Teks -- Kisah Para Rasul 21:20 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 21:20
Full Life: Kis 21:20 - MENJADI PERCAYA DAN MEREKA SEMUA RAJIN MEMELIHARA HUKUM TAURAT.
Nas : Kis 21:20
Yakobus dan Paulus sama-sama mengetahui bahwa upacara Yahudi tidak
dapat mendatangkan keselamatan (bd. Kis 15:13-21; Gal 2:15-21). ...
Nas : Kis 21:20
Yakobus dan Paulus sama-sama mengetahui bahwa upacara Yahudi tidak dapat mendatangkan keselamatan (bd. Kis 15:13-21; Gal 2:15-21). Akan tetapi mereka sadar bahwa beberapa bagian dari hukum Taurat dan kebiasaan Yahudi dapat diikuti sebagai suatu ungkapan dari iman dan kasih seorang percaya terhadap Kristus. Orang-orang Yahudi itu sungguh-sungguh telah menerima Kristus, sudah dibaharui dan dipenuhi dengan Roh. Semangat mereka untuk hukum Taurat dan kebiasaan bangsanya bukan disebabkan karena sikap legalisme, tetapi dari hati yang telah diserahkan kepada Kristus dan setia kepada jalan Allah (lih. Mat 7:6).
Jerusalem -> Kis 21:20
Jerusalem: Kis 21:20 - rajin memelihara hukum Taurat Baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang-orang lain, bdk Kis 11:12; 15:1,5; Gal 2:12; 5:1 dst.
Baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang-orang lain, bdk Kis 11:12; 15:1,5; Gal 2:12; 5:1 dst.
Ref. Silang FULL -> Kis 21:20
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 21:15-26
Matthew Henry: Kis 21:15-26 - Kunjungan Paulus ke Yerusalem; Paulus Menjalankan Hukum Yahudi Kunjungan Paulus ke Yerusalem; Paulus Menjalankan Hukum Yahudi ( Kis 21:15-26)
Dalam perikop di atas diceritakan tentang,
I. Perjalanan Pa...
Kunjungan Paulus ke Yerusalem; Paulus Menjalankan Hukum Yahudi ( Kis 21:15-26)
- Dalam perikop di atas diceritakan tentang,
- I. Perjalanan Paulus ke Yerusalem dari Kaisarea, dan kawan-kawan yang ikut pergi menyertai dia.
- 1. Mereka berkemas, dengan hanya mengambil tas dan barang-barang bawaan mereka, dan tampaknya, seperti para pelancong atau prajurit yang miskin, mereka membawa-bawa sendiri semuanya itu, karena begitu sedikitnya pakaian yang mereka bawa. Omnia mea mecum porto – Semua milikku ada di sekitarku. Sebagian orang berpikir bahwa mereka membawa serta uang yang terkumpul dari jemaat-jemaat di Makedonia dan Akhaya, yang diperuntukkan bagi orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem. Seandainya mereka bisa membujuk Paulus pergi ke suatu tempat lain, maka dengan senang hati mereka akan pergi menyertai dia. Tetapi jika, kendati dengan bujukan mereka, ia tetap pergi ke Yerusalem, mereka tidak akan berkata, “Kalau begitu biarkan dia pergi sendiri.” Sebaliknya, seperti Tomas, dalam keadaan yang serupa, ketika Kristus hendak pergi ke Yerusalem menghadapi bahaya, mereka akan berkata, Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia (Yoh. 11:16). Tekad mereka untuk melekat kepada Paulus itu seperti tekad Itai untuk melekat kepada Daud (2Sam. 15:21): “Di mana tuanku raja ada, baik hidup atau mati, di situ hambamu juga ada.” Demikianlah, keberanian Paulus membuat mereka berani.
- 2. Beberapa murid dari Kaisarea pergi menyertai mereka. Namun, apakah mereka memang berencana pergi, dan mengambil kesempatan itu untuk pergi dengan teman yang begitu baik ini, ataukah mereka pergi dengan tujuan untuk melihat apakah mereka bisa membantu Paulus, dan jika mungkin mencegah masalahnya, atau setidak-tidaknya membantu dia di dalamnya, tidaklah tampak. Semakin sedikit kemungkinan Paulus menikmati kebebasannya, semakin giat mereka memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk bersama-sama dengan dia. Elisa terus dekat dengan Elia setelah tahu bahwa sudah dekat waktunya Elia harus diambil.
- 3. Mereka membawa seorang laki-laki tua yang jujur, yang memiliki rumah di Yerusalem, di mana ia dengan senang hati akan menjamu Paulus dan kawan-kawannya. Seorang yang bernama Manason dari Siprus (ay. Kis 21:16), yang di rumahnya kami akan menumpang. Begitu ramainya orang berkumpul di sana untuk mengikuti hari perayaan itu, sehingga sulit untuk mendapat tempat penginapan. Rumah-rumah penginapan umum akan disewa oleh orang-orang yang lebih mampu, dan dianggap memalukan apabila orang menyewakan kamar-kamar rumah pribadinya pada saat-saat itu, karena mereka dituntut untuk menampung orang asing secara cuma-cuma. Pada saat-saat itu, semua orang akan memilih menjamu teman-teman mereka sendiri, dan Manason memilih Paulus dan kawan-kawannya untuk menginap di rumahnya. Meskipun sudah mendengar masalah apa yang akan dihadapi Paulus, yang mungkin akan ikut menyeret orang-orang yang menjamunya, tetap saja ia mau menyambutnya, apa pun akibatnya. Manason ini disebut sudah lama menjadi murid – seorang murid sejak dari awal. Menurut sebagian orang, ia adalah salah seorang dari tujuh puluh murid Kristus, atau salah satu dari para petobat setelah Roh dicurahkan, atau salah seorang dari mereka yang pertama bertobat oleh pemberitaan Injil di Siprus (13:4). Siapa pun dia, tampaknya sudah lama ia menjadi orang Kristen, dan sekarang ia sudah berumur lanjut. Perhatikanlah, sungguh suatu kehormatan jika kita sudah lama menjadi murid Yesus Kristus, sudah dimampukan oleh anugerah Allah untuk terus berjalan di jalan kewajiban yang panjang, teguh dalam iman, dan semakin bijak dan berpengalaman sampai lanjut umur. Dan dengan mereka yang sudah lama menjadi muridlah orang akan memilih untuk tinggal, sebab pengalaman hidup mereka bertahun-tahun akan mengajarkan kebijaksanaan.
- II. Bagaimana Paulus disambut di Yerusalem.
- 1. Banyak dari saudara-saudara di sana menyambutnya dengan suka hati (ay. Kis 21:17). Segera setelah mereka tahu bahwa ia ada di kota, mereka mendatangi tempat menginapnya di rumah Manason, mengucap selamat kepadanya karena sudah tiba dengan aman, memberi tahu dia bahwa mereka senang melihatnya, dan mengundang dia ke rumah mereka. Ini semua mereka lakukan sebagai suatu kehormatan untuk dikenal oleh seorang hamba Kristus yang begitu terkemuka. Streso mengamati bahwa kata yang dipakai mengenai sambutan mereka terhadap para rasul ini, yaitu asmenōs apodechein, merujuk pada sambutan mereka terhadap ajaran para rasul itu (2:41). Mereka menerima perkataannya dengan suka hati. Kita berpikir bahwa seandainya Paulus ada di tengah-tengah kita, kita akan menerimanya dengan suka hati. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah, setelah mendapat pengajarannya, apakah kita akan menerimanya dengan suka hati?
- 2. Mereka mengunjungi Yakobus dan para penatua jemaat, di sebuah pertemuan jemaat (ay. Kis 21:18): “Pada keesokan harinya, pergilah Paulus mengunjungi Yakobus bersama-sama dengan kami, kawan-kawannya, untuk memperkenalkan kami kepada jemaat di Yerusalem.” Tampak bahwa Yakobus pada saat itu adalah satu-satunya rasul yang berdiam di Yerusalem, sementara yang lain sudah tersebar untuk memberitakan Injil di tempat-tempat lain. Tetapi mereka tetap memperkirakan ada seorang rasul di Yerusalem, mungkin pada satu atau lain waktu, karena banyak orang dari berbagai penjuru datang ke tempat itu. Yakobus ada di tempat pada saat itu, dan hadir pula semua penatua jemaat yang merupakan para penggembala jemaat biasa, yang bertugas baik untuk mengajar maupun mengatur. Paulus memberi salam kepada mereka semua, memberi hormat kepada mereka, bertanya tentang keadaan mereka, dan mengulurkan tangan tanda persekutuan. Ia memberi salam kepada mereka, maksudnya, ia berharap agar mereka semua sehat dan bahagia, dan berdoa kepada Allah untuk memberkati mereka. Makna yang sesuai untuk memberi salam adalah berarti mengharapkan keselamatan bagi orang lain: salve, atau salus tibi sit, seperti damai sejahtera bagimu. Dan saling mengucapkan salam atau selamat seperti itu sudah sepatutnya dilakukan orang-orang Kristen, sebagai pertanda kasih mereka satu terhadap yang lain dan kepedulian mereka bersama akan Allah.
- III. Cerita yang mereka dengar darinya tentang pelayanannya di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, dan bagaimana mereka puas mendengarnya.
- 1. Ia bercerita kepada mereka tentang keberhasilan Injil di tengah-tengah bangsa-bangsa di mana ia dikaryakan, karena ia tahu bahwa mereka akan sangat senang mendengar kerajaan Kristus diperluas: Ia menceritakan dengan terperinci apa yang dilakukan Allah di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya (ay. Kis 21:19). Amatilah bagaimana dengan rendah hati ia membicarakan bukan apa yang sudah dilakukannya (ia sekadar alat), melainkan apa yang sudah dilakukan Allah melalui pelayanannya. Tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Paulus menanam dan menyiram, tetapi Allahlah yang menumbuhkan. Ia menyatakannya secara khusus, supaya anugerah Allah tampak lebih nyata dalam segala sesuatu yang mendukung keberhasilannya. Demikian pulalah Daud ingin menceritakan kepada orang lain apa yang telah diperbuat Allah bagi jiwanya (Mzm. 66:16), seperti yang dilakukan Paulus di sini tentang apa yang sudah diperbuat Allah melalui tangannya. Baik Daud maupun Paulus, kedua-duanya melakukan itu supaya teman-teman mereka membantu mereka untuk bersyukur kepada Allah.
- 2. Dari sini mereka mengambil kesempatan untuk memuji Allah (ay. Kis 21:20): Mendengar itu mereka memuliakan Allah. Paulus melihat itu semua terjadi berkat Allah, dan kepada Allah mereka memberikan pujian untuk itu. Mereka tidak serta merta memuji-muji Paulus dengan muluk-muluk, tetapi membiarkan Tuannya untuk berkata kepadanya, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia.” Sebaliknya, mereka memberi kemuliaan kepada anugerah Allah, yang dicurahkan juga kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Perhatikanlah, pertobatan orang-orang berdosa haruslah menjadi pokok sukacita dan pujian kita sama seperti menjadi pokok sukacita dan pujian para malaikat. Allah telah memberi kehormatan kepada Paulus lebih daripada kepada siapa saja dari antara mereka, dengan menjadikannya jauh lebih berguna. Tetapi mereka tidak iri kepadanya, tidak pula cemburu dengan nama baiknya yang semakin harum, justru sebaliknya, mereka memuliakan Allah. Dan yang terbaik yang bisa mereka lakukan untuk menyemangati Paulus agar terus bekerja dengan riang hati adalah memuliakan Allah atas keberhasilannya dalam pekerjaannya. Sebab, jika Allah dipuji, Paulus pun senang.
- IV. Permintaan Yakobus dan para penatua jemaat di Yerusalem kepada Paulus, atau lebih tepatnya nasihat mereka, bahwa ia akan membuat puas orang-orang Yahudi yang percaya apabila ia mau menunjukkan kesesuaian dengan hukum keupacaraan mereka, dan tampil di depan umum di dalam Bait Allah untuk mempersembahkan korban, yang pada dasarnya bukanlah suatu hal yang berdosa. Sebab hukum keupacaraan, meskipun sama sekali tidak harus dikenakan pada orang-orang bukan-Yahudi yang bertobat (seperti yang diajarkan guru-guru palsu, dan dengan cara demikian berusaha menumbangkan Injil), namun pada waktu itu belum menjadi sesuatu yang dilarang bagi orang-orang yang dididik menjalankan hukum itu, dan juga tidak diharapkan untuk mendapat pembenaran diri darinya. Hukum itu sudah mati, tetapi belum dikuburkan. Mati, tetapi belum mematikan. Dan, karena tidak berdosa, mereka berpikir bahwa Paulus bertindak bijaksana jika ia menurutinya sejauh itu. Amatilah nasihat yang mereka berikan kepada Paulus dalam hal ini, bukan sebagai orang yang berwenang atas dia, melainkan sebagai orang yang sayang kepadanya.
- 1. Mereka ingin agar dia memperhatikan banyaknya orang Yahudi yang bertobat: Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya. Mereka memanggilnya saudara, sebab mereka memandang dia sebagai rekan sekerja dalam memberitakan Injil. Meskipun mereka bukan dari golongan orang bersunat dan dia adalah rasul bagi orang-orang bukan-Yahudi, meskipun mereka menuruti hukum Taurat dan dia tidak, mereka adalah sesama saudara, dan mereka mengakui hubungan itu. Engkau sudah ikut dalam sidang-sidang jemaat kami, dan melihat betapa banyaknya mereka: betapa amat banyak orang Yahudi yang percaya. Kata “amat banyak” di sini bukan berarti beribu-ribu, melainkan berpuluh-puluh ribu. Bahkan di antara orang-orang Yahudi, yang paling berprasangka buruk terhadap Injil, ada banyak sekali orang yang menerimanya. Sebab anugerah Allah dapat menghancurkan cengkeraman-cengkeraman Iblis yang paling kuat sekalipun. Jumlah mereka pada mulanya hanyalah seratus dua puluh orang, tetapi sekarang sudah berpuluh-puluh ribu orang. Oleh sebab itu, janganlah orang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, karena, meskipun pada awalnya kecil, Allah bisa menjadikan akhirnya amat besar. Dengan ini tampak bahwa Allah tidak sepenuhnya membuang umat-Nya orang-orang Yahudi, karena di antara mereka terdapat umat sisa, umat pilihan (lihat Rm. 11:1, 5, 7), beribu-ribu orang yang menjadi percaya. Dan cerita yang mereka sampaikan kepada Paulus tentang keberhasilan Injil di antara orang-orang Yahudi, tidak diragukan lagi, terjadi berkat Paulus, sama seperti cerita yang disampaikannya kepada mereka tentang orang-orang bukan-Yahudi yang bertobat terjadi berkat mereka. Sebab sudah menjadi keinginan hati dan doanya kepada Allah bagi orang-orang Yahudi supaya mereka diselamatkan.
- 2. Mereka memberi tahu dia tentang kelemahan besar pada orang-orang Yahudi yang percaya ini, yang sampai saat itu belum bisa disembuhkan: Mereka semua rajin memelihara hukum Taurat. Mereka percaya kepada Kristus sebagai Mesias yang benar, mereka mengandalkan kebenaran-Nya dan tunduk pada pemerintahan-Nya. Tetapi mereka tahu bahwa hukum Musa berasal dari Allah, mereka sudah mendapat keuntungan rohani dalam mengikuti ketetapan-ketetapannya, dan oleh sebab itu mereka sama sekali tidak dapat berpikir untuk berpisah darinya, bahkan untuk menjadi dingin terhadapnya. Dan mungkin mereka mengajukan kenyataan juga bahwa Kristus dibuat takluk kepada hukum Taurat dan menjalaninya (yang sebenarnya dirancang untuk membebaskan kita dari hukum), sebagai alasan bagi mereka untuk terus menjalankannya. Ini merupakan kelemahan dan kesalahan besar. Mereka begitu menyukai bayang-bayang padahal yang nyata sudah datang, membiarkan leher mereka memikul kuk perbudakan padahal Kristus sudah datang untuk membebaskan mereka. Tetapi lihatlah,
- (1) Kuasa pendidikan dan adat kebiasaan yang lama, terutama hukum keupacaraan.
- (2) Izin yang harus diberikan dengan murah hati dengan menimbang semuanya ini. Orang-orang Yahudi yang percaya ini tidak boleh diabaikan dan ditolak sebagai bukan orang Kristen karena tetap menjalankan hukum Taurat, bahkan, giat menjalankannya, sebab mereka melakukannya di kalangan sendiri dan tidak membebankannya pada orang lain. Giatnya mereka menjalankan hukum Taurat patutlah dipandang baik dengan kemurahan hati. Dan juga hal itu bisa dimengerti, mengingat mereka memang dibesarkan di dalamnya dan hidup di tengah-tengahnya.
- 3. Mereka membuatnya mengerti bahwa orang-orang Yahudi ini, yang begitu bersemangat menjalankan hukum Taurat, tidak suka kepadanya (ay. Kis 21:21). Paulus sendiri, meskipun seorang hamba yang setia sama seperti Kristus, tidak bisa mendapat pujian dari semua orang yang termasuk dalam keluarga Kristus: “Tetapi mereka mendengar tentang engkau (dan berpikiran tentang engkau sesuai dengan apa yang mereka dengar) bahwa engkau bukan saja tidak mengajar bangsa-bangsa lain untuk menjalankan hukum Taurat, seperti yang disangkakan beberapa orang (kami sudah berhasil membuat mereka melepaskan tuduhan itu), tetapi juga bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tersebar di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat bangsa kita, yang merupakan ketetapan ilahi, sejauh yang dapat dijalankan bahkan di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang jauh dari Bait Allah. Juga bahwa engkau mengajar mereka untuk tidak menjalankan puasa dan mengikuti perayaan-perayaan jemaat, untuk tidak mengenakan tali-tali sembahyang, atau untuk berpantang makanan yang tidak halal.” Nah,
- (1) Memang benar bahwa Paulus mengajarkan pembatalan hukum Musa, mengajar mereka bahwa tidak mungkin orang dibenarkan olehnya, dan karena itu kita tidak lagi terikat untuk menjalankannya. Tetapi,
- (2) Keliru bahwa ia mengajar mereka untuk meninggalkan hukum Musa. Sebab agama yang diberitakannya tidak dimaksudkan untuk menghancurkan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya. Ia memberitakan Kristus (kegenapan hukum Taurat), pertobatan, dan iman, yang dalam pelaksanaannya kita harus memanfaatkan banyak hukum Taurat. Orang-orang Yahudi di antara bangsa-bangsa lain yang diajar Paulus sama sekali tidak meninggalkan Musa, justru sebaliknya, mereka memahami Musa dengan lebih baik. Juga tidak pernah mereka memeluknya dengan begitu sepenuh hati seperti sekarang sesudah mereka diajar untuk memandangnya sebagai guru yang membawa mereka kepada Kristus. Tetapi bahkan orang-orang Yahudi yang percaya, setelah mendapat gagasan ini tentang Paulus, bahwa ia adalah musuh Musa, dan mungkin terlalu perhatian pada orang-orang Yahudi yang tidak percaya, jauh menjadi lebih geram terhadapnya. Hamba-hamba Tuhan dan para penatua yang hadir di sini, mengasihi dan menghormati dia, menyetujui apa yang dilakukannya, dan menyebutnya saudara. Tetapi orang banyak hampir tidak bisa dibuat berpikiran baik tentang dia. Sebab sudah pasti bahwa orang yang paling tidak bijak adalah orang yang paling suka menghakimi. Orang yang pikirannya lemah, mudah menjadi panas. Mereka tidak bisa membedakan ajaran Paulus sebagaimana mestinya, dan oleh karena itu menghakiminya begitu saja, karena tidak tahu.
- 4. Oleh sebab itu, mereka ingin agar Paulus, yang sekarang sudah ada di Yerusalem, menyatakan secara terbuka bahwa tuduhan terhadap dirinya itu salah, dan bahwa ia tidak mengajar orang untuk meninggalkan Musa dan melanggar adat kebiasaan jemaat Yahudi, sebab ia sendiri tetap menjaga agar adat kebiasaan itu dipakai.
- (1) Mereka menyimpulkan bahwa sesuatu harus dilakukan: “Jadi bagaimana sekarang? Apa yang harus dilakukan? Orang banyak akan mendengar, bahwa engkau telah datang ke kota.” Hal ini selalu membuat tidak nyaman orang-orang terkenal, bahwa kedatangan dan kepergian mereka diperhatikan lebih daripada orang lain, dan akan dibicarakan, oleh sebagian dengan maksud baik dan oleh sebagian yang lain dengan maksud buruk. “Apabila mereka mendengar bahwa engkau ada di sini, mereka pasti datang berkumpul (ay. Kis 21:22, KJV). Mereka akan berharap bahwa kami akan memanggil mereka untuk berkumpul, merundingkan apakah kami harus membolehkan engkau berkhotbah di antara kami sebagai seorang saudara atau tidak. Atau, mereka akan berkumpul dengan berharap akan mendengar engkau.” Sekarang, sesuatu harus dilakukan untuk memuaskan mereka bahwa Paulus tidak mengajar orang untuk meninggalkan Musa, dan mereka memandang ini penting,
- [1] Demi Paulus, supaya nama baiknya dibersihkan, dan supaya orang baik tidak menyandang cela apa pun, tidak pula orang yang begitu berguna bekerja di bawah tekanan yang dapat menghambat pekerjaannya.
- [2] Demi orang banyak, supaya mereka tidak terus berprasangka buruk terhadap orang yang begitu baik, atau kehilangan keuntungan dari pelayanannya karena prasangka-prasangka buruk itu.
- [3] Demi diri mereka sendiri, supaya, karena tahu bahwa sudah menjadi kewajiban mereka untuk mengakui Paulus, perbuatan mereka tidak berbalik menjadi cela bagi mereka sendiri di antara orang-orang yang harus mereka jaga.
- (2) Mereka memberikan satu kesempatan baik yang bisa dimanfaatkan Paulus untuk membersihkan namanya: “Lakukanlah apa yang kami katakan ini, dengarkanlah nasihat kami dalam hal ini. Di antara kami ada empat orang, orang-orang Yahudi yang percaya, dari jemaat kita sendiri, dan mereka bernazar, untuk menjadi orang nazir selama beberapa waktu. Waktu mereka sekarang sudah habis (ay. Kis 21:23), dan mereka harus mempersembahkan korban sesuai dengan hukum Taurat, yaitu mencukur rambut kenaziran, mempersembahkan seekor domba jantan sebagai korban bakaran, seekor domba betina untuk korban penghapus dosa, dan seekor domba jantan untuk korban keselamatan, beserta korban-korban lain yang harus mereka penuhi (Bil. 6:13-20). Banyak orang dulu melakukan ini secara bersama-sama, ketika nazar mereka berakhir pada waktu yang hampir bersamaan, dengan tujuan baik supaya lebih cepat maupun lebih khidmat. Nah, karena Paulus bahkan hingga saat itu mematuhi hukum Taurat sampai-sampai ia bernazar seorang nazir, dan menandakan berakhirnya nazar itu dengan mencukur kepalanya di Kengkrea (18:18), sesuai dengan kebiasaan orang-orang yang tinggal jauh dari Bait Allah, maka mereka ingin agar dia berbuat sedikit lebih jauh, dan bergabung dengan keempat orang ini dalam mempersembahkan korban-korban orang nazir: “Lakukanlah pentahiran dirimu bersama-sama dengan mereka sesuai hukum. Dan janganlah sungkan bukan hanya untuk melakukan itu, melainkan juga untuk menjaga mereka, dengan membeli korban-korban untuk kesempatan yang khidmat ini, dan bergabung bersama-sama mereka dalam mempersembahkan korban-korban itu.” Hal ini, menurut mereka, akan berhasil menghentikan mulut para pemfitnah, dan semua orang akan diyakinkan bahwa cerita itu bohong, bahwa Paulus bukanlah seorang yang mereka sangkakan, tidak mengajar orang-orang Yahudi untuk melepaskan hukum Musa, tetapi bahwa ia sendiri, sebagai orang Yahudi asli, hidup sesuai peraturan, dan taat hukum. Maka semuanya akan beres.
- 5. Mereka memberikan sanggahan bahwa perbuatan ini sama sekali tidak melanggar keputusan yang baru-baru ini dibuat, yang mendukung bangsa-bangsa bukan-Yahudi yang bertobat. Tidak pula mereka bermaksud sedikit pun dengan jalan ini untuk merampas kebebasan yang sudah diberikan kepada orang-orang itu (ay. Kis 21:25): “Tetapi mengenai bangsa-bangsa lain, yang telah menjadi percaya, sudah kami tuliskan keputusan-keputusan kami, dan kami bertekad memegangnya dengan teguh, yaitu mereka harus menjauhkan diri dari hal-hal yang demikian. Kami tidak ingin mereka terikat sedikit pun oleh hukum keupacaraan, tetapi hanya supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Tetapi janganlah mereka terikat pada korban-korban dan pentahiran orang-orang Yahudi, atau ibadah dan upacara-upacara mereka.” Mereka tahu betapa dengan giat Paulus mempertahankan kebebasan orang-orang bukan-Yahudi yang bertobat, dan karena itu dengan tegas membuat perjanjian untuk tetap memegangnya dengan teguh. Sejauh inilah yang mereka usulkan.
- V. Inilah bagaimana Paulus menuruti nasihat mereka. Ia bersedia memuaskan hati mereka dalam hal ini. Meskipun tidak bisa dibujuk untuk tidak pergi ke Yerusalem, namun, ketika ada di sana, ia mau melakukan apa yang mereka lakukan di sana (ay. Kis 21:26). Paulus membawa orang-orang itu, seperti yang mereka sarankan, dan pada hari berikutnya, mentahirkan diri bersama-sama dengan mereka, dan bukan dengan orang banyak atau orang ramai, seperti yang dimintanya sendiri (24:18). Ia lalu masuk ke Bait Allah, seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi lain yang saleh, yang datang ke sana untuk maksud serupa, untuk menandakan genapnya hari-hari pentahiran dengan menghadap para imam. Dalam berbuat demikian, mereka ingin agar sang imam menetapkan suatu waktu untuk mempersembahkan korban bagi setiap orang dari mereka, satu korban untuk satu orang. Ainsworth, dalam menafsirkan Bilangan 6:18, mengutip penjelasan Maimonides (seorang filsuf Yahudi – pen.) mengenai hal ini: Jika orang berkata, padaku ada sebagian dari persembahan korban orang nazir, atau, padaku ada sebagian dari cukur rambut orang nazir, maka ia membawa setengah dari korban persembahan orang nazir yang dipilihnya, dan orang nazir itu membayar korbannya dari apa yang dimiliki oleh orang itu. Demikian pula yang dilakukan Paulus di sini. Ia menyumbangkan apa yang menjadi nazarnya kepada korban-korban persembahan orang-orang nazir ini, dan menurut sebagian orang ia mengikat diri pada hukum orang nazir, dan pada kewajiban untuk mengikuti ibadah di Bait Allah dengan puasa dan doa selama tujuh hari, tanpa mempersembahkan korban itu sebelumnya, seperti yang ditunjukkannya kepada imam. Nah, sering dipertanyakan apakah Yakobus dan para penatua berbuat baik dalam menasihati Paulus seperti ini, dan apakah ia berbuat baik dalam mengikutinya.
- 1. Ada orang mempersalahkan kepatuhan Paulus dalam kesempatan ini, sebagai perbuatan yang terlalu memanjakan orang-orang Yahudi dalam kesetiaan mereka terhadap hukum keupacaraan, dan mematahkan semangat orang-orang yang berdiri teguh dalam kebebasan yang telah dianugerahkan Kristus kepada mereka. Tidak cukupkah Yakobus dan para penatua di Yerusalem membiarkan kesalahan ini pada orang-orang Yahudi sendiri yang sudah bertobat? Haruskah mereka juga membujuk Paulus untuk membolehkan mereka melakukannya? Setelah memberi tahu Paulus betapa giatnya orang-orang Yahudi yang percaya menjalankan hukum Taurat, jika mereka menginginkannya, mereka yang oleh Allah sudah dianugerahi karunia-karunia yang amat baik seperti itu, tidakkah lebih baik Yakobus dan para penatua di Yerusalem itu bersusah payah meyakinkan orang-orang sebangsa mereka sendiri akan kesalahan mereka, dan menunjukkan kepada mereka bahwa mereka dibebaskan dari hukum Taurat melalui pernikahan mereka dengan Kristus? (Rm. 7:4). Mendesak Paulus untuk mendorong mereka melakukannnya melalui teladannya tampak lebih mengandalkan hikmat duniawi daripada anugerah Allah. Tentu saja Paulus tahu apa yang harus ia lakukan lebih baik daripada yang bisa mereka ajarkan kepadanya. Namun,
- 2. Sebagian yang lain berpikir bahwa nasihat itu bijaksana dan baik, dan dengan mengikuti nasihat itu, Paulus bisa dibenarkan, melihat keadaannya. Sudah menjadi pedoman hidup Paulus, bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi (1Kor. 9:20). Ia sudah menyunat Timotius, untuk menyenangkan orang-orang Yahudi. Meskipun tidak mau terus-menerus menjalankan hukum keupacaraan, namun, untuk mendapat kesempatan berbuat baik, dan untuk menunjukkan seberapa jauh ia bisa menurut, adakalanya ia mau pergi ke Bait Allah dan ikut mempersembahkan korban-korban di sana. Mereka yang lemah iman harus ditopang, sedangkan mereka yang merendahkan iman harus ditentang. Memang benar, kepatuhan Paulus ini berakibat buruk padanya, sebab apa yang diharapkan bisa menenangkan orang-orang Yahudi justru membuat mereka geram, dan menyeretnya ke dalam masalah. Namun, ini saja tidak cukup kita jadikan alasan untuk terus mengutuk perbuatan itu. Bisa saja Paulus berbuat baik, namun menderita karenanya. Tetapi mungkin Allah yang bijaksana mengesampingkan baik nasihat mereka maupun kepatuhan Paulus terhadapnya demi memenuhi suatu tujuan yang lebih baik daripada yang dimaksudkan. Sebab kita mempunyai alasan untuk berpikir bahwa apabila orang-orang Yahudi yang percaya, yang telah berusaha dengan semangat mereka untuk menjalankan hukum Taurat supaya mereka dipandang baik oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya, melihat betapa biadabnya mereka memperlakukan Paulus (yang berusaha berbuat baik kepada mereka), maka dengan jalan ini mereka lebih diasingkan dari hukum keupacaraan daripada yang bisa terjadi melalui bantahan-bantahan yang paling tajam atau kata-kata yang paling menyentuh perasaan. Mereka melihatnya sia-sia mencoba menyenangkan orang yang tidak akan senang dengan apa-apa selain dengan membasmi Kekristenan. Dengan berhati jujur dan lurus, hidup kita lebih terlindungi daripada dengan menyesuaikan diri secara sembunyi-sembunyi. Dan apabila kita mempertimbangkan betapa Yakobus dan para penatua harus bersusah payah karenanya, maka setelah merenungkannya kembali, bahwa dengan nasihat mereka, mereka sudah membawa masalah bagi Paulus, seharusnya ini menjadi peringatan bagi kita untuk tidak mendesak orang lain untuk membantu kita dengan menyuruh mereka melakukan apa saja yang bertentangan dengan pikiran mereka sendiri.
SH: Kis 21:15-26 - Kerendahhatian Paulus (Kamis, 29 Juni 2000) Kerendahhatian Paulus
Bila Anda menjadi Paulus, pasti akan mengalami
kekecewaan yang mendalam. Karena walaupun Anda mungkin sudah
mengantis...
Kerendahhatian Paulus
Bila Anda menjadi Paulus, pasti akan mengalami kekecewaan yang mendalam. Karena walaupun Anda mungkin sudah mengantisipasi adanya penderitaan, namun pasti tidak akan mengantisipasi penderitaan dalam bentuk lain yang disebabkan oleh saudara-saudara, tidak hanya sebangsa namun juga seiman.
Dari pasal-pasal sebelumnya dikisahkan bagaimana Paulus begitu antusias untuk segera tiba di Yerusalem hingga ia mengorbankan kunjungan ke Efesus (20:13-16). Ia juga tidak mengindahkan nasihat para saudara seiman yang melarangnya untuk pergi ke Yerusalem. Namun demikian apa yang ia dapatkan di Yerusalem? Pada mulanya saudara-saudara seiman menyambut mereka dengan suka hati. Namun pada pertemuan secara resmi dengan pimpinan jemaat Yerusalem - Yakobus - dan para penatua, kekecewaan dialami oleh Paulus.
Paulus memberi salam sebelum ia menceritakan secara terperinci apa yang dilakukan Allah di antara bangsa-bangsa lain. Secara struktur organisasi, Paulus bukan di bawah mereka, karena Yerusalem sudah tidak mengutusnya seperti dalam perjalanan sebelumnya. Oleh sebab itu, sikap dan tindakan memberi laporan keluar dari kerendahan hati dan rasa hormat Paulus kepada pemimpin jemaat Yerusalem. Namun respons dan tanggapan mereka bisa dikatakan sangat tidak simpatik. Mereka merasa tidak perlu menyatakan rasa empati terhadap apa yang dialami oleh Paulus di Efesus (19:21-40). Bahkan tanpa basa-basi, mereka langsung menceritakan tentang tuduhan yang ditujukan oleh saudara-saudara seiman dari bangsa Yahudi kepada Paulus (21-22). Tidak hanya itu, mereka pun tidak memberikan kesempatan kepada Paulus untuk mengklarifikasi atau membela diri. Sebaliknya mereka langsung memberikan perintah kepada Paulus untuk mentahirkan diri di Bait Allah. Yang lebih aneh lagi, Paulus diperintahkan untuk menanggung biaya pentahiran dirinya dan empat saudara yang lain. Dengan kata lain mereka sudah menghakimi Paulus. Siapakah mereka dan siapakah Paulus?
Renungkan: Paulus melakukan segala perintah para pemimpin Yerusalem demi persatuan dan kesatuan jemaat Tuhan. Bagi Paulus sejauh tidak menyinggung masalah teologi dan doktrin, ia mau berkompromi. Ia rela mengorbankan perasaan dan harga dirinya dengan segala kerendahan hati, demi harga diri dan perasaan saudara-saudara sebangsanya.
SH: Kis 21:15-26 - Fleksibel (Selasa, 4 September 2007) Fleksibel
Pada masa awal pertumbuhan gereja, agama Kristen dianggap sebagai
gerakan pembaruan di dalam agama Yahudi. Ritual ibadah Kristen di
...
Fleksibel
Pada masa awal pertumbuhan gereja, agama Kristen dianggap sebagai gerakan pembaruan di dalam agama Yahudi. Ritual ibadah Kristen di kalangan orang Yahudi yang bertobat di Yerusalem, hampir tidak dapat dibedakan dari ritual agama Yahudi. Peranan Perjanjian Lama masih kental.
Melalui pemberitaan Paulus, Injil juga menjangkau bangsa-bangsa bukan Yahudi. Tentu saja berita ini menggembirakan orang-orang Kristen Yahudi sehingga mereka memuliakan Allah (19-20). Akan tetapi, bukan hanya itu kabar yang mereka dengar! Sampai juga berita bahwa Paulus mengajar orang-orang Yahudi yang tidak tinggal di Yerusalem untuk menolak hukum Musa. Sementara mereka tetap ingin mempertahankan Hukum Taurat dan tradisi yang telah diturunkan oleh nenek moyang mereka. Padahal Paulus tidak pernah mengajar mereka demikian, walau pun Hukum Taurat dan sunat tidak diperlukan bagi keselamatan manusia (band. Rm. 10:4; Gal. 5:6). Walau demikian, ketika Paulus berkunjung ke Yerusalem, para penatua menasihati Paulus untuk melakukan ritual pentahiran (23). Ritual ini bertujuan untuk membuktikan bahwa Paulus tidak menentang adat istiadat mereka. Paulus pun melakukan hal itu, meski dia tidak melakukan satu dosa tertentu yang membuat dia tidak tahir. Meski tidak sejalan dengan pemahaman imannya, Paulus bersedia kompromi. Ia bersedia menjadi segala-galanya untuk 'memenangkan' mereka (lih. 1Kor. 9:19-23).
Kesediaan untuk merendahkan diri bahkan berkorban, memang diperlukan bila kita ingin memenangkan orang bagi Kristus. Meski bukan berarti mengorbankan kebenaran, kadang kala kita harus belajar untuk fleksibel dalam hal-hal yang tidak bersifat esensial. Kita sering melihat bagaimana gereja terpecah belah karena perbedaan pendapat mengenai sesuatu yang sebenarnya tidak bersifat prinsip. Kita memang harus berdiri teguh di atas kebenaran firman Tuhan, tetapi kiranya kasih menjadi sesuatu yang melandasi pelayanan kita agar karya Tuhan melalui kita tidak terhalang.
SH: Kis 21:15-26 - Belajar peduli dan menaruh hormat (Sabtu, 2 Agustus 2014) Belajar peduli dan menaruh hormat
Dalam zaman yang semakin individualis ini, manusia semakin sulit untuk peduli terhadap orang lain, apalagi untuk me...
Belajar peduli dan menaruh hormat
Dalam zaman yang semakin individualis ini, manusia semakin sulit untuk peduli terhadap orang lain, apalagi untuk menaruh hormat. Masing-masing lebih suka mementingkan diri dan mencari kehormatan sendiri.
Nas hari ini menunjukkan bagaimana rasul Tuhan dan umat Kristen saling peduli. Jemaat di Kaisarea mau peduli terhadap Paulus dengan mendampingi dia dan rekan-rekannya ke Yerusalem. Lalu Manason, seorang murid Tuhan bersedia memberikan tumpangan kepada mereka (16). Orang-orang percaya di Yerusalem juga sudi menyambut para pelayan Tuhan yang telah berjerih lelah dan berkurban dalam melayani Tuhan, dengan tangan terbuka dan penuh sukacita (17). Sebaliknya, Paulus dan para rekannya mau peduli terhadap para pemimpin di Yerusalem dengan meluangkan waktu mengunjungi mereka. Namun perhatikanlah, Paulus tidak menceritakan apa yang telah dia lakukan, tetapi apa yang Allah telah lakukan secara ajaib di tengah-tengah bangsa nonYahudi. Hal ini menguatkan para pemimpin tersebut dan mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan (18-20).
Selanjutnya, rasa hormat Paulus terhadap para pemimpin dengan menerima masukan mereka patut diacungi jempol. Apalagi, tuduhan orang Yahudi bahwa Paulus mengajak orang-orang Yahudi di perantauan untuk menolak hukum Taurat adalah tidak benar. Maka demi kesatuan gereja, Paulus rela mengalah. Sesuai usulan mereka, bersama empat orang yang sedang bernazar ia bersedia melakukan upacara pentahiran dan bahkan menanggung biaya kurban persembahan mereka. Ia menjalankannya untuk menjaga keutuhan jemaat Tuhan.
Sikap Paulus dan orang percaya mula-mula perlu kita teladani. Kita perlu peduli terhadap mereka yang membutuhkan bantuan. Kita juga perlu memberikan dukungan kepada hamba Tuhan yang telah berlelah melayani Tuhan. Selain itu, kita juga perlu menaruh hormat terhadap para pemimpin gereja atau orang yang lebih senior dari kita agar kesatuan gereja terjaga. Dengan demikian, nama Tuhan semakin dimuliakan.
SH: Kis 21:15-26 - Biarlah Orang Memuliakan Tuhan (Senin, 25 Februari 2019) Biarlah Orang Memuliakan Tuhan
Kebanyakan dari kita mungkin sering mengumbar semua kehebatan dan keberhasilan masing-masing. Bisa saja, itu bertujuan...
Biarlah Orang Memuliakan Tuhan
Kebanyakan dari kita mungkin sering mengumbar semua kehebatan dan keberhasilan masing-masing. Bisa saja, itu bertujuan agar kita dipuji atau diakui orang lain. Kita mungkin bangga mereguk segala puja-puji itu. Bahkan, kita mungkin terbuai dan melayang dibuatnya.
Namun, Paulus berbeda. Ketika berkunjung ke Yerusalem, dia memang menceritakan kepada mereka tentang keberhasilannya memberitakan Injil. Namun, dia tidak mengumbar apa saja yang sudah dilakukannya sehingga Injil diterima. Sebaliknya, dia dengan rendah hati menceritakan secara terperinci tentang karya Tuhan melalui pelayanannya (19). Hasilnya, mereka memuji dan memuliakan Allah (20).
Sayangnya, tidak hanya kabar baik yang didengar oleh orang-orang Yahudi tentang Paulus. Mereka juga mendengar kabar miring tentang apa yang dilakukannya dengan pelayanannya (21). Alkitab tidak menjelaskan dari mana sumber kabar tersebut. Namun, tampak jelas kalau kabar burung itu sangat berdampak bagi nama baik Paulus. Oleh sebab itu, para penatua jemaat memberi nasihat. Mereka memintanya melakukan penahiran (23).
Paulus sendiri bersedia melakukan penahiran (24). Namun, perlu kita ketahui bahwa itu dilakukannya bukan supaya nama baiknya dibersihkan. Akan tetapi, dia melakukan itu demi persatuan dan keutuhan jemaat Tuhan.
Sikap Paulus ini sangat patut diteladani. Dia tidak berusaha agar dipuji jemaat melalui pelayanannya. Semua itu dilakukannya supaya jemaat mengagungkan Tuhan atas segala karya-Nya lewat dia. Dia menunjukkan bahwa dirinya hanyalah alat di tangan Tuhan untuk tugas memberitakan Injil.
Karena itu, kita perlu belajar dari teladan Paulus. Belajarlah membiasakan diri memberitakan kebaikan-kebaikan Tuhan di sepanjang kehidupan kita. Kita fokus pada karya-Nya, bukan pada kebaikan-kebaikan kita kepada orang lain. Dengan begitu, maka orang akan memuliakan nama Tuhan, bukan diri kita sendiri.
Doa: Tuhan, pakailah kami menjadi alat bagi kemuliaan nama-Mu. [SL]
Utley -> Kis 21:17-26
Utley: Kis 21:17-26 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 21:17-2617 Ketika kami tiba di Yerusalem, semua saudara menyambut kami dengan suka hati. 18 Pada keesokan harinya pergilah ...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 21:17-26
17 Ketika kami tiba di Yerusalem, semua saudara menyambut kami dengan suka hati. 18 Pada keesokan harinya pergilah Paulus bersama-sama dengan kami mengunjungi Yakobus; semua penatua telah hadir di situ. 19 Paulus memberi salam kepada mereka, lalu menceriterakan dengan terperinci apa yang dilakukan Allah di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya. 20 Mendengar itu mereka memuliakan Allah. Lalu mereka berkata kepada Paulus: "Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat. 21 Tetapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita. 22 Jadi bagaimana sekarang? Tentu mereka akan mendengar, bahwa engkau telah datang ke mari. 23 Sebab itu, lakukanlah apa yang kami katakan ini: Di antara kami ada empat orang yang bernazar. 24 Bawalah mereka bersama-sama dengan engkau, lakukanlah pentahiran dirimu bersama-sama dengan mereka dan tanggunglah biaya mereka, sehingga mereka dapat mencukurkan rambutnya; maka semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara hukum Taurat. 25 Tetapi mengenai bangsa-bangsa lain, yang telah menjadi percaya, sudah kami tuliskan keputusan-keputusan kami, yaitu mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan." 26 Pada hari berikutnya Paulus membawa orang-orang itu serta dengan dia, dan ia mentahirkan diri bersama-sama dengan mereka, lalu masuk ke Bait Allah untuk memberitahukan, bilamana pentahiran akan selesai dan persembahan akan dipersembahkan untuk mereka masing-masing.
Kis 21:17 Itu adalah pertanda baik bahwa orang-orang percaya di Yerusalem menyambut hangat Paulus dan para petobat baru yang berasal dari bangsa-bangsa lain ini (lih. Luk 8:40; 9:11, Kis 2:41; 18:27; 21:17; 24:3; 28:30), tetapi ada juga prasangka di gereja Yerusalem (lih. ay. Kis 21:20-21)..
Kis 21:18-19 "pergilah Paulus bersama-sama dengan kami mengunjungi Yakobus" Tidak ada karunia dari jemaat-jemaat non Yahudi yang khusus disebutkan disini (lih. Kis 24:17). Paulus menceritakan hal serupa kepada Yakobus di Kis 15:12. Yakobus adalah saudara tiri Yesus dan pemimpin jemaat Yerusalem yang dihormati (lih. Kis 12:17; 15:13).
Kis 21:18 "semua penatua telah hadir di situ" Perhatikan bahwa Para Rasul tidak disebutkan. Rupanya mereka berada dalam perjalanan misi ke luar negeri, atau mungkin mereka sudah meninggal. Penggunaan istilah "para penatua" mencerminkan penggunaan Yahudi (lih. Kis 4:5,8,23; 6:12; 11:30; 15:2,4,6,22,23; 16:4; 23:14; 24:1,25; 25:15, Ibr 11:2; Yak 5:14), bukan yang kemudian digunakan oleh jemaat untuk para pastor (lih. Kis 14:23; 20:17,18,23; 1Tim 5:17,19; Tit 1:5, 1Pet 5:1; 2Yoh 1; 3Yoh 1).
Kis 21:19 Beberapa komentator berpendapat bahwa Paulus mendapatkan sambutan dingin dan bahwa uang dari jemaat-jemat non Yahudi tidak dihargai. Berikut ini adalah garis penalaran mereka.
- 1. Paulus tinggal di sebuah rumah orang Yahudi Helenistik, bukan salah satu pemimpin jemaat Yerusalem.
- 2. Tidak ada ungkapan terima kasih untuk hadiah. Bahkan tidak disebutkan.
- 3. Para pemimpin segera memberitahu Paulus bagaimana dia tidak disukai di antara ribuan jemaat di Yerusalem.
- 4. Jemaat tidak pernah dikatakan mendukung Paulus ketika di dalam penjara atau di hadapan sidang pengadilan. Harus dikatakan bahwa ada konflik dan kebingungan tentang pemberitaan dan misi Paulus. Namun, ay. 19 tampaknya positif bagi saya!
Kis 21:20 "beribu-ribu orang Yahudi" Suatu kesaksian yang indah tentang kekuatan Injil dan kasih Allah kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem. Masih tersisa orang-orang Yahudi yang menjadi percaya.
□ "telah menjadi percaya" ini adalah PERFECT ACTIVE PARTICIPLE. Ini pasti menyatakan iman yang menyelamatkan. Seseorang dapat diselamatkan tanpa pemahaman lengkap dan bahkan meskipun salah paham terhadap semua isu-isu teologis, (lih. Kis 1:6; Luk 19:11). Paulus akan mencirikan ini sebagai orang Kristen "lemah" (lih. Rom 14:1-15:13; 1Kor 8; 10:23-33). Dia akan membungkuk ke belakang untuk mendorong mereka, selama "kelemahan" mereka tidak mempengaruhi Injil (penganut agama Yahudi dari Galatia).
□ "mereka semua rajin memelihara hukum Taurat" ini menunjukkan sejumlah besar orang Farisi, orang zelot, atau Eseni yang bertobat. Namun, pertobatan tidak menghapus bias keagamaan mereka. Kedengarannya sangat mirip dengan penganut agama Yahudi dari Galatia.
Kis 21:21 "mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa" Ungkapan "telah mendengar" mencerminkan ungkapan Ibrani "re-echo", yang berarti ajaran lisan. Hal ini dikombinasikan dengan PRESENT TENSE VERB (mengajar) untuk menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi di Yerusalem telah berulang kali diberitahu tentang kegiatan Paulus dalam arti bias. Tuduhan ini lebih serius daripada memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain, yang menyebabkan banyak masalah (lih. Kis 15). Istilah "untuk melepaskan" adalah istilah yang kuat yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai "murtad" (lih. 2Tes 2:3). Isu teologis terkait dengan bagaimana orang-orang Yahudi yang telah menjadi percaya harus berhubungan dengan PL itu belum diselesaikan.
Kis 21:23 "Di antara kami ada empat orang yang bernazar" Tampaknya ini merupakan anggota jemaat. Hal ini mengacu pada nazar orang-orang Nazaret yang terbatas (lih. Bil 6:1-8). Paulus sebelumnya telah mengambil nazar serupa (lih. Kis 18:18). Kami sangat tidak yakin mengenai detail dari nazar yang terbatas ini (lih. Nazir Kis 1:3).
Kis 21:23-25 Pasal ini memberi kita wawasan ke dalam pandangan Paulus tentang hubungan orang Kristen Yahudi dengan Hukum Taurat. Paulus terus menerus mengamati tradisi Yahudi (lih. Kis 18:18; 20:6), setidaknya ketika mencoba untuk menginjili orang Yahudi (lih. Kor Kis 9:19-23). Hal ini mungkin merupakan penegasan dari persekutuan Mesianik Yahudi di zaman kita.
Kis 21:24 "tanggunglah biaya mereka" Paulus mungkin tidak bernazar sendiri pada saat ini, tapi membayar untuk pengorbanan yang diperlukan oleh orang lain. Para rabi mengajarkan bahwa adalah suatu kehormatan besar untuk membayar nazar bagi orang yang bernazar (Ned. 10a).
□ "mencukurkan rambutnya" Nazar Nazarite dibahas dalam Bil 6. Mereka yang bernazar tetap tidak diizinkan untuk memotong rambut mereka. Namun, jangka waktu nazar itu berakhir ditandai dengan mencukur kepala. Ayat ini menunjukkan bagaimana Paulus berusaha untuk menyesuaikan diri dengan budaya dimana ia berusaha untuk memberitakan Injil (lih. 1Kor 9:19-23; 10:23-33).
Kis 21:25 "sudah kami tuliskan" ini mengacu pada pernyataan resmi sidang di Yerusalem (lih. Kis 15:19-20,28-29). Dokumen ini terutama menghilangkan hambatan ritual dan makanan antara orang-orang percaya Yahudi dan orang-orang percaya dari bangsa-bangsa lain di dalam jemaat-jemaat campuran diaspora (di luar Palestina). Bagaimanapun, itu tidak berkaitan dengan hubungan orang Yahudi yang telah menjadi percaya dengan perjanjian Musa.
Kis 21:26 "masuk ke bait Allah" Inilah yang akan menyebabkan masalah, bukan memecahkan masalah!
TFTWMS: Kis 9:3--26:15 - Konfrontasi Yang Tak Terduga KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik...
KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik sudah kelihatan. Di siang hari para pejalan biasanya berhenti untuk istirahat untuk menghindari sengatan sinar surya tengah hari yang membakar; namun Saulus, yang ingin sekali memulai penggeledahannya yang kejam, mendesak rombongannya untuk maju terus. Lalu, tiba-tiba, dunianya terbalik.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu [kira-kira tengah hari40], tiba-tiba cahaya [yang amat terang41] memancar dari langit [lebih terang dari matahari42] mengelilingi dia [dan mereka yang pergi bersama (dia)43]. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya [dalam bahasa Ibrani44]: "Saulus, Saulus,45mengapakah engkau menganiaya Aku? [Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.46]" (9:3, 4).
Cahaya yang menyilaukan mata itu tidak memberikan ruang keragu-raguan: Ini merupakan sebuah penglihatan dari sorga! Saulus dapat melihat sesosok Manusia, 47namun sosok itu bukanlah orang yang dapat ia kenali dengan segera. Siapakah Dia, dan mengapa Ia berkata sedang dianiaya? Dengan ketakutan Saulus bertanya, "Siapakah Engkau, Tuhan?" Jawaban datang: "Akulah Yesus [dari Nazaret48] yang kauaniaya itu" (9:5)! Beberapa orang yang menyangkal pelbagai mujizat Alkitab menyatakan bahwa Saulus tidak melihat Tuhan, melainkan terkena serangan penyakit epilepsi atau ayan49pada waktu terjadi badai elektris! (Jika benar begitu, kita harus berdoa supaya semua orang terkena serangan epilepsi pada waktu terjadi badai elektris—jika pengalaman seperti itu akan membuat mereka menjadi pekerja yang penuh semangat bagi Yesus!) Betapa bodohnya pendapat ini! Siapa saja yang membaca surat-surat Paulus pasti akan terkesan dengan fakta bahwa ia adalah orang pandai yang tidak suka berkhayal. Ia dapat mengenali perbedaan antara penderitaan jasmani dengan lawatan sorgawi! Selain itu, semua orang yang berpergian bersama dia ikut rebah juga ke tanah. Apakah mereka semua terserang epilepsi secara serempak? Lebih dari itu, Dr. Lukas, yang kenal baik dengan gejala-gejala epilepsi, telah mengatakan yang sebenarnya: Tuhan yang bangkit telah menampakkan diri kepada Saulus dan berkata, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu"!50
Bayangkanlah pelbagai pemikiran yang membanjiri benak Saulus pada saat pengumuman yang mengejutkan itu: Para pengikut Yesus mengumumkan bahwa Yesus tidak mati melainkan hidup—dan mereka memang benar! Mereka menegaskan bahwa Yesus adalah ilahi—dan Ia memang ilahi! Mereka bersikeras bahwa Yesus adalah Kristus—dan Ia jelas Kristus! Mereka memang benar, dan ia salah— benar-benar salah! Yang ia lakukan selama ini bukanlah berjuang untuk Allah yang ia kasihi, tetapi menentang Allah itu! Meskipun penganiayaan Saulus ditujukan kepada para pengikut Yesus, namun tamu sorgawi itu mengungkapkan bahwa ketika Saulus menganiaya murid-murid Kristus, dalam kenyataannya ia telah menganiaya Dia!51Ketika ia menangkapi umat Kristen, ia menangkap juga Yesus! Ketika ia menyiksa umat Kristen, ia menyiksa juga Kristus! Ketika ia membunuhi umat Kristen, ia membunuh juga Anak Allah!52
Ia pernah menyombongkan diri sebagai orang yang "tanpa cacat" "tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat" (Filipi 3:6); sekarang ia menganggap dirinya sebagai "kepala" segala orang berdosa (1Timotius 1:15; KJV)! Dengan gemetar ia bertanya, "Apakah yang harus kuperbuat?" (22:10). Apakah masih ada harapan?
TFTWMS: Kis 9:6--26:18 - Tantangan Yang Luar Biasa TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untu...
TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untuk berhenti gemetar ketakutan di tanah:
Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi53tentang segala sesuatu yang telah kaulihat54dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu55nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain.56Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan (26:16-18).57
Tidak ada tantangan yang lebih besar daripada ini pernah diberikan! Para pakar berdebat tentang mengapa Yesus menampakkan diri kepada Saulus, namun Tuhan sendiri telah memberikan alasan-Nya: "[Untuk tujuan ini," NASB] kata Dia kepada Saulus, "Aku menampakkan diri kepadamu" (ay. 16; huruf miring oleh saya). Tujuan itu dapat dibagi ke dalam tiga bagian.58
Pertama, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai seorang saksi — "untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi" (ay. 16). Salah satu kualifikasi seorang rasul adalah harus menjadi saksi Kebangkitan (1:21, 22). Belakangan ketika Paulus membuat daftar pelbagai penampakan Kristus, ia berkata, "Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul" (1Korintus 15:8, 9). "Bukankah aku rasul?" tulis dia kepada jemaat yang sama. "Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita?" (1Korintus 9:1).
Kedua, Yesus menampakan diri kepada Saulus untuk mengkualifikasikan dia sebagai seorang saksi bagi bangsa-bangsa lain—Yesus berbicara tentang "bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau" (26:17). Paulus telah dijuluki sebagai "rasul untuk dunia," namun pelayanan khusus dia adalah untuk bangsa-bangsa non-Yahudi. Hal ini untuk pertama kalinya dinyatakan secara gamblang bahwa bangsa non-Yahudi disertakan dalam rencana induk Tuhan. Anda dan saya tahu bahwa bangsa non-Yahudi ikut disertakan dalam tantangan Yesus untuk menjadi "saksi ... sampai ke ujung bumi" (1:8). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam pernyataan Petrus bahwa "janji itu ... bagi orang yang masih jauh" (2:39). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam janji yang diberikan kepada Abraham, yang dikutip oleh Petrus dalam 3:25: "Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati." Bagaimanapun, bangsa non-Yahudi baru secara khusus disebut setelah Tuhan menampakkan diri kepada Saulus. Bagi kita yang non-Yahudi, peristiwa itu merupakan saat yang patut dirayakan! Ketiga, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai saksi bagi bangsa non-Yahudi "untuk membuka mata mereka" (26:18). Ayat 18 merupakan pernyataan yang paling agung di dalam Kitab Suci berkenaan dengan tugas memenangkan jiwa. Sebagai pemenang jiwa, tugas kita ada lima buah: [1] membuka mata [orang berdosa] [2] supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang [3] dan dari kekuasaan Iblis kepada Allah [4] supaya mereka boleh memperoleh pengampunan dosa [5] dan mendapat bagian di antara mereka yang telah dikuduskan dengan iman kepada [Yesus] (26:18).
Tujuan Yesus menampakkan diri kepada Saulus adalah untuk mengualifikasikan dia sebagai rasul bagi bangsa non-Yahudi! Benar, penampakan Yesus memang membuahkan iman di dalam hati Saulus dan memelopori proses perubahan hidup, 59namun Yesus mengatakan bahwa tujuan khusus penampakan-Nya kepada Saulus bukanlah untuk menyelamatkan dia, melainkan untuk mengirim dia sebagai seorang saksi kepada bangsa non-Yahudi. Saulus (Paulus) belakangan menulis dalam Roma 11:13, "Aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi" (TB; huruf miring oleh saya; lihat juga Galatia 2:6-9).
Apakah Saulus memahami semuanya itu ketika Yesus menampakkan diri? Saya meragukannya. Yang paling penting di dalam pikirannya sudah tentu terdapat fakta bahwa Yesus benar-benar Mesias—dan ia telah melawan Anak Allah! "Apakah yang harus kuperbuat?" adalah pertanyaan yang sangat penting bagi dia. Yesus menyimpulkan, "Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus60 kauperbuat" (9:6).
Ketika semua itu sedang berlangsung, "Termangu-mangulah teman-temannya [Saulus] seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun"61(9:7). Mereka "melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar" (22:9). 62Orang-orang itu adalah saksi-saksi berharga bahwa sesuatu yang luar biasa di jalan memang benar-benar telah terjadi.
Lalu "Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa [karena silaunya cahaya63]; mereka [teman-teman seperjalanannya] harus menuntun dia masuk ke Damsyik" (9:8). Saulus berharap untuk menyapu isi Damsyik dengan pamer kekuatan sebagai agen penuntut balas Allah; sebaliknya ia malahan dituntun masuk ke dalam kota itu sebagai pendosa yang berdukacita, selemah pengemis buta.
Dengan terseok-seok Saulus dituntun menuju salah satu jalan utama di Damsyik yang bernama jalan Lurus,64hingga rombongan itu tiba di sebuah rumah milik orang bernama Yudas. 65Ia dibimbing ke ruang tamu dan ditinggal sendirian. Air mata membasahi pipinya,66ia berlutut dan mulai berdoa.67"Tiga hari68lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum"69(9:9).
Suasananya adalah suasana seorang pria yang dikuasai oleh rasa penyesalan yang amat dalam. Saulus sekarang percaya kepada Kristus, ia sangat menyesal, dan bahkan mengakui Yesus sebagai "Tuhan,"70namun kesalahan akan dosa tetap menggerogoti jiwanya. Ia telah memperoleh suatu penglihatan, namun ia masih memerlukan suatu kunjungan—seseorang yang akan memberitahu dia71apa yang ia "harus perbuat" (9:6; huruf miring oleh saya).
TFTWMS: Kis 9:18--26:19 - Mualaf Yang Tidak Ragu-ragu MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa se...
MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa selama ini ia salah.32Bahkan lebih berat lagi melakukan apa yang Ananias perintahkan. Baptisan itu sendiri tidaklah berat. Saulus sudah kenal baik dengan upacara penyucian dan pembenaman dalam air. Bagian yang sulit adalah "menyeru nama" Yesus. "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Artinya Saulus mengakui Yesus sebagai Tuhan, bahwa ia dibaptis oleh otoritas-Nya, dan ia menyerahkan sisa hidupnya kepada Dia ! Artinya Saulus menjauhi segala hal yang dekat dengannya dan yang ia sayangi: keluarga, teman-teman, ketenaran, dan keberuntungan.
Meskipun keputusan itu berat, ketika Ananias memberitahu Saulus apa yang ia "harus perbuat," ia tidak ragu-ragu. Belakangan ia memberitahu raja Agripa, "Kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat" (26:19). Seketika itu juga, "Ia bangun lalu dibaptis" (9:18). Tempat Saulus dibaptis tidak disebutkan, namun ada sungai Abana yang melintasi kota itu, dan sungai Parpar juga tidak jauh dari situ.33
Perbuatan sudah dilaksanakan; tidak ada jalan mundur bagi Saulus. Belakangan ia menulis, Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:7, 8).
Ketika Saulus dibaptis, dosa-dosanya disucikan dalam darah Kristus. Ia menerima karunia Roh Kudus (2:38), menggenapi perkataan Ananias bahwa ia akan "dipenuhi oleh Roh Kudus."34Ia juga ditambahkan oleh Tuhan ke dalam gereja yang sudah ia upayakan untuk dihancurkan (2:41, 47). Saulus memiliki hidup baru dalam Kristus! Belakangan ia mengatakan bahwa ia telah menguburkan masa lalunya dalam kuburan air baptisan:
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru ... Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan [bersama Dia], supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, .... (Roma 6:3-6; huruf miring oleh saya). Dengan hati yang bersukacita, untuk pertama kalinya dalam hari-hari itu Saulus "makan, [dan] pulihlah kekuatannya" (9:19a).
Kita mungkin ingin bertanya, "Mengapa Saulus?" Dari seluruh manusia di dunia, mengapa Tuhan memilih Saulus, seorang pembunuh masal, untuk menjadi rasul bagi bangsa non-Yahudi? Ia tentunya bisa memilih dari banyak orang Kristen yang hebat, seperti Barnabas. Jika Tuhan ingin memanggil seorang non-Kristen, ada banyak orang Yahudi yang takut akan Allah yang tidak punya kesalahan seperti kekejaman Saulus itu. Mengapa Saulus?
Karena kita tidak memiliki pikiran Tuhan (Yesaya 55:8, 9), kita tidak dapat menjawab pertanyaan itu dengan pasti —namun kita dapat membuat pelbagai dugaan yang cerdas. Salah satu faktor tentunya adalah keunikan kualitas Saulus—intelektualnya, semangatnya, tenaganya. Jika semuanya itu dialirkan ke arah yang benar, betapa hebat perbuatannya itu! Ia juga kemungkinan dipilih karena, setelah menghabiskan awal hidupnya di Tarsus, ia akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara berpikir bangsa non-Yahudi dibandingkan dengan siapa saja yang dibesarkan di Palestina. Ia adalah orang yang tepat untuk tugas tersebut.
Adalah mungkin bahwa faktor-faktor lainnya ikut terlibat juga dalam pemilihan Tuhan itu. Sebagai contoh, Saulus punya keyakinan bahwa tidak ada kompromi antara Yudaisme dan agama Kristen, keyakinan yang telah mendorong dia untuk berusaha menghancurkan agama Kristen.35Ketika ia menjadi orang Kristen, ia mempertahankan keyakinan tersebut. Surat-suratnya dipenuhi dengan kebenaran bahwa agama Kristen tidak dapat dikompromikan! Satu faktor lain yang memungkinkan bisa juga disebutkan di sini, satu faktor yang disiratkan oleh Yesus dalam kata-kata ini: "Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih" (Lukas 7:47). (Ini menyiratkan, "Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih.") Ketika Kristus menampakkan diri kepada Saulus di jalan itu, tiba-tiba Saulus sadar akan besarnya dosa dia. Ia sudah bersalah karena menghujat dan tidak layak menerima apa-apa selain kematian! Kesediaan Tuhan untuk mengampuni dia telah memenuhi dirinya dengan rasa kagum selama hidupnya. Ia menulis tentang "Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:20; huruf miring oleh saya). Ia berkata, Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku— aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, ... Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa (1Timotius 1:12, 13, 15)! Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih dan menghabiskan sisa hidupnya dengan menyebarkan iman yang pernah ia coba hancurkan!
TFTWMS: Kis 9:20--26:20 - Belajar Bicara BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. ...
BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. Betapa senangnya kita saat mereka mengucapkan kata-kata pertama mereka! Ketika saya melihat betapa cepatnya Saulus mulai "bicara," saya teringat kepada anak sulung kami, Cynthia. Saat masih kecil sekali, Cindy akan berusaha meniru kata apa saja yang kami ucapkan ("hippopotamus," "rhinoceros," apa saja). Ia gemar bicara banyak sehingga kadang-kadang kami pikir kami perlu "menjelaskan" kepada para kenalan baru kami. "Ulahnya itu tidak dibuat-buat," kata kami. "Lagi pula, ayahnya seorang pengkhotbah, dan ibunya memang perempuan." Ketika Saulus "dilahirkan kembali," ketika itu juga ia mulai bicara—dalam kalimat lengkap—tentang Yesus.
Kita tidak tahu pada hari apa dalam minggu itu ia dibaptis, namun pada hari Sabat berikutnya ia telah hadir dalam sinagoga: "Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah" (9:20). Ketika Saulus muncul dalam sinagoga, orang-orang yang hadir pasti bergairah tetapi tidak terkejut.20Adalah suatu kehormatan dikunjungi oleh seorang sarjana Yahudi yang terkenal dan fanatik. Ketika tiba waktu untuk pelajaran, pengurus sinagoga itu mungkin berpaling kepada Saulus dan berkata, "Saudara, jikalau saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah!" (Lihat 13:15.) Para pendengar itu tentunya mengharapkan ceramah yang berapi-api tentang bagaimana orang Kristen sedang menghancurkan kemurnian agama Yahudi. Kenyataannya, mereka diceramahi tentang Yesus sebagai Anak Allah! Untuk pertama kalinya Yesus diberitakan sebagai "Anak Allah" dalam kitab Kisah.21Yesus telah menampakkan diri sebagai Anak Allah kepada Saulus di jalan menuju Damsyik,22dan Saulus ingin semua orang mengetahui kebenaran agung itu. Istilah "Anak Allah" menjadi tema pokok dalam tulisan rasul Paulus.23
Orang-orang yang hadir itu terkejut dengan isi berita itu, namun mereka lebih terkejut lagi dengan si pemberita-nya. Kita baca, "Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: ‘Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?’" (9:21).
Sejalan dengan berlalunya waktu, Saulus tetap dengan "keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus" (9:27). "Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias" (9:22). Kata "membuktikan" diterjemahkan dari kata gabungan Yunani yang secara harfiah berarti "membawa bersama-sama, menyatukan, menjahit bersama-sama." Paulus mengutip beberapa acuan Perjanjian Lama tentang Mesias dan kemudian meletakkannya di sebelah pelbagai fakta kehidupan Yesus.24
Kedua sumber yang "dijahit bersama-sama" itu memberikan bukti yang sangat kuat bahwa Yesus adalah Mesias! Yang Saulus lakukan bukan hanya menyatakan Yesus adalah Mesias. Ia memberitahu sesamanya orang Yahudi bahwa mereka, sebagaimana dirinya, perlu merubah kesetiaan mereka! Ia menyatakan "kepada orang-orang Yahudi di Damsyik ... bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan" (26:20; huruf miring oleh saya).
Masa awal Saulus di Damsyik membentuk pola pelayanannya. Ketika ia pergi ke Yerusalem, ia bicara "dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani [di dalam sinagoga mereka25]" (9:28, 29). Kemana saja rasul itu meneruskan perjalanan, kebiasaan dia adalah selalu pergi dulu ke sinagoga26—dan beritanya adalah selalu "Yesus ... adalah Anak Allah" (9:20; lihat 1Korintus 2:2; Galatia 6:14).
Teladan Saulus ini patut ditiru oleh setiap orang Kristen baru. Pertama, kita melihat bahwa ia mulai bicara seketika itu juga. Faktanya, mereka tidak dapat membungkam dia! Kedua, ia mulai bicara dimana saja ia berada. Sering kali yang paling sulit adalah berbicara kepada orang-orang yang telah mengenal kita sebelum kita menjadi orang Kristen, tetapi Saulus justru memulainya dari orang-orang yang telah mengenal dia dengan sangat baik. Ketiga, ia mengatakan apa yang ia ketahui. Mungkin ia diilhami ketika mulai memberitakan; mungkin juga tidak.27Apakah benar atau tidak, ia tetap memiliki kisah untuk diberitakan! Keempat, pokok dari cerita Saulus adalah selalu Yesus Kristus dan apa yang Yesus telah perbuat bagi dia!
Marilah kita membuat pelbagai penerapan sebagai berikut: (1) Setiap orang Kristen baru perlu mulai segera memberitahu orang lain tentang Yesus. "Murid pendiam tidak cocok dengan istilah murid."28(2) Setiap orang Kristen baru, "dimana saja berada" perlu mulai memberitahu orang lain tentang Yesus. Orang-orang yang mengenal dia dengan baik mungkin akan sama terkejutnya seperti orang-orang Yahudi ketika Saulus mulai memberitakan Yesus! (Band. 1Petrus 4:4.) (3) Setiap orang Kristen baru perlu memberitahukan apa yang ia ketahui. Ia mungkin tidak tahu banyak, tetapi ia tahu apa yang ia percayai dan apa yang ia lakukan untuk menjadi orang Kristen. Awalnya, ia dapat memberitahukan hal itu—lalu belakangan ia dapat belajar lebih banyak lagi. (4) Setiap orang Kristen baru perlu tetap menempatkan Yesus pada pokok pemberitaannya.
Kita sering berharap terlalu sedikit dari orang-orang Kristen baru—namun kita lalu terkejut ketika hidup mereka sesuai dengan apa yang kita harapan. Tidakkah kita berharap terlalu banyak dari anak-anak yang masih bayi itu? Kita mengharapkan mereka bertumbuh, belajar jalan dan bicara—dan kita berusaha semampu kita untuk mendorong mereka berkembang. Marilah kita juga mendorong orang-orang Kristen baru, dengan cara apa saja semampu kita, untuk segera mulai mengungkapkan hidup baru mereka dalam Yesus.
TFTWMS: Kis 9:29--22:21 - Rintangan Kedegilan RINTANGAN KEDEGILAN (Kis 9:29, 30; 22:17-21)
Ketika Saulus memberitakan injil di Yerusalem, salah satu tempat pertama yang ia kunjungi adalah sinagog...
RINTANGAN KEDEGILAN (Kis 9:29, 30; 22:17-21)
Ketika Saulus memberitakan injil di Yerusalem, salah satu tempat pertama yang ia kunjungi adalah sinagoga Helenistik27tempat Stefanus pernah memberitakan injil.28
Ia punya urusan yang belum selesai di situ: "Ia juga berbicara dan bersoal jawab29dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani" (Kisah 9:29a). Dalam kitab Kisah, kata Yunani yang diterjemahkan "bersoal jawab" hanya ditemukan satu kali di tempat lainnya, yaitu dalam Kisah 6, dimana kita membaca orang-orang Yahudi berbahasa Yunani itu "bersoal jawab dengan Stefanus" (6:9; huruf miring oleh saya). Saulus datang kembali untuk menyelesaikan pekerjaan yang dimulai oleh Stefanus.
Sinagoga Helenistik adalah tempat yang paling berbahaya bagi Saulus. Sewaktu orang-orang Yahudi Helenistik itu tidak mampu menjawab Stefanus, mereka membenci dia dan membunuh dia. Kebencian mereka terhadap Saulus bahkan lebih sengit lagi, sebab dalam benak mereka Saulus adalah orang murtad dan pengkhianat, orang yang telah mencampakkan agama dan mengkhianati mereka!30Oleh sebab itu kita tidak terkejut saat membaca, "Tetapi mereka itu berusaha membunuh dia" (9:29b)! Saulus perlu waktu tiga tahun di Damsyik dan tanah Arab untuk membuat orang-orang itu begitu marah sehingga ingin membunuh dia. Tetapi di Yerusalem ia hanya perlu waktu dua minggu (Galatia 1:18). Sekali lagi, dalam penyediaan Allah, rencana jahat itu tersingkap, dan sekali lagi dalam penyediaan Allah, Saulus memiliki teman-teman Kristen yang menyelamatkan dia. Kita baca, "Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus" (9:30). Kaisarea merupakan pelabuhan utama di Palestina, sekitar 112 kilometer barat laut Yerusalem.31 Sedangkan Tarsus adalah kampung halaman Saulus.32 Kisah 22 memberi kita rincian tentang keberangkatan dia dari Yerusalem yang tidak terdapat dalam Kisah 9.33 Dalam Kisah 22 Paulus menekankan bahwa ketika orang-orang Yahudi Helenistik itu ingin membunuh dia, jika ia diberi pilihan, ia memilih untuk tetap tinggal di Yerusalem.
Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah,34rohku diliputi oleh kuasa ilahi.35Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku. Jawabku: Tuhan, mereka tahu, bahwa akulah yang pergi dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain dan yang memasukkan mereka yang percaya kepada-Mu ke dalam penjara dan menyesah mereka. Dan ketika darah Stefanus, saksi-Mu itu, ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga pakaian mereka yang membunuhnya. Tetapi kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain" (22:17-21).
Untuk pertama dan terakhir kalinya, Saulus berdebat dengan Tuhan. Pada intinya ia berkata "Aku rasa aku dapat meyakinkan mereka!"—dengan implikasi tambahan "Dan kalaupun aku tidak dapat, aku rela mati seperti Stefanus!"36Secara tidak langsung Tuhan menjawab, "Aku tidak siap bagi kematianmu! Tujuanmu paling akhir— memberitakan injil kepada bangsa non-Yahudi—masih menunggu di depan. Di sini engkau tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Tinggalkan kota ini, dan cepat kerjakan!" Saulus berhenti mendebat dan mulai mematuhi. Ia menyingkirkan rintangan kedegilan dengan ketundukan.
Sedikit nasihat paling penting yang dapat saya berikan kepada orang Kristen baru mana saja adalah ini: Belajarlah mempercayai Tuhan dan bersandarlah kepada hikmat-Nya! Jika Allah memberitahu Anda untuk melakukan sesuatu dalam firman-Nya, Ia adalah benar—baik Anda mengerti atau tidak mengerti alasan bagi perintah-Nya itu. Belajarlah mentaati Dia tanpa bertanya—dan bersandarlah dalam jaminan bahwa Ia akan memberkati Anda!
TFTWMS: Kis 21:20-22 - Reaksi Yang Menyedihkan REAKSI YANG MENYEDIHKAN (Kis 21:20-22)
Pada mulanya, reaksi para penatua terhadap laporannya itu pastilah menggembirakan, namun kemudian menyedihkan ...
REAKSI YANG MENYEDIHKAN (Kis 21:20-22)
Pada mulanya, reaksi para penatua terhadap laporannya itu pastilah menggembirakan, namun kemudian menyedihkan hati Paulus. Awalnya, ketika "mendengar itu mereka memuliakan Allah" (ay. 20a). Ada beberapa fakta yang terlihat jelas di dalam respon awal mereka: (1) Mereka melihat Allah ikut bekerja dalam apa yang Paulus telah perbuat, dan (2) mereka memuliakan Allah, bukannya Paulus. (3) Keterangan waktu kata kerjanya menunjukkan bahwa pujian mereka itu berkelanjutan untuk beberapa lama. Saya membayangkan bahwa Paulus dan para saudara non-Yahudi itu merasa bergairah; saya bisa melihat senyuman menghiasi wajah mereka.
Perkataan pertama dari para penatua itu juga menghibur hati Paulus. "Saudara, lihatlah," ujar mereka. Istilah "saudara" yang mereka pakai merupakan sebuah pertanda baik. "Saudara, lihatlah, beribu-ribu21orang Yahudi telah menjadi percaya"22(ay. 20b). Mereka ingin Paulus mengetahui bahwa selama ini Allah bukan saja bekerja di antara bangsa non-Yahudi, tetapi Ia juga telah bekerja di antara bangsa Yahudi. Beberapa saat sebelumnya, Paulus telah menuliskan keprihatinannya terhadap rekan sebangsanya (Roma 9:1-3). Begitu ia mendengar ribuan orang Yahudi telah menjadi orang Kristen, hatinya itu pastilah memuncak dalam kegirangan.
Namun tak lama kemudian, ia dihujamkan kembali ke tanah—sebab para penatua itu tidak menyimpulkan hal itu dengan pikiran positif. Banyak dari Anda bisa seperti Paulus. Ketika orang kepercayaan Anda pertama-tama merespon secara positif, Anda merasa berbesar hati. Lalu munculah kata "tetapi," dan Anda pun jadi turun semangat. Para penatua itu tidak memakai kata "tetapi" dalam jawaban mereka, namun mereka memakai kata yang serupa itu.
Para penatua itu meneruskan: "Dan mereka semua [ribuan orang Kristen Yahudi] rajin memelihara hukum Taurat" (ay. 20c). Perkataan itu pasti telah membuat Paulus gelisah. Paulus sudah tahu apa arti dari rajin memelihara hukum Taurat. Dulunya, sebelum ia belajar dengan lebih baik, ia juga rajin memelihara hukum Taurat (Galatia 1:14; Filipi 3:5-9). Orang-orang Farisi yang "hidupnya telah dirubah" yang dulu pernah menimbulkan persoalan adalah orang-orang yang rajin memelihara hukum Taurat (Kisah 15:5). Paulus mungkin bertanya-tanya, "Apakah hubungannya hal ini dengan pelayananku terhadap bangsa non-Yahudi dan niatku untuk berada di Yerusalem?"
Para penatua itu membahas kabar angin tentang Paulus yang telah tersebar. Kabar angin adalah jahat dan busuk. Shakespeare menyebutnya "bisikan keji." 24Seorang peternak kuda menamakan seekor kuda pacunya "Kabar Angin." Ketika ditanya mengapa ia memberi nama khusus ini kepada kudanya, ia menyeringai dan berkata, "Sebab kabar angin bergerak cepat." Kabar angin tentang Paulus yang bergerak cepat dan jauh adalah ini: "Tetapi mereka [bangsa Yahudi yang percaya] mendengar 25tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita" (ay. 21).
Seperti halnya sebagian besar kabar angin, kabar angin ini mengandung unsur kebenaran namun intinya salah. Paulus memang telah menekankan bahwa tak seorangpun, baik Yahudi maupun non-Yahudi, bisa dibenarkan oleh Taurat Musa (Roma 3:20; Galatia 2:16; 3:11; 5:4) dan sunat tidak ada hubungannya dengan keselamatan (Roma 2:25-29; Galatia 5:6); namun ia belum melancarkan kampanye untuk mempengaruhi bangsa Yahudi agar meninggalkan ke-Yahudian mereka.26
Mengenai "adat istiadat," Paulus tidak keberatan umat Kristen Yahudi melaksanakan pelbagai tradisi Yahudi mereka sebagai bagian dari warisan kebangsaan mereka sejauh tradisi-tradisi itu tidak bertentangan dengan kebenaran (lihat Matius 15:3) dan sejauh mereka tidak mengikat tradisi-tradisi itu ke atas bangsa non-Yahudi.27Mengenai sunat, ia pernah bersikukuh untuk menyunatkan Timotius supaya tidak melukai perasaan orang-orang Yahudi yang ia harapkan untuk bisa diraih (Kisah 16:328). Kebijaksanaan tertulisnya mengenai orang-orang Yahudi yang tidak percaya adalah "Bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, ... supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat" (1 Korintus 9:20).
Kabar angin itu tidak benar—dan para penatua itu sudah tahu bahwa kabar angin itu memang tidak benar.29 Namun begitu, para penatua itu mengoutline dilema yang mereka hadapi ketika mereka melihatnya: "Jadi bagaimana sekarang? Tentu mereka akan mendengar, bahwa engkau telah datang ke mari" (ay. 22).30Kata "mereka" yang mendahului itu adalah orang-orang Yahudi yang percaya yang berada di Yerusalem (ay. 20).
Hari Pentakosta, yang jatuh pada hari Minggu, sudah dekat, mungkin tinggal beberapa jam lagi. Ketika hari Minggu itu tiba, semua orang Kristen di wilayah itu akan berhimpun bersama-sama untuk memecah-mecahkan roti (20:731). Para penatua itu sebenarnya sedang bertanya, "Ketika ribuan orang yang sudah terganggu oleh apa yang mereka telah dengar ini berhimpun bersama-sama, dan mereka melihat Paulus dan teman-teman non-Yahudinya berada di situ, bagaimana kita bisa mencegah kemarahan mereka agar tidak berkobar dan kekerasan tidak meletus?"
Ini akan menjadi saat yang paling baik bagi para penatua itu untuk bertanya kepada Allah "Jadi, bagaimana sekarang?" Tidak ada petunjuk bahwa mereka menanyai Allah. Mereka bisa saja telah menanyai Paulus apa yang ia anggap harus mereka lakukan, namun mereka tidak melakukannya.32
Seandainya mereka menanyai saya, "Jadi, bagaimana sekarang?" Saya mungkin akan tergoda untuk memberitahu mereka untuk mulai bersikap seperti para pemimpin yang ditetapkan Allah—dan mengambil alih kepemimpinan! John Wesley mengungkapkan pendapat yang serupa saat ia berkata, "Yakobus seharusnya sudah memberitahu umat Kristen Yahudi itu: Aku tidak memelihara hukum Musa; Petrus juga tidak; dan kalian juga tidak perlu!"33Lloyd Ogilvie menyatakan keheranannya atas kurangnya sikap kepemimpinan para penatua itu ketika ia menulis, "Tidak adakah orang yang berkata, 'Sudah cukup! Kita percaya kepada Paulus saudara kita dan tahu bahwa kabar angin ini tidak benar. Tidak akan ada lagi kritik atas pelayanannya. Kami percaya bahwa Rasul ini sudah dengan setia melaksanakan apa yang kita setujui bersama?' "34
TFTWMS: Kis 9:1--26:12 - Keyakinan Yang Kokoh KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang h...
KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang hidupnya sebelum hidupnya itu berubah. Ketika kita menyatupadukan pelbagai acuan pribadi dari pelbagai tulisan dan khotbahnya, maka gambaran yang muncul adalah seorang anak muda yang terobsesi yang punya keyakinan kokoh bahwa semua orang Kristen7harus dihancurkan dan nama Yesus dienyahkan dari muka bumi.
Saulus dilahirkan dari orang tua Yahudi di Tarsus, sebuah koloni Romawi di Kilikia dan merupakan "kota terkenal."8Keluarganya berasal dari suku kecil Benyamin (Filipi 3:5); orang tuanya memberi dia nama yang paling terkenal yang mewakili suku tersebut: Raja Saul.9Dari keluarganya itu, Saulus dari Tarsus mewarisi kekayaan, kewarganegaraan Romawi, dan kecintaan yang berkobar-kobar terhadap agama Yahudi.10Ia dibesarkan sebagai seorang Farisi (23:6), dalam "mahzab yang paling keras" dalam agama Yahudi itu.11
Saulus menghabiskan masa kecilnya di Tarsus, mempelajari Firman Allah12dan belajar berniaga.13Ketika masih remaja, ia dikirim ke Yerusalem14untuk belajar di bawah bimbingan Gamaliel,15seorang guru Yahudi yang amat terkenal. Diberkahi dengan pikiran yang kritis, semangat yang berapi-api, dan energi yang tidak pernah kendur,16ia membuat kemajuan yang pesat dalam komunitas Yahudi (Galatia 1:14). Ada kemungkinan ia pernah menjadi anggota Sanhedrin. 17Apakah hal itu benar atau tidak, yang jelas ia merupakan "salah seorang pemuda Farisi yang paling menjanjikan di Yerusalem, berada tepat di jalurnya untuk menjadi seorang pemimpin besar agama Yahudi."18
Ketika berusia tiga puluhan,19ia melihat Yudaisme yang ia cintai terancam oleh penyimpangan.20Ribuan rekannya sesama orang Yahudi berpaling dari beriman kepada Taurat Musa menjadi beriman kepada seorang tukang kayu yang tak terkenal dari Galilea yang bernama Yesus. Para imam pun banyak yang terjerat dalam ajaran bidah ini (6:7). Ia tidak dapat mengerti mengapa orang mau menjadi pengikut seorang penjahat yang dihukum dan disalibkan. Bukankah Taurat sendiri mengatakan, "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib"? (Lihat Galatia 3:13; Ulangan 21:22, 23.)
Penasihatnya, Gamaliel, mengutuk penggunaan kekerasan dalam menundukkan gerakan yang baru muncul serta mendorong kehati-hatian,21namun bagi Saulus sudah jelas bahwa Yudaisme dan agama Kristen tidak dapat hidup bersama. Jika Yudaisme mau tumbuh subur, maka agama Kristen harus dihancurkan! Didukung oleh struktur kekuatan politik di Yerusalem, ia menyusun suatu kampanye besar-besaran untuk membasmi tumor berbahaya yang menggerogoti jantung Yudaisme. 22
Belakangan ia menulis obsesi yang menguasai dirinya itu: Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara (22:4). Dan ketika darah Stefanus ... ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu .... (22:20). Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati (26:10). ... aku ... berusaha membinasakannya [jemaat Allah] (Galatia 1:13). Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak orang Kristen yang telah mati martir karena perbuatan Saulus itu.23
Ketika para pengikut Yesus melarikan diri dari Yerusalem (8:1), Saulus pasti mengira kemurtadan itu sudah dapat dibungkam. Kemudian datang berita bahwa kemana saja murid-murid Yesus itu pergi, mereka menyebarluaskan iman mereka (8:4). Orang yang kurang termotivasi mungkin sudah mengaku kalah—tetapi Saulus tidak. Ia memutuskan untuk mengejar orang-orang Kristen itu! Ini kali mereka tidak akan lolos dari dia! Strategi Saulus bergantung pada beberapa prinsip hukum:24(1) menurut kitab undang-undang Yahudi, semua orang Yahudi di seluruh dunia harus tunduk terhadap Imam Besar (oleh sebab itu, sepucuk surat dari Imam Besar akan memiliki pengaruh yang besar sekali). (2) Di bawah hukum Romawi, umat Kristen secara hukum adalah orang Yahudi— Yahudi yang murtad, namun tetap orang Yahudi25(Bangsa Romawi tidak akan terlalu peduli jika penguasa Yahudi mendisiplinkan orang-orang Yahudi yang Kristen itu).
Dengan bersenjatakan pelbagai surat dari Imam Besar (9:2; 22:5), Majelis Tua-Tua (22:5), dan para penguasa Yahudi lainnya (26:10, 12), Saulus memimpin kelompok bersenjatanya menuju "ke kota-kota asing." 26Dengan bantuan para pengurus sinagoga setempat, ia mengumpulkan para pengikut Yesus dan menyeret mereka kembali ke Yerusalem untuk dihukum. Dalam pembukaan pasal 9, Saulus sedang menyiapkan perjalanannya paling ambisius sejauh ini—perjalanan ke kota kuno, Damsyik.
Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh27murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,28[dan semua Majelis Tua-Tua29] dan meminta surat kuasa dari padanya30untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik,31supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan32yang mengikuti Jalan Tuhan,33ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem [sebagai tawanan untuk dihukum34] (9:1, 2).
Damsyik adalah salah satu pusat populasi manusia terbesar dalam jarak perjalanan yang pantas, sekitar 225 kilometer arah utara timur laut Yerusalem.35Perlu waktu hampir satu minggu untuk sampai ke kota itu dengan berjalan kaki.36
Para penafsir sudah dengan leluasanya membayangkan pergolakan yang berkecamuk di dalam hati Paulus saat perjalanan itu sedang berlangsung,37tetapi kita harus berhati-hati. Anak muda yang penuh semangat ini punya banyak hal untuk dipikirkan dalam perjalanan itu: 38khotbah Stefanus yang penuh kuasa dan cara dia mati, fakta dimana para pengikut Yesus tetap mempertahankan iman mereka meskipun dianiaya, dan bahkan argumentasi Gamaliel bahwa agama Kristen akan mati secara alami jika tidak berasal dari Allah. (Agama Kristen tidak menunjukkan tanda-tanda sedang sekarat!) Pada waktu yang sama, kita harus menghormati pernyataan rasul itu sendiri mengenai keadaan pikirannya sebelum hidupnya berubah:
"Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah" (23:1). ... Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku, ... (2 Timotius 1:3). Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret (26:9).
Galatia 1:15a menyiratkan bahwa Paulus belakangan memutuskan bahwa segala sesuatu yang terjadi telah membawa dia kepada detik-detik perubahan hidupnya, namun untuk menggambarkan dia sebagai orang yang terpukul batinnya sebelum Kristus menampakkan diri adalah suatu penekanan kasus yang sangat berlebihan.39 Saulus adalah orang yang penuh dengan keyakinan yang tak tergoyahkan baik di awal maupun di akhir perjalanannya. Perubahan hidupnya bukanlah akibat dari kata hatinya yang menuduh, melainkan karena belas kasihan Kristus!
TFTWMS: Kis 9:10--22:16 - Orang Kristen Yang Tidak Bersemangat ORANG KRISTEN YANG TIDAK BERSEMANGAT (Kis 9:10-17; 22:10, 12-16)
Tuhan membiarkan Saulus dalam kegelapan—secara harfiah, secara rohani, dan secara ...
ORANG KRISTEN YANG TIDAK BERSEMANGAT (Kis 9:10-17; 22:10, 12-16)
Tuhan membiarkan Saulus dalam kegelapan—secara harfiah, secara rohani, dan secara intelektual—selama tiga hari.5Mengapa? Sebelumnya, dalam kitab Kisah tidak ada pendosa yang menyesal diperlakukan seperti ini, jadi pasti ada alasannya.6Mungkin Tuhan meninggalkan Saulus sendirian untuk "menghitung biaya" komitmennya (band. Lukas 14:28); ia harus mengorbankan segala sesuatu yang berharga baginya (band. Filipi 3:7). Mungkin Tuhan memberi kesempatan kepada orang-orang Yahudi untuk melihat kebutaan Saulus, supaya mereka dapat lebih terkesan ketika perubahan hidup Saulus telah lengkap.7
Saya biasa mengatakan bahwa Tuhan perlu tiga hari untuk menemukan seorang penginjil yang cukup berani untuk mendekati sang penyiksa yang kejam itu. Hal itu saya katakan sambil bercanda, sebab jika Tuhan benar-benar kehendaki, Ia pasti dapat menempatkan seorang penginjil menanti di depan pintu gerbang kota Damsyik sebagaimana Ia pernah menyuruh seorang penginjil menanti datangnya sida-sida di sebuah jalan. Memang benar ketika Tuhan akhirnya menemui penginjil itu,8penginjil itu kurang bersemangat untuk menemui Saulus.
"Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias.9Firman Tuhan [Yesus10] kepadanya dalam suatu penglihatan: ‘Ananias!’ Jawabnya: ‘Ini aku, Tuhan!’" (9:10). Jangan kacaukan Ananias yang pencinta uang dalam pasal 5 dengan anak Allah yang setia ini. Ananias ini adalah "seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ" (22:12).11Ketika Yesus menampakkan diri kepada dia, awalnya ia menjawab dengan positif: "Ini aku, Tuhan." (Band. 1Samuel 3:1-18; Yesaya 6:8-13.) Saya dapat bayangkan Ananias dengan segera mengambil pena dan beberapa lembar kertas untuk menuliskan perintah Tuhan. 12
Yesus memulainya dengan, "Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus" (9:11a).
Ananias mencatat. "Jalan yang bernama Jalan Lurus.
Titik."
"Dan carilah di rumah Yudas" (9:11b).
"Rumah Yudas. Titik."
"... carilah ... seorang dari Tarsus ...." (9:11c).
Saya bayangkan Ananias mulai ragu-ragu, lalu bergumam: "Dari Tarsus. Titik."
"... seorang ... yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi" (9:11d, 12; huruf miring oleh saya).
Saya lihat Ananias menjatuhkan penanya. "Seorang yang bernama Saulus? Tuhan, saya tahu benar tentang orang ini.
Biar saya ceritakan kepada-Mu tentang orang ini!"
Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu13di Yerusalem.14Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu" (9:13, 14).15
Ketika Tuhan memberi perintah, kata "Tidak" bukanlah jawaban yang Ia mau dengar. Yesus mengulangi perintah-Nya untuk "pergi," dengan menambahkan kata-kata penjelasan: Ananias menyebut Saulus sebagai seorang penganiaya, namun Yesus melihat ke depan bukan ke belakang. Yang Yesus lihat bukanlah seorang pembunuh, melainkan "alat pilihan bagi-Ku16untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain17serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku" (9:15, 16).
Perkataan Yesus itu menggambarkan "Suka-Duka (The Agony and the Ecstasy)"18pelayanan Saulus. "Sukanya" adalah bahwa ia akan memperoleh kehormatan membawa nama Yesus "kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel." Yang pertama kali disebut adalah bangsa-bangsa lain, sebab ini merupakan misi khusus Paulus. Raja-raja yang di hadapannya ia akan berdiri adalah termasuk Herodes Agripa (lihat 25:23-26) dan Nero.19
"Dukanya" tercermin dalam kata-kata "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."20Ada ironi di dalam perkataan Yesus ini: Orang yang datang ke Damsyik dengan niat untuk menimbulkan penderitaan malahan harus menanggung penderitaan. Ketika Tuhan memanggil kita untuk melayani, biasanya Ia juga memanggil kita untuk menderita (2Timotius 3:12).
Sebelum kita berlalu dari perintah Tuhan kepada Ananias ini, beberapa kata dalam ayat 12 harap digarisbawahi: "ia melihat ... seorang ... masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." (Huruf miring oleh saya.) Timbul beberapa perdebatan mengenai mengapa Ananias menumpangkan tangannya ke atas Saulus. Teks itu dengan jelas mengatakan bahwa tujuan penumpangan tangan itu adalah untuk memulihkan penglihatan Saulus.
Ananias tidak berkata "tidak" untuk yang kedua kalinya:
Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus,21katanya: "Saulus, saudaraku, 22Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus" (9:17). Simaklah Ananias tidak mengatakan bahwa penumpangan tangannya itu adalah untuk melimpahkan Roh Kudus ke atas Saulus, sebaliknya ia diutus untuk dua tujuan: (1) supaya Saulus dapat melihat kembali dan (2) supaya Saulus dipenuhi oleh Roh Kudus. Sebagaimana sudah Yesus katakan sebelumnya, penumpangan tangan Ananias itu untuk menyelesaikan tujuan yang pertama. Ananias berkata, "Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah!" (22:13). "Dan seketika itu juga seolah-olah selaput23gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi [Dan seketika itu juga (ia) melihat kembali dan menatap dia]" (9:18a; band. 22:13).
Ananias kemudian mengulangi tantangan utama yang diberikan oleh Yesus di jalan itu:24
Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar25dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang26tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar27(22:14, 15). Pengulangan kata-kata itu mengukuhkan Ananias sebagai utusan Tuhan dan, pada waktu yang sama, memberi bobot pada tugas itu.
Saulus masih belum diberitahu apa yang ia "harus perbuat" untuk diselamatkan. Ananias menatap Saulus yang tengah berlutut itu, air mata mengalir di pipinya, dan ia menyampaikan perintah Tuhan: "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!"28(22:16).
Sewaktu saya masih kanak-kanak, para pengkhotbah kebangunan rohani dari denominasi biasa berteriak, "Diselamatkan seperti Saulus diselamatkan di jalan menuju Damsyik! Milikilah penglihatan, dengarkanlah suara itu, milikilah pengalaman!" Jika Saulus sudah diselamatkan di jalan menuju Damsyik, maka Tuhan pasti tidak tahu soal itu, sebab Ia sendiri memberi tahu Saulus, "Bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat" (9:6; huruf miring oleh saya). Saulus juga tidak tahu soal itu, sebab ia masih bertanya, "Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?" (22:10) dan kemudian ia berpuasa dan berdoa selama tiga hari. (Jika Saulus sudah selamat, maka ia adalah orang selamat yang paling merana di dalam seluruh isi Kitab Suci!) Selanjutnya, penginjil terilham dari Allah juga tidak tahu soal itu, sebab ia memberitahu Saulus, "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!" (22:16; huruf miring oleh saya).
Saulus sudah percaya kepada Yesus, namun dosa-dosanya masih perlu disucikan. Ia sudah bertobat dari dosa-dosanya,29namun dosa-dosanya itu masih perlu disucikan. Ia sudah mengakui Kristus sebagai "Tuhan," namun dosa-dosanya masih perlu disucikan. Menurut utusan Allah itu, dosa-dosa Saulus tidak akan disucikan sampai ia dibaptiskan—diselamkan dalam air.
Ini tidak berarti air Damsyik memiliki kuasa istimewa untuk menyucikan dosa. Air yang dengannya Saulus dibaptis adalah air yang sama yang digunakan oleh penduduk Damsyik untuk memasak makanan dan mencuci pakaian mereka. Kitab Suci menekankan bahwa dosa-dosa kita disucikan dalam darah Yesus (Wahyu 7:14; band. Wahyu 1:5; simak KJV). Darah Kristus adalah yang menyucikan dosa kita; sedangkan baptisan adalah saat dimana darah-Nya itu menyucikan dosa-dosa kita.
Beberapa orang mengatakan bahwa cara seorang pendosa diselamatkan adalah dengan berdoa kepada Allah. Jika Saulus perlu melakukan "doa orang berdosa"30agar diselamatkan, maka ia sudah dalam posisi tubuh yang tepat ketika Ananias menghampiri dia—namun secara tidak langsung penginjil itu malah berkata, "Berhenti mengulur-ulur waktu! Bangkitlah. Berhenti berdoa dan mulailah mentaati!" Orang berdosa yang masih meminta Allah untuk mengasihi dia atau menyelamatkan dia adalah sama dengan "berdiam diri" (KJV), sebab Allah telah melakukan semua yang dapat Ia lakukan untuk meyakinkan orang berdosa bahwa Ia mengasihi dia, dan semua yang dapat Ia lakukan untuk menghasilkan keselamatan bagi orang berdosa (Yohanes 3:16). Sekarang terserah kepada orang berdosa itu sendiri untuk menjawab dalam ketaatan. "Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!"31
TFTWMS: Kis 21:17-26 - Paulus, Bagaimana Bisa Engkau Begitu? 3 "PAULUS, BAGAIMANA BISA ENGKAU BEGITU?" (21:17-26)
Ketika Paulus pergi ke Yerusalem, ia pergi menyongsong masalah (Roma 15:30, 31; Kisah ...
3 "PAULUS, BAGAIMANA BISA ENGKAU BEGITU?" (21:17-26)
Ketika Paulus pergi ke Yerusalem, ia pergi menyongsong masalah (Roma 15:30, 31; Kisah 20:22, 23). Ia bersiap akan adanya kemungkinan harga diri umat Kristen Yahudi tidak mengizinkan mereka untuk menerima sumbangan dari umat Kristen non-Yahudi. Ia sudah tahu bahwa ia bisa mendapat perlakuan tak menyenangkan dari teman-teman lamanya yang menganggap dia sebagai pengkhianat. Roh Kudus sudah memberitahu dia bahwa ia akan ditangkap. Selagi ia menyusuri jalan-jalan Yerusalem, ia pasti terus-menerus tengok sana tengok sini, sambil bertanya-tanya dari arah manakah masalah akan muncul. Lalu ia masuk ke dalam rapat para penatua, dimana ia merasa aman—dan ternyata di situlah awalnya!
… Lalu mereka berkata kepada Paulus: "Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita. Jadi bagaimana sekarang? Tentu mereka akan mendengar, bahwa engkau telah datang ke mari. Sebab itu, lakukanlah apa yang kami katakan ini: Di antara kami ada empat orang yang bernazar. Bawalah mereka bersama-sama dengan engkau, lakukanlah pentahiran dirimu bersama-sama dengan mereka dan tanggunglah biaya mereka, sehingga mereka dapat mencukurkan rambutnya; maka semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara hukum Taurat (21:20-24).
Di luar dugaan kita, rasul itu menuruti permintaan mereka yang tidak biasa itu: "Pada hari berikutnya Paulus membawa orang-orang itu serta dengan dia, dan ia mentahirkan diri bersama-sama dengan mereka, lalu masuk ke Bait Allah untuk memberitahukan, bilamana pentahiran akan selesai dan persembahan akan dipersembahkan untuk mereka masing-masing" (ay. 26). Karena mengetahui bahwa persembahan-persembahan itu termasuk korban penghapus dosa, kita berteriak, "Paulus, Mengapa?"
Pelbagai pertanyaan memenuhi pikiran kita: Apakah Paulus berbuat benar atau salah? Akankah kita sekarang dibolehkan untuk mempersembahkan pelbagai korban persembahan, khususnya jika kita adalah orang Yahudi? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang dengannya kita akan bergumul dalam pelajaran ini.
PERKATAAN MANUSIA YANG BERTENTANGAN
Marilah kita mulai dengan pertanyaan "Apakah Paulus berbuat benar dalam menuruti permintaan para penatua itu?" Dalam masalah ini tidak ada kesepakatan pendapat —bahkan di antara para pakar Kristen yang dihormati. Untuk tujuan kajian kita, izinkan saya secara acak mengelompokkan pandangan yang banyak sekali itu di bawah empat judul:
Tentu Saja "Ya!"
Sedikit orang menjawab pertanyaan itu dengan "Tentu Saja Ya!" Mereka percaya bahwa Paulus dan para penatua itu mutlak benar dalam segala hal yang mereka lakukan, bahwa pendekatan mereka itu akan tetap benar dimana saja dan kapan saja, dan mereka harus dihargai dan diteladani. Kelompok ini merujuk perbuatan Paulus sebagai contoh yang menghenyakan atas apa yang ia maksudkan ketika berkata, "Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka" (1 Korintus 9:22b), dan sebuah ilustrasi sempurna atas pengajaran Paulus dalam Roma 14 untuk memaklumi saudara-saudara yang lemah iman.
Sebagai bukti bahwa Paulus dan para penatua itu benar dalam segala hal yang mereka lakukan, kelompok pertama ini menulis bahwa dimanapun Lukas tidak menyalahkan perbuatan mereka, dan hati nurani Paulus adalah bersih mengenai peranannya dalam peristiwa itu (23:1). Kelompok ini percaya bahwa prilaku Paulus itu menggarisbawahi pentingnya hidup damai dengan manusia, dan beberapa bahkan mengajarkan bahwa sikapnya itu membuktikan bahwa memajukan perdamaian lebih penting daripada mempertahankan kedudukan doktrin.
Saya bisa setuju dengan beberapa aspek dari posisi ini, tetapi tidak semuanya. Kita mungkin bisa mempelajari sesuatu dari kisah ini mengenai upaya untuk menghindar dari melukai perasaan seseorang, namun untuk menghargai segala hal yang para penatua dan Paulus lakukan tampaknya tidak bisa dipercaya.
Kebijaksanaan Paulus "bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya" dirancang untuk memenangkan orang yang tidak percaya, bukan untuk menyenangkan orang percaya. Bahkan sejauh menyangkut orang-orang tidak percaya di Yerusalem, partisipasi Paulus dalam ibadah di Bait Allah sepertinya bukanlah untuk memenangkan kontes ketenaran bagi dia atau untuk membuat dia lebih mudah menginjili orang-orang Yahudi (lihat 9:29; 22:17-21).1
Roma 14 mengacu kepada pelbagai praktik yang merupakan perkara-perkara yang tidak penting. Beberapa hal yang diperintahkan oleh Taurat adalah hal-hal yang tidak penting yang tidak mempengaruhi ajaran Perjanjian Baru (istirahat pada hari Sabtu, peraturan-peraturan tentang makanan, dll.), namun sulit untuk dimengerti bagaimana mengadakan korban penghapus dosa dapat diabaikan begitu saja sebagai "sebuah masalah yang tidak penting."
Mengenai bukti apapun bahwa para penatua dan Paulus tidak berbuat salah, bukti yang dipakai oleh kelompok ini adalah kurang meyakinkan. Para penulis Alkitab tidak selalu berhenti sejenak untuk memuji atau mencela; simaklah penanganan Musa atas kemabukan Nuh dalam Kejadian 9:20, 21. Memang benar bahwa Paulus berkata bahwa ia tidak melanggar hati nuraninya, namun pernyataan itu juga mencakup periode ketika ia menganiaya umat Kristen (Kisah 8:1, 3). Perkataan Paulus itu membuktikan bahwa ia tidak dengan sengaja berbuat salah dalam mentaati perkataan para penatua itu; hal itu tidak membuktikan bahwa sikapnya itu tidak bisa dipertanyakan.
Mereka yang mengajarkan bahwa hidup damai dengan manusia adalah lebih penting daripada mentaati Allah tentunya sudah terlalu jauh melangkah. Yakobus sendiri belakangan menekankan bahwa kemurnian (baik moral atau doktrin) adalah lebih penting daripada kedamaian (Yakobus 3:17).
"Ya" Yang Bersyarat
Kelompok kedua—mungkin kelompok terbesar—akan mensyahkan "ya" mereka dengan mengatakan, "Paulus berbuat benar dalam keadaan itu." Mereka tidak semuanya setuju atas keadaan sebenarnya yang membenarkan hal itu, namun percaya bahwa dalam situasi itu Paulus telah berbuat yang terbaik semampunya. Beberapa situasi yang sering dikemukakan sudah pernah dibahas: tekanan yang luar biasa dari luar dan dalam gereja terhadap para penatua dan Paulus, kemantapan Paulus untuk menjadi "segala-galanyanya bagi semua manusia," dll, Tiga keadaan lain sering ditekankan:
(1) Keunikan Yudaisme. Dalam Perjanjian Baru, ada perbedaan antara otoritas sipil dan otoritas agama: Kita harus memberikan "kepada Kaisar apa yang wajib kamu [kita] berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu [kita] berikan kepada Allah" (Matius 22:21b; lihat juga 1 Petrus 2:17). Kita harus mentaati hukum negara (Roma 13:1-7) selama hukum itu tidak melanggar hukum Allah (Kisah 5:29). 2Berbeda dengan itu, di bawah Perjanjian Lama , otoritas sipil dan otoritas agama disatukan. Hukum Musa menggabungkan hukum agama dan hukum sipil. Hukum bagi bangsa Israel bukan hanya mengontrol pelbagai kegiatan keagamaan, tetapi juga semua fungsi mereka sebagai sebuah bangsa. Oleh sebab itu, seperti dicatat sebelumnya, kebanyakan orang Yahudi pernah kesulitan dalam membedakan antara agama dan ras mereka. Kebanyakan orang Yahudi kemungkinan besar menganggap korban-korban itu sebagai bagian dari warisan kebangsaan mereka—setidaknya sampai Bait Allah itu dihancurkan pada tahun 70 M. Faktor ini terkait dengan yang berikut ini:
(2) Periode peralihan. Secara hukum, Taurat sudah dipakukan pada kayu salib (Kolose 2:14, 16)—termasuk hukum-hukum tentang pelbagai korban. Praktiknya, Allah memberi bangsa Yahudi waktu dan kesempatan untuk membuat peralihan dari Yudaisme ke agama Kristen. 3Demikianlah, sementara beberapa nas bicara tentang Taurat yang sedang dilenyapkan saat Yesus mati (sebagai contoh, Efesus 2:14, 15), beberapa lagi berbicara tentang Taurat yang sedang lenyap sedikit-sedikit. Sebagai contoh, Ibrani 8:13 bicara tentang perjanjian pertama sebagai "telah usang," lalu berkata: "Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya" (lihat juga 2 Korintus 3:7-11). Matthew Henry menulis, "hukum perayaan ... sudah mati, tetapi belum dikuburkan." 4Kapankah akhirnya Allah "mengubur" Taurat itu? Kebanyakan orang setuju bahwa Allah mengisyaratkan akhir periode transisi itu ketika Ia mengizinkan penghancuran Bait Allah pada tahun 70 S.M. Jika benar, maka dalam tahun 57 S.M. saat Paulus masuk ke dalam Bait Allah, bangsa Yahudi itu masih dalam periode peralihan. Faktor ini mensejajarkan faktor berikut ini:
(3) Pewahyuan yang diturunkan secara bertahap. Dalam kajian kita tentang Kisah, kita sudah melihat bahwa Allah tidak mengungkapkan seluruh kehendak-Nya sekaligus, namun sebaliknya sebagaimana diperlukan dan sebagaimana orang-orang itu bisa memahaminya. Sebagai contoh, perkataan Petrus pada Hari Pentakosta mencakup bangsa non-Yahudi sebagai bagian dari rencana keseluruhan Allah (Kisah 2:39), tetapi Petrus tidak memahami hal itu sampai Allah memberi dia sebuah penglihatan khusus (Kisah 10). Pernah dinyatakan bahwa meskipun Paulus telah menulis Kitab Galatia dan Roma, ia tidak menangkap penerapan logis atas pengajaran kitab-kitab itu tentang pelbagai korban persembahan. Perlu waktu beberapa tahun sampai perkataan terilham Allah seperti ini harus dituliskan:5"Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan"; "Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa" (Ibrani 10:6, 18). Sekarang, Wahyu Allah sudah lengkap (2 Petrus 1:3; Judas 3), namun saat Paulus masuk ke dalam Bait Allah, wahyu itu belum lengkap.
Posisi bahwa Paulus berbuat benar "dalam keadaan itu" bisa jadi benar; pelbagai faktor yang dikemukakan di atas semuanya tentu ada dalam Kitab Suci. Namun begitu, saya merasa sulit untuk mengatakan bahwa Paulus berbuat benar saat ia bersedia mempersembahkan korban bakaran untuk dosa—setelah Yesus mempersembahkan korban sempurna untuk segala dosa. Sebagian besar yang menganut posisi kedua ini menyadari bahwa kesukaran ini patut menerima perhatian khusus. Adam Clarke, orang yang mengakui kesukaran ini, membandingkan pelbagai korban persembahan itu dengan kita membayar pajak karena "pada dasarnya para abdi negara disokong oleh pajak itu."6Yang lainnya membandingkan pelbagai korban persembahan itu dengan kita membayar denda ketika kita melanggar hukum negara.7
Persoalan saya adalah pada bunyi ikrar Nazir itu: Salah seekor burung yang dibawa oleh orang yang bernazar harus dipersembahkan sebagai "korban penghapus dosa" untuk "mengadakan pendamaian bagi dia, oleh karena dia telah berdosa …" (Bilangan 6:11). Kita kadang-kadang memakai ungkapan "mengadakan pendamaian" untuk mengacu kepada hubungan manusia dengan sesamanya, namun apakah makna ungkapan dalam Bilangan 6 itu bagi orang Yahudi? Sudah tentu, dalam benak mereka, ungkapan itu mengacu kepada hubungan manusia dengan Allahnya. Mungkin, Paulus mengerti bahwa persembahan yang dikorbankan itu tidak ada hubungannya dengan keselamatan jiwanya, namun akankah para imam itu memahami hal itu? Akankan orang-orang Yahudi yang tidak percaya yang melihat Paulus membuat pengaturan bagi korban persembahan itu memahami hal itu? Yang bisa saya pikirkan adalah, setidaknya, perbuatan Paulus itu bisa dipertanyakan.
"Tidak" Yang Bersyarat
Saya lebih nyaman dengan posisi orang-orang—jumlahnya cukup banyak—yang tidak dapat mempertahankan apa yang Paulus lakukan, namun dapat bersimpati dengan kesulitannya. Kelompok ini percaya bahwa pelbagai keadaan yang dicatat merupakan faktor-faktor penting dalam perbuatan Paulus tetapi tidak membenar-kan keterlibatannya dalam mempersembahkan korban darah.
Kebanyakan orang dalam kelompok ini menghindari kata "dosa." Sebaliknya, mereka umumnya memakai kata "kesalahan." Mereka tidak sama tentang seberapa seriuskah "kesalahan" itu, namun tampaknya istilah itulah yang lebih disukai. Seorang pengkhotbah dan guru yang saya hormati baru-baru ini menulis, "Saya mengajarkan bahwa Paulus melakukan kesalahan."8Di awal pelajaran kita sebelumnya, saya mengutip G. Campbell Morgan yang berkata "pada kesempatan itu Paulus membuat kesalahan besar dalam pelayanannya."
Ingatlah selalu bahwa kita tidak diminta untuk membenarkan setiap perbuatan tokoh-tokoh Alkitab, bahkan yang terbaik sekalipun. Para penatua dulu—dan kini — bisa berbuat salah, dan bahkan orang-orang terilham pun berbuat salah (Galatia 2:11-14). Paulus sendiri menulis bahwa ia adalah orang berdosa (Roma 3:23) dan tidak sempurna (Filipi 3:12).9
Tentu Saja "Tidak!"
Sedikit orang—mungkin kelompok terkecil dari semuanya—bersikukuh bahwa Paulus berbuat salah dan sama sekali tidak ada maaf untuk perbuataannya itu! Kelompok ini bisa saja benar, namun posisi itu tampaknya melanggar prinsip dasar dalam merekonstruksi sebaik mungkin perbuatan orang lain (1 Korintus 13:7).
FIRMAN ALLAH YANG MEYAKINKAN
Karena Allah tidak menganggap patut untuk memberitahu kita bagaimana Ia memandang perbuatan Paulus itu, maka kita harus berpikir panjang untuk berkata secara dogmatik mengenai dimanakah perbuatan Paulus itu jatuh pada skala benar-salah. Namun begitu, mengenai pertanyan kedua yang muncul sebelumnya tentang korban persembahan di zaman kini, Allah telah berbicara—dan kita harus mendengarkannya. Allah berkata bahwa di zaman kini baik Paulus maupun siapa saja tidak dibenarkan mempersembahkan korban darah.
Pernyataan yang Pasti
Beberapa waktu setelah Paulus meluangkan waktu seminggu dalam Bait Allah, Allah mendorong penulisan Kitab Ibrani10—mungkin oleh Paulus atau salah satu temannya.11Kitab Ibrani ditulis untuk orang Kristen Ibrani (yaitu, orang Yahudi) yang tergoda untuk kembali ke jalan lama mereka. Penulis kitab itu menegaskan bahwa segala sesuatu dalam agama Kristen adalah lebih baik, jadi adalah kebodohan—bahkan malapetaka—bagi mereka untuk kembali lagi kepada Yudaisme. Donald Barnhouse menempatkannya seperti ini: "Kitab Ibrani ditulis untuk orang Ibrani untuk memberitahu mereka agar berhenti menjadi orang Ibrani!
Mengenai pertanyaan yang sedang dibahas, pasal kuncinya adalah Ibrani 7 sampai 10. Dalam pasal 7 dan 8, penulis itu menulis bahwa keimaman Harun telah ditiadakan. Dalam pasal 9 dan 10, ia menekankan bahwa pengorbanan Kristus mengungguli pengorbanan binatang-binatang yang bisu. Anda tentu ingin mempelajari keempat pasal ini dengan cermat. Untuk saat ini, marilah kita melihat ke satu bagian mengenai korban-korban persembahan:
Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki—tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku—. Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya"—meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat—. Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. … Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa (Ibrani 10:4-18).
Kelihatannya, pengajaran kitab Ibrani itu memiliki dampak ke atas umat Kristen, sebab, seperti yang ditulis Burton Coffman, "dengan penyelamatan Paulus oleh Lisias dari kepungan di Bait Allah, tidak ada catatan bahwa setelah itu ada satu orang Kristen pun yang pernah menapakkan kaki lagi ke dalam Bait Allah Yahudi."13
Perbuatan Yang Menentukan
Kalau-kalau ada yang belum memahami hal itu, maka Allah membereskan masalah itu untuk selama-lamanya ketika, beberapa tahun kemudian, Ia mengizinkan Bait Allah itu dihancurkan. Coffman menyatakan, "Tuhan telah menyadari bahwa kontrol atas pelbagai bentuk dan korban [Bait Allah] akan memiliki tekanan yang sedemikian rupa ke atas semua orang Yahudi, sehingga daripada mereka sendiri yang menjauhi diri dari korban-korban itu, Allah sendiri yang akan mencabut pelbagai bentuk dan korban itu dari bangsa Yahudi." 14Dalam mengacu kepada penghancuran Bait Allah, Adam Clarke berkata bahwa "Allah meniadakan dispensasi Musa, dengan menjalankan pemeliharaan-Nya, ritual atas dispensasi Musa adalah mustahil."15
Penghancuran Bait Allah dan terhentinya pelbagai bentuk korban pada 70 M. sudah diramalkan jauh sebelumnya. Daniel pernah berkata bahwa tempat kudus itu akan diinjak-injak (Daniel 8:13), bahwa kota itu dan tempat kudus itu akan dihancurkan (9:26), bahwa korban sembelihan dan korban santapan akan dihentikan (9:27), dan "korban sehari-hari" akan "dihentikan" (12:11).16
Nabi itu telah berbicara tentang kesengsaraan yang mengerikan, dengan memakai istilah-istilah seperti "pemusnahan" dan "kekejian" (9:26, 27). Lebih enam ratus tahun kemudian, ketika Yesus sedang meninggalkan Bait Allah, Ia telah mengejutkan murid-murid-Nya dengan mengatakan bahwa "tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan" (Matius 24:2b). Ketika ditanya tentang pernyataan ini, Ia mengacu kepada nubuatan Daniel, dengan mengatakan bahwa mereka akan "melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel ..." (Matius 24:15; simaklah ayat 21).17Sekitar empat puluh tahun kemudian, bala tentara Romawi meratakan Yerusalem—termasuk Bait Allah. Ketika itu terjadi, maka sistem pengorbanan Yahudi "menjadi tinggal kenangan."18
Sekarang kita, baik Yahudi atau non-Yahudi, tidak harus menghampiri imam di bumi ini, melainkan "Imam Besar Agung … ," kita yaitu "Yesus, Anak Allah" (Ibrani 4:14), "yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga" (8:1). Kita tidak lagi mempersembahkan korban lembu jantan dan domba jantan (10:4), tetapi sebaliknya "mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya" (13:15) karena Ia sudah memberi kita korban Yesus yang sempurna (9:26)!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) NASIHAT ORANG DEWASA UNTUK PARA BAYI DALAM KRISTUS (Kis 9:23-30; 22:17-21)
Sewaktu Yesus berbicara kepada Nikodemus, Ia membandingkan proses perubaha...
NASIHAT ORANG DEWASA UNTUK PARA BAYI DALAM KRISTUS (Kis 9:23-30; 22:17-21)
Sewaktu Yesus berbicara kepada Nikodemus, Ia membandingkan proses perubahan hidup dengan kelahiran. Ia berkata kepada pemimpin Yahudi itu, "Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yohanes 3:3; band. Yohanes 3:5; 1Petrus 1:22, 23). Perjanjian Baru mengacukan orang-orang Kristen baru sebagai " manusia yang belum dewasa (bayi-bayi ) dalam Kristus" (1Korintus 3:1; lihat juga Ibrani 5:13).1 Sebagai bayi dalam Kristus, orang Kristen baru itu terbuka bagi segala bahaya dan bagi kebahagian anak-anak yang baru lahir.
Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita melihat "proses lahir baru" Saulus dari Tarsus (lebih dikenal sebagai rasul Paulus).2Dalam sajian ini, kita akan melanjutkan pelajaran kita tentang Kisah 9, dengan melihat hari-hari pertama Saulus sebagai orang Kristen baru.3Dari kisah itu kita akan menarik beberapa "nasihat orang dewasa bagi para bayi dalam Kristus."
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:23-30; 22:17-21)
Marilah kita sudahi pelajaran ini dengan menguji diri kita sendiri. Biarlah setiap orang bertanya, "Kemajuan ...
KESIMPULAN (KIS 9:23-30; 22:17-21)
Marilah kita sudahi pelajaran ini dengan menguji diri kita sendiri. Biarlah setiap orang bertanya, "Kemajuan macam apakah yang telah saya capai sebagai orang Kristen?" Paulus menuliskan kata-kata sedih ini kepada orang Kristen yang tidak bertumbuh secara rohani sebagaimana seharusnya: "Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi ... yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya" (1Korintus 3:1, 2).
Tidak ada salahnya dilahirkan sebagai bayi; namun adalah tragis untuk tetap menjadi bayi. Jika pengujian jujur Anda mengungkapkan bahwa Anda belum bertumbuh sebagaimana seharusnya, putuskanlah untuk "bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala" (Efesus 4:15).
CATATAN KHOTBAH
Richard Rogers menulis bahwa menurut Kisah 9:27, Barnabas berkata bahwa gereja di Yerusalem harus menerima Saulus sebagai anggota sebab (1) Saulus telah melihat Tuhan, (2) ia telah berbicara dengan Tuhan, dan (3) ia telah memberitahu orang lain tentang Tuhan. Rogers berkata bahwa kita juga perlu "melihat Tuhan (dengan mempelajari Alkitab), bicara dengan Tuhan (dalam doa), dan bicara dengan orang lain tentang Yesus (dalam penginjilan). Rogers menyebut semua itu merupakan kualitas Perubahan, Persekutuan, Pengakuan (Richard Rogers, "The Need of Placing Membership in a Local Church," Pelajaran yang dikhotbahkan di Sunset church of Christ, Lubbock, Texas, n.d.)
PERJALANAN MULA-MULA SAULUS
- 1. Saulus meninggalkan Yerusalem menuju Damsyik, "berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh" orang Kristen (9:1; 22:5; 26:12).
- 2. Setelah bertemu Yesus di jalan ke Damsyik, Saulus masuk ke kota itu dan diberitahu oleh Ananias untuk dibaptis. Dengan segera ia mulai memberitakan injil (9:20-22).
- 3. Saulus mengasingkan diri ke tanah Arab (Galatia 1:17) dan belakangan kembali ke Damsyik. Untuk melepaskan diri dari kemarahan orang-orang Yahudi, ia meninggalkan kota itu pada malam hari dalam sebuah keranjang, (Kisah 9:23-35) lalu ia pergi ke Yerusalem Di situ ia diterima oleh Barnabas, dan ia bertemu dengan Petrus dan Yakobus (Kisah 9:26-28; Galatia 1:18, 19).
- 4. Diancam kembali oleh orang-orang Yahudi, Saulus/ Paulus diungsikan ke Kaisarea oleh saudara-saudara dan kemudian dipulangkan ke Tarsus (9:29, 30).
- 5. Sewaktu di Tarsus untuk kira-kira tujuh tahun, Paulus menginjil di Kilikia dan Siria (Galatia 1:21). Barnabas membawa Saulus dari Tarsus ke Antiokhia di mana ia dan Saulus bekerja selama satu tahun (Kisah 9:19-25).
Kota-Kota Dalam Dunia Perjanjian Baru
"[Damsyik] dikelilingi oleh perbukitan dan dibatasi oleh gurun pasir, dengan berkilo-kilometer taman bunga yang berpotongan dengan banyak aliran sungai dan kanal, dimeriahkan dengan keceriaan dan kapal-kapal niaga. Di pelbagai sudut, bazaar, dan pasarnya terdapat banyak sutera, batu permata, gading, karpet, dan pedang; para pejalan yang kehausan biasanya melepaskan dahaga mereka dengan jus jeruk yang didinginkan oleh salju yang berasal dari bukit-bukit Lebanon. Dinding-dinding dan menara-menaranya dipisahkan oleh kubah-kubah dan pintu gerbang-pintu gerbang yang sangat besar, dan melalui salah satu pintu gerbang itu, yaitu Pintu Gerbang Timur ... Saulus sendiri harus dituntun masuk." Spreading the Gospel
Bernard R. Youngman "[Damsyik] merupakan pusat jaringan perdagangan yang sangat besar dengan banyak jalan yang sangat lebar untuk iring-iringan niaga hingga mencapai Siria utara, Mesopotamia, Anatolia, Persia, dan tanah Arab. Jika "‘Jalan’ baru agama Kristen tumbuh subur di Damsyik, maka Jalan itu akan dengan cepat mencapai semua tempat tersebut ... Dari sudut pandang Sanhedrin dan Saulus si kepala penganiaya, Jalan itu harus dihentikan di Damsyik." The NIV Study Bible "Dataran dimana Tarsus terletak adalah dikelilingi oleh deretan pegunungan tinggi di sebelah utara dan barat laut, pegunungan itu tertutup salju hampir di sepanjang tahun. Wilayah di luar Tarsus dicapai melalui sebuah jalan masuk yang menembus deretan gunung itu yang disebut Gerbang Kilikia, jalan ini merupakan satu-satunya jalan masuk ke Kilikia dari arah barat. Bagian timur Kilikia dikelilingi juga oleh deretan gunung, dan melalui deretan gunung ini terdapat dua jalan tembus yang terkenal ... yang memberi jalan masuk ke Siria."
New Commentary on Acts J.W. McGarvey "Kaisarea dibangun oleh Herodes yang Agung di tempat kediaman bangsa Fenisia ... Kota ini dilengkapi dengan pelabuhan buatan yang bagus sekali, sehingga pelabuhan ini menjadi pelabuhan utama di dalam kerajaan Herodes. Herodes menyebut kota baru ini ... Kaisarea untuk menghormati Kaisar Augustus. Setelah tahun 6 S.M. kota itu menjadi tempat kediaman para gubernur Romawi di Yudea yang mendirikan pusat pemerintahan mereka di istana Herodes (band. 23:35)." The Book of the Acts, rev. ed. F.F. Bruce
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kedua nas ini memakai istilah "bayi" dalam nada menghina sebab mereka yang ditegur itu tidak bertumbuh sebagai orang Kri...
Catatan Akhir:
- 1 Kedua nas ini memakai istilah "bayi" dalam nada menghina sebab mereka yang ditegur itu tidak bertumbuh sebagai orang Kristen. Memulai sebagai seorang bayi tidaklah salah; yang sangat salah adalah tetap menjadi bayi seumur hidup!
- 2 Sebagaimana dalam pelajaran sebelumnya, saya akan memakai kembali kedua nama itu: Saulus dan Paulus.
- 3 Saya kadang-kadang akan mengacukan para murid Kristus sebagai "orang Kristen," meskipun julukan itu tidak muncul sampai dengan 11:26.
- 4 Setiap orang yang selamat ditambahkan kepada gereja ini (lihat catatan tentang 2:41, 47).
- 5 William F. Beck, The New Testament in the Language of Today. (Huruf miring oleh saya.) Beberapa orang mengira "rumah tangga" dalam 1Timotius 3:15 artinya "Bait Allah," namun dalam konteks "rumah" (dari oikos) dalam ayat 15, makna kata itu tentunya sama dengan yang terdapat dalam ayat 4, 5, dan 12. Di seluruh nas ini Paulus membandingkan keluarga Allah dengan keluarga para pemimpin gereja.
- 6 Jika tepat, dapat pula ditambahkan pelbagai pendapat tentang ungkapan penghargaan untuk keluarga jasmaniah.
- 7 Karena sekarang ini banyak orang meremehkan gereja, poin ini dapat dikembangkan sesuai kebutuhan.
- 8 Lagi, lihat catatan tentang 2:41, 47.
- 9 Saya menduga Ananias mampu melenyapkan keraguan apapun yang mungkin menghinggapi saudara-saudara itu.
- 10 NIV juga menulis "bergabung." 11W.E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 334. (Huruf miring oleh saya.) Ini adalah kata yang diterjemahkan "bersatu" dalam Matius 19:5. Lihat Lukas 15:15; Kisah 5:13; 10:28 untuk pemakaian lain kata-kata ini.
- 12 Julukan "anggota" berasal dari Roma 12 dan 1Korintus 12, dimana individu-individu Kristen dibandingkan dengan anggota- anggota tubuh jasmani: kaki, tangan, mata, kuping, dll. Untuk menjadi "anggota" sebuah jemaat lokal tidak berarti "nama orang itu ada dalam daftar," namun sebaliknya orang itu merupakan bagian yang berfungsi dalam jemaat itu. "Menjadi anggota" sebuah jemaat artinya mengungkapkan keinginan untuk bekerja dalam jemaat itu.
- 13 Kadang-kadang seseorang dibaptis jauh dari rumahnya dan berencana untuk menjadi bagian dari jemaat dimana ia tinggal.
- 14 Lihat catatan tentang 20:28 dalam pelajaran akan datang.
- 15 Jemaat yang alkitabiah tidak harus memiliki para penatua, namun setiap jemaat harus mengarah kepada pemilihan orang-orang yang memenuhi syarat sebagai penatua sesegera mungkin (Titus 1:5). Bahkan jika tidak ada para penatua dalam satu jemaat, kita masih perlu bertanggung jawab kepada seseorang. Menjadi bagian dari satu jemaat lokal dapat membantu menumbuhkan rasa tanggung jawab kita.
- 16 Lagi, lihat catatan tentang 20:28.
- 17 Kita punya masalah yang tidak dimiliki Saulus: dalam era Saulus tidak ada denominasi, namun sekarang ini ada banyak denominasi, jadi pertama-tama kita perlu memastikan bahwa jemaat mana saja yang kita akan "menggabungkan diri" adalah jemaat yang mengikuti prinsip-prinsip Firman Allah.
- 18 Lihat artikel tambahan " ‘bergabung dangan’ Jemaat Lokal" dalam seri pelajaran ini.
- 19 Ini menunjukkan kita tidak perlu menerima siapa saja dan setiap orang ke dalam persekutuan jemaat lokal secara otomatis. Bagaimanapun, jika tidak ada alasan yang memaksa untuk melakukan sebaliknya, orang-orang yang telah dibaptis secara alkitabiah (berarti ditambahkan kepada gereja Tuhan) biasanya memang diterima.
- 20 Mereka mungkin terkejut bahwa Saulus dapat melihat kembali dengan begitu cepatnya, namun mereka tidak terkejut saat melihat dia. Tempat tujuannya adalah sinagoga-sinagoga di Damsyik (9:2).
- 21 Kenyataannya, inilah satu-satunya kesempatan dimana ungkapan itu muncul dalam kitab Kisah, meskipun dalam 13:33 Paulus menggunakan sebagian dari istilah itu.
- 22 Ini tidak untuk mengatakan bahwa istilah "Anak Allah" dipakai dalam kaitannya dengan penampakan Yesus, namun Yesus muncul sebagai Dia yang bicara dari sorga, yaitu sebagai kehadiran Allah.
- 23 Paulus memakai istilah itu sekitar lima belas kali dalam surat-suratnya.
- 24 Untuk contoh dimana penalaran Paulus sejalan dengan pemikiran ini, lihat Kisah 13:6-14; 17:1-3, 10.
- 25 Bandingkanlah 6:9.
- 26 Ia akan masuk dahulu ke dalam sinagoga jika tempat itu memiliki sinagoga, dan biasanya memang ada. Untuk satu pengecualian, lihatlah pekerjaan Paulus di Filipi dalam Kisah 16.
- 27 Pada suatu ketika Saulus menerima baptisan Roh Kudus (atau padanannya), yang memampukan dia untuk mengadakan "tanda-tanda seorang rasul sejati," yang mencakup "tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa (2Korintus 12:12), dan memberi dia kemampuan untuk menumpangkan tangannya ke atas orang-orang Kristen dan memberi mereka pelbagai karunia mujizatiah (Kisah 19:1-7). Lukas tidak mengatakan kapan Saulus menerima baptisan Roh Kudus (atau padanannya), apakah pada saat peristiwa dalam Kisah 9 atau setelahnya. Di dalam pelbagai sinagoga di Damsyik, Saulus kemungkinan besar berbicara berdasarkan pengilhaman, "membingungkan orang-orang Yahudi," tetapi kita tidak tahu pasti.
- 28 Rick Atchley, "A Man Without a Congregation," Pelajaran yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 22 September 1985.
- 29 Faktor lainnya sudah tentu adalah Roh yang ada dalam dirinya.
- 30 Dalam Galatia 1:11-24, Paulus berbicara tentang waktu ia menjadi orang Kristen. Ayat-ayat itu akan digunakan dalam pelajaran ini untuk menambah informasi dalam Kisah 9.
- 31 Lihat peta dalam seri pelajaran ini.
- 32 Galatia 1:17b. Ayat ini cocok juga berada di antara 9:22 dan 9:23 seperti juga di tempat lainnya.
- 33 Beberapa orang mengetengahkan bahwa Gunung Sinai berada tepat di bagian selatan tanah Arab (Galatia 4:25) dan hal itu mengesankan bahwa Saulus mengadakan perjalanan rohani ke Sinai sebagaimana yang pernah dilakukan Musa dan Elia, namun kita tidak punya bukti untuk perjalanan itu.
- 34 Catatan Paulus tentang Yesus yang menetapkan Perjamuan Tuhan ditulis sebelum Injil mana saja mencatat peristiwa itu.
- 35 Oleh sebab itu, ia sama sekali tidak lebih rendah dari rasul-rasul lainnya (2Korintus 12:11).
- 36 Yohanes 1:42.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling t...
DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling terkenal dalam sejarah"1dan "salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah manusia"2—perubahan hidup Saulus3Orang Jahat dari Tarsus. Tiga pasal dalam kitab Kisah menceritakan perubahan hidup Saulus:4pasal 9 ketika peristiwa itu terjadi, pasal 22 dan 26 ketika rasul itu memberitahu orang lain tentang peristiwa tersebut.5Untuk memperoleh cerita yang lengkap, kita akan memadukan ketiga cerita tersebut.6
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendenga...
KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendengar pelbagai perintah yang diberikan. Dalam pelajaran ini, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada dia di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang dia untuk memberitakan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Selanjutnya, kita akan melihat (4) seorang Kristen yang tidak bersemangat (Ananias, yang enggan menjumpai Saulus) berbeda dengan (5) seorang mualaf yang tidak ragu-ragu (Saulus, yang langsung mentaati ketika diberitahu apa yang harus ia perbuat). Kita juga akan menyinggung sedikit tentang (6) komitmen yang tidak ada akhirnya dari mualaf itu (untuk kepentingan Kristus).
Sebagai penutup, pertimbangkanlah kenyataan ini bahwa rohani Anda sendiri kemungkinan berada dalam "jalan ke Damsyik." Tuhan tidak akan menampakkan diri kepada Anda dalam cahanya yang membutakan, namun cahaya dari Firman Allah cukup untuk menghasilkan iman di dalam hati siapa saja yang jujur (Yohanes 20:30, 31). Jika selama ini Anda melawan panggilan injil Allah, tentunya "sukar bagimu menendang ke galah rangsang." Kemungkinan sulit bagi Anda untuk mengakui bahwa selama ini Anda sudah salah; mungkin Anda harus banyak berkorban, seperti yang Saulus telah lakukan. Saya menghimbau agar Anda jangan lagi melawan, melainkan menyerah seperti yang Saulus telah lakukan! "Jalan ke Damsyik" Anda dapat menjadi "jalan menuju pemuridan" Anda !
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Gospel Services memiliki satu pelajaran dalam bentuk slide yang berjudul "Perubahan Hidup Kepala Segala Orang Berdosa." Hubungi Gospel Service untuk keterangan lebih lanjut: P.O. Box 262302, Houston, TX 77207 (1-800-231-9641).
Sewaktu saya masih penginjil muda, saya membuat satu pelajaran tentang "Saulus si Pendosa, menjadi Paulus si Penginjil." Sebelum berkhotbah, saya akan meletakkan bagan di bawah ini pada papan tulis. Pada waktu penyajiannya, saya bergerak dari sudut kiri bawah ke sudut kanan atas. Sederhana tetapi efektif.
CATATAN KHOTBAH
Suatu pelajaran tentang perubahan hidup Saulus yang berjudul "Satu Kesempatan Seumur Hidup," telah dikhotbahkan oleh Rick Atchley. Ia mengamati ada tiga tahapan dalam perubahan hidup Saulus: (1) Kesadaran akan Dosa, (2) Pengakuan atas Yesus, (3) Keputusan untuk Mentaati. Judul alternatifnya dapat berupa "Di Jalan menuju Pemuridan."
Pelajaran berjudul "Apa yang Paulus Lihat Sewaktu Ia Buta" menyoroti perubahan hidup Saulus dengan cara yang berbeda. Pelajaran ini muncul dalam The Preacher’s Periodical (sekarang Truth for Today), July 1983.
Banyak pengkhotbah telah berkhotbah tentang empat pertanyaan yang terdapat dalam kisah perubahan hidup Saulus (9:4, 5; 22:10, 16). Paul Rogers mengkhotbahkan sebuah pelajaran tentang empat pertanyaan itu dengan judul "Pertanyaan Terakbar Sepanjang Zaman—Semuanya dalam Satu Halaman" (The Preacher’s Periodical, May 1985).
Sebuah pelajaran tambahan tentang kehidupan Paulus dapat juga dikhotbahkan, pertama diambil dari pelajaran ini tentang informasi riwayat hidup rasul itu dan kemudian tambahkan dengan ringkasan tentang pelayanan dia. Saya menggunakan pelajaran seperti itu yang berjudul "Lebih Dari Pada Orang Yang Menang" (Roma 8:37), dengan empat poin utama: (1) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Dalam Perubahan Hidupnya, (2) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Orang Kristen, (3) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Penginjil, (4) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Tawanan. Pada setiap bagiannya, saya tuliskan bahwa melalui Kristus, Paulus "lebih daripada menang atas" pelbagai rintangan yang ia hadapi —pelbagai rintangan yang juga kita hadapi—yang terkait dengan zaman ia hidup. Kisah 26:18 dapat digunakan sebagai pelajaran tekstual berisi lima poin mengenai apa yang harus kita capai sebagai pemenang jiwa dan mengenai apa yang akan terjadi ke atas diri seseorang yang dirubah untuk Kristus.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
...
Catatan Akhir:
- 1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
- 2 J.W. Roberts, Acts of Apostles, Part 1 (Austin, Tex.: R.B. Sweet Co., 1967), 66.
- 3 Belakangan Saulus dikenal juga sebagai Paulus (Kisah 13:9 dan seterusnya). Pelajaran ini dan tiga berikutnya memakai nama "Saulus" dan "Paulus" dalam mengacukan rasul itu.
- 4 Tiga kali penceritaan ini membuktikan pentingnya peristiwa ini.
- 5 Kebiasaan Lukas adalah tidak menggandakan karya tulisnya. Karena isi khotbah Paulus rencananya akan ia berikan belakangan, maka dalam pasal 9 Lukas tidak mencantumkan hal-hal terperinci yang akan ia berikan belakangan. Harus diingat bahwa ketiga kisah itu sedikit bervariasi dikarenakan adanya penekanan beberapa fakta kepada beberapa pendengar yang berbeda. Ketiga kisah itu tidaklah bertentangan, melainkan saling melengkapi.
- 6 Pada dasarnya saya akan menggunakan kisah dalam pasal 9 dan memberikan informasi tambahan dari pasal 22 dan 26 dengan menggunakan tanda kurung ditambah acuan catatan akhir untuk menunjukkan sumber-sumbernya. Dalam teks Kitab Suci yang dikutip, bila muncul kata-kata dalam tanda kurung atau tanda kurung besar tanpa acuan catatan akhir, maka kata-kata itu adalah kata-kata yang saya tambahkan. Dalam banyak kasus, pelbagai perubahan itu memang diperlukan untuk merubah pendekatan orang pertama dalam pasal 22 dan 26 kepada pendekatan orang ketiga dalam pasal 9.
- 7 Para pengikut Yesus tidak disebut "Kristen" sampai Kisah 11:26, namum untuk antisipasi, dalam pelajaran ini saya kadang-kadang akan menggunakan istilah Kristen untuk memberikan keberagaman cara saya dalam mengacukan murid-murid Tuhan itu.
- 8 Kisah 21:39; 22:3. Tarsus adalah pusat perdagangan dan juga pusat pengetahuan. Lihat peta.
- 9 Arti nama Saulus adalah "dipanggil Allah."
- 10 Kekayaan itu tersirat dalam banyak fakta, termasuk ini: (1) Paulus tahu "apa itu kelimpahan" (Filipi 4:12). Karena ia tidak hidup dalam kelimpahan setelah menjadi orang Kristen, maka hal ini kemungkinan mengacu kepada kehidupan dia sebelumnya. (2) Orang tuanya mampu menyekolahkan dia ke Yerusalem. (Lihat 16:37; 22:25-29.) Kita tidak tahu bagaimana cara keluarga Paulus memperoleh status warga negara Romawi. Mungkin seorang leluhurnya telah melakukan jasa khusus bagi pemerintah Romawi. 11Kisah 26:5. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 12 Pelbagai tulisan dan khotbah Paulus mencakup lebih dari dua ratus acuan Kitab Suci, berasal hampir dari setiap kitab dalam Perjanjian Lama.
- 13 Terlepas dari status ekonominya, setiap anak laki-laki Yahudi diajar ilmu niaga. Orang Yahudi percaya bahwa kegagalan dalam mengajar seorang anak laki-laki Yahudi untuk bekerja adalah sama dengan mengajar anak itu mencuri. Saulus dididik sebagai pembuat tenda (18:3).
- 14 Ia berkata bahwa "sejak masa muda[nya]," ia hidup di Yerusalem (26:4), dan ia telah "dibesarkan" di kota itu (22:3). Kemungkinan ia dikirim ke Yerusalem sekitar usia tiga belas tahun, ketika ia telah dianggap sebagai "anak firman" (bar mitzvah). Kisah 23:16 dianggap oleh beberapa orang sebagai petunjuk bahwa Paulus memiliki seorang saudara perempuan, yang dengannya kemungkinan ia menumpang hidup ketika menjadi siswa, namun 21:15, 16 kemungkinan menunjukkan bahwa saudara perempuannya itu tidak tinggal di Yerusalem.
- 15 Kisah 22:3. Mengenai Gamaliel, lihat catatan tentang 5:34.
- 16 Kisah 22:3 bicara tentang kualitas kedua (lihat juga Filipi 3:6). Yang pertama dan ketiga disimpulkan dari kehidupannya dan surat-suratnya.
- 17 Kita tidak tahu apakah ia anggota Sanhedrin atau bukan, namun ini akan menjadi penjelasan yang paling wajar bagi perkataan "tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati" (Kisah 26:10). Beberapa orang keberatan, alasannya para anggota Sanhedrin haruslah orang yang sudah menikah, sedangkan Paulus tidak menikah (1Korintus 7:8). Bagaimanapun, isteri Paulus mungkin sudah meninggal dunia (Filipi 3:8; 1Korintus 7:10, 11). Beberapa keberatan lain telah pula dilontarkan, termasuk umur Saulus yang masih muda. Ini merupakan sebuah pertanyaan yang mungkin tidak pernah terjawab.
- 18 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 439.
- 19 Lihat catatan tentang 7:58 di halaman 51.
- 20 Karena Paulus kemungkinan tidak pernah bertemu langsung dengan Yesus selama hidup-Nya di dunia, maka kemungkinan besar Paulus berada di luar kota (kemungkinan di Tarsus) selama masa tiga setengah tahun pelayanan pribadi Yesus, dan kemudian ia kembali ke Yerusalem ketika agama Kristen mulai tumbuh subur (bahkan ada kemungkinan ia dipanggil pulang oleh Sidang).
- 21 Lihat catatan tentang 5:34-40.
- 22 Lihat catatan tentang 8:1-4 untuk ringkasan penganiayaan ini.
- 23 Karena pada dasarnya hukum Romawi melarang Sanhedrin melaksanakan hukuman mati (lihat catatan tentang Stefanus, beberapa orang mengira bahwa Paulus melebih-lebihkan ucapannya dan hanya Stefanus yang benar-benar telah dihukum mati oleh para pemimpin Yahudi. Bagaimanapun, Sidang yang dapat membunuh satu orang Kristen meskipun berlawanan dengan hukum Romawi dapat pula membunuh ratusan orang Kristen. Jika perkataan Paulus diartikan secara apa adanya, maka ia benar-benar "seorang pembunuh masal."
- 24 Pendapat-pendapat legal lainnya mungkin ikut dilibatkan. Sebagai contoh, hukum Romawi mengizinkan Sanhedrin membawa pulang para buronan ke Yerusalem.
- 25 Lihat catatan tentang 18:15 dan 25:19 dalam pelajaran yang akan datang.
- 26 Kisah 26:11. Lukas tidak mencatat kota-kota mana saja yang Saulus telah singgahi sebelum ia pergi ke Damsyik, namun di utara, timur, dan selatan Yudea terdapat banyak "kota asing."
- 27 Kata "pembunuh" menguatkan fakta bahwa Saulus tidak berhenti hanya sampai pada kematian Stefanus. Seorang dengan "dengus membunuh" tidak akan menempuh perjalanan sejauh 225 kilometer hanya untuk "menampar lengan" orang lain.
- 28 Kayafas.
- 29 Kisah 22:5.
- 30 Kisah 22:5.
- 31 Menurut Josephus, kota Damsyik memiliki populasi besar orang Yahudi dan banyak sinagoga.
- 32 Beberapa orang berspekulasi bahwa di bawah hukum Romawi, Saulus hanya diizinkan untuk membawa pulang orang Kristen yang telah melarikan diri dari Yerusalem, namun kata-kata yang digunakan di sini menunjukkan bahwa ia berencana untuk membawa pulang "siapa saja" dan "semua" (ay. 14) orang Kristen yang dapat ia temui. Bahkan Ananias, orang yang tidak melarikan diri dari Yerusalem, merasa enggan mendekati dia.
- 33 Inilah kali pertama kita melihat istilah ini digunakan oleh Lukas untuk mengacukan agama Kristen. Ia suka sekali dengan istilah ini (19:9, 23; 22:4; 24:22). Istilah ini mengacukan agama Kristen sebagai "Jalan Keselamatan" (16:17) dan "Jalan Tuhan/Allah" (18:25, 26), dan istilah ini mengingatkan kita akan perkataan Yesus dalam Yohanes 14:6.
- 34 Kisah 22:5.
- 35 Lihat peta dalam pelajaran ini.
- 36 Belakangan teks itu mengatakan bahwa teman-temannya menuntun dia masuk ke kota Damsyik (9:8). Perkataan itu lebih dapat dicocokkan kepada perjalanan mereka dengan kaki daripada dengan naik kuda atau naik kereta kuda.
- 37 Karena Paulus adalah orang Farisi, bisa jadi ia telah mengasingkan dirinya dari teman-teman seperjalanannya yang manahal itu dapat memberi dia lebih banyak waktu untuk mawas diri. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 38 Salah satu rute perjalanan dari Yerusalem ke Damsyik ada yang melalui Galilea. Jika Saulus mengambil rute ini. Ia kemungkinan telah melihat (dan mendengar) banyak bukti tentang perbuatan hebat Yesus di situ.
- 39 Banyak orang yang mendukung adanya pergolakan batin dalam diri Saulus berbuat itu untuk mempromosikan penjelasan yang wajar bagi perubahan hidup Saulus. Mereka menggambarkan Saulus sebagai orang yang sangat dipenuhi penyesalan sehingga ia siap menerima apa saja (bahkan sebuah badai elektris)sebagai sebuah tanda ilahi!
- 40 Kisah 22:6. 41Kisah 22:6
- 42 Kisah 26:13
- 43 Kisah 26:13
- 44 Kisah 26:14. "Bahasa Ibrani" di sini mengacu kepada bahasa Aram. Dalam teks Yunani, ejaan bahasa Aram untuk "Saulus" didasarkan pada perkataan Yesus, bukan pada bahasa Yunani. Di tempat-tempat lainnya, dalam riwayat perubahan hidup Saulus, ejaan yang digunakan untuk "Saulus" adalah ejaan Yunani.
- 45 Dalam tulisan Lukas, kapan saja Tuhan memanggil nama orang sebanyak dua kali, orang itu pasti dalam masalah! Lihat Lukas 10:41; 13:34; 22:31.
- 46 Kisah 26:14. Galah itu panjang, tongkat penunjuk (kadang-kadang ujungnya diberi besi) yang dipakai untuk mendorong binatang. Karena merasa tidak nyaman, binatang-binatang yang keras kepala akan menendang ke belakang ketika didorong dengan galah itu. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan Saulus merupakan perbuatan Tuhan yang "mendorong" dia untuk menjadi orang Kristen, namun sampai titik itu, Saulus tetap melawan-sehingga merugikan dia sendiri. Terus-terusan melawan akan dapat menimbulkan kerusakan kekal.
- 47 Teks berikutnya hanya menyebutkan bahwa Saulus mendengar Yesus, namun nas-nas selanjutnya mengatakan bahwa Saulus juga melihat Tuhan (9:17, 27; 1Korintus 9:1; dll.).
- 48 Kisah 22:8.
- 49 Beberapa orang percaya bahwa "duri dalam daging" Paulus (2Korintus 12:7-10) adalah penyakit epilepsi. Kita tidak tahu persis apakah bentuk penderitaannya itu.
- 50 Perubahan dramatis yang terjadi dalam diri Saulus adalah bukti bahwa ia memang telah melihat Tuhan yang telah bangkit.
- 51 Untuk melihat implikasi teologis selanjutnya tentang perkataan Yesus, lihat poin utama dalam bagian pertama pelajaran ketiga "Nasihat Orang Dewasa Untuk Bayi Dalam Kristus."
- 52 Aplikasi pribadi dapat diterapkan ke atas para anggota gereja. Ketika kita menganiaya saudara dan saudari kita dalam Kristus, kita menganiaya Kristus!
- 53 Ini merupakan tantangan yang sama yang diberikan kepada para rasul dalam 1:8.
- 54 Ini merupakan satu acuan kepada penampakkan Yesus kepada Saulus di jalan.
- 55 Yesus beberapa kali menampakkan diri kembali kepada Saulus (18:9, 10; 22:17-21; 23:11; lihat juga 2Korintus 12:1-4, 7).
- 56 Janji perlindungan ilahi ini sudah tentu punya peranan terhadap keberanian Saulus yang menakjubkan itu ketika ia menyebarkan injil.
- 57 Beberapa orang percaya bahwa 26:16-18 adalah ringkasan tentang semua hal yang Yesus katakan kepada Saulus, secara pribadi maupun melalui Ananias. Bagaimanapun, karena isi pidato Paulus kepada Agripa sepertinya menunjukkan bahwa Yesus mengatakan semuanya itu ketika Ia menampakkan diri kepada Saulus di jalan, maka saya memasukkannya ke dalam pelajaran ini pada poin ini.
- 58 Dalam teks NASB, setiap tujuan itu didahului dengan kata "to."
- 59 Tampaknya tidak mungkin ada orang Kristen mana saja yang akan sudah mendekati Saulus untuk menginjili dia (lihat reaksi Ananias belakangan).
- 60 "Harus" adalah kata yang tegas. Apa yang akan diberitahukan kepada Saulus tidak akan bersifat pilihan.
- 61 Penglihatan tentang Yesus yang telah bangkit adalah untuk mata Saulus saja (1 Korintus 15:8).
- 62 Para pengecam sudah berusaha menemukan pelbagai kontradiksi mengenai orang-orang yang berjalan bersama Saulus: "Mereka jatuh, namun mereka berdiri; mereka mendengar, namun mereka tidak mendengar." Mengenai yang pertama, kemungkinan mereka jatuh lalu berdiri lagi, atau "berdiri membisu" adalah sebuah gaya bahasa (seperti halnya "Saya tidak dapat bertahan lebih lama lagi"). Mengenai yang kedua, NASB mungkin memiliki gagasan yang tepat: Mereka mendengar bunyi suatu suara, tetapi mereka tidak dapat memahami suara yang terucapkan itu (untuk kejadian serupa, lihatlah Yohanes 12:29). Adalah mungkin juga bahwa "suara" yang didengar oleh orang-orang itu adalah suara Saulus (9:7), sedangkan suara Yesus tidak kedengaran oleh mereka (22:9).
- 63 Kisah 22:11.
- 64 Sampai kini jalan itu masih ada di Damsyik. Panjangnya sekitar 1,6 kilometer dan hanya memiliki lima kelokan tumpul (berbeda dengan banyak jalan yang berkelok-kelok di kota kuno).
- 65 Ini kemungkinan adalah rumah yang Saulus rencanakan untuk dijadikan markas ketika ia mencari-cari orang Kristen.
- 66 Air mata tersirat di sini.
- 67 Kisah 9:11. Isi doanya mungkin mirip dengan pemungut cukai itu: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini!" (Lukas 18:13).
- 68 Jika yang dipakai adalah perhitungan waktu orang Yahudi, hari pertama adalah hari Tuhan menampakkan diri kepada Saulus, hari kedua adalah hari setelah penampakan itu, dan hari ketiga adalah hari berikutnya-hari dimana Ananias menemui Saulus.
- 69 Beberapa orang mengatakan bahwa Saulus tidak makan dan minum sebab ia ditinggal sendirian dan tidak seorang pun membawa makanan dan minuman untuk dia. Ini kelihatannya tidak mungkin. Ia kemungkinan berpuasa sebagai tanda penyesalan yang mendalam (band. Yunus 3:7) atau karena ia begitu sedihnya sehingga tidak punya nafsu makan.
- 70 Ini adalah kali pertama Saulus memanggil Yesus sebagai "Tuhan" (9:5; 22:8), mungkin itu merupakan suatu gelar kehormatan, sebab ia tidak tahu siapa Yesus sebelumnya. Bagaimanapun, pada kali keduanya (22:10), ia memang mengetahui siapa yang telah berbicara kepada dia-dan mengakui Yesus sebagai "Tuhan."
- 71 Haruslah ditekankan bahwa rencana Allah adalah manusia memberitahu manusia apa yang harus dilakukan untuk diselamatkan (itulah sebabnya mengapa Yesus tidak mengatakan kepada Saulus apa yang harus ia lakukan). Fakta ini disinggung dalam perubahan hidup seorang sida-sida dan akan ditekankan dalam perubahan hidup Kornelius.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh ...
PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh berantai, menjadi berita utama. Baptisannya yang baru-baru ini dilakukan juga menjadi perhatian media masa.1
Seorang saudari dalam Kristus, Mary Mott dari Arlington, Virginia, pernah menonton suatu wawancara televisi yang menampilkan Dahmer dan ayahnya. Saudari ini berpikir, "Kedua orang ini hidupnya hampa. Mereka sedang menggapai sesuatu, namun mereka tidak tahu apa yang sedang mereka gapai."2Saudari ini lalu mengirimkan sepucuk surat, satu kursus tertulis World Bible School, dan satu Alkitab. Pada saat yang hampir bersamaan, Curtis Booth, seorang saudara dalam Kristus dari Crescent, Oklahoma, mengirimkan juga satu kursus Alkitab kepada Dahmer. Dahmer berhasil menyelesaikan kedua kursus itu dan menyurati Mott dan Booth untuk minta dibaptis.
Roy Ratcliff, seorang pengkhotbah untuk gereja Tuhan di Madison, Wisconsin, dihubungi. Setelah berbicara dengan Dahmer dan membuat pengaturan yang diperlukan, ia membaptiskan Dahmer di dalam bak mandi penjara. Selama bulan-bulan berikutnya, Ratcliff terus belajar Alkitab bersama Dahmer. Belakangan Ratcliff menulis, Hampir setiap orang mempertanyakan ketulusan hati Jeffrey. Tetapi saya berada di situ, sedangkan para penanya itu tidak ... Saya yakin bahwa ia benar-benar tulus dalam keinginannya ... Ia telah menerima kenyataan bahwa ia akan mati di dalam penjara. Dengan baptisan itu Jeffrey tidak memperoleh apapun juga dalam kehidupan ini; ia telah memperoleh segala-galanya untuk kehidupannya yang akan datang.3
Ratcliff belajar bersama Dahmer sehari sebelum hari Pengucapan Syukur tiba. Lima hari kemudian, 28 Nopember 1994, Dahmer dipukuli dan dibunuh oleh sesama tawanan.
Mary Mott pernah ditanya apakah ia menganggap Dahmer benar-benar selamat atau tidak. "Saya yakin Paulus pernah kesulitan dalam meyakinkan umat Kristen saat itu bahwa ia telah berubah," ujarnya, "namun sekarang kita tidak mempertanyakan ketulusan hatinya."4
Jeffrey Dahmer dan rasul Paulus—bisakah ada persamaaan di antara keduanya itu? Mulanya dengan tegas kita jawab, "Tidak!" Membandingkan seorang pembunuh masal yang terlibat dalam pelbagai perbuatan yang tak terkatakan dengan salah seorang paling agung yang pernah hidup kelihatannya hampir seperti penghujatan. Kemudian kita teringat bahwa Paulus sendiri menggolongkan dirinya sebagai orang " yang paling" berdosa (1Timotius 1:15; huruf miring oleh saya).
Beberapa persamaan dapat ditarik antara Dahmer dan Paulus. Keduanya bertanggung jawab atas kematian banyak korban yang tidak bersalah. Perubahan hidup mereka terjadi dengan tidak terduga, nyaris mengejutkan. Keduanya memiliki kesulitan dalam meyakinkan orang lain bahwa hidup mereka sudah berubah. Setelah mereka dibaptis, banyak orang berusaha membunuh mereka.
Bagaimanapun, yang paling berarti adalah bahwa kedua perubahan hidup itu memberikan kesaksian bahwa bagi Allah tidak ada "hal-hal yang mustahil." Jika Dahmer dan Paulus dapat diselamatkan, siapa saja dapat juga diselamatkan! Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada Saulus di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang Saulus untuk menyebarkan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Kita mengakhirinya ketika Saulus, yang dibutakan oleh cahaya terang, sedang dituntun masuk ke kota Damsyik dan dibawa ke sebuah rumah di jalan yang bernama Jalan Lurus. Marilah kita angkat kisah mengenai peristiwa ini.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat S...
KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat Saulus dengan segeranya mulai menggunakan talentanya bagi Tuhan (9:19-31), namun kita harus meninggalkan topik itu untuk pelajaran akan datang. Untuk sekarang ini kita harus sudahi di sini. Sambil kita menyudahi, marilah kita kembali kepada pembahasan pertama dalam pelajaran ini: Jika Jeffrey Dahmer dan Saulus dari Tarsus dapat diselamatkan, siapa saja dapat pula diselamatkan. Paulus sendiri menekankan kebenaran ini dalam 1Timotius 1. Setelah mengatakan, "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa," ia lalu menambahkan: "Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal" (1 Timotius 1:15, 16).
Saya tidak tahu kondisi rohani Anda. Saya tidak tahu seberapa jauh Anda sudah masuk ke dalam dosa. Saya tidak tahu dosa ngeri apa yang Anda mungkin telah lakukan. Bagaimanapun, saya tahu hal ini: Dosa Anda tidaklah lebih buruk daripada dosa Paulus. Kesalahan Anda tidaklah lebih besar daripada kesalahannya. Rahmat dan kasih karunia Tuhan adalah cukup untuk menyelamatkan jiwa Anda. Oleh sebab itu, jika selama ini Anda menolak mentaati Tuhan, janganlah menunggu-nunggu lagi. "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan" (22:16)!
CATATAN KHOTBAH
Sebuah khotbah yang menarik tentang Ananias dapat dikhotbahkan. Satu judul yang baik mungkin berbunyi "Seorang Murid Tertentu" (9:10). Dapat pula dicatat bahwa sejauh yang tercatat, Ananias "hanya seorang anggota biasa" dari gereja di Damsyik, namun begitu ia telah memberikan dirinya untuk dipakai oleh Allah dalam cara yang menakjubkan.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
2 Melissa Prichard...
Catatan Akhir:
- 1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
- 2 Melissa Prichard Lester, "The Courage to Convert," Christian Woman 11 (March/April 1995): 64.
- 3 Roy Ratcliff, "The Baptism of Jeffrey Dahmer," Christian Woman 11 (March/April 1995): 16.
- 4 Lester, 64.
- 5 Ia buta, ia sesat, dan tidak tahu apa yang akan diperbuat. "Ditinggalkan dalam kegelapan" dapat menjadi satu bahasa kiasan yang artinya "ditinggalkan dalam ketidak-tahuan." Satu-satunya "pencerahan" yang Saulus miliki selama tiga hari itu adalah suatu penglihatan yang memberitahu dia bahwa Ananias akan datang (9:12).
- 6 Beberapa orang mengatakan bahwa tiga hari kegelapan itu bagaimanapun juga merupakan suatu hukuman, "untuk memberi waktu kepada Saulus merenungkan dosa-dosanya." Sudah tentu selama tiga hari itu Saulus menderita, namun untuk mengatakan bahwa itu merupakan tujuan utama dari penundaan itu kelihatannya tidak sejalan dengan kemurahan Allah.
- 7 Lihat catatan tentang 9:21.
- 8 Saya memakai istilah "penginjil" dalam pengertian bahwa Ananias menyampaikan berita dari Tuhan kepada Saulus. Tidak ada petunjuk bahwa Ananias adalah seorang penginjil tetap.
- 9 Nama "Ananias" artinya "Yehovah Pengasih," julukan yang tepat bagi seseorang yang bertugas menyampaikan kasih karunia Allah kepada Saulus.
- 10 Lihat ayat 15.
- 11 Ia sudah menjadi seorang Yahudi yang baik sebelum berubah ke agama Kristen dan tetap dihormati oleh orang-orang Yahudi. Mungkin ia dipilih karena penghormatan orang-orang Yahudi terhadap dia akan memberikan kepercayaan yang lebih besar terhadap kesaksiannya kepada masyarakat Yahudi tentang perubahan hidup Saulus.
- 12 Komentar ini disadur dari pelajaran Rick Atchley, "From Bother to Brother," yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 15 September 1985.
- 13 Ini merupakan kali pertama kata "orang-orang kudus" digunakan dalam kitab Kisah untuk mengacukan umat Kristen (lihat juga Kisah 9:32, 41; 26:10). Lihat "Orang Kudus" dalam Daftar Kata.
- 14 Karena Ananias hanya "mendengar" tentang apa yang Saulus telah perbuat di Yerusalem, maka tampaknya ia bukan salah seorang yang dipencarkan dalam Kisah 8. Mungkin hidupnya dirubah oleh orang-orang yang dipencarkan itu.
- 15 Para pakar telah lama memikirkan bagaimana Ananias mengetahui hal ini. Beberapa orang berteori bahwa beberapa pelari Kristen mendahului Saulus dan rombongannya tiba di Damsyik. Ingatlah bahwa beberapa hari telah berlalu sejak Saulus masuk ke Damsyik. Setiap orang di kota itu membicarakan Saulus dan rencana misinya (simaklah ayat 21).
- 16 Kata Yunani yang diterjemahkan "alat" artinya "wadah/bejana" (lihat KJV) dan mengacu kepada wadah yang berharga (Saulus) untuk isi yang berharga (injil). Paulus belakangan menyadur kiasan ini, menggambarkan dirinya dalam peranan yang lebih bersahaja (2Korintus 4:7).
- 17 Ini merupakan kali pertama bangsa non-Yahudi secara khusus disebut dalam teks sebagai bagian dari rencana Allah. Bagaimanapun, secara kronologis 26:17 merupakan yang pertama kali terjadi, akibatnya catatan saya tentang bangsa non-Yahudi muncul lebih awal, bersama dengan pembahasan tentang 26:17.
- 18 The Agony and the Ecstasy adalah judul sebuah novel tentang kehidupan Michelangelo yang ditulis oleh Irving Stone.
- 19 Kisah 25:11, 12. Pada saat itu Nero adalah Kaisar yang sedang bertakhta. Kitab Kisah berakhir sebelum Paulus diadili oleh Nero, namun kita tahu hal ini terjadi karena janji Tuhan kepada Paulus (27:23, 24).
- 20 Yesus tidak mengetengahkan gambaran palsu tentang apa yang Saulus bisa harapkan jika ia memutuskan untuk menerima tantangan Tuhan. Kita juga tidak boleh mengarahkan para bakal calon orang Kristen untuk percaya bahwa mereka tidak akan menemui persoalan jika mereka menerima Kristus (simaklah 14:22). Untuk melihat sebagian penggenapan perkataan Yesus mengenai penderitaan Saulus, lihatlah 2Korintus 11:23-28.
- 21 Tidak perlu berspekulasi tentang "bagaimana Ananias menerima kemampuan untuk menyembuhkan." Ini bukanlah suatu mujizat penyembuhan fisik. Kebutaan itu sendiri adalah supernatural, begitu juga dengan pemulihan penglihatannya. Dalam segala hal yang Ananias lakukan dan katakan, ia adalah wakil Tuhan. Seakan-akan Yesus sendirilah yang berbicara dan berbuat.
- 22 Istilah "saudara" tidak membuktikan Saulus sudah selamat. Bagi orang Yahudi (bahkan Yahudi Kristen) adalah hal biasa untuk memanggil sesama orang Yahudi (bahkan orang Yahudi non-Kristen) sebagai "saudara" (22:1). Bagaimanapun, istilah "saudara" yang penuh kasih sayang bisa menunjukkan suatu perubahan hati di pihak Ananias.
- 23 Ungkapan "seolah-olah selaput" "gugur" menunjukkan bahwa sesuatu yang terjadi itu dapat dilihat oleh orang-orang yang hadir ketika Saulus dapat melihat kembali.
- 24 Ini menganggap perkataan itu memang diucapkan oleh Yesus di jalan itu. Lihat catatan tentang 26:16-18.
- 25 "Yang Benar" merupakan acuan kepada Yesus (3:14; 7:52).
- 26 Ananias tidak secara khusus menyebut bangsa non-Yahudi, namun istilah itu tercakup dalam "semua orang."
- 27 Ungkapan "menjadi saksi ... tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar" merupakan penggambaran alkitabiah paling baik tentang makna utama dari kata "saksi".
- 28 "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Beberapa cara dimana hal ini dinyatakan pada saat upacara baptisan adalah (1) pengakuan nama-Nya sebelum baptisan dan (2) menyeru nama-Nya pada saat baptisan. Kita harus terus "menyeru nama-Nya" setelah dibaptiskan (lihat gambaran tentang orang Kristen dalam 9:14; lihat juga Matius 10:32, 33).
- 29 Bahwa Saulus telah bertobat dari dosa-dosanya dibuktikan oleh kesedihannya yang saleh selama tiga hari.
- 30 Yang disebut dengan "doa orang berdosa," doa yang tidak dikenal dalam Kitab Suci, adalah doa meminta pengampunan dari Allah yang didasarkan pada pengakuan Yesus sebagai Juruselamat. Doa itu diciptakan oleh manusia, bukan oleh Allah.
- 31 Beberapa orang berpendapat bahwa orang dapat dibaptis dengan air yang dipercikkan atau dituang di atas kepalanya. Jika benar begitu, Saulus juga sudah dalam posisi tubuh yang sempurna untuk hal itu, namun Ananias berkata, "Bangunlah, dan beri dirimu dibaptis." Saulus harus bangkit berdiri dan pergi ke suatu tempat untuk dibaptis-sebab kata "dibaptis" artinya"dibenamkan."
- 32 Seorang sahabat saya mengatakan bahwa ia telah bekerja dengan banyak orang yang lebih baik mati daripada mengaku bersalah.
- 33 Band. 2Raja-Raja 5:12. Banyak kolam air yang cocok tersedia juga di situ.
- 34 "Dipenuhi dengan" artinya "dikendalikan oleh." Kata itu dapat digunakan dalam pengertian mujizatiah atau non-mujizatiah (Efesus 5:18). Pada poin tertentu, Saulus/ Paulus telah "dipenuhi dengan Roh" dalam pengertian mujizatiah. Kita tidak dapat mengatakan apakah Saulus menerima kemampuan mujizatiah atau tidak pada saat Ananias mendatangi dia, namun ia pasti telah menerima Roh sebagai karunia ketika ia dibaptis. Lebih aman bagi kita untuk mengatakan bahwa menetapnya Roh merupakan apa yang ada dalam pikiran Ananias saat ia berbicara mengenai Saulus yang "dipenuhi dengan Roh."
- 35 Tukang kebun membasmi rumput liar supaya bunga-bunga dapat tumbuh, dan kita berusaha menghalau kegelapan supaya timbul terang.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PELBAGAI RINTANGAN BAGI ORANG KRISTEN BARU (Kis 9:19-31; 22:17-21)
Rasul Paulus sering membandingkan kehidupan Kristiani dengan suatu perlombaan (1Ko...
PELBAGAI RINTANGAN BAGI ORANG KRISTEN BARU (Kis 9:19-31; 22:17-21)
Rasul Paulus sering membandingkan kehidupan Kristiani dengan suatu perlombaan (1Korintus 9:24-27; 2Timotius 4:7, 8). Bagi beberapa orang, kehidupan Kristiani bagaikan lomba lari cepat; orang-orang itu mampu berlari dengan kecepatan penuh di sepanjang lintasan. Bagi kebanyakan dari kita, kehidupan Kristiani adalah lomba maraton, suatu perlombaan daya tahan. Bagaimanapun, perlombaan yang Paulus hadapi lebih menyerupai lomba lari lintas gawang tinggi. Begitu ia keluar dari air baptisan, ia punya pelbagai rintangan yang harus disingkirkan, pelbagai hambatan yang harus diatasi. Dalam pelajaran ini, kita akan melanjutkan kajian kita tentang pelayanan mula-mula Paulus. Sambil melakukan hal itu, kita akan memperhatikan beberapa rintangan yang Paulus hadapi. Karena tantangannya itu serupa dengan tantangan yang dihadapi juga oleh para bayi dalam Kristus, maka kita ingin secara khusus melihat bagaimana dia mengatasi pelbagai rintangan tersebut.
RINTANGAN KEGAGALAN (Kis 9:19-22)
Bagi orang tua, salah satu saat paling menggembirakan adalah ketika anak mereka mulai dapat melangkahkan kakinya untuk pertama kali. Ia melangkah selangkah, lalu jatuh. Belakangan, ia mencoba kembali. Setelah melangkah dua langkah, sekali lagi ia tersungkur ke tanah. Sedikit demi sedikit ia melangkah dua langkah sebelum terjatuh lagi, kemudian tiga langkah, kemudian makin bertambah banyak. Saya senang menonton filem keluarga yang berisi rekaman langkah-langkah awal anak perempuan kami nomor dua, Debbie. Sebenarnya Debbie tidak belajar jalan biasa tetapi belajar lari. (Sampai kini ia masih belum bisa memperlambat gerakannya!) Bagaimanapun, dalam filem itu Debbie beberapa kali jatuh terguling selagi ia berjalan tertatih-tatih. Renungkanlah ini: Bagaimana jika Debbie tidak bangkit lagi setelah mencoba melangkah dua atau tiga kali? Sekarang ini kami tentunya akan memiliki seorang anak perempuan dewasa yang harus digotong-gotong ke sana ke mari ! Para bayi dalam Kristus harus belajar berjalan sebagaimana yang para bayi lakukan—dan mereka juga akan masih sering tersandung dan jatuh, bahkan mungkin akan lebih sering dibandingkan bayi-bayi lain mana saja. Pertanyaannya bukanlah "Akankah orang Kristen baru kadang-kadang gagal menjalani kehidupan dan pelayanan Kristiani yang idealis?" Kitab Suci dan pengalaman kita memberitahukan bahwa mereka akan gagal. Pertanyaan yang penting adalah "ketika mereka jatuh, akankah mereka bangkit lagi dan terus berusaha?"
Saulus kelihatannya memandang pelbagai upaya awalnya di Damsyik dan Yerusalem sebagai kegagalan. Belakangan ia menulis bahwa pelarian dia dari Damsyik pada tengah malam sebagai contoh kelemahan (2Korintus 11:30, 32, 33). Ketika belakangan ia berbicara tentang pelariannya dari Yerusalem, ia menunjukkan bahwa ia pergi dengan berat hati (Kisah 22:17-21). Namun begitu, Saulus mampu menyingkirkan rintangan kegagalan itu melalui iman. Ia tidak menyerah, ia memperbaiki diri dan berusaha lagi.
Sambil Anda memulai kehidupan Kristiani Anda, belajarlah dari Saulus: Jangan biarkan kegagalan menjadi faktor penentu. Bila Anda jatuh, bangkitlah1dan berusaha lagi. Itulah satu-satunya cara belajar jalan. Menyerah dan berdiam diri mungkin akan lebih aman, namun tindakan itu akan melumpuhkan rohani Anda, dan Anda akan selalu bergantung pada orang lain!2
Baru-baru ini saya dan isteri saya meluangkan waktu di Brasov, Romania. Saya terkesan dengan kemajuan orang-orang Kristen baru di situ. Dalam pelayanan ibadah mereka, hampir setiap anak muda membaca Kitab Suci, memimpin doa, memimpin pujian, atau memberi ceramah singkat. Para pemuda Kristen ini belum tiba pada titik "bermain aman" dan berusaha untuk tidak dipermalukan. Mereka bertumbuh dengan mencoba-coba —termasuk membuat pelbagai kesalahan.
RINTANGAN PENGANIAYAAN (Kis 9:23-25).
Dalam pelajaran kita sebelumnya kita telah melihat bahwa setelah dibaptis Saulus mulai memberitakan injil di dalam pelbagai sinagoga di Damsyik. Kita juga telah pelajari bahwa pada suatu ketika ia pergi ke daerah gurun pasir Arab. Setelah pulang dari Arab, ia mulai lagi memberitakan injil di Damsyik. "Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus" (ay. 23). Karena tidak dapat menaklukkan lidah Saulus dengan argumentasi, maka mereka berusaha menaklukkannya dengan kematian.3
Seseorang pernah berkata bahwa "kemartiran adalah cara dunia untuk menghancurkan bukti."4 Ayat 24 berkata, "Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus.5Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia." Dalam tulisannya kepada jemaat Korintus, Paulus menambahkan tulisan yang membingungkan ini: "Di Damsyik wali negeri6[bawahan] raja Aretas7menyuruh mengawal kota orang-orang Damsyik untuk menangkap aku"
(2Korintus 11:32). Saya katakan membingungkan sebab, pertama kita tidak tahu otoritas apa yang dimiliki raja Arab Aretas di Damsyik, yang biasanya dikontrol oleh bangsa Romawi.8Namun begitu, yang lebih membingungkan adalah fakta bahwa orang Yahudi dan orang Arab tampaknya bekerja sama dalam upaya mereka membunuh Saulus! Kerja sama orang Yahudi dan orang Arab tidaklah lazim9baik dahulu maupun sekarang! Mungkin orang-orang Yahudi di Damsyik itu memiliki pengaruh politik yang sangat kuat;10mungkin baik orang Yahudi maupun orang Arab sama-sama memandang Saulus sebagai ancaman.11Apapun alasannya, semua sumber daya di Damsyik telah dikerahkan dalam upaya membunuh satu orang! Kisah pelarian Saulus merupakan salah satu kisah terbaik dalam Perjanjian Baru: "Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya12mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang" (Kisah 9:25). Belakangan Paulus menulis, "Dalam sebuah keranjang13aku diturunkan dari sebuah tingkap ke luar tembok kota" (2Korintus 11:33). Pada masa itu, membangun apartemen yang menempel dengan tembok kota adalah hal biasa (Yosua 2:15). Saya dapat membayangkan Saulus dikelilingi oleh para sahabat, yang berjubel dalam salah satu apartemen, ketika mereka dengan nada pelan tapi mendesak sedang membahas apa yang mereka harus perbuat. Akhirnya, seseorang meninggalkan ruangan dan kembali lagi dengan tali yang kuat tergulung di salah satu pundaknya, sambil membawa satu keranjang besar. Setelah isi keranjang itu dikeluarkan, ia berkata kepada Saulus, "Cobalah, apakah [keranjang ini] cukup besar!" Dalam beberapa menit kemudian Saulus diturunkan dari jendela ke dalam kegelapan malam. Saya dapat melihat tubuhnya terayun-ayun ke sana ke mari dalam kegelapan itu, terus-terusan menghantam dinding, dan akhirnya terlontar ke luar ketika keranjang itu menghantam tanah.
Ketika saya masih muda, saya menganggap pelarian Paulus sebagai petualangan yang menyenangkan. Bagi Paulus hal itu tidak menyenangkan, tetapi memalukan— cara yang paling hina yang pernah dilakukan orang dewasa untuk keluar dari kota! 14Pada awalnya ia berencana masuk ke kota Damsyik dengan pamer kekuasaan dan meninggalkannya dengan pamer kekuatan (dengan menyeret orang-orang Kristen terbelenggu yang menangis). Sebaliknya, ia masuk ke kota itu seperti seorang pengemis buta, dan sekarang ia meninggalkan kota itu seperti seorang tawanan yang diselundupkan!
Kalau saya jadi Saulus, setelah keluar dari kota, saya akan mencari tempat sepi untuk menyembunyikan diri sampai kemarahan mereka reda. Sebaliknya, Saulus malahan berangkat ke arah selatan menuju suatu kota yang penduduknya lebih membenci dia daripada penduduk Damsyik; ia menuju Yerusalem. Saulus menyingkirkan rintangan penganiayaan dengan ketekunan. Yesus memuji mereka "yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan" (Lukas 8:15).
Menjadi orang Kristen akan menjadi berkat bagi hidup Anda, baik sekarang maupun di akhirat nanti—namun itu tidak berarti kehidupan Kristiani adalah mudah. Dalam kehidupan Kristiani Anda, beberapa orang bahkan ada yang ingin mematahkan semangat Anda, berusaha menjegal Anda atau menjatuhkan Anda! Jika itu terjadi, ingatlah: "Iblis tidak ambil pusing terhadap orang yang tidak bernilai!" Seorang teman terlintas dalam pikiran saya. 15Sewaktu saya membaptis orang muda ini, ia begitu gembira dan menyangka semua orang yang mengenal dia akan ikut senang juga; namun teman-temannya menganggap dia gila, dan keluarganya merasa terhina. Ia berusaha mengkristenkan setiap orang yang ia kenal, mengira semua orang akan menerima ajaran Perjanjian Baru—namun nyatanya mereka tidak mau. Setiap kali orang muda ini dijatuhkan oleh orang lain, ia bangkit dan berusaha lagi. Karena ketekunannya itu, sekarang ini ia punya pengaruh yang tidak pernah sirna dalam jemaat dimana ia menjadi anggota aktif!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:19-31; 22:17-21)
Saulus tidak menemukan kehidupan Kristiani sebagai kehidupan yang mudah, tetapi ia juga tidak menemukan kehidupan ...
KESIMPULAN (KIS 9:19-31; 22:17-21)
Saulus tidak menemukan kehidupan Kristiani sebagai kehidupan yang mudah, tetapi ia juga tidak menemukan kehidupan itu sebagai kehidupan yang mustahil. Ia menemukan bahwa ia dapat meloncati rintangan apa saja dengan pertolongan Tuhan (Filipi 4:13)! Begitu juga kita. Jika kita berbuat sama, di penghujung hidup kita, ketika perlombaan bagi kita telah selesai, maka Tuhan menanti kita dengan mahkota kemenangan. Sebagaimana belakangan dikatakan oleh rasul itu, "Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya" (2Timotius 4:8).
Pasal 9 berakhir dengan salah satu laporan kemajuan yang biasa Lukas selipkan ke dalam kitab itu: "Selama beberapa waktu jemaat45di seluruh Yudea, Galilea46dan Samaria berada dalam keadaan damai. 47Jemaat itu dibangun 48dan hidup dalam takut akan Tuhan. 49 Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan ["dorongan"; NIV] Roh Kudus"50(9:31).
Kata-kata Lukas itu mengacu kepada gereja secara keseluruhan, namun gereja itu sendiri terdiri dari kumpulan orang seperti Anda. Kita tidak akan menyalahgunakan teks ini untuk mengatakan bahwa jika Anda mempelajari pelbagai pelajaran yang terdapat dalam kehidupan mula-mula Saulus sebagai orang Kristen,51maka secara pribadi Anda akan menikmati kedamaian dan akan terbangun secara rohani! Sambil Anda terus berada dalam "takut akan Tuhan dan dalam pertolongan dan penghiburan Roh Kudus," Anda pasti akan bertumbuh sebagai seorang anak Allah! Saya sungguh-sungguh berdoa semoga Anda akan melakukan hal itu!
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Gagasan tentang adanya rintangan/lintas gawang itu sendiri membawa kita kepada penyajian secara visual. Gambarlah beberapa gawang dalam sebuah lintasan lomba. Beri label "gagal," "penganiayaan," "masa lalu," "kedegilan," dan "kekecewaan" pada rintangan-rintangan tersebut. Lalu gambar juga seorang pelari yang melompati gawang-gawang itu satu persatu ("gambar orang" sederhana [seperti simbol di WC umum], atau seperti gambar yang digambar seorang anak, akan memadai). Tulislah bagaimana Saulus melintasi setiap gawang itu: Saulus melintasi gawang kegagalan dengan iman, gawang penganiayaan dengan ketekunan , gawang masa lalu dengan kesabaran , gawang kedegilan dengan ketundukkan, dan gawang kekecewaan dengan kesetiaan.
CATATAN KHOTBAH
Kisah 9:31 dapat digunakan sebagai bahan khotbah secara tekstual tentang "Tujuan bagi [nama jemaat lokal]": (1) Ketenangan ("jemaat ... dalam keadaan damai"); (2) Kesegaran ("dibangun"); (3) Kehormatan ("hidup dalam takut akan Tuhan"); (4) Kepemilikan ("oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus"); dan (5) Keberhasilan ("jumlahnya makin bertambah besar"). Tiga dari lima poin ini diambil dari C. Bruce White, "The Strength of the Early Church," The Preacher’s Periodical (kini Truth for Today), March 1987.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat catatan tentang 8:22, 24.
2 Lihat 1Korintus 3:1, 2; Ibrani 5:12-14. Nas-nas itu juga menyiratkan bahwa orang Kristen yang...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat catatan tentang 8:22, 24.
- 2 Lihat 1Korintus 3:1, 2; Ibrani 5:12-14. Nas-nas itu juga menyiratkan bahwa orang Kristen yang tidak pernah dewasa bisa hilang!
- 3 Mereka telah berusaha melakukan yang sama terhadap Yesus dan Stefanus.
- 4 Ini dikutip oleh Rick Atchley, "A Man Without a Congregation," Khotbah yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 22 September 1985.
- 5 Ini hal yang sering menimpa Paulus (14:4-6; 23:12-22). Umumnya orang-orang itu, bahkan yang bukan orang Kristen sekalipun, mengasihi Paulus atau membenci dia. Ia sering mempunyai teman-teman non-Kristen yang peduli terhadap keselamatan dia (19:31). Dalam semuanya ini, kita melihat adanya penyediaan Allah dalam melindungi Paulus. 6"Wali negeri" adalah wakil pribadi Raja Aretas di Damsyik. Kita tidak tahu berapa besar kekuasaannya. Para penerjemah KJV dan NIV beranggapan bahwa orang ini adalah "gubernur" kota.
- 7 Raja Aretas IV memerintah atas kerajaan Arab Nabatea-"Tanah Arab" tempat Saulus menetap untuk beberapa lama.
- 8 Damsyik kemungkinan dikontrol oleh Aretas untuk sementara (selama periode ini tidak ditemukan adanya koin Romawi). Kekuatan Arab itu kemungkinan berada di luar kota, menjaga pintu-pintu gerbang (Letak Damsyik berdekatan dengan tepi gurun Arab). Upaya wali negeri itu mungkin bersifat pribadi dan terbatas pada apa yang dapat dilakukan oleh jumlah penduduk Arab [yang amat banyak] dalam kota itu.
- 9 Kedua kelompok orang itu saling membenci karena pelbagai alasan. Beberapa tahun kemudian (66 M.), orang Arab Nabatea membunuh lebih 10,000 orang Yahudi di Damsyik!
- 10 Kelompok orang Yahudi yang hidup di Damsyik adalah besar .
- 11 Di Damsyik Saulus menimbulkan kerusuhan lewat pemberitaannya; mungkin ia juga menimbulkan kerusuhan ketika tinggal di tanah Arab!
- 12 "Murid-muridnya" merupakan istilah yang tidak lazim. Apapun alasan lainnya, istilah itu menunjukkan bahwa Saulus telah mencapai beberapa keberhasilan dalam mengkristenkan banyak orang di Damsyik. Tentunya Paulus tidak pernah mendorong siapa saja untuk beranggapan bahwa mereka itu adalah pengikut dia; sebaliknya, ia selalu mengarahkan manusia kepada Yesus (1Korintus 1:12, 13).
- 13 Dalam kedua kisah ini digunakan dua kata Yunani yang berbeda untuk "keranjang." Kata yang dipakai dalam Kisah 9 mengacu kepada keranjang besar yang dipakai untuk penyimpanan (Matius 15:37; Markus 8:8). Kata yang dipakai dalam 2 Korintus 11 sering diacu sebagai sebuah jaring. Ini dapat berarti bahwa keranjang yang dipakai adalah anyaman yang agak longgar atau keranjang itu digantung dalam sebuah jaring sebagai pengamanan tambahan.
- 14 Ingatlah bahwa ia mengutip peristiwa ini sebagai suatu contoh kelemahan dia (2Korintus 11:30-33).
- 15 Kasus-kasus serupa pernah terjadi dalam banyak jemaat. Satu contoh setempat dapat dipakai untuk menggantikan contoh milik saya ini.
- 16 Galatia 1:18. Orang Yahudi menghitung penggalan tahun sebagai keseluruhan tahun. "Tiga tahun" dalam hitungan Yahudi akan terdiri dari sisa waktu dari tahun ketika Saulus pergi ke Damsyik, satu tahun berikutnya, ditambah dengan apa yang terjadi pada tahun ketika ia melarikan diri dari Damsyik.
- 17 Karena tiga tahun sebelumnya murid-murid itu telah diusir dari Yerusalem (8:1), lalu siapakah murid-murid ini? Beberapa murid mungkin ada yang tidak meninggalkan Yerusalem (lihat catatan tentang 8:1) dan beberapa murid mungkin telah kembali lagi. (Beberapanya bisa juga para mualaf baru, namun kata "takut" menunjukkan bahwa kebanyakan adalah bagian dari mereka yang dahulunya pernah dianiaya oleh Saulus.) Karena "semua" murid tidak percaya kepada Saulus, ini kemungkinan mencakup juga para rasul.
- 18 Karena Saulus telah merubah hidupnya tiga tahun sebelumnya, beberapa orang bertanya-tanya bagaimana bisa umat Kristen di Yerusalem tidak mengetahui tentang perubahan hidupnya itu. Kemungkinan ada banyak faktor penyebab: (1) Komunikasi di masa itu tidak sebaik sekarang. (2) Jika Aretas IV pada masa itu memang mengontrol Damsyik (sebuah kemungkinan sebagaimana ditulis dalam catatan akhir sebelumnya), maka hubungan antara Damsyik dan Yerusalem selama itu adalah rendah. (3) "Lenyapnya" Saulus ke tanah Arab untuk waktu yang lama mungkin telah menimbulkan kecurigaan. Bagaimanapun, faktor yang terpenting adalah bahwa Saulus telah sangat dalam melukai murid-murid di Yerusalem, sehingga sulit bagi mereka untuk mempercayai apa saja yang ia katakan.
- 19 Burton Coffman, Commentary on Acts (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1976), 190.
- 20 Ini merupakan yang terakhir kalinya dalam kitab Kisah dimana hanya para rasul saja yang dikatakan sebagai pemimpin gereja di Yerusalem. Menurut pernyataan agung Paulus dalam Galatia 1:18-20, satu-satunya rasul yang ada di Yerusalem pada waktu itu adalah Petrus (yang lainnya mungkin sedang dalam perjalanan memberitakan injil). Lain dari itu, satu-satunya pemimpin yang ada dalam kota itu adalah Yakobus, saudara tiri Tuhan (Galatia 1:19). Bagaimanakah kisah ini dapat diselaraskan dengan pernyataan Lukas bahwa Saulus dibawa "kepada para rasul"? Mungkin Lukas menganggap Petrus sebagai wakil dari semua rasul, atau mungkin ia memakai kata "para rasul" dalam pengertian yang lebih luas daripada Kedua belas rasul itu (seperti yang ia tulis dalam 14:4, 14) dan menyertakan Yakobus. Ingatlah bahwa makna kata "rasul" adalah "orang yang diutus" dan dapat dipakai dalam pengertian umum ("orang yang diberi tugas oleh gereja," dll.) maupun dalam pengertian khusus untuk "Kedua belas dan Paulus."
- 21 Telah ditekankan bahwa Saulus bukan saja telah mendengar Yesus; ia juga telah melihat Yesus.
- 22 Lihat peta seri dalam pelajaran ini. Tarsus adalah kota penting. Barnabas bisa saja telah berkali-kali pergi dari Siprus ke Tarsus.
- 23 Barnabas bisa saja telah diutus oleh gereja sebagaimana belakangan ia diutus ke Antiokhia (11:22), atau bisa saja secara pribadi ia pergi ke Damsyik.
- 24 Saran lain yang telah diberikan adalah bahwa Barnabas telah mengetahui tentang Saulus secara mujizatiah (berdasarkan 13:1, Barnabas adalah seorang nabi dan/atau seorang guru yang terilham). Bagaimanapun, jika benar begitu, mengapakah para rasul tidak memakai kekuatan mereka untuk memperoleh informasi yang sama?
- 25 Jika kitab Ibrani diikut-sertakan, maka kita memiliki empat belas kitab yang ditulis oleh Paulus.
- 26 Dalam Galatia 1:22, 23 Paulus menyatakan bahwa pada saat itu ia "tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea." Yang dimaksud "jemaat-jemaat Kristus di Yudea" adalah semua jemaat di Yudea tidak termasuk jemaat yang ada di Yerusalem. Persinggahan singkat Paulus (hanya lima belas hari) tidak memberi dia waktu untuk memberitakan injil di luar Yerusalem.
- 27 Hal ini tersirat dalam fakta bahwa "Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani."
- 28 Saulus mungkin pernah bertemu Stefanus di situ untuk pertama kalinya (lihat catatan tentang 6:9, 10).
- 29 NIV menulis "berdebat," yang lebih saya sukai.
- 30 Orang yang pernah menjadi bagian suatu pergerakan namun kemudian meninggalkan dan menentangnya, orang itu biasanya lebih dibenci daripada orang-orang yang menentang pergerakan itu tetapi tidak pernah menjadi bagian dari pergerakan tersebut. Pengalaman pribadi tentang sifat kasus ini boleh juga diceritakan untuk menggambarkan kebencian orang-orang Yahudi Helenistik terhadap Saulus.
- 31 Lihat peta dan juga catatan tentang 10:1.
- 32 Lihat peta dan juga catatan tentang Tarsus.
- 33 Banyak orang mengkaitkan kejadian ini dengan kunjungan Saulus ke Yerusalem seperti yang tercatat dalam 11:27-30; 12:25, namun kita tidak punya catatan tentang penginjilan Saulus di Yerusalem pada kunjungan tersebut, juga tidak ada petunjuk bahwa pada kesempatan itu ia harus meninggalkan kota itu dengan tiba-tiba. Karena kisah di 22:17-21 bagi saya tampak sangat cocok sekali dengan 9:29, 30, maka saya menyertakannya di sini.
- 34 Lihat catatan tentang 21:26 pada edisi akan datang.
- 35 Lihat catatan tentang 10:10.
- 36 Paulus tidak pernah membiarkan ancaman mati mencegah dia melakukan apa yang ia anggap benar (band. 20:24). Mengenai mati "sebagaimana Stefanus mati," lihat 2Timotius 4:16b untuk pernyataan yang serupa dengan yang Stefanus katakan ketika ia mati.
- 37 Adegan ini pasti begitu traumatis ketika Saulus, untuk pertama kalinya sejak perubahan hidupnya, bertemu dengan ayahnya-ayah yang telah membesarkan dia untuk menjadi seorang Farisi!
- 38 Ia mungkin berhasil mengkristenkan saudarinya; paling tidak saudarinya itu tidak mengucilkan dia sebagaimana para anggota keluarga lainnya (23:16). Beberapa orang juga menganggap Roma 16:7, 11, 21 mengacu kepada "sanak saudara" dalam daging (yaitu keluarga).
- 39 Lihat peta dalam seri pelajaran ini. Tarsus terletak di Kilikia, dan Siria berbatasan dengan Kilikia di timur. Pada masa itu Siria dan Kilikia merupakan satu provinsi kerajaan yang bersatu.
- 40 Setelah Petrus memberitakan injil kepada orang non-Yahudi pertama bersama dengan seluruh isi rumahnya (Kisah 10; band. 15:7-9), lalu yang lainnya juga menginjili orang-orang non-Yahudi di Antiokhia Siria (11:20). Ketika Saulus tiba di Antiokhia, ia mungkin menginjili orang-orang non-Yahudi untuk pertama kalinya (11:25, 26). Paling tidak, perkataan Petrus di 15:7-9 mencegah Saulus untuk menginjili orang-orang non-Yahudi selama sebagian besar, jika tidak semua, waktunya di Tarsus.
- 41 Ini merupakan pelajaran penting yang Paulus harus pelajari. Sebagaimana akan kita lihat nanti, rencana Paulus tidak selalu sejalan dengan rencana Tuhan, namun ia bersedia menunggu sampai Tuhan berkata "ya" sebelum ia memulainya.
- 42 2Korintus 11:23-25. 2 Korintus ditulis dari Makedonia di penghujung perjalanan misionari ketiga (lihat catatan tentang 20:1, 2 pada edisi akan datang) sekitar dua belas tahun setelah pelayanan Saulus di Tarsus.
- 43 Kapal karam dalam Kisah 27 terjadi setelah 2 Korintus ditulis.
- 44 Di daerah itu Saulus sudah tentu sama agresifnya seperti ketika ia dahulu berada di Damsyik, tanah Arab, dan Yerusalem-dan seperti ia nantinya dalam pelbagai perjalanan misionari. Tidak sulit untuk membayangkan Saulus terus-menerus bertentangan dengan para pemimpin keagamaan.
- 45 Di sini, beberapa naskah memiliki bentuk jamak kata "gereja" (lihat KJV), namun kebanyakan naskah yang lebih tua memiliki bentuk singular-sebuah pemakaian kata "gereja" yang tidak lazim dalam kitab Kisah. Meskipun dalam tiga provinsi terdapat beberapa gereja (Galatia 1:22), namun Lukas memandang semua umat Kristen di Palestina sebagai terdiri dari "[satu] gereja " di daerah itu.
- 46 Kita belum secara khusus menyinggung tentang penginjilan di Galilea. Penginjilan di situ mungkin dilakukan oleh murid-murid yang terpencar-pencar (8:1, 4).
- 47 NIV punya gagasan yang tepat saat mengatakan, "Kemudian Gereja ... menikmati masa damai." (Huruf miring oleh saya.) Setan tidak akan membiarkan gereja tanpa gangguan untuk waktu yang lama. Dalam konteks ini, pemikiran utamanya sepertinya adalah bahwa gereja "menikmati kedamaian" sebab sang kepala penganiaya telah dikristenkan. Kemungkinan juga ada petunjuk bahwa gereja itu menikmati kedamaian sebab Saulus telah meninggalkan tempat itu (meninggalkan orang-orang Yahudi Helenistik tanpa target).
- 48 Orang Kristen dibangun lewat Firman (20:32). Masa itu adalah masa damai, namun bukan masa untuk berpuas diri. "Mereka menggunakan kesempatan itu untuk memperbaiki dan menguatkan layar mereka sebelum badai selanjutnya mulai menerjang" (Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 [Wheaton, Ill.:Victor Books, 1989], 442).
- 4
- 9 Lihat Amsal Sulaiman 1:7; 9:10; 10:27; 14:27; Pengkhotbah 12:13.
- 5
- 0 Ini mungkin mengacu kepada penghiburan dan do rongan Roh Kudus yang tinggal di dalam diri setiap orang Kristen. Lihat "Apakah Yang Roh Kudus Lakukan?" pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian III." 5
- 1 Periksalah kembali pelbagai saran yang diberikan dalam pelajaran ini dan sebelumnya.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) "PAULUS, APAKAH YANG ENGKAU LAKUKAN?"(21:17-26)
Sekarang kita tiba pada salah satu bagian yang paling membingungkan dalam Kitab Kisah: kisa...
"PAULUS, APAKAH YANG ENGKAU LAKUKAN?"(21:17-26)
Sekarang kita tiba pada salah satu bagian yang paling membingungkan dalam Kitab Kisah: kisah partisipasi Paulus dalam korban penghapus dosa di Bait Allah di Yerusalem (21:17-26). Paulus sudah menulis Kitab Galatia, 1yang menyatakan, "Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun (Galatia 3:24, 25). Ia juga sudah menulis Kitab Roma,2dimana dengan tegas ia menyatakan:
Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, ... (Roma 7:4).
Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya (Roma 10:4).
Bagaimana bisa orang yang telah menulis bahwa orang Kristen tidak lagi berada di bawah Taurat, bahwa orang Kristen benar-benar sudah dibuat "mati terhadap Taurat oleh tubuh Kristus" (KJV), bahwa "Kristus adalah kegenapan hukum Taurat," masih mau berpartisipasi mempersembahkan delapan korban penghapus dosa3di dalam "sarang penyamun" (Matius 21:13; KJV)? Penafsir Adam Clarke mengungkapkan kebingungan yang dirasakan oleh banyak dari kita:
Terlepas bagaimana kita memikirkan masalah ini, memang sangat sulit sekali untuk menjelaskan perbuatan Yakobus dan para penatua, dan Paulus pada kesempatan itu. Dalam pelaksanaan itu sepertinya ada sesuatu yang kita tidak bisa pahami secara penuh.4
Keseluruhan peristiwa itu begitu tidak patutnya sehingga seorang pakar tidak bisa menyembunyikan perasaan keragu-raguannya: Seseorang bisa juga percaya bahwa ... Calvin saat menjelang ajalnya menjanjikan jubah emas kepada Bunda Allah yang Kudus,5sebagaimana halnya penulis Kitab Roma dan Galatia itu [Paulus] berdiri selama tujuh hari di bagian luar pelataran Bait Allah, dan menghambakan dirinya kepada segala bentuk manipulasi yang dengannya akal bulus kerabian mengurung ikrar itu, dan membolehkan segala bentuk kebohongan liturgi zaman itu dilaksanakan ke atas dirinya oleh para imam dan orang Lewi yang tidak percaya.6
Sudah tentu, sebagian dari kita yang percaya kepada integritas dan inspirasi Kitab Kisah tidak bisa melarikan diri dari persoalan Kisah 21:17-26 dengan menolak kesejarahannya. Kita harus bergumul dengan apa yang Paulus lakukan dan mengapa ia melakukannya. Beberapa orang, seperti G. Campbell Morgan,7menemukan sedikit hal yang bisa dibenarkan dalam perbuatan Paulus itu: "Saya percaya bahwa pada kesempatan itu Paulus membuat kesalahan besar dalam pelayanannya." Pada sisi lainnya, beberapa orang percaya bahwa sikap Paulus itu sangat terpuji, benar-benar cocok dengan setiap prinsip yang ia ajarkan.
Karena Lukas sendiri tidak memuji atau mencela prilaku Paulus itu, maka pun kita tidak bisa bersikap dogmatik dalam kesimpulan kita.8Namun begitu, ada manfaat dalam upaya kita memahami nas itu dan mencari prinsip-prinsip yang berlaku bagi kehidupan kita sendiri. Dalam pelajaran ini, kita akan berusaha menentukan secara tepat apa yang Paulus lakukan. Dalam pelajaran selanjutnya, kita akan membahas mengapa ia melakukan hal itu.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 21:17-26)
Dalam pelajaran kita selanjutnya, kita akan bergumul dengan mengapa Paulus setuju melakukan apa yang diminta oleh para pena...
KESIMPULAN (KIS 21:17-26)
Dalam pelajaran kita selanjutnya, kita akan bergumul dengan mengapa Paulus setuju melakukan apa yang diminta oleh para penatua itu—dan apakah ia benar atau salah. Bagaimanapun, terlepas Paulus benar atau salah, kita bisa mempelajari beberapa pelajaran dari nas ini:
Kita bisa mempelajari pelajaran tentang hubungan dalam gereja: Salah satunya adalah bahwa apa yang dilakukan seorang anggota akan mempengaruhi semua anggota. Selain itu, terlepas apa yang Anda lakukan, Anda tidak akan bisa menyukakan semua orang. Selain itu juga, akan selalu ada orang-orang yang siap untuk percaya kepada sisi terburuk dan menyebarkan keyakinan mereka itu kepada yang lainnya. Teladan yang Paulus berikan adalah menyeimbangkan pelbagai pikiran negatif itu, yang peduli terhadap apa yang orang lain pikirkan dan rela untuk melakukan apapun juga untuk mempromosikan keharmonisan dalam gereja. Dari Paulus kita bisa belajar untuk mengasihi gereja meskipun ada banyak kekurangannya.
Kita juga bisa mempelajari pebagai pelajaran tentang nasihat—tentang memberi atau menerima nasihat: Pada satu sisi, kita harus berhati-hati dalam memberikan nasihat; memang jauh lebih mudah menasihati orang lain apa yang harus dilakukan bila yang akan terkena dampaknya adalah hidup mereka sendiri, bukan hidup kita. Saya bertanya-tanya apakah para penatua itu pernah menyesal karena telah menekan Paulus. Setelah lima tahun berlalu, pernahkan ada di antara mereka yang berkata, "Jika bukan karena kita, Paulus tidak akan dipenjarakan. Ia akan berpergian memberitakan injil"? Pada sisi lainnya, kita juga harus berhati-hati dalam menerima nasihat. Semua nasihat harus ditimbang ganda: dari segi keseimbangan kebenaran Allah yang terilham dan dari segi keseimbangan pelbagai akibat praktis yang mungkin terjadi.
Mungkin yang paling penting adalah nas ini bisa mengajarkan kita pelbagai pelajaran tentang hikmat dan kemurahan Allah: Terlepas Paulus membuat kesalahan atau tidak, Allah memakai situasi itu untuk pelbagai rencana dan tujuan-Nya. Insiden yang menyusul menggenapi nubuatan pemenjaraan yang menunggu Paulus di Yerusalem (20:22, 23) dan membuka rentetan kejadian yang belakangan mengakibatkan ketibaan Paulus di Roma. Memang menyenangkan untuk mengetahui bahwa selama niat kita murni dan hati kita melekat pada-Nya, Allah bersedia bekerja di dalam kehidupan kita bahkan ketika kita salah dalam menilai sesuatu. Ketika saya mengingat betapa seringnya saya sudah membuat kesalahan, saya bersyukur bahwa yang saya layani adalah Allah yang pemurah!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 21:17-26)
Setelah mempelajari dua pelajaran tentang partisipasi Paulus dalam mempersembahkan korban di dalam Bait Allah, kita masih c...
KESIMPULAN (KIS 21:17-26)
Setelah mempelajari dua pelajaran tentang partisipasi Paulus dalam mempersembahkan korban di dalam Bait Allah, kita masih cenderung sejalan dengan Adam Clarke: "Dalam pelaksanaan itu sepertinya ada sesuatu yang kita tidak bisa pahami secara penuh."19Bagaimanapun, ada satu kesimpulan yang jelas: Kebiasaan lama sulit lenyap. Hal itu sudah selalu begitu. Para penatua di Yerusalem bergumul dengan kebenaran ini. Paulus juga menggumulinya. Anda dan saya bergumul dengan hal itu. Kita harus selalu mengingatnya bahwa pertimbangan yang paling penting bukanlah apakah sesuatu itu lama atau baru, tetapi apakah sesuatu itu benar atau salah— dan yang menentukan hal itu adalah Firman Allah! Ini merupakan saat yang baik untuk memperbaharui komitmen kita terhadap Firman itu!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Sebagaimana telah dicatat dalam diskusi kita tentang Kisah 15 pada buku "Kisah, Bagian III," kita tidak tahu pasti kapan...
Catatan Akhir:
- 1 Sebagaimana telah dicatat dalam diskusi kita tentang Kisah 15 pada buku "Kisah, Bagian III," kita tidak tahu pasti kapan Kitab Galatia ditulis, namun harus pada suatu waktu lebih awal dari akhir perjalanan misionari ketiga Paulus.
- 2 Sebagaimana telah dicatat dalam pelajaran "Ingatlah Orang-Orang Miskin" pada edisi "Kisah, Bagian IV," Kitab Roma ditulis dari Korintus hampir di akhir perjalanan misionari ketiga Paulus.
- 3 Bilangan 6:11, 14. Sebagaimana akan kita lihat, keempat orang itu tampaknya sudah membuat nazar orang Nazir. Satu korban penghapus dosa untuk setiap orang setelah pentahiran adalah keharusan, dan satu korban penghapus dosa diminta di akhir selesainya nazar itu. Empat dikali dua sama dengan delapan.
- 4 Adam Clarke, The Holy Bible With a Commentary and Critical Notes, vol. 5, Matthew-Acts (New York: Abingdon Press, n.d.), 860.
- 5 John Calvin adalah seorang Pembaharu yang berapi-api yang seumur hidupnya bertentangan dengan Gereja Katholik.
- 6 Pernyataan ini, yang terkait dengan A. Hausrath, dikutip dalam karya Richard Longenecker, Paul, Apostle of Liberty (New York: Harper & Row, 1964), 246.
- 7 G. Campbell Morgan, The Acts of the Apostles (Grand Rapids, Mich.: Fleming H. Revell, 1988), 372.
- 8 Tantangan bagi tugas kita bisa tergambar dalam ceramah tentang Kitab Kisah pada 1989 di Universitas Harding. Dalam buku dari ceramah itu (Acts, The Spreading Flame [Searcy, Ark.: Harding University, 1989]), salah seorang penceramah berkata bahwa Paulus berbuat benar, sementara penceraman lainnya berkata bahwa Paulus berbuat salah. Kedua penceramah itu adalah orang-orang yang dihormati di dalam persaudaraan.
- 9 Karena Pentakosta jatuh pada hari Minggu (lihat catatan tentang Kisah 2:1), maka umat Kristen di wilayah itu akan sudah berhimpun pada hari itu untuk memecah-mecahkan roti (lihat catatan tentang Kisah 20:7). Namun begitu, ayat 22 dalam teks kita menyiratkan bahwa di wilayah itu belum ada perhimpunan umat Kristen (lihat catatan tentang ayat 22 nanti dalam pelajaran ini). Oleh sebab itu, kita menyimpulkan bahwa Paulus tiba tidak lama sebelum Hari Pentakosta.
- 10 Bagi saya ini tampaknya seperti apa yang ayat 17 sedang bicarakan, namun ada kemungkinan bahwa ayat ini memberitahukan tentang pertemuan pertama di rumah Yakobus, sementara ayat 18 memberitahukan tentang pertemuan kedua ketika semua penatua hadir.
- 11 Yakobus mungkin satu-satunya orang yang tetap tinggal di Yerusalem yang beberapa tahun sebelumnya pernah meminta Paulus untuk "mengingat orang-orang miskin (Galatia 2:9, 10), sebua permintaan yang tampaknya memicu adanya sumbangan yang Paulus kumpulkan dari gereja-gereja non-Yahudi. Adalah wajar bahwa yang membawa sumbangan itu kepada Yakobus adalah Paulus.
- 12 Inilah kali terakhir Lukas memakai kata ganti orang pertama dalam karangan itu sampai tiba kisah pelayaran Paulus ke Roma (27:1). Lukas mungkin mengalihkan titik pandang untuk terfokus hanya kepada Paulus. Namun begitu, karena Lukas pergi bersama Paulus ke Roma, kemungkinan besar ia tinggal di Palestina pada sebagian besar atau seluruh masa dua tahun Paulus dipenjarakan di Kaisarea. Selama masa ini ia kemungkinan besar melakukan banyak penyelidikan untuk karyanya yang dua jilid tentang kehidupan Yesus dan gereja di hari-hari permulaan (Lukas 1:3).
- 13 Ada banyak tradisi mula-mula tentang para rasul yang pergi ke seluruh dunia, memberitakan injil dan mendirikan banyak gereja.
- 14 A.C. Hervey, The Acts of the Apostles (2), The Pulpit Commentary, vol. 18 (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950), 172. Untuk komentar yang sama, lihat juga Clarke, 859.
- 15 Hal ini bisa dilihat dengan mengamati adanya tanda putus dalam teks antara kata "Yakobus" dan ungkapan "semua penatua," yang dalam NASB ditunjukkan oleh tanda koma [dalam TB oleh tanda titik koma]. Tanda putus ini dapat dilihat baik dalam teks asli dan dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
- 16 Mark Black, "The Vow and the Sacrifices," Acts, The Spreading Flame, 221. (Huruf miring oleh saya.)
- 17 Apakah gagasan untuk menghadirkan semua penatua itu berasal dari Paulus atau Yakobus? Saya menduga bahwa kedua orang itu ingin semua penatua hadir: Paulus menghendaki semua penatua hadir saat sumbangan itu diberikan. Yakobus menghendaki semua penatua hadir untuk memberi bobot pada "usulan" bahwa Paulus diminta membayar biaya keempat orang yang sudah bernazar.
- 18 Ia punya tujuan lain di benaknya; ia ingin para pembacanya memahami latar belakang penahanan Paulus.
- 19 Kita tidak tahu apakah sumbangan itu berhasil memperbaiki hubungan Yahudi-non-Yahudi. Pernah dinyatakan bahwa Lukas tidak menceritakan tentang sumbangan itu sebab sumbangan itu tidak mncapai tujuan yang Paulus inginkan; artinya, sumbangan itu adalah sebuah kegagalan. Namun begitu, dengan memakai pola pikir yang sama, kita boleh menyimpulkan bahwa surat-surat Paulus adalah sebuah kegagalan sebab Lukas tidak menyinggung tentang surat-surat itu. Kita berada di atas pijakan yang lebih aman untuk mengatakan bahwa Lukas hanya menyinggung apa yang berguna bagi tujuannya dan tidak menyinggung apa yang tidak berguna bagi tujuannya.
- 20 Karena Paulus sudah memberi laporan kepada para penatua di Yerusalem setelah perjalanan pertamanya (15:4); laporan kali ini kemungkinan hanya mencakup perjalanan kedua dan ketiga. Jika "gereja" dalam 18:22 mengacu kepada gereja di Yerusalem, maka laporan ini hanya mencakup perjalanan ketiga saja.
- 21 Secara harfiah, teks Yunani menulis "sepuluh ribu."
- 22 Kita tidak tahu apakah yang diacu oleh para penatua itu adalah jumlah orang Kristen Yahudi yang tinggal di Yerusalem, jumlah yang tinggal di Palestina, atau mungkin termasuk semua orang Kristen Yahudi yang sudah datang ke Yerusalem untuk hari perayaan itu.
- 23 Dengan kata "tetapi," beberapa terjemahan menunjukkan adanya peralihan dari pemuliaan Allah oleh para penatua itu kepada jawaban mereka kepada Paulus: "Lalu mereka berkata kepada Paulus ..." Kelihatannya, pikiran para penatua itu tidak sepenuhnya tertuju kepada apa yang Paulus katakan; kejadian-kejadian berikutnya menunjukkan bahwa mereka datang ke pertemuan itu dengan sebuah agenda yang tersembunyi.
- 24 Dikutip dari Herbert V. Prochnow dan Herbert V. Prochnow, Jr., A Dictionary of Wit, Wisdom, & Satire (New York: Popular Library, 1964), 116.
- 25 Ungkapan "mereka mendengar" adalah terjemahan kata Yunani yang darinya kita mendapatkan kata "catechize." Kabar angin itu begitu seringnya diulang-ulang sehingga pikiran mereka terbiasa dengannya. Banyak kabar angin kebencian tentang para pemberita injil disebarkan berdasarkan kesimpulan orang lain, bukan berdasarkan apa yang para penginjil katakan.
- 26 Kabar angin itu didasarkan pada apa yang orang sangka Paulus katakan, bukan apa yang sebenarnya ia katakan.
- 27 Lihat catatan tentang 16:1-5.
- 28 Lihat catatan tentang 16:3.
- 29 Fakta bahwa kabar angin itu tidak benar tidak berarti kabar angin itu tidak membahayakan-sebagaimana sudah diketahui dengan baik oleh Paulus. Ketika kabar menyebar di Yerusalem bahwa pengajaran Stefanus tentang Yesus akan mengubah banyak kebiasaan (Kisah 6:14), Stefanus akhirnya menemui ajalnya dan Paulus ikut berperan dalam membunuh dia.
- 30 Naskah Roma menulis "Lalu apa? Yang harus dihadapi oleh perhimpunan ini, sebab mereka akan mendengar bahwa engkau sudah datang." (Huruf miring oleh saya.) KJV yang mencerminkan naskah Roma menulis "orang banyak itu pasti perlu berkumpul bersama." Beberapa orang mengarahkan hal ini untuk diacukan kepada gerombolan orang yang tidak percaya, namun konteksnya menunjukkan bahwa kepeduliaan para penatua itu adalah terhadap umat Kristen Yahudi.
- 31 Lihat catatan tentang Kisah 20:7.
- 32 Setidaknya, mereka bisa saja sudah mendiskusikan masalah itu dengan Paulus dan yang lainnya yang hadir di situ sebelum tiba pada kesimpulan.
- 33 Dikutip dari James Burton Coffman, Commentary on Acts (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1976), 408.
- 34 Lloyd J. Ogilvie, The Communicator's Commentary, vol. 5, Acts (Dallas: Word Publishing, 1983), 304.
- 35 Dalam bahasa Yunani, kata kerja di sini dalam bentuk modus imperatif.
- 36 Bahkan ada kemungkinan bahwa para penatua itulah yang membawa keempat orang itu ke pertemuan itu (ay. 26).
- 37 Bandingkanlah kejadian ini dengan nazar Paulus yang disebut dalam 18:18. Menurut Bilangan 6:18, kepala itu digunduli pada akhir nazar, bukan pada awalnya; penggundulan ini dilaksanakan di tempat pengorbanan, bukan di tempat lain. Nazar keempat orang itu tampaknya pasti merupakan nazar orang Nazir, sementara nazar Paulus tetap sesuatu yang membingungkan.
- 38 Dua orang yang selama hidupnya berada di bawah nazar orang Nazir adalah Samson dan Yohanes Pembaptis.
- 39 Para penulis terlalu mempedulikan diri sendiri mengenai dari mana Paulus mendapat uang untuk "menanggung biaya mereka" karena biasanya Paulus tidak punya uang. Beberapa orang pernah menyatakan bahwa para penatua itu memberitahu Paulus untuk memakai sebagian uang yang dikumpulkan bagi orang-orang kudus itu untuk tujuan ini, namun hal itu akan bisa menjadi penyalahgunaan dana, dan saya tidak bisa membayangkan Paulus menyetujui gagasan itu (2 Korintus 8:20, 21). Karena belakangan Paulus punya dana untuk menyewa sebuah rumah di Roma selama dua tahun (Kisah 28:30), maka beberapa orang pernah berspekulasi bahwa kira-kira pada waktu itu Paulus menerima sebuah warisan. Namun itu bukanlah soal penting. Kemungkinan, Paulus memperoleh uang dari tempat ia biasa dapatkan- dengan bekerja atau dari saudara-saudara yang dermawan.
- 40 Untuk upacara pentahiran sejenis, lihat Imamat 15:1-30. Tidak ada petunjuk bahwa Paulus melakukan nazar orang Nazir dengan orang-orang itu, dan tentunya tidak ada petunjuk bahwa saat itu ia hanya menyelesaikan sebuah nazar yang dinazarkan beberapa tahun sebelumnya (18:18). Seringkali, ketika orang-orang Yahudi kembali dari negeri non-Yahudi, mereka melaksanakan proses upacara pentahiran. Mungkin sesuatu seperti inilah yang terlibat di dalam pentahiran Paulus. Mungkin proses seperti itu diperlukan sebelum ia diizinkan masuk ke dalam Bait Allah dan membuat pengaturan dengan para imam.
- 41 Sebagaimana sudah sering terjadi, Lukas tampaknya meringkas kejadian-kejadian itu, jadi kita tidak bisa secara pasti merasa yakin atas apa yang terjadi. Tujuan Lukas bukan untuk merinci nazar keempat orang itu, tetapi untuk menjelaskan bagaimana Paulus berakhir di dalam penjara.
- 42 Yakobus hadir saat Petrus membuat pernyataan itu (15:13); dan dalam ayat 25 dalam teks kita, para penatua itu memperkenalkan diri mereka sebagai orang yang telah menulis surat yang ditulis pada waktu sidang dalam Kisah 15.
- 43 Lihat catatan tentang Kisah 15:20.
- 44 Lihat catatan tentang "Keunikan Yudaisme" di halaman 47.
- 45 Di dalam beberapa pelajaran kita selanjutnya, kita akan melihat khotbah Paulus kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem dan kepada para pemimpin mereka, khotbah yang membangkitkan amarah mereka. Sudah tentu, mereka belum pernah mendengarkan pemberitaan seperti itu dari umat Kristen Yahudi di Yerusalem.
- 46 Lihat 1 Korintus 9:20.
- 47 Kelihatannya orang-orang ini ikut hadir dalam pertemuan itu, atau setidaknya mereka dibawa masuk ketika para penatua itu membuat "usulan" mereka.
- 48 Kata "Bait Allah" di sini mengacu kepada bagian suci dari Bait Allah, bukan sekedar kompleks Bait Allah yang mencakup Pelataran Non-Yahudi. Lihat diagram Bait Allah di halaman 71.
- 49 Lihat kembali Imamat 15:1-30 untuk jenis upacara yang terlibat dalam upacara pentahiran.
- 50 Karena orang-orang Yahudi dari Asia menangkap Paulus hampir di akhir periode tujuh hari, maka perhimpunan hari Minggu umat Kristen di Yerusalem akan sudah terjadi antara waktu Paulus bertemu dengan para penatua itu dan waktu ia ditawan. Apakah yang terjadi dalam perhimpunan itu? Akankah penuh dengan kegemparan, atau akankah nalar yang menang? Kita ingin sekali mengetahuinya- namun sekali lagi, tujuan Lukas bukanlah untuk memuaskan keingintahuan kita.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Saya menyertakan sebuah diskusi singkat tentang "bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya" yang berkaitan denga...
Catatan Akhir:
- 1 Saya menyertakan sebuah diskusi singkat tentang "bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya" yang berkaitan dengan penyunatan Paulus ke atas Timotius di halaman 231 pada buku "Kisah, Bagian III."
- 2 Lihat pelajaran "Hubungan Orang Kristen Dan Pemerintah" pada buku "Kisah, Bagian I."
- 3 Allah tidak "berhutang" kebaikan ini kepada bangsa Yahudi; demikianlah saya menyukai ungkapan yang dipakai oleh seorang penulis: "periode kasih karunia."
- 4 Matthew Henry, Commentary on the Whole Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1961), 1723.
- 5 Kita tidak tahu dengan pasti kapan Kitab Ibrani ditulis. Karena kitab itu bicara tentang para imam yang mempersembahkan pelbagai korban (10:11), maka kemungkinan besar kitab itu ditulis sebelum penghancuran Bait Allah pada 70 S.M. Kita agak aman dalam menyatakan bahwa kitab itu ditulis beberapa tahun setelah penangkapan Paulus di Yerusalem pada 57 S.M.
- 6 Adam Clarke, The Holy Bible With a Commentary and Critical Notes, vol. 5, Matthew-Acts (Nashville: Abingdon Press, n.d.), 861.
- 7 Pembicaraan telepon pribadi, 8 Januari 1996.
- 8 Roy H. Lanier, Jr., surat pribadi, 7 Desember 1995.
- 9 Sebagai contoh Paulus mengaku berbuat salah, lihat Kisah 23:5.
- 10 Lihat catatan kaki 5.
- 11 Lihat kata pengantar saya untuk Kitab Ibrani di halaman 37 dalam edisi "Survey Perjanjian Baru" (July 1993).
- 12 Dikutip dari Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 490.
- 13 James Burton Coffman, Commentary on Acts (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1976), 8.
- 14 Ibid., 408.
- 15 Clarke, 859. (Huruf miring oleh dia.)
- 16 Berupaya untuk menjelaskan Kitab Daniel adalah di luar cakupan tulisan ini. Namun begitu, sebagian besar pakar setuju bahwa kata-kata yang dikutip itu mengacu kepada penghancuran Yerusalem dalam 70 S.M.
- 17 Dalam ayat 3, murid-murid itu mengira mereka sedang menanyakan satu pertanyaan (sebab mereka menduga bahwa penghancuran Bait Allah itu akan terjadi pada hari kiamat). Kenyataannya, mereka bertanya tentang penghancuran Bait Allah dan juga tentang hari kiamat. Jadi, bagian pertama dari pasal itu terutama membahas tentang penghancuran Yerusalem, sementara bagian terakhirnya terutama membahas tentang hari kiamat. Matius 24 akan dibahas dalam serial yang akan datang tentang kehidupan Kristus.
- 18 Richard Oster, The Acts of the Apostles, The Living Word Commentary Series, Part 2 (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1979), 124. Bisa juga dicatat bahwa orang-orang Yahudi itu sendiri belakangan membereskan persoalan tentang orang-orang Yahudi Kristen yang ikut beribadah di sinagoga; pada dekade akhir abad pertama, mereka menambahkan dalam doa mereka bahwa "orang-orang Nazaret [Kristen] dan para bidah semoga binasa kapan saja dan dihapus namanya dari kitab hayat" (dikutip dari F.F. Bruce, The Book of Acts, rev. ed. [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988], 428).
- 19 Clarke, 860.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi