Roma 1:23-25
Konteks1:23 Kemudian, mereka bukannya menyembah Allah yang mulia dan kekal, melainkan mengambil kayu atau batu dan mengukirnya menjadi berhala yang tidak berdaya, seperti burung-burungan, hewan-hewanan, ular-ularan, dan orang-orangan. 1:24 Dengan demikian, Allah membiarkan mereka melakukan segala macam dosa percabulan, mengumbar hawa nafsu, serta melakukan dosa dan kejahatan dengan tubuhnya seorang dengan yang lain. 1 1:25 Mereka mengetahui kebenaran tentang Allah, tetapi mereka tidak mau mempercayainya, bahkan dengan sengaja mereka lebih suka mendengarkan kebohongan. Jadi, mereka berdoa kepada benda-benda yang dijadikan oleh Allah, tetapi tidak mau patuh kepada Allah yang mulia yang menjadikan benda-benda itu. 2


Nas : Rom 1:24
Tanda utama bahwa suatu masyarakat atau umat telah ditinggalkan Allah adalah bahwa mereka terjerumus dalam perbuatan dursila dan penyelewengan seksual.
- 1) Istilah "Allah menyerahkan mereka" berarti bahwa Allah meninggalkan mereka kepada nafsu-nafsu yang memalukan. Istilah "keinginan hati" (Yun. _epithumia_) menunjuk kepada nafsu yang menggebu akan kenikmatan seksual yang haram (bd. 2Kor 12:21; Gal 5:19; Ef 5:3).
- 2) Ketiga tahap dari keadaan ditinggalkan kepada kecemaran adalah:
- (a) Allah menyerahkan mereka kepada keinginan seksual berdosa yang mencemarkan tubuh (ayat Rom 1:24);
- (b) Allah menyerahkan mereka pada hawa nafsu berahi yang memalukan pada orang sejenis (ayat Rom 1:26-27); setelah itu,
- (c) Allah menyerahkan mereka kepada pikiran yang terkutuk, yaitu
pikiran mereka membenarkan tindakan mereka yang berdosa sehingga
pikirannya senantiasa terpikat oleh kejahatan dan keinginan dosa
seksual itu (ayat Rom 1:28). Ketiga tahap ini terjadi kepada
semua orang yang menolak kebenaran penyataan Allah dan mencari
kenikmatan dalam kenajisan (ayat Rom 1:18;
lihat cat. --> Rom 1:27).
[atau ref. Rom 1:27]
- 3) Allah mempunyai dua maksud dengan meninggalkan orang fasik untuk berbuat dosa:
Nas : Rom 1:25
"Dusta" adalah perkataan Iblis, bapa segala dusta (Yoh 8:44); "kamu akan menjadi seperti Allah" (Kej 3:5).
- 1) Percaya dusta itu berarti menolak "kebenaran Allah" dan terlibat
dalam pemujaan berhala (Kej 3:5; Kol 3:5;
lihat cat. --> 2Tes 2:11).
[atau ref. 2Tes 2:11]
- 2) Kecenderungan kuat manusia untuk mempercayai dusta dan memuja diri sendiri adalah alasan Alkitab berkali-kali mengingatkan tentang kesombongan. "Engkau menjadi tinggi hati, dan berkata: 'Aku adalah Allah'" (Yeh 28:2; bd. Ams 6:17; 8:13; 16:18; 1Tim 3:6; Yak 4:6; 1Yoh 2:16).