
Teks -- Galatia 5:17 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Gal 5:17
Full Life: Gal 5:17 - ROH ... KEINGINAN DAGING.
Nas : Gal 5:17
Perselisihan rohani di dalam orang percaya melibatkan seluruh orang
itu; yang diperjuangkan adalah apakah mereka akan menyerah pada
...
Nas : Gal 5:17
Perselisihan rohani di dalam orang percaya melibatkan seluruh orang itu; yang diperjuangkan adalah apakah mereka akan menyerah pada kecenderungan keinginan daging dan sekali lagi tunduk kepada penguasaan dosa atau apakah mereka akan menyerah kepada tuntutan Roh dan tinggal di bawah kekuasaan Kristus (ayat Gal 5:16; Rom 8:4-14). Medan perang itu berada di dalam orang Kristen itu sendiri dan pertempuran itu harus berlangsung sepanjang hidup mereka di dunia ini jikalau mereka kelak akan memerintah bersama Kristus (Rom 7:7-25; 2Tim 2:12; Wahy 12:11;
lihat cat. --> Ef 6:11).
[atau ref. Ef 6:11]
Jerusalem -> Gal 5:13-25; Gal 5:16-25
Jerusalem: Gal 5:13-25 - -- Hidup baru orang yang percaya digenapi dalam kasih, Gal 5:6; Rom 13:8; 1Ko 13:1+. Kasih itulah "hukum baru", bdk Rom 7:7+, dan menghasilkan buah Roh K...

Jerusalem: Gal 5:16-25 - -- Ayat-ayat ini dengan jelas memperlihatkan bagaimana kedua prinsip perbuatan, yaitu "daging" dan "Roh", berlawanan satu sama lain, bdk Rom 5:5+; Rom 7...
Ayat-ayat ini dengan jelas memperlihatkan bagaimana kedua prinsip perbuatan, yaitu "daging" dan "Roh", berlawanan satu sama lain, bdk Rom 5:5+; Rom 7:5+. Orang Kristen yang dipimpin oleh Roh, Gal 5:18,25; Rom 8:14, memang secara wajar hidup menurut Roh itu, Gal 5:22-23, dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang berasal dari "keinginan daging", Gal 5:16,24. Perbuatan "daging" itu bukanlah "kedagingan" oleh karena berpangkal pada "tubuh".
Ende -> Gal 5:17
Bdl. Rom 7:14-23.
Ref. Silang FULL -> Gal 5:17
Ref. Silang FULL: Gal 5:17 - keinginan daging // kamu kehendaki · keinginan daging: Rom 8:5-8
· kamu kehendaki: Rom 7:15-23
· keinginan daging: Rom 8:5-8
· kamu kehendaki: Rom 7:15-23

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe -> Gal 5:16-26; Gal 5:16-17
Wycliffe: Gal 5:16-26 - -- C. Injil Dipraktikkan Dalam Roh (5:16-26).
Sekalipun tidak dipakai di dalam bagian ini, merdeka (5:1, 13) belum hilang dari pandangan. "Kasih merupak...
C. Injil Dipraktikkan Dalam Roh (5:16-26).
Sekalipun tidak dipakai di dalam bagian ini, merdeka (5:1, 13) belum hilang dari pandangan. "Kasih merupakan penjaga dari kemerdekaan Kristen. Roh Kudus adalah penuntunnya" (G. G. Findlay, The Epistle to the Galatians dalam The Expositor's Bible, hlm. 347). Bagian yang membahas perbedaan antara Roh dengan daging ini, sudah agak diantisipasi melalui pernyataan dalam 3:3. Hidup di dalam Roh saat ini dipandang sebagai penawar yang mujarab bagi tindakan-tindakan daging, prinsip dosa yang tetap ada di dalam diri orang-orang kudus. Jadi terdapat suatu pergumulan yang perlu dan sah, berbeda dengan yang disinggung dalam 5:15.

Wycliffe: Gal 5:16-17 - Hiduplah oleh Roh // kamu tidak akan menuruti. Daging // Roh // keduanya bertentangan, 16, 17. Hiduplah oleh Roh. Hanya dengan cara inilah orang-orang percaya dapat mengatasi berbagai keterbatasan daging dan mencegah pemenuhan keinginan-...
16, 17. Hiduplah oleh Roh. Hanya dengan cara inilah orang-orang percaya dapat mengatasi berbagai keterbatasan daging dan mencegah pemenuhan keinginan-keinginannya. Janjinya tegas - kamu tidak akan menuruti. Daging dan Roh adalah berlawanan, dan senantiasa perang. Jika seorang Kristen dikuasai oleh yang satu, dia tidak mungkin dikendalikan oleh yang lainnya. Pernyataan, keduanya bertentangan, agak bersifat sisipan, dan kesimpulan dari ayat ini tergantung langsung pada pernyataan kedua dalam ayat sebelumnya. Di balik perlawanan Roh terhadap daging ada maksud ilahi agar orang-orang percaya dicegah dari melakukan hal-hal yang (kalau tidak demikian) akan mereka lakukan.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Gal 5:13-26
Matthew Henry: Gal 5:13-26 - Desakan untuk Hidup dalam Kesalehan; Perbuatan Daging dan Roh; Buah-buah Roh Desakan untuk Hidup dalam Kesalehan; Perbuatan Daging dan Roh; Buah-buah Roh (5:13-26)
Pada bagian terakhir pasal ini Rasul Paulus mulai menasihati...
Desakan untuk Hidup dalam Kesalehan; Perbuatan Daging dan Roh; Buah-buah Roh (5:13-26)
- Pada bagian terakhir pasal ini Rasul Paulus mulai menasihati orang-orang Kristen ini supaya sungguh-sungguh hidup dalam kesalehan, sebagai penangkal terbaik terhadap perangkap guru-guru palsu. Terutama ada dua hal yang dia tekankan kepada mereka:
- I. Bahwa mereka jangan bersitegang satu sama lain, melainkan saling mengasihi. Dia memberi tahu mereka (ay. 13) bahwa mereka telah dipanggil untuk merdeka, dan dia ingin supaya mereka berdiri teguh dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus telah memerdekakan mereka. Walaupun begitu dia menghendaki mereka sangat berhati-hati, supaya mereka tidak mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa. Mereka tidak boleh mengambil kesempatan dari situ untuk menuruti keinginan hati dalam kesenangan-kesenangan dan perbuatan-perbuatan buruk apa pun, dan khususnya yang dapat menciptakan kesenjangan dan kebencian, dan menjadi dasar pertengkaran dan pertikaian di antara mereka. Tetapi, sebaliknya, dia ingin mereka melayani seorang akan yang lain oleh kasih, memelihara kasih sayang satu sama lain. Walaupun mungkin ada perbedaan-perbedaan kecil di antara mereka, kasih sayang itu akan mencondongkan hati mereka kepada segala pelayanan dengan rasa hormat dan kebaikan kepada satu sama lain yang diwajibkan agama Kristen kepada mereka. Perhatikanlah,
- 1. Kemerdekaan yang kita nikmati sebagai orang Kristen bukanlah kemerdekaan yang tidak bermoral. Walaupun Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat, namun Dia belum membebaskan kita dari kewajibannya. Injil adalah ajaran yang sesuai dengan ibadah kita (1Tim. 6:3, KJV: ajaran yang sesuai dengan kesalehan), dan sama sekali tidak mengizinkan dosa sedikit pun sehingga memberi kita kewajiban terbesar untuk menghindari dan menaklukkan dosa.
- 2. Walaupun kita harus berdiri teguh di dalam kemerdekaan Kristen kita, namun kita seharusnya tidak menuntut hal itu sampai melanggar kemurahan hati kristiani. Kita tidak boleh menggunakannya sebagai alasan untuk bersitegang dan bertikai dengan saudara-saudara Kristen kita, yang mungkin memiliki pikiran yang berbeda dengan kita. Sebaliknya kita harus selalu memelihara sikap terhadap satu sama lain yang mencondongkan hati kita untuk saling melayani dengan kasih. Untuk hal inilah Rasul Paulus berusaha keras meyakinkan orang-orang Kristen ini, dan ada dua pertimbangan yang dia sampaikan kepada mereka untuk tujuan ini:
- (1) Bahwa seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” (ay. 14). Kasih adalah ringkasan dari seluruh hukum Taurat. Seperti halnya kasih kepada Allah mencakup semua kewajiban dari loh batu pertama, demikian pula kasih kepada sesama kita mencakup semua kewajiban dari loh batu kedua. Rasul Paulus memberi perhatian khusus pada yang terakhir di sini, karena dia membicarakan perilaku mereka satu terhadap yang lain. Dan, ketika dia menggunakan ini sebagai alasan untuk mengajak mereka saling mengasihi, dia mengisyaratkan bahwa ini akan menjadi bukti yang bagus akan ketulusan mereka dalam ibadah mereka dan ini juga cara yang paling mungkin untuk menghilangkan pertikaian-pertikaian dan perpecahan-perpecahan yang ada di antara mereka. Akan tampak bahwa kita sungguh-sungguh murid-murid Kristus jika kita memiliki kasih satu sama lain (Yoh. 13:35). Dan, bilamana sikap ini dipertahankan, jika tidak sepenuhnya memadamkan perselisihan-perselisihan tidak pantas yang ada di antara orang-orang Kristen, namun setidaknya akan banyak mendamaikan mereka sehingga perselisihan-perselisihan itu tidak sampai mengakibatkan kehancuran.
- (2) Perbuatan menyedihkan dan berbahaya dari perilaku yang sebaliknya (ay. 15): Tetapi, katanya, jika bukannya melayani satu sama lain dalam kasih, dan dengan demikian memenuhi hukum Allah, malahan sebaliknya kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan. Jika, bukannya bertindak sebagaimana layaknya manusia dan orang Kristen, mereka justru berkelakuan lebih menyerupai binatang buas, dengan mencabik dan mengoyak-ngoyak satu sama lain, maka tidak ada yang dapat mereka harapkan sebagai akibatnya, selain bahwa mereka akan membinasakan satu sama lain. Dan oleh karena itu mereka memiliki alasan paling kuat untuk tidak menuruti kehendak hati sendiri untuk saling bertengkar dan bermusuhan. Perhatikanlah, saling bersitegang di antara saudara, jika tetap dilakukan, kemungkinan besar akan terbukti menghancurkan semua orang. Orang-orang yang terus menelan satu sama lain akhirnya akan membinasakan satu sama lain. Jemaat-jemaat Kristen tidak dapat dihancurkan kecuali oleh tangannya sendiri. Jika orang-orang Kristen, yang seharusnya saling menolong dan memberikan sukacita, malah menjadi seperti binatang buas, saling menggigit dan menelan, maka apa lagi yang dapat diharapkan selain bahwa Allah Sang Pengasih akan menyangkal anugerah-Nya untuk mereka, dan Roh kasih akan meninggalkan mereka, dan roh jahat, yang mencoba menghancurkan mereka semua, akan menang?
- II. Bahwa mereka semua harus berjuang melawan dosa. Jemaat akan berbahagia jika orang-orang Kristen mau membiarkan semua pertengkaran mereka dikalahkan oleh perjuangan melawan dosa, bahkan pertengkaran melawan dosa sekalipun. Demikian pula jika, daripada saling menggigit dan menelan karena perbedaan pendapat mereka, mereka semua mau bertekad melawan dosa di dalam diri mereka dan di tempat di mana mereka hidup. Inilah hal yang paling perlu kita perhatikan untuk kita perangi, dan yang di atas segala hal lainnya harus kita lawan dan tindas. Untuk membangkitkan orang-orang Kristen melawan dosa, dan untuk membantu mereka dalam hal ini, Rasul Paulus menunjukkan:
- 1. Bahwa di dalam diri setiap orang ada pergumulan antara daging dan roh (ay. 17): Keinginan (perjuangan dan pergumulan dengan kekuatan dan tenaga) daging (bagian diri kita yang rusak dan duniawi) berlawanan dengan keinginan Roh. Daging melawan semua dorongan kehendak Roh, dan menolak segala sesuatu yang rohani. Di sisi lain, roh (bagian diri kita yang sudah diperbarui) berjuang melawan daging, dan menentang kehendak dan keinginannya. Dan karena itulah kita setiap kali tidak melakukan apa yang kita kehendaki. Seperti halnya dasar anugerah di dalam diri kita tidak akan membiarkan kita melakukan segala kejahatan yang didorong oleh sifat cemar kita, demikian pula kita tidak dapat melakukan seluruh hal baik yang ingin kita lakukan, karena perlawanan yang kita hadapi dari dasar yang cemar dan duniawi. Dalam diri manusia duniawi pun ada semacam pergumulan (tuduhan hati nuraninya dan kecemaran hatinya sendiri berjuang melawan satu sama lain. Tuduhan-tuduhan hati nuraninya akan menekan kecemaran-kecemarannya, dan kecemaran-kecemarannya membungkam tuduhan-tuduhan itu). Demikian pula dalam diri orang yang sudah diperbarui, di mana ada semacam dasar yang baik, ada pergumulan antara sifat lama dan sifat baru, antara sisa-sisa dosa dan awal-awal anugerah. Dan orang-orang Kristen harus sadar bahwa mereka pasti akan mengalami hal ini selama mereka hidup di dunia ini.
- 2. Kewajiban dan kepentingan kita dalam pergumulan ini adalah berpihak kepada sisi yang lebih baik, berpihak kepada tuduhan-tuduhan hati nurani kita melawan kecemaran kita dan berpihak kepada anugerah kita melawan hawa-hawa nafsu kita. Hal ini Rasul Paulus gambarkan sebagai kewajiban kita, dan dia menunjukkan kepada kita cara-cara yang paling jitu untuk berhasil di dalamnya. Jika ditanyakan, arah mana yang harus kita ambil supaya kepentingan yang lebih baik bisa mendapatkan yang lebih baik, maka dia memberi kita satu aturan umum ini, yang, jika dilakukan dengan sepenuh hati, akan menjadi obat paling kuat untuk melawan melazimnya kecemaran. Dan aturan itu adalah berjalan di dalam Roh (ay. 16): Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Yang dimaksud dengan Roh di sini adalah Roh Kudus sendiri, yang berkenan merendahkan diri untuk berdiam di dalam hati orang-orang yang telah Dia perbarui dan kuduskan, untuk membimbing dan menolong mereka dalam melakukan kewajiban mereka. Atau, dasar penuh anugerah itu, yang Dia tanamkan di dalam jiwa umat-Nya dan yang dengan kuat melawan daging, karena dasar cemar yang masih ada di dalam diri mereka benar-benar melawannya. Karena itu tugas yang dinasihatkan kepada kita di sini adalah supaya kita menetapkan hati untuk bertindak di bawah bimbingan dan pengaruh Roh yang mulia itu, dan menyelaraskan diri dengan dorongan-dorongan dan kecenderungan sifat baru di dalam diri kita. Dan, jika ini menjadi perhatian utama kita dalam kebiasaan dan tujuan hidup kita, kita bisa mengandalkan bahwa, walaupun kita mungkin tidak dibebaskan dari segala hasutan dan perlawanan dari sifat cemar kita, kita akan dijaga supaya tidak mengikuti keinginan-keinginannya. Dengan demikian walaupun itu tetap ada di dalam diri kita, namun tidak akan menguasai kita. Perhatikanlah, penangkal terbaik racun dosa adalah berjalan di dalam Roh, banyak terlibat dalam hal-hal yang rohani, memikirkan hal-hal tentang jiwa, yang adalah bagian rohani manusia, lebih daripada tentang tubuh, yang adalah bagian duniawinya. Juga mempercayakan diri kita kepada tuntunan firman, yang di dalamnya Roh Kudus memberitahukan kehendak Allah mengenai kita, dan dalam menjalankan tugas kita bertindak dengan bergantung pada pertolongan dan pengaruh-Nya. Dan, seperti halnya ini akan menjadi cara terbaik untuk menjaga mereka dari memenuhi keinginan-keinginan daging, demikian pula ini akan menjadi bukti yang baik bahwa mereka adalah benar-benar orang Kristen. Karena itu Rasul Paulus mengatakan (ay. 18), Jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Seolah-olah dia berkata, “Kamu harus sadar bahwa pasti akan ada pergumulan antara daging dan roh selama kamu ada di dunia ini, bahwa daging akan memiliki keinginan yang bertentangan dengan roh seperti halnya roh bertentangan dengan daging. Namun jika, dalam kecondongan dan tujuan hidup kamu, kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, yakni jika kamu bertindak di bawah pimpinan dan pemerintahan dari Roh Kudus dan dari sifat dan watak rohani yang Dia kerjakan di dalam dirimu, dan juga jika kamu menjadikan firman Allah sebagai peraturanmu dan anugerah Allah sebagai pegangan dasarmu, maka akan jelas bahwa kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tidak di bawah kuasa penghukuman hukum Taurat, walaupun kamu masih berada di bawah kuasa pemerintahannya. Karena, demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus, dan semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah (Rm. 8:1-14).
- 3. Rasul Paulus memerinci perbuatan daging, yang harus diwaspadai dan dimatikan, dan buah-buah Roh, yang harus dihargai dan dihasilkan (ay. 19 dst.). Dan dengan menyebutkan perincian dia menggambarkan lebih lanjut apa yang menjadi alasannya di sini.
- (1) Dia memulai dengan perbuatan daging, yang, selain banyak, juga nyata. Tidak dapat disangkal bahwa hal-hal yang dia bicarakan di sini adalah perbuatan daging, atau hasil perbuatan dari sifat yang cemar dan rusak. Kebanyakan dari perbuatan-perbuatan itu dinyatakan salah oleh tuntunan alam sendiri, dan semuanya dinyatakan salah oleh tuntunan Injil. Perincian yang dia sebutkan bermacam-macam. Beberapa di antaranya adalah dosa melawan perintah ketujuh, seperti percabulan, kecemaran, hawa nafsu, yang artinya bukan hanya tindakan kotor dosa-dosa ini saja, melainkan segala macam pikiran, perkataan, dan perbuatan yang cenderung mengarah kepada pelanggaran besar. Sebagian merupakan dosa melawan perintah pertama dan kedua, seperti penyembahan berhala, dan sihir. Yang lainnya adalah dosa terhadap sesama kita, dan bertentangan dengan hukum utama tentang kasih persaudaraan, seperti perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, yang sangat sering menyebabkan percideraan, roh pemecah, kedengkian, dan terkadang sampai terjadi pembunuhan (KJV), bukan hanya terhadap nama baik dan reputasi namun bahkan juga hidup sesama kita manusia. Yang lainnya adalah dosa-dosa terhadap diri kita sendiri, seperti kemabukan dan pesta pora. Dan dia menutup daftar ini dengan perkataan dan sebagainya, dan memberikan peringatan jelas untuk semua orang supaya mewaspadai hal-hal tersebut, selagi mereka berharap dapat melihat wajah Allah dengan senang. Mengenai hal-hal ini dan sebagainya, katanya, kuperingatkan kamu, seperti yang telah kubuat dahulu, bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, betapapun mereka menyanjung diri dengan harapan-harapan yang sia-sia, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Ini adalah dosa-dosa yang pasti akan membuat manusia tidak dapat masuk ke dalam sorga. Dunia roh tidak pernah bisa terasa nyaman bagi orang-orang yang membenamkan diri di dalam kecemaran daging. Allah yang benar dan kudus pun tidak akan pernah menerima orang-orang seperti itu ke dalam perkenanan dan hadirat-Nya, kecuali mereka disucikan dan dikuduskan, dan dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita (1Kor. 6:11).
- (2) Dia menyebutkan secara rinci buah-buah Roh, atau sifat yang telah diperbarui, yang sudah seharusnya kita hasilkan sebagai orang Kristen (ay. 22-23). Dan di sini kita bisa mengamati bahwa seperti halnya dosa disebut perbuatan daging, karena daging, atau sifat rusak, adalah dasar yang menggerakkan dan menarik orang kepada dosa, demikian pula anugerah dikatakan sebagai buah Roh, karena sepenuhnya berasal dari Roh Kudus, seperti buah berasal dari akar. Sebelumnya Rasul Paulus telah menyebutkan sebagian besar perbuatan daging yang tidak hanya menyakiti manusia sendiri melainkan cenderung membuat mereka saling menyakiti. Demikian pula di sini dia memberi perhatian khusus kepada sebagian besar buah-buah Roh yang cenderung membuat orang-orang Kristen serasi satu sama lain, dan merasa damai dengan diri sendiri. Dan ini sangat sesuai dengan peringatan atau nasihat yang telah dia berikan sebelumnya (ay. 13), bahwa mereka tidak boleh mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Secara khusus dia menasihatkan supaya kita memiliki kasih, terutama kepada Allah, dan kepada satu sama lain untuk memuliakan Dia, dan juga sukacita, yang bisa dipahami sebagai rasa gembira dalam bergaul dengan teman-teman kita, atau lebih tepat kebahagiaan yang tetap di dalam Allah. Secara khusus ia juga menasihati kita untuk memiliki damai sejahtera, dengan Allah dan hati nurani kita sendiri, atau sifat dan perilaku yang menyukai perdamaian dengan orang lain, serta juga kesabaran, kesabaran menunda kemarahan, dan kepuasan menanggung luka. Juga, untuk memiliki kemurahan, sifat yang sangat baik hati, dan terutama kepada orang-orang yang lebih rendah dari kita, yang mendorong kita untuk baik dan sopan, dan tenang ketika ada yang bersikap buruk atau salah kepada kita, serta kebaikan (kebaikan hati, kedermawanan), yang tampak dalam kesiapan untuk melakukan kebaikan kepada semua orang selagi kita memiliki kesempatan. Juga untuk memiliki kesetiaan, ketaatan, keadilan, dan kejujuran, dalam hal yang kita akui dan janjikan kepada orang lain, serta kelemahlembutan, yang digunakan untuk menguasai perasaan-perasaan dan kemarahan-kemarahan kita, supaya tidak mudah dihasut, dan bilamana kita dihasut, kita segera menjadi tenang. Juga, penguasaan diri, dalam hal makanan dan minuman, dan kenikmatan-kenikmatan hidup lainnya, supaya tidak berlebihan dan melampaui batas dalam menggunakan hal-hal tersebut. Mengenai hal-hal ini, atau orang-orang yang di dalam diri mereka buah-buah Roh ini ditemukan, Rasul Paulus mengatakan, tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu, yang mengutuk dan menghukum hal-hal itu. Benar, karena itu tampaklah bahwa mereka tidak berada di bawah hukum Taurat, melainkan di bawah anugerah. Buah-buah Roh ini, dalam diri siapa pun ditemukan, jelas menunjukkan bahwa orang tersebut dipimpin Roh, dan sebagai akibatnya mereka tidak di bawah hukum Taurat, seperti pada ayat 18. Dan seperti halnya, dengan memerinci perbuatan-perbuatan daging dan buah-buah Roh ini, Rasul Paulus menunjukkan kepada kita apa yang harus kita hindari dan lawan dan apa yang harus kita hargai dan usahakan, demikian pula (ay. 24) dia memberi tahu kita bahwa inilah yang menjadi kepedulian dan usaha yang sesungguhnya dari semua orang Kristen sejati. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, kata Rasul Paulus (orang yang benar-benar Kristen, bukan hanya dalam penampilan dan pengakuan, melainkan dalam kesungguhan dan kebenaran), ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Seperti halnya dalam baptisan mereka, mereka diharuskan untuk ini (karena, dengan dibaptis dalam Kristus, mereka telah dibaptis dalam kematian-Nya, Rm. 6:3), demikian pula mereka sekarang sungguh-sungguh mengabdikan diri mereka dalam hal ini. Dan, demi menyelaraskan diri dengan Tuhan dan Pemimpin mereka itu, mereka berusaha keras untuk mati bagi dosa, sebagaimana Dia telah mati karenanya. Mereka belum mencapai kemenangan penuh atas dosa. Mereka masih memiliki daging selain Roh di dalam diri mereka, dan daging itu memiliki kesenangan-kesenangan dan keinginan-keinginan, yang tetap memberi mereka gangguan yang tidak sedikit. Namun karena sekarang dosa tidak berkuasa lagi di dalam tubuh mereka yang fana, sehingga mereka tidak lagi menuruti keinginannya (Rm. 6:12), mereka berusaha meruntuhkan dan menghancurkannya secara menyeluruh, dan berusaha membuatnya mati secara memalukan dan tercela walaupun kematiannya itu lama dan pelan, supaya dosa itu mati dalam kematian yang sama memalukan dan tercela seperti yang Tuhan kita Yesus jalani untuk kepentingan kita. Perhatikanlah, jika kita harus membuktikan diri kita sebagai milik Kristus, sedemikian rupa hingga dipersatukan dan menyatu dengan Dia dan mencurahkan perhatian kepada-Nya, maka kita harus senantiasa peduli dan berusaha untuk menyalibkan daging dengan kesenangan-kesenangan dan keinginan-keinginannya yang cemar. Kristus tidak akan pernah mengakui sebagai milik-Nya orang-orang yang menyerahkan diri mereka menjadi hamba dosa. Namun walaupun Rasul Paulus di sini hanya menyebutkan penyaliban daging beserta kesenangan-kesenangan dan keinginan-keinginannya, sebagai kewajiban dan watak orang Kristen sejati, namun, sudah pasti, tersirat bahwa, di sisi lain, kita harus memperlihatkan buah-buah Roh yang baru saja dia perinci sebelumnya. Ini adalah tugas kita juga, dan tidak kalah penting untuk membuktikan ketulusan kita dalam beragama. Tidaklah cukup jika kita hanya berhenti berbuat jahat, melainkan kita juga harus belajar berbuat baik. Kekristenan kita mengharuskan kita bukan hanya untuk mati bagi dosa, melainkan juga harus hidup untuk kebenaran. Bukan hanya melawan perbuatan daging, melainkan juga menghasilkan buah-buah Roh. Oleh karena itu jika kita mau memperlihatkan bahwa kita memang benar-benar milik Kristus, ini harus menjadi kepedulian dan usaha kita yang sungguh-sungguh di samping kewajiban-kewajiban yang lain. Bahwa tujuan Rasul Paulus adalah menggambarkan kedua hal ini sebagai tugas kita, dan perlu untuk mendukung watak kita sebagai orang Kristen, bisa disimpulkan dari pernyataan berikutnya (ay. 25), ketika dia menambahkan, Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh. Artinya, “Jika kita mengaku telah menerima Roh Kristus, atau bahwa kita diperbarui dalam Roh Kristus, atau bahwa kita diperbarui dalam roh pikiran kita, dan dilengkapi dengan asas hidup rohani, marilah kita menunjukkannya dengan buah-buah Roh yang layak dalam hidup kita.” Dia telah memberi tahu kita sebelumnya bahwa Roh Kristus adalah hak istimewa yang dilimpahkan kepada semua anak Allah (4:6). “Nah,” katanya, “jika kita mengaku berasal dari bilangan ini, dan sebagai orang yang demikian telah memperoleh hak istimewa ini, marilah kita menunjukkannya dengan perilaku dan kelakuan yang sesuai dengan hal itu. Marilah kita membuktikan asas-asas kita yang baik dengan perbuatan-perbuatan baik.” Perilaku kita akan selalu sesuai dengan asas yang membimbing dan mengatur kita. Seperti halnya mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging, demikian pula mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh (Rm. 8:5). Oleh karena itu jika kita mau menunjukkan bahwa kita adalah milik Kristus, dan bahwa kita memiliki sifat-sifat Roh-Nya, maka itu haruslah dengan cara tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Kita harus bertekad sepenuh hati untuk mematikan perbuatan-perbuatan daging, dan berjalan dalam hidup baru.
- 4. Rasul Paulus menutup pasal ini dengan sebuah peringatan terhadap kesombongan dan kedengkian (ay. 26). Sebelumnya dia telah menasehati orang-orang Kristen ini supaya melayani seorang akan yang lain oleh kasih (ay. 13), dan mengingatkan mereka apa akibatnya jika, bukannya melakukan itu, mereka justru saling menggigit dan saling menelan (ay. 15). Sekarang, sebagai cara untuk mengajak mereka melakukan yang satu dan menjaga mereka dari yang lain dari hal-hal ini, di sini dia memperingatkan mereka supaya tidak menginginkan kemuliaan sia-sia, atau mengharapkan penghargaan dan tepuk tangan yang tidak semestinya dari manusia. Karena, jika keinginan ini dituruti, pasti akan membuat mereka saling menggusarkan dan mendengki. Selama perilaku ini berkuasa di antara orang-orang Kristen, mereka akan mudah meremehkan dan merendahkan orang-orang yang mereka anggap lebih rendah daripada mereka. Mereka akan menjadi kesal jika tidak mendapatkan penghormatan yang mereka pikir berhak mereka dapatkan dari orang-orang itu. Dan mereka juga akan cenderung dengki kepada orang-orang yang dapat membuat ketenaran mereka berkurang. Dan demikianlah maka timbul pertengkaran-pertengkaran dan pertikaian-pertikaian yang, karena tidak sesuai dengan kasih yang harus dipelihara oleh orang-orang Kristen satu sama lain, maka sangat merugikan bagi kehormatan dan kepentingan agama itu sendiri. Oleh karena itu tentu saja Rasul Paulus ingin kita mewaspadai hal ini. Perhatikanlah,
- (1) Kemuliaan yang berasal dari manusia adalah kemuliaan yang sia-sia, yang, bukannya diingini, melainkan kita harus mati terhadapnya.
- (2) Penghargaan yang tidak semestinya terhadap pujian dan tepuk tangan manusia merupakan alasan kuat terjadinya perselisihan dan pertikaian menyedihkan yang timbul di antara orang-orang Kristen.
SH -> Gal 5:13-18
SH: Gal 5:13-18 - Kasih, hukum, dan kebebasan (Kamis, 16 Juni 2005) Kasih, hukum, dan kebebasan
Kebebasan tanpa norma sama sekali bukan kebebasan melainkan
bencana. Banyak orang Kristen salah memahami dan salah me...
Kasih, hukum, dan kebebasan
Kebebasan tanpa norma sama sekali bukan kebebasan melainkan
bencana. Banyak orang Kristen salah memahami dan salah memaknai
kemerdekaan yang sejati. Seakan-akan bebas dari dosa berarti
bebas untuk berbuat dosa. Mengapa bisa timbul salah pengertian
seperti ini?
Kesalahan pertama adalah karena tidak mengerti fungsi hukum Taurat secara tuntas. Karena keselamatan adalah anugerah dan bukan diperoleh dengan menaati hukum Taurat, banyak orang merasa ajaran-ajaran etika di hukum Taurat pun tidak perlu diberlakukan. Akibatnya mereka merasa sah saja melanggar hukum Taurat. Padahal hukum Taurat mengajarkan jalan-jalan yang benar untuk dilakukan anak-anak Tuhan. Tuhan Yesus sudah merangkum hukum Taurat menjadi hukum kasih (ayat 14). Kesalahan kedua adalah karena salah mengerti maksud Tuhan menyelamatkan orang berdosa. Seseorang diselamatkan agar menjalani hidup dalam kasih. Jadi, anak-anak Tuhan dimerdekakan dari perbudakan dosa dan dari kutuk hukum Taurat supaya dapat mempraktikkan kasih ilahi kepada sesamanya. Bagaimana cara mempraktikkan hukum kasih itu dan tidak terjerat kepada keingingan-keingingan daging? Hanya satu cara, yaitu dengan menyerahkan hidup kita dipimpin oleh Roh. Kita harus melawan setiap keinginan daging yang masih mau menguasai kita dengan cara membiarkan Roh Tuhan memimpin hidup kita (ayat 16-18).
Orang yang belum diselamatkan berbuat dosa karena memang dibelenggu oleh kuasa dosa. Namun, anak-anak Tuhan hidup mempraktikkan keadilan, kebenaran, dan kekudusan sebagai pernyataan kasih mereka kepada Kristus dan kepada sesama. Bukti kasih mereka kepada Kristus adalah berupa kerelaan diatur dan dipimpin oleh Roh. Bukti kasih mereka kepada sesama adalah menjadi berkat dan teladan hidup beriman bagi sesama.
Renungkan: Hanya di dalam kasih karunia kita dimampukan mengasihi dengan tulus.
Utley -> Gal 5:16-24
Utley: Gal 5:16-24 - --NASKAH NASB (UPDATED): Gal 5:16-2416 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. 17 Sebab keinginan daging berl...
NASKAH NASB (UPDATED): Gal 5:16-24
16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. 17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging — karena keduanya bertentangan — sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. 18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. 19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,
percideraan, roh pemecah, 21kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu — seperti yang telah kubuat dahulu — bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 22Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 23kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. 24Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Gal 5:16 "hiduplah oleh Roh," Sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE, Paulus mendesak Galatia untuk menjalani suatu kehidupan secara adikodrati dan terus dikendalikan oleh Roh Allah (lih. Ef 4:1,17; 5:2,15-18) . Suatu ide utama dalam Galatia adalah bahwa Roh adalah Dia yang membawa keselamatan awal. Jadi, ayat ini berarti bahwa apa yang dimulai oleh Roh (lih. Gal 3:3), juga merupakan apa yang disempurnakan oleh Roh (lih. Rom 8:16-25). Istilah yang terkait "hukum Roh," Rom 8:1 dan tersirat dalam ayat Gal 5:18, adalah persis sama dengan "hukum Kristus" dalam 1Kor 9:21 dan Yak 1:25; 2:8,12. Hukum kasih melayani orang lain serta diri sendiri (lih. Fili 2:1-4).
□ "maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging" Penolakan terkuat yang memungkinkan dalam bahasa Yunani Koine memanfaatkan DOUBLE NEGATIVE dengan sebuah AORIST SUBJUNCTIVE, yang berarti "tidak pernah dalam kondisi apapun." Ini ditemukan dalam ayat ini, yang diikuti dengan Kata Yunani yang sangat kuat untuk "memuaskan." Kehidupan Kristen dan keselamatan kekal berasal dari hal adi kodrati. Orang percaya tidak hanya dipanggil untuk diselamatkan – tetapi dipanggil untuk keserupaan dengan Kristus (lih. Rom 8:28-29; Gal 4:19; Ef 1:4). Kontras antara "daging" dan "roh" adalah umum dalam Paulus (lih. Rom 8:1-11). "Daging" [sarx] digunakan dalam dua pengertian oleh Paulus: (1) tubuh fisik, dan (2) sifat jatuh, berdosa, keAdaman umat manusia. Di sini jelas # 2. Lihat Topik Khusus: Daging (sarx) di Gal 1:16.
Gal 5:17 Kontras antara dua cara hidup ini juga ditemukan dalam Rom 8:1-11. Paulus menyajikan ke dua cara yang seharusnya untuk diselamatkan: (1) usaha manusia, dan (2) kasih karuniagratis Allah dalam Kristus. Kemudian ada dua cara untuk menjalani hidup yang saleh: (1) usaha manusia (yang dipengaruhi oleh Kejatuhan) dan (2) kekuasaan Allah yang bebas dalam Roh. Kaum Yudais menegaskan usaha manusia baik dalam keselamatan dan kehidupan Kristen, tetapi Paulus menegaskan penyediaan adi kodrati Allah di dalam keduanya.
Gal 5:18 "Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh" Ini adalah sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL, yang diasumsikan benar dari perspektif penulis atau untuk tujuan sastranya. Mereka yang dipimpin oleh Roh tidak tunduk pada hukum (lih. Rom 6:14; 7:4,6). Ini tidak berarti bahwa orang Kristen tidak akan berdosa (lih. Rom 7 dan 1Yoh 2:1), melainkan bahwa hidup mereka tidak ditandai dengan pemberontakan (lih. 1Yoh 3:6,9).
□ "kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat" Tidak ARTICLE yang mendahului "hukum" dalam naskah Yunaninya, jadi kata ini bisa memiliki konotasi yang lebih luas dari sekedar hukum Yahudi. Di sini, hukum memiliki pengertian sebagai suatu cara hidup yang digunakan untuk mendekati Tuhan. Di sini sekali lagi adalah kontras di antara dua cara untuk menyenangkan atau diterima Allah: usaha sendiri dan kasih karunia gratis Allah.
Gal 5:19 "Perbuatan daging telah nyata" Banyak komentator melihat beberapa kategori yang berbeda dalam daftar dosa ini. Namun demikian, ada kesatuan di sini terutama berdasarkan pada ekses-ekses penyembah kafir. Orang mengungkapkan diri sejati mereka dalam tindakan dan motif mereka (lih. Mat 7:16,20; 12:33). Hasil dari Kejatuhan terlihat dalam pilihan gaya hidup kita.
KJV menambahkan istilah "perzinahan" pada daftar ini. Ini hanya didukung oleh naskah Yunani D, Codex Bezea, yang berasal dari abad keenam M. Ini juga dimasukkan ke dalam beberapa naskah Latin kuno dan Vulgata.
Untuk "daging" lihat Topik Khusus pada Gal 1:16.
- NASB "amoralitas, kenajisan"
- NKJV "percabulan, kecemaran"
- NRSV "percabulan, kecemaran"
- TEV "tidak bermoral, kotor"
- NJB "percabulan, ketidaksenonohan yang kotor"
Istilah Yunani yang pertama ini [porneia] aslinya berarti "pelacur," tapi ini digunakan untuk amoralitas seksual pada umumnya (lih. 1Kor 6:9). Kita mendapatkan istilah "pornografi" dari kata Yunani ini. Istilah yang kedua [akatharsia], "kenajisan," juga merupakan istilah yang umum untuk amoralitas seksual, meskipun awalnya digunakan dalam PL dalam arti kenajisan seremonial atau kekotoran moral. Paulus memaksudkan arti yang terakhir.
- NASB "hawa nafsu"
- NKJV, NRSV "tak bermoral"
- TEV "dan tindakan tidak senonoh"
- NJB "ketidakbertanggungjawaban seksual"
Ini menyiratkan suatu pemameran keinginan seksual di depan publik (lih. 2Kor 12:21). Aktivitas seksual semacam ini tidak mengenal batas atau hambatan sosial. Penyembahan kafir ditandai oleh aktivitas seksual (seperti juga beberapa guru palsu Gnostik di kemudian hari, lih. 1Tim 1:10; 2Tim 3:6; Tit 3:3).
Gal 5:20 "penyembahan berhala," Ini menunjuk pada ibadah kepada apa pun yang menggantikan Allah (lih. 1Kor 10:14; Ef 5:5; Kol 3:5; 1Pet 4:3). Ini terutama terkait dengan tindakan ibadah kepada patung atau benda mati.
□ "sihir" Ini adalah istilah Yunani pharmakia dari mana kata "farmasi" berasal. Sihir mungkin menunjuk pada praktek penggunaan obat untuk menginduksi suatu pengalaman religius. Ini kemudian digunakan untuk praktek magis jenis apapun.
- NASB "perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah"
- NKJV "kebencian, perselisihan, kecemburuan, ledakan amarah, ambisi egois, perselisihan, bidat"
- NRSV "permusuhan, perselisihan, iri hati, kemarahan, pertengkaran, perselisihan, faksi-faksi"
- TEV "Orang menjadi musuh dan mereka bertempur, mereka menjadi cemburu, marah, dan ambisius"
- NJB "pertikaian dan percekcokan, iri hati, pemarah dan pertengkaran; ketidaksepakatan, faksi"
Litani ini menggambarkan sikap dan tindakan orang-orang yang marah, jatuh, egois. Ingat Gal 5:15,26.
□ "perseteruan," Kata ini (echthra) menggambarkan kondisi yang bersifat memusuhi orang.
□ "perselisihan" Ini berarti "berjuang untuk hadiah."
□ "iri hati" Kata ini (zēlos) bisa memiliki konotasi positif atau negatif, tetapi dalam konteks ini berarti "mementingkan diri sendiri."
□ "amarah" Istilah Yunani ini (thumos) berarti "ledakan amarah secara tiba-tiba dan tak terkendali."
□ "kepentingan diri sendiri" Ini menyiratkan konflik yang didasarkan pada pencarian keuntungan diri sendiri atau ambisi yang tidak mengenal batas.
□ "percideraan, roh pemecah" Kedua istilah ini adalah bersama-sama. Keduanya menggambarkan sebuah divisi dogmatis yang bersifat memecahbelah di dalam suatu kelompok yang lebih besar, sesuatu yang mirip dengan partai politik (lih. 1Tim 5:15). Ini digunakan untuk menggambarkan gereja-gereja, seperti Gereja Korintus (lih. 1Kor 1:10-13; 11:19; 2Kor 12:20).
Gal 5:21 "kedengkian" Sebuah peribahasa Stoa yang umum dari zaman itu mengatakan "iri hati adalah berduka atas kemakmuran orang lain."
Beberapa naskah kuno Yunani yang lebih tua menambahkan kata "pembunuhan" setelah kata "iri hati." Ini disertakan dalam naskah A, C, D, G, K, dan P, namun tidak termasuk dalam P46, א, dan B. Hal ini juga dikecualikan dalam tulisan-tulisan bidat awal Marcion dan para bapa gereja mula-mula, Ireneus, Klemens dari Alexandria, Origenes, Chrysostom, Jerome, dan Agustinus. Para juru tulis mungkin telah ,menambahkannyadari Rom 1:29.
□ "kemabukan, pesta pora" Kedua kata terakhir ini menggambarkan pesta pora mabuk yang berhubungan dengan penyembahan kafir (lih. 1Kor 6:9).
□ "dan sebagainya" Frasa ini menunjukkan bahwa daftar ini tidak lengkap, tetapi merupakan perwakilan (lih. 1Kor 6:9-10; Ef 5:5). Sebagai suatu peringatan, ini mungkin telah mengingatkan jemaat Galatia akan khotbah Paulus pada kesempatan sebelumnya. Ayat ini, seiring dengan 1Yoh 5:16, adalah sumber dari pembedaan Katolik Romawi antara dosa berat dan ringan. Namun demikian, penafsiran ini sangat meragukan, mengingat ketumpang- tindihan definisi dari istilah-istilah ini, serta juga fakta bahwa dosa-dosa ini bahkan dilakukan oleh orang Kristen. Ayat-ayat ini memperingatkan bahwa meskipun orang Kristen dapat berdosa di bidang-bidang ini dan masih bisa diselamatkan, jika hidup mereka ditandai atau didominasi oleh dosa-dosa ini, mereka belum benar-benar menjadi ciptaan baru dalam Kristus (1Yoh 3:6,9).
□ "Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu — seperti yang telah kubuat dahulu — bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." Pilihan gaya hidup seseorang mengungkapkan hatinya. Mereka yang benar-benar ditebus masih bergumul dengan dosa, tetapi hidup mereka tidak ditandai oleh dosa (lih. 1Yoh 3:6,9). Ini bukan berarti bahwa dosa-dosa ini tidak dapat diampuni atau bahwa orang Kristen sejati tidak melakukan dosa-dosa ini, namun bahwa pada seorang percaya sejati proses keserupaan dengan Kristus telah dimulai. Roh, yang menarik orang percaya kepada Kristus, sekarang membentuk Kristus di dalam mereka (lih. Gal 4:19, Yoh 16:8-13). Yesus bersikap sangat jelas tentang gaya hidup orang percaya dalam Mat 7, "dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka" dan Yoh 15.
"Kerajaan Allah" adalah pokok dari khotbah Yesus yang pertama dan terakhir dan sebagian besar dari perumpamaan-Nya. Pemerintahan Allah dalam hati manusia sekarang akan suatu hari nanti disempurnakan atas seluruh bumi (lih. Mat 6:10; 1Kor 6:9-10; Ef 5:5).
Gal 5:22 "Tetapi buah Roh ialah" Paulus menggambarkan usaha manusia sebagai perbuatan daging, namun ia menggambarkan kehidupan Kristen sebagai "buah" (lih. Yoh 15) atau produk dari Roh. Ia dengan demikian membedakan agama yang berfokus-manusia dan agama yang berfokus-adikodrati. Secara jelas, buah Roh dan karunia-karunia Roh adalah berbeda. Sementara karunia rohani diberikan kepada setiap orang percaya pada saat keselamatan (lih. 1Kor 12:7,11), buah ini adalah satu lagi metafora untuk menggambarkan motif, sikap dan gaya hidup Yesus Kristus. Sebagai hadiahnya adalah distribusi dari pelayanan-pelayanan yang berbeda dari Kristus di antara tubuh Kristus, buah ini adalah sikap kolektif dari Kristus dalam melakukan karunia-karunia ini. Sangat mungkinlah untuk memiliki karunia yang efektif dan tidak memiliki suatu sikap serupa Kristus. Oleh karena itu, kedewasaan yang serupa Kristus, yang dibawa oleh buah Roh, memberikan kemuliaan utama bagi Allah melalui berbagai ragam karunia Roh. Kedua hal ini dibawa oleh pemenuhan dengan Roh (lih. Ef 5:18).
Juga menarik untuk dicatat bahwa buah berbentuk TUNGGAL dalam ayat ini. Penggunaan bentuk TUNGGAL ini dapat dipahami dalam dua cara: (1) kasih adalah buah dari Roh, yang digambarkan oleh berbagai istilah yang mengikuti, atau (2) itu adalah sebuah tunggal kolektif seperti "biji."
□ "kasih" Bentuk Yunani untuk kasih ini, agapē, digunakan dalam suatu cara yang unik oleh Gereja awal untuk kasih Allah yang memberi diri. KATA BENDA ini tidak sering digunakan dalam bahasa Yunani klasik. Gereja menanamkannya dengan arti baru untuk menggambarkan kasih Allah yang khusus. Kasih di sini secara teologis beranalog dengan hesed(BDB 338), perjanjian kesetiaan dan kasih Allah, dalam PL.
□ "sukacita" Sukacita adalah sikap hidup yang bergembira dalam keberadaan kita di dalam Kristus terlepas dari keadaan (lih. Rom 14:17; 1Tes 1:6; 5:16; Yud 1:24).
□ "damai sejahtera" Perdamaian bisa berarti
- 1. rasa kesejahteraan kita karena hubungan kita dengan Kristus
- 2. pandangan dunia baru kita yang berdasarkan atas wahyu Allah yang tidak bergantung pada keadaan
- 3. ketenangan dalam hubungan kita dengan orang lain, terutama orang percaya (lih. Yoh 14:27; Rom 5:1; Fili 4:7)
Perdamaian dengan Allah membawa perdamaian di dalam dan di luar (yaitu, saudara dan saudari seperjanjian).
□ "kesabaran" Kesabaran adalah pantas bahkan dalam menghadapi provokasi. Ini adalah suatu karakteristik dari Allah Bapa (lih. Rom 2:4; 9:22; 1Tim 1:18; 1Pet 3:20). Sebagaimana Allah telah bersabar dengan kita, kita harus bersabar dengan orang lain (lih. Ef 4:2-3), khususnya orang percaya (lih. Gal 6:10).
□ "kemurahan, kebaikan" "Kebaikan" tidak hanya menggambarkan kehidupan Yesus, tetapi kuk-Nya (lih. Mat 11:30). Bersama-sama, kedua istilah ini menggambarkan sikap positif, terbuka dan menerima terhadap orang lain, terutama orang-orang percaya (lih. Gal 6:10).
□ "kesetiaan" Pistis digunakan dalam pengertian Perjanjian Lamanya yaitu kesetiaan dan kepercayaan. Ini biasanya digunakan untuk Allah (lih. Rom 3:3). Di sini ini menjelaskan hubungan baru orang percaya dengan orang lain, terutama orang-orang percaya.
Gal 5:23 "kelemah lembutan" Kadang-kadang diterjemahkan sebagai "kelembuthatian," praotes dicirikan oleh roh berserah. Ini adalah sebuah metafora yang diambil dari hewan peliharaan. Kelemah lembutan tidak termasuk dalam daftar kebajikan Yunani atau Stoa, karena orang Yunani melihatnya sebagai kelemahan. Ini adalah khas Kristen (lih. 1Kor 4:21; 2Kor 10:1; Ef 4:2; Kol 3:12; 1Tim 6:11; 2Tim 2:25; Tit 3:2). Ini digunakan baik untuk Musa (lih. Bil 12:3) dan Yesus (lih. Mat 11:29; 21:5).
□ "penguasaan diri" Batu penutup dari daftar ini, pengendalian diri, mencirikan kedewasaan Kristus (lih. Kis 24:25; Tit 1:8; 2Pet 1:6). Istilah ini digunakan dalam 1Kor 7:9 untuk pengendalian dorongan seksual kita dan yang mungkin disinggung di sini karena daftar pelanggaran seksual dari ibadah kafir.
□ "Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu" Ada sebuah hukum batin yang baru dalam kehidupan orang percaya yang menunjukkan kehadirannya dengan hidup kudus (lih. Rom 6:19; Yak 1:25; 2:8,12). Inilah persisnya tujuan dari perjanjian baru (lih. Yer 31:31-34 dan Yeh 36:22-32). Kseserupaan dengan Kristus adalah tujuan Allah bagi setiap orang Kristen (lih. Rom 8:28-29; Gal 4:19; Ef 1:4).
Gal 5:24 "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging" Ini adalah AORIST ACTIVE INDICATIVE yang berbicara tentang tindakan selesai pada masa lalu. Bagian ini, dan lain-lain yang menyiratkan kesatuan mistis, dapat ditafsirkan di dalam kategori-kategori teologis (lih. Rom 6:6). Di sepanjang kitab Galatia, khususnya Gal 2:20, "menyalibkan" digunakan untuk mencirikan hubungan kita dengan Hukum. Setelah kami menerima tawaran anugerah Allah yang gratis dalam Kristus sebagai satu-satunya cara keselamatan kita, kita secara tegas menutup diri dari kejahatan sifat jatuh kita dan sistem dunia yang jatuh. Keputusan pribadi kita untuk memutuskan diri kita sendiri ini adalah metafora alkitabiah dari "penyaliban" seperti yang terlihat dalam Gal 2:20; 5:24; 6:14.
Ini sering dicirikan sebagai "kematian terhadap diri sendiri." Allah telah membuat kita secara pribadi (lih. Mazm 139) untuk melayani-Nya dan bukan diri melayani diri kita sendiri (lih. Rom 6). Kehidupan baru di dalam Kristus ini berarti kematian bagi gaya hidup jatuh, egois dari manusia pemberontak (lih. Gal 2:20; Rom 6:11; 2Kor 5:14-15; 1Yoh 3:16).
Untuk "Daging" lihat Topik Khusus pada Gal 1:16.
□ "Dengan segala hawa nafsu dan keinginannya" Orang-orang Yunani mengidentifikasi tubuh sebagai sumber dosa karena tidak memiliki pewahyuan adikodrati tentang penciptaan dan kejatuhan manusia (lih. Kej 1; 2; 3). Oleh karena itu, mereka menyalahkan tubuh fisik yang secara moral adalah netral sebagai sumber kejahatan. Orang percaya mengerti dari Paulus bahwa secara moral tubuh adalah netral (lih. Rom 4:1; 9:3; 1Kor 10:18). Yesus memiliki sebuah tubuh manusia yang nyata (lih. Yoh 1:14; Rom 1:3; 9:5). Kebaikan atau kejahatannya tergantung pada bagaimana kita menggunakannya, untuk Allah atau untuk kejahatan. Setelah kita menjadi orang percaya, kita arus menyerahkan kecenderungan kejatuhan, egois kita kepada kuasa Roh Kudus (lih. Rom 7 dan 1Yoh 2:1).
Galilah -> Gal 5:16-26
Galilah: Gal 5:16-26 - Merdeka supaya bisa Hidup oleh Roh Galatia 5:16-26 Sub Tema: Merdeka supaya bisa Hidup oleh Roh
Tetapi saya berkata, hiduplah oleh Roh dan kalian tidak mungkin memuaskan keinginan ked...
Galatia 5:16-26 Sub Tema: Merdeka supaya bisa Hidup oleh Roh
Tetapi saya berkata, hiduplah oleh Roh dan kalian tidak mungkin memuaskan keinginan kedagingan. Karena kedagingan merindukan apa yang berlawanan dengan Roh dan Roh merindukan apa yang berlawanan dengan kedagingan, sebab Roh dan kedagingan berlawanan satu sama lain, sehingga apa yang kalian kehendaki, tidak bisa kalian lakukan. Tetapi kalau kalian dibimbing oleh Roh, Kalian tidak di bawah Hukum Taurat Nah, perbuatan daging adalah nyata yaitu percabulan, kecemaran, tunasusila, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, ledakan amarah, cita-cita egois, pemecahan, partai-partai kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan hal-hal seperti ini. Saya memperingati, sama seperti dulu saya memperingati, bahwaorang-orang yang melakukan hal-hal seperti itu, tidak akan mewarisi Kerajaan Allah! Tetapi buah Roh adalah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebajikan, kebaikan hati, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, Tidak ada hukum yang melarang hal-hal seperti itu, Dan orang-orang yang dimiliki Kristus [Yesus], sudah menyalibkan kedagingan, termasuk hawa nafsunya, dan kerinduan-kerinduannya. Kalau kita hidup oleh Roh, marilah kita mengikuti jejak-jejak Roh. Jangan kita menjadi tinggi hati, sehingga kita saling menggusarkan dan cemburu satu sama lain.
ay. 16 Tetapi saya berkata – Ungkapan ini biasanya menjadi tanda bahwa bagian berikutnya mengembangkan suatu poin yang dibicarakan tadi. Dalam konteks ini, jelas bahwa ay. 13-15 yang dimaksudkan karena adanya kata sarks (kedagingan) yang mengaitkannya.
Hiduplah oleh Roh – Perintah peripateiti sebenarnya berarti berjalanlah. Paulus menggunakan kata ini 30an kali dalam Perjanjian Baru,289 tetapi maknanya menyangkut gaya hidup seseorang. Sifat terus menerus mendesak supaya kita selalu demikian. Oleh Roh di sini terdapat dari sifat datif290 yang ada pada kata pneuma (Roh). Ada banyak pembahasan mengenai maksudnya, tetapi yang paling masuk akal adalah “dative of means” yang berarti datif yang membawa arti sarana.291 Dengan demikian kita lihat bahwa kita harus terus bergantung kepada Roh Kudus sebagai saranahidup rohani kita. Poin yang penting ini menjadi kunci untuk bagian berikutnya sampai Gal 6:10. Seperti kita lihat di pembahasan mengenai 3:6, pikiran Paulus berakar dalam dua nubuatan di Perjanjian Lama yang sangat mendasar bagi Perjanjian Baru:
Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN:Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN!Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingatdosa mereka." (Yeremia 31:33-34)
Tetapi yang di Yehezkiel paling jelas mengungkapkan maksud Paulus di bagian ini:
Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. (Yehezkiel 36:25-27)
Jadi kesimpulannya adalah Roh Kudus sudah diberikan kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus. Roh tersebut berupaya membentuk kita sesuai dengan FirmanNya, sehingga jalan perubahan bagi kita bukanlah untuk memaksa diri berubah supaya Allah senang, melainkan untuk menyerahkan diri terus kepada bimbingan Roh Kudus di dalam FirmanNya (Istilahnya penuh dengan Roh Kudus), percaya pada kesanggupan Dia untuk mengubahkan kita dan dalam keyakinan dan kekuatan itu, kita menolak dosa dan berjuang untuk menuruti Tuhan kita. Lihat juga Efe 4:17-32, Fili 2:12-13, Kol 3:1-17.
Dan kalian tidak mungkin memuaskan keinginan kedagingan – Frase ou me secara literal berarti tidak-tidak dan membawa arti tidak mungkin/sekali-kali tidak. Kalau frase ini digunakan bersama imbuhan yang ada pada kata memuaskan ini,292 itu merupakan cara yang paling kuat dalam bahasa Yunani untuk berkata tidak mungkin.293 Kata teleo yang diterjemahkan memuaskan adalah menarik karena biasanya berarti melengkapi, ataumenyempurnakan, tetapi dalam konteks ini membawa arti memberi apa yang dirindukan, yaitu memuaskan. Keinginan,kerinduan daging,kedagingan menggambarkan hawa nafsu orang yang rindu apa yang berlawanan dengan kehendak Allah. Jadi ayat ini bukan janji bahwa orang percaya bisa hidup sempurna (Gal 5:17, Rom 7:7-25, Yak 3:3), melainkan bahwa Roh Kudus selalu akan membimbing kita kepada kekudusan dan seperti kita akan lihat di bawah, tanda bahwa orang penuh dengan Roh adalah kehidupan moralnya, bukanlah pelayanannya atau karunia-karunianya. Hal ini sangat jelas di 1 Kor 13:1-3 dan Mat 7:21-23.
ay. 17 Karena kedagingan merindukan apa yang berlawanan dengan Roh dan Roh merindukan apa yang berlawanan dengan kedagingan – Kata kerja epithymeo berarti merindukan,atau menginginkan, yaitu keinginan yang kuat. Sifatnya terus menerus,294 jadi sama seperti kita perhatikan tadi, kedagingan merindukan terus apa yang berlawanan dengan Roh dan sebaliknya. Kata ini tidak dipakai lagi menyangkut Roh: Secara literal berbunyi: Karena kedagingan merindukan apa yang berlawanan dengan Roh dan Roh… yang berlawanan dengan kedagingan – Bahasa seperti ini sangat biasa dalam bahasa Yunani, tetapi dalam Bahasa Indonesia perlu adanya kata kerja lagi supaya jelas. Kata penghubung gar (karena) di muka mengaitkannya dengan ayat tadi sehingga kita melihat bahwa orang yang dikuasai oleh Roh tidak memuaskan kerinduan kedagingannya, karena kedagingan itu berlawanandengan Roh.
Sebab Roh dan kedagingan berlawanan satu sama lain – Klausa ini mencakup arti daripada yang tadinya. Kata berlawanan (antikeimai) bersifat terus menerus juga.295
Sehingga apa saja yang kalian kehendaki, tidak bebas kalian lakukan – Ada banyak pembahasan mengenai klausa ini, mungkin karena artinya bersifat umum dan tidak terlalu menentukan apa yang dikehendaki. Kata hina (sehingga) menandai bagian ini sebagai akibat dari berlawanan tadi, jadi oleh karena Roh berlawanan dengan kedagingan, kehendak kita ditarik di antaranya. Kata ean (apa saja) bersifat umum dan menyangkut apa yang orang kehendaki secara umum. Jadi, secara umum, dalam memutuskan apa yang seseorang mau lakukan, kedagingan dan Roh mempengaruhi sehingga orang ditarik oleh yang satu atau yang lain. Kata bebas tidak ada di teks asli, tetapi diperlukan supaya maknanya jelas. Kalau diterjemahkan menurut makna, berbunyi begini: Sehingga kalian tidak bebas melakukan apa saja yang kalian mau… Sangat jelas bahwa Paulus bicara mengenai keadaan orang percaya, jadi tidak usah kita heran kalau kita bergumul dengan kedagingan kita. Di Roma 7:21 Paulus berkata: Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Kata poieo (lakukan) bersifat terus menerus,296 menunjukkan keadaan terus.
ay. 18 Tetapi kalau kalian dibimbing oleh Roh – Kata agoberarti membimbing/memimpin dan sifatnya terus menerus,297 jadi maksudnya bukan bahwa orang dibimbing dalam hal ini, atau hal itu, melainkan bahwa dia dipimpin terus dalam hidupnya, dan secara khusus, dipimpin untuk melawan kedagingannya. Frase memberi dirimu (TB) tidak ada di teks asli karena ayat ini bukan dorongan untuk orang memberi diri dipimpin, melainkan kenyataan yang kelihatan yang menandai orang yang percaya.
Frase dipimpin oleh Roh kalau di surat Roma adalah identik dengan orang percaya dan kalau ditafsirkan begitu di sini, sangat masuk akal bahasanya, karena perubahan status orang sehingga mereka bukan lagi di bawah Hukum Taurat, hanya terjadi karena mereka percaya. (3:25-26) Tanda bahwa mereka percaya adalah Roh yang sedang membentuk mereka. Lihat juga ay. 21 dan 9 (Berbuat dosa bersifat terus menerus, jadi lebih baik diterjemahkan terus saja berdosa). Perhatikan kesamaan dengan Roma:
Rom 8:12-15 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapibukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapijika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebabkamu tidak menerima roh perbudakanyang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapikamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" (TB)
Kalian tidak di bawah Hukum Taurat – Saudara-saudara dari Galatia ini tidak hidup di bawa Hukum Taurat sebelum mereka percaya, melainkan di bawah dewa-dewi yang disebut di Gal 4:8 dan pengaturannya di Gal 4:9. Tetapi tidak dikatakan bahwa mereka mau kembali kepada kepercayaan lama. Walaupun kata nomosboleh diterjemahkan Hukum atau Hukum Taurat, kemungkinan besar Hukum Taurat yang ada di pikiran Paulus, karena kalangan sunat mengajak mereka untuk hidup dibawanya.
ay. 19 Nah, perbuatan daging adalah nyata, yaitu – Kata faneros berarti nyata, yaitu sesuatu yang hampir tidak perlu didaftarkan. Orang Galatia ini diingatkan mengenai kehidupan lama mereka.298 Kata hostis (yaitu) tidak spesifik, jadi Paulus tidak membuat daftar yang lengkap. Hal ini juga jelas di akhir, karena dia berkata dan hal-hal seperti ini. Menarik memperhatikan pengaturan dari daftaran dosa ini: 1-3 menyangkut hawa nafsu, 4-5 menyangkut penyembahan, 6-13 bicara mengenai masalah antara orang dan 14-15 menyangkut gaya hidup yang berlebihan. Jadi seperti kita perhatikan di ay. 15, rupanya ada perselisihan yang sedang terjadi di antara mereka.299
Lihat juga daftaran sifat/kelakuan di: (Buruk) Rom 1:29-31, 1 Kor 5:9-11, 6:9-10, Efe 4:31, 5:3-5, Kol 3:5, 1 Tim 1:9-10, 6:4-5, 2 Tim 3:2-4, Tit 1:7, 1 Pet 4:3, Wah 21:8, 22:15. (Baik) Efe 6:14-17, Fili 4:8, Kol 3:12, 1 Tim 3:2-3, 6:11, Tit 1:7-8, Yak 3:17, 2 Pet 1:5-8.300
Percabulan – Kata porneia adalah kata umum untuk dosa seksual dalam bentuk apapun. Budaya di bawah pengaruh Yunani dan Roma mempunyai toleransi besar untuk kelakuan seksual, jadi pengajaran ini memang menyangkut penyesuaian bagi orang Galatia.301
Kecemaran – Kata akatharsia secara literal berarti tidak bersih/tercemar, dan pada awalnya digunakan untuk bicara isi kuburan. Kalau Paulus menggunakan kata ini, biasanya berkaitan dengan dosa amoral yang mencemarkan.302
Tunasusila – Kata aselgeia berarti kelakuan seksual yang sangat berlebihan.303
ay. 20 Penyembahan berhala – Kata eidololatria adalah kata buatan dari eidolon (berhala) dan latreia(penyembahan/pelayanan), menggambarkan orang yang melayani dan menyembah berhala.
Sihir – Kata farmakeia adalah menarik, karena menyangkut penggunaan narkoba – Apotek dalam bahasa Inggris adalah farmasi(Pharmacy). Kata ini menjadi kata halus untuk penyihiran, karena pada masa itu orang menggunakan narkoba dalam upaya mengutuk orang dan buat ilmu sihir.304 Jadi di sini artinya tentu sihir – Sangat dilarang – Orang yang bermain dengan ilmu hitam tentu tidak dikuasai Roh Kudus.
Perseteruan – Kata ekhthra adalah kata umum yang mencakup segala macam kelakuan yang memperlakukan orang lain sebagai musuh. Kata ini bersifat jamak, jadi membawa arti berulang-ulang.
Perselisihan – Kata eris berarti bertengkar mulut/perselisihan. Mungkin kata ini yang dicerminkan di ay. 15 tadi.
Kecemburuan – Kata zelos ini sangat sulit dibedakan dengan kata fthronos (kedengkian) di ay. 21, karena biasanya artinya sama. Mungkin karena kata ini bersifat tunggal, sedangkan yang di bawah bersifat jamak, zelos ini menyangkut kecemburuan secara umum.
Ledakan amarah – Kata thymostidak hanya menggambarkan amarah secara umum, tetapi amarah yang meledak-ledak. Sifatnya jamak juga. Orang baik kadang-kadang menjadi marah, tetapi kalau dia ditandai oleh amarah dan sering ‘emosi’, bukan Roh Kudus yang menguasainya.
Cita-cita egois – Kata eritheia menggambarkan orang yang mau mengemukakan diri, secara khusus dengan mengalahkan orang lain. Kata ini juga jamak, menyangkut gaya hidup. Aristoteles menggunakan kata ini waktu bicara mengenai persaingan egois yang terjadi di dalam partai-partai politik.305 Lihat juga Yak 3:13-18.
Pemecahan – Kata dikhostasia secara literal berarti berdiri sendiri dan dengan demikian kata ini juga dipakai mengenai kecenderungan untuk tidak setujudan tidak menghargai kesatuan. Kata ini sangat mirip dengan kata berikut, tetapi mungkin dikhostasiaini menyangkut kecenderungan dan yang berikut menyangkut kenyataan bahwa ada partai-partai yang terbentuk.306 Sifatnya jamak, sama seperti yang lain.
Partai-partai – Kata hairesis, lama kelamaan dipakai untuk membicarakan ajaran sesat (heresy – Bs Inggris), tetapi artinya lebih luas, sehingga di sini maksudnya kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain.307 Kemungkinan besar ada juga unsur ajaran yang tidak sehat yang dipersoalkan. Hal ini jelas sudah terjadi menyangkut peran Hukum Taurat.
Kedua kata terakhir ini, pemecahan dan partai-partai, tidak muncul di daftaran-daftaran dosa lain di Perjanjian Baru, sehingga menjadi satu tanda lagi bahwa orang Galatia bergumul dengan sifat-sifat tersebut.308
ay. 21 Kedengkian – Seperti kita lihat di ayat tadi, kata fthronos sangat mirip dengan kata zelos, tetapi oleh karena sifatnya jamak di sini, sedangkan zelos tadi bersifat tunggal, lebih baik kita menyimpulkan bahwa kedengkian di sini adalah wujud-wujud dari kedengkian yang meluap-luap dari hati yang bersaing.
Kemabukan –Katamethe sudah jelas artinya. Sifatnya jamak, menyangkut kebiasaan.
Pesta pora – Kata komos ini selalu digunakan bersama kata methe tadi di Perjanjian Baru (Rom 13:13, 1 Pet 4:3), sehingga kita perlu mengaitkan dua-duanya dengan kelakuan di budaya Yunani/Roma, di mana kebiasaan berpestapora dan mabuk dianggap sebagai puncak dari budaya.309
Dan hal-hal seperti ini – Daftaran ini tidak dimaksudkan sebagai daftaran dosa yang lengkap, tetapi hanya contoh yang secara khusus Paulus pikirkan berhubungan dengan jemaat-jemaat di Galatia.
Saya memperingati, sama seperti dulu saya memperingati – Kata prolego secara literal berarti berkata sebelumnya, tetapi sering membawa arti memperingatkan dulu. Pertama kali kita melihat prolego di ayat ini sifatnya terus menerus/sedang di masa kini,310 lalu yang kedua (kata proeipon, yang sama saja artinya dengan prolego) bersifat lampau.311 Jadi dia mau menegaskan kepada mereka sesuatu yang sudah dia katakan pada waktu pertama kali dia memuridkan mereka.
Bahwa orang-orang yang melakukan hal-hal seperti itu – Kata melakukan (prasso) bersifat terus menerus, menyangkut kebiasaan.312 Orang ini dikuasai terus oleh kedagingannya.
Tidak akan mewarisi Kerajaan Allah! – Kata mewarisi(kleronomeo) sering digunakan di surat ini, dan menyangkut status orang percaya sebagai anak Allah. Warisan ini adalah bagian kita di surga. Sifat dari kata ini adalah masa depan secara pasti, yaitu menyatakan fakta.313 Jadi seperti beberapa kali kita perhatikan, semua orang percaya akan gagal kadang-kadang, tetapi kalau orang menyebut diri sebagai orang percaya, sedangkan kelakuan mereka tidak berubah, hal itu menjadi tanda bahwa mereka belum didiami Roh Kudus, yaitu belum percaya. Lihat Rom 8:9, 14, 1 Kor 6:9-11, Efe 5:5. Hati-hati dalam mengajar kebenaran ini, karena orang percaya kadang-kadang mengalami kemunduran, ataupun membiarkan hati nurani mereka menjadi tebal. Ayat ini paling cocok diarahkan kepada orang yang sejak ‘mengaku percaya’, tetap sama saja. Obatnya adalah Injil, supaya mereka didiami Roh Kudus, bukanlah paksaan supaya mereka berubah. Lihat juga pembahasan di ay. 4 – Ayat ini tidak mengajar keselamatan oleh perbuatan baik, ataupun keselamatan yang terpelihara melalui perbuatan baik. Sangat bertentangan dengan pengajaran tadi kalau begitu. Perbuatan di sini adalah bukti bahwa adanya Roh Kudus di dalam diri orang tersebut.
ay. 22 Tetapi buah Roh adalah: - Tidak jelas apakah Paulus mau menekankan perbedaan antara akibat dari fokus kepada kedagingan, dibanding dengan Roh, dengan menggunakan istilah erga (pekerjaan - jamak) dan karpos (buah - tunggal). Erga boleh menyangkut perbuatan baik (Efe 2:10) dan karpos boleh menggambarkan buah/akibat dari dosa (Rom 6:21).314 Kemungkinan besar Paulus sengaja membedakan antara kedagingan yang mengerjakankejahatan dan Roh yang mempengaruhi kita sehingga sifat-sifatNya timbul di dalam hidup kita.315
Kata buahdi sini bersifat tunggal, tetapi mungkin tidak terlalu berarti karena Paulus biasanya menggunakan bentuk tunggalnya.316 Di sini didaftarkan 9 buah Roh, yang sekali lagi tidak lengkap. Buah-buah ini agak sulit dikelompokkan seperti yang dibuat dengan perbuatan kedagingan, tetapi menarik memperhatikan bahwa fokus daripada kebanyakan dari sifat-sifat ini adalah hubungan dengan sesama orang percaya.
Kasih – Yang pertama, dan yang paling mulia (1 Kor 13:13, Kol 3:12) adalah kata agape. Lihat penjelasan di ay. 13. Konteks dari ayat ini, yang menekankan terus bahwa ada masalah dalam kesatuan dan persekutuan mereka, membuat jelas bahwa kasih di sini adalah kasih kepada sesama, bukan kasih kepada Tuhan.
Sukacita – Kata khara adalah perasaan yang dikerjakan Roh Kudus (1 Tes 1:6), meresponi kasih Allah kepada kita melalui Kristus (1 Pet 1:8-9). Sukacita ini tidak tergantung pada keenakan hidup kita (2 Kor 7:4).
Damai sejahtera – Kata eirene boleh menyangkut damai orang percaya dengan Allah, karena dosa kita diampuni sehingga kita bukan lagi seteruNya. Lihat Rom 5:1, Efe 2:17, Gal 1:3, 6:16. Tetapi kata ini juga boleh menggambarkan damai di antara orang. Lihat Rom 14:19, Efe 2:14, 15. Sama seperti kita perhatikan berkaitan dengan Kasih tadi, kemungkinan besar damai di antara orang percaya yang dimaksudkan di sini.317
Kesabaran – Kata makrothymia ini adalah kata buatan dari makros (panjang/lama) dan thymos (gairah/amarah – kata yang persis sama diterjemahkan ledakan amarah di ay. 20) sehingga artinya lama baru menjadi marah/kesal.318 Kata ini sering digunakan untuk membicarakan kesabaran Allah/Kristus kepada manusia. Lihat di Rom 2:4, 9:22, 20, 1 Tim 1:16, 2 Pet 3:15. Kita sering diperintahkan menunjukkannya satu sama lain. Lihat 2 Kor 6:6, Gal 5:22, Efe 4:2, Kol 3:12, 2 Tim 3:10, 4:2.319
Di Matius 18:21-35 kesabaran Allah menjadi patokan untuk kesabaran manusia. Lihat secara khusus ungkapan ‘sabarlah dahulu’ (makrothymeo – Kata kerja dari makrothymia) di Matius 5:26 dan 5:29.320 Jadi walaupun kata ini boleh menyangkut kesabaran di dalam pencobaan, di sini artinya tentu kesabaran dengan orang lain – Panjang Sabar!
Kebajikan – Kata khrestotes berarti kebajikan/kemurahan hati dan sekali lagi, kita melihat bahwa kata ini digunakan mengenai kebaikan Allah kepada kita (Rom 2:4). Kata ini sangat mirip dengan kebaikan hati nanti, tetapi mungkin yang ini menyangkut kerelaan praktis untuk orang membantu orang lain.321
Kebaikan hati – Kata agathos berarti kebaikan dan berkaitan dengan khrestotes tadi, kemungkinan besar menyangkut kebaikan hati secara umum.
Kesetiaan – Kata pistis boleh berarti iman, tetapi sering juga menyangkut kesetiaan,kejujurandanterpercaya.322 Jadi karena kebanyakan sifat berkaitan dengan hubungan di antara orang percaya, kemungkinan besar maksudnya terpercaya dalam apa yang dilakukan. Kalau orang ini berkata bahwa dia akan melakukan sesuatu, dia tentu melakukannya.
ay. 23 Kelemahlembutan – Kata prautes berarti rendah hati/lemah lembut/jinak.323 Kata ini tidak berarti lemah, tetapi menggambarkan orang yang tidak menyalahgunakan kekuatan yang ada pada mereka. Kristus adalah contoh utama dari kelemahlembutan di mana Dia, walaupun kuasaNya tak terbatas, masih sangat lemah-lembut dengan orang. Lihat Mat 11:29, 1. Kita juga lihat bahwa Kristus bisa bicara sangat tajam dengan orang, kalau itu perlu. Lihat Mat 23. Jadi kita perlu menyimpulkan bahwa orang yang digambarkan ini menunjukkan kelemahlembutan, bukan karena dia lemah atau takut, melainkan karena kasih Allah dan kerendahan hati yang ada padanya.
Penguasaan diri – Kata egkrateiaberarti pengendalian,penguasaan diri yang kemungkinan besar berkaitan dengan dosa seksual.324 Orang ini, walaupun mungkin tergoda, tidak jatuh, karena Roh Kudus menguatkan hatinya terhadap godaan seksual.
Tidak ada hukum yang melarang hal-hal seperti itu – Walaupun Paulus bicara secara umum saja di klausa ini, dia tentu memikirkan sikap mereka terhadap Hukum Taurat. Jadi maksudnya, kalau mereka dipimpin oleh Roh, Dia tidak akan membawa mereka kepada kejahatan.325
ay. 24 Dan orang-orang yang dimiliki Kristus [Yesus], sudah menyalibkan kedagingan – Dalam ketiga ayat terakhir ini Paulus kembali menyimpulkan apa yang baru dikatakannya dari ay. 16. Hoi tou Khristou secara literal berarti orang-orang dari Kristus, yaitu mereka yang sudah menjadi milikNya. Dia sudah menyatakan dengan sangat jelas bahwa orang yang mau menjadi milik Kristus hanya perlu percaya. Baca lagi 3:23-29. Frase sudah menyalibkan kedagingan adalah menarik karena bicara masa lampau,326 yang tentu menyangkut penyaliban Kristus, tetapi sifatnya aktif, yang berarti mereka sendiri yang membuatnya. Walaupun Paulus bisa menggunakan istilah menanggalkan (Efe 4:22) atau matikanlah (Kol 3:5), dia memilih istilah yang menekankan bahwa hal ini pun adalah akibat dari kesatuan mereka dengan Kristus.327 Kata Yesus ada dalam tanda kurung karena tidak ada dalam semua naskah.328 Memang artinya sama.
Termasuk hawa nafsunya – Kata syn berarti termasuk/beserta. Tidak ada kata segala di teks asli, tetapi maksudnya akurat – Setiap aspek dari kedagingan kita, sebagaimana digambarkan di 19-21, sudah hilang kuasanya karena kita ikut disalibkan dengan Kristus Yesus. Lihat Rom 6:1-14. Kata pathema menggambarkan emosi dalam yang kuat, gairah dan keinginan seksual.329 Kata ini bersifat jamak, jadi literalnya nafsu-nafsunya.
Dan kerinduan-kerinduannya – Kata epithymia dipakai di ay. 16 dan kata kerjanya ada di ay. 17, menyangkut keinginan/kerinduan dari kedagingan. Arti dari hawa nafsu dan kerinduan tidak berbeda jauh.330
ay. 25 Kalau kita hidup oleh Roh – Seperti kita lihat di ay. 16, hidup oleh Roh di sana, sebenarnya berbunyi berjalanlah oleh Roh. Ayat ini menggunakan kata lain (zao) yang secara literal berarti hidup oleh Roh. Jadi maksudnya tidak sama. Hidup oleh Roh menyangkut hidup yang baruyang ada pada kita karena kita percaya Kristus dan dibaharui oleh Roh Kudus dan juga mencakup apa yang baru ditegaskan Paulus dari ay. 16.331 Paulus sering menggunakan status/posisi kita sebagai batu loncatan untuk menegaskan perintah Allah kepada kita.
Marilah kita mengikuti jejak-jejak Roh – Perintah ini332 terikat pada kata kalau tadi, di mana Paulus menganjurkan supaya orang percaya hidup berpadanan dengan kenyataan. Kalau begini…hiduplah seperti itu! Kata stoikheo berarti mengikuti jejak, atau mengikuti barisan, dalam arti tetap sejalan. Jadi maksudnya, kita yang hidup oleh Roh seharusnya tetap sejalan dengan Dia. Dan kita akan melihat di ayat berikut bahwa hal itu menyangkut kehidupan moral kita. Jadi sama seperti kita lihat di atas, Paulus menantang kembali supaya moralitas mereka berpadanan dengan pengakuan mereka.
ay. 26 Jangan kita menjadi tinggi hati – Kata kenodoksos hanya di pakai satu kali di Perjanjian Baru dan menggambarkan orang yang bermegah dalam hal-hal yang kosong/tidak berarti.333 Bentuk perintah sama dengan marilah kita mengikuti tadi. Kesombongan ini menjadi akar dari kedua kelakuan berikutnya.
Sehingga kita saling menggusarkan dan cemburu satu sama lain – Kata prokaleoberarti memanggil ke luar dalam arti mengajak orang berkelahi atau mengganggu sampai mereka membalas.334 Jadi agak seperti menyakiti tetapi fokus ada pada dampak di mana korban tersandung menjadi marah dan membalas. Kata fthroneo berarti cemburu. Kata ini dipakai di ay. 21 (kedengkian). Jadi Paulus tegaskan sekali lagi bahwa ketidakbersatuan yang mereka alami bukanlah dari Allah dan tidak berkenan kepadaNya. Masalah ini bersumber dari kedagingan dan kesombongan mereka. Tentu mereka merasakan teguran ini!
- Apakah kesatuan saudara dengan Kristus sudah mengubahkan pandangan hidup saudara?
- Apakah saudara sudah merasakan keinginan kedagingan dan keinginan Roh berlawanan di dalam dirimu? Yang mana yang biasanya menang?
- Perbuatan kedagingan mana yang paling saudara gumuli?
- Buah Roh mana yang masih belum mantap dalam kehidupan saudara?
- Apakah perjuangan saudara melawan kedagingan dibuat dalam kekuatan Roh dan melalui FirmanNya, atau dalam kekuatan sendiri?
- Apakah saudara sudah menyerah, atau tidak pernah berubah? Kalau begitu saudara perlu bicara dengan orang yang bisa membimbing.
- Apakah gaya hidup saudara menyatakan bahwa saudara didiami Roh Kudus?
Topik Teologia -> Gal 5:17
Topik Teologia: Gal 5:17 - -- Roh Kudus
Roh yang Disebut Roh
Bil 11:17,25 1Ta 12:18 Yes 32:15 Yeh 2:2 Yeh 8:3 Mar 1:12 Yoh 7:39 Kis 11:28 Kis 20:22 Kis 2...
- Roh Kudus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Kedagingan Manusia (Human Flesh)
- Flesh sebagai Natur yang Sudah Jatuh
- Dosa
- Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
- Karakter Para Pendosa
- Para Pendosa Dikendalikan Hasrat Jahat
- Pengudusan
- Roh Kudus Membebaskan Orang Percaya dari Penguasaan Dosa
- Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Menaklukkan Kedagingan
- Natur yang Berdosa Menghalangi Pengudusan
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Moral dalam Gereja
- Orang Percaya Didesak supaya Membuang dan Menjauhi Masalah Moral
TFTWMS -> Gal 5:16-26; Gal 5:16-18
TFTWMS: Gal 5:16-26 - Hidup Oleh Roh HIDUP OLEH ROH (Galatia 5:16-26)
Untuk menerapkan ajarannya, Paulus memperkenalkan beberapa perangkat sastra yang penting yang kemudian disebut "...
HIDUP OLEH ROH (Galatia 5:16-26)
Untuk menerapkan ajarannya, Paulus memperkenalkan beberapa perangkat sastra yang penting yang kemudian disebut "daftar perbuatan jahat" dan "daftar kebajikan." Daftar ini menarik garis perbedaan yang radikal antara sikap dan tindakan duniawi dan rohani. Bagi Paulus, tidak ada yang sepenting membuat perbedaan ini. Di sini dibuat sebuah perdebatan tajam antara pikiran dunia yang sombong, egois, tidak mengasihi dan pikiran Roh.

TFTWMS: Gal 5:16-18 - Roh Versus Daging Roh Versus Daging (Galatia 5:16-18)
16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. 17 Sebab keinginan daging b...
Roh Versus Daging (Galatia 5:16-18)
16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. 17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging—karena keduanya bertentangan—sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. 18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Ayat 16. Paulus sudah memperingatkan gereja Galatia tentang merubah "kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa" (5:13). Sekarang ia memerintahkan mereka, Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Dengan tunduk pada kehendak Roh Kudus, saudara-saudara itu akan terhindar dari keinginan berbuat dosa.
Meski manusia adalah makhluk berdosa, namun awalnya ia diciptakan menurut gambar Allah, yang adalah roh (Kej. 1:27; Yoh. 4:24). Manusia masih memiliki dalam dirinya sifat ilahiat Penciptanya (Yak. 3:9).42Setelah dibentuk menurut gambar Allah, manusia pada dasarnya adalah makhluk rohani. Namun begitu, selama ia mendiami bumi, ia adalah makhluk daging dan roh. Karena Allah telah memberikan Roh-Nya sendiri kepada orang Kristen (Kisah 2:38), kita dapat menang atas daging. Dengan kasih karunia Allah, kita dapat menang dalam pertempuran sehari-hari antara daging dan roh.
Penilaian ini sesuai dengan apa yang Paulus tulis kepada orang-orang kudus di Roma:
Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus (Roma 8:8, 9).
"Roh," "Roh Allah," dan "Roh Kristus" semuanya satu dan sama dalam ayat-ayat ini. Sangat penting bagi orang Kristen untuk mengetahui bahwa kita memiliki Roh Allah—dan bahkan yang lebih penting lagi, kita belajar hidup oleh Roh. Orang Kristen harus menyesuaikan pemikiran, tingkah laku, dan keseluruhan cara hidupnya dengan pimpinan Roh Kudus (lihat Gal. 5:25).
Istilah "hidup" (peripate/w, peripateō) dalam frasa "hidup oleh Roh" secara harfiah berarti "memulai." Hal ini sering digunakan secara kiasan dalam Perjanjian Baru dengan konotasi "berperilaku," "menjalankan kehidupan," atau "hidup."43Oleh karena itu, "hidup oleh Roh" adalah untuk "berperilaku" dengan cara yang selaras dengan "pikiran Roh" (Rom. 8:27). Mereka yang mengikuti jalan Roh dikaruniai metode yang efektif untuk melawan godaan dan mengatasi dosa. Paulus menyurati gereja Roma, "Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup" (Rom. 8:13).
Ayat 17. Rasul itu memaparkan peperangan rohani yang berkecamuk: Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging—karena keduanya bertentangan—sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Kata-kata ini ditulis kepada orang Kristen, yang harus terus-menerus berperang melawan keinginan berbuat dosa.
Kitab Suci membuat jelas bahwa ciptaan fisik ini bersifat sementara. Petrus menyatakan bahwa "langit dan bumi yang sekarang disimpan untuk api" (2 Pet. 3:7; NASB). Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa "langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap" (2 Pet 3:10). Dalam terang sifat sementara dunia kita, apakah tidak terlihat bodoh untuk menaruh harapan kita pada hal-hal duniawi?
Yohanes, pada usia lanjut, menulis kata-kata ini kepada anak-anak rohaninya di Efesus hampir dua ribu tahun yang lalu:
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia—keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup— bukan berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap, dan keinginannya; tetapi orang yang melakukan kehendak Allah hidup selama-lamanya (1Yoh 2:15-17; NKJV).
Yohanes sedang tidak bicara tentang benda-benda material seperti itu, melainkan tentang sikap manusia dan hubungannya dengan mereka. Jika kita membolehkan apa saja di dalam dunia ini menjadi lebih penting dan sangat diperlukan bagi kita daripada masalah rohani, maka kita sedang mengasihi dunia. Jika kita membolehkan benda-benda atau kesenangan duniawi mengalihkan perhatian dan memikat kita, mengaburkan persepsi dan penghargaan kita terhadap nilai-nilai rohani, maka kita sedang mengasihi dunia. Jika reputasi kita di mata manusia lebih penting bagi kita daripada pendirian kita di mata Allah (karakter sejati kita), maka Iblis akan berhasil menipu kita.
Pada akhir ayat 17, Paulus menambahkan kata-kata ini: Sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Kalimat ini telah dipahami setidaknya dalam dua cara. Pertama, "apa yang kamu kehendaki" dapat ditafsirkan secara positif sebagai kebaikan yang orang Kristen ingin lakukan. Namun begitu, ia gagal karena ada tarikan "daging" dari dalam. Dalam hal ini, bahasa itu akan serupa dengan perjuangan batin untuk berbuat baik seperti yang Paulus bicarakan dalam Roma 7:14-23. Sebaliknya, "apa yang kamu kehendaki" mungkin setara dengan "keinginan daging" dalam ayat sebelumnya. Jika ini benar, kalimat itu menekankan bahwa kemenangan orang Kristen atas dorongan untuk berbuat kejahatan dimungkinkan melalui kuasa Roh yang menetap. Itu berfungsi sebagai pengingat bahwa mereka yang berdedikasi untuk hidup oleh Roh harus jangan menyerah kepada keinginan berdosa mereka tetapi kepada bimbingan Roh.
Ayat 18. Melanjutkan temanya tentang hidup oleh Roh dan hidup sebagai anak Allah, Paulus menulis, Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Ia sekali lagi menekankan emansipasi orang percaya dari kuk perhambaan (5:1).
Israel pernah hidup "di bawah hukum Taurat," dimulai di Gunung Sinai. Terlepas dari semua perjuangan mereka untuk menyukakan Allah dan semua darah korban yang dicurahkan di dasar mezbah, umat itu masih terikat dengan dosa. Hingga kedatangan Penebus yang dijanjikan, tidak ada kemerdekaan; kemenangan penuh atas dosa tidak dapat dicapai di bawah perjanjian itu. Mereka adalah anak-anak perbudakan (4:25) yang hanya dapat mengharapkan kedatangan Mesias. Sekarang, saat itu telah tiba (4:4).
Alih-alih berada di bawah hukum Taurat, orang Kristen "dipimpin oleh Roh." Meski begitu, kita tetap berjuang dengan ketaatan yang penuh; masih ada pertempuran pribadi untuk mengatasi diri sendiri. Namun begitu, perang besar telah dimenangkan oleh Kristus dan darah yang Ia tumpahkan di kayu salib. Terpujilah Allah bahwa Yesus telah menumpahkan darah-Nya yang berharga, mengalahkan kematian, naik ke sorga, dan mencurahkan Roh Kudus-Nya! Hidup di dalam Dia, kita dapat, dengan kasih karunia-Nya, berpartisipasi dalam kemenangan atas Iblis dan dosa.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Galatia (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menu...
Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1--14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).
Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:
- (1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
- (2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?
Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.
Tujuan
Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini
- (1) untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
- (2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.
Survai
Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa
- (1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
- (2) berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10); dan
- (3) beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).
Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu.
- (1) Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1--2:21).
- (2) Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1--4:31).
- (3) Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1--6:18).
Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12). Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri unik menandai surat ini:
- (1) Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawan-pelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20).
- (2) Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai kehidupan Paulus.
- (3) Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa jemaat (akan tetapi Lihat "PENDAHULUAN SURAT EFESUS" 08197).
- (4) Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).
Full Life: Galatia (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Gal 1:1-10)
A. Salam
(Gal 1:1-5)
B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan I...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Gal 1:1-10) - A. Salam
(Gal 1:1-5) - B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia
(Gal 1:6-10) - I. Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi)
(Gal 1:11-2:21) - A. Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus
(Gal 1:11-24) - B. Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes
(Gal 2:1-10) - C. Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus
(Gal 2:11-21) - II. Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)
(Gal 3:1-4:31) - A. Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik
(Gal 3:1-14) - B. Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat
(Gal 3:15-24) - C. Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba
(Gal 3:25-4:7) - D. Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka
(Gal 4:8-20) - E. Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak
(Gal 4:21-31) - III.Paulus Membela Kebebasan Injilnya (Praktis)
(Gal 5:1-6:10) - A. Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia
(Gal 5:1-12) - 1. Memelihara Kebebasan Kristen
(Gal 5:1) - 2. Akibat Menyerah Kepada Sunat di Bawah Hukum Taurat
(Gal 5:2-12) - B. Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan
Tabiat Berdosa
(Gal 5:13-26) - 1. Perintah Kasih
(Gal 5:13-15) - 2. Hidup oleh Roh, Bukan oleh Tabiat Berdosa
(Gal 5:16-26) - C. Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus
(Gal 6:1-10) - 1. Saling Menanggung Beban
(Gal 6:1-5) - 2. Menolong Pelayan Firman Allah
(Gal 6:6) - 3. Jangan Jemu-Jemu Berbuat Baik
(Gal 6:7-10) - Penutup
(Gal 6:11-18)
Matthew Henry: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di sua...
- Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di suatu negeri atau provinsi, karena Galatia itu sebuah provinsi. Besar kemungkinan bahwa jemaat-jemaat di Galatia ini pertama kali bertobat dan memeluk iman Kristen melalui pelayanan Paulus. Atau, kalau bukan dia yang menanam jemaat, paling tidak ia sudah terlibat menyirami jemaat-jemaat ini, seperti yang tampak jelas dari surat ini sendiri, dan juga dari Kisah Para Rasul 18:23. Dalam Kisah Para Rasul itu, kita mendapati Paulus menjelajahi seluruh negeri Galatia dan kemudian Frigia, untuk meneguhkan hati semua murid. Selama ia berada bersama mereka, mereka menunjukkan penghormatan dan kasih sayang mereka yang teramat besar baik terhadap dia pribadi maupun pelayanannya. Akan tetapi, tidak lama setelah ia tidak lagi bersama mereka, beberapa pengajar yang masih berpegang pada agama Yahudi menyusup di antara mereka. Dengan kepintaran dan hasutan mereka, jemaat-jemaat di Galatia segera saja merendahkan pribadi Paulus dan pelayanannya. Yang menjadi tujuan utama dari para pengajar palsu ini adalah menjauhkan mereka dari kebenaran di dalam Yesus, terutama yang berkenaan dengan ajaran agung tentang pembenaran, yang jelas-jelas mereka selewengkan. Mereka menegaskan pentingnya paduan antara pelaksanaan hukum Musa dan iman di dalam Kristus untuk mendapat pembenaran. Dan, untuk mencapai tujuan ini dengan lebih baik, mereka berbuat semampu mereka untuk merendahkan tabiat dan nama baik Rasul Paulus, dan meninggikan nama baik mereka sendiri di atas kehancuran namanya. Mereka menggambarkan dia sebagai orang yang, kalaupun diakui sebagai rasul, jauh lebih rendah daripada rasul-rasul lain, dan khususnya sebagai orang yang tidak layak mendapat penghormatan seperti Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ada kemungkinan mereka sendiri mengaku-ngaku sebagai para pengikut rasul-rasul yang disebut terakhir ini. Dan dalam kedua usaha tersebut, mereka luar biasa berhasil. Inilah latar belakang Paulus menulis surat ini. Di dalamnya ia mengungkapkan keprihatinannya yang besar bahwa mereka sudah begitu cepat membiarkan diri dilencengkan dari iman Injil. Di situ juga ia membela tabiat dan wewenangnya sendiri sebagai rasul melawan tuduhan-tuduhan para musuhnya. Ia menunjukkan bahwa baik mandat maupun ajarannya bersifat ilahi, dan bahwa sedikit pun dia, dilihat dari segi mana saja, tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu (2Kor. 11:5). Kemudian ia menegaskan dan mempertahankan ajaran Injil yang agung tentang pembenaran oleh iman tanpa menjalankan hukum Taurat, dan mengatasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul dalam pikiran jemaat mengenai ajaran itu. Dan, setelah mengokohkan ajaran yang penting ini, ia menasihati mereka untuk berdiri teguh di dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus sudah membebaskan mereka, memperingatkan mereka agar berhati-hati terhadap penyalahgunaan kemerdekaan ini, dan memberi mereka sejumlah nasihat dan petunjuk yang sangat perlu. Lalu ia menutup surat ini dengan memberi mereka penjelasan yang adil tentang para pengajar palsu yang sudah menjerat mereka, dan pada sisi lain, tentang tabiat dan perilakunya sendiri. Dalam kesemuanya ini, yang menjadi maksud dan tujuannya yang utama adalah mengembalikan mereka yang sudah disesatkan, memantapkan mereka yang mungkin goyah, dan meneguhkan siapa saja di antara mereka yang tetap mempertahankan kesetiaan dan kelurusan hati mereka.
Galilah: Galatia (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F....
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F.F. The Epistle to the Galatians: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans Pub. Co. 1982.
De Witt Burton, Ernest. The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971.
Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984.
Cole, R. Alan. Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983.
Dana H.E. & Mantey J.R. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957.
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Literatur SAAT. Malang. 2008, 2014.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Gathercole, Simon, J. Galatians, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger, Bruce M. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Moo, Douglas. Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Shelley, Bruce. Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1993
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.395 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Jilid. 30, Hal. 77–78
2 Douglas Moo, Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013. Pendahuluan.
3 Moo. Kindle Lokasi 517-521.
4 Moo. Kindle Lokasi 1072-1076.
5 R. Alan Cole, Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983. Hal. 29.
6 Cole, Hal. 29.
7 George, Hal. 80.
8 Aorist Aktif Partisip.
9 A. T. Robertson, Word Pictures of the New Testament, ESword. Gal 1:1.
10 Spiros Zodhiates, Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993. Lihat kata nekros.
11 George. Hal. 85.
12 Nubuatan-nubuatan tersebut sangat mirip dengan istilah-istilah yang Paulus gunakan di sini, kalau LXX, PL terjemahan Bahasa Yunani, dilihat.
13 Lihat penjelasan di apendiks.
14 Aorist Medium Subjunktif.
15 Mounce, Lokasi Kindle 2019.
16 Bruce, Hal. 80.
17 Present Aktif Indikatif.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata metatithemi.
19 Present Medium Indikatif.
20 Moo, Kindle lokasi. 2209.
21 Aorist Aktif Partisip.
22 George. Hal. 94-95.
23 Present Aktif.
24 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata tarasso.
25 Ibid. Lihat kata metastrefo.
26 George. Penjelasan pada Gal 1:7
27 H.E. Dana & J.R. Mantey. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957. Lihat kata alla di halaman 240.
28 Present Medium Subjunktif.
29 Present Aktif Imperatif.
30 Present Medium Indikatif.
31 Cole. Hal. 44.
32 Present Aktif Indikatif.
33 Imperfek Aktif Indikatif dan Imperfek Medium Indikatif.
34 Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996. Hal 695.
35 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata gnorizo.
36 Present Aktif Indikatif.
37 Present Aktif Indikatif.
38 Ibid. Lihat kata apokalypsis.
39 Aorist Aktif Indikatif.
40 Ibid, N. F. Lihat kata anastrofe.
41 Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976. Hal. 19.
42 Imperfek Aktif Indikatif.
43 Imperfek Aktif Indikatif.
44 Imperfek Aktif Indikatif.
45 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Hal. 185–186.
46 Ibid, N. F. Lihat kata perissoteros.
47 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata aforizo.
48 Aorist Aktif Partisip.
49 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. kata eudokeo
50 Moo. Kindle Lokasi 2934-2935.
51 Present Medium Subjunktif.
52 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata euthos.
53 Ibid. Lihat kata prosanatithemi.
54 MacArthur, Hal 1651
55 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata historeo.
56 Yohanes 5:2, 19:13, 19:17, 19:20, dan 20:16
57 Present Aktif Indikatif
58 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata idou.
59 Bruce, Hal. 102.
60 Imperfek Aktif Indikatif.
61 Imperfek Aktif Indikatif.
62 Imperfek Aktif Indikatif.
63 Gathercole, Simon, J. ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. P2246.
64 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata anatithemi.
65 Ibid. Lihat kata dokeo.
66 Present Aktif Subjunktif.
67 Aorist Aktif Indikatif.
68 Aorist Pasif Infinitif.
69 Robertson, lihat penjelasan di Gal 2:4.
70 Aorist Aktif Indikatif.
71 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata diameno
72 Perfek Pasif Indikatif.
73 Lihat penjelasan di Apendiks.
74 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata apostole.
75 Ibid. Kata stylos.
76 Gathercole. P2247.
77 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata anthistemi.
78 Ibid. Kata kataginosko.
79 Lihat di Apendiks
80 Bruce, Hal. 129.
81 Perfek Pasif Partisip
82 Imperfek Aktif Indikatif
83 Imperfek Aktif Indikatif
84 Moo. Kindle Lokasi 3920.
85 Imperfek Aktif Indikatif
86 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata orthopodeo.
87 Moo, Kindle lokasi,4117.
88 Present Aktif
89 Di versi NIV (Bahasa Inggris) bagian ini ada dalam tanda kutip.
90 Moo. Kindle Lokasi 4266.
91 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata oida.
92 Perfek Aktif Partisip
93 George. Jil. 30, hal. 190.
94 Moo. Kindle Lokasi 4532.
95 Perfek Pasif Indikatif
96 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata atheteo.
97 Ibid. Lihat kata dorean.
98 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anoetos.
99 Ibid. Lihat kata baskaino.
100 Perfek Pasif Partisip
101 Ibid. Lihat kata prografo.
102 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
103 Aorist Aktif Indikatif
104 Moo, Kindle lokasi 4953
105 Lihat instrumental use of the Dative Case di The Elements of New Testament Greek, J. W. Wenham, Cambridge University Press, Cambridge. 1993, Hal. 46.
106 Present Medium Indikatif
107 George. Jil. 30, Hal. 213.
108 Moo. Kindle Lokasi 5011.
109 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata epikhoregio.
110 Present, Aktif Partisip
111 1 Makabe 2: 45-64 – Diterjemahkan oleh penulis
112 Lihat: Moo. Kindle Lokasi 5110. George. Jil. 30, Hal. 217–218.
113 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata logizomai.
114 Present Aktif Imperatif
115 Bruce, Hal. 155.
116 Moo. Kindle Lokasi 5212.
117 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata proeidon.
118 Present Aktif Indikatif
119 Moo, Kindle lokasi 5374.
120 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008. Hal. 32.
121 Present Pasif Indikatif
122 George. Hal. 230.
123 Ibid. Hal. 235.
124 Present Aktif Indikatif
125 Present Aktif Indikatif
126 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata emmeno.
127 Present Aktif Indikatif
128 Present Pasif Indikatif
129 Datif
130 George, Hal. 234.
131 George. Hal. 238
132 Cole. Hal. 99.
133 Cole. Hal. 99.
134 Lihat penjelasan di Apendiks.
135 George. Hal. 244.
136 Moo. Kindle Lokasi 6176.
137 George. Hal. 244.
138 Bruce. Hal. 170
139 Moo. Kindle Lokasi 6198.
140 George. Hal. 248.
141 Perfek Pasif Partisip
142 Terdapat di MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987. Halaman 85. Ada yang mengatakan bahwa Paulus hanya mengutip dari LXX yang agak keliru di ayat ini, tetapi tidak usah kita menyimpulkan begitu, karena penjelasan dari pengulangan perjanjian cukup masuk akal.
143 Lihat di situs: creation.com Maaf, ada dalam bahasa Inggris saja.
144 Present Aktif Indikatif
145 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akuroo dan katargeo.
146 Aoris Aktif Infinitif
147 Ibid. Lihat kata kleronomia.
148 Perfek Medium Indikatif
149 Lihat penjelasan di Apendiks
150 Moo. Kindle Lokasi 6221.
151 Moo. Kindle Lokasi 6372.
152 Cole. Hal. 105.
153 Dari Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal. 76.
154 Moo. Kindle Lokasi 6551.
155 Bruce, F. F. Hal. 180
156 Cole. Hal. 106.
157 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata sugkleio.
158 Aoris Pasif Subjunktif.
159 Ibid. Lihat kata froreo.
160 Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985. Hal. 754.
161 Moo. Kindle Lokasi 6590.
162 NKJV, NAS, NIV
163 Penjelasan ini terdapat dari Pdt. Mike Riccardi MDiv, Th.M, dari Grace Community Church, C.A. Sangat membantu!
164 George. Hal. 267.
165 Hina + Subjunktif.
166 Cole. Hal. 108.
167 Bruce, F. F. Hal. 183–184.
168 Ibid. Hal. 183–184
169 Aoris Medium Indikatif
170 Bruce, F. F. Hal. 187.
171 Present Aktif Indikatif
172 Terjemahan PL dalam bahasa Yunani
173 Bruce, F. F. Hal. 189.
174 Present Aktif Indikatif
175 Bruce, F. F. Hal. 192.
176 Moo. Kindle Lokasi 7004.
177 Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.Edisi 2, Jil. 3, hal. 383)
178 Bruce, F. F. Hal. 192.
179 Bruce, F. F. Hal. 192.
180 Ibid. Hal. 192.
181 Moo. Kindle Lokasi 7113.
182 Perifrastik Pluperfek – Menyangkut cara tidak langsung bicara mengenai sesuatu yang sudah berlalu.
183 Ayat ini disebut protoevangelium oleh para ahli Alkitab, yang berarti ‘Injil Pertama’.
184 George. Hal. 302.
185 Bruce, F. F. Hal. 197
186 Moo. Kindle Lokasi 7275.
187 https://en.wikipedia.org/wiki/Augustus
188 Present Aktif Indikatif
189 Moo. Kindle Lokasi 7313.
190 Bruce, F. F. Hal. 199.
191 Ernest De Witt Burton, The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971. Hal. 224.
192 Moo. Kindle Lokasi 7356.
193 Perfek Pasif Partisip
194 Aoris Aktif Indikatif
195 Moo. Kindle Lokasi 7456.
196 Bruce, F. F. Hal. 202.
197 George. Hal. 313.
198 Aoris Aktif Partisip
199 Aoris Pasif Partisip
200 Present Aktif Indikatif
201 Present Aktif Infinitif dan Present Aktif Indikatif
202 Mounce, Kindle Lokasi 7552-7553.
203 Present Medium Indikatif
204 Present Pasif Indikatif
205 Moo. Kindle Lokasi 7560.
206 Ibid. Kindle Lokasi 7560.
207 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata deomai.
208 Present Medium Imperatif
209 Gathercole. Hal. 2252.
210 Perfek Aktif Indikatif
211 Bruce, F. F. Hal. 209.
212 George. Hal. 324.
213 Moo. Kindle Lokasi 7679.
214 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata makarismos.
215 Ernest De Witt Burton. Hal. 245.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Bruce, F. F. Hal. 211.
218 Ibid. Hal. 211.
219 Bruce, Moo dan Burton, antara lain, semua rasa begitu maknanya.
220 Ada naskah-naskah yang menggunakan kata teknia, yang berarti anak kecil, tetapi tekna dianggap asli karena dipakai secara lebih luas dan juga karena lebih sesuai dengan kebiasaan Paulus.
221 Ernest De Witt Burton, Hal. 248.
222 Moo. Kindle Lokasi 7804.
223 Imperfek Aktif Indikatif
224 Moo. Kindle Lokasi 7822.
225 Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984. Jil. 19, Hal. 23.
226 Robertson. Lihat penjelasan di 4:24.
227 Ernest De Witt Burton, Hal. 256.
228 Present Aktif Imperatif
229 Present Aktif Partisip
230 Moo. Kindle Lokasi 7976.
231 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akouo.
232 Bruce, F. F. Hal. 220.
233 Present Aktif Indikatif
234 Moo. Kindle Lokasi 8264.
235 Aoris Pasif Imperatif
236 Present Aktif Partisip
237 Aoris Aktif Imperatif
238 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eremos.
239 Moo. Kindle Lokasi 8264.
240 Moo. Kindle Lokasi 8344.
241 Robertson. Lihat penjelasan di 4:29.
242 Cole, Hal. 185.
243 Aoris Aktif Imperatif
244 Moo. Kindle Lokasi 8594.
245 Present Aktif Imperatif
246 Present Pasif Imperatif
247 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata enekho.
248 Bruce, F. F. Hal. 226.
249 Moo. Kindle Lokasi 8594.
250 Ean (Kalau) + Subjunktif (disunat). Lihat: Black, D. A. It’s still Greek To Me, Baker, Grand Rapids, 1998. Hal. 145.
251 Future Aktif Indikatif
252 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata martyromai.
253 Present Pasif Partisip
254 Wallace, Hal. 344.
255 Ibid, Hal. 535.
256 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata katargeo.
257 Aoris Pasif Indikatif
258 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Buku 1. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. “Jaminan Kekal," Hal. 385-386.
259 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata apekdekhomai.
260 Moo. Kindle Lokasi 8771.
261 Cole, Hal. 193.
262 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata iskhyo.
263 Ibid. Lihat kata energeo.
264 Ibid. Lihat kata trekho.
265 Imperfek Aktif Indikatif
266 Bruce, Hal. 234.
267 Aoris Aktif Indikatif
268 Moo. Kindle Lokasi 8925.
269 Present Pasif Infinitif
270 Present Aktif Partisip
271 Perfek Aktif Indikatif
272 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata tarasso.
273 Future Aktif Indikatif
274 Moo. Kindle Lokasi 9036.
275 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anastatoo.
276 Ibid. Lihat kata apokopto.
277 Moo. Kindle Lokasi 9048.
278 Moo. Kindle Lokasi 9144.
279 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aforme.
280 Present Aktif Imperatif
281 Silva, Hal. 790.
282 Bruce, F. F. Hal. 241.
283 Future Aktif Indikatif
284 Present Aktif Indikatif
285 Bruce, F. F. Hal. 242.
286 Present Aktif Imperatif
287 Kata ini bersifat Aoris Pasif Subjunktif, tetapi supaya lebih mudah dimengerti, bentuk aktif dipakai. Lihat juga TB, yang memakai bentuk aktif.
288 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata analoo.
289 Moo. Kindle Lokasi 9435.
290 Kasus Datif menyangkut obyek tidak langsung dan biasanya membawa arti kepada/oleh/melalui. Lihat Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge, 1965. Hal. 9.
291 Wallace. Hal. 162, 165-166.
292 Aoris Aktif Subjunktif
293 Wallace. 1996. Hal. 468-469.
294 Present Aktif Indikatif
295 Present Medium Indikatif
296 Present Aktif Subjunktif
297 Present Pasif Indikatif
298 Moo. Kindle Lokasi 9564.
299 Ibid. Kindle Lokasi 9574.
300 Dikutip langsung dari Moo, hal. 9555.
301 Bruce, F. F. Hal. 247.
302 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
303 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aselgeia.
304 Ibid. Lihat kata farmakeia.
305 Moo. Kindle Lokasi 9625.
306 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
307 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata hairesis.
308 Moo. Kindle Lokasi 9637.
309 Bruce, F. F. Hal. 250.
310 Present Aktif Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Present Aktif Partisip
313 Future Aktif Indikatif
314 Moo. Kindle Lokasi 9707.
315 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 139.
316 Moo. Kindle Lokasi 9707.
317 Moo. Kindle Lokasi 9740.
318 Silva, Hal. 210.
319 Moo. Kindle Lokasi 9740.
320 Silva, Hal. 210.
321 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 140.
322 Ibid. Hal 140.
323 Bruce, F. F. Hal. 254.
324 Ibid. Hal. 254.
325 Moo. Kindle Lokasi 9792.
326 Aoris Aktif Indikatif
327 Cole, Hal. 223.
328 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 529.
329 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata pathema.
330 Cole, Hal. 223.
331 Moo. Kindle Lokasi 9908.
332 Present Aktif Subjunktif – Bentuk ini sering digunakan sebagai perintah, secara khusus dimana orang mau berkata marilah kita. Lihat penjelasan Hortatory Subjunctive di Wallace, Hal. 464-465.
333 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata kenodoksos.
334 Ibid. Lihat kata prokaleo.
335 Moo. Kindle Lokasi 9964.
336 Artinya begitu kalau artikel tidak dipakai. Lihat penjelasan di Apendiks.
337 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata prolambano.
338 Ibid. Lihat kata katartizo.
339 Present Aktif Imperatif
340 Moo. Kindle Lokasi 10005.
341 Present Aktif Partisip
342 Moo. Kindle Lokasi 10014.
343 Present Aktif Imperatif
344 Future Aktif Indikatif
345 MacArthur, Hal. 1799
346 Present Aktif Indikatif
347 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 148.
348 Present Aktif Indikatif
349 Present Aktif Imperatif
350 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eis.
351 Moo. Kindle Lokasi 10164.
352 Ibid. Kindle Lokasi 10164.
353 Bruce, F. F. Hal. 263.
354 Present Pasif Partisip
355 Present Aktif Partisip
356 Present Pasif Imperatif
357 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 151.
358 Moo. Kindle Lokasi 10252.
359 George, Hal. 423.
360 Future Aktif Indikatif
361 Present Aktif Subjunktif
362 Moo. Kindle Lokasi 10262.
363 Present Aktif Partisip
364 Future Aktif Indikatif
365 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata egkakeo.
366 Present Aktif Subjunktif
367 Wallace. Hal. 632-633.
368 Cole, Hal. 231.
369 Present Medium Subjunktif – Seperti kita lihat di atas, tetapi suara medium, yang menekankan peran pelaku.
370 Aoris Aktif Imperatif
371 Bruce, F. F. Hal. 268.
372 Moo. Kindle Lokasi 10458.
373 Ibid, Kindle Lokasi 10407.
374 Bruce, Hal. 261
375 Moo, Kindle Lokasi 10476.
376 Bruce, Hal. 268.
377 Moo, Kindle Lokasi 10494.
378 Present Pasif Subjunktif
379 Present Pasif Partisip
380 Ibid, Kindle lokasi 10528.
381 Present Aktif Indikatif
382 Bruce, Hal. 270.
383 Present Medium Infinitif
384 Ibid, Hal. 271.
385 Gathercole. Hal. 2256.
386 Perfek Pasif Indikatif
387 Kata eimi (adalah) yang sifatnya Present Aktif Indikatif, tetapi sulit diterjemahkan.
388 Kata canon dalam bahasa Inggris, dipakai untuk menjelaskan prinsip-prinsip/cara-cara di mana kitab-kitab suci dikumpulkan di dalam Alkitab.
389 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 158.
390 Future Aktif Indikatif
391 Bruce, Hal. 275.
392 Moo, Kindle Lokasi 10769.
393 Ibid, Kindle Lokasi 10788.
394 Ibid, Kindle Lokasi 10796. Lihat juga Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal
395 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbit...
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam mempersiapkan pelajaran/khotbah ataupun dalam usaha penerjemahan Firman Tuhan. Tidak dimaksudkan untuk dibacakan saja kepada jemaat, karena bahan ini adalah bahan penelitian, bukan sebuah pelajaran/khotbah.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, ataupun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini adalah melakukan penelitian pada budaya setempat, penanggalan kitab, dan peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, juga apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Sering kali, salah paham terjadi apabila orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini bukan hanya mengakibatkan banyak salah paham, tetapi bahkan doktrin yang keliru.
Dalam hal penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, hal ini untuk menjaga supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti suatu ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah. Ini tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Fi...
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Firman Tuhan karena dia sangat terkenal. Ada satu penulis dari abad yang kedua yang menulis apa yang pernah dia dengar mengenai rasul ini:
Dia adalah orang yang cukup kecil badanya, yang kepalanya botak dan kakinya bengkok. Dia kuat secara fisik, alis matanya bertemu di tengah dan hidungnya bengkok. Dia penuh keramahan, yaitu, satu saat dia kelihatan seperti manusia, tetapi saat lain tampil seperti malaikat.1
Kata Galatia mempunyai dua arti pada waktu Paulus menulis suratnya, yaitu provinsi Galatia dan etnis Galatia. Kemungkinan besar yang dimaksudkan Paulus di surat ini adalah Provinsi Galatia, yang dia kunjungi dua kali dalam Perjalanan Misi pertamanya. Gereja-gereja yang ditanam di sana termasuk Antiokhia di Pisidia (Kis 13:14-50), Ikonium (Kis 13:51-14:7), Listra (Kis 14:8-19) dan Derbe (Kis 14:20-21). Memang masuk akal melihat beberapa gereja ini karena surat Galatia adalah surat satu-satunya di mana Paulus berkata bahwa dia menulis kepada beberapa gereja di satu provinsi.(Gal 1:2)2 Tidak ada bukti sedikitpun bahwa Paulus menanam gereja di bagian Galatia etnis yang terletak agak ke utara.
Kemungkinan besar Paulus menulis surat ini sebelum Sidang Besar yang diadakan di Yerusalem (Kis 15), karena kalau orang Galatia mengalami tekanan dari partai sunat dan Paulus ditugaskan membawa surat hasil Sidang, mengapa surat itu tidak dikutip sedikitpun dalam surat ini? Itu sebabnya lebih baik kita simpulkan bahwa Paulus menulis sesudah dia pulang dari Perjalanan Misi yang pertama sebelum dia diutus ke Yerusalem. (48 Masehi)3 Kalau begitu, sangat masuk akal juga mengapa dia katakan bahwa mereka “begitu lekas berbalik” karena pengaruh dari partai sunat – Memang cepat!
Tema dari surat Galatia adalah keselamatan yang diperoleh hanya melalui iman saja, bukan hasil perbuatan baik. Kita harus mengingat bahwa penjangkauan di antara orang non-Yahudi masih cukup baru bagi gereja mula-mula ini. Jadi tentu saja ada proses di mana gereja yang dari mulanya mengalir dari agama Yahudi, harus membahas peranan Hukum Taurat dalam kehidupan mereka sebagai orang percaya. Oleh ilham Allah, kesimpulan yang Paulus tulis adalah, Hukum Taurat tidak menyelamatkan, atau tidak membenarkan. Fungsinya Hukum Taurat adalah untuk menyoroti dosa. Sebenarnya fungsinya sama di Perjanjian Lama, tetapi orang yang berdosa pada masa tersebut, boleh membawa korban ke bait Allah untuk dipersembahkan menebus dosa mereka. Jadi pada masa Perjanjian Lama pun, terlihat bahwa iman yang menyelamatkan. Masalanya adalah dengan Kristus memberi diri menjadi Korban Penebusan satu kali untuk selama-lamanya, sistem pengorbanan di Bait Allah menjadi usang, sehingga Allah tidak lagi menerima korban tebusan. Jadi kalau orang berusaha kembali kepada ketetapan-ketetapan Perjanjian Lama sebagai dasar pembenaran, maka mereka hanya menemukan Hukum Taurat tanpa sistem pengorbanan, sehingga hanya menjadi nyata bahwa mereka orang berdosa dan tidak ada jalan keselamatan.4 (Ibr 8:6-13) Sebagai penerapan dari tema besar ini, dari Gal 5 Paulus mulai bicara mengenai kebebasan kita di dalam Kristus dan pelayanan Roh Kudus di dalam orang percaya, menurut pengertian yang terdapat di nubuatan-nubuatan yang sangat jelas mengenai Perjanjian Baru, yaitu Yeremia 31:31-34 dan Yehezkiel 36:25-27, yang menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang menjadi kekuatan dan dorongan di dalam diri orang percaya, sehingga dia hidup berkenan kepada Allah. Dari segi gaya, surat ini sering disebut sebagai draf daripada surat Roma, karena begitu mirip isinya.5
Ada yang menganggap bahwa Paulus bertentangan dengan Yakobus di surat ini, tetapi kalau menggali lebih dalam mengenai hubungan mereka dan maksud penulisan, ternyata mereka teman, yang sangat setuju mengenai jalan keselamatan. Di Gal 1:19 kita lihat bahwa Paulus mengenal Yakobus, lalu di Gal 2:9-10 Paulus memberi kesempatan untuk para sokoguru jemaat memberi masukan pada Injil yang dia sampaikan. Tentu kalau Yakobus tidak setuju mengenai keselamatan oleh iman saja, dia pasti protes. Tetapi yang kita lihat di sana adalah persetujuan, persekutuan, bahkan pengutusan dan tambahan yang mereka usulkan hanya menyangkut pelayanan kepada orang miskin saja. Ada salah paham mengenai Gal 2:12, seolah-olah Yakobus mengutus orang untuk memata-matai kebebasan orang percaya di Antiokhia, tetapi bukan itu yang dicatat di sana. Petrus hanya mengantisipasi apa yang akan terjadi ketika kabar ini sampai di telinga partai sunat di Yerusalem, yang juga berselisih pendapat dengan Petrus waktu dia kembali dari pelayanannya kepada Kornelius. (Kis 11:2-3) Kita juga lihat di surat hasil Sidang Yerusalem, yang menurut ahli-ahli bahasa, ditulis oleh Yakobus, berbunyi begini:
Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami,yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. (Kis 15:24)
Kita juga perlu memperhatikan bahwa maksud Paulus dengan menggunakan kata dibenarkan (dikaioo), berbeda daripada Yakobus, yang menulis sebelumnya. Pada waktu itu, kata tersebut paling sering membawa pengertian dibukti benar, tetapi Paulus menggunakannya menurut pengertian yang lain, di mana itu boleh berarti dibuat benar. Jadi ketika Paulus menggunakan kata ini di surat Galatia, maksudnya adalah orang berdosa dibuat benar dengan cara percaya saja dalam Kristus. Tetapi Yakobus berkata bahwa Abraham, 30 tahun sesudah dia dibuat benar,(Kej 15:6, Rom 4:1-5) dibukti sebagai orang benar ketika dia siap mengorbankan Ishak. (Kej 22, Yak 2:21-23) Jadi sebenarnya tidak ada pertentangan sedikitpun antara mereka, dalam hal pembenaran. Sama juga kalau kita meneliti pikiran mereka mengenai peran dari Hukum Taurat. Kalau Paulus bicara mengenai peran Hukum, itu berkaitan dengan keselamatan, di mana Hukum tersebut tidak menjadi jalan keselamatan, melainkan menyatakan dosa sehingga orang berseru kepada Sang Penebus. Kalau Yakobus bicara mengenai Hukum Taurat, itu menyangkut orang yang sudah percaya, di mana Hukum tersebut menyatakan dosa yang masih ada pada mereka supaya mereka bisa mengaku dan mengalami perubahan, dan dengan demikian itu boleh disebut sebagai “Hukum yang Memerdekakan”. (Yak 1:25, 2:12) Kalau kita memperhatikan perkataan Paulus di 2 Tim 3:16, ternyata dia setuju juga. Yang sangat indah di surat ini adalah kita melihat hati dan pengalaman Paulus, dicatat langsung oleh dia dalam Gal 1 dan 2, yang memperkaya wawasan kita mengenai rasul ini.
Jerusalem: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas
mendjeladjah Siprus, la...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas mendjeladjah Siprus, lalu menjeberang ke Asia-Ketjil, mendarat di Perge, di Pamfilia, lalu mula-mula pergi keutara sampai ke Antiochia di Pisidia, kemudian ketimur dan mendirikan umat-umat di Ikonium, Listra dan Derbe, tiga kota besar didaerah Likaonia. Likaonia dewasa ini merupakan bagian selatan dari propinsi Romawi, jang disebut "Propimi Galatia".
Pada perdjalanan kedua, (Kis.Ras. 15:36-18:22) Paulus dan Silas memilih djalan darat, dan melalui Siria dan Silisia mereka datang ke Likaonia pula, lalu mengundjungi umat-umat disitu jang berkembang pesat dan "meneguhkan iman" umat- umat itu.
Dari Likaonia Paulus bermaksud berdjalan ke Barat, tetapi Lukas mentjatat: mereka "ditjegah oleh Roh Kudus, lalu pergi keutara dan melintasi Frigia dan daerah Galatia". Demikian tjatatan Lukas jang sangat pendek. Tetapi Paulus tidak "melintasi" begitu sadja, tanpa mengadjar dan mendirikan umat-umat. Bdl. Kis. Ras. 18:23. Tentu pada kundjungan itu terdjadi apa jang kita batja dalam surat "kepada umat-umat Galatia" ini 4:13-15.
Jang dimaksudkan Lukas dengan "daerah Galatia", tentu bagian utara dari propinsi Galatia asli, jang sebelum didjadjah oleh orang Romawi merupakan satu keradjaan berdaulat. Penduduknja adalah imigran dari Eropah-Barat, Daerah Galia, jang sekarang masuk negeri Perantjis. Sesampai di Asia-Ketjil mereka masuk tentara seorang radja disitu, dan sesudah perang, karena djasanja jang istimewa, mereka diberi sebagian dari wilajah radja itu, untuk didjadikan keradjaan berdaulat bagi mereka sendiri.
Ada buktinja tjukup bahwa dengan "umat-umat Galatia" dalam djudul surat ini dimaksudkan Galatia jang asli itu, jaitu bagian utara dari propinsi Romawi jang disebut Galatia.
Umat-umat itu dikundjungi Paulus djuga pada perdjalanannja jang ketiga (Kis. Ras. 18:23). Setelah "diteguhkannja iman" umat-umat disitu ia pergi kearah barat, lalu menetap dua tiga tahun lamanja di Efesus, pusat penting untuk pemakluman Indjil dan pemimpinan segala umat di Asia-Ketjil, Achaja dan Masedonia.
Rupanja di Efesus Paulus mendapat kabar, bahwa umat-umat di Galatia didatangi pengadjar-pengadjar dari Palestina, jang mengadjarkan bahwa orang-orang bukan Jahudi jang bertobat wadjib disunat dan mengikuti hukum dan adat-istiadat Jahudi, kalau mau diselamatkan. Paulus djengkel dan gelisah dan segera menulis surat ini. Pada kundjungan jang pertama dari Paulus, umat-umat disitu menjambut Indjil dengan gembira dan belum ada kesulitan-kesulitan. Tetapi pada kundjungannja jang kedua, Paulus sudah terpaksa memperingatkan mereka, supaja waspada terhadap pengadjar-pengadjar palsu. Lih. 1:9. Dan jang dichawatirkan pada kundjungan jang kedua mendjadi kenjataan. Saudara-saudara palsu itu bukan sadja mengandjurkan persunatan dan penganutan hukum taurat, melainkan djuga mempersalahkan adjaran Paulus dan menandaskan bahwa ia bukan rasul sedjati dan "Indjil" nja tidak benar. Dan dari isi dan suasana tulisan Paulus kini kita mendapat kesan, bahwa sudah ada anggota-anggota jang pertjaja akan adjaran- adjaran dan pefitnahan pengadjar-pengadjar Jahudi tersebut,serta menganut mereka. Kita mengerti bahwa harena kabar itu Paulus sangat tjemas malah gelisah, kalau-kalau umat-umat tertjinta itu tersesat dari kebenaran Indjil dan didjauhkan dari Paulus dan Kristus. Lagi pula beban orang jang telah bertobat terlalu diberatkan, tanpa faedah sedikitpun, kalau mereka mengikuti andjuran- andjuran orang-orang Jahudi itu, dan tentu pertobatan orang-orang jang belum masuk umat sangat disukarkan. Ketjemasan dan kegelisahan Paulus tampak sekali dalam surat. Tak ada suratnja jang lain, jang begitu hebat gajanja. Tetapi jang tampak njata sekali pula ialah, bahwa kegelisahan dan kedjengkelan Rasul, djuga kalau ia membela diri, bukan karena ia merasa tersinggung kehormatannja, melainkan semata-mata berpokok pada tjinta kerasulan jang mesra kepada umat Kristus jang tertjinta, jang terantjam kesetiaannja dan kemurnian imannja. pembelaan kewibawaan untuk mempertahankan pengaruh kerasulannja memang menondjol dalam seluruh surat, tetapi, terdapat didalamnja djuga adjaran-adjaran pokok dan pengertian-pengertian keagamaan jang penting sekali, mengenai hakekat dan sjarat-sjarat keselamatan, dalam Kristus. Adjaran-adjaran itu didalam surat ini tegas dan tepat, tetapi ringkas, jang kemudian diuraikan dengan pandjang lebar sebagai atjara pokok dalam surat kepada umat Roma.
Wycliffe: Galatia (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN GALATIA
Alasan Penulisan. Jemaat-jemaat di Galatia didirikan sebagai hasil dari usaha pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus. Oleh karen...
PENDAHULUAN GALATIA
Alasan Penulisan. Jemaat-jemaat di Galatia didirikan sebagai hasil dari usaha pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus. Oleh karena itulah sang rasul sangat bersusah hati ketika para pengacau yaitu orang-orang Kristen Yahudi menyebar di antara orang-orang non-Yahudi yang baru dimenangkan itu untuk berusaha menyuruh mereka sunat dan mengatakan bahwa mereka harus melaksanakan Hukum Musa sebagai syarat untuk memperoleh keselamatan (Gal.1:7; 4:17; 5:10). Menulis di bawah ketegangan yang tinggi (sebagaimana tampak dari tiadanya ucapan syukur yang biasanya dicantumkan). Paulus menghadapi masalah tersebut dengan terus terang dan karena itu, di dalam surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ini, ia sangat menyerang tindakan keliru berupa usaha memaksakan adat kepercayaan Yahudi.
Penerima Surat Ini. Jemaat-jemaat ini cukup dekat berhubungan dan mirip sehingga dapat dikelompokkan menjadi satu. Di dalam 3:1 Paulus menyebut sidang pembacanya sebagai "orang-orang Galatia". Pada pertengahan abad pertama tarikh kristiani kata Galatia memiliki lebih daripada satu arti, (1) Kata ini berarti wilayah di utara tengah Asia Kecil di mana bangsa Gaul menetap sesudah meninggalkan Eropa barat. Kota-kota utamanya adalah Pesinus, Ankyra dan Tavium. (2) Kata ini juga berarti propinsi Galatia dari kerajaan Roma. Propinsi ini didirikan oleh pemerintah Roma pada tahun 25 sM dengan menambahkan ke wilayah Galatia utara sedikit wilayah ke selatan. Penambahan ini termasuk kota-kota Antiokhia, Ikonium, Listra dan Derbe yang dikunjungi oleh Rasul Paulus pada saat Perjalanan pemberitaan Injilnya yang pertama. Nyaris mustahil bahwa surat ini ditulis kepada orang-orang Kristen baik di Galatia utara maupun selatan (bdg. 4:14).
Perdebatan mengenai tujuan sesungguhnya dari surat ini masih berlanjut terus dan mungkin tidak akan pernah tuntas. Lightfoot mendukung teori tentang Galatia utara. Sebagian besar penafsir Jerman masih terus menganut pandangan ini (mis. Schlatter, Lietzmann, Schlier), walaupun sebagian di antaranya tidak mengemukakan pandangan mereka. Sir William Ramsay dengan kuat mengusulkan pandangan Galatia selatan, dan pandangan ini telah beredar luas di kalangan pakar yang berbahasa Inggris. Keuntungan dari teori ini, jika memang teori ini benar, ialah memberikan kepada kita informasi tentang pendirian dari jemaat-jemaat ini (Kis. 13:14). Dalam pada itu, Lukas memakai istilah "Galatia" (harfiah, wilayah Galatia) hanya ketika melaporkan perkembangan para pemberita Injil di luar wilayah Galatia selatan (Kis. 16:16; bdg. Kis. 18:23).
Tanggal dan Tempat Penulisan. Berlandaskan pada teori Galatia selatan, kita dapat berkesimpulan bahwa surat ini ditulis sebelum sidang rasuli di Yerusalem dalam Kisah 15 (ketika mana dibuat pernyataan resmi mengenai hubungan antara orang bukan Yahudi dengan Hukum Taurat). Karena Paulus dan Barnabas dua kali mengunjungi jemaat-jemaat itu dalam perjalanan pertama ini, maka pernyataan-pernyataan dalam Galatia 4:13 dapat dianggap sudah terpenuhi (di dalam ayat tersebut pertama kali berarti kunjungan pertama dari dua kunjungan), sekalipun sama sekali belum pasti apakah Paulus sendiri menganggap peristiwa tersebut kunjungan kedua. Banyak penafsir beranggapan bahwa ketika Paulus mengisahkan kembali pertemuan dengan beberapa orang rasul dalam pasal 2, tidak mungkin yang ia maksudkan adalah sidang rasuli di Yerusalem, sebab dia tidak menyebutkan keputusan yang diambil dalam sidang itu; keputusan tersebut akan sangat mendukung argumentasi yang ia kemukakan dalam surat ini. Argumentasi ini tidak bersifat menentukan, sebab maksud dari keputusan tersebut bukan menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi orang bukan Yahudi untuk dapat diterima ke dalam kalangan Gereja, melainkan untuk memudahkan hubungan antara orang-orang Kristen dari kalangan non-Yahudi dengan mereka yang Yahudi. Jadi keputusan tersebut tidak memiliki hubungan langsung dengan argumentasi yang dikemukakan di dalam surat ini.
Lightfoot menekankan adanya sejumlah kemiripan di antara surat Galatia ini dengan surat Korintus dan surat Roma. Semuanya hingga taraf tertentu membahas kontroversi tentang membuat orang mengikuti adat Yahudi. Atas dasar ini surat Galatia tampaknya ditulis pada saat perjalanan ketiga pemberitaan Injil Paulus dan bisa ditulis dari Efesus atau dari Makedonia. Pertimbangan ini menunjukkan bahwa surat ini ditulis baru pada tahun 56 M. Menurut pandangan lain, surat ini ditulis pada tahun 48 atau 49, mungkin dari Antiokhia. Sebuah tanggal antara, sekitar tahun 53 M, yakni pada awal pelayanan di Efesus, merupakan kemungkinan yang menarik. Sebuah masa antara di antara penulisan surat ini dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus dan Roma diperlukan untuk menjelaskan beberapa perbedaan nada dan pembahasan.
Alur Pemikiran. Dua pasal yang pertama pada umumnya dipergunakan untuk mengemukakan sifat dari kerasulan Paulus. Penjelasan ini penting bagi Injil yang diberitakan olehnya, sebab jika musuh-musuhnya dapat menunjukkan bahwa ia belum dipanggil dan ditugaskan untuk memberitakan kebenaran. maka semua pendengarnya dapat mempertanyakan berita yang disampaikan olehnya. Sekalipun menyakitkan bagi Paulus untuk mengungkapkan hal-hal yang demikian pribadi, dia harus menghadapi tantangan tersebut, yaitu dengan membuktikan bahwa dirinya memiliki kedudukan rasul sendiri yang sepenuhnya setara dengan para rasul yang lain. Dia menerima Injil yang diberitakannya bukan melalui pembinaan oleh manusia tetapi melalui penyataan ilahi, dan terbukti sesuai dengan yang diberitakan oleh rasul yang lain.
Selanjutnya Paulus beralih kepada suatu pernyataan tentang apakah Injil itu sebenarnya (ps. 3, 4). Injil adalah berita kasih karunia yang menuntut adanya iman. Hukum Taurat tidak menghasilkan iman, malah menghasilkan kutuk yang darinya Kristus harus menebus manusia.
Sesudah tindakan menerima Injil, orang harus hidup sesuai dengannya (ps. 5, 6). Di sini kuasa salib dan kekuatan dari Roh Kudus disajikan sebagai berkuasa menghasilkan apa yang diinginkan dan bukan sebagai usaha untuk menaati hukum Taurat.
Pengaruh. Surat ini berisi pernyataan paling tegas dalam Alkitab tentang keselamatan yang bukan diperoleh karena perbuatan baik. Surat ini telah mengubah pemikiran Luther dan memainkan peranan strategis di dalam Reformasi. Luther menyatakan bahwa dirinya dinikahkan dengan kitab ini; kitab ini merupakan Katherin rohaninya.
Pada abad kesembilan belas F. C. Baur menjadikan kitab ini sangat penting bagi teorinya bahwa kontroversi tentang legalisme di gereja mula-mula demikian kuat sehingga telah menggoyahkan landasan gereja. Menurut Baur, kontroversi ini mempengaruhi seluruh Perjanjian Baru, baik secara positif maupun secara negatif ketika orang menulis untuk mendukung salah satu pandangan, atau berusaha untuk menutupi perbedaan yang ada di antara hukum Taurat dan kasih karunia sebagai sarana untuk memperoleh keselamatan. Karena Galatia menampilkan kontroversi ini dengan sangat jelas, keasliannya harus diakui. Pandangan ini pada dasarnya tidak mengalami perubahan sejak Baur.
Wycliffe: Galatia (Garis Besar) GARIS BESAR GALATIA
I. Pendahuluan (1:1-9)
A. Salam. (1:1-5)
B. Tema Surat Ini (1:6-9)
II. Paulus Membela Kerasula...
GARIS BESAR GALATIA
- I. Pendahuluan (1:1-9)
- II. Paulus Membela Kerasulannya (1:10-2:21)
- A. Penegasan Kerasulan Khusus (1:10-17)
- B. Ketiadaan Hubungan Sebelumnya dengan Rasul-rasul di Yerusalem (1:18-24)
- C. Kegagalan Hubungan yang Belakangan untuk Mempersoalkan Kerasulannya atau Menambah Injil yang Diberitakannya (2:1-10)
- D. Otoritas Bebasnya Dibenarkan dalam Perjumpaannya dengan Petrus di Antiokhia (2:11-21)
- III. Paulus Menjelaskan Injil yang Diberitakannya (3:1-4:31.)
- A. Penjelasan dari Pengalaman (jemaat di Galatia) (3:1-5)
- B. Penjelasan dari Alkitab (kasus Abraham) (3:6-9)
- C. Penjelasan dari Hukum Taurat (3:10-4:11)
- 1. Kutukan Hukum Taurat yang darinya Kristus harus Mengadakan Kelepasan (3:10-14)
- 2. Kekokohan Ikatan Perjanjian dan Keunggulannya Atas Hukum Taurat (3:15-18)
- 3. Maksud Hukum Taurat Durasinya Sementara dan Bekerjanya Negatif (3:19-22)
- 4. Kedudukan Sebagai Anak Bukan Melalui Hukum Taurat Tetapi Melalui Iman (2:23-4:7)
- 5. Himbauan untuk Tidak Kembali kepada Perbudakan (4:8-11)
- D. Penjelasan dari Penerimaan Jemaat di Galatia (4:12-20)
- E. Penjelasan dari Ikatan Perjanjian (4:12-31)
- IV. Injil Paulus Dipraktikkan (5:1-6:15)
- A. Injil Dipraktikkan Dalam Kemerdekaan (5:1-12)
- B. Injil Dipraktikkan Dalam Kasih (5:13-15)
- C. Injil Dipraktikkan Dalam Roh (5:16-26)
- D. Injil Dipraktikkan Dalam Pelayanan (6:1-10)
- E. Injil Dipraktikkan Dalam Pemisahan dari Dunia (6:11-15)
- V. Kesimpulan (6:16-18)
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Peperangan Besar (Galatia 5:17)
Mari kita lihat apa yang Paulus sedang bicarakan di Galatia 5:17. Perlawanan antara daging dan Roh tidak kurang darip...
Peperangan Besar (Galatia 5:17)
Mari kita lihat apa yang Paulus sedang bicarakan di Galatia 5:17. Perlawanan antara daging dan Roh tidak kurang daripada perang paling besar, paling berbahaya yang pernah terjadi di bumi. Aspek paling berbahaya dari perang itu adalah bahwa kebanyakan orang bahkan tidak menyadari bahwa perang itu sedang dilancarkan!
Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet berada di ambang perang yang menakutkan (dalam apa yang sekarang kita sebut "perang dingin"). Kedua kekuatan super nuklir ini saling menatap dengan gugup satu sama lain dari seberang lautan. Sedikit saja yang mereka sepakati kecuali tentang akibat perang, bahwa seandainya salah satu pihak harus meluncurkan nuklir yang mematikan, itu akan menjadi "kehancuran yang pasti bagi kedua belah pihak." Ancaman dari bencana nuklir itu telah memudar, tapi beberapa ketakutan baru telah muncul.
Apa pun yang berlabel "Kristen" sedang diserang di dunia kita saat ini. Kekristenan sedang menyusut di hadapan gelombang yang menenggelamkan dari pluralisme, sekularisme, kemesuman yang merajalela, dan ateisme. Meski begitu, tetap benar bahwa "kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa" (Amsal 14:34).
Perang mengerikan di mana kita masing-masing terlibat adalah perang yang melibatkan konsekuensi kekal. Itu adalah konflik pribadi yang tak henti-hentinya antara keadaan sementara manusia selama persinggahannya dalam daging dan kemungkinan- nya untuk tetap hidup dalam pertempuran ini. Roh saja yang dapat membawa dia kepada sayap rajawali menuju alam kekal yang untuknya ia, dalam maksud Allah, awalnya diciptakan (2 Kor. 5:4, 5). Ini adalah perang yang benar-benar penting. Tujuan kekal kita sepenuhnya bergantung pada hasilnya.
Transformasi Rohani (Galatia 5:17)
Siapakah di antara kita yang akan bertindak secara berbeda jika kita berada dalam posisi Adam dan Hawa? Tidak sulit untuk memahami mengapa dan bagaimana mereka begitu mudah tertipu, terutama karena mereka belum mengalami dosa. Namun begitu, mereka diminta bertanggung jawab atas tindakan mereka dan diusir dari Eden.
Allah tidak diragukan lagi mengharapkan lebih dari kita yang telah diberkati tidak hanya dengan karunia Roh Kudus tetapi juga dengan pencerahan yang tersedia bagi kita di dalam Kitab Suci yang terilham. Tidakkah kita akan dihakimi jauh lebih berat jika kita mengabaikan peringatan Roh Kudus terhadap keduniawian? Seiring semakin sekulernya budaya, kita harus menahan godaan untuk menyesuaikan diri dengan dunia (Rom. 12:1, 2). Kita harus ingat bahwa dunia ini bersifat sementara namun sorga abadi (2 Kor. 4:16-18).
Keinginan Kita (Galatia 5:17)
Hati kita yang sebenarnya tidak begitu banyak diungkapkan oleh apa yang kita lakukan melainkan dengan apa yang kita benar-benar ingin lakukan—bahkan ketika kita mungkin tidak memiliki kekuatan pikiran atau tubuh untuk melaksanakan keinginan itu. Seseorang mungkin saja melakukan pekerjaan-pekerjaan ketaatan tapi setiap menitnya membenci hal itu. Demikian juga, seseorang mungkin saja ingin sekali (bahkan dengan air mata) untuk melakukan bagi Tuhannya pelayanan yang mulia dan penuh kasih yang tidak mampu ia lakukan.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PASAL 5
HIDUP ORANG KRISTEN (BAGIAN 1)
Pasal 5 dimulai dengan penerapan singkat tentang kiasan Hagar dan Sara di ayat 1. Setelah penerapan ini, mun...
PASAL 5
HIDUP ORANG KRISTEN (BAGIAN 1)
Pasal 5 dimulai dengan penerapan singkat tentang kiasan Hagar dan Sara di ayat 1. Setelah penerapan ini, muncul sebuah bagian baru, 5:2-6:10, yang menggambarkan hidup orang Kristen. Hidup itu menggambarkan makna kemerdekaan di dalam Kristus (5:2-15) dan hidup oleh Roh (5:16-26). "Perbuatan-perbuatan daging" dikontraskan dengan "buah Roh" dalam 5:19-26.
TFTWMS: Galatia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat Mat. 5:10-12; Rom. 5:3-5; 2 Kor. 1:3-7; Ibr. 10:32-36; 12:1-11; Yak. 1:2-4; 5:10, 11.
2 Sirach 51:23-26 (NAB).
3 Kata Ib...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat Mat. 5:10-12; Rom. 5:3-5; 2 Kor. 1:3-7; Ibr. 10:32-36; 12:1-11; Yak. 1:2-4; 5:10, 11.
- 2 Sirach 51:23-26 (NAB).
- 3 Kata Ibrani untuk "tuan" atau "master" adalah br (rab), sedangkan kata untuk "tuanku" atau "masterku" adalah yBr~ (rabbi).
- 4 Karl Heinrich Rengstorf, "zugo֧," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel, trans. and ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 2:900-1.
- 5 Bentuk kata kerja dari kata ini secara harfiah berarti "memotong sekeliling" (William D. Mounce, ed., Mounce's Complete Expository Dictionary of Old & New Testament Words [Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2006], 111).
- 6 Lihat Ima. 12:1-3; Luk. 1:59; 2:21; Yoh. 7:22, 23; Fil. 3:4, 5.
- 7 Orang Kristen Yahudi dikenal sebagai "orang bersunat" dalam 2:12, Kolose 4:11, dan Titus 1:10 dan "orang percaya dari golongan bersunat" dalam Kisah Para Rasul 10:45.
- 8 Kata Yunani yang diterjemahkan "tidak bersunat" ( ajkrobusti÷a, akrobustia) secara harfiah berarti "kulup." Istilah "sunat" ( peritomh, peritomē) sering muncul di dalam Alkitab Yunani, tetapi istilah medis secara teknis untuk kebalikan prosedur ini ( ejpispa÷w, epispaō , "menjadi tidak bersunat") muncul di dalam Perjanjian Baru hanya dalam 1 Korintus 7:18. Dalam LXX, istilah itu tidak pernah muncul dengan makna ini.
- 9 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 525-26.
- 10 Lihat Kisah 12:7; 27:32; Yak. 1:11; 1 Pet. 1:24.
- 11 Bauer, 308.
- 12 Lihat Efe. 2:8-10; 2 Tim. 1:8, 9; Tit. 3:4-7.
- 13 Lihat Gal. 3:2, 3, 5, 13, 14; 4:6, 29.
- 14 R. Alan Cole, The Epistle of Paul to the Galatians, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1965), 142-43.
- 15 Gal. 2:16; 3:2, 3, 5, 10; lihat 4:29.
- 16 Bauer,
- 17 Lihat Rom. 2:28, 29; Fil. 3:2-9; Kol. 2:11, 12.
- 18 Lihat 1 Tim. 3:9; 6:10; 2 Tim. 3:8.
- 19 Alkitab CEB berkata "mereka semua bekerja dengan kulit."
- 20 Kecurangan dalam pertandingan sungguh tidak disukai. Kenyataannya, di pintu masuk ke dalam stadion di Olympia di sana pada beberapa tumpuan didirikan serangkaian apa yang disebut "Zanes," patung-patung perunggu dewa Zeus (yang darinya bentuk jamak "Zanes" berasal dan yang untuk kehormatan itu perlombaan itu diadakan). Pada tumpuan setiap patung itu nama peserta lomba yang bermain curang diukir-untuk mempermalukan dia selamanya. Meski patung-patung perunggu Zane telah lama hilang, namun tumpuan patung itu tetap berdiri di tempatnya sampai hari ini.
- 21 Lihat 2:2; 5:7; Rom. 9:16; 1 Kor. 9:24, 26; Fil. 2:16. Kemunculan lainnya adalah dalam 2 Tesalonika 3:1, dalam nasihat singkat untuk berdoa "supaya firman Allah dapat berlari ['menyebar dengan cepat'; NASB] dan dimuliakan" (ASV).
- 22 Teks Yunaninya tertulisi ejge÷neto (egeneto), yang secara harfiah berarti "berkembang menjadi."
- 23 Joseph Henry Thayer, A Greek-English Lexicon of the New Testament (Cincinnati: American Book Co., 1889; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1962), 660.
- 24 Lihat Gal. 5:9; Rom. 11:16; 1 Kor. 5:6, 7.
- 25 "Ragi" digunakan sekali dalam pengertian yang positif di dalam Alkitab. Yesus mengetengahkan perumpamaan ini: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya" (Mat. 13:33).
- 26 Kenneth L. Boles, Galatians & Ephesians, The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1993), 131-32.
- 27 Ketika Petrus kembali ke Yerusalem setelah membuka pintu iman bagi orang bukan Yahudi di Kaisarea, "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka!" (Kisah 11:2, 3; NKJV). Andaikan Paulus telah memberitakan sunat, mengubah orang-orang bukan Yahudi menjadi mualaf Yahudi, orang-orang Yahudi yang percaya tidak akan memiliki alasan untuk mengeluh.
- 28 "Telah dihapuskan" berasal dari kata Yunani katargeō (seperti dalam 5:4).
- 29 Kata itu juga digunakan untuk menerjemahkan kata Ibrani lainnya, termasuk vq}om (moqesh), sebuah "perangkap."
- 30 Meski Paulus bisa saja mengganti kata "salib" ( stauro÷ß, stauros), ia mempertahankan kata "pohon" atau "tiang" (xu÷lon, xulon) dari LXX. Dengan demikian, ia mempertahankan hubungan dekat antara penyaliban Yesus dan kutukan yang ditemukan dalam hukum Taurat. Alkitab ESV dan KJV menulis "pohon" dalam Kisah Para Rasul 5:30; 10:39; 13:29; 1 Petrus 2:24. Alkitab CJB menggunakan "tiang" dalam masing-masing ayat-ayat ini.
- 31 Lihat KJV; NRSV; GNT; NLT; [Ula. 23:2]; NJB; NJPSV.
- 32 Permainan kata ini adalah bentuk pengulangan yang disebut "paronomasia," yang didefinisikan sebagai "pengulangan kata yang sama atau kata dasar yang berdekatan" (F. Blass and A. Debrunner, A Greek Grammar of the New Testament and Other Early Christian Literature, trans. and rev. Robert W. Funk [Chicago: University of Chicago Press, 1961], 258 [no. 488.1]). Permainan kata adalah hal umum dalam tulisan-tulisan Paulus dan menambahkan penekanan pada pesannya, terutama dalam antitesis. Dalam Filipi 3:2, 3, akar tomh (tomē), yang menandakan "pemotongan,"
- 33 Kata Yunani untuk "lahir di rumah" adalah oikogenhß÷ (oikogenēs). Jenis budak ini dihargai lebih tinggi daripada yang diperoleh dari luar rumah tangga.
- 34 Thomas Wiedemann, Greek and Roman Slavery (Baltimore: John Hopkins University Press, 1981), 6-8.
- 35 Ibid., 23.
- 36 Ibid., 50.
- 37 Ibid., 46-47.
- 38 Tentu saja, Paulus lebih menyukai kebebasan bagi semua orang; tetapi, seperti dalam kasus Onesimus, budak yang melarikan diri, ia mengikuti hukum pada waktu itu dan memulangkan murid yang dikasihi itu kepada tuannya (Filem. 10-16). Yesus tidak pernah menghendaki umat-Nya memecahkan masalah dengan kekerasan. Ia memberitahu Petrus, "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang" (Mat. 26:52).
- 39 Lihat Mat. 7:12; 22:36-40; Rom. 12:9, 10; Yak. 2:8.
- 40 Lihat 5:22; 1 Kor. 12:31-13:13; Kol. 3:12-14.
- 41 Kej. 49:17; Bil. 21:6-9; Ula. 8:15; Pkh. 10:8, 11; Yer. 8:17; Amos 5:19; 9:3.
- 42 Perfect tense dari kata kerja Yunani dalam Yakobus 3:9 mengungkapkan fakta tentang tindakan penciptaan Allah di masa lalu serta hasil yang terus eksis. Alkitab NASB menekankan aspek masa lalu dari kata kerja itu dengan terjemahan "manusia, yang telah dibuat dalam keserupaan dengan Allah" (huruf miring ditambahkan). Hasil abadi dari ciptaan Allah secara lebih jelas terlihat dalam terjemahan NRSV: "mereka yang dibuat dalam keserupaaan dengan Allah" (huruf miring ditambahkan).
- 43 Bauer, 803.
- 44 Ibid., 1047.
- 45 Kategori-kategori ini tersirat dari tanda baca dalam beberapa versi (NIV; NEB; REB).
- 46 Alkitab KJV dimulai dengan "perzinahan" dan setelah "dengki" terdapat "pembunuhan." Ini seharusnya tidak disertakan dalam daftar itu karena mereka muncul hanya dalam beberapa naskah yang belakangan. (E. H. Perowne, The Epistle to the Galatians, The Cambridge Bible for Schools and Colleges [Cambridge: University Press, 1900], 67.)
- 47 Lihat Kej. 1:27, 28; 2:18-24; Mat. 19:3-9; Rom. 7:2, 3; 1 Kor. 7:1-5; Ibr. 13:4.
- 48 Kata koitē secara teknis berarti "tempat tidur" (Ibr. 13:4), namun kata itu juga digunakan sebagai eufemisme untuk aktivitas seksual yang terkait dengan tempat tidur.
- 49 Lihat Mrk. 7:22; Rom. 13:13; 2 Kor. 12:21; Efe. 4:19; 1 Pet. 4:3; 2 Pet. 2:7, 18; Yudas 4.
- 50 Bahkan ateis yang paling berkomitmen, jika ia jujur dan terinformasi, tidak dapat menyangkal bukti obyektif untuk fenomena ini; sebab itu adalah fakta yang dapat diamati di seluruh dunia di sepanjang sejarah manusia.
- 51 Agustinus Confessions 1.1.
- 52 Para penyair yang dikutip di sini adalah Epimenides orang Kreta (sekitar 600 S. M.) dalam karyanya Cretica; Aratus dari Soli (sekitar 315-240 S. M.) , dari provinsi asli Paulus sendiri dari Kilikia, dalam karyanya Phaenomena; dan Cleanthes (331-233 S. M.) di didaktiknya Hymn to Zeus .
- 53 Lucian The Dream (or The Cock) 24.
- 54 Lihat Ula. 4:15-19, 23-28; 6:4, 13-15; 7:3-6, 25, 26.
- 55 Misalnya, di Fenisia, orang-orang menganggap Baal dan Astarte memiliki kekuasaan atas kesuburan bumi. Ibu dewi Cybele orang Frigia, atau dewi Artemis orang Efesus, diyakini memberikan kesuburan dalam melahirkan anak. Poseidon dianggap sebagai dewa laut (dan karena itu menjadi dewa para pelaut) dan gempa bumi. Dionysus adalah dewa anggur dan inspirasi puisi. Ares adalah dewa perang. Apollo menyampaikan nubuat ilahi di istananya di Delphi di Yunani dan di Cumae di Italia. Athena adalah dewi seni dan kebijaksanaan dan pelindung kota itu-tidak hanya kota Atena, tetapi juga kota-kota lainnya. Demeter adalah dewi gandum. Di atas semua itu adalah Zeus, ayah dan penguasa yang perkasa dari para dewa, dewa langit dan cuaca. Ia juga dianggap sebagai pelindung yang dermawan bagi anak yatim, orang asing, dan janda. Hermes dihormati sebagai bocah utusan dari Zeus (lihat Kisah 14:12).
- 56 Henry George Liddell and Robert Scott, A Greek-English Lexicon, 9th ed., rev. and aug. with supplement, rev. Henry Stuart Jones and Roderick McKenzie (Oxford: Clarendon Press, 1968), 1917.
- 57 Barclay M. Newman, A Concise Greek-English Dictionary of the New Testament (London: United Bible Societies, 1971), 192.
- 58 Leon Morris, Galatians: Paul's Charter of Christian Freedom (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 171.
- 59 Selain kata Yunani untuk "permusuhan," pelbagai istilah berikut ini di dalam daftar ini adalah juga berbentuk jamak dalam bahasa Yunani: "amarah," "perseteruan," "perselisihan," "roh pemecah," "kedengkian," "kemabukan," dan "pesta pora."
- 60 J. B. Lightfoot, The Epistle of St. Paul to the Galatians, Classic Commentary Library (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1957), 211.
- 61 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, 2nd ed. (Stuttgart: German Bible Society, 1994), 529.
- 62 Bauer, 392.
- 63 F. F. Bruce, The Epistle to the Galatians, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 248.
- 64 Bauer, 427.
- 65 Lihat Kisah 5:17, 18; 13:45; Rom. 13:13; 1 Kor. 3:3; 2 Kor. 12:20; Yak. 3:14, 16.
- 66 Richard Chenevix Trench, Synonyms of the New Testament (Marshallton, Del.: The National Foundation for Christian Education, n.d.), 123-24.
- 67 Friedrich Büchsel, " ejriqei÷a," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel, trans. and ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 2:660-61.
- 68 Bauer, 392; Aristotle Politics 5.3.
- 69 Kata kerja "menghindari" adalah dari bentuk present imperative ejkkli÷nw (ekklinō), yang menunjukkan tindakan terus-menerus atau berulang-ulang. Ini berarti "menjauh dari," "terus-meenrus menghindar," mungkin sampai waktu pelanggar itu harus mengakhiri perilaku fasik tersebut.
- 70 Misalnya, dalam bahasa Yunani sekuler hairesis digunakan untuk sekolah-sekolah filsafat yang berbeda, yang karena itu orang sulit mengharapkan tingkat kebulatan suara yang signifikan. Terjemahan lain yang memungkinkan untuk kata itu mencakup "dogma," "cara berpikir," dan "kecenderungan" (Bauer, 28).
- 71 Paulus juga menggunakan "mendengki" dari kata kerja fqone/w (phthoneō) dalam 5:26.
- 72 "Pemurnian air pada zaman itu tidak seperti yang diinginkan. Air di Efesus tampaknya sudah menyebabkan gangguan pencernaan Timotius. Sedikit anggur akan menenangkan perutnya(James E. Smith, Exhortation Epistles, Teacher's Commentary [N.p.: By the author, 2011], 116-17).
- 73 Lihat Bil. 6:1-4; Hakim 13:2-5; Mat. 11:18; Luk. 1:15; 7:33.
- 74 Bauer, 580.
- 75 Trench, 212.
- 76 William M. Ramsay, A Historical Commentary on St. Paul's Epistle to the Galatians, Limited Classical Reprint Library (N.p.: G. P. Putnams Sons, 1900; reprint, Minneapolis: Klock & Klock Christian Publishers, 1978), 453.
- 77 Lihat Rom. 1:29-31; 13:13; 1 Kor. 5:10, 11; 6:9, 10; 2 Kor. 12:20; Efe. 4:31; 5:3-5; Kol. 3:5-8; 1 Tim. 1:9, 10; 6:4, 5; 2 Tim. 3:2-4; Tit. 1:7; 3:3.
- 78 Lihat Mat. 15:19; Mrk. 7:21, 22; 1 Pet. 2:1; 4:3, 15; Why. 9:21; 21:8; 22:15.
- 79 Cole, 160-61; James D. G. Dunn, The Theology of Paul the Apostle (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1998), 662-65.
- 80 Lihat Mat. 3:7-10; 7:15-20; Efe. 5:6-12; Fil. 1:9-11; Ibr. 12:11; Yak. 3:17, 18.
- 81 Lihat Yoh. 4:24; Rom. 8:20-23; 1 Kor. 15:42-53; 2 Kor. 5:1-5; Fil. 3:20, 21.
- 82 Lihat Mat. 26:28; Kisah 8:38, 39; 22:16; Rom. 6:4, 5; Kol. 2:12; Why. 1:5.
- 83 Lihat Rom. 8:9-11; 1 Kor. 3:16; 6:19; 2 Kor. 6:16, 17; Efe. 2:11-18.
- 84 Untuk informasi lebih lanjut, lihat Penerapan: Empat Kasih pada pelajaran ini.
- 85 Bauer, 613.
- 86 Ibid., 461.
- 87 Ibid., 612.
- 88 Lihat 2 Kor. 6:6; 2 Tim. 3:10; 4:2; Ibr. 6:12; Yak. 5:10.
- 89 Lihat Rom. 2:4; 9:22; 1 Tim. 1:16; 1 Pet. 3:20; 2 Pet. 3:9, 15.
- 90 Lihat Mat. 17:17; Mrk. 9:19; Luk. 9:41; Kisah 18:14; 1 Kor. 4:12; 2 Kor. 11:1, 4, 19, 20; Efe. 4:2; Kol. 3:13; 2 Tes. 1:4; 2 Tim. 4:3; Ibr. 13:22.
- 91 Bauer, 1039.
- 92 Ibid., 1090.
- 93 Lihat Rom. 2:4; 11:22; Efe. 2:7; Tit. 3:4.
- 94 Lihat Gal. 5:22; Rom. 3:12; 2 Kor. 6:6; Kol. 3:12.
- 95 Ceslas Spicq, Theological Lexicon of the New Testament, trans. and ed. James D. Ernest (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1994), 3:515.
- 96 Trench, 217.
- 97 Ludwig Koehler and Walter Baumgartner, The Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old Testament, study ed., trans. and ed. M. E. J. Richardson (Boston: Brill, 2001), 1:370.
- 98 Lightfoot, 213.
- 99 Trench, 219.
- 100 Ibid., 220.
- 101 Lihat Efe. 6:23; 1 Tim. 2:15; 4:12; 6:11; 2 Tim. 2:22; 3:10; Tit. 2:2.
- 102 Bauer, 820. (Lihat 1 Tes. 3:6; 5:8; 1 Tim. 1:14; 2 Tim. 1:13; Filem. 5.)
- 103 Lihat Mat. 10:38; 16:24; Rom. 8:12, 13; Gal. 2:20; 5:24; 6:14.
- 104 Para penerjemah NASB telah menambahkan kata-kata "dengan gairah" demi kejelasan. Beberapa penafsir telah menyatakan pendapat bahwa kata " hangus" mengacu kepada hukuman kekal dalam api neraka. Namun begitu, penafsiran ini mengabaikan sifat seksual dari keseluruhan konteks itu. Paulus tidak mengutuk perkawinan. Sebaliknya, ia sepenuhnya menyadari bahwa, secara umum, bagi kebanyakan orang menikah itu baik (1 Kor. 7:1, 2).
- 105 Pelbagai istilah negatif yang terkait juga muncul dalam Perjanjian Baru, termasuk kata benda ajkrasi/a (akrasia) dalam Matius 23:25 dan 1 Korintus 7:5, serta kata sifat ajkrath/ß (akratēs) dalam 2 Timotius 3:3. Kata-kata ini mengungkapkan konsep "mencari kesenangan sendiri," "kurangnya disiplin," dan "kurangnya penguasaan diri."
- 106 Bauer, 274.
- 107 Bruce, 255.
- 108 S. H. Hooke, The Siege Perilous (London: SCM Press, 1956), 264. (Lihat Yoh. 15:1-5; 2 Pet. 1:2-4.)
- 109 Buah rohani adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan seorang Kristen. Meski begitu, haruslah diperhatikan bahwa semua sifat buah Roh itu diperintahkan dalam Kitab Suci.
- 110 Cole, 167.
- 111 Ibid.
- 112 Lihat Mat. 7:22, 23; 1 Kor. 13:1-3; Gal. 3:5.
- 113 Dalam berbagai konteks, sarx dapat menunjukkan tubuh fisik atau penampilan seseorang, silsilah atau keturunan ras, kondisi kesehatan, dan lain sebagainya. Secara umum, itu bisa saja mengacu kepada hampir semua aspek kehidupan duniawi manusia. Perlu ditekankan bahwa sarx tidak selalu buruk. Prolog injil Yohanes mengatakan bahwa "Firman itu telah menjadi manusia [sarx], dan diam di antara kita" (Yoh. 1:14a). Alih-alih "daging," Alkitab NLT menulis "manusia" (Lihat Ibr. 2:14; 1 Yoh. 4:2, 3.)
- 114 Karena kita tahu bahwa Allah tidak menghendaki siapa saja sesat (1 Tim. 2:4; 2 Pet. 3:9), maka tampaknya semua manusia dianugerahi dengan tanggung jawab moral bawaan untuk mengamati pelbagai kesaksian Allah dalam karya-karya penciptaan dan untuk mencari Dia (lihat Rom. 1:18-21; 2:14, 15). Meski dinyatakan bahwa Allah telah mengizinkan generasi-generasi sebelumnya untuk menempuh jalan mereka sendiri (Kisah 14:16), dengan kedatangan injil, hari baru telah tiba. Paulus, berdiri "di atas Areopagus" di Atena, mengatakan, "Kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, … Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati" (Kisah 17:22, 29-31).
- 115 Lihat Rom. 8:12, 13; 12:1, 2; Gal. 2:20.
- 116 Bahasa Yunani memiliki empat tingkatan klausa bersyarat. Yang pertama biasanya diungkapkan oleh ei dengan sebuah kata kerja dalam indicative mood, yang mana "pembicara itu berasumsi bahwa kondisi yang dinyatakan dalam
- 117 Apa yang kita hadapi dalam 5:26 adalah perintah negatif atau larangan. William Douglas Chamberlain menemukan contoh yang baik tentang hal ini dalam Matius 6:19, di mana Yesus berkata, "Janganlah kamu mengumpulkan Μὴ θησαυρίζετε , Mē thēsaurize harta di bumi." Chamberlain menerjemahkan larangan itu sebagai "Behenti mengumpulkan harta"dan kemudian menulis, "maksud perintah Yesus adalah bahwa manusia sudah sedang mengumpulkan harta di bumi, bukan di sorga, dan Ia mau mereka berhenti melakukan itu. (William Douglas Chamberlain, An Exegetical Grammar of the Greek New Testament [Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1941], 86).
- 118 Bauer, 871.
- 119 Robert L. Johnson, The Letter of Paul to the Galatians, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 163.
- 120 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 1 (Colorado Springs, Colo.: Victor, 2001), 720.
- 121 Cole, 170.
- 122 Bruce, 257.
- 123 Walter Schmithals, Paul and the Gnostics, trans. John E. Steely (Nashville: Abingdon Press, 1972), 49.
- 124 Bruce, 258.
- 125 Peter Toon, "Gnosticism," in The New International Dictionary of the Bible, pictorial ed., ed. J. D. Douglas and Merrill C. Tenney (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1987), 393.
- 126 Lihat Yoh. 14:15, 21; 15:10; 1 Yoh. 2:3-6; 3:16-24; 5:2, 3; 2 Yoh. 6.
- 127 Everett Ferguson, The Church of Christ: A Biblical Ecclesiology for Today (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1996), 390.
- 128 Lihat 4:8-11; Mrk. 7:18, 19; 2 Kor. 8:7-9; Kol. 2:16, 17; 1 Tim. 4:1-5; Ibr. 9:8-14.
- 129 Lihat Mat. 28:18-20; Mrk. 16:15, 16; Luk. 24:45-47; Kol. 1:21-23.
- 130 Lihat Ibr. 10:4-14; 13:20; Yudas 3; Why. 14:6.
- 131 Lihat Yes. 44:1-3; Yeh. 39:29; Yoel 2:28, 29; Zak. 12:10.
- 132 Lihat Kisah 2:16-39; 5:32; 11:15-18; 1 Kor. 3:16; 6:19; Gal. 3:2, 3; 4:6; Tit. 3:4-7.
- 133 Beberapa klarifikasi penting harus dibuat mengenai nas ini: (1) Kata "titik" telah secara benar ditambahkan oleh para penerjemah, secara akurat mengungkapkan makna teks aslinya. (2) Kata kerja "telah menjadi" menyiratkan hasil yang yang langgeng. (3) "Semua" menyampaikan pengertian bahwa para pelanggar yang bersalah hanya atas satu pelanggaran saja tetap bersalah melanggar hukum yang bersangkutan.
- 134 Iman juga berfungsi sebagai sarana pembenaran untuk umat Allah perjanjian lama, seperti yang Ibrani 11 jelaskan (lihat Rom. 3:21-26).
- 135 Istilah "pornografi" berasal dari dua kata Yunani, po÷rnh (pornē) dan grafh (graphē). Kata pornē mengacu kepada "pelacur." Sementara kata graphē biasanya berarti "Kitab Suci" atau "tulisan" dalam Alkitab, dalam bahasa Yunani di luar Alkitab kata itu juga menunjukkan sebuah "lukisan" atau "gambar". "Pornografi," kemudian, adalah gambaran tentang gambar-gambar seksual, baik yang disampaikan dalam bentuk gambar atau tulisan, yang berkaitan dengan percabulan.
- 136 Istilah "penilik" ( ejpi÷skopoß, episkopos) dalam 1 Timotius 3:1 mencerminkan bahwa para penatua memiliki otoritas, seperti juga perintah dalam Ibrani 13:17. Juga, kata Yunani lain untuk "otoritas" ( ejpitagh, epitagē, secara harfiah "perintah") muncul dalam Titus 2:15 berkenaan dengan seorang penginjil.
- 137 Lihat Mat. 28: 18-20; Yoh. 16:12, 13; Kisah 1: 8; Ibr. 2:3, 4.
- 138 Beberapa nas bicara tentang penghakiman Allah atas dunia (Rom. 2:2, 5; 3:6; 1 Kor. 5:13; 1 Pet. 1:17), sedangkan yang lainnya secara jelas memasukkan Yesus ke dalam peran ini (Mat. 25:31-46; 2 Kor. 5:10; 2 Tim. 4:1). Beberapa orang mungkin melihat kontradiksi di sini, namun solusinya dapat ditemukan dalam nas-nas seperti Roma 2:16: "Allah akan menghakimi rahasia manusia melalui Yesus Kristus " (lihat Kisah 17:31; NASB).
- 139 Dalam Mazmur 95, Allah, melalui Daud, menyinggung peristirahatan lain.
- 140 Namun begitu, tiga kata kunci yang diterjemahkan "kasih" dalam Perjanjian Baru bukanlah satu-satunya kata yang mengungkapkan konsep kasih. Misalnya, ejpipoqew (epipotheō) dan kerabatnya yang mengandung kelembutan dan kasih sayang yang dalam (Fil. 1:8; 4:1; 2 Tim. 1:4).
- 141 Lihatlah Yer. 4:30; 22:20, 22; Rat. 1:19; Yeh. 16:33, 36, 37; 23: 5, 9, 22; Hos. 2:5, 7, 10, 12, 13.
- 142 G. Abbott-Smith, A Manual Greek Lexicon of the New Testament, 3rd ed. (Edinburgh: T. & T. Clark, 1937), 65.
- 143 Kata lain tentang kasih, filo/storgoß ( philostorgos), adalah gabungan antara philia dan storgē. Kata itu muncul sekali dalam Perjanjian Baru, dalam Roma 12:10, di mana NKJV menerjemahkannya " kasih sayang yang ramah." Beragam bentuk kata ini muncul dalam LXX.
- 144 Nigel Turner, Christian Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1981), 261.
- 145 David Stewart, A Commentary on Philippians (Searcy, Ark.: Stewart Publications, 2006), 535-36.
- 146 Jalan sebenarnya "Via Dolorosa" ("Jalan Kesengsaraan") tidak diketahui. Jalan tradisional yang ditempuh oleh para peziarah dari lokasi Benteng Antonia ke Gereja Makam Suci memang meragukan. Alih-alih Benteng Antonia, kemungkinan besar Pilatus tinggal di istana Herodes yang Agung saat ia mengunjungi Yerusalem dan bahwa Praetorium (Kej. 27:27; Mrk. 15:16; Yoh. 18:28, 33 19: 9) terletak di daerah itu di sisi barat kota itu.
- 147 Keinginan Daud dihargai dan disetujui oleh Allah. Tuhan telah menyertai dia dalam semua perangnya untuk mendirikan bangsa itu, pertama di Yehuda dan kemudian di Israel. Namun begitu, bait suci-"rumah Allah"-menjadi "rumah doa" (Yes. 56:7; Mat. 21:13); dan itu ditahbiskan secara ilahi sehingga injil "Raja Damai" harus berawal dari Yerusalem untuk membawa damai sejahtera bagi semua bangsa (Yes. 2:1-4; Luk. 24:46, 47; Kisah 1:4-8). Hanya Yesus
- 148 John Emerich Edward Dalberg-Acton, quoted in John Bartlett, Familiar Quotations, 16th ed., ed. Justin Kaplan (Boston: Little, Brown and Co., 1992), 521.
- 149 Quintus Curtius History of Alexander 4.2.1-4.4.21; Josephus Antiquities 11.8.3-4.
- 150 Contoh Paulus dalam 2:1-5 berhubungan dengan sunat Titus. Ia benar-benar menolak penyunatan orang bukan Yahudi ini "agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada" orang-orang Galatia (2:5).
- 151 Suzēteō juga dapat diterjemahkan sebagai "perdebatan." Tampaknya para penerjemah pada umumnya lebih menyukai kata "berargumentasi" daripada "berdebat" dalam konteks di mana ada sedikit kesopanan.
Pengarang: Jack McKinney
Hak Cipta © 2017 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang 346
BIS: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang
bukan Y
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (pasal 1-2 Gal 1:1-2:21). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (pasal 3-4 Gal 3:1-4:31). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (pasal 5-6 Gal 5:1-6:18), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
Isi
- Pendahuluan
Gal 1:1-10 - Hak Paulus sebagai rasul
Gal 1:11-2:21 - Kabar Baik tentang rahmat Allah
Gal 3:1-4:31 - Kebebasan dan kewajiban orang Kristen
Gal 5:1-6:10 - Penutup
Gal 6:11-18
Ajaran: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah
hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 49 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Galatia. (Dan juga setiap orang Kristen/jemaat Kristen di seluruh dunia). Keadaan mereka sedang dibingungkan oleh orang-orang yang menjelek-jelekkan dan memfitnah Rasul Paulus; mereka juga mengajarkan Injil lain (ajaran sesat).
Isi Kitab: Kitab Galatia terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian Rasul Paulus, bahwa orang-orang Kristen hidup oleh iman, bukan oleh hukum, serta buah kehidupan Kristen timbul dari Roh, bukan dari daging.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Galatia
Pasal 1 (Gal 1:1-10).
Pengajaran tentang Injil yang benar
Dalam nats ini Rasul Paulus mengatakan bahwa hanya ada satu Injil di dunia ini, yaitu Injil Yesus Kristus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 1:8-9. _Tanyakan_: Apa akibatnya bagi orang yang memberitakan Injil yang tidak benar?
Pasal 1-2 (Gal 1:11-2:21).
Pengajaran tentang riwayat hidup Rasul Paulus dan kerasulannya Dalam bagian ini, Rasul Paulus menceritakan siapa dirinya sebelum menjadi Rasul dan sesudah menjadi Rasul.
Pasal 3-4 (Gal 3:1-4:31).
Pengajaran tentang arti Injil Kristus yang benar
Dalam pasal-pasal ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan atas janji Allah kepada Abraham sebagai Bapa orang beriman dalam arti menjadi anak-anak Allah karena penebusan Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 3:6. _Tanyakan_: Mengapa Abraham dibenarkan Allah?
- Bacalah pasal Gal 3:26-27. _Tanyakan_: Apakah yang menjadikan orang-orang Kristen anak-anak Allah?
Pasal 5-6 (Gal 5:1-6:18).
Pengajaran tentang orang-orang Kristen hidup dalam kemerdekaan dari hukum Taurat
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa bila Yesus Kristus sudah membebaskan orang percaya dari Hukum Taurat, mengapa harus memberikan diri hidup di dalam perhambaan Hukum Taurat lagi.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 5:1-6,13-26. _Tanyakan_: Apakah yang terpenting bagi seorang Kristen? (lihat ayat 6; Gal 5:6). Bagaimanakah orang Kristen mempergunakan kemerdekaannya? (ayat 13-15; Gal 5:13-15). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah daging? (Gal 5:19-21). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah Roh? (Gal 5:22).
- Bacalah pasal Gal 6:11. _Tanyakan_: Apakah yang dihasilkan perbuatan manusia? Bagaimanakah perintah Allah tentang sikap orang Kriste terhadap sesamanya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Galatia ini, jelaslah kita lihat bahwa orang Kristen tidak berada di bawah Hukum Taurat lagi. Orang Kristen sudah merdeka dari perhambaan Hukum Taurat, sebab Injil Yesus Kristus lebih berkuasa daripada Hukum Taurat. Tetapi walaupun demikian orang Kristen tidaklah boleh mempergunakan kemerdekaannya itu dengan sembarangan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Galatia?
- Apakah isi pengajaran Kitab Galatia?
- Apakah arti kemerdekaan bagi orang Kristen?
- Mengapakah orang Kristen tidak berada di bawah perhambaan hukum Taurat?
Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia
Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.
Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia telah menyimpang dari pengertian yang benar tentang iman Kristen (Gal 1:6). Mereka dibingungkan oleh orang Kristen keturunan Yahudi yang ingin membebani mereka dengan kebiasaan sunat dan dengan menaati hukum-hukum Yahudi lainnya (Gal 3:1) yang mengatakan bahwa hanya dengan jalan ini mereka dapat menikmati hubungan istimewa dengan Allah. Paulus sangat yakin jika mereka bersandar pada hukum Yahudi dalam hubungan mereka dengan Allah, berarti mereka menyangkal inti Injil, yaitu bahwa hubungan Allah dengan manusia bergantung pada iman, bukan pada perbuatan. Dalam surat ini Paulus menjelaskan hubungannya dengan gereja di Yerusalem. Ia juga menerangkan tentang sifat kebebasan Kristen yang timbul apabila orang Kristen beriman terhadap Kristus dan bukan mencoba untuk menyenangkan Allah melalui ketaatan kepada hukum Taurat.
PENULIS DAN PEMBACANYA.
1. Penulis: Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus (Gal 1:1), berisi inti ajaran tentang iman. Argumentasinya yang kuat mengungkapkan kepribadiannya dan menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengkhotbah dan orang yang tidak takut untuk berpendirian. Surat ini memberikan kepada kita gambaran rinci mengenai kehidupannya yang tidak disebut dalam tulisannya yang lain.
2. Pembacanya: Paulus telah berkhotbah kepada pembacanya (Gal 1:8, 9; 4:13) dan mereka menikmati hubungan yang akrab (Gal 4:15). Beberapa orang mengatakan bahwa ia menulis kepada orang Kristen di Galatia Utara (Asia Kecil) yang berbangsa Gaul, yang dikunjungi oleh Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa ia menulis untuk orang di propinsi Galatia Selatan yang dikuasai orang Romawi (termasuk Antiokhia, Ikonum, Derbe dan Listra) yang telah dikunjungi oleh Paulus pada perjalanan misionarisnya yang pertama.
WAKTU PENULISAN.
Kapan surat ini ditulis tergantung pada kepada siapa surat ini ditulis. Kebanyakan orang percaya bahwa surat ini ditulis untuk Galatia Selatan dan ini berarti bahwa surat ini ditulis pada sekitar tahun 48 M. Jika surat ini untuk Galatia Utara maka ditulis lebih belakang, tetapi ini masih termasuk dalam surat-surat yang paling awal dalam Perjanjian Baru.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Surat ini merupakan surat perjuangan. Paulus menolak untuk berkompromi, ia menulis dalam bahasa yang keras untuk mendukung tema utamanya dengan memakai berbagai argumentasi yang berbeda.
2. Surat ini merupakan surat kasih, karena ditulis dengan penuh perhatian dan kekuatiran dari seorang gembala yang besar.
3. Surat ini singkat, dianggap 'sebuah garis besar' dari surat Roma yang pesannya sama, namun dikembangkan lebih luas dan ditujukan bagi situasi yang tidak terlalu buruk.
4. Surat ini merupakan surat yang memberi kesan yang dalam dan berisi ajaran-ajaran yang mudah diingat, misalnya Gal 2:20; 5:1, 5:22, 23; 6:14.
Pesan
1. Hukum Taurat merupakan jalan buntu.Keprihatinan utama Paulus ialah untuk menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin
dibenarkan di hadapan Allah melalui perbuatan baik atau menaati hukum Taurat.
Hukum Taurat:
o Tidak membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16
o Bertentangan dengan cara Kristus. Gal 2:19;5:4
o Tidak dapat memberikan Roh Kudus. Gal 3:2, 5; 5:18
o Hanya menghasilkan kutuk. Gal 3:10-14
o Merupakan interupsi sementara dalam rencana jangka panjang Allah. Gal 3:17
o Mempunyai suatu maksud. Gal 3:21-29
o Membebankan tuntutan kepada manusia. Gal 5:3
o Mudah diringkas. Gal 5:14
2. Iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
Tujuan utama Kristus adalah untuk membuat supaya iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
o Iman membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16; 3:11
o Kristen harus terus melatih iman. Gal 2:20;3:3
o Roh Kudus datang melalui iman. Gal 3:2, 5,14
o Sejarah panjang dari iman. Gal 3:6-9
o Akibat kedatangan iman. Gal 3:22-26
o Cara iman memperlihatkan dirinya. Gal 5:6
o Kristen membentuk'kekeluargaan dalam iman'. Gal 6:10
3. Yesus berarti kemerdekaan.
o Yesus membawa kemerdekaan dari penindasan hukum Taurat. Gal 3:1-4:7
o Tradisi besar kemerdekaan. Gal 4:21-31
o Kemerdekaan perlu dijaga. Gal 5:1
o Cara yang benar dan salah untuk menyatakan kemerdekaan. Gal 5:13-6:10
Penerapan
Masalah sunat bukan lagi menjadi bahan perdebatan yang hangat dewasa ini, tetapi pesan Paulus masih relevan:
1. Bagi orang Kristen legalls.
Banyak orang masih berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk dapat dibenarkan di hadapan Allah bergantung kepada berapa banyak peraturan yang ditaatinya dan seberapa terhormatnya dia. Paulus menunjukkan bahwa yang penting adalah iman, bukan perbuatan.
2. Bagi orang Kristen yang prinsip hidupnya kendur.
Kemerdekaan yang dibawa oleh Kristus tidak berarti bahwa seorang Kristen boleh bertindak semaunya. Hidupnya tidak boleh didasari oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri dan hawa nafsunya. Ia mempunyai tanggung jawab baru untuk menyatakan buah Roh di dalam sifat, tingkah laku dan hubungan-hubungannya dengan orang lain.
Surat ini juga mengajar kepada kita tentang dua masalah penting lainnya:
1. Tentang doktrin Kristen.
Gereja tidak mempunyai wewenang untuk mempercayai apa saja yang disukainya atau secara bebas menentukan doktrinnya sendiri. Kebenaran Kristen sudah diungkapkan oleh Allah dan tidak dapat diganggu gugat. Paulus menekankan bahwa mempercayai sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah Allah ungkapkan itu berbahaya, karena hal itu bukan saja tidak benar tetapi juga akan membawa kepada penghukuman. Kebenaran itu sudah diatur oleh para rasul dan juga dalam Galatia, Paulus menekankan mengenai wewenang kerasulannya.
2. Tentang kesatuan Alkitab.
Banyak orang percaya bahwa hanya terdapat sedikit hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan mereka berbicara tentang dua Allah dengan dua tuntutan berbeda terhadap manusia. Paulus menunjukkan bahwa Allah hanya satu dan terdapat suatu kesatuan dalam seluruh isi Alkitab.
Tema-tema Kunci
Selain satu pesan utama Paulus, terdapat pemikiran-pemikiran lainnya.
1. Daging.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa cara yang berbeda. Sebutkan! Gal 1:16; 2:20; 3:3; 4:23, 29; 5:13, 16, 17, 19, 24; 6:8, 12, 13.
2. Perhambaan.
Demikianlah Paulus menggambarkan keadaan manusia sebelum mereka menjadi Kristen. Apa masalahnya sekarang? Gal 4:8; 2:4.
3. Salib.
Untuk kebanyakan orang salib merupakan gangguan (Gal 5:11; 6:12) tetapi untuk Paulus salib merupakan alasan untuk bermegah (Gal 6:14). Apalagi hal lainnya yang ditulisnya tentang kematian Yesus?
4. Anak Allah.
Ini merupakan gambaran dari seorang Kristen yang paling disukainya. Panggilan itu merupakan kebalikan dari menjadi seorang hamba. Bagaimana Paulus menggambarkan hak-hak istimewa menjadi seorang anak Allah? Gal 3:7, 26; 4:5, 6, 22.
5. Roh Kudus.
Galatia penuh dengan referensi tentang Roh Kudus. Carilah dalam ayat-ayat di bawah ini dan kelompokkan ayat-ayat itu di bawah tema-tema pokok dalam ajaran Paulus mengenai Roh Kudus.
Tema-tema itu adalah: menerima Roh; menghasilkan buah-buah Roh; berjalan dan hidup dalam Roh. Gal 3:2, 3, 5, 14; 4:6; 5:16, 17, 18, 22, 25; 6:1, 8, 18.
Garis Besar Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) [1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2Rasul dan para pembacanya
Gal 1:3-5Salam Paulus
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJ
[1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2 | Rasul dan para pembacanya |
Gal 1:3-5 | Salam Paulus |
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJUANNYA Gal 1:6-10
Gal 1:6 | Keprihatinannya |
Gal 1:7-9 | Keyakinannya |
Gal 1:10 | Motivasinya |
[3] PAULUS MENERANGKAN KESAKSIANNYA DENGAN SINGKAT Gal 1:11-2:21
Gal 1:11-12 | Sumber ajarannya |
Gal 1:13-17 | Kisah panggilannya |
Gal 1:18-2:10 | Hubungannya dengan Yerusalem |
Gal 2:11-14 | Perdebatannya dengan Petrus |
Gal 2:15-21 | Pengertiannya tentang Injil |
[4] PAULUS MENGEMBANGKAN ARGUMENTASINYA Gal 3:1-4:31
Gal 3:1-5 | Pengalaman orang Galatia |
Gal 3:6-9 | Contoh dari Abraham |
Gal 3:10-14 | Kutuk hukum Taurat |
Gal 3:15-18 | Keuntungan dari janji hukum Taurat |
Gal 3:19-29 | Maksud hukum Taurat |
Gal 4:1-11 | Sifat Keanakan |
Gal 4:12-20 | Imbauan pribadi |
Gal 4:21-31 | Dua macam 'anak' |
[5] PAULUS MENJELASKAN TENTANG KEMERDEKAAN KRISTEN Gal 5:1-6:10
Gal 5:1 | Jangan mau lagi diperhamba |
Gal 5:2-6 | Bebas dari sunat |
Gal 5:7-12 | Imbauan pribadi lainnya Bagaimana menggunakan kemerdekaan: kasih |
Gal 5:16-21 | Apa yang bukan kemerdekaan |
Gal 5:22-24 | Apa kemerdekaan itu |
Gal 5:25-6:10 | Kemerdekaan dan hubungan hubungan kita |
[6] PAULUS MENANDATANGANI SURATNYA
Gal 6:11-15 | Paulus menggarisbawahi pokok ajarannya |
Gal 6:16-18 | Salam penutup |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi