
Teks -- Kisah Para Rasul 20:28 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 20:28
Full Life: Kis 20:28 - JAGALAH SELURUH KAWANAN.
Nas : Kis 20:28
Untuk pembahasan nas klasik ini mengenai para penilik dalam gereja,
lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA.
Nas : Kis 20:28
Untuk pembahasan nas klasik ini mengenai para penilik dalam gereja,
lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA.
BIS -> Kis 20:28
kematian Anak-Nya sendiri: atau kematian-Nya sendiri.
Jerusalem: Kis 20:18-35 - -- Wejangan Paulus yang ketiga dalam Kisah para rasul. Wejangan pertama mencerminkan pewartaannya kepada orang-orang Yahudi, Kis 20:13; yang kedua mengga...
Wejangan Paulus yang ketiga dalam Kisah para rasul. Wejangan pertama mencerminkan pewartaannya kepada orang-orang Yahudi, Kis 20:13; yang kedua menggambarkan pewartaannya kepada orang-orang bukan Yahudi, Kis 20:17; sedang yang ketiga berupa nasehat pastoral. Paulus berbicara dengan pimpinan jemaat yang paling penting yang didirikannya. Ada banyak kesamaan antara wejangan ini dan surat-surat Paulus; jiwa dan semangatnya sesuai dengan jiwa dan semangat surat-surat pastoral. Setelah mengingatkan karyanya di Asia, Kis 20:18-21, dan menyinggung bahwa akan berpisah untuk selama-lamanya, barangkali karena mati, Kis 20:22-27, Paulus memberikan ajakannya yang terakhir kepada para pemimpin jemaat di Efesus (dan melalui mereka kepada semua pemimpin jemaat dan Gereja): mereka hendaknya berjaga-jaga, Kis 20:28-32; melayani dengan kasih dan tanpa mencari keuntungan sendiri, Kis 20:33-35. Ajakan-ajakan itu didukung oleh teladan Paulus sendiri yang dengan bagusnya dipaparkan dalam wejangan ini.

Jerusalem: Kis 20:28 - jemaat Allah Var: jemaat Tuhan. 1Pe 2:9-10 berkata tentang "umat kepunyaan Allah sendiri" (menurut Yes 43:21; bdk Kis 15:14+); ia dijadikan "jemaat Allah", Kis 5:1...
Var: jemaat Tuhan. 1Pe 2:9-10 berkata tentang "umat kepunyaan Allah sendiri" (menurut Yes 43:21; bdk Kis 15:14+); ia dijadikan "jemaat Allah", Kis 5:11+, sebuah ungkapan yang disukai Paulus, bdk 1Ko 1:2; 10:32; 11:22, dll

Jerusalem: Kis 20:28 - dengan darah anakNya sendiri Harafiah: dengan darahNya sendiri. Ungkapan yang rupa-rupanya mengenai Allah ini sukar dimengerti. Karenanya dalam beberapa naskah terdapat: (jemaat T...
Harafiah: dengan darahNya sendiri. Ungkapan yang rupa-rupanya mengenai Allah ini sukar dimengerti. Karenanya dalam beberapa naskah terdapat: (jemaat Tuhan=Kristus yang diperolehNya) dengan darahNya sendiri. Tetapi naskah-naskah itu jelas mau menghilangkan kesulitan. Dapat dikatakan: Kata "idiou" (=Nya sendiri) di sini berarti: AnakNya sendiri (seperti dimengerti terjemahan Indonesia ini), atau: diam-diam pikiran tergeser dari karya Allah kepada karya Anak, yang memang sangat erat tergabung, bdk Rom 8:31-39. Mengenai pikiran yang terungkap, bdk Efe 5:25-27; Ibr 9:12-14; 13:12.
Ende -> Kis 20:28
Ende: Kis 20:28 - Pemimpin Kata asli "episkopos" sebenarnja berarti pengawas.
Gelaran itu dalam bahasa kita mendjelma mendjadi "uskup". Tetapi tidak tentu,
apakah para pemimpin ...
Kata asli "episkopos" sebenarnja berarti pengawas.
Gelaran itu dalam bahasa kita mendjelma mendjadi "uskup". Tetapi tidak tentu, apakah para pemimpin jang bergelar episkopos itu menerima tahbisan jang pada pokoknja sama dengan tahbisan uskup jang kita kenal. Dalam Kis 21:17 mereka disebut "presbyteri", artinja orang tua-tua. Kita tahu bahwa mereka ini dilantik dengan peletakkan tangan rasul-rasul atas mereka, jang barangkali merupakan Sakramen Imamat.
Ref. Silang FULL -> Kis 20:28
Ref. Silang FULL: Kis 20:28 - seluruh kawanan // menjadi penilik // jemaat Allah // yang diperoleh-Nya // dengan darah · seluruh kawanan: Kis 20:29; Yoh 21:16; Yoh 21:16
· menjadi penilik: 1Tim 3:1; 1Tim 3:1
· jemaat Allah: 1Kor 10:32; 1Kor 10:32
&...

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe: Kis 13:1--21:17 - -- IV. Perluasan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (13:1-21:17)
Pasal 13 membawa kita ke bagian separuh kedua dari kitab Kisah Para Rasul. Di bagian separu...
IV. Perluasan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (13:1-21:17)
Pasal 13 membawa kita ke bagian separuh kedua dari kitab Kisah Para Rasul. Di bagian separuh pertama. Yerusalem merupakan pusat cerita dan tema utamanya ialah perluasan gereja dari Yerusalem ke seluruh Palestina. Sekarang Yerusalem terdesak ke belakang, dan Antiokhia menjadi pusat cerita karena Antiokhia menyokong perluasan gereja di Asia dan Eropa. Perluasan ini dilaksanakan dengan tiga perjalanan misi oleh Paulus, masing-masing dimulai dan diakhiri di Antiokhia.

Wycliffe: Kis 18:23--21:17 - -- D. Misi Ketiga: Asia Kecil dan Eropa (18:23-21:17).
Paulus kembali ke Asia untuk melakukan apa yang kita namakan perjalanan pemberitaan Injil yang ke...
D. Misi Ketiga: Asia Kecil dan Eropa (18:23-21:17).
Paulus kembali ke Asia untuk melakukan apa yang kita namakan perjalanan pemberitaan Injil yang ketika, dengan melewati terlebih dahulu wilayah Frigia-Galatia. yang telah dikunjungi sebelumnya pada saat perjalanan pemberitaan Injil yang kedua (16:6).

Wycliffe: Kis 20:18-35 - para penatua jemaat // penatua // penilik // Penatua // memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah // memberitakan Kerajaan Allah // Kerajaan Allah 18-35. Khotbah yang disampaikan Paulus kepada para penatua jemaat dari Efesus sangat penting sebab mencerminkan kesederhanaan organisasi gereja mula-m...
18-35. Khotbah yang disampaikan Paulus kepada para penatua jemaat dari Efesus sangat penting sebab mencerminkan kesederhanaan organisasi gereja mula-mula. Lukas menyebut para pemimpin dari gereja di Efesus itu penatua atau presbyter (ay. 17), sedangkan Paulus menyebut mereka penilik (ay. 28). Istilah ini di dalam bahasa aslinya adalah episcopoi yang kemudian diterjemahkan dengan "penilik jemaat" (Flp. 1:1; I Tim. 3:1, 2; Tit. 1:7). Penatua mempunyai latar belakang Yahudi, sedangkan penilik berlatar belakang Yunani. Jelas bahwa kedua istilah ini mengacu kepada jabatan yang sama. Baru kemudian penilik, atau uskup, menjadi pemimpin yang berbeda dengan penatua. Paulus merangkum pelayanannya di Efesus dengan mengatakan bahwa dia telah memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah (ay. 24), memberitakan Kerajaan Allah (ay. 25), yaitu dua ungkapan yang artinya sama dan dapat dipertukartempatkan. Di dalam Kisah Para Rasul biasanya Kerajaan Allah mengacu kepada alam keselamatan pada akhir zaman (14:22). Tetapi di dalam bagian ini, Kerajaan Allah merupakan rangkuman dari seluruh pemberitaan Paulus di Efesus dan mengacu pada berkat-berkat penebusan di dalam Kristus yang dapat dinikmati saat ini.

Wycliffe: Kis 20:28 - jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah-Nya sendiri // jemaat Allah 28. Ayat ini menghadirkan suatu masalah tekstual yang sulit. Terjemahan yang paling wajar dari ayat ini ialah, jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan ...
28. Ayat ini menghadirkan suatu masalah tekstual yang sulit. Terjemahan yang paling wajar dari ayat ini ialah, jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah-Nya sendiri. Tetapi, di dalam konteks ini. Allah mengacu kepada Bapa dan tidak pernah Alkitab menyebut tentang darah Allah. Karena itu beberapa naskah kuno menerjemahkannya sebagai jemaat Tuhan. Sekalipun demikian, penerjemahan semacam ini kurang tepat; jemaat Allah tetap merupakan terjemahan yang lebih baik. Bisa saja ayat ini diterjemahkan dengan, yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya seperti halnya terjemahan baru LAI (Bruce. Commentary).

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 20:17-35
Matthew Henry: Kis 20:17-35 - Nasihat Paulus bagiPara Penatua Jemaat Efesus Nasihat Paulus bagiPara Penatua Jemaat Efesus ( Kis 20:17-35)
Kelihatannya, kapal yang dinaiki Paulus dan kawan-kawannya menuju Yerusalem itu mem...
Nasihat Paulus bagiPara Penatua Jemaat Efesus ( Kis 20:17-35)
- Kelihatannya, kapal yang dinaiki Paulus dan kawan-kawannya menuju Yerusalem itu memang sengaja dipakai untuk melayani kepentingannya. Kapal itu tinggal di suatu tempat dan berangkat lagi sesuai kehendak Paulus, sebab ketika dia sampai di Miletus, dia naik ke darat dan menunggu di sana selama yang dibutuhkannya untuk memanggil penatua-penatua jemaat di Efesus supaya datang menemuinya di sana. Ini dilakukannya karena jika dia datang ke Efesus, mungkin dia tidak diperbolehkan lagi untuk meninggalkan mereka. Penatua-penatua, atau para hamba Allah ini, menurut sebagian orang merupakan kedua belas orang yang menerima Roh Kudus melalui tangan Paulus (19:6). Akan tetapi, selain mereka, mungkin juga Timotius telah melantik para penatua lain untuk melayani jemaat di sana dan di daerah sekitarnya. Inilah orang-orang yang dipanggil Paulus, supaya ia dapat mengarahkan dan menguatkan mereka untuk melanjutkan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawab mereka. Seluruh pengarahan yang ia berikan kepada mereka akan mereka teruskan lagi kepada orang-orang di bawah mereka.
- Percakapan saat Paulus berpamitan dengan para penatua itu sangat menyentuh hati. Di dalamnya tersirat begitu banyak perangai mengagumkan yang dimiliki orang benar yang satu ini.
- I. Dia mengingatkan mereka mengenai hidupnya dan pengajarannya di sepanjang waktu selama dia berada di Efesus dan daerah sekitarnya (ay. Kis 20:18): “Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu, dan bagaimana aku telah menjalankan tugas sebagai seorang rasul di antara kamu.” Dia menyebutkan hal ini sebagai peneguhan akan amanat yang diembannya, dan karena itu juga sebagai peneguhan atas pengajaran yang telah ia sampaikan di antara mereka. Mereka semua mengenalnya sebagai seorang yang sungguh-sungguh, penuh kasih karunia dan memiliki roh sorgawi. Ia tidak pernah mencari keuntungannya sendiri sebagaimana para penipu. Dia tidak mungkin dapat bertahan dalam pelayanan dan penderitaannya melawan begitu banyaknya pencobaan dan kesukaran, selain oleh kuasa kasih karunia ilahi saja. Ketenangan pikiran dan ketekunannya, baik dalam pemberitaan Injil maupun dalam sikap hidupnya, merupakan bukti nyata bahwa Allah benar-benar menyertainya, dan bahwa dia didorong dan digerakkan oleh roh yang lebih baik daripada rohnya sendiri. Dengan cara yang sama, dia pun menjadikan perilakunya itu sebagai arahan bagi mereka, orang-orang yang akan melanjutkan pekerjaannya itu, supaya mengikuti teladannya: “Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu, bagaimana aku telah berlaku sebagai seorang pelayan. Karena itu, perlakukanlah orang-orang yang diberikan kepadamu sebagai tanggung jawabmu dengan cara yang sama, saat aku sudah tidak ada lagi nanti (Flp. 4:9); apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu.”
- 1. Semangat dan perilakunya itu luar biasa dan patut dicontoh. Mereka tahu betul bagaimana dia berlaku di antara mereka dan bagaimana dia bergaul dengan mereka. Ia selalu sederhana dan tulus penuh kesalehan (2Kor. 1:12). Ia hidup kudus, adil dan tanpa cela. Ia lemah lembut terhadap mereka (1Tes. 2:7, 10).
- (1) Dia telah berlaku dengan benar selama ini, sejak hari pertama dia tiba di Asia. Di segala waktu. Caranya menggabungkan diri dengan mereka tanpa cela sampai orang seakan tidak bisa menemukan kesalahan padanya. Dari sejak hari pertama, dia menampilkan diri di hadapan mereka sebagai orang yang bukan saja hendak bekerja dengan baik, tetapi juga berbuat baik, ke mana pun dia pergi. Ia seorang yang teguh pendirian, tidak plinplan. Bawalah ia ke mana saja, dan ia akan tetap sama di segala waktu. Dia tidak berbalik sesuai embusan angin ataupun berubah seiring pergantian cuaca, melainkan selalu sama layaknya sebuah dadu, yang jika kaulemparkan ke mana pun, akan selalu mendarat di atas sisi segi empat yang sama.
- (2) Melayani Tuhan adalah pekerjaan utamanya, untuk meninggikan kehormatan Allah dan kepentingan Kristus serta kerajaan-Nya di antara mereka. Dia tidak pernah melayani dirinya sendiri ataupun menjadikan dirinya pelayan manusia berdasarkan nafsu dan pikiran mereka. Ia tidak melayani Tuhan untuk sekali waktu saja, melainkan senantiasa bergiat untuk melayani Tuhan. Dalam pelayanannya, dalam keseluruhan perilakunya, dia membuktikan diri sebagaimana yang telah dituliskannya sendiri, Paulus, hamba Kristus Yesus (Rm. 1:1).
- (3) Dia telah menjalankan pekerjaannya dengan segala rendah hati – meta pasēs tapeinophrosynēs, yaitu dengan segala kerendahan diri, kesederhanaan dan penyangkalan diri. Meskipun dia diberi kehormatan tinggi oleh Allah dan telah banyak melakukan kebaikan, dia sekali-kali tidak pernah memegahkan diri atau menjaga jarak dengan orang lain, melainkan bergaul karib, bahkan dengan kaum yang terendah, demi kebaikan mereka, seolah-olah dia setara dengan mereka. Dia rela merendahkan dirinya untuk melayani, agar diri dan pelayanannya selalu tersedia setiap kali dibutuhkan. Perhatikanlah, orang-orang yang hendak melayani Tuhan dengan pekerjaan apa saja, haruslah melakukannya dengan segenap kerendahan hati supaya ia diterima oleh Tuhan dan berguna bagi orang lain (Mat. 20:26-27).
- (4) Dia selalu berlaku lemah lembut, penuh kasih sayang dan belas kasihan di antara mereka. Dia telah melayani Tuhan dengan banyak mencucurkan air mata. Di dalam hal ini, Paulus serupa dengan Gurunya, yang sering kali mencucurkan air mata. Di dalam doanya, ia menangis dan memohon belas kasihan kepada-Nya (Hos. 12:5). Dalam khotbahnya, dia mengulangi apa yang telah kerap kali dikatakannya kepada mereka, bahkan sambil menangis (Flp. 3:18). Dalam kepeduliannya terhadap mereka, meskipun dia belum begitu lama mengenal mereka, mereka begitu dekat di hatinya sampai-sampai dia menangis dengan orang yang menangis, dan air matanya bercampur dengan air mata mereka, dan hal ini membuktikan kasih sayangnya kepada mereka.
- (5) Dia telah bergumul dengan banyak kesukaran di antara mereka. Dia terus menjalankan pekerjaannya di tengah berbagai perlawanan, banyak pencobaan, ujian terhadap kesabaran dan keberaniannya. Ada begitu banyak kekecewaan yang terkadang menjadi pencobaan baginya, seperti Yeremia yang berkata dalam keadaan serupa, aku tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama Tuhan (Yer. 20:8- 9). Hal-hal tersebut menimpa Paulus dari pihak orang Yahudi yang mau membunuhnya, yang masih berkomplot untuk merancangkan kejahatan melawannya. Perhatikanlah, para hamba Tuhan yang setia akan terus melanjutkan pelayanan mereka bagi-Nya di tengah-tengah aral dan bahaya, tanpa menghiraukan sedikit pun musuh-musuh macam apa yang harus mereka hadapi, supaya mereka dapat membuktikan diri layak di hadapan Guru mereka dan menjadikan Dia sahabat mereka. Air mata Paulus disebabkan oleh pencobaan-pencobaan yang dihadapinya, sementara penindasan yang dia derita justru membantunya mengobarkan kasih sayangnya.
- 2. Pemberitaan Injil yang dilakukannya juga berjalan sebagaimana mestinya (ay. Kis 20:20-21). Dia datang ke Efesus untuk memberitakan Injil Kristus di antara mereka, dan dia telah berlaku setia, baik terhadap mereka maupun terhadap Dia yang telah mengutusnya.
- (1) Dia adalah seorang pengkhotbah yang lugas, seorang yang menyampaikan pesannya dengan cara yang dapat dimengerti. Hal ini ditegaskan dalam dua kalimat, semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu. Dia tidak menghibur mereka dengan isapan-isapan jempol, ataupun menuntun dan menyesatkan mereka ke dalam awan-awan yang penuh dengan gagasan-gagasan dan ungkapan-ungkapan yang tinggi-tinggi. Sebaliknya, menunjukkan kepada mereka semua kebenaran Injil dengan terang-terang, karena Injil ini sungguh amat besar akibat dan kepentingannya. Ia mengajari mereka layaknya mengajari anak-anak. “Aku telah menunjukkan kepadamu jalan yang benar menuju kebahagiaan dan mengajarimu untuk masuk ke dalamnya.”
- (2) Dia seorang pemberita Injil yang penuh kuasa, seperti yang ditegaskan dalam kesaksiannya kepada mereka. Dia memberitakan Injil seperti seorang yang ada di bawah sumpah, yang benar-benar yakin dengan kebenaran yang diberitakannya, sehingga berkeinginan juga untuk meyakinkan pendengarnya akan kebenaran itu. Ia ingin mempengaruhi dan menguasai mereka dengan pemberitaan Injil itu. Dia memberitakan Injil tidak seperti seorang pedagang keliling yang menyebarkan berita di jalanan (tanpa peduli apakah berita itu benar atau tidak), melainkan sebagai seorang saksi sejati yang mengemukakan bukti-bukti di pengadilan dengan kesungguhan dan kepedulian yang tinggi. Paulus memberitakan Injil sebagai kesaksian bagi mereka yang menerimanya dan sebagai kesaksian yang melawan mereka yang menolaknya.
- (3) Dia seorang pengkhotbah yang membangun, seorang yang memiliki tujuan mendatangkan kebaikan bagi para pendengarnya melalui semua pemberitaannya. Dia memperhatikan apa yang berguna bagi mereka, yang akan menjadikan mereka bijaksana dan baik, makin bijaksana dan lebih baik, untuk memberitahukan mereka mengenai penghakiman dan mengubah hati serta hidup mereka. Dia memberitakan ta sympheronta, hal-hal yang mendatangkan bagi mereka terang ilahi, semangat, dan kuasa bagi jiwa. Tidaklah cukup untuk tidak memberitakan hal-hal yang menyakiti, yang menyesatkan orang atau yang membuat orang bersikeras dalam dosa. Lebih dari itu, kita juga harus memberitakan hal-hal yang membawa manfaat. Semua ini, saudara-saudaraku yang kekasih, terjadi untuk membangun iman kamu. Tujuan Paulus bukanlah memberitakan hal-hal yang menyenangkan, melainkan hal-hal yang berguna, dan ia baru mau menyenangkan para pendengarnya hanya jika hal itu juga menguntungkan mereka. Allah dikatakan mengajarkan umat-Nya tentang apa yang memberi faedah (Yes. 48:17). Jadi, mereka yang mengajar orang-orang tentang hal-hal yang memberi faedah berarti ia mengajar demi Allah.
- (4) Dia seorang pengkhotbah yang gigih, sangat rajin dan tidak kenal menyerah dalam pekerjaannya. Dia memberitakan Injil baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah. Dia tidak membatasi diri untuk sekadar memberitakan Injil di sudut ruangan saat dia memperoleh kesempatan untuk berkhotbah di hadapan jemaat yang besar. Ia juga tidak hanya berkhotbah di hadapan jemaat saat ada kesempatan untuk mengajari orang secara pribadi. Dia tidak takut ataupun malu memberitakan Injil di depan umum. Sebaliknya, ia pun tidak berkeluh-kesah jika hanya memberitakan Injil secara pribadi, di antara sedikit orang saja, jika ada kesempatan untuk itu. Dia berkhotbah di hadapan kawanan yang datang bersama-sama di padang yang berumput hijau, juga mendatangi rumah-rumah untuk mencari domba-domba yang lemah dan telah tersesat. Dia sama sekali tidak menganggap bahwa tugas yang satu membebaskannya dari kewajiban melakukan yang satunya lagi. Dalam kunjungan pribadi dari rumah ke rumah, para pelayan haruslah mengatakan hal-hal yang telah mereka ajarkan di depan umum, mengulanginya, menanamkan, dan menjelaskannya, jika perlu dengan bertanya, mengertikah kamu semuanya itu? Dan yang terutama, mereka harus membantu orang-orang untuk menerapkan kebenaran pada diri dan perkara mereka sendiri.
- (5) Dia seorang pengkhotbah yang setia. Dia tidak hanya memberitakan hal-hal yang berfaedah, tetapi juga semua hal yang dianggapnya berguna tanpa menahan-nahan apa pun juga, meskipun memberitakan hal-hal itu mungkin saja membuatnya menderita atau tidak disukai oleh beberapa pihak, dan terancam menjadi korban niat jahat mereka. Dia tidak menolak untuk memberitakan apa pun yang dirasanya berfaedah, meskipun hal itu dianggap kuno dan tidak dapat diterima oleh sebagian orang. Dia tidak menahan-nahan teguran, sekiranya hal itu memang perlu dan bermanfaat, hanya karena takut menyinggung orang. Dia juga tidak lalai memberitakan tentang salib, seperti yang dilakukan oleh para misionaris Romawi di Cina belakangan ini, sekalipun dia tahu bahwa salib adalah batu sandungan bagi orang-orang Yahudi dan suatu kebodohan bagi orang-orang Yunani.
- (6) Dia seorang pengkhotbah yang am (kepada siapa saja). Dia senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. Meskipun dia lahir dan dibesarkan sebagai seorang Yahudi dan menyayangi bangsa itu, serta dididik di dalam segenap prasangka mereka melawan bangsa bukan Yahudi, dia tidak membatasi dirinya hanya bagi bangsa Yahudi saja dan menghindari bangsa bukan-Yahudi, melainkan memberitakan Injil kepada mereka segiat kepada bangsa Yahudi dan bergaul karib dengan mereka. Di sisi lain, meskipun dia dipanggil sebagai rasul orang-orang bukan-Yahudi dan orang-orang Yahudi begitu memusuhinya karena itu, bahkan melakukan banyak kejahatan melawannya dan terus-menerus merancangkan malapetaka terhadapnya di Efesus ini, Paulus tidaklah mengabaikan bangsa Yahudi sebagai orang-orang yang harus binasa, melainkan terus berusaha bekerja demi kebaikan mereka. Para pelayan harus memberitakan Injil tanpa pandang bulu, sebab mereka adalah pelayan-pelayan Kristus bagi seluruh jemaat di dunia ini.
- (7) Dia benar-benar seorang pengkhotbah Kristen yang Injili.
- Dia tidak memberitakan gagasan-gagasan filosofis ataupun pokok-pokok pembicaraan yang meragukan dan yang menimbulkan perbantahan. Dia juga tidak memberitakan tentang politik atau mencampuri urusan negara atau pemerintahan sipil. Sebaliknya, dia memberitakan iman dan pertobatan, dua kasih karunia Injil yang besar, beserta hakikat dan kebutuhan akan kedua hal itu. Inilah yang ditekankannya di setiap kesempatan.
- [1] Pertobatan terhadap Allah. bahwa orang-orang yang telah menjauh dari Allah karena dosa, yang terus menjauh dan menjauh dari-Nya sampai hampir benar-benar terpisah dari-Nya, haruslah memandang kepada Allah melalui pertobatan sejati, berbalik kepada-Nya, bergerak mendekati-Nya, dan bergegas menghampiri-Nya. Dia memberitakan pertobatan sebagai amanat agung Allah ( Kis 17:30) yang harus kita taati, yakni bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu (demikianlah ia menjelaskannya, Kis 26:20). Dan ia pun memberitakannya sebagai karunia dari Kristus, bagi pengampunan dosa ( Kis 5:31), dan mengarahkan orang-orang supaya mencari Dia untuk mendapatkan karunia itu.
- [2] Iman kepada Tuhan kita, Yesus Kristus. Melalui pertobatan, kita harus memandang Allah sebagai tujuan kita. Juga, kita harus memandang iman kepada Kristus sebagai jalan menuju Allah. Dosa harus ditanggalkan dan dicampakkan melalui pertobatan, dan kemudian dengan iman, kita harus mengandalkan Kristus untuk mendapatkan pengampunan atas dosa kita. Pertobatan kita terhadap Allah saja tidaklah cukup. Kita juga harus memiliki iman yang sejati di dalam Kristus sebagai Penebus dan Juru Selamat kita, menyerahkan diri kepada-Nya sebagai Tuhan dan Allah kita. Sebab, sebagai anak-anak durhaka yang ingin menghampiri Bapa mereka, tidak ada jalan lain menuju Allah selain melalui kekuatan dan kebenaran Yesus Kristus sebagai Sang Pengantara.
- Demikianlah, pengkhotbah seperti itulah yang mereka kenal dalam diri Paulus, sehingga, jika mereka hendak menunaikan pekerjaan yang sama, mereka pun harus melakukannya dengan roh dan langkah-langkah yang sama pula.
- II. Dia memberitahukan penderitaan dan kesukaran yang akan dihadapinya dalam perjalanannya menuju Yerusalem (ay. Kis 20:22-24). Janganlah mereka berpikir bahwa dia melewatkan Asia karena takut dianiaya. Tidak, dia sama sekali tidak melarikan diri dari tempat berbahaya bagaikan seorang pengecut, dan kini pun ia bukannya hendak berlagak menjadi pahlawan dengan bergegas menuju tempat berlangsungnya peperangan tersengit: Sekarang, sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem, yang dapat diartikan,
- (1) sebagai kepastian kesukaran yang akan menghadangnya. Raganya memang belum ditawan, tetapi rohnya sudah. Dia kini menanti-nantikan kesukaran dan bergiat mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Dia menjadi tawanan Roh, sebagaimana semua orang Kristen sejati yang miskin di hadapan Allah, yang berusaha menyesuaikan diri mereka dengan kehendak Allah, jika mereka memang sudah dikehendaki untuk menderita kemiskinan. Atau,
- (2) sebagai dorongan kuat yang dirasakannya di bawah Roh Allah yang bekerja dalam rohnya untuk menempuh perjalanan ini: “Sebagai tawanan Roh aku pergi, yaitu, dia sudah bertekad untuk terus maju dan merasa yakin bahwa dirinya digerakkan oleh arahan dan pengaruh ilahi, bukannya atas keinginan atau rancangan dirinya semata. Aku pergi dalam pimpinan Roh dan menjadi tawanan untuk mengikuti-Nya ke mana pun Dia memimpinku.”
- 1. Dia tidak tahu pasti apa yang akan menimpanya di Yerusalem.
- Kapan masalah itu akan timbul, pada kesempatan apa, dalam keadaan bagaimana dan sampai sejauh mana, Allah tidak menganggapnya layak untuk ia ketahui. Memang baik bagi kita untuk dibiarkan dalam kegelapan mengenai peristiwa-peristiwa yang akan datang, supaya kita selalu mengandalkan dan menantikan Allah. Ketika kita bepergian, kita harus selalu berpikir bahwa kita tidak tahu apa yang akan menimpa kita, hari apa, atau apakah di siang atau malam hari, serta pada jam berapa hal itu akan terjadi. Dengan demikian, kita harus selalu berserah diri kepada Allah dan membiarkan-Nya melakukan apa pun yang dipandang-Nya baik bagi kita, dan berusaha untuk selalu teguh di dalam seluruh kehendak-Nya.
- 2. Akan tetapi, pada umumnya, Paulus tahu bahwa ada badai besar di depannya, sebab semua nabi di setiap kota yang telah ia lewati berkata kepadanya melalui Roh Kudus, bahwa penjara dan sengsara sedang menantinya. Selain peringatan umum yang diberikan kepada semua orang Kristen dan para pelayan bahwa mereka harus sadar dan bersiap-siap selalu untuk menghadapi penderitaan, Paulus juga telah mendapat berbagai petunjuk mengenai sengsara yang luar biasa, lebih besar dan lebih lama daripada yang pernah ia alami sebelumnya, yang sebentar lagi akan ia hadapi.
- 3. Sekalipun begitu, dengan gagah berani dia tetap memutuskan untuk meneruskan pekerjaannya. Di setiap kota, peringatan yang menyedihkan ini selalu didengung-dengungkan di telinganya, yaitu bahwa penjara dan sengsara menunggunya. Bagi seorang yang miskin, amatlah susah untuk terus melakukan kebaikan sementara dia diperlakukan dengan semena-mena karena susah payahnya itu. Dan, berhargalah untuk mempertanyakan bagaimana dia dapat menanggung semuanya itu. Dia terdiri dari darah dan daging, sama seperti manusia lainnya. Ya, begitulah dia, tetapi berkat kasih karunia Allah, dia dimampukan untuk meneruskan pekerjaannya dan dengan hati lapang serta penuh kemurahan dia tidak menganggap berarti semua kesulitan dan kekecewaan yang harus ditanggungnya itu. Marilah simak perkataan yang keluar dari mulutnya sendiri (ay. Kis 20:24), yang diutarakannya bukan dengan kekerasan atau ketinggian hati, melainkan dengan tekad kudus yang rendah hati: “Tidak ada satu pun dari hal-hal itu yang menggentarkanku (dalam TB bagian ini tidak diterjemahkan – pen.), yang kupedulikan hanyalah terus maju dan bertekun dalam jalan yang sudah menjadi tugasku dan mengakhirinya dengan baik.” Di sini Paulus merupakan teladan,
- (1) mengenai keberanian kudus dan tekad kuat untuk meneruskan pekerjaan kita, sekalipun kita menghadapi kesukaran dan perlawanan karenanya. Dia tahu bahwa semuanya itu telah menantinya, tetapi dia tidak mengindahkannya: Tidak ada satu pun dari hal-hal itu yang menggentarkanku; oudenos logon poioumai – Aku tidak menghiraukannya sama sekali. Dia tidak memasukkan semua itu ke dalam hatinya, sebab di sana hanya ada Kristus dan sorga saja. Tidak ada satu pun dari hal-hal itu yang menggentarkannya.
- [1] Kesukaran itu tidak menghalau dia menjauh dari pekerjaannya. Saat dia melihat badai muncul, dia tidak lantas mundur untuk menghindarinya, melainkan terus maju dengan tekad kuat, mengabarkan Injil di sana, sekalipun dia tahu harus membayar mahal untuk itu.
- [2] Kesukaran itu tidak merenggut penghiburan darinya ataupun memperlambat kelangsungan pekerjaannya. Di tengah-tengah masalah, dia bertindak bagaikan orang yang tidak acuh saja terhadapnya. Dengan kesabaran seperti itulah dia menguasai jiwanya, dan ketika dia berdukacita, dia tetap memiliki sukacitanya. Di dalam segala hal, dia lebih dari seorang pemenang. Orang-orang yang mengarahkan perhatian mereka ke sorga dapat memandang ke bawah, bukan hanya ke arah masalah biasa di bumi ini, tetapi juga ke arah murka dan kejahatan neraka yang mengancam, dan berkata bahwa tidak ada satu pun dari hal-hal itu yang menggentarkan mereka, sebab mereka tahu bahwa tidak satu pun dari hal-hal tersebut dapat melukai mereka.
- (2) Mengenai pandangan hina yang kudus terhadap hidup, keberlangsungannya, dan penghiburan di dalamnya: tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun. Hidup ini manis dan tentu saja berharga bagi kita. Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. Tetapi, orang yang mengerti diri dan kepentingannya dengan benar akan rela memberikan segala yang dipunyainya, termasuk nyawanya, daripada kehilangan kasih Allah dan membahayakan kehidupan kekalnya. Paulus juga berpikiran demikian. Meskipun nyawa itu amat berharga dipandang dari mata jasmani, tetapi mata iman memandangnya sebagai sesuatu yang tidak berharga. Hidup itu tidak sebegitu berharganya dan bisa diserahkan dengan sukacita demi Kristus. Hal ini menjelaskan Lukas 14:26, yang menghendaki kita untuk membenci nyawa kita sendiri, bukan dengan nafsu yang terburu-buru seperti Ayub dan Yeremia, tetapi dengan sikap berserah diri yang kudus terhadap kehendak Allah dan tekad untuk rela mati bagi Kristus daripada harus menyangkal-Nya.
- (3) Mengenai rasa peduli yang kudus untuk terus melanjutkan panggilan hidupnya, yang harus lebih kita jagai daripada penghiburan ataupun tampilan luarnya. Paulus yang terberkati itu tidak menghiraukan nyawanya sedikit pun demi hal itu dan bertekad dalam kekuatan Kristus, non propter vitam vivendi perdere causas – bahwa dia tidak akan kehilangan tujuan hidup hanya demi mempertahankan nyawanya. Dia rela menjalani hidupnya dengan bekerja keras, mempertaruhkan nyawanya dalam pelayanan yang berbahaya, dan menghabiskan waktunya untuk pelayanan yang melelahkan. Bahkan, dia rela menyerahkan nyawanya sebagai martir, sehingga dia dapat menggenapi maksud agung dari kelahirannya, baptisannya, dan panggilannya sebagai rasul. Ada dua hal yang diindahkan pribadi yang agung dan benar ini, dan dia tidak peduli akan apa pun yang menimpa hidupnya asalkan dia bisa mencapai kedua hal ini:
- [1] Supaya dia didapati setia menjalankan kepercayaan yang diberikan kepadanya, supaya dia dapat menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadanya, dapat melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya di dunia ini, atau lebih tepatnya, di dalam jemaat. Juga, supaya dia dapat menuntaskan pelayanan dari angkatannya, dapat menyelesaikan rangkaian pelayanannya secara utuh. Supaya dia dapat bertekun di dalamnya dan orang-orang lain dapat menuai hasilnya, sebanyak yang telah ditentukan. Dan supaya dia bisa, sebagaimana yang dikatakan tentang kedua saksi itu, menyelesaikan kesaksian mereka (Why. 11:7), dan tidak setengah-setengah menjalankan pekerjaannya. Perhatikanlah,
- Pertama, kerasulan merupakan pelayanan bagi Kristus dan juga bagi jiwa-jiwa manusia. Jadi, mereka yang terpanggil ke dalam jabatan kerasulan itu harus lebih mengutamakan pelayanan jabatan tersebut daripada kehormatan atau kekuasaan dari jabatan itu. Dengan demikian, jika para rasul saja harus bersikap demikian, lebih-lebih lagi para pendeta dan pengajar. Mereka harus berada di dalam jemaat sebagai orang-orang yang melayani.
- Kedua, pelayanan ini diterima dari Tuhan Yesus. Dia mempercayakan tugas itu kepada mereka dan dari Dialah mereka menerima tanggung jawab itu. Bagi Dialah mereka menjalankan tugas itu, dalam namaNya, dalam kekuatan-Nya, dan mereka harus mempertanggungjawabkannya kepada Dia. Kristuslah yang menetapkan mereka ke dalam pelayanan itu (1Tim. 1:12). Dialah yang menyokong mereka dalam pelayanan mereka, dan dari Dialah mereka memiliki kekuatan untuk menunaikan pelayanan mereka dan menanggung segala kesukaran di dalamnya.
- Ketiga, tugas pelayanan ini ialah untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah, untuk mengumandangkannya kepada dunia, membuktikan kebenarannya, dan menganjurkannya kepada dunia. Dan, sebagai Injil kasih karunia Allah, Injil itu sudah memiliki segalanya untuk menyatakan dan menganjurkan dirinya sendiri. Injil ini merupakan bukti niat baik Allah bagi kita dan sarana-Nya untuk mengerjakan pekerjaan baik-Nya di dalam diri kita. Injil menunjukkan bahwa Allah begitu penuh rahmat terhadap kita dan menjadikan kita juga penuh rahmat. Seperti itulah Injil kasih karunia Allah itu. Paulus memakai hidupnya untuk memberi kesaksian tentang semua itu dan ingin menggunakan seluruh masa hidupnya untuk menjadi alat dalam memberitakan pengetahuan, keharuman dan kuasa Injil ini.
- [2] Supaya dia dapat mengakhiri tugasnya dengan baik. Dia tidak peduli kapan hidupnya berakhir, atau bagaimana berakhirnya, segera atau tiba-tiba, dengan cara yang menyedihkan atau bagaimana, bila melihat keadaan yang terjadi. Yang penting bagi dia, asal saja dia dapat mencapai garis akhir. Pertama, dia memandang hidupnya sebagai sebuah perjalanan, sebuah lomba, Demikianlah arti kata aslinya. Hidup kita merupakan perlombaan yang diwajibkan bagi kita (Ibr. 12:1). Hal ini menegaskan bahwa ada pekerjaan yang telah ditetapkan bagi kita, sebab kita tidak diutus ke dunia ini untuk berleha-leha. Kita juga memiliki keterbatasan, sebab kita tidak diutus untuk selalu ada di dunia ini, melainkan hanya melewatinya saja, bahkan, berlari menembusnya, dan waktunya sebentar saja. Bisa saya tambahkan di sini, untuk menerobos bahaya dengan melewatinya. Kedua, dia menanti-nantikan garis akhir perjalanannya dan membicarakannya sebagai sesuatu yang sebentar lagi pasti akan terjadi dan yang selalu dipikirkannya. Akhir perlombaan kita adalah kematian, saat kita harus menerima entah itu kehormatan atau cela. Ketiga, dia berupaya sebisa mungkin untuk mengakhirinya dengan baik, menunjukkan hasrat kudus untuk mencapainya dan ketakutan yang kudus untuk tidak bisa mencapainya. “Oh! Biarlah aku dapat mencapai garis akhir dengan kegirangan, maka semuanya akan baik-baik, sempurna dan untuk selamanya.” Keempat, dia menganggap tidak ada suatu apa pun yang terlalu merepotkan atau berat untuk ditanggung, supaya dia dapat mencapai garis akhir, mencapainya dengan sukacita. Kita harus memakai hidup kita untuk mempersiapkan kematian yang penuh sukacita, supaya kita bukan saja boleh mati dengan perasaan aman melainkan juga dengan nyaman.
- III. Dengan beranggapan bahwa kali itu merupakan kali yang terakhir bagi mereka untuk melihatnya, dia mengungkapkan ketulusan dan kesetiaannya di hadapan hati nurani mereka dan menuntut kesaksian dari mereka mengenai hal itu.
- 1. Dia mengatakan kepada mereka bahwa kini dia hendak berpamitan dengan mereka untuk yang terakhir kalinya (ay. Kis 20:25): Aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kerap kali kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah, sekalipun kalian mungkin akan menerima surat-surat dariku. Saat berpisah dengan kawan-kawan kita, kita boleh dan seharusnya mengatakan, “Kita tidak tahu apakah kita akan saling berjumpa lagi: kawan-kawan kita mungkin akan berpulang, atau bahkan kita sendiri yang akan berpulang.” Akan tetapi, di sini Paulus membicarakannya dengan keyakinan, oleh Roh nubuatan, bahwa orang-orang Efesus ini tidak akan melihat mukanya lagi. Kita pastinya beranggapan bahwa tidak mungkin orang yang sebelumnya mengatakan hal-hal yang ia ragukan (aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ, ay. Kis 20:22) bisa membicarakan hal ini dengan penuh keyakinan, terutama saat dia tahu bahwa hal itu akan mendatangkan kesusahan bagi kawan-kawannya di sini, kecuali jika dia didaulat Roh untuk mengatakannya. Karena itu, saya menganggap keliru orang-orang yang berpikir bahwa setelah itu Paulus kembali lagi ke Efesus dan berjumpa dengan mereka lagi. Jika sekiranya demikian, pastinya dia tidak akan mengatakan dengan sungguh-sungguh: dan sekarang aku tahu, kalau ia tidak tahu akan hal itu dengan pasti. Bukannya dia sudah bisa mengetahui jauh-jauh hari bahwa dia masih memiliki banyak waktu dan pekerjaan di hadapannya, tetapi dia sudah bisa melihat bahwa pekerjaannya akan dihentikan dari dia di tempat-tempat lain, dan karena itu di tempat-tempat lain tersebut tidak ada lagi yang harus dia kerjakan. Di Efesus itu dia sudah lama berkeliling memberitakan kerajaan Allah, memberitakan keburukan kerajaan dosa dan Iblis dan mengabarkan kebaikan wewenang dan kuasa Allah di dalam Kristus, memberitakan kerajaan kemuliaan sebagai tujuan hidup dan kerajaan kasih karunia sebagai jalan menuju ke sana. Mereka telah sering bersukacita melihat wajahnya di atas mimbar, melihat mukanya sama seperti muka seorang malaikat. Jika kaki para utusan damai sejahtera itu saja begitu indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit, apalagi wajah-wajah mereka? Tetapi kini, mereka tidak akan melihat wajahnya lagi. Perhatikanlah, kita harus sering-sering berpikir bahwa orang-orang yang kini memberitakan kerajaan Allah kepada kita itu akan segera diambil dari kita dan kita tidak akan melihat muka mereka lagi: dan para nabi, apakah mereka hidup untuk selama-lamanya? Tetapi terang mereka hanya sebentar saja berada bersama kita. Oleh karena itu, hendaknya kita bersungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan itu selagi ada, supaya ketika kita tidak bisa lagi melihat muka mereka di dunia ini, kita bisa berharap untuk dapat bertemu mereka dengan hati terhibur pada hari agung itu.
- 2. Dia mengungkapkan kepada mereka mengenai kesetiaannya dalam menunaikan pelayanannya di antara mereka (ay. Kis 20:26): “Sebab itu, melihat pelayananku di antara kalian telah berakhir, maka baiklah bagi kita untuk merenungkan dan meninjau ulang;” dan,
- (1) Dia menantang mereka untuk membuktikan apakah dia telah berlaku tidak setia atau telah mengatakan dan melakukan apa pun yang menyebabkan kebinasaan jiwa manusia yang berharga: aku tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa, darah jiwa-jiwa. Hal ini terang-terangan mengacu kepada kelalaian seorang nabi (Yeh. 33:6), yang menyatakan bahwa darah orang yang binasa oleh pedang musuh harus dipertanggungjawabkan oleh para penjaga yang tidak setia, yang tidak memberi peringatan: “Kalian tidak bisa menuduhku lalai memberi peringatan, dan karena itu tidak ada setetes darah pun yang harus kupertanggungjawabkan.” Jika seorang pelayan telah membuktikan bahwa dia setia, dia bisa bersukacita dengan berkata, aku tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa, dan harus mendapat kesaksian serupa dari orang lain.
- (2) Oleh karena itu, dia membiarkan darah orang-orang yang akan binasa dipertanggungjawabkan sendiri oleh mereka, sebab mereka telah mendapat peringatan yang semestinya, tetapi mereka tidak sudi mengindahkannya.
- (3) Dia meminta para pelayan itu supaya mereka juga berusaha sedapat mungkin untuk mengikuti jejaknya: “Aku tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa, jagalah dirimu supaya demikian juga. Pada hari ini aku bersaksi kepadamu” – en tē sēmeron hēmera, “Aku mempergunakan kesempatan pada hari ini untuk bersaksi kepadamu,” begitulah yang diartikan oleh Streso. Sebagaimana langit dan bumi sering dijadikan tujuan untuk berseru, demikian pula hari perpisahan itu dijadikan sebagai hari kesaksian.
- 3. Dia membuktikan kesetiaannya dengan perkataan ini (ay. Kis 20:27): Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.
- (1) Dia telah memberitakan maksud Allah kepada mereka, tidak lain dari itu, dan tidak pernah menambahkan sesuatu yang dikarang-karangnya sendiri. “Murni Injil saja, tidak lebih, yaitu kehendak Allah mengenai keselamatan kalian.” Injil merupakan maksud Allah yang secara mengagumkan dirancangkan oleh hikmat-Nya, ditetapkan oleh kehendak-Nya yang tidak akan berubah, dan dengan murah hati dirancangkan oleh kasih karunia-Nya demi kemuliaan kita (1Kor. 2:7). Kehendak Allah inilah yang harus dijadikan pekerjaan utama para hamba Allah untuk mengumandangkannya sebagaimana yang diwahyukan, bukan hal-hal lain dan tidak lebih dari itu.
- (2) Dia telah memberitakan kepada mereka seluruh maksud Allah. Sebagaimana ia telah memberitakan kepada mereka Injil yang murni, demikian pula ia telah memberitakan seluruh Injil itu bagi mereka. Dia telah menelaah suatu kesatuan ilahi di antara mereka, sehingga, oleh karena kepada mereka telah dibukakan kebenaran Injil secara teratur dari urutan pertama hingga terakhir, mereka dapat lebih memahaminya, dengan melihat kaitan dan ketergantungan dari satu bagian dengan bagian lainnya.
- (3) Dia tidak lalai melakukannya. Dia tidak dengan sengaja atau berencana menghindar dari tugasnya memberitakan bagian mana pun dari maksud Allah. Dia tidak menolak memberitakan bagian-bagian paling sulit dari Injil hanya karena tidak mau bersusah payah, juga tidak menampik untuk memberitakan bagian-bagian yang paling jelas dan mudah hanya untuk mempertahankan gengsinya. Dia tidak menghindari diri untuk memberitakan ajaran-ajaran yang dia tahu akan membuat murka para musuh besar Kekristenan, ataupun ajaran-ajaran yang tidak menyenangkan bagi para pemeluknya yang tidak taat, melainkan meneruskan pekerjaannya dengan setia, tidak peduli apakah mereka bersedia mendengarkannya atau menampiknya. Demikianlah ia membuat dirinya tidak bersalah terhadap darah semua orang.
- IV. Dia mewajibkan mereka, sebagai para pelayan, untuk bersikap tekun dan setia dalam pekerjaan mereka.
- 1. Dia menyerahkan kepada mereka jemaat di Efesus, yaitu orang-orang kudus, orang-orang Kristen yang ada di sana dan di daerah-daerah sekitarnya (Ef. 1:1). Jemaat ini tentunya berjumlah amat banyak, karena mereka tidak dapat berkumpul semuanya di satu tempat, tetapi beribadah kepada Allah dalam beberapa kumpulan jemaat, di bawah pimpinan beberapa pelayan. Walaupun begitu, di sini mereka masih disebutkan sebagai satu kawanan, sebab mereka bukan saja memiliki satu iman, sebagaimana semua jemaat Kristen lainnya, tetapi juga menjalin persekutuan antara satu dengan yang lainnya. Kepada para penatua dan hamba-hamba Allah inilah sang rasul menyerahkan pengelolaan jemaatnya, ketika dia sudah mengetahui bahwa dia harus berpamitan dengan mereka untuk yang terakhir kalinya. Dia juga memberi tahu mereka bahwa bukanlah dia sendiri, melainkan Roh Kuduslah, yang telah menetapkan mereka menjadi penilik, episkopous – penilik kawanan itu. “Kamu sekalian, para penatua, adalah para penilik jemaat yang telah ditetapkan Roh Kudus, supaya mengawasi bagian dari jemaat Allah ini” (1Ptr. 5:1-2; Tit. 1:5, 7). Ketika Paulus masih berada di Efesus, dia mengurusi semua urusan jemaat itu, sehingga para penatua pun enggan berpisah dengannya. Akan tetapi, kini sang rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya dan melayang-layang di atas anak-anaknya. Kini, setelah mereka mulai memiliki sayap, mereka harus belajar terbang sendiri dan bekerja tanpa dia, sebab Roh Kudus telah menetapkan mereka menjadi penilik. Bukan mereka yang mengambil kehormatan ini bagi diri mereka sendiri. Jabatan itu pun tidak ditetapkan bagi mereka oleh seorang raja atau penguasa, melainkan Roh Kudus di dalam merekalah yang melayakkan dan memperkaya mereka untuk tugas agung ini. Roh Kudus turun ke atas mereka ( Kis 19:6). Roh Kudus juga mengarahkan orang-orang yang memilih, memanggil dan menetapkan mereka bagi pekerjaan ini, sebagai jawaban atas doa mereka.
- 2. Dia memerintahkan mereka untuk mengindahkan pekerjaan yang menjadi panggilan mereka itu. Kehormatan selalu diiringi oleh kewajiban. Jika Roh Kudus telah menetapkan mereka sebagai penilik kawanan, yaitu sebagai gembala, maka mereka harus setia terhadap kepercayaan tersebut.
- (1) Pertama-tama mereka harus menjaga diri mereka sendiri, harus mengawasi dengan cermat segala gerak-gerik jiwa mereka, segala yang mereka perbuat dan katakan. Mereka harus berjalan hati-hati dan bersikap benar di dalam rumah Allah, di mana mereka kini diangkat sebagai pengurusnya: “Ada banyak mata yang mengawasi kamu sekalian, sebagian menjadikan kamu sebagai contoh, yang lainnya hendak mencari-cari kesalahanmu. Karena itu, kamu harus menjaga diri.” Orang-orang yang tidak cakap atau setia dalam memelihara kebun anggurnya sendiri pastilah juga tidak becus mengurusi kebun anggur orang lain.
- (2) “Jagalah kawanan, seluruh kawanan, beberapa orang menjaga sebagian, dan yang lainnya menjaga sebagian lain, sesuai dengan panggilan dan kesempatan yang ada padamu, tetapi pastikan bahwa tidak ada satu bagian pun yang luput dari perhatianmu.” Para pelayan Allah bukan saja harus menjaga jiwa mereka sendiri, tetapi juga harus terus mengawasi jiwa orang-orang yang berada di bawah pengawasan mereka, sebagaimana gembala menjagai kawanan dombanya, supaya mereka tidak dilukai: “Jagalah seluruh kawanan, supaya tidak ada seorang pun dari mereka memisahkan diri atau dimangsa oleh binatang buas. Supaya tidak seorang pun dari mereka hilang atau gugur karena kelalaianmu.”
- (3) Mereka harus memberi makan jemaat Allah, harus melakukan semua bagian dari pekerjaan seorang gembala, harus membimbing domba-domba Kristus ke padang yang berumput hijau, harus berbuat semampu mereka untuk membebat yang terluka dan mengobati yang kehilangan selera makan, harus memberi makan mereka dengan pengajaran yang sehat, dengan disiplin injili yang lembut, dan harus memastikan bahwa mereka tidak kekurangan apa pun yang perlu bagi pertumbuhan mereka untuk memperoleh kehidupan yang kekal. Para gembala dibutuhkan bukan hanya untuk mengumpulkan jemaat Allah dengan mengajak orang-orang yang berada di luar untuk masuk ke dalam, tetapi juga untuk membangun dan menumbuhkan mereka yang sudah ada di dalam.
- (4) Mereka harus berjaga-jaga (ay. Kis 20:31). Sebagaimana para gembala menjagai kawanan dombanya semalaman. Mereka harus selalu terjaga dan berjaga-jaga, tidak boleh memberi peluang bagi kemalasan dan kelambanan rohani, tetapi harus bergiat melakukan pekerjaan mereka dan memperhatikannya baik-baik. Kuasailah dirimu dalam segala hal (2Tim. 4:5), berjaga-jagalah terhadap setiap hal yang dapat melukai kawananmu dan perhatikanlah setiap hal yang dapat berguna bagi mereka. Pergunakanlah setiap kesempatan untuk berbuat baik bagi mereka.
- 3. Dia memaparkan beberapa alasan kuat mengapa mereka harus menjagai pekerjaan pelayanan mereka.
- (1) Biarlah mereka mempertimbangkan kepentingan Guru mereka dan kepedulian-Nya terhadap kawanan yang dipercayakan ke dalam tangan mereka (ay. Kis 20:28). Mereka adalah jemaat yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri
- [1] “Mereka adalah milik-Nya. Kamu hanyalah hamba-hamba-Nya yang harus menjagai mereka bagi-Nya. Merupakan suatu kehormatan bahwa kamu dipekerjakan bagi Allah, yang berkenan menerima kamu dalam pelayanan-Nya. Namun, jika kamu sampai mengabaikan pekerjaanmu itu, maka kelalaian dan pengkhianatanmu itu akan berakibat sangat buruk bagi kamu, karena dengan begitu kamu telah bersalah terhadap Allah dan tidak setia kepada-Nya. Daripada-Nyalah kamu telah menerima kepercayaan ini, jadi kepada Dia pula kamu harus bertanggungjawab. Karena itu, berjaga-jagalah. Dan, oleh karena mereka adalah jemaat Allah, Dia mengharapkanmu untuk menunjukkan kasihmu kepada-Nya dengan menggembalakan kawanan domba-Nya.”
- [2] Dia telah menebus mereka. Dunia ini adalah hak Allah melalui penciptaan, tetapi jemaat merupakan hak-Nya melalui penebusan. Karena itu, jemaat itu haruslah berharga bagi kita, sebab ia berhaga bagi-Nya, karena Dia telah membayar lunas mereka dengan harga mahal. tidak ada yang bisa kita tunjukkan sebagai gantinya selain dengan menggembalakan kawanan domba-Nya.”
- [3] Jemaat Allah inilah yang telah ditebus-Nya. Bukan dengan cara seperti bangsa Israel dulu, ketika Dia memberikan manusia sebagai ganti mereka, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawa mereka (Yes. 43:3-4), melainkan dengan darah-Nya sendiri (KJV). Hal ini membuktikan bahwa Kristus adalah Allah, sebab Dia disebut seperti itu di sini, ketika dikatakan bahwa Dia memperoleh jemaat dengan darah-Nya sendiri. Darah itu adalah darahNya sebagai manusia, namun, karena kesatuan antara hakikat manusia dan ilahi demikian eratnya sehingga di sini darah itu disebutkan sebagai darah Allah, sebab darah itu adalah darah Dia, yang adalah Allah. Keberadaan-Nya itu membuat darah-Nya itu sangat mulia dan berharga sehingga layak menjadi alat tebusan bernilai untuk menebus kita dari kejahatan. Darah-Nya itu menjadi tebusan berharga bagi kita untuk melakukan segala kebaikan, bahkan, menjadikan kita tebusan bagi Kristus, menjadi jemaat istimewa bagi-Nya: Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan hal tersebut, gembalakanlah jemaat Allah, sebab mereka dibeli dengan harga yang mahal. Bukankah Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus mereka, dan akankah para pelayan-Nya lalai dan berleha-leha saja dalam menggembalakan mereka? Kelalaian mereka terhadap kepentingan jemaat merupakan penghinaan terhadap darah-Nya yang telah menebus mereka.
- (2) Biarlah mereka mempertimbangkan marabahaya bahwa kawanan itu sedang terancam menjadi mangsa para musuh yang mengintai mereka (ay. Kis 20:29-30). “Jika kawanan itu begitu berharga oleh karena hubungan mereka dengan Allah dan penebusan mereka oleh Kristus, maka kamu harus setia menjagai dirimu sendiri dan menjagai mereka.” Inilah alasan-alasan mengapa mereka harus menjaga kawanan itu dan diri mereka sendiri.
- [1] Jagalah kawanan itu, sebab serigala-serigala berkeliaran di luar dan berusaha untuk menerkam (ay. Kis 20:29): Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu. Pertama, be-berapa orang mengartikannya sebagai para penganiaya yang akan menentang orang-orang Kristen dan menghasut para penguasa untuk melawan mereka. Mereka tidak akan menyayangkan kawanan itu. Jemaat itu mungkin berpikir, karena kemarahan orang-orang Yahudi terutama ditujukan kepada Paulus selagi ia ada bersama-sama dengan mereka, maka setelah ia pergi, orang-orang itu akan menjadi tenang. Tetapi, “Tidak,” kata Paulus, “sesudah aku pergi, kamu akan mendapati roh penganiaya tetap bekerja, oleh karena itu jagalah kawananmu dan teguhkanlah mereka dalam iman, hiburlah dan kuatkanlah mereka, supaya mereka tidak meninggalkan Kristus karena takut menderita, atau kehilangan damai dan penghiburan mereka saat menderita.” Para pelayan harus terlebih lagi menjagai kawanan mereka pada masa-masa penganiayaan. Kedua, sepertinya lebih tepat mengartikan serigala-serigala itu sebagai penipu dan guru-guru palsu. Kelihatannya Paulus mengarahkan pandangannya kepada orang-orang dari golongan bersunat yang menggalakkan hukum lahiriah yang penuh tata upacara saja. Mereka ini disebutnya sebagai serigala-serigala ganas, sebab sekalipun mereka datang dengan menyamar sebagai domba, bahkan sebagai gembala, mereka mengacaukan jemaat Kristen, menabur benih perpecahan di antara mereka dan menarik banyak dari mereka supaya menjauh dari Injil murni Kristus. Mereka berbuat semampu mereka untuk menodai dan merusak nama baik orang-orang yang setia terhadap Injil itu. Mereka tidak menyayangkan anggota-anggota kawanan yang teramat berharga itu, melainkan menghasut siapa pun yang dapat mereka pengaruhi untuk mereka gigit dan telan (Gal. 5:15). Oleh karena itulah mereka disebut sebagai anjing-anjing (Flp. 3:2), seperti di sini disebut sebagai serigala-serigala. Selagi Paulus ada di Efesus, mereka menjauh, sebab mereka tidak berani menghadapinya. Akan tetapi, saat dia sudah pergi, barulah mereka menyusup di antara kawanan itu dan menaburkan benih ilalang di tempat Paulus dulu menabur benih yang baik itu. “Karena itu, jagalah kawananmu dan lakukan sebisamu untuk memperkokoh mereka di dalam kebenaran dan untuk memperlengkapi mereka supaya dapat melawan segala hasutan guru-guru palsu.”
- [2] Jagalah dirimu, sebab beberapa gembala akan menjadi murtad (ay. Kis 20:30): “Bahkan dari antara kamu sendiri, dari antara para anggota, bahkan mungkin dari antara para pelayan dalam jemaatmu sendiri, dari antara kamu yang aku khotbahi sekarang ini (sekalipun aku berharap tidak sampai sejauh itu), akan muncul beberapa orang yang mengajarkan hal-hal yang bertentangan, yang berlawanan dengan aturan Injil yang benar dan merusak maksud-maksudnya yang agung. Bahkan, mereka akan menyimpangkan sebagian perkataan Injil dan memutarbalikkannya untuk menutupi kekeliruan mereka (2Ptr. 3:16). Bahkan, orang-orang yang dipikir sebagai orang baik di antara kalian dan yang kalian percayai pun akan menjadi tinggi hati, angkuh, dan keras kepala. Mereka akan mengubah Injil dan berpura-pura hendak memperbaharui hidupmu ke arah yang lebih tinggi dengan cara-cara yang tampaknya manis dan aneh. Akan tetapi, yang sebenarnya mereka lakukan adalah berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar untuk mengikuti mereka, untuk membentuk kawanan mereka sendiri yang akan mengagumi mereka, dipimpin oleh mereka, dan mengandalkan iman pada mereka.” Beberapa orang mengartikan kalimat menarik murid-murid dari jalan yang benar untuk mengikuti mereka sebagai orang-orang yang telah menjadi murid Kristus, dan menarik murid-murid itu dari-Nya supaya mengikuti mereka. "Oleh karena itu, jagalah dirimu. Ketika kamu diberi tahu bahwa beberapa dari kamu akan mengkhianati Injil, setiap dari kamu haruslah bertanya-tanya, bukan aku?, dan menjaga dirimu baik-baik.” Hal ini tergenapi dalam diri Figelus dan Hermogenes, yang berpaling dari Paulus dan ajaran yang telah diberitakan Paulus (2Tim. 1:15). Juga terjadi pada Himeneus dan Filetus, yang telah menyimpang dari kebenaran dan dengan demikian merusak iman sebagian orang (2Tim. 2:18). Kedua peristiwa ini dapat menjelaskan ungkapan Paulus tadi. Akan tetapi, meskipun ada beberapa penipu seperti itu di dalam jemaat Efesus, dari surat Paulus kepada jemaat di sana (yang di dalamnya tidak kita dapati terlalu banyak keluhan dan teguran sebagaimana dalam beberapa suratnya yang lain), kelihatannya jemaat di sana tidak terlalu diganggu oleh banyak guru-guru palsu, setidaknya mereka tidak begitu tercemar dengan ajaran-ajaran palsu mereka sebagaimana yang dialami beberapa jemaat lainnya. Akan tetapi, kedamaian dan kemurniannya terjaga baik melalui berkat Allah karena kerja keras dan ketekunan para pelayan yang dipercayakan oleh sang Rasul ini untuk mengurus jemaat tersebut. Para pelayan ini diberi kepercayaan karena sang Rasul sudah bisa mengetahui dan mempertimbangkan jauh-jauh hari bahwa akan muncul ajaran-ajaran dan sekte-sekte sesat, dan juga bahwa dia sendiri akan meninggalkan dunia ini.
- (3) Biarlah mereka mempertimbangkan jerih payah Paulus dalam menanam jemaat ini (ay. Kis 20:31): “Ingatlah bahwa aku tiga tahun lamanya” (sebab selama itulah dia telah memberitakan Injil di Efesus dan daerah-daerah sekitarnya) “siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata. Jadi, janganlah kamu lalai untuk membangun di atas dasar yang telah kuletakkan dengan tekun itu.”
- [1] Paulus, layaknya seorang penjaga yang setia, telah memperingatkan mereka, dan melalui peringatan-peringatan yang telah diberikannya kepada mereka mengenai bahaya terjebaknya mereka di dalam ajaran Yudaisme dan penyembahan berhala, dia berhasil mendorong mereka untuk memeluk Kekristenan.
- [2] Dia menasihati setiap orang. Selain nasihat umum yang dia berikan melalui khotbahnya, dia pun menasihati beberapa orang secara pribadi menurut yang dipandangnya baik bagi setiap perkara mereka, yang memerlukan nasihat istimewa darinya.
- [3] Dia terus setia memberikan nasihat. Dia menasihati mereka siang dan malam. Waktunya terisi penuh dengan pekerjaannya. Di malam hari, ketika dia seharusnya beristirahat, dia malah berkutat dengan orang-orang yang pada waktu siang tidak bisa dinasihatinya mengenai jiwa mereka.
- [4] Dia melakukannya tanpa kenal lelah. Dia tiada henti-hentinya menasihati. Meskipun mereka begitu keras kepala melawan nasihatnya, dia tidak berhenti menasihati mereka, sebab ia tahu bahwa pada akhirnya, dengan kasih karunia Allah, mereka akan dapat diatasi. Sekalipun mereka mudah dibentuk dengan nasihat-nasihatnya, dia tidak lantas menganggap itu sudah cukup lalu berhenti menasihati mereka. Sebaliknya, ia terus menasihati orang-orang benar supaya tidak berpaling dari kebenaran mereka, sebagaimana dia menasihati orang-orang jahat untuk berbalik dari kejahatan mereka (Yeh. 3:18-21).
- [5] Dia berbicara kepada mereka mengenai jiwa mereka dengan rasa sayang dan kepedulian yang mendalam: dia menasihati mereka dengan mencucurkan air mata. Sebagaimana dia telah melayani Tuhan, demikian pula dia melayani mereka, dengan banyak mencucurkan air mata (ay. Kis 20:19). Dia menasihati mereka dengan air mata belas kasihan, menunjukkan bagaimana hatinya tergugah dengan kesengsaraan dan marabahaya dari keadaan dan jalan mereka yang penuh dosa, supaya dia dapat menggugah mereka dengan air matanya itu. Demikianlah Paulus telah memulai pekerjaan yang baik di Efesus tanpa segan-segan bersusah payah. Maka dari itu, layakkah mereka untuk tidak mau bersusah payah meneruskan pekerjaannya itu?
- V. Dia menyerahkan mereka kepada bimbingan dan pengaruh ilahi (ay. Kis 20:32): “Dan sekarang, setelah memberimu tugas dan peringatan yang khidmat ini, aku menyerahkan kamu kepada Tuhan. Kini, setelah aku mengatakan apa yang harus kukatakan, semoga Tuhan menyertaimu. Aku harus meninggalkanmu, tetapi aku meninggalkanmu di dalam tangan yang baik.” Mereka khawatir tentang apa yang akan menimpa mereka, bagaimana mereka meneruskan pekerjaan mereka, dan bagaimana mereka dapat melewati kesukaran-kesukaran, serta bagaimana mereka dan keluarga mereka bisa hidup dengan cukup. Sebagai jawaban atas kekalutan mereka itu, Paulus mengarahkan mereka supaya memandang kepada Allah dengan iman, dan memohon kepada Allah supaya memandang mereka dengan belas kasih.
- 1. Lihatlah di sini kepada siapa ia menyerahkan mereka. Dia memanggil mereka saudara (dalam TB tidak diterjemahkan – pen.), bukan hanya sebagai orang-orang Kristen, melainkan sebagai pelayan-pelayan, dan dengan demikian ia mendorong mereka supaya berharap kepada Allah seperti yang telah diperbuatnya, sebab ia dan mereka itu bersaudara.
- (1) Dia menyerahkan mereka kepada Allah, yaitu meminta Allah menyediakan segala sesuatu bagi mereka, mengurus, dan memenuhi semua kebutuhan mereka. Dengan menyerahkan mereka kepada Allah, ia mendorong mereka untuk menyerahkan semua kekhawatiran mereka kepada-Nya, dengan keyakinan bahwa Allah memedulikan mereka: “Apa pun yang kamu inginkan, datanglah kepada Allah, biarlah matamu tertuju kepada-Nya senantiasa, dan bergantunglah kepada-Nya dalam segenap kesesakan dan kesukaranmu. Biarlah ini yang menjadi penghiburanmu, yaitu bahwa kamu mempunyai Allah yang bisa kamu datangi, Allah yang maha-mencukupi.” Aku menyerahkan kamu kepada Tuhan, yaitu ke dalam pemeliharaan-Nya, ke dalam perlindungan dan kepedulian-Nya. Cukuplah bahwa kita masih punya Allah di dekat kita, tidak peduli dengan siapa pun kita harus berpisah (1Ptr. 4:19).
- (2) Dia menyerahkan mereka kepada firman kasih karunia-Nya, yang oleh sebagian orang diartikan sebagai Kristus: Dia adalah Firman (Yoh. 1:1), Firman hidup, sebab di dalam Dia disediakan hidup bagi kita (1Yoh. 1:1), dan dalam artian yang sama pula, di sini Kristus disebut sebagai firman kasih karunia-Nya, sebab karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia. Dia menyerahkan mereka kepada Kristus, menaruh mereka ke dalam tangan-Nya sebagai pelayan-pelayan-Nya, yang pasti akan dijagai-Nya secara istimewa. Paulus menyerahkan mereka bukan saja kepada Allah dan pemeliharaan-Nya, tetapi juga kepada Kristus dan kasih karunia-Nya, sebagaimana yang dilakukan oleh Kristus sendiri terhadap murid-murid-Nya sewaktu Dia hendak meninggalkan mereka: percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Maknanya sebenarnya sama saja, melalui firman kasih karunia-Nya kita memahami Injil Kristus, sebab di dalam firman itu, Kristuslah yang dekat dengan kita, sebagai sokongan dan kekuatan bagi kita, dan firman-Nya itu adalah Roh dan hidup: “Kamu akan mendapati banyak kelegaan ketika dengan iman mempercayai pemeliharaan Allah, tetapi lebih banyak lagi kelegaan dengan bertindak atas dasar iman untuk mempercayai janji-janji Injil.” Dia menyerahkan mereka kepada firman kasih karunia Kristus, yang disabdakan-Nya kepada para murid-Nya saat Ia mengutus mereka, memberitahukan amanat agung-Nya kepada mereka, dengan jaminan bahwa Dia akan selalu menyertai mereka senantiasa sampai kepada akhir zaman: “Camkanlah firman itu, dan Allah akan memberimu keuntungan dan penghiburan darinya, dan tidak ada lagi yang kami perlukan.” Dia menyerahkan mereka kepada firman kasih karunia Allah, bukan hanya sebagai dasar pengharapan mereka dan sumber sukacita mereka, tetapi juga sebagai pedoman bagi jalan mereka: “Aku menyerahkan kamu kepada Tuhan, sebagai Gurumu yang kamu layani, dan aku telah mendapati-Nya sebagai seorang Guru yang baik, dan kepada firman kasih karunia-Nya, sebagai pedoman dalam pekerjaanmu dan sebagai aturan hidupmu. Taatilah ketetapan-ketetapan firman itu dan hiduplah berdasarkan janji-janji di dalamnya.”
- 2. Simaklah di sini mengapa Paulus menyerahkan mereka kepada firman kasih karunia Allah, bukan semata-semata sebagai perlindungan dari musuh-musuh mereka atau sebagai pemeliharaan bagi keluarga mereka, melainkan lebih sebagai berkat rohani yang paling mereka butuhkan dan yang seharusnya paling mereka hargai. Mereka telah menerima Injil kasih karunia Allah dan dipercaya untuk memberitakannya. Kini dia menyerahkan mereka kepada Injil itu,
- (1) Untuk membangun mereka: “Roh kasih karunia yang bekerja di, dengan, dan melalui Injil kasih karunia itu berkuasa membangun kamu, dan selagi kamu melekatkan diri dan berakar di dalamnya setiap hari, kamu bisa mengandalkannya untuk membangun dirimu. Meskipun kamu telah diperlengkapi dengan karunia-karunia yang baik, firman kasih karunia ini berkuasa untuk membangun kamu. Di dalamnya terdapat hal-hal yang harus lebih kamu pahami dan selami.” Perhatikanlah, dalam memberitakan firman kasih karunia, para pelayan Allah harus berusaha membangun diri mereka sendiri juga, bukan hanya membangun orang lain saja. Orang-orang Kristen yang paling teguh selalu bisa bertumbuh selagi mereka masih ada di dunia ini, dan mereka akan mendapati firman kasih karunia itu terus membantu pertumbuhan mereka. Firman kasih karunia itu masih berkuasa untuk membangun mereka.
- (2) Sebagai kehormatan mereka: firman kasih karunia-Nya berkuasa menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. Firman kasih karunia Allah menganugerahkan bagian itu bukan hanya dengan memberikan pengetahuan tentangnya (sebab hidup yang tidak dapat binasa telah didatangkan oleh Injil), tetapi juga dengan memberikan janji firman itu, janji Allah yang tidak berdusta, yang di dalam Kristus menjadi ya dan amin. Dan melalui firman sebagai sarana yang biasa, Roh kasih karunia dikaruniakan ( Kis 10:44) sebagai materai janji tersebut, dan sebagai tanda dari hidup kekal yang dijanjikan. Jadi, firman kasih karunia Allahlah yang mengaruniakan kepada kita bagian itu. Perhatikanlah,
- [1] Sorga adalah bagian yang telah ditentukan bagi para pewarisnya, dan hak waris itu tidak dapat dibatalkan. Warisan yang diterima itu seperti yang diterima oleh bangsa Israel di Kanaan berdasarkan janji dan bagian yang ditentukan bagi mereka, dan warisan itu berlaku bagi semua keturunan mereka.
- [2] Bagian warisan ini hanya dikaruniakan dan disediakan kepada semua orang yang telah dikuduskan, hanya bagi mereka saja. Karena itu, orang-orang yang belum dikuduskan tidak dapat disambut sebagai tamu bagi Allah yang kudus ataupun sebagai tamu di antara kaum kudus yang disebutkan di atas. Begitu pula sorga tidak akan menjadi bagian mereka. Akan tetapi, bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya, yang telah lahir kembali, yang di dalam diri mereka gambaran Allah telah diperbaharui, bagian itu pasti menjadi milik mereka yang tak tergoyahkan, sekokoh yang dapat dibuat oleh kuasa mahatinggi dan kebenaran kekal. Dengan demikian, orang-orang yang hendak menjadikan bagian itu sebagai hak mereka haruslah memastikan bahwa mereka terhitung di antara orang-orang yang telah dikuduskan, tergabung ke dalamnya dan lebur dengan mereka, serta memiliki gambaran dan hakikat yang sama dengan mereka. Sebab, kita tidak dapat berharap untuk menjadi salah satu dari orang-orang yang mendapat kemuliaan itu, kecuali jika kita juga menjadi salah satu dari orang-orang yang telah dikuduskan itu.
- VI. Paulus menganjurkan dirinya sendiri kepada mereka untuk diteladani dalam hal sikap tidak mengingini dunia ini dan segala isinya. Sikap ini akan membantu mereka untuk melewati masa-masa di dunia ini dengan lebih ringan dan nyaman, jika saja mereka berjalan dalam roh dan langkah-langkah yang sama dengan dia. Dia memang telah menyerahkan mereka kepada Allah dan firman kasih karunia-Nya supaya mereka memperoleh berkat-berkat rohani yang tidak diragukan lagi merupakan berkat yang terbaik. Namun, apa yang harus mereka lakukan untuk mencukupi kebutuhan makan bagi keluarga mereka, kebutuhan yang memadai untuk mereka sendiri, dan bagian bagi anak-anak mereka? “Untuk masalah ini,” kata Paulus, “kerjakan seperti apa yang kulakukan.” Dan apakah yang dilakukannya itu? Di sini ia memberi tahu mereka,
- 1. Bahwa dia tidak pernah mengincar harta duniawi (ay. Kis 20:33): “Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga. Jadi hendaknya kamu pun begitu, dan kamu akan merasa nyaman.” Banyak orang kaya di Efesus, dan banyak di antara mereka yang telah memeluk iman Kristen. Mereka memiliki banyak uang, makanan, dan barang-barang berharga, juga memakai pakaian yang indah-indah dan berpenampilan mewah. Akan tetapi,
- (1) Paulus tidaklah memiliki keinginan apa pun untuk hidup seperti mereka. Kita mungkin dapat mengartikannya seperti ini: “Aku tidak pernah ingin memiliki perak atau emas saat aku melihat orang lain memilikinya. Aku pun tidak ingin mengenakan pakaian mahal ketika aku melihat orang lain mengenakannya. Aku pun tidak mencela atau mendengki mereka. Aku bisa hidup nyaman dan bermanfaat tanpa harus hidup mewah.” Rasul-rasul palsu suka menonjolkan diri secara lahiriah (Gal. 6:12), supaya dipandang hebat di dunia ini, tetapi Paulus tidak begitu. Dia tahu apa itu kekurangan dan apa itu dirugikan.
- (2) Dia tidak bersikap tamak ingin menerima perak, emas, atau pakaian dari mereka. Dia sama sekali tidak pernah menginginkan, apalagi sampai mendengki, juga tidak mau mereka memberinya ini dan itu sebagai balas jasa atas susah payahnya di antara mereka, melainkan mencukupkan diri dengan apa yang ada padanya. Dia tidak pernah mengambil untung dari pada mereka (2Kor. 12:17). Dia bukan saja dapat berkata seperti Musa (Bil. 16:15), dan seperti Samuel (1Sam. 12:3, 5), lembu siapakah yang telah kuambil? Atau, siapakah yang telah kuperas?, tetapi juga dapat berkata, “Kebaikan dari siapakah yang hendak kuterima atau pernah kuminta? Atau siapakah yang pernah aku bebani dengan diriku?” Dia tidak setuju dengan sikap yang mengingini pemberian (Flp. 4:17).
- 2. Bahwa dia telah bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan bersusah-payah mencari nafkah (ay. Kis 20:34) “Kamu sendiri tahu dan telah menjadi saksi mata, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Kamu telah melihatku sibuk dari pagi hingga malam, memotong-motong bahan dan membuatnya menjadi tenda.” Dan, karena pada umumnya tenda terbuat dari kulit, maka pekerjaan itu amatlah sulit. Perhatikanlah,
- (1) Kadang kala Paulus mengalami kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, sekalipun ia adalah kesayangan sorga dan merupakan berkat tidak terkira bagi dunia ini. Betapa tidak tahu berterima kasih dan jahatnya dunia ini, membiarkan orang sebaik Paulus menderita kemiskinan!
- (2) Dia tidak menginginkan lebih dari sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia tidak menjalani pekerjaannya untuk memperkaya diri, melainkan untuk mencukupkan dirinya dengan makanan dan pakaian saja.
- (3) Ketika harus mencari nafkah, Paulus melakukannya dengan kedua tangannya. Paulus punya kepala dan lidah cakap yang dapat menghasilkan uang, tetapi tangannyalah, yang disebutkannya di sini, yang memenuhi keperluanku. Betapa mengenaskannya, tangan-tangan yang sering kali tertumpang untuk mengantarkan Roh Kudus itu, tangan-tangan yang sering dipakai Allah untuk mengerjakan mujizat, dan kedua hal itu dilakukan juga di Efesus ( Efesus 19:6,11), diharuskan berkutat dengan jarum dan gunting, alat pelubang dan jahitan benang, untuk membuat tenda, hanya untuk sekadar bisa makan! Paulus mengingatkan para pelayan Allah (dan juga orang lain melalui mereka) mengenai hal itu, supaya mereka tidak terkejut jika mendapati diri mereka terabaikan sedemikian rupa, tetapi harus tetap meneruskan pekerjaan mereka sambil berjuang sedapat mungkin untuk bertahan hidup. Semakin kurang dukungan yang mereka dapatkan dari manusia, semakin besar yang akan mereka terima dari Allah.
- (4) Dia tidak hanya bekerja bagi dirinya sendiri saja, tetapi juga menopang keperluan orang-orang yang menyertainya. Hal ini benar-benar sukar. Lebih pantas rasanya jika merekalah yang justru bekerja untuknya (untuk memelihara dia sebagai pembimbing mereka), dan bukannya dia yang bekerja bagi mereka. Tetapi kenyataannya memang demikian. Orang-orang yang bersedia mengerahkan tenaga akan mendapati orang-orang di sekeliling mereka mempersilakan mereka untuk melakukannya. Jika Paulus mau bekerja untuk keperluan teman-teman seperjalanannya, dengan senang hati dia akan diterima untuk melakukannya.
SH -> Kis 20:17-38; Kis 20:17-38
SH: Kis 20:17-38 - Kesetiaan memberitakan Injil (Minggu, 2 September 2007) Kesetiaan memberitakan Injil
Di tengah zaman yang menawarkan berbagai bentuk persaingan, kompromi,
dan kesenangan sesaat, orang Kristen perlu mel...
Kesetiaan memberitakan Injil
Di tengah zaman yang menawarkan berbagai bentuk persaingan, kompromi,
dan kesenangan sesaat, orang Kristen perlu melakukan evaluasi
terhadap orientasi hidup dan pelayanan. Kita bisa belajar dari
Paulus.
Pertama, Paulus memiliki konsep pelayanan yang jelas. Ia tidak ragu sedikit pun akan panggilannya sebagai pengabar Injil, meski itu berarti penderitaan atau kematian (19-20, 24).
Kedua, Paulus tidak hanya ingin menyenangkan telinga pendengarnya. Sasarannya adalah supaya orang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus (21). Itulah sebabnya, ia memberitakan Injil, baik kepada orang Yunani yang tidak mengenal Allah maupun kepada orang Yahudi yang ingin membunuh dia. Ia bahkan berkata bahwa ia telah memberitakan Injil kepada semua orang, baik yang diselamatkan, maupun yang akan binasa (26).
Ketiga, Paulus berorientasi pada tujuan akhir, yaitu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Tuhan kepada dia (24). Paulus melayani bukan untuk kebesaran namanya atau untuk mengumpulkan kekayaan (33). Motivasi Paulus adalah untuk menyenangkan Tuhan dengan cara mencapai garis akhir yang telah ditetapkan oleh Tuhan, bukan oleh ambisi pribadinya.
Keempat, Paulus adalah pelayan Tuhan yang tidak suka mengemis (33-35). Ia tidak hidup dari uang persembahan jemaat. Ia bekerja keras untuk membiayai pelayanannya, dan juga pelayanan rekan-rekan sekerjanya, serta mencukupkan kebutuhan mereka yang berkekurangan.
Paulus memusatkan hidupnya pada Kristus sehingga Kristuslah yang ia utamakan. Dirinya, penghidupannya, bahkan nyawanya sekali pun, rela dia nomor duakan; asalkan Kristus dimuliakan dan semakin dikenal oleh banyak orang. Sikap hidup Paulus kiranya menjadi panutan bagi kita. Walau pun kita bukan orang yang secara khusus bekerja dalam bidang pelayanan, tetapi hidup berpusatkan Kristus kiranya menjadi kerinduan kita juga. Memang akan ada tantangan dan risiko, namun panutan dari Paulus kiranya membangkitkan semangat kita untuk tetap bertahan.

SH: Kis 20:17-38 - Paulus yang profesional. (Selasa, 27 Juni 2000) Paulus yang profesional.
Para top eksekutif perusahaan besar berhasil mencapai segudang
prestasi di dalam bidangnya karena mereka menjalankan ...
Paulus yang profesional.
Para top eksekutif perusahaan besar berhasil mencapai segudang
prestasi di dalam bidangnya karena mereka menjalankan tugas dan
tanggung jawab dengan profesionalisme yang tinggi. Bagaimanakah
seorang dikatakan profesional? Pertama, ia mempunyai wawasan,
pengetahuan, dan pemahaman yang mendalam dan luas dalam bidang
yang ditekuni. Kedua, ia dapat menterjemahkan pengetahuan yang
dimiliki ke dalam ketrampilan yang berguna untuk berkarya.
Ketiga, ia mempunyai integritas yang tinggi yang diakui oleh
kolega (teman sejawat) dan masyarakat dimana ia berkarya.
Bila dibandingkan dengan para top eksekutif, Paulus tidak kalah. Sebagai pelayan Tuhan, ia mempunyai profesionalisme yang tinggi sesuai standar masa kini. Ceramah Paulus di depan para penatua Efesus secara tidak langsung mengungkapkan bahwa Paulus adalah seorang profesional sejati. Ia mempunyai integritas yang tinggi, dibuktikan dengan hidupnya yang transparan di hadapan jemaatnya (18b, 34). Integritas ini meliputi setia terhadap tujuan hidupnya yaitu melayani Tuhan, tetap setia dan taat mengemban misi dan tanggung jawabnya walaupun situasi dan kondisi tidak mendukung (19-220, 23-24), tuntas dalam menjalankan tugasnya (26), kesungguhannya (31), bersih dan jujur dalam soal keuangan (34). Siapa yang meragukan bahwa Paulus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang Injil dan doktrin-doktrin Kristen.
Tidak hanya itu, ia juga mempunyai wawasan yang luas sehingga ia tahu apa yang akan dihadapi oleh jemaat Efesus dan ia pun tahu Siapa yang dapat mendukung dan menopang mereka (31-32). Di dalam setiap pelayanan yang ia lakukan, Paulus tidak pernah menggunakan hanya satu metode pendekatan dan pengajaran. Ia memberitakan dan mengajar baik dalam kelompok besar maupun kelompok kecil (20), bersaksi (21), menasehati (28), memperingati (31), membimbing, dan memimpin kepada sumber kasih karunia yaitu Allah. Tiga Faktor inilah yang selalu mewarnai setiap gerak dan langkah pelayanannya. Karena itulah Paulus pun mempunyai 'segudang prestasi'.
Renungkan: Bagaimana jika setiap pelayan Tuhan baik mereka yang melayani penuh waktu maupun yang melayani sebagai majelis, aktivis gereja dan kampus, tidak memilih tiga faktor ini?
Utley -> Kis 20:25-35
Utley: Kis 20:25-35 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 20:25-3525 Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memb...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 20:25-35
25 Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah 26 Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa. 27 Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu. 28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. 29 Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. 30 Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. 31 Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata. 32 Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. 33 Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. 34 Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. 35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
Kis 20:25 "sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi" Paulus berencana pergi ke Spanyol, tapi mungkin secara kontekstual mengacu pada hukuman penjara yang akan datang dan mungkin kematiannya di Yerusalem. Jika Surat-surat Pastoral menggambarkan perjalanan misi Paulus yang keempat, berarti Paulus memang kembali ke wilayah ini lagi.
- 1. Efesus, 1Tim 1:3; 3:14; 4:13
- 2. Miletus, 2Tim 4:20
- 3. Bahkan mungkin Troas, 2Tim 4:13.
Paulus hidup oleh iman dalam pimpinan Allah. Dia tidak tahu akan masa depannya.
□ "memberitakan kerajaan Allah" Lihat catatan di Kis 2:34.
Kis 20:26 "aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa" ini adalah idiom Yahudi, seperti Kis 18:6, atau lebih spesifik, Yeh 3:16 ff Yeh 33:1 ff. Paulus telah memberitakan Injil dengan setia (lih. 2Kor 2:17). Kini mereka yang merespon dan yang menolak pemberitaan Injil, akan menanggung beban atas keputusan yang mereka buat sendiri. Yang satu untuk pelayanan, yang lain untuk kehancuran (lih. 2Kor 2:15-16).
Kis 20:27 "Aku tidak lalai" Lihat catatan di Kis 20:20.
□ "seluruh maksud Allah" Kita harus selalu mewartakan seluruh pesan Tuhan secara utuh, bukan hanya bagian yang menjadi favorit kita! Mungkin ini sebuah sebuah sindiran kepada orang Yahudi yang mengklaim bahwa Paulus meninggalkan beberapa bagian dari Injil (yaitu Hukum Musa-Yudaisme) atau ke karismatik 2Kor 12 yang mengira Paulus tidak memiliki pengalaman rohani. Tujuan Allah adalah bahwa manusia dikembalikan ke persekutuan penuh dengan diri-Nya, yang merupakan tujuan penciptaan sejak semula.
Kis 20:28 "Jagalah dirimu" Ini adalah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Peringatan ini juga terdapat dalam 1Kor 16:13; Kol 4:2; 1Tes 5:6,10. Kehidupan kekristenan memiliki aspek ilahi maupun aspek manusia. Tuhan selalu mengambil inisiatif dan menetapkan agenda, tetapi orang percaya harus merespon dan terus merespon. Di satu sisi kita bertanggung jawab atas kehidupan rohani kita (lih. Fil Kis 2:12-13). Apa yang benar bagi pribadi orang percaya, adalah benar bagi para pemimpin jemaat (lih. 1Kor 3).
□ "dan jagalah seluruh kawanan" Ini adalah metafora bagi umat Allah (lih. Mazm 3; Luk 12:32, Yoh 21:15-17). Ini juga merupakan istilah asli dari "pendeta" Lihat catatan di Kis 20:17. Pemimpin jemaat bertanggung jawab kepada Allah atas diri mereka sendiri dan atas jemaat-jemaat mereka (lih. 1Kor 3).
□ "kamulah yang ditetapkan Roh Kudus" ini menunjukkan panggilan ilahi oleh Allah dalam memilih pemimpin jemaat.
□ "penilik" Lihat catatan di Kis 20:17.
□ "Jemaat Allah". Kata "Allah" ditemukan dalam manuskrip Yunani kuno P74, A, C, D, dan E, sedangkan kata "Tuhan" ditemukan dalam MSS. Dan B. Paulus sering menggunakan frasa "jemaat Allah", tetapi tidak pernah menggunakan frasa "jemaat Tuhan". Konteksnya mendukung "jemaat Tuhan" karena frase berikutnya, "melalui darah anak-Nya sendiri", pasti merujuk kepada Kristus. Bagaimanapun, ini hanyalah jenis perubahan editorial si penyalin agar seperti yang diharapkan. Oleh karena itu teks Yunani UBS4 mempertahankan kata "Allah", tapi memberikan peringkat AC. Kata "Tuhan" akan menjadi bacaan yang paling tidak biasa dan sulit.
Teks ini berfungsi sebagai contoh yang baik bagaimana ahli-ahli Taurat mengubah naskah untuk alasan teologis. Sebuah diskusi yang baik ditemukan Bart D. Ehrman, The Orthodox Corruption of Scripture, hal. 87-89. Juru tulis mengubah teks untuk membuatnya doktrinal lebih kuat terhadap ajaran-ajaran sesat Kristologis pada masa itu. Kis 20:28 menawarkan berbagai perubahan mungkin terkait dengan internal historis / alasan teologis.
Sebelum kita mengangkat tangan putus asa, kita harus ingat bahwa Perjanjian Baru memiliki tradisi tekstual yang superior, jauh lebih baik daripada tulisan kuno lainnya. Meskipun kita tidak dapat benar-benar yakin kata-kata yang tepat dari penulis asli, kita masih memiliki teks yang dapat dipercaya dan akurat! Varian ini tidak mempengaruhi doktrin-doktrin utama! Lihat Rethinking New Testament Textual Criticism Ed. David Alan Black.
□ "yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri." ini mencerminkan konsep PL tentang substitusi kurban (lih. Im 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; Yes 53). Ini juga referensi yang kuat untuk keilahian Yesus. Paulus sering menggunakan frase yang menunjuk pada kebenaran ini (lih. Rom 9:5; Kol 2:9; Tit 2:13).
Memungkinkan juga untuk menerjemahkan frase Yunani ini sebagai "melalui anak-Nya sendiri", yang berarti hubungan keluarga yang sangat dekat (yaitu Anak-Nya, Yesus). FF Bruce, Commentary on the book of the Acts, hal 416 # 59, mengatakan frase ini harus diterjemahkan "melalui darah anak-Nya sendiri", penegasannya dibuktikan dalam papyrus.
Kis 20:29 "serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu" Ini adalah metafora berdasarkan metafora yang digunakan sebelumnya dari kata "kawanan domba" dan "gembala". Ini menonjolkan masalah guru- guru palsu, baik dari luar (ay. 29) dan dalam (ay. 30). Keduanya datang dengan berbulu domba (lih. Mat 7:15-23; Luk 10:3, Yoh 10:12, juga dalam interbiblical apocalyptic literature, I Henokh 89:10-27; IV Ezra 5:18). Orang percaya harus menguji mereka yang mengklaim berbicara atas nama Allah (lih. 1Yoh 4:1). Uji melalui kesetiaan mereka kepada Injil, baik dalam kata maupun perbuatan (lih. ay Kis 20:18-24; Rom 16:17-18).
Kis 20:30 "dengan ajaran palsu" "Berbicara" adalah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE, sedangkan "ajaran palsu" adalah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE, digunakan sebagai PERFECT PASSIVE PARTICIPLE (objek langsung). Arti dasarnya adalah "mengubahnya". Hal ini digunakan untuk menjelaskan manusia (lih. Luk 9:41; Phil. Kis 2:15). Kegiatan ini dijelaskan (istilah yang berbeda) dalam 2Pet 3:15-16.
□ "mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka" Pertanyaan teologisnya adalah, "Apakah murid-murid yang ditarik supaya mengikuti mereka, terhilang dalam roh atau bingung?" (lih. Mat 24:24). Tidak mungkin dogmatis, tetapi iman yang benar akan terus bertahan! (Lih. 1Yoh 2:18).
Kis 20:31 "berjaga-jagalah" Ini adalah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE (lih. Mr 13:35), yang pararel dengan ay. 28, "Berjaga-jagalah untuk dirimu". Pemimpin-pemimpin Allah dan jemaat-jemaat Tuhan harus terus berjaga-jaga terhadap nabi-nabi palsu, bukan mereka yang mengabaikan preferensi pribadi kita, tetapi mereka yang mengabaikan Injil dan implikasi gaya hidup nya.
□ "Tiga tahun lamanya" ini mengacu pada waktu selama Paulus tinggal di Efesus. Frase ini mencakup semua kegiatan Paulus di daerah ini. Dia tinggal lebih lama dengan orang-orang percaya di kota ini dibandingkan dengan kota-kota lain, jemaat lain, atau wilayah lain. Mereka tahu Injil. Sekarang mereka menjagnya dan menyebarkannya!
Kis 20:32 "menyerahkan kamu kepada Tuhan" Ini berarti "mempercayakan kepada" (lih. Kis 14:23). Kita bertanggung jawab kepada Allah bagi Injil. Kepada kita telah dipercayakan (lih. 1Tim 1:18). Kita bertanggung jawab menyebarkan ke orang lain yang juga akan menyebarkannya (lih. 2Tim 2:2)
Nama "Tuhan" ditemukan di MSS P74, A, C, D, dan E. Istilah "Allah" ditemukan di MS B. UBS4 memberi Theos rating "B" (hampir pasti).
□ "kepada firman kasih karunia-Nya" Lihat catatan di ay. 24. Ini adalah frase sinonim untuk "Injil"
□ "berkuasa membangun kamu" Perhatikan bahwa pribadi dan kebenaran Allah (Injil) yang memimpin kita kepada kedewasaan (lih. Kis 9:31). Paulus sering menggunakan metafora ini. Kata Yunani ini dapat diterjemahkan, baik membangun atau memperbaiki (lih. 1Kor 14). Ini adalah tujuan dari Injil, bukan hanya kedewasaan pribadi orang percaya, tetapi seluruh jemaat.
□ "dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan" Dalam PL Allah adalah milik pusaka orang Lewi dan para Imam. Dalam PB Allah adalah milik pusaka semua orang percaya karena orang percaya adalah anak-anak Allah melalui pribadi dan karya Kristus (lih. Rom 8:15,17; Gal 4:1-7; Kol 1:12).
□ "bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya" Ini adalah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE. Lihat Topik Khusus: Pengudusan di Kis 9:32.
Kis 20:33 "perak atau emas atau pakaian" Ini adalah bagian kekayaan. Paulus membela tindakan dan motifasinya. Dalam PB keserakahan dan dorongan seksual seringkali adalah tanda dari nabi-nabi palsu (lih. 1Kor 3:10-17).
Kis 20:34 "untuk memenuhi keperluanku" Paulus menolak untuk menerima bantuan dari para jemaat yang sedang ia layani karena tuduhan terus menerus oleh guru-guru palsu tentang motivasinya. Paulus memenuhi keperluannya sendiri (lih. 1Kor 4:12; 9:3-7; 2Kor 11:7-12; 12:13; 1Tes 2:9; 2Tes 3:6-13). Juga Paulus, seorang nabi yang terlatih, secara pribadi ragu tentang menerima uang dari mengajar. Namun, ia menegaskan bahwa pelayan Injil harus dibayar (lih. 1Kor 9:3-18; 1Tim 5:17-18).
Ada sejarah singkat yang sangat baik dari dunia Mediterania abad pertama oleh James S. Jeffers, The Greco- Roman World of the New Testament Era. Hal ini menyebutkan bahwa Paulus bekerja dengan tangannya sendiri untuk menyediakan kebutuhan fisiknya dalam perjalanan misi yang ketiga (lih. hal 28).
- 1. Perjalanan pertama, 1Kor 4:12; 9:6; 1Tes 2:9
- 2. Perjalanan kedua, Kis 18:3
- 3. Perjalanan ketiga, Kis 19:11-12; 20:34; 2Kor 12:14
Kis 20:35 Perhatikan bahwa orang-orang percaya bekerja keras bukan untuk keuntungan pribadi atau untuk kemewahan, tetapi demi orang lain yang membutuhkan dalam nama Kristus (lih. 2Kor 9:8-11). Kutipan Paulus dari Yesus tidak ditemukan dalam Injil. Oleh karena itu, pasti merupakan tradisi lisan.
Kata "lemah" disini tidak digunakan dalam arti orang Kristen yang terlalu lemah (lih. Rom 14:1; 15:1; 1Kor 8:9-13; 9:22), tetapi secara fisik membutuhkan. Paulus bekerja untuk memnuhi kebutuhan dirinya dan orang percaya lain yang membutuhkan.
Topik Teologia -> Kis 20:28
Topik Teologia: Kis 20:28 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Gereja
Mat 16:18 Luk 2:28-33 Kis ...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Gereja
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
- Yesus Diidentifikasikan dengan Allah 216-217
- Yesus dan Nama Allah
- Roh Kudus
- Roh yang Beramanat
- Roh Menetapkan Para Pemimpin
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kedaulatan Pemerintahan Allah
- Pemerintahan Allah (Kerajaan) di Dalam Perjanjian Baru
- Gereja dan Kerajaan
- Kehidupan Kerajaan di Dalam Gereja
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Kematian Kristus sebagai Tindakan Penyelamatan
- Gereja
- Gereja Allah
- Gereja adalah Pekerjaan Allah
- Orang Kristen Berusaha Berdiri Teguh Melawan Kejahatan dan Dosa
- Kis 14:21-22 Kis 20:28-31 Rom 16:17-19 1Ko 16:13 2Ko 4:16-18 Gal 5:1 Efe 6:10-18 2Te 2:15 1Ti 4:14-16 Ibr 10:19-25,32-39 Ibr 12:1-3,12 Yak 5:7-11 1Pe 5:8-9 1Yo 3:7 1Yo 4:1-3 2Yo 1:7-11
- Penatua Menjaga Umat Allah
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
Wycliffe: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL
Judul. Judul kitab ini sebagaimana kita ketahui tidak menyatu dengan kitab yang aslinya, tetapi berasal dari abad kedua ...
PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL
Judul. Judul kitab ini sebagaimana kita ketahui tidak menyatu dengan kitab yang aslinya, tetapi berasal dari abad kedua Masehi. Injil Lukas dan Kisah Para Rasul merupakan dua jilid dari satu karya (lihat Commentary in.loc), dan judul apapun yang sejak semula dikenakan kepada Injil Lukas berlaku untuk kedua kitab ini. Ketika jilid kedua mulai beredar secara tersendiri, judul ini dipakai untuk menunjukkan isinya.
Penulis. Baik Injil Lukas maupun kitab ini tidak menyebutkan nama penulisnya, tetapi sangat mungkin penulis itu adalah Lukas, sahabat dan rekan seperjalanan Paulus. Kunci untuk mengetahui sang penulis diberikan oleh tiga bagian yang memakai sebutan "kami," di mana narasi disajikan memakai bentuk orang pertama jamak (Kis. 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16), sehingga menunjukkan bahwa penulisnya adalah rekan seperjalanan Paulus di dalam ketiga kesempatan ini, dan ia mempergunakan buku harian perjalanannya sebagai sumber penulisan. Sebagian orang berpendapat bahwa dokumen perjalanan ini ditulis oleh seorang rekan seperjalanan Paulus yang tidak dikenal dan kemudian dimasukkan ke dalam kitab ini oleh seorang penulis tak dikenal lainnya. Tetapi keseragaman gaya penulisan di antara narasi perjalanan tersebut dengan sisa isi kitab ini serta tetap dipakainya bentuk orang pertama jamak menjadikan pendapat ini mustahil. Tradisi gereja secara seragam menyebut Lukas sebagai rekan seperjalanan Paulus dan data dari Kisah Para Rasul mendukung tradisi ini.
Tanggal Penulisan. Tanggal penulisan kitab ini terkait dengan masalah akhirnya yang mendadak (lihat Comrnentary in.loc). Kita tidak tahu kapan kitab ini ditulis, tetapi kemungkinan pada suatu tanggal tidak lama sesudah akhir narasi. Jika memang demikian, maka Kisah Para Rasul ditulis sekitar tahun 62 M.
Sumber-sumber. Di samping buku harian perjalanannya sendiri, Lukas mungkin telah memanfaatkan sumber-sumber tertulis, khususnya untuk pasal-pasal awal karyanya ini. Selaku rekan seperjalanan Paulus, dia bila memperoleh informasi tangan pertama dari sang rasul. Lagi pula, berhubung Lukas berada di Palestina selama Paulus dipenjara di Kaisarea (21:18; 27:1), dia memiliki banyak kesempatan untuk mencari keterangan tentang mala awal gereja dari para saksi mata.
Maksud Penulisan. Lukas menulis untuk meyakinkan Teofilus bahwa "segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar" (Luk. 1:4). Teofilus mungkin adalah orang bukan Yahudi yang bertobat menjadi orang Kristen, dan Lukas menulis untuk memberikan kepadanya banyak pengetahuan tentang asal mula Kekristenan ketimbang yang sudah dimilikinya. Termasuk di dalamnya ialah kisah tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus ("Injil"), serta pendirian dan perluasan gereja.
Sesungguhnya, Lukas bukan menulis sejarah gereja, mula-mula. Ini tidak berarti bahwa narasi yang dikisahkan Lukas bersifat tidak sejarah atau tidak sesuai dengan kejadian sesungguhnya. Sekalipun demikian, tugas seorang "sejarawan" ialah menyajikan narasi yang komprehensif mengenai semua peristiwa penting. Jelas hal ini bukan yang diusahakan oleh Lukas. Dia tidak menyebutkan apa-apa mengenai jemaat-jemaat yang ada di Galilea (Kis. 9:31) atau tentang penginjilan atas Mesir dan Roma. Kisahnya bukanlah kisah mengenai para rasul, sebab hanya tiga dari dua belas murid Yesus yang muncul di dalam narasi yang dikisahkannya - yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes; dan dua tokoh yang disebutkan belakangan itu hanya disebutkan secara sekilas saja. Kitab ini merupakan Kisah mengenai Petrus dan Paulus. Lagi pula, Petrus praktis hilang dari ceritera setelah pertobatan Kornelius, dan kita dibiarkan bertanya-tanya apa yang selanjutnya terjadi dengan rasul ini. Demikian pula, Lukas tidak menjelaskan tentang munculnya para tua-tua di dalam gereja (11:30), tentang bagaimana Yakobus dapat memperoleh kedudukan sebagai pemimpin gereja di Yerusalem (15:13), tentang apa yang dilakukan Paulus di Tarsus sesudah pertobatannya (9:30; lihat 11:25), dan tentang banyak masalah sejarah lainnya. Di samping itu, Lukas melampaui beberapa peristiwa dengan kata-kata yang sedikit (18:19-23), tetapi mengisahkan peristiwa lainnya dengan panjang lebar (21:17-26:32). Dengan kata lain. Lukas mengisahkan ceritera, bukan menulis "sejarah." Kisah yang disajikannya ialah garis besar utama penyebaran gereja dari Yerusalem ke Roma melalui Samaria, Antiokhia. Asia dan Eropa: dan di dalam kisah ini hanya Petrus dan Paulus yang memainkan peranan menentukan. Pelayanan para rasul di tempat lain di dunia bagian timur tidak penting bagi Lukas.
Dua tema melandasi kisah penyebaran ini: penolakan Injil oleh orang-orang Yahudi dan penerimaannya oleh orang-orang bukan Yahudi: serta sikap terhadap gereja mula-mula oleh para pejabat lokal dan pejabat di Roma. Dengan demikian, di dalam karya Lukas yang terdiri atas dua kitab (Injil Lukas dan Kisah Para Rasul) itu maksud utamanya ialah menjelaskan kepada Teofilus bagaimana Injil yang dibuka dengan janji pemulihan kerajaan bagi orang Israel (1:32, 33) berakhir dengan gereja orang bukan Yahudi di Roma yang berbeda dengan Yudaisme.
Selanjutnya, Yudaisme merupakan agama yang diakui oleh Roma. Persekutuan agama baru yang muncul dalam Yudaisme dan toh tidak sekadar merupakan suatu sekte dalam agama yang lebih lama itu menerima pengakuan yang sama dari pemerintah Roma seperti halnya Yudaisme. Dengan demikian gereja Kristen berdiri di wilayah Romawi sebagai sebuah agama sah yang berbeda dengan Yudaisme.
Kisah Para Rasul dan Surat-surat. Masalah terbesar sepanjang sejarah penelaahan kitab Kisah Para Rasul telah mencemaskan kelayakannya untuk dipercaya dibandingkan dengan surat-surat Paulus. Lukas tidak mengacu kepada surat-surat Paulus, dan tidak selalu mudah untuk menghubungkan gerakan-gerakan Paulus - sebagaimana tercermin di dalam surat-suratnya - dengan catatan Lukas. Masalah terbesar itu ialah: Bagaimana rangkaian peristiwa dalam Galatia 1:16-2:10 dapat dihubungkan dengan narasi sajian Lukas? Para pakar yang sama-sama hebat telah berpendapat bahwa kunjungan dalam Galatia 2:1-10 mengacu kepada (a) kunjungan akibat bencana kelaparan dalam Kisah Para Rasul 11:27-30 dan (b) kunjungan untuk sidang dalam Kisah Para Rasul 15. Banyak pakar beranggapan bahwa narasi dalam Kisah Para Rasul kalah apabila dibandingkan dengan surat-surat.
Aspek kedua dari masalah ini ialah kontras yang terdapat di antara gambaran tentang Paulus dalam kitab ini dengan gambaran yang disajikan di dalam surat-surat misionaris ini sendiri. Paulus yang disajikan Kisah Para Rasul tampaknya merupakan tokoh yang luwes dan berkelakuan baik yang bersedia untuk memperlunak prinsip-prinsipnya demi kelayakan (lihat 16:3; 21:26); sedangkan Paulus yang digambarkan dalam surat-surat adalah seorang tokoh kaku yang keyakinannya tidak dapat diubah sedikitpun (Gal. 1:8; 2:3). Peneliti khusus Alkitab dari kelompok Tubingen yang lebih tua membangun teori mereka tentang sejarah gereja primitif berdasarkan dugaan adanya pertentangan antara agama Kristen Paulus dengan agama Kristen Yudaistik, dan mereka berpendapat bahwa kitab Kisah Para Rasul mencerminkan tahap yang kemudian dalam sejarah konflik tersebut, yaitu ketika tercapai perpaduan di antara kedua pandangan yang bertentangan ini.
Jelas tidak mungkin kita membahas masalah-masalah ini secara rinci, tetapi semua masalah tersebut ada di latar belakang setiap usaha untuk mempelajari kitab ini dan sering kali secara langsung mempengaruhi penafsirannya.
Wycliffe: Kisah Para Rasul (Garis Besar) GARIS BESAR KISAH PARA RASUL
PENDIRIAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA
I. Permulaan Gereja (1:1-2:47)
A. Persiapan: pelayanan pasca-kebangki...
GARIS BESAR KISAH PARA RASUL
PENDIRIAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA
- I. Permulaan Gereja (1:1-2:47)
- A. Persiapan: pelayanan pasca-kebangkitan dan kenaikan Yesus (1:1-14)
- B. Pemilihan Matias (1:15-26)
- C. Kedatangan Roh Kudus (2:1-4)
- D. Kehidupan gereja mula-mula (2:42-47)
- II. Gereja di Yerusalem (3:1-5:42)
- A. Mukjizat dan khotbah yang khas (3:1-26)
- B. Perlawanan pertama dari pada pemimpin Yahudi (4:1-37)
- C. Kematian Ananias dan Safira (5:1-16)
- D. Perlawanan kedua dari para pemimpin Yahudi (5:17-42)
- III. Perluasan Gereja di Palestina Melalui Perserakan (6:1-12:25)
- A. Pemilihan tujuh diaken (6:1-7)
- B. Peristiwa perserakan: Pelayanan dan kematian Stefanus sebagai martir (6:8-8:3)
- C. Injil di Samaria (8:4-25)
- D. Pertobatan sida-sida Etiopia (8:26-40)
- E. Pertobatan Saulus (9:1-31)
- F. Pelayanan Petrus di Palestina dan orang-orang bertobat pertama dari bangsa bukan Yahudi (9:32-11:18)
- G. Pendirian gereja yang bukan Yahudi di Antiokhia (11:19-30)
- H. Penganiayaan oleh Herodes Agripa (12:1-25)
- IV. Perluasan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (13:1-27:17)
- A. Misi pertama, Galatia (13:1-14:28)
- B. Persoalan di gereja bukan Yahudi dan sidang di Yerusalem (15:1-35)
- C. Misi kedua, Asia Kecil dan Eropa (15:36-18:22)
- D. Misi ketiga, Asia Kecil dan Eropa (18:23-21:17)
- V. Perluasan Gereja di Roma (21:18-28:31)
- A. Injil ditolak oleh Yerusalem (21:18-26:32)
- B. Injil diterima di Roma (27:1-28:31)
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)