
Teks -- Kisah Para Rasul 13:31 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 13:31
Full Life: Kis 13:31 - MENJADI SAKSI-NYA BAGI UMAT INI.
Nas : Kis 13:31
Seorang saksi (Yun. _martus_) adalah "seseorang yang bersaksi
melalui tindakan atau ucapan bagi kebenaran." Saksi-saksi Kristen ada...
Nas : Kis 13:31
Seorang saksi (Yun. _martus_) adalah "seseorang yang bersaksi melalui tindakan atau ucapan bagi kebenaran." Saksi-saksi Kristen adalah mereka yang menegaskan dan bersaksi tentang karya penyelamatan Yesus Kristus melalui ucapan, tindakan, hidup, dan jikalau perlu, kematian. Kesaksian itu menyangkut tujuh prinsip:
- 1) Memberi kesaksian Kristen menjadi kewajiban semua orang percaya (Kis 1:8; Mat 4:19; 28:19-20).
- 2) Saksi-saksi Kristen harus bersikap misioner, yaitu pergi kepada semua bangsa dan menyampaikan Injil keselamatan Allah sampai ke ujung bumi (Kis 11:18; 13:2-4; 26:16-18; Mat 28:19-20; Luk 24:47).
- 3) Saksi-saksi Kristen terutama berbicara tentang arti kehidupan, kematian, kebangkitan Kristus, kuasa penyelamatan dan janji Roh Kudus (Kis 2:32,38-39; 3:15; 10:39-41,43; 18:5; 26:16; 1Kor 15:1-8).
- 4) Saksi-saksi Kristen harus menimbulkan keinsafan akan dosa,
kebenaran, dan penghakiman (Kis 2:37-40; 7:51-54; 24:24-25;
lihat cat. --> Yoh 16:8).
[atau ref. Yoh 16:8]
Lewat kesaksian semacam itu orang akan dituntun kepada iman yang menyelamatkan (Kis 2:41; 4:33; 6:7; 11:21). - 5) Saksi-saksi Kristen kadang-kadang akan menderita (Kis 7:57-60; Kis 22:20; 2Kor 11:23-29). Kata "martir" berasal dari kata Yunani untuk bersaksi. Pemuridan melibatkan komitmen yang tanpa pamrih.
- 6) Memberi kesaksian Kristen harus disertai pemisahan dari dunia (Kis 2:40), hidup dalam kebenaran (Rom 14:17), serta ketergantungan mutlak kepada Roh Kudus (Kis 4:29-33) yang menghasilkan penyataan Roh dan kuasa Allah (1Kor 2:4).
- 7) Memberi kesaksian Kristen bersifat nubuat (Kis 2:17) dan diberi kuasa (Kis 1:8) dan pengurapan Roh Kudus (Kis 2:4; 4:8).
Jerusalem -> Kis 13:16-43; Kis 13:31
Jerusalem: Kis 13:16-43 - -- Ini wejangan Paulus yang pertama. Dengan ini Lukas mau memberikan sebuah gambar pewartaan Paulus kepada orang-orang Yahudi. Wejangan itu terbagi atas ...
Ini wejangan Paulus yang pertama. Dengan ini Lukas mau memberikan sebuah gambar pewartaan Paulus kepada orang-orang Yahudi. Wejangan itu terbagi atas dua bagian: bagian pertama, Kis 13:16-25, berupa ringkasan sejarah suci (bdk wejangan Stefanus, 7) dan padanya ditambahkan kesaksian yang diberikan Yohanes Pembaptis; bagian kedua, Kis 13:26-39, berupa pemberitaan tentang Yesus: Ia wafat dan dibangkitkan dan sungguh-sungguh Mesias yang dinantikan (pemberitaan ini sangat serupa dengan wejangan Petrus, kecuali kata penutup yang berisikan ajaran Paulus mengenai pembenaran oleh iman). Wejangan itu berakhir, Kis 13:40-41, dengan ajakan tegas yang diambil dari Kitab Suci, bdk Kis 28:26-27. Kis 13:42-43 bercerita tentang hasil wejangan Paulus itu.

Jerusalem: Kis 13:31 - saksiNya bagi umat ini Aneh rasanya Paulus mengemukakan kesaksian rasul-rasul yang berasal dari Galilea. Sebab Paulus biasanya tidak membedakan kesaksiannya sendiri dengan k...
Aneh rasanya Paulus mengemukakan kesaksian rasul-rasul yang berasal dari Galilea. Sebab Paulus biasanya tidak membedakan kesaksiannya sendiri dengan kesaksian para rasul, 1Ko 15:3-11.
Ref. Silang FULL -> Kis 13:31

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe: Kis 13:1--21:17 - -- IV. Perluasan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (13:1-21:17)
Pasal 13 membawa kita ke bagian separuh kedua dari kitab Kisah Para Rasul. Di bagian separu...
IV. Perluasan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (13:1-21:17)
Pasal 13 membawa kita ke bagian separuh kedua dari kitab Kisah Para Rasul. Di bagian separuh pertama. Yerusalem merupakan pusat cerita dan tema utamanya ialah perluasan gereja dari Yerusalem ke seluruh Palestina. Sekarang Yerusalem terdesak ke belakang, dan Antiokhia menjadi pusat cerita karena Antiokhia menyokong perluasan gereja di Asia dan Eropa. Perluasan ini dilaksanakan dengan tiga perjalanan misi oleh Paulus, masing-masing dimulai dan diakhiri di Antiokhia.

Wycliffe: Kis 13:1--14:28 - -- A. Misi Pertama: Galatia (13:1-14:28).
Perjalanan misi yang pertama mengantarkan Injil dari Antiokhia ke Siprus dan kota-kota di bagian selatan propi...
A. Misi Pertama: Galatia (13:1-14:28).
Perjalanan misi yang pertama mengantarkan Injil dari Antiokhia ke Siprus dan kota-kota di bagian selatan propinsi Romawi yang bernama Galatia.

Wycliffe: Kis 13:30-31 - -- 30, 31. Kebangkitan Yesus, yang merupakan tema pokok dalam pemberitaan dan landasan Gereja mula-mula, disaksikan oleh banyak saksi yang masih hidup ke...
30, 31. Kebangkitan Yesus, yang merupakan tema pokok dalam pemberitaan dan landasan Gereja mula-mula, disaksikan oleh banyak saksi yang masih hidup ketika itu.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 13:14-41
Matthew Henry: Kis 13:14-41 - Paulus di Antiokhia di Pisidia Paulus di Antiokhia di Pisidia ( Kis 13:14-41)
Perga di Pamfilia adalah sebuah tempat yang terkenal, terutama karena kuil yang didirikan di sana ...
Paulus di Antiokhia di Pisidia ( Kis 13:14-41)
- Perga di Pamfilia adalah sebuah tempat yang terkenal, terutama karena kuil yang didirikan di sana bagi dewi Diana. Namun, tak ada suatu pun yang diceritakan tentang apa yang dikerjakan Paulus dan Barnabas di situ, kecuali bahwa mereka berlayar ke Perga (ay. Kis 13:13) dan dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka (ay. Kis 13:14). Walaupun demikian, sejarah perjalanan para rasul, seperti halnya perjalanan Kristus, melewatkan banyak hal yang berharga untuk dicatat, sebab jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu. Tempat berikutnya di mana kita dapat menemui mereka adalah di kota lain yang juga dinamai Antiokhia, yang dikatakan berada di daerah Pisidia, untuk membedakannya dengan Antiokhia di Siria, dari mana mereka diutus. Pisidia adalah provinsi di Asia Kecil yang berbatasan dengan Pamfilia. Kota Antiokhia yang ini boleh jadi adalah ibukotanya. Banyak sekali orang Yahudi yang tinggal di sini, dan kepada merekalah Injil harus diberitakan dahulu. Khotbah Paulus kepada merekalah yang kita baca dalam ayat-ayat ini, yang kemungkinan merupakan inti khotbah para rasul secara umum kepada orang Yahudi di semua tempat. Sebab cara tepat untuk mendekati mereka adalah dengan menunjukkan bagaimana Perjanjian Baru yang ditawarkan kepada mereka itu sangat bersesuaian dengan Perjanjian Lama, yang tidak saja mereka terima, tetapi juga mereka agung-agungkan. Di sini kita mendapati,
- I. Kehadiran Paulus dan Barnabas di sebuah pertemuan ibadah orang Yahudi di Antiokhia (ay. Kis 13:14). Meskipun mereka baru saja meraih keberhasilan dengan gubernur Romawi itu, saat tiba di Antiokhia, mereka tidak mencari pejabat tinggi kota itu atau datang berkunjung ke tempatnya. Mereka malah bergabung dengan orang-orang Yahudi, yang merupakan bukti selanjutnya perihal kasih sayang mereka terhadap orang-orang itu dan kerinduan untuk kesejahteraan mereka.
- 1. Keduanya ikut merayakan waktu kebaktian mereka, yakni pada hari Sabat, hari Sabat orang Yahudi. Bagi mereka, hari pertama dalam minggu disebut sebagai hari Sabat Kristen. Namun, jika ingin bertemu dengan orang Yahudi, ini harus dilakukan pada Sabat hari ketujuh. Oleh karena itu mereka hadir dalam kesempatan-kesempatan seperti itu, seperti yang kadang-kadang bisa kita amati. Meskipun hukum adat istiadat itu telah mati bersamaan dengan kematian Kristus, namun di dalam reruntuhan Yerusalemlah kebiasaan itu harus terkubur. Oleh sebab itu, meskipun nilai perintah keempat sepenuhnya dialihkan ke hari Sabat Kristen, tidaklah dianggap kurang pantas untuk bergabung dengan orang Yahudi dalam menyucikan hari Sabat mereka.
- 2. Paulus dan Barnabas menemui mereka di tempat mereka beribadah, yakni di rumah ibadat. Perhatikanlah, hari-hari Sabat harus tetap dijaga kesuciannya dalam pertemuan-pertemuan ibadah yang khidmat. Hari-hari itu disediakan terutama untuk ibadah bersama. Pada hari Sabat haruslah diadakan pertemuan kudus, dan untuk itu tidak boleh dilakukan sesuatu pekerjaan berat. Paulus dan Barnabas adalah orang-orang asing di situ. Namun, ke mana pun kita pergi, kita harus mencari tahu tentang para penyembah Allah yang setia dan bergabung dengan mereka (seperti yang dilakukan kedua rasul di sini), sebagai orang-orang yang rindu bersekutu dengan orang-orang kudus. Walaupun mereka orang asing, mereka tetap diterima di rumah ibadat dan duduk di dalamnya. Di tempat-tempat ibadah umum, orang harus memperhatikan agar tamu asing diterima dengan baik, bahkan yang termiskin sekalipun. Sebab tentang mereka yang tidak kita kenal, kita mengetahui bahwa mereka memiliki jiwa yang sangat berharga, dan menjadi kepedulian kita untuk melakukan amal bagi jiwa yang berharga ini.
- II. Undangan bagi mereka untuk berkhotbah.
- 1. Acara kebaktian di rumah ibadat dijalankan seperti biasa (ay. Kis 13:15): Pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, masing-masing satu bagian, adalah pelajaran untuk hari itu. Perhatikanlah, bila kita berhimpun untuk menyembah Allah, kita harus melakukannya tidak saja dengan mengangkat doa dan pujian, tetapi juga dengan membaca serta mendengarkan firman Allah. Dengan demikian kita memberi kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, sebagai Tuhan dan Pemberi hukum kita.
- 2. Selesai pembacaan, Paulus dan Barnabas diminta oleh pejabat-pejabat rumah ibadat untuk menyampaikan khotbah kepada mereka (ay. Kis 13:15). Mereka menyuruh seseorang menyampaikan pesan dengan hormat, Saudara-saudara, jikalau saudara-saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah! Ada kemungkinan bahwa para pejabat rumah ibadat itu sudah pernah berjumpa dan berbincang dengan keduanya. Kalaupun mereka tidak tertarik kepada Injil, mereka setidaknya ingin mendengar Paulus berkhotbah. Oleh sebab itu, mereka tidak saja memberi dia izin, tetapi memohon kesediaannya agar menyampaikan pesan untuk membangun dan menghibur umat ini. Perhatikanlah,
- (1) Sekadar membacakan Kitab Suci dalam ibadah-ibadah bersama umat belumlah cukup, tetapi harus juga dijelaskan, dan umat diberi nasihat darinya. Ini bagaikan menebar jala dan membimbing umat untuk melakukan apa yang perlu sehingga firman Tuhan itu berfaedah bagi mereka, yakni, untuk menerapkannya pada diri sendiri.
- (2) Orang-orang yang mengatur dan berwenang dalam pertemuan ibadah seharusnya menyediakan pesan untuk menasihati umat setiap kali mereka berhimpun.
- (3) Adakalanya nasihat yang disampaikan hamba Tuhan asing sangat berguna bagi umat, asalkan ia diterima dengan baik. Ada kemungkinan Paulus memang sering berkhotbah di rumah ibadat meskipun tidak diundang oleh para pejabat rumah ibadat, sebab ia sering berkhotbah dalam perjuangan yang berat (1Tes. 2:2). Namun, para pejabat ini lebih berbudi dan bermurah hati daripada para pejabat rumah ibadat pada umumnya.
- III. Khotbah yang disampaikan Paulus di rumah ibadat orang Yahudi atas undangan para pejabatnya. Dengan senang hati ia menerima peluang yang diberikan kepadanya untuk memberitakan Kristus kepada orang-orang Yahudi yang sebangsa dengannya itu. Dia tidak menampik undangan itu dengan alasan bahwa dia orang asing dan bahwa bukanlah urusannya untuk berkhotbah. Dia juga tidak merasa berat hati karena takut kalau-kalau dibenci karena memberitakan Kristus di antara orang Yahudi. Sebaliknya, ia bangkit, sebagai orang yang telah siap dan bertekad untuk berbicara. Ia lalu memberi isyarat dengan tangannya untuk membangkitkan semangat umat supaya mempersiapkan diri untuk menyimak. Ia melambaikan tangan sebagai seorang ahli pidato, tidak saja karena menginginkan supaya mereka tenang dan memperhatikan, tetapi juga karena berusaha menarik rasa suka mereka, dan untuk menunjukkan bahwa ia bersungguh-sungguh. Boleh jadi Paulus dan Barnabas diminta membangun dan menghibur umat karena di antara mereka yang hadir terdapat orang-orang yang siap memberontak terhadap para pejabat rumah ibadat dan menentang sikap mereka yang memperbolehkan Paulus berkhotbah. Hal ini kemudian menimbulkan keributan yang berusaha ditenangkan Paulus dengan gerakan tangan yang sopan itu. Ia juga menyampaikan keinginannya agar mereka mau mendengarkan dengan sabar dan tidak memihak, “Hai orang-orang Israel, yang adalah orang Yahudi sejak lahir, dan kamu yang takut akan Allah, yang berpaling memeluk agama Yahudi, dengarkanlah! Izinkan aku meminta perhatianmu sejenak, sebab ada yang hendak kusampaikan kepadamu, yang menyangkut damai sejahteramu yang kekal. Aku tidak akan menyampaikannya dengan sia-sia.” Khotbah yang luar biasa ini dicatat untuk menunjukkan bahwa mereka yang memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain baru melakukannya setelah mereka lebih dahulu berusaha keras mendekati orang Yahudi dan membujuk mereka untuk datang dan menarik manfaat darinya. Juga untuk memperlihatkan bahwa mereka sama sekali tidak berprasangka terhadap bangsa Yahudi ataupun ingin supaya mereka binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Dalam khotbah ini, segala sesuatu yang sesuai disinggung untuk meyakinkan penilaian mereka atau untuk membangkitkan rasa suka orang Yahudi. Tujuannya adalah untuk berhasil mengajak mereka menerima Kristus sebagai Mesias yang telah dijanjikan itu.
- 1. Ia mengakui bahwa mereka adalah umat kesayangan Allah, yang telah Ia ambil untuk menjalin hubungan istimewa dengan-Nya, dan bagi mereka Ia telah melakukan banyak hal yang luar biasa. Ada kemungkinan orang-orang Yahudi yang terserak dan hidup di antara bangsa-bangsa lain, yang lebih menghadapi bahaya berbaur dengan mereka, merasa lebih waspada dalam menjaga keistimewaan mereka dibanding mereka yang hidup di negeri sendiri. Oleh sebab itu, di sini Paulus memastikan untuk memperhatikan hal itu guna menghormati mereka.
- (1) Bahwa TUHAN semesta alam, dalam hal tertentu, adalah Allah umat Israel, Allah yang telah mengadakan perjanjian dengan mereka. Ia telah memberi mereka pewahyuan mengenai pikiran dan kehendak-Nya secara khusus yang tidak diberikan-Nya kepada bangsa-bangsa lain. Dengan cara inilah mereka dibedakan dan ditinggikan di atas tetangga-tetangga mereka, karena memiliki titah khusus yang memerintah mereka, dan janji-janji khusus yang dapat mereka andalkan.
- (2) Bahwa Ia telah memilih nenek moyang mereka untuk menjadi sahabat-sahabat-Nya: Abraham disebut sahabat Allah. Juga untuk menjadi nabi-nabi-Nya, yang melalui mereka Ia dapat mengungkapkan pikiran-Nya kepada jemaat-Nya, dan menjadi pemelihara perjanjian-Nya dengan jemaat. Paulus mengingatkan mereka akan hal ini untuk memberi tahu kepada mereka bahwa alasan mengapa Allah berkenan kepada mereka, meskipun sebenarnya mereka tidak pantas dan tidak layak menerimanya, adalah karena Ia setia kepada pilihan-Nya atas nenek moyang mereka (Ul. 7:8). Mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang (Rm. 11:28).
- (3) Bahwa Ia telah membuat umat itu menjadi besar, dan menaruh kehormatan ke atas mereka. Ia membuat mereka menjadi sebuah bangsa, membesarkan mereka dari keadaan belum menjadi apa-apa, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing dan tidak memiliki apa pun dalam diri mereka sehingga pantas menerima perkenan ilahi itu. Mereka patut mengingat ini, dan sadar bahwa Allah tidak berutang kepada mereka. Ini adalah ex mero motu – semata-mata karena kesenangan-Nya, dan bukan karena penilaian yang bagus, yang membuat mereka memperoleh perkenan ilahi itu. Oleh sebab itu, hal ini dapat dicabut kembali sesuka hati. Allah tidak berbuat salah terhadap mereka apabila Ia akhirnya mengangkat keistimewaan mereka. Sebaliknya, merekalah yang berutang kepada-Nya dan wajib menerima pernyataan-pernyataan selanjutnya dari Dia terhadap jemaat-Nya.
- (4) Bahwa dengan tangan-Nya yang luhur Ia telah memimpin mereka keluar dari Mesir, tempat mereka bukan saja menjadi orang asing, tetapi juga tawanan. Ia telah membebaskan mereka melalui banyak mujizat luar biasa, baik sebagai wujud belas kasihan-Nya kepada mereka maupun sebagai hukuman atas para penindas mereka (berupa tanda-tanda serta mujizat-mujizat, Ul. 4:34). Ia juga membebaskan mereka dengan menelan banyak korban jiwa, yakni semua anak sulung di tanah Mesir, serta Firaun dan seluruh pasukannya di dalam Laut Teberau. Aku menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan manusia sebagai gantimu (Yes. 43:3-4).
- (5) Bahwa empat puluh tahun Ia sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun (ay. Kis 13:18), Etropophorēsen. Ada yang berpendapat bahwa seharusnya ayat ini dibaca etrophophorēsen – Ia mendidik mereka, sebab inilah istilah yang digunakan dalam Septuaginta (terj. PL dalam bahasa Yunani – pen.) perihal pemeliharaan Allah sebagai seorang Bapa atas umat itu (Ul. 1:31). Kedua-duanya boleh digunakan, sebab,
- [1] Allah memelihara mereka dengan luar biasa selama empat puluh tahun di padang gurun. Mujizat-mujizat menjadi makanan mereka setiap hari, dan menjauhkan mereka dari kelaparan. Mereka tidak berkekurangan.
- [2] Ia sangat bersabar terhadap mereka. Mereka adalah bangsa yang sering membuat gusar, bersungut-sungut, dan tidak percaya. Namun, Ia tetap bersabar dan tidak berurusan dengan mereka seperti yang pantas mereka terima. Sebaliknya, Ia sering kali membiarkan murkaNya dialihkan berkat doa dan pengantaraan Musa. Sepanjang umur kita di dunia ini, kita harus mengakui bahwa Allah telah menjadi bapa yang lembut bagi kita dan memenuhi semua kebutuhan kita. Ia telah memberi kita makan selama hidup kita sampai sekarang dan memanjakan kita. Dia adalah Allah yang mengampuni (seperti yang dilakukan-Nya terhadap Israel, Neh. 9:17), dan tidak senantiasa mengingat-ingat kesalahan kita.
- Kita telah mencobai kesabaran-Nya, tetapi kesabaran-Nya tidak kunjung habis. Sebaiknya orang Yahudi tidak terlampau menuntut hak istimewa mereka, karena mereka telah sering kali mengabaikan hak mereka itu.
- (6) Bahwa Ia telah membuat mereka memiliki tanah Kanaan (ay. Kis 13:19): Setelah membinasakan tujuh bangsa di Kanaan yang telah ditentukan untuk dicabut supaya memberi tempat bagi mereka. Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka untuk menjadi warisan mereka, dan memilikinya. Ini merupakan tanda perkenan Allah kepada mereka, dan dengan demikian Ia mengakui bahwa suatu kehormatan yang tinggi telah diletakkan di atas mereka, dan Ia sekali-kali tidak akan menyimpang dari hal itu.
- (7) Bahwa Ia telah membangkitkan orang-orang, yang memperoleh ilham dari sorga, untuk membebaskan mereka dari tangan orang-orang yang merampas hak mereka dan menindas mereka setelah mereka menetap di Kanaan (ay. Kis 13:20-21).
- [1] Ia memberi mereka hakim-hakim, orang-orang yang memenuhi syarat untuk melayani masyarakat, dan melalui dorongan atas roh mereka, terpanggil untuk jabatan itu. Pro re nata – sesuai dengan kebutuhan. Meskipun mereka umat yang menjengkelkan dan seharusnya tidak pernah mengalami perbudakan jika bukan karena dosa-dosa mereka, namun atas permohonan mereka, seorang pembebas dibangkitkan dari antara mereka. Para pengulas menemui kesulitan dalam menjabarkan empat ratus lima puluh tahun ini. Sejak mereka diselamatkan dari tangan orang Mesir sampai Daud merebut kubu pertahanan Sion yang melengkapi pengusiran terhadap bangsa-bangsa kafir, terdapat rentang waktu empat ratus lima puluh tahun. Selama sebagian besar dari waktu itu mereka diperintah oleh para hakim. Ada pula yang menjabarkannya sebagai berikut: Pemerintahan para hakim, mulai dari kematian Yosua sampai kematian Elia, hanya terdapat rentang waktu tiga ratus tiga puluh sembilan tahun, namun jangka waktunya dikatakan [ōs] seakan-akan empat ratus lima puluh tahun, karena itu masa perhambaan mereka di antara bangsa-bangsa yang menindas mereka. Meskipun tahun-tahun perhambaan ini ikut dimasukkan dalam masa pemerintahan para hakim, dalam sejarah disebutkan bahwa tahun-tahun itu seakan-akan dibedakan dari masa itu. Jika digabungkan, tahun-tahun perhambaan selama seratus sebelas tahun ditambah tiga ratus tiga puluh sembilan tahun akan berjumlah empat ratus lima puluh tahun, walaupun sebenarnya tidak selama itu.
- [2] Allah memerintah mereka melalui nabi Samuel, seorang yang mendapat ilham ilahi untuk mengendalikan perkara-perkara mereka.
- [3] Kemudian, atas permintaan mereka, Ia memberikan kepada mereka seorang raja (ay. Kis 13:21), yakni Saul bin Kish. Pemerintahan Samuel dan Saul berlangsung selama empat puluh tahun, yang merupakan semacam peralihan dari pemerintahan Allah kepada pemerintahan raja.
- [4] Akhirnya, Ia mengangkat Daud menjadi raja mereka (ay. Kis 13:22). Setelah Saul disingkirkan karena pengelolaan pemerintahannya yang salah, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Ia mengadakan perjanjian kekal dengan dia dan keturunannya. Setelah menyingkirkan seorang raja, Ia tidak membiarkan mereka seperti domba tanpa gembala, tetapi segera mengangkat seorang raja lain. Ia mengangkat Daud dari keadaan yang sederhana dan rendah, menjadikan dia sebagai orang yang diangkat tinggi (2Sam. 23:1). Paulus mengutip kesaksian Allah mengenai Daud,
- Pertama, bahwa itu merupakan pilihan ilahi: Aku telah mendapat Daud (Mzm. 89:21). Allah sendirilah yang menjatuhkan pilihan atasnya. Mendapat menyiratkan mencari. Ia seakan-akan mengaduk-aduk semua keluarga orang Israel untuk menemukan seseorang yang sesuai bagi rencana-Nya, dan akhirnya inilah orang itu.
- Kedua, bahwa watak Daud sungguh saleh: seorang yang berkenan di hati-Nya, orang demikian yang Kuinginkan, yang pada dirinya ada tercetak rupa Allah, dan oleh karena itu dikenan oleh Allah dan diakui-Nya. Watak Daud ini sudah ada padanya sebelum ia diurapi (1Sam. 13:14). TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya, orang yang Ia inginkan.
- Ketiga, bahwa perilakunya saleh dan di bawah pimpinan ilahi: ia akan melakukan segala kehendak-Ku. Ia akan rindu dan berusaha keras melakukan kehendak Allah. Ia akan diberi kemampuan untuk melakukannya, dipakai Allah dalam melakukannya, dan berhasil. Nah, semua ini sepertinya tidak saja menunjukkan perkenan khusus Allah atas umat Israel (yang sugguh-sungguh ingin diakui sang rasul), tetapi juga perkenan lain yang direncanakan-Nya bagi mereka, yang sekarang ini, melalui pemberitaan Injil, ditawarkan kepada mereka. Pembebasan mereka dari Mesir dan menetapnya mereka di Kanaan, merupakan bayangan saja dari keselamatan yang akan datang. Semua perubahan dalam pemerintahan mereka menunjukkan bahwa hal itu sama sekali tidak membawa kesempurnaan. Oleh karena itu, perubahan-perubahan pemerintahan itu pastilah bertujuan untuk memberi jalan bagi kerajaan rohani Sang Mesias, yang sejak masa itu sedang ditegakkan. Apabila mereka bersedia menerimanya dan tunduk kepadanya, hal ini akan menjadi kemuliaan bagi umat Israel. Oleh sebab itu, mereka sama sekali tidak perlu merasa iri pada pemberitaan Injil, seakan-akan Injil dapat merusak keunggulan jemaat Yahudi.
- 2. Paulus memberi mereka uraian lengkap perihal Yesus Tuhan kita, diawali dari Daud sampai kepada Anak Daud, dan menunjukkan bahwa Yesus inilah yang adalah Keturunan yang dijanjikan itu (ay. Kis 13:23): Dari keturunannyalah, dari taruk pangkal Isai, dari seorang yang berkenan di hati-Nya, sesuai dengan yang dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juru Selamat bagi orang Israel, yaitu Yesus, yang membawa keselamatan dalam nama-Nya.
- (1) Betapa orang Yahudi seharusnya menyambut pemberitaan Injil Kristus, dan betapa mereka seharusnya menerimanya, sebagai perkataan yang benar dan patut diterima sepenuhnya, ketika kabar itu diberitakan kepada mereka,
- [1] Perihal seorang Juru Selamat, untuk menyelamatkan mereka dari tangan lawan mereka, seperti yang dilakukan hakim-hakim pada zaman dahulu, yang karena itu disebut penolong atau penyelamat. Namun, di sini seorang Juru Selamat-lah yang akan melakukan hal itu bagi mereka, yang jelas-jelas bisa dilihat sepanjang sejarah, tidak mampu dilakukan oleh para penyelamat tadi, yakni menyelamatkan mereka dari dosa mereka, lawan mereka yang paling jahat.
- [2] Tentang seorang Juru Selamat yang dibangkitkan Allah sendiri, yang diutus dari sorga.
- [3] Tentang Dia yang dibangkitkan untuk menjadi Juru Selamat bagi orang Israel, yakni pertama-tama bagi mereka: Ia diutus supaya memberkati mereka. Namun, ternyata mereka begitu sulit dihimpun.
- [4] Bahwa Ia dibangkitkan dari keturunan Daud, keluarga kerajaan di zaman dahulu yang begitu dibangga-banggakan umat Israel, tetapi yang ketika itu sudah terkubur dan membawa aib besar bagi seluruh bangsa itu. Seharusnya menjadi kepuasan tersendiri bagi mereka, bahwa Allah menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi mereka di dalam keturunan Daud (Luk. 1:69).
- [5] Bahwa Ia dibangkitkan sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, janji kepada Daud (Mzm. 132:11), janji kepada umat Perjanjian Lama di masa itu: Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud (Yer. 23:5). Inilah janji yang dinantikan oleh kedua belas suku (26:7). Namun, mengapa mereka menanggapinya dengan begitu dingin ketika sekarang Injil dibawa kepada mereka? Sekarang,
- (2) Mengenai Yesus ini, Paulus berkata kepada mereka,
- [1] Bahwa Yohanes Pembaptis, seorang yang hebat dan diakui sebagai nabi, adalah pendahulu dan perintis jalanNya. Janganlah mereka mengatakan bahwa kedatangan Mesias merupakan kejutan bagi mereka, sehingga mereka boleh memakai ini sebagai alasan untuk menimbang-nimbang dulu apakah mau menyambut Dia atau tidak. Karena, mereka sudah mendengar cukup banyak peringatan dari Yohanes, yang menjelang kedatanganNya telah berseru-seru kepada mereka (ay. Kis 13:24). Dua hal telah dilakukannya,
- Pertama, ia mempersiapkan jalan bagi kedatangan-Nya, dengan berseru supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis, bukan hanya kepada beberapa murid terpilih, melainkan kepada seluruh bangsa Israel. Ia menyatakan dosa-dosa mereka, memperingatkan mereka tentang murka yang akan datang, memanggil orang supaya mereka bertobat dan menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan. Ia mengajak mereka untuk bersedia memberi diri dibaptis sebagai upacara atau tanda yang khidmat. Melalui hal ini ia menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya. Kasih karunia-Nya akan bisa diterima apabila mereka telah dibawa kepada pengenalan akan diri sendiri.
- Kedua, ia memberitahukan mereka tentang kedatangan-Nya (ay. Kis 13:25): Ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, saat ia bekerja dengan giat, ia sangat berhasil dalam pekerjaan dan menarik perhatian orang. “Nah,” katanya kepada mereka yang hadir dalam pelayanannya, “Menurutmu, siapa aku ini? Apa yang kamu pikirkan tentang diriku, apa yang kamu harapkan dariku? Kamu mungkin menyangka bahwa akulah Mesias yang kamu nanti-nantikan itu. Tetapi kamu keliru, aku bukan Mesias (Yoh. 1:20). Namun, Ia sudah dekat, Ia akan datang kemudian dari padaku. Ia begitu jauh melebihi aku dalam segala perkara, hingga membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Kamu mungkin bisa menebak siapa Dia.”
- [2] Bahwa para pejabat rumah ibadat dan orang-orang Yahudi yang seharusnya menyambut Dia dan bersedia menjadi umat-Nya yang siap sedia dan setia, justru menjadi penganiaya dan pembunuh-Nya. Ketika para rasul memberitakan Kristus sebagai Juru Selamat, mereka sama sekali tidak menutup-nutupi kematian-Nya yang memalukan itu. Sebaliknya, mereka senantiasa memberitakan Kristus yang disalibkan. Bahkan juga (meskipun ini memperkuat celaan menyangkut penderitaan-Nya) disalibkan oleh kaum-Nya sendiri, oleh penduduk Yerusalem, kota suci itu, kota raja, dan pemimpin-pemimpinnya (ay. Kis 13:27).
- Pertama, inilah dosa mereka. Meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, mereka tidak mampu membuktikan atau bahkan tidak mempunyai alasan sedikit pun untuk mencurigai bahwa Dia bersalah melakukan kejahatan apa pun (hakim yang mengadili Dia, setelah mendengarkan segala sesuatu yang mereka katakan melawan Dia, menyatakan bahwa ia tidak menemukan sesuatu pada diri-Nya). Namun mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh (ay. Kis 13:28). Mereka berbicara menentang Kristus dengan kemarahan yang begitu berapi-api hingga berhasil memaksa Pilatus untuk menyalibkan Dia, sesuatu yang tidak saja berlawanan dengan kehendaknya, tetapi juga dengan hati nuraninya. Mereka menjatuhkan hukuman mati yang begitu ngeri, meskipun mereka tidak mampu menuduh Dia dengan dosa terkecil sekalipun. Paulus tidak dapat mendakwa para pendengarnya dengan hal ini, seperti yang dilakukan Petrus (2:23): Kamu salibkan dan kamu bunuh Dia oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Sebab meskipun mereka ini adalah orang Yahudi, mereka berada cukup jauh dari tempat kejadian. Paulus menuduhkan hal itu kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem dan para pemimpinnya, untuk menunjukkan betapa kecilnya alasan orang-orang Yahudi yang terserak ini untuk merasa iri terhadap kehormatan kebangsaan mereka, ketika bangsa mereka menanggung beban dosa dan kesalahan sebesar ini. Betapa sudah sepantasnya mereka dijauhkan dari semua manfaat Injil oleh Sang Mesias, yakni mereka yang telah menyiksa-Nya seperti itu. Namun, mereka tidak dijauhkan dari Injil. Bagaimanapun juga, pemberitaan Injil ini harus diawali di Yerusalem.
- Kedua, alasan mereka melakukan semuanya ini adalah karena mereka tidak mengenal Dia (ay. Kis 13:27, KJV). Mereka tidak tahu siapa Dia, atau dengan tujuan apa Ia datang ke dunia. Sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Kristus mengakui hal ini untuk memaafkan kejahatan mereka: Mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Begitu pula halnya dengan Petrus: Aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan (3:17). Ini juga disebabkan karena mereka tidak mengenal suara nabi-nabi meskipun mendengar perkataan mereka dibacakan tiap hari Sabat. Mereka tidak memahami ataupun memikirkan bahwa sudah dinubuatkan sebelumnya, bahwa Sang Mesias harus menderita. Jika tidak, mereka tidak akan pernah menjadi alat yang menyebabkan penderitaan-Nya itu. Perhatikanlah, banyak dari antara mereka yang membaca kitab-kitab para nabi tidak mengenal suara para nabi dan tidak memahami arti firman Allah dalam Kitab Suci. Mereka telah mendengar berita Injil, tetapi tidak memahami artinya ataupun merasakannya di dalam hati mereka. Itulah sebabnya orang tidak mengenal Kristus ataupun mengetahui bagaimana harus bersikap terhadap-Nya, sebab mereka tidak mengenal suara para nabi, yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus.
- Ketiga, Allah menolak mereka untuk menggenapi nubuat-nubuat di dalam Perjanjian Lama: Karena mereka tidak mengenal suara nabi-nabi yang memperingatkan mereka untuk tidak mengusik orang yang diurapi Allah, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia. Karena telah tertulis bahwa Seorang yang diurapi, seorang raja, akan disingkirkan, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Perhatikanlah, orang mungkin saja menggenapi nubuatan dalam Kitab Suci bahkan ketika mereka melanggar firman Tuhan, terutama dalam menganiaya jemaat, seperti dalam penganiayaan terhadap Kristus. Hal ini membenarkan alasan yang adakalanya diberikan untuk mengaburkan nubuat-nubuat Kitab Suci. Sebab, jikalau nubuat-nubuat itu terlampau nyata dan jelas, penggenapannya akan bisa dicegah. Jadi di sini Paulus berkata, Karena mereka tidak mengenal suara nabi-nabi, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi, yang menyatakan secara tidak langsung bahwa seandainya mereka memahaminya, mereka tentu tidak akan mau menggenapinya.
- Keempat, semua yang dinubuatkan perihal penderitaan Sang Mesias digenapi di dalam Kristus (ay. Kis 13:29): Setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, bahkan juga tentang bagaimana orang memberi Dia anggur asam saat Ia kehausan, mereka pun menggenapi apa yang telah dinubuatkan tentang penguburan-Nya. Mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. Kejadian ini dituliskan di sini hingga membuat kebangkitan-Nya semakin gemilang. Kristus telah dipisahkan dari dunia ini, sama seperti orang-orang yang dikuburkan tidak lagi berurusan dengan dunia ini, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, keterpisahan mutlak kita dengan dosa dilambangkan dengan dikuburkan bersama-sama dengan Kristus. Seorang Kristen yang baik akan bersedia dikuburkan bersama Kristus selagi ia hidup. Mereka membaringkan-Nya di dalam kubur dan menyangka telah berhasil mengalahkan Dia.
- [3] Bahwa Ia bangkit dari antara orang mati, dan tidak melihat kebinasaan. Inilah kebenaran agung yang hendak diberitakan. Sebab inilah tiang penopang utama yang menunjang seluruh bangunan Injil. Oleh sebab itu, Paulus terutama menekankan hal ini dan menunjukkan,
- Pertama, bahwa Ia bangkit atas kesepakatan. Ketika Ia dipenjarakan di dalam kubur karena utang kita, Ia tidak mendobraknya dan melarikan diri, tetapi dibebaskan dengan adil dan sah dari penawanan itu (ay. Kis 13:30): Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Ia mengutus seorang malaikat dengan sengaja untuk menggulingkan batu dari pintu penjara itu, mengembalikan nyawa yang pada saat kematian-Nya telah diserahkan-Nya ke tangan Bapa-Nya, lalu menghidupkan Dia kembali melalui Roh Kudus. Lawan-lawan-Nya membaringkan Dia di dalam kubur dengan tujuan supaya Ia terbaring di situ selamanya. Tetapi Allah berkata, Tidak. Dalam waktu singkat segera terlihat tujuan siapa yang akan tercapai, tujuan-Nya atau tujuan mereka.
- Kedua, bahwa terdapat cukup bukti mengenai kebangkitan-Nya itu (ay. Kis 13:31): Selama beberapa waktu Ia menampakkan diri di berbagai tempat pada kesempatan berbeda-beda, yakni kepada mereka yang bergaul paling akrab dengan-Nya. Kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem, dan yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini. Mereka telah ditentukan untuk itu, telah sering kali membuktikan hal itu, dan siap untuk memberi kesaksian tentang itu meskipun mereka harus mati sekalipun. Paulus tidak mengatakan apa-apa tentang bagaimana ia juga melihat Dia, suatu hal yang lebih meyakinkan dirinya sendiri daripada orang lain.
- Ketiga, bahwa kebangkitan Kristus merupakan penggenapan janji yang telah diberikan kepada para bapa leluhur. Ini bukan sekadar berita yang benar, tetapi juga kabar yang baik. “Dalam menyampaikan hal ini, kami memberitakan kabar kesukaan kepada kamu (ay. Kis 13:32-33), yang seharusnya dapat diterima secara khusus oleh kalian orang Yahudi. Kami sama sekali tidak bermaksud menghinamu atau memperlakukanmu dengan tidak benar. Ajaran yang kami beritakan, bila kamu terima dan pahami dengan baik, akan memberimu kehormatan dan kepuasan besar tak terkirakan. Sebab di dalam kebangkitan Kristus-lah janji yang diberikan kepada nenek moyangmu telah digenapi bagi kamu.” Ia mengakui bahwa merupakan kehormatan bagi bangsa Yahudi, bahwa mereka telah menerima janji-janji itu (Rm. 9:4), bahwa mereka adalah ahli waris janji itu, karena mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur yang kepadanya janji-janji itu pertama diberikan. Janji terbesar dalam Perjanjian Lama adalah tentang Mesias, yang oleh-Nya semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat, bukan kaum Abraham saja. Walaupun menjadi kehormatan khusus bagi kaum itu bahwa Ia akan dibangkitkan dari antara mereka, ini juga akan bermanfaat bagi seluruh kaum bahwa Ia akan dibangkitkan bagi mereka. Perhatikanlah,
- 1. Allah telah membangkitkan Yesus, mengangkat Dia, dan meninggikan Dia. Allah membangkitkan Dia lagi, yakni dari antara orang mati. Kita bisa memahaminya dalam kedua arti tadi. Allah membangkitkan Yesus untuk menjadi nabi pada saat Ia dibaptis, untuk menjadi imam guna mengadakan pendamaian melalui kematian-Nya, dan untuk menjadi raja atas seluruh dunia pada saat Ia naik ke sorga. Tindakan membangkitkan Dia dari antara orang mati merupakan penegasan dan pengesahan seluruh pengutusan itu, dan membuktikan bahwa Ia dibangkitkan Allah untuk tugas-tugas itu.
- 2. Ini merupakan penggenapan janji-janji yang telah diberikan kepada nenek moyang mereka, janji akan dikirimnya Sang Mesias berikut semua manfaat dan berkat yang bisa diperoleh dengan dan melalui Dia: “Inilah Dia yang harus datang, dan di dalam Dia kamu mendapatkan segala sesuatu yang telah dijanjikan Allah dalam diri Mesias itu, meskipun tidak semua dari antara kamu yang menjanjikannya kepada diri sendiri.” Paul menempatkan dirinya di dalam golongan orang Yahudi kepada siapa janji itu digenapi: Kepada kita, keturunan mereka. Nah, apabila orang-orang yang memberitakan Injil membawa kabar kesukaan ini kepada mereka, maka bukannya menganggap mereka sebagai musuh bangsa mereka, sudah sepantasnya mereka menyambut orang-orang ini sebagai sahabat baik dan menerima ajaran mereka dengan tangan terbuka. Sebab jika mereka begitu menghargai janji itu dan menghargai diri sendiri melalui janji itu, terlebih lagi penggenapannya. Selain itu, pemberitaan Injil kepada bangsa-bangsa lain, yang sering dipermasalahkan oleh orang Yahudi, sama sekali tidak melanggar janji yang diberikan kepada mereka, hingga janji itu sendiri, bahwa semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat, akan diberkati di dalam Sang Mesias, dan ini tidak dapat diselesaikan dengan cara lain.
- Keempat, bahwa kebangkitan Kristus merupakan bukti agung bahwa Dia adalah Anak Allah, dan meneguhkan apa yang telah ditulis dalam Kitab Mazmur pasal kedua (sudah begitu tuanya urutan Kitab Mazmur yang sekarang digunakan), Anak-Ku engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini. Bahwa kebangkitan Kristus dari antara orang mati dimaksudkan untuk membuktikan dan menunjukkan hal ini dengan jelas seperti dikatakan oleh Rasul Paulus (Rm. 1:4): Dinyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, melalui kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Waktu Ia pertama kalinya diangkat dari dalam ketidakjelasan, Allah menyatakan perihal diri-Nya melalui suara dari langit, Inilah Anak-Ku yang Kukasihi (Mat. 3:17), yang dengan jelas mengacu kepada ayat di dalam Mazmur pasal 2, Anak-Ku engkau. Kata-kata itu sarat dengan kebenaran, bahwa Yesus adalah Anak Tunggal Bapa sebelum dunia dijadikan, bahwa Dia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah, sama seperti anak yang serupa dengan ayahnya. Bahwa Dia adalah Logos, sang Pikiran yang kekal dari Akal Budi yang kekal. Bahwa Ia dikandung di dalam rahim seorang anak dara melalui kuasa Roh Kudus. Karena itu pula, anak yang akan dilahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah (Luk. 1:35). Bahwa Dia adalah sang pelaku dari Allah dalam menciptakan dan mengatur dunia, dalam menebus dan memperdamaikannya dengan diri-Nya sendiri. Ia setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya, sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Semua hal ini, yang dinyatakan pada saat Kristus dibaptis dan kemudian sekali lagi saat Ia berubah rupa dan dimuliakan di atas gunung, tidak dapat disangkali lagi telah dibuktikan melalui kebangkitan-Nya. Ketetapan yang sudah dinyatakan jauh sebelumnya itu kemudian diteguhkan. Alasan mengapa Ia mustahil dapat dibelenggu oleh maut adalah karena Ia Anak Allah, dan dengan sendirinya memiliki hidup dalam diri-Nya sendiri, yang tidak dapat diserahkan-Nya kecuali dengan tujuan mendapatkannya kembali. Saat membicarakan asal-usul-Nya yang kekal, tidaklah keliru bila dikatakan, Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Sebab bagi Allah, selama-lamanya sampai selama-lamanya sama dengan satu hari dalam kekekalan. Namun, hal ini juga dapat diterapkan kepada kebangkitan-Nya dalam arti bawahan, “Pada hari ini Aku menyatakan bahwa Engkau telah Kuperanakkan, dan hari ini Aku telah memperanakkan semua yang diberikan kepada-Mu.” Sebab telah dikatakan (1Ptr.1:3) bahwa Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, sebagai Allah dan Bapa kita, telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. Kelima, bahwa dibangkitkannya Dia pada hari ketiga sehingga tidak melihat kebinasaan, menuju kehidupan sorgawi sehingga tidak akan kembali kepada kebinasaan, yaitu ke dunia orang mati seperti yang dialami orang-orang lain yang pernah dihidupkan kembali, selanjutnya meneguhkan bahwa Dialah Mesias yang dijanjikan itu.
- a. Ia bangkit untuk tidak mati kembali. Demikianlah yang diungkapkan dalam Roma 6:9. Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan, yaitu ke liang kubur, yang disebut kebinasaan (Ayb. 17:14). Lazarus keluar dari kubur masih terikat dengan kain kafan, sebab kelak ia akan mengenakannya lagi. Sebaliknya, Kristus meninggalkan kain kafanNya sebab tidak akan memerlukannya lagi. Nah, inilah penggenapan firman Tuhan itu (Yes. 55:3), Aku akan mengikat perjanjian abadi menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud. Ta hosia Dabid ta pista – persembahan-persembahan kudus Daud, hal-hal setia. Sebab dalam perjanjian yang dibuat dengan Daud, dan melalui dia dengan Kristus, kesetiaan Allah sangat ditekankan (Mzm. 89:2-3, 6, 25, 34). Allah telah bersumpah atas perjanjian itu demi kekudusan-Nya (Mzm. 89:36). Kasih setia-Nya itu sungguh-sungguh benar bahwa Dia yang diberi kepercayaan untuk melaksanakannya, telah bangkit dan tidak akan mati lagi. Dengan demikian Ia hidup selamanya untuk melihat kehendak-Nya dijalankan, dan berkat-berkat yang telah ditebus-Nya itu sampai kepada kita. Sama seperti seandainya Kristus mati dan tidak bangkit kembali, begitu pula seandainya Ia telah bangkit dan mati kembali, maka kita akan kehilangan kasih setia yang teguh itu. Atau, setidaknya kita tidak akan bisa merasa pasti tentang kasih setia-Nya itu.
- b. Ia bangkit begitu cepat sesudah kematian-Nya sehingga tubuh-Nya tidak mengalami kerusakan atau kebinasaan. Sebab baru sesudah hari ketigalah jasad akan mulai berubah. Inilah yang dijanjikan kepada Daud: salah satu dari kasih setia yang teguh yang dijanjikan kepada Daud, sebab hal ini dikatakan kepadanya dalam Mazmur 16:10: Engkau tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan (ay. Kis 13:35). Allah telah berjanji kepada Daud bahwa Ia akan membangkitkan Mesias dari keturunannya, yang oleh karena itu haruslah seorang manusia, tetapi yang tidak akan melihat kebinasaan seperti manusia lain. Janji ini tidak dapat dipenuhi dalam diri Daud tetapi merujuk kepada Kristus.
- (a) Hal ini tidak dapat dipenuhi dalam diri Daud (ay. Kis 13:36), sebab Daud, setelah melakukan kehendak Allah pada zamannya, kemudian mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan. Di sini kita membaca catatan singkat mengenai kehidupan, kematian, dan penguburan dari Daud sang bapa leluhur, serta kelanjutan keadaannya di bawah kuasa maut.
- [a] Kehidupannya: Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, sebelum ia menutup mata selamanya. Daud seorang baik yang berguna. Ia berbuat baik di dunia ini menurut kehendak Allah. Ia menjadikan titah-titah Allah sebagai aturannya dan melayani angkatannya sendiri untuk melayani Allah. Demikianlah ia melayani dan menyukakan manusia (karena segala sesuatu yang dilakukan raja dianggap baik oleh seluruh rakyat, 2Sam. 3:36) supaya tetap menjadi pelayan setia bagi Allah (Gal. 1:10). Ia melayani demi kebaikan manusia, tetapi tidak melayani kehendak manusia. Atau, jika campur tangan Allah menghendaki, melayakkan, dan memanggil dia untuk itu, ia melayani angkatannya sendiri. Sebab bagi kita, setiap makhluk hidup adalah seperti yang diciptakan Allah. Daud merupakan berkat luar biasa pada zamannya. Ia adalah pelayan bagi angkatannya, yang saat itu terdapat banyak kutukan, wabah penyakit, dan beban yang dialami angkatan itu. Bahkan orang-orang yang berada dalam lingkup yang lebih rendah dan sempit pun harus melihat bahwa mereka hidup demi melayani angkatan mereka. Mereka yang ingin berbuat baik di dunia ini harus menjadikan diri mereka hamba dari semua orang (1Kor. 9:19). Kita tidak dilahirkan untuk kepentingan sendiri, tetapi untuk menjadi anggota masyarakat yang harus bisa kita layani dengan giat. Namun, di sini terdapat perbedaan di antara Daud dan Kristus. Daud hanya harus melayani angkatannya sendiri, angkatan pada zamannya. Oleh sebab itu, setelah menyelesaikan tugasnya dan menuliskan apa yang harus ditulisnya, ia pun mati dan dikuburkan. Namun, Kristus (bukan sekadar melalui tulisan atau perkataan-Nya seperti yang diperbuat Daud, melainkan dengan pekerjaan-Nya sendiri) harus melayani semua angkatan. Ia harus hidup selamanya untuk memerintah atas rumah Yakub, bukan seperti Daud selama empat puluh tahun, melainkan sampai selama-lamanya, selama masih ada matahari dan bulan (Mzm. 72:17). Takhta-Nya terus ada selama masih ada sorga, dan semua angkatan harus diberkati di dalam dia (Mzm. 89:30, 37-38).
- [b] Kematiannya: Ia mangkat. Kematian itu sebuah tidur, istirahat yang tenang, bagi orang-orang yang selama hidupnya bekerja keras dalam melayani Allah dan angkatan mereka. Amatilah, ia tidak mati sampai ia telah melayani angkatannya, sampai ia menyelesaikan tugas yang untuknya ia dibangkitkan oleh Allah. Bagi para pelayan Allah telah ditetapkan pekerjaan tertentu. Dan sesudah mereka menyelesaikannya seperti orang upahan dapat menikmati harinya, bukan sebelum itu, mereka akan dipanggil untuk beristirahat. Saksi-Saksi Allah tidak akan mati sampai mereka menyelesaikan kesaksian mereka, dan sesudah itu enak tidurnya atau kematian orang yang bekerja. Daud tidak diizinkan membangun Bait Suci. Oleh karena itu, saat ia telah selesai mengadakan persiapan untuk pembangunannya, yakni tugas yang ditujukan baginya, ia pun mati dan meninggalkan pekerjaan pembangunannya kepada Salomo.
- [c] Penguburannya: Ia dibaringkan di samping nenek moyangnya. Meskipun ia dikuburkan di kota Daud (1Raj. 2:10) dan bukan di makam Isai ayahnya di Betlehem, tetap saja dapat dikatakan bahwa ia dibaringkan di samping nenek moyangnya. Sebab secara umum, kuburan adalah tempat tinggal nenek moyang kita, orang-orang yang telah pergi mendahului kita (Mzm. 49:20).
- [d] Kelanjutan Daud di dalam kubur: Ia memang diserahkan kepada kebinasaan. Kita yakin bahwa ia tidak bangkit kembali. Inilah yang ditekankan Petrus saat ia dengan terus terang berbicara perihal Daud ( Kis 2:29): Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. Daud melihat kebinasaan, dan karenanya, janji itu tidak dapat dipenuhi dalam dirinya. Sebaliknya,
- (b) Janji itu dipenuhi dalam diri Tuhan Yesus (ay. Kis 13:37): Yesus, yang dibangkitkan Allah, tidak demikian. Sebab di dalam Dialah kasih setia yang teguh itu disediakan bagi kita. Ia bangkit pada hari ketiga, dan oleh sebab itu tidak mengalami kebinasaan. Ia bangkit dan tidak akan mati kembali, karena itu Ia tidak pernah mati lagi. Oleh sebab itu, haruslah dipahami bahwa janji itu adalah mengenai diri-Nya, bukan orang lain.
- c. Setelah menyampaikan semua ini mengenai Tuhan Yesus, Paulus kemudian menerapkannya.
- (a) Untuk mengikat perhatian mereka, di tengah pembicaraannya ia mengatakan kepada para pendengarnya bahwa mereka juga terkait dengan semua hal ini (ay. Kis 13:26): “Kepadamulah kabar keselamatan itu sudah disampaikan, kepadamu terlebih dahulu. Jikalau karena ketidakpercayaanmu kamu menolak kabar itu, maka salahkan dirimu sendiri. Namun, kabar itu telah disampaikan kepadamu sebagai kabar keselamatan. Jika ternyata tidak demikian halnya, itu adalah salahmu sendiri.” Janganlah mereka berbantah bahwa karena kabar itu disampaikan kepada bangsa-bangsa lain yang tidak ada persekutuan dengan mereka, maka kabar itu tidak disampaikan kepada mereka. Yang benar adalah, bahwa kabar itu pertama-tama telah disampaikan kepada mereka. “Kepada kamulah kabar ini disampaikan, dan bukan kepada para malaikat yang jatuh di dalam dosa. Kepada kamu, manusia yang hidup, dan bukan kepada kumpulan orang mati dan terkutuk, yang bagi mereka masa anugerah telah lewat.” Oleh sebab itu Paulus berbicara kepada mereka dengan lembut dan hormat, Hai saudara-saudara. Oleh sebab itu kita harus memandang semua orang yang berdiri bersama kita semua dalam mencari keselamatan yang luar biasa itu sebagai orang-orang yang kepadanya kabar keselamatan itu disampaikan juga. Orang-orang kepada siapa Paulus di sini menyampaikan kabar keselamatan dengan jaminan dari sorga adalah,
- [a] Orang-orang Yahudi asli, orang Ibrani murni seperti halnya Paulus sendiri: “Saudara-saudaraku yang termasuk keturunan Abraham, meskipun kamu bangsa yang merosot akhlaknya, kepada kamulah kabar keselamatan ini disampaikan. Bahkan, karena itulah kabar ini disampaikan kepadamu, untuk menyelamatkan kamu dari dosa-dosamu. Beruntunglah untuk berasal dari keturunan yang baik. Sebab, walaupun keselamatan tidak selalu turun kepada anak-anak dari orang tua yang saleh, namun perkataan keselamatan selalu turun kepada mereka: Abraham akan memerintahkan kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN.
- [b] Orang-orang percaya agama Yahudi yang bukan keturunan Yahudi, yang dalam taraf tertentu beralih memeluk agama Yahudi: “Saudara-saudaraku, yang takut akan Allah. Kamu yang percaya pada agama menurut akal manusia dan telah tunduk kepada hukum-hukumnya serta menerima manfaatnya, kepada kamulah kabar keselamatan itu disampaikan. Kamu masih perlu mendapatkan penjelasan dan bimbingan lagi perihal agama yang diwahyukan Allah. Kamu siap menerimanya, dan menyambutnya. Oleh karena itu kamu tentu saja dipersilakan mengambil manfaat darinya.”
- (b) Di akhir khotbahnya, Paulus menerapkan kata-katanya perihal Kristus kepada para pendengarnya. Ia telah menceritakan kisah panjang tentang Yesus ini. Sekarang mereka siap untuk bertanya, Apa kaitannya semua ini dengan kami? Paulus pun menerangkan dengan jelas apa kaitan semua ini dengan mereka.
- [a] Mereka akan dapat menarik manfaat yang tidak terkatakan apabila mereka menerima Yesus Kristus dan mempercayai kabar keselamatan ini. Mereka akan terbebas dari bahaya besar yang mengancam mereka, yakni dari kesalahan dosa-dosa mereka: “Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, kami diberi wewenang untuk menyampaikannya kepada kamu dan kamu dipanggil untuk memperhatikannya.” Paulus tidak berkhotbah di hadapan mereka dengan sikap menantang, tetapi dengan berharap dapat memenangkan mereka. Karena mereka ini adalah manusia biasa, makhluk-makhluk berakal budi, dan dapat diajak bertukar pikiran. Mereka adalah saudara-saudara yang diajak bicara dan dihadapi oleh orang-orang seperti mereka, tidak saja dengan hakikat yang sama, tetapi juga dari bangsa yang sama. Memang tepat bagi para pemberita Injil untuk menyebut para pendengar mereka sebagai saudara, berbicara dengan akrab kepada mereka, dan dengan perhatian penuh kasih merasa peduli dengan kesejahteraan mereka. Juga, dengan merasa diri sama-sama peduli terhadap Injil yang diberitakan. Biarlah semua orang yang mendengar Injil Kristus mengetahui kedua hal ini,
- Pertama, Bahwa keselamatan ini merupakan tindakan pembayaran tebusan yang dibayarkan oleh Raja atas segala raja bagi anak-anak manusia, yang dikenai tuduhan berkhianat terhadap kedaulatan dan kemuliaan-Nya. Demi mempertimbangkan pengantaraan Kristus di antara Allah dan manusialah tindakan kasih karunia ini diteruskan dan disampaikan (ay. Kis 13:38): “Melalui Dialah, yang mati dan bangkit kembali, diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. Kami harus menyampaikan kepada kamu di dalam nama Allah, bahwa meskipun banyak dan berat, dosa-dosamu dapat diampuni. Tentang bagaimana hal itu sampai bisa terjadi tanpa merusak kehormatan Allah, dan bagaimana kamu dapat memperoleh pengampunan dosa itu. Kami harus memberitakan pertobatan guna mendapatkan pengampunan dosa, serta kasih karunia ilahi yang memberikan pertobatan dan pembebasan dari segala dosa. Pembebasan dari dosa-dosa ini adalah melalui orang ini. Melalui jasa baik-Nyalah pembebasan itu ditebus. Di dalam nama-Nyalah pengampunan itu ditawarkan dan dilimpahkan melalui wewenang-Nya. Oleh sebab itu kamu berkepentingan untuk mengenal Dia dan tertarik kepada-Nya. Kami memberitakan pengampunan dosa kepada kamu. Itulah keselamatan yang kami bawa kepadamu, yakni Firman Allah. Oleh karena itu, kamu patut menyambut kami dan memandang kami sebagai teman-temanmu serta pembawa kabar kesukaan.”
- Kedua, bahwa Injil melakukan bagi kita hal yang tidak mampu dilakukan hukum Musa. Orang Yahudi sangat cermat menjaga hukum Taurat, dan karena hukum itu menentukan korban persembahan sebagai pengganti kerugian dan pendamaian, serta berbagai jenis upacara pemurnian, dan mereka menyangka bahwa mereka akan dibenarkan oleh hukum itu di hadapan Allah. “Tidak,” kata Paulus, “ketahuilah bahwa hanya melalui Kristus-lah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, dari semua kesalahan dan kecemaran dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa (ay. Kis 13:39). Oleh sebab itu mereka harus menyambut serta menerima Injil, dan bukan melekat kepada hukum yang bertolak belakang dengannya, sebab Injil menyempurnakan, tidak merusak hukum Taurat. Perhatikanlah,
- 1. Hal terpenting bagi orang berdosa adalah supaya mereka dibenarkan, dibebaskan dari kesalahan, dan diterima sebagai orang benar di mata Allah.
- 2. Orang-orang yang telah dibenarkan dengan sungguh telah dibebaskan dari semua kesalahan mereka. Karena jika ada dosa yang masih bisa dituduhkan ke atasnya, orang itu akan binasa.
- 3. Sungguh mustahil bagi orang berdosa untuk dibenarkan melalui hukum Musa. Tidak melalui hukum moralnya, sebab kita telah melanggar semuanya tiap hari. Jadi hukum itu tidak membenarkan tetapi justru mengutuk kita. Tidak juga melalui hukumnya yang bersifat memperbaiki, sebab sungguh mustahil darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa dan mampu menebus keadilan Allah yang telah dilanggar, atau mendamaikan hati nurani orang berdosa yang telah terluka. Hukum Taurat itu hanyalah sekadar upacara dan bayangan belaka, walaupun penyelenggaraannya ditetapkan (Ibr. 9:9; 10:1, 4). 4. Melalui Yesus Kristus kita memperoleh pembenaran sepenuhnya, sebab melalui Dialah pendamaian sempurna telah diadakan bagi dosa. Kita dibenarkan tidak saja oleh Dia sebagai hakim kita, tetapi oleh Dia sebagai keadilan kita, TUHAN keadilan kita. 5. Semua orang yang percaya kepada Kristus, yang mengandalkan Dia, dan memberi diri untuk diperintah olehNya, dibenarkan oleh-Nya. Hanya orang-orang demikian saja yang dibenarkan. 6. Apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat bagi kita, karena tak berdaya, dapat dilakukan oleh Injil Kristus. Oleh karena itu sungguh bodoh apabila karena ketatnya memegang hukum Musa dan kehormatan penetapan itu, orang lalu merasa dengki terhadap Injil Kristus dan rancangan-rancangan penetapan yang lebih sempurna itu.
- [b] Sungguh teramat berbahaya apabila mereka menolak Injil Kristus dan mengabaikan tawaran yang sekarang disampaikan kepada mereka (ay. Kis 13:40-41): Karena itu waspadalah. Kamu telah diberi tawaran yang adil. Pandanglah dirimu supaya jangan kamu melalaikan atau menentangnya.” Perhatikanlah, orang-orang kepada siapa Injil diberitakan harus melihat diri sendiri sedang diadili dan memeriksa perilaku mereka, dan berhati-hati jangan sampai mereka didapati menolak anugerah yang ditawarkan itu. “Waspadalah, tidak saja supaya jangan sampai kamu kehilangan berkat dan manfaat bagi orang-orang percaya seperti yang disebutkan dalam kitab para nabi, tetapi juga jangan sampai berlaku atas kamu apa yang dialami orang-orang yang berkanjang dalam ketidakpercayaan, seperti yang telah dikatakan dalam kitab para nabi itu: supaya jangan berlaku atas kamu apa yang telah dikatakan.” Perhatikanlah, segala ancaman itu merupakan peringatan. Apa yang dikatakan akan menimpa orang berdosa yang tidak mau bertobat itu dimaksudkan untuk menyadarkan kita agar waspada supaya hal itu tidak menimpa kita. Nubuatan yang kita baca itu mengacu kepada Habakuk 1:5, perihal penghancuran bangsa Yahudi oleh orang Kasdim yang telah dinubuatkan sebagai kehancuran yang tiada bandingannya. Di sini, hal itu diterapkan dalam kehancuran yang mengancam bangsa Yahudi oleh orang Romawi karena menolak Injil Kristus. Rasul Paulus menggunakan terjemahan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani yang berarti, Ingatlah, hai kamu penghina-penghina (menjadi ingatlah, hai kamu yang berada di tengah orang kafir), sebab ini membuat ayat tersebut lebih tepat dan sesuai dengan maksudnya.
- Pertama, “Waspadalah agar jangan kesalahanmu yang telah disebut dalam kitab para nabi, yaitu kesalahan memandang rendah Injil dan tawaran-tawarannya, serta menganggap rendah bangsa-bangsa lain yang diperbolehkan menerimanya. Waspadalah supaya jangan dikatakan tentang dirimu, Ingatlah, hai kamu penghina-penghina.” Perhatikanlah, banyak yang celaka karena menghina agama, menganggapnya sebagai sesuatu yang terlampau rendah bagi mereka, dan tidak bersedia merendah kepadanya.
- Kedua, “Waspadalah supaya jangan penghukuman yang disebut dalam kitab para nabi itu jatuh ke atasmu, bahwa kamu akan tercengang dan lenyap, yaitu, lenyap dengan mencengangkan. Kehancuranmu akan mencengangkan bagimu dan bagi semua orang di sekitarmu.” Orang-orang yang tidak mau takjub dan diselamatkan akan tercengang dan binasa. Orang-orang yang menikmati dan menarik manfaat dari gereja dan dengan sombongnya beranggapan bahwa hal itu dapat menyelamatkan mereka, akan tercengang saat mendapati anggapan mereka itu ditolak dan bahwa hak-hak istimewa mereka hanya membuat penghukuman atas mereka semakin tidak tertahankan. Biarlah orang-orang Yahudi yang tidak mau percaya, sadar dan tunggu bahwa Allah akan melakukan suatu pekerjaan dalam zaman mereka, suatu pekerjaan, yang tidak akan mereka percayai, jika diceriterakan kepada mereka. Hal ini dapat dipahami sebagai prakiraan perihal, 1. Dosa mereka. Bahwa mereka akan bersikap begitu tidak masuk akal, hingga pekerjaan Allah yang besar, yakni penebusan dunia oleh Kristus, yang meskipun disampaikan kepada mereka dengan sepenuh hati, tidak akan mereka percayai. Yesaya 53:1, Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar? Meskipun itu adalah pekerjaan Allah, yang bagi-Nya tidak ada yang mustahil, dan merupakan pernyataan Dia yang tidak dapat berdusta, mereka tetap tidak mau menghargainya. Orang-orang yang memiliki kehormatan dan kesempatan emas untuk mengalami karya ini di zaman mereka, ternyata tidak beroleh anugerah untuk mempercayainya. 2. Kehancuran mereka. Runtuhnya pemerintahan Yahudi, diambilnya kerajaan Allah dari antara mereka untuk diberikan kepada bangsa-bangsa lain, penghancuran atas rumah dan kota suci mereka, serta terseraknya umat mereka, merupakan pekerjaan yang tidak akan mereka sangka akan terjadi, mengingat betapa mereka telah menjadi umat kesayangan Sorga. Bencana-bencana yang didatangkan ke atas mereka begitu hebat dan belum pernah terjadi atas bangsa mana pun (Mat. 24:21). Dikatakan mengenai penghancuran mereka oleh orang Kasdim yang benar-benar merupakan kehancuran terakhir mereka, bahwa tidak percaya seluruh penduduk dunia, bahwa lawan dan seteru dapat masuk ke dalam gapura-gapura Yerusalem (Rat. 4:12). Demikianlah kemalangan bagi yang melakukan kejahatan, terutama para penghina Kristus (Ayb. 31:3).
SH -> Kis 13:26-41; Kis 13:26-49
SH: Kis 13:26-41 - Kabar baik-buruk (Senin, 16 Mei 2005) Kabar baik-buruk
Bersaksi dan menginjil itu tidak mudah. Kita harus setia kepada
Yesus Kristus dan karya-Nya, juga memelihara kepekaan akan
...
Kabar baik-buruk
Bersaksi dan menginjil itu tidak mudah. Kita harus setia kepada
Yesus Kristus dan karya-Nya, juga memelihara kepekaan akan
kondisi dan kebutuhan pendengar. Bila kedua hal itu tidak
seimbang, kita dapat tergelincir pada kekeliruan. Entah kita
akan ngotot menyaksikan hal yang tidak dipahami pendengar, atau
kita akan sangat disukai pendengar karena yang kita sampaikan
sesuai dengan pemahaman mereka.
Penginjilan ternyata adalah bercerita. Bercerita yang menarik melibatkan imajinasi. Inilah yang dilakukan Paulus saat ia memaparkan kisah hidup, kematian, dan kebangkitan Yesus secara gamblang. Cara Paulus menceritakan kisah Yesus luar biasa sebab menyentuh hati dan ingatan pendengar secara mendalam (ayat 27-34). Bercerita yang menarik tentu juga harus jujur, tanpa tendensi membela atau menghakimi siapa pun. Ini yang dilakukan Paulus waktu ia memaparkan segala penderitaan yang telah Yesus tanggung. Kedua unsur bercerita ini saja belum cukup tanpa diikuti dengan makna cerita itu menurut Allah. Menyampaikan makna kisah Yesus itulah inti berita Injil Paulus (ayat 35,38-39). Itu yang seharusnya menjadi ciri kesaksian kita pada masa kini. Injil adalah tawaran Allah agar manusia bersedia diselamatkan. Di akhir ceritanya, Paulus menantang pendengarnya untuk merespons Injil dengan benar (ayat 40-41).
Kisah Injil adalah cerita tentang kebaikan Allah terhadap manusia itu kabar baik. Namun, jangan abaikan sisi lain, yaitu adanya peringatan bagi pendengar agar tidak mengabaikan kebaikan Allah karena akan berakibat buruk. Itulah sisi buruk yang harus ikut diceritakan saat bersaksi. Karena itu, bersaksi lebih daripada sekadar bercerita. Bersaksi karena kasih kepada Allah dan manusia berarti memperhadapkan orang kepada Allah dan mendesaknya untuk menentukan sikap terhadap Allah dengan segala konsekuensinya.
Renungkan: Pertimbangan maksud Allah dan nasib kekal manusia haruslah mengalahkan segala hal yang merintangi kita untuk bersaksi.

SH: Kis 13:26-49 - Perjumpaan yang mengubah dan memperbarui. (Senin, 21 Juni 1999) Perjumpaan yang mengubah dan memperbarui.
Perjumpaan Tuhan Yesus dengan para murid setelah kebangkitan-Nya
telah membuat hidup para murid beru...
Perjumpaan yang mengubah dan memperbarui.
Perjumpaan Tuhan Yesus dengan para murid setelah kebangkitan-Nya
telah membuat hidup para murid berubah secara radikal. Mereka
tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tidak lagi menikmati
anugerah keselamatan untuk diri sendiri, tetapi mereka
memberitakan keselamatan itu ke seluruh dunia. Dalam rangka
mengemban tugas kesaksian itulah mereka kini berani menghadapi
berbagai tantangan yang ada.
Tantangan. Paulus dan Barnabas sebagai saksi Kristus memberitakan bahwa Allah menganugerahkan keselamatan di hadapan orang-orang Yahudi maupun yang bukan Yahudi. Padahal orang Yahudi memegang prinsip bahwa hanya dengan melakukan hukum Taurat orang akan selamat. Mereka tidak keberatan orang-orang kafir masuk dalam persekutuan; asalkan terlebih dahulu melakukan sunat dan upacara-upacara agama lainnya. Sejak dulu hingga sekarang, dunia memang cenderung mengutamakan penampilan lahiriah daripada menghayati dan hidup sesuai dengan nilai-nilai hidup Allah. Kesalehan diukur dari seberapa banyak kewajiban agama yang dijalankan. Padahal melalui sikap hati yang sungguh-sungguh menjunjung tinggi Allah akan lahir perilaku yang berharga di hadapan Allah dan umat-Nya.
Doa: Tuhan Yesus, ajar kami untuk memiliki sikap Kristiani sejati.
Utley -> Kis 13:26-41
Utley: Kis 13:26-41 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 13:26-4126 Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 13:26-41
26 Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita. 27 Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. 28 Dan meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh. 29 Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. 30 Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. 31 Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini. 32 Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, 33 telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini. 34 Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud. 35 Sebab itu Ia mengatakan dalam mazmur yang lain: Engkau tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. 36 Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan. 37 Tetapi Yesus, yang dibangkitkan Allah, tidak demikian.. 38 Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. 39 Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa. 40 Karena itu, waspadalah, supaya jangan berlaku atas kamu apa yang telah dikatakan dalam kitab nabi-nabi:: 41 Ingatlah, hai kamu penghina-penghina, tercenganglah dan lenyaplah, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu, suatu pekerjaan, yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan kepadamu."
Kis 13:26 "Keturunan Abraham maupun yang takut akan Allah" ini merujuk pada para pendengar Yahudi (atau penganut agama) dan bangsa-bangsa lain (yang takut akan Allah) yang melekat pada monoteisme dan moralitas Yudaisme.
□ "Kabar Keselamatan itu" Hal ini mengacu pada janji Allah untuk menebus manusia yang jatuh dalam dosa melalui Mesias (lih. Kej 3:15). Hal ini termasuk bangsa-bangsa lain (lih. Kej 12:5; Kel 19:5-6; dan Kis 28:28; 13:46).
Kis 13:27 Ini adalah suatu ayat yang tragis. Ini ringkasan singkat tentang orang Yahudi di Yerusalem yang buta terhadap Kitab Suci meskipun mereka membacanya terus menerus. Dengan hilangnya tanda-tanda kenabian (lih. Mazm 22; Yes 53; Zak.; Mal) dan nubuatan (Yesaya, Yunus) mereka menjadi tanda kenabian! Dia datang kepada milik kepunyaan-Nya sendiri, tetapi kepunyaan-Nya tidak menerima-Nya (lih. Yoh 1:11-12).
Kis 13:28 Kisah Para Rasul mencatat lagi dan lagi tanggung jawab rohani orang Yahudi di Yerusalem (lih. Kis 2:23,36; 3:13-15; 4:10; 5:30; 7:52; 10).
Kis 13:29 "mereka.. Mereka" ini pasti mengacu kepada kelompok-kelompok yang berbeda. Yang pertama adalah mereka yang berusaha membunuh-Nya (yaitu orang Yahudi, orang banyak di hadapan Pilatus). Yang kedua adalah orang-orang yang menginginkan pemakaman yang layak. Bisa saja melibatkan orang-orang Yahudi yang tulus yang melihat ketidakadilan (mirip dengan Kis 8:2, mengenai pemakaman Stefanus) atau murid seperti Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus (lih. Yoh 19:38-42)
□ "Segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia" Hidup Yesus adalah salah satu penggenapan nubuatan. Salah satu bukti yang kuat untuk pewahyuan dari Alkitab dan Yesus dari Nazaret sebagai Mesias adalah nubuatan prediktif (lih. Luk 22:22, Kis 2:23; 3:18; 4:28; 10:43; 13:29; 24:14; 26:22).
Pasti benar bahwa banyak rincian kehidupan Yesus, di gereja kita sekarang disebut nubuatan, berada dalam arti tipologi. Banyak kejadian yang terjadi dalam kehidupan Israel yang kemudian tampaknya juga terjadi dalam kehidupan Yesus (salah satu contoh, Hos 11:1). Seringkali bagian ambigu, miring, yang tidak akan dipahami dalam konteks sebagai kenabian, tampaknya melompat ke kehidupan Yesus dilihat sebagai salah satu pengalaman duniawi (cth. Mazm 22; Yes 53). Butuh inspirasi dan aliran sejarah penebusan untuk sepenuhnya menghargai PL yang menggambarkan Yesus.
□ "Kayu salib" Lihat catatan pada Kis 5:30; 10:29.
Kis 13:30,33,34,37 "Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati" PB menegaskan bahwa ketiga pribadi dari Tritunggal itu aktif dalam kebangkitan Yesus:
- 1. Roh Kudus (lih. Rom 8:11)
- 2. Anak (lih. Yoh 2:19-22; 10:17-18)
- 3. Bapa (lih. Kis 2:24,32; 3:15,26; 4:10; 5:30; 10:40; 13:30,33,34,37; 17:31; Rom 6:4,9; 10:09; 1Kor 6:14; 2Kor 4:14; Gal 1:1; Ef 1:20; Kol 2:12; 1Tes 1:10).
Ini adalah peneguhan dari Bapa terhadap kebenaran hidup Yesus dan ajaran-Nya. Ini adalah aspek utama dari Kerygma (yaitu isi khotbah-khotbah dalam Kisah Para Rasul). Lihat Topik Khusus di Kis 2:14.
Kis 13:31 "selama beberapa waktu" Kis 1:3 mengatakan "empat puluh hari". Namun, empat puluh adalah angka bulat PL.
□ "Ia menampakkan diri" Lihat Topik Khusus berikut.
Kis 13:32 "Janji yang diberikan kepada nenek moyang" ini mengacu pada janji awal YHWH kepada Abraham untuk memberikan kepadanya tanah perjanjian dan keturunan (lih. Kej 12:1-3; Rom 4). Janji kehadiran Allah dan berkat yang sama ini diulang untuk para Leluhur dan keturunannya (lih. Yes 44:3; 54:13; Yoel 2:32). PL berfokus pada tanah perjanjian sementara PB berfokus pada "benih keturunan". Paulus menyinggung kembali janji ini dalam Rom 1:2-3.
Kis 13:33 ini kutipan dari Mazm 2:7, yang merupakan mazmur kerajaan mesianis tentang konflik dan kemenangan Mesias yang dijanjikan Allah. Yesus telah dibunuh oleh kekuatan-kekuatan jahat (manusia dan setan), tetapi Allah telah membangkitkan Dia menuju kemenangan (lih. Rom 1:4). Ayat ini dan Rom 1:4 digunakan oleh penyimpangan mula-mula (adoptionists) untuk menyatakan bahwa Yesus menjadi Mesias pada hari kebangkitan. Jelas ditekankan dalam PB bahwa Yesus diteguhkan dan dimuliakan karena ketaatan-Nya, tetapi tidak boleh dipisahkan dari kemuliaan dan keilahian-Nya praeksistensi (lih. Yoh 1:1-5,9-18; Fil. Kis 2:6-11; Kol 1:13-18; Ibr 1:2-3).
Kata yang sama "dibangkitkan" (anistēmi), digunakan dalam Kis 3:26 Allah membangkitkan "Hamba-Nya"; dalam Kis 3:22 Allah membangkitkan Nabi (lih. Kis 7:37; Ul 18:19). Tampaknya ada penggunaan yang berbeda dari kata "dibangkitkan " dari antara orang mati (lih. 30,34,37). Yesus "dibangkitkan" sebelum Ia meninggal!
Kis 13:34 "tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan" Pernyataan ini merujuk kepada kematian dan kebangkitan Yesus. Dia adalah yang pertama kali dibangkitkan (buah sulung dari kematian, lih. 1Kor 15:20) bukan yang dibangunkan kembali. Banyak orang dibawa kembali ke kehidupan fisik dalam Alkitab, tetapi mereka semua harus mati lagi. Henokh dan Elia telah dipindahkan ke surga tanpa kematian, tapi mereka tidak dibangkitkan.
□ "Aku akan menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud" Ini adalah kutipan dari Yes 55:3 dari LXX. Kutipan meliputi kata jamak "yang dapat dipercayai", tetapi tidak secara spesifik mengacu kepada hal apa. Ini adalah sesuatu yang diteruskan dari Allah kepada Daud, kepada Yesus, lalu ke pengikut-Nya (plural "engkau" dalam kutipan). Konteks Perjanjian Lama menunjukkan pentingnya "engkau" (lih. Yes 55:4-5 LXX, "Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa. Sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau. The Septuaginta, Zondervan, 1976, hal 890).
Berkat-berkat dan janji-janji kepada Daud (yaitu Yahudi) sekarang adalah berkat dan janji-janji bagi orang-orang Yahudi (yaitu seluruh umat manusia).
Kis 13:35-37 ini merupakan argumen yang sama yang digunakan sebelumnya dalam khotbah Pentakosta Petrus (lih. Kis 2:24-32), juga diambil dari Mazm 16. Khotbah-khotbah awal dalam Kisah Para Rasul mencerminkan katekismus Kristen mula-mula. Beberapa teks Mesianik PL dirangkai. Oleh karena nya, PRONOUNS dan detailnya, terlihat tidak relevan dengan tujuan utama penulis PB, yang menegaskan kebangkitan fisik Yesus dan kejatuhan Daud.
Kis 13:38 Paulus menggunakan argumen augmented PL, seperti halnya Petrus (Kis 2) dan Stefanus (Kis 7) untuk menjangkau para pendengar di sinagog. Paulus menjanjikan pengampunan penuh atas dosa, yang Yudaisme tidak bisa berikan (lih.ay. 39), kepada semua yang percaya kepada Yesus sebagai Kristus (yaitu "orang ini", ay Kis 13:38,39).
Kis 13:39 "dan melalui Dia semua orang" Perhatikan elemen universal. Allah mengasihi semua manusia dan semua manusia mendapatkan kesempatan untuk merespon kepada-Nya dengan iman (lih. Kis 10:43; Yes 42:1,4,6,10,11,12; Yeh 18:32, Yoel 2:28,32; Yoh 3:16; Rom 3:22,29,30; 10:9-13; 1Tim 2:4; 2Pet 3:9).
□ "Yang percaya" Lihat catatan di Kis 3:16
- NASB, NKJV "dibebaskan dari segala sesuatu" (ay. 39) NRSV "dibebaskan dari segala dosa" (ay. 39)
- TEV "dibebaskan dari segala dosa" (ay. 39)
- NJB "pembenaran dari segala dosa" (ay. 38)
Secara harfiah "dibenarkan" (PRESENT PASSIVE INDICATIVE). Ini adalah istilah hukum yang menggambarkan kita berdiri di hadapan Allah melalui kebenaran Kristus Yesus (lih. 2Kor 5:21). Dalam bahasa Ibrani berarti "tongkat pengukur sungai". Ini mencerminkan konstruksi istilah PL digunakan secara metaforis untuk Allah sebagai standar atau penguasa dengan penghakiman.
□ "Yang tidak dapat kamu peroleh melalui Hukum Musa" ini adalah poin teologis utama Paulus (lih. Rom 3:21-30). Hukum Musa adalah pengajar yang membawa kita untuk memahami dosa pribadi dan yang menyebabkan kita menginginkan Kristus (lih. Gal 3:23-29). Hukum PL bukan merupakan sarana keselamatan, karena semua orang telah berbuat dosa (Rom 3:9-18,23; Gal 3:22). Akibatnya hukuman mati, kutuk (lih. Gal 3:13; Kol 2:14).
Kis 13:40-41 Paulus mengundang para pendengarnya (PRESENT ACTIVE IMPERATIVE) untuk merespon dengan mempercayai Yesus adalah Mesias yang Dijanjikan sebagai satu-satunya cara untuk menerima pengampunan (lih. Yoh 14:6, Kis 4:12; 1Tim 2:5).
Dia mengutip Hab 1:5 dari Septuaginta sebagai peringatan. Di tempat lain dalam tulisan-tulisan Paulus dia mengutip Hab 2:4 sebagai respon yang tepat (lih. Rom 1:17; Gal 3:11). Paulus memberitakan mengenai sebuah keputusan. Persetujuan intelektual tidak cukup, diperlukan sebuah penyerahan pribadi secara total kepada Yesus sebagai satu-satunya harapan. Iman mula-mula ini dan respon untuk bertobat harus sesuai dengan kehidupan yang serupa dengan Kristus setiap hari.
Ayat 41 menjelaskan metodologi keselamatan baru yang mengejutkan dari perjanjian baru dalam Kristus.
Topik Teologia -> Kis 13:31
Topik Teologia: Kis 13:31 - -- Wahyu Allah
Mode atau Cara Wahyu
Wahyu Melalui Kejadian-kejadian Sejarah
Kel 20:1-2 Ula 6:5-10,12 2Ra 17:36 Maz 78:1-4,13-16,23...
- Wahyu Allah
- Mode atau Cara Wahyu
- Wahyu Melalui Kejadian-kejadian Sejarah
- Keselamatan
- Kebangkitan Kristus sebagai Peristiwa Keselamatan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Memberitakan Injil Melalui Kata dan Perbuatan
- Isi Pemberitaan
- Kabar Baik (Injil) Kristus
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
Wycliffe: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL
Judul. Judul kitab ini sebagaimana kita ketahui tidak menyatu dengan kitab yang aslinya, tetapi berasal dari abad kedua ...
PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL
Judul. Judul kitab ini sebagaimana kita ketahui tidak menyatu dengan kitab yang aslinya, tetapi berasal dari abad kedua Masehi. Injil Lukas dan Kisah Para Rasul merupakan dua jilid dari satu karya (lihat Commentary in.loc), dan judul apapun yang sejak semula dikenakan kepada Injil Lukas berlaku untuk kedua kitab ini. Ketika jilid kedua mulai beredar secara tersendiri, judul ini dipakai untuk menunjukkan isinya.
Penulis. Baik Injil Lukas maupun kitab ini tidak menyebutkan nama penulisnya, tetapi sangat mungkin penulis itu adalah Lukas, sahabat dan rekan seperjalanan Paulus. Kunci untuk mengetahui sang penulis diberikan oleh tiga bagian yang memakai sebutan "kami," di mana narasi disajikan memakai bentuk orang pertama jamak (Kis. 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16), sehingga menunjukkan bahwa penulisnya adalah rekan seperjalanan Paulus di dalam ketiga kesempatan ini, dan ia mempergunakan buku harian perjalanannya sebagai sumber penulisan. Sebagian orang berpendapat bahwa dokumen perjalanan ini ditulis oleh seorang rekan seperjalanan Paulus yang tidak dikenal dan kemudian dimasukkan ke dalam kitab ini oleh seorang penulis tak dikenal lainnya. Tetapi keseragaman gaya penulisan di antara narasi perjalanan tersebut dengan sisa isi kitab ini serta tetap dipakainya bentuk orang pertama jamak menjadikan pendapat ini mustahil. Tradisi gereja secara seragam menyebut Lukas sebagai rekan seperjalanan Paulus dan data dari Kisah Para Rasul mendukung tradisi ini.
Tanggal Penulisan. Tanggal penulisan kitab ini terkait dengan masalah akhirnya yang mendadak (lihat Comrnentary in.loc). Kita tidak tahu kapan kitab ini ditulis, tetapi kemungkinan pada suatu tanggal tidak lama sesudah akhir narasi. Jika memang demikian, maka Kisah Para Rasul ditulis sekitar tahun 62 M.
Sumber-sumber. Di samping buku harian perjalanannya sendiri, Lukas mungkin telah memanfaatkan sumber-sumber tertulis, khususnya untuk pasal-pasal awal karyanya ini. Selaku rekan seperjalanan Paulus, dia bila memperoleh informasi tangan pertama dari sang rasul. Lagi pula, berhubung Lukas berada di Palestina selama Paulus dipenjara di Kaisarea (21:18; 27:1), dia memiliki banyak kesempatan untuk mencari keterangan tentang mala awal gereja dari para saksi mata.
Maksud Penulisan. Lukas menulis untuk meyakinkan Teofilus bahwa "segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar" (Luk. 1:4). Teofilus mungkin adalah orang bukan Yahudi yang bertobat menjadi orang Kristen, dan Lukas menulis untuk memberikan kepadanya banyak pengetahuan tentang asal mula Kekristenan ketimbang yang sudah dimilikinya. Termasuk di dalamnya ialah kisah tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus ("Injil"), serta pendirian dan perluasan gereja.
Sesungguhnya, Lukas bukan menulis sejarah gereja, mula-mula. Ini tidak berarti bahwa narasi yang dikisahkan Lukas bersifat tidak sejarah atau tidak sesuai dengan kejadian sesungguhnya. Sekalipun demikian, tugas seorang "sejarawan" ialah menyajikan narasi yang komprehensif mengenai semua peristiwa penting. Jelas hal ini bukan yang diusahakan oleh Lukas. Dia tidak menyebutkan apa-apa mengenai jemaat-jemaat yang ada di Galilea (Kis. 9:31) atau tentang penginjilan atas Mesir dan Roma. Kisahnya bukanlah kisah mengenai para rasul, sebab hanya tiga dari dua belas murid Yesus yang muncul di dalam narasi yang dikisahkannya - yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes; dan dua tokoh yang disebutkan belakangan itu hanya disebutkan secara sekilas saja. Kitab ini merupakan Kisah mengenai Petrus dan Paulus. Lagi pula, Petrus praktis hilang dari ceritera setelah pertobatan Kornelius, dan kita dibiarkan bertanya-tanya apa yang selanjutnya terjadi dengan rasul ini. Demikian pula, Lukas tidak menjelaskan tentang munculnya para tua-tua di dalam gereja (11:30), tentang bagaimana Yakobus dapat memperoleh kedudukan sebagai pemimpin gereja di Yerusalem (15:13), tentang apa yang dilakukan Paulus di Tarsus sesudah pertobatannya (9:30; lihat 11:25), dan tentang banyak masalah sejarah lainnya. Di samping itu, Lukas melampaui beberapa peristiwa dengan kata-kata yang sedikit (18:19-23), tetapi mengisahkan peristiwa lainnya dengan panjang lebar (21:17-26:32). Dengan kata lain. Lukas mengisahkan ceritera, bukan menulis "sejarah." Kisah yang disajikannya ialah garis besar utama penyebaran gereja dari Yerusalem ke Roma melalui Samaria, Antiokhia. Asia dan Eropa: dan di dalam kisah ini hanya Petrus dan Paulus yang memainkan peranan menentukan. Pelayanan para rasul di tempat lain di dunia bagian timur tidak penting bagi Lukas.
Dua tema melandasi kisah penyebaran ini: penolakan Injil oleh orang-orang Yahudi dan penerimaannya oleh orang-orang bukan Yahudi: serta sikap terhadap gereja mula-mula oleh para pejabat lokal dan pejabat di Roma. Dengan demikian, di dalam karya Lukas yang terdiri atas dua kitab (Injil Lukas dan Kisah Para Rasul) itu maksud utamanya ialah menjelaskan kepada Teofilus bagaimana Injil yang dibuka dengan janji pemulihan kerajaan bagi orang Israel (1:32, 33) berakhir dengan gereja orang bukan Yahudi di Roma yang berbeda dengan Yudaisme.
Selanjutnya, Yudaisme merupakan agama yang diakui oleh Roma. Persekutuan agama baru yang muncul dalam Yudaisme dan toh tidak sekadar merupakan suatu sekte dalam agama yang lebih lama itu menerima pengakuan yang sama dari pemerintah Roma seperti halnya Yudaisme. Dengan demikian gereja Kristen berdiri di wilayah Romawi sebagai sebuah agama sah yang berbeda dengan Yudaisme.
Kisah Para Rasul dan Surat-surat. Masalah terbesar sepanjang sejarah penelaahan kitab Kisah Para Rasul telah mencemaskan kelayakannya untuk dipercaya dibandingkan dengan surat-surat Paulus. Lukas tidak mengacu kepada surat-surat Paulus, dan tidak selalu mudah untuk menghubungkan gerakan-gerakan Paulus - sebagaimana tercermin di dalam surat-suratnya - dengan catatan Lukas. Masalah terbesar itu ialah: Bagaimana rangkaian peristiwa dalam Galatia 1:16-2:10 dapat dihubungkan dengan narasi sajian Lukas? Para pakar yang sama-sama hebat telah berpendapat bahwa kunjungan dalam Galatia 2:1-10 mengacu kepada (a) kunjungan akibat bencana kelaparan dalam Kisah Para Rasul 11:27-30 dan (b) kunjungan untuk sidang dalam Kisah Para Rasul 15. Banyak pakar beranggapan bahwa narasi dalam Kisah Para Rasul kalah apabila dibandingkan dengan surat-surat.
Aspek kedua dari masalah ini ialah kontras yang terdapat di antara gambaran tentang Paulus dalam kitab ini dengan gambaran yang disajikan di dalam surat-surat misionaris ini sendiri. Paulus yang disajikan Kisah Para Rasul tampaknya merupakan tokoh yang luwes dan berkelakuan baik yang bersedia untuk memperlunak prinsip-prinsipnya demi kelayakan (lihat 16:3; 21:26); sedangkan Paulus yang digambarkan dalam surat-surat adalah seorang tokoh kaku yang keyakinannya tidak dapat diubah sedikitpun (Gal. 1:8; 2:3). Peneliti khusus Alkitab dari kelompok Tubingen yang lebih tua membangun teori mereka tentang sejarah gereja primitif berdasarkan dugaan adanya pertentangan antara agama Kristen Paulus dengan agama Kristen Yudaistik, dan mereka berpendapat bahwa kitab Kisah Para Rasul mencerminkan tahap yang kemudian dalam sejarah konflik tersebut, yaitu ketika tercapai perpaduan di antara kedua pandangan yang bertentangan ini.
Jelas tidak mungkin kita membahas masalah-masalah ini secara rinci, tetapi semua masalah tersebut ada di latar belakang setiap usaha untuk mempelajari kitab ini dan sering kali secara langsung mempengaruhi penafsirannya.
Wycliffe: Kisah Para Rasul (Garis Besar) GARIS BESAR KISAH PARA RASUL
PENDIRIAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA
I. Permulaan Gereja (1:1-2:47)
A. Persiapan: pelayanan pasca-kebangki...
GARIS BESAR KISAH PARA RASUL
PENDIRIAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA
- I. Permulaan Gereja (1:1-2:47)
- A. Persiapan: pelayanan pasca-kebangkitan dan kenaikan Yesus (1:1-14)
- B. Pemilihan Matias (1:15-26)
- C. Kedatangan Roh Kudus (2:1-4)
- D. Kehidupan gereja mula-mula (2:42-47)
- II. Gereja di Yerusalem (3:1-5:42)
- A. Mukjizat dan khotbah yang khas (3:1-26)
- B. Perlawanan pertama dari pada pemimpin Yahudi (4:1-37)
- C. Kematian Ananias dan Safira (5:1-16)
- D. Perlawanan kedua dari para pemimpin Yahudi (5:17-42)
- III. Perluasan Gereja di Palestina Melalui Perserakan (6:1-12:25)
- A. Pemilihan tujuh diaken (6:1-7)
- B. Peristiwa perserakan: Pelayanan dan kematian Stefanus sebagai martir (6:8-8:3)
- C. Injil di Samaria (8:4-25)
- D. Pertobatan sida-sida Etiopia (8:26-40)
- E. Pertobatan Saulus (9:1-31)
- F. Pelayanan Petrus di Palestina dan orang-orang bertobat pertama dari bangsa bukan Yahudi (9:32-11:18)
- G. Pendirian gereja yang bukan Yahudi di Antiokhia (11:19-30)
- H. Penganiayaan oleh Herodes Agripa (12:1-25)
- IV. Perluasan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (13:1-27:17)
- A. Misi pertama, Galatia (13:1-14:28)
- B. Persoalan di gereja bukan Yahudi dan sidang di Yerusalem (15:1-35)
- C. Misi kedua, Asia Kecil dan Eropa (15:36-18:22)
- D. Misi ketiga, Asia Kecil dan Eropa (18:23-21:17)
- V. Perluasan Gereja di Roma (21:18-28:31)
- A. Injil ditolak oleh Yerusalem (21:18-26:32)
- B. Injil diterima di Roma (27:1-28:31)
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)