Teks -- Kisah Para Rasul 2:41 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Kis 2:41
Jerusalem: Kis 2:41 - tiga ribu jiwa Lukas dengan teliti sekali selalu mencatat bertambahnya jumlah kaum beriman: Kis 2:47; 4:4; 5:14; 6:1,7; 9:31; 11:21,24; 16:5; bdk Kis 12:24; 13:48-49...
Lukas dengan teliti sekali selalu mencatat bertambahnya jumlah kaum beriman: Kis 2:47; 4:4; 5:14; 6:1,7; 9:31; 11:21,24; 16:5; bdk Kis 12:24; 13:48-49; 19:20.
Ref. Silang FULL -> Kis 2:41
Ref. Silang FULL: Kis 2:41 - itu jumlah · itu jumlah: Kis 2:47; Kis 4:4; 5:14; 6:1,7; 9:31,35,42; 11:21,24; 14:1,21; Kis 16:5; 17:12
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 2:37-41
Matthew Henry: Kis 2:37-41 - Khotbah Petrus di Yerusalem Khotbah Petrus di Yerusalem ( Kis 2:37-41)
Kita sudah melihat dampak yang menakjubkan dari pencurahan Roh, dan kuasanya yang mengagumkan atas para ...
Khotbah Petrus di Yerusalem ( Kis 2:37-41)
- Kita sudah melihat dampak yang menakjubkan dari pencurahan Roh, dan kuasanya yang mengagumkan atas para pengabar Injil. Petrus, dalam seluruh hidupnya, belum pernah berbicara sebaik seperti yang baru dilakukannya sekarang, dengan begitu sepenuh hati, jelas, dan penuh kuasa. Kita sekarang akan melihat buah lain yang penuh berkat dari pencurahan Roh ini dalam kuasanya terhadap mereka yang mendengarkan Injil. Sejak pertama kali pesan ilahi itu disampaikan, tampak bahwa ada kuasa ilahi yang menyertainya, dan penyampaian pesan itu diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup melakukan keajaiban-keajaiban: beribu-ribu orang langsung dibawa olehnya kepada ketaatan iman. Itulah tongkat kekuatan Allah yang diulurkan dari Sion (Mzm. 110:2-3). Kita mendapati di sini buah-buah pertama dari tuaian jiwa yang besar itu, yang dengan kuasa Allah dikumpulkan kepada Yesus Kristus. Mari datang dan lihatlah, dalam ayat-ayat ini, bagaimana Sang Penebus yang sudah ditinggikan maju, dalam kereta keselamatan ini, sebagai pemenang untuk merebut kemenangan (Why. 6:2).
- Dalam ayat-ayat ini kita mendapati firman Allah sebagai sarana untuk memulai dan melanjutkan pekerjaan anugerah yang baik dalam hati banyak orang, sebab Roh Tuhan bekerja dengannya. Marilah kita lihat cara kerjanya.
- I. Mereka tersentak, dan diyakinkan oleh kebenaran Injil, lalu terdorong untuk bertanya dengan sungguh-sungguh (ay. Kis 2:37). Ketika mereka mendengar, atau setelah mendengar, setelah mendengarkan Petrus dengan sabar, dan tidak memotong pembicaraannya seperti selama ini mereka terbiasa memotong pembicaraan Kristus (ini suatu kemajuan yang baik, bahwa mereka sekarang memperhatikan firman), hati mereka sangat terharu, atau mereka terharu di dalam hati, dan, dalam kekhawatiran dan kebingungan yang dalam, mereka datang kepada para pengkhotbah itu sambil bertanya, apakah yang harus kami perbuat? Sangat aneh bahwa kesan-kesan seperti itu sampai ditimbulkan secara tiba-tiba dalam hati yang begitu keras. Mereka adalah orang-orang Yahudi, yang dididik untuk mempercayai bahwa agama mereka sudah cukup untuk menyelamatkan mereka, dan yang dalam waktu belakangan ini sudah melihat bahwa Yesus ini disalibkan dalam kelemahan dan kehinaan, dan diberi tahu oleh para pemimpin agama mereka bahwa Ia adalah seorang penipu. Petrus sudah mendakwa mereka karena tangan mereka, tangan bangsa-bangsa durhaka, turut berperan dalam kematian-Nya, yang bisa jadi membuat mereka geram terhadapnya. Namun, ketika mereka mendengar khotbah yang jelas dan alkitabiah ini, mereka sangat tersentuh olehnya.
- 1. Khotbah itu membuat mereka menderita: Hati mereka sangat terharu. Kita membaca tentang orang-orang yang sangat tertusuk hatinya dengan kemarahan terhadap seorang pengkhotbah (7:54), tetapi hati orang-orang ini sangat terharu dengan kemarahan terhadap diri mereka sendiri, karena sudah berperan dalam kematian Kristus. Petrus, dengan mendakwakan kejahatan ini kepada mereka, menggugah hati nurani mereka, menjamah hati sanubari mereka. Mereka merenungkan semua peristiwa itu seperti pedang di tulang-tulang mereka, pedang itu menusuk mereka seperti mereka sudah menusuk Kristus. Perhatikanlah, orang-orang berdosa, ketika mata mereka terbuka, tidak bisa tidak pasti hati mereka tertusuk karena dosa, dan tidak bisa tidak pasti mengalami kegelisahan di dalam batin. Inilah yang dinamakan hati yang koyak itu (Yl. 2:13), hati yang patah dan remuk (Mzm. 51:19). Apabila orang sungguh-sungguh menyesali dosa-dosa mereka, dan malu dengannya, dan takut akan akibat-akibatnya, hati mereka tertusuk. Tusukan di dalam hati itu mematikan, dan di dalam kegundahan-kegundahan itu (ujar Paulus) aku mati (Rm. 7:9). “Semua pandangan baikku tentang diriku sendiri dan keyakinanku pada diriku sendiri mengecewakan aku.”
- 2. Khotbah itu membuat mereka bertanya-tanya. Karena yang meluap dari hati, hati yang tertusuk seperti itu, diucapkan mulut. Amatilah,
- (1) Kepada siapa mereka bertanya seperti itu: Kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, sebagian kepada yang satu, dan sebagian kepada yang lain. Kepada rasul-rasul itu mereka membeberkan perkara mereka. Oleh rasul-rasul itu mereka sudah diinsafkan, dan karena itu oleh rasul-rasul itu mereka berharap akan diberi nasihat dan dihibur. Mereka tidak datang kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, untuk membenarkan mereka dari dakwaan para rasul, tetapi datang kepada rasul-rasul itu, dengan mengakui dakwaan itu, dan menyerahkan perkaranya kepada mereka. Mereka menyebut rasul-rasul itu saudara-saudara (KJV: sesama manusia dan saudara – pen.), sama seperti Petrus sudah menyebut mereka (ay. Kis 2:29): sebutan ini mengandung rasa persahabatan dan kasih, dan bukan gelar kehormatan: “Kalian adalah manusia, jadi lihatlah kami sebagai manusia juga. Kalian adalah saudara, pandanglah kami dengan kasih persaudaraan.” Perhatikanlah, hamba-hamba Tuhan adalah tabib-tabib rohani. Mereka harus dimintai nasihat oleh orang-orang yang hati nuraninya terluka. Dan baiklah bila orang bersikap bebas dan akrab dengan hamba-hamba Tuhan itu, sebagai sesama manusia dan saudara, yang memperlakukan jiwa mereka seperti jiwa sendiri.
- (2) Apa yang mereka tanyakan: Apakah yang harus kami perbuat?
- [1] Mereka berbicara dalam keadaan terpaku, tidak tahu apa yang harus diperbuat. Sepenuhnya terkejut: “Apakah Yesus yang sudah kami salibkan itu adalah Tuhan dan Kristus? Lalu apa yang akan terjadi dengan kami yang sudah menyalibkan Dia? Celaka, kami semua binasa!” Perhatikanlah, tidak ada jalan lain untuk berbahagia kecuali dengan melihat diri kita sendiri sengsara. Apabila kita mendapati diri kita sendiri terancam bahaya akan tersesat untuk selama-lamanya, ada harapan bahwa kita akan diselamatkan untuk selama-lamanya. Dan ini tidak akan terjadi sebelum kita mendapati diri kita seperti itu.
- [2] Mereka berbicara dalam kebulatan hati, bertekad untuk segera melakukan apa saja yang diperintahkan kepada mereka. Mereka tidak mau ambil waktu lagi untuk menimbang-nimbang, atau menunda melakukan apa yang sudah mereka insafi itu sampai tiba waktu yang lebih nyaman. Sebaliknya, mereka ingin diberi tahu sekarang juga apa yang harus mereka lakukan untuk terhindar dari kesengsaraan yang akan menimpa mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang menjadi insaf akan dosa mereka dengan gembira ingin mengetahui jalan untuk mendapatkan damai sejahtera dan pengampunan (9:6; 16:30).
- II. Petrus dan rasul-rasul lain mengarahkan kepada mereka secara ringkas apa yang harus mereka perbuat, dan apa yang bisa mereka harapkan dengan berbuat demikian (ay. Kis 2:38-39). Para pendosa yang telah insaf harus diberi dorongan. Yang terluka harus dibalut (Yeh. 34:16). Mereka harus diberi tahu bahwa walaupun perkara mereka menyedihkan, itu bukannya tanpa harapan, justru sebaliknya, masih ada harapan bagi mereka.
- 1. Di sini ia menunjukkan kepada mereka jalan yang harus mereka tempuh.
- (1) Bertobatlah. Inilah papan yang harus kamu pegang setelah kapal karam. “Biarlah perasaan bersalah yang menjijikkan ini, yang kamu datangkan atas dirimu sendiri dengan menghukum mati Kristus, menggugah kamu untuk merenung, dengan penuh pertobatan, atas semua dosamu yang lain (seperti tuntutan atas satu utang yang banyak mengungkapkan semua utang orang malang yang sudah bangkrut) dan membuatmu sungguh-sungguh menyesal dan sedih karenanya.” Pertobatan ini adalah kewajiban yang sama yang sudah diberitakan Yohanes Pembaptis dan Kristus, dan karena sekarang Roh dicurahkan, maka pertobatan ini tetap ditegaskan: “Bertobatlah, bertobatlah. Ubahlah pikiranmu, ubahlah jalanmu. Pikirkan baik-baik.”
- (2) Hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Maksudnya, “percayailah ajaran Kristus dengan teguh, dan berserahlah kepada anugerah dan pemerintahan-Nya. Dan akuilah ini secara terang-terangan dan sungguh-sungguh, dan berjanjilah untuk tetap berpegang teguh padanya, dengan memberi dirimu dibaptis seperti yang sudah ditetapkan. Jadilah pengikut Kristus dan agama-Nya yang kudus, dan tanggalkanlah ketidaksetiaanmu.” Mereka harus dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Mereka memang percaya kepada Bapa dan Roh Kudus yang berbicara melalui para nabi. Tetapi mereka juga harus percaya kepada nama Yesus, bahwa Dia adalah Kristus, Mesias yang dijanjikan kepada para bapa leluhur. “Angkatlah Yesus sebagai Rajamu, dan melalui baptisan bersumpah setialah kepada-Nya. Terimalah Dia sebagai Nabimu, dan dengarkanlah Dia. Akuilah Dia sebagai Imammu, untuk mengadakan pendamaian dosa bagimu,” yang tampaknya dimaksudkan secara khusus di sini. Sebab mereka harus dibaptis dalam nama-Nya demi pengampunan dosa berdasarkan kebenaran-Nya.
- (3) Pertobatan ini ditekankan kepada setiap orang: Kamu masing-masing. “Bahkan di antara kalian yang paling berdosa, jika bertobat dan percaya, diundang untuk dibaptis. Dan mereka yang menganggap diri sendiri sebagai orang yang paling kudus masih perlu bertobat, dan percaya, dan dibaptis. Di dalam Kristus ada anugerah yang cukup bagi kamu masing-masing, sekalipun kalian begitu banyak. Dan anugerah-Nya itu sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Israel pada zaman dulu dibaptis oleh Musa di dalam kemah, seluruh umat Israel secara bersama-sama, ketika mereka melintas dalam awan dan dalam laut (1Kor. 10:1- 2), sebab kovenan yang khusus itu hanya bagi bangsa itu saja. Namun, sekarang kamu masing-masing secara sendiri-sendiri harus dibaptis dalam nama Tuhan Yesus, dan mengurus sendiri perkara yang besar ini bagi dirinya sendiri.” Lihat Kolose 1:28.
- 2. Ia mendorong mereka untuk menempuh jalan ini:
- (1) “Pertobatan ini demi pengampunan dosa. Bertobatlah dari dosamu, maka dosamu tidak akan menghancurkanmu. Beri dirimu dibaptis dalam iman kepada Kristus, maka di dalam kebenaran engkau akan dibenarkan, yang tidak dapat engkau peroleh dengan hukum Musa. Berusahalah untuk dibenarkan dengan cara tersebut, dan bergantunglah kepada Kristus untuk mendapatkannya, maka pembenaran itu akan engkau peroleh. Sama seperti piala dalam perjamuan Tuhan adalah Perjanjian Baru di dalam darah Kristus demi pengampunan dosa, demikian pula baptisan dilakukan di dalam nama Kristus demi pengampunan dosa. Berilah dirimu dibasuh, maka engkau akan dibasuh.”
- (2) “Kamu akan menerima karunia Roh Kudus sama seperti kami. Sebab karunia itu dimaksudkan sebagai berkat untuk umum: sebagian dari antara kamu akan menerima karunia-karunia lahiriah ini, dan kamu masing-masing, jika tulus dalam iman dan pertobatanmu, akan menerima anugerah-anugerah dan penghiburan-penghiburan di dalam batin, akan dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan.” Perhatikanlah, semua orang yang menerima pengampunan dosa berarti menerima karunia Roh Kudus. Semua orang yang dibenarkan berarti dikuduskan.
- (3) “Anak-anakmu akan tetap mempunyai, seperti selama ini mereka sudah mempunyai, kepentingan di dalam kovenan itu, dan hak atas meterai lahiriahnya. Datanglah kepada Kristus, untuk menerima keuntungan-keuntungan yang tiada terkira itu. Sebab janji pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus adalah bagi kamu dan bagi anak-anakmu” (ay. Kis 2:39). Dengan sangat jelas dikatakan (Yes. 44:3): Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu. Dan (Yes. 59:21) Roh-Ku dan firman-Ku tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu. Ketika Allah mengikat Abraham ke dalam kovenan, Ia berkata, Aku akan menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu (Kej. 17:7). Dan, sesuai dengan itu, setiap orang Israel harus menyunat anak laki-laki mereka ketika berumur delapan hari. Nah, pantas bagi seorang Israel, ketika melalui baptisan mengikat diri pada tata aturan yang baru dari kovenan ini, untuk bertanya, “Apa yang harus kulakukan dengan anak-anakku? Haruskah mereka dikeluarkan, ataukah diikutsertakan dalam kovenan ini?” “Diikutsertakan” (jawab Petrus) “sudah pasti. Sebab janji itu, janji agung tentang Allah yang menjadi Allahmu itu, sama-sama diperuntukkan bagimu dan bagi anak-anakmu, sekarang sama seperti sebelum-sebelumnya.”
- (4) “Walaupun janji-janji itu tetap diperluas bagi anak-anakmu sama seperti sebelumnya, namun, tidak seperti sebelum-sebelumnya, janji-janji itu tidak dibatasi hanya bagimu dan bagi mereka, justru sebaliknya, keuntungannya dimaksudkan bagi orang yang masih jauh.” Kita bisa menambahkan, dan bagi anak-anak mereka, sebab berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain melalui Yesus Kristus (Gal. 3:14). Janji itu sudah lama menjadi milik orang-orang Israel (Rm. 9:4). Tetapi sekarang janji itu disampaikan kepada orang yang masih jauh, kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi di tempat-tempat paling terpencil, dan kepada masing-masing dari mereka juga, kepada semua orang yang masih jauh. Kepada orang-orang secara umumlah pembatasan berikut ini harus merujuk, sebanyak dari mereka, sebanyak dari masing-masing orang dalam setiap bangsa, yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita untuk menjalin persekutuan dengan Yesus Kristus. Perhatikanlah, Allah bisa membuat panggilan-Nya menjangkau orang-orang yang masih begitu jauh, dan tak seorang pun datang kecuali mereka yang dipanggil-Nya.
- III. Petunjuk-petunjuk ini diikuti dengan peringatan yang penting (ay. Kis 2:40): Dan dengan banyak perkataan lain lagi, untuk mencapai maksud yang sama, ia memberi suatu kesaksian tentang kebenaran-kebenaran Injil, dan menganjurkan kewajiban-kewajiban Injil. Karena sekarang firman itu sudah mulai bekerja, maka Petrus mengikutinya. Ia sudah menyampaikan apa yang banyak dalam sedikit perkataan (ay. Kis 2:38-39), dan apa yang, sangka orang, sudah mencakup semuanya, tetapi masih ada lagi yang hendak dikatakannya. Apabila kita sudah mendengar kata-kata yang membawa kebaikan bagi jiwa kita, tidak bisa tidak kita pasti berharap untuk mendengar lebih, mendengar lebih banyak lagi kata-kata seperti itu. Di antara hal-hal lain yang dikatakannya (dan tampaknya yang ingin ditekankannya), adalah berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini. Bebaskanlah dirimu dari mereka. Orang-orang Yahudi yang tidak percaya adalah angkatan yang jahat, suka membangkang dan keras hati. Mereka berjalan menentang Allah dan manusia (1Tes. 2:15), menyatu dengan dosa dan ditandai untuk binasa. Nah, berkenaan dengan mereka,
- 1. “Bertekunlah dalam memberi dirimu diselamatkan dari kehancuran mereka, supaya kamu tidak terlibat di dalamnya, dan bisa luput dari semua yang akan terjadi itu“ (sebagaimana demikian dengan orang-orang Kristen): “Bertobatlah, dan berilah dirimu dibaptis. Maka kamu tidak akan berbagi dalam kehancuran orang-orang yang dengannya kamu sudah berbagi di dalam dosa.” Janganlah mencabut nyawaku bersama-sama orang berdosa.
- 2. “Untuk mencapai hal ini, janganlah terus berdiam bersama-sama dengan mereka di dalam dosa mereka, janganlah bersikeras bersama-sama mereka dalam ketidaksetiaan. Berilah dirimu diselamatkan, maksudnya, pisahkanlah dirimu, bedakanlah dirimu sendiri, dari angkatan yang jahat ini. Janganlah memberontak seperti kaum pemberontak ini. Janganlah ambil bagian bersama mereka di dalam dosa-dosa mereka, supaya engkau tidak berbagi bersama mereka di dalam tulah-tulah mereka.” Perhatikanlah, memisahkan diri dari orang-orang fasik adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri kita dari mereka. Meskipun kita dengan berbuat demikian memudahkan diri kita untuk menjadi sasaran kegeraman dan permusuhan mereka, kita sebenarnya menyelamatkan diri dari mereka. Sebab, jika kita mempertimbangkan ke arah mana mereka menuju, kita akan melihat bahwa lebih baik menanggung susah berenang melawan arus mereka daripada terancam bahaya dihanyutkan oleh arus mereka. Orang-orang yang bertobat dari dosa-dosa mereka dan memberi diri kepada Yesus Kristus, harus membuktikan ketulusan mereka dengan menjauhkan diri dari semua pergaulan akrab dengan orang-orang fasik. Menjauhlah dari padaku, hai penjahat-penjahat adalah bahasa orang yang bertekad untuk memegang perintah-perintah Allahnya (Mzm. 119:115). Kita harus menyelamatkan diri dari mereka, yang berarti menghindari mereka dengan rasa ngeri dan ketakutan yang kudus, sama seperti kita ingin menyelamatkan diri dari seorang musuh yang berusaha menghancurkan kita, atau dari sebuah rumah yang terjangkiti wabah.
- IV. Inilah keberhasilan yang membahagiakan dan akhir dari semuanya (ay. Kis 2:41). Roh bekerja bersama firman, dan mengerjakan keajaiban-keajaiban dengannya. Orang-orang yang sama ini, yang banyak dari antara mereka sudah menjadi saksi-saksi mata dari kematian Kristus, beserta keajaiban-keajaiban yang menyertainya, dan tidak disadarkan olehnya, sekarang disadarkan oleh pemberitaan firman, sebab inilah kekuatan Allah yang menyelamatkan itu.
- 1. Mereka menerima firman. Dan firman baru akan membawa kebaikan bagi kita apabila kita menerimanya, memeluknya, dan menyambutnya. Mereka mengakui kebersalahan mereka atas dasar firman itu, dan menerima tawaran-tawarannya.
- 2. Mereka menerimanya dengan gembira. Herodes mendengar kabar dengan gembira, tetapi orang-orang ini menerimanya dengan gembira. Mereka bukan hanya gembira karena menerimanya, melainkan juga karena dengan anugerah Allah mereka dimampukan untuk menerimanya, meskipun itu firman yang merendahkan diri mereka dan mengubah mereka, dan akan membuat mereka dimusuhi orang-orang bangsa mereka sendiri.
- 3. Mereka dibaptis. Mereka percaya di dalam hati dan mengaku dengan mulut, dan menggabungkan diri di antara murid-murid Kristus melalui tata upacara suci yang sudah ditetapkan-Nya itu. Dan walaupun Petrus hanya berkata, “Berilah dirimu dibaptis dalam nama Tuhan Yesus” (karena ajaran Kristus adalah kebenaran yang sedang dibicarakan di sini), namun kita mempunyai alasan untuk berpikir bahwa dalam membaptis mereka, seluruh rumusan yang ditentukan Kristus digunakan, dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Perhatikanlah, orang-orang yang menerima kovenan kristiani harus menerima baptisan kristiani.
- 4. Dengan demikian ditambahkan kepada murid-murid orang-orang sebanyak tiga ribu jiwa pada hari itu. Semua orang yang sudah menerima Roh Kudus menggunakan lidah mereka untuk berkhotbah, dan tangan mereka untuk membaptis. Sebab sudah waktunya untuk sibuk, bila tuaian sebanyak itu harus dikumpulkan. Pertobatan ketiga ribu orang ini melalui kata-kata itu merupakan pekerjaan yang lebih besar daripada memberi makan empat atau lima ribu orang dengan beberapa potong roti. Sekarang Israel mulai berlipat ganda setelah kematian Yusuf kita. Dikatakan ada tiga ribu jiwa (kata yang pada umumya digunakan untuk menghitung orang termasuk wanita dan anak-anak, seperti dalam Kejadian 14:21, dalam keterangan, berikanlah kepadaku jiwa-jiwa itu; dalam Kejadian 46:27, tujuh puluh jiwa). Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang dibaptis di sini bukanlah laki-laki semuanya, melainkan kepala keluarga yang sedemikian banyak, beserta anak-anak dan hamba-hamba mereka yang ikut dibaptis, yang jumlahnya mungkin mencapai tiga ribu jiwa. Semuanya ini ditambahkan kepada mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang menggabungkan diri bersama Kristus berarti ditambahkan ke dalam murid-murid Kristus, dan bergabung bersama-sama dengan mereka. Apabila kita mengangkat Allah sebagai Allah kita, kita harus mengangkat umat-Nya menjadi umat kita.
SH: Kis 2:37-47 - Menerima pengampunan dan karunia Roh Kudus (Selasa, 25 Mei 1999) Menerima pengampunan dan karunia Roh Kudus
Setelah Petrus dengan panjang lebar menjelaskan
perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib dan KeMesiasan Y...
Menerima pengampunan dan karunia Roh Kudus
Setelah Petrus dengan panjang lebar menjelaskan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib dan KeMesiasan Yesus; maka pada kesempatan berikutnya ia mengimbau mereka untuk bertobat dan mengajak mereka untuk memberi diri dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Melalui pertobatan dan baptisan dalam nama Tuhan Yesus, orang berdosa akan memperoleh pengampunan dan karunia Roh Kudus (ay. 38) Jadi, tanpa pertobatan tidak akan ada pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus.
Prinsip persekutuan. Khotbah dan imbauan Petrus begitu menyentuh hati sehingga mereka menyerahkan diri untuk dibaptis. Mereka inilah yang memulai persekutuan orang-orang percaya. Secara bergilir mereka berkumpul di rumah-rumah, memuji Allah, bertekun dalam pengajaran, dan berdoa. Tidak hanya itu, mereka juga membudayakan kebiasaan saling berbagi, perjamuan kasih dan menaikkan pujian kepada Allah. Kegiatan bersekutu ini menjadi berkat bagi semua orang hingga jumlah orang bertobat semakin hari semakin bertambah. Bagaimana dengan persekutuan kita? Apakah persekutuan yang kita adakan menjadi berkat bagi orang di sekitar kita?
Renungkan: Semangat bersekutu akan menjadi berkat bagi banyak orang, bila diimbangi dengan sikap hidup Kristiani yang sungguh.
SH: Kis 2:37-47 - J+1, H+1 dan M+1 (Rabu, 11 Juni 2003) J+1, H+1 dan M+1
Sebuah topan tidak dapat dikatakan sebuah topan, bila tidak
menimbulkan kerusakan apapun pada kota yang dilandanya. Tidak
...
J+1, H+1 dan M+1
Sebuah topan tidak dapat dikatakan sebuah topan, bila tidak menimbulkan kerusakan apapun pada kota yang dilandanya. Tidak hanya pada saat ia melanda, tetapi juga satu jam, satu hari, bahkan satu minggu setelah topan itu mengamuk, dampaknya masih terasa.
Demikian pula Roh Kudus. Untuk meneruskan penggambaran dengan angin tadi, Roh Kudus bukanlah angin sepoi yang terasa saat ini namun tak diingat lagi kemudian. Kata-kata yang diucapkan Petrus dan rekan-rekannya berdampak nyata, dan Roh Kudus pun juga bekerja di antara para pendengar mereka (ayat 37). Mereka pun memutuskan untuk menerima Injil dan memberi diri dibaptis (ayat 41). Tidak hanya itu, para-para petobat baru inipun dengan tekun bertumbuh dalam pengajaran dan persekutuan (ayat 42). Dalam komunitas mereka, para rasul pun mengerjakan mukjizat dan tanda karena kuasa Roh (ayat 43). Satu dampak penting lain dari kehadiran Roh Kudus dalam hati mereka adalah gaya hidup mereka yang komunal (saling membagi harta milik, ay. 44). Gaya hidup ini bukanlah pola baku yang harus ditiru mentah-mentah, tetapi hanya satu dari banyak alternatif. Yang penting untuk diperhatikan adalah perubahan kehidupan yang terjadi dan menjadi kesaksian bagi orang banyak di sana: kesatuan dan kesehatian antara para petobat baru dan para pengikut Yesus. Berbagi hak milik, apalagi saat jemaat mulai dikucilkan dari masyarakat luas, adalah ekspresi kasih persaudaraan yang dahsyat. Semua ini patut menjadi teladan bagi kehidupan berjemaat kita. Sudah cukup lama kita di Indonesia ini mengaku diri Kristen. Sayangnya, kehidupan dari banyak jemaat tidak menampakkan tanda-tanda dilanda "badai" Roh Kudus: pertobatan dari dosa yang nyata, kasih persaudaraan, kedewasaan iman, dan kesaksian Injil yang hidup.
Renungkan: Kehadiran Roh Kudus dalam suatu jemaat harus terlihat pada kehidupan nyata di antara anggota-anggotanya.
SH: Kis 2:41-47 - Kuasa dalam persekutuan umat (Selasa, 9 Juni 2009) Kuasa dalam persekutuan umat
Apa yang menjadi kunci pertumbuhan gereja yang sehat dan benar? Bukan
pada kejeniusan para pemimpin gereja mengelol...
Kuasa dalam persekutuan umat
Apa yang menjadi kunci pertumbuhan gereja yang sehat dan benar? Bukan pada kejeniusan para pemimpin gereja mengelola dan mengembangkan gereja. Bukan pula pada kemampuan promosi program-program gereja yang menarik peminat dan simpatisan sehingga akhirnya mau menjadi anggota gereja.
Kunci sukses gereja perdana sehingga setiap hari jumlah jemaat bertambah ada pada Tuhan sendiri. Tuhan menambahkan jumlah orang yang diselamatkan (ayat 47). Bagaimana caranya? Lewat kehidupan jemaat yang mau dipimpin oleh Tuhan. Jemaat yang mau bertekun dalam firman, yaitu pengajaran rasul-rasul yang bersumberkan pada pengajaran Yesus (ayat 42a). Ini hal yang paling utama. Firman Tuhan yang direnungkan setiap hari membawa perubahan hidup yang signifikan. Roh Kudus mengubah hidup anak-anak Tuhan dari hidup yang bersifat egois menjadi hidup yang berorientasi pada Tuhan dan orang lain. Itu terlihat dari persekutuan yang terwujud di gereja perdana. Mereka bertekun dalam persekutuan dengan Tuhan, yaitu dengan memecahkan roti dan berdoa di rumah-rumah mereka secara bergiliran (ayat 42b, 46) sesuai dengan perintah Tuhan (Luk. 22:19). Juga dalam bait Allah sebagai wujud ibadah mereka. Persekutuan dengan saudara-saudara seiman juga terwujud dengan sangat indah. Setiap orang memandang saudaranya dengan kasih dan perhatian yang tulus. Setiap orang saling mendahului untuk memperhatikan kebutuhan orang lain (ayat 44-45).
Roh Kudus yang hadir di gereja perdana juga mau hadir dan berkarya di dalam gereja Tuhan masa kini. Maukah kita dipimpin oleh Tuhan demi mewujudkan ciri-ciri gereja perdana? Maukah kita menundukkan diri pada otoritas firman-Nya yang sanggup mengubah hati yang egois menjadi peduli pada orang lain? Saat kita mau diatur oleh Tuhan, kuasa-Nya akan dengan leluasa bekerja sehingga dunia melihat ke-saksian kita. Oleh anugerah-Nya, mereka dimenangkan kepada Kristus dan menjadi anggota gereja Tuhan.
SH: Kis 2:41-47 - Gereja yang bertumbuh (Rabu, 15 Juni 2011) Gereja yang bertumbuh
Gereja yang sehat adalah gereja yang bertumbuh secara kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas, gereja mula-mula hanya 120 oran...
Gereja yang bertumbuh
Gereja yang sehat adalah gereja yang bertumbuh secara kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas, gereja mula-mula hanya 120 orang (Kis. 1:15), setelah Pentakosta jumlah mereka bertambah 3000 jiwa (Kis. 2:41).
Kita akan belajar ciri-ciri gereja yang bertumbuh. Pertama, penekanan terhadap firman Tuhan (42). Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul. Jemaat mula-mula menempatkan firman Tuhan (pengajaran rasul-rasul) sebagai fondasi dari kehidupan mereka berjemaat. Gereja tidak akan mengalami pertumbuhan jika mimbar hanya berisikan ajaran moral atau kata-kata motivasi dari manusia.
Kedua, adanya persekutuan yang indah (42). Persekutuan jemaat mula-mula ditunjukkan dengan sering berkumpul (42), bersatu, saling menolong (44-45), dan makan bersama (46). Mereka melakukan semua ini dengan gembira, tulus hati, dan sambil memuji Allah (46). Tanpa persekutuan, gereja tidak bisa bertumbuh. Di dalam persekutuan kita dapat saling memberi dan menerima karena ada banyak orang yang membutuhkan kasih dan perhatian kita.
Ketiga, mengadakan Perjamuan Kudus (42, 46). Istilah "memecah-mecahkan roti" bisa menunjuk pada makan roti biasa (Luk. 24:30), tetapi bisa juga menunjuk pada Perjamuan Kudus (Luk. 22:19; Kis. 20:7). Keempat, bertekun dalam doa (42). Tanpa persekutuan doa, gereja tidak mungkin bisa maju, karena Tuhan yang memberi pertumbuhan. Tanpa doa berarti kita mengandalkan kekuatan kita sendiri. Dan apa yang dilakukan gereja perdana menghasilkan dampak, mereka disukai semua orang dan gereja bertumbuh (47).
Bagaimana dengan gereja kita? Apakah memiliki ciri yang sama dengan gereja mula-mula? Ingat, kehidupan bergereja tidak cukup hanya dengan '4-D' (datang, duduk, diam -dengar firman Tuhan-, dan duit-persembahan). Sangat baik jika kita menyediakan waktu untuk berbagi hidup dengan saudara seiman sebelum dan sesudah kebaktian. Akan lebih baik bila kehadiran gereja membawa dampak yang baik bagi masyarakat.
SH: Kis 2:41-47 - Persekutuan Umat Allah (Selasa, 22 Mei 2018) Persekutuan Umat Allah
Sejak turunnya Roh Kudus terjadi perubahan dahsyat dalam kelompok orang percaya. Komunitas itu semakin berkembang karena Allah...
Persekutuan Umat Allah
Sejak turunnya Roh Kudus terjadi perubahan dahsyat dalam kelompok orang percaya. Komunitas itu semakin berkembang karena Allah membuat banyak petobat baru percaya Yesus (Kis. 2:47b). Sebenarnya, pertumbuhan gereja perdana dalam catatan Lukas juga menjadi kerinduan gereja masa kini.
Selama ini kita berdoa setiap hari agar Tuhan menambahkan jumlah warga jemaat dengan petobat baru. Kita sadar bahwa masih banyak orang di luar Kristus yang hidupnya terjerat oleh kuasa Si Jahat. Misalnya, ada yang terjerumus dalam narkoba, judi, seks bebas, korupsi, penyakit HIV/ AIDS, mabuk-mabukan, dan lainnya. Kondisi ini secara perlahan menghancurkan dan membinasakan hidup mereka..
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana gereja dapat bertumbuh dan secara sehat? Ada beberapa hal yang dapat dipelajari dari jemaat perdana, antara lain: Pertama, belajar mengenai firman Allah secara lebih mendalam (42). Untuk mengetahui keluasan dan kekayaan kebenaran Allah dibutuhkan ketekunan dan keseriusan. Kedua, rajin mengikuti persekutuan (42, 46). Perlu diketahui bahwa Allah sering kali berkarya dalam hidup kita melalui persekutuan. Melalui persekutuan, setiap orang percaya saling dikuatkan imannya. Ketiga, saling berbagi terhadap saudara seiman (42, 44-45). Berbagi merupakan bentuk kepedulian dan cinta kasih kita kepada Allah dan sesama. Dalam berbagi, kita belajar mengikis keegoisan dalam diri. Sebab, kita menyadari bahwa semua yang kita miliki adalah pemberian Allah. Keempat, bersukacita senantiasa dalam Tuhan (47). Sebab dalam sukacita ada semangat hidup. Bahkan hati yang bersukacita dapat menjadi obat mujarab dalam menghadapi tekanan hidup.
Gereja terdiri atas banyak orang, yang beragam sifat, watak, cara berpikir, dan kebiasaannya. Keragaman itu sering kali memicu konflik di antara warga jemaat. Hanya dengan tekad yang kuat untuk menerapkan keempat prinsip tadi, Allah akan memercayakan petobat baru untuk dimuridkan dan dibina di dalam gereja kita. [OYNS]
Utley -> Kis 2:37-42
Utley: Kis 2:37-42 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 2:37-4237 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul ya...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 2:37-42
37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" 38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. 39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." 40 Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini." 41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. 42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Kis 2:37 "hati mereka sangat terharu" Ini adalah istilah Yunani kata ditambah nussō. Akar katanya digunakan dalam Yoh 19:34 untuk Yesus dipakukan di kayu salib. Khotbah Petrus memakukan para pendengar kepada kebenaran injil. Ini nyata menunjuk pada keyakinan dari Roh Kudus yang harus ada yang mendahului keselamatan (lih. Yoh 16:8-11).
Kis 2:38 "Bertobatlah" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE IMPERATIVE, yang berarti membuat suatu keputusan yang menentukan. Istilah Ibrani untuk bertobat berarti perubahan tindakan. Istilah Yunaninya berarti suatu perubahan pikiran. Pertobatan adalah suatu kesediaan untuk berubah. Ini tidak berarti pemberhentian total dari dosa, namun kerinduan untuk menyenangkan Allah , bukan diri sendiri. Sebagai manusia yang jatuh, kita hidup bagi kita sendiri, namun sebagai orang percaya kita hidup bagi Allah! Pertobatan dan iman adalah persyaratan Allah bagi keselamatan (lih. Mr 1:15; Kis 3:16,19; 20:21). Yesus berkata "jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa" (lih. Luk 13:3,5). Pertobatan adalah kehendak Allah bagi manusia yang jatuh. (lih. 2Pet 3:9, Yeh 18:23,30,32). Misteri dari kedaulatan Allah dan kehendak bebas manusia dapat didemonstrasikan secara jelas oleh pertobatan sebagai suatu persyaratan untuk keselamatan. Namun demikian, pasangan paradoks atau dialektisnya adalah bahwa ini adalah juga anugerah Allah (lih. Kis 5:31; 11:18 dan 2Tim 2:25). Akan selalu ada ketegangan dalam penyajian alkitab akan Anugerah Allah yang memulai dengan tanggapan perjanjian manusia yang diperlukan. Perjanjian Bru sebagaimana perjanjian yang lama mempunyai struktur "jika-maka". Ada beberapa istilah yang digunakan dalam PB yang berhubungan dengan konsep pertobatan.
Konsteks yang melukiskannya adalah 2Kor 7:8-11. Istilah-istilahnya adalah (1) "kesedihan" (lupō, ay. Kis 2:8,9,10,11), yang secara moral netral; (2) "penyesalan" (metamelomai, ay. Kis 2:8,10), yang berarti "sedih atas tindakan yang lalu." Ini digunakan oleh Yudas (lih. Mat 27:3) dan Esau (lih. Ibr 12:16-17); dan (3) "pertobatan" (metanoneō, ay. Kis 2:9,10,11), yang berarti suatu perubahan pikiran, suatu sifat yang baru, suatu arah baru kehidupan. Bukanlah kesedihan yang merupakan ciri pertobatan, namun kesediaan untuk berubah, untuk mencocokkan diri kepada kehendak Allah. Inilah Topik Khusus mengenai "pertobatan" dari komentari saya pada 2Kor 7.
□ "dibaptis" Ini adalah sebuah AORIST PASSIVE IMPERATIVE (lih. NASB, NKJV). Lihat Topik Khusus berikut.
□ "dalam nama Yesus" Ini adalah suatu ungkapan Ibrani (mencerminkan Yoel 2:32) yang menunjuk pada pribadi atau sifat dari Yesus. Bisa jadi rumusan baptisan gereja mula-mula, yang kemungkinan diulangi oleh si calon, adalah "Aku percaya Yesus adalah Tuhan" (lih. Rom 10:9-13). Ini adalah suatu peneguhan teologis dan suatu peneguhan kepercayaan pribadi. Dalam Amanat Agung Mat 28:19-20 nama tritunggal adalah rumusan baptisan. Lagi kita harus berjaga terhadap suatu sakramentalisme mekanis! Gelar atau rumusan bukanlah kuncinya, melainkan hati dari orang yang dibaptis.
- NASB, NJB,NIV "untuk pengampunan dosamu"
- NKJV "untuk pembebasan dosa-dosa"
- NRSV "sehingga dosamu bisa diampuni"
- TEV "sehingga dosamu akan diampuni"
Pertanyaan teologisnya adalah bagaimana "untuk" (eis) berfungsi? Apakah paengampunan terkait dengan "bertbat" atau "dibaptis"? Apakah pengampunan bergantung pada pertobatan dan/atau baptisan?
Kemungkinan penggunaan eis ada banyak. Pengunaan yang paling umum ialah "dengan suatu pandangan kepada" atau "untuk maksud." Kebanyakan ahli Baptis memilih "karena" untuk alasan-alasan teologis, namun ini adalah suatu pilihan minor. Sering pra suposisi kita bahkan berfungsi pada tingkat analisis ketatabahasaan ini.
Kita harus membiarkan Alkitab berbicara dalam konteks; kemudian periksa paralel-paralelnya, kemudian bentuk teologi sistematis kita. Semua penafsir terkondisi secara historis, denominasi, dan pengalaman.
Pengampunan melalui iman dalam Kristus adalah tema berulang dalam khotbah-khotbah dalam Kisah ini (mis. Peter Kis 2:38; 3:19; 5:31; 10:43; dan Paul Kis 13:38).
□ "menerima karunia Roh Kudus" Ini adalah sebuah FUTURE MIDDLE (deponent) INDICATIVE. Karunia Roh adalah (1) suatu keselamatan yang terjamin; (2) ssuatu hadirat yang tinggal; (3) suatu pembekalan untuk pelayanan; dan (4) suatu pengembangan keserupaan dengan Kristus. Kita tidak boleh menekan hal-hal ini atau urutan peristiwa keselamatannya karena hal-hal ini sering berbeda dalam Kis. Kisah tidak dimaksudkan untuk mengajarkan suatu rumusan atau tahapan teologis yang baku (lih. Bagaimana Membaca Alkitab Untuk Mendapatkan Semua Manfaatnya, hal. 94-112), namun catatan apa yang terjadi.
Haruskah seorang penafsir menggunakan naskah ini untuk menegaskan tahapan tinfakan keselamatan: bertobat, dibaptis, pengampunan, dan kemudian karunia Roh? Teologia saya menuntut Roh untuk aktif sejak pertama (lih. Yoh 6:44,65) dan bersifat krusial sua melalui proses kesadaran (lih. Yoh 16:8-12), pertobatan (lih. Kis 5:31; 11:18; 2Tim 2:25), da iman. Roh adalah yang terutama dan keharusan (lih. Rom 8:9) dari mulai sampai berakhir. Ia secara pasti tidak bisa hanya ada di bagian akhir dari suatu rentetan!
Kis 2:39 "bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu" Ini adalah sebuah konsep kebersamaan, multi generasi, dan kekeluargaan dari PL (lih. Kel 20:5-6 dan Ul 5:9-10; 7:9). Iman dari anak-anak dipengaruhi oleh orang tua dan merupakan tanggung jawab orang tua (lih. Ul 4:9; 6:6-7; 20-25; 11:19; 32:46). Pengaruh kebersamaan ini juga memiliki aspek mengerikan dalam terang Mat 27:25 ("darah-Nya… atas kami dan atas anak-anak kami").
Janji pengaruh iman multi generasi ini membantu saya untuk percaya bahwa Allah akan memakai iman saya untuk mempengaruhi, memberkati, dan melindungi keturunan-keturunan saya (lih. Ul 7:9). Ini tidak menyangkal tanggung jawab pribadi, namun menambah sebuah elemen pengaruh kebersamaan. Iman dan pelayanan setia saya dalam Kristus tidak mempengaruhi keluarga saya dan keluarga mereka dan seterusnya (lih. Ul 7:9). Betapa ini merupakan suatu pengharapan yang menghiburkan dan janji yang memotivasi. Iman melinasi keluarga-keluarga!
□ "bagi orang yang masih jauh" Petrus sedang berpidato di hadapan orang Yahudi. Frasa ini aslinya merujuk pada orang Yahudi buangan yang akan dibawa kembali ke Tanah Perjanjian (lih. Yes 57:19). Namun demikian, ini juga, dalam beberapa perikop, sepertinya menunjuk pada Orang Bukan Yahudi yang sedemikian jauh dari suatu pengenalan akan YHWH (lih. Yes 49:1; Za 6:15). Kabar baik dari injil adalah bahwa Allah yang esa dan benar itu (yaitu monoteisme) yang menciptakan wsemua manusia dalam gambarNya (lih. Kej 1:26-27), berkerinduan untuk memiliki persekutuan dengan mereka semua (lih. 1Tim 2:4; 2Pet 3:9). Inilah pengharapan akan kesatuan dari semua manusia di dalam Kristus. Dalam Dia tidak ada lagi Yahudi-Bukan Yahudi, budak- merdeka, pria-wanita, namun semua adalah satu (lih. Ef 2:11-3:13). Paulus menggunakan kutipan yang sama ini dalam berpidato pada Orang Bukan Yahudi di Ef 2:13 & 17. Jaman baru Roh telah membawa suatu kesatuan yang tak disangka-sangka!
□ "sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita" Ini adalah sebuah AORIST MIDDLE (deponent) SUBJUNCTIVE. Aslinya ini merujuk pada Yudaisme yang terpencar-pencar. Allah selalu mengambbil inisiatif (MIDDLE VOICE, lih. Yoh 6:44,65). Dari Yeh 18:32; Yoh 3:16; 1Tim 2:4; 2Pet 3:9 kia tahu Ia memanggil semua manusia di tingkat tertentu kepada DiriNya. Namun, mereka harus menanggapi (yaitu SUBJUNCTIVE MOOD).
Istilah "banyak" dan "semua" secara alkitabiah berparalel (bandingkan Yes 53:6, "semua" dengan Yes 53:11,12, "banyak" atau Rom 5:18, "semua" dengan Rom 5:19, "banyak"). Hati Allah berdegup bagi suatu dunia yang hilang yang diciptakan menurut gambarNya, diciptakan untuk bersekutu dengan DiriNya!
Kis 2:40 "dengan banyak perkataan lain" Ini adalah bukti kenaskahan bahwa khotbah-khotbah yang dicatat dalam Kisah adalah rangkuman-rangkuman. Ini benar juga bagi pengajaran Yesus dalan Injil. Kita secara pra suposisi meneguhkan pengilhaman dan keakuratan dari rangkuman-rangkuman tersebut. Dunia abad pertama biasa dengan penyajian lisan dan daya ingat mereka.
□ "memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh" Istilah Yunani ini (dia ditambah marturomai) populer dengan Lukas (lih. Kis 2:40; 8:25; 10:42; 18:5; 20:21,23,24; 23:11; 28:23; Luk 16:28). Injil memiliki suatu kepentingan dan ketinggian yang tak bisa diabaikan baik dalam proklamasi ataupun mendengar.
□ "mengecam dan menasihati mereka" Manusia harus menanggapi penawaran Allah di dalam Kristus (lih. Yoh 1:12; 3:16; Rom 10:9-13). Inilah paradoks dari kedaulatan Allah dan kehendak bebas manusia (lih. Fili 2:12-13).
- NASB, NKJV "Diselamatkan"
- NRSV, TEV,
NJB "Menyelamatkan dirimu sendiri"
Bentuk terinfleksi dari istilah ini adalah AORIST PASSIVE IMPERATIVE, namun sebagaimana dapat anda katakan, NRSV, TEV, dan NJB menterjemahkannya sebagai MIDDLE VOICE. Ini adalah ketegangan teologis mengenai keselamatan (lih. Fili 2:12-13). Apakah Allah semua, atau para pendengar tersebut harus mengijinkan Allah bekerja dalam kehidupan mereka?
Istilah Yunani "diselamatkan" (sōsō) mencerminkan suatu konsep Ibrani (yasha) dari pembebasan jasmani (lih. Yak 5:15,20), sementara dalam penggunaan PB nya ini berkonotasi pembebasan rohani atau keselamatan (lih. Yak 1:21; 2:14; 4:12).
□ "angkatan yang jahat ini" Ini bisa jadi adalah suatu singgungan terhadap Ul 32:5 dan Mazm 78:8. akar PL dari istilah "benar," "bersifat benar," "adil," "keadilan," adalah "sebuah tolok ukur air." Ini menjadi suatu penggambaran pembanguna, Allah adalah sang tolok ukur! Kebanyakan kata untuk dosa dalam bahasa Ibrani dan Yunani menunjuk pada suatu deviasi dari tolok ukur ini (yaitu, bengkok, jahat). Semua manusia perlu diselamatkan dan dipulihkan.
- NASB "menerima"
- NKJV "menerima dengan sukacita"
- NRSV "menyambut"
- TEV "percaya"
- NJB "menerima"
Ini adalah sebuah AORIST MIDDLE PARTICIPLE dari apodechomai. Louw dan Nida, Kamus Yunani- Inggris, menyebutkan tiga penggunan dari istilah ini (lih. vol.2, hal. 28).
- 1. menyambut seseorang
- 2. menerima sesuatu atau seseorang sebagai benar dan menanggapinya secara pantas
- 3. mengakui kebenaran atau nilai dari sesuatu atau seseorang
Lukas sering menggunakan kata ini (lih. Luk 8:40; 9:11; Kis 2:41; 18:27; 24:3; 28:30). Injil adalah suatu pribadi untuk disambut, kebenran mengenai pribadi tersebut untuk dipercayai, dan kehidupan seperti pribadi tersebut untuk dijalani. Seluruh tiga hal ini krusial.
□ "dibaptis" Baptisan adalah sebuah pengharapan keagamaan bagi orang Yahudi saat mereka memasuki Bait Suci. Para pengikut baru membaptiskan diri sendiri, namun bukan orang Yahudi. Ini adalah suatu peristiwa keagamaan yang diharapkan bagi para pendengar ini namun dengan arti yang baru. Yesus dibaptis; Yesus memerintahkan kita untuk membaptiskan-yang menyelesaikan hal itu! PB tidak tahu apa-apa mengenai orang percaya yang tidak dibaptis. Sepertinya bagi saya ini adalah suatu pemutusan yang jelas dengan Yudaisme dan memulai suatu umat Allah yang baru.
□ "tiga ribu jiwa" Ini bukanlah angka yang bulat, namn suatu angka yang besar. Berita Petrus menenai daerah asal dari para saksi mata ini. Mereka siap untuk membuat luapan iman yang disyaratkan untuk percaya.
- 1. Yesus adalah Mesias
- 2. Mesias ditus untuk menderita
- 3. imndalam Dia adalah satu-satunya cara bagi pengampunan
- 4. baptisan adalah pantas
Ini mensyaratkan suatu keputusan yang menentukan, segera, merubah kehidupan (sebagaimana saat ini)! Lihat Topik Khusus: Kerygma pada Kis 2:14.
Kis 2:42 "Mereka bertekun dalam pengajaran… dalam persekutuan" Lukas sering menggunakan konsep ini (lih. Kis 1:14; 2:42,46; 6:4; 8:13; 10:7). Perhatikan hal-hal yang mereka kerjakan saat bersama-sama: (1) mengajar (lih. Kis 2:42; 4:2,18; 5:21,25,28,42); (2) bersekutu; (3) memecahkan roti (yaitu ini kemungkinan menunjuk pada Perjamuan Suci); dan (4) berdoa (lih. ay. Kis 2:43-47). Hal-hal inilah yang harus kita ajarkan kepada orang-orang percaya yang baru! Orang orang yang baru beralih agama ini lapar akan kebenaran dan persekutuan. Lihat Topik Khusus berikut.
Topik Teologia -> Kis 2:41
Topik Teologia: Kis 2:41 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Gereja
Kedatangan dan Baptisan Roh
Dimanifestasikan di dalam Kehidupan Orang Percaya
Dinyataka...
- Roh Kudus
- Roh Kudus dalam Gereja
- Kedatangan dan Baptisan Roh
- Dimanifestasikan di dalam Kehidupan Orang Percaya
- Dinyatakan dalam Baptisan Air
- Keselamatan
- Iman yang Menyelamatkan
- Sarana dari Iman yang Menyelamatkan
- Pesan Injil yang Diberitakan adalah Sarana dari Iman yang Menyelamatkan
- Gereja
- Gereja Memiliki Anggota
- Yes 44:5 Mat 4:18-22 Mat 9:9 Mat 12:50 Luk 5:1-11 Luk 18:16-17 Yoh 15:5 Kis 2:41 Kis 2:46-47 Kis 4:4 Kis 5:14 Kis 6:7 Kis 9:35-36,42 Kis 11:21 Kis 16:5 Kis 17:12 Kis 17:34 Kis 26:14,16-18 1Ko 3:11-15 1Ko 12:12-28 Efe 4:25 Fili 4:3 1Yo 4:2 Wah 21:27
- Orang-orang Percaya Dibaptis pada Hari Pentakosta
TFTWMS: Kis 2:38-41 - Dengan Mentaati Kristus DENGAN MENTAATI KRISTUS (Kis 2:38-41)
Sama seperti kita tidak dapat merasakan perasaan bersalah orang-orang Yahudi, kita juga tidak dapat secara penu...
DENGAN MENTAATI KRISTUS (Kis 2:38-41)
Sama seperti kita tidak dapat merasakan perasaan bersalah orang-orang Yahudi, kita juga tidak dapat secara penuh merasakan perasaan lega yang pasti telah menyelimuti jiwa mereka ketika Petrus menjawab pertanyaan mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus" (2:38). Ada harapan! Mereka dapat menerima pengampunan atas dosa menyalibkan Mesias! Selain itu, syarat-syarat pengampunan tidaklah di luar kemampuan siapa saja; semua orang dapat bertobat dan memberi diri dibaptis. Bukan itu saja, Petrus tidak mengatakan, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis untuk pengampunan dosa menyalibkan Mesias"; sebaliknya, ia menggunakan kata "dosa" dalam bentuk jamak yang artinya "dosa-dosa." Jika mereka mengikuti petunjuk Petrus, maka karunia Allah akan diberikan untuk menutupi semua dosa dalam kehidupan mereka, dan semua pelanggaran yang menyebabkan mereka begitu seringnya tidak dapat tidur malam!
Harus juga ditekankan bahwa meskipun pelbagai petunjuk Petrus itu adalah mungkin untuk dilaksanakan, namun petunjuk-petunjuk itu tidaklah mudah. Yang Petrus sedang bicarakan tidak kurang dari membalik kehidupan mereka 180 derajat: Mereka harus berbalik dari cara hidup lama mereka yang penuh dosa kepada cara hidup yang baru, dan mereka harus berbalik dari mengikut Musa menjadi mengikut Yesus! Petrus sedang berbicara tentang membuat suatu tanggung jawab kepada Kristus yang akan mempengaruhi sisa hidup mereka!
Yang pertama kali Petrus katakan adalah mereka harus "bertobat." Kata "bertobat" adalah terjemahan dari kata gabungan Yunani yang makna harfiahnya "merubah pikiran seseorang atau sikap terhadap."7Jika diterapkan kepada manusia, kata itu umumnya bermakna "merubah pikiran seseorang terhadap dosa"—memutuskan berhenti berbuat dosa dan hidup dalam jenis kehidupan yang berbeda! Pertobatan itu ditimbulkan oleh dukacita yang menurut kehendak Allah (2 Korintus 7:10) pada saat kita memandang dosa sebagaimana Allah memandangnya dan pada saat kita menyadari betapa mengerikan dosa itu. (Catatlah bahwa menyesali dosa tidak sama artinya dengan pertobatan. Para pendengar Petrus itu "hatinya tertusuk"—artinya mereka benar-benar menyesal atas apa yang mereka telah lakukan—namun Petrus masih memerintahkan mereka untuk "bertobat.") Pertobatan sejati menghasilkan perubahan hidup. Belakangan Paulus memberitahu orang-orang non-Yahudi "bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu" (26:20; huruf miring oleh saya). Pertobatan memang sulit sebab pertobatan menuntut cara hidup yang baru!
Selanjutnya Petrus memerintahkan mereka untuk "dibaptis." Secara harfiah, "dibaptis" artinya "dibenamkan." Dalam nas ini, maknanya adalah "dibenamkan ke dalam air."8Bagi para pendengar Petrus, pembenaman ke dalam air bukanlah sesuatu yang baru. Mereka sudah terbiasa dengan perayaan pembasuhan. 9Selain itu, Yohanes Pembaptis beberapa tahun sebelumnya telah membuat kegemparan sewaktu ia membaptiskan orang-orang ke dalam Sungai Yordan.10Bagaimanapun, perintah Petrus itu mencakup beberapa gagasan baru: Pertama, mereka harus dibaptis "dalam nama Yesus Kristus." (Petrus mengaitkan nama "Yesus" dengan gelar "Kristus."11) "Nama itu menandakan segala hal tentang diri si penyandang nama itu"12—yaitu: kuasa-Nya dan pribadi-Nya.13Secara harfiah ini berarti harus dibaptis "pada atau atas nama Yesus Kristus."14Artinya mereka menerima Yesus sebagai Kristus dan Tuhan untuk hidup mereka.
Ungkapan "dalam nama Yesus Kristus" menunjukkan bahwa dalam beberapa hal, mereka mengakui iman mereka kepada Yesus sebelum mereka dibaptis.15Sebelumnya Petrus telah mengacukan nubuatan Yoel bahwa "barangsiapa yang berseru [atau, memanggil16] kepada nama Tuhan akan diselamatkan" (ay. 21). F.F. Bruce menulis bahwa baptisan "dilaksanakan 'dalam nama Yesus Kristus'—bukan saja oleh otoritas Dia tetapi juga, kemungkinan, dalam pengertian dimana nama Dia dipanggil atau diakui oleh orang yang sedang dibaptis (band. 22:16)."17Penafsir yang lain, I. Howard Marshall, mengutarakan bahwa dibaptis "dalam nama" Yesus mengandung gagasan bahwa orang yang sedang dibaptis itu masuk ke dalam kesetiaan kepada Yesus, dan hal itu akan cocok dengan keterangan bahwa mengakui Yesus sebagai Tuhan18pada saat pembatisan adalah suatu kebiasaan. Sewaktu para pendengar Petrus itu dibaptis "dalam" atau "atas" nama Yesus Kristus, mereka itu mempercayakan diri mereka kepada Dia!19
Perbedaan kedua tentang perintah Petrus untuk berbaptis adalah janji mengenai "karunia Roh Kudus." "Karunia Roh Kudus" merupakan ungkapan umum yang dapat memiliki beragam makna. Dalam 8:20, kemampuan para rasul untuk menumpangkan tangan mereka ke atas orang lain untuk melimpahkan kuasa mujizatiah disebut "karunia Allah." Dan dalam 10:45,20baptisan Roh Kudus disebut "karunia Roh Kudus." Di tempat lain di Perjanjian Baru, "karunia Roh Kudus" mengacu kepada karunia-karunia mujizatiah yang diberikan kepada para pemberita injil terilham mula-mula (Ibrani 2:4). Kemampuan bermujizat yang diterima lewat penumpangan tangan para rasul disebut "karunia-karunia" yang diberikan oleh Roh Kudus (1 Korintus 12:4, 9, 28, 30, 31; lihat juga Roma 12:6).
Jika begitu, mengacu kepada apakah "karunia Roh Kudus" dalam 2:38 itu? Ungkapan itu, baik dalam teks asli maupun Inggris dapat berarti "karunia yang diberikan oleh Roh Kudus" atau "karunia yang terdiri dari Roh Kudus." Maknanya harus ditentukan oleh konteksnya. Dengan melihat kepada konteks 2:38 yang terdekat dan paling besar, kita mencatat fakta-fakta ini: (1) Karunia ini bersifat universal yang dijanjikan kepada semua orang yang mau dibaptis ke dalam air. Sedangkan baptisan Roh Kudus maupun kemampuan menumpangkan tangan ke atas orang lain bukanlah karunia-karunia yang universal, sehingga karunia di 2:38 tidak dapat mengacu kepada kedua karunia tersebut. (2) Karunia ini bukanlah mujizatiah. Meskipun pada hari itu ketiga ribu orang itu telah menerima "karunia Roh Kudus," namun hingga beberapa tahun kemudian21tidak satu orang pun kecuali para rasul yang diberitakan mengadakan mujizat. Oleh sebab itu, ayat ini tidak mengacu kepada kemujizatiahan "karunia-karunia [jamak] Roh Kudus." (3) Karunia ini bukanlah karunia pengampunan dosa (atau keselamatan), sebab karunia Roh Kudus merupakan tambahan kepada karunia pengampunan (2:38). (4) Dalam beberapa hal, karunia ini terkait dengan "waktu kelegaan" (sebagaimana akan kita lihat nanti sewaktu kita menempatkan 2:38 dan 3:19-20 bersebelahan). (5) Dalam beberapa pasal selanjutnya, Petrus berbicara tentang Allah mengaruniakan Roh Kudus "kepada semua orang yang mentaati Dia" (5:32). Roh Kudus sendiri dapat menjadi sebuah karunia. (6) Pada bagian lain di Perjanjian Baru, Roh Kudus dikatakan bersama dengan semua orang Kristen ("menempati" mereka), untuk meyakinkan mereka bahwa mereka adalah anak-anak Allah dan menolong mereka untuk mengatasi dunia (Roma 8:9, 13, 16, 17, 26; 1Korintus 6:19, 20; Galatia 4:6, 7; Efesus 1:13, 14). Apabila bukti-bukti ini dipertimbangkan, kita dapat menyimpulkan, sebagaimana juga F.F. Bruce, bahwa "karunia Roh Kudus adalah Roh itu sendiri, yang diberikan oleh Tuhan yang dimuliakan di bawah otoritas Bapa."22
Akan berarti apakah hal itu bagi para pendengar Petrus pada kesempatan itu? Doktrin tentang Roh Kudus sebagai oknum ketiga dari ke-Allahan telah diisyaratkan dalam Perjanjian Lama, tetapi tidak dijabarkan dengan jelas.23 Ketika Petrus mengutip Yoel, kata yang dipakai adalah "Roh-Ku" (2:17, 18; huruf miring oleh saya), yaitu, Roh Allah. Ketika Petrus memakai istilah "Roh Kudus" di ayat 33 dan 38, mereka yang mendengarkan itu kemungkinan tidak mempunyai pikiran tentang Roh Kudus sebagai salah satu oknum yang terpisah dalam ke-Allahan, melainkan hanya sebagai Roh Allah itu sendiri.24Dengan kata lain, mereka memahami perkataan Petrus itu sebagai bahwa ketika mereka dibaptis Allah secara pribadi akan masuk ke dalam hidup mereka. Saat itu mereka tidak dapat memahami segala hal yang terlibat dalam janji itu, namun sulit membayangkan ada perkataan lain yang dapat membuat jiwa mereka lebih bergetar. Daripada mencampakkan mereka karena telah menyalibkan Mesias, Allah sebaliknya mau bersama mereka yang bersedia bertobat dan dibaptis—dalam suatu cara yang sebelumnya tidak pernah Ia lakukan ke atas umat-Nya!25
Petrus memberi para pendengarnya pilihan: Mereka bisa terus menolak Kristus sebagai Mesias dan tidak mau mentaati Dia. Jika ini keputusan mereka, maka dosa mereka yang tidak terbayangkan itu tidak pernah dapat diampuni dan Allah akan memalingkan wajah-Nya dari mereka.26Di satu sisi lagi, mereka bisa bertobat dan berpaling kepada Yesus, dibenamkan ke dalam air dan mempercayakan hidup mereka kepada Dia. Jika mereka mau melakukannya, maka semua dosa mereka akan diampuni dan Allah akan bersama mereka kembali.
Petrus meminta mereka untuk memanfaatkan kasih karunia Allah bagi diri mereka: "Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita"27(2:39). "Janji itu" mengacu kepada dipulihkannya mereka kepada kemurahan hati Allah dan kepada segala berkat yang terkait. Memperluas janji itu hingga kepada "anak-anakmu" menunjukkan sifat keberkelanjutan janji itu.28Memperluas janji itu hingga kepada "orang yang masih jauh" menunjukkan sifat keuniversalan janji itu. Janji itu memang bagi semua orang (namun itu memerlukan mujizat sebelum Petrus benar-benar memahaminya29).
"Dan dengan banyak perkataan30lain lagi ia memberi suatu kesaksian31yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: 'Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat [suka melawan atau tidak jujur32] ini'" (2:40). "Angkatan [yang jahat] ini" mengacu kepada bangsa Yahudi yang menolak Yesus.33
Mereka diberi pilihan kembali: Mereka bisa bergabung dengan "angkatan yang suka melawan" dan ditolak oleh Allah, atau mereka bisa keluar dari kelompok jahat itu dan diterima oleh Allah.34Keputusan ada di tangan mereka. Dalam bahasa aslinya, kata "diselamatkan" berbentuk modus imperatif; kata itu merupakan perintah yang harus ditaati; kata itu adalah sesuatu yang mereka harus lakukan.35
Fakta bahwa orang banyak itu telah dinyatakan bersalah karena dosa-dosa mereka dan telah berteriak "Apa yang harus kami lakukan?" bukanlah jaminan bahwa mereka akan melaksanakan apa yang Petrus minta mereka harus kerjakan. Kami telah bertemu dengan banyak orang berdosa yang, ketika diberitahu tentang langkah-langkah yang mereka perlu lakukan, tidak mau memenuhi syarat-syaratnya. Oleh sebab itu, betapa menggetarkan membaca kata-kata berikutnya: "Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis [dibenamkan ke dalam air]"36(2:41a). Tiga ribu orang itu berkata "ya" kepada Yesus dan "tidak" kepada cara hidup mereka yang lama!
Ketiga ribu orang itu tidak punya masalah dengan perintah untuk dibaptis, begitu juga dengan siapa saja yang belakangan memutuskan mau menjadi orang Kristen. Bruce menulis bahwa "gagasan tentang orang percaya yang tidak dibaptis tampaknya tidak diakui dalam Perjanjian Baru."37Bagaimanapun, pada zaman kini beberapa orang tersandung pada perintah baptisan. Oleh karena gereja Katolik mengajarkan baptisan sebagai sebuah sakramen dan orang diberkati semata-mata oleh perbuatannya, maka beberapa orang Protestan telah berayun ke sisi ekstrim lainnya yang berlawanan dan mengatakan bahwa tidak ada berkat yang terkandung dalam baptisan. "Memang baik kalau dilakukan" kata mereka, "namun baptisan itu tidak lebih dari sebuah tanda lahiriah dari penyucian batiniah." Sebagian besar kelompok keagamaan mensyaratkan baptisan sebagai sebuah syarat untuk masuk ke dalam denominasi mereka, tetapi tetap bersikeras bahwa baptisan tidak punya peranan dalam rencana penebusan Allah. Sebaliknya, ketika Yesus memberikan Amanat Agung, Ia berkata bahwa jika seseorang menginginkan keselamatan, maka ia harus percaya dan dibaptis (Markus 16:16). Ketika melaksanakan amanat itu, Petrus, dibawah bimbingan Roh, berkata bahwa para pendengarnya harus dibaptis "untuk pengampunan dosamu" (2:38).
Banyak usaha telah dilakukan untuk menghindari tekanan perkataan "untuk pengampunan dosamu" di 2:38.38Argumentasi yang paling umum adalah dengan mengatakan bahwa kata "untuk" berarti "sebab" atau "oleh karena."39Menurut penafsiran ini, orang-orang Yahudi pada hari Pentakosta itu dibaptis karena mereka telah menerima pengampunan dosa-dosa mereka. Dari kulitnya saja penafsiran ini sudah tampak aneh: orang-orang yang terharu itu berteriak minta pengampunan, dan Petrus menjawab mereka mengenai apa yang mereka harus perbuat setelah mereka diampuni?!
Memang benar bahwa kata Inggris "untuk" dapat juga berarti "sebab." Bagaimanapun, kata Yunani yang diterjemahkan "untuk," tidak begitu mendua maknanya. Kata Yunaninya adalah kata depan eis, yang pada dasarnya berarti "ke dalam"40atau "sampai." Jika orang belajar tentang kata depan bahasa Yunani, maka cara umum untuk melihat perilaku utama setiap kata depan itu adalah dengan cara memperlihatkan hubungannya terhadap sebuah lingkaran. Prilaku eis diilustrasikan dengan sebuah panah melesat ke dalam lingkaran. Dalam buku Teach Yourself New Testament Greek, sebuah ilustrasi jenaka dipakai untuk memperlihatkan prilaku eis: Seorang lelaki masuk ke dalam mulut singa, namun separuh badannya ke bawah masih di luar mulut singa!41Buku yang sama menulis bahwa "eis (ke dalam) hanya dapat dipakai dengan [kasus] Akusatif"42sebab [kasus] Akusatif bermakna bergerak maju."43(Huruf miring oleh saya.) Dengan demikian adalah wajar bagi para penerjemah untuk menerjemahkan kata eis dalam Kisah 2:38 dengan beberapa kata yang memperlihatkan "gerakan maju." Sebagai contoh, American Standard Version menerjemahkannya seperti ini: " sampai [unto] pengampunan dosamu."44Terjemahan lainnya menulis "ke dalam [into] pengampunan dosamu." 45Yang lainnya menulis "dengan maksud untuk memperoleh [in order to have] pengampunan dosamu"46dan "supaya kamu boleh memperoleh [so that you may have] pengampunan dosamu."47
Salah satu cara terbaik untuk memahami makna ungkapan Yunani di Kisah 2:38 yang diterjemahkan "untuk pengampunan dosamu" adalah dengan melihat makna ungkapan itu dalam nas-nas yang berkaitan yang memakai istilah yang sama. Di ruang atas, sewaktu Yesus sedang mempersiapkan para murid-Nya untuk peristiwa yang akan datang, Ia memberi mereka cawan dan berkata, "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa" (Matius 26:27, 28; huruf miring oleh saya). Setelah kebangkitan-Nya, saat Ia berbicara lagi tentang hal-hal yang akan datang, Yesus berkata "dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan [untuk] pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem" (Lukas 24:47; huruf miring oleh saya). Peristiwa akbar itu digenapi dalam Kisah 2, ketika Petrus berkata, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu" (ay. 38; huruf miring oleh saya).48Dalam setiap nas itu kita mempunyai kata depan Yunani eis yang diikuti oleh kata-kata Yunani untuk "pengampunan dosa." Dalam setiap nas itu kita mempunyai ungkapan yang sama baik dalam bahasa Yunani maupun dalam bahasa Inggris [dan juga Indonesia].
Dalam pelbagai kasus pengadilan kejahatan, sidik jari terdakwa sering diproyeksikan ke layar bersama dengan sidik jari yang ditemukan di tempat kejahatan, dan juri diundang untuk membandingkan keduanya. Mari kita deretkan ungkapan-ungkapan Yunani di tiga nas itu. Bahkan jika Anda tidak terbiasa dengan bahasa Yunani Koine, Anda masih dapat melihat bahwa pada dasarnya ungkapan-ungkapan itu sama:
Matius 26:28: Darah Yesus ditumpahkan ειϕ αφεσιν αµαρτιων (secara harfiah, untuk pengampunan dosa).
Lukas 24:47: Berita tentang pertobatan harus disampaikan ειϕ αφεσιν αµαρτιων (secara harfiah, untuk pengampunan dosa).
Kisah 2:38: Pertobatan dan baptisan adalah ειϕ αφεσιν των αµαρτιων υµων (secara harfiah, untuk pengampunan dosamu).49
Prinsip dasar dalam penerjemahan Alkitab adalah "pahamilah sebuah nas dalam maknanya yang biasa, normal, dan wajar kecuali terpaksa berbuat sebaliknya." Dalam kasus ini, "makna biasa, normal, wajar" Kisah 2:38 adalah bahwa tujuan dari pertobatan dan baptisan adalah untuk memperoleh pengampunan dosa. Satu-satunya faktor yang akan "memaksa" seseorang untuk menerjemahkan nas ini secara berbeda adalah adanya kecondongan teologis yang mengatakan bahwa baptisan tidak punya peranan di dalam rencana penebusan Allah.
Pernyataan-pernyataan lain yang sering dilontarkan dalam usahanya untuk menyingkirkan baptisan dari rencana Allah dapat ditulis50di sini, tetapi kita sudah cukup meluangkan waktu untuk masalah ini. Ketika Petrus memerintahkan para pendengarnya untuk dibaptis, mereka—berbeda dengan beberapa orang di zaman kini— tidak ragu-ragu, berdalih, atau mendebat tentang apakah baptisan itu penting atau tidak. Sebaliknya (memakai ungkapan KJV), "mereka yang dengan sukacita [gladly] menerima perkataannya itu dibaptis"—Tiga ribu orang semuanya!
TFTWMS: Kis 2:41 - Dengan Segera Mentaati Kristus DENGAN SEGERA MENTAATI KRISTUS (Kis 2:41)
Kita belum memperhatikan akhir dari ayat 41: "... pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga...
DENGAN SEGERA MENTAATI KRISTUS (Kis 2:41)
Kita belum memperhatikan akhir dari ayat 41: "... pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa." (Huruf miring oleh saya.) Ketika orang-orang itu tahu apa yang harus dilakukan, mereka segera melakukannya! Jiwa mereka dalam bahaya; kekekalan diujung mata. Mereka tidak membiarkan matahari terbenam tanpa mentaati Tuhan mereka! Apabila Anda tahu apa yang harus dilakukan, jangan pernah berlambat-lambat!
TFTWMS: Kis 2:41-47 - Dengan Ditambahkan Ke Dalam Gereja Kristus DENGAN DITAMBAHKAN KE DALAM GEREJA KRISTUS (Kis 2:41, 47)
Sebelum kita meninggalkan ayat 41, kita perlu menggarisbawahi apa yang terjadi ke atas mere...
DENGAN DITAMBAHKAN KE DALAM GEREJA KRISTUS (Kis 2:41, 47)
Sebelum kita meninggalkan ayat 41, kita perlu menggarisbawahi apa yang terjadi ke atas mereka yang dibaptis: "... jumlah mereka bertambah51kira-kira tiga ribu jiwa." (Huruf miring oleh saya.) Ayat 47 mengatakan "Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." KJV, karena mengambil keterangannya dari naskah Roma,52menulis "Dan tiap-tiap hari Tuhan menambahkan ke dalam gereja itu dengan orang yang diselamatkan." (Huruf miring oleh saya.) Kata "gereja" tidak ditemukan dalam naskah yang digunakan oleh sebagian besar terjemahan, tetapi konteksnya mendukung bahwa ke dalam sinilah orang-orang yang diselamatkan itu ditambahkan. Seorang penafsir hanya mengatakan, "Lukas menyimpulkan bagian ini dengan mengatakan bahwa Tuhan menambahkan penganut-penganut yang baru itu ke dalam gereja."53
Sewaktu Petrus membuat pengakuan tentang Yesus (Matius 16:16), Yesus menjanjikan dia "kunci kerajaan" (Matius 16:19). Maksudnya Yesus berjanji bahwa Petrus akan menjadi orang pertama yang membuka pintu kerajaan/gereja dan mengizinkan orang masuk. Itulah yang benar-benar terjadi pada Hari Pentakosta. Petrus memberikan syarat-syarat masuk ke dalam gereja, dan tiga ribu orang mengambil kesempatan atas penawaran dari Allah yang Maha Pemurah itu! Ketika mereka dibaptis, mereka diselamatkan; ketika mereka diselamatkan, Allah menambahkan mereka kepada gereja!
Banyak kebenaran-kebenaran penting dapat ditarik dari ayat 41 dan 47. Pertama kita memiliki penjabaran yang sederhana (namun amat sangat dalam) tentang gereja: Gereja adalah tubuh dari orang-orang yang diselamatkan —mereka yang telah diselamatkan oleh darah Kristus! Orang sering membicarakan keanggotaan gereja dan keselamatan sebagai dua hal yang berbeda.54Menurut dua ayat yang sedang dibicarakan, dua hal itu adalah satu dan sama!
Lagi, ayat-ayat ini mengajarkan bahwa kita tidak "bergabung" dengan gereja, melainkan Tuhan "menambahkan" kita ke dalam gereja. Apakah ini semata-mata pertanyaan tentang semantik atau makna kata? Bukan, tetapi satu prinsip penting Alkitab sedang ada dalam bahaya. Apabila saya "bergabung" ke dalam suatu organisasi, saya memperoleh hak untuk menjadi bagian dari organisasi itu. Namun begitu, saya tidak dapat memperoleh hak untuk menjadi bagian dari gereja Tuhan. Gereja adalah tubuh dari orang-orang yang diselamatkan. Oleh karena saya tidak dapat menyelamatkan diri saya, maka saya tidak dapat membuat diri saya menjadi anggota dari tubuh itu. Ia yang menyelamatkan saya melalui karunia-Nya menjadikan saya bagian dari tubuh itu.55(Saya suka pemikiran ini: Allah menambahkan; kita menyambut dengan senang hati!)
Kebenaran lain dapat disimpulkan dari ayat 41 dan 47, namun saya ingin menekankan bahwa apabila kita dibaptis secara alkitabiah, maka kita menjadi bagian dari persekutuan rohani yang disebut "gereja"! Allah tidak bermaksud agar kita menjadi "pertapa" rohani. Cepat atau lambat, kita semua memerlukan orang lain untuk membantu dan menguatkan kita. Dalam mendirikan gereja, Allah menyediakan sebuah kelompok pendukung yang sudah siap terpasang!56
Mengenai keselamatan, kita semua harus berhadapan dengan masa lalu, masa kini, dan masa depan: Kita mempunyai dosa-dosa masa lalu dengan kesalahannya yang menindas; kita juga bertanya-tanya apakah kita akan mempunyai kekuatan untuk masa depan; kita mempunyai tantangan rohani masa kini yang mengancam akan menggilas kita. Allah telah melihat sebelumnya semua kebutuhan kita. Bila kita dibaptis sebagai orang percaya yang menyesali dosa-dosanya, maka Allah akan membantu kita untuk menangani masa lalu dengan mengampuni semua dosa kita (2:38); Allah juga membantu menangani masa depan kita dengan memberikan Roh-Nya untuk menguatkan kita dan menolong kita (2:38); dan Ia juga akan membantu menangani masa kini dengan menjadikan kita sebagai bagian dari keluarga-Nya yang terkasih yang disebut gereja (2:41, 47).57
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) BAGAIMANA TIGA RIBU ORANG DISELAMATKAN! (Kis 2:37-41, 47)
Dalam dua pelajaran kita sebelumnya, kita telah mengalami kegembiraan Hari Pentakosta, yait...
BAGAIMANA TIGA RIBU ORANG DISELAMATKAN! (Kis 2:37-41, 47)
Dalam dua pelajaran kita sebelumnya, kita telah mengalami kegembiraan Hari Pentakosta, yaitu ketika para rasul dibaptis dengan Roh Kudus dan ketika Petrus memberitakan injil secara penuh. Seraya kita melanjutkan pelajaran kita tentang Kisah 2, marilah kita berfokus kepada perubahan hidup orang-orang Yahudi dalam peristiwa yang penting dimana 3.000 orang diselamatkan.
Kunci perubahan hidup mereka adalah khotbah Petrus yang luar biasa yang kita telah pelajari dalam pelajaran kita yang lalu. Paulus berkata, "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh [atau, tentang1] firman Kristus" (Roma 10:17). Jika orang mau diselamatkan, maka ia harus terlebih dahulu mendengar tentang Yesus!2Kita menutup pelajaran kita yang terakhir denga perkataan Petrus yang tetap mendengung di telinga kita: "Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus" (2:36). Bagaimakah reaksi para pendengar Petrus sewaktu mendengar perkataan tersebut?
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 2:37-41, 47)
Pada hari Pentakosta, orang banyak itu terdiri dari dua kelompok: mereka yang mau menerima Yesus Kristus dan mereka yang...
KESIMPULAN (KIS 2:37-41, 47)
Pada hari Pentakosta, orang banyak itu terdiri dari dua kelompok: mereka yang mau menerima Yesus Kristus dan mereka yang tidak mau menerima; mereka yang bersedia menyerahkan hidup mereka kepada Yesus dan mereka yang tidak bersedia; dengan kata lain, yang diselamatkan dan yang sesat! Percayakah Anda bahwa Yesus adalah Kristus? Sudahkah Anda dibaptis dalam nama Yesus untuk pengampunan dosa Anda? Sudahkah Allah menambahkan Anda ke dalam gereja Yesus Kristus? Jika belum, maka hari ini Anda sedang berdiri bersama mereka yang tidak menerima, tidak bersedia, dan sesat! Jangan menunggu sesaat lagi sebelum Anda bergerak ke sisi mereka yang mau menerima, bersedia, dan diselamatkan!
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Ketika saya berbicara tentang kata "pertobatan" dalam suasana kelas, saya sering menanyakan para siswa apa makna kata itu menurut mereka. Banyak yang akan memakai istilah-istilah yang maknanya "menyesali dosa" atau "merubah kehidupan seseorang." Lalu saya menempelkan diagram ini di papan tulis:
Dukacita Sejati terhadap dosa --> Pertobatan (merubah pikiran atau sikap terhadap dosa) --> Perubahan hidup
Saya jelaskan bahwa sebenarnya dukacita atas dosa bukanlah pertobatan, tetapi menghasilkan pertobatan. Lalu saya katakan bahwa sebenarnya perubahan hidup itu bukanlah pertobatan, tetapi merupakan hasil dari pertobatan. Pertobatan itu sesungguhnya masuk ke dalam dua hal, yaitu "suatu perubahan pikiran dan sikap (terhadap dosa)." Setelah mengatakan semuanya itu, saya kemudian menggambar sebuah lingkaran besar yang melingkari seluruh diagram dan memberi judul "BERTOBAT!" untuk menekankan bahwa sewaktu Allah memerintahkan kita untuk bertobat (Lukas 13:3; dll.), Ia menginginkan semua hal ini terjadi di dalam hati dan kehidupan kita!
Dukacita Sejati terhadap dosa --> Pertobatan (merubah pikiran atau sikap terhadap dosa) --> Perubahan hidup
Ilustrasi yang membandingkan dua sidik jadi di ruang pengadilan tindak kejahatan dapat pula ditampilkan. Pada selembar karton yang lebar, tempelkan kedua sidik jari yang sama itu yang sebelumnya telah diperbesar (jika Anda punya mesin foto copy, gunakan bantalan tinta untuk membuat sidik jari dari salah satu jempol Anda, lalu perbesar tampilannya dengan mesin foto copy). Pada karton yang kedua, salinlah teks Yunani dalam tiga nas yang telah kita bahas (Matius 26:28; Kisah 2:38; Lukas 24:47), buatlah teks tersebut cukup besar untuk dapat dibaca oleh semua orang di dalam kelas.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Edgar J. Goodspeed, The New Testament: An American Translation. RSV menulis "pemberitaan tentang Kristus."
2 Jika &qu...
Catatan Akhir:
- 1 Edgar J. Goodspeed, The New Testament: An American Translation. RSV menulis "pemberitaan tentang Kristus."
- 2 Jika "Cara Tiga Ribu Orang Diselamatkan!" digunakan sebagai tema untuk seluruh pasal, maka poin pertamanya dapat seperti ini "Dengan Mendengar Tentang Kristus (2:14-36)."
- 3 Teksnya tidak berkata, "Ketika mereka menerima perbuatan Roh Kudus secara langsung, hati mereka sangat terharu," sebaliknya, "Ketika mereka mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu." Roh Kudus sedang menghunus pedang-Nya (Firman; Efesus 6:17) melalui pemberitaan para rasul.
- 4 Ungkapan yang lebih umum di Indonesia adalah "hati mereka tertusuk."
- 5 Kita bergumul dengan pertanyaan bagaimana Allah dapat melihat dan meramalkan sesuatu sebelumnya tanpa ada dampaknya terhadap kebebasan berkehendak orang-orang yang terlibat di dalamnya. Orang-orang Yahudi itu sepertinya tidak bergumul seperti kita. Petrus mengatakan bahwa Yesus telah disalibkan menurut "maksud dan rencana-Nya" (ay. 23), namun para pendengarnya itu mengerti bahwa hal itu sama sekali tidak membebaskan mereka dari kesalahan melakukan penyaliban itu (ay. 37). (Jika tidak begitu, jawaban Petrus akan seperti ini, "Kalian tidak perlu berbuat apa pun, sebab dalam hal ini kalian tidak punya pilihan!")
- 6 Simaklah bahwa yang Petrus sapa adalah "Hai orang-orang Israel" dan ia kemudian bicara tentang "Dia [Yesus] yang ... kamu salibkan." Petrus mungkin saja menunjuk kepada mereka yang tinggal di sekitar daerah situ ketika ia membuat peryataannya yang terakhir itu; bagaimanapun, tampaknya ia lebih condong kepada "orang-orang Israel" sebagai satu bangsa yang menolak Yesus sebagai Mesias.
- 7 Lihat "Pertobatan" dalam Daftar Kata.
- 8 Yang para rasul perintahkan adalah baptisan air (10:47, 48).
- 9 Sebagai contoh, orang-orang non-Yahudi yang ingin menjadi mualaf Yahudi, antara lain disyaratkan harus membenamkan diri mereka pada saat perayaan resmi.
- 10 Matius 3:6; Yohanes 3:23.
- 11 Yesus pernah satu kali memakai istilah "Yesus Kristus" (Yohanes 17:3); di luar itu, inilah kali pertama kata itu muncul dalam Alkitab.
- 12 Anthony Lee Ash, The Acts of the Apostles, Part 1, The Living Word Commentary, ed. Everret Ferguson (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1979), 49. (Huruf miring oleh dia.)
- 13 Kita sering mengatakan bahwa dibaptis "dalam nama Kristus" sama dengan dibaptis "oleh kuasa-Nya." "Nama" Kristus mencakup kuasa-Nya atau otoritas-Nya (simak 4:7, dimana "kuasa" dan "nama" dipakai secara bergantian). Nama itu bahkan mencakup lebih dari sekedar otoritas-Nya; nama itu mencakup keseluruhan jati diri-Nya.
- 14 Beberapa naskah mula-mula menulis en ("dalam"), namun lebih banyak yang menulis epi ("pada" atau "atas"). Naskah Yunani standar yang sekarang digunakan menulis epi.
- 15 Dengan menerima syarat-syarat yang Petrus berikan, mereka memperlihatkan perubahan kesetiaan, tetapi istilah "menyeru [memanggil] di ayat 21 dan "dalam nama" di ayat 38 memberi bobot terhadap pengakuan iman mereka kepada Yesus secara lisan sebelum baptisan. Sebagaimana akan kita lihat saat kita mempelajari Kisah 8, pengakuan iman sebelum baptisan merupakan praktik gereja mula-mula.
- 16 "Menyeru" adalah terjemahan dari satu kata gabungan Yunani yang artinya "menyerukan." Dalam nas ini, kata itu dalam bentuk voice medial; voice medial dapat berarti "memanggil." Kata itu diterjemahkan "memanggil" dalam Marshall's Literal English Translation, dalam The Twentieth Century New Testament, dan dalam Amplified Bible.
- 17 F.F. Bruce, The Book of Acts, The New International Commentary on the New Testament, rev. ed. (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 70.
- 18 I. Howard Marshall, The Acts of the Apostles, The Tyndale New Testament Commentaries, gen. ed. R.V.G. Tasker (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1980), 81.
- 19 Penting bagi mereka yang dibaptis untuk menyadari bahwa mereka tidak "semata-mata mentaati perintah," tetapi juga sedang membuat tanggung jawab mengikut Yesus seumur hidup!
- 20 Lihat juga 11:17, dimana baptisan Roh Kudus disebut sebuah "karunia."
- 21 Pada saat para rasul menumpangkan tangan mereka ke atas tujuh orang dan memberi mereka kemampuan mujizatiah (6:6, 8; 8:6).
- 22 Bruce, 71.
- 23 Pengetahuan kita tentang Roh Kudus sebagian besar kita peroleh dari Perjanjian Baru.
- 24 Yesus pernah berkata kepada para murid-Nya mengenai Roh Kudus, namun hanya sedikit pengajaran mengenai Roh Kudus yang pernah diberikan kepada umum.
- 25 Kajian tentang bagaimana Roh Kudus menolong umat Kristen adalah sangat menarik. Dua artikel tambahan tentang "Roh Kudus dalam Kisah" akan muncul pada edisi akan datang.
- 26 Petrus membuat jelas bahwa para pendengarnya itu adalah orang yang sesat.
- 27 Allah memanggil manusia melalui pemberitaan injil (2Tesalonika 2:14).
- 28 Beberapa orang berusaha menemukan baptisan bayi di dalam ungkapan "anak-anakmu." Bagaimanapun, "janji itu" berkenaan dengan siapa yang bertobat dan dibaptis akan menerima pengampunan dosa dan Roh Kudus sebagai sebuah karunia. Anak bayi tidak mempunyai dosa untuk ditobatkan dan belum mampu untuk bertobat. Makna "anak-anakmu" semata-mata menunjukkan bahwa janji itu bukanlah janji untuk saat itu saja, tetapi mencakup generasi-generasi yang akan datang.
- 29 Mujizat itu berupa melihat kain lebar turun dari langit di Kisah 10. Pada saat itu Petrus kemungkinan mengira "orang yang masih jauh" itu hanya mengacu kepada orang-orang Yahudi yang ada dimana-mana. Jika dalam benaknya terlintas kemungkinan bahwa ungkapan itu dapat mencakup orang-orang non-Yahudi, ia kemungkinan mengira bahwa Allah tidak akan memanggil orang non-Yahudi sampai mereka disunat dan menjadi mualaf Yahudi terlebih dahulu.
- 30 Apa yang kita miliki adalah sebuah versi khotbah Petrus yang sudah diringkas.
- 31 Secara harfiah "ia dengan sungguh-sungguh menyaksikan." Dengan kata lain, ia memberi bukti tambahan tentang kebangkitan dan keilahian Kristus yang tidak tertulis di Kisah 2. Kesaksian yang terdapat pada khotbah Petrus lainnya dalam kitab Kisah memberi kita gambaran tentang bagaimanakah kesaksian tambahannya itu.
- 32 Makna harfiah kata Yunani di sini adalah "bengkok." (Dalam Lukas 3:5 kata itu dipakai untuk mengacukan jalan yang membelok.) Kata yang sama dipakai juga di Filipi 2:15 dan diterjemahkan "bengkok." (Kata ini terkait dengan kata Yunani yang secara harfiah artinya "suka melawan"; dua kata itu sangat erat kaitannya.)
- 33 Implikasi dari kata "suka melawan" dan "jahat" adalah bahwa jika mereka memiliki hati yang jujur, maka mereka tidak akan sudah menolak Yesus, tetapi akan menerima Dia!
- 34 "Diselamatkan dari angkatan yang jahat ini" artinya diselamatkan dari kejahatannya atau nasib buruknya. Beberapa orang percaya bahwa hal ini mengacu kepada penghancuran Yerusalem yang terjadi empat puluh tahun kemudian. Memang benar bahwa umat Kristen "diselamatkan" dari nasib buruk orang-orang Yahudi yang mati di Yerusalem, karena, setelah diingatkan oleh perkataan Kristus (Matius 24), mereka meninggalkan kota itu ketika prajurit Romawi mendekat. Bagaimanapun, Petrus kelihatannya telah mempunyai pemikiran yang lebih serius dalam benaknya: "Diselamatkan dari nasib paling buruk angkatan yang suka melawan ini-yaitu kekekalan dalam neraka!"
- 35 Hal ini harus ditekankan karena beberapa orang menulis bahwa "diselamatkan" adalah berbentuk voice pasif, sehingga mengajarkan kita untuk uncang-uncang kaki dan biarlah Allah yang melakukan semuanya. Respon ketiga ribu orang itu membuat jelas bahwa mereka mengerti bahwa mereka harus melakukan sesuatu. KJV dan NIV menulis "Selamatkanlah dirimu," yang mengandung tujuan perintah itu.
- 36 Para pendukung baptis percik daripada baptis selam kadangkala mengatakan bahwa Yerusalem tidak mempunyai fasilitas pembenaman untuk tiga ribu orang pada hari itu; oleh sebab itu baptisan mereka itu pastilah pemercikan bukannya pembenaman. J.W. McGarvey menulis bahwa Yerusalem memiliki banyak kolam air yang cocok untuk tujuan pembenaman dan tidak akan timbul masalah dalam membenamkan tiga ribu orang di sisa hari itu (lihat J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles, vol. 1 [Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.], 42-45).
- 37 Bruce, 70.
- 38 Beberapa orang menulis bahwa dalam bahasa aslinya kata yang diterjemahkan "bertobat" berbentuk orang kedua jamak sedangkan kata yang diterjemahkan "dibaptis" berbentuk orang ketiga tunggal. Artinya, mereka menyimpulkan, "kedua perintah itu harus dipisahkan dan bukan untuk tujuan yang sama. Pertobatan dari dosa menghasilkan pengampunan dosa, dan apakah orang itu mau dibaptis atau tidak bukanlah keharusan. Jika orang memutuskan untuk dibaptis, maka baptisan itu tidak lebih dari sekedar prilaku simbolis." Bagaimanapun juga, susunan kalimat yang digunakan dalam Kisah 2:38 adalah susunan yang wajar baik dalam bahasa Inggris [dan Indonesia] maupun Yunani, dan tidak menunjukkan bahwa kedua perintah itu adalah untuk dua tujuan yang berbeda. Para pendengar Petrus ingin mengetahui apa yang harus mereka lakukan terhadap dosa yang sudah mereka perbuat-dan Petrus memberitahu mereka untuk bertobat dan dibaptis sehingga dosa mereka dapat diampuni. Pengampunan yang diinginkan itu tidak disinggung sampai setelah Petrus memerintahkan baptisan. Untuk kajian lebih lanjut tentang pembahasan ini, lihat Jimmy Allen, Survey of Acts, vol. 1 (Searcy, Ark.: By the Author, 1986), 35-37.
- 39 Simaklah Warren W. Wiersbe, The Bible Expository Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 410.
- 40 Sebagai contoh simaklah, The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, 1971), 119.
- 41 D.F. Hudson, Teach Yourself New Testament Greek (London: English Universities Press, 1960), 111.
- 42 Kasus Akusatif dalam bahasa Yunani terkait dengan apa yang kita sebut "the direct object (objek langsung)" dalam bahasa Inggris (dan bahasa Indonesia).
- 43 Hudson, 105.
- 44 Simaklah: Penekanan pada semua terjemahan itu adalah oleh saya.
- 45 J.B. Rotherham. The Emphasized New Testament: A New Translation.
- 46 Edgar J. Goodspeed, The New Testament: An American Translation.
- 47 J.B. Phillips, The New Testament in Modern English. Terjemahan Charles B. Williams (The New Testament: A Translation in the Language of the People) memiliki perkataan yang serupa.
- 48 Beberapa orang mungkin percaya bahwa ada konflik antara nas-nas ini: "Yang menyelamatkan kita dari dosa: Darah Kristus atau ketaatan manusia?" Nas-nas ini tidaklah saling bertentangan tetapi saling melengkapi: Matius 26:28 memberitahu kita apa yang menyucikan dosa-dosa kita-darah Kristus. Sedangkan Lukas 24:47 dan Kisah 2:38 memberitahu kita kapan darah itu menyucikan kita dari dosa-dosa kita- sewaktu kita bertobat dan dibaptis.
- 49 Jika Anda memakai KJV atau NIV, Anda mungkin hanya ingin memakai Matius 26:28 dan Kisah 2:38 dalam perbandingan itu, sebab baik KJV maupun NIV menerjemahkan ungkapan Yunani di Lukas 24:47 sebagai "dan pengampunan dosa" bukannya "untuk pengampunan dosa."
- 50 Alasan paling umum untuk menentang baptisan adalah bahwa "keselamatan adalah karena iman, bukan perbuatan" (Efesus 2:8, 9; Roma 4), dan karena baptisan adalah sebuah "perbuatan," maka baptisan tidak punya peranan dalam keselamatan kita. Alasan ini gagal untuk membedakan antara perbuatan beramal dengan perbuatan ketaatan. Di seluruh Kitab Suci ada ditekankan bahwa kecuali kita mentaati Tuhan, maka kita tidak dapat diselamatkan (Matius 7:21; Ibrani 5:9). Tidak seorang pun yang saya kenal menyatakan bahwa kita sedang mengusahakan keselamatan kita sewaktu kita dibaptis. Sebaliknya, kita sedang memanfaatkan kemurahan penyediaan dari Allah dengan melakukan apa yang Ia katakan harus kita lakukan. Yang cukup menarik, ungkapan "dibaptis" adalah berbentuk modus pasif bukannya aktif. Kita melakukan lebih sedikit "perbuatan" pada saat mengizinkan diri kita untuk dibaptis (dibenamkan) daripada saat kita percaya, bertobat, dan mengakui nama Yesus.
- 51 KJV menyisipkan kata "ke dalam mereka" dalam huruf miring (ini menunjukkan kata itu disisipkan oleh penerjemah); NIV menulis "ke dalam bilangan mereka," meskipun kata-kata itu tidak terdapat dalam naskah aslinya. Kata "menambahkan/ditambahkan" semata-mata menunjukkan bahwa ketiga ribu orang itu ditambahkan ke dalam gereja dengan pengertian tidak seorang pun sebelumnya sudah ada di dalam gereja itu. Bagimanapun, kata "ditambahkan" biasanya menyiratkan "ditambahkan kepada." Kemungkinan petunjuk di ayat 41 adalah bahwa ketiga ribu orang itu "ditambahkan kepada" para rasul.
- 52 Artikel tambahan tentang "Catatan Tentang Naskah Yang Dipakai Dalam Pelajaran Ini" akan muncul dalam edisi akan datang.
- 53 Simon J. Kistemaker, Exposition of the Acts of the Apostles, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1990), 114.
- 54 Mereka yang bersikap seperti ini umumnya mempunyai paham denominasi dalam pikirannya. Orang memang dapat diselamatkan tanpa menjadi bagian dari denominasi apa saja, tetapi orang tidak dapat diselamatkan tanpa menjadi bagian dari gereja Tuhan.
- 55 Di sini harus dibedakan antara gereja universal dan jemaat lokal. Setelah Tuhan menambahkan saya ke dalam gereja universal, maka saya kemudian perlu "menggabungkan diri saya" kepada satu jemaat umat Allah yang setia. Pembahasan yang lebih lengkap tentang masalah ini akan ditemukan dalam tulisan Kisah 9:26.
- 56 Tambahkanlah ungkapan-ungkapan apa saja yang sedang populer, seperti: "Jaringan Doa Nasional" atau "40 Hari Doa Bangsa-Bangsa."
- 57 Ini bukanlah satu-satunya cara Allah mengetahui lebih dahulu dan menyediakan kebutuhan rohani kita, tetapi ini merupakan tiga cara penting yang Allah sediakan bagi kita semua, dan semuanya itu terdapat di Kisah 2.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi