
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Mat 24:3--26:45 - PERCAKAPAN DI BUKIT ZAITUN.
Nas : Mat 24:3-25:46
Nubuat Yesus ini terutama merupakan jawaban atas pertanyaan para
murid-Nya, "Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan du...
Nas : Mat 24:3-25:46
Nubuat Yesus ini terutama merupakan jawaban atas pertanyaan para murid-Nya, "Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Yesus memberikan kepada mereka:
- (1) tanda-tanda umum yang akan terjadi selama zaman ini sampai pada akhir zaman (Mat 24:4-14);
- (2) tanda-tanda khusus yang menunjukkan bahwa akhir zaman telah tiba, yaitu masa kesengsaraan besar (Mat 24:15-28);
- (3) tanda-tanda yang menakjubkan yang terjadi pada saat Ia datang dengan kemuliaan dan kuasa (Mat 24:29-31);
- (4) peringatan kepada orang kudus dalam masa kesengsaraan besar agar berjaga-jaga terhadap tanda-tanda yang menuju kepada kedatangan Kristus yang dinanti-nantikan segera setelah masa kesengsaraan besar berakhir (Mat 24:32-35);
- (5) peringatan kepada orang percaya yang hidup sebelum masa
kesengsaraan untuk siap sedia secara rohani karena kedatangan
Kristus untuk jemaat-Nya akan terjadi pada saat yang tak diduga-duga
(Mat 24:36-51; 25:1-30;
lihat cat. --> Yoh 14:3, dan
[atau ref. Yoh 14:3]
lihat art. KEANGKATAN GEREJA);
- (6) suatu gambaran mengenai penghakiman bangsa-bangsa setelah Ia datang kembali ke bumi (Mat 25:31-46). Perlu diperhatikan bahwa banyak rincian mengenai kedatangan kembali Kristus tidak dijelaskan dalam pasal Mat 24:1-51. Selanjutnya, sampai saat ini belum ada seorang pun yang mengartikan semua nubuat mengenai akhir zaman dengan kepastian penuh. Dalam percakapan Yesus terdapat unsur rahasia yang perlu kerendahan hati dan hati yang tertuju kepada Tuhan Yesus sendiri. Kita dapat menantikan tambahan pengertian tentang penyataan ini pada akhir zaman (bd. Dan 12:9).

Full Life: Mat 24:4-51 - JAWAB YESUS.
Nas : Mat 24:4-51
Kata-kata Yesus dalam percakapan di Bukit Zaitun ditujukan kepada
murid-Nya dan kepada umat Tuhan yang setia hingga kesudahan zam...
Nas : Mat 24:4-51
Kata-kata Yesus dalam percakapan di Bukit Zaitun ditujukan kepada murid-Nya dan kepada umat Tuhan yang setia hingga kesudahan zaman dan kedatangan-Nya dengan penuh kemuliaan untuk memerintah di bumi.
- 1) Mengenai orang percaya yang hidup sebelum masa kesengsaraan besar,
Kristus mengatakan bahwa mereka tidak dapat menghitung atau bahkan
menduga saat kedatangan-Nya untuk menjemput jemaat-Nya (ayat
Mat 24:42-44). Oleh karena itu mereka harus siap sedia setiap waktu
sebab Ia akan kembali untuk membawa mereka ke sorga (yaitu, "rumah
Bapa-Ku",
lihat cat. --> Yoh 14:2;
lihat cat. --> Yoh 14:3)
[atau ref. Yoh 14:2-3]
pada waktu mereka tidak menduga akan dijemput(lihat cat. --> Mat 24:44;
[atau ref. Mat 24:44]
lihat art. KEANGKATAN GEREJA).
- 2) Mereka yang bertobat kepada Kristus pada masa kesengsaraan besar,
dapat mengetahui saat kedatangan-Nya untuk mereka dengan cukup tepat
karena Kristus memberikan kepada mereka tanda-tanda yang dengannya
mereka dapat mengetahui bahwa kedatangan-Nya dekat sekali (ayat
Mat 24:15-29). Pada saat melihat tanda itu mereka akan tahu "bahwa
waktunya sudah dekat"
(lihat cat. --> Mat 24:33).
[atau ref. Mat 24:33]

Full Life: Mat 24:33 - MELIHAT SEMUANYA INI.
Nas : Mat 24:33
Kata-kata ini menunjuk kepada semua tanda yang akan terjadi selama
masa kesengsaraan besar (ayat Mat 24:15-29) dengan tanda yang ut...
Nas : Mat 24:33
Kata-kata ini menunjuk kepada semua tanda yang akan terjadi selama masa kesengsaraan besar (ayat Mat 24:15-29) dengan tanda yang utama yakni "Pembinasa keji" (ayat Mat 24:15;
lihat art. KESENGSARAAN BESAR).
Pada waktu peristiwa yang dinubuatkan ini terjadi, orang percaya yang setia dalam masa kesengsaraan yang menyelidiki Alkitab akan "melihat semuanya ini" dan mengetahui bahwa kedatangan Tuhan "sudah dekat, sudah di ambang pintu".
BIS -> Mat 24:33
BIS: Mat 24:33 - waktunya sudah dekat sekali waktunya sudah dekat sekali: atau Dia sudah dekat, sudah hampir datang.
waktunya sudah dekat sekali: atau Dia sudah dekat, sudah hampir datang.
Jerusalem -> Mat 24:33
Jerusalem: Mat 24:33 - waktunya teks Yunani kurang jelas. Terjemahan harafiah: ketahuilah bahwa sudah dekat. Boleh jadi bahwa yang sudah dekat ialah: Anak manusia yang datang menegak...
teks Yunani kurang jelas. Terjemahan harafiah: ketahuilah bahwa sudah dekat. Boleh jadi bahwa yang sudah dekat ialah: Anak manusia yang datang menegakkan kerajaanNya.
Ende -> Mat 24:1-51; Mat 24:33
Ende: Mat 24:1-51 - -- Dalam bab 24 Mat 24 ini Jesus mendjawab dua pertanjaan murid-muridnja,
jang pertama bilamana kerobohan Jerusalem akan terdjadi, dan jang kedua, tanda-...
Dalam bab 24 Mat 24 ini Jesus mendjawab dua pertanjaan murid-muridnja, jang pertama bilamana kerobohan Jerusalem akan terdjadi, dan jang kedua, tanda-tanda manakah akan menundjuk achir zaman mendatang. Jesus memberi beberapa pemjataan, tetapi tidak selalu terang pernjataan mana mengenai kerobohan Jerusalem dan mana kedatangan Kristus sebagai hakim diachir zaman. Boleh dikatakan pula, bahwa Jesus mengambil kerobohan Jerusalem sebagai pelambang kerobohan dunia.
Diantara nubuat-nubuat ada pula jang sangat umum, jaitu mengenai kesulitan-kesulitan dan kesengsaraan jang akan dialami umat Kristus sepandjang segala zaman. Djelas sekali bahwa Jesus bukan hendak membuka rahasia-rahasia supaja diketahui, melainkan hanja memberi peringatan-peringatan dan nasehat-nasehat bagi murid-murid dan seluruh umat untuk selama-lamanja, supaja tetap siap-sedia untuk menghadap pengadilan Ilahi. Dan tidak kurang supaja mereka selalu dengan teguh imannja dan tabah hati bertahan dalam segala kesukaran dan penganiajaan jang akan mereka hadapi karena agamanja.
Ref. Silang FULL -> Mat 24:33

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe: Mat 4:12--25:46 - -- III. Pelayanan Yesus Kristus (4:12-25:46)
Analisis Matius terhadap pelayanan Kristus dibuat berdasarkan empat wilayah geografis yang tercantum dengan...
III. Pelayanan Yesus Kristus (4:12-25:46)
Analisis Matius terhadap pelayanan Kristus dibuat berdasarkan empat wilayah geografis yang tercantum dengan jelas: Galilea (4:12), Daerah Seberang Sungai Yordan (19:1). Yudea (20:17) dan Yerusalem (21:1). Bersama dengan Injil Sinoptis lainnya, ia menghilangkan pelayanan awal di Yudea yang secara kronologis terjadi di antara 4:11 dan 4:12 (bdg. Yoh. 1-4). Matius mungkin bertolak dari Kapernaum di Galilea karena di situ pula ia mulai mengenal Kristus (9:9).

Wycliffe: Mat 21:1--25:46 - -- D. Di Yerusalem (21:1-25:46).
Dalam menelusuri gerakan Yesus sampai ke Yerusalem, Matius mengabaikan perjalanan dari Yerikho ke Betania enam hari seb...
D. Di Yerusalem (21:1-25:46).
Dalam menelusuri gerakan Yesus sampai ke Yerusalem, Matius mengabaikan perjalanan dari Yerikho ke Betania enam hari sebelum Paskah (Yoh. 12:1), yang terjadi satu hari sebelum Kedatangan Penuh Kemenangan di Yerusalem (Yoh. 12:12).

Wycliffe: Mat 24:1--25:46 - -- 7) Khotbah di Bukit Zaitun (24:1-25:46).
Pembahasan ini mengandung pernyataan Yesus yang tergolong paling sulit untuk dipahami. Sifat apokaliptik dar...
7) Khotbah di Bukit Zaitun (24:1-25:46).
Pembahasan ini mengandung pernyataan Yesus yang tergolong paling sulit untuk dipahami. Sifat apokaliptik dari bahannya itu memiliki kesamaan dengan beberapa khotbah bersifat nubuat dari Perjanjian Lama, di mana percampuran antara unsur-unsur yang bersifat historis dengan yang bersifat lambang sulit ditafsirkan. Beberapa orang melihat penggenapan sebagian besar dari nubuat ini di dalam kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M. Orang lain menganggap khotbah ini melukiskan zaman gereja, dan suatu masa penderitaan yang harus dilalui Gereja sebelum Kristus datang kembali. Pandangan yang melihat di sini suatu penggambaran oleh Tuhan kita tentang masa ketujuh puluh dari Daniel sangat tergantung pada kesamaan yang dijumpai di dalam Kitab Daniel dan Wahyu, dan cocok dengan pertanyaan para murid yang membuat khotbah ini muncul. Dengan penafsiran ini, kisah Matius sepenuhnya membahas peristiwa yang masih akan datang. Hanya Lukas (21:12-24) yang mencatat zaman gereja yang menjelang, yaitu dengan memperkenalkan sebuah bagian yang berawal dengan, "Tetapi sebelum semuanya itu," sesudah ia membicarakan juga aneka peristiwa eskatologis.

Wycliffe: Mat 24:32-36 - -- 32-36. Perumpamaan tentang pohon ara. Lambang bangsa Israel yang sering dipergunakan dalam Alkitab (Yer. 24; Yl. 1:6, 7; Hos. 9:10). Yesus sebelumnya ...
32-36. Perumpamaan tentang pohon ara. Lambang bangsa Israel yang sering dipergunakan dalam Alkitab (Yer. 24; Yl. 1:6, 7; Hos. 9:10). Yesus sebelumnya juga memakai lambang ini (Luk. 13:6). Sifat yang khas dari pohon ini sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya (21:19, 20) ialah bahwa buah dan daunnya muncul pada saat yang kurang lebih sama; pada saat pohon ini berdaun, maka musim panas sudah dekat. Yesus dengan demikian menghubungkan bangsa yang dibangkitkan kembali dengan dekatnya berbagai peristiwa eskatologis ini.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mat 24:32-51
Matthew Henry: Mat 24:32-51 - Perumpamaan tentang Pohon Ara; Gambaran Masa Depan yang Mengerikan; Nasihat supaya Berjaga-jaga; Per Perumpamaan tentang Pohon Ara; Gambaran Masa Depan yang Mengerikan; Nasihat supaya Berjaga-jaga; Perumpamaan tentang Hamba yang Setia dan Hamba yang J...
Perumpamaan tentang Pohon Ara; Gambaran Masa Depan yang Mengerikan; Nasihat supaya Berjaga-jaga; Perumpamaan tentang Hamba yang Setia dan Hamba yang Jahat (24:32-51)
- Di sini diuraikan tentang penerapan dari nubuat yang telah disampaikan sebelumnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada umumnya, kita harus menantikan dan mempersiapkan diri menghadapi peristiwa-peristiwa yang telah dinubuatkan tersebut.
- I. Kita harus menantikan penggenapan nubuat itu; "Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara (ay. 32-33). Sekarang, belajar memanfaatkan segala sesuatu yang telah kamu dengar. Jadi, amatilah dan pahami tanda-tanda zaman, lalu bandingkan dengan nubuat tentang firman itu, kemudian perkirakan apa yang ada di hadapanmu, sehingga kamu dapat mempersiapkan diri sesuai dengannya." Perumpamaan tentang pohon ara tidaklah hanya sebatas mengajarkan bahwa ketika pohon itu mulai bersemi dan bertunas, musim panas akan segera tiba, karena seperti burung ranggung di udara, demikian pula pohon-pohon di ladang juga mengetahui musimnya. Awal bekerjanya penyebab yang kedua meyakinkan kita tentang kemajuan dan penyempurnaannya. Jadi, bila Allah mulai menggenapi nubuat, Ia juga akan mengakhirinya. Ada rangkaian tertentu yang pasti dalam pekerjaan penyelenggaraan ilahi, sama seperti yang terjadi dalam kejadian alam. Tanda-tanda zaman bisa dibandingkan dengan perkiraan atau rupa langit (Mat. 16:3), dan juga bisa dengan tanda-tanda dari rupa bumi, seperti yang dikatakan di sini. Ketika hal itu terulang kembali, kita mengetahui bahwa musim panas sudah dekat, bukan datang dengan tiba-tiba, tetapi ada selang waktu. Setelah ranting-rantingnya melembut, kita masih harus menantikan angin bulan Maret, kemudian hujan bulan April, sebelum musim panas datang. Walaupun begitu, kita yakin bahwa musim panas akan tiba. "Demikian juga, jika kamu melihat terang fajar Injil mulai muncul, peganglah hal itu, bahwa melalui berbagai peristiwa yang telah Kuberitahukan kepadamu, hari yang sempurna itu akan tiba. Hal-hal yang ditunjukkan harus segera terjadi (Why. 1:1). Semua akan datang dengan urutan mereka sendiri, urutan yang telah ditetapkan bagi mereka masing-masing. Ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat." Di sini Kristus tidak mengatakan tentang apa, tetapi ke mana hati dan kerinduan murid-murid-Nya harus tertuju, apa yang mereka harus cari. Kerajaan Allah sudah dekat. Begitulah yang diungkapkan dalam ayat yang berpadanan dalam Injil Lukas 21:31. Perhatikanlah, ketika pohon-pohon kebenaran mulai bersemi dan bertunas, ketika umat Allah menjanjikan kesetiaan mereka, itulah pertanda yang baik untuk masa yang menyenangkan. Di dalam orang-orang yang demikian Allah memulai pekerjaan-Nya, mula-mula mempersiapkan hati mereka, dan kemudian Ia akan melanjutkannya, karena dikatakan bahwa, adapun Allah, jalan-Nya sempurna dan Ia akan menghidupkan pekerjaan itu dalam lintasan waktu.
- Sekarang, tentang peristiwa-peristiwa yang dinubuatkan di sini, yaitu peristiwa-peristiwa yang kita harus nantikan-nantikan,
- . Di sini Kristus meyakinkan kita soal kepastian nubuat-nubuat itu (ay. 35), Langit dan bumi akan berlalu. Keduanya masih tetap ada sampai hari ini sesuai ketetapan Allah, namun hal itu tidak akan terus berlanjut sampai selama-lamanya (Mzm. 102:26-27; 2Ptr. 3:10); tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Perhatikanlah, perkataan Kristus lebih pasti dan lebih abadi daripada langit dan bumi. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya? Kita dapat membangun dengan lebih aman dan pasti di atas firman Kristus daripada di atas tiang-tiang langit atau dasar-dasar bumi yang kokoh sekalipun. Karena bila keduanya dibuat gemetar dan terhuyung-huyung, mereka tidak akan ada lagi, sementara perkatan Kristus tetap selama-lamanya dalam kekuatan, kuasa, dan kebajikan sepenuhnya (1Ptr. 1:24-25). Lebih mudah langit dan bumi lenyap daripada perkataan Kristus, begitulah yang dinyatakan dalam Injil Lukas 16:17. Bandingkan juga dengan Yesaya 54:10. Penggenapan nubuat-nubuat ini mungkin saja tampaknya tertunda, dan mungkin juga kelihatannya berbagai selingan peristiwa membuat nubuat-nubuat itu seperti tidak benar, namun, walaupun demikian, janganlah mengira bahwa perkataan Kristus telah gagal. Karena perkataan-Nya tidak akan berlalu, meskipun belum digenapi menurut waktu dan cara yang kita bayangkan, namun, dalam waktu Allah, yang merupakan waktu terbaik, nubuat itu akan digenapi. Setiap perkataan Kristus itu sangat murni, dan karena itu juga sangat pasti.
- . Di sini Kristus mengajar kita mengenai waktu penggenapan nubuat-nubuat itu (ay. 34, 36). Mengenai hal ini, Grotius, seorang cendekiawan, telah mengamati dengan cermat. Ia mengatakan tentang adanya perbedaan pernyataan yang dibuat antara tauta (ay. 34) dan ekeinē (ay. 36), hal-hal ini serta hari dan saat itu, yang bisa membantu menjelaskan nubuat ini.
- (1) Mengenai hal-hal ini, yaitu peperangan, penyesatan, dan penganiayaan, telah dinubuatkan di sini, khususnya tentang keruntuhan bangsa Yahudi; "Angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi (ay. 34). Ada orang-orang yang masih hidup sekarang akan menyaksikan Yerusalem dihancurkan, dan jemaat Yahudi diakhiri." Karena perkataan-Nya ini bisa tampak aneh bagi mereka, Kristus mendukungnya dengan pernyataan tegas, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya. Kamu bisa memegang perkataan-Ku, semua ini sudah di ambang pintu." Kristus acap kali berbicara tentang dekatnya penghancuran itu. Ia semakin berbicara untuk menyentuh hati orang dan mendorong mereka untuk bersiap-siap. Perhatikanlah, mungkin dalam zaman kita sendiri akan ada ujian dan kesukaran yang lebih besar daripada yang kita sadari, jadi untuk itulah kita harus waspada. Orang-orang yang telah menjadi tua tidak mengetahui apa yang sedang dirahasiakan oleh keturunan bangsa Enak untuk pertempuran terakhir mereka.
- (2) Tetapi tentang hari dan saat yang akan diletakkan dalam rentang waktu tertentu, tidak seorang pun yang tahu (ay. 36). Karena itu, berhati-hatilah dalam menggabungkan kedua hal ini. Dari perkataan Kristus dan surat-surat para rasul disimpulkan bahwa hari Tuhan telah tiba (2Tes. 2:2). Bukan, bukan seperti itu, tetapi angkatan ini, dan masih banyak angkatan lain, akan berlalu, sebelum hari dan saat itu tiba.
- Perhatikanlah:
- [1] Akan ada hari dan saat tertentu yang ditetapkan untuk datangnya penghakiman itu, dan hal itu disebut hari Tuhan, karena ditetapkan dengan pasti dan tidak bisa diubah lagi. Tidak ada penghakiman Tuhan yang ditangguhkan sine die -- tanpa ketetapan hari yang pasti.
- [2] Hari dan saat itu merupakan rahasia besar.
- II. Untuk maksud itulah kita harus menanti-nantikan datangnya peristiwa-peristiwa ini, sehingga kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Di sini kita diperingatkan agar berhati-hati terhadap ketenteraman dan pemuasan hawa nafsu tubuh, yang akan membuat hari itu menjadi hari yang sangat menyedihkan bagi kita (ay. 37-41). Dalam ayat-ayat ini, kita dibawa pada gagasan tentang hari penghakiman, yang akan mengejutkan dan membangunkan kita, sehingga kita tidak tertidur seperti orang lain.
- Hari itu akan menjadi hari yang mengejutkan, dan juga hari pemisahan.
- . Hari itu akan menjadi hari yang mengejutkan, seperti air bah yang terjadi pada zaman dahulu kala (ay. 37-39). Yang ingin digambarkan Kristus di sini adalah sikap dunia pada kedatangan Anak Manusia. Di samping kedatangan-Nya yang pertama kali untuk menyelamatkan, Ia juga memiliki kedatangan lain untuk menghakimi. Ia berkata, "Aku datang untuk menghakimi" (Yoh. 9:39), dan untuk penghakiman itulah Ia akan datang, karena semua penghakiman dilakukan oleh-Nya, baik dengan perkataan maupun dengan pedang.
- Sekarang, penghakiman di sini dapat diterapkan:
- (1) Sebagai penghakiman sementara di dunia ini, khususnya yang sekarang segera akan terjadi pada bangsa dan orang-orang Yahudi. Meskipun telah cukup diberi peringatan dan banyak menerima pertanda-pertanda ajaib, mereka masih tetap merasa aman dan berseru-seru, "Damai dan aman!" (1Tes. 5:3). Pengepungan terhadap Yerusalem dilakukan oleh Titus Vespasian, ketika bangsa ini berkumpul pada perayaan Paskah di tengah-tengah suasana kegembiraan mereka, seperti orang Lais yang tetap tidak peduli ketika keruntuhan menyergap mereka (Hak. 18:7, 27). Penghancuran Babel, baik yang ada di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, terjadi ketika putri Babel berkata, "Untuk selama-lamanya aku tetap menjadi ratu" (Yes. 47:7-9; Why. 18:7). Karena itu, wabah datang dalam sekejap, dalam satu hari. Perhatikanlah, ketidakpercayaan manusia tidak akan menggagalkan ancaman Tuhan.
- (2) Sebagai penghakiman kekal. Begitulah penghakiman pada hari besar itu disebut (Ibr. 6:2). Meskipun peringatan telah diberikan oleh Henokh, namun ketika hari itu datang, bagi sebagian besar orang hari itu merupakan kedatangan yang tidak disangka-sangka. Pada akhir zaman, ketika hari itu mendekat, akan tampil pengejek-pengejek yang berkata, "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya?" (2Ptr. 3:3-4; Luk. 18:8). Demikianlah, dunia yang sekarang ini akan dibinasakan dengan api, seperti halnya dahulu dunia yang lama dimusnahkan oleh air bah, habis binasa (2Ptr. 3:6-7). Sekarang Kristus di sini menunjukkan watak dan sikap dunia lama ketika air bah datang.
- [1] Mereka suka memuaskan hawa nafsu tubuh dan hidup dalam keduniawian, mereka makan dan minum, kawin dan mengawinkan. Tidak dikatakan mereka membunuh dan mencuri, bersundal dan mengucapkan kata-kata kotor (ini memang kejahatan yang mengerikan dari beberapa kejahatan terburuk yang ada, bumi penuh dengan kekerasan). Mereka semua, kecuali Nuh, penuh perhatian dalam urusan dunia dan tidak menghiraukan firman Allah. Hal inilah yang membinasakan mereka. Perhatikanlah, bila seluruh dunia di mana-mana tidak peduli dengan agama atau kehidupan rohani, ini sungguh merupakan gejala yang lebih berbahaya daripada satu-dua orang kafir. Makan dan minum diperlukan untuk memelihara kehidupan umat manusia, kawin dan mengawinkan diperlukan untuk memelihara kelestarian umat manusia, tetapi, Licitus perimus omnes -- Hal-hal yang sah menurut hukum ini telah menghancurkan kita, karena dikelola secara tidak sah dan benar.
- Pertama, orang telah menjadi sangat berlebihan sampai tidak masuk akal dalam melakukan hal itu, sangat banyak dan sepenuhnya hanya mengejar kesenangan rasa dan keuntungan duniawi ini. Mereka benar-benar dilahap dengan hal-hal ini, ēsan trōgontes -- Mereka makan. Mereka sepenuhnya terbenam dengan hal-hal ini, seolah-olah tidak ada lagi tujuan lain, kecuali makan dan minum (Yes. 56:12).
- Kedua, mereka sangat berlebihan dalam melakukan hal-hal itu. Mereka sepenuhnya dan sungguh-sungguh asyik dengan dunia dan kedagingan, bahkan ketika penghancuran sudah di ambang pintu, walaupun sebelumnya mereka sudah cukup diperingatkan. Mereka makan dan minum, ketika seharusnya bertobat dan berdoa, ketika Allah, melalui pelayanan Nuh, memanggil mereka untuk menangis dan meratap, kemudian baru bersukacita dan bergembira. Apa yang mereka lakukan ini merupakan dosa yang tidak terampunkan bagi mereka, seperti juga bagi Israel di kemudian hari (Yes. 22:12, 14), khususnya karena dosa ini dilakukan untuk menentang peringatan-peringatan yang seharusnya telah membangunkan mereka. "Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati; jika hidup ini hanya singkat saja, biarlah kita hidup berpesta pora saja." Rasul Yakobus mengatakan bahwa kehidupan seperti ini sudah menjadi kebiasaan umum di antara orang-orang Yahudi yang kaya raya sebelum penghancuran Yerusalem, ketika seharusnya mereka menangis atas sengsara yang akan menimpa mereka, mereka telah memuaskan hati sama seperti pada hari penyembelihan (Yak. 5:1, 5).
- [2] Mereka merasa aman dan bersikap tidak peduli, mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang (ay. 39). Tidak tahu akan sesuatu! Bukankah Allah telah memberikan cukup peringatan kepada mereka melalui Nuh? Bukankah Ia memanggil agar mereka bertobat, sementara Ia menanti dengan sabar? (1Ptr. 3:19-20). Tetapi mereka tidak tahu akan sesuatu, dengan kata lain, mereka tidak percaya. Seharusnya mereka tahu akan hal itu, tetapi mereka tidak mau tahu. Perhatikanlah, Apa yang kita ketahui tentang hal-hal yang perlu untuk damai sejahtera kita yang kekal, bila kita tidak mengimaninya dan mengembangkannya, itu sama saja seperti kita tidak mengetahuinya sama sekali. Ketidaktahuan mereka digabungkan dengan kebiasaan makan dan minum, serta kawin dan mengawinkan, karena:
- Pertama, mereka suka memuaskan hawa nafsu tubuh karena merasa aman-aman saja. Perhatikanlah, alasan mengapa orang begitu bernafsu mengejar dan terikat dengan kesenangan dunia ini adalah karena mereka tidak tahu, tidak percaya, dan tidak memikirkan kekekalan yang akan mereka hadapi. Sekiranya kita sudah mengetahui dengan benar bahwa semua hal ini akan segera lenyap, dan semua ini pasti harus ditinggalkan, janganlah kita terlampau banyak menetapkan mata dan hati pada perkara-perkara dunia ini seperti yang biasa kita lakukan.
- Kedua, alasan mengapa mereka merasa aman-aman saja adalah karena mereka suka memuaskan hawa nafsu tubuh mereka; alasan mengapa mereka tidak mengetahui air bah itu datang adalah karena mereka sedang makan dan minum. Mereka begitu terpikat dengan hal-hal yang kelihatan dan yang ada pada saat sekarang, sehingga mereka tidak mempunyai waktu dan hati untuk memikirkan hal-hal yang belum kelihatan yang telah diperingatkan kepada mereka. Perhatikanlah, kalau rasa aman bisa membuat manusia semakin meningkatkan pemuasan hawa nafsu tubuh mereka yang kasar, maka pemuasan hawa nafsu tubuh bisa membuai manusia terlelap dalam rasa aman duniawi. Mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang.
- . Air bah itu benar-benar datang, meskipun mereka tidak ingin memperkirakannya. Perhatikanlah, orang-orang yang tidak ingin tahu melalui iman, akan dipaksa tahu dengan merasakannya, sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia. Hari yang malang itu tidak akan berada lebih jauh dari manusia yang menjauhkannya.
- . Mereka tidak mengetahui hal itu sampai sudah terlambat untuk dicegah. Padahal sebenarnya ini bisa dicegah seandainya mereka mengetahuinya sebelumnya. Dan ini sungguh membuat keadaan menjadi semakin memilukan. Penghakiman biasanya terasa sangat mengerikan dan luar biasa bagi orang-orang yang merasa aman-aman saja dan bagi mereka yang suka mengolok-olok penghakiman itu.
- Apa yang terjadi dengan dunia zaman purbakala ini akan terjadi juga kelak, seperti dalam perkataan ini, Demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
- Artinya:
- (1) Sikap seperti itulah yang akan dijumpai Kristus dalam diri umat manusia, mereka makan dan minum, dan tidak menanti-nantikan Dia. Perhatikanlah, rasa aman dan pemuasan hawa nafsu duniawi kemungkinan besar menjadi semacam penyakit menular di akhir zaman. Mereka semua mengantuk dan tertidur, dan waktu tengah malam datanglah mempelai laki-laki itu. Semua tidak berjaga-jaga dan sedang bersantai.
- (2) Dengan kuasa dan tujuan seperti itulah Ia akan datang kepada mereka. Seperti air bah melenyapkan orang-orang berdosa yang hidup di zaman purbakala itu, tanpa tertahankan dan tersisa, demikian pula dengan para pendosa yang merasa aman-aman saja dan mengolok-olok Kristus dan kedatangan-Nya, mereka akan dilenyapkan oleh murka Anak Domba, ketika tiba hari besar murka-Nya, yang datang seperti air bah itu. Sebuah penghancuran yang tak mungkin bisa dihindari.
- . Hari itu akan menjadi hari pemisahan (ay. 40-41), kalau ada dua orang di ladang. Hal ini bisa diterapkan dalam dua hal.
- (1) Kita bisa menerapkannya pada keberhasilan Injil, khususnya pada pemberitaannya yang pertama kali. Keberhasilan pemberitaan itu memisahkan dunia ini. Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataan itu dan dibawa kepada Kristus, dan ada pula yang tetap tidak percaya, dan ditinggalkan untuk binasa dalam ketidakpercayaan mereka. Mereka yang berada pada zaman, tempat, kemampuan, pekerjaan, dan keadaan yang sama di dunia ini, sedang memutar batu kilangan yang sama. Dari mereka yang berada dalam satu keluarga yang sama, bahkan yang diikat dalam ikatan perkawinan yang sama, hanya seorang yang akhirnya dipanggil sedangkan yang satunya lagi dilewatkan dan ditinggalkan dalam kepedihan yang sangat. Inilah yang dimaksudkan dengan pemisahan oleh api itu, yang akan dilemparkan Kristus (Luk. 12:49, 51). Di sinilah anugerah yang diberikan dengan cuma-cuma itu akan semakin tampak untuk membedakan, kepada kami, dan bukan kepada dunia ini (Yoh. 14:22), bahkan, kepada kita, dan bukan kepada mereka yang berada di ladang yang sama, di kilang yang sama, dan di rumah yang sama.
- Ketika keruntuhan menimpa Yerusalem, penyelenggaraan ilahi juga membuat perbedaan atau pemisahan, sesuai dengan yang sebelumnya telah dilakukan oleh anugerah Allah. Sebab, semua orang Kristen di antara mereka diselamatkan dari kebinasaan dalam malapetaka itu oleh perlindungan khusus dari sorga. Kalau ada dua orang bekerja bersama di ladang, dan seorang di antara mereka adalah orang percaya, ia akan dibawa ke tempat perlindungan, dan nyawanya diberikan kepadanya sebagai jarahan sehingga tetap hidup, sementara yang lain akan ditinggalkan untuk pedang musuh. Bukan hanya itu, kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan yang sama, jika salah satu di antara mereka menjadi milik Kristus, meskipun ia perempuan, seorang perempuan miskin, seorang pelayan, ia akan dibawa ke tempat yang aman dan yang lain akan ditinggalkan. Dengan demikian, orang-orang yang rendah hati di bumi akan terlindung pada hari kemurkaan Tuhan (Zef. 2:3), kalau bukan di sorga, pasti di bawah langit. Perhatikanlah, pemeliharaan Allah yang membedakan kita dari orang lain pada masa penghancuran besar itu merupakan bukti khusus kemurahan Allah yang harus kita akui. Kalau kita selamat ketika ribuan orang rebah di sisi kiri dan kanan kita, kalau kita tidak binasa ketika orang lain binasa di sekitar kita, sehingga kita seperti puntung yang ditarik dari api, kita memiliki alasan untuk berkata, "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, dan besar kasih setia-Nya."
- (2) Kalau ada dua orang di ladang. Kita dapat menerapkan hal ini pada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali serta pemisahan yang terjadi pada hari itu. Kristus telah bersabda sebelumnya (ay. 31), bahwa orang-orang pilihan-Nya akan dikumpulkan bersama-sama. Di sini, Ia ingin memberi tahu kita bahwa untuk maksud itulah, mereka akan dibedakan dari orang yang paling dekat dengan mereka di dunia ini. Orang-orang yang terpilih akan dibawa pada kemuliaan, sedangkan orang lain yang ditinggalkan akan binasa selamanya. Di antara mereka yang berbaring dalam debu tanah, dua orang dalam liang kubur yang sama, sekalipun sisa jasad mereka tercampur, mereka akan bangkit, tetapi yang seorang untuk mendapat hidup yang kekal, dan yang lainnya ditinggalkan untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal (Dan. 12:2). Dalam Injil Matius ini, penerapannya adalah kepada orang-orang yang masih hidup. Kristus akan datang tanpa disangka-sangka, dan Ia menemukan orang-orang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka sehari-hari, di ladang, di kilang. Kemudian, sesuai dengan apakah mereka itu merupakan benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan, atau benda-benda kemurkaan-Nya yang telah disiapkan untuk kebinasaan, sesuai dengan itulah yang akan terjadi atas mereka. Yang seorang akan diangkat dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa untuk berada dengan Tuhan dan mereka selama-lamanya, dan yang lainnya akan ditinggalkan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya yang akan disapu habis ketika Kristus mengumpulkan milik-Nya sendiri. Kejadian ini semakin memperburuk hukuman orang-orang berdosa, karena mereka melihat bahwa sementara yang lain dibawa dari antara mereka menuju kemuliaan, mereka sendiri ditinggalkan begitu saja. Sebaliknya, hal ini memberikan penghiburan yang berlimpah bagi umat Tuhan.
- [1] Hina dan rendahkah mereka di dunia ini, sebagai pelayan laki-laki di ladang atau budak perempuan yang bekerja di batu kilangan (Kel. 11:5)? Oh, mereka tidak akan ditinggalkan atau diabaikan pada hari itu. Orang yang miskin di dunia, tetapi kaya dalam iman, akan menjadi ahli waris Kerajaan.
- [2] Apakah mereka terserak di tempat-tempat yang jauh dan yang tidak disukai orang, di tempat orang tidak berharap bisa menemukan warisan kemuliaan itu, di ladang, di kilang? Oh, malaikat-malaikat akan menemukan mereka di sana (sekalipun tersembunyi seperti Saul di antara barang-barang, ketika hendak dinobatkan sebagai raja Israel), dan menjemput mereka dari tempat itu. Dikatakan juga bahwa mereka akan diubah, karena akan terjadi perubahan sangat besar untuk menuju sorga dari kegiatan membajak dan memutar batu kilangan.
- [3] Apakah mereka lemah dan tidak mampu ke sorga dengan kekuatan sendiri? Mereka akan dibawa, atau dipegang tangannya dan dituntun seperti Lot yang dibawa keluar dari Sodom dengan tangan keras namun penuh belas kasihan (Kej. 19:16). Orang-orang yang pernah ditangkap dan dipegang Kristus tidak akan pernah dilepaskan-Nya,
- [4] Apakah mereka bercampur-baur dengan orang lain, terkait dengan mereka dalam tempat tinggal, masyarakat, dan pekerjaan? Janganlah hal itu mengecilkan hati orang Kristen yang sejati. Allah mengetahui cara memisahkan yang berharga dan yang buruk, antara emas dan sampah di gumpalan yang sama, gandum dan sekam dari tepung yang sama.
- III. Di sini disampaikan peringatan umum kepada kita, untuk berjaga-jaga dan siap sedia menyongsong hari itu. Kita juga dikuatkan dengan sejumlah pertimbangan yang berharga (ay. 42 dst.).
- Perhatikan baik-baik:
- . Kewajiban yang diharuskan, berjaga-jaga dan siap sedia (ay. 42, 44).
- (1) Karena itu berjaga-jagalah (ay. 42). Perhatikanlah, merupakan kewajiban dan keharusan besar bagi semua murid Kristus untuk berjaga-jaga, untuk bangun dan tetap bangun, supaya mereka dapat memperhatikan urusan mereka. Keadaan atau jalan dosa dapat dibandingkan dengan tidur, tidak merasa, dan tidak giat atau aktif (1Tes. 5:6). Demikian halnya, keadaan atau jalan yang mulia dapat dibandingkan dengan berjaga dan bangun. Kita harus berjaga-jaga atas kedatangan Tuhan kita, khususnya atas kematian kita, karena sesudah kematian ini kita dihakimi. Itu adalah hari besar bagi kita, akhir masa hidup kita. Sedangkan kedatangan-Nya pada akhir zaman untuk menghakimi dunia ini merupakan hari besar bagi seluruh umat manusia. Berjaga-jaga bukan hanya berarti percaya bahwa Tuhan kita akan datang, tetapi juga merindukan bahwa Ia akan datang, sering memikirkan kedatangan-Nya, dan selalu menantikannya sebagai sesuatu yang pasti dan sudah dekat, meskipun waktunya tidak bisa dipastikan. Berjaga-jaga atas kedatangan Kristus berarti menjaga sifat yang baik dan kecenderungan pikiran yang kita inginkan akan dijumpai Kristus ketika Dia datang dan menjumpai kita. Berjaga-jaga berarti menyadari tanda-tanda pertama kedatangan-Nya, sehingga kita dapat segera mengikuti gerakan-Nya lebih lanjut, dan bersiap-siap untuk menjumpai-Nya. Berjaga-jaga biasanya dilakukan pada malam hari, yaitu pada waktu tidur. Berada di dunia ini merupakan malam hari bagi kita, dan karena itu kita harus berusaha keras agar tetap terjaga.
- (2) Hendaklah kamu juga siap sedia. Tidak ada gunanya kita terjaga bila kita tidak berada dalam keadaan siap sedia. Tidak cukup kita hanya menantikan semuanya ini, kita juga harus berusaha (2Ptr. 3:11, 14). Kita harus mengikuti Tuhan kita, harus menjaga agar pelita kita selalu siap sedia dan bersih. Perkara kita akan diuji, dan kita harus menyiapkan pembelaan kita untuk ditandatangani oleh Pembela kita. Perhitungan akan dilakukan dan pembukuan kita harus disiapkan dan seimbang. Ada warisan yang menjadi pengharapan kita, dan kita harus menyiapkan diri agar layak mengambil bagian di dalamnya (Kol. 1:12).
- . Terdapat dua alasan yang mendorong kita pada sikap berjaga-jaga dan berusaha mempersiapkan diri menyongsong hari itu.
- (1) Karena waktu kedatangan Tuhan kita sangat tidak pasti.
- [1] Bahwa kita tidak tahu pada hari mana Tuhan kita akan datang (ay. 42). Kita tidak tahu bila hari kematian kita (Kej. 27:2) tiba. Kita bisa tahu bahwa waktu hidup kita hanya sebentar (saat kematian kita sudah dekat (2Tim. 4:6). Tetapi, kita tidak tahu apakah kita diberi waktu yang lama untuk hidup, karena jiwa kita senantiasa berada dalam genggaman tangan kita. Kita juga tidak tahu seberapa singkatnya waktu untuk hidup kita, karena bisa saja lebih singkat daripada yang kita harapkan. Kalau hal-hal ini saja tidak kita ketahui, apa lagi dengan waktu yang ditetapkan untuk penghakiman umum itu. Jadi, waktu hidup kita dan penghakiman umum ini tetap menjadi ketidakpastian bagi kita, dan oleh karena itu, biarlah kita setiap hari menanti-nantikan keduanya untuk datang pada hari apa saja. Janganlah sekali-kali kita memegahkan diri atas kelangsungan suatu tahun (Yak. 4:13), bahkan untuk tibanya hari esok pun jangan, seolah-olah hari esok itu adalah milik kita (Ams. 27:1; Luk. 12:20).
- [2] Bahwa Anak Manusia datang pada saat yang tidak kita duga (ay. 44). Meskipun ada ketidakpastian dalam hal waktu, tetapi kedatangan-Nya adalah sesuatu yang pasti. Meskipun kita tidak tahu bilamana Ia akan datang, kita yakin Ia akan datang. Kata-kata perpisahan-Nya adalah, Ya, Aku datang segera. Perkataan-Nya, "Aku datang segera," mengharuskan kita menanti-nantikan Dia. Perkataan-Nya, "Aku datang segera," mengharuskan kita selalu menanti-nantikan Dia, karena hal itu membuat kita tetap dalam keadaan berharap-harap. Pada hari yang tidak kamu sangka, dengan perkataan lain, pada waktu yang tidak disangka-sangka oleh mereka yang tidak siap sedia dan tidak mempersiapkan diri (ay. 50). Bukan hanya itu, melainkan juga pada waktu sebagian besar orang yang menanti-nantikan mengira bahwa kedatangan-Nya masih lama lagi. Mempelai laki-laki itu akan datang ketika orang-orang bijaksana sedang mengantuk. Hal ini berlaku juga pada keadaan kita saat ini, bahwa kita harus tetap ada dalam kesadaran untuk penantian secara umum, dan bukannya hanya dalam soal pertanda dan perkiraan tertentu yang adakalanya membuat kita tergoda dalam hasrat dan harapan yang sia-sia.
- [3] Bahwa anak-anak dunia ini begitu bijaksana dalam angkatan mereka, sehingga ketika mereka mengetahui ada bahaya mendekat, mereka tetap terjaga dan bersiaga menghadapinya. Hal ini ditunjukkan dalam sebuah contoh khusus (ay. 43). Jika tuan rumah tahu pada malam hari pukul berapa pencuri akan datang, sudah pasti ia berjaga-jaga pada malam hari (karena mereka membagi malam hari menjadi empat waktu jaga, masing-masing tiga jam untuk setiap waktu jaga), dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Meskipun pada jam jaga tengah malam sekalipun, ketika orang sedang dihinggapi rasa kantuk yang terberat, namun ia tetap bersiaga, mendengarkan tiap bunyi di setiap sudut, dan siap menyambut pencuri itu dengan hangat. Nah, meskipun kita tidak tahu bilamana Tuhan kita akan datang, kita tahu bahwa Ia pasti akan datang, dan segera datang, tanpa peringatan apa pun selain yang telah Ia berikan di dalam firman-Nya. Biarlah hal itu membuat kita selalu berjaga-jaga.
- Perhatikanlah:
- Pertama, kita masing-masing memiliki sebuah rumah yang harus dijaga, rumah yang begitu terbuka, dan di dalamnya tersimpan semua milik kita yang berharga: rumah itu adalah jiwa kita sendiri, yang harus kita jaga dengan segala kewaspadaan.
- Kedua, hari Tuhan akan datang dengan tiba-tiba, seperti pencuri pada waktu malam. Kristus memilih datang pada saat yang paling tidak diduga, supaya kejayaan musuh-musuh-Nya berbalik menjadi kehinaan yang besar serta ketakutan sahabat-sahabat-Nya berubah menjadi sukacita besar.
- Ketiga, bila Kristus datang dan mendapati kita sedang tertidur dan tidak dalam keadaan siap siaga, rumah kita akan dibongkar dan kita kehilangan semua milik kita yang berharga, bukan oleh pencuri yang melakukannya secara tidak sah, tetapi melalui suatu cara yang adil dan sah. Kematian dan penghakiman akan merampas semua milik kita, merusak sampai tidak bisa dipulihkan dan runtuh sama sekali. Karena itu bersiap sedialah, hendaklah kamu juga siap sedia, siap siaga setiap saat seperti yang dilakukan tuan rumah pada waktu mana pencuri itu akan datang. Kita harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, sehingga kita bukan saja dapat membuat perlawanan pada hari yang jahat itu, tetapi bisa menjadi lebih dari orang-orang yang menang, yang membagi-bagi rampasan.
- (2) Karena kedatangan Tuhan akan sangat membahagiakan dan menghibur orang-orang yang didapati dalam keadaan siap sedia, tetapi akan sangat menyedihkan dan mengerikan bagi yang tidak siap sedia (ay. 45 dst.). Hal ini digambarkan melalui sikap hamba yang setia dan hamba yang jahat ketika tuan mereka datang untuk membuat perhitungan dengan mereka. Tampaknya sikap setia atau jahat itulah yang membawa kita pada kekekalan, sesuai dengan apakah kita didapati siap atau tidak siap pada hari itu, karena Kristus datang untuk membalas setiap orang menurut perbuatannya. Nah, perumpamaan yang menjadi penutup pasal ini dapat diterapkan pada semua orang Kristen secara umum, yaitu mereka yang mengaku percaya dan hidup sebagai hamba-hamba Allah. Namun, ayat ini tampaknya juga merupakan peringatan khusus bagi para hamba Tuhan, karena hamba-hamba di sini dikatakan sebagai seorang yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya. Sekarang perhatikan baik-baik apa yang dikatakan Kristus di sini:
- [1] Tentang hamba yang setia, Kristus menunjukkan di sini bahwa hamba itu telah diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya. Dengan jabatan itu, ia harus berperilaku setia dan bijaksana. Bila ia berperilaku seperti itu, ia akan diberkati selama-lamanya. Di sini disampaikan perintah dan dorongan yang baik bagi para pelayan Kristus.
- Pertama, di sini dikatakan tentang kedudukan dan jabatannya. Ia adalah seorang yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya.
- Perhatikanlah:
- . Jemaat Kristus adalah rumah tangga-Nya atau keluarga-Nya, yang mempunyai hubungan dengan-Nya sebagai Bapa dan Tuan. Jemaat adalah keluarga Allah, sebuah keluarga yang menerima nama dari Kristus (Ef. 3:15).
- . Para pelayan Injil ditunjuk oleh Tuhan untuk menjadi pengurus dalam rumah tangga ini. Bukan sebagai raja (Kristus sangat keberatan atas hal ini), tetapi sebagai pengurus rumah, atau jabatan yang lebih rendah lainnya. Bukan sebagai tuan-tuan, tetapi sebagai pembimbing. Bukan untuk menetapkan jalan-jalan baru, tetapi menunjukkan dan memimpin dalam jalan-jalan yang telah ditetapkan Kristus. Itulah pengertian dari hēgoumenoi, yang kita terjemahkan menjadi pemimpin-pemimpinmu (Ibr. 13:17). Sebagai penilik, bukan untuk menjalankan pekerjaan baru, tetapi mengarahkan dan mempercepat pekerjaan yang telah diperintahkan Kristus. Itulah pengertian dari episkopoi -- uskup atau pemelihara jiwa. Mereka adalah pengurus yang diangkat Kristus. Kuasa yang mereka miliki berasal dari Kristus, tidak ada yang boleh mengambil atau menguranginya dari mereka. Mereka diangkat oleh Tuhan sebagai pengatur. Jadi, Kristuslah yang menciptakan para hamba Allah. Mereka adalah pengurus yang berada di bawah Kristus, dan bertindak sebagai bawahan terhadap-Nya. Mereka juga pengurus bagi Kristus, untuk kemajuan Kerajaan-Nya.
- . Pekerjaan para pelayan Injil adalah untuk memberi makanan kepada rumah tangga Kristus pada waktunya, sebagai pelayan, dan karena itu mereka diserahi kunci-kunci untuk itu.
- (1) Pekerjaan mereka adalah memberi, bukan mengambil untuk diri mereka sendiri (Yeh. 34:8), untuk memberi kepada seluruh keluarga apa yang telah dibeli oleh sang Tuan, untuk menyalurkan apa yang telah dibeli Kristus. Kepada para hamba Tuhan itu dikatakan, adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima (Kis. 20:35).
- (2) Tugas para hamba itu adalah untuk memberi makanan, bukan memberi hukum (itu adalah tugas Kristus), melainkan hanya menyampaikan ajaran-ajaran itu kepada jemaat, yang jika dicerna sebagaimana mestinya akan menjadi gizi bagi jiwa. Mereka harus memberi, bukan racun ajaran palsu, bukan batu-batu keras dan hal-hal yang tidak berguna dari suatu ajaran, melainkan makanan yang sehat dan bergizi.
- (3) Makanan itu harus diberikan pada waktunya, en kairō -- selagi masih ada waktu. Ketika kekekalan datang, semuanya sudah terlambat. Kita harus bekerja selama masih siang, atau tepat pada waktunya, maksudnya, bilamana peluang itu datang, atau pada waktu yang telah ditetapkan, waktu demi waktu, sesuai dengan tugas yang diwajibkan setiap hari.
- Kedua, pelaksanaan tugas dengan benar dalam jabatannya ini. Seorang hamba yang setia akan dinaikkan jabatannya menjadi pengawas milik tuannya, karena:
- . Ia adalah seorang hamba yang setia. Seorang pengawas haruslah demikian adanya, ia harus dapat dipercaya (1Kor. 4:2). Orang yang dipercaya, haruslah orang yang dapat dipercaya. Semakin besar kepercayaan yang diberikan, semakin banyak yang diharapkan dari mereka. Milik yang paling berhargalah yang dipercayakan kepada para hamba Tuhan (2Tim. 1:14). Mereka harus setia seperti Musa (Ibr. 3:2). Kristus menaruh perhatian pada para hamba Tuhan ini, dan hanya mereka yang setia saja (1Tim. 1:12) yang diperhitungkan. Seorang hamba Yesus Kristus yang setia adalah seorang yang bekerja dengan maksud untuk mengangkat kehormatan Tuannya, bukan kehormatan dirinya sendiri. Ia harus menyampaikan seluruh maksud Allah, bukan angan-angan atau kesombongannya sendiri. Ia mengikuti segala ketetapan Kristus dan menaatinya. Ia memperhatikan yang paling hina, mencela yang paling hebat, dan tidak mengagung-agungkan orang.
- . Ia sadar dan memahami tugas-tugasnya dan waktu yang tepat untuk melaksanakannya. Dalam membimbing kawanan domba, bukan hanya diperlukan keutuhan dan kejujuran hati saja, tetapi juga keterampilan tangan untuk bekerja. Kejujuran bisa saja sudah mencukupi untuk menjadi seorang pelayan yang baik, tetapi untuk menjadi seorang pengawas yang baik masih diperlukan kebijaksanaan yang sangat berguna untuk mengarahkan.
- . Ia bekerja, melakukan tugasnya sesuai tuntutan jabatannya. Pelayanan adalah pekerjaan yang baik, selalu ada tugas yang bisa dikerjakan bagi mereka yang memiliki jabatan itu. Mereka tidak boleh mengikuti kehendak hati untuk bersenang-senang, juga tidak boleh menelantarkan pekerjaan yang belum selesai, atau dengan sembarangan menyerahkannya kepada orang lain. Sebaliknya, mereka harus bekerja, dan bekerja sesuai tujuan, melakukan tugas mereka, memberikan makanan bagi seisi rumah, mengurus urusan mereka sendiri, dan tidak mencampuri urusan yang bukan-bukan. Mereka harus melakukan tugas seperti yang telah ditetapkan oleh Sang Tuan, sesuai dengan kepentingan jabatan mereka dan sesuai dengan keperluan seisi rumah. Mereka tidak hanya berbicara saja, tetapi bekerja. Itulah semboyan yang digunakan Perkins, Minister verbi es -- Kamu adalah seorang pelayan firman. Bukan hanya Age -- Bekerja, tetapi Hoc Age -- Melakukan tugasnya.
- . Ia didapati melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
- Maksudnya:
- (1) Ia bekerja terus-menerus. Kapan saja Tuannya datang, ia didapati sibuk dengan pekerjaan hari itu. Hamba-hamba Tuhan tidak boleh membiarkan ada waktu lowong dalam kehidupan mereka, kalau-kalau Tuhan mereka datang pada saat mereka sedang lowong. Karena, bagi Allah kita yang baik, akhir sebuah rahmat merupakan permulaan bagi rahmat yang lainnya, demikian pula bagi seorang yang baik, seorang hamba Tuhan yang baik, akhir sebuah tugas adalah permulaan dari tugas yang lain. Ketika Calvin dibujuk untuk menghentikan pekerjaan pelayanannya, ia menjawab dengan nada sedikit jengkel, "Apa? kamu mau membuat Tuanku mendapati aku sedang menganggur?"
- (2) Ketekunan dalam pekerjaan-Nya sampai Tuhan datang. Peganglah itu sampai Aku datang (Why. 2:25). Bertekunlah dalam semuanya ini (1Tim. 4:16; 6:14). Bertahanlah sampai akhir.
- Ketiga, tiga hal yang diberikan Tuhan sebagai pahala atas kesetiaan ini.
- . Ia akan diperhatikan. Hal ini ditunjukkan dalam perkataan ini, Siapakah hamba yang setia dan bijaksana? Perkataan ini menyiratkan bahwa hanya sedikit yang memenuhi sifat ini, sehingga ada yang menafsirkan bahwa hamba yang setia dan bijaksana seperti itu hanya ada satu dari seribu. Mereka yang sekarang terkenal karena kerendahan hati, kerajinan, dan ketulusan dalam pekerjaan mereka, pada hari besar itu akan diagungkan dan dimasyhurkan dengan kemuliaan yang dianugerahkan Kristus kepada mereka.
- . Apakah ia akan berbahagia? Berbahagialah hamba itu. Kristus mengumumkan secara resmi bahwa hamba itu berbahagia. Orang-orang yang mati di dalam Tuhan adalah orang-orang yang berbahagia (Why. 14:13). Tetapi ada kebahagiaan khusus yang ditentukan bagi mereka yang membuktikan diri sebagai hamba yang setia dan didapati sedang melaksanakan tugasnya. Seperti kehormatan mereka yang gugur di dalam medan pertempuran, menderita bagi Kristus sebagai martir adalah kehormatan bagi mereka yang mati di medan pelayanan di ladang Tuhan, yang membajak, menabur, dan menuai untuk Kristus.
- . Ia akan diangkat pada jabatan yang lebih tinggi (ay. 47), tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Ibaratnya seperti orang-orang kaya yang menilai jika ada hamba-hamba yang melaksanakan tugas dengan baik di rumah mereka, biasanya mereka akan diangkat menjadi pengurus atas harta milik orang kaya itu. Begitulah Yusuf diberi kuasa atas rumah dan harta milik Potifar (Kej. 39:4, 6). Tetapi kehormatan besar yang pernah diberikan oleh tuan terbaik di dunia ini, tidak ada artinya dibandingkan dengan kemuliaan yang akan diberikan Tuhan Yesus di dunia yang akan datang kepada para hamba-Nya yang setia berjaga-jaga. Apa yang dikatakan di sini dalam perumpamaan, sama dengan yang dikatakan dengan langsung dan jelas dalam Injil Yohanes, ia akan dihormati Bapa (Yoh. 12:26). Hamba-hamba Allah yang diangkat seperti itu harus sempurna dalam kebijaksanaan dan kekudusan agar mampu memikul bobot kemuliaan itu, sehingga tidak akan timbul bahaya dari hamba-hamba ini ketika mereka memerintah.
- [2] Tentang hamba-hamba yang jahat, dikatakan di sini:
- Pertama, Kristus memberikan gambarannya (ay. 48-49), bahwa kemalangan yang datang berasal dari sifat dan sikap diri sendiri. Makhluk yang terburuk adalah seorang Kristen yang jahat, dan yang terburuk dari antara orang Kristen adalah seorang hamba Tuhan yang jahat. Corruptio optimi est pessima -- Yang terbaik itu, bila menjadi rusak, akan menjadi yang paling buruk. Kejahatan para nabi Yerusalem benar-benar merupakan hal yang mengerikan (Yer. 23:14).
- Inilah:
- . Penyebab kejahatan hamba yang jahat itu, yaitu ketidakpercayaan atas kedatangan Kristus yang kedua kali. Ia yang berkata di dalam hatinya, "Tuanku tidak datang-datang," dan selanjutnya membuatnya mulai berpikir bahwa Kristus tidak pernah akan datang dan benar-benar telah meninggalkan jemaat-Nya.
- Perhatikan baik-baik:
- (1) Kristus mengetahui apa yang mereka ucapkan dalam hati mereka, yang dengan dengan bibir berseru, Tuhan, Tuhan, seperti hamba itu di sini.
- (2) Kelambatan itu merupakan contoh kebaikan dari kesabaran Kristus, tetapi disalahgunakan oleh orang-orang jahat, yang mengeraskan hatinya dalam kejahatannya. Bila kedatangan Kristus dipandang sebagai hal yang meragukan, atau sebagai sesuatu yang masih sangat jauh, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat (Pkh. 8:11; Yeh. 12:27). Mereka yang berjalan dengan alat indra akan berkata bahwa Yesus tidak terlihat, seperti yang dilakukan orang Israel terhadap Musa ketika ia berlambat-lambat turun dari gunung itu sebagai utusan mereka, kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia, karena itu, mari, buatlah untuk kami allah, buatlah dunia ini menjadi allah, buatlah perut ini menjadi allah, buatlah apa saja kecuali Dia menjadi allah.
- . Contoh-contoh kejahatannya. Dosa yang dilakukan adalah dosa besar kelas satu, ia menjadi budak nafsu dan keinginannya sendiri.
- (1) Perbuatan penganiayaan didakwakan kepadanya. Ia mulai memukul hamba-hamba lain.
- Perhatikanlah:
- [1] Pengawas rumah harus memandang semua hamba di rumah itu sebagai sesama saudara, sebab itu mereka tidak boleh menjadi tuan atas mereka. Karena malaikat menyebut dirinya sebagai sesama hamba kepada Yohanes (Why. 19:10), tidak heran jika Yohanes juga menyebut dirinya sebagai saudara kepada orang-orang Kristen di jemaat Asia (Why. 1:9). Bukan sesuatu yang baru bila kita melihat seorang hamba Tuhan yang jahat memukul sesama hamba, baik itu orang Kristen biasa maupun hamba Tuhan yang setia. Ia memukul mereka karena mereka menegurnya ataupun karena mereka tidak mau membungkuk dan menghormati dia, tidak mau mengatakan apa yang dia katakan dan melakukan apa yang dia lakukan, yang bertentangan dengan hati nurani mereka. Ia memukul mereka itu dengan lidahnya, seperti yang dilakukan terhadap Nabi Yeremia (Yer. 18:18). Jika Ia memperoleh kekuasaan di dalam genggaman tangannya, atau dapat menekan mereka yang ada di dalam lingkup layanannya, ia seperti sepuluh tanduk di atas kepala binatang, ia merangsek ke depan. Pasyhur, sang imam, memukul Yeremia dan memasungnya di pintu gerbang (Yer. 20:2). Di antara mereka, para pemberontak itulah yang sering mengeruk lobang (Hos. 5:2). Ketika hamba yang jahat ini memukul hamba-hamba lain, ia melakukannya dengan mengatasnamakan kekuasaan Tuannya, dan juga dalam nama-Nya. Ia berkata, "Baiklah Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya" (Yes. 66:5). Tetapi ia akan segera mengetahui bahwa ia tidak dapat terus-menerus menghina Tuannya.
- [2] Kemurtadan dan kehancuran akhlak, ia mulai makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk.
- (1) Ia berkawan dengan orang-orang yang paling berdosa, menjalin persekutuan dengan mereka, akrab dengan mereka. Ia berjalan menurut nasihat mereka, berdiri di jalan mereka, duduk dalam kumpulan mereka, menyanyikan nyanyian-nyanyian mereka. Para pemabuk merupakan kumpulan orang-orang yang selalu bersukaria dan periang, dan merekalah sahabat-sahabatnya, dengan begitu ia mengeraskan hati mereka dalam kejahatan mereka.
- (2) Ia berbuat seperti mereka, makan, minum, dan menjadi mabuk, seperti itulah yang ditulis dalam Injil Lukas. Inilah jalan masuk semua perbuatan dosa. Kemabukan adalah kejahatan yang paling unggul. Mereka yang diperbudak kemabukan tidak akan pernah dapat menguasai diri sendiri dalam banyak hal lain. Para penyiksa umat Allah umumnya adalah orang-orang yang paling keji dan tidak berakhlak. Suara hati yang suka menyiksa, apa pun alasannya, umumnya adalah suara hati yang paling tidak berakhlak dan merusak. Bagi orang-orang yang mabuk oleh darah orang-orang kudus, apa sih yang tidak memabukkan mereka? Ya, inilah gambaran seorang hamba Tuhan yang jahat, yang mungkin saja memiliki karunia belajar dan berbicara di atas orang lain, dan seperti yang dikatakan mengenai beberapa orang, ia dapat berkhotbah dengan begitu baik di atas mimbar, tetapi sayang, ia keluar dan hidup begitu jahat di luar mimbar, sehingga sayang juga bahwa sebelumnya ia pernah masuk ke situ.
- Kedua, hukumannya sudah jelas (ay. 50-51). Kepura-puraan dan watak hamba Tuhan yang jahat bukan hanya tidak bisa meluputkan mereka dari hukuman tetapi semakin memperberat hukuman itu. Tidak akan ada keringanan bagi hamba Tuhan di pengadilan Kristus, sekalipun mereka itu para pejabat gereja.
- Perhatikanlah:
- . Kejutan yang menyertai hukumannya (ay. 50-51), tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya.
- Perhatikanlah:
- (1) Anggapan kita akan kelambatan kedatangan Kristus tidak akan membatalkan kedatangan-Nya. Betapapun hebatnya ia menipu diri dengan segala angan-angan, Tuhan akan tetap datang. Ketidakpercayaan orang tidak akan membuat janji yang agung atau kengerian itu (sebut saja sesukamu) tidak berlaku lagi.
- (2) Kedatangan Kristus akan menjadi kejutan paling mengerikan bagi orang-orang berdosa yang merasa aman dan tidak peduli, khususnya hamba-hamba Tuhan yang jahat. Ia akan datang pada hari yang tidak disangkakannya. Orang-orang yang menganggap enteng peringatan-peringatan firman Allah, dan membungkam suara hati mereka mengenai penghukuman yang akan datang, tidak bisa mengharapkan datangnya peringatan-peringatan lain. Peringatan ini sudah dianggap cukup menurut hukum, entah diterima atau tidak, dan Kristus tidak bisa dituduh tidak adil bila Ia datang pada waktu yang tidak disangka-sangka, tanpa pemberitahuan lain. Lihatlah, Ia telah memberitahukan kita sebelumnya.
- . Kekerasan hukuman-Nya (ay. 51). Tidak lebih keras daripada yang layak, tetapi hukuman itu adalah hukuman yang membawa kehancuran sempurna, dicurahkan dalam dua kata, kematian dan hukuman.
- (1) Kematian. Tuhan akan membunuh dia, dikotomēsei auton, "ia terputus dari negeri orang-orang hidup," dipisahkan dari jemaat orang benar, dipisahkan dan digolongkan sebagai yang jahat, itulah pengertian sebuah kutuk (Ul. 29:21). Ia akan ditebang seperti sebatang pohon yang hidup di tanah dengan percuma. Mungkin ini terkait secara tidak langsung dengan kalimat yang sering digunakan dalam hukum Taurat, orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya, yang menunjukkan pembasmian sampai ke akar-akarnya. Kematian datang kepada orang benar seperti tunas pilihan yang dipotong untuk dicangkokkan pada batang pohon yang lebih baik, tetapi kematian itu datang kepada orang jahat seperti ranting-ranting kering yang dipotong untuk dibakar, dipotong dari dunia ini, tempat ia menambatkan hati dan menyatu dengannya. Atau, seperti yang kita baca, akan membunuh dia, dengan perkataan lain, memisahkan tubuh dan jiwanya, membawa jasadnya ke kubur untuk dimangsa cacing-cacing, dan mengirim jiwanya ke neraka untuk dimangsa setan-setan, dan di sanalah orang berdosa itu dibelah. Jiwa dan tubuh orang saleh dipisahkan dengan adil, yang pertama diangkat dengan sukacita kepada Allah, dan yang lain ditinggalkan menjadi debu. Tetapi, pada saat kematian orang jahat, jiwa dan tubuhnya dibelah, dicabik-cabik, karena bagi mereka kematian adalah raja kedahsyatan (Ayb. 18:14). Hamba yang jahat membagi dirinya antara Allah dan dunia, Kristus dan Belial, pengakuan percaya dan hawa nafsunya, karena itu cukup adil, bila kemudian ia pun terbagi.
- (2) Hukuman. Kristus akan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik, nasib itu merupakan bagian yang menyedihkan, karena di sanalah akan terdapat ratapan.
- Perhatikanlah:
- [1] Ada suatu tempat dan keadaan sengsara kekal di dunia lain, tempat yang tidak ada apa-apa selain ratapan dan kertakan gigi, suatu tempat yang berbicara tentang kesengsaraan dan penderitaan yang berat di bawah kejengkelan dan murka Allah.
- [2] Hukuman Allah menetapkan tempat dan keadaan ini sebagai bagian mereka yang dosa-dosanya setimpal dengan itu. Bahkan Kristus sendiri, yang mereka sebut-sebut sebagai Tuhan, yang akan menetapkan bagian mereka itu. Ia yang sekarang adalah Juruselamat kelak akan menjadi Hakim, dan keadaan kekal anak-anak manusia akan ditetapkan oleh-Nya. Mereka yang memilih dunia sebagai bagiannya dalam kehidupan ini akan menerima neraka di kehidupan lain. Itulah ganjaran Allah bagi orang fasik (Ayb. 20:29).
- [3] Neraka adalah tempat yang tepat bagi orang-orang munafik. Orang-orang jahat ini telah menerima bagian mereka bersama-sama dengan orang-orang munafik. Mereka adalah pemilik yang sah, sementara orang-orang berdosa lainnya hanyalah sebagai penghuni belaka bersama mereka, dan turut mengambil bagian dalam kesengsaraan mereka. Ketika Kristus menyatakan hukuman yang terberat di dunia lain, Ia menyebutnya sebagai bagian orang-orang munafik. Sekiranya ada tempat di neraka yang lebih panas daripada tempat lainnya, dan kemungkinan besar memang ada, tempat itu akan menjadi bagian orang-orang seperti itu, yaitu mereka yang membenci kesalehan.
- [4] Hamba-hamba Tuhan yang jahat akan menerima bagian mereka di dunia lain bersama dengan para pendosa besar, bahkan bersama orang-orang munafik. Ini sudahlah pantas bagi mereka, karena mereka ini adalah orang-orang munafik yang terburuk. Darah Kristus yang mereka injak-injak dengan kenajisan mereka, dan darah jiwa-jiwa yang tercurah di atas kepala mereka karena ketidaksetiaan mereka, akan membebani mereka dengan berat di tempat penderitaan ini. Perkataan Anak, ingatlah akan menjadi perkataan yang mengatupkan mulut para hamba Tuhan yang binasa, sama seperti orang berdosa lainnya. Karena itu, hendaknya mereka yang sudah memberitakan Injil kepada orang lain menjadi takut, karena jangan-jangan mereka sendiri yang ditolak.
SH: Mat 24:29-36 - Semesta gonjang-ganjing (Rabu, 9 Maret 2005) Semesta gonjang-ganjing
Dampak kedatangan Yesus kelak sangat dahsyat. Seluruh kekuatan
semesta akan tergoncangkan ke fondasinya (ayat 29). Selain...
Semesta gonjang-ganjing
Dampak kedatangan Yesus kelak sangat dahsyat. Seluruh kekuatan
semesta akan tergoncangkan ke fondasinya (ayat 29). Selain
melukiskan apa yang akan terjadi secara fisik, segala sesuatu
yang `di atas' sangat boleh jadi adalah objek ibadah manusia
yang salah yang pada hari terakhir itu akan dihancurluluhkan
karena satu-satunya yang boleh disem-bah, yaitu Tuhan Yesus
menyatakan diri (ayat 30). Di zaman kita banyak orang
mengembangkan spiritualitas yang digali dari `kuasa alam',
`energi matahari, bulan, bumi', dsb. Ini bukan hal yang baru.
Sudah sejak zaman dahulu manusia di luar Tuhan jatuh dalam
penyembahan ciptaan yang dianggap sebagai sumber berlangsungnya
kehidupan. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa alam bukanlah
Tuhan.
Yesus Kristus akan datang kembali pada hari terakhir, bukan lagi sebagai bayi mungil yang serba terbatas, melainkan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan. Dia tidak lagi datang untuk mengampuni manusia berdosa melainkan datang untuk menghakimi. Semua bangsa di bumi akan meratap (ayat 30). Hari penghakiman sudah datang! Tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat! Namun, mereka yang percaya dalam nama-Nya, yaitu orang-orang pilihan-Nya akan dikumpulkan dari segala tempat untuk masuk ke dalam sukacita kekal bersama Dia (ayat 31).
Tuhan Yesus mengajarkan agar kita peka untuk membaca tanda zaman. Kita bukan hanya harus membaca Kitab Suci, melainkan perlu juga membaca situasi zaman yang sedang terjadi di sekeliling kita berdasarkan terang firman Tuhan. Waktu yang singkat menyadarkan kita untuk hidup bijaksana. Perkataan Tuhan Yesus adalah lebih pasti daripada eksistensi alam semesta. Justru karena tak seorang pun tahu saat kedatangan-Nya (ayat 36), maka kita patut semakin waspada dan semakin mendalami kebenaran Alkitab.
Renungkan: Bila Anda ingin siap menyambut kedatangan-Nya, berhentilah menjadi praktisi penyembah segala manifestasi berhala!

SH: Mat 24:29-36 - Waspadai dan amati tanda-tanda zaman. (Jumat, 30 Maret 2001)
Waspadai dan amati tanda-tanda zaman.
Allah mempunyai rencana kekal atas segala ciptaan-Nya,
teristimewa manusia yang diciptakan dalam gambar dan
rup...
Waspadai dan amati tanda-tanda zaman.
Allah mempunyai rencana kekal atas segala ciptaan-Nya,
teristimewa manusia yang diciptakan dalam gambar dan
rupa-Nya. Meski Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa,
Allah tetap pada rencana kekal-Nya. Bagi yang hidup
tidak sesuai rencana Allah akan mengalami kesengsaraan
yang dahsyat (22:1-14), bagi yag taat dan berjalan
seturut rencana Allah akan bersama dengan Yesus Kristus
apabila Ia datang kelak. Matius menyebut orang-orang
ini adalah orang-orang pilihan Allah yang ada di
seluruh bumi ini. Hari kedatangan Anak Manusia
digambarkan dengan kedahsyatan yang bakal terjadi di
seluruh bumi dan alam semesta ini. Ini menunjukkan
betapa murka-Nya Allah atas dosa yang sudah diperbuat
oleh manusia. Alam semesta dan manusia yang menolak
menjadi umat pilihan Allah akan mengalami penderitaan
yang dahsyat dan menakutkan. Saat terjadi kehancuran
dan penderitaan Anak Manusia, yaitu Yesus Kristus
datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan, diiringi
oleh para malaikat dengan meniup sangkakala yang
dahsyat bunyinya. Saat manusia-manusia yang hidup dalam
dosa menderita, orang-orang pilihan Allah ada bersama
Anak Manusia dalam kemuliaan.
Apa yang sudah difirmankan ini pasti akan terjadi. Hanya saja waktunya tiba sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bapa. Nubuat Yesus yang dicatat Matius ini bermakna ganda, yakni yang terjadi pada waktu dekat pada tahun 70 M, saat Yerusalem dihancurleburkan. Pula bermakna untuk kedatangan-Nya yang kedua kali kelak.
Kedatangan Yesus meski tidak dapat diketahui kepastian harinya, ada tanda-tanda yang mendahului. Tunas pohon ara yang muncul; menandakan datangnya musim panas, supaya manusia bersiap. Demikian pula dengan kedatangan Anak Manusia. Matius mencatat dengan cermat apa yang Yesus ajarkan mengenai tanda-tanda yang akan terjadi. Ia akan datang dengan sangat tiba-tiba dan tidak disangka-sangka, namun bukan berarti Ia diam dan tidak memberikan peringatan. Setiap manusia perlu mencamkan tanda-tanda yang terjadi di bumi ini agar tidak terperanjat, tidak bersiap, dan tidak terlena.
Renungkan: Perkataan yang pernah dikatakan Yesus ini tidak akan berlalu sekalipun segalanya berubah. Itu pasti digenapi dan terjadi. Kita harus bersiap diri.

SH: Mat 24:29-36 - Tanda-tanda menjelang kedatangan Tuhan. (Kamis, 16 April 1998) Tanda-tanda menjelang kedatangan Tuhan. Berbagai bencana dan malapetaka yang terjadi bukan saja meliputi bumi tempat manusia hidup. Bencana dahsyat ya...
Tanda-tanda menjelang kedatangan Tuhan.
Berbagai bencana dan malapetaka yang terjadi bukan saja meliputi bumi tempat manusia hidup. Bencana dahsyat yang tak terperikan juga akan menghantam isi langit. Hal-hal yang Tuhan paparkan di sini adalah bahasa kiasan yang intinya menegaskan bahwa seluruh ciptaan yang telah terceApr dosa ini suatu waktu akan hancur dan berakhir. Bila semua itu sudah terjadi, seperti halnya musim panas segera akan tiba sesudah pohon ara mulai bertunas, demikian pun Tuhan atas sejarah dan atas jagad raya ini akan tiba, untuk menghakimi semua dan membalas setimpal.
Perkataan Tuhan pasti. Banyak orang makin mempertimbangkan bahwa kata-kata Tuhan Yesus ini tidak perlu diartikan harfiah atau ditanggapi serius. Kiranya sikap itu dijauhkan Tuhan dari kita. Langit dan bumi ini pasti akan berlalu, tetapi sabda yang diucapkan-Nya pasti akan digenapi. Yang Kristen harapkan bukanlah akhir zaman, tetapi tibanya zaman baru yang Tuhan Yesus janjikan dan ciptakan untuk umat tebusan-Nya. Marilah kita arahkan hati penuh kepada Hari itu.
Renungkan: Orang yang mengabaikan sabda Tuhan tentang kedatangan-Nya sedang mempermainkan masa depannya sendiri.
Doa: Tatkala dunia membuat kami gentar atau berharap, ingatkan bahwa Yesus penentu masa depan dunia, pasti akan datang kembali.
TFTWMS -> Mat 24:32-35
TFTWMS: Mat 24:32-35 - Yerusalem Akan Dihancurkan Dalam Masa Angkatan Ini "YERUSALEM AKAN DIHANCURKAN DALAM MASA ANGKATAN INI" (Matius 24:32-35)
32 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ra...
"YERUSALEM AKAN DIHANCURKAN DALAM MASA ANGKATAN INI" (Matius 24:32-35)
32 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. 33 Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. 34 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi. 35 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
Ayat 32. Kelihatannya, pada titik ini, Yesus kembali kepada topik kehancuran Yerusalem. Maksud ilustrasi-Nya tentang pohon ara adalah jelas sekali. Ia mengakui bahwa manusia dapat menentukan perubahan musim dengan tanda-tanda alam tertentu. Pada musim semi, cairan dalam pohon bergerak naik dan cabang-cabangnya menjadi lembut. Munculnya tunas daun adalah bukti bahwa musim panas sudah dekat (lihat komentar tentang 21:19). Kristus sedang mengatakan mereka yang bisa menentukan musim dengan memperhatikan tanda-tanda dalam alam harus dapat memahami tanda-tanda rohani yang menunjuk kepada datangnya kehancuran Yerusalem.
Ayat 33. Yesus memberitahu murid-murid-Nya, "Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu." Ungkapan "[Ia] sudah dekat" dalam Alkitab NASB membuat ayat itu terlihat menjadi acuan kepada kedatangan Kristus yang kedua. Hal ini dibuat lebih jelas oleh Alkitab NLT, yang mengatakan bahwa "kedatangan-Nya sangat dekat." Teks aslinya dapat diterjemahkan "itu dekat" (KJV, NIV) atau "waktunya sudah dekat" (JNT). Terjemahan ini memiliki dukungan yang lebih baik dari konteksnya. Kata "Itu" bisa mengacu kepada "musim panas" (24:32), saat kejatuhan Yerusalem berlangsung. 32
Menurut Josephus, bait suci dihancurkan pada hari kesepuluh bulan Ab (Juli/Agustus) pada tahun 70.33
Ayat 34. Yesus selanjutnya berkata, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi." Bagaimanakah menjelaskan ayat ini? Penafsirannya tergantung pada arti "angkatan" dan "semuanya ini." Bisakah kita menafsirkan kata "angkatan" (genea, genea) dengan arti "kaum ini," yaitu, ras Yahudi? Mereka yang menganut pandangan ini percaya bahwa Yesus sedang menjanjikan bahwa ras Yahudi tidak akan lenyap sebelum kedatangan-Nya. Namun begitu, seperti yang Jack P. Lewis telah tunjukkan, Ada perbedaan antara genos (ras) dan genea (angkatan).… Di tempat lain dalam Matius genea berarti orang-orang yang hidup pada satu waktu dan biasanya pada zaman Yesus (1:17; 11:16; 12:39, 41, 45; 23:36; Markus 8:38; Lukas 11:50 dst.; 17:25), dan tidak diragukan lagi itu memiliki arti yang sama di sini. Jatuhnya bait suci akan terjadi sebelum satu angkatan berlalu.34
"Semuanya ini" dalam ayat 34 secara alami (jika konteks yang lebih luas tidak tersirat) mengacu kepada "hal-hal" yang sama yang dimaksudkan dalam ayat 33. Ini berarti bahwa pelbagai peristiwa yang sebelumnya dijelaskan dalam teks ini akan digenapi. Ungkapan "semuanya ini" dapat ditelusuri kembali ke awal pasal itu, di mana ceramah Tuhan dimulai dengan ramalan-Nya tentang kehancuran bait suci dan pertanyaan murid-murid tentang kapan "hal-hal" itu akan terjadi (24:2, 3). Karena ayat 36 mengatakan bahwa "tidak seorangpun yang tahu" kapan Yesus akan kembali lagi kecuali Bapa, maka "semuanya ini" tidak mencakup kedatangan yang kedua.
Ayat 35. Yesus telah meramalkan kedatangan-Nya yang kedua kali dan akhir dunia (24:29-31), dan di sini Ia sedang menegaskan kebenaran bahwa langit dan bumi akan berlalu. Nas-nas lain memperkuat ajaran ini (2 Pet. 3:7, 10-12). Bumi dan segala pekerjaan yang ada di dalamnya adalah sementara, sedangkan perkataan Tuhan adalah kekal (1 Pet. 1:24, 25). Ketika Yesus berkata, " perkataan-Ku tidak akan berlalu," Ia sedang menggarisbawahi kredibilitas ramalan-Nya dalam ceramah ini.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Matius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali di...
Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang murid Yesus.
Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL MARKUS" 08165) dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL LUKAS" 08169), maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk
- (1) ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
- (2) hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (Mat 1:1-17);
- (3) pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
- (4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung dan
- (5) petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus.
Tujuan
Matius menulis Injil ini
- (1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus,
- (2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
- (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa
- (1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.
- (2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.
Survai
Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya (Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa kembali dari Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga diperkenalkan sebagai Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias (Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi utama dari pelayanan-Nya di depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17), peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan (Mat 13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya (Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat 26:56).
Pasal 5-25 (Mat 5:1--25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan oleh Yesus dan lima kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:
- (1) Khotbah di Bukit (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (2) pengarahan bagi orang yang diutus untuk berkeliling memberitakan Kerajaan itu (pasal 10; Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan tentang Kerajaan Allah (pasal 13; Mat 13:1-30);
- (4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan
- (5) ajaran di Bukit Zaitun mengenai akhir zaman (pasal 24-25; Mat 24:1--25:46).
Lima kisah utama dalam Injil ini adalah:
- (1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan tentang realitas kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1--9:38);
- (2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan (pasal 11-12; Mat 11:1--12:50);
- (3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis (pasal 14-17; Mat 14:1--17:27);
- (4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu terakhir (Mat 19:1--26:46);
- (5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara orang mati (Mat 26:47--28:20). Tiga ayat yang terakhir dari kitab Injil ini mencatat "Amanat Agung" Yesus.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
- (1) Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
- (2) Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
- (3) Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus
- (a) selama pelayanan-Nya di Galilea dan
- (b) mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).
- (4) Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (5) Kerajaan Sorga\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (6) Matius menekankan
- (a) standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (b) kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
- (c) kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
- (7) Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).
Full Life: Matius (Garis Besar) Garis Besar
I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11)
A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17)
B....
Garis Besar
- I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11) - A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17) - B. Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir
(Mat 1:18-2:23) - C. Perintis Jalan Sang Mesias
(Mat 3:1-12) - D. Pembaptisan Sang Mesias
(Mat 3:13-17) - E. Pencobaan Sang Mesias
(Mat 4:1-11) - II. Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea
(Mat 4:12-18:35) - A. Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea
(Mat 4:12-25) - B. Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan
(Mat 5:1-7:29) - C. Kisahan I: Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan
(Mat 8:1-9:38) - D. Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan
(Mat 10:1-42) - E. Kisahan II: Kehadiran Kerajaan
(Mat 11:1-12:50) - F. Ajaran tentang Rahasia Kerajaan
(Mat 13:1-58) - G. Kisahan III: Krisis Kerajaan
(Mat 14:1-17:27) - H. Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan
(Mat 18:1-35) - III.Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem
(Mat 19:1-26:46) - A. Perjalanan Yesus ke Yerusalem
(Mat 19:1-20:34) - B. Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem
(Mat 21:1-26:46) - 1. Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah
(Mat 21:1-22) - 2. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Mat 21:23-22:46) - 3. Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi
(Mat 23:1-39) - 4. Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan
(Mat 24:1-25:46) - 5. Komplotan untuk Mengkhianati Yesus
(Mat 26:1-16) - 6. Perjamuan Terakhir
(Mat 26:17-30) - 7. Getsemani
(Mat 26:31-46) - IV. Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan
(Mat 26:47-27:66) - A. Yesus Ditangkap
(Mat 26:47-56) - B. Yesus Diadili
(Mat 26:57-27:26) - C. Yesus Disalibkan
(Mat 27:27-56) - D. Yesus Dikubur
(Mat 27:57-66) - V. Yesus Bangkit
(Mat 28:1-20) - A. Penemuan Luar Biasa Para Wanita
(Mat 28:1-10) - B. Saksi-Saksi Palsu
(Mat 28:11-15) - C. Amanat Tuhan yang Bangkit
(Mat 28:16-20)
Matthew Henry: Matius (Pendahuluan Kitab) Di hadapan kita terdapat,
I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari...
Di hadapan kita terdapat,
- I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari Alkitab kita, yang juga disebut kovenan baru, karena kata yang digunakan memiliki kedua makna tersebut. Sebenarnya, bila menyinggung tindakan dan perbuatan Kristus, sebagaimana dimaksudkan di sini, maka istilah yang paling tepat adalah wasiat (Inggris: testament), sebab Kristuslah sang Pemberi Wasiat itu, yang berlaku sah melalui kematian-Nya (Ibr. 9:16-17). Tidak seperti suatu kovenan, dalam wasiat tidak terdapat kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam wasiat, apa yang dijanjikan itu dianugerahkan, meskipun bersyarat, berdasarkan suatu kehendak, yakni kehendak bebas, maksud baik dari Sang Pemberi Wasiat. Seluruh anugerah yang terdapat di dalam kitab ini bersumber pada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Karena itu, jika kita tidak mengakui Dia sebagai Tuhan kita, kita tidak dapat mengharapkan manfaat apa pun dari-Nya sebagai Juruselamat kita. Perjanjian ini disebut perjanjian baru, untuk membedakannya dari perjanjian yang diberikan Musa, namun bukan karena perjanjian Musa ini sudah tidak berlaku; juga untuk menyatakan bahwa perjanjian tersebut harus selalu baru, tidak menjadi usang dan ketinggalan zaman. Kitab-kitab Perjanjian Baru ini bukan saja memuat penemuan seutuhnya akan anugerah yang sudah nyata menyelamatkan semua manusia, tetapi juga merupakan sebuah sarana yang sah yang melaluinya anugerah itu disampaikan dan berdiam atas semua orang percaya. Sudah seyogyanyalah dengan cermat kita memelihara, dan dengan penuh perhatian serta sukacita kita membaca pesan dan wasiat terakhir seorang sahabat, yang melalui wasiat itu telah meninggalkan suatu warisan besar, dan bersama warisan ini pula telah mengungkapkan kasih-Nya yang mendalam kepada kita! Betapa terlebih mulianya wasiat yang diberikan Juruselamat kita yang terberkati itu, yang menjamin seluruh kekayaan-Nya yang tidak terkatakan bagi kita! Ini sungguh wasiat-Nya; meskipun wasiat itu, seperti umumnya surat wasiat, ditulis oleh orang lain (kita tidak memiliki bukti apa pun yang merupakan tulisan Kristus sendiri), namun Dia sendirilah yang menyatakannya; dan pada malam sebelum Ia mati, melalui perjamuan malam, Ia menandatangani, memeteraikan, dan mengumumkannya di hadapan dua belas orang saksi. Sebab, meskipun kitab-kitab ini baru ditulis setelah beberapa tahun kemudian, demi manfaat bagi generasi-generasi selanjutnya, in perpetuam rei memoriam – sebagai suatu peringatan abadi, Perjanjian Baru Yesus, Tuhan kita, sudah ditetapkan, dikukuhkan, dan diberitakan sejak kematian-Nya, sebagai sebuah wasiat lisan, yang tentangnya catatan-catatan dalam kitab-kitab tersebut memiliki kesamaan yang tepat. Hal-hal yang dituliskan oleh Lukas merupakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara orang waktu itu (hal-hal yang diyakini secara pasti, KJV), dan karena itu sudah dikenal baik sebelum ia sendiri menuliskannya. Namun, ketika peristiwa-peristiwa itu dituliskan, tulisan tersebut melampaui dan menyisihkan tradisi lisan, dan tulisan-tulisan ini menjadi perbendaharaan Perjanjian Baru itu. Hal ini ditunjukkan juga dalam judul tambahan yang mengawali banyak salinan Perjanjian Baru bahasa Yunani, Tēs kainēs Diathēkēs Hapanta – Keseluruhan Perjanjian Baru, atau segenap hal mengenainya. Di dalamnya diungkapkan seluruh maksud Allah berkenaan dengan keselamatan kita (Kis. 20:27). Sama sebagaimana hukum Tuhan sempurna adanya, demikian pula halnya dengan Injil Kristus, dan tidak ada lagi yang ditambahkan kepadanya. Kita telah memiliki semuanya, dan tidak ada yang perlu dicari lagi.
- II. Di hadapan kita terdapat Keempat Injil. Injil berarti kabar baik, atau berita kesukaan; dan sejarah kedatangan Kristus ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa ini jelas-jelas merupakan kabar terbaik yang pernah datang dari sorga ke atas bumi; malaikatlah yang memberikan sebutan kesukaan bagi berita itu (Luk. 2:10), Euangelizomai hymin – aku memberitakan kepadamu kesukaan besar; aku memberitakan Injil kepadamu. Nabi pun menubuatkannya (Yes. 52:7; 61:1). Di situ dinubuatkan bahwa pada hari kedatangan Mesias, kesukaan besar itu harus diberitakan. Kata Injil sepadan dengan kata Inggris Gospel yang berasal dari bahasa Sakson kuno [sebuah bahasa Germanik tua – pen.], yang berarti perkataan atau kata Allah (God’s spell atau God’s word); dan Allah dipanggil demikian karena Dia baik, Deus optimus – Allah yang mahabaik, dan karena itu kata Gospel bisa berarti suatu perkataan atau kata yang baik. Bila kita mengambil kata spell dalam artian yang lebih tepat, yaitu charm (carmen), “mantera,” dan memandangnya dari sisi baik, sebagai sesuatu yang menggerakkan dan memengaruhi, tepatnya lenire dolorem – untuk menenangkan hati, atau untuk mengubah hati supaya merasa takjub atau kasih, seperti hal-hal yang umum kita sebut memesonakan atau memikat hati, maka pengertian ini dapat diterapkan pada Injil; sebab di dalamnya sang pembaca mantra menyuarakan manteranya dengan bijak, sekalipun kepada ular tedung tuli (Mzm. 58:5-6). Begitu pula tidak seorang pun yang akan memikirkan adanya mantra lain yang memiliki kuasa seperti keindahan dan kasih Penebus kita. Segenap Perjanjian Baru adalah Injil atau kabar baik itu sendiri. Rasul Paulus menyebut Perjanjian Baru itu Injilnya, sebab ia adalah salah seorang pemberitanya. Alangkah indahnya jika kita juga menjadikannya sebagai Injil kita melalui sambutan hangat dan ketaatan kita terhadap Injil! Lazim keempat kitab yang memuat sejarah tentang Sang Penebus itu kita sebut keempat Injil, dan para penulisnya yang diilhami itu kita sebut pemberita Injil, atau penulis Injil; namun, sebutan ini tidaklah begitu tepat, karena sebutan pemberita Injil menunjuk kepada suatu golongan pengerja atau pelayan tertentu yang menjadi pembantu para rasul: “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun ... pemberita-pemberita Injil” (Ef. 4:11). Ajaran mengenai Kristus harus dijalin dengan, dan didasarkan pada, kisah tentang kelahiran, kehidupan, mujizat-mujizat, kematian, dan kebangkitan-Nya; sebab hanya dengan demikianlah doktrin tersebut tampak dalam terangnya yang paling jelas dan kuat. Seperti halnya dengan alam, demikian juga dalam anugerah, penemuan-penemuan yang paling membahagiakan adalah penemuan-penemuan yang timbul berdasarkan gambaran-gambaran tertentu dari halhal yang nyata. Sejarah alam merupakan filsafat terbaik; begitu pula dengan sejarah suci, baik Perjanjian Lama maupun Baru, adalah sarana kebenaran suci yang paling tepat dan mulia. Keempat Injil ini telah ada sejak awal Kekristenan dan telah diterima teguh oleh gereja mula-mula dan dibacakan dalam pertemuan-pertemuan ibadah Kristen, sebagaimana diungkapkan melalui tulisan-tulisan Justin Martyr dan Irenaeus, yang hidup satu abad lebih sedikit setelah kenaikan Kristus ke sorga; mereka menyatakan bahwa empat Injil sajalah, tidak lebih dan tidak kurang, yang diterima oleh gereja. Sekitar masa itu, keselarasan keempat pemberita Injil itu dihimpun oleh Tatian, dengan judul To dia tessarōn – Injil dari keempat Injil. Pada abad ketiga dan keempat muncul injil-injil lain yang dipalsukan oleh bermacam-macam sekte dan diterbitkan dengan menggunakan nama Petrus, ada lagi dengan nama Tomas, Filipus, dan seterusnya. Namun injil-injil ini tidak pernah diakui maupun dihargai oleh gereja, seperti dikatakan cendekiawan Dr. Whitby. Beliau mengajukan alasan tepat mengapa kita harus setia berpegang pada catatan-catatan tertulis ini, sebab tradisi, dengan pernyataan dan dalih apa pun yang terdapat di dalamnya, tidaklah mampu memelihara berbagai hal dengan pasti, dan hal ini pun telah kita ketahui dari pengalaman. Sebab, meskipun Kristus mengatakan dan melakukan banyak hal yang mengesankan, yang tidak tertulis (Yoh. 20:30;21:25), tradisi tidak menyimpan satu pun bagi kita, semuanya lenyap, kecuali apa yang tertulis [dalam keempat Injil – ed.]. Oleh karena itu, yang tertulis inilah, yang harus kita pegang; dan merupakan berkat Allah bahwa kita memilikinya untuk kita patuhi; itulah perkataan sejarah yang pasti.
- III. Di hadapan kita terdapat Injil menurut Matius. Penulisnya lahir sebagai orang Yahudi, dan bekerja sebagai seorang pemungut cukai, sampai Kristus memanggilnya, dan dia pun meninggalkan rumah cukai, untuk mengikut Dia. Dan penulis merupakan salah seorang yang menyertai-Nya, yang senantiasa datang berkumpul dengan ... Tuhan Yesus ... yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga (Kis. 1:21-22). Oleh sebab itu, ia merupakan saksi yang dapat diandalkan sehubungan dengan apa yang telah dicatatnya di sini. Konon ia telah mencatat sejarah ini sekitar delapan tahun setelah kenaikan Kristus ke sorga. Banyak penulis zaman tersebut yang mengatakan bahwa ia menulisnya dalam bahasa Ibrani atau bahasa Aram; namun tradisi ini disangkal oleh Dr. Whitby secara meyakinkan. Tidak diragukan lagi Injil ini ditulis dalam bahasa Yunani, seperti halnya bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru. Jadi, bukan dalam bahasa yang khusus digunakan oleh orang-orang Yahudi, yang baik bait Allahnya maupun negaranya hampir berakhir pada masa itu, namun dalam bahasa yang umum bagi dunia dan yang melaluinya pengetahuan tentang Kristus akan tersiar dengan efektif kepada seluruh bangsa di dunia. Namun bisa saja ada kemungkinan terdapat edisi dalam bahasa Ibrani yang diterbitkan Matius sendiri pada saat yang sama ketika dia menulisnya dalam bahasa Yunani. Edisi bahasa Ibrani itu untuk orang Yahudi, sedangkan edisi Yunani ditulis untuk orang-orang non-Yahudi, ketika dia meninggalkan Yudea untuk memberitakan Injil kepada mereka. Marilah kita memuji Allah karena kita memiliki Injil ini, dan memilikinya dalam bahasa yang kita pahami.
Jerusalem: Matius (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Ende: Matius (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan ...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan sebagai tertulis oleh Rasul Mateus. Terdapat kutipan-kutipan dari padanja sudah dalam abad pertama, misalnja dalam buku ketjil peladjaran agama jang berdjudul "Didache", dalam surat Bapa Sutji Klemens dari Roma kepada umat Korintus, dan didalam surat-surat termashur Ignatius Martir, uskup Antiochia.
Mengenai pribadi dan riwajat hidup Mateus kita tahu sedikit sadja. Satu-satunja peristiwa tentangnja didalam Kitab Kudus, ialah peristiwa panggilannja, jang ditjeritakan olehnja sendiri dalam 9:9-13, oleh Markus dalam karangan Indjilnja 2:13-17 dan oleh Lukas dalam 5:27-32. Selain itu hanja disebut namanja dalam daftar nama semua rasul. Didalam tjeritera panggilannja ia sendiri menjebut dirinja Mateus, sedangkan Markus dan Lukas menamakannja Levi. Diduga bahwa nama aslinja Levi dan kemudian sebagai rasul ia disebut Mateus.
Dari ketiga tjeritera tersebut kita ketahui, bahwa bapanja Alfeus, dan sebelum dipanggil oleh Jesus ia seorang pemungut bea di Kafarnaum, agaknja sebagai pegawai Herodes. Dalam daftar nama segala rasul (10:5) ia menamakan dirinja ,Mateus, pemungut bea". Djulukan itu bukan gelaran kehormatan, melainkan sebaliknja pangkat pemungut bea sangat dipandang hina oleh orang Jahudi jang "saleh". Mereka digolongkan pada kaum pendosa dan terasa tak halal bergaul agak erat dengan mereka, misalnja makan semedja dengan mereka. Itu antara lain kita batja dalam Mt. 9:11; Mk. 2:16; Lk. 5:30. Dan memang ada alasan untuk bersikap demikian terhadap mereka. Sebab rupanja kebanjakan mereka tidak djudjur, memperkaja dirinja dengan menuntut bea lebih banjak dari pada jang ditentukan dengan resmi. Mengenai hal itu baik batjalah amanat Joanes Pemandi kepada mereka dalam Lk. 3:12-13. Rupanja Zacheuspun, dalam berita Lk. 19:3-10, termasuk golongan jang kurang djudjur itu, sebelum ia bertemu dengan Jesus. Perhatikanlah chususnja ajat Lk. 19:8. Tetapi orang Jahudi chususnja kaum parisi jang menganggap dirinja golongan jang paling saleh, terlalu menjamaratakan. Bahwa ada banjak pemungut bea, jang djudjur dan luhur hati sudah njata sekali dalam tjatatan Mk. 2:15, bahwa sedjumlah besar pemungut bea dan "orang berdosa" turut makan bersama dengan Jesus sebab banjak dari antara mereka sudah mengikuti Jesus. Tentu sadja Mateuspun termasuk golongan ini dan sebab itu sudah mengenal Jesus dan Jesus mengenal dia, sebelum ia dipanggil mendjadi rasul. Dan bahwa ia tidak lekat pada barang duniawi, dan benar-benar menaruh tuntutan pertama untuk masuk kedalam Keradjaan Allah, jaitu roh kemiskinan, terang sekali sebab ia segera bangun meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Dan bukan sedikit jang ditinggalkannja, jaitu pangkat jang ringan pekerdjaannja dan banjak penghasilannja, djuga kalau dilakukan dengan djudjur, dan lagipun ia tentu tjukup kaja, sebab mampu mengadakan suatu perdjamuan "besar" (Lk. 5:29) bagi Jesus dan para pengiringnja dan sedjumlah besar undangan-undangan lain lagi.
Tentang hidup Mateus sesudah Pentekosta kita tahu sedikit dari riwajat lisan jang dapat dipertjajai. Menurut itu ia mengadjar dahulu di Palestina dan disinipun menulis Indjilnja, lalu pergi menjebarkan Indjil kepada bangsa-bangsa bukan Jahudi. Seorang murid rasul-rasul bemama Papias telah menulis kira-kira dalam tahun 125, bahwa Mateus telah mengumpulkan setjara teratur "sabda-sabda" Jesus, dalam bahasa lbrani (Aramea), dan Esebius, seorang penulis sedjarah Geredja jang terkemuka, menulis sekitar tahun 300, bahwa Mateus pertama-tama mengadjar orang sebangsanja di Palestina, dan sebelum meninggalkan mereka untuk mengadjar bangsa-bangsa lain, ia mewariskan kepada mereka, sebagai pengganti kehadirannja sendiri, karangan Indjil tertulis dalam bahasa nenek-mojang mereka.
Karangan asli dalam bahasa Aramea itu diduga ada tertulis antara tahun 40 dan 50, dan 10 atau 20 tahun kemudian, sudah diterdjemahkan kedalam bahasa Junani. Menurut Papias beberapa "orang lain menterdjemahkannja, masing-masing sekedar kemampuannja". Djadi waktu Papias sudah ada beberapa terdjemahan, jang agak berbeda satu sama lain. Satu dari terdjemahan-terdjemahan itu kemudian diterima dengan resmi oleh Geredja purba, sebagai karangan Mateus dan sebagai termasuk Kitab Kudus. Menurut keterangan Geredja agak resmi, terdjemahan ini dalam keseluruhannja, jaitu mengenai isinja tjotjok dengan aslinja, demikian rupa sehingga Mateus harus dinamakan pengarangnja. Menurut Papias, Mateus telah mengumpulkan "logia-logia" Jesus. "Logia" itu biasa diterdjemahkan dengan "sabda", tetapi sekurang-kurangnia dewasa itu, arti kata itu lebih luas, sehingga perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hidup Jesus termasuk padanja djuga.
Rupa-rupanja penterdjemah agak erat mengikuti teks asli, tetapi ada sardjana jang berpendapat atau menduga, bahwa ia sana-sini mengubah susunan asli dan menambah pula bahan dari sumber-sumber jang lain. Soal-soal ilmiah itu tidak mengenai hakekat Indjil dan tidak penting bagi kita. Bagi kita tjukup kepastian, bahwa seluruh karangan Indjil jang kita punjai dalam Kitab Kudus, terdjamin kebenarannja sebagai wahju Allah dan diilham oleh Roh Kudus, oleh djabatan Geredja jang resmi.
Mengenai bahasa dan gaja bahasa, penterdjemah bekerdja dengan sangat bebas. Itu terang sebab bahasanja Junani murni sekali dan rapih teratur menurut tatabahasa Junani. Gaja-bahasapun pada umumnja tidak berbeda dengan jang lazim dewasa itu pada orang Junani. Bahasanja sederhana, tetapi barus dikatakan elok djuga.
Namun demikian masih terdapat bekas-bekas karangan asli berbabasa Aramea djuga, seperti istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan Aramea jang tidak diterdjemahkan, lain jang diterangkan artinja dalam bahasa Junani, lain pula jang diterdjemahkan kata-demi-kata, sehingga tetap bertjorak bahasa Jahudi. Hal-hal itu mengesankan, bahwa karangan asli berbahasa Aramea benar. Tetapi jang lebih djelas membuktikan, sepandjang karangan, bahwa pengarang asli sungguh-sungguh seorang Jahudi tulen jang hidup di Palestina, ialah pengetahuannja jang teliti dan luas tentang keadaan dan suasana hidup ditanah itu. Itu misalnja mengenai hal-hal ilmu-bumi, tjorak-tjorak alam, kehidupan keagamaan dan kemasjarakatan, adat-istiadat, partai-partai dan masalah-masalah politik. Pun tentang hal-hal keuangan, dan dalam itu kita barangkali melihat seorang bekas pemungut bea.
Tentang susunan karangan
Tidak seorangpun dari pengarang-pengarang Indjil bermaksud menulis suatu buku sedjarah atau riwajat hidup Jesus. Mateus kurang lagi dari pada pengarang- pengarang jang lain. Ia memang mulai dengan kelahiran Jesus dan mengachirinja dengan wafat dan kebangkitan Jesus, tetapi selain dalam garis besar itu, ia sedikit sekali mengindahkan urutan waktu dalam menjusun pengadjaran-pengadjaran Jesus atau peristiwa-peristiwa jang ditjeritakannja. Njatalah rentjananja menulis satu buku peladjaran agama jang djelas dan mengesankan, tentu sadja sebagai ringkasan pengadjarannja sehari-hari bagi umat. Sebab itu ia mengumpulkan sabda-sabda dan adjaran-adjaran Jesus, jang agak sama isi dan tudjuannja, sehingga mendjadi satu pengadjaran (chotbah) agak pandjang. Demikian misalnja dalam 4:12-7:29; 13: 1-58;19:1-20:34.
Tak lain sikapnja terhadap mukdjizat-mukdjizat atau peristiwa-peristiwa jang lain. la menghubung dengan memandang isi dan tudjuannja. Ia mengindahkan hanja adjaran jang terkandung didalamnja dan sebab itu tjeritera-tjeriteranja pada umumnja ringkas sadja dengan menondjolkan intinja berupa adjaran itu. Haruslah kita perhatikan tjara bekerdja Mateus itu, supaja djangan kita ragu-ragu atau keliru, kalau kita menemukan bahwa tempat dan waktu peristiwa-peristiwa jang diriwajatkan Mateus tidak tjotjok dengan karangan-karangan Indjil lain. Demikian pula harus diperhatikan, bahwa kata-kata penghubung waktu, seperti misalnja "lalu", "kemudian", pada hari (masa) itu" sebenarnja tidak dimaksudkan sebagai penghubung waktu, melainkan merupakan "awal kata" sadja, jaitu unsur gaja bahasa primitip jang tidak berarti, seperti umpamanja dalam bahasa kita dahulu "arkian", "sebermula" dan lain-lain.
Tudjuan karangan Mateus
Telah ditundjuk, bahwa susunan karangan Mateus kurang bersifat sedjarah. Tetapi dalam satu hal ia lebih berwudjud sedjarah dari karangan-karangan lain, jaitu dalam menundjukkan lebih tegas, bahwa Perdjandjian Baru adalah landjutan langsung dan wadjar dari Perdjandjian Lama, malah penjelesaiannja dan bahwa kedua-duanja merupakan satu sedjarah atau djalan penjelamatan manusia, menurut rentjana Allah dari kekal.
Tudjuan chusus pula, dan boleh dikatakan jang utama seluruh karangan, ialah membuktikan, bahwa "Jesus dari Nazaret" benar-benar Mesias jang dinubuatkan sifat-sifat 2dan nasibnja dalam nubuat-nubuat para nabi. la membuktikan itu dengan kutipan-kutipan dari Kitab Kudus sendiri. Sebab itu kita bertemu dengan begitu banjak kutipan-kutipan dari Perdjandjian Lama. Itu tentu pertama-tama bagi umat-umat sendiri, untuk mejakinkan dan menginsjafkan mereka lebih tegas, guna meneguhkan imannja dan menabahkan hatinja terhadap serangan-serangan dari pihak kaum sebangsanja jang belum pertjaja. Mereka terus-menerus, diperolok- olokkan Jahudi kolot itu, diumpat-umpat malah dikutuk seolah-olah mereka telah murtad dari Allah. Tetapi disamping itu Mateus mengharap lagi dengan tulisannja dapat mejakinkan orang-orang baik jang belum sampai pertjaja dan bertobat pula, ataupun tjalon-tjalon jang masih beladjar.
Ada satu persoalan lagi, jang sudah sewadjarnja dan tentu sadja tidak sedikit mengganggu pemikiran dan ketenteraman hati umat muda, maupun tjalon-tjalon jang hendak masuk dan orang-orang lain jang berminat pula, jakni bagaimana mungkin, djustru kalangan-kalangan atasan dan jang tjendekia, seperti para ahli taurat, lagipun orang-orang parisi jang terkenal sebagai golongan jang paling saleh, tidak mengenal Jesus sebagai Mesias, malah bulat menolaknja. Bergandengan pula dengan itu, bagaimana boleh dibiarkan oleh Allah, bahwa kaum Israel, kaum terpilih jang dalam keseluruhannja diberi djandji akan mewarisi Keradjaan Mesias tidak menerimanja. Mateus memberi djawaban jang terang sepandjang seluruh karangan. Inti djawaban itu jakni: nasib mereka adalah akibat kesalahan mereka sendiri. Allah sudah dari kekal mengetahui ketegaran hati mereka, telah menjatakannja dalam nubuat-nubuat para nabi, dan memperhitungkannja dalam rentjana penjelamatan manusia. Mateus selandjutnja menggambarkan pokok dan perkembangan sikap para pemimpin dengan djelas dengan mentjeritakan peristiwa- peristiwa pertemuan mereka dengan Jesus. Pokoknja ialah iri hati mereka terhadap Jesus, sebagaimana segera djuga kentara bagi Pilatus (27:18). Dan dalam segala pertemuan tampak senjata-njatanja, betapa tinggi menondjol keunggulan sikap, keagungan djiwa dan keluhuran hati Jesus diatas kepitjikan, kelemahan dan ketakdjudjuran kaum ahli taurat dan parisi. Setiap kali mereka datang bersoal dengannja, mentjobainja, hendak menangkapnja dalam perkataannja atau menuduhnja, merekalah jang kalah semata-mata didepan orang jang hadir. Malah setjara njata pula mereka setjara moril kalah sama sekali didalam pemeriksaan mahkamah agung dan didepan Pilatus, djuga sepandjang sengsara dan dalam kematian Jesus, achirnja dengan sepenuhnja dalam kebangkitan Jesus, hal mana merekapun tidak dapat menjangkalnja dalam hati mereka. Ingatlah 28:11-15. Kekalahan-kekalahan bertubi-tubi itu, sedangkan "seluruh rakjat mengikuti Jesus", tak boleh tidak mesti menjebabkan iri hati semakin mendjelma mendjadi kebentjian, jang achirnja menghebat sampai mereka mata gelap belaka.
Tetapi selain iri hati, kebentjian dan penolakan terhadap Jesus berpokok lebih dalam lagi, jaitu dalam pertentangan tjita-tjita mereka dengan tjita-tjita Keradjaan Allah jang diandjurkan Jesus. Mereka tidak dapat menerima seorang Mesias jang tidak berminat politik terhadap pendjadjahan Romawi dan tidak pertama-tama berdjandji mendirikan keradjaan David jang baru, jang makmur dan djaja atas segala keradjaan. Sebaliknja Ia menuntut roh kemiskinan, kerendahan hati, penjangkalan diri dan kerelaan memikul salib sebagai dasar keradjaannja.
Dalam 5:20 Jesus telah memperingatkan: Djikalau kebenaranmu tidak melebihi kebenaran para ahli taurat dan orang parisi, kamu tidak akan masuk kedalam Keradjaan Surga. Kemudian Ia berkali-kali dengan setegas-tegasnja membuka kedok kemunafikan dan keburukan hati mereka. la terpaksa, supaja rakjat djelata insjaf dan djangan pertjaja serta mengikuti mereka. Mateus mengumpulkan beberapa utjapan Jesus jang tegas dan agak keras terhadap mereka dalam bab 23 karangannja. Tetapi, betapapun pentingnja menondjolkan apa jang dipaparkan diatas, untuk meneguhkan iman dan menabahkan hati umat muda bangsa Jahudi itu, namun atjara pokok dan tudjuan utama karangan Mateus djauh lebih luas dan umum, jaitu memperkenalkan Jesus seutuh-utuhnja dan merekamkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Jesus sedalam-dalamnja dalam hati umat Jahudi itu, tetapi oleh penjelenggaraan Roh Kudus, kedalam hati seluruh umat manusia untuk segala abad. Tetapi atjara-atjara dan tudjuan-tudjuan jang dibitjarakan diatas itu sebenarnja merupakan unsur-unsur penting atjara pokok dan tudjuan utama tersebut, sebab baik kepribadian Jesus sendiri, maupun kebenaran dan keluhuran adjaran dan tjita-tjita Keradjaan Allah, djustru makin menjolok dalam perlawanannja dengan salah-paham dan sikap buruk para penentang.
Tetapi untuk mendapat gambaran jang lebih utuh, perlu banjak segi-segi lain lagi disoroti. Indjil harus ditulis demikian lengkap, sehingga mendjadi tjermin segenap kebenaran dan pedoman hidup bagi semua orang menghantar mereka kepada keselamatan abadi. Untuk itu Mateus mengumpulkan adjaran-adjaran Jesus, jang diutjapkannja dimuka orang banjak dan kepada murid-murid tersendiri, dalam bentuk utjapan pendek (amsal), perumpamaan atau chotbah. Tetapi pada bentuk pengadjaran Jesus jang paling njata pula, ialah Jesus sendiri, seluruh kepribadian dan kehidupannja. Apa jang diadjarkannja, dilakukannja sendiri dengan sempurna, mendjadi tjontoh dan penundjuk djalan, bagaimana dapat dan harus kitapun mewudjudkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Indjil pada diri kita dan disekeliling kita dalam hidup kemasjarakatan dan keagamaan. Untuk itu Mateus mentjeritakan sadja peristiwa-peristiwa hidup Jesus dan perbuatan-perbuatannja. Pertama-tama untuk menjatakan bahwa Jesus benar-benar Mesias, Putera Allah jang Mahatinggi, penuh berkekuasaan Ilahi, guna membangunkan kepertjajaan jang teguh dan pasti. Dan bagi siapa sadja jang pertjaja dan selandjutnja dengan luhur hati membatja dan merenungkan Indjil, dalam tiap-tiap kalimat, Jesus menondjol sebagai manusia utama, sempurna dalam segala-galanja sehingga mempesona dan menimbulkan hasrat untuk sekedar menjamai kesempurnaan itu. Jesus menondjol sebagai satu-satunja terang dunia sedjati (Jo. 1:5 dan 9;8:12; 12:46) jang tak pernah menjembunjikan diri, melainkan menjinari semua manusia jang hendak mendekatiNja dalam membatja Kitab Kudus, supaja mereka "melihat perbuatan- perbuatannja jang baik dan memuliakan BapaNja jang ada disurga" (Mt. 5:16). Djuga supaja kita memuliakanNja, terlebih dengan mengikuti djedjak Jesus, dalam tjita-tjitaNja serba rohani-abadi, dalam tjintanja tak terhingga kepada BapaNja dan dalam tjinta-kasihNja jang mesra dan kuat kepada semua manusia, sampai mengurbankan Dirinja semata-mata, mengikuti djedjak Jesus djuga sampai berani berkurban, menjangkal diri dan tetap turut memanggul salib kita.
Wycliffe: Matius (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN MATIUS
Penulis. Banyak sekali kesaksian sejarah awal yang menganggap Injil ini ditulis oleh Matius, sang pemungut cukai, yang juga disebu...
PENDAHULUAN MATIUS
Penulis. Banyak sekali kesaksian sejarah awal yang menganggap Injil ini ditulis oleh Matius, sang pemungut cukai, yang juga disebut Lewi oleh Markus dan Lukas. Aneka keraguan modern tentang Matius sebagai penulis timbul karena berbagai hipotesis yang dikembangkan untuk menjelaskan Masalah Sinoptis. Tetapi semua hipotesis ini tidak dapat mengubah kesaksian gereja mula-mula, yang para penulisnya lebih banyak mengutip Injil ini daripada kitab lainnya. Karena Matius tidak menonjol secara khusus di antara kedua belas rasul, dan tidak ada kecenderungan khusus bahwa penulis Injil Sinoptis harus seorang rasul Sinoptis (mis.: Markus dan Lukas), tidak ada alasan untuk menganggap Injil ini ditulis olehnya kecuali kalau memang dialah yang menulisnya.
Selaku mantan pemungut cukai, Matius cukup memenuhi syarat untuk menghasilkan Injil semacam ini. Pengetahuannya mengenai menulis cepat ketika masih dinas menjadikan dirinya mampu mencatat secara lengkap khotbah-khotbah Yesus. Pengetahuannya mengenai angka-angka tampak dari seringnya ada sebutan tentang uang, perhatiannya pada jumlah uang yang besar (18:24: 25:15), dan minatnya secara umum pada statistik (mis.. 1:17).
Penyusunan dan Tanggal. Seringnya Injil Matius dikutip dan disinggung di dalam Didache, Surat Barnabas, Ignatius, Yustinus Martir dan lain-lain menunjukkan bahwa Injil ini disusun pada masa awal sekali dan pemakaiannya luas tersebar. Kaitan-kaitan sastra Injil ini harus dibahas dalam hubungannya dengan Injil Sinoptis lainnya, dan juga dalam hubungannya dengan pernyataan Papias bahwa 'Matius menuliskan kata-katanya dalam dialek Ibrani, dan setiap orang menafsirkannya sesuai dengan kemampuannya'
(Eusebius, Ecclesiastical History 3:39). Banyak orang telah menjelaskan pernyataan Papias sebagai mengacu kepada sebuah naskah asli berbahasa Aram yang kemudian diterjemahkan menjadi Injil Yunani yang kita miliki. Tetapi naskah Yunani kita tidak menunjukkan adanya tanda-tanda suatu karya terjemahan, dan tidak adanya bekas suatu kata asli dari bahasa Aram membuat hipotesis ini sangat meragukan. Goodspeed memperlihatkan secara panjang lebar bahwa menyebutkan suatu karya terjemahan berbahasa Yunani dengan menggunakan nama pengarang aslinya yang dari bahasa Aram bertentangan dengan kebiasaan di Yunani, sebab yang penting bagi orang Yunani hanya orang yang mengalihkan karya tersebut ke dalam bahasa Yunani. Sebagai contoh beliau mengutip Injil Markus (Injil ini tidak dinamakan Injil Petrus) dan Perjanjian Lama berbahasa Yunani yang dinamakan Septuaginta (tujuh puluh) menggunakan nama penerjemahnya, bukan memakai nama pengarang aslinya yang berbahasa Ibrani (E. J. Goodspeed, Matthew, Apostle and Evangelist, hlm. 105, 106). Jadi Papias dipahami sebagai mengatakan bahwa Matius mencatat (dengan memakai Cara menulis cepat?) khotbah-khotbah Yesus memakai bahasa Aram, dan kemudian mengambil dari catatan-catatan ini ketika ia menulis Injilnya yang berbahasa Yunani. Sekalipun bisa saja bahwa Injil Markus ditulis lebih dahulu, dan karena itu tersedia bagi Matius, Injil yang lebih pendek ini tidak ditiru begitu saja oleh Matius, dan banyak orang telah mendukung pendapat bahwa kedua kitab ini benar-benar berdiri sendiri-sendiri.
Tanggal penulisan Injil Matius pasti sebelum 70 M, sebab di dalamnya sama sekali tidak disebutkan bahwa Yerusalem sudah menjadi puing (semua ramalan tentang kehancurannya jelas bersifat menubuatkan). Ayat-ayat seperti 27:8 ('sampai pada hari ini') dan 28:15 ('sampai sekarang ini') menunjukkan benar ada jarak waktu tertentu, namun lima belas atau dua puluh tahun sesudah Kebangkitan akan memadai.
Penekanan-penekanan Khusus. Kesaksian Ireneus dan Origen bahwa Injil Matius bagi orang-orang yang bertobat dari Yudaisme diperkuat dengan mempelajari isinya. Terdapat penggunaan Perjanjian Lama yang lebih sering (Harmony of the Gospels dari Robertson mendaftarkan 93 kutipan di dalam Matius, 49 di dalam Markus, 80 di dalam Lukas dan 33 di dalam Yohanes). Banyak perhatian diarahkan untuk menunjukkan bahwa Yesus menggenapi nubuat Mesianis, dan karena itu Ia adalah Mesias Israel yang akan mendirikan kerajaan yang dijanjikan. Khotbah-khotbah yang dicatat secara panjang lebar oleh Matius membedakan Injil ini, dan menekankan prinsip-prinsip,jangkauan dan gerakan-gerakan kerajaan Mesianis (5-7: 13; 24-25). Jadi orang Kristen Yahudi (yang berjumlah ribuan pada masa awal gereja: Kis. 2:41, 47; 4:4; 5:14, 28; 6:1, 7) memperoleh penjelasan resmi bahwa beriman kepada Yesus tidak berarti penolakan Perjanjian Lama, tetapi justru merupakan sasaran yang ditunjukkan oleh penyataan dalam Perjanjian Lana.
Sudah tentu orang-orang bertobat bangsa lain menghadapi persoalan-persoalan yang sama ini sesuai dengan tingkat pemahaman mereka tentang Perjanjian Lama. Dan oleh karena itu, Injil Matius menduduki tempat penting dalam pemikiran Kristen sehingga cukup membenarkan penempatannya sebagai Injil pertama di dalam Perjanjian Baru kita.
Wycliffe: Matius (Garis Besar) GARIS BESAR MATIUS
I. Kelahiran dan Masa Kecil Yesus Kristus 1:1-2:23
A. Silsilah Kristus 1:1-17
B. Kelahiran Kristus...
GARIS BESAR MATIUS
- I. Kelahiran dan Masa Kecil Yesus Kristus 1:1-2:23
- A. Silsilah Kristus 1:1-17
- B. Kelahiran Kristus 1:18-25
- C. Kunjungan Orang Majus 2:1-12
- D. Penyingkiran ke Mesir dan Pembunuhan Anak-Anak 2:13-18
- E. Tinggal di Nazaret 2:19-23
- II. Awal Pelayanan Yesus Kristus 3:1-4:11
- III. Pelayanan Yesus Kristus 4:12-25:46
- A. Di Galilea 4:12-18:35
- 1. Penetapan untuk Tinggal di Kapernaum 4:12-17
- 2. Panggilan Atas Empat Murid 4:18-22
- 3. Ulasan Umum Mengenai Pelayanan di Galilea 4:23-25
- 4. Khotbah di Bukit 5:1-7:29
- 5. Sepuluh Mukjizat dan Berbagai Peristiwa Terkait 8:1-9:38
- 6. Misi Kedua Belas Murid 10:1-42
- 7. Jawaban Yesus kepada Yohanes dan Khotbah yang Bertalian 11:1-30
- 8. Pertentangan dari Golongan Farisi 12:1-50
- 9. Serangkaian Perumpamaan Tentang Kerajaan Allah 13:1-58
- 10. Penyingkiran Yesus Setelah Kepala Yohanes Dipenggal 14:1-36
- 11. Pertentangan Mengenai Adat Istiadat dengan Orang Farisi 15:1-21
- 12. Menyingkir ke Fenisia dan Penyembuhan Putri Seorang Perempuan Kanaan 15:21-28
- 13. Kembali ke Danau Galilea dan Mengadakan Mukjizat 15:29-38.
- 14. Pertentangan Baru dengan Orang Farisi dan Saduki 15:39-- 16:4
- 15. Kepergian Yesus ke Wilayah Kaisarea, Filipi 16:5-17:23
- 16. Pengajaran kepada Kedua Belas Murid di Kapernaum 17:24-18:35
- B. Daerah Seberang Sungai Yordan (Perea) 19:1-20:16
- 1. Pengajaran Tentang Perceraian 19:1-12
- 2. Yesus memberkati Anak-Anak 19:13-15
- 3. Wawancara dengan Orang Muda yang Kaya 19:16-30
- 4. Perumpamaan Tentang Para Pekerja di Kebun Anggur 20:1-16
- C. Di Yudea 20:17-34
- 1. Pemberitaan Lain Mengenai Kematian dan Kebangkitan Kristus 20:17-19
- 2. Permohonan Ambisius Putra-Putra Zebedeus 20:20-28
- 3. Penyembuhan Dua Orang Buta 20:29-34
- D. Di Yerusalem 21:1-25:46
- 1. Masuk Yerusalem dengan Penuh Kemenangan 21:1-11
- 2. Penyucian Bait Allah 21:12-17
- 3. Pengutukan Pohon Ara 21:18-22
- 4. Mempersoalkan Kuasa Yesus dan Jawaban-Nya yang Bersifat Perumpamaan 21:23-22:14
- 5. Beberapa Kelompok Mempersoalkan Yesus 22:15-46
- 6. Kecaman Yesus Terhadap Orang Farisi di Depan Umum 23:1-39
- 7. Khotbah di Bukit Zaitun 24:1-25:46
- IV. Kesengsaraan Yesus Kristus 26:1-27:66
- A. Komplotan Menentang Yesus 26:1-16
- B. Perjamuan Terakhir 26:17-30
- C. Nubuat Tentang Penyangkalan Petnis 26:31-35
- D. Rangkaian Peristiwa di Getsemani 26:36-56
- E. Rangkaian Peristiwa di Pengadilan Yahudi 26:57-27:2
- F. Penyesalan yang Mendalam oleh Yudas 27:3-10
- G. Rangkaian Peristiwa di Pengadilan Romawi 27:11-31
- H. Penyaliban 27:32-56
- I. Penguburan 27:57-66
- V. Kebangkitan Yesus Kristus 28:1-20
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) KEDATANGAN KEDUA (24:29-31, 36-51)
Yesus Kristus akan datang kembali! Tentang fakta ini kita bisa yakin. Selanjutnya, kita tahu bahwa kedatangan-Nya ...
KEDATANGAN KEDUA (24:29-31, 36-51)
Yesus Kristus akan datang kembali! Tentang fakta ini kita bisa yakin. Selanjutnya, kita tahu bahwa kedatangan-Nya yang kedua akan secara dramatis berbeda dari kedatangan-Nya yang pertama. Apa yang kita tidak tahu adalah waktu kedatangan-Nya kembali.
- 1. Yesus berjanji bahwa Ia akan kembali dengan kuasa dan kemuliaan (24:29-31). Ia akan "datang di atas awan-awan di langit" dan "Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya."
- 2. Ia berjanji bahwa, ketika Ia kembali, akan tidak ada tanda-tanda (24:36-41). Tidak seorang pun yang tahu hari atau jam kapan Tuhan akan datang lagi. Ia mengatakan itu akan datang tiba-tiba, seperti air bah Nuh.
- 3. Ia berjanji bahwa, kedatangan-Nya kembali, akan tanpa pemberitahuan dan tiba-tiba (24:42-44). Ia akan datang seperti pencuri di malam hari. Kita harus siap, sebab kedatanganNya akan terjadi ketika kita tidak mengira Ia akan datang.
Kesimpulan. Yesus memanggil umat-Nya untuk bersiap sedia bagi kedatangan-Nya kembali. Matius 24 berakhir dengan perumpamaan dua hamba yang berbeda (24:45-51). Yang satu adalah "setia dan bijaksana," memenuhi tugas-tugasnya dengan hati-hati. Yang lainnya adalah "jahat," menyiksa sesamanya hamba dan menghambur-hamburkan sumber daya tuannya. Setelah kembali, tuan itu mengangkat kedudukan hamba yang setia, memberi dia tugas yang bahkan lebih bertanggung jawab. Namun begitu, hamba yang jahat dibunuh. Apakah Anda seorang hamba yang setia, yang menanti-nantikan kedatangan kembali Tuhan? Maukah Anda datang kepada Yesus sebelum Ia datang lagi?
Yesus Datang Kembali! (Matius 24:29-31, 36-51)
"Pertempuran Armageddon"! "Pengangkatan"! "Pemerintahan seribu tahun Kristus di bumi"! Sebanyak orang mendengar tentang akhir zaman, mereka juga mendengar tentang … Pertempuran Armageddon. Pertempuran terakhir yang digambarkan dalam kitab Wahyu adalah pertempuran rohani, bukan konflik jasmani. Musuh-musuh Kristus tidak memiliki kekuatan melawan Dia. Mereka tidak bisa menang melawan Kristus dan malaikat-malaikat perkasa-Nya (lihat Why. 19). Kata "Armageddon" telah menjadi seperti nama "Waterloo" dan "Pearl Harbor," yang mewakili jauh lebih banyak daripada tempatnya sendiri. "Armageddon" dikaitkan dengan penggulingan terakhir dan penghabisan atas kejahatan, tetapi dalam kitab Wahyu itu melambangkan penggulingan penganiaya besar atas gereja pada abad pertama, Kekaisaran Romawi.
Pengangkatan. Mengenai pengangkatan gereja, tidak ada di dalam Alkitab yang seperti apa yang kaum pramilenialis gambarkan. Dalam 1 Tesalonika 4:14-16, Paulus memberikan dorongan kepada orang-orang Kristen di Tesalonika yang takut bahwa orang-orang tercinta mereka yang mati akan tidak melihat kedatangan Tuhan. Jiwa-jiwa ini tidak akan dilupakan, tetapi akan dibangkitkan dengan tubuh yang tidak dapat binasa untuk bertemu Tuhan di angkasa.
Pemerintahan Seribu Tahun . Bagaimana dengan pemerintahan seribu tahun Kristus di bumi? Perhatikanlah apa yang tidak dikatakan oleh nas dari Wahyu 20:4-6. Ia tidak menyebut Kristus memerintah di bumi, di atas takhta Daud, atau di Yerusalem; juga tidak memberitahu kapan pemerintahannya akan berawal atau berakhir. Nas itu menggambarkan masa pemerintahan para martir yang mati dalam penganiayaan Romawi atas gereja: "Mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun" (Why. 20:4). Di mana ini terjadi? Di sorga (Why. 20:1). Lamanya pemerintahan Kristus tidak pernah disebut; teks itu hanya bicara tentang berapa lama pemerintahan para martir bersama Dia akan berlangsung.
Akhir dunia akan datang, tetapi "tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri" (2 Pet. 3:10). Ketika Ia datang kembali di atas awan-awan di langit (Ia tidak akan pernah menginjakkan kaki di bumi ini lagi), dunia ini akan hancur (2 Pet. 3:10-12). Pelbagai peristiwa ini akan terjadi suatu hari nanti. Yang penting bagi kita adalah "tetap berjaga-jaga dan berdoa" (26:41) dan siap bagi kedatangan Tuhan.
Apakah yang Alkitab katakan tentang pertempuran fisik Armageddon, pengangkatan, dan pemerintahan seribu tahun Kristus di bumi? Jawabannya adalah "Tidak ada sama sekali!" Alkitab memang menyebut pertempuran Armageddon, tetapi bukan pertempuran seperti yang dijelaskan oleh mereka yang ingin dianggap nabi (lihat Why. 16:16; 19:11-21). Orang-orang akan "diangkat" untuk bertemu dengan Tuhan di atas awan-awan di langit—tapi ini bukan peristiwa pengangkatan gereja sebelum "kesusahan besar" (lihat 1 Tes. 4:13-18). Gagasan pemerintahan seribu tahun duniawi oleh Kristus didasarkan pada interpretasi yang salah dari Wahyu 20:4-6.
Apakah Premilenialisme Benar? (Matius 24:29-31, 36-51)
Doktrin bahwa Yesus akan kembali berada di bumi dan mendirikan sebuah kerajaan duniawi di Yerusalem merusak ajaran Alkitab untuk sejumlah alasan. Mari kita memeriksa beberapa alasan mengapa konsep ini harus ditolak.
- 1. Konsep itu menyangkal bahwa Kristus telah membangun kerajaan-Nya seperti yang Ia janjikan. Premilenialisme mengatakan bahwa (1) Ia gagal dalam misi-Nya mendirikan kerajaan-Nya dan (2) gereja adalah lembaga pengganti yang tergesa-gesa, yang lebih rendah. Alkitab mengajarkan sebaliknya (Kisah 2:36; 1 Kor. 15:24-26; Efe. 1:20-23; Kol. 1:13; Ibr. 12:28; Why. 1:9).
- 2. Konsep itu menjadikan Allah dan Kristus guru-guru palsu (Dan. 2:44; Mrk. 9:1; Kisah 1:6-8).
- 3. Konsep itu membuat kesalahan yang sama yang orang-orang Yahudi buat pada zaman Yesus. Mereka mengharapkan sebuah kerajaan duniawi. Yesus dengan jelas berkata, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini" (Yoh. 18:36).
- 4. Teori ini memberi orang harapan palsu tentang kesempatan kedua untuk menaati Allah selama pemerintahan seribu tahun Kristus di bumi.
- 5. Doktrin itu menyalahgunakan nubuatan Alkitab, melanggar Kitab Wahyu dengan menafsirkan simbolisme secara harfiah, dan menempatkan keraguan dalam pikiran manusia tentang nubuatan-nubuatan yang digenapi.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Matius: Ceramah Zaitun Sang Raja 24:15-35
Kehancuran Yerusalem
Dalam 24:15-35, Yesus melanjutkan menjawab pertanyaan murid-murid itu. Ia memperingat...
Matius: Ceramah Zaitun Sang Raja 24:15-35
Kehancuran Yerusalem
Dalam 24:15-35, Yesus melanjutkan menjawab pertanyaan murid-murid itu. Ia memperingatkan mereka untuk segera meninggalkan kota Yerusalem ketika mereka melihat tentara mengepung Yerusalem (24:15-22). Ia selanjutnya memberitahu mereka untuk jangan mendengarkan "Mesias-mesias palsu" yang akan menawarkan pembebasan (24:23-28). Kemudian Ia berbicara tentang tanda Anak Manusia (24:29-31) dan waktu kehancuran (24:32-35).
TFTWMS: Matius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 1 Maccabees 1:47, 54, 59; 2 Maccabees 6:1-11; Josephus Antiquities 12.5.4.
2 Josephus Wars 4.3.7, 10; 4.5.4; 5.1.3.
3 Ibid., 4...
Catatan Akhir:
- 1 1 Maccabees 1:47, 54, 59; 2 Maccabees 6:1-11; Josephus Antiquities 12.5.4.
- 2 Josephus Wars 4.3.7, 10; 4.5.4; 5.1.3.
- 3 Ibid., 4.3.10.
- 4 Ibid., 6.4.7.
- 5 Ibid., 6.6.1. Lihat the Roman standards crowned by an eagle and a pig in Michael J. Wilkins, "Matthew," dalam Zondervan Illustrated Bible Backgrounds Commentary, vol. 1, Matthew, Mark, Luke, ed. Clinton E. Arnold (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2002), 148.
- 6 1 Maccabees 2:28.
- 7 Craig S. Keener, A Commentary on the Gospel of Matthew (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1999), 573.
- 8 Eusebius Ecclesiastical History 3.5.3.
- 9 Epiphanius Against Heresies 29.7.7.
- 10 Lihat William Hendriksen, New Testament Commentary: Exposition of the Gospel According to Matthew (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1973), 858.
- 11 Lihat Josephus Antiquities 13.5.3.
- 12 Selama pemberontakan Makabis, Mattathias dan anak-anaknya laki-laki "melarikan diri ke bukit-bukit dan meninggalkan semua yang mereka miliki di kota" (1 Maccabees 2:28; NRSV).
- 13 Josephus Wars 5.12.3.
- 14 Ibid., 6.3.4.
- 15 Numbers Rabbah 3.6.
- 16 Lihat Mishnah Taanith 1.3.
- 17 Mishnah Erubin 4.3; 5.7.
- 18 Josephus Wars Preface 4.
- 19 Ibid., 5.10.5
- 20 Ibid., 6.9.4.
- 21 Ibid., 6.9.3.
- 22 Leon Morris, The Gospel according to Matthew, Pillar Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1992), 606.
- 23 Eusebius Ecclesiastical History 3.5.3; Epiphanius Against Heresies 29.7.7.
- 24 Josephus Antiquities 20.5.1; 20.8.6, 10; Wars 2.8.1; 2.13.4, 5; 4.9.3-5.
- 25 Richard A. Horsley and John S. Hanson, Bandits, Prophets, and Messiahs: Popular Movements in the Time of Jesus, New Voices in Biblical Studies, 2 (New York: Winston Press, 1985), 162.
- 26 Numbers Rabbah 11.2; Song Rabbah 2.9.
- 27 Keener, 583. Lihat Homer Iliad 11.395, 454; 22.42, 43, 335, 336, 353; 24.411; Odyssey 3.258-60.
- 28 Donald A. Hagner, Matthew 14-28, Word Biblical Commentary, vol. 33B (Dallas: Word Books, 1995), 707.
- 29 R. T. France, The Gospel According to Matthew, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 334.
- 30 Francis Brown, S. R. Driver, and Charles A. Briggs, A Hebrew and English Lexicon of the Old Testament (Oxford: Clarendon Press, 1968), 348.
- 31 Psalms of Solomon 8.28; 11.2-5; 17.26; 4 Ezra 13.39-50; Testament of Asher 7.7.
- 32 Jack P. Lewis, The Gospel According to Matthew, Part 2, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1976), 129.
- 33 Josephus Wars 6.4.5. Menurut Yeremia 52:12, bait suci Salomo juga dihancurkan pada tanggal yang sama-"hari kesepuluh pada bulan kelima." Mishnah menempatkan penghancuran kedua bait suci itu pada hari kesembilan bulan Ab. (Mishnah Taanith 4.6.)
- 34 Lewis, 129-30.
Pengarang: Sellers Crain
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Matius (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja
Penyelamat yang dijanjikan
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.
Buku Matius ini disusun secara teratur; mulai dengan kelahiran Yesus, kemudian mengenai baptisan dan godaan yang dialami-Nya, lalu mengenai karya-Nya di Galilea. Di situ Ia berkhotbah, mengajar dan menyembuhkan orang. Setelah itu buku ini mengisahkan perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem, dan apa yang terjadi dengan Yesus dalam minggu terakhir hidup-Nya di dunia ini yang memuncak pada kematian dan kebangkitan-Nya.
Salah satu hal yang dititikberatkan oleh Matius ialah bahwa Yesus adalah Guru yang besar, yang mengajar bahwa Allah memerintah sebagai Raja. Yesus juga mempunyai wibawa untuk menjelaskan arti dari Hukum Allah. Kebanyakan dari ajaran-ajaran Yesus itu dikelompokkan menurut pokok-pokoknya. Ada lima kelompok:
- (1) Khotbah di Bukit yang menyangkut sikap, kewajiban, hak-hak, dan tujuan hidup para anggota umat Allah (pasal 5-7 Mat 5:1-7:28);
- (2) petunjuk-petunjuk kepada kedua belas pengikut Yesus untuk melaksanakan tugas (pasal 10 Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan-perumpamaan tentang keadaan waktu Allah memerintah sebagai Raja (pasal 13 Mat 13:1-58);
- (4) ajaran mengenai makna menjadi pengikut Yesus (pasal 18 Mat 18:1-35); dan
- (5) ajaran tentang akhir zaman dan tentang kedatangan Anak Manusia (pasal 24-25 Mat 24:1-25:46).
Isi
- Daftar asal-usul Yesus Kristus dan kelahiran-Nya
Mat 1:1-2:23 - Pekerjaan Yohanes Pembaptis
Mat 3:1-12 - Baptisan dan godaan terhadap Yesus
Mat 3:13-4:11 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Mat 4:12-18:35 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mat 19:1-20:34 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mat 21:1-27:66 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Mat 28:1-20
Ajaran: Matius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Matius.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen keturunan Yahudi, (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus).
Isi Kitab: Injil Matius terdiri dari 28 pasal. Menyatakan bahwa Yesus orang Nazaret sungguhlah Mesias (Juruselamat), Raja yang dijanjikan, sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Matius
Pasal 1-4 (Mat 1:1-4:1).
Raja (Juruselamat) yang dinantikan sudah datang
Bagian ini memaparkan keturunan Yesus, dari Abraham, Ishak, dan Yakub, dengan maksud untuk menunjukkan, bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat (Raja) yang diutus Allah sebagai penggenap nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 2:1-2, 11-12. Kalau kedatanga Tuhan Yesus disambut dengan persembahan-persembahan, apakah yang tela saudara persembahkan kepada-Nya?
- Buka dan bacalah pasal Mat 4:1-11. Berapa lamakah Tuhan Yesus berpuasa? Tuhan Yesus dicobai. Siapakah yang menang dalam pencobaan ini? Tuhan Yesus menang dalam pencobaan. Itu berart Tuhan Yesus sanggup menolong saudara dalam pencobaan kalau saudara menerima Dia sebagai Raja dalam hidup.
Pasal 4-25 (Mat 4:12-25:46).
Raja (Juruselamat) itu memberikan ajaran-ajaran
Bagian ini berisikan ajaran-ajaran dasar yang menjadi ciri hidup kerajaan-Nya. Dan juga Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas alam semesta, atas penyakit-penyakit melalui mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 5:1-12. Siapakah yang memiliki kebahagiaan?
- Buka dan bacalah pasal Mat 7:24. Apakah yang menjadi dasar kehidupan yang kuat bag setiap pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 11:25-30. Apakah yang akan saudara dapati, kalau mau datang pada Yesu Sang Raja?
- Buka dan bacalah pasal Mat 16:24. Apakah yang menjadi syarat bagi pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 24:24-25. Tuhan Yesus menyatakan, bahwa setelah Ia kembali ke sorga, akan datan Juruselamat yang palsu, karena hanya Yesuslah Juruselamat yang asli. Saudara mau yang mana, yang asli atau yang palsu?
Pasal 26-27 (Mat 26:1-27:66).
Raja (Juruselamat) mengorbankan dirinya untuk keselamatan umat-Nya
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 26:26-28. Bagian ini menjelaskan, sebelum Raja itu mengorbankan diri-Nya, I terlebih dahulu mengajak murid-murid-Nya untuk mengadakan perjamua suci. Hal ini merupakan lambang daripada pengorbanan-Nya di kay salib. Dan Ia mengamanatkan agar perjamuan yang serupa dilakukan ole murid-murid-Nya, setelah kenaikan-Nya kesorga. Perjamuan ini disebu Perjamuan Kudus. Ini berarti setiap orang yang percaya pada Yesus harus mengikuti upacara Perjamuan Kudus tersebut. _Tanyakan_: Apakah arti Perjamuan Kudus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 27:54. Apakah pengakuan dari komandan prajurit Roma tentang Yesus? Bagaimanakah pendapat saudara, siapakah Yesus?
Pasal 28 (Mat 28:1-20).
Raja (Juruselamat) itu memperlihatkan kemenangannya atas segala kuasa di dunia dan di sorga
Bagian ini menjelaskan, bagaimana Raja yang mengorbankan diri-Nya itu berkuasa atas segala kuasa kematian karena Dialah yang mempunyai segala kuasa baik di sorga maupun di dunia.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:1-10. Bagian ini menjelaskan bahwa Yesus bangkit persis seperti apa yan telah Ia katakan tentang diri-Nya. Siapakah yang menggulingkan bat penutup kuburan, dan memberitakan tentang kebangkitan Yesus? Jad berita kebangkitan Yesus, diterima pertama kali dari manusia atau dar malaikat Allah? Kalau begitu siapakah yang lebih saudara percayai?
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:11-15. Berita bohong tentang Yesus tidak bangkit dari kematian itu, dibua oleh manusia. Jadi siapa yang percaya kepada berita itu, berart percaya kepada berita bohong dari manusia dan menjadi pengiku pembohong.
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:16-20. Menurut ayat 18 (Mat 28:18) apakah yang diberikan kepada Yesus? Menurut ayat 19 (Mat 28:19) Raja yang naik ke sorga memberikan Amanat Agung aga murid-murid-Nya pergi ke seluruh dunia, untuk menjadika semua bangsa murid-murid-Nya. Amanat Agung ini berlak untuk semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Apakah saudara sudah pernah bersaksi tentang Yesus Kristu kepada orang lain? Pada ayat 20, (Mat 28:20) janji apakah yang diberikan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Matius, jelaslah bahwa Yesus Kristus adalah Raja yang kekal, Juruselamat dan Penebus dosa yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Yesus Kristus adalah Raja dari segala raja, karena Dialah yang mempunyai segala kuasa, baik di sorga maupun di atas bumi.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Injil Matius?
- Apakah isi singkat Injil Matius?
- Bagaimanakah Yesus membuktikan, bahwa Ia adalah raja da Juruselamat yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama?
Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) MENGAPA INJIL INI DITULIS.Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan P
MENGAPA INJIL INI DITULIS.
Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:
1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan Perjanjian Lama.
2. Untuk mencatat ajaran Kristus yang diberikan secara luas pada para murid-Nya.
3. Untuk menjelaskan sikap apa yang diharapkan Kristus dari murid-murid-Nya.
4. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sejumlah anggota gereja, misalnya mengenai kehidupan masa muda Yesus dan kedatangan-Nya kembali.
5. Untuk menjelaskan tentang cara mengelola Gereja.
PENULISNYA.
Tidak ada pernyataan dalam Injil ini bahwa Matiuslah penulisnya, tetapi tradisi mula-mula menegaskan demikian. Sedikit saja yang kita ketahui tentang Matius, karena ia hanya disebut dalam Mat 9:9 dan Mat 10:3, yaitu bahwa ia seorang pemungut cukai yang dipanggil secara pribadi oleh Yesus. Namanya berarti "anugerah dari Tuhan". Dalam Injil lain ia dipanggil Lewi (Mar 2:14).
PEMBACA INJIL MATIUS.
Hal-hal yang diperhatikan dalam Injil Matius memberi petunjuk bahwa sebagian besar pembacanya adalah orang Yahudi. Sebagian besar dari mereka mungkin sudah menjadi Kristen, tetapi Matius boleh jadi menulis Injil ini untuk meyakinkan orang Yahudi lainnya bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi.
Namun demikian, ia sama sekali tidak mengabaikan orang-orang bukan Yahudi dan mungkin juga ia menulis dengan tujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan mereka tentang kepercayaan mereka yang bersumber dari kepercayaan Yahudi.
KAPAN INJIL INI DITULIS?
Kita tidak dapat memastikan kapan Injil Matius ditulis. Mungkin Injil ini ditulis setelah Markus menulis Injilnya, karena isinya mirip dengan Injil Markus. Tetapi, Injil ini juga bukan yang terakhir, karena masalah-masalah sehubungan dengan orang-orang Kristen Yahudi yang diperhatikannya berangsur berkurang. Diperkirakan waktunya adalah antara tahun 50 dan 90.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Injil Matius sangat teratur. Bagian-bagian tentang ajaran Yesus disisipkan di antara penjelasan-penjelasan tentang kegiatan-kegiatan-Nya.
2. Karena ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias Yahudi, ia sering mengutip dari Perjanjian Lama. Ada 65 ayat dalam Matius yang mengacu ke Perjanjian Lama.
3. Matius bicara tentang Kerajaan Surga (33 kali) cocok dengan latar belakangnya sebagai orang Yahudi, sementara Injil-Injil lain bicara tentang Kerajaan Allah.
4. Dari keempat Injil, hanya Matius sendiri yang berbicara mengenai gereja. Ia menulis sebagai seorang gembala yang menangani berbagai masalah dan pertanyaan.
Pesan
1. Yesus adalah Mesias.o Dia berasal dari keturunan Yahudi Mat 1:1-17
o Dia menggenapi nubuatan Perjanjian Lama, misalnya Mat 1:23; 2:6, 18, 23; 4:15, 16 dll.
o Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Mat 1:21
o Dia pertama-tama datang kepada bangsa Israel. Mat 15:24
o Dia melukiskan sikap-Nya terhadap Perjanjian Lama. Mat 5:17-48
o Dia menantang pemimpin-pemimpin agama yang menyesatkan umat Allah. Mat 16:5-12; 23:1-36.
o Dia kelak akan bertindak sebagai hakim. Mat 25:31-46
2. Yesus berbicara mengenai suatu kerajaan.
o Dia menjelaskan apa sebenarnya Kerajaan Allah itu: bukan suatu tempat, tetapi
Allah secara aktif memerintah dunia ini. Mat 9:35
o Dia sendiri adalah Raja. Mat 2:2, 16:28
o Dia memberitahukan persyaratan revolusioner untuk dapat masuk ke dalamnya.
Mat 5:3,10,20; 7:21; 19:14,23,24
o Kerajaan-Nya sudah hadir saat ini. Mat 12:28
o Kerajaan-Nya yang sempurna masih akan datang. Mat 16:28
o Pertumbuhan Kerajaan-Nya itu pasti, walaupun tersembunyi. Mat 3:1-23
o Kerajaan Allah layak mendapat prioritas utama manusia. Mat 6:33; 13:44-46
3. Yesus menggarisbawahi hukum Taurat.
o Dia memperkuat hukum Taurat. Mat 5:17-48
o Dia merangkum hukum Taurat. Mat 22:37-40
o Dia menafsirkan hukum Taurat. Mat 23:23
4. Yesus mengutus gereja-Nya.
o Menjadi suatu masyarakat yang bermoral tinggi. Mat 5:20
o Menjadi suatu masyarakat yang berdisiplin. Mat 18:15-18
o Menjadi suatu masyarakat yang bersedia mengampuni. Mat 18:21-22
o Menjadi suatu masyarakat yang berdoa. Mat 18:19-20
o Menjadi suatu masyarakat yang bersaksi. Mat 28:19-20
Penerapan
Berita dalam Injil Matius dapat diterapkan pada dua golongan kelompok utama:
1. Kepada orang yang belum percaya.o Orang Yahudi yang belum percaya: Injil ini menunjukkan bahwa Yesus adalah
Mesias yang telah lama mereka nantikan. Kedatangan-Nya sudah dipersiapkan
dengan saksama di sepanjang sejarah dan kini keselamatan tersedia melalui Dia.
o Bangsa bukan Yahudi yang belum percaya: pembebasan dari dosa dan segala
akibatnya juga berlaku bagi orang bukan Yahudi.
Yesus adalah Juruselamat seluruh umat manusia. Dia menyambut siapa saja yang
menyatakan iman mereka kepada-Nya.
2. Kepada orang-orang Kristen.
o Injil ini akan memperlengkapi Anda dengan ajaran dasar yang penting mengenai
kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus.
o Injil ini akan menunjukkan kepada Anda nilai Perjanjian Lama.
o Injil ini akan menunjukkan perlunya hidup sesuai dengan hukum yang baru dan
mencapai standar moral yang tinggi.
o Injil ini juga akan memperlihatkan kepada Anda bagaimana harus hidup dengan
sesama Kristen.
o Injil ini akan mendorong Anda untuk ikut ambil bagian dalam tugas misi ke
seluruh dunia.
o Injil ini akan membangkitkan pengharapan Anda akan kedatangan Yesus kembali.
Tema-tema Kunci
Matius menekankan beberapa tema tertentu. Selidikilah berulang kali catatan-catatan berikut ini dan pakailah konkordansi agar mendapatkan referensi lain yang terkait untuk mempelajari secara lebih mendalam.
1. Allah adalah Bapa surgawi kita. Inilah sebutan bagi Allah yang paling disenangi oleh Matius: Mat 5:16,45,48; 6:1,9; 7:11,21; 10:32,33; 12:50; 16:17; 18:10,14,19.
2. Berbagai gambaran mengenai Yesus. Yesus disebut Anak Daud (Mat 1:1), Juruselamat (Mat 1:21), Raja Orang Yahudi (Mat 2:2), Orang Nazaret (Mat 2:23). Sebutan apalagi bagi Yesus yang dapat Anda temukan? 3. Kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama. Matius sering mengatakan 'haI itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi' (Mat 2:15) atau kalimat-kalimat serupa. Carilah referensi lain dan periksalah apa yang mereka ajarkan tentang Yesus.
4. Ajaran Yesus. Lima kali Matius mengatakan 'setelah Yesus mengakhiri perkataan ini' (Mat 7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1). Setiap pernyataan itu ditulis pada akhir sekumpulan ajaran Yesus. Buatlah ringkasan dari tiap-tiap 'khotbah' itu. 5. Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan memakai perumpamaan. Tetapi ingatlah, tidak semua orang dapat mengerti makna perumpamaan-perumpamaan itu (Mat 13:10-17). Beberapa perumpamaan terdapat dalam: Mat 7:24-27; 13:3-52; 18:23-35; 20:1-16; 22:1- 14; 25:1-30. Buatlah ringkasan mengenai apa yang diajarkan dalam perumpamaan-perumpamaan di atas dan dalam perumpamaan lain.
6. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus. Matius mencatat banyak mukjizat kesembuhan dan mukjizat-mukjizat lain yang dibuat oleh Yesus untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas ciptaan. Dua puluh mukjizat dicatat dalam Injil ini: Mat 8:1-17,23-34; 9:1-8, 18-33; 12:10-13,22; 14:15-33; 15:21-39; 17:14-21; 20:29-34; 21 :18-22. Daftarkanlah semua mukjizat itu dan tulislah dalam satu kalimat tentang apa yang dinyatakan mengenai Yesus dalam tiap-tiap mukjizat.
7. Kerajaan Surga Ungkapan ini menyarikan inti yang penting dalam ajaran Yesus. Pakailah konkordansi untuk mengetahui di mana Yesus mengatakannya dan bayangkan apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Yesus tentang Kerajaan Surga ini.
Garis Besar Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) [1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17Silsilah keluarga Yesus
Mat 1:18-25Kelahiran Yesus
Mat 2:1-23Kunjungan orang Majus
Mat 3:1-17Pela
[1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17 | Silsilah keluarga Yesus |
Mat 1:18-25 | Kelahiran Yesus |
Mat 2:1-23 | Kunjungan orang Majus |
Mat 3:1-17 | Pelayanan Yohanes Pembaptis |
Mat 4:1-11 | Pencobaan terhadap Yesus |
Mat 4:12-25 | Yesus mulai berkhotbah |
[2] KHOTBAH DI BUKIT Mat 5:1-7:29
Mat 5:1-12 | Ucapan bahagia |
Mat 5:13-16 | Garam dan terang |
Mat 5:17-48 | Sikap Yesus terhadap hukum Taurat |
Mat 6:1-7:29 | Yesus mendorong kehidupan agama yang benar |
[3] KHOTBAH TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 8:1-9:38
Mat 8:1-17 | Yesus berkhotbah melalui penyembuhan |
Mat 8:18-22 | Yesus berbicara tentang kemuridan |
Mat 8:23-9:8 | Yesus memperlihatkan kuasa-Nya |
Mat 9:9-13 | Yesus memanggil Matius |
Mat 9:14-17 | Yesus berbicara tentang puasa |
Mat 9:18-38 | Yesus menyembuhkan lagi |
[4] MISI DARI DUA BELAS RASUL Mat 10:1-42
Mat 10:1-15 | Tugas mereka |
Mat 10:16-42 | Masa depan mereka |
[5] TANGGAPAN ORANG BANYAK Mat 11:1-12:50
Mat 11:1-19 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes |
Mat 11:20-30 | Ketidakacuhan orang banyak |
Mat 12:1-50 | Pertentangan dari orang Farisi |
[6] PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 13:1-58
[7] PENYATAAN TUHAN YESUS Mat 14:1-17:27
Mat 14:1-12 | Kematian Yohanes Pembaptis |
Mat 14:13-36 | Tuhan atas semesta alam |
Mat 15:1-20 | Sikap Yesus terhadap tradisi |
Mat 15:21-16:4 | Mukjizat dibuat dan dijelaskan |
Mat 16:5-12 | Peringatan terhadap para pemimpin agama |
Mat 16:13-28 | Pengakuan Petrus |
Mat 17:1-13 | Yesus dimuliakan |
Mat 17:14-27 | Kembali ke dunia yang berdosa |
[8] GAYA HIDUP GEREJA Mat 18:1-35
[9] JALAN MENUJU SALIB Mat 19:1-20:34
Mat 19:1-12 | Ajaran yang Yesus berikan |
Mat 19:13-30 | Orang yang Yesus temui |
Mat 20:1-16 | Perumpamaan yang Yesus ceritakan |
Mat 20:17-28 | Penderitaan yang Yesus nubuatkan |
Mat 20:29-34 | Penyembuhan yang Yesus lakukan |
[10] SAAT DI YERUSALEM Mat 21:1-23:39
Mat 21:1-11 | Masuk kota dengan penuh kemenangan |
Mat 21:12-27 | Di Bait Allah |
Mat 21:28-22:46 | Perumpamaan dan pertanyaan |
Mat 23:1-39 | Kecaman Yesus |
[11] KEADAAN MASA DEPAN Mat 24:1-25:46
[12] PUNCAK MISI KRISTUS Mat 26:1-28:20
Mat 26:1-35 | Peristiwa-peristiwa sebelum Getsemani |
Mat 26:36-27:31 | Penangkapan dan penghakiman atas Kristus |
Mat 27:32-66 | Penyaliban |
Mat 28:1-20 | Kebangkitan dan sesudah itu |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi