Teks -- Kisah Para Rasul 5:3 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 5:3
Full Life: Kis 5:3 - MENDUSTAI ROH KUDUS.
Nas : Kis 5:3
Supaya mendapat nama dan ketenaran, Ananias dan Safira berdusta
kepada gereja tentang pemberian mereka. Allah memandang dusta ini seb...
Nas : Kis 5:3
Supaya mendapat nama dan ketenaran, Ananias dan Safira berdusta kepada gereja tentang pemberian mereka. Allah memandang dusta ini sebagai pelanggaran berat terhadap Roh Kudus. Kematian mereka berdua dimaksudkan sebagai tanda dari sikap Allah terhadap hati yang suka menipu di antara mereka yang mengaku pernah lahir kembali dan dipenuhi dengan Roh. Perhatikan bahwa berdusta pada Roh Kudus itu sama dengan berdusta kepada Allah (ayat Kis 5:3,4;
lihat cat. --> Wahy 22:15; dan
[atau ref. Wahy 22:15]
lihat art. AJARAN TENTANG ROH KUDUS).
Ref. Silang FULL -> Kis 5:3
Ref. Silang FULL: Kis 5:3 - mengapa hatimu // dikuasai Iblis // Roh Kudus // tanah itu · mengapa hatimu: Yoh 13:2,27
· dikuasai Iblis: Mat 4:10; Mat 4:10
· Roh Kudus: Kis 5:9
· tanah itu: Ul 23:21
· mengapa hatimu: Yoh 13:2,27
· dikuasai Iblis: Mat 4:10; [Lihat FULL. Mat 4:10]
· Roh Kudus: Kis 5:9
· tanah itu: Ul 23:21
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 5:1-11
Matthew Henry: Kis 5:1-11 - Perkara Ananias dan Safira
Dalam pasal ini terdapat,
I. Dosa dan penghukuman Ananias dan Safira, yang, karena berdusta kepada Roh Kudus, tewas seketika oleh perk...
- Dalam pasal ini terdapat,
- I. Dosa dan penghukuman Ananias dan Safira, yang, karena berdusta kepada Roh Kudus, tewas seketika oleh perkataan Petrus (ay. Kis 5:1-11).
- II. Keadaan gereja yang berkembang, dalam kuasa yang menyertai pemberitaan Injil (ay. Kis 5:12-16).
- III. Pemenjaraan para rasul, dan pembebasan mereka yang ajaib dari penjara, dengan perintah-perintah baru supaya terus memberitakan Injil, dan hal itu mereka lakukan, sehingga menjengkelkan penganiaya-penganiaya mereka (ay. Kis 5:17-26).
- IV. Tuduhan kepada mereka di hadapan Mahkamah Agama, dan pembelaan mereka atas perbuatan mereka (ay. Kis 5:27-33).
- V. Nasihat Gamaliel mengenai para rasul, bahwa sebaiknya Mahkamah Agama tidak menganiaya mereka, melainkan membiarkan mereka, dan melihat apa yang akan terjadi. Mahkamah Agama menyetujui nasihat itu, untuk saat itu, dan membebaskan para rasul dengan penyesahan saja (ay. Kis 5:34-40).
- VI. Kemajuan menggembirakan yang dialami para rasul dalam pekerjaan mereka, walaupun ada larangan untuk mereka dan penghinaan terhadap mereka (ay. Kis 5:41-42).
Perkara Ananias dan Safira ( Kis 5:1-11)
- Pasal ini dimulai dengan sebuah tetapi yang murung (menurut versi KJV), yang menghentikan gambaran menggembirakan dan menyenangkan tentang hal-hal yang kita temui dalam pasal-pasal sebelumnya. Seperti setiap manusia, demikian pula setiap jemaat, memiliki tetapi dalam keadaannya yang terbaik.
- 1. Murid-murid sangat kudus, sorgawi, dan semua tampak benar-benar luar biasa baik. Tetapi ada orang-orang munafik di antara mereka, yang hatinya tidak lurus di hadapan Allah, yang, ketika dibaptis dan mengenakan rupa kesalehan, justru memungkiri kekuatan kesalehan itu, dan tidak mendapatkan apa-apa darinya. Ada campuran keburukan dengan kebaikan dalam perkumpulan orang yang terbaik yang terletak di seberang sorga ini. Lalang akan tumbuh di antara gandum sampai waktu panen.
- 2. Sungguh terpuji bahwa murid-murid mencapai tingkat kesempurnaan yang dianjurkan Kristus kepada orang muda yang kaya itu. Mereka menjual segala milik mereka dan memberi kepada orang-orang miskin. Tetapi itu pun terbukti merupakan selubung dan penutup kemunafikan, yang sebelumnya disangka sebagai tanda dan bukti ketulusan yang mendalam.
- 3. Pertanda dan keajaiban yang diadakan rasul-rasul sampai saat itu adalah mujizat-mujizat belas kasihan, tetapi saat itu terjadilah mujizat penghakiman. Inilah sebuah tindakan tegas yang menyusul tindakan kebaikan, supaya Allah dikasihi dan juga ditakuti.
- Perhatikanlah di sini,
- I. Dosa Ananias dan Safira istrinya. Alangkah indahnya jika suami istri bekerja sama dalam suatu perbuatan baik, tetapi bersekongkol dalam kejahatan berarti menjadi seperti Adam dan Hawa ketika mereka sepakat untuk memakan buah terlarang, dan bersatu dalam ketidaktaatan. Nah, dosa mereka adalah,
- 1. Bahwa mereka sangat ingin dianggap sebagai murid-murid yang unggul, dan paling utama, padahal sesungguhnya mereka bukan murid-murid sejati. Mereka ingin dipandang sebagai pohon-pohon yang paling banyak berbuah di kebun anggur Kristus, padahal sesungguhnya mereka tidak memiliki akar. Mereka menjual sebidang tanah, dan membawa uangnya (seperti yang dilakukan Barnabas) ke depan kaki rasul-rasul, supaya mereka tidak kelihatan ketinggalan dengan orang-orang percaya yang paling utama, dan mendapatkan tepuk tangan dan sorak-sorai. Mereka juga ingin menjadi calon yang sangat pantas untuk mendapat kenaikan jabatan di gereja, yang mungkin mereka pikir akan segera tampak bersinar dalam kemegahan dan kebesaran duniawi. Perhatikanlah, mungkin saja orang-orang munafik menyangkal diri dalam satu hal, tetapi kemudian itu untuk kepentingan mereka dalam hal lain. Mereka bisa saja melepaskan keuntungan duniawi mereka dalam satu hal, dengan harapan menemukan keuntungan dalam hal lainnya. Ananias dan Safira mau menerima pengakuan iman agama Kristen, dan secara lahiriah suka menonjolkan diri, padahal mereka tahu tidak dapat melaksanakan sepenuhnya pengakuan iman orang Kristen tersebut. Dengan demikian mereka menghina Allah dan menipu orang lain. Orang muda yang kaya itu patut dihargai, dan sikapnya benar sampai di situ, bahwa dia tidak mau berpura-pura mengikuti Kristus. Dia tahu bahwa, jika sampai harus jatuh miskin, dia tidak akan dapat memenuhi persyaratan-Nya, sehingga pergilah ia dengan sedih. Ananias dan Safira berpura-pura mampu memenuhi persyaratan, supaya dapat memperoleh penghargaan sebagai murid, padahal sebenarnya mereka tidak mampu, dan dengan demikian mencemarkan kemuridan. Perhatikanlah, sering kali akibatnya sangat buruk, jika orang membuat pengakuan lebih jauh daripada yang dapat diterima oleh batin mereka.
- 2. Bahwa mereka tamak terhadap kekayaan dunia, dan tidak percaya pada Allah dan pemeliharaan-Nya. Mereka menjual sebidang tanah mereka, dan mungkin kemudian, karena semangat yang tiba-tiba muncul, tidak bermaksud apa-apa selain mempersembahkan seluruh uang hasil penjualan untuk penggunaan-penggunaan saleh. Mungkin mereka bernazar atau setidaknya benar-benar bertujuan hendak melakukannya. Namun ketika uang penjualan diterima, hati mereka menjadi lemah, lalu menahan sebagian dari hasil penjualan itu (ay. Kis 5:2), karena mereka mencintai uang. Mereka berpikir uang itu terlalu banyak untuk dilepaskan sekaligus dan dipercayakan ke tangan para rasul. Lagi pula siapa tahu, mungkin mereka sendiri membutuhkannya. Walaupun saat itu segala sesuatu adalah milik bersama, namun tidak akan berlangsung lama, lalu apa yang harus mereka lakukan pada waktu kekurangan, jika tidak ada yang mereka sisakan untuk mereka pakai sendiri? Mereka tidak dapat mempercayai firman Allah bahwa mereka akan dipelihara. Sebaliknya, mereka berpikir akan memainkan peranan yang lebih bijak daripada yang dilakukan orang lain, dan menyimpan untuk saat darurat. Demikianlah mereka berpikir hendak melayani Allah dan juga Mamon. Melayani Allah, dengan membawa sebagian uang ke kaki para rasul, dan Mamon, dengan menyimpan sisanya di kantong mereka sendiri. Seakan-akan Allah tidak maha-mencukupi, dan segala kebutuhan mereka tidak akan terpenuhi jika mereka tidak menahan sebagian uang di tangan mereka sendiri untuk berjaga-jaga. Hati mereka bercabang, oleh sebab itu mereka harus menanggung akibat kesalahannya (Hos. 10:2). Mereka bercabang hati. Jika mereka sepenuhnya orang yang duniawi, mereka tidak akan menjual tanah mereka. Dan, jika mereka sepenuhnya orang Kristen, mereka tidak akan menahan sebagian uang hasil penjualan.
- 3. Bahwa mereka bermaksud menipu para rasul, dan membuat mereka percaya bahwa mereka membawa seluruh uang hasil penjualan, padahal sesungguhnya hanya sebagian. Mereka datang dengan tenang, dan menunjukkan kesalehan dan pengabdian yang hebat, sama seperti orang-orang lain, lalu diletakkannya uang itu di depan kaki rasul-rasul, seakan-akan itu adalah seluruh milik mereka. Mereka berpura-pura di depan Allah dan Roh-Nya, di depan Kristus, gereja, dan pelayan-pelayan-Nya, dan inilah yang menjadi dosa mereka.
- II. Tuduhan kepada Ananias, yang menyatakan hukumannya dan pelaksanaan hukumannya untuk dosa ini. Ketika membawa uang itu, dia berharap akan dipuji dan disemangati seperti yang lain, tetapi Petrus justru menegur dia. Tanpa menanyai atau memeriksa saksi-saksi yang berkaitan dengan uang itu, Petrus memberi dia tuduhan yang tidak terbantahkan atas kejahatan itu. Petrus juga memperberat tuduhannya, dan menambah bebannya, dengan menunjukkan sifat yang sesungguhnya dari kejahatan itu (ay. Kis 5:3-4). Roh Allah di dalam Petrus tidak hanya mengetahui kenyataan tanpa keterangan apa pun (walaupun mungkin tidak ada seorang manusia pun di dunia ini yang mengetahuinya kecuali orang itu dan istrinya sendiri), namun juga mengenali akar ketidaksetiaan yang menguasai hati Ananias, yang mendasari perbuatannya. Oleh karena itu dia segera mengambil tindakan terhadap Ananias. Kalau saja itu adalah dosa kelemahan, karena dikejutkan oleh pencobaan, Petrus pasti akan mengajak dia berbicara secara pribadi. Dia akan meminta Ananias pulang ke rumah, mengambil sisa uangnya, dan bertobat dari kebodohannya yang berusaha melakukan penipuan ini terhadap mereka. Tetapi Petrus mengetahui bahwa hatinya penuh niat untuk berbuat jahat, dan oleh karena itu tidak memberi dia waktu untuk bertobat. Di sini Petrus menunjukkan kepadanya,
- 1. Sumber dosanya. Hatinya dikuasai Iblis. Iblis bukan hanya menganjurkan perbuatan itu kepadanya, dan memasukkannya ke dalam pikirannya, melainkan menyuruh dia segera memutuskan untuk melakukannya. Apa pun yang bertentangan dengan Roh yang baik berasal dari roh yang jahat, dan hati yang dikuasai Iblis diperintah dan dikuasai oleh keduniawian. Ada yang berpikir bahwa Ananias adalah salah satu dari orang-orang yang telah menerima Roh Kudus dan dipenuhi dengan karunia-karunia-Nya. Namun, setelah dia membuat Roh Kudus mundur darinya, sekarang hatinya dikuasai Iblis, seperti ketika Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN. Iblis adalah roh pendusta. Seperti itulah dia di mulut nabi-nabi Ahab, dan seperti itu pula dia di mulut Ananias. Dan melalui perbuatan ini tampaklah bahwa Iblis menguasai hati Ananias.
- 2. Dosa itu sendiri. Ananias mendustai Roh Kudus. Suatu dosa dengan sifat yang sangat mengerikan sehingga tidak mungkin dia lakukan jika Iblis tidak menguasai hatinya.
- (1) Perkataan yang kita terjemahkan sebagai mendustai Roh Kudus, pseusasthai se to pneuma to hagion, ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai mengingkari Roh Kudus, yang dapat dipahami dengan dua cara:
- [1] Bahwa dia mengingkari Roh Kudus yang ada di dalam dirinya sendiri. Dr. Lightfoot memahaminya seperti itu. Dia juga menduga bahwa Ananias bukanlah seorang percaya biasa, melainkan seorang hamba Tuhan, dan salah satu dari seratus dua puluh orang yang telah menerima karunia Roh Kudus (karena dia disebutkan segera setelah Barnabas). Namun dia berani mengingkari dan mempermalukan karunia itu, dengan menyamarkan dirinya. Atau seperti ini. Orang-orang yang menjual harta mereka, dan meletakkan uangnya di kaki para rasul, melakukannya karena dorongan khusus dari Roh Kudus, yang memampukan mereka untuk melakukan tindakan yang sangat hebat dan murah hati seperti itu. Akan tetapi, Ananias berpura-pura bahwa dia digerakkan oleh Roh Kudus untuk melakukan apa yang dia lakukan, seperti yang lain, padahal tampak dari kerendahan moralnya bahwa dia sama sekali tidak berada di bawah pengaruh roh yang baik. Karena, kalau itu adalah pekerjaan Roh Kudus, pastilah sempurna.
- [2] Bahwa dia mengingkari Roh Kudus yang ada di dalam diri para rasul yang menerima uangnya itu. Dia membuat gambaran yang salah tentang Roh yang menggerakkan para rasul, dengan kecurigaannya bahwa mereka tidak akan membagikan dengan setia apa yang dipercayakan kepada mereka. Itu adalah pemikiran yang buruk, seakan-akan mereka menyalahgunakan kepercayaan yang ada pada mereka. Atau dengan keyakinannya bahwa mereka tidak dapat mengungkap penipuan tersebut. Dia mengingkari Roh Kudus ketika dengan perbuatannya dia berpikir bahwa orang-orang yang diberi karunia Roh Kudus dapat dengan mudah diperdayai seperti orang lain. Dia seperti Gehazi, yang dihukum tuannya karena kesalahannya, dengan perkataan itu, “Bukankah hatiku ikut pergi?” (2Raj. 5:26). Kaum Israel dan Yehuda didakwa memungkiri TUHAN ketika, seperti Ananias di sini, mereka benar-benar berlaku tidak setia dengan berkata “Dia tidak berbuat apa-apa!” (Yer. 5:11-12). Demikianlah Ananias berpikir bahwa para rasul secara keseluruhan sama seperti dirinya, dan ini berarti mengingkari Roh Kudus yang ada di dalam mereka. Seakan-akan Dia yang ada di dalam mereka tidak dapat membedakan rupa-rupa roh, sedangkan mereka memiliki semua karunia Roh di dalam mereka, yang kepada orang lain hanya dibagikan beberapa saja. Lihat 1 Korintus 12:8-11. Orang yang berpura-pura diilhami Roh Kudus, dengan cara memperdayai jemaat dengan khayalan-khayalan mereka, baik melalui pendapat maupun perbuatan, bahwa mereka digerakkan dari atas, padahal sebenarnya mereka didorong oleh keangkuhan, ketamakan, atau cinta kekuasaan, mereka ini mengingkari Roh Kudus.
- (2) Namun kita menafsirkannya mendustai Roh Kudus, yang didukung oleh ayat 4, Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.
- [1] Ananias berdusta, dengan sengaja, dan dengan maksud memperdayai. Dia memberi tahu Petrus bahwa dia telah menjual miliknya (rumah atau tanah), dan ini adalah uang hasil penjualannya. Mungkin dia menyampaikannya dengan kata-kata yang dapat bermakna ganda, memakai beberapa kata yang samar-samar. Dia berpikir itu dapat meringankan persoalan sedikit, dan menyelamatkan dia dari kesalahan kalau terang-terangan berbohong. Atau mungkin dia tidak mengatakan apa-apa. Semua orang melakukan hal yang sama, dan dia bersikap sama seperti yang lain yang membawa seluruh hasil penjualan, sehingga dia akan dikira melakukan itu juga. Dan dia mengharapkan pujian yang diperoleh orang-orang yang melakukan itu, serta hak istimewa dan kebebasan menggunakan persediaan umum seperti mereka. Oleh karena itu, perbuatannya itu merupakan pernyataan tidak langsung bahwa dia membawa seluruh hasil penjualan seperti mereka, dan ini adalah kebohongan, karena dia menyimpan sebagian. Perhatikanlah, banyak orang terdorong membuat kebohongan besar karena dikuasai keangkuhan dan mencintai tepuk tangan manusia, terutama dalam berbuat amal kepada orang miskin. Oleh karena itu janganlah sampai kita kedapatan menyombongkan diri dengan pemberian palsu yang diberikan kepada kita, atau yang diberikan oleh kita (Ams. 25:14). Kita bahkan tidak boleh menyombongkan diri bila memberikan pemberian yang sepenuh hati. Inilah arti peringatan Juru Selamat kita mengenai perbuatan amal, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Barangsiapa membanggakan perbuatan baik yang tidak pernah mereka lakukan, atau berjanji melakukan perbuatan baik tetapi tidak pernah melakukannya, atau membuat kesan perbuatan baiknya lebih banyak atau lebih baik daripada sesungguhnya, melakukan dosa kebohongan yang sama dengan Ananias itu. Ini seharusnya membuat kita semua takut memikirkannya.
- [2] Dia menyampaikan kebohongan ini kepada Roh Kudus. Uang itu, dan kata-kata yang diucapkan, bukan hanya disampaikan kepada para rasul, melainkan lebih kepada Roh Kudus yang ada di dalam mereka (ay. Kis 5:4). Engkau bukan mendustai manusia (bukan kepada manusia saja, bukan terutama kepada manusia, walaupun para rasul hanyalah manusia), tetapi mendustai Allah. Dari sini pantas disimpulkan bahwa Roh Kudus adalah Allah, karena orang yang mendustai Roh Kudus mendustai Allah. “Orang-orang yang mendustai para rasul, yang digerakkan dan bertindak oleh Roh Allah, dikatakan mendustai Allah, karena para rasul bertindak dengan kuasa dan wewenang dari Allah. Selanjutnya (seperti yang diamati dengan baik oleh Dr. Whitby), kuasa dan wewenang Roh Kudus pastilah kuasa dan wewenang Allah.” Lebih jauh dia menunjukkan, “Ananias dikatakan mendustai Allah, karena dia mendustai Roh yang ada di dalam diri para rasul, yang memampukan mereka mengenali rahasia-rahasia hati dan tindakan manusia, yang adalah ciri khas Allah sendiri. Orang yang mendustai Roh pastilah mendustai Allah, karena dia mendustai Dia yang memiliki ciri khas Allah yang tidak dapat dialihkan kepada siapa pun, dan karenanya merupakan hakikat ilahi.”
- 3. Hal-hal yang memberatkan dosa tersebut (ay. Kis 5:4). Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Ini dapat dipahami dengan dua cara:
- (1) “Engkau tidak berada di bawah pencobaan untuk menahan sebagian dari hasil penjualan. Sebelum tanah itu dijual, itu adalah kepunyaanmu, dan tidak digadaikan atau dijadikan jaminan pinjaman. Ketika tanah itu dijual, engkau berkuasa untuk memberikan uangnya sesukamu, jadi engkau bisa saja memberikan seluruhnya. Engkau tidak memiliki utang yang harus dibayar, mungkin tidak memiliki anak yang harus dibiayai, jadi tidak berada di bawah pengaruh dorongan khusus apa pun untuk menahan sebagian uang hasil penjualan. Engkau melakukan pelanggaran tanpa alasan.” Atau,
- (2) “Engkau sama sekali tidak perlu menjual tanahmu, atau membawa sedikit pun dari uang itu ke kaki para rasul. Engkau bisa saja menyimpan uang itu, jika engkau mau, dan tanah itu juga, dan tidak perlu berpura-pura melakukan tindakan sempurna ini.” Para rasul menetapkan peraturan amal, supaya orang-orang jangan ditekan, dan supaya amal itu tidak dituntut sebagai suatu keharusan, karena Tuhan menyukai orang yang memberi dengan sukacita (2Kor. 9:7). Filemon pun harus melakukan perbuatan baik, jangan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela (Flm. 1:14). Seperti halnya lebih baik tidak bersumpah daripada bersumpah lalu tidak menepatinya, demikian pula lebih baik dia tidak menjual tanahnya sama sekali daripada menjual untuk menahan sebagian uang hasil penjualannya. Lebih baik tidak berpura-pura melakukan perbuatan baik daripada berpura-pura melakukannya padahal hanya setengah-setengah. “Setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Tetapi tidak demikian halnya jika engkau bersumpah atasnya. Engkau sudah berbicara kepada Tuhan dan tidak dapat mundur lagi.” Jadi, ketika memberikan hati kita kepada Allah, kita tidak boleh memberikannya sebagian. Iblis, seperti ibu yang mengakui anak yang bukan miliknya, mau menerima separuh, namun Allah menghendaki seluruh hati kita atau tidak sama sekali.
- 4. Semua kesalahan ini, dengan hal-hal tadi yang memberatkan, dituduhkan kepadanya: Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Perhatikanlah, walaupun Iblis membisiki hatinya supaya melakukan itu, namun dia dikatakan merencanakan perbuatan itu dalam hatinya, yang menunjukkan bahwa kita tidak dapat memperingan dosa-dosa kita dengan meletakkan kesalahan pada iblis. Iblis mencobai, namun tidak dapat memaksa. Oleh keinginan kita sendirilah, kita diseret dan dipikat. Kejahatan apa pun yang dikatakan atau dilakukan orang berdosa, dia membuahinya di dalam hatinya sendiri. Oleh karena itu, jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya. Penutup dakwaan itu sangat berat, namun sangat adil: Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah. Betapa kuat penegasan yang diberikan sang nabi terhadap kejahatan Ahas, Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? (Yes. 7:13). Dan juga Musa terhadap kejahatan Israel, Bukan kepada kami sungut-sungutmu itu, tetapi kepada TUHAN (Kel. 16:8). Jadi di sini, engkau bisa saja memperdayai kami, yang adalah manusia seperti dirimu sendiri, namun jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Jika kita berpikir hendak mencurangi Allah, pada akhirnya kita akan terbukti membuat kecurangan yang mencelakakan jiwa kita sendiri.
- III. Kematian dan penguburan Ananias (ay. Kis 5:5-6).
- 1. Dia tewas di tempat. Ketika mendengar perkataan itu Ananias diam saja, sama seperti orang yang dituduh menyusup masuk pesta perjamuan kawin tanpa berpakaian pesta. Dia tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membela dirinya. Namun bukan hanya itu saja, dia seketika terdiam, karena tewas seketika: rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Tidak jelas apakah Petrus memaksudkan dan mengharapkan hal ini akan terjadi setelah apa yang dia katakan kepadanya. Mungkin ya, karena kepada Safira istrinya Petrus secara khusus membicarakan kematian (ay. Kis 5:9). Ada yang berpikir bahwa seorang malaikat memukul dia, sehingga dia mati, seperti Herodes (12:23). Atau, hati nuraninya sendiri menampar dia dengan kengerian dan keterkejutan yang amat sangat karena memahami kesalahannya, sehingga dia jatuh dan mati di bawah beban kesalahan itu. Dan mungkin, ketika dia diyakinkan telah mendustai Roh Kudus, dia ingat bahwa hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni, dan ini menusuk dia seperti sebilah pisau ke jantungnya. Lihatlah kuasa firman Allah di mulut para rasul. Seperti halnya bagi sebagian orang kuasa firman itu adalah bau kehidupan yang menghidupkan, demikian pula bagi yang lain itu adalah bau kematian yang mematikan. Seperti halnya ada yang dibenarkan oleh Injil, demikian pula ada yang dihukum olehnya. Hukuman terhadap Ananias ini mungkin tampak keras, namun kita yakin ini adil.
- (1) Hukuman ini dimaksudkan untuk memelihara kehormatan Roh Kudus yang saat itu belum lama dicurahkan ke atas para rasul, untuk menegakkan kerajaan Injil. Yang dilakukan Ananias terhadap Roh Kudus adalah penghinaan besar, seolah-olah Dia dapat diperdayai, dan ini sungguh akan menyangkali kebenaran kesaksian para rasul. Karena, jika dengan Roh Kudus mereka tidak dapat mengungkap penipuan tersebut, bagaimana mungkin dengan Roh itu mereka bisa mengungkapkan hal-hal mendalam tentang Allah, yang harus mereka nyatakan kepada anak-anak manusia? Oleh karena itu kepercayaan kepada karunia dan kuasa para rasul penting untuk didukung, walaupun dengan harga yang mahal ini.
- (2) Hukuman ini dimaksudkan untuk mencegah orang lain melakukan kesombongan yang sama, pada saat sekarang ini di awal masa bekerjanya Roh Kudus. Simon si penyihir itu sesudah itu tidak dihukum dengan cara yang sama, juga Elimas. Namun Ananias dijadikan contoh saat pertama itu, supaya, bersama bukti layak yang menunjukkan betapa menyenangkannya menerima Roh Kudus, terdapat juga bukti layak yang menunjukkan betapa berbahayanya menolak Roh Kudus dan menghina-Nya. Alangkah kerasnya hukuman atas penyembahan anak lembu emas, dan pengumpulan kayu api pada hari Sabat, ketika hukum kedua dan keempat dari sepuluh perintah Allah baru saja diberikan saat itu! Demikian pula persembahan api yang asing oleh Nadab dan Abihu, dan pemberontakan Korah dan kumpulannya, ketika api dari sorga baru saja diberikan saat itu, dan wewenang Musa dan Harun saat itu baru saja ditegakkan. Selain itu, hukuman Ananias ini dilaksanakan melalui pelayanan Petrus, yang padahal juga telah menyangkal Tuan-Nya dengan berbohong hanya beberapa waktu lalu. Hal ini mengisyaratkan bahwa hukuman itu bukanlah karena Petrus membenci kesalahan yang dilakukan terhadap dirinya. Dia yang telah bersalah akan bermurah hati terhadap orang-orang yang melakukan kesalahan, dan dia yang pernah bertobat dan diampuni akan mengampuni penghinaan ini, dan berusaha keras membawa orang yang bersalah ini kepada pertobatan. Tetapi hukuman ini adalah tindakan Roh Allah dalam diri Petrus: kepada Dia-lah penghinaan dilakukan, dan oleh Dia-lah hukuman diberikan.
- 2. Ananias segera dikuburkan, karena ini adalah tata cara orang Yahudi (ay. Kis 5:6). Beberapa orang muda, yang mungkin diberi tugas di gereja untuk mengubur orang mati, seperti libitinarii dan polinctores di antara orang Romawi. Atau mungkin mereka adalah orang-orang muda yang menyertai dan melayani para rasul. Mereka mengapani mayat itu dengan kain kafan, mengusungnya ke luar kota, dan menguburnya dengan layak, walaupun dia mati dalam dosa dan karena pukulan pembalasan ilahi yang tiba-tiba.
- IV. Perhitungan dengan Safira, istri Ananias, yang mungkin lebih dulu melakukan pelanggaran, dan mendorong suaminya supaya memakan buah terlarang ini. Masuklah dia ke tempat di mana para rasul berada, yang tampaknya adalah Serambi Salomo, karena di sanalah kita biasa menemukan mereka (ay. Kis 5:12), yaitu bagian Bait Allah di mana Kristus dahulu berjalan-jalan (Yoh. 10:23). Kira-Kira tiga jam kemudian masuklah dia, berharap ikut mendapatkan ucapan terima kasih dari semua orang atas kedatangannya, dan atas persetujuannya untuk menjual tanah tersebut. Dari situ mungkin dia berhak mendapatkan sebagian atau sepertiga. Ia tidak tahu apa yang telah terjadi. Aneh, tidak ada yang bergegas memberi tahu dia tentang kematian mendadak suaminya, supaya dia dapat menghindar. Mungkin seseorang sudah melakukannya, namun dia tidak ada di rumah. Karena itu dia datang untuk memperkenalkan dirinya di hadapan para rasul, sebagai seorang dermawan, dengan dana yang dia dapatkan dengan pelanggaran, bukan berkat.
- 1. Dia terbukti bersalah ikut melakukan dosa yang sama dengan suaminya, melalui pertanyaan yang diajukan Petrus kepadanya (ay. Kis 5:8). “Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?” dengan menyebutkan jumlah yang dibawa dan diletakkan Ananias di kaki para rasul. “Inikah semua yang engkau terima dari penjualan tanah itu, dan tidak lebih dari itu?” “Ya,” kata Safira, “kami tidak memperoleh lebih dari itu. Itulah setiap sen yang kami terima.” Ananias dan istrinya sepakat menyampaikan cerita yang sama. Karena tawar-menawar dilakukan secara pribadi, dan ada persetujuan untuk merahasiakannya di antara mereka, tidak ada orang yang dapat menyanggah mereka, dan mereka mengira dapat mempertahankan kebohongan mereka dengan aman, lalu memperoleh keuntungan karenanya. Menyedihkan jika kita melihat hubungan-hubungan yang seharusnya saling mendorong untuk melakukan hal yang baik malah saling mengeraskan dalam melakukan hal yang jahat.
- 2. Hukuman disampaikan kepadanya, bahwa dia harus ambil bagian dalam hukuman suaminya (ay. Kis 5:9).
- (1) Dosanya dibukakan: “Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?” Sebelum menyampaikan hukuman, Petrus memberitahukan kekejiannya, dan menunjukkan kejahatan dosanya. Perhatikanlah,
- [1] Bahwa mereka mencobai Roh TUHAN. Sama seperti Israel mencobai Allah di padang gurun, ketika mereka mengatakan, “Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?” setelah mereka melihat begitu banyak bukti menakjubkan atas kuasa-Nya. Dan bukan hanya kehadiran-Nya, melainkan juga kekuasaan-Nya, ketika mereka berkata, “Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?” Demikian pula di sini, “Sanggupkah Roh di dalam diri para rasul mengungkapkan penipuan ini? Sanggupkah mereka mengetahui bahwa ini hanyalah sebagian dari hasil penjualan, saat kita mengatakan kepada mereka bahwa ini adalah seluruh hasil penjualan?” Dapatkah Ia mengadili dari balik awan-awan yang gelap? (Ayb. 22:13). Mereka melihat bahwa para rasul memiliki karunia lidah, namun apakah mereka memiliki karunia membedakan rupa-rupa roh? Orang yang mengira dapat berbuat dosa dengan aman dan bebas mencobai Roh Allah. Mereka mencobai Allah seolah-olah Dia sama seperti diri mereka sendiri.
- [2] Bahwa mereka sepakat bersama-sama melakukannya, membuat ikatan hubungan mereka satu sama lain (yang karena penetapan ilahi merupakan ikatan yang kudus) menjadi ikatan kejahatan. Sulit dikatakan mana yang lebih buruk di antara teman satu kuk dan hubungan-hubungan lain: perpecahan dalam berbuat baik atau kerukunan dalam berbuat jahat. Sepertinya tersirat bahwa kesepakatan mereka untuk melakukannya bersama-sama adalah tindakan mencobai Roh Kudus lebih jauh. Seakan-akan, ketika mereka berjanji untuk saling mendukung dalam hal ini, bahkan Roh TUHAN sendiri pun tidak dapat menyingkap mereka. Dengan demikian mereka menyembunyikan dalam-dalam rancangannya terhadap TUHAN, namun dipaksa mengetahui bahwa itu adalah sia-sia. “Mengapa kamu sampai tergoda seperti itu? Kebodohan aneh apa yang merasuki kamu, sehingga mau mengambil risiko mencobai apa yang sudah tidak perlu diperdebatkan lagi? Mengapa kamu, yang adalah orang-orang Kristen yang sudah dibaptis, tidak memahami dirimu sendiri dengan lebih baik? Berani-beraninya kamu mengambil risiko sebesar itu?
- (2) Hukumannya dibacakan: Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu (mungkin Petrus mendengar mereka datang, atau tahu bahwa mereka tidak mungkin lama pergi) dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar. Seperti Adam dan Hawa, yang sepakat memakan buah terlarang, bersama-sama diusir keluar dari taman Firdaus, demikian pula Ananias dan Safira, yang sepakat mencobai Roh TUHAN, bersama-sama dihalau keluar dari dunia ini.
- 3. Hukuman itu terlaksana dengan sendirinya. Tidak perlu ada algojo, karena kuasa membunuh menyertai kata-kata Petrus, seperti halnya kuasa menyembuhkan kadang-kadang menyertainya. Karena, Allah, yang dalam nama-Nya Petrus berbicara, mematikan dan menghidupkan, dan dari mulut-Nya (dan Petrus saat itu adalah mulut-Nya) keluar apa yang buruk dan apa yang baik (ay. Kis 5:10): Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus. Terhadap beberapa orang berdosa Allah segera mengambil tindakan, sedangkan terhadap yang lainnya Dia lama bersabar. Sudah pasti Allah memiliki alasan-alasan yang tepat untuk perbedaan itu, namun Dia tidak harus menjelaskannya kepada kita. Safira baru saat itu mendengar bahwa suaminya sudah mati. Pemberitahuan itu, dengan pengungkapan dosanya, dan hukuman mati yang diberikan kepadanya, menyambar dia bagaikan oleh petir dan menerbangkannya bagaikan oleh angin puyuh. Ada banyak peristiwa kematian mendadak yang tidak boleh dianggap sebagai hukuman atas suatu dosa besar, seperti ini. Kita tidak boleh berpikir bahwa semua orang yang mati mendadak adalah orang-orang yang lebih berdosa dari yang lain. Mungkin hal itu menguntungkan bagi mereka, bahwa mereka mengalami perjalanan singkat. Bagaimanapun, itu adalah peringatan bagi semua orang supaya selalu siap. Tetapi di sini sudah jelas bahwa kematian tersebut merupakan penghakiman. Sebagian orang mempertanyakan keadaan kekal Ananias dan Safira, dan cenderung berpikir bahwa kebinasaan daging adalah agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Dan saya harus mengikuti pendapat yang murah hati itu, kalau saja mereka diberi kesempatan untuk bertobat, seperti dengan orang Korintus yang melakukan hubungan badan dengan sesama anggota keluarganya. Namun, hal-hal yang tersembunyi bukanlah untuk kita. Dikatakan, rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus. Di tempat dia seharusnya meletakkan seluruh hasil penjualan, dan tidak melakukannya, di situlah dia tergeletak, seperti untuk menutup kekurangannya. Orang-orang muda yang mengurus penguburan masuk dan mendapati dia sudah mati, dan tidak dikatakan mereka mengapani dia, seperti yang dia lakukan terhadap Ananias, namun mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya. Dan mungkin sebuah tulisan dipasang di atas kuburan mereka, yang menyiratkan bahwa mereka adalah tugu kemurkaan ilahi terhadap orang-orang yang mendustai Roh Kudus. Ada orang yang bertanya apakah para rasul menyimpan uang yang mereka bawa, yang tentangnya mereka telah berbohong. Saya cenderung berpikir mereka menyimpannya. Mereka tidak memiliki takhayul orang-orang yang mengatakan, “Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan,” karena bagi orang suci semuanya suci. Apa yang mereka bawa tidak cemar bagi orang-orang yang menerimanya, tetapi apa yang mereka simpan cemar bagi mereka yang menyimpannya. Perbaraan pemberontak-pemberontak Korah pun digunakan.
- V. Kesan yang ditimbulkan pada orang banyak. Hal ini dicatat di tengah-tengah cerita (ay. Kis 5:5): Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu, yang mendengar kata-kata Petrus, dan melihat apa yang terjadi sesudah itu atau yang mendengar cerita tentang itu, karena pastilah peristiwa itu menjadi bahan seluruh pembicaraan di kota. Dan lagi (ay. Kis 5:11): Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu.
- 1. Orang-orang yang telah menggabungkan diri dengan gereja menjadi takut dan kagum terhadap Allah dan penghakimannya, dan semakin menghormati pengaturan Roh Kudus yang sekarang berlaku atas mereka. Itu bukanlah kabut atau penghalang bagi sukacita kudus mereka, melainkan mengajar mereka untuk bersungguh-sungguh dengan Roh Kudus, dan bersukacita dengan gemetar. Semua yang meletakkan uang mereka di kaki para rasul setelah itu takut menahan sebagian dari hasil penjualan.
- 2. Semua yang mendengar hal itu menjadi lumpuh ketakutan karenanya, dan segera mengatakan, Siapakah yang tahan berdiri di hadapan TUHAN, Allah yang kudus ini dan Roh-Nya di dalam diri para rasul? Seperti dalam 1 Samuel 6:20.
SH: Kis 5:1-11 - Musuh dalam selimut (Senin, 31 Mei 1999) Musuh dalam selimut
Gereja yang dipenuhi Roh Kudus, tidak menjamin bahwa semuanya
penuh keindahan dan kebenaran. Setelah musuh dari luar tidak m...
Musuh dalam selimut
Gereja yang dipenuhi Roh Kudus, tidak menjamin bahwa semuanya penuh keindahan dan kebenaran. Setelah musuh dari luar tidak mampu membendung kesaksian para rasul ada musuh yang dari dalam. Sepasang suami istri yang cemburu akan penghargaan yang diterima Barnabas, telah menjual tanah mereka dan menyumbangkan hasilnya untuk orang miskin. Tetapi mereka bersekongkol untuk berpura-pura telah memberikan semua hasil penjualan tanah itu -- padahal menyimpan sebagian dari hasil penjualan. Akibat tipuan itu mereka berdua ditimpa kematian mendadak. Kejadian ini menakutkan seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar kejadian itu (ay. 11).
Tiga pelajaran utama. Pertama, Ananias dan Safira tidak berdosa kepada para rasul, tetapi kepada Allah. Allah membenci kemunafikan. Dosa yang menghancurkan dan meracuni persekutuan Kristen ini diungkapkan agar gereja menjauhkan kemunafikan. Kedua, Ananias dan Safira telah gagal menjaga kesucian hati nuraninya. Kesucian hati nurani sangat penting bagi kelangsungan hidup umat tebusan-Nya. Ketiga, pentingnya menegakkan disiplin gereja. Gereja harus waspada terhadap pelanggaran yang dilakukan jemaat, sebab hal-hal itu bisa menjadi senjata Iblis untuk menghancurkan persekutuan Kristen.
SH: Kis 5:1-11 - Hormati Tuhan (Rabu, 18 Juni 2003) Hormati Tuhan
Kisah Ananias dan Safira merupakan salah satu kisah paling
tragis yang dicatat di Alkitab. Tragis karena beberapa penyebab.
P...
Hormati Tuhan
Kisah Ananias dan Safira merupakan salah satu kisah paling tragis yang dicatat di Alkitab. Tragis karena beberapa penyebab. Pertama, kita menyaksikan amarah dan hukuman Tuhan yang langsung dan seketika dijatuhkan kepada orang berdosa. Tidak kepalang tanggung, Tuhan menetapkan hukuman mati kepada suami-istri ini. Kedua, tragis karena dosa mereka "nampaknya" relatif "kecil" dibanding dengan dosa yang diperbuat oleh anak Tuhan lainnya seperti Daud yang berzinah dan membunuh Uria atau Petrus yang menyangkal Tuhan. Ananias dan Safira "hanya" berbohong. Reaksi sepintas kita adalah hukuman yang diterima Ananias dan Safira tidaklah sebanding dengan dosa mereka. Ketiga, peristiwa ini tragis karena terjadi di tengah-tengah gemuruh hidup berkemenangan yang sedang melanda umat Kristen mula-mula.
Secara kronologis, kisah ini didahului oleh turunnya Roh Kudus, kemudian khotbah Petrus yang diikuti oleh pertobatan 3000 orang (ps. 2); Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh dan keberanian mereka berbicara di hadapan Mahkamah Agama (ps. 3 dan 4); serta gambaran tentang kehidupan orang Kristen mula-mula yang membagi harta kepunyaannya dengan sesama (ps. 4). Tiba- tiba, di tengah semua luapan karya Tuhan yang menakjubkan itu, kita menyaksikan luapan kemarahan Tuhan yang mematikan. Sungguh mencengangkan dan menakutkan!
Kisah Ananias dan Safira memperlihatkan keseriusan Allah dengan dosa. Tuhan menghendaki agar kita pun bersikap serius -- tidak main-main -- dengan dosa. Jika Ia tampak lunak pada kasus pelanggaran yang lain, itu dikarenakan kasih karunia-Nya yang besar. Seharusnya kita semua mengalami nasib yang sama seperti Ananias dan Safira, sebab "upah dosa ialah maut" (Rm. 6:23).
Renungkan: Jangan mempermainkan Tuhan, kelunakan-Nya bukanlah pertanda kelemahan-Nya.
SH: Kis 5:1-11 - Disiplin untuk memurnikan umat (Rabu, 17 Juni 2009) Disiplin untuk memurnikan umat
Apa tujuan disiplin gereja ditegakkan? Agar dosa tidak dianggap
sepele. Kita tahu bahwa Perjanjian Lama sangat me...
Disiplin untuk memurnikan umat
Apa tujuan disiplin gereja ditegakkan? Agar dosa tidak dianggap sepele. Kita tahu bahwa Perjanjian Lama sangat menekankan kehidupan kudus dalam komunitas umat Tuhan. Misalnya, Nadab dan Abihu dihukum Tuhan dengan keras oleh karena membawa api asing ke rumah Tuhan yang kudus (Im. 10:1-2). Kesalahan itu tampak sepele dan tidak disengaja (ay. 9-11). Namun di mata Tuhan, kesalahan itu serius dan akan menjadi preseden bila tidak dihukum. Apalagi hal itu terjadi pada permulaan terbentuknya institusi ritual ke-agamaan.
Ananias dan Safira dihukum keras oleh Allah karena yang mereka lakukan bukan sekadar menodai ketulusan umat Tuhan dalam saling mengasihi dan saling memberi. Mereka telah memberi dengan motivasi yang salah, yaitu agar dipuji dan dihormati sebagai umat yang saleh. Ada dua hal yang menjadikan dosa mereka serius. Pertama, karena sifat dosa ini tidak tampak, tetapi merusak dari dalam. Motivasi yang tidak murni bisa membuat berbagai hal yang dari luar tampak saleh, tetapi sebenarnya di dalam berisi kemunafikan. Manusia bisa saja ditipu, tetapi Allah melihat sampai menembus ke kedalaman hati. Kedua, dosa ini terjadi pada permulaan berdirinya gereja. Bila tidak ada tindakan disiplin yang tegas, bukan tidak mungkin akan membawa dampak buruk penularan ketidaktulusan kepada jemaat lain. Yang juga menyedihkan adalah ketidaktulusan ini merupakan kesepakatan suami istri (ayat 1-2, 9). Hal ini mengingatkan kita tentang betapa pentingnya membina keharmonisan relasi suami istri bukan hanya secara horisontal, tetapi juga melibatkan Allah sebagai kepala pasangan suami istri.
Gereja memiliki tugas dan tanggung jawab bukan hanya untuk mengabarkan Injil, tetapi juga memuridkan mereka yang sudah diselamatkan agar menjadi orang Kristen yang bertumbuh dalam karakter Kristus. Juga jangan memberi kesempatan kepada Iblis untuk menghancurkan kemurnian iman dengan meremehkan dosa di dalam persekutuan umat.
SH: Kis 5:1-11 - Dengan motivasi yang kudus (Rabu, 22 Juni 2011) Dengan motivasi yang kudus
Jemaat mula-mula yang begitu dinamis dan bertumbuh karena karya Allah yang begitu nyata melalui Roh Kudus-Nya, harus terno...
Dengan motivasi yang kudus
Jemaat mula-mula yang begitu dinamis dan bertumbuh karena karya Allah yang begitu nyata melalui Roh Kudus-Nya, harus ternodai oleh perbuatan Ananias dan Safira.
Mereka berdua tergerak untuk mengikuti apa yang Barnabas lakukan (Kis. 4:36-37), dengan menjual dan mempersembahkan harta benda mereka. Namun mereka melakukannya bukan dengan tulus, melainkan karena ingin mendapat pujian manusia. Mereka jatuh ke dalam jerat Iblis karena menahan sebagian dari janji iman untuk memberikan seluruh hasil penjualan tanahnya. Mereka mengambil bagian yang seharusnya dipersembahkan kepada Tuhan.
Mereka memakai topeng kemunafikan dengan hanya memperlihatkan bagian luar yang indah untuk menutupi dosa di dalam hati mereka. Kata Ananias berarti Allah itu pemurah, tetapi nyatanya ia tidak menghormati Allah yang suci. Safira berarti cantik, tetapi hatinya tidak cantik. Mereka telah bersekongkol untuk mendustai Roh Kudus dan mencuri kemuliaan Allah. Perbuatan mereka akan merusak keharmonisan jemaat yang baru terbentuk. Itu sebabnya Allah menghukum mereka. Tindakan Allah yang begitu keras ini perlu dilakukan pada permulaan gereja Tuhan, sebagaimana Dia lakukan pada permulaan pendirian kemah Suci dengan menghukum Nadab dan Abihu karena mempersembahkan "apa yang asing" kepada Tuhan (Im. 10). Allah mau menunjukkan kekudusan serta keseriusan-Nya terhadap dosa. Dampaknya luar biasa. Rasa takut akan Tuhan melanda seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar kabar itu (11).
Allah memang tidak bisa dipermainkan. Ia tahu isi hati manusia, yang terdalam sekali pun. Tak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Karena itu jangan pernah main-main. Bila kita ingin melakukan sesuatu untuk Tuhan dan karena Tuhan, lakukanlah dengan benar. Jangan karena paksaan atau didorong motivasi yang tidak kudus. Ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah memaksa kita. Lakukanlah segala kebaikan karena ungkapan syukur dan pujian kita kepada Dia yang telah begitu baik kepada kita.
SH: Kis 5:1-11 - Hidup Jujur (Senin, 28 Mei 2018) Hidup Jujur
Kehidupan dalam dunia ini penuh dengan misteri dan sering tidak terduga. Berbagai peristiwa dan kejadian silih berganti. Ada kalanya kaba...
Hidup Jujur
Kehidupan dalam dunia ini penuh dengan misteri dan sering tidak terduga. Berbagai peristiwa dan kejadian silih berganti. Ada kalanya kabar baik, tetapi ada pula berita buruk. Tiada seorang pun yang dapat menjamin bahwa kehidupan akan selalu berjalan mulus.
Hal yang sama juga berlaku bagi jemaat perdana. Mereka juga tidak dapat memprediksi apakah kebersamaan dan persekutuan orang percaya dalam komunitas tubuh Kristus dapat berjalan langgeng atau tidak. Meskipun ada beberapa orang yang memberikan persembahan, namun tidak ada seorang pun yang tahu isi hati orang, apakah ia memberikan dengan tulus atau terpaksa. Hanya Allah sendirilah yang mengetahuinya.
Satu hal yang dapat dipuji dari jemaat perdana adalah kerukunan, keharmonisan, dan kepedulian di antara mereka. Kasih Kristus mengikat mereka dalam kebersamaan. Bahkan ada beberapa orang yang mau menjual harta bendanya demi cintanya kepada Kristus, misalnya Yusuf (lih. 4:36-37). Namun, tanpa diduga terjadi insiden yang mengerikan menimpa komunitas mereka, yaitu murka Allah.
Salah satu anggota mereka terkena murka Allah dan harus meninggal di tempat kejadian perkara. Mereka adalah Ananias dan Safira. Pasangan suami istri ini telah dihasut oleh Si Jahat untuk merusak persekutuan tersebut. Mereka bernazar ingin mempersembahkan seluruh hasil penjualan tanah untuk Tuhan demi pelayanan. Sayangnya, mereka menahan sebagian hasil penjualan itu, namun berlaku seolah mempersembahkan semuanya (1-2). Memang tidak diketahui pasti apa motivasi mereka dalam melakukan perbuatan yang tidak terpuji itu. Yang pasti mereka mendustai Allah (3).
Ketika seseorang menjadi bagian dari tubuh Kristus, secara otomatis hidupnya selalu berada dalam bayang-bayang bahaya. Si Jahat akan berupaya untuk menjatuhkan dan menghancurkan iman serta kehidupannya. Cara mengatasinya adalah hidup jujur di hadapan Allah setiap waktu. Dengan begitu, kita tidak memberikan ruang bagi Si Jahat hadir dalam pikiran, hati, dan perbuatan kita. [JMN]
Utley -> Kis 5:1-6
Utley: Kis 5:1-6 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 5:1-61 Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah, 2 aDengan setahu isteriny...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 5:1-6
1 Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah, 2 aDengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. 3 tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis,nsehingga engkau mendustai Roh kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? 4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah. 5 Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu. 6 Lalu dtanglah beberapa orang muda; mereka mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya.
Kis 5:1 "Ananias" Nama Ibrani lengkap akan Hananya, yang berarti "YHWH telah berbelaskasihan " atau "YHWH adalah murah hati."
□ "Safira" adalah istri Ananias. Nama dalam bahasa Aram berarti "indah." Keduanya orang-orang percaya.
Kis 5:2 "menahan" kata yang sama (nosphizomai) digunakan dalam Septuaginta (LXX) Yos 7:1 untuk menggambarkan dosa Akhan. F. F. Bruce telah membuat komentar bahwa Ananias melakukan di masa gereja mula-mula apa yang dilakukan Akhan dalam masa penaklukan. Dosa ini memiliki potensi merusak seluruh gereja. Istilah ini juga digunakan dalam Tit 2:10 budak mencuri dari majikan mereka.
□ "Membawa sebagian dari uang itu, dan ia meletakkannya di depan kaki rasul-rasul." ini mirip dengan apa yang Barnabas lakukan di Kis 4:37. Pasangan ini memiliki kebebasan untuk menjual atau tidak menjual properti pribadi mereka (lih. ay. Kis 5:4). Mereka memiliki kebebasan untuk memberikan beberapa atau semuanya untuk pekerjaan Tuhan. Mereka tidak memiliki hak untuk memberikan sebagian, tetapi mereka menyatakan memberikan semuanya. Motif dan tindakan ganda mereka mengungkapkan hati mereka (lih. ay. Kis 5:4c; Luk 21:14). Allah melihat hati (lih. 1Sam 16:07; 1Raj 8:39; 1Taw 28:9; Ams 21:02; Yer 17:10, Luk 16:15, Kis 1:24 ; Rom 8:27)..
Kis 5:3 "Setan.. Roh Kudus." Ini menunjukkan adanya dua kekuatan spiritual aktif di dunia dan dalam hidup kita. Dalam Ef 2:2-3 (lih. Yak 4) disebutkan tiga musuh pasca-Kejadian manusia: (1) sistem dunia yang telah runtuh; (2) godaan pribadi, dan (3) tabiat dosa kita.
□ "Dipenuhi" ini adalah kata yang sama digunakan untuk Roh (lih. Ef 5:18). Memenuhi membutuhkan kerjasama! Kita dipenuhi dengan sesuatu! Setan terlibat, tetapi kita yang bertanggung jawab (lih. Luk 22:3-6). Saya merekomendasikan buku Three Crucial Questions About Spiritual Warfare, oleh Clinton E. Arnold. Ini juga merupakan bukti pengaruh setan dalam kehidupan orang percaya (lih. 1Yoh 5:18-19). Lihat catatan lebih lengkap di Kis 2:4; 3:10.
□ "Mendustai Roh Kudus" Mereka berbohong kepada Petrus dan gereja, tetapi kenyataanya mereka berbohong kepada Roh Kudus. Secara Teologis hal ini sangat mirip ketika Yesus menampakkan diri kepada Paulus di jalan menuju Damaskus, "Mengapa engkau menganiaya Aku?" (lih. Kis 9:4). Paulus menganiaya orang percaya, tetapi Yesus menjadikannya masalah pribadi (tetapi Yesus menganggap Paulus menganiaya diri-Nya), seperti halnya mendustai Roh Kudus di topik ini. Ini harus menjadi kata peringatan untuk orang percaya modern.
Kis 5:4 "Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah" Bukan karena mereka menyimpan sebagian dari uang itu, tetapi mereka berbohong agar terlihat rohani. Perhatikan sekalipun hal baik, perbuatan baik, yang dilakukan dengan motivasi buruk, adalah dosa. Perhatikan bahwa Roh Kudus yang disebutkan di ayat Kis 5:3 adalah Allah.
Kis 5:5 "ia rebah dan putuslah nyawanya" Menurut masyarakat kuno, nafas terakhir adalah bukti bahwa roh orang tersebut telah pergi (lih. Hak 4:2; Yeh 21:7 di LXX). Istilah ini jarang ditemukan dalam PB hanya dalam Kisah Para Rasul (lih. Kis 5:4,10; 12:23). Ini adalah contoh penghakiman sementara. Hal ini mirip dengan penghakiman Allah pada anak-anak Harun di Im 10. Dosa adalah hal serius bagi Allah. Harganya adalah nyawa (lih. 2Raj 14:6; Yeh 18:4,20).
□ "Ketakutan yang besar melanda semua orang" Hal ini mungkin adalah tujuan dari penghakiman sementara. Peristiwa ini dapat disamakan dengan kematian di PL, kematian Nadab dan Abihu dalam Im 10 dan Uza di 2Sam 6. Berdasarkan 1Kor 11:30, Yak 5:20 dan 1Yoh 5:16-17, adalah mungkin untuk menganggap bahwa beberapa dosa orang percaya mengakibatkan kematian dini. Sulit untuk menjaga keseimbangan antara kekudusan Allah (transendensi) dan Kebapaan Allah (imanensi).
Kis 5:6 "mereka menguburkan dia" orang-orang Yahudi abad pertama tidak mempraktekkan pembalseman (sampai sekarangpun tidak), mungkin karena Kej 3:19 (lih. Mazm 103:14; 104:29). Seseorang harus dikuburkan segera, biasanya dalam satu hari.
Karena hal ini, tidak ada upacara pemakaman atau upacara penguburan Kristen.
Topik Teologia -> Kis 5:3
Topik Teologia: Kis 5:3 - -- Roh Kudus
Roh yang Dapat Didustai
Kis 5:3-4
Roh yang Disebut Allah
Kis 5:3-4
Mendustai Roh
...
- Roh Kudus
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Setan
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Hambatan Pengudusan
- Iblis Menghalangi Pengudusan
- Gereja
- Oposisi Iblis
- Gereja Mengalami Disiplin Ilahi
TFTWMS -> Kis 5:1-11
TFTWMS: Kis 5:1-11 - Batu Yang Tak Terlihat BATU YANG TAK TERLIHAT (Kis 5:1-11)
Gereja itu bersatu, dihormati, dan bertumbuh. Iblis tidak bisa menoleransi hal ini! Ia ingin memecah-belah, mempe...
BATU YANG TAK TERLIHAT (Kis 5:1-11)
Gereja itu bersatu, dihormati, dan bertumbuh. Iblis tidak bisa menoleransi hal ini! Ia ingin memecah-belah, mempermalukan, dan mengerdilkan gereja! 31Ia telah berupaya menghancurkan gereja dari luar—melalui penganiayaan. Kini ia akan berupaya menghancurkan gereja dari dalam—melalui kepura-puraan.
[Tetapi]32ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.33Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul (ay. 1, 2).
Dosa Ananias dan Safira merupakan dosa yang pertama kali dicatat dalam gereja. Bukan karena dosa itu adalah dosa pertama—setiap orang mempunyai dosa (Roma 3:23)—melainkan inilah dosa yang pertama kali dicatat.
Nama suami itu adalah Ananias, artinya "Yahweh telah menaruh iba." Ia telah diajar tentang kemurahan hati Allah; sebentar lagi ia akan belajar tentang keadilan Allah. Nama isteri itu adalah Safira, dalam bahasa Aram artinya "cantik." Kemungkinan ia berparas cantik, tetapi ia tidak memiliki kecantikan jiwa.
Penting bagi kita untuk memahami dosa mereka. Dosa mereka bukan karena memiliki sebidang tanah atau menjual tanah itu (atau mengambil keuntungan dari penjualan tanah itu). Dosa mereka bahkan juga bukan karena mereka memutuskan untuk menyimpan sebagian uang penjualan itu untuk diri mereka sendiri. Ayat 4 membuat jelas hal ini. Sebaliknya, dosa mereka adalah membawa sebagian dari hasil penjualan, tetapi menyajikannya sebagai seluruh hasil penjualan tanah itu (ay. 3, 8).
Awalnya, kata "hypocrite (munafik)" merupakan sebuah kata Yunani yang digunakan oleh bangsa Yunani untuk menunjuk seorang aktor di atas panggung.34Pada zaman itu, para aktor mengenakan topeng: topeng tersenyum menandakan komedi, topeng merengut menandakan tragedi. Sejalan berlalunya waktu, "hypocrite" akhirnya bermakna orang yang bersikap setengah hati, orang yang berpura-pura menjadi sesuatu padahal tidak begitu, orang yang mengenakan "topeng" untuk menyembunyikan siapa dirinya sebenarnya. (Matius 23 memberitahu kita apa yang Tuhan maksudkan dengan kata munafik.)
Semata-mata gagal menjadi yang seharusnya bukanlah kemunafikan; tidak seorangpun dari kita telah menjadi yang seharusnya. Kemunafikan adalah penipuan yang disengaja. Ananias dan Safira telah merencanakan penipuan mereka. Mereka "berdua sepakat" atas rencana itu (ay. 9). Kemunafikan adalah dosa yang disengaja (Ibrani 10:26-29).
Lukas tidak mengatakan apa yang mendorong mereka memutuskan untuk menipu, namun kita dapat membuat dugaan terarah.35Barnabas telah menerima pengakuan khusus atas karunianya (pemberian karunia itu boleh jadi berkaitan dengan penerimaan gelar "Barnabas"). Ananias dan Safira kemungkinan mengingini pujian yang sama bagi diri mereka. Sir Richard Steele menulis, "Dari antara semua penyakit pikiran, tidak ada yang lebih mewabah atau lebih merusak daripada senang akan sanjungan."36
Ketika kedua orang itu memutuskan untuk menjual beberapa bidang tanah, kesenangan mereka akan pujian berbenturan dengan kecintaan mereka akan uang (1 Timotius 6:10). Tanah itu kemungkinan dihargai tinggi, dan kerakusan tidak mengizinkan mereka menyerahkan seluruh hasil penjualan itu. Mereka menimbang-nimbang pertanyaan ini: Bagaimana caranya dapat memperoleh jenis pujian yang Barnabas peroleh tanpa membuat jenis pengorbanan yang Barnabas korbankan? Jawaban mereka adalah dengan berdusta tentang hasil penjualan itu. Oliver Wendell Holmes pernah mengatakan, "Dosa memiliki banyak alat, tetapi dusta merupakan sebuah tangkai yang cocok bagi alat-alat tersebut."37
Demikianlah, pagi itu Ananias berangkat membawa kantong uangnya yang menggelembung.38(Tidak seorang pun tahu bahwa di dalam rumahnya ia menyembunyikan tumpukan uangnya yang lain!) Ia tersenyum saat membayangkan bisik-bisik dukungan di antara orang banyak saat ia mengeluarkan uang itu. Mungkin mereka akan menjuluki dia "Anak Pengorbanan" atau "Tuan Penyumbang Besar"!
Ketika ia sampai di hadapan para rasul, 39ia menjalankan rencana penipuannya itu. Kita tidak tahu persis apa yang ia telah katakan atau lakukan, namun penampilan dia kemungkinan sesuai naskah ini: "Selama bertahun-tahun Allah telah memberkati saya dan Safira dengan harta yang banyak. Hal itu membuat kami penuh sukacita dalam membagi berkat tersebut dengan saudara dan saudari kita yang kurang beruntung. Sebidang tanah yang sangat baik telah menjadi bagian keluarga kami selama bertahun-tahun, tetapi (berhenti menunggu reaksi) kami telah menjualnya kemarin." Dengan penampilan yang gagah dan alim, ia meletakkan uang itu di kaki Petrus, katanya "Dan inilah hasil penjualan itu." Kemudian ia mengatakan jumlah uang yang ia bawa lalu berdiri lagi, siap untuk berujar dengan kerendahan hati, "ini bukan apa-apa, benar ini bukan apa-apa." Namun sebaliknya, ia menerima sesuatu yang mengejutkan hidupnya ketika kemunafikannya itu ditelanjangi!
Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah" (ay. 3, 4).
Dalam 1:24, Allah digambarkan sebagai Allah yang "mengenal hati semua orang" (band. Ibrani 4:13). Selama pelayanan pribadi Yesus, ada tercatat bahwa Yesus mengetahui apa yang manusia sedang pikirkan (Markus 2:8). Kini, melalui Roh Allah dan Kristus, Petrus menyingkap kejahatan dalam jiwa Ananias40—dan batu yang tak terlihat yang dapat menenggelamkan gereja.
Dalam pernyataan Petrus itu terdapat beberapa fakta yang menghenyakkan kita. Pertama, Petrus mengaitkan dosa Ananias dengan mengizinkan Iblis 41untuk "menguasai atau memenuhi" hatinya. Sebelumnya kita telah melihat ungkapan "memenuhi hatinya"—yang mengacu kepada Allah atau Roh Kudus memenuhi hati seseorang—dan kita menyimak bahwa ungkapan itu mengacu kepada orang yang sedang "di bawah kendali" Allah atau Roh Kudus. Sebagaimana Allah dapat memenuhi hati manusia, maka Iblis pun dapat berbuat serupa. Ungkapan itu tetap bermakna "di bawah kendali." Ananias mengizinkan Iblis untuk mengendalikan pikiran dan perbuatannya. Bagaimanapun, dalam melakukan hal ini Iblis tidak menentang kehendak Ananias. Petrus memberitahu Ananias, "engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu." Bisa jadi Iblis memang telah mencobai Ananias, namun pada akhirnya Ananias sendirilah yang bertanggung jawab atas perbuatannya! 42Saya dapat membayangkan Iblis berbisik di telinga Ananias, "Tidakkah akan menakjubkan jika setiap orang menyebut namamu seperti halnya nama Barnabas? Saya dapat memberitahu engkau caranya!" Jika saja Ananias menjawab dengan tegas, "Maaf, aku tidak tertarik!" maka Iblis itu akan sudah lari dari dirinya (Yakobus 4:7). Sebaliknya, Ananias membuka lebar-lebar pintu hatinya, sambil berteriak "Katakan selanjutnya!" Maka Iblis kemudian menguasai dan memenuhi hatinya. Waspadalah jangan biarkan Iblis memperoleh pijakan kaki di dalam hati Anda!43
Hal kedua dalam pernyataan Petrus yang menghenyakkan kita adalah bahwa ia menguraikan pelbagai pilihan yang Ananias miliki sebelum dan setelah ia menjual tanah itu. Tanah itu berada "di bawah kendalinya" di sepanjang waktu; Ananias dapat melakukan apa saja yang ia inginkan atas tanah itu atau atas hasil penjualan tanah itu tanpa berbuat dosa. Ia tidak harus menjual tanah itu; dan setelah ia menjualnya, ia tidak harus menyerahkan semua uang penjualan itu. Lagi, saya tekankan bahwa dosa Ananias dan Safira bukan karena mereka menyimpan sebagian uang penjualan tanah itu, melainkan karena mereka menyimpan sebagian uang itu dan berpura-pura telah membawa seluruh uang itu.
Ketiga, Petrus menuduh Ananias berdusta. Iblis "adalah pendusta dan bapa segala dusta" (Yohanes 8:44). Ketika hati seseorang dikuasai Iblis, maka dusta akan keluar secara alami. Bagaimanapun, fakta yang paling penting adalah bahwa Ananias berdusta kepada Allah. Dalam ayat 3 Petrus mengatakan bahwa Ananias telah mendustai "Roh Kudus," dan di ayat 4 ia menekankan, "Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." Di situ mungkin saja terdapat ellipsis 44yang disengaja atau mungkin saja tidak ada—"Engkau bukan [saja] mendustai manusia, tetapi [juga] mendustai Allah"—namun penekanannya adalah pada fakta bahwa Ananias telah berdusta kepada Allah.45Jika saja kata "dusta" ada dalam pikiran Ananias, kemungkinan ia mengira bahwa ia sedang mendustai para rasul ... dan gereja. Bagaimanapun, para rasul itu dipenuhi oleh Roh Kudus—dan gereja itu adalah Bait Allah. Sewaktu Ananias mendustai mereka, ia mendustai Allah itu sendiri!
Pada dasarnya, semua dosa adalah melawan Allah. Dosa bisa dan bisa juga tidak mempengaruhi orang lain; tetapi pada dasarnya, dosa adalah pemberotakan melawan yang Mahakuasa!46Camkanlah baik-baik hal ini dalam pikiran Anda. Sebentar lagi hal itu akan membantu kita ketika kita meneliti akibat dosa Ananias dan Safira.
Satu komentar lagi perlu diketengahkan untuk mengulas perkataan Petrus terhadap Ananias: Petrus tidak mengutuk Ananias. Petrus memang berterus terang tentang dosa Ananias, namun dalam perkataannya itu tidak ada unsur hukuman mati. Kemungkinan Petrus sama terkejutnya seperti orang lain terhadap apa yang terjadi kemudian.
Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu. Lalu datanglah beberapa orang muda; mereka mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya (ay. 5, 6).
Ketika tiba pada ayat-ayat ini, kebanyakan penafsir mulai mengertakan gigi mereka, mencabik-cabik baju mereka, dan menjambak-jambak rambut mereka. 47 Beberapa orang berteriak, "Cerita itu tidak pernah terjadi! Cerita itu dibuat belakangan untuk menakut-nakuti para anggota supaya tetap tunduk!" Yang lainnya menyatakan, "Mungkin sesuatu pernah terjadi, namun belakangan cerita itu dibumbui untuk memberi tambahan kesan mistik!" Beberapa lagi mengakui bahwa Ananias bisa jadi memang mati di tempat, namun jika benar begitu, hal itu disebabkan karena ia mendapat serangan jantung yang dipicu oleh keterusterangan Petrus. Hampir semuanya mengecam Petrus. "Ia belum sepenuhnya mereguk semangat Kristus!" tuduh seseorang. Yang lainnya lagi berkata untuk membela Petrus (?): "Kita harus ingat bahwa ia masih baru dalam tugas penggembalaan. Episode ini mengajar dia untuk lebih lemah lembut dalam berhubungan dengan kawanan domba!"
Beberapa gagasan harus dipahami mengenai apa yang menimpa Ananias:
(1) Itu terjadi tepat seperti yang Lukas katakan! Jika tidak, maka Lukas bukanlah seorang saksi yang dapat dipercaya dan kita tidak bisa mempercayai apapun dalam kitab itu!
(2) Petrus dibimbing oleh Roh Kudus dari Allah atas apa yang ia perbuat! (Kadang kala Petrus memang membuat kesalahan [Galatia 2:11-13], tetapi tidak pada saat ia di bawah kendali langsung Roh!) Tokoh utama di 5:1-11 bukanlah Ananias dan Safira atau Petrus, tetapi Roh Kudus. (3) Petrus berbicara sebagai wakil Allah. Roh Allah yang ada dalam dia mengungkapkan apa yang Ananias telah perbuat. Petrus telah menjelaskan bahwa dosa Ananias bukanlah menentang para rasul, tetapi menentang Allah.
(4) Apa yang terjadi merupakan penghakiman dari Allah.48Ungkapan "putuslah nyawanya" merupakan terjemahan dari kata gabungan Yunani yang menggabungkan kata untuk "jiwa" dengan kata depan "ke luar."49Satu-satunya tempat lain dimana kata yang jarang dipakai ini ditemukan dalam Perjanjian Baru adalah dalam 12:23,50yang berbicara tentang penghakiman yang menimpa Herodes: "Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing." (Huruf miring oleh saya.) Kata "mati" berasal dari kata Yunani yang sama yang diterjemahkan sebagai "putuslah nyawanya" dalam 5:5.
Simaklah bahwa setelah Ananias mati, "maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu." Apakah orang-orang itu ketakutan karena bahaya serangan jantung? Tidak. Kematian Ananias membuat mereka takut akan Allah !51(Mereka yang menganggap apa yang terjadi merupakan "di luar kebiasaan" perbuatan Allah, telah melupakan apa yang Allah telah lakukan terhadap Nadab dan Abihu dalam Imamat 10 dan Uza dalam 2 Samuel 6, dan lupa menyebutkan apa yang Allah telah lakukan belakangan terhadap Herodes dalam Kisah 12!)
Ada banyak hal yang saya tidak ketahui mengenai apa yang terjadi. Saya tidak tahu apakah Ananias memiliki kesempatan untuk bertobat atau tidak.52Saya tidak tahu bagaimana persisnya Allah memukul mati Ananias dan isterinya. 53Bagaimanapun, saya tahu hal ini: Allah memaksudkan apa yang terjadi untuk menjadi pelajaran bagi umat Kristen yang hidup saat itu dan bagi umat Kristen yang hidup saat kini (termasuk Anda dan saya).
Dalam berhubungan dengan manusia, Allah dari waktu ke waktu telah menekankan bahwa Ia tidak-main-main terhadap dosa. Seringkali, hal ini terjadi pada saat umat-Nya sedang memasuki sebuah fase baru dalam hubungan mereka dengan Dia. Demikianlah, Ia memukul Nadab dan Abihu sewaktu keimamatan sedang didirikan (Imamat 10), dan Ia juga memukul Uza sewaktu bangsa Israel baru akan memperbarui perjanjian mereka dengan Allah di bawah pimpinan Daud (2 Samuel 6).
Mungkin, kesamaan yang paling mendekati atas apa yang terjadi di Kisah 5 adalah kisah tentang Akhan sewaktu bani Israel sedang memasuki Tanah Terjanji. Kata "menahan" dalam 5:2 adalah kata yang sama yang digunakan dalam Yoshua 7:1 dalam terjemahan Yunani. Kota pertama yang harus direbut oleh bani Israel adalah Yerikho. Yoshua memberitahu para prajurit itu bahwa semua logam mulia harus dimasukkan ke dalam perbendaharaan Tuhan. Ketika mereka merebut kota itu, Akhan menemukan banyak perhiasan yang indah dan berharga. Sewaktu tiba saatnya bagi dia untuk menyerahkan apa yang telah ia temukan, keserakahan menguasai dia, jadi ia "menahan atau menyimpan" sebagian, tetapi ia berpura-pura telah menyerahkan semuanya. Malapetaka terjadi. Ketidakjujuran Akhan membahayakan rencana Allah atas bangsa Israel. Kisah itu diakhiri dengan pemusnahan Akhan berserta dengan semua yang ia miliki.54Sewaktu umat Allah itu telah berada di ambang pintu Tanah Terjanji, Allah ingin mereka mengetahui bahwa Ia tidak main-main terhadap dosa! Seribu empat ratus tahun kemudian, umat baru Allah berada di ambang pintu Era Kristen, Ia ingin mereka mempelajari kebenaran yang sama!
Suasana tragis dalam Kisah 5 ditutup dengan perkataan ini: "Lalu datanglah beberapa orang muda;55mereka mengapani mayat itu,56mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya" (ay. 6). Tidak adanya upacara57dan adanya ketergesa-gesaan mengingatkan kita kepada penguburan Nadab dan Abihu setelah mereka dihanguskan oleh api dari altar: "Mereka datang, dan mengangkat mayat keduanya, masih berpakaian kemeja, ke luar perkemahan, seperti yang dikatakan Musa" (Imamat 10:5). 58Beberapa orang telah mengutarakan bahwa ketergesa-gesaan penguburan Ananias adalah karena dalam kota Yerusalem penguburan harus dilakukan pada hari itu juga—namun kalaupun penguburan itu harus dilakukan sesegera mungkin, caranya tidaklah perlu sesegera itu. Cara penguburan itu tampaknya menjadi bagian dari pelajaran. Dikubur tanpa upacara sama dengan dikubur seperti binatang (Yeremiah 22:19).
Tragedi itu belumlah usai. Masih ada Adegan ke II. Safira merupakan rekan dalam persekongkolan. "Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi" (ay. 7). Mengapa Safira tidak datang bersama Ananias? Kemungkinan Ananias membawa dana itu dalam kapasitasnya sebagai kepala keluarga, dan berencana pulang ke rumah untuk berbagi dengan Safira semua rincian kejadian yang menyenangkan. Ketika ia tidak segera pulang, Safira kemungkinan mengira bahwa hal itu dikarenakan upacara atas penyerahan dana itu diperpanjang. Bagaimanapun, sejalan dengan berlalunya waktu, ia mulai merasa cemas (sebagaimana kecenderungan para isteri)—lalu ia mencari tahu hal apakah yang menghambat suaminya.59
Bagaimana bisa tiga jam berlalu tanpa ia menyadari suaminya telah mati? Tampaknya Petrus memerintahkan mereka yang hadir untuk tidak memberitahu siapa saja60— dan mereka begitu terkesan dengan apa yang telah terjadi, sehingga mereka mentaati apa yang ia katakan! 61 Kemungkinan Petrus melarang setiap orang untuk memberitahu Safira supaya keterangannya didengar seadil-adilnya, untuk memberi dia kesempatan mengoreksi kesalahannya.62Paling tidak, meskipun ada kemungkinan ia bertanya-tanya atas apa yang telah menimpa suaminya, sewaktu ia memasuki ruangan, namun ia tidak mempunyai bayangan tentang apa yang akan menimpa dia.
Apakah yang ia katakan sewaktu ia masuk ke dalam ruang pertemuan? Kemungkinan ia berkata seperti ini: "Apakah ada dari antara kalian yang melihat suamiku? Tiga jam sudah berlalu sejak Ananias meninggalkan rumah, dan aku merasa cemas!" Apapun yang ia katakan, jawaban Petrus adalah lebih banyak diarahkan kepada sikapnya daripada perkataannya. "Kata Petrus kepadanya: 63 'Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah64 itu kamu jual?'"65(ay. 8a). Kemungkinan ia menunjuk ke atas tumpukan uang yang masih terletak di atas lantai.
Betapa mengejutkan pertanyaan Petrus itu bagi Safira! Ia datang ke situ untuk mencari suaminya, namun ia malahan diinterogasi mengenai sumbangan mereka! Saya bayangkan jantung Safira itu mulai berdegup keras. Ia pasti telah menebak, "Ada sesuatu yang tidak beres!" Kemungkinan ia melihat ke sekeliling untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, namun ia tidak dapat membaca wajah-wajah yang memandangi dia. Ia punya kesempatan untuk bertobat dan mengakui perbuatannya (8:22; 1 Yohanes 1:9), namun kesombongan tidak mengizinkan dia untuk mengakui dosanya. Dengan keras kepala ia menjawab, "Betul sekian" (ay. 8b).
Petrus pasti telah menggeleng-gelengkan kepalanya dengan perasaan sedih ketika ia bertanya, "Mengapa kamu berdua bersepakat66untuk mencobai Roh Tuhan?"67(ay. 9a). Saya yakin bahwa Ananias dan Safira tidak bermaksud "mencobai" Roh Kudus. Tujuan mereka adalah untuk memperoleh pengakuan, penghargaan, dan beberapa tepukan pujian di punggung. Bagaimanapun, Petrus ingin Safira mengetahui bahwa hasil langsung dari perbuatan mereka itu adalah bahwa mereka benar-benar telah "mencobai Roh Tuhan"!
Untuk memahami maksud dari mencobai Roh Tuhan, pikirkanlah prilaku bangsa Israel di padang gurun sewaktu mereka berkali-kali mencobai kesabaran Allah dengan sengaja, kedegilan, dan pemberontakan (Keluaran 17:2; Ulangan 6:16). Lebih dekat lagi kepada pribadi kita, pikirkanlah seorang anak yang dengan sengaja menguji kesabaran orang tuanya!
Mencobai Allah berarti menguji Allah—untuk melihat seberapa jauh Anda dapat bertahan, untuk melihat apakah Allah akan benar-benar melakukan apa yang Ia katakan akan Ia lakukan. Sewaktu Yesus dicobai oleh Iblis, setan itu mengatakan bahwa jika Ia menjatuhkan diri-Nya dari bubungan Bait Allah, maka para malaikat Allah pasti akan menatang Dia dengan tangan mereka. Yesus lalu mengutip Ulangan 6:16: " Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu" (Matius 4:7; huruf miring oleh saya). Yesus tahu bahwa mencobai janji Allah merupakan bentuk kekurang percayaan. 68
Perkataan Petrus menekankan betapa seriusnya dosa Ananias dan Safira itu—dan mengapa penyingkapan dan penghukuman atas dosa itu begitu penting. Seorang penafsir menulis:
Jika tidak terjadi akibat yang mengerikan setelah perbuatan dosa ini, maka akibat yang timbul di antara orang percaya akan menjadi serius ketika kebohongan itu akhirnya terbongkar.69Bukan saja ketidakjujuran akan tampak menguntungkan, tetapi akan juga muncul kesimpulan bahwa Roh Kudus dapat dibohongi. Adalah penting untuk menetapkan langkah sebagaimana mestinya pada awalnya untuk meyakinkan bahwa Allah tidak akan menoleransi kemunafikan dan ketidakjujuran seperti itu.70
Dusta Ananias dan Safira itu benar-benar batu karang tersembunyi yang sangat besar yang dapat menenggelamkan gereja yang masih bayi itu. Jika penipuan mereka berhasil, kehandalan dan wibawa para rasul yang dibimbing oleh Roh itu akan dipertanyakan dan gereja akan ditinggalkan tanpa kepemimpinan yang efektif.
Bagaimanapun, Allah memastikan bahwa permainan mereka tidak akan berhasil. Safira telah menolak kesempatan untuk mengakui dosanya. Dengan sedih Petrus berkata kepadanya: "Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu71dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar" (ay. 9b). Kejutan demi kejutan terjadi! Suaminya bukan saja telah mati tetapi juga telah dikuburkan; dan ia akan menerima hukuman mengerikan yang sama!72
Ini kali Petrus memang mengetahui apa yang akan terjadi (selain itu, ia telah memiliki waktu tiga jam untuk merenungkan apa yang telah terjadi sebelumnya73), namun sekali lagi saya tekankan bahwa kematian Safira tidak disebabkan oleh Petrus, melainkan oleh Allah.
Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya.74Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya. Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu (ay. 10, 11).
Lukas menekankan bahwa "sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu." Versi Weymouth menulis bahwa mereka "terpersona."75Beck mengatakan bahwa mereka "sangat ketakutan." 76Pada kenyataannya, Lukas dua kali mengacukan rasa takut itu sehingga para pembacanya mau tidak mau mengetahui hal itu (ay. 5, 11)! Allah tidak main-main terhadap dosa—dan manusia harus menyadarinya! "Jangan termakan khayalan," kata Paulus. "Kamu tidak dapat membodohi Allah" (Galatia 6:7; terjemahan Phillips; huruf miring oleh saya). Setiap usaha untuk membodohi Allah akan terjungkir-balikkan!
Sewaktu Lukas menulis tentang rasa takut yang menyelimuti semua orang, ia menyisipkan satu kata penting yang belum pernah kita temukan sebelumnya di dalam kitab itu:77yaitu kata "gereja."78"Gereja" adalah terjemahan dari kata ekklesia, sebuah kata gabungan Yunani yang secara harfiah berarti "mereka yang dipanggil ke luar." 79Oleh bangsa Yunani kata ekklesia digunakan untuk mengacukan sebuah perkumpulan (perkumpulan apa saja dimana orang-orang dipanggil bersama-sama; lihat 19:32, 39, 41). Bagaimanapun, dalam agama Kristen, ekklesia memiliki makna khusus: umat Allah yang khusus—mereka yang dipanggil ke luar dari dunia dan yang dipanggil masuk ke dalam suatu hubungan baru dengan Yesus Kristus. 80Dalam kitab Kisah, kata itu kadang kala digunakan untuk mengacukan seluruh orang yang dipanggil ke luar oleh Allah (20:28) dan kadang kala kepada mereka yang dipanggil ke luar dalam satu tempat (yaitu sebuah jemaat; lihat 8:1; 11:22; 13:1).81
Di sini kata "gereja" disisipkan oleh Lukas untuk menekankan bahwa apa yang telah terjadi bukanlah sekedar sebuah pelajaran bagi mereka yang berada di luar gereja; kejadian itu secara khusus merupakan sebuah pelajaran bagi kita yang ada di dalam gereja! Siapakah dari antara kita, yang adalah anggota gereja, dapat memandang pusara Ananias dan Safira yang tidak bertanda itu tanpa perasaan ngeri? Selain itu, Allah tidak mencabut nyawa pasangan ini untuk apa yang disebut dengan dosa "besar." Sejauh yang kita tahu, kesalahan mereka bukanlah membunuh, mencuri, berzinah, mabuk-mabukkan, atau penyalahgunaan obat. Mereka hanya mengatakan suatu kebohongan terhadap gereja 82sehingga orang akan mengira mereka itu lebih saleh dari keadaan mereka yang sebenarnya. Pernahkah kita melakukan hal itu? Sudah pernahkah kita berkata kepada seseorang, "Saya akan berdoa bagimu"—bukan karena kita merencanakan untuk mendoakan orang tersebut tetapi karena hal itu membuat kita kelihatan lebih rohaniah dari keadaan kita yang sebenarnya? Sudah pernahkah kita berkata kepada seseorang yang baru saja ke luar dari rumah sakit, "Apakah Anda sudah di rumah? Saya merencanakan untuk mengunjungi Anda!"—bukan karena kita sungguh-sungguh merencanakan untuk mengunjungi orang itu, tetapi untuk membuat diri kita kelihatan lebih baik dari keadaan kita yang sebenarnya?
Dosa khusus Ananias dan Safira adalah bahwa mereka berdusta tentang pemberian mereka. Pengaturan keuangan yang permanen dari Allah untuk gereja adalah bahwa kita masing-masing dengan sukacita dan tanpa paksa memberi pada setiap hari minggu sebagaimana kita telah "dimakmurkan" (1Korintus 16:2; 2Korintus 9:6-13). Sewaktu kita memasukkan persembahan kita ke dalam kantong persembahan, tidaklah kita sedang menyiratkan, "Kami memberi sebagaimana seharusnya; ini merupakan sebuah perwujudan yang wajar dari bagaimana kami telah dimakmurkan"? Bagaimana jika sebenarnya tidak demikian? Apakah ada di antara kita yang telah bersalah karena berdusta mengenai pemberian kita?83
Hal itu membawa kita kepada pertanyaan berat ini: Bagaimana jika Allah masih menangani dosa dalam gereja seperti yang Ia lakukan dalam Kisah 5? Jika kasusnya seperti itu, maka kita akan memerlukan kamar mayat di belakang gedung gereja, kita juga harus menambah jawatan pemakaman dalam badan pekerja gereja, dan kita perlu juga menunjuk diaken-diaken tambahan untuk menangani tugas penguburan!84
Pada masa kini, Allah boleh jadi tidak lagi menangani dosa seperti yang Ia lakukan dalam kasus Ananias dan Safira85—namun hal itu jangan melenakan pikiran kita bahwa Allah sekarang kurang serius terhadap dosa! Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya." Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup (Ibrani 10:30, 31).
Jadi ... marilah kita ... beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan (Ibrani 12:28, 29).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) AWAS! DI DEPAN ADA BATU YANG TAK TERLIHAT! (Kis 4:32-5:14)
Di dalam suratnya, Yudas memakai banyak metafora penuh warna bagi guru-guru palsu. Satu ya...
AWAS! DI DEPAN ADA BATU YANG TAK TERLIHAT! (Kis 4:32-5:14)
Di dalam suratnya, Yudas memakai banyak metafora penuh warna bagi guru-guru palsu. Satu yang menarik perhatian saya beberapa tahun yang lalu adalah: "Mereka inilah noda [ASV: batu yang tak terlihat] dalam perjamuan kasihmu"1(ay. 12; huruf miring oleh saya). Saya tahu "perjamuan kasih" merupakan istilah yang dipakai untuk persekutuan makan-makan yang dimiliki umat Kristen mula-mula2dan saya menduga "batu yang tak terlihat" itu mengacu kepada batu dalam makanan. Oleh karena saya pernah menemukan beberapa batu dalam mangkuk buncis3dan pernah juga menggigit sedikit tulang dalam hamburger, maka saya merasa ilustrasi tersebut luar biasa cocoknya. Kejutan yang tidak diharapkan memang dapat membuat makanan yang paling lezat menjadi tidak enak—dan guru-guru palsu dapat menghancurkan persekutuan yang kita miliki dalam Kristus!
Penafsiran saya atas "batu yang tak terlihat" adalah gamblang—namun salah. Jika saya tidak dibesarkan di Oklahoma yang dikurung daratan, makna perkataan itu pasti akan sudah menjadi lebih jelas lagi. Akhirnya, saya mengetahui bahwa "batu yang tak terlihat" itu mengacu kepada batu karang yang berada di bawah permukaan laut, batu terpendam yang menjadi ancaman serius bagi navigasi. NASB menggunakan kata "batu karang yang tak terlihat." Dalam pelayaran Paulus ke Roma, "batu yang tak terlihat" telah menimbulkan bencana ke atas kapal yang ia tumpangi (27:41). Selama berabad-abad, jumlah kapal yang menggelepar-gelepar di atas batu yang tak terlihat sudah tidak terhitung lagi.
Ketika saya mengkaji bagian akhir Kisah 4 dan permulaan Kisah 5, bayangan Yudas 12 melintas dalam pikiran saya. Dalam pasal 1 sampai 3, gereja menikmati pelayaran yang cerah.5Dalam pasal 4, badai penganiayaan yang pertama muncul, namun saudara-saudara itu mampu melewati angin badai tersebut. Bagaimanapun, dalam pasal 5 terdapat batu yang tak terlihat yang kokoh menghadang di hadapan—sebuah batu terpendam yang mampu menghancurkan gereja!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 4:32-5:14)
Pelajaran bagi kita dari 4:32-5:14 banyak sekali: Allah mau kita tidak egois. Allah mau kita bersatu. Allah mau kita mendu...
KESIMPULAN (KIS 4:32-5:14)
Pelajaran bagi kita dari 4:32-5:14 banyak sekali: Allah mau kita tidak egois. Allah mau kita bersatu. Allah mau kita mendukung penginjilan dengan nyawa kita. Allah mau kita menghormati para pemimpin gereja. Allah mau kita menghormati Dia. Allah mau kita mengetahui bahwa kita tidak dapat menipu Dia, sebab Ia mengetahui dan melihat segalanya. Kita juga menemukan pelajaran ini bahwa meskipun kita adalah orang Kristen, namun dosa dapat menjatuhkan kita;95kita perlu selalu berjaga-jaga (1Korintus 10:12).
Bagaimanapun, salah satu pelajaran yang lebih menghenyakkan kita adalah bahwa alasan kita untuk melakukan sesuatu adalah sama pentingnya dengan apa yang kita lakukan. Apa yang Ananias dan Safira rencanakan untuk lakukan pada dasarnya memang baik: Mereka berniat memberi sumbangan yang berarti bagi gereja. Namun begitu, alasan mereka melakukan hal itu melenyapkan nilai pemberian mereka itu. Mereka melakukannya untuk menerima pujian manusia—jadi mereka berdusta untuk membuat pemberian mereka itu bahkan kelihatan lebih besar dari apa adanya.
Alasan-alasan apakah yang saya miliki untuk melayani Tuhan? Bagaimana dengan alasan Anda? Apakah saya melayani Tuhan karena saya telah berjanji kepada Dia, karena memang itulah yang benar? Atau apakah saya melayani Dia untuk memperoleh apa yang saya inginkan, "untuk dilihat manusia"?
Jika pengujian yang jujur mengungkapkan bahwa kita masih memerlukan operasi hati secara besar-besaran oleh Tabib Agung itu, sekaranglah waktunya untuk membereskan masalah itu. Allah mungkin tidak lagi memukul mati kita seperti yang Ia pernah perbuat terhadap Ananias dan Safira, namun kematian masih dapat menimpa kita sama mendadaknya seperti yang menimpa dua orang munafik itu—dan bila kematian datang, maka akan sudah sangat terlambat untuk bersiap menjumpai Pencipta kita. Pahatlah perkataan ini dalam hati Anda: "Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup" (Ibrani 10:31) jika seseorang tidak bersiap diri!
CATATAN KHOTBAH
Rick Atchley menyajikan sebuah pelajaran tentang Kisah 4:32-37 yang disebut "Memberi dan Menerima." Setengah dari pelajaran itu mengupas tentang perlunya orang Kristen untuk bukan saja menjadi pemberi yang baik hati, tetapi juga belajar bagaimana menjadi penerima yang baik hati. Pelajaran itu mencatat bahwa, tampaknya, para anggota di Yerusalem saling terbuka satu sama lainnya, mengakui kebutuhan hidup mereka. Tidak seorang pun dari kita mau mengambil keuntungan dari saudara dan saudari dalam Kristus, dan tidak seorang pun mau membebani gereja; kita juga tidak boleh membiarkan kesombongan mencegah kita untuk mengakui kebutuhan kita dan biarkanlah orang lain menolong kita apabila mereka mau menolong dengan niat tulus.
Satu cara menarik untuk memberitakan seluruh isi Kitab Kisah adalah dengan memberitakan dalam bentuk pelajaran berserial tentang tokoh-tokoh utamanya. Barnabas adalah tokoh yang mengagumkan. Dengan satu pengecualian (Galatia 2:13), ia selalu dipandang sebagai seorang tokoh teladan dan tetap saja mendorong seseorang (terlepas apakah Anda menganggap dia atau Paulus yang benar dalam 15:36-39, Barnabas tetap konsisten dengan namanya, "Anak Penghiburan"). Inilah beberap nas yang mungkin Anda mau gunakan: Kisah 9:26-28; 11:22, 24-26, 30; 12:25; 14:4, 14; 15:2, 5, 12, 36-41; 1Korintus 9:6; Galatia 2:1, 9, 13; Kolose 4:10.
Sebuah pelajaran yang hebat dapat dikembangkan dari kisah Ananias dan Safira dengan judul "Belajar Menghadapi Dosa Dengan Serius!" (bagian lain dari teks itu dapat secara ringkas ditulis sebagai kata pengantar dan kesimpulan). Satu cara untuk mencapainya adalah dengan menyejajarkan kisah Akhan (Yoshua 7) dengan kisah Ananias dan Safira (Kisah 5). Jika Anda melakukannya, Anda mungkin mau mengetengahkan Yakobus 1:14, 15, yang menyejajarkan apa yang menimpa Akhan. Jika Anda memiliki selera dramatis, Anda bisa memberi judul pelajaran itu "Maut Masuk Gereja!" Saya pernah melihat orang jatuh pingsan terkena serangan jantung dalam ibadah; pengkhotbah mati di atas mimbar ketika sedang berkhotbah; namun (sejauh yang saya tahu) saya belum pernah melihat seseorang dipukul mati oleh Allah—dan saya berharap jangan sampai pernah melihatnya!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 "Perjamuan kasih" adalah terjemahan dari agapais, bentuk jamak dari agape, merupakan kata khusus Perjanjian Baru untuk &...
Catatan Akhir:
- 1 "Perjamuan kasih" adalah terjemahan dari agapais, bentuk jamak dari agape, merupakan kata khusus Perjanjian Baru untuk "kasih." Meskipun secara harfiah agapais artinya "kasih" (kata benda), namun dunia telah mengacukan kata itu kepada persekutuan makan-makan yang dimiliki umat Kristen mula-mula (bahkan pada masa kini banyak orang menyebut persekutuan makan-makan ini "persekutuan").
- 2 Kisah 2:46. Kebanyakan penulis menganggap makanan yang digambarkan dalam 1Korintus 11 merupakan penyalahgunaan perjamuan kasih, karena orang-orang Korintus itu mencampur-adukkan perjamuan kasih dengan Perjamuan Tuhan dan membuat kedua perjamuan itu menjadi keributan mabuk-mabukan.
- 3 Selagi kecil saya sering ditugaskan untuk "menyingkirkan" kacang buncis yang berbintik-bintik sebelum dimasak, dan kadang kala saya tidak begitu teliti!
- 4 Jika Anda tinggal dekat laut, Anda bisa saja menambahkan satu atau dua ilustrasi yang dikenal baik oleh para pendengar Anda.
- 5 Jika Anda senang bermain kata-kata, Anda dapat melihat bagaimana akhiran "an" dikaitkan dengan ajaran Kristen: Persekutuan, Pertemanan, Peribadatan, Pimpinan, Pelayanan, dll. 6Sayangnya, kesatuan yang menyifatkan murid-murid mula-mula ini tidak berkelanjutan (1 Korintus 1:10-13).
- 7 Kisah 2:46 mengatakan bahwa mereka "sehati." Semua ungkapan ini menunjukkan bahwa kesatuan mereka bukanlah sekedar luarnya saja, tetapi bersumber dari hati yang paling dalam. Kita mungkin harus mencatat bahwa pernyataan Lukas adalah bersifat umum yang menyifatkan jemaat itu secara keseluruhan. Kita tahu ada dua orang yang pikirannya tidak sejalan dengan orang Kristen lainnya (Ananias dan Safira, pasal 5).
- 8 Kata "konggregasi atau jemaat" adalah terjemahan dari kata plethos. Kebanyakan terjemahan (KJV, NKJV, ASV) menulis "orang banyak." RSV menulis "rombongan orang." NASB menerjemahkan plethos sebagai konggregasi kemungkinan karena kata itu memiliki "kandungan pengertian khusus ... masyarakat agamis (di antara orang-orang Yahudi dan Kristen)" (F.F. Bruce, The Book of the Acts, The New International Commentary on the New Testament, rev. ed. [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988], 100).
- 9 Kata "mereka" mengacu kepada uang hasil penjualan.
- 10 Di Yerusalem, hal ini tidak selalu benar (Roma 15:26), tetapi memang pernah benar untuk beberapa waktu.
- 11 Untuk memulai perdebatan dengan cucu perempuan saya yang berumur dua tahun, yang perlu saya lakukan hanyalah mengatakan bahwa sesuatu itu milikku: "sepatuku" atau apa saja. Ia akan kelihatan sengit, menepuk dada, lalu berkata, "Sepatuku!"
- 12 Lihat catatan tentang Kisah 2:44, 45 dalam seri pelajaran ini.
- 13 Dalam Kisah 12 Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus, masih memiliki rumahnya sendiri di Yerusalem dan memiliki banyak hamba (ay. 12, 13).
- 14 Tata cara sebenarnya dianggap kurang penting bagi tujuan Lukas yang ingin menceritakan sifat gotong royong umat Kristen mula-mula.
- 15 Ini serupa dengan prosedur kerelaan hati yang digunakan untuk membangun Kemah Suci (band. Keluaran 36:5-7).
- 16 Ini merupakan salah satu dari sedikit petunjuk dalam Perjanjian Baru mengenai "perbendaharaan gereja" umum.
- 17 Saya telah melihat gereja yang mengurusi banyak anggotanya yang kurang mampu, namun hal ini umumnya dilakukan dengan menggunakan dana sumbangan rutin, bukan dengan melakukan jenis pengorbanan seperti yang digambarkan dalam Kisah 2 dan 4.
- 18 "Kasih karunia" berasal dari charis, yang dapat mengacu kepada kebaikan hati Allah atau kebaikan hati manusia (dalam Lukas 2:52 kata itu digunakan dalam kedua pengertian itu). Kebanyakan penerjemah tampaknya menganggap Lukas sedang mengacu kepada kebaikan hati Allah. Bagaimanapun, dalam pikiran saya, banyaknya persamaan antara bagian akhir Kisah 2 dengan bagian akhir Kisah 4 menyondongkan kata itu untuk mengacu kepada kebaikan hati manusia.
- 19 KJV menulis "Joses," yang merupakan kata Yunani untuk kata Ibrani "Yusuf." KJV biasanya memberikan nama-nama Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani, yang memang tepat namun membingungkan. Kebanyakan terjemahan memakai kata-kata ejaan Perjanjian Lama untuk tidak membingungkan pembaca.
- 20 Barnabas dilahirkan di pulau kecil Siprus, yang terletak di bagian timur laut Laut Tengah (lihat peta). Bangsa Yahudi dipencarkan oleh penganiayaan dan kebutuhan ekonomi.
- 21 Implikasinya adalah bahwa ia membawa semua uang hasil penjualan- berbeda dengan kisah selanjutnya.
- 22 Di depan "kaki" rasul-rasul merupakan sebuah tema yang terus ada di sepanjang cerita: Barnabas dan Ananias meletakkan uang mereka di depan kaki rasul-rasul (4:37; 5:2); Safira mati di depan kaki Petrus (5:10). "Di depan kaki" menunjukkan bukan saja tempat, tetapi juga ketundukkan (para pelajar duduk "di depan kaki" guru mereka). 23"Anak dari" adalah ungkapan Ibrani yang artinya "ambil bagian dalam sifat." 24 NKJV, RSV, NASB. Para ahli bahasa menemui masalah sebab "Anak Penghiburan" bukanlah terjemahan yang tepat untuk "Barnabas," namun Lukas mengatakan bahwa arti nama itu memang begitu.
- 25 KJV.
- 26 The New Testament in Basic English.
- 27 ASV, NEB. Kata Yunani yang diterjemahkan "penghiburan" dapat bermakna "pelipur," "nyaman," atau "dorongan." Semua kata-kata itu memiliki kaitan.
- 28 Bilangan 18:20, 21, 24; 35:1-8; Yoshua 21:41.
- 29 Para penafsir bergumul mengenai apakah seorang Lewi boleh memiliki tanahnya sendiri, namun Yeremia yang berasal dari suku imamat memiliki tanah (Yeremia 1:1; 32:6-15).
- 30 Setiap barang yang bagus pasti ada tiruannya.
- 31 Ungkapan ini disadur dari Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 423.
- 32 Kata "tetapi" secara umum membedakan perbuatan Ananias dan Safira dengan apa yang para anggota jemaat lainnya telah perbuat dan secara khusus dengan apa yang Barnabas telah perbuat.
- 33 Ayat 3 memberitahu kita bahwa apa yang mereka telah jual adalah sebidang tanah.
- 34 "Hypocrite" merupakan transliterasi satu kata gabungan Yunani yang secara harfiah artinya "orang yang menjawab atau merespon dari balik [topeng]." Kata "dari balik" mengacu kepada kebiasaan wajah aktor yang ditutupi oleh sebuah topeng.
- 35 Victor Loyd, rekan sesama pengkhotbah, menduga bahwa mereka mungkin mengharapkan keberuntungan secara materi dari transaksi mereka itu: Dengan berpura-pura telah menjual semua milik mereka, mereka mungkin berharap untuk dimasukkan ke dalam "daftar kebajikan," supaya dapat menerima bantuan gereja.
- 36 "Who Said?" Page-a-Day Calendar (New York: Workman Publishing Co., 1994), December 22.
- 37 Wiersbe, 421.
- 38 Jimmy Allen menyatakan bahwa cerita bohong itu hanya dapat berhasil jika Ananias membawa uang yang jumlahnya mendekati nilai tanah itu, jadi sumbangan itu mungkin besar sekali (Jimmy Allen, Survey of Acts, vol. 1 [Searcy, Ark.: By the Author, 1986], 58).
- 39 Mereka mungkin berada di dalam apartemen dalam Bait Allah di sekitar pelataran umum di Serambi Salomo (5:12). Dimanapun lokasinya, yang jelas ada pintunya (ay. 9).
- 40 Kita tidak tahu apakah Petrus memiliki karunia rohani yang memampukan dia secara pribadi mengetahui isi hati Ananias, atau apakah Roh Kudus benar-benar berbicara melalui dia untuk menyingkap dosa Ananias.
- 41 Iblis artinya "musuh" dan kata ini dipakai dalam Perjanjian Baru sebagai nama setan.
- 42 Kadang kala, seseorang berkata (kadang kala dengan sedikit bergurau), "Iblislah yang menyuruh aku!" Harap dimengerti bahwa pada masa kini setan tidak lagi dapat menyuruh kita melakukan sesuatu yang tidak mau kita lakukan!
- 43 Saya memang merasa prihatin ketika saya menjumpai orang Kristen "menyenangi" ramalan bintang, Feng Sui, atau bentuk-bentuk okultisme lainnya. Menjauhlah sejauh mungkin dari setan dan aneka sarananya!
- 44 Ellipsis adalah suatu gaya bahasa dimana sesuatu dipahami tanpa diungkapkan oleh kata-kata.
- 45 Simaklah bahwa di ayat 3 Petrus mengatakan bahwa Ananias mendustai Roh Kudus, dan dalam ayat 4, Petrus mengatakan ia mendustai Allah. Gereja mula-mula mengerti bahwa Roh Kudus adalah Allah yang hadir di tengah-tengah mereka.
- 46 Beberapa orang berpendapat bahwa selama sebuah perbuatan tidak melukai orang lain, maka perbuatan itu dibolehkan. Apakah kita melukai orang lain atau tidak, jika Allah telah berkata jangan melakukan hal itu, maka kita akan melukai Dia jika melanggarnya.
- 47 Ini merupakan kumpulan ungkapan emosi keras dari para penafsir zaman dahulu dan sekarang.
- 48 Setiap orang faham bahwa yang bertanggung jawab atas kematian Ananias dan Safira adalah Allah, bukan Petrus; jika tidak maka tuduhan pembunuhan akan ditimpakan ke atas Petrus (J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles, vol. 1 [Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.], 86).
- 49 Terjemahan KJV adalah "menyerahkan nyawa [yaitu roh] )."
- 50 Ketika Perjanjian Baru berbicara tentang "menyerahkan nyawa" (ungkapan KJV), kata Yunaninya biasanya memiliki beberapa kata yang berbicara tentang "penyerahan roh."
- 51 Hal ini meningkatkan juga tingkat penghormatan mereka kepada para rasul! (Ini mungkin menjadi bagian dari makna Kisah 5:13.)
- 52 Mereka yang menuduh Petrus dan/atau Allah bersikap tidak adil, menganggap Ananias tidak punya kesempatan untuk bertobat sebelum ia dipukul mati. Karena kelihatannya kita memiliki kisah peristiwa yang telah diringkas (sebagaimana kebiasaanLukas), maka kita tidak mengetahui semua hal yang sudah dikatakan atau diberlakukan. Jika Ananias tidak menerima kesempatan untuk bertobat, kita bisa menganggap bahwa Allah, karena mengetahui isi hatinya, tahu apakah ia bisa bertobat atau tidak (Ibrani 6:4-6). "Allah tahu bagaimana menjalankan dunia-Nya dengan lebih baik daripada yang kita ketahui tentang cara mengecam" (Anthony Lee Ash, The Acts of the Apostles, Part 1, The Living Word Commentary [Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1979], 84).
- 53 Allah dapat menggunakan pelbagai sarana "alam" jika Ia inginkan. Jika Allah menggunakan cacing untuk membunuh Herodes, maka Ia dapat menggunakan "serangan jantung" untuk menghukum Ananias dan Safira.
- 54 Kelihatannya, operasi menyeluruh diperlukan untuk melenyapkan penyakit dosa dari Israel. (Dalam operasi menyeluruh, yang diangkat bukan hanya daerah penyakit yang terdiagnosa, tetapi juga jaringan di sekitar tumor-untuk meyakinkan bahwa seluruh kanker itu telah diangkat.)
- 55 Kita tidak tahu siapakah orang-orang muda itu. Bagaimanapun, kehadiran mereka itu menunjukkan bahwa apa yang terjadi tidaklah dalam sebuah pertemuan pribadi dengan para rasul; paling tidak, ini terjadi "di muka umum." Penekanan pada kata "muda" mengingatkan kita bahwa ada berbagai tugas yang dapat dilakukan dengan lebih baik oleh orang muda daripada oleh orang tua (di antaranya, mengangkat beban berat dan menggali tanah). Allah punya sesuatu bagi setiap tingkatan umur manusia.
- 56 Secara harfiah artinya "membungkus dia." Kata "membungkus dia" bisa menunjukkan adanya persiapan penguburan yang tergesa-gesa, mungkin membungkus jasad itu dengan kain kafan (seperti yang ditunjukkan oleh KJV). Atau itu hanya sekedar mengacu kepada praktik pembungkusan jasad sebelum diusung-sebagaimana kita membungkus jasad dengan sehelai kain atau meletakkannya ke dalam kurung-batang atau peti mati sebelum mengusungnya. Tujuan pembungkusan itu mungkin merupakan upaya untuk merahasiakan masalah itu-sehingga orang lain tidak akan tahu apa yang telah terjadi sampai setelah Petrus menghadapi Safira.
- 57 Pada masa itu upacara yang dikaitkan dengan penguburan adalah lebih banyak dibandingkan dengan yang biasa diadakan di banyak tempat pada masa kini.
- 58 Harun, ayah Nadab dan Abihu, tidak dibolehkan untuk meratapi atau menghadiri pemakaman mereka!
- 59 Senario lain bisa saja terjadi. Rencananya mungkin adalah bahwa Ananias datang lebih dahulu untuk menerima gelombang pujian dan Safira menyusul belakangan untuk menerima pujian yang masih tersisa. Bagaimanapun, urut-urutan yang diberikan tampaknya lebih memungkinkan.
- 60 Sulit untuk dibayangkan bahwa perkataan itu tidak akan sampai ke telinga Safira jika larangan tidak dikeluarkan.
- 61 Dari manapun Anda melihatnya, peristiwa ini memang menakjubkan. Karena mengetahui manusia itu senang menggosip, dengan bercanda saya katakan kepada murid-murid kelas saya, "Ini merupakan mujizat terakbar dalam Kitab Kisah!" Para pengkritik Alkitab menamai bagian kisah ini "mustahil," namun saya mempercayai kesaksian orang yang hidup pada saat itu daripada spekulasi mereka yang hidup dua ribu tahun setelahnya! Mereka yang hadir akhirnya dibolehkan berbicara tentang apa yang mereka telah lihat, sebab ayat 5 berkata tentang "semua orang yang mendengar hal itu."
- 62 Jika Petrus mengeluarkan sebuah larangan seperti itu, sudah tentu motivasinya adalah untuk kebaikan. Kasih menuntut kita untuk membuat konstruksi terbaik bagi perbuatannya (1Korintus 13:7). Mengatakan bahwa "Petrus menjebak dia" adalah tidak patut bagi Petrus dan juga bagi mereka yang mengatakannya.
- 63 Perkataan "kata Petrus kepadanya" membuat kita tahu bahwa Lukas sekali lagi sedang memberikan sebuah Kisah yang diringkas oleh Roh-hanya memberitahu kita apa yang perlu kita ketahui dan tidak lebih dari itu.
- 64 Penekanan pada partisipasi Safira ditambah perkataan "tanah itu kamu jual" telah menyebabkan beberapa orang berspekulasi bahwa tanah yang dijual itu adalah kepunyaan Safira bukan Ananias.
- 65 Kita harus mengerti bahwa harga yang Petrus sebutkan adalah sama dengan harga yang Ananias akui telah ia terima dari penjualan tanah itu. Beberapa orang menulis bahwa mungkin saja Petrus mengungkapkan harga penjualan yang sebenarnya dan Safira mengaku bahwa Petrus adalah benar-yang merupakan petunjuk bahwa ia bertobat dan mengaku. Jika benar begitu, maka sulit untuk menjelaskan kerasnya perkataan Petrus dalam ayat selanjutnya.
- 66 Ini merupakan contoh jenis kesatuan yang salah. Mereka telah setuju (simak Amos 3:3; KJV), namun yang mereka setujui adalah tindakan yang berlawanan dengan kehendak Allah. Kesatuan memang sangat penting (Yohanes 17:20-23), namun mentaati Allah adalah lebih penting lagi (band. Matius 10:34).
- 67 Kata Yunani yang diterjemahkan "mencobai" dapat juga berarti "menguji" (lihat KJV). Bagaimanapun, karena kata Inggris "tempt (mencobai)" memiliki konotasi "mencoba berbuat salah," dan karena Yakobus menekankan bahwa "Allah tidak dapat dicobai [kata Yunaninya sama] oleh yang jahat" (Yakobus 1:13), maka dalam ayat ini kata "menguji" lebih disukai.
- 68 Ketika seorang suami berpikir bahwa ia perlu "menguji" isterinya, itu bukan karena ia mempercayai dia, tetapi karena ia tidak mempercayai dia.
- 69 Burton Coffman percaya bahwa transaksi seperti itu sudah menjadi pengetahuan umum (Coffman, 103). Apakah benar atau tidak, fakta tentang kasus itu pada akhirnya akan terungkap (Bilangan 32:23).
- 70 Lewis Foster, notes on Acts, The NIV Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1652.
- 71 Ia bisa saja mendengar langkah-langkah kaki yang sudah dikenal, atau Roh Kudus memberitahu dia bahwa mereka ada di situ. Tampaknya hampir memerlukan waktu tiga jam untuk menyelesaikan penguburan itu.
- 72 Para penafsir berbicara tentang "kejutan ganda" yang diterima Safira, maksudnya untuk mengatakan bahwa hal itu cukup membuat dia mendapat serangan jantung. Bagaimanapun, keanehan tentang Ananias dan Safira yang mendapat serangan jantung alamiah yang berselang hanya beberapa jam adalah sangat tipis sekali kemungkinannya. Keduanya mungkin saja mengalami "gagal jantung," namun tangan Allah ada di dalamnya.
- 73 Ia masih dibimbing oleh Roh Kudus sewaktu mengeluarkan pengumuman itu.
- 74 Ini merupakan ungkapan yang sama yang terdapat dalam ayat 5-lagi-lagi menekankan bahwa apa yang telah menimpa Safira adalah sebuah pengadilan ilahi (lihat catatan pada ayat 5 dalam seri pelajaran ini).
- 75 Richard F. Weymouth, The New Testament in Modern Speech.
- 76 William F. Beck, The New Testament in the Language of Today.
- 77 KJV menulis "gereja" dalam Kisah 2:47, namun kata ekklesia dalam ayat itu tidak ditemukan dalam naskah yang lebih baik (lihat penjelasan pada Kisah 2:47). Kisah 5:11 merupakan tempat pertama kali kata "gereja" digunakan tanpa perdebatan.
- 78 Kira-kira dua puluh tiga kali pemakaian kata itu terjadi dalam kitab Kisah.
- 79 Ek (keluar) + kaleo (memanggil). Beberapa orang menolak makna dasar kata ekklesia itu dikarenakan oleh pemakaian kata itu dalam Septuaginta. Bagaimanapun, saya tetap percaya, bahwa ini merupakan makna paling mendasar dari kata itu.
- 80 Lihat "Gereja" dalam Daftar Kata dalam seri pelajaran ini.
- 81 Kata itu pernah juga dipakai sekali untuk mengacu kepada "jemaat [Israel] di padang gurun" (Kisah 7:38).
- 82 Kata "gereja" dapat juga dipakai dalam makna asli "perkumpulan," dalam hal ini adalah perkumpulan Kristiani (simak 1Korintus 14:23).
- 83 Nabi Maleakhi menyebut hal ini "menipu Allah" (Maleakhi 3:8).
- 84 Pemikiran ini disadur dari sebuah pelajaran oleh Rick Atchley yang berjudul "Anda Tidak Dapat Menyembuyikan Mata Dusta Itu," sebuah pelajaran yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 27 Januari 1985.
- 85 Beberapa dosa dapat mendatangkan kematian jasmani (pembunuhan, dosa-dosa seksual, dll.), namun akibat sepenuhnya dari kebanyakan dosa zaman kini tidak akan terlihat hingga Hari Penghakiman nanti.
- 86 Salah satu kasus yang paling terkenal adalah tuntutan hukum terhadap para penatua gereja Tuhan di Collinsville, Oklahoma-saya kenal orang-orang itu.
- 87 1Korintus 5:5, 7, 9, 11, 13; 2Tesalonika 3:6.
- 88 Teks itu terus menekankan bahwa tanda-tanda dan mujizat-mujizat itu dilakukan melalui tangan para rasul. Sejauh itu, tidak ada orang lain yang memiliki kemampuan ini. A.C. Hervey benar ketika mengatakan bahwa "otoritas para rasul ... sangat diteguhkan oleh mujizat-mujizat ini yang hanya dilakukan oleh tangan mereka" (A.C. Hervey, Pulpit Commentary, vol. 18 [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950], 158; huruf miring oleh saya).
- 89 Tempat ini tampaknya merupakan tempat pertemuan umum bagi umat Kristen di Yerusalem (lihat juga Kisah 3:11).
- 90 Sepintas lalu, ayat-ayat ini kelihatannya nyaris berkontradiksi. Para penafsir tidak sepakat mengenai siapakah yang diacu oleh istilah "orang-orang lain," namun maksud nas itu tampak jelas: Meskipun apa yang menimpa Ananias dan Safira membuat takut orang lain, namun secara umum kasus itu membantu gereja dan kepentingannya.
- 91 Ini merupakan penyebutan pertama secara khusus mengenai kaum perempuan yang menjadi orang Kristen-meskipun kita yakin hal ini sebelumnya sudah banyak terjadi. (Siapa lagi orangnya yang sudah menyiapkan beragam makanan untuk perjamuan itu?) Kita mempunyai satu anggota perempuan yang telah disebutkan (meskipun bukan merupakan contoh yang baik): Safira. 92"Bergabung" merupakan makna harfiah dari "menghubungkan." Sebuah istilah di Amerika yang mengandung gagasan itu adalah "jump on the band-wagon (masuk ke dalam kereta umum)." Anda mungkin mempunyai istilah sendiri yang memiliki arti "menggabungkan diri ke dalam gerakan terkenal."
- 93 Ini merupakan pencobaan, sebab kebutuhan setiap anggota sudah terpenuhi. Pada zaman kini ada beberapa orang yang berusaha "bergabung dengan gereja" ketika mereka melihat gereja itu memperhatikan para anggotanya.
- 94 Beberapa orang menduga bahwa "orang-orang lain" itu mengacu kepada anggota gereja lainnya, yang mulai menjaga jarak dengan para para rasul. Yang lainnya lagi menduga "orang-orang lain" itu mengacu kepada musuh-musuh Kristus yang meninggalkan gereja sendirian untuk sementara. Bagaimanapun, saya lebih menyukai penafsiran yang telah diberikan. Kata kerja "menghubungkan" secara harfiah bermakna "digabungkan kepada" (seperti yang ditunjukkan oleh KJV). Saya percaya, perbedaan yang muncul di sini adalah antara mereka yang menganggap gereja sebagai sesuatu untuk "bergabung" dan dengan mereka yang memahami gereja sebagai sesuatu untuk "ditambahkan ke dalam" (ay. 14). (Lihat juga catatan pada Kisah 2:47.)
- 95 Para penafsir bergumul dengan masalah "apakah Ananias dan Safira benar-benar orang Kristen" dan "apakah mereka sesat atau selamat." Saya tidak punya alasan untuk per caya bahwa Ananias dan Safira bukanlah benar benar orang Kristen, anggota gereja. Disiplin dalam konteks gereja adalah untuk para anggota gereja, bukan untuk non-anggota (1Korintus5:9-ll) . Lagi, kita tidak menemukan bukti salah satu dari mereka bertobat, sehingga teksitu memberi kita sedikit harapan bagi mereka di alam baka. Bagaimanapun, ini bukanlah permasalahan utama dalam kisah itu dan, sebagaimana sering dalam kasus seperti ini, kita semata-mata berkata, "Allahlah yang akan menjadi hakimnya."
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi