Teks -- 1 Yohanes 5:6 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Yoh 5:6
Full Life: 1Yoh 5:6 - DENGAN AIR DAN DARAH.
Nas : 1Yoh 5:6
Frasa ini mungkin menunjuk kepada baptisan Yesus pada awal
pelayanan-Nya dan pada kematian-Nya di salib. Yohanes mungkin menulis hal...
Nas : 1Yoh 5:6
Frasa ini mungkin menunjuk kepada baptisan Yesus pada awal pelayanan-Nya dan pada kematian-Nya di salib. Yohanes mungkin menulis hal ini karena ada orang yang mengajarkan bahwa Kristus yang ilahi tidak mengalami kematian. Yohanes menegaskan bahwa Yesus Kristus mati sebagai Allah-manusia dan oleh karena itu sangat mampu mengadakan pendamaian untuk dosa kita. Roh Kudus juga bersaksi tentang kebenaran ini (ayat 1Yoh 5:7-8).
Jerusalem -> 1Yoh 5:6
Jerusalem: 1Yoh 5:6 - dengan air dan dengan darah Ialah air dan darah yang keluar dari lambung Yesus, waktu ditusuk tombak, Yoh 19:34. Barangkali ayat ini juga melawan ajaran sesat bahwa baptisan Yesu...
Ialah air dan darah yang keluar dari lambung Yesus, waktu ditusuk tombak, Yoh 19:34. Barangkali ayat ini juga melawan ajaran sesat bahwa baptisan Yesus di Yordan telah cukup tanpa penderitaanNya di kayu salib.
Ende -> 1Yoh 5:6-12
Ende: 1Yoh 5:6-12 - -- St. Joanes mengenangkan kembali peristiwa disalib, tatkala Jesus disalibkan,
Jesus menjerahkan RohNja lalu mati, setelah mati, air jang djuga lambang ...
St. Joanes mengenangkan kembali peristiwa disalib, tatkala Jesus disalibkan, Jesus menjerahkan RohNja lalu mati, setelah mati, air jang djuga lambang Roh, keluar dari lambungNja, lalu bertjampur dengan darah jang telah ditumpahkan. Roh, air dan darah inilah jang memberi kesaksian tentang Kristus. Ketiganja satu sebab mempunjai satu tudjuan, jaitu memberi kesaksian tentang Kristus.
Ref. Silang FULL -> 1Yoh 5:6
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Yoh 5:6-9
Matthew Henry: 1Yoh 5:6-9 - Saksi-saksi di Sorga dan di Bumi Saksi-saksi di Sorga dan di Bumi (5:6-9)
Iman orang Kristen yang percaya (atau orang yang percaya kepada Kristus) luar biasa perkasa dan berkemenan...
Saksi-saksi di Sorga dan di Bumi (5:6-9)
- Iman orang Kristen yang percaya (atau orang yang percaya kepada Kristus) luar biasa perkasa dan berkemenangan, tetapi iman itu perlu didirikan di atas dasar yang kuat, perlu diperlengkapi dengan bukti sorgawi yang tak dapat dipertanyakan lagi tentang mandat, wewenang, dan jabatan Tuhan Yesus. Dan memang demikian iman orang percaya itu. Kristus membawa serta surat mandat-Nya bersama Dia, dan Ia membawanya dengan cara yang melaluinya Ia datang, dan di dalam saksi yang menyertai Dia.
- I. Dengan jalan dan cara yang melaluinya Ia datang. Bukan sekadar datang ke dalam dunia, melainkan melalui dan dengan jalan Ia datang, tampil, dan bertindak sebagai Juruselamat di dunia: Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah. Ia datang untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, untuk memberi kita hidup yang kekal, dan membawa kita kepada Allah. Supaya Ia dapat melakukan ini dengan lebih meyakinkan lagi, Ia datang melalui, atau dengan, air dan darah, yaitu Yesus Kristus. Yesus Kristus, boleh saya tegaskan, berbuat demikian. Tak seorang pun selain Dia. Dan saya tegaskan lagi, bukan saja melalui atau dengan air, tetapi melalui dan dengan air dan darah (ay. 6). Yesus Kristus datang dengan air dan darah, sebagai tulisan dan tanda tangan dari Juruselamat dunia yang benar dan berhasil. Ia datang dengan air dan darah sebagai sarana yang dengannya Ia akan menyembuhkan dan menyelamatkan kita. Bahwa Dia harus dan benar-benar datang dengan cara itu dalam tugas penyelamatanNya dapat tampak dengan mengingat hal-hal ini:
- 1. Kita sudah najis secara lahiriah dan batiniah.
- (1) Dalam batin atau secara batiniah, karena kuasa dan kecemaran dosa dan tercemarnya kodrat kita. Untuk dibersihkan dari hal ini, kita memerlukan air rohani, yaitu air yang dapat menjangkau jiwa dan kekuatan-kekuatannya. Maka dari itu, di dalam dan oleh Kristus Yesus ada permandian kelahiran kembali dan pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Dan hal ini dinyatakan kepada para rasul oleh Tuhan kita, ketika Ia membasuh kaki mereka, dan berkata kepada Petrus, yang menolak untuk dibasuh, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.”
- (2) Kita najis secara lahiriah, karena kesalahan dan kuasa dosa yang selalu menghukum diri kita sebagai orang bersalah. Oleh karena itu kita terpisah dari Allah, dan selama-lamanya terusir dari hadirat-Nya yang penuh rahmat, penuh anugerah, dan membahagiakan. Dari hal ini kita harus dibersihkan oleh darah yang menebus kita. Sudah menjadi hukum atau ketetapan pengadilan sorga bahwa tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan (Ibr. 9:22). Oleh sebab itu, Juruselamat dosa harus datang dengan darah.
- 2. Kedua cara pembersihan ini diwujudkan dalam tata ibadah keupacaraan yang lama dari Allah. Orang dan barang harus dimurnikan dengan air dan darah. Ada pelbagai macam pembasuhan, dan peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan (Ibr. 9:10). Percikan abu lembu muda, yang dicampur dengan air, menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah (Ibr. 9:13; Bil. 19:9). Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah (Ibr. 9:22). Sama seperti peraturan pembasuhan itu menunjukkan kepada kita kenajisan kita yang berlipat ganda, demikian pula peraturan pembasuhan itu menunjukkan penyucian dua kali lipat oleh Sang Juruselamat.
- 3. Pada saat kematian Yesus Kristus, dengan lambung-Nya ditikam dengan tombak seorang prajurit, dari luka-Nya segera keluar air dan darah. Peristiwa ini disaksikan oleh rasul yang dikasihi oleh Tuhan itu, dan ia tampak tersentuh dengan pemandangan itu. Hanya dia sendiri yang mencatatnya, dan ia tampak menganggap dirinya berkewajiban untuk mencatatnya, sebagai peristiwa yang mengandung suatu misteri: Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar. Dan ia tahu, sebagai saksi mata, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya, supaya kamu sungguh-sungguh percaya hal ini, bahwa dari lambungNya yang ditikam segera mengalir keluar darah dan air (Yoh. 19:34-35). Nah, air dan darah ini mencakup semua hal yang diperlukan supaya keselamatan kita benar-benar tercapai. Dengan air, jiwa kita dibasuh dan dimurnikan bagi sorga dan tempat kediaman orang-orang kudus di dalam terang. Dengan darah, Allah dimuliakan, hukum-Nya dihormati, dan keluhuran-keluhuran-Nya dalam menuntut balas digambarkan dan ditampilkan. Yang telah ditentukan Allah, atau dirancangkanNya, atau diajukan-Nya sebagai jalan pendamaian karena iman dalam darah-Nya, atau pendamaian di dalam atau oleh darahNya melalui iman, untuk menunjukkan keadilan-Nya, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus (Rm. 3:25-26). Dengan darah kita dibenarkan, diperdamaikan, dan dibawa di hadapan Allah sebagai orang benar. Dengan darah, kutuk hukum Taurat dipuaskan, dan Roh yang memurnikan diperoleh untuk membasuh kodrat kita dari dalam. Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu (Gal. 3:13, dst.). Air, dan juga darah, keluar dari lambung Sang Penebus yang dikorbankan. Dengan demikian air dan darah mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan kita. Air dan darah akan menguduskan dan menyucikan, untuk segala maksud yang akan ditentukan dan dipakai Allah untuk mencapai tujuan keselamatan yang agung itu. Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang (Ef. 5:25-27). Dia yang datang dengan air dan darah adalah Juruselamat yang tepat dan sempurna. Dan inilah Dia yang datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus! Demikianlah kita melihat dengan jalan dan cara apa, atau kalau boleh dibilang, dengan alat-alat apa, Dia datang. Tetapi kita juga melihat surat yang menyatakan mandat-Nya,
- II. Dalam saksi yang menyertai Dia, dan itu adalah Roh ilahi, Roh yang biasanya disebut sebagai penyempurna pekerjaan-pekerjaan Allah: Dan Rohlah yang memberi kesaksian (ay. 6). Sudah sepantasnya Juruselamat dunia yang membawa mandat mempunyai seorang penyokong yang senantiasa mendukung pekerjaan-Nya, dan bersaksi tentang Dia kepada dunia. Sudah sepantasnya kuasa ilahi menyertai Dia, Injil-Nya, dan hamba-hamba-Nya, dan memberitahukan kepada dunia untuk tugas dan pekerjaan apa mereka datang, dan dengan kewenangan apa mereka diutus: hal ini dilakukan di dalam dan oleh Roh Allah, sesuai nubuatan Sang Juruselamat sendiri, “Ia akan memuliakan Aku, bahkan ketika Aku ditolak dan disalibkan oleh manusia, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya atau diambil-Nya dari pada-Ku. Ia tidak akan menerima pekerjaan-Ku secara langsung. Ia tidak akan mati dan bangkit kembali untuk kamu. Tetapi Ia akan menerima daripada-Ku, akan melanjutkan pekerjaan di atas dasar yang sudah Kuletakkan, akan mengangkat ketetapan-Ku, kebenaran-Ku, dan kepentingan-Ku, dan akan lebih jauh memberitakannya kepadamu, dan melalui kamu kepada dunia” (Yoh. 16:14). Dan kemudian Rasul Yohanes menambahkan pujian untuk saksi ini atau keberterimaannya sebagai saksi: Karena Roh adalah kebenaran (ay. 6). Dia adalah Roh Allah, dan tidak dapat berdusta. Ada naskah yang dapat membuat kita membacanya dengan sangat pas: karena, atau bahwa, Kristus adalah kebenaran. Dengan demikian hal itu menunjukkan pokok perkara dari kesaksian Roh, apa yang disaksikan-Nya, dan itu adalah kebenaran Kristus. Dan Rohlah yang memberi kesaksian bahwa Kristus adalah kebenaran, dan karena itu Kekristenan, atau agama Kristen, adalah apa yang benar, kebenaran Allah. Tetapi tidak pantas jika satu atau dua naskah akan mengubah teks itu. Dan pembacaan kita yang sekarang sudah sangat sesuai, jadi kita mempertahankannya. Roh adalah kebenaran. Dia memang Roh Kebenaran (Yoh. 14:17). Bahwa Roh itu adalah kebenaran, dan saksi yang patut diterima sepenuhnya, tampak dalam kenyataan bahwa Ia adalah saksi sorgawi, atau salah satu saksi yang di dalam dan dari sorga memberikan kesaksian tentang kebenaran dan kewenangan Kristus. Sebab (atau oleh karena) ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Jadi ayat 7 sangat tepat ditempatkan di sini, sebagai bukti dari keaslian kesaksian Roh. Ia pasti benar, atau bahkan kebenaran itu sendiri, sebab Ia bukan hanya saksi di sorga, melainkan juga bahkan satu (bukan hanya dalam kesaksian, sebab malaikat juga bisa begitu, melainkan juga dalam keberadaan dan hakikat) dengan Bapa dan Firman. Tetapi di sini,
- 1. Pembicaraan kita terhenti oleh perdebatan yang ada tentang keaslian ayat 7. Ada dugaan bahwa ayat itu tidak terdapat dalam banyak naskah Yunani kuno. Di sini kita tidak akan masuk ke dalam perdebatan itu. Tampaknya para ahli tidak sependapat tentang apa saja naskah-naskah yang memuat ayat 7 dan apa saja yang tidak. Mereka juga tidak memberi tahu kita secara memadai tentang integritas dan nilai dari naskah-naskah yang mereka teliti. Sebagian naskah mungkin memuat begitu banyak kesalahan, seperti naskah lama Kitab Suci dalam bahasa Yunani yang saya miliki penuh dengan begitu banyak ralat, sehingga orang berpikir tidak akan ada ahli yang mau mencari keterangan dengan membacanya. Tetapi biarlah para ahli naskah yang bijak yang mengurus perkara itu. Ada beberapa dugaan yang masuk akal yang tampak mendukung teks dan pembacaan kita di sini. Seperti,
- (1) Jika kita memasukkan ayat 8, di tempat ayat 7, maka itu terlalu kelihatan seperti mengulangi apa yang sudah dimuat dalam ayat 6: Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian. Dan ada tiga yang memberi kesaksian: Roh dan air dan darah. Susunan kalimat seperti itu tidak harus didahului oleh kata pengantar yang begitu mulia untuk memperkenalkan tiga saksi ini, seperti pembacaan kita di sini.
- (2) Sebagian orang mengamati bahwa banyak naskah membaca anak kalimat pada teks itu (dalam ay. 8 – pen.), di atas bumi: Ada tiga yang memberi kesaksian di atas bumi. Nah, ini tampak memperlihatkan suatu pertentangan dengan seorang saksi atau beberapa saksi di tempat lain, dan oleh sebab itu kita diberi tahu, oleh orang-orang yang menentang teks itu, bahwa anak kalimat ini seharusnya dihilangkan dalam kebanyakan kitab yang tidak memuat ayat 7. Tetapi untuk alasan yang sama, itu juga harus dihilangkan dalam semua kitab. Ambil contoh ayat 6, Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sekarang tidak dapat ditambahkan dengan wajar dan pantas, sebab ada tiga yang memberi kesaksian di bumi, kecuali kita menganggap bahwa Rasul Yohanes ingin memberi tahu kita bahwa semua saksi adalah sama seperti saksi-saksi yang ada di bumi, padahal ia ingin meyakinkan kita bahwa ada satu saksi yang benar tanpa bisa keliru, atau bahkan saksi itu adalah kebenaran itu sendiri.
- (3) Diamati juga bahwa ada berbagai macam pembacaan bahkan dalam teks Yunani, seperti dalam ayat 7. Beberapa naskah membacanya hen eisi – adalah satu. Sebagian yang lain (setidaknya Alkitab Complutensia [Alkitab yang berisi Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani, Septuaginta, dan Targum – pen.]) membacanya eis to hen eisin – menjadi satu, atau sepakat di dalam satu. Dan dalam ayat 8 (dalam bagian yang dianggap harus dimasukkan), bukannya tertulis en tē gē – di dalam bumi (yang umum digunakan), Alkitab Complutensia memakai epi tēs gēs – di atas bumi, yang tampak menunjukkan bahwa terbitan itu bergantung pada suatu teks Yunani yang memiliki wewenang atau pengaruh, dan bukan hanya, seperti yang diinginkan sebagian orang supaya kita percaya, pada kewenangan teks Latin kasar atau Thomas Aquinas, meskipun kesaksian Thomas Aquinas dapat ditambahkan ke situ.
- (4) Ayat ketujuh sangat selaras dengan gaya bahasa dan ajaran iman rasul kita, seperti,
- [1] Ia senang dengan gelar Bapa, entah dengannya ia menyiratkan Allah saja, atau pribadi ilahi yang dibedakan dari Sang Anak. Aku dan Bapa adalah satu. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa (2Yoh. 1:3). Lalu,
- [2] Nama Firman diketahui sangat khas (kalau bukan hanya) digunakan rasul ini. Seandainya teks itu dibuat oleh orang lain, akan lebih mudah dan jelas, berdasarkan rumusan baptisan, dan bahasa jemaat secara umum, untuk menggunakan nama Anak, dan bukan Firman. Seperti yang sudah diamati, Tertullian dan Siprianus menggunakan nama itu, bahkan ketika mereka merujuk pada ayat ini. Atau diajukan sebagai keberatan bahwa mereka tidak merujuk pada ayat ini, karena mereka berbicara tentang Anak, bukan Firman. Namun ungkapan Siprianus tampak sangat jelas melalui kutipan dari Facundus sendiri. Quod Johannis apostoli testimonium beatus Cyprianus, Carthaginensis antistes et martyr, in epistolâ sive libro, quem de Trinitate scripsit, de Patre, Filio, et Spiritu sancto dictum intelligit; ait enim, Dicit Dominus, Ego et Pater unum sumus; et iterum de Patre, Filio, et Spiritu sancto scriptum est, Et hi tres unum sunt. – Siprianus yang terberkati, uskup dan martir dari Kartago, dalam surat atau kitab yang ditulisnya mengenai Tritunggal, memberi perhatian pada kesaksian Rasul Yohanes yang berkaitan dengan Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Sebab katanya, Tuhan berkata, Aku dan Bapa adalah satu. Dan lagi, tentang Bapa, Anak, dan Roh Kudus ada tertulis, dan ketiganya adalah satu. Nah, tidak ada tertulis di tempat lain bahwa ketiganya adalah satu, selain dalam ayat 7. Maka besar kemungkinan bahwa Siprianus, entah dengan mengandalkan ingatannya, atau lebih tepatnya ingin membicarakan perkara daripada kata-kata, orang daripada nama, atau memanggil orang dengan nama yang lebih biasa dipakai di dalam jemaat (baik dalam pembicaraan umum maupun dalam perdebatan), menyebut Pribadi yang kedua dengan nama Anak, dan bukan Firman. Kalau ada orang yang bisa menerima khayalan Facundus ini, bahwa apa yang dimaksudkan Siprianus dengan Roh, air, dan darah adalah memang Bapa, Firman, dan Roh, yang dikatakan Yohanes sebagai satu, sebaiknya ia menikmati sendiri pendapatnya itu. Sebab, pertama, ia harus menganggap bahwa Siprianus tidak hanya mengubah semua nama, tetapi juga urutan yang diberikan Rasul Yohanes. Sebab darah (Anak), yang ditempatkan di urutan kedua oleh Siprianus, ditempatkan terakhir oleh Rasul Yohanes. Dan, kedua, ia harus menganggap bahwa Siprianus berpikir bahwa apa yang dimaksudkan Rasul Yohanes dengan darah yang keluar dari lambung Sang Anak adalah Anak sendiri, yang dapat juga dilambangkan dengan air – bahwa yang dimaksudkan Rasul Yohanes dengan air, yang juga keluar dari lambung Sang Anak, adalah Pribadi Roh Kudus – bahwa apa yang dimaksudkan Rasul Yohanes dengan Roh, yang dalam ayat 6 dikatakan sebagai kebenaran, dan di dalam Injil disebut sebagai Roh Kebenaran, adalah Pribadi Bapa, meskipun Dia tidak pernah disebut demikian di tempat-tempat lain ketika disebutkan bersama-sama dengan Anak dan Roh Kudus. Kita menuntut adanya bukti yang baik bahwa sang bapa gereja dari Kartago itu bisa memahami Rasul Yohanes seperti itu. Orang yang memahaminya demikian harus percaya juga bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus dikatakan sebagai tiga saksi di bumi. Ketiga, Facundus mengakui bahwa Siprianus berkata tentang ketiganya, ada tertulis, Et hi tres unum sunt – Dan ketiganya adalah satu. Nah, ini bukan kata-kata dalam ayat 8, melainkan ayat 7 (dalam ay. 8 versi KJV dikatakan ketiganya sepakat dalam satu– pen.). Kata-kata itu tidak digunakan menyangkut tiga yang di bumi, yaitu Roh, air, dan darah, melainkan tiga yang di sorga, yaitu Bapa, Firman, dan Roh Kudus. Jadi kita diberi tahu bahwa penulis buku De baptismo hæreticorum, yang dianggap hidup sezaman dengan Siprianus, mengutip kata-kata Yohanes, yang selaras dengan naskah-naskah Yunani dan versi-versi kuno, sebagai berikut: Ait enim Johannes de Domino nostro in epistolâ nos docens, Hic es qui venit per aquam et sanguinem, Jesus Christus, non in aquâ tantùm, sed in aquâ et sanguine; et Spiritus est qui testimonium perhibet, quia Spiritus est veritas; quia tres testimonium perhibent, Spiritus et aqua et sanguis, et isti tres in unum sunt – Sebab Yohanes, dalam suratnya, berkata tentang Tuhan kita, Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu. Jika semua naskah Yunani dan versi kuno berkata tentang Roh, air, dan darah, bahwa in unum sunt – ketiganya adalah satu, maka bukan tentang mereka Siprianus berkata, apa pun keragaman yang mungkin ada dalam naskah-naskah pada zamannya, ketika ia berkata, ada tertulis unum sunt – mereka adalah satu. Oleh sebab itu, kata-kata Siprianus tampak masih menjadi kesaksian yang teguh untuk ayat 7, dan juga sebuah isyarat bahwa pemalsu teks tidak akan sampai sedemikian tepat menggunakan nama seorang rasul untuk menyatakan bahwa ada saksi kedua di sorga, yaitu Firman. Maka,
- [3] Karena hanya rasul ini yang mencatat peristiwa tentang air dan darah yang mengalir keluar dari lambung Sang Juruselamat, maka hanya dia, atau terutama dia, yang menunjukkan kepada kita janji dan nubuatan Sang Juruselamat tentang Roh Kudus yang datang untuk memuliakan Dia, untuk bersaksi tentang Dia, dan untuk meyakinkan dunia akan ketidakpercayaannya sendiri dan akan kebenaran-Nya, seperti dalam Injil-Nya (Yoh. 14:16-17, 26; 15:26; 16:7-15). Paling cocok dengan pemilihan kata dan Injil dari rasul ini untuk menyebut Roh Kudus sebagai saksi bagi Yesus Kristus. Lalu,
- (5) Jauh lebih mudah bagi seorang penyalin naskah, entah karena ia sedang teralihkan pandangannya, atau karena tidak jelasnya salinan naskah, sebab bagian atas atau bawah halamannya terhapus atau rusak, atau bahan-bahan yang dulu dipakai orang untuk menulis menjadi aus, untuk kehilangan dan kelewatan suatu bagian daripada bagi seorang pemalsu untuk mengarang-ngarang dan memasukkannya. Pasti sangat berani dan lancang orang yang berharap dapat lolos dari penyelidikan dan celaan. Dan ia juga sungguh tidak sopan, karena berani menambahkan sesuatu ke dalam apa yang dipandang sebagai Kitab Suci. Dan,
- (6) Kita tidak bisa menerima dugaan itu, sementara Rasul Yohanes sedang menggambarkan iman Kristen dalam mengalahkan dunia, dasar yang diandalkannya dalam berpegang pada Yesus Kristus, dan berbagai kesaksian yang menyertai Dia. Terutama jika kita menimbang bahwa Rasul Yohanes bermaksud menyimpulkan, seperti yang disimpulkannya dalam ayat 9, kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah (yang sudah disampaikannya sebelumnya) kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Nah, dalam ketiga saksi di bumi ini, tidak semuanya adalah saksi Allah, atau tidak ada saksi yang benar-benar dan secara langsung adalah Allah. Mereka yang menentang bahwa teks itu berbicara tentang Tritunggal akan menyanggah bahwa entah Roh, atau air, atau darah adalah Allah sendiri. Akan tetapi, dalam pembacaan kita sekarang, di sini disebutkan secara luhur sejumlah saksi dan kesaksian yang mendukung kebenaran Tuhan Yesus dan keilahian ketetapan-Nya. Di sini ada ringkasan atau rangkuman yang sangat bagus tentang alasan-alasan untuk beriman kepada Kristus, tentang surat mandat yang dibawa Sang Juruselamat bersama-Nya, dan tentang bukti-bukti dari Kekristenan kita, yang dapat ditemukan, menurut saya, dalam kitab Allah, yang atas satu alasan itu, sekalipun dengan mengesampingkan ajaran Tritunggal ilahi, teks itu patut diterima sepenuhnya.
- 2. Setelah memiliki alasan-alasan yang masuk akal ini di pihak kita, kita akan melanjutkan ke hal-hal berikutnya. Rasul Yohanes, setelah memberi tahu kita bahwa Roh yang memberi kesaksian kepada Kristus adalah kebenaran, menunjukkan kepada kita bahwa Roh itu kebenaran, dengan meyakinkan kita bahwa Dia ada di sorga, dan bahwa ada juga yang lain yang tidak bisa tidak pasti benar, atau kebenaran itu sendiri, yang dalam kesaksian sepakat dengan-Nya. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu (ay. 7).
- (1) Di sini ada Tritunggal Saksi sorgawi, Saksi-saksi yang sudah bersaksi dan memastikan kepada dunia akan kebenaran dan kewenangan Tuhan Yesus dalam jabatan dan pengakuan-pengakuan-Nya, di mana
- [1] Yang pertama muncul dalam urutan adalah Bapa. Ia memberikan meterai-Nya pada mandat Kristus Tuhan selama Dia berada di bumi sini. Secara lebih khusus, pertama, dalam menyatakan Dia kepada dunia pada saat baptisan-Nya (Mat. 3:17). Kedua, dalam meneguhkan siapa Dia ketika Dia berubah rupa (Mat. 17:5). Ketiga, dalam menyertai Dia dengan kuasa dan pekerjaan-pekerjaan ajaib: Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa (Yoh. 10:37-38). Keempat, dalam memberikan penegasan pada saat kematian-Nya (Mat. 27:54). Kelima, dalam membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan menerima Dia ke dalam kemuliaan-Nya: Ia akan menginsafkan dunia akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi (Yoh. 16:10 dan Rm. 1:4).
- [2] Saksi kedua adalah Firman, sebuah nama yang penuh misteri, yang menyatakan kodrat tertinggi yang dimiliki Juruselamat Yesus Kristus, di mana di dalamnya mengandung arti bahwa Ia telah ada sebelum dunia ada, bahwa Ia menjadikan dunia, dan bahwa Ia betul-betul Allah yang telah ada bersama-sama dengan Bapa sejak dahulu itu. Firman harus bersaksi untuk kodrat manusia, atau untuk manusia Kristus Yesus, yang di dalam dan oleh-Nya Ia menebus dan menyelamatkan kita. Dan Dia bersaksi, pertama, melalui pekerjaan-pekerjaan besar yang dikerjakan-Nya (Yoh. 5:17), Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga. Kedua, dalam memberikan kemuliaan kepada-Nya ketika Dia berubah rupa. Dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa (Yoh. 1:14). Ketiga, dalam membangkitkan Dia dari antara orang mati (Yoh. 2:19), rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.
- [3] Saksi ketiga adalah Roh Kudus, sebuah nama yang agung dan terhormat, Sang Pemilik, Yang Empunya, dan Pencipta kekudusan. Pasti benar dan setia Dia yang kepada-Nya Roh kekudusan memberikan meterai-Nya dan kesaksian-Nya yang khidmat. Demikianlah yang dilakukan-Nya kepada Tuhan Yesus, Sang Kepala umat Kristen. Dan itu dalam contoh-contoh sebagai berikut: Pertama, dalam dikandungnya kodrat manusia-Nya secara ajaib tanpa dosa dalam rahim sang perawan. Roh Kudus akan turun atasmu (Luk. 1:35, dst.). Kedua, dalam turunnya Roh Kudus secara kasat mata ke atas Kristus pada saat pembaptisan-Nya. Turunlah Roh Kudus dalam rupa (Luk. 3:22, dst.). Ketiga, dalam penaklukan yang penuh kemenangan atas roh-roh neraka dan kegelapan. Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu (Mat. 12:28). Keempat, dalam turunnya Dia secara kasat mata dan penuh kuasa atas para rasul, untuk melengkapi mereka dengan karunia dan kuasa untuk memberitakan Kristus dan Injil-Nya ke seluruh dunia setelah Dia sendiri naik ke sorga (Kis. 1:4-5; 2:2-4, dst.). Kelima, dalam menyokong nama, Injil, dan kepentingan Kristus, dengan karunia-karunia dan pekerjaan-pekerjaan ajaib melalui dan atas para murid, dan di dalam jemaat-jemaat, selama dua ratus tahun (1Kor. 12:7). Berkenaan dengan hal ini, lihat pembahasan Dr. Whitby yang sangat bagus dalam kata pengantar untuk jilid kedua dari bukunya Commentary on the New Testament (Tafsiran Perjanjian Baru). Mereka ini adalah Saksi-saksi di sorga. Mereka memberikan kesaksian dari sorga. Dan Mereka adalah satu, tampaknya bukan hanya dalam kesaksian (sebab hal itu tersirat dalam kenyataan bahwa Mereka adalah tiga saksi untuk satu hal yang sama), melainkan juga untuk alasan yang lebih tinggi, sebab Mereka ada di sorga. Mereka adalah satu dalam keberadaan dan hakikat sorgawi. Dan, jika satu dengan Bapa, Mereka pasti satu Allah.
- (2) Dengan Mereka ini dipertentangkan, meskipun bersama mereka juga digabungkan, tritunggal dari saksi-saksi di bumi, sebagai berikut: Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu (ay. 8).
- [1] Dari saksi-saksi ini yang pertama adalah roh. Roh ini harus dibedakan dari Pribadi Roh Kudus, yang ada di sorga. Jadi kita harus berkata, bersama Sang Juruselamat (menurut apa yang dilaporkan oleh rasul ini), bahwa apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh (Yoh. 3:6). Murid-murid Juruselamat, dan juga orang lain, lahir dari daging. Mereka datang ke dunia dengan memiliki kecenderungan yang bobrok dan bersifat kedagingan, yang merupakan permusuhan terhadap Allah. Kecenderungan ini harus dimatikan dan dihilangkan. Sebuah kodrat yang baru harus diberikan. Hawa nafsu dan kebobrokan yang lama harus dilenyapkan, dan murid yang sejati menjadi ciptaan baru. Pembaharuan atau perombakan jiwa merupakan sebuah kesaksian bagi Sang Juruselamat. Itu merupakan keselamatan jiwa yang nyata, meskipun baru permulaan. Itu merupakan kesaksian di bumi, karena dilanjutkan oleh jemaat di sini, dan tidak dijalankan dengan cara yang mencolok dan menakjubkan, yang dengannya tanda-tanda dari sorga diberikan. Roh ini tidak hanya mengerjakan pembaharuan dan pertobatan jemaat, tetapi juga pengudusannya yang berkelanjutan, kemenangannya atas dunia, kedamaian, kasih, dan sukacitanya, dan semua anugerah yang olehnya dia menjadi layak mendapat warisan yang diperoleh orang-orang kudus di dalam terang.
- [2] Yang kedua adalah air. Air sebelumnya dianggap sebagai sarana keselamatan, dan sekarang sebagai kesaksian bagi Sang Juruselamat sendiri, dan menyiratkan kemurnian-Nya dan kuasa-Nya yang memurnikan. Dengan demikian, air tampak mencakup, pertama, kemurnian sifat dan perilaku-Nya sendiri di dunia. Ia saleh, tanpa salah, tanpa noda. Kedua, kesaksian dari baptisan Yohanes, yang bersaksi bagi-Nya, mempersiapkan sebuah umat bagi Dia, dan merujuk mereka kepada-Nya (Mrk. 1:4, 7-8). Ketiga, kemurnian ajaran-Nya, yang olehnya jiwa-jiwa dimurnikan dan dibasuh. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu (Yoh. 15:3). Keempat, kemurnian dan kekudusan yang nyata dan bekerja pada murid-murid-Nya. Tubuh-Nya adalah jemaat yang kudus dan am. Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran (1Ptr. 1:22). Dan air ditandai dan dimeteraikan oleh, kelima, baptisan yang telah ditetapkan-Nya sebagai tindakan diterimanya atau pengantar bagi murid-murid-Nya, yang di dalamnya Dia secara perlambang (atau melalui lambang itu) berkata, jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku. Bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah (1Ptr. 3:21).
- [3] Saksi ketiga adalah darah. Darah ini ditumpahkan-Nya, dan ini adalah tebusan bagi kita. Darah ini bersaksi bagi Yesus Kristus, pertama, dalam arti bahwa darah itu memeteraikan dan menuntaskan korban-korban Perjanjian Lama, anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Kedua, dalam arti bahwa darah itu meneguhkan nubuatan-nubuatan-Nya sendiri, dan kebenaran dari semua pelayanan dan ajaran-Nya (Yoh. 18:37). Ketiga, dalam arti bahwa darah itu menunjukkan kasih yang tak tertandingi terhadap Allah, sebab Ia bersedia mati sebagai korban bagi kehormatan dan kemuliaan Allah, dalam mengadakan pendamaian bagi dosa-dosa dunia (Yoh. 14:30-31). Keempat, dalam arti bahwa darah itu menunjukkan kasih yang tak terutarakan terhadap kita. Tidak ada orang yang mau menipu orang-orang yang mereka kasihi sepenuhnya (Yoh. 14:13-15). Kelima, dalam arti bahwa darah itu menunjukkan ketidakpedulian Tuhan Yesus terhadap kepentingan atau keuntungan duniawi apa pun. Tak ada penipu dan pendusta yang mau menyerahkan dirinya sendiri untuk dihina dan dibunuh dengan sadis dan kejam (Yoh. 18:36). Keenam, dalam arti bahwa darah itu membebankan kewajiban pada murid-Nya untuk menderita dan mati bagi Dia. Tak ada penipu yang akan mengundang para penganutnya untuk mengikuti dirinya dan menjalankan kepentingannya hingga mengorbankan diri sedemikian rupa seperti yang dilakukan Tuhan Yesus. Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah (Yoh. 16:2). Ia sering kali memanggil hamba-hamba-Nya untuk mengikuti Dia dalam penderitaan: Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya (Ibr. 13:13). Hal ini menunjukkan bahwa baik Dia maupun kerajaan-Nya bukanlah dari dunia ini. Ketujuh, keuntungan-keuntungan yang diperoleh dan didapat dengan darah-Nya (yang dipahami dengan baik) pasti secara langsung menunjukkan bahwa Dia memang Juruselamat dunia. Lalu, kedelapan, darah ini diperlambangkan dan dimeteraikan oleh penetapan Perjamuan kudus-Nya: Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian (yang mengesahkan Perjanjian Baru), yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa (Mat. 26:28). Seperti itulah saksi-saksi di bumi. Seperti itulah berbagai macam kesaksian yang diberikan untuk Pendiri agama kita. Tidak heran jika orang yang menolak semua bukti ini dihakimi-Nya sebagai penghujat Roh Allah, dan dibiarkan binasa dalam dosa-dosanya tanpa penolong. Ketiga saksi ini (karena lebih berbeda daripada tiga Saksi sebelumnya) tidak dapat dikatakan secara begitu tepat sebagai satu, melainkan terlebih menjadi satu, untuk satu tujuan dan kepentingan yang sama, atau sepakat dalam satu hal, dalam hal yang satu dan sama di antara mereka sendiri, dan dalam kesaksian yang sama dengan Mereka yang memberikan kesaksian dari sorga.
- III. Rasul Yohanes dengan benar menyimpulkan, kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya (ay. 9). Di sini kita mendapati,
- 1. Sebuah anggapan yang dibentuk dengan baik berdasarkan pernyataan-pernyataan yang ada. Demikianlah kesaksian yang diberikan Allah, kesaksian yang dengannya Allah sudah bersaksi tentang Anak-Nya, yang pasti menyatakan suatu kesaksian yang langsung dan tak terbantahkan, dan itu adalah kesaksian Bapa tentang Anak-Nya. Ia sendiri telah mengeluarkan pernyataan dan meneguhkan Anak-Nya kepada dunia.
- 2. Kewenangan dan keberterimaan kesaksian-Nya. Di sini diberikan pernyataan dari yang lebih lemah ke yang lebih kuat: Kita menerima kesaksian manusia (kesaksian seperti itu diakui, dan pasti diakui, dalam semua hukum peradilan dan di semua bangsa), tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Kesaksian Allah adalah kebenaran itu sendiri, memiliki kewenangan tertinggi dan kebenaran yang tak dapat keliru dan tak dapat dipertanyakan lagi. Lalu ada,
- 3. Penerapan prinsip itu pada perkara sekarang: Sebab demikianlah kesaksian, dan inilah kesaksian dari Allah, yaitu Bapa, dan juga Firman dan Roh, yang diberikan-Nya tentang Anak-Nya, dan yang di dalamnya Allah telah meneguhkan Dia. Allah, yang tidak berdusta, sudah memberikan kepastian yang memadai kepada dunia bahwa Yesus Kristus adalah Anak-Nya, Anak dari kasih-Nya, dan Anak dalam hal jabatan, untuk mendamaikan dan memulihkan dunia pada diri-Nya sendiri. Oleh sebab itu, Ia bersaksi tentang kebenaran dan asal usul ilahi dari agama Kristen, dan bahwa agama Kristen adalah cara dan sarana yang pasti dan sudah ditetapkan untuk membawa kita kepada Allah.
SH: 1Yoh 5:6-12 - Kesaksian tentang Yesus (Kamis, 11 Desember 2003) Kesaksian tentang Yesus
Salah satu yang menonjol dalam bagian ini adalah kata “saksi”.
Kata tersebut muncul sebanyak 10 kali. Percaya pada Y...
Kesaksian tentang Yesus
Salah satu yang menonjol dalam bagian ini adalah kata “saksi”. Kata tersebut muncul sebanyak 10 kali. Percaya pada Yesus hanya mungkin terjadi karena ada yang bersaksi. Tanpa kesaksian mustahil manusia percaya pada Yesus. Sebagai akibat percaya pada Yesus, mereka memiliki hidup kekal. Inilah yang diuraikan dalam bacaan hari ini berbagai aspek tentang kesaksian.
Pertama, kesaksian air dan darah. Istilah air dan darah menunjuk pada Yesus. Yohanes mengatakan bahwa Yesus datang dalam air dan darah. Air menunjuk pada peristiwa baptisan oleh Yohanes Pembaptis, sedang darah menunjuk pada kematian-Nya di kayu salib. Baptisan merupakan awal pelayanan umum Yesus dan kematian menunjuk pada akhir pelayanan-Nya di dunia. Peristiwa pembaptisan merupakan momen bagi Roh Kudus memberi kesaksian bahwa Yesus adalah Anak Allah. Kematian Yesus di kayu salib merupakan saat bagi Allah Bapa memberi kesaksian bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Kedua, kesaksian Roh Kudus. Roh Kudus memberi kesaksian bahwa Yesus adalah Anak Allah. Sejak awal pelayanan Yesus hingga kematian-Nya Roh Kudus bersaksi bahwa Yesus adalah Mesias dan Anak Allah. Kesaksian Roh Kudus dan kesaksian baptisan serta kematian Yesus tidak dapat dilepaskan (ayat 8). Menolak salah satu berarti menolak semuanya.
Ketiga, kesaksian manusia. Yohanes sebelumnya telah menyatakan diri sebagai saksi bagi Kristus. Manusia menerima Yesus sebagai Anak Allah melalui kesaksian manusia. Tetapi Yohanes mengingatkan bahwa dibalik semua kesaksian terdapat kesaksian Allah. Keempat, kesaksian Allah. Menerima kesaksian bahwa Yesus adalah Anak Allah berarti menerima kesaksian Allah; dan semua kesaksian mengarah pada satu hal yakni percaya pada Yesus.
Renungkan: Menerima kesaksian berarti menerima hidup kekal. Menolak kesaksian berarti mengalami kebinasaan.
SH: 1Yoh 5:6-12 - Kesaksian tentang Yesus (Rabu, 5 Desember 2007) Kesaksian tentang Yesus
Perhatian utama Yohanes, seperti juga perhatian penulis lain di
Perjanjian Baru, adalah kesaksian yang mengarah pada pen...
Kesaksian tentang Yesus
Perhatian utama Yohanes, seperti juga perhatian penulis lain di Perjanjian Baru, adalah kesaksian yang mengarah pada pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan. Para penulis itu tidak pernah berusaha meyakinkan orang bahwa Yesus adalah Pembuat mukjizat atau Seorang yang sangat saleh hingga patut diteladani. Atau banyak juga orang yang mengatakan, "Yesus ajaib! Ia melakukan banyak mukjizat!" Itu bukanlah poin utama. Kesaksian Yohanes di sini bukanlah pada apa yang Ia lakukan, melainkan siapakah Dia. Alkitab jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Allah, yang turun ke dunia dalam rupa manusia.
Allah telah memberi kesaksian tentang Kristus. Namun orang-orang pada zaman Yesus tidak yakin bahwa Ia adalah Anak Allah. Mereka malah menyebut Dia sebagai peminum, pelahap, pemberontak, dsb. Sehingga ada orang yang berkata: "Bila orang-orang pada waktu itu tidak bisa percaya pada Dia, bagaimana Ia bisa dipercaya orang pada zaman ini?" Oleh karena itu ada tiga kesaksian bahwa Yesus adalah Allah yang berinkarnasi: air, darah, dan Roh (ayat 6). Air dan darah mengacu pada dua hal: baptisan dan kematian Yesus. Yesus dibaptis bukan karena Ia bertobat atas dosa-dosa-Nya, sebab Ia tidak berdosa. Ia dibaptis karena ingin mengidentifikasikan diri-Nya secara utuh dengan manusia berdosa. Ketika Yesus disalib, kematian-Nya bukanlah karena Ia harus mati, sebab maut tidak berkuasa atas Dia. Ia mati karena menyerahkan hidup-Nya untuk menyelamatkan kita dari dosa. Roh Kudus juga memberikan kesaksian tentang Yesus (Yoh. 15:26, 16:14).
Kesaksian itu adalah bahwa Allah telah mengaruniakan hidup kekal di dalam Yesus (ayat 11). Bila kita hidup di dalam Yesus, itulah bukti bahwa kita memiliki hidup yang kekal. Selanjutnya hidup itu harus merupakan kesaksian bahwa Yesuslah Juruselamat yang menganugerahkan kemenangan atas dosa dan maut. Maka jangan mau kalah terhadap dosa! Kalahkanlah dosa dengan kuasa Yesus yang telah menang atas maut. Hiduplah dalam kemenangan anak-anak Allah!
SH: 1Yoh 5:6-12 - Meneruskan Kesaksian (Rabu, 4 Agustus 2021) Meneruskan Kesaksian
Sejak awal suratnya, penulis surat Yohanes telah menyatakan bahwa apa yang ia tuliskan adalah kesaksian mengenai hidup kekal (li...
Meneruskan Kesaksian
Sejak awal suratnya, penulis surat Yohanes telah menyatakan bahwa apa yang ia tuliskan adalah kesaksian mengenai hidup kekal (lih. 1:1-2; 4:14). Kekekalan adalah realitas Allah. Hidup kekal berarti hidup yang digambarkan oleh kekekalan Allah.
Sekali lagi Yohanes menegaskan di akhir suratnya: Hidup kekal telah dikaruniakan Allah kepada manusia di dalam Yesus Kristus-Anak Allah, yang telah datang sebagai manusia (11-12). Realitas Allah tersebut menyeruak masuk ke dalam realitas manusia. Allah dan manusia yang terpisah oleh dosa, bersatu dalam relasi intim yang penuh kasih.
Yesus, sang sumber hidup kekal, telah datang dengan air dan dengan darah (6). Dengan air berarti merujuk kepada Baptisan di mana Bapa meneguhkan pelayanan Yesus di dunia. Dengan darah berarti merujuk kepada peristiwa salib, di mana melalui kematian, Yesus menyelesaikan misi-Nya. Air dan darah menjadi tanda bahwa hidup kekal ada di dalam dan melalui karya Yesus Kristus.
Karya Allah melalui Yesus Kristus disaksikan oleh Roh. Roh yang bersaksi di surga, juga bersaksi di bumi. Jadi, ada air dan darah (karya Kristus) dan Roh yang memberi kesaksian. Jadi, tidak ada dusta atau kepalsuan di dalam tindakan penyelamatan Allah. Kesaksian ini tidak dapat disangkal oleh siapa pun sebab Allah sendiri yang memberi kesaksian (9).
Yohanes telah bersaksi mengenai hidup yang kekal karena ia menyadari bahwa hidup kekal ada di dalam Tuhan Yesus. Ia pernah mendengar Tuhan Yesus berkata, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya" (lih. Yoh. 20:29). Oleh karena itu, melalui suratnya ia bersaksi kepada orang yang tidak melihat Tuhan Yesus secara langsung agar percaya kepada-Nya supaya memiliki hidup kekal.
Kesaksian akan menuntun seseorang kepada iman dan iman akan menuntun kepada hidup kekal. Kita akan menikmati hidup kekal karena beriman kepada Yesus Kristus. Kita pun bersyukur karena ada orang yang telah bersaksi untuk kita. Lalu, apa tugas kita? Tugas kita sekarang adalah meneruskan kesaksian itu kepada orang lain. [JMH]
SH: 1Yoh 5:1-12 - Anak-anak Allah mengalahkan dunia (Senin, 11 Desember 2000) Anak-anak Allah mengalahkan dunia
Di tengah arena pertandingan, seorang harus tahu terlebih dahulu:
kekuatan musuh yang dihadapi dan kekuatanny...
Anak-anak Allah mengalahkan dunia
Di tengah arena pertandingan, seorang harus tahu terlebih dahulu: kekuatan musuh yang dihadapi dan kekuatannya untuk menghadapi musuh. Demikian pula kita sebagai anak-anak Allah yang setiap saat hidup di kancah pertandingan dunia. Kita bersyukur karena ada yang mengontrol pertandingan ini, yakni Allah yang berdaulat mengizinkan setiap tantangan yang kita hadapi, bersama itu pula Allah memberikan kekuatan-Nya sehingga kita pasti menang. Kemenangan ini pasti karena Allah sendiri yang berperang melawan kuasa dunia. Setiap anak Allah diberi kuasa untuk menang, inilah iman kita kepada Yesus Kristus, Anak-Nya.
Berbagai macam bentuk tantangan kita hadapi dalam arena pertandingan dunia, yang bertujuan menggocoh kita, supaya kita tetap bertahan dalam kehidupan lama, karena tidak mampu memperjuangkan kehidupan yang berkemenangan dalam iman. Kegagalan demi kegagalan dosa membuat kita lelah, putus harapan, dan kehilangan daya juang untuk mengambil peran sebagai pahlawan iman. Arus dunia semakin deras menentang iman kekristenan, bukan saja dari kalangan non kristen, tetapi justru dari kalangan sendiri. Banyak kita temui siswa kristen yang terimbas narkoba, tawuran, pergaulan bebas; banyak karyawan kristen yang memanipulasi waktu, uang, dan jabatan; banyak pedagang kristen yang tidak jujur; banyak suami kristen yang tidak setia kepada keluarganya; banyak aktivis kristen yang menjadi batu sandungan; banyak hamba Tuhan yang mengejar popularitas dan kesuksesan. Terbuka pada kenyataan ini kita menyadari betapa lebih beratnya perjuangan anak-anak Allah di tengah dunia sekuler, menentang kristen-kristen yang berkompromi dengan dosa. Masih sanggupkah bertahan dalam arus dunia yang akan semakin deras dan gencar? Sesungguhnya ini bukan pilihan tetapi konsekuensi anak-anak Allah yang memang rindu mempertahankan imannya dan jaminan kepastian kemenangan sudah disediakan bagi yang mau setia melakukan perintah-perintah-Nya. Jangan mundur dan menyerah kalah sebelum perjuangan ini selesai, kehidupan kekal menanti di sana, hidup selamanya bersama Dia yang mengasihi kita.
Renungkan: Sebagai anak-anak Allah, kita memiliki Kristus yang telah mengalahkan dunia. Jangan biarkan salib Kristus sia-sia karena kita menyerah dalam peperangan iman.
Utley -> 1Yoh 5:5-12
Utley: 1Yoh 5:5-12 - --NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 5:5-125 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? 6 Inilah Dia y...
NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 5:5-12
5 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? 6 Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. 7 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. 8 Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu. 9 Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. 10 Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. 11 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak- Nya. 12 Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup
5:5 Ayat ini secara jelas mendefinisikan isi dari iman kita, yang disebutkan dalam ay. 4. Kemenangan kita ialah pengakuan kepercayaan kita pada Yesus yang adalah manusia sepenuhnya dan Allah sepenuhnya (lih. 4:1-6). Perhatikan bahwa orang percaya meneguhkan bahwa Yesus adalah (1) Mesias (ay. 1); (2) Anak Allah (ay. 1); (3) Anak (laki-laki) Allah (ay. 5,10); dan (4) Kehidupan (lih. 1:2; 5:20).
5:6 "Inilah Dia yang telah datang" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE PARTICIPLE yang menekankan Inkarnasi (Yesus sebagai manusia dan Allah) dan kematian pengorbananNya, yang keduanya ditolak oleh guru- guru palsu.
□ "dengan air dan darah" Sepertinya "air" menunjuk pada kelahiran jasmani Yesus (lih. Yoh 3:1-9) dan "darah" menunjuk pada kematian jasmaniNya. Dalam konteks penolakan para guru palsu gnostik akan kemanusian penuh Yesus, kedua pengalaman ini merangkum dan menyatakan kemanusiaanNya.
Pilihan lain yang berhubungan dengan guru-guru palsu gnostik (Cerinthus) adalah bahwa "air" menunjuk pada baptisan Yesus. Mereka menyatakan bahwa "spirit Kristus" datang ke atas manusia Yesus pada saat baptisanNya (air) dan pergi sebelum kematian manusia Yesus di kayu salib (darah).
□ "Rohlah yang memberi kesaksian" Peran dari Roh Kudus adalah menyatakan injil. Ia adalah bagian Trinitas yang menyadarkan dosa, memimpin kepada Kristus, membaptis ke dalam Kristus, dan membentuk Kristus di dalam orang percaya (lih. Yoh 16:7-15).
□ "Roh adalah kebenaran" (lih. Yoh 14:17; 15:26; 16:13; 1Yoh 4:6).
5:7 Ada beberapa kebingungan dalam terjemahan bahasa Inggris dimana ay. 6,7,8 mulai dan berakhir. Bagian dari ay. 7 yang didapati dalam KJV yang mengatakan "di surga, Bapa, Firman dan Ro Kudus, dan ketiganya adalah satu," tak ditemukan dalam tiga naskah kuno Yunani PB berhuruf besar yang utama: Aleksandrinus (A), Vatikanus (B), atau Sinaitikus (א), maupun dalam keluarga naskah-naskah Byzantinum. Frasa tersebut hanya muncul di empat naskah kecil dikemudian hari: (1) ms 61, tertanggal abad 16; (2) ms 88 tertanggal abad 12, di mana perikopnya disisipkan di pinggir oleh penyalin berikutnya; (3) ms 629, tertanggal abad 14 atau 15; dan (4) ms 635, tertanggal abad 11, di mana perikop ini disisipkan di pinggir oleh penyalin lain. Ayat ini tidak dikutip oleh satupun Bapa-bapa gereja mula-mula, bahkan dalam perdebatan kedoktrinan mereka mengenai Trinitas. Ini tidak terdapat di semua versi kuno kecuali satu keluarga naskah Latin dikemudian (Sixto-Clementine). Frasa ini tak ada di Latin Kuno atau Vulgate dari Jerome. Frasa ini muncul pertama-tama dalam suatu risalah oleh ajaran sesat Spanyol Priscillian, yang mati pada tahun 385 M. Frasa ini dikutip oleh Bapa-bapa latin di Afrika Utara dan Italia dalam abad ke 5. Ayat ini secara sederhana bukanlah bagian dari firman asli yang terilhami dari I Yohanes.
Doktrin Alkitabiah mengenai satu Allah (monoteisme), namun dengan tiga manifestasi pribadi (Bapa, Anak, dan Roh) tidak dipengaruhi oleh penolakan dari ayat ini. Walaupun benar bahwa Alkitab tak pernah menggunakan kata "Trinitas," banyak perikop alkitab berbicara mengenai semua tiga pribadi dari Allah yang bertindak bersama-sama:
- 1. pada baptisan Yesus (Mat 3:16-17)
- 2. perintah utama (Mat 28:19)
- 3. Roh yang diutus (Yoh 14:26)
- 4. Khotbah Pentakosta Petrus (Kis 2:33-34)
- 5. Diskusi Paulus mengenai daging dan Roh (Rom 8:7-10)
- 6. Diskusi Paulus mengenai karunia-karunia Rohani (1Kor 12:4-6)
- 7. Rencana Perjalanan Paulus (2Kor 1:21-22)
- 8. Doa Syukur Paulus (2Kor 13:14)
- 9. Diskusi Paulus mengenai kepenuhan waktu (Gal 4:4-6)
- 10. Doa pujian Paulus kepada Bapa (Ef 1:3-14)
- 11. Diskusi Paulus mengenai pengucilan orang bukan Yahudi (Ef 2:18)
- 12. Diskusi Paulus mengenai keesaan Allah (Ef 4:4-6)
- 13. Diskusi Paulus mengenai kemurahan Allah (Tit 3:4-6)
- 14. Pendahuluan Petrus (1Pet 1:2)
Lihat Topik Khusus mengenai Trinitas pada Yoh 14:26.
5:8 "Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu" Dalam PL dua dari tiga saksi ini diperlukan untuk meneguhkan sesuatu (lih. Ul 17:6; 19:15). Di sini, peristiwa sejarah kehidupan Yesus diberikan sebagai saksi kepada kemanusiaan dan keAllahan sepenuh Nya. Dalam ayat ini, "air" dan "darah" disebutkan lagi seiring dengan "Roh." Istilah "air" dan "darah" telah disebutkan dalam ay. 6. "Roh" bisa menunjuk pada baptisan Yesus karena burung merpati yang turun. Ada beberapa ketidak setujuan mengenai singgungan sejarah yang tepat, mengenai apa yang diwakili oleh ketiga hal ini. Mereka harus berhubungan dengan penolakan guru-guru palsu akan kemanusiaan Yesus.
5:9 "jika" Ini adalah sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL yang dianggap benar dari sudut pandang si penulis atau untuk tujuan penulisannya. Gereja-gereja yang disurati Yohanes bingung karena mereka tampaknya telah mendengar khotbah atau pengajaran guru-guru gnostik.
□ "Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat" Kesaksian Illahi ini dalam konteks menunjuk pada (1) kesaksian Roh Kudus dan (2) kesaksian Kerasulan mengenai kehidupan dan kematian duniawi Yesus (mis. 1:1-3).
□ "Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya" Ini adalah sebuah PERFECT ACTIVE INDICATIVE yang mengisyaratkan suatu tindakan di masa lalu yang telah sampai pada tahapan puncak dan tetap demikian. Ini bisa menunjuk pada peneguhan lantang Allah pada baptisan Yesus (lih. Mat 3:17) atau pada pemuliaanNya (lih. Mat 17:5; Yoh 5:32,37; 8:18) atau pencatatan keduanya dalam Kitab Suci (yaitu Injil). Lihat Topik Khusus: Saksi-saksi Yesus pada Yoh 1:8.
5:10 "mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya" Bisa saja menafsirkan frasa ini dalam dua cara: (1) saksi subyektif dari dalam yaitu Roh di dalam orang percaya (lih. Rom 8:16) atau (2) kebenaran injil (lih. Wah 6:9; 12:17; 19:10). Lihat Topik Khusus: Saksi-saksi Yesus pada Yoh 1:8.
□ "membuat Dia menjadi pendusta" Ini adalah satu lagi PERFECT ACTIVE INDICATIVE. Mereka yang menolak Yesus menolak Allah (lih. ay. 12) karena mereka menjadikan Allah pendusta.
□ "karena ia tidak percaya" Ini satu lagi PERFECT ACTIVE INDICATIVE yang menekankan kondisi mengingkari yang telah menetap.
5:11-12 Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE INDICATIVE yang berbicara mengenai suatu tindakan masa lalu atau yang telah selesai (lih. Yoh 3:16). Hidup kekal didefinisikan dalam Yoh 17:3. Dalam beberapa hal frasa ini menunjuk pada Yesus Sendiri (lih. Yoh 1:2; 5:20); dalah hal lain ini adalah karunia Allah (lih. 2:25; 5:11; Yoh 10:28), yang diterima melalui iman dalam Kristus (lih. 5:13; Yoh 3:16). Seseorang tidak dapat berada dalam persekutuan dengan Bapa tanpa iman pribadi dalam Anak!
Topik Teologia -> 1Yoh 5:6
Topik Teologia: 1Yoh 5:6 - -- Roh Kudus
Roh yang Bersaksi
Yoh 15:26 Kis 5:32 Rom 8:16 Ibr 10:15 1Yo 4:2 1Yo 5:6-8
Roh Kebenaran
Yoh ...
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah ...
Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah Injil, tiga buah surat dan kitab Wahyu. Walaupun Yohanes tidak memperkenalkan dirinya dengan menyebut namanya di surat ini, saksi-saksi dari abad kedua (mis. Papias, Ireneus, Tertullianus, Klemens dari Aleksandria) menegaskan bahwa surat ini ditulis oleh rasul Yohanes, salah seorang dari dua belas murid Yesus. Kesamaan kuat dalam gaya penulisan, kosakata, dan tema di antara surat ini dengan Injil Yohanes memperkuat kesaksian kekristenan mula-mula yang dapat diandalkan bahwa kedua kitab ini ditulis oleh rasul Yohanes (Lihat "PENDAHULUAN INJIL YOHANES" 08173).
Penerima surat ini tidak disebutkan. Tidak ada salam atau nama orang, tempat, atau peristiwa di dalam surat ini. Penjelasan yang paling tepat untuk menerangkan kenyataan yang agak aneh ini ialah bahwa dari tempat tinggalnya di Efesus, Yohanes menulis surat yang sama kepada berbagai gereja di propinsi Asia yang berada di bawah tanggung jawab rasulinya (bd. Wahy 1:11). Karena jemaat-jemaat itu mempunyai persoalan dan kebutuhan yang sama, Yohanes menulis surat ini sebagai sebuah surat edaran dan mengutus utusan pribadinya yang membawa salamnya secara lisan.
Persoalan yang paling menonjol yang melatarbelakangi penulisan surat ini ialah ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan cara bekerjanya di dalam diri orang percaya. Beberapa orang, yang dahulu merupakan bagian dari sidang pembaca, kini sudah meninggalkan persekutuan jemaat (1Yoh 2:19), tetapi hasil dari ajaran palsu mereka masih memutarbalikkan Injil mengenai bagaimana mereka bisa "mengetahui" bahwa mereka mempunyai hidup kekal. Dari segi doktrin, ajaran sesat mereka menyangkal bahwa Yesus itulah Kristus (1Yoh 2:22; bd. 1Yoh 5:1) atau bahwa Kristus menjelma menjadi manusia (1Yoh 4:2-3); dari segi etika, mereka mengajarkan bahwa menaati perintah Kristus (1Yoh 2:3-4; 1Yoh 5:3) dan hidup kudus dan terpisah dari dosa (1Yoh 3:7-12) dan dari dunia (1Yoh 2:15-17) tidak diperlukan untuk iman yang menyelamatkan (bd. 1Yoh 1:6; 1Yoh 5:4-5).
Tujuan
Maksud Yohanes dalam menulis surat ini adalah dua:
- (1) untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru palsu, dan
- (2) untuk menasihati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh (1Yoh 1:4) dan kepastian (1Yoh 5:13) hidup kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus sebagai Putra Allah (1Yoh 4:15; 1Yoh 5:3-5,12), dan dengan kehadiran Roh Kudus (1Yoh 2:20; 1Yoh 4:4,13). Beberapa orang percaya bahwa surat ini juga ditulis untuk menemani Injil Yohanes.
Survai
Kepercayaan dan kelakuan dijalin secara erat sekali dalam surat ini. Para guru palsu, yang oleh Yohanes dinamakan "antikristus" (1Yoh 2:18-22) sedang meninggalkan ajaran rasuli mengenai Kristus dan kehidupan yang benar. Seperti surat 2 Petrus dan Yudas, surat ini dengan penuh semangat menolak dan menghukum guru palsu (mis. 1Yoh 2:18-19,22-23,26; 1Yoh 4:1,3,5) dengan ajaran dan kelakuan mereka yang merusak.
Dari segi yang positif, surat ini mengemukakan ciri-ciri persekutuan yang sejati dengan Allah (mis. (1Yoh 1:3--2:2) dan menyatakan lima ujian khusus bagi orang percaya untuk mengetahui dengan yakin bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal:
- (1) ujian kebenaran rasuli mengenai Kristus (1Yoh 1:1-3; 1Yoh 2:21-23; 1Yoh 4:2-3,15; 1Yoh 5:1,5,10,20);
- (2) ujian iman yang taat kepada perintah Kristus (1Yoh 2:3-11; 1Yoh 5:3-4);
- (3) ujian hidup yang kudus, yaitu berbalik dari dosa kepada persekutuan dengan Allah (1Yoh 1:6-9; 1Yoh 2:3-6,15-17,29; 1Yoh 3:1-10; 1Yoh 5:2-3);
- (4) ujian kasih akan Allah dan sesama orang percaya (1Yoh 2:9-11; 1Yoh 3:10-11,14,16-18; 1Yoh 4:7-12,18-21); dan
- (5) ujian kesaksian Roh (1Yoh 2:20,27; 1Yoh 4:13; 1Yoh 5:7-12). Yohanes menyimpulkan bahwa orang dapat mengetahui dengan pasti bahwa mereka memiliki hidup kekal (1Yoh 5:13) jikalau buah dari kelima bidang hidup ini nyata dalam hidup mereka.
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini mendefinisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang bertentangan dan dengan seakan-akan tidak memberikan peluang kompromi di antara terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak setan.
- (2) Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang berbicara mengenai Yesus sebagai pengantara (Yun. _parakletos_) kita dengan Bapa pada saat kita sebagai orang yang sungguh percaya berbuat dosa (1Yoh 2:1-2; bd. Yoh 14:16-17,26; Yoh 15:26; Yoh 16:7-8).
- (3) Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir seluruhnya pada kesaksian rasuli dan bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL jelas tidak ada.
- (4) Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan penyangkalan suatu bentuk ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan darah (yaitu, salib) Yesus tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus.
- (5) Gaya penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah seperti "terang", "kebenaran", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi", "kebenaran", "kesaksian", "lahir dari Allah", dan "hidup kekal".
Full Life: 1 Yohanes (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4)
I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28)
A. Prinsip-Prinsip Persekutuan d...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4) - I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28) - A. Prinsip-Prinsip Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:2) - 1. "Tidak Ada Kegelapan" Dalam Allah
(1Yoh 1:5) - 2. Tidak Ada Persekutuan Dalam Kegelapan
(1Yoh 1:6) - 3. Persekutuan Dalam Terang
(1Yoh 1:7) - 4. Persekutuan Dalam Penyucian dari Dosa
(1Yoh 1:8-2:2) - B. Manifestasi-Manifestasi Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 2:3-28) - 1. Ketaatan
(1Yoh 2:3-5) - 2. Keserupaan dengan Kristus
(1Yoh 2:6) - 3. Kasih
(1Yoh 2:7-11) - 4. Pemisahan dari Dunia
(1Yoh 2:12-17) - 5. Kesetiaan Kepada Kebenaran
(1Yoh 2:18-28) - II. Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:24) - A. Ciri-Ciri Khas Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:18) - B. Keyakinan Anak-Anak Allah
(1Yoh 3:19-24) - III.Roh Kebenaran
(1Yoh 4:1-6) - A. Mengenali Roh Kesesatan
(1Yoh 4:1,3,5) - B. Mengakui Roh Kebenaran
(1Yoh 4:2,4,6) - IV. Kasih Allah
(1Yoh 4:7-5:3) - A. Asal-Usul Ilahi dari Kasih
(1Yoh 4:7-10) - B. Tanggapan yang Layak Terhadap Kasih Allah
(1Yoh 4:11-13,19-21) - C. Tinggal Dalam Kasih Allah
(1Yoh 4:14-16) - D. Kesempurnaan Kasih
(1Yoh 4:17-18) - E. Ketaatan Kasih
(1Yoh 5:1-3) - V. Jaminan dari Allah
(1Yoh 5:4-20) - A. Mengenai Hal Mengalahkan Dunia
(1Yoh 5:4-5) - B. Mengenai Keterandalan Injil
(1Yoh 5:6-10) - C. Mengenai Hidup Kekal di Dalam Anak-Nya
(1Yoh 5:11-13) - D. Mengenai Jawaban-Jawaban untuk Doa
(1Yoh 5:14-17) - E. Mengenai Tiga Kepastian Besar
(1Yoh 5:18-20) - Penutup
(1Yoh 5:21)
Matthew Henry: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang aka...
- Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang akan meneguhkan (atau mungkin bagi sebagian orang malah melebihi) kepastian dari tradisi itu. Tampak bahwa penulisnya adalah salah seorang dari kumpulan rasul. Ini terlihat melalui keyakinannya, yang didasarkan pada bukti indrawi, akan kebenaran mengenai pribadi Sang Pengantara dalam kodrat manusia-Nya: Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup (ay. 1 Yohanes 3:1). Di sini ia memberi perhatian pada bukti yang diberikan Tuhan kepada Tomas akan kebangkitan-Nya, dengan meminta Tomas untuk merasakan bekas-bekas paku dan tombak, yang dicatat oleh Yohanes. Dia ini pasti salah seorang murid yang hadir ketika Tuhan datang pada hari yang sama waktu Ia bangkit dari antara orang mati, dan menunjukkan kepada mereka tangan-Nya dan lambung-Nya (Yoh. 20:20). Tetapi, supaya kita yakin ini rasul yang mana, hampir tak seorang pun penelaah atau ahli yang tidak akan tidak membenarkan (melainkan semuanya akan mengiyakan) berdasarkan telaah pemakaian kata-kata atau gaya mengemukakan argumen dan semangatnya bahwa penulis surat ini memang adalah penulis Injil yang disebut dengan Injil Yohanes. Injil Yohanes dan surat rasuli ini secara menakjubkan selaras dalam memberikan gelar-gelar dan sifat-sifat Sang Penebus: Firman, Hidup, Terang. Nama-Nya ialah: “Firman Allah.” (Bdk. 1Yoh.1:1 dan 1Yoh. 5:7 dengan Yoh. 1:1 dan Why. 19:13). Keduanya sepakat dalam mengagungkan kasih Allah kepada kita (3:1 dan 4:9; Yoh. 3:16), dan dalam berbicara tentang pembaharuan diri kita, atau perihal lahir dari Allah (3:9; 4:7, dan 5:1; Yoh. 3:5-6). Yang terakhir (tanpa memberikan contoh-contoh lagi, yang dengan mudah dapat dilihat dengan membandingkan surat ini dengan Injil Yohanes), keduanya sepakat dalam merujuk, atau menerapkan, bacaan dalam Injil Yohanes yang menceritakan (dan yang satu-satunya menceritakan) keluarnya air dan darah dari lambung Sang Penebus yang terbuka: Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah (5:6). Dengan demikian, tampak jelas bahwa surat ini mengalir dari pena yang sama yang juga menuliskan Injil Yohanes. Nah, saya tidak tahu kalau ada bacaan, atau cerita-cerita dalam Injil mana saja, yang memberi kita kepastian yang sedemikian pasti tentang siapa penulis atau pengarangnya seperti yang terjadi dengan Yohanes yang menggambarkan dengan jelas dirinya sebagai sang penulis. Dalam Injil itu (yaitu pasal 21:24), sang sejarawan suci ini memberitahukan dirinya sendiri seperti ini: Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Nah, siapa murid ini kalau bukan dia yang tentangnya Petrus bertanya, “Apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Dan tentang dia Tuhan menjawab, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu” (Yoh. 21:22). Dan yang digambarkan (Yoh. 21:20) dengan tiga ciri berikut ini:
- 1. Bahwa dia adalah murid yang dikasihi Yesus, sahabat Tuhan yang istimewa.
- 2. Bahwa ia juga duduk dekat Dia pada waktu mereka sedang makan bersama.
- 3. Bahwa ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?” Jadi, sepasti bahwa murid yang dimaksud itu adalah Yohanes, sepasti itu pula jemaat boleh yakin bahwa Injil itu dan surat ini berasal dari Yohanes yang terkasih.
- Dalam judul di atas dikatakan bahwa surat ini untuk umum, karena surat ini tidak ditulis untuk suatu jemaat tertentu. Sebaliknya, sebagai surat edaran (atau tugas kunjungan), surat ini dikirim ke berbagai jemaat (menurut sebagian orang di Partia), untuk meneguhkan mereka dalam kesetiaan yang teguh terhadap Kristus Tuhan, dan terhadap ajaran-ajaran suci tentang pribadi dan jabatan-Nya, melawan para penyesat. Dan untuk menggugah mereka supaya mereka menghiasi ajaran itu dengan kasih terhadap Allah dan manusia, dan khususnya terhadap satu sama lain, sebagai yang sama-sama lahir dari Allah, dipersatukan oleh Kepala yang sama, dan sedang melakukan perjalanan menuju hidup kekal yang sama.
Jerusalem: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam a...
SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam arti jang sebenarnja. Hal ini disebabkan karena pada pembukaannja tak dinjatakan alamat kepada siapa ia dikirim, lagi pula tak disertai salam-salam seperti biasa pada pembukaan surat-surat. Karenanja mereka menganggapnja sebagai chotbah sadja.
Dari pihak lain terdapat pula tanda-tanda jang menundjuxkan bahwa ini sesungguhnja surat. Jaitu dengan pemakaian ungkapan "aku bersurat kepada kamu".
Penulisnja
Apakah surat ini langsung ditulis oleh St. Joanes kurang pasti, sebab banjak ahli masih berselisih pendapat dalam soal ini. Akan tetapi kalau diperhatikan betul-betul, banjakali tanda-tanda jang menundjukkan surat ini sebagai surat St. Joanes dan ditulis seturut St Joanes, sebab disini St. Joanes menuliskan apa jang telah dilihat dan didengarnja sendiri. Disamping itu ia mau menjatakan autoritanja sebagai rasul. Masih banjak tanda-tanda lain jang menundjukkan baliwa surat ini sesungguhnja surat St. Joanes: persamaan Rata-rata, istilah- istilah dan adjaran jang terdapat dalam surat ini dengan Indjil IV.
Kesimpulannja: Orang bisa meragukan apakah surat ini ditulis oleh St Joanes sendiri atau tidak, tetapi jang pasti ialah bahwa isi surat ini adalah dari St. Joanes.
Tudjuan, tempat dan waktu menulisnja
Tudjuan surat ini menghindarkan serta melindungi orang-orang serani dari kesesatan-hesesatan jang berketjamuk pada waktu itu. Misalnja dari kesesatan jang membedakan Jesus dari Kristus, dan jang lain menjangkali Jesus djadi manusia dan jang tidak pertjaja kepada ke-Mesias-an Kristus.
Ditulis di Efesus, dan sesudah Indjil IV selesai ditulis.
BIS: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi
dorongan kepada para pembacanya su
SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi dorongan kepada para pembacanya supaya mereka hidup bersatu dengan Allah dan Anak-Nya Yesus Kristus. Kedua, untuk mengingatkan mereka supaya tidak mengikuti ajaran-ajaran salah yang dapat merusak kesatuan mereka dengan Allah dan Yesus Kristus. Ajaran-ajaran yang salah itu didasarkan atas kepercayaan bahwa apa saja yang bersentuhan dengan dunia, menghasilkan yang jahat; jadi, Yesus Anak Allah, tidak mungkin telah menjadi manusia. Guru-guru yang mengajarkan ajaran-ajaran yang salah itu berkata bahwa diselamatkan berarti dilepaskan dari urusan-urusan kehidupan di dunia ini; mereka mengajar juga bahwa keselamatan tidak ada hubungannya dengan hal-hal mengenai kesusilaan atau kasih terhadap sesama manusia.
Bertentangan dengan ajaran-ajaran itu, penulis surat ini mengemukakan dengan jelas bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh sudah menjadi manusia sejati. Ia menekankan juga bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus serta mengasihi Allah harus pula mengasihi satu sama lain.
Isi
- Pendahuluan
1Yoh 1:1-4 - Terang dan gelap
1Yoh 1:5-2:29 - Anak-anak Allah dan anak-anak Iblis
1Yoh 3:1-24 - Yang benar dan yang salah
1Yoh 4:1-6 - Kewajiban untuk mengasihi
1Yoh 4:7-21 - Kepercayaan yang membawa kemenangan
1Yoh 5:1-21
Ajaran: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti
ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakuk
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 90, dari kota Efesus.
Penerima : Orang-orang Kristen yang sedang berhadapan dengan ajaran-ajaran sesat. Ajaran sesat ini mengajarkan bahwa tidak mungkin Allah menjadi manusia. Selanjutnya ajaran sesat ini juga mengajarkan bahwa tingkah laku yang baik itu tidak perlu. Kitab ini ditujukan juga kepada semua orang percaya di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab I Yohanes terbagi atas 5 pasal. Di dalam Kitab ini diuraikan dengan jelas bagaimana seorang Kristen mengetahui ajaran sesat agar tidak termakan oleh ajaran sesat tersebut. Dan juga diuraikan tanda- tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Yohanes
Pasal 1 (1Yoh 1:1-4).
Pendahuluan
Pada pendahuluan dari surat Rasul Yohanes yang pertama kali, ia menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan persekutuan. Persekutuan terjadi, menurut Rasul Yohanes, kalau tujuan hidup kita sesuai dengan rencana Allah bagi hidup orang Kristen.
Pasal 1-2 (1Yoh 1:5-2:28).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang terang
Bagian ini menjelaskan dasar dari persekutuan dengan Allah ialah Yesus Kristus. Karena itu kalau kita berbuat dosa, maka kita harus mengakuinya di hadapan Allah. Kita juga harus hidup dalam terang Firman Allah, yaitu dengan melakukan perintah-Nya, dan patuh kepada kehendak-Nya. Buah dari hidup dalam terang adalah mengasihi saudara-saudara kita.
Pendalaman
- Apakah dasar dari persekutuan saudara dengan Allah? (perbuatan baik?).
- Apakah kita perlu mengakui dosa secara khusus? (baca 1Yoh 1:8-10).
- Apakah bukti bahwa seseorang bersekutu dengan Allah yang terang?
Pasal 2-4 (1Yoh 2:29-4:6).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang benar
Bagian ini menjelaskan bahwa karena Allah adalah benar, maka kita adalah anak-anak kebenaran. Karena itu kita akan mendapat perlawanan dari ketidakbenaran. Dan berarti bahwa anak-anak Allah tidak boleh terus menerus berada dalam perbuatan dosa, karena jika demikian menunjukkan bahwa kita bukan anak-anak kebenaran.
Pendalaman
- Apakah bukti bahwa orang Kristen memiliki hidup yang kekal?
- Apakah kita boleh hidup terus menerus dalam dosa?
Pasal 4-5 (1Yoh 4:7-5:5).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang kasih
Bagian ini menjelaskan bahwa setiap orang Kristen yang mengasihi berarti mengenal dan berasal dari Allah, karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita melalui Tuhan Yesus. Dan jika kita tetap mengasihi, maka Allah tetap berada di dalam kita. Tetapi jika kita mengatakan kita memiliki hidup kekal dan membenci saudara-saudara kita, maka kita adalah pembohong, karena kasih Allah itu dilihat dalam kehidupan anak-anak-Nya.
Pendalaman
- Siapakah yang lebih dahulu mengasihi kita?
- Apakah tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal?
- Melalui perbuatan siapakah kasih Allah dapat dilihat?
Pasal 5 (1Yoh 5:6-5:20).
Pengajaran tentang kepastian-kepastian
Bagian ini menjelaskan bahwa kalau seseorang memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup kekal. Dan Allah akan menjawab doa-doanya. Tetapi harus diketahui bahwa setiap orang yang mengaku bahwa ia adalah anak-anak Allah dan tetap berbuat kejahatan maka ia bukanlah anak-anak Allah.
Pendalaman
- Apakah hidup kekal yang diterima orang Kristen itu pasti?
- Apakah yang membedakan anak-anak Allah dari anak-anak kejahatan?
-
Penutup
Dalam bagian akhir surat (Kitab) ini, Rasul Yohanes memperingatkan agar anak-anak Allah berhati-hati terhadap segala berhala. Atau dengan kata lain, seorang yang memiliki persekutuan dengan Allah tidak boleh menyembah berhala. Jika ia tetap menyembah berhala, maka sebenarnya ia tidak memiliki persekutuan dengan Allah, dan ia seorang pembohong.
Pendalaman
- Apakah yang dipertimbangkan oleh Rasul Yohanes mengenai setiap oran percaya?
- Apakah berhala itu hanya terbatas pada patung-patung saja?
II. Kesimpulan
Kitab I Yohanes mengajarkan agar sukacita orang Kristen menjadi sempurna (1Yoh 1:4), orang Kristen tidak hidup dalam dosa (1Yoh 2:1), dapat menolak ajaran sesat (1Yoh 2:26), dan mengetahui bahwa mereka memiliki hidup yang kekal (1Yoh 5:13).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab I Yohanes?
- Apakah pusat pengajaran I Yohanes?
- Mengapakah orang-orang Kristen harus hidup saling mengasihi?
- Apakah yang dimiliki oleh orang Kristen?
Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulis
Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?
Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulisnya. Yang paling mendekati hanyalah sebutan 'penatua' (2 Yoh. 1; 3 Yoh. 1). Namun demikian, ada hal-hal tertentu yang memberikan beberapa bukti seperti yang pernah terjadi beberapa tahun silam ketika orang-orang Kristen mula-mula menyatakan bahwa ketiga surat itu telah ditulis oleh Rasul Yohanes.
1. Gaya dan buah pikiran dalam ketiga surat itu sama. Siapa pun yang telah menulis surat pertama rupa-rupanya menulis pula kedua surat lainnya. Lebih dari pada itu, kita menemukan kata-kata dan pikiran yang sama seperti dalam Injil Yohanes. Seperti kita lihat, walaupun nama Yohanes tidak disebut, banyak pendapat mengatakan mungkin ia ada di belakang surat-surat tersebut. Dalam I Yohanes penulis menegaskan bahwa ia telah menjadi saksi mata kehidupan Yesus (1 Yoh. 1:1-3).
2. Pula, terdapat juga otoritas yang kuat dan jelas dalam surat-surat itu yang menjadi ciri-ciri para wakil khusus Yesus, yaitu para rasul. Ada cerita dari tradisi lama yang mengatakan bahwa Yohanes menghabiskan hari- hari tuanya di Efesus. Jika hal ini benar, maka surat-surat ini ditulis pada masa itu. Bahkan pada saat itu, ia lebih dikenal sebagai seorang 'penatua' dalam arti 'seorang tua yang dihormati'.
UNTUK SIAPA SURAT-SURAT INI?
Surat pertama tidak tertera alamat yang dituju sama sekali dan tidak ditujukan kepada pihak tertentu. Tampaknya surat ini merupakan surat edaran yang ditulis untuk sejumlah gereja yang sedang menghadapi masalah yang sama. Surat yang kedua ditujukan kepada 'seorang ibu yang terpilih' (2 Yoh. 1), dan pendapat yang paling lazim adalah surat ini diberikan kepada seorang ibu Kristen yang anak-anaknya juga hidup dalam kebenaran (2 Yoh. 4). Namun demikian, beberapa orang berpendapat bahwa ini merupakan cara Yohanes berbicara tentang suatu gereja. Surat ketiga ditujukan kepada seorang teman yang bernama Gayus, seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan istimewa mengatur dan memelihara para pekerja Kristen (3 Yoh. 5-8).
APA MASALAH YANG DIHADAPI?
Terdapat dua masalah sekaligus. Seperti jemaat Kristen lainnya, mereka diwabahi oleh guru-guru palsu yang menggiring banyak orang ke jalan sesat. Akibatnya, iman Kristen sejati diguncangkan. Bagaimana mereka dapat memastikan bahwa mereka benar-benar Kristen? Bagaimana mereka dapat memberitakan kebenaran dari kesalahan? Rupanya para guru palsu, dan juga seperti yang dilakukan banyak guru lainnya, menolak ajaran para rasul yang menandaskan bahwa Yesus adalah benar-benar Allah dan benar-benar manusia. Masa kini kita terbiasa dengan orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa. Anehnya, pada masa itu mereka mempertanyakan apakah Ia sungguh-sungguh manusia. Banyak orang sulit untuk mempercayai bahwa Anak Allah dapat benar-benar hidup di antara kita dalam tubuh manusia. Yohanes mengatakan bahwa pada saat Anda mulai merendahkan Yesus dengan cara apa pun juga, Anda akan kehilangan kabar gembira itu sama sekali.
Pesan
Kepastian - dan ujian terhadap ajaran palsu
Kita mempunyai:
1. Injil yang benar dan asli.o Anak Allah benar-benar telah datang. 1Yo 4:2, 15; 5:1, 6-10
o Mereka yang telah melihat dan mendengar. 1Yo 1:1-4; 4:6
o Menolak Dia, menolak Allah. 1Yo 2:22-24;5:10-12; 2Yoh 9
2. Janji pengampunan Allah.
o Janji ini sangat jelas. 1Yo 1:9; 2:12
o Sebab Yesus telah mati. 1Yo 2:1, 2; 4:10
o Bagaimanapun perasaan kita. 1Yo 3:19-22
3. Cara hidup baru.
o Kuasa untuk memutuskan dosa. 1Yo 3:4-10;5:4
o Dan mengalahkan Setan. 1Yo 2:13, 14; 3:8,9; 4:4
o Melakukan apa yang Allah kehendaki. 1Yo 2:17, 29; 3:3
o Engkau tidak dapat melakukan kedua-duanya. 1Yo 1:6,7; 2:3-6
4. Roh Kudus mendiami kita.
o Pengertian dari Allah sendiri. 1Yo 2:20, 27
o Keyakinan yang sungguh. 1Yo 3:24; 4:13 5:7-10
5. Kasih baru, satu terhadap yang lain.
o Kristen sejati mengasihi sesamanya. 1Yo 3:14, 23, 24; 4:7, 12, 16, 21; 5:1-3
o Mengasihi berarti menyerahkan diri. 1Yo 3:16; 4:9-11
o Jika kita tidak mengasihi. 1Yo 2:9-11; 3:14, 15, 17; 4:8, 20
o Lakukan terus.1Yo 3:11, 18, lihat 2Yohanes 1:5,6
Penerapan
1.Anda dapat memastikan bahwa Anda adalah anak Allah.Anda dapat mengalami
- persekutuan dengan Dia dan sesama
- sukacita penuh
- doa yang dijawab
- perasaan memiliki yang mendalam
2. Iman yang sejati akan membawa kita kepada suatu kehidupan yang lain.
Ini berarti
- berhenti dari kebiasaan berbuat dosa
- memiliki kasih yang baru untuk orang lain
- siap untuk melakukan kehendak Allah
Jika kita belum memiliki semua itu, apakah kita sudah benar-benar menjadi Kristen?
3.Anda akan menonjol dibandingkan yang lain.
Dunia berada dibawah kuasa Setan
o Anda harus menghindari jalan jalannya
o Setan akan membenci Anda
4.Guru-guru palsu banyak berkeliaran.
o Anda dapat mengenali mereka dari
- apa yang mereka ajarkan
- cara hidup mereka
o Anda mempunyai penangkalnya sebab Anda
- memiliki kebenaran
- dapat menguji kesalahan dengan kebenaran
Tema-tema Kunci
1. Hidup.
Sebagaimana dengan Injil, karunia Allah bagi orang percaya adalah hidup. Lihat 1Yo 1:1, 2; 2:25; 3:14; 4:9; 5:11, 12
2. Terang dan kebenaran.
Kristus datang untuk menunjukkan kepada kita siapa Allah dan jalan jalan-Nya, untuk memberi kita terang (1Yo 1:5-7; 2:8-11). Ini berarti kita mengetahui kebenaran atas banyak haI (1Yo 1:8; 2:21, 27; 5:20 lihat 2Yoh 1, 2, 4; 3 Yoh. 1, 3, 4, 12). Perhatikanlah, kita tidak cukup hanya mengetahui kebenaran, tetapi kita harus melakukannya.
3. Dosa.
Perhatikan bagaimana Yohanes menggambarkan dosa. Dalam pikirannya masalah ini sangatjelas. Lihat 1Yo 1:6, 8-10; 2:1; 3:4-6, 8; 5:16-18
4. Dunia.
Yohanes memakai kata ini lebih dari satu arti. Lihatlah ayat-ayat acuannya (1Yo 2:2, 15-17; 3:13; 4:1, 3-5, 17; 5:4, 5, 19) dan perhatikan terutama hal-hal yang berhubungan dengan dunia yang jahat dan tidak bertuhan, tempat orang Kristen harus hidup.
5. Menetap.
Kata ini yang berarti 'tetap' atau 'tidak kunjung habis', menyatakan hubungan dengan Kristus yang tetap dan terus menerus tidak akan berhenti yang kita miliki sekarang ini dengan Kristus. Lihat 1Yo 2:6, 10, 24, 28; 3:6, 9, 15, 17, 24; 4:12, 13, 15, 16 (lihat 2Yoh 1:2; Yoh 15:1-11).
6. Lahir dari Allah.
Seperti Yesus, Yohanes berbicara tentang 'lahir dari Allah' sebagai awal dari kehidupan Kristen kita. Lihat bagaimana ia menggambarkan hal ini 2:29; ~:1, 2, 9, 10; 4:7; 5:1, 2, 18.
7. Yesus Kristus.
Oleh karena Yesus diserang, Yohanes mengatakan hal-hal yang positif tentang Dia. Pelajari ayat-ayat acuan yang menjelaskan tentang siapa Dia (1Yo 1:1-3; 2:1, 22-24; 1Yo 3:5, 7; 4:2, 3, 9, 14; 5:5, 6, 8) dan apa yang telah dilakukan-Nya untuk kita (1Yo 1:7; 2:2; 3:5, 8; 4:10).
Garis Besar Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1Para saksi mata
1Yo 1:2-4Para pengkhotbah
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1 | Para saksi mata |
1Yo 1:2-4 | Para pengkhotbah |
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
1Yo 1:5 | Allah adalah terang |
1Yo 1:6-10 | Tiga kemustahilan |
1Yo 2:1-2 | Tersedia pengampunan |
[3] 'MENAATI DAN MENGASIHI' 1Yo 2:3-17
1Yo 2:3-6 | Mengetahui berarti menaati |
1Yo 2:7-11 | Menaati berarti mengasihi |
1Yo 2:12-14 | Kamu adalah milik-Nya |
1Yo 2:15-17 | Jangan mengasihi dunia |
[4] 'BAGAIMANA MENGHADAPI PARA PENYESAT' 1Yo 2:18-29
1Yo 2:18-20 | Belajar membedakan |
1Yo 2:21-25 | Lakukan pengujian |
1Yo 2:26-27 | Bersandar pada Roh Kudus |
1Yo 2:28-29 | Perhatikan tingkah-laku mereka |
[5] 'KITA ADALAH ANAK-ANAK ALLAH' 1Yo 3:1-10
1Yo 3:1 | Hak istimewa |
1Yo 3:2-3 | Kemampuan |
1Yo 3:4-10 | Ke mungkinan-ke mu ngkinan |
[6] 'TUNJUKAN KASIH KEKELUARGAAN' 1Yo 3:11-24
1Yo 3:11-18 | Kasih dan kebencian |
1Yo 3:19-24 | Kasih dan keyakinan |
[7] 'UJI AJARAN MEREKA' 1Yo 4:1-6
1Yo 4:1-3 | Sesuaikah dengan fakta? |
1Yo 4:4-6 | Atau diterimakah oleh dunia? |
[8] 'BUKTI KASIH' 1Yo 4:7-21
1Yo 4:7-12 | Kasih Kristen sejati |
1Yo 4:13-21 | Kita boleh yakin |
[9] 'YAKINLAH...' 1Yo 5:1-12
1Yo 5:1-5 | Perubahan dalam hidup kita |
1Yo 5:6-12 | Dasar yang kuat untuk percaya |
[10] 'PERCAYA KEPADA ALLAH' 1Yo 5:13-21
1Yo 5:13-15 | Ia mendengar |
1Yo 5:16-17 | Ia mengampuni |
1Yo 5:18-19 | Ia memelihara |
1Yo 5:20-21 | Ia memuaskan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi