
Teks -- 1 Timotius 4:1 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Tim 4:1
Full Life: 1Tim 4:1 - ADA ORANG YANG AKAN MURTAD.
Nas : 1Tim 4:1
Roh Kudus dengan jelas telah menyatakan bahwa di waktu kemudian akan
muncul kemurtadan dari iman pribadi terhadap Kristus
...
Nas : 1Tim 4:1
Roh Kudus dengan jelas telah menyatakan bahwa di waktu kemudian akan muncul kemurtadan dari iman pribadi terhadap Kristus
(lihat art. KEMURTADAN PRIBADI)
dan kebenaran Alkitab (bd. 2Tes 2:3; Yud 1:3-4).
- 1) Di dalam gereja akan muncul hamba-hamba Tuhan yang karunianya luar
biasa dan diurapi dengan heran oleh Allah. Ada yang akan melakukan
hal-hal yang luar biasa bagi Allah dan memberitakan Injil dengan
efektif, tetapi mereka akan murtad dari iman dan berangsur-angsur akan
mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran palsu. Karena urapan dan semangat
bagi Allah yang dahulu, banyak orang akan tersesat oleh mereka
(lihat art. KESENGSARAAN BESAR).
- 2) Banyak orang percaya akan murtad dari iman karena mereka gagal
mengasihi kebenaran (2Tes 2:10) dan melawan berbagai kecenderungan
yang berdosa pada akhir zaman (bd. Mat 24:5,10-12;
lihat cat. --> 2Tim 3:2;
lihat cat. --> 2Tim 3:3).
[atau ref. 2Tim 3:2-3]
Demikianlah, Injil yang sudah diputarbalikkan oleh para pendeta dan pembina yang berkompromi akan mengalami sedikit perlawanan dalam banyak gereja (1Tim 4:1; 2Tim 3:5; 4:3;lihat cat. --> 2Kor 11:13).
[atau ref. 2Kor 11:13]
- 3) Popularitas ajaran-ajaran yang tidak alkitabiah terutama akan
disebabkan karena Iblis memimpin pasukan setan dalam perlawanan yang
lebih hebat terhadap pekerjaan Tuhan. Kedatangan Kristus yang kedua kali
akan didahului oleh peningkatan satanisme, spiritisme, okultisme,
kerasukan setan, dan penipuan setan dalam dunia dan dalam gereja
(Ef 6:11-12;
lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN; dan
lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS).
- 4) Perlindungan orang percaya terhadap penipuan semacam itu meliputi kesetiaan mutlak kepada Allah dan Firman-Nya yang terilham dan pengetahuan bahwa orang dengan kharisma dan urapan dapat tertipu dan kemudian menipu orang lain dengan campuran kebenaran dan kesalahan. Kesadaran ini harus disertai kerinduan yang sungguh dalam hati seorang percaya untuk melakukan kehendak Allah (Yoh 7:17) serta hidup dalam kebenaran dan takut akan Allah (Mazm 25:4-5,12-15).
- 5) Orang percaya hendaknya jangan berpikir bahwa karena kemurtadan umum terdapat di kalangan Kristen pada akhir zaman maka kebangunan rohani yang sejati tak dapat terjadi atau pekabaran Injil menurut pola PB tidak dapat berhasil. Allah telah berjanji bahwa "di hari-hari terakhir" Ia akan menyelamatkan semua orang yang berseru kepada nama-Nya dan memisahkan diri mereka dari angkatan yang rusak ini (Kis 2:16-21,33,38-40; 3:19), dan mencurahkan Roh-Nya atas mereka.
Jerusalem -> 1Tim 4:1
Jerusalem: 1Tim 4:1 - -- Mengenai masa percobaan menjelang akhir zaman, lihat juga 2Te 2:3-12; 2Ti 3:1; 4:3-4; 2Pe 3:3; Yud 18; bdk Mat 24:6 dst dsj; Kis 20:29-30. Tetapi oleh...
Mengenai masa percobaan menjelang akhir zaman, lihat juga 2Te 2:3-12; 2Ti 3:1; 4:3-4; 2Pe 3:3; Yud 18; bdk Mat 24:6 dst dsj; Kis 20:29-30. Tetapi oleh karena zaman terakhir sudah dimulai, 1Ti 2:6; Rom 3:26+; Mar 1:15+, maka masa percobaan itu boleh dianggap sudah mulai juga, bdk 1Ko 7:26; Efe 5:16; 6:13; Yak 5:13; 1Yo 2:18; 4:1,3; 2Yo 7.
Ref. Silang FULL -> 1Tim 4:1
Ref. Silang FULL: 1Tim 4:1 - Tetapi Roh // waktu-waktu kemudian // roh-roh penyesat · Tetapi Roh: Yoh 16:13; Kis 8:29; Kis 8:29; 1Kor 2:10
· waktu-waktu kemudian: 2Tim 3:1; 2Pet 3:3
· roh-roh penyesat: Mr 13:5; Mr...

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe: 1Tim 2:1--6:2 - -- II. Sejumlah Nasihat dan Pengajaran Kepada Gereja Tentang Allah yang Hidup (2:1-6:2).
Pokok-pokok yang dibahas oleh Paulus di dalam bagian ini mudah ...
II. Sejumlah Nasihat dan Pengajaran Kepada Gereja Tentang Allah yang Hidup (2:1-6:2).
Pokok-pokok yang dibahas oleh Paulus di dalam bagian ini mudah dilihat, sebagaimana kentara dari garis besar umumnya. Yang tidak terlalu jelas kelihatan ialah pokok pandangan yang menentukan pemilihan topik-topik tersebut serta urutan pembahasannya. Ide utama dari surat ini ialah pemeliharaan iman dan kesaksian. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan bahwa pada bagian tengah surat ini terdapat paragraf yang menyajikan Gereja sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran, sebagai alat yang mempertahankan dan menyebarkan amanat Injil (lihat Pendahuluan, Struktur dan Tema I Timotius). Sesudah paragraf ini, yaitu pada 4:6, muncul dengan pembagian dengan sendirinya. Hingga 4:6 Paulus tampaknya membahas berbagai aspek dari kesaksian seluruh Gereja. Sesudah ayat ini Paulus berbicara kepada perseorangan dan golongan-golongan perseorangan tertentu sambil mengarahkan nasihat-nasihatnya kepada masalah kesaksian.

Wycliffe: 1Tim 4:1-5 - -- 3) Peringatan Nabi tentang Doktrin Palsu (4:1-5).
Gnostik, yang salah satu ciri khasnya adalah askese yang dilukiskan di bagian ini, membanjiri gerej...
3) Peringatan Nabi tentang Doktrin Palsu (4:1-5).
Gnostik, yang salah satu ciri khasnya adalah askese yang dilukiskan di bagian ini, membanjiri gereja pada abad kedua. dan tidak diragukan lagi sudah tampak ketika Paulus menulis surat ini.

Wycliffe: 1Tim 4:1 - Iman // a // tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya 1. Iman. Doktrin yang benar tentang Kristus, yang bertentangan dengan ajaran Iblis. Rincian lebih jauh mengenai sifat dan cara yang dipakai para guru ...
1. Iman. Doktrin yang benar tentang Kristus, yang bertentangan dengan ajaran Iblis. Rincian lebih jauh mengenai sifat dan cara yang dipakai para guru palsu dijumpai dalam II Petrus 2 dan Yudas. 2, 3a. Ciri khas dari guru palsu kelihatan dari tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka, serta sikap yang palsu terhadap hal-hal yang indah dalam hidup ini: pernikahan dan makanan.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Tim 4:1-5
Matthew Henry: 1Tim 4:1-5 - Kemurtadan Dinubuatkan dan Kemerdekaan Kristen
Di dalam pasal ini Rasul Paulus menubuatkan tentang,
I. Kemurtadan yang mengerikan (ay. 1-3).
II. Ia memberi penjelasan mengenai kemer...
- Di dalam pasal ini Rasul Paulus menubuatkan tentang,
Kemurtadan Dinubuatkan dan Kemerdekaan Kristen (4:1-5)
- Di sini kita dapati sebuah nubuat Rasul Paulus tentang kemurtadan yang akan terjadi di waktu-waktu kemudian, yang pernah ia katakan sebagai sesuatu yang pasti akan datang dan harus diyakini adanya di antara orang Kristen (2Tes. 2).
- I. Di bagian penutup pasal sebelumnya, kita dapati ringkasan rahasia ibadah kita. Oleh karena itu sangat tepat jika pada permulaan pasal ini kita temukan juga rahasia kejahatan diuraikan singkat: Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad dari iman. Roh yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus adalah Roh dalam Perjanjian Lama, atau Roh di dalam nabi-nabi Perjanjian Baru, atau keduanya. Baik nubuat-nubuat mengenai antikristus maupun nubuat-nubuat mengenai Kristus berasal dari Roh. Roh di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berbicara dengan jelas mengenai kemurtadan umum dari iman kepada Kristus dan ibadah yang sejati kepada Allah. Hal ini akan terjadi di waktu-waktu kemudian, selama masa penyelenggaraan Kristen, sebab masa-masa ini disebut waktu-waktu kemudian, masa-masa berikutnya dari gereja, sebab rahasia kejahatan ini sudah mulai bekerja sekarang ini. Ada orang yang akan murtad dari iman, atau akan ada yang mundur dari iman. Sebagian orang, tidak semuanya. Sebab, di waktu-waktu yang paling buruk sekalipun Allah tetap memiliki suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. Mereka akan murtad dari iman, iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus (Yud. 1:3), yang telah disampaikan sekaligus, yaitu ajaran yang benar dari Injil. Mereka lalu mengikuti roh-roh penyesat, yaitu orang-orang yang mengaku-ngaku dibimbing oleh Roh, namun yang tidak benar-benar dipimpin oleh Roh. Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh (1Yoh. 4:1), yaitu siapa saja yang berpura-pura dibimbing oleh Roh. Nah, amatilah di sini,
- 1. Salah satu contoh kemurtadan yang besar, yaitu memberikan perhatian kepada ajaran-ajaran setan-setan, atau mengenai setan-setan. Yaitu ajaran-ajaran yang mengajarkan penyembahan-penyembahan kepada orang-orang kudus dan malaikat-malaikat, yang dijadikan sebagai ilah-ilah pengantara antara Allah yang kekal dan manusia yang fana. Ilah-ilah ini seperti setan-setan yang dipanggil oleh para penyembah berhala dan disembah mereka. Nah, ada gereja yang dengan jelas menunjukkan kesesuaian dengan hal ini, yang merupakan salah satu dari langkah-langkah pertama menuju kemurtadan besar, seperti penyimpanan berbagai benda peninggalan para martir dengan penuh rasa cinta dan hormat, memberikan penghormatan ilahi kepada benda-benda itu, membangun mezbah-mezbah, membakar ukupan, menguduskan gambar-gambar dan tempat-tempat ibadah, serta memanjatkan doa-doa dan puji-pujian untuk menghormati orang-orang kudus yang sudah meninggal. Penyembahan setan-setan ini merupakan warisan dari bangsa kafir yang dihidupkan kembali, yang adalah suatu gambaran dari binatang yang pertama (di dalam Kitab Wahyu – pen.).
- 2. Alat-alat yang digunakan untuk memajukan dan menyebarluaskan kemurtadan dan khayalan ini.
- (1) Hal itu akan dilakukan dengan memanfaatkan kemunafikan dari orang-orang yang berkata dusta, para kaki tangan dan utusan Iblis, yang memajukan khayalan-khayalan ini dengan dusta dan pemalsuan serta mujizat-mujizat yang palsu (ay. 2). Hal ini dilakukan melalui kemunafikan mereka, dengan mengaku-ngaku menghormati Kristus, namun pada waktu yang sama menyerang semua jabatan-jabatan yang diurapi-Nya, serta merusak semua ketetapan-Nya. Hal ini juga berkaitan dengan kemunafikan orang-orang yang hati nurani mereka seperti diselar dengan besi hangat (ay. 2, TL) atau yang hati nuraninya memakai cap para penyesat atau sudah disesatkan, yaitu orang-orang yang benar-benar telah kehilangan asas-asas utama mengenai kebajikan dan kejujuran akhlak. Jika hati nurani orang sudah disesatkan, maka mereka tidak akan pernah mampu mempertahankan kuasa untuk melakukan kebaikan bagi orang banyak, tidak akan pernah mampu mempertahankan iman terhadap ajaran sesat, tidak akan pernah mampu mempertahankan sisa-sisa rasa kemanusiaan dan belas kasihan dan menyelubungi diri dengan kekejaman yang paling biadab dengan berpura-pura memajukan kepentingan gereja.
- (2) Bagian lain dari ciri mereka adalah bahwa mereka melarang orang kawin. Meskipun perkawinan adalah ketetapan Allah, mereka melarang para pemimpin jemaat untuk menikah, dan berbicara dengan penuh celaan terhadap perkawinan. Mereka juga melarang orang makan makanan tertentu, dan melakukan pantang pada waktu-waktu tertentu sebagai ketetapan agama, hanya untuk melaksanakan kesewenang-wenangan atas hati nurani manusia.
- 3. Secara keseluruhan amatilah di sini,
- (1) Kemurtadan di waktu-waktu kemudian seharusnya tidak mengejutkan kita, karena sebelumnya sudah dinyatakan dengan jelas oleh Roh.
- (2) Roh itu adalah Allah sendiri, kalau tidak Ia tidak akan dapat melihat jauh ke depan dengan pasti kejadian-kejadian yang masih jauh itu, yang bagi kita penuh ketidakpastian dan tidak terduga, tergantung pada watak, suasana hati, dan hawa nafsu manusia.
- (3) Perbedaan antara nubuat Roh dan ramalan-ramalan para dukun penyembah berhala sangat besar sekali. Roh berbicara dengan jelas, sedangkan para dukun penyembah berhala selalu penuh keraguan dan ketidakpastian.
- (4) Sangat menyenangkan untuk merenungkan bahwa tidak semua orang terlibat di dalam kemurtadan itu, melainkan hanya sebagian orang saja.
- (5) Sudah merupakan hal yang lazim bagi para penyesat dan pendusta untuk berpura-pura mengikuti Roh, yang memberikan anggapan kuat bahwa kemungkinan besar hal seperti inilah yang bekerja di antara kita.
- (6) Manusia harus dikeraskan dan hati nuraninya dikeringkan lebih dulu sebelum mereka dapat meninggalkan iman dan ditarik kepada pihak lain bersama mereka.
- (7) Tanda bahwa manusia telah meninggalkan iman adalah ketika mereka memerintahkan orang untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya telah dilarang Allah, seperti penyembahan kepada orang-orang kudus dan malaikat-malaikat atau kepada setan-setan, serta melarang apa yang sebenarnya diperbolehkan atau diperintahkan Allah, seperti perkawinan dan makan.
- II. Sesudah menyebut puasa-puasa mereka yang munafik, Rasul Paulus mengambil kesempatan untuk menguraikan ajaran mengenai kebebasan Kristen, yang kita nikmati di bawah Injil, mengenai memanfaatkan ciptaan Allah yang baik, yaitu apa yang ketika di bawah hukum Taurat ada perbedaan antara makanan yang halal dan haram (seperti jenis-jenis daging yang boleh mereka makan, dan jenis-jenis yang tidak boleh mereka makan), semuanya kini sudah dihapuskan, dan kita tidak boleh menyebut apa pun halal atau haram (Kis. 10:15). Amatilah disini,
- 1. Kita harus memandang makanan kita sebagai sesuatu yang diciptakan Allah. Kita menerimanya dari Dia, dan itulah sebabnya harus kita gunakan untuk Dia.
- 2. Dalam menciptakan hal-hal itu, Allah memberikan perhatian khusus kepada orang yang percaya dan dan yang telah mengenal kebenaran, kepada orang-orang Kristen yang baik, yang memiliki hak perjanjian atas makhluk-makhluk ciptaan itu, sedangkan orang-orang lain hanya memiliki suatu hak umum atas mereka.
- 3. Segala sesuatu yang diciptakan Allah harus diterima dengan pengucapan syukur. Kita tidak boleh menolak karunia-karunia Allah, atau sibuk membuat pembedaan ketika Allah tidak membedakan. Sebaliknya, kita harus menerimanya dan bersyukur, mengakui kuasa Allah, Pencipta dari semua berkat itu, serta mengakui kemurahan hati Allah Sang Pemberi dari semua itu: Karena semua yang diciptakan Allah itu baik, dan suatu pun tidak ada yang haram (ay. 4). Ayat ini dengan jelas membebaskan kita dari semua pembedaan makanan yang ditentukan oleh hukum Taurat, khususnya mengenai daging babi, yang tidak boleh dimakan oleh orang-orang Yahudi, tetapi yang diperbolehkan bagi orang-orang Kristen sesuai dengan ketentuan ini, karena semua yang diciptakan Allah itu baik, dst. Amatilah, makhluk-makhluk ciptaan yang baik dari Allah itu menjadi baik adanya, dan menjadi kebaikan ganda bagi kita, jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa (ay. 5). Sangatlah diinginkan agar ciptaan Allah yang kita pakai untuk nikmati, dikuduskan terlebih dahulu. Nah, sekarang semua makanan itu sungguh telah dikuduskan bagi kita,
- (1) Oleh firman Allah. Bukan saja izin-Nya, yang memberikan kebebasan kepada kita untuk menggunakan makhluk-makhluk ini sebagai makanan, tetapi juga janjinya untuk memberi kita makan dengan makanan yang nyaman bagi kita. Ini berarti kenikmatan yang kita peroleh dari makhluk ciptaan sudah dikuduskan kegunaannya oleh Allah.
- (2) Oleh doa, yang memberkati makanan untuk kita makan. Firman Allah dan doa harus disertakan di dalam semua tindakan dan urusan-urusan kita, dan kemudian kita melakukan semuanya di dalam iman. Amatilah di sini,
- [1] Setiap makhluk ciptaan adalah milik Allah, karena Ia menciptakan segalanya. Sebab punya-Kulah segala binatang hutan (firman Allah), dan beribu-ribu hewan di gunung, dan apa yang bergerak di padang adalah dalam kuasa-Ku (Mzm. 50:10-11).
- [2] Setiap ciptaan Allah itu baik, ketika Allah yang mulia dan mahabahagia melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik (Kej. 1:31).
- [3] Berkat Allah membuat setiap makhluk ciptaan menjadi makanan yang bergizi bagi kita. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Mat. 4:4), dan karena itu tidak boleh ada yang ditolak.
- [4] Itulah sebabnya kita harus memohon berkat-Nya melalui doa, dan dengan demikian menguduskan makhluk-makhluk ciptaan yang kita terima melalui doa.
SH -> 1Tim 3:14--4:5; 1Tim 4:1-10
SH: 1Tim 3:14--4:5 - Identitas jemaat dan tantangannya (Jumat, 1 Desember 2006) Identitas jemaat dan tantangannya
Perilaku para pemimpin dan anggota jemaat dalam kehidupan berjemaat
(2:1-3:13) berkaitan erat dengan identitas ...
Identitas jemaat dan tantangannya
Perilaku para pemimpin dan anggota jemaat dalam kehidupan berjemaat
(2:1-3:13) berkaitan erat dengan identitas jemaat, sebagai
"keluarga (bhs. Yun. rumah tangga) Allah" (3:15). Setiap orang
percaya adalah anggota keluarga Allah melalui iman kepada Kristus
dan kelahiran baru oleh Roh (Gal. 3:26-27), dan keluarga Allah
adalah tempat di mana "Allah yang hidup" itu tinggal (Yos. 3:10).
Kesadaran bahwa Allah yang hidup diam di tengah jemaat-Nya,
seharusnya memperkaya kehidupan kita berjemaat dalam berbagai
aspek dan kegiatan, seperti ibadah, persekutuan, dll.
Jemaat adalah "tiang penopang dan dasar kebenaran." Sebagai tiang penopang, jemaat harus menjunjung tinggi kebenaran agar dunia melihat terang Injil. Sebagai dasar kebenaran, jemaat harus memegang teguh dan mempertahankan Injil Kristus terhadap serangan berbagai ajaran sesat. Esensi "kebenaran" adalah Kristus sendiri (16b), sesuai dengan sebuah pengakuan iman jemaat mula-mula. Baris 1-3 menyatakan inkarnasi Kristus dan pekerjaan-Nya di dunia (Ia menyatakan diri, dibenarkan, disaksikan oleh malaikat); baris 4-6 menyatakan Kristus yang ditinggikan (Ia diberitakan, diimani, dimuliakan). Kristus adalah "rahasia ibadah" kita; kata "ibadah" berulang kali dipakai di surat ini dalam arti "hormat dan takut akan Allah," dan mengacu kepada pola hidup dalam ketaatan kepada-Nya.
Berpegang pada kebenaran Injil adalah satu-satunya cara melawan ajaran sesat, yang tak pernah berhenti mengancam iman dan kehidupan umat Tuhan (4:1-2). Paulus menyangkal ajaran sesat yang menolak karya cipta Allah (3) dengan menegaskan bahwa semua yang Allah ciptakan dan berikan kepada kita adalah baik, termasuk perkawinan dan makanan (4). Semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah yang menciptakan atau meneguhkannya, dan oleh doa syukur kita sebagai pengakuan bahwa pemberian itu berasal dari Allah (5).
Renungkan: Ingat, Kristus adalah citra sempurna Allah yang menjadikan identitas kita harus sesuai dengan-Nya.

SH: 1Tim 4:1-10 - Mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan. (Jumat, 14 Juni 2002) Mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan. Kata "sesat" biasanya dihubungkan dengan tingkah laku dan ajaran yang aneh, mengerikan, penuh hawa ...
Mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.
Kata "sesat" biasanya dihubungkan dengan tingkah laku dan ajaran yang aneh, mengerikan, penuh hawa nafsu, dll. Tetapi, di sini Paulus menunjuk pada suatu pengajaran sesat yang menekankan hidup melajang dan peraturan-peraturan tentang makanan (ayat 4:3); hal-hal yang justru tampak mulia dan bersih. Ajaran "setan-setan" ternyata (ayat 1) juga dapat mengenakan jubah yang kelihatannya putih bersih.
Semuanya ini sangat menyedihkan. Paulus menyatakan bahwa makanan, bahkan juga seksualitas adalah ciptaan Tuhan. Semua yang Tuhan ciptakan adalah baik jika diterima dengan ucapan syukur (ayat 4) karena "semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa" (ayat 5). Tetapi, para pengajar itu memutarbalikkannya dengan menyatakan bahwa apa yang baik yang berasal dari Tuhan itu justru jahat. Ini sama sesatnya dengan menyatakan bahwa apa yang jahat adalah baik. Keduanya sama-sama mengabaikan, bahkan melawan dan melecehkan apa yang telah Allah buat dan nyatakan bagi umat-Nya.
Ada beberapa hal yang perlu Timotius perhatikan agar ia dapat menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik. Pertama, kata "terdidik" di sini artinya tidak hanya telah menerima pengajaran, tetapi juga dalam arti memiliki hidup yang berakar dalam "soal-soal pokok iman … dan … ajaran sehat" (ayat 6). Kondisi hidup seperti inilah yang selayaknya dimiliki oleh seorang pelayan Kristus. Kedua, seorang pelayan Kristus melatih dirinya beribadah. Makna dari kata "ibadah" di sini lebih menunjuk pada arti cara hidup yang mencirikan kehidupan Kristen sejati; tidak sekadar apa yang dilakukan di dalam tempat ibadah (ayat 7-8). Ibadah ini mengandung janji (ayat 8) dari Tuhan. Ketiga, pengharapan pada janji itulah yang menjadi dasar bagi seorang pelayan untuk berjerih-payah dan berjuang. Semua ini adalah bagian dari disiplin seorang pelayan Kristus.
Renungkan: Menjadi Kristen berarti menjadi pelayan Kristus. Renungkan seberapa jauh Anda telah melatih kehidupan Anda dalam hal-hal di atas.
Utley -> 1Tim 4:1-5
Utley: 1Tim 4:1-5 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 4:1-51 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-ro...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 4:1-5
1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan 2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. 3 Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. 4 Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, 5 sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.
1Tim 4:1 "Tetapi Roh dengan tegas mengatakan," Ini mungkin merujuk pada
- 1. Nubuatan PL
- 2. Paulus sebagai penerima inspirasi langsung dari Roh (lih. Kis 20:33)
- 3. Pesan terinspirasi dari para pemimpin kontemporer yang berkarunia lainnya (lih. Kis 21:11)
- NASB, NRSV, TEV "di waktu-waktu kemudian"
- NKJV "di zaman akhir"
- NJB "di saat terakhir"
Paulus, sebagaimana para nabi PL, berbicara tentang zamannya sendiri, namun menghubungkannya dengan hari-hari terakhir sebelum Kedatangan Kedua. Paulus mengajarkan sebuah Parousia yang tertunda dalam 2Tes 2. Oleh karena itu, pengkarakterisasian dari pemberontakan dan ajaran sesat ini menggambarkan zamannya sendiri (lih. 2Tim 3:1) dan juga waktu antara kedatangan Kristus yang pertama dan yang kedua (lih. 2Pet 3:3; Yud 1:18).
PB sering mencirikan hari-hari terakhir atau akhir zaman mirip seperti para nabi PL yang mengambil krisis pada zaman mereka dan memproyeksikannya ke dalam suatu latar belakang eskatologis (lih. Mat 24:10-12; Kis 20:29-30; 2Tes 2:3-12; 2Tim 3:1-9; 4:3-4; 1Yoh 2:18-19; 4:1-3).
Lihat topik khusus KEDATANGAN KEDUA YANG TERTUNDA
- NASB "jatuh menjauh"
- NKJV "meninggalkan"
- NRSV "menolak"
- TEV "mengabaikan"
- NJB "membelot"
(TB "murtad")
Ini adalah sebuah kata majemuk apo (dari) dan istēmi (berdiri). Ini digunakan dalam arti pembelotan di sini, dalam Luk 8:13, dan Ibr 3:12. Dalam 2Tim 2:19 ini berarti "menjauhkan diri dari." Dalam bentuknya ini adalah sebuah FUTURE MIDDLE INDICATIVE. Salah satu bukti tentang keselamatan yang sejati adalah bahwa seseorang tetap berada di gereja (lih. 1Yoh 2:18). Lihat TOPIK KHUSUS: \=
Lihat topik khusus PERLUNYA UNTUK BERTEKUN
\+ di 1Tim 4:16
Lihat topik khusus KEMURTADAN (APHISTĒMI)
□ "iman" Istilah ini (biasanya dengan ARTIKEL) digunakan dalam Surat Pastoral untuk badan dari kebenaran Kristen yang dinyatakan (lih. 1Tim 3:9; 4:6; 5:8; 6:10,12,21; 2Tim 2:18; 3:8,10; 4:7; Tit 1:5,13; 2:2). Di sini ini tidak harus merujuk pada keselamatan mereka sebanyak seperti para guru palsu.
□ "mengikuti" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE yang menekankan tindakan yang terus-menerus. Orang-orang yang murtad ini terus percaya dan memberi kepercayaan pada pengajaran iblis.
- NASB "dengan cara kemunafikan para pendusta"
- NKJV "berbicara dusta-dusta dalam kemunafikan"
- NRSV "oleh tipu daya pendusta-pendusta"
- TEV "disebarkan oleh para pembohong yang penuh tipu"
- NJB "digoda oleh kemunafikan para pendusta"
Ini mengklaim sebagai "para guru Hukum" (lih. 1Tim 1:7). Jelaslah memang ada elemen Yudaisme yang terlibat. Mereka dijelaskan dengan jelas dalam 1Tim 1:3-7; 4:2-3,7; 6:3-10,20-21.
- 1. mereka mengajarkan doktrin-doktrin aneh (1Tim 1:3; 6:3)
- 2. mereka memperhatikan mitos dan silsilah (1Tim 1:4)
- 3. Mereka telah menyisihkan diskusi sia-sia (1Tim 1:6)
- 4. mereka membuat pernyataan dengan percaya diri tentang apa yang tak mereka mengerti (1Tim 1:7; 6:4)
- 5. Mereka adalah pembohong munafik (1Tim 4:2)
- 6. mereka telah mengecutkan hati nurani (1Tim 4:2)
- 7. Mereka melarang pernikahan (1Tim 4:3)
- 8. Mereka menganjurkan pantang makanan (1Tim 4:3)
- 9. Mereka mengajarkan dongeng (1Tim 4:7)
- 10. Mereka sombong (1Tim 6:4)
- 11. Mereka memiliki minat yang tidak wajar atas pertanyaan dan perselisihan yang kontroversial tentang firman (1Tim 6:4)
- 12. Mereka menyebabkan gesekan konstan (1Tim 6:5)
- 13. Mereka memiliki pengetahuan palsu (1Tim 6:20-21)
- 14. Mereka telah sesat dari iman (1Tim 4:1; 6:21)
- NASB "roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan"
- NKJV "roh yang menipu dan doktrin setan"
- NRSV "roh-roh jahat dan ajaran-ajaran setan"
- TEV "roh pembohong ... ajaran-ajaran iblis"
- NJB "roh dan doktrin penipu yang berasal dari setan"
Pandangan Paulus tentang para guru palsu ini sangatlah negatif. Ia mengaitkan ajaran mereka dengan karya Setan (lihat TOPIK KHUSUS: \=
\\See id_TOPIKUTLEY 00286\\ SETAN
\+ di 1Tim 3:6, lih. 1Tim 2:14; 3:6-7) dan iblis. Dalam banyak hal, pandangan Paulus tentang para bidah ini berparalel dengan pandangan PL tentang penyembahan dewa kesuburan bangsa Kanaan. Tuhan menyuruh orang Israel untuk benar-benar menghancurkan seluruh bangsa-bangsa ini karena mereka akan merusak iman. Peringatan yang sama itu ditemukan di sini (lih. 2Tes 2:9-10; Yak 3:15; 1Yoh 2:18-19).
Lihat topik khusus IBLIS (ROH NAJIS)
- NASB "mengecutkan hati nurani mereka"
- NKJV "hati nuraninya memakai cap mereka."
- NRSV "hati nurani disengat dengan setrika panas"
- TEV "hati nurani sudah mati, seolah dibakar dengan besi panas"
- NJB "hati nurani dicap seolah-olah dengan besi panas merah"
Ini merujuk pada satu dari dua hal.
- 1. Guru-guru palsu berada di luar tempat pertobatan (bandingkan Ef 4:19; Tit 1:15). Kita mendapatkan kata bahasa Inggris "cauterize (berkhianat)" dari istilah Yunani ini.
- 2. Frasa ini merujuk pada merek Setan yang menunjukkan kepemilikannya (mis. Wahy 13:16,17; 14:11; 16:2; 19:20; 20:4).
Karena orang-orang ini menolak untuk melihat kebenaran, mereka sekarang tidak mampu untuk melihat kebenaran (lih. 2Kor 4:4). Ini adalah dosa yang tak terampuni dari Injil dan dosa yang membawa kematian dari 1Yoh 5.
Lihat catatan tentang "hati nurani" di 1Tim 1:5.
Lihat topik khusus DOSA YANG MEMBAWA MAUT
1Tim 4:3 "Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan" Berikut adalah dua ajaran asketis dari para guru palsu. Yang pertama, melarang perkawinan, terkait dengan latar belakang Yunani (Gnostik) atau kemungkinan pengaruh Essenes Yahudi (Masyarakat Gulungan Laut Mati). Perkawinan adalah pemberian dari Allah (lih. Kej 2:24) dan kehendak Allah (lih. Kej 1:28; 9:1,7). Pernikahan adalah normanya; Selibat adalah panggilan dan pemberian yang khusus (lih. Mat 19:11-12; 1Kor 7). Yang kedua, berpantang dari makanan tertentu, tampaknya terkait dengan latar belakang Yahudi (lihat Im 11), namun bisa merujuk pada larangan-larangan Gnostik. Kedua konsep tersebut dibahas secara teologis dalam Kej 1:28-31. Memang selalu ada kecenderungan di antara orang-orang religius untuk mendepresiasikan dunia material, untuk mempertimbangkan selibat sebagai status yang lebih rohani dan untuk berpantang dari makanan dan minuman dan asketisme secara umum sebagai kondisi rohani yang superior (lih. Mat 15:11; Mr 7:17-23; Rom 14:1-15:13; 1Kor 8:8; 10:23-33; Kol 2:8-23). Daftar kualifikasi kepemimpinan di pasal 1Tim 3 mungkin terkait dengan ajaran-ajaran sesat ini. Perhatikan bahwa perkawinan dan anggur diijinkan (lih. 1Tim 3:2,12; 5:9; 3:3,8; 5:23).
□ "orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran." Ini adalah sebuah konstruksi gramatikal yang tidak lazim (yaitu sebuah KATA SIFAT dan sebuah PARTICIPLE, lih. Michael Magill, NT TransLine, hal 785).
Bentuk yang sama muncul dalam Tit 1:15. Orang-orang percaya ini digambarkan sebagai
- 1. orang percaya - PRONOMINAL, DATIVE, JAMAK, MASKULIN, KATA SIFAT
- 2. orang yang telah mengenal - PERFECT, ACTIVE, PLURAL MASKULIN PARTICIPLE
Kebenaran tersebut di sini (lihat Topik Khusus pada 1Tim 2:4) adalah bahwa semua ciptaan berasal dari Allah dan Dia harus berterima kasih untuk itu. Asketikisme melanggar kebenaran ini.
1Tim 4:4 "Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram." Untuk kebenaran yang luar biasa mengenai kebaikan dari segala sesuatu ini, lihat Kej 1:31; Rom 14:14,20; 1Kor 6:12; 10:26; Tit 1:15. Namun demikian, kita harus menyeimbangkan hal ini dengan kenyataan bahwa meskipun segala sesuatu mungkin baik dan bersih bagi mereka yang mengetahui asal-usulnya ada di dalam Tuhan, tidak semua hal membangun gereja (lih. 1Kor 6:12; 10:23). Oleh karena itu, kita sebagai orang Kristen membatasi kebebasan kita demi kepentingan orang lain untuk menghormati Kristus (lih. Rom 14:1-15:13; 1Kor 8; 9; 10).
Kata "haram" ini secara harfiah berarti "dibuang." Moffatt menerjemahkannya "tabu". Hati-hati dengan tradisi budaya dan / atau denominasi (lih. Yes 29:13; Kol 2:8-23).
1Tim 4:5 Firman Allah yang diucapkan menghasilkan ciptaan (lih. Kej 1:3,6,7,14,20,24) dan menegaskan kebaikan asli dari segala sesuatu (lih. Kej 1:31). Orang beriman bersyukur kepada Allah (lih. 1Tim 4:4b) untuk ciptaan dan penyediaan-Nya (lih. Rom 14:6; 1Kor 10:30-31).
□ "doa" Istilah ini (enteuxis) hanya digunakan dua kali dalam PB, keduanya ada dalam 1 Timotius (lih. 1Tim 2:1; 4:5). Ini menunjukkan bertemu dengan seseorang untuk tujuan mengunjungi mereka. Hal ini sering diterjemahkan "syafaat" (lih. 1Tim 2:1); Dalam konteks ini, "syukur" nampaknya lebih tepat. Ingat bahwa konteks, bukan kamus lah yang menentukan arti kata-kata!
Galilah -> 1Tim 4:1-5
Galilah: 1Tim 4:1-5 - Konteks Pelayanan pada Masa Terakhir
Garis Besar
1Timotius 4:1-16 Pelayanan yang Berkenan kepada Allah
1Timotius 4:1-5 Konteks Pelayanan pada Masa Terakhir
1...
Garis Besar
- 1Timotius 4:1-16 Pelayanan yang Berkenan kepada Allah
- 1Timotius 4:1-5 Konteks Pelayanan pada Masa Terakhir
- 1Timotius 4:6-16 Pelayanan yang Dikehendaki Allah
1Timotius 4:1-16 Tema: Pelayanan yang Berkenan kepada Allah
1Timotius 4:1-5 Sub Tema: Konteks Pelayanan pada Masa Terakhir
Tetapi Roh, dengan jelas, mengatakan bahwa di masa terakhir, ada beberapa yang akan berbalik dari iman ini, karena memperhatikan roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan, melalui penipuan pendusta-pendusta, yang hati nuraninya terluka hangus. Mereka melarang orang menikah, mendesak supaya orang jangan makan makanan-makanan tertentu, yang diciptakan Allah untuk diterima dengan ucapan syukur oleh mereka yang percaya dan mengenal kebenaran, karena segala sesuatu yang diciptakan Allah adalah baik, dan tidak ada yang seharusnya ditolak, kalau diterima dengan ucapan syukur, karena makanan itu dikuduskan melalui Firman Allah dan doa.
ay. 1 Tetapi Roh, dengan jelas, mengatakan – Kata de (tetapi/dan) sering menjadi kata penghubung serba guna, jadi mungkin hanya mengikat saja di sini, tanpa kontras yang tegas. Bentuk kata pneuma (Roh),228 menyatakan bahwa Roh Kudus yang dimaksudkan, bukan roh orang. Kata rhetos berarti dengan jelas, atau persis seperti ini,229 menyatakan bahwa kebenaran berikut tidak dapat disangkal. Bagi para penatua di Efesus, memang sudah jelas (Kis 20:29-30), tetapi juga jelas di setiap tempat (Mat 24:4-12, 3-12, 2 Tim 3:1-9, 2 Pet 3:3, 1 Yoh 2:18-19, Yud 18-19). Kata lego (berkata) bersifat terus menerus di masa kini230 dan ayat-ayat yang didaftarkan tadi menyatakan hal ini. Roh Kudus berbicara dengan sangat konsisten mengenai ancaman pada gereja pada masa terakhir.
Bahwa di masa terakhir, ada beberapa yang akan berbalik dari iman ini – Frase hysterois khairoi secara harfiah berarti masa-masa terakhir, yang mirip dengan hari-hari terakhir di 2 Tim 3:1. Kesannya seolah-olah bicara mengenai masa depan, tetapi istilah-istilah ini dipakai mengenai zaman gereja, yaitu sejarah dari kedatangan Kristus, sampai kiamat (Kis 2:17-21, Ib 1:2). Hal ini juga nyata dalam penerapan dari 1 Tim 4:1-5 yang dilihat di ayat-ayat berikut berkaitan dengan masa kininya Timotius dan gereja di Efesus. Timotius dan kita juga, hidup dalam masa terakhir. Walaupun kata berbalik bersifat masa depan, bentuk tersebut boleh berkaitan dengan masa depan yang dekat, sehingga ketika nubuatan diucapkan, penggenapannya tidak jauh.231
Kata kairos lebih baik diterjemahkan masa, karena kata khronos dipakai untuk waktu/jam. Kata tis berarti beberapa, berkaitan dengan jumlah orang yang tidak tertentu. Kata afistemi berarti pergi/mundur, tetapi dalam konteks agama, tentu artinya berbalik dari kepercayaan yang sebelumnya diakui/murtad (TB). Mereka berbalik dari iman ini (tes pisteos),232 yang berarti iman tertentu, yaitu Kekristenan. Jadi orang-orang ini mungkin dibesarkan di gereja dan menganggap diri sebagai orang percaya, tetapi tidak pernah percaya secara pribadi kepada Kristus, sehingga mereka tidak mempunyai kekuatan untuk bertahan. Sehingga mereka ke luar dari Kekristenan. Orang yang percaya secara pribadi kepada Kristus, pasti bertahan, karena Allah sanggup menguatkannya.
Satu pertanyaan yang sering muncul berkaitan dengan ayat seperti ini adalah, apakah orang yang sudah menjadi selamat, bisa kehilangan keselamatan tersebut? Memang di sini bukan tempat untuk pembahasan panjang mengenai soal ini, yang sudah berabad-abad dibahas oleh orang percaya. Kalau mau membaca penjelasan yang sangat menolong, lihat “Jaminan Kekal” di Moody Handbook of Theology, yang sudah ada dalam Bahasa Indonesia.233 Secara singkat saja, Firman Tuhan mengajar bahwa apabila orang menjadi percaya, mereka sudah memiliki hidup yang kekal (Yoh 6:38-40, 10:27-29), bahwa mereka sudah dikenal dari semula dan keselamatan mereka berkaitan dengan masa depan yang sudah pasti (Rom 8:28-39), bahwa kehadiran Roh Kudus di dalam diri orang percaya adalah garansi/jaminan bahwa mereka akan masuk surga (Efe 1:13-14, 2 Kor 1:21-22). Ingat juga bahwa jaminan itu diberi dengan pengetahuan lengkap mengenai setiap dosa dan kegagalan kita. Allah juga berjanji untuk memberi disiplin kepada orang percaya yang mulai menoleh, sehingga mereka tidak hilang (1 Kor 11:31-32) dan bahwa disiplin tersebut menyatakan bahwa kita benar-benar anak-anak Allah (Ib 12:3-13). Berdasarkan semuanya itu, memang jelas bahwa keselamatan tidak bisa hilang. Tetapi kalau begitu, apa maksudnya bagian-bagian yang mengatakan bahwa keselamatan adalah untuk orang yang bertekun? (Mat 10:22, Yoh 8:31-32, Kol 1:22-23) Hal ini dijelaskan di Ibrani 3:14 yang menggambarkan ketabahan kita sebagai akibat dari peristiwa di mana kita telah beroleh bagian dalam Kristus. Hal ini sangat jelas dalam bahasa Yunani di mana kata beroleh bersifat perfek, yaitu sesuatu yang tuntas terjadi di masa lalu, dan dampaknya nampak, yaitu ketabahan.
Kalau begitu, bagaimana dengan ayat-ayat yang bicara seolah-olah keselamatan bisa hilang? (Yoh 15:6, Ib 6:7-8 dll.) Alasan satu-satunya yang masuk akal adalah karena orang-orang yang dibicarakan, walaupun tampil seperti orang percaya, sebenarnya tidak pernah benar-benar percaya. Jelas di Perjanjian Baru bahwa di dalam gereja ada orang yang belum percaya (Gal 2:4, 2 Kor 11:15, 26 dll.). Bagian yang paling jelas menggambarkan situasi ini terdapat di Matius 7:21-23, di mana orang memanggil Kristus Tuhan, Tuhan, melakukan banyak pelayanan yang mengesankan, tetapi kata Kristus: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Lihat juga 1 Yoh 2:19, 3:9-10, 5:18.234
Karena memperhatikan roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan – Walaupun kata gar (karena) tidak ada di teks asli, memperhatikan (prosekho) bersifat partisip yang terikat pada berbalik tadi, sehingga boleh diterjemahkan dengan memperhatikan roh-roh penyesat… Jadi boleh berarti berbalik untukmemperhatikan/berpegang, atau berbalik karenamemperhatikan. Mungkin karena yang lebih baik di sini235 dan tentu penyebab juga menjadi akibat, di mana pengaruh dari ajaran sesat mengakibatkan mereka ke luar dan mengikuti ajaran sesat. Prosekho boleh berarti berpegang, tetapi kalau berkaitan dengan ajaran, atau orang, bentuk yang dipakai di ayat ini selalu berarti memperhatikan/sangat memperhatikan. Lihat penggunaannya di Kis 8:6, 10.236 Lihat juga penjelasan di 1 Tim 1:4. Apa yang diperhatikan cukup mengerikan, atau seharusnya begitu… Orang-orang ini mendengarkan roh-roh penyesat (pneumasi planois)! Kalau seseorang mulai tertarik pada ajaran yang menambah pada Alkitab, memutar-balikkan ajaran yang jelas, atau menyangkal kebenaran, mereka harus sadar bahwa mereka membuka diri langsung kepada dari roh-roh jahat, seperti halnya Iblis mau menyesatkan dan menyiksa orang percaya (Yoh 8:44, 1 Yoh 4:1-6).237 Lihat Efe 6:10-20. Kesadaran ini sangat penting. Tidak berarti orang yang sungguh percaya bisa kerasukan, karena Roh Kudus mendiaminya, tetapi kalau orang membuka diri pada roh penyesat, pengalaman itu tentu mendatangkan siksaan, kebingungan dan menjadi semacam disiplin dari Allah, di mana Dia membiarkan mereka mengalami realitas/akibat dari keputusan mereka, supaya bertobat. Lihat penjelasan di 1 Tim 1:20. Tetapi kita sudah memperhatikan bahwa orang percaya tidak akan murtad secara total. Tentu ada yang tertarik, yang tersandung, tetapi orang yang ke luar dan tidak bertobat menandai diri sebagai orang yang tidak pernah percaya secara pribadi.
Kata kai (dan) membedakan sedikit antara roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan(didaskaliais daimonion). Memang beda tipis, tetapi dia mau supaya keduanya dilihat.238 Jadi kalau orang memperhatikan roh-roh penyesat dia membuka diri pada mereka secara pribadi, dan kalau dia memperhatikan ajarannya, tentu berkaitan dengan pola pikir iblis yang menggunakan pengajar-pengajar sesat sebagai alat-alatnya. Kata daimonion (setan) sering dipakai Kristus dalam arti roh jahat (53 kali di Injil-Injil, kebanyakannya dari mulut Kristus)239, yaitu seorang malaikat yang ikut memberontak dengan Lusifer dan sekarang melawan Allah Israel, Yesus dan anak-anak-Nya (Wah 12:3-9). Kalau menyebut ajaran sebagai ajaran setan-setan, kita mungkin berpikir ajaran itu tentu menarik orang kepada kejahatan yang sangat mencemarkan, tetapi ajaran sesat yang dibicarakan di 1 Timotius berkaitan dengan mitos-mitos, silsilah yang dibesar-besarkan, spekulasi, omongan yang kosong, penyalahgunaan Hukum Taurat, dll., yang menjadi umpan bagi orang-orang di Efesus, sehingga ada beberapa yang mendengarkannya dan menjadi makin lama, makin tertarik pada ajaran yang tidak membangun (1 Tim 1:3-7). Begitulah cara iblis dan pengikut-pengikutnya. Kalau dia boleh mengalihkan perhatian orang kepada hal lain daripada Allah dan FirmanNya, biarpun sedikit demi sedikit, dia tahu bahwa dia bisa menarik orang kepada hidup yang terpisah dari Allah dan kelakuan makin jahat.
ay. 2 Melalui pendusta-pendusta yang munafik – Kata en sering berarti dalam, tetapi dalam konteks tata bahasa tertentu, seperti di ayat ini, artinya melalui.240 Kata pseudologos adalah kata buatan dari pseudos (dusta) dan logos (perkataan), berarti orang yang mengucapkan dusta-dusta. Kata hypokrisis dipakai untuk menggambarkan aktor-aktor dalam sandiwara, yang berpura-pura.241 Jadi alat yang dipakai Iblis dalam mengalihkan anggota jemaat, adalah orang yang memiliki sifat sama dengan dia, yaitu orang yang berbohong (Yoh 8:44) dan yang berpura-pura baik (13-14). Matius 7:15-23 menggambarkan pengajar-pengajar palsu persis seperti ayat ini, yaitu orang-orang yang tampil baik, bahkan melayani dengan luar biasa, tetapi kelakuan (buah) mereka menyatakan bahwa hati mereka tidak takluk kepada kehendak Allah.
Yang hati nuraninya terluka hangus – Kata syneidesis (hati nurani) penting di 1 Timotius karena muncul empat kali (1 Tim 1:5, 19, 3:9, 4:2). Lihat penjelasan di 1:5, 19 dan 3:9. Kata kausteriazo berarti terluka hangus. Di konteks ini boleh menggambarkan orang yang menunjukkan kedegilan hati yang diakibatkan oleh dosa. Kata ini juga sering dipakai untuk menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang gembala pada waktu dia mengecap domba-dombanya dengan memakai cap besi panas. Kalau maksudnya begitu orang ini adalah milik Iblis.242 Walaupun kedua pilihan ini masuk akal, mungkin lebih baik memilih arti yang paling jelas menggambarkan orang yang berani berbohong terus- menerus dan sanggup berpura-pura dalam hidupnya, yaitu orang yang degil hatiNya, yang begitu banyak mengabaikan hati nuraninya sehingga fungsinya sangat terhambat – Terluka hangus! Sifat menunjukkan bahwa totalitas keadaan hati yang seperti itu yang menimbulkan akibat-akibat.243 Jadi kondisi hati nurani mereka memberi kebebasan untuk mereka mengajar dengan salah dan berlaku salah, karena mereka tidak merasa diri bersalah. Kata idios (diri/diri-sendiri) dipakai di ayat ini, tetapi sulit diterjemahkan dengan baik. Maksudnya; hati nurani diri mereka terluka hangus/hati nurani yang mereka miliki terluka hangus. Penggunaan kata ini menegaskan bahwa mereka sendiri yang membuat hati nurani diri-sendiri menjadi tebal.244 Lihat 1:19.
ay. 3 Mereka melarang orang menikah – Kita sudah melihat di 1 Tim 1 bahwa para penyesat ada pengaruh dari filsafat Yunani dan juga dari Hukum Taurat. Di abad berikut, unsur-unsur tersebut, antara lain, akan berkembang menjadi Gnostisisme. Dasar dari ajaran yang disebut di ayat ini adalah kepercayaan bahwa dengan menahan diri dari nikmat-nikmat di dunia ini, orang menjadi kudus, atau dapat menyelamatkan diri. Ada beberapa aliran yang melarang pernikahan, baik dari agama Yahudi (Essenes), maupun dari filsafat Yunani (Theraputae).245 Akan tetapi Paulus, walaupun dia sendiri merasa lebih bebas melayani kalau tidak menikah (32, 35)246, menganggap pernikahan sebagai hal yang baik dan biasa (1 Kor 7:7,28), bahkan indah (Efe 5:22-33). Kita harus mengingat bahwa Allahlah yang berfirman “tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja” (Kej 2:18), sehingga dia menciptakan pernikahan dan memberi perintah “beranakcuculah” (Kej 1:28). Dialah yang menciptakan bagian-bagian tubuh kita supaya menikmati hubungan suami/istri. Jadi orang yang menikah melakukan sesuatu yang indah, yang diciptakan Allah, yang seharusnya dinikmati dan dihargai. Barangkali kemunafikan para pengajar sesat muncul dalam hal ini (2 Tim 3:6).
Mendesak supaya orang jangan makan makanan-makanan tertentu – Kata mendesak tidak ada di teks asli, tetapi apekho (menahan diri dari = jangan makan), terikat pada kata melarang tadi, jadi perlu disesuaikan sedikit supaya maknanya jelas. Boleh juga berkata menganjurkan atau mendorong, tetapi maksudnya adalah ada desakan supaya orang menahan diri dari makanan-makanan tertentu. Kalau berkaitan dengan ketentuan-ketentuan Hukum Taurat, sudah sangat jelas tidak berlaku bagi orang percaya (Mar 7:19, Rom 14:14, Kis 10:9-29, dll.). Makanan yang dipersembahkan pada berhala juga boleh dimakan, asal tidak mencemarkan hati nurani, atau membuat orang yang lemah dalam imannya tersandung (Rom 14, 1 Kor 8). Jadi bagi Paulus (dipimpin oleh Roh), makanan adalah hal yang netral, bukanlah hal yang menodai, kecuali orang melakukannya secara tidak baik.
Bagian berikut cukup teranyam, tetapi ada beberapa tema yang muncul mengenai makanan, yang ditandai di bagan bawah dengan 4 macam lambang:
yang diciptakan Allah untuk diterima dengan ucapan syukur oleh mereka yang percaya dan mengenal kebenaran, karena segala sesuatuyang diciptakan Allahadalah baik, dan tidak ada yangseharusnya ditolak, kalau diterimadengan ucapan syukur, karena makanan itudikuduskan melalui Firman Allah dan doa.
Yang diciptakan Allah untuk diterima dengan ucapan syukur – Melawan filsafat yang menganggap dunia ini jahat, Paulus menegaskan bahwa makanan diciptakan (krizo) Allah dengan tujuan supaya orang mengucap syukur (eukharistia) kepadaNya. Lihat Kis 14:17
Oleh mereka yang percaya dan mengenal kebenaran – Memang makanan diciptakan untuk dinikmati oleh semua manusia, tetapi orang yang percaya seharusnya paling tahu hal ini dan paling rela mengucap syukur. Kata epiginosko (mengenal) berkaitan dengan pengenalan akrab/total. Sifatnya perfek,247 yang menekankan bahwa mereka sudah dan sedang mengenal kebenaran. Percaya dan mengenal kebenaran menggambarkan orang percaya dan seharusnya tidak dipisahkan.
ay. 4 Karena segala sesuatu yang diciptakan Allah adalah baik – Kata pas (segala sesuatu) tentu berkaitan dengan segala macam makanan. Tentu kata kalos (baik) mengingatkan Timotius pada Kejadian 1, di mana lima kali disebut bahwa Allah menganggap ciptaanNya baik (10, 12, 18, 21, 25), lalu mengenai seluruhnya disebut sungguh amat baik (31). Hal ini menarik, karena berarti makanan yang dilarang di Hukum Taurat, tidak demikian karena tidak baik, atau tidak sehat, melainkan karena Allah ingin supaya umat-Nya hidup berbeda dari kelompok orang lain pada waktu itu. Dan seperti kita melihat dengan jelas di penjelasan di ay. 2, ketentuan-ketentuan tersebut tidak lagi berlaku bagi orang percaya. Apa yang diciptakan Allah sungguh amat baik.
Dan tidak ada yang seharusnya ditolak – Kata ouden (tidak ada yang) adalah kebalikan dari segala sesuatu tadi, dan ditolak adalah kebalikan dari diterima. Jadi Paulus menyebutnya secara positif (boleh dimakan), lalu secara negatif (jangan ditolak). Sungguh amat jelas!
Kalau diterima dengan ucapan syukur – Kata lambano boleh berarti diambil atau diterima, tetapi dalam konteks ini artinya tentu sama dengan kata diterima (metalempsis = diterima/dibagi) di ayat tadi. Sifat terus menerus248 berarti selalu diterima dengan hati yang penuh rasa syukur. Yang jelas adalah pentingnya ucapan syukur, bukan supaya dilakukan sebagai semacam ritual, melainkan sikap hati yang berterima kasih kepada Allah.
ay. 5 Karena makanan itu dikuduskan melalui Firman Allah dan doa – Kata makanan tidak ada di teks asli, tetapi kalau menulis kata itu saja, rasanya kurang tepat. Sifat tunggal pada kata dikuduskan (hagiazo) berkaitan dengan makanan yang ada di depan orang itu. Nah, mengapa sampai makanan yang sudah disebut baik perlu dikuduskan? Sebenarnya masalahnya tidak ada pada makanan, melainkan pada hati nurani orang, yang bisa dicemarkan kalau dia melakukan sesuatu yang disebut salah. Hal ini dibicarakan di Roma 14, secara khusus ay. 14. Kalau berkaitan dengan hati nurani, jelas bahwa obat yang paling diperlukan adalah pernyataan Firman Tuhan yang menyebut bahwa makanan tersebut boleh dimakan. Jadi klausa melalui Firman mengacu pada ayat-ayat yang menyatakan semua makanan halal (Mar 7:19, Rom 14:14, Kis 10:9-29, dll.). Doa (enteuxis) tentu berkaitan dengan ucapan syukur tadi, di mana sikap hati orang adalah tepat, sehingga dia tidak dianggap salah di dalamnya.
- Apakah jelas bagi saudara bahwa hari-hari terakhir sudah ada?
- Doktrin-doktrin apa yang sedang dilihat, yang boleh disebut sebagai ajaran setan-setan?
- Apakah ada kelakuan atau kebiasaan tertentu yang berpotensi membuat hati nurani saudara menjadi tumpul dan bebal ?
- Apa sikap dan pandangan saudara terhadap pernikahan yang notabene diciptakan oleh Allah ?
- Apa sikap dan pandangan saudara terhadap ciptaan Allah dalam hal makanan?
Topik Teologia -> 1Tim 4:1
Topik Teologia: 1Tim 4:1 - -- Roh Kudus
Pribadi Roh Kudus
Roh Mengerjakan Apa yang Dikerjakan Manusia
Roh yang Berbicara
Mat 10:20 Kis 1:16 Kis 8:2...
- Roh Kudus
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Iblis-iblis
- Dosa
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Hambatan Pengudusan
- Murtad Meniadakan Pengudusan
- Ula 32:15-18 1Ta 28:9 Yes 65:11-15 Yer 2:21 Yer 18:9-10 Zef 1:4-6 Mat 3:10 Mat 13:3-8,18,20-22 Mat 24:9-12 Luk 8:11,13 Luk 9:57-62 Luk 11:24-26 Luk 13:6-9 Yoh 15:6 Kis 7:39-43 1Ti 1:18-20 1Ti 4:1-3 2Ti 3:1-9 2Ti 4:3-4 2Ti 4:10 Ibr 3:12-13 Ibr 4:1-11 Ibr 6:4-8 Ibr 10:25-31,39 2Pe 2:1-22 2Pe 3:17 Yud 1:4
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Teologis dalam Gereja
- Perilaku Berlebihan karena Ide-ide Teologis
- Asketisme dan Penyangkalan Diri
TFTWMS: 1Tim 4:1-5 - Pelajaran 10: Rencana Kemurtadan PELAJARAN 10: RENCANA KEMURTADAN (1 Timotius 4:1-5)
KEPASTIAN GERAKAN MEREKA (AY. 1A)
Kata yang paling awal dalam pasal 4—"Tetapi" men...
PELAJARAN 10: RENCANA KEMURTADAN (1 Timotius 4:1-5)
KEPASTIAN GERAKAN MEREKA (AY. 1A)
Kata yang paling awal dalam pasal 4—"Tetapi" menandai berubahnya topik Paulus dari orang baik dengan prilaku baik (dalam pasal 3) kepada orang jahat dengan "ajaran setan-setan" (4:1). Kita harus memperhatikan peringatan ini, sebab Roh Kudus mengatakan hal itu "secara tegas." Itulah apa yang secara tepat akan terjadi, dan kita harus mempercayainya dan berjaga-jaga. Betapa menyedihkan orang yang mengaku memberitakan kebenar-an tetapi menyimpang dan memberitakan ketidakbenaran! Lebih menyedihkan lagi ketika jiwa-jiwa yang lugu tidak mau memperhatikan peringatan Roh Kudus tetapi menganut jalan setan (1Yohanes 4:1; Matius 24:23-26; Kisah 17:11).
Paulus berkata bahwa kemurtadan itu akan terjadi "di waktu-waktu kemudian." Ia sedang mengingatkan Timotius, "Kamu tidak akan melihat hal itu sekarang, namun berjaga-jagalah terhadapnya—sebab hal itu akan terjadi!" Roh juga menegaskan bahwa "ada orang yang akan murtad."1Definisi dari istilah yang diterjemahkan "murtad"2mencakup beberapa cara yang berbeda yang membuat kemurtadan itu bisa terjadi. Ketika para anggota mulai berpihak-pihakan, mengundurkan diri, pergi ketempat lain, atau imannya mulai ragu-ragu, berhati-hatilah—sebab "kemurtadan" sudah mulai terjadi!
PENYEBAB GERAKAN ITU (AY. 1B, 2)
Berjaga-jagalah ketika para anggota mulai memperhati-kan "roh-roh penyesat" (makhluk-makhluk yang licik) dan "ajaran setan-setan" (perjanjian-perjanjian jahat). Simaklah sifat orang-orang yang melakukan penyesatan.3Mereka menyesatkan orang-orang dengan memakai "tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka" (4:2). Betapa sering orang-orang itu berpindah dari satu jemaat ke jemaat lain, melukai banyak orang dan kadang-kadang memecah-belah jemaat!
Oleh karena mereka itu begitu berpengaruh maka mereka bisa mempromosikan "ajaran setan-setan." Fakta bahwa istilah yang diterjemahkan "setan-setan"4bisa juga bermakna "jenius" bisa menjelaskan mengapa doktrin-doktrin itu begitu menyesatkan, menjerat jiwa-jiwa yang tidak bersalah dan yang tidak menaruh curiga yang mengharapkan guru-guru itu hanya mengatakan kebenaran (1Petrus 2:1-3; Roma 16:17, 18). Suatu ungkapan yang diucapkan dengan gampangnya dalam zaman kita, "Setanlah yang menguasai aku," boleh jadi lebih dekat kepada kebenaran daripada yang bersedia diakui oleh beberapa orang. Bahkan ketika hal itu memang benar, ingatlah pernyataan Yesus dalam Yohanes 8:44: "Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu … Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta." (Huruf miring oleh saya.) Ketika kita menyerah kepada pengaruh Iblis yang menyesatkan, hal itu masih karena kehendak kita sendiri atau keputusan kita untuk melakukan hal itu.
PENYESATAN DIPERINCI (AY. 3-5)
Paulus menyiapkan umat Kristen untuk menolak orang-orang yang, dalam kemurtadan, akan melarang manusia untuk kawin (lihat Ibrani 13:4; 1Korintus 9:5; Efesus 5:23-31) dan memerintahkan mereka untuk pantang makanan.5Memang menakjubkan—tetapi tidak mengejutkan, dalam terang nubuatan ini—bahwa kedua praktik larangan itu terus berlanjut dalam beragam kehidupan sosial dan lingkaran keagamaan sampai zaman kini. Barclay membahas penampakan awal dari kesalahan-kesalahan ini:
Irenaeus, yang menulis di penghujung abad kedua, memberitahukan bagaimana para pengikut tertentu dari Saturninus "menyatakan bahwa perkawinan dan kelahiran anak berasal dari Iblis. Banyak juga yang tidak makan daging, dan menjauhi diri dari keramaian dengan kesederhanaan semacam itu yang dibuat-buat" (Irenaeus, Against Heresies, I, 24, 2). Hal semacam itu muncul di benak para biarawan dan pertapa abad keempat. Mereka menarik diri dan tinggal di gurun Mesir, secara penuh terputus dari pergaulan manusia. Mereka menghabiskan hidup mereka dengan menyiksa tubuh daging mereka. Ada yang tidak pernah makan makanan yang dimasak dan terkenal atas sikap "pantang makan daging."6
Beberapa tindakan tegas oleh beberapa orang Kristen mula-mula pernah diambil untuk menentang pelbagai pengajaran tersebut seperti terbukti dalam Apostolic Canons (#51):
Jika ada penilik jemaat, imam atau diaken, atau siapa saja dalam daftar keimamatan itu, menjauhi diri dari perkawinan dan daging dan air anggur, bukan atas dasar asketikisme (yaitu, demi untuk kedisiplinan), tetapi karena kebencian terhadap hal-hal itu dimana hal-hal itu seakan-akan jahat, lupa bahwa segala sesuatu adalah sangat baik, dan Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan, tetapi menghujat dan menghina hasil karya Allah itu, maka hendaklah orang itu dibimbing, atau dipecat dan dibuang ke luar gereja.7
Peringatan itu bicara tentang adanya kebodohan nyata di dalam pantangan semacam itu. Allah meciptakan manusia dalam bentuk daging, Ia melihat dan menyatakan bahwa apa yang Ia telah lakukan adalah baik. Umat manusia bahkan diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26, 27). Allah menetapkan dan menyatakan bahwa perkawinan adalah baik (Kejadian 2:18-24). Apa yang Allah telah satukan bersama, tidak boleh diceraikan manusia, baik oleh asketikisme yang bodoh atau oleh pelbagai doktrin yang ditetapkan oleh keimamatan yang diilhami roh-roh jahat. Juga, pada mulanya Allah telah menyatakan, "Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu" (Kejadian 9:3). Apa yang Allah telah nyatakan baik dan halal, tidak boleh kita tolak atau larang dengan menyatakan hal itu menjijikan atau najis (Kisah 10:12-16, 28). Oleh sebab itu, persoalannya adalah apakah kita akan menaati Allah atau manusia. Dalam kasus apapun, Roma 3:4 harus berlaku! "… Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, .…"
Seperti biasa, dengan datangnya kecurangan manusia datang pula penjelasan Allah. Paulus menegaskan bahwa setiap makhluk yang dari Allah adalah baik (Kejadian 1:24, 25) dan harus diterima dengan ucapan syukur oleh siapa saja yang percaya dan mengetahui kebenaran. Makanan dari daging binatang telah dikuduskan (diberkati) oleh Firman Allah (pelbagai pernyataan-Nya) dan doa (sifat manusia). Sekali lagi, pemikiran manusia yang campur-aduk dan pelbagai doktrin yang menyimpang membuktikan perlunya kita memegang erat-erat berita dari sang Tuan ini!

TFTWMS: 1Tim 4:1-5 - Hari-hari Gelap Menanti! "HARI-HARI GELAP MENANTI!" (1 Timotius 4:1-5)
Paulus dengan hati-hati memberi tahu Timotius apa yang harus dilakukan saat ia menghadapi aja...
"HARI-HARI GELAP MENANTI!" (1 Timotius 4:1-5)
Paulus dengan hati-hati memberi tahu Timotius apa yang harus dilakukan saat ia menghadapi ajaran sesat (4:6-10). Sepanjang sejarah gereja, sudah pernah dan akan selalu ada hari-hari kegelapan. Paulus bicara tentang hari-hari itu dalam 4:1-5.

TFTWMS: 1Tim 4:1 - Prediksinya Prediksinya (1 Timotius 4:1)
1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh pe...
Prediksinya (1 Timotius 4:1)
1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.
Ayat 1. Bab ini dimulai dengan kata hubung adversative Tetapi (de÷, de). Ini menunjukkan bahwa bagian pertama pasal 4 berhubungan dengan bagian terakhir pasal 3, dan bahwa Paulus akan segera membuat perbedaan. Perbedaan ini adalah antara berbagai kebenaran yang menakjubkan dari 3:16 dan doktrin-doktrin sesat dari guru-guru palsu.
Topik hari-hari gelap diperkenalkan dengan kata-kata ini: Roh dengan tegas mengatakan. Ini bukan kesimpulan pribadi Paulus, tapi wahyu dari Roh. "Dengan tegas" berasal dari rJhtwvß (rhētōs), mengidentifikasi apa yang "sangat tepat."1Kita tidak dapat memastikan apa yang Paulus pikirkan saat ia menulis, "… Roh … mengatakan." Mungkin ia sedang memikirkan pelbagai prediksi yang diilhami Roh Kudus yang diberikan oleh Yesus dan yang lainnya. Mungkin ia sedang mengingat sebuah wahyu tertentu dari Roh. Kapan pun itu diberikan, Roh Kudus tidak menyisakan pertanyaan tentang masalah ini: Akan ada kemurtadan.
Kapankah kemurtadan itu muncul? Roh mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian beberapa orang akan murtad. Kata Yunani yang diterjemahkan "kemudian" (u¢steroß, husteros) dapat berarti "belakangan" (NKJV) atau "kemudian" (NASB).2
Ungkapan "di waktu-waktu kemudian" itu berkaitan dengan Era Kristen.3"Di waktu-waktu kemudian" membuat kita memikirkan sesuatu yang sekarang ini tidak sedang terjadi tapi akan terjadi di masa depan—mungkin jauh di masa depan.4
Ketika saya tumbuh dewasa, satu-satunya penerapan 4:1-5 yang saya dengar adalah tentang kemurtadan yang menghasilkan Gereja Katolik. Penerapan dapat dibuat terhadap kemurtadan ini atau yang lainnya, tapi Paulus melihat satu masalah yang lebih mendesak. Meski ia memulai dengan future tense di ayat 1 ("ada orang yang akan murtad"), ia bergeser ke present tense dalam ayat 3 ("mereka itu melarang orang kawin").5
Ketika Paulus menyebutkan kemurtadan dalam suratnya yang kedua kepada Timotius, ia juga menggunakan kata ini: "Sebab di antara mereka [guru-guru palsu] terdapat [Ing.: are] orang-orang …" (2 Tim. 3:6; huruf miring ditambahkan).
Bahasa itu mungkin saja menunjukkan bahwa situasinya akan bertambah buruk di masa depan, namun kekhawatiran Paulus yang mendesak adalah tentang guru-guru palsu yang telah hadir di Efesus. Archibald Thomas Robertson mengemukakan bahwa prediksi dari Roh tentang apa yang waktu itu Paulus anggap sebagai "bahaya sekarang ini," "sekarang menjadi kenyataan."6Sejak lahirnya gereja, selalu ada orang-orang yang murtad. Ini memang benar di masa lalu; itu juga benar di masa sekarang; dan itu akan benar di masa depan. Kemurtadan selalu merupakan "bahaya sekarang ini."
Apakah isi prediksi Roh itu? Beberapa orang akan jatuh dari iman (NASB). Kata yang diterjemahkan "akan jatuh dari iman" adalah ajposth÷sontai÷ (apostēsontai). Itu adalah bentuk future tense dari ajfi÷sthmi (aphistēmi), sebuah istilah yang berarti "mur- tad"7(CJB) atau "meninggalkan." Aphistēmi adalah kombinasi dari apo (apo, "jauh dari") dan i¢sthmi (histēmi, "berdiri," secara harfiah, "berdiri jauh dari").8Apostēsontai itu berbentuk middle voice; tindakan ini adalah sesuatu yang orang-orang murtad itu lakukan kepada diri mereka sendiri, bukan sesuatu yang dilakukan orang lain kepada mereka.
"Iman" adalah isi pengajaran yang berpusat dalam Yesus. Untuk "jatuh," harus ada sesuatu yang dari sesuatu itu jatuh. Kita mencatat beberapa penekanan "iman itu" dalam 3:16. Namun begitu, seperti yang akan kita lihat, isi pengajaran itu juga memasukkan pelbagai instruksi mengenai masalah-masalah praktis seperti makanan dan perkawinan. Kita menyebut ini isi pengajaran "Perjanjian Baru Kristus." Meninggalkan kebenaran yang mendasar dalam Perjanjian Baru adalah sama dengan "mengalami karam kapal" yang terkait dengan iman seseorang (lihat 1:19, 20).
Bagaimanakah ini akan terjadi? Dalam ramalan-Nya, Roh itu menyebut beberapa faktor yang akan berkontribusi terhadap kemurtadan mereka.
Yang pertama adalah penyimpangan yang memalukan: Mereka yang murtad mulai memberi perhatian kepada (NASB) ajaran sesat. "Memberi perhatian" berasal dari prose÷cw (prosechō),9yang, seperti yang digunakan dalam ayat ini, adalah untuk "memenuhi diri sendiri dengan, mencurahkan … diri sendiri kepada."10Dalam pasal sebelumnya, kata itu diterjemahkan "kecanduan" (3:8). Mereka yang murtad terpesona oleh teori-teori aneh dari guru-guru palsu. Mereka disimpangkan dari kebenaran injil yang sederhana (lihat 2 Kor. 11:3). Kita diingatkan akan anak kecil yang dengan mudahnya dialihkan perhatiannya. Ibunya mungkin sedang mengucapkan kata-kata yang bijaksana, tapi perhatiannya dapat dengan mudah dialihkan oleh kupu-kupu yang terbang ke sana ke mari.
Kedua adalah penipuan yang disengaja: Mereka yang murtad memberi perhatian kepada roh-roh penyesat [pla÷noß, planos]. Guru-guru palsu digambarkan dalam ayat berikutnya, namun di belakang mereka ada "roh-roh penyesat" dan "roh-roh jahat." Dalam surat Paulus sebelumnya kepada umat Kristen di Efesus, ia menulis bahwa "perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan … roh-roh jahat di udara" (Efe. 6:12). "Roh-roh" dan "roh-roh jahat" ini adalah agen-agen dari musuh utama kita, Iblis. Mereka kadang-kadang disebut "malaikat" (atau "utusan") Iblis (lihat Why. 12:9).
Iblis adalah si penggoda (lihat 1 Kor. 7:5). Untuk menggoda kita, ia menipu dan membujuk11kita. Ia menjadikan kebenaran terlihat seperti fiksi dan kebajikan yang tampil ketinggalan zaman dan picik. Ia menjadikan kesalahan tampak dapat dipercaya dan menjadikan kefasikan memikat. Taktiknya itu sama tuanya dengan zaman (Kej. 3:1-6; lihat 1 Yoh. 2:16), namun mereka mencapai tujuan mereka pada abad pertama dan masih efektif sampai sekarang.
Faktor ketiga adalah doktrin-doktrin setan: Karena ditipu, orang-orang yang murtad mulai "memberi perhatian kepada" doktrin-doktrin setan [NASB].12"Doktrin-doktrin" (dari didaskali÷a, didaskalia) berarti "ajaran-ajaran." "Roh jahat [Ing.: demon]" adalah transliterasi kata Yunani dai÷mwn (daimōn). Kesalahan terkadang tampak tidak penting bagi kita, bahkan mungkin tidak berbahaya, tapi itu sangat mengganggu Paulus. Itu bukan sekedar ajaran yang salah; itu adalah ajaran setan!13Abraham "dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat" (Ibr. 13:2; KJV; lihat Kej. 18:1-8). Mereka yang menganut kesalahan agama dengan tidak diketahui telah menjamu roh-roh jahat.14
Iblis dapat membuat kesalahan menjadi sangat menarik. Kepada mereka yang mudah lelah, ia menawarkan cara yang "lebih mudah." Kepada mereka yang tidak sabar, ia menawarkan upah langsung. Kepada mereka yang terkesan oleh manusia, ia menawarkan pernyataan-pernyataan "terpelajar." Kepada mereka yang mencari wibawa, ia menawarkan "pengetahuan" yang tersedia hanya untuk beberapa orang pilihan. Dalam bentuk apa pun ajaran-ajaran yang salah itu ia sajikan, ajaran itu tetaplah "doktrin-doktrin dari roh jahat"—ajaran-ajaran yang berisi kebenaran yang cukup untuk membuat mereka masuk akal tapi juga berisi kesalahan yang cukup untuk mengirim orang-orang percaya ke neraka.

TFTWMS: 1Tim 4:1-5 - Penerapan Terang Anak Dalam Jiwaku PENERAPAN Terang Anak Dalam Jiwaku (1 Timotius 4:1-5)
Hari-hari yang gelap dapat menyedihkan. Ketika saya dan istri saya tinggal di Arkansas, pada aw...
PENERAPAN Terang Anak Dalam Jiwaku (1 Timotius 4:1-5)
Hari-hari yang gelap dapat menyedihkan. Ketika saya dan istri saya tinggal di Arkansas, pada awalnya saya mengalami banyak "hari-hari yang gelap," sebab saya mengerjakan tulisan saya di sebuah ruang bawah tanah tanpa jendela. Seorang dokter akhirnya berkata bahwa saya butuh lebih banyak sinar matahari. Saya mulai mengerjakan beberapa pekerjaan saya (riset dan menulis beberapa konsep yang masih samar-samar) di ruang tamu kami, yang memiliki jendela besar—dan itu membuat saya merasa lebih baik.
Paulus memperingatkan Timotius bahwa hari-hari yang gelap menunggu gereja; sebenarnya, hari-hari itu sudah mulai turun. Mereka akan berupa (dan sudah berupa) guru-guru palsu yang akan menyesatkan umat Kristen dari kebenaran.81Apa yang benar pada masa itu masih benar pada masa kini dan akan tetap benar sampai Tuhan datang kembali. Kenyataan ini dapat menjadi tekanan, kecuali kita tahu cara untuk menghindarkan diri untuk tidak dikuasai oleh kegelapan. Kita membutuhkan "terang Anak" (Yoh. 8:12). Artinya, kita perlu menghindar untuk tidak terkurung dalam memerangi ajaran palsu sehingga kita gagal untuk membiarkan terang Tuhan yang mengasihi dan menyembuhkan mengisi jiwa kita.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Ti...
Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Timotius dan Titus -- biasanya disebut sebagai "Surat-Surat Penggembalaan", adalah surat-surat dari Paulus (1Tim 1:1; 2Tim 1:1; Tit 1:1) kepada Timotius (di Efesus) dan Titus (di Kreta) mengenai pelayanan pastoral di gereja. Beberapa pengeritik telah mempersoalkan kepenulisan Paulus atas surat ini, namun gereja mula-mula dengan tegas menempatkannya sebagai surat-surat Paulus yang asli. Walaupun ada perbedaan gaya penulisan dan kosakata dalam Surat-Surat Penggembalaan dibanding dengan surat kiriman lain dari Paulus, usia lanjut dan perhatian pribadi Paulus terhadap pelayanan Timotius dan Titus dapat menerangkan perbedaan ini dengan cukup menyakinkan.
Paulus menulis surat 1 Timotius sesudah peristiwa-peristiwa yang tercantum dalam pasal terakhir Kisah Para Rasul. Hukuman penjara yang pertama kali dialami Paulus di Roma (Kis 28:1-30) rupanya berakhir dengan kebebasan (2Tim 4:16-17). Setelah itu, menurut keterangan Klemens dari Roma (sekitar tahun 96 M) dan Kanon Muratoria (sekitar tahun 170 M), Paulus meninggalkan Roma menuju ke arah barat ke Spanyol dan di sana melaksanakan pelayanan yang sudah lama dicita-citakannya (bd. Rom 15:23-24,28). Berdasarkan data dalam Surat-Surat Penggembalaan ini, Paulus kemudian kembali ke daerah Laut Aegea (khususnya Kreta, Makedonia, dan Yunani) untuk pelayanan selanjutnya. Sementara waktu ini (sekitar tahun 64-65 M), Paulus menugaskan Timotius sebagai wakil rasuli untuk melayani di Efesus, dan Titus di Kreta. Dari Makedonia, Paulus menulis surat yang pertama kepada Timotius, dan beberapa waktu kemudian dia menulis kepada Titus. Setelah itu, Paulus kembali ditawan di Roma, ketika dia menulis surat yang kedua kepada Timotius, tidak lama sebelum dia mati syahid pada tahun 67\68 M (lihat 2Tim 4:6-8; juga Lihat "PENDAHULUAN SURAT 2TIMOTIUS" 08221).
Tujuan
Paulus mempunyai tiga maksud ketika menulis surat ini:
- (1) menasihati Timotius sendiri mengenai kehidupan pribadi dan pelayanannya;
- (2) mendorong Timotius untuk mempertahankan kemurnian Injil dan standarnya yang kudus dari pencemaran oleh guru palsu; dan
- (3) memberikan pengarahan kepada Timotius mengenai berbagai urusan dan persoalan gereja di Efesus.
Survai
Salah satu hal utama yang disampaikan Paulus kepada pembantu mudanya ialah supaya Timotius tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan membuktikan kesalahan ajaran palsu yang melemahkan kuasa Injil yang menyelamatkan (1Tim 1:3-7; 1Tim 4:1-8; 1Tim 6:3-5,20-21). Paulus juga menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan sifat bagi para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang yang diizinkan menjadi pemimpin rohani gereja (lih. daftar syarat terperinci di garis besar).
Antara lain, Paulus menasihatkan Timotius bagaimana bergaul dengan berbagai kelompok dalam jemaat, seperti perempuan (1Tim 2:9-15; 1Tim 5:2), janda-janda (1Tim 5:3-16), orang laki-laki tua dan muda (1Tim 5:1), para penatua (1Tim 5:17-25), budak (1Tim 6:1-2), guru palsu (1Tim 6:3-10) dan orang kaya (1Tim 6:17-19). Paulus memberikan lima instruksi jelas kepada Timotius yang harus dilaksanakannya (1Tim 1:18-20; 1Tim 3:14-16; 1Tim 4:11-16; 1Tim 5:21-25; 1Tim 6:20-21). Di dalam surat ini Paulus menyatakan kasih sayangnya kepada Timotius sebagai anak rohaninya dalam iman dan mengajukan suatu standar kesalehan yang tinggi untuk kehidupannya dan untuk gereja.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini yang dialamatkan langsung kepada Timotius sebagai wakil Paulus di jemaat Efesus, sangat pribadi dan ditulis dengan emosi dan perasaan yang mendalam.
- (2) Bersama dengan surat 2 Timotius, maka lebih dari surat PB lainnya surat ini menekankan tanggung jawab pendeta untuk memelihara Injil agar tetap murni dan bebas dari ajaran palsu yang akan melemahkan kuasanya untuk menyelamatkan.
- (3) Surat ini menekankan nilai unggul dari Injil, pengaruh setan di belakang semua pencemaran, panggilan gereja yang kudus dan syarat tinggi yang ditetapkan Allah bagi para pemimpinnya.
- (4) Surat ini memberikan pedoman yang paling lengkap dalam PB mengenai bagaimana seorang gembala harus berhubungan secara patut dengan pria dan wanita serta dengan semua kelompok usia dan sosial dalam gereja.
Full Life: 1 Timotius (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Tim 1:1-20)
I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5)
A. Pentingnya Doa
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Tim 1:1-20) - I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5) - A. Pentingnya Doa
(1Tim 2:1-8) - B. Perilaku Wanita yang Sopan
(1Tim 2:9-15) - C. Syarat-Syarat bagi Penilik Jemaat
(1Tim 3:1-7) - 1. Pribadi
- a. Tak Bercacat
(1Tim 3:2) - b. Dapat Menahan Diri
(1Tim 3:2) - c. Bijaksana
(1Tim 3:2) - d. Sopan
(1Tim 3:2) - e. Suka Memberi Tumpangan
(1Tim 3:2) - f. Cakap Mengajar
(1Tim 3:2) - g. Bukan Peminum
(1Tim 3:3) - h. Bukan Pemarah
(1Tim 3:3) - i. Peramah
(1Tim 3:3) - j. Pendamai
(1Tim 3:3) - k. Bukan Hamba Uang
(1Tim 3:3) - m. Mempunyai Nama Baik
(1Tim 3:7) - l. Jangan Orang Baru Bertobat
(1Tim 3:6) - 2. Keluarga
- a. Suami dari Satu Istri
(1Tim 3:2) - b. Kepala Keluarga yang Baik
(1Tim 3:4-5) - c. Disegani dan Dihormati oleh Anak-Anaknya
(1Tim 3:4) - D. Syarat-syarat bagi Diaken
(1Tim 3:8-12) - 1. Pribadi
- a. Orang Terhormat
(1Tim 3:8) - b. Jangan Bercabang Lidah
(1Tim 3:8) - c. Jangan Penggemar Anggur
(1Tim 3:8) - d. Jangan Serakah
(1Tim 3:8) - e. Orang yang Memelihara Rahasia Iman Dalam Hati Nurani
yang Suci
(1Tim 3:9) - f. Diuji dan Tak Bercacat
(1Tim 3:10) - 2. Keluarga
- E. Alasan Gereja Memerlukan Syarat Tinggi bagi Pemimpin
(1Tim 3:13-4:5) - II. Pengarahan Tentang Pelayanan Timotius
(1Tim 4:6-6:19) - A. Kehidupan Pribadinya
(1Tim 4:6-16) - B. Hubungan dengan Orang Dalam Gereja
(1Tim 5:1-6:19) - 1. Orang yang Tua dan Orang Muda
(1Tim 5:1) - 2. Perempuan Tua dan Perempuan Muda
(1Tim 5:2) - 3. Janda-Janda
(1Tim 5:3-16) - 4. Penatua dan Calon Penatua
(1Tim 5:17-25) - 5. Budak-Budak
(1Tim 6:1-2) - 6. Guru-Guru Palsu
(1Tim 6:3-10)
Sisipan: Nasihat kepada Timotius Sendiri
(1Tim 6:11-16) - 7. Orang-Orang Kaya
(1Tim 6:17-19) - Penutup
(1Tim 6:20-21)
Matthew Henry: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada...
- Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada orang-orang tertentu. Dua pucuk surat kepada Timotius, satu untuk Titus, dan satu lagi untuk Filemon, dan ketiganya adalah pelayan-pelayan Tuhan. Timotius dan Titus adalah pemberita Injil, suatu jabatan yang lebih rendah dibandingkan dengan jabatan rasul, sebagaimana tertulis di dalam surat Efesus 4:11, baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala. Tugas dan pekerjaan mereka banyak samanya dengan para rasul, yaitu untuk menanam bakal-bakal jemaat, dan mengairi jemaat-jemaat yang sudah ditanam itu, dan sesuai dengan tugas-tugas itu, mereka selalu melakukan perjalanan keliling, seperti yang dilakukan oleh Timotius. Timotius pertama kali dipertobatkan oleh Rasul Paulus, dan itulah sebabnya ia menyapa Timotius sebagai anaknya yang sah di dalam iman. Kita membaca mengenai pertobatannya di dalam Kisah Para Rasul 16:3. Tujuan dari kedua surat kepada Timotius adalah untuk mengarahkan dia bagaimana melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemberita Injil di Efesus, tempat ia berada pada saat itu. Paulus menyuruh dia ke sana supaya tinggal di situ untuk beberapa waktu guna menyempurnakan pekerjaan baik yang telah dimulai Paulus di sana. Adapun tugas penggembalaan jemaat sehari-hari, telah dipercayakan Paulus dengan sangat khidmat kepada para penilik jemaat, seperti tampak dalam Kisah Para Rasul 20:28, di mana ia memerintahkan para penilik, jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Galilah: 1 Timotius (Garis Besar)
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani...
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani Firman Tuhan dengan sebaik-baiknya. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Sangat disarankan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.571 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense berkaitan dengan waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi.
Contoh: “Kemarin dia belajar.”
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Misalnya “Kemarin, sementara dia sedang belajar…”
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga berkaitan dengan apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Misalnya “Dia sudah belajar (memiliki kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)”
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Misalnya “Dia sedang belajar.”
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Misalnya “Dia akan/mau belajar.”
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Misalnya “Saya mengasihi Yesus.”
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Misalnya Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku.
Contohnya:Saya yang selalu cuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Misalnya “Saya akan makan.”
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Misalnya “Makan!”
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina (supaya) menyatakan tujuan. Misalnya “Saya memasak supaya kamu bisa makan.”
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Misalnya “Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.”
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Misalnya “Makan, itu baik.”
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti tertentu (perjamuan kudus) sedangkan di ayat 46, tanpa artikel, berbicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Contoh: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Contoh: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Contoh: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Contoh: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif (Berkaitan dengan harapan)
Contoh: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat.
Aorist Aktif Indikatif
Contoh: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Contoh: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Contoh: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Contoh: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Contoh: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Contoh: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Contoh: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 Lihat pembahasan di Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990. Jil. 14, hal. 19-68)
2 Ray Van Neste, 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.Hal. 2324.
3 Van Neste, Hal. 2321.
4 Guthrie, Hal. 50 & Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word, Incorporated. 2000. Jil. 46, Hal. Lviii.
5 https://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Timothy
6 Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992. Jil. 34, Hal. 52. Lihat juga Mounce, Hal. Lviii.
7 J. B. Polhill, Acts, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2125.
8 Menurut naskah-naskah Kisah Para Rasul yang terlestari di wilayah Barat dari dunia kuno itu, Paulus mengajar dari jam sebelas siang sampai jam empat sore, yaitu jam tidur siang di Efesus. Walaupun tidak ada bukti lain dari sejarah bahwa hal ini terjadi, ada cukup banyak ahli alkitab dari kalangan injili yang percaya bahwa itu benar. Hal ini cukup masuk akal karena tentu si Tiranus menggunakan rumah kuliahnya sendiri pada jam kerja dan kalau Paulus melayani jam istirahat, dia juga ada waktu pagi untuk bekerja. (Kis 20:34)
9 Wayne Grudem, Systematic Theology, IVP, Leicester, 1994. Hal 91.
10 J. B. Polhill, Acts. Broadman & Holman Publishers. Nashville, 1992. Jilid. 26, hal. 401.
11 Yohanes melayani di sana, sesudah Timotius.
12 Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992. Hal. 57.
13 Lea, T. D., & Griffin, Hal. 62.
14 Knight, Hal. 57.
15 Mounce, Hal. 5. Hanya 4 surat di mana dia tidak menggunakan sebutan Rasul – Filipi, 1&2 Tesalonika dan Filemon.
16 Knight, Hal. 61.
17 Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995. Hal. 9.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Jil. 4, Hal. 145.
19 Knight, Hal. 62.
20 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata gnesios.
21 Knight, Hal. 63.
22 Lea & Griffin, Hal. 64. Knight, Hal. 66.
23 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Penjelasan pada 1 Tim 1:3
24 Knight, Hal. 66.
25 Knight, Hal. 68.
26 Aoris
27 Mounce, Hal. 17.
28 Aoris Aktif Infinitif
29 Kebanyakan versi bahasa Inggris menerjemahkannya begitu, termasuk: ESV, NASV, NIV & NKJV.
30 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paranggello.
31 Knight, Hal. 72.
32 Stott, J. R. W. Guard the truth: the message of 1 Timothy & Titus. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. p. 42.
33 Present Aktif Infinitif
34 Terikat pada kata datif.
35 TB di ayat 6 menerjemahkannya menerima dan di ayat 10 dan ayat 11 mengikutinya, artinya seharusnya mendengarkan, dalam arti asyik mendengar. Jadi boleh berarti mereka mengejar dia, tetapi supaya menerima ajarannya. Lihat Friberg, Friberg & Miller, kata prosekho.
36 Present Aktif Infinitif
37 Contoh: Buku Yobel-Yobel (The Book of Jubilees), yang ditulis dalam abad pertama sebelum masehi, dan Sejarah Alktab Filo (The Biblical Antiquities of Philo), yang ditulis 70 Masehi.
38 Stott, Hal. 43.
39 Lihat Stott, Hal. 45, Knight, Hal 74, Lea & Griffin, Hal 67, dll.
40 Arichea & Hatton, Hal. 17.
41 ESV, NASV.
42 Friberg, Friberg & Miller, kata agape.
43 Knight, Hal. 77.
44 Lihat penjelasan lebih mendetil di 4:2.
45 Aoris Aktif Partisip
46 Arichea & Hatton, Hal. 19.
47 Kadang-kadang kata kerja Aoris Pasif menjadi cara halus untuk mengkomunikasikan suara Medium, yaitu bahwa mereka sendiri menyimpang. Lihat Knight, Hal 79.
48 Mounce, Hal. 46.
49 Arichea & Hatton, Hal. 19.
50 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noeo.
51 Perfek Aktif Indikatif
52 Knight, Hal. 80.
53 Present Medium Subjunktif
54 Perfek Aktif Partisip
55 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata keimai.
56 Arichea & Hatton, Hal. 23.
57 Ibid, Hal. 23.
58 Ibid, Hal. 23.
59 Mounce, Hal. 37.
60 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anosios.
61 Mounce, Hal. 37.
62 Ibid, Hal. 46.
63 Memukul didukung oleh Mounce, Hal. 46. Membunuh didukung oleh Arichea & Hatton, Hal. 24.
64 Knight, Hal. 85.
65 Ibid, Hal. 85.
66 Arichea & Hatton, Hal. 25.
67 Mounce, Hal. 40.
68 Ibid, Hal. 40.
69 Knight, Hal. 88.
70 Guthrie, Hal. 76.
71 Present Aktif Indikatif
72 Sifat Aoris
73 Aoris Medium Indikatif (Menganggap) dan Aoris Medium Partisip (Mengangkat).
74 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
75 Present Aktif Partisip
76 Ibid, lihat kata blasfemos.
77 Arichea & Hatton, Hal. 30.
78 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hybristes.
79 Arichea & Hatton, Hal. 30.
80 Van Neste, Hal. 2326.
81 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata meta.
82 Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933. 1 Ti 1:15.
83 Lea & Griffin, Hal. 75.
84 Robertson, 1 Ti 1:15.
85 Present Aktif Indikatif
86 “Aku telah ada” (TB) kurang akurat dan sebenarnya mengikuti alkitab Saksi Yehova. Ego Eimi (Akulah Aku) di sana Kristus tentu menyebut diriNya Yahweh. Itu sebabnya para pendengar langsung mau membunuh Dia (Yoh 8:59).
87 UBS dan NA27
88 Lihat Knight, Hal. 105. Lea dan Griffin Hal. 77. Mounce, Hal. 60. Dll.
89 Lea dan Griffin Hal. 77.
90 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata doxa.
91 Ibid, lihat kata amen.
92 Stott, Hal. 56.
93 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paratithemi.
94 Present Medium Indikatif
95 https://en.wikipedia.org/wiki/Chapters_and_verses_of_the_Bible
96 Guthrie, Hal. 81.
97 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apotheo.
98 Aoris Medium Partisip
99 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paideuo.
100 Present Pasif Infinitif
101 Arichea & Hatton, Hal. 45.
102 Ibid, Hal. 45.
103 MacArthur, Hal. 1862.
104 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hyperokhe.
105 Mounce, Hal. 83. Lihat juga MacArthur, Hal. 1862.
106 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata thelo.
107 Ibid, lihat kata erkhomai.
108 Knight, Hal. 120.
109 Lea dan Griffin Hal. 89.
110 Ada yang menganggap bahwa bagian ini bicara mengenai Israel saja, tetapi jelas dari ayat Rom 9:24 bahwa orang percaya non-Yahudi, secara individu, dimaksudkan juga.
111 Mounce, Hal. 87.
112 Arichea & Hatton, Hal. 50.
113 Aorist Aktif Partisip.
114 Knight, Hal. 121-122.
115 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
116 Mounce, Hal. 92.
117 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Lihat penjelasan di 1 Tim 2:7.
118 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:7.
119 Arichea & Hatton, Hal. 54.
120 Mounce, Hal. 106.
121 Lock, Hal. 30.
122 Present Aktif Partisip
123 Present Aktif Infinitif
124 Mounce, Hal. 113.
125 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 96.
126 Mounce, Hal. 115.
127 Ibid, Hal. 114.
128 Present Aktif Indikatif.
129 Knight, Hal. 136.
130 Present Medium Partisip.
131 Knight, Hal. 136.
132 Daftaran referensi ini diambil dari Mounce, Hal. 115.
133 Wallace, Hal. 253-254
134 Present Aktif Imperatif
135 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hesykhia.
136 Ceslas Spicq, The Theological Lexicon of the New Testament, Hendrickson, Massachusetts, 1994. Jil 2, Hal. 179
137 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 98.
138 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat komentar di 2:12.
139 Mounce, Hal. 121.
140 Daftaran ini terdapat di Mounce, Hal. 121. Ada yang jauh lebih janjang di sana berkaitan dengan semua surat Paulus.
141 Present Aktif Indikatif
142 Kata orang di ayat 2 Tim 3:14 bersifat jamak, jadi berkaitan dengan ibunya dan neneknya, bukan Paulus.
143 Ada beberapa tafsiran akhir-akhir ini yang berusaha mengubahkan makna dari ayat ini dengan menegaskan bahwa ada situasi di Efesus, di mana beberapa perempuan mengajar ajaran sesat, sehingga Paulus bicara secara khusus pada mereka. Akan tetapi tidak ada bukti dari sejarah yang mendukung teori mereka, ataupun informasi dari surat ini. Jadi kita terpaksa menerima saja ajaran ini, karena sangat jelas isinya.
144 Ada diskusi yang sangat teliti di Mounce, Hal. 120-130. William Mounce adalah ahli Bahasa Yunani yang mungkin paling terkenal bagi generasi sekarang, dan penelitiannya sangat jelas.
145 Kata plasso dipakai di versi PL Bahasa Yunani, LXX. Lihat Knight, Hal. 143.
146 Thomas R, Schreiner, Romans, ESV Study Bible, CrossWay Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2166.
147 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata exapatao.
148 Knight, Hal. 144.
149 Arichea & Hatton, Hal. 62.
150 Ayat ini tidak bermaksud mengajar bahwa orang harus meraih keselamatannya, melainkan bahwa dia hidup sesuai dengan kenyataan bahwa dia sudah diselamatkan. Rasa takutnya bukanlah ketakutan karena mungkin dia ditolak, melainkan bahwa dia takut akan kuasa Allah, yang sedang bekerja di dalam dirinya. Lihat Melick, R. R. Philippians, Colossians, Philemon. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1991. Jil. 32, Hal. 110.
151 Van Neste, Hal. 2328
152 Mounce, Hal. 145.
153 Ibid, Hal. 147.
154 Arichea & Hatton, Hal. 64.
155 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pistos.
156 Present Medium Indikatif
157 Di sana , kata rasul, nabi, pemberita injil dan gembala mempunyai artikel, tetapi pengajar tidak. Itu sebabnya disimpulkan bahwa gembala/pengajar menggambarkan satu jabatan.
158 Informasi ini terdapat di kamus: en.wikipedia.org/wiki/Pandita
159 Mounce, Hal. 33.
160 Present Aktif Indikatif
161 Present Aktif Infinitif
162 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 109.
163 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata sofron.
164 Ibid, lihat kata kosmios.
165 Arichea & Hatton, Hal. 67.
166 Mounce, Hal. 175
167 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paroinos.
168 Arichea & Hatton, Hal. 67-68.
169 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata plektes.
170 Ibid, lihat kata epieikes.
171 Mounce, Hal. 176.
172 Kutipan terdapat di Mounce, Hal. 177.
173 Mounce, Hal. 178.
174 Present Medium Partisip
175 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 112.
176 Knight, Hal. 161.
177 Ibid, Hal. 162.
178 Mounce, Hal. 180.
179 Lihat: Shade, W. Robert III and Nicholls, Bruce. J. Acts, Asia Bible Commentary Series, Asia Theological Association, Singapore. 2007. Hal. 298.
180 Knight, Hal. 163.
181 Present Aktif Infinitif
182 Knight, Hal. 165.
183 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata oneidismos.
184 Kita lihat dari ayat 1 Kor 9:23 ke atas bahwa bagian ini berkaitan dengan pelayanannya, sehingga ditolak, yang secara harfiah berarti diskwalifikasi berkaitan dengan upahnya, bukan jiwanya. Lihat juga 1 Kor 3:10-15 yang sangat jelas dalam hal itu.
185 Spicq, Hal. 244.
186 MacArthur, Hal. 1865.
187 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katharos.
188 Present Aktif Imperatif
189 Mounce, Hal. 201.
190 Knight, Hal. 170.
191 Present Aktif Partisip
192 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anegkletos.
193 Van Neste, Hal. 2330
194 Knight, Hal. 172.
195 Aoris Aktif Partisip
196 Present Medium Indikatif
197 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bathmos.
198 Mounce, Hal. 205.
199 Tidak mempunyai artikel.
200 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 119.
201 Mounce, Hal. 206.
202 MacArthur, Hal. 1865.
203 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bradyno.
204 Mounce, Hal. 219.
205 Knight, Hal. 178.
206 Mounce, Hal. 219.
207 Disebut refleksif, yaitu bicara bagaimana orang mengatur diri (berlaku) dalam suatu konteks.
208 Knight, Hal. 179.
209 Mounce, Hal. 220.
210 Silva, lihat kata ekklesia.
211 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ekklesia.
212 Daftaran ayat ini dipinjam dari Mounce, Hal. 222.
213 Mounce, Hal. 222.
214 LXX adalah terjemahan PL dalam Bahasa Yunani.
215 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hedraioma.
216 Kedua kata tersebut tidak mempunyai artikel, jadi harus ada suatu/sebuah.
217 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eusebeia.
218 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata homologoumenos.
219 Aoris Pasif Indikatif
220 Daftaran ayat dipinjam dari Mounce, Hal. 227.
221 Silva, kata sarks.
222 Biasanya Paulus menggunakannya dalam arti dibuat benar di hadapan Allah.
223 Daftaran ayat dipinjam dari Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
224 Walaupun bukan kutipan langsung, bagian ini mengikut dengan cukup dekat Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
225 Mounce, Hal. 229.
226 Kalau membandingkan dengan versi lain, dari Bahasa Inggris ESV, NASB, NIV, NLT, KJV dan HCSB semua menerjemahkannya seen (dilihat). BIS juga menggunakan dilihat.
227 Lock, Hal. 46.
228 Mempunyai artikel. Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi cukup mirip dengan arti ini/itu.
229 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhetos.
230 Present Aktif Indikatif
231 Mounce, Hal. 234.
232 Tidak ada artikel dalam Bahasa Indonesia, tetapi dalam konteks ini mungkin kataini memadai.
233 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. Buku 1. Hal. 385-386.
234 Pembahasan ini dipinjam dari tafsiran Galilah: Surat Galatia, penjelasan di Gal 5:4.
235 Arichea & Hatton, Hal. 89.
236 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prosekho. Tata bahasa: Partisip terikat pada datif dari roh-roh dan juga datif pada ajaran.
237 Gundry, Hal. 106.
238 Mounce, Hal. 237.
239 Knight, Hal. 189.
240 Penggunaan ini disebut instrumental (memperalat). Lihat J.W. Wenham, Elements of New Testament Greek. University Press, Cambridge. 1996. Hal. 45-46.
241 Silva, Hal. 561-563.
242 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 129. Lihat juga Robertson, penjelasan di 1 Tim 4:2.
243 Perfek Pasif Partisip
244 Knight, Hal. 189.
245 Robertson, penjelasan di 4:3.
246 Keragu-raguannya dengan pernikahan di 1 Kor 7 berkaitan dengan “waktu darurat” (7:26) yang mereka hadapi. Masa penganiayaan sangat sulit untuk orang berkeluarga.
247 Perfek Aktif Partisip
248 Present Pasif Partisip
249 Present Medium Partisip
250 Future Medium Indikatif
251 Present Pasif Partisip
252 Mounce, Hal. 249.
253 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakoloutheo.
254 Perfek Aktif Indikatif
255 D. Edmond Hiebert, First Timothy, Moody, Chicago. 1957. Hal. 81
256 Present Medium Imperatif
257 Mounce, Hal. 250.
258 Mounce, Hal. 250.
259 Present Aktif Imperatif.
260 Knight, Hal. 198.
261 Mounce, Hal. 252.
262 Present Aktif Indikatif
263 Present Aktif Partisip
264 Pengecualian satu-satunya terdapat di Kis 23:21 (bersumpah).
265 Mounce, Hal. 254.
266 TB berbunyi hidup yang saleh, tetapi Bahasa asli berbunyi zoe (kehidupan) kai (dan) eusebia (pengabdian), berkaitan dengan hidup kita, baik jasmani, maupun rohani.
267 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kopiao.
268 Ibid, lihat kata agonizomai.
269 Perfek Aktif Indikatif
270 Mounce, Hal. 256.
271 Present Aktif Imperatif
272 Present Aktif Imperatif
273 Knight, Hal. 205.
274 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katafroneo.
275 Present Medium Imperatif
276 Mounce, Hal. 259.
277 Mounce, Hal. 259.
278 Knight, Hal. 206.
279 Arichea & Hatton, Hal. 104.
280 Present Aktif Imperatif
281 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 138.
282 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anagnosis.
283 Mounce, Hal. 261.
284 BIS lebih akurat di 2 Tim 2:15. “Hendaklah engkau berusaha sungguh-sungguhsupaya diakui oleh Allah sebagai orang yang layak bekerja bagi-Nya. Berusahalah supaya engkau tidak malu mengenai pekerjaanmu, melainkan mengajarkan dengan tepatajaran-ajaran benar dari Allah.”
285 Present Aktif Imperatif
286 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ameleo.
287 Mounce, Hal. 261.
288 Knight, Hal. 210.
289 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epekho.
290 Present Aktif Imperatif
291 Future Aktif Indikatif
292 Mounce, Hal. 265.
293 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 145.
294 Aoris Aktif Subjunktif
295 Robertson, 1 Tim 5:1.
296 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakaleo.
297 MacArthur, Hal.1868.
298 Mounce, Hal. 270.
299 Mounce, Hal. 278.
300 Ibid, Hal. 280.
301 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata protos.
302 Present Aktif Imperatif
303 Mounce, Hal. 280.
304 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apodidomi.
305 Present Aktif Infinitif
306 Present Aktif Indikatif
307 Knight, Hal. 218.
308 Perfek Pasif Partisip
309 Perfek Aktif Indikatif
310 Robertson, 1 Tim 5:5.
311 Present Aktif Indikatif
312 Arichea & Hatton, Hal. 45.
313 Mounce, Hal. 282.
314 Ibid, Hal. 282.
315 Knight, Hal. 219.
316 Perfek Aktif Indikatif
317 Ibid, Hal. 219.
318 Ibid, Hal. 219.
319 Present Aktif Imperatif
320 Kata eimi dalam bentuk Present Aktif Subjunktif
321 Mounce, Hal. 284.
322 Present Aktif Subjunktif
323 Mounce, Hal. 286.
324 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pronoeo.
325 Ibid, lihat kata malista.
326 Perfek Medium Indikatif
327 Present Aktif Indikatif
328 Present Aktif Imperatif
329 Mounce, Hal. 286.
330 Knight, Hal. 223.
331 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 150.
332 Aoris Aktif Indikatif
333 Arichea & Hatton, Hal. 118.
334 Present Pasif Partisip
335 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eparkeo.
336 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epakoloutheo.
337 Ibid, lihat kata paraiteomai.
338 Mounce, Hal. 289.
339 Ibid, Hal. 289.
340 Knight, Hal. 226.
341 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katastreniao.
342 Van Neste, Hal. 2332.
343 Knight, Hal. 226.
344 Present Medium Partisip
345 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata flyaros.
346 Ibid, lihat kata periergos.
347 Present Aktif Partisip
348 Mounce, Hal. 294.
349 Ibid, Hal. 295.
350 Present Medium Indikatif
351 Knight, Hal. 229.
352 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ektrepo.
353 Mounce, Hal. 297.
354 LAI sedunia.
355 Bruce Metzger. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 574.
356 Mounce, Hal. 298.
357 Present Aktif Imperatif
358 Present Pasif Imperatif
359 Di Kis 20:28 kata kerja menggembalakan dipakai sebagai tujuan mengapa seseorang dijadikan penilik.
360 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prohistemi.
361 Van Neste, Hal. 2333.
362 Perfek Aktif Partisip
363 Knight, Hal. 232.
364 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kalos.
365 Present Pasif Imperatif
366 Mounce, Hal. 309.
367 ESV, NASV, NIV, NLT, HCSB, KJV, lalu TB, BIS, TSI.
368 Mounce, Hal. 310.
369 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata logos.
370 Knight, Hal. 233.
371 Ibid, Hal. 233.
372 Present Aktif Indikatif
373 Mounce, Hal. 310.
374 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paradekhomai.
375 Present Medium Imperatif
376 Ibid, lihat kata martys.
377 Mounce, Hal. 313.
378 Present Aktif Imperatif
379 Knight, Hal. 237.
380 Present Aktif Subjunktif
381 Present Medium Indikatif
382 Arichea & Hatton, Hal. 130.
383 Knight, Hal. 237.
384 Frase malaikat-malaikat pilihan hanya ada di sini saja.
385 Robertson, 1 Tim 5:21.
386 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata fylasso.
387 Ibid, lihat kata prokrima.
388 Ibid, lihat kata prosklisis.
389 Present Aktif Imperatif
390 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata koinoneo.
391 Present Aktif Imperatif
392 Present Aktif Imperatif
393 Mounce, Hal. 319.
394 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata khraomai.
395 Present Medium Imperatif
396 MacArthur, Hal. 1870.
397 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 158.
398 Present Aktif Indikatif
399 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata krisis.
400 Knight, Hal. 241.
401 Ibid, Hal. 240-241.
402 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dunamai.
403 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson, Nashville, 1995. Hal. 33.
404 Kebanyakan informasi mengenai budak ini terdapat di: Judge, E. A. Dalam New Bible Dictionary 3rd ed. Leicester, England; Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. Hal. 1113
405 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata zygos.
406 https://en.wikipedia.org/wiki/Gettysburg_Address
407 Present Medium Imperatif
408 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hegeomai.
409 Knight, Hal. 246.
410 Ibid, Hal. 246.
411 Present Pasif Subjunktif
412 Present Aktif Imperatif
413 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata mallon.
414 Knight, Hal. 246.
415 Present Aktif Imperatif
416 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata antilambano.
417 Mounce, Hal. 329.
418 Knight, Hal. 247.
419 Mounce, Hal. 337.
420 Arichea & Hatton, Hal. 142.
421 Knight, Hal. 250.
422 Berlagak tahu (TB), tetapi BIS/BMK menerjemahkannya angkuh dan TSI sombong.
423 Knight, Hal. 251.
424 Lock, Hal. 39.
425 Perfek Pasif Indikatif
426 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epistamai.
427 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noseo.
428 Ibid, lihat kata zetesis.
429 Mounce, Hal. 338.
430 Lock, Hal. 68.
431 Present Medium Indikatif
432 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 166.
433 Mounce, Hal. 339.
434 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata diaparatribe.
435 Ibid, lihat kata diaftheiro.
436 Perfek Pasif Partisip
437 Perfek Pasif Partisip
438 Ibid, lihat kata apostereo.
439 Knight, Hal. 252.
440 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata nomizo.
441 Knight, Hal. 252.
442 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata porismos.
443 Present Aktif Infinitif
444 Mounce, Hal. 340.
445 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata autarkeia.
446 Aoris Aktif Indikatif
447 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tis.
448 Mounce, Hal. 343.
449 Present Aktif Partisip
450 Knight, Hal. 254-255
451 Future Pasif Indikatif
452 Mounce, Hal. 343.
453 Knight, Hal. 255.
454 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata boulomai.
455 MacArthur, Hal. 1871.
456 Present Medium Partisip
457 Arichea & Hatton, Hal. 149.
458 Present Aktif Indikatif
459 Mounce, Hal. 344-45.
460 Mounce, Hal. 345.
461 Knight, Hal. 256.
462 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata blabepos.
463 Ibid, lihat kata bythizo.
464 Mounce, Hal. 345.
465 Knight, Hal. 256.
466 Kata itu dipakai karena artikel digunakan dalam bs Yunani, menandai orang tertentu. Tidak ada artikel dalam bs Indonesia, tetapi kata ini/itu adalah paling dekat. Lihat Knight, Hal. 256.
467 Knight, Hal. 257.
468 Lihat catatan kaki 468 mengenai artikel. Kalau artikel tidak ada, harus ada suatu, sebuah, yaitu tidak bicara secara tentu.
469 Mounce, Hal. 346.
470 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhiza.
471 Knight, Hal. 258.
472 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata orego.
473 Aorist Pasif Indikatif
474 Lihat catatan kaki 468 & 469. Artikel agak mirip dengan ini/itu sehingga menunjukkan iman yang tertentu, bukan iman secara umum.
475 Knight, Hal. 258.
476 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata peripeipo.
477 Aoris Aktif Indikatif.
478 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata odyne.
479 Mounce, Hal. 351.
480 Knight, Hal. 260.
481 Ibid, Hal. 260.
482 MacArthur, Hal. 1871.
483 Van Neste, Hal. 2334.
484 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata feugo.
485 Present Aktif Imperatif
486 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dioko.
487 Present Aktif Imperatif
488 Ibid, lihat kata dikaiosyne.
489 Mounce, Hal. 354.
490 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 172.
491 Knight, Hal. 262.
492 Friberg, Friberg & Miller, kata hypomone.
493 Arichea & Hatton, Hal. 153.
494 Mounce, Hal. 354.
495 Ibid, Hal. 355.
496 Present Medium Imperatif
497 Arichea & Hatton, Hal. 154. Dalam Friberg, Friberg & Miller, kata epilambanomai, mereka tentukan 1 Tim 6:12 sebagai contoh di mana kata ini seharusnya diterjemahkan mengalami. Lihat Stott juga, Hal. 157.
498 MacArthur, Hal. 1871
499 Aoris Medium Imperatif
500 Mounce, Hal. 356.
501 Aoris Pasif Indikatif
502 Aoris Aktif Indikatif
503 Arichea & Hatton, Hal. 155.
504 Friberg, Friberg & Miller, kata zoogoneo.
505 Stott, Hal. 158.
506 Present Aktif Partisip
507 Mounce, Hal. 357.
508 Knight, Hal. 266.
509 Arichea & Hatton, Hal. 156.
510 Knight, Hal. 266.
511 Friberg, Friberg & Miller, kata tereo.
512 Aoris Aktif Infinitif
513 Mounce, Hal. 359.
514 Friberg, Friberg & Miller, kata epifaneia.
515 Mounce, Hal. 360.
516 Friberg, Friberg & Miller, kata deiknymi.
517 Future Aktif Indikatif
518 Mounce, Hal. 361.
519 Arichea & Hatton, Hal. 158.
520 Guthrie, Hal. 131.
521 Friberg, Friberg & Miller, kata kyrios.
522 Knight, Hal. 269.
523 Friberg, Friberg & Miller, kata oikeo.
524 Walaupun berkaitan dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya, ayat ini memberi contoh saja, bahwa cahaya kemuliaan Allah membuat manusia, bahkan manusia yang paling kudus, mau pingsan.
525 Aoris Aktif Indikatif
526 Knight, Hal. 270.
527 Present Pasif Indikatif
528 Knight, Hal. 271.
529 Friberg, Friberg & Miller, kata time.
530 Mounce, Hal. 363.
531 Knight, Hal. 271.
532 Mounce, Hal. 366.
533 Present Aktif Imperatif
534 Mounce, Hal. 366.
535 Knight, Hal. 272.
536 Present Aktif Infinitif
537 Perfek Aktif Infinitif
538 Friberg, Friberg & Miller, kata adelotes.
539 Knight, Hal. 272-273.
540 Friberg, Friberg & Miller, kata parekho.
541 Present Aktif Partisip
542 Knight, Hal. 273.
543 Friberg, Friberg & Miller, kata apolausis.
544 Mounce, Hal. 367.
545 Friberg, Friberg & Miller, kata agathoergeo.
546 Present Aktif Infinitif
547 Present Aktif Infinitif
548 Present Aktif Infinitif
549 Friberg, Friberg & Miller, kata eumetadotos.
550 Knight, Hal. 274.
551 Friberg, Friberg & Miller, kata apothesaurizo.
552 Arichea & Hatton, Hal. 162.
553 Knight, Hal. 276.
554 Arichea & Hatton, Hal. 163.
555 Aoris Aktif Imperatif
556 Robertson, di 1 Tim 6:20.
557 Knight, Hal. 276.
558 Friberg, Friberg & Miller, kata paratheke.
559 Mounce, Hal. 371. Knight, Hal. 276.
560 Present Medium Partisip
561 Friberg, Friberg & Miller, kata bebelos.
562 Ibid, kata antithesis.
563 Friberg, Friberg & Miller, kata pseudonymos.
564 Mounce, Hal. 372.
565 Friberg, Friberg & Miller, kata epanggellomai.
566 Mounce, Hal. 372.
567 Artikel tidak ada dalam bahasa Indonesia, tetapi fungsinya agak seperti ini/itu yang menandai sesuatu tertentu.
568 Arichea & Hatton, Hal. 165.
569 Friberg, Friberg & Miller, kata astokheo.
570 Aoris Aktif Indikatif
571 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Di...
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Bung Kecil
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu persiapan pelajaran/khotbah ataupun penerjemahan Firman Tuhan.Harap tidak dibacakan di ibadah jemaat, karena bahan ini dimaksudkan menjadi bahan penelitian, bukan khotbah/pelajaran.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan harfiah yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, atau pun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan harfiah ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab berkaitan dengan peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengertiKonteks Sejarah. Langkah ini meliputi: meneliti budaya setempat, penanggalan kitab, peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Salah pengertian paling sering terjadi kalau orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini juga mengakibatkan banyak salah paham, bahkan salah doktrin, kalau berkaitan dengan penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurutKonteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti sebuah ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, tetapi Dia juga ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus adaPenerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah dan tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1...
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1 & 2 Timotius dan Titus. Surat-surat ini agak berbeda sifatnya dari surat-surat lain yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat. Dari segi bahasa dan topik-topik yang muncul, jelas bahwa surat ini bersifat sangat praktis, berkaitan dengan pengaturan jemaat dan juga terkesan sangat akrab karena Paulus bicara dengan dua orang yang dia anggap sebagai anak bimbing rohani dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2Tit 1:4). Surat-surat ini juga tidak terlalu membahas tentang topik keselamatan, seperti yang lain, karena ditujukan kepada orang yang sudah lama melayani bersama rasul Paulus, dan dengan jelas mengerti Injil dan ajaran dasar. Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan apakah memang Paulus yang menulisnya, pada tahun 1800an. Menurut penelitian akan argumentasi ‘ahli-ahli’ yang menganut pendapat tersebut, ‘bukti-bukti’ yang dipakai sangat lemah dan bersumber dalam falsafah suatu gerakan yang pada waktu itu meragukan keaslian dari banyak kitab. Sangat jelas dari sejarah bahwa memang Paulus yang menulisnya. Sampai abad yang kesembilan belas Masehi, tidak ada yang meragukan fakta ini. Jadi kurang masuk akal kalau orang mulai meragukannya 1800 tahun kemudian. Bahasa yang digunakan di surat ini adalah bahasa yang dipakai pada abad pertama dan sebelumnya di LXX (PL Bahasa Yunani). Doktrin yang dikritik sesuai juga dengan apa yang dialami pada masa itu dan keakrabannya sesuai dengan hubungan yang jelas ada di antara Paulus dengan Timotius dan Titus. Jadi orang yang meragukan bahwa Paulus yang menulis surat ini, menolak sejarah yang tertulis di dalam Alkitab, menolak sejarah mengenai anggapan dari tokoh-tokoh sejarah gereja mula-mula dan juga mengabaikan bukti-bukti dari segi bahasa, yang jelas sesuai dengan masa itu.1
Oleh karena peristiwa-peristiwa yang tercatat di dalam 1 Timotius tidak ada di Kisah Para Rasul, yaitu tidak dikatakan bahwa nantinya Paulus datang ke Makedonia lagi, ataupun mengutus Timotius ke Efesus (1 Tim 1:3), ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa surat ini ditulis oleh Paulus sesudah dia dibebaskan dari penjara pada tahun 62 Masehi.2 Menurut sejarah, sesudah dia dilepaskan, Paulus melayani dengan bebas selama beberapa tahun, baru dipenjarakan lagi di bawah pemerintahan kaisar Nero, lalu dibunuh beberapa waktu kemudian di sekitar tahun 64-67 Masehi.3 1 Timotius dan Titus ditulis pada waktu Paulus masih bebas, lalu 2 Timotius ditulis ketika dia sudah di penjarah, dan kali itu, rupanya dia sudah tahu bahwa dia tidak lama lagi akan menjadi martir (2 Tim 4:6-8).
Paulus menulis kepada Timotius, yang sering disebut sebagai letnannya4 dan oleh Paulus sendiri dianggap sebagai anak sungguh yang kekasih dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2). Supaya jelas, ada baiknya kalau kita melihat riwayat hidup Timotius di bagan waktu. Umur Timotius diperkirakan menurut 1 Tim 4:12, di mana dia disebut muda. Sebutan tersebut boleh dipakai sampai orang genap 30an tahun, jadi ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa umurnya kira-kira 35 tahun pada waktu itu, yaitu 62-63 Masehi. Memang sulit meneliti sejarah yang sudah ribuan tahun berlalu, jadi ada kemungkinan juga bahwa dia sedikit lebih muda.
Tahun | Umur | Peristiwa | Ayat |
45-46 | 18-19 | Menjadi percaya | Kis 14:6-23, 1Ti 1:2 |
49-51 | 22-24 | Bergabung dengan tim misi | Kis 16:1-3 |
50 | 23 | Diutus ke Tesalonika | 1Tes 3:1-6 |
53-55 | 26-28 | Diutus ke Korintus | 1Kor 4:17, 16:10-11 |
55 | 28 | Bersama Paulus dan Silas. | 2Kor 1:19 |
57 | 30 | Dengan Paulus lagi | Roma 16:21 |
62-63 | 35-36 | Pelayanan di Efesus | Filipi 1:1, 2:19-24, 1Tim 1:2-3 |
65-67 | 38-40 | Mengalami pergumulan | 2 Tim 1:6-7 |
69 | 42 | Dilepaskan dari penjara | Ib 13:23 |
97 | 70 | Dibunuh | Tradisi mengatakan bahwa Timotius dibunuh di Efesus waktu dia menantang orang-orang yang buat persembahan pada berhala. |
Kita lihat di Kisah Para Rasul bahwa ibunya Timotius adalah orang Yahudi, sedangkan ayahnya orang Yunani (Kis 16:1). Belum jelas apakah bapanya masih hidup pada waktu Timotius percaya, karena tidak disebut, tetapi ibunya dan neneknya berperan besar dalam pembentukannya, karena mengajar Perjanjian Lama kepadanya dan juga membawa Timotius menjadi percaya Kristus (2 Tim 1:5, 3:15).
Timotius sering dianggap sebagai seorang penakut, hanya karena apa yang dikatakan Paulus kepadanya di 2 Tim 1:6-7. Sebenarnya, kalau melihat riwayat pelayanannya, anggapan ini sangat salah. Timotius ini, kemungkinan besar, menjadi percaya pada waktu Paulus pertama kali datang ke Listra, dalam perjalanan misi pertamanya (Kis 14:6-23). Lalu hanya beberapa tahun kemudian dia bersedia bergabung dengan tim misi, yang dalam perjalanan pertamanya, sudah dianiaya berulang-ulang (13:8, 45, 50, 14:5), sampai dilempari dengan batu (14:19). Apakah ini tindakan seorang penakut? Lalu ketika dia masih sangat muda, dia siap diutus untuk menguatkan jemaat di Tesalonika dan tidak lama kemudian ke Korintus juga, yang tentu sangat sulit. Tugasnya di Efesus adalah untuk menentang para pengajar sesat. Paulus yang mempercayakan tugas yang amat sulit ini kepadanya, dan Paulus bukan orang yang mudah percaya orang lain, kalau mereka tidak berkomitmen (Kis 15:37-41). Kalau kita membaca di Ibrani, kita lihat bahwa Timotius dipenjarakan, tentu karena kesaksiannya. Dan menurut sejarah gereja, dia dilempari dengan batu sampai mati, karena dia berani menginjili sekelompok orang yang menyembah dewi Diana di Efesus.5 Timotius bukan seorang penakut!6 Kita lebih baik menganggap bahwa perkataan di 2 Timotius itu, berkaitan dengan kelelahan/kejenuhan yang dialaminya, karena dia bertahun-tahun mengalami berbagai “benturan” dan “hempasan” dalam pelayanan yang demikian berat dan secara khusus banyak berjuang menghadapi dan menangani pengajar-pengajar sesat di Efesus.
Seperti kita lihat, Timotius didesak Paulus, supaya tetap di Efesus dan menyuruh pengajar sesat untuk berhenti dari kelakuan mereka (1 Tim 1:3). Memang bukan Paulus yang menanam gereja di Efesus, melainkan Priskila dan Akwila, yang dia antar ke sana.( Kis 18:18-21) Hal ini terjadi di perjalanan misi yang kedua. Waktu Paulus kembali, pada perjalanan misi berikut, dia menetap di Efesus selama tiga tahun.( Kis 20:31) Hal ini terjadi pada tahun 52-55 Masehi.7 Jelas di Kisah Para Rasul sembilan belas bahwa Paulus, konsisten dengan kebiasaannya, mulai pelayanannya di rumah ibadat Yahudi dulu (Kis 19:8), tetapi oleh karena ada penganiayaan di sana, dia ke luar dan berpusat di Rumah Kuliah Tiranus.8 Di situ dia bersedia mengajar setiap hari sampai “semua penduduk Asia mendengar Firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.”( Kis 19:10) Jadi rupanya sebelum kedatangan Paulus, Priskila dan Akwila masih bergabung di rumah ibadat Yahudi, serta orang-orang percaya lain, tetapi karena Paulus bicara dengan begitu berani, penolakan orang ikut menjadi semakin keras, sehingga orang percaya tidak lagi bebas beribadah di antara teman-teman sebangsa.
Jelas juga bahwa pelayanan Paulus ini sangat luas pengaruhnya, sehingga “semua penduduk Asia mendengar” (Kis 19:10). Jadi walaupun Paulus tetap di Efesus, orang yang dia muridkan memberitakan Injil di seluruh Asia.
Menarik untuk dicermati, Lukas mengatakan bahwa Paulus melayani di Efesus selama dua tahun di pasal sembilan belas (19:10) lalu mengutip perkataan Paulus di pasal dua puluh bahwa masa itu berlangsung tiga tahun (20:31). Dalam hal ini harus disadari bahwa penulis-penulis Alkitab sering menggunakan perhitungan kasar.9 Jadi kalau dua tahun tersebut berkaitan dengan ketika di Rumah Kuliah Tiranus dan bicara mengenai waktu yang sedikit lebih, lalu dihitung tiga bulan di mana Paulus melayani di rumah ibadat Yahudi, lalu menambah “beberapa lama” dari Kis 19:22, perhitungan kasar boleh sampai di tiga tahun.10 Jadi boleh disimpulkan bahwa Paulus menjadi sangat akrab dengan jemaat ini dan pelayanannya di sana membawa perubahan besar, baik dari segi lokasi dan gaya beribadah, maupun dari segi penyebar-luasan Injil di Asia.
Sebelum dipenjarakan dan dibawa ke Roma, Paulus bertemu dengan para penatua dari Efesus dan, antara lain, memperingati bahwa tentu akan ada penyesat-penyesat yang masuk ke dalam gereja mereka, bahkan akan ada yang muncul dari dalam (Kis 20:29-30). Rupanya hal ini yang kemudian terjadi, sehingga Timotius diperlukan di sana.
Memang gereja ini mempunyai posisi yang sangat istimewa dibanding dengan gereja-gereja lain: Mereka dilayani oleh dua rasul, yaitu Paulus dan nanti Yohanes11 dan juga dibantu oleh empat tokoh Perjanjian Baru yang cukup menonjol, yaitu Timotius, Apolos (Kis 18:24-26), Priskila dan Akwila (Kis 18:19). Mereka menerima satu surat dan juga surat Satu Korintus ditulis di sana. Akan tetapi, walaupun mereka menerima begitu banyak pelayanan yang bermutu, mereka ditegur dengan berat di kitab Wahyu, bahkan diancam oleh Kristus karena mereka “meninggalkan kasih…yang semula”. (Wahyu 2:1-7) Hal ini perlu menjadi pelajaran untuk kita. Walaupun menerima pelajaran dan pengajar bermutu, hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana orang setempat meresponinya.
Jerusalem: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat
penggembalaan, sebab hamp...
SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat penggembalaan, sebab hampir melulu berisi petundjuk-petundjuk bagaimana dua wakilnja harus "menggembalakan", jaitu memimpin umat-umat dan menjusun badan pimpinan bagi tiap-tiap umat. Ketiga surat itu ialah I Tim.; Tit. dan 11 Tim.
Walaupun dialamatkan kepada tokoh-tokoh pribadi, namun tentu dimaksudkan untuk disimpan dan mendjadi pedoman jang lebih umum. Memang pada achir abad pertama dan diawal abad kedua telah tersiar sampai di Roma dan Siria. Ketiga Surat ini merupakan sekelompok tersendiri diantara surat-surat Paulus, mengenai isi dan bahasanja. Sebab isinja terdiri dari ketentuan-ketentuan mengenai tata- tertib dari pemimpinan umat-umat, jaitu bersifat hukum Geredja, maka dengan sendirinja gaja bahasa tenang dan sederhana. Bahan-bahan baru pula menimbulkan dan membutuhkan istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan baru, sehingga sudah sewadjarnja, bahwa dalam surat-surat ini kita bertemu dengan banjak perkataan dan ungkapan, jang tidak pernah digunakan Paulus dalam surat-surat perdjuangan, atu jang ditulis dalam tahanan di Roma. Untuk mengerti baik surat-surat ini perlu kita mengetahui waktu dan keadaan, dalam mana surat-surat ini ditulis. Pasti ditulis sesudah Paulus dibebaskan dari tahanan jang pertama.
Tentang riwajat hidup Paulus sesudah pembebasannja itu hanja sedikit jang kita ketahui, dan itu sebagian berdasarkan dugaan pula.
B.S. Klemens dari Roma menulis kira-kira dalam tahun 95, bahwa Paulus telah menjiarkan Indjil sampai keudjung Barat. Dari itu dapat diduga bahwa sesudah dibebaskan dalam tahun 63, Paulus dahulu pergi ke Spanjol, menurut rentjana jang diutjapkannja dalam Rom. 15:24. Untuk mendapat suatu pandangan atas hidupnja selandjutnja kita punjai hanja satu sumber, ialah ketiga surat tersebut. Dan didalamnja terdapat hanja beberapa pegangan jang pasti, jang harus ditambah dan dihubungkan dengan dugaan pula.
Agak pasti bahwa ia datang ke Asia-Ketjil (Efesus) dalam tahun 64, mengundjungi umat-umat disitu, lalu umat-umat di Masedonia dan Achaja sampai ke Korintus. Waktu itu atau barangkali sudah lebib dahulu ia pergi kepulau Kreta djuga, dan disana ditinggalkannja Titus untuk melandjutkan pekerdjaannja dipulau itu. Sekembali di Efesus ditinggalkannja Timoteus sebagai wakilnja disitu, dan ia sendiri pergi melalui Korintus dan Masedonia sampai di Nikopolis dalam wilajah Epirus. Pada perdjalanan ini, barangkali di Korintus, ia menulis surat kepada Titus, dan minta supaja. ia datang ke Nikopolis; dan satu surat lain lagi kepada Timoteus ke Efesus, jaitu I Tim. Selama musim dingin Paulus menetap di Nikopolis, jaitu rupanja pergi melalui Masedonia ke Efesus kembali dan mengundjungi sekurang-kurangnja Miletus dan Troas. Diduga bahwa di Efesus ia ditangkap lalu dibawa ke Roma. Dalam tahanan jang kedua di Roma itu, jang djauh lebih berat daripada jang pertama, dan berachir dengan mati martir, ia menulis 11 Tim., dan dalam surat itu ia minta supaja Timoteus datang ke Roma selekas mungkin.
Nilai-nilai ketiga surat penggembalaan ini besar bagi seluruh Geredja. Dalam ligkungan sedjarah Geredja dia merupakan dokumen-dokumen jang resmi tentang perkembangan hidup keagamaan dan susunan hierarki di Geredja purba. Tetapi nilai-nilai jang terutama ialah, bahwa dia mendjadi suatu pedoman jang rapat berdasarkan asas-asas Indjil, serta diilhamkan oleh Roh Kudus, bagi pemimpin Geredja umum, dan bagi masing-masing gembala. djiwa suatu tjermin untuk mengudji sifat-sifat kegembalaan dirinja sendiri dan pekerdjaannja. Dan bagi pembatja pribadi faedahnja tidak sedikit djuga. Ia melihat adjaran-adjaran Indjil dalam hubungan-hubungan baru, dan sebab itu segi-segi baru padanja, jang memberi pengertian dan adjakan-adjakan baru untuk praktek hidup. Lagipula djiwa dan semangat kerasulan Paulus jang tidak mengendur sampai pada achir hidupnia, seperti kelihatan dalam surat-surat ini, dan memuntjak dalam utjapannja dalam Il Tim. 4:6-8, tentu sadja berkesan pada tiap-tiap pembatja sampai memperkuat dan menghidupkan semangat keagamaannja.
Tentang pribadi Timoteus
Pertemuan pertama Paulus dengan Timoteus diberitakan dalam Kis. Ras. 16:2-3. la segera mengikuti Paulus pada perdjalanannja jang kedua. Tentu sebagai muridnja, tetapi pada perdjalanan ini, di Masedonia, ia djuga sudah tampil sebagai pembantu. Pada waktu Paulus terpaksa meninggalkan Masedonia, Timoteus dan Silas tinggal disitu dan kemudian dikirim kembali ke Masedonia, Timoteus chususnja ke Tesalonika (Kis. Ras. 16:40; 17:14; 1 Tes. 3:1). Dari tahun 53 sampai 56 ia tinggal bersama dengan Paulus di Efesus. Dari sana ia diutus ke Masedonia (Kis. Ras.19:22), lalu ia ke Korintus (I Kor. 4:17 dan 16:10 sld.). Kemudian ia bersama dengan Paulus di Masedonia Pula (II Kor. 1:1). Lalu di Korintus kembali (Rom. 16:21). Ia menemani Paulus pada perdjalanan ke Jerusalem dan dalam tahanan Paulus jang pertama di Roma. Dari sana Paulus bermaksud mengutusnja ke Pilipi (Pil. 2:19). Menurut Ibr. 13:23 iapun untuk sementara dipendjarakan di Roma. Barangkali dalam tahanan bersama dengan Paulus. Sesudah pembebasan Paulus di Roma Timoteus mengikutinja ke Timur, dan pada perkundjungan Paulus di Efesus, ia tinggalkan Timoteus sebagai wakilnja disitu.
Wycliffe: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN 1 TIMOTIUS
Kepenulisan. Bahwa Paulus menulis surat-surat Penggembalaan (I, II Timotius dan Titus) masih dipersoalkan. Sekalipun demikian,...
PENDAHULUAN 1 TIMOTIUS
Kepenulisan. Bahwa Paulus menulis surat-surat Penggembalaan (I, II Timotius dan Titus) masih dipersoalkan. Sekalipun demikian, bukti yang kuat dalam surat-surat ini menunjukkan bahwa Paulus adalah penulisnya, sebab namanya tercantum di dalam setiap bagian salam pembukaan dari surat-surat ini, dan berbagai keterangan otobiografis di dalamnya cocok dengan kehidupan Paulus sebagaimana tercatat di bagian lainnya; misalnya: 1:12, 13; II Timotius 3:10, 11; 4:10, 11, 19, 20.
Patokan dasar untuk menentukan keaslian sebuah dokumen ditetapkan sejak dahulu oleh Simon Greenleaf, "Setiap dokumen, yang jelas kuno, yang berasal dari tempat penyimpanan yang patut dan yang tidak menunjukkan tanda-tanda adanya usaha pemalsuan, secara hukum dianggap asli dan beban untuk membuktikan ketidakasliannya berpindah pada pihak yang bertentangan pendapat" (An Examination of the Testimony of the Four Evangelists. London 1847, hlm. 7).
Surat-surat penggembalaan ini merupakan kitab-kitab kuno yang berasal dari tempat penyimpanan yang patut, yakni gereja. Gereja senantiasa menganggap Paulus yang menulis surat-surat ini; tidak ada suara yang mempersoalkannya hingga zaman modern. Kalau begitu, apakah kecaman yang dikemukakan untuk menyangkal bukti yang kuat serta keseragaman suara tradisi ini? Ada empat tanda yang bisa menunjukkan surat-surat ini tidak asli atau pemalsuan: (1) bahasa dan gaya penulisan yang tidak khas Paulus; (2) perlawanan surat-surat ini terhadap aliran, Gnostik abad kedua: (3) ketidakcocokan antara surat-surat ini dengan Kisah Para Rasul - dianggap bahwa Paulus dihukum mati pada akhir dari satu-satunya pemenjaraannya di Roma yang disebutkan di dalam Kisah Para Rasul, karena itu disimpulkan bahwa Paulus tidak mungkin menulis surat-surat ini, (4) organisasi gereja yang sudah maju, dari zaman sesudah Paulus, tercermin di dalam surat-surat ini.
Alasan-alasan yang dikemukakan ini tidak lebih kuat daripada bukti yang positif. (1) Alasan bahasa tidak meyakinkan sebab tidak masuk akal secara psikologis dan terlalu sulit, kalau tidak mustahil, untuk dibuktikan. Mungkinkah seorang pemalsu, yang ingin agar hasil pemalsuannya diterima sebagai karya Paulus, memakai kosakata yang bukan asli Paulus sampai sejumlah tujuh belas kata per halaman dalam teks Yunani dan menyebut berbagai peristiwa dan orang yang tidak termasuk dalam kehidupan Paulus yang dikenal? Penerimaan surat-surat ini tanpa ragu dan dengan suara bulat oleh gereja kuno, mengingat pertimbangan-pertimbangan di atas. mustahil dapat dijelaskan. Sesungguhnya, penerimaan yang tanpa keraguan ini merupakan bukti yang kuat bahwa surat-surat ini dikenal sebagai asli. Data linguistik dapat benar-benar menunjuk pada penulisan bersama atas surat-surat ini oleh Lukas dan Paulus (Moffatt, Introduction to the Literature of the New Testament, edisi ke-3, hlm. 414), tetapi perlu diingat bahwa menentukan tanggal penulisan sebuah naskah dengan hanya melihat bahasa dan gaya yang dipakai pengarangnya paling banter hanya merupakan dugaan saja. Para pembaca surat-surat Penggembalaan Paulus berbeda dengan sidang pembaca surat-suratnya yang lain. Timotius dan Titus terkait sangat erat dengan kehidupan dan pemikiran Paulus sepanjang lima belas hingga dua puluh tahun. Karena itu kita tidak perlu terkejut jika Paulus memakai bahasa dan gaya yang berbeda dengan yang dipakainya untuk jemaat. Paulus di dalam surat-surat ini sedang memberikan semangat dan nasihat kepada anak-anaknya di dalam iman, bukan memperbaiki jemaat-jemaat yang sedang bersengketa atau goyah.
(2) Keberatan ini beranggapan bahwa jika yang ditolak oleh surat-surat Pastoral ini adalah Gnostik abad kedua, maka pastilah surat-surat ini ditulis pada abad tersebut. dengan adanya bukti kuat tentang kepenulisan Paulus. jika ada berbagai pernyataan yang berhubungan dengan aliran Gnostik yang muncul kemudian, maka kesimpulannya ialah bahwa Paulus sudah mengetahui lebih dahulu tentang perkembangan-perkembangan tersebut, yang bukan merupakan hal yang mustahil bahkan dari sudut pandang kecerdasan manusia sekalipun. Bagaimanapun juga, di dalam surat-suratnya yang lain Paulus pernah menyatakan menurut bisikan hatinya bahwa ia mampu melihat dan menubuatkan masa depan. Menyangkal bahwa dia mampu berarti mempersoalkan seluruh kemungkinan adanya penyataan adikodrati. Lagi pula, di dalam surat-surat ini Paulus mungkin tidak menyerang aliran Gnostik yang sudah semaju apa yang ditunjukkan sebagian pakar.
(3) Bahwa berbagai nama, tempat dan peristiwa yang disebut dalam surat-surat ini tidak cocok dengan yang terdapat dalam Kisah Para Rasul merupakan alasan yang sangat baik untuk memperluas kisah kehidupan Paulus hingga di luar Kisah Para Rasul. Jadi, surat-surat Penggembalaan ini merupakan hasil dari perjalanan memberitakan Injil yang keempat dan pemenjaraan kedua.
(4) Unsur-unsur penataan organisasi gereja yang dijumpai di dalam surat-surat ini juga dapat dijumpai di bagian lain dalam Perjanjian Baru. Sebagian pakar beranggapan bahwa pengakuan Injil Lukas sebagai bagian Alkitab (I Tim. 5:18) merupakan petunjuk mengenai tanggal yang belakangan. "Ketika penulis surat-surat Penggembalaan ini menulis, Injil Lukas atau kumpulan cuplikan yang berisi Lukas 10:7 dianggap sebagai graphe" (tulisan yang diilhamkan) (Ibid., hlm. 401-402). Argumen ini juga mengandung hal yang harus dibuktikan, yaitu bahwa kitab ini tidak mungkin terilhamkan dan dikenal sebagai diilhamkan sejak saat penulisan dan penerimaannya.
Jawaban yang lebih lengkap terhadap berbagai argumen ini sudah dikemukakan di dalam buku-buku pengantar dan tafsiran konservatif, yang standar. Lihat khususnya Hendriksen, New Testament Commentary: Exposition of the Pastoral Epistles, hlm. 4-32.
Tanggal Penulisan. Surat pertama kepada Timotius dan surat kepada Titus ditulis selama masa perjalanan dan pelayanan pemberitaan Injil di antara dua pemenjaraan Paulus di Roma. Sebuah tanggal di antara tahun 61 dan 63 M tidak akan meleset jauh. Surat yang kedua kepada Timotius berisi kata-kata terakhir dari sang rasul: kata-kata tersebut ditulis dari dalam penjara sesaat sebelum ia mati sebagai martir (4:6-8). Kita hendaknya memandang surat-surat ini, sebagaimana kata Calvin, "sebagai tidak ditulis dengan tinta, tetapi dengan darah sang rasul sendiri." Saat kematian rasul ini diperkirakan antara tahun 65 dan 68 M.
Alasan Penulisan dan Amanat Surat Ini. Sebagaimana Musa menugaskan Yosua dan Tuhan Yesus menugaskan para rasul-Nya, demikianlah Paulus menugaskan Timotius dan Titus. Demikian pula, sebagaimana Musa mengakhiri penugasannya dengan memberikan nasihat bagi seluruh Israel. dan Kristus bagi seluruh Gereja, Paulus mengakhiri penugasannya dengan sebuah berkat "Kasih karunia beserta kamu" ("kamu" di sini adalah jamak: 6:21; II Tim. 4:22) dan, "Kasih karunia beserta kamu semua" (Tit. 3:15). Alasan Penulisan surat-surat ini adalah untuk memelihara iman, untuk memastikan kesinambungan Gereja Yesus Kristus. Penugasan resmi - "Peliharalah harta yang indah. yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita" (II Tim. 1:14) - merupakan inti Surat-surat Penggembalaan. Di sini Timotius dam Titus. bersama-sama dengan seluruh Gereja. ditugaskan untuk memelihara "iman," "apa yang telah dipercayakan kepada kita," sabda tertulis yang merupakan hasil karya Roh Kudus. Pelaksanaan tugas ini bukan hanya memelihara iman melalui perbuatan baik dan perilaku yang benar di rumah Allah saja, tetapi juga penolakan iman yang salah palsu. Kebutuhan yang lebih mendesak dari dua surat yang pertama - I Timotius dan Titus - tidak diragukan lagi terletak pada fakta bahwa banyak hal di Efesus dan Kreta memerlukan penyesuaian. Sekalipun demikian, Paulus yang bermaksud memberikan nasihat kepada anak-anaknya di dalam iman, berketetapan untuk menasihati juga orang lain pada saat yang sama.
Susunan dan Pokok Pembahasan. I Timotius. Surat Penggembalaan yang pertama ini termasuk dalam pola penulisan yang mungkin disengaja. Dalam bentuknya yang paling singkat, pola tersebut ialah: (A) Penugasan. (B) Pujian, (A) Penugasan. Diungkapkan secara berbeda, pola tersebut bisa juga: (A) Prosa, (B) Puisi dan (A) Prosa. Pola sederhana berupa dua bagian penugasan resmi ini, yang dihubungkan dengan sebuah doksologi atau kidung pujian, diulang tiga kali - pada bagian pendahuluan, bagian inti, dan bagian penutup. Surat yang dirangkum menurut pola ini memberikan kesatuan yang lebih kuat daripada yang pada umumnya diketahui. Di bagian pendahuluan, sesudah salam, kita menjumpai pemberian tugas kepada Timotius dengan bagian penjelasan yang lebih panjang (1:3-16) dan kata penutup yang lebih singkat (1:18-20). Kedua bagian ini dihubungkan oleh doksologi yang singkat, tetapi berbobot dari ayat 17. Bagian awal yang menuju kepada doksologi tersebut mencakup sebuah garis besar - yang ditunjukkan secara singkat - dari topik-topik utama surat ini. Semuanya dijalin dengan demikian rapi sehingga banyak pokok yang dikemukakan hanya berfungsi untuk mengarahkan perhatian kepada tugas yang diberikan Paulus kepada Timotius. Sesudah itu menyusul doksologi yang memberikan bobot serius terhadap bagian terakhir dari pemberian tugas ini.
Pada bagian penutup surat ini terdapat penugasan lainnya, kembali dalam rangkap dua, dengan masing-masing bagian dihubungkan dengan doksologi dari ayat 16b. Sekali lagi pola yang sama dipergunakan; bagian pertama lebih panjang (6:3-16a) dengan suatu rekapitulasi pokok-pokok utama surat ini; bagian yang lebih pendek (6:17-21) diakhiri dengan sebuah himbauan yang sangat menyentuh, "Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu."
Dengan cara yang sama bagian utama surat ini (2:1-6:2) dibagi oleh paragraf peralihan (3:14-4:5), yang pada bagian tengahnya terdapat kidung kristiani kuno yang mungkin digubah oleh rasul Paulus (3:16). Bagian pertama dari bagian yang utama ini membahas aspek-aspek resmi atau umum dari Gereja. Rumah Allah, yang mencapai puncaknya pada baris-baris kidung yang terkemuka itu. Pada bagian kedua ditekankan aspek-aspek pribadi, hampir sama dengan tema-tema dalam bagian pertama. Sebagai contoh, ayat mengenai perempuan pada bagian pertama mengemukakan prinsip kepemimpinan laki-laki di dalam Gereja; sedangkan ayat mengenai perempuan pada bagian kedua membahas masalah janda yang tidak mandiri. Tampaknya bagian yang satu dimaksudkan untuk mencocokkan yang lain. Tetapi yang lebih penting. seluruh susunan surat ini dirancang untuk menonjolkan nyanyian pujian agung yang terdapat di bagian tengah surat ini, yang dengan jelas dan indah mengungkapkan pribadi dan karya Kristus.
II Timotius. Di dalam suratnya yang kedua kepada "anaknya yang kekasih," Paulus kelihatannya mengikuti pola yang intinya sama dengan yang pertama. Kali ini pola tersebut dipakai dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu, sebuah penugasan resmi dalam dua bagian dan dihubungkan oleh sebuah nyanyian pujian. Semuanya diawali dengan sebuah salam dan ucapan syukur serta diakhiri dengan berbagai catatan dan doa pribadi. Kembali seluruh susunan surat dirancang untuk menonjolkan nyanyian pujian agung tentang kebenaran doktrin yang tercantum pada bagian tengah (2:11-13) surat ini. Pokok utama yang dibahas sepanjang surat ini adalah Injil yang menurut Paulus telah dipercayakan untuk dipelihara, dihargai dan diserahkan kepada orang-orang yang dapat dipercaya. Kata-katanya memperoleh penghormatan dan bobot tersendiri sebab merupakan surat terakhir yang ditulis olehnya; ia menulis dengan mengetahui bahwa "kesudahannya sudah dekat."
Titus. Tema dari surat ini mirip dengan surat-surat Penggembalaan lainnya dalam menekankan hubungan antara doktrin yang dipercayakan kepada orang-orang yang bertanggung jawab dengan kesalehan hidup. Di dalam surat ini, Paulus mengaitkan kasih karunia, sebagai doktrin besar tentang keselamatan dengan perbuatan baik di dalam nas-nas yang seimbang, 2:11-15 dan 3:4-8. Pada nas yang pertama muncul kasih karunia, sedangkan pada nas yang lain muncul kemurahan hati dan kasih. Dua-duanya menekankan pengharapan yang penuh bahagia (2:13; 3:7b): dua-duanya diakhiri dengan penekanan pada perbuatan baik.
Catatan untuk Tafsiran ini. Di dalam tafsiran berikut telah diusahakan untuk tidak hanya memberikan penjelasan pada ayat tertentu saja, tetapi, yang lebih penting adalah mengutip ayat-ayat yang paralel, yang apabila dicari dengan sabar akan memberikan tafsiran Alkitab itu sendiri.
Wycliffe: 1 Timotius (Garis Besar) GARIS BESAR 1 TIMOTIUS
I. Salam dan Pendahuluan (1:1-20)
A. Salam dengan Catatan Khusus Mengenai Kewenangan dan Pengharapan (1:1, 2...
GARIS BESAR 1 TIMOTIUS
- I. Salam dan Pendahuluan (1:1-20)
- A. Salam dengan Catatan Khusus Mengenai Kewenangan dan Pengharapan (1:1, 2).
- B. Penugasan Kepada Timotius, Mengemukakan Pokok-pokok Penting Surat Ini (1:3-16).
- 1. Ajaran Benar versus Ajaran Sesat (1:3, 4)
- 2. Maksud dari Ajaran Benar (1:5-7)
- 3. Doktrin yang Benar tentang Hukum Taurat (1:8-11)
- 4. Kesaksian dan Injil Paulus (1:12-16)
- C. Doksologi (1:17)
- D. Penugasan dan Pemberian Semangat Kepada Timotius (1:18-20)
- II. Sejumlah Nasihat dan Pengajaran Kepada Gereja tentang Allah yang Hidup (2:1-6:2)
- A. Kepada Gereja yang Bersaksi (2:1-3:13)
- 1. Doa Umum Dalam Kaitannya dengan Maksud Pekabaran Injil Gereja (2:1-8)
- 2. Perilaku Perempuan Dalam Kaitannya dengan Kesaksian Gereja (2:9-15)
- 3. Berbagai Persyaratan Bagi Pejabat Gereja (3:1-13)
- B. Kepada Gereja Sebagai Sokoguru dan Dasar Kebenaran (3:14-4:5)
- 1. Kedudukannya yang Mulia Selaku Organ dari Doktrin Injil (3:14, 15)
- 2. Kidung Pujian: Pernyataan Puitis Mengenai Doktrin yang Benar (3:16)
- 3. Peringatan Nabi tentang Doktrin Palsu (4:1-5)
- C. Kepada Perseorangan yang Bersaksi (4:6-6:2)
- III. Penutup (6:3-21)
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) MENURUTI POLA ALLAH (1 Timotius 4)
"Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kris...
MENURUTI POLA ALLAH (1 Timotius 4)
"Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini" (1Timotius 4:6).
Pasal 4 mengetengahkan perlunya memiliki para pemimpin yang telah dibahas dalam pasal 3. Tanpa kepemimpinan yang bisa menyatukan semua orang kudus (lihat Ibrani 13:7), maka murid-murid setan akan memasuki gereja dan mendorong terjadinya penyimpangan (simak Yohanes 8:43-45; 2Korintus 11:13-15; Roma 16:17, 18). Pasal 4 secara dramatis berpindah dari para pemimpin yang gagal dan palsu yang menggerakkan banyak jiwa untuk menjauhi Firman Allah (4:1-5) menuju para penginjil yang penuh semangat, yang dengan Firman Allah mengangkat jiwa-jiwa yang sesat, menyelamatkan diri mereka sendiri dan orang-orang yang mau mendengarkan mereka (4:12b-16). Perpindahan itu dimungkinkan oleh adanya makanan dari "ajaran yang sehat" (4:6-8) dan secara konsisten diperlihatkan oleh pola kerasulan (4:9-12a). Demikianlah pasal ini mengungkapkan kebutuhan yang sangat besar akan Firman Allah dan menunjukkan bagaimana firman itu harus digunakan.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) 1 TIMOTIUS 4:1-10
PENCOBAAN DAN TANGGUNG JAWAB
Ketika kita membaca di dalam Alkitab tentang pembentukan gereja dan penyebaran injil, kita tidak dap...
1 TIMOTIUS 4:1-10
PENCOBAAN DAN TANGGUNG JAWAB
Ketika kita membaca di dalam Alkitab tentang pembentukan gereja dan penyebaran injil, kita tidak dapat berbuat apa-apa selain gembira. Imajinasi kita melambung saat kita mencoba membayangkan bagaimana jadinya jika injil memenuhi dunia seperti air menutupi bumi. Namun begitu, kita diseret kembali kepada kenyataan saat kita membaca tentang penganiayaan terhadap umat Kristen mula-mula dan bahkan pembelotan beberapa orang yang pernah mengikut Kristus. Kita diingatkan bahwa Iblis murka saat jiwa-jiwa diselamatkan dan gereja makmur. Ia menyerang dengan menghancurkan gereja dan membungkam pesan injil. Ia melakukan itu dari luar gereja, melalui penganiayaan. Ia juga melakukannya dari dalam gereja, melalui guru-guru palsu. Cara yang terakhir seringkali lebih efektif dalam melakukan kerusakan pada gereja dan injil.
Yesus dan para rasul memberi peringatan tentang nabi-nabi (guru-guru) palsu dan hasilnya adalah pengingkaran (kemurtadan). Kristus memperingatkan, "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas" (Mat. 7:15). Ia menubuatkan bahwa "banyak orang akan murtad … Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga" (Mat. 24:10, 24). Petrus memberitahu para pembacanya bahwa akan ada guru-guru palsu di antara mereka yang "akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan" (2 Pet. 2:1). Paulus menulis tentang "kemurtadan" (2 Tes. 2:3) yang akan datang dan memberitahu para penatua gereja di Efesus bahwa "dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka" (Kisah 20:30). Dalam 2 Timotius, ia menulis, … akan datang waktunya, orang [Kristen] tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng (2 Tim. 4:3, 4).
Pertama Timotius 4 berpusat pada salah satu teks Paulus yang luar biasa tentang kemurtadan (4:1-5). Pasal sebelumnya berakhir dengan satu nas yang agung: 3:16. Kita ingin berlama-lama di bawah sinar matahari ayat itu; tapi kita harus mengakui bahwa, meski ada terang yang menghangatkan jiwa, namun ada juga kegelapan yang mengerikan. Kita tidak hanya harus belajar tentang "rahasia kesalehan" (3:16), tapi kita juga harus menghadapi "rahasia kefasikan"—apa yang Paulus sebut "rahasia kedurhakaan" dalam 2 Tesalonika 2:7.
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 "Akan murtad" (Yun.: apostasontai) adalah berbentuk future, indicative, middle. Bentuk middle voice menunjukkan bahwa me...
Catatan Akhir:
- 1 "Akan murtad" (Yun.: apostasontai) adalah berbentuk future, indicative, middle. Bentuk middle voice menunjukkan bahwa mereka melakukannya sendiri. Kemurtadan ini berkontradiksi dengan gagasan Calvinisme mana saja bahwa mereka itu tidak punya kehendak di dalam masalah ini. Setiap orang punya kehendak; sayangnya, beberapa menggunakan kehendaknya itu untuk berpaling dari iman!
- 2 Kata Yunani untuk "murtad" berasal dari aphistemi, yang artinya "membuat pertikaian, menyebabkan keunduran, pergi menjauh … menjadi tak beriman .…" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprint ed., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 89).
- 3 Penyesatan (Yun.: planos )-"… pengembaraan, penjelajahan … penyesatan, membawa kepada kesalahan … [dan sebagai kata benda, kata itu menunjukkan] pengembara, petualang, penipu … koruptor, pembohong" (Thayer, 515).
- 4 Setan (Yun.: daimonion)-"… jenius … setan, roh jahat … roh-roh ini diketengahkan sebagai malaikat yang sesat, 2Petrus 2:4; Yudas 6; dan sekarang tunduk kepada Iblis sebagai penghulu mereka … mereka punya kuasa untuk melakukan pelbagai mujizat, tetapi bukan untuk kebaikan … penyakit gila yang merepet, Mat. 8:28; Mrk. 5:2; … Luk. 8:27" (Edward Robinson, A Greek & English Lexicon of the New Testament [New York: Harper & Brothers, 1863], 155-56).
- 5 Makanan (Yun.: broma )-"… bisa dimakan, makanan, yaitu makanan keras [sebagai kebalikan dari] susu, 1Kor. 3:2 … Bicara tentang pelbagai daging yang dibolehkan oleh Hukum Musa, Ibrani. 9:10; 13:9. Juga tentang daging yang dengannya umat Kristen Yahudi keberatan untuk makan, Rom 14:15 … 20; 1Kor. 8:13" (Robinson, 133).
- 6 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus and Philemon, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1960), 108-9.
- 7 Ibid., 108.
- 8 Meletakkan (Yun.: hupotithemi)-"memposisikan atau meletakkan di bawah, menaruh di bawah … mendukung … menaruh nyawa seseorang di bawah firman … membahayakan kehidupan seseorang … memasukkan ke bawah pikiran siapa saja, menyarankan, meletakkan ke dalam pikiran, sebagai seorang guru (Robinson, 752).
- 9 Russell Bradley Jones, The Epistles to Timothy (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1960), 34-35.
- 10 William Hendriksen, A Commentary on 1 and 2 Timothy and Titus (London: The Banner of Truth Trust, 1964), 149.
- 11 Diberi makan (Gk. entrepho)-"mendidik; membentuk pikiran" (Thayer, 219).
- 12 Ikuti (Yun.: parekolouthkas, perfect, indicative, second person singular dari parakoloutheo)-"… mengikuti dengan dekat, menemani … menyertai orang kemana saja ia pergi … mengerti … menelusuri jalannya, meneliti secara keseluruhan, menyelidiki … menyesuaikan diri sendiri kepada" (Thayer, 484).
- 13 Kecemaran (Yun.: bebelos)-"… biasa, tempat-tempat yang cemar … tidak kudus" (Robinson, 125).
- 14 Dongeng (Yun.: muthos)-"mistos, dongeng, legenda. Lihat 1Tim. 1:4; 2Tim. 4:4; Tit. 1:14" (Robinson, 462).
- 15 William Hendriksen, A Commentary on 1 and 2 Timothy and Titus (London: The Banner of Truth Trust, 1964), 150.
- 16 Perempuan-perempuan yang lebih tua bisa melukai seorang penginjil muda setidaknya dengan tiga cara ini: (1) Ia boleh jadi mendengarkan tradisi mereka seakan-akan tradisi itu adalah Firman Allah, dengan anggapan bahwa perempuan-perempuan itu sudah tua dan bijaksana (ketika mereka bisa menjadi sebaliknya). Seorang saudari yang lebih tua menegur seorang penginjil muda karena mengakhiri ibadah dengan pujian ketimbang "doa penutup." (2) Ia boleh jadi mendengarkan pelbagai pujian mereka ("Kamu ini benar-benar seorang pekerja keras … dan begitu muda!") sehingga ia mengira telah mencapai tingkat yang baik sekali dalam penginjilan. Pemberita injil harus jangan mengabaikan Yesus sebagai standar, tongkat pengukur rohani yang sejati (2Korintus 13:5). (3) Ia boleh jadi meluangkan terlalu banyak waktunya dengan perempuan-perempuan yang lebih tua yang senang bernostalgia, dengan mengabaikan pekerjaan penting lainnya. Penginjil yang meluangkan waktu dan perhatiannya kepada para janda yang sendirian akan dipandang hebat oleh mereka, namun secara usia langkah mereka itu lamban sehingga harus tidak boleh menjadi langkah penginjil itu! Penginjil itu harus mencari keseimbangan yang tidak akan mengabaikan orang-orang yang berusia lanjut (1Timotius 5:1, 2) atau menghalangi pembelajarannya dan pelayanannya sendiri.
- 17 Latihan (Yun.: gumnazo)-"… latihan dengan penuh semangat, dengan cara apa saja, baik tubuh atau pikiran … tentang orang yang berjuang dengan serius untuk menjadi saleh" (Thayer, 122).
- 18 Jerih payah (Yun.: kopiao)-"… menjadi letih, lelah, kepayahan [karena kerja keras atau beban berat atau kesedihan] … tentang pelbagai upaya berat para guru dalam memberitakan dan memajukan kerajaan Alllah dan Kristus" (Thayer, 355).
- 19 Berjuang (Yun.: agonizomai)- "… bertanding di dalam pertandingan senam … bergumul dengan pelbagai kesulitan dan bahaya yang menentang injil … berusaha dengan kerajinan yang kuat, berjuang untuk mendapatkan sesuatu" (Thayer, 10).
- 20 Ini tidak berarti bahwa akhirnya Allah akan menyelamatkan beberapa orang yang tidak percaya (lihat Ibrani 11:6). Ada tiga penjelasan bagi ungkapan unik Paulus "terutama mereka yang percaya." Pertama, Paulus bisa saja sedang menyinggung fakta bahwa beberapa orang memang belum percaya tetapi mereka akan percaya ketika mereka belajar (lihat Yohanes 9:35, 36; bandingkan Lukas 23:34 dengan Kisah 2:36-41). Kedua, Hendriksen mengemukakan satu penjelasan yang patut dipertimbangkan. Ia mengatakan bahwa Allah sebagai Juruselamat (Yun.: soter) benar-benar telah membebaskan atau menyelamatkan manusia dengan banyak cara (selain dari dosa). Ia membebaskan Israel dari perbudakan, namun tidak semua orang yang diselamatkan dari perbudakan itu bisa masuk ke tanah terjanji (1Korintus 10:5; Ibrani 3:7-4:8). Beberapa gagal untuk masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka. Jadi orang bisa saja diselamatkan dari dosa (Markus 16:15, 16; Kisah 2:38-47), tetapi kemudian murtad sehingga tidak menerima keselamatan yang siap dinyatakan pada akhir zaman (lihat Ibrani 6:4-6; 10:23-31). Orang harus memelihara iman sebab iman adalah kemenangan yang mengalahkan dunia (1Yohanes 5:4; Wahyu 2:10). Oleh sebab itu, penekanan pandangan ini adalah bahwa Allah sanggup menyelamatkan dengan pelbagai cara, namun mahkota karya-Nya akan berupa penyelamatan orang percaya secara kekal (lihat Ibrani 7:25; 5:8, 9). Ketiga, simaklah ungkapan Yunaninya. Terjemahan Inggris [dan Indonesia] mungkin menjadi penyebab ungkapan itu membingungkan kita. Arndt and Gingrich menjabarkan kata "terutama" (Yun.: malista) sebagai yang dalam beberapa kasus artinya juga "khususnya," dengan tambahan, "dalam menjawab pertanyaan: 'sangat pasti, sudah tentu'" (Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 2d ed., rev. William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich [Chicago: University of Chicago Press, 1957], 490). Beberapa nas yang akan cocok dengan definisi itu adalah Kisah 26:3; 20:38; 1Timotius 5:17; Filemon 16. Jika kita menjabarkannya seperti itu, maka ungkapan Yunani (malista piston) akan menyatakan orang-orang yang Allah selamatkan akan "sudah tentu orang-orang percaya." Atau "sangat pasti orang-orang percaya," atau "khususnya orang-orang percaya" (atau secara khsusus, saya maksudkan orang-orang percaya). Di antara semua manusia, mereka adalah orang-orang yang akan Ia selamatkan. Yang demikian itu cocok dengan fakta-fakta Alkitab. Dari poin mana saja dari tiga poin itu, tidak seorang pun bisa menyimpulkan bahwa Allah berencana untuk secara abadi menyelamatkan beberapa orang yang tidak percaya. Gagasan seperti itu bertentangan dengan Ibrani 11:6; 5:8, 9 atau Yohanes 8:24.
- 21 Memandang rendah (Yun.: kataphroneito , present, imperative dari kataphroneo)-"… memandang hina kepada, memandang rendah, cemoohan, memperlakukan dengan jijik … menganggap enteng, punya gagasan yang salah … tentang atau mengenai sesuatu .…" (Arndt and Gingrich, 421).
- 22 Hendriksen memperkirakan bahwa Timotius mungkin berusia sekitar 34 dan 39 tahun, dengan menambahkan bahwa Irenaeus menceritakan bahwa tahap pertama kehidupan (pemuda) merentang dari usia 30 tahun hingga sampai 40 tahun (Hendriksen, 157; Irenaeus Against Heresies 2.22).
- 23 Kata Yunani untuk "teladan" adalah tupos, "… kesan yang terlihat … tanda, jejak .… Salinan, citra, bentuk … pola pengajaran … model … dalam kehidupan moral, contoh, pola" (Arndt and Gingrich, 837-38). Bagi beberapa orang, seorang penginjil muda seharusnya memiliki hal-hal tersebut. Menjadi sebanyak mungkin untuk orang yang begitu banyak merupakan suatu tantangan yang serius.
- 24 Tingkah laku (Yun.: anastrophe)-Kita harus menjadi "kudus di dalam seluruh hidup kita, 1Petrus. 1:15" (Arndt and Gingrich, 61).
- 25 Kasih (Yun.: agape)-"… kasih sayang, kehendak baik … kebajikan … kasih manusia kepada Allah … kasih Allah kepada manusia … kasih Allah kepada Kristus … kasih Kristus kepada manusia" (Thayer, 4).
- 26 Kesucian (Yun.: hagneia)-"… kehidupan tanpa dosa" [Thayer, 7];"… tentang pikiran yang murni … kemurnian … dengan segala kesopanan … sebagai tugas pertama bagi pemuda … tetap suci" (Arndt and Gingrich, 10).
- 27 Membaca (Yun.: anaginosko )-"… mengetahui secara akurat, secara tepat … mengetahui lagi, mengenali … mengetahui dan membedakan secara akurat … mengetahui dengan membaca" (Robinson, 43).
- 28 Nasihat (Yun.: parakaleo)-"memanggil ke sisi seseorang, membuat senang, menghibur, menghimbau, memohon, meminta dengan sangat, mendorong, menginstruksikan, menegur" (Thayer, 482-83).
- 29 Pengajar (Yun.: didaskalos)-"orang yang cocok untuk mengajar" (Thayer, 144); "instruktur, tuan" (Robinson, 178).
- 30 Perhatikanlah (Yun.: proseche, present, imperative dari prosecho)-"… membawa dekat … mengalihkan pikiran kepada … berhubungan dengan, bersikap penuh perhatian … merawat, menyediakan … menjaga diri, yaitu berhati-hati … menerapkan diri kepada, melekatkan diri kepada, berpegang atau melekat kepada seseorang atau benda … condong kepada atau kecanduan … mencurahkan pikiran dan upaya kepada" (Thayer, 546).
- 31 Lalai (Yun.: ameleo)-"… bersikap sembrono, tidak memperhatikan … tidak peduli terhadap, mengabaikan" (Robinson, 36).
- 32 Bertekun (Yun.: meletao )-"… merawat, menangani apa saja, yaitu, sehingga mampu memperlihatkan" (Robinson, 449); "… mengolah, menanggung penderitaan dengan … memikirkan tentang, merenungkan" (Arndt and Gingrich, 501).
- 33 Kemajuan (Yun.: prokope, prokopto [Thayer, 540])-"… pergi ke depan, … kemajuan, pemajuan" (Robinson, 621).
- 34 Keselamatan (Yun.: sozo)-"… membebaskan, menjaga kehidupan dari bahaya, kerugian, kehancuran … tentang orang sakit … menyelamatkan dari kematian, dan demikianlah menyembuhkan, memulihkan kepada kesehatan … tentang keselamatan dari kematian kekal, dari hukuman dan akibat menyengsarakan karena dosa, menyelamatkan, memberi hidup kekal" (Robinson, 704).
- 35 Di sini diberikan poin penting mengenai pendengar. Simaklah bahwa kata "mendengar" (Yun.: akouo) melibatkan jauh lebih banyak hal daripada mengikuti ibadah atau menghadiri "kelas Alkitab rumah tangga." Kata ini artinya "berurusan dengan … mempertimbangkan apa yang dikatakan atau yang pernah dikatakan … memahami, mengetahui arti apa yang dikatakan … belajar … menjadi terbiasa dengan Kristus lewat pengajaran rasuli, Efe. 4:21 … memalingkan telinga kepada seseorang, menyimak, mendengarkan … menerima, mendengar dan mentaati" (Thayer, 23). Orang yang sungguh-sungguh mendengarkan dan menaati kebenaran itu ketika kebenaran itu didengar sesungguhnya akan diselamatkan (lihat Matius 7:21-27; Yakobus 1:21-25).
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Walter Bauer, A Greek -English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature , 3rd ed., rev. and ed. Frederick...
Catatan Akhir:
- 1 Walter Bauer, A Greek -English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature , 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 905.
- 2 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 354; Bauer, 1044.
- 3 Ketika Paulus mengacu kepada kemurtadan dalam suratnya yang kedua kepada Timotius, ia menggunakan kata-kata "hari-hari terakhir" (2 Tim. 3:1-9), sebuah ungkapan yang menunjukkan Era Kristen (lihat Ibr. 1:1, 2).
- 4 Beberapa orang premilenialis mengajarkan bahwa ayat-ayat ini menentukan suatu periode waktu segera sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali, namun yang Paulus maksudkan waktu itu adalah "bahaya sekarang ini."
- 5 Indikasi lain bahwa kemurtadan telah dimulai adalah bahwa, dalam ayat 7, Paulus memberitahu Timotius untuk "jauhilah takhayul.". "Takhyul" mengacu kepada kesalahan (misalnya, "semua zat adalah jahat") di balik doktrin palsu dalam ayat 3.
- 6 Archibald Thomas Robertson, Word Pictures in the New Testament, vol. 4, The Epistles of Paul (New York: Harper & Brothers, 1931), 578.
- 7 Istilah "pemurtadan," "kemurtadab," dan "murtad" berasal dari kelompok kata Yunani ini.
- 8 Vine, Unger, and White, 224.
- 9 Kata ini adalah kombinasi dari pro÷ß (pros, "kepada, terhadap") dan e¡cw (echō, "punya, pegang").
- 10 Bauer, 880.
- 11 Ada unsur rayuan dalam planos. Alkitab KJV menulis "merayu."
- 12 Alkitab KJV menulis "setan-setan," tapi hanya ada satu setan ( dia÷boloß, diabolos). Ini adalah roh-roh jahat, agen-agen setan.
- 13 "Doktrin-doktrin dari roh-roh jahat" tidak mengacu kepada pengajaran tentang roh-roh jahat, tapi pengajaran yang sumbernya adalah roh-roh jahat.
- 14 Diadaptasi dari John Flavel, The Whole Works of the Reverend Mr. John Flavel, 8th ed. (Paisley, Scotland: A. Weir and A. M'Lean, 1770), 4:267.
- 15 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus, and Philemon, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 92.
- 16 Pada zaman itu, para aktor mengenakan topeng. Dalam arti tertentu, orang munafik "mengenakan topeng" untuk menyembunyikan sifat sejati mereka.
- 17 Bauer, 1038.
- 18 Vine, Unger, and White, 367.
- 19 John R. W. Stott, Guard the Truth: The Message of 1 Timothy & Titus, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 112.
- 20 Ibid.
- 21 Josephus Wars 2.8.2. Kaum Eseni adalah sekte Yahudi yang ketat yang hidup di Palestina kuno dari abad kedua S. M. sampai abad kedua M. Mereka tidak disebutkan dalam Alkitab, namun mereka mendapatkan ketenaran dalam tahun 1900-an karena ditemukannya Gulungan Laut Mati di dekat salah satu komunitas mereka (Qumran).
- 22 Pernyataan ini mengasumsikan bahwa orang bersedia menjalani hidup selibat.
- 23 Gerard Culkin, "Celibacy," in A Catholic Dictionary of Theology (London: Thomas Nelson and Sons, 1967), 2:11-13.
- 24 Irenaeus Against Heresies 1.24.2.
- 25 Tertullian On Exhortation to Chastity 13.
- 26 Kata-kata "dan menganjurkan" ditambahkan oleh penerjemah NASB, tetapi konteksnya membuat jelas bahwa guru-guru palsu memerintahkah para pengikutnya untuk tidak makan makanan tertentu. Alkitab NIV menambahkan kata-kata "dan memerintahkan mereka untuk."
- 27 "Makanan" berasal dari brwvma (brōma), "apa yang dimakan" (Bauer, 184). Alkitab KJV menulis "daging," sebuah istilah yang pada zaman Raja James dapat digunakan untuk makanan pada umumnya.
- 28 Bauer, 103.
- 29 Bandingkanlah "catatan editor" terilham dalam Markus 7:19.
- 30 Bauer, 639; Vine, Unger, and White, 510, 512.
- 31 Vine, Unger, and White, 346-47. "Pengetahuan" muncul dalam 2:4.
- 32 Bauer, 369.
- 33 "Kebenaran" disebutkan dalam 2:4.
- 34 Bauer, 572-73; Vine, Unger, and White, 137.
- 35 "Ditolak" adalah dari ajpo÷blhtoß (apoblētos), sebuah kata majemuk yang menggabungkan ajpo (apo, "dari, jauh") dengan ba÷llw (ballō, "lempar"). (Bauer, 107; Vine, Unger, and White, 519.)
- 36 Misalnya, ada orang-orang yang menyatakan bahwa apa saja yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh adalah "baik" dan harus jangan "ditolak"-termasuk obat-obatan terlarang. (Mereka tidak menggunakan argumen ini tentang minum racun.) Contoh lainnya adalah gaya hidup berdosa: "Allah menciptakan saya," kata beberapa orang, "dan saya seperti ini. Jadi pasti bagus untuk menjadi seperti ini."
- 37 Bauer, 9-10.
- 38 Tidak ada kata sandang pasti sebelum "firman Allah" dalam teks aslinya. Teks Yunani itu dapat diterjemahkan "firman Allah."
- 39 Kita pernah menemukan enteuxis sebelumnya, dalam 2:1. Di sana kata itu digunakan secara spesifik, dikontraskan dengan kata lain untuk "doa." Di sini, kata itu memiliki penggunaan yang umum.
- 40 Bauer, 339-40.
- 41 Beberapa penulis kuno percaya bahwa, dalam 4:5, Paulus sedang mendorong pembacaan Kitab Suci sebelum makan dan bahkan mungkin termemasukkan Kitab Suci dalam doa untuk makanan itu.
- 42 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 225.
- 43 Beberapa tahun yang lalu, beberapa orang mengajarkan bahwa pengkhotbah yang berkhotbah pada suatu jemaat yang memiliki para penatua adalah tidak Alkitabiah dan menyebut seorang pengkhotbah sebagai "minister." Adalah juga tidak Alkitabiah. Pertama Timotius 4:6 menolak kedua gagasan tersebut.
- 44 Untuk menjadi "pelayan yang baik" dari Kristus, Timotius tidak harus mengalahkan guru-guru palsu itu atau meyakinkan para pendengarnya, namun ia harus "mengungkapkan" ajaran palsu tersebut.
- 45 Vine, Unger, and White, 357-58; Bauer, 1042.
- 46 Alkitab NASB kadang-kadang menerjemahkan diakonos sebagai "minister" (misalnya, Efe. 6:21).
- 47 "Kata-kata" adalah terjemahan dari bentuk jamak lo÷goß (logos).
- 48 "Iman" terdiri dari isi pengajaran yang berpusat pada iman kepada Yesus.
- 49 Lihat Mat. 4:4; 1 Kor. 3:2; Ibr. 5:12-14.
- 50 Lihat 1 Tim. 1:10.
- 51 Vine, Unger, and White, 435-36; Bauer, 341.
- 52 Lihat 1 Tim. 4:6; CJB; bandingkan Yer. 15:16; Why. 10:9.
- 53 Vine, Unger, and White, 244; Bauer, 767.
- 54 "Jauhilah" adalah dari paraite÷omai (paraiteomai). Lihat Tit. 3:10.
- 55 Kata itu diterjemahkan "dongeng" dalam 1:4.
- 56 Kata ini diterjemahkan "cemar" dalam 1:9 (NASB).
- 57 Bauer, 173.
- 58 Vine, Unger, and White, 490.
- 59 Ibid., 445.
- 60 Paulus sangat menghormati kaum perempuan yang lebih tua (lihat 5:2, 3).
- 61 Arahan ini dapat dibandingkan dengan instruksi Paulus dalam 1:4.
- 62 Lihat Rom. 9:16; 1 Kor. 9:24-27; Gal. 2:2; 5:7; Fil. 2:16; 3:12-14; 2 Tim. 2:5; 4:7, 8.
- 63 Vine, Unger, and White, 216; Bauer, 208.
- 64 Bauer, 412. Lihat 2: 2.
- 65 Walter W. Wessel and George W. Knight III, Notes on 1 and 2 Timothy, The NIV Study Bible, ed. Kenneth Barker (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1837.
- 66 Titus 3:8 mengatakan perbuatan baik adalah "baik dan berguna" ( wjfe÷limoß, ōphelimos).
- 67 Mengenai "kehidupan [ zwh, zōē] yang akan datang," lihat 2 Tim. 1:10.
- 68 Donald Guthrie, The Pastoral Epistles, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1990), 107.
- 69 Sebagai bagian dari epistel Paulus yang terilham, ayat 8 dan 10 itu "dapat dipercaya" dan "patut diterima sepenuhnya."
- 70 "Itulah sebabnya" adalah terjemahan dari ga÷r (gar), yang umumnya mengetengahkan suatu penjelasan.
- 71 "Kami" dapat berupa Paulus dan beberapa orang lain yang serius dalam melayani Allah, atau Paulus dapat saja sedang menggunakan "kami" editorial untuk mengacukan dirinya sendiri.
- 72 Bauer, 558.
- 73 Ibid., 319.
- 74 Vine, Unger, and White, 311-12.
- 75 Ungkapan "Allah yang hidup" juga digunakan dalam 3:15.
- 76 Lihat 1:1; 2:3.
- 77 Bauer, 982.
- 78 T. C. Skeat, "'Especially the Parchments': A Note on 2 Tim. 4.13," Journal of Theological Studies n.s. 30, no. 1 (April 1979): 173-77.
- 79 J. W. Roberts, Letters to Timothy, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1964), 50.
- 80 Wessel dan Knight, 1840.
- 81 Ini tersirat dalam 4:1-5 dan secara khusus dinyatakan dalam ayat-ayat lainnya (lihat 2 Tim. 2:18).
- 82 Cara Alkitabiah lainnya dalam mengungkapkan kebenaran yang sama itu adalah dengan mengatakan mereka "mengeraskan hati mereka "(lihat Ibr. 3:12-15).
- 83 E. A. Judge adalah seorang profesor sejarah Romawi dan Latin di Macquarie University, Greater Sydney, Australia (dikutip oleh salah satu muridnya, Dale Hartman, February 23, 2014).
- 84 Lihat Mat. 20:26; Rom. 12:6-8, 11; Gal. 5:13; 1 Pet. 4:10, 11.
- 85 Stott, 117.
- 86 Ilustrasi ini diadaptasi dari Wiersbe, 225.
- 87 Bruce B. Barton, David R. Veerman, and Neil Wilson, 1 Timothy, 2 Timothy, Titus, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1993), 83.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah
menjadi kawan dan pemb
SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah menjadi kawan dan pembantu Paulus dalam pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani dan ibunya Yahudi. Dalam Surat Paulus Yang Pertama \\Kepada Timotius\\, dibentangkan tiga hal yang ada sangkut pautnya satu sama lain.
Pertama-tama ialah peringatan kepada Timotius terhadap ajaran-ajaran salah yang terdapat di dalam jemaat. Ajaran-ajaran itu merupakan campuran faham Yahudi dan faham bukan Yahudi berdasarkan kepercayaan bahwa semesta alam sudah jahat, dan keselamatan hanya dapat diperoleh kalau orang mempunyai pengetahuan tentang rahasia tertentu, dan mentaati peraturan- peraturan seperti misalnya peraturan tidak boleh kawin, pantang makanan- makanan tertentu dan lain sebagainya.
Kedua, ialah petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pengurusan jemaat dan mengenai ibadat. Dijelaskan baginya sifat-sifat orang yang boleh menjadi penilik dan pembantu jemaat. Akhirnya Timotius diajar mengenai bagaimana ia dapat menjadi seorang hamba Yesus Kristus yang baik dan mengenai tanggung jawabnya terhadap setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat.
Isi
- Pendahuluan
1Tim 1:1-2 - Petunjuk-petunjuk mengenai jemaat dan para pengurusnya
1Tim 1:3-3:16 - Petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pekerjaannya
1Tim 4:1-6:21
Ajaran: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran
Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 63 Masehi.
Penerima : Seorang pendeta muda yang bernama Timotius, di kota Efesus. (Dan juga semua jemaat Kristen di dunia). Keadaan di jemaat Efesus: ada orang yang menjadi guru, tetapi tidak tahu Firman Allah. Mereka menyimpang dari ajaran Alkitab. Kehidupan rohani yang tidak bertumbuh. Juga ada persoalan-persoalan pribadi dan persoalan kepemimpinan dalam ibadah jemaat.
Isi Kitab: Kitab I Timotius terbagi atas 6 pasal. Kitab ini ditulis untuk meminta Timotius tetap tinggal di Efesus, agar Timotius menasehati orang-orang tertentu yang mengajarkan ajaran lain, dan membicarakan dongeng-dongeng yang justru membawa masalah bagi jemaat (/TB 1Tim
1:3-4). Tujuan khusus, ialah Paulus hendak menguatkan iman Timotius karena mungkin banyak orang tidak mau mendengarkan Timotius. Mereka itu adalah orang-orang yang mau menjadi pemimpin tetapi sebenarnya tidak mengenal Firman Allah.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Timotius
Pasal 1 (1Tim 1:1-20).
Pengajaran tentang tugas seorang pendeta jemaat setempat
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 1:1-2. _Tanyakan_: Siapakah yang memerintahkan Rasul Paulus untuk memberitakan Injil? Siapakah yang memerintahkan saudara untuk memberitakan Injil?
- Bacalah pasal 1Tim 1:3-10. _Tanyakan_: Apakah yang harus dikerjakan oleh Timotius (tugas- tugas yang harus ia laksanakan)? Apakah saudara seorang pendeta? Bagaimanakah caranya Timotius menghadapi pengajar-pengajar sesat? Bagaimanakah caranya saudara menghadapi pengajaran-pengajaran yang sesat?
Pasal 2 (1Tim 2:1-15).
Pengajaran tentang ibadah jemaat dan sikap di dalam beribadah
Dalam bagian ini dijelaskan mengenai isi doa anggota jemaat dan bagaimana sikap laki-laki ketika beribadah dan bagaimana sikap seorang perempuan di dalam ibadah.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 2:1-7. _Tanyakan_: Apakah yang dikehendaki. Allah dari doa anggota jemaat? Apakah isi doa jemaat yang diperintahkan dalam ayat-ayat itu?
- Bacalah pasal 1Tim 2:8-15. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap seorang laki-laki ketika beribadah kepada Allah? Bagaimanakah sikap seorang wanita ketika beribadah dalam kebaktian? Apakah perhiasan yang indah di hadapan Tuhan?
Pasal 3 (1Tim 3:1-16).
Pengajaran tentang syarat-syarat pekerja-pekerja gereja (Penatua/diaken)
Dalam bagian ini Rasul Paulus memberikan syarat-syarat seseorang yang akan dipilih menjadi pekerja-pekerja gereja, penatua, dan diaken. Tetapi walaupun demikian syarat-syarat ini juga merupakan pembuktian kedewasaan rohani setiap orang Kristen.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 3:1-7. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat seorang penilik jemaat dan apakah hal itu ada pada saudara.
- Bacalah pasal 1Tim 3:8-13. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat untuk menjadi seorang diaken dan apakah hal itu sudah ada pada saudara.
Pasal 4-6 (1Tim 4:1-6:21).
Pengajaran tentang kehidupan seorang hamba Tuhan dan setiap orang Kristen
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa seorang hamba Tuhan haruslah menjadi seorang hamba Tuhan Yesus Kristus yang baik, yaitu tekun dalam mengajar dan setia kepada kebenaran Firman Allah. Dan kehidupannya haruslah dapat menjadi teladan setiap orang, khususnya dalam pergaulannya dengan semua anggota jemaat.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 4:1-16. _Tanyakan_: Apakah yang dikatakan oleh Roh Kudus pada hari kemudian? Lihat ayat 1-4 (1Tim 4:1-4). Apakah yang diperintahkan dalam ayat 11-12? (1Tim 4:11-12) Apakah hal itu sudah saudara lakukan?
- Bacalah pasal 1Tim 5:1-16. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap seorang janda?
- Bacalah pasal 1Tim 5:17-24. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap penatua-penatua yang baik? (lihat ayat 17; 1Tim 5:17) Bagaimanakah sikap terhadap tuduhan yang dijatuhkan orang lain kepada seorang penatua?
- Bacalah pasal 1Tim 6:2-10. _Tanyakan_: Apakah nasehat tentang bersilat lidah? Apakah akibat daripada memburu uang? (lihat ayat 10; 1Tim 6:10).
- Apakah akhir kitab ini? (Bacakan pasal 1Tim 6:19-20).
II. Kesimpulan
Dalam I Timotius diajarkan dengan jelas akan kehidupan dari setiap orang Kristen dalam melayani jemaat atau Gereja, baik ia seorang pendeta, penatua, maupun anggota jemaat biasa. Ada empat hal penting yang Rasul Paulus ingatkan kepada Timotius:
- _Larilah_ dari pertengkaran/pertentangan dan cinta akan uang.
- _Carilah_ buah-buah Roh.
- _Lawanlah_ ajaran sesat dengan iman yang teguh.
- _Peliharalah_ Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus, denga melaksanakannya dalam sukacita.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab I Timotius?
- Apakah jabatan Timotius?
- Bagaimanakah keadaan jemaat saudara? Apakah jemaat saudara suda menuruti Firman Allah yang ada dalam I Timotius?
- Sudahkah saudara mengajarkan/berusaha melakukan syarat-syarat atau tanda tanda orang Kristen yang dewasa dalam rohani? (lihat pasal 1Tim 3:1-13).
Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, s
Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.
Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, sebab sebagian besar isinya merupakan nasihat yang diberikan oleh seorang gembala yang dewasa kepada orang-orang yang lebih muda yang untuk gilir berikutnya akan membimbing orang-orang lain untuk memikul tugas penggembalaan jemaat.
TIMOTIUS.
Ayah Timotius adalah seorang Yunani, tetapi ibunya seorang Yahudi. Ia bertobat pada usia kurang lebih lima belas tahun, ketika Rasul Paulus mengunjungi kota asalnya, Listra (Kis 16:1-3; 1Tim 1:2). Tujuh tahun kemudian ia ikut dalam pelayanan penginjilan Paulus dan terjalinlah hubungan persahabatan yang sangat erat antara Paulus yang saat itu sudah berumur kira-kira tujuh puluh tahun dengan rekannya yang lebih muda. Setelah pemenjaraan Paulus yang pertama, ia mengunjungi beberapa tempat antara lain Efesus, dan karena tidak dapat lama berada di sana ia meninggalkan Timotius untuk memikul pelayanan di sana. Ketika ditinggal sendirian Timotius mendapatkan ujian yang sangat berat, karena sebelumnya ia sangat bergantung kepada nasihat Paulus. Sifatnya agak pemalu dan peka. Paulus menulis surat kepadanya dari Korintus untuk mendorong dia dan memberikan beberapa nasihat. Ayat kunci kitab ini adalah 1Ti 3:15. Paulus sangat ingin melihat anak rohaninya memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin Kristen. Ia berkeinginan supaya dalam segala hal Timotius dapat memberi teladan kepada jemaat yang mengharapkan kepemimpinannya (1Tim 4:12).
CIRI-CIRI KHUSUS.
Ada beberapa kata dan frasa yang hanya terdapat dalam surat-surat penggembalaan, seperti 'Allah Juruselamatku' (1Tim 1:1; 2:3; 4:10; Tit 1:3; 2:10, 13; 3:4) dan petunjuk-petunjuk pada 'peribahasa' yang perlu mendapat perhatian khusus (1Tim 1:15; 3:1; 4:9, 10; 2Tim 2:11-13; Tit 3:8). Surat-surat penggembalaan ini senantiasa menjadi sumber pembangkit semangat dan nasihat praktis bagi para pekerja Kristen.
Pesan dan Penerapan
1. Gereja harus diperingatkan terhadap ajaran sesat.o Ajaran sesat sudah merupakan ancaman sejak permulaan (13-7) dan seringkali
sangat erat hubungannya dengan tingkah laku yang salah. 1Ti 1:8-11
o Kehidupan yang diubahkan oleh kasih karunia Allah merupakan jawaban yang
paling efektif. 1Ti 1:12-17
o Guru-guru palsu perlu didisiplin. 1Ti 1:20
2. Pentingnya doa.
o Doa harus melibatkan semua orang. 1Ti 2:1
o Doa untuk para penguasa merupakan prioritas. 1Ti 2:2
o Doa harus didukung dengan hidup yang sesuai. 1Ti 2:8-10
3. Petunjuk-petunjuk untuk para penilik jemaat.
o Penilik jemaat harus orang yang tak bercacat dalam masyarakat dan kehidupan
keluarganya terhormat. 1Ti 3:1-7
o Para diaken harus memiliki moral yang tak bercela dan memenuhi persyaratan
rohani. 1Ti 3:8-13
4. Seorang pendeta harus...
o Memiliki kearifan rohani. 1Ti 4:1-5
o Memberi petunjuk yang jelas tentang ajaran sesat. 1Ti 4:6, 7
o Memperhatikan nilai kesalehan. 1Ti 4:8-10
o Menjadi teladan bagi jemaat. 1Ti 4:11-15
o Mengatur prioritas yang tepat. 1Ti 4:16
o Berhati-hati memperlakukan orang lain.1Ti 5:1-22
o Menyiagakan kesehatan yang baik. 1Ti 5:23
5. Pesan terakhir.
o Praktislah dalam pengajaran. 1Ti 6:1, 2
o Jauhilah ketamakan akan harta. 1Ti 6:6-10
o Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar. 1Ti 6:12
o Bertekunlah dalam panggilan. 1Ti 6:20
Tema-tema Kunci
1. Ajaran sesat.
Perjanjian Baru penuh dengan peringatan terhadap ajaran sesat. Dunia dewasa ini sedang ditantang oleh berbagai macam 'isme' dan 'ideologi'. Dalam zaman yang mudah bertoleransi ini, peringatan para rasul perlu mendapatkan perhatian yang serius. Ketulusan saja tidak cukup: kita harus 'menguji roh-roh itu' (1 Yoh. 4:1). Perhatikan berbagai petunjuk dalam Perjanjian Baru tentang guru-guru palsu - (misalnya, Kis 20:28-30; Mat 24:4, 5, 23, 24; 2Yoh 1:7-11). Kegagalan untuk mengerti siapa dan apa yang dilakukan oleh Kristus merupakan akar dari hampir semua ajaran palsu - mengenai hal ini - lihat 1Timotius 3:16.
2. Doa.
Seringkali doa-doa kita hanya terbatas untuk lingkungan keluarga dekat saja, tetapi di sini kita didorong untuk berdoa jauh lebih luas lagi. Para penguasa harus mendapat tempat yang istimewa dalam doa-doa kita. Perlu juga diingat bahwa penguasa pada masa itu adalah Kaisar Nero! Di dalam doa kita berhubungan langsung dengan Allah, tetapi jika doa-doa kita ingin berhasil maka doa-doa itu harus didukung dengan kehidupan yang 98 sepadan. Tangan yang kita angkat untuk berdoa haruslah 'tangan-tangan yang kudus'. Perhatikanlah sikap praktis dan cara-cara untuk memastikan bahwa doa-doa kita tidak menjadi picik. Kapan kita terakhir berdoa untuk para pemimpin pemerintah kita?
3. Kepemimpinan.
Jika gereja ingin memuliakan Allah, maka gereja itu harus mempunyai pola kepemimpinan yang benar. Perhatikan persyaratan rohani dan moral yang ditekankan oleh Rasul Paulus. Perhatikan juga bahaya mengangkat petobat baru untuk menduduki posisi yang menuntut tanggung jawab (1Tim 3:6). Bandingkan persyaratan bagi para penatua dan diaken. Perhatikan penekanan pada kehidupan rumah tangga yang baik dan juga pada reputasi pemimpin itu dalam dunia sekuler. Apakah kelemahan gereja merupakan sebagian pencerminan dari kepemimpinannya? Apakah kita cukup berhati-hati dalam memastikan bahwa para pemimpin itu memenuhi persyaratan yang dituntut dalam Perjanjian Baru? Apakah metode pengangkatan pemimpin gereja kita cukup mampu untuk menetapkan orang-orang yang tepat?
Garis Besar Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) [1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2Salam
1Ti 1:3-11Peringatan yang tepat waktu
1Ti 1:12-17Kesaksian pribadi
1Ti 1:18-20Tug
[1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2 | Salam |
1Ti 1:3-11 | Peringatan yang tepat waktu |
1Ti 1:12-17 | Kesaksian pribadi |
1Ti 1:18-20 | Tugas yang serius |
[2] PERLUNYA DOA 1Ti 2:1-15
1Ti 2:1-8 | Orang Kristen yang berdoa |
1Ti 2:9-15 | Pelayanan kaum wanita |
[3] PERLUNYA KEPEMIMPINAN YANG BAIK 1Ti 3:1-16
Syarat-syarat yang diperlukan dari seorang pemimpin Kristen.
[4] PERLUNYA KEARIFAN ROHANI 1Ti 4:1-16
1Ti 4:1-6 | Untuk memberi peringatan kepada orang lain |
1Ti 4:7-16 | Untuk melatih disiplin diri |
[5] PERLUNYA PETUNJUK-PETUNJUK PRAKTIS 1Ti 5:1-25
Bagaimana menghadapi berbagai kelompok yang berbeda.
[6] PERLUNYA SIKAP-SIKAP YANG BENAR 1Ti 6:1-21
1Ti 6:1, 2 | Di pihak hamba |
1Ti 6:3-21 | Berbagai petunjuk |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi