Teks -- 1 Petrus 2:11 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Ptr 2:11
Full Life: 1Ptr 2:11 - PENDATANG DAN PERANTAU.
Nas : 1Pet 2:11
Posisi kita yang baru sebagai milik Allah sendiri mengasingkan kita
dari orang-orang di dunia ini sehingga kita menjadi orang asing...
Nas : 1Pet 2:11
Posisi kita yang baru sebagai milik Allah sendiri mengasingkan kita dari orang-orang di dunia ini sehingga kita menjadi orang asing. Kita kini hidup dalam negeri yang bukan menjadi milik kita, dan kewarganegaraan kita adalah bersama Kristus di sorga (bd. Fili 3:20; Ibr 11:9-16). Karena kita adalah orang asing di bumi ini, kita harus menjauhkan diri dari kesenangan dunia yang berusaha membinasakan jiwa kita
(lihat art. PERBUATAN-PERBUATAN DOSA DAN BUAH ROH).
Jerusalem -> 1Ptr 2:11
Jerusalem: 1Ptr 2:11 - -- Dikutiplah Maz 39:13, yang dipetik dalam Ibr 11:13. Kutipan itu agaknya lazim dalam pengajaran mengenai hidup Kristen dipandang sebagai hidup dalam pe...
Dikutiplah Maz 39:13, yang dipetik dalam Ibr 11:13. Kutipan itu agaknya lazim dalam pengajaran mengenai hidup Kristen dipandang sebagai hidup dalam pembuangan (bdk 1Pe 1:1,17; Kol 3:1-4; Fili 3:20).
Ref. Silang FULL -> 1Ptr 2:11
Ref. Silang FULL: 1Ptr 2:11 - Saudara-saudaraku // dan perantau // keinginan-keinginan daging // melawan jiwa · Saudara-saudaraku: 1Kor 10:14; 1Kor 10:14
· dan perantau: Ibr 11:13; Ibr 11:13
· keinginan-keinginan daging: Rom 13:14; Gal 5...
· Saudara-saudaraku: 1Kor 10:14; [Lihat FULL. 1Kor 10:14 ]
· dan perantau: Ibr 11:13; [Lihat FULL. Ibr 11:13 ]
· keinginan-keinginan daging: Rom 13:14; Gal 5:16
· melawan jiwa: Yak 4:1
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Ptr 2:4-12
Matthew Henry: 1Ptr 2:4-12 - Batu yang Hidup; Peringatan terhadap Hawa Nafsu Batu yang Hidup; Peringatan terhadap Hawa Nafsu (2:4-12)
I. Di sini Rasul Petrus memberikan gambaran kepada kita perihal Yesus Kristus sebagai...
Batu yang Hidup; Peringatan terhadap Hawa Nafsu (2:4-12)
- I. Di sini Rasul Petrus memberikan gambaran kepada kita perihal Yesus Kristus sebagai batu yang hidup. Meskipun bagi orang sangat cerdas dengan beragam pemikiran, atau orang tidak percaya, penggambaran ini bisa terasa kasar dan tajam, namun bagi orang Yahudi yang banyak mendasarkan agama mereka pada Bait Allah mereka yang megah, dan yang memahami gaya nubuat yang menyebut Sang Mesias sebagai batu (Yes. 8:14; 28:16), hal ini justru dianggap sangat anggun serta pantas.
- 1. Di dalam penggambaran Yesus Kristus secara kiasan ini, Ia disebut sebagai batu, untuk menunjukkan kekuatan-Nya yang tidak terkalahkan dan keberadaan-Nya yang kekal, serta untuk mengajar hamba-hamba-Nya bahwa Dialah perlindungan dan keamanan mereka, dasar yang di atasnya mereka dibangun, serta batu karang yang membentengi mereka dari semua musuh mereka. Ia merupakan batu yang hidup karena memiliki hidup kekal di dalam diri-Nya, dan menjadi raja kehidupan bagi seluruh umat-Nya. Nama baik dan kehormatan-Nya di mata Allah dan manusia sangatlah berbeda. Ia ditentang oleh manusia, dikutuk serta ditolak oleh rekan-rekan sebangsa-Nya orang Yahudi, dan juga oleh umat manusia pada umumnya. Sebaliknya, Ia adalah pilihan Allah, disisihkan dan ditetapkan sejak dahulu dari semula untuk menjadi dasar jemaat (1:20). Ia sangat berharga, terhormat, terpilih, layak, serta sangat dihargai di mata Allah dan menurut penilaian semua orang yang percaya kepada-Nya. Kepada Dia yang digambarkan seperti inilah kita harus mendekat: datang kepada-Nya, bukan dengan gerakan seperti biasa, sebab hal ini tentunya mustahil dilakukan mengingat Ia sudah naik ke sorga, melainkan melalui iman, yang melaluinya kita pertama-tama dipersatukan dengan-Nya, baru kemudian kita dibawa mendekat kepada-Nya. Ketahuilah bahwa,
- (1) Yesus Kristus merupakan satu-satunya batu fondasi dari seluruh pengharapan dan kebahagiaan kita. Ia menyampaikan pengetahuan yang benar perihal Allah (Mat. 11:27). Melalui Dia-lah kita memperoleh jalan masuk kepada Bapa (Yoh. 14:6), dan melalui Dia kita dibuat mengambil bagian dalam semua berkat rohani (Ef. 1:3).
- (2) Manusia pada umumnya menentang dan menolak Yesus Kristus. Mereka meremehkan Dia, tidak menyukai-Nya, serta melawan dan menolak Dia, seperti yang dinyatakan Kitab Suci dan pengalaman manusia (Yes. 53:3).
- (3) Walaupun sangat ditentang oleh dunia yang tidak tahu berterima kasih, Ia dipilih Allah, dan sangat berharga di mata-Nya. Ia dipilih dan ditentukan menjadi Tuhan semesta alam, kepala gereja, Juruselamat umat-Nya, dan Hakim atas dunia ini. Ia sangat berharga dalam hal keunggulan kodrat-Nya, di dalam hal martabat jabatan-Nya, dan di dalam hal kemuliaan pelayanan-Nya.
- (4) Orang-orang yang mengharapkan belas kasihan dari Penebus yang penuh rahmat ini harus datang kepada-Nya. Untuk mendekati-Nya kita harus bertindak, dan itu terjadi atas kasih karunia Allah. Ini merupakan tindakan jiwa, dan bukan tubuh, suatu usaha keras yang nyata, bukan sekadar keinginan yang sia-sia.
- 2. Setelah menggambarkan Kristus sebagai dasar, Rasul Petrus selanjutnya berbicara perihal bangunan bagian atas, yakni bahan-bahan yang dibangun di atas diri-Nya: kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan (ay. 5). Rasul Petrus sedang menawarkan jemaat dan aturan dasar Kristen kepada orang-orang Yahudi yang tinggal di perantauan. Memang wajar apabila mereka menyatakan keberatan bahwa jemaat Kristen tidak memiliki Bait Allah yang agung ataupun imamat dengan banyak anggota seperti mereka. Selain itu, bagi mereka, tatanan jemaat Kristen itu sederhana, tata ibadah dan persembahan korbannya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kemegahan dan kebesaran yang dimiliki tatanan jemaat Yahudi. Terhadap keberatan ini, Rasul Petrus menjawab bahwa jemaat Kristen memiliki susunan yang jauh lebih mulia daripada Bait Allah Yahudi. Jemaat Kristen merupakan Bait Allah hidup yang tidak terdiri atas bahan-bahan bangunan mati, melainkan atas bagian-bagian yang hidup. Kristus, dasarnya bangunan itu, adalah batu yang hidup. Orang-orang Kristen adalah batu-batu hidup yang digunakan untuk membangun rumah rohani, dan mereka merupakan imamat yang kudus. Dan meskipun mereka tidak mempersembahkan korban hewan yang disembelih, namun mereka memiliki sesuatu yang jauh lebih baik dan berkenan. Selain itu, mereka juga mempunyai mezbah untuk mempersembahkan korban mereka, sebab mereka mempersembahkan korban rohani yang berkenan kepada Allah melalui Yesus Kristus. Ketahuilah bahwa,
- (1) Semua orang Kristen yang bersungguh-sungguh memiliki asas kehidupan rohani yang disampaikan kepada mereka oleh Kristus Kepala mereka. Itulah sebabnya seperti Dia disebut batu yang hidup, demikian juga mereka disebut batu-batu hidup. Mereka tidak mati di dalam pelanggaran dan dosa, tetapi hidup bagi Allah melalui kelahiran baru dan karya Roh Allah.
- (2) Jemaat Allah merupakan rumah rohani. Dasarnya adalah Kristus (Ef. 2:22). Jemaat disebut rumah karena kekuatan, keindahan, keragaman bagiannya, dan kegunaannya secara menyeluruh. Dasar rohaninya adalah Yesus Kristus, dengan bahan-bahannya berupa orang-orang yang rohani, perabot-perabotnya berupa kasih karunia Roh, ikatannya direkatkan oleh Roh Allah dan oleh satu iman yang sama, serta kegunaannya adalah pekerjaan rohani, untuk mempersembahkan korban-korban rohani. Rumah ini terus dibangun setiap hari, setiap bagiannya senantiasa bertambah baik, dan keseluruhannya dilengkapi tiap abad melalui bertambahnya anggota-anggota baru.
- (3) Semua orang Kristen yang baik merupakan imamat yang kudus. Di sini Rasul Petrus berbicara tentang orang-orang Kristen secara umum, dan ia mengatakan kepada mereka bahwa mereka adalah imamat yang kudus. Mereka semua merupakan orang-orang pilihan yang dikuduskan bagi Allah, berguna bagi orang lain, diberkati dengan karunia-karunia dan anugerah sorgawi, serta dipekerjakan dengan baik.
- (4) Imamat yang kudus ini harus dan akan mempersembahkan korban-korban rohani kepada Allah. Korban-korban rohani yang harus dipersembahkan orang Kristen adalah tubuh, jiwa, perasaan, doa, pujian, dan derma mereka, serta kewajiban-kewajiban lainnya.
- (5) Korban-korban paling rohani yang dipersembahkan orang yang terbaik pun tidak berkenan kepada Allah, kecuali melalui Yesus Kristus. Dialah satu-satunya Imam Besar Agung, yang melalui-Nya diri kita dan pelayanan kita dapat diterima oleh Allah. Oleh sebab itu, bawalah semua persembahanmu kepada-Nya, dan melalui Dia persembahkanlah kepada Allah.
- II. Rasul Petrus menegaskan apa yang telah dinyatakannya perihal Kristus sebagai batu yang hidup dan seterusnya (Yes. 28:16). Amatilah cara Rasul Petrus mengutip Kitab Suci, tidak dengan menyebutkan kitab, pasal, dan ayat, sebab ketika itu belum dibuat pembagian seperti sekarang. Jadi tidak ada yang disebutkan selain menunjuk kepada Musa, Daud, atau para nabi, kecuali sebuah mazmur tertentu yang disebutkan (Kis. 13:33). Di dalam membuat kutipan, mereka lebih mengutamakan makna daripada kata-kata dari Kitab Suci, seperti yang di sini dikutip dari sang nabi. Meskipun tidak mengutip kata demi kata dari Kitab Suci, baik dalam bahasa Ibrani maupun Septuaginta, Rasul Petrus membuat kutipan yang benar dan tepat. Makna sesungguhnya dari Kitab Suci boleh dinyatakan dengan benar dan penuh melalui kata-kata lain. Ada tertulis. Kata kerja yang dipakai adalah kata kerja aktif, tetapi para penerjemah mengubahnya dengan kata pasif, guna menghindari kesulitan dalam menemukan kasus nominatif (menurut tata bahasa Yunani) untuk istilah tersebut, hal yang telah membingungkan begitu banyak penerjemah sebelumnya. Yang menjadi pokok kutipan adalah, Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion. Ketahuilah bahwa,
- 1. Di dalam masalah-masalah penting menyangkut agama, kita harus sepenuhnya mengandalkan Kitab Suci, sebagai bukti. Kristus dan para rasul-Nya merujuk kepada Musa, Daud, dan nabi-nabi zaman dahulu. Firman Allah merupakan satu-satunya patokan yang telah diberikan Allah kepada kita. Firman itu adalah patokan yang sempurna dan cukup bagi kita.
- 2. Uraian dan penjelasan yang telah diberikan Allah kepada kita di dalam Kitab Suci menyangkut Yesus Kristus Anak-Nya adalah apa yang perlu kita perhatikan dengan saksama. Sesungguhnya, Aku meletakkan dan seterusnya. Yohanes juga meminta perhatian serupa (Yoh. 1:29). Tuntutan supaya kita memusatkan perhatian kepada Kristus seperti ini menunjukkan kepada kita keunggulan dan pentingnya perkara itu, sekaligus kebodohan dan kebebalan kita.
- 3. Penetapan Yesus Kristus sebagai Kepala gereja merupakan karya agung Allah: Aku meletakkan di Sion. Hanya Kristus yang merupakan dasar dan Kepala dari jemaat Allah.
- 4. Yesus Kristus adalah batu penjuru utama yang telah diletakkan Allah di dalam bangunan rohani-Nya. Sebuah batu penjuru tidak terpisah dari bangunannya, dan menopang, menyatukan, dan menghiasinya. Begitu juga halnya dengan Kristus terhadap jemaat-Nya yang kudus, rumah rohani-Nya.
- 5. Yesus Kristus merupakan batu penjuru yang menopang dan menyelamatkan umat-Nya yang bersungguh-sungguh saja. Tidak bagi siapa pun selain Sion, hanya bagi mereka yang dari Sion. Bukan bagi Babel, bukan bagi musuh-musuh-Nya.
- 6. Iman yang benar dalam Yesus Kristus merupakan satu-satunya jalan untuk mencegah kehancuran mutlak manusia. Ada tiga hal yang membawa manusia ke dalam kehancuran besar, dan iman mampu mencegah ketiga hal itu, yakni kekecewaan, dosa, dan penghukuman. Iman mempunyai obat bagi masing-masing.
- III. Rasul Petrus menarik kesimpulan penting (ay. 7). Yesus Kristus disebut sebagai batu penjuru utama. Karena itu, dengan rasa hormat Rasul Petrus memberikan kesimpulan kepada orang-orang baik, “Oleh sebab itu, kepada kamu yang percaya bahwa Ia sangat berharga atau terhormat, Kristus merupakan mahkota dan kehormatan orang Kristen. Kamu yang percaya, sama sekali tidak akan merasa malu dengan-Nya, tetapi akan membanggakan Dia dan bermegah dalam Dia selamanya.” Mengenai orang-orang fasik, mereka yang tidak taat akan terus menentang dan menolak Yesus Kristus. Namun, Allah memutuskan bahwa meskipun mereka menentang-Nya, Ia akan tetap menjadi batu penjuru. Ketahuilah bahwa,
- 1. Apa saja yang disimpulkan dengan benar dari Kitab Suci dan karena memang begitu adanya, dapat diandalkan kepastiannya seolah-olah memang begitu yang dinyatakan dengan jelas dalam Kitab Suci. Rasul Petrus menarik kesimpulan dari kesaksian sang nabi. Nabi itu memang tidak langsung menyata kannya demikian, namun jelas ia berkata demikian karena jelas terlihat dari apa yang menjadi akibat dari perkataannya itu. Juruselamat kita meminta orang-orang menyelidiki Kitab Suci, sebab isinya bersaksi tentang diri-Nya, meskipun tidak satu pun di antaranya yang berkata bahwa Yesus dari Nazaret adalah Sang Mesias. Namun, Kitab Suci berkata bahwa Dia yang akan lahir dari seorang anak dara, sebelum tongkat kerajaan beranjak dari Yehuda, dalam masa Bait Allah kedua, dan sesudah tujuh puluh kali tujuh masa dalam kitab Daniel, adalah Sang Mesias. Seperti itulah Yesus Kristus. Untuk menarik kesimpulan ini, orang harus menggunakan penalaran, sejarah, penglihatan mata, dan pengalaman. Bagaimanapun juga, isi Kitab Suci adalah kesimpulan yang sempurna.
- 2. Tugas seorang hamba Tuhan yang setia adalah menerapkan kebenaran umum kepada suasana dan keadaan tertentu para pendengarnya. Rasul Petrus mengutip perkataan sang nabi (ay. 6), dan menerapkannya secara terpisah kepada orang-orang yang baik dan jahat. Hal ini membutuhkan hikmat, keberanian, dan ketaatan, namun sangat bermanfaat bagi para pendengarnya.
- 3. Yesus Kristus teramat berharga bagi semua orang percaya yang setia. Kemegahan dan keagungan pribadi-Nya, martabat jabatan-Nya, hubungan-Nya yang dekat, karya-Nya yang ajaib, kasih-Nya yang sangat besar, semuanya ini membawa orang-orang percaya untuk memberi penghargaan dan penghormatan tertinggi terhadap Yesus Kristus.
- 4. Orang-orang tidak percaya tidak memiliki iman yang benar. Yang diartikan dengan orang-orang tidak percaya adalah mereka yang tidak dapat diyakinkan, senantiasa ragu-ragu, dan tidak mau bertobat. Orang-orang seperti ini mungkin saja mempunyai beberapa pengertian yang benar, tetapi bukan iman yang teguh.
- 5. Orang-orang yang seharusnya membangun jemaat Kristus sering kali justru merupakan musuh-musuh terbesar Kristus di dunia. Di dalam Perjanjian Lama, para nabi palsu paling sering mendatangkan celaka. Di dalam Perjanjian Baru, perlawanan dan kekejaman terbesar yang dihadapi Kristus justru datang dari para ahli Taurat, orang Farisi, imam-imam besar, dan mereka yang berpura-pura membangun dan mengurus jemaat.
- 6. Allah akan tetap melanjutkan karya-Nya sendiri dan mendukung kepentingan Yesus Kristus di dunia, tidak peduli dengan kepalsuan orang-orang yang pura-pura berteman, dan perlawanan dari musuh-musuh terbesar-Nya.
- IV. Rasul Petrus menambahkan penggambaran selanjutnya, masih menggunakan kiasan batu (ay. 8). Kata-kata ini diambil dari 13-14, TUHAN semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus – Ia akan menjadi batu sentuhan dan batu sandungan. Dari sini terlihat jelas bahwa Yesus Kristus adalah TUHAN semesta alam, dan karena itu juga Allah yang Mahatinggi. Amatilah,
- 1. Mereka yang membangun, yakni para imam besar, menolak Dia, dan umat lalu mengikuti para pemimpin mereka itu. Dengan demikian, bagi mereka Kristus menjadi batu sentuhan dan batu sandungan, sehingga mereka tersandung dan melukai diri sendiri. Akibatnya, Ia menimpa mereka bagaikan batu besar atau batu karang, dan menghukum mereka dengan kebinasaan (Mat. 21:44), barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk. Ketahuilah bahwa,
- (1) Semua orang yang tidak percaya telah melawan firman Allah: Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah. Mereka telah melawan Kristus sendiri, melawan pajaran-Nya, dan kemurnian ajaran-Nya. Namun, para pengajar Yahudi terutama tersandung karena melihat kesederhanaan penampilan-Nya dan karena anjuran untuk percaya hanya kepada-Nya supaya bisa dibenarkan di hadapan Allah. Mereka tidak bisa diajak mencari pembenaran melalui iman, dan hanya percaya bahwa pembenaran hanya diperoleh dengan melaksanakan Hukum Taurat. Mereka tersandung pada batu sandungan (Rm. 9:32).
- (2) Yesus yang terberkati ini merupakan Juruselamat bagi sebagian orang, dan pada saat yang sama juga menjadi sandungan bagi dosa dan kehancuran sebagian yang lain. Ia ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel. Dia bukanlah penyebab dosa mereka, melainkan sandungan saja bagi dosa mereka. Ketidaktaatan mereka sendirilah yang membuat mereka tersandung pada-Nya dan menolak Dia, yang membuat Dia menghukum mereka sebagai hakim dengan kebinasaan. Orang-Orang yang menolak Dia sebagai Juruselamat akan remuk tertimpa oleh-Nya sebagai batu karang.
- (3) Allah sendiri telah menetapkan kebinasaan kekal bagi semua orang yang tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah. Semua orang yang memutuskan untuk terus berjalan di dalam ketidaksetiaan dan kebencian mereka terhadap Injil, ditetapkan akan menerima kebinasaan kekal, dan Allah sejak dari kekekalan tahu siapa mereka.
- (4) Ketika melihat orang Yahudi pada umumnya menolak Kristus, dan orang banyak dari segala zaman meremehkan Dia, kita jangan sampai kehilangan semangat dalam kasih dan kewajiban kita kepada-Nya. Sebab hal ini telah dinubuatkan jauh sebelumnya oleh para nabi, dan merupakan peneguhan iman kita baik terhadap Kitab Suci maupun Sang Mesias.
- 2. Orang-orang yang menerima Dia memperoleh hak-hak sangat istimewa (ay. 9). Orang-orang Yahudi teramat menyanjung hak-hak istimewa zaman dahulu mereka, sebagai satu-satunya umat pilihan Allah, dibawa ke dalam perjanjian khusus dengan-Nya, dan dipisahkan dari dunia selebihnya. “Nah,” kata mereka, “jika kita tunduk kepada ketetapan Injil, maka kita akan kehilangan semua hak istimewa ini, dan berdiri setingkat dengan orang-orang bukan Yahudi.”
- (1) Menanggapi keberatan ini, Rasul Petrus menjawab bahwa jika mereka tidak tunduk, maka mereka akan binasa (ay. 7-8). Sebaliknya, apabila mereka mau tunduk, mereka tidak akan kehilangan keuntungan apa pun. Mereka bahkan dapat melanjutkan keinginan mereka itu, yakni menjadi bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, dan seterusnya. Ketahuilah bahwa,
- [1] Semua orang Kristen yang setia adalah bangsa yang terpilih. Mereka menjadi sebuah keluarga, umat dengan jenis dan rumpun yang berbeda dengan dunia pada umumnya. Umat dengan roh, asas, dan perilaku lain, yang tidak akan pernah dapat mereka miliki jika tidak dipilih di dalam Kristus dan dikuduskan oleh Roh-Nya.
- [2] Semua hamba Kristus yang setia adalah imamat yang rajani. Mereka rajani dalam hal hubungan mereka dengan Allah dan Kristus, dalam kuasa mereka bersama Allah, serta dalam kuasa mereka atas diri sendiri dan musuh-musuh rohani mereka. Mereka seperti bangsawan karena roh mereka ditinggikan dan menjadi unggul, dan juga karena tinggi dan mulianya pengharapan dan keinginan mereka. Mereka adalah imamat rajani, yang terpisah dari dosa dan orang-orang berdosa, dikhususkan bagi Allah, serta memberikan pelayanan dan persembahan korban rohani kepada Allah, yang berkenan kepada Allah melalui Yesus Kristus.
- [3] Semua orang Kristen, siapa pun mereka, membentuk sebuah bangsa yang kudus. Mereka merupakan satu bangsa, dihimpun di bawah satu kepala, selaras dalam perilaku dan kebiasaan yang sama, dan diperintah dengan hukum yang sama. Mereka disebut bangsa yang kudus karena dikuduskan dan dikhususkan bagi Allah, serta diperbarui dan dikuduskan oleh Roh Kudus-Nya.
- [4] Sungguh merupakan kehormatan bagi hamba-hamba Kristus karena mereka adalah umat Allah yang istimewa. Mereka merupakan umat yang diperoleh, dipilih, dipelihara, dan diperkenan oleh-Nya. Keempat martabat semua orang Kristen sejati ini sebenarnya bukanlah tabiat alamiah mereka, sebab keadaan awal mereka sangatlah gelap dan mengerikan. Namun, mereka dipanggil keluar dari kegelapan untuk memasuki terang, sukacita, kebahagiaan, dan kesejahteraan yang luar biasa, sehingga dengan tujuan serta pandangan ini, melalui perkataan dan perbuatan, mereka dapat memperlihatkan kebajikan serta puji-pujian kepada Dia yang telah memanggil mereka.
- (2) Guna membuat orang-orang ini merasa puas dan bersyukur atas segala belas kasihan serta kehormatan besar yang diberikan kepada mereka melalui Injil, Rasul Petrus menasihati mereka agar membandingkan keadaan mereka dahulu dengan keadaan sekarang ini. Pada masa dahulu mereka bukan sebuah bangsa atau umat, dan memperoleh belas kasihan-Nya, malah mereka disangkal dan diceraikan (Yer. 3:8; Hos. 1:6, 9). Namun, sekarang mereka diterima kembali untuk menjadi umat Allah, dan telah memperoleh belas kasihan. Ketahuilah bahwa,
- [1] Orang-orang yang terbaik patut sering-sering menengok ke belakang dan melihat seperti apa mereka pada masa lalu.
- [2] Umat Allah merupakan umat yang paling berharga di seluruh dunia. Yang lain bukanlah umat-Nya, dan nyaris tidak berguna.
- [3] Masuk ke dalam bilangan umat Allah merupakan belas kasihan yang sangat besar, dan hal ini bisa diperoleh.
- V. Rasul Petrus memperingatkan mereka agar berhati-hati terhadap keinginan daging (ay. 11). Bahkan orang yang terbaik sekalipun, bangsa yang terpilih, umat Allah, membutuhkan nasihat untuk menjauhkan diri dari dosa-dosa terburuk, yang di sini terus diperingatkan oleh Rasul Petrus kepada mereka dengan sungguh dan sepenuh hati. Karena mengetahui betapa sulit tetapi juga betapa pentingnya kewajiban itu, ia menumpahkan seluruh perhatiannya tentang hal itu: Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu. Kewajiban mereka adalah menjauhkan diri dari, dan menekan kecenderungan atau keinginan daging yang muncul. Banyak dari antara mereka yang melanjutkan kebiasaan buruk, dan dalam melakukannya, mereka mengandalkan tubuh, sambil memuaskan hawa nafsu atau kecenderungan keinginan daging. Orang-orang Kristen seperti ini seharusnya menghindari hal itu, mengingat,
- 1. Kehormatan yang mereka terima dari Allah dan orang-orang baik. Mereka adalah saudara-saudara yang kekasih.
- 2. Keadaan mereka di dunia. Mereka adalah pendatang dan perantau, dan tidak boleh menghalangi jalan mereka dengan mengalah kepada kefasikan dan hawa nafsu negeri yang mereka lintasi.
- 3. Celaka dan bahaya yang bisa terjadi karena dosa-dosa ini: “Mereka berjuang melawan jiwa, dan oleh sebab itu jiwamu harus berjuang melawan dosa-dosa itu.” Ketahuilah bahwa,
- (1) Celaka terbesar yang diakibatkan dosa terhadap manusia adalah bahwa dosa itu berjuang melawan jiwa, menghancurkan kebebasan moral jiwa. Ia melemahkan dan membuat lesu jiwa dengan merusak kecakapan-kecakapannya. Ia merampas ketenteraman dan damai sejahtera. Ia merendahkan derajat serta menghancurkan martabat jiwa, menghambat kesejahteraannya pada masa sekarang, dan mencampakkannya ke dalam kesengsaraan kekal.
- (2) Dari semua jenis dosa, tidak ada yang lebih mencelakakan jiwa daripada keinginan daging. Nafsu kedagingan, percabulan, dan hawa nafsu, paling menjijikkan bagi Allah, dan merusak jiwa manusia. Hukuman berat patut dijatuhkan karena dosa-dosa semacam ini.
- VI. Selanjutnya Rasul Petrus menasihati mereka supaya menghiasi pengakuan iman mereka dengan cara hidup yang jujur. Perilaku mereka dalam setiap perbuatan, hal, dan setiap tindakan dalam hidup mereka, haruslah jujur. Artinya, baik, menyenangkan, sopan, ramah, dan tanpa cacat. Dan semua ini karena mereka hidup di tengah orang-orang bukan Yahudi, bangsa-bangsa yang beragama lain, dan yang merupakan musuh bebuyutan bagi mereka, yang telah memfitnah mereka dan senantiasa berbicara jahat tentang mereka sebagai orang durjana. “Perilaku yang bersih, adil, dan baik, tidak saja mampu membungkam mereka, tetapi bisa juga menjadi sarana untuk membuat mereka memuliakan Allah dan berbalik kepadamu, ketika mereka melihat kamu melebihi orang-orang lain dalam perbuatan-perbuatan baik. Sekarang mereka menyebutmu orang durjana. Bersihkan kehormatanmu melalui perbuatanmu yang baik, sebab inilah cara untuk meyakinkan mereka. Akan tiba hari ketika Allah melawat mereka, dan saat itu Ia bisa saja memanggil mereka melalui firman serta kasih karunia-Nya untuk bertobat. Dan ketika itu mereka akan memuliakan Allah, dan memujimu atas perilakumu yang sangat baik (Luk. 1:68). Ketika Injil datang ke tengah mereka dan mulai berpengaruh, maka perilaku yang baik akan semakin mendorong mereka menuju pertobatan. Sebaliknya, perilaku buruk justru akan menghalangi pertobatan mereka.” Perhatikanlah,
- 1. Pengakuan iman Kristen harus disertai cara hidup yang baik (Flp. 4:8).
- 2. Sudah merupakan bagian orang-orang Kristen terbaik untuk difitnah oleh orang-orang fasik.
- 3. Orang-orang yang berada di bawah lawatan Allah yang penuh rahmat, akan segera mengubah penilaian mereka terhadap orang-orang baik, sambil memuliakan Allah dan memuji orang-orang yang sebelum itu mereka cerca sebagai orang durjana.
SH: 1Ptr 2:11-17 - Hak dan tanggung jawab Kristen (Senin, 12 Juli 1999) Hak dan tanggung jawab Kristen
Panggilan menjadi Kristen menempatkan orang percaya pada posisi
dan hak istimewa. Namun posisi itu bukanlah merup...
Hak dan tanggung jawab Kristen
Panggilan menjadi Kristen menempatkan orang percaya pada posisi dan hak istimewa. Namun posisi itu bukanlah merupakan kesempatan untuk bermegah. Kita dipanggil untuk tidak menyalahgunakan hak-hak istimewa itu. Petrus menjabarkan beberapa hal: pertama, himbauan agar umat tetap hidup sebagai orang asing, mengasingkan diri dari keinginan duniawi (ay. 12). Kedua, Kristen dipanggil untuk "tunduk" kepada semua lembaga manusia, artinya Kristen memiliki keberadaan dan misi khusus dalam rencana Allah (ay. 13). Ketiga, Kristen dipanggil untuk hidup bertanggungjawab di tengah kebebasan (ay.16).
Memberlakukan hak istimewa. Hak-hak istimewa biasanya dijadikan andalan/jaminan untuk bertindak semaunya, bebas dari berbagai batasan ketentuan dan kewajiban, yang cenderung mengarah pada tindak sewenang-wenang. Hak-hak istimewa yang disalahgunakan menciptakan manusia yang menuntut dilayani. Bukan demikian seharusnya sikap Kristen! Walaupun Kristen memiliki berbagai hak istimewa dari Allah, tetapi tetap metitikberatkan sikap hidup yang melayani. Pikirkanlah apa yang akan gereja alami apabila semua anggota menuntut untuk dilayani; sebaliknya apakah yang akan terjadi apabila setiap Kristen hidup untuk melayani (ay. 12, 15)?
SH: 1Ptr 2:11-17 - Hidup yang diubahkan (Minggu, 17 Oktober 2004) Hidup yang diubahkan
Sekeluarnya dari penjara hidup Rudi berubah. Ia tidak lagi
merokok, bermalas-malasan, dan berjudi. Dulu Rudi ditakuti
...
Hidup yang diubahkan
Sekeluarnya dari penjara hidup Rudi berubah. Ia tidak lagi merokok, bermalas-malasan, dan berjudi. Dulu Rudi ditakuti sebagai pengacau di kampungnya. Kini ia bekerja di kantor kelurahan sebagai pesuruh. Beberapa teman lama mengajak Rudi kembali kepada hidupnya yang dulu, namun ia justru membawa mereka satu per satu kepada Tuhan.
Hidup baru seperti Rudi tidak mudah. Namun, itulah panggilan kita. Petrus menasihati umat Tuhan agar hidup mereka menjadi kesaksian dari hidup yang diubahkan Tuhan. Hanya dengan hidup yang diubahkan maka dunia dapat melihat, mengenal Tuhan dan diselamatkan (ayat 11-12). Petrus memakai istilah pendatang dan perantau untuk menunjukkan bahwa anak Tuhan harus memandang dirinya sebagai orang asing yang menumpang di dunia ini sehingga tidak perlu mengikuti gaya, pola dan cara hidup orang dunia yang berdosa (ayat 10).
Hidup yang diubahkan juga harus dinyatakan dengan cara menghormati lembaga manusia yang didirikan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Kita pun harus menjadi teladan dalam berbuat baik secara pribadi maupun pelayanan sosial yang berdampak luas bagi masyarakat. Selain itu, kita juga perlu terlibat berbagai kegiatan kemasyarakatan di rumah, sekolah, kampus, tempat kerja, dan di mana pun. Hidup yang diubahkan Tuhan harus menjadi ciri khas kekristenan yang menjadi berkat bagi masyarakat di sekitar kita (ayat 15).
Tekadku: Menjadi berkat melalui kehidupan pribadi maupun tindakan nyata bagi masyarakat sekelilingku.
SH: 1Ptr 2:11-17 - Kesempatan untuk memuliakan Allah (Selasa, 22 November 2011) Kesempatan untuk memuliakan Allah
Menjadi seorang pendatang tidaklah selalu menyenangkan, bisa disambut dengan baik, bisa juga dicurigai. Seorang pen...
Kesempatan untuk memuliakan Allah
Menjadi seorang pendatang tidaklah selalu menyenangkan, bisa disambut dengan baik, bisa juga dicurigai. Seorang pendatang biasanya tidak punya hak apa pun.
Petrus menyebut orang Kristen sebagai pendatang dan perantau di dunia ini, karena kewargaan orang percaya memang ada di surga (11, lihat 1Ptr. 1:17). Meskipun orang beriman adalah pendatang, bukan berarti ia harus menyesuaikan hidupnya dengan dunia ini. Ia harus tetap memiliki hidup yang saleh, supaya ketika ada orang yang menggugat dia karena hidupnya, semua itu dapat berbalik menjadi pujian ketika Tuhan datang kelak.
Salah satu bentuk kesalehan adalah tunduk kepada mereka yang memiliki otoritas, bahkan bila pihak yang berotoritas itu menyebabkan orang percaya menderita. Petrus tidak memberi penjelasan mengenai pengecualian atau kualifikasi tentang tipikal otoritas yang harus kita patuhi. Kita harus tunduk bukan karena orang yang berotoritas itu bersikap benar dan adil, atau karena mereka melindungi kita. Seperti apa pun pemerintah yang berotoritas, kewajiban orang beriman adalah tunduk, walaupun kita menilai bahwa mereka tidak layak menerimanya, atau karena orang yang duduk di pemerintahan bukanlah orang yang kita pilih dalam pemilihan umum (Pemilu). Kita tunduk karena posisi yang Allah berikan kepada mereka. Kita tunduk karena kita mematuhi Allah. Mungkin saja pihak yang berotoritas tidak melakukan tugas dan tanggung jawab mereka dengan baik, tetapi pada suatu saat mereka harus memberikan pertanggungjawaban kepada Allah. Kita pun harus memberi pertanggungjawaban mengenai ketaatan kita kepada Allah dalam hal tunduknya kita kepada pihak yang berotoritas tersebut.
Namun kita bisa memahami bahwa tunduknya orang beriman kepada pihak yang berotoritas tidak menghalangi orang beriman untuk meminta pihak otoritas itu untuk juga bertindak sesuai hukum yang berlaku. Kiranya Tuhan menganugerahkan kemampuan untuk menaati perintah ini bagi kemuliaan Allah dan untuk kebaikan kita.
SH: 1Ptr 2:11-17 - Nyatakan Kebaikan (Rabu, 18 April 2018) Nyatakan Kebaikan
Issunboshi adalah anak istimewa dengan tubuh sebesar jari kelingking. Dia ingin merantau ke tanah seberang. Dengan berat hati orang...
Nyatakan Kebaikan
Issunboshi adalah anak istimewa dengan tubuh sebesar jari kelingking. Dia ingin merantau ke tanah seberang. Dengan berat hati orangtuanya melepas kepergian anaknya dengan memberikan jarum ajaib. Jarum itu menjadi senjata yang melindunginya dari berbagai bahaya. Di tanah rantau Issunboshi berhasil. Ia diangkat menjadi pengawal putri di negeri itu dan hidup dengan bahagia. Dia berubah menjadi seorang pemuda dengan tinggi tubuh yang normal dan menikah dengan sang Putri. Dongeng ini biasa digunakan untuk memberikan nasihat kepada anak-anak di Jepang agar memiliki kebaikan dan keberanian di mana pun mereka berada, termasuk di negeri asing.
Jemaat Tuhan adalah jemaat diaspora. Tersebar diberbagai kota termasuk Asia kecil. Mereka kebanyakan para perantau yang mengadu nasib di tempat baru. Bak ikan di akuarium, kehidupannya dilihat orang dari berbagai penjuru. Kehadiran mereka diterima dengan beragam sikap. Ada yang menerima, ada pula yang menolak secara tegas. Karena itu, Petrus perlu menulis surat untuk mengingatkan agar mereka senantiasa menyatakan sikap hidup yang baik sebagai pengikut Yesus dengan cara menjauhi segala keinginan daging, bijaksana di tengah-tengah bangsa non-Yahudi,
hormat dan tunduk pada peraturan yang ada, menghormati para pemimpin negara yang diberi kekuasaan untuk menegakkan keadilan bagi orang benar. Etika yang seperti ini diharapkan dapat menjadi cara menghilangkan kecurigaan, bahkan fitnah yang selama ini dialami oleh umat percaya.
Kebaikan yang mereka lakukan bukan semata-mata memiliki pamrih untuk diterima, tetapi yang utama agar orang-orang dapat mengerti atau mengenal Kristus. Cara efektif untuk menghadapi segala fitnah, pandangan miring dengan perbuatan nyata, yaitu melakukan kasih dengan mewujudkan kebaikan kepada sesama dan ketaatan pada peraturan yang ada. Marilah kita menjadi anak-anak Tuhan yang menyebarkan benih kebaikan dan ketaatan di mana pun Tuhan menempatkan kita. [AHH]
Utley -> 1Ptr 2:11-12
Utley: 1Ptr 2:11-12 - --NASKAH NASB (UPDATED): 1Pet 2:11-1211 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri...
NASKAH NASB (UPDATED): 1Pet 2:11-12
11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. 12 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.
1Pet 2:11 "pendatang" Istilah PL ini berbicara mengenai orang bukan-penduduk dengan hak terbatas yang tinggal di tempat yang bukan kampung halaman mereka, seperti Abraham (lih. Kej 23:4, Mazm 39:12; Ibr 11:13; 1Pet 2:11). Di sini kata ini digunakan secara kiasan bagi orang percaya yang hidup dalam sistem dunia yang telah jatuh.
□ "perantau" Istilah ini berarti orang yang tinggal dalam waktu singkat (lih. 1Pet 1:1,17). Ini menyinggung fakta bahwa orang percaya adalah warga negara dari alam surgawi, bukan hanya di realitas jasmani ruang-waktu ini saja. Kita adalah makhluk dari daging dan roh (lih. Kej 1:26-27).
□ "menjauhkan diri" Ini secara harfiah adalah "terus menahan diri jauh dari" (yaitu, PRESENT MIDDLE INFINITIVE). Orang percaya harus terus berjuang dengan dosa dan pencobaan (lih. Rom 7). Peperangan dengan kejahatan tidak berhenti pada saat keselamatan (lih. Ef 6:10-20). Malah dalam banyak hal menjadi lebih intensif. Ketika seseorang percaya dan menerima Kristus dia akan didiami oleh Roh (lih. Rom 8:9) dan diberi sifat ilahi (lih. 2Pet 1:4). Namun demikian, ini tidak berarti bahwa sifat dosa yang lama dihapuskan. Sifat ini akan dibuat tak bisa bekerja oleh karya paripurna Kristus atas nama kita (lih. Rom 6, lihat Topik Khusus: Nihil dan Batal).
Para rabi mengatakan bahwa dalam setiap hati manusia adalah anjing hitam dan putih. Yang diberi makan paling banyak akan menjadi yang terbesar. Orang-orang percaya menghadapi pilihan terus-menerus untuk mencari kebaikan, tinggal dalam kebenaran, berjalan dalam terang, atau mengaktifkan kembali sifat dosa lama! Orang percaya adalah warga dari dua alam (sifat manusia yang jatuh dan Roh, lih. Rom 8:5-17); dua zaman (yakni, zaman yang jahat saat ini dan zaman kebenaran, lih. Tit 2:11-14); mana yang memberikan pengaruh yang paling besar?
□ "dari keinginan-keinginan daging" Tubuh itu sendiri tidaklah jahat (pemikiran Yunani), tetapi merupakan suatu medan pertempuran dari keberpusatan pada diri dan godaan setan (lih. Rom 6; 7; 8; Gal 5:16-24).
□ "yang berjuang" ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE INDICATIVE. Peperangan ini dijelaskan dalam Yak 4:1-4.
1Pet 2:12 "Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE yang digunakan sebagai suatu IMPERATIVE. Orang-orang tidak percaya sedang menonton! Bagaimana orang percaya hidup dan bereaksi terhadap perjuangan umum kehidupan adalah saksi yang lantang bagi semua orang yang mengenal mereka. Seringkali hidup kita berbicara lebih keras dari kata-kata kita!
□ "memfitnah kamu sebagai orang durjana" Orang-orang Kristen mula-mula dituduh melakukan
- 1. kanibalisme (karena terminologi Perjamuan Tuhan)
- 2. berzinah (karena mereka saling mencintai)
- 3. ateisme (karena Allah mereka tak terlihat)
- 4. pengkhianatan (karena mereka tidak mau melayani di tentara atau bersumpah setia kepada Kaisar)
- 5. amoralitas (mungkin cium kudus)
Fitnah terhadap Jalan Tuhan ini (lih. 24:14; Kis 28:22) sepertinya telah berkembang di propinsi-propinsi timur yang pro- Kaisar atau Kekaisaran Romawi (Asia Kecil).
□ "mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah" Bagaimana kita hidup sebagai orang Kristen mencerminkan Allah yang kita klaim kita kenal dan layani. (lih. 1Pet 2:15; 3:16; Mat 5:16; Fili 2:15; Tit 2:7-8). Suasana SUBJUNGTIF nya memperkenalkan sebuah ketergantungan. Kemuliaan Allah adalah panggilan tertinggi dan mandat penginjilan kita (lih. 1Pet 4:11,16).
□ "pada hari Ia melawat" Ini menunjuk pada setiap saat Tuhan mendekat, baik untuk memberkati atau untuk penghakiman (lih. Yes 10:3; Yer 8:12; 10:15; 11:23; 23:12; 46:21; 48:44; 50:27; 51:18, Hos 9:7; Mi 7:4). Hal ini bisa bersifat sementara atau eskatologis (lih. Luk 19:44). Beberapa orang melihat ini sebagai berkaitan dengan orang percaya yang dalam pencobaan, namun dalam konteks tampaknya ini merujuk pada setiap kesempatan bagi orang yang belum diselamatkan untuk mendengar dan menanggapi Yesus sebagai Juruselamat sebelum mereka menghadapi Dia sebagai Hakim.
SEBUAH GARIS BESAR SINGKAT ATAS BAGIAN PRAKTIS DARI I PETRUS
- 1. Kepatuhan kepada pemerintah dan masyarakat (1Pet 2:13-17)
- 2. Kepatuhan kepada tuan duniawi (1Pet 2:18-25)
- 3. Kepatuhan di rumah Kristen (1Pet 3:1-7)
- 4. Kepatuhan di tengah-tengah penindasan (1Pet 3:8-22)
Topik Teologia -> 1Ptr 2:11
Topik Teologia: 1Ptr 2:11 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Jiwa Manusia
Jiwa sebagai Bagian Manusia yang Berelasi de...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Dosa
- Dosa-dosa Kedagingan
- Pengudusan
- Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
- Nafsu Menghalangi Pengudusan
- Ams 6:23-26 Mat 5:28 Mar 4:18-19 1Ko 10:6-8 Efe 4:22 Kol 3:5 1Ti 6:9-10 Tit 2:12 1Pe 1:14 1Pe 2:11 1Pe 4:1-2 2Pe 1:4 2Pe 2:14,18 1Yo 2:16-17 Yud 1:16-19
- Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
- Gereja
- Orang Percaya Didesak supaya Membuang dan Menjauhi Masalah Moral
- Rom 13:13 Gal 5:16-21 Efe 4:25-31 Efe 5:3-4 Fili 2:3 Fili 2:14 Kol 3:5-9 2Ti 3:1-9 1Pe 2:1,11 1Pe 4:1-3 Wah 3:1-3 Wah 3:15-18
- Orang Kristen Berusaha Hidup Harmonis
TFTWMS -> 1Ptr 2:11-12
TFTWMS: 1Ptr 2:11-12 - Pendatang Dan Perantau "PENDATANG DAN PERANTAU" (1 Petrus 2:11, 12)
11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau,...
"PENDATANG DAN PERANTAU" (1 Petrus 2:11, 12)
11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. 12 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.
Ayat 11. Pada titik ini suasana surat itu berubah. Setelah membantu para pembacanya memahami apa artinya menjadi orang Kristen, Petrus mulai menawarkan nasihat praktis yang akan berlangsung hingga akhir dokumen itu. Aku menasihati kamu, katanya. Dengan mengingat sejauh mana kemesuman, khususnya percabulan, terperangkap ke dalam budaya Yunani-Romawi, umat Kristen berjuang keras untuk memutus sepenuhnya hubungan mereka dengan dosa (4:1, 2) seperti yang diminta oleh Firman Kristus. Keinginan daging tidak mudah dibuang. Petrus mengingatkan mereka lagi bahwa kewarganegaraan mereka bukan dari dunia ini. Ia ingin mereka sadar secara terbuka bahwa mereka berdiri di pinggiran masalah manusia, bukan milik dunia ini dan cara hidupnya. Mereka adalah penduduk pendatang dan perantau yang sedang melewati negeri di mana mereka tinggal. Dengan demikian mereka mungkin akan dianiaya oleh orang-orang yang menjadi milik dunia. Dunia mungkin membenci mereka, tapi bagi Allah, Petrus, dan bagi para saudara dan saudari mereka, mereka itu orang kekasih.
Orang Kristen adalah orang "pilihan," mereka adalah "kekasih," tetapi mereka juga "pendatang dan perantau." Tanah air mereka adalah sorga. Dalam 1:1, Petrus menyebut para pembacanya "pendatang," tapi itu adalah kata Yunani yang sama (parepi÷dhmoß, parepidēmos) yang NASB terjemahkan "orang asing" dalam ayat ini. Sebuah kata yang mirip dengan kata yang diterjemahkan "pendatang" diterjemahkan "selama kamu menumpang di dunia ini" di 1:17. Meski motif kepemilikan tanah dalam Perjanjian Baru tidak begitu penting seperti di Perjanjian Lama, tetap saja benar bahwa orang Kristen punya tanggung jawab di negeri di mana mereka tinggal. Akar Kristen, setidaknya saat ini, tertanam dengan kokohnya di tempat mereka tinggal. Mereka tahu bahwa Allah menciptakan dunia dan menyebutnya baik. Orang Kristen mengakui tanggung jawab mereka sebagai pengasuh ketertiban yang diciptakan. Mereka berkontribusi sebagai warga negara yang bertanggung jawab kepada pemerintah yang baik. Mereka mencarikan keadilan bagi orang yang tidak berdaya dan miskin.
Petrus tidak memberi orang Kristen alasan untuk menghindari tugas mereka sebagai anggota masyarakat manusia yang berkontribusi. Pada saat yang sama, orang-orang Kristen sadar, dalam kata-kata dari lagu lama, bahwa "kita di sini sebagai peziarah yang tersesat."1Charles H. H. Scobie dengan baiknya mengulas bahwa "ada tekanan yang konstan di dalam Alkitab antara keberakaran umat Allah di Negeri itu dan panggilan kepada mereka untuk menjadi umat peziarah."2Tekanan itu tidak kurang jelasnya bagi Israel baru dibandingkan bagi Israel lama.
Kesetiaan politik bagi orang-orang dari dunia Mediterania di abad pertama adalah kepada kota, bukan bangsa. Warga negara, terutama orang-orang yang berpengaruh, cenderung sangat membanggakan kota mereka.3Sebelum bangsa Romawi datang, seluruh warga dari kota-kota yang demokratis memiliki suara yang setara dalam masalah kota. Selain warga itu, sebuah kota akan memiliki sejumlah penduduk nonwarga negara. Para pedagang dan yang lainnya mungkin menetap selama beberapa generasi. Tetap saja, mereka itu bukan warga negara. Mereka adalah, menggunakan kata-kata Petrus, "pendatang dan perantau" di pintu gerbang. Kata-kata yang Petrus gunakan didefinisikan untuk para pembacanya: (1) dari penggunaan Perjanjian Lama atas kata-kata itu (lihat komentar tentang 1:17), dan (2) dari cara kata-kata itu biasanya digunakan di dunia saat itu.
Karena mereka adalah kaum yang kewarganegaraannya berada di surga, maka para pembaca Petrus itu harus menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging. J. Ramsey Michaels menerjemahkan kalimat ini "tolaklah hasrat alami kamu."4Dalam kata-kata Petrus itu tidak ada usulan bahwa semua "hasrat alami" adalah jahat. Keinginan terhadap makanan, swasembada, atau ungkapan seksual tidak salah pada dasarnya. Keinginan menjadi keinginan daging ketika keinginan itu mendorong orang kepada kepuasan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain. "Keinginan-keinginan daging" yang harus ditolak mencakup godaan melakukan percabulan, tetapi ada juga keinginan lain yang juga berjuang melawan jiwa. Rasul itu telah menyantumkan beberapa dari keinginan itu (lihat 2:1). Paulus menulis, "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging" (Galatia 5:17).
Mereka yang berkewarganegaraan dunia didorong oleh keinginan kepada kesenangan sensual atau kekuasaan atas orang lain. Orang-orang percaya harus berpaling dari dorongan yang membawa kepada kepuasan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain. Mungkin Petrus menawarkan nasihat ini dengan mata tertuju kepada penganiayaan yang sedang dialami oleh orang-orang yang ia surati. Ia ingin mereka hidup sedemikian rupa sehingga tidak mungkin ada alasan yang memungkinkan bagi dunia untuk mendakwa mereka tentang jenis kelakuan yang diduga pasti dipraktikkan di antara kumpulannya sendiri.
Ini adalah satu-satunya kesempatan dalam 1 Petrus di mana kata "jiwa" (yuch, psuchē) digunakan dalam bentuk tunggal. Dalam Perjanjian Baru kata "jiwa" sering berarti lebih daripada "satu orang." (Lihat, misalnya, Kisah 2:43 dimana Alkitab NRSV menerjemahkan, "Rasa takjub menghinggapi setiap orang.") Pada satu titik, Yesus menetapkan jiwa lebih tinggi daripada tubuh: "Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa" (Matius 10:28). Ada kalanya arti "jiwa" dan "roh" sangat dekat. Dalam hal ini, Petrus tampaknya menggunakan kata "jiwa" untuk dorongan di dalam sifat manusia yang cenderung ke arah cita-cita mulia dan saleh. Jiwa bukanlah entitas yang terisolasi, terpisah dari tubuh, sebagaimana "keinginan-keinginan daging" bukan entitas yang terisolasi yang terpisah dari tubuh.
Ayat 12. Kesamaan antara 1 Petrus 2:12 dan 3:16 adalah penting. Sepanjang surat ini, rasul Petrus prihatin dengan cara hidup (aÓnastrofh/, anastrophē), perilaku para pembacanya (1:14-19). Petrus mengharapkan orang Kristen menyadari cara perilaku mereka dilihat dalam budaya penyembah berhala di sekitar mereka. Para juri memiliki pepatah, "Hukum tidak hanya harus adil, hukum juga harus terlihat adil." Penampilan memang enting. Paulus juga prihatin dengan cara gereja tampil di mata orang-orang penyembah berhala (1 Korintus 10:32; Kolose 4:5). Yesus memiliki sesuatu yang sama sekali berbeda dalam pikiran-Nya ketika Ia berkata, "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka" (Matius 6:1). Perilaku benar yang dimotivasi oleh keinginan untuk dipuji daripada keinginan untuk menghormati Allah adalah sia-sia. Yang ada di dalam pikiran Petrus adalah kemuliaan ketika ia memberitahu mereka untuk menjaga perilaku mereka yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi.
Ketika seorang Yahudi menggunakan kata "bangsa-bangsa lain," yang ia maksudkan adalah orang non-Yahudi. Itulah cara kata itu digunakan dalam kitab-kitab Injil (misalnya, Matius 10:5). Bagi Petrus dan Paulus, "ke-Yahudian" tidak ditentukan oleh keturunan jasmani, atau bahkan oleh sunat dan kepatuhan terhadap pelbagai perayaan seremonial Taurat. Jika menjadi seorang Yahudi dimaksudkan untuk menjadi bagian umat Allah, maka orang Yahudi sejati adalah mereka yang memeluk Kristus (Roma 2:28, 29). Karena benar begitu, maka perlu juga "bangsa-bangsa lain" memiliki makna baru. Ketika Petrus menggunakan kata itu, itu tidak berarti non-Yahudi tetapi non-Kristen. Dalam bahasa Inggris, kata untuk non-Kristen adalah "penyembah berhala." Dalam upaya untuk menangkap perbedaan inilah yang menyebabkan Alkitab NIV menerjemahkan e¶qnh (ethnē) sebagai "bangsa-bangsa lain" ketika kata itu muncul dalam kitab-kitab Injil, tetapi menerjemahkan kata yang sama itu "penyembah berhala" dalam nas ini.
Dalam 1:6-8, Petrus telah membahas pencobaan yang orang Kristen sedang tanggung. Sekarang ia mengisyaratkan tentang melibatkan apakah pelbagai pencobaan itu. Waktu itu belum ada keputusan resmi dari Roma yang membuat agama Kristen ilegal, tapi agama itu memang baru dan aneh bagi masyarakat penyembah berhala. Orang-orang percaya mendapatkan diri mereka sebagai sasaran gosip dan niat jahat. Butuh sedikit imajinasi untuk memahami apa yang Petrus maksudkan dengan apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana. Bentuk kata benda dari kata yang diterjemahkan "fitnah" merupakan salah satu hal yang rasul itu telah ketakan kepada para pembacanya untuk dibuang (2:1). Meski mereka difitnah, orang Kristen harus jangan membalas dengan fitnah juga.
Kepedulian Petrus bukan bahwa para pembacanya akan difitnah. Ia telah mengantisipasi hal itu. Kepeduliannya adalah jangan sampai pernyataan fitnah itu mengandung kebenaran. Bukan hanya itu, ia ingin kehidupan kudus para pembacanya menjadi sangat jelas sehingga mereka akan segera membuat malu pernyataan fitnah dari orang-orang yang tidak percaya. Akan ada orang-orang penyembah berhala yang berpikiran adil yang akan dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka. Dalam 1:6-8, rasul itu menyinggung pencobaan para pembacanya; di sini ia secara lebih khusus memikirkan pencobaan mereka melalui fitnah. Di kedua tempat itu hasil dari pencobaan itu ditambah dengan perilaku orang Kristen harus menghasilkan kemuliaan Allah. Kemuliaan-Nya dan pembenaran orang Kristen akan diwujudkan pada "hari lawatan," yang adalah sama dengan hari "penampakan Yesus Kristus" (1: 7).
Ini adalah satu-satunya kesempatan dalam Perjanjian Baru ketika hari kedatangan Tuhan disebut "hari lawatan." Dalam LXX, kata itu digunakan untuk tindakan Allah dalam cara tertentu yang indah dan mulia. Kadang-kadang lawatan Tuhan adalah untuk kebaikan umat-Nya (Keluaran 3:16), dan kadang-kadang untuk penghakiman (Yeremia 10:15). Dalam Lukas 19:44, Yesus mendakwa orang-orang Yahudi karena mereka tidak mengakui Tuhan "bilamana Allah melawat." Lawatan Yesus, inkarnasi-Nya, adalah peristiwa positif bagi Israel, tetapi mereka telah gagal untuk mengenalinya. Ketika Petrus menggunakan kata itu, tampaknya mengacu kepada kedatangan Tuhan untuk penghakiman. Orang Kristen akan dibenarkan oleh Kristus ketika Ia melawat untuk menghakimi orang-orang yang telah memfitnah atau menganiaya mereka.5
Alkitab NRSV memiliki pengertian yang benar: "… dan memuliakan Allah ketika Ia datang untuk menghakimi."
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Petrus
Tema : Menderita bagi Kristus
Tanggal Penulisan: 60-63 M
Latar Belakang
Surat ini merupakan yang pertama dari...
Penulis : Petrus
Tema : Menderita bagi Kristus
Tanggal Penulisan: 60-63 M
Latar Belakang
Surat ini merupakan yang pertama dari dua surat PB yang ditulis oleh rasul Petrus (1Pet 1:1; 2Pet 1:1). Petrus mengakui bahwa surat pertama ini ditulis dengan bantuan Silas (Yun. _Silvanus_) sebagai juru tulisnya (1Pet 5:12). Kemahiran Silas dalam bahasa Yunani dan gaya menulis tercermin di dalam surat ini, sedangkan bahasa Petrus yang kurang halus tampak dalam surat 2 Petrus. Nada dan isi surat ini cocok dengan apa yang kita ketahui tentang Simon Petrus. Persekutuannya yang akrab dengan Tuhan Yesus selama bertahun-tahun melandasi ingatannya kembali akan kematian (1Pet 1:11,19; 1Pet 2:21-24; 1Pet 3:18; 1Pet 5:1) dan kebangkitan Yesus (1Pet 1:3,21; 1Pet 3:21); secara tidak langsung Petrus tampaknya juga menunjuk kepada penampakan diri Yesus kepadanya di Galilea setelah kebangkitan (1Pet 2:25; 1Pet 5:2a; bd. Yoh 21:15-23). Tambahan lagi, terdapat banyak persamaan di antara surat ini dengan khotbah-khotbah Petrus yang tercatat dalam Kisah Para Rasul.
Petrus mengalamatkan surat ini kepada "orang-orang pendatang yang tersebar" di seluruh propinsi Asia Kecil kekaisaran Romawi (1Pet 1:1). Beberapa di antara mereka ini mungkin adalah orang bertobat yang menanggapi khotbahnya pada hari Pentakosta dan telah kembali ke kota masing-masing dengan iman yang baru (bd. Kis 2:9-11). Orang percaya ini disebut "pendatang dan perantau" (1Pet 2:11) untuk mengingatkan mereka bahwa perziarahan mereka sebagai orang Kristen adalah di dalam dunia yang membenci Yesus Kristus dan mereka dapat mengalami penganiayaan darinya. Mungkin Petrus menulis surat ini sebagai tanggapan terhadap laporan dari orang percaya di Asia Kecil tentang peningkatan perlawanan (1Pet 4:12-16) yang belum didukung resmi oleh pemerintah (1Pet 2:12-17).
Petrus menulis dari "Babilon" (1Pet 5:13). Kata ini dapat ditafsirkan secara harfiah sebagai negara Babilon di Mesopotamia atau sebagai ungkapan kiasan untuk Roma, pusat tertinggi dari kefasikan abad pertama. Walaupun Petrus mungkin satu kali berkunjung ke tempat penampungan golongan Yahudi-ortodoks yang besar di Babilon, kita dapat lebih mudah menerangkan bahwa Petrus, Silas (1Pet 5:12), dan Markus (1Pet 5:13) sedang bersama-sama di Roma (Kol 4:10; bd. pernyataan Papias mengenai Petrus dan Markus di Roma) pada awal dasawarsa 60-an dan bukan di Babilonia. Kemungkinan besar Petrus menulis dari Roma pada tahun 60-63 M, pasti sebelum pertumpahan darah yang mengerikan oleh Nero dimulai (th. 64 M).
Tujuan
Petrus menulis surat pengharapan yang penuh dengan sukacita ini untuk memberikan kepada orang percaya pandangan yang ilahi dan abadi bagi kehidupan di bumi dan untuk memberikan bimbingan praktis kepada mereka yang mulai mengalami penderitaan yang berat sebagai orang Kristen di dalam masyarakat kafir. Petrus khawatir kalau-kalau orang percaya membangkitkan ketidaksenangan pemerintah dan menasihatkan mereka untuk mengikuti teladan Yesus dalam menderita dengan tidak bersalah, benar, dan luhur.
Survai
1 Petrus mulai dengan mengingatkan orang percaya
- (1) bahwa mereka mempunyai suatu panggilan yang mulia dan warisan sorgawi di dalam Yesus Kristus (1Pet 1:2-5);
- (2) bahwa iman dan kasih mereka di dalam hidup ini akan diuji dan dimurnikan sehingga akan mengakibatkan pujian, hormat, dan kemuliaan pada saat kedatangan Tuhan (1Pet 1:6-9);
- (3) bahwa keselamatan yang besar ini sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi PL (1Pet 1:10-12); dan
- (4) bahwa orang percaya harus hidup kudus, jelas berbeda dari dunia yang tidak selamat di sekitar mereka (1Pet 1:13-21). Orang percaya, yang terpilih dan dikuduskan (1Pet 1:2) merupakan bayi-bayi yang bertumbuh yang memerlukan susu murni Firman Allah (1Pet 2:1-3), batu-batu hidup yang sedang dibangun menjadi suatu rumah rohani (1Pet 2:4-10), dan orang asing yang mengembara melewati negara asing (1Pet 2:11-12); mereka harus hidup dengan hormat dan rendah hati dalam hubungan mereka dengan setiap orang selama perjalanan ini (1Pet 2:13--3:12).
Amanat 1 Petrus terutama berkaitan dengan sikap patuh dan menderita karena kebenaran bagi Kristus dan menurut teladan-Nya sendiri (1Pet 2:18-24; 1Pet 3:9--5:11). Petrus meyakinkan orang percaya bahwa apabila mereka menderita karena kebenaran, maka mereka akan disenangi oleh Tuhan dan mendapat pahala. Di dalam konteks pengajaran mengenai menderita karena Kristus ini, Petrus menekankan tema-tema yang saling berhubungan dari keselamatan, pengharapan, kasih, sukacita, iman, kekudusan, kerendahan hati, takut akan Allah, ketaatan, dan ketundukan.
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Bersama dengan surat Ibrani dan kitab Wahyu, berita surat ini berkisar pada orang percaya yang menghadapi kemungkinan penganiayaan yang berat karena persatuan mereka dengan Yesus Kristus.
- (2) Surat ini memberikan pengarahan praktis bagaimana orang Kristen harus menanggapi penganiayaan dan penderitaan yang tidak adil, lebih daripada kitab lainnya dalam PB (1Pet 3:9--5:11).
- (3) Petrus menekankan kebenaran bahwa orang percaya adalah pendatang dan perantau di dunia ini (1Pet 1:1; 1Pet 2:11).
- (4) Banyak nama untuk umat Allah dari PL digunakan untuk orang percaya PB (mis. 1Pet 2:5,9-10).
- (5) Surat ini berisi ayat PB yang paling sulit ditafsirkan: kapan, di mana, dan bagaimana Yesus "memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, ... pada waktu Nuh" (1Pet 3:19-20).
Full Life: 1 Petrus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(1Pet 1:1-2)
I. Hubungan Orang Percaya dengan Allah
(1Pet 1:3-2:10)
A. Keselamatan oleh...
Garis Besar
- Salam Kristen
(1Pet 1:1-2) - I. Hubungan Orang Percaya dengan Allah
(1Pet 1:3-2:10) - A. Keselamatan oleh Iman
(1Pet 1:3-12) - B. Kekudusan Karena Ketaatan
(1Pet 1:13-2:10) - II. Hubungan Orang Percaya dengan Sesamanya
(1Pet 2:11-3:12) - A. Tanggung Jawab Umum
(1Pet 2:11-17) - B. Tanggung Jawab Rumah Tangga
(1Pet 2:18-3:7) - 1. Tanggung Jawab Budak Terhadap Tuannya
(1Pet 2:18-25) - 2. Tanggung Jawab Istri Terhadap Suaminya
(1Pet 3:1-6) - 3. Tanggung Jawab Suami Terhadap Istrinya
(1Pet 3:7) - C. Ringkasan Prinsip-Prinsip yang Mengatur Hubungan Orang Percaya
dengan Sesamanya
(1Pet 3:8-12) - III.Hubungan Orang Percaya dengan Penderitaan
(1Pet 3:13-5:11) - A. Ketabahan Menghadapi Penderitaan
(1Pet 3:13-4:11) - 1. Karena Berbahagia dari Menderita dengan Tidak Adil
(1Pet 3:13-17) - 2. Karena Teladan Kristus yang Berkuasa
(1Pet 3:18-4:6) - 3. Karena Urgensi pada Akhir Zaman
(1Pet 4:7-11) - B. Bersukacita dalam Menghadapi Penderitaan
(1Pet 4:12-19) - 1. Karena Menguji Realitas Iman Kita
(1Pet 4:12) - 2. Karena Ikut Mengambil Bagian dalam Penderitaan Kristus
(1Pet 4:13,14-16) - 3. Karena Mempersiapkan Kita untuk Kemuliaan Kedatangan-Nya
(1Pet 4:13,17-19) - C. Nasihat dalam Menghadapi Penderitaan
(1Pet 5:1-11) - 1. Kepada Penatua -- Gembalakan Domba
(1Pet 5:1-4) - 2. Kepada Orang yang Lebih Muda
(1Pet 5:5-11) - Penutup
(1Pet 5:12-14)
Matthew Henry: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Dua surat rasuli yang kita dapati terdaftar dalam kanon Kitab Suci ini ditulis oleh Petrus, rasul Yesus Kristus yang paling terkemuka, dan yang tab...
- Dua surat rasuli yang kita dapati terdaftar dalam kanon Kitab Suci ini ditulis oleh Petrus, rasul Yesus Kristus yang paling terkemuka, dan yang tabiatnya bersinar terang seperti digambarkan dalam keempat Injil dan Kisah Para Rasul. Namun, dalam gambaran para pemimpin gereja dan penulis tertentu, Petrus terlihat seperti orang yang luar biasa angkuh dan penuh ambisi. Berdasarkan Kitab Suci, sudah pasti bahwa Simon Petrus adalah salah seorang yang pertama-tama dipanggil Tuhan kita untuk menjadi murid dan pengikut-Nya. Bahwa ia adalah orang yang dikaruniai dengan kebaikan-kebaikan luhur, dari alam maupun anugerah, orang yang mempunyai andil besar dan cepat dalam mengeluarkan perkataan, cepat memahami dan berani melaksanakan apa saja yang dia ketahui sebagai kewajibannya. Ketika Juruselamat kita memanggil rasul-rasul-Nya, dan memberi mereka mandat, Ia pertama-tama menyebut Petrus. Dan melalui perlakuan-Nya terhadap Petrus, Ia tampak membedakan Petrus sebagai rasul istimewa di antara kedua belas rasul. Banyak contoh kasih sayang Tuhan kita kepadanya, baik selama Dia hidup maupun setelah kebangkitan-Nya, yang tercatat dalam Kitab Suci. Tetapi ada banyak hal yang secara meyakinkan ditegaskan tentang orang kudus ini jelas-jelas salah: Seperti, bahwa ia memiliki keutamaan dan kekuasaan yang lebih unggul daripada semua rasul lain, bahwa ia lebih tinggi daripada mereka, bahwa ia adalah pangeran, raja, dan penguasa mereka yang berdaulat, dan bahwa ia mempunyai kewenangan hukum atas seluruh kumpulan para rasul itu. Terlebih lagi, bahwa ia satu-satunya gembala untuk semua umat Kristen di seluruh dunia, satu-satunya wakil Kristus di bumi – bahwa selama lebih dari dua puluh tahun ia menjadi uskup Roma – dan bahwa semua ini merupakan perintah dan ketetapan Tuhan kita. Sementara Kristus tidak pernah memberinya keutamaan semacam ini, tetapi jelas-jelas melarangnya, dan justru memberikan perintah-perintah yang sebaliknya. Rasul-rasul lain tidak pernah menyetujui pengakuan-pengakuan seperti itu. Rasul Paulus menyatakan dirinya sedikit pun tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu (2Kor. 11:5 dan 12:11). Tidak terkecuali dalam hal ini keunggulan martabat Petrus, sebab Paulus sendiri berani mempersalahkan dia, dan berterang-terang menentangnya (Gal. 2:11). Petrus sendiri tidak pernah menganggap hal-hal yang seperti itu, tetapi dengan bersahaja menyebut dirinya sebagai rasul Yesus Kristus. Dan ketika menulis kepada para penatua jemaat, dengan rendah hati ia menempatkan dirinya dalam kedudukan yang sama dengan mereka: Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua (5:1). Maksud dari surat rasuli yang pertama dari Petrus ini adalah,
- I. Untuk menjelaskan secara lebih lengkap ajaran-ajaran Kekristenan kepada orang-orang Yahudi yang baru bertobat ini.
- II. Untuk membimbing dan mengajak mereka supaya berperilaku kudus, dalam menjalankan dengan setia semua kewajiban pribadi mereka masing-masing. Dengan demikian, mereka sendiri akan tetap hidup dalam damai sejahtera dan mampu menjawab segala fitnah dan celaan dari musuh-musuh mereka.
- III. Untuk mempersiapkan mereka menghadapi penderitaan. Hal ini tampak menjadi niat utama sang Rasul, sebab ia mengatakan sesuatu tentang hal ini dalam setiap pasal. Dan, melalui berbagai macam alasan, ia betul-betul mendorong mereka supaya bersabar dan bertekun dalam iman, agar segala penganiayaan dan malapetaka yang menimpa mereka tidak sampai membuat mereka murtad dari Kristus dan Injil. Sungguh menakjubkan bahwa kita tidak menemukan satu kata pun yang menyerupai semangat dan keangkuhan seorang penguasa dalam kedua surat ini.
Jerusalem: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang
Sedjak dari permulaan, Para Bapak Geredja sependapat bahwa St. Petruslah
penulis surat ini. Kesatu...
SURAT PERTAMA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang
Sedjak dari permulaan, Para Bapak Geredja sependapat bahwa St. Petruslah penulis surat ini. Kesatuan pendapat itu telah utuh, sampai ketika sardjana- sardjana Kitab Kudus dari djaman modern ini mengemukakan beberapa keberatan terhadapnja.
Isi surat ini sendirilah jang harus memberi putusan dan penjelesaian jang sebenarnja. Disamping setjara terang-terangan menundjukkan dirinja sebagai Petrus, "Rasul Kristus", pengarang sepintas lalu dalam bab 5:1 menjebut dirinja sebagai rekan-imam dan penjaksi kesengsaraan Kristus". Djuga Markus, jang oleh Papias disebut sebagai "djuru bahasa" Petrus di Roma, disangka ada bersama Petrus, tatkala dia menulis suratnja (5:13). Keaslian surat ini diperteguhkan lagi oleh beberapa perhubungannja dengan kehidupan dan pengadjaran Kristus .
Gaja bahasa Djunani, sekalipun kurang mutunja daripada gaja jang dipergunakan oleh St. Jakobus dalam suratnja, dahulu pernah dianggap sebagai suatu alasan untuk mengingkari Petrus sebagai pengarang surat ini. Namun sebagaimana halnja dengan Jakobus dan Judas, orang sama menjetudjui sekarang sistim pemakaian djurutulis, jang tentu djuga terdjadi pada masa Petrus.
Penulis terus terang mengatakan bahwa ia menulis "dengan perantaraan Silvanus" (5:12). Akibatnja ialah sekalipun isi pikiran itu timbul dari Petrus, tetapi bahasanja disusun oleh djurutulisnja.
Pembatja
Ajat pertama dari surat ini menundjukkan bahwa ia ditulis untuk orang serani di Asia Ketjil. Entah orang-orang serani itu terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi atau kafir, masih dipersoalkan. Karena alasan-alasan jang diberikan belum mentjapai persetudjuan penuh, maka rasanja dapat dikatakan bahwa tak ada kelompok orang serani tertentu jang dimaksudkan. Dengan pasti ialah bahwa bagian terbesar orang serani terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi. Tetapi tatkala surat ini ditulis, Paulus dan rekan-rekannja telah menobatkan banjak orang kafir di Asia Ketjil. Kemungkinan jang terbesar ialah bahwa surat ini ditudjukan kepada Para miskin dan hamba sahaja di Asia Ketjil (2:18).
Waktu, kesempatan dan tempat dimana surat ini ditulis
Pada kesempatan mana Petrus menulis surat ini, tidak kita ketahui. Dari isi surat hanja dapat kita simpulkan bahwa Petrus bermaksud memberanikan orang serani dalam pertjobaan, dan menghidupkan iman jang mendapat serangan sekian banjak (4:12).
Bahwa surat ini ditulis di Roma, itu tentu pasti. Dengan menjebut nama Babylon (5:13), Petrus agaknja hendak mengawaskan kota Roma jang kafir itu, jang kedjajaannja menjamai kemakmuran djasmani Babylon purba. Karena Petrus meninggal di Roma pada djaman penganiajaan Nero, dan karena ketika itu penganiajaan belum lagi meletus, maka agaknja surat ini ditulis mendjelang achir tahun 64 ses. Kristus. Kepastian waktu surat ini menundjukkan bahwa kutipan-kutipan surat St. Paulus didalam surat St. Petrus itu mungkin.
Gajabahasa
Sekalipun surat ini, sebagaimana djuga surat St. Jakobus, pada dasarnja
berisikan adjakan moril, namun dalam beberapa hal ia bukan memuat adjaran moral.
la lebih menjerupai bentuk sebuah surat dengan suatu kata pendahuluan jang
pandjang (1:1-2), lalu menjusul suatu doa sjukur (1:3-5) jang lazim kedapatan
pada banjak surat dizaman itu, dan berachir dengan suatu utjapan selamat (
Adjaran
Karena surat ini pada dasarnja berisi suatu adjakan moril, maka djangan kita harapkan suatu pementasan kebenaran dogmatis jang teratur didalamnja. Tetapi, kita bisa menemukan djuga teologi jang kaja dan dalam disitu. Kebenaran teologis jang asasi ialah bahwa orang kristen diseluruh dunia ini bersatu (5:9); dahulunja mereka pendosa (2:24) jang tak tahu suatu apapun (1:14) tetapi kini mereka telah ditebus oleh darah kudus Kristus (1:18-19) dan dipilih untuk berbakti kepadanja (1:2).
Tjaranja mereka ditebus itu diterangkan sedjelas-djelasnja. Allah Bapa, jang maharahim (1:3) dan kudus (1:15-16), sudah merentjanakan penjelamatan mereka (1:2), bahkan sebelum dunia tertjipta (1:20). Nabi-nabi Perdjandjian Lama menginsjafi rentjana tersebut dan bernubuat pula tentang rentjana itu (1:10-12). Rentjana itu dipenuhi dalam sedjarah dengan kedatangan Kristus, jang biarpun tak bersalah (1:19; 2:22), tetapi menderita sengsara (2:21; 4:1), dan wafat disalib (2:24; 3:18). Hasil daripada sengsara dan wafat Kristus ialah penjilihan dosa manusia (1:18; 3:18).
Mati untuk dosa berarti lahir kembali kesuatu hidup baru jang telah diperoleh berkat kebangkitan Kristus (1:3), dan itu kita dapat dalam Sakramen Permandian (3:12), suatu Sakramen jang telah digambarkan lebih dahulu dalam peristiwa ai bah (3:20). Oleh ketaatan kepada Kristus (1:2), dan iman terhadap ebasiat penebusanNja (1:5,7-9), orang kristen ada harapan untuk memperoleh istirahat abadi disurga (1:5; 3:22).
Akan memperoleh gandjaran kekal, orang kristen hendaknja kudus (1:15),
melawan penggodaan setan (5:8-9), meninggalkan dosa-dosa dahulu (
Biarpun kehidupan sematjam itu kelihatan sukar, toh akan lebih mudah karena diteladani oleh Kristus sendiri (2:21; 3:17; 4:1), oleh semakin mendekatinja (2: 3-4), oleh kesadaran bahwa mereka mengambil bagian dalam penderitaannja (4:13), dan oleh memikirkan kedudukan mereka jang tinggi dimata Allah "batu-hidup", didalam rumah Allah (2:5), suatu bangsa jang terpilih, imamat radjawi, umat jang kudus (2:9).
Dengan tjara hidup demikian, orang kristen dapat hidup dengan penuh kepertjajaan kepada penjelenggaraan Allah (5:7), kepada pengadilan ilahi pada achir zaman, suatu peristiwa jang dirasa Petrus sudah dewat (4:5,7,17), dan akan berachir serta diberkati oleh penampakan mulia Jesus (1:7; 5:1,4).
TFTWMS: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) HUBUNGAN YANG BAIK AKAN MEMBUNGKAM PENGECAM KITA (1 Petrus 2:11-3:17)
COY ROPER
PENDAHULUAN
Anda pernah membaca kata-kata yang berbunyi, "Jika...
HUBUNGAN YANG BAIK AKAN MEMBUNGKAM PENGECAM KITA (1 Petrus 2:11-3:17)
COY ROPER
PENDAHULUAN
Anda pernah membaca kata-kata yang berbunyi, "Jika Terjadi Kebakaran, Pecahkan Kacanya." Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang orang Kristen harus lakukan "Jika Terjadi Penganiayaan"? Bagaimanakah seharusnya kita bertindak ketika orang lain menganiaya kita karena iman kita? Kita tidak memecahkan kaca. Tapi apakah yang kita lakukan?
Pertama Petrus ditulis, sebagian, untuk menjawab pertanyaan itu. Orang-orang yang Petrus surati sedang mengalami penganiayaan. Misalnya, kita menemukan nas yang mengesankan ini:
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu … Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, … Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, … (4:12-16).
Dalam 2:11-3:17, Petrus memberitahu saudara-saudara itu, "Jika hubunganmu adalah baik dengan orang-orang itu dan dunia di sekitarmu, maka para pengecammu akan terbungkam." Ia berkata, Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.… Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh (2:12, 15).
Pertama Petrus 3:16 mengatakan, "[Milikilah] hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu." Hidup benar, bertindak benar, dan memiliki hubungan yang benar akan membungkan para pengecam kita!
Bagaimanakah hal ini bisa terjadi? Umat Kristen di abad pertama dituduh melakukan pelbagai kejahatan yang mengerikan. Karena mereka tidak mau sujud kepada kaisar Romawi dan mengakui keilahiannya, maka mereka dianggap ateis. Karena mereka tidak mau bergaul dengan tetangga mereka dalam berbagai kegiatan sehari-hari, maka mereka dianggap anti-sosial. Karena mereka bicara tentang saling mengasihi, bahkan ketika mereka bicara satu sama lain sebagai "saudara" dan "saudari," mereka dianggap bersalah melakukan percabulan, bahkan inses. Karena mereka sering beribadah secara diam-diam pada malam hari di tempat-tempat rahasia untuk menghindari penganiayaan, maka diisukan bahwa mereka melakukan pesta pora seks. Karena mereka bicara tentang makan daging dan minum darah Yesus, maka mereka dikatakan melakukan kanibalisme. Apakah yang orang Kristen bisa lakukan terhadap jenis gosip dan fitnah ini? Petrus, pada dasarnya, mengatakan, "Jika kamu hidup benar, punya sikap benar terhadap orang lain, dan bertindak benar terhadap semua orang, maka orang tidak akan mempercayai pelbagai tuduhan yang dilontarkan terhadapmu." Hubungan yang benar akan "membungkamkan kepicikan orang -orang yang bodoh."
Kita tidak dianiaya dengan tingkatan yang sama sekarang ini, tapi kita juga bisa difitnah karena kita adalah orang Kristen. Jika kita tekun, kita mungkin disebut "Pemaksa Alkitab." Jika kita menaruh perhatian tentang pergi ke sorga, beberapa orang mungkin berkata bahwa kepala kita terlalu jauh di awan untuk bisa kita manfaatkan di dunia. Jika kita mengutamakan Kristus daripada orang lain, kita mungkin akan dituduh punya kebencian. Jika kita membela untuk atau menentang apa saja, pendirian kita itu sepertinya ditertawakan. Jika kita menolak untuk berpartisipasi dengan orang lain dalam apa yang mereka lakukan, kita dapat dituduh sebagai anti-sosial atau punya sikap "lebih suci daripada kamu." Apakah yang bisa kita lakukan terhadap kecaman seperti itu? Yang paling penting, kita bisa hidup benar.
Dalam bagian surat kiriman ini, Petrus sedang bicara tentang enam hubungan. Ia memberitahu orang Kristen bagaimana kita seharusnya bertindak dalam setiap hubungan itu.
ORANG KRISTEN DAN DUNIA (1 Petrus 2:11, 12)
Dalam lingkup dunia, hubungan kita adalah sebagai pendatang atau perantau, dan sikap kita harus ditandai dengan perilaku yang baik.
Ada dua hal yang disebutkan yang akan mengesankan dunia. Yang pertama, orang Kristen harus "menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa." Atau, seperti yang Yakobus katakan, orang Kristen harus menjaga dirinya supaya "tidak dicemarkan oleh dunia" (Yakobus 1:27). Terlepas dari bagaimana berdosanya orang-orang pagan itu, mereka akan terkesan dengan orang Kristen yang hidup dengan saleh.
Yang kedua, orang Kristen harus melakukan perbuatan baik. Jika mereka melakukannya, maka barulah dunia "dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah." (Lihat juga Matius 5:13-16.) Melakukan sebisanya perbuatan baik di manapun dan kapanpun akan mengesankan para tetangga kita dan membungkam para pengecam kita.
Mengapakah kita harus hidup seperti itu? Karena kita adalah "pendatang dan perantau." Oleh karena itu, kita berbeda. Kita tidak menganut nilai-nilai, prioritas, atau cara hidup orang-orang yang hidup di sekitar kita. Benarkah begitu? Mungkin saya harus katakan bahwa kita tidak seharusnya menganut nilai-nilai, prioritas, atau cara hidup orang dunia. Pikirkanlah hal ini: Jika menjadi orang Kristen adalah haram, dan Anda dituduh sebagai orang Kristen dan diadili untuk nyawa Anda, akankah ada cukup bukti untuk menyalahkan Anda?
ORANG KRISTEN DAN PEMERINTAH (1 Petrus 2:13-17)
Dalam lingkup pemerintahan, hubungan kita adalah sebagai warga negara, dan sikap kita harus ditandai dengan ketaatan dan dengan menghormati pejabat pemerintah.
Salah satu tuduhan yang selalu ditimpakan kepada umat Kristen abad pertama adalah bahwa mereka adalah pengkhianat terhadap pemerintah Romawi. Pada akhirnya, bukankah mereka itu menyembah "Raja Yesus"? Bukankah mereka itu menolak untuk menyembah Kaisar, dan bukankah hal itu mencap mereka sebagai pengkhianat? (Lihat Yohanes 19:12 dan Kisah 25:8.)
Bagaimanakah orang Kristen bisa menjawab fitnahan ini? Pertama, mereka harus mematuhi "setiap lembaga manusia," dari yang terbesar sampai yang terkecil. Kedua, mereka harus menghormati orang-orang yang patut dihormati—bahkan juga kaisar. "Menghormati" di sini akan mencakup pembayaran pajak. (Lihat Matius 22:15-21.) Ini juga akan mencakup penghormatan terhadap pejabat negara yang layak ia terima. Kita mungkin mengira bahwa karena Yesus adalah Raja kita maka kita tidak harus tunduk di hadapan orang lain. Petrus mengatakan bahwa sikap ini salah. "[Jangan] menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan," katanya. "[Sebaliknya, hormatilah] wali-wali yang diutusnya."
Jika kita harus mengatakan, "Tapi perintah itu hanya berlaku jika kita memiliki pejabat-pejabat atau pemerintah yang baik," maka kita harus ingat bahwa kaisar pada waktu itu mungkin adalah Nero—orang yang namanya telah menjadi identik dengan kebrutalan, pembunuhan, penganiayaan, kekerasan, dan kegilaan. Jika orang Kristen pada waktu itu harus menghormati orang seperti itu, tentunya sekarang ini kita harus mematuhi hukum-hukum dan menghormati para pejabat yang membuat dan menegakkan hukum-hukum itu (kecuali hukum-hukum yang akan menyebabkan kita tidak menaati Allah; Kisah 5:29).
ORANG KRISTEN DAN TUANNYA (1 Petrus 2:18-25)
Meski nas ini bicara secara khusus tentang hubungan budak-tuan, kita bisa menerapkannya dengan sangat baik kepada hubungan majikan-karyawan. Dalam dunia kerja, hubungan kita adalah seperti karyawan, dan sebagai karyawan perilaku kita harus ditandai dengan ketundukan.
Petrus mengatakan bahwa kita harus tunduk kepada tuan kita—artinya, kepada majikan atau atasan kita. Tapi bagaimanakah jika majikan atau tuan kita itu kejam dan semena-mena? Kita tetap, kata Petrus, tunduk , "bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis." Ini, saya yakin, bertentangan dengan alur pemikiran moderen. Kecenderungan kita adalah ingin pekerjaan ringan tapi gaji besar. Tapi itu sesuai dengan filosofi Kristen tentang memberi, yang lebih besar daripada menerima; tentang berusaha untuk menjadi seorang pelayan, daripada berusaha untuk dilayani; tentang lebih peduli mengenai tanggung jawab daripada hak. Orang Kristen harus menjadi karyawan yang baik, taat. (Lihat juga Efesus 6:5-9 dan Kolose 3:22-24)
Perhatikan juga, bahwa dalam konteks inilah Petrus menggunakan Kristus sebagai contoh tentang orang yang "dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam." Petrus berkata, dalam hal ini, "Kamu harus mengikuti jejak-Nya." Kita harus secara khusus meniru Kristus dalam hal bahwa ketika kita dianiaya oleh siapa pun, kita harus menerima penderitaan itu tanpa berbuat dosa dan menanggung perbuatan salah orang lain tanpa melakukan kesalahan. (Lihat juga Roma 12:14-21.)
ORANG KRISTEN DAN PASANGAN HIDUPNYA (1 Petrus 3:1-7)
Dengan demikian, dalam lingkup rumah tangga, kita adalah istri atau suami, dan sikap kita harus ditandai, jika kita istri, dengan ketundukan, dan, jika kita suami, dengan pengertian dan kehormatan.
Perhatikanlah bahwa ada tanggung jawab bersama. Tanggung jawab istri Kristen adalah tunduk kepada suaminya. Jika ia tunduk, ia bisa saja membawa suaminya kepada Kristus bahkan jika suaminya itu tidak mau mempelajari Alkitab dengan dia atau pergi untuk mendengarkan pengkhotbah. Itu tidak berarti, tentu saja, bahwa suami itu dapat diselamatkan tanpa mendengarkan Firman Allah dan mentaatinya. (Lihat 1:22.) Tapi itu berarti bahwa teladan baik sang istri bisa saja memalingkan dia kepada Allah dan Firman Allah ketika pengajaran langsung tidak bisa mempengaruhi dia.
Akan menjadi orang macam apakah istri yang tunduk ini? Ia akan dihormati dan "saleh" atau murni. Perhatian utamanya akan tidak pada tampilan lahiriah—"dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah." Sebaliknya, ia akan peduli pada manusia batiniah, dengan mengembangkan "roh yang lemah lembut dan tenang"—sebuah cara yang lembut dan sabar yang akan menghasilkan pelbagai tindakan penuh pertimbangan dan baik hati.
Suami Kristen juga punya tanggung jawab: hidup "penuh pengertian" dengan istrinya, menghormati dia, dan, itu tersirat, mengakui bahwa ia adalah teman pewaris bersama dia. Suami Kristen harus bijaksana dan memperhatikan istrinya. Di tempat lain, Perjanjian Baru mengajar dia untuk mengasihi istrinya seperti Kristus mengasihi gereja (Efesus 5:25). Pengertian, kehormatan, dan kasih yang suami itu curahkan kepada istrinya akan mencegah dia untuk menjadi tirani lalim di rumahnya sendiri. Meski istrinya harus mematuhi dia, ia tidak akan pernah meminta istrinya untuk mematuhi aturan yang sewenang-wenang yang dibuat demi kenyamanannya sendiri, tetapi akan selalu mempertimbangkan keinginan, kebutuhan, dan kemauan istrinya.
Suami harus melakukan ini supaya doanya—dan doa istrinya—tidak terhalang. Jika suami dan istri tidak memenuhi kewajiban bersama mereka di rumah, maka ketegangan dan pertikaian muncul dan suasana kerohanian, pertumbuhan rohani, dan doa yang terus-menerus mustahil terjadi. Untuk memungkinkan terjadinya doa di rumah, mari kita menjadi suami dan istri sebagaimana seharusnya.
ORANG KRISTEN DAN SAUDARA-SAUDARINYA (1 Petrus 3:8-12)
Di gereja hubungan kita adalah sebagai saudara dan saudari, dan sikap kita, kita dapat simpulkan, harus ditandai dengan kasih.
Petrus berkata bahwa terhadap satu sama lain kita harus menunjukkan kesatuan roh, simpati, kasih, hati yang lembut, pikiran yang rendah hati, dan penolakan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan. Jika ini adalah cara kita bertindak terhadap satu sama lain—jika kita menunjukkan bahwa kita adalah satu, jika kita ikut saling merasakan satu sama lain, jika kita saling mengasihi dengan penuh semangat, jika kita berhati lembut dan mudah tersentuh oleh penderitaan orang lain, jika kita rendah hati, dan tidak ada orang yang mencoba untuk menempatkan dirinya di atas yang lain, jika kita selalu menolak godaan untuk "membalas dendam"—jika jenis hubungan seperti ini jelas terlihat di dalam gereja, maka orang akan tahu bahwa kita adalah murid -murid Kristus. (Lihat Yohanes 13:34, 35.) Mereka akan mengagumi kedekatan persaudaraan, dengan mengatakan, "Lihatlah, bagaimana mereka saling mengasihi!" Ketika mereka mendengar desas-desus fitnah tentang kita, mereka akan berkata, "Itu tidak benar, karena saya telah melihat praktik kasih mereka."
ORANG KRISTEN DAN PARA PENGANIAYANYA (1 Petrus 3:13-17)
Dalam lingkup konflik, kita dianggap sebagai musuh, dan tindakan kita harus ditandai dengan pertahanan yang mumpuni dan hati nurani yang murni.
Pada dasarnya, Petrus sedang mengatakan bahwa kita harus selalu berbuat benar dalam hubungan kita dengan orang-orang yang menganiaya atau mengejek kita. Secara khusus, ia memberikan saran ini untuk orang-orang Kristen yang sedang dianiaya: (1) Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan (3:9). Jangan pernah ingin membalas dendam; sebaliknya, carilah kebaikan untuk musuhmu. (Lihat juga Roma 12:20, 21 dan Matius 5:44.) (2) Jadilah "rajin berbuat baik" (3:13). Sibukkan dirimu dengan melakukan kebaikan maka musuh-musuhmu akan menemukan sedikit alasan untuk menganiaya kamu. (3) Sadarilah bahwa ada berkat dalam penderitaan. Petrus berkata, "sekalipun kamu harus menderita … kamu akan berbahagia" (3:14). Mungkin sulit bagi kita untuk melihat bagaimana hasil penganiayaan menimbulkan berkat, tapi itu benar. (Lihat juga Matius 5:10 Yakobus 1:2, 3.) (4) Jangan takut terhadap penganiayamu: "janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar" (3:14). Yang paling buruk, penganiayamu itu hanya bisa membunuh tubuhmu; mereka tidak bisa membunuh jiwa. Ketika ia mati, orang Kristen menjadi lebih baik karena ia telah pergi bersama Kristus (Filipi 1:23). (5) "Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan" (3:15). Takutlah akan Dia. Hormatilah Dia. Akuilah bahwa Kristus adalah Tuhan, Guru, dan Raja hidupmu. Jika demikian, maka Ia akan menjagamu; kamu tidak perlu takut terhadap musuh apa saja, dan kamu harus melakukan kehendak-Nya tidak peduli apa yang orang lain lakukan terhadap kamu. (6) Bersiaplah untuk mempertahankan iman: "Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu" (3:15). Selain argumentasi yang kamu buat dengan hidupmu, kamu juga harus bersedia dan sanggup membuat argumentasi untuk iman itu dengan bibirmu. (7) "[Milikilah] hati nurani yang murni" (3:16). Bagaimanakah kamu bisa melakukan itu? Dengan memastikan bahwa perilakumu ditandai dengan "perilaku yang baik dalam Kristus" dan dengan memastikan bahwa kamu selalu "melakukan apa yang benar." Tidak ada yang lebih sulit daripada mencoba untuk membela kebenaran injil ketika kamu tidak hidup sesuai dengan kebenaran itu. Maka hidupmu akan menyangkal argumentasimu. Yang terpenting, kita harus selalu berusaha melakukan yang benar!
Jika kita melakukan semua ini di hadapan penganiayaan, para pengecam kita akan tidak mampu untuk mempertahankan tuduhan mereka terhadap kita.
KESIMPULAN
Seperti apakah hidup kita seharusnya sebagai orang Kristen? Bayangkanlah ruang sidang di mana kita sedang diadili. "Apakah kesalahannya?" Tanya hakim.
Para penuduh mengatakan bahwa kita adalah pembuat onar yang menyebabkan kematian, pembenci manusia, anti-sosial, mesum, jahat, dan egois.
"Baiklah," kata hakim, "hadirkan para saksi. "Lalu ia menanyai para saksi itu.
"Apakah orang-orang ini melanggar hukum?" "Tidak," jawab mereka, "mereka selalu taat hukum." "Apakah mereka tidak menghormati penguasa?"
"Tidak, mereka selalu memberi hormat kepada orang yang patut menerimanya." "Apakah mereka tetangga yang buruk?"
"Tidak; pada kenyataannya, mereka selalu membantu dan baik hati. " "Apakah mereka itu karyawan yang tidak taat?"
"Oh, tidak, mereka adalah para pekerja kami yang terbaik."
"Bagaimanakah perbuatan mereka terhadap satu sama lain?" "Tuan, jelas terlihat mereka selalu mengasihi satu sama lain." "Lalu mengapa mereka dituduh?" tanya hakim itu.
"Tidak bersalah!" Hubungan yang baik akan membungkam pengecam kita!
Pengarang: Coy Roper
Hak Cipta © 2014 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) 1 Petrus 2:11-25
Berperilaku Sebagai Umat Allah Yang Menderita (Bagian 1)
Setelah memberikan latar belakang kebangsaan yang banyak diambil dari Perja...
1 Petrus 2:11-25
Berperilaku Sebagai Umat Allah Yang Menderita (Bagian 1)
Setelah memberikan latar belakang kebangsaan yang banyak diambil dari Perjanjian Lama, serta pentingnya tanah perjanjian itu bagi Israel, maka agak mengejutkan ketika dalam 1 Petrus mendapatkan perasaan yang mengungkapkan keputusasaan dalam menemukan tanah air. Abraham adalah seorang pengembara di Kanaan. Orang Kristen hanya melewati tanah airnya. Petrus menyapa para pembacanya sebagai penduduk sementara di planet ini, tamu-tamu sementara di bulatan bumi ini.
TFTWMS: 1 Petrus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 I. N. Carman, "Here We Are but Straying Pilgrims," Songs of the Church, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.:...
Catatan Akhir:
- 1 I. N. Carman, "Here We Are but Straying Pilgrims," Songs of the Church, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1977).
- 2 Charles H. H. Scobie, The Ways of Our God: An Approach to Biblical Theology (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 2003), 506.
- 3 Sebagai contoh, Paulus menulis, "Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal" (Kisah 21:39).
- 4 J. Ramsey Michaels, 1 Peter, Word Biblical Commentary, vol. 49 (Waco, Tex.: Word Books, 1988), 114.
- 5 Kata "lawatan" (ejpi/skopoß,/ episkopē) berasal dari akar yang sama dengan kata yang diterjemahkan "pengawas" atau "bishop" (ejpi/skopoß, episkopos). Dalam 1 Timotius 3: 1, episkopē mengacu kepada jabatan pengawas dan dalam Kisah 1:20 kepada jabatan seorang rasul.
- 6 Pada 509 S. M., bangsa Romawi mengusir raja terakhir mereka, Tarquin Yang Bangga. Dengan begitu lahirlah republik Romawi. Lapisan masyarakat aristokrat Romawi meremehkan pemikiran bahwa raja-raja bisa lagi memerintah Roma. Pada periode Perjanjian Baru, Roma hidup dengan khayalan bahwa republik masih ada. Secara teori, kaisar hanyalah "warga negara pertama." Faktanya, kaisar mengendalikan bala tentara dan oleh karena itu memegang kekuasaan.
- 7 Lima nama daerah yang tercantum dalam 1:1 mewakili empat provinsi. (Lihat halaman 8-10 dalam edisi sebelumnya.)
- 8 Memang menarik bahwa Alkitab NASB menerjemahkan kata sifat maskulin pa¿ntaß (pantas) dengan kalimat inklusif secara jenis kelamin, "semua orang." Kata sifatnya secara harfiah memang "semua orang" seperti yang Alkitab KJV tulis. Alkitab NRSV dan NIV telah berusaha untuk secara jenis kelamin menerapkan bahasa yang inklusif itu kepada berbagai kata-kata dan ungkapan yang cakupannya luas. Kata Yunani untuk "saudara" akan diterjemahkan "saudara-saudari," kata untuk "kaum laki-laki" akan diterjemahkan "orang," dll. "Semua orang" dalam ALkitab NASB menggambarkan bahwa bahkan terjemahan konservatif seperti itu tetap memikirkan cara bahasa Yunani dan Ibrani menggunakan bentuk maskulin untuk kedua jenis kelamin. Orang mungkin berpendapat bahwa bahasa Inggris dan Indonesia telah melakukan hal yang sama. Di masa lalu, "ia [laki-laki]" dalam bahasa Inggris, tergantung pada konteksnya, berarti "ia [laki-laki]" atau "ia [perempuan]," dan "kaum laki-laki" berarti "orang." Pertanyaannya adalah bukan apakah pernah dibenarkan untuk menerjemahkan bentuk maskulin Yunani dengan kalimat inklusif secara jenis kelamin. Bahkan Alkitab NASB dalam hal ini berpendapat bahwa hal itu dibenarkan. Pertanyaannya adalah seberapa jauh para penerjemah harus melangkah dalam mengakomodir modus ungkapan kuno terhadap permintaan bermuatan politis untuk netralitas jenis kelamin dalam budaya Barat.
- 9 "Mengaku" yang kita maksudkan lebih daripada sekedar pernyataan lisan belaka. Yang kita maksudkan adalah pengakuan dengan segala hal yang disiratkan: iman, kasih, kelahiran baru, ketaatan, dll.
- 10 Scobie, 847.
- 11 Meski secara teknis Petrus di sini menggunakan partisip ("menundukkan dirimu"; NASB), bukan keharusan seperti yang ia lakukan dalam 2:13 ("tunduklah"), konteksnya menunjukkan tidak ada perbedaan dalam artinya. Penggunaan pelbagai partisip oleh Petrus dengan kekuatan imperatif telah menjadi subyek banyak diskusi di kalangan sarjana.
- 12 Lihat Michaels, 138.
- 13 Lihat, misalnya, Wayne A. Grudem, The First Epistle of Peter: An Introduction and Commentary, Tyndale New Testament Commentaries, vol. 17 (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 124.
- 14 Untuk kajian yenag terdokumentasi dengan baik, lihat Richard A. Horsley, "The Slave Systems of Classical Antiquity and Their Reluctant Recognition by Modern Scholars," Semeia 83/84 (1998): 19-66.
- 15 Lihat Ibrani 10:2 di mana frase yang paralel diterjemahkan "kesadaran akan dosa" (NASB). Lihat Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 967.
- 16 J. N. D. Kelly, A Commentary on the Epistles of Peter and of Jude, Black's New Testament Commentaries (London: Adam & Charles Black, 1969), 117.
- 17 Ignatius Ephesians 10.3.
- 18 Kata Bahasa Inggris "planet" adalah serumpun dengan kata kerja Yunani plana/w (planaō), yang berarti "tersesat." Orang dahulu mengamati bahwa planet-planet mengembara atau tersesat di antara bintang-bintang yang tetap (lihat komentar tentang Yudas 13). Mereka sering mengaitkan planet dengan beragam dewa.
- 19 Josephus Wars 4.10.2.
Pengarang: Duane Warden
Hak Cipta © 2014 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT PETRUS YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Pertama ini ditujukan kepada orang-orang Kristen yang
tersebar di seluruh bagian utara Asia Ke
SURAT PETRUS YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Pertama ini ditujukan kepada orang-orang Kristen yang tersebar di seluruh bagian utara Asia Kecil. Mereka disebut "umat pilihan Allah". Maksud utama surat ini ialah untuk menguatkan iman para pembacanya yang sedang mengalami tekanan dan penganiayaan karena percaya kepada Kristus. Petrus mengingatkan para pembacanya akan Kabar Baik tentang Yesus Kristus yang merupakan jaminan harapan mereka. Sebab, Yesus Kristus sudah mati, hidup kembali dan berjanji akan datang lagi. Atas dasar itu mereka hendaknya rela dan tahan menderita, sambil menyadari bahwa penderitaan mereka merupakan ujian apakah mereka betul-betul percaya kepada Kristus. Juga mereka harus yakin bahwa mereka akan dibalas oleh Tuhan pada saat Yesus Kristus kembali.
Di samping menguatkan iman para pembacanya yang sedang dalam kesukaran itu, Petrus meminta supaya mereka hidup sebagai pengikut-pengikut Kristus.
Isi
- Pendahuluan
1Pet 1:1-2 - Nasihat supaya mengingat bahwa Allah menyelamatkan manusia
1Pet 1:3-12 - Nasihat supaya hidup khusus untuk Allah
1Pet 1:13-2:10 - Kewajiban orang Kristen dalam masa penderitaan
1Pet 2:11-4:19 - Kerendahan hati dan pelayanan orang Kristen
1Pet 5:1-11 - Penutup
1Pet 5:12-14
Ajaran: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengerti isi Kitab I Petrus, orang-orang Kristen dikuatkan dalam
menghadapi penderitaan dan tetap berdiri teguh dalam imannya.
Tujuan
Supaya dengan mengerti isi Kitab I Petrus, orang-orang Kristen dikuatkan dalam menghadapi penderitaan dan tetap berdiri teguh dalam imannya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 63 Masehi.
Penerima : Orang-orang yang berlatar belakang bukan Yahudi (dan juga setiap orang percaya di seluruh dunia). Mereka tersebar dan sedang mengalami ujian dan penderitaan. Karena itu perlu dikuatkan.
Isi Kitab: I Petrus terbagi atas 5 pasal. Rasul Petrus mau menjelaskan kepada orang-orang Kristen yang sedang menderita, bahwa keselamatan kekal yang dimiliki itu menjadi sumber kekuatan dalam ketaatan. Ketaatan kepada Yesus Kristus adalah dasar yang kuat untuk dapat mengatasi penderitaan yang datang. Sedangkan penderitaan sebenarnya bagi orang Kristen adalah jalan untuk menghasilkan kematangan rohani. Tetapi perlu bagi jemaat yang sedang mengalami penderitaan ini, seorang pemimpin yang baik. Jika tidak maka jemaat akan menderita lebih hebat lagi.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Petrus
Pasal 1-2 (1Pet 1:1-2:10).
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa pengharapan akan keselamatan dan kemuliaan yang pasti, adalah sumber kekuatan yang mendorong orang Kristen untuk tetap taat kepada Yesus.
Pendalaman
Bacalah pasal 1Pet 2:9. _Tanyakan_: Apakah yang perlu diberitakan orang Kristen? (lihat ayat
9; 1Pet 2:9).
Pasal 2 (1Pet 2:11-12).
Cara mengatasi penderitaan yang tidak wajar
Dalam bagian ini dijelaskan mengenai cara hidup sebagai hamba Allah dalam menghadapi atau mengatasi penderitaan, yaitu dengan hidup secara benar, dengan mengikuti teladan Tuhan Yesus di dalam penderitaan-Nya.
Pendalaman
Bacalah pasal 1Pet 2:20-23. _Tanyakan_: Apakah yang diperintahkan dalam ayat ini?
Pasal 3-5 (1Pet 3:13-5:14).
Tanggapan yang baik dalam menghadapi pencobaan
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa tanggapan yang baik dalam menghadapi penderitaan akan menghasilkan kesaksian yang baik kepada orang lain dan akan membawa keselamatan kepada orang lain melalui pengenalannya akan Kristus.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Pet 4:7. _Tanyakan_: Apakah yang diperintahkan dalam ayat ini untu dilakukan?
- Bacalah pasal 1Pet 5:8-9. _Tanyakan_: Apakah yang harus dilakukan dalam menghadapi Iblis?
II. Kesimpulan
Kitab I Petrus mengajarkan kepada orang-orang Kristen bahwa mengalami penderitaan merupakan hal yang wajar, sebab melalui Penderitaan itu terbentuklah kedewasaan rohani.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab I Petrus?
- Apakah pusat pengajaran Kitab I Petrus?
- Apakah yang dihasilkan dari pengalaman penderitaan?
- Mengapakah orang Kristen harus berjaga-jaga?
Intisari: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) Surat kepada orang Kristen yang menderita
MENGAPA SURAT INI DITULIS? Petrus menulis surat ini untuk memberi semangat kepada Kristen yang bingung kare
Surat kepada orang Kristen yang menderita
MENGAPA SURAT INI DITULIS?
Petrus menulis surat ini untuk memberi semangat kepada Kristen yang bingung karena sedang mengalami penganiayaan. Ia memberikan petunjuk praktis apa yang harus mereka lakukan sekalipun penderitaan itu sebenarnya tidak seharusnya mereka terima (1Pe 3:13-17) dan mendorong mereka untuk tetap teguh. Nasihat ini didasarkan pada kekayaan pengajaran sifat keselamatan dan teladan yang diberikan oleh Juruselamat mereka.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Surat ini lebih merupakan suatu naskah khotbah daripada sebuah karangan singkat. Surat ini hidup, penuh dengan petunjuk-petunjuk yang segar dan jelas dan ditulis dengan kesungguhan hati. Beberapa orang berpendapat bahwa Petrus mengambil suatu naskah khotbah yang biasa dipakai untuk mempersiapkan calon-calon baptisan, kemudian isinya, disesuaikan dengan keinginannya sendiri, tetapi pandangan ini meragukan. Surat ini bernafaskan suasana seseorang yang telah bergaul dekat dengan Yesus semasa Ia ada di dunia. Petunjuk-petunjuk tentang saat-saat Petrus masih menjadi murid Yesus berulang kali muncul. Ia menggambarkan kematian Yesus (1Pe 2:22-25) dengan jelas dan ia menulis tentang kepemimpinan seakan-akan menghidupkan kembali suasana pada saat perjamuan akhir (1Pe 5:5, lihat Yoh 13:1- 20) dan pertemuannya dengan Yesus sesudah kebangkitan (1Pe 5:2, lihat Yoh 21:15- 23).
PEMBACA DAN SITUASI MEREKA.
1. Pembaca: Kita tidak tahu bagaimana gereja-gereja di empat propinsi Romawi yang terletak di Asia Kecil bagian utara yang menjadi penerima surat Petrus itu didirikan - mungkin oleh beberapa orang yang hadir pada Hari Pentakosta (Kis 2:9) atau melalui Petrus atau pelayanan penginjilan Paulus. Juga tidak dapat dipastikan apakah Petrus pernah mengunjungi mereka. Petrus menyebut mereka "pendatang yang tersebar' (1Pe 1:1) bukan karena mereka adalah orang Yahudi berbahasa Yunani yang tinggal jauh dari kampung halaman, tetapi untuk mengingatkan mereka tentang posisi mereka sebagai Kristen di dunia ini. Gereja-gereja tersebut beranggotakan Yahudi dan juga bukan Yahudi.
2. Situasi mereka: mereka dikuasai oleh pikiran tentang penderitaan. Penyiksaan sudah nyata di hadapan mereka (1Pe 1:6; 3:9-22; 4:12-19), seperti halnya bagi Kristen di seluruh dunia (1Pe 5:9). Penyiksaan setempat sudah mulai terjadi, dilatarbelakangi oleh emosi massa dan disebabkan munculnya garis kebijaksanaan baru yang keras dari pemerintah Romawi terhadap Kristen.
PENULIS DAN SITUASINYA.
Rasul Petrus mengatakan bahwa ia menulis dari Babilon (1Pe 5:13) yang merupakan nama sandi untuk Roma. Ia menulis sekitar tahun 64 M. pada saat penyiksaan biadab Kaisar Nero terhadap Kristen sedang merajalela. Petrus harus kehilangan nyawanya tak lama kemudian.
Pesan
1. Allah selalu menang.Petrus terus menerus menyatakan:
o Belas kasihan dan kasih karunia Allah. 1Pe 1:3, 21; 2:9-10; 3:4; 5:10, 12
o Kuasa keadilan Allah. 1Pe 1:17; 2:12; 3:22; 4:5, 17; 5:5, 6
o Kekudusan Allah. 1Pe 1:16
o Kehendak dan maksud Allah 1Pe 2:15; 3:17
o Karunia-karunia Allah. 1Pe 4:10-11
2. Pandanglah pada Yesus.
o Juruselamat yang menderita. 1Pe 1:18-21; 2:21-25
o Gembala yang Agung. 1Pe 2:25; 5:4
o Teladan untuk Kristen. 1Pe 2:21; 3:17-18; 4:13
3. Garis pemisahnya adalah ketaatan.
Manusia dibagi berdasarkan apakah mereka taat kepada Allah atau tidak. Kristen menaati:
o Yesus. 1Pe 1:14
o Kebenaran, firman Allah atau Injil. 1Pe 1:22; 3: 1; 4:17 Orang bukan Kristen tidak taat. 1Pe 3:1; 4:17
4. Menerima keadaan Anda.
Reaksi Kristen dalam menghadapi situasi sulit adalah menerima, bukan melawan. Petrus mengatakannya dalam berbagai cara:
o Serahkan kepada Allah. 1Pe 4:19; 5:6, 7
o Tunduk atau dengan kata lain, terimalah keadaan yang Allah izinkan, tanpa
protes. 1Pe 2:13, 18; 3:1; 5:5
o Jangan membalas dendam. 1Pe 3:9
5. Kebenaran tentang gereja.
Manusia memandang gereja sebagai kelompok minoritas lemah dan rendah. Tetapi
Petrus mengemukakan pentingnya gereja. 1Pe 2:9-10
Penerapan
1. Bagi semua Kristen.o Keselamatan itu milik Anda juga! 1Pe 1:3-9
o Biarkan pengharapan masa depan bentuk masa sekarang. 1Pe 1:13
o Hiduplah secara radikal. 1Pe 1:14; 4:2-5
o Teruslah bertumbuh. 1Pe 2:2
o Dunia ini bukan rumahmu. 1Pe 2:11
o Bagaimana harus bersikap dalam masyarakat. 1Pe 2:12-17; 3:9
o Bagaimana harus bersikap dalam gereja. 1Pe 3:8; 4:7-11; 5:1-9
2. Bagi Kristen yang dianiaya.
o Bertahan dan berdirilah teguh. 1Pe 5:9
o Penderitaan mengandung maksud. 1Pe 1:7
o Pastikan bahwa Anda menderita karena suatu alasan yang benar. 1Pe 2:19, 20;3:13-17; 4:15
o Bersiaplah jika penderitaan itu datang. 1Pe 3:15
o Pikirkan apa yang akan terjadi kemudian. 1Pe 1:3-5, 13; 4:13; 5:10
o Pusatkan pikiran Anda pada Yesus. 1Pe 2:21-25; 4:1
o Alangkah istimewa hak menjadi seperti Yesus. 1Pe 4:13
3. Bagi para pemimpin Kristen.
o Inilah cara memimpin. 1Pe 5:1-4
Tema-tema Kunci
Petrus selalu mengulang beberapa kata tertentu yang meringkaskan apa yang dipikirkannya. Carilah ayat-ayat referensi yang berhubungan dan buatlah ringkasan ajarannya. Berikut ini adalah kesepuluh kata-kata Petrus yang paling penting.
1. Pengharapan.
1Pe 1:3,13,21;3:15
2. Kasih karunia dan belas kasihan.
1Pe 1:2, 3, 10, 13; 2:10; 3:7; 4:10; 5:5, 10, 12
3. Keselamatan.
1Pe 1:5, 9, 10; 2:2
4. Kasih.
1Pe 1:8, 22; 2:17; 3:8, 10;4:8; 5:14
5. Sukacita.
1Pe 1 6, 8; 4:13
6. Penguasaan diri.
1Pe 1:1 3; 4:7; 5:8
7. Takut.
1Pe 1:17; 2:16, 17; 3:14
8. Kerendahan hati.
1Pe 3:8; 5:5, 6
9. Berharga.
1Pe 1 7, 19; 2:4, 6, 7; 3:4
10. Kemuliaan.
1Pe 1:7, 11, 21, 24; 4:11, 13, 14; 5:1, 4, 10
Untuk pemahaman selanjutnya:
o Buatlah daftar tentang semua gambara yang dapat Anda temukan tentangKristen, misalnya: pendatang dan perantau (1Pe 2:11).
o Buatlah daftar dari semua perintah Petrus kepada para pembacanya. Kebanyakan
perintah itu singkat misalnya: takut kepada kepada Allah (2:17). Anda harus
mendapatkan paling sedikir 30 perintah.
Garis Besar Intisari: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) [1] ALAMAT DAN SALAM 1Pe 1:1-2
[2] KESELAMATAN KRISTEN 1Pe 1:3-2:10
1Pe 1:3-9Berkat-berkatnya masa kini
1Pe 1:10-12Penyelidik-penyelidik nu
[1] ALAMAT DAN SALAM 1Pe 1:1-2
[2] KESELAMATAN KRISTEN 1Pe 1:3-2:10
1Pe 1:3-9 | Berkat-berkatnya masa kini |
1Pe 1:10-12 | Penyelidik-penyelidik nubuatan tentangnya |
1Pe 1:13-17 | Konsekuensi-konsekuensi praktisnya - kekudusan |
1Pe 1:18-21 | Dasar jaminannya - Kristus |
1Pe 1:22-2:3 | Konsekuensi-konsekuensi praktisnya - Kristus |
1Pe 2:4-10 | Sifat kebersamaannya |
[3] HUBUNGAN-HUBUNGAN KRISTEN 1Pe 2:11-3:12
1Pe 2:11-12 | Dalam masyarakat kafir |
1Pe 2:13-17 | Dalam kehidupan politik |
1Pe 2:18-25 | - Dalam pekerjaan |
1Pe 3:1-7 | - Dalam keluarga |
1Pe 3:8-12 | - Dalam situasi yang tidak adil |
[4] PENDERITAAN KRISTEN 1Pe 3:13-4:19
1Pe 3:13-17 | Bagaimana bereaksi: bahkan pada saat diperlakukan tidak adil |
1Pe 3:18-22 | Siapa yang diikuti: pada setiap saat |
1Pe 4:1-11 | Bagaimana harus bersikap: dengan mata tertuju pada masa depan |
1Pe 4:12-19 | Sukacita menderita bagi Kristus |
[5] MASYARAKAT KRISTEN 1Pe 5:1-14
1Pe 5:1-4 | Petunjuk-petunjuk bagi para pemimpin |
1Pe 5:5-11 | Petunjuk-petunjuk bagi setiap orang |
1Pe 5:12-14 | Salam penutup |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi