
Teks -- Kisah Para Rasul 12:5 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Kis 12:5 - JEMAAT.
Nas : Kis 12:5
Baik dari kitab Kisah Para Rasul maupun nas lainnya dalam PB kita
memperoleh pengertian mengenai norma atau patokan-patokan yang dit...
Nas : Kis 12:5
Baik dari kitab Kisah Para Rasul maupun nas lainnya dalam PB kita memperoleh pengertian mengenai norma atau patokan-patokan yang diterima gereja PB.
- 1) Yang pertama dan utama ialah bahwa suatu gereja akan terdiri atas
orang-orang yang dibentuk dalam jemaat setempat dan dipersatukan oleh
Roh Kudus, yang dengan tekun mencari suatu hubungan pribadi dengan Allah
dan Tuhan Yesus Kristus (Kis 13:2; 16:5; 20:7; Rom 16:3-4;
1Kor 16:19; 2Kor 11:28;
lihat cat. --> Ibr 11:6).
[atau ref. Ibr 11:6]
- 2) Melalui kesaksiannya yang berkuasa, orang berdosa akan diselamatkan, dilahirkan kembali, dibaptiskan dalam air dan dijadikan anggota jemaat; mereka akan mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus dan menantikan kedatangan Kristus (Kis 2:41-42; 4:33; 5:14; 11:24; 1Kor 11:26).
- 3) Baptisan dalam Roh Kudus akan diberitakan dan disampaikan kepada
orang percaya yang baru
(lihat cat. --> Kis 2:39)
[atau ref. Kis 2:39]
serta kehadiran dan kuasa Roh akan dinyatakan. - 4) Karunia-karunia Roh Kudus bekerja (Rom 12:6-8; 1Kor 12:4-11; Ef 4:11-12), termasuk tanda-tanda ajaib dan mukjizat-mukjizat serta penyembuhan (Kis 2:18,43; 4:30; 5:12; 6:8; 14:10; 19:11; 28:8; Mr 16:18).
- 5) Allah memberikan kepemimpinan rangkap lima kepada gereja "untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan"
(Ef 4:11-12;
lihat art. KARUNIA-KARUNIA PELAYANAN GEREJA).
- 6) Orang percaya akan mengusir setan (Kis 5:16; 8:7; 16:18; 19:12; Mr 16:17).
- 7) Akan ada kesetiaan penuh kepada Injil, yaitu, ajaran asli Tuhan
Yesus dan para rasul (Kis 2:42;
lihat cat. --> Ef 2:20).
[atau ref. Ef 2:20]
Umat akan dengan tekun mempelajari dan menaati Firman Allah (Kis 6:4; Kis 18:11; Rom 15:18; Kol 3:16; 2Tim 2:15). - 8) Pada hari pertama dari setiap minggu (Kis 20:7; 1Kor 16:2), jemaat lokal akan bertemu untuk berbakti serta membangun diri bersama melalui Firman Allah dan penyataan-penyataan Roh (1Kor 12:7-11; 1Kor 14:26; 1Tim 5:17).
- 9) Gereja akan berada di hadapan Allah yang kudus dengan kerendahan
hati, kegentaran, dan kekaguman (Kis 5:11). Umat akan sangat
memperhatikan kesucian gereja, sambil mendisiplinkan anggota yang
berdosa dan guru-guru palsu yang tidak setia kepada iman alkitabiah
(Kis 20:28; 1Kor 5:1-13;
lihat cat. --> Mat 18:15).
[atau ref. Mat 18:15]
- 10) Mereka yang bertekun dalam sifat kesalehan dan patokan-patokan
kebenaran yang ditetapkan para rasul akan ditahbiskan sebagai penatua
untuk menilik jemaat-jemaat lokal sambil memelihara kehidupan rohani
mereka
(lihat cat. --> Mat 18:15;
[atau ref. Mat 18:15]
1Kor 5:1-5; 1Tim 3:1-7; Tit 1:5-9;lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).
- 11) Demikian pula, gereja akan mempunyai para diaken yang bertanggung
jawab atas berbagai urusan sekular dan jasmani
(lihat cat. --> 1Tim 3:8).
[atau ref. 1Tim 3:8]
- 12) Di antara anggota-anggota jemaat akan tampak kasih dan persekutuan
dalam Roh (Kis 2:42,44-46;
lihat cat. --> Yoh 13:34),
[atau ref. Yoh 13:34]
bukan saja dalam jemaat lokal, tetapi juga antara jemaat-jemaat lain yang percaya Alkitab (Kis 15:1-31; 2Kor 8:1-8). - 13) Gereja akan menjadi gereja yang berdoa dan berpuasa (Kis 1:14; Kis 6:4; 12:5; 13:2; Rom 12:12; Kol 4:2; Ef 6:18).
- 14) Orang percaya akan memisahkan diri dari pendapat dunia dan roh duniawi yang berlaku dalam kebudayaan di sekitarnya (Kis 2:40; Rom 12:2; 2Kor 6:17; Gal 1:4; 1Yoh 2:15-16).
- 15) Akan ada penderitaan karena dunia serta cara hidupnya (Kis 4:1-3; Kis 5:40; 9:16; 14:22).
- 16) Gereja akan menolong secara aktif mengirim misionaris ke negara
lain (Kis 2:39; 13:2-4).
Tidak ada satu pun gereja lokal yang berhak menyebutkan dirinya gereja
menurut norma PB kecuali ada usaha untuk menjalankan keenam belas sifat ini
dalam sidangnya.
Lihat art. GEREJA
untuk pembahasan selanjutnya mengenai doktrin alkitabiah gereja.

Full Life: Kis 12:5 - DENGAN TEKUN MENDOAKANNYA.
Nas : Kis 12:5
Orang percaya PB menghadapi penganiayaan dengan bertekun dalam doa.
Situasi nampaknya sulit sekali: Yakobus sudah dibunuh, dan Herod...
Nas : Kis 12:5
Orang percaya PB menghadapi penganiayaan dengan bertekun dalam doa. Situasi nampaknya sulit sekali: Yakobus sudah dibunuh, dan Herodes sedang menawan Petrus dengan dikawali enam belas prajurit. Namun gereja mula-mula hidup berdasarkan keyakinan bahwa "doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya" (Yak 5:16), dan mereka mendoakan situasi Petrus dengan khusuk. Doa mereka segera dikabulkan (ayat Kis 12:6-17).
Gereja-gereja PB sering kali menjalankan doa bersama yang panjang waktunya (Kis 1:14; 2:42; 4:24-31; 12:5,12; 13:2). Allah menghendaki umat-Nya berkumpul untuk menaikkan doa yang penuh arti dan berkesinambungan; perhatikan perkataan Yesus, "Rumah-Ku akan disebut rumah doa" (Mat 21:13). Gereja-gereja yang menuntut bahwa teologi, kegiatan, dan misi mereka didasarkan pada pola ilahi yang diajukan dalam kitab Kisah Para Rasul dan tulisan lain PB harus mempraktikkan doa bersama yang khusuk sebagai unsur yang penting dalam penyembahan mereka -- bukan sekadar doa satu dua menit saja dalam tiap kebaktian. Dalam gereja mula-mula kuasa dan kehadiran Allah berjalan seiring dengan kebaktian doa. Khotbah, pengajaran, nyanyian, musik atau kegiatan lain yang banyak sekalipun tidak akan mendatangkan kuasa dan kehadiran Roh Kudus sejati tanpa doa PB di mana orang-orang percaya "bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama" (Kis 1:14).
Jerusalem -> Kis 12:1-19
Jerusalem: Kis 12:1-19 - -- Peristiwa ini, yang menurut Kis 11:30 dan Kis 12:25 rupanya bertepatan dengan kunjungan Barnabas dan Saulus ke Yerusalem, sesungguhnya mendahuluinya. ...
Peristiwa ini, yang menurut Kis 11:30 dan Kis 12:25 rupanya bertepatan dengan kunjungan Barnabas dan Saulus ke Yerusalem, sesungguhnya mendahuluinya. Herodes Agripa I di sini Kis 12:2 disebut "raja" untuk membedakannya dengan pamannya Herodes Antipas, raja wilayah (tetrarkha) (ia tampil dalam kisah mengenai sengsara Yesus); oleh Klaudius diberi gelar raja dalam th. 37. Tetapi baru menjadi raja Yudea dan Samaria yang sesungguhnya dalam th. 41, pada hal meninggal dalam th. 44. Ditinjau dari segi sastra cerita ini berbeda sekali dengan konteksnya dan mendekati gaya bahasa Markus. Peristiwa-peristiwa yang diceritakan di sini terjadi antara th. 41 dan 44.
Ref. Silang FULL -> Kis 12:5
Ref. Silang FULL: Kis 12:5 - tekun mendoakannya · tekun mendoakannya: Kis 1:14; Kis 1:14; Rom 15:30,31; Ef 6:18
· tekun mendoakannya: Kis 1:14; [Lihat FULL. Kis 1:14]; Rom 15:30,31; Ef 6:18

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe: Kis 6:1--12:25 - -- III. Perluasan Gereja di Palestina Melalui Perserakan (6:1-12:25)
Sampai sejauh ini, para rasul tidak menunjukkan tanda-tanda adanya maksud untuk mem...
III. Perluasan Gereja di Palestina Melalui Perserakan (6:1-12:25)
Sampai sejauh ini, para rasul tidak menunjukkan tanda-tanda adanya maksud untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia, tetapi tetap tinggal di Yerusalem sambil bersaksi kepada orang-orang Yahudi. Lukas sekarang mengisahkan permulaan dari perluasan gereja ke seluruh Yudea dan Samaria, yang disebabkan oleh penganiayaan yang muncul di sekitar Stefanus. Perluasan ini terjadi bukan karena visi dan rencana gereja, tetapi karena tindakan pengaturan Allah dalam menyerakkan orang-orang percaya. Untuk menjelaskan terjadinya penganiayaan ini, Lukas mula-mula mengisahkan bagaimana Stefanus menjadi menonjol di antara tujuh diaken yang ada.

Wycliffe: Kis 12:1-25 - -- H. Penganiayaan Oleh Herodes Agripa (12:1-25).
Lukas menghentikan sejenak alur narasinya untuk mencatat suatu peristiwa yang telah terjadi beberapa t...
H. Penganiayaan Oleh Herodes Agripa (12:1-25).
Lukas menghentikan sejenak alur narasinya untuk mencatat suatu peristiwa yang telah terjadi beberapa tahun sebelumnya. Karena Herodes wafat pada tahun 44 M, maka misi pada masa kelaparan itu pastilah terjadi sekitar tahun 46 M. Masyarakat Kristen di Yerusalem sejak semula sudah menghadapi permusuhan dari para pemimpin religius Yahudi, tetapi orang-orang Kristen ini disenangi oleh masyarakat. Penganiayaan hebat telah muncul menimpa Stefanus dan golongan Helenistis di bawah kepemimpinan Saulus. Sekarang untuk pertama kalinya Lukas mencatat penganiayaan yang dilakukan oleh para pejabat di Palestina. Bukan oleh para pemimpin Romawi, melainkan oleh seorang raja Yahudi.

Wycliffe: Kis 12:5 - Dengan tekun mendoakan 5. Dengan tekun mendoakan. Kata Yunaninya bisa berarti berdoa terus-menerus atau berdoa dengan sungguh-sungguh. Kata yang sama dipakai dalam Lukas 22:...
5. Dengan tekun mendoakan. Kata Yunaninya bisa berarti berdoa terus-menerus atau berdoa dengan sungguh-sungguh. Kata yang sama dipakai dalam Lukas 22:44 untuk doa Yesus di taman Getsemani.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 12:5-19
Matthew Henry: Kis 12:5-19 - Penahanan dan Pembebasan Petrus Penahanan dan Pembebasan Petrus ( Kis 12:5-19)
Di sini kita membaca catatan perihal pembebasan Petrus dari penjara yang membuat rancangan Herodes...
Penahanan dan Pembebasan Petrus ( Kis 12:5-19)
- Di sini kita membaca catatan perihal pembebasan Petrus dari penjara yang membuat rancangan Herodes terhadap dirinya menjadi berantakan, dan hidup Petrus pun terpelihara untuk pelayanan selanjutnya, dan penumpahan darah yang dahsyat ini dihentikan. Nah,
- I. Satu hal yang memuliakan pembebasan Petrus adalah bahwa pembebasan itu merupakan jawaban terhadap doa (ay. Kis 12:5). Petrus ditahan di dalam penjara dengan penjagaan yang sangat ketat, sehingga sama sekali mustahil untuk dapat membebaskan dia, baik dengan kekerasan maupun dengan diam-diam. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah, sebab doa dan air mata merupakan senjata jemaat. Dengan senjata itulah jemaat bukan saja bertempur melawan musuh-musuh mereka, tetapi juga bagi sahabat-sahabat mereka. Kepada senjata inilah mereka berpaling mencari sumber pertolongan.
- 1. Penangguhan pengadilan Petrus memberikan waktu bagi mereka untuk berdoa. Boleh jadi karena Yakobus dengan cara tergesa-gesa dan diam-diam maka mereka tidak mempunyai waktu untuk berdoa bagi dia. Namun, Allah merancang sedemikian rupa supaya mereka tidak punya kesempatan untuk berdoa bila Dia telah menetapkan bahwa tidak ada yang perlu mereka doakan. Yakobus harus dipersembahkan sebagai korban dan pelayanan bagi iman mereka, dan itulah sebabnya doa baginya dicegah dan dihalangi. Sebaliknya, Petrus harus terus melayani mereka. Itulah sebabnya doa baginya harus dinaikkan dan waktu pun disediakan bagi mereka untuk berdoa, melalui penangguhan pemeriksaan perkara oleh Herodes. Tetapi dia sendiri tidak demikian maksudnya dan tidak demikian rancangan hatinya.
- 2. Mereka mendoakan Petrus secara khusus, supaya Allah berkenan, dan dengan berbagai cara dapat menggagalkan rancangan Herodes serta merampas anak domba itu dari rahang singa. Kematian Yakobus memberi peringatan kepada mereka untuk lebih bersungguh-sungguh dalam doa bagi Petrus, sebab jika mereka berhasil dipatahkan satu demi satu, mereka khawatir musuh pada akhirnya akan berhasil menguasai sepenuhnya. Stefanus telah tiada dan begitu juga halnya dengan Yakobus, dan akankah mereka mengambil Petrus juga? Semua hal ini memberatkan hati mereka, dukacita silih berganti (Flp. 2:27). Perhatikanlah, walaupun kematian dan penderitaan hamba-hamba Kristus dapat sangat membangun dan berguna bagi kepentingan kerajaan Kristus, tetaplah merupakan kewajiban dan perhatian jemaat untuk berdoa dengan sungguh-sungguh bagi kehidupan, kebebasan, dan ketenangan hidup mereka. Adakalanya pengaturan ilahi membawa mereka ke dalam bahaya besar, supaya jemaat tergerak menaikkan doa bagi mereka.
- 3. Doa dinaikkan dengan tekun, artinya, proseuchē ektenēs – doa yang sungguh-sungguh dan menyala-nyala. Itulah kata yang digunakan untuk menggambarkan keadaan ketika Kristus sedang berada dalam keadaan sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh Ia berdoa. Itulah kata yang digunakan dalam doa orang benar yang didoakan dengan yakin dan sangat besar kuasanya. Beberapa orang menafsirkan bahwa hal itu menunjukkan keteguhan dan ketekunan doa mereka. Jadi kita mengartikannya, mereka mendoakannya dengan tekun. Itu adalah suatu jenis doa yang dinaikkan dengan terus-menerus tanpa terputus. Mereka berdoa di dalam pertemuan jemaat untuk pembebasannya (mungkin dilakukan secara tertutup karena takut terhadap orang-orang Yahudi). Sesudah itu mereka pulang ke rumah dan menaikkan doa di tengah keluarga mereka masing-masing. Kemudian mereka beristirahat di kamar tidur mereka dan melanjutkan doanya di sana. Dengan demikian mereka mendoakannya dengan tekun. Atau mungkin juga mereka berdoa baginya dalam satu kelompok kecil. Lalu dilanjutkan oleh kelompok yang lain, kemudian oleh kelompok ketiga dan seterusnya sepanjang hari atau lebih tepatnya sepanjang malam (ay. Kis 12:12). Perhatikanlah, saat-saat kesukaran dan bahaya haruslah menjadi saat bagi jemaat untuk berdoa bersama-sama. Kita harus senantiasa berdoa, dan untuk hal-hal yang khusus.
- II. Hal lain yang memuliakan pembebasan Petrus adalah bahwa pembebasannya itu terwujud ketika titah serta ketetapan raja akan dilaksanakan, seperti yang terjadi pada Ester (Est. 9:1-2). Marilah kita mengamati saat ketika pembebasannya datang.
- 1. Pembebasan itu terjadi tepat pada malam hari sebelum Herodes hendak menghadapkannya kepada orang banyak keesokan harinya. Dengan demikian, hal ini sungguh mendatangkan penghiburan besar bagi sahabat-sahabatnya dan menimbulkan kepanikan di antara musuh-musuhnya. Mungkin beberapa orang yang memiliki hubungan dekat dengan Herodes atau orang-orang disekitarnya telah berusaha membujuk dia supaya membebaskan Petrus, tetapi semuanya tidak ada gunanya. Herodes telah memutuskan bahwa Petrus harus mati. Dan sekarang mereka berputus asa untuk menggunakan cara ini, sebab esok hari adalah hari yang telah ditetapkan untuk menghadapkannya. Tampaknya mereka akan segera membunuhnya seperti yang terjadi pada Gurunya. Sekarang Allah sendiri membuka pintu baginya untuk melarikan diri. Perhatikanlah, waktu Allah untuk menolong adalah ketika hal-hal yang menyulitkan telah mencapai puncaknya, ketika baik hamba maupun orang merdeka telah tiada (Ul. 32:36). Untuk alasan seperti ini dikatakan, “Semakin buruk, semakin baik.” Ketika Ishak terikat di atas mezbah dan pisau telah terhunus dalam genggaman tangan serta tangan telah terulur untuk menyembelihnya, pada saat itulah Jehovah-jireh, TUHAN akan menyediakan.
- 2. Pembebasan itu terjadi ketika ia dalam keadaan terbelenggu dengan dua rantai di antara dua orang prajurit. Jika ia berusaha bergerak dalam keadaan seperti itu, ia pasti akan membangunkan mereka. Di samping itu, walaupun tidak diragukan bahwa pintu-pintu penjara itu sudah terkunci rapat dan dipalang, untuk lebih memastikan segala sesuatu, masih ada lagi prajurit-prajurit pengawal yang sedang berkawal di muka pintu, supaya tidak ada orang yang datang dan berusaha menyelamatkan dia. Tidak pernah terbayangkan ada usaha yang demikian besar dan cermat untuk lebih mengamankan seorang tahanan. Tidak diragukan lagi bahwa Herodes berusaha melakukan segala sesuatu seperti yang pernah dinasihatkan oleh Pilatus, jagalah sebaik-baiknya (Mat. 27:65). Ketika manusia mengira bahwa mereka terlalu sulit dikalahkan Allah, maka Allah akan memperlihatkan bahwa Ia terlampau sulit dikalahkan mereka.
- 3. Pembebasan itu terjadi ketika Petrus tengah tidur di antara dua orang prajurit, ketika ia tidur sangat nyenyak.
- (1) Ia tidak merasa takut dengan bahaya yang sedang mengancamnya, walaupun bahaya itu sudah sangat dekat dan tidak tampak ada jalan untuk melarikan diri. Hanya ada satu langkah antara dirinya dengan maut, namun ia dapat dengan tenteram membaringkan diri, lalu segera tidur – tidur di tengah musuh-musuhnya – tidur ketika musuh-musuhnya mungkin sedang terjaga. Ia memiliki alasan yang baik bahwa ia sedang dipersiapkan Allah untuk menanggung penderitaan ini. Dan dengan satu hati nurani yang baik ia menanggung penderitaan ini karena suatu keadaan, serta diyakinkan bahwa Allah akan membela perkaranya sedemikian rupa bagi kemuliaan-Nya. Sesudah menyerahkan perkaranya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil, dan jiwanya akan bermalam dalam kebajikan, ia pun tertidur. Meskipun ia berada di dalam penjara, di antara dua prajurit, Allah memberinya kesempatan untuk tidur, seperti yang Ia lakukan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya.
- (2) Ia sama sekali tidak menduga akan penyelamatannya. Ia tidak terus terjaga, memandang ke kanan atau ke kiri untuk mendapatkan pertolongan. Sebaliknya, ia terbaring tidur dan sangat terkejut dengan penyelamatannya. Demikianlah keadaan jemaat seperti yang digambarkan di dalam Mazmur 126:1, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.
- III. Pembebasan Petrus juga sangat luar biasa karena seorang malaikat diutus dari sorga dengan maksud untuk menyelamatkan dia, yang memungkinkan pelariannya dapat terjadi dengan aman. Malaikat ini membawa pembebasan yang sah bagi dia dan memungkinkan dia untuk menggunakannya.
- 1. Malaikat Tuhan datang kepadanya, epestē – berdiri di dekatnya. Tampaknya Petrus seperti orang yang ditinggalkan sesamanya, namun ia tidak dilupakan oleh Allahnya. Tuhan memperhatikan dia. Pintu-pintu gerbang dan pengawal-pengawal menjauhkan sahabat-sahabatnya dari dia, namun tidak dapat menjauhkan malaikat-malaikat Allah dari dirinya. Malaikat-Malaikat itu berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, untuk meluputkan mereka (Mzm. 34:8), itulah sebabnya mereka tidak perlu takut, sekalipun tentara musuh berkemah mengepung mereka (Mzm. 27:3). Di mana pun umat Allah berada dan bagaimanapun ketatnya mereka terkepung, jalan menuju sorga masih terbuka lebar bagi mereka, serta tidak ada yang dapat menghalangi hubungan mereka dengan Allah.
- 2. Cahaya bersinar dalam ruang penjara itu. Walaupun ruang itu gelap, dan masih ditambah lagi dengan kegelapan malam, Petrus dapat melihat jalannya dengan jelas. Beberapa penafsir mengamati bahwa dalam Perjanjian Lama kita tidak menjumpai malaikat-malaikat yang muncul dengan cahaya bersinar meliputi mereka. Sebab masa itu adalah masa yang masih gelap, dan kemuliaan malaikat-malaikat masih diliputi tabir. Namun di dalam Perjanjian Baru, ketika kemunculan malaikat-malaikat disebut, ada perhatian tentang cahaya yang meliputi ketika mereka muncul. Oleh karena Injil itulah dunia atas itu diperlihatkan dengan jelas. Prajurit-prajurit yang dirantaikan kepada Petrus dibuat tertidur lelap pada saat itu (sama seperti Raja Saul dan prajurit-prajuritnya yang tertidur nyenyak ketika Daud mengambil tombak dan kendi airnya). Atau, seandainya mereka terjaga, penampilan malaikat itu membuat mereka gentar ketakutan dan menjadi seperti orang mati, laksana para penjaga yang ditugaskan menjaga kuburan Kristus.
- 3. Malaikat itu membangunkan Petrus dengan menepuk rusuknya, dengan sebuah sentuhan lembut yang cukup untuk membangunkan dia dari tidurnya. Kejadian ini begitu cepat hingga walaupun ia telah tertidur begitu lelap, cahaya yang bersinar di atasnya tidak membangunkan dia. Ketika orang-orang benar tertidur pada saat bahaya datang dan tidak dapat dibangunkan dengan terang firman Allah serta kebenaran yang ditemukan di dalamnya, biarlah mereka bersiap-siap didera pada bagian rusuk dengan sejumlah penderitaan yang menyakitkan. Lebih baik dibangunkan dengan cara seperti itu daripada tetap tertidur nyenyak. Makna isyarat tepukan itu adalah, “Bangunlah segera!” Bukan karena malaikat itu takut kekurangan waktu akibat Petrus berlambat-lambat, melainkan supaya Petrus tidak menjadi terlena. Ketika Daud mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka ia harus bertindak cepat.
- 4. Rantai-rantai yang mengikat tangannya berguguran. Tampaknya mereka telah membelenggu Petrus untuk mencegah dia melawan mereka. Namun, Allah melepaskan belenggunya. Jika rantai itu berguguran dari tangan Petrus, tampaknya ia seperti memiliki kekuatan layaknya Simson yang mampu memutuskan rantai seperti tali rami. Cerita turun-temurun mengenai rantai-rantai ini telah menimbulkan kekacauan besar. Cerita ini mengatakan bahwa salah seorang prajurit itu menyimpan rantai-rantai itu sebagai barang peninggalan yang keramat dan kemudian dipersembahkan kepada Eudoxia, sang Maharani (istri Kaisar Valentinian III, kaisar Romawi abad kelima – pen.). Tidak tahu ada mujizat-mujizat apa lagi yang dikatakan orang terjadi karena rantai-rantai itu. Sampai sekarang ada gereja yang merayakan tanggal 1 Agustus untuk memperingati rantai-rantai Petrus ini, yang dinamakan festum vinculorum Petri – Perayaan rantai-rantai Petrus, padahal sebenarnya peristiwa ini terjadi pada masa perayaan Paskah.
- 5. Petrus diperintahkan untuk mengenakan pakaiannya dengan segera dan mengikuti malaikat itu, dan ia pun melakukannya (ay. Kis 12:8-9). Ketika Petrus terbangun, ia tidak tahu harus berbuat apa, selain yang diperintahkan oleh malaikat itu.
- (1) Ia harus mengikat pinggangnya. Sebab orang yang tidur dengan tetap memakai pakaian akan melepas ikatan di pinggangnya, sehingga ketika terbangun mereka hanya perlu mengikat pinggangnya saja.
- (2) Ia harus mengenakan dan mengikat sandalnya, supaya ia dapat berjalan dengan baik. Orang-orang yang ikatan kasutnya dilepaskan oleh kuasa kasih karunia ilahi kakinya harus berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.
- (3) Ia harus mengenakan jubahnya, dan pergi sebagaimana adanya dia, serta mengikuti malaikat itu. Ia dapat pergi dengan keberanian dan sukacita besar, sebab ia memiliki seorang utusan dari sorga sebagai pemandu dan pengawalnya. Lalu ia mengikuti malaikat itu keluar. Orang-orang yang diselamatkan dari penjara rohani harus mengikuti penyelamat mereka, sama seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel ketika keluar dari tempat perbudakan. Mereka berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang mereka tuju, selain orang yang mereka ikuti. Sekarang dikatakan di sini, bahwa ketika Petrus ke luar mengikuti malaikat itu, ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, bahwa yang terjadi adalah kenyataan yang sebenarnya. Ia menyangka telah melihat suatu penglihatan. Seandainya ia melihat suatu penglihatan, penglihatan itu bukanlah yang pertama dilihatnya. Namun penglihatan yang ini tampaknya adalah penglihatan sorgawi yang demikian nyata serta membawa begitu banyak pembuktian sendiri, sehingga sulit dibedakan antara apa yang dilakukan dalam kenyataan dan apa yang terjadi di dalam penglihatan. Ketika TUHAN memulihkan keadaan umat-Nya, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi (Mzm. 126:1). Petrus juga demikian, ia menyangka bahwa berita tersebut terlalu indah untuk dipercayai sebagai suatu kenyataan.
- 6. Petrus dibimbing dengan selamat oleh malaikat itu keluar dari bahaya (ay. Kis 12:10). Pengawal-pengawal ditempatkan pada satu jalan keluar dan jalan keluar lainnya. Namun mereka berhasil melaluinya ketika keluar dari penjara, tanpa halangan sedikit pun. Mereka bahkan sama sekali tidak terlihat, tidak ditemukan. Mungkin mata para pengawal itu ditutupi, atau tangan mereka terikat, atau hati mereka mencegah mereka, sehingga malaikat itu dan Petrus dapat melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua dengan selamat. Para pengawal ini menggambarkan para pengawal jemaat orang Yahudi. Mengenai mereka telah tertulis, Allah membuat mereka tidur nyenyak, memberikan mata untuk tidak melihat dan telinga untuk tidak mendengar (Rm. 11:8). Pengawal-pengawalnya adalah orang-orang buta, berbaring melamun dan suka tidur saja. Namun demikian, di hadapan malaikat dan Petrus masih ada pintu gerbang besi yang akan menghentikan mereka. Apabila pengawal-pengawal itu menjadi sadar, mereka akan dapat menangkap kembali tahanan mereka, seperti Firaun yang berharap dapat menyusul orang Israel di Laut Teberau. Walaupun demikian, begitu mereka sampai di depan pintu gerbang besi itu, seperti Laut Teberau di hadapan bangsa Israel, pintu itu terbuka bagi mereka. Mereka tidak menyentuh pintu itu sedikit pun, tetapi pintu itu terbuka dengan sendirinya, oleh suatu kuasa yang tidak terlihat. Dengan demikian digenapilah apa yang dijanjikan secara kiasan kepada Koresy (Yes. 45:1-2), Aku akan membuka pintu-pintu di depannya, hendak memecahkan pintu-pintu tembaga, dan hendak mematahkan palang-palang besi. Kemungkinan besar pintu-pintu itu tertutup kembali dengan sendirinya, supaya tidak seorang pengawal pun dapat mengejar Petrus. Perhatikanlah, ketika Allah mengerjakan keselamatan bagi umat-Nya, tidak ada kesulitan yang menghadang jalan mereka yang tidak dapat diatasi, bahkan pintu-pintu gerbang besi pun akan terbuka dengan sendirinya. Pintu gerbang besi ini mengarah menuju ke kota, jauh dari istana atau menara jaga itu. Tidak jelas apakah pintu gerbang besi itu ada di dalam gerbang kota atau di luarnya, sehingga ketika mereka melaluinya, mereka langsung masuk ke jalanan. Pembebasan Petrus menggambarkan penebusan kita oleh Kristus, yang sering dikatakan sebagai membebaskan tawanan. Bukan saja menyatakan pembebasan bagi orang-orang yang tertawan, melainkan juga mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan. Penebusan terhadap pertobatan jiwa-jiwa adalah seperti dilepaskannya orang-orang tahanan dari lobang yang tidak berair karena darah perjanjian (Za. 9:11). Sama seperti malaikat Tuhan ini, pertama-tama kasih karunia Allah membawa terang ke dalam ruang penjara dengan cara membuka pengertian seseorang. Kemudian memukul rusuk orang berdosa yang sedang tertidur itu dengan cara membangunkan hati nuraninya, yang mengakibatkan rantai-rantai belenggu gugur dari tangannya dengan cara memperbarui kehendaknya, lalu memberikan perintah, Ikatlah pinggangmu dan ikutlah aku. Kesulitan harus dilalui, begitu juga perlawanan Iblis dan segala peralatannya, tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, suatu angkatan jahat, yang mendorong kita untuk peduli dengan keselamatan diri kita. Dan kita akan diselamatkan oleh kasih karunia Allah, jika kita mau menyerahkan diri di bawah pimpinan ilahi. Pada akhirnya pintu gerbang besi itu akan dibukakan bagi kita supaya kita dapat memasuki Yerusalem Baru, di mana kita akan dibebaskan dengan sempurna dari semua tanda perbudakan, dan dibawa masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.
- 7. Ketika semua ini telah selesai dilaksanakan, malaikat itu meninggalkan Petrus, dan meninggalkannya seorang diri. Ia lepas dari bahaya musuh-musuhnya dan tidak memerlukan pengawalan lagi. Sekarang ia telah tahu di mana ia berada dan bagaimana cara mendapatkan teman-temannya. Ia tidak memerlukan pemandu lagi. Itulah sebabnya pengawal dan pemandu sorgawinya mengucapkan selamat tinggal kepadanya. Perhatikanlah, ketika cara-cara yang biasa masih dapat digunakan, kita tidak boleh mengharapkan cara-cara mujizat. Ketika sekarang Petrus tidak lagi menghadapi tempat-tempat kawal yang harus dilewati, dan tidak ada lagi pintu-pintu gerbang besi yang harus dilalui, ia hanya membutuhkan pelayanan yang tidak kelihatan dari malaikat-malaikat yang berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, yang meluputkan mereka.
- IV. Setelah melihat bagaimana pembebasannya begitu hebat, berikutnya kita akan melihat bagaimana pembebasan itu dinyatakan untuk dirinya sendiri serta orang lain, dan bagaimana setelah diagungkan, pembebasan itu diberitahukan. Di sini kita diceritakan,
- 1. Bagaimana Petrus akhirnya sadar akan dirinya dan sampai pada tahap mengetahui hal yang telah ia alami (ay. Kis 12:11). Begitu banyak hal aneh dan mengejutkan datang bersama-sama ke atas seorang manusia yang baru bangun dari tidurnya dan yang menjadi bingung akan keadaan di sekitarnya pada saat itu. Sampai-sampai ia tidak mengetahui lagi di mana ia sedang berada, apa yang ia lakukan, atau apakah kejadian itu hanyalah khayalan belaka atau memang suatu kenyataan. Namun, pada akhirnya Petrus sadar akan dirinya, sepenuhnya terjaga, dan menyadari bahwa apa yang dialaminya bukanlah sebuah mimpi, tetapi sesuatu yang sungguh-sungguh nyata: “Sekarang benar-benar aku tahu, sekarang aku tahu alēthōs – sungguh-sungguh, sekarang aku tahu bahwa yang terjadi itu sungguh benar, bukan khayalan belaka. Sekarang aku sangat yakin akan hal itu, bahwa Tuhan Yesus telah menyuruh malaikat-Nya, sebab malaikat-malaikat berada di bawah kuasa-Nya dan pergi sesuai dengan perintah-Nya, dan berkat pertolongannyalah aku diselamatkan dari tangan Herodes, yang menyangka telah berhasil mengurungku rapat-rapat. Dan dengan demikian peristiwa ini mengecewakan segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi, yang tanpa ragu-ragu lagi ingin segera melihat aku dipenggal pada hari berikutnya, serta berharap penghukuman itu dapat mewakili penghancuran seluruh Kekristenan, dengan hanya satu ayunan pedang saja.” Karena alasan inilah muncul pengharapan yang begitu besar, bukan saja di antara orang-orang kebanyakan, melainkan juga di antara para pemimpin bangsa Yahudi. Petrus, ketika menjadi tersadar kembali, mengetahui suatu kebenaran mengenai betapa besarnya hal-hal yang telah dibuat Allah baginya ini, yang pada mulanya begitu sulit dapat ia percayai karena kegirangan yang terlampau besar. Dengan demikian, jiwa-jiwa yang dibebaskan dari perhambaan rohaniah, pada mulanya tidak menyadari bahwa Allah telah bekerja di dalam diri mereka. Banyak orang yang telah memiliki kebenaran kasih karunia masih mengingini bukti dari hal itu. Mereka mempertanyakan apakah benar-benar ada perubahan yang terjadi di dalam diri mereka, atau apakah mereka sama sekali tidak berubah dan hanya sekadar bermimpi. Namun, ketika Penghibur yang diutus Bapa itu datang, cepat atau lambat Ia akan memberitahukan sebuah jaminan kepada mereka betapa suatu perubahan yang menyenangkan telah terjadi di dalam diri mereka, dan betapa bahagianya keadaan yang sedang mereka tuju.
- 2. Bagaimana Petrus datang menjumpai sahabat-sahabatnya dan menceritakan peristiwa yang baru dialaminya. Berikut ini sebuah catatan khusus mengenai hal ini, sebuah catatan yang sangat menarik.
- (1) Ia berpikir sebentar (ay. Kis 12:12), mempertimbangkan betapa dekat bahaya yang telah ia hadapi, dan betapa dahsyat pembebasan yang dialaminya. Sekarang, apa yang harus ia lakukan? Apa lagi yang harus ia lakukan dengan pembebasannya ini? Apa yang harus ia lakukan sesudah itu? Pemeliharaan dan pengaturan Allah menyisakan ruang untuk penggunaan akal sehat dan kebijaksanaan kita. Walaupun Allah telah berusaha menyelenggarakan dan menyempurnakan apa yang telah dimulai-Nya, Ia juga mengharapkan kita memikirkan hal itu.
- (2) Ia langsung menuju rumah seorang sahabat yang kemungkinan besar terletak tidak jauh dari tempat ia berada ketika itu. Rumah itu adalah rumah Maria, saudara perempuan Barnabas, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Tampaknya rumah itu sering digunakan untuk pertemuan pribadi oleh para rasul, sebab letaknya tersembunyi, atau mungkin juga karena Maria lebih berani dibanding orang-orang lain dalam hal membuka pintu bagi mereka. Tidak diragukan bahwa keadaan rumah itu mirip dengan keadaan rumah Obed-Edom, yang diberkati karena keberadaan Tabut Perjanjian. Adanya sebuah jemaat di situ membuat rumah itu menjadi sebuah tempat kudus kecil.
- (3) Di sana ia menemukan banyak orang sedang berkumpul dan berdoa, di tengah malam yang telah larut. Mereka berdoa untuk Petrus yang pada keesokan harinya akan menghadapi pengadilannya. Mereka berdoa supaya Allah memberikan jalan bagi pembebasannya. Amatilah,
- [1] Mereka terus berdoa sebagai bukti dari kesungguhan mereka. Mereka merasa tidak cukup hanya sekali mengutarakan masalah itu kepada Allah. Jadi, mereka melakukannya berkali-kali. Dengan demikian memang orang harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Selama kita masih terus menunggu belas kasihan Allah, kita harus terus mendoakan hal itu.
- [2] Tampaknya sekarang masalah Petrus itu sudah mendekati puncak yang gawat. Hari berikutnya sudah ditetapkan untuk menentukan hukuman itu, itulah sebabnya mereka lebih bersungguh-sungguh berdoa daripada sebelumnya. Itu adalah suatu pertanda yang baik bahwa Allah bermaksud menyelamatkan Petrus, ketika dengan peristiwa itu Ia membangkitkan semangat doa jemaat untuk mencari penyelamatan dari-Nya, sebab Ia tidak pernah berkata kepada keturunan Yakub, carilah Aku dengan sia-sia.
- [3] Mereka berkumpul bersama-sama untuk mendoakan masalah ini. Walaupun mereka akan dibenci habis-habisan oleh pemerintah seandainya kegiatan ini sampai ketahuan, mereka tetap yakin betapa Kristus membesarkan hati mereka untuk berkumpul dan berdoa (Mat. 18:19-20). Memang sudah merupakan kebiasaan bagi umat Allah yang berdoa untuk menyatukan kekuatan mereka di dalam doa, seperti yang dicatat di dalam 2 Tawarikh 20:4 dan Ester 4:16.
- [4] Ada banyak orang berkumpul untuk melakukan kegiatan ini, sebanyak yang dapat ditampung dalam ruangan itu. Mula-mula satu orang berdoa, kemudian disusul oleh yang lain dari antara orang-orang itu, yang mempersembahkan diri bagi firman Allah dan doa. Yang tidak punya giliran berdoa turut serta bersama yang sedang memanjatkan doa. Atau, jika tidak ada hamba-hamba Tuhan di antara mereka, tidak diragukan cukup banyak orang-orang Kristen yang tahu bagaimana berdoa, yaitu berdoa dengan benar sesuai dengan tujuannya. Mereka akan terus bertahan di dalam doa ketika keinginan berdoa orang-orang yang sedang berkumpul itu dibangkitkan untuk tetap maju bersama-sama dalam keadaan seperti itu. Ketika itu hari sudah malam, sementara orang-orang lain sedang tidur dengan nyenyak. Ini merupakan contoh tentang kebijaksanaan dan semangat mereka. Perhatikanlah, sangat baik bagi orang-orang Kristen untuk mengadakan pertemuan doa pribadi, khususnya pada masa kesesakan, dan jangan sampai melalaikan atau meninggalkan perhimpunan seperti itu.
- [5] Petrus datang kepada mereka ketika mereka sedang tekun berdoa, sebagai jawaban langsung atas doa mereka. Allah seolah-olah berkata, “Kamu meminta supaya Petrus dikembalikan kepadamu. Nah, inilah dia.” Ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya (Yes. 65:24). Demikianlah malaikat itu diutus membawa jawaban damai sejahtera atas doa Daniel, sementara ia berbicara di dalam doa (Dan. 9:20-21). Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.
- (4) Ia mengetuk pintu gerbang, dan mendapatkan kesulitan untuk membuat mereka mau membukakan pintu baginya (ay. Kis 12:13-16). Petrus mengetuk pintu gerbang, bermaksud membangunkan mereka dari tidur, tetapi ternyata ia tidak tahu bahwa ia sebenarnya sudah mengganggu mereka yang sedang beribadah. Seandainya sahabat-sahabatnya diizinkan berbicara secara pribadi dengannya di dalam penjara, mungkin ia mengetahui tentang pertemuan ini, dan inilah yang akan ia ingat kembali dan pertimbangkan ketika memutuskan untuk menuju ke rumah itu, di mana ia akan berjumpa dengan banyak sahabatnya di sana. Nah, ketika ia mengetuk di sana,
- [1] Datanglah seorang hamba perempuan. Ia tidak mau membuka pintu sampai ia mengetahui siapa sebenarnya yang sedang berdiri di sana, seorang sahabatkah atau seorang musuh, dan apa urusannya. Ia takut kalau-kalau orang itu adalah seorang mata-mata. Tidak jelas apakah hamba perempuan itu salah seorang anggota keluarga pemilik rumah ini atau salah seorang anggota jemaat, seorang pelayan atau seorang anak perempuan dari keluarga ini. Namun, karena namanya disebut di sini, tampaknya ia cukup dikenal di antara orang-orang Kristen itu, dan tampaknya sangat bersemangat.
- [2] Hamba perempuan ini mengenali suara Petrus, sebab ia sering mendengar dengan penuh sukacita ketika Petrus berdoa, berkhotbah, dan berbicara. Namun, bukannya mempersilakan Petrus masuk dengan segera supaya terlindung dari udara dingin di luar rumah, karena girangnya ia malah tidak membuka pintu gerbang itu. Demikian pulalah dalam mengungkapkan kasih sayang kepada sahabat-sahabat kita, terkadang kita malah melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan mereka. dalam kegembiraannya yang meluap-luap, ia menjadi lupa diri, dan tidak membuka pintu gerbang itu.
- [3] Ia segera berlari masuk ke dalam. Mungkin ia naik ke ruang atas tempat mereka berkumpul dan memberi tahu mereka bahwa Petrus sungguh-sungguh ada di depan pintu gerbang. Saat itu ia tidak cukup punya keberanian untuk membuka pintu gerbang, takut kalau-kalau ia ditipu dan ternyata itu adalah musuh. Namun, ketika ia mengatakan Petrus ada di sana, mereka malah berkata kepadanya, “Engkau mengigau. Tidak mungkin itu Petrus, sebab ia sedang di penjara.” Adakalanya apa yang sungguh-sungguh kita harapkan, sangat sulit kita percayai pengabulannya. Sebab kita takut mengesankan diri sendiri seperti halnya murid-murid itu, yang belum mau percaya karena girangnya ketika Kristus telah bangkit. Namun, gadis itu tetap yakin bahwa itu adalah Petrus. Kemudian mereka berkata, Itu adalah malaikatnya (ay. Kis 12:15).
- Pertama, “Itu adalah seorang utusan darinya, yang menggunakan namanya,” begitulah beberapa orang mengartikannya. Sering kali kata angelos menunjukkan sesuatu yang tidak lebih daripada seorang utusan. Kata yang sama digunakan untuk menyatakan orang-orang yang disuruh Yohanes (Luk. 7:24, 27), dan oleh Kristus (Luk. 9:52). Ketika hamba perempuan itu yakin bahwa orang itu adalah Petrus, karena ia mengenal suaranya, mereka mengira orang yang berdiri di depan pintu gerbang itu menyebut dirinya sebagai Petrus. Itulah sebabnya mereka mencoba menjelaskan kesimpangsiuran itu dengan berkata, “Itu adalah orang yang datang karena disuruh oleh Petrus, dan engkau salah mengira seolah-olah itu adalah Petrus sendiri.” Dr. Hammond (theolog Inggris abad ketujuh belas – pen.) pikir penjelasan ini merupakan cara yang termudah untuk memahami kejadian ini.
- Kedua, “Itu adalah malaikat pelindungnya, atau malaikat lain yang muncul dalam wujud seperti Petrus dan suaranya, serta berdiri di depan pintu gerbang dalam rupa dia.” Beberapa orang menafsirkan bahwa mereka mengira itu adalah malaikatnya yang muncul sebagai pertanda dari kematiannya yang akan segera datang. Hal ini sesuai dengan kepercayaan orang banyak bahwa kadang-kadang sebelum seseorang meninggal dunia, pelindungnya akan datang dan dapat dilihat. Artinya, roh tertentu yang sangat mirip dengan wajah dan pakaiannya akan muncul pada saat yang sama di tempat-tempat lain. Mereka menamakan pertanda yang muncul itu sebagai pelindung mereka, yaitu malaikat mereka yang selama ini melindungi mereka. Jika demikian, mereka menyimpulkan bahwa yang datang ini adalah pertanda buruk, bahwa doa-doa mereka tidak dikabulkan Allah. Ini dapat diartikan dengan perkataan lain, “Cukuplah itu, Petrus pasti mati, jangan berkata apa-apa lagi mengenai hal itu.” Apabila kita memahaminya seperti itu, maka hal itu hanya membuktikan bahwa mereka percaya akan kemunculan pelindung seseorang sebelum kematiannya, namun hal itu tidak membuktikan bahwa memang ada hal-hal semacam itu. Yang lain lagi pikir bahwa malaikat ini adalah seorang malaikat yang datang dari sorga. Malaikat yang diutus untuk membawa jawaban atas doa-doa mereka. Namun, mengapa mereka membayangkan bahwa malaikat itu harus meminjam suara dan sosok Petrus, padahal kita tidak pernah menemukan hal-hal semacam itu dalam berbagai penampakan malaikat? Mungkin di sini mereka membicarakan tentang kepercayaan orang Yahudi yang percaya bahwa setiap orang baik memiliki seorang malaikat pelindung, yang bertanggung jawab atas orang itu dan kadang-kadang muncul dalam sosok seperti orang itu. Bangsa kafir menyebut hal semacam itu sebagai roh baik yang menyertai seseorang. Namun, karena tidak ada satu pun ayat Kitab Suci yang menunjukkan adanya hal-hal seperti itu, alasan ini tampaknya terlampau lemah untuk menunjang pengajaran seperti itu. Dengan yakin kita percaya bahwa malaikat-malaikat adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani demi kebaikan mereka yang harus memperoleh keselamatan, bahwa mereka bertanggung jawab atas mereka, dan mereka telah memasang kemah-kemahnya sekelilingnya. Kita tidak perlu tertarik pada pengajaran bahwa setiap orang kudus tertentu harus memiliki malaikat pelindungnya, sementara kita telah memiliki jaminan bahwa setiap orang kudus memiliki sepasukan malaikat.
- (5) Pada akhirnya mereka membiarkan Petrus masuk (ay. Kis 12:16). Ia terus-menerus mengetuk walaupun mereka tidak segera membukakan pintu baginya, dan akhirnya mereka mengenali dia. Pintu gerbang besi yang menghalanginya terbuka dengan sendirinya tanpa harus diketuk satu kali pun. Namun, pintu rumah sahabatnya yang seharusnya menyambut kedatangannya, justru tidak terbuka dengan sendirinya. Pintu itu harus diketuk, diketuk berkali-kali dalam waktu yang cukup lama. Supaya Petrus tidak menjadi terlampau sombong karena kehormatan yang baru diberikan malaikat kepadanya, sekarang ia diizinkan menjumpai kejadian yang tidak menyenangkan ini, di mana ia dianggap remeh oleh sahabat-sahabatnya. Namun, ketika mereka melihat dia, mereka tercengang-cengang. Mereka dipenuhi rasa heran dan sukacita melihat dia, walaupun baru saja mereka dipenuhi dengan kesedihan dan ketakutan mengenai dirinya. Ini sungguh kejutan dan sukacita yang sangat besar bagi mereka.
- (6) Petrus memberitahukan mereka mengenai pembebasannya. Ketika ia datang, sahabat-sahabatnya yang berkumpul bersama-sama itu tengah berdoa dengan penuh semangat baginya. Sekarang mereka berkumpul di sekelilingnya dengan tetap bersemangat untuk mengucapkan selamat kepadanya atas pembebasannya ini. Mereka begitu gaduh sehingga Petrus sendiri harus meminta mereka untuk menyadari bahaya yang masih mengancamnya, jika ada orang yang mendengar suara gaduh ini. Namun, suaranya tidak dapat mereka dengar, sehingga ia terpaksa memberi isyarat dengan tangannya supaya mereka diam. Sementara berusaha menenangkan mereka, ia menceritakan kepada mereka bagaimana Tuhan Yesus menuntunnya ke luar dari penjara melalui seorang malaikat. Sangat mungkin karena mendapati mereka sedang berdoa bagi pembebasannya, ia tidak segera berpisah dengan mereka sampai ia bersama mereka berkumpul dengan khidmat memberi ucapan syukur kepada Allah atas pembebasan yang diberikan itu. Atau, mungkin juga seandainya ia tidak dapat tinggal lebih lama lagi untuk berdoa dengan mereka, maka mereka akan tetap tinggal dengan tenang dan dengan sungguh-sungguh dalam doa. Sebab apa yang dimenangkan karena doa haruslah diterima dan digunakan dengan pujian. Dan Allah harus selalu mendapat kemuliaan atas apa yang telah menyenangkan hidup kita. Ketika Daud menceritakan apa yang dilakukan Allah terhadap dirinya, ia memuji Allah yang tidak menolak doanya (Mzm. 66:16, 20).
- (7) Petrus mengirimkan berita ini kepada sahabat-sahabatnya yang lain. Beritahukanlah hal ini kepada Yakobus dan saudara-saudara kita yang ada bersamanya, yang mungkin berkumpul bersama di tempat lain pada saat yang sama, yang juga dengan tujuan yang sama menghadap takhta kasih karunia, sebagai cara untuk menjaga persekutuan orang-orang kudus dan bergumul dengan Allah di dalam doa – bertindak bersama-sama, walaupun dipisahkan oleh jarak, seperti Ester dan Mordekhai. Ia ingin supaya Yakobus dan kawan-kawannya tahu tentang pembebasannya ini. Tidak saja supaya mereka dilegakan dari kepedihan mereka dan dilepaskan dari kekhawatiran mereka mengenai Petrus, tetapi juga supaya mereka dapat mengucap syukur kepada Allah bersama dia dan untuk dia. Perhatikan baik-baik, walaupun Herodes telah membunuh seorang Yakobus dengan pedang, sekarang masih ada satu Yakobus lain lagi yang juga tinggal di Yerusalem, yang sedang berdiri di dalam kamarnya untuk memimpin doa bersama-sama saudara-saudara seiman yang ada di sana. Sebab ketika Allah mempunyai pekerjaan yang harus dilakukan, Ia tidak pernah kekurangan alat untuk mengerjakan hal itu.
- (8) Pada saat ini tidak ada hal lain yang dapat dilakukan Petrus selain mengupayakan keselamatan dirinya sendiri, yang segera dilakukannya. Lalu ia keluar dan pergi ke tempat lain yang lebih tersembunyi, sehingga ia benar-benar lebih aman. Ia mengenal kota ini dengan sangat baik, dan tahu di mana harus mencari tempat yang dapat menjadi tempat perlindungannya. Perhatikanlah, bahkan hukum Kekristenan tentang penyangkalan diri dan menderita bagi Kristus pun tidak membatalkan dan tidak mencabut hukum alam tentang penjagaan diri serta kepedulian atas keselamatan kita sendiri, sepanjang Allah memberikan kesempatan untuk menyediakannya melalui cara-cara yang sah.
- V. Setelah melihat sorak kegembiraan sahabat-sahabat Petrus atas pembebasannya, berikutnya marilah kita mengamati kepanikan musuh-musuhnya mengenai hal itu, yang semakin besar karena keinginan orang banyak yang begitu luar biasa untuk menyaksikan dia dihukum mati.
- 1. Para pengawallah yang paling dilanda ketakutan besar. Mereka tahu betapa beratnya hukuman yang akan dijatuhkan karena membiarkan seorang tahanan yang menjadi tanggung jawab mereka melarikan diri (ay. Kis 12:18). Pada keesokan harinya, mereka mendapati bahwa tahanan itu telah pergi. Beberapa orang menafsirkan bahwa ada kegemparan atau perselisihan besar di antara para prajurit mengenai apa yang telah terjadi dengan Petrus. Ia telah pergi dan tidak seorang pun tahu bagaimana caranya atau ke mana ia pergi. Tadi malam mereka begitu yakin atas ketatnya penjagaan mereka. Namun, sekarang burung itu telah lepas dan mereka tidak mendengar cerita atau kabar tentang dia. Hal ini kemudian menimbulkan kegemparan besar dan membuat mereka saling menyalahkan. Seorang berkata, “Itu salahmu,” yang lain berkata, “Tidak, itu salahmu.” Tidak ada lagi cara lain membebaskan diri, selain saling tuduh. Di Inggris, jika seorang tahanan yang berutang melarikan diri, maka kepala polisi harus bertanggung jawab atas utang tersebut. Demikianlah para penganiaya Injil Kristus sering dipenuhi oleh kejengkelan ketika perkaranya dikalahkan, tak peduli sebesar apa pun upaya perlawanan yang mereka lancarkan.
- 2. Rumah-rumah digeledah dengan sia-sia untuk mencari tahanan yang telah diselamatkan itu (ay. Kis 12:19), Herodes menyuruh mencari Petrus, tetapi ia tidak ditemukan. Siapa yang dapat menemukan orang yang telah disembunyikan Allah? Barukh dan Yeremia tetap aman, walaupun dicari ke mana-mana, karena TUHAN menyembunyikan mereka (Yer. 36:26). Pada masa-masa bahaya yang melanda masyarakat luas, semua orang percaya memiliki Allah sebagai tempat persembunyian mereka. Allah akan menjadi sebuah tempat yang sangat rahasia sehingga dunia yang bebal tidak dapat menemukan mereka. Allah menjadi suatu kekuatan yang begitu besar, sehingga dunia yang tidak berdaya tidak dapat menjangkau mereka.
- 3. Para penjaga penjara itu dianggap membiarkan tahanan itu melarikan diri. Herodes menyuruh memeriksa pengawal-pengawal itu, dan mendapati bahwa mereka tidak dapat menjelaskan dengan memuaskan bagaimana Petrus sampai dapat melarikan diri. Ia lalu memerintahkan supaya mereka dibunuh, sesuai dengan hukum Romawi dan sesuai dengan Kitab 1 Raja-raja 20:39, jika orang yang kamu jaga itu hilang dengan cara bagaimanapun juga, maka nyawamu adalah ganti nyawa-nya. Mungkin para penjaga penjara ini telah bersikap lebih keras terhadap Petrus daripada yang seharusnya (sama seperti kepala penjara di dalam 16:24). Mereka juga bersikap kejam terhadap orang-orang lain yang pernah menjadi tahanan mereka dengan perkara yang serupa. Sekarang dengan adil mereka dijatuhi hukuman mati atas tuduhan yang sebenarnya bukan salah mereka. Hukuman itu justru dijatuhkan oleh orang yang telah menyuruh mereka mengganggu jemaat. Dengan demikian, ketika orang-orang jahat terperangkap dalam pekerjaan yang mereka lakukan sendiri, maka Tuhan akan dikenal karena penghakiman yang Ia laksanakan. Mungkin kita berpendapat bahwa bukan para penjaga itu yang sebenarnya mengganggu keadilan Allah, dan bahwa orang yang tidak bersalah seharusnya tidak menderita akibat tindakan Allah seperti itu. Bila demikian adanya, maka kita bisa menerima dugaan sementara orang bahwa walaupun Herodes menyuruh untuk membunuh mereka demi menyenangkan hati orang-orang Yahudi yang sangat dikecewakan karena pelarian Petrus, sesungguhnya mereka tidak langsung dihukum. Kematian Herodes yang segera terjadi sesudah itu mencegah pelaksanaan hukuman mati itu.
- 4. Herodes sendiri menghentikan upayanya. Ia berangkat dari Yudea ke Kaisarea dan tinggal di situ. Ia sangat kecewa seperti singa yang gagal menerkam mangsanya. Terlebih lagi karena dia sudah begitu tinggi menaikkan harapan orang-orang Yahudi mengenai Petrus, sudah memberi tahu mereka bahwa segera ia akan memuaskan hati mereka dengan kepala Petrus, akan menyenangkan mereka seperti yang dilakukan Herodias dengan kepala Yohanes Pembabtis. Jadi ia merasa dipermalukan dengan mulut besarnya itu dan merasa diri tidak mampu memenuhi janjinya, walaupun ia sendiri seorang yang percaya diri. Ini sungguh mematikan rohnya yang sombong itu sampai ia tidak tahan lagi untuk menetap di Yudea dan menjauhkan diri ke Kaisarea. Yosefus mencatat bahwa kedatangan Herodes ke Kaisarea terjadi pada akhir tahun ketiga pemerintahannya atas seluruh Yudea (Antiq. 19.343 – Antiquities of the Jews [Antiquitates Judaecae] yang ditulis Yosefus sekitar tahun 94 M– pen.). Menurut Yosefus, Herodes datang ke sana untuk mengadakan upacara pembukaan pertunjukan drama yang diselenggarakan di tempat itu, di hadapan kumpulan besar kaum bangsawan dan orang-orang terhormat dari kerajaan itu, demi kesehatan Kaisar serta untuk menghormati dia.
SH: Kis 12:1-19 - Pekerjaan Tuhan tidak terbelenggu (Kamis, 6 Agustus 2009) Pekerjaan Tuhan tidak terbelenggu
Pekerjaan Tuhan tidak terbelenggu, walaupun gereja berada dalam
penganiayaan. Bahkan saat pemimpinnya ada yang ...
Pekerjaan Tuhan tidak terbelenggu
Pekerjaan Tuhan tidak terbelenggu, walaupun gereja berada dalam
penganiayaan. Bahkan saat pemimpinnya ada yang dianiaya,
dipenjara, bahkan dibunuh. Mengapa? Karena yang menghidupkan
gereja adalah Roh Kudus.
Bagaimana menghayati pekerjaan Roh Kudus lewat pe-ristiwa yang tragis, tetapi sekaligus berjaya? Tragis karena ada martir kedua. Kali ini seorang rasul, yaitu Yakobus, saudara Yohanes yang Tuhan izinkan dibunuh oleh karena Injil. Berjaya karena iman Kristen, tidak jadi mundur atau putus asa. Pertama, Roh Kudus bekerja dan menyatakan kuasa-Nya melalui doa-doa umat Tuhan yang dipanjatkan tak putus (ayat 5, 12). Nyata sekali, saat Petrus mendapatkan pembebasannya secara spektakuler, doa-doa umat sedang dipanjatkan. Memang, baik Petrus (ayat 11) maupun jemaat yang berdoa (ayat 13-16) tidak dengan segera menyadari karya Roh Kudus itu.
Kedua, Roh Kudus berkarya dengan membuat kacau rencana musuh. Bagi Herodes, tindakan membunuh Petrus akan menambah pesona dirinya yang telah dianggap simpati kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem (ayat 3-4). Maka kegagalan untuk menghadapkan Petrus di tengah orang Yahudi merupakan pukulan buat popularitasnya. Tidak heran kalau Herodes mengamuk dan membunuh anak buahnya (ayat 19). Orang-orang Yahudi mengharapkan lewat habisnya para pemimpin Kristen, punahlah juga gerakan kekristenan yang bagi mereka merupakan duri di dalam daging. Oleh pekerjaan Roh Kudus tersebut, "segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi" (ayat 11) itu tidak tercapai.
Tuhan dapat memakai penderitaan untuk mencapai maksud-Nya. Umat Tuhan harus yakin, bahwa tidak ada yang dapat membelenggu pekerjaan-Nya. Ia bisa memakai penderitaan untuk menguatkan umat bertekun sehati dalam doa. Ia bisa mengubah penderitaan menjadi kemenangan. Sebaliknya musuh-musuh umat Tuhan akan gigit jari karena kekristenan bukan semakin pudar malah semakin bernyala menyaksikan Kristus yang tak terkalahkan!

SH: Kis 12:1-10 - Bebas dari penjara. (Selasa, 8 Juli 2003) Bebas dari penjara.
Ada begitu banyak peristiwa-peristiwa yang tak terduga terjadi di
sekitar kita. Ada peristiwa yang melibatkan diri kita,...
Bebas dari penjara.
Ada begitu banyak peristiwa-peristiwa yang tak terduga terjadi di
sekitar kita. Ada peristiwa yang melibatkan diri kita, ada juga
peristiwa yang melibatkan orang lain. Kadang-kadang hati kecil
kita bertanya: "bagaimana mungkin aku atau dia atau mereka dapat
mengalami peristiwa itu?" Berbagai pertanyaan akhirnya menutup
keterkejutan tersebut.
Bila kita memperhatikan peristiwa yang dialami Petrus dalam penjara, belenggu di tangannya terlepas, dan akhirnya bebas dari penjara itu, tidaklah berlebihan jika Petrus menyadari bahwa itulah yang dinamakan mukjizat.
Kehidupan manusia penuh dengan ceritera seperti itu. Ada orang yang sakit sekarat tidak ada lagi pengharapan, tiba-tiba bebas dari penjara dari kematian dan penderitaan yang mengerikan, tanpa disadari darimana mukjizat itu datang. Apakah kita akan mengatakan bahwa semua itu diatur oleh sang nasib, atau semua yang terjadi itu semata-mata hanyalah kebetulan saja? Petrus yakin bahwa campur tangan Tuhan membuat bermacam-macam terobosan yang mengejutkan dan tidak terduga. Membebaskan manusia ketika sudah tidak ada pengharapan.
Namun demikian kita tidak bisa mengatakan bahwa inilah satu-satunya pola yang ditempuh Allah. Allah juga seringkali tidak membebaskan kita dari penjara atau perangkap kehidupan. Kadang- kadang Allah justru memberikan perhatian kepada kita melalui penjara itu. Ia tidak membebaskan Yesus dari salib, Allah memberikan perhatian kepada Yesus melalui salib. Sebab itu bila tidak ada nalaikat yang datang dalam kehidupan kita, itu tidak berarti Allah telah meninggalkan kita. Tetapi sebaliknya, itu berarti Allah sedang memilih satu cara dan arah yang lain dengan menempatkan kita di dalam penjara.
Renungkan: Tuhan senantiasa mampu membebaskan kita dari penjara dengan bermacam-macam metode atau terobosan.

SH: Kis 12:1-23 - Keterbatasan kuasa penguasa. (Jumat, 18 Juni 1999) Keterbatasan kuasa penguasa.
Dalam rangka menyenangkan hati orang Yahudi -- dengan tujuan
menciptakan suasana tenang di daerah kekuasaannya --...
Keterbatasan kuasa penguasa.
Dalam rangka menyenangkan hati orang Yahudi -- dengan tujuan
menciptakan suasana tenang di daerah kekuasaannya -- Herodes
membuat rencana lebih lanjut, setelah berhasil membunuh Yakobus.
Petrus ditangkap dan dipenjarakan di bawah penjagaan yang ketat.
Situasi nampaknya sangat gawat dan tak berpengharapan.
Berdasarkan pengalaman yang menimpa Yakobus, tidak ada
kemungkinan bagi Petrus untuk melarikan diri. Meskipun mustahil
menggunakan kekuatan fisik, ada kekuatan doa yang mampu
mengalahkan kekuatan penguasa. Petrus dilepaskan secara ajaib
ketika dia di penjara (5:19).
Hukuman bagi yang tidak menghormati Tuhan. Dua komunitas saling beradu. Gereja dengan doanya melawan dunia dengan pedang dan kekuasaannya. Herodes yang memulai dengan gemilang ketika membunuh Yakobus, sesungguhnya tidak berdaya -- yang tampak ketika Petrus berhasil meloloskan diri, dan ketika dia harus menemui ajalnya secara mengenaskan. Orang yang tidak menghormati Allah akan berakhir dalam kehinaan. Allah berkuasa untuk membiarkan kekuatan dunia menang sementara waktu, menekan gereja-Nya dan menghalangi pemberitaan Injil. Namun pada akhirnya, kekuasaan mereka akan hancur dan kemegahannya akan luntur. Maju terus Gereja Tuhan!
Utley -> Kis 12:1-5
Utley: Kis 12:1-5 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 12:1-51 Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat.2 Ia menyuru...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 12:1-5
1 Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat.2 Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.3 Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.4 Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak.5 Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.
Kis 12:1 "Herodes" ini mengacu kepada Herodes Agripa I. Ia memerintah atas berbagai wilayah Palestina dari 37-44
Ia dibesarkan di Roma dan bersahabat dengan Gayus, yang mengikuti Kaisar Tiberius dan yang kemudian menjadi Kaisar Caligula. Orang-orang Yahudi mudah menerima Herodes sebagai pemimpin karena neneknya (Mariamne) adalah seorang Hasmonea / Makabe (yaitu patriot Yahudi) putri. Dia adalah pengikut Yudaisme yang ketat (tapi mungkin karena alasan politik). Untuk diskusi lengkap Herodes ini, lihat Josephus antiq. 19.7.3; 19.8.2.
□ "Gereja" Lihat Topik Khusus di Kis 5:11.
□ "Mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat" Herodes melakukan ini untuk mendapatkan dukungan dan persetujuan dari orang Yahudi (lih. ay Kis 12:3,11). pemimpin Romawi juga melakukan hal yang sama (lih. Kis 24:27; 25:9).
Lukas menggunakan istilah ini beberapa kali (lih Kis 7:6,19; 12:01; 14:02; 18:10). Ini adalah istilah umum dalam Septuaginta untuk perlakuan buruk. Kosakata Lukas sangat dipengaruhi oleh Septuaginta.
Kis 12:2 "Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang". Ini mengacu pada Rasul Yakobus, yang merupakan saudara Yohanes (lih. Luk 5:10; 6:14; 8:51; 9:28,54). Dia adalah anggota lingkaran dalam para murid (lih. Mat 17:1; 26:37, Mr 5:37; 9:2; 14:33; Luk 9:28). Mengapa Yakobus yang harus mati dan Petrus tidak, adalah misterinya Allah. Pemenggalan kepala dengan pedang adalah metode normal hukuman mati bagi warga negara Romawi, tapi tampaknya itu menjijikkan bagi orang Yahudi.
Sangat menarik bahwa pada saat itu gereja mula-mula tidak merasakan perlu untuk menggantikan Yakobus seperti yang mereka perbuat pada Yudas (lih. Kis 1:15-20). Alasannya tidak jelas, tetapi mungkin itu adalah karena pengkhianatan Yudas, bukan kematian, yang menyebabkan penggantian (lih. Kis 1:15-26).
Beberapa orang mungkin menyatakan bahwa Paulus menyebut Yakobus, saudara tiri Yesus dan pemimpin gereja Yerusalem, sebagai rasul (lih. Gal 1:19) merupakan penggantian. Pertanyaan itu berkaitan dengan posisi resmi ke-Dua Belas rasul versus karunia kerasulan (lih. Ef 4:11)
Kis 12:3 "menahan Petrus" ini adalah penangkapan Petrus yang ketiga kalinya (lih. Kis 4:3; 5:18). Orang Kristen tidak luput dari penganiayaan.
□ "Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi" Ini mengacu pada Hari Raya Paskah (lih. ay Kis 12:4), dikombinasikan dengan Hari Raya Roti Tidak Beragi, yang berlangsung selama delapan hari (lih. Kel 12:18; 23:15; Luk 22:1). Kedua-duanya merayakan pembebasan Israel dari perbudakan di tanah Mesir. Itu dirayakan pada 14-21 Nissan, menurut kalender kita kurang lebih adalah bulan Maret atau April, tergantung pada kalender lunar Yahudi.
Kis 12:4 "penjagaan empat regu" Ini berarti empat regu penjaga empat kali sehari, atau enam belas orang. Jumlah tersebut menunjukkan kekuatiran Herodes akan kemungkinan Petrus melarikan diri (lih. Kis 5:19).
Kis 12:5 "jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah". Gereja berdoa (lih. ay Kis 12:12), namun nantinya mereka terkejut ketika Allah menjawab! "dengan tekun" adalah kata yang sangat intens (lih. Luk 22:44). Ini hanya disebutkan tiga kali dalam PB (lih. 1Pet 1:22).
Topik Teologia -> Kis 12:5
Topik Teologia: Kis 12:5 - -- Makhluk-makhluk Supranatural
Para Malaikat Baik
Pekerjaan Para Malaikat Baik
Para Malaikat di Antara Orang-orang Percaya
...
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Para Malaikat Baik
- Pekerjaan Para Malaikat Baik
- Para Malaikat di Antara Orang-orang Percaya
- Para Malaikat Menyelamatkan Orang-orang Percaya
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Petrus Mengalami Pembebasan Ilahi dari Penjara
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
Wycliffe: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL
Judul. Judul kitab ini sebagaimana kita ketahui tidak menyatu dengan kitab yang aslinya, tetapi berasal dari abad kedua ...
PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL
Judul. Judul kitab ini sebagaimana kita ketahui tidak menyatu dengan kitab yang aslinya, tetapi berasal dari abad kedua Masehi. Injil Lukas dan Kisah Para Rasul merupakan dua jilid dari satu karya (lihat Commentary in.loc), dan judul apapun yang sejak semula dikenakan kepada Injil Lukas berlaku untuk kedua kitab ini. Ketika jilid kedua mulai beredar secara tersendiri, judul ini dipakai untuk menunjukkan isinya.
Penulis. Baik Injil Lukas maupun kitab ini tidak menyebutkan nama penulisnya, tetapi sangat mungkin penulis itu adalah Lukas, sahabat dan rekan seperjalanan Paulus. Kunci untuk mengetahui sang penulis diberikan oleh tiga bagian yang memakai sebutan "kami," di mana narasi disajikan memakai bentuk orang pertama jamak (Kis. 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16), sehingga menunjukkan bahwa penulisnya adalah rekan seperjalanan Paulus di dalam ketiga kesempatan ini, dan ia mempergunakan buku harian perjalanannya sebagai sumber penulisan. Sebagian orang berpendapat bahwa dokumen perjalanan ini ditulis oleh seorang rekan seperjalanan Paulus yang tidak dikenal dan kemudian dimasukkan ke dalam kitab ini oleh seorang penulis tak dikenal lainnya. Tetapi keseragaman gaya penulisan di antara narasi perjalanan tersebut dengan sisa isi kitab ini serta tetap dipakainya bentuk orang pertama jamak menjadikan pendapat ini mustahil. Tradisi gereja secara seragam menyebut Lukas sebagai rekan seperjalanan Paulus dan data dari Kisah Para Rasul mendukung tradisi ini.
Tanggal Penulisan. Tanggal penulisan kitab ini terkait dengan masalah akhirnya yang mendadak (lihat Comrnentary in.loc). Kita tidak tahu kapan kitab ini ditulis, tetapi kemungkinan pada suatu tanggal tidak lama sesudah akhir narasi. Jika memang demikian, maka Kisah Para Rasul ditulis sekitar tahun 62 M.
Sumber-sumber. Di samping buku harian perjalanannya sendiri, Lukas mungkin telah memanfaatkan sumber-sumber tertulis, khususnya untuk pasal-pasal awal karyanya ini. Selaku rekan seperjalanan Paulus, dia bila memperoleh informasi tangan pertama dari sang rasul. Lagi pula, berhubung Lukas berada di Palestina selama Paulus dipenjara di Kaisarea (21:18; 27:1), dia memiliki banyak kesempatan untuk mencari keterangan tentang mala awal gereja dari para saksi mata.
Maksud Penulisan. Lukas menulis untuk meyakinkan Teofilus bahwa "segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar" (Luk. 1:4). Teofilus mungkin adalah orang bukan Yahudi yang bertobat menjadi orang Kristen, dan Lukas menulis untuk memberikan kepadanya banyak pengetahuan tentang asal mula Kekristenan ketimbang yang sudah dimilikinya. Termasuk di dalamnya ialah kisah tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus ("Injil"), serta pendirian dan perluasan gereja.
Sesungguhnya, Lukas bukan menulis sejarah gereja, mula-mula. Ini tidak berarti bahwa narasi yang dikisahkan Lukas bersifat tidak sejarah atau tidak sesuai dengan kejadian sesungguhnya. Sekalipun demikian, tugas seorang "sejarawan" ialah menyajikan narasi yang komprehensif mengenai semua peristiwa penting. Jelas hal ini bukan yang diusahakan oleh Lukas. Dia tidak menyebutkan apa-apa mengenai jemaat-jemaat yang ada di Galilea (Kis. 9:31) atau tentang penginjilan atas Mesir dan Roma. Kisahnya bukanlah kisah mengenai para rasul, sebab hanya tiga dari dua belas murid Yesus yang muncul di dalam narasi yang dikisahkannya - yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes; dan dua tokoh yang disebutkan belakangan itu hanya disebutkan secara sekilas saja. Kitab ini merupakan Kisah mengenai Petrus dan Paulus. Lagi pula, Petrus praktis hilang dari ceritera setelah pertobatan Kornelius, dan kita dibiarkan bertanya-tanya apa yang selanjutnya terjadi dengan rasul ini. Demikian pula, Lukas tidak menjelaskan tentang munculnya para tua-tua di dalam gereja (11:30), tentang bagaimana Yakobus dapat memperoleh kedudukan sebagai pemimpin gereja di Yerusalem (15:13), tentang apa yang dilakukan Paulus di Tarsus sesudah pertobatannya (9:30; lihat 11:25), dan tentang banyak masalah sejarah lainnya. Di samping itu, Lukas melampaui beberapa peristiwa dengan kata-kata yang sedikit (18:19-23), tetapi mengisahkan peristiwa lainnya dengan panjang lebar (21:17-26:32). Dengan kata lain. Lukas mengisahkan ceritera, bukan menulis "sejarah." Kisah yang disajikannya ialah garis besar utama penyebaran gereja dari Yerusalem ke Roma melalui Samaria, Antiokhia. Asia dan Eropa: dan di dalam kisah ini hanya Petrus dan Paulus yang memainkan peranan menentukan. Pelayanan para rasul di tempat lain di dunia bagian timur tidak penting bagi Lukas.
Dua tema melandasi kisah penyebaran ini: penolakan Injil oleh orang-orang Yahudi dan penerimaannya oleh orang-orang bukan Yahudi: serta sikap terhadap gereja mula-mula oleh para pejabat lokal dan pejabat di Roma. Dengan demikian, di dalam karya Lukas yang terdiri atas dua kitab (Injil Lukas dan Kisah Para Rasul) itu maksud utamanya ialah menjelaskan kepada Teofilus bagaimana Injil yang dibuka dengan janji pemulihan kerajaan bagi orang Israel (1:32, 33) berakhir dengan gereja orang bukan Yahudi di Roma yang berbeda dengan Yudaisme.
Selanjutnya, Yudaisme merupakan agama yang diakui oleh Roma. Persekutuan agama baru yang muncul dalam Yudaisme dan toh tidak sekadar merupakan suatu sekte dalam agama yang lebih lama itu menerima pengakuan yang sama dari pemerintah Roma seperti halnya Yudaisme. Dengan demikian gereja Kristen berdiri di wilayah Romawi sebagai sebuah agama sah yang berbeda dengan Yudaisme.
Kisah Para Rasul dan Surat-surat. Masalah terbesar sepanjang sejarah penelaahan kitab Kisah Para Rasul telah mencemaskan kelayakannya untuk dipercaya dibandingkan dengan surat-surat Paulus. Lukas tidak mengacu kepada surat-surat Paulus, dan tidak selalu mudah untuk menghubungkan gerakan-gerakan Paulus - sebagaimana tercermin di dalam surat-suratnya - dengan catatan Lukas. Masalah terbesar itu ialah: Bagaimana rangkaian peristiwa dalam Galatia 1:16-2:10 dapat dihubungkan dengan narasi sajian Lukas? Para pakar yang sama-sama hebat telah berpendapat bahwa kunjungan dalam Galatia 2:1-10 mengacu kepada (a) kunjungan akibat bencana kelaparan dalam Kisah Para Rasul 11:27-30 dan (b) kunjungan untuk sidang dalam Kisah Para Rasul 15. Banyak pakar beranggapan bahwa narasi dalam Kisah Para Rasul kalah apabila dibandingkan dengan surat-surat.
Aspek kedua dari masalah ini ialah kontras yang terdapat di antara gambaran tentang Paulus dalam kitab ini dengan gambaran yang disajikan di dalam surat-surat misionaris ini sendiri. Paulus yang disajikan Kisah Para Rasul tampaknya merupakan tokoh yang luwes dan berkelakuan baik yang bersedia untuk memperlunak prinsip-prinsipnya demi kelayakan (lihat 16:3; 21:26); sedangkan Paulus yang digambarkan dalam surat-surat adalah seorang tokoh kaku yang keyakinannya tidak dapat diubah sedikitpun (Gal. 1:8; 2:3). Peneliti khusus Alkitab dari kelompok Tubingen yang lebih tua membangun teori mereka tentang sejarah gereja primitif berdasarkan dugaan adanya pertentangan antara agama Kristen Paulus dengan agama Kristen Yudaistik, dan mereka berpendapat bahwa kitab Kisah Para Rasul mencerminkan tahap yang kemudian dalam sejarah konflik tersebut, yaitu ketika tercapai perpaduan di antara kedua pandangan yang bertentangan ini.
Jelas tidak mungkin kita membahas masalah-masalah ini secara rinci, tetapi semua masalah tersebut ada di latar belakang setiap usaha untuk mempelajari kitab ini dan sering kali secara langsung mempengaruhi penafsirannya.
Wycliffe: Kisah Para Rasul (Garis Besar) GARIS BESAR KISAH PARA RASUL
PENDIRIAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA
I. Permulaan Gereja (1:1-2:47)
A. Persiapan: pelayanan pasca-kebangki...
GARIS BESAR KISAH PARA RASUL
PENDIRIAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA
- I. Permulaan Gereja (1:1-2:47)
- A. Persiapan: pelayanan pasca-kebangkitan dan kenaikan Yesus (1:1-14)
- B. Pemilihan Matias (1:15-26)
- C. Kedatangan Roh Kudus (2:1-4)
- D. Kehidupan gereja mula-mula (2:42-47)
- II. Gereja di Yerusalem (3:1-5:42)
- A. Mukjizat dan khotbah yang khas (3:1-26)
- B. Perlawanan pertama dari pada pemimpin Yahudi (4:1-37)
- C. Kematian Ananias dan Safira (5:1-16)
- D. Perlawanan kedua dari para pemimpin Yahudi (5:17-42)
- III. Perluasan Gereja di Palestina Melalui Perserakan (6:1-12:25)
- A. Pemilihan tujuh diaken (6:1-7)
- B. Peristiwa perserakan: Pelayanan dan kematian Stefanus sebagai martir (6:8-8:3)
- C. Injil di Samaria (8:4-25)
- D. Pertobatan sida-sida Etiopia (8:26-40)
- E. Pertobatan Saulus (9:1-31)
- F. Pelayanan Petrus di Palestina dan orang-orang bertobat pertama dari bangsa bukan Yahudi (9:32-11:18)
- G. Pendirian gereja yang bukan Yahudi di Antiokhia (11:19-30)
- H. Penganiayaan oleh Herodes Agripa (12:1-25)
- IV. Perluasan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (13:1-27:17)
- A. Misi pertama, Galatia (13:1-14:28)
- B. Persoalan di gereja bukan Yahudi dan sidang di Yerusalem (15:1-35)
- C. Misi kedua, Asia Kecil dan Eropa (15:36-18:22)
- D. Misi ketiga, Asia Kecil dan Eropa (18:23-21:17)
- V. Perluasan Gereja di Roma (21:18-28:31)
- A. Injil ditolak oleh Yerusalem (21:18-26:32)
- B. Injil diterima di Roma (27:1-28:31)
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)