkan jabatan para penatua gereja. Simaklah bahwa dalam Kisah 20, "penatua" = "bishop" = "pastor."44Para penatua (bukan para penginjil) adalah para gembala atau pastor kawanan domba. Warren W. Wiersbe menulis, Para penatua/bishop adalah "pastor-pastor" kawanan domba, dibantu oleh para diaken ... Dalam gereja-gereja Perjanjian Baru, tiga gelar penatua, bishop, dan pastor adalah sama. Kwalifikasi-kwalifikasi bagi jabatan ini diberikan dalam 1Timotius 3:1-7 dan Titus 1:5-9.45
Satu kata terbaik untuk menggambarkan pekerjaan dari para penatua adalah "penggembalaan." Jika Anda mau mengetahui kemanakah seorang penatua harus memusatkan upayanya, pikirkanlah pelbagai tanggung jawab seorang gembala: Ia membimbing kawanan domba itu. Ia memastikan bahwa mereka sudah makan.46Ia merawat dan membalut luka-luka mereka. Ia berusaha menjaga mereka agar tidak tersesat—dan jika mereka tersesat, ia membawa mereka kembali. Selanjutnya, ia harus melakukan semuanya itu tanpa pilih kasih. Paulus berkata, "Jagalah dirimu ... jagalah seluruh kawanan" (ay. 28; huruf miring oleh saya). Kita bisa menyadur ungkapan yang dipakai sebelumnya dalam pelajaran ini: Sampai seorang laki-laki siap untuk menggembalakan seluruh kawanan domba, ia belum memenuhi syarat untuk menggembalakan domba mana saja dari antara kawanan itu.
Paulus menekankan satu tugas penggembalaan yang tak bisa dipisahkan: Melindungi kawanan domba. Ia memberitahu para penatua itu bahwa mereka harus tetap waspada sebab "serigala-serigala yang ganas" akan masuk dan "tidak akan menyayangkan kawanan itu" (ay. 28, 29).47Sejarah terilham dan sekular memberitahu kita bahwa "serigala-serigala" itu benar-benar masuk ke dalam "kawanan" di Efesus, dan dari antara kepemimpinan itu, benar-benar telah muncul orang-orang yang, "dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka" (ay. 30). Perjanjian Baru bicara tentang enam guru palsu yang terkait dengan Efesus.48Dari pelbagai tulisan Yohanes, kita tahu bahwa kesesatan Gnostikisme 49pada akhirnya menjadi masalah di Efesus. Akhirnya, timbulah kemurtadan umum (1Timotius 4:1-5; 2Timotius 3:3; 4:3, 4). (Sebagaimana sudah sering dinyatakan, "Paus adalah seorang penatua yang salah jalan.") Para penatua harus waspada terhadap apa yang sedang terjadi mengenai pengajaran palsu, di dalam dan di luar gereja.
Tantangan lain dari menjadi seorang penatua bisa juga disinggung di sini: Menjadi seorang penatua adalah tentang mengasihi gereja (ay. 28). Yesus mati untuk gereja. Seorang penatua yang baik tidak akan pernah melakukan apa saja untuk melukai gereja; bahkan ia rela dirinya menanggung kesalahan daripada berbuat kesalahan. Lagi, menjadi seorang penatua adalah tentang mengenal Firman Allah (ay. 32). Ketika Paulus dan orang-orang terilham lainnya sudah pergi, bagaimanakah mereka tahu apa yang harus dilakukan? Paulus mengarahkan mereka kepada Firman. Seorang penatua harus "cakap mengajar" (1Timotius 3:2).
Akhirnya, menjadi seorang penatua adalah tentang menolong manusia. Ayat 32 bisa menjadi satu catatan hebat untuk penutup: "Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan50dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya." Namun begitu, Paulus belum selesai. Ia meneruskan:
Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah51dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima"52(ay. 33-35).
Apakah orang itu seorang penatua, diaken, penginjil, atau pemimpin dalam beberapa kapasitas lainnya, pada akhirnya, kepemimpinan rohani mengarah untuk menolong manusia.
NASIHAT UNTUK PARA PENDOSA LAIN
Akhirnya, dalam teks kita ini saya tiba pada nasihat untuk anggota gereja lainnya. Banyak aplikasi yang telah dibuat untuk para penatua dan penginjil bisa diterapkan ke atas siapa saja dari antara kita; dalam pengertian tertentu kita semua adalah "para pemimpin," sebab setiap orang mempengaruhi orang lain. Oleh sebab itu, kita semua perlu mempelajari Firman (ay. 32); kita semua perlu menjadi guru Firman (ay. 20); kita semua perlu punya semangat kepelayanan; kita semua perlu tidak egois dan perlu peduli terhadap orang lain (ay. 35).
Selanjutnya, kita bisa belajar dari nas ini apa yang harus kita cari di dalam diri para penginjil dan penatua: Kita memerlukan penginjil-penginjil yang mau memberitakan kebenaran, yang mau memberitahu kita apa yang perlu kita dengar (bukan apa yang kita mau dengar), dan yang mau melakukan hal itu dengan kasih. Kita memerlukan para penatua yang dewasa, orang-orang yang bertanggung jawab dengan hati gembala.
Secara khusus, dari nas ini saya mau kita semua mempelajari rahasia hubungan‚—khususnya hubungan dalam gereja. Satu kata yang tidak ditemukan dalam nas ini yang memenuhi seluruh kisah ini adalah kata "kasih." Paulus tidak mengirim seorang utusan sejauh 48 kilometer ke Efesus oleh sebab ia ingin mengadakan kelas pelatihan kepemimpinan, dan para penatua itu juga tidak berpergian sejauh 96 kilometer bolak-balik oleh sebab menganggap Paulus seorang ahli teknik kepemimpinan. Adegan pemberian instruksi yang penuh perasaan yang disusul oleh nasihat Paulus menunjukkan alasan mengapa Paulus mengundang para penatua itu dan mengapa mereka mau datang: Mereka punya hubungan khusus.
Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua. Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia.53 Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena ia katakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi.54Lalu mereka mengantar dia ke kapal (ay. 36-38).
Mereka "berlutut." Kita sudah begitu sering bicara tentang "berlutut dalam doa" yang mungkin kita kira itulah sikap berdoa yang paling umum dalam era Alkitab, namun orang biasanya berdiri saat mereka berdoa. Bila Anda membaca dalam Kitab Suci tentang orang yang berlutut dalam berdoa, biasanya selalu ada suasana emosional yang terlibat—kadang-kadang perasaan bersalah atau tanpa pertolongan. Di Miletus, para penatua itu dirundung kesedihan. Setelah menangisi dan memeluki Paulus, menciumi dia berkali-kali, mereka mengiring dia sampai ke kapal untuk mengantar kepergiannya. Bahasa asli ayat pertama pasal 21 menunjukkan bahwa Paulus dan yang lainnya dengan pedih hati memaksa diri berpisah (lihat NIV). Saya bisa melihat para penatua itu berjingkat kaki di tepi pantai, sambil melambaikan tangan sampai kapal itu lenyap dari pandangan mereka.
Ada ikatan khusus antara Paulus dengan para penatua Efesus. Para penginjil dan penatua harus saling melindungi. Perasaan istimewa itu pada gilirannya harus diperlebar kepada hubungan penginjil-anggota, penatua-anggota, dan sesama anggota! Saya ingin katakan kepada semua penginjil: Hormatilah setiap anggota, dan hormatilah para penatua Anda. Saya ingin katakan kepada semua penatua: Dukunglah penginjil kalian, dan asuhlah setiap anggota dengan lemah-lembut. Saya ingin katakan kepada semua anggota: Ingatlah bahwa para penatua dan penginjil punya banyak tugas yang amat sangat berat, dan tanyailah diri kalian, "Apakah tugas-tugas itu bertambah ringan atau berat karena saya?"
Jika dalam gereja ada kasih yang mengalir dari hati ke hati, maka kasih itu akan menyelesaikan banyak masalah!

TFTWMS: Kis 9:1--26:12 - Keyakinan Yang Kokoh KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang h...
KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang hidupnya sebelum hidupnya itu berubah. Ketika kita menyatupadukan pelbagai acuan pribadi dari pelbagai tulisan dan khotbahnya, maka gambaran yang muncul adalah seorang anak muda yang terobsesi yang punya keyakinan kokoh bahwa semua orang Kristen7harus dihancurkan dan nama Yesus dienyahkan dari muka bumi.
Saulus dilahirkan dari orang tua Yahudi di Tarsus, sebuah koloni Romawi di Kilikia dan merupakan "kota terkenal."8Keluarganya berasal dari suku kecil Benyamin (Filipi 3:5); orang tuanya memberi dia nama yang paling terkenal yang mewakili suku tersebut: Raja Saul.9Dari keluarganya itu, Saulus dari Tarsus mewarisi kekayaan, kewarganegaraan Romawi, dan kecintaan yang berkobar-kobar terhadap agama Yahudi.10Ia dibesarkan sebagai seorang Farisi (23:6), dalam "mahzab yang paling keras" dalam agama Yahudi itu.11
Saulus menghabiskan masa kecilnya di Tarsus, mempelajari Firman Allah12dan belajar berniaga.13Ketika masih remaja, ia dikirim ke Yerusalem14untuk belajar di bawah bimbingan Gamaliel,15seorang guru Yahudi yang amat terkenal. Diberkahi dengan pikiran yang kritis, semangat yang berapi-api, dan energi yang tidak pernah kendur,16ia membuat kemajuan yang pesat dalam komunitas Yahudi (Galatia 1:14). Ada kemungkinan ia pernah menjadi anggota Sanhedrin. 17Apakah hal itu benar atau tidak, yang jelas ia merupakan "salah seorang pemuda Farisi yang paling menjanjikan di Yerusalem, berada tepat di jalurnya untuk menjadi seorang pemimpin besar agama Yahudi."18
Ketika berusia tiga puluhan,19ia melihat Yudaisme yang ia cintai terancam oleh penyimpangan.20Ribuan rekannya sesama orang Yahudi berpaling dari beriman kepada Taurat Musa menjadi beriman kepada seorang tukang kayu yang tak terkenal dari Galilea yang bernama Yesus. Para imam pun banyak yang terjerat dalam ajaran bidah ini (6:7). Ia tidak dapat mengerti mengapa orang mau menjadi pengikut seorang penjahat yang dihukum dan disalibkan. Bukankah Taurat sendiri mengatakan, "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib"? (Lihat Galatia 3:13; Ulangan 21:22, 23.)
Penasihatnya, Gamaliel, mengutuk penggunaan kekerasan dalam menundukkan gerakan yang baru muncul serta mendorong kehati-hatian,21namun bagi Saulus sudah jelas bahwa Yudaisme dan agama Kristen tidak dapat hidup bersama. Jika Yudaisme mau tumbuh subur, maka agama Kristen harus dihancurkan! Didukung oleh struktur kekuatan politik di Yerusalem, ia menyusun suatu kampanye besar-besaran untuk membasmi tumor berbahaya yang menggerogoti jantung Yudaisme. 22
Belakangan ia menulis obsesi yang menguasai dirinya itu: Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara (22:4). Dan ketika darah Stefanus ... ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu .... (22:20). Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati (26:10). ... aku ... berusaha membinasakannya [jemaat Allah] (Galatia 1:13). Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak orang Kristen yang telah mati martir karena perbuatan Saulus itu.23
Ketika para pengikut Yesus melarikan diri dari Yerusalem (8:1), Saulus pasti mengira kemurtadan itu sudah dapat dibungkam. Kemudian datang berita bahwa kemana saja murid-murid Yesus itu pergi, mereka menyebarluaskan iman mereka (8:4). Orang yang kurang termotivasi mungkin sudah mengaku kalah—tetapi Saulus tidak. Ia memutuskan untuk mengejar orang-orang Kristen itu! Ini kali mereka tidak akan lolos dari dia! Strategi Saulus bergantung pada beberapa prinsip hukum:24(1) menurut kitab undang-undang Yahudi, semua orang Yahudi di seluruh dunia harus tunduk terhadap Imam Besar (oleh sebab itu, sepucuk surat dari Imam Besar akan memiliki pengaruh yang besar sekali). (2) Di bawah hukum Romawi, umat Kristen secara hukum adalah orang Yahudi— Yahudi yang murtad, namun tetap orang Yahudi25(Bangsa Romawi tidak akan terlalu peduli jika penguasa Yahudi mendisiplinkan orang-orang Yahudi yang Kristen itu).
Dengan bersenjatakan pelbagai surat dari Imam Besar (9:2; 22:5), Majelis Tua-Tua (22:5), dan para penguasa Yahudi lainnya (26:10, 12), Saulus memimpin kelompok bersenjatanya menuju "ke kota-kota asing." 26Dengan bantuan para pengurus sinagoga setempat, ia mengumpulkan para pengikut Yesus dan menyeret mereka kembali ke Yerusalem untuk dihukum. Dalam pembukaan pasal 9, Saulus sedang menyiapkan perjalanannya paling ambisius sejauh ini—perjalanan ke kota kuno, Damsyik.
Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh27murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,28[dan semua Majelis Tua-Tua29] dan meminta surat kuasa dari padanya30untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik,31supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan32yang mengikuti Jalan Tuhan,33ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem [sebagai tawanan untuk dihukum34] (9:1, 2).
Damsyik adalah salah satu pusat populasi manusia terbesar dalam jarak perjalanan yang pantas, sekitar 225 kilometer arah utara timur laut Yerusalem.35Perlu waktu hampir satu minggu untuk sampai ke kota itu dengan berjalan kaki.36
Para penafsir sudah dengan leluasanya membayangkan pergolakan yang berkecamuk di dalam hati Paulus saat perjalanan itu sedang berlangsung,37tetapi kita harus berhati-hati. Anak muda yang penuh semangat ini punya banyak hal untuk dipikirkan dalam perjalanan itu: 38khotbah Stefanus yang penuh kuasa dan cara dia mati, fakta dimana para pengikut Yesus tetap mempertahankan iman mereka meskipun dianiaya, dan bahkan argumentasi Gamaliel bahwa agama Kristen akan mati secara alami jika tidak berasal dari Allah. (Agama Kristen tidak menunjukkan tanda-tanda sedang sekarat!) Pada waktu yang sama, kita harus menghormati pernyataan rasul itu sendiri mengenai keadaan pikirannya sebelum hidupnya berubah:
"Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah" (23:1). ... Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku, ... (2 Timotius 1:3). Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret (26:9).
Galatia 1:15a menyiratkan bahwa Paulus belakangan memutuskan bahwa segala sesuatu yang terjadi telah membawa dia kepada detik-detik perubahan hidupnya, namun untuk menggambarkan dia sebagai orang yang terpukul batinnya sebelum Kristus menampakkan diri adalah suatu penekanan kasus yang sangat berlebihan.39 Saulus adalah orang yang penuh dengan keyakinan yang tak tergoyahkan baik di awal maupun di akhir perjalanannya. Perubahan hidupnya bukanlah akibat dari kata hatinya yang menuduh, melainkan karena belas kasihan Kristus!

TFTWMS: Kis 9:10--22:16 - Orang Kristen Yang Tidak Bersemangat ORANG KRISTEN YANG TIDAK BERSEMANGAT (Kis 9:10-17; 22:10, 12-16)
Tuhan membiarkan Saulus dalam kegelapan—secara harfiah, secara rohani, dan secara ...
ORANG KRISTEN YANG TIDAK BERSEMANGAT (Kis 9:10-17; 22:10, 12-16)
Tuhan membiarkan Saulus dalam kegelapan—secara harfiah, secara rohani, dan secara intelektual—selama tiga hari.5Mengapa? Sebelumnya, dalam kitab Kisah tidak ada pendosa yang menyesal diperlakukan seperti ini, jadi pasti ada alasannya.6Mungkin Tuhan meninggalkan Saulus sendirian untuk "menghitung biaya" komitmennya (band. Lukas 14:28); ia harus mengorbankan segala sesuatu yang berharga baginya (band. Filipi 3:7). Mungkin Tuhan memberi kesempatan kepada orang-orang Yahudi untuk melihat kebutaan Saulus, supaya mereka dapat lebih terkesan ketika perubahan hidup Saulus telah lengkap.7
Saya biasa mengatakan bahwa Tuhan perlu tiga hari untuk menemukan seorang penginjil yang cukup berani untuk mendekati sang penyiksa yang kejam itu. Hal itu saya katakan sambil bercanda, sebab jika Tuhan benar-benar kehendaki, Ia pasti dapat menempatkan seorang penginjil menanti di depan pintu gerbang kota Damsyik sebagaimana Ia pernah menyuruh seorang penginjil menanti datangnya sida-sida di sebuah jalan. Memang benar ketika Tuhan akhirnya menemui penginjil itu,8penginjil itu kurang bersemangat untuk menemui Saulus.
"Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias.9Firman Tuhan [Yesus10] kepadanya dalam suatu penglihatan: ‘Ananias!’ Jawabnya: ‘Ini aku, Tuhan!’" (9:10). Jangan kacaukan Ananias yang pencinta uang dalam pasal 5 dengan anak Allah yang setia ini. Ananias ini adalah "seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ" (22:12).11Ketika Yesus menampakkan diri kepada dia, awalnya ia menjawab dengan positif: "Ini aku, Tuhan." (Band. 1Samuel 3:1-18; Yesaya 6:8-13.) Saya dapat bayangkan Ananias dengan segera mengambil pena dan beberapa lembar kertas untuk menuliskan perintah Tuhan. 12
Yesus memulainya dengan, "Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus" (9:11a).
Ananias mencatat. "Jalan yang bernama Jalan Lurus.
Titik."
"Dan carilah di rumah Yudas" (9:11b).
"Rumah Yudas. Titik."
"... carilah ... seorang dari Tarsus ...." (9:11c).
Saya bayangkan Ananias mulai ragu-ragu, lalu bergumam: "Dari Tarsus. Titik."
"... seorang ... yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi" (9:11d, 12; huruf miring oleh saya).
Saya lihat Ananias menjatuhkan penanya. "Seorang yang bernama Saulus? Tuhan, saya tahu benar tentang orang ini.
Biar saya ceritakan kepada-Mu tentang orang ini!"
Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu13di Yerusalem.14Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu" (9:13, 14).15
Ketika Tuhan memberi perintah, kata "Tidak" bukanlah jawaban yang Ia mau dengar. Yesus mengulangi perintah-Nya untuk "pergi," dengan menambahkan kata-kata penjelasan: Ananias menyebut Saulus sebagai seorang penganiaya, namun Yesus melihat ke depan bukan ke belakang. Yang Yesus lihat bukanlah seorang pembunuh, melainkan "alat pilihan bagi-Ku16untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain17serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku" (9:15, 16).
Perkataan Yesus itu menggambarkan "Suka-Duka (The Agony and the Ecstasy)"18pelayanan Saulus. "Sukanya" adalah bahwa ia akan memperoleh kehormatan membawa nama Yesus "kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel." Yang pertama kali disebut adalah bangsa-bangsa lain, sebab ini merupakan misi khusus Paulus. Raja-raja yang di hadapannya ia akan berdiri adalah termasuk Herodes Agripa (lihat 25:23-26) dan Nero.19
"Dukanya" tercermin dalam kata-kata "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."20Ada ironi di dalam perkataan Yesus ini: Orang yang datang ke Damsyik dengan niat untuk menimbulkan penderitaan malahan harus menanggung penderitaan. Ketika Tuhan memanggil kita untuk melayani, biasanya Ia juga memanggil kita untuk menderita (2Timotius 3:12).
Sebelum kita berlalu dari perintah Tuhan kepada Ananias ini, beberapa kata dalam ayat 12 harap digarisbawahi: "ia melihat ... seorang ... masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." (Huruf miring oleh saya.) Timbul beberapa perdebatan mengenai mengapa Ananias menumpangkan tangannya ke atas Saulus. Teks itu dengan jelas mengatakan bahwa tujuan penumpangan tangan itu adalah untuk memulihkan penglihatan Saulus.
Ananias tidak berkata "tidak" untuk yang kedua kalinya:
Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus,21katanya: "Saulus, saudaraku, 22Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus" (9:17). Simaklah Ananias tidak mengatakan bahwa penumpangan tangannya itu adalah untuk melimpahkan Roh Kudus ke atas Saulus, sebaliknya ia diutus untuk dua tujuan: (1) supaya Saulus dapat melihat kembali dan (2) supaya Saulus dipenuhi oleh Roh Kudus. Sebagaimana sudah Yesus katakan sebelumnya, penumpangan tangan Ananias itu untuk menyelesaikan tujuan yang pertama. Ananias berkata, "Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah!" (22:13). "Dan seketika itu juga seolah-olah selaput23gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi [Dan seketika itu juga (ia) melihat kembali dan menatap dia]" (9:18a; band. 22:13).
Ananias kemudian mengulangi tantangan utama yang diberikan oleh Yesus di jalan itu:24
Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar25dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang26tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar27(22:14, 15). Pengulangan kata-kata itu mengukuhkan Ananias sebagai utusan Tuhan dan, pada waktu yang sama, memberi bobot pada tugas itu.
Saulus masih belum diberitahu apa yang ia "harus perbuat" untuk diselamatkan. Ananias menatap Saulus yang tengah berlutut itu, air mata mengalir di pipinya, dan ia menyampaikan perintah Tuhan: "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!"28(22:16).
Sewaktu saya masih kanak-kanak, para pengkhotbah kebangunan rohani dari denominasi biasa berteriak, "Diselamatkan seperti Saulus diselamatkan di jalan menuju Damsyik! Milikilah penglihatan, dengarkanlah suara itu, milikilah pengalaman!" Jika Saulus sudah diselamatkan di jalan menuju Damsyik, maka Tuhan pasti tidak tahu soal itu, sebab Ia sendiri memberi tahu Saulus, "Bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat" (9:6; huruf miring oleh saya). Saulus juga tidak tahu soal itu, sebab ia masih bertanya, "Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?" (22:10) dan kemudian ia berpuasa dan berdoa selama tiga hari. (Jika Saulus sudah selamat, maka ia adalah orang selamat yang paling merana di dalam seluruh isi Kitab Suci!) Selanjutnya, penginjil terilham dari Allah juga tidak tahu soal itu, sebab ia memberitahu Saulus, "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!" (22:16; huruf miring oleh saya).
Saulus sudah percaya kepada Yesus, namun dosa-dosanya masih perlu disucikan. Ia sudah bertobat dari dosa-dosanya,29namun dosa-dosanya itu masih perlu disucikan. Ia sudah mengakui Kristus sebagai "Tuhan," namun dosa-dosanya masih perlu disucikan. Menurut utusan Allah itu, dosa-dosa Saulus tidak akan disucikan sampai ia dibaptiskan—diselamkan dalam air.
Ini tidak berarti air Damsyik memiliki kuasa istimewa untuk menyucikan dosa. Air yang dengannya Saulus dibaptis adalah air yang sama yang digunakan oleh penduduk Damsyik untuk memasak makanan dan mencuci pakaian mereka. Kitab Suci menekankan bahwa dosa-dosa kita disucikan dalam darah Yesus (Wahyu 7:14; band. Wahyu 1:5; simak KJV). Darah Kristus adalah yang menyucikan dosa kita; sedangkan baptisan adalah saat dimana darah-Nya itu menyucikan dosa-dosa kita.
Beberapa orang mengatakan bahwa cara seorang pendosa diselamatkan adalah dengan berdoa kepada Allah. Jika Saulus perlu melakukan "doa orang berdosa"30agar diselamatkan, maka ia sudah dalam posisi tubuh yang tepat ketika Ananias menghampiri dia—namun secara tidak langsung penginjil itu malah berkata, "Berhenti mengulur-ulur waktu! Bangkitlah. Berhenti berdoa dan mulailah mentaati!" Orang berdosa yang masih meminta Allah untuk mengasihi dia atau menyelamatkan dia adalah sama dengan "berdiam diri" (KJV), sebab Allah telah melakukan semua yang dapat Ia lakukan untuk meyakinkan orang berdosa bahwa Ia mengasihi dia, dan semua yang dapat Ia lakukan untuk menghasilkan keselamatan bagi orang berdosa (Yohanes 3:16). Sekarang terserah kepada orang berdosa itu sendiri untuk menjawab dalam ketaatan. "Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!"31
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) NASIHAT ORANG DEWASA UNTUK PARA BAYI DALAM KRISTUS (Kis 9:23-30; 22:17-21)
Sewaktu Yesus berbicara kepada Nikodemus, Ia membandingkan proses perubaha...
NASIHAT ORANG DEWASA UNTUK PARA BAYI DALAM KRISTUS (Kis 9:23-30; 22:17-21)
Sewaktu Yesus berbicara kepada Nikodemus, Ia membandingkan proses perubahan hidup dengan kelahiran. Ia berkata kepada pemimpin Yahudi itu, "Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yohanes 3:3; band. Yohanes 3:5; 1Petrus 1:22, 23). Perjanjian Baru mengacukan orang-orang Kristen baru sebagai " manusia yang belum dewasa (bayi-bayi ) dalam Kristus" (1Korintus 3:1; lihat juga Ibrani 5:13).1 Sebagai bayi dalam Kristus, orang Kristen baru itu terbuka bagi segala bahaya dan bagi kebahagian anak-anak yang baru lahir.
Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita melihat "proses lahir baru" Saulus dari Tarsus (lebih dikenal sebagai rasul Paulus).2Dalam sajian ini, kita akan melanjutkan pelajaran kita tentang Kisah 9, dengan melihat hari-hari pertama Saulus sebagai orang Kristen baru.3Dari kisah itu kita akan menarik beberapa "nasihat orang dewasa bagi para bayi dalam Kristus."
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:23-30; 22:17-21)
Marilah kita sudahi pelajaran ini dengan menguji diri kita sendiri. Biarlah setiap orang bertanya, "Kemajuan ...
KESIMPULAN (KIS 9:23-30; 22:17-21)
Marilah kita sudahi pelajaran ini dengan menguji diri kita sendiri. Biarlah setiap orang bertanya, "Kemajuan macam apakah yang telah saya capai sebagai orang Kristen?" Paulus menuliskan kata-kata sedih ini kepada orang Kristen yang tidak bertumbuh secara rohani sebagaimana seharusnya: "Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi ... yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya" (1Korintus 3:1, 2).
Tidak ada salahnya dilahirkan sebagai bayi; namun adalah tragis untuk tetap menjadi bayi. Jika pengujian jujur Anda mengungkapkan bahwa Anda belum bertumbuh sebagaimana seharusnya, putuskanlah untuk "bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala" (Efesus 4:15).
CATATAN KHOTBAH
Richard Rogers menulis bahwa menurut Kisah 9:27, Barnabas berkata bahwa gereja di Yerusalem harus menerima Saulus sebagai anggota sebab (1) Saulus telah melihat Tuhan, (2) ia telah berbicara dengan Tuhan, dan (3) ia telah memberitahu orang lain tentang Tuhan. Rogers berkata bahwa kita juga perlu "melihat Tuhan (dengan mempelajari Alkitab), bicara dengan Tuhan (dalam doa), dan bicara dengan orang lain tentang Yesus (dalam penginjilan). Rogers menyebut semua itu merupakan kualitas Perubahan, Persekutuan, Pengakuan (Richard Rogers, "The Need of Placing Membership in a Local Church," Pelajaran yang dikhotbahkan di Sunset church of Christ, Lubbock, Texas, n.d.)
PERJALANAN MULA-MULA SAULUS
- 1. Saulus meninggalkan Yerusalem menuju Damsyik, "berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh" orang Kristen (9:1; 22:5; 26:12).
- 2. Setelah bertemu Yesus di jalan ke Damsyik, Saulus masuk ke kota itu dan diberitahu oleh Ananias untuk dibaptis. Dengan segera ia mulai memberitakan injil (9:20-22).
- 3. Saulus mengasingkan diri ke tanah Arab (Galatia 1:17) dan belakangan kembali ke Damsyik. Untuk melepaskan diri dari kemarahan orang-orang Yahudi, ia meninggalkan kota itu pada malam hari dalam sebuah keranjang, (Kisah 9:23-35) lalu ia pergi ke Yerusalem Di situ ia diterima oleh Barnabas, dan ia bertemu dengan Petrus dan Yakobus (Kisah 9:26-28; Galatia 1:18, 19).
- 4. Diancam kembali oleh orang-orang Yahudi, Saulus/ Paulus diungsikan ke Kaisarea oleh saudara-saudara dan kemudian dipulangkan ke Tarsus (9:29, 30).
- 5. Sewaktu di Tarsus untuk kira-kira tujuh tahun, Paulus menginjil di Kilikia dan Siria (Galatia 1:21). Barnabas membawa Saulus dari Tarsus ke Antiokhia di mana ia dan Saulus bekerja selama satu tahun (Kisah 9:19-25).
Kota-Kota Dalam Dunia Perjanjian Baru
"[Damsyik] dikelilingi oleh perbukitan dan dibatasi oleh gurun pasir, dengan berkilo-kilometer taman bunga yang berpotongan dengan banyak aliran sungai dan kanal, dimeriahkan dengan keceriaan dan kapal-kapal niaga. Di pelbagai sudut, bazaar, dan pasarnya terdapat banyak sutera, batu permata, gading, karpet, dan pedang; para pejalan yang kehausan biasanya melepaskan dahaga mereka dengan jus jeruk yang didinginkan oleh salju yang berasal dari bukit-bukit Lebanon. Dinding-dinding dan menara-menaranya dipisahkan oleh kubah-kubah dan pintu gerbang-pintu gerbang yang sangat besar, dan melalui salah satu pintu gerbang itu, yaitu Pintu Gerbang Timur ... Saulus sendiri harus dituntun masuk." Spreading the Gospel
Bernard R. Youngman "[Damsyik] merupakan pusat jaringan perdagangan yang sangat besar dengan banyak jalan yang sangat lebar untuk iring-iringan niaga hingga mencapai Siria utara, Mesopotamia, Anatolia, Persia, dan tanah Arab. Jika "‘Jalan’ baru agama Kristen tumbuh subur di Damsyik, maka Jalan itu akan dengan cepat mencapai semua tempat tersebut ... Dari sudut pandang Sanhedrin dan Saulus si kepala penganiaya, Jalan itu harus dihentikan di Damsyik." The NIV Study Bible "Dataran dimana Tarsus terletak adalah dikelilingi oleh deretan pegunungan tinggi di sebelah utara dan barat laut, pegunungan itu tertutup salju hampir di sepanjang tahun. Wilayah di luar Tarsus dicapai melalui sebuah jalan masuk yang menembus deretan gunung itu yang disebut Gerbang Kilikia, jalan ini merupakan satu-satunya jalan masuk ke Kilikia dari arah barat. Bagian timur Kilikia dikelilingi juga oleh deretan gunung, dan melalui deretan gunung ini terdapat dua jalan tembus yang terkenal ... yang memberi jalan masuk ke Siria."
New Commentary on Acts J.W. McGarvey "Kaisarea dibangun oleh Herodes yang Agung di tempat kediaman bangsa Fenisia ... Kota ini dilengkapi dengan pelabuhan buatan yang bagus sekali, sehingga pelabuhan ini menjadi pelabuhan utama di dalam kerajaan Herodes. Herodes menyebut kota baru ini ... Kaisarea untuk menghormati Kaisar Augustus. Setelah tahun 6 S.M. kota itu menjadi tempat kediaman para gubernur Romawi di Yudea yang mendirikan pusat pemerintahan mereka di istana Herodes (band. 23:35)." The Book of the Acts, rev. ed. F.F. Bruce
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kedua nas ini memakai istilah "bayi" dalam nada menghina sebab mereka yang ditegur itu tidak bertumbuh sebagai orang Kri...
Catatan Akhir:
- 1 Kedua nas ini memakai istilah "bayi" dalam nada menghina sebab mereka yang ditegur itu tidak bertumbuh sebagai orang Kristen. Memulai sebagai seorang bayi tidaklah salah; yang sangat salah adalah tetap menjadi bayi seumur hidup!
- 2 Sebagaimana dalam pelajaran sebelumnya, saya akan memakai kembali kedua nama itu: Saulus dan Paulus.
- 3 Saya kadang-kadang akan mengacukan para murid Kristus sebagai "orang Kristen," meskipun julukan itu tidak muncul sampai dengan 11:26.
- 4 Setiap orang yang selamat ditambahkan kepada gereja ini (lihat catatan tentang 2:41, 47).
- 5 William F. Beck, The New Testament in the Language of Today. (Huruf miring oleh saya.) Beberapa orang mengira "rumah tangga" dalam 1Timotius 3:15 artinya "Bait Allah," namun dalam konteks "rumah" (dari oikos) dalam ayat 15, makna kata itu tentunya sama dengan yang terdapat dalam ayat 4, 5, dan 12. Di seluruh nas ini Paulus membandingkan keluarga Allah dengan keluarga para pemimpin gereja.
- 6 Jika tepat, dapat pula ditambahkan pelbagai pendapat tentang ungkapan penghargaan untuk keluarga jasmaniah.
- 7 Karena sekarang ini banyak orang meremehkan gereja, poin ini dapat dikembangkan sesuai kebutuhan.
- 8 Lagi, lihat catatan tentang 2:41, 47.
- 9 Saya menduga Ananias mampu melenyapkan keraguan apapun yang mungkin menghinggapi saudara-saudara itu.
- 10 NIV juga menulis "bergabung." 11W.E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 334. (Huruf miring oleh saya.) Ini adalah kata yang diterjemahkan "bersatu" dalam Matius 19:5. Lihat Lukas 15:15; Kisah 5:13; 10:28 untuk pemakaian lain kata-kata ini.
- 12 Julukan "anggota" berasal dari Roma 12 dan 1Korintus 12, dimana individu-individu Kristen dibandingkan dengan anggota- anggota tubuh jasmani: kaki, tangan, mata, kuping, dll. Untuk menjadi "anggota" sebuah jemaat lokal tidak berarti "nama orang itu ada dalam daftar," namun sebaliknya orang itu merupakan bagian yang berfungsi dalam jemaat itu. "Menjadi anggota" sebuah jemaat artinya mengungkapkan keinginan untuk bekerja dalam jemaat itu.
- 13 Kadang-kadang seseorang dibaptis jauh dari rumahnya dan berencana untuk menjadi bagian dari jemaat dimana ia tinggal.
- 14 Lihat catatan tentang 20:28 dalam pelajaran akan datang.
- 15 Jemaat yang alkitabiah tidak harus memiliki para penatua, namun setiap jemaat harus mengarah kepada pemilihan orang-orang yang memenuhi syarat sebagai penatua sesegera mungkin (Titus 1:5). Bahkan jika tidak ada para penatua dalam satu jemaat, kita masih perlu bertanggung jawab kepada seseorang. Menjadi bagian dari satu jemaat lokal dapat membantu menumbuhkan rasa tanggung jawab kita.
- 16 Lagi, lihat catatan tentang 20:28.
- 17 Kita punya masalah yang tidak dimiliki Saulus: dalam era Saulus tidak ada denominasi, namun sekarang ini ada banyak denominasi, jadi pertama-tama kita perlu memastikan bahwa jemaat mana saja yang kita akan "menggabungkan diri" adalah jemaat yang mengikuti prinsip-prinsip Firman Allah.
- 18 Lihat artikel tambahan " ‘bergabung dangan’ Jemaat Lokal" dalam seri pelajaran ini.
- 19 Ini menunjukkan kita tidak perlu menerima siapa saja dan setiap orang ke dalam persekutuan jemaat lokal secara otomatis. Bagaimanapun, jika tidak ada alasan yang memaksa untuk melakukan sebaliknya, orang-orang yang telah dibaptis secara alkitabiah (berarti ditambahkan kepada gereja Tuhan) biasanya memang diterima.
- 20 Mereka mungkin terkejut bahwa Saulus dapat melihat kembali dengan begitu cepatnya, namun mereka tidak terkejut saat melihat dia. Tempat tujuannya adalah sinagoga-sinagoga di Damsyik (9:2).
- 21 Kenyataannya, inilah satu-satunya kesempatan dimana ungkapan itu muncul dalam kitab Kisah, meskipun dalam 13:33 Paulus menggunakan sebagian dari istilah itu.
- 22 Ini tidak untuk mengatakan bahwa istilah "Anak Allah" dipakai dalam kaitannya dengan penampakan Yesus, namun Yesus muncul sebagai Dia yang bicara dari sorga, yaitu sebagai kehadiran Allah.
- 23 Paulus memakai istilah itu sekitar lima belas kali dalam surat-suratnya.
- 24 Untuk contoh dimana penalaran Paulus sejalan dengan pemikiran ini, lihat Kisah 13:6-14; 17:1-3, 10.
- 25 Bandingkanlah 6:9.
- 26 Ia akan masuk dahulu ke dalam sinagoga jika tempat itu memiliki sinagoga, dan biasanya memang ada. Untuk satu pengecualian, lihatlah pekerjaan Paulus di Filipi dalam Kisah 16.
- 27 Pada suatu ketika Saulus menerima baptisan Roh Kudus (atau padanannya), yang memampukan dia untuk mengadakan "tanda-tanda seorang rasul sejati," yang mencakup "tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa (2Korintus 12:12), dan memberi dia kemampuan untuk menumpangkan tangannya ke atas orang-orang Kristen dan memberi mereka pelbagai karunia mujizatiah (Kisah 19:1-7). Lukas tidak mengatakan kapan Saulus menerima baptisan Roh Kudus (atau padanannya), apakah pada saat peristiwa dalam Kisah 9 atau setelahnya. Di dalam pelbagai sinagoga di Damsyik, Saulus kemungkinan besar berbicara berdasarkan pengilhaman, "membingungkan orang-orang Yahudi," tetapi kita tidak tahu pasti.
- 28 Rick Atchley, "A Man Without a Congregation," Pelajaran yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 22 September 1985.
- 29 Faktor lainnya sudah tentu adalah Roh yang ada dalam dirinya.
- 30 Dalam Galatia 1:11-24, Paulus berbicara tentang waktu ia menjadi orang Kristen. Ayat-ayat itu akan digunakan dalam pelajaran ini untuk menambah informasi dalam Kisah 9.
- 31 Lihat peta dalam seri pelajaran ini.
- 32 Galatia 1:17b. Ayat ini cocok juga berada di antara 9:22 dan 9:23 seperti juga di tempat lainnya.
- 33 Beberapa orang mengetengahkan bahwa Gunung Sinai berada tepat di bagian selatan tanah Arab (Galatia 4:25) dan hal itu mengesankan bahwa Saulus mengadakan perjalanan rohani ke Sinai sebagaimana yang pernah dilakukan Musa dan Elia, namun kita tidak punya bukti untuk perjalanan itu.
- 34 Catatan Paulus tentang Yesus yang menetapkan Perjamuan Tuhan ditulis sebelum Injil mana saja mencatat peristiwa itu.
- 35 Oleh sebab itu, ia sama sekali tidak lebih rendah dari rasul-rasul lainnya (2Korintus 12:11).
- 36 Yohanes 1:42.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 20:13-38; 21:1)
Saya memakai istilah "para pendosa" dalam judul pelajaran ini sebab tak satu pun dari kita sudah menjadi se...
KESIMPULAN (KIS 20:13-38; 21:1)
Saya memakai istilah "para pendosa" dalam judul pelajaran ini sebab tak satu pun dari kita sudah menjadi sebagaimana seharusnya (Roma 3:23). Dengan pertolongan Allah, kita semua dapat melakukan lebih baik lagi, namun untuk saat ini, marilah kita saling bersikap lebih sabar!
Marilah kita akhiri dengan mengingat pelbagai hubungan kita. Bagaimanakah hubungan Anda dengan anggota gereja lainnya? Akan adakah yang menangis jika Anda pergi seperti Paulus pergi? Yang lebih penting, bagaimanakah hubungan Anda dengan Tuhan? Apakah Anda menjadi bagian dari gereja yang untuknya Ia mati (ay. 28)? Di Efesus Paulus memberitakan pertobatan dan iman (ay. 21). "Pertobatan" artinya menyesal atas dosa-dosa Anda dan bertekad untuk merubah cara hidup Anda. "Iman" mengacu kepada keseluruhan respon Anda kepada Tuhan, termasuk baptisan (Efesus 4:5). Apakah Anda cukup mempercayai Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya (Markus 16:16)? Jika Anda perlu memperbaiki hubungan Anda dengan manusia atau Tuhan, sekarang inilah waktunya!
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Anda mungkin mau membuat bagan tentang pelbagai istilah yang berbeda bagi para penatua dengan tujuan untuk menekankan informasi penting ini ke dalam pikiran para pendengar Anda. Bagan itu bisa jadi akan terlihat seperti ini:
Penatua-Penatua dalam Gereja Tuhan Penatua/presbiter—Lebih tua dan lebih dewasa (1Timotius 5:17; 1 Petrus 5:5)
Bishop/penilik—Bertanggung jawab atas jemaat (Filipi 1:1)
Pastor/gembala— Memperhatikan kebutuhan rohani para anggota (1Peter 5:2, 3)
CATATAN KHOTBAH
William Barclay berkata, "Adalah tidak mungkin membuat analisa yang teratur tentang pidato perpisahan yang begitu dikukung oleh emosi seperti ini."55Namun begitu, nasihat itu secara alami terbagi ke dalam dua bagian: Acuan Paulus kepada pekerjaannya sendiri (ay. 18-27) dan instruksi dia kepada para penatua (ay. 28-35). Saya mengatur materi ini berdasarkan topik, ketimbang memakai pendekatan ayat per ayat. Bagi mereka yang lebih suka pendekatan yang lebih konvensional, saya sudah sertakan pelbagai catatan tentang teks itu dalam pelbagai catatan akhir. Warren W.
Wiersbe memberi garis besar materi ini seperti ini:
- I. Tinjauan Masa Lalu (20:18-21).
- A. Metode pelayanan Paulus (ay. 18, 19).
- B . Motif pelayanan Paulus (ay. 19).
- C . Pesan pelayanan Paulus (ay. 20, 21).
- II. Kesaksian Masa Kini (20:22-27).
- (Paulus memakai enam kiasan: akuntan, pelari, pelayan, saksi, pemberita, dan pengawas.)
- III. Peringatan Tentang Masa Depan (20:28-38).
Materi pelajaran ini dapat menguntungkan bila diliput dalam dua pelajaran atau lebih. Satu pelajaran bisa tentang para penatua dan tanggung jawab mereka. Pelajaran lainnya bisa dikhotbahkan dengan tema peringatan Paulus mengenai kemurtadan yang sedang datang (ay. 28-31). Bahwa kemurtadan itu benar bermula dari antara para penatua gereja adalah masalah sejarah— ketika mereka memperluas batas-batas pengawasan mereka. Untuk pelbagai ramalan lain tentang kemurtadan, lihat Matius 7:15-23; 2Korintus 11:3; 2Tesalonika 2:1-12; 2Petrus 2:1-3; 3:1-7; Wahyu 17:3-6; 18:1-5.
Pelajaran ini bisa berfungsi sebagai teks bagi khotbah "perpisahan" Anda kepada jemaat, yaitu ketika Anda pertama kali, seperti Paulus, bicara tentang pekerjaan yang Anda lakukan di tengah-tengah mereka. Dan juga, ketika Anda memberi instruksi kepada jemaat itu secara umum dan kepada para penatua secara khusus agar mereka tetap terus setia melayani Tuhan.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Jika 14:14-18 disertakan, maka yang tercatat dalam Kisah adalah delapan nasihat. Lihat catatan tentang 14:14-18.
2 Setelah bela...
Catatan Akhir:
- 1 Jika 14:14-18 disertakan, maka yang tercatat dalam Kisah adalah delapan nasihat. Lihat catatan tentang 14:14-18.
- 2 Setelah belakangan Paulus dibebaskan dari penjara di Roma, ia mengunjungi Troas kembali (2Timotius 4:13). Beberapa orang berspekulasi bahwa di situ ia ditangkap kembali.
- 3 Lihat peta di halaman 160 untuk lokasi Asos dan tempat-tempat lainnya yang disinggung dalam teks ini. Dari Troas, letak Asos adalah di seberang semenanjung itu-sekitar 32 kilometer lewat jalan darat, 97 kilometer dengan kapal laut.
- 4 Bandingkanlah hal ini dengan perbuatan Yesus dalam Markus 6:45, 46. Karena malam sebelumnya Paulus tidak tidur, ia pasti memiliki alasan yang sangat kuat untuk berjalan kaki sejauh 32 kilometer ketimbang tidur di dalam kapal.
- 5 Paulus naik kapal yang merapat di banyak kota (sebanding dengan kereta ekonomi yang berhenti di hampir setiap kota). Belakangan, ia naik kapal yang merapat hanya di beberapa tempat (21:2; sebanding dengan kereta expres).
- 6 Metilene adalah pelabuhan di pantai tenggara pulau Lesbos.
- 7 Khios dan Samos adalah nama pulau.
- 8 Di sini, naskah Roma menyisipkan perkataan "dan tinggal di Trogilium" (lihat KJV).
- 9 Miletus merupakan suatu pelabuhan penting. Entah bagaimana kota itu memudar karena Efesus, tetangganya, namun Miletus tetap menjadi kota yang besar dan penting.
- 10 Sudah tentu Paulus punya keinginan untuk mengunjungi Efesus kembali, namun jika ia harus tiba di Yerusalem pada Hari Pentakosta, maka ia tidak punya waktu untuk mampir di Efesus: (1) Kelihatannya, kapal yang Paulus tumpangi tidak punya jadwal untuk merapat di Efesus. Untuk mampir di Efesus, Paulus harus turun dari kapal di Khios, menyewa sampan ke Efesus, dan kemudian, setelah kunjungannya itu, berusaha untuk menemukan kapal lain yang berlayar ke Yerusalem. (2) Adalah tidak mungkin bagi Paulus untuk meninggalkan Efesus secepatnya.Ia punya banyak kawan, dan keramah-tamahan Timur yang umumnya suka memperpanjang pesta dan perayaan. (3) Paulus bisa terjebak lagi di dalam kerusuhan yang lain (ia pernah secepatnya meninggalkan Efesus setelah kerusuhan yang pertama [20:1]).
- 11 Paulus ingin berada di Yerusalem pada hari perayaan. Ia sudah kehilangan hari Paskah (20:6), dan sepertiga waktu menjelang Pentakosta sudah lenyap, jadi ia merasakan waktu yang mendesak. Mengapakah Paulus ingin berada di situ untuk Hari Pentakosta? Paulus mungkin ingin berada di Yerusalem pada Hari Pentakosta untuk beragam alasan (untuk mengunjungi para sahabat yang datang dari pelbagai tempat, untuk merayakan warisan keyahudiannya, memanfaatkan kesempatan itu untuk menginjil, dll.); namun karena ia pergi ke Yerusalem untuk membawa pengumpulan uang bagi orang-orang miskin di situ, maka tujuan utamanya mungkin terkait dengan sumbangan itu. Mungkin sumbangan itu akan memberikan pengaruh yang lebih kuat jika lebih banyak orang yang mengetahuinya; mungkin fakta bahwa umat Kristen Yahudi dari seluruh Yudea akan hadir akan membuat pembagian sumbangan itu berlangsung lebih mudah.
- 12 Ia tidak mendatangi mereka mungkin karena kapal itu akan sudah berangkat sebelum ia kembali. Jika kapal Paulus berangkat sebelum para penatua itu tiba, maka mereka hanya akan merasa terganggu; namun jika Paulus ketinggalan kapalnya, ia tidak punya jalan lain untuk tiba di Yerusalem pada hari perayaan itu.
- 13 Non-penginjil perlu mengetahui apa yang diharapkan dari para penginjil, dan non-penginjil perlu menghargai apa yang dilakukan oleh penginjil yang sungguh-sungguh.
- 14 Lebih dari setahun sebelumnya, Paulus sudah menulis 2Korintus 11:23-33, memberitahukan tentang pelbagai kesulitan yang ia telah alami.
- 15 Karena para penatua punya hak untuk "menggaji dan memecat" penginjil, maka seorang penginjil yang juga berfungsi sebagai salah seorang penatua bisa menimbulkan konflik kepentingan. Beberapa penginjil ada yang cukup matang untuk menangani situasi ini; namun banyak yang tidak bisa.
- 16 Topik-topik khusus yang disebut adalah termasuk pertobatan dan iman (ay. 21), injil (ay. 24), kasih karunia (ay. 24), dan kerajaan/gereja (ay. 25). Sepertinya agak tidak biasa mencantumkan pertobatan sebelum iman (ay. 24). Biasanya, orang percaya dulu kepada Yesus dan baru kemudian bertobat dari dosa-dosa mereka (2:37, 38). Namun begitu, ingatlah bahwa di Efesus Paulus pada dasarnya menginjili kaum penyembah berhala. Pertama kali ia harus membuat mereka berpaling "kepada Allah dari berhala-berhala" (1Korintus 1:9), yang melibatkan "pertobatan kepada Allah" (ay. 21; huruf miring oleh saya). Baru kemudian ia bisa mengajar mereka tentang Yesus, jadi mereka akan "percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus" (ay. 21; huruf miring oleh saya).
- 17 Kata Yunani yang diterjemahkan "aku tidak lalai" dipakai oleh pelaut ketika ia berkata, "Aku tidak memperlambat pelayaranku." Bagi Paulus, penginjilan adalah selalu "Maju terus dengan kecepatan penuh!"
- 18 Bahasa ini di ambil dari Yehezkiel 3:16-21; 33:1-9. NCV menulis, "Jika dari antara kalian ada yang sesat, aku tidak bertanggung jawab." Lihat catatan tentang Kisah 18:6.
- 19 Dalam ayat 24 Paulus berbicara tentang "pelayanan"nya.
- 20 Para penerjemah NASB mengira bahwa di sini Paulus mengacukan rohnya sendiri. Sebagain besar terjemahan menuliskan huruf besar "R" pada kata "Roh," untuk menunjukkan bahwa mereka percaya Paulus sedang mengacukan Roh Kudus. NCV menulis "Aku harus mentaati Roh Kudus dan pergi ke Yerusalem." Pada dasarnya, maknanya adalah sama terlepas yang dipakai adalah "r" kecil atau "R" besar: Paulus "bermaksud [dalam rohnya] pergi ke Yerusalem" (19:21), sudah tentu karena ia yakin bahwa itu adalah kehendak Allah. Oleh sebab itu, ia berketetapan untuk pergi, melaksanakan sampai selesai, dan tidak akan membiarkan apapun juga menghalangi dia.
- 21 Roh Kudus bisa saja telah bicara langsung kepada Paulus (seperti yang pernah Ia lakukan terhadap Filipus [8:29]), namun perkataan "dari kota ke kota" kemungkinan menunjukkan bahwa Roh Kudus bicara kepadanya melalui para nabi di kota-kota tersebut (lihat 21:10, 11).
- 22 Lihat Matius 16:25; Markus 8:35; Lukas 9:24; Filipi 1:23.
- 23 Pada akhirnya Paulus berhasil mencapai garis akhir (2Timotius 4:7).
- 24 Di Amerika, ungkapan seperti ini bisa saja digunakan: "John Wayne [aktor yang selalu jadi jagoan dalam filem-filem koboi Amerika] bisa saja memenangkan Perang Dunia II, namun ia tidak bisa menjadi penginjil atau penatua-sebab ia tidak pernah menangis."
- 25 Simaklah bahwa dalam gereja di Efesus terdapat lebih dari satu penatua. Perjanjian Baru tidak pernah bicara tentang satu penatua/bishop/pastor mengawasi satu jemaat.
- 26 Seumur hidup saya, saya telah mengenal beberapa penatua yang digaji. Karena tanggung jawab para penatua begitu diperlukan dan menyita banyak waktu, maka gereja memerlukan lebih banyak penatua yang bekerja penuh-waktu.
- 27 Semua ini merupakan simbol-simbol status di abad pertama. Di kebanyakan tempat, simbol-simbol itu masih berlaku hingga kini.
- 28 Itu merupakan pola Perjanjian Baru. Lihat Filipi 1:1; 1Petrus 5:2.
- 29 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 91.
- 30 Sewaktu kita mempelajari Kisah 6, kita mencatat bahwa para rasul terilham itu memberi beberapa kwalifikasi untuk jabatan pemimpin yang dibutuhkan, dan kemudian mereka meminta jemaat itu mencari orang-orang yang memiliki kwalifikasi-kwalifikasi tersebut (lihat catatan tentang 6:1-7.
- 31 Inilah asal mula nama denominasi "Presbiterian." Gereja, tentunya, tidak boleh dinamakan berdasarkan bentuk pemerintahannya.
- 32 Ketika Allah memberi manusia tanggung jawab, Ia juga memberi dia otoritas yang diperlukan untuk menunaikan tanggung jawab itu. Oleh sebab itu, istilah "penilik" bukan hanya melibatkan tanggung jawab, tetapi juga melibatkan otoritas.
- 33 Inilah asal mula nama denominasi "Episkopalian." Lihat catatan akhir 31.
- 34 Inilah makna "skope," sebagaimana dalam "teleskope" (melihat jauh), "mikroskope" (melihat benda-benda kecil), dll.
- 35 RSV menerjemahkan episkopos sebagai "penjaga."
- 36 Istilah "bishop" sudah begitu disalahgunakan oleh gereja Katholik dan yang lainnya sehingga bagi kebanyakan orang, kata itu tidak lagi mengandung konsep aslinya sebagai "orang yang mengawasi satu jemaat lokal." Ada manfaat dalam menunjukkan bahwa pada mulanya makna istilah "bishop" tidak seperti yang dipahami di zaman kini.
- 37 Saya memakai kata "jabatan" sebab para penerjemah NASB memakai kata itu (1Timotius 3:1) dan karena saya tidak punya alternatif lain yang lebih bagus. Namun begitu, ingatlah selalu bahwa kita tidak sedang bicara tentang suatu posisi yang sama bobotnya dengan suatu tanggung jawab.
- 38 Bangsa Amerika punya ungkapan, "passing the buck," yang mengacu kepada upaya untuk menghindar dari tanggung jawab. Ungkapan "tanggung jawab berakhir pada saya" mengacu kepada penerimaan tanggung jawab.
- 39 Lihat catatan tentang 6:2.
- 40 "Supervisi" berasal dari kata Latin dan artinya "pengawasan." Para penatua bisa disebut "pemimpin" rohani.
- 41 Sebelum para penatua bisa mengurus gereja, mereka terlebih dahulu harus bisa mengurus diri sendiri.
- 42 Inilah satu-satunya kesempatan ungkapan "gereja Allah" ditemukan dalam kitab Kisah, namun ungkapan itu adalah kesukaan Paulus (sebagai contoh, 1Korintus 1:2). Dalam ayat ini, kata "Allah" mungkin mengacu kepada Yesus (lihat catatan akhir berikutnya).
- 43 Adalah memungkinkan bahwa teks di sini diterjemahkan "dengan darah-Nya sendiri" (yaitu, darah Anak-Nya sendiri), namun terjemahan NASB adalah yang paling wajar. Ini merupakan satu dari sekitar sepuluh kali kesempatan dalam Perjanjian Baru dimana Yesus diacukan sebagai "Allah." Ayat 28 merupakan pernyataan paling bagus dalam Kisah tentang pentingnya doktrin salib. Jika kita mau diselamatkan oleh darah Yesus, maka kita harus berada dalam gereja yang sudah dibeli dengan darah-Nya itu (lihat juga Efesus 5:23, 25).
- 44 Lihat 1Petrus 5:1, 2 sebagai nas lain dimana tiga istilah itu dipakai secara bergantian.
- 45 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 451, 486.
- 46 Dalam Kisah 20:28 dan 1Petrus 5:2, KJV menulis "memberi makan" ketimbang "menggembalakan." Ini merupakan bagian penting dari tanggung jawab seorang gembala, tetapi bukan merupakan keseluruhan tanggung jawabnya.
- 47 Lihat Matius 7:15; Yohanes 10:12.
- 48 Guru-guru palsu ini adalah Himeneus dan Aleksander, (1Timotius 1:19, 20); Figelus dan Hermogenes (2Timotius 1:15), dan Filetus (2Timotius 2:17) dan Diotrefes (3Yohanes 9).
- 49 "Gnostikisme" adalah nama sebuah ajaran sesat yang timbul di abad kedua dan ketiga, yang menggerogoti agama Kristen dengan campuran Yudaisme dan pelbagai filasafat penyembah berhala. Nama kata itu berasal dari kata Yunani "pengetahuan" (gnosis) sebab para pemimpin itu mengaku punya pengetahuan yang tidak tersedia bagi orang yang belum tahu. Pelbagai fakta dari praktik mula-mula ajaran sesat ini muncul hingga akhir abad pertama. Pengajaran kelompok Nikolaus di Efesus (Wahyu 2:1, 6; lihat juga 15) kemungkinan sebuah bentuk Gnostikisme awal. Untuk mempelajari lebih jauh Gnostikisme, bacalah kata pengantar buku tafsir standard tentang 1Yohanes.
- 50 NCV menulis "Aku menempatkan kamu dalam penjagaan Allah."
- 51 Bandingkanlah dengan Efesus 4:28.
- 52 Ini merupakan "salah satu dari butir-butir kebenaran ilahi, dimana beribu-ribu lagi yang jatuh dari bibir-Nya tidak tercatat dalam keempat injil kita yang singkat itu" (J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles, vol. 1 [Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.], 193). (Lihat Yohanes 20:30.) Di sini Paulus mengutip perkataan Yesus beberapa tahun sebelum Cerita Injil yang pertama ditulis. Paulus sudah menerima perintah langsung dari Tuhan setelah perubahan hidupnya (Galatia 1:11, 12, 17).
- 53 Di era itu mencium merupakan suatu bentuk salam pertemuan (atau perpisahan) yang baku; sikap itu menyiratkan persahabatan (lihat Lukas 22:47, 48; Roma 16:16).
- 54 Lihat ayat 23. Pernyataan Paulus bahwa "mereka tidak akan melihat mukanya lagi" menimbulkan persoalan kecil, karena belakangan Paulus mungkin berkunjung kembali ke Efesus (1Timotius 1:3; 3:14). Pertimbangkanlah gagasan-gagasan ini: (1) Karena dengan jelas Paulus menyatakan bahwa ia tidak tahu dengan pasti apa yang akan menimpa dia di Yerusalem (ay. 22), maka perkataannya itu kemungkinan besar merupakan kesimpulannya sendiri yang didasarkan pada peringatan terilham bahwa "penjara dan sengsara" menunggu dia (ay. 23). Paulus berharap untuk mati di Yerusalem (ay. 24). Jika tidak, maka ia berencana untuk segera pergi ke Roma dan membuat kota itu sebagai pangkalan operasinya (Roma 15:23-25). Meskipun begitu, ia tidak berharap untuk kembali ke Efesus. (2) Karena beberapa tahun sudah berlalu sebelum ia tiba kembali di Efesus (jika benar ia tiba), mungkin pada saat ia kembali para penatua itu sudah pindah atau mati-jadi ia tidak bisa melihat wajah mereka kembali. (3) Tuhan dan keadaan sering mengubah rencana perjalanan Paulus.
- 55 Barclay, 152.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling t...
DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling terkenal dalam sejarah"1dan "salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah manusia"2—perubahan hidup Saulus3Orang Jahat dari Tarsus. Tiga pasal dalam kitab Kisah menceritakan perubahan hidup Saulus:4pasal 9 ketika peristiwa itu terjadi, pasal 22 dan 26 ketika rasul itu memberitahu orang lain tentang peristiwa tersebut.5Untuk memperoleh cerita yang lengkap, kita akan memadukan ketiga cerita tersebut.6
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendenga...
KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendengar pelbagai perintah yang diberikan. Dalam pelajaran ini, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada dia di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang dia untuk memberitakan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Selanjutnya, kita akan melihat (4) seorang Kristen yang tidak bersemangat (Ananias, yang enggan menjumpai Saulus) berbeda dengan (5) seorang mualaf yang tidak ragu-ragu (Saulus, yang langsung mentaati ketika diberitahu apa yang harus ia perbuat). Kita juga akan menyinggung sedikit tentang (6) komitmen yang tidak ada akhirnya dari mualaf itu (untuk kepentingan Kristus).
Sebagai penutup, pertimbangkanlah kenyataan ini bahwa rohani Anda sendiri kemungkinan berada dalam "jalan ke Damsyik." Tuhan tidak akan menampakkan diri kepada Anda dalam cahanya yang membutakan, namun cahaya dari Firman Allah cukup untuk menghasilkan iman di dalam hati siapa saja yang jujur (Yohanes 20:30, 31). Jika selama ini Anda melawan panggilan injil Allah, tentunya "sukar bagimu menendang ke galah rangsang." Kemungkinan sulit bagi Anda untuk mengakui bahwa selama ini Anda sudah salah; mungkin Anda harus banyak berkorban, seperti yang Saulus telah lakukan. Saya menghimbau agar Anda jangan lagi melawan, melainkan menyerah seperti yang Saulus telah lakukan! "Jalan ke Damsyik" Anda dapat menjadi "jalan menuju pemuridan" Anda !
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Gospel Services memiliki satu pelajaran dalam bentuk slide yang berjudul "Perubahan Hidup Kepala Segala Orang Berdosa." Hubungi Gospel Service untuk keterangan lebih lanjut: P.O. Box 262302, Houston, TX 77207 (1-800-231-9641).
Sewaktu saya masih penginjil muda, saya membuat satu pelajaran tentang "Saulus si Pendosa, menjadi Paulus si Penginjil." Sebelum berkhotbah, saya akan meletakkan bagan di bawah ini pada papan tulis. Pada waktu penyajiannya, saya bergerak dari sudut kiri bawah ke sudut kanan atas. Sederhana tetapi efektif.
CATATAN KHOTBAH
Suatu pelajaran tentang perubahan hidup Saulus yang berjudul "Satu Kesempatan Seumur Hidup," telah dikhotbahkan oleh Rick Atchley. Ia mengamati ada tiga tahapan dalam perubahan hidup Saulus: (1) Kesadaran akan Dosa, (2) Pengakuan atas Yesus, (3) Keputusan untuk Mentaati. Judul alternatifnya dapat berupa "Di Jalan menuju Pemuridan."
Pelajaran berjudul "Apa yang Paulus Lihat Sewaktu Ia Buta" menyoroti perubahan hidup Saulus dengan cara yang berbeda. Pelajaran ini muncul dalam The Preacher’s Periodical (sekarang Truth for Today), July 1983.
Banyak pengkhotbah telah berkhotbah tentang empat pertanyaan yang terdapat dalam kisah perubahan hidup Saulus (9:4, 5; 22:10, 16). Paul Rogers mengkhotbahkan sebuah pelajaran tentang empat pertanyaan itu dengan judul "Pertanyaan Terakbar Sepanjang Zaman—Semuanya dalam Satu Halaman" (The Preacher’s Periodical, May 1985).
Sebuah pelajaran tambahan tentang kehidupan Paulus dapat juga dikhotbahkan, pertama diambil dari pelajaran ini tentang informasi riwayat hidup rasul itu dan kemudian tambahkan dengan ringkasan tentang pelayanan dia. Saya menggunakan pelajaran seperti itu yang berjudul "Lebih Dari Pada Orang Yang Menang" (Roma 8:37), dengan empat poin utama: (1) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Dalam Perubahan Hidupnya, (2) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Orang Kristen, (3) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Penginjil, (4) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Tawanan. Pada setiap bagiannya, saya tuliskan bahwa melalui Kristus, Paulus "lebih daripada menang atas" pelbagai rintangan yang ia hadapi —pelbagai rintangan yang juga kita hadapi—yang terkait dengan zaman ia hidup. Kisah 26:18 dapat digunakan sebagai pelajaran tekstual berisi lima poin mengenai apa yang harus kita capai sebagai pemenang jiwa dan mengenai apa yang akan terjadi ke atas diri seseorang yang dirubah untuk Kristus.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
...
Catatan Akhir:
- 1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
- 2 J.W. Roberts, Acts of Apostles, Part 1 (Austin, Tex.: R.B. Sweet Co., 1967), 66.
- 3 Belakangan Saulus dikenal juga sebagai Paulus (Kisah 13:9 dan seterusnya). Pelajaran ini dan tiga berikutnya memakai nama "Saulus" dan "Paulus" dalam mengacukan rasul itu.
- 4 Tiga kali penceritaan ini membuktikan pentingnya peristiwa ini.
- 5 Kebiasaan Lukas adalah tidak menggandakan karya tulisnya. Karena isi khotbah Paulus rencananya akan ia berikan belakangan, maka dalam pasal 9 Lukas tidak mencantumkan hal-hal terperinci yang akan ia berikan belakangan. Harus diingat bahwa ketiga kisah itu sedikit bervariasi dikarenakan adanya penekanan beberapa fakta kepada beberapa pendengar yang berbeda. Ketiga kisah itu tidaklah bertentangan, melainkan saling melengkapi.
- 6 Pada dasarnya saya akan menggunakan kisah dalam pasal 9 dan memberikan informasi tambahan dari pasal 22 dan 26 dengan menggunakan tanda kurung ditambah acuan catatan akhir untuk menunjukkan sumber-sumbernya. Dalam teks Kitab Suci yang dikutip, bila muncul kata-kata dalam tanda kurung atau tanda kurung besar tanpa acuan catatan akhir, maka kata-kata itu adalah kata-kata yang saya tambahkan. Dalam banyak kasus, pelbagai perubahan itu memang diperlukan untuk merubah pendekatan orang pertama dalam pasal 22 dan 26 kepada pendekatan orang ketiga dalam pasal 9.
- 7 Para pengikut Yesus tidak disebut "Kristen" sampai Kisah 11:26, namum untuk antisipasi, dalam pelajaran ini saya kadang-kadang akan menggunakan istilah Kristen untuk memberikan keberagaman cara saya dalam mengacukan murid-murid Tuhan itu.
- 8 Kisah 21:39; 22:3. Tarsus adalah pusat perdagangan dan juga pusat pengetahuan. Lihat peta.
- 9 Arti nama Saulus adalah "dipanggil Allah."
- 10 Kekayaan itu tersirat dalam banyak fakta, termasuk ini: (1) Paulus tahu "apa itu kelimpahan" (Filipi 4:12). Karena ia tidak hidup dalam kelimpahan setelah menjadi orang Kristen, maka hal ini kemungkinan mengacu kepada kehidupan dia sebelumnya. (2) Orang tuanya mampu menyekolahkan dia ke Yerusalem. (Lihat 16:37; 22:25-29.) Kita tidak tahu bagaimana cara keluarga Paulus memperoleh status warga negara Romawi. Mungkin seorang leluhurnya telah melakukan jasa khusus bagi pemerintah Romawi. 11Kisah 26:5. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 12 Pelbagai tulisan dan khotbah Paulus mencakup lebih dari dua ratus acuan Kitab Suci, berasal hampir dari setiap kitab dalam Perjanjian Lama.
- 13 Terlepas dari status ekonominya, setiap anak laki-laki Yahudi diajar ilmu niaga. Orang Yahudi percaya bahwa kegagalan dalam mengajar seorang anak laki-laki Yahudi untuk bekerja adalah sama dengan mengajar anak itu mencuri. Saulus dididik sebagai pembuat tenda (18:3).
- 14 Ia berkata bahwa "sejak masa muda[nya]," ia hidup di Yerusalem (26:4), dan ia telah "dibesarkan" di kota itu (22:3). Kemungkinan ia dikirim ke Yerusalem sekitar usia tiga belas tahun, ketika ia telah dianggap sebagai "anak firman" (bar mitzvah). Kisah 23:16 dianggap oleh beberapa orang sebagai petunjuk bahwa Paulus memiliki seorang saudara perempuan, yang dengannya kemungkinan ia menumpang hidup ketika menjadi siswa, namun 21:15, 16 kemungkinan menunjukkan bahwa saudara perempuannya itu tidak tinggal di Yerusalem.
- 15 Kisah 22:3. Mengenai Gamaliel, lihat catatan tentang 5:34.
- 16 Kisah 22:3 bicara tentang kualitas kedua (lihat juga Filipi 3:6). Yang pertama dan ketiga disimpulkan dari kehidupannya dan surat-suratnya.
- 17 Kita tidak tahu apakah ia anggota Sanhedrin atau bukan, namun ini akan menjadi penjelasan yang paling wajar bagi perkataan "tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati" (Kisah 26:10). Beberapa orang keberatan, alasannya para anggota Sanhedrin haruslah orang yang sudah menikah, sedangkan Paulus tidak menikah (1Korintus 7:8). Bagaimanapun, isteri Paulus mungkin sudah meninggal dunia (Filipi 3:8; 1Korintus 7:10, 11). Beberapa keberatan lain telah pula dilontarkan, termasuk umur Saulus yang masih muda. Ini merupakan sebuah pertanyaan yang mungkin tidak pernah terjawab.
- 18 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 439.
- 19 Lihat catatan tentang 7:58 di halaman 51.
- 20 Karena Paulus kemungkinan tidak pernah bertemu langsung dengan Yesus selama hidup-Nya di dunia, maka kemungkinan besar Paulus berada di luar kota (kemungkinan di Tarsus) selama masa tiga setengah tahun pelayanan pribadi Yesus, dan kemudian ia kembali ke Yerusalem ketika agama Kristen mulai tumbuh subur (bahkan ada kemungkinan ia dipanggil pulang oleh Sidang).
- 21 Lihat catatan tentang 5:34-40.
- 22 Lihat catatan tentang 8:1-4 untuk ringkasan penganiayaan ini.
- 23 Karena pada dasarnya hukum Romawi melarang Sanhedrin melaksanakan hukuman mati (lihat catatan tentang Stefanus, beberapa orang mengira bahwa Paulus melebih-lebihkan ucapannya dan hanya Stefanus yang benar-benar telah dihukum mati oleh para pemimpin Yahudi. Bagaimanapun, Sidang yang dapat membunuh satu orang Kristen meskipun berlawanan dengan hukum Romawi dapat pula membunuh ratusan orang Kristen. Jika perkataan Paulus diartikan secara apa adanya, maka ia benar-benar "seorang pembunuh masal."
- 24 Pendapat-pendapat legal lainnya mungkin ikut dilibatkan. Sebagai contoh, hukum Romawi mengizinkan Sanhedrin membawa pulang para buronan ke Yerusalem.
- 25 Lihat catatan tentang 18:15 dan 25:19 dalam pelajaran yang akan datang.
- 26 Kisah 26:11. Lukas tidak mencatat kota-kota mana saja yang Saulus telah singgahi sebelum ia pergi ke Damsyik, namun di utara, timur, dan selatan Yudea terdapat banyak "kota asing."
- 27 Kata "pembunuh" menguatkan fakta bahwa Saulus tidak berhenti hanya sampai pada kematian Stefanus. Seorang dengan "dengus membunuh" tidak akan menempuh perjalanan sejauh 225 kilometer hanya untuk "menampar lengan" orang lain.
- 28 Kayafas.
- 29 Kisah 22:5.
- 30 Kisah 22:5.
- 31 Menurut Josephus, kota Damsyik memiliki populasi besar orang Yahudi dan banyak sinagoga.
- 32 Beberapa orang berspekulasi bahwa di bawah hukum Romawi, Saulus hanya diizinkan untuk membawa pulang orang Kristen yang telah melarikan diri dari Yerusalem, namun kata-kata yang digunakan di sini menunjukkan bahwa ia berencana untuk membawa pulang "siapa saja" dan "semua" (ay. 14) orang Kristen yang dapat ia temui. Bahkan Ananias, orang yang tidak melarikan diri dari Yerusalem, merasa enggan mendekati dia.
- 33 Inilah kali pertama kita melihat istilah ini digunakan oleh Lukas untuk mengacukan agama Kristen. Ia suka sekali dengan istilah ini (19:9, 23; 22:4; 24:22). Istilah ini mengacukan agama Kristen sebagai "Jalan Keselamatan" (16:17) dan "Jalan Tuhan/Allah" (18:25, 26), dan istilah ini mengingatkan kita akan perkataan Yesus dalam Yohanes 14:6.
- 34 Kisah 22:5.
- 35 Lihat peta dalam pelajaran ini.
- 36 Belakangan teks itu mengatakan bahwa teman-temannya menuntun dia masuk ke kota Damsyik (9:8). Perkataan itu lebih dapat dicocokkan kepada perjalanan mereka dengan kaki daripada dengan naik kuda atau naik kereta kuda.
- 37 Karena Paulus adalah orang Farisi, bisa jadi ia telah mengasingkan dirinya dari teman-teman seperjalanannya yang manahal itu dapat memberi dia lebih banyak waktu untuk mawas diri. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 38 Salah satu rute perjalanan dari Yerusalem ke Damsyik ada yang melalui Galilea. Jika Saulus mengambil rute ini. Ia kemungkinan telah melihat (dan mendengar) banyak bukti tentang perbuatan hebat Yesus di situ.
- 39 Banyak orang yang mendukung adanya pergolakan batin dalam diri Saulus berbuat itu untuk mempromosikan penjelasan yang wajar bagi perubahan hidup Saulus. Mereka menggambarkan Saulus sebagai orang yang sangat dipenuhi penyesalan sehingga ia siap menerima apa saja (bahkan sebuah badai elektris)sebagai sebuah tanda ilahi!
- 40 Kisah 22:6. 41Kisah 22:6
- 42 Kisah 26:13
- 43 Kisah 26:13
- 44 Kisah 26:14. "Bahasa Ibrani" di sini mengacu kepada bahasa Aram. Dalam teks Yunani, ejaan bahasa Aram untuk "Saulus" didasarkan pada perkataan Yesus, bukan pada bahasa Yunani. Di tempat-tempat lainnya, dalam riwayat perubahan hidup Saulus, ejaan yang digunakan untuk "Saulus" adalah ejaan Yunani.
- 45 Dalam tulisan Lukas, kapan saja Tuhan memanggil nama orang sebanyak dua kali, orang itu pasti dalam masalah! Lihat Lukas 10:41; 13:34; 22:31.
- 46 Kisah 26:14. Galah itu panjang, tongkat penunjuk (kadang-kadang ujungnya diberi besi) yang dipakai untuk mendorong binatang. Karena merasa tidak nyaman, binatang-binatang yang keras kepala akan menendang ke belakang ketika didorong dengan galah itu. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan Saulus merupakan perbuatan Tuhan yang "mendorong" dia untuk menjadi orang Kristen, namun sampai titik itu, Saulus tetap melawan-sehingga merugikan dia sendiri. Terus-terusan melawan akan dapat menimbulkan kerusakan kekal.
- 47 Teks berikutnya hanya menyebutkan bahwa Saulus mendengar Yesus, namun nas-nas selanjutnya mengatakan bahwa Saulus juga melihat Tuhan (9:17, 27; 1Korintus 9:1; dll.).
- 48 Kisah 22:8.
- 49 Beberapa orang percaya bahwa "duri dalam daging" Paulus (2Korintus 12:7-10) adalah penyakit epilepsi. Kita tidak tahu persis apakah bentuk penderitaannya itu.
- 50 Perubahan dramatis yang terjadi dalam diri Saulus adalah bukti bahwa ia memang telah melihat Tuhan yang telah bangkit.
- 51 Untuk melihat implikasi teologis selanjutnya tentang perkataan Yesus, lihat poin utama dalam bagian pertama pelajaran ketiga "Nasihat Orang Dewasa Untuk Bayi Dalam Kristus."
- 52 Aplikasi pribadi dapat diterapkan ke atas para anggota gereja. Ketika kita menganiaya saudara dan saudari kita dalam Kristus, kita menganiaya Kristus!
- 53 Ini merupakan tantangan yang sama yang diberikan kepada para rasul dalam 1:8.
- 54 Ini merupakan satu acuan kepada penampakkan Yesus kepada Saulus di jalan.
- 55 Yesus beberapa kali menampakkan diri kembali kepada Saulus (18:9, 10; 22:17-21; 23:11; lihat juga 2Korintus 12:1-4, 7).
- 56 Janji perlindungan ilahi ini sudah tentu punya peranan terhadap keberanian Saulus yang menakjubkan itu ketika ia menyebarkan injil.
- 57 Beberapa orang percaya bahwa 26:16-18 adalah ringkasan tentang semua hal yang Yesus katakan kepada Saulus, secara pribadi maupun melalui Ananias. Bagaimanapun, karena isi pidato Paulus kepada Agripa sepertinya menunjukkan bahwa Yesus mengatakan semuanya itu ketika Ia menampakkan diri kepada Saulus di jalan, maka saya memasukkannya ke dalam pelajaran ini pada poin ini.
- 58 Dalam teks NASB, setiap tujuan itu didahului dengan kata "to."
- 59 Tampaknya tidak mungkin ada orang Kristen mana saja yang akan sudah mendekati Saulus untuk menginjili dia (lihat reaksi Ananias belakangan).
- 60 "Harus" adalah kata yang tegas. Apa yang akan diberitahukan kepada Saulus tidak akan bersifat pilihan.
- 61 Penglihatan tentang Yesus yang telah bangkit adalah untuk mata Saulus saja (1 Korintus 15:8).
- 62 Para pengecam sudah berusaha menemukan pelbagai kontradiksi mengenai orang-orang yang berjalan bersama Saulus: "Mereka jatuh, namun mereka berdiri; mereka mendengar, namun mereka tidak mendengar." Mengenai yang pertama, kemungkinan mereka jatuh lalu berdiri lagi, atau "berdiri membisu" adalah sebuah gaya bahasa (seperti halnya "Saya tidak dapat bertahan lebih lama lagi"). Mengenai yang kedua, NASB mungkin memiliki gagasan yang tepat: Mereka mendengar bunyi suatu suara, tetapi mereka tidak dapat memahami suara yang terucapkan itu (untuk kejadian serupa, lihatlah Yohanes 12:29). Adalah mungkin juga bahwa "suara" yang didengar oleh orang-orang itu adalah suara Saulus (9:7), sedangkan suara Yesus tidak kedengaran oleh mereka (22:9).
- 63 Kisah 22:11.
- 64 Sampai kini jalan itu masih ada di Damsyik. Panjangnya sekitar 1,6 kilometer dan hanya memiliki lima kelokan tumpul (berbeda dengan banyak jalan yang berkelok-kelok di kota kuno).
- 65 Ini kemungkinan adalah rumah yang Saulus rencanakan untuk dijadikan markas ketika ia mencari-cari orang Kristen.
- 66 Air mata tersirat di sini.
- 67 Kisah 9:11. Isi doanya mungkin mirip dengan pemungut cukai itu: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini!" (Lukas 18:13).
- 68 Jika yang dipakai adalah perhitungan waktu orang Yahudi, hari pertama adalah hari Tuhan menampakkan diri kepada Saulus, hari kedua adalah hari setelah penampakan itu, dan hari ketiga adalah hari berikutnya-hari dimana Ananias menemui Saulus.
- 69 Beberapa orang mengatakan bahwa Saulus tidak makan dan minum sebab ia ditinggal sendirian dan tidak seorang pun membawa makanan dan minuman untuk dia. Ini kelihatannya tidak mungkin. Ia kemungkinan berpuasa sebagai tanda penyesalan yang mendalam (band. Yunus 3:7) atau karena ia begitu sedihnya sehingga tidak punya nafsu makan.
- 70 Ini adalah kali pertama Saulus memanggil Yesus sebagai "Tuhan" (9:5; 22:8), mungkin itu merupakan suatu gelar kehormatan, sebab ia tidak tahu siapa Yesus sebelumnya. Bagaimanapun, pada kali keduanya (22:10), ia memang mengetahui siapa yang telah berbicara kepada dia-dan mengakui Yesus sebagai "Tuhan."
- 71 Haruslah ditekankan bahwa rencana Allah adalah manusia memberitahu manusia apa yang harus dilakukan untuk diselamatkan (itulah sebabnya mengapa Yesus tidak mengatakan kepada Saulus apa yang harus ia lakukan). Fakta ini disinggung dalam perubahan hidup seorang sida-sida dan akan ditekankan dalam perubahan hidup Kornelius.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh ...
PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh berantai, menjadi berita utama. Baptisannya yang baru-baru ini dilakukan juga menjadi perhatian media masa.1
Seorang saudari dalam Kristus, Mary Mott dari Arlington, Virginia, pernah menonton suatu wawancara televisi yang menampilkan Dahmer dan ayahnya. Saudari ini berpikir, "Kedua orang ini hidupnya hampa. Mereka sedang menggapai sesuatu, namun mereka tidak tahu apa yang sedang mereka gapai."2Saudari ini lalu mengirimkan sepucuk surat, satu kursus tertulis World Bible School, dan satu Alkitab. Pada saat yang hampir bersamaan, Curtis Booth, seorang saudara dalam Kristus dari Crescent, Oklahoma, mengirimkan juga satu kursus Alkitab kepada Dahmer. Dahmer berhasil menyelesaikan kedua kursus itu dan menyurati Mott dan Booth untuk minta dibaptis.
Roy Ratcliff, seorang pengkhotbah untuk gereja Tuhan di Madison, Wisconsin, dihubungi. Setelah berbicara dengan Dahmer dan membuat pengaturan yang diperlukan, ia membaptiskan Dahmer di dalam bak mandi penjara. Selama bulan-bulan berikutnya, Ratcliff terus belajar Alkitab bersama Dahmer. Belakangan Ratcliff menulis, Hampir setiap orang mempertanyakan ketulusan hati Jeffrey. Tetapi saya berada di situ, sedangkan para penanya itu tidak ... Saya yakin bahwa ia benar-benar tulus dalam keinginannya ... Ia telah menerima kenyataan bahwa ia akan mati di dalam penjara. Dengan baptisan itu Jeffrey tidak memperoleh apapun juga dalam kehidupan ini; ia telah memperoleh segala-galanya untuk kehidupannya yang akan datang.3
Ratcliff belajar bersama Dahmer sehari sebelum hari Pengucapan Syukur tiba. Lima hari kemudian, 28 Nopember 1994, Dahmer dipukuli dan dibunuh oleh sesama tawanan.
Mary Mott pernah ditanya apakah ia menganggap Dahmer benar-benar selamat atau tidak. "Saya yakin Paulus pernah kesulitan dalam meyakinkan umat Kristen saat itu bahwa ia telah berubah," ujarnya, "namun sekarang kita tidak mempertanyakan ketulusan hatinya."4
Jeffrey Dahmer dan rasul Paulus—bisakah ada persamaaan di antara keduanya itu? Mulanya dengan tegas kita jawab, "Tidak!" Membandingkan seorang pembunuh masal yang terlibat dalam pelbagai perbuatan yang tak terkatakan dengan salah seorang paling agung yang pernah hidup kelihatannya hampir seperti penghujatan. Kemudian kita teringat bahwa Paulus sendiri menggolongkan dirinya sebagai orang " yang paling" berdosa (1Timotius 1:15; huruf miring oleh saya).
Beberapa persamaan dapat ditarik antara Dahmer dan Paulus. Keduanya bertanggung jawab atas kematian banyak korban yang tidak bersalah. Perubahan hidup mereka terjadi dengan tidak terduga, nyaris mengejutkan. Keduanya memiliki kesulitan dalam meyakinkan orang lain bahwa hidup mereka sudah berubah. Setelah mereka dibaptis, banyak orang berusaha membunuh mereka.
Bagaimanapun, yang paling berarti adalah bahwa kedua perubahan hidup itu memberikan kesaksian bahwa bagi Allah tidak ada "hal-hal yang mustahil." Jika Dahmer dan Paulus dapat diselamatkan, siapa saja dapat juga diselamatkan! Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada Saulus di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang Saulus untuk menyebarkan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Kita mengakhirinya ketika Saulus, yang dibutakan oleh cahaya terang, sedang dituntun masuk ke kota Damsyik dan dibawa ke sebuah rumah di jalan yang bernama Jalan Lurus. Marilah kita angkat kisah mengenai peristiwa ini.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat S...
KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat Saulus dengan segeranya mulai menggunakan talentanya bagi Tuhan (9:19-31), namun kita harus meninggalkan topik itu untuk pelajaran akan datang. Untuk sekarang ini kita harus sudahi di sini. Sambil kita menyudahi, marilah kita kembali kepada pembahasan pertama dalam pelajaran ini: Jika Jeffrey Dahmer dan Saulus dari Tarsus dapat diselamatkan, siapa saja dapat pula diselamatkan. Paulus sendiri menekankan kebenaran ini dalam 1Timotius 1. Setelah mengatakan, "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa," ia lalu menambahkan: "Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal" (1 Timotius 1:15, 16).
Saya tidak tahu kondisi rohani Anda. Saya tidak tahu seberapa jauh Anda sudah masuk ke dalam dosa. Saya tidak tahu dosa ngeri apa yang Anda mungkin telah lakukan. Bagaimanapun, saya tahu hal ini: Dosa Anda tidaklah lebih buruk daripada dosa Paulus. Kesalahan Anda tidaklah lebih besar daripada kesalahannya. Rahmat dan kasih karunia Tuhan adalah cukup untuk menyelamatkan jiwa Anda. Oleh sebab itu, jika selama ini Anda menolak mentaati Tuhan, janganlah menunggu-nunggu lagi. "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan" (22:16)!
CATATAN KHOTBAH
Sebuah khotbah yang menarik tentang Ananias dapat dikhotbahkan. Satu judul yang baik mungkin berbunyi "Seorang Murid Tertentu" (9:10). Dapat pula dicatat bahwa sejauh yang tercatat, Ananias "hanya seorang anggota biasa" dari gereja di Damsyik, namun begitu ia telah memberikan dirinya untuk dipakai oleh Allah dalam cara yang menakjubkan.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
2 Melissa Prichard...
Catatan Akhir:
- 1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
- 2 Melissa Prichard Lester, "The Courage to Convert," Christian Woman 11 (March/April 1995): 64.
- 3 Roy Ratcliff, "The Baptism of Jeffrey Dahmer," Christian Woman 11 (March/April 1995): 16.
- 4 Lester, 64.
- 5 Ia buta, ia sesat, dan tidak tahu apa yang akan diperbuat. "Ditinggalkan dalam kegelapan" dapat menjadi satu bahasa kiasan yang artinya "ditinggalkan dalam ketidak-tahuan." Satu-satunya "pencerahan" yang Saulus miliki selama tiga hari itu adalah suatu penglihatan yang memberitahu dia bahwa Ananias akan datang (9:12).
- 6 Beberapa orang mengatakan bahwa tiga hari kegelapan itu bagaimanapun juga merupakan suatu hukuman, "untuk memberi waktu kepada Saulus merenungkan dosa-dosanya." Sudah tentu selama tiga hari itu Saulus menderita, namun untuk mengatakan bahwa itu merupakan tujuan utama dari penundaan itu kelihatannya tidak sejalan dengan kemurahan Allah.
- 7 Lihat catatan tentang 9:21.
- 8 Saya memakai istilah "penginjil" dalam pengertian bahwa Ananias menyampaikan berita dari Tuhan kepada Saulus. Tidak ada petunjuk bahwa Ananias adalah seorang penginjil tetap.
- 9 Nama "Ananias" artinya "Yehovah Pengasih," julukan yang tepat bagi seseorang yang bertugas menyampaikan kasih karunia Allah kepada Saulus.
- 10 Lihat ayat 15.
- 11 Ia sudah menjadi seorang Yahudi yang baik sebelum berubah ke agama Kristen dan tetap dihormati oleh orang-orang Yahudi. Mungkin ia dipilih karena penghormatan orang-orang Yahudi terhadap dia akan memberikan kepercayaan yang lebih besar terhadap kesaksiannya kepada masyarakat Yahudi tentang perubahan hidup Saulus.
- 12 Komentar ini disadur dari pelajaran Rick Atchley, "From Bother to Brother," yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 15 September 1985.
- 13 Ini merupakan kali pertama kata "orang-orang kudus" digunakan dalam kitab Kisah untuk mengacukan umat Kristen (lihat juga Kisah 9:32, 41; 26:10). Lihat "Orang Kudus" dalam Daftar Kata.
- 14 Karena Ananias hanya "mendengar" tentang apa yang Saulus telah perbuat di Yerusalem, maka tampaknya ia bukan salah seorang yang dipencarkan dalam Kisah 8. Mungkin hidupnya dirubah oleh orang-orang yang dipencarkan itu.
- 15 Para pakar telah lama memikirkan bagaimana Ananias mengetahui hal ini. Beberapa orang berteori bahwa beberapa pelari Kristen mendahului Saulus dan rombongannya tiba di Damsyik. Ingatlah bahwa beberapa hari telah berlalu sejak Saulus masuk ke Damsyik. Setiap orang di kota itu membicarakan Saulus dan rencana misinya (simaklah ayat 21).
- 16 Kata Yunani yang diterjemahkan "alat" artinya "wadah/bejana" (lihat KJV) dan mengacu kepada wadah yang berharga (Saulus) untuk isi yang berharga (injil). Paulus belakangan menyadur kiasan ini, menggambarkan dirinya dalam peranan yang lebih bersahaja (2Korintus 4:7).
- 17 Ini merupakan kali pertama bangsa non-Yahudi secara khusus disebut dalam teks sebagai bagian dari rencana Allah. Bagaimanapun, secara kronologis 26:17 merupakan yang pertama kali terjadi, akibatnya catatan saya tentang bangsa non-Yahudi muncul lebih awal, bersama dengan pembahasan tentang 26:17.
- 18 The Agony and the Ecstasy adalah judul sebuah novel tentang kehidupan Michelangelo yang ditulis oleh Irving Stone.
- 19 Kisah 25:11, 12. Pada saat itu Nero adalah Kaisar yang sedang bertakhta. Kitab Kisah berakhir sebelum Paulus diadili oleh Nero, namun kita tahu hal ini terjadi karena janji Tuhan kepada Paulus (27:23, 24).
- 20 Yesus tidak mengetengahkan gambaran palsu tentang apa yang Saulus bisa harapkan jika ia memutuskan untuk menerima tantangan Tuhan. Kita juga tidak boleh mengarahkan para bakal calon orang Kristen untuk percaya bahwa mereka tidak akan menemui persoalan jika mereka menerima Kristus (simaklah 14:22). Untuk melihat sebagian penggenapan perkataan Yesus mengenai penderitaan Saulus, lihatlah 2Korintus 11:23-28.
- 21 Tidak perlu berspekulasi tentang "bagaimana Ananias menerima kemampuan untuk menyembuhkan." Ini bukanlah suatu mujizat penyembuhan fisik. Kebutaan itu sendiri adalah supernatural, begitu juga dengan pemulihan penglihatannya. Dalam segala hal yang Ananias lakukan dan katakan, ia adalah wakil Tuhan. Seakan-akan Yesus sendirilah yang berbicara dan berbuat.
- 22 Istilah "saudara" tidak membuktikan Saulus sudah selamat. Bagi orang Yahudi (bahkan Yahudi Kristen) adalah hal biasa untuk memanggil sesama orang Yahudi (bahkan orang Yahudi non-Kristen) sebagai "saudara" (22:1). Bagaimanapun, istilah "saudara" yang penuh kasih sayang bisa menunjukkan suatu perubahan hati di pihak Ananias.
- 23 Ungkapan "seolah-olah selaput" "gugur" menunjukkan bahwa sesuatu yang terjadi itu dapat dilihat oleh orang-orang yang hadir ketika Saulus dapat melihat kembali.
- 24 Ini menganggap perkataan itu memang diucapkan oleh Yesus di jalan itu. Lihat catatan tentang 26:16-18.
- 25 "Yang Benar" merupakan acuan kepada Yesus (3:14; 7:52).
- 26 Ananias tidak secara khusus menyebut bangsa non-Yahudi, namun istilah itu tercakup dalam "semua orang."
- 27 Ungkapan "menjadi saksi ... tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar" merupakan penggambaran alkitabiah paling baik tentang makna utama dari kata "saksi".
- 28 "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Beberapa cara dimana hal ini dinyatakan pada saat upacara baptisan adalah (1) pengakuan nama-Nya sebelum baptisan dan (2) menyeru nama-Nya pada saat baptisan. Kita harus terus "menyeru nama-Nya" setelah dibaptiskan (lihat gambaran tentang orang Kristen dalam 9:14; lihat juga Matius 10:32, 33).
- 29 Bahwa Saulus telah bertobat dari dosa-dosanya dibuktikan oleh kesedihannya yang saleh selama tiga hari.
- 30 Yang disebut dengan "doa orang berdosa," doa yang tidak dikenal dalam Kitab Suci, adalah doa meminta pengampunan dari Allah yang didasarkan pada pengakuan Yesus sebagai Juruselamat. Doa itu diciptakan oleh manusia, bukan oleh Allah.
- 31 Beberapa orang berpendapat bahwa orang dapat dibaptis dengan air yang dipercikkan atau dituang di atas kepalanya. Jika benar begitu, Saulus juga sudah dalam posisi tubuh yang sempurna untuk hal itu, namun Ananias berkata, "Bangunlah, dan beri dirimu dibaptis." Saulus harus bangkit berdiri dan pergi ke suatu tempat untuk dibaptis-sebab kata "dibaptis" artinya"dibenamkan."
- 32 Seorang sahabat saya mengatakan bahwa ia telah bekerja dengan banyak orang yang lebih baik mati daripada mengaku bersalah.
- 33 Band. 2Raja-Raja 5:12. Banyak kolam air yang cocok tersedia juga di situ.
- 34 "Dipenuhi dengan" artinya "dikendalikan oleh." Kata itu dapat digunakan dalam pengertian mujizatiah atau non-mujizatiah (Efesus 5:18). Pada poin tertentu, Saulus/ Paulus telah "dipenuhi dengan Roh" dalam pengertian mujizatiah. Kita tidak dapat mengatakan apakah Saulus menerima kemampuan mujizatiah atau tidak pada saat Ananias mendatangi dia, namun ia pasti telah menerima Roh sebagai karunia ketika ia dibaptis. Lebih aman bagi kita untuk mengatakan bahwa menetapnya Roh merupakan apa yang ada dalam pikiran Ananias saat ia berbicara mengenai Saulus yang "dipenuhi dengan Roh."
- 35 Tukang kebun membasmi rumput liar supaya bunga-bunga dapat tumbuh, dan kita berusaha menghalau kegelapan supaya timbul terang.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PELBAGAI RINTANGAN BAGI ORANG KRISTEN BARU (Kis 9:19-31; 22:17-21)
Rasul Paulus sering membandingkan kehidupan Kristiani dengan suatu perlombaan (1Ko...
PELBAGAI RINTANGAN BAGI ORANG KRISTEN BARU (Kis 9:19-31; 22:17-21)
Rasul Paulus sering membandingkan kehidupan Kristiani dengan suatu perlombaan (1Korintus 9:24-27; 2Timotius 4:7, 8). Bagi beberapa orang, kehidupan Kristiani bagaikan lomba lari cepat; orang-orang itu mampu berlari dengan kecepatan penuh di sepanjang lintasan. Bagi kebanyakan dari kita, kehidupan Kristiani adalah lomba maraton, suatu perlombaan daya tahan. Bagaimanapun, perlombaan yang Paulus hadapi lebih menyerupai lomba lari lintas gawang tinggi. Begitu ia keluar dari air baptisan, ia punya pelbagai rintangan yang harus disingkirkan, pelbagai hambatan yang harus diatasi. Dalam pelajaran ini, kita akan melanjutkan kajian kita tentang pelayanan mula-mula Paulus. Sambil melakukan hal itu, kita akan memperhatikan beberapa rintangan yang Paulus hadapi. Karena tantangannya itu serupa dengan tantangan yang dihadapi juga oleh para bayi dalam Kristus, maka kita ingin secara khusus melihat bagaimana dia mengatasi pelbagai rintangan tersebut.
RINTANGAN KEGAGALAN (Kis 9:19-22)
Bagi orang tua, salah satu saat paling menggembirakan adalah ketika anak mereka mulai dapat melangkahkan kakinya untuk pertama kali. Ia melangkah selangkah, lalu jatuh. Belakangan, ia mencoba kembali. Setelah melangkah dua langkah, sekali lagi ia tersungkur ke tanah. Sedikit demi sedikit ia melangkah dua langkah sebelum terjatuh lagi, kemudian tiga langkah, kemudian makin bertambah banyak. Saya senang menonton filem keluarga yang berisi rekaman langkah-langkah awal anak perempuan kami nomor dua, Debbie. Sebenarnya Debbie tidak belajar jalan biasa tetapi belajar lari. (Sampai kini ia masih belum bisa memperlambat gerakannya!) Bagaimanapun, dalam filem itu Debbie beberapa kali jatuh terguling selagi ia berjalan tertatih-tatih. Renungkanlah ini: Bagaimana jika Debbie tidak bangkit lagi setelah mencoba melangkah dua atau tiga kali? Sekarang ini kami tentunya akan memiliki seorang anak perempuan dewasa yang harus digotong-gotong ke sana ke mari ! Para bayi dalam Kristus harus belajar berjalan sebagaimana yang para bayi lakukan—dan mereka juga akan masih sering tersandung dan jatuh, bahkan mungkin akan lebih sering dibandingkan bayi-bayi lain mana saja. Pertanyaannya bukanlah "Akankah orang Kristen baru kadang-kadang gagal menjalani kehidupan dan pelayanan Kristiani yang idealis?" Kitab Suci dan pengalaman kita memberitahukan bahwa mereka akan gagal. Pertanyaan yang penting adalah "ketika mereka jatuh, akankah mereka bangkit lagi dan terus berusaha?"
Saulus kelihatannya memandang pelbagai upaya awalnya di Damsyik dan Yerusalem sebagai kegagalan. Belakangan ia menulis bahwa pelarian dia dari Damsyik pada tengah malam sebagai contoh kelemahan (2Korintus 11:30, 32, 33). Ketika belakangan ia berbicara tentang pelariannya dari Yerusalem, ia menunjukkan bahwa ia pergi dengan berat hati (Kisah 22:17-21). Namun begitu, Saulus mampu menyingkirkan rintangan kegagalan itu melalui iman. Ia tidak menyerah, ia memperbaiki diri dan berusaha lagi.
Sambil Anda memulai kehidupan Kristiani Anda, belajarlah dari Saulus: Jangan biarkan kegagalan menjadi faktor penentu. Bila Anda jatuh, bangkitlah1dan berusaha lagi. Itulah satu-satunya cara belajar jalan. Menyerah dan berdiam diri mungkin akan lebih aman, namun tindakan itu akan melumpuhkan rohani Anda, dan Anda akan selalu bergantung pada orang lain!2
Baru-baru ini saya dan isteri saya meluangkan waktu di Brasov, Romania. Saya terkesan dengan kemajuan orang-orang Kristen baru di situ. Dalam pelayanan ibadah mereka, hampir setiap anak muda membaca Kitab Suci, memimpin doa, memimpin pujian, atau memberi ceramah singkat. Para pemuda Kristen ini belum tiba pada titik "bermain aman" dan berusaha untuk tidak dipermalukan. Mereka bertumbuh dengan mencoba-coba —termasuk membuat pelbagai kesalahan.
RINTANGAN PENGANIAYAAN (Kis 9:23-25).
Dalam pelajaran kita sebelumnya kita telah melihat bahwa setelah dibaptis Saulus mulai memberitakan injil di dalam pelbagai sinagoga di Damsyik. Kita juga telah pelajari bahwa pada suatu ketika ia pergi ke daerah gurun pasir Arab. Setelah pulang dari Arab, ia mulai lagi memberitakan injil di Damsyik. "Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus" (ay. 23). Karena tidak dapat menaklukkan lidah Saulus dengan argumentasi, maka mereka berusaha menaklukkannya dengan kematian.3
Seseorang pernah berkata bahwa "kemartiran adalah cara dunia untuk menghancurkan bukti."4 Ayat 24 berkata, "Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus.5Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia." Dalam tulisannya kepada jemaat Korintus, Paulus menambahkan tulisan yang membingungkan ini: "Di Damsyik wali negeri6[bawahan] raja Aretas7menyuruh mengawal kota orang-orang Damsyik untuk menangkap aku"
(2Korintus 11:32). Saya katakan membingungkan sebab, pertama kita tidak tahu otoritas apa yang dimiliki raja Arab Aretas di Damsyik, yang biasanya dikontrol oleh bangsa Romawi.8Namun begitu, yang lebih membingungkan adalah fakta bahwa orang Yahudi dan orang Arab tampaknya bekerja sama dalam upaya mereka membunuh Saulus! Kerja sama orang Yahudi dan orang Arab tidaklah lazim9baik dahulu maupun sekarang! Mungkin orang-orang Yahudi di Damsyik itu memiliki pengaruh politik yang sangat kuat;10mungkin baik orang Yahudi maupun orang Arab sama-sama memandang Saulus sebagai ancaman.11Apapun alasannya, semua sumber daya di Damsyik telah dikerahkan dalam upaya membunuh satu orang! Kisah pelarian Saulus merupakan salah satu kisah terbaik dalam Perjanjian Baru: "Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya12mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang" (Kisah 9:25). Belakangan Paulus menulis, "Dalam sebuah keranjang13aku diturunkan dari sebuah tingkap ke luar tembok kota" (2Korintus 11:33). Pada masa itu, membangun apartemen yang menempel dengan tembok kota adalah hal biasa (Yosua 2:15). Saya dapat membayangkan Saulus dikelilingi oleh para sahabat, yang berjubel dalam salah satu apartemen, ketika mereka dengan nada pelan tapi mendesak sedang membahas apa yang mereka harus perbuat. Akhirnya, seseorang meninggalkan ruangan dan kembali lagi dengan tali yang kuat tergulung di salah satu pundaknya, sambil membawa satu keranjang besar. Setelah isi keranjang itu dikeluarkan, ia berkata kepada Saulus, "Cobalah, apakah [keranjang ini] cukup besar!" Dalam beberapa menit kemudian Saulus diturunkan dari jendela ke dalam kegelapan malam. Saya dapat melihat tubuhnya terayun-ayun ke sana ke mari dalam kegelapan itu, terus-terusan menghantam dinding, dan akhirnya terlontar ke luar ketika keranjang itu menghantam tanah.
Ketika saya masih muda, saya menganggap pelarian Paulus sebagai petualangan yang menyenangkan. Bagi Paulus hal itu tidak menyenangkan, tetapi memalukan— cara yang paling hina yang pernah dilakukan orang dewasa untuk keluar dari kota! 14Pada awalnya ia berencana masuk ke kota Damsyik dengan pamer kekuasaan dan meninggalkannya dengan pamer kekuatan (dengan menyeret orang-orang Kristen terbelenggu yang menangis). Sebaliknya, ia masuk ke kota itu seperti seorang pengemis buta, dan sekarang ia meninggalkan kota itu seperti seorang tawanan yang diselundupkan!
Kalau saya jadi Saulus, setelah keluar dari kota, saya akan mencari tempat sepi untuk menyembunyikan diri sampai kemarahan mereka reda. Sebaliknya, Saulus malahan berangkat ke arah selatan menuju suatu kota yang penduduknya lebih membenci dia daripada penduduk Damsyik; ia menuju Yerusalem. Saulus menyingkirkan rintangan penganiayaan dengan ketekunan. Yesus memuji mereka "yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan" (Lukas 8:15).
Menjadi orang Kristen akan menjadi berkat bagi hidup Anda, baik sekarang maupun di akhirat nanti—namun itu tidak berarti kehidupan Kristiani adalah mudah. Dalam kehidupan Kristiani Anda, beberapa orang bahkan ada yang ingin mematahkan semangat Anda, berusaha menjegal Anda atau menjatuhkan Anda! Jika itu terjadi, ingatlah: "Iblis tidak ambil pusing terhadap orang yang tidak bernilai!" Seorang teman terlintas dalam pikiran saya. 15Sewaktu saya membaptis orang muda ini, ia begitu gembira dan menyangka semua orang yang mengenal dia akan ikut senang juga; namun teman-temannya menganggap dia gila, dan keluarganya merasa terhina. Ia berusaha mengkristenkan setiap orang yang ia kenal, mengira semua orang akan menerima ajaran Perjanjian Baru—namun nyatanya mereka tidak mau. Setiap kali orang muda ini dijatuhkan oleh orang lain, ia bangkit dan berusaha lagi. Karena ketekunannya itu, sekarang ini ia punya pengaruh yang tidak pernah sirna dalam jemaat dimana ia menjadi anggota aktif!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:19-31; 22:17-21)
Saulus tidak menemukan kehidupan Kristiani sebagai kehidupan yang mudah, tetapi ia juga tidak menemukan kehidupan ...
KESIMPULAN (KIS 9:19-31; 22:17-21)
Saulus tidak menemukan kehidupan Kristiani sebagai kehidupan yang mudah, tetapi ia juga tidak menemukan kehidupan itu sebagai kehidupan yang mustahil. Ia menemukan bahwa ia dapat meloncati rintangan apa saja dengan pertolongan Tuhan (Filipi 4:13)! Begitu juga kita. Jika kita berbuat sama, di penghujung hidup kita, ketika perlombaan bagi kita telah selesai, maka Tuhan menanti kita dengan mahkota kemenangan. Sebagaimana belakangan dikatakan oleh rasul itu, "Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya" (2Timotius 4:8).
Pasal 9 berakhir dengan salah satu laporan kemajuan yang biasa Lukas selipkan ke dalam kitab itu: "Selama beberapa waktu jemaat45di seluruh Yudea, Galilea46dan Samaria berada dalam keadaan damai. 47Jemaat itu dibangun 48dan hidup dalam takut akan Tuhan. 49 Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan ["dorongan"; NIV] Roh Kudus"50(9:31).
Kata-kata Lukas itu mengacu kepada gereja secara keseluruhan, namun gereja itu sendiri terdiri dari kumpulan orang seperti Anda. Kita tidak akan menyalahgunakan teks ini untuk mengatakan bahwa jika Anda mempelajari pelbagai pelajaran yang terdapat dalam kehidupan mula-mula Saulus sebagai orang Kristen,51maka secara pribadi Anda akan menikmati kedamaian dan akan terbangun secara rohani! Sambil Anda terus berada dalam "takut akan Tuhan dan dalam pertolongan dan penghiburan Roh Kudus," Anda pasti akan bertumbuh sebagai seorang anak Allah! Saya sungguh-sungguh berdoa semoga Anda akan melakukan hal itu!
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Gagasan tentang adanya rintangan/lintas gawang itu sendiri membawa kita kepada penyajian secara visual. Gambarlah beberapa gawang dalam sebuah lintasan lomba. Beri label "gagal," "penganiayaan," "masa lalu," "kedegilan," dan "kekecewaan" pada rintangan-rintangan tersebut. Lalu gambar juga seorang pelari yang melompati gawang-gawang itu satu persatu ("gambar orang" sederhana [seperti simbol di WC umum], atau seperti gambar yang digambar seorang anak, akan memadai). Tulislah bagaimana Saulus melintasi setiap gawang itu: Saulus melintasi gawang kegagalan dengan iman, gawang penganiayaan dengan ketekunan , gawang masa lalu dengan kesabaran , gawang kedegilan dengan ketundukkan, dan gawang kekecewaan dengan kesetiaan.
CATATAN KHOTBAH
Kisah 9:31 dapat digunakan sebagai bahan khotbah secara tekstual tentang "Tujuan bagi [nama jemaat lokal]": (1) Ketenangan ("jemaat ... dalam keadaan damai"); (2) Kesegaran ("dibangun"); (3) Kehormatan ("hidup dalam takut akan Tuhan"); (4) Kepemilikan ("oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus"); dan (5) Keberhasilan ("jumlahnya makin bertambah besar"). Tiga dari lima poin ini diambil dari C. Bruce White, "The Strength of the Early Church," The Preacher’s Periodical (kini Truth for Today), March 1987.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat catatan tentang 8:22, 24.
2 Lihat 1Korintus 3:1, 2; Ibrani 5:12-14. Nas-nas itu juga menyiratkan bahwa orang Kristen yang...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat catatan tentang 8:22, 24.
- 2 Lihat 1Korintus 3:1, 2; Ibrani 5:12-14. Nas-nas itu juga menyiratkan bahwa orang Kristen yang tidak pernah dewasa bisa hilang!
- 3 Mereka telah berusaha melakukan yang sama terhadap Yesus dan Stefanus.
- 4 Ini dikutip oleh Rick Atchley, "A Man Without a Congregation," Khotbah yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 22 September 1985.
- 5 Ini hal yang sering menimpa Paulus (14:4-6; 23:12-22). Umumnya orang-orang itu, bahkan yang bukan orang Kristen sekalipun, mengasihi Paulus atau membenci dia. Ia sering mempunyai teman-teman non-Kristen yang peduli terhadap keselamatan dia (19:31). Dalam semuanya ini, kita melihat adanya penyediaan Allah dalam melindungi Paulus. 6"Wali negeri" adalah wakil pribadi Raja Aretas di Damsyik. Kita tidak tahu berapa besar kekuasaannya. Para penerjemah KJV dan NIV beranggapan bahwa orang ini adalah "gubernur" kota.
- 7 Raja Aretas IV memerintah atas kerajaan Arab Nabatea-"Tanah Arab" tempat Saulus menetap untuk beberapa lama.
- 8 Damsyik kemungkinan dikontrol oleh Aretas untuk sementara (selama periode ini tidak ditemukan adanya koin Romawi). Kekuatan Arab itu kemungkinan berada di luar kota, menjaga pintu-pintu gerbang (Letak Damsyik berdekatan dengan tepi gurun Arab). Upaya wali negeri itu mungkin bersifat pribadi dan terbatas pada apa yang dapat dilakukan oleh jumlah penduduk Arab [yang amat banyak] dalam kota itu.
- 9 Kedua kelompok orang itu saling membenci karena pelbagai alasan. Beberapa tahun kemudian (66 M.), orang Arab Nabatea membunuh lebih 10,000 orang Yahudi di Damsyik!
- 10 Kelompok orang Yahudi yang hidup di Damsyik adalah besar .
- 11 Di Damsyik Saulus menimbulkan kerusuhan lewat pemberitaannya; mungkin ia juga menimbulkan kerusuhan ketika tinggal di tanah Arab!
- 12 "Murid-muridnya" merupakan istilah yang tidak lazim. Apapun alasan lainnya, istilah itu menunjukkan bahwa Saulus telah mencapai beberapa keberhasilan dalam mengkristenkan banyak orang di Damsyik. Tentunya Paulus tidak pernah mendorong siapa saja untuk beranggapan bahwa mereka itu adalah pengikut dia; sebaliknya, ia selalu mengarahkan manusia kepada Yesus (1Korintus 1:12, 13).
- 13 Dalam kedua kisah ini digunakan dua kata Yunani yang berbeda untuk "keranjang." Kata yang dipakai dalam Kisah 9 mengacu kepada keranjang besar yang dipakai untuk penyimpanan (Matius 15:37; Markus 8:8). Kata yang dipakai dalam 2 Korintus 11 sering diacu sebagai sebuah jaring. Ini dapat berarti bahwa keranjang yang dipakai adalah anyaman yang agak longgar atau keranjang itu digantung dalam sebuah jaring sebagai pengamanan tambahan.
- 14 Ingatlah bahwa ia mengutip peristiwa ini sebagai suatu contoh kelemahan dia (2Korintus 11:30-33).
- 15 Kasus-kasus serupa pernah terjadi dalam banyak jemaat. Satu contoh setempat dapat dipakai untuk menggantikan contoh milik saya ini.
- 16 Galatia 1:18. Orang Yahudi menghitung penggalan tahun sebagai keseluruhan tahun. "Tiga tahun" dalam hitungan Yahudi akan terdiri dari sisa waktu dari tahun ketika Saulus pergi ke Damsyik, satu tahun berikutnya, ditambah dengan apa yang terjadi pada tahun ketika ia melarikan diri dari Damsyik.
- 17 Karena tiga tahun sebelumnya murid-murid itu telah diusir dari Yerusalem (8:1), lalu siapakah murid-murid ini? Beberapa murid mungkin ada yang tidak meninggalkan Yerusalem (lihat catatan tentang 8:1) dan beberapa murid mungkin telah kembali lagi. (Beberapanya bisa juga para mualaf baru, namun kata "takut" menunjukkan bahwa kebanyakan adalah bagian dari mereka yang dahulunya pernah dianiaya oleh Saulus.) Karena "semua" murid tidak percaya kepada Saulus, ini kemungkinan mencakup juga para rasul.
- 18 Karena Saulus telah merubah hidupnya tiga tahun sebelumnya, beberapa orang bertanya-tanya bagaimana bisa umat Kristen di Yerusalem tidak mengetahui tentang perubahan hidupnya itu. Kemungkinan ada banyak faktor penyebab: (1) Komunikasi di masa itu tidak sebaik sekarang. (2) Jika Aretas IV pada masa itu memang mengontrol Damsyik (sebuah kemungkinan sebagaimana ditulis dalam catatan akhir sebelumnya), maka hubungan antara Damsyik dan Yerusalem selama itu adalah rendah. (3) "Lenyapnya" Saulus ke tanah Arab untuk waktu yang lama mungkin telah menimbulkan kecurigaan. Bagaimanapun, faktor yang terpenting adalah bahwa Saulus telah sangat dalam melukai murid-murid di Yerusalem, sehingga sulit bagi mereka untuk mempercayai apa saja yang ia katakan.
- 19 Burton Coffman, Commentary on Acts (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1976), 190.
- 20 Ini merupakan yang terakhir kalinya dalam kitab Kisah dimana hanya para rasul saja yang dikatakan sebagai pemimpin gereja di Yerusalem. Menurut pernyataan agung Paulus dalam Galatia 1:18-20, satu-satunya rasul yang ada di Yerusalem pada waktu itu adalah Petrus (yang lainnya mungkin sedang dalam perjalanan memberitakan injil). Lain dari itu, satu-satunya pemimpin yang ada dalam kota itu adalah Yakobus, saudara tiri Tuhan (Galatia 1:19). Bagaimanakah kisah ini dapat diselaraskan dengan pernyataan Lukas bahwa Saulus dibawa "kepada para rasul"? Mungkin Lukas menganggap Petrus sebagai wakil dari semua rasul, atau mungkin ia memakai kata "para rasul" dalam pengertian yang lebih luas daripada Kedua belas rasul itu (seperti yang ia tulis dalam 14:4, 14) dan menyertakan Yakobus. Ingatlah bahwa makna kata "rasul" adalah "orang yang diutus" dan dapat dipakai dalam pengertian umum ("orang yang diberi tugas oleh gereja," dll.) maupun dalam pengertian khusus untuk "Kedua belas dan Paulus."
- 21 Telah ditekankan bahwa Saulus bukan saja telah mendengar Yesus; ia juga telah melihat Yesus.
- 22 Lihat peta seri dalam pelajaran ini. Tarsus adalah kota penting. Barnabas bisa saja telah berkali-kali pergi dari Siprus ke Tarsus.
- 23 Barnabas bisa saja telah diutus oleh gereja sebagaimana belakangan ia diutus ke Antiokhia (11:22), atau bisa saja secara pribadi ia pergi ke Damsyik.
- 24 Saran lain yang telah diberikan adalah bahwa Barnabas telah mengetahui tentang Saulus secara mujizatiah (berdasarkan 13:1, Barnabas adalah seorang nabi dan/atau seorang guru yang terilham). Bagaimanapun, jika benar begitu, mengapakah para rasul tidak memakai kekuatan mereka untuk memperoleh informasi yang sama?
- 25 Jika kitab Ibrani diikut-sertakan, maka kita memiliki empat belas kitab yang ditulis oleh Paulus.
- 26 Dalam Galatia 1:22, 23 Paulus menyatakan bahwa pada saat itu ia "tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea." Yang dimaksud "jemaat-jemaat Kristus di Yudea" adalah semua jemaat di Yudea tidak termasuk jemaat yang ada di Yerusalem. Persinggahan singkat Paulus (hanya lima belas hari) tidak memberi dia waktu untuk memberitakan injil di luar Yerusalem.
- 27 Hal ini tersirat dalam fakta bahwa "Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani."
- 28 Saulus mungkin pernah bertemu Stefanus di situ untuk pertama kalinya (lihat catatan tentang 6:9, 10).
- 29 NIV menulis "berdebat," yang lebih saya sukai.
- 30 Orang yang pernah menjadi bagian suatu pergerakan namun kemudian meninggalkan dan menentangnya, orang itu biasanya lebih dibenci daripada orang-orang yang menentang pergerakan itu tetapi tidak pernah menjadi bagian dari pergerakan tersebut. Pengalaman pribadi tentang sifat kasus ini boleh juga diceritakan untuk menggambarkan kebencian orang-orang Yahudi Helenistik terhadap Saulus.
- 31 Lihat peta dan juga catatan tentang 10:1.
- 32 Lihat peta dan juga catatan tentang Tarsus.
- 33 Banyak orang mengkaitkan kejadian ini dengan kunjungan Saulus ke Yerusalem seperti yang tercatat dalam 11:27-30; 12:25, namun kita tidak punya catatan tentang penginjilan Saulus di Yerusalem pada kunjungan tersebut, juga tidak ada petunjuk bahwa pada kesempatan itu ia harus meninggalkan kota itu dengan tiba-tiba. Karena kisah di 22:17-21 bagi saya tampak sangat cocok sekali dengan 9:29, 30, maka saya menyertakannya di sini.
- 34 Lihat catatan tentang 21:26 pada edisi akan datang.
- 35 Lihat catatan tentang 10:10.
- 36 Paulus tidak pernah membiarkan ancaman mati mencegah dia melakukan apa yang ia anggap benar (band. 20:24). Mengenai mati "sebagaimana Stefanus mati," lihat 2Timotius 4:16b untuk pernyataan yang serupa dengan yang Stefanus katakan ketika ia mati.
- 37 Adegan ini pasti begitu traumatis ketika Saulus, untuk pertama kalinya sejak perubahan hidupnya, bertemu dengan ayahnya-ayah yang telah membesarkan dia untuk menjadi seorang Farisi!
- 38 Ia mungkin berhasil mengkristenkan saudarinya; paling tidak saudarinya itu tidak mengucilkan dia sebagaimana para anggota keluarga lainnya (23:16). Beberapa orang juga menganggap Roma 16:7, 11, 21 mengacu kepada "sanak saudara" dalam daging (yaitu keluarga).
- 39 Lihat peta dalam seri pelajaran ini. Tarsus terletak di Kilikia, dan Siria berbatasan dengan Kilikia di timur. Pada masa itu Siria dan Kilikia merupakan satu provinsi kerajaan yang bersatu.
- 40 Setelah Petrus memberitakan injil kepada orang non-Yahudi pertama bersama dengan seluruh isi rumahnya (Kisah 10; band. 15:7-9), lalu yang lainnya juga menginjili orang-orang non-Yahudi di Antiokhia Siria (11:20). Ketika Saulus tiba di Antiokhia, ia mungkin menginjili orang-orang non-Yahudi untuk pertama kalinya (11:25, 26). Paling tidak, perkataan Petrus di 15:7-9 mencegah Saulus untuk menginjili orang-orang non-Yahudi selama sebagian besar, jika tidak semua, waktunya di Tarsus.
- 41 Ini merupakan pelajaran penting yang Paulus harus pelajari. Sebagaimana akan kita lihat nanti, rencana Paulus tidak selalu sejalan dengan rencana Tuhan, namun ia bersedia menunggu sampai Tuhan berkata "ya" sebelum ia memulainya.
- 42 2Korintus 11:23-25. 2 Korintus ditulis dari Makedonia di penghujung perjalanan misionari ketiga (lihat catatan tentang 20:1, 2 pada edisi akan datang) sekitar dua belas tahun setelah pelayanan Saulus di Tarsus.
- 43 Kapal karam dalam Kisah 27 terjadi setelah 2 Korintus ditulis.
- 44 Di daerah itu Saulus sudah tentu sama agresifnya seperti ketika ia dahulu berada di Damsyik, tanah Arab, dan Yerusalem-dan seperti ia nantinya dalam pelbagai perjalanan misionari. Tidak sulit untuk membayangkan Saulus terus-menerus bertentangan dengan para pemimpin keagamaan.
- 45 Di sini, beberapa naskah memiliki bentuk jamak kata "gereja" (lihat KJV), namun kebanyakan naskah yang lebih tua memiliki bentuk singular-sebuah pemakaian kata "gereja" yang tidak lazim dalam kitab Kisah. Meskipun dalam tiga provinsi terdapat beberapa gereja (Galatia 1:22), namun Lukas memandang semua umat Kristen di Palestina sebagai terdiri dari "[satu] gereja " di daerah itu.
- 46 Kita belum secara khusus menyinggung tentang penginjilan di Galilea. Penginjilan di situ mungkin dilakukan oleh murid-murid yang terpencar-pencar (8:1, 4).
- 47 NIV punya gagasan yang tepat saat mengatakan, "Kemudian Gereja ... menikmati masa damai." (Huruf miring oleh saya.) Setan tidak akan membiarkan gereja tanpa gangguan untuk waktu yang lama. Dalam konteks ini, pemikiran utamanya sepertinya adalah bahwa gereja "menikmati kedamaian" sebab sang kepala penganiaya telah dikristenkan. Kemungkinan juga ada petunjuk bahwa gereja itu menikmati kedamaian sebab Saulus telah meninggalkan tempat itu (meninggalkan orang-orang Yahudi Helenistik tanpa target).
- 48 Orang Kristen dibangun lewat Firman (20:32). Masa itu adalah masa damai, namun bukan masa untuk berpuas diri. "Mereka menggunakan kesempatan itu untuk memperbaiki dan menguatkan layar mereka sebelum badai selanjutnya mulai menerjang" (Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 [Wheaton, Ill.:Victor Books, 1989], 442).
- 4
- 9 Lihat Amsal Sulaiman 1:7; 9:10; 10:27; 14:27; Pengkhotbah 12:13.
- 5
- 0 Ini mungkin mengacu kepada penghiburan dan do rongan Roh Kudus yang tinggal di dalam diri setiap orang Kristen. Lihat "Apakah Yang Roh Kudus Lakukan?" pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian III." 5
- 1 Periksalah kembali pelbagai saran yang diberikan dalam pelajaran ini dan sebelumnya.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi