Teks -- 1 Yohanes 1:9 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Yoh 1:9
Full Life: 1Yoh 1:9 - MENGAKU DOSA KITA.
Nas : 1Yoh 1:9
Kita harus mengakui dosa kita dan memohon pengampunan dan penyucian
dari Allah. Dua hal yang dihasilkan olehnya adalah:
(1) pen...
Nas : 1Yoh 1:9
Kita harus mengakui dosa kita dan memohon pengampunan dan penyucian dari Allah. Dua hal yang dihasilkan olehnya adalah:
- (1) pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah, dan
- (2) penyucian dari (yaitu penghapusan) kesalahan dan pembinasaan kuasa dosa supaya kita dapat hidup kudus (Mazm 32:1-5; Ams 28:13; Yer 31:34; Luk 15:18; Rom 6:2-14).
Ref. Silang FULL -> 1Yoh 1:9
Ref. Silang FULL: 1Yoh 1:9 - segala dosa // segala kejahatan · segala dosa: Mazm 32:5; 51:4; Ams 28:13
· segala kejahatan: 1Yoh 1:7; Mi 7:18-20; Ibr 10:22
· segala dosa: Mazm 32:5; 51:4; Ams 28:13
· segala kejahatan: 1Yoh 1:7; Mi 7:18-20; Ibr 10:22
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Yoh 1:8-10
Matthew Henry: 1Yoh 1:8-10 - Pengakuan dan Pengampunan Pengakuan dan Pengampunan (1:8-10)
Dalam perikop ini,
I. Rasul Yohanes, setelah memberi pandangan bahwa bahkan orang-orang yang sudah berole...
Pengakuan dan Pengampunan (1:8-10)
- Dalam perikop ini,
- I. Rasul Yohanes, setelah memberi pandangan bahwa bahkan orang-orang yang sudah beroleh persekutuan sorgawi ini sekalipun masih berdosa, melanjutkan dengan membenarkan anggapan itu. Ini dilakukannya dengan menunjukkan akibat-akibat yang mengerikan jika kita menyangkal kebenaran hal ini, yang secara khusus ada dua:
- 1. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita (ay. 8). Kita harus berhati-hati supaya tidak menipu diri sendiri dalam menyangkali dosa-dosa kita atau berdalih bagi dosa-dosa kita. Semakin kita melihat dosa-dosa kita, semakin kita akan menghormati dan menghargai obat penawarnya. Jika kita menyangkalnya, kebenaran tidak ada di dalam kita, entah kebenaran yang menentang penyangkalan itu (kita berdusta dalam menyangkal dosa kita), atau kebenaran agama, dua-duanya tidak ada di dalam kita. Agama Kristen adalah agama orang-orang berdosa, orang-orang yang sudah berdosa, yang dalam diri mereka dosa sedikit banyak masih tinggal. Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang senantiasa bertobat, senantiasa merendahkan diri karena dosa dan mematikan dosa, senantiasa beriman, bersyukur, dan mengasihi Sang Penebus, dan senantiasa menantikan dengan penuh harapan dan sukacita kedatangan hari penebusan yang mulia, ketika orang percaya akan sepenuhnya dan pada akhirnya dibebaskan, dan dosa dihapuskan untuk selama-lamanya.
- 2. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita (ay. 10). Menyangkali dosa tidak hanya menipu diri kita sendiri, tetapi juga menghina kehormatan Allah. Penyangkalan itu menantang kebenaran-Nya. Ia sudah begitu banyak memberi bukti tentang dosa dunia dan melawan dosa dunia. Berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya (bertekad demikian dalam hati-Nya): Aku takkan mengutuk bumi ini lagi (seperti yang baru-baru ini dilakukan-Nya) karena manusia, sebab atau sekalipun (mengikuti seorang cendekiawan, Uskup Patrick) yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya (Kej. 8:21). Allah telah bersaksi tentang adanya dosa yang terus berlanjut dan keberdosaan dunia dengan menyediakan korban yang memadai dan mujarab untuk dosa, yang akan dibutuhkan di segala zaman. Dan Allah telah bersaksi tentang berlanjutnya keberdosaan orang-orang percaya sendiri dengan mengharuskan mereka untuk senantiasa mengakui dosa-dosa mereka, dan membasuh diri mereka dengan iman dalam darah korban itu. Oleh karena itu, jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa atau belum berdosa, maka firman Allah tidak ada di dalam kita, tidak ada di dalam pikiran kita sehingga kita dapat mengenalnya, tidak pula ada di dalam hati kita sehingga berpengaruh dalam perilaku kita.
- II. Rasul Yohanes kemudian mengajar orang percaya mengenai jalan yang harus ditempuh supaya senantiasa memperoleh pengampunan dosa. Di sini kita mendapati,
- 1. Kewajiban orang percaya supaya senantiasa mendapat pengampunan dosa: Jika kita mengaku dosa kita (ay. 9). Mengaku dosa dan bertobat adalah pekerjaan orang percaya, dan sarana untuk membebaskannya dari kesalahan dosa. Dan,
- 2. Apa yang dapat mendorongnya untuk memperoleh pengampunan dosa, dan kepastian bahwa hasilnya akan membahagiakan. Inilah kebenaran, kebajikan, dan pengampunan Allah, yang kepada-Nya orang percaya membuat pengakuan dosa: Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (ay. 9). Allah itu setia terhadap perjanjian dan firman-Nya, yang di dalamnya Ia telah menjanjikan pengampunan bagi mereka yang mengaku dosa dengan hati yang bertobat dan percaya. Ia pasti adil terhadap diri-Nya sendiri dan kemuliaan-Nya, sebab Ia sudah menyediakan korban seperti itu, yang melaluinya kebenaran-Nya menjadi nyata dalam membenarkan orang-orang berdosa. Ia juga pasti adil terhadap Anak-Nya, sebab Ia tidak hanya mengutus-Nya untuk menjalankan pelayanan pengampunan dosa, tetapi juga berjanji kepada-Nya bahwa siapa yang datang melalui Anak-Nya itu akan diampuni karena Dia. Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya (dengan mengenal Dia disertai hati yang percaya) (Yes. 53:11). Allah itu pengampun dan juga pemurah, dan karena itu Dia akan mengampuni semua dosa orang yang mengakui dosa-dosa mereka dengan menyesal, dan akan menyucikan dia dari segala kesalahan akibat kejahatannya, dan pada waktunya akan melepaskan dia dari kuasa dan perbuatan jahat.
SH: 1Yoh 1:5-10 - Mengaku hidup dalam terang namun bertindak dalam kegelapan (Senin, 4 Desember 2000) Mengaku hidup dalam terang namun bertindak dalam kegelapan
Seorang yang hidup dalam terang bukan tampak dari pengakuannya
tetapi bagaimana ia h...
Mengaku hidup dalam terang namun bertindak dalam kegelapan
Seorang yang hidup dalam terang bukan tampak dari pengakuannya tetapi bagaimana ia hidup dalam kebenaran firman Tuhan. Seandainya pun ia rajin beribadah setiap minggu, rajin melayani, dan rajin mengadakan ibadah keluarga, belum dapat dipastikan bahwa ia hidup dalam terang, mungkin ia hanya melakukan semuanya itu secara rutin. Namun seorang yang sungguh-sungguh hidup benar di hadapan Tuhan, sudah dapat dipastikan bahwa ia hidup dalam terang.
Seorang yang hidup dalam terang, hidupnya telah disucikan oleh darah Yesus Kristus. Ia bersekutu dengan Allah karena Allah adalah terang dan di dalam diri-Nya sama sekali tidak ada kegelapan. Ia hidup dalam terang bukan karena kebaikan dan kemampuan sendiri untuk hidup suci, sebaliknya ia menyadari sebagai manusia yang berdosa dan mengakuinya di hadapan Allah serta minta pengampunan. Dengan demikian hidupnya menjadi suci. Jadi adalah tidak benar bila ada seorang yang mengatakan telah hidup dalam terang dengan alasan ia tidak berbuat dosa, padahal semua manusia berdosa. Ia yang mengaku hidup dalam terang berarti mengakui bahwa ia hidup di dalam persekutuan dengan Allah, dan Kristus tinggal di dalam hatinya. Bila ia mengatakan tidak berdosa berarti ia telah menipu dirinya sendiri (8), membuat Yesus menjadi pendusta dan firman- Nya tidak ada dalam kita (10). Inilah kontradiksi di dalam dirinya, bila ia mengaku Kristus di dalam hidupnya, pasti Kristus dan firman-Nya membongkar dosa sehingga ia menyadari siapa dirinya di hadapan Allah. Mungkinkah seorang yang hidup dalam kebenaran tanpa menyadari terlebih dahulu keberdosaannya di hadapan Allah, kemudian terbuka untuk mengakui dosanya, dan minta pengampunan daripada-Nya?
Seorang yang sungguh-sungguh hidup dalam terang akan meninggalkan segala bentuk kejahatan dan kehidupan kegelapan, karena terang itu telah menelanjangi segala perbuatan kegelapan. Apa yang dulu dinikmatinya, sekarang dibencinya; apa yang dulu dibanggakan, sekarang menjadi kesia-siaan karena Kristus. Maka ia akan menjaga hidupnya benar sesuai firman-Nya dan senantiasa berjalan dalam terang Allah.
Renungkan: Hidup di dalam terang bukan sekadar percaya dan mengakui tetapi memancarkan terang Illahi melalui sikap dan perbuatan terang.
SH: 1Yoh 1:5-10 - Dosa merusak persekutuan (Jum’at, 28 November 2003) Dosa merusak persekutuan
Persekutuan jemaat berarti juga persekutuan antarjemaat dan
persekutuan dengan Allah. Persekutuan dengan Allah berarti
...
Dosa merusak persekutuan
Persekutuan jemaat berarti juga persekutuan antarjemaat dan persekutuan dengan Allah. Persekutuan dengan Allah berarti persekutuan dalam Terang (ayat 5), oleh karena itu persekutuan manusia dengan Allah tidak mungkin terjadi dalam kegelapan. Dosa mengakibatkan rusaknya persekutuan dengan Allah dan dengan sesama. Yohanes memaparkan 3 hal yang merusak persekutuan manusia dengan Allah. Ketiganya dimulai dengan frasa ‘jika kita katakan’ (ayat 6,8,10). Pertama, hidup dalam kegelapan (ayat 6). Orang menyatakan dirinya memiliki persekutuan dengan Allah, namun hidup dalam dosa, orang demikian memisahkan iman dan perbuatan. Mereka berpendapat bahwa apa yang dipercaya tidak perlu dilakukan di dalam hidup sehari-hari. Kehidupan hari Minggu kelihatan saleh dalam ibadah, tetapi di luar ibadah, hidupnya bergelimang dalam dosa. Kedua, tidak berdosa (ayat 8). Orang menyatakan dirinya memiliki persekutuan dengan Allah, tetapi merasa tidak perlu mengaku dosa kepada Allah. Allah adalah Terang. Ketika kita menghampiri Terang, maka kegelapan diri kita akan disoroti. Allah tidak hanya menyingkapkan dosa-dosa kita, tetapi juga mengarahkan kita untuk melihat kuasa darah Yesus yang menyucikan segala dosa kita (ayat 7). Akibat serius jika kita menyatakan diri tidak berdosa adalah rusaknya persekutuan dengan sesama (ayat 7) dan persekutuan dengan Allah (ayat 10).Ketiga, tidak pernah berbuat dosa (ayat 10). Merasa bahwa semua perbuatan dosa dianggap bukan dosa. Penyangkalan dosa tidak hanya menipu diri sendiri, tetapi menjadikan Allah sebagai penipu. Allah tidak dapat bersekutu dengan dosa. Salib menjadi tempat di mana Allah menghukum dosa. Penolakan terhadap dosa sama artinya dengan menolak firman Allah yang menyatakan bahwa semua manusia berdosa dan perlu pengampunan dosa oleh darah Yesus.
Renungkan: Kapan kita terakhir sekali menyadari dosa dan mengaku dosa kepada Allah?
SH: 1Yoh 1:5-10 - Bersekutu dengan Allah (Senin, 26 November 2007) Bersekutu dengan Allah
Bersekutu dengan umat Allah merupakan gambaran yang riil bagi kita.
Tidak sulit membayangkannya. Namun apa artinya bersek...
Bersekutu dengan Allah
Bersekutu dengan umat Allah merupakan gambaran yang riil bagi kita. Tidak sulit membayangkannya. Namun apa artinya bersekutu dengan Allah?
Yohanes memulai penjelasannya dengan memperkenalkan konsep bahwa 'Allah adalah terang'. Artinya di dalam Allah tidak ada kegelapan (ayat 5). Terang adalah simbol kebenaran dan gelap adalah simbol dosa. Jadi makna bersekutu dengan Allah adalah hidup di dalam kebenaran. Bagaimana caranya? Dengan menaati Allah! Orang yang telah bertobat dan menerima keselamatan, seharusnya tidak lagi hidup menuruti dosa (ayat 6). Dosa harus diusir jauh-jauh dari persekutuan orang percaya dengan Allah! Gaya hidup orang yang telah bertobat harus menampakkan kedekatannya dengan Allah, yaitu keserupaan dengan karakter-Nya. Lalu apakah itu berarti orang yang telah bertobat tidak akan jatuh ke dalam dosa sama sekali? Bukan demikian. Namun kita akan mengalami proses pengudusan yang berlangsung terus-menerus. Di dalam ketaatanlah terjadi pengudusan oleh Kristus, yang telah mencurahkan darah-Nya di kayu salib untuk mengampuni orang berdosa (ayat 7). Lalu bagaimana bila kita jatuh ke dalam dosa? Akuilah di hadapan Allah (ayat 9)! Jangan melawan suara Roh Kudus yang menegur kita. Menyangkali fakta kegagalan kita berarti menipu diri sendiri. Bukankah ini berarti merendahkan Kristus yang sudah mati demi manusia yang jatuh ke dalam dosa (ayat 8, 10)?
Selain menikmati pengudusan oleh Kristus, orang yang berada di dalam persekutuan yang benar dengan Allah, akan menikmati juga persekutuan yang indah dengan sesama orang percaya. Jika ada dua orang percaya yang tidak memiliki persekutuan satu sama lain, itu berarti salah satu atau kedua-duanya tidak hidup di dalam terang!
Lihatlah bagaimana persekutuan dengan Allah berdampak praktis yakni persekutuan dengan sesama orang percaya. Bukan hanya itu. Persekutuan dengan Allah seharusnya terlihat juga melalui pola hidup, kata, dan karya kita!
SH: 1Yoh 1:5-10 - Terang dan Gelap (Minggu, 25 Juli 2021) Terang dan Gelap
Hidup sebagai orang Kristen yang telah mengalami penyucian dari dosa melalui darah Yesus adalah hidup di dalam terang. Allah yang te...
Terang dan Gelap
Hidup sebagai orang Kristen yang telah mengalami penyucian dari dosa melalui darah Yesus adalah hidup di dalam terang. Allah yang telah menebus kita adalah terang, oleh karena itu kita juga harus hidup di dalam terang dan tidak lagi hidup di dalam kegelapan dosa.
Pernyataan "Allah adalah terang" (5) menunjukkan bahwa Allah adalah Kudus dan Benar. Oleh karena itu, Dia jugalah yang dapat menuntun kita keluar dari kegelapan dosa (7). Kita pun diminta tidak menipu diri sendiri, mengaku dosa, dan sepenuhnya jujur kepada Allah (8-10). Dengan demikian, orang Kristen tidak boleh lagi hidup di dalam kegelapan melainkan hidup di dalam terang, yaitu dalam kebaikan, kemurnian, kekudusan, dan kebenaran.
Namun demikian, pada zaman penulisan surat 1 Yohanes ini ada ajaran sesat yang mengatakan bahwa kita tetap dapat memiliki persekutuan dengan Allah sementara kita masih hidup dalam kegelapan. Menanggapi ajaran sesat tersebut, Yohanes menegaskan bahwa tidak ada seorang pun bisa mengeklaim diri sebagai orang Kristen jika masih hidup dalam kejahatan dan perbuatan amoral. Kita tidak dapat mengasihi Allah dan pada saat yang sama juga hidup dalam dosa. Jika demikian, kita adalah orang-orang munafik. Kita harus memilih dan menentukan sikap hidup mengasihi Allah dan tidak boleh hidup dalam dosa.
Hal mendasar yang harus kita lakukan untuk dapat hidup dalam terang dan dalam persekutuan dengan Allah adalah mengaku bahwa kita adalah orang-orang berdosa. Dengan mengaku dosa, kita menyadari kecenderungan kita melakukan dosa dan kemudian kita bersandar pada kuasa-Nya untuk mengatasi kecenderungan berbuat dosa itu. Pengakuan dosa memungkinkan kita untuk bebas menikmati persekutuan dengan Kristus.
Marilah kita berkomitmen untuk hidup kudus dan benar sebagai orang Kristen. Kita harus sadar bahwa diri kita adalah manusia yang penuh dosa dan lemah. Kita tidak perlu takut mengaku dosa di hadapan Allah, karena Dia tidak akan membuang kita, tetapi justru memberi jaminan pengampunan kepada kita untuk hidup dalam terang. [ABL]
Utley -> 1Yoh 1:5--2:2
Utley: 1Yoh 1:5--2:2 - --NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 1:5-2:25 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan...
NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 1:5-2:2
5 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. 6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. 7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. 8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. 9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. 10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. 2:1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. 2 Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
1:5 "berita, yang telah kami dengar" kata ganti "kami" menunjuk pada Yohanes dan saksi mata yang lain, yaitu para pendengar dan pengikut Yesus semasa hidupNya di dunia. Yohanes secara langsung berbicara kepada paryang kemungkinan merujuk pada gereja-gereja di Asia Kecil.
Kata kerja "mendengar" adalah sebuah PERFECT ACTIVE INDICATIVE. Ini mencerminkan istilah berulang yang gamblang yang berhubungan dengan indra-indra jasmani dalam 1:1-4. Dalam suatu pengertian ini adalah rasul Yohanes meneguhkan kehadirannya pada saat-saat pengajaran Yesus. Yohanes menyampaikan wahyu-wahyu Yesus, bukan dari dirinya! Bahkan ada kemungkinan bahwa keunikan pernyataan "Akulah" dari Injil ini adalah peringatan Yohanes mengenai pengajaran-pengajaran secara pribadi dari Yesus.
□ "dari Dia" "Dari Dia" adalah satu-satunya kata ganti dalam keseluruhan bagian dari 1:5-2:2 yang menunjuk pada Yesus. Yesus datang untuk menyatakan Bapa (lih. Yoh 1:18). Secara Teologis, Yesus datang untuk tiga maksud: (1) menyatakan Bapa (lih. 1:5); (2) memberikan pada orang percaya suatu teladan untuk diikuti (lih. 1:7); dan (3) mati demi manusia yang berdosa (lih. 1:7; 2:2)
□ "Allah adalah terang" Tidak ada ARTICLE di sini. Ini menekankan aspek perwahyuan dan etis dari sifat Allah (lih. Mazm 27:1; Yes 60:20; Mi 7:8; 1Tim 6:16; Yak 1:17). Para guru palsu gnostik menyatakan bahwa terang merujuk pada pengetahuan, namun Yohanes menyatakan bahwa terang menunjuk juga pada kemurnian secara etis. "Terang" dan "kegelapan" adalah istilah yang lazim (suatu dualisme etika yang menggunakan istilah ini juga ditemukan dalam Gulungan Kitab Laut Mati dan gnostisisme mula-mula). Ini berhubungan dengan dualisme antara baik dan jahat dan kemungkinan dualisme gnostik roh versus materi. Ini adalah satu dari pernyataan teologia keTuhanan yang sederhana, namun mendasar dari Yohanes. Yang lainnya adalah (1) "Allah adalah kasih" (lih. 4:8,16); dan (2) "Allah adalah Roh’ (lih. Yoh 4:24). Keluarga Allah, seperti Yesus (lih. Yoh 8:12; 9:5), harus mencerminkan sifatNya (lih. Mat 5:14). Kehidupan kasih, pengampunan dan kemurnian yang telah diubahkan dan terus berubah ini adalah satu dari bukti-bukti suatu pertobatan yang sungguh-sungguh.
□ "di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan" Ini adalah suatu DOUBLE NEGATIVE untuk penekanan. Ini merupakan pernyataan mengenai sifat kudus Allah yang tak berubah (lih. 1Tim 6:16; Yak 1:17; Mazm 102:27; Mal 3:6).
1:6 "Jika kita katakan" Ini adalah yang pertama dari beberapa KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL yang menunjuk pada klaim-klaim dari guru-guru palsu (lih. 1:8,10; 2:4,6,9). Pernyataan-pernyataan ini adalah satu-satunya cara untuk mengenali pernyataan-pernyataan dari guru-guru palsu tersebut. Mereka nampaknya adalah gnostik-gnostik mula-mula (tahap awal).
Teknik penulisan tentang perkiraan sangkalan ini disebut diatribe. Ini adalah cara untuk menyajikan kebenaran dalam suatu bentuk tanya/jawab. Hal ini dapat secara jelas dilihat dalam Maleakhi (lih. 1:2,6,7,12; 2:14,17; 3:7,14) dan dalam Roma (lih. 2:3,17,21-23; 3:1,3,7-8,9,31; 4:1; 6:1; 7:7).
□ "kita beroleh persekutuan dengan Dia" Ajaran-ajaran sesat mengklaim bahwa persekutuan tersebut didasarkan atas pengetahuan saja. Ini adalah satu aspek dari filsafat Yunani dari Plato. Namun demikian, Yohanes menyatakan bahwa Orang Kristen harus hidup dalam kehidupan yang serupa dengan Kristus (lih. ay. 7; Im 19:2; 20:7; Mat 5:48). Lihat Topik Khusus pada 1:3.
□ "namun kita hidup di dalam kegelapan" "Hidup" adalah suatu PRESENT ACTIVE SUBJUNCTIVE. Ini adalah suatu penggambaran alkitabiah yang menyatakan suatu gaya hidup moral (lih. Ef 4:1,17; 5:2,15). Allah adalah terang dengan tanpa kegelapan. Anak-anakNya harus menjadi seperti Dia (lih. Mat 5:48).
□ "kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran" Kedua kata ini adalah KATA KERJA BENTUK PRESENT. Yohanes menyebut beberapa jenis orang-orang agamawi sebagai pendusta (lih. 1:10; 2:4,20; 4:20; Yes 29:13). Tindakan-tindakan gaya hidup sungguh menyatakan hati (lih. Mat 7). Lihat Topik Khusus: Kebenaran dalam Tulisan-tulisan Yohanes pada Yoh 6:55.
1:7 "Tetapi jika kita hidup di dalam terang" Ini adalah satu lagi PRESENT TENSE yang menekankan tindakan yang berkelanjutan. "Hidup" ialah suatu penggambaran NT untuk kehidupan Kristen (yaitu. Ef 4:1,17; 5:2,15).
Perhatikan berapa sering "hidup" dan KATA KERJA BENTUK PRESENT berhubungan dengan kehidupan Kristen. Kebenaran adalah sesuatu yang kita hidupi, bukanlah sekedar apa yang kita ketahui! Kebenaran ialah konsep kunci dalam Yohanes. Lihat Topik Khusus pada Yoh 6:55; 17:3.
□ "sama seperti Dia ada di dalam terang" Orang percaya harus berpikir dan hidup seperti Allah (lih. Mat 5:48). Kita harus mencerminkan sifatNya kepada suatu dunia yang terhilang. Keselamatan adalah pemulihan gambar Allah dalam umat manusia, yang rusak dalam kejatuhan dari Kej 3.
□ "maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain" Istilah "persekutuan" adalah kata Yunani koinōnia yang berarti suatu keikutsertaan gabungan antara dua orang (lihat Topik Khusus pada Kej 1:3). Kekristenan didasarkan atas orang-orang percaya saling berbagi kehidupan Yesus. Jika kita menerima hidupNya dalam pengampunan, maka kita harus menerima pelayanan kasihNya (lih. 1Yoh 3:16). Mengenal Allah bukanlah suatu kebenaran abstrak, namun persekutuan yang intim dan kehidupan yang saleh. Sasaran keKristenan bukan hanya surga ketika kita mati, namun keserupaan dengan Kristus sekarang. Ajaran sesat gnostik bertendensi pada eksklusifisme. Namun demikian, bila seseorang berhubungan secara benar dengan Allah, ia akan berhubungan secara benar pula dengan sesama orang Kristen. Kelangkaan kasih pada sesama orang Kristen adalah suatu tanda nyata adanya masalah dengan hubungan kita dengan Allah (lih. 4:20-21 dan juga Mat 5:7; 6:14-15; 18:21-35)
□ "darah Yesus" Ini menunjuk pada kematian pengorbanan Kristus (lih. Yes 52:13-53:12; 2Kor 5:21). Ini sangatlah mirip dengan 2Kor 2:2, "korban penebusan (pendamaian) bagi dosa kita." Inilah daya tolak dari kata-kata Yohanes Pembaptis "Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia" (lih. Yoh 1:29). Yang tak berdosa mati demi yang bersalah!
- Gnostik mula-mula menolak kemanusiaan sejati Yesus. Penggunaan kata "darah" oleh Yohanes memperkuat kemanusiaan sejati Yesus.
□ "menyucikan kita dari pada segala dosa" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Istilah "dosa" berbentuk TUNGGAL tanpa ARTICLE. Ini mengisyaratkan segala jenis dosa. Perhatikan ayat ini tidak berfokus pada suatu penyucian satu kali (keselamatan, ay. 7), namun suatu penyucian yang terus-menerus (kehidupan Kristen, ay. 9). Keduanya adalah bagian dari pengalaman Kristen (lih. Yoh 13:10).
1:8 "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa" Ini satu lagi KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL. Dosa adalah suatu kenyataan rohani dalam suatu dunia yang jatuh. Injil Yohanes sering membahas hal ini (lih. 9:41; 15:22,24; 19:11). Ayat ini menolak semua klaim-klaim kuno maupun moderen yang menolak tanggung jawab moral individual.
□ "kita menipu diri kita sendiri" Frasa Yunani ini menunjuk pada penolakan kebenaran secara pribadi dan sengaja, bukan kelalaian.
□ "kebenaran tidak ada di dalam kita" Jalan untuk menerima Roh Kudus bukanlah penyangkalan namun pengakuan akan dosa kita dan penerimaan akan ketetapan-ketetapanNya dalam Kristus. "Kebenaran" dapat menunjuk pada berita mengenai Yesus atau pribadi Yesus (lih. Yoh 14:6). Lihat Topik Khusus pada Yoh 6:55; 17:3.
1:8,9 "jika" Keduanya adalah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL yang artinya kemungkinan tindakan.
1:9 "mengaku" Ini adalah suatu kata majemuk Yunani dari "berbicara" dan "sama." Orang-orang percaya terus bersetuju dengan Allah bahwa mereka telah melanggar kekudusanNya (lih. Rom 3:23). Ini adalah PRESENT TENSE, yang mengisyaratkan suatu tindakan yang sedang berjalan. Pengakuan mengisyaratkan:
- 1. suatu penamaan dosa-dosa tertentu (ay. Rom 3:9)
- 2. suatu pengakuan dosa-dosa secara terbuka (lih. Mat 10:32; Yak 5:16)
- 3. suatu tindakan berbalik dari dosa-dosa (lih. Mat 3:6; Mr 1:5; Kis 19:18; Yak 5:16)
I Yohanes cukup sering menggunakan kata ini (lih. 1:9; 4:2,3,15; 2Yoh 1:7). Kematian Yesus adalah jalan pengampunan, namun umat manusia yang penuh dosa harus menanggapi dan terus menanggapi dalam iman untuk bisa selamat (lih. Yoh 1:12; 3:16). Lihat Topik Khusus: Pengakuan pada Yoh 9:22-23.
□ "dosa-dosa kita" Perhatikan bentuk JAMAK ini. Ini menunjuk pada suatu perbuatan dosa tertentu.
□ "Ia adalah setia" Ini menunjuk pada Allah Bapa (lih. Ul 7:9; 32:4; Mazm 36:5; 40:10; 89:1,2,5,8; 92:2; 119:90; Yes 49:7; Rom 3:3; 1Kor 1:9; 10:13; 2Kor 1:18; 1Tes 5:24; 2Tim 2:13). Kebenaran ini adalah pengharapan kita yang paling meyakinkan! Frasa ini menonjolkan kesetiaan Allah kepada FirmanNya (lih. Ibr 10:23; 11:11). Ini mungkin juga menunjuk pada janji Perjanjian Baru Allah yang dibuat dalam Yer 31:34 yang menjanjikan pengampunan dosa-dosa.
□ "dan adil" istilah ini tidak biasa dalam suatu konteks yang berhubungan dengan Allah yang kudus yang mengampuni secara cuma-cuma manusia yang tidak kudus. Namun demikian, hal ini seara teologis akurat karena Allah menanggapi dosa-dosa kita secara serius namun Ia telah menyediakan cara bagi pengampunan kita dalam kematian penebusan Kristus. Lihat Topik Khusus pada 2:29.
□ "mengampuni . . . menyucikan" Kedua hal ini adalah AORIST ACTIVE SUBJUNCTIVE. Kedua istilah ini bersinonim dalam konteks ini; keduanya menunjuk pada baik keselamatan dari yang terhilang maupun pada penyucian yang terus berlanjut yang merupakan keharusan bagi persekutuan dengan Allah (lih. Yes 1:18; 38:17; 43:25; 44:22; Mazm 103:3,11-13; Mi 7:19). Para guru palsu yang menolak injil, perlu keselamatan (kalimat The false teachers who denied the gospel, needed salvation (kalimat bersyarat). Orang-orang percaya yang terus berbuat dosa perlu pemulihan persekutuan. Yohanes seperetinya membahas kelompok yang pertama secara implisit dan yang kedua secara eksplisit.
1:10 "Jika kita berkata" Lihat catatan pada 1:6.
□ "bahwa kita tidak ada berbuat dosa" Ini adalah suatu PERFECT ACTIVE INDICATIVE yang mengisyaratkan bahwa seseorang belum pernah berdosa baik dimasa lalu atau sekarang. Istilah "berdosa" berbentuk TUNGGAL dan menunjuk pada dosa pada umumnya. Kata Yunaninya berarti "meleset dari sasaran." Ini berarti bahwa dosa merupakan perbuatan dan kelalaian dari hal-hal yang dinyatakan dalam Firman Allah. Guru-guru palsu mengklaim keselamatan berhubungan hanya dengan pengetahuan, bukan kehidupan.
□ "maka kita membuat Dia menjadi pendusta" Injil didasarkan pada keberdosaan dari seluruh umat manusia (lih. Rom 3:9-18,23; 5:1; 11:32). Baik Allah (lih. Rom 3:4) atau mereka yang mengklaim ketakberdosaan, berdusta.
□ "firman-Nya tidak ada di dalam kita" Ini mencakup aspek ganda dari kata "logos" baik sebagai suatu berita dan suatu pribadi (lih. 1:1,8; Yoh 14:6). Yohanes seing menunjuk pada hal ini sebagai"kebenaran."
2:1 "Anak-anakku" Yohanes menggunakan dua istilah kecil untuk anak-anak dalam I Yohanes: (1) teknion (lih. 2:1,12,28; 3:7,18; 4:4; 5:21) dan (2) paidion (lih. 2:14,18). Kedua kata ini bersinonim dengan tanpa perbedaan teologis yang disengaja. Istilah kasih sayang ini kemungkinan berasal dari usia lanjut Yohanes pada saat penulisan.
□ "hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE SUBJUNCTIVE. Yohanes membuat perbedaan yang jelas antara PRESENT TENSE, suatu kebiasaan gaya hidup berdosa yang sedang dan terus berjalan (lih. 3:6,9) dan perbuatan dosa pribadi yang dilakukan oleh orang-orang Kristen yang berjuang dan dicobai. Ia mencoba untuk membawa suatu keseimbangan antara ke dua ekstrim yaitu (1) terlalu menganggap remeh dosa (lih. Rom 6:1; 1Yoh 1:8-10; 3:6-9; 5:16); dan (2) Kekasaran dan kerapuhan Kristen atas dosa-dosa pribadi. Kedua ekstrim ini kemungkinan mencerminkan dua kelompok ajaran gnostik yang berbeda. Satu kelompok merasa bahwa keselamatan adalah suatu perkara intelektual; tak jadi masalah bagaimana seseorang hidup karena tubuh ini adalah jahat. Kelompok gnostik yang lain juga percaya tubuh ini jahat dan, oleh karena itu harus dibatasi dalam keinginan-keinginannya.
□ "namun jika seorang berbuat dosa" Ini adalah suatu KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL yang berbicara mengenai kemungkinan tindakan, Bahkan orang Kristen sekalipun berdosa (lih. Rom 7).
□ "kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE yang menunjuk pada syafaat Yesus yang sedang dan terus berjalan sebagai Pengacara Illahi kita (paraklētos). Ini adalah istilah hukum untuk seorang pengacara pembela atau "seseorang yang dipanggil berjalan disisi untuk menolong. (dari para, disamping dan kaleō, memanggil). Kata ini digunakan dalam khotbah di ruang loteng dalam Injil Yohanes, untuk Roh Kudus, penasehat kita yang diam dalam kita, di dunia (lih. Yoh 14:16,25; 15:26; 16:7). Namun demikian, ini adalah satu-satunya penggunaan istilah ini bagi Yesus (walaupun hal ini lebih ditekankan dalam Yoh 14:16; Ibr 7:25; 9:24). Paulus menggunakan konsep yang sama ini untuk pekerjaan syafaat Kristus dalam Rom 8:34. Dalam perikop yang sama ia juga berbicara mengenai syafaat dari Roh Kudus dalam Rom 8:26. Kita memiliki Penasehat di surga (Yesus) dan Penasehat di dalam (Roh), keduanya diutus Bapa atas namaNya.
□ "Yesus Kristus yang adil" Karakterisasi ini digunakan untuk Allah Bapa dalam Rom 1:9. Para penulis Perjanjian Baru menggunakan beberapa teknik penulisan untuk menyatakan keTuhanan Yesus:
- 1. menggunakan gelar untuk Allah
- 2. menyatakan perbuatan-perbuatan Allah
- 3. menggunakan frasa-frasa yang berparalel secara ketatabahasaan yang merujuk pada keduanya.
Ini berbicara mengenai ketakberdosaan (kekudusan, keserupaan dengan Allah) dari Kristus (lih. Rom 3:5; 2Kor 5:21; Ibr 2:18; 4:15; 7:26; 1Pet 2:22). Ia adalah jalan dari Bapa untuk membawa "kebenaran" bagi manusia.
2:2
Istilah hilasmos digunakan dalam Septuaginta untuk tutup dari Tabut Perjanjian yang disebut tahta kemurahan atau tempat penebusan. Yesus menempatkan diriNya di dalam tempat kebersalahan kita dihadapan Allah (lih. 4:10; Rom 3:25).
Dalam dunia Yunani-Romawi kata ini membawa konsep suatu pemulihan persekutuan dengan dewa asing melalui harga yang dibayar, namun dalam Septuaginta bukan ini pengertiannya (ingat para penulis PB [kecuali Lukas] adalah para pemikir Ibrani, yang menulis dalam Bahasa Yunani Koine). Kata ini digunakan dalam Septuaginta dan dalam Ibr 9:5 untuk menterjemahkan "tahta kemurahan," yang adalah tutup dari Tabut Perjanjian yang terletak di Ruangan Maha Suci, tempat di mana penebusan diperoleh atas nama bangsa pada Hari Penebusan (lih. Im 16).
Istilah ini harus dibahas dalam suatu cara yang tidak mengurangi kejijikan Allah terhadap dosa, namun meneguhkan sikap penebusan positifNya terhadap oran-orang berdosa. Suatu diskusi yang baik didapati dalam karya James Stewart Seseorang di dalam Kristus, hal. 214-224. Satu cara untuk mencapai hal ini adalah menterjemahkan istilah ini sedemikian hingga mencerminkan karya Allah dalam Kristus: "suatu korban pendamaian" atau "dengan kuasa pendamaian."
Terjemahan-terjemahan Inggris moderen beragam dalam bagaimana memahami istilah pengorbanan ini. Istilah "pendamaian" mengisyaratkan bahwa Yesus The term Apropitiation@ implies that Jesus menenangkan murka Allah (lih. Rom 1:18; 5:9; Ef 5:6; Kol 3:6). Kekudusan Allah diganggu oleh dosa umat manusia. Ini berurusan dengan pelayanan Yesus (lih. Rom 3:25; 2Kor 5:21; Ibr 2:17).
Beberapa ahli (yaitu, C. H. Dodd) merasa bahwa suatu konsep (memenuhi tuntutan kemurkaan dari suatu dewa) kafir (Yunani) tidak boleh diterapkan kepada YHWH; oleh karena itu, mereka lebih menyukai "penebusan dosa" dengan mana pelayanan Yesus berurusan dengan kebersalahan manusia (lih. Yoh 1:29; 3:16) di hadapan Allah dan bukan murka Allah melawan dosa. Namun demikian, keduanya secara alkitabiah adalah benar.
□ "untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia" Ini menunjuk pada kemungkinan penebusan yang tak terbatas (lih. 4:14; Yoh 1:29; 3:16,17; Rom 5:18; Tit 2:11; Ibr 2:9; 7:25). Yesus mati bagi dosa dan dosa-dosa seluruh dunia (lih. Kej 3:15). Namun demikian, manusia haru menanggapi dan terus menanggapi dengan iman, pertobatan, ketaatan dan ketekunan!
Topik Teologia -> 1Yoh 1:9
Topik Teologia: 1Yoh 1:9 - -- Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Dosa
Natur Dosa
Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
...
- Allah yang Berpribadi
- Atribut-Atribut Allah
- Dosa
- Natur Dosa
- Pengudusan
- Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
- Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
- Sarana Pertumbuhan
- Pertumbuhan, dalam Anugerah Melalui Pengakuan Dosa
- Ezr 9:4-15 Neh 1:6-9 Neh 9:2-3 Ayu 9:20 Ayu 13:23 Ayu 39:37 Ayu 42:5 Maz 19:13 Maz 32:5 Maz 38:4-5,19 Maz 40:12-14 Maz 41:5 Maz 51:3-7 Maz 69:6 Maz 106:6 Maz 119:59-60 Maz 119:176 Maz 130:1-4 Ams 28:13 Yes 6:5 Yes 59:12-15 Yes 64:5-7 Yer 3:13,21-22,25 Yer 14:7,20-22 Yer 31:18-19 Rat 3:40-42 Dan 9:4-19 Luk 15:17-21 Yak 5:16 1Yo 1:9
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah ...
Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah Injil, tiga buah surat dan kitab Wahyu. Walaupun Yohanes tidak memperkenalkan dirinya dengan menyebut namanya di surat ini, saksi-saksi dari abad kedua (mis. Papias, Ireneus, Tertullianus, Klemens dari Aleksandria) menegaskan bahwa surat ini ditulis oleh rasul Yohanes, salah seorang dari dua belas murid Yesus. Kesamaan kuat dalam gaya penulisan, kosakata, dan tema di antara surat ini dengan Injil Yohanes memperkuat kesaksian kekristenan mula-mula yang dapat diandalkan bahwa kedua kitab ini ditulis oleh rasul Yohanes (Lihat "PENDAHULUAN INJIL YOHANES" 08173).
Penerima surat ini tidak disebutkan. Tidak ada salam atau nama orang, tempat, atau peristiwa di dalam surat ini. Penjelasan yang paling tepat untuk menerangkan kenyataan yang agak aneh ini ialah bahwa dari tempat tinggalnya di Efesus, Yohanes menulis surat yang sama kepada berbagai gereja di propinsi Asia yang berada di bawah tanggung jawab rasulinya (bd. Wahy 1:11). Karena jemaat-jemaat itu mempunyai persoalan dan kebutuhan yang sama, Yohanes menulis surat ini sebagai sebuah surat edaran dan mengutus utusan pribadinya yang membawa salamnya secara lisan.
Persoalan yang paling menonjol yang melatarbelakangi penulisan surat ini ialah ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan cara bekerjanya di dalam diri orang percaya. Beberapa orang, yang dahulu merupakan bagian dari sidang pembaca, kini sudah meninggalkan persekutuan jemaat (1Yoh 2:19), tetapi hasil dari ajaran palsu mereka masih memutarbalikkan Injil mengenai bagaimana mereka bisa "mengetahui" bahwa mereka mempunyai hidup kekal. Dari segi doktrin, ajaran sesat mereka menyangkal bahwa Yesus itulah Kristus (1Yoh 2:22; bd. 1Yoh 5:1) atau bahwa Kristus menjelma menjadi manusia (1Yoh 4:2-3); dari segi etika, mereka mengajarkan bahwa menaati perintah Kristus (1Yoh 2:3-4; 1Yoh 5:3) dan hidup kudus dan terpisah dari dosa (1Yoh 3:7-12) dan dari dunia (1Yoh 2:15-17) tidak diperlukan untuk iman yang menyelamatkan (bd. 1Yoh 1:6; 1Yoh 5:4-5).
Tujuan
Maksud Yohanes dalam menulis surat ini adalah dua:
- (1) untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru palsu, dan
- (2) untuk menasihati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh (1Yoh 1:4) dan kepastian (1Yoh 5:13) hidup kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus sebagai Putra Allah (1Yoh 4:15; 1Yoh 5:3-5,12), dan dengan kehadiran Roh Kudus (1Yoh 2:20; 1Yoh 4:4,13). Beberapa orang percaya bahwa surat ini juga ditulis untuk menemani Injil Yohanes.
Survai
Kepercayaan dan kelakuan dijalin secara erat sekali dalam surat ini. Para guru palsu, yang oleh Yohanes dinamakan "antikristus" (1Yoh 2:18-22) sedang meninggalkan ajaran rasuli mengenai Kristus dan kehidupan yang benar. Seperti surat 2 Petrus dan Yudas, surat ini dengan penuh semangat menolak dan menghukum guru palsu (mis. 1Yoh 2:18-19,22-23,26; 1Yoh 4:1,3,5) dengan ajaran dan kelakuan mereka yang merusak.
Dari segi yang positif, surat ini mengemukakan ciri-ciri persekutuan yang sejati dengan Allah (mis. (1Yoh 1:3--2:2) dan menyatakan lima ujian khusus bagi orang percaya untuk mengetahui dengan yakin bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal:
- (1) ujian kebenaran rasuli mengenai Kristus (1Yoh 1:1-3; 1Yoh 2:21-23; 1Yoh 4:2-3,15; 1Yoh 5:1,5,10,20);
- (2) ujian iman yang taat kepada perintah Kristus (1Yoh 2:3-11; 1Yoh 5:3-4);
- (3) ujian hidup yang kudus, yaitu berbalik dari dosa kepada persekutuan dengan Allah (1Yoh 1:6-9; 1Yoh 2:3-6,15-17,29; 1Yoh 3:1-10; 1Yoh 5:2-3);
- (4) ujian kasih akan Allah dan sesama orang percaya (1Yoh 2:9-11; 1Yoh 3:10-11,14,16-18; 1Yoh 4:7-12,18-21); dan
- (5) ujian kesaksian Roh (1Yoh 2:20,27; 1Yoh 4:13; 1Yoh 5:7-12). Yohanes menyimpulkan bahwa orang dapat mengetahui dengan pasti bahwa mereka memiliki hidup kekal (1Yoh 5:13) jikalau buah dari kelima bidang hidup ini nyata dalam hidup mereka.
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini mendefinisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang bertentangan dan dengan seakan-akan tidak memberikan peluang kompromi di antara terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak setan.
- (2) Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang berbicara mengenai Yesus sebagai pengantara (Yun. _parakletos_) kita dengan Bapa pada saat kita sebagai orang yang sungguh percaya berbuat dosa (1Yoh 2:1-2; bd. Yoh 14:16-17,26; Yoh 15:26; Yoh 16:7-8).
- (3) Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir seluruhnya pada kesaksian rasuli dan bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL jelas tidak ada.
- (4) Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan penyangkalan suatu bentuk ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan darah (yaitu, salib) Yesus tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus.
- (5) Gaya penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah seperti "terang", "kebenaran", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi", "kebenaran", "kesaksian", "lahir dari Allah", dan "hidup kekal".
Full Life: 1 Yohanes (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4)
I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28)
A. Prinsip-Prinsip Persekutuan d...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4) - I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28) - A. Prinsip-Prinsip Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:2) - 1. "Tidak Ada Kegelapan" Dalam Allah
(1Yoh 1:5) - 2. Tidak Ada Persekutuan Dalam Kegelapan
(1Yoh 1:6) - 3. Persekutuan Dalam Terang
(1Yoh 1:7) - 4. Persekutuan Dalam Penyucian dari Dosa
(1Yoh 1:8-2:2) - B. Manifestasi-Manifestasi Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 2:3-28) - 1. Ketaatan
(1Yoh 2:3-5) - 2. Keserupaan dengan Kristus
(1Yoh 2:6) - 3. Kasih
(1Yoh 2:7-11) - 4. Pemisahan dari Dunia
(1Yoh 2:12-17) - 5. Kesetiaan Kepada Kebenaran
(1Yoh 2:18-28) - II. Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:24) - A. Ciri-Ciri Khas Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:18) - B. Keyakinan Anak-Anak Allah
(1Yoh 3:19-24) - III.Roh Kebenaran
(1Yoh 4:1-6) - A. Mengenali Roh Kesesatan
(1Yoh 4:1,3,5) - B. Mengakui Roh Kebenaran
(1Yoh 4:2,4,6) - IV. Kasih Allah
(1Yoh 4:7-5:3) - A. Asal-Usul Ilahi dari Kasih
(1Yoh 4:7-10) - B. Tanggapan yang Layak Terhadap Kasih Allah
(1Yoh 4:11-13,19-21) - C. Tinggal Dalam Kasih Allah
(1Yoh 4:14-16) - D. Kesempurnaan Kasih
(1Yoh 4:17-18) - E. Ketaatan Kasih
(1Yoh 5:1-3) - V. Jaminan dari Allah
(1Yoh 5:4-20) - A. Mengenai Hal Mengalahkan Dunia
(1Yoh 5:4-5) - B. Mengenai Keterandalan Injil
(1Yoh 5:6-10) - C. Mengenai Hidup Kekal di Dalam Anak-Nya
(1Yoh 5:11-13) - D. Mengenai Jawaban-Jawaban untuk Doa
(1Yoh 5:14-17) - E. Mengenai Tiga Kepastian Besar
(1Yoh 5:18-20) - Penutup
(1Yoh 5:21)
Matthew Henry: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang aka...
- Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang akan meneguhkan (atau mungkin bagi sebagian orang malah melebihi) kepastian dari tradisi itu. Tampak bahwa penulisnya adalah salah seorang dari kumpulan rasul. Ini terlihat melalui keyakinannya, yang didasarkan pada bukti indrawi, akan kebenaran mengenai pribadi Sang Pengantara dalam kodrat manusia-Nya: Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup (ay. 1 Yohanes 3:1). Di sini ia memberi perhatian pada bukti yang diberikan Tuhan kepada Tomas akan kebangkitan-Nya, dengan meminta Tomas untuk merasakan bekas-bekas paku dan tombak, yang dicatat oleh Yohanes. Dia ini pasti salah seorang murid yang hadir ketika Tuhan datang pada hari yang sama waktu Ia bangkit dari antara orang mati, dan menunjukkan kepada mereka tangan-Nya dan lambung-Nya (Yoh. 20:20). Tetapi, supaya kita yakin ini rasul yang mana, hampir tak seorang pun penelaah atau ahli yang tidak akan tidak membenarkan (melainkan semuanya akan mengiyakan) berdasarkan telaah pemakaian kata-kata atau gaya mengemukakan argumen dan semangatnya bahwa penulis surat ini memang adalah penulis Injil yang disebut dengan Injil Yohanes. Injil Yohanes dan surat rasuli ini secara menakjubkan selaras dalam memberikan gelar-gelar dan sifat-sifat Sang Penebus: Firman, Hidup, Terang. Nama-Nya ialah: “Firman Allah.” (Bdk. 1Yoh.1:1 dan 1Yoh. 5:7 dengan Yoh. 1:1 dan Why. 19:13). Keduanya sepakat dalam mengagungkan kasih Allah kepada kita (3:1 dan 4:9; Yoh. 3:16), dan dalam berbicara tentang pembaharuan diri kita, atau perihal lahir dari Allah (3:9; 4:7, dan 5:1; Yoh. 3:5-6). Yang terakhir (tanpa memberikan contoh-contoh lagi, yang dengan mudah dapat dilihat dengan membandingkan surat ini dengan Injil Yohanes), keduanya sepakat dalam merujuk, atau menerapkan, bacaan dalam Injil Yohanes yang menceritakan (dan yang satu-satunya menceritakan) keluarnya air dan darah dari lambung Sang Penebus yang terbuka: Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah (5:6). Dengan demikian, tampak jelas bahwa surat ini mengalir dari pena yang sama yang juga menuliskan Injil Yohanes. Nah, saya tidak tahu kalau ada bacaan, atau cerita-cerita dalam Injil mana saja, yang memberi kita kepastian yang sedemikian pasti tentang siapa penulis atau pengarangnya seperti yang terjadi dengan Yohanes yang menggambarkan dengan jelas dirinya sebagai sang penulis. Dalam Injil itu (yaitu pasal 21:24), sang sejarawan suci ini memberitahukan dirinya sendiri seperti ini: Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Nah, siapa murid ini kalau bukan dia yang tentangnya Petrus bertanya, “Apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Dan tentang dia Tuhan menjawab, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu” (Yoh. 21:22). Dan yang digambarkan (Yoh. 21:20) dengan tiga ciri berikut ini:
- 1. Bahwa dia adalah murid yang dikasihi Yesus, sahabat Tuhan yang istimewa.
- 2. Bahwa ia juga duduk dekat Dia pada waktu mereka sedang makan bersama.
- 3. Bahwa ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?” Jadi, sepasti bahwa murid yang dimaksud itu adalah Yohanes, sepasti itu pula jemaat boleh yakin bahwa Injil itu dan surat ini berasal dari Yohanes yang terkasih.
- Dalam judul di atas dikatakan bahwa surat ini untuk umum, karena surat ini tidak ditulis untuk suatu jemaat tertentu. Sebaliknya, sebagai surat edaran (atau tugas kunjungan), surat ini dikirim ke berbagai jemaat (menurut sebagian orang di Partia), untuk meneguhkan mereka dalam kesetiaan yang teguh terhadap Kristus Tuhan, dan terhadap ajaran-ajaran suci tentang pribadi dan jabatan-Nya, melawan para penyesat. Dan untuk menggugah mereka supaya mereka menghiasi ajaran itu dengan kasih terhadap Allah dan manusia, dan khususnya terhadap satu sama lain, sebagai yang sama-sama lahir dari Allah, dipersatukan oleh Kepala yang sama, dan sedang melakukan perjalanan menuju hidup kekal yang sama.
Jerusalem: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam a...
SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam arti jang sebenarnja. Hal ini disebabkan karena pada pembukaannja tak dinjatakan alamat kepada siapa ia dikirim, lagi pula tak disertai salam-salam seperti biasa pada pembukaan surat-surat. Karenanja mereka menganggapnja sebagai chotbah sadja.
Dari pihak lain terdapat pula tanda-tanda jang menundjuxkan bahwa ini sesungguhnja surat. Jaitu dengan pemakaian ungkapan "aku bersurat kepada kamu".
Penulisnja
Apakah surat ini langsung ditulis oleh St. Joanes kurang pasti, sebab banjak ahli masih berselisih pendapat dalam soal ini. Akan tetapi kalau diperhatikan betul-betul, banjakali tanda-tanda jang menundjukkan surat ini sebagai surat St. Joanes dan ditulis seturut St Joanes, sebab disini St. Joanes menuliskan apa jang telah dilihat dan didengarnja sendiri. Disamping itu ia mau menjatakan autoritanja sebagai rasul. Masih banjak tanda-tanda lain jang menundjukkan baliwa surat ini sesungguhnja surat St. Joanes: persamaan Rata-rata, istilah- istilah dan adjaran jang terdapat dalam surat ini dengan Indjil IV.
Kesimpulannja: Orang bisa meragukan apakah surat ini ditulis oleh St Joanes sendiri atau tidak, tetapi jang pasti ialah bahwa isi surat ini adalah dari St. Joanes.
Tudjuan, tempat dan waktu menulisnja
Tudjuan surat ini menghindarkan serta melindungi orang-orang serani dari kesesatan-hesesatan jang berketjamuk pada waktu itu. Misalnja dari kesesatan jang membedakan Jesus dari Kristus, dan jang lain menjangkali Jesus djadi manusia dan jang tidak pertjaja kepada ke-Mesias-an Kristus.
Ditulis di Efesus, dan sesudah Indjil IV selesai ditulis.
BIS: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi
dorongan kepada para pembacanya su
SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi dorongan kepada para pembacanya supaya mereka hidup bersatu dengan Allah dan Anak-Nya Yesus Kristus. Kedua, untuk mengingatkan mereka supaya tidak mengikuti ajaran-ajaran salah yang dapat merusak kesatuan mereka dengan Allah dan Yesus Kristus. Ajaran-ajaran yang salah itu didasarkan atas kepercayaan bahwa apa saja yang bersentuhan dengan dunia, menghasilkan yang jahat; jadi, Yesus Anak Allah, tidak mungkin telah menjadi manusia. Guru-guru yang mengajarkan ajaran-ajaran yang salah itu berkata bahwa diselamatkan berarti dilepaskan dari urusan-urusan kehidupan di dunia ini; mereka mengajar juga bahwa keselamatan tidak ada hubungannya dengan hal-hal mengenai kesusilaan atau kasih terhadap sesama manusia.
Bertentangan dengan ajaran-ajaran itu, penulis surat ini mengemukakan dengan jelas bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh sudah menjadi manusia sejati. Ia menekankan juga bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus serta mengasihi Allah harus pula mengasihi satu sama lain.
Isi
- Pendahuluan
1Yoh 1:1-4 - Terang dan gelap
1Yoh 1:5-2:29 - Anak-anak Allah dan anak-anak Iblis
1Yoh 3:1-24 - Yang benar dan yang salah
1Yoh 4:1-6 - Kewajiban untuk mengasihi
1Yoh 4:7-21 - Kepercayaan yang membawa kemenangan
1Yoh 5:1-21
Ajaran: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti
ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakuk
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 90, dari kota Efesus.
Penerima : Orang-orang Kristen yang sedang berhadapan dengan ajaran-ajaran sesat. Ajaran sesat ini mengajarkan bahwa tidak mungkin Allah menjadi manusia. Selanjutnya ajaran sesat ini juga mengajarkan bahwa tingkah laku yang baik itu tidak perlu. Kitab ini ditujukan juga kepada semua orang percaya di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab I Yohanes terbagi atas 5 pasal. Di dalam Kitab ini diuraikan dengan jelas bagaimana seorang Kristen mengetahui ajaran sesat agar tidak termakan oleh ajaran sesat tersebut. Dan juga diuraikan tanda- tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Yohanes
Pasal 1 (1Yoh 1:1-4).
Pendahuluan
Pada pendahuluan dari surat Rasul Yohanes yang pertama kali, ia menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan persekutuan. Persekutuan terjadi, menurut Rasul Yohanes, kalau tujuan hidup kita sesuai dengan rencana Allah bagi hidup orang Kristen.
Pasal 1-2 (1Yoh 1:5-2:28).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang terang
Bagian ini menjelaskan dasar dari persekutuan dengan Allah ialah Yesus Kristus. Karena itu kalau kita berbuat dosa, maka kita harus mengakuinya di hadapan Allah. Kita juga harus hidup dalam terang Firman Allah, yaitu dengan melakukan perintah-Nya, dan patuh kepada kehendak-Nya. Buah dari hidup dalam terang adalah mengasihi saudara-saudara kita.
Pendalaman
- Apakah dasar dari persekutuan saudara dengan Allah? (perbuatan baik?).
- Apakah kita perlu mengakui dosa secara khusus? (baca 1Yoh 1:8-10).
- Apakah bukti bahwa seseorang bersekutu dengan Allah yang terang?
Pasal 2-4 (1Yoh 2:29-4:6).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang benar
Bagian ini menjelaskan bahwa karena Allah adalah benar, maka kita adalah anak-anak kebenaran. Karena itu kita akan mendapat perlawanan dari ketidakbenaran. Dan berarti bahwa anak-anak Allah tidak boleh terus menerus berada dalam perbuatan dosa, karena jika demikian menunjukkan bahwa kita bukan anak-anak kebenaran.
Pendalaman
- Apakah bukti bahwa orang Kristen memiliki hidup yang kekal?
- Apakah kita boleh hidup terus menerus dalam dosa?
Pasal 4-5 (1Yoh 4:7-5:5).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang kasih
Bagian ini menjelaskan bahwa setiap orang Kristen yang mengasihi berarti mengenal dan berasal dari Allah, karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita melalui Tuhan Yesus. Dan jika kita tetap mengasihi, maka Allah tetap berada di dalam kita. Tetapi jika kita mengatakan kita memiliki hidup kekal dan membenci saudara-saudara kita, maka kita adalah pembohong, karena kasih Allah itu dilihat dalam kehidupan anak-anak-Nya.
Pendalaman
- Siapakah yang lebih dahulu mengasihi kita?
- Apakah tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal?
- Melalui perbuatan siapakah kasih Allah dapat dilihat?
Pasal 5 (1Yoh 5:6-5:20).
Pengajaran tentang kepastian-kepastian
Bagian ini menjelaskan bahwa kalau seseorang memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup kekal. Dan Allah akan menjawab doa-doanya. Tetapi harus diketahui bahwa setiap orang yang mengaku bahwa ia adalah anak-anak Allah dan tetap berbuat kejahatan maka ia bukanlah anak-anak Allah.
Pendalaman
- Apakah hidup kekal yang diterima orang Kristen itu pasti?
- Apakah yang membedakan anak-anak Allah dari anak-anak kejahatan?
-
Penutup
Dalam bagian akhir surat (Kitab) ini, Rasul Yohanes memperingatkan agar anak-anak Allah berhati-hati terhadap segala berhala. Atau dengan kata lain, seorang yang memiliki persekutuan dengan Allah tidak boleh menyembah berhala. Jika ia tetap menyembah berhala, maka sebenarnya ia tidak memiliki persekutuan dengan Allah, dan ia seorang pembohong.
Pendalaman
- Apakah yang dipertimbangkan oleh Rasul Yohanes mengenai setiap oran percaya?
- Apakah berhala itu hanya terbatas pada patung-patung saja?
II. Kesimpulan
Kitab I Yohanes mengajarkan agar sukacita orang Kristen menjadi sempurna (1Yoh 1:4), orang Kristen tidak hidup dalam dosa (1Yoh 2:1), dapat menolak ajaran sesat (1Yoh 2:26), dan mengetahui bahwa mereka memiliki hidup yang kekal (1Yoh 5:13).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab I Yohanes?
- Apakah pusat pengajaran I Yohanes?
- Mengapakah orang-orang Kristen harus hidup saling mengasihi?
- Apakah yang dimiliki oleh orang Kristen?
Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulis
Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?
Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulisnya. Yang paling mendekati hanyalah sebutan 'penatua' (2 Yoh. 1; 3 Yoh. 1). Namun demikian, ada hal-hal tertentu yang memberikan beberapa bukti seperti yang pernah terjadi beberapa tahun silam ketika orang-orang Kristen mula-mula menyatakan bahwa ketiga surat itu telah ditulis oleh Rasul Yohanes.
1. Gaya dan buah pikiran dalam ketiga surat itu sama. Siapa pun yang telah menulis surat pertama rupa-rupanya menulis pula kedua surat lainnya. Lebih dari pada itu, kita menemukan kata-kata dan pikiran yang sama seperti dalam Injil Yohanes. Seperti kita lihat, walaupun nama Yohanes tidak disebut, banyak pendapat mengatakan mungkin ia ada di belakang surat-surat tersebut. Dalam I Yohanes penulis menegaskan bahwa ia telah menjadi saksi mata kehidupan Yesus (1 Yoh. 1:1-3).
2. Pula, terdapat juga otoritas yang kuat dan jelas dalam surat-surat itu yang menjadi ciri-ciri para wakil khusus Yesus, yaitu para rasul. Ada cerita dari tradisi lama yang mengatakan bahwa Yohanes menghabiskan hari- hari tuanya di Efesus. Jika hal ini benar, maka surat-surat ini ditulis pada masa itu. Bahkan pada saat itu, ia lebih dikenal sebagai seorang 'penatua' dalam arti 'seorang tua yang dihormati'.
UNTUK SIAPA SURAT-SURAT INI?
Surat pertama tidak tertera alamat yang dituju sama sekali dan tidak ditujukan kepada pihak tertentu. Tampaknya surat ini merupakan surat edaran yang ditulis untuk sejumlah gereja yang sedang menghadapi masalah yang sama. Surat yang kedua ditujukan kepada 'seorang ibu yang terpilih' (2 Yoh. 1), dan pendapat yang paling lazim adalah surat ini diberikan kepada seorang ibu Kristen yang anak-anaknya juga hidup dalam kebenaran (2 Yoh. 4). Namun demikian, beberapa orang berpendapat bahwa ini merupakan cara Yohanes berbicara tentang suatu gereja. Surat ketiga ditujukan kepada seorang teman yang bernama Gayus, seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan istimewa mengatur dan memelihara para pekerja Kristen (3 Yoh. 5-8).
APA MASALAH YANG DIHADAPI?
Terdapat dua masalah sekaligus. Seperti jemaat Kristen lainnya, mereka diwabahi oleh guru-guru palsu yang menggiring banyak orang ke jalan sesat. Akibatnya, iman Kristen sejati diguncangkan. Bagaimana mereka dapat memastikan bahwa mereka benar-benar Kristen? Bagaimana mereka dapat memberitakan kebenaran dari kesalahan? Rupanya para guru palsu, dan juga seperti yang dilakukan banyak guru lainnya, menolak ajaran para rasul yang menandaskan bahwa Yesus adalah benar-benar Allah dan benar-benar manusia. Masa kini kita terbiasa dengan orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa. Anehnya, pada masa itu mereka mempertanyakan apakah Ia sungguh-sungguh manusia. Banyak orang sulit untuk mempercayai bahwa Anak Allah dapat benar-benar hidup di antara kita dalam tubuh manusia. Yohanes mengatakan bahwa pada saat Anda mulai merendahkan Yesus dengan cara apa pun juga, Anda akan kehilangan kabar gembira itu sama sekali.
Pesan
Kepastian - dan ujian terhadap ajaran palsu
Kita mempunyai:
1. Injil yang benar dan asli.o Anak Allah benar-benar telah datang. 1Yo 4:2, 15; 5:1, 6-10
o Mereka yang telah melihat dan mendengar. 1Yo 1:1-4; 4:6
o Menolak Dia, menolak Allah. 1Yo 2:22-24;5:10-12; 2Yoh 9
2. Janji pengampunan Allah.
o Janji ini sangat jelas. 1Yo 1:9; 2:12
o Sebab Yesus telah mati. 1Yo 2:1, 2; 4:10
o Bagaimanapun perasaan kita. 1Yo 3:19-22
3. Cara hidup baru.
o Kuasa untuk memutuskan dosa. 1Yo 3:4-10;5:4
o Dan mengalahkan Setan. 1Yo 2:13, 14; 3:8,9; 4:4
o Melakukan apa yang Allah kehendaki. 1Yo 2:17, 29; 3:3
o Engkau tidak dapat melakukan kedua-duanya. 1Yo 1:6,7; 2:3-6
4. Roh Kudus mendiami kita.
o Pengertian dari Allah sendiri. 1Yo 2:20, 27
o Keyakinan yang sungguh. 1Yo 3:24; 4:13 5:7-10
5. Kasih baru, satu terhadap yang lain.
o Kristen sejati mengasihi sesamanya. 1Yo 3:14, 23, 24; 4:7, 12, 16, 21; 5:1-3
o Mengasihi berarti menyerahkan diri. 1Yo 3:16; 4:9-11
o Jika kita tidak mengasihi. 1Yo 2:9-11; 3:14, 15, 17; 4:8, 20
o Lakukan terus.1Yo 3:11, 18, lihat 2Yohanes 1:5,6
Penerapan
1.Anda dapat memastikan bahwa Anda adalah anak Allah.Anda dapat mengalami
- persekutuan dengan Dia dan sesama
- sukacita penuh
- doa yang dijawab
- perasaan memiliki yang mendalam
2. Iman yang sejati akan membawa kita kepada suatu kehidupan yang lain.
Ini berarti
- berhenti dari kebiasaan berbuat dosa
- memiliki kasih yang baru untuk orang lain
- siap untuk melakukan kehendak Allah
Jika kita belum memiliki semua itu, apakah kita sudah benar-benar menjadi Kristen?
3.Anda akan menonjol dibandingkan yang lain.
Dunia berada dibawah kuasa Setan
o Anda harus menghindari jalan jalannya
o Setan akan membenci Anda
4.Guru-guru palsu banyak berkeliaran.
o Anda dapat mengenali mereka dari
- apa yang mereka ajarkan
- cara hidup mereka
o Anda mempunyai penangkalnya sebab Anda
- memiliki kebenaran
- dapat menguji kesalahan dengan kebenaran
Tema-tema Kunci
1. Hidup.
Sebagaimana dengan Injil, karunia Allah bagi orang percaya adalah hidup. Lihat 1Yo 1:1, 2; 2:25; 3:14; 4:9; 5:11, 12
2. Terang dan kebenaran.
Kristus datang untuk menunjukkan kepada kita siapa Allah dan jalan jalan-Nya, untuk memberi kita terang (1Yo 1:5-7; 2:8-11). Ini berarti kita mengetahui kebenaran atas banyak haI (1Yo 1:8; 2:21, 27; 5:20 lihat 2Yoh 1, 2, 4; 3 Yoh. 1, 3, 4, 12). Perhatikanlah, kita tidak cukup hanya mengetahui kebenaran, tetapi kita harus melakukannya.
3. Dosa.
Perhatikan bagaimana Yohanes menggambarkan dosa. Dalam pikirannya masalah ini sangatjelas. Lihat 1Yo 1:6, 8-10; 2:1; 3:4-6, 8; 5:16-18
4. Dunia.
Yohanes memakai kata ini lebih dari satu arti. Lihatlah ayat-ayat acuannya (1Yo 2:2, 15-17; 3:13; 4:1, 3-5, 17; 5:4, 5, 19) dan perhatikan terutama hal-hal yang berhubungan dengan dunia yang jahat dan tidak bertuhan, tempat orang Kristen harus hidup.
5. Menetap.
Kata ini yang berarti 'tetap' atau 'tidak kunjung habis', menyatakan hubungan dengan Kristus yang tetap dan terus menerus tidak akan berhenti yang kita miliki sekarang ini dengan Kristus. Lihat 1Yo 2:6, 10, 24, 28; 3:6, 9, 15, 17, 24; 4:12, 13, 15, 16 (lihat 2Yoh 1:2; Yoh 15:1-11).
6. Lahir dari Allah.
Seperti Yesus, Yohanes berbicara tentang 'lahir dari Allah' sebagai awal dari kehidupan Kristen kita. Lihat bagaimana ia menggambarkan hal ini 2:29; ~:1, 2, 9, 10; 4:7; 5:1, 2, 18.
7. Yesus Kristus.
Oleh karena Yesus diserang, Yohanes mengatakan hal-hal yang positif tentang Dia. Pelajari ayat-ayat acuan yang menjelaskan tentang siapa Dia (1Yo 1:1-3; 2:1, 22-24; 1Yo 3:5, 7; 4:2, 3, 9, 14; 5:5, 6, 8) dan apa yang telah dilakukan-Nya untuk kita (1Yo 1:7; 2:2; 3:5, 8; 4:10).
Garis Besar Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1Para saksi mata
1Yo 1:2-4Para pengkhotbah
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1 | Para saksi mata |
1Yo 1:2-4 | Para pengkhotbah |
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
1Yo 1:5 | Allah adalah terang |
1Yo 1:6-10 | Tiga kemustahilan |
1Yo 2:1-2 | Tersedia pengampunan |
[3] 'MENAATI DAN MENGASIHI' 1Yo 2:3-17
1Yo 2:3-6 | Mengetahui berarti menaati |
1Yo 2:7-11 | Menaati berarti mengasihi |
1Yo 2:12-14 | Kamu adalah milik-Nya |
1Yo 2:15-17 | Jangan mengasihi dunia |
[4] 'BAGAIMANA MENGHADAPI PARA PENYESAT' 1Yo 2:18-29
1Yo 2:18-20 | Belajar membedakan |
1Yo 2:21-25 | Lakukan pengujian |
1Yo 2:26-27 | Bersandar pada Roh Kudus |
1Yo 2:28-29 | Perhatikan tingkah-laku mereka |
[5] 'KITA ADALAH ANAK-ANAK ALLAH' 1Yo 3:1-10
1Yo 3:1 | Hak istimewa |
1Yo 3:2-3 | Kemampuan |
1Yo 3:4-10 | Ke mungkinan-ke mu ngkinan |
[6] 'TUNJUKAN KASIH KEKELUARGAAN' 1Yo 3:11-24
1Yo 3:11-18 | Kasih dan kebencian |
1Yo 3:19-24 | Kasih dan keyakinan |
[7] 'UJI AJARAN MEREKA' 1Yo 4:1-6
1Yo 4:1-3 | Sesuaikah dengan fakta? |
1Yo 4:4-6 | Atau diterimakah oleh dunia? |
[8] 'BUKTI KASIH' 1Yo 4:7-21
1Yo 4:7-12 | Kasih Kristen sejati |
1Yo 4:13-21 | Kita boleh yakin |
[9] 'YAKINLAH...' 1Yo 5:1-12
1Yo 5:1-5 | Perubahan dalam hidup kita |
1Yo 5:6-12 | Dasar yang kuat untuk percaya |
[10] 'PERCAYA KEPADA ALLAH' 1Yo 5:13-21
1Yo 5:13-15 | Ia mendengar |
1Yo 5:16-17 | Ia mengampuni |
1Yo 5:18-19 | Ia memelihara |
1Yo 5:20-21 | Ia memuaskan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi