Teks -- 1 Korintus 11:4 (TB)

11:4 Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Jerusalem: 1Kor 11:4 - menghina kepalanya

Agaknya "menghina kepalanya" ialah menghina Kristus yang adalah kepala. Dengan menudungi kepalanya seorang laki-laki menyembunyikan dirinya terhadap Kristus, pada hal dengan muka tidak berselubung mesti mencerminkan kemuliaan Tuhan, 2Ko 3:18. Dalam bagian ini, 1Ko 11:1-6, (juga dalam bahasa Yunani) Paulus bermain dengan dua arti dari kata "kepala" (kephale): kepala sebagai bagian tubuh dan kepala dengan arti: pemimpin, penguasa. Jalan pikiran Paulus ini sangat terpengaruh oleh adat-kebiasaan yang lazim baginya, sehingga kesimpulan-kesimpulannya tidak terlalu meyakinkan.

Ende: 1Kor 11:4-16

Pada orang Jahudi, Junani dan Roma terasa tidak wadjar seorang wanita memperlihatkan diri dimuka umum tanpa bertudung kepala. Tudung itu bukan tudung lingkup jang menutup wadjah, melainkan hanja rambut sampai dipertengahan dahi. Dewasa itu wanita menanggalkan tudung dalam perkumpulan ibadat didalam kuil-kuil. Wanita serani rupanja mulai meniru adat itu. Itu mendjadi satu persoalan dalam umat, jang diadjukan kepada Paulus. Baru dalam ajat 16 (1Ko 11:16) Paulus memberi djawaban jang tegas. Uraian sebelumnja bukan dimaksudkan sebagai bukti-bukti tepat, melainkan Paulus hanja hendak mengutarakan, djuga dengan sindiran-sindiran, bahwa tidak patut wanita berlaku begitu "bebas" dalam perkumpulan-perkumpulan, mau menjamai kaum pria dll. Memang "dalam Tuhan" mereka sama deradjat dan martabatnja, tetapi ketertiban hidup bersama-sama menundjukkan itu dengan menudungi kepalanja. Demikian pendirian Paulus.

Ende: 1Kor 11:4 - Berbitjara sebagai nabi

tampil mengadjar dalam perkumpulan resmi menurut ilham Roh kudus. Lih. 1Ko 12:10 dan bab 14 (1Ko 14).

Ref. Silang FULL: 1Kor 11:4 - atau bernubuat

· atau bernubuat: Kis 11:27; [Lihat FULL. Kis 11:27]

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Gill (ID): 1Kor 11:4 - Setiap pria yang berdoa atau bernubuat // Dengan kepala yang tertutup

Setiap pria yang berdoa atau bernubuat,.... Ini harus dipahami sebagai berdoa dan bernubuat di publik, dan bukan di tempat pribadi; dan tidak terbatas pada orang yang menjadi suara jemaat kepada Tuhan dalam doa, atau yang berkhotbah kepada orang-orang atas nama Tuhan; tetapi diterapkan kepada setiap individu yang menghadiri ibadah publik, yang bergabung dalam doa dengan pendeta, dan mendengar firman yang diberitakan olehnya, yang dimaksud dengan bernubuat; karena yang dimaksud di sini bukan meramalkan peristiwa masa depan, tetapi menjelaskan firman Tuhan, nubuat-nubuat dari Perjanjian Lama, atau bagian mana pun dari Kitab Suci, kecuali menyanyikan mazmur yang seharusnya dirancang, karena itu terkadang diekspresikan dengan bernubuat: demikian dalam 1Sa 10:5 "kamu akan bertemu sekumpulan nabi yang turun dari tempat tinggi, dengan sebuah kecapi, dan sebuah tabret, dan sebuah seruling, dan sebuah gambus di depan mereka, dan mereka akan bernubuat". Targum menerjemahkannya demikian, ואנון משבחין, "dan mereka akan menyanyikan pujian"; atas hal ini, Kimchi mengamati, bahwa seolah-olah dikatakan, nubuat mereka akan שירות, "lagu-lagu" dan pujian bagi Tuhan, yang diucapkan oleh Roh Kudus. Jadi dalam 1Sa 19:23 dikatakan tentang Saul, bahwa ia "terus maju dan bernubuat". Targum adalah, ia terus maju, ומשבח, "dan memuji". Dan sekali lagi, "ia juga melepas pakaiannya, dan bernubuat". Targum, ושבח, "dan memuji", atau menyanyikan pujian. Sekali lagi, dalam 1Ch 25:1 dikatakan tentang Asaph, dan yang lainnya, bahwa mereka "harus bernubuat dengan gambus, dengan kecapi, dan dengan simbal"; yang dijelaskan Kimchi tentang nyanyian Asaph secara vokal, dan tentang anak-anaknya yang bermain alat musik.

Dengan kepala yang tertutup; yang, tampaknya, adalah kebiasaan sebagian dari mereka untuk melakukannya dalam menghadiri ibadah publik: ini mereka lakukan baik meniru orang-orang kafir ^r, yang menyembah dewa-dewa mereka dengan kepala tertutup, kecuali Saturnus dan Hercules, yang upacaranya dirayakan dengan kepala telanjang, bertentangan dengan kebiasaan dan praktik umum dalam ibadah orang lain; atau lebih tepatnya meniru orang-orang Yahudi, yang biasa menutup diri dalam ibadah publik, melalui semangat perbudakan terhadap ketakutan, di bawahnya mereka berada, dan sampai hari ini; dan bersama mereka, ada aturan ^s, bahwa

"seorang pria tidak boleh berdiri dan berdoa, baik dengan ikat pinggangnya, ולא בראש מגולה, maupun dengan kepala yang tidak tertutup; atau dengan kaki yang tidak tertutup."

Sesuai dengan itu, dikatakan ^t tentang Nikodemus ben Gorion,

"bahwa ia masuk ke sekolah dengan sedih, dan נתעטף, "menutupi dirinya", dan berdiri dalam doa;''

dan sedikit setelah itu

"bahwa ia masuk ke tempat kudus dan "menutupi" dirinya, dan berdiri dan berdoa;''

walaupun Targum di Jdg 5:2 menyarankan,

"bahwa orang-orang bijak duduk di sinagoga, בריש גלי, "dengan kepala tidak tertutup", untuk mengajarkan kepada orang banyak kata-kata hukum;''

dan di Jdg 5:9 terdapat kata-kata ini,

"Debora dalam nubuat berkata, aku diutus untuk memuji para Ahli Kitab Israel, yang ketika mereka dalam kesengsaraan tidak berhenti menjelaskan hukum; dan demikianlah indah bagi mereka untuk duduk di sinagoga, "dengan kepala tidak tertutup", dan mengajarkan kepada orang banyak kata-kata hukum, dan memberkati serta mengaku di hadapan Tuhan;''

tetapi tampaknya kebiasaan yang berbeda sekarang telah berlaku; kini dari praktik kafir atau yang menyerupai Yahudi ini, rasul ingin mencegah mereka dengan mengamati, bahwa seseorang yang menggunakannya, "menghina kepalanya"; yang dimaksudkan baik dalam arti kiasan, spiritual, dan mistis, kepalanya Kristus, sebagai tanda kebebasan yang diterima darinya, dan karena Ia ada di atas di surga, dan bebas dari segala dosa, kepala harus terbuka dalam ibadah publik; atau sebaliknya sebaliknya dianggap baginya, yang sangat menghina dia, dan merupakan makna yang diberikan banyak penafsir: lebih tepatnya alasannya haruslah, karena Kristus, kepala orang percaya, tampil untuknya di surga, membuka akses untuknya, memberikan perhatian dan penerimaan dalam dirinya, dan melalui darah dan kebenarannya; dan oleh karena itu harus tampil dengan wajah terbuka dan kepala tidak tertutup, sebagai tanda kebebasan dan keberanian; jika tidak, ia menghina kepalanya seolah-olah darah dan pengorbanannya tidak efektif, dan perantaranya tidak berhasil: tetapi kepala alami, yang diambil secara harfiah, lebih tepat dimaksudkan; dan artinya adalah, bahwa dengan menutupnya, itu terlihat seolah-olah ia bersalah dan malu, dan dalam penyerahan; sedangkan untuk tampil tanpa penutup mengekspresikan kebebasan, keberanian, dan superioritas, seperti dirinya sendiri, yang merupakan kepala wanita; sementara jika ditutupi, seperti dengan kerudung atau penutup wanita, adalah feminim, tidak jantan, dan tidak terhormat.