Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 7 No. 1 Tahun 1992 >  DWI SIFAT DASAR KEILAHIAN DAN KEINSANIAN KRISTUS > 
SIFAT DASAR KEILAHIAN PADA PERSON KRISTUS 

Kristus yang disaksikan oleh Alkitab adalah puncak dari seluruh penyataan Allah sendiri di dalam rupa dan wujud manusia yang dapat dilihat, diraba dan didengar. Namun manusia ini bukanlah sembarang manusia. Jikalau Dia adalah manusia biasa saja, maka Dia tidak lebih daripada manusia-manusia lain keturunan Adam, yang juga mewarisi dosa asal dengan segala bentuk dosa dan kelemahan yang lebih jauh diperkembangkan. Untuk melacak sampai seberapa sungguh dan benar sifat dasar keilahian yang dimiliki oleh Kristus dari kekal sampai kekal, kita harus menelusuri kembali fakta dan data yang terdapat dalam Kitab Suci itu sendiri sebagai standar yang paling otoritatif. Baik lewat tutur perkataan-Nya, kesaksian hidup-Nya, beserta dengan segenap karya-karya-Nya, kesemuanya ini senantiasa menyatakan jati diri ke-Tuhan-an Yesus Kristus.

Dari begitu banyak ayat-ayat firman Allah yang hendak penulis ketengahkan di sini, sebaiknya dikelompokkan secara sistematis agar memudahkan kita mengkajinya ulang.

Yesus menyandang gelar nama ilahi. Dia disebut sebagai "Firman" (Logos) yang tidak lain adalah Allah sejati (Yoh 1:1, 14, 18). Rasul Tomas secara eksplisit menyapa Tuhan yang bangkit sebagai Allah (Yoh 20:28). Mesias yang diturunkan dalam keadaan-Nya sebagai manusia sesungguhnya adalah Allah yang harus dipuji selama-lamanya (Rm 9:5). Ayat-ayat lain yang langsung menunjuk kebenaran sedemikian terdapat dalam Tit 2:13, juga dalam 1Yoh 5:20. Gelar "Anak Allah" (dalam bentuk kata ganti orang tunggal) berulangkali disitir oleh para penginjil seperti yang dicatat dalam Mat 14:33; 16:16, 17; Mrk 1:1; Yoh 1:18 dan seterusnya. Tuhan sendiri pun menyebut diri-Nya sedemikian (Yoh 5:25; 10:36; 11:4). Bahkan dalam peristiwa yang khusus saat Tuhan dibaptiskan di sungai Yordan dan dipermuliakan di atas gunung, Allah memanggil-Nya "AnakKu yang Kukasihi..." (Mat 2:15; 3:17 dan 17:5). Dalam seluruh PB, rasul Yohanes lima kali menyebut Tuhan sebagai "Anak Tunggal Bapa" (Yoh 1:14, 18; 3:16, 18 dan 1Yoh 4:9). Daud oleh ilham Roh menunjuk perihal Tuhan dengan gelar "Tuan" (lihat Mat 22:43-45). Selain itu di dalam kitab Wahyu, beberapa kali Yesus dikatakan sebagai "Alfa dan Omega", suatu nama ilahi yang hanya boleh dikenakan pada Allah sendiri (Why 1:8; 21:6 dan 22:13).

Yesus mempunyai sifat-sifat asasi Ke-Allah-an. Esensi Allah memang dimiliki oleh Kristus, sehingga segala atribusi yang hanya menjadi milik Allah juga melekat pada diri-Nya. Kalimat dari Tuhan yang paling mengejutkan orang-orang Yahudi adalah klaim bahwa Dia sudah ada sebelum Abraham jadi (Yoh 8:58).167 Rasul Paulus juga menyebutkan hal yang serupa (Kol 1:17). Pernyataan ini jelas telah mengungkapkan sifat keberadaan-Nya yang kekal, bahkan tak tergantung pada pembatasan waktu atau zaman. Tuhan Yesus sudah mempunyai kemuliaan di hadirat Bapa sebelum dunia tercipta (Yoh 17:5). Penulis surat Ibrani meneguhkan ketidakberubahan Kristus (Ibr 13:8). Karena itu tidak pelak lagi, kalau Tuhan berkuasa memberi hidup kekal (Yoh 5:21, 26; 11:25 serta 14:6), sebab Dia dan Bapa adalah satu, sehingga juga memiliki segala kekayaan sifat Allah di dalam diri-Nya (Yoh 10:30, 38; bandingkan dengan Kol 2:2, 3, 9). Atribusi-atribusi lainnya yang menunjuk pada KeilahianNya adalah mahakuasa (Mat 28:18; Yoh 3:35; 17:2; Ef 1:20, 21; 1Ptr 3:22 dan Why 1:8); mahatahu (Yoh 5:42; 6:64; 16:30; 21:6; Kis 1:24; Ibr 4:13 serta Why 2:23); mahaada (Mat 28:20; Kis 18:10); juga mahasuci (Ibr 4:15; 7:26 dan 1Ptr 2:22).

Yesus setara dengan Allah Bapa. Sebagai konsekuensi logis dari karakteristik Ke-Allah-an yang dipunyai oleh Tuhan Yesus, maka Dia setara dengan Bapa-Nya.168 Semisal dalam hal disebutkan bersama nama Bapa dan Roh Kudus sewaktu sakramen baptisan (Mat 28:19). Kemudian juga dikaitkan dengan pengucapan salam dan berkat dari Allah (2 Kor 13:14; Rom 16:20; Ef 1:2; 6:23; Gal 1:3; Fil 1:2; 2Tes 1:2 dan 2Pet 1:2). Di dalam kesatuan-Nya dengan Bapa (Yoh 10:30) Dia juga patut dipercaya (Yoh 14:1), dikenal (Yoh 17:3), dan berhak untuk disembah oleh manusia (Mat 2:11; 14:33 dan 28:19). Sehubungan dengan perkara yang terakhir disebutkan ini, tiada makhluk-makhluk lain, manusia biasa, dan malaikat sekalipun yang termasuk kategori ciptaan, yang boleh disembah seperti Allah Sang Pencipta mahatinggi.

Yesus melakukan karya yang hanya dikerjakan oleh Allah. Sudah barang tentu di dalam penciptaan dan pemeliharaan alam semesta ini, Tuhan Yesus turut berperan serta berkarya bersama Person lain dari Allah Tritunggal (Yoh 1:3; Kol 1:16, 17 dan Ibr 1:2, 10). Kemudian Dialah yang menopang segala sesuatu dengan kuasa-Nya yang tak terbatas (Kol 1:17 dan Ibr 1:3). Mujizat demi mujizat yang dikerjakan Yesus dengan jelas menyatakan sifat keilahian-Nya yang melampaui alam (pelajari tujuh tanda ajaib yang dipaparkan dalam Injil Yohanes, Yoh 2:1-11; 4:4b-54; 5:1-9; 6:1-13; 6:16-21; 9:1-41 dan Yoh 11:1-44). Di dalam hal karya penebusan, Tuhan bukan saja berkuasa untuk mengampuni orang berdosa (Mrk 2:5, 9 dan 10); Dia pun berkuasa untuk membangkitkan orang mati (Yoh 5:21; 6:40, 54 dsb.). Bahkan pada hari Tuhan nanti Dia akan menghakimi semua manusia (Mat 25:31-46; Yoh 5:22, 27 serta Kis 10:42).

Demikianlah sejumlah ayat-ayat Alkitab yang hanya merupakan sebagian kecil dari keutuhan firman Allah yang menyatakan sifat dasar keilahian Kristus. Meskipun semua ayat-ayat yang disebutkan di atas berasal dari Perjanjian Baru, bukan berarti bahwa dalam Perjanjian Lama sama sekali tidak ada indikasi yang menyatakan keberadaan Person kedua dari Allah Tritunggal. Umumnya dalam beberapa peristiwa teofani (Allah menampakkan diri-Nya dalam wujud manusia) terlihat juga keadaan Tuhan yang sesungguhnya.169



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA