Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 2Ptr 3:7
Full Life: 2Ptr 3:7 - TERPELIHARA DARI API
Nas : 2Pet 3:7
(versi Inggris NIV -- "terpelihara untuk api"). Karena dosa telah
mencemarkan langit dan bumi, Allah bertekad untuk membinasakan lan...
Nas : 2Pet 3:7
(versi Inggris NIV -- "terpelihara untuk api"). Karena dosa telah mencemarkan langit dan bumi, Allah bertekad untuk membinasakan langit dan bumi sama sekali dengan api (ayat 2Pet 3:7,10,12). Hari ini pasti akan tiba sebagaimana halnya air bah pada zaman Nuh. Campur tangan Allah untuk membersihkan bumi dengan api menunjukkan bahwa Dia tidak akan selamanya membiarkan dosa tidak terhukum.
Ende -> 2Ptr 3:7
Ende: 2Ptr 3:7 - -- Sesudah ampuhan, terbitlah suatu dunia tjiptaan baru. Kita ini manusia dunia
tjiptaan baru itu, dan kini menantikan suatu malapetaka dimasa depan nant...
Sesudah ampuhan, terbitlah suatu dunia tjiptaan baru. Kita ini manusia dunia tjiptaan baru itu, dan kini menantikan suatu malapetaka dimasa depan nanti.
Ref. Silang FULL -> 2Ptr 3:7
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Ptr 3:3-7
Matthew Henry: 2Ptr 3:3-7 - Cemoohan Orang-orang Kafir; Kehancuran Dunia Cemoohan Orang-orang Kafir; Kehancuran Dunia (3:3-7)
Untuk menggugah dan mendorong kita supaya mengingat dengan sungguh-sungguh dan berpegang teguh...
Cemoohan Orang-orang Kafir; Kehancuran Dunia (3:3-7)
- Untuk menggugah dan mendorong kita supaya mengingat dengan sungguh-sungguh dan berpegang teguh pada apa yang sudah diwahyukan Allah kepada kita melalui para nabi dan rasul, kita diberi tahu bahwa akan datang pengejek-pengejek, orang-orang yang akan mencemoohkan perkara dosa, dan keselamatan darinya. Cara Allah menyelamatkan orang-orang berdosa oleh Yesus Kristus adalah cara yang akan diejek orang, dan itu terjadi pada hari-hari zaman akhir, di bawah Injil. Mungkin tampak sangat janggal, bahwa tatanan (dispensasi) Perjanjian Baru yang di dalamnya berlaku perjanjian anugerah, yang bersifat rohani dan karena itu lebih bersesuaian dengan kodrat Allah daripada tatanan Perjanjian Lama, harus diolok-olok dan dicela. Tetapi sifat rohani dan kesederhanaan ibadah Perjanjian Baru bertentangan langsung dengan pikiran duniawi manusia yang fana. Ini menjelaskan apa yang tampak disinggung oleh Rasul Petrus di sini, yaitu bahwa pengejek-pengejek akan bertambah banyak dan berani di akhir zaman daripada sebelum-sebelumnya. Walaupun di segala zaman orang-orang yang lahir dan hidup menurut keinginan daging menganiaya, mencaci maki, dan mencela orang-orang yang lahir dari Roh dan benar-benar hidup menurut Roh, namun di akhir zaman akan meningkat pesat cara dan kelancangan mereka dalam mengolok-olok kesalehan yang sungguh-sungguh, dan dalam mengejek orang-orang yang dengan teguh hidup bijak dan menyangkal diri seperti yang diperintahkan oleh Injil. Kejadian ini disebutkan sebagai perkara yang diketahui betul oleh semua orang Kristen, dan karena itu mereka harus sungguh-sungguh menanggapinya, supaya mereka jangan sampai terkejut dan terguncang, seolah-olah sesuatu yang aneh terjadi pada mereka. Nah, untuk mencegah orang Kristen yang sungguh-sungguh supaya tidak kalah apabila diserang oleh para pengejek ini, maka kita diberi tahu,
- I. Orang-orang macam apakah mereka itu: mereka hidup menuruti hawa nafsu mereka sendiri, mereka mengikuti muslihat dan keinginan hati mereka sendiri, dan kesenangan-kesenangan jasmani mereka, bukan perintah dan petunjuk akal budi yang benar serta pemikiran yang penuh hikmat dan tercerahkan. Ini mereka lakukan dalam pergaulan hidup mereka. Mereka hidup sesuka hati, dan berbicara seenak mereka sendiri. Bukan hanya pikiran mereka yang jahat dan menentang Allah, sebagaimana halnya pikiran setiap pendosa yang tidak diperbaharui (Rm. 8:7), yang terasing dari Allah, tidak mengenal-Nya, dan menolak Dia. Tetapi juga, mereka sudah menjadi sedemikian fasiknya sehingga mereka menyatakan dengan terang-terangan apa yang ada dalam hati orang lain yang masih bersifat duniawi. Mereka berkata, “Lidah kami, kekuatan kami, dan waktu kami adalah milik kami sendiri, dan siapakah tuan atas kami? Siapa yang berani menentang atau mengekang kami, atau memanggil kami untuk mempertanggungjawabkan apa yang kami katakan atau lakukan?” Seperti halnya mereka tidak sudi dibatasi oleh hukum-hukum Allah dalam perkataan mereka, demikian pula mereka tidak sudi wahyu Allah mengatur dan menetapkan kepada mereka apa yang harus mereka percayai. Seperti halnya mereka akan hidup dengan cara mereka sendiri, dan berbicara dalam bahasa mereka sendiri, demikian pula mereka akan memikirkan pikiran-pikiran mereka sendiri, dan membentuk kaidah-kaidah yang sepenuhnya milik mereka sendiri. Dalam hal ini juga hanya nafsu mereka sendiri yang akan mereka ikuti. Hanya orang yang mau hidup seenak sendiri, seperti yang digambarkan di sini, yang bisa duduk di antara kumpulan pencemooh. “Dengan ini kamu akan mengenal mereka, supaya kamu bisa lebih waspada terhadap mereka.”
- II. Kita juga diberi peringatan seberapa jauh mereka akan meneruskan perbuatan mereka: mereka akan berusaha mengguncang dan menggelisahkan kita, bahkan dalam hal keyakinan kita akan kedatangan Kristus yang kedua. Mereka akan berkata dengan mengejek, “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?” (ay. 4). Tanpa kedatangan Kristus ini, semua butir iman Kristen lain akan sangat sedikit artinya. Kedatangan Kristus yang kedua inilah yang menggenapi dan mengakhiri segalanya. Mesias yang dijanjikan sudah datang, Ia menjadi manusia, dan diam di antara kita. Ia betul-betul merupakan sosok seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dan telah melakukan bagi kita segala sesuatu seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya. Dasar-dasar ajaran ini sudah lama berusaha dijungkirbalikkan oleh musuh-musuh Kekristenan. Akan tetapi, karena semua itu bersandar pada fakta-fakta yang sudah terjadi, dan yang tentangnya Rasul Petrus dan rasul-rasul lain sudah memberi kita bukti yang teramat pasti dan memuaskan, maka ada kemungkinan bahwa orang-orang itu pada akhirnya akan lelah juga dengan perlawanan mereka terhadapnya. Namun, karena satu butir iman kita yang sangat utama merujuk pada apa yang masih belum terjadi, dan hanya bersandar pada janji, maka dalam hal inilah mereka akan tetap menyerang kita, bahkan sampai akhir zaman. Sebelum Tuhan kita sendiri datang, mereka tidak akan percaya bahwa Ia akan datang. Bahkan, mereka akan tertawa jika ada orang yang menyebutkan kedatangan Kristus, dan akan berbuat semampu mereka untuk mempermalukan orang-orang yang sungguh-sungguh percaya dan menantikannya. Oleh karena itu, marilah sekarang kita lihat bagaimana duduk perkaranya, baik dari sisi orang percaya maupun dari sisi para pencemooh ini. Orang percaya tidak hanya menginginkan supaya Ia datang, tetapi juga, karena telah memiliki janji bahwa Ia akan datang, janji yang sudah diucapkan-Nya sendiri dan sering kali Ia ulangi, yang juga diterima dan disampaikan oleh saksi-saksi yang setia dan dicatat dalam catatan yang pasti, maka orang percaya meyakini dengan teguh dan penuh bahwa Ia akan datang. Di sisi lain, para pencemooh ini, karena berharap supaya Ia tidak akan datang, berbuat semampu mereka untuk menipu dan meyakinkan diri mereka sendiri dan orang lain bahwa Ia tidak akan pernah datang. Kalaupun mereka tidak dapat menyangkal bahwa ada janji, mereka akan menertawakan janji itu sendiri, yang menunjukkan betapa sudah menjadi-jadinya kekafiran dan penghinaan mereka: Di manakah janji, tantang mereka, tentang kedatangan-Nya itu?
- III. Kita juga diberi peringatan terlebih dulu tentang cara penalaran mereka, sebab selagi tertawa, mereka juga akan berlagak bernalar. Untuk itu, mereka menambahkan bahwa sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan (ay. 4). Ini merupakan cara penalaran yang cerdik, walaupun cara berpikirnya tidak tepat. Penalaran itu cenderung mengesankan orang-orang yang lemah pikiran, dan terutama mereka yang berhati jahat. Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, mereka memenuhi diri sendiri dengan rasa senang yang tidak berdasar bahwa hukuman itu tidak akan pernah terlaksana, dan sebagai akibatnya hati mereka penuh niat untuk berbuat jahat (Pkh. 8:11). Demikianlah mereka sendiri bertindak, dan demikianlah mereka ingin membujuk orang lain untuk bertindak. Coba lihat, kata mereka, “Bapa-bapa leluhur telah meninggal, mereka yang dimaksud oleh janji itu sudah meninggal semua, tetapi janji itu tidak pernah digenapi semasa hidup mereka, dan tidak ada kemungkinan bahwa janji itu akan digenapi kapanpun juga. Jadi mengapa kita menggelisahkan diri dengan hal itu? Jika memang ada kebenaran atau kepastian dalam janji yang kamu bicarakan, pasti kita sudah sedikit banyak melihat penggenapannya sebelum ini, beberapa tanda kedatangan-Nya, beberapa langkah persiapan menjelang kedatangan-Nya. Sedangkan sampai hari ini kita menemukan bahwa segala sesuatu tetap seperti semula, tanpa perubahan apa pun, bahkan sejak semula, pada waktu dunia diciptakan. Karena dunia tidak mengalami perubahan dalam kurun waktu beribu-ribu tahun, mengapa kita harus menakut-nakuti diri kita seolah-olah dunia akan berakhir?” Demikianlah pengejek-pengejek ini beralasan. Karena mereka tidak melihat perubahan, mereka tidak takut akan Allah (Mzm. 55:20, KJV). Mereka tidak takut akan Dia ataupun penghakiman-Nya. Apa yang belum pernah dilakukan-Nya mereka simpulkan tidak akan bisa atau tidak akan pernah Ia lakukan.
- IV. Di sinilah terdapat kekeliruan pernyataan mereka. Walaupun dengan yakin mereka berkata bahwa tidak ada perubahan sejak semula, pada waktu dunia diciptakan, Rasul Petrus mengingatkan kita akan perubahan yang sudah terjadi, yang kira-kira sepadan dengan peristiwa yang harus kita harapkan dan nantikan, yaitu tenggelamnya dunia pada zaman Nuh. Peristiwa ini diabaikan oleh pengejek-pengejek itu. Mereka tidak memperhatikannya. Meskipun ada kemungkinan mereka sudah mengetahuinya, dan seharusnya mengetahuinya, namun mereka sengaja tidak mau tahu (ay. 5). Mereka memilih untuk mendiamkannya, seolah-olah mere ka tidak pernah mendengar atau mengetahui apa pun tentangnya. Kalaupun mereka mengetahuinya, mereka tidak suka menyimpannya dalam pengetahuan mereka. Mereka tidak menerima kebenaran ini di dalam kasih terhadap kebenaran itu, tidak pula mereka peduli untuk mengakuinya. Perhatikanlah, sulit untuk meyakinkan orang untuk mempercayai apa yang tidak ingin mereka dapati benar. Mereka abai, dalam banyak kasus, karena mereka sengaja abai, dan mereka tidak tahu karena mereka tidak mau tahu. Tetapi janganlah orang-orang berdosa berpikir bahwa ketidaktahuan seperti ini akan diterima sebagai alasan untuk dosa apa saja yang ke dalamnya mereka bisa terjerumus. Mereka yang menyalibkan Kristus tidak mengenal siapa Dia. Sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia (1Kor. 2:8). Akan tetapi, meskipun tidak tahu, tidak lantas mereka tidak bersalah. Ketidaktahuan mereka itu sendiri adalah dosa, karena ketidaktahuan itu sengaja dan diniatkan, dan satu dosa tidak bisa menjadi alasan untuk dosa lain. Demikian pula dalam hal ini. Sekiranya pengejek-pengejek ini mengetahui pembalasan yang mengerikan yang dengannya Allah menyapu bersih seluruh dunia sekaligus dari orang-orang celaka dan kafir, mereka pasti tidak akan mencemooh ancaman-ancaman-Nya akan penghakiman nanti yang sama mengerikan. Tetapi di sini mereka sengaja tidak mau tahu, mereka tidak tahu apa yang sudah dilakukan Allah karena mereka tidak peduli untuk mengetahuinya. Nah, karena itu sekarang kita akan melanjutkan dengan membahas gambaran yang dipaparkan oleh Rasul Petrus di sini baik tentang kehancuran dunia lama oleh air maupun kehancuran yang menanti dunia sekarang dalam lautan api yang terakhir. Ia menyebutkan kehancuran dunia lama sebagai apa yang sudah dilakukan Allah, untuk membuat kita semakin yakin dan percaya bahwa kehancuran dunia yang sekarang bisa terjadi dan akan terjadi.
- 1. Kita mulai dengan penjelasan Rasul Petrus tentang kehancuran yang pernah terjadi pada dunia (ay. 5-6): Oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. Pada mulanya, dunia ada dalam keadaan yang berbeda. Pada waktu penciptaan, perairan dibagi dengan teramat bijak dan demi keuntungan kita yang sungguh besar. Sebagian air tersimpan dengan semestinya di atas cakrawala, yang di sini disebut langit (seperti juga dalam Kej. 1:8), dan sebagian yang lain, yang berada di bawah cakrawala, berkumpul di satu tempat. Dulu ada laut dan juga darat, tempat tinggal yang lapang bagi anak-anak manusia. Tetapi sekarang, pada waktu air bah melanda seluruh dunia, keadaannya berubah secara mengherankan. Perairan yang sudah dibagi Allah sebelumnya, dengan menempatkan setiap bagian pada wadahnya yang sesuai, sekarang, dalam kemarahan-Nya, Ia tumpahkan bersama-sama lagi dalam satu gunungan. Ia membelah segala mata air samudera raya yang dahsyat, dan terbukalah tingkap-tingkap (yaitu awan-awan) di langit (Kej. 7:11), sampai seluruh bumi diliputi air, dan gunung-gunung tertinggi pun tidak tampak, tetapi berada lima belas hasta di bawah air (Kej. 7:20). Demikianlah Ia menyatakan sekaligus kuasa-Nya yang dahsyat dan murka-Nya yang menyala, dan mengakhiri seluruh dunia secara sekaligus: Bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah (ay. 6). Bukankah di sini ada perubahan, dan perubahan yang teramat mengerikan! Maka harus disadari bahwa semua ini terjadi oleh firman Allah. Oleh firman-Nya yang berkuasalah dunia pertama-tama dijadikan, dan dibuat dalam bentuk dan susunan yang begitu lapang dan indah (Ibr. 11:3), Katērtisthai. Berfirmanlah Allah: “Jadilah cakrawala,” dst. (Kej. 1:6-7). Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, dst. (Kej. 1:9-10). Dia berfirman, maka semuanya jadi (Mzm. 33:9). Demikianlah, tegas rasul kita, oleh firman Allah langit telah ada, sebagaimana adanya ia sejak dahulu (yaitu pada awal penciptaan), dan juga bumi (yang pada mulanya berupa bola yang terdiri atas tanah dan air) berasal dari air (KJV: berdiri di atas air – pen.) dan oleh air. Bukan hanya bentuk dan susunan awal dari dunia yang di sini dikatakan terjadi oleh firman Allah, melainkan juga kekacauan dan kehancuran dunia sesudahnya, beserta kehancuran seluruh penghuninya, terjadi oleh firman yang sama. Tidak ada yang lain selain Allah yang telah membentangkan langit dan yang meletakkan dasar bumi yang bisa menghancurkan dan menjungkirbalikkan tatanan yang sedemikian luas sekaligus. Hal ini terjadi oleh firman kuasa-Nya, dan juga dilakukan sesuai janji-Nya. Allah sudah berkata bahwa Ia akan memusnahkan manusia, bahkan segala makhluk, dan bahwa Ia akan melakukannya dengan mendatangkan air bah yang meliputi bumi (Kej. 6:7, 13, 17). Ini adalah perubahan yang sudah dibawa Allah sebelumnya atas dunia, dan yang diabaikan oleh pengejek-pengejek ini. Dan sekarang kita akan merenungkan,
- 2. Apa yang dikatakan Rasul Petrus tentang perubahan yang menghancurkan yang akan menimpa dunia: Oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik (ay. 7). Di sini kita mendapati gambaran yang mengerikan tentang kehancuran terakhir pada dunia, dan yang sudah semakin menjadi perhatian kita. Kehancuran yang menimpa dunia dan para penghuninya oleh air bah, kita baca, kita dengar, dan kita renungkan dengan penuh perhatian, walaupun orang-orang yang tersapu bersih olehnya tidak pernah kita kenal. Tetapi penghakiman yang dibicarakan di sini belum tiba, dan pasti akan tiba, meskipun kita tidak tahu kapan, atau pada zaman dan angkatan mana. Oleh karena itu kita tidak yakin, kita tidak dapat yakin, bahwa itu tidak akan terjadi di zaman kita sendiri. Dan di sini ada perbedaan yang sangat besar, walaupun harus diakui bahwa mereka sama dalam setiap hal lain, kecuali bahwa ada sebagian, meskipun sangat sedikit, yang luput dari air bah itu, sementara tak seorang pun dapat luput dari lautan api ini. Selain itu, jika kita tidak terjangkau oleh malapetaka yang satu, kita tidak yakin bahwa kita akan terlepas dari malapetaka yang lain. Nah karena itu, melihat dunia yang merupakan tempat tinggal kita dihancurkan sekaligus, bukan satu orang saja, bukan satu keluarga saja, bukan pula satu bangsa saja (bahkan bukan hanya apa yang paling kita perhatikan dan pedulikan), tetapi bahwa seluruh dunia, saya katakan, tenggelam sekaligus, dan tidak ada bahtera yang tersedia, tidak ada satu kemungkinan cara yang tersisa bagi siapa saja untuk luput dari kehancuran bersama, maka ada perbedaan antara kehancuran yang sudah terjadi dan yang akan kita nantikan. Malapetaka yang satu sudah berlalu, dan tidak akan pernah kembali kepada kita lagi (karena Allah sudah menegaskan bahwa tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi [Kej. 9:11-17]). Malapetaka yang lain masih belum tiba, dan pasti akan tiba, sepasti kebenaran dan kuasa Allah dapat membuatnya. Malapetaka yang satu datang secara bertahap pada dunia, dan menimpa para penghuninya selama empat puluh hari, sebelum pada akhirnya memusnahkan mereka semuanya (Kej. 7:12, 17). Malapetaka yang lain akan menimpa mereka dengan segera dan sekaligus (2:1). Selain itu, dalam pemusnahan yang pertama itu (seperti yang sudah kita katakan) ada sedikit orang yang lolos, tetapi kehancuran yang akan menimpa dunia ini nantinya, kapanpun itu tiba, akan benar-benar menyeluruh. Tidak ada satu bagian pun yang tak akan tersentuh oleh kobaran api yang melahap, tidak ada tempat berlindung di mana pun bagi para penduduk bumi untuk berlari, tak ada satu titik pun di seluruh dunia ini di mana siapa saja bisa aman. Jadi, apa pun perbedaan-perbedaan yang bisa dikatakan antara kehancuran dunia lama dan kehancuran yang dibicarakan di sini, saat-saat menjelang kehancurannya betul-betul digambarkan sebagai penghakiman yang teramat mengerikan. Dan kenyataan bahwa seluruh dunia pernah sekali dihancurkan oleh air bah menjadikan pernyataan ini lebih dapat dipercaya, bahwa seluruh dunia bisa saja dihancurkan lagi oleh lautan api. Oleh sebab itu, hendaklah para pengejek, yang menertawakan kedatangan Tuhan kita untuk menghakimi, setidak-tidaknya mempertimbangkan bahwa hal itu mungkin saja terjadi. Tak satu pun yang dikatakan dalam firman Allah berada di luar jangkauan kuasa Allah. Dan meskipun mereka masih tetap tertawa, mereka tidak akan mempermalukan kita. Kita yakin betul bahwa itu akan terjadi, karena Ia telah mengatakannya, dan kita dapat bergantung pada janji-Nya. Mereka sesat, sebab tidak mengerti (setidak-tidaknya tidak percaya) Kita Suci maupun kuasa Allah. Tetapi kita mengerti, dan kita bergantung, atau harus bergantung, pada Kitab Suci maupun kuasa Allah. Nah, apa yang telah Ia katakan, dan yang pasti akan Ia genapi, adalah bahwa langit dan bumi yang sekarang (yang terhubung dengan kita sekarang, yang masih ada dengan segala keindahan dan ketertiban yang kita lihat, dan yang begitu selaras dan berguna bagi kita, sebagaimana yang kita dapati) terpelihara. Bukan untuk menjadi harta karun bagi kita, seperti yang diinginkan orang-orang yang berpikiran duniawi, melainkan untuk menjadi apa yang diinginkan Allah, dalam perbendaharaan-Nya, terjaga dan tersimpan aman untuk maksud-maksud-Nya. Dan dikatakan selanjutnya bahwa langit dan bumi itu terpelihara dari api. Perhatikanlah, penghakiman-penghakiman Allah yang akan datang lebih mengerikan daripada penghakiman sebelum-sebelumnya. Dunia lama dihancurkan oleh air, tetapi dunia yang sekarang diperuntukkan bagi api, yang akan membakar orang-orang fasik di akhir zaman. Meskipun hal ini tampak tertunda, namun seperti halnya dunia yang fasik ini ditopang oleh firman Allah, demikian pula dunia hanya disimpan untuk pembalasan dari yang empunya pembalasan, yang pada hari penghakiman akan memperlakukan dunia yang durhaka sesuai yang pantas didapatkannya, sebab hari penghakiman adalah hari kebinasaan orang-orang fasik. Mereka yang sekarang mengolok-olok penghakiman yang akan datang akan mendapatinya sebagai hari pembalasan dan kehancuran sepenuh-penuhnya. “Oleh karena itu, waspadalah supaya kita jangan terhitung di antara pengejek-pengejek ini. Jangan pernah mempertanyakan kepastian kedatangan hari Tuhan. Dan karena itu berusahalah supaya kamu didapati di dalam Kristus, supaya akan ada saat-saat yang melegakan dan hari penebusan bagi kamu, ketika hari yang sama menjadi hari kemarahan dan murka bagi dunia yang fasik.”
SH: 2Ptr 3:7-13 - Waktu Allah bukan waktu manusia (Sabtu, 21 Oktober 2000) Waktu Allah bukan waktu manusia
Kebodohan orang-orang yang tidak percaya adalah menganggap bahwa
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua tertunda, dan...
Waktu Allah bukan waktu manusia
Kebodohan orang-orang yang tidak percaya adalah menganggap bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua tertunda, dan mengatakan bahwa penundaan itu membuktikan ketidakbenaran firman Tuhan. Haruskah orang beriman memiliki pola pikir yang sama? Orang beriman harus tahu bahwa Allah tidak menunda kedatangan-Nya kedua. Perbedaan pandangan ini didasarkan pada cara Allah menghitung waktu berbeda dengan cara manusia. Bagi Tuhan satu hari sama dengan 1000 tahun dan 1000 tahun seperti satu hari. Berarti, manusia tidak dapat menduga dan mengatur kapan Allah harus bertindak apalagi menentukan penggenapan hari Tuhan. Sebenarnya bila perbedaan ini kita letakkan dalam kacamata Illahi maka kita tidak hanya dapat menerimanya, tetapi juga bergembira. Sebab waktu Allah, berhubungan dengan: "supaya semua orang berbalik dan bertobat". Itu berarti waktu Allah sama sekali tidak berhubungan dengan kelambanan atau kealpaan Allah atas janji-Nya, tetapi berhubungan erat dengan kasih-Nya kepada kita dan sabar menanti kita untuk berbalik dan bertobat. Bila Allah sang empunya waktu dan pemilik kita sabar menanti waktu yang tepat untuk mempersiapkan kedatangan-Nya dan menggenapi janji penghakiman-Nya, apakah kita milik kepunyaan-Nya tidak dapat bersabar?
Tentang hari Tuhan yang dinantikan penggenapannya, Petrus menjelaskan bahwa pada hari itu seluruh alam semesta akan mengalami kebinasaan. Allah akan menggantinya dengan langit dan bumi baru. Semua orang dan bangsa-bangsa dihadapkan pada penghakiman Allah. Namun, ia tidak menguraikan panjang lebar tentang sifat hari Tuhan itu, karena penjelasannya lebih mengarah pada fakta dan kepastian penggenapan hari Tuhan itu. Berbahagialah orang beriman yang tetap setia menanti dan mempertahankan sikap hidup benar di hadapan Allah. Berbahagialah orang yang melihat penundaan penggenapan hari Tuhan ini sebagai perpanjangan waktu yang dikaitkan dengan sifat Allah yang penuh kasih.
Renungkan: Bila kita melihat bahwa penundaan dan perpanjangan waktu penggenapan hari Tuhan sebagai suatu kesempatan dari Allah untuk berbalik, bertobat, dan beroleh selamat, marilah kita responi kesempatan itu.
SH: 2Ptr 3:1-7 - Lawan kesesatan dengan firman (Sabtu 26 Juli 2008) Lawan kesesatan dengan firman
Hal-hal baru yang menarik mudah membuat kita melupakan hal-hal lama
yang penting. Ajaran-ajaran baru dari para pen...
Lawan kesesatan dengan firman
Hal-hal baru yang menarik mudah membuat kita melupakan hal-hal lama yang penting. Ajaran-ajaran baru dari para penyesat seringkali menggoyahkan iman jemaat.
Petrus memperingatkan jemaat tentang penyesatan yang berkaitan dengan kedatangan Yesus yang kedua kali (ayat 1,4). Penyesatan ini akan terjadi pada hari-hari akhir (ayat 3). Istilah hari-hari akhir di dalam PB biasanya merujuk pada masa yang dimulai setelah kedatangan Yesus yang pertama. Jadi sejak abad pertama sampai kini adalah hari-hari akhir. Akan muncul banyak pengejek pada hari-hari akhir yang membangkitkan keraguan orang terhadap kedatangan Yesus yang kedua kali. Mereka menyatakan bahwa Allah tidak berkarya lagi dalam sejarah sehingga dunia tidak perlu berharap lagi pada campur tangan Ilahi (ayat 4). Mereka lupa atau sengaja mengabaikan fakta bahwa Allah masih berkarya dalam sejarah (ayat 5-6).
Maka Petrus melawan pandangan para pengejek itu dengan firman Tuhan. Allah jelas berkarya dalam penciptaan (Kej. 1). Peristiwa air bah pada zaman Nuh membuktikan bahwa Allah tidak lalai untuk campur tangan dalam sejarah. Bahkan campur tangan Allah dalam sejarah akan berlanjut sampai hari penghakiman yang merupakan hari kebinasaan bagi orang fasik (ayat 7). Mereka yang sinis terhadap hari penghakiman justru akan mengalami penghakiman Allah yang mengerikan.
Firman Tuhan telah membuktikan kesalahan pandangan para pengejek itu.
Sebab itu, betapa perlunya orang Kristen mengingat firman Tuhan
yang telah disampaikan oleh para nabi, Tuhan Yesus dan juga para
rasul-Nya (ayat 2). Selain mendengar, pakailah firman Tuhan
sebagai senjata untuk menghadapi segala pengajaran dan situasi
baru yang terus bermunculan. Zaman akhir ini ditandai dengan
banyaknya pengajaran yang menyimpang dari kebenaran (
SH: 2Ptr 3:1-16 - Tuhan tidak lalai (Kamis, 8 Desember 2011) Tuhan tidak lalai
Kadang kita bertanya-tanya, kapan kejahatan akan berakhir di muka bumi ini. Kita merindukan Tuhan segera menyatakan Diri-Nya agar s...
Tuhan tidak lalai
Kadang kita bertanya-tanya, kapan kejahatan akan berakhir di muka bumi ini. Kita merindukan Tuhan segera menyatakan Diri-Nya agar semua ciptaan Tuhan dipulihkan. Malahan kita melihat orang jahat dan fasik semakin meraja lela. Amoralitas dan berbagai jenis perbuatan dosa seakan marak tanpa ada yang mengekang. Di satu sisi, ini adalah tanda-tanda akhir zaman segera tiba. Di sisi lain, kita bertanya-tanya bagaimana masa depan orang percaya.
Petrus mengingatkan jemaatnya bahwa para penyesat justru mengolok-olok pengharapan orang percaya mengenai Tuhan akan datang menghakimi dunia ini dengan segala kejahatannya. Bagi para penyesat ini janji Allah adalah omong kosong. Waktu berlalu, banyak orang jahat tidak mengalami kutuk Allah. Jadi, untuk apa percaya kepada akhir zaman. Dengan sikap yang arogan seperti itu, mereka meneruskan hidup dalam kesesatan dan terus menyesatkan orang lain. Padahal mereka lupa bahwa dulu sekali Tuhan pernah menghukum dunia ini dengan air bah. Tidak ada orang berdosa yang luput dari kuasa dan keadilan-Nya. Apa yang pernah Ia lakukan, satu hari kelak akan Ia lakukan lagi dengan jauh lebih dahsyat (10). Petrus mengingatkan jemaatnya bahwa kalau Tuhan belum datang kembali, itu karena Dia panjang sabar memberi kesempatan manusia bertobat. Hal itu juga berarti kesempatan bagi anak-anak Tuhan melayani-Nya dengan memberitakan Injil masih terbuka. Kelak apabila Dia sudah datang, penghakiman dahsyat tidak terelakkan. Siapa pun yang kedapatan hidup di dalam dosa, tidak akan dapat melarikan diri dari murka Allah.
Hari Tuhan pasti dahsyat dan mengerikan bagi orang yang tidak bertobat dan yang berkanjang di dalam dosa. Petrus mengingatkan bahwa penghakiman Allah akan menghanguskan semua kenajisan dan dosa. Hal itu berarti, orang percaya tidak boleh hidup sembarangan, bermain-main dengan dosa. Kita harus senantiasa menjaga hidup kita kudus dan tak bercacat. Bila Tuhan Yesus telah kembali, kita akan menikmati persekutuan kekal dengan Dia!
SH: 2Ptr 3:1-16 - Injury Time (Senin, 8 November 2021) Injury Time
Dalam pertandingan sepak bola, dikenal adanya istilah injury time atau waktu tambahan. Setelah waktu resmi 45 menit untuk satu babak sele...
Injury Time
Dalam pertandingan sepak bola, dikenal adanya istilah injury time atau waktu tambahan. Setelah waktu resmi 45 menit untuk satu babak selesai, waktu tambahan ini diberikan karena ada beberapa menit yang terbuang untuk merawat pemain yang cedera atau wasit melayani protes pemain. Sekalipun waktu tambahan ini jarang lebih dari 5 menit, para pemain tidak boleh lengah, karena beberapa menit itu bisa menjadi kesempatan untuk mencetak gol dan mengubah kedudukan.
Orang-orang Kristen abad pertama mulai diserang oleh para pengejek yang mengatakan bahwa pengharapan mereka akan kedatangan Tuhan adalah omong kosong (3-4). Mereka dicecar dengan ejekan bahwa Yesus tidak benar-benar akan datang kembali, dan Ia sudah lalai dengan janji-Nya. Buktinya, tahun-tahun telah berlalu dan Yesus belum juga datang kembali.
Namun, melalui surat Petrus, nasihat diberikan kepada jemaat bahwa lamanya waktu kedatangan Tuhan bukan karena kelalaian, atau karena Tuhan berbohong. Lamanya waktu itu karena Tuhan memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat (9). Tuhan masih bersabar untuk menantikan orang-orang yang bersedia bertobat dan kembali kepada-Nya. Tuhan ingin sebanyak mungkin orang menerima keselamatan.
Jika demikian, layak bagi kita berbahagia dalam menjalani tahun-tahun hidup kita sekarang. Selama dunia ini masih ada dan napas hidup masih berembus dalam tubuh, kita masih diberi kesempatan untuk bertobat. Kita seperti berada dalam injury time, waktu tambahan untuk memperbaiki kedudukan kita. Di zaman akhir ini, kita harus tetap hidup suci dan saleh. Dengan pengharapan yang tetap kuat, kita terus menantikan hari Tuhan dengan sabar. Pada hari itulah, Tuhan akan menghakimi seluruh dunia dan hanya orang-orang benar yang selamat.
Oleh karena itu, jangan sampai waktu ini kita sia-siakan. Jangan lengah dan malah berbuat dosa. Jangan lengah karena kita tidak pernah tahu kapan kesudahannya. Jangan lengah, supaya hingga akhir usia, kita tetap bertahan dengan setia dan memegang pengharapan yang sejati. Dengan demikian tidak sia-sia waktu yang diberikan oleh Tuhan bagi kita dan dunia. [KRS]
Utley -> 2Ptr 3:1-7
Utley: 2Ptr 3:1-7 - --NASKAH NASB (UPDATED): 2Pet 3:1-71 Saudara-saudara yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berus...
NASKAH NASB (UPDATED): 2Pet 3:1-7
1 Saudara-saudara yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian yang murni oleh peringatan-peringatan, 2 supaya kamu mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu. 3 Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari- hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. 4 Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." 5 Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, 6 dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. 7 Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.
2Pet 3:1 "kekasih" Istilah ini awalnya digunakan oleh Allah Bapa untuk Allah Anak pada saat pembaptisan-Nya (lih. Mat 3:17) dan pemuliaan-Nya (lih. Mat 17:5 dan 2Pet 1:17). Ini menjadi sebutan untuk umat Tuhan (lih. Rom 1:7). Kata ini hanya digunakan sekali dalam I Petrus (lih. 2Pet 2:11), tetapi digunakan secara luas di 2Pet 3 (lih. 2Pet 3:1,8,14,15-17). Kata ini juga sangat umum dalam I dan III Yohanes.
□ "surat yang kedua" Ini rupanya menunjuk pada I Petrus, jika anda percaya Petrus adalah sumber di balik baik I dan II Petrus, seperti saya.
- NASB "pikiran yang tulus "
- NKJV "pikiranmu yang murni"
- NRSV "niat tulusmu"
- TEV "pengertian yang murni"
- NJB "pemahaman yang jernih"
Istilah ini dapat berarti murni dalam arti tulus atau lurus secara moral (lih. Fili 1:10). Guru-guru palsu tidak murni dalam hal apapun. Mereka tidak bermoral dan merupakan pencari-diri yang bersifat manipulatif.
□ "oleh peringatan-peringatan" Ini adalah hampir persis dengan kata-kata dari 2Pet 1:13-14 (lih. Yud 1:17). Dalam Alkitab manusia sering diserukan untuk mengingat Allah, Firman Nya, dan perbuatanNya. Allah, bagaimanapun, terdorong untuk melupakan dosa mereka (yakni, Yer 31:34; Yes 43:25; metafora dalam Mazm 103:3; Yes 1:18; 38:17; 44:22; Mi 7:18).
2Pet 3:2 "mengingat akan perkataan" Ini adalah sebuah AORIST PASSIVE INFINITIVE. Ini adalah penekanan kuat pada mengetahui (1) PL (lih. 2Pet 1:21); (2) kata-kata Yesus (lih. 2Pet 2:21); dan (3) dan aplikasi kerasulan mereka (lih. 2Pet 1:1). Ini sejajar dengan Yud 1:17.
Mengetahui/mengingat dimaksudkan untuk mempengaruhi kepercayaan orang percaya dalam Kedatangan Kedua dan kehidupan mereka yang seperti Kristus!
□ "yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus" Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE, yang menyiratkan wahyu yang permanen (PERFECT TENSE, lih. Mat 5:17-19; 1Pet 1:25) yang diberikan oleh Roh (PASSIVE VOICE, lih. 2Pet 1:20-21).
Ini menunjuk pada seluruh PL. Orang Yahudi percaya bahwa Alkitab semuanya ditulis oleh para nabi. Inilah sebabnya mengapa Musa disebut seorang nabi di Ul 18:15 dan bahwa kitab Yosua sampai Raja-raja disebut "nabi-nabi terdahulu."
□ "perintah Tuhan dan Juruselamat" Ini adalah ungkapan yang merujuk pada Injil ("perintah kudus," lih. 2Pet 2:21; "perintah," 1Tim 6:14). Hal ini terkait dengan ungkapan "hukum Kristus" (lih. Gal 6:2).
□ "rasul-rasulmu" Bila para nabi memberikan perjanjian yang pertama, para Rasul memberikan yang kedua!
2Pet 3:3 "Yang terutama harus kamu ketahui" Frasa yang sama ini digunakan dalam 2Pet 1:20. Petrus menggunakan idiom sastra ini untuk menandai inti pandangan utamanya.
□ "pada hari-hari terakhir" Frasa PL ini menunjukkan periode waktu tepat sebelum puncak dari sejarah manusia. Petrus sedikit rancu pada jangka waktu yang mana hal ini merujuk. Dalam pasal dua ia berbicara tentang ajaran palsu yang "akan datang," namun mereka sudah ada pada zamannya. Ini secara teologis mirip dengan tulisan Yohanes "seorang antikristus… banyak antikristus" dari 1Yoh 2:18. Guru-guru dan para pengejek palsu akan menjadi ciri dari setiap periode masa depan dari sejarah gereja, mulai dari abad pertama. Lihat Topik Khusus pada Mr 13:8.
□ "akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya" Ini adalah sejajar dengan Yud 1:18. Bentuk-bentuk NOMINATIVE dan INSTRUMENTAL dari KATA BENDA yang sama digunakan untuk penekanan. Guru-guru palsu ini sedang mengolok dan akan terus mengolok-olok janji-janji Alkitab tentang kembalinya Kristus (lih. ay. 2Pet 3:4).
□ "yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya" Guru-guru palsu ini sangat nampak jelas karena kata-kata dan perbuatan mereka (lih. Mat 7:15-20 dan 2Tim 3:2-5). Hal ini sejajar dengan Yud 1:18.
2Pet 3:4 "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?" Ini bisa menunjuk pada (1) Kedatangan YHWH di zaman PL atau (2) Kedatangan Kristus yang Kedua di PB.
- NASB, NKJV "para bapa-bapa"
- NRSV, TEV "bapa-bapa leluhur kita"
- NJB "Bapa–bapa kita"
Periode PL disebutkan dalam ay. 2Pet 3:2, jadi "Bapa" pasti menunjuk pada para Leluhur atau pemimpin suku PL. Hal ini dikonfirmasi oleh ay. 4-6, yang berbicara tentang penciptaan.
Konteksnya secara jelas merujuk pada kunjungan Allah dalam penghakiman (lih. 2Pet 2). PL menyatakan bahwa manusia suatu hari nanti akan memberikan pertanggung jawaban kepada Allah atas pengelolaan mereka atas karunia kehidupan (yaitu, Mat 25:31-46; 20:11-15). Pengejek ini tidak hanya merendahkan nilai inkarnasi Yesus, mereka juga mencemoohkan kedatanganNya sebagai Hakim.
□ "meninggal" (tertulis ―jatuh tertidur―) Ini adalah eufemisme PL untuk kematian, yang dilanjutkan dalam PB (lih. Mat 27:53; Mr 5:39; Yoh 11:11, 1Kor 11:30; 15:51; Ef 5:14; 1Tes 4:14).
□ "segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan" Sejarah manusia, meskipun skalanya minimal dalam waktu dibandingkan dengan sejarah geologi, memberikan manusia rasa keteraturan. Ini adalah prasuposisi dari ilmu pengetahuan modern (yaitu, uniformitarianisme) bahwa proses alami dan keteraturan hukum alam dapat diproyeksikan baik mundur dan maju dalam waktu. Alkitab menegaskan bahwa ada suatu awal untuk penciptaan dan akan ada akhirnya. Allah menciptakan dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah persekutuan dengan makhluk yang dibuat menurut gambar- Nya dan yang mencerminkan karakter-Nya. Dunia bertanggung jawab kepada Tuhan yang beretika dan moral. Namun demikian, ilusi waktuyang tak habis-habisnya serta keteraturan alam telah menyebabkan guru-guru palsu untuk menolak wahyu dari Kitab Suci, kata-kata Yesus, dan proklamasi Apostolik. Sejarah manusia dan umur panjang individu ternyata cukup panjang untuk bisa meninabobokan manusia ke dalam persepsi yang salah mengenai kepercayaan dalam suatu pandangan yaitu "besok hari akan hanya seperti hari ini"!
- NASB "hal itu lolos dari perhatian mereka"
- NKJV "mereka sengaja melupakan"
- NRSV, NJB "Mereka sengaja tidak mau tahu"
- TEV "mereka sengaja tidak mau tahu"
Istilah ini memiliki konotasi melupakan sesuatu atau menyembunyikan sesuatu; oleh karena itu, suatu maksud dari kesengajaan terkandung dalam istilah tersebut (lih. 2Pet 1:9; 3:5,8). Guru-guru palsu "terlalu mudah lupa" atau "memilih untuk mengabaikan" intervensi Allah ke dalam makhluk ciptaan-Nya dan niat yang dinyatakan-Nya untuk pertanggung-jawaban dari semua ciptaan (yaitu, penghakiman).
□ "oleh firman Allah" Ini adalah ciptaan oleh firman yang diucapkan (lih. Kej 1:3,6,8,14,20,24). Hal ini disebut dalam teologi oleh istilah Latin "fiat", yang berarti "dengan cara menggunakan kata yang diucapkan," lihat John L. Walter, Dunia yang Hilang dari Kejadian Satu, di mana ia menegaskan bahwa Kej 1 bukanlah penciptaan materi, tetapi suatu alam semesta yang berfungsi. Guru-guru palsu Gnostik menyangkal bahwa suatu Tuhan yang suci dapat membentuk, materi yang jauh lebih rendah, dan berdosa, yang hidup berdampingan.
- NASB, TEV "bumi yang berasal dari air dan oleh air"
- NKJV "bumi muncul dari air dan di dalam air"
- NRSV "dan bumi dibentuk dari air dan oleh air"
- NJB "bumi dibentuk oleh firman Allah dari air dan di antara air"
Air adalah suatu elemen penting dalam Kej 1:2 ("kedalaman" dan "air"). Tidaklah disebutkan bahwa secara khusus diucapkan menjadi ada. The KATA DEPAN Yunani "melalui" (dia) air juga bisa berarti "di antara," "dikitari," "di tengah- tengah," "atas tindakan dari," atau "ditopang oleh" (lih. Mazm 24:2; 136:6). Frasa ini bisa merujuk pada Kej 1:2; 1:6; atau 2Pet 1:9.
2Pet 3:6 "bumi… telah binasa" Ini merujuk kepada air bah Nuh (lih. Kej 6; 7; 8). Saya telah menyertakan catatan singkat dari komentar saya di Kej 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11.
KEJADIAN
Telah menjadi suatu dugaan bahwa kata ini (BDB 550) berhubungan dengan kata Asyur ―menghancurkan.― Apakah air bah di jaman Nuh meliputi seluruh dunia atau hanya di Timur Dekat kuno saja? Istilah ―bumi― (eres) sering diterjemahkan―tanah dalam pengertian kelokasian (lih. Kej 41:57). Jika manusia belum menyebar ke seluruh bagian bumi seperti yang diisyaratkan dengan jelas dalam pengalaman menara Babel dari pasal Kej 10; 11, lalu suatu banjir lokal saja sudah cukup. Buku terbaik yang pernah saya baca mengenai bukti rasional bagi suatu banjir lokal adalah karya Bernard Ramm Pandangan Kristen akan Ilmu Pengetahuan dan Kitab Suci (hal.62).
- NASB "oleh firman-Nya"
- NKJV, NRSV "oleh firman itu juga"
- TEV "oleh perintah yang sama"
- NJB "adalah Firman yang sama"
Sebagaimana Allah menciptakan menggunakan firman yang diucapkan dan memerintah oleh firman (yaitu, Kristus, lih. Yoh 1:1), kita dilahirkan kembali oleh Firman Allah yang hidup dan kekal (1Pet 1:23). Ia juga akan menyucikan dengan firman yang diucapkan (yaitu, penghakiman air bah, penghakiman api). Metafora Yesus dalam Wahy 19:15 yaitu kembali dengan pedang bermata dua dari mulut-Nya adalah cara lain untuk mengungkapkan kebenaran yang sama.
"langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api" Ini adalah sebuah PERIPHRASTIC PERFECT PASSIVE PARTICIPLE, yang berbicara tentang sesuatu yang telah terjadi. Di sini hal ini digunakan dalam arti profetik untuk kepastian dari suatu peristiwa di masa depan berdasarkan keterpercayaan firman Allah. Seluruh konteks ini menekankan kekuatan dan keunggulan firman Allah (lih. 2Pet 1:19; 3:5,7, 1Pet 1:23; 2:8; 3:1).
Penghakiman oleh api ini mungkin berasal dari PL dalam dua pengertian: (1) Mazmur berbicara tentang api yang menjilat di hadapan Tuhan (lih. 18:8; 50:3, 97:3) atau (2) penghakiman YHWH dalam pengembaraan padang belantara (lih. Im 10:2; Bil 11:1-3; 16:35; 26:10) atau eskatologis (lih. Dan 7:10; Yes 30:27,30,33).
Api sering menyertai kehadiran YHWH di PL. Hal ini mungkin terkait dengan (1) Allah sebagai pelaku pengetahuan dan perwahyuan (terang), (2) Allah sebagai pelaku pemurnian, atau (3) Allah sebagai hakim (yaitu, pelaku penghancuran).
□ "disimpan untuk hari penghakiman. . . orang-orang fasik" Ini adalah sebuah PRESENT PASSIVE PARTICIPLE. Baik 2Pet 2 dan Yudas telah menekankan bahwa malaikat jahat dan manusia jahat disimpan untuk hari pertanggung-jawaban. Semua makhluk yang sadar (lih. Fili 2:9-11) akan suatu hari nanti mempertanggung jawabkan diri sebagai pengelola karunia kehidupan (lih. Gal 6:7).
Zaman eskatologis ini adalah saat penghakiman untuk orang durhaka, tetapi saat penerimaan pahala yang besar bagi orang yang beriman. Gereja yang dianiaya perlu mengingat bahwa suatu hari nanti Allah akan mengatur segala sesuatu dengan benar!
□ "kebinasaan" Kita mendapatkan kata bahasa Inggris Apollyon dari kata ini (lih. Wahy 9:11).
Topik Teologia -> 2Ptr 3:7
Topik Teologia: 2Ptr 3:7 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Urutan Penciptaan Allah
Janji Penciptaan Baru
Yes 11:1-9 Yes 41:18-20 Yes 65:17-25 Yes 66:22-23 Hos 2...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Urutan Penciptaan Allah
- Janji Penciptaan Baru
- Dosa
- Eskatologi
- Penghakiman Akhir
- Langit dan Bumi yang Lama akan Lenyap
TFTWMS -> 2Ptr 3:3-7
TFTWMS: 2Ptr 3:3-7 - Di Manakah Janji Tentang Kedatangan-nya? "DI MANAKAH JANJI TENTANG KEDATANGAN-NYA?" (2 Petrus 3:3-7)
3 Pertama-tama ketahuilah ini, bahwa pada hari-hari terakhir akan tampil pengej...
"DI MANAKAH JANJI TENTANG KEDATANGAN-NYA?" (2 Petrus 3:3-7)
3 Pertama-tama ketahuilah ini, bahwa pada hari-hari terakhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, menuruti hawa nafsu mereka sendiri, 4dan berkata, "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapak-bapak jatuh tertidur, segala sesuatu berlangsung sebagaimana dari awal penciptaan." 5Karena ketika mereka mendukung hal ini, mereka tidak memperhatikan bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi dibentuk dari air dan oleh air, 6yang melaluinya dunia di zaman itu dibinasakan, dimusnahkan oleh air bah. 7 Tetapi oleh firman-Nya langit dan bumi sekarang ini disimpan untuk api, dijaga untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik (NASB).
Meski Petrus tidak memerinci doktrin-doktrin guru-guru palsu itu, namun aman untuk mengatakan bahwa mereka menyangkal bahwa Tuhan akan datang kembali. Para misionaris mula-mula telah meyakinkan para mualaf bahwa Tuhan yang telah diangkat ke sorga untuk memerintah di sebelah kanan Allah akan datang kembali. Selanjutnya, Ia akan segera kembali (Yakobus 5:8; 1 Petrus 4:7). Meki "segera" adalah kata sifatnya relatif, tidak diragukan lagi banyak orang mengharapkan Kristus muncul dalam beberapa tahun, atau paling lama beberapa dekade. Waktu telah berlalu dan Yesus belum datang. Guru-guru palsu telah mengeksploitasi harapan yang tak terpenuhi itu untuk menegaskan bahwa Tuhan sama sekali tidak akan datang kembali. Sebaliknya, beberapa orang berpendapat bahwa Tuhan, pada kenyataannya, sudah datang kembali dalam pengertian spiritual, non-literal. Sebagai contoh, mereka mungkin berpendapat bahwa Tuhan sudah datang kembali untuk mereka secara pribadi ketika mereka telah dibaptis. Petrus tidak mengajarkan semua itu. Rasul itu membuat jelas bahwa tidak ada orang yang akan ragu-ragu ketika Tuhan datang kembali. Sebagaimana Allah telah menghakimi dunia di masa lalu, Ia akan menghakimi lagi.
Ayat 3. Jangan ada orang yang harus lengah karena guru-guru palsu telah muncul di antara orang Kristen. Petrus telah memperingatkan mereka bahwa guru-guru palsu akan muncul, seperti yang Paulus telah ingatkan kepada orang-orang Kristen lainnya (lihat Kisah 20:29-31; 1 Timotius 4). Bagi telinga orang Indonesia, pengejek-pengejek [datang] dengan ejekan-ejekan mereka terdengar berlebihan, tapi itu adalah cara pengungkapan yang baku dalam bahasa Ibrani. Rasul itu tampaknya kembali kepada kebiasaan tata bahasa dari bahasa ibunya.
"Pengejek-pengejek" dalam ayat ini adalah sama dengan guru-guru palsu dalam pasal 2. Mereka sudah menertawakan ajaran para rasul, khususnya janji tentang kedatangan kembali Tuhan; dan mereka mengikuti hawa nafsu mereka sendiri. Hidup mereka sangat bertentangan dengan hidup kudus yang mencirikan umat Allah. Michael Green berkomentar, "Sinisme dan pemanjaan diri biasanya jalan seiring."3 Mereka yang punya sedikit rasa hormat terhadap wahyu Allah melalui rasul-rasul-Nya cenderung melanggar bidang doktrin dan moral.
Tanpa komentar lebih lanjut Petrus menduga bahwa ia dan para pembacanya hidup di hari-hari terakhir. Itu adalah hari-hari terakhir bahkan jika Tuhan harus menunda kedatangan-Nya seribu tahun (3:8). "Hari-hari terakhir," seperti dalam 2 Timotius 3:1 dan Ibrani 1:1, 2, mengacu kepada seluruh waktu antara kemunculan pertama Juruselamat (realisasi awal kerajaan-Nya) dan kedatangan-Nya yang kedua kali (digabung dengan penghakiman dan realisasi akhir Pemerintahan-Nya). Petrus dan para penulis lain Perjanjian Baru menggunakan para nabi bagi pemahaman mereka tentang "hari-hari terakhir." Yesaya menulis, "Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana" (Yesaya 2:2). Para pembaca Petrus yang Kristen tinggal di hari-hari yang ingin sekali dilihat oleh para nabi; gunung tempat rumah TUHAN telah didirikan. Orang-orang yang sezaman dengan nabi Yesaya telah mengejek perkataannya (Yesaya 28:14, 15), seperti halnya guru-guru palsu telah mengejek perkataan para rasul. Bahwa orang Kristen hidup dalam "hari-hari terakhir" menambah pentingnya misi mereka dan antisipasi kepada pelayanan mereka.
Ayat 4. Tidaklah mengherankan bahwa guru-guru palsu itu secara sinis menuntut, "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?" Mereka mengejek orang-orang percaya, menuduh mereka telah ditipu, karena mengartikan perkataan para rasul itu secara harfiah. Mereka menunjukkan fakta yang jelas, "Sebab sejak bapak-bapak leluhur meninggal, segala sesuatu berlangsung sebagaimana dari awal penciptaan." Datang dan perginya musim-musim, kelahiran generasi baru dan kematian generasi lama, adalah kesaksian tentang siklus kehidupan yang tak berujung. Begitulah guru-guru palsu itu berargumentasi. Mereka menegaskan bahwa "janji tentang kedatangan-Nya" adalah fiksi yang diciptakan untuk orang yang berhati lemah.
Sinisme adalah setua umat manusia. Itu merupakan penyakit mereka yang menuntut penghapusan hukum dan pengekangan. Salomo bergumul dengan hal itu: "Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari" (Pengkhotbah 1:9). Hanya ada beberapa tempat di mana sikap orang percaya dan orang tidak percaya lebih menyolok daripada di sini: Orang percaya yakin bahwa dunia sedang menuju ke suatu tempat, bahwa dunia sedang bergerak menuju akhir. Orang tidak percaya menyatakan bahwa yang mengatur hanyalah kebetulan dan keadaan. Dunia tidak sedang menuju ke mana-mana. Tidak ada tujuan tertinggi bagi hidup manusia.
Kata yang Petrus gunakan untuk "kematian," koima¿omai (koimaomai), adalah tentang hilangnya minat. Itu adalah kata yang sama yang digunakan tentang kematian Stefanus. "Meninggallah ia," tulis Lukas (Kisah 7:60). Paulus menggunakan kata yang sama untuk orang mati ketika ia menulis tentang "orang-orang yang telah meninggal" (1 Tesalonika 4:13). Alkitab NASB menerjemahkannya secara harfiah, tapi banyak versi menerjemahkan kata kerja itu sebagai "mati." Secara jelas itu adalah arti kata itu. Namun, "tidur" adalah cara halus untuk mengatakan kematian.
Meski "tidur" adalah kiasan umum untuk kematian di dunia Yunani-Romawi, namun benar juga bahwa kematian adalah subyek buruk di lingkungan dunia Romawi yang letih, canggih. Beberapa cangkir besar yang masih bertahan dari era kuno dibentuk menyerupai tengkorak. Julukan umum pada monumen kuburan Romawi dari periode itu adalah huruf Latin "NFFNSNC," huruf-huruf awal dari Non fui, fui, non sum, non curo. Ketika diterjemahkan kata-kata itu terbaca, "Saya dulu tidak ada. Saya pernah ada. Saya kini tidak ada lagi. Saya tidak perduli."4Bagi banyak orang sezaman Petrus, kematian merupakan hasil buruk dari nasib. Bagi orang Kristen, mati adalah jatuh tertidur.
Beberapa orang ingin melihat adanya selang waktu beberapa dekade dalam kata-kata Petrus itu. Mereka berpendapat bahwa ketika rasul itu mengatakan "bapak-bapak jatuh tertidur" itu bukanlah pernyataan abstrak. Bapak-bapak itu adalah mereka yang telah menjadi tua dalam komunitas Kristen mula-mula, kata mereka. Tahun-tahun berlalu, beberapa generasi telah mati, dan Tuhan masih belum datang kembali. Guru-guru palsu itu mengeksploitasi harapan mengecewakan yang telah lama berproses. Setelah menafsirkan kata-kata itu seperti itu, mereka mempertahankan bahwa 2 Petrus pasti ditulis puluhan tahun setelah rasul Petrus martir. Penafsiran ini tidak benar karena beberapa alasan.
Penafsiran seperti itu berasumsi bahwa diperlukan puluhan tahun untuk memunculkan kekecewaan itu. Pesan rasuli itu adalah bahwa "akhir segala sesuatu sudah dekat" (1 Petrus 4:7). Sulit untuk mengatakan apa yang akan sudah dipahami sebagai bermakna "dekat" oleh kebanyakan orang Kristen. Beberapa orang mungkin akan menyimpulkan bahwa Tuhan akan datang kembali dalam waktu setahun, atau mungkin dalam waktu lima tahun. Tidak butuh waktu penantian puluhan tahun untuk memunculkan kekecewaan. Kekecewaan mungkin terasa lebih pahit pada tahap-tahap awal. Guru-guru palsu itu mengeksploitasi pengharapan umat Kristen dengan menunjukkan bahwa segala sesuatu tidak berubah sejak permulaan waktu. Generasi-generasi datang dan pergi. Menurut mereka, tidak ada "kedatangan kembali Tuhan."
Guru-guru palsu itu memposisikan diri mereka sebagai penjaga pengetahuan. Itulah cara mereka mengetahui tidak ada kedatangan kembali Tuhan. Selain itu, pengetahuan mereka, begitulah mereka mengaku, membenarkan pesan kebebasan mereka (2:19), penolakan mereka terhadap hukum (2:21), dan pemanjaan diri mereka terhadap keinginan daging (2:18). Guru-guru palsu itu gagal memahami bahwa penampakan Tuhan Yesus untuk penghakiman bukanlah ajaran Kristen yang muncul tiba-tiba.
Bahwa Yesus akan datang kembali adalah deklarasi yang berani bahwa sejarah umat manusia sedang menuju ke suatu tempat. Cara orang berperilaku dan apa yang mereka yakini adalah penting karena Allah sedang menggerakkan dunia menuju hari perhitungan terakhir. Semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan Dia (Matius 25:31-33), dan setiap lutut akan bertekuk (Filifi 2:10). Hari-hari terakhir akan memuncak dengan hari terakhir, "hari Tuhan" (3:10), ketika waktu akan berakhir. Ada pengertian di mana setiap penegasan iman Kristen tumbuh dari keyakinan bahwa sebelumnya ada permulaan terhadap waktu dan akan ada akhirnya. Mengatakan "segala sesuatu berlangsung terus seperti sebelumnya" adalah sikap tidak percaya, sikap yang berakar pada materialisme dan relativisme budaya Barat moderen.
Ayat 5. Pendapat Petrus tentang akhir waktu didasarkan pada pendapat bahwa sebelumnya ada permulaan waktu. Keduanya terkait. Apa yang Allah telah wujudkan, dapat Allah akhiri. Hari-hari terakhir sudah dimulai dengan penyaliban dan kebangkitan Yesus. Yesus yang telah dibangkitkan akan datang lagi untuk penghakiman terakhir. Awal dan akhir adalah nyata karena Allah adalah nyata. Bicara tentang orang-orang yang menyangkal bahwa Tuhan akan datang kembali dalam penghakiman, Petrus dengan kecut mengamati mereka tidak memperhatikan bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu. Intinya adalah bahwa mereka terwujud atas ketetapan Allah; mereka akan berakhir atas ketetapan Allah juga.
Ketika Petrus menulis tentang penciptaan, ia bertindak dalam tradisi mulia nabi-nabi dan orang-orang bijak Perjanjian Lama. Ia tidak mengungkapkan pertempuran mitologis di antara para dewa yang menimbulkan penempatan umat manusia di bumi. Ia tidak berusaha membuat penjelasan yang akan memuaskan para ilmuwan moderen. Ia hanya menegaskan. Rasul itu menganggap jelas bahwa kisah dalam kitab Kejadian adalah benar. Allah bicara dan dunia terwujud. Itu adalah pernyataan iman. Semua penegasan tentang realitas, apakah yang bersifat "ilmiah" atau label lain tertentu yang dilekatkan kepadanya, dimulai dengan pernyataan iman; tapi tidak semua pernyataan iman berada pada urutan yang sama.
Pernyataan iman alternatif adalah bahwa alam semesta tidak berawal, bahwa materi itu sendiri adalah kekal, bahwa yang melekat dalam materi adalah kehendak dan kekuatan pembangkit untuk menghasilkan keteraturan alam dan keajaiban kehidupan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kesombongan yang luar biasa telah merayap masuk ke dalam keluarga manusia—kesombongan yang membuat orang menyangka bahwa Allah menganggapnya, di satu sisi, sebagai sesuatu yang tidak dapat ditoleransi, di sisi lain, menggelikan. Pernyataan iman Kristen didasarkan pada pengamatan atas dunia dan kehidupan manusia. Pernyataan itu memperhitungkan wahyu yang Allah telah berikan tentang diri-Nya di dalam alam dan Firman-Nya. Dengan alasan yang baik Petrus mengingatkan para pembacanya bahwa guru-guru palsu yang menyangkal kedatangan kembali Tuhan sudah lupa bahwa langit dan bumi terwujud "oleh firman Allah."
Meski tidak mengejutkan bahwa Petrus menunjuk kepada awal alam semesta sebagai bukti akan adanya keberakhiran, namun pilihan kata-katanya mengejutkan. Petrus menyatakan bahwa bumi dibentuk dari air dan oleh air. Ia mungkin tidak sedang mengatakan apa-apa tentang perlunya air untuk keberadaan kehidupan, meski ada godaan untuk melihat adanya hal itu di dalam kata-katanya. Sebaliknya, Petrus sedang mengarah kepada tema penghakiman. Kisah Kejadian menggambarkan dalam bahasa kiasan pemisahan air di langit dari air di bawah. Selanjutnya kitab itu menjelaskan pengumpulan air bumi ke dalam satu tempat sehingga muncul tanah kering (Kejadian 1:6-10). Penanganan Allah atas air, kekuasaan-Nya atas air, berperan penting dalam kisah penciptaan. Meski jelas mengenai pengaturan air oleh Allah, namun Petrus tidak terlalu peduli dengan air dalam penciptaan dibandingkan dengan air dalam penghakiman. Maksudnya itu menjadi lebih jelas sejalan dengan berkembangnya pemikirannya.
Ayat 6. Dalam dua suratnya yang pendek, Petrus tiga kali mengingatkan tentang air bah (1 Petrus 3:20; 2 Petrus 2:5; 3:6). Dalam semua tiga contoh itu air bah itu adalah pengingat bahwa sebagaimana penghakiman Allah telah mengakhiri dunia zaman kuno, penghakiman-Nya juga akan mengakhiri dunia zaman kini. Kata-kata pembukaan ayat ini, yang melaluinya (diΔ wn, di' hōn), adalah membingungkan sebab kata ganti Yunaninya berbentuk jamak. Maksud Petrus rupanya adalah bahwa dunia di zaman itu dibinasakan "melalui," atau "dengan sarana" firman Allah dan air. Jadi yang menghancurkan dunia bukan hanya air bah itu, tetapi firman Allah juga menjadi alat penyebab kehancuran itu. Rasul itu telah mengingatkan mereka yang menyangkal kedatangan kembali Tuhan bahwa Allah adalah Pencipta. Sang Pencipta telah menghakimi dunia di masa lalu dan menghancurkannya dengan air. Sepasti Ia pernah meminta dunia bertanggung jawab di masa lalu, Ia juga akan meminta dunia itu untuk bertanggung jawab lagi.
Ayat 7. Sebagaimana firman Allah telah berjasa dalam pembentukan dunia dan penghancurannya oleh air, oleh firman-Nya langit dan bumi sekarang ini disimpan untuk api. Ayat ini dimulai dengan kata sambung yang berlawanan (de/, de), menandakan perbedaan dengan apa yang telah berlangsung sebelumnya. Alkitab NASB dengan benar menerjemahkan kata itu sebagai tetapi. Perbedaannya tidak terlalu antara sifat langit dan bumi di zaman kuno dan di zaman kini tetapi pada cara penghakimannya. Allah menghakimi "langit dan bumi" zaman kuno dengan air; langit dan bumi zaman kini akan Ia hakimi dengan api. Ungkapan "langit dan bumi" merupakan pleonasme untuk dunia seperti yang manusia rasakan. Oleh karena itu, pertanyaan tentang bagai-mana air bah bisa dianggap sebagai hukuman atas langit adalah tidak relevan. Intinya adalah bahwa semua ciptaan tunduk kepada penghakiman Allah.
Setelah air bah, Allah meyakinkan Nuh, "Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan" (Kejadian 8:21). Para penafsir Yahudi umumnya memahami kalimat terakhir, "seperti yang telah Kulakukan," sebagai tidak akan ada pengulangan penghakiman universal dengan air. Itu bukan janji bahwa Allah tidak akan pernah melakukan penghakiman universal lagi. Bertahun-tahun setelah air bah, dalam Nyanyian Musa dekat akhir kitab Ulangan, Allah menaruh kata-kata-Nya sendiri dalam mulut si pemberi hukum itu: "Sebab api telah dinyalakan oleh murka-Ku, dan bernyala-nyala sampai ke bagian dunia orang mati yang paling bawah; api itu memakan bumi dengan hasilnya, dan menghanguskan dasar gunung-gunung" (Ulangan 32:22).
Sudah umum bagi orang-orang Yahudi pada periode menjelang Perjanjian Baru untuk menegaskan bahwa Allah akan menjatuhkan penghakiman universal dengan api ke atas bumi. Paulus meyakinkan para pembacanya, "Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita" (2 Tesalonika 1: 7, 8). Bagi Petrus, juga, hari penghakiman Allah akan menjadi hari ketika Tuhan Yesus akan dinyatakan dalam api.
Para pembaca Petrus itu tentu tidak mungkin gagal memahami batasan yang rasul itu buat. Tidak semua orang akan dihakimi oleh api, hanya orang fasik. Hari penghakiman oleh api akan ditujukan bagi kebinasaan orang-orang fasik. Di antara "orang-orang fasik," tidak diragukan lagi, akan termasuk guru-guru palsu yang menantang, "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?" Hari yang sama yang akan ditujukan untuk kehancuran orang fasik, akan menjadi hari pembebasan dan keselamatan bagi mereka yang "mencari dan mempercepat kedatangan hari Allah" (3:12).
Orang-orang moderen, orang Kristen dan non-Kristen, telah mengarang skenario hari kiamat yang bisa berarti akhir dunia. Mungkin kekuatan vulkanik dari dalam bumi akan meletus dan semua kehidupan akan binasa, atau negara-negara yang berperang dapat mengakhiri segala sesuatu dengan bencana nuklir. Mungkin meteor raksasa akan bertabrakan dengan bumi dan menghancurkan kehidupan. Berdasarkan semua keajaiban ilmu pengetahuan kita, manusia moderen punya sedikit kesulitan dalam memahami akhir segala sesuatu. Bahkan untuk orang-orang yang tidak percaya, alam semesta adalah tempat yang menakutkan dan tidak pasti. Sejauh inilah Alkitab membuat jelas: Ketika akhir zaman datang maka itu tidak akan menjadi peristiwa kebetulan. Allah akan mengakhiri dunia sesuai dengan kehendak-Nya, ketika Ia menutus sang Anak untuk kedua kalinya. Penghakiman dan kekekalan akan mengikuti.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Petrus
Tema : Kebenaran Sejati Lawan Guru-Guru Palsu
Tanggal Penulisan: 66-68 M
Latar Belakang
Ketika memberikan sal...
Penulis : Petrus
Tema : Kebenaran Sejati Lawan Guru-Guru Palsu
Tanggal Penulisan: 66-68 M
Latar Belakang
Ketika memberikan salam, Simon Petrus memperkenalkan dirinya sebagai penulis surat ini; kemudian (2Pet 3:1) dia mengatakan bahwa surat ini merupakan suratnya yang kedua yang menunjukkan bahwa dia sedang menulis kepada orang percaya yang sama di Asia Kecil yang telah menerima suratnya yang pertama (1Pet 1:1). Karena Petrus, seperti halnya Paulus, dihukum mati oleh keputusan yang dibuat oleh kaisar Nero yang jahat (yang kemudian wafat pada bulan Juni, 68 M), adalah sangat mungkin bahwa Petrus menulis surat ini di antara tahun 66-68 M, tidak lama sebelum ia mati syahid di Roma (2Pet 1:13-15).
Beberapa sarjana zaman dahulu dan sekarang, yang mengabaikan beberapa persamaan mencolok dari 1 Petrus dan 2 Petrus dan sebaliknya menekankan perbedaan di antara kedua surat itu, telah beranggapan bahwa Petrus bukanlah penulis surat ini. Akan tetapi, perbedaan isi surat, kosakata, penekanan, dan gaya penulisan dari kedua surat ini dapat diterangkan dengan memadai oleh berbedanya situasi Petrus dan penerima suratnya ketika menerima kedua surat itu.
- (1) Situasi semula para penerima surat telah berubah dari penganiayaan serius yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya menjadi serangan serius dari dalam oleh para guru palsu yang mengancam landasan kebenaran gereja.
- (2) Situasi yang dihadapi Petrus juga sudah berbeda. Jikalau sebelumnya dia mempunyai seorang penulis yang ahli seperti Silas ketika menulis suratnya yang pertama (1Pet 5:12), kelihatannya Silas tidak ada ketika Petrus menulis surat yang kedua itu. Petrus mungkin memakai bahasa Yunani ala Galilea yang kasar atau mengandalkan juru tulis yang tidak sepandai Silas.
Tujuan
Petrus menulis surat ini
- (1) untuk menasihati orang percaya agar mereka dengan tekun mengejar kesalehan dan pengenalan yang benar akan Kristus, dan
- (2) untuk membeberkan dan menolak tindakan yang berakal busuk dari para nabi dan guru palsu di kalangan gereja di Asia Kecil yang sedang meruntuhkan kebenaran rasuli.
Petrus meringkaskan maksudnya dalam 2Pet 3:17-18 ketika dia menasihati orang percaya yang sejati
- (1) untuk waspada supaya mereka tidak "terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum" (2Pet 3:17), dan
- (2) untuk "bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus" (2Pet 3:18).
Survai
Surat yang singkat ini sungguh-sungguh mendorong orang percaya agar mempertahankan kehidupan dan kesalehan melalui pengenalan yang benar akan Kristus. Pasal pertama menekankan pentingnya pertumbuhan Kristen. Setelah mulai dengan iman, orang percaya harus dengan tekun mengejar keunggulan moral, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih akan semua orang, yang akan menghasilkan iman dewasa dan pengenalan yang benar akan Tuhan Yesus (2Pet 1:3-11).
Pasal berikut dengan sungguh-sungguh mengingatkan mereka tentang para nabi dan guru palsu yang muncul di kalangan gereja. Petrus mengecam guru-guru palsu itu sebagai orang yang tidak mengenal hukum (2Pet 2:1,3; 2Pet 3:17) yang menuruti keinginan jahat dari hawa nafsu (2Pet 2:2,7,10,13-14,18-19), yang serakah (2Pet 2:3,14-15), congkak (2Pet 2:18) dan keras kepala (2Pet 2:10), dan menghina pemerintahan Allah (2Pet 2:10-12). Petrus berusaha untuk melindungi orang percaya sejati terhadap pengajaran sesat yang membinasakan itu (2Pet 2:1) dengan menyingkapkan maksud dan kelakuan mereka yang jahat.
Dalam pasal 3 (2Pet 3:1-18), Petrus membuktikan salahnya keragu-raguan guru-guru ini terhadap kedatangan Tuhan (2Pet 3:3-4). Sebagaimana angkatan Nuh dengan keliru mencemoohkan pikiran tentang hukuman banjir besar dari Allah, para pencemooh ini juga buta rohani tentang janji-janji kedatangan Kristus. Tetapi dengan tindakan menentukan yang sama dengan hukuman air bah tersebut (2Pet 3:5-6), Kristus akan kembali dan menghanguskan bumi ini dengan api (2Pet 3:7-12) lalu menciptakan tatanan baru yang benar (2Pet 3:13). Mengingat semuanya ini, orang percaya harus hidup kudus dan saleh pada zaman ini (2Pet 3:11,14).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini berisi pernyataan yang paling kuat dalam Alkitab mengenai pengilhaman, keterandalan, dan kekuasaan Kitab Suci (2Pet 1:19-21).
- (2) Pasal dua dan surat Yudas sangat mirip dalam pengecaman guru palsu. Mungkin Yudas, yang kemudian menghadapi persoalan yang sama dengan guru-guru palsu, menggunakan bagian-bagian dari ajaran Petrus yang diilhami untuk mengatakan hal yang sama (Lihat "PENDAHULUAN SURAT YUDAS" 08261).
- (3) Pasal tiga merupakan salah satu pasal PB yang agung tentang kedatangan Kristus yang kedua.
- (4) Petrus secara tidak langsung menunjuk kepada tulisan Paulus sebagai Firman Allah dengan menyebutkannya dalam hubungan dengan "tulisan-tulisan yang lain" (2Pet 3:15-16).
Full Life: 2 Petrus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(2Pet 1:1-2)
I. Pujian Atas Pengenalan yang Benar
(2Pet 1:2-21)
A. Kuasa Pengenalan ...
Garis Besar
- Salam Kristen
(2Pet 1:1-2) - I. Pujian Atas Pengenalan yang Benar
(2Pet 1:2-21) - A. Kuasa Pengenalan Akan Allah yang Mengubah Hidup
(2Pet 1:2-4) - B. Sifat Progresif Pertumbuhan Kristen
(2Pet 1:5-11) - C. Kesaksian Rasul Terhadap Firman Kebenaran
(2Pet 1:12-21) - 1. Motivasinya
(2Pet 1:12-15) - 2. Metodenya
(2Pet 1:16-21) - a. Saksi Mata dari Firman yang Dinubuatkan
(2Pet 1:16-19) - b. Pengilhaman Kitab Suci yang Dinubuatkan
(2Pet 1:20-21) - II. Kecaman Terhadap Guru-Guru Palsu
(2Pet 2:1-22) - A. Yang Dapat Diharapkan dari Guru Palsu
(2Pet 2:1-3) - B. Yang Dapat Mereka Harapkan dari Allah
(2Pet 2:4-10) - C. Beberapa Ciri Guru-Guru Palsu
(2Pet 2:10-19) - D. Bahaya-Bahaya Kemunduran dari Kebenaran
(2Pet 2:20-22) - III.Kepastian Kedatangan Tuhan
(2Pet 3:1-18) - A. Penyangkalan Kedatangan-Nya
(2Pet 3:1-7) - B. Kepastian Kedatangan-Nya
(2Pet 3:8-10) - C. Hidup Menantikan Kedatangan-Nya
(2Pet 3:11-18) - Ucapan Berkat
(2Pet 3:18)
Matthew Henry: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Dampak jelas bahwa penulis surat kerasulan ini adalah penulis yang sama dengan penulis surat sebelumnya. Apa pun perbedaan yang dipahami oleh beber...
- Dampak jelas bahwa penulis surat kerasulan ini adalah penulis yang sama dengan penulis surat sebelumnya. Apa pun perbedaan yang dipahami oleh beberapa cendekiawan Alkitab dalam hal gaya penulisan yang dianggap berbeda dari surat sebelumnya, hal itu tidak menjadi alasan cukup untuk menyatakan bahwa surat tersebut ditulis oleh Simon yang menggantikan Rasul Yakobus di dalam jemaat Yerusalem. Sebab, orang yang menulis surat kerasulan ini sendiri menyebut dirinya sebagai Simon Petrus, hamba dan rasul ( 2 Petrus 1:1), dan menyatakan bahwa ia adalah salah seorang dari tiga orang rasul yang hadir ketika Kristus dimuliakan ( 2 Petrus 1:18), dan menyatakan dengan tegas bahwa sebelumnya ia telah menulis sepucuk surat kerasulan kepada mereka ( 2 Petrus 3:1). Rancangan dari surat kerasulan yang kedua ini sama dengan surat yang sebelumnya, sebagaimana terbukti dengan jelas di dalam ayat pertama dari pasal yang ketiga, dan dari ayat itu dapat diamati bahwa dalam perkara-perkara Allah, kita perlu petunjuk demi petunjuk dan kalimat demi kalimat, supaya kita bisa mengingatnya. Dan apa yang ada dalam surat inilah yang merupakan perkara-perkara yang harus dicatat dengan cermat dan harus sering kita ingat kembali.
Jerusalem: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT KEDUA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang dan waktu ia menulis
Keaslian daripada surat ini djauh lebih banjak dipersoalkan dari pada surat-
su...
SURAT KEDUA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang dan waktu ia menulis
Keaslian daripada surat ini djauh lebih banjak dipersoalkan dari pada surat- surat lainnja dalam Perdjandjian Baru. Sepintas lalu, pertentangan ini seperti tak ada alasannja. Surat dibuka dengan utjapan selamat dari ,Simon Petrus, abdi dan rasul Jesus Kristus". Pengarang menjatakan dirinja penjaksi mata terhadap peristiwa Kristus berubah rupa digunung Tabor (1:16-18), suatu pernjataan tak langsung tetapi djelas dimaksudkan Petrus (Mk. 9:2). Dan dalam 3:1 penulis menegaskan babwa inilah "surat kedua jang kutulis untuk kamu", suatu penegasan, jang menurut konteks, hanja dapat dikenakan kepada surat I Petr.
Kalau bukan Petrus, siapakah pengarang sebenarnja? Kemungkinan adanja seorang pengarang lain disarankan oleh mereka jang berpendapat bahwa surat ini ditulis kemudian dari masa rasul-rasul. Pada tempat pertama, terang-terangan bahwa dikalangan Para pembatja terdapat orang-orang jang mulai bimbang akan kedatangan-kedua dari Kristus (3:3). Dikalangan orang kristen purba ada hidup suatu kejakinan bahwa kerobohan Jerusalem dan achirat dunia itu berhubungan erat (Mt. 24:2). Tak akan ada keragu-raguan mengenai kedatangan Kristus kedua, andaikata hal itu tak dituturkan djustru berdampingan dengan kerobohan Jerusalem. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sudah beberapa tahun lewat sedjak robohnja kota Jerusalem pada tahun 70. Tetapi Petrus sudah wafat sebelum peristiwa itu terdjadi.
Penulis menampik kritik itu dengan menundjukkan tak pastinja kedatangan-kedua Kristus (3:8-10). Akan tetapi penulis dari surat pertama Petrus merasa tak perlu memperkatakan soal itu. Untuk dia, seperti djuga untuk banjak orang kristen purba "achirat dari segala sesuatu itu sudah dekat" (I Petr. 4:7,17). Penulis surat II Petr. ternjata hidup pada periode jang lebih kemudian.
Tambahan pula, dalam II Petr 3:4 "bapa-bapa" kepada siapa ia alamatkan suratnja "sudah tidur njenjak" atau mati. Ini dapat dikenakan kepada generasi pertama dari orang kristen purba, dan telah dibuat djauh lebih dahulu daripada achir masa rasul-rasul. Serupa dengan itu ialah penjebutan nabi-nabi dan"rasul- rasulmu" (jakni mereka jang telah mengabarkan Indjil kepada para pembatja) jang kedua-duanja adalah manusia-manusia penghuni masa jang sudah lampau (3:2). Dalam 3:15-16 Pengarang berbitjara tentang "segala surat" St. Paulus. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sebagian besar daripada surat-surat jang kita kenal sekarang ini telah ditulis dan dipandang sebagai Kitab Kudus. Dan rupanja tertulis sezaman dengan Kitab-Kitab Kudus jang diwahjukan sebelum kematian rasul tsb.
Achirnja, menilik masa penulisannja, surat ini seakan-akan banjak bergantung kepada surat Judas.
Djika surat Judas ditulis sesudah tahun 70 (dan rupanja demikian), maka rasul Petrus tak pernah sudah dapat menulis surat ini.
Sebab-sebab mengapa orang berpendapat bahwa surat kedua Petrus ini ditulis kemudian, dan bukan oleh Petrus sendiri, banjak sedikitnja diperteguh oleh perbandingan gajabahasanja dengan Surat Pertama Petrus. Kedua surat itu sudah terang tidak berasal dari tangan jang sama. Sekalipun penggunaan djurutulis- djurutulis jang berlainan bisa membatalkan dugaan ini, toh tak dapat ia merobah dugaan akan adanja pengarang jang berbeda.
Bagaimana sekalipun berlainan pendapat orang tentang penulis surat ini, namun kesimpulan jang dapat kita ambil ialah surat ini ditulis beberapa waktu setelah- tahun 70, oleh seorang djurutulis jang dengan tepat dan teliti menuliskan buah pikiran gurunja.
Pembatja dan peristiwa
Djika Petrus sendirilah penulis surat ini, maka pembatja-pembatjanja terdiri dari umat beriman jang disebut dalam Surat Pertama Petrus (I Petr. 1:1), karena ia menegaskan bahwa kini buat kedua kalinja ia bersurat kepada mereka (3:1). Tetapi andaikata penulisnja bukan Petrus, maka akan tak djelas siapakah pembatja-pembatjanja, selain daripada bahwa pembatja-pembatja itu orang kristen (1:1), dan Peristiwa dan maksud surat ini djuga tidak dapat menentukan umat untuk siapa surat itu ditulis. Penulis mengadjak pembatjanja untuk menilai tinggi imannja, akan memiliki kebadjikan-kebadjikan, dan menghindarkan dosa serta adjaran-adjaran sesat. Nasehat jang achir ini agak penting, karena disini disinggung adjaran daripada beberapa pengadiar palsu, jang oleh adjaran dan kehidupan dan hidupnja jang tak susila, menjebabkan banjak orang kristen "mengikuti perbuatan mereka jang sesat", dan memperkosa "djalan kebenaran" (2:2). Meradjalelanja bahaja ini, jang rupanja tjukup umum dimasa ini memberi kesempatan istimewa untuk menulis surat ini. Tidak ada tanda-tanda jang menundjukkan tempat, dimana surat itu ditulis.
Gaja bahasa
Surat ini dibuka dengan suatu salam dan beberapa utjapan pribadi pengarang (1:16-18; 3:1,15). Bagaimanapun djuga, ada kemungkinan bahwa pengarang mempergunahan bentuk surat, dengan maksud membentangkan buah pikirannja tentang beberapa soal besar jang dihadapi umat beriman masa itu. Surat ini -- menilik bentuknja -- berupa suatu kotbah. Ini diperkuat lagi oleh penutup kotbah itu jang tak dikenakan kepada suatu pribadi tertentu. (3:17-18).
Adjaran didalamnja
Karena ditulis djauh kemudian, isi surat ini mengemukakan adjaran Kristus dan
misterinja setjara lebih bagus dan mendalam. Disini setjara singkat kita
sebutkan beberapa misteri: Dahulunja terselubung dalam dosa dan kesesatan (
Inilah Penjelamat itu, jang sudah memberi bantuan kepada manusia untuk mengambil bahagian dalam djandjian ilahinja (1:4; 3:4,9,13), dan dalam wudjud ilahi itu sendiri (1:4). Jang terpenting antara anugerah-anugerah ilahi ini ialah iman (1:1), jang berlandaskan pengetahuan akan Kristus (1:2), jang semakin bertambah djua berkat latihan kebadjikan (1:5-8; 3:18). Orang harus tekun berusaha dalam hal ini (1:10; 3:18,14,17) supaja ia bisa mentjapai keselamatan abadi disurga (1:11). Pada pihak lain, berdosa (2:2,10) dan menjangkali Kristus (2:1) ahan membawa orang kepada siksa kekal (2:3,9,17). Siksa kekal ini telah dialami oleh para machluk jang durhaka (2:4) dan orang-orang djahat dimasa lampau (2:5-91).
Salah satu motip terkuat jang mendorong manusia untuk hidup baik ialah kepastian tentang kedatangan jang kedua Kristus (1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (3:3) namun penjaksian rasul (1:16-18) dan sabda nabi (1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan tentang kedatangan jang kedua Kristus (1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (3:3) namun penjaksian rasul (1:16-18) dan sabda nabi (1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan berisikan sabda Allah sendiri, tidak dapat berdusta (1:20-21). Ketakpastian kedatangan jang kedua Kristus itu (3:10) tidak berarti bahwa itu tidak benar. Tambahan lagi, tjorak dugaan manusia itu lain daripada dugaan Allah (5:8). Tjukuplah halau orang kristen merenungkan kemuliaan hari itu (5:10-13).
TFTWMS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) 2 Petrus 3:1-16
Kedatangan Kristus Yang Kedua Kali
Petrus membuat jelas bahwa pesannya itu bukan baru saja muncul. Pesan para rasul telah membawa par...
2 Petrus 3:1-16
Kedatangan Kristus Yang Kedua Kali
Petrus membuat jelas bahwa pesannya itu bukan baru saja muncul. Pesan para rasul telah membawa para pembacanya kepada keselamatan. Gereja-gereja yang ia sapa sudah mengetahui kebenaran; mereka benar-benar telah diteguhkan dalam kebenaran itu (1:12). Lalu guru-guru palsu datang. Mereka memecah-belah gereja. Beberapa orang Kristen telah menerima atau setidaknya menoleransi mereka; beberapa lainnya telah secara lebih jelas memahami implikasi ajaran mereka dan menolak mereka. Rasul Petrus memiliki dua tujuan dalam menulis surat ini: (1) Ia ingin meyakinkan para pembacanya bahwa guru-guru palsu itu sedang mengeksploitasi mereka. Lebih daripada itu, mereka sedang mengompromikan pesan-pesan rasuli sehingga tidak bisa dikenali lagi. (2) Ia ingin mendorong para pembacanya dengan mengingatkan mereka tentang kekuatan dan kesucian panggilan mereka. Ia ingin membangun mereka dalam iman. Petrus membuat jelas bahwa ia tidak memiliki pesan yang baru, yang inovatif. Tujuannya adalah mengingatkan dan menggugah pikiran mereka. Jika mereka ingin tetap sebagai umat Allah, maka penting bagi mereka untuk menolak guru-guru palsu dan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap pesan yang mereka pernah dengar dari para rasul.
TFTWMS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Mempercepat Hari Tuhan (2 Petrus 3:1-16)
Telah dikatakan bahwa Alkitab diringkas sebagai berikut: (1) Tema Perjanjian Lama adalah "Seseorang aka...
Mempercepat Hari Tuhan (2 Petrus 3:1-16)
Telah dikatakan bahwa Alkitab diringkas sebagai berikut: (1) Tema Perjanjian Lama adalah "Seseorang akan datang." (2) Tema keempat Injil adalah (3) "Seseorang ada di sini." Tema kitab lainnya Perjanjian Baru adalah "Seseorang akan datang kembali." Ketika Petrus menuliskan suratnya yang kedua ia menyapa beberapa orang yang mungkin telah menjadi Kristen selama satu dekade atau lebih. Mereka mengerti bahwa Tuhan harus datang kembali. Tahun-tahun telah berlalu dan kehidupan berlangsung sebagaimana sebelumnya. Petrus menyimpulkan suratnya ini dengan meyakinkan para pembacanya bahwa apa yang mereka sudah dengar adalah benar: Tuhan akan datang kembali. Petrus ingin memastikan mereka itu memahami prinsip-prinsip ini:
(1) Akan selalu ada orang skeptis dan ragu-ragu yang akan mengejek orang-orang yang percaya bahwa dunia sedang menuju akhir yang ditetapkan oleh Tuhan. Salah satu perbedaan paling penting antara pandangan orang Kristen dan non-Kristen atas dunia adalah bahwa orang Kristen tahu dunia ini sedang menuju ke suatu tempat. Dunia sedang bergegas menuju akhir, penghakiman ketika semua orang akan berdiri di hadapan Allah dan memberikan pertanggungan jawab (2 Korintus 5:10). Orang non-Kristen memiliki iman bahwa tidak ada apa-apa di luar proses materi yang mereka lihat di alam. Semuanya adalah kebetulan. Dunia bisa berakhir lantaran benturan atau rengekan; tetapi ketika itu terjadi, itu tidak berarti apa-apa. Bagi orang non-Kristen, kehidupan manusia dan dunia materi adalah semacam kecelakaan kosmik. Itu tidak memiliki rancangan dan tidak punya rencana. Bagi mereka, seperti kata Paulus, manusia bisa juga "makan dan minum, sebab besok [mereka] mati" (1 Korintus 15:32). Namun jangan salah duga. Itu bukan seolah-olah orang-orang Kristen memiliki "iman yang buta" sedangkan para peragu tidak memiliki iman. Orang non-Kristen mempertaruhkan kekekalan mereka pada keraguan mereka. Orang Kristen percaya bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya. Tidak hanya itu, mereka punya alasan untuk percaya bahwa Allah sudah datang ke bumi sebagai Penebus dalam Yesus Kristus. Akan selalu ada orang-orang ragu yang akan mengejek. Petrus ingin para pembacanya mengetahui bahwa hal itu harus sudah diantisipasi. Keraguan dan ejekan tidak mengubah fakta bahwa Yesus sudah bangkit dari antara orang mati dan memerintah di sebelah kanan Allah. Ini tidak mengubah jaminan bahwa Ia akan datang lagi.
(2) Allah memiliki sejarah panjang tentang panjang sabar; tapi pada akhirnya, Ia menepati janji-Nya. Petrus membawa kembali orang Kristen kepada periode air bah. Petrus mengenang kembali Nuh sebanyak tiga kali dalam dua suratnya yang singkat (1 Petrus 3:20; 2 Petrus 2:5; 3:5, 6). Dalam setiap contoh rasul itu mengacu kepada Allah yang menuntut tanggung jawab dunia atas dosa. Dalam contoh terakhir (3:5, 6) ia mengingatkan orang-orang percaya bahwa Allah tidak menyerukan penghakiman hari ini dan esoknya dilaksanakan. Nuh menghukum dunia, dan menjadi "penerima kebenaran" (Ibrani 11:7). Dunia mengacuhkan dia. Tahun-tahun berlalu, namun pada akhirnya Allah mendatangkan penghakiman yang ia sudah umumkan.
Petrus bisa saja mengutip banyak contoh lainnya. Selama beberapa dekade Yeremia memperingatkan kaum Yudea dan Yerusalem bahwa Allah akan menghakimi bangsa itu. Sedikit saja yang mendengarkan. Umat itu memiliki banyak kesempatan untuk bertobat. Sebaliknya, mereka malah mengejek nabi itu. Yeremiah menjadi putus asa dan ingin menyerah (Yeremia 20:7). Pada akhirnya, Allah menghakimi umat itu.
Yerusalem dihancurkan; kaum itu ada yang dibantai atau diangkut menjadi tawanan sebagai budak. Allah bersikap sabar terhadap manusia, tapi janji-Nya pasti akan digenapi.
(3) Semua kemegahan dan kemuliaan manusia akan jatuh di bawah hukuman Allah. Orang-orang non-Kristen sering memiliki inkonsistensi yang aneh ini: Pertama, mereka menganggap kehidupan manusia tidak lebih daripada akhir dari rantai evolusi biologi. Menjadi manusia tidak ada bedanya dengan menjadi jangkrik atau orangutan. Logikanya, kematian manusia tidak lebih daripada kematian tikus sawah. Seorang pengamat yang obyektif bisa berpendapat bahwa, berdasarkan dugaan orang non-Kristen, umat manusia adalah penyakit di planet ini, mengganggu ekologi dan menghancurkan bentuk-bentuk kehidupan lainnya. Planet ini akan jauh lebih baik tanpa mereka.
Jika orang-orang non-Kristen itu benar, maka orang dapat memahami bagaimana mereka akan menarik pelbagai kesimpulan ini. Namun begitu orang-orang non-Kristen yang sama itu, meski menyimpulkan bahwa kehidupan manusia tidak ada artinya, ingin menjadikan hidup manusia segala-galanya. Manusia masih melihat ke menara-menara yang mereka bangun ke langit (Kejadian 11:4) dan mengagumi pencapaian mereka sendiri. Mereka mengatakan, "Lihatlah gedung pencakar langit kita, tanker minyak kita, pesawat ruang angkasa kita, pipa besar kita, jalan dan jembatan kita. Betapa kita ini adalah ras yang luar biasa. Tidak ada yang tidak bisa kita capai. "
Manusia menjadikan diri mereka sendiri sebagai dewa mereka. Kita bisa mengingatkan orang-orang yang bermegah dalam pencapaian beberapa hal tentang apa yang tidak bisa dicapai oleh ras itu. Kita belum mampu menghentikan pembunuhan satu sama lain. Perang terus menjamur. Kebencian menginfeksi jalan-jalan dan rumah-rumah mereka. Anak-anak berpaling kepada narkoba. Suami dan istri tidak dapat menemukan sumber daya untuk membangun kehidupan bersama. Lalu ada realitas yang sangat kuat yang tidak pernah lenyap: Dalam kata-kata dari lagu lama, "Kita sedang menuruni lembah satu per satu."12Maut masih menelan orang-orang yang bersikeras bahwa manusia dapat mencapai apa saja. Peringatan Petrus hampir tidak bisa diabaikan. Bumi dan langit, semua kemuliaan dan kemegahan insani, akan dihancurkan. Allah sedang membawa dunia ini kepada akhirnya. Bagian orang-orang yang bijaksana adalah menjalani hidup saleh. Petrus menyatakan, "Karena semua ini harus dihancurkan dengan cara ini, betapa kamu harus menjadi jenis umat yang hidup dalam perilaku kudus dan kesalehan,!"(2 Petrus 3:11).
Kesimpulan. Pelbagai peringatan Petrus itu adalah tegas, tetapi pada saat yang sama ia mengulurkan harapan. Ia memberitahu kaumnya bahwa setelah dunia ini berakhir, Allah akan membuat langit yang baru dan bumi yang baru. Di dalamnya orang benar akan menetap (2 Petrus 3:13). Baik Petrus maupun penulis Perjanjian Baru lainnya tidak mendorong adanya spekulasi berlebihan tentang akan seperti apa dunia yang baru itu. Kita percaya Allah memberikan penyedian bagi umat-Nya.
TFTWMS: 2 Petrus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Donald Guthrie, New Testament Theology (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1981), 978.
2 Para rasul disebut "dua bel...
Catatan Akhir:
- 1 Donald Guthrie, New Testament Theology (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1981), 978.
- 2 Para rasul disebut "dua belas" hanya sekali dalam Kisah (6: 2) dan sekali oleh Paulus (1 Korintus 15:5). Meski resminya bukan bagian dari "dua belas," namun Paulus memiliki otoritas penuh dan penugasan seorang rasul (Galatia 1:1).
- 3 Michael Green, The Second Epistle General of Peter and the General Epistle of Jude, rev. ed., Tyndale New Testament Commentaries, vol. 18 (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1987), 138.
- 4 Lihat Everett Ferguson, Backgrounds of Early Christianity, 2d ed. (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1993), 232.
- 5 John R. Clements, "In the Land of Fadeless Day," Songs of the Church, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1977).
- 6 Irenaeus Against Heresies 5.28.3.
- 7 Richard J. Bauckham, Jude, 2 Peter, Word Biblical Commentary, vol. 50 (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 312.
- 8 Charles H. H. Scobie, The Ways of Our God: An Approach to Biblical Theology (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 2003), 741.
- 9 Robert Davidson, "Some Aspects of the Old Testament Contribution to the Pattern of Christian Ethics," Scottish Journal of Theology 12 (December 1959): 376.
- 10 Dalam ayat ini, 2 Petrus 3:14, rasul itu menggunakan kata aÓmw¿mhtoß (amōmetos, "tidak bercela" atau "tidak bercacat"), bukan a‡mwmoß (amōmos) seperti yang ia lakukan dalam 1 Petrus 1:19, di mana ia mengatakan bahwa Yesus adalah anak domba yang "tidak bercacat." Kata-kata itu sangat dekat dan pada dasarnya bermakna hal yang sama.
- 11 Shepherd of Hermas: Similitudes 9.14.4.
- 12 Jessie Brown Pounds, "We Are Going Down the Valley," Songs of the Church, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1977).
- 13 Clement 11.2-5.
- 14 Seneca Epistles 101.
Pengarang: Duane Warden
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT PETRUS YANG KEDUA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula.
Surat ini ditulis terutama untuk
SURAT PETRUS YANG KEDUA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula. Surat ini ditulis terutama untuk menentang pekerjaan guru-guru yang mengajarkan hal-hal yang salah, dan juga untuk memberantas perbuatan-perbuatan tak patut yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru itu. Supaya tidak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu, orang Kristen harus berpegang kepada ajaran yang benar tentang Allah dan tentang Yesus Kristus -- yaitu ajaran yang disampaikan oleh orang-orang yang telah menyaksikan dan mendengar sendiri Yesus mengajar.
Yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah orang-orang yang mengajar bahwa Kristus tidak akan datang lagi untuk kedua kalinya. Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu nampaknya lambat karena Allah "tidak mau seorang pun binasa. Ia ingin supaya semua orang bertobat dari dosa-dosanya".
Isi
- Pendahuluan
2Pet 1:1-2 - Panggilan Allah kepada orang Kristen
2Pet 1:3-21 - Guru-guru palsu
2Pet 2:1-22 - Kedatangan Kristus untuk kedua kali
2Pet 3:1-18
Ajaran: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab II Petrus, orang Kristen mengerti ajaran-ajaran
utama dalam Kitab II Petrus dan akhirnya menerapkan di dalam
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab II Petrus, orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Petrus dan akhirnya menerapkan di dalam kehidupannya.
Pendahuluan
Penulis : Kitab II Petrus ditulis oleh penulis yang sama dari Kitab I Petrus.
Tahun : Pada tahun 66 sesudah Masehi.
Penerima :
Isi Kitab: Isi Kitab II Petrus memperingatkan para pembacanya (orang-orang Kristen) untuk bertumbuh di dalam imannya. Di mana pertumbuhan iman dapat berjalan terus, walaupun ada pengajar-pengajar palsu yang datang, pengejek- pengejek menyerang, karena Allah telah menganugerahkan kuasa Ilahi bagi orang Kristen yang melawannya.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Petrus
Pasal 1 (2Pet 1:1-21). Pengajaran tentang Kuasa Allah tersedia bagi setiap orang Kristen untuk bertumbuh di dalam imannya.
Pasal 2 (2Pet 2:1-22). Pengajaran peringatan untuk orang Kristen agar sadar akan adanya penghalang-penghalang dari guru-guru palsu.
Pasal 3 (2Pet 3:1-18). Pengajaran tentang menghadapi atau melawan para pengejek yang berusaha menghancurkan pengharapan orang-orang Kristen.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Pet 1:3-9. _Tanyakan_: Apakah yang menyebabkan seseorang lupa bahwa dosanya sudah diampuni?
- Bacalah pasal 2Pet 2:1-3. _Tanyakan_: Apakah yang disangkal oleh nabi-nabi palsu? Apakah yang tersedia bagi nabi-nabi palsu itu?
- Bacalah pasal 2Pet 3:8-13. _Tanyakan_: Apakah yang tidak boleh dilupakan oleh orang Kristen dalam menghadapi para pengejek?
II. Penutup
Pentingnya surat ini, karena orang-orang Kristen cepat lupa apa yang sudah diajarkan; yaitu perintah-perintah Tuhan Yesus (2Petrus 1:12-15; 3:1-2).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab II Petrus?
- Apakah pusat pengajaran dari Kitab II Petrus?
- Apakah yang menghalangi pertumbuhan iman orang-orang Kristen?
- Bagaimanakah orang Kristen menghadapi penghalang-penghalan imannya?
Intisari: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Berpegang teguhlah pada imanmu!
MENGAPA PETRUS MENULIS? Pendapat bahwa gereja-gereja dalam Perjanjian Baru tidak mempunyai masalah merupakan suatu ke
Berpegang teguhlah pada imanmu!
MENGAPA PETRUS MENULIS?
Pendapat bahwa gereja-gereja dalam Perjanjian Baru tidak mempunyai masalah merupakan suatu kekeliruan. Para pembaca dari surat ini sedang berada dalam bahaya yang nyata.
1. Mereka harus meneruskan apa yang telah mereka mulai dan tidak menyerah kepada godaan untuk berdiam diri. Terdapat kesempatan luas untuk bertumbuh.
2. Di daerah tempat mereka berada sedang berkembang banyak ajaran palsu yang jahat. Para pengajar memaksakan ajaran tersebut mengatakan bahwa mereka adalah Kristen, tetapi cara hidup mereka jauh menyimpang dari hal-hal yang diajarkan oleh Yesus. Seakan-akan mereka mengatakan bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan istimewa yang memperbolehkan mereka tidak menaati peraturan. Oleh karena itu, mereka mendukung perbuatan seksual secara liar dan melakukannya atas nama Kristus! Mereka sudah kehilangan rasa malu, dan tidak lagi peduli siapa yang mereka seret bersama mereka. Karena pada waktu itu cara hidup begitu bebas, maka ajaran ini menarik banyak orang yang tidak sungguh-sungguh ingin meninggalkan cara hidup mereka yang lama.
3. Kelompok lain adalah mereka yang menjadi sangat sinis tentang janji kedatangan Yesus kembali. Tahun-tahun telah berlalu dan tidak terjadi apa- apa, oleh karena itu mereka mulai meragukan apakah benar hal itu akan terjadi.
Semua keadaan itu sangat mengganggu jemaat Kristen yang masih muda, dan Petrus menulis untuk meluruskan beberapa masalah di samping untuk mendorong mereka agar tetap percaya kepada Tuhan.
SIAPA PEMBACANYA?
Kita tidak tahu - sebab nama mereka tidak disebutkan dalam surat ini. Ada kemungkinan mereka itu adalah kelompok yang sama dengan penerima surat pertama, tetapi kita tidak pasti. Rupanya Petrus menulis surat ini karena merasa bahwa ajalnya sudah dekat. Ia mengatakan bahwa tidak lama lagi ia akan meninggalkan mereka dan kondisi ini adalah salah satu alasan mengapa ia ingin menuliskan sesuatu di atas kertas selagi ia masih bisa melakukannya.
BEBERAPA MASALAH YANG BELUM TERSELESAIKAN.
II Petrus merupakan sepucuk surat yang lain daripada yang lain, karena ditulis dalam bahasa yang paling tidak biasa dan berbunga-bunga dalam Perjanjian Baru. Hal ini mungkin merupakan cara Petrus untuk mengungkapkan apa yang ingin disampaikan atau mungkin hasil karya sekretarisnya pada waktu itu. Hal aneh lainnya ialah jika kita membaca pasal dua kemudian kita melihat surat Yudas, kita akan menemukan banyak persamaan. Kita tidak tahu siapa di antara keduanya yang memakai hasil tulisan rekannya. Petrus mungkin menyadur tulisan temannya -- atau Yudas yang mengambil hasil pemikiran Petrus! Masalah ini tetap tak terpecahkan.
Pesan
1. Anda perlu maju terus. Dalam haIo lebih mengetahui. 2Pe 1:5-7
o lebih membuktikan. 2Pe 1:8-11
o lebih bertumbuh. 2Pe 3:11, 12, 18
2. Yesus bukanlah mitos.
Bukti dari para saksi mata. 2Pe 1:16-18
Jawaban bagi guru-guru palsu. 2Pe 2:1; 3:1-2
3. Allah telah melakukannya.
Ia telah menghukum orang jahat di masa lampau. 2Pe 2:4-8
la akan membebaskan mereka yang mengasihi Dia. 2Pe 2:9
la akan menghakimi para pendosa. 2Pe 2:9-10
4. Jangan berlaku tidak sabar.
Yesus sungguh berjanji akan datang kembali. 2Pe 3:2
Allah dulu telah pernah menghancurkan dunia. 2Pe 3:5-6
Dunia yang sekarang ini akan dihancurkan, 2Pe 3:7, 10, 11
Allah melihat waktu dengan cara yang berbeda. 2Pe 3:8
Lebih lama menanti, lebih banyak Kristen! 2Pe 3:9 Kita memiliki hari depan yang cemerlang. 2Pe 3:13
Penerapan
II Petrus mengajukan beberapa pertanyaan...
1. Apakah Anda bertumbuh sebagai seorang Kristen?o Masihkah bergairah membuktikan janji-janji-Nya?
o menambah imanmu?
o dan tidak hanya menghabiskan waktu?
2. Apakah Anda penuh percaya diri?
o Anda memiliki
- Firman Allah
- pengalaman yang bertumbuh
- bukti-bukti dari saksi mata
- sekilas gambaran masa depan
3. Apakah Anda berjaga-jaga?
o Dapatkah Anda
- mengenali ajaran palsu?
- menghindari kekeliruan yang membahayakan?
- mengingat kebenaran?
- menjaga tingkah laku Anda?
4. Apakah Anda tetap berpegang teguh?
o Walaupun sudah melakukan kesalahan?
o Walaupun dicaci maki?
o Mengingat masa lalu Anda?
o Mengingat masa depan Anda?
o Karena Anda banyak mendapatkan dan banyak kehilangan?
Tema-tema Kunci
1. Alkitab.
Sungguh menakjubkan betapa banyak Petrus menunjuk kepada apa yang kita ketahui saat ini sebagai Alkitab dalam pengajarannya. Ia mengatakan bahwa pengajarannya lebih nyata daripada apa yang telah dilihatnya sendiri. Apa yang Anda temukan tentang:
o kehidupan dan pengajaran Yesus (2Pe 1:4, 8, 17; 2:1, 20; 3:2, 9, 10, 18)
o pengajaran para rasul 2Pe 1:12-18; 2:21; 3:2,15-16)
2. Bukti para saksI mata.
Seperti halnya dengan beberapa penulis Perjanjian Baru lainnya, Petrus dapat mengatakan bahwa berita tentang Yesus itu benar karena ia pernah bersama-sama dengan Dia dan melihat sendiri apa yang dilakukan-Nya. Ia juga melihat betapa pentingnya memberitahukan semua ini kepada banyak orang sebelum ia meninggal. Injil Markus banyak mengambil kesaksian Petrus. Menurut Anda mengapa Petrus memilih kisah tentang saat mereka melihat Yesus dipermuliakan? (2Pe 1:17-18). Bagaimana menurut Anda kisah ini berkaitan dengan 'kuasa kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus? (2Pe 1:16).
3. Kekeliruan.
Tidak ada tempat dalam pikiran Petrus untuk ajaran sesat atau untuk pertanyaan bodoh yang mempersoalkan firman Allah. Tidak ada ampun bagi orang yang menyebut diri Kristen bila mereka memutarbalikkan apa yang telah mereka ketahui mengenai Kristus dan kehidupan Kristen. Bagaimana Petrus mengambarkan guruguru palsu? Apa risiko yang akan menimpa mereka? Bagaimana hal itu berlaku bagi kita kini?
4. Akhir zaman.
Tidak ada keraguan dalam pikiran Petrus tentang kedatangan Kristus kembali dan tentang akhir zaman. Walaupun tertunda, hal itu pasti terjadi. Apa yang dapat kita pelajari dari surat ini:
O tentang akhir zaman serta apa yang akan terjadi? Bagaimana hal ini mempengaruhi cara hidup kita?
Garis Besar Intisari: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) [1] 'SALAM, KAWAN-KAWAN...' 2Pe 1:1-2
[2] 'MAJU TERUS!' 2Pe 1:3-11
2Pe 1:3-4Kita memili janji janji Allah
2Pe 1:5-8Perhitungan rohani
2Pe
[1] 'SALAM, KAWAN-KAWAN...' 2Pe 1:1-2
[2] 'MAJU TERUS!' 2Pe 1:3-11
2Pe 1:3-4 | Kita memili janji janji Allah |
2Pe 1:5-8 | Perhitungan rohani |
2Pe 1:9 | Orang yang tidak maju |
2Pe 1:10-11 | Pertahankan hidup |
[3] 'SAYA MERASA PRIHATIN...' 2Pe 1:12-15
2Pe 1:12-14 | Saya mungkin tidak lama lagi bersamamu |
2Pe 1:15 | Ada sesuatu untukmu jika saya telah tiada |
[4] 'KITA MELIHATNYA TERJADI!' 2Pe 1:16-18
2Pe 1:16 | Dengan mata kita sendiri |
2Pe 1:17, 18 | Kita pasti berada di sana |
[5] 'FIRMAN ALLAH DIBERIKAN OLEH ALLAH SENDIRI' 2Pe 1:19-21
2Pe 1:19 | Cahaya dalam kegelapan |
2Pe 1:20-21 | Bukan sekadar tulisan manusia |
[6] 'HATI-HATI TERHADAP KEPALSUAN!' 2Pe 2:1-3
2Pe 2:1-2 | Guru-guru palsu |
2Pe 2:3 | Memeras kamu |
[7] 'ALLAH AKAN MENGHAKIMI' 2Pe 2:4-10
2Pe 2:4-8 | Dia telah melakukannya |
2Pe 2:9-10 | Dia akan melakukannya lagi |
[8] 'TIDAK DAPAT LEBIH BURUK LAGI' 2Pe 2:11-22
2Pe 2:11-16 | Perbuatan amoral yang terang terangan! |
2Pe 2:17-22 | Lebih baik jika mereka belum pernah mendengar! |
[9] 'TUHAN AKAN DATANG KEMBALI 2Pe 3:1-10
2Pe 3:1-4 | Beberapa meragukannya |
2Pe 3:5-7 | Hal itu telah pernah terjadi |
2Pe 3:8-10 | Allah sungguh-sungguh sabar |
[10] 'PIKIRKAN APA ARTI SEBENARNYA' 2Pe 3:11-13
2Pe 3:11-12 | Untuk kehidupan sehari-hari |
2Pe 3:13 | Suatu dunia baru akan tiba! |
[11] 'OLEH KARENA ITU, SEBAGAI KESIMPULAN...' 2Pe 3:14-18
2Pe 3:14 | Gunakanlah kesempatanmu |
2Pe 3:15-17 | Paulus juga menulis mengenai hal ini |
2Pe 3:18 | Bertumbuhlah terus! |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi