Teks -- Yeremia 18:4 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Yer 18:1-12
Jerusalem: Yer 18:1-12 - -- Menurut Yer 18:12 perumpamaan berupa perbuatan ini diadakan Yeremia sebelum malapetaka itu terjadi, jadi sebelum th 598.Nabi-nabi dahulu, misalnya Sam...
Menurut Yer 18:12 perumpamaan berupa perbuatan ini diadakan Yeremia sebelum malapetaka itu terjadi, jadi sebelum th 598.Nabi-nabi dahulu, misalnya Samuel, 1Sa 15:27-28, Ahia dari Silo, 1Ra 11:29-33 (dan nabi gadungan Zedekia), 1Ra 22:11-12) sudah menguatkan nubuat-nubuat mereka dengan perbuatan berupa lambang. Pikiran yang melatarbelakangi tindakan-tindakan semacam itu bukanlah bahwa dengan jalan itu perkataan lebih mengesan di hati para pendengar, tetapi keyakinan bahwa tindakan-tindakan itu benar-benar kuat dan berdaya untuk melaksanakan apa yang dilambangkan. Setelah lambang diadakan pasti akan terjadi apa yang diibaratkan. nabi-nabi besarpun kadang-kadang mengadakan lambang berupa perbuatan. Seluruh pekabaran nabi Hosea terkait pada suatu pengalaman pribadi, yaitu perkawinannya, Hos 1-3. Yesaya jarang memakai sarana itu, namun iapun mengenalnya, Yes 20 dan nama anak-anaknya merupakan nubuat dan lambang, Yes 7:3 (bdk Yes 10:21); Yes 8:1-4; 8:18; bdk Yes 1:26+. Nabi Yeremia sering melakukan hal yang merupakan lambang dan iapun menjelaskan artinya: dahan pohon badam dan periuk, Yer 1:11-14 ikat pinggang yang disembunyikan di tepi sungai Efrat, Yer 13:1-11 (walaupun barangkali hanya terjadi dalam sebuah penglihatan); pekerjaan tukang periuk, Yer 18:1-12; buli-buli yang pecah, Yer 18:19; keranjang-keranjang buah ara, Yer 24:1-10 memikul kuk, Yer 27:1-28:17; pembelian sebidang tanah, Yer 32:1-44. Boleh ditambah lagi bahwa kehidupan nabi Yeremia sendiri sebuah lambang pula, Yer 16:1-8, dan bahwa penderitaannya (meskipun nabi Yeremia sendiri tidak menjelaskannya) melambangkan kemalangan umat yang dihukum, sehingga Yeremia juga menjadi pra-lambang Hamba Tuhan, bdk Yes 42:1+. Nabi Yehezkiel kemudian melakukan juga berbagai perbuatan yang menjadi lambang dan nubuat: batu bata yang melambangkan pengepungan kota Yerusalem, Yer 4:1-3; makanan yang terbatas, Yer 4:9-17; rambut-rambut yang dipotong-potong dan diserak-serakkan, Yer 18:5; kuali yang berkarat, Yer 24:3-10; kedua batang kayu, Yeh 37:15-28. Sama seperti yang dilakukan nabi Hosea demikianpun nabi Yehezkiel mengartikan pengalamannya sebagai lambang: penyakitnya, Yer 4:4-8; kematian isterinya, Yeh 24:15-24' kebisuannya serta penyembuhannya, Yeh 24:27; 33:22. Dalam Perjanjian Baru juga masih terdapat tindakan yang merupakan lambang dan nubuat: Pohon ara yang dikutuk Yesus, Mat 21:18-19 dsj; nabi Agabus yang mengikat tangan dan kakinya dengan ikat pinggang Paulus, Kis 21:10-14.
Endetn -> Yer 18:4
Endetn: Yer 18:4 - sebagaimana diperbaiki menurut beberapa naskah Hibrani. Tertulis: "didalam, dengan (tanah liat ditangan).
diperbaiki menurut beberapa naskah Hibrani. Tertulis: "didalam, dengan (tanah liat ditangan).
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yer 18:1-10
Matthew Henry: Yer 18:1-10 - Hak Istimewa Allah yang Berdaulat; Kebaikan dan Keadilan Ilahi
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Pernyataan umum tentang cara-cara Allah dalam memperlakukan bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan, bah...
- Dalam pasal ini kita mendapati,
- I. Pernyataan umum tentang cara-cara Allah dalam memperlakukan bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan, bahwa Ia dapat dengan mudah melakukan apa yang dikehendaki-Nya terhadap mereka, semudah yang dilakukan tukang periuk terhadap tanah liat (ay. 1-6), tetapi bahwa Ia pasti akan melakukan apa yang adil dan baik bagi mereka. Kalaupun Ia mengancamkan kehancuran mereka, namun apabila mereka bertobat Ia akan kembali dalam belas kasihan kepada mereka. Dan, apabila Ia datang kepada mereka dalam belas kasihan, tidak ada hal lain selain dosa mereka yang akan menghentikan kelangsungan kebaikan-kebaikan-Nya (ay. 7-10).
- II. Diperlihatkannya kebodohan orang-orang Yehuda dan Yerusalem dalam meninggalkan Allah mereka demi berhala-berhala, dan dengan demikian mendatangkan kehancuran atas diri mereka sendiri, kendati dengan peringatan-peringatan yang sudah mereka terima dan maksud-maksud Allah yang baik terhadap mereka (ay. 11-17).
- III. Keluhan sang nabi kepada Allah atas kelakuan hina musuh-musuhnya yang tidak tahu berterima kasih dan niat jahat mereka yang tidak masuk akal. Termasuk di dalamnya orang-orang yang mengejar, dan memfitnahnya. Ia juga berdoa melawan mereka (ay. 18-23).
Hak Istimewa Allah yang Berdaulat; Kebaikan dan Keadilan Ilahi (18:1-10)
- Nabi Yeremia di sini diutus untuk pergi ke rumah tukang periuk (ia tahu di mana harus menemukannya), bukan untuk menyampaikan khotbah seperti sebelumnya di pintu-pintu gerbang Yerusalem, melainkan untuk mempersiapkan khotbah, atau lebih tepatnya untuk menerima khotbah yang sudah dipersiapkan. Orang yang mendapat bahan khotbahnya, seperti sang nabi di sini, melalui ilham secara langsung, tidak perlu mempelajarinya. “Pergilah ke rumah tukang periuk, dan amatilah bagaimana ia mengatur pekerjaannya, dan di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu, melalui bisikan-bisikan yang lembut. Di sana engkau akan menerima sebuah pesan, untuk disampaikan kepada orang banyak.” Perhatikanlah, orang yang ingin mengetahui pikiran Allah harus menjalankan apa yang ditetapkan-Nya, dan mendatangi tempat di mana mereka bisa mendengar firman-Nya. Sang nabi tidak pernah tidak taat kepada penglihatan yang dari sorga itu. Oleh karena itu ia pergi ke rumah tukang periuk (ay. 3) dan mengamati bagaimana si tukang periuk sedang bekerja dengan pelarikan, persis seperti yang diinginkannya, dengan sangat mudah, dan dalam waktu yang sebentar saja. Dan (ay. 4) ketika segumpal tanah liat yang ingin dibentuknya ternyata terlalu kaku, atau mengandung batu, atau karena satu dan lain hal menjadi rusak di tangannya, ia akan mengubahnya menjadi bentuk lain. Jika tanah itu tidak bermanfaat bagi perabot untuk maksud yang mulia, ia akan bermanfaat bagi perabot untuk maksud yang kurang mulia, menurut apa yang baik pada pemandangan si tukang periuk. Ada kemungkinan bahwa Yeremia sudah tahu bagaimana tukang periuk mengerjakan pekerjaannya, dan betapa mudahnya ia membentuk tanah liat seperti yang diinginkannya. Tetapi ia harus pergi dan mengamatinya sekarang, supaya, dengan gagasan tentang pekerjaan itu masih segar dalam pikirannya, ia dapat lebih mudah dan lebih jelas memahami kebenaran yang ingin ditunjukkan Allah kepadanya melalui hal itu, dan dapat menjelaskannya dengan lebih cerdas kepada orang banyak. Allah memberi (KJV: memakai) perumpamaan dengan perantaraan para nabi (Hos. 12:11), dan para nabi itu sendiri harus memahami perumpamaan-perumpamaan yang mereka pakai. Hamba-hamba Tuhan harus memanfaatkan dengan baik pengalaman mereka dengan urusan dan perkara-perkara hidup ini, sebab dengan begitu mereka dapat belajar bagaimana berbicara dengan lebih jelas dan akrab kepada orang banyak mengenai perkara-perkara menyangkut Allah, dan menjelaskan perbandingan-perbandingan dalam Kitab Suci. Sebab mereka dengan satu atau lain cara harus memakai semua pengetahuan mereka supaya berguna bagi pekerjaan mereka. Sekarang marilah kita lihat apa pesan yang diterima Yeremia di rumah tukang periuk, dan yang dipercayakan kepadanya di sana untuk disampaikan. Sementara ia mengamati dengan saksama pekerjaan tukang periuk, Allah menanamkan ke dalam pikirannya dua kebenaran agung ini, yang harus disampaikannya kepada kaum Israel:
- I. Bahwa Allah memiliki wewenang yang tak terbantahkan maupun kemampuan yang tak dapat dilawan untuk membentuk dan menjadikan kerajaan-kerajaan dan bangsa-bangsa sesuai kehendak-Nya, untuk memenuhi tujuan-tujuan-Nya sendiri: “Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini?, demikianlah firman TUHAN (ay. 6). Bukankah Aku memiliki kuasa mutlak atas kamu, baik dalam hal kekuatan maupun kebenaran?” Bahkan, Allah mempunyai hak yang lebih jelas untuk berkuasa atas diri kita daripada tukang periuk atas tanah liat. Sebab tukang periuk hanya memberinya bentuk, sementara kita mendapat bahan maupun bentuk dari Allah. Seperti tanah liat di tangan tukang periuk, yang akan dicetak dan dibentuk sesuka hatinya, demikianlah kamu di tangan-Ku. Hal ini berarti,
- 1. Bahwa Allah memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas diri kita, tidak berutang apa-apa terhadap kita, dapat berbuat terhadap kita seperti yang dianggap-Nya pantas, dan tidak harus mempertanggungjawabkan apa-apa terhadap kita. Jadi, tidak masuk akal bagi kita untuk memperbantahkan hal ini seperti tanah liat berbantah dengan tukang periuk.
- 2. Bahwa sangat mudah bagi Allah untuk memakai kita seperti yang dikehendaki-Nya dan mengubah kita seperti yang diinginkan-Nya, dan bahwa kita tidak dapat melawan Dia. Hanya dengan satu balikan tangan, satu putaran pelarikan, Ia sudah membentuk tanah liat, membuatnya menjadi bejana, menghancurkannya lagi, lalu membuatnya kembali. Demikianlah waktu kita ada di tangan Allah, bukan di tangan kita sendiri, dan sia-sia kita berbantah dengan Dia. Hal ini dikatakan di sini tentang bangsa-bangsa. Bangsa-bangsa yang paling cerdas dan paling berkuasa sekalipun tidak lebih daripada yang dikehendaki Allah untuk mereka. Lihat penjelasan Ayub tentang hal ini (Ayb. 12:23), Dia yang membuat bangsa-bangsa bertumbuh, lalu membinasakannya, dan memperbanyak bangsa-bangsa, lalu menghalau mereka. Lihat Mazmur 107:33 dst., dan bandingkan dengan Ayub 34:29. Bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba, akan segera hilang lenyap, atau sebutir debu pada neraca, akan segera tertiup angin (Yes. 40:15), dan karena itu, tidak ragu lagi, dapat diatur dengan mudah seperti tanah liat diatur oleh tukang periuk.
- 3. Bahwa Allah pada akhirnya tidak akan dikalahkan oleh siapa pun dalam kemuliaan-Nya. Sebaliknya, jika Ia tidak dimuliakan oleh mereka, Ia akan dimuliakan atas mereka. Jika bejana tukang periuk untuk satu keperluan rusak, ia akan dipakai untuk keperluan lain. Orang yang tidak mau menjadi tugu peringatan belas kasihan akan menjadi tugu peringatan keadilan. TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka (Ams. 16:4). Allah membentuk kita dari tanah liat (Ayb. 33:6), bahkan, kita tetaplah tanah liat di tangan-Nya (Yes. 64:8). Dan bukankah Dia mempunyai hak yang sama atas kita seperti tukang periuk atas tanah liat? (Rm. 9:21), dan bukankah kita harus tunduk, seperti tanah liat kepada hikmat dan kehendak tukang periuk? (Yes. 29:15-16; 45:9).
- II. Bahwa, dalam menjalankan wewenang dan kemampuan-Nya, Allah selalu bekerja berdasarkan aturan-aturan yang keadilan dan kebaikan yang tetap dan pasti. Ia memang membagi-bagikan kebaikan-Nya dengan cara yang berdaulat, tetapi Ia tidak pernah menghukum dengan kekuasaan yang semena-mena. Tinggi tangan kanan-Nya, tetapi Ia tidak memerintah dengan tangan yang tinggi. Sebaliknya, seperti yang dikatakan dalam Mazmur 39:14-15, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya. Allah menegaskan bahwa Ia memiliki kuasa yang mutlak, dan memberi tahu kita apa yang hendak dilakukan-Nya, tetapi pada saat yang sama Ia juga meyakinkan kita bahwa Ia akan bertindak sebagai Hakim yang adil dan berbelas kasihan.
- 1. Ketika Allah datang untuk melawan kita dengan membawa penghakiman, yakinlah bahwa itu karena dosa-dosa kita, yang akan tampak dengan hal ini, bahwa pertobatan seluruh bangsa akan menghentikan jalannya penghakiman-penghakiman itu (ay. 7-8): Jika Allah berkata tentang suatu bangsa bahwa Ia akan mencabut pagar-pagar yang melindunginya, dan dengan demikian membuatnya terbuka, mencabut pohon-pohonnya yang berbuah yang menghiasi dan memperkaya bangsa itu, dan dengan demikian meninggalkannya sebagai negeri yang tandus. Jika Ia merobohkan benteng-bentengnya, sehingga musuh bisa bebas masuk, merobohkan tempat-tempat kediamannya, sehingga para penduduknya terdesak keluar, dan dengan demikian membinasakannya sama seperti kebun anggur atau kota dibinasakan. Dalam hal ini, jika bangsa itu mau diperingatkan, bertobat dari dosa-dosa mereka dan memperbarui hidup mereka, masing-masing berbalik dari jalannya yang jahat dan kembali kepada Allah, maka Allah dengan penuh rahmat akan menerima mereka, tidak akan melanjutkan perseteruan-Nya, dan akan kembali kepada mereka dalam belas kasihan. Dan, meskipun Ia tidak bisa mengubah pikiran-Nya, Ia akan mengubah jalan-Nya, sehingga dapat dikatakan, Ia menyesal bahwa Ia hendak menjatuhkan malapetaka yang Dia rancangkan itu terhadap mereka. Demikianlah sering kali pada masa Hakim-hakim, ketika bangsa yang tertindas adalah bangsa yang juga bertobat, Allah senantiasa membangkitkan penyelamat-penyelamat bagi mereka. Dan, ketika mereka berpaling kepada Allah, terbukalah jalan baru bagi masalah-masalah mereka. Itulah yang terjadi pada Niniwe, dan betapa kita berharap hal itu sering terjadi pada Yerusalem. Lihat 14. Suatu kebenaran yang tidak diragukan lagi, bahwa dengan bertobat secara tulus dari jahatnya dosa, maka jahatnya hukuman akan berhasil dicegah. Allah dapat dengan mudah membangkitkan bangsa yang bertobat dari reruntuhan mereka, seperti tukang periuk dapat membuat bejana tanah liat yang baru apabila yang lama rusak di tangannya.
- 2. Ketika Allah mendatangi kita dengan membawa belas kasihan, maka jika jalannya belas kasihan itu sampai terhenti, itu tidak lain karena dosa (ay. 9-10): Jika Allah berkata tentang suatu bangsa bahwa Ia akan membangun dan menanamnya, memajukan dan menguatkan semua kepentingannya yang benar, maka bangsa itu adalah ladang-Nya dan bangunan-Nya (1Kor. 3:9). Dan, jika Ia berbicara hal yang baik tentangnya, maka bangsa itu pun makmur, maju, diperkaya, diperluas, perdagangannya berkembang, pemerintahannya ada di tangan-tangan yang baik, dan semua urusan serta usahanya berhasil. Tetapi jika bangsa ini, yang sedang dihujani keuntungan-keuntungan oleh Allah ini, melakukan apa yang jahat di depan mata-Nya dan tidak mendengarkan suara-Nya, jika ia kehilangan kebajikannya, lalu menjadi bejat dan cemar, jika agama menjadi barang hina, dan perbuatan tercela menjadi hal yang digemari, dan dengan demikian tetap mendapat nama baik dan pujian, dan di mana-mana kesalehan yang sungguh-sungguh merosot di antara mereka, maka Allah akan membalikkan tangan-Nya melawan mereka, akan mencabut apa yang sedang ditanam-Nya, dan merobohkan apa yang sedang dibangun-Nya (45:4). Pekerjaan baik yang sedang dilakukan akan terhenti dan dibiarkan gugur, dan kebaikan-kebaikan yang dirancangkan lebih jauh akan ditahan. Untuk hal ini dikatakan Dia menyesal, bahwa Dia hendak mendatangkan keberuntungan yang Dia janjikan itu kepada mereka, seperti Ia mengubah maksud-Nya untuk keluarga Eli (1Sam. 2:30) dan cepat-cepat menggiring Israel kembali ke padang gurun setelah Ia membawa mereka ke tempat di mana mereka dapat melihat tanah Kanaan. Perhatikanlah, dosa adalah pembuat kejahatan besar di antara Allah dan sebuah bangsa. Dosa menghilangkan keuntungan dari janji-janji-Nya dan merusak keberhasilan dari doa-doa mereka. Dosa menggagalkan maksud-maksud baik-Nya berkenaan dengan mereka (Hos. 7:1) dan mengecewakan harapan-harapan menyenangkan yang mereka dapatkan dari Dia. Dosa menghancurkan penghiburan-penghiburan mereka, memperpanjang duka mereka, membawa mereka pada kesesakan, dan menghambat pembebasan-pembebasan mereka (Yes. 59:1-2).
SH: Yer 18:1-17 - Tukang periuk Illahi (Rabu, 27 September 2000) Tukang periuk Illahi
Yeremia diutus pergi ke tukang periuk dan memperhatikan bagaimana
ia bekerja. Ketika bejana yang sedang dibentuknya rusak ...
Tukang periuk Illahi
Yeremia diutus pergi ke tukang periuk dan memperhatikan bagaimana ia bekerja. Ketika bejana yang sedang dibentuknya rusak atau mempunyai cacat, bejana tersebut dihancurkan menjadi tanah liat kembali, kemudian dibentuk ulang agar menjadi bejana yang lebih baik (1-4). Allah memberitahukan Yeremia bahwa Ia akan bertindak terhadap Yehuda seperti tukang periuk itu terhadap bejana tanah liatnya. Ia akan membentuk bangsa Yehuda terus-menerus melalui penghukuman dan pembaharuan, hingga menjadi bangsa pilihan sesuai kehendak-Nya (5-10). Yeremia segera mewartakan berita ini kepada seluruh Yehuda dan mendesak mereka untuk bertobat. Namun bangsa Yehuda bersikeras bahwa semua sudah terlambat dan tetap tidak mau mengubah jalannya (11-12).
Alam secara konsisten mengikuti pola kehidupan yang sudah ditentukan Allah (14). Namun bangsa Yehuda telah meninggalkan pola kehidupan yang sudah Allah sediakan bagi mereka. Bangsa Yehuda seperti bejana tanah liat yang rusak sehingga harus dihancurkan ( 16-17), untuk kemudian dibentuk dan diperbaharui lagi menjadi bangsa yang sesuai rencana-Nya. Berita yang Allah komunikasikan melalui gambaran pekerjaan tukang periuk bukanlah semata-mata berita tentang kedaulatan Allah namun berita tentang anugerah Allah. Sekalipun umat-Nya membangkang terhadap 'tukang periuk' Illahi namun Allah tetap sudi mengulangi pekerjaan dari awal dan membentuk kembali bangsa pilihan-Nya menjadi periuk yang baik yang sudah Ia rencanakan sejak semula. Bangsa Yehuda yang tetap memberontak kepada Allah dan terlalu terlambat meninggalkan jalannya yang sesat, akan mengalami penderitaan dan penghancuran ketika Babel menyerang. Mereka yang selamat dari penyerangan Babel menjadi 'tanah liat' yang siap dibentuk kembali di tangan-Nya.
Renungkan: Sampai kini pun Allah masih menjadi tukang periuk Illahi bagi kehidupan kita. Ia bekerja melalui berbagai peristiwa yang menyakitkan, menyedihkan, dan menyesakkan, agar terus membentuk kita menjadi bejana indah yang sesuai dengan maksud-Nya. Kita harus senantiasa melembutkan dan tidak mengeraskan hati ketika ditegur karena dosa-dosa kita, sehingga Dia dapat bekerja di dalam diri kita dan menjadikan kita indah pada waktunya.
SH: Yer 18:1-23 - Kedaulatan Allah (Jumat, 10 November 2006) Kedaulatan Allah
Sebagai Pencipta dan Pemilik, Allah bagaikan penjunan terhadap
umat-Nya. Ia berdaulat namun juga sabar, sanggup membentuk bahka...
Kedaulatan Allah
Sebagai Pencipta dan Pemilik, Allah bagaikan penjunan terhadap umat-Nya. Ia berdaulat namun juga sabar, sanggup membentuk bahkan `tanah liat" yang telah gagal menaati pembentukan-Nya. Saat Yehuda menjadi periuk yang tidak berkenan kepada-Nya, Allah sanggup dan berhak melebur mereka, membentuk kembali menjadi bejana yang indah dan berguna (6). Kedaulatan dan kuasa Allah terhadap umat-Nya tidak merupakan tindakan yang tanpa memperhitungkan respons mereka. Pemberontakan dan dosa pasti akan Tuhan hakimi, tetapi penyesalan dan pertobatan pasti akan membuat Tuhan menarik hukuman-Nya (7-8).
Itulah anugerah Allah yang menghendaki yang baik bagi umat-Nya. Ketidakmauan untuk bertobatlah yang akhirnya membinasakan mereka (11-12). Yehuda menyimpang jauh dari kehendak Allah. Bahkan salju dan air gunung saja mengerti aturan-aturan wajar yang telah Tuhan tetapkan bagi mereka, tetapi kejujuran dan kesetiaan telah lenyap dari kehidupan Yehuda (13-15). Mereka memilih dihukum (16). Yang lebih menyakitkan lagi, Yeremia sebagai penyampai pesan firman Tuhan mendapat ancaman sehingga ia mengadu pada Tuhan (19), memohon perlindungan-Nya. Padahal ia menginginkan hukuman tidak menimpa mereka (20). Tidak mengherankan jika akhirnya Yeremia menyetujui agar malapetaka itu tertimpa atas mereka (21-23).
Maksud kuasa dan kedaulatan Allah bukan untuk membuat manusia menjadi pasif. Hukuman atau keselamatan tidak terjadi secara mekanis sebab manusia bukan mesin atau robot. Keselamatan yang telah Yesus Kristus genapi pun tidak otomatis menyelamatkan semua manusia. Hanya orang yang membuka diri kepada-Nya dan memohon Ia mengampuni dan memperbarui memberi kesempatan ulang pembaruan hidup.
Camkan: Tahu Kristus sudah mati bagi hukuman dosa-dosa, namun tetap mengeraskan hati tinggal dalam keberdosaan, adalah tanda kebebalan yang berujung ke kebinasaan kekal!
SH: Yer 18:1-17 - Hidup berelasi dengan Tuhan (Jumat, 26 September 2014) Hidup berelasi dengan Tuhan
Ketika Tuhan memanggil kita, Ia memercayakan sebuah tugas kepada kita. Hidup kita menjadi etalase Tuhan yang mempertonton...
Hidup berelasi dengan Tuhan
Ketika Tuhan memanggil kita, Ia memercayakan sebuah tugas kepada kita. Hidup kita menjadi etalase Tuhan yang mempertontonkan hasil karya-Nya di dalam hidup kita sehingga melalui kehidupan kita, orang-orang yang berinteraksi dengan kita akan mengalami perjumpaan dengan-Nya. Hal ini juga yang Tuhan harapkan dari orang Israel sejak pertama kali Tuhan memanggil mereka (bdk. Ul. 7:6-7; 28:10).
Tuhan memanggil umat ke dalam perjanjian dengan-Nya agar umat hidup dalam persekutuan dengan Dia, sebagai umat yang hidup dalam relasi dengan Allah yang hidup. Namun, acapkali kita memperlakukan Dia bukan sebagai pribadi; kita berhubungan dengan Allah layaknya seorang nasabah dengan perusahaan asuransinya. Dalam relasi semacam ini, seorang nasabah tidak mengharapkan perusahaan asuransi tempat ia mempunyai polis untuk ikut campur dalam kehidupan pribadinya; yang penting, saat nasabah itu terkena masalah, perusahaan asuransi itu ada untuk memberikan bantuan.
Dalam relasi dengan Tuhan, bangsa Yehuda pun menunjukkan sikap serupa. Di saat keadaan baik-baik saja, mereka bersikap sesuka hati karena merasa diri aman sebagai umat pilihan Tuhan. Mereka menganggap bahwa Tuhan tak mungkin berubah, sehingga bisa diperdaya sesuka hati mereka. Tuhan menegaskan bahwa Ia tak bisa dipermainkan. Bangsa Yehuda tidak bisa begitu saja memelintir penafsiran perjanjian Tuhan dengan menginginkan yang baik-baik saja, tetapi mengabaikan konsekuensi dari pelanggaran perjanjian itu.
Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup. Ia bukan sebuah institusi tak bernyawa yang berhubungan dengan kita melalui surat perjanjian yang ditulis dengan huruf kecil-kecil, lalu mengabaikan kita sampai kita mengklaim apa yang kita butuhkan. Ia hidup! Ia hadir senantiasa dalam kehidupan kita. Ia mau berelasi dengan kita. Jangan lupakan Dia seperti yang dilakukan Yehuda. Rayakanlah realita kehadiran-Nya dalam hidup kita: dalam setiap momen, dalam setiap keputusan kita.
SH: Yer 18:1-17 - Kesempatan untuk Bertobat (Minggu, 20 Februari 2022) Kesempatan untuk Bertobat
Seorang seniman tidak akan pernah menyerah terhadap karya yang ia hasilkan. Ia akan terus berusaha agar buah tangannya menj...
Kesempatan untuk Bertobat
Seorang seniman tidak akan pernah menyerah terhadap karya yang ia hasilkan. Ia akan terus berusaha agar buah tangannya menjadi mahakarya. Demikian pula, Allah tidak pernah menyerah terhadap ketidaksetiaan umat yang dikasihi-Nya.
Firman Allah kali ini diawali dengan sebuah tindakan simbolis. Tindakan simbolis itu diambil dari tukang periuk yang sedang bekerja dengan pelarikan (3). Apabila bejana dari tanah liat yang sedang dibuatnya itu rusak, maka tukang periuk itu akan mengerjakannya kembali menjadi bejana lain yang baik menurut pemandangannya (4). Seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kaum Israel di tangan Allah (6). Allah menghendaki Yehuda bertobat dari tindakan mereka yang jahat dan memperbaiki tingkah langkah dan perbuatan mereka (11).
Umat yang dikasihi-Nya telah melupakan Allah. Mereka berpaling kepada allah lain dan tidak mau bertobat. Umat yang dikasihi-Nya sudah rusak oleh dosa. Sesungguhnya, Allah akan menjatuhkan hukuman kepada mereka. Allah akan menyerakkan mereka kepada musuh-musuh mereka. Meski demikian, tujuan Allah bukanlah membinasakan mereka. Layaknya seorang tukang periuk yang akan mengubah bejana yang rusak menjadi bejana lain yang baik menurut pemandangannya, demikian pula Allah menghukum umat-Nya agar mereka bertobat dan dapat kembali hidup sesuai kehendak Allah.
Melalui firman itu, kita melihat kasih Allah yang begitu besar. Dia akan selalu mengasihi umat kepunyaan-Nya. Namun di sisi lain, kita juga melihat betapa Allah tidak main-main terhadap dosa. Dia tidak segan menghukum kita jika kita tidak bertobat dari dosa-dosa kita. Allah akan melakukan apa pun agar kita, umat yang dikasihi-Nya, kembali kepada-Nya. Allah ingin kita kembali menjadi ciptaan-Nya yang serupa dan segambar dengan-Nya.
Jangan anggap remeh setiap teguran Allah. Sikap keras kepala dan tidak taat kita hanya akan mendatangkan murka Allah. Bertobatlah saat Allah memberi kita kesempatan untuk bertobat! [MAR]
TFTWMS -> Yer 18:1-11
TFTWMS: Yer 18:1-11 - Prinsip Tukang Periuk PRINSIP TUKANG PERIUK (Yeremia 18:1-11)
Allah ingin Yeremia pergi ke rumah tukang periuk dan memperhatikan dia bekerja (ay. 1-3). Sewaktu tukang peri...
PRINSIP TUKANG PERIUK (Yeremia 18:1-11)
Allah ingin Yeremia pergi ke rumah tukang periuk dan memperhatikan dia bekerja (ay. 1-3). Sewaktu tukang periuk itu sedang bekerja dengan tanah liat, tanah liat di tangan tukang periuk itu dalam keadaan rusak, dan ia harus membuat tanah liat itu menjadi bejana lain sesuai keinginannya (ay. 4).
Panggungnya sudah didirikan bagi berita yang Allah ingin Yeremia sampaikan tentang Dia dan kaum Israel. Hubungan Allah dengan Israel adalah seperti tukang periuk dengan tanah liat. Meskipun kiasan ini secara khusus diterapkan kepada Allah dan kaum Israel, simaklah bahwa prinsip yang menuntun hubungan itu dapat mengacu kepada Allah dan bangsa mana saja (ay. 7) atau individu siapa saja ("kamu masing-masing"; ay. 11). Prinsip ini bersifat individu, nasional, dan internasional!
PENEKANAN. Subyek: Kedaulatan Allah. Pasal: Khotbah simbolis. Permata Kebenaran:
Yer 18:1-6: Tukang Periuk membentuk ulang bejana yang rusak.
Seperti apakah prinsipnya? Ketika Allah menghampiri seseorang atau suatu bangsa dengan tujuan untuk "mencabut, merobohkan dan membinasakan" (ay. 7; lihat 1:10) dan korban yang dimaksudkan itu bertobat, maka Allah akan menyesal atas "bencana"1yang Ia sudah rencanakan untuk ditimpakan ke atas orang atau bangsa itu. Di sisi lainnya, jika Allah telah merencanakan untuk mendirikan atau membangun suatu bangsa atau kerajaan (lihat 1:10) tetapi bangsa itu berbuat jahat di mata-Nya, maka Allah akan mengubah rencana-Nya untuk memberkati bangsa atau kerajaan itu (ay 8 , 9).
Satu istilah yang menarik, yang artinya "berpikir lebih baik,"2mengidentifikasi wawasan Allah yang dalam mengenai manusia atau bangsa yang goyah. Daripada memberkati mereka dengan kebaikan, Allah akan membalas dendam kepada mereka atas kejahatan mereka. Dalam banyak contoh, Allah telah merespon dengan pengoperasian prinsip yang diakui ini: Pertimbangkanlah Sodom dan Gomora (Kejadian 13:10; 19:24, 25); Damsyik (Amos 1:3-5); Edom (Amos 1:11, 12 ); Moab (Amos 2:1-3); orang Amori (Amos 2:9-16); Asyur (Nahum 1-3); Niniwe (Yunus 3:4-10); ditambah contoh-contoh lainnya (Yeremia 46-51). Sesungguhnya, Ia memang Allah hukum dan keadilan (Keluaran 20:1-7, Ulangan 7:9-13). Ia adalah hakim dunia yang adil (11:20).
Akan baik bagi kita untuk mempelajari pelajaran tentang ilustrasi tukang periuk dan tanah liat ini.
Allah itu berdaulat dan mutlak. Oleh karena itu, manusia di hadapan Allah seperti tanah liat di tangan tukang periuk. Prinsip ini sudah terbukti benar di setiap zaman (lihat Ayub 10:9; Yesaya 64:8, 9; Roma 9:20-33). Tanpa bantuan Ilah, manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Kita boleh saja memiliki kehendak bebas, tetapi satu-satunya harapan kita terletak pada kehendak kuasa Allah!
Tanpa Allah manusia tidak bisa lebih mencapai tujuan hidup yang layak dibandingkan tanah liat bisa menjadi bejana indah tanpa tukang periuk (10:23; Amsal 14:12). Kita ini adalah gumpalan daging yang tidak berdaya dan tidak bisa menawarkan tujuan atau rencana tanpa tambahan yang berharga dari rahmat Allah, kasih karunia, dan kuasa yang menopang (25:33; Zefanya 1:17; Yohanes 15:5; Kisah 17:25)..
Sebagaimana tukang periuk memiliki tujuan untuk setiap bagian tanah liat, Allah juga memiliki tujuan untuk setiap kehidupan.3Sepasti tukang periuk membentuk bejana yang tak terhitung banyaknya dari gumpalan acak tanah liat, Allah juga ingin membentuk kita dengan kesabaran, kasih, rahmat, dan kasih karunia-Nya untuk kegiatan yang layak. Ia mengenal kita lebih baik daripada kita mengenal diri kita sendiri, dan Ia dapat membentuk kita berdasarkan kemampuan kita.
Hasil kehendak bebas manusia sejajar dengan tanah liat yang rusak di tangan tukang periuk (ay. 4; 7:18-28, 31; 19:5; 32:35; 13:10, 11). Allah memiliki kehendak ideal-Nya bagi apa yang Ia ingin kita lakukan dan menjadi. Namun begitu, kehendak-Nya yang membolehkan itu membiarkan manusia bebas menjadi orang bijaksana atau bodoh. Kita akan dihakimi oleh kehendak-Nya yang paling akhir (Yohanes 12:48; Roma 14:9-12; Wahyu 20:11-15). Karena Allah telah membolehkan manusia untuk memiliki kehendak bebas, maka timbulah kerusakan, kegagalan, pelecehan, penyalahgunaan, pergaulan bebas, perceraian, perpecahan di gereja, dan revolusi. Kesabaran Allah yang tak terbatas itu melanjutkan tujuan mulia-Nya dalam mempertahankan harapan dan kekudusan di tengah-tengah manusia.
Seperti dicontohkan oleh tukang periuk yang mengambil tanah liat yang rusak dan membuatnya menjadi bejana lain (ay. 4), Allah berusaha untuk memenuhi tujuan-Nya bahkan setelah kegagalan manusia. Meskipun kehendak bebas manusia bisa saja menghalangi kasih karunia, hal itu tidak menghapuskan belas kasihan yang memungkinkan manusia untuk diselamatkan dari kesalahannya. Yakub, si penggasak atau penipu, menjadi tokoh besar bersama Allah dan bapak dari dua belas leluhur Israel (Kejadian 27; 28; 35). Simon, jiwa yang tidak stabil, menjadi Petrus, sang batu karang. Yohanes, "Anak Guruh," menjadi murid yang Yesus kasihi dan orang yang mengajarkan lebih banyak tentang kasih daripada penulis Perjanjian Baru mana saja.
Perubahan seseorang yang menyesali pemberontakannya akan diikuti oleh perubahan Allah dari murka dan hukuman menjadi pengampunan dan persekutuan sorgawi (ay. 7, 8; 29:10-14; lihat 2 Petrus 3:9; Yoel 3:9-17; Daniel 9:2-23). Dengan cara ini, Allah memerdekakan kita.
Jika kita dengan pertobatan datang kembali kepada Allah dan menjadikan diri kita tanah liat, seperti halnya memiliki respon khusus terhadap sentuhan Allah, barulah kita bisa menyerahkan diri kita kepada kasih setia-Nya. Ia akan membentuk kita hanya ke dalam bentuk yang dengan jalan itu kita akan layak bagi pelayanan sang Tuan.4
Perubahan manusia dari ketaatan kepada pemberontakan akan menghasilkan perubahan Allah dari sikap Kebapakan dan persekutuan kepada tindakan menjatuhkan hukuman dan penderitaan (ay. 9, 10).
Janji dan ancaman Allah sama-sama memiliki syarat. Itu akan tidak adil atau tidak baik bagi kita jika Allah tetap tidak mengurangi kebaikan-Nya setelah kita meninggalkan Dia. Penghapusan mereka itu merupakan peringatan yang pantas bagi kita. Itu muncul secara alami dari hubungan pribadi Allah dengan umat-Nya, hubungan yang bergantung pada rasa simpati yang timbal balik. Oleh karena itu sia-sialah menduga pengalaman masa lalu kita tentang kebaikan Allah sebagai kekebalan dari akibat dosa yang kita lakukan belakangan, atau untuk beranggapan bahwa keadaan damai menyenangkan yang pernah diperoleh bersama Allah tidak pernah bisa hilang. Kita bisa kehilangan keadaan itu dan berada dalam kondisi yang lebih buruk dibandingkan jika kita tidak pernah memiliki keadaan itu sebelumnya (Ibrani 6:4-6).5
Fakta-fakta yang memprovokasi pikiran tentang cara Allah berhubungan dengan individu dan bangsa seharusnya mengarahkan kita untuk menyatakan ketundukan kita kepada Allah, seperti yang Adelaide Pollard lakukan dalam kata-kata ini:
Kehendak Tuhan menjadilah, Ku tanah liat Kau penjunan Bentuklah saja sesukamu Aku menunggu dan berserah6
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yeremia
Tema : Hukuman Allah Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang
Tidak Bertobat.
Tanggal Penulisan: + ...
Penulis : Yeremia
Tema : Hukuman Allah Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang
Tidak Bertobat.Tanggal Penulisan: + 585 -- 580 SM
Latar Belakang
Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan selatan Yehuda, sepanjang 40 tahun terakhir dari sejarahnya (626-586 SM). Ia masih hidup untuk menyaksikan serbuan Babel ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan Yerusalem dan Bait Suci. Karena tugas Yeremia ialah bernubuat kepada bangsa itu selama tahun-tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya, dapatlah dimengerti bahwa, kitabnya penuh dengan kesuraman dan firasat buruk.
Yeremia, putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di Anatot, desa para imam (6 km di timur laut dari Yerusalem) selama pemerintahan Raja Manasye yang jahat. Yeremia memulai pelayanan sebagai nabi pada tahun ke-13 pemerintahan Raja Yosia yang baik, dan ia ikut mendukung gerakan pembaharuan Yosia. Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu tidak menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu; Yeremia mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan nasional sejati, maka hukuman dan pemusnahan akan datang dengan tiba-tiba.
Pada tahun 612 SM, Asyur dikalahkan oleh suatu koalisi Babel. Sekitar empat tahun setelah kematian Raja Yosia, Mesir dikalahkan oleh Babel pada pertempuran di Karkemis (605 SM; lih. Yer 46:2). Pada tahun yang sama pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang Palestina, merebut Yerusalem dan membawa sebagian pemuda pilihan dari Yerusalem ke Babel, di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga sahabatnya. Penyerbuan kedua ke Yerusalem terjadi tahun 597 SM; ketika itu dibawa 10.000 orang tawanan ke Babel, di antaranya terdapat Yehezkiel. Selama ini nubuat Yeremia yang memperingatkan tentang hukuman Allah yang mendatang tidak diperhatikan. Kehancuran terakhir menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh kerajaan Yehuda dalam tahun 586 SM.
Kitab nubuat ini menunjukkan bahwa Yeremia, sering kali disebut "nabi peratap," merupakan seorang yang membawa amanat keras namun berhati lembut dan hancur (mis. Yer 8:21--9:1). Sifatnya yang lembut itu menjadikan penderitaannya makin mendalam ketika firman nubuat Allah ditolak dengan angkuh oleh kerabat dan sahabat, imam dan raja, dan sebagian besar bangsa Yehuda. Walaupun sepi dan ditolak seumur hidupnya, Yeremia termasuk nabi yang paling tegas dan berani. Kendatipun berhadapan dengan perlawanan yang berat, dengan setia ia melaksanakan panggilannya sebagai nabi untuk memperingatkan sesama warga Yehuda bahwa hukuman Allah makin dekat. Ketika merangkum kehidupan Yeremia, seorang penulis mengatakan: "Tidak pernah manusia fana memperoleh beban yang begitu meremukkan. Sepanjang sejarah bangsa Yahudi tidak pernah ada teladan kesungguhan yang begitu mendalam, penderitaan tak henti-hentinya, pemberitaan amanat Allah tanpa takut, dan syafaat tanpa kenal lelah dari seorang nabi seperti halnya Yeremia. Tetapi tragedi kehidupannya ialah: bahwa ia berkhotbah kepada telinga yang tuli dan menuai hanya kebencian sebagai balasan kasihnya kepada orang-orang senegerinya" (Farley).
Penulis kitab ini jelas disebut yaitu Yeremia (Yer 1:1). Setelah bernubuat selama 20 tahun di Yehuda, Yeremia diperintahkan Allah untuk menuangkan amanatnya dalam bentuk tertulis; hal ini dilakukannya dengan mendiktekan nubuat-nubuatnya kepada Barukh, juru tulisnya yang setia (Yer 36:1-4). Karena Yeremia dilarang menghadap raja, Barukh diutus untuk membacakan nubuat-nubuat itu di rumah Tuhan, dan setelah itu Yehudi membacakannya kepada Raja Yoyakim. Raja itu menunjukkan sikap menghina kepada Yeremia dan firman Allah dengan menyobek-nyobek kitab gulungan itu dengan pisau lalu melemparkannya ke dalam api (Yer 36:22-23). Yeremia kemudian mendiktekan kembali nubuat-nubuatnya kepada Barukh, kali ini ia mencantumkan lebih banyak daripada di gulungan pertama. Kemungkinan besar, Barukh menyusun kitab Yeremia dalam bentuk terakhirnya segera sesudah wafatnya Yeremia (+585 -- 580 SM).
Tujuan
Kitab ini ditulis
- (1) untuk menyediakan suatu catatan abadi dari pelayanan dan berita nubuat Yeremia,
- (2) untuk menyatakan hukuman Allah yang pasti jadi dan tidak terelakkan ketika umat-Nya melanggar perjanjian dan bersikeras dalam pemberontakan terhadap Allah dan firman-Nya, dan
- (3) untuk menunjukkan keaslian dan kekuasaan firman nubuat. Banyak nubuat Yeremia tergenapi pada zamannya sendiri (mis. Yer 16:9; Yer 20:4; Yer 25:1-14; Yer 27:19-22; Yer 28:15-17; Yer 32:10-13; Yer 34:1-5); nubuat lainnya yang meliputi masa depan yang amat jauh digenapi kemudian atau masih belum digenapi (mis. Yer 23:5-6; Yer 30:8-9; Yer 31:31-34; Yer 33:14-16).
Survai
Kitab ini pada dasarnya merupakan kumpulan nubuat-nubuat Yeremia, yang terutama dialamatkan kepada Yehuda (pasal 2-29; Yer 2:1--29:32), tetapi juga kepada sembilan bangsa asing lainnya (pasal 46-51; Yer 46:1--51:64); nubuat-nubuat ini terutama dipusatkan pada hukuman, walaupun ada beberapa yang membahas pemulihan (lih. khususnya pasal 30-33; Yer 30:1--33:26). Nubuat-nubuat ini tidak secara teliti disusun menurut kronologi atau tema, sekalipun kitab ini menyajikan susunan menyeluruh sebagaimana yang tampak dalam Garis Besar di atas. Sebagian kitab ini ditulis dalam bentuk syair, sedangkan bagian lainnya dalam bentuk prosa atau cerita. Berita nubuatnnya terjalin dengan aneka kilasan sejarah dari
- (1) kehidupan pribadi dan pelayanan sang nabi (mis. pasal 1; Yer 1:1-19; Yer 34:1--38:28; Yer 40:1--45:5),
- (2) sejarah Yehuda terutama selama masa Raja Yosia (pasal 1-6; Yer 1:1--6:30), Yoyakim (pasal 7-20; Yer 7:1--20:18), dan Zedekia (pasal 21-25, 34; Yer 21:1--25:38; Yer 34:1-22), termasuk runtuhnya Yerusalem (pasal 39; Yer 39:1-18), dan
- (3) aneka peristiwa internasional yang melibatkan Babel dan bangsa-bangsa lainnya (pasal 25-29, 46-52; Yer 25:1--29:32; Yer 46:1--52:34).
Seperti Yehezkiel, Yeremia memakai berbagai tindakan yang bersifat perumpamaan dan lambang untuk mengilustrasikan berita nubuatnya dengan lebih jelas: mis. ikat pinggang yang lapuk (Yer 13:1-14), musim kering (Yer 14:1-9), larangan oleh Allah untuk menikah dan mempunyai anak (Yer 16:1-9), penjunan dan tanah liat (Yer 18:1-11), buli-buli yang dihancurkan penjunan (Yer 19:1-13), dua keranjang buah ara (Yer 24:1-10), kuk di pundaknya (Yer 27:1-11), pembelian ladang di kota kelahirannya (Yer 32:6-15), dan batu-batu besar yang disembunyikan dalam pelataran istana Firaun (Yer 43:8-13). Pemahaman Yeremia yang jelas akan panggilannya sebagai nabi (Yer 1:17), seiring dengan penegasan Allah yang berulang-ulang (mis. Yer 3:12; Yer 7:2,27-28; Yer 11:2,6; Yer 13:12-13; Yer 17:19-20), memungkinkan dia untuk memberitakan nubuatnya dengan tegas dan setia kepada Yehuda kendatipun tanggapan yang terus diterimanya adalah permusuhan, penolakan, dan penganiayaan (mis. Yer 15:20-21). Setelah kebinasaan Yerusalem, Yeremia dipaksa pergi ke Mesir di mana ia tetap bernubuat sampai kematiannya (pasal 43-44; Yer 43:1--44:30).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai kitab Yeremia.
- (1) Kitab ini menjadi kitab terpanjang kedua dalam Alkitab, berisi lebih banyak kata (bukan pasal) daripada kitab lainnya selain Mazmur.
- (2) Kehidupan dan pergumulan pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan dengan lebih mendalam dan terinci dibandingkan nabi PL lainnya.
- (3) Kitab ini sarat dengan kesedihan, sakit hati, dan ratapan dari "nabi peratap" itu karena pemberontakan Yehuda. Kendatipun berita Yeremia itu keras, ia menderita kesedihan dan hancur hati yang mendalam karena umat Allah; namun kesetiaannya adalah terutama kepada Allah, dan ia merasa kesedihan yang paling dalam karena hati Allah terluka.
- (4) Salah satu kata kunci ialah "murtad," (dipergunakan 8 kali) dan "tidak setia" (dipakai 9 kali), dan tema yang muncul terus ialah hukuman Allah yang tidak terelakkan lagi atas pemberontakan dan kemurtadan.
- (5) Satu-satunya penyataan teologis yang terbesar di kitab ini ialah konsep "perjanjian baru" yang akan ditetapkan Allah dengan umat-Nya yang setia pada saat pemulihan kelak (Yer 31:31-34).
- (6) Syairnya mengesankan dan penuh perasaan seperti syair Alkitab lainnya, dengan kelimpahan metafora, ungkapan-ungkapan yang hidup dan bagian-bagian patut diingat.
- (7) Rujukan terhadap Babel di dalam nubuat Yeremia (164) lebih banyak daripada di semua bagian lain di Alkitab.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Yeremia terutama di kutip dalam PB berkenaan dengan nubuatnya tentang "perjanjian baru" (Yer 31:31-34). Sekalipun Israel dan Yehuda berkali-kali melanggar perjanjian-perjanjian Allah dan kemudian dihancurkan dalam hukuman akibat kemurtadan mereka, Yeremia menubuatkan suatu saat ketika Allah akan mengikat perjanjian yang baru dengan mereka (Yer 31:31). PB menjelaskan bahwa perjanjian yang baru ini ditetapkan dengan kematian dan kebangkitan Kristus (Luk 22:20; bd. Mat 26:26-29; Mr 14:22-25), dan kini digenapi di dalam gereja selaku umat perjanjian baru Allah (Ibr 8:8-13) dan akan mencapai puncak kesempurnaan dalam penyelamatan Israel yang luar biasa (Rom 11:27). Bagian-bagian lain tentang Mesias di Yeremia yang diterapkan kepada Yesus Kristus dalam PB adalah:
- (1) Mesias sebagai gembala yang baik dan tunas Daud yang adil (Yer 23:1-8; lih. Mat 21:8-9; Yoh 10:1-18; 1Kor 1:30; 2Kor 5:21);
- (2) ratapan yang hebat di Rama (Yer 31:15) digenapi saat Herodes berusaha membunuh bayi Yesus (lih. Mat 2:17-18); dan
- (3) semangat Mesias akan kesucian rumah Allah (Yer 7:11) ditunjukkan ketika Yesus menyucikan Bait Allah. (lih. Mat 21:13; Mr 11:17; Luk 19:4).
Full Life: Yeremia (Garis Besar) Garis Besar
I. Panggilan dan Penugasan Yeremia
(Yer 1:1-19)
II. Firman Nubuat Yeremia Kepada Yehuda
(Yer 2:1-33:...
Garis Besar
- I. Panggilan dan Penugasan Yeremia
(Yer 1:1-19) - II. Firman Nubuat Yeremia Kepada Yehuda
(Yer 2:1-33:26) - A. Nubuat-Nubuat Tentang Penghukuman
(Yer 2:1-29:32) - 1. Kemurtadan Yehuda yang Disengaja dan Kehancuran yang Mendatang
(Yer 2:1-6:30) - 2. Kebodohan dan Kemunafikan Religius Yehuda
(Yer 7:1-10:25) - 3. Ketidaksetiaan Yehuda Kepada Perjanjian
(Yer 11:1-13:27) - 4. Hukuman Dinubuatkan, Syafaat dan Kesepian, dan Dosa-Dosa Yehuda
(Yer 14:1-17:27) - 5. Dua Perumpamaan Bersifat Nubuat dan Sebuah Ratapan
(Yer 18:1-20:18) - 6. Penghukuman Raja-Raja Jahat, Nabi-Nabi Palsu, dan Yehuda
yang Bobrok
(Yer 21:1-24:10) - 7. Penawanan Babel yang Akan Datang
(Yer 25:1-29:32) - B. Berbagai Nubuat Tentang Pemulihan
(Yer 30:1-33:26) - 1. Luasnya Pemulihan Allah akan Umat-Nya
(Yer 30:1-31:26) - 2. Janji Tentang Perjanjian Baru dan Ilustrasi Iman
(Yer 31:27-32:44) - 3. Tunas Keadilan bagi Daud
(Yer 33:1-26) - III.Peranan Yeremia Sebagai Nabi Penjaga
(Yer 34:1-45:5) - A. Pernyataan Kepada Raja Zedekia Tentang Penawanan yang Akan Datang
(Yer 34:1-22) - B. Pelajaran dari Orang Rekhab
(Yer 35:1-19) - C. Gulungan Kitab Yeremia Dibakar dan Yeremia Dipenjarakan Dua Kali
(Yer 36:1-38:28) - D. Nubuat Yeremia Tentang Jatuhnya Yerusalem Tergenapi
(Yer 39:1-18) - E. Pelayanan Yeremia Setelah Jatuhnya Yerusalem
(Yer 40:1-45:5) - IV. Firman Nubuat Yeremia Kepada Bangsa-Bangsa
(Yer 46:1-51:64) - A. Mesir
(Yer 46:1-28) - B. Filistia
(Yer 47:1-7) - C. Moab
(Yer 48:1-47) - D. Amon
(Yer 49:1-6) - E. Edom
(Yer 49:7-22) - F. Damsyik
(Yer 49:23-27) - G. Arab
(Yer 49:28-33) - H. Elam
(Yer 49:34-39) - I. Babel
(Yer 50:1-51:64) - V. Tambahan Sejarah Tentang Jatuhnya Yerusalem
(Yer 52:1-34)
Matthew Henry: Yeremia (Pendahuluan Kitab)
Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama, seperti surat-surat kerasulan dalam Perjanjian Baru, ditempatkan lebih menurut panjang pendeknya daripada m...
- Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama, seperti surat-surat kerasulan dalam Perjanjian Baru, ditempatkan lebih menurut panjang pendeknya daripada menurut usianya, yang ditempatkan pertama adalah yang paling panjang, bukan yang paling tua. Ada sejumlah nabi, dan mereka ini nabi-nabi yang menulis, yang hidup sezaman dengan Yesaya, seperti Mikha, atau tidak lama sebelumnya, seperti Hosea, Yoel, dan Amos, atau segera sesudahnya, seperti Habakuk dan Nahum, sebagaimana yang semestinya. Namun demikian, nubuat Yeremia, yang dimulai bertahun-tahun setelah Yesaya selesai bernubuat, ditempatkan sesudah nubuat Yesaya, karena begitu banyaknya nubuat yang ditulis Yeremia. Di mana kita menemui sebagian besar firman Allah, di situlah hendaknya keutamaan diberikan. Tetapi nabi-nabi yang memberikan lebih sedikit nubuat tidak boleh dipandang rendah atau dikecualikan. Nah, tidak ada kejadian yang harus diamati lebih jauh berkenaan dengan nubuat pada umumnya. Tetapi tentang Nabi Yeremia ini kita dapat mengamati,
- I. Bahwa ia menjadi nabi sejak dini. Ia memulai pada usia muda, dan karena itu dapat berkata, dari pengalamannya sendiri, bahwa adalah baik bagi seorang pria untuk memikul kuk pada masa mudanya, kuk pelayanan maupun penderitaan (Rat. 3:27). Jerome (Hieronimus) mencermati bahwa Yesaya, yang sudah melewati lebih banyak tahun, disentuh lidahnya dengan bara api, untuk menghapuskan kesalahannya (Yes. 6:7). Tetapi ketika Allah menjamah mulut Yeremia, yang masih berusia muda, tidak dikatakan apa-apa tentang menghapuskan kesalahannya (1:9). Sebab, dengan alasan usianya yang masih belia, ia tidak memiliki begitu banyak dosa yang harus dipertanggungjawabkan.
- II. Bahwa Yeremia terus menjadi seorang nabi untuk waktu yang lama, menurut perhitungan sebagian orang lima puluh tahun, dan sebagian yang lain di atas empat puluh tahun. Ia memulai pada tahun ketiga belas pemerintahan Yosia, ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik di bawah raja yang baik itu, tetapi ia terus hidup melewati semua pemerintahan fasik yang mengikutinya. Sebab ketika kita berangkat untuk melayani Allah, meskipun pada saat itu mungkin angin tenang dan bersahabat, kita tidak tahu berapa lama lagi angin itu akan berubah dan menjadi badai.
- III. Bahwa dia adalah nabi yang menegur, diutus dalam nama Allah untuk memberi tahu Yakub tentang dosa-dosa mereka dan untuk memperingatkan mereka akan penghakiman-penghakiman Allah yang akan mendatangi mereka. Para sarjana Alkitab mencermati bahwa itulah sebabnya gaya atau cara berbicaranya lebih lugas dan kasar, dan kurang sopan, daripada cara berbicara Yesaya dan beberapa nabi lain. Orang-orang yang diutus untuk menyingkapkan dosa harus mengesampingkan kata-kata yang memikat dari hikmat manusia. Berlaku terang-terangan adalah paling baik ketika kita sedang berhadapan dengan orang-orang berdosa untuk membuat mereka bertobat.
- IV. Bahwa dia adalah nabi yang menangis. Demikianlah ia biasa disebut, bukan hanya karena ia menorehkan Kitab Ratapan, melainkan juga karena sepanjang hidupnya ia menjadi penonton yang berduka dari dosa-dosa bangsanya dan dari penghakiman-penghakiman yang menghancurkan yang akan mendatangi mereka. Dan mungkin itulah sebabnya orang-orang yang membayangkan Juruselamat kita sebagai salah seorang nabi menganggap-Nya paling mirip dengan Yeremia daripada dengan nabi-nabi lain (Mat. 16:14), sebab Ia adalah seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan.
- V. Bahwa dia adalah nabi yang menderita. Ia dianiaya oleh bangsanya sendiri lebih daripada nabi-nabi lain, seperti yang akan kita dapati dalam cerita kitab ini. Sebab ia hidup dan berkhotbah tepat sebelum terjadinya kehancuran orang Yahudi oleh orang Kasdim, ketika tabiat mereka tampak sama seperti tabiat mereka tepat sebelum terjadinya kehancuran mereka oleh orang Romawi, ketika mereka membunuh Tuhan Yesus dan para nabi dan menganiaya murid-murid-Nya. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi, sebab sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya (1Tes. 2:15-16). Cerita terakhir yang kita miliki tentangnya dalam sejarah adalah bahwa orang-orang Yahudi yang tersisa memaksanya untuk turun bersama mereka ke Mesir. Sedangkan menurut cerita turun-temurun pada saat ini, di antara orang Yahudi dan orang Kristen, ia mati syahid. Hottinger, mengikuti Elmakin, seorang sejarawan Arab, menceritakan bahwa, karena terus bernubuat di Mesir melawan orang Mesir dan bangsa-bangsa lain, ia dirajam sampai mati. Dan lama sesudahnya, ketika Aleksander memasuki Mesir, ia mengambil tulang-tulang Yeremia dari tempat tersembunyi di mana ia dikuburkan, dan membawa tulang-tulang itu ke Aleksandria, dan menguburkannya di sana. Nubuat-nubuat kitab ini yang kita dapati dalam sembilan belas pasal pertama tampaknya adalah pokok-pokok khotbah yang disampaikannya dengan cara menegur dosa secara umum dan memberitahukan penghakiman. Sesudah itu nubuat-nubuat itu bersifat lebih khusus dan berdasarkan peristiwa tertentu, dan bercampur dengan sejarah pada zamannya, tetapi tidak ditempatkan menurut urutan waktu. Ancaman-ancaman di dalamnya bercampur dengan banyak janji tentang belas kasihan yang penuh rahmat kepada orang-orang yang bertobat, tentang pembebasan orang Yahudi dari pembuangan mereka, dan beberapa janji yang dengan jelas merujuk pada kerajaan Mesias. Di antara kitab-kitab Apokrifa, dikatakan ada sebuah surat kerasulan yang ditulis oleh Yeremia kepada orang-orang buangan di Babel, yang memperingatkan mereka akan penyembahan berhala, dengan membukakan kepada mereka kesia-siaan berbagai berhala dan kebodohan para penyembah berhala. Tulisan itu ada dalam Kitab Barukh (pasal 6). Tetapi tulisan itu dianggap tidak tulen. Tidak pula, saya pikir, dalam tulisan itu terkandung hidup dan jiwa dari tulisan-tulisan Yeremia. Juga diceritakan tentang Yeremia (2Mak. 2:4) bahwa, ketika Yerusalem dihancurkan oleh orang Kasdim, dia, oleh pimpinan Allah, mengambil tabut perjanjian dan mezbah pembakaran ukupan. Dan, dengan membawa keduanya ke Gunung Nebo, ia menyimpannya di sebuah lobang gua di sana dan menutup pintunya. Tetapi beberapa orang yang mengiringinya, dan yang menyangka bahwa mereka sudah menandai tempat itu, tidak dapat menemukannya. Ia mempersalahkan mereka karena mencarinya, dengan memberi tahu mereka bahwa tempat itu tidak boleh diketahui sampai tiba waktu Allah mengumpulkan umat-Nya bersama-sama lagi. Tetapi saya tidak tahu apakah cerita itu bisa dipercaya atau tidak, meskipun dikatakan di sana bahwa cerita itu dapat ditemukan dalam naskah. Kita tidak bisa tidak prihatin, dalam membaca nubuat-nubuat Yeremia, ketika mendapati bahwa nubuat-nubuat itu tidak begitu diindahkan oleh orang-orang dari angkatan itu. Tetapi marilah kita memanfaatkan hal itu sebagai alasan mengapa kita harus mengindahkannya dengan lebih lagi. Sebab nubuat-nubuat itu ditulis untuk pembelajaran kita juga, dan sebagai peringatan bagi kita dan bagi negeri kita.
Jerusalem: Yeremia (Pendahuluan Kitab) YEREMIA
Nabi Yeremia lahir di sekitar thn. 650 seb. Mas., lebih kurang seabad lebih sedikit sesudah nabi Yesaya. Yeremia berasal dari sebuah keluarga ...
YEREMIA
Nabi Yeremia lahir di sekitar thn. 650 seb. Mas., lebih kurang seabad lebih sedikit sesudah nabi Yesaya. Yeremia berasal dari sebuah keluarga imam yang berkediaman dekat kota Yeremia. Kehidupan dan watak Yeremia dikenal secara lebih terperinci dari pada kehidupan nabi-nabi lain. Sebab riwayat Yeremia diceritakan dalam beberapa kisah yang ditulis orang lain dan tersebar di seluruh kitabnya. Urutan kisah-kisah tsb. dalam waktu adalah sbb: Yer 19:1-20:6; 26; 36; 45; 28- 29; 51:59-64; 34:8-22; 37-44. "Pengakuan-pengakuan Yeremia" yaitu Yer 11:18- 12:6; 15:10-21; 17:4-18; 18:18-23; 20:7-18, berasal dari nabi sendiri. "Pengakuan-pengakuan" nabi itu bukanlah sebuah autobiografi dalam arti sebenarnya, melainkan lebih-lebih semacam kesaksian yang mengharukan hati mengenai kemelut-kemelut yang dialami nabi. Pengakuan-pengakuan itu dikarang berupa mazmur-mazmur ratapan.
Yeremia dipanggil Allah sebagai nabiNya pada thn. 626 yaitu pada thn. ke-13 pemerintah raja Yosia. Pada waktu itu Yeremia masih muda. Ia menunaikan tugasnya dalam zaman yang tragis bagi bangsa Israel, dalam zaman yang mendahului dan menyaksikan kehancuran kerajaan Yahudi. Pembaharuan di bidang agama dan pemulihan semangat nasional yang diusahakan raja Yosia telah membangkitkan pengharapan baru. Tetapi pengharapan itu hilang setelah raja Yosia gugur di medan perang di Megido pada thn. 609. Proses hilangnya pengharapan itu dipercepat juga oleh kerusuhan yang menggoncangkan dunia Timur pada masa itu: jatuhnya kota Niniwe pada thn. 612 dan ekspansi kerajaan Kasdim. Pada thn. 605 Palestina jatuh ke dalam tangan Nebukadnezar dan menjadi negeri taklukan negeri Kasdim. Lalu memberontaklah kerajaan Yehuda. Pemberontakan itu dikarenakan hasutan dari pihak Mesir yang terus bersekongkol sampai thn. 597. Pada thn. itu Nebukadnezar merebut kota Yerusalem dan mengangkut sebagian penduduknya ke Babel. Kemudian Yehuda memberontak untuk kedua kelinya. Pada thn. 587 pemberontakan itu dipandamkan oleh tentara Kasdim yang merebut kota Yerusalem, membakar Bait Suci membuang penduduk negeri untuk kedua kalinya.
Semua peritiwa tragis ini disaksikan Yeremia. Ia berkhotbah, mengancam, menubuatkan kehancuran bangsa. Dengan sia-sia ia memperingatkan raja-raja tidak berdaya yang silih berganti menduduki takhta Daud. Pemimpin-pemimpin tentara menuduh Yeremia, bahwa ia memadamkan semangat berjuang dalam hati rakyat. Sebagai akibatnya Yeremia dianiaya dan dipenjarakan. Sesudah kota Yerusalem jatuh ke tangan musuh, yeremia tinggal di Palestina, meskipun insaf, bahwa masa depan bangsanya terletak pada kaum buangan, Yeremia mendampingi Gedalya yang oleh penguasa Kasdim diangkat menjadi gubernur kota Yerusalem. Tetapi Gedalya mati terbunuh dan sekelompok orang Yahudi yang takut akan balasan dari pihak Asyur melarikan diri ke Mesir dengan membawa serta nabi Yeremia. Mungkin sekali nabi meninggal dunia di Mesir.
Drama kehidupan Yeremia tidak hanya terletak dalam peristiwa-peristiwa tragis yang didalamnya ia ikut serta. Drama itu juga terletak dalam seluruh kepribadiannya. Yeremia berjiwa halus. Hatinya penuh kasih. Namun ia diutus Allah untuk "mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan", Yer 1:10, dan terpaksa menubuatkan kelaliman, Yer 20:8. Ia suka akan damai, tetapi selalu harus melawan saudara-saudara sebangsanya, raja-raja, para imam, para palsu, seluruh bangsa, sebagai "seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri", Yer 15:10. Tugas yang diterimanya dari Allah menusuk hatinya, tetapi ia tidak dapat melepaskan diri dari padanya, Yer 20:9. Pembicaraan hatinya dengan Tuhan penuh jeritan sengsara: "Mengapa penderitaan tidak berkesudahan?", Yer 15:18, dan serupa dengan Ayub Yeremia menjerit: "Terkutuklah hari ketika aku dilahirkan!", Yer 20:14 dst.
Tetapi penderitaan itu memurnikan hati Yeremia dan membuka jiwanya bagi pergaulan mesra dengan Allah. Kalau kita merasakan nabi Yeremia berdekatan dengan kita, maka sebabnya justru agama batiniah dalam hati yang baru kelak, Yer 31:31-34. Berkat penghayatan agama secara pribadi, Yeremia membalas setiap orang menurut perbuatannya sendiri, Yer 31:29-30; dosa yang dalam hati yang jahat, Yer 4:4; 17:9; 18:12, memutuskan persahabatan dengan Allah, Yer 2:2. Nada kemesraan ini mendekatkan Yeremia kepada nabi Hosea, yang memang mempengaruhi Yeremia. Cara nabi Yeremia merohanikan hukum Taurat, emnonjolkan peranan hati dalam hubungan dengan Allah, memperhatikan kepribadian manusia, mendekatkannya pada kitab Ulangan. Sudah barang tentu nabi Yeremia senang melihat pembaharuan agama yang diusahakan raja Yosia berdasarkan kitab Ulangan. Namun ia kecewa sekali melihat, bahwa pembaharuan itu tidak berhasil merubah hidup moril dan keagamaan bangsanya.
Semasa hidupnya Yeremia nampaknya gagal dalam tugasnya. Akan tetapi sesudah ia meninggal, pribadi Yeremia semakin dijunjung tinggi. Melalui ajarannya mengenai Perjanjian Baru yang akan bertumpu pada agama batiniah, Yeremia menjadi bapak agama Yahudi dalam cabangnya yang paling murni. Pengaruh ajarannya terasa dalam kitab Yehezkiel, Deutero-Yesaya dan dalam sejumlah mazmur. Di masa para Makabe, Yeremia dihormati sebagai salah satu pelindung bangsa, 2Mak 2:1-8; 15:12-16. Dengan mengutamakan nilai-nilai rohani dan dengan membuka rahasia kemesraan yang seharusnya menjiwai hubungan manusia dengan Allah, Yeremia mempersiapkan Perjanjian Baru yang diadakan Kristus. Oleh karena hidupnya penuh penyangkalan diri dari penderitaan dalam pengabdian kepada Allah, Yeremia barangkali menginspirasikan gambar "Hamba Tuhan" dalam Yes 53 dan menjadi lambang Kristen.
Pengaruh ajaran Yeremia yang tahan waktu itu menunjukkan, bahwa ajarannya sering kali dibaca, direnungkan dan ditafsirkan. Usaha keturunan rohani Yeremia itu tercermin dalam susunan kitabnya. Kitab Yeremia sekali-kali bukannya sebuah buku yang sekali jadi tersusun. Selain nubuat-nubuat yang berupa sajak serta kisah-kisah berupa riwayat hidup, kitab Yeremia memuat juga wejangan-wejangan yang dikarang dalam prosa dan menyerupai gaya kitab Ulangan. Keaslian wejangan- wejangan itu pernah disangkal. Dikatakan, bahwa wejangan-wejangan itu dikarang oleh penyusun-penyusun yang mengerjakan kitab Ulangan sesudah Israel kembali dari pembuangan. tetapi gaya bahasa wejangan-wejangan itu serupa dengan tulisan- tulisan Yahudi dari abad ke-7 dan awal abad ke-6 seb. Mas. Ajaran teologis wejangan-wejangan itu sama dengan aliran keagamaan yang mempengaruhi kitab Yeremia maupun kitab Ulangan. Wejangan-wejangan itu menggemakan nada asli pewartaan Yeremia yang dikumpulkan para pendengarnya. Seluruh tradisi yang berpangkal nabi Yeremia itu tidak terpelihara dalam satu bentuk saja. Terjemahan Yunaninya menyajikan sebuah teks itu berbeda dalam hal-hal kecil. Penemuan- penemuan di Qumran membuktikan, bahwa kedua resensi tsb. pernah beredar dalam bahasa Ibrani. Kecuali itu terjemahan Yunani menempatkan nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa lain sesudah Yer 25:13 dan dalam urutan berlaianan dari teks Ibrani yang menempatkannya pada akhir kitab, Yer 46-51. Nubuat-nubuat ini barangkali aslinya suatu kumpulan tersendiri dan tidak semua nubuat itu berasal dari nabi Yeremia. Setidak-tidaknya nubuat melawan bangsa Moab dan Edom dikerjakan kembali dan diberi bentuk yang baru. Nubuat panjang melawan Babel, Yer 50-51, berasal dri masa menjelang akhir pembuangan. bab 52 jelas nampak sebagai sebuah tambahan historis yang sejajar dengan 2Raj 24:18-25:30. Tambahan-tambahan lain, yang lebih pendek, tersebar di seluruh kitab. Tambahan- tambahan itu menunjukkan, bahwa kitab Yeremia dipakai dan sangat dihargai oleh para buangan di Babel maupun oleh jemaat sesudah zaman pembuangan. Dalam kitab Yeremia terdapat juga sejumlah besar bagian yang terulang yang mengandalkan, bahwa kitab ini dikerjakan orang lain. Akhirnya petunjuk-petunjuk mengenai urutan peristiwa dalam waktu, yang sangat banyak jumlahnya dalam kitab ini tidak berurutan. Susunan kitab sekarang yang kacau dikarenakan kerja penggubahan yang makan banyak waktu dan sulit sekali menentukan tahap-tahap penyusunannya.
Sehubungan dengan itu terdapat sebuah catatan yang sangat penting dalam bab 36: pada thn. 606 Yeremia mendiktekan kepada Barukh segala nubuat yang diucapkannya sejak ia mulai bertugas sebagai nabi, Yer 36:2, yaitu sejak thn. 626. Gulungan kitab pertama yang memuat nubuat-nubuat tsb. dibakar oleh raja Yoyakim, lalu dicatat dan disusun kembali, Yer 36:32. Isi kumpulan nubuat yang hilang itu hanya dapat dikira-kira saja. Barangkali gulungan itu dibuka dengan Yer 25:1-12 dan terdiri dari bagian-bagian yang dikarang sebelum thn. 605 dan yang sekarang termaktub dalam bab 1-18. Tetapi gulungan itu mencakup pula, sesuai dengan petunjuk dalam Yer 36:2, nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa lain yang dengannya bersangkutan Yer 25:13-38. lalu ke dalamnya disisipkan bagian-bagian lain, yaitu yang dikarang sesudah thn. 605, dan nubuat-nubuat lain melawan bangsa-bangsa lain. Disisipkan pula beberapa "pengakuan Yeremia" yang secara terperinci sudah dibicarakan di muka. Akhirnya naskah itu ditambahi dengan dua kumpulan nubuat-nubuat melawan beberapa raja, Yer 21:11-23:8, dan nabi-nabi palsu, Yer 23:9-40, yang barangkali aslinya beredar tersendiri.
Dengan demikian sudah tampil dua bagian kitab Yeremia, yaitu: bagian pertama, Yer 1:1-25:13, yang memuat ancaman-ancaman terhadap negeri Yehuda dan Yerusalem, dan bagian kedua, Yer 25:13-38 serta Yer 25:46-51, yang berisikan nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa lain. Bagian ketiga kitab Yeremia terdiri dari Yer 25:26-35. Bagian ini menderetkan sejumlah kepingan yang bernada optimis. Hampir semua kepingan itu dikarang dalam prosa dan kebanyakan berasal dari sebuah riwayat hidup Yeremia yang mungkin ditulis oleh Barukh. Bab 30-31, yaitu sebuah kitab kecil yang berupa sanjak mengenai penghiburan, merupakan bagian tersendiri. Bagian keempat, yaitu bab 36-44, yang dikarang dalam prosa, melanjutkan riwayat hidup Yeremia dan mengisahkan penderitaan-penderitaan nabi waktu Yerusalem terkepung dan sesudahnya. Bagian ini ditutup dengan Yer 45:1-5 berupa "tanda tangan" Barukh.
Ende: Yeremia (Pendahuluan Kitab) JEREMIAH
PENDAHULUAN
Didjaman terachir dari sedjarah umat Allah sebelum api penjutjian jang berupa
pembuangannja ke Babel dalam th.587, karunia kenabi...
JEREMIAH
PENDAHULUAN
Didjaman terachir dari sedjarah umat Allah sebelum api penjutjian jang berupa pembuangannja ke Babel dalam th.587, karunia kenabian se-akan2 memuntjak. Tampillah kedepan tokoh2 seperti Sefanja, Habakuk, Nahum dan Jeheskiel. Tetapi paling tjotjok dengan masa jang dramatis itu ialah tokoh tragis jang mendjulang tinggi diantara jang lain, jakni Jeremia, jang giat bekerdja dari th. 626 hingga sekitar 585. Sebagaimana pendidikan ilahi dalam th. 587 rupa2nja menemui kegagalan, demikianpun pekerdjaan "mulut Jahwe", Jeremia, nampaknja pertjuma dan sia2 sadja.
Dari antara semua nabi Jeremialah jang hal-ikwal dan riwajat hidup pribadinja paling baik diketahui. Dan itupun se-mata2 berkat kitab jang dibubuhi dengan namanja. Dalam kitab Radja2 dan Tawarich jang mengisahkan djaman itu tidak ada keterangan satupun mengenai nabi ini. Tetapi kitabnja mendjandjikan banjak bahan, tidak hanja mengenai karjanja, tetapi djuga tentang diri nabi sendiri. Nabi2 lain se-olah2 hilang dibelakang tugasnja, tetapi diri Jeremia menembusi kegiatannja untuk tampil sendiri didepan mata pembatja. Sudah barang tentu suatu "Riwajat Hidup Nabi Jeremia" tidak dapat dikarang. Sebab baik masa mudanja maupun wafatnja menghilang dalam kegelapan sedjarah. Pun pula tidak gampang semua keterangan jang termuat dalam kitabnja disusun setjara sistematis, hingga muntjullah suatu keseluruhan jang utuh-lengkap. Namun demikian djalan hidupnja dapat digambarkan dengan agak terperintji.
Dalam tahun ketigabelas pemerintahan radja Josjijahu Jeremia dipanggil mendjadi nabi (1,2), djadi dalam th. 627'626 seb.Mas. Tempat tinggalnja ialah 'Anatot (1,1), kota ketjil didekat Jerusjalem, l.k 5 km. Ajahnja, Hilkijahu, termasuk para imam di Anatot, dan mungkin sekali ia turunan imam Ebjatar dari keluarga 'Eli, jang menganut Dawud, tetapi kemudian oleh Sulaiman dibuang ke 'Anatot (I Rdj.2,26-27). Meskipun Jeremia (arti nama itu kurang djelas, entah: Jahwe meninggikan, entah: Jahwe meneguhkan, menetapkan) termasuk kalangan imam, namun rupa-rupanja ia tidak pernah menunaikan tugas keimaman dalam Bait Allah di Jerusjalem. Disitu kan turunan Sadok memegang djabatan itu dan kiranja ada ketegangan antara turunan Ebjatar dan turunan Sadok. Keluarga Hilkijahu agaknja tjukup berada, oleh karena memiliki tanah di 'Anatot. Sebab kemudian saudara sepupu Jeremia, Hanameel, anak pamannja Sjalum, mendjual sebidang ladang kepada nabi (32,7-9). Karena asal-usulnja Jeremia bukan orang kota, seperti Jesaja, melainkan orang pedalaman; bahkan ia bukan orang Juda,melainkan dari suku Binjamin (1,1), seperti Sjaul dari Tarsus. Asal-usulnja itu meninggalkan bekasnja dalam karya sasteranja. Ia ternjata suka akan gambaran dan kiasan jang diambil dari hidup kaum tani dan desa (31,12-13;25,10;2,13;8,7;12,9;2,21.23- 27;9,1.9). Sungguhpun Jerusjalem dihormati Jeremia sebagai kota sutji dan wangsa Dawud diterimanja, tetapi perhatiannja tidak berpusatkan pada Jerusjalem dan Juda, seperti halnja dengan Jesaja dan Jeheskiel, dan satu dua kali sadja ia menghubungkan harapannja akan masa depan dengan wangsa Dawud (23,5). Tetapi, meskipun orang pedalaman, Jeremia bukan "orang kampung", seperti amos, jang tidak tahu-menahu tentang kehidupan kota ramai. 'Anatot amat dekat ke ibu kota dan dengan berdjalan kaki satu djam sadja pemuda Jeremia dapat sampai disitu dan menjaksikan keramaiannja. Tetapi ternjatalah watak bawaan nabi tidak tjondong kepada atau suka akan keributan kota. Ia lebih tjenderung kepada kehidupan dipedalaman. Beberapa lama setelah dipanggil mendjadi nabi, barulah ia pindah dan menetap di Jerusjalem. Sebab dalam th. 622 ia belum ada situ. Radja Jojijahu tidak minta nasehat Jeremia, melainkan mentjari keterangan dari nabiah Hulda (II Rdj. 22,14). Jeremia mempunjai hati lemah-lembut jang selalu takut-takut akan huru-hara dan keributan (15,10;20,8). Ia mendapat pendidikan keigamaan jangbaik. Kitabnja tjukup memberi bukti tentang hal itu. Ia njata dipengaruhi oleh nabi2 lain, terutama oleh Hosea dan Jesaja. Demi untuk tugas kenabiannja Jeremia tidak beristeri dan tidak beranak (16,1-2)dan keadaan itu amat berat rasanja bagi nabi jang memerlukan kemesraan dan kekariban (15,17). Dengan demikian Jeremia mendjadi satu dari segelintjir tokoh Perdjandjian Lama jang karena panggilannja jang chas tidak kawin.
Apa jang dapat dilihat Jeremia dimasa mudanja dalam kota Jerusjalem tidak menjenangkan melainkan mengerikan hatinja jang saleh. Sudah setengah abad lebih bersimaharadjalela siditu kekafiran jang tak kenal malu, jakni didjaman radja Menasje (687-642) dan Amon (642-640). Kedua radja itu adalah taklukkan keradjaan Asyriah, jang diperintahkan Asarhadon (680-669), pengganti Sanherib (704-681), dan Asurbanipal (668-621). Setelah pemberontakan radja HIzkia dalam th. 701 gagal, keradjaan kerdil Juda tidak dapat tidak tunduk sadja. Radja Juda harus berterimakasih, bahwa madjikannja di Ninive memperkenankan dia terus menduduki tachta leluhurnja, apalagi setelah raksasa Asyriah tidak lagi mempunjai saingan jang sepadan. Asarhadon mengalahkan dan menduduki Mesir dalam th. 671 dan penggantinja Asurbanipal sampai dua kali menghantjurkan kekuasaan Fare'o (th. 666,663). Mendjadi taklukan dibidang politik bagi Menasje dan Amon berarti pula taklukkan dibidang politik bagi Menasje dan Amon berarti pula taklukkan dibidang keigamaan. Maka dari itu agama Jahwe jang baru sadja dipulihkan oleh Hizkia, segera merosot mendjadi sinkretisme belaka. Kekafiran Kana'an jang lama dengan ibadahnja jang mesum subur berkembang (2,20) dan disamping pemudjaan dewata Asyriah, jaitu perbintangan, dimasukkan djuga (bdk. 44,17;7,16-18). Bahkan sekali lagi umat Jahwe sampai mempersembahkan anak-anak sebagai kurban kepada dewata kafir (7,31). Dalam hal itu radja Menasje sendiri mempelopori rakjat (II Rdj. 21,6) dan setjara konsekwen dan terus-terang ia mendukung dan mengandjurkan kekafiran. Orang jang berani melawan istana dilikwidir dan dibunuh sadja (bdk.II Rdj. 21,3-16). Kemerosotan agama memang dibarengi dengan kemerosotan tatasusila sampai didalam ibadah Jahwe sendiri (bdk. II Rdj. 23,7). Kesemuanja itu mesti disaksikan Jeremia dan masih terdengar rasa ngeri jang menusuk hatinja jang halus dalam nubuat-nubuat jang kemudian dibawanja (2,20-24;5,1-5.7-14.26-29), terutama oleh karena para pemimpin dan nabi gadungan, jang seharusnja mengekang kemerosotan itu malah sesungguhnja memadjukannja (5,30-31;23,9-11). Tetapi oleh karena Asyriah tidak ada saingan, keadaan tjukup tenang di Juda, jangkarenanja mengalami masa damai jang tjukup lama, sehingga kesedjahteraan dan kemakmuran ekonomis lumajan.
Setjara mendalam keadaan tsb. berubah dimasa pemerintahan Josjijahu (640-609). Setelah radja amon mati terbunuh, Josjijahu jang masih ketjil diangkat mendjadi radja. Dan beberapa lama sesudahnja kalangan rekasi merebut kekuasaan. Josjijahu njata seorang saleh dan setia kepada Jahwe. Pada permulaan pemerintahannja sendiri politik Menasje dan Amon mulai ditentang (bdk. II.Twr. 43,3), meski dengan hati-hati sekalipun. Dalam th. 627/626 Jeremia dipanggil mendjadi."mulut Jahwe" (15,16). Ia sendiri mentjeritakan pangalaman itu (1,4-19). Ternjatalah, bahwa sedjak dahulu ia berhubungan dengan Allah setjara mesra, sehingga kedjadian baru itu tidaklah aneh baginja. Ia mempunjai watak seorang mystikus. Namun demikian panggilan jang sedemikian itu sekali-kali tidak dinantikannja. Sebaliknja. Sebaliknjalah. Tugas berat, jangang akan membuat dia mendjadi orang jang harus tampil kedepan umum, turun tangan dalam urusan kenegaraan itu, dirasakannja sebagai sesuatu jang bertentangan dengn segenap ketjenderungannja jang suka damai sadja, takut-takut kepada segala matjam tentangan dan perlawanan. Orang jang tjondong kepada kontemplasi sekarang mau dipaksa kepada aksi. Karenanja ia mentjoba menolak panggilan itu karena rasa takutnja (1,4-6), seperti Musa dahulu. Sepandjang seluruh umur hidupnja tugas itu merupakan beban terberat jang dipikul pada pundaknja. Namun demikian ia tampil kedepan umum. Mula-mula kiranja hanja kadang-kadang sadjalah ia pergi ke Jerusjalem untuk menjerukan kabarnja. Sabda Jahwe itu ialah suatu teguran pedas atas kemerosotan agama dan tatasusila dan suatu seruan hangat untuk bertobat (bdk. 2,1-37; 3,1- 5.19-23;4,1-4.14-22;5,1-13.20-31;6,9-21). Jeremia mengantjamkn kepada para pemimpin serta rakjat hukuman Jahwe jang berupa penjerbuan "musuh dari sebelah utara". Siapa musuh itu belum djuga diketahui nabi sendiri dan nubuat-nubuatnja masih agak kabur (bdk. 1,13-15;4,5-13.27-31.27;5,15-17;6,1-8.22-26). Tetapi dimasa itu Jeremia sendiri hampir-hampir tidak dapat pertjaja, bahwa keadaan sungguh-sungguh demikian buruknja, sehingga hukumannja tak terelakan lagi (bdk. 3,21-23;4,1-4). Antjaman Jeremia dikuatkan oleh bentjana alam jang kiranja dimasa itu terdjadi, jaitu kekeringan hebat jang berbarengan dengan patjeklik (bdk. 14,2-6).
Dalam th. 622 terdjadi sesuatu jang memberi hati kepada Jeremia. Dalam Bait Allah jang tengah diperbaiki atas perintah Josjijahu diketemukanlah suatu kitab jang berisikan antjaman ilahi (bdk.II Rdj.22), jang amat mengesankan radja jang saleh itu. Terdukung oleh kitab itu dan golongan agama, maka Josjijahu menghematkan tindakan-tindakannja untuk memulihkan agama Jahwe jang murni dan sedjati. Seluruh negeri Juda disapu bersih dari segala rupa kekafiran dan sinkretisme keigamaan (bdk.II Rdj. 22-23). Waktu itu Jeremia kiranja tidak ada di Jerusjalem dan tidak langsung turun tangan. Tetapi pastilah sudah ia mendukung radja dan usahanja itu dengan sebulat hati. Mungkin sekali 11,1-14 menjindir pembaharuan agama oleh Josjijahu itu. Namun demikian orang mendapat kesan, bahwa dimasa itu Jeremia tidak amat aktip, melainkan mengundurkan diri. Adakah ia berpendapat, bahwa tugasnja sudah selesai oleh karena umat Jahwe sudah bertobat dan dengan demikian meluputkan diri dari hukuman jang mengantjam?
Tindakan-tindakan Josjijahu diberi angin oleh keadaan politik internasional jang mengalami perubahan radikal. Kekuasaan Asyriah mulai menghilang. Fare'o Prametiko I (663-609) berhasil mengusir tentara Asyriah dari Mesir diwaktu pemerintahan Asurbanipal (650). Sesudahnja kesulitan-kesulitan Asyriah bertambah banjak dan besar. Disebelah utara keradjaan Media berkembang mendjadi antjaman bagi Ninive. Setelah Asurbanipal meninggal (626) Nabopolasar (Nabu-apla-usur) mengangkat dirinja mendjadi radja di Babel lepas dari kekuasan Asyriah. Pengganti Asurbanipal, jakni Asur-etil-ilani (625-621) tidak mampu menghadapi semua musuh sekaligus; Media disebelah utara, Babel disebelah selatan, penjerbuan dari suku-suku bangsa Skutos jang membandjiri wilajahnja, dan dikedjauhan Mesir. Penjerbuan orang-orang Skutos jang ganas mungkin menginspirasi Jeremia dalam melukiskan serangan dari "musuh dari sebelah utara" (4-5). Karena keadaan tsb. keradjaan Juda praktis mendjadi merdeka kembali dan radja Josjijahu malah meluaskan wilajahnja dengan menduduki daerah-daerah bekas keradjaan Israil. Sekedar th. 620 ia ada di Betel sebagai orang jang berkuasa disitu (II Rjd. 23,15-19). Kedjadian itu membesarkan hati nabi Jeremia, jang kiranja pada kesempatan itulah merumuskan harapannja akan pertobatan dan pemulihan rakjat dan negeri Israil (30,1-31,22;3,2-13).
Akan tetapi keadaan bagus serta harapan jang berdasarkan padanja itu hanja sebentar sadja berlangsung. Dengan tjepatnja keradjaan Aryriah roboh sama sekali. Radja Nabopolasar dari Babel (625-605) tidak berhenti merongrong kekuasaan Asyriah jang lemah dibawah pemerintahan Sin-sja-isjkun I (620-612). Dalam th. 616 ia menjerbu dan merebut sebuah kota. Sementara itu Mesir mulai takut-takut akan kekuasaan jang baru itu dan lebih suka raksasa Asyriah jang lemah teus berdiri tegak. Maka dari itu musuh-musuh kawakan itu mendjadi sahabat dan Fare'o Psametiko I bersekutu dengan Ninive lawan Babel. Ia mengirim balabantuannja. Namun demikian Asyriah-Mesir tidak berhasil mengusir Nabopolasar lagi. Dalam th. 614 orang-orang Media turun tangan dan memihak kepada Babel. Mereka menggempur dan merebut kota Asjur, lalu bergabung dengan tentara Babel untuk bersama-sama merebut Ninive serta seluruh keradjaannja. Dalam th. 612 Ninive diruntuhkan mereka. Djatuhnja musuh itu menimbulkan kegembiraan besar di Juda, sebagaimana jang dinjatakan nubuat nabi Nahum. Sisa tentara Asyriah jang dipimpin Asjur-u-balit (611-606) sebagai pengganti Sir-sjar-isjkun jang gugur, melarikan diri ke Haran. Tetapi ia dikedjar dan Haran direbut (609). Fare'o Nekao dari Mesir (609-593) masih mentjoba menolong, tetapi terlambat. Pertolongan jang gagal itu meruntuhkan Juda. Josjijahu sama sekali tidak suka musuh kawakannja, Asyriah, terus berdiri tegak berkat dukungan dari Mesir. Mungkin pulalah ia ada firasat, bahwa Babel akan berkuasa, sehingga lebih baik mulai sekarang sadja ia bersahabat dengannja. Bagaimanapun djua dengan tentara ketjilnja ia berani menghadapi angkatan perang Mesir jang melewati negerinja. Tetapi sebagaimana dapat difirasatkan, ia dihantjurkan balatentara Mesir di Megido (609) dan tjelaka jang terbesar ialah tewasnja radja jang saleh itu (II Twr. 35,20-25; II Rdj. 23,29-30). Gugurnja Josjijahu sebentar disindir oleh Jeremia (22,10). Fare'o tidak mendapat kesempatan untuk sekarang ini memetik hasil kemenangan, melainkan bergegas-gegas melandjutkan perlawatannja ke Haran. Rakjat Juda lalu melantik putera kedua Josjijahu, jakni Sjalum, mendjadi radja. Sjalum merobah namanja mendjadi Joahaz. Tetapi beberapa bulan berselang Nekao kembali dari perlawatannja jang gagal dan kini turun tangan. Ia menurunkan Joahaz serta membuangnja ke Mesir (bdk. 22,10-11), lalu mengangkat putera sulung Josjijahu, jaitu Eljakim, dan merobah namanja mendjadi Jojakim (II Rdj.23,33- 34).
Dengan radja baru itu runtuhlah segala sesuatu jang dengan susah-pajah direbut Josjijahu dibidang agama. Pembaharuan agama itu dipaksakan oleh pemerintah serta politisnja,sehingga tidak dimana-mana berakar dalam. Selain dari pada itu ibadah kenegaraan memang mudah merosot mendjadi formalisme belada. Mungkin nabi Jeremia, jang amat menekan batiniah, sudah lama menjaksikan dan menjesalkan perkembangan jang berbahaja itu (bdk.6,20;7,21-28). Tetapi sudah barang tentu jang tersembunji itu muntjul kepermukaan setelah Josjijahu mangkat. Formalisme agamaiah bersimaharadjalela dan ibadah kafir kembali subur berkembang dengan persetudjuan dan dukungan istana. Sekarang Jeremia tidak boleh dan tidak dapat berdiam diri. Maka dari itu ia tampil kedepan dan mulai membawakan nubuat- nubuatnja di Jerusjalem dan dalam Bait Allah sendiri untuk mengetjam keburukan jang baru itu (bdk. 7,1-15;26;11,9-14).
Dengan radja Jojakim (609-598) mulailah tahapan baru dan paling pedih dalam kehidupan nabi Jeremia. Ia mati-matian berdjuang untuk membendung arus kekafiran, tetapi pertjuma sadja, dan ia terbentur terutama kepada ketegaran hati danskeptisisme radja serta para pemimpin. Jojakim, jang memang mendjadi taklukan Fare'o denga membajar upeti besar-besaran (II Rdj. 23,33.35), adalah seorang sinikus jang dalam keradjaan kerdilnja berlagak radja besar dan mewah, sebagai diktator mutlak. Rasa keigamaannja, sekiranja masih ada, amat dangkal (bdk.22,1-5.13-17). Baru sadja Jeremia tampil kedepan lagi, maka sudah berbentrok dengan pegawai-pegawai negeri. Alasannja ialah nubuat kedjam jang dibawahnja dalam Bait Allah (7,1-5). Jeremia ditangkap oleh para imam dan nabi (palsu) dan mau dibunuh. Njaris sadja ia terluput berkat turun tangan pegawai- pegawai istana jang kiranja dari djaman Josjijahu (26,1-19.24). Radja Jojakim pasti tidak berkeberatan, djika pengganggu itu dilenyapkan sadja (bdk.26,20-23). Mungin dimasa itulah Jeremia berbentrokkan dengan kaum kerabatnja di 'Anatot, jang kurang senang dengan seorang nabi jang serupa itu dari kalangan mereka (11,18-22). Kesemuanja itu mengedjutkan Jeremia jang lemah-lembut dan suka damai serta tidak dapat mengerti sikap lawan-lawannja (bdk.12,1-6;11,19). Tetapi perlawanan selandjutnja tidak berkurang, melainkan meningkat sadja. Sahabat- sahabatnja diistana tidak mampu lagi melindunginja. Sekali lagi ia ditangkap dalam Bait Allah, dipukuli dan satu malam lamanja ditahan dalam pasungan (19,1- 20,6). Berulang-ulang kitabnja berbitjara tentang tipu-muslihat, antjaman, bentji dan tjatji-maki dari pihak lawan-lawan nabi (15,15;17,15;18,18;20,7-10). Ia malah dilarang masuk Bait Allah (36,5). Dengan djiwa-raga Jeremia harus menderita demi untuk tugasnja.Ia tinggal sendirian sadja, terkutjil dari pergaulan dan sampai mendjadi ragu-ragu akan Allahnja. Hatinja hantjur-lebur tertekan oleh beban tugas kenabiannja. Dalam keadaan itu keluarlah dari mulut nabi jang begitu tjinta kepada bangsanja doa berapi-api jang mengutuk segala lawannja (11,10;12,3;15,15;17,18;18.21-23); seperti Ijob ia melaknati hari kelahirannja (20,14-16;15,20). Tetapi Ijob adalah tjiptaan seni sastera, sedangkan Jeremia orang berdarah-daging. Ia sampai menuduh Allah sendiri sebagai pembudjuk dan penipu (15,18;20,7). Tentu sadja tiap-tipa kali ia achirnja tunduk djuga (15,16;17,17;20,9.11), tetapi tidak tanpa susah-pajah dan tidak pula tanpa rebah didjalan (15,19-20). Diri Jeremia sungguh harus bergumul denganAllahnja serta tugas kenabiannja dan Allahpun harus bergulat dengan nabiNja. Beban jang dipikulkan kepadanja kadang-kadang tak tertanggung lagi (20,9), dan Jeremia digodai untuk melarikan diri (9,1).
Dalam pada itu kedjadian-kedjadian politik makin lama makin njata membenarkan antjaman nabi. Hukuman Jahwe mendekat. "Musuh dari sebelah utara," jang sudah lama dinubuatkan Jeremia, mendapat wudjud jang njata dalam diri Nebukadnezar. Sebagai panglima tentara ajahnja, Nebopolasar, ia telah menghantjurkan angkatan perang Mesir di Karkemisj, ditepi sungai Efrata, dalam th. 605 (bdk. 46,2). Sungguhnja disamping Jr. 46,2 tidak ada berita satupun tentang pertempuran itu. Karenanja ada beberapa ahli jang berpendapat, bahwa pertempuran jang sedemikian itu tak pernah terdjadi dan Jeremiapun tidak menjinggung pertempuran itu. Akan tetapi kebanjakan ahli terus mempertahankan pertempuran jang memutuskan itu. Dengan pertempuran itu kekuasaan Mesir setjara definitif disingkirkan dan sisa terachir dari keradjaan Asriah terhapus sudah. Kekuasaan dan hak Mesir atas Syriah dan Palestina pindah tangan, jakni keradjaan Babel, Nebukadnezar jang sementara itu mengganti ajahnja (604-562). Tetapi untuk sementara waktu hak itu nominal sadja, sebab tidak dapat dipakai Nebukadnezar; ia terdahulu harus membereskan perkara penggantian di Babel. Karenanja penggeseran kekuasaan tidak amat dirasakan di Palestina, bahkan JOjakim merasa lega karena lenjapnja Mesir dari negerinja. Tetapi Jeremia tidak ikut serta dalam perasaan itu. Ia jakin, bahwa Nebukadnezar dipilih Jahwe untuk menimpakan hukumannja atas umatNja dan menguasai semua bangsa (25,1-14.15-29). Nabipun berusaha mejakinkan radja dan rakjat (13,1-11.20-27;16,1-13.16-18;17,1-4), tetapi sia-sia sadja. Untuk menguatkan desakannja nabi menjuruh tulis nubuat-nubuat jang telah dibawakannja dan banjakan dalam Bait Allah didepan rakjat. Oleh karena ia sendiri tidak boleh lagi masuk Bait Allah, tugas itu diserahkannja kepada penulisnja jang setiawan jakni,Baruch. Kemudian dibatjakan pula didepan radja Jojakim. Tetapi radja tidak takut-takut sedikitpun dan dengan maksud menghina menjuruh bakar sadja. Lalu nubuat-nubuat itu dituliskan kembali seraja ditambahkan padanja antjaman- antjaman jang baru (bdk.36). Radja dan rakjat kiranja merasa diri tjukup aman, oleh karena Nebukadnezar tidak bertindak, dan mereka pertjaja pada bangsa-bangsa tetangga. Untuk menggotjangkan kepertjajaan itu Jeremia menubuatkan kebinasaan bangsa-bangsa itu oleh Nebukadnezar (47;48;49,1-6.7-22.28-33). Baru sekitar th. 601 Nebukadnezar menuntut dari bangsa-bangsa di Pelestina dan Syriah suatu tanda penaklukan dan terpaksa Jojakim ikut menaklukkan di ri (II Rdj. 25,1;bdk.II Twr. 36,6). Tetapi tiga tahun kemudian ia memberikan diri untuk berontak, sekitar th. 598. Sementara waktu Nebukatnezar puas dengan menjuruh beberapa gerombolan dari bangsa-bangsa tetangga merampoki Juda (II Rdj. 24,2), tetapi tindakan itu memang tidak sampai sungguh-sungguh menundjukkan Jojakim, meskipun negerinja mendapat kerugian (bdk. 12,7-17).Jojakim kiranja berbesar hati, karena hasil pemberontakannja (bdk. 13,12-17;21,13-14). Tetapi dalam th. 598 itu djua Nebukadnezar sendiri turun tangan hendak membereskan perkaranja diperbatasan barat keradjaannja. Sudah barang tentu kerdjaan kerdil Juda tidaklah mampu menentang angkatanperang Nebukadnezar jang unggul itu (bdk. 13,20-27) Sementara balatara Babel mendekati Jerusjalem mangkatlah Jojakim dan puteranja Jojakin mendjadi radja (598). Ia mengerti, bahwa tidak ada gunanja mentjoba mempertahankan diri terhadap Nebukadnezar. Maka dari itu ia menjerahkan Jerusjalem kepada radja Babel. Jojakin, Ibu Surja dan para pemuka, diantaranja kiranja nabi Jeheskiel, diangkut ke Babel, th. 598 (II Rdj. 24,10- 17;bdk.Jr.13,18-19,22,20-23.24-30). Sementara tentara itu masih mengepung kota, Jeremia terus membawakan antjamannja dan marga Rekab, jang mengungsi ke Jerusjalem dihadapan lasjkar Babel, ditundjukkan sebagai teladan kesetiaan, jang pertjuma ditjari pada umat Jahwe (35,1-19). Perebutan Jerusjalem dan pembuangan sebagai rakjatnja sepenuh-penuhnja membenarkan nubuat-nubuat Jeremia, namun nabi jang tjinta akan bangsanja tidak senang hati karenanja, melainkan sedih hati (bdk.8,13-25).
Nebukadnezar menempatkan diatas tachta di Jerusjalem (37,1) seorang jang dianggapnja taklukan setiawan jakni, Sedekia, putera Josjijahu jang dahulu disingkirkan (598-587). Dalam pemerintahan radja itulah drama umat Jahwe akan berakhir dan nabi Jeremia mendjalani tahapan penghabisan hidup dan pekerdjaannja, jang rupa-rupanja gagal pula. Memang radja Sedekia bukan seorang adikara dan sinis seperti Jojakim. Ia sekali-kali tidak bentji kepada nabi Jeremia dan ia sendiri malah tjondong mendengarkan perkataannja (bdk. 37,3.17;38,8-10.14). Tetapi Sedekia bukan orang kuat, sebagaimana jang dibutuhkan masa jang genting itu. Ia mendjadi permainan golongan pemuka di Jerusjalem, jang suka melepaskan diri dari Babel dengan bantuan Mesir. Dari peristiwa th. 598 orang-orang itu tidak mengambil peladjaran sedikitpun. Sebaliknjalah! Oleh karena mereka tidak diangkut ke Babel, maka mereka menganggap dirinja sebagai orang pilihan Jahwe, jang boleh pertjaja pada pertolonganNja jang adjaib. Selain itu mereka didukung oleh segerombolan nabi- nabi gadungan jang malah bekerdja diantara kaum buangan di Babel djuga (28,8- 9.15.21-32;29,1-17). Tetapi Jeremia mempunjai anggapan jang berlainan sekali. Djustru kaum buanganlah orang pilihan, jang akan mendjadi permulaan umat Jahwe jang baru, pada hal jang tertinggal di Juda dan Jerusjalem akan mengalami hukuman Allah sampai penghabisan (29,1-8). Jeremia menulis seputjuk surat kepada kaum buangan di Babel hendak menghibur mereka danmemberikan nasehat-nasehat jang amat praktis dan riil (29,1-14). Pendapat jang sama siwaktu itupun disiarkan diatara kaum buangan di Babel oleh nabi Jeheskiel. Dengan tegas Jeremia menentang nabi-nabi palsu jang terus menelah keselamatan dan pembebasan dari Babel (23,9-32;27,16-22;28,1-17). Para pemuka jang menghasut Sedekia untuk mendurhakai radja Babel digugatnja pula (23,1-6). Jeremia hebat-hebat menentang usaha sedemikian bukannja oleh karena suka akan Babel-jang keruntuhannja dinubuatkannja (bdk.51,59-64)-,melainkan oleh sebab Babel adalah alat ditangan jahwe, meski kekuasaannja berbatas sekalipun (27,7;29,10). Karenanja Sedekia, Juda dan bangsa-bangsa lain harus menaklukkan diri (27,1-15). Orang-orang jang merentjanakan atau mengusahakan pemberontakan itu bukanlah seluruh rakjat, melainkan golongan tertentu sadja. Sedekianpun mula-mula menjatakan diri taklukan jang setia (bdk. 29,3) dan menurut teks Hibrani ia sendiripun pernah pergi ke Babel (51,59).
Tetapi achirnja Sedekia terbudjuk djuga dan dalam th. 589 mendurhaka. Suasana politik internasional rupa-rupanja menguntungkan. Di Mesir radja baru naik tachta, jakni Fare'o Hofra (588-566) dan ia bermaksud memulihkan kewibawaan Mesir di Paestina dan Syriah. Hofra mengirim armadanja ke Tyrus dan menduduki daerah-daerah dipantai, djuga sebagai pangkalan bagi gerakan sekandjutnja. Negara-negara ketjil di Palestina mengingat suatu persekutuan jang padat bertumpu pada kekuatan militer Mesir. Di Jerusjalem meledaklah pemberontakan. Nabukadnezar jang tahu baik-baik siapa dalangnja tidak menunda waktu, melainkan segera membalas. Balatentaranja madju perang, memasuki wilajah Palestina jang seluruhnja diduduki, ketjuali Lakisj, Azeka dan Jerusjalem (34,7). Markasbesarnja dipasang di Ribla (52-9). Jerusjalem dikepung (588). Jeremia mengadjak radja Sedekia untuk menaklukkan diri dan demikian menjelamatkan hidupnja. Jerusjalem tidak dapat terluput lagi (34,1-6). Tetapi para pemimpin tidak mau mendengarkan nasehat maupun antjaman. Radja sendiri rupa-rupanja sedikit ragu-ragu. Diam-diam ia mengutus pesuruh kepada nabi; tetapi dia itu mengulang sadja apa jang telah dikatakannja, meski dengan lebih tegas sekalipun. Rakjat diadjaknja untuk berbelot dan dengan demikian menjelamatkan njawa (21,1- 10). Partai jang gila perang menafsirkan sikap Jeremia itu sebagai pengchianatan belaka. Orang-orang itu masih djuga menaruh harapannja pada bantuan dari pihak Mesir. Untuk menguatkan pasukan pembela kota, para pemuka memerdekakan budak- budak Hibrani (34,8-11) dan itupun dapat didasarkan pada Taurat Musa. Tetapi kiranja bukan itulah jang mendorong mereka, seperti terbukti setelah bahaja rupa-rupanja mereda. Sebab Hofra sungguh mengirim balabantuan untuk melepaskan Jerusjsalem, jang sudah satu tahun lamanja dikepung. Terpaksa Nebukadnezar lalu menghentikan pengepungan itu untuk menghadapi Fare'o (37,5.11). Penduduk Jerusjalem bersorak-gembira. Mereka mengira terulanglah apa jang terdjadi dimasa Hizkia dan nabi Jesaja dengan tentara Sanherib (bdk.II Rdj. 19,35-36). Dalam pada itu mereka membatalkan pembebasan para budak, jang lalu diambilnja kembali. Dengan pesadnja mereka ditegur Jeremia (35,12-22). Nabi itu tidak dapat memainkan peranan gemilang Jesaja dengan menubuatkan kalahnja musuh. Sebaliknja! Ia harus mengatakan, bahwa tentara Babel akan segera kembali dan merebut sertamembinasakan kota sutji Jahwe (34,22), sama seperti jangdikatakan nabi. Jeheskiel di Babel. Sedekia tanggung-tanggung dan sekali lagi mentjari nasehat Jeremia. Tetapi nabi mengulang nasihat itu-itu djuga (37,1-9) Sekali peristiwa nabi mau keluar kota untuk mengurus perkara warisan di Anatot. Tetapi ia ditahan oleh pengawal pintugerbang dan atas tuduhan bahwa ia mau membelot kepada musuh, ia dipukuli dan didjebloskan kedalam pendjara darurat. Disitu ia diperlakukan dengan sangat keras. Radja tetap ragu-ragu dan sekali lagi minta keterangan dari Jeremia. Nabi tidak dapat tidak mempertahankan pendapatnja jang dahulu. Tetapi kesempatan itu dipergunakannjauntuk dengan hangat dan rendah hati bermohon kepada radja, supaja tahanan di hentikan atau setidak-tidaknja diringankan. Radja tidak memarahi nabi karena nasehatnja dan mengabulkan permohonannja itu, sehingga selandjutnja nabi ditahan ditempat lain dandiberi seada-adanja (37,11- 21). Tetapi radja melarang Jeremia berbitjara dengan siapapun djuga tentang pembitjaraan rahasia itu. Sedemikian besarnja ketakutan radja kepada para pemuka (38,24-28). Dalam tahanan baru itu Jeremia tidak berhenti menegaskan, bahwa tentara Babel akan kembali dan mengadjak rakjat dan lasjkar untuk membelot (21,8-10). Dan sesungguhnja, beberapa bulan sesudahnja balatentara Babel kembali muntjul didepan tembok Jerusjalem, setelah tentara Mesir entah mundur sendiri entah dikalahkan. Sekarang segenap harapan lenjaplah sudah. Jeremialah jang njata benar. Anehnja ialah: djustru dalam keadaan itulah nabi mendjadikan keselamatan dimasa depan-sekiranja nubuat-nubuat itu boleh ditanggalkan dikala itu; kepastian tidak ada; mungkin harus ditanggalkan sesudah keruntuhanJerusjalem. Pada suatu hari nabi dikundjungi dalam tahanan oleh seorang saudara sepupunja dari ' Anatot, jang menawarkan sebidang ladang kepadanja. Atas perintah Allah ia membelinja djuga. Nabi sendiri tidak sampai mengerti tindakan jang ada maknanja dalam keadaan jang njata itu. Tetapi djual- beli itu merupakan lambang keselamatan kelak. beberapa nubuat keselamatan lain lagi dibawakan Jeremia (33,1-13) mungkin: 31,23-40;5,18-19), jang kiranja djuga tidak dimengerti nabi. Tetapi nubuat-nubuat itu mengenai hanja masa depan sadja. Untuk masa kini Jeremia menelan kebinasan Jerusjalem dan pembuangan penduduknja, sambil terus mengadjak orang untuk melarikan diri. Sikap defaitistis itu memang mendjengkelkan kaum militer, jang sungguhpun mengerti, bahwa harapan tidak ada lagi, namun mata gelap sama sekali. Jeremia dilemparkan kedalam perigi jang berlumpur, supaja mati lemas disitu. Tetapi ia diselamatkan oleh seorang pegawai istana jang bukan Jahudi dengan diketahui dan disetudjui radja Sedekia (38,1- 13;39,15-18). Sekali lagi radja menanjai nabi dan mendapat djawaban jang sama (38,14-23). Radja tidak sampai menuruti Jeremia untuk menjelamatkan hidup. Pada hari Jerusjalem dimasuki tentara Babel ia masih mentjoba meloloskan diri, tetapi tertangkap dan dibawa ke Nebukadnezar di Ribla. Disitu keluarganja digorok dihadapan matanja, lalu ia ditjungkil matanja dan diangkut ke Babel (II Rdj. 25,3-7;Jr.39,1-8).
Dengan demikian berachirlah sedjarah Juda dan Jerusjalem. Satu bulan lamanja laskar Nebukadnezar sesuka hati mengganas, merampok dan memperkosa. Tetapi Jeremia dilepaskan dari tahanannja oleh orang Babel jang tahu akan sikap jang diambil nabi selama pengepungan, bersama denganorang tahanan politik lainnja (39,11-14). Dengan segala hormat ia diperlakukan. Satu bulan sesudahnja Jerusjalem setjara sistematis dibakar habis, sedangkan lapisan-atas masjarakat ditawan serta dikumpulkan di Ribla untuk digiring ke Babel. Adapun Jeremia jang telah dilepaskan itu ikut tertangkap pula dalam huru-hara (40,1). Tetapi tatkala diketahui panglima Babel segera dibebaskan lagi dan ditawarkan kepadanja untuk sebagai orang terhormat ikut serta ke babel atau tinggal di Palestina sadja. Jang terachir ini dipilih Jeremia, lalu menggabungkan diri denganGodaljahu, orang Jahudi jang diangkat mendjadi gubernur didaerah jang baru direbut (49,1- 6). Dengan demikian terbuktilah sudah, bahwa Jeremia bukan pengchianat atau pembelot jang mentjari keuntungan sendiri sadja. Sikapnja dahulu didjiwai hanja oleh tjinta kepada bangsanja serta pahamnja akan kepentingan-kepentingan jang sebebarnja.
Tetapi belum djuga selesai djalan salib Jeremia. Beberapa minggu sesudahnja sahabatnja Godaljahu mati terbunuh setjara kotor dan begis oleh seorang fanatikus jang didalangi oleh radja 'Amon (41,1-10). Si pembunuh dapat meloloskan diri (41,11-15)dan pemimpin2 Jahudi jang takut2 akan tindakan balasan dari pihak Babel mau melarikan diri ke Mesir (41,16-18). Jeremia dan penulisnja Baruch dibawa lari djuga, meskipun nabi mengadjak mereka atas firman Tuhan untuk tinggal tanpa kuatir (42,1-34,3). Jeremia malah dituduh sebagai penipu jang diasut Baruch (43,2-3). Di Mesirpun kurnia kenabian Jeremia belum padam djuga. Kaum pelari di Mesir tidak beladjar apa2, sehingga mereka memudja dewa2 kafir lagi, oleh sebab terbuktilah kiranja, bahwa dewata itu lebih kuat dari pada Jahwe. Maka dari itu sekali lagi, sekitar th. 585, pada achir hidupnja, Jeremia masih djuga harus mengantjamkan hukuman Jahwe (44). Dan pelaksana hukuman itu ialah radja Nebukadnezar, jang akan merebut Mesir (44,30;43,8-13). Berita lain tentang Jeremia dan wafatnja tidak ada. Kiranja ia meninggal dinegeri asing, tempat dewata dipudja, dan dikuburkan disitu.
Tragis betul riwajat hidup tokoh jang besar itu. Tidaklah tanpa alasan ia dianggap pralambang djitu Jesus jang bersengsara, meski doa jang bernafaskan balas dendam tidak dapat dibanjangkan dalam mulut Jesus. Pada penghabisan hidupnja Jeremia masih harus menentang kekafiran jang diperanginja pada awal mula. Kehidupannja rupa2nja gagal sama sekali. Namun demikian sampai dengan hari ini nabi dari 'Anatot itu msih mempengaruhi pikiran djutaan orang serta mengharukan hatinja. "Kalau bidji gandum tidak djatuh kedalam tanah dan mati, ia tinggal sendiri, tetapi kalau ia mati, ia akan menghasilkan buah banjak".
Adapun kitab Jeremia sebagaimana sekarang ada tjukup susunannja apabila dilihat dengan sepintas lalu sadja. Pasal 1-39 mengutarakan nubuat2 dan peristiwa2 jang terdjadi sebelum Jerusjalem direbut, dengankata pendahuluannja dalam 1,1-3. Pasal 40-45 mentjeritakan apa jang terdjadi sesudahnja dan djudulnja ialah 40,1. Dibawah ini akan didjelaskan, bahwa pasal 46-51 harus digandingkan dengan pasal 25. Pasal terachir, 52, njata suatu tambahan.
Seluruh kita boleh dibagi atas empat bagian besar dengan kata pendahuluan dan kata penutup, jaitu sbb:
Pendahuluan (1,1-19) mentjeritakan panggilan nabi Jeremia, jang tentu sadja pada tempatnja sebagai pembukaan kitab.
Bagian pertama (2,1-25,14) memuat nubuat2 mengenai hukuman jang akan ditimpakan pada Juda dan Jerusjalem. Terketjuali hanja 3,12-18;23,4-6, jang merupakan nubuat keselamatan bagi kerdjaan Israil dan wangsa Dawud. Umumnja nubuat2 tsb. tersusun urutannja dalam waktu. Pasal (1) 2 sampai denganpasal 6 merangkum djaman radja Josjijahu, pasal 7-20 mengenai masa radja Jojakim dan pasal 21-24 membitjarakan djaman sesudahnja, jakni pemerintahan Sedekia. 25,1-14 merupakan suatu ringksan bagian pertama itu.
Bagian kedua, jakni sedjumlah nubuat tentang bangsa2 kafir, dalam naskah Hibrani jang sekarang ada terpetjah dan terpisah, jakni 25,15-38 dan 46-51. Tetapi dalam terdjemahan Junani (Septuaginta) masih ada pada tempatnja (25,15-31). Dalam bagian ini terkumpul nubuat mengenai Mesir (46), Felesjet (47), Moab (48),'Amon (49,1-6), Edom (49,7-22), Damsjek (49,23-27), Kedar (49,28-33),'Elam(49,34-39) dan Babel (50-51).
Bagian ketiga menjandjikan sedjumlah nubuat tentang keselamatan, pemulihan dan kebahagiaan dimasa depan (26-35): Bagi kaum buangan dari keradjaan Juda (27-29), kaum buangan dari Israil (30-31) dan negeri Palestina (32-33). Pasal 34,1-7 merupakan nubuat bersjarat mengenai keselamatan radja Sedekia dan pasal 35 memuat nubuat guna kaum Rekap.
Susunan ketiga bagian tsb. mirip pembagian kitab Jesaja da kitab Jeheskiel. Kemiripan itu tentu sadja tidak kebetulan, melainkan disengadja dibuat demikian. Naskah Hibrani kemudian mentjampur-baurkan urutan tsb.,kiranja buat menghina kaum kafir ditaruh paling belakang.
Bagian keempat (36-45), jang merupakan kechasan kitab Jeremia, mendjadikan pelbagai tjerita tentang hal-ikwal, derita dan sengsara nabi didjalam radja Jojakim (36), dimana pengepungan Jerusjalem (37-39) dan didjalam setelah kota direbut tentara Babel (40-43) dan di Mesir (44). Pasal 45 memuat djandji bagi Baruch, sekretaris Jeremia.
Pasal 52 jang diambil dari kitab Radja2 adalah kata penutup jang mentjeritakan pembinasaan Jerusjalem, pembuangan dan pengampunan radja Jojakim oleh radja Babel.
Tetapi susunan jang bagus itu hilang, apabila kitab Jeremia dibatja dengan seksama. Lalu orang mendapat kesan adanja kekatjua-balauan jang bahkan untuk kitab seorang nabi luar biasa besarnja. Untuk mejakinkan diri tjukuplah orang sebentar memperhatikan urutan tanggal2 jang agak banjak tertjatat dalam kitab ini (1,2=th.626;3;6=th.l.k.620;7,1=th.608;12,12=th.588/587;24,1=th.598;25,1=th.605;2 6,1=th.608;27,1=th.598;28,1=th.598;32,1=th.588;33,1-th.588;34,1=th.588/587;35,1- th.602;36,1.9=th.605;37,1.5=th.588/587;39,1.2=th.587;40,1=th.587;44,1=th.595). Dengan demikian ternjatalah kitab Jeremia tidak tersusun menurut urutan peristiwa2 dalam waktu, melainkan menurut asas lain jang tidak djelas. Maka dari itu segera timbillah masalah ini: Bagaimana gerangan kitab Jeremia terdjadi? Sudah barang tentu kitab in tidak tertulis sekali djadi dalam bentuknja jang sekarang, melainkan ber-angsur2 se-olah tumbuh dan berkembang.
Berkenaan dengan djadinja kitab Jeremia diketemukan petundjuk dan keterangan jang amat berharga dalam pasal 36. Ditjeritakan oleh salah seorang, kiranja penulis Jeremia Baruch, bahwa dalam t. 605-604 Jeremia sendiri menjuruh Baruch menuliskan nubuat2 pengantjam jang telah dibawakan oleh nabi sedjak tampilnja (th.626). Setelah gulungan pertama itu dibakar radja Jojakim, isinja dituliskan kembali dan kemudian ditambahkan nubuat2 lain jang serupa (36,2-4.32). Djadi disini orang menemukan permulaan kitab Jeremia, karangan nabi sendiri. Djika orang lalu memeriksa kitan Jeremia bagian2 manakah tjotjok dengan tjatatan2 pasal 36, jakni nubuat2 pengantjam jang dibawakan nabi sebelum th.605-604, maka orang menemukan bagian2 berikut jang boleh dimasukkan kedalam kumpulan nubuat jang pertama itu (salah satu bagian memang selalu dapat disangsikan): 1,3- 3,13;3,19-,17;5,19-6,30 ;8,4-9.13-17;9,1-7;13,1-11.20-22.25-27;14,1- 15,3;23,9-12;25,15-38;46,1-12;46,29-49,33. Kata pendahuluan gulungan pertama itu sekarang kiranja terdapat dalam 25,1-13b. Ternjatalah kesatuan aseli sekarang ter-petjah2. Dalam gulungan jangkedua (36,32) ditambahkan antjaman jangserupa, jaitu sesudah 605-604. Dan tambahan2 itu kiranja terdapat dalam 10,17-22;12,7- 14;13,12-18;15,5-9;16,16-18;18,1-12;24;27;46,13-26;49,34-39. Djadi dengan demikian terdjadilah kumpulan nubuat2 Jeremia jang pertama. Dan kumpulan itu aselinja ternjata sautu kitab tersendiri jang kemudian dipakai untuk menjusun kitab Jeremia.
Dalam 30,2 tertjatat, bahwa Jeremia sekali lagi menuliskan sesuatu, jaitu semua perkataan jang telah disabdakan Jahwe kepadanja. Kitab itu kiranja merangkum pasal 30-31. (Beberapa ajat mungkin kemudian ditambahkan). Sukarlah dipastikan kapan Jeremia menuliskan kitab ketjil itu, tetapi kiranja sekitar th. 620. Oleh karena pasal2 itu memuat djandji keselamatan, nistjaja tidak termasuk gulungan pertama atau kedua, melainkan tetap tinggal sebagai kitab tersendiri.
Disamping itu orang menemukan dalam kitab Jeremia pelbagai kisah mengenai nabi sendiri jang njata dikarang orang lain. Boleh diterima, bahwa tjerita2 tsb. berasal dari sahabat Jeremia, Baruch. Sekarang berita itu tersebar dalam seluruh kitab (19,1-20,6;26;27;28;34,1-7;36;37,1-38,28;38,28-40,6;40,6;40,7- 43,12;44;45;51,59-64). Tetapi aselinja kisah2 itu suatu karja tersendiri, suatu "riwayat hidup" karangan Baruch, jang dibuatnja setelah dia dan Jeremia dibawah ke Mesir (sekitar th.585).
Lagi pula dalam kutab Jeremia terdapatlah bagian2, tempat nabi sendiri angkat bitjara kepada Allah (11,18-12,6;15,10-21;17,14-18;18,18-23;20,7-18). Sudah barag tentu doa jang teramat pribadi itu tidak tertudju kepada orang banjak. Hanja kepada seorang sahabat jang amat karib sadja pengalaman pribadi itu dapat ditjeritakan Jeremia. Sahabat itu kiranja Baruch. Setelah nabi wafat bagian2 itu diselipkan oleh Baruch kedalam kumpulan nubuat2 Jeremia jang telah disusunnja (gulungan kedua tsb). Termasuklah kedalam bagian2 ini pula tjerita2Jeremia sendiri tentang apa jang diperbuatnja sendiri sadja (13,1-11;16,1-9;17,19-27).
Achirnja orang dapat menjendirikan suatu kumpulan nubuat2 dalam 21,11-23,8(21,11 merupakan djudul) dan 23,29-40 (djuga ada djudul tersendiri), jang memuat antjaman kepada wangsa keradjaan dannabi2 gadungan. Tetapi mungkin sekali bagian2 inipun sudah ditambahkan Baruch pada gulungannja.
Maka dari itu boleh diterima, bahwa aselinja ada dua karja tersendiri, jaitu suatu kumpulan nubuat2 serta perkataan Jeremia dan sedjumlah tjerita tentang dia. Karya pertama sendiri ber-angsur2 terdjadi dengan bertolak dari gulungan jang ditulis Baruch atas perintah Jeremia sendiri. Karya kedua aselinja dikarang oleh Baruch sebagai suatu keseluruhan, setelah nabi meninggal.
Tetapi kiranja belum semua perkataan nabi terkumpul demikian. Dan kumpulan tsb, tidak dianggap sebagai sesuatu jang tidak boleh disentuh lagi. Mungkin sekali bahwa pelbagai nubuat disadur sedikit-banjak (seperti 7,1-8,3;11,1-14;16,1- 13;18,1-12;21,1-10;22,1-15;25,1-14;34,8-22;35). Sebab ada perbedaan bahasa, gaja bahasa dan gagasan jang menjolok mata. Bahkan ada beberapa ahli jang menerima suatu karja tersendiri lagi disamping kedua jang disebut diatas. Tetapi ahli2 lain berpendapat, bahwa tidak perlu suatu karya tersendiri untuk menerangkan kitab Jeremia. Saduran2 tjukup mendjelaskan semua.
Mungkin sekali bahwa dalam pembuangan di babel kedua karya tsb. dipersatukan mendjadi satu kitab. Dalam mengerdjakan kesatuan itu saduran2 tsb mungkin dibuat djuga, atau mungkin djuga sudah sebelumnja. Ditambahkan djuga beberapa nubuat jang tidak berasal dari Jeremia, melainkan dari tokoh2 lain. Teks2 itu dianggap serasi dan senada denga suara Jeremia dan karenanja diselipkan kedalam karya nabi itu. Bagian2 jang tidak aseli (denga perbedaan pendpat antara para ahli) a.l. 8,10-12;10,1-16;17,19-27;25,34-40;29,12-24;30,10-11.23-24;31,10-11.16.38- 40;48,1-47;49,1-22;50,1-51,58. Ditambahkan pula pasal 52,1-34. Pasal itu hampir2 sama dengan II Rdj. 24,18-25,30. Tetapi didalamnja djuga ada berita tersendiri, sehingga bukan salinan belaka dari kitab Radja2 jang sekarang kita batja. Agaknja bagian ini suatu saduran. Tjatatan 51,64b menegaskan, bahwa pasal 52 sungguh suatu tambahan setelah kitab Jeremia sudah selesai disusun. Rupanja 40,7-10;41,1-3.16-18 pun saduran dari II Rdj.25,22-26.
Memang riwajat djadinja kitab Jeremia ruwet sekali dan tidak segala sesuatu mendjadi terang-benderang. apa jang dikatakan diatas adalah suatu hipotese jang menerangkan tjukup banjak gedjala. Djalan sedjarah jang ruwet itu menjatakan diri djuga dalam kenjataan, bahwa sedjumlah ajat dan bagian sampai dua kali diketemukan:
6,12-15 = 8,10-12 ; 6,22-24 = 50,41-43; 7,1-14 = 26 ; 10,12-16 = 51,15-19; 15,13-14 = 17,3-4 ; 16,14-15 = 23,7-8 ; 23,5-6 = 33,15-16 ; 23,19-20 = 30,24-25; 30,10-11 = 46,27-28 ; 31,35-37 = 33-25-26; 39,4-10 = 52,7-16 ; 49,19-21 = 50,44-46;
Dan achirnja terdjemahan Junani jangkuno (Septuaginta) mendjadi saksi djalan ber-liku2 jang ditempuh kitab Jeremia. Sebab ada perbedaan besar antara naskah Hibrani jang sekarang ada dan teks terdjemahan Junani itu. Terdjemahan itu djauh lebih pendek (1/8) dan nubuat2 lawan bangsa2 kafir (pasal 46-51 dalam naskah Hibrani) ditempatkan dibelakang 25,13b. Dan urutan nubuat2 itu berlainan pula. Demikianlah susunannja:
Naskah Hibrani Terdjemahan Junani 25,15-38 = 32,1-24 26-43 = 33-50 44 = 51,1-30 45 = 51,31-35 46 = 26 48 = 31 49,1-5 = 30,1-5 49,7-22 = 29,8-23 49,23-27 = 30,12-16 49,28-33 = 30,6-11 49,34-39 = 25,14-26,1 50-51 = 27-28 52 = 52
Berkenaan dengan tempat nubuat2 itu kiranja terdjemahan Junanilah jang benar, sebab dalam naskah Hibraninja 25,13b-29 merupakan suatu kata pendahuluan untuk nubuat2 lawan bangsa2 kafir jang sesungguhnja tidak menjusul. Tetapi berkenaan dengan urutan nubuat2 itu kiranja naskah Hibranilah jang betul, oleh karena tjotjok dengan kata pendahuluan tsb.
Bagaimana gerangan perbedaan antara naskah Hibrani dan terdjemahan Junani dapat diterangkan? Djawabnja tidak gampang djuga. Adakah terdjemahan Junani berupa ringkasan dan saduran dari satu teks Hibrani aseli jang terpelihara dalam naskah Hibrani? Ataukah terdjemahan Junani itu bertumpu pada teks Hibrani aseli jang kemudian disadur dan mengalami pengeluasan dan perpindahan besar2an? Atau adakah dua teks Hibrani jang kedua2nja aseli, sehingga bahan jang terdapat dalam kitab Jeremia mula2 sudah terkumpul dalam bentuk jang ber-lain2an? Kalau demikian, maka satu teks mendjadi landasan terdjemahan Junani dan teks lain terpelihara dalam naskah Hibrani. Semua pertanjaan tsb tidak dapat didjawab dengan tegas lagi pasti. Hipotese, bahwa aselinja ada dua teks Hibrani tersendiri lebih umum diterima, tetapi djuga tidak ada kepastian.
Jeremian bukan seorang ahli ilmu ketuhanan seperti Jesaja atau Deutero-jesaja, bukan pula orisinil laksana Hosea dan bukan seorang organisator jang berchajal bagaikan Jeheskiel. Jeremia lebih2 seseorang jang luas dan dalam hatinja, jang mengharukan dan menghangatkan. Pertjuma orang mentjari padanja gagasan keigamaan jang baru. Tetapi dimasa kemunduran dan kemerosotan umum nabi itu mentjerminkan dan mempertahankan iman Israil jang sedjati dan paling autentik.
Tengah rakjat dan para pemimpin memudja dewa2 kafir, Jeremia mempertahankan, bahwa Allah esa itu pentjipta semesta dunia (27,5;10,12.16;3,7) dan pemimpin serta pengurus alam serta segala gedjalanja (31,33-37;3,3;5,22.24,8,7.17;14,22). Kebidjaksanaan Allah ada tara bandingnja (10,7.12). Dihadapan Allah, dewata kafir jang dipudja Israil tidak berarti apa2 (2,5.11.28;5,7;11,12;43,12;48,7;49,3). Jahwe Israil djuga Tuhan sedjarah dan pembimbing nasib segala bangsa jang merupakan semua anakNja (3,19). Dialah radja sekalia bangsa (10,7.10) dan mampu menghukum mereka (nubuat2 lawan bangsa2). Tetapi Iapun mengutus bangsa2 kafir untuk melaksanakan hukuman atas umatNja (4,6;19,3). Nebukadnezar adalah "Hamba Jahwe"(27,6;43,10), jang diberiNja kekuasaan (27,6) dan karena itulah tidak ada bangsa satupun dapat bertahan terhadapnja (27,8). Allah kan memberi kemenangan dan kekalahan (43,13;46,3- 51.64). Tetapi pada waktu jang ditetapkan Allah djuga mengachiri kekuasaan (27,7;29,10) dan selalu memimpin hati radja kafir itu (42,12). Allah Israil bukan hanja Tuhan sekalian bangsa, melainkan djuga Tuhan masing2orang, seperti Jeremia sendiri (1,18),'Ebed-Melek, orang kafir (39,15-16), Baruch (45,1-5). Ia menjelami dan mengudji hati-sanubari manusia (11,20;23,23-24) dan mengadili serta membalas masing2 orang sekedar perbuatan2nja (33,19;9,23), Allah adalah berbelaskasih (3,12;31,3;32,18), baik hati (33,11) dan adil sekaligus (9,23). Individu keigamaan-susila, sebagaimana dirumuskan Jeremia (31,29) diperkembagkan oleh Jeheskiel (18,1-32).
Jeremiapun mempertahankan adjaran kuno, bahwa Israil adalah umat Jahwe jang terpilih (3,19). Ia telah menebus umatNja dari Mesir (2,6;11,14;23,7;32,10) dan menganugerahkan negeri Palestina kepadanja mendjadi miliknja (2,7;3,18;10,16;12,7.8). Masa permulaan itu dipandang Jeremia sebagai masa idiil(2,2-3), masa pertunangan. Jahwe adalah bapa dan sahabat umat (3,4) dan Israil merupakan anak sulungNja (31,19), anak kekasihNja (31,20), milik pusakaNja (2,3) dan kawanNja (13,17). Allah mendjadi penjelamat Israil (14,8;30,11), mataair jang hidup (2,13;17,13) dan Ia memelihara Israil sebagaimana orang tani memelihara tanahnja (2,21;12,10), dan melindunginja terhdap musuh (2,3). Apa jang menarik perhatian ialah: Pilihan merangkum baik Juda maupun keradjaan Israil jang sudah satu abad lebih lenjap. Hubungan chas antara Allah dengan umat djarang2 sadja disebut "perdjandjian" oleh Jeremia (14,21;31,31-34: kalau aseli), tetapi gagasan itu sendiri tidaklah asing baginja. Kerap kali ia menggunakan rumus perdjandjian jang lazim ini: Jahwe mendjadi Allah mereka dan mereka mendjadi umatNja (7,23;11,4;24.7;31,33), sehingga Jahwe ada di-tengah2 mereka (14,9).
Seharusnja Israil berterimakasih karena pilihan itu dan tetap setia (2,9- 13.20.32),tetapi mereka murtad (1,16.32;2,17.19;5,7;6,19;11,10) dan tidak mengenal Jahwe (9,23;22,16;4,22;5,21). Mereka hanja berbangga atas pilihan itu (3,3-5) dan merasa diri aman (6,14;8,11;14,13;4,10;23,17.27-29), tanpa menepati kewadjiban2 dan sjarat2 pilihan itu. Mereka tidak pertjaja pada Jahwe, melainkan pada Jerusjalem jang kukuh-kuat (21,13;22,23) dan pada persekutuan dengan bangsa2 lain. Jeremia mentjela dosa2 Israil, penjembahan berhala (1,16;7,17- 18;44,7-9) dan matjam2 dosa lain lagi. Boleh dikatakan, bahwa nabi ini menekankan keburukan Israil lebih daripada nabi2 lainnja. Dan akar segala dosa ialah hati manusia (4,3-4;17,9) jang berkutup (13,10;18,12;23,17). Maka dari itu Allah jang adil harus menghukum. Namun demikian tidak segera Dia bertindak. ia mengutus nabiNja, supaja umat bertobat (6,16;7,25-27). Ia siap untuk mengampuni, djika ada pertobatan jang sungguh (5,1). Tetapi setelah umat njata berkepala batu dan keras hati, oleh karena tidak mendengarkan segala nasihat (2,19;5,23;6,28;12,8;13,25;15,6-7;18,12;43,4) Allah lalu dengan sedih hati dan terpaksa menjiksa (6,8;12,7-9;15,5-7;17,4;36,7). Memang masih ada kemungkinan untuk berbalik (18,8-10;26,3.19;42,10), tetapi pertobatan itu sungguh sjarat mutlak untuk mengelakkan hukuman jang mengantjam (4,14;5,21-23;18,7-9;36,3.7). Tapi Israil tidak tersembuhkan (14,23) dan pengampunan tidak mungkin lagi rupanja (3,1-5). Dan karenanja hukuman achirnja ditimpakan sampai penghabisan dan tak terelakkan lagi (8,14-16;13,14;15,1-3;19). Lama kelamaan Jeremia sampai kepada kejakinan, bahwa umat Jahwe sungguh tegar hati dan bertegang leher (17,1;8,6). Israil seumpamanja pohon ara jang tak berbuah dan harus ditebang (8,13). Jeremia malah dilarang untuk berdoa (7,16;11,14;14,11).
Namun demikian harapan belum lenjap djuga. Allah tidak membatalkan pilihanNja. Karena itu pandangan Jerusjalem melajang kemasa depan. Kadang2 utjapan2nja memberi kesan, se-olah2 ada kebinasaan mutlak (13,14;15,2-3.9;11,16;19,11), tetapi sesungguhnja se-kurang2nja suatu "sisa" (3,14), baik dari keradjaan utara maupun dari keradjaan selatan, akan diselamatkan. Kaum buangan dari Israil akan kembali (3,12-13;30,1-31,22), kaum buangan Juda jang diangkut ke Babel dalam th. 597 djuga akan pulang ketanahairnja (24,5-7;29,10-11) dan demikianpun kaum buangan dari th. 586 (3,14-16;32,15.37;33,4-5). Dalam gambarannja tentang masa depan itu Jeremia agak sederhana dan tidak melukiskannja dengan chajalan sebagaimana jang disukai Jesaja atau Jeheskiel. Jerusjalem akan dibangun kembali (33,4-5) dan rakjat akan bertambah banjak (3,16) serta menikmati kedamaian (27,7;29,10;51,64); wangsa Dawudpun akan dipulihkan (23,5-6;3,20) dan pemimpin2 umat akan menunaikan tugasnja dengan baik (3,15;22,4). Tetapi wangsa Dawud dalam harapan Jeremia tidak memegang peranan sebesar kedudukannja dalam harapan Jesaja. Menurut harapan Jeheskiel ibadah sedjati mendjadi bagian mahapenting dalam kebahagiaan dimasa depan, tetapi pada Jeremia ibadah itu se-akan2 hilang. Peti perdjadjian tidak akan ada lagi (3,16); agama batiniah ditekankan (24,7) dan perdjandjian baru jang akan diikat terukir dalam hati-sanubari umat Jahwe (31,31-33). Penguasa Israil atas bangsa2 kafir, jang pada pelbagai nabi lain bagitu penting,tidak dipedulikan Jeremia. Umat kelak akan berbalik kepada Jahwe dan dosa serta kesalahan tidak akan teringat lagi (31,34). Kaum kafir dalam harapan akan masa depan tidaklah tampil. Tentu sadja ada beberapa bagian jang membitjarakan pertobatan kaum kafir (3,17;12,15-16,16,19-21), tetapi ajat2 itu tidak berasal dari Jerusjelam dan lebih2 didjiwai semangat Jesaja. Jeremia tidak menarih perhatian kepada nasib bangsa2 kafir dimasa akan datang. Namun demikian Jeremia tidak bentji kepada bangsa2 lain. Merkapun anak Allah (3,19) dan nabi mengagumi mereka karena kesetiannja kepada dewatana (2,10-11;18,13).Radja Nebukadnezar adalah "Hamba Jahwe" (27,6). Ia sendiri diutus kepada bangsa2 kafir djuga (1,8). Tentu sadja mereka diantjam 99,25-26;25,15-18;48,6-13;46-49), tetapi bukannja oleh sebab mereka kafir, melainkan oleh karena seperti israil, mereka enggan menaklukkan diri kepada rentjana Allah jang dilaksanakan Nebukadnezar (27,309). Dan kaum kafir achirnja toh akan menjaksikan kebahagiaan umat Jahwe (31,7.10), jang akan menikmati berkah Ibrahim (4,2).
Nabi Jeremia, pemaklum agama batiniah dan pribadi, adalah manusia jang radjin berdoa. Ia sendiri berdoa bagi bangsanja jang terantjam (7,16,11,14;28,6;32,16.24-25) dan hangat2 bermohon, agar seterunja dihukum (15,15;18,21-23;20,12) dan minta tolong bagi dirinja (18,18). Iapun jakin, bahwa doa pasti dikabulkan (27,18;37,3;42,2). Pabila Jahwe melarang dia berdoa untuk bangsanja, maka sebabnja ialah: agar Tuhan djangan usah mendengarkan permohonan itu, sehingga umatNja tidak dihukum sekedarnja (7,16;11,14;14,11). Dalam doanja nabi sampai bergumul dengan Allah dan memakai bahasa jang mendekati penghodjat (20,7;15,18). Tetapi dalam doanjapun Jeremia, jang begitu disiksa hatinja, achirnja mendapat ketenangan dan damai (20,11) serta kekuatan untuk menunanaikan tugas beratnja sampai penghabisan.
Ende: Yeremia (Pendahuluan Kitab) PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat
sedjumlah tulisan kenabian, jak...
PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat sedjumlah tulisan kenabian, jakni tudjuhbelas (Lagu ratap termasuk djenis sastera lain), jang merangkum djangka waktu antara l.k. 750 dan 200 seb. Mas. Tulisan2 itu mewakili suatu aliran kuat dalam agama Israil, jang sebelumnja sudah ber-abad2 lamanja berlangsung. Kitab2 nabi itu merupakan puntjak dan buah masak2 dari kurnia kenabian jang mengalami sedjarah dan perkembangannja sendiri sebelum menghasilkan buah2 jang terpelihara dalam kitab para nabi. Kurnia kenabian itu boleh dianggap sebagai kechasan agama Israil jang mentjapai kepenuhannja dalam diri Jesus Kristus.
Namun demikian kurnia tsb. boleh ditempatkan dilatarbelakang jang lebih luas dan melewati perbatasan bangsa Israil dan Perdjandjian Lama. Sebab beberapa gedjala jang diketemukan dalam keterangan2 Kitab Sutji tentang aliran kenabian terdapat pula pada bangsa2 tetangga Israil, jang serumpun dengannja; dengan perkataan lain: pada bangsa2 Semit pada umumnja (bangsa2 Semit ialah bangsa2 keturunan Sem menurut Kitab Sutji). Tidak disangkal, bahwa gedjala2 kenabianpun terdapat pada bangsa2 lain, akan tetapi kalau demikian, agak djarang2 saja ada. Tokoh2 besar dari agama lain, seperti Budha dan para Reshi Hindu tidak boleh dibandingkan dengan nabi2 Israil apalagi filsuf seperti Kon Fu Se atau Lao Tse. Sebaliknja pada bangsa2 jang mendiami negeri Kena'an sebelum Israil memasukinja dan pada bangsa2 disekitar Israil diketemukanlah gedjala2 jang mirip gedjala2 kenabian di Israil. Kitab Sutji sendiri mentjeritakan mengenai "nabi2 Baal dan nabi2 'Asjera", jang menjertai permaisuri Izebel jang berasal dari Fenesia (1Ra 18:19; bdk. 2Ra 10:19). Diluar Kitab Sutjipun ada berita tentang "nabi2" di Mesopotamia dan Palestina. Tjontoh jang paling djelas ialah Muhammad, orang jang berbangsa Arab, djadi berbangsa Semit, dan tokoh2 kenabian lain jang mendahuluinja di Arabia. Penjerupaan Muhammad dengan nabi2 Israil tentu sadja tidak terpungkiri.
Bukan maksud kami untuk begitu sadja menjamaratakan kurnia kenabian di Israil dengan gedjala2 jang serupa pada bangsa2 Semit jang lain. Namun demikian kiranja boleh diterima, bahwa kurnia ilahi jang chas itu mendapat tanah jang subur dalam watak bawaan bangsa2 Semit. Watak alamiah digunakan oleh Allah untuk maksud- tudjuanNja sendiri; bawaan itu diangkat serta dihaluskan oleh anugerah ilahi, jang dapat bertumpu pada sifat alamiah tanpa merusakkannja. Bangsa Israil seakan2 ditjiptakan oleh penjelenggaraan Allah sedemikian rupa sehinggga pada waktunja dapat dianugerahi kurnia kenabian jang chas. Itulah sebabnja maka orang tidak usah heran atau kaget, pabila diluar Israil pun terdapat gedjala2 jang segera mengingatkan kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Kemiripan jang kelihatan tidak usah mengurangi sedikitpun keaselian kurnia kenabian di Israil. Dan untuk mempertahankan keistimewaan umat Allah tidak perlu orang menjangkal kesamaan jang njata. Kesamaan itu kan dibarengi dengan perbedaan asasi, meskipun perbedaan itu tak kelihatan sekalipun. Demikian misalnja orang boleh menerima, bahwa Muhammad melandjutkan, bahkan menjelesaikan serta menutup aliran kenabian bangsa2 Semit, tanpa menerima bahwa tokoh itu adalah landjutan dan penjelesaian kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Bagi kita ini Jesus dari Nasaret adalah nabi terachir dari para utusan Allah kepada umatnja jang terpilih, jakni Israil. Nabi2 jang diketemukan dalam Perdjandjian Baru sama sekali lain tjorak dan tugasnja. Tapi tanpa keberatan sedikitpun Muhammad boleh dipandang sebagai penutup aliran kenabianalamiah jang terdapat pada bangsa2 Semit pada umumnja. Jang pertama terletak dibidang adikodrati jang bertumpu pada susunan alamiah, pada hal jang kedua adalah alamian belaka. Perbedaan njata antara kurnia kenabian sedjati di Israil dengan gedjala2 kenabian pada bangsa2 kafir disekelilingnja kiranja boleh diringkaskan sbb.: Kurnia kenabian bersifat etis, kesusilaan, oleh karena berasal dari Allah jang etis tjoraknja. Kurnia itupun menentang atau sekurang2nja mengatasi keinginan dan harapan nasional. Tetapi nabi kafir tidak mempunjai tjorak etis dan selalu berbatas kepentingan dan keinginan bangsanja sendiri. Muhammad tentu ada tjorak etis padanja djuga dan ia melampaui batas duku dan bangsanja. Tetapi tjorak itu pada Muhammad djauh kurang njata dari pada para nabi Israil.
Selandjutnja disini dibahas hanja kurnia kenabian jang merupakan kechasan dan keistimewaan umat Allah dari Perdjandjian Lama.
Tetapi perlu segera ditambahkan, bahwa kurnia kenabian itu merupakan suatu gedjala jang amat madjemuk dengan sedjarah dan perkembangannja sampai kepuntjak. Keterangan2 jang disadjikan Kitab Sutji sendiri djauh dari terang dari segala sudut dan seginja. Istilah "nabi" dan "bernubuat" ada pelbagai maknanja. Perkataan "nabi" sendiri (demikianpun bunjinja dalam bahasa Hibrani) tidak memberi banjak pendjelasan. Arti perkataan itu ialah: berseru, berbitjara, memaklumkan. Tetapi istilah itu tidak mengatakan sedikitpun tentang siapa jang berbitjara atau apa jang dikatakan. Memang Kitab Sutji sendiri memberikan suatu keterangan, jakni dalam kisah panggilan Musa (Kel 4:15-16; 17:1) Musa diutus Allah kepada Fare'o. Tetapi Musa menolak oleh karena tidak fasih lidah. Ia lalu diberi pembantu, jakni adiknja Harun, jang akan mendjadi djurubitjaranja. Ia adalah "mulut" Musa dan Musa mendjadi "Allah" Harun. Di depan Fare'o Musa mendjadi Allah dan Harun nabinja. Djadi "nabi" disini "djurubitjara Allah". Sudah barang tentu arti kata itu dengan tegas lagi ringkas menundjukkan tugas nabi2 besar jang tampil kedepan dalam kitab para nabi. Tetapi dalam Kitab Sutji sendiri istilah jang sama dipergunakan sehubungan dengan tokoh2 lain serta kegiatan mereka.
Kelompok2 orang ekstatisi jang memainkan peranannja dalam ibadah kadang2 disebut
"nabi" dan mereka "bernubuat dalam ekstasenja. Disekitas Sjemuel, jang melajani
tempat sutji di Sjilo (1Sa 2:18) terdapatlah "nabi2" jang
bersangkutan dengan tempat sutji (1Sa 10:5). Setjara buatan, jakni
dengan alat2 musik, mereka menimbulkan ekstase lalu "bernubuat" (mengigau).
Keadaan itu disertai pelbagai gedjala jang aneh (1Sa 10:11-13; 19:20-24)
Orang2 itu nampaknja madjenun (bdk. 2Ra 9:11), kerasukan roh Allah
(1Sa 19:20,23). Kemudian dalam sedjarah diketemukan pula kelompok2
"nabi" sehubungan dengan Elija (1Ra 18:4). Elisja'pun mempunjai
hubungan dengan "tjanterik2 nabi" (2Ra 2:3-18). Ungkapan "tjanterik
nabi" dalam bahasa Hibrani berbunji "putera2 (anak) nabi" dan artinja ialah
orang jang mendjadi anggota kumpulan atau kelompok tertentu, djadi anggota
kumpulan nabi2. Sudah barang tentu kelompok2 nabi2 itu melandjutkan nabi2 jang
ada disekeliling Sjemuel. Mereka tinggal ber-kelompok2, kadang2 ratusan orang
(1Ra 18:4; 2Ra 2:3,5,7) dan diam terpentjil dari pergaulan masjarakat
(2Ra 6:1-2), di sekitar tempat sutji, seperti Gilgal (
Sudah barang tentu nabi2 ekstatisi tsb. Mempunjai tjorak keigamaan jang njata dan bersangkutan dengan ibadah. Tetapi keterangan2 Kitab Sutji tidak mengidjinkan untuk menetapkan perasaan mana mereka pegang dalam ibadah. Adakah mereka dalam ekstasenja membawakan firman Allah dalam ibadah sebagai djawaban atas permohonan para pemudja atau peranan lain dipegangnja? Ada ahli jang berpendapat, bahwa salam ibadah Israil, dahulu dan kemudian, nabi2 memegang peranan tertentu, suatu djawatan tetap, disamping para imam. Orang2 itu menundjukkan beberapa mazmur (misalnja Maz 2:6; 110:2:4) tempat suatu firman Jahwe dibawakan. Katanja kalimat2 sedemikian itu diutjapkan oleh seorang nabi dalam ibadah. Selandjutnja dikatakan, bahwa beberapa nubuat jang terkumpul dalam kitab para nabi (misalnja Joel) berasal dari ibadah, sehingga nabi jang bersangkutan merupakan nabi ibadah pula. Akan tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan dan keterangan2 jang dapat dikumpulkan dari Perdjandjian Lama tidak tjukup untuk meneguhkan hipotese tsb. Maka dari itu harus dikatakan, bahwa kitapun tidak tahu peranan manakah dimainkan kelompok2 nabi dalam ibadah. Halnja tetap kabur sadja.
Disamping dan bersama dengan nabi2 tsb. kita menemukan dalam Kitab sutji
pelbagai tokoh lain jang diberi djulukan "nabi", namun amat berlainan dari para
ekstatisi tsb. dan djuga dari nabi2 besar jang tampil dalam kitab para nabi. Di
djamanpara Hakim ada nabiah Debora, jang menghakimi Israil (Hak 4:4).
Dalam Kitab itupun muntjul seorang nabi jang tak bernama (Hak 6:8).
Mungkin sekali nabi itu hanja akal kesusateraan sadja dengan mana pengarang
kitab mengemukakan pikirannja sendiri. Pada achir djaman para Hakim tampilah ke
depan tokoh besar nabi Sjemuel (1Sa 3:20; 9:9; 2Ta 35:18), jang
berhubungan dengan dan malah memimpin para ekstatisi (1Sa 19:20).
Tetapi terang sekali Sjemuel tidak termasuk kedalam kalangan orang2 itu.
Kemudian dari itu ber-kali2 nabi jang serupa diketemukan dalam Kitab Sutji,
seperti Ahia (1Ra 1:29-30; 14:2-3) Jehu (1Ra 16:7), Jona
(2Ra 14:24), nabiah Hulda (2Ra 22:14-15), Urijahu
(Yer 26:20), Sjemaia (2Ta 12:5-6), Ido (
Sudah barang tentu nabi2 jang sedemikian itu merupakan suatu djabatan dan lembaga tetap di Israil. Achirnja undangpun mengaturnja. Sebab dalam kitab Ulang tutur (Ula 18:15-22) sesungguhnja terdapatlah suatu undang mengenai nabi2. Undang itu kiranja mengatur keadaan jang sudah lama berlangsung dan sedikit banjak merosot, sehingga perlu diberi petundjuk untuk membedakan nabi2 sedjati dan nabi2 gadungan. Undang itupun menjatakan, bahwa lembaga kenabian itu di Israil memegang peranan, jang pada bangsa2 lain dimainkan oleh tukang sihir dan tukang tenung, jang di Israil dilarang (bdk. (Ima 19:26,31); 1Sa 28:7). Apabila rakjat memerlukan petundjuk2 ilahi dalam hidup se- hari2 mereka dapat menghadap nabi2 itu. Sebagaimana radja Babel, Ninive atau Mesir mempunjai tukang2 tenung jang tetap untuk diminta nasehat2nja dalam urusan negara, dalam perkara perang dan damai, demikianpun dalam istana radja Israil ada nabi2 Jahwe.
Pengarang 1Sa 9:9 mengatakan, bahwa orang jang dimasanja disebut
"nabi, dahulu, misalnja ada masa Sjemuel, dinamakan "pelihat". Makna keterangan
itu tidak amat djelas, tetapi jang berikut ini boleh diterima. Dahulu istilah
"nabi" adalah sebutan kelompok2 nabi ekstatis dalam ibadah, sebagaimana jang
dipaparkan diatas. Disamping nabi2 itu ada "pelihat2", perseorangan dan pribadi
untuk keperluan hidup se-hari2 (sebutan lain ialah: orang ilahi atau "pesuruh
Allah", (bdk. 1Ra 13:1) Kemudian orang2 inipun disebut "nabi". Dan
kiranja perkaranja bukan hanja perpindahan sebutan, tetapi djuga tjampuran
fungsi. Mula2 "nabi" dan "pelihat" berbeda satu sama lain, tetapi kemudian nabi2
itupun bertindak sebagai "pelihat". "Pelihat Sjemuel sudah berhubungan erat2
dengan para nabi dan Elisja'pun bergaul dengan "tjanterik2 nabi" pula.
Demikianpun terdjadilah kedua tugas jang mula2 berlainan itu lama kelamaan
melebur mendjadi satu sadja, sehingga istilah "nabi" melingkupi ke-dua2nja.
Menurut 2Ra 21:10 didjaman radja Menasje ada "nabi2" (djamak)
ditempat lain nabi2 disebut disamping para imam (
Dapat dimengerti pula, bahwa kedua fungsi tsb. melebur mendjadi satu. Sebab antara nabi2 ekstatisi dan nabi2 profesionil ada kesamaan djuga kendati perbedaan. Kedua2nja mempunjai hubungan chusus dan langsung dengan Allah. Ekstatisi dianggap kerasukan roh ilahi jang menampakkan diri dalam ekstase mereka. Pelihat2 itu berkat hubungannja dengan Allah mengenal hal2 tersembunji atau kedjadian dimasa depan. Dan pengetahuan adjaib itupun menjatakan pengaruh ilahi jang chusus. Maka dari itu masuk akal, bahwa semua orang dalam siapa pengaruh Allah menjatakan diri, entah dengan ekstase entah dengan pengetahuan adjaib, kemudian disebut "nabi" sadja.
Tetapi lembaga kenabian ekstatis-profesionil mengalami kemerosotan pula. Dalam hal ini kiranja pengaruh agama2 kafir memegang peranannja. Nabi2 Jahwe jang menjertai radja Israil (1Ra 22:5-28) pasti bukan nabi2 sedjati, melainkan pendjilat radja sadja, terutama pemimpin mereka Sidkia. Sudah dikatakan, bahwa nabi2 profesionil harus diberi upah untuk pernjataannja (bdk. 1Sa 9:7-10; 1Ra 14:3; 2Ra 5:15). Mudah sadja adat itu mendjadi alasan kemerosotan lembaga kenabian (bdk. 2Ra 5:20-24), oleh karena itu nabi2 itu terlalu mentjari keuntungan sendiri, atau sebagai pegawai radja terlalu tjondong untuk menjenangkan madjikannja sadja. Karenanja salam kitab para nabi atjap kali diketemukanlah "nabi palsi", jang merupakan lawan jang gigih utusan2 Jahwe jang sedjati. Jeremia harus menentang sekelompok nabi jang disebut namanja dan bekerdja diantara kaum buangan di Babel (Yer 29:21-23) dan dalam Bait Allah ia bergulat dengan seorang nabi jang bernama Hananja bin 'Azur (Yer 28:1-17). Dimasa radja Jojakim ia ditangkap oleh para imam dan nabi (Yer 26:7-15). Mereka itu disebut "pembohong" (Yer 6:13; 8:10), jang bernubuat hanja untuk makanannja melulu (Mik 3:11). Mereka pemabuk (Yes 28:7) dan pendjinah (Yer 29:23). Mereka sesungguhnja tidak diutus Jahwe (Yeh 13:6) dan meramalkan apa jang diinginkannja sendiri, rakjat serta radjanja (Yer 5:31; 6:14; 13; Yes 30:10). Dengan demikian mereka tidak mengusahakan pertobatan rakjat, melainkan membuat mereka tinggal di dalam kedurdjanaannja (Yer 23:14; Yeh 23:23). Nabi2 palsu itu sungguh suatu bentjana di Israil, sebab mereka menjesatkan rakjat dan merupakan antjaman untuk bangsa maupun agama Israil. Mungkin sekali bahwa tidak semua nabi itu mula2 buruk maksudnja dan barangkali mula2 mereka sungguh nabi Jahwe sedjati. Tetapi demi untuk keuntungan materiil dan hendak menjenangkan rakjat dan radja mereka kadang2 menjalahgunakan kurnianja atau tertipu oleh angan2nja sendiri dengan tidak membedakan apa jang datang dari Jahwe dan apa jang tjotjok dengan keinginan hatinja sendiri (bdk. Zak 13:2-6).
Kendati kemerosotan jang kadang2 menurunkan para nabi ekstatis-profesional itu,
mereka toh tjukup besar pengaruhnja akan jang baik dalam hidup keigamaan Israil.
Tidak ada banjak tjerita tentang pengaruh para ekstatisi. Tetapi setidak2nja
pada permulaan mereka nampak sebagai pembela agama Jahwe jang murni. Permaisuri
kafir Izebel mengejar serta membunuh mereka (bdk. 1Ra 18:4; 19:10,14).
Tetapi terutama nabi profesionil adalah djagoan agama Jahwe dan tatasusila. Nabi
Natan menegur radja Dawud karena berdjinah dan membunuh orang jang tak berdosa
(2Sa 12:1-5) dan mendukung radja itu untuk mendirikan pusat agama
jang baru (2Sa 7:1-17). Waktu Jerobe'am mulai dengan ibadah
tersendiri, maka seorang nabi menentang (1Ra 11:29-39), tetapi iapun
menegur radja itu oleh karena terlalu tjondong kepada kekafiran (
Djustru nabi2 profesionil, terutama jang disebut diatas, merupakan pendahuluan
sedjati dari nabi2 besar jang nubuat2nja terpelihara dalam Kitab Sutji.
Chususnja Elija amat mirip mereka. Namun demikian nabi2 besar itu ada tjoraknja
tersendiri, sehingga tidak boleh digolongkan kedalam lembaga kenabian tsb.
Perbedaanja bukan hanja, bahwa nabi2 jang dahulu tidak terpelihara nubuat2nja
dalam tulisan tersendiri, sedangkan para nabi2 jang terachir kurnia kenabian
dibarengi dengan kurnia untuk menulis, entah pada mereka sendiri entah pada
orang lain, sehingga utjapan2nja tersimpan dalam Kitab Sutji. Adakalanja orang
membedakan "nabi2 penulis" dan "nabi2 bukan penulis", perbedaan mana hanja
lahiriah belaka. Kelainan, sesungguhnja djauh lebih mendalam. Jang pertama
diantara nabi2 "penulis",jakni amos (Amo 7:14) membedakan diri dengan
"nabi2" (profesionil) dan "tjanterik2 nabi" (ekstatisi). Dan jang sama kiranja
boleh diterapkan pada semua nabi jang tampil dalam kitab para nabi. Mereka itu
bukan ekstatisi dan bukan pedjabat kenabian, melainkan charismatisi, jang
menerima panggilan chas dari pihak Allah dengan tugas tersendiri. Beberapa
diantaranja seperti Jesaja (Yes 6), Jeremia (Yer 1)
Jeheskiel (Yeh 2:1-10) Amos (Amo 7:14-15) mentjeritakan
panggilannja. apa jang dahulu kadang2 terdjadi dengan nabi2 profesionil, jang
diberi tugas chusus oleh Allah (bdk. 1Sa 3:1-14; 2Sa 7:4-6;
Tugas nabi charismatis pada umumnja ialah: Mendjadi djurubitjara Allah, suara Allah, pada umatnja untuk memperingatakan kepadanja tuntutan2 keigamaan dan tatasusila. Allah Israil kan pentjipta dan pendukung tatasusial dan Dialah Allah jang mahaesa, satu2nja Allah dan tidak menanggung persaingan dewata kafir. Para nabi diutus untuk memperingatkan kepada Israil akibat dan kesimpulan dari pilihannja dari pihak Allah, jang telah mengikat perdjandjian dengan bangsa ketjil ini.
Tetapi perdjandjiaan itu adalah suatu peristiwa dalam sedjarah dan terlaksana oleh sedjarah umat, jang diselenggarakan oleh Allah perdjandjian itu. Karenanja para nabi nampaknja terutama terutama sebagai penafsir sedjarah, sedjarah nasional Israil dan sedjarah internasional, sedjauh bersangkutan dengan sedjarah umat Allah. Sedjarah itu dihadapi para nabi dari segi keigamaan dan kesusilaan. Mereka betul2 sadar dan isxaf, bahwa dibelakang peristiwa2 kenegaraan tangan Allah sedang bekerja serta memimpin. Apa jang kelihatan oleh mata insani ada dasar dan latarbelakang ilahinja jang tak nampak. Para nabi menembusi permukaan untuk membuka dasar ilahinja itu. Sedjarah Israil jang insani adalah sedjarah keselamatan jang dikerdjakan Allah didalamnja. Allah sendirilah jang bertindak dan berbuat didalam peristiwa jang rupanja insani belaka, akan keselamatan umatNja, bahkan akan keselamatan umat manusia seluruhnja. Djustru segi itulah disingkapkan oleh sabda kenabian, sehingga para nabi menghubungkan satu sama lain pernjataan perbuatan dan pernjataan-sabda. Kedua itu lalu melebur mendjadi satu, sehingga peristiwa mendukung sabda kenabian dan sabda itu pada gilirannja membuka rahasia kedjadian. Peristiwa2 politik bagi para nabi mendjadi hukuman atau -atjap kali sekaligus - berkah ilahi; hukuman atas dosa umat atau dosa lawan umat, dan berkah perdjandjian jang mendapat wujud jang njata.
Karenanja para nabi bertumpu pada dan berakar dalam tradisi iman Israil. Sudah barang tentu mereka mendjulang tinggi diatas tingkatan jang umum dan merupakan puntjak didataran. Tetapi mereka tidak terpisah dari umat Allah dan tidak melangkah tersendiri2 sadja. Sebenarnja mereka termasuk kedalam tradisi iman Israil jang djuga dikembangkannja. Iman Israil mempunjai tjorak historis, artinja mengenai peristiwa dan kedjadian jang njata. Memang Israil pertjaja akan Tuhan, tetapi Allah Israil bukan gagasan niskala dan mudjarad, melainkan pribadi jang berbuat sesuatu dan menjatakan diri dengan perbuatan dalam sedjarah. Iman jang terpelihara dalam tradisi itulah jang diambil alih oleh para nabi. Dengan amat tepatnja mereka pernah disebut "suara kalbu Israil", suara rasa keigamaan dan kesusilaan. Lebih dari pada siapapun djua para nabi sadar dan insjaf akan seluruh isi dan segala akibat praktis dari iman Israil itu. Apa jang mereka terima dari leluhur diselami dan diresapkannja sedalam2nja. Dengan tadjam mereka melihat apa jang pernah dibuat dan terus dikerdjakan Allah dan djuga siapa Allah jang berbuat dan bertindak itu. Djustru berkat kehalusan kesadarannja itulah para nabi bukan hanja penjalur iman dan tradisi jang tidak berubah sedikitpun. Ditolong oleh terang Ilahi jang chas para nabi djuga mengembangkan dan memadjukan iman dan tradisi jang hidup. Tanpa meninggalkan apa sadja jang sedjati dari dahulukala, mereka sekaligus menambahkan sesuatu jang baru, landjutan tulen dari jang sudah2. Dengan demikian para nabi bukan hanja pembawa tradisi dan pemelihara iman jang bertumpu pada wahju ilahi, tetapi mereka djuga alat wahju jang baru betul. Tetapi jang baru langsung berkembang dari jang lama, jang dibawah penerangan ilahi dipikirkan dan lalu dipahami se-penuh2nja oleh para nabi.
Didalam arus besar tradisi iman Israil para nabi merupakan suatu aliran ketjil jang mendjadi tulang punggung tradisi umum itu. Sebab sesungguhnja para nabi bukanlah orang jang tersendiri2 sadja. Mereka melandjutkan satu sama lain serta mengembangkan satu sama lain. Jang kemudian bertumpu pada pendahulunja, bahkan ada kalanja dalam tjaranja kabar dibawakan mereka. Tidak demikian halnja, bahwa tiap2 nabi se-akan2 mulai kembali, melainkan kabar nabi jang dahulu diambil alih dan diteruskan oleh nabi jang baru. Dengan demikian para nabi mendjadi satu sungai jang terus mengalir didalam sedjarah Israil, sampai kurnia kenabian lenjap dari umat Allah.
Sebagai penafsir sedjarah adakalanja nabi Israil membitjarakan mengenai masa depan djuga. Memang seringkali nabi dianggap terutama sebagai peramal akan tetapi hanja dalam gabungan seluruh tugasnja hal sedemikian itu kadang2 terdjadi. Dajdi fungsi itu hanja segi tertentu dan bukanlah jang paling penting dari kurnia kenabian. Sebagai djurubitjara Allah nabi per-tama2 menembusi sedjarah aktuil jang sedang berlangsung dimasanja sendiri untuk menjingkapkan segi ilahinja. Tetapi sedjarah itu adalah sedjarah keselamatan dan nabi insaf bahwa keselamatan jang dikerdjakan Allah dalam sedjarah sekarang belum terlaksana, belum sampai djuga. Sebaliknja, keselamatan jang direntjanakan Allah dibahajakan oleh ketidaksetiaan umat. Namun demikian Allah tetap setia pada djandjinja dan karenanja selandjutnja Ia akan bertindak lagi untuk mengembalikan umat kedjalan jang lurus dengan hukuman jang menghasilkan pertobatan, supaja achirnja keselamatan ilahi itu terlaksana. Karenanja para nabi kerap kali berbitjara tentang bentjana2 jang akan ditimpakan Allah kepada umatnja. Bahkan orang mungkin mendapat kesan, bahwa nabi2 umumnja tjukup pessimis, chususnja jang terdahulu. Akan tetapi sebenarnja para nabi optimis, meskipun realis djuga. Mereka tidak menutup mata bagi keadaan jang njata, tetapi mereka mempunjai iman jang tak tergontjangkan akan Allah serta kesetiaanNja. Memang hukuman2 berat didjatuhkan atas Israil, teapi dengan maksud supaja bertobat dan allah lalu dapat melaksanakan rentjanaNja. Harapan itu tak pernah lenjap dari para nabi. Mereka jakin, bahwa setidak2nja sisa Israil akan bertobat lalu diselamatkan. Berdasarkan imannja nabi kadang2 mendapat intuisi tentang masa depan, masa keselamatan. Intuisi jang asasi itu kadang2 digambarkan nabi dengan menggunakan gagasan dan gambaran jang tidak diambil dari intuisi itu, melainkan dari apa jang diketahui nabi setjara lain dan jang sesuai dengan gagasan jang laku dilingkungannja.
Dalam hubungan itulah muntjul nubuat2 masehi. Para nabi adalah pembawa ulung dari harapan Israil jang kuno. Oleh karena sedjarah jang njata belum djuga memenuhi harapan itu atau hanja memenuhinja sebagian sadja, maka pandangan Israil terutama pandangan para nabinja melajang kemasa jang akan datang. Dengan kejakinan mutlak diharapkan turun tangan Allah jang terachir dalam sedjarah umatnja dan bagsa manusia seluruhnja. Entah Allah sendiri, entah seorang utusan Allah achirnja toh akan memenuhi seluruh harapan. Dalam intuisinja itu nabi sesungguhnja membawa suatu kabar bagi jang melampaui masanja sendiri dan karenanja tetap kabur bagi nabi sendiri pula. Ia tahu, bahwa sesuatu jang maha hebat akan terdjadi, tapi tidak tahu bagaimana dan apa jang terdjadi. Maka itu ia menggambarkan intuisinja dengan bahan jang diambil dari lingkungannja jang amat terbatas sambil bertumpu pada keadaan, kedjadian2 dan tokoh2 jang sedjamannja. Dari sebab itu dalam nubuat2 itu amat perlu dibedakan baik2 dua unsur, jakni intuisi asasi dan gambaran pembungkusnja. Kenjataan jang dinubuatkan dapat agak berlainan dari lukisan jang disadjikan nabi, meskipun tjotjok dan serasi dengan intuisi tsb. Nabi pasti tahu akan keselamatan jang terachir, jaitu keselamtan masehi, tetapi ia tidak tahu akan wudjud jang njata. Namun demikian wudjud itupun digambarkannja. Maka dari itu sama seklai tidak tjotjok dengan tjorak nubuat, djika kenjataan masehi melebihi gambaran kenabian. Intuisi asasi dipenuhi seluruhnja tapi gambaran diatasi, oleh sebab lukisan itu terikat pada masa dan lingkungan nabi dalam sedjarah. Itulah sebabnja maka gambaran jang disadjikan masing2 nabi dapat agak berlainan, sedemikian rupa sehingga tidak dapat disesuaikan satu sama lain. Tetapi kelainan itu tidak mengurangi sedikit djuapun kebenaran asasi jang adalah milik bersama para nabi. Perlulah orang ingat akan tjorak nubuat tsb. apabila Perdjandjian Baru menundjukkan kepada nubuat2 jang lama itu se-akan2 terpenuhi dalam diri Jesus dan karjaNja sungguh2 memenuhi intuisi asasi nabi setjara pari-purna, tetapi sekaligus menembusi dan djauh melampaui gambaran dalam mana intuisi itu dibungkus oleh mereka. Karena itulah nubuat2 Pendjandjian Lama sering kali tidak dapat dimengerti, kalau tidak bertolak dari kenjataan Perdjandjian Baru.
Apa jang dikatakan diatas menjatakan se-terang2nja, bahwa para nabi adalah tokoh keigamaan dan kesusilaan. Sebagai pendukung dan penjaga agama jang murni dan tatasusila jang sehat mereka diutus Allah kepada umatNja dan liwat umatNja kepada bangsa manusia seluruhnja. Dengan gigihnja mereka berdjuang, atjap kali hampir2 sendirian sadja, untuk membersihkan agama perdjandjian dari kemerosotan insani. Kerap kali agama Israil sungguh dirusakkan oleh pengaruh kekafiran. Sebenarnja nabi2 tidak djarang turun tangan dalam urusan kenegaraan, tapi maksud-tudjuannja selalu bersifat agamiah belaka. Politikkan seirng2 mengantjam kemurnian agama Jahwe dan hubungan2 diplomatik dengan negeri2 kafir tidak djarang menghantar dewa2 kafir masuk wilajah Jahwe, Allah Israil. Apabila nabi2 menjerang bangsa2 kafir serta mengantjam kepada keruntuhannja, maka bukanlah nasionalisme jang me-luap2 mendorong mereka, melainkan rasa keigamaannja. Bangsa2 itu entah menindas umat Allah entah membahajakan kemurnian agamanja. Dan tidak sedikit nabi toh membuka pintu keselamatan untuk kaum kafir djuga. Pelbagai nabi pun menentang kemerosotan sosial di Israil sendiri, penindasan dan pengisapan dari pihak golongan jang satu terhadap golongan jang lain. Tetapi dasar terachir dari ketjaman itu ialah agama para nabi. Semua orang Israil adalah umat Jahwe, anak Allah jang melindungi jang lemah. Semua sama sadja kedudukan dan haknja. Penindasan sosial achirnja merusakkan agama, hubungan Allah dengan seluruh umatNja. Para nabi tentu sadja tidak bermaksud merobohkan susunan masjarakat, sebagaimana jang dikehendaki Allah. Tetapi djandji2 jang termuat dalam perdjandjian jang diikat Jahwe dengan Israil, teruntukkan bagi semua. Dan tiada seorangpun boleh menghalangi djandji2 itu terlaksana untuk semua. Para nabi pun mempertahankan seluruh Taurat, oleh sebab merupakan pernjataan kehendak ilahi jang harus dilaksanakan manusia. Dahulu beberapa ahli pernah mempertentangkan Taurat Musa serta para imam jang adalah pendukung Taurat, dengan para nabi, se-akan2 mereka tidak peduli akan Taurat. Tetapi pandangan itu keliru sama sekali. Apabila nabi2 sampai mengetjam ibadah mendjadi formalisme belaka atau malahan tachajul sadja. Dalam agama Israil ibadah tanpa tatasusila tidak masuk akal, oleh karena agama itu etis karena Allahnjapun etis adanja. Adakalanja nabi2 berbentrokan dengan para iman, tetapi sebabnja ialah: imam2 itu melalalaikan tugasnja sebagai pendukung tatasusila. Pada dirinja djabatan keimanan dan kurnia kenabian tidak bertentangan satu sama lain, melainkan saling mendukung untuk mempertahankan kemurnian agama dan tatasusila jang bersangkutan. Nabi2 menentang iman2 gadungan seperti mereka melawan nabi2 palsu. Djasa jang terbesar para nabi di Israil ialah menginsafkan kepada bangsa itu, bahwa agama-ibadah dan tata-susila tak terpisahkan.
Sebagai djurubitjara Allah para nabi menjampaikan kabarnja sebagai sabda Allah sendiri. Mereka sendiri insaf, bahwa pesannja berasal dari Allah. Kesadaran itu nampak dalam rumus2 jang lazim dipakai, misalnja: Demikianlah Jahwe bersabda; sabda Jahwe disampaikan kepadaku; itulah firman Jahwe dll. Sabda Tuhan itu kadang2 se-olah2 dipaksakan kepada mereka (Amo 3:8), sehingga tidak dapat ditolak. Dengan sia2 sadja Jeremia berusaha melarikan diri (Yer 20:7-9); bdk. kisah nabi Jona'). Tetapi bagaimanapun djua para nabi sendiri jakin se- kuat2nja, bahwa mereka utusan Allah (bdk. Yes 6:8). Diri nabi sendiri seluruhnja mendjadi suatu "tanda", nubuat jang hidup (bdk. Hos 1-3; Yes 20:3; 8:18; Yer 16; Yeh 4:3; 12:6,11; 24; 24).
Dengan beberapa djalan sabda Jahwe dan kabar jang harus dibawakan dapat sampai kepada nabi. Adakalanja mereka mendapat penglihatan (Yes 6; Yeh 1:2,8; Zak 1-6; Amo 7:8: kemudian dalam apokaliptik djalan itu mendjadi djalan biasa sadja; bdk. Kitab Daniel), atau mimpi dimalam hari (Ula 13:6; Zak 1:8-9), ataupun mereka mendengar suatu suara (Yeh 1:28; 3:13; 10:5; Amo 9:1). Kadang2 mereka disergap oleh ilham ilahi (Yeh 8:1) dengan melihat barang sesuatu dari hidup se-hari2 jang mendapat makna luar biasa bagi nabi (bdk. Amo 8:1-3; Yer 1:11-12; 32:1-44; 18:1-4). Tetapi djalan jang lebih lazim ialah suatu ilham batin, dorongan untuk berbitjara. Atas dorongan dan penerangan ilahi mereka memikirkan imannja serta kedjadian2 jang njata, lalu mereka melihat kebenaran dan kesimpulan daripadanja. Allah mendorong mereka untuk merumuskan dan mengeluarkan buah pikirannja itu, jang menurut kejakinan nabi sendiri sungguh berasal dari Tuhan. Setiap nabi sedjati sadar dan insaf, bahwa ia hanja alat ditangan Allah, meski bukan alat mati sekalipun, sehingga apa jang dikatakan nabi sungguh dikatakan Allah sendiri.
Dalam hal membawakan kabarnja nabi dapat menempuh pelbagai djalan. Adakalanja
mereka menggunakan perbuatan lambang (Yes 20:3-4; Yer 27:19; 13),
jang merupakan kesukaan Jeheskiel jang chas (
Djadi nubuat2 jang dibawakan nabi setjara lisan kemudian terkumpul dan tersusun
dalam kitabnja, atjap kali oleh orang lain. Dalam menjusun bahannja para
penghimpun menuruti asas2 jang seringkali bukan asas seorang pengarang moderen.
Kadang2 mereka menghimpun bahan jang mengenai hal jang sama (misalnja nubuat
tentang bangsa2 kafir; Yes 13:1-23:18; Yer 46:1-51:64;
Kesemuanja itu mengakibatkan, bahwa kitab2 nabi tidaklah gampang dibatja. Tetapi mahapentinglah orang ingat akan tjaranja kitab itu terdjadi. Tiap bagian adalah sebuah "chotbah", lebih kurang pandjang (kadang2 beberapa ajat sadja) jang harus dimengerti sebagai suatu kesatuan tersendiri. Umumnja orang dapat membedakan empat unsur dalam kitab2 para nabi. Memang tidak semua unsur terdapat dalam semua kitab, tetapi dalam banjak kitab terutama jang lebih besar, diketemukan kembali. Unsur jang merupakan kechasan nabi ialah "firman Jahwe". Atjap kali nabi hanja mengutip sadja apa jang dikatakan Jahwe. Itu selalu ditundjuk dengan rumus: Demikianlah Jahwe bersabda... dan ditutup dengan rumus: Itulah sabda Jahwe. Karenanja bagian2 itu umumnja mudah dikenali. Firman Jahwe itu kadang2 pendek dan padat, kadang2 lebih pandjang. Disamping itu ada bagian dimana nabi sendiri berbitjara sebagai penchotbah untuk membentangkan pikirannja sebagaimana atas ilham Ilahi muntjul dan bergelora dalam hatinja. Isi chotbah itu bermatjam- ragam, antjaman, nasehat, petundjuk, adjaran dll. Dan ada djuga bagian dalam mana nabi sendiri menteritakan halihwal kehidupannja, baik batin maupun lahuir (Yes 6; Yer 1:4-6; 20:7-18; Hos 3). Adakalanja orang lain (penghimpun kitab?) mengisahkan hal-ihwal nabi (Amo 7:10-17); Hos 1:2-8; Yes 20:1-6; Yer 19:1-20:8; 26:1-24 dll.) Dalam bagian2 ini kerap kali dikutiplah firman Jahwe atau chotbah nabi. Achirnja ada bagian2 lain lagi dalam kitab para nabi, jang berupa lagu jang bermatjam-ragam. Ada lagu ratap, lagu edjekan, lagu pudji; ada doa dll. Adakalanja pelbagai djenis kesusteraan bertjampur-baur dan tidak gampang digolongkan.
Banjak bagian dan nubuat kitab para nabi berupa sandjak. Orang dapat melihat, bahwa pada umumnja persandjakkan itu lama-kelamaan berkurang. Nabi2 jang lebih dahulu menggunakan hanja gaja sastera itu, tetapi jang kemudian mulai memakai prosa djuga prosa se-mata2. Persandjakan Hibrani ada undang2 dan patokan2nja sendiri, jang belum diketahui seluruhnja. Namun demikian tidak dapat disangsikan para nabi umumnja suka akan djenis kesusasteraan itu, meskipun tidka selalu pasti apakah salah satu abgian berupa sandjak atau itu, meskipun tidak selalu pasti apakah salah satu bagian berupa sandjak atau prosa sadja. Penterdjemah kadang2 memilaih sajda entah jang satu entah jang lain. Daja puetis memang tidak sama pada semua nabi. Ada jang berbakat luhur dan ada jang berbakat rendah. Persandjakan itupun mengakibatkan, bahwa nubuat2 tidak selalu gampang dibatja. Tetapi umumnja boleh dikatakan, bahwa puesi agak sukar, sehingga para nabi Israil bukan suatu keektjualian. Maka itu perlu nubuat2 dibatja dan dipelajari dengan perhatian jang sewadjarnja. Lalu orang kiranja sampai menikmati puesi Hibrani djuga, kalaupun dalam terdjemahan memang banjak dari kekuatan aselinja hilang.
Kitab para nabi memang kitab dari Perdjandjian Lama, sehingga mungkin orang bertanja apakah gerangan gunanja bagi kita jang hidup didjaman perdjandjian baru. Sudah barang tentu kitab itupun mentjerminkan tahapan wahju ilahi tertentu sadja. Karenanja kitab para nabi, seperti Perdjandjian Lama seluruhnja, menundjuk kepada diri Jesus Kristus dan perdjandjian baru. Namun demikian perbuatan2 nubuat2 itu tidak hanja berguna sebagai persiapan sadja dan sebagai saksi penjelenggaraan ilahi adjaib jang memimpin sedjarah menudju kedjaman terakhir. Banjak adjaran para nabi terus berlaku dan dengan rupa jang sama tidak terdapat dalam Perdjandjian Baru jang selalu mengandaikan Perdjandjian Lama. Demikian misalnja tekanan atas Allah jang mahaesa, jang mahakuasa, mahaadil, jang memimpin seluruh sedjarajh umat manusia. Dalam kitab itu kitapun masih terus dapat menimba pengetahuan tentang Tuhan itu; nabi2 terus mengadjar bahwa iman tanpa amal sesungguhnja iman jang mati dan tak berguna. Iman para nabi adalah dasar iman kita. Para nabi merupakan pendorong suatu tradisi jang bergerak madju, dan tradisi itu kita butuhkan djuga. Tanpa mengetahui kitab para nabi orang tidak mengetahui Perdjandjian Lama dan tidak mengetahui imannja sendiri. Maka dari itu nubuat2 jang lama itu dapat terus hangat bagi kita, mungkin lebih hangat dari pada bagi umat Allah perdjandjian lama, oleh sebab kita dapat mengerti intisari kitab para nabi ialah nabi terachir lagi terbesar, jaitu Jesus Kristus jang dengan kabur dinubuatkan para nabi.
Baiklah kiranja kami sadjikan disini daftar para nabi bersama dengan djaman mereka tampil. \= AMOS l.k. 760-750 Hosea l.k 759-725 Micha 745-697 Jesaja 740-700 Sefanja 630-622 Jeremija 626-585 Habakuk 625-586 Nahum 614 Jeheskiel 597-580 Obadja 520 Hagai 520 Zakarja 520 Maleachi 520-480 (450-430) Joel 500? Baruch 200? Daniel 160 \+ Untuk hal2 terperintji lihatlah kata pendahuluan masing2 Alkitab.
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Yeremia 18
Tukang Periuk & Tanah Liat
Allah telah meminta hari Sabat untuk dikuduskan (17), tetapi Yehuda tidak mau mendengarkan. Dengan tegar t...
Yeremia 18
Tukang Periuk & Tanah Liat
Allah telah meminta hari Sabat untuk dikuduskan (17), tetapi Yehuda tidak mau mendengarkan. Dengan tegar tengkuk, mereka mengambil jalan mereka sendiri, mengandalkan diri sendiri! Allah memasok nabi-Nya itu dengan obyek pelajaran yang lain. Di dalam pasal 18 kita melihat bahwa bagi Dia Yehuda itu seperti tanah liat di tangan tukang periuk (ay. 1-11).
Yehuda merespon seraya Allah melanjutkan bertukar pikiran dengan mereka (ay. 12-18). Pasal ini ditutup dengan reaksi Yeremia terhadap umat itu. Ia memohon di hadapan Allah, mencoba membimbing Allah (ay 19-23).
TFTWMS: Yeremia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Istilah ini (Ibr.: ra') sejauh ini telah digunakan 26 kali di dalam kitab ini. Empat belas kali istilah itu berkaitan dengan ...
Catatan Akhir:
- 1 Istilah ini (Ibr.: ra') sejauh ini telah digunakan 26 kali di dalam kitab ini. Empat belas kali istilah itu berkaitan dengan perbuatan dan imajinasi jahat oleh manusia (2:13, 19; 3:5, 17; 7:24, 30; 8:3; 9:3; 11:8, 17; 12:14; 13:10; 16:12; 17:17) dan dua belas kali berkaitan dengan hukuman yang dijatuhkan ke atas manusia (1:14; 2:3; 4:6; 5:12; 6:1, 19; 11:11, 17, 23; 15:11; 16:10; 17:18).
- 2 Lihat definisi nacham dalam catatan kaki sebelumnya.
- 3 Lihat Mazmur 139:13-16; Hakim-Hakim 13:3-5; Pengkhotbah 12:7; Yesaya 44:24; 49:1, 2, 14, 15; Yeremia 1:5; Zakharia 12:1; Roma 9:10 -16; Galatia 1:15.
- 4 D. Young, The Pulpit Commentary, vol. 11, Jeremiah, Lamentations, ed. H. D. M. Spence and Joseph S. Exell, (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950), 1:455.
- 5 T. K. Cheyne and W. F. Adeney, The Pulpit Commentary, vol. 11, Jeremiah, Lamentations, ed. H. D. M. Spence and Joseph S. Exell, (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950), 1:446.
- 6 Adelaide Pollard, "Biarlah Kehendak-Mu Jadi, Ya Tuhan," Nyanyian Kemenangan Iman, Yayasan Kalam Hidup, Bandung, (Cetakan ke-14, Februari 1999).
- 7 James E. Smith, Jeremiah and Lamentations, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1972), 361.
- 8 Tampaknya Allah itu seolah-olah suka menggunakan kesetiaan yang asing dalam membedakan ketidaksetiaan dan kebodohan umat yang Ia telah pilih sendiri untuk melayani Dia (lihat 2:9-13; 35:1-19).
- 9 Lihat definisi nakah dalam catatan kaki sebelumnya.
- 10 Ibr.: kashal-"… goyah … terhuyung-huyung … butuh kekuatan … lelah, letih … tersandung … dibuat berantakan, Yeh. 33:12 … menyebabkan gagal" (Samuel Prideaux Tregelles, Gesenius' Hebrew and Chaldee Lexicon [Plymouth: N.p., 1857; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967], 418).
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) YEREMIA
PENGANTAR
Nabi Yeremia hidup antara bagian terakhir abad ketujuh dan bagian pertama abad
keenam Sebelum Masehi. Lama sekali Yeremia bekerja
YEREMIA
PENGANTAR
Nabi Yeremia hidup antara bagian terakhir abad ketujuh dan bagian pertama abad keenam Sebelum Masehi. Lama sekali Yeremia bekerja sebagai nabi, dan selama waktu itu ia selalu memperingatkan umat Allah tentang bencana yang akan menimpa mereka karena mereka berdosa dan menyembah berhala. Nubuatan itu menjadi kenyataan pada masa Yeremia masih hidup: Nebukadnezar raja Babel merebut dan menghancurkan Yerusalem serta Rumah TUHAN yang ada di situ; raja Yehuda bersama rakyatnya diangkut ke Babel. Yeremia juga menubuatkan bahwa orang-orang itu akan kembali dari pembuangan dan keadaan bangsa Israel pulih kembali.
Buku Yeremia dapat dibagi dalam beberapa bagian seperti yang berikut ini:
- (1) Pesan dari TUHAN kepada bangsa Yehuda dan penguasa-penguasanya pada masa pemerintahan Yosia, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia.
- (2) Petikan-petikan dari buku catatan Barukh sekretaris Yeremia, termasuk berbagai nubuatan dan peristiwa penting dalam kehidupan Yeremia.
- (3) Pesan dari TUHAN tentang berbagai bangsa asing.
- (4) Catatan pelengkap mengenai kisah jatuhnya Yerusalem dan pembuangan ke Babel.
Nabi Yeremia adalah seorang yang berperasaan halus. Ia sangat cinta kepada bangsanya, dan sama sekali tidak suka menubuatkan hukuman ke atas mereka. Di dalam beberapa bagian dari bukunya ia berbicara dengan penuh perasaan tentang penderitaannya karena ia dipanggil oleh Allah untuk menjadi nabi. Perkataan TUHAN adalah seperti api di dalam hatinya; mau tidak mau ia harus menyampaikannya kepada bangsanya.
Yang paling indah dalam buku ini ialah kata-kata TUHAN yang menunjuk kepada suatu masa yang akan datang. Pada masa itu akan ada suatu ikatan janji yang baru dengan Allah. Umat TUHAN akan mentaati janji itu tanpa ada guru yang mengingatkan mereka. Sebab janji itu akan tertulis di dalam hati mereka (Yer 31:31-34).
Isi
- Panggilan Yeremia
Yer 1:1-19 - Nubuat-nubuat selama pemerintahan Yosia, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia
Yer 2:1-25:38 - Kejadian-kejadian dalam kehidupan Yeremia
Yer 26:1-45:5 - Nubuat-nubuat terhadap bangsa-bangsa
Yer 46:1-51:64 - Jatuhnya Yerusalem
Yer 52:1-34
Ajaran: Yeremia (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab Yeremia, anggota Jemaat mengerti bahwa Allah
sangat membenci ketidaktaatan anak-anaknya, tetapi juga Ia ad
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab Yeremia, anggota Jemaat mengerti bahwa Allah sangat membenci ketidaktaatan anak-anaknya, tetapi juga Ia adalah Allah Yang Maha Pengampun terhadap anak-anak-Nya yang mau bertobat dari dosanya.
Pendahuluan
Penulis : Nabi Yeremia.
Isi Kitab: Kitab Yeremia terbagi atas 52 pasal, yang berisi hal sejarah pemberitaan penghukuman yang akan dialami oleh bangsa Israel karena ketidaktaatannya dan pemberitaan tentang kelahiran Raja, tunas dari Daud serta keadaan dalam pemerintahannya.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Yeremia
Pasal 1 (Yer 1:1-19).
Yeremia dipanggil menjadi hamba Allah
Pendalaman
Perhatikan pasal 1; Yer 1:1-19 dan apakah yang terjadi dengan Yeremia?
Pasal 2-25 (Yer 2:1-25:38).
Pemberitaan tentang keadaan masa depan bangsa Israel dan Yehuda
- Allah mencela kejahatan bangsa Yehuda. (Pasal 2-10; Yer 2:1-10:25).
- Penganiayaan terhadap Yeremia di Anatot. (Pasal 11; Yer 11:1-23).
- Yeremia memberitakan kejahatan dan dosa bangsa Yehud (Pasal 13-20; Yer 13:1-20:18).
- Pemberitaan tentang pembuangan bangsa Yehuda ke Babe selama 71 tahun (Pasal 25; Yer 25:1-38).
Pendalaman
Mengapakah bangsa Israel dihukum Allah dan ke manakah mereka akan dibuang? (perhatikan pasal 25; Yer 25:1-38).
Pasal 26-45 (Yer 26:1-45:5).
Penjelasan tentang pelayanan Yeremia
- Yeremia memberitakan kehancuran Bait Suci dan penganiayaan ole Hananya terhadap dirinya (pasal 26-29; Yer 26:1-29:32).
- Yeremia memberitahukan janji Allah tentang pemulihan keadaan bangs Israel, serta diperbaharuinya janji Allah kepada bangsa Israel (pasa 30- 34; Yer 30:1-34:22).
- Yeremia dimasukkan ke dalam sumur karena pemberitaannya (pasal 37-39 Yer 37:1-39:18).
- Yeremia terpaksa ikut mengungsi ke Mesir (pasal 40-45; Yer 40:1-45:5).
Pendalaman
(1). Perhatikan pasal Yer 31:31-34. Apakah yang dikatakan tentang Perjanjian Baru? (2). Mengapakah Yeremia dimasukkan ke dalam sumur? (pasal Yer 37:1-6) (3). Dan apa yang terjadi selanjutnya? (pasal Yer 43:1-7).
Pasal 46-51 (Yer 46:1-51:64).
Pemberitaan tentang masa depan bangsa-bangsa lain.
- Pemberitaan keadaan masa depan bangsa-bangsa Mesir, Filistin Moab, Amon, Edom, Damsyik (pasal 46-49; Yer 46:1-49:39).
- Pemberitaan keadaan masa depan bangsa Babe (pasal 50-51; Yer 50:1-51:64).
Pendalaman
Bacalah pasal Yer 46:27-28. Apakah yang terjadi atas bangsa-bangsa Mesir, Filistin, Moab, Amon, Edom, Damsyik, Babel, dan juga atas bangsa Israel?
Pasal 52 (Yer 52:1-34).
Pemberitaan tentang kehancuran kota suci di Yerusalem.
Pendalaman Apakah sebabnya kota Yerusalem dihancurkan? (bacalah pasal Yer 52:1-3).
II. Kesimpulan/penerapan
Kitab Yeremia mengajarkan bahwa di dalam melayani dan menjadi hamba Allah kita tidak terlepas dari penderitaan dan aniaya.
Panggilan Yeremia mengajarkan bahwa Allah mau memanggil seseorang untuk menjadi hamba-Nya dengan sepenuh waktu.
Kitab Yeremia mengajarkan bahwa Allah sangat membenci ketidaktaatan anak- anak-Nya, tetapi Ia mengampuni anak-anak-Nya yang mau bertobat dari kesalahannya.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Yeremia?
- Apakah isi Kitab Yeremia?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan setelah mempelajari Kita Yeremia?
Intisari: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Kesia-siaan formalitas
MASALAH NUBUATANKitab Yeremia sulit dibaca secara berurutan karena panjang dan tidak mempunyai pola kronologis yang teratur.
Kesia-siaan formalitas
MASALAH NUBUATAN
Kitab Yeremia sulit dibaca secara berurutan karena panjang dan tidak mempunyai pola kronologis yang teratur.
PENJELASAN
Pertama, tidak ada alasan mengapa suatu buku harus dibuat dalam urutan kronologis yang teratur. Kitab ini tidak dimaksudkan sebagai buku sejarah, walaupun berisi fakta-fakta sejarah. Yeremia merupakan kitab nubuatan, bukan semata-mata buku sejarah. Kedua, dalam pasal Yer 36 diterangkan bahwa telah terjadi penulisan kembali dari kitab aslinya. Raja Yoyakim membaca naskah aslinya, tetapi kemudian dibakarnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa pasal Yer 1:1-20:18 kebanyakan ditulis pada masa pemerintahan Yosia dan sisanya dari masa pemerintahan Yoyakim, yaitu Yoyakim dan Zedekia. Selain itu, bagian pertama terutama berisi nubuatan ditambah dengan sedikit biografi dan sejarah, tetapi bagian kedua merupakan biografi dan sejarah ditambah sedikit nubuatan.
KEHIDUPAN DAN ZAMAN YEREMIA
Yeremia menjadi nabi selama lebih dari empat puluh tahun: dari tahun ketiga belas Raja Yosia, yaitu tahun 627 SM sampai penghancuran kota Yerusalem dan permulaan masa pengasingan dalam tahun 587/6 SM. Yeremia dibesarkan pada masa pemerintahan Raja Manasye yang membelot dari Tuhan, dan melihat sedikit perbaikan pada zaman reformasi Yosia, tetapi tidak terjadi pertobatan secara nasional. Pada permulaan masa ini Asyur dan Mesir merupakan dua kekuatan besar. Bangsa Asyur dikalahkan oleh Babel pada tahun 612 SM dan demikian halnya dengan Mesir yang dihancurkan di Karkemis pada tahun 605 SM. Sejak saat itu Yeremia terus menerus mendorong Yehuda untuk menyerah kepada Babel, untuk menerima segala konsekuensi dari dosa-dosa mereka yaitu Pembuangan. Dia tahu bahwa masa Pembuangan akan berakhir dengan pengampunan dan pemulihan Allah secara dramatis.
PESIMIS ATAU OPTIMIS?
Yeremia sering disebut "Nabi Kehancuran". Tetapi dia juga "Nabi yang Pengharapannya tak pernah goyah". Hukuman atas dosa tidak dapat dihindari, tetapi di atas semua itu Yeremia melihat bahwa Allah selalu menunggu untuk mengampuni. Yeremia membeberkan tiga dosa yang utama:
o penyembahan berhala. Yer 7:30-8:3; 19:1-15;
o amoralitas. Yer 5:1-9
o nubuatan palsu: Yer 7:3-11; 14:11-16; 23:9-40
Ajaran Yeremia yang utama ialah bahwa tidaklah cukup hanya mengetahui dosa-dosa kita atau bahkan menyesalinya saja. Pertobatanlah yang dituntut oleh Allah.
Pesan
Yer 7:1-29Ayat-ayat ini mengandung ringkasan dari pesan Yeremia yang ditulis dengan jelas. Di sini kita melihat lima tahapan; melalui Yeremia, Allah:
o menuntut dan menggambarkan pertobatan yang sejati
o menyadarkan umat akan perasaan aman mereka yang tidak benar
o merinci dosa-dosa mereka
o menerangkan tentang isi Hukum yang benar
o memperingatkan tentang penghukuman yang tak dapat dihindari
1. Tempat semua itu terjadi
Yeremia seorang pengkhotbah, bukan penulis. Dia harus berbicara di muka umum. Yang dimaksud dengan pintu gerbang Rumah Tuhan mungkin pintu yang terletak antara halaman dalam dan luar tempat jemaat yang berbakti di dalam dan para pedagang yang berada di luar dapat mendengar. Yer 7:1,2a
2. Yeremia mulai dengan himbauan
"Perbaikilah cara hidup dan tingkah lakumu." Pertobatan bukanlah semata-mata mengatakan "saya menyesal", tetapi perubahan sikap dan perbuatan. Perhatikan bagaimana orang Yehuda merasakan perasaan aman yang bodoh: "Ini adalah Rumah Tuhan", oleh karena kita memiliki Rumah Tuhan maka kita pun memiliki Allah. Kehadiran Allah secara nyata dibuktikan oleh sikap dan perbuatan kita, bukan dengan memiliki simbol-simbol keagamaan berupa salib atau Alkitab dan gereja. Yer 7:2-8
3. Aman terhadap dosa
Inilah pendapat mereka: kita mempunyai Rumah Tuhan, oleh karena itu kita boleh bertindak semau kita. Pencurian, pembunuhan, perzinahan, kebohongan, bahkan penyembahan berhala... setelah itu kita pergi ke gereja untuk sedikit beribadat. Yer 7:9-11
4. Silo
Pada waktu bangsa Israel memasuki Kanaan, didirikanlah Tenda Pertemuan di Silo, dan Silo tetap merupakan pusat penyembahan sampai pada zaman Hakim-hakim. Tetapi Mazmur 78:56-64 menggambarkan bahwa Silo dihancurkan ketika mereka memberontak, dan bangsa Yahudi seharusnya sekarang menyadari bahwa bangunan Rumah Tuhan sekalipun tidak dapat menyelamatkan mereka. Yer 7:12-15
5. Dosa keluarga
Seluruh anggota keluarga bergabung dalam penyembahan kepada Istar, dewi perang dan cinta. Perhatikan bukan saja hal-hal yang baik yang menarik, tetapi juga hal-hal yang buruk. Yer 7:16-20; 2Ti 1:4,5
6. Ketaatan, bukti iman
Inti dari kesalehan bukanlah pengorbanan tetapi kerendahan hati, ketaatan dan cara hidup yang suci. Yer 7:21-29
Penerapan
1. Sindrom kesuksesan
Banyak orang Kristen yang beranggapan salah dengan berharap bahwa jika mereka menjalani hidup yang baik, maka mereka akan hidup dalam kelimpahan, terpandang dalam masyarakat dan dihormati. Hal ini memang seringkali terjadi. Kitab Yeremia mengingatkan bahwa hal ini tidak selamanya demikian. Orang yang selalu dapat diandalkan karena berbicara benar boleh jadi akan menjadi bahan tertawaan.
2. Penampilan agama
Pada suatu ketika seorang Hindu menyampaikan pendapatnya di hadapan seorang misionaris Kristen, "Saya tidak akan pernah mengampuni Saudara, karena Saudara mengatakan bahwa kekristenan itu suatu agama". Kekristenan bukanlah hanya suatu agama dengan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi, berpuasa dan perayaan-perayaan serta doa-doa yang dipanjatkan. Kekristenan merupakan suatu jalan kehidupan. Kekristenan adalah kehidupan, kehidupan yang utuh. Di sinilah kegagalan yang menyedihkan yang dialami oleh bangsa Yahudi pada zaman Yeremia. Mereka semuanya "beragama". Mereka semua percaya kepada tuhan... segala macam tuhan. Pasal Yer 7 memperingatkan tentang hal-hal lahiriah dalam penampilan agama. Surat Yakobus yang pendek banyak mengulas hal ini.
3. Dosa yang tak terampuni
Apakah kita dapat melakukan sesuatu semau kita? Mungkinkah menantang Allah terus menerus? Tidak bertobat sampai akhirnya terlambat? Pasal Yer 16 menunjukkan bahwa hal itu mungkin, kita dapat menantang Allah sedemikian rupa sampai Dia meninggalkan kita. Di bawah ini adalah sebagian dari firman Tuhan yang paling serius dari keseluruhan isi Alkitab: "Aku telah menarik damai sejahtera pemberian-Ku daripada bangsa ini" (Yer 16:5). Perhatikan juga keterbatasan pengampunan yang ada dalam Perjanjian Baru (Mat 12:22-37).
Tema-tema Kunci
1. Dosa
Orang mempunyai pengertian yang salah tentang dosa. Dosa merupakan suatu istilah keagamaan yang diartikan sebagai pengabaian kewajiban keagamaan. Oleh karena itu, Allah hanya berurusan dengan apa yang terjadi pada suatu hari dalam seminggu, dan apa yang terjadi pada enam hari lainnya bukan urusan-Nya! Bacalah dengan saksama semua pasal dan catatlah semua hal yang dianggap oleh Yeremia sebagai dosa manusia. Apa yang menjadi pertanda yang umum? Lihat Yohanes 16:5-11. Apa definisi dosa?
Mengapa kita boleh berharap bahwa percaya kepada Yesus akan mengubah tingkah laku manusia?
2. Penyembahan berhala: dosa dan lambang-lambang
Suatu hal yang aneh bahwa kita selalu ingin melihat sesuatu pada waktu beribadah. Oleh karena itu, agama-agama dunia biasanya memberikan sesuatu, misalnya patung-patung Budha raksasa yang tersebar di seluruh Asia. Tetapi, perhatikanlah bagaimana lambang-lambang alkitabiah pada akhirnya berubah menjadi ilah-ilah. Pelajari kisah tentang ular tembaga (Bil 21:4-9; 2Ra 18:1-4). Pelajari sejarah Tabut Perjanjian (Kel 25:10-22; 1Sa 4:11). Perhatikan juga larangan Allah terhadap segala bentuk patung dewa untuk disembah (Kel 20:4-6,22,23). Bagaimana semua ini berhubungan dengan kekristenan? Apakah ada bahaya dalam penggunaan salib waktu beribadah?
3. Khotbah dengan menggunakan ilustrasi
Yeremia banyak menggunakan ilustrasi dalam khotbahnya untuk memastikan bahwa orang akan mengingat apa yang telah dikatakannya. Dia berbicara mengenai perkawinan, perceraian dan pelacuran. Dia berbicara mengenai tenda dan pokok anggur. Dia menggambarkan perang, kereta dan kelahiran, burung-burung di sangkar, unta di gurun. Kumpulkanlah semua ilustrasi itu. Bandingkan mereka dengan jenis ilustrasi yang dipakai oleh Tuhan kita. Mengapa mereka sedemikian mirip? Jenis ilustrasi bahasa yang bagaimana yang kita harapkan digunakan oleh Yeremia modern?
4. Penjunan (pasal 18)
Telusuri tema ini dalam seluruh Alkitab. (Lihat khususnya Maz 2:1-9; Yes 45:9,10; 64:8,9; Rom 9:19-29.) Apa hubungan utama antara penjunan dan tanah liat? Mengapa?
YEREMIA (2)
Arti keberhasilan
KEBERHASILAN YEREMIA
Bagian kedua dari kitab nubuatan ini sebagian besar merupakan riwayat hidup. Kita melihat apa yang terjadi pada utusan Allah yang setia itu. Dia berhasil karena melakukan apa yang Allah perintahkan, tidak lebih dan tidak kurang; sebab apa yang dinubuatkannya menjadi kenyataan; sebab Allah terus memakainya sebagai utusan-Nya yang istimewa dan sebab Yeremia menyukakan hati Allah. Tetapi dilihat dari sudut manusiawi dia tidak terlalu berhasil. Yeremia ditentang oleh nabi-nabi lainnya, diserahkan oleh penguasa kepada orang banyak, diancam dan dipenjarakan.
PENULISNYA
Nama Yeremia mungkin berarti "Allah meninggikan". Nama itu boleh jadi merupakan harapan orang-tuanya atas Israel, tetapi arti itu lebih mendekati apa yang diharapkan oleh mereka untuknya. Yeremia menerima panggilan pada waktu masih muda, dan ia menjadi juru bicara Allah selama empat puluh tahun. Dia tetap dipakai sampai pada akhir hidupnya. Dan, dia tetap dipakai bahkan sesudah kematiannya. Namanya sering dikutip dalam Perjanjian Baru. Yeremia dibesarkan pada waktu pemerintahan raja Manasye yang jahat, oleh karenanya ia menyambut baik reformasi yang dilakukan oleh raja Yosia. Tetapi lambat laun ia menyadari bahwa perubahan yang terjadi hanya hal- hal yang di luar saja. Perubahan itu tidak menyentuh kehidupan rakyat, hati maupun motivasi mereka. Dengan demikian, tugas Yeremia menjadi nyata sebagai orang yang harus memberitakan hukuman yang tidak dapat dihindari -- namun janji keselamatan, tetapi penghakiman harus diterima terlebih dahulu.
RAJA-RAJA
Raja ketiga dari kelima raja yang memerintah pada masa hidupnya dan yang dikhotbahinya dapat dikatakan lebih menonjol daripada yang lain. Dalam pasal Yer 36 Yoyakim diberi kesempatan untuk mempelajari nubuatan Yeremia secara mendalam. Kata-kata nubuatan ditulis dan dibacakan untuknya. Tetapi perhatikanlah komentar ini: "Raja... tidak menunjukkan rasa takut..." (Yer 24). Reaksi Yoyakim adalah menghancurkan gulungan yang berisi perkataan-perkataan Yeremia. Percobaan untuk menolak kebenaran dan menghindarkan diri dari maksud pesan Yeremia itu mengalami kegagalan. Sebenarnya ia bahkan tidak mendapat kepuasan dari perusakan kitab tersebut. Dia malah membuka jalan untuk penulisan kitab yang lebih panjang dengan tema yang sama. Firman Tuhan tidak akan lenyap apabila diabaikan atau diserang (Yes 40:8).
Pesan
Yeremia menunjukkan kepada kita apa artinya menjadi utusan Allah.
1. Panggilan terhadap Yeremia
Yeremia sama seperti Yesaya (Yes 6) merasa tidak mampu untuk memikul tugas yang dibebankan kepadanya, ia juga mengalami jamahan Allah. Yer 1:1-10
2. Pelajaran dari buli-buli tanah liat
Yeremia menggunakan alat bantu visual. Buli-buli yang pecah merupakan lambang penghakiman. Reaksi terhadap kejadian itu seharusnya pertobatan. Hal itu tidak pernah terjadi. Sebaliknya iman Yeremia sendiri diserang. Dia dipenjarakan, dan berseru (Yer 20:7-18) "Mengapa?" Harapannya ditelanjangi, kecuali harapannya terhadap Allah. Yer 19:1-20:18
3. Insiden tentang kuk
Bukan saja tidak mendapat tanggapan dari rakyat, Yeremia malahan diperhadapkan dengan para "nabi" lain. Dapat diterka bahwa di antara tuduhan-tuduhan mereka terdapat "kecongkakan". Para pengkhotbah dewasa ini dapat mengalami perlakuan yang sama. Yer 27:1-28:17
4. Yeremia dan orang-orang Rekhab
Selalu ada penghiburan: orang-orang Rekhab dengan kesetiaan mereka yang sederhana terhadap nenek moyang mereka merupakan pengecualian yang mendorong semangat. Jangan terlalu menekankan hal-hal yang suram (lihat Elia, 1Ra 19:1-18). Yer 35:1-19
5. Insiden kitab gulungan
Yeremia tidak mendapat dukungan dari rakyat, nabi, imam atau raja. Berita mengenai pembakaran kitab ini boleh jadi membuatnya patah semangat, tetapi Yeremia tetap berjuang. Yer 36:1-32
6. Dari penjara bawah tanah sampai tangki air
Apa yang dipikirkannya waktu penderitaan yang di hadapinya dan bukannya kelepasannya? Dan pertolongan datang dari sumber yang tidak diduga-dua, seorang Etiopia. Yer 37:1-38:13
7. Tidak ada akhir yang bahagia
Seperti Yeremia, beberapa utusan Allah hanya melihat cahaya terang pada akhir terowongan... Yer 41:1-44:30
Penerapan
1. Kapan bersikap pesimis
Kitab Yeremia menyajikan suatu pengajaran yang sangat penting bagi para pengkhotbah: tidak mungkin mengkhotbahkan berita kesukaan tanpa mengkhotbahkan juga berita yang buruk. Yeremia tahu seluk beluk kasih Allah, perjanjian dengan Allah, kuasa Allah untuk menyelamatkan dan keinginan Allah untuk menyelamatkan. Tetapi misi-Nya tidak hanya memberitakan penyelamatan, melainkan juga penghakiman. Orang yang berkhotbah mengenai keselamatan boleh jadi mendapati bahwa dirinya disenangi, tetapi berkhotbah mengenai penghakiman... mengandung kemungkinan dipukuli dan dilempari batu serta dipenjarakan. Dapat menawarkan keselamatan bagi manusia merupakan hal yang indah. Tetapi hukuman dan penghakiman merupakan sisi lain dari koin yang sama yang merupakan bagian yang sama pentingnya dengan berita tentang penyelamatan Allah. Anugerah murahan adalah surga tanpa neraka, keselamatan tanpa pertobatan, kasih tanpa keadilan, kerasulan tanpa disiplin.
2. Perasaan iba Yeremia
Tetapi terdapat banyak pengkhotbah yang menyenangi neraka. Merka senang sekali berkhotbah tentang neraka. Yeremia bukanlah manusia seperti itu. Dia tentunya akan merasa senang untuk berpikir bahwa nubuatan Nabi Hananya tentang kedamaian akan digenapi: "Amin! Moga-moga Tuhan berbuat demikian!" (Yer 28:6). Tetapi dia harus terus meyakinkan mereka bahwa hal ini bukan kehendak Allah. Pengkhotbah tidak boleh selalu memikirkan tentang neraka. Allah sendiri pun tidak demikian! Neraka harus dikhotbahkan... tetapi harus selalu didorong oleh rasa belas kasihan seperti yang dimiliki Yeremia, dan bukan karena perasaan culas.
3. Kerendahan hati pengkhotbah
Dari permulaan ("Aku ini masih muda", Yer 1:6) sampai pada akhirnya Yeremia tahu menempatkan dirinya. Semuanya selalu dikatakannya: "Beginilah firman Tuhan" (Yer 51:1, dan seterusnya).
Tema-tema Kunci
1. Pesan yang terkandung dalam sejarah
Meskipun kitab Yeremia tidak disusun secara kronologis, kitab ini tidak dapat dimengerti dengan baik jika tidak dalam konteks sejarah yang bersangkutan. Bagaimanapun juga Yeremia aktif bekerja selama empat puluh tahun, yaitu selama masa pemerintahan lima orang raja dan mungkin juga pada masa yang paling penuh kekerasan dalam sejarah bangsa Israel. Telusuri kembali latar belakang sejarahnya melalui 2Ra 21:1-25:30 (masa pemerintahan raja Manasye, pada waktu Yeremia masih kecil) dan 2Ta 33:1-36:23. Perhatikan adanya penunjukkan tentang waktu dalam nubuatan-nubuatan Yeremia (Yer 1:2,3; 3:6; 21:1; 24:1; 26:1; 27:1; 28:1; 29:2; 32:1; 34:1,8; 35:1; 36:1; 37:1; 38:14; 39:1; 41:1; 45:1; 49:34). Cobalah untuk menghubungkan sejarah dengan nubuatan Yeremia.
2. Nubuatan juga teologi
Perhatikan bahwa dalam "Buku Penghakiman Kedua" (pasal Yer 46-51), yang di dalamnya tertulis mengenai penghakiman terhadap sepuluh kelompok orang, tempat yang paling sering dipakai adalah Babel (Yer 50:1-46; 51:1-64). Babel mempunyai arti teologi penting dalam Alkitab, yang dimulai dengan pemberontakan terhadap Allah di Babel (nama lain untuk Babilonia dalam Wahyu 18. Perhatikan juga dua nyanyian ejekan dalam Yesaya yang masing-masing menjadi bagian penting dalam nubuatan Yesaya (pasal Yer 13 dan Yer 47). Bandingkanlah kedua pasal itu. Bandingkan sejarah kerajaan Babel dengan jatuhnya Yerusalem. Arti penting apa yang dapat kita berikan pada kedua kota ini sebagai simbol teologi?
3. Kembali dari pembuangan ke Israel
Baik Yesaya maupun Yeremia banyak bercerita tentang pembuangan umat Allah dan kembalinya mereka ke Israel. Tetapi tidak semua nubuatan digenapi dengan kepulangan mereka dari pembuangan di bawah pimpinan Ezra dan Nehemia. Perhatikan ketujuh pernyataan yang dibuat mengenai kembalinya mereka (Yer 32:37-41). Berapa bagian dari nubuatan itu yang digenapi oleh orang-orang buangan yang kembali dari Babel? Berapa banyak yang sudah digenapi dengan kembalinya bangsa Israel pada zaman ini? Berapa banyak lagi yang masih harus dipenuhi? (Lihat juga Yesaya 43:1-21; 49:1-26; 52:1-12; 60:1-22).
Garis Besar Intisari: Yeremia (Pendahuluan Kitab) [1] KITAB PENGHAKIMAN Yer 1:1-25:38
[2] PENGANTAR Yer 1:1-19
Panggilan dan penugasan Yeremia
[3] PENGANTAR PENGHAKIMAN Yer 2:1-6:30
Yer 2:1-
[1] KITAB PENGHAKIMAN Yer 1:1-25:38
[2] PENGANTAR Yer 1:1-19
Panggilan dan penugasan Yeremia
[3] PENGANTAR PENGHAKIMAN Yer 2:1-6:30
Yer 2:1-3:5 | Dakwaan |
Yer 3:6-4:4 | Himbauan untuk bertobat |
Yer 4:5-31 | Peringatan: penghakiman dari Babel |
Yer 5:1-31 | Tidak diketemukan orang yang saleh |
Yer 6:1-30 | Peringatan kembali: penghakiman dari Babel |
[4] KHOTBAH PENUNTUTAN Yer 7:1-10:25
Yer 7:1-29 | Hal-hal di luar agama |
Yer 7:30-8:3 | Penghakiman atas penyembahan berhala I |
Yer 8:4-22 | Ketegaran hati pendosa |
Yer 9:1-26 | Pasal penuh air mata |
Yer 10:1-16 | Penghakiman atas penyembahan berhala II |
Yer 10:17-22 | Peringatan akan ancaman penghancuran |
Yer 10:23-25 | Doa hamba Tuhan I |
[5] HUKUMAN YANG AKAN DITERIMA Yer 11:1-13:27
Yer 11:1-17 | Perjanjian dan kutukan |
Yer 11:18-23 | Rencana jahat terhadap hamba Allah I |
Yer 12:1-17 | Keluhan: Mengapa orang jahat hidup makmur? |
Yer 13:1-14 | Ikat pinggang yang terkubur dan guci anggur yang rusak |
Yer 13:15-27 | Ancaman pembuangan |
[6] BAYANGAN KEHANCURAN Yer 14:1-20:18
Yer 14:1-15:21 | Kekeringan, kelaparan dan perang |
Yer 16:1-21 | Ketika Allah meninggalkan umat-Nya |
Yer 17:1-11 | Nasib orang duniawi |
Yer 17:12-18 | Doa hamba Allah II |
Yer 17:19-27 | Pentingnya Hari Sabat |
Yer 18:1-12 | Di rumah tukang periuk |
Yer 18:13-17 | Tuduhan tukang periuk |
Yer 18:18-23 | Rencana jahat terhadap hamba II |
Yer 19:1-15 | Tanda dari periuk tanah liat |
Yer 20:1-6 | Yeremia bertengkar dengan Imam Pasyur |
Yer 20:7-18 | Keluhan hamba Allah |
[7] KEHIDUPAN DAN KEMATIAN Yer 21:1-24:10
Yer 21:1-14 | Kapan hidup berarti mati dan mati berarti hidup |
Yer 22:1-30 | Hukuman bagi raja-raja |
Yer 23:1-8 | "Cabang yang Benar": tawaran pengampunan |
Yer 23:9-40 | Nabi-nabi palsu |
Yer 24:1-10 | Dua keranjang buah ara |
[8] KESIMPULAN Yer 25:1-38
Yer 25:1-14 | Tujuh puluh tahun masa pembuangan |
Yer 25:15-38 | Murka Allah |
[1] KITAB RIWAYAT HIDUP YANG PERTAMA Yer 26:1-29:32
Yer 26:1-15 | Ancaman kematian |
Yer 26:16-24 | Pertahanan dan pembebasan |
Yer 27:1-22 | Tanda kuk kayu |
Yer 28:1-11 | Kuk kayu patah |
Yer 28:12-17 | Kuk besi: "Coba patahkan!" |
Yer 29:1-32 | Yeremia menulis sepucuk surat |
[2] KITAB PENGHIBURAN Yer 30:1-33:26
Yer 30:1-24 | Belas kasihan setelah penghakiman |
Yer 31:1-20 | Kembalinya hari-hari bahagia |
Yer 31:21-40 | Hari-hari baru mengundang cara hidup yang baru |
Yer 32:1-25 | Yeremia membeli ladang |
Yer 32:26-44 | Pentingnya transaksi itu |
Yer 33:1-26 | Janji kesehatan dan kesembuhan |
[3] KITAB RIWAYAT HIDUP YANG KEDUA Yer 34:1-44:30
Yer 34:1 | -7 Raja Zedekia diberi peringatan |
Yer 34:8-22 | Perbudakan: janji yang tidak ditepati |
Yer 35:1-19 | Orang-orang Rekhab: minuman tak beralkohol dan tempat tidur yang keras |
Yer 36:1-32 | Bakarlah kitab itu! |
Yer 37:1-21 | Yeremia dipenjarakan |
Yer 38:1-6 | Yeremia dimasukkan ke dalam perigi |
Yer 38:7-13 | Kebaikan hati seorang penolong yang berani |
Yer 38:14-28 | Zedekia mengajukan beberapa pertanyaan |
Yer 39:1-18 | Jatuhnya kota Yerusalem |
Yer 40:1-6 | Yeremia dibebaskan |
Yer 40:7-41:3 | Gubernur dibunuh |
Yer 41:4-15 | Sebuah kisah penganiayaan dan pembunuhan massal |
Yer 41:16-42:22 | Mengungsi ke Mesir? "Tidak!" kata Yeremia |
Yer 43:1-13 | Mengungsi ke Mesir? "Ya" kata Yohanan |
Yer 44:1-30 | Mengungsi ke Mesir? "Kasihan!" kata Allah |
[4] KITAB PENGHAKIMAN YANG KEDUA Yer 45:1-51:64
Yer 45:1-5 | Pengantar: pesan untuk Baruk |
Yer 46:1-28 | Pesan untuk Mesir |
Yer 47:1-7 | Pesan untuk orang Filistin |
Yer 48:1-47 | Pesan untuk orang Filistin |
Yer 49:1-6 | Pesan untuk Amon |
Yer 49:7-22 | Pesan untuk Edom |
Yer 49:23-27 | Pesan untuk Damsyik |
Yer 49:28-33 | Pesan untuk Kedar dan Hazor |
Yer 49:34-39 | Pesan untuk Elam |
Yer 50:1-51:64 | Penutup: pesan untuk Babel |
[5] TAMBAHAN FAKTA SEJARAH Yer 52:1-34
Yer 52:1-30 | Yerusalem ditaklukkan, rakyatnya dibuang ke pengasingan |
Yer 52:31-34 | Tanda-tanda harapan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi