
Teks -- 2 Timotius 3:3 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 2Tim 3:3
Full Life: 2Tim 3:3 - TIDAK TAHU MENGASIHI.
Nas : 2Tim 3:3
Pada hari-hari terakhir orang percaya harus siap menghadapi banjir
kejahatan.
1) Sang rasul menubuatkan bahwa Iblis akan menyeb...
Nas : 2Tim 3:3
Pada hari-hari terakhir orang percaya harus siap menghadapi banjir kejahatan.
- 1) Sang rasul menubuatkan bahwa Iblis akan menyebabkan kerusakan besar
atas keluarga. Anak akan melawan orang-tua (ayat 2Tim 3:2),
laki-laki dan wanita akan "tanpa kasih" (Yun. _astorgoi_). Kata ini
dapat berarti "tanpa kasih keluarga" dan menunjuk kepada kekurangan
perasaan lemah lembut dan kasih yang lazim, seperti dipertunjukkan oleh
seorang ibu yang tidak mengasihi anaknya, atau membunuh bayinya, seorang
ayah yang mengabaikan keluarga, atau anak yang tidak memelihara
orang-tuanya yang lanjut usia
(lihat cat. --> Luk 1:17).
[atau ref. Luk 1:17]
- 2) Manusia akan menjadi hamba uang dan kesenangan dan akan mengejar
keinginan diri sendiri (ayat 2Tim 3:2). Menjadi orang-tua, dengan
kasih dan pengasuhan yang menuntut pengorbanan, tidak lagi dianggap
sebagai tugas yang layak (ayat 2Tim 3:2-4). Orang-tua yang mengasihi
anak-anak akan diganti dengan mereka yang mementingkan diri, kejam, dan
meninggalkan anak mereka (bd. Mazm 113:9; 127:3-5; Ams 17:6;
Tit 2:4-5;
(lihat cat. --> 2Tim 4:3-4;
lihat cat. --> 2Tim 4:4).
[atau ref. 2Tim 4:3-4]
- 3) Jikalau orang-tua Kristen akan menyelamatkan keluarganya dalam masa
sulit hari-hari terakhir, mereka harus melindungi anak mereka dari
pengaruh jahat lingkungan di mana mereka hidup (Yoh 21:15-17;
Kis 20:28-30), memisahkan mereka dari cara dunia dan jangan
mengizinkan orang berdosa mempengaruhi anak-anaknya (Kis 2:40;
Rom 12:1-2;
lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).
Mereka harus menerima rencana Allah untuk keluarga(lihat cat. --> Ef 5:21;
lihat cat. --> Ef 5:22;
lihat cat. --> Ef 5:23;
lihat cat. --> Ef 6:1;
[atau ref. Ef 5:21-6:4]
lihat art. ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK)
dan tidak hidup seperti orang berdosa (Im 18:3-5; Ef 4:17). Orang percaya dan keluarganya harus benar-benar menjadi orang asing dan pendatang di bumi ini (Ibr 11:13-16).

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Tim 3:1-9
Matthew Henry: 2Tim 3:1-9 - Tanda-tanda Masa yang Sukar
I. Rasul Paulus memperingatkan Timotius terlebih dahulu mengenai apa yang akan terjadi pada hari-hari terakhir, disertai alasan-alasan yang m...
- I. Rasul Paulus memperingatkan Timotius terlebih dahulu mengenai apa yang akan terjadi pada hari-hari terakhir, disertai alasan-alasan yang mendasarinya (ay. 1-9).
- II. Menunjukkan berbagai jalan keluar untuk menghadapi masa-masa itu (ay. 10 sampai selesai), khususnya diambil dari teladannya sendiri (“Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku,” dst.), dan dari pengetahuan tentang Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepada kita untuk sampai kepada keselamatan, dan yang dapat menjadi penawar terbaik dalam menghadapi kerusakan masa-masa di mana kita hidup di dalamnya. Di dalam pasal ini, Rasul Paulus memberitahukan Timotius betapa jahat jadinya manusia itu, dan itulah sebabnya betapa baiknya pula ia harus hidup. Dengan demikian kejahatan orang-orang lain harus membuat kita semakin teguh menjaga ketulusan dan kesetiaan kita.
Tanda-tanda Masa yang Sukar (3:1-9)
- Timotius tidak boleh menganggap aneh jika di dalam jemaat dijumpai orang-orang jahat, sebab pukat Injil yang dilabuhkan berhasil menangkap berbagai jenis ikan yang baik dan yang tidak baik (Mat. 13:47-48). Yesus Kristus telah menubuatkan bahwa akan datang banyak penipu (Mat. 24), dan itulah sebabnya kita tidak boleh menjadi tersinggung mengenai hal itu, juga tidak boleh berprasangka buruk terhadap agama atau gereja karenanya. Bahkan di dalam bijih emas sekalipun ada sisa-sisa kotoran yang harus dibuang, dan begitu jugalah ada banyak sekam di antara gandum ketika gandum ditebarkan di atas lantai.
- I. Timotius harus mengetahui bahwa pada hari-hari terakhir (ay. 1), pada masa Injil, akan datang masa yang sukar. Meskipun masa-masa Injil merupakan masa-masa perubahan dalam banyak hal, ia harus tahu bahwa di dalam masa-masa Injil sekalipun akan ada masa yang sukar. Penganiayaan dari luar tidak akan sehebat kebobrokan di dalam jemaat sendiri. Ini akan menjadi masa-masa yang sukar, di mana orang akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan hati nurani yang baik. Rasul Paulus tidak berkata, “Akan datang masa yang sukar, sebab baik orang Yahudi maupun orang-orang yang berasal dari bangsa-bangsa lain akan bergabung bersama untuk menghancurkan Kekristenan,” tetapi ia berkata, “akan datang masa yang sukar, sebab orang-orang yang tampak secara lahiriah menjalankan ibadah mereka (ay. 5), ternyata adalah orang-orang yang bobrok dan jahat, dan menimbulkan banyak kerusakan terhadap jemaat.” Dua pengkhianat di dalam benteng dapat mengakibatkan lebih banyak kerugian daripada dua ribu orang pengepung yang berada di luar. Masa-masa yang sukar akan datang, sebab orang akan menjadi jahat. Perhatikan baik-baik,
- 1. Dosa membuat masa-masa itu menjadi sukar. Ketika kebusukan tingkah laku dan kerusakan tabiat terjadi di mana-mana, hidup di masa-masa itu pun menjadi berbahaya. Sebab, akan sangat sulit menjaga kesetiaan dan ketulusan kita di tengah-tengah kebobrokan umum semacam itu.
- 2. Kedatangan masa-masa sukar itu merupakan bukti kebenaran nubuat-nubuatan Alkitab. Jika tidak ada peristiwa yang menggenapi nubuat tersebut, maka kita bisa tergoda untuk mempertanyakan keilahian Alkitab.
- 3. Kita semua berkepentingan untuk mengetahui hal ini, untuk mempercayai dan mempertimbangkannya, supaya kita tidak terkejut ketika melihat kedatangan masa-masa yang sukar itu. Ketahuilah.
- II. Rasul Paulus memberitahukan Timotius peristiwa apa saja yang akan terjadi yang membuat masa-masa itu menjadi sukar, atau apa yang akan menjadi tanda dan isyarat sehingga masa-masa sukar ini dapat diketahui (ay. 2, dst.).
- 1. Cinta diri akan membuat masa-masa itu menjadi sukar. Siapakah orangnya yang tidak mencintai dirinya sendiri? Namun, cinta diri yang dimaksudkan di sini adalah cinta diri yang tidak lazim dan penuh dosa. Manusia lebih mengasihi kedagingan mereka daripada kerohanian mereka. Manusia lebih suka merawat tubuh mereka untuk memuaskan hawa nafsu mereka daripada menyenangkan Allah dan melaksanakan kewajiban mereka. Bukannya melakukan perbuatan-perbuatan Kekristenan yang baik, yang senantiasa memperhatikan kebaikan bagi orang lain, mereka lebih memperhatikan diri sendiri, dan lebih memperhatikan kepuasan diri sendiri daripada pertumbuhan jemaat.
- 2. Ketamakan. Perhatikan baik-baik, cinta diri membawa masuk deretan panjang dosa dan kejahatan. Ketika orang mencintai dirinya sendiri, tidak ada hal baik yang dapat diharapkan dari diri mereka, seperti semua yang baik dapat diharapkan dari orang-orang yang mengasihi Allah dengan segenap hati mereka. Ketika ketamakan akan uang merajalela, ketika setiap orang hanya memikirkan apa yang dapat ia peroleh dan memegang erat-erat apa yang telah ia miliki, keadaan seperti ini membuat manusia menjadi berbahaya bagi satu sama lain, dan mengharuskan orang saling berjaga-jaga terhadap sesamanya.
- 3. Keangkuhan dan kemuliaan yang sia-sia. Masa-masa itu menjadi sukar ketika manusia, yang menyombongkan diri sendiri, menjadi pembual dan penghujat. Menjadi pembual di hadapan manusia yang mereka pandang rendah dan hina, dan menjadi penghujat Allah dan Nama-Nya. Ketika manusia tidak takut akan Allah, mereka tidak akan menghormati sesama manusia, dan begitu juga sebaliknya.
- 4. Ketika anak-anak tidak taat kepada orangtua mereka, dan melanggar kewajiban yang seharusnya mereka berikan kepada orangtua, baik dalam hal tugas tanggung jawab maupun rasa syukur, dan sering juga dalam hal kepentingan mereka sendiri, karena mereka tergantung kepada orangtua dan menggantungkan harapan kepada orangtua, maka anak-anak ini membuat masa itu menjadi masa yang sukar. Sebab, kejahatan apakah yang tidak akan dilakukan oleh anak-anak yang memperlakukan orangtua sendiri sesuka hati dan memberontak melawan mereka?
- 5. Tidak tahu berterima kasih dan tidak memedulikan hidup keagamaan membuat masa-masa itu menjadi sukar. Kedua hal tersebut pada umumnya berjalan bersama-sama. Apa alasannya manusia tidak memedulikan hidup keagamaan dan hidup tanpa takut kepada Allah kalau bukan sikap tidak tahu berterima kasih atas segala belas kasihan Allah? Rasa tidak berterima kasih dan ketidaksalehan berjalan bersama-sama. Kalau seseorang dipanggil sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih, maka tidak ada nama lain lagi yang lebih buruk daripada itu. Tidak tahu berterima kasih, tidak kudus, tercemar oleh berbagai hawa nafsu kedagingan, merupakan contoh sikap tidak tahu berterima kasih yang teramat sangat terhadap Allah yang telah dengan begitu baik menyediakan segala kebutuhan bagi kehidupan tubuh jasmani. Kita menyalahgunakan segala karunia-Nya, jika kita menjadikannya sebagai makanan dan bahan bakar bagi semua hawa nafsu kita.
- 6. Masa-masa itu menjadi sukar ketika manusia tidak mau lagi terikat dengan kejujuran, baik yang sudah menjadi sifat manusia dengan sendirinya maupun dalam hubungannya dengan orang lain, ketika mereka tidak tahu mengasihi dan tidak mau berdamai (ay. 3). Ada kasih terhadap semua orang yang alamiah sifatnya. Di mana pun ada manusia dengan sifat kemanusiaannya, di situ seharusnya ada sifat kemanusiaan terhadap sesama manusia lainnya, khususnya yang memiliki suatu hubungan tertentu. Masa-masa menjadi sukar ketika anak-anak tidak mematuhi orangtua mereka (ay. 2), dan ketika orangtua tidak memiliki perasaan kasih yang seharusnya terhadap anak-anak mereka (ay. 3). Lihatlah betapa rusaknya sifat dosa itu, bagaimana dosa itu bahkan dapat membuat manusia tercerabut dari sifat yang telah ditanamkan oleh alam di dalam diri mereka untuk mendukung kelangsungan kaum mereka sendiri. Sebab, perasaan kasih yang alamiah dari orangtua kepada anak-anaknya itulah yang sangat berperan dalam memelihara umat manusia di atas muka bumi ini. Dan orang-orang yang tidak mau terikat dengan perasaan kasih yang alamiah, tidak heran kalau mereka juga tidak mau diikat oleh persekutuan dan perjanjian yang sangat bersungguh-sungguh itu. Mereka tidak mau berdamai, tidak mau peduli dengan semua ikatan yang telah mereka sepakati sendiri.
- 7. Masa-masa itu menjadi sukar ketika manusia suka saling menjelekkan orang satu sama lain, menjadi diaboloi – setan-setan satu sama lain, tidak menaruh hormat akan nama baik orang lain, atau akan segala kewajiban keagamaan yang sudah diikrarkan, melainkan hanya memikirkan diri sendiri boleh bebas berkata apa saja dan melakukan apa saja sesuka hati (Mzm. 12:5).
- 8. Ketika manusia tidak dapat menguasai diri dan hasrat mereka sendiri. Bukan hasrat mereka sendiri, sebab mereka memang tidak dapat mengekang diri, bukan nafsu mereka sendiri, sebab mereka memang garang. Ketika mereka tidak dapat mengendalikan roh mereka masing-masing, maka mereka akan menjadi seperti kota yang diruntuhkan, tidak memiliki tembok-tembok lagi. Mereka akan segera terbakar, hanya oleh sedikit hasutan.
- 9. Ketika sesuatu yang baik dan harus dihormati disepelekan dan dipandang hina di mana-mana. Kesombongan para penganiaya itulah yang membuat mereka memandang rendah orang-orang yang baik, walaupun orang-orang baik itu lebih istimewa dibandingkan dengan sesama mereka.
- 10. Ketika pada umumnya manusia menjadi licik, keras kepala, dan tinggi hati, maka masa-masa itu menjadi masa yang sukar (ay. 4), ketika manusia itu suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, dan berlagak tahu. Juruselamat kita telah menubuatkan bahwa saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, dan demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya (Mat. 10:21), dan mereka itulah jenis pengkhianat yang paling buruk. Orang-orang yang menyerahkan Alkitab-Alkitab mereka kepada para penganiaya biasa disebut traditores, sebab mereka mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Ketika manusia menjadi cepat marah dan menyombongkan diri, maka masa-masa itu akan menjadi masa yang sukar.
- 11. Ketika manusia pada umumnya lebih suka menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Ketika terdapat lebih banyak orang yang menjadi pecinta makanan dan minuman lezat dan mewah dibandingkan dengan jumlah orang-orang Kristen yang sejati, maka masa-masa seperti itu sungguh buruk. Allah harus dikasihi di atas segalanya. Orang-orang yang lebih menyukai segala sesuatu melebihi Dia, khususnya lebih menyukai hal-hal yang najis dan tidak berakhlak, seperti kesenangan kedagingan misalnya, maka itu adalah pikiran kedagingan dan yang penuh kebencian terhadap Allah.
- 12. Ketika secara lahiriah mereka tetap menjalankan ibadah mereka (ay. 5), walaupun mereka melakukan hal-hal seperti tersebut di atas. Mereka dipanggil dengan menggunakan nama Kristen, dibaptis di dalam iman Kristen, dan menunjukkan sikap layaknya orang yang beragama. Namun, betapapun pandainya mereka menunjukkan bentuk ibadah kesalehan mereka, pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. Ketika mereka hanya mengambil bentuk lahiriah ibadah yang seharusnya mengandung kuasa di dalamnya, maka sesungguhnya mereka memisahkan apa yang telah dipersatukan Allah di dalam ibadah. Mereka mengenakan bentuk lahiriah dari kesalehan ibadah itu untuk melenyapkan kehinaan mereka, tetapi mereka tidak mau menyerahkan diri kepada kuasanya untuk menyingkirkan dosa-dosa mereka. Perhatikan baik-baik di sini,
- (1) Orang dapat saja berhati buruk dan jahat walaupun mengaku beragama. Ia bisa menjadi pencinta diri dan lain sebagainya, namun tetap menjalankan ibadah secara lahiriah.
- (2) Bentuk kesalehan atau ibadah lahiriah tidaklah sama dengan kuasa dari kesalehan ibadah itu sendiri. Orang dapat memiliki yang satunya dan sepenuhnya miskin akan yang lain. Ya, mereka menolaknya, setidaknya dengan tidak mau melakukannya di dalam kehidupan mereka sehari-hari.
- (3) Orang-orang Kristen yang baik harus menjauhi orang-orang seperti itu.
- III. Di sini Rasul Paulus mengingatkan Timotius supaya ia berhati-hati terhadap penggoda-penggoda tertentu. Tidak saja supaya ia jangan sampai terseret oleh mereka, tetapi supaya ia dapat memperlengkapi domba-domba yang berada di bawah tanggung jawabnya terhadap bujukan mereka.
- 1. Rasul Paulus menunjukkan betapa tekunnya para penggoda itu mencari pengikut (ay. 6). Mereka mengincar orang-orang tertentu, dengan mengunjungi mereka di rumah-rumah, karena tidak berani muncul terang-terangan. Begitulah, barangsiapa berbuat jahat, membenci terang itu (Yoh. 3:20). Mereka tidak masuk rumah-rumah dengan paksaan, seperti yang terjadi dengan orang-orang Kristen yang baik ketika mereka dianiaya. Sebaliknya, para penggoda itu sengaja menyelundup masuk ke rumah-rumah, berperilaku baik-baik supaya disenangi dan diterima orang, dan dengan demikian menarik orang-orang itu ke pihak mereka. Dan lihatlah orang-orang seperti apa yang dapat mereka pengaruhi dan jadikan pengikut mereka. Mereka adalah orang-orang yang lemah, perempuan-perempuan bodoh (ay. 6, TL), dan yang jahat, yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu. Kepala yang bodoh dan hati yang kotor, khususnya kaum perempuan, merupakan mangsa empuk bagi para penggoda.
- 2. Rasul Paulus menunjukkan bahwa walaupun mereka selalu ingin diajar, namun mereka tidak pernah dapat mengenal kebenaran (ay. 7). Memang kita semua harus senantiasa belajar, yaitu, bertumbuh di dalam pengetahuan, terus mengenal Tuhan, mendesak maju terus. Namun, orang-orang ini adalah orang-orang yang tidak percaya dan yang selalu ragu-ragu, tidak mau peduli, dan mudah digoyahkan, yang selalu maju ingin menyerap pemikiran-pemikiran baru, dengan berpura-pura mau bertumbuh dalam pengetahuan, tetapi tidak pernah sampai memahami kebenaran yang sesungguhnya sebagaimana yang ada di dalam Yesus.
- 3. Rasul Paulus menubuatkan bahwa kemajuan mereka akan berhenti dan mereka tidak akan maju lagi (ay. 8-9). Mereka disamakan seperti ahli-ahli sihir dari Mesir yang pernah berusaha melawan Musa, dan yang di sini disebutkan namanya, yaitu Yanes dan Yambres. Walaupun nama-nama ini tidak akan ditemukan di dalam kisah Perjanjian Lama, namun nama-nama ini ditemukan di dalam beberapa tulisan kuno orang Yahudi. Ketika Musa datang dengan membawa perintah ilahi untuk membawa orang Israel keluar dari Mesir, ahli-ahli sihir ini menentang dia. Dengan demikian orang-orang bidat itu menentang kebenaran, dan sama seperti ahli-ahli sihir Mesir itu, akal mereka bobrok, orang-orang yang membiarkan pengertian mereka tersesat, menyimpang, berprasangka terhadap kebenaran, dan iman mereka tidak tahan uji, atau sangat jauh dari menjadi orang-orang Kristen yang sejati. Tetapi sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, atau maju lebih jauh lagi, sebagaimana yang dipahami oleh beberapa orang. Amatilah,
- (1) Para penyesat itu selalu berusaha mencari tempat-tempat tersembunyi dan menyukai kegelapan karena mereka takut kelihatan di depan umum. Itulah sebabnya mereka suka menyelundup masuk ke rumah-rumah. Lebih jauh lagi, mereka menyerang orang-orang yang kurang dapat mempertahankan diri mereka sendiri, yaitu perempuan-perempuan yang bodoh dan jahat.
- (2) Para penyesat di segala zaman itu sama saja. Ciri-ciri mereka sama, yaitu, akal mereka bobrok, dan seterusnya. Kelakuan mereka kurang lebih sama, yaitu mereka menentang kebenaran, seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, dan mereka juga sama di dalam hal ketidakpuasan mereka.
- (3) Orang-orang yang menentang kebenaran bersalah karena kebodohan, ya, kebodohan yang mengerikan, karena magna est veritas, et praevalebit – Agunglah kebenaran itu, dan akan menang.
- (4) Meskipun roh penyesatan itu akan dibiarkan bebas untuk sedikit waktu lamanya, Allah akan merantainya. Iblis tidak dapat menyesatkan bangsa-bangsa dan jemaat-jemaat lebih jauh dan lebih lama daripada yang diizinkan Allah kepadanya. Kebodohan mereka pun akan nyata, akan tampak bahwa mereka adalah penipu-penipu, dan semua orang akan meninggalkan mereka.
SH -> 2Tim 3:1-9; 2Tim 3:1-9
SH: 2Tim 3:1-9 - Melawan pengaruh (Sabtu, 17 Mei 2008) Melawan pengaruh
Tanpa tedeng aling-aling, begitulah Paulus dalam pembicaraannya ini.
Ia sama sekali tidak menyembunyikan fakta mengenai situasi ...
Melawan pengaruh
Tanpa tedeng aling-aling, begitulah Paulus dalam pembicaraannya ini.
Ia sama sekali tidak menyembunyikan fakta mengenai situasi yang
akan dihadapi Timotius dalam pelayanannya. Ia menjabarkan segala
sesuatunya dengan gamblang. Ironisnya, situasi yang digambarkan
Paulus tersebut, bukanlah mengenai orang-orang yang tidak
beriman atau tidak mengenal Tuhan.
Yang dibicarakan Paulus adalah orang-orang yang aktif beribadah (ayat 5). Namun hidup keagamaan mereka bagai \'tong kosong yang nyaring bunyinya\'. Mereka memang mengajarkan hal yang baik, dan secara kasat mata, juga melakukan hal yang baik. Akan tetapi, jauh di dalam hati mereka, tersembunyi motivasi yang tidak murni. Sesungguhnya, hidup mereka tidak menunjukkan ketaatan kepada Allah, yang melihat jauh ke dalam dasar hati. Hidup keagamaan mereka bagai tubuh tak bernyawa karena tidak bersumber dalam relasi pribadi dengan Allah, Sang Pemilik Hidup. Orang semacam itu mengasihi diri sendiri, mencintai uang, dan lebih menyukai kesenangan hidup dibandingkan persekutuan dengan Allah (ayat 2). Mereka menentang kebenaran (ayat 8). Namun kita perlu mengingat bahwa hidup keagamaan yang kosong seperti itu tidak akan menghasilkan apa-apa (ayat 9).
Semua karakter yang Paulus jabarkan terdapat pula dalam komunitas Kristen masa kini. Lalu bagaimana kita bisa menangkal pengaruh orang semacam itu? Tentu saja dengan mengandalkan kuasa firman Tuhan. Pastikan bahwa kita telah mengalami transformasi karena Kristus telah memperbarui hidup kita. Yakinkan bahwa kita telah menjadikan firman Tuhan sebagai santapan harian kita. Biarkan firman Tuhan membentengi kita dari pikiran, sikap, perkataan, dan perilaku yang berdosa. Hiduplah bersekutu dengan Tuhan agar hidup kita dipenuhi dengan Roh Kudus, bertumbuh di dalam karakter, serta menghasilkan buah roh. Inilah cara agar kita tidak terjebak dalam hidup keagamaan yang palsu. Berdirilah tegak melawan si jahat, dan hiduplah bagi Allah saja.

SH: 2Tim 3:1-9 - Religiositas semu. (Jumat, 30 Agustus 2002) Religiositas semu. Kini Paulus menempatkan nasihatnya kepada Timotius dalam perspektif sejarah. Zaman ketika Timotius melayani sudah merupakan zaman a...
Religiositas semu.
Kini Paulus menempatkan nasihatnya kepada Timotius dalam perspektif sejarah. Zaman ketika Timotius melayani sudah merupakan zaman akhir. Meskipun dalam perikop sebelumnya ada harapan agar mereka yang tersesat bisa bertobat, Paulus menyatakan bahwa Timotius seyogyanya mengerti situasi yang terjadi: manusia akan menjadi tambah jahat dan pelayanan akan menjadi jauh lebih sulit. Manusia akan menjadi makin cinta diri, sombong, pemberontak, tidak tahu berterima kasih, tidak bisa mengendalikan diri, tidak menyukai yang baik, dst. Mereka tidak mengutamakan mengasihi Allah (Ul. 6:4-5), tetapi lebih mencintai kenikmatan pribadi.
Ciri-ciri tersebut di atas memang sebenarnya berlaku untuk manusia secara umum, tetapi secara khusus sangat mengena terhadap para lawan Timotius di Efesus. Paulus memperingatkan Timotius terhadap orang-orang yang memiliki religiositas atau kebaikan agamawi secara lahiriah belaka. Orang-orang macam ini mungkin dapat mengajar dengan baik, hidup rela menderita, tetapi sombong dan tidak mau hidupnya dikendalikan oleh Injil. Religiositas mereka yang palsu dengan demikian merupakan penyangkalan akan kuasa Allah yang sebetulnya merupakan sumber satu-satunya dari kesalehan. Kesalehan mereka adalah kesalahan karena terjadi bukan karena anugerah Allah! Timotius harus menghindari mereka.
Paulus meneruskan dengan memberikan contoh konkret tentang apa yang mereka lakukan. Mereka mempengaruhi wanita-wanita yang lemah imannya, yang kemungkinan kaya dan berpengaruh. Wanita-wanita ini mungkin memiliki dosa di masa lampau, dan mereka bisa membayar ajaran sesat tersebut untuk memberikan jalan keluar yang semu. Namun, kemudian wanita-wanita ini terjerat kembali dalam nafsu mereka dan akhirnya mereka tidak pernah berubah meskipun belajar banyak. Pikiran orang-orang yang menyesatkan dan disesatkan ini telah korup dan akan nyatalah kebodohan mereka.
Renungkan: Cermatilah hidup batiniah Anda. Kesalehan lahiriah, pelayanan, dan niat belajar tidak menjamin iman Anda!
Utley -> 2Tim 3:1-9
Utley: 2Tim 3:1-9 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: 2Tim 3:1-91 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. 2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: 2Tim 3:1-9
1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. 2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, 3 tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, 4 suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. 5 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! 6 Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan- perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu, 7 yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. 8 Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji. 9 Tetapi sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, karena seperti dalam hal Yanes dan Yambres, kebodohan merekapun akan nyata bagi semua orang.
2Tim 3:1 "hari-hari terakhir" Jangka waktu ini disebut dengan beberapa nama.
- 1. Hari-hari terakhir, Bil 24:14; Ul 8:16; Dan 2:28; 10:14
- 2. di hari-hari terakhir, Yer 23:20; 30:24; 49:39; Yeh 38:8,16; Hos 3:5; Yoel 2:28 (Kis 2:17); Yoh 6:39,40,44,54; 11:24; 12:48; 2Tim 3:1; Yak 5:3
- 3. di Waktu Terakhir, 1Pet 1:5
- 4. di akhir zaman, 1Pet 1:20
- 5. selama hari-hari terakhir, 2Pet 3:3
- 6. jam terakhir, 1Yoh 2:18
Di akhir dari hari-hari terakhir adalah "hari Tuhan" (yaitu, "penyempurnaan," Mat 13:39,40; 24:3; 28:20; Ibr 9:26).
Orang-orang Yahudi dari periode antar alkitab melihat dua zaman: zaman pemberontakan dan dosa yang jahat saat ini (dimulai dari Kej 3) dan masa kebenaran yang akan datang yang diresmikan oleh kedatangan Mesias dalam kuasa Roh. PL menekankan kedatangan Mesias dalam penghakiman dan kuasa untuk menetapkan zaman baru. Namun demikian, gagal untuk melihat dengan jelas kedatangan Yesus yang pertama sebagai (1) "Hamba yang Menderita" dalam Yes 53; (2) Yang rendah hati yang mengendarai seekor anak keledai di Za 9:9; Dan (3) yang ditikam dari Za 12:10. Dari wahyu progresif PB kita tahu bahwa Tuhan merencanakan dua kedatangan Mesias. Periode di antara Inkarnasi (kedatangan pertama) dan kedatangan kedua melibatkan ketumpang tindihan dari dua zaman Yahudi ini. Ini ditunjuk dalam PB dengan ungkapan "hari-hari terakhir". Kita telah berada di periode ini selama lebih dari 2000 tahun. Lihat TOPIK KHUSUS: \=
\\See id_TOPIKUTLEY 00326\\ ZAMAN INI DAN ZAMAN YANG AKAN DATANG
\+ di 1Tim 6:17. Hari-hari terakhir adalah sekarang ini (lih. Kis 2:16-17; Ibr 1:2; 1Pet 1:20; 4:7; 1Yoh 2:18).
□ "akan datang masa yang sukar" Ini menunjuk pada "rasa sakit melahirkan" dari zaman baru (lih. Mat 24; Mr 8:13; Luk 21; Rom 8:22; 1Tim 4:1).
Telah Ada banyak diskusi di antara para komentator dan teolog tentang keadaan masyarakat manusia saat Tuhan kembali. Bagi sebagian orang, kekuatan Injil dan karya Roh mengubah masyarakat manusia menjadi lebih baik (postmilenialisme). Bagi orang lain, PL dan PB memprediksi sebuah kesimpulan malapetaka terhadap sejarah manusia (pramilenialisme dan amilenialisme).
Pembahasan Paulus tentang "orang durhaka" dalam 2Tes 2 menunjukkan suatu kejahatan dan pemberontakan yang meningkat, seperti halnya 1Tim 4 dan 2Tim 3. Yesus akan datang untuk memulihkan ketertiban dan kebenaran.
2Tim 3:2 "Manusia akan mencintai dirinya sendiri" Untuk daftar yang serupa tentang pemberontakan, lihat Rom 1:28-32. Ciri khas ini adalah inti dari pemberontakan manusia. Ini adalah sebuah istilah majemuk (hanya ditemukan di sini di dalam PB) dari kasih (philos) + diri (auto) (lih. 2Tim 2:21).
□ "hamba uang" Lihat catatan di 1Tim 3:3; 6:10.
□ "membual" Ini mencirikan kebanggaan manusia atau kepercayaan pada diri sendiri (lih. Rom 1:30; Yak 4:16; 1Yoh 2:16)
□ "menyombongkan diri" Ini menggambarkan seseorang yang menganggap dirinya lebih unggul dan mengungkapkannya dengan kata-kata dan perbuatan (lih. Luk 1:51; Rom 1:30; Yak 4:6; 1Pet 5:5). Istilah Yunaninya adalah huperēphanos. Lihat TOPIK KHUSUS: \=
Lihat topik khusus PENGGUNAAN KATA MAJEMUK
\+ HUPER DARI PAULUS di 1Tim 1:14.
- NASB "pemfitnah"
- NKJV "penghujat"
- NRSV "penganiaya"
- TEV "mereka akan menghina"
- NJB "kasar"
Ini secara harfiah adalah "penghujat."" Tidak pasti apakah mereka berbicara menentang 1. Allah / Kristus (lih. 1Tim 1:13,20; 6:1; Wahy 16:11; 21)
- 1. Para malaikat (lih. 2Pet 2:10-12)
- 2. Manusia-manusia lain (lih. 1Tim 6:4; Tit 3:2; 1Pet 4:4)
□ "berontak terhadap orang tua" Ini mungkin berhubungan dengan Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 20:12). Bagi orang Yahudi, keluarga yang kuat berarti masyarakat yang stabil ("Hari-harimu akan diperpanjang di tanah ini"). Ketegasan diri selalu menyakiti hubungan interpersonal di rumah, di gereja, di tempat kerja, dll.
□ "tidak tahu berterima kasih" Ini adalah istilah untuk "kasih karunia" yang dinegasikan. Beberapa kata dalam daftar ini adalah istilah yang dinegasikan dengan ALPHA PRIVATIVE. Ini adalah orang-orang yang tak tahu berterima kasih, egois, dan mengganggu.
□ "tidak mempedulikan agama" Ini adalah bentuk yang dinegasikan dari kata hosios, yang merujuk pada seseorang yang mengamati semua hukum Tuhan dan oleh karena itu, menganggap dirinya saleh atau taat (lih. Tit 1:8) dan murni (lih. 1Tim 2:8). Hosios digunakan untuk menggambarkan Yesus dalam Kis 2:27; 13:35 (sebuah kutipan dari Mazm 16). Dalam Ibr 7:26 Ini adalah ciri khas Yesus, Imam Besar kita. Paulus menggunakannya untuk menggambarkan tindakannya sendiri terhadap orang-orang percaya di Tesalonika (lih. 1Tes 2:10).
3: 3
- NASB NKJV "tidak tahu mengasihi"
- NRSV "tidak manusiawi"
- TEV "mereka akan menjadi tidak baik"
- NJB "tak berperasaan"
Ini adalah istilah Yunani untuk kasih sayang alami, dinegasikan (lih. Rom 1:31). Ini merujuk pada kurangnya kasih kemanusiaan atau kekeluargaan.
- NASB "tidak mau berdamai"
- NKJV "tak kenal ampun"
- NRSV "kepala batu"
- TEV "tanpa belas kasih"
- NJB "keras kepala"
Ini adalah istilah Yunani untuk membuat sebuah perjanjian atau kesepakatan, dinegasikan (lih. Rom 1:31). Ini merujuk pada orang-orang yang tidak mau menebus atau memulihkan suatu hubungan.
□ "suka menjelekkan orang" Ini adalah istilah Yunani untuk "memfitnah" (diaboloi) yang juga merupakan istilah untuk Setan (Ibrani) atau Iblis (Yunani). Lihat catatan di 1Tim 3:11.
- NASB, NKJV "tak dapat mengekang diri"
- NRSV, NJB "berlebihan"
- TEV "penuh kekerasan"
Ini adalah istilah Yunani kratos yang berarti "kekuatan, kuasa, keperkasaan," dinegasikan. Ini hanya ditemukan di sini dalam PB. Orang-orang ini tidak memiliki kontrol diri (lih. Mat 23:25; 1Kor 7:5).
□ "garang" Ini adalah istilah Yunani untuk "jinak, lembut atau ringan," dinegasikan. NJB memiliki "manusia liar." Hanya ditemukan di sini di PB.
□ "tidak suka yang baik" Ini adalah kata majemuk Yunani philos + agathos (yaitu mencintai yang baik, lih. Tit 1:8), dinegasikan. Hanya ditemukan di sini di PB. Orang-orang ini adalah musuh dari semua yang baik dan berbudi luhur.
2Tim 3:4 "suka megkhianat" Ini adalah kata majemuk Yunani "mengalihkan" yang digunakan secara idiomatik menjadi "pengkhianat" (lih. Luk 6:16; Kis 7:52).
□ "tidak berpikir panjang" Istilah Yunani ini adalah kata majemuk dari pros + piptō yang digunakan secara idiomatis karena tidak berpikir dan dengan demikian bertindak tidak rasional (lih. Kis 19:36).
- NASB "sombong"
- NKJV "berlagak tahu"
- NRSV "bengkak dengan kesombongan""
- TEV "bengkak dengan kebanggaan"
- NJB "gila karena bangga"
Ini adalah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE yang menunjukkan sebuah kondisi yang disebabkan oleh pelaku dari luar; di sini, si Jahat. Ini adalah ungkapan yang berkaitan dengan penipuan dengan menjadi terbutakan oleh asap (lih. 1Tim 3:6; 6:4).
□ "menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah" Paulus telah menggunakan beberapa kata majemuk dengan philos:
- 1. pencinta diri sendiri (2Tim 3:2)
- 2. pencinta uang (2Tim 3:2)
- 3. bukan pecinta yang baik (2Tim 3:3)
- 4. pecinta kesenangan (2Tim 3:4)
- 5. Pencinta Tuhan (2Tim 3:4)
Alih-alih berfokus pada Tuhan dan kehendak-Nya, orang-orang ini memusatkan perhatian pada diri mereka sendiri dan kehendak mereka sendiri (lih. Yoh 3:19).
3: 5 "Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya." Ini adalah PERFECT MIDDLE PARTICIPLE (lih. Yes 29:13; Rom 2:20; Tit 1:16). Ini adalah suatu status penegasan diri tetap yang disengaja. Agama yang dilembagakan bisa menjadi pusat perbuatan yang kejam! Untuk "kesalehan" lihat Topik Khusus pada 1Tim 4:7.
□ "Jauhilah mereka itu" Ini adalah PRESENT MIDDLE IMPERATIVE (lih. 2Tes 3:6). Timotius harus secara sengaja dan terus-menerus menghindari orang-orang seperti ini. Ini adalah rujukan yang jelas kepada guru-guru palsu dan para pengikut mereka (lih. 2Tim 2:19,20).
2Tim 3:6 "orang-orang yang menyelundup ke rumah orang" Secara harfiah ini adalah "menyelinap" (lih. Mat 7:15; Yud 1:4). Istilah ini hanya ditemukan di sini di PB. Guru-guru palsu ini mengambil manfaat atas ibu rumah tangga yang lengah dan tidak tahu informasi.
□ "menjerat" Ini adalah PRESENT PARTICIPLE. Ini secara harfiah adalah "menangkap dengan menggunakan tombak" (lih. Ef 4:8; Wahy 13:10). Para nabi palsu ini terus menggunakan strategi merayu keluarga melalui istri, yang tinggal di rumah pada jam kerja siang hari.
- NASB, TEV,
- NET "perempuan lemah"
- NKJV "perempuan yang mudah tertipu"
- NRSV, NJB "perempuan konyol"
Ini adalah gunaikaria yang merupakan bentuk pengkerdilan dari gunē (wanita). Persis bagaimana ini seharusnya dipahami masih dipertanyakan, namun nampaknya memiliki konotasi negatif (lih. BAGD 168). Selebihnya dari 2Tim 3:6 dan 2Tim 3:7 adalah deskripsi dari "wanita kerdil" ini. Ini hanya ditemukan di sini di PB.
Tidaklah pasti apakah ini wanita gereja atau wanita di masyarakat (catat Tit 3:3 dan 1Tim 5:6).
□ "yang sarat dengan dosa" Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE. Hal ini tampaknya berhubungan dengan masalah dengan janda yang "lebih muda" yang digoda oleh kejahatan (lih. 1Tim 5:6).
□ "dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu" Ini adalah PRESENT PASSIVE PARTICIPLE. Ini menyiratkan bahwa wanita yang terus-menerus dipimpin oleh rangsangan-rangsangan jahat (lihat Tit 3:3).
2Tim 3:7 Konteks langsung dan bentuk-bentuk NEUTER PLURAL VERBAL nya dua kali dalam 2Tim 3:6 dan dua kali dalam 2Tim 3:7 mengkonfirmasi anteseden sebagai "perempuan lemah" 2Tim 3:6. Betapa suatu deskripsi yang tragis tentang dosa dan manipulasi!
Secara umum guru-guru palsu darisetiap zaman ditandai oleh
- 1. eksploitasi seksual
- 2. eksploitasi finansial
- 3. eksploitasi perwahyuan (Tuhan berbicara hanya kepada saya!)
2Tim 3:8 "Yanes dan Yambres" Ini adalah nama tradisional dari para penyihir Firaun di Kel 7:11,22; 8:7,18; 9:11. Nama-nama mereka dipelajari dari Yudaisme rabinis, khususnya Targum Yonatan, namun tidak disebutkan dalam PL. Paulus sering menggunakan tradisi-tradisi kerabian (lih. 1Kor 10:4).
□ "demikian juga mereka menentang kebenaran" Ini adalah PRESENT MIDDLE INDICATIVE. Guru-guru palsu ini memiliki masalah dengan otoritas dan terus menentang ajaran Apostolik. Lihat TOPIK KHUSUS: \=
\\See id_TOPIKUTLEY 00115\\ KEBENARAN
\+ di 1Tim 2:4.
- NASB "orang-orang yang berpikiran menjijikkan"
- NKJV "orang-orang yang memiliki pikiran yang bobrok"
- NRSV "orang-orang ini, yang berpikiran bobrok"
- TEV "orang yang pikirannya tidak berfungsi"
- NJB "akal mereka bobrok"
Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE dari kata majemuk kata + patheirō, yang berarti seseorang yang telah menjadi dan terus menjadi bobrok oleh pelaku dari luar (yaitu, Setan atau iblis) yang mengakibatkan penolakan mereka sendiri atas kebenaran (lih. 1Tim 6:5; Tit 1:15).
- NASB "ditolak sehubungan dengan iman"
- NKJV "tidak disetuju dengan iman"
- NRSV "iman palsu"
- TEV "yang gagal dalam iman"
- NJB "iman mereka tidak tahan uji"
Ini adalah istilah dokimazō dengan konotasi pengujian dengan maksud menuju persetujuan, yang dinegasikan.
Mereka ini gagal dalam ujian iman (lih. Rom 1:28; 1Kor 9:27; 2Kor 13:5-7; Tit 1:16; Ibr 6:8). Ini adalah deskripsi yang mengerikan tentang iman yang terdampar! Lihat TOPIK KHUSUS: ISTILAH YUNANI UNTUK "PENGUJIAN" DAN KONOTASI MEREKA di 1Tim 6:9; Juga catat TOPIK KHUSUS: KEMURTADAN (APHISTĒMI) pukul 1Tim 4:1.
2Tim 3:9 "sudah pasti mereka tidak akan lebih maju" Ini mungkin merujuk kepada guru-guru palsu dan para pengikut mereka karena KATA KERJA yang sama digunakan untuk mereka dalam 2Tim 2:16; 3:13. Makna utamanya adalah maju dalam sesuatu (yaitu, 2Tim 2:16 dalam kesalehan 2Tim 3:13 dalam menipu dan tertipu).
□ "kebodohan merekapun akan nyata bagi semua orang" "Dari buahnya kamu akan mengenal mereka" (lih. Mat 7:20; 1Tim 5:24). Kehidupan kekal memiliki karakteristik yang dapat diamati, seperti juga iman yang palsu.
Galilah -> 2Tim 3:1-9
Galilah: 2Tim 3:1-9 - Pelayanan Tentu Sulit 2Timotius 3:1-17 Tema: Berpeganglah
2Timotius 3:1-9 Sub Tema: Pelayanan Tentu Sulit
Tetapi ketahuilah hal ini, bahwa pada hari-hari terakhir akan a...
2Timotius 3:1-17 Tema: Berpeganglah
2Timotius 3:1-9 Sub Tema: Pelayanan Tentu Sulit
Tetapi ketahuilah hal ini, bahwa pada hari-hari terakhir akan ada masa-masa yang sukar. Karena orang akan menjadi pencinta diri sendiri, pencinta uang, pembual, tinggi hati, penghina, tidak taat kepada orang tua, tidak tahu berterima kasih, tidak saleh, tidak mengasihi keluarga, tidak mengampuni orang, pemfitnah, tanpa pengendalian diri, kejam, tidak suka yang baik, pengkhianat, nekad, congkak, cinta hawa nafsu melebihi cinta pada Allah, mereka mempunyai rupa kesalehan, tetapi memungkiri kuasanya.
Hindarilah orang-orang ini! Karena dari antara mereka ada orang-orang yang secara licik masuk ke rumah-rumah dan memikat perempuan-perempuan lemah rohani, yang terbeban dengan banyak dosa dan disesatkan oleh berbagai macam nafsu, yang selalu belajar tetapi tidak pernah dapat mengenal kebenaran. Dan sama seperti Janes dan Jambres melawan Musa, demikian juga orang-orang ini melawan apa yang benar, mereka ini orang yang bobrok mentalnya dan iman mereka tidak tahan uji. Akan tetapi mereka tidak akan maju terlalu jauh, karena kebodohan mereka akan menjadi nyata bagi semua, sama seperti kedua orang tersebut.
ay. 1 Tetapi ketahuilah hal ini – Kata penghubung de (tetapi) ada lagi di sini, tetapi kali ini ada kontras. Tadinya Paulus mendorong supaya Timotius tidak putus asa dengan pengajar sesat, karena mungkin Allah masih ingin memenangkan mereka, tetapi dia harus mengimbangi dorongan tersebut dengan kenyataan bahwa selalu akan ada orang seperti itu.257 Hal itu diuraikan di bawah sampai ay. 9. Perintah ketahuilah (ginosko) bersifat terus menerus,258 yaitu sesuatu yang dia perlu ingat terus. Mungkin itu sebabnya BIS menerjemahkannya ingatlah, sedangkan TB berbunyi ketahuilah.
Bahwa pada hari-hari terakhir akan ada masa-masa yang sukar – Frase eskhatais hemerais (hari-hari terakhir) sudah muncul di 1 Tim 4:1, menyangkut penyesatan yang akan menandai masa tersebut. Kalau membaca Kis 2:17, menjadi jelas bahwa masa itu mulai pada waktu Kristus diangkat dan Roh Kudus dicurahkan kepada Tubuh Kristus. Jadi walaupun ada kata kerja yang bersifat masa depan, kebanyakan bersifat masa kini, menyatakan bahwa masa yang Paulus maksudkan sudah tiba. Lihat juga Ib 1:2 (zaman di TB, sebenarnya dari kata hemera, yaitu hari-hari, lihat AYT).
Kata enhistemi (akan ada/akan segera ada) bersifat masa depan secara tentu,259 tetapi kalau digunakan dengan kata ini, menyangkut sesuatu yang pasti digenapi dengan segera, bukan jauh ke depan.260 Masa tersebut sedang berkembang di dunia pada waktu itu, sampai Kristus kembali. Frase kairoi khalepoi (masa-masa sukar) mengandung arti sukar, dan jahat. Jadi orang percaya akan menderita karena perkembangan kejahatan di dunia ini. Lihat juga Mat 24:11, 12, 24, 2 Pet 2:1-3.261
ay. 2 Karena orang akan menjadi – Kara gar (karena) mengikat masa-masa sukar dengan kenyataan bahwa manusia akan makin memburuk. Itulah sumber dari kesukaran di zaman terakhir ini.262 Kata eimi (akan menjadi) bersifat masa depan,263 tetapi sama seperti akan ada tadi, menyatakan sesuatu yang sedang dan akan berkembang. Daftaran panjang ini terdiri dari 18 sifat dari orang-orang pada zaman ini, tetapi jangan kita lupa bahwa Paulus masih bicara mengenai kelakuan para pengajar sesat, jadi daftaran ini juga mencerminkan ciri khas-ciri khas mereka. Kata-kata yang dipakai dalam daftaran ini cukup unik, karena ada 6 kata yang tidak ada di tempat lain di Perjanjian Baru.264
Ada beberapa ciri khas gramatis yang dapat di lihat pada daftaran ini, tetapi tidak terlalu berdampak. Yang paling berdampak adalah penggunaan kata-kata yang menyangkut kasih/cinta (Di ay. 2: filautos – pencinta diri sendiri, filargyros – pencinta uang, lalu di ay. 4 filedonoi mallon e filotheos – mencintai nafsu lebih banyak daripada mencintai Allah. Awalan fil adalah singkatan dari fileo – mengasihi/mencintai), baik di titik mula, maupun di bagian akhir. Itu sebabnya para ahli menyimpulkan bahwa masalah inti yang menjadi sumber dari kejahatan-kejahatan yang didaftarkan adalah orang tidak taat kepada perintah yang paling penting, yaitu kasihilah Tuhan Allahmu. (Mat 22:37-38) Lihat juga dampak dari sifat yang mirip di Rom 1:18-32.
Pencinta diri sendiri – Kata filautos hanya dipakai di sini. Hal ini dianggap positif di dunia sekuler pada waktu itu, tetapi ayat ini pasti negatif, yaitu orang mengutamakan diri.265 Di dunia moderen juga, cinta diri dianggap mulia, tetapi hal ini tidak diajarkan di Firman Tuhan. Di Mat 22:39 disebut bahwa orang harus mengasihi sesama diri sendiri, tetapi kadang-kadang orang memutarbalikkannya menjadi perintah untuk mengasihi diri sendiri. Tetapi ini tidak demikian. Tujuannya sesungguhnya adalah supaya kita mengutamakan orang lain dan bukan hanya diri sendiri saja. Sama juga dengan Efe 5:29, di mana disebut bahwa orang tidak membenci tubuhnya. Itu bukanlah perintah untuk mencintai diri, melainkan perintah untuk mengasihi dan menolong orang lain dengan perhatian yang sama. Pendirian dan rasa percaya diri dari orang percaya terdapat di dalam Kristus dan kasihNya kepada (Mat 6:26, 1 Kor 15:9-10, Efe 2:4-10). Kita diperintahkan untuk merendahkan diri di hadapan Allah (Yak 4:6, 10) dan di hadapan manusia (Rom 12:3, Fili 2:3-4). Tidak berarti kita menjelekkan diri sendiri, tetapi sebaliknya jangan kita mengutamakan diri kita sendiri. Contoh istimewa dalam hal ini adalah Kristus (Fili 2:5-11).
Pencinta uang – Kata filargyros hanya dipakai di sini dan di Luk 16:14 di PB, tetapi dipakai dengan awalan a (bukan) di 1 Tim 3:3. Pikiran ini banyak muncul di Surat-Surat Pastoral. Lihat 1 Tim 3:8, 6:5-10, Tit 1:7. Memang orang perlu uang, tetapi cinta akan uang sangat berbahaya dan merupakan suatu cap bagi pengajar sesat. Menarik bahwa sebuah buku penting dari abad yang pertama, atau kedua, yang disebut Didakhe berkata “kalau dia minta uang, orang itu adalah nabi palsu.”266 Lihat sikap seorang hamba Tuhan terhadap uang di Fili 4:10-13 dan jangan kita lupa Mat 6:33.
Pembual – Kata alazon menggambarkan orang yang kesombongannya meluap terus dari mulutnya.267 Dia pamer.268
Tinggi hati – Kata hyperefanos menggambarkan orang yang mengganggap diri di atas, yaitu lebih penting daripada yang lain.269 Kata ini juga kata alazon di atas, juga terdapat di Rom 1:30.270
Penghina – Kata blasfemos secara literal berarti orang yang memakai bahasa yang menghina dan boleh menyangkut hinaan kepada manusia, atau hujat kepada Allah, tergantung pada konteks.271 Di sini kemungkinan besar menyangkut hinaan terhadap sesama manusia.272 TB – Pemfitnah, BIS – Menghina orang, AYT – Penghujat.
Tidak taat kepada orang tua – Frase ini menggambarkan orang yang cenderung tidak menghormati orang tuanya.273 Menarik bahwa perintah yang paling jelas mengenai hal ini ditujukan kepada jemaat di Efesus (Efe 6:1-3). Lihat juga 1 Tim 1:9, 5:8.
Tidak tahu berterima kasih – Kata akharistos berarti tidak berterima kasih.274 Kata sifat orang menunjukkan bahwa inilah karakter orang – Dia tidak tahu terima kasih, tidak menghargai kebaikan orang lain kepadanya. Mungkin berkaitan dengan sikap kepada orang tua juga.275
Tidak saleh – Kata anosios berarti orang yang mengabaikan ketentuan-ketentuan agama, sehingga tidak hidup kudus dan tidak takut kepada Tuhan.276 Lihat juga 1 Tim 1:9.
ay. 3 Tidak mengasihi keluarga – Kata astorgos secara literal berarti tidak mempunyai kasih yang wajar, secara khusus untuk keluarga dekat.277 Orang ini tidak mempunyai hati!
Tidak mengampuni orang – Kata aspondos menggambarkan orang yang tidak menerima orang yang mau berdamai.278 Hatinya keras dan sombong.
Pemfitnah – Kata diabolos menggambarkan orang yang sering memfitnah. Kata ini juga menjadi nama pribadi Iblis (2:26), Sang Pemfitnah.279 Kata ini muncul tiba-tiba di daftaran ini, karena ada di antara delapan istilah yang mulai dengan awalan a, yang artinya tidak/bukan. Jadi ada lima kata yang berawalan a, lalu kata diabolos, terus tiga lagi yang berawalan a.280 Ada yang melihat suatu makna dalam hal ini, tetapi rasanya agak dipaksakan. Lebih baik kita menafsirkan daftaran ini secara alamiah saja.
Tanpa pengendalian diri – Kata akrates menggambarkan orang yang tidak mempunyai kekuatan moral, atau pengendalian diri, bahkan yang amarahnya meledak.281 Lihat 1:7, Gal 5:23, Tit 1:8.
Kejam – Kata anemeros secara literal berarti tidak jinak, dalam arti orang yang bertindak seperti binatang buas, yaitu liar dan tidak mengenal ampun – Kejam.282
Tidak suka yang baik – afilagathos merupakan kata terakhir dalam daftaran berawalan a. Kata ini adalah kata buatan dari a (tidak) fileo (mengasihi/mencintai) dan agathos (baik/bagus). Orang seperti ini jengkel, bahkan melawan dengan apa yang baik.283 Sifat ini adalah kebalikan dari sifat seorang penatua (Tit 1:8). Lihat juga Rom 1:32.
ay. 4 Pengkhianat – Kata prodotos menggambarkan orang yang mengkhianati teman. Sama sekali tidak boleh dipercaya. Lihat juga Luk 6:16, Kis 7:52.284
Nekad – Kata propetes secara literal berarti jatuh kepala dulu,285 tetapi bermakna sembrono/nekad.286 Orang seperti ini loncat sebelum melihat, atau berpikir. Tidak berpikir mengenai akibat.
Congkak – Kata tyfoo secara literal berarti ditutupi dengan asap, atau uap, tetapi sering membawa makna digelembung dengan kesombongan, yaitu sombong yang begitu berlebihan, sehingga kelakuannya konyol.287
Cinta hawa nafsu melebihi cinta pada Allah – Frase ini hanya terdiri dari empat kata, yaitu filedonos (mencintai kesenangan) mallon (melebihi/lebih daripada) e (menunjukkan kontras) filotheos (mengasihi Allah). Orang ini sudah mengambil keputusannya. Lihat Yoh 3:19-21.
ay. 5 Mereka mempunyai rupa kesalehan – Mempunyai (ekho) bersifat terus menerus di masa kini,288 menunjukkan bahwa Paulus menggambarkan kelakuan orang sekarang, bukan di masa depan. Kata morfosis berarti bentuk/rupa dan di sini tentu menyangkut topeng, di mana rupa yang kelihatan tidak mencerminkan kenyataan.289 Kata eusebia (kesalehan) banyak muncul di Surat-Surat Pastoral. Artinya gaya hidup yang kudus karena orang takut akan Tuhan. Istilah ini menjadi kata pilihan Paulus di sini, untuk menggambarkan orang percaya sejati. Orang yang dia gambarkan di sini mempunyai semacam topeng kesalehan saja, bukan sesuai Firman Tuhan. Mereka rajin dalam agama, tetapi intinya hilang.
Tetapi memungkiri kuasanya – Kata dynamis (kuasa/kekuatan) boleh menyangkut kekuatan dari Roh Kudus (Kis 1:8, 2 Tim 1:7, 14), atau juga kekuatan yang Allah berikan (2 Tim 1:8). Sebenarnya tidak perlu terlalu membedakan. Yang penting kita perhatikan adalah kuasa/kekuatan ini adalah kemampuan untuk hidup sebagai orang percaya.
Kata apneomai (memungkiri) boleh menyangkut perkataan, di mana orang menyangkal Kristus, tetapi juga boleh menyangkut gaya hidup, di mana pengakuan orang tidak dicerminkan dalam kelakuannya.290 Arti inilah yang dimaksudkan di sini, yaitu orang-orang ini, dengan mengaku percaya, bicara seolah-olah mereka mempunyai kekuatan untuk hidup sebagai orang percaya, padahal kelakuan mereka memungkiri pengakuan tersebut, karena mereka hidup dengan cara yang membuat jelas bahwa mereka tidak mempunyai kekuatan tersebut. Lihat juga Tit 1:16, seluruh surat 1 Yohanes membahas soal itu. Sifat menunjukkan bahwa kelakuan tersebut memungkiri/menyangkal secara tuntas dan secara pribadi kekuatan yang mereka anggap milik mereka.291 Cukup tegas!
Hindarilah orang-orang ini! – Kata apotrepo cukup tegas, karena berarti berpaling dari seseorang, jauhi, hindari.292 Perintah ini adalah perintah satu-satunya sejak ay. 1 (ketahuilah). Sifat terus menerus secara pribadi berarti Timotius sendiri harus ada kebiasaan menolak orang-orang seperti itu. Sifat masa kini sekali lagi menegaskan bahwa Timotius sedang hidup dalam hari-hari terakhir.293 Perintah ini harus dimengerti berkaitan dengan dorongan di 3:14-16, di mana Timotius harus sabar mengajar orang seperti itu, tetapi tidak berarti dia membuka diri kepada pengaruh mereka, atau tetap bertahan dengan orang yang tidak mau bertobat. Orang seperti ini sangat berbahaya bagi jemaat dan bagi Timotius sendiri, jadi kalau dia bertahan lama dengan mereka, jemaat mungkin menjadi bingung mengapa orang seperti itu masih tetap di dalam jemaat. Kalau demikian, Timotius harus berusaha dulu untuk memenangkan mereka, tetapi kalau Allah tidak memberi pertobatan kepada mereka, dia harus bertindak untuk mengeluarkan orang itu dari jemaat.294 Lihat juga 9-13, Rom 16:17, 1 Tim 1:20, 6:20, Tit 3:10.
ay. 6 Karena dari antara mereka ada orang-orang – Kata penghubung gar (karena) menjelaskan bahwa ayat ini memberi satu sebab untuk Timotius menghindari mereka. Jelas bahwa dia bicara mengenai pengajar sesat dan dari antara mereka (ek houtos) menyamakan mereka dengan orang-orang dalam daftaran jelek tadi. Tentulah demikian, karena jelas bahwa mereka belum mengenal kebenaran. Kata eimi (ada/adalah) bersifat masa kini,295 menjelaskan kembali bahwa zaman akhir sudah ada.
Yang secara licik masuk ke rumah-rumah – Kata endyno berarti menyusup, atau masuk dengan cara licik.296 Mungkin lebih baik disimpulkan bahwa orang-orang ini licik dalam cara mempengaruhi orang, sehingga diterima. Masuk ke rumah-rumah (eis tas oikias) kemungkinan menandai perempuan-perempuan ini sebagai orang besar, atau kaya.297 Kalau begitu masuk akal bahwa mereka tidak masuk di rumah biasa, mereka menumpang di rumah besar dan mendapatkan dukungan dari perempuan tersebut.298
Dan memikat perempuan-perempuan lemah rohani – Kata aikhmalotizo secara literal berarti menawan, tetapi kalau menyangkut mental orang, artinya mengontrol.299 Memikat mencakup cara licik tadi dengan kontrol di sini, karena tidak ada paksaan. Orang ini pandai manipulasi. Kata gynaikarion secara literal berarti perempuan kecil, tetapi dipakai sebagai hinaan, menggambarkan seorang perempuan yang lemah moral, lemah rohani, atau polos.300
Maksud Paulus bukan untuk meremehkan kaum Hawa, karena kebanyakan orang yang dia kritik berjenis laki-laki. Dia bicara mengenai satu jenis perempuan yang menjadi sasaran dari pengajar sesat, yaitu perempuan yang mampu mendukung pelayanan mereka dan yang lemah moral dan rohani. Perempuan seperti ini tentu polos terhadap penyesatan dan akan bergantung secara rohani kepada si pengajar ini, dan bahayanya, si pengajar sesat ini sesungguhnya berlaku seperti parasit!
Yang terbeban dengan banyak dosa – Kata soreuo berarti menumpukkan, tetapi di konteks ini menggambarkan orang yang dosanya ditumpukkan sehingga dia kewalahan di bawah beban itu.301 Sifat menunjukkan bahwa dosanya banyak di masa lalu dan dampaknya sampai sekarang.302 Jadi perempuan ini rasa sangat terbeban oleh dosanya dan kerinduannya untuk mencari solusi membuat dia muda ditipu.303 Seorang pelayan Tuhan yang baik tentu menginjili orang ini supaya dosa-dosanya dibuat putih seperti salju, tetapi cap pengajar sesat adalah, dia hanya melihat peluang untuk dia beruntung. Jahat!
Dan disesatkan oleh berbagai macam nafsu – Kata ago berarti memimpin/dipimpin dan kalau nafsu yang memimpin, tentu menyesatkan.304 Berbagai macam nafsu tidak menentukan nafsu mana yang dimaksudkan. Jadi dalam banyak hal dia menunjukkan bahwa dia tidak bisa menahan diri. Sifat masa kini305 memberi gambaran yang menyedihkan, di mana karena masa lalu, dia terbeban dengan dosa, tetapi masih sampai sekarang belum ada solusi, karena dia berdosa terus. Lihat Rom 6:19-23.
ay. 7 Yang selalu belajar – Sifat terus menerus pada kata belajar (manthano),306 ditambah dengan kata sifat kegiatan selalu (pantote), menggambarkan orang yang tidak berhenti-henti belajar. Mungkin dengan minat yang murni, tetapi masalanya dia tidak mendapatkan apa yang dia perlu.
Tetapi tidak pernah dapat mengenal kebenaran – Kata medepote agak tegas, berbunyi tidak pernah.307 Kata dynamai, walaupun kata sumber untuk kata dinamit, biasanya hanya berarti mampu/sanggup. Mengenal kebenaran, secara literal berbunyi sampai kepada pengenalan akan kebenaran. Jadi walaupun dia rajin sekali belajar dan tentu rindu ditolong, namun oleh karena ajaran yang dia terima omong kosong saja, dia tetap tidak mendapat apa yang dia perlukan. Seperti kita perhatikan di 2:25, mengenal kebenaran identik dengan menerima Injil. (1 Tim 2:4)
ay. 8 Dan sama seperti Yanes dan Yambres melawan Musa – Kata de, seperti kita perhatikan di atas, sering dipakai sebagai kata penghubung serba guna. Jadi di sini, karena tidak ada kontras, lebih baik diterjemahkan dan, bukan tetapi.308 Frase hos tropos (sama seperti) dan houtos kai (demikian juga) di bawah, membuat sangat jelas perbandingan yang Paulus buat, di mana dia samakan pengajar sesat dengan dua orang yang terkenal sebagai musuh Allah, yaitu Yanes dan Yambres. Kedua orang ini adalah ahli-ahli sihir yang diceritakan di Kel 7:11. Walaupun nama mereka tidak dicatat di sana, Targum (tafsiran dan terjemahan bebas kuno dalam bahasa Ibrani) dari ayat tersebut menyebut nama mereka, lalu cukup banyak tulisan baik di masa Perjanjian Lama, maupun Perjanjian Baru dan sesudahnya, yang bercerita mengenai mereka, sebagai contoh ahli penyesat.309
Kata anthistemi berarti tekun melawan dan muncul beberapa kali di Perjanjian Baru (Kis 13:8, Rom 9:19, Gal 2:11, Efe 6:13, dll.) Kata ini yang dipakai lagi di bawah, menggarisbawahi bahwa perlawanan pengajar sesat, sama saja dengan ahli-ahli sihir tersebut.
Demikian juga orang-orang ini melawan apa yang benar – Kata houtos (orang-orang ini) bersifat maskulin (jenis laki-laki), menunjukkan bahwa para pengajar sesat yang dimaksudkan adalah laki-laki, bukan perempuan. Kata melawan di sini bersifat terus menerus di masa kini,310 sedangkan yang diawal tadi bicara masa lalu.311 Jadi mereka sedang terus melawan. Kata aletheia (apa yang benar) adalah kata benda, jadi secara literal berbunyi kebenaran (TB, AYT). Mengapa sampai murid-murid mereka belajar terus, tetapi tidak dapat mengenal kebenaran? Karena guru mereka melawan terus kebenaran satu-satunya yang dapat menyelamatkan! Kata kebenaran ini muncul berulang-ulang di 2 Timotius (2 Tim 2:15, 18, 25, 3:7, 8, 4:4). BIS mencakup artinya dengan baik ajaran dari Allah.
Mereka ini orang yang bobrok mentalnya – Frase mereka ini tidak ada di teks asli, tetapi menolong dalam bahasa, kalau diucapkan kembali untuk memudahkan melihat kaitan klausa ini dengan orang-orang ini di klausa sebelumnya. Kata kataftheiro secara literal berarti hancur, tetapi kalau mengenai mental/akal budi berarti rusak, bobrok, moralnya.312 Kata nous berarti akal budi/mental orang, mencakup kemampuan mereka untuk berpikir lurus.313 Bandingkan keadaan mereka dengan keadaan yang diharapkan di Rom 12:2. Kalau seseorang tetap serupa dengan dunia dan tidak memberi diri dibaharui, mereka tidak menjadi mampu mengerti kehendak Allah dalam segala keindahannya. Ini namanya bobrok mental.
Dan iman mereka tidak tahan uji – Sifat yang paling fatal terdapat si sini. Iman (pistis) tentu menyangkut iman pribadi mereka kepada Kristus.314 Lihat juga 1 Tim 1:19. Kata adokimos adalah kata buatan dari awalan a (tidak) dan kata dokimos (teruji), yang kita lihat di 2 Tim 2:15. Maknanya tidak tahan uji/palsu.315 Jadi iman mereka kepada Kristus ternyata tidak benar dan oleh karena itu, jelas mereka tidak selamat. Lihat 2 Kor 11:13-15, 13:5.
ay. 9 Akan tetapi mereka tidak akan maju terlalu jauh – Kata penghubung alla biasanya menandai kontras yang tegas dalam arti sebaliknya/melainkan, tetapi kadang-kadang juga hanya menguatkan kata tetapi, menjadi akan tetapi. Jadi maksudnya adalah walaupun orang-orang yang melawan mereka memang jahat, ada harapan yang teguh bahwa jati diri mereka akan menjadi nyata bagi orang percaya.316 Kata prokopto (maju/berkembang),317 sudah dipakai di 2:26 dan 3:13 menggambarkan perkembangan/kemajuan yang tidak baik. Yang jelas di sini adalah ada batasnya. Mereka tidak akan maju jauh. Sifat masa depan secara tentu menyatakan fakta,318 tidak mungkin maju terlalu jauh.
Karena kebodohan mereka akan menjadi nyata bagi semua – Kata gar (karena) menyatakan penyebab dari kegagalan mereka, yaitu karena mereka bodoh. Kata anoia menggambarkan orang yang tidak mempunyai pengertian.319 Jadi cukup mirip dengan apa yang dikatakan Paulus di 1 Tim 1:7, bahwa mereka mau mengajar, tetapi tidak mempunyai pengertian. Akan menjadi (eimi) bersifat masa depan secara tentu,320 agak seperti tidak akan maju tadi. Kata ekdelos berarti sangat nyata/sangat jelas/mudah dilihat.321 Jadi walaupun mereka sedang menarik perhatian orang dan memenangkan beberapa murid, kebodohan mereka tentu akan menjadi sangat nyata. Bagi semua (pas) menegaskan ulang hal ini.
Sama seperti kedua orang tersebut – Klausa ini secara literal berbunyi sama seperti yang terjadi kepada orang-orang itu, tetapi sifat lampau dari terjadi (ginomai), bersama kata ekeinos (orang-orang itu), yang biasanya menyangkut sasaran jauh, menjelaskan bahwa Yanes dan Yambres yang dimaksudkan. Jadi Paulus kembali kepada perbandingan pertama dari ay. 8. Sama seperti Yanes dan Yambres kalah dengan Musa (Kel 7:8-13), para pengajar sesat tentu kalah juga dengan ajaran benar yang akan Timotius sampaikan.
- Apakah saudara hidup dalam harapan bahwa dunia ini akan menjadi lebih baik?
- Apakah saudara menghindari orang yang menyebut diri percaya, padahal memutarbalikkan kebenaran Firman Tuhan?
- Apakah kenal dengan orang licik yang memanfaatkan orang percaya, tetapi tidak memberi pengajaran yang mereka perlukan?
- Apakah kebodohan orang itu sudah menjadi nyata? Bersabarlah. Allah pasti mengalahkan mereka.
TFTWMS -> 2Tim 3:1-9; 2Tim 3:1-4
TFTWMS: 2Tim 3:1-9 - Pelajaran 8: Jagalah Dirimu Dari Kerusakan Moral PELAJARAN 8: JAGALAH DIRIMU DARI KERUSAKAN MORAL (2 Timotius 3:1-9)
Dalam 3:1-9 Paulus memberi peringatan yang terkait dengan "hari-hari terakh...
PELAJARAN 8: JAGALAH DIRIMU DARI KERUSAKAN MORAL (2 Timotius 3:1-9)
Dalam 3:1-9 Paulus memberi peringatan yang terkait dengan "hari-hari terakhir." Beberapa orang ada yang menganggap "hari-hari terakhir" ini sebagai istilah mistik, dan istilah itu sudah sering disalahterapkan. Ung-kapan itu bisa mengacu kepada waktu kapan saja sebab Allah sudah bicara kepada kita "melalui Anak-Nya" (Ibrani 1:1, 2)—dari Hari Pentakosta ketika gereja berawal (Kisah 2:1, 16, 17) sampai hari-hari terakhir kemurtadan (1Timotius 4:1-3), ketika para pencemooh akan bermunculan (2Petrus 3:3-7), dan akan berlanjut terus sampai datangnya Hari Penghakiman (Yohanes 12:48).
Timotius diberitahu, "Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar." Pelajaran untuk kita adalah bahwa "masa yang sukar"1itu bisa saja sekarang ini. Seperti halnya Timotius, kita juga perlu "mengetahui2" hal itu. Diperingatkan lebih dulu sama dengan dipersiapkan. Jika karakter kejahatan yang digambarkan oleh Paulus dalam ayat-ayat berikutnya ada di dalam diri kita, maka era kita ini akan menjadi sengit dan biadab. Demikianlah Paulus memberi peringatan yang sungguh-sungguh kepada Timotius dan kita!
PENGGAMBARANNYA (AY. 1-5)
Setelah menggambarkan secara terinci kerusakan moral manusia pada hari-hari terakhir (3:2-5), Paulus lalu berkata untuk "jauhilah mereka itu" (3:5). "Jauhi" (Yun.: apotrepo) artinya "berpaling … memalingkan diri dari, mengelak." 3Kenneth Wuest menerjemahkannya, "Dan hindarilah hal-hal itu terus-menerus." 4Ini kelihatannya bukan kasus tentang "disiplin gereja" (seperti dalam 2Tesalonika 3:6, 14, 15; 1Korintus 5:1-5). Konteks ini lebih berhubungan dengan 2Korintus 6:14— 7:1, dimana Paulus mendesak saudara-saudara itu untuk jangan terikat bersama dengan orang-orang yang tidak percaya dalam pengertian bahwa mereka ikut terjerumus ke dalam cara-cara duniawi orang tak percaya itu (simaklah 1Yohanes 2:15-17). Dalam 2Timotius 3:2-9, Paulus menulis tentang manusia secara umum (Yun.: anthropoi), bukan secara khusus tentang saudara-saudara yang tidak setia. Tentu saja, jika saudara-saudara itu mulai mengikuti cara hidup yang disinggung di sini, maka hal itu sudah tentu akan menimbulkan masalah yang mengharuskan dilaksanakannya disiplin gereja (lihat 1Korintus 5:9-13; Titus 3:9-11).
Paulus memperingatkan saudara-saudara di 1Korintus 15:33: "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." Dengan disertai peringatan Paulus yang sangat jelas di sini; kita harus tetapkan dalam pikiran kita selama-lamanya bahwa kita tidak akan mengikuti kecenderungan itu atau orang-orang itu.
PERBUATANNYA (AY. 6-9)
Orang-orang yang digambarkan dalam ayat 6 sampai 9 adalah orang-orang yang perbuatannya tak bermoral (3:6). Paulus menulis bahwa mereka "menyelundup5ke rumah orang." Selanjutnya, mereka "menjerat."6Orang-orang yang dijerat itu adalah "perempuan-perempuan lemah"7yang sarat8dengan dosa." Ini sudah jelas bukan acuan terhadap perbuatan sekali jalan oleh individu-individu di era Paulus, melainkan terhadap cara hidup "berbagai-bagai nafsu." 9Dalam terang definisi ungkapan itu, tidaklah mengherankan mengapa Paulus menyinggung tentang "berbagai-bagai nafsu." Kita sedang berenang dalam lautan berbagai-bagai nafsu! Dalam Wahyu 2:20-23, seorang wanita, Izebel, menjerat manusia dengan berbagai-bagai nafsu. Dalam Roma 1:26, 27 pria tertarik dengan pria, dan di era kita beberapa wanita tertarik dengan wanita. Orang-orang yang bermoral bobrok mengikuti setiap jalan kedagingan seraya mereka turun ke dalam jamban dosa!
Orang-orang ini bukan hanya tak bermoral dalam tindakannya, tetapi juga lamban dalam belajar ("selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenar-an"; 3:7). Kemalasan di sini bisa saja bersatu dengan hawa nafsu untuk memperlihatkan adanya sikap "tahu untuk mengetahui" dan bukannya "tahu untuk bertumbuh." Perbuatan ini melanggar sikap Yohanes 7:17, 18 sebab tujuan belajarnya adalah untuk alasan kepentingan pribadi yang digerakkan oleh pelbagai kepentingan yang tamak.
Mereka itu tidak bisa diperbaiki bahkan dengan kebenaran. Prilaku itu digambarkan oleh sifat Yanes dan Yambres yang menentang Musa: "… demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji. Tetapi sudah pasti … kebodohan merekapun akan nyata bagi semua orang" (3:8, 9).
Orang-orang yang Paulus gambarkan ini bersalah atas dua penyimpangan. Pertama, "akal mereka bobrok 10." Bila akal seseorang disia-siakan, betapa mahalnya kesia-siaan itu! Kedua, "iman mereka tidak tahan uji [ditolak]11." Siapa saja yang bergabung dengan orang-orang ini dengan maksud untuk membangun iman, maka orang itu akan mendapatkan upaya mereka itu tidak berguna dan sia-sia!
Orang-orang yang bersikap seperti ini secara umum akan dihindari, sebab "kebodohan merekapun akan nyata bagi semua orang" (lihat Bilangan 32:23; 1Korintus 5:1; 1Timotius 5:24).
RINGKASAN
Daftar yang terdapat dalam ayat 1 sampai 5 menyatakan sifat bagian dalam yang mengendalikan karakter seseorang. Namun begitu, sifat-sifat bagian dalam ini tidak akan berdiam diri saja. Sifat-sifat itu akan mendorong pelbagai tindakan yang terkait dengan sifat mereka. Paulus memperlihatkan bagaimana kecenderungan ini muncul dalam tiga macam prilaku yang bisa kita lihat dalam diri orang-orang zaman kini. Mereka itu tidak bermoral dalam prilaku (3:6), lamban dalam belajar (3:7), dan tidak bisa diperbaiki bahkan dengan kebenaran (3:8, 9).

TFTWMS: 2Tim 3:1-4 - Dosa Yang Keji DOSA YANG KEJI (2 Timotius 3:1-4)
1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. 2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri da...
DOSA YANG KEJI (2 Timotius 3:1-4)
1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. 2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, 3 tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, 4 suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Daftar kejahatan dalam 3:1-4 membuat pembacaannya tidak menyenangkan; tapi instruksi ini dibutuhkan oleh Timotius, dan instruksi itu dibutuhkan sekarang ini. Ketika kita melihat kefasikan di sekitar dunia kita, mudah untuk merasa terbebani. Paulus ingin Timotius bersiap menghadapi kefasikan pada zamannya, dan Roh Kudus melestarikan ajaran-ajaran ini sehingga kita juga boleh bersiap diri. Pepatah lama berlaku di sini: "Peringatan awal berarti siap siaga."
Ayat 1. Pasal 2 ditutup dengan perlunya hamba Allah bersikap baik hati dan ramah. Mungkin kita mengharapkan pasal 3 dimulai dengan jaminan bahwa jika hamba Tuhan itu baik hati dan ramah, orang-orang akan melakukan hal yang sama. Sebaliknya, pasal ini dimulai dengan, Tapi sadarilah ini, bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar (NASB). Dengan kata lain, "Timotius, bahkan jika engkau bersikap baik, ini tidak berarti dunia akan bersikap baik.Bersiaplah menghadapi masa yang sukar!" Ini membuka satu kalimat panjang dalam teks Yunani, yang berlanjut hingga ayat 5. "Sukar" berasal dari calepo֧ (chalepos), sebuah istilah yang kuat yang digunakan dalam bahasa Yunani klasik untuk menggambarkan hewan liar atau laut yang bergelora. Itu adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan roh-roh jahat Gadara dalam Matius 8:28 (NASB) sebagai "sulit diatasi, garang, berbahaya."1Hari-hari yang akan datang akan "menyusahkan" (NEB), "menyedihkan" (NRSV), "penuh bahaya" (KJV), "berbahaya" (Phillips), dan "mengerikan" (NIV). Hari-hari itu akan sulit dihadapi, sulit dilalui, sulit ditanggung.2
Ketika kita mendengar ungkapan "masa yang sukar," mungkin pikiran kita melayang kepada hari-hari ketika kita tidak punya uang atau kesehatan kita buruk; tapi yang Paulus maksudkan bukan kesukaran uang atau fisik. Fokusnya adalah pada masalah moral dan spiritual.
Masa yang sukar itu akan datang "pada hari-hari terakhir." Beberapa orang yakin bahwa "hari-hari terakhir" itu akan menjadi periode waktu sebelum Kristus datang kembali. Namun begitu, Paulus bicara tentang keseluruhan zaman Kristen, "periode terakhir sejarah manusia."3Pada hari Pentakosta, Petrus mengutip dari Yoel 2: "'Akan terjadi pada hari-hari terakhir,'—demikianlah firman Allah—bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia" (Kisah 2:17; huruf miring ditambahkan). Ia menekankan bahwa "itulah [pencurahan Roh ke atas para rasul] yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel" (Kisah 2:16; huruf miring ditambahkan). Ibrani 1:2 berkata, "Pada zaman akhir ini [Allah] telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya" (huruf miring ditambahkan). Bahwa Paulus tidak membatasi ucapannya itu pada satu periode yang jauh di masa depan adalah terbukti dalam teks itu sendiri. Setelah menggambarkan orang-orang pada masa yang sukar dalam 2 Timotius 3:2-5a, Paulus menggunakan bentuk present tense ketika ia memberitahu Timotius, "Hindarilah orang-orang seperti ini. Sebab di antara mereka kini terdapat orang-orang yang masuk ke dalam rumah" (3:5b, 6a; huruf miring ditambahkan). Masa yang sukar yang Paulus gambarkan adalah sangat nyata pada zamannya. Masa itu akan berlanjut terus melalui masa hidupnya Timotius. Masa-masa itu terbukti di zaman kita dan akan masih terlihat jelas ketika Kristus datang kembali.4
Ayat 2. Kalimat panjang Paulus itu (3:1-5) berisi kata untuk (ga÷r, gar)—"menunjukkan alasannya." Ia siap untuk merinci mengapa masa yang sukar itu akan sangat sulit.
Para penulis menunjukkan pelbagai kesamaan antara daftar kejahatan dalam 2 Timotius 3:2-5 dan daftar dalam Roma 1, tetapi ada juga perbedaannya. Roma 1 menggambarkan dunia berdosa orang bukan Yahudi sebelum kedatangan Kristus. Kedua Timotius 3 memberikan sketsa ringkas dunia Paulus, tapi (seperti yang akan kita lihat), perhatian utamanya adalah pada keduniawian dan kefasikan di dalam gereja.
Kedua Timotius 3:1-5 tanpa ragu lagi adalah suatu "paragraf gelap."5Wayne Jackson menyebutnya "Ruang Malu" Paulus dan kemudian berkata, "Itu adalah salah satu katalog rasul itu tentang perilaku paling tercela yang manusia mampu lakukan."6setidaknya ada delapan belas sifat negatif manusia yang dicantumkan dalam "masa yang sukar" itu.
Daftar ini tidak terlalu teratur, namun mungkin akan berguna untuk mencari beberapa cirinya. Misalnya, perhatikanlah bagaimana daftar itu dimulai: "Manusia akan menjadi pencinta diri sendiri."7Benang merah yang terdapat di sepanjang daftar itu adalah egoisme atau memikirkan diri sendiri.
Juga, kita harus memperhatikan penggunaan kata "kasih." Daftar itu dimulai dengan "pencinta diri sendiri" dan "pencinta uang" dan diakhiri dengan "pencinta kesenangan daripada pencinta Allah" (3:4). Banyak tindakan tercela yang dicantumkan, namun inti dari semua masalah adalah masalah hati.
Lalu bisa juga dicatat bahwa sekitar setengah dari sifat-sifat itu berawal dengan apa yang oleh para ahli tata bahasa Yunani disebut "alfa privative." Artinya, kata-kata itu berasal dari akar positif, namun mereka dinegasikan dengan menempatkan sebuah alfa (a, a) di depan mereka (mirip dengan cara bahasa Inggris menggunakan awalan "un").8
Salah satu cara untuk meringkas orang-orang yang digambarkan itu adalah dengan memikirkan semua hal yang baik, suci, dan murni, dan kemudian menyimpulkan, "Mereka tidak seperti itu."
Dengan mengingat sifat-sifat ini dalam pikiran, kita perlu memeriksa setiap sifat itu satu per satu. Pikiran saya melayang ke belakang kepada adegan masa muda saya yang berjalan melalui kandang sapi yang berlumpur, bau, kotor. Memeriksa daftar itu tidak akan menjadi pengalaman yang menyenangkan, tapi kita dilindungi dengan lebih baik jika kita mengerti apa yang Allah anggap salah dan mengapa itu dianggap salah.
Catatan terakhir adalah penting sebelum kita memulai pemeriksaan kita: Seraya kita melihat setiap catatan itu, kita akan tergoda untuk membatasi penerapan kepada dunia di sekitar kita; tapi agar pelatihan ini memiliki nilai, kita perlu menggunakannya untuk memeriksa kehidupan kita sendiri. Sebagian besar dari kita lebih banyak dipengaruhi oleh dunia dan nilai-nilainya daripada yang ingin kita akui.
Mencintai Diri Sendiri. Semua ungkapan yang bicara tentang "pencinta" menggunakan kata-kata majemuk yang mencakup bentuk ungkapan Alkitab untuk "cinta": fili÷a (philia).9Itu adalah jenis "cinta" yang paling umum yang disebutkan dalam literatur Yunani dan berkaitan dengan kasih sayang terhadap seseorang atau sesuatu.10
Pencinta diri sendiri berasal dari fi÷lautoß (philautos), yang merupakan kombinasi dari fili÷a (philia, "cinta") dan autoß (autos, "sendiri"). Ada pengertian di mana kita harus "mencintai" diri kita sendiri (Mat. 22:3911)—yaitu, kita harus menjaga diri kita sendiri (Efe. 5:28, 29). Namun begitu, ini harus jangan pernah menjadi fokus utama kehidupan kita. Yesus mengatakan bahwa untuk mengikut Dia, orang "harus menyangkal dirinya" (Mat. 16:24).
Mencintai uang. Kata Yunani untuk pencinta uang , fila÷rguroß (philarguros), menggabungkan fili÷a (philia, "cinta") dengan "a¡rguroß (arguros, "perak" atau "uang").12
Orang yang mencintai dirinya sendiri akan secara alami mencintai apa yang dapat mengamankan apa pun yang diinginkan hatinya. Sebelumnya, kita melihat sebuah nas tentang pelbagai bahaya dalam menjadi pencinta uang: 1 Timotius 6:9, 10. Dalam teks itu, Paulus mengulas bahwa "akar segala kejahatan ialah cinta uang."
Pikiran Paulus tidak pernah jauh dari guru-guru palsu di Efesus. Mereka adalah pencinta diri sendiri dengan sedikit perhatian kepada kerusakan rohani yang mereka sedang timbulkan. Satu-satunya kepedulian mereka adalah untuk kemajuan mereka sendiri. Mereka juga adalah pencinta uang, yang yakin bahwa "ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan" (1 Tim. 6:5).
Menjadi "sombong." Sombong adalah dari ajlazw÷n (alazōn), yang berasal dari a¡lh (alē , "berkeliling").13Awalnya, seorang alazō adalah penipu "yang mengelilingi negeri dengan membawa obat-obatan dan mantra-mantra dan pelbagai metode eksorsisme yang, menurutnya, adalah obat mujarab untuk semua penyakit."14Akhirnya, definisi itu melebar menjadi "penyombong, pembual."15Satu kamus menyebut alazōn "orang munafik yang kosong, penyombong."16Mengenai guru-guru palsu, acuan itu akan sudah kepada pelbagai klaim keterlaluan yang mereka buat mengenai diri dan ajaran mereka.
Menjadi "arogan." Sumber inti kesombongan adalah sifat berikutnya: arogan. "Arogan" berasal dari uJperh÷fanoß (huperēphanos), kata majemuk yang dibentuk oleh uJpe÷r (huper, "atas") dan fai÷nomai (phainomai, "muncul"). Istilah ini berarti "memperlihatkan diri sendiri di atas orang lain."17Orang yang arogan menganggap "dirinya sendiri lebih tinggi daripada yang seharusnya ia pikir" (Rom. 12:3). Dari posisi tinggi yang ia percaya sedang duduki, ia melihat ke bawah kepada orang lain. Seperti Diotrefes, ia "senang memiliki keunggulan" (3 Yoh. 9; NKJV).
Pencerca. Orang-orang sombong yang arogan sering mencoba membuat buruk penampilan orang lain dalam usaha untuk membuat diri mereka terlihat baik. Oleh karena itu, sifat berikutnya adalah pencerca, dari kata yang umumnya diterjemahkan "penghujat" (bla÷sfhmoß, blasphēmos).18Dalam nas ini, itu berhubungan dengan cara bicara yang tidak hormat tentang orang lain.
"Memberontak Terhadap Orangtua." Empat sifat berikutnya tampaknya merupakan pengelompokan dosa yang berkaitan dengan kehidupan keluarga. Beberapa orang mungkin akan terkejut bahwa pelbagai masalah dalam rumah tangga dimasukkan ke dalam sebuah daftar kejahatan, tapi ini adalah kepedulian utama Paulus—dan itu juga harus menjadi kepedulian kita. Telah dikatakan, "Rumah tangga adalah batu penjuru masyarakat; jika itu hancur, bangsa juga runtuh."
Pengelompokan ini dimulai dengan memberontak terhadap orang tua. "Memberontak," dari ajpeiqh÷ß (apeithēs), adalah yang pertama dari kata-kata alfa privative (yang dinegasikan): pei÷qw (peithō, "membujuk"), dengan awalan a (a). Ini menggam-barkan orang yang "tidak mau dibujuk, dengan angkuh menolak iman, memberontak."19
Perintah kelima yang diberikan kepada Israel melalui Musa adalah "Hormatilah ayahmu dan ibumu" (Kel. 20:12). "'Menghormati' orang tua berarti bicara hal-hal baik tentang mereka dan secara sopan kepada mereka. Itu … berarti bertindak dengan cara yang menunjukkan sikap sopan dan sikap hormat kepada mereka. Itu berarti mengikuti ajaran dan teladan mereka untuk mengutamakan Allah."20
Ini termasuk memperdulikan kesejahteraan mereka (Mat. 15:1-9; 1 Tim. 5:8). Tidak ada orang yang dihukum secara lebih berat oleh Allah selain mereka yang tidak mematuhi perintah ini. Di bawah hukum Musa, anak yang degil dan pemberontak harus dilempari batu sampai mati (Ula. 21:18-20). Perintah untuk menghormati orang tua diulangi di dalam Perjanjian Baru (Efe. 6:1-3). Beberapa kecaman paling keras oleh Yesus dan rasul-rasul-Nya ditujukan kepada mereka yang gagal melakukan hal ini (Mat. 15:1-9; 1 Tim. 5:8).
Masalah utama di dunia sekarang ini adalah ketidaktaatan kepada orang tua. Mike Hixson bertanya, "Jika anak-anak tidak belajar pentingnya ketaatan di rumah, mengapa kita akan pernah berpikir bahwa mereka akan tunduk di sekolah, di tempat kerja (Kol. 3:22-23), kepada para penguasa sipil (Rom. 13:1-7), atau kepada para penatua gereja (Ibr. 13:17)?"21
"Tidak Berterima kasih." Tidak berterima kasih adalah dari alpha privative lain: ajca÷ristoß (acharistos). Dalam hal ini, ca÷riß (charis, "terima kasih") dinegasikan oleh a (a). Mengenai kata ini, penerapan umum dapat dibuat. Paulus memberitahu gereja Tesalonika, "Mengucap syukurlah dalam segala hal" (1 Tes. 5:18). Namun begitu, dalam konteks ini, yang mungkin Paulus maksudkan secara khusus adalah dosa karena tidak berterima kasih kepada orang tua. William Shakespeare menulis, "Betapa lebih tajam dari pada gigi ular beludak memiliki anak yang tidak berterima kasih kepada orang tua!"22William Barclay mencatat, "Itu adalah tanda peradaban yang sangat merosot ketika kaum muda kehilangan sikap hormat terhadap orang yang tua dan tidak mengenali utang yang tidak dapat [mereka] bayar dan tugas utama yang kaum itu berhutang kepada mereka yang memberinya kehidupan."23
"Tidak Senonoh." Dengan cara yang sama, tidak senonoh (ajno÷sioß, anosios) adalah terjemahan dari kata untuk "suci" (o¢sioß, hosios) yang dinegasikan dengan a (a).24Sekali lagi, penerapan umum dapat dilakukan. Banyak orang di zaman kini telah kehilangan sikap hormat kepada Allah, Kristus, dan Alkitab. Namun begitu, hosios "kadang-kadang digunakan dalam bahasa Yunani klasik untuk menghormati keluarga [menghormati orang tua oleh anak laki-laki atau anak perempuan]. Konteksnya menyiratkan bahwa ini mungkin bersifat kiasan di sini."25Biasanya, ketika anak-anak tidak menghormati orang tua mereka, mereka cenderung menjalani kehidupan yang tidak senonoh.
Ayat 3. "Tidak Pengasih." Sifat berikutnya secara pasti berhubungan dengan tema keluarga: tidak pengasih (a¡storgoß, astorgos). Kata Yunani untuk "kasih" dinegasikan oleh a (a), tapi ini bukan kasih fili÷a (philia ) atau ajga÷ph (agapē). Sebaliknya, itu adalah storgh÷ (storgē), yang hanya ditemukan dalam kata majemuk dalam Perjanjian Baru. Itu muncul dalam bentuk negatif di sini dan dalam Roma 1:31, di mana itu diterjemahkan "tidak mengenal belas kasihan," dan dalam bentuk positif dalam Roma 12:10, yang berbunyi "mengasihi." Storgē mengacu kepada kasih atau kesetiaan berdasarkan pada komitmen yang Anda buat. Wendell Broom menyebut storgē "kasih Bibi Minnie." Itu bukan kasih berdasarkan komitmen yang Anda buat ( agapē ) atau kasih yang dihasilkan dari objek kasih yang disukai (philia). Sebaliknya, dalam kasus Bibi Minnie, itu adalah kasih hanya karena ia adalah kerabat sedarah.26
Storgē adalah jenis kasih yang wajar. Adalah wajar bagi orang tua untuk mengasihi anak-anak mereka dan anak-anak mengasihi orang tua mereka. Tidak wajar jika itu tidak demikian. Alkitab KJV menerjemahkan astorgos sebagai "tanpa kasih sayang alami." Alkitab NRSV bahkan lebih kuat lagi; Alkitab itu menerjemahkan istilah itu sebagai "tidak manusiawi."
"Tidak Mau Berdamai." Sekarang kita kembali lagi kepada daftar yang lebih umum dari sifat-sifat yang mengerikan. Semua kecuali satu di antaranya adalah alpha privative. Yang pertama dalam pengelompokan iniadalah tidak mau berdamai (a¡spondoß, aspondos), yang memiliki sejarah yang menarik. Dibentuk oleh spondh (spondē, "minuman") dinegasikan oleh a (a), secara harfiah berarti "tanpa minuman." Itu diacukan sebagai "tanpa gencatan senjata," karena "sebuah minuman menemani pembuatan perjanjian dan kesepakatan."27Akhirnya, istilah itu digunakan untuk "orang … yang tidak bersedia untuk menegosiasikan solusi untuk masalah yang melibatkan orang kedua."28Orang seperti itu dipenuhi dengan kepahitan dan kemarahan yang begitu kuat sehingga ia menolak untuk duduk bersama lawannya supaya mereka dapat mengatasi masalah mereka.
Beberapa terjemahan menulis "tak mau mengampuni" (NKJV; NLT; NIV). Orang-orang ini tidak dapat menemukan pengampunan di dalam hati mereka. Tidak ada pernyataan yang lebih mengerikan daripada "Aku tidak akan pernah memaafkan kamu!" Mereka yang merasa seperti ini sudah lupa atau memilih untuk mengabaikan fakta bahwa Yesus berkata jika kita tidak mengampuni orang lain, maka Allah juga tidak akan mengampuni kita (Mat. 6:15). Alkitab NEB dan Alkitab REB berkata bahwa mereka "tidak goyah dalam kebencian mereka."
Aspondos juga kadang-kadang digunakan dalam pengertian sekunder untuk pelanggar gencatan senjata—seseorang yang membuat kesepakatan dan kemudian tidak melakukan apa yang ia telah janjikan. Alkitab KJV menulis "pelanggar gencatan senjata." Apakah kita memahami aspondos sebagai orang yang menolak untuk merundingkan gencatan senjata atau sebagai orang yang melanggar gencatan senjata, Paulus akan berkata, "Jangan menjadi seperti itu!"
Menggosip. Kita pernah menemukan perilaku berikutnya dalam pelajaran sebelumnya tentang 1 Timotius: tentang gosip yang jahat (dari dia÷boloß, diabolos).29Gosip berhubungan erat dengan pencercaan dalam ayat sebelumnya. Diabolos (umumnya diterjemahkan "setan") adalah salah satu sebutan bagi Iblis. Ketika para pembunuh verbal menyebarkan kebohongan jahat mereka, mereka sedang melakukan pekerjaan setan.
Hidup "Tanpa Kendali Diri" Berikutnya adalah tanpa kendali diri, yang berasal dari ajkrath÷ß (akratēs), terdiri dari kra÷toß (kratos, "kekuatan") dinegasikan oleh a (a).30
"Ketika digunakan dalam daftar kejahatan seperti ini, [akratēs] tidak mengacu kepada masalah yang relatif tidak berbahaya seperti diet, tapi kepada masalah kegagalan moral."31Orang-orang ini sepenuhnya dan dengan tanpa malu-malu adalah cabul, tidak berusaha untuk mengendalikan hawa nafsu mereka. Sebuah iklan hotel dan kasino di televisi adalah khas panggilan dunia: "Mari dan tinggalkan pengekangan diri Anda." Dengan kata lain, iklan itu mendorong para pelanggan untuk meninggalkan apa yang membedakan manusia dari binatang.
Menjadi "Brutal." Berbicara tentang binatang, sifat berikutnya adalah brutal. Ini dari ajnh÷meroß (anēmeros), sebuah gambaran yang lebih cocok untuk binatang liar daripada manusia. Itu dibentuk dengan menegasikan h¢meroß (hēmeros, "ramah" atau "jinak") dengan a (a). Itu berarti "tidak jinak, biadab"32dan menggambarkan orang-orang yang hidup pada tingkatan hewan. Barclay mengatakan anēmeros "menunjukkan kebiadaban yang tidak memiliki kepekaan atau simpati."33Setelah mendengar sebuah kejahatan yang sangat kejam, kita bertanya-tanya," Bagaimana bisa orang melakukan hal itu?" Jawabannya ditemukan dalam anēmeros: Pelakunya adalah "brutal."
Membenci Kebaikan. Yang terakhir dari beberapa alfa privatives, ajfila÷gaqoß (aphilagathos), diterjemahkan pembenci kebaikan. Dalam kata ini, kata kerja file÷w (phileō, "cinta") digabungkan dengan ajgaqo÷ß (agathos, "baik") dan kemudian dinegasikan oleh a (a). Secara harfiah itu berarti "tidak mencintai yang baik."34Dalam Titus 1:8, salah satu kualifikasi yang diberikan untuk para penatua adalah "pencinta kebaikan" (ESV). Dalam nas itu, fila÷gaqoß (philagathos) melibatkan tindakan mencintai apa saja dan segala sesuatu yang baik.35Di sini, istilah itu dinegasikan sehingga itu mengacu kepada kebencian terhadap apa saja dan semua hal yang baik. Sebagaimana terang mengungkap kegelapan, maka kebaikan membuat jelas keberdosaan mereka yang membenci apa yang baik. Mereka menentang apa saja yang memaksa mereka untuk mengukur diri mereka sesuai dengan standar Allah. Antara lain, mereka membenci orang Kristen, mereka membenci Alkitab, dan mereka membenci gereja.
Ayat 4. Kita tiba pada pengelompokan terakhir dari dosa-dosa tercela pada masa yang sukar. Paulus mengatakan bahwa manusia akan menjadi "pengkhianat, sembrono, angkuh, pencinta kesenangan daripada pencinta Allah. "
"Berkhianat." Istilah pertama dalam pengelompokan akhir ini adalah berkhianat, dari prodo÷thß (prodotēs). Ini terkait dengan paradi÷dwmi (paradidōmi), sebuah kata yang berarti "menyerahkan," yaitu mengkhianati seseorang dengan menyerahkan dia kepada pihak berwenang.36Prodotēs dapat diterjemahkan sebagai "pengkhianat"37dan digunakan sehubungan dengan Yudas Iskariot (Luk. 6:16). Di zaman Paulus, kata ini memiliki penerapan khusus kepada orang-orang yang mengkhianati orang Kristen kepada pejabat Romawi. Di zaman kini, itu bisa siapa saja yang tidak dapat dipercaya—orang-orang yang akan melakukan apa pun untuk maju.
"Ceroboh." Ceroboh adalah dari propeth÷ß (propetēs), yang dibentuk oleh pro (pro, "maju") dan pi÷ptw (piptō, "jatuh"), harfiahnya, "jatuh ke depan"38atau "jatuh terjerat."39Secara kiasan, itu mengingatkan kepada orang-orang yang terburu-buru melakukan tindakan tanpa benar-benar memikirkan (dan sedikit perhatian untuk) pelbagai akibatnya, khususnya ketika akibat itu berdampak pada orang lain. Kamus Walter Bauer mendefinisikan propetēs sebagai "tidak sabar, terburu-buru, sembrono, tanpa dipikir."40Selain bicara dan bertindak tanpa berpikir, orang-orang ini adalah keras kepala. Tidak ada orang yang dapat memberitahu mereka apa saja.
"Angkuh." Seraya kita mendekati akhir daftar itu, kita kembali kepada pusat dosa keegoisan dalam diri orang-orang yang merasa angkuh (tufo÷w, tuphoō41), kesombongan, menepuk dada. Alkitab NEB menulis "membengkak karena kesombongan." Mereka memiliki pandangan yang berlebihan tentang kecerdasan mereka, penampilan mereka, dan pentingnya mereka secara umum. Yakobus menulis, "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati" (Yak. 4:6).
Mencintai Kesenangan Daripada Allah. Itu membawa kita kepada puncak daftar itu: pencinta kesenangan daripada pencinta Allah. Kedua frasa kunci itu diterjemahkan dari kata majemuk. "Pencinta kesenangan" berasal dari filh÷donoß (philēdonos), yaitu terdiri dari fi÷loß (philos, "pencinta") dan hJdonh÷ (hedone, "kesenangan").42"Pencinta Allah" adalah dari filo÷qeoß (philotheos), yang menggabungkan fi÷loß (philos, "pencinta") dengan qeo÷ß (theos, "Allah").
Tidak ada yang salah dengan kesenangan. "Allah … dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati" (1 Tim. 6:17). Namun begitu, ketika kesenangan menggantikan Allah demi kasih sayang kita, waktu kita, uang kita, atau energi kita, itu sanga, sangat, sangat salah. Kita memiliki istilah untuk gaya hidup pencinta kesenangan, dan itu berasal dari istilah Yunani untuk "kesenangan": "hedonisme." Kita hidup dalam masyarakat yang gila kesenangan, dan sulit untuk tidak terjebak dalam kegilaan itu. Alkitab mengingatkan kita akan prioritas kita: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." Ini adalah perintah yang paling utama. Perintah utama yang kedua adalah seperti ini, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Mat. 22:37-39).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Bertekun dengan Ketabahan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 67
Latar Belakang
Inilah surat terakhir Pau...
Penulis : Paulus
Tema : Bertekun dengan Ketabahan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 67
Latar Belakang
Inilah surat terakhir Paulus. Pada saat menulis surat ini, kaisar Nero sedang berusaha untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma dengan penganiayaan yang bengis terhadap orang percaya; Paulus sekali lagi menjadi tahanan negara di Roma (2Tim 1:16). Dia menderita kekurangan sebagai seorang penjahat biasa (2Tim 2:9), ditinggalkan oleh kebanyakan sahabatnya (2Tim 1:15), dan sadar bahwa pelayanannya sudah berakhir dan kematiannya sudah dekat (2Tim 4:6-8,18; Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TIMOTIUS"
Tujuan
Karena mengetahui bahwa Timotius pemalu serta menghadapi kesukaran, dan karena menyadari akan kemungkinan penganiayaan berat dari luar gereja dan adanya guru-guru palsu di dalam gereja, Paulus menasihatkan Timotius agar dia memelihara Injil, memberitakan Firman Allah, menanggung kesukaran dan melaksanakan tugas-tugasnya.
Survai
Dalam pasal 1; (2Tim 1:1-18) Paulus meyakinkan Timotius tentang kasih dan doanya yang tetap sambil mendorong dia untuk tetap setia tanpa berkompromi tehadap Injil, memelihara kebenaran dengan tekun dan mengikuti teladannya.
Dalam pasal 2; (2Tim 2:1-26) Paulus menugaskan anak rohaninya untuk tetap memelihara iman dengan mempercayakan kebenarannya kepada orang lain yang dapat dipercayai untuk mengajarkannya kepada orang lain (2Tim 2:2). Paulus menasihati gembala yang muda ini untuk menanggung kesukaran seperti prajurit yang baik (2Tim 2:3), melayani Allah dengan rajin dan memberitakan firman kebenaran dengan tepat (2Tim 2:15), memisahkan diri dari mereka yang meninggalkan kebenaran rasuli (2Tim 2:18-21), memelihara kemurniannya (2Tim 2:22) dan bekerja dengan tekun sebagai guru (2Tim 2:23-26).
Dalam pasal berikutnya Paulus mengingatkan Timotius bahwa kejahatan dan kemurtadan akan meningkat (2Tim 3:1-9), tetapi Timotius harus tetap setia kepada iman yang diwarisinya dan kepada Alkitab (2Tim 3:10-17).
Dalam pasal terakhir Paulus menugaskan Timotius untuk memberitakan Firman serta melaksanakan semua tugas pelayanannya (2Tim 4:1-5). Paulus menutup surat ini dengan memberitahukan Timotius tentang keadaan dirinya pada saat dia menghadapi kematian, sambil memohon Timotius datang dengan cepat (2Tim 4:6-22).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini berisi perkataan terakhir Paulus yang ditulis sebelum pelaksanaan hukum mati oleh kaisar Nero di Roma hampir 35 tahun setelah pertobatannya kepada Kristus di jalan ke Damsyik.
- (2) Surat ini berisi pernyataan yang paling terang dalam Alkitab mengenai pengilhaman dan tujuan ilahi Alkitab (2Tim 3:16-17): Paulus menekankan bahwa Alkitab harus ditafsirkan dengan cermat oleh pelayan-pelayan Firman (2Tim 2:15) dan mendorong penyerahan Firman Allah kepada orang yang dapat dipercayai yang kemudian dapat mengajar orang lain (2Tim 2:2).
- (3) Sepanjang surat ini muncul nasihat-nasihat pendek tetapi tepat misalnya, "mengobarkan karunia Allah" (2Tim 1:6), "janganlah malu" (2Tim 1:8), "menderita bagi Injil-Nya" (2Tim 1:8), "Peganglah ... ajaran yang sehat" (2Tim 1:13), "peliharalah harta yang indah" (2Tim 1:14), "jadilah kuat oleh kasih karunia" (2Tim 2:1), "ikutlah menderita" (2Tim 2:3), "memberitakan perkataan kebenaran" (2Tim 2:15), "hindarilah" (2Tim 2:16), "jauhilah ... kejarlah" (2Tim 2:22), berhati-hatilah terhadap kemurtadan yang mendekat (2Tim 3:1-9), "tetap berpegang kepada kebenaran" (2Tim 3:14), "beritakanlah Firman" (2Tim 4:2), "lakukanlah pekerjaan pemberita Injil" (2Tim 4:5), "tunaikanlah tugas pelayananmu" (2Tim 4:5).
- (4) Tema yang berulang-ulang dari banyak nasihatnya adalah untuk berpegang pada iman (Yesus Kristus dan Injil asli dari rasul-rasul), jagalah iman itu dari pemutarbalikan dan kerusakan, menentang guru palsu, dan beritakan Injil yang benar dengan ketekunan yang teguh.
- (5) Kesaksian terakhir Paulus adalah suatu contoh yang mengharukan dari keberanian dan harapan ketika menghadapi mati syahid yang sudah pasti (2Tim 4:6-8).
Full Life: 2 Timotius (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(2Tim 1:1-4)
I. Pesan Paulus kepada Timotius
(2Tim 1:5-18)
A. Mengobarkan Karunia Allah
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(2Tim 1:1-4) - I. Pesan Paulus kepada Timotius
(2Tim 1:5-18) - A. Mengobarkan Karunia Allah
(2Tim 1:5-7) - B. Bersedia Menderita untuk Injil
(2Tim 1:8-10) - C. Teladan Paulus
(2Tim 1:11-12) - D. Peganglah dan Pelihara Kebenaran
(2Tim 1:13-14) - E. Sahabat-sahabat Paulus di Roma yang Setia dan Tidak Setia
(2Tim 1:15-18) - II. Tuntutan-Tuntutan Terhadap Hamba Tuhan yang Setia
(2Tim 2:1-26) - A. Jadilah Kuat oleh Kasih Karunia
(2Tim 2:1) - B. Percayakan Berita kepada Orang yang Dapat Dipercayai
(2Tim 2:2) - C. Bertahan Dalam Kesukaran
(2Tim 2:3-7) - 1. Sebagai Prajurit yang Baik
(2Tim 2:3-4) - 2. Sebagai Olahragawan yang Berdisiplin
(2Tim 2:5) - 3. Sebagai Petani yang Bekerja Keras
(2Tim 2:6-7) - D. Mati dan Menderita dengan Yesus Kristus
(2Tim 2:8-13) - E. Hindarilah Soal-soal yang Bodoh dan Mempertahankan Injil Dalam
Cara yang Tidak Tercela
(2Tim 2:14-26) - III.Peningkatan Kejahatan Terakhir yang Mendekat
(2Tim 3:1-9) - IV. Ketekunan Dalam Kebenaran
(2Tim 3:10-17) - A. Yang Dipelajari dari Paulus
(2Tim 3:10-14) - B. Yang Dipelajari dari Alkitab
(2Tim 3:15-17) - V. Beritakanlah Firman Allah
(2Tim 4:1-5) - VI. Kesaksian dan Pengarahan Paulus
(2Tim 4:6-18) - A. Kesaksian Perpisahan Paulus
(2Tim 4:6-8) - B. Pengarahan Pribadi untuk Timotius
(2Tim 4:9-13) - C. Sebuah Kata Peringatan
(2Tim 4:14-15) - D. Keyakinan tentang Kesetiaan Allah
(2Tim 4:16-18) - Penutup
(2Tim 4:19-22)
Matthew Henry: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Surat yang kedua ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius dari Roma, ketika ia menjadi tahanan di sana dan nyawanya sedang terancam. Itu te...
- Surat yang kedua ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius dari Roma, ketika ia menjadi tahanan di sana dan nyawanya sedang terancam. Itu terlihat dari perkataan ini, “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat” (4:6). Tampak bahwa waktunya untuk meninggalkan dunia ini, menurut perasaannya sendiri, tidaklah lama lagi, terutama mengingat orang-orang yang menganiayanya sudah begitu geram dan benci. Dan tampak bahwa ia sudah dibawa ke hadapan Kaisar Nero, yang disebutnya sebagai pembelaannya yang pertama, ketika tidak seorang pun membantu dia, tetapi semuanya meninggalkan dia (4:16). Para penafsir sependapat bahwa ini merupakan surat terakhir yang ditulis Rasul Paulus. Di mana Timotius berada ketika itu tidaklah pasti. Maksud dari surat ini agak berbeda dari surat sebelumnya, tidak menyangkut pekerjaannya sebagai pekabar Injil, melainkan lebih tentang pandangan dan perilakunya secara pribadi.
Galilah: 2 Timotius (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995.
Ear...
Bibliografi
Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995.
Earle, R. 2 Timothy. Dalam F. E. Gaebelein (Ed.), The Expositor’s Bible Commentary: Ephesians through Philemon, Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House. 1981
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Grudem, Wayne. Systematic Theology, IVP, Leicester, 1994.
Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990.
Hiebert, D. Edmond. First Timothy, Moody, Chicago. 1957.
Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992.
Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992.
Lock, W. The Pastoral Epistles, International Critical Commentary, T&T Clark, Edinburgh, 1973.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger. Bruce. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word, Incorporated. 2000.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis (Second Edition. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Spicq, Ceslas. The Theological Lexicon of the New Testament, Hendrickson, Massachusetts, 1994.
Stott, J. R. W. Guard the truth: the message of 1 Timothy & Titus. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996.
Tenney, Merril C. New Testament Survey, IVP, Grand Rapids, 1961.
Van Neste, Ray 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.
Wallace, Daniel B. Greek Grammar Beyond the Basics. Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J.W. Elements of New Testament Greek. University Press, Cambridge. 1996.
Wood, D.R.W. dan Marshall, I. Howards (Ed)New Bible Dictionary 3rd ed. Leicester, England; Downers Grove, IL: InterVarsity Press.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.520 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
1
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina (supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisa makan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 Banyak dari informasi di Pendahuluan persis sama dengan 1 Timotius, tetapi dipakai utuh di sini supaya tafsiran ini boleh berdiri sendiri.
2 Lihat pembahasan di Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990. Jil. 14, hal. 19-68)
3 Ray Van Neste, 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.Hal. 2324.
4 Van Neste, Hal. 2321.
5 Guthrie, Hal. 50 & Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word Incorporated. 2000. Jil. 46, Hal. Lviii.
6 https://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Timothy
7 Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992. Jil. 34, Hal. 52 . Lihat juga Mounce, Hal. Lviii.
8 Merril C. Tenney, New Testament Survey, IVP, Grand Rapids, 1961. Hal. 7-8
9 http://www.eyewitnesstohistory.com/christians.htm
10 http://www.unrv.com/government/roman-prisons.php
11 Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992. Hal. 57.
12 Lea, T. D., & Griffin, Hal. 62.
13 Knight, Hal. 57.
14 Bagan ini digunakan juga di Galilah 1 Timotius.
15 Mounce, Hal. 5. Hanya 4 surat di mana dia tidak menggunakan sebutan Rasul – Filipi, 1&2 Tesalonika dan Filemon.
16 Knight, Hal. 363.
17 D. Edmund Hiebert, Everyman’s Bible Commentary Second Timothy, Moody Press, Chicago, 1958. Hal. 22-23
18 Guthrie, Hal. 137-138
19 Lea & Griffin, Hal. 64. Knight, Hal. 66.
20 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Penjelasan pada 1 Tim 1:3
21 Knight, Hal. 66.
22 Knight, Hal. 68.
23 Penjelasan diambil dari Galilah 1 Timotius, Karena sama.
24 Present Aktif Indikatif
25 Hiebert, Hal. 29.
26 Present Aktif Indikatif
27 Arichea & Hatton, Hal. 45.
28 Knight, Hal. 367.
29 Mounce, Hal. 469.
30 Perfek tense bicara masa kini, dengan arti sengaja. Lihat Mounce, Hal. 470.
31 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament, Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata epipotheo.
32 Present Aktif Partisip
33 Knight, Hal. 368.
34 Guthrie, Hal. 141.
35 Knight, Hal. 369.
36 Perfek Pasif Indikatif
37 Mounce, Hal. 476.
38 Present Aktif Infinitif
39 Knight, Hal. 371.
40 Present Aktif Indikatif
41 MacArthur, Hal. 1875.
42 Mounce, Hal. 478.
43 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata deilia.
44 Knight, Hal. 371. Lihat juga Van Neste, Hal. 2338. # Ada Ahli-ahli lain yang menganggapnya bicara mengenai sikap manusia juga. Lihat Mounce, Hal. 477. Tetapi walaupun demikian, kita semua setuju bahwa kekuatan, kasih dan disiplin mental datangnya dari Allah.
45 Arichea & Hatton, Hal. 174.
46 Ibid, Hal. 174.
47 TB berbunyi tidak memperhatikan, tetapi kata melei lebih baik diterjemahkan mempedulikan. Lihat AYT – Tidak peduli dan BIS – Tidak mempedulikan.
48 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata sofronismos.
49 Hiebert, Hal. 36.
50 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata epaiskhynomai.
51 Knight, Hal. 372.
52 Mounce, Hal. 480.
53 http://www.eyewitnesstohistory.com/christians.htm
54 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 190.
55 Aoris Aktif Imperatif
56 Knight, Hal. 373.
57 Ibid, Hal. 373.
58 Semuanya Aoris Aktif/Pasif Partisip
59 Maksudnya hanya menjadi tersangkut dalam pertanyaan-pertanyaan mengenai peran Allah dan manusia, tanpa menerima kekuatan yang seharusnya menjadi milik kita karena sadar bahwa Allah yang memegang kita.
60 Datif pada kata sifat kudus boleh instrumental (dengan/melalui) atau minat (kepada). Knight Hal. 374.
61 Knight, Hal. 374. Mounce, Hal. 482. Lea & Griffin, Hal. 191. Dll.
62 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata prothesis.
63 Knight, Hal. 374.
64 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 179.
65 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata faneroo.
66 Mounce, Hal. 484.
67 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata epifaneia.
68 Ibid. Lihat kata katargeo.
69 Ibid, N. F. Lihat kata fotizo.
70 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
71 Mounce, Hal. 92.
72 Ibid, Hal. 486.
73 Knight, Hal. 378.
74 Present Aktif Indikatif
75 Ibid, Hal. 378.
76 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata oida.
77 Perfek Aktif Indikatif.
78 Knight, Hal. 379.
79 Perfek Aktif Indikatif.
80 Ibid, Hal. 379.
81 Perfek Pasif Indikatif.
82 Mounce, Hal. 486.
83 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dynatos.
84 ESV, NKJV, NASB, NIV, NRSV, NLT – Hanya versi-versi ini yang penulis lihat dan semua menulis able (mampu).
85 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 182.
86 Guthrie, Hal. 149.
87 Mounce, Hal. 489.
88 Present Aktif Imperatif.
89 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hypotyposis. Lihat juga Knight, Hal. 381.
90 Aoris Aktif Indikatif.
91 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 184.
92 Ibid. Hal. 184.
93 Aoris Aktif Imperatif.
94 Mounce, Hal. 490.
95 Knight, Hal. 383.
96 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apostrefo.
97 Knight, Hal. 384.
98 Knight, Hal. 384
99 Aoris Aktif Optatif.
100 Lihat pembahasan di Mounce, Hal. 495.
101 Mounce, Hal. 495.
102 Guthrie, Hal. 154.
103 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pollakis.
104 Ibid, lihat kata anapsikho.
105 Ibid, lihat kata halysis.
106 Mounce, Hal. 496.
107 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata spoudaios.
108 Knight, Hal. 385.
109 Knight, Hal. 387.
110 Ibid, Hal. 387.
111 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 189.
112 Mounce, Hal. 503.
113 Knight, Hal. 388.
114 Mounce, Hal. 503.
115 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata endynamoo.
116 Knight, Hal. 389.
117 Istilahnya instrumental (alat/sarana) Lihat J. W. Wenham, The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge. 1965. Hal 46.
118 Knight, Hal. 390.
119 Mounce, Hal. 506.
120 Aoris Medium Imperatif
121 Future Medium Indikatif
122 Aoris Aktif Imperatif.
123 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata strateuo.
124 Knight, Hal. 393.
125 Present Pasif Indikatif.
126 Knight, Hal. 393.
127 Mounce, Hal. 510.
128 Knight, Hal. 394.
129 Guthrie, Hal. 158-159.
130 Knight, Hal. 394.
131 Artikel dipakai kalau orang tertentu dibicarakan, agak seperti petani itu. Menurut makna, si petani, atau seorang petani yang dimaksudkan.
132 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata georgos.
133 Mounce, Hal. 510.
134 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kopiao.
135 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 195.
136 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 205.
137 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noeo.
138 Present Aktif Imperatif.
139 Future Aktif Indikatif.
140 Mounce, Hal. 511.
141 Knight, Hal. 396.
142 Present Aktif Imperatif.
143 Knight, Hal. 397.
144 Ibid, Hal. 397.
145 Perfek Pasif Partisip.
146 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 206.
147 Stott, J. R. W. Guard the Gospel the message of 2 Timothy. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1973. Hal. 61–62.
148 Mounce, Hal. 513.
149 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kakopatheo.
150 Present Aktif Indikatif.
151 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata mekhri.
152 Mounce, Hal. 513.
153 Knight, Hal. 398.
154 Perfek Pasif Indikatif.
155 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 207.
156 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 199.
157 Van Neste, Hal. 2339.
158 MacArthur, Hal. 1877.
159 Knight, Hal. 400.
160 Mounce, Hal. 514-515.
161 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tygkhano.
162 Knight, Hal. 400.
163 Knight, Hal. 401-402.
164 Aoris Aktif Indikatif.
165 Future Aktif Indikatif.
166 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 209-210.
167 Present Aktif Indikatif.
168 Future Aktif Indikatif.
169 Mounce, Hal. 517.
170 Future Medium Indikatif.
171 Knight, Hal. 405.
172 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apneomai.
173 Knight, Hal. 405.
174 Mounce, Hal. 517.
175 Antara lain, John Stott, D. Edmund Hiebert, Walter Lock, John MacArthur, dll.
176 TB, BIS dan AYT menerjemahkannya tidak setia…setia.
177 Present Aktif Indikatif.
178 Aliran dari penjelasan ini terdapat di Knight, Hal. 407.
179 Present Aktif Indikatif.
180 Mounce, Hal. 518.
181 Guthrie, Hal. 163.
182 Knight, Hal. 409.
183 Knight, Hal. 410.
184 Present Aktif Imperatif.
185 Mounce, Hal. 523.
186 Present Medium Partisip.
187 Knight, Hal. 410.
188 Metzger, Bruce, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal, 579.
189 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata logomakheo.
190 Ibid, lihat kata khresimos.
191 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katastrofe.
192 Guthrie, Hal. 164.
193 Knight, Hal. 411.
194 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata spoudazo.
195 Aoris Aktif Imperatif.
196 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paristemi.
197 Ibid, lihat kata dokimos
198 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anepaiskhyntos.
199 Ibid, lihat kata orthotomeo.
200 Mounce, Hal. 524-525.
201 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 206.
202 Knight, Hal. 412.
203 Present Medium Imperatif.
204 Friberg, Friberg & Miller, kata bebelos.
205 Knight, Hal. 413.
206 Mounce, Hal. 527.
207 Knight, Hal. 413.
208 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 208.
209 Mounce, Hal. 527.
210 Ibid, Hal. 528.
211 Perfek Aktif Infinitif
212 Knight, Hal. 414.
213 Friberg, Friberg & Miller, kata anatrepo.
214 Present Aktif Indikatif
215 Knight, Hal. 415.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Friberg, Friberg & Miller, kata ginosko.
218 Aoris Aktif Indikatif
219 Mounce, Hal. 529.
220 Present Aktif Partisip
221 Mounce, Hal. 529.
222 Friberg, Friberg & Miller, kata afistemi.
223 Aoris Aktif Imperatif
224 Mounce, Hal. 529.
225 Friberg, Friberg & Miller, kata megas.
226 Friberg, Friberg & Miller, kata skeuos.
227 Ibid, kata atimia.
228 Ibid, kata ekkathairo.
229 Future Medium Indikatif
230 Perfek Pasif Partisip
231 Friberg, Friberg & Miller, kata eukhrestos.
232 Perfek Pasif Partisip
233 Ibid, kata feugo.
234 Present Aktif Imperatif
235 Ibid, kata epithymia.
236 Present Aktif Imperatif
237 Knight, Hal. 421.
238 Ibid, Hal. 421.
239 Mounce, Hal. 533. Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 216. Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 220.
240 Friberg, Friberg & Miller, kata paraiteomai.
241 Present Medium Imperatif
242 Knight, Hal. 422.
243 Mounce, Hal. 534.
244 Present Aktif Indikatif
245 Knight, Hal. 422.
246 Friberg, Friberg & Miller, kata epios.
247 Mounce, Hal. 535.
248 Knight, Hal. 424.
249 Friberg, Friberg & Miller, kata prautes.
250 Ibid, kata antidiatithemi.
251 Van Neste, Hal. 2340.
252 Aoris Aktif Subjunktif. Lihat di bagian Apendiks.
253 Mounce, Hal. 537.
254 Friberg, Friberg & Miller, kata ananefo.
255 Knight, Hal. 425.
256 Perfek Pasif Partisip
257 Van Neste, Hal. 2341.
258 Present Aktif Imperatif
259 Future Medium Indikatif
260 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 221.
261 MacArthur, Hal. 1878.
262 Knight, Hal. 429.
263 Future Medium Indikatif
264 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 221.
265 Mounce, Hal. 545.
266 Kutipan terdapat di Mounce, Hal. 177.
267 Knight, Hal. 431.
268 Friberg, Friberg & Miller, kata alazon.
269 Ibid, kata hyperefanos.
270 Mounce, Hal. 545.
271 Friberg, Friberg & Miller, kata blasfemos.
272 Lihat Mounce, Knight, Guthrie, Arichea & Hatton, Lea, Griffin & Hayne, Stott, Robertston – Semua mengganggap artinya Penghina.
273 Friberg, Friberg & Miller, kata apeithes (tidak taat).
274 Ibid, kata akharistos.
275 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 222.
276 Friberg, Friberg & Miller, kata anosios.
277 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 223.
278 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 225.
279 Friberg, Friberg & Miller, kata diabolos.
280 Knight, Hal. 432.
281 Friberg, Friberg & Miller, kata akrates.
282 Mounce, Hal. 546.
283 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 223.
284 Mounce, Hal. 546.
285 Guthrie, Hal. 175.
286 Friberg, Friberg & Miller, kata propetes.
287 Ibid, kata tyfoo.
288 Present Aktif Partisip
289 Friberg, Friberg & Miller, kata morfosis.
290 Mounce, Hal. 547.
291 Perfek Medium Partisip
292 Friberg, Friberg & Miller, kata apotrepo.
293 Present Medium Imperatif
294 Van Neste, Hal. 2341.
295 Present Aktif Indikatif
296 Friberg, Friberg & Miller, kata endyno.
297 Penggunaan artikel dengan rumah-rumah, menandai rumah-rumah tertentu.
298 Mounce, Hal. 548.
299 Friberg, Friberg & Miller, kata aikhmalotizo.
300 Ibid, kata gynaikarion.
301 Ibid, kata soreuo.
302 Perfek Pasif Partisip
303 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 228.
304 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 225.
305 Present Pasif Partisip
306 Present Aktif Partisip
307 Friberg, Friberg & Miller, kata medepote.
308 TB, BIS dan AYT tidak menerjemahkannya. Boleh juga kalau begitu.
309 Guthrie, Hal. 176.
310 Present Medium Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Friberg, Friberg & Miller, kata kataftheiro.
313 Knight, Hal. 436.
314 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 227.
315 Knight, Hal. 436.
316 Mounce, Hal. 551.
317 Friberg, Friberg & Miller, kata prokopto.
318 Future Aktif Indikatif
319 Friberg, Friberg & Miller, kata anoia.
320 Future Medium Indikatif
321 Friberg, Friberg & Miller, kata ekdelos.
322 Mounce, Hal. 556.
323 Knight, Hal. 438.
324 Aoris Aktif Indikatif
325 Mounce, Hal. 556.
326 Knight, Hal. 439.
327 Friberg, Friberg & Miller, kata agoge.
328 Ibid, kata prothesis.
329 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 229.
330 Mounce, Hal. 557.
331 Mounce, Hal. 557.
332 Friberg, Friberg & Miller, kata hypomone.
333 Knight, Hal. 440.
334 Mounce, Hal. 558.
335 Knight, Hal. 440.
336 Guthrie, Hal. 179.
337 Friberg, Friberg & Miller, kata hypofero.
338 Ibid, kata ryomai.
339 Van Neste, Hal. 2341.
340 Mounce, Hal. 559.
341 Present Aktif Partisip
342 Knight, Hal. 440-441.
343 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 232.
344 Knight, Hal. 441.
345 Future Pasif Indikatif
346 Knight, Hal. 441.
347 Future Aktif Indikatif
348 Friberg, Friberg & Miller, kata planao.
349 Present Aktif Partisip
350 Present Pasif Partisip
351 Friberg, Friberg & Miller, kata meno.
352 Present Aktif Imperatif
353 Aoris Aktif Indikatif
354 Aoris Pasif Indikatif
355 Guthrie, Hal. 180.
356 Knight, Hal. 442-443.
357 Mounce, Hal. 563.
358 Aoris Aktif Indikatif
359 MacArthur, Hal. 1879.
360 Present Pasif Partisip
361 Knight, Hal. 444.
362 Ibid, Hal. 444.
363 Wallace, Hal. 313-314.
364 Knight, Hal. 449.
365 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 236.
366 Friberg, Friberg & Miller, kata elegmos.
367 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 237.
368 Mounce, Hal. 570.
369 MacArthur, Hal. 1880.
370 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 236.
371 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 237.
372 TB yang dikutip.
373 Kata eimi bersifat subjunktif. Hina sering dipakai dengan kata kerja subjunktif untuk menyatakan tujuan. Bentuk bahasa ini disebut Klausa Tujuan (Purpose Clause)
374 MacArthur, Hal. 1871.
375 Van Neste, Hal. 2334.
376 Penjelasan ini dikopi dan disesuaikan dari Galilah 1 Timotius 6:11.
377 Friberg, Friberg & Miller, kata artios.
378 Ibid, kata exartizo.
379 Perfek Pasif Partisip
380 Knight, Hal. 451.
381 Stott, Hal. 105.
382 Mounce, Hal. 571-572.
383 Ibid, Hal. 572.
384 Friberg, Friberg & Miller, kata enopion.
385 Knight, Hal. 452.
386 Friberg, Friberg & Miller, kata epifaneia.
387 Ibid, kata basileia
388 Knight, Hal. 453.
389 Aoris Aktif Imperatif. Lihat Mounce, Hal. 572-573 dan Wallace, Hal. 720-721.
390 Artikel anaphoric dipakai, yaitu bicarakan Firman tertentu dalam apa yang baru dibicarakan. Itu sebabnya diterjemahkan Firman Itu. Dijelaskan di Wallace, Hal. 220, 314.
391 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 242.
392 Van Neste, Hal. 2342.
393 Mounce, Hal. 573.
394 Friberg, Friberg & Miller, kata eukairos.
395 Ibid, kata elegkho.
396 Ibid, kata epitimao.
397 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 240.
398 Mounce, Hal. 574.
399 Knight, Hal. 454.
400 Future Medium Indikatif
401 Friberg, Friberg & Miller, kata anekho.
402 Mounce, Hal. 574-575.
403 Ibid, Hal. 575.
404 Future Aktif Indikatif
405 Knight, Hal. 455.
406 Mounce, Hal. 575.
407 Friberg, Friberg & Miller, kata apostrefo.
408 Knight, Hal. 456.
409 Future Aktif Indikatif
410 Artikel tidak ada dalam bahasa tetapi fungsinya agak seperti ini, atau itu, menyangkut sesuatu yang tertentu, bukan yang umum saja.
411 Knight, Hal. 456.
412 Friberg, Friberg & Miller, kata ektrepo.
413 Friberg, Friberg & Miller, kata nefo.
414 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 245.
415 Present Aktif Imperatif
416 Aoris Aktif Imperatif
417 Aoris Aktif Imperatif
418 Friberg, Friberg & Miller, kata pleroforeo.
419 Knight, Hal. 458.
420 Orang pertama, orang kedua dan orang ketiga adalah istilah gramatis menyangkut kata ganti orang. Kalau berbentuk tunggal, orang pertama adalah saya, orang kedua kamu/engkau, orang ketiga dia. Kalau jamak, orang pertama adalah kami/kita, orang kedua kamu/kalian dan orang ketiga mereka.
421 Knight, Hal. 458.
422 Present Pasif Indikatif
423 Robertson, penjelasan di 2 Tim 4:6.
424 MacArthur 1880.
425 Friberg, Friberg & Miller, kata analysis/analyo.
426 Mounce, Hal. 578.
427 Friberg, Friberg & Miller, kata afistemi.
428 Perfek Aktif Indikatif
429 Mounce, Hal. 579.
430 Friberg, Friberg & Miller, kata agonizomai.
431 Mounce, Hal. 579.
432 Knight, Hal. 459-460.
433 Artikel tidak ada dalam bahasa, tetapi fungsinya agak seperti ini, atau itu, menyangkut sesuatu yang tertentu, bukan yang umum saja.
434 D. Edmond Hiebert, Second Timothy, Moody Press, Chicago. 1958. Hal. 111.
435 Friberg, Friberg & Miller, kata tereo.
436 Ibid, kata loipos.
437 Ibid, kata apokeimai.
438 Earle, R. 2 Timothy. Dalam F. E. Gaebelein (Ed.), The Expositor’s Bible Commentary: Ephesians through Philemon, Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House. 1981. Jil. 11, Hal. 413.
439 Knight, Hal. 461. Robertson di 4:8 dan MacArthur, Hal. 1881.
440 Akan melepaskan bersifat masa depan, menyangkut keselamatan terakhir yang dijelaskan di Rom 8:23.
441 Stott, Hal. 114-115.
442 Future Aktif Indikatif
443 Mounce, Hal. 583.
444 Guthrie, Hal. 189.
445 Friberg, Friberg & Miller, kata agapao.
446 Perfek Aktif Indikatif
447 Aoris Aktif Imperatif
448 Knight, Hal. 464.
449 Mounce, Hal. 589.
450 Aoris Aktif Partisip
451 Hiebert, Hal. 116.
452 Mounce, Hal. 590.
453 Friberg, Friberg & Miller, kata egkataleipo.
454 Hiebert, Hal. 116.
455 Mounce, Hal. 590.
456 Knight, Hal. 465.
457 Mounce, Hal. 590.
458 Ibid, Hal. 590.
459 Present Aktif Indikatif.
460 Mungkin Gal 2:13 dianggap pengecualian, tetapi tidak demikian. Paulus tidak bermaksud menjelekkan namanya. Dia hanya menceritakan sesuatu yang terjadi. Apa yang dikatakan kepada Petrus lebih tajam di ayat 14, tetapi tentu tidak menyinggung, karena hal itu benar dan mengamankan Injil anugerah. Lihat 2 Pet 3:15.
461 Aoris Aktif Imperatif
462 Aoris Aktif Partisip
463 Aoris Pasif Partisip
464 Aoris Aktif Imperatif
465 Hal ini dijelaskan di Wallace, Hal. 640-645. Disebut Attendant Circumstance Participle (Partisip Keadaan Terkait). Partisip ini bergantung pada kata kerja lain.
466 Mounce, Hal. 591.
467 Lihat Epistolary Aorist (Aoris di Surat) di Wallace, Hal. 562-563.
468 Knight, Hal. 466.
469 Knight, Hal. 466.
470 Mounce, Hal. 592.
471 Knight, Hal. 476.
472 Mounce, Hal. 592.
473 (Bahasa Indonesia) TB, AYT, BIS. (Bahasa Inggris) ESV, NASB, NIV, NLT, NKJV.
474 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 251.
475 Van Neste, Hal. 2343.
476 Mounce, Hal. 593.
477 Knight, Hal. 467.
478 Mounce, Hal. 593.
479 Friberg, Friberg & Miller, kata apodidomi.
480 Future Aktif Indikatif
481 Knight, Hal. 467-468.
482 Present Medium Imperatif
483 Knight, Hal. 468.
484 Mounce, Hal. 594.
485 Aoris Aktif Indikatif
486 Lihat Mounce, Hal. 594.
487 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 255-256.
488 Knight, Hal. 469.
489 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 256.
490 Friberg, Friberg & Miller, kata logizomai.
491 Aoris Pasif Optatif
492 Friberg, Friberg & Miller, kata paristemi.
493 Mounce, Hal. 596.
494 Friberg, Friberg & Miller, kata kerygma.
495 Knight, Hal. 470.
496 Friberg, Friberg & Miller, kata pleroforeo.
497 Mounce, Hal. 596.
498 Guthrie, Hal. 195.
499 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 256.
500 Friberg, Friberg & Miller, kata ruomai.
501 Future Medium Indikatif
502 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 257.
503 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 256.
504 Future Aktif Indikatif
505 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 257.
506 Friberg, Friberg & Miller, kata epouranios.
507 Friberg, Friberg & Miller, kata amen.
508 Mounce, Hal. 599.
509 Aoris Medium Imperatif
510 Knight, Hal. 475-476.
511 Friberg, Friberg & Miller, kata oikos.
512 Mounce, Hal. 600.
513 MacArthur, Hal. 1882.
514 Van Neste, Hal. 2343.
515 MacArthur, Hal. 1882.
516 Mounce, Hal. 601.
517 Knight, Hal. 477.
518 Mounce, Hal 601.
519 Knight, Hal. 478.
520 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat 2 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 2 Timotius
Oleh: Nama PenulisSimon Pyatt
Copyright © 20142019 Nama Penuli...
GALILAH
Surat 2 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 2 Timotius
Oleh: Nama PenulisSimon Pyatt
Copyright © 20142019 Nama PenulisSimon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC, dan Bung Kecil.
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam persiapan pelajaran/khotbah ataupun penerjemahan Firman Tuhan. Harap tidak dibacakan di jemaat, karena dimaksudkan menjadi bahan penelitian, bukan khotbah/pelajaran.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, atau pun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini meneliti budaya setempat, penanggalan kitab, peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Paling sering salah paham terjadi kalau orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini juga mengakibatkan banyak salah paham, bahkan salah doktrin, kalau menyangkut penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti sebuah ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah dan tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan 2 Timotius1
Surat 2 Timotius adalah surat yang kedua dari kumpulan surat, yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dar...
Pendahuluan 2 Timotius1
Surat 2 Timotius adalah surat yang kedua dari kumpulan surat, yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1 & 2 Timotius dan Titus. Surat-surat ini agak berbeda sifatnya daripada surat-surat lain, yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat.
Dari segi bahasa dan topik-topik yang muncul, jelas bahwa surat-surat ini bersifat sangat praktis, menyangkut pengaturan jemaat dan juga sangat akrab, karena Paulus bicara dengan dua orang yang dia anggap sebagai anak sungguhnya dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2, Tit 1:4). Surat-surat ini juga tidak terlalu menyinggung topik keselamatan, seperti yang lain, karena ditujukan kepada orang yang sudah lama melayani bersama rasul ini, dan sangat jelas mengerti Injil dan ajaran dasar.
Mulai pada tahun 1800an, perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan apakah memang Paulus yang menulisnya. Menurut penelitian akan argumentasi ‘ahli-ahli’ yang menganut pendapat tersebut, ‘bukti-bukti’ yang dipakai sangat rapuh dan sebenarnya bersumber dalam falsafah suatu gerakan pada waktu itu, yang meragukan keaslian dari banyak kitab. Namun demikian adalah sangat jelas dari sejarah bahwa memang Paulus yang menulisnya. Sampai abad yang kesembilan belas Masehi, tidak ada yang meragukan fakta ini. Jadi kurang masuk akal kalau orang mulai meragukannya pada 1800 tahun kemudian. Bahasa yang dipakai di surat ini sesuai dengan bahasa yang dipakai pada abad pertama dan sebelumnya di LXX (PL Bahasa Yunani). Doktrin sesat yang dikritik sesuai juga dengan apa yang dialami pada masa itu dan keakrabannya sesuai dengan hubungan yang jelas ada di antara Paulus dengan Timotius dan Titus. Jadi orang yang meragukan bahwa Paulus yang menulis surat ini, menolak sejarah yang tertulis di dalam Alkitab, menolak sejarah mengenai anggapan dari tokoh-tokoh sejarah gereja mula-mula dan juga mengabaikan bukti-bukti dari segi bahasa, yang jelas sesuai dengan masa itu.2
Seperti kita Lihat di Galilah 1 Timotius, surat tersebut ditulis oleh Paulus sesudah dia dibebaskan dari penjara pada tahun 62 Masehi.3 Menurut sejarah, sesudah dia dilepaskan, Paulus melayani dengan bebas selama beberapa tahun, baru dipenjarakan lagi di bawah kaisar Nero, lalu dibunuh beberapa waktu kemudian di sekitar tahun 64-67 Masehi.4 1 Timotius dan Titus ditulis pada waktu Paulus masih bebas, lalu 2 Timotius ditulis ketika dia sudah di penjara, dan kali ini, rupanya dia sudah tahu bahwa dia tidak lama lagi akan mati syahid. (2 Tim 4:6-8).
Paulus menulis kepada Timotius, yang sering disebut sebagai letnannya5 dan oleh Paulus sendiri dianggap sebagai anak sungguh yang kekasih dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2). Supaya jelas, ada baiknya kalau kita melihat riwayat hidup Timotius di bagan waktu. Di surat pertama Timotius disebut mudah (1 Tim 4:12). Sebutan tersebut boleh dipakai sampai orang genap 30an tahun, jadi ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa umurnya kira-kira 35 tahun pada waktu itu, yaitu 62-63 Masehi. Di surat yang kedua ini, dengan lewat beberapa tahun, dia mungkin 38-40 tahun. Memang sulit meneliti sejarah yang sudah ribuan tahu berlalu, jadi ada kemungkinan juga bahwa dia sedikit lebih muda.
Tahun | Umur | Peristiwa | Ayat |
45-46 | 18-19 | Menjadi percaya | Kis 14:6-23, 1Ti 1:2 |
49-51 | 22-24 | Bergabung dengan tim misi | Kis 16:1-3 |
50 | 23 | Dikirim ke Tesalonika | 1Tes 3:1-6 |
53-55 | 26-28 | Dikirim ke Korintus | 1Kor 4:17, 16:10-11 |
55 | 28 | Bersama Paulus dan Silas. | 2Kor 1:19 |
57 | 30 | Dengan Paulus lagi | Roma 16:21 |
62-63 | 35-36 | Pelayanan di Efesus | Filipi 1:1, 2:19-24, 1Tim 1:2-3 |
65-67 | 38-40 | Mengalami pergumulan | 2 Tim 1:6-7 |
69 | 42 | Dilepaskan dari penjara | Ib 13:23 |
97 | 70 | Dibunuh | Tradisi mengatakan bahwa Timotius dibunuh di Efesus waktu dia menantang orang-orang yang buat persembahan pada berhala. |
Kita lihat di Kisah Para Rasul bahwa ibunya Timotius adalah orang Yahudi, sedangkan ayahnya orang Yunani (Kis 16:1). Belum jelas apakah bapanya masih hidup pada waktu Timotius percaya, karena tidak disebut, tetapi ibunya dan neneknya berperan besar dalam pembentukannya, karena mengajar Perjanjian Lama kepadanya dan juga karena mereka adalah orang yang percaya Kristus (2 Tim 1:5, 3:15).
Sering dikatakan bahwa Timotius adalah seorang yang penakut, karena apa yang dikatakan Paulus kepadanya di 2 Tim 1:6-7. Sebenarnya, kalau melihat riwayat pelayanannya, anggapan ini sangat salah. Timotius ini, kemungkinan besar, menjadi percaya pada waktu Paulus pertama kali datang ke Listra, dalam perjalanan misi pertamanya (Kis 14:6-23). Lalu hanya beberapa tahun kemudian dia bersedia bergabung dengan tim misi, yang dalam perjalanan pertamanya, sudah dianiaya berulang-ulang (13:8, 45, 50, 14:5), sampai dilempari dengan batu (14:19). Apakah ini tindakan seorang penakut? Lalu ketika dia masih sangat mudah, dia siap diutus untuk menguatkan jemaat di Tesalonika dan tidak lama kemudian ke Korintus juga, tentu adalah suatu pelayanan yang sangat sulit. Tugasnya di Efesus adalah untuk menentang para pengajar sesat. Paulus yang mempercayakan tugas sangat sulit ini kepadanya, dan Paulus ini bukan orang yang mudah percaya orang lain, kalau mereka tidak berkomitmen (Kis 15:37-41). Kalau membaca di Ibrani, kita lihat bahwa Timotius dipenjarakan, tentu karena kesaksiannya dan menurut sejarah gereja, dia dilempari dengan batu sampai mati, karena dia berani menginjili sekelompok orang yang menyembah dewi Diana di Efesus.6 Orang ini bukan penakut!7 Kita lebih baik menganggap bahwa perkataan di 2 Timotius ini, menyangkut kelelahan/kejenuhan yang dialaminya, karena dia bertahun-tahun mengalami banting tulang pelayanan dan secara khusus banyak menentang pengajar-pengajar sesat di Efesus.
Suasana dari 2 Timotius sangat terpengaruh oleh keadaan Paulus. Seperti kita sudah perhatikan, Paulus dipenjarakan lagi, di bawah kaisar Nero dan kali ini tidak ada harapan bahwa dia mungkin dibebaskan. Dia Tahu dia tidak lama lagi akan dibunuh.
Kaisar Nero berkuasa pada tahun 54-68 Masehi. Pada awalnya dia memimpin dengan baik, tetapi oleh karena ibunya terus berupaya untuk menguasainya, Nero membunuh dia pada tahun 59. Makin lama makin tidak teratur kekaisarannya, sehingga pada tahun 64 Masehi, ketika ada kebakaran besar di kota Roma dan rakyat mau mempersalahkan Nero, dia mengalihkan tuduhan tersebut kepada umat Kristiani. Oleh karena orang percaya jauh berbeda dari orang Roma, ada kecurigaan yang muncul, sehingga tuduhan tersebut mudah dipercaya.8 Berdasarkan semuanya itu, Kaisar Nero mulai penganiayaan hebat terhadap orang percaya, di mana mereka diikat dalam kulit binatang, supaya diserang anjing liar, mereka disalibkan, bahkan ada yang dicelup dalam minyak dan digantung dan dibakar dalam kebun Nero pada malam hari, menjadi pelita-pelita baginya. Memang kejam dan makin gila kaisar ini!9
Nah, di tengah-tengah semuanya ini Paulus dan Petrus ditangkap dan akhirnya dibunuh. Paulus dan mungkin juga Petrus dibuang ke dalam satu penjara yang terkenal kejam, namanya penjara Mamertine. Letaknya 12 kaki di bawah tanah dan ukuran kamar tingginya 6 ½ kaki, lebarnya 22 kaki dan panjangnya 30 kaki. Penjara ini sangat gelap dan baunya buruk karena kotoran orang dan juga pipa kotoran kota lewat di samping dan ada pintu ke dalamnya, di mana orang yang mati boleh langsung dibuang ke dalam saluran kotoran kota! Orang yang ditahan di penjara ini, biasanya mati sendiri, atau kena hukuman mati.10
Membaca semuanya itu kita tidak heran melihat kesungguhan dan keurgenan Paulus. Kalau membaca 2 Timotius, orang paling merasakannya kalau membayangkan diri duduk di samping Paulus dalam tempat kecil, gelap dan berbau itu, dengan hanya ditemani Lukas, karena yang lain melarikan diri, atau melayani di tempat yang jauh. Lalu bayangkan air matanya ketika dia mengingat muka Timotius, yang dia kasihi sebagai anak sungguh. Bayangkan rasa gelisah di hatinya, karena dia tahu Timotius ini sudah bertahun-tahun diserang oleh pengajar-pengajar sesat, sehingga sekarang di menjadi jenuh dalam pelayanan. Bayangkan juga perasaan Paulus mengingat bahwa dia tidak lama lagi hilang kesempatan untuk membimbing Timotius. Itulah konteksnya 2 Timotius! Surat ini bersifat pribadi kepada Timotius dan tidak seperti surat pertamanya, karena tidak banyak menyangkut pengaturan gereja, atau pengajar-pengajar sesat. Paulus mau memberi pesan-pesan terakhir kepada anak rohaninya yang kekasih, untuk membangun, membangkitkan dan menguatkannya.
Bagi seorang pelayan Tuhan, surat ini menjadi alat perawatan yang sangat berguna, karena kadang-kadang kita semua perlu mengobarkan kembali karunia yang ada pada kita.
Jerusalem: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Dari surat ini, 1:8; 1:16-17 dan 2:9 tjukup njata bahwa ia ditulis dalam
pendjara,jaitu dalam ...
SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Dari surat ini, 1:8; 1:16-17 dan 2:9 tjukup njata bahwa ia ditulis dalam pendjara,jaitu dalam tahanan Paulus jang kedua di Roma. Tahanan ini djauh lebih berat dari jang pertama, dan Paulus jakin, bahwa ia akan diachiri dengan tumpahan darahnja sebagai kurban kepada Allah (4:6). Bdl. lagi Pil. 2:17 dan surat ini 4:7-8 dan 18. Surat ini djauh lebih bersifat pribadi daripada jang pertama. Tentang urusan-urusan dalam umat seperti pemimpinan umat-umat tidak dibitjarakan lagi. Hanja lagi tentang pemberantasan aliran adjaran-adjaran dan kesalehan jang tidak sehat dan jang menjimpang dari adjaran dan tjita-tjita Indjil. Kesan-kesan jang kita peroleh, ialah bahwa surat ini hampir melulu dimaksudkan untuk menabahkan hati (1:4) Timoteus, jang gelisah sebab Paulus ditangkap dan dalam tahanan kembali, dan oleh kesulitan-kesulitan jang dihadapinja dalam pekerdjaan-pekerdjaan di, Efesus. Ia rupanja kurang bersemangat untuk berdjuang, segan-segan berbitjara dan takut-takut terhadap pengadjar-pengadjar palsu, bimbang-bimbang dan kurang tegas dalam bertindak. Memang tubuhnja lemah dan banjak sakit. Paulus mengingatkannja akan rahmat Tuhan jang memberi pengertian dan memperkuat, akan penderitaan-penderitaan dan kurban Kristus bagi penielamatan dunia, dan djuga akan pendirian dan sikap serta semangat berkurban dirinja sendiri, sebagai pengikut dan pedjuang Kristus.
Achirnja Paulus minta supaja Timoteus selekas mungkin datang ke Roma, dan memberitakan bahwa ia telah menentukan wakil-wakilnja untuk beberapa wilajah: Tichikus sebagai pengganti Timoteus untuk Efesus, Krescens ke Galatia, Titus ke Dalmatia, dan menurut Tit. 3:12 Artemas untuk Kreta.
TFTWMS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SERUAN UNTUK BERJAGA-JAGA PADA HARI-HARI TERAKHIR (2 TIMOTIUS 3)
"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar … henda...
SERUAN UNTUK BERJAGA-JAGA PADA HARI-HARI TERAKHIR (2 TIMOTIUS 3)
"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar … hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu" (2Timotius 3:1, 14).
Surat Paulus yang kedua kepada Timotius, anak-nya dalam iman, dimulai dengan seruan kepada Timotius untuk bertekun bahkan pada saat-saat pencobaan (pasal 1). "Prajurit tua" ini mendesak Timotius untuk membagi pengajaran yang sudah ia terima dengan guru-guru yang setia dan mengikuti pedoman yang Paulus contohkan (pasal 2). Paulus selanjutnya memperingatkan Timotius untuk berjaga-jaga terhadap orang-orang yang jahat (3:1-9) dan menjaga dirinya dengan teladan Paulus, pelatihannya sendiri yang baik, dan Kitab Suci (3:10-17).
TFTWMS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) 2 TIMOTIUS 3:1-9
"WASPADALAH TERHADAP KEMURTADAN"
Masa yang sukar adalah fokus dalam 2 Timotius 3. "Pada hari-hari terakhir," ka...
2 TIMOTIUS 3:1-9
"WASPADALAH TERHADAP KEMURTADAN"
Masa yang sukar adalah fokus dalam 2 Timotius 3. "Pada hari-hari terakhir," kata Paulus, "… akan datang masa yang sukar" (3:1). Untuk bersiap menghadapi masa yang sulit itu, Timotius perlu mengetahui beberapa hal. Itulah penekanan dalam 3:1-9. Ia juga perlu melakukan beberapa hal. Itulah maksud utama dalam 3:10-17.
TFTWMS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) RINGKASAN (2 TIMOTIUS 3)
Ronald Ward memberi ringkasan yang tepat untuk pasal ini:
Kitab Suci adalah terilham dan bermanfaat, sehingga manusia kepun...
RINGKASAN (2 TIMOTIUS 3)
Ronald Ward memberi ringkasan yang tepat untuk pasal ini:
Kitab Suci adalah terilham dan bermanfaat, sehingga manusia kepunyaan Allah, siapapun dia di dalam contoh apa saja yang diketengahkan, bisa menjadi lengkap. Prinsip ini berlaku bagi Timotius dan bagi setiap manusia kepunyaan Allah lainnya. Dari kata lengkap ini janganlah kita simpulkan untuk kesempurnaan pribadinya sendiri melainkan bahwa ia tidak perlu kekurangan kecakapan khusus apa saja untuk tugas pelayanan. Tujuannya adalah supaya ia bisa beradaptasi dengan tugas yang diletakkan di hadapan dia. Ia tidak akan merasa asing di antara filsafat dan persoalan keagamaan jika ia sendiri sudah mendalami Kitab Suci. Demikianlah ia akan diperlengkapi; ia akan bisa menetapkan "keputusan." Ia bukan hanya akan siap (lihat 2:21) tetapi juga sanggup.41
Jika pasal 3 ini meninggalkan manusia kepunyaan Allah dalam keadaan lengkap, maka pasal 4 akan menugaskan setiap prajurit salib untuk menghadapi tantangan yang sangat besar sekali!
TFTWMS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) Kepedulian Paulus Terhadap Kemurtadan (2 Timotius 3:1-5)
Seperti 1 Timotius 4:1-5, maksud 2 Timotius 3:1-5 adalah ramalan tentang kemurtadan yang wak...
Kepedulian Paulus Terhadap Kemurtadan (2 Timotius 3:1-5)
Seperti 1 Timotius 4:1-5, maksud 2 Timotius 3:1-5 adalah ramalan tentang kemurtadan yang waktu itu sedang datang. Sementara 1 Timotius 4:1-5 meramalkan kemurtadan doktrin, kepedulian 2 Timotius 3:1-5 adalah kemurtadan moral.
TFTWMS: 2 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Sukar (Yun.: chalepos)-"sulit dikerjakan, diambil … berat ditanggung, menyusahkan, bahaya … 2Tim. 3:1, keras, ganas, buas...
Catatan Akhir:
- 1 Sukar (Yun.: chalepos)-"sulit dikerjakan, diambil … berat ditanggung, menyusahkan, bahaya … 2Tim. 3:1, keras, ganas, buas … Mat. 8:28" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprinted., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 664).
- 2 Mengetahui (Yun.: ginoske)-"mengerti, merasa … mengetahui dengan pasti … menunjukkan kepengertian yang berbeda-beda atas kesan eksternal, pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman pribadi" (Thayer 117-18).
- 3 Thayer, 69.
- 4 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies, vol. 2, Pastoral Epistles (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1952), 145.
- 5 Menyelundup (Yun.: enduno)-"[secara harfiah,] menggangsir jalan mereka ke dalam rumah, 2Tim. 3:6" (Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 2d ed., rev. William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich [Chicago: University of Chicago Press,1957], 263);"… membungkus, menyembunyikan, … mengenakan … bergerak pelan-pelan ke dalam, melibatkan seseorang ke dalam; memasuki" (Thayer, 214).
- 6 Menjerat(Yun.:aichmalotizo)-membawa kepada penawanan … dikendalikan … menawan pikiran seseorang … 2Tim. 3:6" (Thayer, 18).
- 7 Perempuan-perempuan lemah (Yun.: gunaikarion)-"seorang perempuan lemah yang bodoh, yang hina 2Tim. 3:6" (Edward Robinson, A Greek & English Lexicon of the New Testament [New York: Harper & Brothers, 1863], 154); "… perempuan kecil, namun [dengan konotasi yang menghina], perempuan yang bermalas-malasan, bodoh" (Arndt and Gingrich, 167).
- 8 Sarat (Yun.: sesoreumena)-"menimbun … 2Tim. 3:6, dimuati, dibebani" (Robinson, 705); "menumpuk … memenuhi (suatu tempat) dengan … kaum perempuan yang bodoh, yang dikuasai oleh dosa-dosa mereka" (Arndt and Gingrich, 808).
- 9 Berbagai-bagai nafsu (Yun.: epithumai)-"keinginan yang sungguh-sungguh, keinginan … keinginan yang tidak menentu dan banyak sekali … hasrat, nafsu … Kol. 3:5 … memuaskan hasrat kedagingan, 1Tim. 6:9; 2Tim. 3:6; 4:3; Tit. 3:3; Yakobus. 1:14, 15 … pelbagai keinginan yang tertuju kepada benda-benda yang sensual, seperti pelbagai kenikmatan, keuntungan, kehormatan … pelbagai nafsu yang menipu, Efe. 4:22 … nafsu masa muda, 2Tim. 22 .… Dibicarakan sebagai keinginan yang tidak murni, kemesuman, Rom. 1:24; 1Tes. 4:5" (Robinson, 279).
- 10 Bobrok (Yun.: kataphtheiro)-"merusak, secara penuh, mengorupsi … menghancurkan … merusak … 2Tim. 3:8 … membinasakan …, 2Petrus. 2:12" (Robinson, 390).
- 11 Ditolak (Yun.: adokimos)-"tidak disetujui, ditolak, … Patut menerima hukuman, bajingan, Rom. 1:28; 2Tim. 3:8 … dilarang … tidak berharga … sampah" (Robinson, 14); "… tidak tahan uji … tidak menunjukkan dirinya seperti seharusnya … 1Kor. 9:27; 2Kor. 13:5-7 … tidak cocok untuk sesuatu … Tit. 1:16" (Thayer, 12).
- 12 Istilah Yunani untuk "ikut," parakoloutheo, artinya "menemani di samping, mengikuti dengan dekat … meneliti," dan "menyesuaikan diri terhadap .…" (Robinson, 550).
- 13 Cara hidup (Yun.: alole)- "yang paling penting … memimpin, pelatihan, pendidikan, disiplin … kehidupan yang dipimpin, sikap, atau jalan kehidupan … 2Tim. 3:10" (Thayer, 10).
- 14 Maksud (Yun.: prothesis )-suatu "penggambaran, pemberitahuan, presentasi … rencana, maksud, tekad, kehendak … 2Tim. 3:10 … cara berpikir … maksud hati … Kisah 11:23 … tentang maksud Ilahi … mereka yang dipanggil sesuai dengan maksud-Nya, Rom. 8:28 … menurut maksud kekal, Efe. 3:11" (Arndt and Gingrich, 713).
- 15 Kesabaran (Yun.: makrothumia)- "daya tahan, ketetapan, keteguhan, ketekunan; … terlihat dalam memikul pelbagai kesulitan dan penyakit … Kol. 1:11; 2Tim. 3:10; Ibrani. 6:12; Yakobus. 5:10 .…" (Thayer, 387).
- 16 Kasih (Yun.: agape)-"… kasih sayang, niat baik, … kebajikan … pelayanan untuk kesusahan, kerja keras, berawal dari kasih; 1Tes. 1:3 … kasih yang mencakup kebenaran, 2Tes. 2:10" (Thayer, 4).
- 17 Ketekunan (Yun.: hupomone)-memiliki "keteguhan, ketetapan, daya tahan … dalam P. B. mengenai sifat seseorang yang teguh terhadap maksudnya yang disadari dan loyalitasnya terhadap iman dan kesalehan bahkan dihadapan pelbagai pencobaan dan penderitaan yang sangat berat: Luk. 8:15; 21:19; Rom. 5:3…2Tes. 1:4; 1Tim. 6:11; 2Tim. 3:10; Tit. 2:2" (Thayer, 644).
- 18 Penderitaan (Yun.: pathema)-"kesialan, mala petaka, penderitaan yang jahat … Rom. 8:18; 2Kor. 1:6…; Kol. 1:24; 2Tim. 3:11; Ibrani. 2:10; 10:32.…" (Thayer, 472).
- 19 Menanggung (Yun.: hupophero)-"di bawah beban, … bertahan di bawah, mendukung, menopang; … 1Kor. 10:13 … 2Tim. 3:11 … 1Petrus. 2:19" (Robinson, 752).
- 20 Melepaskan (Yun.: errusato)-Tuhan menanggung ke atas diri-Nya sendiri pembebasan Paulus. Sesungguhnya, Tuhan menjaga milik-Nya sendiri (1Korintus 10:13; 2Timotius 4:16-18). Cara Tuhan melakukan hal ini adalah untuk membebaskan kita, "menarik atau merenggut seseorang, dari bahaya … menyelamatkan … 2Petrus. 2:7 … Rom. 11:26 … 5:31; 1Tes. 1:10 … 2Tim. 4:18 … Kol. 1:13; 2Tim. 3:11" (Robinson, 650).
- 21 Hidup (Yun.: zao)-"menjadi hidup … dalam pengertian hidup dan mekar, 2Kor. 6:9; 1Tes. 3:8 … dipulihkan … aktif, diberkati, tanpa akhir dalam kerajaan Allah … mencurahkan, mengabdikan, kehidupan untuk seseorang; hidup sedemikian sehingga kehidupan menghasilkan manfaat bagi seseorang atau bagi kepentingannya …, 20:38; Rom. 6:10 …; Gal. 2:19 … 2Kor. 5:15 … 1Petrus. 2:24" (Thayer, 269-70).
- 22 Orang jahat (Yun.: poneros )-menjadi "penuh dengan pekerjaan … kesusahan … ditekan dan diganggu oleh pekerjaan … gangguan, bahaya. Efe. 5:16; 6:13 … mengenai sifat buruk dari suatu keadaan … dalam pengertian fisik … tidak sehat atau buta, Mat. 6:23; Luk. 9:34 … dalam pengertian etika, jahat, busuk, buruk … Mat. 7:11; 12:34 … 2Tim. 3:13 … tentang setan …Mat. 5:37; 6:13; 12:19, 38 … 1Yoh. 2:13 …; 3:12" (Thayer, 530-31).
- 23 Penipu (Yun.: goes)-seorang "tukang sihir, pemain sulap … penipu, curang … 2Tim. 3:13" (Arndt and Gingrich, 163-64); "… penggerutu, pembuat kesalahan … pemikat … seorang pembohong, penipu" (Thayer, 120).
- 24 Akan bertambah jahat (Yun.: prokopto)-"… menggerakkan atau mendorong ke depan, … Membuat kemajuan … kemajuan, meningkat … lebih jauh, 2Tim. 2:16; 3:9 … dipakai lebih jauh, Rom. 13:12" (Robinson, 621); "… pergi jauh … berlanjut dari buruk menjadi bertambah buruk, 2Tim. 3:13" (Arndt and Gingrich, 714-15).
- 25 Menyesatkan (Yun.: plano)-"menyasarkan, menyimpang … membuat seseorang menyimpang dari jalan yang benar … Ul. 6:1 … disesatkan … ke sana ke mari … diperdaya" (Arndt and Gingrich, 671); "… menyebabkan berbuat salah … membentuk penilaian yang salah … Mat. 24:4, 5, 11, 24 … membujuk … Yoh. 7:12 … Wahyu. 20:8, 10" (Robinson, 586).
- 26 Tetap (Yun.: mene)-Bentuk present tense artinya Timotius harus tetap meneruskan jalannya yang sekarang (hal-hal yang sudah ia pelajari), dan bentuk imperative artinya Timotius harus tetap berada di jalan itu atau harus "tinggal" (Yun.: meno)-"… menetap, tetap … tetap milik seseorang, yaitu dalam kuasanya, Kisah 5:4 … 1Kor. 7:11 … 2Tim 2:13 … melanjutkan, bertahan; 1Kor. 15:6 bertahan selama-lamanya, menjadi abadi … 1Kor. 13:13 … Ibrani. 13:1 … tetap teguh, bertekun … Yoh. 8:31" (Robinson, 452-53).
- 27 Yakini (Yun.: epistothes)-Bentuk passive menunjukkan bahwa Timotius memiliki pertolongan dari luar yang dibawa kepada dia dan yang sekarang telah ia terima! Seberapa baik ia menerimanya diperlihatkan dalam sifat kata "dijamin." Kata akar pistoo artinya "membuat setia, dapat dipercaya … di tengah-tengah … mengikat diri sendiri … dijamin tentang, percaya, 2Tim. 3:14" (Robinson, 586); "… membuat teguh, mendirikan, 1Taw. 17:14 … diyakinkan dengan teguh tentang" (Thayer, 514).
- 28 Mengenal (Yun.: oida)- "mengenal seseorang … (secara akrab) menjadi terbiasa dengan, memiliki suatu hubungan (yang akrab) dengan … 2Kor. 5:16 … mengenal Allah, yaitu bukan hanya secara teori tentang keberadaan-Nya, melainkan memiliki hubungan yang positif dengan Dia … 2Tes. 1:8; Tit. 1:16 … mengetahui atau mengerti kenapa … Anda mengerti cara menerjemahkan … Fil. 4:12; 1Tes. 4:4 … Efe. 1:18 … Khususnya tentang kemampuan Yesus dalam mengetahui pikiran manusia … Mat. 12:25…Mrk. 12:15" (Arndt and Gingrich, 558-59); "Eido … menanggapi dengan panca indera ... merenungkan ... meneliti … mengalami … sudah memahami … mengetahui bagaimana, yaitu menjadi bisa … mengetahui dan menyetujui … merawat, ikut berminat dalam, 1Tes. 5:12 Ams. 27:23 Gal. 4:8" (Robinson, 208-10).
- 29 Suci (Yun.: ieros)-"disisihkan untuk Allah … diberikan kepada Allah … 2Tim. 3:15 ... Kitab Suci ... benda-benda yang suci ... 1Kor. 9:13" (Robinson, 346); "…Kitab Suci yang disakralkan, sebab diilhami oleh Allah, memperlakukan benda-benda ilahi dan oleh sebab itu benda-benda itu dihormati dengan tulus hati" (Thayer, 299).
- 30 Hikmat (Yun.: sophizo)-"membuat bijak, mengajar, memiliki pengertian … berpikir secara cerdik atau licik" (Thayer, 582); "… membuat mahir, ahli … mencerahkan, dalam hal benda-benda ilahi … 2Tim. 3:15 … berpikir secara mahir, dan secara licik" (Robinson, 670).
- 31 Keselamatan (Yun.: sozo)-"menjauhkan dari kerusakan, melindungi, menyelamatkan … dibawa ke luar dengan selamat … dipulihkan menjadi sehat, sehat, berkembang, makmur … selamat atau dijaga dari kematian kekal, 1Kor. 1:21; 2Tim. 1:9; Tit. 3:5 … 1Tim. 1:15; 2Tim. 4:18 … Mat. 1:21" (Arndt and Gingrich, 805-6).
- 32 L. O. Sanderson, "The Precious Book Divine." Copyright, 1963, Renewal. Leon B. Sanderson, Owner. Digunakan dengan izin.
- 33 Diilhamkan oleh Allah (Yun.: theopneustos)-"… Allah mengilhamkan, dihembuskan oleh Allah, 2Tim. 3:16" (Robinson, 333).
- 34 Bermanfaat (Yun.: ophelimos)-"… membantu … berguna … 1Tim. 4:8 … 2Tim. 3:16 … Tit. 3:8" (Robinson, 803).
- 35 Menyatakan kesalahan (Yun.: elegmos)-"penghukuman orang berdosa (Bilangan. 5:18 dst.), juga teguran … dan hukuman … 2Tim. 3:16" (Arndt and Gingrich, 248).
- 36 Memperbaiki (Yun.: epanorthosis)-"dibuat tegak lagi … pemulihan … Tentang hati dan kehidupan, reformasi, perbaikan, 2Tim. 3:16" (Robinson, 267).
- 37 Mendidik (Yun.: paideia)-"Melatih seorang anak … pendidikan, disiplin, instruksi, sebagai tergantung pada pendidikan, nasihat, upah, hukuman … pelatihan yang sedemikian rupa seperti yang direstui dan diminta oleh Tuhan, 2Tim. 3:16" (Robinson, 539).
- 38 Kebenaran (Yun.: dikaiosune)-"melakukan atau menjadi apa yang adil dan benar … keadilan, kejujuran, tidak memihak … tentang karakter … menjadi benar seperti seharusnya … kejujuran … apa … yang patut, cocok … Efe. 5:9; 1Tim. 6:11; 2Tim. 2:22 … diperlihatkan dalam kebaikan hati, kemurahan hati, hadiah, 2Kor. 9:9, 10 … dimana kondisi hati terhadap Allah adalah benar, kesalehan terhadap Allah … Rom. 6:16, 18 … kebenaran tentang (dari) Allah, yang adalah tentang (melalui) iman kepada Kristus … Fil. 3:9 … 1Kor. 1:30" (Robinson, 184).
- 39 Lengkap (Yun.: artios)-menjadi "sempurna dalam jenisnya; jadi tentang guru agama yang harus tidak menghendaki apa-apa" (Robinson, 96); "… mampu, cakap = mampu memenuhi segala tuntutan" (Arndt and Gingrich, 110).
- 40 Diperlengkapi (Yun.: exertismenos)-"komplit secara penuh, menuntaskan … melengkapi secara keseluruhan" (Robinson, 259). Bentuk passive membuktikan kata ini bukan sesuatu yang kita lakukan sendiri, tetapi sesuatu tentang penyerahan kepada Allah dan Firman-Nya sehingga mereka bisa memampukan kita untuk melangkah melebihi kemampuan diri kita sendiri (lihat 2Korintus 8:1-7, khususnya ay. 3; juga Roma 12:2 dimana kata "berubahlah" adalah dalam bentuk passive juga). Allah tidak "menahan sebagian perlengkapan" kita 41Ronald A. Ward, Commentary of 2 and 2 Timothy & Titus (Waco, Tex.: Word Books, 1974), 201.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 2 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick W...
Catatan Akhir:
- 1 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 1075-76.
- 2 Diadaptasi dari Ronald A. Ward, Commentary on 1 & 2 Timotius & Titus (Waco, Tex.: Word Books, 1974), 186.
- 3 David Lipscomb and J. W. Shepherd, A Commentary on the New Testament Epistles, vol. 5 (Nashville: Gospel Advocate Co., 1942), 226.
- 4 Beberapa orang menulis bahwa "masa-masa" (dari bentuk jamak kairo֧, kairos) dapat diterjemahkan "musim-musim" dan menyimpulkan bahwa Paulus sedang mengatakan hari-hari yang buruk akan datang dan pergi. Memang benar bahwa situasi kadang-kadang tampaknya memburuk dan itu bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya; namun, untuk praktisnya, "masa-masa yang sukar" telah datang untuk menetap.
- 5 H. C. G. Moule, Studies in II Timotius, Kregel Popular Commentary Series (Grand Rapids, Mich.: Kregel Publications, 1977), 105.
- 6 Wayne Jackson, Before I Die: Paul's Letters to Timotius and Titus (Stockton, Calif.: Christian Courier Publications, 2007), 254.
- 7 "Manusia" adalah dari istilah umum a¡nqrwpoß (anthropos), yang mencakup setiap orang, baik laki-laki dan perempuan.
- 8 Walter L. Liefeld, 1 & 2 Timotius, Titus, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1999), 270.
- 9 Philia juga ditemukan dalam kata majemuk Yunani yang diterjemahkan "pembenci kebaikan" (3:3).
- 10 Jenis-jenis kasih dibahas panjang lebar dalam David L. Roper, Getting Serious About Love (Searcy, Ark.: Resource Publications, 1992), 20-22.
- 11 "Kasih" dalam Matius 22:39 adalah kata kerja ajgapa÷w (agapao). Bentuk kata benda terkait, ajga÷ph (agape), muncul dalam 1 Timotius 1:5.
- 12 Orang-orang Farisi adalah contoh untuk para pencinta uang (Luk. 16:14).
- 13 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 71.
- 14 William Barclay, The Letters to Timotius, Titus, and Philemon, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 185.
- 15 Bauer, 41.
- 16 Joseph Henry Thayer, Greek -English Lexicon of the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1962), 25.
- 17 Vine, Unger, and White, 495.
- 18 Terjemahan yang sama digunakan dalam 1 Timotius 1:13.
- 19 Vine, Unger, and White, 173.
- 20 Bruce B. Barton, David R. Veerman, and Neil Wilson, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1993), 205.
- 21 Mike Hixson, "Perilous Times Shall Come (II Tim. 3:1)," Spiritual Sword 44, no. 3 (April 2013): 17.
- 22 William Shakespeare King Lear I.4.
- 23 Barclay, 187.
- 24 Anosios diterjemahkan juga "orang duniawi" dalam 1 Timotius 1:9, yang menunjukkan perlawanan kepada Allah atau kepada apa hal yang sakral.
- 25 John R. W. Stott, Guard the Gospel: The Message of 2 Timotius, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1973), 85.
- 26 Roper, 19.
- 27 Vine, Unger, and White, 320.
- 28 Bauer, 144.
- 29 Diabolos adalah kata yang diterjemahkan "gosip yang jahat" dalam 1 Timotius 3:11.
- 30 Vine, Unger, and White, 322, 559.
- 31 Liefeld, 270.
- 32 Vine, Unger, and White, 234; Bauer, 79.
- 33 Barclay, 190.
- 34 Vine, Unger, and White, 163.
- 35 Dalam Alkitab NASB, Titus 1:8 menerjemahkan satu bentuk fila÷gaqoß sebagai "mencintai apa yang baik."
- 36 Vine, Unger, and White, 64.
- 37 Bauer, 867.
- 38 Vine, Unger, and White, 295.
- 39 Donald Guthrie, The Pastoral Epistles, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1990), 169.
- 40 Bauer, 873.
- 41 Suatu bentuk tuphoō digunakan untuk menggambarkan pemikiran sombong yang suram dalam 1 Timotius 3:6.
- 42 Vine, Unger, and White, 383.
- 43 Ibid., 251.
- 44 Bauer, 660.
- 45 Ibid., 412. Orang Kristen harus menunjukkan kekudusan dan sikap hormat seraya ia hidup "dalam segala kesalehan dan kehormatan" (1 Tim. 2:2). Beberapa orang mencoba untuk taat hanya dalam tampilan sebagai sarana untuk memperoleh sesuatu (lihat 1 Tim. 6:5).
- 46 Liefeld, 271.
- 47 Beberapa orang percaya bahwa 3:5 tidak sedang bicara tentang orang-orang yang mengaku sebagai orang Kristen, tetapi haruslah diingat bahwa guru-guru palsu dalam gereja di Efesus adalah yang paling penting dalam pikiran Paulus.
- 48 J. Glenn Gould, "I and II Timotius, Titus," in Beacon Bible Commentary, vol. 9 (Kansas City, Mo.: Beacon Hill Press, 1965), 648.
- 49 Dayton Keesee, "An Appeal to Be on Guard in the Last Days (2 Timotius 3)," Truth for Today 18 (June 1997): 4.
- 50 "Menyangkal" ( ajrne÷omai, arneomai) adalah memungkiri (lihat 2:12).
- 51 Bauer, 124.
- 52 Lipscomb and Shepherd, 230; Barton, Veerman, and Wilson, 208; Guthrie, 170.
- 53 Vine, Unger, and White, 138.
- 54 Bauer, 333.
- 55 Ward, 189.
- 56 Kaum perempuan sudah membuat banyak kontribusi penting bagi kepentingan Kristus dalam abad pertama (lihat 1 Tim. 2:9-15; 3:11; 5:3-16; Tit. 2:3-5).
- 57 Vine, Unger, and White, 88.
- 58 Bauer, 31.
- 59 Vine, Unger, and White, 295.
- 60 Bauer, 985.
- 61 "Hawa nafsu" (epithumia) orang muda disebutkan dalam 2:22. "Hawa nafsu" atau "keinginan hati" dalam 2 Timotius 2 dan 3 tidak secara otomatis bersifat seksual, tetapi boleh jadi memang seperti itu.
- 62 Mengenai ungkapan "pengetahuan kebenaran," lihat komentar atas 1 Tim. 2:4.
- 63 R. C. H. Lenski, The Interpretation of St. Paul's Epistles to the Colossians, to the Thessalonians, to Timotius, to Titus and to Philemon (N.p.: Lutheran Book Concern, 1937; reprint, Columbus, Ohio: Wartburg Press, 1946), 828.
- 64 Damascus Document 5.17-19.
- 65 Targum of Pseudo-Jonathan tentang Kel. 7:11.
- 66 Carl Edwin Armerding mencap cerita Yahudi tentang Yanes dan Yambres "legenda membingungkan." Ia mengutip berbagai sumber kuno di mana legenda-legenda ini dapat ditemukan. (Carl Edwin Armerding, "Jannes and Jambres," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982], 2:966.) Penggalan-penggalan dari "Kitab Yanes dan Yambres" juga telah ditemukan. (James H. Charlesworth, ed., The Old Testament Pseudipigrapha [New York: Doubleday, 1985], 2:437-42.)
- 67 Pernah juga ada pendapat bahwa Paulus menggunakan ilustrasi dua penyihir itu karena guru-guru palsu mengaku sebagai pelaku sihir. Karena Efesus adalah pusat okultisme dunia (lihat Kisah 19:19), pendapat itu mungkin saja benar.
- 68 Vine, Unger, and White, 130; Bauer, 529.
- 69 Satu bentuk adokimos adalah kata yang diterjemahkan "tidak berguna" dalam Titus 1:16 (NASB).
- 70 Dalam 2 Timotius 2:16, "menimbulkan" ("karena hal itu akan menimbulkan kefasikan yang lebih jauh") diterjemahkan dari bentuk prokoptō.
- 71 Vine, Unger, and White, 245; Bauer, 84.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Timotius sebagian besar berisi nasihat-nasihat
pribadi kepada Timot
SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Timotius sebagian besar berisi nasihat-nasihat pribadi kepada Timotius sebagai teman sekerja dan pembantu yang masih muda.
- 2Inti nasihatnya ialah supaya Timotius tabah. Ia dinasihati dan didorong supaya
terus setia menyebarkan berita tentang Tuhan Yesus Kristus serta berpegang pada Perjanjian Lama dan ajaran tentang Kabar Baik dari Allah; juga supaya Timotius tetap bertugas sebagai guru dan pemberita Kabar Baik dari Allah, sekalipun menghadapi penderitaan dan pertentangan.
Timotius khusus diperingatkan supaya tidak turut campur dalam perdebatan-perdebatan yang bodoh dan tak bernilai. Perdebatan-perdebatan seperti itu tidak menghasilkan apa-apa, kecuali merusak pikiran orang yang mendengarnya.
Terhadap semuanya itu Timotius diingatkan supaya mengambil contoh dari kehidupan Paulus -- yaitu kepercayaannya kepada Kristus, kesabarannya, kasihnya, ketabahannya dan penderitaan yang dialaminya dalam penganiayaan.
Isi
- Pendahuluan
2Tim 1:1-2 - Pujian dan dorongan
2Tim 1:3-2:13 - Nasihat dan peringatan
2Tim 2:14-4:5 - Keterangan tentang keadaan Paulus
2Tim 4:6-18 - Penutup
2Tim 4:19-22
Ajaran: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Sama seperti I Timotius.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 65-67 sesudah Masehi.
Penerima : Lihat I Timotius
Tujuan
Sama seperti I Timotius.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 65-67 sesudah Masehi.
Penerima : Lihat I Timotius 07139.
Isi Kitab: Kitab II Timotius ini terbagi atas 4 pasal. Di dalamnya dapat kita lihat tuntutan hidup bagi seorang hamba Tuhan, agar melakukan dan menuruti panggilannya sebagai seorang hamba Yesus Kristus.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Timotius
Pasal 1-2 (2Tim 1:1-2:13).
Pengajaran atau tantangan terhadap seorang hamba Tuhan untuk tetap setia melaksanakan panggilan-Nya
Dalam bagian ini, seorang hamba Tuhan ditantang untuk melakukan panggilannya, yaitu dengan setia melayani walaupun berada di dalam penderitaan. Dan memberikan pengajaran terhadap orang lain.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Tim 1:3-18. _Tanyakan_: Apakah sebabnya Rasul Paulus mengucap syukur bila mengingat Timotius? (lihat ayat 3-5; 2Tim 1:3-5).
- Bacalah pasal 2Tim 1:7,11-13. _Tanyakan_: Roh apakah yang ada di dalam orang Kristen? Mengapakah Rasul Paulus harus mengalami penderitaan?
- Bacalah pasal 2Tim 2:1-3. _Tanyakan_: Apakah yang diperintahkan kepada Timotius? Dan apakah saudara sudah melakukan hal yang sama?
Pasal 2-3 (2Tim 2:14-3:9).
Pengajaran tentang guru-guru palsu dan orang-orang pada akhir zaman
Dalam bagian ini, dijelaskan cara-cara seorang hamba Tuhan untuk mempertahankan pengajaran Firman Allah dengan benar, yaitu dengan hidup yang sesuai dengan Firman Allah. Dan bagaimana perbuatan dari orang-orang yang hidup di akhir zaman.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Tim 2:13-26. _Tanyakan_: Apakah yang perlu diusahakan dari seorang hamba Tuhan menurut ayat 15 (2Tim 2:15) dan apakah saudara sudah melakukan hal yang sama? Apakah yang harus ditinggalkan oleh orang yang menyebut nama Tuhan? (lihat ayat 19; 2Tim 2:19).
- Bacalah pasal 2Tim 3:1-9. _Tanyakan_: Sebutkanlah sifat-sifat dan cara-cara kehidupan dari orang-orang yang hidup di akhir zaman.
Pasal 3 (2Tim 3:10-17).
Pengajaran tentang perlengkapan seorang hamba Tuhan dan kegunaan dari Firman Allah
Dalam bagian ini, dijelaskan apa yang harus dilakukan atau yang menjadi pegangan seorang hamba Tuhan, dan apa kegunaan atau kekuasaan dari Firman Allah.
Pendalaman
Bacalah pasal 2Tim 3:10-17. _Tanyakan_:
(1) Apakah yang sudah diteladani oleh Timotius dari kehidupan Rasul Paulus? (lihat ayat 10; 2Tim 3:10). (2) Apakah yang akan dialami oleh setiap orang yang beribadah kepada Yesus Kristus? (lihat ayat 12; 2Tim 3:12). (3) Kepada apakah Timotius harus tetap berpegang? Apakah saudara melakukan hal yang sama? (lihat ayat 14; 2Tim 3:14). (4) Apakah manfaat dari Firman Allah yang disebutkan dalam ayat 15-17? (2Tim 3:15-17) (5) Untuk apakah Allah memperlengkapi orang-orang Kristen?
II. Kesimpulan
Dalam kitab II Timotius dengan jelas diajarkan arti panggilan seorang hamba Tuhan. Dan bagaimana ia harus melaksanakan tugas panggilannya itu, serta penjelasan tentang perlengkapan dalam menunaikan tugas panggilan menjadi hamba Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab II Timotius?
- Sebutkanlah manfaat daripada Firman Allah!
Intisari: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) Pesan terakhir yang terkenal!
BAGAIMANA SURAT INI DITULIS.Setelah menulis suratnya pertama kepada Timotius, Paulus meninggalkan Korintus dan bersama
Pesan terakhir yang terkenal!
BAGAIMANA SURAT INI DITULIS.
Setelah menulis suratnya pertama kepada Timotius, Paulus meninggalkan Korintus dan bersama Titus berlayar menuju Kreta, di sana ia meninggalkan Titus untuk mengurus gereja setempat. Rasul Paulus bermaksud untuk menghabiskan masa musim dingin di Nikopolis, tetapi ketika berada di sana rupanya ia mengadakan kunjungan singkat ke Troas. Di Troas ia ditangkap dan dibawa ke Roma. Sementara menunggu di penjara Roma, ia memiliki keyakinan bahwa saat kepergiannya sudah dekat, Paulus menulis suratnya yang kedua kepada anak rohani yang dikasihinya. Penangkapan itu terjadi tiba-tiba, ia tidak sempat mengambil kitab-kitab dan perkamen, harta yang amat berharga baginya (2Ti 4:13), bahkan juga jubahnya. Sebelum ia dipenjarakan di Roma, ia masih dapat menikmati sedikit kebebasan, yaitu sahabat-sahabatnya masih bebas mengunjunginya (Kis 28:23, 30), tetapi sekarang keadaannya jauh berbeda.
SANG RASUL SEORANG DIRI.
Ia seorang diri.(2Ti 4:10-12) dan sedang menantikan saat hukuman mati. Ia sudah pernah sekali menghadap Kaisar Nero, tetapi kasusnya ditunda (2Ti 4:16, 17). Ia berharap untuk menghadap kaisar lagi pada musim dingin, oleh karena itu ia menulis kepada Timotius dan mendesaknya untuk datang dan membawa Markus bersamanya, dan juga beberapa barangnya yang tertinggal. Surat ini merupakan surat Paulus yang terakhir dan sifatnya sangat pribadi, sekalipun menghadapi saat kematiannya, ia masih memikirkan kesejahteraan orang lain. Dalam surat ini terdapat 23 nama orang.
Pesan dan Penerapan
1. Ingatlah Yesus Kristus (2Ti 2:8).
Paulus yang kemungkinan besar akan mati sebagai martir menasihati Timotius untuk 'ingat kepada Yesus Kristus', karena ia sendiri dikuatkan dengan cara ini. Ia tidak pernah melupakan bahwa pertama-tama sekali ia adalah seorang 'rasul Yesus Kristus' (2Ti 1:1). Ia tidak merasa malu untuk menyaksikan imannya kepada Kristus (2Ti 1:8). Ia yakin bahwa Yesus akan memeliharanya sampai pada hari Tuhan (2Ti 1:12). Kristus, bagi Paulus, adalah teladan yang harus diikuti, terutama dalam penderitaan. Kedatangan Kristus kembali yang penuh kemuliaan merupakan tujuan utama yang dinanti-nantikannya.
2. Hindarilah pertengkaran yang sia-sia (2Ti 2:23).
Ajaran sesat sedang merajalela ketika Paulus menulis surat ini. Ada orang yang suka pertengkaran dan pasti membuang waktu berjam-jam untuk mendiskusikan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang seperti itu berpengaruh buruk pada gereja (2Ti 2:18). Seperti ditandaskan oleh Paulus, ada dua dasar yang kuat, dua fakta yang melebihi apa yang dipertengkarkan -'Tuhan - dan hanya Ia saja - mengenal siapa kepunyaan-Nya' dan apabila kita adalah milik-Nya, kita harus 'meninggalkan kejahatan' (2Ti 2:19). Penting bagi kita untuk tidak terperangkap dalam diskusi-diskusi yang panjang tentang masalah-masalah seperti penafsiran nubuatan, predestinasi dan kehendak bebas.
3. Peliharalah iman (2Ti 4:7).
Paulus menghargai berita Injil sebagai suatu titipan yang suci yang telah dipercayakan kepadanya dan yang harus dengan hati-hati disampaikan kepada orang lain dengan tidak bercela. Kebenaran adalah sesuatu yang harus dipelihara (2Ti 1:14), khususnya sehubungan dengan banyaknya ajaran sesat. Pelayan Kristen diberi Allah tanggung jawab untuk menyampaikan berita Injil kepada orang lain yang juga cakap mengajar orang lain (2Ti 2:2). Guru Kristen yang efisien telah belajar bagaimana memberitakan kebenaran dengan benar (2Ti 2:15). Tidak ada penghiburan yang lebih besar pada hari Tuhan daripada mengetahui bahwa Anda telah 'memelihara iman' (2Ti 4:7).
Tema-tema Kunci
1. Penderitaan (2Ti 1:8, 12; 2:9; 3:11).
Pada saat surat ini ditulis, penulisnya sedang menderita karena imannya dalam sebuah penjara di Roma. Timotius, anak rohaninya, harus dipersiapkan bila perlu mengalami penderitaan yang sama (2Ti 1:8). Penderitaan itu tidak selalu bersifat fisik, tetapi mungkin dapat berupa kekecewaan dan kesepian. Teman-teman yang terdahulu seperti Figelus dan Hermogenes telah meninggalkan Paulus (2Ti 1:15). Demas adalah salah seorang teman lainnya yang kepergiannya membuat Rasul Paulus menderita (2Ti 4:10). Pikirkan penderitaan yang dialami dalam kehidupan seorang Kristen. Tuhan kita sendiri telah menjelaskan bahwa jalannya tidaklah mudah. Petrus juga menjelaskan bahwa menderita sebagai seorang Kristen bukanlah haI yang memalukan (1Pe 4:16). Bukankah benar bahwa sebagian orang Kristen yang terbaik adalah mereka yang telah menderita karena iman mereka?
2. Pelayanan (2Ti 2:2-6, 15, 20-21).
Jelaslah bahwa empat kata yang menggambarkan pekerja-pekerja Kristen dalam pasal 2 memperlihatkan pekerjaan yang melibatkan kegiatan yang menguras tenaga. Lebih dari itu, dalam ilustrasi tentang bejana, tekanannya bukan pada kesediaan tetapi pada kegunaannya. Kristen sesungguhnya adalah orang yang 'diselamatkan untuk melayani'. Pikirkan ketepatan kata-kata kiasan yang dipakai dalam pasal 2 dan khususnya perhatikan tentang gambaran mengenai seorang prajurit dan implikasinya. Apa yang dimaksud dengan 'memusingkan diri dengan soal-soal penghidupannya'?
3. Murtad.
Jelas bahwa ciri-ciri yang disebutkan dalam 2Ti 3:1-9 menandai setiap generasi; kalau begitu bagaimana hal-hal ini merupakan ciri khusus 'akhir zaman'? Kitab Suci terus menerus memperingatkan kita tentang keadaan-keadaan yang akan kita hadapi sebelum 'kedatangan Tuhan' (Mat 24:1-51). Pelajari pesan dan cara-cara yang dipakai oleh guru-guru palsu dewasa ini jika dibandingkan dengan II Timotius 3:5-9.
4. Kitab Suci.
Timotius beruntung, karena mempunyai nenek moyang yang saleh (2Tim 1:5). Perhatikan peran Kitab Suci dalam kehidupan masa kecilnya (2Ti 3:14, 15). Perhatikan sifat istimewa Kitab Suci 'diilhamkan oleh Allah' dan kegunaannya yang luas (2Ti 3:16, 17). Pikirkan contoh-contoh dari pengalaman Anda sendiri, bagaimana Kitab Suci berguna untuk 'mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik dalam kebenaran'. Apa pengertian Anda tentang 'diilhamkan oleh Allah'?
Garis Besar Intisari: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) [1] SEORANG AYAH MENASIHATI ANAKNYA 2Ti 1:1-18
2Ti 1:1-7Iman yang tulus
2Ti 1:8-14Tanggung jawab yang khusus
2Ti 1:15-18Pernyataan yang menyedi
[1] SEORANG AYAH MENASIHATI ANAKNYA 2Ti 1:1-18
2Ti 1:1-7 | Iman yang tulus |
2Ti 1:8-14 | Tanggung jawab yang khusus |
2Ti 1:15-18 | Pernyataan yang menyedihkan |
[2] NASIHAT KEPADA PARA PEKERJA KRISTEN 2Ti 2:1-26
Beberapa kata pelambang perlu dipikirkan dengan saksama
o Prajurit (2Ti 2:3, 4)
o Atlit (2Ti 2:5)
o Petani (2Ti 2:6)
o Pekerja (2Ti 2:15)
o Bejana (2Ti 2:20-21 )
o Beberapa petunjuk yang harus diikuti
o Jadilah kuat (2Ti 2:1)
o Percayakanlah (2Ti 2:2)
o Ingatlah Yesus Kristus (2Ti 2:8-13 )
o Hindarilah pertengkaran (2Ti 2:14-19 )
o Berlakulah lemah lembut (2Ti 2:23-26 )
[3] SEBUAH GAMBARAN TENTANG AKHIR ZAMAN 2Ti 3:1-17
2Ti 3:1-9 | Kejahatan-kejahatan yang sangat kita kenal |
2Ti 3:10-17 | Panggilan untuk bertahan dalam penderitaan |
[4] PESAN-PESAN TERAKHIR 2Ti 4:1-22
2Ti 4:1-5 | Penugasan serius pada saat perpisahan |
2Ti 4:6-8 | Pesan perpisahan Paulus |
2Ti 4:9-22 | Komentar-komentar terakhir dan salam |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi