Teks -- 2 Timotius 2:2 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 2Tim 2:2
Full Life: 2Tim 2:2 - PERCAYAKANLAH ... KEPADA ORANG-ORANG YANG DAPAT DIPERCAYAI.
Nas : 2Tim 2:2
Untuk ulasan tentang tanggung jawab gereja dalam membina orang
percaya dalam iman
lihat art. PENDALAMAN ALKITAB BAGI ORAN...
Nas : 2Tim 2:2
Untuk ulasan tentang tanggung jawab gereja dalam membina orang percaya dalam iman
lihat art. PENDALAMAN ALKITAB BAGI ORANG KRISTEN).
Jerusalem -> 2Tim 2:2
Jerusalem: 2Tim 2:2 - -- Dalam ayat ini kita melihat bagaimana "apa yang dipercayakan" diserahkan. Ada empat mata dalam rantai tradisi: penulis surat yang menyerahkan "iman" k...
Dalam ayat ini kita melihat bagaimana "apa yang dipercayakan" diserahkan. Ada empat mata dalam rantai tradisi: penulis surat yang menyerahkan "iman" kepada Timotius yang pada gilirannya menyerahkannya kepada "orang yang dapat dipercayai", yang lalu mengajarkannya kepada orang lain lagi.
Ende -> 2Tim 2:2
Ende: 2Tim 2:2 - Serahkanlah bukan sebagai titipan, melainkan sebagai modal jang memang harus
disimpan utuh, tetapi dalam pada itu dengan segala usaha digunakan terus-menerus,
sam...
bukan sebagai titipan, melainkan sebagai modal jang memang harus disimpan utuh, tetapi dalam pada itu dengan segala usaha digunakan terus-menerus, sampai berhasil limpah-limpah. Maksud pesanan itu pula, supaja petaruh (kewenangan kerasulan dan kekuasaan imamat) harus diberikan kepada banjak orang jang lajak dan tjakap, dan dengan djalan itu pula diturun-temurunkan.
Ref. Silang FULL -> 2Tim 2:2
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Tim 2:1-7
Matthew Henry: 2Tim 2:1-7 - Ketabahan dalam Pelayanan
Dalam pasal ini rasul kita memberi Timotius banyak nasihat dan arahan, yang juga sangat bermanfaat bagi orang lain, baik hamba-hamba Tuhan maupun...
- Dalam pasal ini rasul kita memberi Timotius banyak nasihat dan arahan, yang juga sangat bermanfaat bagi orang lain, baik hamba-hamba Tuhan maupun orang-orang Kristen, karena semua nasihat dan arahannya itu dimaksudkan untuk mereka juga, selain untuk Timotius.
- I. Dia memberi dorongan kepada Timotius dalam pekerjaannya, dengan menunjukkan kepadanya dari mana dia harus mendapatkan pertolongan (ay. 1).
- II. Dia harus mempersiapkan penerus dalam pelayanannya, supaya jabatannya tidak ikut mati bersama dia (ay. 2).
- III. Dia menasihati Timotius supaya teguh dan tekun dalam pekerjaan ini, seperti seorang prajurit dan seperti seorang petani, dengan mengingat apa yang akan akan menjadi akhir dari segala penderitaannya, dan seterusnya (ay. 3-15).
- IV. Dia harus menghindari omongan yang tidak suci dan sia-sia (ay. 16-18), karena semuanya itu merusak dan jahat.
- V. Dia membicarakan tentang dasar yang diletakkan Allah, yang tetap teguh (ay. 19-21).
- VI. Apa yang harus Timotius hindari, yaitu nafsu orang muda, dan soal-soal yang bodoh dan tidak terpelajar, dan apa yang harus dilakukannya (ay. 22 sampai selesai).
Ketabahan dalam Pelayanan (2:1-7)
- Di sini Paulus mendorong Timotius supaya teguh dan tekun dalam pekerjaannya: Jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus (ay. 1). Perhatikanlah, orang-orang yang memiliki pekerjaan yang harus dikerjakan untuk Allah harus membangkitkan diri mereka sendiri untuk melakukannya, dan menguatkan diri mereka sendiri untuk itu. Menjadi kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus dapat dipahami sebagai kebalikan dari kelemahan karena kasih karunia. Di mana ada kebenaran kasih karunia, di situ harus ada kerja keras dengan kekuatan karena kasih karunia. Ketika pencobaan-pencobaan yang kita hadapi meningkat, kita perlu bertumbuh menjadi semakin kuat dan lebih kuat lagi dalam hal yang baik. Iman kita lebih kuat, tekad kita lebih kuat, kasih kita kepada Allah dan Kristus lebih kuat. Atau ini dapat dipahami sebagai kebalikan dari kita menjadi kuat dengan kekuatan kita sendiri: “Jadilah kuat, bukan dengan mengandalkan kecukupanmu sendiri, melainkan dengan kasih karunia yang ada dalam Yesus Kristus.” Bandingkanlah dengan 10, Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Ketika Petrus berjanji lebih memilih mati bagi Kristus daripada menyangkal-Nya, dia kuat dengan kekuatannya sendiri. Kalau saja dia kuat dengan kasih karunia yang ada di dalam Kristus Yesus, dia pasti dapat mempertahankan pendiriannya dengan lebih baik. Perhatikanlah,
- 1. Ada kasih karunia di dalam Kristus Yesus. Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus (Yoh. 1:17). Ada kasih karunia yang cukup di dalam Dia untuk kita semua.
- 2. Kita harus menjadi kuat oleh kasih karunia ini. Bukan oleh diri kita sendiri, oleh kekuatan kita sendiri, atau oleh kasih karunia yang telah kita terima, melainkan oleh kasih karunia yang ada di dalam Dia, dan itulah cara menjadi kuat oleh kasih karunia.
- 3. Seperti seorang bapa menasihati anaknya, demikianlah Paulus menasihati Timotius, dengan penuh kelemahlembutan dan kasih sayang. Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat, dan seterusnya.
- Perhatikanlah,
- I. Timotius harus memperhitungkan penderitaan-penderitaan, bahkan sampai menumpahkan darah, dan oleh karena itu dia harus melatih orang lain untuk menjadi penerusnya dalam pelayanan Injil (ay. 2). Dia harus mengajar orang-orang lain, dan melatih mereka untuk pelayanan, dan dengan demikian mempercayakan kepada mereka hal-hal yang telah dia dengar. Dan dia juga harus menahbiskan mereka untuk pelayanan, mempercayakan Injil ke dalam tangan mereka, dan dengan demikian mempercayakan kepada mereka hal-hal yang telah dia dengar. Dua hal harus dia perhatikan dalam menahbiskan hamba-hamba Tuhan: Ketaatan atau ketulusan mereka (“Percayakanlah kepada orang-orang yang dapat dipercayai [KJV: setia], yang dengan tulus hati bertujuan untuk mendapatkan kemuliaan bagi Allah, kehormatan bagi Kristus, kesejahteraan jiwa-jiwa, dan kemajuan kerajaan sang Penebus di antara manusia”), dan juga kemampuan mereka dalam pelayanan. Mereka tidak boleh hanya memiliki pengetahuan untuk diri mereka sendiri saja, melainkan harus dapat mengajar orang-orang lain juga, dan suka mengajar. Di sini kita mendapati,
- 1. Hal-hal yang harus Timotius percayakan kepada orang lain, yaitu apa yang telah dia dengar dari Rasul Paulus di antara banyak saksi. Dia tidak boleh menyampaikan apa pun selain itu, dan juga selain apa yang Paulus telah sampaikan kepadanya, dan hal-hal lainnya yang telah dia terima dari Tuhan Yesus Kristus.
- 2. Dia harus mempercayakan hal-hal itu, sebagai simpanan yang kudus, yang harus dijaga, dan harus mereka sebarkan dengan murni dan tidak bercacat-cela kepada orang lain.
- 3. Orang-orang yang akan dia percayakan dengan hal-hal ini haruslah orang yang setia, yaitu yang dapat dipercaya, dan yang cakap mengajar orang lain.
- 4. Walaupun orang-orang itu setia dan mampu mengajar orang lain, namun hal-hal ini harus dipercayakan kepada mereka oleh Timotius, seorang hamba Tuhan, orang yang berwenang untuk itu. Tidak ada seorang pun yang boleh ikut campur tanpa izin dalam pelayanan, melainkan haruslah hal-hal itu dipercayakan kepada mereka oleh orang-orang yang sudah memegang jabatan itu.
- II. Dia harus ikut menderita (ay. 3, KJV: menanggung penderitaan): Ikutlah, dan seterusnya.
- 1. Semua orang Kristen, namun terutama hamba-hamba Tuhan, adalah prajurit-prajurit Yesus Kristus. Mereka berjuang di bawah panji-panji-Nya, dalam perkara-Nya, dan melawan musuh-musuh-Nya, karena Dia-lah yang memimpin kita kepada keselamatan (Ibr. 2:10).
- 2. Prajurit-prajurit Yesus Kristus harus membuktikan diri sebagai prajurit yang baik, setia kepada pemimpin mereka, teguh dalam perkara-Nya, dan tidak boleh berhenti berjuang sampai mereka menjadi lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi mereka (Rm. 8:37).
- 3. Barangsiapa hendak membuktikan diri sebagai prajurit yang baik bagi Yesus Kristus, ia harus menanggung penderitaan. Artinya, kita harus sudah memperkirakannya dan menganggapnya pasti akan terjadi di dunia ini, harus menanggungnya dan membiasakan diri kita dengannya, dan memikulnya dengan sabar ketika penderitaan itu datang, dan tidak boleh kehilangan ketulusan kita karenanya.
- III. Timotius tidak boleh memusingkan dirinya dengan urusan-urusan dunia ini (ay. 4). Seorang prajurit, ketika dia sudah terdaftar untuk ikut dalam tugas, meninggalkan pekerjaannya, dan segala urusannya, supaya dapat mengikuti perintah-perintah pimpinannya. Jika kita sudah menyerahkan diri kita untuk menjadi prajurit Kristus, kita harus melepaskan dunia ini. Dan walaupun tidak ada penangkal, kita harus melibatkan diri kita dalam urusan-urusan hidup ini selama kita ada di sini (ada yang harus kita kerjakan di sini), tetapi kita tidak boleh memusingkan diri kita dengan urusan-urusan itu, sedemikian rupa sehingga dialihkan dan dibelokkan dari kewajiban kita kepada Allah dan urusan-urusan penting Kekristenan kita. Orang-orang yang akan berjuang untuk peperangan yang baik harus melepaskan dunia ini. Supaya kita dapat menyenangkan hati Dia yang telah memilih kita menjadi prajurit-prajurit-Nya. Perhatikanlah,
- 1. Kepedulian utama seorang prajurit haruslah untuk menyenangkan hati jenderalnya. Demikian pula kepedulian utama seorang Kristen haruslah untuk menyenangkan Kristus, supaya kita terbukti layak bagi Dia. Cara untuk menyenangkan hati-Nya yang telah memilih kita menjadi prajurit-Nya bukanlah dengan memusingkan diri kita dengan soal-soal hidup ini, melainkan dengan membebaskan diri dari kekusutan yang dapat menghalangi kita dalam peperangan suci kita.
- IV. Timotius harus memperhatikan supaya dalam melakukan peperangan rohani dia mengikuti peraturan, supaya dia mematuhi aturan-aturan peperangan (ay. 5): Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. Kita berjuang supaya menang, supaya menang atas nafsu dan kejahatan kita, supaya unggul dalam hal yang baik, namun kita tidak dapat mengharapkan hadiah kecuali kita mengikuti peraturan. Dalam melakukan hal yang baik kita harus berhati-hati supaya kita melakukannya dengan cara yang benar, supaya kebaikan kita tidak dicela. Perhatikanlah di sini,
- 1. Seorang Kristen harus berjuang untuk menang. Dia harus bertujuan untuk menang atas nafsu dan kejahatannya sendiri.
- 2. Namun dia harus berjuang menurut peraturan-peraturan yang diberikan kepadanya. Dia harus berjuang sesuai peraturan.
- 3. Barangsiapa melakukannya dengan cara demikian akan memperoleh mahkota pada akhirnya, setelah kemenangan penuh dicapai.
- V. Dia harus bersedia menunggu imbalan (ay. 6): Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya. Atau, seperti sebagaimana seharusnya ayat itu diartikan, Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang lebih dahulu menikmati hasil usahanya, seperti yang tampak dengan membandingkan ayat ini dengan 7. Jika kita mau menikmati buah, kita harus bekerja keras. Jika kita mau memperoleh hadiah, kita harus mengikuti perlombaan. Dan, lebih lanjut, kita harus bekerja keras lebih dahulu seperti yang dilakukan petani, dengan rajin dan sabar, sebelum menikmati buah. Kita harus melakukan kehendak Allah, sebelum menerima hal-hal yang dijanjikan, yang menjadi alasan kita perlu bersabar (Ibr. 10:36). Lebih lanjut rasul Paulus mempercayakan hal yang telah dia katakan untuk Timotius perhatikan, dan menyatakan keinginan dan harapannya mengenai dia: Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu (ay. 7). Di sini,
- 1. Paulus menasihati Timotius supaya mempertimbangkan hal-hal yang telah dia peringatkan kepadanya. Timotius harus diingatkan supaya menggunakan kemampuannya dalam mencerna hal-hal yang dari Allah. Pertimbangan yang matang sangat diperlukan baik untuk berperilaku dengan baik maupun untuk bertobat dengan sungguh-sungguh.
- 2. Dia berdoa untuk Timotius: Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu. Perhatikanlah, Allah-lah yang memberikan pengertian. Orang yang paling pandai membutuhkan lebih banyak dan lebih banyak lagi karunia ini. Jika Dia yang memberikan wahyu dalam firman tidak memberikan pengertian di dalam hati, maka kita bukanlah apa-apa. Bersama dengan doa kita untuk orang lain, supaya Tuhan mau memberi mereka pengertian dalam segala sesuatu, kita juga harus menasihati dan mendorong mereka untuk mempertimbangkan atau mencerna apa yang kita katakan, karena pertimbangan adalah cara untuk mengerti, mengingat, dan melakukan apa yang kita dengar atau baca.
SH: 2Tim 2:1-7 - Tongkat estafet berita Injil (Senin, 26 Agustus 2002) Tongkat estafet berita Injil
Kemerosotan moral dan spiritual jemaat Efesus mendatangkan kekecewaan yang dalam bagi Paulus. (ayat 1:15). Untuk itu ia ...
Tongkat estafet berita Injil
Kemerosotan moral dan spiritual jemaat Efesus mendatangkan kekecewaan yang dalam bagi Paulus. (ayat 1:15). Untuk itu ia menasihati dan mendukung Timotius - sebagai pelayan di Efesus - untuk tetap kuat dan berdiri teguh menghadapinya. Bagi Paulus, Timotius memerlukan dukungan seperti ini mengingat pembawaannya yang terkesan kurang percaya pada diri sendiri (lih. 1Tim.4:12; bdk. 1Kor. 16:10,11). Dukungan Paulus kepada Timotius ini juga bukan sekadar nasihat agar tabah melayani, tetapi agar Timotius tetap mengandalkan kekuatan kasih karunia Kristus Yesus, sebagai pusat pemberitaannya (ayat 1). Mengapa? Karena Timotius mengemban tugas berat yaitu meneruskan tongkat estafet berita Injil kepada jemaat Efesus - yang notabene pernah menentang kewibawaan Paulus (lih. Kis. 19).
Timotius mengemban tugas dan tanggung jawab untuk meneruskan tongkat estafet berita Injil: dari Kristus kepada Paulus, Paulus kepada Timotius, dan Timotius kepada jemaat, begitu seterusnya. Tidak sembarang orang yang dapat diserahi tongkat estafet berita Injil tersebut. Ada dua kriteria yang ditetapkan Paulus, yang harus dimiliki oleh orang-orang tersebut. Pertama, dapat dipercaya, dan benar-benar setia (bdk. 1Kor. 4:1-2). Kedua, cakap/mampu mengajar orang lain (didaktikoi). Untuk menegaskan kedua persyaratan tersebut, Paulus mengambil contoh dari pemusatan pengabdian atau dedikasi seorang prajurit (ayat 4), ketertiban dan kepatuhan seorang olahragawan pada ketetapan yang berlaku (ayat 5), serta kesungguhan dan ketekunan bekerja seorang petani (ayat 6).
Melalui perikop ini kita dapat menarik dua hal penting bagi para hamba Tuhan masa kini. Pertama, jika kriteria tersebut terpenuhi, maka misi tongkat estafet berita Injil yaitu mencapai kualitas kedewasaan rohani dan komitmen hidup umat bagi kepentingan berita Injil, yaitu Yesus Kristus, dapat tercapai. Kedua, jika kriteria tersebut dipenuhi, maka meski melayani dalam keadaan sulit, mereka pasti mampu mengatasi dan bertahan untuk tetap setia.
Renungkan: Anda percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat, berarti Anda pun bertanggung jawab untuk meneruskan tongkat estafet berita Injil tersebut dalam kehidupan Anda!
SH: 2Tim 2:1-7 - Tentara, atlet, petani (Selasa, 13 Mei 2008) Tentara, atlet, petani
Lagi-lagi mengenai penderitaan. Apakah seorang hamba Tuhan memang
harus menderita? Begitukah sesungguhnya panggilan dasar...
Tentara, atlet, petani
Lagi-lagi mengenai penderitaan. Apakah seorang hamba Tuhan memang harus menderita? Begitukah sesungguhnya panggilan dasar seorang pelayan Tuhan?
Pelayanan Paulus bersama Timotius bukan tanpa hambatan. Banyak tantangan dan kesukaran. Maka bila Timotius akan meneruskan pelayanan Paulus, ia pun akan menghadapi kesulitan yang sama. Namun Paulus membekali Timotius dengan nasehat bagaimana seharusnya seorang pekerja Kristus bersikap. Ada tiga gambaran yang Paulus berikan. Pertama adalah gambaran tentara. Seorang tentara tidak memusatkan perhatiannya pada dirinya sendiri. Ia penuh disiplin dan kepatuhannya kepada atasan tak perlu dipertanyakan. Gambaran kedua adalah atlet. Seorang atlet bertanding sesuai peraturan yang sudah ditetapkan. Ia tak bisa mengubah peraturan seenak hatinya sendiri. Untuk itu ia harus menyangkal diri demi mengikuti disiplin yang diterapkan. Gambaran ketiga adalah seorang petani. Ia seorang pekerja keras. Ia harus memelihara dengan tekun benih yang sudah ditanam. Pekerjaannya membosankan karena ia harus melakukan hal yang sama tiap-tiap hari, yakni menyiram dan merawat tanaman jika ia ingin menuai hasil yang baik kelak.
Itulah tiga gambaran karakter yang harus dimiliki seorang pekerja Kristus. Setiap karakter memerlukan ketekunan dan ketahanan untuk menderita jika ingin berhasil. Tentara yang mundur sebelum perang berakhir tak akan melihat kemenangan. Atlet yang berhenti bertanding sebelum pertandingan berakhir, tak akan pernah meraih medali. Dan petani yang berhenti bekerja sebelum musim panen dimulai, tak akan pernah menuai hasil.
Melayani Tuhan tidak bisa sembarangan. Tak cukup hanya bermodal keinginan. Seorang pekerja Kristus harus tekun 'memelihara' benih Injil yang sudah ditabur, agar suatu saat dapat melihat buahnya dalam hidup orang-orang yang dilayani. Sebab itu, kita perlu melayani dengan motivasi yang tepat, kemurnian hidup, dan ketaatan pada kehendak Allah.
SH: 2Tim 2:1-13 - Panggilan Menderita (Selasa, 28 Juni 2016) Panggilan Menderita
Penderitaan merupakan sesuatu hal yang sebisa mungkin dihindari oleh banyak orang. Ini manusiawi karena manusia tidak suka hidup ...
Panggilan Menderita
Penderitaan merupakan sesuatu hal yang sebisa mungkin dihindari oleh banyak orang. Ini manusiawi karena manusia tidak suka hidup menderita. Akan tetapi, Paulus justru mendorong Timotius untuk menjadi kuat (1) dan ikut menderita (3) dalam pelayanan pemberitaan Injil. Paulus bukan tanpa alasan mendorong Timotius untuk menderita. Dasar alasan Paulus adalah kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus (1; lih. 2Tim. 1:9).
Paulus memberikan tiga gambaran kepada Timotius tentang bagaimana menjadi kuat dalam penderitaan, yakni: Pertama, seperti seorang prajurit yang baik, yang berjuang dengan komitmen penuh kepada Kristus Yesus yang memilikinya (3-4). Kedua, seperti seorang olahragawan yang bertanding sesuai aturan untuk memperoleh mahkota (5, band. 1 Kor. 9:24-25). Ketiga, seperti seorang petani yang bekerja keras dan menikmati hasilnya (6). Berjuang, bertanding, dan bekerja keras merupakan tiga hal yang dinasihatkan Paulus kepada Timotius untuk dilakukan agar ia menjadi pelayan Tuhan yang kuat dan tangguh menghadapi penderitaan.
Selain itu, Paulus menegaskan bahwa dalam segala sesuatu yang dialami Timotius, Tuhan akan memberikan hikmat dan pengertian yang dibutuhkannya (7). Yesus Kristus pernah menderita, tetapi kemudian menerima kemuliaan yang kekal (8). Paulus adalah bukti nyata dari anugerah dan kekuatan Allah itu (8-10). Karena pemberitaan Injil yang diberitakan, Paulus telah mengalami banyak penderitaan. Namun dengan anugerah dan kekuatan Allah, ia sabar menanggung semua penderitaan itu. Pada bagian akhir dari perikop ini, Paulus menguatkan Timotius dengan janji kesetiaan Tuhan yang tidak pernah berubah (11-13).
Jangan takut menghadapi penderitaan karena Kristus. Jadilah kuat dan ikutlah berbagian dalam penderitaan karena pemberitaan Injil-Nya. Penderitaan yang kita alami karena nama-Nya tidak akan sia-sia. Tuhan menjamin dengan kesetiaan-Nya, Ia akan menyertai kita. [MFS]
SH: 2Tim 2:1-13 - Pejuang Iman (Rabu, 24 November 2021) Pejuang Iman
Mau mengalami penderitaan? Pada umumnya orang akan menjawab tidak. Namun, apakah ada hidup tanpa penderitaan? Rasanya tidak. Setiap oran...
Pejuang Iman
Mau mengalami penderitaan? Pada umumnya orang akan menjawab tidak. Namun, apakah ada hidup tanpa penderitaan? Rasanya tidak. Setiap orang pasti punya penderitaannya sendiri. Lazimnya orang berusaha melepaskan diri dari penderitaan. Namun, orang percaya justru dipanggil untuk siap menderita sebab mereka adalah pejuang-pejuang iman.
Orang yang memberitakan Injil Yesus disebut "seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus" (3) karena hal itu tidaklah mudah, dan tantangan serta hambatan senantiasa menghadang. Namun, ia rela menanggung derita demi memperdengarkan Injil Yesus Kristus, penggenapan janji Allah dan berita keselamatan bagi manusia (8).
Perjuangan Paulus menjadi contoh. Ia dipenjara, namun firman Allah tidak dapat dibelenggu (9). Paulus terus berkarya dengan sabar demi membimbing sesama kepada keselamatan kekal (10). Semangat dan perjuangan semacam inilah yang ingin ditularkan Paulus kepada Timotius dan jemaat Tuhan pada waktu itu.
Apa yang membuat seorang pejuang iman kuat menghadapi penderitaan? Pertama, ia menjadi kuat bukan karena dirinya sendiri melainkan karena kasih karunia Tuhan (1). Kedua, ia berfokus pada perintah Allah, berjuang dalam menaati hukum Allah, dan bekerja keras hingga membuahkan hasil (4-6). Ketiga, ia mengikuti Yesus ke mana pun juga (11-13). Penderitaan dan kematian Yesus karena ketaatan-Nya kepada Bapa di Surga bukanlah akhir. Yesus dibangkitkan dan menang. Kemenangan Yesus akan menjadi kemenangan para pejuang iman yang setia.
Kehidupan di dunia makin hari makin dipenuhi dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan Injil. Bahkan, tidak sedikit orang Kristen yang hidup tanpa nilai-nilai yang diajarkan Yesus. Dibutuhkan banyak pejuang iman Kristen yang setia memberitakan Injil Kristus meski menghadapi berbagai penolakan dan rintangan. Yesus memanggil kita semua untuk menjadi pejuang iman. Adakah yang menjawab panggilan-Nya?
Mari kita jawab panggilan Tuhan dengan sikap siap sedia seorang pejuang iman. Hanya di dalam-Nya, kita dikuatkan dan dimampukan untuk menderita demi Injil. [ASP]
Utley -> 2Tim 2:1-7
Utley: 2Tim 2:1-7 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: 2Tim 2:1-71 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. 2 Apa yang telah engkau dengar dari pa...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: 2Tim 2:1-7
1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. 2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain. 3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. 4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. 5 Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. 6 Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya. 7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.
2Tim 2:1 "Sebab itu" Ini sepertinya berhubungan dengan 2Tim 1:15-18, di mana Paulus membandingkan orang-orang yang meninggalkan dia dengan orang-orang yang setia.
□ "hai anakku" Ini merujuk pada Paulus sebagai bapa Timotius dalam Injil (lih. 2Tim 1:2; 1Tim 1:2; Tit 1:4).
□ "kuatkan" Ini bisa jadi
- 1. sebuah PRESENT PASSIVE IMPERATIVE, "terus dikuatkan" (Kata Kiasan dalam Perjanjian Baru oleh A. T. Robertson; Analisis Ketatabahasaan PB Yunani oleh Zerwick dan Grosvenor; dan Perjanjian Baru Bahasa Yunani Analitik oleh Barbara dan Timothy Friberg)
- 2. sebuah PRESENT MIDDLE IMPERATIVE, "terus menjadi kuat" (Leksikon Yunani Analitis yang telah di Perbaiki oleh Harold K. Moulton dan terjemahan Charles B. Williams).
Apakah orang percaya berpartisipasi dalam pemberdayaan, atau apakah Tuhan yang melakukan pemberdayaan? Inilah ketegangan antara kedaulatan Tuhan dan kehendak bebas manusia. Dalam PB keduanya terlibat dalam keselamatan dan kehidupan Kristen. Tuhan berurusan dengan manusia yang jatuh dalam hubungan perjanjian. Ada hak dan tanggung jawab, persyaratan dan hak istimewa! Kasih Karunia (yaitu, inisiatif ilahi) selalu diprioritaskan, namun respons manusia dimandatkan!
2Tim 2:2 "Apa yang telah engkau dengar dari padaku" Timotius harus menyampaikan ajaran Apostolik Paulus, bukan pendapat atau teori pribadinya (lih. 2Tim 1:13, lihat Topik Khusus pada 2Tim 1:14).
□ "di depan banyak saksi" Frasa ini bisa berarti
- 1. Khotbah pentahbisan Timotius (lih. 2Tim 1:6; 1Tim 4:14)
- 2. Apa yang Timotius dengar yang diajarkan Paulus juga didengarnya dikonfirmasi oleh para nabi / guru lainnya
- 3. Timotius mendengar Paulus berkhotbah / mengajarkan kebenaran yang sama berkali-kali
□ "percayakanlah itu" Ini adalah AORIST MIDDLE IMPERATIVE. Ini adalah kata yang sama yang digunakan dalam 2Tim 1:12,14 dan 1Tim 1:18. Lihat catatan di 2Tim 1:12 dan 1Tim 1:18.
- NASB, NKJV "kepada orang-orang yang setia"
- NRSV "kepada orang-orang yang setia"
- TEV, NJB "kepada orang-orang yang dapat dipercayai"
Ini adalah kata benda Yunani pistis yang diterjemahkan sebagai "iman," "kepercayaan" atau "kepercayaan." Ini digunakan sebagai KATA SIFAT, pistos, yang dalam pengertian PL pemimpin gereja yang potensial yang dapat dipercaya, setia, mudah dimengerti. Ini adalah prinsip delegasi dan multiplikasi. Yesus menghabiskan waktunya dengan beberapa orang yang terpilih agar bisa menjangkau banyak orang melalui mereka. Dua buku yang baik yang mengembangkan konsep ini adalah Rencana Induk Penginjilan and Rencana Induk Pemuridan, keduanya oleh Robert E. Coleman.
□ "yang juga cakap" kompetensi / kecakapan pendeta-pendeta / guru-guru Kristen berasal dari
- 1. Tuhan sendiri, lih. 2Kor 2:17; 3:5-6
- 2. mereka telah menerima / mempercayai kebenaran Apostolik
Kecakapan tidak berasal dari kecerdasan atau pendidikan atau tipe kepribadian seseorang. Kita harus menjadi komunikator setia dari firman / kebenaran Tuhan!
2Tim 2:3 "Ikutlah menderita" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE IMPERATIVE. Ini adalah suatu tema yang berulang (lih. 2Tim 1:8,12; 2:3,9; 4:5). Lihat catatan lebih lengkap di 2Tim 1:8. Pelayanan sering menyebabkan reaksi dari tetangga, otoritas sipil atau budaya yang terhilang.
□ "sebagai seorang prajurit yang baik" Paulus sering menggambarkan kehidupan Kristen dalam metafora militer (lih. ay. 2Tim 2:4) atau atletik (lih ay. 2Tim 2:3) (lih. Rom 13:12; 2Kor 6:7; 9:7; 10:4; Ef 6:11-17; Fili 2:25; Fil 2; 1Tim 1:18; 6:12; 2Tim 4:7).
2Tim 2:4 "Seorang prajurit ... olahragawan ... petani" Paulus menggunakan tiga contoh pekerjaan untuk mengungkapkan dorongannya kepada Timotius.
□ "tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya" Ini adalah PRESENT MIDDLE PARTICIPLE yang menekankan tindakan berkelanjutan di pihak subyek. Bukannya hal sekuler itu buruk, tetapi itu semua tidak bisa menjadi prioritas atau tujuan akhir (lih. 2Pet 2:20). Pemimpin harus tetap berfokus pelayanan!
2Tim 2:5 "apabila" Ini adalah kalimat THIRD CLASS CONDITIONAL yang berbicara tentang tindakan potensial.
□ "bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga" Ini digunakan untuk atlet profesional dan sepenuh waktu. Jika bertanding menyimpang dari peraturan, dia didiskualifikasi (lih. 1Kor 9:24-27).
2Tim 2:6 "Seorang petani yang bekerja keras" Paulus menggunakan tiga contoh profesional yang berat:
- 1. tentara berjuang demi perkenan komandan mereka
- 2. atlet berusaha keras untuk memenangkan mahkota
- 3. Petani bekerja keras untuk mengambil bagian dari hasil panen mereka
Semua melibatkan komitmen, usaha, kesabaran dan penderitaan! Semua menerima pahala mereka (lih. Ams 27:18).
2Tim 2:7 "Perhatikanlah apa yang kukatakan" Ini adalah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE yang menyiratkan "teruslah memikirkannya dengan seksama." Perhatikan keberkanjutan permainan antara tanggung jawab manusia dan pemberian Allah yang murah hati.
□ "Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu" Tuhan, dengan melalui Roh Kudus, akan memberikan pemahaman kepada orang-orang (lih. Yoh 14:16; 16:13). Ini mungkin mencerminkan perjanjian baru dari Yer 31:31-34 (khususnya 2 Tim 2:33-34).
Ini tentu saja tidak merujuk pada pengetahuan yang spesifik dan lengkap di setiap bidang kehidupan, namun pengetahuan Injil dan implikasinya yang penuh dan lengkap. Roh menyediakan bagi orang percaya semua pengetahuan yang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan yang menyenangkan Tuhan.
Galilah -> 2Tim 2:1-7
Galilah: 2Tim 2:1-7 - Pelayanan yang Tahan Lama 2Timotius 2:1-26 Tema: Layanilah
2Timotius 2:1-7 Sub Tema: Pelayanan yang Tahan Lama
Hai Timotius, oleh karena itu, anakku jadilah makin kuat, mel...
2Timotius 2:1-26 Tema: Layanilah
2Timotius 2:1-7 Sub Tema: Pelayanan yang Tahan Lama
Hai Timotius, oleh karena itu, anakku jadilah makin kuat, melalui anugerah yang ada di dalam Kristus Yesus! Dan apa yang kamu sudah dengar dari saya dihadapan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang setia, yang akan menjadi mampu juga untuk mengajar orang lain. Ikut menderita sebagai prajurit baik bagi Kristus Yesus. Tidak ada yang bertugas sebagai prajurit yang memberi diri terikat dalam urusan-urusan kehidupan sehari-hari, karena dia perlu menyenangkan komandannya. Begitu juga bagi seorang atlit, dia hanya menerima mahkota, kalau dia bertanding menurut peraturan-peraturan. Si petani yang bekerja keraslah, yang seharusnya mendapatkan lebih dulu bagian dari tuaian. Renungkan apa yang saya katakan ini, karena Tuhan akan memberi pengertian kepadamu dalam segala hal.
ay. 1 Hai Timotius, oleh karena itu, anakku – Secara literal klausa ini berbunyi: Kamu, oleh karena itu, anakku, tetapi agak kurang alami kalau begitu. Perlu dimengerti bahwa bentuk ini tegas. William Mounce, yang terkenal sebagai ahli bahasa Yunani, berkata “su oun ‘kamu…oleh karena itu’ sangat ditekankan, baik karena posisinya, maupun karena maknanya”.112 Oleh karena itu mengikatnya pada bagian sebelumnya secara umum,113 yaitu karena semua yang baru dikatakan mengenai pentingnya dia mengobarkan karunianya, mengingat keselamatannya dan menuruti teladan Paulus dan Onesiforus. Oleh karena semuanya itu…Jadilah makin kuat! Anakku (teknon mou) menandai perintah ini dan semuanya sebagai seruan kasih kepada Timotius, yang begitu dekat di hati Paulus. Timotius menghadapi tantangan-tantangan yang sangat besar dan tidak lama lagi dia harus menghadapi semuanya tanpa Paulus.114 Rasul ini tentu ikut merasakan!
Jadilah makin kuat – Kata endynamoo adalah kata buatan dari en (ke dalam) dan dynamis (mampu/kuat) dan artinya menjadi kuat/mampu.115 Perintah ini bersifat terus menerus menyangkut proses di mana Timotius harus menjadi makin kuat. Karena sifatnya pasif juga, berarti kekuatan itu datang dari luar, yaitu dari Allah, melalui anugerahNya dan Timotius perlu memberi diri dikuatkan olehNya.116
Melalui anugerah yang ada di dalam Kristus Yesus! – Kata preposisi en secara literal berarti dalam, tetapi sering juga menandai sarana/alat,117 yaitu melalui/oleh. Di sini artinya melalui/oleh anugerah (lihat TB/BIS – AYT menerjemahkannya dalam.) Kata kharis (anugerah/kasih karunia) selalu muncul di tulisan Paulus sebagai sumber keselamatan, motivasi dan kekuatan orang percaya. Pantas dia menyebutnya lagi di sini, karena Paulus mengaku bahwa dia sendiri hanya menjadi kuat karena anugerah Allah (1 Kor 15:10). Lihat juga Rom 12:6, 1 Kor 3:10, 2 Kor 12:9, Ib 4:16, 13:9. Kadang-kadang ada kebingungan antara anugerah/kasih karunia dan rahmat/belas kasihan. Biasanya kharis (anugerah) menyangkut pemberian kepada bawahan, sesuatu yang tidak diharapkan, sedangkan rahmat (eleos) lebih fokus pada belas kasihan kepada orang yang menderita/perlu pertolongan. Jadi walaupun kata-kata ini ada kemiripan, tetapi ada ciri khas masing-masing juga. Kita lihat lagi pentingnya kesatuan kita dengan Kristus, karena anugerah ini ada di dalam Dia. Lihat juga 2 Tim 1:13.
ay. 2 Dan apa yang kamu sudah dengar dari saya dihadapan banyak saksi – Klausa ini cukup mirip dengan 13-14, menyangkut keseluruhan dari Injil dan doktrin yang terkait. Kalau dibandingkan, di sana dia harus memegangnya dan memeliharanya, sedangkan di 2:2 dia perlu mempercayakannya kepada orang lain lagi. Coba bayangkan apa yang Timotius dengar dari Paulus dalam pelayanan mereka bersama. Pengetahuan yang disampaikan cukup lengkap. Kata dia (di hadapan) biasanya berarti melalui, tetapi di sini tidak mungkin begitu. Untuk apa Timotius mau ingat apa yang dikatakan melalui orang lain, kalau dia boleh dengar langsung dari Paulus. Itu sebabnya TB, AYT dan BIS semua menerjemahkannya di depan banyak saksi/orang. Banyak saksi (pollon martyron) penting di sini. Sangat jelas bahwa Paulus menerima ajarannya dari Allah, tetapi penting juga dimengerti bahwa ajaran tersebut disetujui secara luas, oleh banyak jemaat, pelayan Tuhan dan oleh para rasul (Gal 2:7-10).118 Mutunya terjamin!
Percayakanlah itu kepada orang-orang yang setia – Perintah percayakanlah (paratithemi) agak mirip dengan gagasan yang sudah muncul mengenai deposit/titipan (paratheke) (2 Tim 1:12, 14). Pikiran ini mengandung dua unsur dalam konteks ini, yaitu ajaran tersebut perlu diamankan dan juga disebarkan. Diamankan oleh orang yang setia (pistos), yang diterjemahkan dengan baik oleh TB, yang berkata dapat dipercayai. Istilah ini boleh berarti orang percaya, atau orang terpercaya, tetapi lebih masuk akal kalau terpercaya/setia, karena tentu mereka sudah percaya. Jadi menyangkut karakter orang.119 Lihat gambaran karakter tersebut di 1 Tim 3:1-13. Perintah percayakanlah ini bersifat tegas dan pribadi,120 jadi Timotius sendiri yang harus melihat pentingnya dia melakukan apa yang sudah Paulus perbuat bagi dia, yaitu mencari orang yang dia bisa muridkan dalam pelayanan. Ada perbedaan antara mengajar dan mempercayakan. Kalau kita mengajar kita puas kalau orang mengerti dan menerapkan apa yang diajarkan, sedangkan kalau kita mempercayakan sesuatu, kita rindu supaya orang bertanggungjawab untuk melakukan sesuatu. Apa yang dipercayakan menjadi milik dan tanggung-jawab mereka secara pribadi. Jadi muatan istilah ini besar.
Yang akan menjadi mampu juga untuk mengajar orang lain – Kata eimi (akan menjadi) biasanya diterjemahkan adalah/menjadi, tetapi dalam konteks ini sifatnya masa depan.121 Jadi Timotius mencari orang setia, tetapi dia tidak mencari orang mampu – Proses pelatihan yang akan membuat mereka menjadi mampu.
Satu pertanyaan yang muncul dari ay. 2 ini adalah, apakah perintah ini boleh ditujukan kepada para hamba Tuhan pada zaman ini? Jawabannya, mengapa tidak? Kalau kita melihat contoh pemuridan pada calon pemimpin dari Kristus (Mar 3:14), dari Barnabas (Kis 9:27, 11:25-26, 15:39), dari Paulus (Kis 15:40, 16:3, 23, 1 Tim 1:18, 2 Tim 2:2, dll.), dan dari Timotius (2 Tim 2:2), ada baiknya kalau kita meneladaninya. Tidak berarti sekolah teologia tidak berguna, tetapi langkah pertama dalam pembekalan terjadi di gereja lokal, di mana orang setia diperhatikan dan dilatih. Kalau ada yang tertarik, mereka boleh lanjut ke sekolah teologia, tetapi kalau ada lebih banyak orang awam di jemaat yang dilatih menjadi cakap mengajar dan menggembalakan orang lain, gereja tentu lebih kuat. Gereja menjadi kuat apabila setiap bagian dilatih dan dibebaskan untuk menggunakan karunianya. Gaji yang diberikan kepada seorang hamba Tuhan membebaskan dia supaya bisa mengajar dan menggembalakan, itu tidak diberi supaya dia melakukan segala-galanya dan tidak juga berarti orang lain (para penatua) tidak boleh mengajar dan menggembalakan di jemaat.
ay. 3 Ikut menderita sebagai prajurit baik bagi Kristus Yesus – Kata sygkakopatheo (ikut menderita) sudah dilihat di 1:8 dan akan muncul lagi tanpa awalan syg (ikut/bersama) di 4:5. Sangat-sangat penting untuk Timotius mengerti bahwa penderitaan adalah biasa bagi orang percaya, apa lagi pemberita Injil dan penatua jemaat. Perintah ini bersifat tegas,122 sama seperti di 1:8, seolah-olah Paulus memanggilnya ‘ayo anakku, rangkullah penderitaanmu sebagai prajurit Kristus’. Lihat juga Rom 5:3, 8:18, 5-7, Fili 3:10, Kol 1:24.
Kata stratiotes berarti prajurit dan mirip dengan istilah-istilah perang yang digunakan di 1 Tim 1:18. Istilah ini akan diuraikan maknanya di ayat berikut, tetapi penting melihat tema penderitaan/pengorbanan yang digambarkan dalam seorang prajurit, seorang atlit dan seorang petani yang bekerja keras di ayat-ayat berikut. Kata kalos (baik) dipakai di 1 Tim 1:18 dan 6:12 mengenai pertandingan/peperangan yang baik, tetapi di sini Timotiuslah yang harus baik, sebagai prajurit yang melakukan apa yang diharapkan. Bagi Kristus Yesus di sini secara literal berarti prajurit baik yang Kristus Yesus miliki, atau prajurit Kristus Yesus yang baik, karena sifat kepemilikan yang ada pada Kristou Yesou (Kristus Yesus).
ay. 4 Tidak ada yang bertugas sebagai prajurit – Kata oudeis (tidak ada yang) berarti tidak seorang pun, yang menegaskan bahwa seorang yang menjadi prajurit memang mengabdi sebagai prajurit. Kata strateuo berarti bertugas sebagai prajurit, ataumelakukan keprajuritan.123
Yang memberi diri terikat dalam urusan-urusan kehidupan sehari-hari – Kata empleko berarti kusut dalam arti masuk ke dalam sesuatu yang berkusut-kusut sehingga menjadi terikat.124 Maknanya terlibat sehingga menjadi terikat. Sifat pasif125 berarti dia memberi diri dijadikan demikian. Kata pragmateia (urusan-urusan) menyangkut urusan, tugas, dan aktivitas dan tou biou (dari hidup) menyangkut hidup sehari-hari. Jadi walaupun orang biasa meluangkan banyak waktu dalam mengurus hal-hal yang menyangkut hidupnya sehari-hari, seorang prajurit bukanlah orang biasa. Dia harus berfokus penuh pada tugasnya. Apakah berarti semua orang percaya perlu melayani sepenuh waktu? Tentu tidak, tetapi kita tidak boleh memberi diri terjerat dalam sesuatu yang bertentangan dengan keinginan dari Komandan kita. Kita bukanlah orang biasa. Kita hidup untuk mendengarkan perintah-perintah dari Komandan kita. Hal itulah yang paling penting bagi prajurit Kristus Yesus. Lihat juga 2 Kor 5:9-15.
Karena dia perlu menyenangkan komandannya – Klausa ini secara literal berbunyi supaya dia boleh menyenangkan yang mendaftarkannya. Kata hina (supaya) menyatakan tujuan mengapa dia tidak menjadi terikat dengan hal-hal tadi, yaitu karena dia hanya mau menyenangkan atasannya. Tentu kalau menyangkut istilah-istilah militer ada unsur harus. Perintah dari komandan bukan usulan! Kata stratologeo secara literal berarti yang mendaftarkannya sebagai prajurit, tetapi tentu atasannya yang dimaksudkan, dengan menekankan bahwa komandannya ini yang menjadikannya prajurit. Komandan ini tentu Allah/Kristus, yang memanggil Timotius dan mendaftarkannya sebagai pelayan. Kalau dilihat dari ay. 3, harus disimpulkan bahwa prajurit ini menyenangkan Komandannya dengan sikap siap menderita. 126
ay. 5 Begitu juga bagi seorang atlit – Contoh yang kedua adalah seorang atlit/olahragawan. Secara literal klausa ini berbunyi dan kalau ada juga yang bertanding, tetapi maknanya lebih jelas kalau kata benda yang dipakai dan selain itu, jelas juga kalau ini merupakan contoh yang kedua.127 Kata athleo adalah sumber dari kata atlit.
Dia hanya menerima mahkota kalau – Secara literal klausa ini berbunyi tidak dimahkotai kecuali… Jadi menekankan negatifnya. Dimahkotai (stefanoo) tentu menyangkut kebiasaan memberi mahkota yang dibuat dari daun laurel yang diberikan kepada juara satu dari suatu pertandingan.128
Dia bertanding menurut peraturan-peraturan – Pada masa itu ada banyak peraturan dalam pertandingan. Contohnya seorang atlit, sebelum didaftarkan dalam pertandingan, harus bersumpah bahwa dia sudah mengikuti pelatihan yang sangat ketat selama 9 bulan. Kalau dia tidak melakukan pelatihan tersebut, dia tidak diizinkan masuk, karena dianggap bahwa dia menurunkan kualitas dari pertandingan. Jadi harus ada sumpah bahwa dia siap berjerih payah.129 Ada banyak peraturan lain lagi, tetapi mungkin paling baik kalau dilihat artinya secara keseluruhan; seorang atlit tidak boleh memilih-milih peraturan mana yang dia mau taati. Dia harus mentaati semua! 130 Timotius tidak boleh menghindari hal yang sulit. Dia harus mengganggap diri sebagai atlitnya Tuhan.
ay. 6 Si petani yang bekerja keraslah – Gambarannya berubah lagi, tetapi agak mirip juga, karena menyangkut kerja keras dan juga upah. Ada artikel (si)131 pada kata petani, tetapi seorang juga cukup akurat. Mungkin artikel dipakai sebagai kiasan, si petani. Kata georgos berarti orang yang mengerjakan tanah, dalam arti petani/pengusaha pohon dll.132 Walaupun kata ini banyak kali muncul, Paulus hanya menggunakannya di sini.133 Yang perlu diperhatikan adalah tekanan pada kerja kerasnya. Oleh karena dia bekerja keras, dia mendapatkan bagian pertama. Jadi ditekankan ulang bahwa pelayanan bukanlah gampang. Kata kopiao (bekerja keras) sering dipakai Paulus. Lihat 10, Fili 2:16, Kol 1:29, 1 Tim 4:10, 5:17. Artinya berjerih payah, bekerja sampai lelah.134
Yang seharusnya mendapatkan lebih dulu bagian dari tuaian – Kata dei (seharusnya) menyangkut sesuatu yang harus terjadi.135 Lihat penggunaannya di 1 Tim 3:2 (haruslah). Jadi maksudnya semua orang akan mengganggap petani yang membanting tulang paling layak didahulukan ketika tuaian dibagikan. Jadi dei di sini menyangkut sesuatu yang tentu saja terjadi. Kata protos (pertama/lebih dulu) terikat pada menerima, menyangkut haknya untuk didahulukan. Walaupun upah dibicarakan di sini, tekanan ada pada kerja kerasnya, bukan pada upahnya. Tentu ada upah untuk orang percaya, ketika Kristus menilai anak-anakNya dan sama seperti di 2 Tim 1:12, 18, Paulus mau menarik perhatian Timotius pada hari tersebut, supaya dia tidak berfokus pada hidupnya di dunia ini, melainkan pada hidup yang sebenarnya, di mana jerih payahnya akan dinilai. Ayat ini tidak menyangkut gaji untuk hamba tuhan.136 Topik itu dibicarakan di 1 Tim 5:17-18.
ay. 7 Renungkan apa yang saya katakan ini – Kata noeo berarti arahkan pikiran dalam arti renungkan/memikirkan dengan seksama.137 Sifat terus menerus138 pada perintah ini mendorong supaya Timotius merenungkannya lama/terus, untuk dia memang mencernanya. Apa yang Paulus katakan ini tentu menyangkut ayat-ayat di atas mengenai prajurit, atlit dan petani.
Karena Tuhan akan memberi pengertian kepadamu dalam segala hal – Kata didomi (akan memberi) bersifat masa depan secara tentu.139 Paulus tidak meragukan apakah Tuhan akan memberi pengertian. Dia yakin. Kata synesis (pengertian) tidak hanya menyangkut pengetahuan tetapi pengertian pada apa yang diketahui dan secara khusus di sini, pengertian pada dampak-dampaknya dalam hidupnya dan pelayanannya.140 Paulus rindu supaya Timotius tidak hanya mendengar saja, melainkan bahwa dia merenungkannya dan menerima kekuatan baru di hatiNya, supaya dia boleh kembali berlari dengan kencang. Dalam segala hal tidak berarti Timotius akan mengerti segala-galanya. Maksudnya semua dampak dari apa yang baru dibicarakan.141
- Apakah saudara merasa lelah, atau jenuh dalam pelayanan?
- Apakah anugerah Allah cukup untuk menguatkan kembali?
- Ada yang bisa saudara muridkan sebagai pemimpin?
- Apakah saudara orang setia?
- Apakah saudara menghindari penderitaan bagi Kristus? Ayo!
- Apakah saudara hidup dalam kesadaran akan harinya Tuhan?
- Bagaimana supaya saudara hidup sebagai prajurit Kristus yang baik, atlitNya yang siap menderita apa adanya dan petaniNya yang bekerja keras?
TFTWMS -> 2Tim 2:2; 2Tim 2:1-13
TFTWMS: 2Tim 2:2 - Percayakanlah Itu Kepada Orang-orang Yang Dapat Dipercayai "Percayakanlah Itu Kepada Orang-Orang Yang Dapat Dipercayai" (2 Timotius 2:2)
2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak sa...
"Percayakanlah Itu Kepada Orang-Orang Yang Dapat Dipercayai" (2 Timotius 2:2)
2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.
Ayat 2. Nasihat kedua memiliki banyak akibat: Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain. Ketika saya mengajar di Macquarie School of Preaching di North Ryde, Australia (sekarang Macquarie School of Biblical Studies), ayat ini secara menyolok menonjol dalam semua materi yang kami terbitkan. Itu sudah menjadi inspirasi untuk, dan dasar bagi, banyak program pelatihan.
Selama lima belas tahun, Timotius telah mendengar Paulus mengajar dan berkhotbah. Itu tidak hanya untuk kepentingan orang banyak, tapi juga untuk kepentingan Timotius. Timotius mungkin tidak menyadarinya, tapi Paulus sedang mengarahkan dia untuk menggantikan dirinya. Yesus telah mempercayakan injil kepada Paulus, Paulus telah mempercayakan injil itu kepada Timotius, dan sekarang Timotius harus mempercayakan itu kepada orang-orang yang setia. Mereka, pada gilirannya, harus mempercayakannya kepada orang lain yang akan (secara tersirat) mempercayakan itu kepada orang lain—dan seterusnya sampai Tuhan datang kembali. Kata Yunani yang diterjemahkan "percayakan" (parati÷qhmi, paratithēmi) adalah bentuk kata kerja dari kata untuk "harta" (paraqh÷kh, parathēkē) dalam 1:14 dalam NASB. Alkitab NIV menulis "deposit." Melakukan hal ini adalah tantangan bagi setiap generasi. Telah dikatakan bahwa kita ini selalu satu generasi jauhnya dari kepunahan. Kecuali kita secara aktif dan terus-menerus mempercayakan injil kepada orang lain, maka agama Kristen dapat menjadi "catatan kaki sejarah"1semata.
Timotius harus mempercayakan Firman itu kepada "orang-orang yang setia (NASB)."2"Setia "berasal dari pisto÷ß (pistos), yang dapat berarti" percaya "(sebuah konsep yang tercakup dalam definisi itu), namun penekanannya di sini adalah tentang "keadaan … dapat dipercaya."3Paulus tidak mengatakan untuk mempercayakan Firman itu kepada orang-orang terkemuka, orang-orang sukses, atau orang-orang terpelajar, tetapi kepada orang-orang yang setia.
Orang-orang ini juga harus mampu, untuk "cakap mengajar orang lain." "Cakap" berasal dari iJkano֧ (hikanos), yang menyiratkan keadaan "kompeten" atau "memenuhi syarat."4Karena salah satu syarat menjadi seorang penatua harus "cakap mengajar" (1 Tim. 3:2),5maka Timotius mungkin akan memulai dengan "mempercayakan" Firman itu kepada sekelompok kaum laki-laki ini; namun kemampuan untuk mengajar tidak terbatas pada para penatua saja.
Para komentator tidak sepakat tentang arti "di depan banyak saksi."6"Di depan" adalah dari preposisi dia (dia), yang umumnya diterjemahkan "melalui." Beberapa penulis berpikir bahwa ungkapan itu harus diterjemahkan "melalui banyak saksi" dan maksudnya adalah bahwa ada orang-orang yang dapat memberi kesaksian tentang ketepatan pengajaran Paulus. Namun begitu, ungkapan itu dapat juga memberi pengertian tentang berada "dihadapan."7Dalam terang konteks itu, ini sepertinya lebih disukai. Paulus tidak mengklaim memiliki "pesan rahasia" yang dibagikan kepada beberapa orang pilihan saja (seperti yang guru-guru palsu lakukan);8sebaliknya, ia berkhotbah secara terbuka dan di depan umum, "di depan banyak saksi."
Beberapa orang mencoba untuk menggunakan ayat ini untuk mengajarkan "suksesi apostolik." John RW Stott menulis, . . . suksesi dari para rasul adalah harus lebih pada pesan itu sendiri daripada pada orang-orang yang mengajarkannya. Suksesi itu harus menjadi suksesi tradisi apostolik ketimbang pelayanan, otoritas atau perintah apostolik, penyebaran doktrin para rasul yang diturunkan tidak berubah dari para rasul kepada generasi-generasi berikutnya.… Tradisi apostolik ini, "deposit yang baik" itu, sekarang dapat ditemukan di dalam Perjanjian Baru.9
TFTWMS: 2Tim 2:1-13 - Pelajaran 5: Pedoman Untuk Orang Kristen Yang Tabah PELAJARAN 5: PEDOMAN UNTUK ORANG KRISTEN YANG TABAH (2 Timotius 2:1-13)
PEDOMAN DIGAMBARKAN (AY, 1:8)
Numerologis (ahli perangkaan) memberitahu kita ...
PELAJARAN 5: PEDOMAN UNTUK ORANG KRISTEN YANG TABAH (2 Timotius 2:1-13)
PEDOMAN DIGAMBARKAN (AY, 1:8)
Numerologis (ahli perangkaan) memberitahu kita bahwa angka "7" adalah angka sempurna Alkitab. Terlepas apakah hal itu merupakan fakta atau fiksi, Paulus memberi tujuh ciri-ciri yang harus menjadi karakter dari pelayan Kristen yang kudus.
Pertama, orang Kristen harus menjadi "kuat1oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus" (2:1). Timotius bisa menjadi kuat oleh kasih karunia2Allah. Tidak seorang pun—sudah pasti tidak seorang penginjil pun—yang beranggapan bahwa apa saja berasal dari dirinya sendiri (2Korintus 3:4-6). Setiap penginjil harus membina hubungan pribadi dengan Allah (Yakobus 4:8).
Kedua, orang Kristen harus "mempercayakan" 3kepada orang lain kebenaran yang Paulus berikan kepada Timotius (2:2). Prioritas pertama adalah memastikan bahwa Timotius ada dalam keadaan kuat, sedangkan prioritas kedua adalah memberi makan orang lain supaya mereka menjadi kuat!
Sebagai contoh, pilihlah beberapa doktrin Alkitabiah (seperti halnya pertobatan), dan pikirkanlah pelbagai tahapan yang beragam dalam mengajarkan doktrin itu kepada seorang teman. Bagaimanakah Anda akan menjelaskan doktrin itu kepada dia dan membuat dia peduli terhadap perintah itu? Penginjil telah diberitahu untuk melakukan hal itu dengan segala sesuatu yang Paulus sudah ajarkan kepada Timotius (atau yang tercakup dalam surat-surat Paulus kepada dia). Betapa seorang penginjil harus menjadi siswa yang serius!
Kebenaran ini harus dibagi dengan "orang-orang yang dapat dipercaya." Jika seorang penginjil terlalu banyak membuang-buang waktunya yang seharusnya disisihkan untuk belajar dan membagi injil dalam upayanya untuk merubah hidup orang-orang yang acuh-tak-acuh dan keras kepala, maka orang-orang Kristen yang setia tidak akan pernah punya kesempatan untuk ditantang atau dilatih. Betapa menyedihkan!
Ketiga, orang harus "ikut menderita 4" sebagai seorang prajurit yang baik (2:3; lihat Ibrani 10:32-34). Ada dua karakteristik yang terlibat di sini. (1) Semangat pelayanannya terlihat di dalam kesediaannya untuk "menderita," atau menanggung kesusahan. Penekanannya adalah tentang kesiapsiagaan seorang prajurit yang baik dalam situasi yang sulit. (2) Ia akan bersifat selektif dalam apa yang ia lakukan dan kemana ia pergi, sebab "seorang prajurit … tidak dipusingkan5dengan soal-soal penghidupan dirinya" (2:4; NASB). Sifatnya itu terlihat ketika ia melakukan pilihan sehingga "dengan demikian ia berkenan6kepada komandannya [orang yang merekrut dia untuk menjadi prajurit]."7Prajurit jenis ini adalah orang yang akan menyangkal dirinya sendiri, mengangkat salibnya setiap hari untuk berdiri dengan setia demi atau di sisi saudaranya (Lukas 9:23).
Keempat, ia "bertanding8menurut peraturan." Dalam perlombaan di zaman kini, jarang ada pertandingan yang dilaksanakan tanpa adanya pelanggaran dan hukuman. Apakah kita bisa lebih baik dalam hal apa saja di dalam pertandingan kehidupan? Gulat, khususnya, sering ditampilkan dengan kepalsuan, kepiawaian melakukan pertunjukan, dan kepura-puraan yang jelas telihat mata. Seorang penginjil yang punya sifat dan pelayanan yang pura-pura adalah memalukan!
Kelima, orang harus menjadi seperti seorang "petani yang bekerja keras" (2:6). Kecuali seseorang bersedia untuk berjerih-payah di dalam pelayanan rohani, maka ia tidak dijamin bisa memperoleh kehidupan yang berlimpah atau ikut mencicipi buah-buah manis dari Juruselamat (lihat 10:10; 13:17; Matius 11:28, 29).
Keenam, orang harus berpaling kepada Tuhan untuk mencari "pengertian" 9dalam segala sesuatu (2:7). Pengertian seperti itu tergantung pada kesediaan kita untuk mendengar dan "mempertimbangkan"10apa yang Paulus sedang katakan. Kecuali seseorang bersedia untuk meluangkan banyak waktunya untuk mempelajari kehendak Kristus, maka Yesus tidak akan memberi jiwa itu pengertian dalam hal apa saja, apalagi "dalam segala sesuatu" (Yohanes 7:17; Matius 5:6).
Ketujuh, orang harus "ingat"11Kristus (2:8). Paulus menetapkan apa yang harus kita ingat tentang Kristus: Kuasa-Nya: kemenangan yang fantastis-"dibangkitkan dari antara orang mati." Kebangkitan Kristus merupakan jantung pemberitaan rasuli (Kisah 2:24-36; 3:15; 4:2, 10, 33). Ketika direnungkan (dan dipahami), pemberitaan itu akan membesarkan hati orang mana saja yang sedang susah yang mau berserah kepada kasih yang diberikan oleh nyawa Kristus! Renungkanlah pondasi doktrin ini di situs kuburan orang yang kita kasihi. Lihatlah, betapa berharga dan mulia kenangan atas kebangkitan-Nya itu jadinya!
Masa Lalu-Nya: masa lalu yang berisi nubuatan— "keturunan Daud" (lihat Kisah 13:22, 23; 2:25-36). Pentingnya Juruselamat kita bukan hanya terkait kepada kebangkitan, tetapi juga terkait dengan masa lalu yang memperlihatkan masa lalu itu sebagai bagian dari maksud abadi Allah. Jika orang-orang Yahudi itu sudah mempercayai hal ini, kepercayaan itu akan menggugah dan menguatkan iman mereka!
Janji-Nya: berita bermakna masa kini—"menurut injil [Paulus]"—adalah mencakup segala janji-Nya (lihat Efesus 1:3-23; 2:1-10; 3:8-12; 5:23-27; Roma 1:16, 17; Galatia 1:11, 12). Injil rasuli ini merupakan pondasi sesungguhnya di atas mana gereja dan sistem agama Kristen didirika (Efesus 2:19-22).
Tinjaulah tujuh tantangan dan pengertian yang fantastis ini yang terjalin dengan injil yang Paulus beritakan. Di bidang yang manakah Anda lemah? Dimanakah Anda cenderung untuk jatuh? Ambillah kebenaran yang berharga ini, sadarkanlah jiwa Anda dengan kebenaran tersebut, dan Anda akan mampu untuk siap memikul pelbagai bentuk tanggung jawab yang ditugaskan oleh Juruselamat.
PEDOMAN DICONTOHKAN (AY. 9-13)
Kita telah menambahkan perangsang untuk menempuh jalan yang diberikan ketika orang yang menyuruh kita untuk melakukan hal itu telah menempuhnya sendirian. Paulus menambahkan perangsang tambahan itu melalui teladan mulia yang ia nyatakan dalam pelayanan penderitaan untuk kepentingan injil (2:9-13). Dalam Filipi 3:7-9 ia berkata,
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan, .…
Dalam 2Korintus 11:23-31 ia menceritakan beberapa penderitannya:
… Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat.…
Kristus juga telah menderita bagi kita, meninggalkan teladan yang harus kita ikuti. Pertama Petrus 2:21-24 berkata,
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, .…
Pelbagai Kekerasan Dan Alasan Bagi Penderitaan Paulus (ay. 9, 10)
Bayangkanlah kekerasan penderitaan Paulus (2:9). Paulus menanggung penderitaan, bahkan sampai mengalami "hukuman penjara." Belenggu Paulus setidaknya mencakup "rantai" yang sedemikian rupa keadaannya sehingga beberapa orang merasa malu untuk menjenguk dia (1:16). Sebagian besar dari kita tidak akan pernah mau menginap satu malam saja di dalam penjara. Mampukah Anda bertahun-tahun bertahan dalam belenggu seperti yang Paulus lakukan?
Paulus menderita sebagai seorang "penjahat." 12 Memang menyakitkan menjadi pelayan kebenaran yang penuh semangat tetapi oleh manusia dikelompokkan sebagai penjahat. Itu jelas tidak adil! Cap seperti itu menyakitkan Paulus, seperti yang terbukti lewat cara dia yang dengan segera mengungkapkan posisi dan pola pelayanannya. Ia menjelaskan mengapa ia tidak malu terhadap belenggunya. Dalam ayat 9 dan 10 Paulus memberi banyak alasan atas penderitaannya itu. Tidak seorang pun dapat menemukan kegembiraan dari sebuah penjara bawah tanah atau merasa nyaman saat sedang dipenjarakan, namun Paulus bersukacita bahwa "firman Allah tidak terbelenggu." (Lihat Filipi 1:15-20.) Manusia tidak bisa membelenggu atau mengalahkan Firman Allah. Firman yang di dalam hati Paulus bisa membebaskan dia dari dinding-dinding yang mengurung dia. Tidak ada kuasa manusia yang bisa mengambil kebebasan itu dari dia. Paulus tentu akan setuju dengan pernyataan Jim Elliot ini: "Ia bukan orang bodoh yang memberi apa yang tidak bisa ia jaga untuk memperoleh apa yang tidak bisa hilang 13darinya." Pentingnya Firman Allah bagi manusia, untuk saat ini, dan untuk masa kekekalan adalah cukup untuk memahami penderitaan Paulus itu!
Ada pikiran lain yang membuat Paulus rela menderita. Ia menulis, "Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan 14Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus .…" (2:10). Paulus tahu bahwa ia sedang bekerja untuk dan memajukan kepentingan yang paling baik di muka bumi. Seperti yang Barclay katakan,
Penderitaannya bukannya sia-sia dan tanpa manfaat. Kenyataan bahwa ia sedang menderita akan memungkinkan orang lain untuk percaya. Darah para martir sudah selalu menjadi benih Gereja; dan nyala tumpukan kayu bakar dimana banyak orang Kristen telah dibakar hidup-hidup sudah selalu menjadi terang dan nyala api yang menerangi kembali yang tidak pernah bisa dipadamkan. Ketika siapa saja harus menderita demi agama Kristennya, biarlah dia ingat bahwa penderitaannya itu mempermudah jalan bagi orang lain yang akan datang. Dalam penderitaan kita menanggung sedikit bagian kita sendiri dari bobot Salib Kristus, dan kita melakukan sedikit bagian kita dalam membawa keselamatan Allah kepada umat manusia.15
Paulus juga menderita dengan sukarela sebab ia tahu bahwa mereka yang mendapat keselamatan akan memiliki "kemuliaan kekal" (lihat Roma 8:28-39). Hendriksen menyatakan,
Kesatuan dengan Yesus Kristus membuat seseorang berseri-seri, baik yang terkait dengan jiwanya (seperti yang dijelaskan dalam 2Kor. 3:18) maupun yang terkait dengan tubuhnya (seperti yang dinyatakan dalam Flp. 3:21). Dan kemuliaan ini, dalam kaitannya dengan Dia yang kekal, tidak pernah berakhir (Yohanes 3:16). Kemuliaan ini berbeda dari kemuliaan duniawi baik dalam kualitas maupun lamanya.16
Kehandalan Juruselamat (ay. 11-13)
Kita diberi jaminan tentang kehandalan Juruselamat kita. "Benarlah perkataan ini" merupakan ungkapan biasa yang Paulus gunakan (2:1; lihat 1Timotius 1:15; 3:1; 4:8, 9; Titus 3:8). Asal mula ungkapan yang terdapat dalam ayat 11 sampai 13 tidak bisa ditentukan, dan tidak ada gunanya berspekulasi seperti yang beberapa orang lakukan. 17Begitu Paulus selesai menuliskan kata-kata itu di bawah bimbingan Roh Kudus, kata-kata itu lalu menjadi isi Kitab Suci yang terilham, terlepas bagaimana kata-kata itu dulunya atau siapa yang mungkin telah menyuarakan pernyataan itu di masa lalu. Apakah ini suatu pujian atau bukan, seperti yang diduga beberapa orang, namun satu fakta adalah jelas: Pokok pikiran ini dengan sempurnanya cocok dengan konteks apa yang Paulus sedang diskusikan dengan Timotius. (1) Pelbagai pencobaan dan penderitaannya sama dengan apa yang Yesus pernah pikul. (2) Dengan pemikulan-Nya itu, Yesus memperoleh kemenangan (bahkan atas maut). (3) Jika kita tidak tetap setia, hal itu tidak akan merubah pola-Nya. Ia akan tetap setia!
Di balik ungkapan itu, kita bisa melihat keinginan Paulus untuk mendorong Timotius (dan semua orang Kristen) untuk tetap setia terlepas dari apa pun penderitaan mereka. Inilah beberapa alasan untuk melakukan hal itu:
Pertama, "jika kita mati dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia" (2:11; Roma 6:3-13; Efesus 2:1-8; Galatia 2:20). Kematian tidaklah buruk jika kematian itu mendatangkan kehidupan bersama Tuhan (Filipi 1:23).
Kedua, "jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia" (2:12; Matius 24:13; Yakobus 5:11; Ibrani 10:32-36; 12:2, 3; Wahyu 3:20-22). Pada saat itu, gagasan ini penting bagi rasul yang sudah tua itu dalam kehidupannya. Betapa suatu pikiran yang mulia yang Paulus pasti miliki tentang berhimpun dengan orang-orang yang diselamatkan di sekeliling takhta Allah di sorga!
Bertolak belakang dengan dua janji berharga yang dijanjikan kepada mereka yang tetap bertahan, Paulus menggambarkan jalan lain yang mungkin ditempuh oleh beberapa orang. Ada janji-janji yang dijanjikan kepada mereka yang tidak setia. Jika kita menyangkal Dia, maka akibat dua sisi dari kesetiaan-Nya akan terlihat ketika Ia menyangkal kita (2:12). Yesus berkata,
Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga (Matius 10:32, 33).
Jika kita tidak menepati janji kita, Ia akan tetap menepati janji-Nya (2:13).
Marilah kita camkan peringatan-Nya itu (Matius 12:36, 37; Yohanes 3:36; 8:21, 24; 12:48; Wahyu 20:11-15). Kita harus berjuang untuk menjadi setia seperti halnya Yesus, seperti halnya Paulus, dan seperti yang Paulus atur dalam konteks ini untuk Timotius.
Barclay meringkas pentingnya posisi Allah dan sikap manusia dengan kata-kata ini:
Manusia bisa saja menyangkal dirinya sendiri, namun Allah tidak bisa menyangkal diri-Nya sendiri. "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal" (Bilangan 23:19). Ini merupakan fakta hidup yang agung bahwa Allah tidak akan pernah mengecewakan orang yang sudah berusaha untuk setia kepada Dia, namun Allah juga tidak bisa menolong orang yang telah menolak untuk melakukan apa saja bersama Allah. Dulu sekali Tertullian berkata: "Orang yang takut menderita tidak bisa menjadi milik Dia yang menderita" (Tertullian, De Fuga, 14). Yesus mati untuk setia kepada kehendak Allah; dan orang Kristen juga harus mengikuti kehendak Allah yang sama itu, terlepas terang apapun yang mungkin bercahaya atau kekelaman apapun yang mungkin menyelimuti.18
Bagaimana jika seseorang berkata, "Saya tidak yakin saya akan setia?" Bagian selanjutnya dari pesan Paulus kepada Timotius menjawab pertanyaan dan sikap orang itu.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Bertekun dengan Ketabahan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 67
Latar Belakang
Inilah surat terakhir Pau...
Penulis : Paulus
Tema : Bertekun dengan Ketabahan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 67
Latar Belakang
Inilah surat terakhir Paulus. Pada saat menulis surat ini, kaisar Nero sedang berusaha untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma dengan penganiayaan yang bengis terhadap orang percaya; Paulus sekali lagi menjadi tahanan negara di Roma (2Tim 1:16). Dia menderita kekurangan sebagai seorang penjahat biasa (2Tim 2:9), ditinggalkan oleh kebanyakan sahabatnya (2Tim 1:15), dan sadar bahwa pelayanannya sudah berakhir dan kematiannya sudah dekat (2Tim 4:6-8,18; Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TIMOTIUS"
Tujuan
Karena mengetahui bahwa Timotius pemalu serta menghadapi kesukaran, dan karena menyadari akan kemungkinan penganiayaan berat dari luar gereja dan adanya guru-guru palsu di dalam gereja, Paulus menasihatkan Timotius agar dia memelihara Injil, memberitakan Firman Allah, menanggung kesukaran dan melaksanakan tugas-tugasnya.
Survai
Dalam pasal 1; (2Tim 1:1-18) Paulus meyakinkan Timotius tentang kasih dan doanya yang tetap sambil mendorong dia untuk tetap setia tanpa berkompromi tehadap Injil, memelihara kebenaran dengan tekun dan mengikuti teladannya.
Dalam pasal 2; (2Tim 2:1-26) Paulus menugaskan anak rohaninya untuk tetap memelihara iman dengan mempercayakan kebenarannya kepada orang lain yang dapat dipercayai untuk mengajarkannya kepada orang lain (2Tim 2:2). Paulus menasihati gembala yang muda ini untuk menanggung kesukaran seperti prajurit yang baik (2Tim 2:3), melayani Allah dengan rajin dan memberitakan firman kebenaran dengan tepat (2Tim 2:15), memisahkan diri dari mereka yang meninggalkan kebenaran rasuli (2Tim 2:18-21), memelihara kemurniannya (2Tim 2:22) dan bekerja dengan tekun sebagai guru (2Tim 2:23-26).
Dalam pasal berikutnya Paulus mengingatkan Timotius bahwa kejahatan dan kemurtadan akan meningkat (2Tim 3:1-9), tetapi Timotius harus tetap setia kepada iman yang diwarisinya dan kepada Alkitab (2Tim 3:10-17).
Dalam pasal terakhir Paulus menugaskan Timotius untuk memberitakan Firman serta melaksanakan semua tugas pelayanannya (2Tim 4:1-5). Paulus menutup surat ini dengan memberitahukan Timotius tentang keadaan dirinya pada saat dia menghadapi kematian, sambil memohon Timotius datang dengan cepat (2Tim 4:6-22).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini berisi perkataan terakhir Paulus yang ditulis sebelum pelaksanaan hukum mati oleh kaisar Nero di Roma hampir 35 tahun setelah pertobatannya kepada Kristus di jalan ke Damsyik.
- (2) Surat ini berisi pernyataan yang paling terang dalam Alkitab mengenai pengilhaman dan tujuan ilahi Alkitab (2Tim 3:16-17): Paulus menekankan bahwa Alkitab harus ditafsirkan dengan cermat oleh pelayan-pelayan Firman (2Tim 2:15) dan mendorong penyerahan Firman Allah kepada orang yang dapat dipercayai yang kemudian dapat mengajar orang lain (2Tim 2:2).
- (3) Sepanjang surat ini muncul nasihat-nasihat pendek tetapi tepat misalnya, "mengobarkan karunia Allah" (2Tim 1:6), "janganlah malu" (2Tim 1:8), "menderita bagi Injil-Nya" (2Tim 1:8), "Peganglah ... ajaran yang sehat" (2Tim 1:13), "peliharalah harta yang indah" (2Tim 1:14), "jadilah kuat oleh kasih karunia" (2Tim 2:1), "ikutlah menderita" (2Tim 2:3), "memberitakan perkataan kebenaran" (2Tim 2:15), "hindarilah" (2Tim 2:16), "jauhilah ... kejarlah" (2Tim 2:22), berhati-hatilah terhadap kemurtadan yang mendekat (2Tim 3:1-9), "tetap berpegang kepada kebenaran" (2Tim 3:14), "beritakanlah Firman" (2Tim 4:2), "lakukanlah pekerjaan pemberita Injil" (2Tim 4:5), "tunaikanlah tugas pelayananmu" (2Tim 4:5).
- (4) Tema yang berulang-ulang dari banyak nasihatnya adalah untuk berpegang pada iman (Yesus Kristus dan Injil asli dari rasul-rasul), jagalah iman itu dari pemutarbalikan dan kerusakan, menentang guru palsu, dan beritakan Injil yang benar dengan ketekunan yang teguh.
- (5) Kesaksian terakhir Paulus adalah suatu contoh yang mengharukan dari keberanian dan harapan ketika menghadapi mati syahid yang sudah pasti (2Tim 4:6-8).
Full Life: 2 Timotius (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(2Tim 1:1-4)
I. Pesan Paulus kepada Timotius
(2Tim 1:5-18)
A. Mengobarkan Karunia Allah
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(2Tim 1:1-4) - I. Pesan Paulus kepada Timotius
(2Tim 1:5-18) - A. Mengobarkan Karunia Allah
(2Tim 1:5-7) - B. Bersedia Menderita untuk Injil
(2Tim 1:8-10) - C. Teladan Paulus
(2Tim 1:11-12) - D. Peganglah dan Pelihara Kebenaran
(2Tim 1:13-14) - E. Sahabat-sahabat Paulus di Roma yang Setia dan Tidak Setia
(2Tim 1:15-18) - II. Tuntutan-Tuntutan Terhadap Hamba Tuhan yang Setia
(2Tim 2:1-26) - A. Jadilah Kuat oleh Kasih Karunia
(2Tim 2:1) - B. Percayakan Berita kepada Orang yang Dapat Dipercayai
(2Tim 2:2) - C. Bertahan Dalam Kesukaran
(2Tim 2:3-7) - 1. Sebagai Prajurit yang Baik
(2Tim 2:3-4) - 2. Sebagai Olahragawan yang Berdisiplin
(2Tim 2:5) - 3. Sebagai Petani yang Bekerja Keras
(2Tim 2:6-7) - D. Mati dan Menderita dengan Yesus Kristus
(2Tim 2:8-13) - E. Hindarilah Soal-soal yang Bodoh dan Mempertahankan Injil Dalam
Cara yang Tidak Tercela
(2Tim 2:14-26) - III.Peningkatan Kejahatan Terakhir yang Mendekat
(2Tim 3:1-9) - IV. Ketekunan Dalam Kebenaran
(2Tim 3:10-17) - A. Yang Dipelajari dari Paulus
(2Tim 3:10-14) - B. Yang Dipelajari dari Alkitab
(2Tim 3:15-17) - V. Beritakanlah Firman Allah
(2Tim 4:1-5) - VI. Kesaksian dan Pengarahan Paulus
(2Tim 4:6-18) - A. Kesaksian Perpisahan Paulus
(2Tim 4:6-8) - B. Pengarahan Pribadi untuk Timotius
(2Tim 4:9-13) - C. Sebuah Kata Peringatan
(2Tim 4:14-15) - D. Keyakinan tentang Kesetiaan Allah
(2Tim 4:16-18) - Penutup
(2Tim 4:19-22)
Matthew Henry: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Surat yang kedua ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius dari Roma, ketika ia menjadi tahanan di sana dan nyawanya sedang terancam. Itu te...
- Surat yang kedua ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius dari Roma, ketika ia menjadi tahanan di sana dan nyawanya sedang terancam. Itu terlihat dari perkataan ini, “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat” (4:6). Tampak bahwa waktunya untuk meninggalkan dunia ini, menurut perasaannya sendiri, tidaklah lama lagi, terutama mengingat orang-orang yang menganiayanya sudah begitu geram dan benci. Dan tampak bahwa ia sudah dibawa ke hadapan Kaisar Nero, yang disebutnya sebagai pembelaannya yang pertama, ketika tidak seorang pun membantu dia, tetapi semuanya meninggalkan dia (4:16). Para penafsir sependapat bahwa ini merupakan surat terakhir yang ditulis Rasul Paulus. Di mana Timotius berada ketika itu tidaklah pasti. Maksud dari surat ini agak berbeda dari surat sebelumnya, tidak menyangkut pekerjaannya sebagai pekabar Injil, melainkan lebih tentang pandangan dan perilakunya secara pribadi.
Galilah: 2 Timotius (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995.
Ear...
Bibliografi
Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995.
Earle, R. 2 Timothy. Dalam F. E. Gaebelein (Ed.), The Expositor’s Bible Commentary: Ephesians through Philemon, Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House. 1981
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Grudem, Wayne. Systematic Theology, IVP, Leicester, 1994.
Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990.
Hiebert, D. Edmond. First Timothy, Moody, Chicago. 1957.
Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992.
Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992.
Lock, W. The Pastoral Epistles, International Critical Commentary, T&T Clark, Edinburgh, 1973.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger. Bruce. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word, Incorporated. 2000.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis (Second Edition. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Spicq, Ceslas. The Theological Lexicon of the New Testament, Hendrickson, Massachusetts, 1994.
Stott, J. R. W. Guard the truth: the message of 1 Timothy & Titus. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996.
Tenney, Merril C. New Testament Survey, IVP, Grand Rapids, 1961.
Van Neste, Ray 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.
Wallace, Daniel B. Greek Grammar Beyond the Basics. Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J.W. Elements of New Testament Greek. University Press, Cambridge. 1996.
Wood, D.R.W. dan Marshall, I. Howards (Ed)New Bible Dictionary 3rd ed. Leicester, England; Downers Grove, IL: InterVarsity Press.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.520 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
1
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina (supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisa makan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 Banyak dari informasi di Pendahuluan persis sama dengan 1 Timotius, tetapi dipakai utuh di sini supaya tafsiran ini boleh berdiri sendiri.
2 Lihat pembahasan di Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990. Jil. 14, hal. 19-68)
3 Ray Van Neste, 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.Hal. 2324.
4 Van Neste, Hal. 2321.
5 Guthrie, Hal. 50 & Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word Incorporated. 2000. Jil. 46, Hal. Lviii.
6 https://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Timothy
7 Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992. Jil. 34, Hal. 52 . Lihat juga Mounce, Hal. Lviii.
8 Merril C. Tenney, New Testament Survey, IVP, Grand Rapids, 1961. Hal. 7-8
9 http://www.eyewitnesstohistory.com/christians.htm
10 http://www.unrv.com/government/roman-prisons.php
11 Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992. Hal. 57.
12 Lea, T. D., & Griffin, Hal. 62.
13 Knight, Hal. 57.
14 Bagan ini digunakan juga di Galilah 1 Timotius.
15 Mounce, Hal. 5. Hanya 4 surat di mana dia tidak menggunakan sebutan Rasul – Filipi, 1&2 Tesalonika dan Filemon.
16 Knight, Hal. 363.
17 D. Edmund Hiebert, Everyman’s Bible Commentary Second Timothy, Moody Press, Chicago, 1958. Hal. 22-23
18 Guthrie, Hal. 137-138
19 Lea & Griffin, Hal. 64. Knight, Hal. 66.
20 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Penjelasan pada 1 Tim 1:3
21 Knight, Hal. 66.
22 Knight, Hal. 68.
23 Penjelasan diambil dari Galilah 1 Timotius, Karena sama.
24 Present Aktif Indikatif
25 Hiebert, Hal. 29.
26 Present Aktif Indikatif
27 Arichea & Hatton, Hal. 45.
28 Knight, Hal. 367.
29 Mounce, Hal. 469.
30 Perfek tense bicara masa kini, dengan arti sengaja. Lihat Mounce, Hal. 470.
31 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament, Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata epipotheo.
32 Present Aktif Partisip
33 Knight, Hal. 368.
34 Guthrie, Hal. 141.
35 Knight, Hal. 369.
36 Perfek Pasif Indikatif
37 Mounce, Hal. 476.
38 Present Aktif Infinitif
39 Knight, Hal. 371.
40 Present Aktif Indikatif
41 MacArthur, Hal. 1875.
42 Mounce, Hal. 478.
43 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata deilia.
44 Knight, Hal. 371. Lihat juga Van Neste, Hal. 2338. # Ada Ahli-ahli lain yang menganggapnya bicara mengenai sikap manusia juga. Lihat Mounce, Hal. 477. Tetapi walaupun demikian, kita semua setuju bahwa kekuatan, kasih dan disiplin mental datangnya dari Allah.
45 Arichea & Hatton, Hal. 174.
46 Ibid, Hal. 174.
47 TB berbunyi tidak memperhatikan, tetapi kata melei lebih baik diterjemahkan mempedulikan. Lihat AYT – Tidak peduli dan BIS – Tidak mempedulikan.
48 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata sofronismos.
49 Hiebert, Hal. 36.
50 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata epaiskhynomai.
51 Knight, Hal. 372.
52 Mounce, Hal. 480.
53 http://www.eyewitnesstohistory.com/christians.htm
54 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 190.
55 Aoris Aktif Imperatif
56 Knight, Hal. 373.
57 Ibid, Hal. 373.
58 Semuanya Aoris Aktif/Pasif Partisip
59 Maksudnya hanya menjadi tersangkut dalam pertanyaan-pertanyaan mengenai peran Allah dan manusia, tanpa menerima kekuatan yang seharusnya menjadi milik kita karena sadar bahwa Allah yang memegang kita.
60 Datif pada kata sifat kudus boleh instrumental (dengan/melalui) atau minat (kepada). Knight Hal. 374.
61 Knight, Hal. 374. Mounce, Hal. 482. Lea & Griffin, Hal. 191. Dll.
62 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata prothesis.
63 Knight, Hal. 374.
64 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 179.
65 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata faneroo.
66 Mounce, Hal. 484.
67 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata epifaneia.
68 Ibid. Lihat kata katargeo.
69 Ibid, N. F. Lihat kata fotizo.
70 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
71 Mounce, Hal. 92.
72 Ibid, Hal. 486.
73 Knight, Hal. 378.
74 Present Aktif Indikatif
75 Ibid, Hal. 378.
76 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata oida.
77 Perfek Aktif Indikatif.
78 Knight, Hal. 379.
79 Perfek Aktif Indikatif.
80 Ibid, Hal. 379.
81 Perfek Pasif Indikatif.
82 Mounce, Hal. 486.
83 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dynatos.
84 ESV, NKJV, NASB, NIV, NRSV, NLT – Hanya versi-versi ini yang penulis lihat dan semua menulis able (mampu).
85 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 182.
86 Guthrie, Hal. 149.
87 Mounce, Hal. 489.
88 Present Aktif Imperatif.
89 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hypotyposis. Lihat juga Knight, Hal. 381.
90 Aoris Aktif Indikatif.
91 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 184.
92 Ibid. Hal. 184.
93 Aoris Aktif Imperatif.
94 Mounce, Hal. 490.
95 Knight, Hal. 383.
96 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apostrefo.
97 Knight, Hal. 384.
98 Knight, Hal. 384
99 Aoris Aktif Optatif.
100 Lihat pembahasan di Mounce, Hal. 495.
101 Mounce, Hal. 495.
102 Guthrie, Hal. 154.
103 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pollakis.
104 Ibid, lihat kata anapsikho.
105 Ibid, lihat kata halysis.
106 Mounce, Hal. 496.
107 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata spoudaios.
108 Knight, Hal. 385.
109 Knight, Hal. 387.
110 Ibid, Hal. 387.
111 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 189.
112 Mounce, Hal. 503.
113 Knight, Hal. 388.
114 Mounce, Hal. 503.
115 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata endynamoo.
116 Knight, Hal. 389.
117 Istilahnya instrumental (alat/sarana) Lihat J. W. Wenham, The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge. 1965. Hal 46.
118 Knight, Hal. 390.
119 Mounce, Hal. 506.
120 Aoris Medium Imperatif
121 Future Medium Indikatif
122 Aoris Aktif Imperatif.
123 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata strateuo.
124 Knight, Hal. 393.
125 Present Pasif Indikatif.
126 Knight, Hal. 393.
127 Mounce, Hal. 510.
128 Knight, Hal. 394.
129 Guthrie, Hal. 158-159.
130 Knight, Hal. 394.
131 Artikel dipakai kalau orang tertentu dibicarakan, agak seperti petani itu. Menurut makna, si petani, atau seorang petani yang dimaksudkan.
132 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata georgos.
133 Mounce, Hal. 510.
134 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kopiao.
135 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 195.
136 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 205.
137 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noeo.
138 Present Aktif Imperatif.
139 Future Aktif Indikatif.
140 Mounce, Hal. 511.
141 Knight, Hal. 396.
142 Present Aktif Imperatif.
143 Knight, Hal. 397.
144 Ibid, Hal. 397.
145 Perfek Pasif Partisip.
146 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 206.
147 Stott, J. R. W. Guard the Gospel the message of 2 Timothy. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1973. Hal. 61–62.
148 Mounce, Hal. 513.
149 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kakopatheo.
150 Present Aktif Indikatif.
151 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata mekhri.
152 Mounce, Hal. 513.
153 Knight, Hal. 398.
154 Perfek Pasif Indikatif.
155 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 207.
156 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 199.
157 Van Neste, Hal. 2339.
158 MacArthur, Hal. 1877.
159 Knight, Hal. 400.
160 Mounce, Hal. 514-515.
161 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tygkhano.
162 Knight, Hal. 400.
163 Knight, Hal. 401-402.
164 Aoris Aktif Indikatif.
165 Future Aktif Indikatif.
166 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 209-210.
167 Present Aktif Indikatif.
168 Future Aktif Indikatif.
169 Mounce, Hal. 517.
170 Future Medium Indikatif.
171 Knight, Hal. 405.
172 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apneomai.
173 Knight, Hal. 405.
174 Mounce, Hal. 517.
175 Antara lain, John Stott, D. Edmund Hiebert, Walter Lock, John MacArthur, dll.
176 TB, BIS dan AYT menerjemahkannya tidak setia…setia.
177 Present Aktif Indikatif.
178 Aliran dari penjelasan ini terdapat di Knight, Hal. 407.
179 Present Aktif Indikatif.
180 Mounce, Hal. 518.
181 Guthrie, Hal. 163.
182 Knight, Hal. 409.
183 Knight, Hal. 410.
184 Present Aktif Imperatif.
185 Mounce, Hal. 523.
186 Present Medium Partisip.
187 Knight, Hal. 410.
188 Metzger, Bruce, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal, 579.
189 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata logomakheo.
190 Ibid, lihat kata khresimos.
191 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katastrofe.
192 Guthrie, Hal. 164.
193 Knight, Hal. 411.
194 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata spoudazo.
195 Aoris Aktif Imperatif.
196 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paristemi.
197 Ibid, lihat kata dokimos
198 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anepaiskhyntos.
199 Ibid, lihat kata orthotomeo.
200 Mounce, Hal. 524-525.
201 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 206.
202 Knight, Hal. 412.
203 Present Medium Imperatif.
204 Friberg, Friberg & Miller, kata bebelos.
205 Knight, Hal. 413.
206 Mounce, Hal. 527.
207 Knight, Hal. 413.
208 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 208.
209 Mounce, Hal. 527.
210 Ibid, Hal. 528.
211 Perfek Aktif Infinitif
212 Knight, Hal. 414.
213 Friberg, Friberg & Miller, kata anatrepo.
214 Present Aktif Indikatif
215 Knight, Hal. 415.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Friberg, Friberg & Miller, kata ginosko.
218 Aoris Aktif Indikatif
219 Mounce, Hal. 529.
220 Present Aktif Partisip
221 Mounce, Hal. 529.
222 Friberg, Friberg & Miller, kata afistemi.
223 Aoris Aktif Imperatif
224 Mounce, Hal. 529.
225 Friberg, Friberg & Miller, kata megas.
226 Friberg, Friberg & Miller, kata skeuos.
227 Ibid, kata atimia.
228 Ibid, kata ekkathairo.
229 Future Medium Indikatif
230 Perfek Pasif Partisip
231 Friberg, Friberg & Miller, kata eukhrestos.
232 Perfek Pasif Partisip
233 Ibid, kata feugo.
234 Present Aktif Imperatif
235 Ibid, kata epithymia.
236 Present Aktif Imperatif
237 Knight, Hal. 421.
238 Ibid, Hal. 421.
239 Mounce, Hal. 533. Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 216. Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 220.
240 Friberg, Friberg & Miller, kata paraiteomai.
241 Present Medium Imperatif
242 Knight, Hal. 422.
243 Mounce, Hal. 534.
244 Present Aktif Indikatif
245 Knight, Hal. 422.
246 Friberg, Friberg & Miller, kata epios.
247 Mounce, Hal. 535.
248 Knight, Hal. 424.
249 Friberg, Friberg & Miller, kata prautes.
250 Ibid, kata antidiatithemi.
251 Van Neste, Hal. 2340.
252 Aoris Aktif Subjunktif. Lihat di bagian Apendiks.
253 Mounce, Hal. 537.
254 Friberg, Friberg & Miller, kata ananefo.
255 Knight, Hal. 425.
256 Perfek Pasif Partisip
257 Van Neste, Hal. 2341.
258 Present Aktif Imperatif
259 Future Medium Indikatif
260 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 221.
261 MacArthur, Hal. 1878.
262 Knight, Hal. 429.
263 Future Medium Indikatif
264 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 221.
265 Mounce, Hal. 545.
266 Kutipan terdapat di Mounce, Hal. 177.
267 Knight, Hal. 431.
268 Friberg, Friberg & Miller, kata alazon.
269 Ibid, kata hyperefanos.
270 Mounce, Hal. 545.
271 Friberg, Friberg & Miller, kata blasfemos.
272 Lihat Mounce, Knight, Guthrie, Arichea & Hatton, Lea, Griffin & Hayne, Stott, Robertston – Semua mengganggap artinya Penghina.
273 Friberg, Friberg & Miller, kata apeithes (tidak taat).
274 Ibid, kata akharistos.
275 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 222.
276 Friberg, Friberg & Miller, kata anosios.
277 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 223.
278 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 225.
279 Friberg, Friberg & Miller, kata diabolos.
280 Knight, Hal. 432.
281 Friberg, Friberg & Miller, kata akrates.
282 Mounce, Hal. 546.
283 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 223.
284 Mounce, Hal. 546.
285 Guthrie, Hal. 175.
286 Friberg, Friberg & Miller, kata propetes.
287 Ibid, kata tyfoo.
288 Present Aktif Partisip
289 Friberg, Friberg & Miller, kata morfosis.
290 Mounce, Hal. 547.
291 Perfek Medium Partisip
292 Friberg, Friberg & Miller, kata apotrepo.
293 Present Medium Imperatif
294 Van Neste, Hal. 2341.
295 Present Aktif Indikatif
296 Friberg, Friberg & Miller, kata endyno.
297 Penggunaan artikel dengan rumah-rumah, menandai rumah-rumah tertentu.
298 Mounce, Hal. 548.
299 Friberg, Friberg & Miller, kata aikhmalotizo.
300 Ibid, kata gynaikarion.
301 Ibid, kata soreuo.
302 Perfek Pasif Partisip
303 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 228.
304 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 225.
305 Present Pasif Partisip
306 Present Aktif Partisip
307 Friberg, Friberg & Miller, kata medepote.
308 TB, BIS dan AYT tidak menerjemahkannya. Boleh juga kalau begitu.
309 Guthrie, Hal. 176.
310 Present Medium Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Friberg, Friberg & Miller, kata kataftheiro.
313 Knight, Hal. 436.
314 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 227.
315 Knight, Hal. 436.
316 Mounce, Hal. 551.
317 Friberg, Friberg & Miller, kata prokopto.
318 Future Aktif Indikatif
319 Friberg, Friberg & Miller, kata anoia.
320 Future Medium Indikatif
321 Friberg, Friberg & Miller, kata ekdelos.
322 Mounce, Hal. 556.
323 Knight, Hal. 438.
324 Aoris Aktif Indikatif
325 Mounce, Hal. 556.
326 Knight, Hal. 439.
327 Friberg, Friberg & Miller, kata agoge.
328 Ibid, kata prothesis.
329 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 229.
330 Mounce, Hal. 557.
331 Mounce, Hal. 557.
332 Friberg, Friberg & Miller, kata hypomone.
333 Knight, Hal. 440.
334 Mounce, Hal. 558.
335 Knight, Hal. 440.
336 Guthrie, Hal. 179.
337 Friberg, Friberg & Miller, kata hypofero.
338 Ibid, kata ryomai.
339 Van Neste, Hal. 2341.
340 Mounce, Hal. 559.
341 Present Aktif Partisip
342 Knight, Hal. 440-441.
343 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 232.
344 Knight, Hal. 441.
345 Future Pasif Indikatif
346 Knight, Hal. 441.
347 Future Aktif Indikatif
348 Friberg, Friberg & Miller, kata planao.
349 Present Aktif Partisip
350 Present Pasif Partisip
351 Friberg, Friberg & Miller, kata meno.
352 Present Aktif Imperatif
353 Aoris Aktif Indikatif
354 Aoris Pasif Indikatif
355 Guthrie, Hal. 180.
356 Knight, Hal. 442-443.
357 Mounce, Hal. 563.
358 Aoris Aktif Indikatif
359 MacArthur, Hal. 1879.
360 Present Pasif Partisip
361 Knight, Hal. 444.
362 Ibid, Hal. 444.
363 Wallace, Hal. 313-314.
364 Knight, Hal. 449.
365 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 236.
366 Friberg, Friberg & Miller, kata elegmos.
367 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 237.
368 Mounce, Hal. 570.
369 MacArthur, Hal. 1880.
370 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 236.
371 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 237.
372 TB yang dikutip.
373 Kata eimi bersifat subjunktif. Hina sering dipakai dengan kata kerja subjunktif untuk menyatakan tujuan. Bentuk bahasa ini disebut Klausa Tujuan (Purpose Clause)
374 MacArthur, Hal. 1871.
375 Van Neste, Hal. 2334.
376 Penjelasan ini dikopi dan disesuaikan dari Galilah 1 Timotius 6:11.
377 Friberg, Friberg & Miller, kata artios.
378 Ibid, kata exartizo.
379 Perfek Pasif Partisip
380 Knight, Hal. 451.
381 Stott, Hal. 105.
382 Mounce, Hal. 571-572.
383 Ibid, Hal. 572.
384 Friberg, Friberg & Miller, kata enopion.
385 Knight, Hal. 452.
386 Friberg, Friberg & Miller, kata epifaneia.
387 Ibid, kata basileia
388 Knight, Hal. 453.
389 Aoris Aktif Imperatif. Lihat Mounce, Hal. 572-573 dan Wallace, Hal. 720-721.
390 Artikel anaphoric dipakai, yaitu bicarakan Firman tertentu dalam apa yang baru dibicarakan. Itu sebabnya diterjemahkan Firman Itu. Dijelaskan di Wallace, Hal. 220, 314.
391 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 242.
392 Van Neste, Hal. 2342.
393 Mounce, Hal. 573.
394 Friberg, Friberg & Miller, kata eukairos.
395 Ibid, kata elegkho.
396 Ibid, kata epitimao.
397 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 240.
398 Mounce, Hal. 574.
399 Knight, Hal. 454.
400 Future Medium Indikatif
401 Friberg, Friberg & Miller, kata anekho.
402 Mounce, Hal. 574-575.
403 Ibid, Hal. 575.
404 Future Aktif Indikatif
405 Knight, Hal. 455.
406 Mounce, Hal. 575.
407 Friberg, Friberg & Miller, kata apostrefo.
408 Knight, Hal. 456.
409 Future Aktif Indikatif
410 Artikel tidak ada dalam bahasa tetapi fungsinya agak seperti ini, atau itu, menyangkut sesuatu yang tertentu, bukan yang umum saja.
411 Knight, Hal. 456.
412 Friberg, Friberg & Miller, kata ektrepo.
413 Friberg, Friberg & Miller, kata nefo.
414 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 245.
415 Present Aktif Imperatif
416 Aoris Aktif Imperatif
417 Aoris Aktif Imperatif
418 Friberg, Friberg & Miller, kata pleroforeo.
419 Knight, Hal. 458.
420 Orang pertama, orang kedua dan orang ketiga adalah istilah gramatis menyangkut kata ganti orang. Kalau berbentuk tunggal, orang pertama adalah saya, orang kedua kamu/engkau, orang ketiga dia. Kalau jamak, orang pertama adalah kami/kita, orang kedua kamu/kalian dan orang ketiga mereka.
421 Knight, Hal. 458.
422 Present Pasif Indikatif
423 Robertson, penjelasan di 2 Tim 4:6.
424 MacArthur 1880.
425 Friberg, Friberg & Miller, kata analysis/analyo.
426 Mounce, Hal. 578.
427 Friberg, Friberg & Miller, kata afistemi.
428 Perfek Aktif Indikatif
429 Mounce, Hal. 579.
430 Friberg, Friberg & Miller, kata agonizomai.
431 Mounce, Hal. 579.
432 Knight, Hal. 459-460.
433 Artikel tidak ada dalam bahasa, tetapi fungsinya agak seperti ini, atau itu, menyangkut sesuatu yang tertentu, bukan yang umum saja.
434 D. Edmond Hiebert, Second Timothy, Moody Press, Chicago. 1958. Hal. 111.
435 Friberg, Friberg & Miller, kata tereo.
436 Ibid, kata loipos.
437 Ibid, kata apokeimai.
438 Earle, R. 2 Timothy. Dalam F. E. Gaebelein (Ed.), The Expositor’s Bible Commentary: Ephesians through Philemon, Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House. 1981. Jil. 11, Hal. 413.
439 Knight, Hal. 461. Robertson di 4:8 dan MacArthur, Hal. 1881.
440 Akan melepaskan bersifat masa depan, menyangkut keselamatan terakhir yang dijelaskan di Rom 8:23.
441 Stott, Hal. 114-115.
442 Future Aktif Indikatif
443 Mounce, Hal. 583.
444 Guthrie, Hal. 189.
445 Friberg, Friberg & Miller, kata agapao.
446 Perfek Aktif Indikatif
447 Aoris Aktif Imperatif
448 Knight, Hal. 464.
449 Mounce, Hal. 589.
450 Aoris Aktif Partisip
451 Hiebert, Hal. 116.
452 Mounce, Hal. 590.
453 Friberg, Friberg & Miller, kata egkataleipo.
454 Hiebert, Hal. 116.
455 Mounce, Hal. 590.
456 Knight, Hal. 465.
457 Mounce, Hal. 590.
458 Ibid, Hal. 590.
459 Present Aktif Indikatif.
460 Mungkin Gal 2:13 dianggap pengecualian, tetapi tidak demikian. Paulus tidak bermaksud menjelekkan namanya. Dia hanya menceritakan sesuatu yang terjadi. Apa yang dikatakan kepada Petrus lebih tajam di ayat 14, tetapi tentu tidak menyinggung, karena hal itu benar dan mengamankan Injil anugerah. Lihat 2 Pet 3:15.
461 Aoris Aktif Imperatif
462 Aoris Aktif Partisip
463 Aoris Pasif Partisip
464 Aoris Aktif Imperatif
465 Hal ini dijelaskan di Wallace, Hal. 640-645. Disebut Attendant Circumstance Participle (Partisip Keadaan Terkait). Partisip ini bergantung pada kata kerja lain.
466 Mounce, Hal. 591.
467 Lihat Epistolary Aorist (Aoris di Surat) di Wallace, Hal. 562-563.
468 Knight, Hal. 466.
469 Knight, Hal. 466.
470 Mounce, Hal. 592.
471 Knight, Hal. 476.
472 Mounce, Hal. 592.
473 (Bahasa Indonesia) TB, AYT, BIS. (Bahasa Inggris) ESV, NASB, NIV, NLT, NKJV.
474 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 251.
475 Van Neste, Hal. 2343.
476 Mounce, Hal. 593.
477 Knight, Hal. 467.
478 Mounce, Hal. 593.
479 Friberg, Friberg & Miller, kata apodidomi.
480 Future Aktif Indikatif
481 Knight, Hal. 467-468.
482 Present Medium Imperatif
483 Knight, Hal. 468.
484 Mounce, Hal. 594.
485 Aoris Aktif Indikatif
486 Lihat Mounce, Hal. 594.
487 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 255-256.
488 Knight, Hal. 469.
489 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 256.
490 Friberg, Friberg & Miller, kata logizomai.
491 Aoris Pasif Optatif
492 Friberg, Friberg & Miller, kata paristemi.
493 Mounce, Hal. 596.
494 Friberg, Friberg & Miller, kata kerygma.
495 Knight, Hal. 470.
496 Friberg, Friberg & Miller, kata pleroforeo.
497 Mounce, Hal. 596.
498 Guthrie, Hal. 195.
499 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 256.
500 Friberg, Friberg & Miller, kata ruomai.
501 Future Medium Indikatif
502 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 257.
503 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 256.
504 Future Aktif Indikatif
505 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 257.
506 Friberg, Friberg & Miller, kata epouranios.
507 Friberg, Friberg & Miller, kata amen.
508 Mounce, Hal. 599.
509 Aoris Medium Imperatif
510 Knight, Hal. 475-476.
511 Friberg, Friberg & Miller, kata oikos.
512 Mounce, Hal. 600.
513 MacArthur, Hal. 1882.
514 Van Neste, Hal. 2343.
515 MacArthur, Hal. 1882.
516 Mounce, Hal. 601.
517 Knight, Hal. 477.
518 Mounce, Hal 601.
519 Knight, Hal. 478.
520 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat 2 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 2 Timotius
Oleh: Nama PenulisSimon Pyatt
Copyright © 20142019 Nama Penuli...
GALILAH
Surat 2 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 2 Timotius
Oleh: Nama PenulisSimon Pyatt
Copyright © 20142019 Nama PenulisSimon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC, dan Bung Kecil.
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam persiapan pelajaran/khotbah ataupun penerjemahan Firman Tuhan. Harap tidak dibacakan di jemaat, karena dimaksudkan menjadi bahan penelitian, bukan khotbah/pelajaran.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, atau pun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini meneliti budaya setempat, penanggalan kitab, peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Paling sering salah paham terjadi kalau orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini juga mengakibatkan banyak salah paham, bahkan salah doktrin, kalau menyangkut penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti sebuah ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah dan tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan 2 Timotius1
Surat 2 Timotius adalah surat yang kedua dari kumpulan surat, yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dar...
Pendahuluan 2 Timotius1
Surat 2 Timotius adalah surat yang kedua dari kumpulan surat, yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1 & 2 Timotius dan Titus. Surat-surat ini agak berbeda sifatnya daripada surat-surat lain, yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat.
Dari segi bahasa dan topik-topik yang muncul, jelas bahwa surat-surat ini bersifat sangat praktis, menyangkut pengaturan jemaat dan juga sangat akrab, karena Paulus bicara dengan dua orang yang dia anggap sebagai anak sungguhnya dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2, Tit 1:4). Surat-surat ini juga tidak terlalu menyinggung topik keselamatan, seperti yang lain, karena ditujukan kepada orang yang sudah lama melayani bersama rasul ini, dan sangat jelas mengerti Injil dan ajaran dasar.
Mulai pada tahun 1800an, perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan apakah memang Paulus yang menulisnya. Menurut penelitian akan argumentasi ‘ahli-ahli’ yang menganut pendapat tersebut, ‘bukti-bukti’ yang dipakai sangat rapuh dan sebenarnya bersumber dalam falsafah suatu gerakan pada waktu itu, yang meragukan keaslian dari banyak kitab. Namun demikian adalah sangat jelas dari sejarah bahwa memang Paulus yang menulisnya. Sampai abad yang kesembilan belas Masehi, tidak ada yang meragukan fakta ini. Jadi kurang masuk akal kalau orang mulai meragukannya pada 1800 tahun kemudian. Bahasa yang dipakai di surat ini sesuai dengan bahasa yang dipakai pada abad pertama dan sebelumnya di LXX (PL Bahasa Yunani). Doktrin sesat yang dikritik sesuai juga dengan apa yang dialami pada masa itu dan keakrabannya sesuai dengan hubungan yang jelas ada di antara Paulus dengan Timotius dan Titus. Jadi orang yang meragukan bahwa Paulus yang menulis surat ini, menolak sejarah yang tertulis di dalam Alkitab, menolak sejarah mengenai anggapan dari tokoh-tokoh sejarah gereja mula-mula dan juga mengabaikan bukti-bukti dari segi bahasa, yang jelas sesuai dengan masa itu.2
Seperti kita Lihat di Galilah 1 Timotius, surat tersebut ditulis oleh Paulus sesudah dia dibebaskan dari penjara pada tahun 62 Masehi.3 Menurut sejarah, sesudah dia dilepaskan, Paulus melayani dengan bebas selama beberapa tahun, baru dipenjarakan lagi di bawah kaisar Nero, lalu dibunuh beberapa waktu kemudian di sekitar tahun 64-67 Masehi.4 1 Timotius dan Titus ditulis pada waktu Paulus masih bebas, lalu 2 Timotius ditulis ketika dia sudah di penjara, dan kali ini, rupanya dia sudah tahu bahwa dia tidak lama lagi akan mati syahid. (2 Tim 4:6-8).
Paulus menulis kepada Timotius, yang sering disebut sebagai letnannya5 dan oleh Paulus sendiri dianggap sebagai anak sungguh yang kekasih dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2). Supaya jelas, ada baiknya kalau kita melihat riwayat hidup Timotius di bagan waktu. Di surat pertama Timotius disebut mudah (1 Tim 4:12). Sebutan tersebut boleh dipakai sampai orang genap 30an tahun, jadi ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa umurnya kira-kira 35 tahun pada waktu itu, yaitu 62-63 Masehi. Di surat yang kedua ini, dengan lewat beberapa tahun, dia mungkin 38-40 tahun. Memang sulit meneliti sejarah yang sudah ribuan tahu berlalu, jadi ada kemungkinan juga bahwa dia sedikit lebih muda.
Tahun | Umur | Peristiwa | Ayat |
45-46 | 18-19 | Menjadi percaya | Kis 14:6-23, 1Ti 1:2 |
49-51 | 22-24 | Bergabung dengan tim misi | Kis 16:1-3 |
50 | 23 | Dikirim ke Tesalonika | 1Tes 3:1-6 |
53-55 | 26-28 | Dikirim ke Korintus | 1Kor 4:17, 16:10-11 |
55 | 28 | Bersama Paulus dan Silas. | 2Kor 1:19 |
57 | 30 | Dengan Paulus lagi | Roma 16:21 |
62-63 | 35-36 | Pelayanan di Efesus | Filipi 1:1, 2:19-24, 1Tim 1:2-3 |
65-67 | 38-40 | Mengalami pergumulan | 2 Tim 1:6-7 |
69 | 42 | Dilepaskan dari penjara | Ib 13:23 |
97 | 70 | Dibunuh | Tradisi mengatakan bahwa Timotius dibunuh di Efesus waktu dia menantang orang-orang yang buat persembahan pada berhala. |
Kita lihat di Kisah Para Rasul bahwa ibunya Timotius adalah orang Yahudi, sedangkan ayahnya orang Yunani (Kis 16:1). Belum jelas apakah bapanya masih hidup pada waktu Timotius percaya, karena tidak disebut, tetapi ibunya dan neneknya berperan besar dalam pembentukannya, karena mengajar Perjanjian Lama kepadanya dan juga karena mereka adalah orang yang percaya Kristus (2 Tim 1:5, 3:15).
Sering dikatakan bahwa Timotius adalah seorang yang penakut, karena apa yang dikatakan Paulus kepadanya di 2 Tim 1:6-7. Sebenarnya, kalau melihat riwayat pelayanannya, anggapan ini sangat salah. Timotius ini, kemungkinan besar, menjadi percaya pada waktu Paulus pertama kali datang ke Listra, dalam perjalanan misi pertamanya (Kis 14:6-23). Lalu hanya beberapa tahun kemudian dia bersedia bergabung dengan tim misi, yang dalam perjalanan pertamanya, sudah dianiaya berulang-ulang (13:8, 45, 50, 14:5), sampai dilempari dengan batu (14:19). Apakah ini tindakan seorang penakut? Lalu ketika dia masih sangat mudah, dia siap diutus untuk menguatkan jemaat di Tesalonika dan tidak lama kemudian ke Korintus juga, tentu adalah suatu pelayanan yang sangat sulit. Tugasnya di Efesus adalah untuk menentang para pengajar sesat. Paulus yang mempercayakan tugas sangat sulit ini kepadanya, dan Paulus ini bukan orang yang mudah percaya orang lain, kalau mereka tidak berkomitmen (Kis 15:37-41). Kalau membaca di Ibrani, kita lihat bahwa Timotius dipenjarakan, tentu karena kesaksiannya dan menurut sejarah gereja, dia dilempari dengan batu sampai mati, karena dia berani menginjili sekelompok orang yang menyembah dewi Diana di Efesus.6 Orang ini bukan penakut!7 Kita lebih baik menganggap bahwa perkataan di 2 Timotius ini, menyangkut kelelahan/kejenuhan yang dialaminya, karena dia bertahun-tahun mengalami banting tulang pelayanan dan secara khusus banyak menentang pengajar-pengajar sesat di Efesus.
Suasana dari 2 Timotius sangat terpengaruh oleh keadaan Paulus. Seperti kita sudah perhatikan, Paulus dipenjarakan lagi, di bawah kaisar Nero dan kali ini tidak ada harapan bahwa dia mungkin dibebaskan. Dia Tahu dia tidak lama lagi akan dibunuh.
Kaisar Nero berkuasa pada tahun 54-68 Masehi. Pada awalnya dia memimpin dengan baik, tetapi oleh karena ibunya terus berupaya untuk menguasainya, Nero membunuh dia pada tahun 59. Makin lama makin tidak teratur kekaisarannya, sehingga pada tahun 64 Masehi, ketika ada kebakaran besar di kota Roma dan rakyat mau mempersalahkan Nero, dia mengalihkan tuduhan tersebut kepada umat Kristiani. Oleh karena orang percaya jauh berbeda dari orang Roma, ada kecurigaan yang muncul, sehingga tuduhan tersebut mudah dipercaya.8 Berdasarkan semuanya itu, Kaisar Nero mulai penganiayaan hebat terhadap orang percaya, di mana mereka diikat dalam kulit binatang, supaya diserang anjing liar, mereka disalibkan, bahkan ada yang dicelup dalam minyak dan digantung dan dibakar dalam kebun Nero pada malam hari, menjadi pelita-pelita baginya. Memang kejam dan makin gila kaisar ini!9
Nah, di tengah-tengah semuanya ini Paulus dan Petrus ditangkap dan akhirnya dibunuh. Paulus dan mungkin juga Petrus dibuang ke dalam satu penjara yang terkenal kejam, namanya penjara Mamertine. Letaknya 12 kaki di bawah tanah dan ukuran kamar tingginya 6 ½ kaki, lebarnya 22 kaki dan panjangnya 30 kaki. Penjara ini sangat gelap dan baunya buruk karena kotoran orang dan juga pipa kotoran kota lewat di samping dan ada pintu ke dalamnya, di mana orang yang mati boleh langsung dibuang ke dalam saluran kotoran kota! Orang yang ditahan di penjara ini, biasanya mati sendiri, atau kena hukuman mati.10
Membaca semuanya itu kita tidak heran melihat kesungguhan dan keurgenan Paulus. Kalau membaca 2 Timotius, orang paling merasakannya kalau membayangkan diri duduk di samping Paulus dalam tempat kecil, gelap dan berbau itu, dengan hanya ditemani Lukas, karena yang lain melarikan diri, atau melayani di tempat yang jauh. Lalu bayangkan air matanya ketika dia mengingat muka Timotius, yang dia kasihi sebagai anak sungguh. Bayangkan rasa gelisah di hatinya, karena dia tahu Timotius ini sudah bertahun-tahun diserang oleh pengajar-pengajar sesat, sehingga sekarang di menjadi jenuh dalam pelayanan. Bayangkan juga perasaan Paulus mengingat bahwa dia tidak lama lagi hilang kesempatan untuk membimbing Timotius. Itulah konteksnya 2 Timotius! Surat ini bersifat pribadi kepada Timotius dan tidak seperti surat pertamanya, karena tidak banyak menyangkut pengaturan gereja, atau pengajar-pengajar sesat. Paulus mau memberi pesan-pesan terakhir kepada anak rohaninya yang kekasih, untuk membangun, membangkitkan dan menguatkannya.
Bagi seorang pelayan Tuhan, surat ini menjadi alat perawatan yang sangat berguna, karena kadang-kadang kita semua perlu mengobarkan kembali karunia yang ada pada kita.
Jerusalem: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Dari surat ini, 1:8; 1:16-17 dan 2:9 tjukup njata bahwa ia ditulis dalam
pendjara,jaitu dalam ...
SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Dari surat ini, 1:8; 1:16-17 dan 2:9 tjukup njata bahwa ia ditulis dalam pendjara,jaitu dalam tahanan Paulus jang kedua di Roma. Tahanan ini djauh lebih berat dari jang pertama, dan Paulus jakin, bahwa ia akan diachiri dengan tumpahan darahnja sebagai kurban kepada Allah (4:6). Bdl. lagi Pil. 2:17 dan surat ini 4:7-8 dan 18. Surat ini djauh lebih bersifat pribadi daripada jang pertama. Tentang urusan-urusan dalam umat seperti pemimpinan umat-umat tidak dibitjarakan lagi. Hanja lagi tentang pemberantasan aliran adjaran-adjaran dan kesalehan jang tidak sehat dan jang menjimpang dari adjaran dan tjita-tjita Indjil. Kesan-kesan jang kita peroleh, ialah bahwa surat ini hampir melulu dimaksudkan untuk menabahkan hati (1:4) Timoteus, jang gelisah sebab Paulus ditangkap dan dalam tahanan kembali, dan oleh kesulitan-kesulitan jang dihadapinja dalam pekerdjaan-pekerdjaan di, Efesus. Ia rupanja kurang bersemangat untuk berdjuang, segan-segan berbitjara dan takut-takut terhadap pengadjar-pengadjar palsu, bimbang-bimbang dan kurang tegas dalam bertindak. Memang tubuhnja lemah dan banjak sakit. Paulus mengingatkannja akan rahmat Tuhan jang memberi pengertian dan memperkuat, akan penderitaan-penderitaan dan kurban Kristus bagi penielamatan dunia, dan djuga akan pendirian dan sikap serta semangat berkurban dirinja sendiri, sebagai pengikut dan pedjuang Kristus.
Achirnja Paulus minta supaja Timoteus selekas mungkin datang ke Roma, dan memberitakan bahwa ia telah menentukan wakil-wakilnja untuk beberapa wilajah: Tichikus sebagai pengganti Timoteus untuk Efesus, Krescens ke Galatia, Titus ke Dalmatia, dan menurut Tit. 3:12 Artemas untuk Kreta.
TFTWMS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) Teruskanlah Itu (2 Timotius 2:2)
Dalam Olimpiade Beijing 2008, sewaktu lari estafet 400 meter, salah satu anggota tim perempuan Amerika Serikat membu...
Teruskanlah Itu (2 Timotius 2:2)
Dalam Olimpiade Beijing 2008, sewaktu lari estafet 400 meter, salah satu anggota tim perempuan Amerika Serikat membuat kesalahan sewaktu meneruskan tongkat estafet. Mereka adalah tim tercepat dalam lintasan lari itu, tetapi mereka tidak meraih medali—semua karena tongkat estafet itu gagal diteruskan.
Meneruskan Firman adalah rencana Allah untuk melestarikan dan mengekalkan injil. J. W. Roberts menulis, Setelah injil sepenuhnya diteguhkan dan Kitab Suci diberikan "sekali untuk selamanya" (Yudas 3), injil tidak dikekalkan oleh karunia mujizatiah atau kuasa seperti nubuat dan bahasa roh. Pelestarian injil kemudian adalah masalah melatih orang-orang yang setia untuk melanjutkan.60
Semoga Allah membantu kita untuk tidak pernah gagal dalam tanggung jawab kita untuk mempercayakan injil kepada generasi berikutnya!
TFTWMS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) PEDOMAN DARI ALLAH (2TIMOTIUS 2)
"Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus" (2Timotius 2:3).
Dalam pasal 2 ...
PEDOMAN DARI ALLAH (2TIMOTIUS 2)
"Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus" (2Timotius 2:3).
Dalam pasal 2 Paulus menggunakan banyak ungkapan yang sudah dikenal: "prajurit" (2:3, 4), "olahragawan" (2:5), "petani" (2:6), "pekerja" (2:15), "perabot rumah untuk maksud yang mulia" (2:21), dan "hamba Tuhan" (2:24). Di sekitar ungkapan-ungkapan itulah gambar kesetiaan yang indah dibuat oleh seorang murid Kristus yang taat. Timotius bukan hanya perlu meniru cara hidup yang Paulus perlihatkan, tetapi ia juga perlu menolong orang Kristen lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Bagian dari pasal ini mengetengahkan kecenderungan dan ciri-ciri, manusia dan kepribadian, yang bisa menyesatkan kita. Tujuan Paulus yang saling terjalin ini adalah mendorong anak-anak Allah untuk melaksanakan Pedoman-Nya (2:1-13), menjauhkan diri dari keadaan yang memalukan (2:14-18), dan hidup dengan berusaha membimbing orang lain kepada pertobatan (2:9-16).
TFTWMS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) 2 TIMOTIUS 2:1-13
"TABAHLAH"
"Menderita untuk injil" adalah tema yang terdapat di sepanjang 2:1-13. Umat Kristen perlu siap mend...
2 TIMOTIUS 2:1-13
"TABAHLAH"
"Menderita untuk injil" adalah tema yang terdapat di sepanjang 2:1-13. Umat Kristen perlu siap menderita untuk kepentingan Tuhan. Dalam ayat 3, Paulus memberitahu Timotius, "Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus." Dalam ayat 9, Paulus berkata, "Aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat."
Ayat-ayat ini mengandung instruksi dan motivasi. Timotius butuh keduanya. Diberitahu apa yang harus dilakukan adalah tidak selalu cukup; terkadang diberitahu mengapa kita harus melakukan itu adalah berguna . Ayat 1 sampai 13 terbagi secara alami menjadi dua bagian: ayat 1 sampai 7 dan ayat 8 sampai 13. Kedua bagian itu berisi instruksi dan motivasi. Instruksi mendominasi dalam 2:1-7, sementara motivasi banyak muncul dalam 2:8-13.
TIGA NASIHAT (2 Timotius 2:1-3)
TFTWMS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) RINGKASAN(2 TIMOTIUS 2)
Renungkanlah semua hal yang Paulus sudah tinjau dan selidiki mengenai kehidupan dan Tuhan di dalam pasal 2. Kita benar-benar ...
RINGKASAN(2 TIMOTIUS 2)
Renungkanlah semua hal yang Paulus sudah tinjau dan selidiki mengenai kehidupan dan Tuhan di dalam pasal 2. Kita benar-benar sangat membutuhkan gerak maju setiap prajurit untuk sang Tuan, memperlakukan berita Allah dengan tepat, sampai manusia tahu apa yang harus dihindari dan apa yang harus dicapai, apa yang harus dijauhkan dan apa yang harus diikuti!
TFTWMS: 2 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kuat (Yun.: endunamou)-"Menguatkan … seseorang … tentang Allah atau Kristus, yang memberi kekuatan … Fil. 4:13; 2Tim. 4...
Catatan Akhir:
- 1 Kuat (Yun.: endunamou)-"Menguatkan … seseorang … tentang Allah atau Kristus, yang memberi kekuatan … Fil. 4:13; 2Tim. 4:17 … 1Tim. 1:12 … tentang kekuatan keagamaan dan moral … bertumbuh kuat dalam iman, Rom. 4:20 … dalam memelihara perintah … Efe. 6:10…2Tim. 2:1" (Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 2d ed., rev. William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich [Chicago: University of Chicago Press, 1957], 263). Bentuk imperativenya berarti hal itu harus dikerjakan, dan bentuk middle voicenya secara tidak langsung berkata, "Timotius, kamu lakukanlah untuk dirimu sendiri. Kamu menjadi penggerak dalam misi ini."
- 2 Lihat 2Petrus 3:18; 2Korintus 8:1-7 (ay. 7 memberi enam cara kita bisa bertumbuh dalam kasih karunia). Juga lihat 2Korintus 9:8-11.
- 3 Mempercayakan (Yun.: parathou)-Lagi, bentuk imperative di sini artinya hal itu harus dikerjakan dan bentuk middle voice di sini artinya Timotius harus menggerakkan pemberian kebenaran ini, terlepas apakah saudara-saudara itu menyadari atau tidak kebutuhan mereka akan kebenaran itu! Beberapa faktor penting yang terkait dengan tugas ini bisa dilihat di dalam sifat kata "mempercayakan": "menempatkan di sebelah, menempatkan dekat … menaruh di hadapan (orang) dalam mengajar … Menggambarkan (dari diri sendiri), menjelaskan … meletakkan di bawah (dari diri sendiri atau untuk diri sendiri) dengan siapa saja, mendepositkan, menyerahkan, melakukan tugas sendiri … sesuatu yang harus dijaga oleh diri sendiri, Luk. 12:48; sesuatu yang dengan tekun dijaga dan diajarkan kepada orang lain, 1Tim. 1:18; 2Tim 2:2" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek- English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprint ed., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 486).
- 4 Menderita (Yun.: sugkakopatheson )- "menderita dengan siapa saja, menanggung kesusahan bersama … 2Tim 1:8 … menanggung kesusahan bersama orang lain untuk injil, 2:3" (Edward Robinson, A Greek & English Lexicon of the New Testament [New York: Harper & Brothers, 1863], 682); "… bergabung dengan (aku, rasul di dalam penjara) dalam penderitaan untuk injil, 1:8" (Arndt and Gingrich, 780). Bentuk imperative di sini artinya Timotius harus ikut menderita seperti itu, dan bentuk aorist (arah tindakan) artinya ia harus siap melakukan hal itu dalam tugas atau kesempatan khusus yang mana saja.
- 5 Tidak dipusingkan (Yun.: empleketai)- Bentuk passive ini artinya prajurit itu tidak membiarkan dirinya-tidak mengizinkan pengaruh luar-membuat dirinya "dipusingkan" ("1. [secara harfiah,] tentang domba yang bulunya tersangkut duri. Hos. 6:2, 6 dst. … dipusingkan oleh pengejaran hal-hal penghidupan 2Tim. 2:4" (Arndt and Gingrich, 256); menjalin atau mengepang, menjalin … 2Tim. 2:4" (Robinson, 243).
- 6 Berkenan (Yun.: arese)-Bentuk subjunctive ini menyatakan tentang orang yang berusaha untuk menyukakan; namun masalahnya belum selesai, sebab orang yang melakukan perekrutan menetapkan standar untuk persetujuan. Namun begitu, tujuannya adalah "untuk menyukakan … Mat. 14:6; Mrk. 6:22; Rom. 8:8; 15:2; 1Tes. 2:15; 4:1; 1Kor. 7:32-34; Gal. 1:10; 2Tim. 2:4 … berusaha untuk menyukakan; untuk mengakomodasi diri sendiri terhadap pelbagai pendapat, keinginan, dan kepentingan orang lain" (Thayer, 72).
- 7 William Barclay mengamati seringnya Paulus memakai prajurit untuk tujuan perbandingan (1Timotius 1:18; Filemon 2; Filipi 2:25) dan menambahkan pengamatan berikut ini: "Gambaran tentang seorang pria sebagai prajurit dan kehidupan sebagai pertempuran merupakan gambaran yang telah dikenal baik oleh bangsa Romawi dan Yunani.… 'Kehidupan setiap orang,' kata Epictetus, 'adalah semacam pertempuran, dan pertempuran itu adalah panjang dan beragam.'… Lalu prajurit yang punya sifat bagaimanakah yang Paulus ingin terapkan di dalam kehidupan Kristiani? (i) Pengabdian prajurit haruslah pengabdian yang kuat.… Seorang prajurit tetaplah seorang prajurit dan tidak ada hal lain lagi. Orang Kristen harus berkonsentrasi pada Kekristenannya … ia harus memakai tugas apapun yang melibatkan dia untuk mempraktikkan dan memperlihatkan Kekristenannya. (ii) Prajurit disyaratkan untuk patuh … kepatuhan yang cepat dan naluriah bisa menyelamatkan nyawanya, dan menyelamatkan nyawa orang lain.… (iii) Prajurit disyaratkan untuk berkorban .… Orang Kristen harus selalu siap mengorbankan dirinya, angan-angannya, keinginannya, keberuntungannya untuk Allah dan sesamanya manusia. (iv) Prajurit disyaratkan untuk loyal" (William Barclay, The Letters to Timothy, Titus and Philemon, The Daily Study Bible Series, rev. ed. [Philadelphia: Westminster Press, 1960], 182-84).
- 8 Bertanding (Yun.: athlese )-Bentuk subjunctive ini menyatakan bahwa ini bukanlah fakta yang sudah terjadi bahwa orang akan bertanding seperti itu, namun susunannya menyatakan bahwa orang tidak akan mendapat mahkota kecuali ia bertanding! Kata yang dipakai di sini menggambarkan pertandingan yang keras: "bertempur, berjuang, sebagai seorang juara di dalam pertandingan umum tinju, lempar cakram, gulat, lari, dll. … 2Tim. 2:5" (Robinson, 15); "… bertanding dalam suatu lomba di dalam gelanggang … tentang para Rasul … mereka berjuang sampai mati … kita sedang bertanding dalam perlombaan Allah yang hidup" (Arndt and Gingrich, 20).
- 9 Pengertian (Yun.: sunesis)-"berlari bersama, mengalir bersama: tentang dua sungai … pengertian, Luk. 2:47; 1Kor. 1:19…Efe. 3:4; Kol. 2:2; 2Tim. 2:7" (Thayer, 604); "kemampuan pemahaman, kecerdasan, kekuatan, kebijaksanaan … pengertian" (Arndt and Gingrich, 796).
- 10 Mempertimbangkan (Yun.: noei)-Jenis pertimbangan ini merupakan suatu proses yang terus-menerus. Kata itu artinya "tentang pemikiran rasional atau perenungan batin, mengamati, memahami, mengerti, mendapat pengertian terhadap … memahami perintah dengan benar … mempertimbangkan, mencatat, merenungkan … biarlah pembaca menyimak (kata-kata ini) Mat. 24:15; Mrk. 13:14 … pertimbangkanlah apa yang saya katakan, 2Tim. 2:7 … berpikiran mulia" (Arndt and Gingrich, 542).
- 11 Ingat (Yun.: mnemoneue)-"menjadi "sadar akan … Luk 17:32; Yoh. 15:20; 16:4, 21; Kisahs 20:35; 1Tes.1:3 … memikirkan dan merasakan untuk seseorang … Kol. 4:18…Gal. 2:10…menaruh dalam ingatan … 2Tim. 2:8" (Thayer, 416).
- 12 Penjahat (Yun.: kakourgos)-"kriminal, pelaku kejahatan … orang yang melakukan banyak pelanggaran dan kejahatan serius. Luk. 23:32 dst, 39; 2Tim. 2:9" (Arndt and Gingrich, 399).
- 13 Elisabeth Elliot, Shadow of the Almighty (New York: Harper & Brothers, 1958), 15.
- 14 Pilihan (Yun.: eklektos)- "dipilih, pilih, tentang Mesias … Luk. 23:35 … Tentang orang-orang yang Allah sudah pilih [dari] umat manusia umumnya dan ditarik kepada diri-Nya-Mat. 20:16 … 22:14. Karena itu secara khusus adalah tentang umat Kristen (seperti dalam [Perjanjian Lama] bangsa Israel), 1Taw. 16:13; Maz. 88:4, 89:3 … Yes. 65:9, 15, 23.… Karena biasanya yang terbaik dipilih, pilihan, luar biasa … Rom. 16:13 … 1Pet. 2:4, 6" (Arndt and Gingrich, 242).
- 15 Barclay, 193.
- 16 William Hendriksen, A Commentary on 1 & 2 Timothy & Titus (London: The Banner of Truth Trust, 1964), 254.
- 17 Beberapa kajian tentang latar belakang yang Paulus berikan di sini ada dalam Hendriksen (254-60) dan Barclay (194-95).
- 18 Barclay, 195.
- 19 Bersilat kata (Yun.: me logomachein)-"berdebat tentang kata-kata; secara konteks, bertengkar tentang masalah-masalah kosong dan kecil: 2Tim. 2:14" (Thayer, 380).
- 20 Menghancurkan (Yun.: katastrophe)-"penggulingan, penghancuran … 2Pet. 2:6 … tentang pemadaman semangat pengabdian kepada Kristus … 2Tim. 2:14" (Thayer, 337); "hancur … dihukum kehancuran … terhadap kehancuran para pendengar" (Arndt and Gingrich, 420).
- 21 Rajin (Yun.: spoudason)-Simaklah bahwa ini adalah suatu keharusan (imperative) dan kata itu sendiri artinya "mempercepat … Kisah 20:16 … Luk. 2:16 … menghendaki dengan sungguh-sungguh … 2Pet. 3:12" (Thayer, 584); "… bersemangat, memacu diri sendiri … berjuang untuk" (Arndt and Gingrich, 769).
- 22 Layak (Yun.: dokimos)-"telah terbukti kebenarannya, asli…. 2Kor. 10:18; 13:7; 2Tim. 2:15 … dihormati dan dihargai … berharga" (Arndt and Gingrich, 202).
- 23 Pekerja (Yun.: ergates)-"seorang pekerja … Mat. 10:10; Luk. 10:7; 1Tim. 5:18…orang-orang yang sebagai guru bekerja untuk memperkenalkan dan mempromosikan agama Kristen di tengah-tengah manusia: 2Kor. 11:13; Fil. 3:2; 2Tim. 2:15" (Thayer, 248).
- 24 Tidak merasa malu (Yun.: anepaischuntos )-"tanpa alasan untuk merasa malu, tidak bertanggung jawab, 2Tim. 2:15" (Robinson, 54).
- 25 Memperlakukan secara tepat (Yun.: orthotomeo)-"memotong lurus … memotong (membuat) lurus jalan seseorang, mengarahkan … 2Tim. 2:15 … memotong lurus firman kebenaran, yaitu mengajarkannya secara benar dan terampil" (Robinson, 5:15); "… memandu firman kebenaran di sepanjang jalan yang lurus (seperti jalan yang merentang lurus kepada tujuannya), tanpa dibelokkan oleh perdebatan duniawi atau omongan yang jahat, 2Tim. 2:15 … mengajarkan firman itu dengan benar, menjelaskannya secara mendalam, membentuk dengan benar" (Arndt and Gingrich, 584).
- 26 Kosong dan duniawi (Yun.: bebelos)-"dapat dicapai setiap orang, kotor, tidak suci, … tidak dalam pengertian ritualistik …, tetapi sebagai suatu istilah etika dan [keagamaan] … takhayul duniawi nenek-nenek tua, 1Tim. 4:7 … omongan yang kotor dan kosong … 2Tim. 2:16 … tak beragama … 1Tim. 1:9" (Arndt and Gingrich, 138).
- 27 Omongan (Yun.: kenophonia)-"omongan kosong … omongan tidak suci 1Tim. 6:20; 2Tim. 2:16" (Arndt and Gingrich, 429); "… diskusi tentang soal-soal yang sia-sia dan tak berguna" (Thayer, 343).
- 28 Menghindari (Yun.: periistaso)- "berdiri keliling … orang banyak berdiri, Yohanes 11:42 … orang yang berdiri dipinggir … jalan memutar dengan maksud untuk menghidar, menghindar, mengelak … 2Tim. 2:16" (Arndt and Gingrich, 653); "memalingkan diri terhadap … dengan maksud untuk menghindari sesuatu, karenanya menghindar, mengelak … Tit. 3:9" (Thayer, 503).
- 29 Kefasikan (Yun.: asebeia)- "menghendaki kehormatan yang Allah miliki, berdosa … Rom. 1:18; 2Tim. 2:16; Tit. 1:12 … pelbagai pikiran dan perbuatan jahat, Rom. 11:26.…" (Thayer, 79).
- 30 Penyakit kanker (Yun.: gaggraina)-"kanker, tentang penyebaran borok, … tentang fitnah … 2Tim. 2:17" (Arndt and Gingrich, 148); "kebekuan syaraf, yang menyebar sedikit demi sedikit ke seluruh tubuh" (Robinson, 134); "suatu penyakit yang dengannya bagian mana saja dari tubuh yang menderita karena luka bakar menjadi begitu rusak sehingga, kecuali obat yang layak digunakan, kemalangan itu akan terus-menerus menyebar, menyerang bagian-bagian lain, dan akhirnya menggerogoti tulang" (Thayer, 107).
- 31 Ronald Ward, Commentary on 1 and 2 Timothy & Titus (Waco, Tex.: Word Books, 1974), 173.
- 32 Telah menyimpang (Yun.: astocheo )-"gagal, menyimpang, … tidak mengenai sasaran [yang] berkaitan dengan iman … 1Tim. 1:6 … 6:21 … 2Tim. 2:18 … melukai hati seseorang … mereka yang telah menyimpang (dalam perkataan dan perbuatan)" (Arndt and Gingrich, 117).
- 33 Hendriksen, 265.
- 34 Merusak(Yun.:anatrepousin,)-"menyebabkan kejatuhan … hancur … menjatuhkan … menghancurkan segenap keluarga, yaitu oleh ajaran palsu … Tit. 1:11" (Arndt and Gingrich, 62). Kata kerja di sini menunjukkan suatu proses yang berkelanjutan; iman manusia yang masih sedang "dirusak." 35Konsep "pilihan" merupakan doktrin Calvinisme yang tidak Alkitabiah. 36Hendriksen, 266; Barclay, 201-4; Ward, 175-76.
- 37 Berdiri kokoh (Yun.: hesteken)-"menaruh, menempatkan, meletakkan, … dikedepankan untuk tujuan tertentu, … Kisah 1:23 … 6:13 … mendirikan, meneguhkan, membuat atau menganggap sah … Rom. 3:31 … Ibrani. 10:9 … Rom. 10:3 … membuat seseorang (tina) berdiri … kuat … Mat. 26:15 … berdiri teguh, tempat pijakan (Maz. 35:13; 36:12) … dasar yang kokoh (tidak goncang) 2Tim. 2:19" (Arndt and Gingrich, 282-83). Bentuk perfect tense di sini menyatakan fakta yang telah terjadi bahwa dasar teguh dari Allah sedang berdiri dan akan terus berdiri.)
- 38 Hendriksen, 267.
- 39 1Korintus 6:19, 20; 7:23; 1Petrus 1:18, 19; 2:9-11.
- 40 Meninggalkan (Yun.: aposteto)-Bentuk imperativenya berarti bahwa hal itu harus dikerjakan, bentuk aorist tensenya (arah tindakan) berarti membuat pemutusan total daripada hanya "pengurangan," dan bentuk singularnya berarti ini merupakan persoalan perorangan … setiap orang harus melakukan pemutusan atau pergi. Kata akar Yunani aphisteme artinya "… pergi jauh, menarik diri … Luk. 2:37…membelot … Kisah 15:38 … meninggalkan … 2Tim. 2:19; Hos. 6:1, 4 … pergi" (Arndt and Gingrich, 126). 41"Dikenal Allah" atau kita "mengenal Allah" ini disurvei oleh Marvin Vincent. Dari catatannya tentang 2Timotius 2:19, ia mengacu kepada komentar tentang Galatia 4:9. Di situ ia menyatakan: "Hubungan pengetahuan antara Allah dan anak-anak-Nya berawal dari Allah. Jemaat Galatia belum tiba pada pengetahuan tentang Allah baik lewat intuisi atau lewat proses penalaran apa saja. 'Allah mengenal mereka sebelum mereka mengenal Dia, dan pengenalan Allah atas mereka merupakan sebab mereka mengenal Dia' (Eadie). [Bandingkan] 1Kor. 13:12; 2Tim. 2:19; Mat. 7:23. Dean Stanley berpendapat bahwa 'pengetahuan kita tentang Allah adalah lebih karena tindakan Allah daripada tindakan kita.' Jika Allah mengenal seseorang, fakta itu menyiratkan aktivitas Allah yang beralih kepada manusia, sehingga manusia itu, sebagai subyek pengetahuan Allah, tiba pada pengetahuan Allah" (Marvin R. Vincent, Word Studies in the New Testament, vol. 4 [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1957], 139, 304). Apa yang Vincent nyatakan adalah benar, namun dari penalaran inilah beberapa orang berayun kepada Calvinisme, dengan kesimpulan manusia tidak punya kehendak di dalam soal ini. Gagasan tersebut jelas sekali menyangkal nas-nas seperti 2Petrus 3:9; Kisah 10:34, 35 Yohanes 3:16; Yosua 24:15; dan Wahyu 22:17. Allah mengenal orang-orang yang menjadi milik-Nya lewat cara mereka melakukan kehendak-Nya, namun kitalah yang memutuskan apakah kita akan melakukan kehendak-Nya itu atau tidak.
- 42 Mulia (Yun.: time)-"harga, nilai, … hormat, penghormatan … memperlihatkan rasa hormat, penghormatan atau rasa hormat sebagai suatu sikap … rasa hormat yang orang nikmati .… Semua orang percaya dijanjikan time 1Pet. 2:7 … Ibrani. 3:3 … bejana tanah liat yang dihormati (atau tidak dihormati) lewat fungsi yang ia jalankan Roma. 9:21; 2Tim. 2:20 dst. … sebuah obyek yang berharga; Yeh. 22:25.… Sebagian besar tentang barang milik sorgawi: Rom. 2:7 … vs. 10 … sebagai keadaan keberadaan, kehormatan " (Arndt and Gingrich, 825); "penilaian yang dengannya harga ditetapkan … benda yang dihargai … Wahyu. 21:24 … kehormatan seseorang yang lebih tinggi pangkatnya daripada orang lainnya, yang utama … Ibrani. 2:7, 9; 2Pet. 1:17 … pujian yang dengannya orang dianggap patut, 1Pet. 3:7" (Thayer, 624).
- 43 Tidak memuliakan (Yun.: atimia)- "tidak menghormati, … memalukan … 1Kor. 11:14…2Kor. 6:8; 1Kor. 15:43 … digunakan untuk ketidaklayakan dan kenajisan mayat … 2Kor. 11:21 … nafsu hina, keinginan busuk, Rom. 1:26; 9:21; 2Tim. 2:20" (Thayer, 83).
- 44 Disucikan (Yun.: egiasmenor)-"memberikan atau menyatakan pengabdian yang sakral atau suci … meterai kesakralan yang datang dari kekudusan Allah kepada apa saja yang ada kaitannya dengan Allah … untuk memisahkan dari benda-benda yang kotor dan dipersembahkan kepada Allah … menyucikan secara batiniah dengan mereformasi jiwa: Yoh. 17:17, 19 (lewat pengetahun kebenaran, band. Yoh. 8:32); 1Tes. 5:23" (Thayer, 6). Bentuk perfectnya menunjukkan bahwa proses penyucian ini telah terjadi, dan makna passive voicenya adalah bahwa hal itu sudah dilakukan oleh suatu sumber dari luar atau sumber lainnya. Kita tidak bisa mencapai hal itu sendirian.
- 45 Berguna (Yun.: euchrestos)-"mudah digunakan, berguna, bermanfaat, 2Tim. 2:21; 4:11; File. 11…." (Robinson, 309).
- 46 Dipersiapkan (Yun.: hetoimasmenon)- secara harfiah, "sudah dipersiapkan"; "membuat persiapan yang perlu, membuat segala sesuatu siap, Luk. 12:47 … diambil dari kebiasaan timur tentang mengutus beberapa orang untuk mendahului perjalanan para raja untuk meratakan jalan dan membuat jalan itu bisa dilalui … menyiapkan pikiran manusia untuk memberi Mesias sambutan yang patut dan memperoleh pelbagai berkat-Nya: Mat. 3:3; Mrk. 1:3; Luk. 3:4 … 1:76 … Why. 8:6 … berhias dengan cantik Why. 21:2 … siap untuk menyelesaikan apa saja, 2Tim. 2:21; Why. 9:7" (Thayer, 255). Ini, seperti "telah disucikan," kembali menunjukkan jiwa itu dalam keadaan siap (produk akhir untuk pekerjaan baik-lihat Efesus 2:10) dan perubahan dilakukan oleh sumber lain (passive voice).
- 47 Jauhilah (Yun.: pheuge)-"pergi menjauh …( mengelak atau menghindar dengan melarikan diri) sesuatu yang menjijikkan, khususnya kejahatan … 1Kor. 6:18 … 1Tim. 6:11; 2Tim. 2:22" (Thayer, 651). Menurut konstruksi Paulus, hal ini harus dilakukan, dan sekarang (present tense) telah dilakukan.
- 48 Nafsu (Yun.: epithume)-"meletakkan hati seseorang kepada … punya keinginan untuk … nafsu terhadap, menginginkan harta orang lain, tentang mereka yang mencari hal-hal terlarang" (Thayer, 238).
- 49 Dikejar (Yun.: dioke)-Konstruksi ini, serupa dengan menjauhkan diri, juga harus dilakukan, dan harus dilakukan sekarang (present tense). Jangan berlambat-lambat untuk bertindak berbuat baik bila Anda telah meninggalkan (lari dari) kesalahan. Kemalasan merupakan bengkel setan (lihat Matius 12:43-45). Kata "kejar" (Yun.: dioko) artinya "lari dengan cepat untuk menangkap beberapa orang atau benda, mengejar … mendesak terus … [secara kiasan,] tentang orang yang berlari dengan cepat dalam lomba untuk mencapai tujuan, Fil. 3:12 … Luk. 17:23 … mencari dengan semangat, dengan sungguh-sungguh berusaha untuk memperoleh … 1Tim. 6:11; 2Tim. 2:22" (Thayer, 153).
- 50 Bodoh (Yun.: moros)-bersikap "lalai, tanpa pemikiran sebelumnya atau hikmat … kosong, sia-sia … 2Tim. 2:23; Tit. 3:9 … jahat, fasik (sebab orang seperti itu mengabaikan dan memandang rendah apa yang terkait dengan keselamatan), Mat. 5:22" (Thayer, 420).
- 51 Menuntun (Yun.: paideuo )-"menghukum atau menegor dengan perkataan, mengoreksi: tentang orang-orang yang membentuk karakter orang lain dengan tegoran dan nasihat, 2Tim. 2:25" (Thayer, 420).
- 52 Memberikan (Yun.: doe)-"[Mood] optative (pilihan) ini merupakan bentuk biasa dari kata kerja yang dipakai dalam mengungkapkan keinginan" (H. E. Dana and Julias R. Mantey, A Manual Grammar of the Greek New Testament (New York: MacMillan Co., 1955), 173). Modus ini dipakai hanya 67 kali dalam Perjanjian Baru. Di sini kata itu dengan tepatnya dipakai oleh Paulus untuk menyatakan keinginan ganda pada sisi Allah untuk jiwa ini agar bertobat. Modus ini bukan saja menekankan suatu "keinginan" pada sisi Allah, namun kata itu bermakna "tentang persetujuan seseorang untuk memberi sesuatu, untuk keuntungannya … memberi sebagai hadiah … memberi kepada … memasok, menyediakan" (Thayer, 145).
- 53 Pertobatan (Yun.: metanoia)-suatu "perubahan pikiran … tentang orang-orang yang sudah mulai membenci kesalahan dan pelanggaran mereka, dan sudah menetapkan diri untuk masuk ke dalam jalan yang lebih baik, sehingga pertobatan mencakup baik pengakuan dosa dan kesedihan atas dosa dan perubahan yang sungguh-sungguh, dimana tanda-tanda dan efeknya adalah perbuatan baik" (Thayer, 450-51).
- 54 Sadar kembali (Yun.: ananepho)- "menjadi waras kembali … sadar kembali, menemukan diri sendiri, 2Tim. 2:26" (Robinson, 48); "dibebaskan dari jerat setan dan kembali kepada pikiran yang sehat" (Thayer, 40).
- 55 Jerat (Yun.: pagis)-"apa saja yang mendatangkan bahaya, kerugian, kehancuran: tentang bahaya maut yang datang tiba-tiba dan tak terduga, Rom. 11:9 … tentang daya pikat dan bujukan dosa … 1Tim. 6:9 … Ams. 12:13; band. 29:6 … dosa yang dengannya setan membelenggu seseorang, 2Tim. 2:26; 1Tim. 3:7" (Thayer, 472).
- 56 Mengikat (Yun.: ezogremenoi)-"Menangkap hidup-hidup, ditawan.… Mengambil, menangkap, … menang atas … Luk. 5:10 … 2Tim 2:26 … ditawan oleh … Iblis, … dijerat, dibujuk" (Robinson, 319). Bentuk perfect tensenya berarti bahwa jiwa-jiwa ini bukan hanya "disudutkan." Mereka diringkus sepenuhnya. Karena Allah masih akan memberi mereka pertobatan, maka situasi mereka bukannya tanpa harapan (lihat Ibrani 6:4-6), namun inilah waktu bagi mereka untuk bergerak! Bentuk passive voicenya menyatakan bahwa mereka membiarkan hal ini menimpa diri mereka sendiri melalui pengaruh luar apa saja yang mungkin setan gunakan.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 2 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Walter L. Liefeld, 1 & 2 Timothy, Titus, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1999), 251.
2 "...
Catatan Akhir:
- 1 Walter L. Liefeld, 1 & 2 Timothy, Titus, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1999), 251.
- 2 "Orang-orang" diterjemahkan dari bentuk jamak kata umum a¡nqrwpoß (anthropos), yang dapat mencakup kaum perempuan. Kaum perempuan Kristen juga perlu dilatih.
- 3 Walter Bauer, A Greek -English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature , 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 820.
- 4 Ibid., 472; W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 3.
- 5 Istilah Yunani yang diterjemahkan "cakap mengajar" dalam 1 Timotius 3:2 ini berbeda dengan frasa yang diterjemahkan "cakap mengajar" dalam 2 Timotius 2:2, tetapi maknanya pada dasarnya sama.
- 6 "Banyak saksi" adalah dari istilah Yunani untuk "martir" ( ma÷rtuß, martus). Beberapa orang oleh karena itu berpendapat bahwa Paulus sedang mengatakan ia telah berkhotbah kepada banyak orang yang telah menjadi martir.
- 7 Bauer, 225.
- 8 Bahkan sekarang ini, ada orang-orang yang mengklaim bahwa beberapa dari ajaran para rasul telah dipercayakan kepada sekelompok orang pilihan di gereja dan tidak kepada semua orang.
- 9 John R. W. Stott, Guard the Gospel: The Message of 2 Timothy, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1973), 52.
- 10 "Aku" telah ditambahkan oleh penerjemah. Alkitab NIV1984 menulis "kita." Kata Yunani yang diterjemahkan "menderita kesusahan dengan aku" (NASB) dalam nas ini diterjemahkan "ikutlah denganku dalam penderitaan" dalam 1:8.
- 11 Lihat Rom. 6:13; 7:23; 1 Kor. 9:7; 2 Kor. 6:7; 10:3, 4; Efe. 6:11-17; 1 Tim. 1:18.
- 12 James Thompson, Equipped for Change: Studies in the Pastoral Epistles (Abilene, Tex.: HillCrest Publishing, 1996), 123-24.
- 13 Vine, Unger, and White, 202-3.
- 14 Shepherd of Hermas Parables 6.2.6-7.
- 15 Bauer, 859.
- 16 Vine, Unger, and White, 584.
- 17 Bauer, 948.
- 18 Ibid., 24.
- 19 Lihat 1 Kor. 9:24, 26; Gal. 2:2; Fil. 2:16; 3:13, 14.
- 20 Alfred Marshall, The Interlinear NASB/NIV Parallel New Testament in Greek and English (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1993), 614.
- 21 Stephanos adalah kata yang diterjemahkan "mahkota" dalam 4:8.
- 22 Sebagai contoh, beberapa atlet melanggar larangan terhadap obat peningkat performa dan didiskualifikasi.
- 23 Liefeld, 248.
- 24 H. C. G. Moule, Studies in II Timothy, Kregel Popular Commentary Series (Grand Rapids, Mich.: Kregel Publications, 1977), 77.
- 25 Kata yang sama digunakan dalam 1 Timotius 4:10 dan 5:17.
- 26 Stott, 56.
- 27 Untuk perbedaan, lihatlah pernyataan tentang pemalas dalam Amsal 10:5; 20:4; 24:30, 31.
- 28 Vine, Unger, and White, 123, 650.
- 29 Bauer, 674-75.
- 30 Mengenai mempelajari Firman Allah, lihat komentar tentang 2:15.
- 31 R. C. H. Lenski mengatakan bahwa kata-kata yang diterjemahkan "dalam segala sesuatu" ( ejn pavsin, en pasin) berarti "dalam segala hal" (R. C. H. Lenski, The Interpretation of St. Paul's Epistles to the Colossians, to the Thessalonians, to Timothy, to Titus and to Philemon [N.p.: Lutheran Book Concern, 1937; reprint, Columbus, Ohio: Wartburg Press, 1946], 785).
- 32 Alexander Carson, Examination of the Principles of Biblical Interpretation of Ernesti, Amon, Stuart, and Other Philologists (Edinburgh: W. Whyte, 1836), 21.
- 33 Archibald Thomas Robertson, Word Pictures in the New Testament, vol. 4, The Epistles of Paul (New York: Harper & Brothers, 1931), 617-18.
- 34 Vine, Unger, and White, 200.
- 35 Ibid., 73; Bauer, 219.
- 36 Paulus menyebutkan tentang "penjara"nya dalam 1:16.
- 37 Vine, Unger, and White, 212, 388.
- 38 Sekali lagi, deō berarti "diikat" (lihat KJV). Banyak terjemahan menulis "dirantai" (NKJV; NJB; NRSV; NLT; NIV). Alkitab NCV menulis "diikat dengan rantai" dan "[diikat] dalam rantai"; Alkitab CJB menulis "diikat dalam rantai" untuk dua kemunculan deō dalam 2:9.
- 39 Bauer, 1039. Sebuah kata yang terkait, uJpomonh (hupomone), muncul dalam 1 Timotius 6:11.
- 40 William Hendriksen, Exposition of The Pastoral Epistles, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965), 253.
- 41 Bauer, 306. Istilah yang sama digunakan dalam 1 Timotius 5:21 dan Titus 1:1.
- 42 Moule, 84.
- 43 Paulus menggunakan kata yang sama untuk "kekal" ( aijw÷n, aion) dalam 1 Timotius 1:16, 17.
- 44 Memang benar bahwa Allah, karena mahatahu, dapat mendeteksi hati yang jujur yang akan merespons injil jika itu diberitakan kepada mereka (lihat Kisah 18:9, 10); tapi itu tidak sama dengan mengatakan bahwa Allah secara sepihak memilih mereka untuk diselamatkan sejak dari kekekalan.
- 45 Ekspresi untuk selama-lamanya di sorga ini dimunculkan dalam S. F. Bennett, "Sweet By and By," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 46 "[Pelbagai] pernyataan yang dapat dipercaya" lainnya ditemukan dalam 1 Timotius 1:15; 3:1; 4:7-9; Titus 3:4-8a.
- 47 Mungkin juga ada permainan kata yang tidak jelas dalam bahasa Inggris. Kata-kata kunci yang diterjemahkan "mati," "hidup," dan "memerintah" dimulai dengan su÷n (sun, "dengan"), sementara "menyangkal" (tiga kali) dan "tidak setia" diterjemahkan dari kata-kata yang dimulai dengan negatif a (a).
- 48 Beberapa orang menunjuk kepada kata "untuk" ( ga÷r, gar) pada awal kalimat pertama. Biasanya, kata ini berhubungan dengan apa yang telah terjadi sebelumnya. "Ini menunjukkan," kata mereka, "bahwa ada bait-bait lain (dari sebuah lagu) yang telah dikarang sebelumnya"; tapi "untuk" mungkin saja hanya menunjuk kembali kepada "kemuliaan yang kekal" di penutupan ayat sebelumnya.
- 49 Carl Spain, The Letters of Paul to Timothy and Titus, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1970), 127.
- 50 Ini adalah "first class conditional sentence/kalimat bersyarat jenis pertama"; yaitu, pernyataan itu dianggap benar.
- 51 Teks Yunaninya hanya berarti "mati dengan" dan "hidup dengan." Kata "Dia" dimengerti dan ditambahkan oleh penerjemah.
- 52 Selama hari-hari penganiayaan Romawi, beberapa orang Kristen percaya bahwa jika orang mati sebagai martir, ia akan langsung masuk ke sorga. Keyakinan ini tercermin dalam Acts of the Scillitan Martyrs 15.
- 53 Nas-nas ini dari Kitab Wahyu ini dibahas dalam David L. Roper, Revelation 1-11 and Revelation 12-22, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2002).
- 54 Bauer, 132-33. Bentuk arneomai ("menyangkal") digunakan dalam 1 Timotius 5:8 dan Titus 2:12.
- 55 Pistos adalah kata untuk orang-orang yang "setia" yang dibicarakan dalam 2 Timotius 2:2.
- 56 Diadaptasi dari Hendriksen, 260.
- 57 Ibid.
- 58 Paulus menyatakan bahwa "Allah … tidak dapat berdusta"dalam Titus 1:2.
- 59 Hendriksen, 256.
- 60 J. W. Roberts, Letters to Timothy, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1964), 79.
- 61 Kebanyakan komentator menyebut kemenangan sebagai upah, tapi upah dalam teks itu adalah bahwa prajurit itu menyukakan komandannya.
- 62 Ini memang benar mengenai mereka dalam pasukan Romawi.
- 63 Dalam permainan zaman kuno (seperti sekarang ini), banyak kontestan menaati pelbagai peraturan dan masih tidak menang. Tidak begitu halnya dengan agama Kristen. Semua yang mencapai garis akhir akan menerima mahkota (4:7, 8).
- 64 Lenski, 795.
- 65 Gary W. Demarest, 1, 2 Thessalonians, 1, 2 Timothy, Titus, The Communicator's Commentary, vol. 9 (Waco, Tex.: Word Books, 1984), 263.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Timotius sebagian besar berisi nasihat-nasihat
pribadi kepada Timot
SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Timotius sebagian besar berisi nasihat-nasihat pribadi kepada Timotius sebagai teman sekerja dan pembantu yang masih muda.
- 2Inti nasihatnya ialah supaya Timotius tabah. Ia dinasihati dan didorong supaya
terus setia menyebarkan berita tentang Tuhan Yesus Kristus serta berpegang pada Perjanjian Lama dan ajaran tentang Kabar Baik dari Allah; juga supaya Timotius tetap bertugas sebagai guru dan pemberita Kabar Baik dari Allah, sekalipun menghadapi penderitaan dan pertentangan.
Timotius khusus diperingatkan supaya tidak turut campur dalam perdebatan-perdebatan yang bodoh dan tak bernilai. Perdebatan-perdebatan seperti itu tidak menghasilkan apa-apa, kecuali merusak pikiran orang yang mendengarnya.
Terhadap semuanya itu Timotius diingatkan supaya mengambil contoh dari kehidupan Paulus -- yaitu kepercayaannya kepada Kristus, kesabarannya, kasihnya, ketabahannya dan penderitaan yang dialaminya dalam penganiayaan.
Isi
- Pendahuluan
2Tim 1:1-2 - Pujian dan dorongan
2Tim 1:3-2:13 - Nasihat dan peringatan
2Tim 2:14-4:5 - Keterangan tentang keadaan Paulus
2Tim 4:6-18 - Penutup
2Tim 4:19-22
Ajaran: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Sama seperti I Timotius.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 65-67 sesudah Masehi.
Penerima : Lihat I Timotius
Tujuan
Sama seperti I Timotius.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 65-67 sesudah Masehi.
Penerima : Lihat I Timotius 07139.
Isi Kitab: Kitab II Timotius ini terbagi atas 4 pasal. Di dalamnya dapat kita lihat tuntutan hidup bagi seorang hamba Tuhan, agar melakukan dan menuruti panggilannya sebagai seorang hamba Yesus Kristus.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Timotius
Pasal 1-2 (2Tim 1:1-2:13).
Pengajaran atau tantangan terhadap seorang hamba Tuhan untuk tetap setia melaksanakan panggilan-Nya
Dalam bagian ini, seorang hamba Tuhan ditantang untuk melakukan panggilannya, yaitu dengan setia melayani walaupun berada di dalam penderitaan. Dan memberikan pengajaran terhadap orang lain.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Tim 1:3-18. _Tanyakan_: Apakah sebabnya Rasul Paulus mengucap syukur bila mengingat Timotius? (lihat ayat 3-5; 2Tim 1:3-5).
- Bacalah pasal 2Tim 1:7,11-13. _Tanyakan_: Roh apakah yang ada di dalam orang Kristen? Mengapakah Rasul Paulus harus mengalami penderitaan?
- Bacalah pasal 2Tim 2:1-3. _Tanyakan_: Apakah yang diperintahkan kepada Timotius? Dan apakah saudara sudah melakukan hal yang sama?
Pasal 2-3 (2Tim 2:14-3:9).
Pengajaran tentang guru-guru palsu dan orang-orang pada akhir zaman
Dalam bagian ini, dijelaskan cara-cara seorang hamba Tuhan untuk mempertahankan pengajaran Firman Allah dengan benar, yaitu dengan hidup yang sesuai dengan Firman Allah. Dan bagaimana perbuatan dari orang-orang yang hidup di akhir zaman.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Tim 2:13-26. _Tanyakan_: Apakah yang perlu diusahakan dari seorang hamba Tuhan menurut ayat 15 (2Tim 2:15) dan apakah saudara sudah melakukan hal yang sama? Apakah yang harus ditinggalkan oleh orang yang menyebut nama Tuhan? (lihat ayat 19; 2Tim 2:19).
- Bacalah pasal 2Tim 3:1-9. _Tanyakan_: Sebutkanlah sifat-sifat dan cara-cara kehidupan dari orang-orang yang hidup di akhir zaman.
Pasal 3 (2Tim 3:10-17).
Pengajaran tentang perlengkapan seorang hamba Tuhan dan kegunaan dari Firman Allah
Dalam bagian ini, dijelaskan apa yang harus dilakukan atau yang menjadi pegangan seorang hamba Tuhan, dan apa kegunaan atau kekuasaan dari Firman Allah.
Pendalaman
Bacalah pasal 2Tim 3:10-17. _Tanyakan_:
(1) Apakah yang sudah diteladani oleh Timotius dari kehidupan Rasul Paulus? (lihat ayat 10; 2Tim 3:10). (2) Apakah yang akan dialami oleh setiap orang yang beribadah kepada Yesus Kristus? (lihat ayat 12; 2Tim 3:12). (3) Kepada apakah Timotius harus tetap berpegang? Apakah saudara melakukan hal yang sama? (lihat ayat 14; 2Tim 3:14). (4) Apakah manfaat dari Firman Allah yang disebutkan dalam ayat 15-17? (2Tim 3:15-17) (5) Untuk apakah Allah memperlengkapi orang-orang Kristen?
II. Kesimpulan
Dalam kitab II Timotius dengan jelas diajarkan arti panggilan seorang hamba Tuhan. Dan bagaimana ia harus melaksanakan tugas panggilannya itu, serta penjelasan tentang perlengkapan dalam menunaikan tugas panggilan menjadi hamba Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab II Timotius?
- Sebutkanlah manfaat daripada Firman Allah!
Intisari: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) Pesan terakhir yang terkenal!
BAGAIMANA SURAT INI DITULIS.Setelah menulis suratnya pertama kepada Timotius, Paulus meninggalkan Korintus dan bersama
Pesan terakhir yang terkenal!
BAGAIMANA SURAT INI DITULIS.
Setelah menulis suratnya pertama kepada Timotius, Paulus meninggalkan Korintus dan bersama Titus berlayar menuju Kreta, di sana ia meninggalkan Titus untuk mengurus gereja setempat. Rasul Paulus bermaksud untuk menghabiskan masa musim dingin di Nikopolis, tetapi ketika berada di sana rupanya ia mengadakan kunjungan singkat ke Troas. Di Troas ia ditangkap dan dibawa ke Roma. Sementara menunggu di penjara Roma, ia memiliki keyakinan bahwa saat kepergiannya sudah dekat, Paulus menulis suratnya yang kedua kepada anak rohani yang dikasihinya. Penangkapan itu terjadi tiba-tiba, ia tidak sempat mengambil kitab-kitab dan perkamen, harta yang amat berharga baginya (2Ti 4:13), bahkan juga jubahnya. Sebelum ia dipenjarakan di Roma, ia masih dapat menikmati sedikit kebebasan, yaitu sahabat-sahabatnya masih bebas mengunjunginya (Kis 28:23, 30), tetapi sekarang keadaannya jauh berbeda.
SANG RASUL SEORANG DIRI.
Ia seorang diri.(2Ti 4:10-12) dan sedang menantikan saat hukuman mati. Ia sudah pernah sekali menghadap Kaisar Nero, tetapi kasusnya ditunda (2Ti 4:16, 17). Ia berharap untuk menghadap kaisar lagi pada musim dingin, oleh karena itu ia menulis kepada Timotius dan mendesaknya untuk datang dan membawa Markus bersamanya, dan juga beberapa barangnya yang tertinggal. Surat ini merupakan surat Paulus yang terakhir dan sifatnya sangat pribadi, sekalipun menghadapi saat kematiannya, ia masih memikirkan kesejahteraan orang lain. Dalam surat ini terdapat 23 nama orang.
Pesan dan Penerapan
1. Ingatlah Yesus Kristus (2Ti 2:8).
Paulus yang kemungkinan besar akan mati sebagai martir menasihati Timotius untuk 'ingat kepada Yesus Kristus', karena ia sendiri dikuatkan dengan cara ini. Ia tidak pernah melupakan bahwa pertama-tama sekali ia adalah seorang 'rasul Yesus Kristus' (2Ti 1:1). Ia tidak merasa malu untuk menyaksikan imannya kepada Kristus (2Ti 1:8). Ia yakin bahwa Yesus akan memeliharanya sampai pada hari Tuhan (2Ti 1:12). Kristus, bagi Paulus, adalah teladan yang harus diikuti, terutama dalam penderitaan. Kedatangan Kristus kembali yang penuh kemuliaan merupakan tujuan utama yang dinanti-nantikannya.
2. Hindarilah pertengkaran yang sia-sia (2Ti 2:23).
Ajaran sesat sedang merajalela ketika Paulus menulis surat ini. Ada orang yang suka pertengkaran dan pasti membuang waktu berjam-jam untuk mendiskusikan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang seperti itu berpengaruh buruk pada gereja (2Ti 2:18). Seperti ditandaskan oleh Paulus, ada dua dasar yang kuat, dua fakta yang melebihi apa yang dipertengkarkan -'Tuhan - dan hanya Ia saja - mengenal siapa kepunyaan-Nya' dan apabila kita adalah milik-Nya, kita harus 'meninggalkan kejahatan' (2Ti 2:19). Penting bagi kita untuk tidak terperangkap dalam diskusi-diskusi yang panjang tentang masalah-masalah seperti penafsiran nubuatan, predestinasi dan kehendak bebas.
3. Peliharalah iman (2Ti 4:7).
Paulus menghargai berita Injil sebagai suatu titipan yang suci yang telah dipercayakan kepadanya dan yang harus dengan hati-hati disampaikan kepada orang lain dengan tidak bercela. Kebenaran adalah sesuatu yang harus dipelihara (2Ti 1:14), khususnya sehubungan dengan banyaknya ajaran sesat. Pelayan Kristen diberi Allah tanggung jawab untuk menyampaikan berita Injil kepada orang lain yang juga cakap mengajar orang lain (2Ti 2:2). Guru Kristen yang efisien telah belajar bagaimana memberitakan kebenaran dengan benar (2Ti 2:15). Tidak ada penghiburan yang lebih besar pada hari Tuhan daripada mengetahui bahwa Anda telah 'memelihara iman' (2Ti 4:7).
Tema-tema Kunci
1. Penderitaan (2Ti 1:8, 12; 2:9; 3:11).
Pada saat surat ini ditulis, penulisnya sedang menderita karena imannya dalam sebuah penjara di Roma. Timotius, anak rohaninya, harus dipersiapkan bila perlu mengalami penderitaan yang sama (2Ti 1:8). Penderitaan itu tidak selalu bersifat fisik, tetapi mungkin dapat berupa kekecewaan dan kesepian. Teman-teman yang terdahulu seperti Figelus dan Hermogenes telah meninggalkan Paulus (2Ti 1:15). Demas adalah salah seorang teman lainnya yang kepergiannya membuat Rasul Paulus menderita (2Ti 4:10). Pikirkan penderitaan yang dialami dalam kehidupan seorang Kristen. Tuhan kita sendiri telah menjelaskan bahwa jalannya tidaklah mudah. Petrus juga menjelaskan bahwa menderita sebagai seorang Kristen bukanlah haI yang memalukan (1Pe 4:16). Bukankah benar bahwa sebagian orang Kristen yang terbaik adalah mereka yang telah menderita karena iman mereka?
2. Pelayanan (2Ti 2:2-6, 15, 20-21).
Jelaslah bahwa empat kata yang menggambarkan pekerja-pekerja Kristen dalam pasal 2 memperlihatkan pekerjaan yang melibatkan kegiatan yang menguras tenaga. Lebih dari itu, dalam ilustrasi tentang bejana, tekanannya bukan pada kesediaan tetapi pada kegunaannya. Kristen sesungguhnya adalah orang yang 'diselamatkan untuk melayani'. Pikirkan ketepatan kata-kata kiasan yang dipakai dalam pasal 2 dan khususnya perhatikan tentang gambaran mengenai seorang prajurit dan implikasinya. Apa yang dimaksud dengan 'memusingkan diri dengan soal-soal penghidupannya'?
3. Murtad.
Jelas bahwa ciri-ciri yang disebutkan dalam 2Ti 3:1-9 menandai setiap generasi; kalau begitu bagaimana hal-hal ini merupakan ciri khusus 'akhir zaman'? Kitab Suci terus menerus memperingatkan kita tentang keadaan-keadaan yang akan kita hadapi sebelum 'kedatangan Tuhan' (Mat 24:1-51). Pelajari pesan dan cara-cara yang dipakai oleh guru-guru palsu dewasa ini jika dibandingkan dengan II Timotius 3:5-9.
4. Kitab Suci.
Timotius beruntung, karena mempunyai nenek moyang yang saleh (2Tim 1:5). Perhatikan peran Kitab Suci dalam kehidupan masa kecilnya (2Ti 3:14, 15). Perhatikan sifat istimewa Kitab Suci 'diilhamkan oleh Allah' dan kegunaannya yang luas (2Ti 3:16, 17). Pikirkan contoh-contoh dari pengalaman Anda sendiri, bagaimana Kitab Suci berguna untuk 'mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik dalam kebenaran'. Apa pengertian Anda tentang 'diilhamkan oleh Allah'?
Garis Besar Intisari: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) [1] SEORANG AYAH MENASIHATI ANAKNYA 2Ti 1:1-18
2Ti 1:1-7Iman yang tulus
2Ti 1:8-14Tanggung jawab yang khusus
2Ti 1:15-18Pernyataan yang menyedi
[1] SEORANG AYAH MENASIHATI ANAKNYA 2Ti 1:1-18
2Ti 1:1-7 | Iman yang tulus |
2Ti 1:8-14 | Tanggung jawab yang khusus |
2Ti 1:15-18 | Pernyataan yang menyedihkan |
[2] NASIHAT KEPADA PARA PEKERJA KRISTEN 2Ti 2:1-26
Beberapa kata pelambang perlu dipikirkan dengan saksama
o Prajurit (2Ti 2:3, 4)
o Atlit (2Ti 2:5)
o Petani (2Ti 2:6)
o Pekerja (2Ti 2:15)
o Bejana (2Ti 2:20-21 )
o Beberapa petunjuk yang harus diikuti
o Jadilah kuat (2Ti 2:1)
o Percayakanlah (2Ti 2:2)
o Ingatlah Yesus Kristus (2Ti 2:8-13 )
o Hindarilah pertengkaran (2Ti 2:14-19 )
o Berlakulah lemah lembut (2Ti 2:23-26 )
[3] SEBUAH GAMBARAN TENTANG AKHIR ZAMAN 2Ti 3:1-17
2Ti 3:1-9 | Kejahatan-kejahatan yang sangat kita kenal |
2Ti 3:10-17 | Panggilan untuk bertahan dalam penderitaan |
[4] PESAN-PESAN TERAKHIR 2Ti 4:1-22
2Ti 4:1-5 | Penugasan serius pada saat perpisahan |
2Ti 4:6-8 | Pesan perpisahan Paulus |
2Ti 4:9-22 | Komentar-komentar terakhir dan salam |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi