
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Yoh 15:7
Full Life: Yoh 15:7 - MINTALAH APA SAJA YANG KAMU KEHENDAKI.
Nas : Yoh 15:7
Rahasia doa yang terjawab ialah tinggal di dalam Kristus. Makin
dekat kita hidup dengan Kristus melalui merenungkan dan mempelajari
...
Nas : Yoh 15:7
Rahasia doa yang terjawab ialah tinggal di dalam Kristus. Makin dekat kita hidup dengan Kristus melalui merenungkan dan mempelajari Alkitab, makin selaras doa-doa kita dengan sifat dan ajaran Kristus, sehingga doa kita akan lebih efektif
(lihat cat. --> Yoh 14:13;
lihat cat. --> Yoh 15:4;
lihat cat. --> Mazm 66:18;
[atau ref. Yoh 14:13; 15:4; Mazm 66:18]
lihat art. BERDOA DENGAN EFEKTIF).
Jerusalem -> Yoh 13:2--17:26
Jerusalem: Yoh 13:2--17:26 - -- Cerita tentang Yesus membasuh kaki murid-muridNya dan wejangan yang menyertainya, Yoh 13:2-20, merupakan pendahuluan bagi wejangan-wejangan besar yang...
Cerita tentang Yesus membasuh kaki murid-muridNya dan wejangan yang menyertainya, Yoh 13:2-20, merupakan pendahuluan bagi wejangan-wejangan besar yang diucapkan Yesus dalam bab 13-17. Sebagaimana disajikan oleh Yohanes wejangan-wejangan itu mempersatukan berbagai wejangan yang disampaikan Yesus pada waktu yang berbeda-beda.Bab 16 adalah majemuk sekali dan agaknya hanya dalam bentuk lain menyajikan sekali lagi apa yang dikatakan Yesus dalam bab 14. Wejangan-wejangan itu oleh Yohanes ditempatkan di sini, yakni pada saat Yesus beralih dari hidup di dunia ke hidup sorgawiNya, dengan maksud menyingkapkan makna hidup Yesus yang terdalam.
Ende -> Yoh 15:7
Ende: Yoh 15:7 - -- Siapa berdoa dalam kesatuan dan tjita-tjita hidup dengan Jesus meminta" dalam
nama Jesus".
Siapa berdoa dalam kesatuan dan tjita-tjita hidup dengan Jesus meminta" dalam nama Jesus".
Ref. Silang FULL -> Yoh 15:7

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Yoh 15:7 - -- 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Dalam ay...
15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Dalam ayat ini Tuhan Yesus kembali pada tema ketaatan yang menyatakan kasih (pasal 14:15, 21, dan 23), dan tema doa (pasal 14:13-14). Keadaan hati orang yang tinggal di dalam Dia pasti menjadi nyata sebagai ketaatan pada firman Tuhan Yesus. Lagipula kepada orang-orang itu Tuhan Yesus berjanji bahwa doanya dikabulkan. Tuhan Yesus tidak berjanji untuk mengabulkan sembarangan doa yang diucapkan oleh sembarangan orang. Dia berjanji untuk mengabulkan doa orang yang tinggal di dalam Dia, orang yang tinggal di dalam firman-Nya.
Orang-orang yang tinggal di dalam Dia memelihara hubungan yang begitu baik dan sehat, sehingga doa mereka lancar dikabulkan!

Hagelberg: Yoh 15:1-8 - -- a. Kiasan panjang (15:1-8)
Hubungan antara pokok anggur dan ranting dipakai oleh Tuhan Yesus untuk menceritakan hubungan antara diri-Nya dan murid-mur...
a. Kiasan panjang (15:1-8)
Hubungan antara pokok anggur dan ranting dipakai oleh Tuhan Yesus untuk menceritakan hubungan antara diri-Nya dan murid-murid-Nya. Pemeliharaan anggur adalah suatu aspek kehidupan di Israel yang dimengerti oleh segala lapisan masyarakat Israel. Baik Bilangan 13:20-24 maupun Ulangan 6:11 menyatakan bahwa pemeliharaan tanaman anggur sudah umum di Kanaan sebelum umat Israel masuk ke sana. Pegunungan Yudea dan Samaria tidak kondusif bagi tanaman gandum, tetapi sangat kodusif bagi tanaman anggur, dan sampai sekarang masih terlihat lobang-lobang tempat pemerasan anggur di sana. Dalam 1 Raja-raja 4:25 ungkapan "masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon aranya" menceritakan kehidupan yang tenteram. Orang yang telah membuka kebun anggur, "tetapi belum mengecap hasilnya" diperbolehkan "pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengecap hasilnya" dalam Ulangan 20:6.
Brown1054 menceritakan proses pemeliharaan tanaman anggur di Israel. Ranting-ranting yang tidak dapat berbuah dipangkas pada bulan Februari atau Maret. Pembersihan ini kadang menjadi begitu drastis sehingga hanya pokok anggur saja yang tinggal, dan semua ranting yang ada dibuang. Pada bulan Agustus, setelah daun-daun tanaman anggur muncul, tahap pembersihan yang kedua dilakukan: tunas-tunas kecil dipangkas, supaya getah tanaman lebih kuat mengalir pada ranting yang akan berbuah. Tanaman anggur dipangkas supaya getah tidak mengalir pada daun-daun dan ranting-ranting yang tidak berguna bagi pengusaha.

Hagelberg: Yoh 15:7 - -- 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Dalam ay...
15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Dalam ayat ini Tuhan Yesus kembali pada tema ketaatan yang menyatakan kasih (pasal 14:15, 21, dan 23), dan tema doa (pasal 14:13-14). Keadaan hati orang yang tinggal di dalam Dia pasti menjadi nyata sebagai ketaatan pada firman Tuhan Yesus. Lagipula kepada orang-orang itu Tuhan Yesus berjanji bahwa doanya dikabulkan. Tuhan Yesus tidak berjanji untuk mengabulkan sembarangan doa yang diucapkan oleh sembarangan orang. Dia berjanji untuk mengabulkan doa orang yang tinggal di dalam Dia, orang yang tinggal di dalam firman-Nya.
Orang-orang yang tinggal di dalam Dia memelihara hubungan yang begitu baik dan sehat, sehingga doa mereka lancar dikabulkan!

Hagelberg: Yoh 15:1-16 - -- 1. Pokok anggur dan ranting (15:1-16)
Setelah Tuhan Yesus menginjili perempuan itu di sumur Yakob, murid-murid-Nya mengajak Dia makan, tetapi Dia menj...
1. Pokok anggur dan ranting (15:1-16)
Setelah Tuhan Yesus menginjili perempuan itu di sumur Yakob, murid-murid-Nya mengajak Dia makan, tetapi Dia menjawab, "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." Saat itu mereka belum mengerti mengenai pentingnya kehidupan yang "berbuah" bagi Allah Bapa. Percakapan ini dalam pasal 15 menjadi kesempatan yang baik untuk menguraikan hubungan yang erat antara murid dan Tuhan Yesus, suatu hubungan yang memungkinkan "buah" yang berkenan.
Dalam pasal 8:31-32, Tuhan Yesus berkata kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya, "Jikalau kamu tetap1053 dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Pada waktu itu situasi tidak memungkinkan penjelasan lebih lanjut, tetapi di sini, pada saat-saat terakhir sebelum Dia dikhianati, Dia menjelaskan lebih dalam apa artinya "kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu".
Dalam pasal 14 pentingnya kasih dan ketaatan diuraikan lebih dalam. Pasal 14:23 menceritakan suatu hasil dari kasih dan ketaatan: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." Tuhan Yesus sungguh menghendaki supaya murid-murid-Nya memahami hal ini sebelum Dia harus berpisah dari mereka, maka Dia kembangkan tema ini, dengan memakai suatu kiasan panjang mengenai pokok anggur dan rantingnya, yang menguraikan persekutan yang dinikmati oleh orang yang mengasihi dan menaati Tuhan Yesus.

Hagelberg: Yoh 13:1--20:31 - -- IV. PENYATAAN YESUS DALAM SALIB-NYA DAN KEMULIAAN-NYA (13:1-20:31)
Usaha untuk memberi tanda dan firman supaya orang banyak percaya kepada-Nya telah b...
IV. PENYATAAN YESUS DALAM SALIB-NYA DAN KEMULIAAN-NYA (13:1-20:31)
Usaha untuk memberi tanda dan firman supaya orang banyak percaya kepada-Nya telah berakhir. Dia meninggalkan orang banyak, dan Dia memperhatikan murid-murid-Nya. Tema kematian-Nya semakin jelas dalam perkataan-Nya kepada mereka.
Wycliffe -> Yoh 13:31--16:33
Wycliffe: Yoh 13:31--16:33 - -- C. Percakapan di Ruang Atas (13:31-16:33)
Kata-kata Yesus yang berharga ini diucapkan dalam kaitan dengan kepergian-Nya kepada Bapa sesaat lagi dan j...
C. Percakapan di Ruang Atas (13:31-16:33)
Kata-kata Yesus yang berharga ini diucapkan dalam kaitan dengan kepergian-Nya kepada Bapa sesaat lagi dan juga mengingat keadaan yang akan dialami para pengikut Tuhan tanpa kehadiran diri-Nya (16:4). Terdapat tiga alur ajaran utama yang bisa ditangkap: (1) perintah-perintah menyangkut tugas yang harus dilaksanakan oleh para murid, yaitu bersaksi dan menghasilkan buah dengan diikat dan diliputi oleh kasih; (2) peringatan-peringatan tentang perlawanan dari dunia dan Iblis yang akan mereka hadapi; dan yang terutama ialah (3) suatu paparan tentang perlengkapan dari Tuhan yang akan mengokong kehidupan para murid dan menjadikan mereka berkemenangan pada hari-hari yang akan datang. Kadang-kadang pengajaran Tuhan diganggu oleh pertanyaan para murid, suatu petunjuk bahwa mereka kekurangan pengertian dalam banyak hal.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yoh 15:1-8
Matthew Henry: Yoh 15:1-8 - Kristus, Sang Pokok Anggur yang Benar
Telah disepakati secara umum bahwa percakapan Kristus dalam pasal ini dan juga pasal berikutnya terjadi saat berakhirnya perjamuan malam terakhir,...
- Telah disepakati secara umum bahwa percakapan Kristus dalam pasal ini dan juga pasal berikutnya terjadi saat berakhirnya perjamuan malam terakhir, yaitu di malam saat Ia diserahkan. Percakapan ini bukan merupakan percakapan yang terputus-putus seperti halnya yang terjadi dalam pasal sebelumnya, melainkan terjadi secara berkesinambungan. Inti pembicaraan-Nya sangat berkaitan dengan kejadian menyedihkan yang sedang berlangsung saat itu, yaitu sebuah khotbah perpisahan. Karena Ia kini akan segera meninggalkan mereka, maka:
- I. Ada kemungkinan mereka akan tergoda untuk meninggalkan-Nya dan kembali ke ajaran Musa. Karena itulah Ia memberi tahu mereka mengenai pentingnya untuk tetap setia berpegang dan tinggal di dalam Dia.
- II. Hubungan kekeluargaan di antara mereka mungkin akan menjadi renggang. Karena itulah Ia menekankan kepada mereka untuk saling mengasihi dan untuk terus menjalankan persekutuan seperti itu, yang selama ini selalu menguatkan mereka, setelah Ia pergi nanti.
- III. Mereka mungkin akan tergoda untuk mundur dari pelayanan mereka sebagai rasul saat dihadapkan dengan berbagai kesukaran. Karena itulah Ia mempersiapkan mereka untuk menjadi kuat dalam menghadapi rencana jahat dunia ini. Percakapan Kristus dalam pasal ini dapat dirangkum ke dalam empat kata:
Kristus, Sang Pokok Anggur yang Benar (15:1-8)
- Di sini Kristus berbicara mengenai buah, buah-buah Roh yang harus dihasilkan murid-murid-Nya, melalui sebuah perumpamaan mengenai pokok anggur.
- Perhatikanlah di sini:
- I. Pelajaran yang dapat dipetik dari perumpamaan di atas dan pengertian yang harus kita ambil darinya.
- . Bahwa Yesus Kristus adalah sang pokok anggur, pokok anggur yang benar. Kesediaan Kristus untuk menggambarkan diri-Nya melalui perumpamaan-perumpamaan yang sederhana menunjukkan kerendahan hati-Nya. Dia yang adalah Surya Kebenaran dan Bintang Timur yang gilang gemilang membandingkan diri-Nya dengan pokok anggur. Gereja, yang merupakan gambaran rohani diri Kristus, adalah pohon anggur (Mzm. 80:9), begitu juga Kristus, yang merupakan dasar gereja. Demikianlah Kristus dan gereja-Nya digambarkan.
- (1) Kristus adalah pokok anggur, yang ditanam di kebun, dan bukan merupakan tumbuhan liar. Dia ditanamkan di bumi ini sebab Dia adalah Firman yang menjelma menjadi manusia. Pokok anggur biasanya tidak memiliki penampilan luar yang indah, dan Kristus pun tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada (Yes. 53:2). Pohon anggur merupakan tumbuhan merambat, dan Kristus pun akan dikenal sebagai keselamatan sampai ke ujung-ujung bumi. Buah dari pohon anggur memuliakan Allah dan menyukakan manusia (Hak. 9:13), begitu pula buah dari tindakan pengantaraan yang dilakukan Kristus, lebih berharga dari pada emas (Ams. 8:19).
- (2) Kristus adalah pokok anggur yang benar. Kata benar di sini adalah lawan dari kepura-puraan dan kepalsuan. Kristus benar-benar merupakan tumbuhan yang berbuah lebat, tanaman yang termasyhur. Dia tidak seperti pohon sulur-suluran (anggur) liar yang menipu siapa pun yang mengumpulkannya (2Raj. 4:39), melainkan pokok anggur yang sejati. Pohon-pohon yang tidak berbuah disebut sebagai pohon yang mengeluarkan janji dusta (Hab. 3:17, bdk. TL), tetapi Kristus adalah pohon anggur yang tidak akan menipu. Kehebatan apa pun yang ditemukan di dalam makhluk mana pun, yang berguna bagi manusia, semua itu hanyalah sekadar bayang-bayang dari kasih karunia yang tersedia di dalam Kristus bagi kebaikan umat-Nya. Dialah pokok anggur yang dilambangkan dengan pohon anggur yang memperkaya Yehuda dengan darah buah anggur (Kej. 49:11), atau dengan pohon anggur Yusuf yang dahan-dahannya naik mengatasi tembok (Kej. 49:22), atau dengan pohon anggur Israel, tempat di mana Israel diam dengan tenteram (1Raj. 4:25).
- . Bahwa orang-orang percaya adalah ranting-ranting dari pokok anggur itu, yang menunjukkan bahwa Kristus adalah akar dari pohon anggur tersebut. Akar itu memang tidak kelihatan, sebagaimana juga hidup kita tersembunyi bersama dengan Kristus. Akar itu menopang pohon (Rm. 11:18), menyebarkan sari-sari makanan, dan sangat penting bagi pertumbuhan dan produksi buahnya. Di dalam Kristuslah tersedia segala bantuan dan sokongan. Pohon anggur memiliki banyak ranting, sebagian ada di sisi sebelah rumah atau tembok, dan sebagian lagi di sisi lainnya. Akan tetapi, semuanya menjadi satu dan berasal dari satu akar. Begitu pula orang-orang Kristen yang saleh, meskipun berjauhan tempat dan pendapat, tetapi satu di dalam Kristus yang merupakan pusat kesatuan mereka. Seperti juga ranting pohon anggur, orang-orang percaya itu lemah dan tidak dapat menyokong diri mereka sendiri, melainkan harus selalu disokong (Yeh. 15:2).
- . Bahwa Bapa adalah pengusahanya, geōrgos -- pengelola tanah. Meskipun bumi adalah milik Tuhan, bumi tidak akan menghasilkan buah bila tidak dikerjakan oleh-Nya. Allah tidak hanya memiliki, tetapi juga mengurus pokok anggur dan ranting-rantingnya. Dia telah menanam, menyirami, dan melipatgandakan, sebab kita adalah ladang Allah (1Kor. 3:9; Yes. 5:1-2; 27:2-3). Allah memelihara Kristus, Sang Tunas, dan menyokong-Nya, serta membuat-Nya tumbuh berkembang dari tanah kering. Allah juga memperhatikan semua ranting-ranting, memangkas dan menjagai ranting-ranting itu supaya tidak ada yang melukai mereka. Belum pernah ada seorang pengusaha yang begitu berhikmat dan waspada menjagai kebun anggurnya sebagaimana Allah menjagai gereja-Nya. Karena itulah, gereja-Nya harus berbuah lebat.
- II. Tugas yang diajarkan kepada kita melalui perumpamaan tersebut, yaitu untuk menghasilkan buah, dan untuk tinggal di dalam Kristus, supaya bisa menghasilkan buah itu.
- . Kita harus berbuah. Dari pohon anggur kita mengharapkan buah anggur yang baik (Yes. 5:2), dan dari seorang Kristen kita mengharapkan Kekristenan yang sejati. Inilah yang dimaksudkan dengan buah itu: pembawaan dan sifat kristiani, kehidupan dan perilaku kristiani, bakti dan rancangan kristiani. Kita harus menghormati Allah dan berbuat kebajikan, serta memberi teladan dalam hal kesucian dan kuasa agama yang kita peluk. Inilah yang dimaksudkan dengan menghasilkan buah. Sebagai orang Kristen, murid-murid Kristus harus berbuah dalam segala buah-buah kebenaran, dan sebagai rasul-rasul, mereka harus setia dalam menyebarkan kebaikan yang dihasilkan akibat mengenal Kristus. Untuk mendorong mereka supaya berbuat demikian, Ia pun menekankan mengenai:
- (1) Malapetaka yang akan menimpa ranting yang tidak berbuah (ay. 2): Ranting-ranting itu akan dipotong.
- [1] Ini berarti bahwa ada banyak orang yang menjadi ranting-ranting dalam Kristus tetapi tidak menghasilkan buah. Jika mereka memang dipersatukan dengan Kristus melalui iman, pasti mereka akan berbuah. Tetapi, karena mereka hanya menempel kepada Kristus melalui seutas benang pengakuan lahiriah saja, maka sekalipun mereka terlihat seperti ranting, mereka akan segera menjadi kering. Pemeluk agama yang tidak berbuah adalah pemeluk agama yang tidak setia. Hanya mengaku-ngaku saja, tidak lebih dari itu. Pernyataan tadi bisa juga diartikan, setiap ranting yang tidak berbuah di dalam-Ku, sebab orang-orang yang tidak menghasilkan buah di dalam Kristus, di dalam Roh dan kasih karunia-Nya, sama saja dengan tidak menghasilkan buah sama sekali (Hos. 10:1).
- [2] Ranting-ranting itu terancam dipotong, sebab itulah yang pantas menimpa mereka dan juga demi kebaikan ranting-ranting yang lainnya. Orang yang tidak memiliki kesatuan sejati dengan Kristus dan tidak menghasilkan buah, dari padanya akan diambil juga apa yang ia anggap ada padanya (Luk. 8:18). Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa ayat itu terutama menunjuk kepada Yudas.
- (2) Janji yang diberikan kepada ranting yang berbuah. Ia membersihkan mereka, supaya mereka lebih banyak berbuah.
- Perhatikan:
- [1] Upah bagi mereka yang berbuah adalah kemampuan untuk lebih banyak menghasilkan buah lagi. Berkat yang pertama berbunyi, berbuahlah terus, dan hal itu masih merupakan berkat yang besar.
- [2] Agar menghasilkan lebih banyak buah, ranting yang berbuah pun perlu dibersihkan atau dipangkas, kathairei -- Dia memangkas hal yang berlebihan dan terlalu mewah, yang menghalangi pertumbuhan dan kemampuannya untuk menghasilkan buah. Ranting yang terbaik juga pasti memiliki cacat, aliquid amputandum -- sesuatu yang harus dipotong, misalnya pemikiran, keinginan atau kecenderungan berlebihan, yang perlu dibersihkan. Kristus telah berjanji untuk melakukannya melalui firman, Roh, dan pemeliharaan-Nya. Semuanya itu akan dipangkas sedikit demi sedikit pada musimnya yang tepat.
- [3] Pembersihkan ranting yang berbuah tadi, supaya buah mereka bertambah banyak lagi, adalah urusan dan pekerjaan Sang Pengusaha Agung, demi kemuliaan-Nya sendiri.
- (3) Keuntungan yang dimiliki orang-orang percaya melalui pengajaran Kristus, yang kuasanya harus terus mereka teladani dalam setiap perilaku yang menghasilkan buah: Kamu memang sudah bersih (ay. 3).
- [1] Perkumpulan mereka telah bersih karena Yudas sudah disingkirkan dengan perkataan Kristus, Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera. Sebelum mereka dibersihkan dari Yudas, tidak semua mereka bersih. Firman Kristus adalah perkataan yang dapat membedakan dan memilah-milah orang yang berharga dari yang hina. Firman itu akan menyucikan jemaat anak-anak sulung pada hari pemisahan agung nanti.
- [2] Setiap dari mereka telah bersih. Artinya, mereka telah dikuduskan melalui kebenaran Kristus (17:17). Iman yang telah membuat mereka menerima firman Kristus juga telah menyucikan hati mereka (Kis. 15:9). Melalui firman tersebut, Roh kasih karunia memurnikan mereka dari kenajisan dunia dan daging, dan membersihkan mereka dari ragi para ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka kini telah bersih dari hal itu, setelah melihat kemarahan dan permusuhan para ahli Taurat dan orang Farisi yang telah mendarah daging terhadap Guru mereka. Terapkanlah hal itu kepada semua orang percaya. Firman Kristus juga diperuntukkan bagi mereka. Firman itu mengandung kuasa yang membersihkan, karena bisa mendatangkan kasih karunia dan menghapuskan kejahatan. Firman Kristus membersihkan seperti api membersihkan emas dari kotoran-kotoran yang menempel di sana. Ia seperti seorang tabib yang membersihkan tubuh dari penyakit. Jadi, kita baru dapat membuktikan bahwa kita telah dibersihkan oleh firman saat kita menghasilkan buah yang membawa kita kepada pengudusan. Kira-kira gambaran berikut ini menggambarkan hukum mengenai kebun anggur di Kanaan: buah-buahan yang dihasilkannya kotor dan dianggap tidak bersunat pada tiga tahun pertama setelah pepohonannya ditanam, dan pada tahun yang keempat segala buahnya harus menjadi persembahan kudus sebagai puji-pujian bagi TUHAN, dan baru pada saat itulah buah-buahan tersebut bersih (Im. 19:23-24). Murid-murid itu kini telah dibimbing oleh Kristus selama tiga tahun. Dan kini kamu sudah bersih.
- (4) Kemuliaan yang akan dilimpahkan kembali kepada Allah oleh karena buah-buah yang kita hasilkan, disertai dengan penghiburan dan kehormatan yang akan kita terima juga melalui buah-buah itu (ay. 8).
- Jika kita berbuah banyak:
- [1] Dalam hal inilah Bapa kita akan dipermuliakan. Buah-buah yang dihasilkan oleh para rasul, misalnya dalam ketekunan mereka mengerjakan tugas mereka, akan mendatangkan kemuliaan bagi Allah melalui pertobatan jiwa-jiwa dan persembahan jiwa-jiwa itu terhadap-Nya (Rm. 15:9, 16). Buah-buah Kekristenan dari seluruh orang percaya dalam lingkup yang lebih kecil juga menjadi kemuliaan bagi Allah. Berkat pekerjaan baik hebat yang dilakukan oleh orang-orang Kristen, banyak orang dibawa untuk memuliakan Bapa kita yang ada di dalam sorga.
- [2] Maka kita akan menjadi murid-murid Kristus yang sesungguhnya, yaitu dengan membuktikan bahwa memang demikianlah kita adanya sesuai dengan sebutan yang kita akui bagi diri kita sendiri. Dengan begitu kita akan membuktikan dan meningkatkan jati diri kita sebagai murid Kristus, dan menjadi ternama, terpuji, dan terhormat bagi Guru kita. Inilah artinya menjadi murid-murid-Nya yang sejati (Yer. 13:11). Dengan cara inilah kita akan diakui oleh Guru kita pada hari besar itu, dan akan mendapatkan upah yang layak didapatkan seorang murid, yaitu bagian dalam sukacita Tuhan kita. Semakin banyak buah yang kita hasilkan dan semakin berlimpah kita berbuat baik, semakin besar pula Ia dimuliakan.
- . Supaya berbuah, kita harus tinggal di dalam Kristus, harus menjaga persekutuan kita dengan-Nya melalui iman dan berbuat semampu kita dalam beribadah untuk menjaga kelangsungan persekutuan tersebut.
- Di sini terdapat:
- (1) Tugas yang diperintahkan (ay. 4): Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Perhatikan, semua murid Kristus harus mempertahankan ketergantungan mereka kepada Kristus dan juga persekutuan dengan-Nya, membiasakan diri untuk terus melekat kepada-Nya dan mendapatkan sokongan dari-Nya. Barangsiapa datang kepada Kristus harus tinggal di dalam-Nya: "Tinggallah di dalam Aku melalui iman, dan Aku di dalam kamu melalui Roh-Ku. Tinggallah di dalam Aku, dan Aku pasti akan tinggal di dalam kamu," sebab persekutuan antara Kristus dan para orang percaya tidak akan disia-siakan-Nya. Kita harus tinggal di dalam firman Kristus dengan cara memperhatikannya, dan firman-Nya tinggal di dalam kita sebagai terang bagi kaki kita. Kita harus tinggal dalam kebaikan Kristus sebagai kebenaran dan pembelaan bagi kita, dan kebaikan dan kebenaran itu tinggal di dalam kita sebagai sokongan dan penghiburan bagi kita. Pangkal setiap ranting tinggal di dalam pokok anggur, dan sari-sari makanan pokok anggur itu mengalir ke ranting tadi, sehingga di antara mereka terjalin hubungan yang tetap.
- (2) Perlunya kita untuk tinggal di dalam Kristus supaya bisa menghasilkan buah (ay. 4-5): "Kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Tetapi, jika kamu tinggal di dalam Aku, kamu akan berbuah banyak, sebab, pendeknya, di luar Aku, atau jika kamu terpisah dari-Ku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa." Begitulah, demi penghiburan dan kebahagiaan kita sendiri, kita harus berbuah. Itulah alasan terbaik mengapa kita perlu tinggal di dalam Kristus, karena jika tidak begitu, kita tidak bisa berbuah.
- [1] Tinggal di dalam Kristus perlu dilakukan supaya kita dapat berbuat banyak kebaikan. Orang yang teguh beriman kepada Kristus dan terus mengasihi Dia, hidup berdasarkan janji-janji-Nya dan dipimpin oleh Roh-Nya, menghasilkan banyak buah. Dengan begitu, ia menjadi sangat berguna bagi kemuliaan Allah, dan akan mendapatkan upahnya di hari yang agung nanti. Perhatikan, bersatu dengan Kristus merupakan sebuah prinsip yang mulia dan menghasilkan segala sesuatu yang baik. Hidup berdasarkan iman kepada Anak Allah merupakan kehidupan paling indah yang dapat dijalani oleh manusia di dunia ini. Kehidupan yang seperti itu begitu teratur dan tertib, murni dan sorgawi. Kehidupan seperti itu berguna dan menyenangkan, dan menjawab tujuan hidup.
- [2] Kita perlu tinggal di dalam Kristus agar bisa melakukan kebaikan apa saja. Hal ini bukan saja menjadi sarana untuk memelihara dan meningkatkan segala hal baik yang sudah ada di dalam kita, tetapi juga merupakan akar dan sumber segala sesuatu yang baik: "Di luar Aku kamu tidak bisa berbuat apa-apa: bukan hanya tidak mampu melakukan hal-hal yang menakjubkan seperti menyembuhkan orang sakit atau membangkitkan orang mati, melainkan juga tidak mampu melakukan apa pun." Perhatikanlah, kita ini perlu dan bergantung terus-menerus pada kasih karunia Sang Pengantara untuk menjalani kehidupan rohani dan ilahi. Ini sama halnya seperti kita bergantung sepenuhnya pada pemeliharaan Sang Pencipta untuk dapat menjalani kehidupan jasmani kita. Kehidupan rohani dan jasmani kita ada dalam kuasa ilahi yang memungkinkan kita hidup, kita bergerak, dan ada. Tanpa kebaikan Kristus, kita tidak dapat berbuat apa-apa untuk membenarkan diri kita, dan tanpa Roh Kristus kita tidak dapat melakukan apa pun mengenai pengudusan kita. Tanpa Kristus kita tidak dapat melakukan apa pun dengan benar, tidak satu pun akan membuahkan hasil yang menyenangkan Allah ataupun menguntungkan bagi kita (2Kor. 3:5). Kita bergantung kepada Kristus bukan hanya seperti pohon anggur membutuhkan tembok untuk menopangnya, tetapi juga seperti ranting yang bergantung pada akar untuk mendapatkan sari-sari makanan.
- (3) Akibat mematikan yang akan menimpa siapa pun yang meninggalkan Kristus (ay. 6): Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting. Seperti itulah gambaran keadaan mengerikan yang akan menimpa orang-orang munafik yang tidak ada di dalam Kristus, dan yang juga akan menimpa orang-orang murtad yang tidak tinggal di dalam Kristus.
- [1] Mereka dibuang keluar seperti ranting yang kering dan layu, yang dipotong karena ranting itu hanya menghambat pertumbuhan pohon saja. Memang adil bila orang-orang yang berpikir bahwa mereka tidak membutuhkan Kristus tidak memperoleh keuntungan apa-apa dari-Nya, dan bila orang-orang yang menolak Dia juga ditolak oleh-Nya. Orang-orang yang tidak tinggal di dalam Kristus akan diabaikan oleh-Nya. Mereka ditinggalkan sendirian untuk jatuh ke dalam dosa yang memalukan, lalu mereka pun pantas dibuang dari kumpulan orang-orang yang setia.
- [2] Mereka menjadi kering sebagaimana sebatang ranting yang patah dari pohonnya. Meskipun untuk sementara waktu mereka bisa saja berkembang secukup-cukupnya, orang-orang yang tidak tinggal di dalam Kristus kemudian akan menjadi layu dan tidak menjadi apa-apa. Semua yang menjadi bagian dan karunia mereka menjadi sia-sia, semangat dan ibadah mereka memudar, kehormatan dan nama baik mereka pun menghilang, demikian pula pengharapan dan penghiburan mereka (Ayb. 8:11-13). Perhatikan, mereka yang tidak menghasilkan buah akan segera kehilangan dedaunan pula. Betapa cepatnya pohon ara yang dikutuk oleh Kristus itu menjadi kering!
- [3] Ranting-ranting itu dikumpulkan orang. Antek-antek dan utusan Iblis memungut mereka dan menjadikan mereka sebagai sasaran empuk. Orang-orang yang menjauh dari Kristus akan segera jatuh bersama-sama para pendosa, dan domba yang tersesat dari kawanan Kristus siap diincar oleh Iblis untuk dimangsanya. Saat Roh Tuhan pergi dari Saul, roh jahat pun datang merasukinya.
- [4] Mereka dicampakkan ke dalam api. Artinya, mereka dibuang ke dalam api. Orang-orang yang telah menggoda dan menjerumuskan mereka ke dalam dosa benar-benar telah mencampakkan mereka ke dalam api, sebab orang-orang itu membuat mereka menjadi anak-anak neraka. Api adalah tempat yang paling tepat untuk membuang ranting-ranting kering, sebab mereka tidak dapat dimanfaatkan untuk hal yang lain lagi (Yeh. 15:2-4).
- [5] Ranting-ranting itu lalu dibakar. Tentu saja hal ini pasti akan terjadi, tetapi di sini lebih ditekankan lagi dengan sangat tegas dan membuat ancaman tersebut terdengar sangat mengerikan. Mereka tidak akan dilalap api dalam sekejap, seperti duri terbakar di bawah kuali (Pkh. 7:6), melainkan kaietai, mereka akan terbakar selama-lamanya di dalam api yang tidak hanya akan pernah padam, tetapi juga tidak akan pernah habis-habisnya. Inilah akibatnya jika meninggalkan Kristus. Beginilah akhir dari pohon-pohon yang mandul. Orang-orang yang murtad dua kali mati (Yud. 1:12 TL; TB: mati sama sekali), dan ketika dikatakan bahwa mereka dicampakkan ke dalam api lalu dibakar, hal ini seolah-olah menyatakan bahwa mereka dihukum dua kali. Sebagian orang mengaitkan pengumpulan orang-orang itu dengan pekerjaan para malaikat pada hari besar itu, yaitu saat mereka akan mengumpulkan dan mengeluarkan semua hal yang tidak berkenan di dalam kerajaan Kristus dan akan mengikat lalang untuk dibakar.
- (4) Hak istimewa yang penuh berkat yang akan diperoleh orang-orang yang tinggal di dalam Kristus (ay. 7): Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki dari Bapa-Ku di dalam nama-Ku dan kamu akan menerimanya.
- Lihatlah di sini:
- [1] Bagaimana kesatuan kita bersama Kristus dipelihara -- melalui firman: Jika kamu tinggal di dalam Aku, seperti yang telah dikatakan-Nya sebelumnya, dan Aku di dalam kamu. Tetapi di sini Dia menerangkan sendiri, dan firman-Ku tinggal di dalam kamu. Sebab, di dalam firmanlah Kristus diperhadapkan kepada kita dan ditawarkan kepada kita (Rm. 10:6-8). Melalui firmanlah kita menerima dan memeluk-Nya. Oleh karena itulah, di mana perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya, di sana pulalah Kristus diam. Bila firman itu menjadi pembimbing dan pengawas tetap kita, bila firman tersebut tinggal di dalam kita sebagai rumahnya, maka itu berarti kita tinggal di dalam Kristus, dan Dia di dalam kita.
- [2] Bagaimana persekutuan kita dengan Kristus dipelihara -- melalui doa: mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Jadi, apa lagi yang lebih kita inginkan selain mendapatkan apa yang kita minta? Perhatikanlah, orang-orang yang tinggal di dalam Kristus sebagai kesukaan hati mereka akan memperoleh hasrat hati mereka melalui Kristus. Jika kita memiliki Kristus, kita tidak akan kekurangan suatu apa pun yang baik bagi kita. Ada dua hal yang tersirat dalam janji itu: --
- Pertama, bahwa jika kita tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya tinggal di dalam kita, kita tidak akan meminta apa pun selain yang pantas kita dapatkan. Janji-janji Allah yang diam di dalam diri kita siap untuk berubah menjadi doa, dan doa-doa yang dipanjatkan demikian pastilah dikabulkan.
- Kedua, bahwa jika kita tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya, kita akan mendapat perkenan kebaikan Allah dan pengantaraan Kristus, sehingga semua doa kita akan mendapatkan jawaban damai sejahtera.
SH: Yoh 15:1-8 - Berbuah (Sabtu, 8 Maret 2008) Berbuah
Dalam dunia pekerjaan, mendengar bos menyebut kata-kata seperti
target, deadline/tenggat, kuota, hasil dll., kadang bisa
menimbulkan...
Berbuah
Dalam dunia pekerjaan, mendengar bos menyebut kata-kata seperti
target, deadline/tenggat, kuota, hasil dll., kadang bisa
menimbulkan rasa takut dan gentar. Apalagi kalau kata seperti
itu keluar dari Sang Maha Kuasa. Di sini Tuhan Yesus menggunakan
istilah "berbuah". Ada perbedaan di antara ranting yang
menghasilkan dan yang tidak menghasilkan buah (ayat 2, 5-6),
yaitu orang yang sungguh-sungguh tinggal dalam Yesus dengan yang
tidak. Seakan-akan orang Kristen harus mencapai suatu hasil
konkret tertentu jika ia tidak ingin dirinya "dicampakkan ke
dalam api lalu dibakar." Nas ini memang memaparkan risiko dan
imbalan, tetapi ada hal penting lainnya yang perlu kita sadari.
Berlawanan dengan dunia kerja sekuler di mana target pribadi berarti harus dicapai secara pribadi (berdasar kompetensi pribadi) pula, nas ini justru memaparkan betapa tergantungnya seorang murid Tuhan dalam menghasilkan buah. Pertama, ia "dibersihkan" oleh Bapa supaya bisa lebih banyak berbuah. Kedua, dan yang paling penting, ia mampu berbuah mutlak hanya karena dirinya tinggal di dalam Kristus, Sang Pokok Anggur, bukan karena kapasitas pribadinya. Ketiga, murid berbuah karena firman Tuhan "tinggal" di dalam dirinya, dalam arti firman Tuhan menjadi dasar kehidupannya. Keempat, buah karya si murid itu niscaya memuliakan Tuhan, karena buah itu memang terjadi karena kuasa Tuhan sendiri.
Di dalam ketidakmungkinan manusiawi ini, justru tersirat suatu janji: bahwa kuasa Allah niscaya memungkinkan kita menghasilkan buah, yaitu sikap dan tindakan berdasarkan firman yang menyenangkan hati Allah dan menjadi penggenapan kehendak-Nya. Sebagai murid, mari kita pusatkan perhatian pada tindakan iman ini: menghasilkan buah yang konkret. Buah-buah itu harus muncul di segala bidang kehidupan kita, mulai dari rumah, lingkungan, tempat kerja, gereja, dan bahkan di dunia maya. Inilah wujud iman kita yang sebenarnya.

SH: Yoh 15:1-8 - Tinggal dalam Yesus (Sabtu, 1 April 2006) Tinggal dalam Yesus
Dalam Perjanjian Lama, Israel disebut sebagai kebun anggur milik
Allah yang dipelihara dan dijaga oleh-Nya, namun ternyata Israe...
Tinggal dalam Yesus
Dalam Perjanjian Lama, Israel disebut sebagai kebun anggur milik Allah yang dipelihara dan dijaga oleh-Nya, namun ternyata Israel menghasilkan buah-buah anggur yang tidak manis (Yes. 5:1-7). Israel gagal menyenangkan Allah karena mereka memilih untuk bersekutu dan berselingkuh dengan dewa dewi bangsa-bangsa kafir.
Yesus mengajarkan kepada para murid, bahwa Dialah Pokok Anggur yang benar, Israel yang sejati yang memuaskan hati Allah. Kini para murid Yesus, yaitu cikal bakal gereja (band. Mat. 16:18) dipilih Allah untuk menghasilkan buah bagi kemuliaan-Nya, yaitu hidup yang menjadi berkat untuk sesama manusia. Untuk itu, gereja dan setiap orang Kristen harus bergantung penuh kepada Yesus seperti rantingranting tinggal dalam Pokok Anggur yang benar (Yoh. 15:5). Gereja hanya mungkin berhasil kalau tetap melekat sebagai ranting kepada Pokok Anggur itu dan menerima kehidupan dari-Nya. Di luar Kristus, gereja tidak memiliki daya apa pun untuk bertumbuh dan tidak akan mampu menghasilkan buah, bahkan gereja akan mati sehingga tidak memiliki fungsi apa pun selain dibuang dan dibakar (ayat 5-6). Ibarat rantingranting yang melekat pada Pokok Anggur, gereja yang tinggal dalam persekutuan yang hidup dengan Kristus dan menjadikan-Nya sebagai pusat hidupnya pasti akan menghasilkan "buah-buah" yang berkenan di hadapan-Nya (ayat 1-2). Sebab Allah Bapalah yang memelihara pertumbuhannya dan membersihkan penghalang ranting-ranting ini berbuah.
Bagaimana caranya orang Kristen dapat tetap melekat pada sumber kehidupan, yaitu Kristus? Dengan membiarkan firman-Nya menjadi pusat hidupnya (ayat 7). Gereja dan orang Kristen yang demikian akan menghasilkan buah-buah rohani dan perbuatan baik yang memuliakan Allah. Apa pun yang dilakukan gereja dan orang Kristen, sesuai dengan janji Kristus, maka doa-doanya akan terkabul (ayat 7b).
Renungkan: Gereja dan orang Kristen yang hidup dan berbuah adalah mereka yang berpusatkan Kristus.

SH: Yoh 15:1-17 - Yesus dan kita. (Senin, 18 Maret 2002) Yesus dan kita. Dalam perumpamaan ini, ada dua hal penting yang berkaitan dengan
sudut pandang Perjanjian Lama yang perlu kita ketahui. Pertama,
...
Yesus dan kita.
Dalam perumpamaan ini, ada dua hal penting yang berkaitan dengan
sudut pandang Perjanjian Lama yang perlu kita ketahui. Pertama,
sekali lagi Tuhan menyebut diri-Nya dengan “Akulah”, suatu
ungkapan yang menegaskan ke-Allah-an-Nya sebab itulah kata-kata
Yahwe sendiri tentang diri-Nya. Kedua, Yesus menyebut diri-Nya
sebagai Pokok Anggur yang benar. Dalam Perjanjian Lama, Israel
disebut sebagai kebun anggur Allah dan juga pokok anggur milik
Allah (bdk. Yes. 5:1-7,10). Tetapi, Israel gagal menjadi pohon
anggur yang mengeluarkan buah yang baik sehingga Allah
membuangnya (Yer. 2:21). Ketika di pasal 8 Yesus meninggalkan
bait Allah, di pasal-pasal berikutnya Yesus jelas mencurahkan
perhatian untuk membentuk sekelompok umat yang sungguh mengenal
Allah. Kini Dia menyebut diri-Nyalah Pokok Anggur yang benar.
Semua yang seharusnya ada pada Israel, namun gagal, kini digenapi
sempurna di dalam kehidupan taat, kudus, dan hubungan akrab Yesus
dengan Allah. Jadi, semua pengikut-Nya di dalam dia dan bersama
Dia adalah Israel baru.
Umat yang baru telah Tuhan ciptakan, dan kini adalah panggilan Allah
untuk mereka agar berbuah lebat. Inilah yang Yesus kehendaki:
para murid tinggal di dalam Yesus (ayat 4,5,6,7) sebagaimana Ia
di dalam para murid (ayat 4); firman-Nya tinggal di dalam para
murid (ayat 7); para murid tinggal di dalam kasih-Nya (ayat
9,10), sebagaimana Ia tinggal di dalam kasih Bapa (ayat 10); dan,
sukacita-Nya tinggal di dalam para murid (ayat 11). Dengan
demikian, para murid — termasuk kita — dapat berbuah banyak dan
menunjukkan bahwa kita adalah benar murid-murid Yesus (ayat 8).
Selain janji tersebut, bagian ini juga mengandung peringatan
keras. Seperti halnya Bapa yang menanamkan carang pada pokok
anggur itu dan yang membersihkannya agar berbuah lebat, Bapa juga
yang akan mengerat dan membuang carang yang tidak berbuah. Buah
di sini bisa diartikan sebagai buah moral, kasih dan pelayanan
yang melaluinya terungkap adanya kesatuan dengan Yesus. Karena
itu, janji "mintalah apa yang kamu kehendaki" (ayat
Renungkan: Semakin kita diam dalam Kristus semakin orientasi hidup kita adalah bagi Allah dan sesama, bukan untuk diri sendiri.

SH: Yoh 15:1-8 - Tinggal di dalam Kristus. (Jumat, 05 Maret 1999) Tinggal di dalam Kristus.
Tinggal berarti menetap. Pemahaman inilah yang dipakai Kristus
untuk menekankan bahwa setiap orang yang percaya kepa...
Tinggal di dalam Kristus.
Tinggal berarti menetap. Pemahaman inilah yang dipakai Kristus
untuk menekankan bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya harus
tetap tinggal menetap sepenuhnya di dalam Kristus. Dalam keadaan
inilah, setiap orang percaya mengalami pekerjaan Kristus dan
dipersiapkan untuk berbuah. Tanpa tinggal menetap di dalam Kristus
maka orang percaya tidak akan pernah menghasilkan buah.
Tujuan hidup: berbuah! Suatu hal yang mustahil bila seseorang yang mengaku percaya namun tidak mengetahui tujuan hidup imannya. Kristus sendiri berkata, "Bapa-Ku dipermuliakan jika kamu berbuah banyak ..." (8). Artinya, sesuatu yang mustahil bila seseorang menganggap diri hidup memuliakan Allah Bapa tanpa terlebih dahulu mengenal dan tinggal di dalam Kristus. Salah satu syair lagu mengatakan demikian: "Tinggallah dalam Yesus jadilah murid-Nya, belajarlah firman Tuhan taat kepada-Nya; tinggallah dalam Yesus muliakan nama-Nya, hidup berlimpah kurnia hanya di dalam-Nya".
Renungkan: Kepercayaan kepada Kristus menghasilkan ketaatan pada firman-Nya dan ketaatan kepada firman-Nya menghasilkan buah.
Doa: Ya, Tuhan, jadikanlah aku murid-Mu yang sejati, yang tinggal tetap di dalam Kristus, sehingga buahnya menjadi berkat bagi banyak orang.
Utley -> Yoh 15:1-11
Utley: Yoh 15:1-11 - --NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 15:1-111 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong...
NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 15:1-11
1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. 3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. 4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. 6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. 7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. 8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." 9 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
Yoh 15:1 "Akulah pokok anggur yang benar" Ini adalah satu dari pernyataan "Akulah" yang terkenal dari Yesus dalam Injil Yohanes (lih. Yoh 4:26; 6:35; 8:12; 10:7,9,10,11,14; 11:25; 14:6). Dalam PL tanaman anggur adalah lambang dari Israel (Mazm 80:8-16; Yes 5:1-7; Yer 2:21; Yeh 15; 19:10; Hos 10:1; Mat 21:33ff; Mr 12:1-12, Rom 11:17ff). Dalam PL contoh-contoh ini selalu memiliki konotasi negatif. Yesus menegaskan bahwa Ia adalah orang Israel Ideal (lih. Yes 53). Sebagaimana Paulus menggunakan tubuh Kristus, mempelai Kristus dan bangunan Allah sebagai penggambaran bagi gereja, maka Yohanes menggunakan tanaman anggur. Ini mengisyaratkan bahwa gereja adalah Israel yang benar karena hubungannya dengan Yesus, pokok anggur yang benar, (lih. Gal 6:16; 1Pet 2:5,9; Wahy 1:6). Lihat Topik Khusus pada Yoh 6:55; 17:3. Lihat catatan pada Yoh 8:12.
□ "dan Bapa-Kulah pengusahanya" Lagi Yesus menegaskan hubuganNya yang intim dengan Bapa dan sekaligus ketaatanNya kepada kehendak Bapa.
Yoh 15:2 "Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya…. yang berbuah" Bentuk kalimat PRESENT PASSIVE PARTICIPLE muncul dua kali di ayat ini. Menghasilkan buah, bukan pengecambahan, adalah bukti dari keselamatan (lih. Mat 7:16,20; 13:18ff; Yoh 21:18-22; Luk 6:43-45). Konteks ini mengisyaratkan bahwa Yesus sedang berbicara mengenai (1) Pengkhianatan Yudas (lih. ay. Yoh 15:6; 13:10; 17:12); atau (2) murid-murid palsu (lih. Yoh 2:23-25; 8:30-47; I Yohn Yoh 2:19). Ada tingkatan dari kepercayaan dalam Yohanes.
□ "dipotong-Nya" Secara hurufiah ini artinya "dibersihkan." Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Penderitaan mempunyai suatu maksud dalam kehidupan orang percaya (lih. ay. Yoh 15:17-22). Yaitu memaksimumkan penghasilan buah, mengungkap kepalsuan, dan membuat terus bergantung pada Allah (lih. Mat 13:20-23; Rom 8:17; 1Pet 4:12-16). Sebuah buku praktis yang baik mengenai pokok yang sukar ini adalah Prinsip-prinsip Pertumbuhan Rohani oleh Miles Stanford. Adalah hal yang mungkin sehubungan dengan konteks dari pasal Yoh 13; 14; 15; 16; 17 untuk menghubungkan pembersiahn ini kembali kepada pembasuhan kaki di pasal Yoh 13. Mereka telah mandi (diselamatkan) naun kaki mereka perlu dibasuh (pengampunan terus menerus). Kata kerja BENTUK PRESENT ini berbicara kepada para murid sebagaimana sepertinya diteguhkan oleh 1Yoh 1:9. Tidak hanya ketaatan yang disyaratkan untuk bisa "tinggal", namun juga pertobatan yang berkelanjutan!
Maksud dari penderitaan dalam kehidupan orang percaya bisa memiliki beberapa aspek:
- 1. membangun keserupaan dengan Kristus (lih. Ibr 5:8)
- 2. penghukuman sementara atas dosa
- 3. secara sederhana adalah kehidupan di suatu dunia yang jatuh
Memang selalu sukar untuk mengenali maksud Allah, namun #1 selalu merupakan kemungkinan hasilnya.
Yoh 15:3 "Kamu memang sudah bersih" Istilah "memotong" (kathairō) dalam ay. Yoh 15:2 adalah akar kata Yunani yang sama dengan "membersihkan" (katharos). Keseluruhan konteks ini mengandung bukti-bukti pemuridan yang benar. Istilah "sudah" ini ditekankan dalam naskah Yunani yang hal ini memberikan kepada sebelas murid yang tersisa keyakinan atas keamanan posisi mereka dalam Kristus (dbanding dengan akar yang sama yang digunakan kepada Yudas Iskariot dalam Yoh 13:10).
□ "karena firman yang telah Kukatakan kepadamu" (lih. Yoh 17:17; Ef 5:26; 1Pet 1:23).
- NASB NKJV "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu"
- NRSV "Tinggallah di dalam Aku, sebagaimana Aku tinggal di dalam kamu"
- TEV "Tetaplah menyatu dengan Aku, dan Aku akan tetap bersatu di dalam kamu"
- NJB "Tetaplah di dalam Aku, sebagaimana Aku di dalam kamu"
Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE IMPERATIVE PLURAL (lih. Yoh 6:56; 1Yoh 2:6). Pertanyaan ketatabahasaannya adalah apakah frasa yang kedua merupakan suatu penjelasan atau suatu perbandingan. Banyak kali dalam bagian ini penekanan doktrinal teologis pada ketekunan dari orang-orang kudus yang sejati ditekankan. (lih. ay. Yoh 15:4,5,6,7,9,10,14; Mr 13:13; 1Kor 15:2; Gal 6:9; Wahy 2:7,11,17,26; 3:5,12,21; 21:7). Keselamatan sejati mencakup baik tanggapan awal dan terus menerus. Kebenaran teologis ini sering diabaikan dalam antusiasme kita akan jamina pribadi keselamatan. Jaminan Alkitabiah terkait dengan (1) ketekunan dalam iman; (2) suatu gaya hidup pertobatan; (3) ketaatan yang berkelanjutan (lih. Yakobus dan I Yohanes); dan (4) menghasilkan buah (lih. Mat 7:13). Lihat Topik Khusus mengenai "Tinggal" pada 1Yoh 2:10.
□ "Sama seperti ranting tidak dapat berbuah" Ini menunjukkan prioritas dari ketetapan Illahi. Untuk "buah" lihat catatan pada ay. Yoh 15:5.
□ "kalau ia tidak tinggal…. jikalau kamu tidak tinggal" Kedua hal ini adalah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL, yang berarti kemungkinan tindakan. Keefektifan Rohani kita terkait dengan hubungan yang berkelanjutan dengan Yesus.
Yoh 15:5 "Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE yang diikuti oleh suatu PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Persekutuan yang terus-menerus adalah sumber dari buah yang terus menerus.Buah bisa menunjuk pada sikap-sikap dan juga tindakan dari orang percaya (lih. Mat 7:15-23 dengan Gal 5:22-23 dan 1Kor 13). Orang percaya dijanjikan pelayanan yang efektif jika ia tinggal (lih. ay. Yoh 15:16). Lihat Topik Khusus mengenai ketekunan pada Yoh 8:31.
□ "sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa" Ini adalah suatu DOUBLE NEGATIVE yang keras. Ini adalah pernyataan negatif dari suatu kebenaran yang positif dari ay. Yoh 15:5 dan Fili 4:13.
Yoh 15:6 "Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar" Ini adalah sebuah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL. Kayu anggur tidak ada manfaatnya untuk keperluan rumah tangga (kayu bakar) karena kayu ini terlalu cepat terbakar dan terlalu panas (lih. Yeh 15). Ini sepertinya merujuk pada Yudas dan kemungkinan juga Israel. Jika tidak, ini pasti merujuk pada iman yang palsu (lih. Mat 13:41-42,50; dan 1Yoh 2:19).
□ "api" Lihat Topik Khusus berikut:
Yoh 15:7 "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu" Ini adalah sebuah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL yang artinya kemungkinan tindakan. Doa tidak secara otomatis dijawab! Yesus berpindah penggambaran dari DiriNya tinggal dalam murid-murid kepada FirmanNya yang tinggal. Yesus menyatakan Bapa dan demikian juga pengajaran-pengajaranNya. Hal-hal ini adalah sumber- sumber perwahyuan yang bisa saling dipertukarkan. Injil merupakan suatu pribadi dan suatu berita.
□ "mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya" Ini adalah sebuah AORIST MIDDLE IMPERATIVE (lih. ay. Yoh 15:16). Frasa ini telah sedemikian parahnya digunakan di luar konteks. Berhati- hatilah untuk mencari pengajaran dari keseluruhan Alkitab dan jangan menekankan pada suatu naskah secara tersendiri (lih. catatan pada Yoh 14:13). Lihat Topik Khusus: Doa, Tak Terbatas Namun Terbatas pada 1Yoh 3:22.
Yoh 15:8 "Bapa-Ku dipermuliakan" Kehidupan serupa Kristus dari orang-orang percaya membawa kemuliaan bagi Allah dan membuktikan bahwa mereka adalah murid-murid sejati. Dalam Yoh 13:31-32; 14:13; 17:4; dan Mat 9:8; 15:31 Bapa dipermuliakan di dalam pekerjaan Anak dan sekarang dalam pekerjaan orang percaya (lih. Mat 5:16). Lihat catatan pada Yoh 1:14.
Yoh 15:9 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu" Rantai hubungan kasih ini menjadi ciri keluarga Allah, Bapa mengasihi Anak, Anak mengasihi para pengikutNya, para pengikutNya saling mengasihi satu dengan yang lain.
□ "tinggallah di dalam kasih-Ku itu" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE IMPERATIVE. Orang-orang percaya diperintahkan untuk tinggal dalam (1) doa (ay. Yoh 15:7; 14:14); (2) ketaatan (ay. Yoh 15:10,20; 14:15,21,23,24); (3) sukacita (ay. Yoh 15:11); dan (3) kasih (ay. Yoh 15:12; 14:21,22,24). Ini adalah semua membuktikan suatu hubungan pribadi dengan Allah. Lihat Topik Khusus: Tinggal pada 1Yoh 2:10.
Yoh 15:10 "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku" Ini adalah suatu KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL yang artinya kemungkinan tindakan. Ketaatan ialah bukti dari pemuridan sejati (lih. Yoh 8:31; 14:15-21,23-24; Luk 6:46). Yesus menggunakannya sebagai suatu contoh dari kesetiaannya kepada Bapa.
□ "kasih" Istilah Yunani bagi kasih (agapē) ini tidak banyak digunakan dalam tulisan Yunani Klasik maupun Koine sampai gereja mulau menggunakannya dalam suatu pengertian yang khusus. Kata ini mulai digunakan sebagai kasih yang aktif, loyal, rela berkorban, dan tidak mementingkan diri sendiri. Kasih adakah tindakan, buka perasaan (lih. Yoh 3:16). Istilah agapē di PB secara teologis beanalogi dengan istilah PL hesed, yang berarti kasih dan loyalitas perjanjian.
□ "seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku" Ini adalah PERFECT ACTIVE INDICATIVE. Sebagaimana Yesus berhubungan dengan Bapa, orang-orang percaya berhubungan dengan Dia. Ada suatu kesatuan antara Bapa dengan Ank yang dimaksudkan untuk diikuti di antara orang-orang percaya. (lih. Yoh 14:23).
Yoh 15:11 "sukacitamu menjadi penuh" Orang-orang prcaya akan memiliki sukacita Yesus (lih. Yoh 17:13). Sukacita adalah satu lagi bukti dari pemuridan sejati (lih. Yoh 15:11 [dua kali]; Yoh 16:20,21,22,24; 17:13). Dalam dunia ini ada kesakitan dan tangisan; dalam Kristus ada sukacita, sukacita yang penuh, sukacita Nya.
Topik Teologia -> Yoh 15:7
Topik Teologia: Yoh 15:7 - -- Yesus Kristus
Kemanusiaan Kristus
Kristus Memiliki Natur Intelektual Manusia
Yesus Kreatif dalam Dialog
Dia Memakai Ilus...
- Yesus Kristus
- Kemanusiaan Kristus
- Kristus Memiliki Natur Intelektual Manusia
- Yesus Kreatif dalam Dialog
- Dia Memakai Ilustrasi
- Keselamatan
- Ketekunan
- Peringatan untuk Bertekun
- 1Ta 16:11 Ayu 17:9 Yeh 18:24 Hos 12:7 Mik 6:8 Mat 10:22 Mar 4:3-8 Luk 22:31-32 Yoh 8:31-32 Yoh 15:4-10,14 Kis 11:23 Kis 13:43 Kis 14:21-22 Rom 2:6-8 1Ko 10:12-13 1Ko 15:1-2,58 1Ko 16:13 2Ko 13:5 Gal 5:1-4 Gal 6:9 Efe 6:13,16,18 Fili 1:27 Fili 3:12-16 Fili 4:1 Kol 1:22-23 Kol 2:5-7 1Te 5:21 2Te 2:15-17 1Ti 6:11-12 2Ti 2:12 2Ti 3:14 2Ti 4:7-8 Ibr 2:1 Ibr 3:14 Ibr 4:14 Ibr 6:4-6,11-12 Ibr 10:23,35-36 Ibr 11:27 Ibr 12:1-13 Yak 1:2-4 Yak 1:12 Yak 5:10-11 1Pe 1:5-7 2Pe 1:10-11 2Pe 3:17 Yud 1:21 Wah 2:10 Wah 2:17 Wah 3:5 Wah 3:11-12 Wah 3:21 Wah 14:12 Wah 16:15 Wah 21:7 Wah 22:11
- Pengudusan
- Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Penggunaan Alkitab Secara Benar
- Neh 8:14 Maz 119:12-16,18 Yoh 15:3,7 Yoh 17:17,19 Kis 17:11 Efe 5:25-26 1Ti 4:4-5 2Ti 2:15 2Ti 3:16-17 Yak 1:25
- Perbuatan Baik dalam Kiasan Pokok Anggur dan Ranting
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
- Gereja
- Kristus: Kepala dan Penguasa Gereja
- Maz 118:22-23 Mat 12:6,8 Mat 16:18-19 Mat 18:19-20 Mat 21:42-44 Mat 23:8,10 Yoh 13:13-16 Yoh 15:1-16 Kis 2:36 Rom 8:29 Rom 9:5 1Ko 3:11 1Ko 11:3 1Ko 12:5 Efe 1:9-10,20-23 Efe 2:19-22 Efe 4:15 Efe 5:22-32 Kol 1:18 Kol 2:10 Kol 2:19 Kol 3:11 Ibr 3:3-6 1Pe 2:4-8 Wah 1:12-13 Wah 2:1-2 Wah 2:8-9 Wah 2:12-13 Wah 2:18-19 Wah 3:1 Wah 3:7-8 Wah 3:14-15 Wah 5:6-10 Wah 21:22-23 Wah 22:16
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keem...
Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).
Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.
Tujuan
Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.
Survai
Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:
- (1) tujuh tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15; Yoh 6:16-21; Yoh 9:1-41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21; Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh 6:22-59; Yoh 7:37-44; Yoh 8:12-30; Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus tentang identitas-Nya yang sebenarnya;
- (2) tujuh pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh 10:11; Yoh 11:25; Yoh 14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus menyatakan secara kiasan peranan-Nya dalam penebusan umat manusia.
- (3) Kebangkitan tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir dan puncak pembuktian bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah" (Yoh 20:31).
Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.
- (1) Pasal 1-12 (Yoh 1:1--12:50)yang menyajikan kisah penjelmaan dan pelayanan umum Yesus. Sekalipun tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang berbobot, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" yang menakjubkan, orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias mereka.
- (2) Setelah ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus (pasal 13-21; Yoh 13:1--21:25) memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan perjamuan terakhir (pasal 13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (pasal 14-16; Yoh 14:1--16:33), dan doa-Nya yang terakhir (pasal 17; Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang percaya. Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh kematian (pasal 18-19; Yoh 18:1--19:42) dan kebangkitan-Nya (pasal 20-21; Yoh 20:1--21:25).
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan utama menandai Injil ini.
- (1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia.
- (2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
- (3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh dengan Allah.
- (4) Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
- (5) Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
- (6) Injil ini menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh 8:32), menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh 8:44-47,51).
- (7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama).
- (8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang", "daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan "dunia".
Full Life: Yohanes (Garis Besar) Garis Besar
Prolog tentang Logos
(Yoh 1:1-18)
I. Memperkenalkan Kristus kepada Israel
(Yoh 1:19-51)
A. Oleh Yohan...
Garis Besar
- Prolog tentang Logos
(Yoh 1:1-18) - I. Memperkenalkan Kristus kepada Israel
(Yoh 1:19-51) - A. Oleh Yohanes Pembaptis
(Yoh 1:19-36) - B. Kepada Murid-Murid Pertama
(Yoh 1:37-51) - II. Tanda-Tanda dan Ajaran-Ajaran Kristus kepada Israel dan Penolakan-Nya
(Yoh 2:1-12:50) - A. Penyataan Kristus kepada Israel
(Yoh 2:1-11:46) - 1. Tanda Pertama -- Air Menjadi Air Anggur
(Yoh 2:1-11)
Selang Waktu
(Yoh 2:12) - 2. Kesaksian Mula-Mula kepada Orang Yahudi di Yerusalem
(Yoh 2:13-25)
Hari Raya di Yerusalem (Paskah)
(Yoh 2:23-25) - 3. Ajaran Pertama: Kelahiran dan Kehidupan Baru
(Yoh 3:1-21)
Selang Waktu: Tentang Yohanes Pembaptis dan Yesus
(Yoh 3:22-4:3) - 4. Ajaran Kedua: Air Kehidupan
(Yoh 4:4-42)
Selang Waktu di Galilea
(Yoh 4:43-45) - 5. Tanda Kedua: Penyembuhan Anak Pegawai Istana
(Yoh 4:46-54)
Hari Raya di Yerusalem
(Yoh 5:1) - 6. Tanda Ketiga: Penyembuhan Orang di Betesda pada Hari Sabat
(Yoh 5:2-18) - 7. Ajaran Ketiga: Keilahian Kristus
(Yoh 5:19-47) - 8. Tanda Keempat: Memberi Makan Lima Ribu Orang
(Yoh 6:1-15) - 9. Tanda Kelima: Berjalan di Atas Air
(Yoh 6:16-21) - 10. Ajaran Keempat: Roti Hidup
(Yoh 6:22-59) - 11. Penyaringan Murid-Murid
(Yoh 6:60-71)
Selang Waktu
(Yoh 7:1) - 12. Hari Raya di Yerusalem (Pondok Daun)
(Yoh 7:2-36) - 13. Ajaran Kelima: Roh yang Memberi Hidup
(Yoh 7:37-52)
(Wanita yang Tertangkap dalam Perzinaan)
(Yoh 7:53-8:11) - 14. Ajaran Keenam: Terang Dunia
(Yoh 8:12-30) - 15. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Yoh 8:31-59) - 16. Tanda Keenam: Penyembuhan Orang Buta Sejak Lahirnya
(Yoh 9:1-41) - 17. Ajaran Ketujuh: Gembala yang Baik
(Yoh 10:1-21)
Hari Raya di Yerusalem (Penahbisan)
(Yoh 10:22-42) - 18. Tanda Ketujuh: Kebangkitan Lazarus
(Yoh 11:1-46) - B. Penolakan Kristus oleh Israel
(Yoh 11:47-12:50) - III.Kristus dan Permulaan Umat Perjanjian Baru
(Yoh 13:1-20:29) - A. Perjamuan Terakhir
(Yoh 13:1-14:31) - 1. Mencuci Kaki Murid-Murid dan Lanjutan Percakapan
(Yoh 13:1-38) - 2. Yesus, Jalan kepada Bapa
(Yoh 14:1-31) - B. Ajaran Tentang Pokok Anggur yang Benar dan Manfaat Persekutuan
dengan Kristus
(Yoh 15:1-16:33) - C. Doa Penyerahan bagi Diri-Nya dan Umat Perjanjian Baru
(Yoh 17:1-26) - D. Hamba yang Menderita
(Yoh 18:1-19:42) - 1. Penangkapan
(Yoh 18:1-12) - 2. Pengadilan Yahudi
(Yoh 18:13-27) - 3. Pengadilan Romawi
(Yoh 18:28-19:16) - 4. Penyaliban
(Yoh 19:17-37) - 5. Penguburan
(Yoh 19:38-42) - E. Tuhan yang Bangkit
(Yoh 20:1-29) - Pernyataan Tentang Tujuan Penulis
(Yoh 20:30-31) - Epilog
(Yoh 21:1-25)
Matthew Henry: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Kita tidak sedang membahas kapan dan di mana Injil ini dituliskan. Kita yakin Injil ini diberikan melalui inspirasi Allah kepada Yohanes, saudara Yako...
Kita tidak sedang membahas kapan dan di mana Injil ini dituliskan. Kita yakin Injil ini diberikan melalui inspirasi Allah kepada Yohanes, saudara Yakobus, salah satu dari dua belas rasul. Yohanes dikenal sebagai murid yang dikasihi Yesus dan merupakan salah satu dari tiga murid Yesus yang diajak Yesus ketika Dia ingin menyendiri, terutama sekali ketika peristiwa transfigurasi dan saat Dia menderita di taman Getsemani. Bapa-bapa gereja mengatakan kepada kita bahwa Yohanes hidup paling lama dibandingkan kedua belas rasul yang lain. Yohanes merupakan satu-satunya rasul yang mati secara alami, rasul-rasul yang lain mati sebagai martir. Beberapa bapa gereja mengatakan bahwa Yohanes menulis Injil ini di Efesus atas permintaan beberapa pelayan gereja di Asia untuk melawan bidat di Korintus yang menyebabkan perpecahan jemaat dan kaum Ebionite yang melihat Tuhan kita sebagai manusia semata. Injil ini kemungkinan besar ditulis Yohanes sebelum dia dibuang ke Pulau Patmos, karena di sana Yohanes menulis Kitab Wahyu. Kitab Wahyu sepertinya ditulis untuk menutup kanon Alkitab, dan jika memang benar demikian maka Injil ini pasti tidak ditulis sesudah Kitab Wahyu. Oleh karena itu saya tidak sependapat dengan beberapa bapa gereja yang mengatakan bahwa Yohanes menulis Injil ini dalam masa pembuangannya, atau setelah kembali dari pembuangannya, bertahun-tahun setelah Yerusalem dihancurkan. Beberapa bapa gereja mengatakan Injil ini ditulis setelah Yohanes berumur sembilan puluh tahun, dan ada yang mengatakan setelah Yohanes berumur seratus tahun. Namun yang jelas Yohanes menulis Injil terakhir dari keempat Injil dalam Alkitab. Dengan membandingkan Injil yang ditulis Yohanes dengan ketiga Injil yang lain, kita bisa menemukan:
- . Yohanes memasukkan apa yang tidak dimasukkan Injil yang lain. Injil Yohanes berada di akhir Injil yang lain dan Injil Yohanes merupakan semacam penjaga akhir atau pengumpul akhir. Injil Yohanes mengumpulkan apa yang tidak dimasukkan oleh Injil yang lain. Demikianlah ada kumpulan akhir dari amsal Salomo (Ams. 25:1), selain dari yang telah dia ucapkan sebelumnya, 1 Raja-raja 4:32.
- . Yohanes memberi kita hal rohani sedangkan ketiga penulis Injil yang lain lebih kepada sejarah. Fakta-fakta sejarah memang perlu diluruskan terlebih dahulu, yang telah mereka lakukan dengan menulis segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, Lukas 1:1, Kisah Para Rasul 1:1. Namun, setelah semua itu sudah dinyatakan oleh dua atau tiga saksi, Yohanes beralih kepada perkembangannya yang penuh (Ibr. 6:1), janganlah kita meletakkan lagi dasarnya, tetapi membangun di atas dasar tersebut, membawa kita masuk ke dalam selubung. Beberapa bapa gereja mengamati bahwa ketiga penulis Injil yang lain menuliskan ta sōmatika – hal-hal fisik dari Kristus, tetapi Yohanes menulis ta pneumatika – hal-hal rohani dari Injil, hidup dan jiwa Injil. Maka beberapa orang menyebut Injil Yohanes sebagai kunci bagi semua kitab Injil/Injil kunci. Di dalam Injil ini sebuah pintu telah terbuka di sorga, dan suara pertama yang kita dengar adalah Naiklah ke mari! naiklah lebih tinggi. Beberapa bapa gereja menafsirkan empat mahluk yang ada dalam penglihatan Yohanes sebagai perwakilan bagi keempat penulis Injil dan mereka menafsirkan Yohanes sebagai burung nasar yang sedang terbang. Mereka menafsirkan Yohanes telah terbang begitu tinggi sehingga dia dapat melihat segala hal rohani.
Jerusalem: Yohanes (Pendahuluan Kitab) INJIL YOHANES
PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES
Injil Yohanes
Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yo...
INJIL YOHANES
PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES
Injil Yohanes
Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yohanes dan begitu menempatkannya di dalam keseluruhan Perjanjian Baru. Sama seperti pewartaan yang paling tua demikianpun kitab ini tetap sebuah "Injil", artinya: pewartaan tentang Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Pewartaan itu berpangkal pada "tanda-tanda" yang dikerjakan Yesus dan bermaksud mengembangkan iman akan Kristus supaya orang mendapat hidup. Meskipun ciri-cirinya menyatakan bahwa disusun di zaman agak belakangan, namun injil keempat ini berdekatan dengan pemberitaan atau "kerygma" pada awal mula agama Kristen. Tata susunan dan pokok utama injil Yohanes dan pemberitaan semula itu pada pokoknya sama: Yesus ditunjuk sebagai Mesias oleh turunnya Roh Kudus sebagaimana disaksikan Yohanes Pembaptis, 1:31-34; karya dan perkataan Yesus menyatakan "kemuliaanNya", 1:35- 12:50; menyusul kisah tentang wafat, kebangkitan dan beberapa penampakan Kristus, 13:1-20:20; akhirnya pengutusan para rasul yang diberi Roh Kudus dan kekuasaan mengampuni dosa, 20:21-29. Terlebih injil ini terjamin oleh seorang saksi tak bernama ialah "murid yang dikasihi Yesus", yang ikut serta dalam drama sengsara Yesus, 13:23; 19:26, 35; bdk 18:15 dst, melihat makam yang kosong, 20:2 dst, dan Kristus yang dibangkitkan, 21:7,20-24, ia barangkali adalah seorang dari kedua murid yang paling dahulu mengikuti Yesus, 1:35 dst. Kesemuanya itu sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan Kis 1:8+, supaya kesaksiannya itu boleh disebut "rasuli".
Namun demikian karya Yohanes mempunyai beberapa ciri yang merupakan kekhasannya dan jelas membedakannya dengan ketiga injil sinoptik. Rupanya pengarang injil keempat terpengaruh sekali oleh sebuah alam pikiran yang tersebar luas di beberapa kalangan Yahudi dan pengungkapannya baru-baru ini ditemukan dalam naskah-naskah yang berasal dari sekelompok kaum Eseni di zaman itu yang berdiam di Qumran. Dalam naskah-naskah itu diberi perhatian khusus kepada "pengetahuan", dan perbendaharaan-katanya berdekatan dengan perbendaharaan-kata yang lazim dalam aliran dan alam pikiran yang disebut "gnosis"; terdapat di dalamnya semacam perseduaan (dualisme) yang terungkap dalam pertentangan-pertentangan seperti: cahaya-kegelapan, kebenaran-kebohongan, malaikat cahaya-malaikat kegelapan (Beliar namanya); khususnya di Qumran ditekankanlah mistik persatuan dan perlunya kasih persaudaraan sementara orang melayangkan pandangan ke akhir zaman. Segala pokok tersebut ditemukan kembali dalam injil Yohanes dan merupakan milik khas lingkungan Yahudi-kristen, yang kiranya menghasilkan injil itu.
Masih ada hal lain lagi. Lebih dari injil-injil sinoptik, injil keempat ingin menonjolkan manakah makna kehidupan, perbuatan dan perkataan Yesus. Kejadian- kejadian kehidupan Yesus merupakan "tanda"; maknanya tidak segera jelas sehingga baru dipahami setelah Kristus dimuliakan, 2:22; 12:16; 13:7. Banyak perkataan Yesus mengandung makna rohani yang baru kemudian dipahami, bdk 2:19+. Roh Kudus yang berkata atas nama Yesus yang dibangkitkan bertugas memimpin para murid ke dalam seluruh kebenaran dengan mengingatkan dan mengajar mereka akan semua yang telah dikatakan Yesus kepada mereka, bdk 14:26+. Itulah tahap perwahyuan yang tercermin dalam injil Yohanes. Di lain pihak injil keempat lebih banyak terpengaruh oleh ibadat dan sakramen-sakramen Kristen dari pada injil-injil sinoptik. Kehidupan Yesus sendiri diberi kerangka ibadat Yahudi; dalam hubungan dengan hari-hari raya utama dan kerap kali dalam bait Allah Yesus mengerjakan mujizat-mujizat dan menyampaikan wejangan-wejangan yang paling penting; selanjutnya Yesuspun mengajar bahwa Ia sendiri menjadi pusat suatu agama dan ibadat baru "dalam roh dan kebenaran", 4:24; agama dan ibadat baru itu mengungkapkan dan mewujudkan dirinya melalui sakramen-sakramen. Pembicaraan Yesus dengan Nikodemus mengandung segala unsur yang cocok dengan sebuah pengajaran yang menyiapkan atau menyertai baptisan, 3:1-21; dan gagasan bahwa baptisan berupa sebuah penerangan, 9:1-39, atau kebangkitan, 5:1-14; 7:21-24, rupanya memberi latar belakang kepada cerita tentang penyembuhan orang yang lahir buta dan orang lumpuh. Sebuah ringkasan lengkap dari pengajaran mengenai Ekaristi tercantum dalam bab 6. Misteri Paskah Kristen yang mengganti Paskah lama meresap ke dalam seluruh injil itu, 1:29, 36; 2:13; 6:4; 19:36. Upacara pembasuhan Yahudi yang lazim pada perayaan Paskah, 2:6; 3:25, diganti dengan pembersihan jiwa oleh firman, 15:3, dan Roh, 20:22 dst. Dengan demikian maka kehidupan Yesus dihubungkan dengan misteri Kristen yang dihayati dalam ibadat dan sakramen-sakramen jemaat.
Jelaslah injil keempat merupakan karya yang majemuk : berdekatan dengan bentuk pewartaan Kristen yang paling dahulu, tetapi juga menjadi penyelesaian suatu usaha yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk mencari pemahaman lebih mendalam dan lebih jernih tentang misteri Yesus.
Setiap penginjil mempunyai suatu pandangan utama mengenai Yesus serta karyaNya. Menurut pandangan Yohanes, maka Yesus adalah Firman yang telah menjadi daging untuk menyampaikan hidup kepada manusia, 1:14. Maka rahasia penjelmaan menguasai seluruh pemikiran Yohanes. Teologi tentang penjelmaan itu terungkap dengan menggunakan gagasan "pengutusan" dan "kesaksian". Yesus ialah Firman yang diutus oleh Bapa ke dunia, lalu setelah karyaNya selesai kembali kepada Allah, bdk 1:1+. Tugas itu tidak lain kecuali memaklumkan kepada manusia misteri-misteri ilahi. Yesus menjadi saksi tentang apa yang dilihat dan didengarNya pada Bapa, bdk 3:11+. Untuk mengesahkan pengutusanNya maka Allah memberi Yesus kekuasaan mengerjakan sejumlah karya ialah "tanda-tanda" yang memang melampaui apa yang mungkin bagi manusia. Maka terbuktilah Yesus benar-benar diutus oleh Allah yang berkarya dalam diri Yesus, bdk 2:11+. Tanda-tanda itu menjadi pernyataan terselubung dari kemuliaan Yesus yang penyingkapan lengkapnya dinantikan pada hari kebangkitan, bdk 1:14+. Sebab sesuai dengan nubuat Yes 52:13 (LXX), Anak Manusia harus "ditinggikan", dan melalui salib kembali kepada Bapa, bdk 12:32+. Lalu ia menemukan kembali kemuliaan yang ada pada Allah "sebelum dunia ada", 17:5+, 24. Kemuliaan itu sudah dinyatakan kepada para nabi dahulu, bdk 5:39, 46; 12:41; 19:37 serta catatan-catatannya. Penyingkapan kemuliaan itu berupa penampakan Allah yang menyempurnakan dan menggenapkan semua penampakan Allah dahulu, penampakanNya dalam penciptaan, 1:1, penampakanNya kepada Abraham, 8:56, Yakub 1:51, Musa 1:17, para nabi. Kemuliaan "Hari Yahwe", bdk, bdk Ams 5:18+, menjadi lengkap pada Hari Yesus, 8:56, khususnya pada "SaatNya", 2:4+, saat "peninggian" dan "pemuliaanNya"; pada saat itu tersingkaplah keluhuran transenden yang menjadi milik "utusan", bdk 8:24+; 10:30+, yang datang ke dunia untuk membawa hidup, bdk 3:35+, kepada mereka yang dengan kepercayaan menyambut kabar keselamatan yang disampaikan olehNya, bdk 3:11+. Dan justru oleh karena seluruh "pengutusan" Anak itu terarah kepada suatu karya keselamatan maka pengutusan itu menjadi penyingkapan kasih Bapa terhadap dunia, yang terakhir dan paling lengkap, bdk 17:6+.
Dalam injil-injil Sinoptik penyingkapan kemuliaan Kristus terutama dihubungkan dengan kembaliNya pada akhir zaman, bdk Mat 16:27 dst. Memanglah dalam injil Yohanespun unsur-unsur utama dari eskatologia tradisionil ditemukan juga: orang menantikan "hari terakhir" 6:39 dst; 11:24; 12:48, hari "kedatangan" Yesus, 14:3; 21:22 dst, dan kebangkitan orang-orang mati, 5, 28 dst; 11:24, serta penghakiman terakhir 5:29, 45; 3:36. Namun demikian mudah saja orang melihat dalam injil keempat suatu tendensi rangkap dua, yakni: mengaktualisasikan dan menginteriorisasikan eskatologia tradisionil. Kedatangan Yesus ke dunia melalui penjelmaan, peninggiannNya di salib dan kembaliNya melalui Roh Kudus dianggap sebagai "kedatangan" Anak Manusia; penghakiman sekarang sudah terjadi di dalam hati orang, hidup kekal (yang dalam injil Yohanes mengganti istilah "Kerajaan" yang digemari para Sinoptisi) sekarang sudah dimiliki oleh karena iman. Maka drama yang dipentaskan di Palestina menjadi inti drama eskatologis. Memang di belakang orang-orang Yahudi yang menolak Yesus itu tampillah sebuah kenyataan yang lebih luas, yakni "dunia", bdk 1:9-10+, atau "kegelapan" bdk 8:12+, yang dikuasai oleh Iblis, "penguasa dunia", bdk 1Yoh 2:13 dst, yang melawan Allah serta MesiasNya. Setiap orang terlibat dalam drama rohani itu: di hadapan Firman yang menjadi daging terlaksanalah "penghakiman dunia", 12:31-32, pengutukan dan kekalahannya, 16:7-11, 33. Kalau Kristus dengan rela menyerahkan nyawaNya, bdk 10:18+, dan kalau "ditinggikan" di kayu salib, maka maksudnya ialah memperoleh kemuliaanNya, bdk 12:32+, yang sejak itu menjadi nyata di hadapan sekalian orang untuk mendatangkan malu kepada dunia yang tidak percaya serta secara definitip mengalahkan Iblis. Kemenangan Allah atas yang jahat dan keselamatan dunia terwujud melalui kebangkitan yang mulia, sehingga kembaliNya Kristus di akhir zaman hanya merupakan penggenapannya.
Agak sukar juga menemukan bagan yang dituruti Yohanes dalam membentangkan misteri Kristus. Terlebih dulu perlu dicatat bahwa urutan peristiwa-peristiwa dalam injil keempat menimbulkan beberapa kesulitan: urutan bab 4, 5, 6, 7:1-24 sukar dimengerti; tidak tepat juga bahwa bab 15-17 menyusul 14:31, tepat Yesus sudah berangkat; kepingan-kepingan seperti 3:31-36 dan 12:44-50 ternyata kurang sesuai dengan konteksnya. Mungkin kekacauan itu disebabkan oleh cara Injil Yohanes digubah dan diterbitkan. Kiranya injil itu merupakan hasil perkembangan yang lambat laun sehingga di dalamnya terdapat unsur-unsur yang berasal dari masa yang berlain-lainan, penyaduran dan tambahan serta penyusunan ajaran yang sama namun dengan cara yang berbeda-beda, sedangkan keseluruhannya akhirnya diterbitkan bukanlah oleh Yohanes sendiri melainkan oleh murid-muridnya setelah Yohanes meninggal dunia, 21:24. Dengan demikian maka murid-murid itu memasukkan ke dalam kerangka injil yang asli berbagai kepingan yang berasal dari Yohanes dan yang oleh para muridnya tidak dibiarkan hilang sama sekali. Tempat kepingan- kepingan itu dalam keseluruhan belum juga ditentukan dengan saksama.
Para ahli sudah mengemukakan beberapa pembagian injil Yohanes. Semua memang mengandung sedikit kebenaran, tetapi sering kali berat sebelah, oleh karena terlalu mau mensistematisasikan injil keempat. Paling baik kiranya orang membiarkan dirinya dibimbing oleh petunjuk-petunjuk jelas yang ditemukan dalam injil sendiri. Di satu pihak jelas, bahwa injil mau menonjolkan hari-hari raya ibadat Yahudi, yang menjadi pedoman kisahnya: tiga kali ada hari raya Paskah, 2:13; 6:4; 11:55, ada sebuah perayaan yang tidak disebut namanya, 5:1, dan sekali ada perayaan Pondok Daun, 7:2, dan hari raya Pentahbisan Bait Allah, 10:22. Di lain pihak pengarang beberapa kali dengan saksama mencatat urutan hari-hari untuk membagikan riwayat hidup Yesus menjadi berkala-kala. Misalnya: minggu pertama karya Yesus di depan umum, 1:19-2:11, pekan perayaan Pondok-Daun, 7:2, 14, 37, pekan sengsara Yesus 12:1, 12; 19:31, 42, yang ditempatkan antara lambang penguburan Yesus, 12:7, dan penguburan yang sesungguhnya, 19:38 dst. Begitu pula perlu diperhatikan disebutkannya perayaan Paskah yang pertama, 4:45, yang jelas menutup bagian-bagian yang mulai dengan 2:13 -25, tempat dikatakan bahwa hari raya Paskah itu sudah dekat. Dengan mempertimbangkan kedua gejala tersebut (catatan mengenai urutan hari-hari dan hari-hari raya Yahudi) maka injil keempat dapat dibagi sebagai berikut:
Prakata, 1:1-18: "Pada mulanya............"I Karya Yesus :
1. Tata penyelamatan baru diberitakan, 1:19-4:54: Pekan pembukaan
kejadian-kejadian yang berkisar pada Perayaan Paskah yang pertama.
2. Perayaan kedua, pada suatu hari Sabat, di Yerusalem: perlawanan pertama
terhadap pernyataan, 5:1-47.
3. Di Galilea, Paskah yang kedua: perlawanan baru terhadap pernyataan,
6:1-71.
4. Perayaan Pondok-Daun: pernyataan besar tentang Mesias, yang ditolak
mentah-mentah 7:1-10:21.
5. Hari Raya Pentahbisan Bait Allah: keputusan membunuh Yesus, 10:22-
11:54.
6. Akhir karya Yesus dan persiapan untuk Paskah yang terakhir, 11:55-12:50
II Saat Yesus: Paskah Anak Domba Allah (13:1-20:31):
1. Perjamuan terakhir Yesus bersama murid-muridNya, 13:1-17:26
2. Penderitaan, 18-19
3. Cerita-cerita mengenai kebangkitan dan kebahagiaan mereka yang percaya. 20:1-29
4. Penutup injil yang pertama, 20:30-31.
III Kata penutup 21:1-25: Hidup Gereja diberitakan dan kedatangan kembali Yesus diharapkan.
Ada sebuah gagasan yang dapat ditarik dari pembagian tersebut ialah: Yesus mengakhiri lembaga-lembaga keagamaan Yahudi dengan menggenapinya.
Adakah injil keempat berupa sebuah sumber tersendiri dan asli yang menyampaikan informasi khas, di samping ketiga injil sinoptik? Kalau benar demikian, manakah nilai historis injil Yohanes? Sehubungan dengan pertanyaan pertama yang dirumuskan di muka, dengan hati-hati dapat diajukan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
Dalam Injil Yohanes ditemukan banyak petunjuk yang memberi kesan bahwa Yohanes mengenal tradisi yang tercantum dalam ketiga injil lain. Khususnya perlu diperhatikan bahwa injil keempat meninggalkan beberapa hal penting yang tercantum dalam injil sinoptik. Ini hanya dapat dimengerti, kalau Yohanes mengandaikan bahwa sidang pembaca sudah tahu akan hal-hal itu ; di lain pihak ada kalanya Yohanes ternyata mau memperincikan dan melengkapi tradisi para sinoptisi. Namun demikian penyelidikan-penyelidikan modern semakin menonjolkan ciri asli tradisi Yohanes yang tidak tergantung pada tradisi sinoptik. Bahkan dalam menceritakan kejadian-kejadian yang sama Yohanes nampak begitu asli, sehingga tak mungkin ia bergantung pada sinoptisi. Pengarang injil keempat mengenal kejadian-kejadian itu melalui jalan lain dari jalan-jalan injil sinoptik. Ia pantas dianggap sebagai sumber tersendiri, saksi asli dari tradisi purba. Memanglah hubungan antara injil Yohanes dan Injil Lukas jauh lebih erat dan boleh jadi Lukas dalam menggubah injilnya mengenal dan menggunakan paling sedikit tradisi-tradisi Yohanes (teristimewanya dalam kisah sengsara dan kisah kebangkitan) yang sudah lama ada, meskipun kiranya tidak mengenal injil keempat seperti sekarang ada. sebaliknya juga mungkin bahwa penggubahan injil Yohanes yang terakhir terpengaruh oleh injil karangan Lukas.
Semakin mengakui bahwa injil keempat tidak tergantung, semakin para ahli mengakui pula nilai historisnya. Sehubungan dengan urutan peristiwa-peristiwa riwayat hidup Yesus, Yohanes kerap kali memerincikan lebih jauh apa yang dikisahkan para sinoptisi: misalnya lamanya karya Yesus dan urutan peristiwa dalam kisah sengsara dalam injil Yohanes nampaknya lebih tepat dari pada apa yang diceritakan injil-injil lain. Sehubungan dengan penyucian Bait Allah injil keempat memuat keterangan mengenai waktunya yang paling tepat di antara semua injil, 2:20, dan yang bersesuaian dengan keterangan yang tercantum dalam Luk 3:1. Demikianpun mengenai keterangan-keterangan mengenai tempat peristiwa- peristiwa terjadi dalam injil keempat lebih terperinci dari pada keterangan- keterangan yang disampaikan oleh injil-injil lain. Penggalian-penggalian modern di Palestina sudah beberapa kali membenarkan keterangan injil Yohanes (bdk kolam yang ada lima serambinya, 5:2). Seluruh injil berisikan petunjuk-petunjuk kongkrit yang terperinci, sehingga jelaslah si pengarang tahu baik-baik akan adat istiadat keagamaan Yahudi, mentalita para rabi, akan caranya para ahli Taurat menafsirkan menterapkan hukum Taurat. Akhirnya diri pribadi Yesus tetap seorang manusia sejati dengan kerendahan hati dan kesederhanaan yang mengharukan, bahkan dalam adegan-adegan yang paling "mulia" di mana Yesus yang dibangkitkan menampakkan diri kepada murid-muridNya. Dan demikian halnya, meskipun pengarang injil keempat memang menonjolkan transendensi Yesus. Selanjutnya karya Yohanes ini sama sekali tidak dapat dipahami, kalau orang menyangkal bahwa Yohanes yakin tentang kenyataan historis kejadian-kejadian yang diceritakannya.
Tetapi orang jangan keliru. Pengertian tentang "sejarah" yang diandaikan injil keempat tentunya sangat berbeda dengan pengertian seorang sejarawan modern. Apa yang paling penting bagi si penginjil ialah: menonjolkan makna sebuah sejarah yang baik ilahi maupun manusiawi; memang sebuah sejarah, tetapi juga sebuah teologi; berlangsung dalam waktu, tetapi berurat-berakar dalam kekekalan. Pengarang injil keempat dengan teliti mau menceritakan dan menyampaikan kepada kepercayaan manusia peristiwa rohani yang terjadi di dunia oleh karena kedatangan Yesus Kristus, ialah penjelmaan Firman demi keselamatan manusia. Karena itulah maka penginjil memilih dan khususnya menonjolkan kejadian-kejadian yang menurut pendapatnya dapat mengandung suatu nilai simbolis; dengan jalan itu pengarang memberi kejadian-kejadian itu suatu kedalaman dan gema baru. Maka mujizat-mujizat yang diceritakan berupa "tanda", yang menyingkapkan kemuliaan Kristus dan melambangkan karunia yang diberikanNya kepada dunia (pembasuhan yang baru, roti hidup, terang, hidup). Pengarang injil sungguh mempunyai bakat untuk menangkap makna rohani yang terkandung dalam kejadian-kejadian dan untuk menemukan di dalamnya rahasia-rahasia ilahi, juga dalam peristiwa-peristiwa yang bukan mujizat (bdk 2:19-21; 9:7; 11:51 dst; 13:30; 19:31-37, dan catatan- catatannya). Pada kejadian-kejadian nyata dan historis ia melihat sebuah dimensi rohani; Yesus ialah terang, yang datang ke dunia; perjuangan Yesus tidak lain kecuali perjuangan terang melawan kegelapan; kematian Yesus ialah penghakiman dunia; seluruh kehidupanNya tidak lain merupakan pemenuhan lambang-lambang Mesias yang terungkap dalam Perjanjian Lama: Dialah Anak Domba Allah. 1:29, Bait Allah yang baru, 2:21, ular penyelamat yang ditinggikan di padang gurun, 3:14, roti hidup yang mengganti Manna, 6:35, Gembala yang baik, 10:11, pokok anggur yang benar, 15:1, dll. Gambaran Yesus yang baik ilahi maupun manusiawi itu memberikan kepada tokoh historis itu segenap dimensinya sebagai Penyelamat dunia. Jadi sehubungan dengan Yohanes tidak bolehlah "simbolis" diperlawankan dengan "historis"; simbolismenya ialah simbolisme kejadian-kejadian sendiri; simbolisme itu berpancar pada sejarah, berurat-berakar di dalamnya serta mengungkapkan makna sejarah itu. Bagi saksi unggul Firman yang menjadi itu simbolisme itu tidak ada artinya, kecuali dengan pra-syaratnya dalam sejarah.
Soal terakhir yang perlu dikupas ialah: siapakah pengarang injil yang begitu berisi dan majemuk itu? Hampir seluruh tradisi Gereja bersehati menjawab: Rasul Yohanes bin Zebedeus. Sudah dalam pertengahan pertama abad II injil keempat dikenal dan dipergunakan oleh beberapa pujangga: Ignatius dari Antiokhia, pengarang "Ode Salomo", Papias, Yustinus; barangkali Klemens dari Roma sudah mengenal dan menggunakan Yohanes. Maka terbuktilah bahwa injil itu sudah mempunyai wibawa rasuli. Saksi pertama yang menyatakan hal itu dengan terang ialah Ireneus di sekitar th. 180. Katanya: "Selanjutnya Yohanes murid Tuhan ialah murid yang bersandar dekat kepadaNya, juga menerbitkan sebuah injil selama tinggal di Efesus". Hampir pada masa yang sama Klemens dari Aleksandria, Tertulianus, Kanon Muratorius dengan jelas menyatakan bahwa injil keempat dikarang oleh rasul Yohanes. Kalau pada peralihan dari abad II ke abad III ada sementara orang yang berpendapat lain, maka mereka mau menentang pengikut- pengikut Montanus yang menyalah-gunakan injil Yohanes untuk mendukung ajaran sendiri. Hanya pendapat lain itu tidak seberapa artinya dan oleh karena berdasarkan pertimbangan teologis tidaklah berakar dalam tradisi.
Dalam injil sendiri tidak terdapat sesuatu yang berlawanan dengan tradisi itu. Sudah dikatakan di muka, bahwa injil itu memperkenalkan diri sebagai kesaksian seorang murid yang dikasihi Tuhan, seorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan kejadian-kejadian yang dikisahkannya. Bahasa serta gaya bahasanya menyatakan bahwa injil itu berasal dari lingkungan ke-Yahudia-an; ia baik-baik mengenal adat-istiadat Yahudi dan juga keadaan setempat di Palestina di zaman Kristus. Nampaknya ia bersahabat dengan Petrus, 13:23 dst; 18:15; 20:3-10; 21:20-23. Dan Lukas memberitahukan bahwa memanglah demikian halnya dengan Yohanes, Luk 22:8; Kis 3:1-4, 11; 4:13, 19; 8:14. Akhirnya, bagaimana dapat dijelaskan kenyataan bahwa injil keempat sama sekali mendiamkan kedua anak Zebedeus? Keterangan yang paling tepat ialah: seorang di antaranya menuliskan injil itu. "Murid yang dikasihi Yesus... dialah yang menuliskan semuanya", 21:24 ialah murid yang bersama dengan Petrus dan Yakobus diutamakan oleh Yesus, Mrk 5:37; 9:2; 13:3; 14:33. Ada sementara orang yang berkata bahwa tak mungkin rasul Yohanes menulis injil keempat. Sebab ada berita bahwa rasul Yohanes mati sahid lama sebelumnya. Jadi mustahillah ia menulis injil yang dikatakan karangannya. Dan benar juga, ada sebuah tradisi yang mengatakan bahwa Yohanes mati sahid. Hanya adakah tradisi itu lebih berwibawa dari pada tradisi lain yang menyatkaan bahwa Yohanes hidup di kota Efesus sampai usia lanjut? Dan kalau ada tradisi yang berkata tentang Yohanes sebagai martir, namun ia tidak berkata apa-apa tentang kapan itu terjadi. Dari lain pihak sebagaimana sudah dikatakan di atas, tradisi-tradisi Yohanes pasti sudah terbentuk di masa lalu, kalaupun injil baru digubah dan diterbitkan jauh kemudian dari itu dan kiranya oleh murid-murid Yohanes. Dari sebab itu tetap mungkin bahwa injil keempat benar-benar berasal dari Yohanes, juga seandainya rasul itu sendiri mengalami kemartiran.
Surat-surat Yohanes
Di samping injil masih ada tiga surat yang oleh tradisi diperkenalkan sebagia surat-surat Yohanes. Memanglah ditinjau dari segi sastra dan ajaran karangan- karangan itu sangat berdekatan dengan injil keempat, sehingga sukar memisahkannya dari injil serta pengarangnya, ialah rasul Yohanes. Surat kedua dan ketiga tentu menimbulkan kebimbangan dan keraguan, sebagaimana sudah ternyata dalam karya Origenes, Eussebius dari Kaisarea dan Hieronimus; lama sekali kedua surat itu hanya diterima oleh jemaat di Antiokhia dan jemaat-jemaat lain di Siria sebagai Kitab Suci. Tetapi karena cirinya sebagai surat-surat kecil saja yang tidak penting sama sekali untuk ajaran Kristen, maka tidak dapat dipahami bagaimana surat-surat itu akhirnya berhasil diterima, kalau bukan benar-benar karangan Yohanes.
Surat ketiga kiranya surat yang ditulis paling dahulu. Maksud surat itu ialah membereskan suatu pertikaian mengenai kewibawaan yang timbul dalam salah satu jemaat yang termasuk wewenang rasul Yohanes. Surat kedua berupa sebuah peringatan tertuju kepada jemaat lain, supaya hati-hati terhadap propaganda yang dilancarkan oleh sementara pengajar sesat yang menyangkal penjelmaan Kristus yang sesungguhnya. Adapun surat pertama adalah jauh lebih penting. Nampak sebagai macam surat edaran yang tertuju kepada jemaat-jemaat di Asia kecil yang terancam perpecahan akibat bidaah-bidaah pertama. Dalam surat itu Yohanes menyarikan unsur-unsur hakiki pengalaman keagamaan. Dengan bertitik-tolak beberapa pokok sejalan yang susul menyusul (terang, 1:5 dst, "pembenaran", 2:29 dst, kasih, 4:7-8 dst, kebenaran, 5:6 dst) ia mau memperlihatkan hubungan erat yang tidak dapat tidak terjalan antara kita sebagai anak Allah dan akhlak benar, yang tidak lain kecuali kesetiaan rangkap dua pada iman akan Kristus. Anak Allah, dan pada kasih persaudaraan (bdk catatan-catatan pada 1:3, 7). Karena gaya bahasa dan ajarannya maka surat inilah yang paling dekat dengan injil. Maka surat pertama itu dikarang pada masa yang sama, tetapi tidak lagi dapat dipastikan apakah surat mendahului injil atau sebaliknya.
Ende: Yohanes (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN JOANES
KATA PENGANTAR
Karangan Indjil ini biasa disebut "Indjil keempat". Menurut riwajat lisan
(tradisi) jang sangat pa...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN JOANES
KATA PENGANTAR
Karangan Indjil ini biasa disebut "Indjil keempat". Menurut riwajat lisan
(tradisi) jang sangat pasti Rasul Joanes adalah pengarangnja. Rasul Joanes ini
berasal dari Betsaida, suatu dusun nelajan dipantai utara Tasik Genesaret,
letaknja disebelah timur dari tempat Jordan bermuara kedalam tasik itu. Bapanja
nelajan jang agak berada, namanja Zebedeus. lbunja jang bernama Salome, termasuk
rombongan wanita jang biasa mengikuti Jesus pada perdjalananNja berkeliling di
Galilea dan kemudian sampai di Jerusalem. Lih. Mt. 17:55-56; Mk. 15:40-41;
Joanes pertama kali bertemu dengan Jesus ditempat Joanes Pemandi mempermandikan orang di Jordan, dan "pada keesokan hari" sesudah Jesus dipermandikan disitu. Ketika Joanes Pemandi pada hari itu berdiri disitu bersama dengan dua orang muridnja, dan melihat Jesus lalu, ia berkata kepada mereka: "Lihatlah Anak-domba Allah", lalu mereka menjusul Jesus (Jo. 1:35-37). Seorang dari keduanja ialah Rasul Andreas, dan jang lain tidak dapat disangsikan, ialah pengarang sendiri. Biarpun masih kabur-kabur, namun mereka mengerti, bahwa jang dimaksudkan dengan "Anak-domba Allah", ialah Mesias. Bdl. Jo. 1:41 dan 45. Keduanja lalu bertemu dengan Simon (Petrus), Pilipus dan Natanael, dan kemudian bersama dengan mereka ini mengikuti Jesus ke Galilea.
Pada suatu hari Jesus berdjalan ditepi Tasik Genesaret di Galilea dan melihat Simon beserta saudaranja Andreas, lagi Joanes bersama kakaknja Jakobus sedang asjik melakukan pekerdjaannja sebagai nelajan. Mereka dipanggilnja untuk mengikutiNja sebagai murid. Lalu mereka meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Lih. Mt. 4:18-27; Mk. 1: 16-20; Lk. 5:1-11.
Beberapa lama kemudian keempatnja djuga dipilih mendjadi rasul untuk tetap hidup bersama dengan Jesus dan olehnja diutus untuk mengadjar orang. (Mt.10:1-5; Mk. 3:16-19; Lk. 6:13-16).
Disamping Petrus djuga Joanes rupanja tampil atau ditampilkan sebagai seorang rasul terkemuka. Demikian djuga sesudah Pentekosta, seperti Paulus menulis dalam Gal. 2:9, bahwa mereka beserta Jakobus (Muda) dipandang sebagai tiang penjangga Geredja.
Joanes tak pernah menjebut namanja dalam karangannja, tetapi jang disebut didalamnja"Murid jang lain" atau "murid jang ditjintai Jesus" tak mungkin tidak ialah pengarang sendiri.
Dan memang Joanes ditjintai Jesus dengan istimewa. Barangkali sebab minatnja jang istimewa terhadap adjaran-adjaran Jesus, sebab kesetiaannja kepadaNja, ataupun karena kegiatannja dan sebab ia bertjita-tjita tinggi sebagaimana sifat- sifat ini njata nampak dalam karangan-karangannja. Sekali-kali djangan Joanes dibajangkan sebagai seorang muda jang manis, seperti ia sering dilukis oleh para penggambar jang salah mengerti ajat Jo. 15:24. Tjatatan disitu, bahwa pada perdjamuan terachir Joanes berbaring disebelah dada Jesus, bukan berarti bahwa ia bersandar pada dada Jesus, melainkan hanja bahwa ia mendapat tempat kehormatan dimuka Jesus. Lih. tjatatan pada ajat itu dalam Indjil. Joanes bukan seorang lembut-manis; sebaliknja ia beserta kakaknja Jakobus diberi djulukan "putera guntur" olch Jesus, hal mana tentu berarti bahwa mereka bersemangat hebat.
Tentu sadja tak usah diperingatkan disini segala sesuatu jang termuat tentang
Joanes dalam Indjil maupun Kisah Rasul-rasul. Hanja jang berikut ini barangkali
agak penting. Waktu Jesus ditangkap, semua murid melarikan diri, menurut
Sesudah Pentekosta Joanes tinggal dahulu bekerdja di Jerusalem, rupanja banjak kali bersama dengan Petrus (Kis. Ras. 3:1; 4:19; 8:14). lapun ikut serta dalam sidang rasul-rasul di Jerusalem dalam tahun 49. Riwajat hidup Joanes selandjutnja kita hanja tahu sedikit dari tradisi. Beberapa buku Geredja purba memberitakan, bahwa ia lama memimpin umat-umat dipropinsi Asia, berkedudukan di Efesus. Agaknja sebagai pengganti Paulus sesudah wafatnja rasul agung ini di Roma. Waktu pemerintahan kaisar Domitianus (81-96) ia dibuang kepulau Patmos dan disitu ditulisnja karangan "Wahju". Dibawah pemerintah Nerta ia dibebaskan, lalu bekerdja terus di Efesus. Sekembalinja disana dikerdjakannja karangan Indjil dan surat-suratnja. la wafat pada permulaan pemerintahan kaisar Trajanus (98-117), djadi sekitar tahun 100.
Isi dan tjorak-tjorak Indjil keempat
Perbedaan karangan Joanes dengan ketiga karangan Indjil jang lain sangat menjolok. Atjara pokok adalah sama, jaitu rnemperkenalkan Kristus serta adjaran dan tjita-tjitaNja. Sedikitpun tidak terdapat perbedaan, apa lagi pertentangan, antara pribadi Jesus jang dilukis oleh Joanes dan jang dinjatakan dalam karangan-karangan lain, djuga tidak mengenai hakekat adjaran-adjaran. Tetapi masing-masing pengarang Indjil menindjau segalanja dari sudut jang chusus menurut pembawaan dan bakatnja dan berhubungan dengan tudjuan karangannja jang chusus, dan dalam hal ini Joanes amat sangat tersendiri. Itu terlebih njata dalam pemilihan bahan, susunan, tjara berpikir dan gaja bahasa.
Perihal pemilihan bahan
Ketiga karangan Indjil jang pertama dikatakan berisi peladjaran agama jang lazim diberikan oleh rasul-rasul dan para pembantunja kepada tjalon-tjalon dan anggota-anggota umat muda. Peladjaran dasar jang demikian dengan sendirinja harus sederhana baik isi baik bentuknja. Dapat dibajangkan bahwa rasul-rasul dalam hal itu meneladan tjara mengadjar dari Jesus kepada orang banjak. Atau agaknja lebih tepat kalau dikatakan, bahwa mereka memberitakan pengadjaran Jesus sendiri, baik jang berbentuk sabda, maupun sikap-sikap dan tjontoh-teladan, ataupun jang terkandung dalam peristiwa-peristiwa hidup Jesus, guna mendjadi buku peladjaran bagi umat-umat. Mereka meriwajatkan tanpa dengan sengadja mau memberi tafsiran. Lain sekali karangan Joanes. Ia mentjeritakan hanja sedikit, dan itu guna mendjadi pokok atau landasan pembitjaraan Jesus, Indjil Joanes semata-mata bertjorak uraian-uraian dan tafsiran. Jesus sendiri mendjelaskan dan menafsirkan, dan bila pendjelasan atau tafsiran berasal dari Joanes sendiri, maka itupun sesuai dengan adjaran Jesus dan dengan Ilham Roh Kudus.
Mengenai pemilihan bahan, dalam karangan Joanes hanja terdapat tiga mukdjizat jang djuga ditjeritakan dalam ketiga Indjil jang lain, dan lagi tiga jang penting sekali, jang tidak diriwajatkan oleh ketiganja, semua sebagai pangkal pembitjaraan jang luas. Mukdjizat-mukdjizat dinamakan Joanes "tanda", artinja pertandaan atau bukti bahwa Jesus benar berwudjud Ilahi. Joanes pula tidak memberitakan satupun perumpamaan jang termuat dalam karangan-karangan jang lain, dan djuga hampir tidak satupun utjapan Jesus jang berupa petua atau perintah untuk praktek hidup, melainkan uraian-uraian Jesus jang lebih luas dan mendalam, lebih bersifat ilmu ke-Tuhan-an. Hanja riwajat sengsara, wafat dan kebangkitan Jesus ada kesamaan dalam garis besarnja, tetapi sudut tindjauan disinipun chusus pada Joanes dan itupun sesuai dengan pemilihan bahan. Tentang adjaran Indjil mengenai kesusilaan dan praktek hidup, Joanes tidak memberi perintjian, melainkan menjimpulkan semuanja dalam istilah "kepertjajaan" dan "tjinta".
Alasan dan tudjuan Indjil keempat
Dapat diduga bahwa Joanes waktu mulai mengarang sudah mengenal ketiga karangan jang lain. Kalau itu benar, maka sudah sewadjarnja ia tidak hendak mengulangi lagi apa jang telah dimuat dalam ketiga karangan itu. Ada jang menduga, bahwa ia bermaksud melengkalpinja, tetapi dalam karangan itu sendiri tidak tedapat bekas-bekas, jang menundjukkan suatu hubungan dengan karangan- karangan tersebut, atau pengaruh dari padanja. Karangan Joanes berdiri sendiri. Namun demikian karangan ini merupakan benar-benar satu perlengkapan bagi jang lain itu dan sebab itu sedjak semula sangat dihargakan digeredja purba seperti ternjata dalam buku-buku dari para "Bapak-Geredja" dewasa itu, jang sering mengutipnja.
Alasan dan tudjuan jang benar, ialah kepentingan umat-umat. Umat-umat wilajah Joanes sudah tua dan sangat madju ketjerdasannja dalam pengetahuan agama. Umat- umat itu didirikan dan lama digembalakan oleh Paulus, dan dari surat-surat Paulus njata sekali, betapa matang mereka untuk mengerti djuga kebenaran Indjil jang mendalam. Umat-umat itu sudah lama mahir dalam adjaran-adjaran pokok seperti jang kita batja dalam ketiga karangan Indjil jang pertama. Tak usah Joanes menulis tentang hal-hal itu. Ia sendiripun tentu sudah lama memberi pengadjaran jang lebih mendalam kepada umat-umatnja, dan achirnja, merasa terdorong untuh menjuratkannja bagi mereka. Atau lebih tepat ia didorong oleh Roh Kudus untuk mengabdikannja bagi seluruh Geredja. Ada dua berita pula jang tidak terlalu pasti, bahwa "sahabat-sahabatnja" dan "uskup-uskup" mendorongnja, untuk menulis. Kalau demikian, maka mereka sendiri telah banjak mendengar pengadjaran jang mendalam itu.
Ada pula jang mengemukakan bahwa karangan ini merupakan bendungan untuk menahan aliran-aliran jang menjimpang dari kebenaran Indjil dan muntjul dewasa itu. Hal itu benar, tetapi tidak ada tanda jang njata dalam karangan sendiri, bahwa tudjuan itu dimaksudkan oleh Joanes.
Sumber-sumber Indjil keempat
Sumber pokok dan utama memang Jesus sendiri. Joanes menulis apa jang disaksikannja dengan mata dan telinganja serta jang dialaminja dalam pergaulan dengan Jesus. Sedjak pertama kali ia bertemu dengan Jesus ditepi Jordan, ia tetap mengiringiNja, malah hidup bersama denganNja. Dan seperti ternjata dalam tulisan-tulisannja, Joanes adalah seorang jang berbakat ulung dan sangat berminat untuk menangkap segala jang dilihat dan didengarNja. Nampaknja bahwa. pembitjaraan Jesus jang lebih mendalam pun sangat berkesan padanja. Dengan intuisinja jang memang masih kabur-kabur waktu itu, ia agaknja sudah merasa, bahwa ada rahasia-rahasia jang indah dan membahagiakan terkandung didalamnja. Pengertian waktu itu baru sedikit, namun apa jang disaksikan dan dialaminja dan sabda-sabda Jesus tak pernah hilang dari ingatannja. Kita ketahui dari segala karangan Indjil betapa lambatnja perkembangan pengertian semua rasul tentang makna hidup dan sabda Jesus, malah tentang hakekat pribadiNja. Ketika Jesus menjerahkan kepada mereka seluruh kuasa dan tugasNja untuk menjelesaikan penjelamatan dunia, pengertian mereka akan kuasa dan tugas itu masih djauh dari tjukup untuk menunaikannja. Dalam hal itu Joanes bukan satu ketjualian, seperti disinggungnja sendiri misalnja dalam 2:20; 12:7 dan 13:7. Banjak hal mendjadi djelas bagi mereka sesudah kebangkitan Jesus, tetapi pengertian jang tjukup sempurna baru mereka terima dari Roh Kudus pada dan sesudah Pentekosta, sebagaimana Ia didjandjikan oleh Jesus untuk memperingatkan kepada mereka segala sesuatu jang diadjarkan Jesus kepada mereka dan menghantarkan mereka kepada seluruh pengetahuan, artinja kepada segala pengertian. Ini bukan berarti bahwa Roh Kudus seolah-olah sekaligus mentjurahkan segala pengetahuan dan pengertian kedalam akal-budi dan hati sanubari mereka, melainkan sekedar dibutuhkan pada. tiap-tiap kesempatan jang penting. Dapat dibajangkan: djuga selaras dengan usaha pemikiran dan perenungan mereka sendiri. Mengingat hal ini, dapat kita mengerti bagaimana Joanes jang memang berbakat perenung pada umurtuanja mempunjai pengertian jang mendalam dan pandangan jang luas sekali atas misteri (rahasia- rahasia) kepribadian Jesus, atas makna dan maksud hidupNja, atas kekajaan dan keluhuran adjaran-adjaran serta tjita-tjitanja, lagi atas kemuliaan hidup Ilahi- abadi jang berwudjud dalam Jesus dan harus diwudjudkan oleh Indjil dalam seluruh umat manusia. Dan apa jang ditulisnja tentang kepribadian Jesus bukan sadja tentang Jesus seperti dikenalinja dalam pergaulan denganNja di Palestina, melainkan berdasarkan pengenalan itu, seperti dikenalinja pada umurtuanja sebagai basil perenungan-perenungan jang mendalam seumur hidupnja. la menggambarkan Jesus dalam kemuliaan llahiNja, sebagai Putera Allah dari kekal, setara dengan Bapa, jang diutus sebagai Sabda Allah jang "mendjadi daging", guna menjampaikan kepada semua orang jang rela pertjaja akanNja tjahaja dan hidup abadi. Lagi pula ia memberitakan peristiwa-peristiwa hidup Jesus, perbuatan- perbuatan dan sabda-sabdanja tidak dalam pengertian, sebagaimana ia menjaksikan dan mendengarnja, dari mulut Jesus, melainkan sebagaimana ia memahaminja pada achir hidupnja, dan disini pula sebagai hasil perenungan-perenungannja. Perlu kita memperhatikan hal itu, guna dapat mengerti dan tahu menilaikan Indjil keempat ini dengan sewadjarnja. Perlu pula ditjamkan, bahwa dalam perenungan- perenungannja dan dalam menulis, Roh Kuduslah jang memperingatkan segala pernjataan Jesus kepadanja dan mengantarnja kepada seluruh pengertian.
Susunan karangan Joanes
Karangan ini sebenarnja berbentuk serangkaian pembitjaraan Jesus jang berpusatkan pada suatu kedjadian atau dalil, ataupun berpangkal padanja. Ada gagasan Joanes jang tertentu jang menghubungkan pembitjaraan-pembitjaraan itu mendjadi satu kesatuan sebagai bukti, atau lebih tepat kalau dikatakan sebagai kesaksian, bahwa Jesus benarlah Mesias utusan Allah dan sendiri berwudiud Allah, jang datang memberi terang dan hidup kepada orang jang memenuhi satu-satunja sjarat, jaitu kepertjajaan padanja (20:31). Tetapi setjara lahiriah dan lebih nampak, Joanes menjusun menurut suatu garis sedjarah, jaitu djalan hidup Jesus mulai dengan asalNja jang kekal sebagai Putera Allah sampai kebangkitannja dalam kemuliaan. Boleh dikatakan pula, bahwa Joanes menjusun dengan mengikuti urutan perdjalanan-perdjalanan Jesus di Palestina. Ia gemar mentjatat dengan teliti tempat-tempat dimana kedjadian-kedjadian berlangsung dan Jesus berbitjara. Dengan demikian kita peroleh pandangan jang lebih djelas atas pekerdjaan dan perdjalanan-perdjalanan Jesus dari pada jang kelihatan dalam karangan-karangan Indjil jang lain. Mereka terlebih memberitakan tentang hidup dan kegiatan Jesus di Galilea, sedangkan meriwajatkan hanja satu perdjalanan ke Judea, ialah jang terachir. Menurut Joanes Jesus berdjalan beberapa kali ke Jerusalem. Dan bahwa berita-beritanja benar, dapat diduga dari riwajat sengsara Jesus dalam karangan-karangan Indjil jang lain, sebab sikap orang terhadap Jesus dan beberapa kedjadian tidak masuk akal, kalau Jesus tidak lebih dahulu atau berulang kali mengadjar di Jerusalem.
Djalan pikiran dan gaja bahasa Indjil keempat
Bahasa karangan Joanes sederhana sekali bentuknja, tetapi isinja gemilang. Perbendaharaan kata-kata jang digunakan sangat terbatas, tetapi tiap-tiap kata atau istilah biasanja sarat berisi pengertian baru jang menakdjubkan. Kalimat- kalimat semua pendek-pendek, dan masing-masing merumuskan salah suatu segi kebenaran Ilahi jang penting, sebagai hasil perenungan. Kalimat-kalimat pendek itu dirangkaikan tanpa pemakaian kata-kata penghubung, seperti jang lazim kita pakai untuk menjatakan sangkut-paut batiniah antara pikiran-pikiran jang - diungkapkan dalam masing-masing kalimat. Meski demikian sebenarnja hubungan antara kalimat-kalimat erat sekali. Leretan kalimat-kalimat kelihatan datar, tetapi sebenarnja adalah uraian jang mendalam dan kaja berisi. Hubungan antara kalimat-kalimat lebih psikologis dan (kedjiwaan) dari pada akali. Dalam membatja dengan perhatian turut merenung dengan Joanes, hubungan itu mendjadi terang oleh intuisi, seperti kalimat-kalimat Joanespun semua hasil intuisi. Uraian-uraian itu dalam karangan Joanes ada jang berbentuk pertjakapan ataupun soaldjawab, kebanjakan pembitjaraan agak pandjang dan sering diselingi dengan soal-djawab pula. Uraian-uraian itu seperti telah dikatakan dalam fasal lain -- semua didasarkan atau berpusat pada suatu kedjadian, biasanja suatu mukdjizat. Kedjadian-kedjadian itu ditjeritakan dengan gaja bersahadja, tetapi ada jang dipaparkan dengan pandjang-lebar serta dihidupi dengan pertjakapan silih berganti.
Tjara mengarang dengan memakai sedikit kata sadja jang banjak diulang-ulangi, dan memakai kalimat pendek-pendek, jang dirangkaikan berdjadjaran sadja, itulah tiara jang lazim pada orang Jahudi. Joanes memakai kata-kata Junani, tetapi gajabahasanja bertjorak Jahudi semata-mata, berdasarkan tjara pikir mereka.
Sudah sewadjarnja, dan dapat kita bajangkan, bahwa Jesus, jang tentu selalu sudah menjesuaikan tjara-mengadjarNja dengan daja tangkap para pendengar, bila la berbitjara dengan atau kepada orang jang agak tjerdas, seperti para ahli taurat dan pemuka-pemuka Jahudi lain, dan achirnja kepada para rasul djuga, menguraikan pengadjarannja menurut djalan pikiran orang Jahudi itu djuga.
Tjara berpikir dan menjusun pikiran-pikiran itu berlainan dengan jang lazim terdapat dalam kebudajaan Junani dan jang lazim pada kita djuga. Jang kita temui dan gunakan dalam uraian-uraian bersifat ilmiah, ialah tjara dan. djalan logika, jang dengan terang dan rapih menondjolkan hubungan pikiran satu sama lain, berdasarkan hukum sebab-akibat. Tjara itu serba akali dan mengutamakan pembuktian kebenaran. Tjara Joanes bukan demikian. Joanes sama sekali tidak hendak membuktikan kebenaran, melainkan, menurut kata jang digunakannja sendiri, memberi kesaksian akan kebenaian sebagai satu.kenjataan.
Jesus memberi kesaksian tentang kenjataan-kenjataan jang dilihatNja pada Bapa dan tentang apa jang didengarNja dari padaNja (Jo. 3:11 dan 32). Kesaksian Jesus jang sendiri Sabda Allah dengan sendirinja mutlak kebenarannja. Dan Joanes pada gilirannja memberi kesaksian tentang hal-hal jang dilihatnja pada Jesus dan didengarnja dari Jesus, maka dengan sendirinja mutlak pula. Sebab itu tak usah dan tak mungkin dibuktikan kebenarannja, melainkan harus dimaklumkan sadja dan diterima dengan kepertjajaan jang chidmat. Tetapi rasul-rasul bertugas pula mendjelaskan makna dan maksud pernjataan Ilahi serta menerangkan dan mengandjurkan tjita tjita jang terkandung didalamnja, supaja diwudjudkan, sebab perwudjudan ini adalah udjud terachir pernjataan-pernjataan itu. Oleh karena itu Joanes dengan gairahnja jang hidup dan mendalam, dengan tak henti-hentinja membahas dan memikirkan isi pernjataan itu, memang pertama-tama untuk dirinja sendiri, tetapi tak kurang dengan maksud untuk memenuhi tugas kerasulannja, jaitu menjampaikan tjahaja kehenaran dan hidup abadi kepada umat-umat jang dipertjajakan kepadanja. Dengan demikian oleh penjelenggaraan Roh Kudus dan oleh IlhamNja kepada Joanes maka kita ini mempunjai hasil kegairahan Joanes dalam karangannja. Joanes telah mengulangi renungan-renungan bagi kita dan mengupas kebenaran-kebenaran Indjil sampai pada intinja serta memaparkan kekajaannja dalam segala segi-seginja. Dan kalau kita turut mengupas mengikuti djalan penguraian Joanes, maka terbuka bagi kita kemuliaan rahasia Ilahi segi demi segi, kalimat demi kalimat, sampai ia mengantar kita kepada inti kebenaran jang mengandung seluruh keindahan dunia Allah, jang telah mendjadi dunia kita djuga. Joanes membahas bukan dengan daja otak kering, dan bukan menundjuk kepada segi- segi jang tampak sadia dengan telundjuknja sepintas lalu, melainkan sambil berbitjara bersemangat dan memperlihatkan kegemilangannja nilai-nilai jang timbul tampak itu. Bagi pembatja-pembatja jang dangkal pikirannja, kalimat- kalimat dan rangkaiannja tentu terasa datar nadanja, malah mungkin sampai membosankan, tetapi bagi pembatia-pembatja jang berminat mendalam, bahasa Joanes hidup dan menghidupkan.
Kedataran itu sebenarnja adalah ungkapan kesungguhan, chidmat seorang jang sadar akan keagungan kebenaran Ilahi jang sedang dipaparkannja. Terkandung didalamnja dan terga-mbar olehnja suasana rahasia-rahasia dunia abadi, misteri Putera Allah jang "mendjadi daging" dan "berkemah" (hidup) diantara kita, guna kita dianugerahi bagian dalam "kemuliaan"Nja "penub rahmat dan kebenaran". Joanes terpesona dan terharu oleh segala jang disaksikan dan dialaminja, dalam pergaulan dengan Jesus, dan chususnja perasaan ini jang menentukan gaja bahasanja. Didalam kalimat-kalimat dan rangkaian-rangkaian kalimat hidup kuat dan bergetar djiwa Joanes sehingga sanggup menghidupi dan menggetarkan djuga hati sanubari dan djiwa pembatja-pembatja jang berminat. Bahasa Joanes rupa- rupanja datar, tetapi bukan lemah dan lembam, melainkan bersemangat benar. Kalimat-kalimat pengungkap kebenaran jang pasti dan mutlak biasanja melangkah tetap dan kuat, penuh kejakinan, sambil bertekad dan mejakinkan kita sekuat- kuatnja dan dengan pengulang-ulangannja meresapkan kebenarn itu dalam ingatan dan hati sanubari kita sedalam-dalamnja. Semangat itu segenapnja berpokok pada tjinta jang kuat kepada Kristus dan kebenaranNja serta dihidupi olehNja, malah sampai mendjadi bentji jang hebat terhadap segala pertentangan dan rintangan dari pihak "kegelapan". Semangat itu dapat memuntjak sampai kita merasa Joanes pada umurtuanja masih berwatak "putera guntur", sebagaimana ia pernah diberi djulukan itu oleh Jesus sendiri.
Joanes tidak tahu berkompromis (tawar-menawar). Ia hanja mengenal tjahaja jang mutlak dan kegelapan jang mutlak, dan tiap manusia dapat dan harus memilih antara dua itu. Pemilihan itu merupakan atjara praktis dari karangannja dan tudjuannja mengandjurkan pemilihan jang baik. Tertjapai tidaknja tudjuan itu dan chawatiran tentangnja, itupun jang menentukan suasana perasaan Joanes dalam irama tulisannja, jaitu kegembiraan dan kesedihan, keluh kesah dan pudjian, gairah dan semangatnja pula, semuanja diliputi tjinta kepada Kristus dan kebenarannja, jang harus diwudjudkan dalam tiap-tiap manusia supaja ia diselamatkan.
Kesimpulan
Dalam bab terachir, jang merupakan satu tambahan pada karangan Joanes sendiri, kita batja tentang Joanes bahwa ,ia adalah murid jang memberi kesaksian akan segala hal itu serta menulisnja dan kami tahu bahwa kesaksiannja benar" (21:24). Dan Joanes sendiri merumuskan tudjuan kesaksiannja itu sebagai: "supaja kamu pertjaja bahwa Jesus adalah Kristus, Putera Allah, dan supaja kamu oleh karena kepertjajaan itu mempunjai hidup dalam namaNja". (20:31). Semoga tudjuan itu tertjapai pada kita setjara sempurna, jaitu bertambah-tambah memperdalam pengetahuan dan pengertian kita akan Kristus serta IndjilNja dan demikian mempergiat hidup keagamaan kita, agar kita sendiri mempunjai hidup dalam Kristus selimpah-limpahnja, tetapi djuga melandjutkan kesaksian Jesus dan Joanes disekitar kita, baik dengan berbitjara tentangnja, maupun dengan sikap dan tjara hidup kita.
Hagelberg: Yohanes (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Prakata
Pendahuluan
Injil Yohanes dapat diumpamakan sebagai sebuah kolam yang begitu dangkal sehingga seorang anak dapat main di dalam...
PENDAHULUAN
Prakata
Pendahuluan
Injil Yohanes dapat diumpamakan sebagai sebuah kolam yang begitu dangkal sehingga seorang anak dapat main di dalamnya, dan sekaligus begitu dalam sehingga seekor gaja dapat berenang di dalamnya.1 Di seluruh dunia, orang-orang yang tidak berpendidikan memperoleh penghiburan yang dalam dari Injil Yohanes. Ribuan buku ditulis mengenai kitab yang sama, dan masih banyak lagi yang dapat dibahas.
Penulis Injil Yohanes
Masalah identitas pengarang perlu dipikirkan, karena jika Injil yang keempat dianggap karangan orang Kristen yang hidup dalam abad kedua, yang bukan saksi mata, maka bobotnya "Injil Yohanes" sedikit, sedangkan jika Injil Yohanes dikarang oleh Rasul Yohanes, seorang saksi mata, maka Injil Yohanes sungguh berbobot, dan layak diterima dan dihayati.
Sarjana bahasa Aram2 dan bahasa Yunani menjelaskan bahwa bahasa Yunani yang ada dalam Injil Yohanes mempunyai suatu "logat" Aram. Dengan kata lain, ada cukup banyak unsur dalam tata bahasa Injil Yohanes yang jarang dalam tata bahasa Yunani, namun biasa dalam tata bahasa Aram. Ini menandai bahwa bahasa Aram adalah "bahasa ibu" dari penulis Injil Yohanes, dan bahwa dia belajar bahasa Yunani pada kemudian hari.3 Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa penulis Injil Yohanes adalah orang Yahudi yang dibesarkan di Israel.
Tampaknya Injil Yohanes ditulis tanpa nama.4 Walaupun demikian, masih ada beberapa nas dalam Injil Yohanes dan tradisi gereja yang cukup kuat yang menunjuk kepada Rasul Yohanes sebagai pengarang.
Dalam lima nas, salah satu murid Tuhan Yesus disebut "murid yang dikasihi Yesus".5 Tentang orang yang sama, pasal 21:24 berkata, "Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar." Jadi, ternyata pembahasan mengenai identitas penulis Injil Yohanes berpusat pada ungkapan "murid yang dikasihi Yesus". Tampaknya murid tersebut akrab sekali dengan Tuhan Yesus (pasal 13:23-25 dan 19:26-27), dan juga dengan Petrus (pasal 13:23-24; 20:2-9; dan 21:7). Dari Markus 5:37; 9:2; 13:3; dan 14:33 kita mengerti bahwa Petrus, Yakobus, dan Yohanes bertiga akrab dengan Tuhan Yesus. Petrus bukan merupakan "murid yang dikasihi Yesus" (pasal 21:20), dan Yakobus juga bukan dia (Kisah Para Rasul 12:2), maka tinggal Yohanes yang memenuhi syarat-syarat.
Kemungkinan ini didukung oleh pengamatan bahwa Rasul Yohanes, yang mempunyai peranan yang begitu penting dalam ketiga Injil yang lain, tidak disebutkan secara langsung dalam Injil yang keempat. Pengamatan ini mudah dipahami, jika Yohanes sendiri adalah penulisnya.
Juga, walaupun dalam Injil yang keempat nama orang dicatat supaya tidak dapat dibingungkan (seperti misalnya dalam pasal 14:22; 11:16; dan 6:71) Yohanes Pembaptis hanya disebut "Yohanes". Jikalau Rasul Yohanes adalah penulis, maka kekecualian ini dapat dipahami. Para pembaca yang tahu bahwa Rasul Yohanes menulis Injil Yohanes, tidak bingung dengan identitas Yohanes yang membaptiskan orang.
Ada satu masalah dengan pendapat ini, bahwa Rasul Yohanes adalah penulis, yaitu bukankah agak aneh jika orang menyebut dirinya dengan julukan "murid yang dikasihi Yesus"? Memang harus diakui bahwa hal ini luar biasa, tetapi lebih aneh lagi jika julukan tersebut dipakai mengenai orang lain! Jikalau seandainya julukan "murid yang dikasihi Yesus" menujuk kepada orang lain, bukankah ada nada iri hati di dalamnya? "Dia lebih mengasihi orang itu daripada kita!" Tetapi jika julukan itu dipakai mengganti nama penulis, ada dua kesan yang muncul. Satu, dia yang merasa dikasihi merayakan kasih itu dengan sukacita, dan dua, dengan rendah hati dia tidak mau memakai namanya sendiri. "Biarlah identitasku sebagai Yohanes hilang - aku adalah 'murid yang dikasihi Yesus!'"
Jadi dalam pembahasan identitas penulis Injil yang keempat kita menemui suatu pelajaran rohani yang sangat indah, yaitu bahwa tampaknya penulis Injil keempat rindu supaya identitasnya sebagai Yohanes anak Zebedeus tenggelam dalam suatu identitas yang jauh lebih indah, yaitu "murid yang dikasihi Yesus", suatu identitas yang mengandung pemahaman kehidupan rohani yang dewasa dan mantap.6
Dari segi pernyataan-pernyataan bapa-bapa gereja, pada tahun 180 M7 Theophilus dari Antiokhia menulis secara jelas bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Injil yang keempat. Setelah itu, Irenius,8 Clement dari Aleksandria, dan Tertullianus mengaku Rasul Yohanes sebagai penulis. Antara bapa-bapa gereja yang awal, tidak ada yang menyangkal Yohanes sebagai penulis Injil yang keempat.
Oleh karena gaya tulisan Injil yang keempat begitu berbeda dengan kaya tulisan Kitab Wahyu, maka ada sarjana yang berpendapat bahwa penulisnya harus juga berbeda, tetapi kesimplan tersebut tidak tahan uji. Tampaknya Yohanes tidak bebas untuk ditemani oleh sahabat-sahabat di Patmos, di mana dia menerima visi yang dia tulis yang kita sebut Kitab Wahyu. Mungkin pada waktu dia menulis Injil Yohanes dia ditemani sahabat-sahabat, dan salah satu dari sahabat itu menjadi juru tulis bagi dia, sama seperti Silwanus menolong Rasul Petrus untuk menulis suratnya (lihatlah 1 Petrus 5:12, yang berkata, "Dengan perantaraan Silwanus, yang kuanggap sebagai seorang saudara yang dapat dipercayai, aku menulis dengan singkat kepada kamu...") atau seperti Tertius menolong Paulus untuk menulis Surat Roma (lihatlah Roma 16:22). Sampai sejauh mana seorang juru tulis Yunani bebas untuk memilih kata atau bentuk tata bahasa, sulit dipastikan. Singkatnya, mungkin perbedaan antara gaya tulis Injil Yohanes dan gaya tulis Kitab Wahyu dikarenakan peranan juru tulis yang membantu Rasul Yohanes.
Sebagai kesimpulan, tidak dapat dibuktikan bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Injil yang keempat, tetapi bukti yang kuat mengarah ke pendapat itu. Juga, walaupun sarjana-sarjana tertentu menolak pengertian tersebut, tetapi pendapat mereka mengenai siapa yang menulis Injil yang keempat, kurang meyakinkan.9 Maka kami menerima Yohanes anak Zebedeus sebagai penulis Injil Yohanes.
Tahun Penulisan
Sulit sekali untuk menentukan tahun penulisan Injil Yohanes. Sebagian kecil dari sebuah naskah dari Injil Yohanes, yang disalin awal abad pertama10 sudah ditemui di Mesir. Mengingat bahwa naskah tersebut harus disalin dan dibawa ke Mesir, maka kita dapat yakin bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum tahun 100 M.
Selain itu, sangat sulit untuk membuktikan tahun penulisan Injil Yohanes. Banyak sarjana memilih tahun 95 M, tetapi alasan mereka tidak kuat.11 Beberapa sarjana yang lain berkata bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum Bait Allah dimusnahkan oleh pasukan Roma. Pendapat tersebut berdasarkan Yohanes 5:2, yang berkata "Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda...." Pernyataan ini menjadi penting dalam pembahasan tahun penulisan Injil Yohanes, karena istilah "ada " memakai Present Tense. Hampir seolah-olah Yohanes berkata, "...saat ini, masih ada sebuah kolam...." Tetapi bukti ini juga diperdebatkan, karena Rasul Yohanes sering memakai Present Tense untuk hal yang sebenarnya sudah masa lalu.12
Mungkin mereka yang tidak menerima pemakaian Present Tense ini sebagai bukti bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum Bait Allah dimusnahkan, belum menyadari dahsyatnya peristiwa tersebut bagi orang-orang Yahudi. Memang Present Tense itu dapat dipakai untuk hal-hal yang terjadi pada masa lalu, tetapi bukan dalam konteks Yohanes 5:2. Sama seperti Present Tense tidak mungkin dipakai mengenai ibu kita sendiri, setelah dia meninggal, demikian juga Present Tense tidak mungkin dipakai oleh seorang Yahudi mengenai sesuatu yang sudah dihancurkan oleh pasukan Roma di Yerusalem! Peristiwa tersebut terlalu pahit dan tragis; tampaknya sulit memahami bagaimana Present Tense dapat dipakai oleh orang Yahudi mengenai kolam Betesda setelah tahun 70 M.
Maka ada kemungkinan besar bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum tahun 70 M, tetapi sebaiknya kesimpulan ini dianggap kemungkinan saja. Sebenarnya tahun penulisan Injil Yohanes tidak dapat dipastikan.
Teologi dan Sejarah dalam Injil Yohanes
"Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya" (Yohanes 20:30-31).
Mari kita mempertimbangkan dua pertanyaan mengenai Injil Yohanes. Apakah benar bahwa Yohanes menyusun suatu ceritera dengan maksud yang bersifat teologis (seperti dikatakan di atas), sehingga fakta-fakta tidak terlalu penting bagi dia, asal teologi yang dia sampaikan adalah benar? Ataukah dia menyusun suatu ceritera yang benar, tetapi teologinya kurang? Dua-duanya harus dijawab dengan "Tidak!" Yohanes memang mempunyai suatu maksud yang bersifat teologis, tetapi tepatnya fakta-fakta yang dia catat tidak rugi demi kepentingan Teologinya! Teologi dan sejarah tidak berlawanan. Teologi yang benar mempunyai akar dan dasar di dalam èsejarah yang benar.
Ini penting sekali pada zaman Yohanes, karena rupanya dia menghadapi suatu cenderungan yang sesat yang akan berkembang pada abad yang ke dua menjadi ajaran Docetisme. Filsafat ini berkata bahwa Allah tidak menjelma menjadi manusia, hanya kelihatannya Dia menjadi manusia, kelihatannya Dia disalibkan. Penganut Docetisme berkata bahwa tidak apa-apa Dia tidak sungguh menjelma menjadi manusia- cukuplah kalau ada roh, sesuatu yang seperti manusia, yang datang untuk melayani kita di muka bumi yang najis ini.... Tetapi Yohanes menolak cenderungan ini dengan banyak perkataan di dalam Injilnya dan suratnya. Dia berkata bahwa "Firman itu menjadi manusia" (Yohanes 1:14) dan "Apa yang telah... kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami..." (1 Yohanes 1:1). Jelas dia mau menolak ajaran yang berkata bahwa Yesus Kristus adalah sesuatu yang hanya seperti manusia saja. Dia bersaksi bahwa Kristus betul-betul menjelma menjadi manusia, dan kenyataan sejarah ini menjadi dasar iman kita. Sehingga Teologi dan sejarah tidak perlu dipisahkan.
Ini juga penting pada zaman kita, karena sarjana-sarjana liberal dan sarjana-sarjana neo-orthodoks berusaha untuk memisahkan apa yang sebenarnya terjadi dari apa yang diimani (Teologi). Mereka mau memisahkan kebenaran dari fakta-fakta. Tetapi kebenaran yang mana tidak didukung dengan fakta-fakta/kenyataan? Ini menjadi mistikal, dan ini bukan maksud dari Yohanes. Yang berikut adalah suatu contoh dari pikiran tersebut:
Kita boleh membedakan hal fakta dari hal iman. Mungkin Yesus sebenarnya turun dari Daud... tetapi seandainya tidak, Dia masih bisa menjadi Kristus... asal Dia menggenapi persyaratan-persyaratan rohani yang tepat... Tidak apa-apa kalau Dia bukan Anak Daud dalam arti jasmani... Mungkin Dia adalah anak Daud sama seperti Yohanes Pembaptis adalah Elia, dalam roh dan kuasa... Paulus bukan seorang rasul dalam arti yang picik, dia bukan salah satu dari mereka yang menyertai Yesus, tetapi dia memang adalah rasul.
Kita menolak pola pikiran ini karena iman kita mempunyai dasar dalam sejarah. Kebangkitan Kristus, misalnya, adalah suatu peristiwa yang terjadi, bukan di dalam hati pengikut-Nya, tetapi dalam kenyataan.
Semua ini mungkin menjadi lebih jelas kalau kita memikirkan satu contoh dari Injil Yohanes, daripada teori ini. Suatu contoh yang tepat terdapat di dalam Injil Yohanes 4:1-26. Perlu diamati lebih dahulu bahwa tidak ada satu petunjukpun yang memberi kesan bahwa peristiwa ini merupakan suatu perumpamaan atau mitos. Bahkan peristiwa ini ada di dalam konteks perjalanan Tuhan Yesus dari Yudea ke Galilea (Dua tempat yang nyata, bukan tempat dongeng) oleh karena masalah dengan orang-orang Farisi (Yohanes 3:25-25 dan 4:1). Ini bersifat sejarah yang nyata. Tetapi peristiwa ini juga mengandung banyak Teologi, di mana sistem agama lama dibandingkan dengan apa yang Yesus tawarkan, sifat Kristus dinyatakan, tawaran karunia dari Roh Allah digambarkan.... Ini penuh dengan Teologi. Apakah sejarah itu disesuaikan/diubahkan untuk membawa arti Teologi? Ataukah Teologi itu disesuaikan/diubahkan untuk membawa sejarah? Tidak. Kalau Allah kita benar, maka seluruh sejarah manusia menyatakan sesuatu mengenai Dia. "History is His Story." Peristiwa-peristiwa yang tertentu lebih menyatakan Dia daripada peristiwa-peristiwa yang lain. Misalnya, peristiwa tersebut dari Yohanes 4 menyatakan Dia, dan justru ini sebabnya peristiwa ini dipilih untuk masuk Injil Yohanes.
Morris13 bertanya, "Apa arti teologis dari sesuatu yang tidak pernah terjadi?" Dia juga memperbedakan perumpamaan dari peristiwa yang mengandung Teologi. "Melalui perumpamaan kita berkata, 'Kebenaran Allah adalah seperti ini.' Maka apa ceritera itu betul-betul terjadi atau tidak, ini tidak perlu dipermasalahkan. Ceritera itu adalah suatu ilustrasi. Setiap orang mengerti ini.... Tetapi kalau kita berkata, 'Kebenaran Allah dinyatakan di dalam peristiwa ini,' atau 'Anugerah Allah dinyatakan dalam peristiwa itu,' ini lain lagi. Kalau kita berkata seperti itu, tetapi peristiwa itu tidak pernah terjadi, maka kita tidak bisa berkata bahwa sebenarnya kebenaran Allah dinyatakan.... Apakah Yohanes menceriterakan pikiran dia sendiri mengenai Allah, ataukah dia menceriterakan apa yang pernah Allah lakukan? Kita tidak boleh mengecilkan bedanya di antara dua pendekatan ini, 1) 'Kebenaran Allah adalah seperti-' dan 2) 'Kebenaran Allah menjadi kelihatan di dalam.'" Morris juga menjelaskan bahwa sarjana-sarjana yang berkata bahwa yang penting bagi Yohanes adalah teologi dan bukan sejarah, bukan fakta-fakta, justru mereka yang berkata bahwa dia menghadapi melawan ajaran Docetisme, yang berkata bahwa Kristus hanya kelihatannya lahir, hanya kelihatannya ini dan itu. Tetapi dua pendapat ini yang mereka pegang saling berlawanan.
Tujuan Utama
Injil Yohanes 20:31 berkata, "... semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Sebaiknya kita menerima pernyataan ini dari penulis Injil Yohanes sebagai pernyataan tujuan utama Injil Yohanes. Tujuannya penginjilan. Khas ini menjadi lebih nyata lagi jika pernyataan tadi dibandingkan dengan 1 Yohanes 5:13, yang berkata, "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." 1 Yohanes ditulis untuk meyakinkan orang percaya bahwa mereka sungguh memiliki hidup yang kekal, sedangkan Injil Yohanes ditulis supaya orang yang belum percaya dapat percaya bahwa Yesuslah Mesias.14 Yohanes menulis Injilnya untuk meyakinkan orang bahwa Yesus adalah Mesias yang mereka rindukan. Menurut Carson,15 tata bahasa dari Yohanes 20:31 menunjukkan bahwa para pembaca pertama sudah memahami arti dari istilah "Mesias" dan istilah "Anak Allah". Yohanes mau meyakinkan mereka yang sudah merindukan kedatangan "Harapan Israel", Mesias, bahwa Yesus adalah yang sudah menggenapi dan akan menggenapi harapan tersebut. Yesus adalah Mesias yang mereka harapkan. Dengan kata lain, Injil Yohanes ditulis untuk menginjili orang Yahudi dan orang kafir yang masuk agama Yahudi.16
Ada penafsir yang tidak setuju dengan pengertian tersebut. Mereka berkata bahwa Yohanes 1:38, di mana istilah "Rabi" diterjemahkan "Guru", dan Yohanes 1:41 di mana istilah "Mesias" diterjemahkan "Kristus", menjadi bukti bahwa Injil Yohanes diperuntukkan orang bukan Yahudi, karena semua orang Yahudi sudah mengerti bahwa "Rabi" berarti "Guru", dan "Mesias" berarti "Kristus". Sebenarnya ini menjadi argumentasi yang kuat, tetapi kita harus melihat lebih dalam. Bukankah istilah Yunani, yaitu "Litostrotos" (dalam pasal 19:13) diterjemahkan bagi orang yang lebih biasa dengan bahasa Ibrani/Aram ("Gabata")? Apakah nas ini membuktikan kesimpulan yang sebaliknya? Juga, istilah "Anak Manusia", "nabi yang akan datang" (1:21), dan "Iblis" (13:2) tidak dijelaskan. Lebih dari itu, ada beberapa pemahaman yang menjadi persyaratan untuk sungguh memahami Injil Yohanes, yaitu pemahaman yang pasti dipahami oleh orang Yahudi. Misalnya, dalam Injil Yohanes ada hubungan yang erat antara hari raya orang Yahudi dan Tuhan Yesus, yang hanya ditangkap oleh orang Yahudi.17
Dapat disimpulkan bahwa Injil Yohanes ditujukan terutama untuk orang Yahudi, tetapi Yohanes menterjemahkan istilah "Rabi" dan "Mesias" supaya pembaca yang lain, yang bukan sasaran utama, tidak menjadi bingung.
Walaupun tujuan utama dari Injil Yohanes adalah untuk menginjili orang Yahudi, tetapi orang bukan Yahudi dapat diinjili melaluinya. Selain itu, orang percaya juga dapat ditolong melalui Injil Yohanes. Bukankah Titus 2:11-12 berkata, "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini."
Injil Kristus berguna, baik untuk menyelamatkan orang yang belum percaya, maupun untuk meningkatkan kehidupan rohani orang percaya. Namun demikian, sebaiknya kita tetap ingat bahwa tujuan utama dari Injil Yohanes adalah untuk menginjili orang Yahudi.
Kepercayaan Para Pembaca Pertama
Kalau pesan yang Yohanes sampaikan akan dimengerti, kita perlu mengerti latar belakang Injil ini, untuk supaya kita bisa mengerti masalah-masalah dan kepercayaan-kepercayaan yang dihadapi Yohanes.
Filsafat Docetisme berkata bahwa Kristus sebenarnya tidak menjelma menjadi manusia, tetapi Dia hanya "kelihatannya" menjadi manusia. Dia hanya kelihatannya hidup di tanah Israel, dan hanya rupanya disalibkan. Yang mereka lihat adalah semacam roh yang mereka pikir adalah Kristus. Roh itu sepertinya makan roti dan ikan, dan sebagainya. Nama Docetisme diambil dari sebuah kata18 dalam bahasa Yunani yang berarti "rupanya", atau "kelihatannya". Bagi mereka, tidak mungkin Allah sendiri akan betul-betul menjelma menjadi manusia di dunia yang najis ini, dan tidak mungkin Allah yang Maha Suci bisa mengenakan daging manusia yang penuh dengan dosa. (Mereka memegang suatu pandangan hidup dari Plato yang berkata bahwa ide dan Allah itu suci, dan sama sekali terpisah dari daging dan bumi yang najis dan berdosa. Dualisme ini kebetulan mirip pandangan hidup Kebatinan!)
Kurang jelas kapan filsafat ini muncul, tetapi kalau kita menerima Rasul Yohanes sebagai penulis dari Injil keempat pada abad pertama, maka Injil Yohanes mendahului Docetisme sebagai suatu gerakan filsafat. Ada suatu kemungkinan bahwa Yohanes pernah dengar ajaran yang berbau Docetisme, walaupun gerakan itu belum dewasa. Seandainya Yohanes mendengar ajaran seperti itu, jelas sekali dia tidak bisa setuju. Suatu "roh" di kayu salib tidak akan mengeluarkan darah dan air (Yohanes 19:34). Suatu "roh" di sumur Yakub tidak mungkin menjadi "letih oleh perjalanan" (Yohanes 4:6). Boleh juga membandingkan Yohanes 1:14 dan 1 Yohanes 1:1 ("...yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan yang telah kami raba dengan tangan kami....") Jelas ini sama sekali tidak cocok dengan ajaran Docetisme, malah rasanya menentang sekali. Yohanes tidak malu mengatakan bahwa Allahnya sudah menjelma menjadi manusia. Boleh dikatakan Yohanes merayakan inkarnasi Allah dengan sukacita.
Apakah Yohanes bermaksud untuk melawan Docetisme, atau hanya kebetulan saja Injilnya dan suratannya bertentangan dengan Docetisme? Ini boleh menjadi bahan pikiran sewaktu kita mengamati Injil Yohanes.
Filsafat Gnosticisme mirip sekali dengan Docetisme. Tokoh-tokoh Gnosticism seperti Heracleon (th. 170 M) suka mengutip dan menafsirkan Injil Yohanes. Pada umumnya orang Gnostic menganggap diri mereka sebagai orang Kristen, kecuali yang ikut Mandaisme yang mungkin mulai pada tahun 700.19 Tetapi pada abad yang ke dua sudah ada orang yang menafsirkan Alkitab Kristen secara Gnostic. Docetisme menjadi suatu kunci dalam pola pikiran mereka.
Ladd20 menceriterakan mengenai pola pikiran Yunani yang berkembang sampai titik Gnosticism. Menurut ajaran Gnosticisme kenyataan terdiri dari dua alam, yaitu ada alam atas (noumenal) yang tidak kelihatan, tidak berubah, tetapi kekal, dan lebih penting. Ada juga alam yang kelihatan, yang jasmani. Alam ini, dan tubuh manusia, tidak jahat, hanya menjadi beban pada alam atas, termasuk jiwa manusia, sehingga mereka mengatakan bahwa tubuh21 adalah kuburan atau rumah penjara22 untuk jiwa. Manusia yang berhikmat adalah dia yang menguasai keinginan-keinginan tubuhnya. Kalau mereka cukup berhasil kematian mereka menjadi keselamatan mereka, karena mereka bebas dari tubuh. Jadi keselamatan ini tergantung usaha dan pengertian (gnosis) mereka. "Hermetica" adalah suatu kumpulan karangan agamawi yang ditulis di Mesir pada abad ke dua dan ke tiga. Salah satu karangan itu berjudul "Poimandres". Karangan ini mulai dengan suatu visi dari terang yang tak terbatas. Terang itu disebut Allah. Dia ada di atas lautan kegelapan yang kacau. Logos/Anak Allah itu muncul dari terang dan memisahkan unsur-unsur yang atas dari yang bawah. Dunia diciptakan dari unsur yang bawah, yaitu tanah dan air. Dunia, tanah, air, semua ini tanpa akal, tanpa "nous", tanpa pikiran. Manusia diciptakan dari terang/nous itu, sehingga dia punya akal dan pikiran, tetapi manusia jatuh cinta dengan ciptaan itu sehingga dia jatuh dari terang dan jadi campur dengan apa yang tidak bernous, yang bawah, yang tidak punya pikiran. Akibatnya manusia bisa mati karena dia mempunyai tubuh, tetapi dia juga bisa kekal karena akalnya. Gnosticism ini cukup awal. Gnosticism yang lebih berkembang menganggap tubuh jahat. Ini boleh disebut "dualisme Yunani" karena ada dua pihak yang berlawanan, yaitu apa yang jasmani dan apa yang rohani.
Kalau Yohanes pasal 1 dibaca dengan mengingat filsafat ini banyak persamaan menjadi nyata, antara lain ada "Firman"/logos, terang, dan dunia. Sebelum Gulungan Laut Mati ditemui dan diselidiki, banyak sarjana berpendapat bahwa pasti Yohanes sangat dipengaruhi oleh dualisme tersebut, dan kepercayaan Yunani yang diceriterakan di atas. Tetapi di dalam Gulungan Laut Mati istilah-istilah ini, misalnya terang dan kegelapan, banyak dipakai, sehingga tidak bisa dikatakan lagi bahwa pemakaian istilah-istilah itu menunjuk pada suatu pengaruh Yunani, karena istilah-istilah itu dipakai dalam Gulungan Laut Mati yang sangat asli Yahudi.
Paling tidak kita bisa yakin bahwa Yohanes menulis sesuatu yang rasanya tidak asing bagi orang Yunani, walaupun apa yang dia katakan pasti baru bagi mereka, dan tidak sama dengan kepercayaan mereka. Dengan kata lain, Injil Yohanes adalah suatu contoh kontekstualisasi yang mantap. Penyampaian bebannya atau beritanya sesuai dengan kebiasaan orang Yunani, tetapi apa yang dia sampaikan tidak diubahkan dan sama sekali tidak ada sinkretisme. "Hidangannya" disesuaikan supaya bisa diterima, tetapi beritanya tetap murni.
Pada zaman Yohanes Agama Yahudi memiliki aliran-aliran dan sistem kepercayaan yang berbeda-beda. Kepercayaan dan kebiasaan Farisi, Saduki, dan Qumran jauh berbeda, dan rakyat biasa merasa jauh dari golongan-golongan ini.
Orang Saduki adalah "orang kraton" pada zaman Yohanes. Mereka dari lapisan masyarakat yang atas, dan mereka menguasai Bait Allah dengan imam-imamnya dan segala pengorbanannya. Tetapi orang-orang Saduki kehilangan markas waktu "kraton" mereka, yaitu Bait Allah, dihancurkan oleh pasukan Roma pada tahun 70, sehingga mereka tidak mewariskan apa-apa yang bisa kita pelajari untuk mengerti ajaran mereka. Ternyata mereka hanya menerima Lima Kitab Musa, dan menolak kebangkitan dari maut dan adanya malaikat. Pandangan dan peraturan mereka sangat konservatif dibandingkan dengan orang Farisi, sesuai dengan jabatan mereka dan keadaan sosial mereka. Istilah Saduki tidak dipakai dalam Injil Yohanes, mungkin karena mereka sudah tidak begitu penting dalam agama Yahudi setelah tahun 70.
Orang Farisi tidak tergantung pada Bait Allah. "Sinagoge" (rumah ibadah Yahudi) adalah markas mereka, dan memang mereka duduk di "Kursi Musa" di dalam sinagoge (Matius 23:2). Mereka adalah keturunan rohani dari orang Yahudi yang berhasil melawan Antiokhus Epifanes pada tahun 175-163 SM. Mereka menerima seluruh Perjanjian Lama sebagai Hukum yang Tertulis, dan mereka juga menerima Hukum Lisan, yaitu tradisi lisan yang menurut mereka juga berasal dari Musa. Walaupun mereka juga menderita karena Bait Allah hancur pada tahun 70, tetapi dari segi pengaruh mereka, mereka menang karena tidak dilawan lagi oleh orang Saduki. Kita tidak punya apa-apa dari karangan mereka, tetapi Mishna dan Talmud (tafsiran dari Mishna) rupanya mencerminkan ajaran mereka dengan jelas. Mishna dan Talmud ditulis oleh guru-guru (rabi-rabi) besar. Mereka tidak menekankan teologi tetapi peraturan agama, misalnya, ikatan-ikatan yang mana boleh diikat pada hari Sabat, dan sebagainya. Pola pikiran mereka sangat nyata di dalam Injil Yohanes. Seorang sarjana Yahudi modern pernah berkata bahwa di antara ke empat Injil, Injil Yohanes adalah yang paling berbau Yahudi. Banyak dari perkataan Tuhan Yesus sama dengan perkataan rabi-rabi, misalnya, Yohanes 1:39, "Marilah dan kamu akan melihatnya." Menurut Yosefus23 ada 6.000 orang Farisi pada zaman Yosefus.
Seperti disebutkan di atas, kosa kata tulisan Qumran (Gulungan Laut Mati) mirip kosa kata Yohanes, sampai ada juga sarjana yang berpendapat bahwa Yohanes sendiri adalah warga Qumran (tempat Gulungan Laut Mati) karena dia suka memakai istilah yang disukai mereka. Selain kosa kata yang mirip (dengan istilah seperti hidup kekal, terang dan kegelapan, kebenaran dan kesalahan, murka Allah, terang hidup, roh kebenaran, dan anak-anak terang) ada juga baptisan, perjamuan yang suci, dualisme baik dan jahat, dan "guru kebenaran". Tetapi sarjana itu juga sadar bahwa ada perbedaan yang penting di antara pikiran Yohanes dan pikiran Qumran, maka sarjana itu berkata bahwa Yohanes diam berberapa lama di Qumran, lalu dia keluar karena tidak sependapat dengan mereka. Menurut teori itu, persamaannya karena dia pernah ikut mereka, dan perbedaannya karena dia keluar dari sana. Tipislah, teori ini.
Perjanjian Lama merupakan suatu unsur dari latar belakang Injil Yohanes yang penting sekali. Kalau kita membaca Yohanes 1:1, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" memang kita akan mengingat Kejadian 1:1, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." Juga, Yohanes 1:3 berkata bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Firman itu, dan ini juga cocok dengan apa yang diceriterakan di dalam Kejadian 1:3, 6, 9, 11, 14, 20, 24, dan 26, yaitu "Berfirmanlah Allah...." Kitab Kejadian juga bersaksi bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Firman-Nya. Memang Perjanjian Lama tidak menyatakan bahwa Firman Allah itu adalah pribadi dan bukan kata saja, sehingga dapat dikatakan bahwa Injil Yohanes mempergunakan latar belakang Perjanjian Lama, dan orang Ibrani akan mengerti apa yang Yohanes katakan, tetapi dia juga memperkembangkan apa yang dijelaskan di dalam Perjanjian Lama, dengan istilah-istilah yang dapat dimengerti oleh mereka.
Injil Yohanes adalah suatu contoh kontextualisasi yang luar biasa. Dikontextualisasikan baik untuk orang Yunani maupun untuk orang Ibrani, walaupun kebudayaan mereka masing-masing sangat berbeda. Injil ini merupakan suatu mujizat kontextualisasi!
Hubungannya dengan Injil Matius, Markus dan Lukas
Membandingkan Injil Yohanes dengan Injil Sinoptik mengemukakan beberapa pengamatan yang mungkin berguna untuk mengarahkan pelajaran kita. Turner dan Mantey24 menguraikan perbedaan-perbedaan di antara Injil Yohanes dan Injil Sinoptik (yaitu Injil Matius, Markus, dan Lukas) yang cukup lengkap.
Gaya Yohanes berbeda dari Matius, Markus, dan Lukas. Dalam Injil Sinoptik itu perikopnya pada umumnya singkat, dan cepat pindah dari satu peristiwa kepada peristiwa yang lain. Ini bisa dibandingkan dengan Yohanes yang menyusun perikop yang lebih panjang, dan tidak cepat meloncat pada perikop yang berikut. Yohanes tidak menceriterakan banyak peristiwa, tetapi dia menceriterakan yang sedikit itu secara perinci. Turner berkata bahwa gaya Yohanes lebih "santai" daripada gaya Injil Sinoptik. "Perumpamaan" yang ada dalam Injil Yohanes sangat berbeda dengan perumpamaan yang ada dalam Injil Sinoptoik, dan Yohanes tidak mencatat pepatah kata yang mudah diingat seperti yang ada di dalam ketiga Injil Sinoptik.
Secara geografis Yohanes berbeda dari yang lain juga. Ke tiga Injil Sinoptik menekankan pelayanan Tuhan Yesus di Galilea, dan Perea (Lukas), dan baru pada minggu terakhir pindah ke Yerusalem. Tetapi Yohanes banyak menceriterakan mengenai apa yang terjadi di Yerusalem waktu Tuhan Yesus mengunjungi kota itu karena perayaan Hari Paskah.
Kosa kata Yohanes juga berbeda dari yang lain karena jumlah kata lebih sedikit, dan juga istilah-istilahnya sederhana dan padat dengan arti, seperti "terang, hidup, dunia, kegelapan, kebenaran, kemuliaan, percaya, mengetahui, jam" dan sebagainya.
Banyak peristiwa dan hal tidak disebut oleh Yohanes. Inilah daftar Turner: kelahiran Yesus, 30 tahun yang pertama dalam kehidupan-Nya di bumi, kelahiran dan kematian Yohanes Pembaptis, baptisan dan pencobaan Yesus, perubahan rupa-Nya di atas gunung, Perjamuan Suci yang pertama, doa-Nya di Taman Getsemeni, pengadilan di hadapan Kaiyafas, peristiwa kenaikan-Nya, pelepasan dari roh jahat, orang sakit kusta, ahli hukum, pemungut cukai, orang Saduki, daftar ke dua belas rasul, Khotbah di Bukit dan Khotbah di Daratan, panggilan orang berdosa untuk bertobat, neraka, dan semua perumpamaan. Hampir semua di daftar ini cukup penting di dalam Injil Matius, Markus, dan Lukas, tetapi sama sekali tidak disebutkan oleh Yohanes.
Perlu juga dikatakan bahwa Injil Yohanes juga berbeda dari Injil Sinoptik karena 90% dari bahannya tidak ada di dalam Injil Sinoptik. Hanya Yohanes saja yang mencatat percakapan Yesus dengan Nikodemus, panggilan lima murid-Nya, pernikahan di Kana, percakapan Yesus dengan wanita itu di sumur Yakub, mujizat di kolam Siloam dan Betesda, kebangkitan Lazarus, 14 percakapan yang mengikuti suatu pola yang sama (pertanyaan, jawaban Yesus yang sulit dimengerti, kesalah pahaman, dan keterangan Yesus), pernyataan yang memakai ungkapan "Aku adalah"25, istilah Paraklete (suatu sebutan Roh Allah) dan perwujudan Tuhan Yesus di Danau Galilea setelah Dia bangkit. Carson26 mengamati bahwa Injil Sinoptik tidak menyamakan Yesus dengan Allah secaralangsung, seperti apa yang tampak dalam Injil Yohanes pasal 1:1, 18 dan 20:28.
Perbedaan-perbedaan ini cukup mengesankan. Suatu pertanyaan muncul, yaitu, "Mengapa?" Mengapa tidak ada perumpamaan di dalam Injil Yohanes? Mengapa tidak ada orang yang dilepaskan dari kerasukan setan di dalam Injil Yohanes? Mengapa neraka tidak disebut di dalam Injil ini? Apakah jawabannya terdapat di dalam Teologi Yohanes?
Kalau perbedaan gaya dan kosa-kata dipikirkan, mudah diterima bahwa Yohanes mau menekankan sesuatu yang lain dari Injil Sinoptik, atau katakanlah dia mau melihat pelayanan Tuhan Yesus dari segi pandangan yang lain. Tetapi daftar pokok yang sama sekali tidak disebut agak mengesankan. Seolah-olah dia dengan sengaja mengambil keputusan untuk tidak menyebut anak-anak! Mengapa?
Carson menekankan bahwa ada perbedaan yang nyata, seperti apa yang dicatat di atas, tetapi ada juga kesamaan yang penting, misalnya peristiwa di mana 5000 orang diberi makan (Markus 6:32-44 dan Yohanes 6:1-15) dan di mana Dia berjalan di atas air (Markus 6:45-52 dan Yohanes 6:16-21. Juga ada kesamaan antara perkataan Tuhan Yesus: Markus 9:37-38 dan Yohanes 4:35; Markus 6:4 dan Yohanes 4:44; Matius 25:46 dan Yohanes 5:29; Matius 11:25-27 dan Yohanes 10:14-15, dst.27
Lebih penting lagi adalah nas-nas di mana Yohanes dan ketiga Injil Sinoptik saling mengisi, saling menjelaskan. Misalnya, hanya Yohanes yang menjelaskan mengapa Petrus dapat masuk ke halaman istana Imam Besar (pasal 18:15-16) tetapi Injil Markus 14:54 hanya berkata bahwa dia masuk ke situ. Kerelaan murid-murid Tuhan Yesus untuk mengikuti Dia sesaat mereka dipanggil dalam Injil Matius 4:18-22, sulit dipahami, keculi kita memahami bahwa mereka sudah mengenal Dia sebelum waktu itu (Yohanes 1:35-51). Dan sebaliknya keraguan Filipus untuk memperkenalkan orang-orang bukan Yahudi kepada Tuhan Yesus dalam Yohanes 12:21-22 sulit dipahami dalam Injil Yohanes, kecuali kita memahami Matius 10:5-6, di mana Tuhan berkata, "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."28
Morris29 menjelaskan kemungkinan bahwa ketiga Injil Sinoptik memberi ajaran Rabi Yesus yang dimaksudkan untuk umum, yaitu ajaran yang formal. Sesuai dengan pola rabi-rabi Israel, ajaran tersebut harus dihafal dan diteruskan kepada generasi yang berikut. Tetapi selain ajaran itu, ada juga ajaran-Nya yang dimaksudkan untuk murid-murid-Nya dan ajaran yang bersifat lebih spontan. Menurut konsep ini, ajaran yang bersifat spontan dan akrab itu ditulis dalam Injil Yohanes. Morris tidak yakin bahwa hal ini merupakan sebabnya Injil Sinoptik dan Injil Yohanes begitu berbeda, tetapi pendekatan ini menyatakan bahwa kita tidak harus menolak Injil Yohanes hanya karena Injil Yohanes berbeda dari ketiga Injil Sinoptik.
Injil Yohanes dan Kanon Alkitab
Morris30 menjelaskan bahwa Injil Yohanes sangat disukai oleh pengikut ajaran Gnostik. Oleh karena Injil Yohanes sering dikutip oleh orang Gnostik, maka pengikut Kristus yang lain, yang tidak memeluk ajaran sesat itu, mula-mula segan mengutip dari Injil Yohanes. Mereka lebih sering mengutip dari ketiga Injil Sinoptik. Lama-kelamaan mereka mengerti bahwa justru Injil Yohanes yang paling tepat untuk dikutip melawan Gnosticisme, dan Injil Yohanes menjadi sangat popular.
Walaupun Injil Yohanes sering dikutip untuk mendukung ajaran sesat, tetapi status Injil Yohanes sebagai Firman Allah tidak diragukan oleh bapa-bapa gereja. Tempatnya di dalam kanon Firman Tuhan kuat sekali.
Hagelberg: Yohanes (Garis Besar) GARIS BESAR
I. KATA PENGANTAR (1:1-18)
II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
A. Pengantar pada Pelayanan Y...
GARIS BESAR
- I. KATA PENGANTAR (1:1-18)
- II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
- A. Pengantar pada Pelayanan Yesus (1:19-51)
- 1. Hubungan antara Yohanes Pembaptis dan Yesus (1:19-28)
- 2. Kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus (1:29-34)
- 3. Yesus mendapat murid-murid pertama (1:35-42)
- 4. Yesus mendapat dua murid lagi (1:43-51)
- B. Pelayanan yang Awal: Tanda, Perbuatan, dan Kata (2:1-4:45)
- 1. Tanda pertama: air menjadi anggur (2:1-11)
- 2. Pedagang-pedagang diusir dari Bait Allah (2:12-17)
- 3. Yesus mengganti Bait Allah (2:18-22)
- 4. Iman yang tidak memuaskan (2:23-25)
- 5. Yesus dan Nikodemus (3:1-15)
- 6. Penjelasan panjang I (3:16-21)
- 7. Kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus diteruskan (3:22-30)
- 8. Penjelasan panjang II (3:31-36)
- 9. Yesus dan perempuan Samaria (4:1-42)
- 10. Tanda kedua: anak pegawai istana disembuhkan (4:43-54)
- C. Oposisi Timbul: tambah tanda, perbuatan, dan kata (5:1-7:52)
- 1. Penyembuhan di Kolam Betesda (5:1-15)
- 2. Tanggapan Yesus pada oposisi (5:16-47)
- 3. Lima ribu orang diberi makan (6:1-15)
- 4. Yesus berjalan di atas air (6:16-21)
- 5. Khotbah Roti Hidup (6:22-58)
- a. Yesus dicari orang banyak (6:22-26)
- b. Manna yang benar (6:27-34)
- c. Yesus sebagai Roti Hidup (6:35-48)
- d. Makan daging Anak Manusia (6:49-58)
- 6. Pendapat yang terbagi dua dan Inisiatif Ilahi (6:59-71)
- 7. Keraguan (7:1-13)
- 8. Di hari raya Pondok Daun (7:14-44)
- a. Ajaran Yesus yang berwewenang (7:14-24)
- b. Siapakah Yesus Kristus? (7:25-36)
- c. Janji Roh (7:37-44)
- 9. Ketidak percayaan para pemimpin Yahudi (7:45-52)
- D. Konfrontasi yang Radikal: puncak tanda, perbuatan, dan kata (8:12-10:42)
- 1. Di hari raya Pondok Daun II: perdebatan Yesus dengan "orang-orang Yahudi" (8:12-59)
- a. Wewenang ajaran Yesus (8:12-20)
- b. Asal-usul wewenang Yesus (8:21-30)
- c. Anak-anak Abraham (8:31-59)
- 2. Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir (9:1-41)
- a. Tanda itu sendiri (9:1-12)
- b. Penyelidikan orang-orang Farisi (9:13-34)
- i. Penyelidikan yang pertama (9:13-17)
- ii. Orangtuanya diselidiki (9:18-23)
- iii. Penyelidikan yang kedua (9:24-34)
- c. Penglihatan orang buta dan kebutaan orang yang dapat melihat (9:35-41)
- 3. Yesus sebagai Pintu dan Gembala (10:1-21)
- a. Kiasan Pintu (10:1-5)
- b. Kesalah pahaman (10:6)
- c. Kiasan dikembangkan (10:7-10)
- d. Kiasan Gembala (10:11-18)
- e. Tanggapan orang-orang Yahudi (10:19-21)
- 4. Di hari raya Pentahbisan Bait Allah: klaim-klaim Mesiani dan oposisi yang nyata (10:22-39)
- 5. Penarikan geografis dan kemajuan pelayanan (10:40-42)
- III. PERALIHAN: KEHIDUPAN DAN KEMATIAN, RAJA DAN HAMBA YANG MENDERITA (11:1-12:50)
- A. Kematian dan kebangkitan Lazarus (11:1-44)
- 1. Kematian Lazarus (11:1-16)
- 2. Yesus adalah kebangkitan dan hidup (11:17-27)
- 3. Yesus marah dan berdukacita (11:28-37)
- 4. Kebangkitan Lazarus (11:38-44)
- B. Keputusan untuk membunuh Yesus (11:45-54)
- C. Kemenangan dan kematian yang mendekat (11:55-12:36)
- 1. Lingkungannya: hari raya Paskah (11:55-57)
- 2. Yesus diurapi Maria (12:1-11)
- 3. Yesus dielu-elukan (12:12-19)
- 4. Orang kafir memicu pernyataan Yesus mengenai "saatnya" (12:20-36)
- D. Teologi ketidak percayaan (12:37-50)
- IV. PERNYATAAN YESUS DALAM SALIB-NYA DAN KEMULIAAN-NYA (13:1-20:31)
- A. Perjamuan Kudus (13:1-30)
- 1. Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya (13:1-17)
- 2. Yesus bernubuat mengenai pengkhianatan (13:18-30)
- B. Pesan Perpisahan: bagian pertama (13:31-14:31)
- 1. Yesus menubuatkan penyangkalan Petrus (13:31-38)
- 2. Janji tempat di mana Yesus akan pergi (14:1-4)
- 3. Yesus sebagai jalan kepada Bapa (14:5-14)
- 4. Yesus akan pergi, dan Roh Kebenaran akan datang (14:15-31)
- C. Pesan Perpisahan: bagian kedua (15:1-16:33)
- 1. Pokok anggur dan ranting (15:1-16)
- 2. Oposisi dari dunia (15:17-16:4a)
- 3. Pekerjaan Roh Kudus (16:4b-15)
- 4. Sukacita sesudah dukacita (16:16-33)
- D. Doa Yesus (17:1-26)
- 1. Yesus berdoa supaya dipermuliakan (17:1-5)
- 2. Yesus mendoakan murid-murid-Nya (17:6-19)
- a. Dasar doa (17:6-11a)
- b. Doa supaya murid-murid-Nya dilindungi (17:11b-16)
- c. Doa supaya murid-murid-Nya dikuduskan (17:17-19)
- 3. Yesus mendoakan semua yang akan percaya (17:20-23)
- 4. Yesus berdoa supaya setiap orang percaya disempurnakan sehinggap dapat melihat kemuliaan-Nya (17:24-26)
- E. Pemeriksaan Pengadilan dan Penderitaan Yesus (18:1-19:42)
- 1. Yesus ditangkap (18:1-11)
- 2. Yesus di hadapan Hanas (18:12-14)
- 3. Penyangkalan Petrus yang pertama (18:15-18)
- 4. Yesus diperiksa di hadapan Hanas (18:19-24)
- 5. Penyangkalan Petrus yang kedua dan ketiga (18:25-27)
- 6. Yesus diperiksa di hadapan Pilatus (18:28-19:16a)
- a. Pilatus memeriksa pendakwa (18:28-32)
- b. Pilatus memeriksa Yesus (18:33-38a)
- c. Barabas (18:38b-40)
- d. Yesus dihukum (19:1-16a)
- 7. Yesus disalibkan (19:16b-30)
- 8. Lambung Yesus ditikam (19:31-37)
- 9. Yesus dikuburkan (19:38-42)
- F. Kebangkitan Yesus (20:1-31)
- V. BAGIAN PENUTUP DARI KITAB (21:1-25)
Hagelberg: Yohanes DAFTAR PUSTAKA
Daftar Kepustakaan
Barrett, C. K., The Gospel According to St. John, an Introduction with Commentary and Notes on the Greek Text, The W...
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Kepustakaan
Barrett, C. K., The Gospel According to St. John, an Introduction with Commentary and Notes on the Greek Text, The Westminster Press, Philadelphia, edisi kedua, 1978.
Beasley-Murray, George, John, Word Biblical Commentary, Thomas Nelson Publishers, Nashville, edisi kedua, 1999.
Bruce, F. F. New Testament History, Anchor Books, Garden City, 1969.
Carson, D.A., The Gospel According to John, Inter-Varsity Press, Leicester, England dan William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1991.
Culpepper, R. Alan, Anatomy of the Fourth Gospel: a study in literary design, Fortress Press, Philadelphia,1983.
Hendriksen, William, John, The Banner of Truth Trust, Edinburgh, 1954.
Hodges, Zane C., The Greek New Testament, Thomas Nelson Publishers, Nashville, 1982.
Hodges, Zane C., The Hungry Inherit: Whetting Your Appetite for God, Multnomah Press, Portland, 1980.
Hoskyns, Edwyn, The Fourth Gospel, Faber and Faber, London, 1947.
Ladd, George Eldon, A Theology of the New Testament, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1974.
Morris, Leon, The Gospel According to John, The New International Commentary on the New Testament, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1971.
Ryrie, Charles C., Teologi Dasar, Yayasan ANDI, Yogyakarta, 1991.
Tasker, R.V.G., The Gospel According to St. John, The Tyndale New Testament Commentaries, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1960.
Tenney, Merrill C., John: the Gospel of Belief, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1948.
Turner, George A. dan Mantey, Julius R., The Gospel of John: An Evangelical Commentary, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, tanpa tahun.
Wycliffe: Yohanes (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN YOHANES
Sifat dari kitab ini. Sekalipun bahasa dan susunannya sederhana, kitab ini merupakan suatu paparan yang mendalam mengenai diri Kr...
PENDAHULUAN YOHANES
Sifat dari kitab ini. Sekalipun bahasa dan susunannya sederhana, kitab ini merupakan suatu paparan yang mendalam mengenai diri Kristus di dalam latar belakang sejarah. Di dalamnya terdapat pesan bagi murid Tuhan yang sederhana dan bagi pakar teologi yang paling canggih sekalipun.
Beberapa kesamaan dengan Injil-Injil Sinoptis mudah dilihat. Keempatnya menyajikan tokoh utama yang sama. Kita membaca tentang Dia selaku Anak Allah, Anak,manusia, Mesias, Tuhan, Juruselamat, dan lain-lain. Belum lama berselang terdapat suatu kebiasaan di kalangan tertentu untuk berkesimpulan bahwa Yesus yang ditulis oleh Yohanes merupakan hasil proses teologi dalam gereja mula-mula, di mana orang dari Nazaret ini telah ditinggikan kepada kedudukan ilahi. Pandangan ini tidak dapat dipertahankan lagi, sebab penelitian selanjutnya telah memastikan bahwa Kristologi dari Injil-Injil Sinoptis dan Kristologi Injil Yohanes ini pada dasarnya sama. Yesus yang sekadar manusia sama asingnya bagi para penulis Injil Sinoptis seperti bagi Yohanes.
Seiring dengan berkembangnya pola sejarah di dalam Injil Keempat ini, tampak bahwa secara garis besar alur peristiwanya mirip dengan rangkaian peristiwa yang digambarkan dalam Injil-injil Sinoptik - pelayanan Yohanes Pembaptis yang bersifat mempersiapkan, panggilan beberapa murid untuk belajar dan melayani, pelayanan ganda dengan perkataan dan tindakan (mukjizat). ketegangan yang sama di antara antusiasme yang besar kepada Tuhan dim perlawanan dari Yudaisme yang resmi, sangat pentingnya oknum dan otoritas Yesus. Demikian pula, dalam hubungan dengan rangkaian peristiwa terakhir di dalam kehidupan Kristus di muka bumi, terdapat pola yang sama berupa pengkhianatan, penangkapan dan pengadilan, kematian di kayu salib dan kebangkitan.
Tentu saja, juga terdapat perbedaan yang besar dengan Injil-injil Sinoptis. Sementara Injil-injil Sinoptis hanya menyebutkan satu Paskah, dan karena itu tampak seperti membatasi pelayanan Kristus hanya selama satu tahun, Yohanes menyebutkan paling sedikit tiga Paskah (2:23; 6:4; 13:1), yang berarti bahwa pelayanan-Nya berlangsung selama tiga tahun. Di dalam Injil-injil Sinoptis pelayanan Tuhan hampir seluruh dilaksanakan di Galilea, sedangkan Yohanes menekankan aktivitas Yesus di Yudea dan hampir tidak mengatakan apa-apa tentang pelayanan di Galilea. Di dalam Injil-injil Sinoptis pengajaran tentang Tuhan kita berkisar sekitar "Kerajaan Allah." Ungkapan ini hampir tidak disebutkan di dalam Injil Yohanes, di mana khotbah-khotbah sebagian besar dipusatkan pada Yesus sendiri, hubungan-Nya dengan Bapa, dan perlunya Dia bagi manusia dalam kebutuhan rohani mereka (bdg. ungkapan Aku adalah). Beberapa rincian sejarah menimbulkan persoalan. Salah satu contohnya ialah pembersihan Bait Suci, yang oleh Yohanes ditempatkan pada awal pelayanan-Nya (pasal 2), tetapi ditempatkan pada akhir pelayanan-Nya oleh para penulis Injil Sinoptis. Penjelasan yang paling sederhana di sini mungkin adalah penjelasan yang benar - bahwa ada dua kali pembersihan di Bait Suci. Contoh yang lain ialah panggilan para murid yang menurut Injil-injil Sinoptis terjadi di Galilea. Yohanes menceritakan bahwa beberapa orang dipanggil di wilayah Yudea pada awal pelayanan-Nya (pasal 1). Masalah ini mereda ketika orang berpikir bahwa kesediaan para nelayan Galilea untuk meninggalkan jala-jala mereka dan mengikut Yesus paling mudah dijelaskan berdasarkan anggapan bahwa mereka sudah mengenal Dia dan telah menjadi murid-Nya untuk sementara. sebagaimana diungkapkan Injil ini. Adalah agak mengejutkan bahwa Yesus sudah dianggap Mesias pada awal pelayanan-Nya di dalam Injil ini (pasal 1), padahal pengenalan Mesias baru muncul belakangan di dalam Injil-injil yang lain. Sekalipun demikian kedua pandangan ini bukan bertentangan, sebab pernyataan Petrus di Kaisarea, Filipi (Mat. 16:16) tidak perlu ditanggapi sebagai suatu keyakinan yang baru diperoleh pada saat itu (bdg. Mat. 14:33). Kebenaran yang sudah diketahui sebelumnya kini menjadi makin mendalam melalui pengalaman pribadi bersama Anak Allah.
Penulis. Sekalipun kitab ini tidak menyebutkan siapa yang menulisnya, dia ditandai sebagai 'murid yang dikasihi' (21:20, 23, 24), dan sahabat dekat Petrus. Kesaksian gereja kuno kurang lebih menyebutkan bahwa Yohanes putra Zebedeus (bdg. 21:2) adalah penulisnya. Ireneus adalah saksi utama. Beberapa sarjana telah mempersoalkan apakah seorang yang tidak pernah sekolah dan tidak berpengalaman (Kis. 4:13) dapat menulis karya semacam ini. Waktu, motivasi, dan pemberian kemampuan oleh Roh tidak boleh dianggap remeh waktu menilai kemampuan Yohanes di dalam mengatasi kekurangan-kekurangannya itu.
Banyak sarjana modern lebih suka beranggapan bahwa seorang murid yang tak dikenal yang menulis Injil ini, sekalipun sebagian besar bahannya mungkin berasal dari Yohanes. Tetapi ini merupakan pertukaran yang tidak perlu, yaitu yang dikenal ditukar dengan yang tidak dikenal.
Tanggal dan Tempat Penulisan. Menurut tradisi Kristen, Yohanes menghabiskan tahun-tahun yang kemudian dari hidupnya di Efesus, dimana dia menyelenggarakan pelayanan pemberitaan Injil dan mengajar, dan juga menulis. Dari sini dibuang ke Pulau Patmos ketika Kaisar Domitian memerintah. Injil yang ia tulis tampaknya menunjukkan pengenalan akan tradisi Sinoptis dan karena itu harus diletakkan pada akhir rangkaian Injil , mungkin sekitar tahun 80 dan 90 M. Beberapa orang bahkan mengajukan tanggal yang lebih belakangan lagi. Penemuan berbagai bagian Injil ini di Mesir pada belahan pertama abad kedua, menunjukkan bahwa penulisan Injil ini adalah dalam abad pertama.
Maksud Penulisan. Pada sisi yang positif maksud penulisan ini terdapat di dalam Yohanes 20:30, 31, yaitu agar orang menjadi percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah, sehingga orang itu dapat memperoleh hidup melalui iman. Pemilihan bahan diperhitungkan untuk menuju pada kesimpulan semacam itu. Maksud-maksud sampingan mungkin juga ada, seperti penolakan terhadap Dosetisme, suatu pandangan yang tidak menerima kemanusiaan Yesus (bdg. 1:14) dan pengungkapan bahwa Yudaisme adalah sistem keagamaan yang tidak memadai karena telah menutupi dosa-dosanya yang lain dengan menolak Mesiasnya yang dijanjikan (1:11, dan lain-lain).
Wycliffe: Yohanes (Garis Besar) GARIS BESAR YOHANES
I. Prolog 1:1.18
A. Pra-eksistensi Logos 1:1, 2
B. Logos Kosmis 1:3-5
C. Logos yang Berinkarnas...
GARIS BESAR YOHANES
- I. Prolog 1:1.18
- II. Pelayanan Kristus di Dunia 1:19-12:50
- A. Kesaksian Yohanes Pembaptis 1:19-36
- B. Pengumpulan Para Murid 1:37-51
- C. Perkawinan di Kana 2:1-11
- D. Kunjungan Pertama ke Yerusalem dan Yudea 2:12-36
- 1. Pembersihan Bait Suci 1:12-22
- 2. Tanda-tanda 2:23-25
- 3. Kisah Nikodemus 3:1-15
- 4. Persoalan-persoalan Intern Dalam Berita Injil 3:16-21
- 5. Kesaksian Selanjutnya dari Yohanes Pembaptis 3:22-30
- 6. Bukti Kebenaran Kristus 3:31-36
- E. Misi ke Samaria 4:1-42
- F. Penyembuhan Anak Pegawai Istana 4:43-54
- G. Penyembuhan Orang Lumpuh di Yerusalem 5:1-16
- H. Pembelaan Diri Yesus 5:17-47
- I. Pemberian Makan Lima Ribu Orang dan Khotbah Tentang Roti Hidup 6:1-71
- J. Yesus pada Perayaan Pondok Daun 7:1-53
- K. Wanita yang Ketahuan Berbuat Zinah 8:1-11
- L. Penyingkapan Diri Yesus 8:12-59
- M. Pemulihan Orang yang Lahir Buta 9:1-41
- N. Kristus, Gembala yang Baik 10:1-42
- O. Pembangkitan Lazarus 11:1-57
- P. Yesus di Betania dan Yerusalem 12:1-50
- III. Pelayanan Kristus kepada Murid-murid-Nya 13:1-17:26
- A. Pencucian Kaki 13:1-17
- B. Pemberitahuan Tentang Pengkhianatan 13:18-30
- C. Percakapan di Ruang Atas 13:31-16:33
- D. Doa Agung 17:1-26
- IV. Rangkaian Penderitaan dan Kemuliaan-Nya 18:1-20:31
- A. Pengkhianatan 18:1-14
- B. Yesus di Depan Pengadilan Yahudi 18:15-27
- C. Ujian di Hadapan Pilatus 18:28-19:16
- D. Penyaliban dan Penguburan 19:17-42
- E. Penampakan-penampakan Sesudah Kebangkitan 20:1-19
- F. Maksud Penulisan Injil Ini 20:30, 31
- V. Epilog 21:1.25
TFTWMS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) "AKULAH POKOK ANGGUR" (Yohanes 15:1-16:4)
Salinan lukisan Norman Rockwell tergantung dalam ruang belajar saya. Lukisan itu menceritakan kis...
"AKULAH POKOK ANGGUR" (Yohanes 15:1-16:4)
Salinan lukisan Norman Rockwell tergantung dalam ruang belajar saya. Lukisan itu menceritakan kisah yang kita semua pernah alami dalam berbagai bentuk: kisah tentang meninggalkan rumah. Dalam lukisan itu, seorang ayah sedang duduk di samping anak laki-lakinya pada tangga mobil pick-up keluarga yang sudah rongsok sambil menantikan sesuatu, mungkin bus, untuk membawa jauh anak laki-laki itu ke perguruan tinggi. Sang ayah mengenakan pakaian kerja seorang petani, dan anak itu mengenakan setelan baju dan dasi. Sang ayah terlihat tua, kurus dan cekung, dan was-was. Sang anak terlihat muda, penuh semangat, dan siap melihat dunia. Dalam lukisan itu ada sentuhan kesedihan; orang merasa kasihan terhadap ayah itu dan anjing keluarga, yang tahu bahwa ini merupakan "perpisahan" dan dengan mimik sedih menyandarkan kepalanya pada kaki anak laki-laki itu. Kadang-kadang ketika saya memandang lukisan itu saya merasa seperti anak muda itu. Namun akhir-akhir ini saya lebih sering merasa seperti sang ayah. Pada suatu kesempatan, saya bahkan merasa seperti anjing itu.
Satu pertanyaan yang tampaknya lukisan Rockwell itu tanyakan adalah "Apakah yang sedang dipikirkan oleh ayah itu?" Saya bayangkan bahwa ketika bus itu datang, kedua orang itu akan berdiri dan sang ayah akan berkata, "Sekarang kau harus hati-hati, kau ingat pesan ayah?" atau mungkin "Nak, suratilah ibumu. Suratmu itu akan sangat berarti bagi dia." Namun begitu, saya lebih tertarik dengan perasaan yang tetap tersembunyi jauh di dalam hati ayah itu daripada dengan kata-kata yang mungkin ia ucapkan. Saya bayangkan ayah itu bertanya-tanya apa yang akan terjadi dengan anak laki-lakinya. Apakah ia sudah siap? Akankah ia memiliki teman-teman yang baik? Akankah ia tahu cara menangani sakit hati? Akankah kesuksesan mengubah dirinya? Sudahkah bapak itu mengajarkan dia segala hal yang akan ia perlukan dalam pergaulan di dunia?
Kesan dalam lukisan Rockwell tentang bapak dan anak laki-laki di halte bus itu menyiapkan kita dengan baik untuk mempelajari pelajaran kita. Yohanes 13 sampai 17 mencatat saat-saat terakhir kehidupan Yesus sebelum penyaliban. Dalam pasal 13 Ia membasuh kaki murid-murid, dan dalam pasal 14 Ia menenangkan rasa takut mereka. Dalam teks ini, 15:1-16:4, kita akan melihat bagaimana Ia menyiapkan murid-murid itu untuk menghadapi permasalahan yang akan mereka hadapi. Yesus melakukannya dengan mengantisipasi tiga masalah utama yang akan harus mereka hadapi tanpa Dia.
TFTWMS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (YOHANES 15:1-16:4)
Yesus telah mengingatkan kita bahwa orang-orang yang berani mengikut Dia harus mengantisipasi datangnya penganiayaan. ...
KESIMPULAN (YOHANES 15:1-16:4)
Yesus telah mengingatkan kita bahwa orang-orang yang berani mengikut Dia harus mengantisipasi datangnya penganiayaan. Dalam satu dan lain cara, semua orang Kristen menghadapi kesulitan oleh sebab imannya. Ketika hal itu terjadi, apakah yang harus kita lakukan? Jawaban yang Yesus berikan kepada kita adalah "Tetap tinggal dalam pokok anggur itu" dan "Hendaklah saling mengasihi." Sehari setelah Ia memberi pelbagai perintah itu Yesus mengahadapi salib sebagai demonstrasi paling besar kasih-Nya yang pernah dunia lihat. Namun begitu, orang-orang itu tidak mengasihi Dia. Sebaliknya, Ia dikutuk, diludahi, dipukuli, dihina, dan dibunuh. Adegan itu merupakan adegan mengerikan dari kebencian yang paling tidak masuk akal yang dunia pernah saksikan. Bahkan dalam kegilaan ini, Yesus tetap memperlihatkan kesetiaan dan kasih. Ia menghadapi penganiayaan itu dan menunjukkan kepada kita cara untuk mengatasinya.
Di tempat saya tinggal, kami memiliki ungkapan yang kami gunakan ketika kami memiliki hari buruk yang tidak biasa. Kami bilang, "Ibuku selalu berkata bahwa akan ada hari-hari buruk seperti ini." Ketika kita diminta untuk membayar dengan harga yang sangat mahal bagi hak istimewa dalam menggunakan nama Kristus, dalam cara yang sama kita dapat berkata, "Tuhanku pernah berkata bahwa akan ada hari-hari buruk seperti ini." Ia bukan hanya mengatakan penderitaan akan datang, namun Ia juga memberitahu kita apa yang harus kita lakukan ketika penderitaan benar-benar datang. Bersandarlah pada pokok anggur itu, dan hendaklah kita saling mengasihi!
TFTWMS: Yohanes (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat 9:22, 34, 35. Dikucilkan dari sinagoga merupakan lebih daripada sekedar pengusiran dari rumah ibadah. Sinagoga merupakan pus...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat 9:22, 34, 35. Dikucilkan dari sinagoga merupakan lebih daripada sekedar pengusiran dari rumah ibadah. Sinagoga merupakan pusat kegiatan sosial dan keagamaan suatu masyarakat. Dipisahkan dari keluarga atau kaum seseorang akan merupakan harga menyakitkan yang harus dibayar untuk mengikut Yesus.
- 2 C. H. Dodd, The Interpretation of the Fourth Gospel (Cambridge: The University Press, 1958), 398.
Pengarang: Bruce McLarty
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH YOHANES
PENGANTAR
Dalam Kabar Baik yang disampaikan oleh Yohanes ini, Yesus dikemukakan
sebagai Sabda Allah yang ab
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH YOHANES
PENGANTAR
Dalam Kabar Baik yang disampaikan oleh Yohanes ini, Yesus dikemukakan sebagai Sabda Allah yang abadi yang telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Seperti yang dikatakan dalam buku ini, Kabar Baik ini ditulis dengan maksud supaya para pembacanya dapat percaya bahwa Yesuslah Raja Penyelamat yang dijanjikan -- Ia Anak Allah sendiri. Juga supaya melalui percaya kepada-Nya mereka memperoleh hidup (Yoh 20:31).
Setelah pendahuluan yang mengemukakan bahwa Sabda Allah yang abadi itu adalah Yesus, bagian pertama buku ini mengisahkan berbagai keajaiban yang dibuat oleh-Nya. Keajaiban-keajaiban itu menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan, Ia Anak Allah. Masing-masing kisah mengenai keajaiban disertai oleh percakapan-percakapan antara Tuhan Yesus dengan orang-orang. Dari percakapan-percakapan itu jelaslah apa yang diungkapkan oleh keajaiban-keajaiban itu. Di dalam bagian ini dikemukakan bahwa ada orang yang percaya kepada Yesus dan menjadi pengikut-Nya, tetapi ada pula yang menentang Dia dan tidak mau percaya kepada-Nya. Pasal 13-17 (Yoh 13:1-17:26) mencatat secara panjang lebar bagaimana akrabnya Yesus dengan pengikut-pengikut-Nya pada malam ketika Ia hendak ditangkap, dan bagaimana Ia mempersiapkan serta menguatkan hati mereka pada malam itu. Pasal-pasal terakhir menguraikan tentang bagaimana Yesus ditangkap dan diadili, bagaimana Ia disalibkan, mati dan bangkit kembali, dan bagaimana Ia memperlihatkan diri-Nya kepada para pengikut-Nya setelah Ia hidup kembali.
Cerita tentang wanita yang tertangkap basah sedang berbuat zinah (\\/BIS Yoh
- 8:1-11\\), dimasukkan antara tanda kurung besar karena banyak naskah dan
terjemahan-terjemahan zaman dahulu tidak memuat cerita itu, sedangkan yang lain-lainnya memuatnya di berbagai tempat.
Dalam bukunya ini Yohanes menitikberatkan pemberian, yaitu hidup sejati dan kekal, yang diberikan Allah melalui Kristus. Pemberian itu sudah mulai di dunia, dan dapat dialami oleh orang-orang yang menerima Yesus sebagai jalan kepada Allah, sebagai yang menyatakan Allah, dan sebagai pemberi hidup. Ciri khas Yohanes ialah kiasan-kiasan yang diambilnya dari hal-hal sehari-hari untuk menunjukkan kebenaran-kebenaran rohani, misalnya: air, roti, terang, gembala dan dombanya, pohon anggur dan buahnya.
Isi
- Pendahuluan
Yoh 1:1-18 - Yohanes Pembaptis dan orang-orang yang pertama-tama menjadi pengikut
Yesus
Yoh 1:19-51 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat
Yoh 2:1-12:50 - Hari-hari terakhir di Yerusalem dan dekat Yerusalem
Yoh 13:1-19:42 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Yoh 20:1-31 - Penutup: suatu penampakan diri lagi di Galilea
Yoh 21:1-25
Ajaran: Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Yohanes, orang-orang Kristen mengerti
bahwa Allah mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia.
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Yohanes, orang-orang Kristen mengerti bahwa Allah mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia. Dengan demikian diharapkan agar iman mereka semakin dikuatkan dalam mengikuti Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 91 sesudah Masehi.
Penerima : Setiap orang percaya.
Isi Kitab: Kitab Injil Yohanes ini terdiri atas 21 pasal. Di dalam Kitab ini Tuhan Yesus disaksikan sebagai Firman yang menjadi manusia, Anak Allah. Karena itu, Injil Yohanes ini langsung menantang setiap pembaca untuk segera mengambil keputusan sendiri, yakni _percaya_ kepada Tuhan Yesus untuk mendapat keselamatan, tetapi jika _menolak_ Tuhan Yesus pasti akan mendapat kebinasaan.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Yohanes
Untuk mengerti keseluruhan Kitab ini, perlu dimengerti tiga kata penting berikut ini.
Tanda Pengajaran tentang "tanda-tanda" ajaib yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia
Dalam Injil Yohanes, ada tujuh tanda penting yang dibuat oleh Tuhan Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 2:1-11. Mujizat air diubah menjadi anggur.
- Bacalah pasal Yoh 4:46-54. Tanda mujizat kedua, Tuhan Yesus menyembuhkan ana pegawai yang sakit.
- Bacalah pasal Yoh 5:1-47. Tanda mujizat ketiga, Tuhan Yesus menyembuhkan oran sakit di Bethesda.
- Bacalah pasal Yoh 6:1-14. Mujizat keempat, Tuhan Yesus memberikan makanan kepad 5010 orang dengan lima potong roti kecil dan dua ekor ikan.
- Bacalah pasal Yoh 6:15-21. Tuhan Yesus berjalan di atas air. Ini menunjukkan bahw Ia berkuasa atas alam raya.
- Bacalah pasal Yoh 9:1-14. Tuhan Yesus menyembuhkan orang buta.
- Bacalah pasal Yoh 11:1-57. Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian.
Kesemua tanda ajaib ini hanya bisa dilakukan oleh Allah, karena itu tanda-tanda tersebut membuktikan bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Jadi jika seorang menolak Tuhan Yesus, itu berarti ia menolak Allah. Demikian juga, jika seseorang menerima Tuhan Yesus, ia menjadi anggota keluarga Allah (bacaan Yoh 1:12).
Percaya Pengajaran tentang "percaya" kepada pengakuan Tuhan Yesus tentang dirinya sendiri
Pada dasarnya berita yang dibawa oleh Tuhan Yesus ialah berita tentang diri-Nya sendiri. Dalam Injil Yohanes ini, Tuhan Yesus memberikan tujuh perumpamaan tentang diri-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 6:53,41,48; 14:6. Dalam nats-nats ini Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya adalah sumber kehidupan. Ini berarti seseorang hanya dapat memiliki hidup yang kekal dan berarti kalau ia datang kepada Tuhan Yesus.
- Bacalah pasal Yoh 8:12. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Terang Dunia. Ini berarti Tuhan Yesus sajalah yang dapat memberikan penerangan dalam kehidupan manusia yang berdosa.
- Bacalah pasal Yoh 10:7,9. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Pintu. Ini berarti hanya melalui Tuhan Yesus sajalah seseorang dapat memasuki Sorga.
- Bacalah pasal Yoh 10:11,14. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala. Ini berarti bahwa Tuhan Yesus sajalah yang dapat memelihara dan menjaga kehidupan seseorang.
- Bacalah pasal Yoh 11:25. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Kebangkitan. Ini berarti di dalam diri-Nya tidak ada kematian, atau seseorang yang tidak menginginkan kematian, hanya dapat memperolehnya di dalam Tuhan Yesus.
- Bacalah pasal Yoh 14:6. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Ini berarti seseorang yang ingin beribadah kepada Allah, hanya dapat memperoleh kalau orang itu pergi dan datang kepada Tuhan Yesus saja.
- Bacalah pasal Yoh 15:1-8. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Pokok Anggur yang benar. Ini berarti seseorang (orang percaya) dapat memberikan perbuatan dan kehidupan yang benar di hadapan Allah kalau ia tetap hidup dengan menggantungkan diri kepada Tuhan Yesus.
Hidup Pengajaran tentang "hidup" bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus
Memilih Tuhan Yesus Kristus dan dimiliki oleh-Nya, berarti memiliki Allah dan hidup yang benar.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 1:14. Dimanakah hidup ini berada?
- Bacalah pasal Yoh 3:36. Apakah yang didapat orang yang percaya? Dan apakah yang didapat orang yang tidak percaya?
- Bacalah pasal Yoh 5:24. Kemanakah orang yang percaya berpindah?
- Bacalah pasal Yoh 6:40. Apa yang menjadi kehendak Allah?
- Bacalah pasal Yoh 11:25-26. Apakah akibatnya percaya kepada Tuhan Yesus?
II. Penutup
Apakah TANDA-TANDA mujizat yang dibuat oleh Tuhan Yesus, dan pengakuan tentang diri-Nya, telah membuat saudara PERCAYA, bahwa Yesuslah Mesias (juruselamat) supaya oleh imanmu (percayamu) kamu beroleh HIDUP di dalam-Nya (Yohanes 20:30-31). Kalau belum, janganlah ditunda lagi, sekarang adalah waktu yang terbaik bagi anda.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Yohanes?
- Mujizat apakah yang pertama kali dilakukan oleh Tuhan Yesus?
- Berapakah pengakuan yang dinyatakan Tuhan Yesus tentang diri-Nya?
- Sudahkah saudara mengakui Tuhan Yesus sebagai Allah yang member kehidupan dan memelihara hidup saudara?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima setelah mempelajari Inji Yohanes?
Intisari: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Firman Allah terakhir kepada manusia
INJIL YANG BERBEDA.Yohanes mempunyai cara pendekatan tersendiri pada kehidupan dan pekerjaan Yesus. Dibandingkan
Firman Allah terakhir kepada manusia
INJIL YANG BERBEDA.
Yohanes mempunyai cara pendekatan tersendiri pada kehidupan dan pekerjaan Yesus. Dibandingkan dengan Injil-injil yang lain, cara penuturan yang panjang lebar tentang apa yang dikatakan Yesus membuat sebagian orang merasa bahwa Yohanes tidak teliti. Sampai beberapa waktu yang lalu banyak ahli percaya bahwa Injil Yohanes adalah yang paling akhir (sekitar tahun 100 M.) yang paling tidak bersifat Yahudi dan bahwa ia menggunakan acuan dari yang lain; ia juga bukan seorang saksi mata dan bahwa semua kata-kata yang ditulisnya bukan benar-benar perkataan Yesus. Dengan demikian, kita diwarisi sekumpulan pemikiran yang menarik tentang Yesus yang ditulis oleh seorang Kristen pada zaman Kekristenan yang mula-mula. Arkeologi telah mengubah pandangan tersebut. Banyak ahli sekarang mengatakan bahwa Yohanes tidak bergantung pada para penulis Injil lainnya, dan bahwa ia mengenal Palestina bagian selatan dengan baik pada masa Yesus, bahwa ia juga seorang saksi mata dan bahwa ia menulis Injilnya sangat awal atau paling tidak, seawal Injil lainnya.
INJIL YOHANES?
Kita tidak dapat menerka dari Injil itu sendiri siapa penulisnya, atau paling tidak siapa yang menyediakan semua bahan tulisan itu. Penulisnya ialah' murid yang dikasihi Yesus' (Yoh 21:20-24, lihat Yoh 13:23-25). Banyak orang dan gereja mula-mula yang mengatakan bahwa penulisnya adalah Yohanes, saudara Yakobus. Walaupun namanya jelas disebut dalam Injil-injil lain, tetapi tidak disebut dalam Injil ini. Lebih dari itu, boleh jadi ia mendapat tempat di sisi Yesus pada saat Perjamuan Malam. Dengan demikian, ia tentu dapat menyampaikan hal-hal yang sangat pribadi secara terperinci tentang bagaimana Yesus berbicara dan bekerja.
MENGAPA IA MENULIS INJIL ITU?
Ia sendiri mengatakan -'supaya kamu percaya bahwa Yesus itu Kristus' (Yoh 20:30, 31). Oleh karenanya, di sini kita tidak hanya mendapatkan suatu biografi, tetapi lebih mendapatkan semacam traktat Injil yang dipersiapkan dengan saksama. Ia menceritakan kepada kita bahwa ia mempunyai bukti-bukti yang dipilihnya secara khusus. Ia hanya memasukkan tujuh mukjizat Yesus, dan biasanya dilanjutkan dengan pembicaraan yang memberi kepada kita arti yang lebih dalam tentang apa yang dikerjakan Yesus. Yohanes mengetengahkan saksi mata-saksi mata satu persatu, dan pada akhirnya pembaca harus mengambil keputusan mengenai Yesus Kristus. Oleh karena inilah maka, walaupun ia mungkin pertama-tama menulis Injilnya untuk orang bukan Yahudi (ia menjelaskan banyak istilah dan adat istiadat Yahudi), semenjak itu Injil ini telah membawa banyak orang untuk percaya kepada Kristus.
TAMBAHAN PADA TAHAP AWAL.
Dalam Injil Yohanes kita membaca salah satu kisah mengenai belas kasihan Yesus kepada seorang pendosa yang paling sering diceritakan, yaitu seorang wanita yang ditangkap karena berzinah (Yoh 7:53-8:11). Anehnya, bagian kisah tadi tidak merupakan bagian dari naskah-naskah tertua dan tidak selalu muncul pada waktu itu. Namun, banyak orang setuju bahwa kisah ini merupakan kejadian yang sungguh terjadi dalam kehidupan Yesus yang diingat, ditulis dan ditambahkan pada Injil Yohanes pada tahun-tahun pertama sesudah penulisan.
Pesan
1. BuktiMenjadi saksi mata di persidangan merupakan tema kunci dalam Injil Yohanes.
Terdapat sejumlah kesaksian dari para saksi mata yang diketengahkan untuk
membuktikan kasus mengenai Yesus adalah Kristus dan Anak Allah.
o Perjanjian Lama: Yoh 1:45; 5:39, 46-47; 8:56, lihat Yoh 3:14; 6:32-35
o Yohanes Pembaptis: Yoh 1:6-8, 15, 19-36; 3:25-30; 5:33-36, lihat Yoh 10:40-42
o Orang banyak: Yoh 4:29, 39; 9:13-33, 38;11:27; 12:9, 17
o Para rasul: Yoh 1:41-46, 49; 15:27; 17:20; 20:24-25, 28, lihat Yoh 1:14; 19:35; 20:30-31; 21:24
o Allah Bapa: Yoh 5:31-32, 37; 8:18, 50, 54; 12:27-28
o Roh Kudus: Yoh 14:26; 15:26; 16:12-15
o Pekerjaan Yesus: Yoh 2:11, 23; 5:36; 9:3, 31-33; 10:25, 37-38; 11:4, 42, 45; 14:11; 20:30-31
o Yesus sendiri, kata-kata dan pernyataan Nya: Yoh 3:11, 32; 8:13-14, 38; 6:35, 48, 51; 8:12; 9:5; 10:7, 10, 14; 11:25; 14:6; 15:1, lihat Yoh 8:58 (Kel 3:14). Lihat
tema-tema kunci.
2. Keputusan.
o Mereka yang menolak Dia: Yoh 1:10-11; 3:11; 4:48; 5:43; 6:36, 64, 66; 12:37, 47-48; 15:19, 24.
Dan alasannya: Yoh 3:19-21; 5:44; 6:37, 44, 65; 8:43-47; 9:39-41; 12:37-43; 18:37.
o Mereka yang menanggapi Dia:
- Dengan melihat dan mendengarkan Dia Yoh 1:14; 6:40, 45; 10:3, 16, 27; 12:45, 47; 14:9; 18:37
- Dengan mempercayai Dia Yoh 1:7, 12; 2:11, 22; 3:16, 18; 5:24; 6:29, 47; 8:24; 9: 35-38; 11:25-27, 40; 13:19; 14:1, 11;16:27, 30; 17:8; 20:8, 29, 31
- Dengan datang untuk mengenal Dia Yoh 6:69; 7:17; 8:19; 10:14; 14;7, 9; 17:3, 25
yang berarti hidup di dalam terang Yoh 1:4- 5, 9; 3:19-21; 8:12; 9:39; 11:9; 12:35-36, 46
dan mempelajari kebenaran Yoh 1:14, 17; 4:23-24; 8:32; 14:6; 17:17; 18:37
- Dengan mengasihi Kristus dan sesama Yoh 13:34-35; 14:15, 21-24; 15:9-10, 12; 21:15-17
yang berarti tinggal di dalam Dia Yoh 15:1-10
Penerapan
1. Kristus adalah Firman Allah yang terakhir kepada umat manusia.Ia menunjukkan kepada kita:
o kebenaran Allah
o kemuliaan Allah
o kasih Allah
dengan kehidupan dan kematian-Nya. Dia adalah jalan satu-satunya untuk kembali
kepada Allah.
2. Tidak bisa tidak kita harus berespons terhadap Dia.
Buktinya adalah nyata:
o Jika kita menolak Dia, hal itu bukan disebabkan karena kita tidak dapat
percaya kepada-Nya - tetapi karena kita tidak mau!
o Jika kita menerima Dia, itu berarti penyerahan sepenuh hati dan ketaatan.
3. Kehidupan kekal dimulai di sIni dan kini. Melalui Roh Kudus Yesus menawarkan
kepada kita:
o kepuasan
o kemerdekaan dari Setan dan dosa
o kemampuan baru
o doa-doa yang dijawab
o sukacita sejati
Apa yang dimulai-Nya sekarang akan disempurnakan-Nya pada waktu Ia datang
kembali.
4. Anda harus menyaksikan iman Anda kepada orang lain.
Walaupun dunia akan membenci Anda seperti dunia telah membenci Yesus, Anda juga
harus menjadi seorang saksi dengan pertolongan Roh Kudus.
Tema-tema Kunci
1. Yesus dan Bapa.
Injil Yohanes penuh dengan hal-hal yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ia terlibat dalam penciptaan, Ia datang ke dalam dunia ini dan ketika Ia naik ke surga, Ia kembali kepada kemuliaan yang adalah hakNya. Gambarkanlah arti semua ini bagi Anda sendiri: Yoh 1:1-18; 3:13, 31, 35; 5:17-23, 26-27, 30; 6:38, 46, 57; 7:16-17, 29; 8:28-29, 38, 42; 10: 15, 29-30, 38; 11:41-42; 12:44-45, 49-50; 13:3, 31-32; 14:7-11, 20, 28, 31; 15:23-24; 16:15, 28, 32; 17:1-2, 4-5, 10-11, 21-23; 20:17.
2. Kematian Kristus bagi orang berdosa.
Lebih daripada yang diceritakan dalam Injil-injil lain, Yohanes memberitahukan kepada kita mengapa Yesus harus mati dan mengenai kasih yang mendorong-Nya untuk rela melakukan itu. Lihat Yoh 1:29, 36; 2:19-22; 3:14-17; 6:51, 53-56; 8:28; 10:11, 15, 18; 11:50-52; 12:24, 27, 32-34; 15:13.
3. Roh Kudus.
o Terdapat lebih banyak uraian mengenai Roh Kudus dalam Injil ini dibandingkan dengan Injil-injil lain. Roh Kudus digambarkan sebagai Pribadi yang akan menggantikan Yesus apabila Ia pergi kepada Bapa. Yoh 1:32-33; 3:5-6, 8, 34; 4:23-24; 6:63; 7:37-39, lihat Yoh 4:13-14; 14:16-17, 25-26; 15:26; 16:7-15; 20:22.
4. Kehidupan kekal.
Inilah yang digambarkan oleh Matius, Markus dan Lukas sebagai Kerajaan Allah. Kehidupan kekal ini dihubungkan dengan kelahiran baru atau kelahiran untuk yang kedua kalinya. Lihat Yoh 1:4, 12-13; 3:3-7, 16, 36; 4:14, 36; 5:21, 24-29; 6:27, 40, 47, 54, 57-58, 68; 10:28; 11:25; 12:25, 50; 17:2-3.
5. Jadwal Allah.
Yohanes memberikan kepada kita gambaran tentang Yesus yang mengendalikan segala sesuatu dari awal sampai akhir. Yesus tahu bahwa Ia sedang mengerjakan suatu rencana induk, oleh karenanya tidak ada sesuatu apa pun, bahkan tidak juga kematian-Nya yang mengejutkan Dia. Pelajarilah ayat-ayat berikut: Yoh 2:4; 7:6-8; 12:23; 13:1; 18:4.
Garis Besar Intisari: Yohanes (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Yoh 1:1-51
Yoh 1:1-5Kristus dan penciptaan
Yoh 1:6-18Allah menjadi manusia
Yoh 1:19-34Anak Domba Allah
Yoh 1:35-51Kristus
[
[1] PENDAHULUAN Yoh 1:1-51
Yoh 1:1-5 | Kristus dan penciptaan |
Yoh 1:6-18 | Allah menjadi manusia |
Yoh 1:19-34 | Anak Domba Allah |
Yoh 1:35-51 | Kristus |
[2] UTARA DAN SELATAN Yoh 2:1-4:54
Yoh 2:1-12 | Sekilas pandangan pertama tentang kemuliaan |
Yoh 2:13-25 | Tuhan atas Bait Allah |
Yoh 3:1-21 | Nikodemus menemui Yesus pada malam hari |
Yoh 3:22-36 | Seorang dari atas |
Yoh 4:1-42 | Mesias dan orang yang tersingkir |
Yoh 4:43-54 | Tanda kedua |
[3] SEORANG LUMPUH DI HARI SABAT Yoh 5:1-47
[4] LIMA RIBU ORANG DIBERI MAKAN Yoh 6:1-71
[5] PADA PERAYAAN HARI RAYA PONDOK DAUN Yoh 7:1- 9:41
Yoh 7:1-52 | Air hidup |
Yoh 7:53-8:11 | Perempuan yang berzinah ditangkap |
Yoh 8:12-59 | Terang dunia |
Yoh 9:1-41 | Pemberi penglihatan |
[6] GEMBALA YANG BAIK Yoh 10:1-42
[7] PEMULIH KEHIDUPAN Yoh 11:1-57
[8] PASKAH TERAKHIR Yoh 12:1-50
Yoh 12:1-11 | Kasih Maria |
Yoh 12:20-36 | Biji gandum |
Yoh 12:37-50 | Kesimpulan |
[9] DI RUANG ATAS Yoh 13:1-30
Yoh 13:1-20 | Yesus, hamba |
Yoh 13:21-30 | Yudas, pengkhianat |
[10] SIAP UNTUK PERGI Yoh 13:31-16:33
Yoh 13:31-14:14 | Waktu untuk meninggalkan |
Yoh 14:15-31 | Roh Kudus dijanjikan |
Yoh 15:1-17 | Pokok Anggur yang benar |
Yoh 15:18-16:11 | Kesukaran di dalam dunia |
Yoh 16:12-33 | Janji dan kebingungan |
[11] YESUS BERDOA BAGI MILIK-NYA Yoh 17:1-26
Yoh 17:1-19 | Murid-murid-Nya |
Yoh 17:20-26 | Gereja yang akan datang |
[12] PENANGKAPAN, PENGADILAN, PENYALIBAN Yoh 18:1-19:42
Yoh 18:1-11 | Kekacauan di taman Getsemani |
Yoh 18:12-27 | Menyaksikan sendiri |
Yoh 18:28-19:16 | Gubernur dan Raja |
Yoh 19:17-42 | Mati dan dikuburkan |
[13] KEBANGKITAN Yoh 20:1-21:25
Yoh 20:1-18 | Maria berada di kubur Yesus |
Yoh 20:19-23 | Minggu malam |
Yoh 20:24-31 | 'Tuhanku dan Allahku!' |
Yoh 21:1-14 | Ikan untuk sarapan |
Yoh 21:15-25 | Gembalakanlah domba-domba-Ku |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi