Teks -- 2 Samuel 14:7 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem: 2Sam 9:1--20:22 - -- Bab 9-20 yang diteruskan dalam 1Ra 1-2 berasal dari sebuah kisah indah yang dipakai oleh penyusun kitab Samuel dengan tidak banyak mengolahnya. Nubuat...
Bab 9-20 yang diteruskan dalam 1Ra 1-2 berasal dari sebuah kisah indah yang dipakai oleh penyusun kitab Samuel dengan tidak banyak mengolahnya. Nubuat Natan, bab 7, barangkali berperan sebagai kata pendahuluan kisah itu. Diceriterakan bagaimana jabatan raja dari Daud beralih kepada Salomo, meskipun masih ada keturunan Saul, yaitu Meribaal, bab 9 dan meskipun ada perlawanan dari pihak Seba, bab 20 dan kendati hal ihwal keluarga raja yang menyedihkan, yakni: zinah Daud dengan Batsyeba dan kelahiran Salomo, bab 10-12, pembunuhan atas diri Amnon, bab 13, pemberontakan Absalom, bab 15-18, dan persekongkolan Adonia, 1Ra 1-2.
Jerusalem: 2Sam 13:1--20:22 - -- Dalam drama keluarga Daud ini Absalomlah yang menjadi pelaku utama. Ia membunuh kakaknya, Amnon dan memberontak terhadap ayahnya. Drama keluarga itupu...
Dalam drama keluarga Daud ini Absalomlah yang menjadi pelaku utama. Ia membunuh kakaknya, Amnon dan memberontak terhadap ayahnya. Drama keluarga itupun menyebabkan serangkaian kemelut politik yang memperlihatkan keterangan yang ada dalam kerajaan Daud dan yang membahayakan masa depan kerajaan itu.
Ende -> 2Sam 14:7
Ende: 2Sam 14:7 - -- Marga itu mau mengenakan kisas pada si pembunuh. Bara adalah ibarat
untuk keturunan.
Marga itu mau mengenakan kisas pada si pembunuh. Bara adalah ibarat untuk keturunan.
Ref. Silang FULL -> 2Sam 14:7
Ref. Silang FULL: 2Sam 14:7 - dia mati // ahli waris // masih tersisa · dia mati: Bil 35:19
· ahli waris: Mat 21:38
· masih tersisa: Ul 19:10-13
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Sam 14:1-20
Matthew Henry: 2Sam 14:1-20 - Siasat Yoab untuk Membela Absalom; Akal Bulus Yoab
Bagaimana Absalom membuat dirinya sendiri terlempar keluar dari perlindungan dan perkenanan ayahnya yang adalah raja, sudah kita baca dalam pasal s...
- Bagaimana Absalom membuat dirinya sendiri terlempar keluar dari perlindungan dan perkenanan ayahnya yang adalah raja, sudah kita baca dalam pasal sebelumnya, yang membuat dirinya menjadi orang buangan, di luar perlindungan hukum, dan buronan. Dalam pasal ini diceritakan kepada kita mengenai cara-cara cerdik yang dipakai untuk menyatukan Absalom kembali dengan ayahnya, dan bagaimana pada akhirnya penyatuan itu terlaksana. Cerita ini dicatat di sini untuk menunjukkan kebodohan Daud dalam membiarkan Absalom hidup dan memanjakan dia dalam kejahatannya. Oleh karena itu, segera sesudahnya Daud dihukum dengan berat melalui pemberontakan Absalom yang tidak wajar.
- I. Yoab, dengan mengajukan perkara bohongan, seperti yang dikatakan para pengacara, untuk diadili di hadapan Daud, dalam perkara seorang janda miskin dari Tekoa, berhasil mendapatkan putusan umum dari Daud, bahwa dalam perkara itu hukuman mati bagi seorang pembunuh harus ditiadakan (ay. 1-20).
- II. Ketika putusan ini diterapkan pada perkara Absalom, Yoab mendapat perintah dari Daud untuk membawa Absalom kembali ke Yerusalem, sekalipun ia masih belum diperbolehkan datang ke istana (ay. 21-24).
- III. Setelah penjelasan mengenai Absalom, sosoknya, dan keluarganya, diceritakan kepada kita bagaimana pada akhirnya Absalom dibawa Yoab ke hadapan raja, dan sang raja pun sepenuhnya berdamai dengan dia (ay. 25-33).
Siasat Yoab untuk Membela Absalom; Akal Bulus Yoab (14:1-20)
- Dalam perikop ini kita mendapati,
- I. Rancangan Yoab agar Absalom dapat dipanggil pulang dari pembuangan, diampuni kejahatannya, dan dicabut hukumannya (ay. 1). Yoab sangat menyibukkan diri dalam perkara ini.
- 1. Sebagai pejabat istana yang gigih, dengan segala cara yang mungkin, untuk mengambil hati rajanya dan membuat sang raja berpihak pada kepentingannya. Yoab mengetahui bahwa hati raja merindukan Absalom, dan bahwa, karena panas amarahnya telah surut, sang raja masih menyisakan kasihnya yang dulu terhadap Absalom. Sang raja hanya memerlukan seorang teman untuk membujuknya agar mau diperdamaikan, dan untuk merancangkan baginya cara melakukan itu tanpa melanggar kehormatan keadilannya. Yoab, setelah mengetahui bagaimana perasaan Daud mengenai perkara itu, memikul pekerjaan yang baik ini.
- 2. Sebagai teman Absalom, yang mungkin dikasihinya secara khusus, yang dilihatnya paling tidak sebagai matahari terbit, dan yang penting baginya untuk memberikan kesan baik di mata Absalom. Yoab sudah dapat melihat dengan jelas, sebelum itu terjadi, bahwa ayah Absalom pada akhirnya akan berdamai dengannya. Oleh karena itu, Yoab berpikir bahwa ia pasti akan membuat keduanya menjadi temannya jika dia bisa berperan dalam mewujudkan perdamaian itu.
- 3. Sebagai pemuka negeri, dan orang yang peduli terhadap kesejahteraan rakyat. Yoab tahu betapa Absalom dikasihi oleh rakyat. Dan, jika Daud sampai meninggal selama Absalom dalam pembuangan, bisa jadi akan timbul perang saudara antara orang-orang yang mendukung Absalom dan orang-orang yang menentangnya. Sebab ada kemungkinan bahwa walaupun seluruh Israel mengasihi pribadi Absalom, namun mereka terpecah dalam perkara yang membelitnya ini.
- 4. Sebagai orang yang sendirinya bersalah dalam hal pembunuhan Abner. Yoab sendiri menyadari bahwa dia telah bersalah atas penumpahan darah, dan bahwa dia sendiri pantas diadili dalam pengadilan rakyat. Oleh karena itu, perkenanan apa pun yang dapat ditunjukkan kepada Absalom berkat usahanya, akan mendukung penghapusan hukuman bagi dirinya.
- II. Upaya Yoab untuk melakukannya dengan mengajukan perkara yang agak mirip dengan perkara Absalom ke hadapan raja, yang dilakukan dengan begitu piawai oleh orang yang dipekerjakannya, sampai-sampai raja mengira bahwa perkara itu benar-benar terjadi, dan menjatuhkan putusan atasnya, seperti yang telah dilakukannya atas perumpamaan Natan. Dan, karena putusan yang diberikan menguntungkan si pelaku kejahatan, maka perempuan yang mengatur cerita itu, berdasarkan putusan tersebut, dapat mengetahui bagaimana perasaan sang raja tentang hal ini. Ia dapat mengetahuinya sampai sedemikian jauh hingga berani meminta penerapan dari putusan itu, dan menunjukkan bahwa itu adalah perkara keluarga sang raja sendiri. Ada kemungkinan bahwa perempuan itu diperintahkan untuk tidak melanjutkan sampai ke tahap itu apabila putusan sang raja atas perkaranya ternyata memberatkan dirinya.
- 1. Orang yang dipekerjakan Yoab itu tidak disebutkan namanya, tetapi ia dikatakan sebagai perempuan Tekoa, seseorang yang diketahui Yoab cocok untuk pekerjaan seperti ini. Dan penting bahwa perkara itu harus digambarkan terjadi di suatu tempat yang jauh, supaya Daud tidak merasa heran bahwa dia tidak pernah mendengar perkara itu sebelumnya. Dikatakan bahwa dia adalah seorang perempuan yang bijaksana, perempuan yang lebih cerdas dan lebih fasih lidahnya daripada sebagian besar orang di daerahnya (ay. 2). Kebenaran cerita itu tidak akan begitu dicurigai apabila cerita itu datang, seperti yang diduga, dari mulut orang itu sendiri.
- 2. Tokoh yang diperankannya adalah seorang janda yang tanpa harapan (ay. 2). Yoab tahu bahwa orang seperti itu akan mudah mendapat perhatian raja, yang selalu siap menghibur orang-orang yang berduka, terutama para janda yang sedang berkabung, sebab ia sendiri menyebutkannya di antara gelar-gelar kehormatan Allah, bahwa Dia adalah Pelindung bagi para janda (Mzm. 68:6). Telinga Allah, tidak diragukan lagi, lebih terbuka untuk mendengar tangisan orang yang tertindas, demikian pula dengan hati-Nya, dibandingkan para raja di bumi yang paling berbelas kasihan sekalipun.
- 3. Perkara untuk memohon belas kasihanlah yang harus dikemukakan perempuan itu kepada raja, dan perkara yang di dalamnya ia tidak akan memperoleh kelegaan kalau bukan dari putusan kerajaan, sebab hukum Taurat dan oleh karena itu penghakiman dari semua pengadilan yang lebih rendah, melawannya. Perempuan Tekoa itu memberi tahu raja bahwa ia telah mengubur suaminya (ay. 5), dan bahwa ia memiliki dua anak laki-laki yang menjadi penopang dan penghibur dirinya dalam keadaannya sebagai janda. Bahwa kedua anak laki-laki ini, seperti yang cenderung dilakukan orang muda, bertengkar dan berkelahi dan yang satu secara menyedihkan membunuh yang lain (ay. 6). Dan bahwa, di pihaknya, ia ingin melindungi si pembunuh itu. Sebab, seperti alasan yang dikemukakan Ribka mengenai kedua anak laki-lakinya, mengapa ia akan kehilangan mereka berdua pada satu hari juga? (Kej. 27:45). kan tetapi, walaupun dia, yang merupakan kerabat terdekat dari orang yang dibunuh itu, bersedia melepaskan hak penuntut tebusan darah, namun kerabat yang lain bersikeras bahwa anak yang masih hidup itu harus dihukum mati sesuai hukum Taurat. Hal ini mereka lakukan bukan karena mereka peduli pada keadilan atau kenangan akan saudara yang terbunuh itu, melainkan supaya, dengan membinasakan sang ahli waris yang dengan lancang mereka akui sebagai tujuan mereka, warisannya bisa menjadi milik mereka. Dan dengan demikian mereka ingin melenyapkan,
- (1) Penghiburannya: “Mereka hendak memunahkan keturunanku (ay. 7, KJV: Mereka hendak memadamkan baraku), hendak mengambil dariku satu-satunya penopang di masa tuaku, dan menghentikan segala sukacitaku di dunia ini, yang mengerucut pada satu bara ini.”
- (2) Kenangan akan suaminya: “Keluarga suamiku akan punah sama sekali, dan mereka tidak meninggalkan nama atau keturunan baginya” (ay. 7).
- 4. Raja menjanjikan dukungannya dan perlindungannya bagi anak dari perempuan itu. Amatilah bagaimana perempuan itu memanfaatkan kelonggaran-kelonggaran yang diberikan sang raja dengan penuh belas kasihan.
- (1) Setelah perempuan itu memaparkan perkaranya, raja berjanji akan mempertimbangkannya dan memberikan perintah-perintah terkait dengannya (ay. 8). Hal ini sungguh membesarkan hati, bahwa sang raja tidak menepis permohonannya dengan perkataan “Currat lex – Biarlah hukum berjalan sendiri. Darah menuntut darah, dan biarlah didapatnya apa yang dituntutnya.” Sebaliknya, sang raja akan mengambil waktu untuk mencari tahu apakah pernyataan-pernyataan dalam permohonannya itu benar.
- (2) Perempuan itu tidak puas dengan janji raja ini, tetapi memohon agar sang raja segera memberi putusan yang menguntungkannya. Jika perkara itu tidak seperti yang ia paparkan, dan sebagai akibatnya putusan yang salah dijatuhkan atasnya, maka biarlah ia yang menanggung kesalahannya, dan membebaskan raja dan takhtanya dari kesalahan (ay. 9). Namun demikian, diucapkannya perkataan ini oleh perempuan itu tidak akan membebaskan raja dari kesalahan jika ia sampai menjatuhkan hukuman tanpa memeriksa perkara itu sebagaimana mestinya.
- (3) Karena didesak seperti itu, raja berjanji lebih jauh bahwa perempuan itu tidak akan dicelakakan ataupun dihina oleh musuh-musuhnya, tetapi sebaliknya, raja akan melindungi dia dari segala gangguan (ay. 10). Hakim haruslah menjadi pelindung bagi para janda yang tertindas.
- (4) Namun, janji ini pun tidak memuaskan perempuan itu, sampai ia bisa mendapatkan pengampunan untuk anaknya, dan juga perlindungan bagi anaknya itu. Orangtua tidak akan merasa tenang, kecuali anak-anak mereka aman, aman untuk dunia ini maupun dunia nanti: “Janganlah si penuntut tebusan darah memunahkan anakku (ay. 11), sebab habislah aku kalau aku kehilangan dia. Lebih baik ambil juga nyawaku dengan nyawanya. Oleh karena itu, kiranya raja ingat kepada TUHAN, Allahmu,” artinya,
- [1] “Biarlah raja mengikat putusan yang penuh belas kasihan ini dengan sumpah, dengan menyebutkan Tuhan Allah kita, sebagai seruan kepada-Nya, agar putusan itu tidak dapat diganggu gugat dan tidak dapat diubah, maka barulah aku bisa merasa tenang” (lih. Ibr. 6:17-18).
- [2] “Biarlah raja mempertimbangkan apa alasan yang baik untuk putusan yang penuh belas kasihan ini, maka ia sendiri pasti akan diteguhkan di dalamnya. Ingatlah betapa pengasih dan penyayang Tuhan Allahmu, betapa Dia panjang sabar terhadap orang-orang berdosa dan tidak memperlakukan mereka setimpal dengan kejahatan mereka, tetapi siap sedia untuk memaafkan. Ingatlah bagaimana Tuhan Allahmu meluputkan Kain, yang membunuh saudaranya, dan melindungi dia dari para penuntut tebusan darah (Kej. 4:15). Ingatlah bagaimana Tuhan Allahmu mengampunimu atas darah Uria, dan hendaklah raja, yang telah mendapat belas kasihan, menunjukkan belas kasihan.” Perhatikanlah, tidak ada yang lebih pantas, atau yang lebih kuat, mendorong kita untuk melakukan segala kewajiban, terutama semua tindakan belas kasihan dan kebaikan, selain mengingat Tuhan Allah kita.
- (5) Janda yang terus bersikukuh ini, dengan mendesak perkara itu sedemikian gigih, pada akhirnya mendapatkan pengampunan penuh untuk anaknya, yang disahkan dengan sumpah seperti yang dikehendakinya: Demi TUHAN yang hidup, sehelai rambut pun dari kepala anakmu itu takkan jatuh ke bumi, artinya, “Aku akan menjamin bahwa dia tidak akan mengalami celaka karena perkara ini.” Anak Daud telah menjamin semua orang yang menempatkan diri mereka dalam perlindungan-Nya bahwa, walaupun mereka akan dibunuh karena Dia, tidak sehelai pun dari rambut kepala mereka akan hilang (Luk. 21:16-18). Meskipun mereka akan kalah demi Dia, mereka tidak akan kalah karena Dia. Saya tidak bisa mengatakan apakah Daud berbuat baik dalam mengupayakan perlindungan ini bagi seorang pembunuh, yang tidak akan dilindungi oleh kota-kota perlindungan. Akan tetapi, sebagaimana perkara itu tampak bagi Daud, bukan saja ada alasan kuat untuk berbelas kasihan kepada sang ibu, tetapi juga ada cukup ruang untuk memberikan putusan yang meringankan menyangkut si anak: ia memang telah membunuh saudaranya, tetapi ia tidak membenci dia sebelumnya. Pembunuhan itu terjadi akibat luapan amarah yang tiba-tiba, dan, sepanjang yang bisa disaksikan, bisa jadi itu dilakukan untuk membela diri. Anak itu sendiri tidak mengatakan hal ini sebagai pembelaan, tetapi hakim harus memberikan pertimbangan bagi sang tahanan. Maka dari itu, biarlah belas kasihan kali ini menang atas penghakiman.
- 5. Setelah perkara itu diberi putusan yang meringankan anak dari perempuan itu, sekarang saatnya untuk menerapkan putusan itu kepada anak raja sendiri, Absalom. Topeng itu di sini mulai dilemparkan, dan babak lain dibuka. Sang raja terkejut, tetapi tidak marah sama sekali, ketika mendapati orang yang tadinya memohon kepadanya dengan rendah hati, secara tiba-tiba, menjadi penegurnya, penasihat pribadinya, pembela bagi sang pangeran, anaknya, dan juru bicara rakyat, yang menyuarakan perasaan-perasaan mereka kepadanya. Perempuan itu memohon maaf kepada raja, dan meminta kesabarannya, atas apa yang hendak dikatakannya lebih lanjut (ay. 12). Dan dia mendapat izin untuk mengatakannya, sebab raja sangat senang dengan kecerdasan dan kecerdikannya.
- (1) Perempuan itu menganggap bahwa perkara Absalom, pada dasarnya, sama dengan perkara yang dikatakannya sebagai perkara anaknya. Oleh karena itu, jika raja bersedia melindungi anaknya, sekalipun dia telah membunuh saudaranya, terlebih lagi ia seharusnya melindungi anaknya sendiri, dan mengizinkan pulang orang yang telah dibuangnya (ay. 13). Mutato nomine, de te fabula narratur – Ganti saja namanya, maka cerita itu akan menjadi ceritamu. Perempuan itu tidak menyebut nama Absalom, tidak pula ia perlu menyebutkannya. Daud begitu merindukan Absalom, dan begitu memikirkan dia, hingga Daud langsung menyadari siapa yang dimaksud perempuan itu sebagai orang yang telah dibuangnya. Dalam pernyataan itulah tercakup dua alasan yang kekuatannya dirasakan oleh jiwa raja yang lembut: “Dia dibuang, dan sudah tiga tahun lamanya merasakan kehinaan dan kengerian, serta segala ketidaknyamanan, dari pembuangan. Bagi orang yang demikian sudahlah cukup tegoran ini. Tetapi dia itu orang yang telah engkau buang, anakmu sendiri, darah dagingmu sendiri, anak kesayanganmu, yang engkau cintai.” Memang benar, perkara Absalom sangat jauh berbeda dengan perkara yang telah disampaikan perempuan itu. Absalom tidak membunuh saudaranya karena amarah yang gegabah, tetapi dengan penuh kebencian, karena dendam kesumat. Dia membunuhnya bukan di padang, tanpa saksi mata, melainkan pada meja perjamuan, di hadapan semua tamunya. Absalom bukanlah anak lelaki satu-satunya, seperti anak dari perempuan itu. Daud memiliki banyak anak laki-laki lain, salah satunya yang baru saja lahir, yang lebih besar kemungkinan akan menjadi penerusnya daripada Absalom, sebab anak itu diberi nama Yedija, karena Allah mengasihinya. Akan tetapi, Daud sendiri terlalu terbawa perasaan oleh perkara itu, sehingga ia tidak dapat melihat dengan tajam perbedaan yang ada di antara kedua perkara itu. Dan, lebih daripada perempuan itu, Daud sangat ingin agar putusan yang meringankan yang telah diberikannya menyangkut anak dari perempuan itu dapat diberikan kepada anaknya sendiri.
- (2) Perempuan itu menyampaikan pemikirannya mengenai perkara itu kepada raja, untuk membujuk sang raja supaya memanggil Absalom pulang dari pembuangan, memberinya pengampunan, dan menerimanya kembali ke dalam perkenanannya.
- [1] Perempuan itu menyerukan kepedulian yang dimiliki umat Israel terhadap Absalom. “Apa yang diperbuat terhadap Absalom diperbuat terhadap umat Allah, yang mengarahkan pandangan kepada Absalom sebagai ahli waris mahkota kerajaan, atau paling tidak yang mengarahkan pandangan kepada keluarga Daud secara umum, yang dengannya perjanjian diadakan. Oleh karena itu, mereka tidak dapat tinggal diam melihat keluarga itu mengecil dan merosot karena gugurnya begitu banyak rantingnya ketika usia mereka sedang mekar-mekarnya. Oleh karena itu, tuanku mengucapkan perkataan ini sebagai orang yang bersalah, sebab tuanku bersedia menjamin bahwa nama suamiku dan kenangan akan dirinya tidak dihapuskan, namun tidak ambil peduli sekalipun anak tuanku sendiri terancam bahaya, anak yang lebih berharga dan penting daripada sepuluh ribu anak kami.”
- [2] Perempuan itu menyerukan kefanaan manusia (ay. 14): “Sebab kita pasti mati. Kematian sudah ditetapkan bagi kita. Kita tidak dapat menghindari kematian itu sendiri, ataupun menundanya sampai lain waktu. Kita semua pasti mati. Dan, ketika kita mati, kita tidak dapat kembali lagi, seperti air yang tercurah ke bumi. Bahkan, ketika kita masih hidup, kita sudah seperti itu, kita telah kehilangan keabadian kita, tanpa dapat memperolehnya kembali. Amnon pasti akan mati, suatu waktu, seandainya Absalom tidak membunuhnya. Apabila Absalom sekarang dihukum mati karena telah membunuh Amnon, itu tidak akan menghidupkan Amnon kembali.” Alasan ini buruk, dan bisa dipakai untuk menentang hukuman bagi pembunuh mana saja. Akan tetapi, tampaknya, Amnon tidak terlalu dipandang oleh umat Israel dan kematiannya tidak terlalu diratapi. Dan orang secara umum sangat menyayangkan kalau nyawa Absalom yang begitu berharga harus dihilangkan karena nyawa Amnon yang tidak begitu dianggap berharga.
- [3] Perempuan itu menyerukan belas kasihan Allah dan pengampunan-Nya terhadap orang-orang berdosa yang malang: “Allah tidak mengambil nyawa, atau hidup orang, tetapi merancang supaya seorang yang terbuang, yaitu anak-anak-Nya yang telah menyakiti hati-Nya, dan pantas dihukum menurut keadilan-Nya, seperti halnya Absalom bagimu, jangan tinggal terbuang selamanya dari pada-Nya” (ay. 14). Di sini ada dua ungkapan belas kasihan Allah terhadap orang-orang berdosa, yang secara tepat ditegaskan sebagai alasan untuk menunjukkan belas kasihan: Pertama, kesabaran yang diperlihatkan-Nya kepada mereka. Hukum-Nya dilanggar, namun Dia tidak serta-merta mengambil hidup orang-orang yang melanggarnya, tidak langsung memukul mati orang-orang berdosa, seperti yang bisa saja dilakukan-Nya dengan adil, ketika dosa itu diperbuat, tetapi bersabar terhadap mereka, dan menantikan saatnya untuk berbelas kasihan. Pembalasan Allah telah membiarkan Absalom hidup, lalu mengapa keadilan Daud tidak dapat membiarkannya hidup? Kedua, ketentuan yang telah disediakan-Nya untuk memulihkan orang-orang berdosa pada perkenanan-Nya, bahwa sekalipun dosa mereka telah membuat mereka sendiri terbuang dari-Nya, namun mereka tidak terusir, atau terbuang, untuk selamanya. Pendamaian bagi orang berdosa dapat diadakan melalui korban. Orang kusta, dan semua orang lain yang najis sehingga tidak boleh mengikuti upacara ibadah, sebenarnya terbuang, tetapi ada ketentuan yang dibuat untuk mentahirkan mereka, sehingga, sekalipun untuk sementara waktu mereka dikucilkan, mereka tidak selamanya terusir. Keadaan orang berdosa adalah keadaan terbuang dari Allah. Orang berdosa yang malang dan terbuang ada kemungkinan akan selamanya terusir dari Allah seandainya tidak diambil suatu tindakan untuk mencegahnya. Sungguh bertentangan dengan kehendak Allah bahwa mereka harus terusir selamanya, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa. Hikmat yang tak terhingga telah merancangkan suatu cara yang tepat untuk mencegahnya. Jadi, salah orang berdosa sendirilah jika mereka terbuang. Ungkapan dari kehendak baik Allah terhadap kita semua ini haruslah mendorong kita untuk bersikap penuh pengampunan dan belas kasihan satu sama lain (Mat. 18:32-33).
- 6. Perempuan itu menutup perkataannya dengan puji-pujian yang sangat menyanjung raja, dan ungkapan-ungkapan yang kuat akan keyakinannya bahwa sang raja akan melakukan apa yang adil dan baik dalam perkara anaknya maupun perkara Absalom (ay. 15-17). Sebab, seolah-olah perkara itu benar-benar terjadi, tetap saja perempuan itu memohon bagi dirinya sendiri dan anak laki-lakinya, walaupun yang dimaksudkannya adalah Absalom.
- (1) Dia tidak akan menyusahkan raja seperti itu seandainya orang banyak tidak menakut-nakutinya. Jika dimaknai sebagai perkara perempuan itu sendiri, semua tetangganya membuat dia khawatir akan kehancuran yang sedang menanti dirinya dan anak laki-lakinya, dari para penuntut tebusan darah, yang kengeriannya membuat dia begitu berani datang kepada raja sendiri. Jika dimaknai sebagai perkara Absalom, perempuan itu membuat raja memahami apa yang tidak diketahuinya sebelumnya, bahwa bangsa itu sedemikian muak dengan kekerasannya terhadap Absalom, hingga perempuan itu sendiri benar-benar takut kalau hal itu akan menimbulkan pembelotan atau pemberontakan seluruh bangsa. Untuk mencegah kejahatan besar itulah dia memberanikan diri untuk berbicara langsung kepada raja sendiri. Ketakutan yang dirasakannya haruslah membuat kekasarannya dimaklumi.
- (2) Perempuan itu datang kepada raja dengan keyakinan besar akan hikmat dan belas kasihan sang raja: “Kataku, baiklah aku sendiri berbicara dahulu dengan raja, dan tidak meminta siapa pun untuk berbicara bagiku. Sebab raja akan bersedia mendengarkan penjelasan, bahkan dari orang rendahan seperti aku ini, akan mendengarkan tangisan orang yang tertindas, dan tidak akan membiarkan rakyatnya yang paling miskin dipunahkan dari milik pusaka Allah.” Artinya, “Dihalau dari tanah Israel, untuk mencari tempat berlindung di antara orang-orang yang tidak bersunat, seperti Absalom, yang perkaranya jauh lebih buruk lagi. Yaitu, karena diasingkan dari milik pusaka Allah, ia berada di luar hukum dan ketetapan-ketetapan Allah, yang dapat membantu membuatnya bertobat, dan terancam bahaya tertular penyembahan berhala bangsa kafir yang di antaranya dia tinggal, dan membawa pulang penyembahan berhala itu.” Untuk menggerakkan hati sang raja agar mau meluluskan permohonannya, perempuan itu menyatakan harapannya yang penuh keyakinan bahwa jawaban raja pasti akan menenangkan hati, dan seperti jawaban yang dibawa para malaikat (demikian menurut penjelasan Uskup Patrick), yang merupakan para utusan pembawa rahmat ilahi. Apa yang dikatakan perempuan ini sebagai pujian dikatakan nabi Zakharia sebagai janji (Za. 12:8), bahwa, sementara orang yang tersandung akan menjadi seperti Daud, keluarga Daud akan menjadi seperti Malaikat Tuhan. “Dan, agar hal ini terjadi, TUHAN Allahmu kiranya menyertaimu, untuk menolongmu dalam penghakiman ini dan dalam setiap penghakiman yang engkau berikan.” Harapan-harapan yang besar merupakan dorongan yang besar, terutama bagi orang-orang terhormat, untuk melakukan yang terbaik yang dapat mereka lakukan supaya tidak mengecewakan orang-orang yang bergantung pada mereka.
- 7. Campur tangan Yoab dalam semuanya ini dicurigai oleh sang raja, dan diakui oleh perempuan itu (ay. 18-20).
- (1) Raja segera mencurigai adanya campur tangan Yoab. Sebab raja tidak dapat membayangkan bahwa perempuan seperti ini akan membawa perkaranya kepada dia, pada saat seperti itu, atas kemauannya sendiri. Dan raja tidak mengenal orang lain yang lebih mungkin menghasut dia selain Yoab, seorang yang cerdik sekaligus sahabat Absalom.
- (2) Perempuan itu mengakuinya dengan sangat jujur: “Sesungguhnya hambamu Yoab yang memerintahkan daku. Jika hal itu baik, berterima kasihlah kepadanya, jika buruk, salahkanlah dia.” Meskipun perempuan itu tahu bahwa hal itu sangat berkenan kepada raja, namun dia tidak mau mengambil pujian bagi dirinya sendiri, tetapi mengatakan yang sebenarnya. Hal ini memberi kita teladan untuk berbuat serupa, dan tidak boleh berbohong untuk menutupi persekongkolan yang diatur dengan baik. Beranilah jujur, tidak ada kebohongan yang perlu dikatakan.
SH: 2Sam 14:1-17 - Yang pergi. (Selasa, 30 Juni 1998) Yang pergi.
Absalom yang pergi meninggalkan kaum keluarganya karena takut, tentulah rindu untuk kembali. Tak ada orang yang dapat hidup dengan tenang...
Yang pergi.
Absalom yang pergi meninggalkan kaum keluarganya karena takut, tentulah rindu untuk kembali. Tak ada orang yang dapat hidup dengan tenang kalau ia terbuang. Ini adalah gambaran bahwa manusia tidak dapat hidup tenang dan bahagia kalau ia terbuang jauh dari Allah. Tetapi Absalom tidak berani langsung kembali; khawatir ayahnya, Daud masih marah. Yoab menduga Daud sudah tidak marah lagi. Kemudian disusunlah siasat untuk mengetahui apakah benar Daud sudah tidak marah. Perdamaian memang harus diusahakan lebih dari apapun.
Yang menimbang, Seorang perempuan Tekoa diminta bersandiwara untuk meminta pertimbangan apakah kiranya orang seperti Absalom harus dibunuh atau dibiarkan hidup. Inilah cara Yoab untuk meminta pengampunan atas Absalom dari raja. Dari pertimbangannya yang bijaksana Daud mengatakan bahwa orang yang seperti Absalom itu seharusnya jangan dicelakai. "Allah tidak mengambil nyawa orang, melainkan Ia merancang supaya orang yang terbuang jangan tinggal terbuang daripada-Nya" kata perempuan Tekoa ini. Begitulah kasih Allah.
Renungkan: Karya rekonsiliasi Yesus Kristus bertujuan agar orang yang terbuang dari Allah atau pun dari keluarga dapat dipulihkan kembali.
Doakan: Orang yang sudah lama meninggalkan Tuhan.
SH: 2Sam 14:1-24 - Ampuni dan terimalah kembali (Selasa, 28 September 2010) Ampuni dan terimalah kembali
"Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah", demikian pepatah yang menggambarkan luasnya kasih ibu, atau...
Ampuni dan terimalah kembali
"Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah", demikian pepatah yang menggambarkan luasnya kasih ibu, atau bisa kita katakan, kasih orang tua kepa-da anaknya. Daud hancur hati ketika mendengar berita kematian Amnon (2Sam. 13:36). Ia juga marah terhadap pembunuh Amnon, walau si pembunuh adalah Absalom, anaknya juga.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu kesedihan Daud surut dan kemarahannya mereda (2Sam. 13:39). Saat itulah kerinduan Daud terhadap Absalom muncul (1), tetapi ia tidak berbuat apa-apa agar bisa bertemu Absalom. Mungkin gengsinya sebagai raja menghalangi dia untuk memerintahkan orang mencari Absalom. Atau bisa juga, ia masih sulit memaafkan Absalom, karena bagaimana pun Absalom adalah pembunuh anaknya. Namun Yoab, orang dekat Daud, cukup memahami hati Daud. Ia tahu bahwa Daud merindukan anaknya, Absalom (1). Maka Yoab mengatur skenario agar bisa memulangkan Absalom. Dengan bantuan seorang perempuan bijaksana dari Tekoa (2), Yoab merancang sebuah drama untuk menggiring Daud bertindak sebagaimana seharusnya ayah terhadap anaknya, atau seseorang terhadap sesamanya.
Raja Daud yang tidak mengetahui skenario Yoab sempat memberikan saran-saran kepada perempuan Tekoa itu (8, 10-11). Namun lama kelamaan Daud menyadari bahwa dalang dari drama dengan pelaku tunggal itu adalah Yoab (19). Dan rencana Yoab pun berhasil. Daud bersedia menerima Absalom kembali di kerajaannya, walaupun belum ingin bertemu secara langsung dengan Absalom (21-24).
Menerima kembali orang yang menyakiti hati kita memang bukan perkara mudah. Namun ingatlah bahwa kita pun pernah menyakiti hati Tuhan dengan dosa-dosa kita, tetapi Ia bersedia mengampuni dan menerima kita kembali melalui darah Kristus, Anak-Nya. Maka mintalah agar Tuhan memenuhi kita dengan kasih-Nya dan alirkanlah kasih itu kepada orang yang pernah menyakiti hati kita. Petrus menuliskan "...kasih menutupi banyak sekali dosa." (1Ptr. 4:8)
SH: 2Sam 14:1-33 - Relasi dan rekonsiliasi (Sabtu, 28 Juni 2014) Relasi dan rekonsiliasi
Sebagaimana hubungan lainnya, hubungan ayah-anak tidak selalu berjalan baik. Banyak benih-benih konflik di dalam hubungan itu...
Relasi dan rekonsiliasi
Sebagaimana hubungan lainnya, hubungan ayah-anak tidak selalu berjalan baik. Banyak benih-benih konflik di dalam hubungan itu. Terlebih hubungan Daud-Absalom, yang memiliki latar belakang khusus.
Sudah tiga tahun Daud membiarkan Absalom melarikan diri ke Gesur, mungkin sebagai hukuman atas kesalahannya (2Sam. 13:23-36). Namun ternyata Daud merindukan Absalom (1). Yoab tahu hal itu, lalu memprakarsai rekonsiliasi hubungan ayah-anak itu.
Dengan meminta seorang perempuan Tekoa untuk bersandiwara di depan Daud, Yoab menegur Daud tentang sikapnya terhadap Absalom (13). Ia mengingatkan Daud tentang Allah, yang tidak pernah menginginkan adanya orang yang terbuang dari hadapan-Nya (14). Allah selalu menginginkan rekonsiliasi antara manusia dengan diri-Nya. Kita tahu bahwa di kemudian hari, salib Kristus menjadi bukti atas kebenaran ini. Sebab itu, sudah seharusnya Daud menunjukkan kasihnya kepada Absalom.
Lalu Daud menyetujui kepulangan Absalom ke Yerusalem (21), walau ia masih belum mau menemui anaknya (24). Tidak adanya komunikasi dengan ayahnya padahal ia telah jauh-jauh kembali, menimbulkan perasaan tidak enak di dalam diri Absalom. Sampai-sampai ia merasa lebih baik mati (32). Sikap Daud seolah menunjukkan bahwa maafnya adalah maaf setengah hati. Ini berdampak pada dosa lain, yaitu tindakan brutal (30). Barulah setelah Yoab menyampaikan permohonan Absalom, Daud mau menerima anaknya itu (33). Rekonsiliasi pun terjadi. Daud menerima kembali anaknya dan Absalom bertemu kembali dengan ayahnya.
Relasi ayah-anak antara Daud dan Absalom memang tidak terbangun dengan baik, terutama karena peristiwa yang terjadi atas Tamar. Namun retaknya relasi itu bisa disikapi dengan baik oleh keduanya pada akhirnya. Ini menjadi pelajaran bagi setiap orang tua dalam berelasi dengan anak dan setiap kita dalam berelasi dengan orang lain. Memang relasi tidak selalu berjalan mulus, karena itu rekonsiliasi bisa menjadi jalan keluar bagi pemulihan sebuah relasi.
SH: 2Sam 14:1-33 - Air Susu Dibalas dengan Air Tuba (Rabu, 12 Februari 2020) Air Susu Dibalas dengan Air Tuba
Air susu dibalas dengan air tuba. Artinya perbuatan baik seseorang dibalas dengan perbuatan jahat. Itulah tindakan A...
Air Susu Dibalas dengan Air Tuba
Air susu dibalas dengan air tuba. Artinya perbuatan baik seseorang dibalas dengan perbuatan jahat. Itulah tindakan Absalom yang memerintahkan anak buahnya untuk membakar ladang Yoab (30). Kalau Absalom mau melihat lebih cermat dan memperhatikan semua yang dilakukan Yoab baginya, bisa jadi dia mengurungkan niatnya.
Dalam perikop ini kita bisa melihat bagaimana Yoab berupaya memberikan yang terbaik bagi raja. Ia tahu Raja Daud sangat merindukan Absalom (1), tetapi dia malu mengakuinya. Ia juga merasa tak enak meminta Yoab untuk memanggil anaknya pulang. Di sinilah kelebihan Yoab. Ia tahu apa yang diinginkan Daud. Kebahagiaan Daud merupakan hal terpenting bagi dia.
Dengan sengaja Yoab mengutus seorang perempuan bijaksana dari Tekoa untuk berpura-pura berkabung di hadapan raja dan mengutarakan persoalannya. Perempuan itu yang mendorong Daud mengambil keputusan untuk memanggil Absalom pulang dari pembuangan. Namun, Daud tidak memperkenankan Absalom menghadap dia (21-23). Di sini Yoab adalah perancang kepulangan Absalom dari pembuangan. Memang Yoab sendiri tak berani melanggar perintah Daud. Sehingga Yoab menolak permintaan Absalom untuk bertemu dengan ayahnya.
Sayangnya, Absalom tidak memperhitungkan kebaikan Yoab. Yang dia tahu, keinginannya tidak terpenuhi. Ia juga marah kepada Yoab yang tidak mau bertemu dengannya, meski sudah tiga kali dipanggil. Absalom agaknya lupa bahwa dia memang anak raja. Akan tetapi, anak raja tetaplah anak raja, dan belum menjadi raja. Yoab mestinya memang hanya tunduk kepada raja.
Sayangnya itu tidak dilakukan Absalom. Demi mencapai tujuan, dia merasa boleh berbuat apa saja. Ia rela menyakiti orang yang telah membantunya pulang ke Israel. Absalom memang bukan tipe pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik tak pernah dengan sengaja menyakiti orang lain. Bagaimana dengan kita?
Doa: Tuhan, tolong kami agar tidak melupakan orang-orang yang berjasa dalam hidup kami. [YMI]
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak dikenal
Tema : Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Karena Kitab 1 dan 2 Sa...
Penulis : Tidak dikenal
Tema : Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Karena Kitab 1 dan 2 Samuel pada mulanya menjadi satu kitab dalam PL Ibrani, latar belakang 2 Samuel dibahas secara lebih terinci pada permulaan 1 Samuel (Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037). Perlu diperhatikan di sini bahwa jikalau 1 Samuel meliputi sejarah selama hampir satu abad, dari kelahiran Samuel hingga kematian Saul (sekitar tahun 1105-1010 SM), maka 2 Samuel hanya mencatat pemerintahan Daud, suatu masa yang lamanya 40 tahun (sekitar 1010-970 SM).
Tujuan
2 Samuel melanjutkan sejarah yang bersifat nubuat dari sifat teokratis kerajaan Israel. Kitab ini secara mendalam mengilustrasikan dari kehidupan pribadi dan pemerintahan Daud syarat-syarat perjanjian sebagaimana dikemukakan Musa dalam kitab Ulangan: ketaatan pada perjanjian menghasilkan berkat-berkat Allah; pengabaian hukum Allah mengakibatkan kutukan dan hukuman (lih. Ul 27:1--30:20).
Survai
Catatan lengkap dari kehidupan Daud terbentang dari 1Sam 16:1 hingga 1Raj 2:11. 2 Samuel dimulai dengan kematian Saul dan pengurapan Daud di Hebron sebagai raja atas Yehuda selama tujuh setengah tahun (pasal 1-4; 2Sam 1:1--4:12). Sisa kitab ini memusatkan perhatian pada 33 tahun berikutnya dalam kehidupan Daud sebagai raja seluruh Israel di Yerusalem (pasal 5-24; 2Sam 5:1--24:25). Titik peralihan dari kitab ini dan juga dari kehidupan Daud ialah perzinaannya dengan Batsyeba dan pembunuhan Uria (pasal 11; 2Sam 11:1-27). Sebelum lembaran gelap ini, Daud melambangkan sebagian besar cita-cita seorang raja teokratis. Di bawah perkenan, hikmat, dan pengurapan Allah, Daud
- (1) merebut Yerusalem dari suku Yebus dan menjadikannya ibu kota Israel (pasal 5; 2Sam 5:1-25),
- (2) membawa kembali tabut perjanjian ke Yerusalem di tengah-tengah sukacita dan perayaan yang besar (pasal 6; 2Sam 6:1-23), dan
- (3) menaklukkan musuh-musuh Israel, dimulai dengan bangsa Filistin (pasal 8-10; 2Sam 8:1--10:27); lalu "makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan, Allah semesta alam, menyertainya" (2Sam 5:10). Kepemimpinannya yang kuat menarik banyak "orang perkasa" dan membangkitkan kesetiaan yang mendalam. Daud sadar bahwa Allah telah menempatkan dirinya sebagai raja atas Israel, dan dengan terus terang ia mengakui kepemimpinan Allah atas dirinya dan bangsa Israel. Allah berjanji melalui nubuat bahwa seorang keturunan Daud akan duduk di takhtanya, yang akan menggenapi secara sempurna peranan seorang raja teokratis (2Sam 7:12-17; bd. Yes 9:5-6; Yes 11:1-5; Yer 23:5-6; Yer 33:14-16).
Akan tetapi, setelah dosa perzinaan dan pembunuhan tragis yang dilakukan oleh Daud, maka kehancuran dan pemberontakan moral melanda keluarganya (pasal 12-17; 2Sam 12:1--17:29) dan seluruh bangsa itu (pasal 18-20; 2Sam 18:1--20:26); berkat nasional yang demikian besar diubah menjadi hukuman nasional. Sekalipun Daud dengan sungguh-sungguh bertobat dan mengalami rahmat pengampunan Allah (2Sam 12:13; bd. Mazm 51:1-21), akibat-akibat pelanggarannya itu terus berlanjut hingga akhir hidupnya bahkan hingga sesudah itu (bd. 2Sam 12:7-12). Sekalipun demikian, Allah tidak menolak Daud sebagai raja, sebagaimana Dia menolak Saul (bd. 1Sam 15:23). Sesungguhnya, hati Daud yang merindukan Allah (lih. mazmur-mazmur gubahannya), dan kebenciannya akan segala bentuk penyembahan berhala menjadikannya teladan dan tolok ukur bagi semua raja Israel yang kemudian (bd. 2Raj 18:3; 2Raj 22:2). 2 Samuel diakhiri dengan pembelian tempat pengirikan Arauna oleh Daud yang kemudian menjadi tempat didirikannya Bait Suci (2Sam 24:18-25).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai 2 Samuel.
- (1) 2 Samuel mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam pemerintahan Daud selama 40 tahun, termasuk perebutan Yerusalem dari suku Yebus dan penetapannya sebagai pusat politik dan keagamaan Israel. Hidupnya ada di tengah-tengah kurun waktu kehidupan Abraham dengan Yesus Kristus.
- (2) Titik pusat kitab ini (pasal 11; 2Sam 11:1-27) yang sangat penting mencatat dosa Daud yang tragis yang melibatkan Batsyeba dan suaminya Uria. Nabi yang mencatat sejarah kitab ini menekankan bahwa sekalipun perzinaan dan pembunuhan oleh Daud telah dilakukan dengan diam-diam, dosa itu dihukum secara terang-terangan oleh Allah pada setiap tingkatan kehidupan Daud -- pribadi, keluarga, dan nasional.
- (3) Hal ini menyatakan sebuah prinsip kepemimpinan yang penting dan abadi dalam kerajaan Allah: makin besar perkenan dan urapan Allah atas hidup sang pemimpin, makin besar pula hukuman Allah apabila ia melanggar kepercayaan Allah dengan melakukan pelanggaran moral atau etis. Sekalipun di dalam Alkitab Daud dipuji sebagai orang yang berkenan kepada hati Allah, perkenan Allah berubah menjadi hukuman dan berkat-berkat-Nya berubah menjadi kutukan setelah Daud berbuat dosa, sebagaimana tercantum dalam peringatan Musa kepada Israel (bd. Ul 28:1-31).
- (4) Pasal-pasal yang menggambarkan dampak-dampak beriak yang terus-menerus dari dosa atas keluarga dan seluruh negeri itu (pasal 12-21; 2Sam 12:1--21:22) menunjukkan betapa terikatnya kesejahteraan seluruh bangsa dengan keadaan rohani dan moral pemimpinnya.
- (5) Kitab ini menyoroti pelajaran moral abadi bahwa keberhasilan dan kemakmuran sering mendatangkan kelemahan moral, yang akhirnya menimbulkan kegagalan moral. Kehidupan dan pemerintahan Daud yang mengagumkan secara tragis tercemar dengan perzinaan dan pembunuhan ketika ia mencapai puncak keberhasilan dan kuasa sebagai raja.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Pemerintahan Daud sebagai raja dalam pasal 1-10 (2Sam 1:1--10:19) melambangkan Raja Mesias. Penetapan Yerusalem sebagai kota kudus, karunia pemberian Allah akan perjanjian Daud, dan penerimaannya akan janji nubuat bahwa kerajaannya akan menjadi kerajaan kekal, semua menunjuk ke depan kepada "Anak Daud" terakhir, Yesus Kristus, dan kerajaan-Nya yang sekarang dan yang akan datang sebagaimana dinyatakan dalam PB (bd. Yes 9:7; Mat 21:9; Mat 22:45; Luk 1:32-33). Untuk keterangan selanjutnya tentang penerapan PB sehubungan dengan Daud Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037.
Full Life: 2 Samuel (Garis Besar) Garis Besar
I. Keberhasilan Daud yang Luar Biasa Sebagai Raja
(2Sam 1:1-10:19)
A. Keberhasilan Politik Daud
...
Garis Besar
- I. Keberhasilan Daud yang Luar Biasa Sebagai Raja
(2Sam 1:1-10:19) - A. Keberhasilan Politik Daud
(2Sam 1:1-5:25) - 1. Daud Meratapi Wafatnya Saul dan Yonatan
(2Sam 1:1-27) - 2. Tahun-Tahun Daud Menjadi Raja Yehuda
(2Sam 2:1-4:12) - 3. Daud Dinobatkan Raja atas Seluruh Israel
(2Sam 5:1-5) - 4. Daud Menaklukkan Yerusalem dan Menjadikannya Pusat Pemerintahan
(2Sam 5:6-10) - 5. Daud Meluaskan Kerajaan
(2Sam 5:11-25) - B. Keberhasilan Rohani Daud
(2Sam 6:1-7:29) - 1. Daud Menetapkan Yerusalem Sebagai Pusat Keagamaan
(2Sam 6:1-23) - 2. Daud Ingin Mendirikan Rumah untuk Allah
(2Sam 7:1-3) - 3. Perjanjian Allah dengan Daud
(2Sam 7:4-17) - 4. Tanggapan Daud
(2Sam 7:18-29) - C. Keberhasilan Militer Daud
(2Sam 8:1-10:19) - 1. Berbagai Kemenangan Daud atas Orang Filistin, Moab, Zoba, Aram,
dan Edom (2Sam 8:1-12) - 2. Pemerintahan Daud yang Adil di Yerusalem
(2Sam 8:13-9:13) - 3. Kemenangan Daud atas Bangsa Amon
(2Sam 10:1-19) - II. Pelanggaran Daud yang Memalukan Sebagai Raja
(2Sam 11:1-12:14) - A. Perzinaan Daud dengan Batsyeba
(2Sam 11:1-5) - B. Pembunuhan Uria oleh Daud dan Usaha untuk Menyembunyikan Perbuatannya
(2Sam 11:6-27) - C. Kesalahan dan Hukuman Daud Dinyatakan oleh Nabi Natan
(2Sam 12:1-14) - III.Tahun-Tahun Daud Menuai Akibat-Akibat Dosa
(2Sam 12:15-20:26) - A. Hukuman atas Rumah Tangga Daud: Kebejatan dan Kematian
(2Sam 12:15-15:6) - 1. Kematian Anak Perzinaannya
(2Sam 12:15-25) - 2. Kesetiaan Yoab
(2Sam 12:26-31) - 3. Amnon Memperkosa Tamar, Adik Tirinya
(2Sam 13:1-20) - 4. Absalom Membunuh Amnon Sebagai Balas Dendam
(2Sam 13:21-36) - 5. Pelarian, Kepulangan, dan Penipuan Absalom
(2Sam 13:37-15:6) - B. Hukuman atas Kerajaan Daud: Pemberontakan dan Pembunuhan
(2Sam 15:7-20:26) - 1. Pemberontakan Absalom
(2Sam 15:7-12) - 2. Daud Melarikan Diri dari Yerusalem Dalam Keadaan Malu
(2Sam 15:13-16:14) - 3. Absalom Memerintah di Yerusalem
(2Sam 16:15-17:29) - 4. Absalom Dikalahkan dan Dibunuh
(2Sam 18:1-32) - 5. Ratapan Daud dan Teguran Yoab
(2Sam 18:33-19:8) - 6. Daud Dipulihkan Sebagai Raja
(2Sam 19:9-43) - 7. Pemberontakan dan Pembunuhan Syeba
(2Sam 20:1-26) - IV. Tahun-Tahun Terakhir Daud Sebagai Raja
(2Sam 21:1-24:25) - A. Bencana Kelaparan Selama Tiga Tahun
(2Sam 21:1-14) - B. Peperangan dengan Bangsa Filistin
(2Sam 21:15-22) - C. Mazmur Pujian Daud
(2Sam 22:1-51) - D. Kata-Kata Terakhir Daud
(2Sam 23:1-7) - E. Orang-Orang Perkasa Daud
(2Sam 23:8-39) - F. Sensus Daud dan Tulah Allah
(2Sam 24:1-17) - G. Syafaat Daud dan Kemurahan Allah
(2Sam 24:18-25)
Matthew Henry: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Kitab ini berkisah tentang riwayat pemerintahan raja Daud. Di dalam kitab sebelumnya, kita telah membaca mengenai ditetapkannya Daud untuk memerint...
- Kitab ini berkisah tentang riwayat pemerintahan raja Daud. Di dalam kitab sebelumnya, kita telah membaca mengenai ditetapkannya Daud untuk memerintah atas Israel serta pergumulan-pergumulannya dengan Saul, yang pada akhirnya berakhir dengan kematian orang yang menindasnya. Kitab ini diawali dengan naiknya Daud ke atas takhta, kemudian sepenuhnya diisi oleh perkara-perkara pemerintahannya selama empat puluh tahun berkuasa. Itulah sebabnya kitab ini di dalam Alkitab Septuaginta diberi judul Kitab Ketiga dari Raja-raja. Di dalamnya tertulis rupa-rupa kemenangan dan permasalahan Daud.
- I. Kemenangan-kemenangan Daud atas kaum keluarga Saul (ps. 1-4), atas orang Yebus dan orang Filistin (ps. 5), pada saat pengangkutan tabut Allah (ps. 6-7), dan atas bangsa-bangsa sekeliling yang menentang dirinya (ps. 8-10). Sampai sejauh ini, jalannya riwayat Daud selaras dengan apa yang kita harapkan dari pribadinya dan dengan pilihan yang telah dijatuhkan atasnya. Akan tetapi, Daud mempunyai sisi gelapnya sendiri.
- II. Kita mendapati berbagai permasalahan yang dihadapi Daud, rupa-rupa penyebabnya, dan dosanya di dalam perkara Uria (ps. 11-12). Kemudian permasalahan-permasalahan itu sendiri yang muncul akibat dosa Amnon (ps. 13), pemberontakan Absalom (ps. 14-19), dan pemberontakan Seba (ps. 20), serta penyakit sampar di Israel akibat Daud menghitung jumlah rakyat (ps. 24), di samping kelaparan yang menimpa orang Gibeon (ps. 21). Kita mendapati nyanyian Daud (ps. 22), dan perkataan terakhirnya serta pahlawan-pahlawan yang mengiringinya (ps. 23). Ada banyak hal di dalam riwayat Daud yang sangat berguna untuk memberi kita pelajaran. Akan tetapi, mengenai sang pahlawan yang menjadi tokoh utama dalam sejarah itu, meskipun dalam berbagai peristiwa ia di sini terlihat sangat hebat, dan sangat baik hati, dan sungguh-sungguh menjadi kesayangan sorga, harus diakui bahwa kehormatannya bersinar lebih terang di dalam mazmur-mazmur gubahannya daripada di dalam riwayat dirinya.
Ende: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan
dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi...
SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi maupun gaja-bahasanja, meskipun pelbagai bagiannja mempunjai tjoraknja sendiri. Tradisi Hibrani kuno djuga selalu memandangnja sebagai suatu kesatuan. Didalam terdjemahan Junani (k.l. th. 250 sebelum Mas.) kitab tadi dibagi djadi dua bagian jang hampir sama tebalnja, dan agaknja melulu karena alasan2 praktis. Baru dalam abad ke-15 Mas. pembagian itu dimasukkan kedalam naskah Hibrani.
Tambahan pula terdjemahan Junani mempertalikan erat2 kitab Sjemuel itu dengan kedua Radja2. Keseluruhannja dinamakan: "Kitab2 keradjaan2" atau "pemerintahan2", dan di-bagi2" djadi empat djilid tersendiri. Ini diikuti oleh terdjemahan Latin (Vulgata), meskipun Hironimus sendiri mengenal nama Hibraninja dan memakainja sebagai djudul kedua. Tetapi nama "keradjaan2" diubahnja djadi nama jang lebih tepat, jakni Radja2. Hingga sekarang tradisi ini masih diikuti, sehingga kitab2 itu dikutip sebagai: I dan II Radja2 (=I dan II Sjemuel, menurut tradisi Hibrani) dan III dan IV Radja2 (=I dan II Radja 2 menurut kebiasaan umum Hibrani. Terdjemahan2 modern pada umumnja mengikuti kebiasaan Hibrani, hal mana diikuti pula dalam terdjemahan ini.
Nama "kitab2 Sjemuel" ini lebih menurut tradisi daripada tepat. Betul, beberapa lama adalah pendapat Jahudi, jang berdasarkan salah tafsir dari I Twr. 29,29, bahwasanja Sjemuel mendjadi pengarangnja. Tetapi hal ini tidak dapat diterima bagi suatu kitab, jang untuk sebagian besar mentjeritakan kedjadian2 jang terdjadi lama sesudah Sjemuel meninggal. Sjemuelpun bukan tokoh terpenting didalam kitab ini, sehingga kitab tadi boleh diberi namanja, sebagaimana halnja dengan kitab Josjua. Dawud djauh lebih penting didalam kitab ini. Boleh djadi nama Sjemuel dipakai, karena nama Daud sudah dibubuhkan selaku pengarang pada kitab Masmur, sedangkan nama Sjaul, radja jang sudah ditolak itu, tidak dapat digunakan untuk djudul bagi sebuah kitab jang sutji.
Tjeritera kitab Sjemuel muat laporan fragmentaris mengenai periodos, jang berlangsung dari djaman para Hakim -- Sjemuel sendiri diutarakan sebagai jang terachir dari para Hakim, -- sampai dengan achir hidup Dawud, jang kematiannja baru ditjeriterakan dalam I Radja2 (1-2). Kemarian Dawud serta penggantiannja oleh Sulaiman djatuh kira2 dalam tahun 970 seb. Mas. Berdasarkan keterangan2 dari kitab itu sendiri, maka lahirnja Sjemuel pada awal kitab itu, pada masa keimaman 'Eli, djatuh kira2 dalam th. 1070 seb Mas. Dengan demikian kitab Sjemuel melingkupi l.k. satu abad dari sedjarah Israil.
Sedjarah politik dalam abad, jang merupakan latarbelakang kitab Sjemuel itu, agak katjau, namun amat penting djuga bagi perkembangan umat Allah. Daripada kekatjauan besar didjaman para Hakim, waktu suku2 Israil berpidjak tetap ditanah Kanaan masing2 suku berdiri sendiri dengan tiada kesatuan sedikitpun, selain keasatuan keigaman, berkembanglah didjaman jang baru itu suatu negara kesatuan dibawah pimpinan seorang radja. Perubahan susunan pemerintahan ini, jang dari segi kenegaraan merupakan suatu kemadjuan jang njata, terdjadi karena pengaruh pelbagai faktor dari luar. Faktor jang terutama ialah antjaman dahsjat dari pihak orang2 Felesjet, jang malaham membahayakan hidup Israil. Adapun orang-2 Felesjet itu suatu bangsa jang berasal dari Asia Depan. Setelah beberapa kali gagal usahanja untuk menetap dinegeri Mesir, bangsa itu berhasil berpidjak tetap dipantai Palestina, (nama Palestina berasal dari nama orang2 "Felesjet") dimana mereka mendirikan sedjumlah kota kerajaan jang tjukup kuat. Dari Pantai mereka masuk kepedalaman, dimana tak dapat tidak mereka berbentrok dengan suku2 Israil, jang baru menduduki tanah itu, dan itupun belum seluruhnja. Dengan banjak susah pajah suku2 jang masih primitif itu dapat bertahan terhadap orang2 Felesjet jang gagah perkasa dan diorganisir dengan baik itu. Kitab Sjemuel mulai dengan masa perang mati2an itu sedang hebat2nja. Orang2 Felesjet sudah djauh masuknja dan sudah menduduki sebagian besar dari tanah itu dan menaklukkan penduduknja. Terhadap bahaja itu suku Israil membutuhkan persatuan jang kokoh dibawah pimpinan pemerintahan pusat. Dimasa itu pula bangsa2 tetangga Israil jaitu Edom, Moab dan Aram mendirikikan keradjaan2 nasional dan mendapat kekuatan jang tak terkenal hingga itu dari organisasi pemerintahan jang baru. Tidak mengherankan, kalau Israil dipengaruhi djuga oleh tjontoh2 itu (I Sjem.8,5.19.20), meskipun kejakinan keigamannja ikut menentukan susunan keradjaan itu. Israilpun mengorganisir negerinja djadi suatu keradjaan.
Gagasan jang sungguh baru itu diwujudkan setjara lambat-laun, kendati djalannja tjukup tjepat djuga. Dan itupun tidak berdjalan tanpa oposisi, lebih-lebih dari kalangan2 keigaman, jang berdasarkan pendapat keigaman mereka, sukar menerima keradjaan itu. Langkah pertama diambil karena tekanan dari pihak orang2 'Amon, jang memusuhi mereka. Sebagaimana dahulu halnja dengan para Hakim, demikianpun sekarang seorang petani muda dihinggapi langsung oleh roh Allah, untuk menjelamatkan bangsanja. Kalau dulu para Hakim setelah memperoleh kemenangan, segera kembali lagi kepekerdjaannja, dan persatuan sementara dari suku lenjap lagi, maka kali ini Sjaul diproklamir sebagai radja setjara definitif oleh Rakjat, bahkan dengan persetudjuan pihak oposisi, jang diwakili oleh Sjemuel dan jang tidak dapat mentjegah perkembangan itu lagi.
Usaha jang pertama itu menemui kegagalan. Sungguhpun Sjaul berhasil memukul mundur orang2 Felesjet beberapa waktu lamanja dan memperoleh kemenangan2 jang gemilang dalam perang-tanding jang perwira dan dalam pertempuran2 umum, namun ia se-kali2 tidak berhasil mematahkan kekuasaan mereka atau sedikit2nja membatasinja. Lagi pula oposisi dari kalangan2 keigaman bertambah kuat. Achirnja didalam pertempuran jang hebat dipegunungan Gilboa' Israil menderita kekalahan dan Sjaul serta putera2-nja menemui adjalnja. Keadaan politik Israil pada achir pemerintahan Sjaul tidak banjak bedanja dengan keadaan waktu ia mulai tampil kemuka (I Sjem.31).
Namun demikian, Israil tidak mau melepaskan lagi gagasan keradjaan. Suku2 di Utara memaklumkan Isjabaal, putera Sjaul, mendjadi radja, sedangkan Juda menerima seorang pemimpin gerombolan jang populer, jaitu Dawud, sebagai radjanja. (II Sjem. 2,1-10) Kedua keradjaan itu bermusuhan. Tetapi setelah Isjabaal dilikwidir, Dawud berhasil mendapat pengakuan dari semua suku. Persatuan dibawah satu radja dipulihkan. Tetapi tetapla monarchi-rangkap, dan antar ke-dua2nja tiada ikatan dalam jang sesungguhnja.
Kali ini keradjaan berhasil. Dawud tampak sebagai orang jang saleh, sehingga ia berhasil merebut hati pihak oposisi dari kalangan keigaman, untuk menerima kenjataan itu. Ia adalah seorang politikus jang tjerdik, jang tahu membatasi persaingan antar-suku. Ia membuat ibu-kota politik jang baru di Jerusjalem, jang djuga dijadikannja pusat keigamaan jang terpenting; hal mana sudah semestinjalah didalam suasana, dimana negara dan agama dipertalikan dengan amat eratnja. Kantong2 terachir penduduk aseli Kena'an, jang sedikit banjak berdiri sendiri2, diasimilasikan dengan bangsa Israil oleh Dawud. Dengan membentuk angkatan perang jang tetap, jang dapat digunakan sebagai inti didalam mobilisasi umum, Dawud melengkapi keradjaannja dengan alat pertahanan jang kuat, jang disegani pula diluarnegeri. A.l. berkat alat pertahanan jang kuat itu Dawud mentjatat hasil2 jang gemilang dalam politik luarnegerinja. Orang2 Felesjet ditundukkan secara definitif dan sebagian dari wilajah diduduki Dawud, sehingga peranan mereka digantikan samasekali oleh orang2 bani Israil. Sedjumlah negeri tetangga ditaklukkannja dan wilajahnja sendiri sangat diperluas karenanja, sehingga keradjaannja tidak hanja luas, tetapi djuga dikelilingi dengan serentetan negeri2 taklukan, jang melindungi wilajah keradjaannja sendiri. Dibawah pimpinan Dawud Israil mendjadi keradjaan nasional, jang djuga termasjhur didunia internasional. sungguh suatu masa kedjajaan, jang tidak pernah ditjapai lagi sesudah itu. Perkembangan dimungkinkan pula, karena negara2 besar pada waktu itu tidak dapat mengembangkan kekuasaannja. Asjur baru sadja muntjul dan belum merentjanakan perebutan kekuasaan dinegeri2 jang djauh. Mesir terlalu lemah dedalam dan terlalu terbagi, untuk dapat menuntuk hak-haknja jang kuno atas Palestina. Demikianlah Israil karena kearifan Dawud dan karena keadaan2 politik jang menguntungkan, mendjadi keradjaan jang kuat.
Tetapi mendjelang achir hidup Dawud, mulai kelihatanlah kelemahan2nja kedalam. Tjatjat jang terbesar terletak dalam persaingan antara Juda, suku dari Dawud, dan suku2 lainja. Dawud tidak pernah membuat kedua bagian keradjaan mendjadi suatu kesatuan jang kokoh. Keradjaannja tetap berbentuk monarchi rangkap. Kesatuannja hanja bersandar pada diri radja, dan oleh karena itu sangat bergantung dari ketjakapan dan populernja orang jang mendjadi radja. Dan kepopuleran Dawud diutara mengalami kemunduran dimasa pemerintahannja. Pemberontakan Absjalom mendapat pengikut2nja terutama dari suku2 diluar Juda (II Sjem.15), sedang Dawud hanja didukung oleh suku Juda dan daerah-daerah Transjordania (II Sjem. 17). Betul, Dawud berhasil menindas pemberontakan Absjalom serta kelandjutannja dalam pemberontakan seorang-orang dari suku Binjamin, tetapi api itu tidak pernah padam lagi. Sesudah kematian Sulaiman kesatuan Israil petjah setjara definitif, dan mendjadi dua keradjaan jang berdiri sendiri dan sering bermusuhan, tetapi benihnja sudah terdapat dalam masa kegemilangan Dawud (II Sjem.20,1; I Rdj. 12,16).
Latar belakang sedjarah ini lebih tersirat daripada tersurat dalam kitab Sjemuel. Kitab ini tidak begitu memperhatikan hal-ihwal keradjaan, melainkan perbuatan2 orang2 tertentu. Betul, tokoh2 itu memainkan peranan politik jang menentukan, namun lebih dilihat sebagai oknum daripada sebagai tokoh2 kenegaraan. Ada tiga tokoh, jang minta seluruh perhatian dan bahan2 tjeritera dikumpulkan sekitar ketiga tokoh itu, jaitu Sjemuel, Sjaul dan Dawud. Tetapi djelaslah, bahwa Dawud merupakan tokoh jang utama, sedang Sjemuel dan Sjaul dipakai sebagai persiapan dan pendahuluan, dan chususnja Sjaul djuga sebagai kontras terhadap tokoh jang utama. Djelas pula, bahwa kitab ini terbagi atas tiga rangkaian tjerita2 disekitar ketiga tokoh ini; dibubuhi pula dengan tambahan2 mengenai tokoh utama jang menghentikan djalannja tjerita, sampai itu disambung lagi dalam kitab I Radja2.
Bagian pertama (I Sjem 1-7) menjadjikan beberapa keterangan tentang diri Sjemuel. Sebagai akibat dari doa jang dikabulkan, ia dilahirkan dari wanita jang mandul dimasa imam-agung 'Eli. Akan tanda sjukur, maka kanak2 itu dibaktikan kepada ibadah Jahwe dikuilNja di Sjilo, dimana terdapat peti perdjandjian. Disana ia mendapat panggilan sebagai nabi dan memaklumkan kebiasaan keturunan 'Eli, jang anak-anaknja melanggar peraturan2 Jahwe. Hukuman itu dilaksanakan didalam perang dengan orang2 Felesjet. Orang2 Felesjet mengalahkan Israil,d an merampas peti perdjandjian dan menewaskan kedua anak 'Eli. 'Eli sendiri mati mendadak karena ketjelakaan. Kemudian hal-ihwal peti perdjandjian di-tengah2 orang2 Felesjet ditjeritakan. Karena malapetaka, jang rupa2nja ditimpakan atas diri mereka karena peti perdjandjian itu, terpaksalah orang2 Felesjet mengembalikannja ketanahnja jang aseli, jaitu Israil. Jahwe senantiasa nampak lebih kuat daripada dewa2 Felesjet. Achirnja peti perdjandjian itu sampai ke Kirjat-je'arim, kerena Silo agaknja sudah dihantjurkan. Baru kemudian (II Sjem.6) kisah mengenai peti perdjandjian itu dilandjutkan. Bagian pertama ditutup dengan ichtisar tentang kegiatan Sjemuel.
Bagian kedua (ISjem 8-15) dipusatkan pada tokoh Sjaul. Pada achir hidupnja Sjemuel dengan berat hati meluluskan tuntunan rakjat untuk seorang radja. Dengan diam2 ia mengurapi seorang anak petani, jaitu Sjaul, djadi radja Israil jang akan datang. Sjaul bertindak tegas lawan orang2 'Amon. Sesudah itu ia diakui dengan resmi oelh seluruh rakjat sebagai radja jang umum. Sjemuel mengundurkan diri. Dengan hasil jang gemilang Sjaul dengan putera mahkotanja, Jonatan, memerangi orang2 Felesjet. Tetapi Sjaul berlaku kurang setimbang, dan kadang2 terlalu tegas. Berhubung dengan tindakannja terhadap orang2 'Amalek serta radjanja dan ke-sewenang2annja, maka ia berbentrok dengan Sjemuel, bahkan dengan Jahwe sendiri. Ia ditolak sebagai radja.
Bagian ketiga (I Sjem. 16 - II Sjem.1) menjadjikan serentetan tjerita tentang muntjulnja Dawud dan binasanja Sjaul. Dengan diam2 Dawud diurapi Sjemuel djadi radja jang akan menggantikan Sjaul. Dawud bekerdja pada Saul sebagai biduan, tetapi djuga tampil sebagai pemimpin pertempuran jang tjakap dan pedjuang jang berani. Mula2 ia diperlakukan baik2 oleh Sjaul.Tetapi hasil2nja jang gemilang dalam pertempuran dan bertambah populernja menimbulkan tjemburu dan tjuriga pada Sjaul, jang lalu memandangnja sebagai saingan berat bagi tachtanja. Beberapa kali ia, setjara lansung atau tak langsung, mentjoba melenjapkan Dawud, sementara ia sendiri dihinggapi kemurungan, jang makin lama makin mendjadi penjakit. Pertjobaan2nja tidak berhasil. Achirnja Dawud terpaksa melarikan diri, dengan bantuan sahabat karibnja, putera-mahkota Jonatan sendiri. Dawud lolos kegurun, dimana ia mengembara sebagai pemimpin gerombolan. Tetapi disanapun ia di-tjari2 djuga oleh Sjaul, kendati Dawud menundjukkan djuga, bahwa ia tahu menghormati orang urapan Jahwe, dan tidak mau menewaskannja. Terpaksa Dawud menggabungkan diri dengan musuh kawakan Israil, jakni orang2 Felesjet. Tetapi dengan ketjerdikannja jang luarbiasa Dawud pandai bersiasat, untuk tidak melakukan sesuatu jang merugikan kaum sebangsanja dan tidak menguntungkan bagi orang2 Felesjet. Waktu peperangan berketjamuk lagi antara orang2 Felesjet dengan Israil, tjuriga pemimpin2 Felesjet menghalangi, Dawud menepati kewadjibannja sebagai sekutu untuk bertempur bersama2 dengan radja Felesjet lawan bangsanja sendiri. Ketika Dawud berada ditempat lain, terdjadilah pertempuran hebat digunung Gilboa', dan Israil menderita kekalahan. Jonatan dan putera2 Sjaul lainnja gugur, sedang radja membunuh diri. Hukuman atas Sjaul sudah terlaksana dan djalan ketachta terbuka bagi Dawud.
Bagian jang keempat dan terachir (II Sjem.2-20) se-mata2 mengenai Dawud dan keluarganja. Dawud jang sudah popuker dimasa penerintahan Sjauld an mempunjai banjak pengikut di Juda, diakui sebagai radja oleh suku Juda. Ia menetap di Hebron. Berkat kegiatan panglima Abner, maka putera Sjaul mendjadi radja atas bagian terbesar dari Israil. Tetapi kekuatan Isjba'al makin lama makin ter- petjah2 dan pasukannja menderita kekalahan jang hebat di Gibe'on. Karena perselisihan dengan Abner maka kedudukannja sangat terdjepit. Abner mengadakan perundingan dengan Dawud dan mendapat dukungan dari hampir seluruh wilajah Isjba'al. Abner dibunuh oleh Joab, panglima dari Dawud, dengan alasan jang tjurang. Alasannja ialah bela darah, karena Abner telah menewaskan seorang saudara Joab didalam pertempuran. Hampir pada waktu jang sama Isja'baal dibunuh dengan tjara jang kotor. Sedjenak kedudukan Dawud terantjam. Tetapi dengan mendjauhkan diri dengan terang2an dari kedua pembunuhan itu, ia berhasil mendapat dukungan terus dari pengikut2nja dikalangan suku2 Israil. Disanapun ia diakui sebagai radja.
Dawud merebut Jerusjalem dari tangan penduduk aseli dan memindahkan kedudukannja kesana. Peti perdjandjian dipindahkan ke ibukota jang baru. Hal ini mendatangkan berkah Jahwe kepadaNja dalam bentuk nubuat jang mulia oelh Natan, nabi Dawud, tentang abadinja keturunannja. Selintas-pintas lalu diutarakan ekspedisi2 Dawud. Hasilnja ialah diusirnja orang2 Flesjet dan perluasan wilajahnja. Beberapa bangsa tetangga ditaklukkan.
Pasal2 terachir dari bagian keempat ini muat kisah jang pandjang-lebar tentang drama jang terdjadi didalam keluarga Dawud. Kebesaran djiwanja dilukiskan dengan beberapa tjontoh. Tetapi sebaliknja, didalam rangka perang dengan orang2 'Amon, dikisahkan djuga, bagaimana Dawud berdjinah dengan isteri dari salah seorang perwiranja jang setiawan, jaitu Uria. Untuk menjembunjikan djinahnja dan untuk tetap memiliki Batsjeba', maka dengan tjara jang litjik ia menjuruh lenjapkan orang jang mendjadi perintang bagi pelampiasan hawa-nafsunja. Teguran2 nabi Natan menginsjafkan Dawud, sehingga ia bertobat dan bersedia menerima hukuman apapun dari tangan Jahwe. Batsjeba' kemudian melahirkan baginja Sulaiman, jang akan menggantikan dia sebagai radja.
Pelaksanaan hukuman itu terdjadi didalam keluargnja sendiri. Putera sulungnja, Amnon, memperkosa adik tirinja, Tamar. Sikap Dawud agak lemah terhadap kedjahatan ini. Absjalom, puteranja jang lain, membalas dendam sendiri atas adik kandungnja. Amnon dibunuh olehnja. Sesudah itu Absjalom melarikan diri terhadap murka bapaknja. Tetapi beberapa waktu kemudia radja Dawud, atas desakan panglima Joap, mengidjinkan Absalom kembali ke Jerusalem, meskipun ia tidak segera dimaafkan olehnja. Sekali lagi Joab bertjampur tangan. Meskipun alasan2 Joab dalam perkara ini tidak begitu djelas, namun ia berhasil memperdamaikan radja dengan puteranja.
Adapun Absalom mulai bersiasat. Teranglah ia berusaha merebut tachta kerajan. Dawud sgaknja kurang awas. Achirnja Absalom mempermaklumkan dirinja sebagai radja di Hebron, ibukota lama Dawud. Perebutan kekuasaan ini berhasil, karena pemerintahan Dawud agaknja diterima dengan tiada sukahati oleh suku2 diluar Juda, sehingga Absjalom mendapat dukungan kuat dari mereka. Dawud terpaksa lari dari Jerusjalem, hal mana ditjeritakan dengan pandjang lebar. Absjalom menduduki ibukota. Karena siasat salah seorang sahabat Dawud, pengedjaran ditunda, sehingga Dawud mendapat kesmepatan untuk mengerahkan pasukan jang besar didaerah Transjordania. Didalam pertempuran berikutnja Absajlom dan pengikut2nja menderita kekalahan. Absjalom sendiri dibunuh oleh Joab, ketika ia melarikan diri. Dukatjita Dawud waktu menerima kabar itu mengharukan, tetapi tidak pada tempatnja menurut Joab. Kembalinja Dawud ke Jerusjalem ditjeritakan sedjadjar dengan larinja dari sana. Karena pertikaian antara suku Juda dengan suku2 lainnja, maka pemberontakan berketjamuk lagi sedjenak. Joab, jang karena membunuh Absjalom kena murka radja, berhasil menindas pemberontakan itu, tetapi menggunakan kesempatan itu djuga untuk melenjapkan bekas-panglima dari Absjalom, jang ditundjuk Dawud untuk menggantikan Joab sendiri, dan untuk memaksakan dirinja kepada Dawud.
Pasal2 terachir (II Sjem. 21-24) terdiri atas beberapa tambahan, jang mengenai riwajat hidup Dawud, jang tidak mendapat tempatnja dalam kitab itu sendiri dan mungkin berasal dari sumber lain. Ditjeritakan bagaimana keturunan Sjaul ditumpas, hal mana dipandang hukuman atas ingkar sumpah Sjaul. Berikutlah ichtisar tentang pertempuran2 dengan kaum Felesjet dan dua sadjak jang ditaruh dalam mulut Dawud. Kemudian disusul dengan serentetan perbuatan2 kepahlawanan dari anggota2 pasukan pilihan Dawud dengan daftar nama pasukan pilihan itu. Achirnja suatu kisah tentang tjatjah-djiwa, jang diadakah Dawud tapi dihukum dengan wabah sampar. Sebuah mesbah didirikan oleh radja sebagai tanda sjukur atas berhentinja malapetaka itu, jaitu ditempat jang kemudian didirikan Bait Allah.
Namun kesemuanja itu didalam kitab Sjemuel tidak merupakan tjerita jang harmonis djalannja dan baik susunannja. Lebih tepat dikatakan suatu kumpulan tjerita2 jang tjoraknja berlainan dan berasal dari pelbagai sumber. Kitab Sjemuel tidak merupakan keseluruhan jang bulat, melainkan suatu kumpulan tjeritapendek2. Terutama dalam kitab jang pertama tjerita2 ini bertjorak sangat populer dan mirip dongengan rakjat. Beberapa dari antaranja menundjukkan pelbagai tradisi, jang sebagian bertentangan satu sama lain. Maka itu didalam kitab Sjemuel terdapat tidak sedikit tjerita jang sukar untuk diselaraskan, ataupun tjerita- rangkap tentang kedjadian jang satu dan sama djua, jang disampaikan dalam pelbagai bentuk dan oleh karenanja ditjeritakan dua kali. Si penghimpun sering mengambil tjerita2 tanpa banjak perubahan. Terdjemahan kami, entah dalam petundjuk2 ditepi halaman entah didalam tjatatan2 dibawah, kadang2 menundjukkan ketidak-selarasan itu, tetapi tidak semuanja disebutkan. Kisah pandjang tentang keluarga Dawud didalam kitab jang kedua merupakan kesatuan jang lebih besar, dan sudah barang tentu ditulis oleh orang, jang menjaksikan sendiri peristiwa2 itu. Si penghimpun tjerita2 dalam kitab Sjemuel hanja disana-sini sadja mentjoba selaraskan tjerita2 itu, dan djuga disana-sini sadja mengemukakan gagasan2nja sendiri serta tafsiran dari peristiwa2 itu dan mengolah sedikit-banjak bahan2 itu menurut pandangannja sendiri.
Kalau orang mengindahkan tjorak chas kitab ini, dengan sendirinja akan timbul pertanjaan mengenai kebenaran historisnja. singkatnja dapat dikatakan begini. Kebenaran historisnja pada umumnja dan dalam garis besarnja harus diterima, mengingat sangat kunonja bahan2 itu. Sebaliknja tjorak populer dari banjak tjeritanja itu adalah sedemikian rupa, hingga orang tidak dapat memperoleh kepastian sampai hal jang ketjil2, karena kesemuanja itu lebih dipakai sebagai hiasan dan pengungkapan daripada sebagai laporan saksama dari kedjadian2 jang njata, jang ditjeritakan dan lagi pengetahuan jang tepat tentang tokoh2, jang tampil kedepan. Tetapi mengenai hal jang ketjil2 tersendiri tidak dapat diperoleh kepastian jang besar. Itu tergantung dari tjorak chas tjerita2 itu sendiri.
Mengenai pertanjaan, bilamana kitab itu disusun, harus diberi djawaban jang agak berbelit. Sebab sebagaimana halnja dengan banjak kitab Perdjandjian Lama, kitab Sjemuelpun tidak terdjadi sekali djadi. Dapat dan harus diterima, bahwa kitab ini menurut keadaannja sekarang, telah terdjadi dari sedjumlah tjerita2 tersendiri, jang sudah dikumpulkan dalam kumpulan2 ketjil dan sudah tertulis pula. Daripadanjalah achirnja kitab jang sekarang ini disusun. Kadang2 sukarlah menentukan, bagian2 mana sudah ada sebagai kumpulan tersendiri; tetapi bahwasanja kumpulan2 itu ada sukarlah disangsikan. Lebih sukar lagi menentukan, bilamana kumpulan2 tjerita itu mendapat bentuk tertulisnja jang pertama; tetapi sudah teranglah, bahwa beberapa dari antaranya dari djaman kuno dan ditulis tak beberapa lama sesudah terdjadinja peristiwa2 itu sendiri. Dengan lebih saksama dapatlah ditetapkan, bila kitab ini mendapat bentuknja jang sekarang, lepas dari beberapa tambahan ketjil jang disisipkan sesudah kitab ini seluruhnja ada. Menurut pendapat umum para ahli, kitab ini sudah pasti disusun sebelum dynasti Dawud lenjap setjara definitif tahun 587 seb. Mas., karena penjusun kitab ini tidak mengetahui sedikitpun tentang kedjadian itu. Sebaliknja, kitab ini tentulah disusun sesudah perpisahan antara Juda dengan suku2 lainnja, kerena perpisahan itu ber-ulang2 diandaikan. Djadi kitab ini sebagai keseluruhan disusun sesudah perpisahan jang terdjadi pada kematian Sulaiman dalam tahun 931 seb. Mas. Karena didalam kitab ini, lebih2 didalam fasal2 jang ditambahkan oleh si penghimpun sendiri, terdjalin gagasan2 jang menundjukkan pembaharuan agama oleh Josjijahu dan kalangan2 dari kitab 'Ulangtutur, tentulah kitab ini disusun tak berapa lama sebelum pembuangan, djadi sekitar 580 seb.Mas.
Nama para pengarang dari tiap2 bagian maupun dari keseluruhan tidak dapat disebutkan dengan kepastian. Dan melihat terdjadinja kitab ini, maka lebih tepatlah orang berbitjara tentang penghimpun daripada pengarang kitab ini. Mana jang terdjadi bagian pribadi si penghimpun jang terachir, sukarlah ditentukan lebih landjut.
Tjorak keigaman kitab itu djelas. Kitab ini menjadjikan sedjarah bukannja demi untuk sedjarah, tetapi dari sudut keigamaan dan dengan maksud keigamaan, dan lebih memberikan tafsiran tentang sedjarah daripada laporan terperintji dari peristiwa2 politik. Gagasan pokok keigamaan jang mendjadi dasar karja itu seluruhnja ialah terpilihnja Israil. Israil adalah umat Allah, jang karena perdjadjian dengan Jahwe dipilih untuk merupakan keradjaanNja didunia. Kitab ini memberikan suatu kesan dari hal-ihwal keradjaan itu serta kesulitan2nja, hingga keradjaan itu mendapatkan perwudjudannja sementara didalam keradjaan Dawud. Pilihan ini dengan sjarat2nja serta tuntutan2nja dikonkretisir dalam tokoh2 tertentu. Nasib rakjat dan manusia bergantung dari tuntutan2nja. Semua tokoh penting dalam kitab ini dipandang dari sudut itu. 'Eli dan keturunannja adalah imam pilihan Jahwe. Tetapi karena ketidaksetiaan keturunannja akan perintah2 Allah, mereka disingkirkan dan dihukum. Akan gantinja dipilihlah imam-agung lain jang "setiawan". Sjemuel dilahirkan setjara adjaib dan dipilih langsung oleh Jahwe sendiri serta dipanggil mendjadi nabiNja dan pemimpin umatNja. Tetapi anak2 Sjemuel pun tidak setia djuga, sehingga pilihan itu tidak dilandjutkan dalam diri mereka. Sjaul dipanggil dimasa jang amat sulit, untuk mewujudkan keradjaan Jahwe didalam bentuk jang baru, jaitu bentuk keradjaan. Ia adalah radja pilihan, tetapi bukan radja jang berdiri sendiri, jang dapat menentukan sendiri apa jang hendak dilakukannja. Sebaliknja ia hanja mendjadi wakil dari radja Israil jang sesungguhnja, jaitu Jahwe. Sjaul tidak tetap setia. Ia mengutamakan kehendak rakjat diatas kehendak Jahwe, se-akan2 ia radja dan atas kerelaan rakjat, bukannja atas kerelaan Jahwe. Dari sebab itu ia disingkirkan dan Jahwe mentjari penggantinja, jang akan tetap setia kepada kedudukannja sebagai radja thokratis. Dalam diri radja Dawud terwudjud pula keradjaan Allah, meskipun dalam bentuk sementara Dawud adalah seorang manusia, jang berdosa berat, tetapi radja itu tidak pernah lupa, bahwa ia hanja wakil dari Jahwe, jang harus mendengarkan suaraNja, untuk sungguh2 mendjadi radja Israil. Karena pengakuan dari pihak Dawud ini, maka sekali lagi pilihan Jahwe mendjadi kenjataan. Keturunan Dawud seluruhnja dipilih untuk mendjadi wakil dari Allah pada umatNja. Pandangan2 djauh jang besar dimasa jang datang dibukakan; pandangan2 itu menudju keperwudjudan jang terachir dan sempurna dari Keradjaan Allah didunia. Seluruh Perdjadjian Baru penuh dengan penghargaan jang dipertalikan pada keturunan Dawud, untuk menundjukkan bagaimana kesemuanja itu terpenuhi dalam Jesus Kristus, Putera Dawud.
Disamping gagasan jang fundamentil dan mendjadi alas kesemuanja itu, kitab Sjemuel ini sungguh amat kaja akan gagasan2 keigamaan jang luhur, jang djuga terdapat ditempat lain didalam Perdjandjian Lama, dalam bentuk ini atau bentuk itu.
Djika orang ingin menilaikan kitab Sjemuel, djuga sebagai orang Kristen, maka haruslah kitab itu dibatja dengan semangat, jang mendjadi sikap hati si pengarang kitab itu, jaitu dengan sikap hati keigamaan. Betul, kitab Sjemuel penuh dengan tjerita2 jang tegang dan kadang2 menggunakan seni-tjerita jang djitu. Tetapi apabila orang berhenti disitu sadja, maka kitab ini tidak dibatja sebagai sebagian dari Kitab Sutji. Kitab ini mempunjai maksud jang lain djuga, jaitu mampu menjampaikan kabar keigamaan, warta bahwa Allah memanggil dan memilih manusia, dan bahwa manusia harus menjesuaikan diri dengan panggilan serta pilihan itu, dengan mendengarkan suara Allah se-setia2nja. Kalau tidak, manusia akan disingkirkan. Hanja kalau dibatja setjara demikian, maka kitab ini adalah Kitab Sutji sesungguhnja dan tidak diturunkan sebagai batjaan hiburan. Dan djika dibatja demikian sebagai Kitab Sutji, dengan hati jang pertjaja dan terbuka bagi Sabda Allah, maka kitab ini mempunjai nilainja jang tetap dan nilai kekristenan. Didalamnja manusia mendapatkan Allah jang berbitjara dan berbuat, jang memilih dan mengemukakan tuntunan2Nja djustru kepada orang2 pilihanNja.
BIS: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) II SAMUEL
PENGANTAR
Buku II Samuel adalah sambungan dari Buku I Samuel. Buku ini memuat
sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yehuda di seb
II SAMUEL
PENGANTAR
Buku II Samuel adalah sambungan dari Buku I Samuel. Buku ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yehuda di sebelah selatan Palestina (pasal 1-4 2Sam 1:1-4:12), kemudian atas seluruh negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal 5-24 2Sam 5:1-24:25). Dalam buku ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Daud digambarkan sebagai orang yang sangat beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan yang tidak segera melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan rela menerima hukuman dari Allah.
Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat Israel. Di zaman-zaman kemudian, bilamana ada musibah nasional, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia.
Isi
- Pemerintahan Daud atas Yehuda
2Sam 1:1-4:12 - Pemerintahan Daud atas seluruh Israel
2Sam 5:1-24:25 - a. Tahun-tahun pertama
2Sam 5:1-10:19 - b. Daud dan Batsyeba
2Sam 11:1-12:25 - c. Musibah dan kesulitan-kesulitan
2Sam 12:26-20:26 - d. Tahun-tahun kemudian
2Sam 21:1-24:25
Ajaran: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Lihat I Samuel 07097.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab ini terbagi atas 24 pasal yang menjelaskan tentang Kerajaan
Tujuan
Lihat I Samuel 07097.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab ini terbagi atas 24 pasal yang menjelaskan tentang Kerajaan Israel di bawah pemerintahan raja Daud.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Samuel
Pasal 1-10 (2Sam 1:1-10:19).
Kemenangan-kemenangan Raja Daud
Ketika Daud mendengar berita kematian Saul, ia sangat sedih sekali. Kemudian bangsa Yehuda mengakui dia sebagai raja, sedang keluarga Saul mengangkat Isyboset sebagai raja sehingga terjadi perang antara keluarga Saul dan keluarga Daud, tetapi karena Tuhan berkenan akan Daud maka Daud menang dan menjadi raja atas seluruh Israel (pasal 2Sam 5:1-12). Kemudian, nabi Natan menyampaikan janji Tuhan kepada Daud bahwa Allah menjadikan kerajaannya sebagai kerajaan yang kekal dan anak Daud akan mendirikan Bait Allah.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Sam 1:11-16. Apakah sebabnya Daud sedih? Dan apakah sebabnya Daud tidak mau melawan Saul?
- Bacalah pasal 2Sam 8:15. Bagaimanakah pemerintahannya Daud?
Pasal 11-20 (2Sam 11:1-20:26).
Kesusahan-kesusahan Raja Daud Daud berbuat dosa yaitu berzinah dengan Betsyeba dan membunuh Uria, suami Betsyeba itu, akibatnya nabi Natan menegur Daud dan mulai terjadi kekacauan dalam istana Daud.
Pendalaman
- Apakah tanggapan Daud sebagai raja ketika ia ditegu karena perbuatan dosanya (2Sam 12:9-14)? Dan apakah akibat dosa itu?
- Apakah kesusahan demi kesusahan yang datang dalam keluarg Daud disebabkan dosanya membunuh Uria dan berzinah denga istri Uria?
Pasal 21-24 (2Sam 21:1-24:25).
Keterangan akhir Pasal 21-22; 2Sam 21:1-22:51mengenai nasib anak-anak Saul dan peperangan antara bangsa Filistin dan Israel serta Mazmur karangan Daud. Pasal 23; 2Sam 23:1-39kata-kata terakhir dari Daud dan akhirnya pasal 24; 2Sam 24:1-25tentang gambaran hukum Tuhan terhadap Daud.
II. Kesimpulan/penerapan
- Allah memilih Daud menjadi raja bukan karena ketampanan, ata kegagahannya, tetapi karena ketulusan hatinya kepada Allah.
- Melalui kejatuhan Daud ke dalam dosa, mengajarkan bahwa Allah mengampun dosa orang yang mau bertobat. Tetapi akibat dosa itu sendiri harus teta diterima seseorang yang hidup di dunia ini.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Mengapa Allah memilih Daud untuk menggantikan Saul?
- Apakah kesan yang saudara dapati dari mempelajari kehidupan Daud?
- Apakah akibat dosa yang Daud perbuat?
Intisari: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) Keluarga Daud
GARIS KETURUNAN DAUDII Samuel seringkali dianggap sebagai Sejarah Kehidupan Daud. Di dalamnya kita baca tentang keberhasilan, kegagala
Keluarga Daud
GARIS KETURUNAN DAUD
II Samuel seringkali dianggap sebagai Sejarah Kehidupan Daud. Di dalamnya kita baca tentang keberhasilan, kegagalan dan dosa-dosa Daud, khususnya mengenai liku-liku dan perjuangan hidup yang harus dialaminya. Namun, terselip dalam kisah ini suatu janji yang kemudian digenapi di dalam Kristus. Daud bukan saja pilihan Allah pada waktu itu; dia menjadi awal garis keluarga yang akan membawa kepada Sang Penebus sendiri.
MUSUH-MUSUH DAUD
Daud mempunyai karunia besar untuk menjadi pemimpin pasukan militer. Dia menarik "orang-orang perkasa" yang kegagahannya menjadi legenda di zaman mereka. Pada saat ia sudah menguasai seluruh bangsa Israel, ia mengkonsolidasikan kerajaannya dengan mengalahkan negara-negara tetangga yang susah dikendalikan dengan melancarkan serangkaian serangan (2Sa 8:1-14; 10:1-9; 11:1; 12:26-31). Tindakan ini melindungi daerah kekuasaannya dari serangan musuh dan memberinya kekuasaan atas daerah yang lebih luas daripada yang pernah ada sebelumnya.
PEMERINTAHAN DAUD
Sekali-sekali kita membaca siapa yang berkuasa dalam pemerintahan Raja Daud (2Sa 8:15-18; 20:23-26). Kemampuan Absalom untuk menimbulkan ketidakpuasan rakyat (2Sa 15:1-6) menunjukkan bahwa Daud bukanlah orang yang dapat memerintah dengan baik. Walaupun Daud dapat mendorong timbulnya kesetiaan yang sungguh-sungguh, tetapi kenyataan bahwa Absalom dapat menimbulkan perang saudara berarti ada kemungkinan bahwa pada waktu raja mulai tua, ia kehilangan kontrol dalam banyak hal. Sensus yang diadakannya dianggap sebagai suatu kekeliruan sebab hal itu boleh jadi dihubungkan dengan rencana kerja paksa (2Sa 24:1-10), sesuatu yang kemudian dieksploitasi secara kejam oleh anaknya, Salomo.
MASALAH RUMAH TANGGA DAUD
Poligami tidak dilarang dalam Perjanjian Lama, tetapi kisah kehidupan rumah tangga Daud menunjukkan kejelekan-kejelekannya. Pada masa itu mempunyai banyak istri dan gundik serta keluarga besar merupakan simbol status. Namun, keluarga semacam itu dapat menimbulkan bahaya. Setiap anak merupakan calon pewaris takhta, dan jika anak itu keras kepala, ia menjadi ancaman bagi sang ayah. Di samping itu, Daud bukanlah orang-tua yang terbaik. Dia gagal mendisiplin anak-anaknya dan sebagai akibatnya ia harus menanggung derita.
Pesan
1. Kesetiaan Daud.o Daud digambarkan sebagai orang yang dilindungi dan dipatuhi oleh pasukannya yang rela mengorbankan jiwa bilamana diperlukan. Dia betul-betul adil dalam mengambil keputusan dan selalu ingin melakukan yang terbaik dalam setiap keadaan. Ia akan menghukum orang bersalah dan memberi anugerah kepada yang berhak menerimanya. Di samping itu, ia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan mengerti kesedihan mereka. 2Sa 1:11-27; 3:36; 4:9-12; 15:21; 18:3; 23:13-17.
Apa yang dilakukannya terhadap Mefiboset, anak Saul, yang dapat menjadi musuhnya dan yang oleh rezim lain mungkin sudah dibinasakan, mencerminkan kemurahan Allah terhadap kita. 2Sa 9:1-13
o Daud semata-mata percaya kepada Allah dan bergantung kepada-Nya, dan ini merupakan kunci dari semua keberhasilan yang ia peroleh. Daud selalu berdoa dan memohon pimpinan Tuhan. Selain itu, kita juga melihat bahwa ia secara terbuka menaikkan puji-pujian dan menunjukkan sukacitanya di dalam Tuhan tanpa mempedulikan apa yang akan dikatakan orang lain mengenai dirinya. Daud adalah seorang yang penuh terima kasih, yang selalu menyatakan dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dengan bebas sambil bersaksi bahwa dia adalah dia oleh karena anugerah Allah. 2Sa 2:1; 5:19,23-25; 6:14-23; 15:31; 21:1; 22:1-51.
o Daud mau menerima kelemahan-kelemahannya sendiri dengan rendah hati. Bahkan, pada waktu ia bersalah ia segera menyesali kesalahannya dan meluruskan hubungannya dengan Allah, menerima hukuman Allah tanpa mengeluh. 2Sa 12:13, 15-23; 15:25,26; 16:10-12; 24:10,14,24.
2. Kesalahan-kesalahan Daud.
o Kendati ia adil, Daud sering menemukan kesukaran dalam mendisiplin orang lain. Ia membiarkan Yoab secara terang-terangan melakukan pembunuhan. Ia membiarkan perkosaan Amnon terhadap saudara perempuannya, dan ia berlaku lunak terhadap Absalom sampai tampak seperti orang kehilangan akal. 2Sa 3:28,29; 13:21, 23-39; 18:4,5,32,33; 19:1-4.
o Ia menyerah pada godaan, menyalahgunakan wewenangnya seperti apa yang mungkin dilakukan oleh raja kafir pada masa itu. Lebih dari itu, sebagai usaha untuk menutupi perzinahannya dengan Batyeba ia malah menambah dosanya dengan pembunuhan. 2Sa 11:1-27.
o Ia melalaikan kewajibannya dan membiarkan segala sesuatu mengalami kemerosotan, sehingga ia membuka dirinya terhadap kecaman pedas. 2Sa 15:1-4.
Penerapan
1. Allah memberi kemakmuran dan perlindungan
Mereka yang percaya kepada Allah dan mencari kehendak Allah dalam hidup mereka boleh menyerahkan segala masalah mereka kepada-Nya. Ia siap untuk memberi petunjuk dan menjadi tempat berlindung di kala susah dan memimpin umat-Nya "ke tempat yang lebih lapang". Rencana-Nya mungkin memakan waktu lama sebelum menjadi kenyataan, tetapi Ia telah berjanji akan menyertai kita sampai pada akhirnya.
2. Kita semua rawan terhadap pencobaan
Sifat manusia masih sama sejak dulu hingga kini. Setan menggoda kita melalui apa yang kita lihat dan rasakan, tetapi ini tidak berarti bahwa kita harus menyerah. Kita harus ingat akan kewajiban kita terhadap Allah dan taat kepada-Nya, daripada menyerah pada keinginan diri sendiri.
3. Bagaimana halnya dengan keluarga kita
Tidak ada gunanya sukses dalam masyarakat jika kehidupan keluarga kita tidak berkenan kepada Allah. Tempat pertama kita membuktikan kasih-Nya adalah di dalam rumah sendiri dan dalam hubungan kekeluargaan. Kasih yang sejati berarti disiplin dan ketaatan. Dengan demikian orang tua adalah ayah dan ibu yang sejati bagi anak-anak mereka, dan anak-anak adalah putra dan putri yang sejati bagi orang tua.
4. Meluruskan hubungan dengan Allah
Pada waktu kita berdosa dan sadar akan kebodohan kita, tidak ada gunanya untuk menutupi jejak kita. Yang harus kita lakukan ialah mengakui kesalahan kita dan memohon pengampunan serta menerima hukuman apa pun yang akan dikirimkan Allah kepada kita. Dalam hal ini perlu juga kita ingat bahwa segala sukses dan kemenangan yang telah kita capai bukan merupakan jaminan untuk tidak dapat gagal di masa yang akan datang. Usia bukanlah jaminan terhadap segala cobaan. Kenyataannya, usia malah dapat membawa godaan-godaan baru.
Tema-tema Kunci
1. Anak Daud
Perjanjian Allah dengan Daud, yang kita sebut "perjanjian Daud", ialah bahwa semua raja Israel akan dilahirkan dari keturunannya (2Sa 7:11-16; 23:5). Berdasarkan hal ini, maka bangsa Yahudi pada masa Yesus mencari-cari seorang Penebus -- yaitu "yang diurapi" -- yang akan menggenapi semua gambaran yang ideal mengenai seorang raja sebagai keturunan Daud. Lihatlah bagaimana hal ini digenapi dalam Perjanjian Baru. Mat 1:1,17; Luk 1:32,33,69; Mar 10:47,48; Mat 9:27; 15:22; 21:9; Mar 11:10; Mat 22:41-45; Kis 13:22,23; Rom 1:3; Wah 3:7; 5:5; 22:16.
2. Allah Daud
Daud berhutang atas segala sesuatu yang dimilikinya kepada Allah, yang sifat-sifat-Nya menyinari seluruh pasal dalam kitab ini dalam berbagai cara. Perhatikan secara khusus mengenai ungkapan yang berbeda-beda tentang kesucian Allah (2Sa 6:6,7; 12:1-14; 24:1), dan bacalah semua pasal tersebut, yang sebagian besar isinya bercerita tentang Dia (2Sa 7:5-29; 22:1-23:7). Tulislah dengan cara bagaimana Allah digambarkan dan bagaimana seharusnya tanggapan kita terhadap-Nya.
3. Pengkhianatan
Terdapat banyak hal tentang sifat jahat manusia dalam buku ini. Perhatikan bagaimana pasukan, keluarga dan bawahan Daud ini, semuanya telah mengecewakan dia, menunjukkan sifat terburuk manusia. Mungkin dikarenakan banyak kali Daud tidak tahu siapa yang dapat dipercayainya, yang membuat ia memupuk iman sedemikian rupa kepada Allah yang sepenuhnya dapat dipercaya (2Sa 7:28; 22:1-3, 26, 31, 32, 47).
Garis Besar Intisari: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) [1] BERITA BURUK TENTANG SAUL 2Sa 1:1-27
2Sa 1:1-16Anugerah yang tidak diduga-duga
2Sa 1:17-27Kejatuhan si penguasa!
[2] PEMERINTAHAN DAUD ATAS
[1] BERITA BURUK TENTANG SAUL 2Sa 1:1-27
2Sa 1:1-16 | Anugerah yang tidak diduga-duga |
2Sa 1:17-27 | Kejatuhan si penguasa! |
[2] PEMERINTAHAN DAUD ATAS YEHUDA 2Sa 2:1-4:12
2Sa 2:1-7 | Sambutan di Hebron |
2Sa 2:8-32 | Pertempuran yang membawa kepahitan |
2Sa 3:1-39 | Yoab membalas dendam |
2Sa 4:1-12 | Kematian tragis seorang raja yang lemah |
[3] KERAJAAN DIPERSATUKAN 2Sa 5:1-9:13
2Sa 5:1 | -5 Raja atas seluruh Israel |
2Sa 5:6-16 | Daud merebut Yerusalem |
2Sa 5:17-25 | Pembalasan terhadap orang Filistin |
2Sa 6:1-23 | Peti Perjanjian dibawa ke Yerusalem |
2Sa 7:1-29 | Kasih Allah kepada Daud |
2Sa 8:1-14 | Kemenangan di mana-mana |
2Sa 8:15-18 | Sistem pemerintahan Israel |
2Sa 9:1-13 | Kemurahan hati Daud |
[4] KEMENANGAN DAN KEKALAHAN YANG MEMALUKAN 2Sa 10:1-12:31
2Sa 10:1-19 | Pelajaran bagi orang Amon |
2Sa 11:1-27 | Daud kalah atas dirinya sendiri |
2Sa 12:1-31 | Kenyataan bagi seorang raja |
[5] PERANG SAUDARA 2Sa 13:1-20:26
2Sa 13:1-39 | Kebodohan Amnon dan pembalasan Absalom |
2Sa 14:1-15:12 | Permulaan bencana |
2Sa 15:13-16:14 | Daud terpaksa mengungsi |
2Sa 16:15-17:29 | Taktik menunda-nunda |
2Sa 18:1-19:43 | Absalom terbunuh; kekuasaan Daud dipulihkan |
2Sa 20:1-26 | Pemberontakan Seba |
[6] ORANG GIBEON DAN FILISTIN 2Sa 21:1-22
[7] KESAKSIAN DAUD 2Sa 22:1-23:7
2Sa 22:1-51 | Tuhan adalah gunung batuku |
2Sa 23:1-7 | Apa sebenarnya arti pemerintahan |
[8 ]PAHLAWAN-PAHLAWAN DAUD YANG PERKASA 2Sa 23:8-39
[9] DAUD MENGADAKAN SENSUS 2Sa 24:1-25
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi