Teks -- 2 Raja-raja 20:11 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 2Raj 20:11
Full Life: 2Raj 20:11 - DIBUAT-NYALAH BAYANG-BAYANG ITU MUNDUR ... SEPULUH TAPAK.
Nas : 2Raj 20:11
Lihat cat. --> Yes 38:8.
[atau ref. Yes 38:8]
Jerusalem: 2Raj 20:1-21 - -- Bab 20 ini tercantum juga dalam Yes 38:1-39:8 tetapi dalam Yesaya teksnya lebih pendek dan urutan ayat-ayat kadang-kadang berbeda. Dalam Yesaya ditamb...
Bab 20 ini tercantum juga dalam Yes 38:1-39:8 tetapi dalam Yesaya teksnya lebih pendek dan urutan ayat-ayat kadang-kadang berbeda. Dalam Yesaya ditambahkan "Nyanyian Hizkia".
Jerusalem: 2Raj 20:8-11 - -- Ayat-ayat ini berupa tambahan, sebab dalam 2Ra 20:7 Hizkia sudah sembuh.
Ayat-ayat ini berupa tambahan, sebab dalam 2Ra 20:7 Hizkia sudah sembuh.
Jerusalem: 2Raj 20:11 - penunjuk mata hari Terjemahan ini tidak pasti. Dalam naskah Yes (38:8) yang ditemukan di Qumran terbaca: kamar atas (peranginan). Maka yang dimaksud kiranya sebuah tangg...
Terjemahan ini tidak pasti. Dalam naskah Yes (38:8) yang ditemukan di Qumran terbaca: kamar atas (peranginan). Maka yang dimaksud kiranya sebuah tangga ke kamar-atas (peranginan) yang dibangun oleh raja Ahas, bdk 2Ra 23:12+.
Ende -> 2Raj 20:11
Ende: 2Raj 20:11 - djendjang Ahaz Terdjemahan ini tidak pasti. apa jang dimaksudkan ialah
mungkin suatu tangga biasa atau djuga suatu djam-matahari.
Terdjemahan ini tidak pasti. apa jang dimaksudkan ialah mungkin suatu tangga biasa atau djuga suatu djam-matahari.
Endetn -> 2Raj 20:11
Endetn: 2Raj 20:11 - -- Ditinggalkan: "atas anak2 tangga, jang telah dituruninja pada ...", menurut terdjemahan Junani (lih. Yes 38:8).
Ditinggalkan: "atas anak2 tangga, jang telah dituruninja pada ...", menurut terdjemahan Junani (lih. Yes 38:8).
Ref. Silang FULL -> 2Raj 20:11
· ke belakang: Yos 10:13; 2Taw 32:31
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Raj 20:1-11
Matthew Henry: 2Raj 20:1-11 - Penyakit Hizkia dan Kesembuhannya
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Hizkia sakit dan kesembuhannya, sebagai jawaban atas doanya, sebagai penggenapan sebuah janji. Jaw...
- Dalam pasal ini kita mendapati,
- I. Hizkia sakit dan kesembuhannya, sebagai jawaban atas doanya, sebagai penggenapan sebuah janji. Jawaban doa itu diteguhkan melalui suatu sarana, yaitu dengan sebuah tanda (ay. 1-11).
- II. Dosa Hizkia dan pemulihannya (ay. 12-19). Dalam kedua hal ini, Yesaya adalah utusan Allah yang diutus-Nya kepadanya.
- III. Akhir dari pemerintahan Hizkia (ay. 20-21).
Penyakit Hizkia dan Kesembuhannya (20:1-11)
- Sang sejarawan Kitab Raja-raja ini, setelah menunjukkan kepada kita Sanherib yang menghujat telah dibinasakan di tengah-tengah kemakmuran hidupnya, di sini menunjukkan kepada kita Hizkia yang pendoa diselamatkan di tengah-tengah kematian yang mendekat. Hari-hari orang yang pertama diperpendek, sedangkan yang kedua diperpanjang.
- I. Inilah penyakit Hizkia. Pada hari-hari itu, yaitu, di dalam tahun yang sama ketika raja Asyur mengepung Yerusalem. Sebab, ia memerintah seluruhnya selama 29 tahun, dan terhitung mulai sekarang ia akan hidup selama 15 tahun lagi, dan karena itu pastilah sekarang adalah tahun ke-14 pemerintahannya, seperti yang disebut dalam pasal 18:13. Beberapa penafsir berpikir waktu sakitnya ini adalah saat tentara Asyur sedang mengepung kota atau bersiap untuk menyerang, karena Allah berjanji (ay. 6): Aku akan memagari kota ini, yang dijanjikan lagi ketika bahaya semakin hebat (19:34). Sebagian penafsir lain berpikir sakitnya terjadi setelah kekalahan Sanherib. Tetapi semuanya ini menunjukkan kepada kita betapa segala penghiburan kita di dalam dunia ini tidaklah pasti. Hizkia, di tengah-tengah semua kemenangannya dalam perkenan Allah, dan atas kekuatan musuh-musuhnya, dicengkeram oleh penyakit, dan berada di bawah tahanan kematian. Oleh karenanya kita harus selalu bersukacita dengan gemetar. Tampaknya dia sakit kena penyakit wabah, sebab kita membaca tentang barah (ay. 7). Penyakit yang sama yang membunuh tentara Asyur mencoba membunuhnya. Allah mengambil darinya lalu menimpakannya kepada para musuhnya. Kebesaran ataupun kebaikan tidak dapat mengecualikan kita dari penyakit, dari barah dan penyakit yang mematikan. Hizkia, yang akhir-akhir ini mendapat perkenan sorga lebih dari kebanyakan orang, sekarang menderita sakit hampir mati. Di tengah puncak hari-hari hidupnya, di bawah usia 40 tahun, namun kena sakit juga dan sekarat. Dan mungkin dia lebih kuatir lagi karena penyakit itu, sebab ayahnya meninggal ketika kira-kira seumuran dengannya sekarang, dua atau tiga tahun lebih muda. “Di tengah puncak kehidupan kita ada di ambang kematian.”
- II. Peringatan dibawa kepadanya untuk bersiap mati. Peringatan itu dibawa oleh Yesaya, yang telah dua kali, seperti disebutkan dalam pasal sebelumnya, menjadi seorang utusan yang membawa kabar baik kepadanya. Kita tidak dapat berharap untuk menerima dari nabi-nabi Allah kabar lain selain dari yang telah mereka terima dari TUHAN, dan kita harus menyambutnya, senang atau tidak senang. Sang nabi memberi tahu dia,
- 1. Bahwa penyakitnya mematikan, dan, jika dia tidak disembuhkan oleh mujizat, maka bersiaplah untuk mati: Engkau akan mati dan tidak akan sembuh lagi.
- 2. Bahwa karenanya dia harus, dengan segera, bersiap untuk mati: Aturlah rumahmu. Hal ini haruslah sangat kita perhatikan lakukan ketika kita sedang sehat, tetapi teramat diminta untuk melakukannya ketika kita jatuh sakit. Tetapkan hati untuk memperbaharui pertobatan, iman, serta penyerahan diri kepada Allah, dengan ucapan perpisahan yang gembira dengan dunia ini dan sambutan kepada dunia lain. Dan, jika belum dilakukan sebelumnya, yang merupakan kesempatan terbaik dan paling bijaksana, maka sekarang aturlah rumahmu, buatkan permohonan, aturlah semua milik kepunyaanmu, selesaikan segala urusanmu sebaik-baiknya, demi kenyamanan orang-orang yang akan datang kemudian sesudah kamu. Yesaya berbicara kepada Hizkia bukan tentang kerajaannya, tetapi tentang keluarganya. Daud, sebagai seorang nabi, punya kekuasaan untuk menunjuk siapa yang akan memerintah sesudahnya, tetapi raja-raja lain tidak dapat mengaku-aku punya kuasa untuk mewariskan mahkota mereka sebagai bagian dari harta dan segala milik kepunyaan mereka.
- III. Doa Hizkia karena itu: Ia berdoa kepada TUHAN (ay. 2). Adakah orang yang sakit? Hendaknya dia didoakan, biarlah dia didoakan oleh orang lain, dan kiranya dia juga berdoa. Hizkia mendapati, sebagaimana dicatat dalam pasal sebelumnya, bahwa tidaklah sia-sia untuk menanti-nantikan Allah, bahwa doa-doa yang diimani akan menerima jawaban damai. Oleh karena itu, seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya. Pengalaman yang menyenangkan tentang kemenangan doa akan mengajak dan mendorong kita untuk terus bertekun senantiasa di dalam doa. Ia sekarang telah menerima hukuman mati, dan, seandainya dapat dibatalkan, maka hal itu harus dibatalkan dengan doa. Ketika Allah menawarkan belas kasihan, Ia menghendaki kita supaya meminta daripada-Nya (Yeh. 36:37). Kita tidak mendapat, kalau tidak meminta atau salah dalam meminta. Seandainya pun hukuman tidak dapat dibatalkan, maka doa tetap merupakan salah satu persiapan yang terbaik bagi kematian, sebab oleh doa kita mendapatkan kekuatan dan anugerah dari Allah yang memampukan kita mencapai akhir dengan baik. Amatilah,
- 1. Keadaan ketika Hizkia berdoa.
- (1) Ia memalingkan mukanya ke arah dinding, mungkin dia sedang berbaring di tempat tidurnya. Hal ini dilakukannya mungkin agar tidak dilihat orang. Ia tidak mampu masuk ke dalam biliknya seperti yang biasa dilakukannya, namun dia berusaha menyepi sedapat mungkin, berpaling dari kumpulan orang yang ada di sekitarnya, untuk bercakap-cakap dengan Allah. Ketika kita tidak dapat sendirian seperti di dalam saat teduh kita, atau melakukannya dengan ungkapan hormat dan khidmat sebagaimana lazimnya, maka janganlah kita mengabaikannya, melainkan menenangkan diri kita sebaik mungkin. Atau, seperti pikir beberapa penafsir, Hizkia memalingkan wajahnya ke arah bait suci, untuk menunjukkan betapa rindunya dia pergi ke sana, untuk memanjatkan doa ini, seperti yang dahulu dilakukannya dalam pasal 19:1, 14, seandainya dia mampu. Ia ingat betapa besar dorongan yang diberikan terhadap semua doa yang dipanjatkan di dalam atau menghadap rumah TUHAN itu. Kristus adalah bait Allah kita. Kepada Dia kita harus mengarahkan mata kita di dalam semua doa kita, sebab tidak seorang pun manusia, tidak ada ibadah, yang dapat datang kepada Bapa kecuali melalui Dia.
- (2) Hizkia menangis dengan sangat. Beberapa penafsir menyimpulkan, bahwa Hizkia tidak ingin mati. Tentu wajar dalam sifat manusia untuk memiliki kengerian akan perpisahan jiwa dan tubuh, sehingga tidaklah heran kalau orang-orang kudus Perjanjian Lama, yang hanya melihat penyataan dunia lain secara samar-samar, begitu tidak ingin meninggalkan tempat ini seperti Paulus dan orang-orang kudus Perjanjian Baru. Juga ada sesuatu yang khusus di dalam perkara Hizkia: ia sekarang berada di tengah puncak masa jaya yang memberi banyak manfaat, telah memulai pekerjaan pembaharuan yang berhasil, dan ia takuti semuanya ini akan jatuh ke tanah sia-sia karena kebobrokan umat, seandainya dia harus mati. Jika ia mati terjadi sebelum kekalahan tentara Asyur, seperti yang dipikirkan beberapa penafsir, maka mungkin saja ia enggan mati, karena kerajaannya berada di dalam bahaya besar akan dihancurkan. Tidak tampak juga bahwa saat itu dia sudah memiliki keturunan, sebab Manasye, yang menggantikannya, belum lahir sampai tiga tahun sesudahnya. Dan, seandainya dia harus mati sekarang tanpa anak, maka damai sejahtera kerajaannya dan janji kepada Daud akan berada dalam bahaya. Tetapi mungkin air mata Hizkia ini hanyalah karena doa yang bersungguh-sungguh dan mendesak, ungkapan dari suatu hasrat yang hidup di dalam doa. Yakub menangis ketika memanjatkan doa permohonan. Dan Juruselamat kita yang terberkati, kendati paling bersedia mati, namun memanjatkan tangisan yang keras, disertai air mata, kepada Dia yang Ia percaya sanggup menyelamatkan-Nya (Ibr. 5:7). Biarkanlah doa Hizkia yang menafsirkan air matanya, dan di dalam doanya itu kita tidak menemukan apa-apa yang menyatakan bahwa dia berada di bawah ketakutan akan kematian yang mempunyai ikatan atau siksaan.
- 2. Doa itu sendiri: “Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati. Entah biarkan aku hidup, sehingga aku dapat terus berjalan dalam kehidupan, atau jika tugasku telah selesai, terimalah aku dalam kemuliaan yang telah Engkau sediakan bagi mereka yang telah berjalan di dalam kebenaran. Amatilah di sini,
- (1) Gambaran tentang kesalehan Hizkia. Ia telah hidup dengan perilaku yang benar dalam dunia ini. “Aku telah berjalan di hadapan-Mu, seperti di bawah mata-Mu dan dengan mata yang tertuju kepada-Mu,” dengan dasar pegangan hati yang benar, “di dalam kebenaran dan dengan tulus hati,” dan dengan aturan yang benar, “aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu.”
- (2) Penghiburan yang diperolehnya sekarang ketika merenungkan perilaku hidupnya yang benar itu. Hatinya menjadi tenang walaupun terbaring sakit. Perhatikanlah, kesaksian hati nurani bagi kita bahwa kita telah berjalan dengan Allah dengan lurus dan tulus hati, akan menjadi dukungan dan sukacita besar ketika kita harus menatap kematian (2Kor. 1:12).
- (3) Kerendahan hatinya di hadapan Allah ketika menyebutkan kelurusan hatinya. Ah TUHAN, ingatlah kiranya. Bukan seakan-akan Allah perlu diingatkan akan sesuatu oleh kita. Ia lebih besar daripada hati kita dan tahu segala sesuatu, atau seolah-olah upah itu adalah hutang dan dapat kita tuntut, hanya kebenaran Kristus saja yang dapat membeli belas kasih dan anugerah. Sebaliknya, ketulusan hati kita hanya dapat diajukan sebagai syarat kovenan yang telah Allah kerjakan di dalam kita: “Itu adalah hasil pekerjaan tangan-Mu, ya TUHAN.” Hizkia tidak berdoa, “TUHAN, sayangkanlah nyawaku,” atau, “TUHAN, ambillah aku. Kehendak-Mulah yang terjadi.” Tetapi, TUHAN, ingatlah aku. Entah aku hidup atau mati, biarlah aku menjadi milik-Mu.
- IV. Jawaban yang langsung diberikan oleh Allah kepada doa Hizkia. Sang nabi belum lagi keluar dari pelataran tengah istana ketika dia diutus kembali untuk pesan yang lain kepada Hizkia (ay. 4-5), untuk memberitahukannya bahwa dia akan sembuh. Bukan dengan Allah ada jawaban ya atau tidak, atau bahwa Dia pernah berkata atau tidak berkata. Tetapi begitu mendengar doa Hizkia, yang diarahkan oleh Roh-Nya, Allah segera mengabulkannya. Allah di sini menyebut Hizkia raja umat-Ku, untuk menyatakan bahwa Dia mau menangguhkan kematiannya demi umat-Nya, karena, dalam saat perang ini, mereka bisa kehilangan sang raja. Allah menyebut diri-Nya Allah Daud, untuk menyatakan bahwa Ia mau menangguhkan kematiannya oleh karena kovenan yang telah dibuat-Nya dengan Daud, dan bahwa Ia akan selalu menyediakan sebuah pelita bagi janji-Nya itu. Dalam jawaban ini,
- 1. Allah menghormati doanya dengan perhatian yang diberikan-Nya: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Doa-doa yang mengandung kehidupan dan hasrat mendalam secara khusus sangat menyenangkan hati Allah.
- 2. Allah melampaui doa-doanya. Ia hanya memohon agar Allah mau mengingat kelurusan hatinya semasa hidupnya, tetapi Allah di sini berjanji
- (1) Untuk memulihkan dia dari penyakitnya: Aku akan menyembuhkan engkau. Penyakit adalah hamba-hamba-Nya, karena penyakit pergi ke mana pun sesuai dengan perintah-Nya, dan kembali juga ketika Dia menyuruh kembali (Mat. 8:8-9). Akulah TUHAN yang menyembuhkan engkau (Kel. 15:26).
- (2) Untuk memulihkan kesehatannya sedemikian rupa hingga pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN, untuk mengucap syukur. Allah mengetahui hati Hizkia, betapa besarnya dia mencintai pelataran rumah Allah dan tempat di mana kemuliaan-Nya berdiam, sehingga segera sesudah tubuhnya membaik, dia akan pergi beribadah bersama umat. Ke rumah TUHAN itulah dia memalingkan wajahnya ketika sakit, dan ke sana pula dia akan membawa kakinya ketika sembuh. Oleh karena itu, karena tidak ada yang dapat menyenangkan Allah dengan lebih baik, maka Hizkia menjanjikan hal ini kepada-Nya, Biarlah jiwaku hidup, supaya memuji-muji Engkau. Orang yang telah disembuhkan Kristus itu segera ditemukan di dalam Bait Allah (Yoh. 5:14).
- (3) Untuk menambahkan 15 tahun kepada hidupnya. Penambahan umur ini tidak akan membawanya menjadi seorang yang tua. Umurnya akan mencapainya hingga 54 atau 55 tahun. Namun demikian, usia ini tetap lebih lama daripada yang diharapkannya. Kontraknya diperbarui, yang dikiranya sudah habis. Sebelum ini kita tidak menemukan contoh ada orang yang diberitahukan berapa lama dia akan hidup. Orang yang baik tersebut tidak diragukan akan mempergunakan perpanjangan hidupnya dengan sebaik-baiknya. Tetapi Allah dengan bijaksana tetap membuat kita tidak pasti akan umur kita, supaya kita dapat selalu bersiap diri.
- (4) Untuk membebaskan Yerusalem dari raja Asyur (ay. 6). Hal ini yang sangat menjadi kepedulian Hizkia, selain kesembuhannya, dan karenanya janji mengenai Yerusalem diulangi lagi di sini. Jika janji ini diberikan sesudah pengepungan terjadi, maka ada alasan untuk takut terhadap serbuan Sanherib kembali. “Tidak,” kata Allah, “Aku akan memagari kota ini.”
- V. Sarana yang akan dipakai bagi kesembuhannya (ay. 7). Yesaya adalah tabibnya. Ia memerintahkan suatu cara penyembuhan, sesuatu yang murah dan umum: “Taruhlah sebuah kue ara ke atas barah itu, untuk mematangkannya dan menaruhnya di atas kepala, sehingga penyakit dapat dibuang dengan cara tersebut.” Cara ini bisa saja membantu bagi kesembuhan, tetapi, dengan mempertimbangkan parahnya penyakit dan kesembuhannya yang terjadi dengan tiba-tiba, maka kesembuhan ini tidaklah kurang daripada sebuah mujizat. Perhatikanlah,
- 1. Merupakan kewajiban kita, ketika kita sakit, untuk menggunakan sarana yang tepat untuk membantu kesembuhan secara alamiah, sebab kalau tidak, kita tidak mempercayai Allah dan mencobai Dia.
- 2. Obat yang biasa dan sederhana janganlah diremehkan, sebab banyak obat yang demikian dijadikan berguna bagi manusia oleh Allah dengan anugerah-Nya, terutama bagi orang yang miskin.
- 3. Apa yang telah ditetapkan Allah akan diberkati dan dijadikan berguna.
- VI. Tanda yang diberikan untuk menguatkan iman Hizkia.
- 1. Ia memohonnya, bukan karena tidak percaya akan kuasa atau janji Allah, atau seakan-akan dia mencemaskan hal itu, melainkan karena dia memandang hal-hal yang dijanjikan itu sebagai hal-hal yang sangat besar dan patut untuk diteguhkan. Juga, karena sudah biasa bagi Allah untuk memuliakan diri-Nya dan mengasihani umat-Nya dengan tanda-tanda. Dan dia ingat betapa Allah marah kepada ayahnya karena tidak mau meminta sebuah tanda (Yes. 7:10-12). Amatilah, Hizkia bertanya Apakah tandanya, bukan kapan aku akan naik takhta pengadilan atau ke pintu gerbang, melainkan kapan aku akan pergi ke rumah TUHAN? Ia rindu disembuhkan agar dapat memuliakan Allah di pintu gerbang puteri Sion. Sungguh tidak patut untuk hidup bagi tujuan apa saja selain untuk melayani Allah.
- 2. Ia diberikan pilihan apakah matahari akan mundur atau maju. Sebab hal itu sama saja bagi Yang Mahakuasa, dan akan lebih berguna untuk meneguhkan imannya jika dia memilih apa yang dipikirkannya lebih sukar dari antara dua pilihan itu. Mungkin hal inilah yang ingin dirujuk oleh sang nabi (Yes. 45:11), Kamukah yang mengajukan pertanyaan kepada-Ku mengenai anak-anak-Ku, atau memberi perintah kepada-Ku mengenai yang dibuat tangan-Ku. Tampaknya derajat atau jumlah tapak penunjuk jam untuk mundur atau maju adalah setengah jam, dan saat itu baru siang hari ketika pilihan itu dibuat, dan pertanyaannya adalah, “Akankah matahari mudur ke tempatnya pada jam tujuh pagi atau maju ke tempatnya pada jam lima sore?”
- 3. Dengan rendah hati Hizkia meminta agar bayang-bayang penunjuk arah matahari mundur sepuluh tapak, sebab kendati akan menjadi sebuah mujizat yang besar, kemundurannya akan tampak lebih aneh, dan akan menjadi lebih memberi tanda bahwa Hizkia kembali seperti pada masa mudanya (Ayb. 33:25) dan masa hidupnya diperpanjang. Permintaannya dikabulkan ketika Yesaya berdoa (ay. 11): Ia berseru kepada TUHAN dengan suatu arahan khusus, dan Allah membawa matahari mundur sepuluh tapak, yang tampak kepada Hizkia karena tanda itu ditujukan kepadanya, dengan mundurnya bayang-bayang pada petunjuk matahari buatan Ahas, yang, sepertinya, dapat dilihatnya melalui jendela kamar tidurnya. Dan hal yang sama juga diamati pada petunjuk-petunjuk matahari yang lain, bahkan di Babel (2Taw. 32:31). Apakah gerakan mundur dari matahari ini secara bertahap atau per saltum – secara tiba-tiba, dan apakah matahari mundur dalam kecepatan yang sama seperti saat maju, yang akan membuat hari itu sepuluh jam lebih panjang dari biasanya, atau apakah matahari dengan cepat mundur secara tiba-tiba, dan, sesudah berlangsung sebentar, kembali lagi ke tempatnya yang semula, sehingga tidak ada perubahan yang terjadi pada keadaan benda-benda langit seperti yang dipikirkan oleh cendekiawan Uskup Patrick, kita tidak diberi tahu. Tetapi karya yang ajaib ini menunjukkan kuasa Allah di sorga dan di bumi, perhatian besar yang diberikan-Nya atas doa, dan kebaikan besar yang ditunjukkan-Nya kepada orang-orang pilihan-Nya. Penyembahan berhala yang paling masuk akal dari orang fasik adalah penyembahan kepada matahari. Namun apa yang terjadi di atas sungguh menyatakan teramat bodoh dan tidak masuk akalnya berhala itu, karena tampak jelas bahwa allah mereka berada di bawah kendali Allah Israel. Dr. Lightfoot mengusulkan bahwa 15 nyanyian pujian (Mzm. 120, dll.) mungkin dapat disebut demikian karena dipilih oleh Hizkia untuk dinyanyikan dengan alat-alat musik dawainya (Yes. 38:20) untuk mengingat jarak waktu matahari mundur dan 15 tahun tambahan kepada umurnya. Juga, Dr. Lightfoot mengamati betapa besarnya kemungkinan mazmur ini merujuk kepada kesesakan Yerusalem dan pembebasannya serta penyakit dan kesembuhan Hizkia.
SH: 2Raj 20:1-11 - Doa bukanlah kartu ATM (Kamis, 13 Juli 2000) Doa bukanlah kartu ATM
Di dalam salah satu acara mimbar agama kristen di televisi
swasta, diperlihatkan bertumpuk-tumpuk surat doa yang dikirimk...
Doa bukanlah kartu ATM
Di dalam salah satu acara mimbar agama kristen di televisi swasta, diperlihatkan bertumpuk-tumpuk surat doa yang dikirimkan oleh Kristen dari seluruh Indonesia. Di sana pun diperlihatkan para hamba Tuhan yang sedang berdoa untuk pengirim surat doa tersebut dengan cara menumpangkan tangannya pada tumpukan-tumpukan surat doa. Peristiwa itu secara sepintas akan membuat kita bersukacita dan bersyukur. Sebab nampaknya surat doa itu mendemonstrasikan bahwa Kristen Indonesia bergantung kepada Allah dan mempunyai kehidupan yang berpusat pada doa. Apakah benar demikian? Tidak mungkinkah ada motivasi dan kepercayaan lain yang salah yang menjadi dasar bertumpuknya surat doa tersebut?
Kita memang tidak boleh mencurigai aktivitas rohani yang dilakukan oleh saudara-saudara kita seiman. Namun kita perlu waspada jangan sampai saudara-saudara kita atau bahkan kita sendiri terjerumus ke dalam pemahaman iman yang salah, khususnya tentang doa. Untuk itu kita perlu meneladani bagaimana Hizkia berdoa ketika dia sakit keras dan hampir mati. Dia tidak merasa mempunyai hak untuk mendapatkan pahala dari kehidupan salehnya atau bahkan dari doanya. Namun orang saleh seperti Hizkia mempunyai hak untuk memohon anugerah Allah (2-3). Kalau pun dia akhirnya disembuhkan oleh Allah, ini tidak berarti bahwa Hizkia juga mempunyai hak secara otomatis untuk mendapatkan kesembuhan atau pun berkat Allah lainnya. Kata 'Aku akan' (5) menegaskan bahwa Allah adalah Allah yang berdaulat. Kesembuhan yang dialami oleh Hizkia bergantung kepada 'Aku akan' bukannya aku ingin atau aku butuh. Hizkia dan pahlawan iman lainnya yang ada di dalam Alkitab memahami hal ini dan tidak lancang terhadap anugerah Allah.
Walaupun demikian iman tetap harus dimiliki oleh anak-anak-Nya. Setelah mendengarkan pemberitaan Yesaya, Hizkia bertanya apa yang akan menjadi tanda. Pertanyaan ini mengungkapkan iman dan bukan keraguan.
Renungkan: Doa bukanlah kartu ATM, Allah bukanlah mesin ATM, dan iman bukanlah nomor pin yang dibutuhkan. Pemahaman ini sangat berbahaya sebab membatasi Allah yang berdaulat dan berkuasa penuh. Jika kita berjalan dalam iman bersama Allah dan setia kepada-Nya, kita berhak untuk berharap bahwa doa kita akan dikabulkan.
SH: 2Raj 20:1-11 - Panjang umur adalah berkat? (Minggu, 10 Juli 2005) Panjang umur adalah berkat?
Bolehkah kita berdoa meminta panjang umur pada Tuhan? Jawabannya tentu tergantung motivasi di balik permintaan tersebut. ...
Panjang umur adalah berkat?
Bolehkah kita berdoa meminta panjang umur pada Tuhan? Jawabannya tentu tergantung motivasi di balik permintaan tersebut. Ada orang yang ingin panjang umur karena sebenarnya takut mati. Apa gunanya panjang umur, namun dibayang-bayangi takut mati? Ada yang ingin hidup lebih lama karena merasa belum memberi kontribusi apa pun bagi keluarga, gereja, masyarakat, dan dunia ini. Motivasi seperti ini tentu sangat mulia. Namun, pada akhirnya kedaulatan Tuhanlah yang menentukan pendek atau panjang umur seseorang.
Nas hari ini tidak terlalu jelas memaparkan motivasi Hizkia memohon panjang umur kepada Tuhan. Dalam doanya, Hizkia hanya mengingatkan Tuhan bahwa ia telah berlaku setia kepada-Nya, percaya, bersandar, serta taat pada firman-Nya (ayat 3). Tuhan pun mengabulkan doa permohonan Hizkia bukan semata-mata karena hal-hal baik yang telah ia lakukan melainkan karena kasih setia-Nya kepada keluarga Daud (ayat 6). Hizkia mendapatkan peneguhan akan jawaban Tuhan melalui suatu tanda yang spektakuler, yaitu waktu yang dimundurkan sepuluh tapak (sekitar 15 menit) (ayat 11).
Keputusan Tuhan yang mengabulkan atau menolak permohonan panjang umur Hizkia adalah hak penuh Tuhan. Namun, respons Hizkia dan tindakannya setelah doanya dikabulkan adalah tanggung jawab Hizkia sendiri. Lima belas tahun bukan waktu yang singkat. Bagaimana Hizkia mengisi hari-hari depannya akan membuktikan apakah permintaannya itu bijaksana atau tidak.
Bagi anak-anak Tuhan yang telah dianugerahi kepastian keselamatan, pendek atau panjang umur bukanlah hal yang utama. Hal yang utama adalah bagaimana kita mengisi kehidupan ini dengan hal-hal yang baik, berguna, dan berkenan kepada-Nya. Seharusnya doa kita sama seperti doa Musa dalam Mazmur 90:12.
Doaku: Ajarlah aku menghitung hari-hariku sehingga aku beroleh hati yang bijaksana.
SH: 2Raj 20:1-21 - Baca Gali Alkitab 3 (Senin, 21 September 2015) Baca Gali Alkitab 3
Sekali lagi tentang Hizkia. Kali ini sang raja yang hatinya terpaut dengan Tuhan itu jatuh sakit dan hampir mati. Namun Tuhan men...
Baca Gali Alkitab 3
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang anda ketahui tentang Hizkia (1, 2, 3, 5, 6, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21)?
2. Apa yang Hizkia lakukan ketika ia sakit (2, 3)?
3. Apa yang Hizkia lakukan ketika ia dikunjungi oleh utusan dari raja Babel (13, 15)?
4. Apa respons Tuhan terhadap sikap Hizkia yang memperlihatkan semua hartanya kepada utusan raja Babel (16-18)?
5. Apa respons Hizkia mendengar nubuatan dari Yesaya tentang masa depan kerajaannya (19)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Menurut anda, mengapa Tuhan menubuatkan masa depan kerajaan yang buruk kepada Hizkia?
2. Adakah perbedaan sikap Hizkia dari peristiwa ketika ia sakit, dan ketika ia dikunjungi utusan raja Babel?
3. Apa yang membuat Hizkia berubah?
4. Apa yang anda pelajari tentang Tuhan melalui bagian firman Tuhan ini?
Apa respons Anda?
1. Sikap apa yang perlu anda waspadai melalui pelajaran firman Tuhan hari ini?
2. Apa yang ingin anda lakukan agar tidak jatuh pada dosa kesombongan?
Pokok Doa:
Agar para pemimpin umat senantiasa menjaga hati mereka sehingga tidak terjerumus dalam dosa kesombongan.
SH: 2Raj 20:1-21 - Berkat dan Kutuk (Senin, 21 September 2015) Berkat dan Kutuk
Musa sudah memberitahukan umat-Nya di Imamat 26 dan Ulangan 28 bahwa jika mereka taat, Allah akan memberkati mereka. Jika mereka tid...
Berkat dan Kutuk
Musa sudah memberitahukan umat-Nya di Imamat 26 dan Ulangan 28 bahwa jika mereka taat, Allah akan memberkati mereka. Jika mereka tidak taat, Allah akan mengutuk dan menghukum mereka. Kisah tentang raja Hizkia pada nas hari ini menunjukkan betapa Allah setia melakukan sesuai firman-Nya.
Ketika Hizkia mendengar dari Yesaya bahwa ia tidak akan sembuh dan akan meninggal, maka "menagislah Hizkia" (3). Mendengar doa dan tangisan Hizkia, Tuhan pun berbelas kasihan dan memperpanjang usia Hizkia 15 tahun lagi (6). Lebih dari itu, Tuhan akan melepaskan Hizkia dari tangan raja Asyur (6), yang dikisahkan pada pasal 19. Dengan demikian, kita melihat bahwa Hizkia yang setia (3) dan percaya penuh kepada Tuhan mendapatkan berkat-Nya.
Sayang sekali pada nas berikutnya kita melihat Hizkia tidak bergantung kepada Tuhan, melainkan bergantung kepada Babel. Kunjungan Babel dipahami oleh Hizkia sebagai kunjungan untuk mengikat persekutuan. Inilah sebabnya Hizkia memperlihatkan segala kekayaannya (13). Melihat hal itu Tuhan marah. Melalui Yesaya, Tuhan menyatakan nubuat penghakiman, yaitu kerajaan yang kepadanya Hizkia bergantung akan menjadi kerajaan yang menghancurkan dan membuang keturunannya (16-18).
Nas-nas seperti yang kita baca hari ini mau memperlihatkan Allah Israel adalah Allah yang berespons terhadap apa yang dilakukan umat-Nya. Bukan bearti manusia dapat mengubah kehendak Allah, tetapi dalam kedaulatan dan ketetapan Allah yang berubah, Allah juga berespons terhadap doa dan perbuatan umat-Nya (band. Yer. 18:7-10). Dengan demikian kita melihat bahwa pernyataan Allah bisa saja bukan merupakan ketetapan-Nya, tetapi kesempatan yang diberikan untuk bertobat.
Allah kita adalah Allah yang berespon terhadap apa yang kita lakukan. Karena itu marilah kita berusaha keras untuk selalu menaati Allah, supaya hidup kita terus berkenan bagi-Nya dan Allah akan menyertai hidup kita. [IT]
SH: 2Raj 20:1-11 - Tuhan yang Menjawab Doa (Rabu, 15 Februari 2023) Tuhan yang Menjawab Doa
Hizkia memang dikisahkan sebagai raja yang setia kepada Tuhan dan yang doanya dijawab. Namun, Tuhan bukanlah mesin penjawab d...
Tuhan yang Menjawab Doa
Hizkia memang dikisahkan sebagai raja yang setia kepada Tuhan dan yang doanya dijawab. Namun, Tuhan bukanlah mesin penjawab doa.
Awalnya, firman Tuhan kepada Hizkia berkata bahwa Hizkia akan mati dalam sakitnya (1). Dengan sungguh-sungguh Hizkia berdoa (2), maka Allah memperpanjang hidupnya 15 tahun lagi dan berjanji bahwa Ia akan melepaskan Yerusalem dari tangan Asyur (5-6).
Relasi dengan Tuhan adalah relasi dengan Pribadi yang berdaulat dan merespons dengan cara dan waktu-Nya. Yesaya yang belum keluar dari Bait Allah harus balik lagi menyampaikan firman Tuhan yang baru kepada Hizkia (4).
Alkitab juga mengisahkan Hizkia yang meminta tanda dari Tuhan. Dipilihnya tanda yang lebih sulit, yaitu tapak bayangan tiang waktu berjalan mundur (10). Apakah Hizkia skeptis? Atau, malah dia sangat percaya? Yang pasti, Tuhan tidak menolak interaksi dan permintaan semacam itu dari umatnya.
Banyak orang Kristen yang lebih suka berhubungan dengan Tuhan sebagai mesin penjawab doa. Mengikut Tuhan yang seperti itu lebih mudah. Kita tak perlu tahu isi hati Tuhan dan kehendak-Nya. Yang penting doa akan dikabulkan dan Tuhan harus bekerja sesuai kehendak kita. Tak heran Sigmund Freud, Ludwig Feuerbach, dan banyak filsuf lain sering menertawakan orang beragama yang lebih suka menyembah Tuhan imajinasinya sendiri.
Berhubungan dengan Tuhan yang tak dapat diprediksi seperti Allah Hizkia mungkin kurang menyenangkan. Allah yang seperti itu tidak selalu menjawab doa keinginan kita. Standar kebaikan-Nya berbeda dari standar kita. Hikmat-Nya melampaui yang dapat kita pahami. Bagaimana kita sanggup berhubungan dengan Allah seperti itu?
Namun, Hizkia memilih percaya kepada Allah yang demikian. Karena hanya Allah yang berdaulat seperti Dia yang benar-benar Allah. Memang Tuhan tak selalu memenuhi keinginan kita, bahkan banyak hal yang terjadi atas kehendak-Nya tak mampu kita pahami.
Ketika kesulitan hidup mengimpit kita, sanggupkah kita tetap setia dan tetap percaya kepada Allah yang hidup? [IHM]
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak dikenal
Tema : Para Raja Israel dan Yehuda
Tanggal Penulisan: Sekitar 560-550 SM
Latar Belakang
Karena 1 dan 2...
Penulis : Tidak dikenal
Tema : Para Raja Israel dan Yehuda
Tanggal Penulisan: Sekitar 560-550 SM
Latar Belakang
Karena 1 dan 2 Raja-Raja merupakan sejarah yang berkesinambungan, maka informasi penting tentang latar belakang 2 Raja-Raja terdapat dalam Pendahuluan 1 Raja-Raja (Lihat "PENDAHULUAN 1RAJA-RAJA" 08045). 2 Raja-Raja melanjutkan penelusuran kemerosotan Israel dan Yehuda, yang dimulai sekitar tahun 852 SM. Kitab ini mencatat dua musibah nasional besar yang mengakibatkan hancurnya kedua kerajaan itu:
- (1) Pembinasaan Samaria, ibu kota Israel, dan pembuangan penduduk negeri itu ke Asyur pada tahun 722 SM, dan
- (2) perusakan Yerusalem dan pembuangan Yehuda ke Babel pada tahun 586 SM.
2 Raja-Raja meliputi 130 tahun terakhir dari sejarah Yehuda sepanjang 345 tahun. Ketidakstabilan yang lebih besar dari Israel (yaitu, sepuluh suku utara) terlihat dari seringnya pergantian para raja (19) dan keturunan raja (9) yang terus-menerus terjadi selama 210 tahun, dibandingkan dengan 20 raja Yehuda dan satu keturunan (yang terhenti sebentar) sepanjang 345 tahun.
Banyak nabi PL yang merangkap penulis, melayani selama masa yang tercatat dalam 2 Raja-Raja. Mereka mengingatkan, memperingatkan, dan menasihati para raja mengenai tanggung jawab mereka kepada Allah selaku wakil teokratis-Nya. Amos dan Hosea bernubuat di Israel, sedangkan Yoel, Yesaya, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, dan Yeremia bernubuat di Yehuda. Kitab-kitab para nabi ini memberikan penyataan sejarah dan teologi penting yang tidak terdapat dalam 2 Raja-Raja mengenai kemerosotan rohani dan moral kedua bangsa itu.
Tujuan
2 Raja-Raja mempunyai maksud yang sama dengan 1 Raja-Raja (Lihat "PENDAHULUAN 1RAJA-RAJA" 08045). Secara singkat, maksud asli ialah memberikan orang Ibrani, khususnya orang-orang buangan di Babel, suatu penafsiran dan pemahaman yang bersifat nubuat tentang sejarah mereka sementara masa kerajaan yang pecah supaya mereka tidak akan mengulangi dosa-dosa nenek moyang mereka.
Survai
Sejarah 2 Raja-Raja terbagi atas dua bagian utama:
- (1) sejarah kedua kerajaan sebelum kejatuhan Israel (kesepuluh suku) pada tahun 722 SM (pasal 1-17; 2Raj 1:1--17:41) dan
- (2) sejarah Yehuda setelah keruntuhan Israel hingga kejatuhannya sendiri pada tahun 586 SM (pasal 18-25; 2Raj 18:1--25:30).
Pada satu sisi, Israel diperintah oleh serangkaian raja yang tak henti-hentinya "melakukan apa yang jahat di mata Tuhan" (mis. 2Raj 3:2). 2 Raja-Raja mengisahkan bahwa di tengah-tengah kemurtadan hebat di Israel, Allah membangkitkan nabi-nabi perkasa seperti Elia dan Elisa untuk memanggil bangsa itu dan para pemimpinnya kembali kepada Allah dan perjanjian-Nya (pasal 1-9; 2Raj 1:1--9:37).
Yehuda, pada pihak lain, kadang-kadang mengalami pembebasan dari raja yang jahat karena diperintah oleh raja yang saleh seperti Hizkia (pasal 18-21; 2Raj 18:1--21:26) dan Yosia (pasal 22-23; 2Raj 22:1--23:35), yang berusaha untuk memalingkan hati bangsa itu kembali kepada Allah. Sekalipun demikian, mereka tidak sanggup secara permanen mengubah arus penyembahan berhala, kebejatan, dan kekerasan yang ada. Setelah wafatnya Yosia (pasal 23; 2Raj 23:1-35), kemerosotan Yehuda makin cepat menuju kebinasaan, yang memuncak dalam perusakan Yerusalem oleh Nebukadnezar pada tahun 586 SM (pasal 25; 2Raj 25:1-34).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai 2 Raja-Raja.
- (1) Kitab ini (seperti 1 Raja-Raja) menekankan pentingnya para nabi dan penyataan mereka selaku cara utama Allah untuk menyampaikan amanat-Nya kepada para raja serta rakyat Israel dan Yehuda -- mis. Elia dan Elisa (pasal 1-13; 2Raj 1:1--13:25), Yunus (2Raj 14:25), Yesaya (2Raj 19:1-7,20-34), dan Hulda (2Raj 22:14-20).
- (2) Pelayanan Elisa yang penuh mukjizat disoroti sepanjang bagian pertama kitab ini (pasal 2-13; 2Raj 2:1--13:25).
- (3) Hanya dua raja di seluruh Israel dan Yehuda yang sepenuhnya disetujui karena tetap setia kepada Allah dan umat-Nya: Hizkia (2Raj 18:1--20:21) dan Yosia (2Raj 22:1--23:29).
- (4) Ditunjukkan bahwa para pemimpin yang tidak benar akhirnya akan menuntun bangsa menuju kehancuran serta mengilustrasikan prinsip abadi bahwa "kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa" (Ams 14:34).
- (5) Kitab ini berisi banyak cerita Alkitab terkenal, seperti Elia naik ke sorga dalam angin badai (pasal 2; 2Raj 2:1-25), putra perempuan Sunem yang dibangkitkan oleh Elisa (pasal 4; 2Raj 4:1-44), penyembuhan Naaman (pasal 5; 2Raj 5:1-27), mata kapak yang mengapung (pasal 6; 2Raj 6:1-33), kematian Izebel sebagai akibat kekerasan sebagaimana dinubuatkan Elia (pasal 9; 2Raj 9:1-37), kebangunan yang besar di bawah Hizkia (pasal 18; 2Raj 18:1-37) dan Yosia (pasal 23; 2Raj 23:1-35), serta penyakit Hizkia yang parah dan penyembuhannya (pasal 20; 2Raj 20:1-21).
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
2 Raja-Raja menunjukkan dengan jelas bahwa dosa dan ketidaksetiaan para raja Yehuda (yaitu keturunan Daud) mengakibatkan pembinasaan Yerusalem dan kerajaan Daud. Akan tetapi, PB juga menunjukkan dengan jelas, bahwa Allah di dalam kesetiaan-Nya menggenapi janji perjanjiannya kepada Daud melalui Yesus Kristus, "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27-31; Mat 21:9), yang masa pemerintahan dan kerajaan-Nya takkan pernah berakhir (Luk 1:32-33; bd. Yes 9:7).
Full Life: 2 Raja-raja (Garis Besar) Garis Besar
I. Kerajaan yang Pecah: Israel dan Yehuda
(2Raj 1:1-17:41)
A. Kelanjutan Pemerintahan Ahazia (Israel)
...
Garis Besar
- I. Kerajaan yang Pecah: Israel dan Yehuda
(2Raj 1:1-17:41) - A. Kelanjutan Pemerintahan Ahazia (Israel)
(2Raj 1:1-18; bd. 1Raj 22:51-53) - B. Masa Pemerintahan Yoram (Israel)
(2Raj 2:1-8:15) - 1. Peralihan dari Elia ke Elisa
(2Raj 2:1-25) - 2. Penilaian Atas Yoram
(2Raj 3:1-3) - 3. Yoram Mengalahkan Moab
(2Raj 3:4-27) - 4. Pelayanan Elisa yang Penuh Mukjizat
(2Raj 4:1-8:15) - C. Masa Pemerintahan Yoram (Yehuda)
(2Raj 8:16-24) - D. Masa Pemerintahan Ahazia (Yehuda)
(2Raj 8:25-29) - E. Masa Pemerintahan Yehu (Israel)
(2Raj 9:1-10:36) - 1. Yehu Diurapi oleh Elisa
(2Raj 9:1-10) - 2. Pembersihan yang Berdarah di Israel oleh Yehu
(2Raj 9:11-10:36) - F. Masa Pemerintahan Atalya (Yehuda)
(2Raj 11:1-16) - G. Masa Pemerintahan Yoas (Yehuda)
(2Raj 11:17-12:21) - H. Masa Pemerintahan Yoahas (Israel)
(2Raj 13:1-9) - I. Masa Pemerintahan Yoas (Israel)
(2Raj 13:10-25) - J. Masa Pemerintahan Amazia (Yehuda)
(2Raj 14:1-22) - K. Masa Pemerintahan Yerobeam II (Israel)
(2Raj 14:23-29) - L. Masa Pemerintahan Azarya (Yehuda)
(2Raj 15:1-7) - M. Masa Pemerintahan Zakharia (Israel)
(2Raj 15:8-12) - N. Masa Pemerintahan Salum (Israel)
(2Raj 15:13-15) - O. Masa Pemerintahan Menahem (Israel)
(2Raj 15:16-22) - P. Masa Pemerintahan Pekahya (Israel)
(2Raj 15:23-26) - Q. Masa Pemerintahan Pekah (Israel)
(2Raj 15:27-31) - R. Masa Pemerintahan Yotam (Yehuda)
(2Raj 15:32-38) - S. Masa Pemerintahan Ahas (Yehuda)
(2Raj 16:1-20) - T. Masa Pemerintahan Hosea (Israel)
(2Raj 17:1-41) - 1. Penilaian dan Pemenjaraan Hosea
(2Raj 17:1-4) - 2. Keruntuhan Israel yang Akhir
(2Raj 17:5-23) - 3. Penahanan Israel dan Pemukiman Kembali Negeri Itu
(2Raj 17:24-41) - II. Kerajaan Tunggal: Yehuda Sesudah Keruntuhan Israel
(2Raj 18:1-25:21) - A. Masa Pemerintahan Hizkia
(2Raj 18:1-20:21) - 1. Pembangunan dan Pembaharuan
(2Raj 18:1-8) - 2. Tinjauan Ulang Tentang Kejatuhan Israel dan Pembebasan Yehuda
oleh Allah dari Dua Serangan Asyur
(2Raj 18:9-19:37) - 3. Penyakit dan Penyembuhan Hizkia
(2Raj 20:1-11) - 4. Kebodohan dan Kematian Hizkia
(2Raj 20:12-21) - B. Masa Pemerintahan Manasye
(2Raj 21:1-18) - C. Masa Pemerintahan Amon
(2Raj 21:19-26) - D. Masa Pemerintahan Yosia
(2Raj 22:1-23:30) - 1. Kebangunan dan Pembaharuan
(2Raj 22:1-23:25) - 2. Murka Allah Tertunda Tetapi Tidak Dicegah dan Kematian Yosia
(2Raj 23:26-30) - E. Masa Pemerintahan Yoahas
(2Raj 23:31-33) - F. Masa Pemerintahan Yoyakim
(2Raj 23:34-24:7) - G. Masa Pemerintahan Yoyakhin
(2Raj 24:8-16) - H. Masa Pemerintahan Zedekia
(2Raj 24:17-25:21) - 1. Kejatuhan Yerusalem
(2Raj 25:1-7) - 2. Perusakan Bait Allah dan Tembok Kota
(2Raj 25:8-10,13-17) - 3. Pembuangan Terakhir Umat itu ke Babel
(2Raj 25:11-21) - III. Penutup
(2Raj 25:22-30)
Matthew Henry: 2 Raja-raja (Pendahuluan Kitab)
Kitab kedua dari Raja-raja ini (yang dalam Septuaginta, terhitung dari Kitab Samuel, disebut dengan kitab keempat) merupakan kelanjutan dari Kitab ...
- Kitab kedua dari Raja-raja ini (yang dalam Septuaginta, terhitung dari Kitab Samuel, disebut dengan kitab keempat) merupakan kelanjutan dari Kitab Raja-raja sebelumnya. Beberapa penafsir berpendapat kitab ini sebaiknya dimulai dengan ayat ke-51 dari pasal terakhir Kitab sebelumnya (1 Raja-raja 22 – pen.) ketika Ahazia mulai memerintah. Kitab yang pertama menceritakan awal yang penuh gemilang, dalam kemuliaan kerajaan Israel ketika masih utuh. Tetapi kemuliaan ini berakhir dengan kesedihan, dalam kehancuran kerajaan Israel pertama-tama, kemudian kerajaan Yehuda, setelah kedua kerajaan terpecah dua dalam waktu lama. Demikianlah, kerajaan yang terpecah akan hancur. Meskipun demikian, kita melihat pekerjaan Nabi Elia yang perkasa menjadi kemuliaan Kitab yang pertama, hingga bagian akhirnya. Lalu pekerjaan hebat Nabi Elisa menjadi kemuliaan kitab yang kedua di bagian awal. Kedua nabi ini bersinar jauh melebihi raja-raja mereka, dan karena itu, selama mereka hidup, sejarah ditulis untuk mereka. Dalam Kitab 2 Raja-raja ini kita temukan,
- I. Nabi Elia meminta dan menurunkan api dari sorga (ps. 1-2).
- II. Nabi Elisa mengerjakan banyak mujizat, baik untuk raja maupun umat, untuk orang Israel maupun orang asing (ps. 3-7).
- III. Hazael dan Yehu diurapi sebagai raja, yang pertama untuk memperbaiki Israel, yang terakhir untuk membinasakan keluarga Ahab dan pemujaan terhadap Baal (ps. 8-10).
- IV. Pemerintahan beberapa raja, baik Yehuda maupun Israel (ps. 11-16).
- V. Penawanan kesepuluh suku (ps. 17).
- VI. Pemerintah Hizkia yang baik dan gemilang (ps. 18-20).
- VII. Pemerintahan Manasye yang jahat, dan Yosia yang baik (ps. 21-23).
- VIII. Penghancuran Yerusalem oleh raja Babel (ps. 24-25).
- Sejarah ini, di beberapa bagiannya, meneguhkan pengamatan Salomo, bahwa kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.
Ende: 2 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) KITAB RADJA2
PENDAHULUAN
Kedua Kitab Radja2 (dalam terdjemahan Junani: III dan IV Keradjaan2; dalam
terdjemahan Latin III dan IV Radja2) sesungguhnja ...
KITAB RADJA2
PENDAHULUAN
Kedua Kitab Radja2 (dalam terdjemahan Junani: III dan IV Keradjaan2; dalam terdjemahan Latin III dan IV Radja2) sesungguhnja menurut bentuk serta isinja hanja merupakan satu karja besar. Tjorak buat2an dari pembagian itu tampak dari kenjataaan, bahwasanja pembagian itu djatuh di-tengah2 pemerintahan radja Ahazjahu. Hanja dua pasal permulaan sadjalah jang dipandang dari sudut kesusasteraan serta sedjarah termasuk dalam kisah pandjang-lebar wangsa Dawud, seperti jang terdapat dalam II Sjemuel 9-20, jang dilandjutkan dalam pasal2 ini sebagai pengantar bagi pemerintahan Sualaiman.
Kisah Kitab Radja2, jang melandjutkan kisah I dan II Sjemuel, melingkupi djaman sedjarah Israil, mulai dari penobatan Sulaiman (l.k 970) sampai dengan hantjurnja kota Jerusalem dalam tahun 587. Dipandang dari segi politik djaman ini merupakan sedjarah jang bergolak; dan meskipun kitab Radja2 tidak bermaksud memberikan sedjarah politik se-mata2, namun bagi pengertian jang tepat diperlukan pengetahuan ringkas tentang latar belakang politiknja.
Berkat situasi politik jang menguntungkan, maka Dawud berhasil mendirikan keradjaan jang tjukup kuat, dengan serangkaian negeri2 taklukan dikelilingnja. Karena terus lemahnja keradjaan2 Asyria-Babel dan Mesir, maka Sulaiman mendapat kesmepatan jang leluasa untuk mengkonsolidir warisan dari ajahnja. Setelah naik tachta dikala Dawud masih hidup, maka tindakan per-tama2 jang diambilnja sebagai penguasa penuh sesuai dengan kebiasaan masa itu, ialah menumpas segala orang, jang mendjadi lawan atau jang mungkin akan mendjadi lawannja, dan segala saingan bagi tachtanja. Kemudian dibentuknja angkatan perang jang diperlengkapi dengan sendjata2 jang modern diwaktu itu; dan untuk mengembangkan kemuliaan serta kedjajaan keradjaannja diadakannja pembangunan setjara besar2an, dengan baitullah Jerusjalem sebagai puntjak kemuliaannja. Mengingat pekerdjaan tadi tidak mungkin tanpa bantuan luarnegeri dalam bentuk bahan2 dan ahli2 tehnik, maka rentjana besar itu mengharuskan dia untuk mengadakan hubungan persahabatan dengan Tyrus, kota berdaulat jang djuga mendjadi pusat perdagangan. Untuk menutup beaja segala kebesaran itu, maka selain menggunakan daja-upaja klasik, jaitu padjak tinggi dan rodi, Sulaiman djuga menggali sumber penghasilan, jang sama sekali baru bagi Israil, jaitu perdagangan transito jang giat. Untuk maksud itu Sulaiman mengadakan armada niaga di Laut Merah, djuga dengan bantuan Tyrus. Dengan mengadakan perkawinan politik dengan puteri radja Mesir, ditjapainja hubungan persahabatan dengan keradjaan besar itu. Memang, pemerintahan Sulaiman adalah sungguh masa djaja; dan kebidjaksanaan serta kekajaannja lekas termasjhur. Tetapi sebaliknja tampak djuga segi buruknja, jang mengandung benih keruntuhan. Rodi jang menekan dan padjak jang berat mendjengkelkan rakjat jang meng-hidup2kan lagi persaingan lama antara Juda dan kesepuluh suku lainnja diutara. Tambahan pila diutara muntjul suatu keradjaan jang kemudian menjebabkan banjak kesulitan. Negara Aram Damsjik jang ditaklukkan Dawud berhasil memerdekakan dirinja dan mentjaplok negeri2 ketjil sekitarnja. Negeri taklukkan lain, jakni Edom, djuga memberontak dan berhasil memperoleh kebebasan jang tjukup besar, sehinggga sangat merugikan perdagangan. Achirnja Mesir muntjul wangsa baru jang menentang wangsa jang dahulu dan oleh karenanja memutuskan hubungan persahabatan dengan Israil dan memberikan suaka kepada para pemberontak.
Ketika Sulaiman mangkat, keadaan agak genting dan karena tindakan serampangan dari penggantinja, jaitu Reha'beam (931-913), keradjaan petjah mendjadi dua negeri jang berdaulat. Kesepuluh suku diutara mempermaklumkan Jerobe'am (931- 910) djadi radja, sedangkan Rehabe'am hanja diakui hak2nja oleh Juda dan leh sebagian suku Benjamin. Keradjaan Israil diutara lebih kaja dan lebih besar, tetapi tidak merupakan kesatuan jang kokoh kedalam. Juda diselatan adalah keradjaan jang kerdil dan miskin, tetapi karena stabilnja wangsa Dawud tidak begitu diganggu oleh kekatjauan2 dalam negeri. Semendjak itu kedua keradjaan mempunjai sedjarahnja tersendiri, tetapi dengan banjak titik persamaan jang kuat. Mula2 sangat bermusuhan, kemudian hubungan mereka bertambah baik dan bersahabat, tetapi achirnja bermusuhan lagi.
Pengganti Jerobe'am I di Israil ialah Nadab (910-109), orang jang tiada artinja samasekali. Ketika peperangan berketjamuk lawan orang2 Felesjet, ia disingkirkan oleh suatu permufakatan dan digantikan oleh pemimpin komplotan itu jaitu Ba'sja (909-886). Ba'sja melandjutkan permusuhan dengan Juda, tetapi dipaksa menghentikan operasi militernja oleh Ben-Hadad II dari Damsjik, jang disuapi radja Juda. Putera Ba'sja dibunuh Zimri, ketika pasukan sedang bertempur. Tetapi Zimri tidak diakui sebagai radja, dan rakjat mempermaklumkan panglimanja, jakni 'Omri djadi radja Israil (885-874). Mula2 timbul kesulitan dengan saingan2 lainnja mengenai tachta keradjaan, tetapi kemudian pemerintahan radja ini merupakan masa djaja jang mulia, sehingga luar negeri, lama setelah wangsa keempat ini lenjap, masih berbitjara tentang wangsa 'Omri', kalau maksudnja Israil. 'Omri berhasil meluaskan wilajahnja, dengan menaklukkan Moab lagi; sementara itu ia djuga berhasil memperoleh bantuan Tyrus, dengan mengawinkan Ahab, puteranja, dengan Izebel, puteri radja Tyrus. Keradjaannja jang makmur itu diberinja ibukota jang lajak, dengan mendirikan Sjomron, jang indah lagi megah, ditempat jang sungguh amat strategis. Mungkin untuk dapat bertahan terhadap Aram dari Damsjik, maka diperbaikinja hubungan dengan saudara-saudaranja diselatan, jakni Juda. Pemerintahan Ahab puteranja (874-853) pada umumnja djuga lantjar. Hubungan2 jang baik dengan Juda mendjadi persahabatan jang baik berkat perkawinan 'Ataljahu, puteri Ahab, dengan Joram, pangeran Juda. Tetapi Damsjik tetap mendatangkan kesulitan2. Bahkan Ben-Hadad II mengepung Sjomron. Ia dipukul mundur, tetapi dalam tahun berikutnja ia datang dengan pasukan jang lebih besar. Ia dikalahkan malahan ditangkap. Ahab memperlakukan dia sangat baik, bukan tanpa alasan. Diufuk utara mulai tampak bajang2 Asyria, jang hidup kembali dan merupakan antjaman. Nah Damsjik dapat dipakai sebagai negeri perisai, asal sadja tidak mendjadi terlalu lemah.
Sjalmaneser III, radja Asjur, merebut dalam tahun 875 Karkemisj di Syria utara dengan maksud terang2an untuk meluaskan wilajahnja. negeri2 Aram, termasuk djuga Israil dan Damsjik, merupakan persekutuan terhadap bahaja itu. Dalam tahun 953 terdjadilah pertempuran hebat di Karkar, jang berachir tanpa hasil jang definitif; tetapi bagi ahab sangat djelaslah bahaja itu. Ketika tekanan dari Asyrian berkurang sedjenak, timbulah kembali permusuhan lama antara Aram dan israil. Bersama2 dengan Josjafat, radja Juda, Ahab mengadakan peperangan jang berachir dengan kekalahan dan gugurnja Ahab. Dibawah pemerintahan Ahazjahu, penggantinja jang berpenjakitan (853-852) Moab memberontak, tetapi ditindas oleh Joram, putera lain dari Ahab (853-841), dengan bantuan Juda. Terdesak oleh Damsjik, Joram menggunakan revolusi istana, jang menempatkan Hazael diatas tachta Aram, untuk merebut kembali daerah2 jang lepas dari genggamannja. Dalam pada itu ia mendapat bantuan lagi dari Ahazjahu, radja Juda. Tetapi waktu mengepung Ramot di Gi'lead, Joram terluka dan tak lama kemudian dibunuh oelh Jehu panglimanja, di Jizre'el. Sementara itu Asyrian mendesak madju dan mengantjam lagi. Dalam tahun 841 Sjalmaneser III memasuki wilajah Hazael, tanpa merebut Damsjik. Hanja beberapa negeri tetangga sadja jang ditaklukannja.
Jehu (841-814), pendiri wangsa kelima di Israil, berubah politik dan mentjari persahabatan dengan Asyria lawan Aram. Persahabatan itu sebenarnja berarti tergantung, sehingga Jehu, jang dalam soal2 dalam negeri bertindak dengan kekedjaman ala Asyria, toh dengan setia membajar upeti kepada tuannja di Ninive. Politik itu memantjing balas dendam dari pihak Damsjik atas Jehu. Maka Aram merebut sebahagian dari Israil. Jehu tidak dapat mengharapkan bantuan dari Juda. Sebab didalam pemberontakannja Jehu tidak hanja menumpas wangsa Ahab, jang ada hubungan kekeluargaan dengan Juda, tetapi djuga membunuh radja Juda serta sebagain dari keluarganja. Joahaz (814-798), pengganti Jehu, ditekan Damsjik begitu rupa, sehingga Israil selama beberapa waktu kehilangan hampir seluruh kedaulatannja. Didalam pemerintahan Joasj (798-783), puteranja serta penggantinja, Israil bangun kembali, sehingga radja itu mengadakan peperangan dengan Ben-Hadad III dan merebut kembali daerah2 jang hilang. Didalam peperangan, jang dipantjing oleh Amasja, radja Juda, berhasillah Joasj menawan Amasja dan merebut kota Jerusalem. Dibawah pemerintahan Jerobe'am II (783-743) Israil mentjapai masa djajanja jang kedua dan terachir. Ini dimungkinkan pula oleh keadaan Asyiria, jang mengalami masa kemumduran dan terlalu sibuk ditimur, sehingga tidak dapat memikirkan Palestina. Dibawah pemerintahan Jerobe'am II itu Juda hampir seluruhnja bergantung daripada Israil, dan djaman Sulaiman se-akan2 kembali lagi.
Sesudah Jerobe'am mangkat, kemunduran datang dengan tjepatnja. Tenaga di- habis2kan dengan perebutan tachta, sampai dalam tempo satu tahun ada tiga radja jang naik tachta, jakni Zekarja, Sjalum dan Menahem. Menahem (743-738) dapat bertahan, dengan menggunakan kekedjaman jang tak kenal ampun terhadap lawan2nja didalam negeri, tetapi ia terpaksa mengakui kembali kekuasaan Asyria dalam diri Tiglat-peleser III (Pul) dan membajar upeti jang berat. Sesudah Menahem mangkat, timbul lagi kekatjauan, sehingga pemerintahan Pekahnja, putera Menahem (738-737) beralih ketangan Pekah (737-732). Sebagai anggota serikat negara2 anti-Asyiria dibawah pimpinan Damsjik ia memberontak lawan tuannja. Bersama dengan Rason dari Damsjik ia mengadakan peperangan dengan Juda, untuk mamaksa Juda masuk dalam koalisi itu. Ahaz, radja Juda, minta bantuan Asyiria, jang segera datang, sehingga pengepungan kota Jerusjalem diputuskan. Dalam tahun 732 Damsjik direbut oleh Tiglet-Pelezer III. Rason sendiri tewas. Penduduknja diangkut, dan Aram mendjadi propinsi Asyria. Israilpun kalah dan didjadikan keradjaan kerdil dengan kedaulatan jang hanja semu sadja. Pekah dibunuh dan digantikan oleh pembunuhnja, jakni Hosjea' (732-724) dibawah lindungan Asyria. Tetapi golongan anti-Asyria, jang mengandalkan bantuan Mesir, berhasil menjeret radja itu kedalam pemberontakan jang tiada harapannja sama sekali. Hosjea' ditawan Sjalmaneser V dan turun dari tachtanja. Namun demikian, peperangan dilandjutkan djuga di Sjomron, jang baru direbut oleh Sargon II sesudah dikepung tiga tahun lamanja (724-721). Menurut tjara jang lazim di Asyria, maka sebagian besar dari penduduk diangkut dan lambat-laun diganti dengan bangsa2 lain jang djuga dedeportir. Dengan itu berachirlah setjara definitif sedjarah keradjaan diutara.
Sedjadjar dengan sedjarah Israil pula djalannja sedjarah Juda, jang tak dapat tidak menudju kekeruntuhan. Radja jang pertama, jakni Rehabe'am (931-913) gagal dalam usahanja, untuk memulihkan hak2nja di Israil dan segera harus menghadapi serbuan Mesir. Hanja dengan upeti jang sangat besar sekali ia dapat menjelamatkan ibukotanja dari penghantjuran. Abia penggantinja (913-911) mengadakan pertjobaan lagi dengan bantuan Aram, untuk merebut israil, tetapi kendati kemenangan jang diperolehnja, pertjobaan itu toh tidak berhasil. Pemerintahan Asa jang berlangsung lama (911-870) melandjutkan peperangan dengan bantuan Aram lawan Israil. Ia berhasil menangkis serangan baru dari Mesir, dengan mendatangkan rugi besar kepada pihak musuh, sehingga aman tenteramlah diselatan selama waktu jang pandjang. Pada achir pemerintahan hubungan dengan Israil bertambah baik dan mendjadi persahabatan dengan ketaklukan dibawah pengganti Asa, jakni Josjafat (870-848). Josjafat ikut serta dalam peperangan Israil lawan Aram dan Moab. Atas usahanja sendiri iapun melakukan peperangan lawan suku2 Arab dan orang2 Felesjet. usahanja untuk melantjarkan kembali perdagangan didjaman Sulaiman, dengan membangun armada di Laut Merah menemui kegagalan, a.l. djuga karena kurangnja tenaga2 ahli. Joram (848-841), puteranja jang dilahirkan dari 'Ataljahu, puteri Izebel, melandjutkan persekutuan dengan Israil dan menjokong gabungan Aram lawan antjaman2 serangan Sjalmaneser III (859-824). Ia tidak berhasil mamatahkan pemberontakan Edom, sehingga negeri itu mendjadi merdeka untuk seterusnja. Orang2 Felesjet menjebabkan kesulitan2 besar, dengan serangan mereka setjara besar2an jang berhasil terhadap Jerusjalem. Joram digantikan oleh Ahazjahu (841), puteranja, jang ikut-serta dalam peperangan Ahab lawan Damsjik. Ber-sama2 dengan Joram dari Israil ia dibunuh oleh Jehu. Pemerintahan lalu dipegang ibu suri, 'Ataljahu (841-835). Tindakannja jang pertama ialah menumpas seluruh keluarga keradjaan. Hanja satu kanak2, jakni Joasj, diselamatkan dan diasuh dengan sembunji2 oleh para imam Jerusjalem. Ketika kanak2 itu berumur tudjuh tahun, maka diadakan permufakatan dibawah pimpinan imam-agung Jojada'. 'Ataljahu dibunuh dan Joasj dipermaklumkan djadi radja (835-796). Hanja sedikit sadja jang diketahui dari pemerintahannja jang berlangsung lama itu. Serangan Aram atas Israil, jang praktis menaklukan keradjaan itu, meluas pula sampai Juda, tetapi ditebus Joasj dengan upeti jang berat. Joasj dibunuh oleh beberapa pendjawatnja dan digantikan oleh Amas-ja (796-781), puteranja. Suatu serangan jang dilantjarkan terhadap Edom menghasilkan suatu perluasan daerah, tetapi peperangan jang dipantjingnja dengan Israil mendatangkan kekalahan besar, sehingga duduknja diatas tachta itu hanjalah berkat kemurahan radja Israil sadja. Pemerintahan 'Azarja, penggantinja, jang disebut dengan 'Uzia (781-740) adalah masa tjemerlang, kendati penjakit radja itu. Karena perhubungan persahabatan dengan Israil, maka ia berhasil merebut daerah dari Edom dengan suatu pelabuhan dipantai Laut Merah. Terhadap suku2 Arab ia kurang berhasil. Peperangan lawan Aram dan Israil, jang hendak memaksa juda masuk gabungan anti-Asyria, petjah didalam pemerintah Ahaz, penggati Azarja (736-716). Ahaz terpaksa mentjari bantuan dari Asyria, tetapi hal itu berarti ketaklukan kepadanja. Ahaz harus membajar upeti dan membiarkan daerah2 jang sudah direbut Tiglat-pelezer III tetap ditangan Asyria. Juda makin tak berdaja lagi, dengan djatuhnja Damsjik dalam tahun 732 dan Sjomron dalam tahun 721, Juda berhadapan sendirian dengan raksasa Asyria, dan tetap berdirinja adalah berkat kemurahan Asyria se-mata2, selama hal itu diperkenankan Sri Baginda.
Didalam keadaan itu Hizkia (716-687) naik tachta. Pada galibnja ketaklukkan kepda Asyria itu bukanlah dengan ichlas hati. Seperti bangsa2 taklukan lainja, demikianpun Hizkia mulai mengadakan pembaharuan nasional dan persiapan2 militer, untuk se-lekas2nja melemparkan beban Asyria dari atas pundaknja. Dengan sendirinja ia lalu mentjari hubungan dengan saingan berat Asyria, jaitu Mesir. Terhadap gabungan rahasia negeri2 tetangga Hizkia mengambil sikap netral jang murah hati. Ini mendjadi untungnja. Gabungan itu takluk, ketika kota Asjdod dihantjurkan. Karena hubungannja itu Hizkita ber-gegas2 menjatakan ketaklukkanja kepada Sargon dengan membajar upeti jang luar-biasa. Karena perebutan tachta di Ninive, jang membuat Sanherib mendapat kekuasaan, maka bangsa2 terdjadjah memberanikan diri dan memulai gerakannja kembali. Merodak-baladan, pemberontak Babel, berusaha mendirikan keradjaan tersendiri dan mencari bantuan dari Hizkia pula. Tetapi setelah Babel djatuh, ia terpaksa melarikan diri lagi. Kemudian Sanherib memasuki Palestina; dengan perang kilat, jang sebetulnja ditudjukan terhadap Mesir, ia mematahkan segala perlawanan dengan amat tjepatnja. Hanja 'Ekron dan Jerusalemlah jang bertahan terhadap pengepungan. Hizkia berusaha menjelamatkan diri dengan membajar upeti; tetapi pengepungan diteruskan djuga. Mesir tengah bergerak madju dengan balatentaranja, ketika perkemahan Asyria didepan Jerusjalem ditimpa malapetaka; makanja Asyria terpaksa menghentikan pengepungan itu. Selandjutnya Sanherip sangat sibuk ditimur, chususnja degan Babel, sehingga ia tak dapat menaruh perhatiannja lagi kepada Palestina, walaupun Juda tetap mendjadi negeri taklukan dari Asyria. Demikianlah keadaan Juda, ketika Manasje (687-642) naik tachta. Rupa2nja ia tersangkut pula dalam pemberontakan Babel jang kesekian kalinja terhadap Asyrian, dengan memberikan bantuan kepada Babel. Maka ia diangkut ke Asyria sebagai tawanan; tetapi beberapa waktu kemudian ia dikembalikan lagi ke tachtanja. Amon, putera Menasje, hanja memerintah selama dua th. (642-640); ia mati terbunuh. Ia digantikan oleh puteranja jang belum dewasa, Josjijahu (640-609). Asyria menghadapi pindahan besar2an bangsa Skit, jang membandjiri keradjaan, malahan melintasi Palestina; dalam pada itu orang Media membangun keradjaan jang besar. Dengan mangkatnja Asjuribanipal (621) runtuhlah keradjaan Asyria samasekali. Ninive direbut dalam tahun 621 oleh Babel, jang sudah berdiri kembali, bersama2 dengan orang Media. Fare'o Nekao dari Mesir hendak menjelamatkannja Asyria, dan melintasi Palestina dengan pasukan besar, untuk menolong Asyria. Josjijahu jang tidak suka melihat, Asyria ditegakkan kembali, mentjoba tjegah Fare'o, tetapi dialahkan dan gugur. Nekao mengangkat pilihannja sendiri djadi radja, jakni Jojakim (609-598), untuk menggantikan Joahaz, putera mahkota jang ditjabut haknja. Dalam tahun 605 sisa terachir dari kekuasaan Asyiria dan balabantuan Mesir ditumpas Babel. Karena kesulitan2 dalam negeri maka Nebukadnezar I tidak segera dapat memaksakan kehendaknja. Baru dalam tahun 601 ia muntjul; maka segala bangsa ketjil, termasuk pula Juda, segera menjatakan diri takluk kepadanja. Agaknja Jojakim ditawan sedjenak, dan harta-benda baitullah dirampas. Seterusnja Jojakim setjara stjara lahiriah berlaku sebagai taklukan yang patuh, tetapi dengan sembunji2 ia mengadakan hubungan dengan Mesir; tetapi ia ditentang oleh golongan anti Mesir jang kuat, jang dipelopori nabi Jeremia. Dalam tahun 599 ia memberontak setjara terang2ana. Nebukadnezar, jang masih sibuk, di tempat lain hanya mengirimkan pelbagai gerombolan penjarah ke Juda. Beberapa bulan kemudian ia datang sendiri. Ketika ia mendekati Jerusalem, Jojakim mangkat dan digantikan oleh Joakin (598). Jojakin menjerahkan diri dengan sukarela kepada Nebukadnezar dan diangkut ke Babel ber-sama2 dengan sebagian dari rakjat. Nebukadnezar mengangkat pama Jojakin djadi radja dan mengubah namanya mendjadi Sedekia (598-587). Radja Juda jang terachir ini adalah orang jang lemah, dan tidak berdaja menghadapi keadaan jang amat sulit. Ia mendjadi main2an golongan pro-Mesir. Mesir sendiri sementara tidak sanggup memberikan bantuan kepada pemberontakan manapun. Sedekia ketahuan mengadakan hubungan rahasia dengan negeri2 ketjil lainnja jang hendak memberontak. Maka untuk mentjutji tangannja, ia sendiri datang menghadap Nebukadnezar, tetapi ini hanja siasat sadja, jang hampir2 tidak merubah politik rahasianja. Ketika dalam tahun 588 Fare'o jang baru mulai bertindak tegas terhadap Asyria, tjukup besarlah kemungkinan bagi permufakatan di Jerusjalem untuk memulai aksi pembalasannja. Ia mengepung Tyrus, tempat kedudukan Mesir, dan djuga Jerusjalem. Setahun lamanja kota itu dipertahankan dengan mati2an. Lalu datanglah pasukan pembebas Mesir, sehingga Nebukadnezar menghentikan pengepungan Jerusjalem, untuk dapat menghadapi bahaja itu dengan hasil jang baik. Sebulan kemudian ia sudah kembali lagi. enam bulan lamanja koa Jerusjalem dipertahankan dengan gigihnja, kendati patjeklik jang hebat. Dalam bulan Agustus 587 tembok kota Jerusjalem didobrak dan pasukan Babel memasuki kota itu; Sedekia mentjoba larikan diri, tetapi ia djatuh kedalam tangan musuh. Putera2nja dibunuh didepan matanja, dan ia sendiri ditjukil matanja, lalu diangkut ke Babel. Kota di-djarah2 dan sebagian besar penduduk diasingkan. Sisanja diperintah seorang gubernur dalam diri Godaljahu, jang beberapa bulan kmeudian dibunuh oleh sekelompok orang fanatik atar asutan radja 'Amon. Karena takut akan tindakan pembalasan, maka banjaklah jang lari ke Mesir, dan mereka membawa sertanja nabi Jeremia. Kemudian diadakan deportasi2 lagi ke Babel. Keradjaan Juda runtuh. Tetapi dengan diampuninja bekas-radja Jojakin di Babel mulai tampaklah fadjar pemulihannja.
Dalam ichtisar sedjarah ini digunakan suatu chronologi, jang tidak berdasarkan kitab radja2. Kelihatannja sadja karya ini memberikan segala bahan jang diperlukan, karena sangat saksama dalam menjebutkan masa pemerintahan radja masing2. Tetapi sesungguhnja keterangan2 itu malahan menghadapkan para ahli dengan suatu teka-teki jang tak terdjawab. Sebab keterangan2 itu tidak bersesuaian satu sama lain dan tidak tjotjok pula dengan keterangan2 tertentu lainnja dari sedjarah. Orang mentjari pemetjahan persoalan ini dalam salah-salin para penjalin, dalam penggunaan beberapa tarich sekaligus, dalam djatuh samanja sebagian dari pemerintahan dua radja ber-turut2. Tetapi kesmeuanjan itu tidak memberikan djawaban jang memuaskan karena chronologi, betapapun bagus nampaknja, selalu hanjalah perkiraan sadja.
Pengarang kitab Radja2 tidak mengindahkan sedjarah politik, melainkan lebih mengutamakan sedjarah keigaman, jang toh tak terpisahkan djuga dari sedjarah keradjaan2 itu. Didjaman jang dibitjarakan didalamnja, sedjarah keigaman itu seluruhnja ditandai dengan pergulatan mati2an antara agama murni Jahwe dan syncretisme kafir. Sudah lama pergulatan itu berketjamuk, tetapi didalam djaman itu mentjapai fase terachir.
Untuk ibadah Jahwe, Allah Israil, oleh Sulaiman telah diadakan pusat nasionalnja jang besar dalam baitullah Jerusjalem. Dipusat tersebut ada ketjondongan jang kuat, untuk memusatkan se-gala2nja dalam baitullah, sebagai tempat ibadah satu2nja jang sah. Tetapi sebelum idam2an itu tertjapai, harus ditempuh dahulu masa jang lama lagi pahit. Disamping pusat itu ada dan tetap ada djuga banjak tempat sutji setempat, jang disebut 'bukit2 angkar', jang sering bersandarkan tradisi sampai kedjaman para bapa bangsa. Pengarang kitab Radja2 beranggapan, bahwa Bait Allah Sulaiman merupakan achir dari perkembangan itu, dan tak laind an tak bukan ia hanja mengutuk tempat2 sutji itu. Tetapi ini adalah pendapat jang diprojektir kebelakang, dan jang selama seluruh djaman, jang dibitjarakan dedalam kitab itu, se-kali-2 bukanlah pendapat jang ortodoks. Kuil2 setempat itu dibenarkan dan Jerusjalem hanjalah merupakan jang utama. Radja2 merangkap pula djadi pemimpin ibadah Jahwe, tetapi karena mereka, sering dengan alasan2 politik serta pribadi, sangat tjondong kepada syncretisme keigamaan, maka sukarlah mereka dipandang sebagai pendukung aseli dari agama. Djuga para rohaniwan tidak dapat dipandang demikian, karena mereka umumnja hanja mendjadi pendjilat radja sadja. Pendukung dari agama jang murni haruslah ditjari dikalangan para nabi. Didalam kitab Radja2 tampil sedjumlah nabi, jang tidak djarang bersengketa dengan istana, dan djuga ada nabi2, jang lebih mendjilat radja daripada tampil sebagai djurubitjara Jahwe. Tojoh2 jang utama ialah elija, Elisja' dan Jesaja. Dapat ditambahkan pula nabi2 jang tidak disebutkan namanja, jakni Jeremia, Amos, Hosjea dan Micha. Tokoh2 besar ini muntjul pada saat2 jang gawat, dan mereka sangat berpengaruh, pul dibidang politik. Nabi2 ini tampil dikeradjaan utara maupun diselatan, untuk memurnikan dan membela agama Jahwe. Usaha mereka dirintangi dengan tidak kurang hebatnja dikalangan Jahweisme itu sendiri, oleh tindakan Jero'beam. Dengan alasan2 politik, jakni guna mengimbangi gaja-pusaran baitullah Sulaiman, didirikan tempat2 sutji nasional bagi Israil, jaitu di Betel dan Dan. Maksudnja bukanlah pemudjaan berhala. Kedua patung lembu djantan itu dipandang sebagai sematjam singgasana bagi Jahwe, jang roh adanja dan tidak kelihatan. Tetapi ada bahajanja, bahwa orang lalu memandang patung2 itu sebagai patung Jahwe dan oleh karenanja mendjadjarkan Jahwe dengan Ba'al jang djiga digambarkan dalam bentuk lembu djantan. Demikian terbukalah djalan bagi syncretisme, jang selalu mengantjam itu.
Ba'al setempat dengan Asjera, pasangannja, adalah dewa-dewi kesuburan Kena'an, dan sudah sedjak dahulukala ada ketjondongan untuk memuja dewa-dewi itu disamping Jahwe di-kuil2nja jang kuno, di-bukit2 angkar. Didjaman radja2 ditambah pula dengan pengaruh dari luarnegeri. Sebab sesuai dengan tabiat djaman itu, disamping dewanja sendiri orang djuga memudja dewa2 bangsa2 lain, jang mendjadi sahabatnja atau jang mendjadi tuannja. Dan didjaman radja2 hubungan itu banjak diadakan. Bahaja bagi semua adalah sebab musababnja para nabi menentang keras segala hubungan dengan luar negeri. Hal itu sudah dimulai didjaman Sulaiman, jang karena pengaruh isteri2nja jang banjak djumlahnja dari luarnegeri, memudja dewa2 mereka dan membangun kuil2 chusus bagi dewa2 itu di Jerusjalem. Selama pemerintahan Ahab dikeradjaan utara kekafiran bersimaharadjalela hampir2 dengan penuhnja. Karena pengaruh Izebel, isterinja dari Tyrus, maka pemujaan Ba'al Tyrus, jakni Melkart, dengan Asjtoret, pasangannja, kira2 mendjadi agama keradjaan jang resmi; bahka begitu rupa, sehingga para penganut Jahwe di-kedjar2 dengan hebatnja, sedang para nabi serta imam Ba'al mempunjai pengaruh mutlak diistana. Lawan terbesar dari Ahab ialah nabi Elija. Didalam pemerintahan pengganti2 Ahab, terutama didalam pemerintahan Joram, pengaruh kafir sangat berkurang berkat kegiatan Elija dan Elisja', muridnja. Malahan Elisja' agak baik hubungannja dengan istana. Jahweisme dapat menarik napas pandjang lagi. Dengan muntjulnja Jehu timbullah reaksi jang hebat dan berbaliklah nasibnja. Kekafiran di-kedjar2. Dalam hal itu Jehu lebih didorong oleh alasan2 politik daripada oleh sifat keigamaannja sendiri. Para pendahulunja telah melindungi kekafiran, dan lagi ia sendiri berhasil merebut kekuasaan antara lain djuga berkat dukungan para penganut Jahwe.
Tetapi sementara itu syncretisme bersimaharadjalela di Juda. Hubungan antara Juda dan Israil achir2 itu baik adanja, dan 'Ataljahu, puteri Izebel, mempunjai tabiat ibunja dan membawa tjara hidup istana Ahab ke Jerusjalem. Joram sangat dipengaruhi isterinja jang kafir itu. Ba'al berdjaja di Jerusjalem dan para penganut Jahwe menghadapi masa jang buruk, lebih2 ketika 'Ataljahu mendjadi Ratu jang berkuasa mutlak. Dengan sendirinja Joasj, jang diasuh para imam Jahwe, merupakan reaksi jang hebat terhadapnja. Maka gantilah Ba'al setempat serta asing menghadapi masa buruk, meskipun tidak lenjap samasekali dari hati rakjat. Baitullah dipulihkan se-dapat2nja, setelah kemerosotannja didjaman 'Ataljahu.
Didjaman pengganti2 Jehu status quo antara Ba'al dan Jahwe dipelihara di Israil, namun dengan kemunduran lambat-laun bagi Jahwe. Makin lama makin meresaplah syncretisme didalam ibadah Jahwe di Betel dan Dan. Belum lagi disebutkan tempat sutji Jahwe, jang ada disamping kuil2 Baal dan Asjera.
Ketika Juda mendjadi taklukan Asyira, maka sebagai keharusan psikologis dewa2 Asyriapun mesti dipudja oleh bangsa taklukkan itu serta radjanja. Lebih2 radja Ahaz sangat bersemangat syncretistis, sehingga dewa2 asing, chusunja dari Asyria, dimasukkan kedalam bait Jahwe. Kebangunan nasional didalam pemerintahan Hiskia pada hakekatnja berarti pula pembaharuan keigamaan. Dalam pembaharuan itu nabi Jesaja dan nabi Micha memainkan peranan jang penting. Djatuhnja Sjomron meninggalkan kesan jang dalam, karena hal itu sungguh merupakan bukti jang djelas bagi dalil para panganut Jahwe. Hizkia mengadakan pembersihan sekalian dewa, jang mendapat tempatnja di Juda dan Jerusjalem. Bahkan ia menghapus kuil2 Jahwe setempat, sehingga pemusatan ibadah Jahwe di Jerusjalem mendjadi suatu kenjataan. Tetapi agama, jang dipulihkan lebih bersandarkan alasan nasional daripada alasan keigamaan itu, salah-berkembang mendjadi formalisme lahiriah dan mundur dalam tempo jang singkat. Malapetakan datang didalam pemerintahan Menasje, seornag syncretis jang tak kenal malu, malahan seorang kafir tulen. Segala sesuatu jang asing dimasukkan ke Jerusjalem, dengan praktik2nja jang kadang2 mesum dan berdarah, bahkan diberi tempat didalam bait Jahwe; hal ini tentu sadja merugikan bagi ibadah Jahwe. Dimanapun djua muntjul patung2 Ba'al dan Asjtarte, dan dewa2 perbintangan Asyriapun dipudja2. Kekafiran Menasje begitu hebatnja, sehingga ia melantjarkan penghambatan terhadap para penganut Jahwe jang radjin. Tetapi Amon, puteranja, mengikuti langkah bapaknja sebelum bertobat. Reaksi terhadapnja timbul didalam pemerintahan Josjijahu, sehingga nama radja ini tidak terpisahkan dari pembaharuan keigamaan jang mendalam. Dimulainya pembersihan baitullah kota dan negeri dari segala anasir jang asing dan menentang Jahwe. Kegiatan ini menimba kekuatan baru dari kitab, jang diketemukan kembali dalam pekerdjaan2 perbaikan baitullah, dan jang hilang serta terlupakan selama pemerintahan Menasje. Kitab tersebut memuat per-undang2an mengenai baitullah Jerusjalem dan dengan sendirinja merupakan pembelaan bagi baitullah sebagai satu2nja bait Jahwe jang sjah. Isi kitab tersebut lebih kurang sama dengan bagian per-undang2an Kitab Ulangtutur. Pembaharuan dilaksanakan menurut asas2 dan dalil2 kitab tadi, tidak hanja diwilajahnja sendiri tetapi djuga di bekas keradjaan Israil. Dimasa itupun timbul pula nabi Jeremia. Walaupun namanja samasekali tidak disebutkan didalam kitab Radja2 namun agaknja ia merupakan salah satu tokoh besar dibelakang lajar. Tetapi ia melihat lebih djauh; dalam mengadakan pembaharuan itu, seisi istana didorong oleh alasan2 politik maupun keigamaan. Jeremia lebih tahu, bahwa pembaharuan itu bertjorak formalitas dan bahwa ibadah Jahwe dipandang dan djuga dilakukan setjara magis. Kegembiraan keigamaan jang tjetek itu mendapa tudjian jang hebat, ketika radja jang saleh itu, diluar dugaan samasekali dialahkanoleh Mesir dan gugur. Segera setelah kematiannja, timbul lagi syncretisme. Hal itu tidak mengherankan, mengingat pembaharuan jang setengah dipaksakan pemerintah itu. Alasan2 politik, chususnja hubungan dengan Mesir, memainkan peranannja djuga dalam hal ini. Pemudjaan hewan di Mesir dimasukkan ke Jerusjalem. Didalam pemerintahan Jojakim agama Jahwe jang aseli dihambat lagi, karena hakikatnja agama itu selalu anti- Mesir. Adapun Jeremia tidak begitu terpandang di Jerusjalem. Ini berlangsung hingga achir. Sedekia sendiri boleh djadi baik hatinja, tetapi ia terlalu lemah wataknja untuk bertindak tegas. Demikianlah kehantjuran Jerusjalem mendapati Jeremia, pembela Jahweisme jang besar itu, didalam pendjara, dan sedjumlah dewa2 asing didalam baitullah disamping Jahwe. Kitanja api pembuangan perlulah untuk membakar habis syncretisme jang sudah berakar dalam itu, sampai Israil dalam praktikpun sungguh mengakui Allah jang benar sebagai satu2nja Allah. Hingga waktu itu praktisnja hanja suatu kelompok orang pilihan sadjalah jang mengakuiNja.
Kebanjakan keterangan tentang sedjarah-politik-keigamaan jang dilukiskan diatas itu didapat dari kitab Radja2. Tetapi kesemuanja itu tertjantum didalamnja dalam bentuk jang agak aneh dan tak begitu setimbang. Pengarang memberikan laporan jang pandjang-lebar tentang kenaikan tachta Sulaiman serta pemerintahannja (I Rdj.1-2.3-11). Kemudian disadjikannja setjara sedjadjar sedjarah kedua keradjaan jang berdiri sendiri itu (I Rdj. 11-II Rdj. 17). Tjara kerdjanja begini: mulai dengan Jerobe'am diutarakannja pemerintahan seorang radja dari keradjaan jang satu itu selengkapnja; dan kemudian diutarakannja pemerintahan satu dua radja dari keradjaan jang lain, jang berkuasa selama djangka waktu jang sama. Setelah mengutarakan pemerintahan dari jang terachir ini seluruhnja, ia kembali lagi kekeradjaan jang satu itu, untuk mengutarakan pemerintahan radja2 jang semasa. Keterangan2 tentang radja2 tadi disusun didalam rangka tertentu, kadang2 agak dipaksakan. Rangka ini tidak selalu persis sama, tetapi perbedaanja toh hanja ketjil. Di dalam rumus pendahuluan jang tetap disebutkan tahun naik tachta, dihitung menurut masa pemerintahan radja dari keradjaan jang paralel, dan dihitung menurut masa pemerintahan radja dari keradjaan jang paralel, dan lagi umur waktu naik tachta (hanja dari radja2 Juda), lamanja memerintah, nama dan asal-usul ibunja (hanja dari Juda); achirnja suaut penilaian kesusilaan radja jang bersangkutan, hal mana senantiasa buruk djatuhnja bagi radja2 Israil. Kemudian berikutlah keterangan2 chusus, djika ada. Dan disudahi dengan rumus penutup jang lebih landjut dan lebih terperintji, dan menjebutkan kematian serta pemakaman radja jang bersangkutan dan penggantinja jang sjah. Tetapi adakalanja pula si pengarang memuat bahan2 jang melampui batas2 rangkanja dan mengenai beberapa radja (IRdj 17 - II Rdj 2-13). Sesudah sedjarah kedua keradjaan itu, lalu dilandjutkan dengan kisah Juda setelah djatuhnja Sjomron (18-25,21), tetapi si pengarang tidak lagi mengikuti rangka jang dipilihnja. Achirnja disadjikannja dua tambahan tentang masa setelah djatuhnja Jerusjalem. (II Rdj 25,22-26.27-29).
Si pengarang menimba bahan2nja dari pelbagai sumber, jang sebagian berasal dari Juda dan sebagian lagi dari Israil. Bolej djadi sumber2 dari Israil sesudah djatuhnja Sjomron, dibawa para penganut Jahwe jang setiawan ke Jerusjalem. Ia sendiri menundjuk dengan djelas akan tiga karya, jakni "Riwajat hidup Sulaiman", "Kitab Tawarich Radja2 Israil", dan "kitab Tawarich Radja2 Juda. Tawarich ini kiranja bukan buku peristiwa @ penting keradjaan atau arsip keradjaan, melainkan hendaknja lebih dipandang sebagai karya perseorangan tak-resmi, jang dapat dibatja umum. Disamping buku2 tadi bagi si pengarang masih tersedia banjak sumber lainnja. Kedua pasal permulaan tentang kenaikan tachta Sulaiman (I Rdj 1- 2) diambil dari naskah jang djuga mendjadi sumber bagi II Sjem 9-20. Kisah jan gagak pandjang tentang Elia (IRdj. 17-19. 21; II Rdj. 1,2-17 Elisja. (II Rdj. 2,1-25; 3,4-8, 23: 13,12-14,13) diambil dari kumpulan kisah, jang berasal dari kalangan "tjanterik nabi". Tjoraknja sangat populer dan menjatupadukan pelbagai pandangan serta tafsiran, tentang tokoh2 raksasa itu, jang sebagaimana lazimnja dengan oknum2 sebesar itu, memberikan banjak bahan untuk chajalan keigamaan dan mengambil-alih tjeritera2 lainnja. Kisah2 peperangan dengan Aram (I Rdj. 20.22) diambil dari sumber lain lagi. Suatu kisah nabi terdapat djuga dalam I Rdj. 13, 1-34; 14, 1-18, sedang II Rdj. 18, 4-20, 19 diambil dari serangkaian kisah tentang nabi Jesaja, jang djiga dimuat dalam kitabnja sendiri. Mengenai uraian tentang bangunan serta susunan baitullah, perbaikannja dan hartabenda jang disimpan didalamnja, - hal2 mana mendapat perhatian chusus si pengarang, - kiranja diambil dari arsip baitullah. Kadang2 laporan singkat tentang karya bangunan radja2 dan tjatatan singkat tentang kegiatan militer mengingatkan kita akan inskripsi, seperti jang biasanja merupakan penginggalan radja2. Sungguhpun sering sulit menentukan sumber2 itu setjara terperintji, namun djelaslah kiranja, bahwa dalam kitab Radja2 itu digunakan sedjumlah sumber. Dan sumber2 itu amat berlainan asalnja, hal mana lebih2 pentingnja dalam menentukan nilainja sebagai sumber sedjarah jang objektif. Tetapi pada umumnja kitab Radja2 dalam hal ini sangat boleh dipertjaja; dan pada bangsa2 lain didjaman itu tiada terdapat karya historis satupun jang senilai dengannja.
Pengarang Kitab Radja2 memilih bahannja dan menjusunnja dengan maksud tertentu. Maksud ini tampak dengan djelasnja dalam pertimbangan2 pribadi jang singkat atau pandjang, jang terdjalin dalam kisahnja. Teranglah bahwa maksudnja per-tama2 bukannja untuk mendjadikan sedjarah profan. Peristiwa2 politik jang penting sering hanja disebutkan setjara singkat sadja, malahan adakalanja tidak disinggung samasekali; dan radja2pun se-kali2 tidak dipertimbangkan menurut ketjakapan politiknja. Tetapi segala sesuatu jang penting dalam bidang keigamaan dilukiskan dan dilaporkan dengan pandjang lebar. jang disadjikan si pengarang bukanlah per-tama2 sedjarah, melainkan lebih2 theologi mengenai sedjarah. Allah adalah Tuhan dari Sedjarah, jang akhirnja mengatur se-gala2nja menurut kehendakNja. Faktor2 insani, jang djuga memainkan peranannja, sedikit banjak dilalaikan. Lebih2 ini ternjata dari muntjulnja pelbagai nabi dilapangan politik. Atas firman Jahwe mereka menundjuk radja2 atau menubuatkan djatuh dan binasanja, bahkan diluar Israil. Allah memilih radja2Nja, untuk melaksanakan rentjana2Nya; dan itulah tugas mereka. Djika mereka tidak melakukan tugas itu, maka mereka ditolak dan digantikan oleh orang lain. Adapun tjorak tetap wangsa Dawud adalah berkat djandji Jahwe kepada Dawud, jang berulang-ulang disebutkan. Djandji itu mempengaruhi seluruh sedjarah wangsa Dawud dan oleh karenanja djuga sedjarah keradjaannja. Tetapi djandji kepada Dawud itu sesungguhnja tak lain dan tak bukan ialah perintjian lebih landjut dari djandji kepada seluruh bangsa itu, jaitu perdjandjian. Pada hemat pengarang, setelah pemisahannja, kedua bagian dari keradjaan semula itu sama besar kemungkinannja, tetapi ke-dua2nja me- njia2kan kemungkinan itu. Jahwe selalu setia akan djandjiNya, tetapi umat tidak memenuhi sjarat, sehingga tak dapat tidak binasa djadinja. Si pengarang, jang sependapat dengan kitab Ulangtutur, memandang bail Sulaiman sebagai lambang perdjandjian itu. Maka itu radja2 Israil, jang tidak menerima lambang tadi, tetapi memelihara dua saingan (jakni Betel dan Dan) ditjelanja setjara kolektif. Radja2 Juda meski saleh sekalipun, ditjela djuga karena mereka diluar baitullah masih membiarkan adanja tempat2 sutji Jahwe lainnja. Gagasan2 dan pendapat2 itu semuanja hanjalah segi2 dari satu gagasan besar jang menguasai se-gala2nja, jakni gagasan akan perdjandjian dan pilihan tertjantum didalamnja. Perdjandjian itu mempunjai tuntunan2nja kepada umat Allah serta radja2, jang mewakili umat. Kesetiaan kepada perdjadjian digandjar dengan kemakmuran serta kesedjahteraan, sedang ketidak -setiaan dan penjelewengan. Melihat kesudahannja, memang tidak dapat tidak kedua keradjaan itu djatuh binasa. Dalil ini menerangkan seluruh sedjarah jang tjelaka dari umat Allah itu.
Mengingat dalil itu, djelas pulalah, bahwa kitab Radja2 dalam bentuknja jang sekarang ini ditulis paling tidak sesudah tersiarnja kitab Ulangtutur (th.621). Ada beberapa ahli jang berpendapat, bahwa kitab ini diterbitkan beberapa kali. Pertama kalinja sesudah pembaharuan Josjijahu dan sebelum kematiannja (609). Kabar tentang kematiannja serta kedjadian2 sesudahnja ditambahkan pada penerbitan kedua. Tetapi kiranja itu bukan pendapat jang dapat diterima. Seluruh ketjenderungan kitab ini djustru terarah kepada djatuhnja Jerusjalem, sehingga karya itu tentunja disusun sesudahnja, dari bahan2 jang biasanja lebih kuno. Kabar terachir tentang pengampunan Jojakin di Babel menjarankan kepada kita untuk menentukan tanggal seluruh kitab itu sampai sesuadah tahun 562. Teranglah kitab itu sudah selesai, sebelum ada ketentuan tentang pengembalian dari Bebel (536). Bahwasanja kemungkinan masih ada beberapa imbuhan ketjil jang ditambahkan padanja (I Rdj. 8, 44-51; II Rdj. 13,4-6; 17, 7-33), adalah djelas pula, karena teks2 itu ditulis sesudah masa pembuangan. Lagipula perbedaan antara terdjemahan Junani kuno dan naskah Hibrani sekarang menundjukkan, bahwa kitab itu lama se-akan2 masih terbuka dan belum merupakan suatu keseluruhan jang genap.
Dahulu lazimnja dianggap, bahwa pengarang kitab itu nabi Jeremia, tetapi dewasa ini anggapan itu umumnja ditolak. Namun demikian, diterima djuga, bahwa si pengarang berasal dari lingkungan nabi Jeremia, mengingat adanja kesamaan gagasan. Pengarang, jang amat besar perhatiannja kepada ibadah dan baitullah, sudah barang tentu termasuk golongan para imam; dan karena kesukaannja akan Jerusjalem, maka kediamannja harus ditjari didalam kota itu atau paling tidak di Juda.
Djelaslah kiranja, bahwa kitab ini masih mempunjai arti keigamaannja pula bagi umat Serani, sebab Allah masih senantiasa mendjadi Tuhan dari sedjarah, dan umat Allah dalam Perdjandjian Barupun masih diingatkan pula untuk tetap setia kepada Perdjanjian ini. Meskipun itu sudah mendjadi perdjandjian abadi dan tak terputuskan, namun perdjandjian itu mempunjai tuntunan2nja kepada manusia, untuk tetap menganggapi kepulihannja. Itulah peladjaran besar, jang tetap bergema dari sedjarah Israil.
BIS: 2 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) II RAJA-RAJA
PENGANTAR
Buku II Raja-raja ini melanjutkan sejarah dari kedua kerajaan Israel yang
kisahnya terputus pada akhir buku I Raja-raja. Buku
II RAJA-RAJA
PENGANTAR
Buku II Raja-raja ini melanjutkan sejarah dari kedua kerajaan Israel yang kisahnya terputus pada akhir buku I Raja-raja. Buku ini terdiri dari dua bagian:
- (1) Kisah sejarah dari kedua kerajaan itu mulai pertengahan abad kesembilan Sebelum Masehi sampai jatuhnya Samaria dan berakhirnya kerajaan utara pada tahun 721 Sebelum Masehi.
- (2) Kisah sejarah kerajaan Yehuda mulai dari jatuhnya kerajaan Israel sampai pengepungan dan penghancuran Yerusalem oleh Nebukadnezar raja Babel pada tahun 586 Sebelum Masehi. Buku ini diakhiri dengan kisah tentang Gedalya, yang menjadi gubernur Yehuda di bawah kekuasaan bangsa Babel, dan tentang dibebaskannya Yoyakhin raja Yehuda dari penjara di Babel.
Bencana-bencana nasional itu terjadi karena raja-raja serta rakyat Israel dan Yehuda tidak setia kepada TUHAN. Hancurnya Yerusalem dan dibuangnya banyak orang Yehuda ke Babel merupakan salah satu titik balik yang besar dalam sejarah Israel.
Nabi yang menonjol dalam buku II Raja-raja ini ialah Elisa, pengganti Nabi Elia.
Isi
- Kerajaan yang pecah
2Raj 1:1-17:41 - a. Nabi Elisa
2Raj 1:1-8:15 - b. Kerajaan Yehuda dan Israel
2Raj 8:16-17:4 - c. Jatuhnya Samaria
2Raj 17:5-41 - Kerajaan Yehuda
2Raj 18:1-24:20 - a. Dari Hizkia sampai Yosia
2Raj 18:1-21:26 - b. Pemerintahan Yosia
2Raj 22:1-23:30 - c. Raja-raja Yehuda yang terakhir
2Raj 23:31-24:20 - Jatuhnya Yerusalem
2Raj 25:1-30
Intisari: 2 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) Pembaruan dan pemberontakan
MENGENAI KITAB ITUII Raja-raja melanjutkan kisah tentang kerajaan Israel dan Yehuda beberapa saat sebelum kematian Elia,
Pembaruan dan pemberontakan
MENGENAI KITAB ITU
II Raja-raja melanjutkan kisah tentang kerajaan Israel dan Yehuda beberapa saat sebelum kematian Elia, dan diteruskan sampai Israel dihancurkan dan Yehuda dibuang ke Babel. Diceritakannya kembali kisah Elia dalam II Raja-raja mengingatkan kita bahwa kitab ini merupakan bagian kedua dari satu kitab Raja-raja yang utuh. Tidak ada alasan yang jelas mengenai pembagian kitab menjadi I dan II Raja-raja, tetapi oleh karena panjang kedua kitab hampir sama, kemungkinannya ialah hal itu dilakukan untuk mempermudah penulisan dalam dua gulungan. Beberapa kisah yang kita temukan dalam Raja-raja juga terdapat dalam Tawarikh, walaupun penulis Tawarikh menulis dari sudut yang agak berbeda dan hanya menulis tentang kerajaan selatan, yaitu Yehuda.
MENGAPA KITAB ITU DITULIS?
II Raja-raja meliputi kurun waktu kurang lebih 270 tahun, dua kali lebih panjang daripada periode yang meliputi I Raja-raja. Namun, sebagian besar kisah menceritakan kehidupan Elisa. Seperti juga dalam I Raja-raja, tokoh-tokoh yang memegang peranan penting dalam kerohanian bangsa, seperti Hizkia dan Yosia diceritakan dengan panjang lebar. Sedangkan yang lain, walaupun mereka memerintah dalam jangka waktu yang lama dan membawa kemakmuran, hanya diceritakan secara sepintas saja. Orang Yahudi mengakui bahwa semua kitab sejarah sungguh-sungguh mempunyai maksud rohani, dan mereka mengelompokkan kitab-kitab tersebut dalam "nabi-nabi terdahulu".
PARA NABI
Banyak dari nabi-nabi penulis (yang dikenal dalam Kitab Suci bangsa Ibrani sebagai "nabi-nabi yang belakangan") melayani dalam periode yang terangkum dalam II Raja-raja, dan kitab-kitab yang mereka tulis memberikan kepada kita banyak informasi mengenai seberapa jauh korupsi yang terjadi dalam kedua negeri itu. Namun demikian, hanya sedikit sekali yang kita pelajari mengenai karya Raja-raja dan pengaruh mereka. Diceritakan bahwa Hizkia pergi menemui Yesaya, tetapi Amos, Hosea, Mikha dan Yeremia tidak disebut-sebut sama sekali. Penulis kitab Raja-raja lebih menekankan mengenai bagaimana para raja dan rakyatnya menanggapi pesan-pesan Allah daripada menulis tentang bagaimana dan dari mana mereka menerima pesan itu.
RAJA-RAJA
Sukar untuk membuat suatu daftar tentang semua raja dan masa pemerintahan mereka, karena waktu kurang setahun selalu dihitung sebagai setahun. Yang sering terjadi ialah seorang putra menjabat sebagai pejabat sementara bersama-sama sang ayah, kemudian waktu pemerintahan itu dihitung sebagai masa pemerintahan mereka berdua. Hal yang sering membingungkan ialah mengenai nama-nama raja. Ada seorang Raja Yehoram dan Raja Yoahas, baik di Israel maupun di Yehuda, dan karena kedua nama ini sering disingkat sebagai Yoram dan Yoas, maka kita harus berhati-hati dalam membedakan mereka.
Pesan
1. Allah adalah Tuhan yang berkuasa sepanjang sejaraho Allah bukan saja memperhatikan dan berkuasa atas bangsa Israel dan Yehuda, tetapi juga atas semua bangsa. Untuk alasan yang berbeda Naaman dan Hazael dari Siria mengakui kekuasaan Allah bangsa Israel. 2Ra 5:1-27; 8:7-15
o Kuasa Allah sangat nyata dan dirasakan oleh umat-Nya, walaupun tidak selalu kelihatan. 2Ra 6:15-17
2. Hanya bekerja untuk Allahlah yang berarti
o Yehu memulai karirnya dengan semangat yang sungguh-sungguh untuk melayani Tuhan dan memelihara kesucian ibadah Israel, tetapi perhatiannya untuk pelayanan kepada Tuhan tidak bertahan lama, karena ia juga menginginkan kekuasaan bagi dirinya. Tuhan mengetahui hal ini dan memberkati apa yang dilakukan Yehu, tetapi pemberian Tuhan tidak memuaskannya. 2Ra 9:1-10:36
o Pada dasarnya Uzia adalah seorang raja yang baik, tetapi pemerintahannya yang dimulai dengan benar kemudian dinodai dengan kesombongan (2Ta 26:16). Kesalahan ini menyebabkan tidak adanya kemajuan dalam bidang kerohanian pada masa pemerintahannya dan oleh karena itu Raja-raja hanya menceritakan secara sekilas. 2Ra 15:1-17
3. Allah dapat dipercaya
o Wanita kaya dari Sunem melayani Tuhan dengan cara yang praktis, yaitu melayani Elisa dengan penuh keramahan. Ia tidak mengharapkan imbalan (2Ra 4:13), tetapi dalam keadaan darurat ia tahu bahwa hanya Allah yang dapat menolong, dan ia percaya bahwa Allah mau menolong. 2Ra 4:18-37; 8:1-6
o Hizkia menghadapi banyak situasi yang gawat, baik bagi bangsanya maupun bagi dirinya sendiri, tetapi ia membawa semua masalahnya kepada Allah dengan penuh kepercayaan bahwa Allah dapat mengatasi semua situasi itu dan Tuhan membebaskannya dari segala masalah yang dihadapinya. 2Ra 19:1-37; 20:1-11
4. Allah tidak begitu saja membinasakan umat-Nya
Walaupun bangsa Israel selalu jatuh ke dalam dosa, Allah tetap bekerja untuk bangsa itu. Kesukaran tidak membawa mereka kembali kepada-Nya, oleh karena itu pada masa pemerintahan Yerobeam II Allah memberikan kemakmuran kepada mereka. Sayang, tanggapan mereka bukanlah pertobatan, melainkan malah melakukan lebih banyak pelanggaran moral maupun sosial. Mereka menolak anugerah Allah; oleh karena itu, pada akhirnya penghakiman datang atas mereka. 2Ra 14:23-29; 17:7-18
Penerapan
II Raja-raja mengajar kita tentang:
1. Hamba-hamba AllahAllah tidak selalu memilih orang yang sama. Sifat Elisa sangat berbeda dengan sifat Elia, tetapi kita juga dapat belajar dari dia mengenai bagaimana menjadi seorang pemimpin bagi Allah.
o Ia tahu bagaimana menjadi seorang pengikut (2Ra 2:1-18).
o Ia tidak keberatan melakukan pekerjaan sebagai pembantu (2Ra 3:11).
o Ia mengasihi baik orang kaya maupun orang miskin (2Ra 4:1-37).
o Ia tahu kapan saat untuk berdiam di belakang layar (2Ra 5:1-27).
o Ia sungguh-sungguh mempercayai Allah (2Ra 6:15-17)
o Ia dapat membaca hati manusia (2Ra 8:11).
o Ia mengasihi bangsanya (2Ra 8:12).
o Ia tidak segan-segan mengutus orang lain (2Ra 9:1-4).
2. Pelayanan kepada Allah
o Pelayanan menuntut tanggung jawab: Pelayan-pelayan Allah bertanggung jawab untuk memperkenalkan siapa Allah. Menerima pembayaran untuk suatu pelayanan tidaklah salah, tetapi Gehazi memberi kesan bahwa anugerah Allah dapat dibeli, dan hal ini merupakan suatu pelanggaran yang sangat serius (2Ra 5:20-27).
o Allah sering bekerja sama dengan orang-orang yang tidak sempurna: Yoahas dan Yoas bukanlah raja-raja yang benar di mata Tuhan, tetapi mereka berdua mengakui besarnya kekuasaan Allah dan untuk itu Allah memberkati mereka (2Ra 13:1-25).
o Allah kadang-kadang memberkati orang-orang yang belum mengenal Dia demi kepentingan umat-Nya (2Ra 3:13-15; 8:16-19).
o Iman dan tindakan harus berjalan bersama-sama. Berpaling kepada Allah harus dibarengi dengan ketaatan kepada firman-Nya. Yosia tahu akan hal ini (2Ra 22:11-23:25).
Tema-tema Kunci
1. Tanggapan
Allah berdaulat, tetapi raja-raja tidak pernah menganggap bahwa itu berarti tindakan dan doa-doa manusia tidak penting. Allah benar-benar memberikan tanggapan kepada manusia dan apa yang dilakukan-Nya terhadap mereka tergantung kepada sambutan mereka kepada-Nya. Allah menjawab doa Raja Hizkia (2Ra 19:14-19). Dapatkah Anda menemukan dalam II Raja-raja di mana Allah memberikan jawaban langsung terhadap kebutuhan umat-Nya?
2. Pembaruan
Hizkia dan Yoas, keduanya mencoba untuk membawa bangsa mereka kembali kepada Allah (2Ra 18:1-20:21; 22:1-23:30). Bacalah seluruh pasal-pasal ini. Menurut Anda mengapa pembaruan mereka tidak berhasil?
3. Kebenaran
Allah memberkati kebenaran dan menghukum kejahatan. 2Ra 17:7-18 merupakan ringkasan pesan dari II Raja-raja, dan dianggap sebagai berita kematian bagi bangsa Israel. Yehuda kembali dari pengasingan, tetapi bangsa Israel tidak. Dapatkah Anda menemukan dalam kitab Raja-raja sebab-sebab mengapa hal ini terjadi?
4. Tanggung jawab
Hamba-hamba Allah yang disebutkan dalam Raja-raja bukanlah hanya Elia dan Elisa. Lihatlah 2Ra 11:1-12:21; 22:1-23:30. Apa yang dapat kita pelajari tentang kepemimpinan melalui kehidupan Yoyada, Yoas dan Yosia?
Garis Besar Intisari: 2 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) [1] TUGAS ELIA BERAKHIR -- TUGAS ELISA DIMULAI 2Ra 1:1-3:27
2Ra 1:1-18 Raja Ahazia mengutus orang kepada Baal-Zebub
2Ra 2:1-12Elia diangka
[1] TUGAS ELIA BERAKHIR -- TUGAS ELISA DIMULAI 2Ra 1:1-3:27
2Ra 1:1-1 | 8 Raja Ahazia mengutus orang kepada Baal-Zebub |
2Ra 2:1-12 | Elia diangkat ke surga |
2Ra 2:13-18 | Para nabi mencari Elia |
2Ra 2:19-22 | Elisa memurnikan air Yerikho |
2Ra 2:23-25 | Sekelompok anak mengolok-olok Elisa |
2Ra 3:1-27 | Moab memberontak |
[2] ELISA -- SAHABAT ORANG BANYAK 2Ra 4:1-6:7
2Ra 4:1-7 | Janda seorang nabi yang miskin |
2Ra 4:8-37 | Wanita kaya dan putranya |
2Ra 4:38-44 | Nabi-nabi yang lapar |
2Ra 5:1-27 | Naaman, panglima angkatan bersenjata Siria |
2Ra 6:1-7 | Orang yang kehilangan mata kapak |
[3] ELISA -- SANG NABI 2Ra 6:8-8:29
2Ra 6:8-23 | Elisa mengalahkan orang Siria |
2Ra 6:24-7:2 | Pengepungan terhadap Samaria |
2Ra 7:3-20 | Empat orang kusta membawa kabar gembira |
2Ra 8:1-6 | Wanita kaya dari Sunem itu kembali mendapat pertolongan |
2Ra 8:7-29 | Raja-raja Siria, Israel dan Yehuda |
[4] YEHU -- PENUNGGANG KERETA YANG JITU 2Ra 9:1-10:36
2Ra 9:1-13 | Yehu diurapi sebagai raja |
2Ra 9:14-10:17 | Keluarga Ahab dimusnahkan |
2Ra 10:18-28 | Yehu menghancurkan penyembah-penyembah Baal |
2Ra 10:29-36 | Semangat Yehu menurun |
[5] PERSEKONGKOLAN DI YEHUDA 2Ra 11:1-12:21
2Ra 11:1-3 | Ratu Atalya yang kejam berkuasa |
2Ra 11:4-21 | Imam Yoyada mengalahkan Atalya |
2Ra 12:1-6 | Yoas memperbaiki Rumah Tuhan |
2Ra 12:17-21 | Yoas terbunuh |
[6] PERANG DAN DAMAI 2Ra 13:1-17:41
2Ra 13:1-13 | Israel dan Siria berperang |
2Ra 13:14-21 | Kematian Elisa |
2Ra 13:22-25 | Siria dikalahkan oleh Israel |
2Ra 14:1-22 | Amazia raja Yehuda yang baik |
2Ra 14:23-29 | Yerobeam II raja Israel |
2Ra 15:1-7 | Uzia raja Yehuda -- memerintah dalam jangka waktu yang panjang |
2Ra 15:8-31 | Lima raja Israel yang kejam |
2Ra 15:32-16:20 | Yotam dan Ahas raja Yehuda |
2Ra 17:1-41 | Israel ditaklukkan oleh bangsa Asyur |
[7] KERAJAAN YEHUDA 2Ra 18:1-21:26
2Ra 18:1-12 | Mulainya pemerintahan Raja Hizkia |
2Ra 18:13-37 | Yerusalem dikepung |
2Ra 19:1-7 | Hizkia meminta nasihat Yesaya |
2Ra 19:8-37 | Surat orang Asyur; Hizkia mempercayai Allah |
2Ra 20:1-1 | 1 Raja Hizkia sakit, tetapi disembuhkan |
2Ra 20:12-19 | Utusan dari Babel |
2Ra 20:20,21 | Kematian Hizkia |
2Ra 21:1-26 | Manasye dan Amon -- raja-raja yang jahat |
[8] KESEMPATAN TERAKHIR 2Ra 22:1-25:30
2Ra 22:1-7 | Yosia memperbaiki Rumah Tuhan |
2Ra 22:8-20 | Diketemukannya buku hukum-hukum Tuhan |
2Ra 23:1-25 | Pembaruan dilaksanakan |
2Ra 23:26-30 | Kematian Yosia |
2Ra 23:31-37 | Yoahas dan Yoyakim |
2Ra 24:1-7 | Nebukadnezar menaklukkan Yerusalem |
2Ra 24:8-25:1 | 7 Raja Yehuda yang terakhir |
2Ra 25:18-30 | Pembuangan ke Babel |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi