Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem: Rm 1:18--3:20 - -- Uraian mengenai Kebenaran Allah yang menyatakan diri melalui Injil, yang nanti akan dilanjutkan dalam Rom 3:21 dst, disusul suatu uraian tentang kebal...
Uraian mengenai Kebenaran Allah yang menyatakan diri melalui Injil, yang nanti akan dilanjutkan dalam Rom 3:21 dst, disusul suatu uraian tentang kebalikannya ialah: di luar Injil hanya "kemurkaan Allah" yang menampakkan diri, baik dalam dunia orang-orang kafir, Rom 1:18-32, maupun dalam bangsa Yahudi, Rom 2:1-3:10. Kemurkaan itu pertama-tama menyatakan dirinya dalam diperbanyaknya dosa manusia. Dalam penghakiman terakhir akan disingkapkan seluruhnya, Rom 2:6+; Mat 3:7+.
Jerusalem: Rm 2:1--3:20 - -- Sekarang Paulus berkata kepada orang Yahudi. Mula-mula, Rom 2:1-16, ia belum menyebutkan mereka, tetapi kemudian, Rom 2:17-3:20, ia berkata dengan ter...
Sekarang Paulus berkata kepada orang Yahudi. Mula-mula, Rom 2:1-16, ia belum menyebutkan mereka, tetapi kemudian, Rom 2:17-3:20, ia berkata dengan terus terang. Orang-orang Yahudi mau main hakim terhadap orang-orang lain, tetapi mereka sendiri tidak terluput, kalau berlaku seperti orang-orang lain itu, Rom 2:1-5,17-24. Hukum Taurat, Rom 2:12-13, sunat, Rom 2:25-29, dan Kitab Suci yang berharga, Rom 3:1-8, tidak membebaskan mereka dari sikap hati yang tepat. Baik orang Yahudi maupun orang kafir dapat dituntut di hadapan pengadilan Allah, Rom 2:6-11; dan kenyataannya kedua-duanya telah menjadi hamba dosa, Rom 3:9-20.
Jerusalem: Rm 3:20 - -- Menurut Maz 143 tidak ada seorangpun yang dibebaskan, kalau dihakimi oleh Allah menurut perbuatannya. Karena itu orang harus menggunakan prinsip pembe...
Menurut Maz 143 tidak ada seorangpun yang dibebaskan, kalau dihakimi oleh Allah menurut perbuatannya. Karena itu orang harus menggunakan prinsip pembenaran lain, ialah "kesetiaan" Allah pada janji penyelamatan kepada umatNya, dengan lain kata: KebenaranNya. Tentang Kebenaran yang dijanjikan untuk zaman Mesias itu Paulus menegaskan bahwa telah menyatakan diri dalam Yesus Kristus, Rom 3:21. Adapun hukum Taurat hanya aturan lahiriah sehubungan dengan kelakuan manusia. Peranannya dalam rencana penyelamatan Allah bukanlah menghapus dosa, tetapi menyatakannya kepada hati nurani manusia yang berdosa, bdk Rom 1:16+; Rom 7:7+.
Ref. Silang FULL -> Rm 3:20
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Rm 3:20 - -- 3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal ...
3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Paulus sudah berhasil membuktikan beban bagian ini, sehingga pasal 3:20a ini hanya ditulis sebagai ringkasan.
...karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Dalam suatu pernyataan yang singkat Paulus menyatakan apa yang dapat dihasilkan dari hukum Taurat, dan juga apa yang tidak dapat dihasilkan dari hukum Taurat. Melalui hukum Taurat kita dapat mengerti bahwa dosa, bukan saja kelakuan-kelakuan yang tidak sesuai dengan sifat Allah, tetapi Dosa, sebagai suatu kuasa, berkuasa mutlak atas segala sesuatu yang berada dalam aiwn/aion lama.162 Demikianlah keberadaan kita dalam Adam. Tidak ada harapan. Kita layak dimurkai oleh Dia yang Maha Adil.
Hagelberg: Rm 3:9-20 - -- c. Murka Allah Dinyatakan melawan Semua Manusia 3:9-20
Nygren146 menguraikan pola argumentasi Surat Roma yang sangat ketat. Kalau Paulus mengemukaka...
c. Murka Allah Dinyatakan melawan Semua Manusia 3:9-20
Nygren146 menguraikan pola argumentasi Surat Roma yang sangat ketat. Kalau Paulus mengemukakan suatu hal baru yang akan dibuktikan dia mengemukakan hal itu dengan suatu pernyataan atau judul yang singkat dan tepat. Dan kalau dia menyelesaikan suatu pokok diskusi dia meringkaskannya dengan singkat dan tepat. Sejak pasal 1:18 Paulus membuktikan bahwa manusia layak dimurkai. Istilah "Murka Allah" adalah judul diskusi tersebut. Dan pasal 3:9 adalah ringkasan diskusi tersebut. Dalam pasal 1:18-1:32 dia menangani orang fasik, yang jelas layak dimurkai. Setelah itu, dalam pasal 2:1-3:8, dia menangani orang Yahudi, satu bangsa yang pada umumnya tidak mau mengaku dosa, dan tidak mau disebut "layak dimurkai." Tetapi Paulus sudah membuktikan bahwa status mereka sebagai bangsa terpilih tidak berarti mereka bebas dari hukuman Allah. Mereka memang memiliki keistimewaan yang menonjol, tetapi "hak bebas dari hukuman" tidak dimiliki mereka.
Hagelberg: Rm 3:20 - -- 3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal ...
3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Paulus sudah berhasil membuktikan beban bagian ini, sehingga pasal 3:20a ini hanya ditulis sebagai ringkasan.
...karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Dalam suatu pernyataan yang singkat Paulus menyatakan apa yang dapat dihasilkan dari hukum Taurat, dan juga apa yang tidak dapat dihasilkan dari hukum Taurat. Melalui hukum Taurat kita dapat mengerti bahwa dosa, bukan saja kelakuan-kelakuan yang tidak sesuai dengan sifat Allah, tetapi Dosa, sebagai suatu kuasa, berkuasa mutlak atas segala sesuatu yang berada dalam aiwn/aion lama.162 Demikianlah keberadaan kita dalam Adam. Tidak ada harapan. Kita layak dimurkai oleh Dia yang Maha Adil.
Hagelberg: Rm 1:18--3:20 - -- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20
(aiwn/aion kematian)
Dalam bagian ini Paulus membuktikan bahwa murka dari Allah menimpa setiap orang ...
1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20
(aiwn/aion kematian)
Dalam bagian ini Paulus membuktikan bahwa murka dari Allah menimpa setiap orang yang tidak mencari kebenaran dan setiap orang yang mencari kebenaran berdasarkan Taurat.
Nygren67 menjelaskan bahwa bagi kita garis besar yang masuk akal adalah seperti berikut:
1. Kebenaran dari Manusia
a) kefasikan manusia
b) kebenaran manusia melalui Taurat
2. Kebenaran dari Allah
Tetapi garis besar tersebut bukanlah garis besar yang dipakai oleh Rasul Paulus. Oleh karena Paulus selalu berpikir secara theosentris, maka garis besar yang dia pakai adalah seperti yang berikut:
1. Murka Allah...
a) ...melawan kefasikan
b) ...melawan kebenaran manusia yang berdasarkan Taurat
2. Kebenaran Allah
Maka dalam bagian ini (1:18-3:20) Paulus menguraikan apa yang dapat diharapkan dari aiwn/aion kematian yang berada di dunia ini. Aiwn/aion Adam harus dimengerti lebih dahulu, kemudian baru aiwn/aion Kristus dapat dimengerti. Paulus menegaskan bahwa sikap Allah terhadap segala sesuatu dari aiwn/aion ini dapat diringkaskan dengan satu kata, yaitu murka. Dia mulai dengan menguraikan sikap Allah terhadap manusia yang tidak berusaha untuk menjadi benar.
Hagelberg: Rm 1:18--4:25 - -- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
Allah memurkai setiap orang, baik orang bukan Yahudi yang tidak benar, maupun orang Yahudi yang mengej...
A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
Allah memurkai setiap orang, baik orang bukan Yahudi yang tidak benar, maupun orang Yahudi yang mengejar kebenaran dengan Taurat Musa. Yang dibenarkan hanyalah mereka yang percaya kepada Kristus.
Mulai di sini sampai dengan pasal 8 Paulus menguraikan tema yang dikemukakan di dalam pasal 1:16-17. Untuk menguraikan bagaimana kebenaran Allah dinyatakan dalam Injil yang menyelamatkan, dia harus lebih dahulu menyatakan bahwa murka Allah sedang dinyatakan atas dosa segala manusia. Dia harus membuktikan perlunya keselamatan itu. Kebenaran Allah adalah kebenaran yang satu-satunya, dan kebenaran itu hanya dinyatakan "dari iman kepada iman."
Di sini layak dicatat bahwa di dalam bagian ini bukanlah Paulus yang menghakimi angkatan itu, tetapi Injil Kristus yang menghakimi semua manusia. Bukan berarti angkatan itu lebih buruk dari pada angkatan-angkatan yang terdahulu, atau yang kemudian, tetapi mengingat kebenaran Allah semua manusia buruk.
Hagelberg: Rm 1:18--15:13 - -- II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menen...
II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menentukan bentuk dan isi bagian utama dari suratnya." Perkataan ini tepat. Paulus tidak menyusun bagian ini (1:18-15:13) untuk menangani suatu situasi tertentu di kota Roma, tetapi bagian ini terbentuk sesuai dengan suatu "akal intern" dari Injil Kristus sendiri. Bukan tidak ada pengaruh sama sekali dari situasi di Roma. Mungkin rencana Paulus untuk mengadakan perjalanan ke Spanyol mempengaruhi beberapa perincian dalam surat ini, tetapi secara keseluruhan, bentuk dan isi bagian ini, 1:18-15:13, ditentukan dari logisnya Injil Kristus saja.
Dalam bagian utama ini isi dan akibat kebenaran dari Allah bagi manusia diuraikan.66
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rm 3:19-31
Matthew Henry: Rm 3:19-31 - Pembenaran oleh Iman; Kristus sebagai Pendamaian Pembenaran oleh Iman; Kristus sebagai Pendamaian (Roma 3:19-31)
Dari semua ini Paulus menyimpulkan bahwa mencari pembenaran dengan melakukan hukum...
Pembenaran oleh Iman; Kristus sebagai Pendamaian (Roma 3:19-31)
- Dari semua ini Paulus menyimpulkan bahwa mencari pembenaran dengan melakukan hukum Taurat adalah sia-sia, dan bahwa pembenaran hanya dapat diperoleh melalui iman. Inilah yang menjadi pokok bahasan yang ditunjukkannya selama ini, mulai dari pasal 1:17, dan yang dikatakannya (ay. 28) sebagai rangkuman dari penjabarannya, dengan sesuatu quod erat demonstrandum – yang perlu ditunjukkan. Kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Bukan karena mengikuti hukum pertama tentang kemurnian, yang tidak memberikan kesempatan untuk bertobat, bukan juga karena menaati hukum alam, betapapun bergunanya hukum itu. Bukan juga dengan melakukan segala peraturan tata ibadah (darah lembu dan kambing tidak dapat menghapus dosa), atau dengan melakukan hukum moral, yang jelas terma suk di dalamnya, karena Paulus berbicara mengenai hukum tersebut, bahwa karena hukum Tauratlah orang mengenal dosa dan bahwa orang dapat bermegah karena melakukan hukum Taurat. Manusia, dalam keadaannya yang bobrok, dikuasai oleh kerusakan yang sedemikian rupa sehingga tidak akan pernah bisa menjadikan dirinya diterima oleh Allah berdasarkan perbuatannya sendiri. Jadi keadaannya itu harus dibereskan murni melalui kasih karunia Allah yang diberikan secara cuma-cuma, yang disampaikan melalui Yesus Kristus kepada semua orang percaya yang sungguh-sungguh yang menerimanya sebagai pemberian yang cuma-cuma. Jika kita tidak pernah berdosa, maka ketaatan kita terhadap hukum Taurat akan membenarkan kita: ”Perbuatlah ini, maka engkau akan hidup.” Akan tetapi, karena kita telah berdosa, dan menjadi rusak, maka tidak ada yang bisa kita lakukan untuk menebus semua kesalahan yang telah kita buat. Melalui ketaatan mereka terhadap hukum morallah orang Farisi mencari pembenaran (Luk. 18:11). Nah, ada dua alasan yang dikemukakan oleh rasul Paulus: kebersalahan manusia, untuk membuktikan bahwa kita tidak bisa dibenarkan dengan melakukan hukum Taurat, dan kemuliaan Allah, untuk membuktikan bahwa kita harus dibenarkan melalui iman.
- I. Paulus memakai dalih kebersalahan manusia, untuk menunjukkan bahwa tidak masuk akal jika kita mengharapkan pembenaran dengan melakukan hukum Taurat. Alasannya sangat jelas: Kita tidak pernah dapat dibenarkan atau diselamatkan melalui hukum yang telah kita langgar. Seorang pengkhianat yang terbukti bersalah tidak akan bisa membebaskan diri dengan mengajukan hukum 25 Edward III sebagai pembelaan, karena hukum itu menunjukkan kejahatannya dan menjatuhkan hukuman baginya. Sesungguhnya, jika ia tidak pernah melanggar hukum itu, maka ia dapat dibenarkan oleh hukum tersebut. Namun sekarang setelah ia melanggarnya, itu tidak berlaku lagi, dan tidak ada jalan lain untuk bebas selain dengan mengajukan permohonan berdasarkan undang-undang kekebalan hukum. Terhadap undang-undang itu ia harus menyerahkan diri dan tunduk, dan dengan rendah hati serta penuh pertobatan mengakui manfaat undang-undang itu dan berpegang padanya. Sekarang mengenai kebersalahan manusia,
- 1. Paulus melemparkan tuduhannya secara khusus kepada orang Yahudi, karena merekalah yang telah memegahkan diri dengan hukum Taurat, dan mencari pembenaran melalui hukum Taurat. Paulus telah mengutip beberapa ayat dari Perjanjian Lama untuk menunjukkan kebobrokan ini: Tetapi, kata Paulus (ay. 19), segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Pernyataan ini diperuntukkan bagi orang Yahudi dan juga bangsa lain, karena hal itu tertulis di dalam hukum Taurat mereka. Orang Yahudi menyombongkan diri bahwa mereka ada di bawah hukum Taurat, dan menaruh keyakinan yang besar dalam hukum itu. “Namun,” kata Paulus, “hukum itu mengadili dan menghukum engkau, dan engkau melihat bahwa memang benar demikian.” Supaya tersumbat setiap mulut, supaya semua kesombongan dibungkam. Perhatikan cara yang ditempuh Allah baik untuk membenarkan maupun menghukum: Dia menyumbat setiap mulut. Barangsiapa dibenarkan akan tersumbat mulutnya dengan keinsafan diri yang rendah hati. Barangsiapa dinyatakan bersalah, mulutnya disumbat, karena pada akhirnya mereka akan dihukum (Yud. 15), dan dienyahkan ke neraka tanpa suara (Mat. 22:12).Segala kecurangan tutup mulut (Mzm. 107:42).
- 2. Paulus memperluas bahasannya mencakup seluruh dunia: “Supaya seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.” Jika dunia senang berada di bawah kejahatan (1Yoh. 5:19), maka sudah pasti dunia akan dihukum. Jatuh di bawah hukuman. Yakni, bisa terbukti bersalah, dapat dihukum, dan pada dasarnya menjadi orang-orang yang harus dimurkai (Ef. 2:3). mereka semua harus mengaku bersalah. Barangsiapa bersikeras membenarkan diri sendiri, pasti akan dibuang. Jatuh ke bawah hukuman Allah merupakan perkataan yang mengerikan. Di hadapan Allah yang maha-melihat, yang tidak tertipu, dan tidak akan dapat ditipu ketika menghakimi, di hadapan seorang hakim yang benar dan adil, yang sama sekali tidak akan membebaskan orang yang bersalah. Semua orang telah berbuat salah, oleh karena itu semua orang perlu dibenarkan supaya dapat berdiri di hadapan Allah. Karena semua orang telah berdosa (ay. 23). Semua orang pada dasarnya adalah pendosa, dan memang telah melakukan dosa, dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Semua telah kehilangan apa yang menjadi tujuan akhir manusia. Kehilangan,sebagaimana seorang pemanah meleset dari sasarannya, sebagaimana seorang pelari gagal mendapatkan hadiahnya. Begitu kehilangan, bukan hanya tidak menang, juga benar-benar menjadi seorang pecundang. Kehilangan kemuliaan Allah.
- (1) Tidak memuliakan Allah (lihat 1:21), mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah. Manusia ditempatkan sebagai puncak ciptaan yang kasat mata, mampu secara aktif memuliakan Sang Pencipta yang mahabesar, sementara makhluk-makhluk yang lebih rendah hanya dapat mempermuliakan Allah melalui keberadaan diri mereka. Namun oleh karena dosa, manusia telah kehilangan hal ini, dan bukannya memuliakan Allah, manusia justru merendahkan-Nya. Sungguh menyedihkan, ketika mengingat anak-anak manusia yang tadinya diciptakan untuk memuliakan Allah, dan merenungkan betapa sedikit di antara mereka yang melakukannya.
- (2) Tidak dapat memegahkan diri di hadapan Allah. Kita tidak dapat menyombongkan diri tidak bersalah. Jika kita hendak bermegah di hadapan Allah, menyombongkan siapa diri kita, apa yang kita miliki, atau apa yang kita lakukan, ini akan selalu menjadi sesuatu yang tidak mungkin. Karena kita semua telah berdosa, dan ini akan membuat kita bungkam. Mungkin kita bisa bermegah di hadapan manusia, yang tidak dapat melihat yang sebenarnya, dan tidak dapat menyelidiki hati kita, yang sama-sama rusak seperti kita sendiri, dan yang juga sama-sama senang berbuat dosa. Tetapi, kita tidak dapat bermegah di hadapan Allah, yang tidak tahan memandang kejahatan.
- (3) Tidak dapat dimuliakan oleh Allah. Kita kehilangan pembenaran, atau penerimaan Allah, yang mengawali kemuliaan. Kita telah kehilangan kekudusan atau pengudusan, yang adalah gambar Allah yang mulia pada diri manusia. Kita telah membuang semua pengharapan untuk dimuliakan bersama Allah di sorga gara-gara semua kebenaran kita sendiri. Sekarang mustahil untuk pergi ke sorga dalam keadaan bercacat cela. Jalan telah tertutup. Ada kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar yang menjaga jalan ke pohon kehidupan.
- 3. Untuk mendorong kita lebih jauh agar tidak mengharapkan pembenaran dengan melakukan hukum Taurat, Paulus menyimpulkan pandangan ini tentang hukum Taurat (ay. 20): justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. Hukum yang mendakwa dan menjatuhkan hukuman kepada kita tidak akan pernah dapat membenarkan kita. Hukum Taurat itu adalah peraturan yang kaku, sebuah rectum yang index sui et obliqui – yang menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah. Hukum Taurat cocok dipakai dan memang bertujuan untuk membuka luka kita. Oleh karena itu kecil kemungkinannya untuk dapat mengobati luka. Sesuatu yang berguna untuk menyelidiki tidak dapat menyembuhkan. Barangsiapa mengenal dosa harus mengenal sifat hukum Taurat yang kaku, luas, dan rohani. Apabila kita membandingkan hati dan kehidupan kita sendiri dengan peraturan hukum Taurat, maka kita akan mendapati bahwa kita telah menyimpang. Paulus menerapkan hukum Taurat secara demikian (7:9), dengan begitu tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat. Perhatikan,
- (1) Tidak seorang pun yang dapat dibenarkan, tidak seorang manusia pun, tidak seorang manusia bejat pun (Kej. 6:3), karena manusia itu adalah daging, penuh dosa dan bobrok. Karena itu tidak dapat dibenarkan, karena kita adalah daging. Kebejatan yang masih tinggal di dalam sifat kita selama-lamanya akan menghalangi kita untuk dibenarkan melalui perbuatan kita sendiri. Karena perbuatan kita berasal dari daging, maka maka daging akan tetap meninggalkan bekasnya pada perbuatan kita (Ayb. 14:4).
- (2) Tidak dapat dibenarkan di hadapan Allah. Paulus tidak menyangkal pembenaran yang diperoleh dengan melakukan hukum Taurat di hadapan jemaat. Dalam keadaan mereka sebagai umat Allah, yang terwujud dalam sebuah kelompok agama, mereka adalah umat yang kudus, bangsa para imam. Namun karena hal ini berkaitan dengan Allah, di hadapan-Nya, maka kita tidak dapat dibenarkan dengan melakukan hukum Taurat. Paulus merujuk pada Mazmur 143:2.
- II. Paulus mengajukan alasan tentang kemuliaan Allah untuk menunjukkan bahwa pembenaran hanya boleh diharapkan melalui iman akan kebenaran Kristus. Manusia tidak dapat dibenarkan dengan melakukan hukum Taurat. Jika demikian, haruskah manusia yang layak dihukum tetap selamanya berada di bawah murka Allah? Tidakkah ada harapan? Apakah luka itu menjadi tidak dapat disembuhkan gara-gara adanya pelanggaran? Puji Tuhan, tidaklah demikian (ay. 21-22). Ada jalan lain yang dibukakan bagi kita, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan sekarang di bawah kuasa Injil. Kita dapat dibenarkan tanpa harus melakukan hukum Musa: dan ini disebut sebagai kebenaran Allah, yaitu kebenaran bahwa Dia menetapkan, menyediakan, dan menerima. Kebenaran yang diberikan-Nya kepada kita, sebagaimana perlengkapan senjata orang Kristen disebut sebagai perlengkapan senjata Allah (Ef. 6:11).
- 1. Sekarang mengenai kebenaran Allah ini, perhatikanlah,
- (1) Bahwa kebenaran itu telah diwujudkan. Jalan pembenaran yang diberikan melalui Injil adalah sebuah jalan raya, suatu jalan yang rata, dan terbuka lebar bagi kita. Ular tembaga itu dinaikkan pada tiang. Kita tidak dibiarkan meraba-raba di dalam gelap, tetapi kebenaran itu dinyatakan kepada kita.
- (2) Kebenaran itu tanpa hukum Taurat. Di sini Paulus meniadakan praktik orang Kristen Yahudi, yang menganggap perlu supaya Kristus dan Musa dijadikan satu, yang mengakui Kristus sebagai Mesias tetapi masih terlalu ingin memelihara hukum Taurat, dengan mempertahankan upacara-upacara hukum Taurat dan mewajibkannya kepada orang-orang bukan Yahudi yang telah menjadi Kristen. Tidak, kata Paulus, kebenaran itu tanpa hukum Taurat. Kebenaran yang dibawa oleh Kristus adalah kebenaran yang utuh.
- (3) Namun demikian kebenaran itu disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi. Maksudnya, ada perlambang, nubuatan, dan janji di dalam Perjanjian Lama, yang merujuk pada hal ini. Hukum Taurat sama sekali tidak membenarkan kita, sehingga hukum Taurat itu mengarahkan kita ke jalan pembenaran yang lain, menunjuk Kristus sebagai kebenaran kita. Bagi Dialah semua nabi bersaksi. Lihat Kisah Para Rasul 10:43. Mungkin ini dapat menegur orang Yahudi, yang begitu gemar akan hukum Taurat dan para nabi.
- (4) Pembenaran diperoleh melalui iman dalam Yesus Kristus, yaitu iman yang ditujukan kepada Yesus Kristus, yang adalah seorang Juruselamat yang diurapi, demikianlah arti nama Yesus Kristus. Iman yang membenarkan ini mengakui Kristus sebagai Juruselamat dalam ketiga jawatan pengurapan-Nya, yaitu sebagai nabi, imam dan raja. Yakni, percaya kepada-Nya, menerima Dia, dan melekat kepada-Nya dalam ketiga jabatan-Nya ini. Oleh karena inilah kita memperoleh bagian di dalam kebenaran yang telah ditetapkan Allah, dan telah disampaikan oleh Kristus.
- (5) Kebenaran itu diberikan bagi semua orang yang percaya. Dalam pernyataan ini, Paulus menekankan hal yang biasanya dipersoalkan, yaitu bahwa baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, jika mereka percaya, maka mereka berada pada tingkatan yang sama, dan sama-sama diterima oleh Allah melalui Kristus. Sebab tidak ada perbedaan. Atau, kebenaran itu adalah eis pantas – bagi semua, ditawarkan kepada semua orang secara umum. Injil tidak mengecualikan siapa saja yang tidak mengecualikan dirinya sendiri. Jadi, kebenaran itu adalah epi pantas tous pisteuontas, bagi semua orang yang percaya, tidak hanya menawarkannya kepada mereka, tetapi mengenakannya pada diri mereka seperti mahkota, seperti jubah. Ketika mereka percaya, mereka mendapat bagian di dalam kebenaran itu, dan berhak atas semua manfaat dan keistimewaannya.
- 2. Namun sekarang apa kaitan hal ini bagi kemuliaan Allah?
- (1) Ini adalah bagi kemuliaan anugerah-Nya (ay. 24). Oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma – dōrean tē autou chariti. Pembenaran ini diberikan oleh kasih karunia-Nya, bukan oleh kasih karunia yang dikerjakan di dalam diri kita seperti yang dikatakan oleh sebagian orang Kristen, sehingga pembenaran dan pengudusan menjadi sia-sia. Melainkan karena kemurahan Allah semata terhadap kita, dan bukan karena kebaikan kita sejauh yang telah tampak. Dan untuk memberi penekanan lebih jauh, Paulus mengatakan bahwa pembenaran itu diberikan oleh kasih karunia-Nya dengan cuma-cuma, untuk menunjukkan bahwa kasih karunia itu harus dipahami dalam makna yang paling tepat dan sesungguhnya. Dikatakan bahwa Yusuf mendapat kasih (KJV: kasih karunia) tuannya (Kej. 39:4), tetapi itu ada sebabnya. Tuannya melihat bahwa segala sesuatu yang dikerjakan Yusuf berhasil. Ada sesuatu di dalam diri Yusuf yang mendatangkan kasih karunia itu. Tetapi kasih karunia Allah yang diberikan kepada kita diberikan secara cuma-cuma, cuma-cuma. Kasih karunia itu gratis, semata-mata karena rahmat. Kita tidak memiliki apa pun yang menjadikan kita layak menerima kebaikan seperti itu. Itu semua karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kita dibenarkan secara cuma-cuma melalui Kristus yang telah membelinya, dan telah membayar sangat mahal untuk itu. Hal tersebut tidak dimaksudkan untuk mengecilkan arti kasih karunia yang cuma-cuma. Bahwa Kristus membayar untuk kasih karunia, itu tidak menjadi halangan bagi kasih karunia Allah untuk disebut sebagai cuma-cuma. Karena kasih karunia mempersyaratkan dan menerima pembayaran pengganti ini.
- (2) Ini adalah bagi kemuliaan keadilan dan kebenaran-Nya (ay. 25-26). Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian, dst. Perhatikan,
- [1] Yesus Kristus adalah Sang Pendamai, atau korban pendamaian, yang dilambangkan dengan hilastērion, atau tutup pendamaian, dalam hukum Taurat. Dialah takhta kasih karunia kita. Di dalam dan melalui Dialah penebusan atas dosa dilakukan, sehingga diri serta tindakan kita dikenan Allah (1Yoh. 2:2). Hanya Dia yang kita butuhkan bagi pendamaian kita. Dia bukan hanya sebagai pendamai, melainkan juga wujud pendamaian tersebut. Dialah imam kita, korban persembahan kita, mezbah kita, segala-galanya. Allah ada di dalam Kristus seperti halnya Dia berada pada tutup pendamaian-Nya, yang memperdamaikan dunia dengan diri-Nya.
- [2] Allah telah menentukan Yesus untuk itu. Allah, sebagai pihak yang dirugikan, mengambil tindakan terlebih dahulu untuk mengadakan pendamaian, dengan menunjuk seorang penengah, proetheto – telah menentukan Yesus sebelumnya untuk melakukan hal ini. Ini dilakukan Allah berdasarkan keputusan kebijaksanaan-Nya yang penuh kasih sejak kekekalan, di mana Allah menetapkan, mengurapi Yesus, memampukan Dia untuk mengadakan pendamaian, dan melepaskan Dia ke dalam dunia yang penuh dosa sebagai korban pendamaian bagi mereka. Lihat Matius 3:17 dan 17:5.
- [3] Bahwa karena iman dalam darah-Nya, kita memperoleh bagian dalam pendamaian ini. Kristus adalah korban pendamaian itu. Dialah pembalut luka yang telah disediakan Allah. Beriman artinya memasang pembalut ini pada jiwa yang terluka. Dan iman inilah yang, dalam hal pembenaran, menaruh perhatian khusus terhadap darah Kristus, karena oleh darah itulah penebusan diadakan. Karena ini sudah menjadi perjanjian ilahi, maka tanpa darah tidak akan ada pengampunan dosa. Dan tidak ada darah selain darah Kristus yang sanggup melakukannya. Hal ini mungkin yang dilambangkan di dalam hukum Taurat dengan percikan darah binatang korban, seperti yang terdapat dalam Keluaran 24:8. Iman dilambangkan dengan seikat hisop, sedangkan darah Kristus adalah darah yang dipercikkan.
- [4] Bahwa semua orang yang karena iman memperoleh bagian di dalam pendamaian ini, dosa-dosanya yang telah terjadi dahulu dibiarkan. Untuk inilah Kristus ditentukan sebagai pendamaian, yaitu untuk menghapuskan hukuman. Sangat menghibur hati bahwa sebelum adanya pendamaian ini Allah telah bersabar hati dengan dosa-dosa kita. Pada masa kesabaran-Nya. Kesabaran Allah telah menjauhkan kita dari neraka, supaya kita memiliki waktu untuk bertobat, dan pergi ke sorga. Beberapa orang menafsirkan bahwa dosa-dosa yang telah terjadi dahulu dibiarkan maksudnya adalah dosa orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama, yang diampuni oleh penebusan yang dilakukan oleh Kristus pada saatnya, karena penebusan Kristus berlaku untuk masa depan sekaligus masa lalu. Dahulu pada masa kesabaran-Nya. Berkat kesabaran Allahlah maka kita tidak disesatkan oleh dosa. Beberapa salinan Yunani menerjemahkan en te anoche tou Theou sebagai melalui kesabaran-Nya, sebagai permulaan ayat 26, dan mereka menandai dua macam buah dari jasa baik Kristus dan kasih karunia Allah, yaitu penghapusan hukuman: dia tēn paresin – bagi penghapusan hukuman, dan penundaan: kesabaran Allah. Berkat kebaikan hati sang tuan dan perantaraan pengurus kebun anggurlah maka pohon yang tidak berbuah itu dibiarkan tetap hidup di dalam kebun anggur. Dan di dalam kedua-duanya kebenaran Allah dinyatakan, di mana tanpa perantara dan korban pendamaian, Allah tidak saja tidak akan mengampuni, tetapi juga tidak akan bersabar, tidak menunda-nunda. Karena Kristuslah maka masih ada pendosa yang hidup di seberang neraka sini.
- [5] Bahwa di dalam semua ini, Allah memang menunjukkan keadilan-Nya. Ini ditekankan oleh Paulus sedemikian rupa: Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini. Pernyataan ini diulangi, karena di dalamnya ada sesuatu yang mengejutkan. Allah menunjukkan keadilan-Nya,
- Pertama, di dalam pendamaian itu sendiri. Belum pernah keadilan dan kekudusan Allah diperlihatkan seperti yang terjadi di dalam kematian Kristus. Tampak bahwa Dia membenci dosa, ketika tidak ada apa pun selain darah Kristus yang sanggup membayar dosa itu. Ketika Allah mendapati ada dosa pada diri Putra-Nya, meskipun dosa itu hanya ditimpakan saja, maka Dia tidak menyayangkan anak-Nya itu, karena anak-Nya itu telah membuat diri-Nya sendiri menjadi dosa karena kita (2Kor. 5:21). Kejahatan kita semua ditimpakan kepada-Nya, sehingga meskipun Yesus adalah Putra-Nya yang terkasih, Tuhan berkehendak untuk meremukkan Dia (Yes. 53:10).
- Kedua, di dalam pengampunan atas pendamaian ini. Begitulah kalimatnya dilanjutkan, sebagai penjelasan: supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman, karena sekarang pengampunan dosa bagi orang percaya yang bertobat tidak hanya menjadi tindakan kasih karunia dan pengampunan, tetapi juga suatu tindakan keadilan di dalam diri Allah, karena Dia telah menerima pembayaran yang dilakukan Kristus melalui kematian-Nya, untuk menunjukkan keadilan-Nya kepada mereka. Menuntut bunga utang merupakan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan keadilan Allah, ketika sang penjamin telah melunasinya dan Dia telah menerima pembayaran itu secara utuh dan merasa puas dengan itu. Lihat 1 Yohanes 1:9. Allah itu adil, yaitu, setia dengan firman-Nya.
- (3) Ini adalah bagi kemuliaan Allah, karena dengan begitu tidak ada dasar untuk bermegah (ay. 27). Allahlah yang akan melakukan pekerjaan pembenaran dan keselamatan orang berdosa dari mulanya hingga selesai sedemikian rupa, sehingga tidak ada alasan untuk bermegah, supaya tidak seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah (1Kor. 1:29-31). Nah, jika kita dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, maka kita memiliki alasan untuk bermegah. Mengapa demikian? Karena jika kita diselamatkan oleh perbuatan kita sendiri, maka kita bisa menaruh mahkota di atas kepala kita sendiri. Namun dengan iman (KJV: hukum iman), yakni jalan pembenaran melalui iman, selamanya tidak memberi dasar untuk bermegah. Sebab, iman adalah kasih karunia yang memiliki ketergantungan, yang mengosongkan diri, serta menyangkal diri, dan melemparkan semua mahkota di hadapan takhta Allah, sehingga jika kita dibenarkan, maka terutama itu adalah bagi kemuliaan Allah. Perhatikan, Paulus berbicara tentang hukum iman. Orang percaya tidak dibiarkan tanpa memiliki hukum: iman adalah suatu hukum. Iman adalah kasih karunia yang bekerja, selama iman itu ada di dalam kebenaran. Namun demikian, karena iman hanya dan sangat bergantung kepada Yesus Kristus, maka iman itu tidak memberi dasar untuk bermegah. Dari semua ini, Paulus menarik kesimpulan (ay. 28): Bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
- III. Di dalam bagian penutup pasal ini, Paulus menunjukkan luasnya keistimewaan yang diperoleh melalui pembenaran oleh iman ini, dan bahwa keistimewaan itu bukan hanya milik orang Yahudi saja, melainkan juga milik orang-orang bukan Yahudi, karena ia sudah mengatakan sebelumnya (ay. 22), bahwa tidak ada perbedaan. Dan mengenai hal ini,
- 1. Paulus meneguhkan dan menunjukkannya (ay. 29): Adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Paulus beralasan bahwa jika benar demikian, maka pendapat seperti itu sangat tidak masuk akal. Dapatkah dibayangkan bahwa Allah yang kasih dan pengampunan-Nya tak terbatas, akan membatasi kebaikan-Nya bagi sekelumit orang-orang Yahudi yang menyimpang, sementara membiarkan semua anak manusia yang lain di dalam kebinasaan kekal? Pernyataan ini jelas sejalan dengan pemikiran kita tentang kebaikan ilahi, sebab Dia penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya. Karena itu, hanya ada satu Allah yang penuh kasih karunia, yang membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman, yakni, kedua-duanya dengan satu cara yang sama. Namun demikian, orang-orang Yahudi, demi menguntungkan diri mereka sendiri, mau berkhayal mengada-adakan perbedaan, padahal sesungguhnya tidak ada perbedaan selain kata karena iman dan juga karena iman, yang artinya, tidak ada perbedaan sama sekali.
- 2. Paulus menyangkal suatu bantahan (ay. 31), seakan-akan ajaran ini memang membatalkan hukum Taurat, yang mereka ketahui berasal dari Allah. “Tidak,” katanya, “meskipun kami memang mengatakan bahwa hukum Taurat tidak akan membenarkan kita, tetapi kami tidak mengatakan bahwa hukum itu sia-sia diberikan, atau tidak ada gunanya bagi kita. Tidak, sebaliknya kami meneguhkannya, dan menegakkannya, dengan meletakkannya pada dasar yang benar. Hukum Taurat masih berguna untuk meyakinkan kita tentang apa yang ada di masa lalu, dan untuk menuntun kita menghadapi masa depan. Meskipun kita tidak dapat diselamatkan oleh hukum Taurat sebagai suatu janji, namun kita mengakuinya dan tunduk kepadanya sebagai suatu peraturan yang ada di tangan Sang Pengantara, di mana peraturan tersebut lebih rendah daripada hukum kasih karunia. Karena itu, kami sama sekali tidak membuang hukum Taurat, tetapi justru meneguhkannya." Biarlah siapa yang menyangkal adanya kewajiban akan hukum moral pada orang-orang percaya merenungkan hal ini.
SH: Rm 3:9-20 - Semua orang berdosa. (Jumat, 15 Mei 1998) Semua orang berdosa.
Tanpa anugerah Allah, semua manusia tidak berdaya (ayat 9) dan tidak layak di hadapan Allah (ayat 23). Bukan saja orang Romawi a...
Semua orang berdosa.
Tanpa anugerah Allah, semua manusia tidak berdaya (ayat 9) dan tidak layak di hadapan Allah (ayat 23). Bukan saja orang Romawi atau bangsa-bangsa yang oleh Yahudi dianggap kafir yang perlu anugerah Allah, orang Yahudi sendiri pun memerlukannya. Analisis firman Tuhan tajam sekali: "tidak seorangpun yang benar=85 tidak seorangpun yang berakal budi=85 tidak ada seorangpun yang mencari Allah" (ayat 10-11). Jadi apa? "Semua telah menyeleweng=85 semua tidak berguna" (ayat 12). Seluruh segi kita telah bejad (ayat 13-18). Terlalu ekstrimkah analisis firman ini? Memang, tetapi itulah analisis Allah sendiri!
Taurat membongkar dosa bukan menyelamatkan. Hukum Taurat bukan jalan keselamatan sebab telah terbukti orang Yahudi sendiri melanggarnya. Taurat berfungsi untuk membungkamkan dalih-dalih manusia di hadapan allah (ayat 19). Justru dengan mengandalkan ketaatan melakukan Taurat, orang Yahudi disadarkan bahwa mereka tak mungkin membenarkan diri di hadapan Allah. Hukum Taurat membuat orang mengenal dosa (ayat 19-20). Tetapi orang yang telah dibuat kenal dan sadar akan dahsyatnya kuasa dan akibat dosa itulah yang sadar akan kebutuhannya akan pengampunan dan keselamatan.
Renungkan: Hukum dan firman Tuhan bukan saja membongkar hati kita tetapi juga menyiapkan hati kita datang kepada Yesus Kristus.
Doa: Tuhan, selamatkan dan topanglah kami dengan anugerah-Mu.
SH: Rm 3:9-20 - Semua manusia berdosa (Senin, 29 Mei 2006) Semua manusia berdosa
Akhirnya Paulus menyimpulkan kondisi manusia berdosa dan menunjukkan
bahwa baik orang Yahudi maupun orang nonYahudi, mereka ...
Semua manusia berdosa
Akhirnya Paulus menyimpulkan kondisi manusia berdosa dan menunjukkan bahwa baik orang Yahudi maupun orang nonYahudi, mereka berada bersama-sama di bawah kuasa dosa (ayat 9) dan dalam keadaan terhukum (ayat 19).
Paulus mengutip beberapa bagian Perjanjian Lama yang merefleksikan
pengakuan para orang suci Perjanjian Lama akan keberdosaan manusia.
Pertama, orientasi orang berdosa bukan pada Allah (ayat 11). Akal
budi mereka menolak mengakui Allah sehingga mereka hidup untuk diri
mereka sendiri semata-mata. Pernyataan Paulus yang mengutip
Kedua, akibat orientasi yang salah tersebut, mereka melakukan berbagai dosa dan kejahatan sosial tanpa merasa takut pembalasan Allah (Rm. 3:12-18). Ini adalah akibat yang mengerikan yang sama diulas Paulus pada Roma 1:24-32, yaitu ketumpulan hati nurani untuk melihat kekejian hidup mereka dan ketidakpekaan sama sekali terhadap kesucian dan kemurkaan Allah (ayat 3:18).
Bahkan orang yang mengaku beragama dan bertuhan pun dalam kenyataannya bisa menjadi ateis praktis. Agama dan Tuhan tidak lebih hanya simbol status sosial karena di luar ritual-ritual tertentu yang penghayatannya dangkal bahkan kosong, hidupnya penuh dengan kemunafikan, kelicikan, dan rencana-rencana jahat. Orang yang mengaku Kristen pun harus memeriksa diri dengan jujur. Adakah hatinya benar-benar milik Tuhan atau hanya tubuhnya saja di gereja, pada hari minggu, sementara pikiran dan hatinya terus-menerus berdosa!
Responsku: _________________________________________________
SH: Rm 3:9-20 - Taurat dan Injil (Minggu, 10 Mei 2009) Taurat dan Injil
Tidak ada seorang pun yang dapat menyatakan diri benar di hadapan
Allah. Bukan berarti bahwa manusia tidak pernah melakukan yan...
Taurat dan Injil
Tidak ada seorang pun yang dapat menyatakan diri benar di hadapan Allah. Bukan berarti bahwa manusia tidak pernah melakukan yang benar. Namun kebenaran yang dilakukan manusia berdosa tidak dapat meraih perkenan Allah. Rasul Paulus menegaskan berulang-ulang bahwa semua orang telah berdosa (ayat 10-12). Perhatikan pengulangan kata "tidak ada" dan "semua" yang menegaskan bahwa semua orang telah tercemar dosa. Bukan saja secara umum, tetapi secara individu juga. Paulus juga menggambarkan bahwa dari ujung rambut sampai ujung kaki manusia penuh dosa (ayat 13-15). Mulai dari kerongkongan, lidah, bibir, mulut, sampai kaki. Hati yang dicemari dosa ternyata mempengaruhi selu-ruh anggota tubuh manusia hingga tercemar juga. Ini memperlihatkan bahwa manusia, sebagai individu, juga berdosa dan tidak dapat menyatakan diri layak berhadapan dengan Allah. Tak hanya sampai di situ. Gambaran keberdosaan manusia itu dilanjutkan Paulus dalam ayat 16-18 dengan klimaks ketiadaan rasa takut akan Allah (ayat 18).
Taurat yang dibanggakan oleh orang Yahudi pun ternyata tidak membuat mereka hidup benar. Taurat sebagai standar kebenaran justru memperlihatkan bahwa tak satu orang pun yang dapat memenuhi Hukum Taurat secara sempurna sehingga dapat disebut benar di hadapan Allah.
Bila begitu sulit menjalankan hidup yang berkenan di mata Allah, bagaimana manusia dapat lepas dari kebinasaan kekal? Hanya dengan Injil! Ya, hanya Injillah yang diperlukan orang berdosa yang hidup di bawah murka Allah agar dapat mencapai jalan menuju Allah. Bila Taurat memperlihatkan kegagalan manusia mencapai standar kebenaran Allah, maka Injil memberi jalan pada kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus. Hanya dengan iman kepada Kristus, manusia beroleh kasih karunia Allah yang memungkinkan dia dibenarkan dan beroleh hidup kekal. Maka tiada jalan lain selain percaya. Bagikan juga berita sukacita ini agar orang lain beroleh kasih karunia yang ajaib itu.
SH: Rm 3:9-20 - Ngeri dan dahsyatnya dosa (Selasa, 17 April 2012) Ngeri dan dahsyatnya dosa
Dari pemaparan panorama kondisi manusia yang kita telaah beberapa hari terakhir kita telah melihat betapa mengerikannya dos...
Ngeri dan dahsyatnya dosa
Dari pemaparan panorama kondisi manusia yang kita telaah beberapa hari terakhir kita telah melihat betapa mengerikannya dosa itu dan betapa kuasanya hadir di mana-mana dalam hidup kita sehari-hari di dunia ini. Paulus menyadari bahwa ketika kita bicara tentang orang jahat dan yang hidup amoral, tentang orang yang legalistik dan orang yang menggampangkan anugerah Allah, kita mungkin merasa diri aman dari semua tantangan itu. Kita mungkin merasa tidak terlalu ekstrem kanan maupun kiri. "Yang penting toh saya saat teduh setiap hari, beribadah dan melayani secukupnya, tidak usah macam-macam, " mungkin itu yang kita pikirkan. Benarkah ada situasi yang aman dari bahaya-bahaya yang telah kita lihat dalam hari-hari terakhir ini?
Dalam perikop yang puitis ini Paulus menjawab "Tidak!" dengan tegas. Tak ada seorang pun yang bisa cukup aman dari kuasa dosa yang hadir di mana-mana. Kenyataannya, tantangan dan cobaan itu bukan saja hadir di sekitar kita, juga di dalam diri kita. Pikiran, perbuatan, perkataan kita; seluruh keberadaan kita telah tercemar oleh natur manusia berdosa. Kecenderungan alami kita bukanlah untuk taat kehendak Allah tetapi berontak dan lari dari dekapan kasih-Nya. Jika Allah membiarkan manusia sendirian, kita akan saling menghancurkan dan membinasakan sebab "rasa takut kepada Allah tidak ada" dalam diri kita.
Apakah dengan Allah menyodorkan diri-Nya kepada kita kita lantas menjadi penurut dan setia kepada-Nya? Tidak juga. Bahkan setelah kita mengenal Kitab Suci dan kebenaran Allah yang terkandung di dalamnya, kita tetap membandel dan berontak. Hukum Allah bukannya membimbing manusia kembali kepada Penciptanya malahan membuat manusia semakin jauh terjatuh ke dalam dosa, dulu kita tidak tahu dan kita berontak, sekarang kita tahu banyak dan semakin canggih memberontak. Pengalaman hidup kita telah membuktikannya: hukum agama apa pun, tidak memadai untuk membawa manusia kepada Allah. Kita membutuhkan solusi non-agamis dari Allah. Hal itu hanya didapat oleh karena anugerah Allah.
SH: Rm 3:9-20 - Semua Manusia Berdosa (Senin, 17 Oktober 2016) Semua Manusia Berdosa
Mike Huckabee pernah berkata: "Kita tidak memiliki masalah dengan kejahatan, senjata atau bahkan kekerasan. Persoalan yang kita...
Semua Manusia Berdosa
Mike Huckabee pernah berkata: "Kita tidak memiliki masalah dengan kejahatan, senjata atau bahkan kekerasan. Persoalan yang kita miliki adalah dosa." Huckabee menegaskan bahwa semua persoalan berawal pada manusia berdosa. Ungkapan yang sama ditegaskan Paulus dalam perikop ini, yakni baik orang Yahudi maupun non-Yahudi, semua berada di bawah kuasa dosa (10). Karena itu, tidak ada seorang pun yang lebih baik daripada lainnya (9).
Beberapa orang mungkin berpikir, "Saya tidak membunuh, tidak berzinah, banyak berbuat baik, dan lain-lain. Bagaimana mungkin saya berdosa?" Persoalannya, tolok ukur keberdosaan tidak berdasarkan perbuatan dan subjektivitas pribadi, melainkan berdasarkan firman Tuhan (10). Menurut firman Tuhan, semua manusia dipandang berdosa tanpa terkecuali. Perhatikan bagaimana Paulus menegaskan keberdosaan manusia pada bagian ini melalui kata-kata "Tidak ada... seorang pun tidak" (10), "tidak ada seorangpun..."(2x; 11), "semua (2x)... tidak ada... seorangpun tidak...(12). Semua manusia berada di bawah kuasa dosa dan tidak ada satu pun yang mencari Allah. Karakter (10-11), perbuatan (12), perkataan (13-14), dan tingkah laku (15-17) manusia tercemar oleh dosa dan kebejatan. Mengapa bisa demikian? Karena "rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu" (18; bdk. Ams. 1:7). Hal ini pun berlaku bagi orang Yahudi yang sangat membanggakan diri sebagai umat pilihan Allah. Mereka merasa dirinya kebal terhadap hukuman-Nya karena memiliki hukum Taurat. Paulus menegaskan bahwa Allah memberikan hukum Taurat bukan untuk membuat mereka kebal terhadap hukuman Allah, melainkan untuk memperlihatkan betapa berdosa dan tidak berdayanya mereka tanpa belas kasih Allah (19-20).
Manusia berdosa karena tidak memiliki rasa takut akan Allah. Bagaimana dengan kita? Sebagai umat Allah, peliharalah rasa takut dan hormat kepada Allah sehingga hidup kita tidak terjerumus ke dalam dosa, melainkan hidup kudus memuliakan-Nya. [MFS]
SH: Rm 3:9-20 - Bergantung pada Kasih Karunia (Jumat, 24 Juni 2022) Bergantung pada Kasih Karunia
Dalam bagian ini, Paulus banyak mengutip Kitab Mazmur untuk menjelaskan bahwa semua orang berdosa di hadapan Tuhan.
De...
Bergantung pada Kasih Karunia
Dalam bagian ini, Paulus banyak mengutip Kitab Mazmur untuk menjelaskan bahwa semua orang berdosa di hadapan Tuhan.
Dengan tegas Paulus menyatakan bahwa pada kenyataannya tidak ada seorang pun yang benar di hadapan Tuhan (10-15), bahkan mereka tidak memiliki rasa takut akan Allah (16-18). Dengan demikian, tidak ada seorang pun yang dapat luput dari murka Allah dan penghukuman-Nya.
Sekali lagi Paulus mengingatkan orang-orang Yahudi bahwa sekalipun mereka adalah umat pilihan Tuhan, mereka juga adalah orang berdosa sama seperti manusia lainnya (9). Hukum Taurat yang Tuhan berikan kepada mereka di satu sisi menolong mereka untuk tahu yang benar dan yang salah. Namun, di sisi lain hukum Taurat juga menunjukkan kepada mereka bahwa sebaik apa pun mereka berusaha, mereka tetap tidak dapat memenuhi standar Allah yang sempurna (19-20).
Hukum Taurat membuka mata mereka bahwa sesungguhnya mereka sama dengan orang non-Yahudi, yaitu orang berdosa. Dengan demikian, tidak ada sesuatu pun yang dapat mereka lakukan untuk menyelamatkan diri mereka sendiri.
Selama mereka bergantung pada kekuatan dan kehebatan mereka sendiri, mereka akan terus terpuruk dalam dosa. Namun, ketika mereka mengakui kelemahan mereka, datang kepada Tuhan, dan bergantung sepenuhnya pada kasih karunia Tuhan, maka Ia akan menyelamatkan mereka.
Syukur kepada Allah yang mengerti dan melihat kesengsaraan kita. Ia tahu kita tidak dapat berbuat apa-apa tanpa pertolongan-Nya. Satu-satunya pengharapan kita hanya ada dalam kemurahan dan kasih karunia-Nya. Tanpa itu semua, kita hanya menunggu sebuah akhir yang penuh penderitaan.
Oleh sebab itu, mari kita tidak meninggikan diri dan merasa lebih baik daripada orang lain. Mari kita mengakui dengan jujur di hadapan-Nya bahwa kita butuh kasih karunia-Nya. Dengan kerendahan hati, mari kita memohon pertolongan-Nya, sebab hanya dengan bergantung pada kasih karunia Allah, kita dapat diselamatkan. [STG]
Utley -> Rm 3:19-20
Utley: Rm 3:19-20 - --NASKAH NASB (UPDATED): Rom 3:19-2019 Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di ba...
NASKAH NASB (UPDATED): Rom 3:19-20
19 Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. 20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Rom 3:19 "kita tahu, bahwa" Lihat Catatan pada Rom 2:2
□ "Kitab Taurat" Dalam konteks ini hukum ini menunjuk pada keseluruhan PL karena bagian yang dikutip dalam ay. Rom 3:10-18. Paulus mempersonifikasikan "hukum" sebagaimana ia buat untuk kata "dosa" di ay. Rom 3:9 (lih. Rom 6:16-23).
□ "kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat" Ini menunjuk secara unik kepada Orang Yahudi dan Bukan Yahudi yang masuk agama Yahudi. Walaupun harus dikatakan bahwa beberapa kutipan PL menunjuk pada orang bukan Yahudi.
- NASB "supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia menjadi bertanggung jawab kepada Allah."
- NKJV "supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia akan menjadi bersalah dihadapan Allah."
- NRSV "supaya setiap mulut diam dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukharus dipertanggung-jawabkan dihadapan Allah."
- TEV "supaya menghentikan semua dalih manusia dan membawa seluruh dunia dibawah penghukuman Allah"
- JB "namun ini dimaksudkan untuk membuat setiap orang diam dan menaruh seluruh dunia terbuka kepada penghakiman Allah".
Inilah tema utama dari pasal Rom 1:18-3:20 yang diringkas dalam Rom 3:23.
□ "setiap mulut" Ada beberapa frasa dalam ay. Rom 3:19-20 yang berarti semua manusia.
- 1. "setiap mulut," ay. Rom 3:19
- 2. "seluruh dunia," ay. Rom 3:19
- 3. "tak seorangpun (no flesh)," ay. Rom 3:20
Rom 3:20 "Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat" Ini adalah suatu pengibaratan dari Mazm 143:2, namun dengan penambahan sebuah frasa. Ini adalah aspek utama dari injil Paulus (lih. Gal 2:16; 3:11). Sebagai orang Farisi yang sungguh- sungguh, Paulus secara unik mengetahui ketidak-mampuan dari antusiasme agamawi dan perbuatan yang cermat untuk menyediakan kedamaian dalam hati.
- NASB, NRSV "karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa"
- NKJV "karena melalui hukum for timbul pengetahuan akan dosa"
- TEV "apa yang dikerjakan oleh hokum adalah untuk membuat manusia tahu bahwa ia telah berdosa"
- JB "semua yang dikerjakan hokum adalah untuk memberitahu kita apakah berdosa itu."
Ini adalah salah satu maksud dari PL. Lihat Topik Khusus pada Rom 13:9. Taurat tidak pernah dimaksudkan untuk membawa keselamatan pada manusia yang telah jatuh. Maksudnya ialah untuk menyatakan keberdosaan dan mendorong semua manusia kepada kemurahan Allah (lih. Rom 4:15; 5:13,20; 7:7; Gal 3:19-22,23-29).
WAWASAN KONTEKSTUAL BAGI Rom 3:21-31
- a. Surat Rom 3:21-31
- 1. ringkasan klimatik dari Rom 1:18-3:20
- 2. suatu pengembangan dari Rom 1:16-17
- 3. pengantar bagi pasal Rom 4; 5; 6; 7; 8 (khususnya Rom 3:28)
- b. Ringkasan klimatik dari doktrin pembenaran oleh iman ini digambarkan oleh para Pembaharu:
- 1. Martin Luther sebagai "point kepala dan pusat dari surat-surat kerasulan dan seluruh Alkitab";
- 2. John Calvin sebagai "kemungkinan tidak ada satu bagian di Alkitab yang mengemukakan secara sanat dalam mengenai kebenran Allah dalam Kristus"
- c. Ini adalah hakikat teologi dari KeKristenan Evangelikal. Memahami konteks berarti memahami KeKristenan. Inilah injil dalam satu ringkasan dua paragraph sebagaimana Yoh 3:16 adalah injil dalam satu ayat. Ini adalah hati dan jiwa dari pengabaran Injil oleh Paulus. Tiga pertanyaan penafsiran adalah sebagai berikut:
- 1. Apa arti dari kata "hukum"?
- 2. Apa arti dari frasa "kebenaran Allah"?
- 3. Apa arti dari kata "iman" dan "percaya"?
- d. Saya berterima kasih kepada Allah atas kata"semua" dalam ay. Rom 3:22 (bandingkan ay. Rom 3:29) dan kata "pemberian/anugerah" dalam ay. Rom 3:24 (lih. Rom 5:15,17; 6:23).
Topik Teologia -> Rm 3:20
Topik Teologia: Rm 3:20 - -- Dosa
Pelanggaran Hukum Allah
Ula 17:2 Yos 23:16 2Ta 24:20 Yer 34:18 Dan 9:11 Hos 6:7 Hos 8:1 Rom 3:20 Rom 4:15 Rom 7:7-13 Gal 3...
- Dosa
- Pelanggaran Hukum Allah
- Ula 17:2 Yos 23:16 2Ta 24:20 Yer 34:18 Dan 9:11 Hos 6:7 Hos 8:1 Rom 3:20 Rom 4:15 Rom 7:7-13 Gal 3:10,12 1Ti 2:14 Yak 2:8-11 1Yo 3:4
- Universalitas Dosa
- Keselamatan
- Akal dan Pertobatan
- Pembenaran
- Hidup Kekal Bukan Diwarisi melalui Perbuatan
TFTWMS: Rm 3:20 - Prinsip Yang Kekal Prinsip Yang Kekal (Roma 3:20)
20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru ole...
Prinsip Yang Kekal (Roma 3:20)
20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Paulus perlu mengatakan satu hal lagi untuk "membungkam mulut" orang-orang Yahudi. Ia baru saja mengatakan, pada dasarnya, bahwa hukum Taurat menghukum mereka. Ini sulit untuk mereka terima. Mereka percaya bahwa, jika mereka memiliki jaminan keselamatan, jaminan itu adalah bahwa Allah telah mempercayakan hukum Taurat kepada mereka. Tanggapan Paulus terhadap keyakinan yang disayangi itu berfungsi sebagai kesimpulan untuk bagian "Penghukuman" dan sebagai jembatan kepada bagian berikutnya tentang "Pembenaran."
Ayat 20. Ayat ini menetapkan prinsip penting untuk memahami kitab Roma: Sebab tidak seorangpun37yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat. Secara harfiah, teks Yunaninya hanya berarti "dengan perbuatan hukum" tidak seorangpun akan dibenarkan. Kebanyakan terjemahan, termasuk NASB, menulis "hukum Taurat" (atau yang serupa) karena Paulus sedang menjawab keberatan orang Yahudi yang ia telah antisipasi dan yang terutama ada di dalam pikirannya adalah hukum Musa. Fakta bahwa Paulus, pada saat yang sama, memperkenalkan kebenaran penting seharusnya jangan dilewatkan: Tidak seorangpun dapat dibenarkan oleh perbuatan hukum apa saja.
Mengapa demikian? Paulus melanjutkan, Karena justru oleh hukum Taurat38
orang mengenal dosa.39Karena hukum ilahi menghasilkan pengetahuan tentang dosa, maka hukum itu menelanjangi semua orang sebagai orang berdosa. D. Martyn Lloyd-Jones berpendapat bahwa Anda boleh saja mengambil "orang paling baik, paling mulia, paling terpelajar, paling [dermawan]; idealis terhebat, pemikir terhebat, untuk mengatakan apa yang Anda suka tentang dia—namun tidak pernah ada orang yang bisa lulus dari ujian hukum itu. Gunakanlah alat ukur tegak-lurus Anda,40dan ia [didapati] tidak sama lurus dengan alat ukur itu."41Terjemahan Phillips menggunakan analogi yang sama: "Adalah garis lurus hukum Taurat yang menunjukkan kepada kita betapa bengkoknya kita."
Paulus memperluas kebenaran itu dalam pasal 7, tetapi satu aspek dari prinsip ini harus ditekankan sekarang: Tujuan hukum—hukum apa saja—adalah untuk mengekspos kesalahan, bukan memaafkan kesalahan. Ambil contoh, hukum kecepatan di jalan raya. Bayangkanlah bahwa, ketika orang mengendarai mobilnya, perhatiannya tidak folus dan kecepatannya melebihi batas yang ditetapkan oleh peraturan negara itu. Sebuah patroli menghentikan dia. "Anda mengemudi dengan kecepatan 120 km/jam di zona 100 km/jam," katanya. "Tidak masalah," jawab si pengemudi itu. "Sebab tadi pada zona 100 km/jam, saya mengemudi di bawah batas kecepatan. Pastinya hal itu bisa menutupi kesalahan ini." Menurut Anda akan seperti apakah respon petugas patroli itu? Setelah ia berhenti tertawa, ia tidak akan ragu untuk menulis surat tilang yang meminta si pengemudi membayar denda yang besar.
Yakobus menggunakan analogi yang berbeda, membandingkan Firman itu dengan cermin (Yak. 1:23). Sebuah cermin dapat menunjukkan bahwa seseorang memiliki noda di pipinya, tetapi cermin tidak dapat menghapus noda tersebut. Begitu juga halnya, seperti yang Rogers katakan, "hukum dapat menerangi, tetapi tidak bisa melenyapkan."42
Sangat penting bahwa kita memasukkan prinsip ini ke dalam hati kita. Banyak dari kita menyukai struktur hukum. Kita ingin tahu apa yang "benar" dan apa yang "salah." Kita ingin tahu apa sajakah "aturan" itu. Tidak ada yang salah dengan ini … tapi ada bahayanya: Kita bisa berkesimpulan bahwa agama hanya mengurusi pelaksanaan hukum. Jangan salah paham dengan pemikiran ini. Melaksanakan hukum-hukum Allah semampu kita adalah sangat penting. Yohanes menulis, "Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran" (1 Yoh. 2:3, 4). Pada saat yang sama, orang harus jangan pernah berpikir bahwa ia telah "cukup baik" atau "cukup patuh" untuk mendapat atau memperoleh keselamatan. Tidak peduli seberapa keras ia mencoba, ia tidak bisa melaksanakan hukum-hukum itu dengan sempurna.
Karena benar begitu, maka dasar keselamatan kita harus diletakkan pada dasar khusus di luar pelaksanaan hukum secara sempurna. Hal ini seharusnya menimbulkan pertanyaan yang mendesak. Karena manusia tidak diselamatkan dengan melaksanakan hukum, dapatkah ia diselamatkan? Bagaimana ia bisa diselamatkan? Apakah ada harapan untuk dia? Demikianlah Paulus mempersiapkan pikiran para pembacanya untuk pembahasannya tentang "pembenaran."
TFTWMS: Rm 3:9-20 - Baik Orang Bukan Yahudi Dan Orang Yahudi Berada Di Bawah Dosa Dan Membutuhkan Kebenaran Allah BAIK ORANG BUKAN YAHUDI DAN ORANG YAHUDI BERADA DI BAWAH DOSA DAN MEMBUTUHKAN KEBENARAN ALLAH (Roma 3:9-20)
Ayat-ayat ini berisi akhir pembagian pert...
BAIK ORANG BUKAN YAHUDI DAN ORANG YAHUDI BERADA DI BAWAH DOSA DAN MEMBUTUHKAN KEBENARAN ALLAH (Roma 3:9-20)
Ayat-ayat ini berisi akhir pembagian pertama isi kitab Roma. Sepanjang bagian ini, Paulus telah menggunakan terminologi peradilan. Misalnya, dalam 2:15 ia bicara tentang hati nurani bangsa-bangsa bukan Yahudi yang bersaksi dan pikiran mereka yang secara berurutan saling menuduh atau saling membela diri." Dalam 3:9-20, Paulus menggunakan lagi gambaran peradilan. Misalnya, ia berkata, "Kita [sudah] tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa" (3:9). Morris berpendapat bahwa "bahasa [dalam ayat 9] adalah bahasa hukum, seperti dalam sebagian besar kitab Roma."23Alkitab REB menulis "Kita telah menulis dakwaan bahwa semua orang Yahudi, maupun semua orang Yunani, berada di bawah kuasa dosa." "Pengadilan," yang dimulai di 1:18, akan berakhir. Ini adalah saatnya untuk "putusan terakhir."
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Roma (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini mer...
Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Tujuan
Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.
- (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
- (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
Survai
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
- (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
- (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
- (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
- (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
- (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
- (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
- (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
- (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Full Life: Roma (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Rom 1:1-17)
I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20)
A. Kebutuhan Or...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Rom 1:1-17) - I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20) - A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
(Rom 1:18-32) - B. Kebutuhan Orang Yahudi
(Rom 2:1-3:8) - C. Kebutuhan Semua Orang
(Rom 3:9-20) - II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
(Rom 3:21-5:21) - A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
(Rom 3:21-31) - B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
(Rom 4:1-25) - C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
(Rom 5:1-11) - D. Adam dan Kristus Dibandingkan
(Rom 5:12-21) - 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
- 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
- III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
(Rom 6:1-8:39) - A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
(Rom 6:1-23) - 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
(Rom 6:1-14) - 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
(Rom 6:15-23) - B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
(Rom 7:1-25) - C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
(Rom 8:1-39) - IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
(Rom 9:1-11:36) - A. Persoalan Penolakan Israel
(Rom 9:1-10:21) - B. Kemenangan Rencana Allah
(Rom 11:1-36) - V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
(Rom 12:1-15:13) - A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
(Rom 12:1-2) - B. Orang Percaya dan Masyarakat
(Rom 12:3-21) - C. Orang Percaya dan Pemerintah
(Rom 13:1-7) - D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
(Rom 13:8-15:13) - Penutup
(Rom 15:14-16:27)
Matthew Henry: Roma (Pendahuluan Kitab)
Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulk...
- Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulkan bahwa mazmur-mazmur Daud di dalam Perjanjian Lama dan surat-surat penggembalaan Rasul Paulus di dalam Perjanjian Baru merupakan bintang-bintang yang paling terang, yang berbeda dari bintang-bintang lainnya di dalam kemuliaan. Kitab Suci secara keseluruhan memang merupakan surat penggembalaan dari sorga kepada dunia ini, tetapi di dalamnya ada penjelasan atas beberapa surat kerasulan tertentu. Di dalamnya terdapat lebih banyak surat-surat Paulus dibandingkan dengan surat rasul-rasul lainnya, sebab ia adalah rasul utama dari antara mereka. Ia bekerja lebih keras dibandingkan mereka semua. Tidak diragukan lagi, bakat alamiahnya sangat luar biasa. Pengertiannya akan suatu hal cepat dan tajam, ungkapan-ungkapannya lancar dan kaya. Ke mana pun ia pergi, kasih sayangnya sangat hangat dan bersemangat, dan keteguhan hatinya sangat tegas dan berani. Hal ini membuat ia menjadi seorang penganiaya yang sangat keras dan sengit sebelum ia bertobat. Namun ketika orang kuat yang bersenjata lengkap ini dilucuti, dan orang yang lebih kuat dari padanya datang menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan membagi-bagikan rampasannya dan menguduskan kecakapan-kecakapan ini, ia pun menjadi pemberita firman yang paling mahir dan bersemangat. Tidak ada yang lebih baik dari padanya untuk memenangkan jiwa, dan juga tidak ada yang lebih berhasil dari padanya. Empat belas surat penggembalaannya terdapat di dalam kanon Kitab Suci kita. Besar kemungkinan masih ada lebih banyak lagi surat yang ia tulis selama masa pelayanannya, yang mungkin cukup baik untuk mengajar, menegur, dan seterusnya tetapi karena surat-surat itu tidak diilhami oleh Allah, maka surat-surat tersebut tidak diterima sebagai kitab kanonik, dan juga tidak diturunkan kepada kita. Beberapa penulis kuno mengatakan bahwa ada enam pucuk surat ditulis oleh Paulus kepada Seneca (ahli filsafat dan negarawan Romawi abad pertama – pen.), dan delapan surat dari Seneca kepadanya [Sixt. Senens. Biblioth. Sanct. lib.2], dan yang masih ada sampai sekarang ini. Namun, sekali pandang saja tampaknya naskah-naskah itu tidak asli dan palsu.
- Surat penggembalaan kepada jemaat Roma ini ditempatkan sebagai surat yang pertama, bukan karena urutan waktu penulisannya yang lebih awal, melainkan karena keunggulannya yang tinggi. Surat ini adalah surat yang terpanjang dan terlengkap dibandingkan surat-surat penggembalaan lainnya, dan mungkin juga karena kewibawaan dari tempat yang menjadi tujuan surat ini ditulis. Dikatakan bahwa Krisostom, salah seorang bapa gereja, meminta supaya surat ini dibacakan untuknya dua kali dalam seminggu. Surat ini merupakan kumpulan dari beberapa bagian tulisan dari surat tersebut yang ditulis pada tahun 56 Masehi, dari kota Korintus, ketika Paulus tinggal di situ sebentar dalam perjalanannya menuju Troas (Kis. 20:5-6). Ia menitipkan surat ini kepada Febe, orang Romawi itu, seorang pelayan jemaat di Kengkrea (pasal 16), yang berada di wilayah Korintus. Di dalam surat itu ia menyebut Gayus sebagai tuan rumahnya, atau orang yang memberi tumpangan kepadanya (16:23). Gayus yang dimaksud adalah orang Korintus, berbeda dengan Gayus dari Derbe, yang disebut di dalam Kisah Para Rasul 20. Pada saat itu, Rasul Paulus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem dengan membawa uang yang akan diberikan kepada orang-orang kudus miskin yang ada di sana. Hal itu ia sebutkan di dalam Roma 15:26. Rahasia-rahasia besar perlu dibahas di dalam surat ini, seperti juga dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus lainnya, karena banyak hal masih gelap dan sukar dipahami (2Ptr. 3:16). Cara penulisan surat ini (sama seperti beberapa surat penggembalaan lainnya) dapat diamati. Bagian terdepan berisikan pengajaran, yaitu di dalam sebelas pasal pertama. Bagian terakhir adalah bagian penerapan, yaitu di dalam lima pasal terakhir, yang memberitahukan tentang penghakiman dan cara memperbaiki hidup. Cara terbaik untuk memahami kebenaran-kebenaran yang dijelaskan di bagian awal adalah dengan menaati dan melakukan kewajiban-kewajiban yang diuraikan di bagian akhir. Sebab, barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan mengetahui pengajaran itu (Yoh. 7:17).
- I. Bagian pengajaran dari surat kerasulan itu mengajarkan kepada kita,
- 1. Mengenai jalan keselamatan,
- (1) Dasar keselamatan itu adalah pembenaran oleh Allah, dan bukan karena perbuatan manusia (pasal 1). Juga bukan karena melakukan hukum Taurat bangsa Yahudi (pasal 2-3), sebab baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain harus bertanggung jawab terhadap kutuk itu. Sebaliknya, keselamatan itu hanya diperoleh melalui iman di dalam Yesus Kristus (Roma 3:21 dan seterusnya; pasal 4).
- (2) Langkah-langkah menuju keselamatan ini adalah,
- 2. Mengenai orang-orang yang diselamatkan, seperti halnya mereka yang masuk menurut pilihan kasih karunia (pasal 9), bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi (pasal 10-11). Dari sini tampak bahwa pokok yang ia bicarakan adalah kebenaran-kebenaran yang sebenarnya telah diketahui, seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus (2Ptr. 1:12). Dua hal yang menjadi batu sandungan bagi bangsa Yahudi, yaitu pembenaran oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat, dan penerimaan bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat. Itulah sebabnya Rasul Paulus berusaha menjelaskan dan membereskan kedua hal ini.
- II. Bagian penerapan yang mengikuti, yang di dalamnya kita temukan,
- 1. Beberapa nasihat umum yang cocok bagi semua orang Kristen (pasal 12).
- 2. Petunjuk-petunjuk bagaimana kita berperilaku sebagai anggota masyarakat yang beradab (pasal 13).
- 3. Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku orang-orang Kristen satu sama lain, sebagai sesama anggota jemaat Kristen (pasal 14 dan pasal 15:1-14).
- III. Ketika mendekati bagian penutup, Rasul Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya kepada mereka (15:14-16), memberikan penjelasan mengenai dirinya sendiri dan urusan-urusannya (ay. 17-21), berjanji untuk mengunjungi mereka (ay. 22-29), meminta dukungan doa mereka (ay. 30-32), mengirimkan salam khusus kepada banyak sahabat di sana (Roma 16:1-16), memperingatkan mereka terhadap orang-orang yang menimbulkan perpecahan (ay. 17-20), menambahkan salam dari sahabat-sahabat yang ada bersamanya (ay. 21-23), dan mengakhirinya dengan sebuah doa berkat dan pujian kepada Allah (ay. 24-27).
Jerusalem: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus.
di Korintus pada awal...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus. di Korintus pada awal tahun 58, mendjelang berangkatnja ke Jerusalem, guna menjampaikan hasil pendermaan dari umat-umat di Achaja dan Masedonia, bagi orang-orang miskin didalam umat induk disitu. Ia bermaksud, segera sesudah penjerahan resmi derma-derma tersebut, pergi ke Barat pula dan meluaskan wilajah kerajanja sampai ke Spanjol. Pada perdjalanan ke Spanjol itu ia bermaksud singgah di Roma dan hal ini mendjadi alasan tertulisnja surat ini. Ia hendak memberitahukan niatnja itu dan memperkenalkan diri dan maksud kundjungannja terlebih dahulu, sebab ia masih agak asing bagi umat itu, belum pernah berhubungan denganja, ketjuali dengan beberapa tokoh, jang dahulu mendjadi pembantu, kawan atau muridnja dilain-lain tempat. Bdl. 16:3-16. Umat itu dewasa itu sudah sangat besar dan menurut perkataan Paulus sendiri dalam 1:8 semangat imannja terkenal "diseluruh dunia". Lagi pula kedudukan umat ini teristimewa penting sebagai umat ibu-kota seluruh kekaiseran Roma, pusat pemerintahan dan kebudajaan Romawi. Sudah sewadjarnja semua itu menarik minat seorang rasul seperti Paulus. dan sebab itu sudah lama menimbulkan kerinduan untuk berkenalan dengan umat itu. Malahan ia merasa bertugas terhadapnja djuga. Umat itu bagian terbesar terdiri dari orang Romawi asli bekas penjembah dewa-dewa, dan bukankah ia. chususnja bertugas sebagai rasul terhadap segala bangsa-bangsa "kafir"? Untuk itu ia ditetapkan langsung oleh Kristus sendiri (Kis. Ras. 9:15), dan dengan resmi pula oleh umat Antiochia atas ilham Roh Kudus (Kis. Ras. 13:2-3), dan achirnja oleh persetudjuan dengan "tiang-tiang agung" Geredja, ialah Petrus, Joanes dan Jakobus (Gal. 2:7-10). Oleh sebab itu ia tidak mau datang dengan tangan kosong, melainkan dengan kepenuhan berkat Kristus (15:29), dan sekedar membagikan iman mereka (1-11). Namun demikian ia tidak mau membangunkan. diatas dasar jang diletakkan oleh orang lain (15:20-22), artinja ia tidak mau tjampur- tangan dalam urusan-urusan umat. Dan memang dasar umat itu sudah teguh berdiri. Siapakah jang meletakkan dasar itu tidak terang. Ada hanja beberapa berita bersifat riwajat lisan jang sebagian amat kabur. Mungkin pangkal mula umat ialah orang-orang jang didalam Kis. Ras. 2.10 disebut "orang Jahudi dan proselit dari Roma", jang turut menjaksikan peristiwa Pentekosta di Jerusalem. Tetapi perkembangan pesat dan keteguhan iman membuktikan, bahwa pendiri dan pemimpin umat itu tentu seorang rasul unggul dan ada hal-hal dan berita-berita jang menundjuk kepada Petrus. Menurut berita-berita purba jang agak kabur, Petrus sudah bekerdja disitu waktu pemerintahan kaiser Klaudius antara. 42 dan 49, dan datang kesana langsung atau tak langsung, sesudah ,pergi kesuatu tempat lain" (Kis. Ras. 12:17). Memang diwaktu itu umat sudah besar, tentu terutama diantara orang Jahudi, jang golongannja di Roma dewasa itu beberapa ribu orang. Hal itu terkesan oleh berita Suetonius, periwajat hidup Klaudius, jang menulis, bahwa dimasa itu terdjadi suatu pergolakan diantara orang-orang Jahudi, disebabkan oleh seorang bernama Chrestos dan mengakibatkan Klaudius mengusir semua orang Jahudi dari Roma. Bdl. Kis. Ras. 18:2. Berita-berita bahwa Petrus kemudian bekerdja di Roma dan mati sebagai martir disitu tidak dapat disangkal kebenarannja. Diantaranja misalnja berita, bahwa Markus menulis Indjilnja di Roma, berdasarkan pengadjaran Petrus disitu dan atas permintaan orang Roma. la dinamakan djuru-bahasa Petrus.
Bahwa diwaktu Paulus menulis surat ini, dan datang, sebagai tahanan ke Roma, umat disitu besar dan teguh imanja, njata dibuktikan beberapa tahun kemudian, dalam pengedjaran Nero terhadap mereka. Penulis sedjarah Romawi, Tasitus, menulis, bahwa orang-orang jang disebut "Chrestiani", sedjumlah teramat besar (ingens multitudo) ditangkap dan disiksakan (dibunuh) sebengis-bengisnja oleh kaisar Nero, bukannja seolah-olah mereka bersalah, sebagaimana tertuduh, melainkan karena kebentjian rakjat terhadap mereka dan kekedjaman satu orang (Nero).
Paulus hendak mengundjungi umat Roma sebab bertugas sebagai rasul bagi bangsa-bangsa penjembah dewa-dewa. Demikian menurut 1:5-7. Dan dalam membatja surat ini kita memang mendapat kesan-kesan, bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada orang-orang bekas penjembah dewa-dewa. Tentu sadja ada segolongan bangsa Jahudi djuga dalam umat Roma, jang tidak diabaikan oleh Paulus. Tetapi kalau ia didalam surat, misalnja dalam bab 2, langsung menjapa orang Jahudi, hal itu bukan berarti, bahwa uraian bersangkutan chusus ditudjukan kepada mereka. Isinja sama penting bagi segala anggota umat. Metodos Paulus disini, memberi pengertian djelas dengan mempertahankan kebenaran Indjil dengan salah paham Jahudi. Dan kalau dalam pada itu menjapa orang Jahudi, itu dapat dan harus ditafsirkan sebagai akal suatu gajabahasa setperti terdapat dalam Rom. 7,7-25. Mengenai tudjuan surat untuk menjatakan niat mengundjungi umat dan memperkenalkan diri serta maksud kedatangannja, tentu sadja tjukup suatu surat pendek, jang misalnja meliputi isi 1:1-15 dan 15:22-29. Tetapi dalam kegiatan kerasulannja Paulus tidak dapat mentjukupkan diri dengan suatu berita pendek itu. Disini sudah ia tidak mau datang dengan tangan kosong. Dan sjukurlah bagi seluruh Geredja untuk segala abad, ia mendapat ilham dalam menulis surat ini untuk terdahulu memaparkan isi "Indjil"nja, jang akan dibitjarakan setjara lisan pada perkundjungannja. Kita sudah tahu apakah arti "Indjil"nja itu, jaitu Indjil Kristus dengan menondjolkan apa jang chususnja mendjadi kabar gembira bagi bangsa-bangsa bukan Jahudi, jaitu bahwa Kristus sebagai Penebus telah datang untuk menjelamatkan seluruh bangsa manusia, baik Jahudi, maupun bangsa-bangsa jang masih disebut "kafir". Paulus menerangkan djalan, sjarat-sjarat dan hakekat penjelamatan itu. Djalan pikiran Paulus dalam surat ini dalam garis-garis besarnja adalah seperti berikut:
Seluruh umat manusia, turunan Adam meringkuk dalam perhambaan kepada dosa. Dosa itu pada hakekatnja terletak dalam terputusnja hubungan tjinta dengan Allah dan disebut djuga "murka" Allah. Akibatnja keruntuhan achlak jang mengerikan dan achirnja kebinasaan abadi. Tak seorang manusiapun mampu membebaskan diri dari perhambaan itu, dan dari sendirinja mendekati Allah.
Dalam kerahimanNja Allah dari kekal sudah merentjanakan menjelamatkan manusia dari keadaan itu. PenjelenggaraanNja telah didjandjikanNja kepada Abraham dan para turunannja dan makin lama makin djelas disediakanNja didalam Perdjandjian Lama.
Rentjana dan djandji itu sudah dilaksanakan oleh dan dalam Kristus. Ia telah menebus dosa manusia dengan darahnja dan memperdamaikan bangsa manusia dengan Allah Pula.
Keadaan manusia tertebus dinamakan Paulus "dikaiosine", artinja kebenaran.Manusia 'jang "pertjaja akan Kristus", "dibenarkan" oleh Allah, artinja dosanja dihapus dan Allah memberinja suatu hidup baru, jang berwudjud mempunjai bagian dalam hidup Allah sendiri dan diangkat mendjadi anak Allah sedjati dan ahliwaris kemuliaanNja. Dengan setegas-tegasnja Paulus menekankan, bahwa kebenaran itu diberikan sebagai anugerah, melulu berdasarkan kerahiman Allah dan tjintaNja jang semata-mata bebas, Manusia sendiri tidak mampu memperolehnja dengan djasanja sendiri, seperti dengan mengamalkan hukum taurat menurut salah paham orang Jahudi. Jang dituntut dari si manusia, ialah hanja kepertjajaan akan Kristus. Mengenai pengertian "kepertjajaan" dalam bahasa Paulus, batjalah kata pendahuluan II, hal. 538 (tjetakan V 1968).
Dalam menekankan, bahwa pengamalan hukum taurat samasekali tidak diperhitungkan Allah dalam membedakan manusia, Paulus tiba Pula ditengah-tengah perdjuangan dengan salah paham orang Jahudi tersebut, jang sudah kita kenal dari suratnja kepada umat-umat di Galatia. Tetapi apa jang dipergunakan Paulus dengan semangat dalam surat itu, didalam surat ini diuraikannja dengan tenang dan lebih landjut dan mendalam.
Itu memberi pula kepadanja suatu kesempatan, untuk mendjelaskan pokok sikap kaum Jahudi, dan nasibnja jang diperhitungkan Allah dalam rentjana penjelenggaraannja. Achirnja mereka akan insjaf, sehingga djandji Allah kepada Abraham dan bangsa Jahudi umumnja, dapat ditepati oleh Allah bagi bangsa Israel dalam keseluruhannja. Mulai bab 12 Paulus memberi pengadjaran praktis, bagaimana umat harus hidup sesuai dengan martabat baru dalam kesusilaan sempurna chususnja dengan mengamalkan tjinta-kasih.
Hagelberg: Roma (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh k...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh karena itu, Surat Roma tidak banyak dipengaruhi dengan situasi dan kondisi jemaat Roma, sehingga surat ini lebih bersifat obyektif. Sifat Injil Kristus diuraikan secara lengkap dan teratur.1
Kata-Kata Kunci dalam Surat Roma
Ada beberapa kata yang menonjol sebagai kata kunci untuk memahami Surat Roma secara tepat. Kata-kata yang berikut ini layak dipelajari:
aiwn/aion
"Sampai aiwn lepas aiwn" diterjemahkan "selama-lamanya," dan aiwn sendiri diterjemahkan "dunia," karena istilah ini mengandung unsur "zaman" dan juga "dunia."
Roma 1:25, 9:5, 11:36, 12:2, 16:27
aiwniov/aionios
"kekal," "abadi," "berabad-abad"
Roma 2:7, 5:21, 6:22, 6:23, 16:25, 16:26
dikaiov/dikaios
Istilah ini berarti "benar," atau "adil."
Roma 1:17, 2:13, 3:10, 3:26, 5:7, 5:19, dan 7:12.
dikaiosunh/dikaiosune
Istilah ini berarti "kebenaran," atau "keadilan."
Roma 1:17, 3:5, 3:21, 3:25, 3:26, 4:3, 4:5, 4:6, 4:9, 4:11, dst.
pisteuw/pisteuo
Roma 1:16, 3:2, 3:22, 4:3, 4:5, 4:11, 4:17, 4:18, 4:24, 6:8, 9:33, dst.
Kata kerja ini berarti "percaya."
pistiv/pistis
Roma 1:5, 1:8, 1:12, 1:17, 1:17, 3:3, 3:22, 3:25, 3:26, 3:27, 3:28, dst.
Istilah ini berarti "iman."2
Penulis Surat Roma
Memang pernah ada perdebatan mengenai identitas penulis Surat Roma. Sarjana liberal berusaha untuk meyakinkan pendapat mereka bahwa Paulus tidak menulis Surat Roma. Tetapi perdebatan tersebut sudah dapat diatasi, dan hampir semua mengakui Rasul Paulus sebagai penulis Surat Roma. Paulus disebut sebagai penulis di dalam pasal 1:1, dan banyak yang dikatakan oleh penulis surat ini cocok dengan apa yang dikatakan mengenai Rasul Paulus di dalam KPR dan surat-surat lain. Bandingkanlah Roma 15:25-27 dengan KPR 19:21, 20:1-5, 21:15-19, I Korintus 16:1-5, II Korintus 8:1-12, dan 9:1-5 mengenai perjalanan Paulus ke Yerusalem dengan persembahan dari Makedonia. Menurut Roma 11:1 dan Filipi 3:5 dia berasal dari suku Benyamin. Menurut Roma 16:3 dan KPR 18:2-3, 18-19 dia mengenal Priska dan Akwila. Menurut Roma 1:10-15, 15:22-32, dan KPR 19:21 Paulus rindu mengunjungi mereka di Roma. Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat pada apa yang telah dinyatakan oleh Roma 1:1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang dari surat ini!
Penerima Surat Roma
Asal-usul dari jemaat pembaca pertama ini tidak diketahui dengan pasti. Mungkin jemaat pertama di Roma didirikan oleh "pendatang-pendatang dari Roma" yang percaya kepada Kristus di Bait Allah pada Hari Pentakosta (KPR 2:10), setelah mereka pulang ke Roma. Mungkin juga orang-orang yang diinjili oleh Pauluslah yang mendirikan jemaat-jemaat Roma. Paulus menyebut 24 orang di Roma, termasuk orang-orang yang memimpin jemaat di rumah mereka masing-masing.
Menurut tradisi Katolik, jemaat Roma didirikan oleh Petrus pada tahun 42. Tetapi menurut KPR 15, Petrus berada di Yerusalem pada waktu Sidang Yerusalem diadakan (tahun 49), dan menurut konteks itu setelah sidang itu dia menetap di Yerusalem. Juga, kalau seandainya Petrus berada di Roma, aneh sekali bahwa dia tidak disebut-sebut oleh Paulus, apa lagi kalau di dalam II Petrus 3:15 Petrus menyebut Paulus sebagai "saudara kita yang kekasih." Karena Petrus tidak disebut-sebut dalam surat-surat Paulus yang ditulis di Roma, adalah janggal, jikalau Petrus ada di Roma.
Dalam jemaat-jemaat di Roma ada orang Yahudi. Menurut KPR 18:2 Akwila, yang disebut dalam Roma 16:5, adalah orang Yahudi, dan menurut Roma 16:7 dan 11 Andronikus, Yunias, dan Herodion adalah "temanku sebangsa." Selain itu, kita tahu bahwa di Roma ada orang-orang Yahudi yang diusir dari Roma waktu "kaisar Klaudius memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma" (KPR 18:2). Rupanya orang-orang Yahudi sudah diperbolehkan untuk datang kembali sebelum Surat Roma ditulis. Kota Roma adalah ibu kota dari Kekaisaran Romawi, sehingga banyak orang dari seluruh daerah kekaisaran berminat untuk pindah ke sana.
Kalau diamati kelihatan bahwa Surat Roma dimaksudkan untuk orang Yahudi (2:17 dan 4:1) dan juga untuk orang yang bukan Yahudi (11:13 "Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi"). Bahkan pasal-pasal 1:5-6, 1:13, 11:17-31, dan 15:14-16 memberi kesan bahwa banyak dari para pembacanya adalah orang bukan Yahudi. Cranfield3 menegaskan bahwapara pembacanya tidak bisa dikatakan mayoritas Yahudi, atau mayoritas bukan Yahudi. Singkatnya, ada banyak orang bukan Yahudi dan Yahudi di dalam jemaat-jemaat Kristen di Roma.
Tempat dan Tahun Penulisan Surat Roma
Dari Roma 15:25 kita tahu bahwa waktu surat ini ditulis, Paulus "sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus." Saat itu dia mau mengakhiri salah satu dari ketiga perjalanannya.
Dari Roma 15:23 kita tahu bahwa dia "tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini," dan dari pasal 15:19 kita mengerti bahwa maksudnya dengan "daerah ini" adalah "dari Yerusalem sampai ke Ilirikum." Ini berarti bahwa perjalanan yang diakhiri adalah perjalanan yang ketiga, karena sebelum perjalanannya yang ketiga dia tidak akan menyatakan bahwa pelayanannya sudah selesai.
Dalam Roma 16:1-2, "Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudara kita yang melayani jemaat di Kengkrea... sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri" Surat Roma dikaitkan dengan "Kengkrea", yaitu pelabuhan sebelah barat dari kota Korintus.
Ada satu kaitan lagi dengan kota Korintus dalam pasal 16:23, di mana Gayus, "yang memberi tumpangan kepadaku," memberi salam kepada mereka di Roma. Mungkin Gayus ini adalah orang Korintus yang disebut di dalam I Korintus 1:14.
Menurut KPR 20:3 Paulus berada di tanah Yunani selama tiga bulan. Barangkali pada waktu itu dia di Korintus (ibu kota propinsi) atau Kengkrea, dan di situ dia menyusun Surat Roma.
Tahun penulisannya masih agak sulit ditentukan. Menurut Cranfield,4 surat ini pasti ditulis di antara akhir tahun 54 sampai awal tahun 59, dan kemungkinan besar di antara akhir tahun 55 sampai awal tahun 57.
Kesatuan Surat Roma
Beberapa naskah kuno dari Surat Roma tidak memuat pasal 15-16, dan beberapa bapa-bapa gereja tidak mengutip dari Roma 15-16. Juga, dalam beberapa naskah kuno, pujian yang mengakhiri Surat Roma, yaitu 16:25-27, diletakkan pada akhir pasal 14, atau pada akhir pasal 15, atau pada akhir pasal 14 dan pasal 16. Dua naskah tidak menyebut kata "Roma" di dalam 1:7 dan 1:15, sehingga kota Roma sama sekali tidak disebut di dalam dua naskah itu.
Walaupun hanya beberapa naskah yang memiliki perbedaan tersebut, tetapi perbedaan-perbedaan itu sempat menjadi bahan pemikiran dan dialog para sarjana. Mengapa terjadi demikian, sehingga ada naskah surat yang seolah-olah tidak dikirim ke Roma? Jawabannya banyak.
Ada sarjana yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-14:23 sebagai surat edaran bagi jemaat-jemaat lain, kemudian menambahkan pasal 15-16 pada surat edaran itu.
Ada sarjana lain yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-15:33 kepada jemaat-jemaat Roma, lalu setelah itu, dia mengirimkan surat itu dengan suatu tambahan (pasal 15-16) kepada jemaat lain.
Tetapi setelah Cranfield5 mempertimbangkan semua ini, dia mengambil kesimpulan bahwa seluruh surat ini, pasal 1 sampai dengan pasal 16, dikirim oleh Paulus kepada jemaat-jemaat Roma, dan perbedaan-perbedaan antara naskah muncul karena surat ini disalin di Roma, dan pasal 15 dan pasal 16 tidak selalu disalin karena dianggap ditujukan khusus untuk mereka di kota Roma.
Surat Roma memiliki kesatuan. Beberapa naskah kuno yang tidak lengkap tidak menyangkal kesatuan itu.
Maksud dan Tujuan Surat Roma
Maksud tujuan pertama dari Surat Roma sudah jelas dari pasal 15:22-25 di mana Paulus memberitahu kepada mereka bahwa dia mau mengunjungi mereka di Roma. 15:24 menceritakan satu maksud tujuan yang lain lagi. Dia mau mendapatkan pertolongan dari mereka. Dia mau melayani di Spanyol, dan dia berharap mereka akan memperlancar perjalanannya. Dia akan mencari dukungan bagi pelayanannya di sana. Pasal 15:30-32 menjelaskan bahwa dia juga minta dukungan doa mereka untuk perjalanannya ke Yerusalem, di mana dia akan menghadapi bahaya dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan di mana dia akan menyerahkan suatu persembahan.
Untuk memperoleh hasil yang telah disebut di atas, maka Rasul Paulus mau menguraikan Injil Kristus, karena dengan sungguh mengerti baik murka Allah yang mengancam manusia maupun kebenaran Allah yang dianugerahkan guna penyelamatan setiap orang yang percaya, mereka di Roma diharapkan menjadi terbeban untuk menolong dan mendukung Paulus serta ikut terlibat dengan kerinduan Paulus untuk menjangkau orang Spanyol dengan Injil Kristus.
Pola Berpikir Surat Roma6
Dalam Surat Roma Rasul Paulus menyatakan suatu pola berpikir yang penting bagi tafsiran surat ini. Bagi dia, eksistensi manusia dibagi dua. Ada dua aion/aion bagi manusia. Satu aion/aion yang dikepalai Adam, dan satu yang dikepalai Kristus. Orang yang tidak memiliki kebenaran Allah berada dalam aion/aion Adam di mana Maut berkuasa. Tetapi Kristus telah membawa aion/aion Kehidupan Kekal yang boleh dialami oleh setiap orang yang berada dalam Kristus. Perlu dimengerti juga bahwa istilah aion/aion itu lain daripada kata zaman. Aion/Aion Kehidupan sudah muncul, tetapi aion/aion Maut masih ada juga. Masa kini ada hubungan yang erat antara aion/aion Kristus dan Kerajaan Allah. Dua-duanya sudah ada, dan masih akan datang dengan segala kepenuhannya. Kerajaan Allah dilawan dengan kerajaan Iblis, dan aion/aion Kristus dilawan dengan aion/aion Adam. Baik aion/aion Kristus maupun Kerajaan Allah hanya dapat dialami oleh orang yang benar, yaitu orang yang memiliki kebenaran Kristus.
Pentingnya hal aion/aion baru dan aion/aion lama menjadi nyata kalau garis besar Surat Roma diselidiki. Hidup orang yang sudah dibenarkan karena iman adalah tema Surat Roma, sedangkan dua aion/aion tersebut di atas mewarnai kerangka Surat Roma.
Hagelberg: Roma (Garis Besar) GARIS BESAR
roma
I. Pendahuluan 1:1-1:17
A. Salam 1:1-1:7
B. Perkenalan 1:8-1:15
C. Tema Surat 1:16...
GARIS BESAR
roma
- I. Pendahuluan 1:1-1:17
- A. Salam 1:1-1:7
- B. Perkenalan 1:8-1:15
- C. Tema Surat 1:16-1:17
- II. Injil 1:18-15:13
- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20 (aion/aion kematian)
- a. ...Manusia tanpa Kebenaran 1:18-1:32
- b. ...Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
- c. ...Semua Manusia 3:9-20
- 2. Kebenaran Allah Dinyatakan 3:21-4:25 (aion/aion hidup)
- a. Kebenaran Allah Dinyatakan melalui Kristus 3:21-3:31
- b. Kebenaran Allah Disaksikan melalui Kehidupan Abraham 4:1-4:25
- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
- 1. Dia akan Hidup Bebas dari Murka 5:1-5:11
- a. Kita memiliki damai terhadap Allah 5:1-4
- b. Keadaan kita berdasarkan kasih Allah 5:5-8
- c. Kasih Allah meluputkan kita dari murkaNya 5:9-11
- 2. Dia akan Hidup Bebas dari Dosa 6:1-6:23
- a. Melalui Baptisan Rohani Kita Bebas dari Dosa 6:1-14
- b. Kita yang Dibebaskan, Menjadi Hamba Kebenaran 6:15-23
- 3. Dia akan Hidup Bebas dari Hukum Taurat 7:1-7:25
- a. Dalam Kristus Kita Mati Terhadap Hukum Taurat 7:1-6
- b. Hukum Taurat Dapat Membangkitkan Dosa 7:7-13
- c. Hukum Taurat Tidak Dapat Membangkitkan Yang Baik 7:14-25
- 4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
- a. Melalui Roh Allah Kita Dapat Mengenal Kristus dan Kuasa KebangkitanNya, Sehingga Kita Bebas 8:1-8:13
- b. Kita Dapat Mengenal Kristus dan Persekutuan dalam PenderitaanNya, Sehingga Kita Bebas 8:14-8:30
- c. Kesimpulan dari Pasal 5-8: Kita Dapat Menang dalam Kesusahan 8:31-8:39
- C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9-11
- 1. Israel, yang Diberkati Allah, Merupakan Beban yang Berat bagi Paulus 9:1-5
- 2. Allah yang Berdaulat Telah Memberi Janji Hanya kepada Mereka yang Percaya 9:6-29
- 3. Israel Sendiri Bertanggung Jawab atas Penolakannya 9:30-10:21
- a. Ringkasan Bagian Ini: Batu Sandungan, Batu Sentuhan 9:30-33
- b. Israel Rajin tapi Keliru, karena tidak Mencari Kristus yang adalah Tujuan Hukum Taurat 10:1-4
- c. Melalui Iman, Kebenaran dan Pertolongan Dekat, Tidak Jauh Seperti Melalui Hukum Taurat 10:5-13
- d. Firman Iman Sudah Diberitakan kepada Israel, tapi Israel Melanggar dan Menyangkal 10:14-21
- 4. Israel Tidak Ditolak untuk Selama-lamanya 11:1-36
- D. Perilaku Orang yang Dibenarkan karena Iman 12:1-15:13
- 1. Penyesuaian pada Aion/Aion Baru 12:1-13:14
- a. Ringkasan dari pasal 5-8, 12:1-2
- b. Supaya Cita-Cita yang Layak Ditentukan 12:3-8
- c. Supaya mengasihi 12:9-21
- d. Supaya Tunduk pada Kuasa Pemerintah 13:1-7
- e. Sikap Kasih 13:8-10
- f. Waktunya Mendesak 13:11-14
- 2. Penerapan Khusus: yang Lemah dan yang Kuat 14:1-15:13
- a. Masalah yang Dihadapi: Tantangan bagi "yang Lemah" 14:1-12
- b. Tanggung Jawab bagi "yang Kuat" 14:13-23
- c. Kristus Sebagai Teladan 15:1-6
- d. Ringkasan: Yahudi dan Bukan Yahudi Sehati Sepikir Memuji Tuhan 15:7-12
- e. Berkat yang Meringkas Seluruh Surat Roma 15:13
- III. Penutup 15:14-16:27
- A. Paulus Menulis Surat Roma Karena Dia Rasul Kepada Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi 15:14-21
- B. Rencana Paulus untuk Mengunjungi Mereka 15:22-33
- C. Salam kepada Individu dan Kelompok yang Tertentu 16:1-16
- D. Peringatan mengenai Orang yang Menimbulkan Perpecahan 16:17-20
- E. Salam dari Saudara-saudara Seiman 16:21-24
- F. Pujian 16:25-27
Hagelberg: Roma DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F....
DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F. F., The Epistle of Paul to the Romans, Tyndale New Testament Commentaries, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1963.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38A: Romans 1-8, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38B: Romans 9-16, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Hodge, Charles, Commentary on the Epistle to the Romans, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1886.
Hodges, Zane, Absolutely Free!, Academie Books, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1989.
Hodges, Zane, catatan dari Surat Roma, tanpa tahun.
Hoehner, Harold, bahan kuliah dari 206 Eksegesis Roma, Dallas Theological Seminary, 1981.
Liddell, Henry George dan Scott, Robert, A Greek-English Lexicon, Oxford University Press, Oxford, edisi ke 9, 1940.
Moulton, James Hope dan Milligan, George, The Vocabulary of the Greek New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1930.
Murray, John, The Epistle to the Romans, The New International Commentary on the New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1959, edisi dalam satu jilid 1968.
Newell, William R., Romans Verse by Verse, Word Bible Publishers Inc., Iowa Falls, hak cipta 1938.
Nygren, Anders, Commentary on Romans, Fortress Press, Philadelphia, hak cipta 1949.
Wigram, George, The Englishman's Greek Concordance, London, 1844.
Witmer, John A. "Romans," dalam The Bible Knowledge Commentary. Wheaton: Victor Books, 1983.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Lightfoot, John, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew- 1 Corinthians, vol. 4, Hendrickson Publishers, 1989.
Denny, James, "Saint Paul's Epistle to the Romans", dalam The Expositor's Greek Testament, 2, halaman 555-725. Robertson Nicoll, redaksi, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids.
Guthrie, Donald, New Testament Introduction, Intervarsity Press, Downers Grove, 1970.
Knox, John, dan Cragg, Gerald R., "The Epistle to the Romans", dalam The Interpreter's Bible, vol. 9, Abington-Cokesbury Press, New York, hak cipta 1954.
Stifler, James, The Epistle to the Romans, Moody Press, Chicago, hak cipta 1960.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Berita Buruk Lebih Dulu (Roma 1:18-3:20)
Pada suatu kesempatan, seseorang berkata kepada saya, "Saya punya berita baik dan berita buruk. Yang ma...
Berita Buruk Lebih Dulu (Roma 1:18-3:20)
Pada suatu kesempatan, seseorang berkata kepada saya, "Saya punya berita baik dan berita buruk. Yang mana yang Anda inginkan lebih dulu?" Paulus memiliki "berita baik" dan "berita buruk" bagi para pembacanya. Kabar baiknya adalah bahwa mereka bisa diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman. Pertama, bagaimanapun, ia memberi mereka berita buruk: Tanpa Allah, mereka ditakdirkan untuk tenggelam lebih dalam dan lebih dalam ke dalam dosa, tanpa harapan penebusan. Kebenaran ini sangat penting sehingga ia menyita dua pasal lebih untuk membangun kebenaran itu (1:18-3:20).
Mengapakah Paulus tidak sekedar berkata, "Kita semua adalah orang berdosa," dan kemudian memberikan berita baik? Karena kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mereka adalah orang-orang berdosa.
Kebanyakan orang merasa bahwa mereka, secara keseluruhan, adalah orang yang cukup layak. Mereka mungkin tidak sempurna, tapi mereka tidak melakukan kesalahan besar. Mereka tidak membunuh siapa saja atau merampok bank apa saja. Mereka tidak berselingkuh atau mengasari anak-anak mereka. Mereka jujur dan pekerja keras, dan mereka mencoba untuk menjadi tetangga yang baik. Karena mereka sadar tidak memiliki dosa yang benar-benar mendatangkan bencana, mereka mengira hubungan mereka dengan Allah pasti benar. Mereka tidak menyadari bahwa mereka mungkin telah memenuhi standar mereka sendiri, tetapi mereka belum memenuhi standar Allah.10
Bayangkanlah seseorang pergi ke dokter karena sakit kepala, mengharapkan untuk diberikan pil untuk meredakan rasa sakitnya. Sebaliknya, dokter memberitahu dia bahwa ia perlu dioperasi—dengan segera. Setelah orang itu pulih dari keterkejutannya, ia mungkin akan bersikeras agar dokter itu menjelaskan mengapa operasi diperlukan. Paulus ingin para pembacanya memahami bahwa "penyakit" rohani manusia begitu berat sehingga tidak ada obat "moralis" sederhana (seperti "menjalani kehidupan yang lebih baik" atau "melakukan pekerjaan yang lebih baik") akan menyembuhkan masalah itu. Tanpa "operasi radikal rohani" (kasih karunia Allah sebagaimana diungkapkan dalam Yesus), umat manusia berada di bawah hukuman.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) PASAL 3
DILEMA DUNIA
Paulus memasukkan bangsa Yahudi dan bangsa bukan Yahudi di dalam penelitiannya tentang perlunya keselamatan. Pembahasannya yang...
PASAL 3
DILEMA DUNIA
Paulus memasukkan bangsa Yahudi dan bangsa bukan Yahudi di dalam penelitiannya tentang perlunya keselamatan. Pembahasannya yang membuktikan bangsa bukan Yahudi sesat menyita ruang setengah pasal: lima belas ayat (1:18-32). Tuduhannya terhadap bangsa Yahudi panjangnya lebih dari dua kali—satu sepertiga pasal: tiga puluh tujuh ayat (2:1-3: 8).1Mengapa berbeda? Mungkin dua kali lipat lebih sulit bagi orang Yahudi untuk mengakui bahwa mereka adalah orang berdosa.
TFTWMS: Roma (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Bagian berikutnya, 3:9-20, lebih bersifat umum (3:9b, 19b) tapi masih memberikan perhatian khusus kepada orang-orang Yahudi (3:9a,...
Catatan Akhir:
- 1 Bagian berikutnya, 3:9-20, lebih bersifat umum (3:9b, 19b) tapi masih memberikan perhatian khusus kepada orang-orang Yahudi (3:9a, 19a, 20a).
- 2 Douglas J. Moo, Romans, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 2000), 103.
- 3 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, 1971), 317.
- 4 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 15.
- 5 Lihat John MacArthur, Jr., Romans 1-8, The MacArthur New Testament Commentary (Chicago: Moody Press, 1991), 168; Leon Morris, The Epistle to the Romans (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 153.
- 6 MacArthur, 169.
- 7 James R. Edwards, Romans, New International Biblical Commentary (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1992), 83.
- 8 James D. Smart, Doorway to a New Age: A Study of Paul's Letter to the Romans (Philadelphia: The Westminster Press, 1972), 56.
- 9 The Analytical Greek Lexicon , 314.
- 10 Edwards, 83.
- 11 Lihat komentar tentang 3:31.
- 12 "Akankah itu? (NASB)" tidak ada di dalam teks aslinya. Kata itu dipasok oleh para penerjemah karena jenis kalimat khusus ini dalam bahasa Yunani memiliki jawaban tersirat.
- 13 Dalam kajian kata sebelumnya, ada tercatat bahwa pistis ("iman") kadang-kadang diterjemahkan sebagai "setia" (penuh iman).
- 14 Edwards, 88.
- 15 Kata Yunani untuk "Allah" tidak ditemukan dalam teks aslinya. Sebagai orang yang dibesarkan dengan Sepuluh Perintah Allah, Paulus akan tidak mungkin menggunakan nama Allah dalam jenis ungkapan ini.
- 16 Naskah-naskah kuno memiliki judul ini untuk Mazmur 51: "Mazmur Daud, ketika Nabi Natan datang kepadanya, setelah ia menghampiri Batsyeba." Kisah ini ditemukan dalam 2 Samuel 12:1-15.
- 17 Moses E. Lard, Commentary on Paul's Letter to Romans (Lexington, Ky.: N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 103.
- 18 "Apakah Dia?" tidak terdapat dalam teks Yunani, tetapi kata-kata itu tersirat dalam konstruksi kalimat Yunani.
- 19 Morris, 161.
- 20 Ibid., 157-58.
- 21 John Calvin, The Epistle of Paul the Apostle to the Romans, trans. and ed. John Owen (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1948), 116.
- 22 Edwards, 85.
- 23 Morris, 166.
- 24 Kesamaan ini bahkan lebih jelas dalam bahasa Yunani. Kedua pertanyaan itu dimulai dengan ti ou™n (ti oun, "lalu apa").
- 25 Beberapa penulis percaya kata "kami" menunjukkan bahwa Paulus sedang bicara tentang dirinya sendiri dan orang-orang Kristen lainnya, tetapi konteksnya mendukung pengidentifikasian Paulus dengan sesama orang Yahudi (lihat 9:3). Yang manapun, kesimpulannya tetap sama: Semua manusia berada "di bawah kuasa dosa."
- 26 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, 1971), 10, 341.
- 27 MacArthur, 180.
- 28 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 1036.
- 29 Beberapa orang berpikir bahwa Roma 3:10, 11 berasal dari sumber ketiga: Pengkhotbah 7:20.
- 30 Alfred Edersheim, The Life and Times of Jesus the Messiah, new updated ed. (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1993), 311.
- 31 Mazmur 53:1-3 bunyinya hampir sama.
- 32 Satu-satunya pengecualian adalah mereka yang tidak dimintai tanggung jawab, seperti anak bayi dan orang-orang yang memiliki masalah mental.
- 33 Richard Rogers, Paid in Full: A Commentary on Romans (Lubbock, Tex.: Sunset Institute Press, 2002), 56.
- 34 Beberapa orang bersikeras bahwa "hukum Taurat" hanya bisa mengacu kepada hukum Taurat saja (lima kitab pertama dari Perjanjian Lama); tapi dalam teks kita Paulus mengutip dari Mazmur dan Yesaya, yang kemudian ia acukan sebagai "hukum Taurat." Oleh karena itu, "hukum Taurat" dapat mengacu kepada lebih daripada hanya Taurat saja.
- 35 Untuk penggunaan kata "di bawah," lihat komentar tentang 3:9.
- 36 C. E. B. Cranfield, Romans: A Shorter Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 67.
- 37 "Daging" ( sa¿rx, sarx) akan dibahas belakangan dalam komentari ini, tapi, di sini, itu hanya berarti "orang."
- 38 Secara harfiah, ayat 20 menulis "melalui hukum."
- 39 Ini bukan kata biasa untuk "pengetahuan" (gnw√siß, gnōsis), tapi bentuk kata yang diperkuat ( ejpi÷gnwsiß, epignōsis) yang berarti "tahu betul" dan menunjukkan "'pengetahuan' yang canggih" (Vine, 347).
- 40 "Alat ukur tegak-lurus" adalah seutas tali (benang) dengan pemberat logam di ujungnya. Tali ini diletakkan di sisi bangunan untuk melihat apakah bangunan itu lurus sempurna secara vertikal.
- 41 D. Martyn Lloyd-Jones, Romans: The Righteous Judgment of God (2:1 -3:20) (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1989), 198.
- 42 Rogers, 58.
- 43 R. C. Bell, Studies in Romans (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1957), 29.
- 44 Morris, 177.
- 45 Lihat Alkitab KJV. Untuk lebih mudah dibaca, sebagian besar terjemahan moderen memenggal kalimat itu menjadi beberapa kalimat. Para penerjemah Alkitab NASB membuat dua kalimat.
- 46 Morris, 173.
- 47 Moo, 125.
- 48 Edwards, 97.
- 49 Roma 1:17 [NASB] menggunakan bentuk present tense ("dinyatakan"), mengacu kepada wahyu kebenaran Allah dalam pemberitaan Injil. Roma 3:21 menggunakan past tense ("telah dinyatakan"), mengacu kepada manifestasi kebenaran Allah dalam kematian Yesus (sebagai peristiwa yang sudah terjadi).
- 50 John R. W. Stott, The Message of Romans: God's Good News for the World, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1994), 109 (huruf miring ditambahkan).
- 51 Vine, 390.
- 52 Teks Yunani menuliskan kata-kata untuk "Yesus Kristus" dalam kasus genitif, yang dapat diterjemahkan "tentang Yesus Kristus" (subyektif) atau "dalam Yesus Kristus" (obyektif). Dalam nas ini, itu bisa subjektif atau objektif.
- 53 Morris, 175-76.
- 54 J. D. Thomas, Romans, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1965), 27.
- 55 The Analytical Greek Lexicon , 17.
- 56 Vine, 576.
- 57 D. Stuart Briscoe, Romans, The Communicator's Commentary (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 89.
- 58 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 478.
- 59 American Heritage Dictionary , 4th ed. (2002), s.v. "transgress."
- 60 The Analytical Greek Lexicon , 420.
- 61 Briscoe, 89.
- 62 G. Schrenk, "dikaióō," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, trans. and abr. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 175.
- 63 Stott berkisah tentang perdebatan di abad keenam belas mengenai apakah Allah benar-benar membuat kita benar (posisi Katolik) atau apakah Ia memperhitungkan kita sebagai orang benar (posisi Reformer) (Stott, 127).
- 64 Morris, 178.
- 65 J. D. Thomas, Class Notes, Romans, Abilene Christian College (1955).
- 66 H. Conzelmann, "cháris," in Theological Dictionary of the New Testament, 1298-1301.
- 67 Ibid., 1304 huruf miring ditambahkan).
- 68 MacArthur, 208-9.
- 69 Dikutip dalam Bell, 31.
- 70 Metonimi adalah bahasa kiasan di mana satu hal mewakili hal lain yang erat kaitannya. Misalnya, di Amerika Serikat, ketika seseorang mengatakan bahwa "Gedung Putih" melakukan sesuatu, ia sebenarnya sedang mengacu kepada Presiden.
- 71 John A. Mackay, God's Order: The Ephesian Letter and This Present Time (New York: Macmillan Co., 1953), 97.
- 72 Vine, 564.
- 73 Edwards, 104.
- 74 Ada beberapa pertanyaan apakah "dalam darah-Nya" harus ditempatkan setelah "pendamaian" atau "iman" (lihat KJV). Pernyataan yang dihasilkan dari salah satu penempatan itu adalah konsisten dengan ajaran Alkitab di tempat lain, jadi itu bukan pertanyaan yang harus menguatirkan kita.
- 75 Teks-teks ini tidak menggunakan bentuk yang sama persis dari kata Yunani yang diterjemahkan "pendamaian" dalam Roma 3:25, tetapi mereka menggunakan kata-kata dari keluarga yang sama.
- 76 Ketika seseorang memasuki setiap bidang usaha baru, ia harus mempelajari beberapa istilah khusus. Pikirkanlah tentang belajar membaca … atau pertanian … atau mengendarai mobil … atau menggunakan komputer. Hal yang sama berlaku dalam agama.
- 77 American Heritage Dictionary , 4th ed. (2002), s.v. "propitiation."
- 78 F. Büschel, "hilastḗrion," dalam Theological Dictionary of the New Testament, 364.
- 79 Pertanyaan itu dibahas dalam Morris, 181-82; Stott, 113-14.
- 80 Moo, 133.
- 81 F. F. Bruce, The Letter of Paul to the Romans, 2d ed. The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 100.
- 82 Stott, 115.
- 83 Ibid.
- 84 Vine, 153.
- 85 Dalam teks Yunani, kata-kata yang diterjemahkan "pada masa kesabaran-Nya" berada di awal ayat 26, tetapi mereka memodifikasi pokok pikiran itu pada akhir ayat 25, sehingga para penerjemah NASB menyisipkan kata-kata itu di dalam ayat 25.
- 86 Beberapa orang berpikir "dosa-dosa yang telah terjadi dahulu" mengacu kepada dosa yang dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka menjadi Kristen. Namun begitu, dalam nas ini, perbedaan itu tampaknya antara dulu (sebelum Kristus) dan sekarang (setelah kedatangan Kristus).
- 87 Briscoe, 94-95.
- 88 Quoted in William Barclay, The Letter to the Romans, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 59.
- 89 Edwards, 106.
- 90 MacArthur, 218.
- 91 Ibid., 205.
- 92 American Heritage Dictionary , 4th ed. (2002), s.v. "boast."
- 93 Disadur dari William Hendriksen, Exposition of Paul's Epistle to the Romans, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1981), 135.
- 94 Ungkapan-ungkapan ini adalah dari MacArthur, 220.
- 95 Jim McGuiggan, The Book of Romans, Looking Into The Bible Series (Lubbock, Tex.: Montex Publishing Co., 1982), 137.
- 96 Disadur dari Hendriksen, 135.
- 97 Ini adalah ilustrasi yang ditemukan dalam banyak buku, termasuk Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary , vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 524.
- 98 Paulus mungkin menggunakan bentuk jamak "kami" di sini untuk mengacu kepada semua pembicara dan penulis terilham-atau ia mungkin menggunakan kata "kami" dalam arti "editorial," seperti yang ia lakukan di 3:8, untuk mengacu hanya kepada dirinya sendiri.
- 99 "Yakin" diterjemahkan dari logi÷zomai (logizomai), yang berarti "menghitung, mengalkulasi" (The Analytical Greek Lexicon , 249). Ini adalah kata kunci dalam pasal 4; kita akan membahasnya dalam konteks itu.
- 100 Ibid., 440.
- 101 Edward Mote, "My Hope Is Built on Nothing Less," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 102 "Monoteisme" mengacu kepada keyakinan bahwa hanya ada satu Allah: "hanya" atau "satu" (mo÷noß, monos) ditambah "Allah" ( qeo÷ß, theos).
- 103 "Shema" adalah kata Ibrani untuk "dengar" ( um^v=, shᵉmaʻ), kata yang menjadi pembuka Ulangan 6:4.
- 104 Teks aslinya berbunyi "sunat" secara harfiah dan "tidak bersunat" (lihat KJV).
- 105 Teks itu mengatakan bahwa orang-orang Yahudi dibenarkan "oleh [e˙k , ek] iman" sementara bangsa-bangsa lain dibenarkan "melalui [dia, dia] iman." Beberapa orang mencoba untuk menemukan makna pada fakta penggunaan dua preposisi Yunani yang berbeda, tapi Paulus mungkin hanya menggunakan sinonim untuk variasi (seperti yang dilakukan kebanyakan penulis).
- 106 Bruce, Romans, 95.
- 107 Ibid., 95-96.
- 108 N. Tom Wright, New Tasks for a Renewed Church (London: Hodder and Stoughton, 1992), 168.
- 109 Disadur dari Halford E. Luccock, Preaching Values in the Epistles of Paul, vol. 1, Romans and First Corinthians (New York: Harper & Brothers, 1959), 37-38.
- 110 Dalam surat-surat Yohanes, satu kesalahan yang ia ekspos adalah antinomianisme (lihat, misalnya, 1 Yoh. 3:4, 10; 5:2, 3).
- 111 Seperti dalam 3:8 dan 3:28, Paulus mungkin sedang menggunakan kata "kami" dalam bentuk jamak atau pengertian "editorial."
- 112 Vine, 3.
- 113 Bauer, 525.
- 114 Vine, 207.
- 115 Terjemahan Barclay terbaca "Apakah kita kemudian melalui iman membatalkan sepenuhnya semua hukum?" (Barclay, 60).
- 116 Diadaptasi dari McGuiggan, 139.
- 117 Meski ia tidak secara langsung menyinggung masalah ini di kitab Roma, namun ia tidak memberikan indikasi kuat pemikirannya tentang hal itu-seperti yang akan kita lihat dalam pembahasan kita tentang 7:1-6.
- 118 Diadaptasi dari Stott, 121.
- 119 H. Kleinknecht, " Nomos ," di Theological Dictionary of Perjanjian Baru , 646.
- 120 Vine, 354.
- 121 American Heritage Dictionary , 4th ed. (2002), sv "law ."
- 122 Moo, 87.
- 123 Thomas, Romans , 48.
- 124 Kelima kitab ini disebut "Kitab Taurat " atau "Pentateuk h."
- 125 Vine, 354-55.
- 126 Bauer, 677.
- 127 Vine, 355.
- 128 W. Gutbrod, "nómos," in Theological Dictionary of the New Testament, 652.
- 129 Bruce, Romans, 51.
- 130 Diadaptasi dari MacArthur, 187.
- 131 Charles R. Swindoll, Coming to Terms with Sin: A Study of Romans 1-5 (Anaheim, Calif.: Insight for Living, 1999), 44.
- 132 Bert Kalmar, "Three Little Words," © 1930, Warner Bros.; © 1958, Edwin H. Morris & Co., MPLCommunications.
- 133 Diskusi lebih lanjut diberikan dalam "The Center of God's Love" dalam David Roper, Jesus Christ and Him Crucified (Arvada, Colo.: Christian Communications, 1976).
- 134 D. Martyn Lloyd-Jones, Romans: Atonement and Justification (3:20-4:25) (London: Banner of Truth Trust, 1970), 25.
- 135 Lihat 6:21, 22; 7:5, 6; 16:25 -27; Gal. 4:8, 9; Efe. 5:8; K ol. 1:21, 22 ["tetapi sekarang "]; 3:7, 8; Ibr. 12:26; 1 Pet. 2:10; 2:25.
- 136 Moo, 135.
- 137 A. M. Toplady, "Rock of Ages," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 138 Edwards, 102.
- 139 Diadaptasi dari John T. Carroll and James R. Carroll, Preaching the Hard Sayings of Jesus (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1996), 17.
- 140 Paul Lee Tan, Encyclopedia of 7,700 Illustrations (Rockville, Maryland: Assurance Publishers, 1979), 1287.
- 141 Wiersbe, 523.
- 142 Jimmy Allen, Survey of Romans, 7th ed. (Searcy, Ark.: By the author, 1994), 55.
- 143 Philip Yancey, What's So Amazing About Grace? (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1997), 13.
- 144 John Newton, "Amazing Grace," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 145 Fritz Ridenour, ed., How to Be a Christian Without Being Religious (Glendale, Calif.: G/LPublications, 1967), 27.
- 146 Dalam Ibrani 13:15, 16, memuji Allah dan membantu orang lain diacukan sebagai korban-korban yang kita persembahkan kepada Allah -tetapi ini bukan korban-korban darah. Hal yang sama berlaku juga untuk korban spiritual yang disinggung dalam Roma 12:1, 2.
- 147 Yesus tidak membawa darah lahiriah ke dalam kediaman rohani Allah. Ini adalah bahasa kiasan.
- 148 F. F. Bruce, The Epistle to the Hebrews, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 222-23.
- 149 149 Sebuah cerita klasik menceritakan Lycurgus, raja kuno Sparta, yang anaknya melanggar hukum yang dapat diancam dengan hukuman pembutaan. Pangeran itu dibutakan satu matanya, tetapi raja memberikan salah satu matanya sendiri untuk menolong anaknya dari hukuman kebutaan penuh. (James Burton Coffman, Commentary on Romans [Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1973], 134.)
- 150 MacArthur, 117-18.
- 151 Diadaptasi dari David F. Burgess, comp., Encyclopedia of Sermon Illustrations (St. Louis: Concordia Publishing House, 1988), 211.
- 152 John David Stewart, A Study of Major Religious Beliefs in America, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1962), 32.
- 153 Pernyataan terkenal ini ditemukan dalam kata pengantar asli Perjanjian Baru Jerman karya Martin Luther (1522). Lihat E. Theodore Bachmann and Helmut T. Lehmann, eds., Luther's Works, vol. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress Press, 1960), 362, 395-97.
- 154 J. W. McGarvey and Philip Y. Pendleton, Thessalonians, Corinthians, Galatians and Romans, The Standard Bible Commentary (Cincinnati: Standard Publishing, n.d.), 323 .
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka
terhadap kunjungannya kepada mere
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah menunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (Rom 1:17).
Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang --baik Yahudi maupun bukan Yahudi -- perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 (Rom 5:1-8:39) Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah.
Isi
- Pendahuluan dan tema
Roma 1:1-17 - Kebutuhan manusia akan keselamatan
Roma 1:18-3:20 - Jalan keselamatan dari Allah
Roma 3:21-4:25 - Hidup baru karena bersatu dengan Kristus
Roma 5:1-8:39 - Israel dalam rencana Allah
Roma 9:1-11:36 - Kelakuan Kristen
Roma 12:1-15:13 - Penutup dan salam pribadi
Roma 15:14-16:27
Ajaran: Roma (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin
bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kr
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tahun : Sekitar tahun 58 sesudah Masehi, dari kota Korintus.
Penerima : Orang-orang Kristen di kota Roma (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Roma terbagi atas 16 pasal. Dalam kitab ini Rasul Paulus menjelaskan tentang cara manusia yang berdosa diselamatkan, yaitu melalui iman saja kepada Tuhan Yesus. Dan juga tentang cara hidup orang-orang yang telah diselamatkan tersebut.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Roma
Pasal 1-11 (Rom 1:1-11:36).
Pengajaran tentang Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap manusia
Pada bagian ini dijelaskan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan sudah tidak mengenal Allah. Karena itu manusia berdosa sudah berada dalam penghukuman Allah, yaitu kematian. Keselamatan dari kematian akibat dosa tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia atau melalui melakukan Hukum Taurat. Keselamatan itu hanya dapat diperoleh dalam anugerah Allah yang ada pada Tuhan Yesus. Ini berarti keselamatan manusia hanya dapat diperoleh melalui iman kepada anugerah Allah yang ada di dalam Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Berdasarkan pasal Rom 1:21-25,28-31. Apakah yang dilakukan manusia di dunia?
- Bacalah pasal Rom 3:23; 6:23. _Tanyakan_: Berapa banyakkah manusia yang berdosa? Apakah akibat dari dosa?
- Bacalah pasal Rom 10:9-13. _Tanyakan_: Bagaimanakah caranya manusia diselamatkan?
Pasal 12-16 (Rom 12:1-16:27).
Pengajaran tentang kehidupan orang Kristen setiap hari
Pada bagian ini, dijelaskan bagaimana seharusnya kehidupan dari setiap orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Rom 12:1-2. _Tanyakan_: Apakah ibadah orang Kristen yang sejati dan berkena di hadapan Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:6-8. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap kehidupan seorang pelayan Firma Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:9-21. _Tanyakan_: Bagaimanakah cara hidup orang percaya/Kristen dala masyarakat?
- Bacalah pasal Rom 13:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap pemerintah?
- Bacalah pasal Rom 15:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap orang yan lemah?
- Bacalah pasal Rom 16:17-18. _Tanyakan_: Apakah peringatan Rasul Paulus terhadap orang percaya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Roma jelaslah bahwa Allah mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa, dan mengalami penghukuman, yaitu kematian. Allah juga dengan tegas menyatakan bahwa semua usaha manusia untuk menyelamatkan diri dari kematian itu sia-sia. Allah menyatakan bahwa manusia memperoleh keselamatan hanya melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Roma?
- Mengapakah semua manusia berada dalam penghukuman Allah?
- Mengapakah orang Kristen perlu menguduskan diri?
- Bagaimanakah cara hidup orang Kristen?
Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) Inti InjilMENGAPA ROMA?Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Y
Inti Injil
MENGAPA ROMA?
Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Yunani. Tetapi, ia mempunyai suatu rencana jangka panjang untuk menginjili lebih jauh ke barat, yaitu ke Roma dan kemudian lebih jauh lagi. Namun demikian ada hal-hal lain yang perlu dikerjakan terlebih dahulu. Ia harus kembali ke Yerusalem untuk mengambil bantuan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi bagi orang-orang miskin yang percaya di sana. Setelah itu ia dapat dengan leluasa mencurahkan perhatiannya ke ibu kota tersebut, dan setelah itu ia mengarahkan pandangannya ke Spanyol (15:22-29). Alasan Paulus ialah ia selalu ingin merintis daerah baru dan memberitakan Injil di tempat Injil belum pernah didengar. Ini sedikit menjelaskan mengapa surat ini ditulis - sebuah gereja sudah dibangun di Roma, karena itu Paulus tidak menganggap kunjungan ke Roma sebagai prioritas utama (15:18-21). Kita tidak tahu kapan gereja itu didirikan, tetapi jika kita melihat daftar para peziarah di Hari Pentakosta, kita akan melihat bahwa di antara mereka terdapat orang-orang Roma (Kis. 2: 10). Dari nama-nama pada akhir surat ini, rupa-rupanya Paulus sudah mengenal sejumlah besar anggota jemaat di sana (16:3-15), hal ini dapat dimengerti karena banyak jalan menuju Roma. Banyak orang melakukan perjalanan di daerah kekaisaran Roma terutama para pedagang, dan banyak dari mereka akhirnya menetap di ibu kota.
MENGAPA SURAT INI DITULIS?
Tampaknya Paulus sedang mempersiapkan kunjungannya dengan menjelaskan Injil bagi mereka. Mungkin ada orang yang mengritik ajarannya dan ia ingin meluruskan hal itu. Pada waktu yang bersamaan penulisan surat ke Roma merupakan kesempatan untuk menulis intisari kabar baik tentang Kristus secara lebih terinci dibandingkan dengan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru yang lain. Surat Roma merupakan salah satu tulisan Paulus yang paling teratur, oleh karenanya surat ini telah menjadi buku sumber bagi orang Kristen sejak ia mendiktekannya kepada kawannya, Tertius, di Korintus sekitar tahun 57.
PAULUS DI ROMA.
Rencana Paulus tidak berjalan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kita tahu dari Kisah para Rasul bahwa ketika tiba di Yerusalem ia ditangkap, dan setelah beberapa saat di penjara, ia memohon, seperti lazimnya warga negara Romawi, supaya kasusnya dapat didengar oleh Kaisar. Oleh karena itu, ia dibawa ke Roma sebagai tawanan. Rupa-rupanya ia dibebaskan dan melanjutkan pekerjaan pelayanannya sebelum akhirnya dibunuh di Roma.
ORANG ROMAWI DAN GEREJA.
Ketika orang Kristen menemukan kembali surat-surat seperti surat Roma pada waktu Reformasi, hal ini mengubah gereja secara besar-besaran. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat memperoleh keselamatan dari apa yang mereka lakukan. Allah telah melakukan keselamatan itu bagi mereka, dalam cara yang memungkinkan Ia dapat membenarkan orang-orang berdosa. Rahasianya tentu terdapat pada salib.
Pesan
1. Kita semua perlu dibenarkan di hadapan Allah (pasal 1-3)o Bagi orang bukan Yahudi, cukup banyak yang dapat diketahui tentang Dia
- dalam alam semesta. Rom 1:19-20
- dalam kenyataan kita sebagai ciptaan. Rom 2:14-15
o Untuk orang Yahudi, lebih dari cukup - dalam firman-Nya. Rom 2:12, 17-24;3:1-2
o Semua orang jatuh di dalam dosa. Rom 3:9-20, 23
o Tidak seorang pun
- boleh menghakimi orang lain. Rom 2:1-3
- boleh bermegah diri. Rom 3:27
- dapat berdalih. Rom 1:20; 2:1; 3:19
- dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Rom 3:20, 23
2. Allah melakukan semua itu (pasal 3-5)
o Kematian Kristus membayar semua hutang
- Ia mati menggantikan kita. Rom 3:24-25
- pada waktu kita masih berdosa. Rom 5:6-8
- kita dapat dibenarkan. Rom 3:24
o Abraham mempercayai firman Allah
- kita pun harus beriman. Rom 3:25; 4:16-25; 5:1
o Adam melakukan sesuatu yang berakibat pada kita sampai sekarang
- demikian pula apa yang dilakukan Kristus di kayu salib. Rom 5:12-19
3. Cara hidup yang berbeda (pasal 6-8)
o Masalahnya ialah sifat dosa manusia
- yang tidak dapat menjadi baik. Rom 7:18
- yang berseteru terhadap Allah. Rom 8:7
- yang tidak memperkenan Allah. Rom 8:8
o Kuasa datang dari Roh Kudus
- yang diam di dalam kita. Rom 8:9-11
- yang menimbulkan pertentangan. Rom 7:13-23
- yang menyediakan kemenangan. Rom 7:24-25
o Kita harus bekerja sama dengan Dia
- menolak dosa. Rom 6:13, 16, 19; 8:13
- menaati Kristus. Rom 6:13, 16-19, lihat Rom 12:1
o Kita bisa
- memperoleh kemenangan. Rom 6:14
- menerima kehidupan. Rom 8:11
- menjadi anak-anak Allah. Rom 8:14-17
- mengalami pertolongan-Nya. Rom 8:26-27
- menjadi seperti Kristus. Rom 8:28-30, lihat Rom 12:2
- merasa pasti bahwa kita adalah milikNya. Rom 8:31-39
4. Allah tahu apa yang sedang dilakukanNya (pasal 9-11)
o Allah tahu bagaimana mengendalikan umat-Nya
- terhadap orang Yahudi yang tidak taat sekalipun. Rom 9:1-33
- Ia mempunyai rencana induk. Rom 11:1-32
o Kita tetap harus memberikan tanggapan
- dalam iman yang taat. Rom 10:5-21
5. Kita diselamatkan bersama (pasal 12-1)
o Kita adalah anggota dari satu tubuh
- saling memiliki. Rom 12:3-8
- saling mengasihi. Rom 12:9-21; 13:8-10
- saling menerima. Rom 14:1-15:7
- saling menghayati gaya hidup yang baru. Rom 13:1-7, 11-14
Penerapan
1. Tawaran itu cuma-cuma(untuk dibenarkan di hadapan Allah)
o Karena keberadaan kita, itu harus terjadi
o Itu dapat terjadi karena Kristus telah
melakukannya
o Ini berarti
- kita tidak dapat memperolehnya sendiri
- kita harus menerimanya dengan iman
2. Kuasa itu ada
(untuk hidup sebagai orang Kristen)
o Oleh karena kita tidak mampu melakukannya sendiri
o Oleh karena Roh Kudus hidup di dalam kita
o Ini berarti
- membuang sifat-sifat dosa kita
- menaati Yesus Kristus
3. Persekutuan Itu milik kita
(bersama dengan sesama Kristen)
o Oleh karena kita saling memiliki
o Oleh karena kita sekarang tahu bagai
mana mengasihi
o Ini berarti
- kita harus menumbuhkan dan menghargainya
- kita tidak boleh menyalahgunakan atau memandang enteng persekutuan Kristen
Tema-tema Kunci
1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.
2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.
3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.
4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.
5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?
Garis Besar Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) [1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17Semua tentang Yesus Kristus
Rom 1:8-15Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan
Rom 1:16-17Berit
[1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17 | Semua tentang Yesus Kristus |
Rom 1:8-15 | Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan |
Rom 1:16-17 | Berita secara ringkas |
[2] 'KITA SEMUA ADALAH ORANG BERDOSA' Rom 1:18-3:20
Rom 1:18-32 | Mereka yang tidak memiliki Alkitab |
Rom 2:1-11 | Menghakimi orang lain? |
Rom 2:12-16 | Allah akan menghakimi kita semua |
Rom 2:17-3:20 | Lebih baikkah orang Yahudi? |
[3] 'ALLAH MEMPUNYAI JALAN' Rom 3:21-5:21
Rom 3:21-26 | Apa yang dilakukan oleh salib |
Rom 3:27-31 | Siapa yang boleh bermegah? |
Rom 4:1-25 | Abraham percaya lebih dulu |
Rom 5:1-5 | Sukacita - walaupun dalam kesusahan |
Rom 5:6-11 | Ketika kita tidak berdaya |
Rom 5:12-21 | Kristus dan Adam |
[4] 'HIDUP BARU' Rom 6:1-8:39
Rom 6:1-14 | Dosa dapat dikalahkan |
Rom 6:15-23 | Pergantian pemilik |
Rom 7:1-6 | Pergantian pasangan |
Rom 7:7-25 | Peperangan dalam hati |
Rom 8:1-11 | Roh memberi hidup |
Rom 8:12-17 | Anak-anak Allah! |
Rom 8:18-25 | Dan banyak lagi yang lain |
Rom 8:26-27 | Doa |
Rom 8:28-30 | Tujuan |
Rom 8:31-39 | Apa lagi yang dapat saya katakan? |
[5] 'TETAPI BAGAIMANA HALNYA DENGAN ORANG YAHUDI?' Rom 9:1-11:36
Rom 9:1-5 | Hak-hak istimewa mereka |
Rom 9:6-33 | Maksud Allah |
Rom 10:1-21 | Iman menyelamatkan |
Rom 11:1-36 | Rencana yang aneh |
[6] 'HAYATILAH!' Rom 12:1-15:13
Rom 12:1-2 | Kehidupan yang dipersembahkan |
Rom 12:3-21 | Kehidupan di dalam satu tubuh |
Rom 13:1-7 | Hidup dalam masyarakat |
Rom 13:8-10 | Hidup dalam kasih |
Rom 13:11-14 | Bangun dan hiduplah! |
Rom 14:1-15:13 | Hidup bersama dengan sesama |
[7] 'RENCANA HARI DEPANKU' Rom 15:14-33
Rom 15:14-21 | Pelayanan saya |
Rom 15:22-33 | Ambisi saya |
[8] 'SANGAT BANYAK KAWAN DI ROMA' Rom 16:1-27
Allah memberkati kalian semuaBank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi