Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem: Luk 1:5--2:52 - -- Mulai Luk 1:5 ini sampai bab 3 Lukas (yang barang kali menggunakan di sini sumber-sumber khusus) meniru bahasa Yunani dari Septuaginta yang berbau bah...
Mulai Luk 1:5 ini sampai bab 3 Lukas (yang barang kali menggunakan di sini sumber-sumber khusus) meniru bahasa Yunani dari Septuaginta yang berbau bahasa Semit (Ibrani). Banyak ayat dalam bagian ini mengingatkan Perjanjian Lama yang kerap disinggung. Keseluruhannya memberi kesan ketuaan. Lukas menghidupkan kembali suasana kalangan "orang miskin", bdk Mat 5:3+, di mana tokoh-tokoh yang berperan dalam kisahnya ini hidup. Dari kalangan itupun Lukas mendapat informasinya.
Jerusalem: Luk 1:26--2:40 - -- Cerita-cerita tentang kelahiran dan masa muda Yesus dan Yohanes oleh Lukas disusun begitu rupa sehingga menjadi sejalan (parallel). Kelahiran dan masa...
Cerita-cerita tentang kelahiran dan masa muda Yesus dan Yohanes oleh Lukas disusun begitu rupa sehingga menjadi sejalan (parallel). Kelahiran dan masa muda Yesus disoroti dari segi Maria, sedangkan oleh Matius disoroti dari segi Yusuf.
Jerusalem: Luk 1:39 - sebuah kota di Yehuda Dewasa ini kota ini disamakan dengan Ain Karim yang terletak 6 km, di sebelah barat Yerusalem.
Dewasa ini kota ini disamakan dengan Ain Karim yang terletak 6 km, di sebelah barat Yerusalem.
Ref. Silang FULL -> Luk 1:39
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Luk 1:39-56
Matthew Henry: Luk 1:39-56 - Percakapan antara Maria dan Elisabet; Nyanyian Pujian Maria Percakapan antara Maria dan Elisabet; Nyanyian Pujian Maria (1:39-56)
Di sini kita menyimak percakapan antara dua ibu yang berbahagia, Elisabet dan...
Percakapan antara Maria dan Elisabet; Nyanyian Pujian Maria (1:39-56)
- Di sini kita menyimak percakapan antara dua ibu yang berbahagia, Elisabet dan Maria. Malaikat membuka kesempatan terjadinya perjumpaan di antara kedua orang ini dengan memberi tahu Maria tentang berkat yang dilimpahkan kepada sanaknya, Elisabet (ay. 36). Kadang-kadang memang baik kalau kita bisa melayani dengan mempertemukan orang-orang saleh bersama-sama, supaya mereka bisa bertukar pengalaman.
- Beginilah catatannya:
- I. Maria melakukan kunjungan kepada Elisabet. Usia Maria lebih muda daripada Elisabet, demikian pula dengan usia kandungannya. Oleh karena itu, bila mereka berdua perlu berjumpa, akan lebih pantas bila Marialah yang melakukan perjalanan, dan bukannya bersikeras memandang tingginya martabat bayi yang sedang dikandungnya (ay. 39). Ia berangkat, meninggalkan semua urusannya guna mengurus hal yang lebih besar ini: Pada waktu itu, pada masa itu (seperti yang lazim dijelaskan, Yer. 33:15; 50:4), satu atau dua hari setelah malaikat itu mengunjunginya, ia mengambil waktu sejenak, seperti yang bisa diduga, untuk beribadah, atau langsung bergegas menuju rumah sepupunya, di mana ia bisa mempunyai banyak waktu luang dan memperoleh pertolongan yang lebih baik, di tengah-tengah keluarga seorang imam. Ia pergi, meta spoudés -- dengan berhati-hati, gigih, dan cepat. Tidak seperti kebiasaan orang-orang muda yang bepergian dan mengunjungi teman-temannya hanya untuk menghibur diri, ia melakukannya untuk mendapat pengajaran. Ia pergi ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Daerah di pegunungan ini tidak disebut namanya, namun dengan cara membandingkan penjelasan ini dengan Yosua 21:10-11, tampaknya daerah yang dituju adalah Hebron, karena dalam Kitab Yosua itu ada dikatakan di pegunungan Yehuda, kota para imam, anak-anak Harun. Ke sanalah Maria bergegas, meskipun perjalanan itu adalah perjalanan yang jauh, sampai berkilo-kilo meter jauhnya.
- . Menurut perkiraan Dr. Lightfoot, waktu itu Maria akan mengandung Juruselamat kita di Hebron. Mungkin ini yang diisyaratkan oleh malaikat, atau dengan cara tertentu lainnya, dan karena itu ia segera menuju ke sana. Dr. Lightfoot menduga kota itu mungkin Silo dari suku Yehuda. Keturunan Daud harus dikandung di salah satu kota Yehuda, kota Daud, karena Ia harus dilahirkan di Betlehem, sebuah kota yang juga menjadi milik suku Yehuda. Di Hebronlah janji itu diberikan kepada Ishak, di sana jugalah hukum sunat mulai dilembagakan. Di sinilah (tutur Dr. Lightfoot), Abraham memperoleh tanah pertamanya, dan untuk pertama kalinya Daud dimahkotai. Di sini juga dimakamkan tiga pasang suami-istri, Abraham dan Sara, Ishak dan Ribka, Yakub dan Lea, dan menurut kata orang dahulu, juga Adam dan Hawa. Karena itu Dr. Lightfoot berpendapat bahwa hal itu sangat cocok sekali dengan keselarasan dan kesepakatan yang digunakan Allah di dalam karya-Nya bahwa janji-Nya itu harus dimulai dengan dikandungnya Sang Mesias di antara nenek moyang yang memperoleh janji itu. Saya melihat tidak ada yang mustahil dalam dugaan tersebut, namun saya mau tambahkan yang berikut ini untuk mendukung dugaan tersebut, yaitu apa yang dikatakan oleh Elisabet (ay. 45). Sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana; seakan janji itu belum terlaksana pada saat itu, namun akan dilaksanakan di sana.
- . Secara umum dianggap bahwa keberangkatan Maria ke sana adalah untuk meneguhkan imannya sesuai dengan tanda yang diberikan malaikat kepadanya, bahwa Elisabet, sanaknya, juga sedang mengandung seorang anak laki-laki, dan bahwa ia ingin bersukacita atas kemurahan yang diterima saudara sepupunya ini. Selain itu, mungkin ia pergi ke sana dengan maksud agar dapat menghindari orang banyak, karena di sana ia akan lebih mendapat teman yang cocok daripada yang bisa ia peroleh di Nazaret. Kita bisa menduga ia tidak memberi tahu seorang pun di Nazaret tentang berita yang telah ia terima dari sorga, meskipun sebenarnya ia sangat ingin membicarakan hal yang sudah ribuan kali dipikirkannya itu dengan orang lain; namun ia tidak mengenal seorang pun yang bisa ia ajak bicara dengan bebas tentang hal itu, selain sepupunya, Elisabet. Karena itulah ia bergegas ke sana. Perhatikanlah, akan sangat bermanfaat dan nyaman bagi mereka yang mendapatkan karya anugerah di dalam hati mereka, dan Kristus yang bekerja di sana, untuk berbincang-bincang dengan seorang yang menghadapi kasus serupa, sehingga mereka bisa saling berbagi pengalaman; dan mereka akan mendapati bahwa sama seperti ikan bertemu air, begitu pula hati berpadanan dengan hati, orang Kristen dengan orang Kristen.
- II. Pertemuan antara Maria dan Elisabet. Maria memasuki rumah Zakharia, namun berhubung Zakharia telah menjadi bisu dan tuli, Zakharia tetap tinggal di dalam kamarnya, dan mungkin tidak mau berjumpa dengan siapa pun. Oleh karena itu, Maria memberi salam kepada Elisabet (ay. 40), dan berkata bahwa ia datang untuk mengunjunginya, untuk mengetahui keadaannya, dan bersuka bersamanya di dalam sukacitanya.
- Nah, begitu berjumpa, demi menegaskan iman mereka berdua, terjadilah sesuatu yang luar biasa. Maria mengetahui bahwa Elisabet sedang mengandung seorang anak, tetapi tidak tampak tanda apa pun bahwa Elisabet telah diberi tahu apa pun tentang Maria sepupunya, bahwa dia telah ditentukan untuk menjadi ibu Sang Mesias; dan karena itu apa yang ia ketahui bisa dipastikan berasal dari sebuah penyataan, yang menjadi dorongan besar bagi Maria.
- . Maka melonjaklah anak yang di dalam rahimnya (ay. 41).
- Mungkin saja Elisabet telah beberapa minggu memasuki tahap bisa merasakan gerakan janinnya (karena telah hamil selama enam bulan), dan bahwa ia telah sering merasakan gerakan anak itu di dalam rahimnya, tetapi gerakan kali ini lebih daripada biasanya, yang memberinya peringatan untuk menantikan sesuatu yang luar biasa, eskirtēse. Ini kata sama yang digunakan oleh Septuaginta untuk menerjemahkan kisah Yakub dan Esau yang saling bertolak-tolakan di dalam rahim Ribka (Kej. 25:22), dan untuk menerjemahkan gunung-gunung yang melompat-lompat (Mzm. 114:4). Bayi itu melonjak seolah-olah memberi isyarat kepada ibunya, bahwa ia sekarang berjumpa dengan Dia, untuk Siapa ia menjadi pendahulu, sekitar enam bulan dalam pelayanan, sebagaimana juga dalam keberadaannya. Bisa juga hal itu merupakan pengaruh kuat yang ditujukan untuk sang ibu. Sekaranglah saatnya apa yang dikatakan oleh malaikat itu kepada ayahnya mulai digenapi (ay. 15), bahwa ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya. Dan mungkin Yohanes sendiri mempunyai kaitan dengan hal ini, ketika kemudian ia berkata, "Tetapi sahabat mempelai laki-laki sangat bersukacita, karena mendengar suara mempelai laki-laki itu" (Yoh. 3:29), meskipun saat itu bukan dia yang mendengarnya secara langsung, melainkan ibunya.
- . Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, atau Roh nubuat, dan oleh Roh inilah, dan juga dengan ilham yang diberikan Roh, ia diberi pemahaman bahwa Sang Mesias hadir di situ. Di dalam Dia nubuat akan dibangkitkan kembali dan karena Dia Roh Kudus akan dicurahkan dengan lebih limpah dibandingkan dengan masa sebelumnya, sesuai dengan harapan mereka yang menantikan penghiburan bagi Israel. Gerakan bayi yang tidak seperti biasanya di dalam rahimnya ini merupakan tanda adanya emosi yang luar biasa di dalam jiwa Elisabet karena gerakan ilahi. Perhatikanlah, mereka yang mendapat lawatan penuh rahmat dari Kristus akan mengetahui lawatan ini dengan dipenuhinya mereka dengan Roh Kudus; karena, jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
- III. Ucapan selamat datang yang disampaikan oleh Elisabet melalui Roh Nubuat kepada Maria, ibu Tuhan kita. Ucapan ini disampaikan bukan seperti kepada seorang teman biasa yang sedang melakukan kunjungan biasa, tetapi seperti kepada orang yang akan melahirkan Mesias.
- . Elisabet mengucapkan selamat kepada Maria atas kehormatan yang diterimanya, meskipun ia belum pernah mengetahui hal itu sebelum ini. Ia mengucapkannya dengan penuh keyakinan dan kegembiraan. Ia berseru dengan suara nyaring, bukan karena ada lantai atau tembok di antara mereka (seperti yang dipikirkan sebagian orang), tetapi karena ia sedang hanyut dalam sukacita yang meluap-luap, dan tidak peduli kalau orang sampai mendengarnya. Ia berseru, "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan," kata-kata sama seperti yang diucapkan oleh malaikat (ay. 28); karena memang demikianlah kehendak Allah mengenai menghormati Sang Anak, bahwa itu harus terjadi di bumi seperti di dalam sorga. Namun, Elisabet menambahkan sebuah alasan lagi, oleh karena itu, "Diberkatilah engkau sebab diberkatilah buah rahimmu." Jadi Maria layak memperoleh kehormatan istimewa ini. Elisabet sudah jadi istri seorang imam selama bertahun-tahun, namun ia tidak merasa iri bahwa Maria, saudara sepupunya, yang jauh lebih muda daripadanya, yang dalam segala hal lebih rendah daripadanya, akan mendapatkan kehormatan untuk mengandung dalam keadaan masih perawan, dan menjadi ibu Sang Mesias. Meskipun kehormatan yang diperolehnya lebih sedikit, namun Elisabet bersukacita di dalamnya; ia merasa puas, sama seperti anaknya kelak, bahwa Maria yang datang kemudian daripadanya lebih tinggi daripadanya (bdk. Yoh. 1:27). Perhatikanlah, kita harus mengakui bahwa kita memperoleh lebih banyak kemurahan Allah daripada yang layak kita peroleh, jadi karena itu, dengan alasan apa pun janganlah merasa iri bila orang lain lebih banyak memperoleh kemurahan Allah daripada kita.
- . Elisabet mengakui ketidaklayakannya atas kunjungan Maria ini (ay. 43): "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"
- Perhatikanlah:
- (1) Ia memanggil perawan Maria dengan sebutan ibu Tuhanku (seperti Daud oleh pimpinan Roh menyebut Sang Mesias Tuannya), karena ia mengetahui bahwa Dia akan menjadi Tuhan semua orang.
- (2) Ia tidak hanya menyambut Maria ke rumahnya, sekalipun mungkin Maria datang sebagai orang kecil, namun bahkan menganggap kunjungan Maria itu sebagai suatu kehormatan besar, sehingga ia menganggap dirinya tidak layak. Siapakah aku ini? Ini sungguh-sungguh, dan bukan sekadar basa-basi ketika ia berkata, "Ini suatu kehormatan besar melebihi yang dapat aku harapkan." Perhatikanlah, mereka yang penuh dengan Roh Kudus bersikap rendah hati mengenai kebaikan mereka sendiri, dan sangat meninggikan anugerah Allah. Anaknya Yohanes Pembaptis, mengakui dengan cara yang sama ketika ia berkata, "Engkau yang datang kepadaku?" (Mat. 3:14).
- . Elisabet memberi tahu Maria mengenai apa yang terjadi dengan bayi dalam kandungannya saat ia menyambut Maria (ay. 44): "Engkau pasti membawa kabar yang istimewa, berkat yang luar biasa bersamamu; sebab, ketika salammu sampai kepada telingaku, bukan hanya hatiku melonjak kegirangan, meskipun aku tidak segera mengetahui mengapa atau untuk apa, namun anak yang di dalam rahimku, yang belum tahu apa-apa, turut bergirang." Ia melonjak kegirangan karena Sang Mesias, yang bagi-Nya ia menjadi seorang pendahulu, akan segera datang setelah dia. Kejadian ini akan sangat menguatkan iman si anak dara itu, karena kepastian yang sedemikian itu telah diberitahukan kepada orang lain, dan hal ini merupakan bagian penggenapan dari apa yang telah sering diberitahukan sebelumnya, bahwa akan ada kesukaan di seluruh bumi di hadapan Tuhan, ketika Ia datang (Mzm. 98:8-9).
- . Elisabet memuji iman Maria, dan menguatkan dia (ay. 45): "Berbahagialah ia, yang telah percaya." Jiwa yang percaya adalah jiwa yang berbahagia, dan akan seperti itu sampai pada akhirnya. Keberkatan ini datang melalui imannya, bahkan berkat ini berkaitan dengan Kristus, untuk membiarkan Dia terbentuk di dalam jiwa. Berbahagialah mereka yang percaya kepada firman Allah, karena Firman-Nya tidak akan mengecewakan mereka; tak diragukan lagi, apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana. Kepastian bahwa Ia tidak akan melanggar janji-janji-Nya itu sungguh mendatangkan kebahagiaan tak terkira bagi siapa saja yang membangun di atasnya dan berharap darinya. Kesetiaan Allah merupakan keberkatan bagi iman orang-orang kudus. Mereka yang telah mengalami kegenapan janji Allah harus menguatkan orang lain untuk tetap berharap agar firman Allah juga tergenapi dalam hidup mereka, "Aku hendak menceritakan kepadamu apa yang dilakukan-Nya terhadap jiwaku."
- IV. Nyanyian pujian Maria atas kejadian ini. Nubuat Elisabet merupakan gema atas salam yang disampaikan oleh Perawan Maria, dan sebaliknya nyanyian Maria ini menggemakan kembali nubuat Elisabet tadi, dan menunjukkan bahwa ia juga penuh dengan Roh Kudus seperti Elisabet. Pastilah si dara yang terberkati ini sangat lelah akibat perjalanannya; namun, ia melupakannya, dan bangkit semangatnya oleh kehidupan baru, kekuatan, dan sukacita begitu kebenaran imannya diteguhkan. Karena itulah, penyataan dan sukacita besar yang datang dengan tiba-tiba ini menyadarkannya bahwa ia memang ditugaskan untuk datang ke rumah sepupunya itu, dan sekalipun merasa lelah, seperti si hamba Abraham itu, ia tidak akan makan atau minum sebelum pesan yang dibawanya disampaikan.
- . Inilah ungkapan sukacita dan pujiannya, dan hanya Allah saja yang menjadi tujuan pujian dan pusat sukacitanya. Beberapa orang membandingkan nyanyian ini dengan nyanyian sukacita Miryam, saudara perempuan Musa yang namanya mirip dengan Maria, ketika merayakan keberangkatan bangsa Israel keluar dari Mesir dan ketika berhasil melintasi Laut Teberau dengan selamat. Ada juga yang berpendapat lebih baik nyanyian ini dibandingkan dengan nyanyian Hana yang dipersembahkan untuk kelahiran Samuel, karena kelahirannya, seperti kelahiran Yesus, merupakan berkat keluarga yang kemudian turun menjadi berkat bagi banyak orang. Nyanyian Maria ini, seperti nyanyian Hana, dimulai dengan, "Hatiku bersukaria karena TUHAN" (1Sam. 2:1). Amatilah di sini bagaimana Maria berbicara tentang Allah.
- (1) Dengan penuh rasa hormat yang mendalam kepada-Nya, sebagai Tuhan, "Jiwaku memuliakan Tuhan; tidak pernah aku melihat keagungan-Nya seperti sekarang ini ketika aku mendapati betapa baiknya Ia." Perhatikanlah, hanya mereka yang sungguh-sungguh telah menikmati rahmat belas kasihan-Nya yang bisa berpikir betapa tinggi dan mulianya Allah itu; sedangkan mereka yang makmur dan berkedudukan tinggi akan berkata, "Yang Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus beribadah kepada-Nya?" Semakin Allah meninggikan kita dengan berbagai cara, kita harus semakin tekun mempelajari kemuliaan apa yang bisa kita berikan kepada-Nya; dengan demikian kita dapat memuliakan Allah, ketika jiwa kita dan semua yang ada di dalam kita memuliakan Dia. Memuji harus menjadi pekerjaan jiwa.
- (2) Dengan rasa puas yang luar biasa di dalam Dia sebagai Juruselamatnya, "Hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku." Tampaknya hal ini berkaitan dengan Sang Mesias, yang untuk-Nya ia akan menjadi seorang ibu. Ia menyebut-Nya Allah Juruselamatnya, karena malaikat telah mengatakan bahwa Dia akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi, dan Nama-Nya akan disebut Yesus, Sang Juruselamat. Inilah yang dipegangnya erat-erat bagi dirinya: Dia adalah Allah Juruselamatku. Bahkan ibu Tuhan kita memerlukan Dia sebagai Juruselamatnya, karena ia pun akan binasa tanpa Dia. Ia lebih bersukacita atas kebahagiaan keselamatan yang akan dimilikinya bersama orang-orang percaya lainnya, melebihi kebahagiaan menjadi seorang ibu bagi-Nya, sekalipun ini merupakan kehormatan khusus bagi dia. Dan memang hal ini cocok dengan kehendak Kristus yang meninggikan orang-orang percaya yang taat melebihi ibu dan saudara-saudara-Nya (Mat. 12:50; Luk. 11:27-28). Perhatikanlah, mereka yang memiliki Kristus sebagai Allah dan Juruselamat mereka akan memiliki banyak alasan untuk bergembira, bergembira di dalam Roh, seperti yang dilakukan Kristus (Luk. 10:21), dengan sukacita rohani.
- . Inilah yang membuat Maria bersuka dan memuji Allah.
- (1) Karena keadaannya sendiri (ay. 48-49).
- [1] Hatinya bergembira karena Tuhan, atas semua kebaikan yang telah Dia lakukan kepadanya; atas kemurahan dan rahmat-Nya kepadanya. Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya; maksudnya Ia memandangnya dengan penuh rasa kasihan, seperti yang umum diartikan. "Ia telah memilih aku untuk kehormatan ini, meskipun aku ini sangatlah rendah, miskin, dan tidak dikenal." Ungkapannya ini bahkan menyatakan lebih dari itu lagi (seperti Gideon di dalam Hakim-hakim 6:15), bahwa bukan hanya kaumnya adalah yang paling kecil dan miskin di antara suku Yehuda, namun ia pun seorang yang paling muda di antara kaum keluarganya, seolah-olah ia yang tercela dan terhina di antara kaum kerabatnya, terabaikan dan terbuang dari kaum keluarganya. Namun, Allah melimpahkan segala kehormatan ini kepadanya, ganti segala kehinaannya itu. Saya lebih suka dengan tafsiran seperti ini, karena kehormatan yang demikian juga dialami oleh orang-orang dalam keadaan yang sama. Karena Allah melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandungannya (Kej. 29:31). Karena Hana selalu disakiti hatinya agar ia menjadi gusar, dan ia juga dihina oleh Penina, maka Allah menganugerahkan seorang anak (1Sam. 1:19). Kepada mereka yang ditekan dan dipandang rendah secara semena-mena, adakalanya Allah akan melakukan sesuatu dengan penuh rahmat kepada mereka, khususnya bila mereka menanggungnya dengan sabar, sukarela, dan pantang mundur (Hak. 11:7). Demikian juga halnya dengan kasus Maria ini. Bila Allah memperhatikan kerendahannya, maka dengan demikian Allah bukan saja memberikan contoh tentang kemurahan-Nya kepada seluruh umat manusia, dengan mengingat kerendahan mereka, seperti yang dikatakan oleh pemazmur (Mzm. 136:23), tetapi juga menjamin kehormatan yang kekal baginya (karena kehormatan yang dianugerahkan Allah adalah kehormatan yang tidak akan sirna), "Mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, akan memandangku sebagai perempuan yang berbahagia dan sangat ditinggikan." Semua orang yang memiliki Kristus dan Injil-Nya akan berkata, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau" (Luk. 11:27). Elisabet pernah dan sekali lagi menyebutnya diberkati. Maria menambahkan, "Namun itu belum semuanya. segala keturunan, baik bangsa bukan Yahudi maupun Yahudi akan menyebut aku demikian."
- [2] Jiwanya memuliakan Tuhan, karena perbuatan-perbuatan besar yang telah dilakukan Allah baginya (ay. 49): "Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku." Sebuah perbuatan yang sungguh besar, bahwa seorang perawan akan mengandung. Sebuah perbuatan yang sungguh besar, bahwa Sang Mesias, yang telah begitu lama dijanjikan kepada umat-Nya, dan begitu lama diharapkan oleh umat-Nya, tidak lama lagi akan dilahirkan. Kuasa dari Yang Mahatinggi telah menampakkan diri. Maria menambahkan, "dan nama-Nya adalah kudus." Begitu juga yang dinyanyikan oleh Hana, Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, yang kemudian dijelaskannya dalam kata-kata berikutnya, "sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau" (1Sam. 2:2). Allah adalah satu keberadaan pada diri-Nya sendiri, dan Ia menampakkan keberadaan-Nya, khususnya dalam karya penebusan kita. Ia yang adalah mahakuasa, Ia yang nama-Nya bahkan adalah kudus, telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku. Hal-hal yang mulia dapat diharapkan dari Dia yang adalah baik mahakuasa maupun kudus, yang sanggup melakukan segala sesuatu, dan melakukannya dengan baik untuk tujuan yang terbaik.
- (2) Karena keadaan orang lain. Perawan Maria, sebagai ibu Sang Mesias, ditentukan untuk menjadi semacam tokoh publik. Ia memiliki watak publik, dan karena itu ia diperlengkapi dengan semangat yang lain, semangat yang lebih bersifat publik dibandingkan dengan yang sebelumnya dimiliki. Oleh sebab itu ia berpandangan keluar, memandang di sekitar dirinya sendiri, memandang hal-hal di depan dirinya, serta memperhatikan berbagai cara Allah menangani anak-anak manusia (ay. 50 dst.), seperti Hana (1Sam. 2:3 dst.). Karena itu, pandangannya tertuju kepada kedatangan Sang Penebus dan Allah yang menampakkan diri-Nya sendiri dalam karya keselamatan itu.
- [1] Merupakan sebuah kebenaran yang pasti bahwa Allah menyimpan rahmat yang berkelimpahan dan menyediakannya bagi semua yang memiliki rasa hormat yang mendalam bagi keagungan-Nya, serta menghormati kedaulatan dan kekuasaan-Nya. Namun, belum pernah rahmat-Nya datang kepada kita seperti ketika Ia mengutus Anak-Nya ke dunia ini untuk menyelamatkan kita (ay. 50): Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia, dan akan selalu seperti itu. Dengan mata rahmat Ia selalu memandang mereka yang mencari Dia dengan mata takut dan hormat seorang anak. Namun, Ia telah mewujudkan rahmat yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan mengutus Anak-Nya untuk membawa sebuah kebenaran kekal, untuk mengerjakan karya keselamatan kekal bagi mereka yang takut akan Dia. Rahmat ini berlangsung turun-temurun, karena ada pemberitaan Injil yang disampaikan turun-temurun sampai selama-lamanya. Mereka yang takut akan Allah, sebagai Pencipta dan Hakim mereka, didorong untuk mengharapkan rahmat-Nya, melalui Pengantara dan Pembela mereka. Di dalam Sang Pengantara dan Pembela kita itu rahmat diberikan kepada mereka yang takut akan Allah, rahmat pengampunan, rahmat kesembuhan, rahmat untuk diterima oleh-Nya, rahmat untuk dimuliakan, turun-temurun selama dunia ini ada. Di dalam Kristus Ia menyediakan rahmat bagi banyak orang.
- [2] Kita selalu bisa menyaksikan bahwa Allah dalam pemeliharaan-Nya mendatangkan penghinaan kepada orang yang tinggi hati dan meninggikan orang yang rendah hati. Hal ini telah terjadi secara luar biasa di dalam keseluruhan karya penebusan umat manusia. Demikianlah dengan menyatakan rahmat-Nya kepada Maria, Allah juga menunjukkan diri-Nya sebagai Yang Mahakuasa (ay. 48-49). Dengan rahmat-Nya bagi mereka yang takut akan Dia, Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya.
- Pertama, dalam pemeliharaan-Nya, sudah merupakan cara yang lazim bila Ia mematahkan pengharapan orang, dan melakukan sesuatu yang berlawanan dari yang telah mereka janjikan kepada diri sendiri. Orang yang sombong berharap bisa melakukan segalanya dengan menggunakan cara dan kehendak mereka sendiri, namun Ia mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya, mematahkan ukuran-ukuran mereka, menghancurkan proyek-proyek mereka, dan merendahkan mereka serendah-rendahnya melalui nasihat dan pendapat mereka sendiri yang mereka anggap akan membawa kemajuan dan kemapanan bagi mereka. Orang-orang yang berkuasa ingin mengamankan takhta mereka dengan kekuatan sendiri, namun Ia menurunkan mereka, dan menjungkirbalikkan takhta mereka. Sebaliknya, mereka yang rendah dan yang berada dalam keputusasaan untuk meningkatkan diri mereka sendiri, dan tidak ada yang dipikirkan selain tetap berada di dalam keadaan rendah, akan ditinggikan secara ajaib. Seperti halnya kehormatan, kekayaan juga demikian adanya. Bagi mereka yang begitu miskin sehingga tidak memiliki makanan untuk diri sendiri dan keluarga mereka, Pemeliharaan Ilahi yang mengherankan melimpahkan segala yang baik. Sebaliknya, mereka yang kaya dan selalu berpikir bahwa hari esok pasti akan sama seperti hari ini, bahwa gunung perlindungan mereka akan tetap kokoh berdiri dan tidak akan pernah beranjak, dengan cara yang aneh tiba-tiba jatuh miskin, dan disuruh pergi dengan tangan hampa. Hal ini juga yang diungkapkan Hana di dalam nyanyiannya sehubungan dengan masalahnya dan musuhnya (1Sam. 2:4-7). Masalahnya melukiskan hal ini dengan jelas (bdk. Mzm. 107:33-41; 113:7-9, dan Pkh. 9:11). Allah sangat suka mengecewakan harapan mereka yang menjanjikan perbuatan-perbuatan besar bagi diri sendiri di dunia ini, dan Ia mengabulkan harapan mereka yang hanya menjanjikan sedikit kepada diri mereka. Sebagai Allah yang benar, Ia merendahkan mereka yang meninggikan diri, dan memukul mereka yang merasa diri aman-aman saja. Allah yang baik, merupakan kesukaan-Nya untuk meninggikan mereka yang rendah hatiya, serta menghibur mereka yang takut akan Dia.
- Kedua, hal ini tampak jelas dalam cara-cara anugerah Injil bekerja.
- . Dalam mencurahkan kehormatan-kehormatan rohani. Ketika orang-orang Farisi yang sombong ditolak, dan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa masuk ke dalam Kerajan Sorga di hadapan mereka; ketika orang-orang Yahudi yang sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran tidak memperoleh kebenaran itu, sementara bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran (Rm. 9:30-31); ketika Allah tidak memilih orang yang bijak menurut ukuran manusia, orang yang berpengaruh, atau orang yang terpandang untuk mengabarkan Injil dan menanam benih Kekristenan di dunia ini, tetapi justru memilih apa yang bodoh dan lemah bagi dunia, serta apa yang dipandang hina (1Kor. 1:26-27); saat itulah Ia mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya, dan menurunkan orang-orang yang berkuasa, dan meninggikan orang-orang yang rendah. Yang congkak dicerai-beraikan dan yang rendah ditinggikan ketika tirani imam-imam kepala dan tua-tua diruntuhkan, setelah sekian lama memerintah atas umat warisan Allah dan mau berharap untuk memerintah terus. Yang congkak dicerai-beraikan dan yang rendah ditinggikan ketika murid-murid Kristus, kawanan nelayan miskin yang dipandang rendah diperlengkapi dengan kuasa dan didudukkan di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Yang congkak dicerai-beraikan dan yang rendah ditinggikan ketika kekuasaan keempat kerajaan dihancurkan, dan Kerajaan Mesias, yang adalah batu yang terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia, dibuat Allah memenuhi bumi.
- . Dalam mencurahkan kekayaan rohani (ay. 53).
- (1) Mereka yang melihat kebutuhan mereka akan Kristus dan sangat merindukan kebenaran dan kehidupan di dalam Dia, akan dilimpahi segala yang baik, bahkan yang terbaik, yang diberikan dengan cuma-cuma kepada mereka, dan mereka akan dikenyangkan dengan berkat yang diberikan-Nya. Mereka yang letih lesu dan berbeban berat akan mendapat kelegaan bersama Kristus. Mereka yang haus diundang untuk datang kepada-Nya dan minum. Hanya orang-orang yang demikianlah yang mengetahui bagaimana menghargai anugerah-Nya. Bagi orang yang lapar segala yang pahit terasa manis, manna adalah makanan malaikat; dan bagi yang haus air biasa akan terasa seperti madu dari bukit batu.
- (2) Mereka yang kaya, mereka yang tidak merasa lapar, yang sama seperti jemaat di Laodikia mengira tidak memerlukan apa-apa, dipenuhi oleh diri dan kebenaran mereka sendiri, dan mengira bahwa mereka tidak kekurangan apa-apa di dalam diri mereka sendiri. Orang-orang seperti inilah yang diusir-Nya dari pintu-Nya, mereka tidak diizinkan masuk oleh-Nya. Ia menyuruh mereka pergi dengan tangan hampa. Mereka datang penuh dengan diri sendiri dan disuruh pergi dengan tangan hampa tanpa Kristus. Ia menyuruh mereka pergi kepada dewa-dewa yang mereka sembah, kepada kebenaran dan kekuatan mereka sendiri yang mereka percayai.
- [3] Sejak dahulu Sang Mesias diharapkan dengan cara yang khusus menjadi kekuatan dan kemuliaan bagi umat-Nya Israel, dan memang demikianlah Ia adanya (ay. 54): Ia menolong Israel, hamba-Nya, antelabeto. Ia telah menarik mereka dengan tangan-Nya, dan menolong mereka bangkit dari kejatuhan mereka saat mereka tidak bisa menolong diri sendiri. Mereka terpuruk di bawah beban kovenan lama yang berdasarkan ketaatan pada Taurat dan dibangkitkan kembali melalui berkat-berkat kovenan anugerah yang telah diperbarui. Pengutusan Sang Mesias, tumpuan pertolongan bagi orang-orang berdosa yang malang, adalah kebaikan terbesar yang bisa dilakukan, bantuan terbesar yang bisa diberikan kepada umat-Nya Israel, dan yang semakin menunjukkan hal ini adalah:
- Pertama, ini merupakan peringatan akan rahmat-Nya sifat-Nya yang penuh rahmat, rahmat yang disediakan-Nya bagi hamba-Nya Israel. Sementara berkat ini ditangguhkan, umat-Nya yang menanti-nantikan berkat itu sering bertanya-tanya, "Apakah Allah telah lupa bermurah hati?" Namun, sekarang Ia menyatakan bahwa Ia tidak lupa, Ia tetap mengingat rahmat-Nya. Ia ingat akan rahmat-Nya yang terdahulu, dan mengulanginya dalam bentuk berkat-berkat rohani, yang dahulu diberikan-Nya dalam bentuk berkat-berkat jasmani. Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala. Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut, keluar dari Mesir? (Yes. 63:11). Ia akan melakukan yang seperti itu lagi, yaitu apa yang dilambangkan dengan peristiwa di Mesir itu.
- Kedua, bahwa ini adalah penggenapan janji-Nya. Sebuah rahmat yang tidak hanya dirancang begitu saja, namun juga diumumkan (ay. 55), seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita. Keturunan perempuan itu akan meremukkan kepala ular itu, Allah akan tinggal di dalam kemah-kemah Sem, dan khususnya kepada Abraham, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat, berkat yang terbaik, berkat yang kekal. Berkat ini akan turun kepada keturunannya yang kekal, yaitu keturunan rohaninya, karena keturunan jasmaninya tidak lama lagi akan terputus. Perhatikanlah, apa yang difirmankan Allah akan dilaksanakan-Nya. Apa yang difirmankan-Nya kepada nenek moyang mereka akan digenapi-Nya di dalam keturunan mereka, dengan berkat-berkat yang kekal.
- Terakhir, Maria kembali ke Nazaret (ay. 56), setelah ia tinggal bersama Elisabet sekitar tiga bulan lamanya, cukup lama sampai ia merasa yakin perihal dirinya bahwa ia benar-benar mengandung, serta mendapat penegasan dari saudara sepupunya, Elisabet. Beberapa orang berpendapat bahwa meskipun di sini dikatakan bahwa Maria pulang sebelum Elisabet melahirkan, ini hanyalah karena penulis Injil ini ingin mengakhiri kisah tentang Maria sebelum melanjutkan kisah mengenai Elisabet. Mungkin Maria masih tinggal bersama saudara sepupunya itu, walaupun tidak terus-menerus. Dengan kata lain, mungkin ia mondar-mandir ke tempat sepupunya itu. Dengan begitu Maria dapat melayani Elisabet dan menemaninya ketika tiba saatnya untuk bersalin, serta meneguhkan imannya sendiri melalui penggenapan janji Allah kepada Elisabet. Namun, kebanyakan orang terpaku pada kisah seperti yang tertulis, dan memperkirakan bahwa ia pulang ke rumahnya ketika Elisabet sudah dekat bersalin, karena ia masih ingin menyendiri, dan karena itu ia tidak hadir pada saat kelahiran anak perjanjian ini, yang akan menarik banyak orang untuk datang ke rumah itu pada saat kelahirannya. Mereka yang memiliki Kristus di dalam hati akan lebih bersukacita dalam duduk sendiri dan berdiam diri.
SH: Luk 1:39-56 - Allah yang berpihak! (Senin, 23 Desember 2002) Allah yang berpihak!
Dalam kehidupan dan percakapan sehari-hari, kadang kita bisa
rancu dalam mengartikan kata "adil". Adil sering diartikan sam...
Allah yang berpihak!
Dalam kehidupan dan percakapan sehari-hari, kadang kita bisa rancu dalam mengartikan kata "adil". Adil sering diartikan sama dengan ketidakberpihakan yang samar. Padahal, dalam sepakbola misalnya, wasit yang adil adalah wasit yang berpihak kepada dan membela siapapun yang mengikuti peraturan, dan berpihak melawan siapapun yang melanggar. Contoh lainnya dapat kita lihat dari inkarnasi Yesus Kristus. Arti inkarnasi Kristus, seperti yang terulang-ulang di dalam seantero Kitab Suci, adalah merupakan keberpihakan Allah kepada manusia, sesuai dengan janji, perintah dan rencana-Nya yang adil dan pengasih. Lalu kepada siapa Allah berpihak?
Di dalam nas-nas sebelumnya, tampak bagaimana Allah memakai dan berpihak kepada seorang wanita tua yang tadinya mandul (juga 43), namun karena kehendak Allah, mengandung; dan seorang wanita mudaâ€â€Mariaâ€â€yang juga karena campur tangan Allah sendiri mengandung di luar nikah. Di pasal ini, Allah berpihak kepada Maria, karena ia percaya (ayat 45). Dampak dari keberpihakan Allah adalah Maria bergembira dan menganggap dirinya berbahagia.
Perbuatan-perbuatan besar-Nya, terutama melalui peristiwa Natal, membuktikan hal itu (ayat 47-49). Tetapi, tidak hanya kepada Maria saja. Nyanyian pujian Maria yang sarat dengan kutipan dan singgungan kepada nas-nas PL ini juga menyatakan bahwa Allah berpihak kepada mereka yang takut akan Dia (ayat 51), kepada orang-orang rendah (ayat 52), kepada orang-orang miskin (ayat 53), dan terakhir kepada Israel, yang disebut "hamba-Nya" (ayat 54-55). Karena itu, Allah memposisikan diri melawan orang-orang yang congkak dan angkuh (ayat 51), yang berkuasa (ayat 52), dan yang kaya (ayat 53).
Renungkan:
Bagi Kristen masa kini, keberpihakan Allah berimplikasi dua hal.
Pertama, Allah terhadap umat-Nya: kita patut bersyukur dan
memuliakan Allah, karena Allah yang adil itu aktif berpihak,
mengerjakan rencana-Nya bagi kita umat-Nya. Kedua, respons kita
terhadap keberpihakan Allah: penting bagi kita untuk menunjukkan
keberpihakan kita kepada Allah melalui hidup kita sehari-hari.
SH: Luk 1:39-56 - Perspektif dua perempuan pilihan Allah (Kamis, 25 Desember 2003) Perspektif dua perempuan pilihan Allah
Dua atau lebih perempuan berkumpul, gosip, atau kabar burung
pasti menjadi topik hangat dalam kumpulan it...
Perspektif dua perempuan pilihan Allah
Dua atau lebih perempuan berkumpul, gosip, atau kabar burung pasti menjadi topik hangat dalam kumpulan itu. Demikian penilaian sinis sebagian orang. Seharusnya penilaian ini tidak tercetus ketika perempuan-perempuan Kristen berkumpul. Justru mereka harus menepis anggapan tersebut dengan menunjukkan bahwa di mana mereka berkumpul, kemuliaan Allah terpancar dalam percakapan mereka.
Maria mengunjungi Elisabet kemungkinan untuk dua hal: (ayat 1). Maria ingin mengungkapkan kebahagiaan dan rasa kasihnya karena sepupunya Elisabet juga mengalami kasih karunia Allah, mengandung anak yang Allah persiapkan untuk mempersiapkan jalan bagi Mesias; (ayat 2). Untuk berbagi pergumulan, karena anugerah Allah atas dirinya. Dua perempuan itu bukan bertemu untuk memperbincangkan hal-hal negatif. Mereka berbagi sukacita dan pergumulan. Seharusnyalah perempuan-perempuan Kristen masa kini, belajar tentang perspektif dari Elisabet dan Maria, dua perempuan pilihan Allah.
Elisabet dan Maria adalah dua perempuan Allah yang bersyukur karena dipilih dan dipercayakan Allah untuk mengandung utusan-utusan Allah: Yohanes sebagai yang mempersiapkan jalan bagi Mesias, dan Yesus adalah Mesias yang akan menyelamatkan seluruh umat manusia. Tidak ada perasaan saling iri, dengki di antara mereka, justru mereka berbahagia karena menerima anugerah yang luar biasa yaitu dipakai Allah untuk melaksanakan rencana-Nya.
Hal menarik yang kita dipelajari dari Maria adalah bahwa kemuliaan yang ia peroleh adalah bentuk perhatian Allah kepada kaum yang lemah dan miskin. Bahkan perhatian-Nya juga meluas kepada seluruh umat Israel yang selama ini hidup dalam penindasan. Dari Maria kita belajar meluaskan wawasan, dan melihat berkat Tuhan bukan hanya untuk diri sendiri.
Renungkan: Apakah sikap yang tepat terhadap orang yang diberkati Tuhan dan juga terhadap diri sendiri yang juga diberkati?
SH: Luk 1:39-56 - Magnificat (Senin, 25 Desember 2006) Magnificat
Sukacita seharusnya menjadi tanggapan bagi orang yang menerima
rencana Allah dan terlibat di dalamnya. Sukacita inilah yang
dite...
Magnificat
Sukacita seharusnya menjadi tanggapan bagi orang yang menerima rencana Allah dan terlibat di dalamnya. Sukacita inilah yang ditekankan Lukas dalam Injilnya, khususnya pada perikop ini.
Sukacita ini terjadi saat Maria mengunjungi Elisabet. Bayi di dalam rahim Elisabet sampai melonjak ketika mendengar salam Maria (41, 44). Lalu Elisabet mengucapkan berkat bagi Maria karena telah dipilih menjadi ibu Tuhan (42-43). Juga karena Maria percaya bahwa perkataan Allah akan digenapi (45). Meskipun apa yang akan terjadi pada Maria kelihatan mustahil, tetapi Elisabet percaya akan kasih setia Allah. Oleh karena itu, ia tidak cemburu meski mengetahui bahwa Maria menerima berkat yang lebih besar. Ini membuat Maria bersukacita atas karya terbesar Allah bagi dunia melalui dirinya. Sukacita ini diekspresikan dalam pujian yang sering disebut Magnificat (memuliakan dari bahasa Latin, yang diambil dari awal pujian Maria).
Maria memuliakan Allah karena karya Allah bagi dirinya (46-49). Ia yang rendah telah diperhatikan Allah sehingga `segala keturunan akan menyebutnya berbahagia.' Maria memuji karya Allah atas orang yang takut akan Dia, sebaliknya Dia akan mempermalukan orang yang menjadi musuh-Nya (50-53). Allah dipuji karena telah membuat harapan umat-Nya terwujud melalui Putra yang akan dilahirkan Maria (54-55).
Kita pun patut memuji Allah karena janji yang dulu hanya diperuntukkan bagi Israel kini ditujukan juga bagi kita, sehingga kita bisa mendapat bagian di dalam Kristus. Oleh sebab itu, hari Natal sepatutnya menjadi saat untuk bersyukur karena Allah mengingat kesengsaraan umat manusia yang dibelenggu dosa. Dia mengirim Anak-Nya untuk menyatakan kemuliaan dan kuat kuasa-Nya atas dunia, dosa, dan juga atas maut. Selamat hari Natal!
Lakukan: Rayakan Natal dengan pemahaman bahwa Allah datang untuk menjadi Pemenang atas dunia, dosa, dan maut.
SH: Luk 1:39-56 - Memuji kebesaran Allah (Rabu, 22 Desember 2010) Memuji kebesaran Allah
Bagaimana kita mengisi pertemuan dengan sanak saudara atau teman yang lama tidak berjumpa? Biasanya kita banyak berbincang ten...
Memuji kebesaran Allah
Bagaimana kita mengisi pertemuan dengan sanak saudara atau teman yang lama tidak berjumpa? Biasanya kita banyak berbincang tentang keluarga, pekerjaan, studi dan aktivitas lain. Jarang kita berbagi karya dan perbuatan Tuhan di dalam hidup masing-masing.
Tidak demikian dengan Maria dan Elisabet. Maria datang berkunjung untuk berbagi pergumulan dan sukacita karena campur tangan Allah dalam hidupnya. Elisabet menyambut dengan hangat dan merasa terhormat karena kunjungan ibu Tuhannya (42-45). Oleh pimpinan Roh Kudus, Elisabet menyebut Maria sebagai orang yang diberkati di antara semua perempuan (42). Maria disebut mengalami kuasa Allah dan kebahagiaan karena perkataan Allah akan terlaksana dan ia mendapatkan hak istimewa untuk melahirkan Mesias.
Maria merespons dengan menaikkan pujian indah (mag-nificat) karena perbuatan besar Allah atas diri dan umat-Nya (46-55). Maria memuliakan Allah yang berkenan memilih dia dan Elisabet untuk mengandung utusan Allah, Yohanes sebagai perintis jalan bagi Mesias dan Yesus sebagai Juruselamat. Allah adalah Juruselamat (47) yang telah menyelamatkan dia dari segala dosanya dan telah menyediakan keselamatan bagi umat manusia. Allah disebut Mahakuasa dan Kudus (49), yang melakukan perbuatan ajaib atas dunia dan manusia. Rahmat-Nya terus dicurahkan secara melimpah kepada orang yang takut akan Dia dan yang rendah hati (52b) serta lapar akan kebenaran (53a). Sebaliknya, Ia menjungkirbalikkan orang sombong, penguasa korup, dan orang kaya yang menindas orang miskin. Allah juga setia pada janji-Nya kepada Abraham dan keturunannya dengan menolong dan menyelamatkan umat-Nya (Mat. 1:21).
Banyak perkara besar Tuhan nyatakan di dalam hidup kita. Ia memilih, menyelamatkan, menyatakan anugerah, kuasa, kemurahan, dan rahmat-Nya serta memakai kita untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain. Naikkanlah syukur dan pujian kepada-Nya.
SH: Luk 1:39-45 - Indahnya bersekutu (Senin, 22 Desember 2014) Indahnya bersekutu
Alangkah indahnya bila kita yang telah mengalami anugerah dan keajaiban dari Tuhan dapat bertemu dan saling berbagi. Ini akan mend...
Indahnya bersekutu
Alangkah indahnya bila kita yang telah mengalami anugerah dan keajaiban dari Tuhan dapat bertemu dan saling berbagi. Ini akan mendatangkan sukacita dan membuat kita saling menguatkan.
Setelah mendengar kabar tentang kehamilan Elisabet pada masa tuanya, Maria pun pergi mengunjungi Elisabet (40). Mungkin Maria ingin berbagi pengalaman dengan Elisabet. Tentu bukan hal mudah bagi Maria sebagai seorang perawan, untuk mengandung seorang anak, yang bukan anaknya sendiri. Dan menjadi lebih luar biasa, karena anak yang dia kandung adalah Anak Allah! Maka berbagi pergumulan perasaan atas apa yang telah Allah lakukan bagi diri mereka masing-masing bisa jadi akan mendatangkan sukacita.
Kedatangan Maria ternyata mendapat sambutan yang luar biasa. Baik dari Elisabet maupun dari bayi yang berada di dalam kandungan Elisabet, yang melonjak penuh sukacita karena mendapat kehormatan atas kunjungan ibu dari Tuhan mereka (41, 45). Meski Elisabet juga mengalami karya Allah di dalam kehamilannya, tetapi ia tahu berkat istimewa yang diterima Maria oleh karena anak yang sedang berada dalam kandungan Maria. Sebab itu, Elisabet tidak segan untuk menyebut Maria sebagai perempuan yang paling diberkati (42). Maria juga disebut sebagai orang yang berbahagia karena telah percaya pada apa yang dikatakan Tuhan (45) dengan menunjukkan kesediaannya untuk dipakai oleh Tuhan.
Kedua perempuan itu telah mengalami karya Tuhan dalam hidup mereka. Iman dan sukacita atas janji Tuhan kepada mereka melahirkan sebuah pertemuan yang saling meneguhkan dan kemudian akan berujung pada puji-pujian kepada Allah. Begitulah seharusnya, kehidupan di antara sesama orang beriman. Iman akan janji dan karya Tuhan dalam kehidupan pribadi serta sukacita yang lahir karena semua itu, seharusnya membuat kita tidak menikmatinya sendirian, melainkan berbagi. Itu akan membuat kita saling menguatkan dan menghibur. Melaluinya, akan ada gairah dan kekuatan untuk bersama-sama menjalani kehendak Tuhan.
SH: Luk 1:39-45 - Salam Elisabet (Kamis, 20 Desember 2018) Salam Elisabet
Salam yang dikatakan Elisabet kepada Maria telah menjadi bagian doa devosi umat Katolik. Dalam perjalanan iman yang menantang kemustah...
Salam Elisabet
Salam yang dikatakan Elisabet kepada Maria telah menjadi bagian doa devosi umat Katolik. Dalam perjalanan iman yang menantang kemustahilan, salam Elisabet pasti memberikan kesegaran kekuatan pada Maria.
Berbeda seperti ujian sekolah, perempuan yang mengandung bukanlah hal sepele. Kita belum tentu dapat menyelesaikannya dalam seminggu saja. Pasti ada hari-hari Si Ibu bersemangat tinggi, tetapi ada masa kelabu yang penuh keraguan. "Berbahagialah yang percaya kepada Tuhan, karena rencana-Nya akan terlaksana" (45). Maria mungkin sangat membutuhkan salam Elisabet yang datang dari dorongan Roh Kudus ini.
Elisabet pasti sangat bahagia ketika mengandung. Itu seolah melepaskannya dari aib karena sebelumnya orang menyebutnya sebagai perempuan mandul (Luk. 1: 25). Namun, Maria punya kasus yang berbeda. Dia mengandung anak yang bukan dari suaminya (Luk 1: 34). Tentu saja itu adalah aib tersendiri jika orang mengetahuinya. Salam Elisabet pastilah sangat menguatkan Maria. Elisabet sendiri mungkin tak menyadari betapa berartinya salam hangat yang ia berikan kepada Maria.
Kehidupan iman adalah perjalanan yang dinamis. Kenyataan sehari-hari mudah mengombang-ambing perasaan kita. Sebagai komunitas orang percaya, kita dapat memilih dua tipe kepribadian. Pertama, mereka yang menguatkan iman sesamanya. Kedua, mereka yang menjatuhkan dan menjadi batu sandungan. Jika peka merespons pekerjaan Roh Kudus, kita dapat menjadi sumber kekuatan bagi saudara seiman.
Elisabet tampaknya sangat bahagia dikunjungi Maria. "Siapa aku ini sampai ibu Tuhanku mengunjungi aku?" Elisabet bertanya (43). Rupanya, pergumulan iman menghasilkan persekutuan yang saling menguatkan. Persahabatan yang jujur sangat berharga dan dapat membawa kita lebih mencintai Tuhan.
Ketika seorang sahabat memberikan salam, marilah kita belajar merespons Roh Kudus dan cinta dari Tuhan.
Doa: Tuhan, ajar kami menjadi sahabat yang menebar cinta, kehangatan kasih, damai sejahtera, dan penguatan. [IM]
SH: Luk 1:26-45 - Maria dipersiapkan (Rabu, 22 Desember 1999) Maria dipersiapkan
Oleh kasih karunia Allah, Maria akan mengalami kenyataan yang
luar biasa di dalam dirinya (30-33). Kondisi iman dan mental
...
Maria dipersiapkan
Oleh kasih karunia Allah, Maria akan mengalami kenyataan yang luar biasa di dalam dirinya (30-33). Kondisi iman dan mental Maria dipersiapkan Allah. Pemberitahuan dari malaikat utusan Allah merupakan kejutan yang suci. Karena itu dengan kerendahan hati serta penyerahan total, Maria menyambut berita itu dan mempersembahkan dirinya untuk menjadi alat bagi terlaksananya kehendak Allah (38).
Yang muda yang mengagumkan. Betapa mengagumkan hidup yang dijalani oleh Maria, seorang perempuan muda. Sebagai manusia biasa, ia dipilih Allah untuk menjadi ibu Juruselamat manusia pada segala abad dan tempat. Sungguh merupakan suatu anugerah yang besar bagi Maria, karena rencana Allah itu diwujudkan melalui peran Maria. Respons yang dilakukan Maria pun menjadi teladan bagi kita: ia tidak ragu-ragu menerima janji itu. Hal ini merupakan suatu pernyataan penyerahan yang total, walaupun risiko yang harus dihadapi sebagai seorang perempuan yang belum menikah namun hamil - seperti penolakan dari Yusuf dan cemoohan dari keluarga/tetangga - mungkin akan dihadapinya.
Renungkan: Untuk dilibatkan Allah dalam rencana agung-Nya, Kristen harus beriman teguh dan berkomitmen penuh kepada-Nya.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Lukas (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi
Tanggal Penulisan: Tahun 60-63 M
Latar Belakang
Injil Lukas...
Penulis : Lukas
Tema : Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi
Tanggal Penulisan: Tahun 60-63 M
Latar Belakang
Injil Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang dialamatkan kepada seorang bernama Teofilus (Luk 1:1,3; Kis 1:1). Walaupun nama penulis tidak dicantumkan dalam dua kitab tersebut, kesaksian yang bulat dari kekristenan mula-mula dan bukti kuat dari dalam kitab-kitab itu sendiri menunjukkan bahwa Lukaslah yang menulis kedua kitab itu.
Rupanya Lukas adalah seorang petobat Yunani, satu-satunya orang bukan Yahudi yang menulis sebuah kitab di dalam Alkitab. Roh Kudus mendorong dia untuk menulis kepada Teofilus (artinya, "seorang yang mengasihi Allah") guna memenuhi suatu kebutuhan dalam jemaat yang terdiri dari orang bukan Yahudi akan kisah yang lengkap mengenai permulaan kekristenan. Kisah ini terdiri atas dua bagian:
- (1) kelahiran, kehidupan dan pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus (Injil Lukas), dan
- (2) pencurahan Roh di Yerusalem dan perkembangan selanjutnya dari gereja mula-mula (Kitab Kisah Para Rasul). Kedua kitab ini merupakan lebih dari seperempat bagian dari seluruh PB.
Dari surat-surat Paulus, kita mengetahui bahwa Lukas adalah seorang saudara "yang kekasih ... seorang dokter" (Kol 4:14) dan seorang teman sekerja Paulus yang setia (2Tim 4:11; File 1:24; bd. perikop-perikop "kami" di Kisah Para Rasul, lihat "PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL" 08177). Dari penulisan Lukas sendiri kita mengetahui bahwa ia seorang yang berpendidikan tinggi, penulis yang terampil, sejarahwan yang teliti dan teolog yang diilhami. Ketika ia menulis Injilnya, agaknya gereja bukan Yahudi belum memiliki Injil yang lengkap atau yang tersebar luas mengenai Yesus. Matius menulis Injilnya pertama-tama bagi orang Yahudi, sedangkan Markus menulis sebuah Injil yang singkat bagi gereja di Roma. Orang percaya bukan Yahudi yang berbahasa Yunani memang memiliki kisah-kisah lisan mengenai Yesus yang diceritakan oleh para saksi mata, juga intisari tertulis yang pendek tetapi tidak suatu Injil yang lengkap dan sistematis (lih. Luk 1:1-4). Jadi, Lukas mulai menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama "dari asal mulanya" (Luk 1:3). Barangkali ia mengerjakan penelitiannya di Palestina sementara Paulus berada di penjara Kaisarea (Kis 21:17; Kis 23:23--26:32), dan menyelesaikan Injilnya menjelang akhir masa itu atau segera setelah ia tiba di Roma bersama dengan Paulus (Kis 28:16).
Tujuan
Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna menyediakan suatu catatan yang lengkap dan cermat "tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat" (Kis 1:1-2). Lukas yang menulis dengan ilham Roh Kudus, menginginkan agar Teofilus dan para petobat bukan Yahudi serta orang-orang lain yang ingin mengetahui kebenaran akan mengetahui dengan pasti kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan (Luk 1:3-4). Kenyataan bahwa tulisan Lukas ini ditujukan kepada orang-orang bukan Yahudi tampak dengan jelas di seluruh kitab Injil ini; misalnya, ia merunut silsilah Yesus sebagai manusia sampai _kepada Adam_ (Luk 3:23-38) dan tidak hanya _sampai Abraham_ seperti yang dilakukan oleh Matius (bd. Mat 1:1-17). Dalam kitab Lukas, Yesus dengan jelas terlihat sebagai Juruselamat yang ilahi-insani yang menjadi jawaban Allah bagi kebutuhan segenap keturunan Adam akan keselamatan.
Survai
Injil Lukas mulai dengan kisahan masa bayi yang paling lengkap (Luk 1:5--2:40) dan satu-satunya pandangan sekilas di dalam Injil-Injil mengenai masa pra remaja Yesus (Luk 2:41-52). Setelah menceritakan pelayanan Yohanes Pembaptis dan memberikan silsilah Yesus, Lukas membagi pelayanan Yesus ke dalam tiga bagian besar:
- (1) pelayanan-Nya di Galilea dan sekitarnya (Luk 4:14--9:50),
- (2) pelayanan-Nya pada perjalanan terakhir ke Yerusalem (Luk 9:51--19:27), dan
- (3) minggu terakhir-Nya di Yerusalem (Luk 19:28--24:43).
Walaupun mukjizat-mukjizat Yesus dalam pelayanan-Nya di Galilea cukup mencolok di dalam tulisan Lukas, fokus utama Injil ini ialah pengajaran dan perumpamaan-perumpamaan Yesus selama pelayanan-Nya yang luas dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem (Luk 9:51--19:27). Bagian ini mengandung himpunan materi terbesar yang unik dalam kitab Lukas, dan mencakup banyak kisah dan perumpamaan yang sangat digemari. Ayat terpenting (Luk 9:51) dan ayat kunci (Luk 19:10) dari Injil ini terdapat pada permulaan dan menjelang akhir materi Lukas yang khusus ini.
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan yang utama menandai Injil Lukas:
- (1) Injil ini adalah yang terlengkap catatannya mengenai peristiwa di dalam kehidupan Yesus sejak menjelang kelahiran sampai kenaikan-Nya, dan juga kitab yang terpanjang dalam PB.
- (2) Kitab ini mempunyai kesusastraan terbaik dari semua Injil, menunjukkan gaya penulisan dan isi yang luar biasa, kosa kata kaya dan penguasaan bahasa Yunani yang baik sekali.
- (3) Lukas menekankan cakupan universal dari Injil - bahwa Yesus datang untuk membawa keselamatan bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi.
- (4) Perhatian Yesus terhadap orang yang serba kekurangan ditekankan, termasuk para wanita, anak-anak, orang miskin, dan kelompok yang dianggap sampah masyarakat;
- (5) Injil Lukas menekankan kehidupan doa Yesus dan pengajaran-Nya mengenai doa.
- (6) Gelar yang terutama untuk Yesus dalam kitab ini adalah "Anak Manusia".
- (7) Tanggapan sukacita menandai mereka yang menerima Yesus dan berita-Nya.
- (8) Roh Kudus diberikan peranan terpenting dalam kehidupan Yesus dan umat-Nya (mis. Luk 1:15,41,67; Luk 2:25-27; Luk 4:1,14,18; Luk 10:21; Luk 12:12; Luk 24:49).
Full Life: Lukas (Garis Besar) Garis Besar
I. Pendahuluan Injil Lukas
(Luk 1:1-4)
II. Kedatangan Juruselamat
(Luk 1:5-2:52)
A. Pem...
Garis Besar
- I. Pendahuluan Injil Lukas
(Luk 1:1-4) - II. Kedatangan Juruselamat
(Luk 1:5-2:52) - A. Pemberitahuan Kelahiran Yohanes
(Luk 1:5-25) - B. Pemberitahuan Kelahiran Yesus
(Luk 1:26-56) - C. Kelahiran Yohanes Pembaptis
(Luk 1:57-80) - D. Kelahiran Yesus
(Luk 2:1-20) - E. Yesus di Bait Allah Sebagai Seorang Bayi
(Luk 2:21-39) - F. Kunjungan Yesus ke Bait Allah Sebagai Seorang Anak
(Luk 2:40-52) - III.Persiapan bagi Pelayanan Juruselamat
(Luk 3:1-4:13) - A. Pemberitaan Yohanes Pembaptis
(Luk 3:1-20) - B. Pembaptisan Yesus
(Luk 3:21-22) - C. Silsilah Yesus
(Luk 3:23-38) - D. Pencobaan Yesus
(Luk 4:1-13) - IV. Pelayanan di Galilea
(Luk 4:14-9:50) - A. Permulaan Pelayanan Yesus dan Penolakan di Nazaret
(Luk 4:14-30) - B. Kapernaum: Wibawa Ilahi Yesus Dinyatakan
(Luk 4:31-44) - C. Penangkapan Ikan yang Ajaib
(Luk 5:1-11) - D. Penyembuhan Orang yang Sakit Kusta
(Luk 5:12-16) - E. Wewenang Yesus Ditantang
(Luk 5:17-26) - F. Juruselamat Orang-Orang Berdosa
(Luk 5:27-32) - G. Peresmian Tatanan Baru
(Luk 5:33-6:49) - H. Demonstrasi Kuasa Ilahi
(Luk 7:1-8:56) - I. Yesus Memberikan Kuasa kepada Murid-Murid-Nya
(Luk 9:1-6) - J. Herodes dan Yohanes Pembaptis
(Luk 9:7-9) - K. Memberi Makan Lima Ribu Orang
(Luk 9:10-17) - L. Pengakuan Petrus dan Tanggapan Yesus
(Luk 9:18-27) - M. Kemuliaan Juruselamat Dinyatakan
(Luk 9:28-50) - V. Pelayanan Selama Perjalanan Terakhir ke Yerusalem
(Luk 9:51-19:28) - A. Misi Penebusan Juruselamat
(Luk 9:51-10:37) - B. Petunjuk Khusus Yesus Mengenai Pelayanan dan Doa
(Luk 10:38-11:13) - C. Peringatan Yesus kepada Para Musuh dan Para Pengikut
(Luk 11:14-14:35) - D. Perumpamaan-Perumpamaan tentang yang Terhilang dan Ditemukan Kembali
(Luk 15:1-32) - E. Perintah-Perintah Kristus kepada Para Pengikut-Nya
(Luk 16:1-17:10) - F. Sembilan Orang Kusta yang Disembuhkan Namun Tak Berterima Kasih
(Luk 17:11-19) - G. Kedatangan Kembali Kristus Secara Mendadak Dinubuatkan
(Luk 17:20-18:14) - H. Juruselamat, Anak-Anak Kecil dan Seorang Pemimpin yang Kaya
(Luk 18:15-30) - I. Menjelang Akhir Perjalanan
(Luk 18:31-19:28) - VI. Minggu Penderitaan
(Luk 19:29-23:56) - A. Yesus Memasuki Yerusalem
(Luk 19:29-48) - B. Yesus Mengajar Setiap Hari di Bait Allah
(Luk 20:1-21:4) - C. Yesus Bernubuat tentang Kebinasaan Bait Allah dan Kedatangan-Nya
Kembali (Luk 21:5-38) - D. Persiapan-Persiapan Terakhir dan Perjamuan Malam
(Luk 22:1-38) - E. Getsemani dan Pengkhianatan
(Luk 22:39-53) - F. Pengadilan Yahudi
(Luk 22:54-71) - G. Pengadilan Romawi
(Luk 23:1-25) - H. Penyaliban
(Luk 23:26-49) - I. Penguburan
(Luk 23:50-56) - VII.Kebangkitan Sampai Kenaikan
(Luk 24:1-53) - A. Pagi Kebangkitan
(Luk 24:1-12) - B. Penampakan Diri Tuhan yang Sudah Bangkit
(Luk 24:13-43) - C. Pesan-Pesan Perpisahan
(Luk 24:44-53)
Matthew Henry: Lukas (Pendahuluan Kitab) Kita sekarang sedang memasuki karya seorang pemberita Injil lain bernama Lukas, yang menurut beberapa orang merupakan singkatan nama Lucilius. Menurut...
Kita sekarang sedang memasuki karya seorang pemberita Injil lain bernama Lukas, yang menurut beberapa orang merupakan singkatan nama Lucilius. Menurut penuturan Bapa Gereja Jerome, Lukas lahir di Antiokhia. Sebagian orang menduga dia satu-satunya penulis Kitab Suci yang bukan berasal dari benih keturunan Israel. Ia merupakan seorang pemeluk baru agama Yahudi, dan kemudian, seperti dugaan beberapa orang, beralih kepada Kekristenan melalui pelayanan Rasul Paulus di Antiokhia, dan setelah kedatangannya di Makedonia (Kis. 16:10), ia menjadi kawan pendamping tetap Paulus. Ia belajar dan mempraktikkan ilmu kedokteran; oleh karena itu, Paulus menyebutnya Tabib Lukas yang kekasih (Kol. 4:14). Beberapa orang yang mengaku-ngaku diri sebagai sejarawan kuno mengatakan bahwa dia seorang pelukis dan yang melukis gambar Perawan Maria. Tetapi menurut gerejawan Dr. Whitby, hal ini tidaklah pasti, dan karena itu, dia mungkin salah satu dari ketujuh puluh murid dan menjadi seorang pengikut Kristus ketika Ia masih melayani di atas muka bumi ini. Bila memang demikian halnya, maka dia seorang keturunan Israel asli. Saya tidak berkeberatan dengan pendapat ini, kecuali dengan beberapa tradisi kuno yang tidak memiliki kepastian dan tentunya tidak dapat digunakan sebagai dasar apa pun. Selain itu, Origen dan Epiphanius, penulis-penulis Kristen kuno, juga memberi kesaksian bahwa Lukas adalah salah satu dari ketujuh puluh murid itu. Lukas dianggap telah menulis Kitab Injil ini ketika menemani Paulus dalam berbagai perjalanannya, dan di bawah arahannya. Beberapa orang berpikir bahwa dialah yang dimaksud oleh Paulus sebagai saudara kita 2Kor. 8:18), yang terpuji di semua jemaat karena pekerjaannya dalam pemberitaan Injil; yang seakan berarti, ia dipuji di semua jemaat karena menulis Injil ini; dan inilah yang dimaksudkan Rasul Paulus ketika ia sekali waktu berbicara tentang Injil-nya (Rm. 2:16). Namun, tidak ada dasar sama sekali untuk membenarkan hal ini. Dr. Cave memperhatikan bahwa cara dan gaya menulisnya sangat akurat dan tepat; gayanya sopan dan anggun, luhur dan mulia, namun jelas; dan ia mengekspresikan dirinya dalam aliran yang lebih murni Yunani daripada yang bisa ditemukan pada para penulis Kitab Suci lainnya. Oleh karena itu, ia mampu menghubungkan berbagai hal jauh lebih banyak dan mendalam dibandingkan dengan para penulis Injil lainnya; dan karena itu juga, ia mengkhususkan diri untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan imamat Kristus. Tidaklah pasti bilamana atau pada waktu apa Injil ini ditulis. Beberapa orang menduga bahwa Injil ini ditulis di Akhaya, tujuh belas tahun (dua puluh dua tahun, menurut sebagian orang) setelah kenaikan Tuhan Yesus ke surga, semasa ia menemani Rasul Paulus dalam perjalanannya. Ada juga yang mengatakan bahwa Injil ini ditulis di kota Roma, tidak lama sebelum ia menulis Kisah Para Rasul (yang merupakan lanjutan kitab ini), ketika ia berada di sana bersama Paulus yang saat itu menjadi orang tahanan dan berkhotbah di dalam rumah yang disewanya sendiri. Ini seperti yang diriwayatkan dalam bagian akhir Kitab Kisah Para Rasul; dan Paulus kemudian mengatakan bahwa hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Ketika ia secara sukarela menemani Paulus dalam rumah tahanan tersebut, ia punya banyak waktu untuk menyusun dua riwayat ini (dan banyak tulisan istimewa lainnya yang membuat jemaat merasa berutang atas peristiwa pemenjaraan ini). Bila memang demikian halnya, maka kitab ini ditulis sekitar dua puluh tujuh tahun setelah kenaikan Kristus, dan sekitar tahun keempat pemerintahan Kaisar Nero. Jerome mengatakan bahwa Lukas meninggal dunia pada usia delapan puluh empat tahun, dan tidak pernah menikah. Beberapa orang menulis bahwa ia mati sebagai martir; namun bila memang demikian halnya, tidak ada kejelasan di mana dan bilamana hal itu terjadi. Sungguh, penghargaan yang diberikan kepada tradisi Kristiani dalam hal memperlakukan para penulis Perjanjian Baru tidak lebih besar daripada penghargaan yang diberikan kepada tradisi Yahudi dalam memperlakukan para penulis Perjanjian Lama.
Jerusalem: Lukas (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Jerusalem: Lukas (Pendahuluan Kitab) Injil karangan Lukas
Ciri khas yang ada pada injil ketiga berasal dari kepribadian pengarangnya yang sangat menarik. Kepribadian Lukas itu di mana-man...
Injil karangan Lukas
Ciri khas yang ada pada injil ketiga berasal dari kepribadian pengarangnya yang sangat menarik. Kepribadian Lukas itu di mana-mana nampak jelas. Lukas adalah seorang penulis berbakat yang hatinya sangat halus lembut. Ia menggubah karyanya dengan cara yang asli benar, sementara juga berjerih-payah untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, Luk 1:3. Tentu saja ini tidak berarti bahwa Lukas berhasil memberikan pada bahan yang diterimanya dari tradisi suatu susunan dan urutan yang lebih "historis" dari pada dalam Mat atau Mrk. Rasa hormat Lukas terhadap sumber-sumbernya dan metode yang hanya menderetkan bahan tradisi tentu tidak memungkinkan urutan historis semacam itu. Rangka Luk pada umumnya menuruti garis-garis besar Mrk, meskipun disana-sini Lukas meninggalkan atau memindahkan apa yang terdapat dalam Mrk. Memang ada bagian-bagian yang dipindahkan, Luk 3:19-20; 4:16-30; 5:1-11; 6:12-29; 22:31-34;
dll. Lukas berbuat demikian baik demi jelasnya kisah atau logikanya, maupun karena terpengaruh tradisi-tradisi lain, khususnya tradisi-tradisi yang juga tampil dalam injil keempat. Ada juga bagian- bagian yang ditinggalkan saja, baik oleh karena kurang berguna untuk sidang pembaca bekas kafir, Mrk 9:11-13, atau oleh karena bagian-bagian itu sudah tercantum dalam Kumpulan Pelengkap yang dipakai Lukas, Mrk 12:28-34; bdk Luk 10:25-28, maupun oleh karena bagian tertentu, terutama Mrk 6:45-8:26 yang seluruhnya ditinggalkan Lukas tidak tercantum dalam naskah Mrk yang dipakai Lukas, Atau barangkali oleh Lukas dianggap sebagai pengulangan, meskipun tercantum dalam naskah Mrk yang dimiliki Lukas. Perbedaan paling menyolok antara Luk dan Mat, serta Mrk ialah tambahan besar yang terdapat dalam Luk 9:51 - Mrk 18:14. Di muka sudah dikatakan bahwa ini kirany diambil Lukas dari Kumpulan Pelengkap ditambah beberapa informasi pribadi. Bagian tengah Luk tersebut disajikan berupa kisah perjalanan Yesus ke Yerusalem, sebagaimana berulang kali dicatat, Luk 9:51; 13:22; 17:11. Catatan-catatan itu mengembangkan apa yang dikatakan Mrk 10:1, sehingga Luk kiranya tidak bermaksud menggabungkan beberapa perjalanan sesungguhnya, melainkan menekankan sebuah gagasan teologis yang digemari Lukas, yaitu : di kota sucilah keselamatan harus diujudkan, Luk 9:31, 13:33; 18:31; 19:11; di sana telah mulailah Injil, Luk 1:5 dll, dan di sana harus diselesaikan Luk 24:52 dst, melalui penampakan- penampakan dan pembicaraan- pembicaraan yang tidak terjadi di Galilea, Luk 24:13-51; dan bdk Luk 24:6 dengan Mrk 16:7; Mat 28:7, 16:20; dan dari sanalah Injil bertolak lagi untuk diwartakan kepada dunia semesta, Mat 24:47; Kis 1:8.
Kalau perbandingan terperinci antara Luk dan sumber-sumbernya diteruskan, baik sumber yang paling dikenal ialah Mrk maupun sumber-sumber yang juga tampil dalam bagian-bagian Mat yang sejalan dengan Luk, maka orang seolah-olah dapat melihat bagaimana bekerjanya seorang penulis yang dengan saksama menyadur, meninggalkan atau menambah dengan maksud menyajikan bahan-bahannya dengan caranya sendiri, sementara menghindarkan atau memperlunak apa yang menusuk hatinya sendiri atau barangkali dapat menyakiti hati sidang pembaca (8:43 dibandingkan dengan Mrk 5:26; ditinggalkan Mrk 9:43-48; 13:32; dll) atau juga kurang dapat dipahami oleh mereka (ditinggalkan Mrk 4:13; 8:32 dst 14:50) atau memaafkan (Luk 9:45; 18:34; 22:45) para rasul dan menjelaskan istilah yang kurang terang (Luk 6:15) atau lebih jauh menentukan tempat terjadinya hal tertentu, Luk 4:31; 19:28 dst, Luk 37; 23:51, dll. Berkat penyaduran-penyaduran banyak dan halus tersebut dan terutama berkat tembahan-tambahan hasil penyelidikannya sendiri Lukas memperlihatkan reaksi- reaksi dan kecenderungan pribadinya. Tegasnya melalui alat terpilih, ialah Lukas, Roh Kudus menyajikan kepada kita kabar injili dengan cara yang asli benar dan yang berisikan ajaran yang sangat bernilai. Memang halnya bukan pokok-pokok teologis yang amat menyolok (gagasan-gagasan utama sama saja dalam Luk, Mat dan Mrk), melainkan suatu mentalita keagamaan. Dalam mentalita yang dengan halusnya terpengaruh oleh guru Lukas, yaitu Paulus, itu diketemukan kecenderungan hati yang merupakan ciri khas watak Lukas. Sebagai "Penulis kelembutan hati Tuhan" (Dante) Lukas suka menonjolkan belaskasihan Kristus kepada kaum berdosa, Luk 15:1 dst, Luk 7, 10; 15:11-32; 19:1-10; 23:34, 39-43. Dengan senang hati Lukas memperlihatkan kelembutan hati Yesus terhadap orang yang hina dan miskin, sedangkan yang kaya raya diperlakukan dengan keras, Luk 1:51-53; 6:20-26; 12:13-21; 14:7-11; 16:15, 19-31; 18:9-14. Tetapi kalaupun hukuman yang adil dijatuhkan, itu hanya sesudah penundaan penuh kesabaran dan belas kasihan, 13:6-9; bdk Mrk 11:12-14. Hanya perlu orang yang hina dan miskin, sedangkan yang kaya raya diperlakukan dengan keras, 1:51-53; 6:20-26; 12::13-21; 14:7-11; 16:15, 19-31; 18:9-14. Tetapi kalaupun hukuman yang adil dijatuhkan, itu hanya sesudah penundaan penuh kesabaran dan belas kasihan, 13:6-9; bdk Mrk 11:12-14. Hanya perlu orang bertobat dan menyangkal dirinya. Dan di sini hati Lukas yang lemah lembut ternyata hati jantan. Lukas sudah mengulang tuntutan penyangkalan diri yang mutlak dan pantang mundur, 14:25-34, khususnya tuntutan meninggalkan kekayaan, 6:34 dst; 12:33; 14:12-14; 16:9-13. Perlu diperhatikan juga bagian- bagian yang tercantum dalam injil ketiga : mengenai perlunya berdoa, 11:5-8; 18:1-8, dan teladan Yesus di bidang itu, 3:21; 5:16; 6:12; 9:28. Akhirnya sama seperti dalam Kis dan surat-surat Paulus, demikianpun dalam Luk Roh Kudus berperanan besar yang suka ditonjolkan oleh Lukas dalam 1:15, 35, 41, 67; 2:25- 27; 4:1, 14, 18; 10:21; 11:13; 24:49. Unsur ini bersama dengan suasana rasa syukur karena anugerah yang diterima dari Allah dan kegembiraan rohani yang meresap ke dalam seluruh injil ketiga itu, 2:14; 5:26; 10:17; 13:17; 18:43; 19:37; 24:51 dst, memberikan kepada karya Lukas ciri kemesraan yang mengesan di hati menghangatkan batin.
Gaya bahasa Mrk agak kasar sedikit, penuh dengan kata dan ungkapan yang berbau bahasa Aram, dan kerap kali kurang tepat bahkan salah. Tetapi gaya bahasanya juga segar bugar dan populer, sehingga toh memikat hati. Gaya bahasa Mat masih juga berbau bahasa Aram, tetapi bahasa Yunaninya lebih halus, kurang konkrit tapi lebih tepat. Gaya bahasa Luk sesungguhnya agak majemuk: bahasa Yunaninya adalah bermutu, kalau Lukas sendiri menulis; bahasa kurang bermutu diterima Lukas begitu saja untuk menghormati sumber-sumbernya, yang kekurangan dalam bahasa kadang-kadang dipertahankan oleh Lukas meskipun berusaha memperbaikinya. Lukas juga dengan sengaja dan mahir meniru gaya bahasa alkitabiah yang terdapat dalam Septuaginta.
Ende: Lukas (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN LUKAS
KATA PENGANTAR
Tentang pribadi pengarang
Lukas dari semula terkenal sebagai pengarang Indjil ketiga dan Kisah Rasu...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN LUKAS
KATA PENGANTAR
Tentang pribadi pengarang
Lukas dari semula terkenal sebagai pengarang Indjil ketiga dan Kisah Rasul- rasul. Menurut riwajat lisan ia berasai dari Antiochia, ibu kota propinsi Siria, dan bangsa Siria, djadi bekas penjembah dewa-dewa.
Tentang asal mula umat di Antiochia dapat kita batja dalam Kis. Ras.
Lukas dalam karangan-karangannja tak pernah menjatakan sesuatu tentang dirinja. Hanja dalam Kis. Ras. ia sering menulis sebagai penjaksi mata. Kalau ia bertjeritera dengan memakai kata-djamak"kami", sudah tentu bahwa ia sendiri turut menjaksikan dan mengalami apa jang diberitakannja. Dari itu kita tahu tjukup pasti, bahwa ia mengiring Paulus pada perdjalanan kerasulan Paulus jang kedua, mulai dari Troas sampai ke Pilipi di Masedonia (Kis. Ras. 16:11-40). Dan waktu Paulus terpaksa meninggalkan kota Pilipi itu, Lukas tinggal disitu. Pada achirnja perdjalanan Paulus jang ketiga (Kis. Ras. 20:5-21:18) Lukas mengikuti Paulus pula dari Pilipi ke Jerusalem. Dan selama Paulus dalam tahanan di Sesarea, dua tahun lamanja, Lukaspun rupanja tinggal di Palestina. Sesudah itu iapun menemani Paulus pada pelajaran sebagai tahanan ke Roma, dan tinggal disitu bersama dengan Paulus selama tahanan itu; kemudian dalam tahanan kedua djuga. Batjalah Kis. Ras. bab 27 dan 28, Pilemon 24, lagi 11 Tim. 4:11. Menurut dugaan jang sangat umum Lukas menulis kedua karangan di Roma.
Tudjuan "Indjil ketiga"
Dalam kata pembukaan (1:1-4) Lukas mempersembahkan karangannja kepada seorang jang dinamakannja "Teofilus jang Mulia", dan ia menerangkan bahwa maksud tulisannja ialah meneguhkan dan memperdalam kejakinan Teofilus itu akan kebenaran adjaran-adjaran jang telah diadjarkan kepadanja. Tetapi tentu sadja tudjuan Lukas tidak terbatas pada seorang perseorangan. Dapat kita bajangkan, bahwa dengan "Teofilus" itu dimaksudkari tiap-tiap "Pentjinta Allah" (kata "teofilus" berarti pentjinta Allah), jaitu tiap-tiap orang beriman, jang ingin memperluas pengetahuan dan memperdalam pengertiannja ahan Indjil, guna menjempurnakan diri menurut tjita-tjita Indjil.
Tentang sumber-sumber jang digunakan Lukas
Dari tjatatan-tjatatan dalam fasal pertama kata-pengantar ini, sudah terang bahwa mengenai karangan Indjilnja Lukas bukan penjaksi mata. Menurut perkataannja dalam kata-pembukaan dapat diduga bahwa digunakannja pelbagai sumber dan djuga sumber-sumber tertulis. Para ahli tafsir dewasa irli umumnja berpendapat, bahwa Lukas sangat bergantung pada karangan Markus, mengenai susunan seluruhnja, tetapi djuga isi dan bentuk banjak tjeritera. Tetapi ia tidak mendjiplak sadja, melainkan merigolah segalanja menurut bakat dan selera serta penjelidikannja sendiri. Tetapi ada lain-lain sumber tertulis lagi jang digunahannja.
Tetapi sumber utama bagi Lukas ialah tradisi jang hidup dalam kerugma dan katechese. Dan dalam "menjelidiki segalanja dengan teliti" (1:3) ia mendapat banjak kesempatan untuk berbitjara dengan penjaksi-penjaksi mata seperti murid- murid Jesus, chususnja sepandjang dua tahun tahanan Paulus di Sesarea. Ada jang beranggapan, dan memang ada kemungkinan, bahwa waktu itu ia djuga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Ibu Jesus dan kaum keluarga Joanes Pemandi, atau imam-imam dari kalangan mereka, untuh berwawantjara dengan mereka tentang masa ke-kanak-kanak-an Jesus. Tetapi sebab kedua bab pertama dari Indjil ini sangat bertjorak lbrani, lain sekali dari karangan selandjutnja, maka agah terang bahwa Lukas mengambil bahannja dari sumber-sumber tertulis dalam bahasa Ibrani djuga. Itu chususnja mengenai madah-madah jang terdapat dalam kedua bab itu. Barangkali Lukas segan mengolah bahan-bahan itu dalam bahasa Junani jang murni, supaja djangan kiranja kehilangan suasana asli jang penuh kegembiraan halus dan sutji atas fadjar keselamatan jang mulai menjingsing.
Jesus dalam Indjil ketiga tidak berbeda dengan Jesus seperti Ia digambarkan dalam karangan-karangan jang lain; hanja ada segi-segi jang istimewa berkesan pada Lukas dan sebab itu ditondjolkannja. Misalnja sikap Jesus terhadap orang- orang ketjil, jang menderita, jang bertjatjat atau dalam kesusahan manapun djuga. Ia bukan menolong mereka sadja, melainkan melakukan itu dengan perasaan tjinta jang sungguh-sungguh dan halus, penuh penghargaan dan hormat. Betapa mengharukan misalnja iba-kasihan Jesus terhadap wanita djanda jang kematian putera-tunggalnja, di Naim (7:11-17).
Jang chususnja ditondjolkan Lukas lagi, ialah kemurahan, penghargaan dan hormat Jesus kepada orang-orang berdosa. la tahu bahwa kebanjakan mereka pada dasar hati orang baik, jang dapat diinsjafkan akan dosanja, sehingga bertobat. Lukas satu-satunja jang menurunkan kepada kita beberapa tjeritera dan perumpamaan pertobatan orang-orang berdosa, jang merawankan dan memurnikan hati tiap-tiap pembatja jang luhur hati, dan sanggup memulihkan penghargaan diri dan memberikan harapan tiap-tiap orang jang merasa dirinja berdosa, termasuk kita sendiri. Batjalah dan renungkanlah tjeritera wanita djalang (7:36-58); anak hilang (15:11-52); pemungut bea (18:9-14); Zacheus (19:1-10). Dan dimana sadja terdapat suatu kesempatan, Lukas gemay menundjukkan, bahwa usaha penjelamatan Jesus dan tjinta kemanusiaannja meliputi seluruh bangsa manusia. Meskipun ia pernah berkata, bahwa tugasnja terbatas pada bangsa Israel (dalam arti bahwa ia harus mendasarkan Keradjaan Allah jang baru diantara mereka), namun Ia baik hati, penuh penghargaan dan hormat djuga kepada tiap orang "kafir" jang bertemu dengannja, dan Ia menolong tiap-tiap mereka jang minta ditolong.
Suatu kechususan Lukas lagi ialah minatnja terhadap wanita-wanita sutji jang herperanan dalam Indjil. Memang setjara istimewa kepada Bunda Maria, tetapi bagaimana pula ia dengan satu dua kata tahu memudji keluhuran Elisabet, Anna, Marta dan saudarinja Maria, wanita-wanita jang mengikuti Jesus dari Galilea dan melajaniNja, Maria Magdalena jang mengikuti Jesus sampai dikaki salib, wanita Jerusalem jang menangisi Jesus jang sedailg memikul salibnja, dan wanita-wanita jang memandang dari djauh.
Lukas pula lebih dari Mateus dan Markus merasa tertarik kepada hidup kebatinan Jesus, jaitu hubunganNja dengan BapaNja dalam berdoa, dan peranan Roh Kudus dalam hidupNja. Mengenai pergaulan dengan BapaNja, baiklah kita batja dan merenungkan misalnja 3:21; 5:16; 6:12; 9:18; 9:28, dan mengenai hubunganNja dengan Roh Kudus 1:15,55,41,67; 2:25-27; 4:1,14,18; 10:21; 11:15; 14:49. Dan Lukas pula jang sangat menekankan adjaran dan adjakan Jesus, supaja kitapun asjik berdoa dengan penuh pengharapan. Batjalah 11:1-13; 18:1-5; 18:10-14.
Suatu tjiri karangan Lukas jang menjolok lagi, ialah kehalusan perasaannja.
Kalau dibandingkan dengan Mateus dan Markus, Lukas sering sekali meninggalkan
segala bahan, segi-segi peristiwa atau ungkapan-ungkapan, jang mungkin
menjinggung perasaan pembatja-pembatja chususnja jang bukan Jahudi, ataupun
jang inunakin merendahkan adjaran-adjaran Indjil dan tokoh-tokoh sutji dalam
mata mereka. Kalau misalnja ia mengambil alih dari Markus, ia bukan sadja sering
memperbaiki babasanja, melainkan djuga memperhalus gaja bahasanja. Lukas lebih
suka memudji dari pada mengeritik. la nampak segan mengambil alih tjatatan-
tjatatan tentang kurang pengertian dan kelemahan watak rasul-rasul sebelum
Pentekosta, jang djustru ditondjolkan dalam Markus, tentu sadja berdasarkan
tjeritera-tjeritera Petrus. Demikian pula ia mengbindarkan utjapan atau lukisan
segi-segi sikap Jesus, jang barangkali dapat dianggap sebagai suatu kelemahan
pada pribadi Jesus. Bandingkanlah misalnja Mk. 1:45 dengan Lk. 5:14; Mk. 3:5
dengan Lk. 6:10; MI. 9:56 lagi 10:16 dengan Lk. 9:47-48 lagi 18:16; Mk. 14:53-34
dengan Lk. 22:40-41. Tetapi betapapun halus perikemanusiaan Lukas, namun
sedikitpun tidak ia melemahkan sabda Jesus mengenai tuntutan dan sjarat-sjarat
jang harus dipenuhi murid-murid Jesus, jaitu segala penganutnja. Kata
penjalahannja terhadap para pentjinta mamon lebih keras dari pada ungkapan
Mateus terhadap mereka. Djuga menurut Lukas tuntutan dasar dari Keradjan Allah,
ialah roh kemiskinan, apa djuga berarti sikap rendah hati. Lih.
BIS: Lukas (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH LUKAS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Lukas mengemukakan Yesus sebagai Raja Penyelamat yang
dijanjikan Allah untuk I
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH LUKAS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Lukas mengemukakan Yesus sebagai Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah untuk Israel dan untuk seluruh umat manusia. Dalam bukunya ini Lukas menulis bahwa Yesus telah diberi tugas oleh Roh Tuhan untuk menyiarkan Kabar Baik dari Allah kepada orang miskin. Kabar Baik ini penuh dengan perhatian terhadap orang-orang dengan berbagai-bagai kebutuhan. Nampak pula suatu nada sukacita dalam buku Lukas ini, terutama pada pasal-pasal pertama mengenai kedatangan Yesus, kemudian pada bagian penutupnya juga mengenai terangkatnya Yesus naik ke surga. Kisah tentang tumbuhnya dan tersebarnya agama Kristen setelah Yesus naik ke surga diceritakan juga oleh penulis buku ini di dalam buku Kisah Rasul-rasul.
Bagian 2 dan 6 (lihat Isi buku di bawah ini) berisi banyak unsur cerita yang hanya terdapat dalam buku Kabar Baik ini. Misalnya, cerita tentang nyanyian para malaikat serta kunjungan para gembala pada saat kelahiran Yesus, Yesus di Rumah Tuhan ketika masih anak-anak, dan juga perumpa maan tentang Orang Samaria yang baik hati dan Anak yang hilang. Buku ini sangat menekankan juga hal doa, Roh Allah, peranan wanita dalam pelayanan Yesus dan pengampunan dosa oleh Allah.
Isi
- Pendahuluan
Luk 1:1-4 - Kelahiran dan masa kanak-kanak dari Yohanes Pembaptis dan Yesus
Luk 1:5-2:52 - Pelayanan Yohanes Pembaptis
Luk 3:1-20 - Baptisan Yesus dan cobaan terhadap diri-Nya
Luk 3:21-4:13 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Luk 4:14-9:50 - Dari Galilea ke Yerusalem
Luk 9:51-19:27 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Luk 19:28-23:56 - Kebangkitan Yesus dari kematian, penampakan diri-Nya
dan terangkat-Nya ke surga
Luk 24:1-53
Ajaran: Lukas (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Injil Lukas, orang-orang Kristen mengerti sejarah
kehidupan Tuhan Yesus sebagai manusia, mulai dari silsilah kelah
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Injil Lukas, orang-orang Kristen mengerti sejarah kehidupan Tuhan Yesus sebagai manusia, mulai dari silsilah kelahiran-Nya sampai kepada kematian-Nya. Dan mengenal akan kehidupan Tuhan Yesus sebagai manusia yang sejati dan suci, penuh kesederhanaan dan ketulusan hati, sebagai teladan mereka dalam hidup kekristenan.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 62 SM.
Penerima : Theofilus (artinya sahabat Allah) Dan juga kepada orang-orang yang percaya pada Yesus.
Isi Kitab: Injil Lukas terdiri atas 24 pasal. Isi Injil ini menjelaskan kasih karunia Allah bagi segala bangsa. Orang-orang yang dipandang rendah oleh dunia, tidak dipandang rendah oleh Allah, seperti kaum wanita dan juga orang-orang miskin. Di dalam Injil ini juga nampak kesucian, kesederhanaan, dan keluhuran budi Tuhan Yesus sebagai manusia sejati. Bagi orang Kristen Tuhan Yesus adalah satu-satunya teladan sempurna. Karena itu, orang Kristen dipanggil untuk hidup seperti Yesus hidup.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Lukas
_Bagian Pertama_
Pengajaran tentang Yesus Kristus sebagai anak manusia, yang dibuktikan dengan perasaan dan sikap yang diperlihatkannya terhadap orang-orang yang dianggap rendah oleh masyarakat
Pendalaman
- Bacalah pasal Luk 7:13. Nats ini menceritakan tentang seorang janda yang kematian anaknya. Tuhan Yesus yang melihat kesedihan janda itu, merasa kasihan sehingga ia menghidupkan anak yang sudah mati itu. Hal ini membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah manusia sejati dan juga Allah sejati. Selain itu ayat ini juga mengajarkan setiap orang percaya untuk mengasihi orang lain. _Tanyakan_: pernahkah saudara mengasihi orang lain?
- Bacalah pasal Luk 7:37-50. Tuhan Yesus memperhatikan dan mengampuni wanita berdosa yang bertobat.
- Bacalah pasal Luk 10:25-37. Bagian ini menjelaskan perumpamaan Tuhan Yesus, tentang seorang Samaria yang lebih baik hati dari para imam Yahudi. Hal ini mengajarkan kepada setiap orang Kristen untuk mengasihi dengan tidak memandang suku bangsa, atau kaya miskin. Sudahkah saudara menolong orang lain?
- Bacalah pasal Luk 15:1-7. Tuhan Yesus bergaul dengan para pemungut cukai, karena mereka mau mendengarkan perkataan Tuhan Yesus dan bertobat dari perbuatan pemerasan yang mereka lakukan.
- Bacalah pasal Luk 16:20-21. Bagian ini membuktikan bahwa Tuhan Yesus mengasihi semua manusia, sampai kepada para pengemis. Bagaimanakah dengan kasih saudara? Apakah saudara mengasihi orang-orang yang dapat memberikan sesuatu kepada saudara saja?
- Bacalah pasal Luk 17:12. Bagian ini menjelaskan bahwa Tuhan Yesus mengasihi dan memperhatikan orang-orang sakit. Apakah yang saudara lakukan terhadap seorang saudara/anggota/jemaat yang sedang sakit lagi miskin?
- Bacalah pasal Luk 23:40-43. Tuhan Yesus memperhatikan seorang penjahat dan juga mengampuni dosanya, karena ia mau bertobat.
_Bagian Kedua_
Tuhan Yesus sebagai anak manusia, memberikan teladan dalam kehidupan doa, khususnya berhubungan dengan peristiwa/kegiatan penting
Pendalaman
- Ia berdoa di saat pembaptisan (Luk 3:21).
- Ia berdoa sesudah mujizat-mujizat dilaksanakan (Luk 5:15-16).
- Ia berdoa sebelum memilih murid-murid-Nya (Luk 6:12).
- Ia berdoa sebelum memberikan nubuat pertama tentan penderitaan-Nya (Luk 9:18-22).
- Ia berdoa pada saat permuliaan-Nya di bukit (Luk 9:29).
- Ia berdoa di saat ketujuh puluh murid-Nya kembal (Luk 10:17-21).
- Ia berdoa sebelum mengajar murid-murid-Nya tentang car berdoa (Luk 11:1).
- Ia berdoa di Taman Getsemani menjelang penderitaan-Ny (Luk 22:39-46).
- Ia berdoa di atas salib (Luk 23:34,46).
Tuhan Yesus selalu berdoa dalam setiap keadaan dan keperluan, maka apakah yang saudara lakukan pada saat-saat menghadapi keperluan/kepentingan dalam hidup?
_Bagian Ketiga_
Tuhan Yesus sebagai anak manusia, mengasihi semua manusia di dunia
Pendalaman
Bacalah pasal Luk 3:6; 24:46-53. Bagian ini menjelaskan, bahwa keselamatan adalah untuk setiap manusia yang percaya pada Tuhan Yesus. Dengan demikian setiap orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus, haruslah juga memberitakan keselamatan itu kepada orang lain. Berdasarkan pasal Luk 24:47-48, siapakah yang bertugas untuk meneruskan berita pengampunan dosa ini kepada semua manusia? Sudahkah saudara menginjili?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Lukas jelaslah kita lihat bahwa Tuhan Yesus adalah Anak Manusia sejati, yang dibuktikan melalui kehidupan-Nya sehari-hari.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Lukas?
- Apakah pokok pengajaran Injil Lukas?
- Buktikanlah bahwa Yesus Kristus adalah anak manusia?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima dari mempelajari Injil Lukas?
Intisari: Lukas (Pendahuluan Kitab) Yang paling manusiawi dari semua Injil
SIAPA PENULIS INJIL LUKAS?Injil ini ditulis oleh seorang dokter yang bernama Lukas, seorang teman dan rekan se
Yang paling manusiawi dari semua Injil
SIAPA PENULIS INJIL LUKAS?
Injil ini ditulis oleh seorang dokter yang bernama Lukas, seorang teman dan rekan sekerja rasul Paulus (Kol 4:14; File 24 dan 2Tim 4:11). Lukas sendiri bukanlah seorang saksi mata dari kehidupan Yesus (Luk 1:1-4). Tradisi mengatakan bahwa ia seorang bukan Yahudi, berstatus bujangan dan hidup sampai usia delapan puluh empat tahun.
MENGAPA INJIL INI DITULIS?
Lukas mempunyai beberapa tujuan:
1. Ia ingin menulis kisah kehidupan Yesus secara teratur yang berdasarkan bukti dari saksi mata yang benar (Luk 1:1-4).
2. Ia ingin mencatat permulaan dan perkembangan Kekristenan, yang dikerjakannya dalam dua bagian. Kisah para Rasul merupakan buku kedua. Lukas menunjukkan bagaimana Allah bekerja di sepanjang sejarah dan khususnya mengenai cara bagaimana para pengikut Yesus dengan cepat tersebar dari Galilea ke Roma.
3. Ia ingin menyatakan bahwa Yesus adalah Juruselamat bagi semua golongan manusia dan bukan hanya bagi sekelompok orang.
4. Ia ingin menunjukkan kepada para penguasa Romawi bahwa Kekristenan bukanlah ancaman bagi tatanan politik yang baik.
SIAPA SAJA PEMBACA INJIL LUKAS?
1. Lukas menujukan Injilnya kepada Teofilus (Luk 1:3), yang boleh jadi adalah seorang bukan Yahudi dari golongan menengah atas yang sudah bertobat dan menjadi Kristen. Namanya berarti 'dikasihi Allah', tetapi selain itu tidak ada lagi yang kita ketahui tentang dia.
2. Disamping itu Lukas berharap mendapatkan sidang pembaca yang lebih luas, yang mencakup orang-orang bukan Yahudi lainnya dan mungkin khususnya para aparat pemerintahan Romawi.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Cara Lukas bercerita tak ada bandingannya. Kemampuannya menyusun kata-kata tampak dalam gaya bahasa Yunaninya yang sangat baik.
2. Lukas juga lebih tertarik dengan kehidupan manusiawi Yesus dan lebih banyak bercerita mengenai awal hidup dan masa kanak-kanak Yesus dibanding dengan Injil-injil lainnya.
3. Dalam hal-hal lain, Injil Lukas juga lebih lengkap mencatat lebih banyak perumpamaan, kisah tentang banyak orang, serta kebangkitan Yesus dibanding dengan Injil lainnya.
4. Lukas lebih menunjukkan perhatiannya kepada pribadi-pribadi, khususnya anak-anak dan orang-orang yang tersingkir dari masyarakat, daripada para penulis Injil lainnya.
5. Lukas juga mempunyai perhatian khusus lainnya, sebagai contoh tentang: doa, Roh Kudus dan tema sukacita.
Pesan
1. Kabar baIk tentang keselamatan.Berita dari Lukas ialah bahwa Allah telah datang untuk menyelamatkan manusia
dari dosa dan keadaan mereka.
o Allah adalah Juruselamat. Luk 1:47
o Kristus dilahirkan untuk menyelamatkan. Luk 2:11, 30; 3:6
o Dia datang untuk menyelamatkan yang hilang. Luk 19:9, 10
o Keselamatan datang oleh iman. Luk 7:50;8:12
o Keselamatan berarti kehilangan nyawa sekarang. Luk 9:24
o Keselamatan dimungkinkan karena Kristus tidak menyelamatkan diri-Nya sendiri. Luk 23:35-43
o Keselamatan tersedia saat ini. Luk 4:21; 19:9
2. Kabar baik tentang Kerajaan Allah.
Bagian pusat Injil Lukas (Luk 9:51-19:44) banyak
berbicara mengenai Kerajaan Allah yang menjadi pusat dari khotbah Yesus. Luk 4:43; 8:1
o Kerajaan Allah itu kekal. Luk 1:33
o Kerajaan Allah milik orang yang miskin. Luk 6:20
o Murid-murid-Nya harus memberitakan
o Kerajaan Allah. Luk 9:2, 11
o Kepentingan Kerajaan Allah harus didahulukan. Luk 9:60-62; 12:31
o Umat harus berdoa untuk Kerajaan Allah. Luk 11:2
o Kerajaan Allah adalah anugerah dari Allah. Luk 12:32; 22:29
o Kerajaan Allah seperti... Luk 13:18-30
o Orang kaya sukar untuk masuk. Luk 18:18-30
o Kerajaan Allah sudah dekat sekarang. Luk 10:9, 11; 11:20; 17:20, 21
o Tetapi, Kerajaan Allah juga akan datang. Luk 24:31
3. Kabar baik terlIhat dalam diri Yesus.
Kabar baik bukanlah suatu dongeng atau cerita anak-anak tetapi didukung oleh
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Yesus.
o Sejarah itu penting. Luk 1:1-4
o Allah telah merencanakannya sejak dahulu kala. Luk 3:23-38
o Allah bekerja di dalam kehidupan Yesus.
Banyak saksi mata melihatnya:
- pada saat kelahiran-Nya. Luk 2:30
- pada saat Yesus dibaptis. Luk 3:22
- dalam mukjizat-mukjizat yang dilakukan-Nya. Luk 4:36; 7:16
- dalam kematian-Nya. 23:39-49
- dalam kebangkitan-Nya. Luk 24:1-49 Yesus masih bekerja melalui murid-murid-Nya. Luk 24:48
Yesus sedang bekerja di seluruh dunia. Yerusalem hanyalah permulaan saja. Luk 24:47
Penerapan
Berita Injil Lukas dapat diterapkan kepada dua golongan utama:1. Kepada mereka yang tidak percaya kepada Yesus.
Percaya kepada Yesus berarti:
o mempercayai kesaksian sejarah
o mengenaI pengampunan Allah
o mampu untuk hidup baru
o ikut ambil bagian dalam Kerajaan Allah
o tidak menuntut segala yang terbaik atau terhormat
o dituntut untuk rendah hati dan mau mengorbankan segalanya bagi Yesus
o mendapat anugerah besar pada masa yang akan datang
2. Kepada mereka yang percaya sungguh-sungguh kepada Yesus. Iman kepada Yesus
berarti Anda harus:
o bersukacita dan bersyukur dalam kehidupan
o meneladani kasih Yesus kepada semua orang
o ikut ambil bagian dalam penyebaran kabar baik tentang Kerajaan Allah.
o "mematikan" diri sendiri setiap hari
o berdoa seperti yang diajarkan Yesus
o menjadikan Kerajaan Allah prioritas Anda yang jelas
o percaya bahwa Allah mengendalikan dunia
Tema-tema Kunci
Inilah sebagian dari ajaran-ajaran penting dalam Injil Lukas: 1. Doa. Lukas sering berbicara tentang kehidupan doa Yesus: Luk 3:21; 5:16; 6:12; 9:18-22, 29; 10:17-21; 11:1; 22:39-46; 23:34, 46. Ia juga mencatat perumpamaan-perumpamaan Yesus tentang doa: Luk 11:5-13; 18:1-8. Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat tersebut tentang kapan Anda harus berdoa, bagaimana berdoa dan apa yang didoakan?
2. Roh Kudus. Lukas menekankan pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan Yesus. Tulislah saat-saat dalam kehidupan Yesus ketika Roh Kudus disebut: contoh Luk 1:35; 4:1, 14, 18; 10:21, 22; 24:49. Apa yang diajarkan dalam ayat-ayat ini mengenai Roh Kudus?
3. Pujian dan sukacita. Injil Lukas diawali dengan sejumlah lagu pujian: Luk 1:46-55, 68-79; 2:14; dan Luk 2:29- 32. Sebutkan bagian-bagian lain dalam Injil yang berbicara tentang sukacita. 4. Pengampunan. Pada dasarnya kabar baik berisi berita tentang pengampunan dosa. Mengapa pengajaran Yesus mengenai pengampunan menimbulkan perubahan secara besar-besaran? Pelajarilah dengan saksama apa yang Yesus katakan mengenai pengampunan dalam: Luk 5:17-25; 6:37; 7:36-50; 11:4; 17:3-4; 23:34; 24:47.
5. Uang. Lukas lebih banyak berbicara mengenai uang dibandingkan dengan Injil-injil lainnya dan menempatkan masalah orang miskin secara khusus. Lagi-lagi pesannya sangat revolusioner. Carilah ajaran tersebut dalam ayat-ayat berikut: Luk 1:53; 4:18; 6:20; 12:13-34; 15.8-10; 16:1-15, 19-31; 18:1-14; 19:1-27; 20:19-26.
6. Wanita dan anak-anak. Catatlah mengenai beberapa wanita yang terdapat dalam Injil Lukas. Masyarakat pada zaman Yesus biasanya tidak menganggap bahwa wanita layak mendapat banyak perhatian. Tetapi, Lukas menekankan mengenai kasih Allah terhadap semua orang bahkan terhadap wanita, orang-orang yang tersingkir dan anak-anak. Pelajarilah ayat-ayat tentang anak-anak berikut ini dan buatlah ringkasan dari ajaran yang terdapat di dalamnya: Luk 8:40-56; 9:37-43, 46-48; 18:15-17.
Garis Besar Intisari: Lukas (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Luk 1:1-4
[2] MASA MUDA SANG JURUSELAMAT Luk 1:5-4:13
Luk 1:5-25Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis
Luk 1:26-
[1] PENDAHULUAN Luk 1:1-4
[2] MASA MUDA SANG JURUSELAMAT Luk 1:5-4:13
Luk 1:5-25 | Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis |
Luk 1:26-38 | Pemberitahuan tentang kelahiran Yesus |
Luk 1:39-56 | Kunjungan Maria ke rumah Elizabet |
Luk 1:57-80 | Kelahiran Yohanes Pembaptis |
Luk 2:1-38 | Kelahiran Yesus |
Luk 2:39-52 | Masa kanak-kanak Yesus |
Luk 3:1-22 | Khotbah Yohanes Pembaptis |
Luk 3:23-38 | Silsilah Yesus |
Luk 4:1-13 | Pencobaan Yesus |
[3] SANG JURUSELAMAT DI GALILEA Luk 4:14-9:50
Luk 4:14-30 | Yesus memulai pelayanan-Nya |
Luk 4:31-44 | Yesus menyembuhkan di Kapernaum |
Luk 5:1-26 | Yesus melakukan mukjizat |
Luk 5:27-39 | Panggilan dan di rumah perjamuan |
Luk 6:1-11 | Lewi Perdebatan mengenai hari Sabat |
Luk 6:12-16 | Yesus memilih murid-murid-Nya |
Luk 6:17-49 | Yesus berkhotbah di depan orang banyak |
Luk 7:1-17 | Mukjizat kesembuhan dan kebangkitan orang mati |
Luk 7:18-35 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes terjawab |
Luk 7:36-50 | Seorang pelacur menyembah Yesus |
Luk 8:1-21 | Mengajar firman Allah |
Luk 8:22-56 | Tiga mukjizat lagi |
Luk 9:1-6 | Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk misi penginjilan |
Luk 9:7-9 | Reaksi Herodes terhadap Yesus |
Luk 9:10-17 | Pemberian makan kepada lima ribu orang |
Luk 9:18-27 | Yesus menanyakan pertanyaan yang penting |
Luk 9:28-36 | Transfigurasi (perubahan rupa) Yesus |
Luk 9:37-50 | Yesus berbicara dengan murid-murid-Nya |
[4] SANG JURUSELAMAT PERGI KE YERUSALEM Luk 9:51-19:44
Luk 9:51-62 | Harga yang harus dibayar untuk mengikut Yesus |
Luk 10:1-24 | Pengutusan tujuh puluh murid |
Luk 10:25-37 | Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik |
Luk 10:38-42 | Maria dan Marta |
Luk 11:1-13 | Ajaran tentang doa |
Luk 11:14-36 | Ajaran tentang roh-roh dan tanda-tanda |
Luk 11:37-54 | Kecaman terhadap orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat |
Luk 12:1-59 | Mengajar orang banyak |
Luk 13:1-9 | Kecuali jika engkau bertobat... |
Luk 13:10-17 | Seorang wanita cacat disembuhkan |
Luk 13:18-30 | Kerajaan Allah itu seperti... |
Luk 13:31-35 | Yerusalem dan para nabi |
Luk 14:1-24 | Makan malam bersama seorang Farisi |
Luk 14:25-35 | Harga yang harus dibayar untuk menjadi seorang murid |
Luk 15:1-32 | Tiga kisah tentang yang hilang |
Luk 6:1-31 | Ajaran tentang uang |
Luk 17:1-10 | Ajaran tentang pelayanan |
Luk 17:11-19 | Penyembuhan sepuluh orang kusta |
Luk 17:20-37 | Kedatangan Kerajaan Allah |
Luk 18:1-17 | Ajaran mengenai keadilan dan kerendahan hati |
Luk 18:18-34 | Yesus bertemu dengan seorang penguasa muda yang kaya-raya |
Luk 18:35-43 | Mata seorang pengemis dicelikkan |
Luk 19:1-10 | Yesus bertemu Zakheus |
Luk 19:11-27 | Perumpamaan tentang uang mina |
Luk 19:28-44 | Masuk ke Yerusalem |
[5] JURUSELAMAT DI YERUSALEM Luk 9:45-24:53
Luk 19:45-21:4 | Yesus mengajar di Bait Allah |
Luk 21:5-38 | Yesus berbicara mengenai akhir zaman |
Luk 22:1-38 | Perjamuan Malam Terakhir |
Luk 22:39-53 | Kejadian di taman Getsemani |
Luk 22:54-62 | Penyangkalan Petrus |
Luk 22:63-23:25 | Pengadilan atas Yesus |
Luk 23:26-56 | Penyaliban dan penguburan |
Luk 24:1-49 | Kebangkitan |
Luk 24:50-53 | Kenaikan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi