Topik : Kebaktian/Saat Teduh

2 April 2003

Bebas dari Rutinitas

Nats : Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri (Matius 14:23)
Bacaan : Markus 1:32-39

Kapan terakhir kali Anda membaca Alkitab sembari duduk di bawah rindangnya pohon ek? Pernahkah Anda berdoa di tepi sungai kecil sambil merasakan sejuknya air yang mengalir membasahi kaki Anda? Bukankah suatu hal yang menyenangkan apabila kita merenungkan firman Allah sambil memandangi matahari yang terbit di balik cakrawala?

Mungkin tidak semua orang dapat melakukan hal-hal di atas. Namun, kita semua dapat membebaskan diri dari cara rutin saat teduh kita bersama Allah. Kadang kala, kebiasaan kita dalam bersaat teduh dapat membantu untuk bertumbuh lebih dekat kepada Allah. Namun, kebiasaan itu terkadang bisa menjadi kering dan membosankan.

Sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk merasa bosan karena Allah menciptakan dunia yang begitu indah dan penuh keanekaragaman. Tak ada sukacita yang berkurang sewaktu kita menyembah Sang Juruselamat yang rela menderita dan mati bagi kita demi membayar hukuman dosa kita. Tak ada alasan untuk merasa jemu didiami oleh Roh Kudus yang memberi kita kekuatan untuk memenuhi kehendak Allah.

Jadi, bagaimana caranya supaya saat teduh kita tidak menjadi kering? Caranya adalah dengan membebaskan diri dari rutinitas yang biasa dilakukan dan membuat variasi saat teduh kita bersama Allah.

Ketika hendak melakukan penyembahan, Yesus mencari tempat yang sunyi, jauh dari keramaian orang-orang dan kesibukan pelayanan (Markus 1:35). Kita pun perlu melakukan hal yang sama. Kita perlu membebaskan diri dari rutinitas --Dave Branon

30 Mei 2003

Istirahat

Nats : Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya (Mazmur 23:3)
Bacaan : Mazmur 23

Menurut survei yang dilakukan sebuah perusahaan asuransi, satu dari setiap enam pekerja di AS merasa terlalu sibuk untuk mengambil seluruh hari libur yang dimilikinya. Meski penelitian menunjukkan bahwa libur selama satu minggu setiap tahun dapat menurunkan stres dan risiko serangan jantung secara dramatis, banyak orang justru memilih untuk tetap bekerja.

Liburan baik bagi tubuh dan jiwa. Namun, banyak orang tidak dapat menikmati waktu luang yang bebas dari pekerjaan dan tanggung jawab sehari-hari. Lalu apa yang dapat kita lakukan ketika kita harus tinggal dalam situasi yang menyita perhatian kita?

Mazmur 23 melukiskan gambaran kata-kata yang indah tentang gembala yang baik, domba-domba yang aman, serta sebuah pemandangan yang damai tentang padang rumput dan air yang tenang. Namun, Tuhanlah, sang Gembala kita, yang memberi tempat istirahat, bukan rumput hijau atau-pun air mengalir. "Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya" (ayat 3).

Peristirahatan adalah sebuah tempat yang damai, di mana jiwa kita menemukan Allah. Di sana kehadiran orang-orang yang menentang kita maupun lembah kematian yang kelam tidak dapat menjauhkan kita dari apa yang disebut penulis himne Cleland McAfee sebagai "tempat peristirahatan yang tenang, dekat di hati Allah". Melalui doa dan perenungan akan firman-Nya, kita dapat berhubungan erat dengan Dia. Dalam hadirat Tuhan, kita dapat mengalami istirahat dan pembaruan yang sangat kita butuhkan --David McCasland

3 November 2003

Bapa yang Mencari

Nats : Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya Tuhan (Mazmur 27:8)
Bacaan : Yohanes 4:21-24

Ketika saya masih muda, seorang kawan mengajak saya untuk melakukan "saat teduh rutin" bersamanya. Saya tahu bahwa membaca Alkitab, berdoa, dan menghadiri kebaktian secara rutin sangatlah penting, dan saya ingin meluangkan waktu bersama Allah. Namun, rencana kawan saya itu tidak pernah berhasil saya terapkan. Saya memang mengikuti rutinitasnya selama satu atau dua minggu, bangun awal setiap pagi untuk membaca Alkitab dan berdoa. Saya menerapkan disiplin itu pada diri saya sendiri, seperti halnya melakukan push-up 50 kali setiap hari. Namun, itu tidak berlangsung lama. Akhirnya saya menyerah. Saya tidak tahu bagaimana memenuhi kerinduan hati saya untuk meluangkan waktu bersama Allah.

Kemudian suatu hari saya tersentak saat membaca tentang ucapan yang dilontarkan Yesus kepada perempuan di dekat sumur: "Bapa mencari" mereka yang akan menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Baca: Yohanes 4:23). Saat itulah saya menyadari bahwa Allah-lah yang berinisiatif menaruh kerinduan di dalam hati saya supaya meluangkan waktu bersama-Nya.

Pemazmur mengatakan bahwa ia menanggapi panggilan Tuhan untuk mencari wajah-Nya (Mazmur 27:8). Gagasan bahwa Allah rindu untuk bersekutu dengan sayalah yang kini menarik saya ke dalam hadirat-Nya. Saat teduh saya bersama Allah tidak lagi menjadi kewajiban yang membosankan, melainkan sebagai tanggapan saya kepada Bapa yang rindu meluangkan waktu bersama saya.

Apakah Anda mendengar suara Bapa yang memanggil Anda? --David Roper

19 November 2003

Latihan Kebugaran

Nats : Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari (Mazmur 119:97)
Bacaan : Mazmur 119:97-104

Istri saya adalah seorang yang gemar sekali berolahraga. Jalan kaki, bersepatu roda, bersepeda; semua dijalaninya untuk menjaga kondisi tubuhnya. Karena ketertarikannya akan olahraga, ia mendorong anak-anak kami untuk ikut terlibat dalam berbagai kegiatan olahraga di sekolah. Ia juga mengajak mereka berolahraga bersamanya.

Mengapa istri saya beranggapan bahwa olahraga sangat penting baginya? Alasannya sederhana saja: karena jika ia tidak berolahraga beberapa kali dalam seminggu, ia merasa tubuhnya kurang fit. Ia merasa lesu dan tidak bergairah. Ia juga merasa jantungnya tidak diperkuat sebagaimana mestinya.

Akan tetapi, istri saya tidak melakukan latihan jasmani saja. Ia juga selalu melakukan latihan rohani. Ia sadar bahwa dalam perjalanan bersama Allah, kita membutuhkan "latihan hati" agar "stamina" kita tetap terjaga.

Dalam bacaan kita hari ini, kita dapat melihat bahwa penulis Mazmur 119 juga melihat pentingnya latihan rohani setiap hari. Ia mencintai firman Allah, merenungkannya sepanjang hari, dan menaatinya. Doa-doanya keluar dari lubuk hati dan dipanjatkan dengan sepenuh hati, dan pengharapannya untuk setiap hari yang baru bersumber langsung dari firman Allah.

Kita akan jauh lebih sehat secara rohani jika melakukan program pelatihan kebugaran rohani seperti yang dilakukan oleh sang pemazmur! apakah anda membaca alkitab, merenungkan kebenarannya, dan berdoa setiap hari? Jika anda belum melakukannya, alangkah baiknya bila Anda "memulai latihan kebugaran" rohani hari ini juga --dave branon

26 Maret 2004

Menjadi Berguna

Nats : Terdengarlah suara dari langit: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” (Lukas 3:22)
Bacaan : Lukas 3:21,22

Yesus mulai tampil untuk melakukan pelayanan dan dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Namun, ketika keluar dari air setelah dibaptis, Dia mendengar Bapa-Nya berkata, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” (Lukas 3:22).

Apa yang telah dilakukan Yesus sehingga Dia layak mendapatkan penerimaan yang sedemikian luar biasa? Dia belum mengadakan suatu mukjizat pun; Dia belum berkhotbah; Dia belum membuat penderita penyakit kusta menjadi tahir. Sebenarnya Dia belum melakukan apa pun yang dapat kita anggap sebagai suatu kehebatan. Apa yang dikerjakan-Nya selama 30 tahun di Nazaret sebelum Dia melayani? Dia makin bertambah “hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (2:52).

Apa yang dilakukan di tempat yang sunyi bersama Allah, itulah yang memberi arti. Di saat-saat persekutuan dengan Allah inilah kita dibentuk dan dipersiapkan sehingga menjadi manusia yang dapat dipakai-Nya, yakni menjadi orang-orang yang membuat-Nya berkenan.

Mungkin Anda berpikir, Saya berada di suatu posisi di mana saya tidak berguna. Mungkin Anda merasa terbatas dan frustrasi karena faktor usia, menderita penyakit, anak-anak yang susah diatur, dan pasangan yang tidak mau bekerja sama. Namun, di mana pun posisi Anda, itu adalah tempat untuk bertumbuh. Luangkanlah waktu untuk membaca firman Allah dan berdoa. Bertumbuh dan berbuahlah di mana pun Anda berada, dan Bapa akan berkenan terhadap Anda —David Roper

5 Juli 2005

Makan di Dasbor

Nats : Jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku (Wahyu 3:20)
Bacaan : Wahyu 3:14-22

Istilah makan di dasbor muncul de-ngan maraknya praktik makan saat berkendara untuk menghemat waktu. Makanan yang populer di jalan adalah yoghurt dalam tabung tekan, sup dalam wadah panas-dan-isap, dan kue berukuran kecil yang muat pada tempat cangkir di mobil. Seorang analis produk konsumen di AS menyatakan bahwa keinginan masyarakat akan jenis makanan yang dapat segera dan mudah disantap ketika di jalan semakin meningkat. Di beberapa kebudayaan, makan dengan santai di meja makan menjadi hal yang langka.

Mental makan-dan-cepat pergi dapat menyerbu pikiran rohani kita. Apakah kita mengesampingkan persekutuan sehari-hari yang tak terburu-buru dengan Yesus? Apakah sewaktu membaca Alkitab dan berdoa, kita melakukannya dengan terburu-buru atau santai?

Kristus yang bangkit berkata pada jemaat Laodikia yang suamsuam kuku, Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku (Wahyu 3:20). Ketika kita membuka hati dengan pasrah kepada Allah, Dia menjanjikan makan besar, bukan sekadar kudapan. Tawaran-Nya untuk makan bersama kita mengandung janji bahwa kita akan menikmati makanan bergizi dan bercakap-cakap dengan santai, bukan sekadar sapaan halo dan selamat tinggal yang buru-buru.

Ketika budaya modern memuja efisiensi dan kecepatan, Allah mengundang kita untuk mengurangi kecepatan dan duduk menikmati pesta persekutuan rohani dengan-Nya DCM

28 Agustus 2005

Indahnya Kesunyian

Nats : Hanya dekat Allah saja aku tenang (Mazmur 62:2)
Bacaan : Mazmur 62:2-9

Di dinding di belakang mimbar gereja yang saya hadiri ketika masih remaja tertulis: Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi! (Habakuk 2:20). Dan kami pun berdiam diri! Kami, anak laki-laki berdelapan, tidak berkata apa-apa satu sama lain sementara duduk menanti kebaktian dimulai.

Saya senang saat melalui ketenangan ini dan acap kali saya berhasil menyingkirkan pikiran tentang gadis-gadis dan regu bisbol Detroit Tigers dari kepala saya. Saya berusaha sebisa mungkin untuk merenungkan keajaiban Allah dan keselamatan-Nya. Dan di dalam kesunyian, saya kerap kali merasakan kehadiran-Nya.

Saat ini kita hidup di dunia yang bising. Banyak orang bahkan tidak dapat mengemudikan mobil tanpa musik yang keras dari mobil mereka, atau dentuman bas yang menggetarkan kendaraan mereka. Bahkan banyak kebaktian gereja lebih banyak ditandai oleh keriuhan daripada saat teduh.

Zaman dulu para penyembah berhala berseru dengan riuh kepada para berhala mereka (1Raja 18:25-29). Lewat perbedaan yang tajam, sang pemazmur melihat hikmat dari kesunyian, karena di dalam rasa hormat yang tenang Allah dapat didengar. Di dalam kesunyian malam di bawah langit yang berbintang, di dalam ruang kebaktian yang hening, di kamar yang tenang di rumah, kita dapat bertemu dengan Allah yang hidup dan mendengar Dia berbicara.

Perkataan sang pemazmur masih relevan sampai hari ini: Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang (Mazmur 62:6) HVL

16 Februari 2006

Diamlah dan Ketahuilah

Nats : Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi! (Mazmur 46:11)
Bacaan : Mazmur 46:2-12

Pada bulan Februari 1946, komputer elektronik pertama di dunia untuk berbagai keperluan diperkenalkan di University of Pennsylvania. Komputer itu, The Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC), memenuhi ruangan seluas 9,2 x 15,3 m, berbobot 50 ton, dan setiap detiknya memakan listrik sebanyak yang digunakan untuk rumah tangga pada umumnya selama seminggu. Padahal kini kalkulator saku pun mempunyai daya komputasi lebih daripada yang bisa dilakukan ENIAC pada waktu itu.

Satu dekade yang lalu, seorang pengamat mencatat bahwa komputer dan perangkat berteknologi tinggi lainnya telah "menyusup di antara kita tanpa kita sadari". Kemudian ia berbicara mengenai betapa indahnya bila kita pergi ke tempat yang bebas dari komputer, telepon, atau radio, atau pergi ke pantai dan mendengarkan ombak di laut.

Ketenangan yang tidak terusik kini menjadi lebih sukar dicari. Oleh karena itu, hal tersebut kini lebih penting untuk dicari. Tuhan Allah berkata, "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!" (Mazmur 46:11).

Beristirahat dari kegiatan memungkinkan kita untuk memusatkan pikiran-pikiran pada keagungan Allah. Hati yang tenang memungkinkan kita mendengarkan Dia. Menjauhkan diri dari pesan suara dan surat elektronik dapat membuat kita beralih dari jadwal harian ke dalam rencana kekal-Nya.

Dalam dunia kita yang bergerak serbacepat, kita perlu tenang dan menyadari bahwa Allah berkuasa --DCM

17 Mei 2006

Ingatan yang Berkarat

Nats : Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang ... yang memiliki indra yang terlatih untuk membedakan yang baik dari yang jahat (Ibrani 5:14)
Bacaan : Ibrani 5:12-14

Sumbangan Leonardo da Vinci bagi seni, ilmu pengetahuan, dan keahlian teknik menempatkannya sebagai salah seorang yang jenius dalam sejarah dunia. Entah ia sedang menggambar pesawat terbang atau melukis Mona Lisa, ingatannya hidup, tajam penuh pengamatan, dan kreatif. Ia dipercaya membuat komentar berikut tentang mempertahankan ketajaman ingatan: "Besi menjadi berkarat karena tidak dipakai; air yang mandek akan kehilangan kemurniannya; ... demikian juga tanpa kerja, daya ingatan seseorang akan melemah."

Kita juga dapat mengalami kemandekan dalam hidup kristiani kita. Inilah yang terjadi pada para penerima kitab Ibrani. Sang pengarang yang mendapat ilham dapat melihat gejala-gejalanya dan tahu bagaimana menyembuhkannya. "Makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang memiliki indra yang terlatih untuk membedakan yang baik dari yang jahat" (Ibrani 5:14).

Kata "terlatih" berasal dari kata Yunani gymnasium. Kata ini berhubungan dengan gambaran kita mengenai olahraga yang dilakukan secara disiplin. Kehidupan kristiani adalah kehidupan yang bertumbuh dalam pengetahuan sehingga kita dapat belajar untuk memilih jalan yang benar. Dan kita melakukannya dengan melihat firman Allah.

Bacalah Alkitab dengan semangat yang baru dan mintalah kepada Allah untuk memberikan berbagai pengertian yang baru mengenai hubungan Anda dengan-Nya, dan juga dengan orang lain. Berusahalah untuk selalu mempertahankan kesehatan rohani Anda --HDF

15 Juli 2006

Batu Karang dan Robot

Nats : Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau-tempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau meng-ingatnya? (Mazmur 8:4,5)
Bacaan : Mazmur 8

Selama berjalan-jalan menyusuri Taman Dewa yang indah di Colorado Springs, perhatian kami beralih dari batu karang yang besar, agung, dan terbuat dari batu pasir kepada dua orang yang sedang mengenakan pakaian robot. Saat itu taman dijejali para turis musim panas yang tiba-tiba ingin memotret robot tersebut, sementara anak-anak mereka mengelilinginya untuk menyentuh dan berbicara dengan robot-robot tersebut. Ma-syarakat yang tadinya datang ke taman itu untuk mengagumi keindahan ciptaan Allah, kini lebih tertarik untuk menyaksikan orang yang mengenakan kostum kardus yang disemprot dengan cat berwarna perak.

Hal ini kemudian mengingatkan saya pada waktu saya sedang melakukan saat teduh. Betapa seringnya saya duduk untuk mencari Tuhan dengan membaca Alkitab dan berdoa, tetapi tiba-tiba perhatian saya beralih ke koran, tagihan yang belum dibayar, atau daftar berbagai hal yang harus dikerjakan. Pemazmur memusatkan perhatiannya ketika menulis, "Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan .... Jika aku melihat langit-Mu ... apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" (Mazmur 8:2,4,5).

Ketika sedang merenungkan Tuhan dan ciptaan-Nya, sikap pemazmur yang tinggi hati kemudian berubah menjadi rendah hati dan menghargai kebaikan Allah. Kita pun dapat mengalami hal yang sama dengan sang pemazmur apabila kita dapat meletakkan robot dan batu karang dalam sudut pandang yang benar --DCM

8 Februari 2007

Terdampar

Nats : Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang terpencil dan berdoa di sana (Mrk. 1:35)
Bacaan : 1 Raja-raja 19:1-10

Dalam film berjudul Castaway, Tom Hanks berperan sebagai Chuck Noland, seorang manajer Federal Express yang sangat menghargai waktu. Ia terdampar di sebuah pulau padang gurun terpencil. Karena hubungannya dengan manusia dan kenyamanan modern terputus sama sekali, mau tak mau ia harus mempelajari keterampilan primitif manusia gua. Ia melakukan usaha ekstra untuk belajar menangkap ikan, membuat api dengan menggesek-gesekkan ranting, dan memecah kelapa untuk mendapatkan air serta dagingnya yang manis. Film tersebut begitu kaya akan pemandangan tentang betapa sulit hidup jadinya bagi seseorang yang terdampar di padang gurun.

Dalam Alkitab, padang gurun sering menjadi latar karya agung Allah di hati manusia. Yesus biasa menyepi ke padang gurun untuk berdoa dan mendapatkan petunjuk (Mrk. 1:35). Dengan latar yang hampir sama, Allah memberi makan Nabi Elia yang sedang putus asa dengan makanan surgawi (1 Raj. 19:1-10), dan di padang gurun, seorang Etiopia merenungkan Injil (Kis. 8:26-40). Setelah bertobat, Paulus menyepi ke padang gurun di Arab dan diajar oleh Roh Kudus (Gal. 1:15-18).

Apakah Anda juga sedang merasakan pengalaman "padang gurun"; terkucil dari teman-teman dan keluarga? Jika ya, barangkali Tuhan ingin mengajarkan kepada Anda iman dan kegigihan, yang tak akan pernah Anda pelajari dalam kerumunan orang-orang sibuk --HDF

Dalam hening mengepakkan sayap doa
Jiwaku membubung menuju takhta;
Dan kutemukan pengharapan kekuatanku
Saat hatiku berpadu dengan hati-Mu. --Anonim

26 Agustus 2007

Mengurangi Tekanan

Nats : Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia memelihara kamu (1Petrus 5:7)
Bacaan : Markus 1:35-39

Tanggal 24 Mei 1883, penduduk New York merayakan penyelesaian pembangunan jembatan Brooklyn, jembatan pertama yang dilengkapi dengan pegas baja. Akan tetapi, prestasi dalam bidang teknik ini tidak dapat selesai tanpa adanya pengorbanan. Untuk dapat meletakkan fondasi raksasa jembatan ini di dalam air, harus digunakan ruangan kedap air sangat besar yang menyerupai "peti". Orang-orang harus bekerja di dalamnya selama delapan jam di bawah tekanan udara yang luar biasa.

Saat para pekerja kembali ke tekanan atmosfir normal, mereka akan mengalami gejala yang buruk sekali, sehingga dikenal sebagai penyakit "peti". Ditemukan bahwa pengurangan tekanan udara yang terjadi secara drastis menyebabkan terlepasnya gelembung kecil nitrogen dalam darah. Hal ini dapat mengurangi persediaan oksigen yang menyebabkan mual, sakit pada persendian, kelumpuhan, dan bahkan kematian. Saat ini, para ilmuwan tahu bahwa penggunaan ruangan kedap air itu harus disertai pengurangan tekanan secara bertahap, sehingga usaha ini mencegah terbentuknya gelembung nitrogen dalam darah.

Kita pun memerlukan tempat untuk mengurangi tekanan kehidupan. Allah telah menyediakan cara untuk "mengurangi tekanan rohani". Penyembahan pribadi dapat menjadi tempat pengangkatan berbagai beban (Markus 1:35-39). Di sanalah kita dapat menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada-Nya (1 Petrus 5:7). Dengan berfokus pada hal-hal yang telah disediakan Allah, kita dapat mengalami kedamaian-Nya (Yesaya 26:3). Apakah Anda memiliki tempat untuk mengurangi tekanan rohani? --HDF

31 Desember 2007

Berguna Bagi Pertumbuhan

Nats : Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah (2Timotius 3:16)
Bacaan : 2Timotius 3:10-17

Kutipan-kutipan manakah yang terdapat dalam Alkitab?

1. Kebersihan itu bagian dari iman.

2. Allah menolong orang-orang yang menolong diri mereka sendiri.

3. Pengakuan itu baik bagi jiwa.

4. Manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga-bunga api berjolak tinggi.

5. Uang adalah akar dari segala kejahatan.

6. Kejujuran adalah kebijaksanaan terbaik.

Percaya atau tidak, hanya satu dari kutipan ini yang terdapat dalam Alkitab. Kutipan keempat berasal dari Ayub 5:7.

George Müller, seorang pendeta dan direktur sebuah rumah yatim piatu pada tahun 1800-an, tidak akan menemui kesulitan untuk mengetahui mana dari kutipan-kutipan ini yang berasal dari Alkitab. Mengapa? Sebab ia sudah membaca semuanya lebih dari 100 kali! Ia berkata: "Saya memandangnya sebagai hari yang hilang jika saya tidak menyediakan waktu untuk merenungkan firman Allah.... Saya selalu membiasakan diri untuk tidak mulai bekerja sebelum saya mengambil waktu bersama Allah dan firman-Nya. Berkat yang saya terima luar biasa."

Kita tidak perlu merasa bersalah jika kita tidak membaca Alkitab sebanyak yang dilakukan Müller. Namun, pertimbangkanlah untuk membaca seluruh Alkitab bersama saya paling tidak sekali pada tahun yang akan datang ini -- bukan supaya kita dapat menjawab beberapa pertanyaan menjebak mengenai hal ini, tetapi karena Alkitab diberikan kepada kita oleh Allah dan berguna bagi pertumbuhan rohani kita (2Timotius 3:16-17) --AMC



TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.47 detik
dipersembahkan oleh YLSA