
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 2Ptr 2:8
Full Life: 2Ptr 2:8 - JIWANYA YANG BENAR ITU TERSIKSA.
Nas : 2Pet 2:8
Ciri khas yang penting dari umat yang sungguh-sungguh benar ialah
bahwa mereka mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan
...
Nas : 2Pet 2:8
Ciri khas yang penting dari umat yang sungguh-sungguh benar ialah bahwa mereka mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan
(lihat cat. --> Ibr 1:9).
[atau ref. Ibr 1:9]
Jiwa mereka susah dan tersiksa (ayat 2Pet 2:7-8) oleh dosa, kebejatan, dan kejahatan di dalam dunia
(lihat cat. --> Yeh 9:4;
[atau ref. Yeh 9:4]
Jerusalem -> 2Ptr 2:1-22
Jerusalem: 2Ptr 2:1-22 - -- Bagian ini (2Pe 2:1-3:3) mengulang pikiran Yudas, walaupun dalam hal-hal terperinci ada perbedaan.
Bagian ini (2Pe 2:1-3:3) mengulang pikiran Yudas, walaupun dalam hal-hal terperinci ada perbedaan.
Ende -> 2Ptr 2:8
Betul banjak susah mendatanginja, tetapi Tuhan memberi hiburan.
Ref. Silang FULL -> 2Ptr 2:8

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe -> 2Ptr 2:6-8
Wycliffe: 2Ptr 2:6-8 - Membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api ... tetapi ia menyelamatkan Lot 6-8. Membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api ... tetapi ia menyelamatkan Lot. Ilustrasi lain lagi tentang hukuman Allah terhadap ciptaan-Nya. Ac...
6-8. Membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api ... tetapi ia menyelamatkan Lot. Ilustrasi lain lagi tentang hukuman Allah terhadap ciptaan-Nya. Acuan tentang ketidakbahagiaan Lot atas perkembangan yang terjadi akibat dari tindakannya memilih Sodom sebagai tempat tinggal ini, karena pada dasarnya ia setia kepada Allah, entah dianggap sebagai mencerminkan tradisi kuno atau sebagai bersifat penyataan. merupakan tambahan yang menarik terhadap gambaran Perjanjian Lama tentang leluhur tersebut.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Ptr 2:7-9
Matthew Henry: 2Ptr 2:7-9 - Penghakiman Ilahi Penghakiman Ilahi (2:7-9)
Ketika Allah menimpakan kebinasaan atas orang fasik, Ia memerintahkan pembebasan bagi orang benar. Dan, jika Ia menurunka...
Penghakiman Ilahi (2:7-9)
- Ketika Allah menimpakan kebinasaan atas orang fasik, Ia memerintahkan pembebasan bagi orang benar. Dan, jika Ia menurunkan hujan api dan belerang ke atas orang jahat, Dia akan menudungi kepala orang benar, dan mereka akan disembunyikan pada hari murka-Nya. Mengenai hal ini kita memiliki contoh bagaimana Allah memelihara Lot. Di sini perhatikanlah,
- 1. Ciri-ciri yang dijelaskan tentang Lot. Ia disebut sebagai orang yang benar. Memang demikianlah dia dalam hal kecenderungan hatinya secara umum dan di sepanjang tindak-tanduknya. Allah tidak menilai orang benar atau tidak benar dari satu perbuatan, melainkan dari jalannya kehidupan mereka secara umum. Di sini ada seorang benar di tengah angkatan yang paling bejat dan tidak bermoral yang semuanya sudah menjauh dari segala yang baik. Ia tidak mengikuti orang banyak itu untuk berbuat jahat, tetapi di sebuah kota yang penuh ketidakbenaran ia hidup lurus.
- 2. Akibat dari dosa yang dilakukan orang lain terhadap orang benar ini. Sekalipun orang yang berdosa bersukaria dalam kejahatannya, itu adalah suatu kesedihan dan dukacita bagi jiwa orang benar. Dalam kumpulan orang buruk kita tidak bisa menghindari rasa bersalah ataupun dukacita. Kiranya dosa orang lain menggelisahkan kita, karena jika tidak demikian maka tidak mungkin kita sanggup menjaga diri tetap murni.
- 3. Di sini disebutkan secara khusus lamanya serta kelanjutan dari kesedihan dan dukacita orang baik ini, yaitu setiap hari. Sekalipun terbiasa mendengar dan melihat kejahatan mereka, itu tidak membuatnya senang akan hal tersebut, ataupun melenyapkan rasa ngeri yang ditimbulkan oleh kejahatan itu. Inilah orang benar yang dijaga Allah dari penghakiman yang mematikan, yang membinasakan segala sesuatu di sekelilingnya. Dari contoh ini kita diajar untuk berpikir bahwa Allah tahu bagaimana membebaskan umat-Nya dan menghukum para musuh-Nya. Dapat diduga di sini bahwa orang benar pasti memiliki pencobaan dan godaan mereka sendiri. Iblis dan antek-anteknya akan menghunjamkan masalah kepada mereka, supaya mereka jatuh. Karena itu, apabila kita mau masuk sorga, pastilah itu melewati banyak masa kesukaran. Jadi sudah menjadi tugas kitalah untuk waspada dan bersiap-siap menghadapi segala kesukaran itu. Perhatikanlah di sini,
- (1) Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya. Dia telah memisahkan orang yang saleh untuk diri-Nya. Jikalau hanya ada satu orang di dalam lima kota, maka Dia mengenal orang itu, dan apabila jumlahnya lebih banyak maka Ia tidak dapat mengabaikan ataupun melewatkan satu pun dari mereka.
- (2) Hikmat Allah tidak pernah kehabisan cara dan sarana untuk membebaskan umat-Nya. Umat-Nya sering kali kehabisan akal dan tidak bisa melihat jalan, tetapi Dia dapat membebaskan dengan amat banyak cara.
- (3) Membebaskan orang saleh adalah pekerjaan Allah. Untuk pekerjaan itu, perhatian-Nya tercurah baik pada hikmat-Nya untuk merancangkan caranya maupun pada kuasa-Nya untuk melakukan penyelamatan dari pencobaan, supaya mereka jangan terjatuh ke dalam dosa dan hancur akibat kesulitan mereka. Jadi, tentulah apabila Dia sanggup menyelamatkan dari pencobaan, maka Dia sanggup pula menjaga supaya jangan mereka terjatuh ke dalamnya apabila Ia tidak melihat pencobaan-pencobaan semacam itu diperlukan.
- (4) Ada perbedaan besar dalam cara Allah berurusan dengan orang saleh dan orang jahat. Ketika Dia menyelamatkan umat-Nya dari kebinasaan, Dia menyerahkan para musuh-Nya kepada kebinasaan yang setimpal. Orang yang tidak adil tidak mendapat bagian dalam keselamatan yang dikerjakan Allah bagi orang benar. Orang-orang jahat disimpan untuk disiksa pada hari penghakiman. Di sini kita melihat bahwa,
- [1] Ada suatu hari penghakiman. Allah telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia akan menghakimi dunia.
- [2] Orang berdosa yang tidak mau bertobat dipelihara hanya untuk disimpan hingga pada hari ketika penghakiman Allah yang adil dinyatakan.
SH -> 2Ptr 2:1-10; 2Ptr 2:1-10
SH: 2Ptr 2:1-10 - Mewaspadai guru palsu (Rabu 23 Juli 2008) Mewaspadai guru palsu
Pada umumnya gereja menghadapi ancaman dari dua pihak. Yang pertama
adalah ancaman dari luar gereja, antara lain penganiaya...
Mewaspadai guru palsu
Pada umumnya gereja menghadapi ancaman dari dua pihak. Yang pertama
adalah ancaman dari luar gereja, antara lain penganiayaan dari
pihak-pihak non-Kristen. Yang kedua adalah ancaman dari dalam
gereja sendiri, yaitu adanya pengajaran-pengajaran yang tidak
sesuai dengan kebenaran Alkitab. Ancaman yang kedua ini jauh
lebih berbahaya daripada yang pertama karena dapat menjauhkan
umat Allah dari kebenaran firman Tuhan.
Sejarah PL memperlihatkan tampilnya nabi-nabi palsu di tengah umat Allah. Petrus mengingatkan bahwa pada zamannya dan masa yang akan datang, guru-guru palsu juga akan muncul di tengah-tengah gereja. Ini sesuai dengan perkataan Yesus (Mat. 24:5, 11-12, 24). Bagaimana mengenali guru-guru palsu itu? Pertama, mereka membawa pengajaran yang menyesatkan, bahkan dapat membawa kepada kebinasaan karena menyangkal Tuhan yang menebus mereka (ayat 1). Pengajaran sesat ini berlawanan dengan "Jalan Kebenaran (ayat 2)," yaitu pengajaran sesuai Kitab Suci. Kedua, kehidupan mereka penuh dosa dan hawa nafsu. Celakanya, banyak orang terpengaruh gaya hidup demikian (ayat 2). Ketiga, mereka akan memberitakan apa saja yang menyenangkan pendengarnya dengan motivasi mendapatkan keuntungan materi (ayat 3).
Gereja masa kini juga tak luput dari hadirnya guru palsu yang menyamar sebagai malaikat terang, yang memberitakan pengajaran yang berlawanan dengan Kitab Suci. Mereka tidak berbicara atas dorongan Roh Kudus (band. 2Ptr. 1:20-21). Namun Allah tidak akan membiarkan penyesatan dan para pelakunya berlalu dengan aman (ayat 4-10a). Walau demikian, dalam penghakiman Allah terdapat anugerah untuk mereka yang hidup benar, seperti Nuh dan Lot (ayat 5, 7-9).
Kita dipanggil untuk selalu menguji pengajaran yang kita terima (1Tes. 5:21; 1Yoh. 4:1) dan mengikuti pengajaran yang benar. Ingatlah betapa dahsyatnya penghakiman Allah. Kita juga dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, bukan dalam hawa nafsu.

SH: 2Ptr 2:1-10 - Kiat-kiat mengenal perilaku para penyesat. (Rabu, 18 Oktober 2000) Kiat-kiat mengenal perilaku para penyesat.
Di mana ada yang asli, di situ ada yang palsu. Di mana ada ajaran
yang benar, di situ pasti ada aja...
Kiat-kiat mengenal perilaku para penyesat.
Di mana ada yang asli, di situ ada yang palsu. Di mana ada ajaran
yang benar, di situ pasti ada ajaran yang palsu. Sesuatu yang
palsu itu selalu bertolak dari keberadaan aslinya. Bila tidak
memiliki kepekaan membedakan yang benar dan yang palsu seseorang
mungkin akan terjebak untuk memilih dan mengikuti yang palsu.
Demikian pula dengan ajaran kebenaran dan ajaran sesat.
Melihat bahwa jemaat Tuhan sedang berhadapan dengan pengajar-pengajar yang mengajarkan ajaran sesat dan agar jemaat Tuhan tidak memilih yang palsu, Petrus pun mempersiapkan mereka secara pribadi. Langkah-langkah persiapan Petrus ini nampak dalam pasal 1:5-9. Para penyesat yang harus dihadapi jemaat Tuhan selain berasal dari kalangan sendiri, mereka juga adalah penyesat-penyesat yang mahir menyusupkan ajaran mereka secara diam-diam. Namun, seperti halnya ilalang dan gandum yang sepintas lalu sulit untuk dibedakan, begitu pula kehadiran para penyesat itu. Ada kiat-kiat khusus yang diberikan kepada jemaat Tuhan agar dapat membedakan ajaran yang benar dan ajaran yang menyesatkan. Pertama, dalam perilaku sehari-harinya, para penyesat itu lebih mengutamakan praktik pemuasan hawa nafsu daripada menjalankan dan mempertahankan kesucian Allah (1, 2). Kedua, ajaran mereka menyangkal Kristus dan penebusan-Nya (1). Ketiga, pelayanan mereka didasarkan pada keinginan mencari untung (3). Keempat, tujuan pelayanan mereka adalah mencemarkan dan menghina kedaulatan Allah (10a).
Sepak terjang para penyesat telah menjadi isu internasional. Kehadiran dan keberadaan mereka mewabah di mana-mana. Artinya, mereka akan selalu ada di tengah-tengah jemaat yang percaya dan beriman kepada Kristus. Mereka bisa tampak berjiwa misioner, bahkan mereka lebih giat dari Kristen sejati. Tetapi bila Kristen memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan dan hidup di dalam kebenaran-Nya, Kristen tidak perlu takut terpedaya. Untuk itu tetaplah tekun membaca firman Tuhan dan setia melakukan kehendak-Nya.
Renungkan: Dengan kesiapan rohani yang mapan, matang, jernih, dan kesigapan gerak, Kristen pasti mampu menghadapi bahaya para pengajar-pengajar sesat yang berupaya menggoyahkan keyakinan iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Utley -> 2Ptr 2:4-10
Utley: 2Ptr 2:4-10 - --NASKAH NASB (UPDATED): 2Pet 2:4-10a4 Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam ner...
NASKAH NASB (UPDATED): 2Pet 2:4-10a
4 Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; 5 dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; 6 dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, 7 tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, — 8 sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa— 9 maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, 10 terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah.
2Pet 2:4 "jikalau" Ini adalah sebuah FIRST CLASS CONDITIONAL yang biasanya dianggap benar dari sudut pandang si penulis atau untuk tujuan sastranya. Ini memulai suatu kalimat yang diperpanjang yang berjalan melalui ayat 2Pet 2:10a. Ada kemungkinan bahwa pola bersyarat ini harus diulang melalui kalimat, Yunani yang panjang dan terlibat ini. NRSV memiliki kata "jika " dalam ay 2Pet 2:4,5,6,7; NIV memiliki "jika" dalam ay 2Pet 2:4,5,6,7,9, tetapi dalam teks Yunani hanya terjadi dalam ay 2Pet 2:4. Konteks ini melukiskan serangkaian penghukuman PL yang melibatkan malaikat.
□ "malaikat yang berbuat berdosa" Ini sejajar dengan Yudas ay 2Pet 2:6. Berikut ini adalah catatan dari komentar saya di Yakobus dan Yudas (Vol. 11).
Catatan dari Komentari Yudas
Yudas ayat 2Pet 2:6 " Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar" Sodom dan Gomora, dalam cara yang sama seperti malaikat-malaikat ini, memuaskan diri dalam percabulan yang kotor dan mengejar kedagingan yang tak wajar. Keduanya ditampilkan sebagai contoh menjalani hukuman api kekal.
Yudas ayat 2Pet 2:6 "malaikat-malaikat" Ayat ini menambahkan malaikat ke dalam daftar orang-orang yang awalnya beribadah dan kemudian memberontak melawan YHWH dan dengan demikian dihancurkan atau dihakimi. Tapi malaikat yang mana? Beberapa informasi diberikan untuk menggambarkan kelompok malaikat yang ini:
- 1. mereka tidak menjaga wilayahnya sendiri
- 2. mereka meninggalkan tempat tinggal mereka yang sepantasnya
- 3. mereka akan diikat dengan belenggu yang kekal di kegelapan untuk hari penghakiman
- 4. "berdosa" (2Pet 2:4)
- 5. "mengkomitmenkan mereka ke dalam neraka/tartarus" (2Pet 2:4)
- 6. "mengkomitmenkan mereka ke jurang kegelapan yang disediakan untuk penghakiman" (2Pet 2:4)
Malaikat yang mana dalam PL yang memberontak dan berdosa?
- 1. malaikat sebagai kekuatan di belakang penyembahan kafir
- 2. makhluk malaikat yang lebih rendah, yang disebut dengan nama iblis yang khas dalam PL. Contoh: Hantu malam (lih. Yes 34:14), Azazel (lih. Im 16:8), dan Jin (lih. Im 17:7.)
- 3. "anak-anak Allah" dalam Kej 6 (sering dibahas dalam tulisan-tulisan apokaliptik intertestamental, I Henokh 86-88, 106; II Henokh 7,18; II Barukh 56; Yobel 5)
- 4. malaikat yang disebutkan dalam sebuah contoh dari tulisan intertestamental apokaliptik Yahudi (karena penggunaan Yudas akan buku lain yang semacam ini dalam ay. 9,14)
- NASB "yang tidak menjaga wilayahnya sendiri"
- NKJV "yang tidak menjaga wilayah mereka yang tepat"
- NRSV "yang tidak menjaga posisi mereka sendiri"
- TEV "yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka"
- NJB "yang tidak menjaga otoritas yang mereka miliki"
Ada permainan dalam bentuk kata dari KATA KERJA "menjaga" dalam ay 2Pet 2:6. Para malaikat tidak menjaga tempat mereka (AORIST ACTIVE PARTICIPLE) sehingga Allah telah menahan mereka di tempat penjara sampai hari penghakiman (PERFECT ACTIVE INDIKATIVE). Malaikat yang melanggar kehendak Tuhan tersebut menghadapi baik penghakiman temporal dan eskatologis, seperti para pemberontak Israel selama periode mengembara padang belantara dan para penduduk Sodom dan Gomora.
Istilah "wilayah" adalah istilah Yunani archē, yang berarti "awal" atau "asal" dari sesuatu.
- 1. awal dari urutan yang dibuat (lih. Yoh 1:1; 1Yoh 1:1)
- 2. awal dari Injil (lih. Mr 1:1; Fil Mr 4:15)
- 3. saksi mata pertama (lih. Luk 1:2)
- 4. tanda-tanda awal (mujizat, lih. Yoh 2:11)
- 5. prinsip-prinsip awal (lih. Ibr 5:12)
- 6. jaminan / keyakinan awal (lih. Ibr 3:14)
Istilah ini digunakan untuk "aturan" atau "otoritas"
- 1. pejabat yang mengatur manusia
- 2. otoritas kemalaikatan
- a. Rom 8:38
- b. 1Kor 15:24
- c. Ef 1:21; 3:10; 6:10
- d. Kol 1:16; 2:10,15
Guru-guru palsu ini menghina semua otoritas, duniawi dan surgawi. Mereka adalah kelompok Antinomian Libertini. Mereka menempatkan diri mereka dan keinginan mereka terlebih dahulu sebelum Allah, malaikat, otoritas sipil, dan para pemimpin gereja.
- NASB "tetapi meninggalkan tempat tinggal mereka yang tepat"
- NKJV "tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka"
- NRSV "tetapi meninggalkan kediaman mereka yang tepat"
- TEV "tetapi meninggalkan tempat kediaman mereka sendiri"
- NJB "tetapi meninggalkan wilayah yang telah ditunjuk bagi mereka"
Malaikat-malaikat meninggalkan wilayah surgawi mereka dan pergi ke tempat lain (bumi). Hal ini cocok sekali dengan penafsiran malaikat dari Kej 6:1-4. Tindakan ini adalah penolakan yang disengaja akan kehendak dan otoritas Allah.
□ "dalam belenggu abadi" Rantai digunakan pada malaikat dalam I Henokh dan Setan diikat dengan "rantai besar" dalam Wahy 20:1-2. Istilah "kekal" bisa berarti "kuat," "memadai," "yakin," tidak secara harfiah abadi, karena malaikat ini hanya ditahan hingga Hari Penghakiman, ketika cara penahanan yang lain akan digunakan (lih. Wahy 20:10,14-15). Intinya adalah, beberapa malaikat dipenjara sekarang, untuk mengontrol aktivitas jahat mereka.
□ "dalam dunia kekelaman" Istilah tartarus (tidak digunakan dalam Yudas tetapi terdapat dalam 2Pet 2:4 dan I Henokh 20:2) digunakan dalam mitologi Yunani untuk tempat penahanan para Titan, raksasa yang setengah Illahi, dan setengah manusia. Hal ini sesuai dengan penafsiran malaikat dari Kej 6. I Henokh menggambarkan tempat tinggal baru dari para malaikat pemberontak (lih. I Henokh Kej 10:5,12) sebagai kegelapan yang kekal. Betapa bedanya dengan kecemerlangan surgawi (kemuliaan). Para rabi membagi Sheol menjadi "Firdaus" (untuk orang benar) dan neraka/tartarus (untuk orang jahat). Istilah "jurang" (lih. Luk 8:3, Wahy 9:1; 11:7; 20:3) ini identik dengan metafora kegelapan yang digunakan dalam ayat 2Pet 2:13b.
□ "hari besar" Ini merupakan cara lain untuk menunjuk pada Hari Penghakiman, hari ketika Allah akan meminta pertanggung-jawaban dari semua makhluk ciptaan yang sadar atas karunia kehidupan (lih. Fili 2:10-11; Yes 45:23; Rom 14:10-12).
- NASB, NKJV, NRSV, TEV,
- NIV "Neraka"
- NJB "dunia bawah"
Weymouth "Tartarus"
Lihat catatan di atas tentang "dalam dunia kekelaman" dalam catatan tentang Yudas ayat 2Pet 2:6.
□ "gua-gua yang gelap" Istilah sirois ditemukan dalam naskah kuno Yunani berhuruf besar א, A, B, dan C. Terjemahan King James Version memiliki kata "rantai" (seirais), yang mirip artinya dengan kata "ikatan" (demois) dalam Yud 1:6, yang ditemukan di naskah kuno papirus P72, juga bandingkan I Henokh Yud 1:10).
2Pet 2:5 "tidak menyayangkan dunia purba" Ini merujuk kepada penghakiman Allah atas kejahatan umat manusia (lih. Kej 6:5,11-12,13b Kej 8:21). Penghakiman menggunakan air ini dijelaskan dalam Kej 6; 7; 8; 9. Peristiwa yang sama disebutkan dalam 1Pet 3:18-22.
□ "Nuh" Seorang laki-klaki dan keluarganya "mendapat kasih karunia di mata Tuhan" (yaitu, Nuh, lih. Kej 6:8-9,18). Peristiwa ini juga dijelaskan dalam buku Josephus Antiquities dari Orang Yahudi 1.3.1, I Klemens 7.6, 9.4, dan Oracle Sibylline 1.128).
□ "pemberita kebenaran itu" PL tidak menyebutkan khotbah Nuh, tetapi tradisi rabi sudah pasti menyebutkannya (lih. Jubilee 7:20-29; Sibylline Oracles 1,128-129).
□ "air bah" Dari kata Yunani inilah berasal kata Bahasa Inggris "cataclysm (=bencana alam)." Menurut I Henokh, ini adalah penghakiman Allah atas ras campuran dari hubungan seksual manusia/malaikat dari Kej 6:1-4.
2Pet 2:6 "Sodom dan Gomora" Kehancuran kota-kota jahat ini dijelaskan dalam Kej 19:24-28. Malaikat adalah sarana untuk melarikan diri bagi Lot dan keluarganya dan, dengan demikian tersirat bahwa, mereka terlibat dalam penghancuran kota-kota dataran tersebut.
Hal ini sejajar dengan Yudas ayat 2Pet 2:7. Sepertinya Nuh adalah contoh penghakiman dengan air sementara Sodom dan Gomora adalah contoh penghakiman oleh api.
Saya telah menyertakan catatan berikut dari komentar saya atas Yudas ayat 2Pet 2:7
Catatan dari Komentari Yudas
ay 2Pet 2:7 "Sodom dan Gomora" Ini adalah contoh ketiga dari pemberontakan yang melibatkan aktivitas seksual di luar rencana Allah yang diwahyukan yaitu pernikahan:
- 1. penyembahan dewa kesuburan Kanaan di Sitim (lih. Bil 25)
- 2. upaya oleh para malaikat untuk mencampur adukkan susunan penciptaan (lih. Kej 6:1-4; 2Pet 2:4)
- 3. aktivitas homoseksual Sodom dan Gomora terhadap malaikat (lih. Kej 19; 2Pet 2:6)
□ "dan kota-kota sekitarnya" Kota-kota ini tercantum namanya dalam Ul 29:23.
□ "cara yang sama" Ini adalah ACCUSATIVE yang secara gramatikal berhubungan dengan para malaikat (lih. ay 2Pet 2:6), bukan "kota-kota tetangga." Telah dispekulasikan bahwa Yude menggunakan ilustrasi PL ini karena sebagaimana malaikat mengambil perempuan dalam Kej 6, di sini orang laki-laki mencoba untuk mengambil malaikat (lih. Kej 18:22; 19:1). Jika demikian, ini akan menjadi contoh lain dari upaya untuk mencampur adukkan susunan penciptaan. Namun demikian, bagi saya sepertinya para penduduk Sodom tidak tahu bahwa mereka adalah malaikat dan berpikir mereka adalah sesama laki-laki biasa (lih. Kej 18:22).
□ "percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar" Ini merujuk pada "jenis kedagingan yang berbeda (heteros)." Ini sepertinya berhubungan baik dengan (1) para malaikat dan perempuan menurut Yosefus dalam Antiquities orang Yahudi 2Pet 1:3 dan (2) homoseksualitas (lih. Rom 1:26-27) yang begitu umum di daerah Sodom.
□ "telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang" Yudas menggunakan contoh- contoh PL ini sebagai peringatan yang jelas kepada para pembacanya. Waspadalah terhadap eksploitasi seksual oleh siapa saja.
PB dengan jelas berbicara tentang hukuman yang kekal (lih. Mat 25:41,46; 2Tes 2:8-9; Wahy 19:20; 20:11,14-15, dan juga I Henokh 54:1). Topik ini sulit untuk dibahas karena Alkitab tidak memberikan banyak informasi tentang surga atau neraka. Alkitab menegaskan realitasnya, tetapi tidak mengungkapkan informasi yang spesifik, dan biasanya menggambarkannya dalam bahasa kiasan. Yesus menggunakan "lembah bani Hinom," yang tepat di sebelah selatan Yerusalem dan digunakan oleh Israel di bawah Manasye untuk menyembah Molokh, dewa api Kanaan yang mensyaratkan pengorbanan anak. Orang-orang Yahudi, karena malu dan menyesal atas partisipasi mereka sendiri dalam upacara kesuburan tersebut, mengubah daerah ini menjadi tempat pembuangan sampah untuk Yerusalem. Metafora Yesus tentang api, asap, dan cacing berasal dari tempat ini, Gehenna.
Tempat penyiksaan ini tidak diciptakan bagi umat manusia, tetapi untuk malaikat pemberontak (lih. Mat 25:41). Kejahatan di semua tingkatan akan dihapuskan dan dipisahkan dari ciptaan Allah. Neraka adalah cara Alkitab menggambarkan pemisahan permanen ini.
Sebelum saya meninggalkan topik ini izinkan saya mengungkapkan rasa sakit yang menyertai saat saya mendekati subyek ini. Ini adalah satu-satunya penderitaan dalam Alkitab yang tidak bisa ditebus. Ini bukan kehendak Allah bagi siapa pun. Ini adalah akibat dari pemberontakan yang disengaja, terus-menerus, baik dari malaikat dan manusia. Ini adalah luka terbuka yang berdarah di hati Allah yang tidak akan pernah sembuh! Kesediaan Allah untuk mengizinkan kehendak bebas di antara makhluk ciptaan-Nya, mengakibatkan beberapa keterhilangan kekal yang menyakitkan.
Komentari Alkitab Jerome, vol. II, hal 379 menyebutkan bahwa deskripsi Yudas akan hukuman dari para malaikat ini sangat mirip dengan I Henokh Mat 10:4-6,11,13; 12:4; 15:3; 19:1. Hal ini sepertinya mengkonfirmasikan kenal baiknya Yudas dengan karya apokaliptik antar-Alkitab Yahudi ini.
2Pet 2:7-8 "Lot, orang yang benar" Ini mungkin merupakan singgungan pada (1) buku Yahudi ekstra-kanonik Kebijaksanaan Salomo Mat 10:6 atau (2) tradisi kerabian. Lot secara rohani sedih oleh tindakan orang jahat kontemporer (beberapa tradisi kerabian tercermin dalam ay 2Pet 2:8 dan I Klem Mat 11:1) sebagaimana juga para pembaca II Petrus oleh tindakan guru-guru palsu yang tidak bermoral tersebut.
Seluruh bagian ini adalah suatu bentuk tipologi PL. Hal-hal yang terjadi dalam sejarah Israel sedang terulang di zaman Petrus.
2Pet 2:9 Ini adalah kesimpulan dari kalimat panjang yang dimulai di ay 2Pet 2:4. Allah akan menyelamatkan milik-Nya sendiri (yaitu, Nuh, ay 2Pet 2:5 dan Lot, ay 2Pet 2:7) dan menuntut tanggung jawab dari orang jahat atas perbuatan mereka (yakni, malaikat dan manusia).
2Pet 2:10 "mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri" Ini merujuk kepada naluri manusia yang diberikan oleh Allah tetapi dengan pembatasan tertentu (yaitu, seksualitas manusia, tetapi dalam perkawinan). Manusia yang jatuh menggunakan karunia Allah melampaui batasan yang diberikan Tuhan, untuk tujuan yang bersifat egosentris, mementingkan diri sendiri (lebih dan lebih lagi untuk saya atas biaya/pengorbanan apapun).
□ "dan yang menghina pemerintahan" Ini adalah sejajar dengan Yudas ayat 2Pet 2:8 dalam beberapa hal.
1. memanjakan daging |
1. menajiskan daging |
2. menghina pemerintah |
2. menolak pemerintah |
3. menghujat kemuliaan |
3. Menghujat yang mulia di surga |
Yudas dengan jelas merujuk kepada malaikat dengan frasa ini, tetapi II Petrus kemungkinan besar berhubungan dengan ay 2Pet 2:4 dan selanjutnya merujuk pada menolak Kristus. Saya telah menyertakan catatan saya tentang Yud 1:8.
Catatan dari Komentari Yudas
ay 2Pet 2:8 "Namun demikian" Guru-guru palsu di zaman Yudas memiliki kesamaan dengan guru-guru yang memberontak di zaman dahulu. Sifat setepatnya dari kesamaan tersebut tidak dijelaskan.
□ "orang-orang" Ini adalah cara Yudas untuk merujuk pada guru-guru palsu yang telah menyerbu gereja (lih. ay 2Pet 2:8,10,12,14,16,19).
□ "bermimpi-mimpian ini juga" Istilah ini digunakan untuk para nabi-nabi palsu PL (lih. Ul 13:1-5; Yer 23:25-32), mereka yang mengaku mendapat wahyu khusus dari Allah (lih. Kol 2:18).
□ "mencemarkan tubuh" Ini adalah penggunaan metaforis dari istilah "noda." Jelaslah terdapat suatu aspek amoral dalam ajaran dan /atau gaya hidup mereka. Semua contoh PL ini melibatkan beberapa jenis dosa seksual (lih. 2Tim 3:1 dst; 2Pet 2).
□ "menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga" Ada tiga karakteristik "mereka."
- 1. "mencemarkan tubuh"
- 2. "menolak kekuasaan" (NASB, NKJV, NRSV) "menghina kekuasan Allah" (TEV) "mengabaikan Kekuasaan" (NJB)
- 3. "menghujat kemuliaan malaikat" (NASB) "berbicara jahat tentang tokoh pembesar" (NKJV) "memfitnah yang mulia" (NRSV)
"menghujat semua yang mulia di surga" (TEV)
"menyalahgunakan kemuliaan juga" (NJB)
Jelaslah bahwa yang pertama berkaitan dengan dosa seksual, tapi bagaimana dengan yang kedua dan ketiga?
Penunjukan kedua, yaitu "menolak kekuasaan," telah ditafsirkan setidaknya dalam dua cara.
- 1. istilah Yunani untuk "kekuasaan" adalah kuriotēa, yang berkaitan dengan istilah "Tuhan" (kurios), oleh karena itu beberapa orang mengaitkan penolakan ini (walaupun VERBALnya berbeda) dengan penyangkalan Yesus dalam ay 2Pet 2:4 ("satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus ")
- 2. istilah Yunani untuk "kekuasaan" adalah kuriotēta, yang berkaitan dengan kuriotēs, yang digunakan dalam 2Pet 2:10 (lih. Ef 1:21; Kol 1:16) untuk merujuk kepada malaikat
Konteks ini tampaknya menunjuk pada malaikat, sehingga # 2 adalah yang paling cocok.
Penunjukan ketiga menggunakan sebuah istilah PL "kemuliaan" (kabod), yang digunakan untuk Allah (lih. ay Kol 1:24,25; 2Pet 1:3,17; 3:18) dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah, khususnya di surga atau kehidupan yang akan datang. Dalam hal ini Yudas memilih di interbiblical perluasan dari konsep PL ini untuk merujuk kepada makhluk malaikat, makhluk kekuasaan dan otoritas.
Hal ini bahkan mungkin menunjuk pada penolakan terhadap Hukum PL karena orang Yahudi percaya bahwa malaikat menjabat sebagai perantara YHWH dalam memberikan Hukum kepada Musa di Gunung. Sinai (lih. Kis 7:35).
Inti dari konteks ini adalah gaya hidup kelewat-batas dari " para" guru-guru palsu di bidang moralitas dan otoritas. Daftar karakteristik guru-guru palsu yang dimulai dalam ay. 1-4 berlanjut: (1) menghina kekuasaan, ay 2Pet 2:10; (2) seperti binatang ay 2Pet 2:12; (3) pencari kesenangan, ay 2Pet 2:13; (4) menodai perjamuan kasih ay 2Pet 2:13; (5) menyebabkan orang percaya yang lemah untuk dosa ay 2Pet 2:14; dan (6) menjanjikan kemerdekaan padahal mereka sendirio adalah budak, ay 2Pet 2:19.
Topik Teologia -> 2Ptr 2:8
Topik Teologia: 2Ptr 2:8 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Jiwa Manusia
Jiwa sebagai Bagian Manusia yang Berelasi de...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Hambatan Pengudusan
- Murtad Meniadakan Pengudusan
- Ula 32:15-18 1Ta 28:9 Yes 65:11-15 Yer 2:21 Yer 18:9-10 Zef 1:4-6 Mat 3:10 Mat 13:3-8,18,20-22 Mat 24:9-12 Luk 8:11,13 Luk 9:57-62 Luk 11:24-26 Luk 13:6-9 Yoh 15:6 Kis 7:39-43 1Ti 1:18-20 1Ti 4:1-3 2Ti 3:1-9 2Ti 4:3-4 2Ti 4:10 Ibr 3:12-13 Ibr 4:1-11 Ibr 6:4-8 Ibr 10:25-31,39 2Pe 2:1-22 2Pe 3:17 Yud 1:4
- Eskatologi
- Menghukum Orang Fasik
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Petrus
Tema : Kebenaran Sejati Lawan Guru-Guru Palsu
Tanggal Penulisan: 66-68 M
Latar Belakang
Ketika memberikan sal...
Penulis : Petrus
Tema : Kebenaran Sejati Lawan Guru-Guru Palsu
Tanggal Penulisan: 66-68 M
Latar Belakang
Ketika memberikan salam, Simon Petrus memperkenalkan dirinya sebagai penulis surat ini; kemudian (2Pet 3:1) dia mengatakan bahwa surat ini merupakan suratnya yang kedua yang menunjukkan bahwa dia sedang menulis kepada orang percaya yang sama di Asia Kecil yang telah menerima suratnya yang pertama (1Pet 1:1). Karena Petrus, seperti halnya Paulus, dihukum mati oleh keputusan yang dibuat oleh kaisar Nero yang jahat (yang kemudian wafat pada bulan Juni, 68 M), adalah sangat mungkin bahwa Petrus menulis surat ini di antara tahun 66-68 M, tidak lama sebelum ia mati syahid di Roma (2Pet 1:13-15).
Beberapa sarjana zaman dahulu dan sekarang, yang mengabaikan beberapa persamaan mencolok dari 1 Petrus dan 2 Petrus dan sebaliknya menekankan perbedaan di antara kedua surat itu, telah beranggapan bahwa Petrus bukanlah penulis surat ini. Akan tetapi, perbedaan isi surat, kosakata, penekanan, dan gaya penulisan dari kedua surat ini dapat diterangkan dengan memadai oleh berbedanya situasi Petrus dan penerima suratnya ketika menerima kedua surat itu.
- (1) Situasi semula para penerima surat telah berubah dari penganiayaan serius yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya menjadi serangan serius dari dalam oleh para guru palsu yang mengancam landasan kebenaran gereja.
- (2) Situasi yang dihadapi Petrus juga sudah berbeda. Jikalau sebelumnya dia mempunyai seorang penulis yang ahli seperti Silas ketika menulis suratnya yang pertama (1Pet 5:12), kelihatannya Silas tidak ada ketika Petrus menulis surat yang kedua itu. Petrus mungkin memakai bahasa Yunani ala Galilea yang kasar atau mengandalkan juru tulis yang tidak sepandai Silas.
Tujuan
Petrus menulis surat ini
- (1) untuk menasihati orang percaya agar mereka dengan tekun mengejar kesalehan dan pengenalan yang benar akan Kristus, dan
- (2) untuk membeberkan dan menolak tindakan yang berakal busuk dari para nabi dan guru palsu di kalangan gereja di Asia Kecil yang sedang meruntuhkan kebenaran rasuli.
Petrus meringkaskan maksudnya dalam 2Pet 3:17-18 ketika dia menasihati orang percaya yang sejati
- (1) untuk waspada supaya mereka tidak "terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum" (2Pet 3:17), dan
- (2) untuk "bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus" (2Pet 3:18).
Survai
Surat yang singkat ini sungguh-sungguh mendorong orang percaya agar mempertahankan kehidupan dan kesalehan melalui pengenalan yang benar akan Kristus. Pasal pertama menekankan pentingnya pertumbuhan Kristen. Setelah mulai dengan iman, orang percaya harus dengan tekun mengejar keunggulan moral, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih akan semua orang, yang akan menghasilkan iman dewasa dan pengenalan yang benar akan Tuhan Yesus (2Pet 1:3-11).
Pasal berikut dengan sungguh-sungguh mengingatkan mereka tentang para nabi dan guru palsu yang muncul di kalangan gereja. Petrus mengecam guru-guru palsu itu sebagai orang yang tidak mengenal hukum (2Pet 2:1,3; 2Pet 3:17) yang menuruti keinginan jahat dari hawa nafsu (2Pet 2:2,7,10,13-14,18-19), yang serakah (2Pet 2:3,14-15), congkak (2Pet 2:18) dan keras kepala (2Pet 2:10), dan menghina pemerintahan Allah (2Pet 2:10-12). Petrus berusaha untuk melindungi orang percaya sejati terhadap pengajaran sesat yang membinasakan itu (2Pet 2:1) dengan menyingkapkan maksud dan kelakuan mereka yang jahat.
Dalam pasal 3 (2Pet 3:1-18), Petrus membuktikan salahnya keragu-raguan guru-guru ini terhadap kedatangan Tuhan (2Pet 3:3-4). Sebagaimana angkatan Nuh dengan keliru mencemoohkan pikiran tentang hukuman banjir besar dari Allah, para pencemooh ini juga buta rohani tentang janji-janji kedatangan Kristus. Tetapi dengan tindakan menentukan yang sama dengan hukuman air bah tersebut (2Pet 3:5-6), Kristus akan kembali dan menghanguskan bumi ini dengan api (2Pet 3:7-12) lalu menciptakan tatanan baru yang benar (2Pet 3:13). Mengingat semuanya ini, orang percaya harus hidup kudus dan saleh pada zaman ini (2Pet 3:11,14).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini berisi pernyataan yang paling kuat dalam Alkitab mengenai pengilhaman, keterandalan, dan kekuasaan Kitab Suci (2Pet 1:19-21).
- (2) Pasal dua dan surat Yudas sangat mirip dalam pengecaman guru palsu. Mungkin Yudas, yang kemudian menghadapi persoalan yang sama dengan guru-guru palsu, menggunakan bagian-bagian dari ajaran Petrus yang diilhami untuk mengatakan hal yang sama (Lihat "PENDAHULUAN SURAT YUDAS" 08261).
- (3) Pasal tiga merupakan salah satu pasal PB yang agung tentang kedatangan Kristus yang kedua.
- (4) Petrus secara tidak langsung menunjuk kepada tulisan Paulus sebagai Firman Allah dengan menyebutkannya dalam hubungan dengan "tulisan-tulisan yang lain" (2Pet 3:15-16).
Full Life: 2 Petrus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(2Pet 1:1-2)
I. Pujian Atas Pengenalan yang Benar
(2Pet 1:2-21)
A. Kuasa Pengenalan ...
Garis Besar
- Salam Kristen
(2Pet 1:1-2) - I. Pujian Atas Pengenalan yang Benar
(2Pet 1:2-21) - A. Kuasa Pengenalan Akan Allah yang Mengubah Hidup
(2Pet 1:2-4) - B. Sifat Progresif Pertumbuhan Kristen
(2Pet 1:5-11) - C. Kesaksian Rasul Terhadap Firman Kebenaran
(2Pet 1:12-21) - 1. Motivasinya
(2Pet 1:12-15) - 2. Metodenya
(2Pet 1:16-21) - a. Saksi Mata dari Firman yang Dinubuatkan
(2Pet 1:16-19) - b. Pengilhaman Kitab Suci yang Dinubuatkan
(2Pet 1:20-21) - II. Kecaman Terhadap Guru-Guru Palsu
(2Pet 2:1-22) - A. Yang Dapat Diharapkan dari Guru Palsu
(2Pet 2:1-3) - B. Yang Dapat Mereka Harapkan dari Allah
(2Pet 2:4-10) - C. Beberapa Ciri Guru-Guru Palsu
(2Pet 2:10-19) - D. Bahaya-Bahaya Kemunduran dari Kebenaran
(2Pet 2:20-22) - III.Kepastian Kedatangan Tuhan
(2Pet 3:1-18) - A. Penyangkalan Kedatangan-Nya
(2Pet 3:1-7) - B. Kepastian Kedatangan-Nya
(2Pet 3:8-10) - C. Hidup Menantikan Kedatangan-Nya
(2Pet 3:11-18) - Ucapan Berkat
(2Pet 3:18)
Matthew Henry: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Dampak jelas bahwa penulis surat kerasulan ini adalah penulis yang sama dengan penulis surat sebelumnya. Apa pun perbedaan yang dipahami oleh beber...
- Dampak jelas bahwa penulis surat kerasulan ini adalah penulis yang sama dengan penulis surat sebelumnya. Apa pun perbedaan yang dipahami oleh beberapa cendekiawan Alkitab dalam hal gaya penulisan yang dianggap berbeda dari surat sebelumnya, hal itu tidak menjadi alasan cukup untuk menyatakan bahwa surat tersebut ditulis oleh Simon yang menggantikan Rasul Yakobus di dalam jemaat Yerusalem. Sebab, orang yang menulis surat kerasulan ini sendiri menyebut dirinya sebagai Simon Petrus, hamba dan rasul ( 2 Petrus 1:1), dan menyatakan bahwa ia adalah salah seorang dari tiga orang rasul yang hadir ketika Kristus dimuliakan ( 2 Petrus 1:18), dan menyatakan dengan tegas bahwa sebelumnya ia telah menulis sepucuk surat kerasulan kepada mereka ( 2 Petrus 3:1). Rancangan dari surat kerasulan yang kedua ini sama dengan surat yang sebelumnya, sebagaimana terbukti dengan jelas di dalam ayat pertama dari pasal yang ketiga, dan dari ayat itu dapat diamati bahwa dalam perkara-perkara Allah, kita perlu petunjuk demi petunjuk dan kalimat demi kalimat, supaya kita bisa mengingatnya. Dan apa yang ada dalam surat inilah yang merupakan perkara-perkara yang harus dicatat dengan cermat dan harus sering kita ingat kembali.
Jerusalem: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT KEDUA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang dan waktu ia menulis
Keaslian daripada surat ini djauh lebih banjak dipersoalkan dari pada surat-
su...
SURAT KEDUA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang dan waktu ia menulis
Keaslian daripada surat ini djauh lebih banjak dipersoalkan dari pada surat- surat lainnja dalam Perdjandjian Baru. Sepintas lalu, pertentangan ini seperti tak ada alasannja. Surat dibuka dengan utjapan selamat dari ,Simon Petrus, abdi dan rasul Jesus Kristus". Pengarang menjatakan dirinja penjaksi mata terhadap peristiwa Kristus berubah rupa digunung Tabor (1:16-18), suatu pernjataan tak langsung tetapi djelas dimaksudkan Petrus (Mk. 9:2). Dan dalam 3:1 penulis menegaskan babwa inilah "surat kedua jang kutulis untuk kamu", suatu penegasan, jang menurut konteks, hanja dapat dikenakan kepada surat I Petr.
Kalau bukan Petrus, siapakah pengarang sebenarnja? Kemungkinan adanja seorang pengarang lain disarankan oleh mereka jang berpendapat bahwa surat ini ditulis kemudian dari masa rasul-rasul. Pada tempat pertama, terang-terangan bahwa dikalangan Para pembatja terdapat orang-orang jang mulai bimbang akan kedatangan-kedua dari Kristus (3:3). Dikalangan orang kristen purba ada hidup suatu kejakinan bahwa kerobohan Jerusalem dan achirat dunia itu berhubungan erat (Mt. 24:2). Tak akan ada keragu-raguan mengenai kedatangan Kristus kedua, andaikata hal itu tak dituturkan djustru berdampingan dengan kerobohan Jerusalem. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sudah beberapa tahun lewat sedjak robohnja kota Jerusalem pada tahun 70. Tetapi Petrus sudah wafat sebelum peristiwa itu terdjadi.
Penulis menampik kritik itu dengan menundjukkan tak pastinja kedatangan-kedua Kristus (3:8-10). Akan tetapi penulis dari surat pertama Petrus merasa tak perlu memperkatakan soal itu. Untuk dia, seperti djuga untuk banjak orang kristen purba "achirat dari segala sesuatu itu sudah dekat" (I Petr. 4:7,17). Penulis surat II Petr. ternjata hidup pada periode jang lebih kemudian.
Tambahan pula, dalam II Petr 3:4 "bapa-bapa" kepada siapa ia alamatkan suratnja "sudah tidur njenjak" atau mati. Ini dapat dikenakan kepada generasi pertama dari orang kristen purba, dan telah dibuat djauh lebih dahulu daripada achir masa rasul-rasul. Serupa dengan itu ialah penjebutan nabi-nabi dan"rasul- rasulmu" (jakni mereka jang telah mengabarkan Indjil kepada para pembatja) jang kedua-duanja adalah manusia-manusia penghuni masa jang sudah lampau (3:2). Dalam 3:15-16 Pengarang berbitjara tentang "segala surat" St. Paulus. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sebagian besar daripada surat-surat jang kita kenal sekarang ini telah ditulis dan dipandang sebagai Kitab Kudus. Dan rupanja tertulis sezaman dengan Kitab-Kitab Kudus jang diwahjukan sebelum kematian rasul tsb.
Achirnja, menilik masa penulisannja, surat ini seakan-akan banjak bergantung kepada surat Judas.
Djika surat Judas ditulis sesudah tahun 70 (dan rupanja demikian), maka rasul Petrus tak pernah sudah dapat menulis surat ini.
Sebab-sebab mengapa orang berpendapat bahwa surat kedua Petrus ini ditulis kemudian, dan bukan oleh Petrus sendiri, banjak sedikitnja diperteguh oleh perbandingan gajabahasanja dengan Surat Pertama Petrus. Kedua surat itu sudah terang tidak berasal dari tangan jang sama. Sekalipun penggunaan djurutulis- djurutulis jang berlainan bisa membatalkan dugaan ini, toh tak dapat ia merobah dugaan akan adanja pengarang jang berbeda.
Bagaimana sekalipun berlainan pendapat orang tentang penulis surat ini, namun kesimpulan jang dapat kita ambil ialah surat ini ditulis beberapa waktu setelah- tahun 70, oleh seorang djurutulis jang dengan tepat dan teliti menuliskan buah pikiran gurunja.
Pembatja dan peristiwa
Djika Petrus sendirilah penulis surat ini, maka pembatja-pembatjanja terdiri dari umat beriman jang disebut dalam Surat Pertama Petrus (I Petr. 1:1), karena ia menegaskan bahwa kini buat kedua kalinja ia bersurat kepada mereka (3:1). Tetapi andaikata penulisnja bukan Petrus, maka akan tak djelas siapakah pembatja-pembatjanja, selain daripada bahwa pembatja-pembatja itu orang kristen (1:1), dan Peristiwa dan maksud surat ini djuga tidak dapat menentukan umat untuk siapa surat itu ditulis. Penulis mengadjak pembatjanja untuk menilai tinggi imannja, akan memiliki kebadjikan-kebadjikan, dan menghindarkan dosa serta adjaran-adjaran sesat. Nasehat jang achir ini agak penting, karena disini disinggung adjaran daripada beberapa pengadiar palsu, jang oleh adjaran dan kehidupan dan hidupnja jang tak susila, menjebabkan banjak orang kristen "mengikuti perbuatan mereka jang sesat", dan memperkosa "djalan kebenaran" (2:2). Meradjalelanja bahaja ini, jang rupanja tjukup umum dimasa ini memberi kesempatan istimewa untuk menulis surat ini. Tidak ada tanda-tanda jang menundjukkan tempat, dimana surat itu ditulis.
Gaja bahasa
Surat ini dibuka dengan suatu salam dan beberapa utjapan pribadi pengarang (1:16-18; 3:1,15). Bagaimanapun djuga, ada kemungkinan bahwa pengarang mempergunahan bentuk surat, dengan maksud membentangkan buah pikirannja tentang beberapa soal besar jang dihadapi umat beriman masa itu. Surat ini -- menilik bentuknja -- berupa suatu kotbah. Ini diperkuat lagi oleh penutup kotbah itu jang tak dikenakan kepada suatu pribadi tertentu. (3:17-18).
Adjaran didalamnja
Karena ditulis djauh kemudian, isi surat ini mengemukakan adjaran Kristus dan
misterinja setjara lebih bagus dan mendalam. Disini setjara singkat kita
sebutkan beberapa misteri: Dahulunja terselubung dalam dosa dan kesesatan (
Inilah Penjelamat itu, jang sudah memberi bantuan kepada manusia untuk mengambil bahagian dalam djandjian ilahinja (1:4; 3:4,9,13), dan dalam wudjud ilahi itu sendiri (1:4). Jang terpenting antara anugerah-anugerah ilahi ini ialah iman (1:1), jang berlandaskan pengetahuan akan Kristus (1:2), jang semakin bertambah djua berkat latihan kebadjikan (1:5-8; 3:18). Orang harus tekun berusaha dalam hal ini (1:10; 3:18,14,17) supaja ia bisa mentjapai keselamatan abadi disurga (1:11). Pada pihak lain, berdosa (2:2,10) dan menjangkali Kristus (2:1) ahan membawa orang kepada siksa kekal (2:3,9,17). Siksa kekal ini telah dialami oleh para machluk jang durhaka (2:4) dan orang-orang djahat dimasa lampau (2:5-91).
Salah satu motip terkuat jang mendorong manusia untuk hidup baik ialah kepastian tentang kedatangan jang kedua Kristus (1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (3:3) namun penjaksian rasul (1:16-18) dan sabda nabi (1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan tentang kedatangan jang kedua Kristus (1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (3:3) namun penjaksian rasul (1:16-18) dan sabda nabi (1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan berisikan sabda Allah sendiri, tidak dapat berdusta (1:20-21). Ketakpastian kedatangan jang kedua Kristus itu (3:10) tidak berarti bahwa itu tidak benar. Tambahan lagi, tjorak dugaan manusia itu lain daripada dugaan Allah (5:8). Tjukuplah halau orang kristen merenungkan kemuliaan hari itu (5:10-13).
Wycliffe: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN 2 PETRUS
Penulis. Pada awal dari surat ini, dengan penggunaan kata-kata yang sedikit berbeda dengan I Petrus, disebutkan bahwa penulis su...
PENDAHULUAN 2 PETRUS
Penulis. Pada awal dari surat ini, dengan penggunaan kata-kata yang sedikit berbeda dengan I Petrus, disebutkan bahwa penulis surat ini adalah Simon Petrus (bdg. dengan Kis. 15:14; di naskah kuno yang baik nama penulis ialah Simeon). seorang "hamba dan rasul Yesus Kristus" (1:1). Dengan singkat dan tanpa ungkapan perasaan, penulis kembali mengaku dirinya termasuk golongan rasul (3:2). Penulis ini mengenal tulisan-tulisan Paulus dan menyatakan persetujuan penuh dengan "Paulus, saudara kita yang kekasih" (3:15, 16). Dia mengacu kepada pemuliaan Kristus di atas bukit dengan keyakinan seorang saksi mata. Surat ini disebut olehnya "surat yang kedua" (3:1). Dia memberitakan bahwa kematian mengenaskan yang akan menimpa dirinya sesuai dengan yang dinubuatkan Tuhannya (Yoh. 21:18) sudah dekat (1:13, 14). Jadi, rupanya di sini terdapat sebuah pengakuan bahwa penulisnya sama dengan yang menulis I Petrus. dan tentu pengakuan bahwa dirinya adalah Petrus. rasul Tuhan Yesus.
Apakah di dalam surat ini ada kesulitan-kesulitan yang membuat seorang pembaca yang jujur beranggapan bahwa pengakuan di atas itu berlebihan? Sejak masa sangat dini para kritikus sudah mengarahkan perhatian mereka kepada ketidaksamaan gaya penulisan di antara surat ini dengan I Petrus. Di dalam II Petrus tidak tampak kesederhanaan dan kelancaran dalam pengungkapan seperti dalam I Petrus. Penulis I Petrus rupanya bukan orang Yunani (mis., dia tidak pernah memakai partikel an), tetapi tidak diragukan bahwa dia memiliki kemampuan memanfaatkan bahasa dengan tepat. Gaya penulisan II Petrus tidak menunjukkan bahwa penulisnya memiliki keahlian seperti itu. Participle yang dipakai lebih sedikit dibandingkan dengan yang dipakai dalam I Petrus dan partikel men tidak dipakai.
Perbedaan gaya ini membuat beberapa kritikus zaman dulu dan beberapa orang reformator mempertanyakan keaslian surat ini. Yerom (346-420 M). penerjemah Alkitab versi Vulgata, sekalipun menerima II Petrus bersama dengan surat umum lainnya (Epistle to Paulinus), pada saat yang bersamaan menyadari bahwa beberapa orang pakar telah meragukan keasliannya karena perbedaan gaya ini (Catalogus Scriptorum Ecclesiasticoruni). Di dalam karya yang lain (Epistle to Hedibia, hlm. 20) beliau menjelaskan perbedaan ini sebagai akibat dari pemakaian penerjemah yang berbeda bagi kedua surat ini oleh Petrus.
Di dalam konteks yang sama Yerom menyebutkan bahwa Paulus pernah memakai Titus sebagai penerjemah dan Petrus yang mendiktekan kepada Markus bahan untuk menulis Injil yang kemudian memakai namanya. Bagi sebagian orang yang memiliki pemahaman mengenai pengilhaman secara sangat harfiah, ide tentang peranan penyuntingan seperti yang dilakukan Silas (I Ptr. 5:12) mengurangi pengilhaman dan kewenangan surat tersebut, sekalipun mereka ini cukup mengetahui bahwa ahli-ahli tulis sering kali dimanfaatkan oleh para penulis yang terilhamkan (Yer. 36:2, 4; Rm. 16:22; catatan-catatan tradisional sesudah I dan II Korintus, Ef. Flp. Kol. dan Flm.). Sebagian orang lain merasa tidak ada kesulitan dalam hal ini; Roh Kudus membantu Silas untuk menulis sebagaimana Dia membantu Petrus untuk mendikte. Bagian terbanyak dari gereja sepanjang sejarah menganut pandangan kedua.
Masalah lain di dalam surat ini yang telah dikemukakan untuk menyangkal kepenulisan Petrus ialah kenyataan bahwa penulisnya cukup mengenal tulisan-tulisan Paulus yang, bersama dengan acuannya terhadap otoritas tulisan-tulisan tersebut (3:15, 16), dianggap sebagai petunjuk bahwa kanon Perjanjian Baru sudah ditetapkan ketika surat II Petrus ini ditulis, sehingga bagi penganut pandangan ini waktunya sudah terlalu belakangan untuk dapat dianggap sebagai tulisan sang rasul.
Alur berpikir semacam itu rasanya memang terlalu dibuat-buat, sebab jika Petrus tiba di Roma sekitar dua atau tiga tahun sesudah Paulus dipenjara di sana, pastilah dia berkesempatan untuk mengetahui surat-surat Paulus dan tentu juga sangat mungkin berhubungan dengan Paulus sendiri. Bagaimanapun juga, tampaknya terdapat bukti yang cukup dapat diterima bahwa surat-surat Paulus telah diperbanyak dan disebarkan dari gereja ke gereja langsung setelah surat-surat itu diterima (lih. Kol. 4:16).
Satu hal di dalam surat ini hendaknya juga dipertimbangkan. yaitu adanya kemiripan beberapa pernyataan di surat ini dengan di surat Yudas. Berikut adalah tiga dari kesamaan-kesamaan yang paling penting: (1) 2:4 dengan Yudas 6 mengacu kepada hukuman bagi para malaikat yang jatuh. mengingatkan kepada suatu pernyataan di dalam kitab apokrif Enoch. (2) 2:11 dengan Yudas 9 berbicara tentang ketidaksediaan malaikat untuk melancarkan tuduhan terhadap Iblis, dengan pernyataan Yudas tampaknya menyinggung kitab apokrif Assumption of Moses, di mana Iblis dikisahkan sebagai menuntut tubuh Musa. (3) 3:3, 4 dengan Yudas 17, 18 mengingatkan tentang datangnya penghujat pada akhir zaman. Surat ini menyebutkan akhir zaman sebagai masih akan. Yudas menyebutnya suatu kenyataan sekarang, sebagaimana telah dinubuatkan oleh para rasul. termasuk, tentu saja, Petrus.
Dr. Charles Bigg (St. Peter and St. Jude, hlm. 216, 217), yang menerima bahwa surat ini ditulis oleh Petrus, mengemukakan dengan meyakinkan bahwa surat II Petrus ditulis lebih dahulu. Kiranya perlu pula diingat bahwa terdapat sejumlah pertimbangan yang bisa diterima bahwa surat Yudas ditulis agak dini. Ada anggapan bahwa surat tersebut sudah ditulis tahun 65 M, dan mereka yang beranggapan bahwa tahun penulisannya adalah tahun 80 atau 90 M harus memperhitungkan laporan dari Hegesippus (sebagaimana dikisahkan oleh Eusebius) bahwa dua orang cucu Yudas telah diseret ke hadapan kaisar Domitian yang memerintah tahun 81-96 M, yang dilukiskan sebagai dua orang yang sudah dewasa, petani yang bekerja keras, ketika itu. Ingatlah bahwa Yudas adalah saudara Tuhan Yesus. Kesamaan di antara surat II Petrus ini dengan surat Yudas tampaknya tidak mengharuskan surat yang pertama ditulis pasca masa kehidupan Petrus.
Lalu, bagaimana dengan bukti-bukti yang dari luar surat ini? Surat ini tidak pernah dikutip secara langsung oleh para Bapa Gereja sebelum awal abad ketika, sekalipun ada kemungkinan surat ini pernah disinggung sebelumnya di dalam beberapa tulisan yang terdahulu. Eusehius (Ecclesiastical History, 6.14.1), yang menulis sekitar tahun 324 M. mengatakan bahwa Klemens dari Aleksandria (wafat sekitar tahun 213) telah mengumpulkan berbagai rangkuman dari semua kitab yang terilhamkan, termasuk yang keasliannya sedang dipersoalkan, dan di dalam daftar rangkuman tersebut semua surat umum ikut tercakup.
Origenes, yang wafat tahun 253 M, sekalipun menyadari bahwa surat II Petrus ini masih dipertanyakan, menerima kitab ini sebagai benar-benar ditulis oleh rasul Petrus. Sahabat dan murid Origenes yang bernama Firmilian, uskup Kaesarea di Kapadokia tahun 256 M. dengan kuat mendukung kepenulisan Petrus ketika di dalam suratnya kepada Siprian berbicara tentang seorang bersama Stefanus sebagai "menyangkal rasul Petrus dan rasul Paulus yang mulia ... yang di dalam surat-surat mereka mengucapkan kutuk atas orang yang sesat dan mengingatkan agar kita menjauhi mereka itu" (Letters, no. 75). Orang sesat disebutkan di dalam II Petrus dam bukan di I Petrus.
Eusebius sendiri yang ditugaskan oleh kaisar Konstantinus untuk mempersiapkan lima puluh buah Kitab Suci menyebut Yakobus, Yudas, dan II Petrus sebagai kitab-kitab yang dipersoalkan, namun sangat dikenal di kalangan sebagian besar orang Kristen.
Yerom (k. l. 346-420 M) ketika membahas masalah keaslian surat ini mengatakan bahwa persoalan ini muncul karena adanya perbedaan gaya penulisan dengan gaya yang dipakai untuk menulis I Petrus, dan beliau memberikan penjelasan tentang hal tersebut yang sudah kita bahas sebelumnya. Beliau sendiri menerima II Petrus dan mencantumkannya di dalam Alkitab versi Vulgata karyanya. Alkitab ini diakui oleh Konsili di Laodikea (k. l. 342 M) dan secara formal diakui sebagai bagian dari kanon oleh Konsili di Kartago (397).
Kitab ini tidak tercantum di dalam fragmen Muratoria, sebuah daftar kitab Perjanjian Baru yang dibuat sekitar akhir abad kedua. Daftar ini sekarang dalam keadaan rusak. Sebagaimana adanya saat ini, tidak tercantum surat Ibrani, I atau II Petrus. Yakobus atau III Yohanes. Mungkin sebagian atau semua kitab ini tercatat di bagian yang rusak itu: namun karena kitab-kitab ini tidak ada, dari perkembangan kanon bahwa daftar Muratoria ini tidak dianggap sebagai menentukan oleh gereja.
Surat II Petrus juga tidak dicantumkan di dalam Alkitab Siria yang dinamakan Pesyital Perjanjian Lama Pesyita sudah diterjemahkan pada saat yang sangat dini. Terjemahan Perjanjian Baru mungkin merupakan hasil karya Rabula. uskup Edessa di Siria tahun 411-435. Versi ini tidak mencantumkan II Petrus. II dan III Yohanes, Yudas dan Wahyu. Sangat mungkin Perjanjian Baru yang paling awal dari gereja di Siria tidak mencantumkan ketujuh surat umum.
Beberapa orang menduga bahwa karena penekanan praktis dan disipliner dari surat-surat umum ini, mungkin surat-surat ini dianggap "bukan dari Paulus" di wilayah di mana nama Paulus sangat dihormati karena keanggotaannya di gereja Antiokhia, dan dukungannya terhadap kebebasan orang percaya non-Yahudi dari hukum-hukum Yahudi di sidang di Yerusalem. Pihak lainnya menduga bahwa dicantumkannya beberapa acuan kepada kitab-kitab apokrif oleh beberapa surat umum membuat surat-surat ini ditolak oleh gereja di Siria yang secara khusus sangat terganggu oleh doktrin Yahudi mengenai malaikat yang tercermin di dalam beberapa kitab apokrif tersebut.
Mungkin ada yang perlu disebutkan dari argumentasi sarjana Inggris Joseph B. Mayor (The Epistle of St. Jude and the Second Epistle of St. Peter) yang menganggap I Petrus memang ditulis oleh rasul Petrus sedangkan II Petrus dianggap palsu.
Mayor melandaskan pandangannya pada bukti-bukti yang terdapat di dalam kitab dan bukan dari luar kitab. Setelah mengulas bukti-bukti yang terdapat di luar kitab ini, dengan acuan-acuan yang berkenaan dengan pro dan kontra mengenai keaslian surat ini, Mayor membuat rangkuman dengan mengatakan, "Jika kita tidak memiliki masukan apapun selain bukti dari luar untuk menentukan keaslian II Petrus, kita pasti cenderung untuk berpikir bahwa Eusebius dapat dibenarkan ketika ia menyatakan bahwa surat kita ini, `karena rupanya berguna bagi banyak orang, diakui bersama dengan kitab lainnya" (op. cit., hlm. cxxiv).
Mayor mengajukan sebuah penelitian yang terinci mengenai perbedaan kosakata dan menyebutkan 369 kata yang dipakai dalam I Petrus tetapi tidak dipakai dalam II Petrus dan 230 buah kata yang dipakai dalam II Petrus tetapi tidak dipakai dalam I Petrus. Mayor menemukan sekitar 100 buah kata ayat kuat (secara praktis semuanya kata benda dan kata kerja) yang dipakai di dalam kedua surat ini. Kemudian, secara mengejutkan, ia tampaknya menuliskan hasil penelitian ini sebagai alasan untuk menganggap bahwa kedua kitab ini tidak ditulis oleh satu orang, karena "jumlah persamaannya 100 dibandingkan dengan 599 perbedaan, maksudnya: jumlah perbedaan nyaris enam kali persamaannya" (op. cit., hlm. lxxiv).
Bagaimana mungkin mengharapkan adanya kesamaan kosakata yang lebih banyak di dalam dua buah surat pendek yang ditulis dengan perbedaan beberapa tahun serta tema, alasan penulisan dan situasi yang berbeda? Ini merupakan alasan berdasarkan ketidakjelasan yang mencapai taraf yang paling membahayakan. Pastilah dua buah surat pendek tidak akan mulai menguras habis kosakata seseorang yang pandai. Kenyataan bahwa ada seperenam dari kata-kata yang dipakai di dalam kedua surat ini sama pastilah akan membuat orang justru cenderung beranggapan bahwa kedua surat ini ditulis oleh satu orang dan bukan sebaliknya.
Mayor kemudian melanjutkan penelitiannya dengan suatu pemeriksaan canggih terhadap tata bahasa dan gaya penulisan dari kedua surat ini, aspek yang perbedaannya sudah dicatat sejak dini, dan yang sudah kita bahas. Kesimpulan Mayor agak lunak, "Di antara kedua surat ini tidak ada perbedaan sebagaimana coba ditunjukkan oleh beberapa orang" (op.cit., hlm. civ). Kemudian, "Perbedaan gaya penulisan tidak semenonjol perbedaan kosakata, dan itupun tidak semenonjol perbedaan pokok bahasan, sedangkan di atas segalanya terdapat perbedaan besar di dalam pikiran, perasaan dan watak, atau singkatnya kepribadian." Perlu kiranya ditegaskan bahwa perbedaan dalam pokok bahasan. pikiran dan perasaan belum tentu menunjuk kepada kepribadian yang berbeda. Orang yang sama, karena tujuan yang berbeda, dapat menulis dalam suasana hati dan membahas pokok-pokok yang sangat berbeda.
Mayor kemudian rupanya memberikan bobot menentukan pada penilaiannya tentang perbedaan dalam perasaan di antara kedua surat - Cara mengambil kesimpulan yang sangat berbahaya sebab perasaan seseorang bila sangat berbeda dari saat ke saat karena berbagai alasan. Berawal di halaman lxxvi dari bagian Pendahuluan, Mayor membahas soal kenang-kenangan dari kehidupan Kristus yang terdapat di dalam kedua surat ini. Menurut hasil pengamatannya surat II Petrus memuat kenangan lebih sedikit dan sifatnya "tidak seakrab surat yang lain (I Petrus)" (op. cit., hlm. lxxvii). Mayor kemudian melanjutkan pembahasannya dengan memperhatikan kelembutan I Petrus yang dikontraskan dengan ketegasan II Petrus, yang disebut olehnya "tidak memiliki simpati mendalam pancaran kasih, yang menandai I Petrus."
Mayor melanjutkan jenis penelitian yang sama terhadap berbagai acuan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali dan air bah pada zaman Nuh yang terdapat di dalam kedua surat ini. Akan tetapi, bukankah semua perbedaan ini dapat diduga mengingat perbedaan tujuan penulisan dari kedua surat ini? I Petrus bertujuan untuk menghibur orang yang menderita: sedangkan II Petrus bertujuan mengingatkan orang-orang percaya akan berbagai kejahatan rohani dan menasihati mereka untuk hidup kudus. Tentu saja nada yang pertama bersifat lembut sedangkan yang berikutnya bersifat keras. Hal yang menakjubkan ialah bahwa dengan tujuan yang demikian berbeda yang diacu adalah fakta dasar yang sama - kedudukan sentral Kristus dan kepastian bahwa Dia akan datang lagi. Di dalam peristiwa besar yang akan datang tersebut orang percaya yang menderita memperoleh penghargaan. dan orang percaya yang berpotensi untuk murtad diperingatkan.
Mengenai penyebutan air bah pada zaman Nuh di dalam I Petrus (3:20) yang menekankan kemurahan Allah dan di dalam II Petrus (2:5; 3:6) yang menekankan hukuman Allah (sekalipun 2:5 juga menyebutkan bahwa "Allah menyelamatkan Nuh), ini pun secara mengagumkan tetap cocok dengan perbedaan tujuan penulisan yang baru disebutkan sebelumnya. Dan kenyataan bahwa ilustrasi yang sama dipakai untuk menekankan unsur yang berbeda tampaknya justru menegaskan bahwa penulis kedua surat ini sama dan bukannya berbeda.
Mayor sangat adil dalam menyajikan gambaran keseluruhan. Beliau melanjutkan dengan membahas kesamaan di antara kedua surat ini, tanpa ada pengamatan yang diabaikan, dalam hal sabda nubuat yang lisan dan tertulis, dengan mengemukakan bahwa di dalam hal ini kedua surat sangat sesuai dengan kata-kata Petrus dalam Kisah Para Rasul 26:22, 23. Mayor juga secara khusus memperhatikan kesamaan pandangan dari I Petrus dan II Petrus mengenai pertumbuhan Kristen (I Ptr. 2:2; II Ptr. 3:18). Setelah membaca tulisan Mayor ini orang memperoleh kesan bahwa dia memperkuat dan bukannya melemahkan pengakuan bahwa II Petrus ditulis oleh rasul Petrus.
Kalau begitu, mengapa Mayor menolak pengakuan ini? Orang tidak dapat membuang kesan bahwa pandangannya ini menunjukkan pengaruh kuat dari konsensus kritis dari para pakar Perjanjian Baru dan terutama dari kesimpulan Dr. F. H. Chase, yang dikenalnya secara pribadi dan sering ia kutip. Artikel Chase dalam HDB tentang Petrus dan Yudas oleh Mahor dikatakan "jelas merupakan pendahuluan paling baik yang saya ketahui tentang kedua surat yang dibahas" (op. cit., hlm. vii).
Cukuplah kiranya jika dikatakan bahwa melalui semua pertimbangan ini tampaknya tidak ada alasan meyakinkan untuk menolak pengakuan bahwa surat II Petrus ini ditulis oleh rasul yang namanya disebutkan.
Saat dan Tempat Penulisan. Sangat mungkin surat ini ditulis kepada orang Kristen di Asia Kecil (3:1) ketika ingatan akan surat I Petrus masih segar di dalam pikiran mereka. Jika kita menganggap bahwa I Petrus ditulis dari Roma sekitar tahun 64 M, masuk akal kalau kita menganggap bahwa surat ini ditulis dari Roma sekitar akhir pemerintahan Nero, katakanlah tahun 67 M.
Amanat Surat Ini. Beban Petrus yang khusus saat ini rupanya adalah bertumbuhnya sikap liar dan antinomianisme di dalam gereja, dan juga sikap skeptis terhadap kemungkinan kedatangan Kristus yang kedua kali. Beberapa penafsir beranggapan bahwa para guru palsu yang dilukiskan di dalam surat ini merupakan wakil-wakil ajaran sesat Gnostik tahap awal.
Namun sekalipun sangat terbeban dengan kerusakan yang diakibatkan oleh para guru palsu ini, dan membahas masalah ini dengan sedikit penekanan, sang rasul menyadari bahwa kebutuhan mendasar para pembacanya ialah pembinaan dan kekuatan rohani yang dapat membuat mereka mampu mengatasi bahaya-bahaya tersebut. Oleh karena itu, Petrus membuka dan menutup suratnya ini dengan mendorong pembacanya untuk melakukan penaklukan rohani sambil menyisipkan peringatan-peringatannya terhadap para guru palsu pada pasal dua.
Wycliffe: 2 Petrus (Garis Besar) GARIS BESAR 2 PETRUS
Tema: Perintah untuk penaklukan rohani.
Ayat Kunci 3:18
I. Pembaca Didorong untuk Maju Dalam Kasih Karunia
A....
GARIS BESAR 2 PETRUS
Tema: Perintah untuk penaklukan rohani.
Ayat Kunci 3:18
- I. Pembaca Didorong untuk Maju Dalam Kasih Karunia
- A. Salam dan Doa untuk Kemajuan Rohani Pembaca (1:1. 2)
- B. Mengingatkan Tentang Realitas Warisan Rohani Mereka (1:3. 4)
- C. Tantangan untuk Menggapai Seluruh Implikasinya (1 :5-11)
- D. Perasaan Tanggung Jawab Petrus untuk Menantang Mereka (1:12-21)
- II. Peringatan Petrus Terhadap Bahaya Guru Palsu (2:10-22)
- A. Adanya Guru Palsu Tidak Bisa Dielakkan (2:1-3a)
- B. Hukuman Bagi Guru Palsu (2:3b-9)
- C. Ciri-ciri Guru Palsu (2:10-22)
- III. Kedatangan Kristus Kedua Kali Mengharuskan penaklukan Rohani (3:1-18)
- A. Kedatangan Kristus Dalam Kemuliaan yang Sudah Diketahui (3:1, 2)
- B. Objek Keraguan (3:3-9)
- C. Mengandung Bencana (3:10)
- D. Perangsang untuk Hidup Kudus (3:11-18a)
- IV. Berkat Rasuli (3:18b)
BIS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT PETRUS YANG KEDUA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula.
Surat ini ditulis terutama untuk
SURAT PETRUS YANG KEDUA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula. Surat ini ditulis terutama untuk menentang pekerjaan guru-guru yang mengajarkan hal-hal yang salah, dan juga untuk memberantas perbuatan-perbuatan tak patut yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru itu. Supaya tidak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu, orang Kristen harus berpegang kepada ajaran yang benar tentang Allah dan tentang Yesus Kristus -- yaitu ajaran yang disampaikan oleh orang-orang yang telah menyaksikan dan mendengar sendiri Yesus mengajar.
Yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah orang-orang yang mengajar bahwa Kristus tidak akan datang lagi untuk kedua kalinya. Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu nampaknya lambat karena Allah "tidak mau seorang pun binasa. Ia ingin supaya semua orang bertobat dari dosa-dosanya".
Isi
- Pendahuluan
2Pet 1:1-2 - Panggilan Allah kepada orang Kristen
2Pet 1:3-21 - Guru-guru palsu
2Pet 2:1-22 - Kedatangan Kristus untuk kedua kali
2Pet 3:1-18
Ajaran: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab II Petrus, orang Kristen mengerti ajaran-ajaran
utama dalam Kitab II Petrus dan akhirnya menerapkan di dalam
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab II Petrus, orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Petrus dan akhirnya menerapkan di dalam kehidupannya.
Pendahuluan
Penulis : Kitab II Petrus ditulis oleh penulis yang sama dari Kitab I Petrus.
Tahun : Pada tahun 66 sesudah Masehi.
Penerima :
Isi Kitab: Isi Kitab II Petrus memperingatkan para pembacanya (orang-orang Kristen) untuk bertumbuh di dalam imannya. Di mana pertumbuhan iman dapat berjalan terus, walaupun ada pengajar-pengajar palsu yang datang, pengejek- pengejek menyerang, karena Allah telah menganugerahkan kuasa Ilahi bagi orang Kristen yang melawannya.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Petrus
Pasal 1 (2Pet 1:1-21). Pengajaran tentang Kuasa Allah tersedia bagi setiap orang Kristen untuk bertumbuh di dalam imannya.
Pasal 2 (2Pet 2:1-22). Pengajaran peringatan untuk orang Kristen agar sadar akan adanya penghalang-penghalang dari guru-guru palsu.
Pasal 3 (2Pet 3:1-18). Pengajaran tentang menghadapi atau melawan para pengejek yang berusaha menghancurkan pengharapan orang-orang Kristen.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Pet 1:3-9. _Tanyakan_: Apakah yang menyebabkan seseorang lupa bahwa dosanya sudah diampuni?
- Bacalah pasal 2Pet 2:1-3. _Tanyakan_: Apakah yang disangkal oleh nabi-nabi palsu? Apakah yang tersedia bagi nabi-nabi palsu itu?
- Bacalah pasal 2Pet 3:8-13. _Tanyakan_: Apakah yang tidak boleh dilupakan oleh orang Kristen dalam menghadapi para pengejek?
II. Penutup
Pentingnya surat ini, karena orang-orang Kristen cepat lupa apa yang sudah diajarkan; yaitu perintah-perintah Tuhan Yesus (2Petrus 1:12-15; 3:1-2).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab II Petrus?
- Apakah pusat pengajaran dari Kitab II Petrus?
- Apakah yang menghalangi pertumbuhan iman orang-orang Kristen?
- Bagaimanakah orang Kristen menghadapi penghalang-penghalan imannya?
Intisari: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Berpegang teguhlah pada imanmu!
MENGAPA PETRUS MENULIS? Pendapat bahwa gereja-gereja dalam Perjanjian Baru tidak mempunyai masalah merupakan suatu ke
Berpegang teguhlah pada imanmu!
MENGAPA PETRUS MENULIS?
Pendapat bahwa gereja-gereja dalam Perjanjian Baru tidak mempunyai masalah merupakan suatu kekeliruan. Para pembaca dari surat ini sedang berada dalam bahaya yang nyata.
1. Mereka harus meneruskan apa yang telah mereka mulai dan tidak menyerah kepada godaan untuk berdiam diri. Terdapat kesempatan luas untuk bertumbuh.
2. Di daerah tempat mereka berada sedang berkembang banyak ajaran palsu yang jahat. Para pengajar memaksakan ajaran tersebut mengatakan bahwa mereka adalah Kristen, tetapi cara hidup mereka jauh menyimpang dari hal-hal yang diajarkan oleh Yesus. Seakan-akan mereka mengatakan bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan istimewa yang memperbolehkan mereka tidak menaati peraturan. Oleh karena itu, mereka mendukung perbuatan seksual secara liar dan melakukannya atas nama Kristus! Mereka sudah kehilangan rasa malu, dan tidak lagi peduli siapa yang mereka seret bersama mereka. Karena pada waktu itu cara hidup begitu bebas, maka ajaran ini menarik banyak orang yang tidak sungguh-sungguh ingin meninggalkan cara hidup mereka yang lama.
3. Kelompok lain adalah mereka yang menjadi sangat sinis tentang janji kedatangan Yesus kembali. Tahun-tahun telah berlalu dan tidak terjadi apa- apa, oleh karena itu mereka mulai meragukan apakah benar hal itu akan terjadi.
Semua keadaan itu sangat mengganggu jemaat Kristen yang masih muda, dan Petrus menulis untuk meluruskan beberapa masalah di samping untuk mendorong mereka agar tetap percaya kepada Tuhan.
SIAPA PEMBACANYA?
Kita tidak tahu - sebab nama mereka tidak disebutkan dalam surat ini. Ada kemungkinan mereka itu adalah kelompok yang sama dengan penerima surat pertama, tetapi kita tidak pasti. Rupanya Petrus menulis surat ini karena merasa bahwa ajalnya sudah dekat. Ia mengatakan bahwa tidak lama lagi ia akan meninggalkan mereka dan kondisi ini adalah salah satu alasan mengapa ia ingin menuliskan sesuatu di atas kertas selagi ia masih bisa melakukannya.
BEBERAPA MASALAH YANG BELUM TERSELESAIKAN.
II Petrus merupakan sepucuk surat yang lain daripada yang lain, karena ditulis dalam bahasa yang paling tidak biasa dan berbunga-bunga dalam Perjanjian Baru. Hal ini mungkin merupakan cara Petrus untuk mengungkapkan apa yang ingin disampaikan atau mungkin hasil karya sekretarisnya pada waktu itu. Hal aneh lainnya ialah jika kita membaca pasal dua kemudian kita melihat surat Yudas, kita akan menemukan banyak persamaan. Kita tidak tahu siapa di antara keduanya yang memakai hasil tulisan rekannya. Petrus mungkin menyadur tulisan temannya -- atau Yudas yang mengambil hasil pemikiran Petrus! Masalah ini tetap tak terpecahkan.
Pesan
1. Anda perlu maju terus. Dalam haIo lebih mengetahui. 2Pe 1:5-7
o lebih membuktikan. 2Pe 1:8-11
o lebih bertumbuh. 2Pe 3:11, 12, 18
2. Yesus bukanlah mitos.
Bukti dari para saksi mata. 2Pe 1:16-18
Jawaban bagi guru-guru palsu. 2Pe 2:1; 3:1-2
3. Allah telah melakukannya.
Ia telah menghukum orang jahat di masa lampau. 2Pe 2:4-8
la akan membebaskan mereka yang mengasihi Dia. 2Pe 2:9
la akan menghakimi para pendosa. 2Pe 2:9-10
4. Jangan berlaku tidak sabar.
Yesus sungguh berjanji akan datang kembali. 2Pe 3:2
Allah dulu telah pernah menghancurkan dunia. 2Pe 3:5-6
Dunia yang sekarang ini akan dihancurkan, 2Pe 3:7, 10, 11
Allah melihat waktu dengan cara yang berbeda. 2Pe 3:8
Lebih lama menanti, lebih banyak Kristen! 2Pe 3:9 Kita memiliki hari depan yang cemerlang. 2Pe 3:13
Penerapan
II Petrus mengajukan beberapa pertanyaan...
1. Apakah Anda bertumbuh sebagai seorang Kristen?o Masihkah bergairah membuktikan janji-janji-Nya?
o menambah imanmu?
o dan tidak hanya menghabiskan waktu?
2. Apakah Anda penuh percaya diri?
o Anda memiliki
- Firman Allah
- pengalaman yang bertumbuh
- bukti-bukti dari saksi mata
- sekilas gambaran masa depan
3. Apakah Anda berjaga-jaga?
o Dapatkah Anda
- mengenali ajaran palsu?
- menghindari kekeliruan yang membahayakan?
- mengingat kebenaran?
- menjaga tingkah laku Anda?
4. Apakah Anda tetap berpegang teguh?
o Walaupun sudah melakukan kesalahan?
o Walaupun dicaci maki?
o Mengingat masa lalu Anda?
o Mengingat masa depan Anda?
o Karena Anda banyak mendapatkan dan banyak kehilangan?
Tema-tema Kunci
1. Alkitab.
Sungguh menakjubkan betapa banyak Petrus menunjuk kepada apa yang kita ketahui saat ini sebagai Alkitab dalam pengajarannya. Ia mengatakan bahwa pengajarannya lebih nyata daripada apa yang telah dilihatnya sendiri. Apa yang Anda temukan tentang:
o kehidupan dan pengajaran Yesus (2Pe 1:4, 8, 17; 2:1, 20; 3:2, 9, 10, 18)
o pengajaran para rasul 2Pe 1:12-18; 2:21; 3:2,15-16)
2. Bukti para saksI mata.
Seperti halnya dengan beberapa penulis Perjanjian Baru lainnya, Petrus dapat mengatakan bahwa berita tentang Yesus itu benar karena ia pernah bersama-sama dengan Dia dan melihat sendiri apa yang dilakukan-Nya. Ia juga melihat betapa pentingnya memberitahukan semua ini kepada banyak orang sebelum ia meninggal. Injil Markus banyak mengambil kesaksian Petrus. Menurut Anda mengapa Petrus memilih kisah tentang saat mereka melihat Yesus dipermuliakan? (2Pe 1:17-18). Bagaimana menurut Anda kisah ini berkaitan dengan 'kuasa kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus? (2Pe 1:16).
3. Kekeliruan.
Tidak ada tempat dalam pikiran Petrus untuk ajaran sesat atau untuk pertanyaan bodoh yang mempersoalkan firman Allah. Tidak ada ampun bagi orang yang menyebut diri Kristen bila mereka memutarbalikkan apa yang telah mereka ketahui mengenai Kristus dan kehidupan Kristen. Bagaimana Petrus mengambarkan guruguru palsu? Apa risiko yang akan menimpa mereka? Bagaimana hal itu berlaku bagi kita kini?
4. Akhir zaman.
Tidak ada keraguan dalam pikiran Petrus tentang kedatangan Kristus kembali dan tentang akhir zaman. Walaupun tertunda, hal itu pasti terjadi. Apa yang dapat kita pelajari dari surat ini:
O tentang akhir zaman serta apa yang akan terjadi? Bagaimana hal ini mempengaruhi cara hidup kita?
Garis Besar Intisari: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) [1] 'SALAM, KAWAN-KAWAN...' 2Pe 1:1-2
[2] 'MAJU TERUS!' 2Pe 1:3-11
2Pe 1:3-4Kita memili janji janji Allah
2Pe 1:5-8Perhitungan rohani
2Pe
[1] 'SALAM, KAWAN-KAWAN...' 2Pe 1:1-2
[2] 'MAJU TERUS!' 2Pe 1:3-11
2Pe 1:3-4 | Kita memili janji janji Allah |
2Pe 1:5-8 | Perhitungan rohani |
2Pe 1:9 | Orang yang tidak maju |
2Pe 1:10-11 | Pertahankan hidup |
[3] 'SAYA MERASA PRIHATIN...' 2Pe 1:12-15
2Pe 1:12-14 | Saya mungkin tidak lama lagi bersamamu |
2Pe 1:15 | Ada sesuatu untukmu jika saya telah tiada |
[4] 'KITA MELIHATNYA TERJADI!' 2Pe 1:16-18
2Pe 1:16 | Dengan mata kita sendiri |
2Pe 1:17, 18 | Kita pasti berada di sana |
[5] 'FIRMAN ALLAH DIBERIKAN OLEH ALLAH SENDIRI' 2Pe 1:19-21
2Pe 1:19 | Cahaya dalam kegelapan |
2Pe 1:20-21 | Bukan sekadar tulisan manusia |
[6] 'HATI-HATI TERHADAP KEPALSUAN!' 2Pe 2:1-3
2Pe 2:1-2 | Guru-guru palsu |
2Pe 2:3 | Memeras kamu |
[7] 'ALLAH AKAN MENGHAKIMI' 2Pe 2:4-10
2Pe 2:4-8 | Dia telah melakukannya |
2Pe 2:9-10 | Dia akan melakukannya lagi |
[8] 'TIDAK DAPAT LEBIH BURUK LAGI' 2Pe 2:11-22
2Pe 2:11-16 | Perbuatan amoral yang terang terangan! |
2Pe 2:17-22 | Lebih baik jika mereka belum pernah mendengar! |
[9] 'TUHAN AKAN DATANG KEMBALI 2Pe 3:1-10
2Pe 3:1-4 | Beberapa meragukannya |
2Pe 3:5-7 | Hal itu telah pernah terjadi |
2Pe 3:8-10 | Allah sungguh-sungguh sabar |
[10] 'PIKIRKAN APA ARTI SEBENARNYA' 2Pe 3:11-13
2Pe 3:11-12 | Untuk kehidupan sehari-hari |
2Pe 3:13 | Suatu dunia baru akan tiba! |
[11] 'OLEH KARENA ITU, SEBAGAI KESIMPULAN...' 2Pe 3:14-18
2Pe 3:14 | Gunakanlah kesempatanmu |
2Pe 3:15-17 | Paulus juga menulis mengenai hal ini |
2Pe 3:18 | Bertumbuhlah terus! |