
Teks -- Wahyu 13:3 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Why 13:3
Full Life: Why 13:3 - LUKA YANG MEMBAHAYAKAN HIDUPNYA.
Nas : Wahy 13:3
Tampaklah kepada seluruh dunia bahwa antikristus telah menderita
luka yang membahayakan hidupnya, namun dihidupkan kembali oleh kua...
Nas : Wahy 13:3
Tampaklah kepada seluruh dunia bahwa antikristus telah menderita luka yang membahayakan hidupnya, namun dihidupkan kembali oleh kuasa adikodrati Iblis (ayat Wahy 13:2,14; bd. 2Tes 2:9;
lihat cat. --> Wahy 17:8).
[atau ref. Wahy 17:8]
Rupanya Allah akan mengizinkan Iblis untuk mencoba meniru kuasa Kristus. Barangkali ini menjadi cara utama Iblis untuk memperdaya seluruh umat manusia (bd. 2Tes 2:9-10).
Jerusalem: Why 4:1--16:21 - -- Dalam bab-bab ini dahulu Allah digambarkan duduk di atas takhtaNya di sorga diiringi isi sorga, bab 4. Kemudian pandangan merangkum dunia semesta yang...
Dalam bab-bab ini dahulu Allah digambarkan duduk di atas takhtaNya di sorga diiringi isi sorga, bab 4. Kemudian pandangan merangkum dunia semesta yang nasibnya diserahkan kepada Anak Domba. Ini dilambangkan oleh Kitab yang dimeterai, yang diserahkan kepada Anak Domba, bab 5. Lalu menyusullah berbagai penglihatan besar yang berupa lambang. Penglihatan-penglihatan itu, bab 6-16, menyiapkan "Hari Besar", yakni hari murka Allah menimpa para penganiaya, bab 17-19.

Jerusalem: Why 12:1--14:20 - -- Bab 12-14 Bagian ini melanjutkan penggambaran persiapan akhir dunia. Dengan cara dan gambar-gambar lain bagian ini melukiskan perjuangan yang kini ber...
Bab 12-14 Bagian ini melanjutkan penggambaran persiapan akhir dunia. Dengan cara dan gambar-gambar lain bagian ini melukiskan perjuangan yang kini berlangsung antara Naga dan Anak Domba. Bab 12 mencampurkan unsur-unsur dari dua penglihatan yang berbeda, yaitu: perjuangan Naga melawan Perempuan serta keturunannya, Wah 12:1-6 dan Wah 12:13-17; perjuangan Mikhael melawan Naga, Wah 12:7-12.

Jerusalem: Why 13:3 - -- Ayat ini menyinggung salah satu pemulihan negara Roma yang sebentar tergoncang (pembunuhan atas diri Caesar? Kerusuhan yang menyusul kematian Nero?) B...
Ayat ini menyinggung salah satu pemulihan negara Roma yang sebentar tergoncang (pembunuhan atas diri Caesar? Kerusuhan yang menyusul kematian Nero?) Binatang yang berluka tetapi sembuh itu merupakan gambar ejekan Kristus yang mati tetapi bangkit.
Ref. Silang FULL -> Why 13:3
Ref. Silang FULL: Why 13:3 - itu sembuh // dunia heran · itu sembuh: Wahy 13:12,14
· dunia heran: Wahy 17:8
· itu sembuh: Wahy 13:12,14
· dunia heran: Wahy 17:8

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Why 13:3 - -- 13:3 Dan462 satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka fatal,463 tetapi luka fatal itu disembuhkan.464 Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang i...
13:3 Dan462 satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka fatal,463 tetapi luka fatal itu disembuhkan.464 Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Dalam pasal 13:14 dicatat bahwa luka yang diderita, luka yang disembuhkan, adalah luka akibat pedang.
Mungkin kepala itu sungguh mati, lalu bangkit dari antara orang mati sebagai mukjizat dari Iblis, tetapi mungkin juga ini hanya mukjizat palsu, suatu tiruan dari kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, Anak Domba Allah.465
Kaisar Nero bunuh diri pada tahun 68 M, sebelum Kitab Wahyu ditulis. Setelah kematiannya muncul kabar angin bahwa sebenarnya dia tidak mati. Lalu ada kabar angin yang lain yang mengatakan bahwa dia akan bangkit dari antara orang mati. Menurut beberapa penafsir, Nerolah yang dimaksudkan dalam ayat ini.466 Tetapi rupanya kepala yang diceritakan dalam ayat ini menunjuk ke salah satu raja yang dikuasai oleh Anti-Kristus pada akhir zaman.

Hagelberg: Why 13:3 - -- 13:3 Dan462 satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka fatal,463 tetapi luka fatal itu disembuhkan.464 Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang i...
13:3 Dan462 satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka fatal,463 tetapi luka fatal itu disembuhkan.464 Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Dalam pasal 13:14 dicatat bahwa luka yang diderita, luka yang disembuhkan, adalah luka akibat pedang.
Mungkin kepala itu sungguh mati, lalu bangkit dari antara orang mati sebagai mukjizat dari Iblis, tetapi mungkin juga ini hanya mukjizat palsu, suatu tiruan dari kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, Anak Domba Allah.465
Kaisar Nero bunuh diri pada tahun 68 M, sebelum Kitab Wahyu ditulis. Setelah kematiannya muncul kabar angin bahwa sebenarnya dia tidak mati. Lalu ada kabar angin yang lain yang mengatakan bahwa dia akan bangkit dari antara orang mati. Menurut beberapa penafsir, Nerolah yang dimaksudkan dalam ayat ini.466 Tetapi rupanya kepala yang diceritakan dalam ayat ini menunjuk ke salah satu raja yang dikuasai oleh Anti-Kristus pada akhir zaman.

Hagelberg: Why 6:1--20:3 - -- B. Masa Kesengsaraan (6:1-20:3)
Bentuk Bagian Ini
Bentuk bagian yang mengisahkan masa kesengsaraan ini menarik. Ada tujuh segel, tujuh sangkakala, dan...
B. Masa Kesengsaraan (6:1-20:3)
Bentuk Bagian Ini
Bentuk bagian yang mengisahkan masa kesengsaraan ini menarik. Ada tujuh segel, tujuh sangkakala, dan tujuh cawan. (Mungkinkah Mazmur 79:12, yang berkata, "Dan balikkanlah ke atas pangkuan tetangga kami tujuh kali lipat cela yang telah didatangkan kepada-Mu, ya Tuhan!" melatarbelakangi hukuman tujuh segel, tujuh sangkakala, dan tujuh cawan?) Segel, sangkakala, dan cawan ini merupakan kerangka atau garis besar dari bagian ini. Enam segel itu dibuka Tuhan, disertai hukuman atas bumi. Lalu segel yang ketujuh terdiri dari tujuh sangkakala.299 Keenam sangkakala pertama diceritakan, lalu yang ketujuh terdiri dari tujuh cawan. Struktur ini menekankan dahsyatnya hukuman atas "mereka yang diam di bumi". Segel yang ketujuh merupakan ketujuh sangkakala, dan sangkakala yang ketujuh merupakan ketujuh cawan.300 Jadi, sesudah "yang diam di bumi" mengalami hukuman-hukuman dahsyat yang mulai dari segel yang pertama sampai dengan segel yang keenam, mungkin mereka akan berpikir, "Tinggal hanya satu hukuman lagi, bukankah ada tujuh segel?" Tetapi mereka akan heran, sebab yang "satu" lagi itu terdiri dari tujuh hukuman lagi, yang ditandai dengan tujuh sangkakala. Lalu, sesudah hukuman-hukuman dari enam sangkakala, mungkin mereka akan berpikir, "Akhirnya, hanya satu hukuman lagi..." tetapi mereka akan heran, karena yang "satu" lagi itu terdiri dari tujuh hukuman lagi, yang disebut tujuh cawan.301
Struktur ini menekankan betapa dahsyatnya hukuman-hukuman itu. Selain itu, ternyata segel, sangkakala, dan cawan menjadi garis besar, kerangka, atau "rantai" kisah ini. Selain "rantai kisah" ini ada beberapa hal lain yang juga disisipkan. Setiap "tambahan" ini juga merupakan dorongan untuk ketujuh jemaat itu.
Bagian ini menceritakan "Masa Kesengsaraan", yang merupakan "minggu" yang ke-70 dalam Kitab Daniel pasal 9, suatu masa yang berkelanjutan tujuh tahun. Di antara nas-nas yang lain, Amos 5:18-20 menceritakan kesengsaraan yang akan dialami umat Israel pada masa itu.
Menurut tafsiran lain, keenam segel dalam Wahyu 6 melambangkan masa ini, "zaman gereja", yang penuh dengan peperangan dan penderitaan seperti dikatakan di dalam Markus 13:5-13 ("Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru").
Tetapi paham tersebut agak sulit diterima, kalau kita membaca 6:8, "Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang ada di bumi." Jadi kalau segel yang keempat dibuka, paling tidak kira-kira satu milyar orang akan dibunuh. Itu bukan zaman sekarang. Alasan lain berkaitan dengan permintaan Tuhan Yesus, yang disebutkan dalam Wahyu 5 dan Mazmur 2:8. Seandainya enam segel itu menceritakan keadaan kita dalam "zaman gereja", artinya gulungan kitab itu sudah diminta Tuhan, dan segel itu sedang dibuka. Dengan demikian, menurut tafsiran tersebut, pembukaan enam segel menghabiskan waktu 2000 tahun, tetapi tujuh sangkakala dan tujuh cawan hanya makan waktu kurang dari tiga tahun. Ini tidak mustahil, tetapi agak aneh.
Lebih baik, sesuai dengan dahsyatnya pembukaan segel dan kepentingan pengambilan gulungan kitab, pengambilan gulungan kitab dianggap permulaan Masa Kesengsaraan, dan pembukaan segel dianggap sebagai sebagian dari hukuman Allah atas "yang diam di bumi" pada Masa Kesengsaraan. Hukuman yang dahsyat harus mendahului pendirian Kerajaan Allah di bumi, sangat jelas dalam Amos 5:18-20 dan Yesaya 2:12-21.
Isi Bagian Ini
Dari segi isi (bukan bentuk), bagian ini ada kesamaannya dengan Markus 13 (juga Matius 24 dan Lukas 21), saat Tuhan Yesus bernubuat mengenai akhir zaman. Beasley-Murray302 mencatat kesamaan-kesamaan tersebut sebagai berikut:
1. Perang-perang |
1. Perang-perang |
2. Perselisihan inter- nasional |
2. Perselisihan inter- nasional |
3. Gempa bumi |
3. Kelaparan |
4. Kelaparan |
4. Wabah/sampar |
5. Penganiayaan |
5. Penganiayaan |
6. Gerhana, bintang berjatuhan, goncangan kuasa-kuasa langit |
6. Gempa bumi, gerhana, bintang berjatuhan, pembesar bersembunyi di gua, langit menyusut |

Hagelberg: Why 4:1--22:21 - -- III. Bagian Ketiga: \"... apa yang akan terjadi sesudah ini...\" (4:1-22:21)
Dengan membandingkan Wahyu 1:19 ("Tuliskanlah... apa yang akan terjadi s...
III. Bagian Ketiga: \"... apa yang akan terjadi sesudah ini...\" (4:1-22:21)
Dengan membandingkan Wahyu 1:19 ("Tuliskanlah... apa yang akan terjadi sesudah ini") dan 4:1 ("Naiklah kemari dan Aku akan menunjuk kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini") kita mengetahui bahwa pasal 4 merupakan permulaan dari bagian ketiga. Bagian ketiga ini akan menceritakan "apa yang akan/harus terjadi sesudah" hal-hal mengenai ketujuh jemaat. Apa yang dibahas dalam pasal 1-3 sudah terjadi. Ketujuh jemaat itu sudah tidak ada lagi, sedangkan apa yang digambarkan dalam pasal 4-22 belum terjadi.
Fungsi bagian ini:
Memang Tuhan Yesus sudah menjanjikan pahala yang indah dan hebat kepada yang setia, kepada "barangsiapa yang menang", kepada "yang menuruti apa yang tertulis di dalam" Kitab Wahyu. Dalam bagian ketiga ini dibuktikan bahwa janji-janji itu bukan omong kosong, tetapi Dia mampu menggenapi janji-Nya, karena Dia akan mengalahkan musuh-Nya dan mendirikan Kerajaan-Nya. Juga, mereka yang menganiaya anggota jemaat Kristus akan dikalahkan oleh Raja atas segala raja, sehingga mereka yang dianiaya akan dihibur dan didorong untuk setia di dalam penganiayaan.
Struktur bagian ini:
Struktur bagian ini dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, sebagai berikut:
Visi Takhta sebagai Pendahuluan, 4:1-5:14
Masa Kesengsaraan, 6:1-20:3
Kerajaan Seribu Tahun, 20:4-15
Yerusalem yang Baru, 21:1-22:5
Penjelasan Akhir dari Penglihatan, 22:6-17
Bagian Penutup dari Kitab, 22:18-21

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Why 13:1-10
Matthew Henry: Why 13:1-10 - Binatang yang Keluar dari dalam Laut
Penggambaran lebih jauh lagi mengenai musuh-musuh jemaat dalam bentuk yang lain. Musuh-musuh itu digambarkan sebagai dua binatang. Binatang yang...
- Penggambaran lebih jauh lagi mengenai musuh-musuh jemaat dalam bentuk yang lain. Musuh-musuh itu digambarkan sebagai dua binatang. Binatang yang pertama dijelaskan dalam ay. 1-10, dan yang kedua dalam ay. 11 dst.
Binatang yang Keluar dari dalam Laut (12:18-13:10)
- Penjelasan tentang binatang yang pertama. Binatang ini terlihat oleh Rasul Yohanes yang sedang berdiri di pantai laut. Dari mana binatang ini datang: ia keluar dari dalam laut. Bentuk dan rupa binatang ini. Beberapa gambaran tentang binatang ini tampaknya menunjuk kepada penglihatan Daniel mengenai empat binatang besar, yang mewakili empat kerajaan (Dan. 7:1-3, dst.). Tujuh kepala dan sepuluh tanduk tampaknya menunjuk pada kekuatan kuasanya. Sepuluh mahkota menunjuk pada para penguasa yang menjadi jajahannya. Nama-nama hujat pada dahinya menyatakan permusuhannya secara langsung terhadap kemuliaan Allah. Sumber dan asal kekuasaannya, yaitu si naga. Ia ditetapkan oleh si Iblis, dan Iblis memberikan segenap bantuan semampunya. Sebuah luka berbahaya menimpanya, namun sembuh secara tak terduga (ay. 3). Kehormatan dan penyembahan diberikan kepada monster jahanam ini: Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. Orang-orang memberi hormat dan tunduk kepada Iblis itu dan kaki tangannya, dan berpikir tidak ada kuasa yang mampu menghadapinya. Bagaimana binatang itu menjalankan kuasa dan keahlian nerakanya: binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat. Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka. Dan juga untuk melawan semua mereka yang diam di sorga. Niat jahat Iblis nyata melawan sorga dan para penghuninya yang terberkati. Lawan-lawannya ini ada di luar jangkauan kuasanya. Melulu yang dapat diperbuatnya hanyalah menghujat mereka. Akan tetapi, para kudus di bumi lebih terbuka untuk mengalami kekejamannya, dan terkadang ia diizinkan untuk menang atas mereka. Batas kuasa dan keberhasilan Iblis. Ia dibatasi dalam hal waktu (ay. 5). Ia juga terbatas pada orang-orang tertentu saja yang dapat ditundukkannya sepenuhnya kepada kehendaknya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba. Barangsiapa yang telah membunuh dengan pedang, ia akan rebah oleh pedang (ay. 10), dan siapa yang telah membawa umat Allah ke dalam penawanan, ia sendiri akan ditawan.
SH -> Why 13:1-18; Why 13:1-18
SH: Why 13:1-18 - Kuasa tipu daya (Rabu, 23 November 2005) Kuasa tipu daya
Tujuan utama hidup manusia adalah menyembah dan melakukan kehendak
Allah. Manusia gagal memenuhi panggilan tersebut, sebaliknya ...
Kuasa tipu daya
Tujuan utama hidup manusia adalah menyembah dan melakukan kehendak Allah. Manusia gagal memenuhi panggilan tersebut, sebaliknya menjadikan diri sendiri tuan atas hidup dan melakukan hasrat dosa semata. Manusia melawan Allah akibat manusia pertama menyambut bujuk rayu Iblis. Hanya orang yang mengizinkan Yesus memperbarui dan mengubah kehidupan mereka yang sanggup memenuhi tujuan ilahi tersebut.
Wahyu menelanjangi usaha Iblis meningkatkan pengaruh agar manusia
terus berontak melawan Allah. Iblis memakai 2 cara. Pertama,
melalui binatang buas lambang kekuasaan yang mengendalikan
kehidupan puncak (tahkta) dan memakai pengaruh-pengaruh religi
(hujat dan tidak mati, lih. ayat 1-7). Kedua, melalui binatang
buas yang bertanduk seolah nabi bagi binatang pertama (ayat
Lebih bahaya daripada aniaya adalah tipu daya Iblis. Sebagian besar
penduduk bumi menyembah (ayat 14), membangun berbagai penyembahan
berhala (ayat 14b), dan akhirnya dimeterai sebagai milik Iblis
(ayat 16-17). "Tritunggal" laknat berhasil menipu manusia. Naga
atau ular tua (ayat 15), memberi kuasa agar binatang buas (ayat
Camkan: Persekongkolan Iblis itu tidak lebih hanya 666, bukan 777. Iblis tidak mungkin mencapai kesempurnaan dan kepenuhan Allah dalam Yesus Kristus.

SH: Why 13:1-18 - Binatang-binatang yang mengerikan. (Jumat, 8 November 2002)
Binatang-binatang yang mengerikan.
Dalam upaya memerangi umat Allah, sang naga menggunakan berbagai
cara. Wahyu 13 menuturkan skenario besa...
Binatang-binatang yang mengerikan.
Dalam upaya memerangi umat Allah, sang naga menggunakan berbagai
cara. Wahyu 13 menuturkan skenario besarnya, yakni dengan
memperalat negara dan agama. Kelihatannya hal itu sangat kena-
mengena dengan keadaan umat manusia pula.Di tengah kekacauan
bangsa-bangsa (laut), keluarlah sosok binatang yang sangat kuat
lagi mengerikan. Berkepala tujuh yang bertuliskan nama-nama
hujat dengan tanduk sepuluh, bermahkota, dan bersosok mirip
macan tutul, beruang, dan singa. Tak pelak lagi kekuasaan
politik dan para penguasanyalah yang sedang digambarkan di sini.
Di zaman Yohanes, ini menunjuk kepada Kekaisaran Romawi,
terutama dengan raja-rajanya yang antikristen. Iblis berada di
balik kekuasaan politik dan para penguasanya, sehingga mereka
berani meninggikan diri di hadapan Allah (Domitianus menuntut
diakui sebagai Tuhan dan disembah sebagai Allah), menuntut
penyembahan rakyat, dan menganiaya para pengikut setia Kristus.
Bukan hanya itu, Iblis juga bekerja dalam lingkup yang kelihatan lebih halus, yakni wilayah rohani. Binatang ganjil keluar dari dalam bumi, dengan dua tanduk seperti anak domba dan berbicara laksana sang naga. Ia menjadi pelaksana kuasa binatang yang pertama dan dengan itu ia mengajak seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang yang pertama. Melalui pengaruhnya yang sangat luar biasa, ia menyebabkan hampir semua orang menerima tanda sang binatang pertama di dahi mereka. Orang-orang itu menyediakan diri menjadi pengikut dan penyembah kekuasaan politik bersifat tirani dan memusuhi Allah. Namun demikian, penglihatan yang seram ini diimbangi dengan ungkapan bahwa bilangan binatang itu enam ratus enam puluh enam adalah suatu kiasan tentang penolakan dan pemberontakan manusia kepada Allah yang sempurna dan kegagalan tuntutannya untuk menjadi sama dengan Allah.
Renungkan:
Negara maupun agama bisa berperan sebagai sarana anugerah umum
demi mengekang penyebarluasan dosa tetapi juga bisa menjadi alat
Iblis untuk melawan Kristus dan umat-Nya.
Utley -> Why 13:1-6
Utley: Why 13:1-6 - --NASKAH NASB (UPDATED): Wahy 13:1-612:18 Dan ia tinggal berdiri di pantai laut 13: 1 Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk...
NASKAH NASB (UPDATED): Wahy 13:1-6
12:18 Dan ia tinggal berdiri di pantai laut 13: 1 Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. 2 Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. 3 Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala- kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. 4 Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?" 5 Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. 6 Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Wahy 13:1 "naga itu tinggal berdiri di pantai laut" NASB, NKJV dan NJB memulai pasal Wahy 13 dengan frasa ini (yaitu, 12:18), sedangkan TEV menyimpulkan pasal Wahy 12 dengan/ itu. Ada varian manuskrip Yunani di PRONOUN. Beberapa naskah kemudian amat kecil dan uncials P (abad kesembilan) dan 046 & 051 (abad kesepuluh) mencatat "ia berdiri" (NKJV). Manuskrip Yunani kuno terbaik P47 (akhir abad ketiga), א (abad keempat), Satu abad (kelima), dan C (abad kelima) mencatat "berdiri," mengacu pada binatang, bukan Yohanes.
"Laut" mungkin merupakan acuan kepada Dan 7:2-3. Itu adalah simbol (1) seluruh umat manusia (lih.Yes 17:12-13; 57:20; Wahy 17:15) atau (2) kuasa kekacauan (lih.Kej 1; Yes 51:9-10).
□ "Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut" Binatang liar (lih.Wahy 13:14,15; 15:2; 16:13; 15:8) pertama kali disebutkan tanpa gembar-gembor di Wahy 11:7 sebagai yang keluar dari jurang maut (lih.Wahy 17:8). Tampaknya untuk mengacu pada "Antikristus" di 1Yoh 2:18, juga dikenal sebagai "manusia durhaka" dalam 2Tes 02:03. Gambaran yang sama tentang binatang ini ditemukan dalam Wahy 12:3; 17:3,8.
Ungkapan "keluar dari dalam laut" telah ditafsirkan dalam beberapa cara.
- 1. secara harfiah, seperti dalam litertur apokaliptik Yahudi intertestamental sebagai Leviatan dan dalam ay. 11 sebagai Behemoth.
- 2. sebuah acuan kepada Dan 7, di mana binatang itu muncul dari dalam laut di ay. 3 dan dari dalam bumi di ay. 17, yang mana di Dan 7 adalah sama, tetapi Yohanes telah memisahkan binatang-binatang terakhir menjadi dua kepribadian jahat akhir zaman yang terpisah: binatang laut, ay. 1 dan binatang tanah, ay. 11
- 3. simbol kejatuhan manusia (lih. terutama Wahy 17:15, tetapi juga Dan 7:2-3; Yes 17:12-13; 57:20)
Alasan bahwa kedua binatang di pasal Wahy 13 disebutkan sebagai keluar dari laut dan tanah itu adalah (1) karena pasal ini mengikuti Dan 7 begitu erat atau (2) karena mereka kombinsi untuk mewakili seluruh bumi. Kemungkinan juga kedua binatang ditambah bentuk Setan sebuah parodi jahat Trinitas.
□ "bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota" ini tidak persis seperti naga (lih.Wahy 12:3) tetapi sangat mirip (lih.Wahy 17:3,7-12). Kesepuluh tanduk berbicara tentang kekuatan lengkap; ketujuh kepala merupakan manifestasi sempurna dari kejahatan, dan sepuluh mahkota adalah klaim untuk royalti. Kejahatan sering kali merupakan kepalsuan yang baik (lihat Kristus di dalam Wahy 5:6). Ini adalah yang pertama dari beberapa parodi Kristus.
□ "nama-nama hujat" Manuskrip Yunani dibagi rata antara PLURAL (manuscript A) "nama-nama" (NRSV, NJB) and SINGULAR (manuscripts P47, א, C, P) "nama" (NKJV, TEV).Mana yang benar, jelas merupakan acuan kepada Dan 7:8,11,20,25 atau Dan 11:36. Judul-judul menghujat ini terhubung dengan (1) klaim dewa atau (2) sebutan si jahat (lih.Wahy 17:3).
Wahy 13:2 "binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul. . beruang.. . singa ". Kombinasi dari beberapa binatang adalah kiasan lain kepada Dan 7:4,5,6, dimana ia menyebut serangkaian raja-raja, tetapi di sini simbolismenya telah berubah menjadi gabungan dari semua sistem dunia anti-Tuhan dipersonifikasikan dalam satu pemimpin (lih.Dan 7:24).
□ " Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar" ini sejajar dengan 2Tes 2:9, yang berbicara tentang kekuatan Setan yang diilhami. Binatang buas itu bukan Setan, tetapi sebuah manifestasi manusia supranatural yang diberdayakan atau inkarnasi dari dia (lih.ay. 4,12). Ini adalah satu lagi parodi Kristus.
Wahy 13:3 "Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya" Ini adalah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE, yang secara sintaktis sejajar dengan Anak Domba Wahy 5:6. Ini adalah satu lagi parodi kematian dan kebangkitan Yesus.
□ " tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh" Apakah Iblis memiliki kemampuan untuk membangkitkan orang ini, atau ini hanyalah trik, penipuan, dan menirukan (lih.Wahy 13:15)? Setan menjadikan parodi kuasa Allah di dalam Kristus.
Hal ini mungkin merupakan kiasan sejarah ke mitos "Nero redivivus", yang menegaskan bahwa Nero akan hidup kembali, dan kembali dengan pasukan timur besar (Partia), dan menyerang Roma (lih.Sibylline Oracles, buku III-V).
□ "Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu" Setan akan menggunakan mujizat untuk meyakinkan dunia yang tidak percaya agar supaya mengikutinya (lih.Mat 24:24; Mr 13:22; 2Tes 2:9; Wahy 13:5; 17:8), yang merupakan parodi dari Kristus. Dunia terkesan oleh kuasa dari dua saksi dalam Wahy 11:13; sekarang ketidaktetapan mereka terlihat pada mereka menyembah binatang itu.
Wahy 13:4 "mereka menyembah naga itu. . dan mereka menyembah binatang itu" Keinginan yang jahat bukan hanya kekuasaan politik, tetapi ibadah (lih.ay. 8). Setan ingin disembah (lih.Wahy 13:12; 14:9,11; 16:2; 19:20; Mat 4:8-9). Dia ingin menjadi seperti Allah (lih.Yes 14:12-15 mungkin). Secara implisit, hal ini berkaitan dengan kebohongan Ular dalam Kej 3:5 dan dalam Mat 4:9; Luk 4:5-7.
□ "Siapakah yang sama seperti binatang itu?" Ada dua saran asal untuk frasa ini. Beberapa melihatnya sebagai (1) sebuah parodi untuk YHWH ditemukan di Kel 15:11; Mazm 35:10; 113:4; (2) parodi YHWH dalam Yes 40:18-22; 43:11; 44:6,8,9-20; 45:6, atau (3) referensi untuk Lewiatan dan Behemoth dalam literatur apokaliptik Yahudi (salah satu contoh dalam Perjanjian Lama yaitu Ayub 41, khususnya ay. Ayub 41:33-34).
Wahy 13:5 Dalam ayat Wahy 13:5-7,14-15 ada beberapa PASSIVE VERBS yang menyiratkan izin yang diberikan oleh Setan dan pada akhirnya oleh Allah (lih.Ayub). Tuhan menggunakan Iblis untuk tujuan-Nya sendiri! Kejahatan mengungkapkan motifnya sendiri dengan kata-kata dan tindakan.
□ "mulut yang penuh dengan kesombongan" Ini merupakan acuan untuk:
- 1. "Binatang" di Dan 7:8,11,20,25; 11:36
- 2. Antiokhus IV Epifanes di Dan 8; I Makabe. 1:24
- 3. dan / atau "orang berdosa" di 2Tes 2:4
Beberapa melihat sebuah referensi terhadap Pembinasa keji dari Mat 24:15, yang merujuk kepada invasi dan penghancuran Yerusalem di bawah pimpinan jenderal Romawi, dan kemudian Kaisar, Titus, di tahun 70 Masehi. Ini adalah contoh yang baik bagaimana fokus historis dari simbol-simbol perubahan. Dalam Dan 8 mengacu pada Antiokhus IV Epifanes periode interbiblical; dalam Mat 24 itu merujuk kepada kehancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi dan di Dan 7 (dan mungkin Dan 11:36-39) itu merujuk pada aktivitas akhir zaman Antikristus.
□ "untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya" Ini merupakan acuan langsung kepada Dan 7:25. Ini pertama kali disebutkan dalam Wahy 11:2-3. Ini adalah metafora yang menunjukkan masa penganiayaan. Lihat Topik Khusus pada Wahy 11:2 dan catatan di Wahy 12:6.
Wahy 13:6 "Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah" Ada dua atau tiga kali penghujatan dalam ayat ini terhadap nama Tuhan, kemah Allah, dan umat Tuhan. Ini tergantung pada bagaimana seseorang menerjemahkan frasa Yunani.
TFTWMS -> Why 13:3-8; Why 13:1-7
TFTWMS: Why 13:3-8 - Pelajaran Empat: Iblis Menggunakan Tekanan Teman PELAJARAN EMPAT: IBLIS MENGGUNAKAN TEKANAN TEMAN (Wahyu 13:3, 4, 8)
Sulit melawan tekanan, bahkan ketika orang lain mendukung Anda. Sulitnya berlipat...
PELAJARAN EMPAT: IBLIS MENGGUNAKAN TEKANAN TEMAN (Wahyu 13:3, 4, 8)
Sulit melawan tekanan, bahkan ketika orang lain mendukung Anda. Sulitnya berlipat dua ketika orang banyak menentang Anda. Yesus pernah berkata bahwa mayoritas orang berada di jalan "yang lebar" "yang menuju kepada kebinasaan" (Matius 7:13). Teks kita menegaskan ketepatan penilaian-Nya itu: "Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.… Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya" (ay. 3b-8a; huruf miring oleh saya).
Kita akan membahas penyembahan binatang itu dalam pelajaran berikutnya,33tetapi, untuk saat ini, mari kita amati ketakjuban, penyembahan, kekaguman, dan pujian orang banyak itu—seluruh komponen ibadah. "Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: 'Siapakah yang sama seperti binatang ini,…?'" (ay. 4b). Kata-kata mereka adalah "parodi suram tentang pertanyaan besar: 'Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN' (Keluaran 15:11)."34
Binatang itu meniru agama yang benar lebih dari satu kali. Misalnya, rincian tentang luka yang sembuh adalah karikatur kematian dan kebangkitan Yesus: "Maka tampaklah kepadaku satu dari kepalanya seolah-olah telah disembelih35dan luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Dan seluruh dunia takjub, …" (ay. 3; NASB). Dalam bahasa aslinya, kalimat "seolah-olah telah disembelih" adalah sama dengan yang digunakan di 5:6 dan 13:8 untuk menggambarkan luka yang mematikan Anak Domba. Kebanyakan komentator percaya bahwa 13:3, dengan satu atau lain cara, berhubungan dengan "Nero divivus" mitos yang beredar di kalangan kaum yang percaya takhayul pada akhir abad pertama.36
Menurut mitos ini, Nero, yang mati pada tahun 68, akan kembali untuk menghukum tentara Romawi yang telah berbalik melawan dia. Beberapa penulis menganggap nas ini mengacu kepada Domitianus, yang, dalam satu pengertian adalah Nero "yang hidup kembali"; Seorang sejarawan Roma, Tertullian, yang mengacukan penganiayaan Domitianus atas umat Kristen, menyebut dia "orang yang menyerupai Nero dalam kekejaman."37Pada sisi lain, nas ini mungkin hanya berarti bahwa pada suatu kesempatan Kerajaan Romawi tampaknya sedang sekarat, tetapi hidup kembali dan pulih bahkan menjadi lebih kuat.
Terlepas kita bisa atau tidak bisa mengungkapkan arti setiap rincian itu, tidak sulit untuk melihat hasil akhirnya: Dunia, secara keseluruhan, mengagumi binatang itu. Mereka menyembah dia dan mengikuti dia. Betapa hal ini menyulitkan orang Kristen yang menolak perintahnya!
Apakah Iblis masih menggunakan tekanan teman untuk mencoba membentuk kita menurut kehendak-Nya? Anda tahu bahwa ia masih melakukannya. Kita masih mendengar seruan bersama "Semua orang melakukan hal itu!" Adalah penting untuk mengingatkan diri kita sendiri dari waktu ke waktu tentang dua jalan—dan fakta bahwa orang banyak berada di jalan yang lebar "yang menuju kepada kebinasaan," sementara hanya sedikit orang berada di jalan yang sempit "yang menuju kepada hidup" (Matius 7:13, 14). Kita bahkan mungkin ingin menandai Keluaran 23:2 di Alkitab kita: "Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan."
"Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (13:9).

TFTWMS: Why 13:1-7 - Pelajaran Tiga: Iblis Menggunakan Kekuatan PELAJARAN TIGA: IBLIS MENGGUNAKAN KEKUATAN (Wahyu 13:1, 2, 4, 7)
Iblis mencoba mengintimidasi orang Kristen dalam berbagai cara. Seperti yang saya te...
PELAJARAN TIGA: IBLIS MENGGUNAKAN KEKUATAN (Wahyu 13:1, 2, 4, 7)
Iblis mencoba mengintimidasi orang Kristen dalam berbagai cara. Seperti yang saya telah sebutkan, salah satu caranya adalah penggunaan kekuatan. Lihat kembali gambaran tentang binatang itu dan pelbagai petunjuk tentang kekuatannya yang besar: Seperti naga, ia memiliki tujuh kepala, sepuluh tanduk, dan banyak mahkota (13:1).17Dalam pasal berikutnya, kita akan belajar bahwa—seperti naga itu—binatang itu berwarna merah (17:3). Sebagaiman Anda dan saya telah diciptakan menurut gambar Allah (Kejadian 1:26), begitu juga halnya binatang itu diciptakan menurut gambar pembuatnya. Ketika kita mempelajari naga itu, kita berpendapat bahwa darahnya yang berwarna merah menunjukkan kecenderungannya untuk membunuh; tujuh kepalanya menunjukkan kelicikan dan kecerdikannya yang besar; sepuluh tanduknya, kekuatannya yang besar; dan mahkotanya yang banyak, kekuasaannya yang besar.18
Semua kualitas ini sekarang dipindahkan ke binatang itu. "Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya19dan kekuasaannya20yang besar" (ay. 2b). "Dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa21" (ay. 7b). Apa yang Iblis pernah tawarkan kepada Yesus (Matius 4:8, 9), ia limpahkan kepada binatang itu.
Juga, ciri-ciri binatang-binatang yang digabungkan itu melambangkan kekuasaan dan kekuatan: Binatang laut itu secepat macan tutul,22sekuat beruang, segarang singa, seganas binatang hutan mana saja.23
Selanjutnya, kekuatan binatang itu terlihat dalam kekebalannya yang nyata.24
Bahkan ketika ia menerima "luka fatal" dari sebuah "pedang," ia pulih sepenuhnya, yang mengejutkan penduduk bumi (Wahyu 13:3, 12, 14, 15).
Di samping itu, binatang itu kelihatannya lebih kuat daripada Allah sendiri— karena ia tampaknya bisa menghujat Allah tanpa menerima konsekuensi: Ayat 1 berkata bahwa "pada kepalanya25tertulis nama-nama hujat." "Nama-nama hujat" ini mungkin adalah gelar-gelar ilah yang digunakan oleh para kaisar Romawi untuk diri mereka sendiri.
Setiap kaisar disebut divus atau sebastos, yang berarti "ilahi." Seringkali nama Allah atau Anak Allah yang sama diberikan kepada para kaisar itu; dan Nero di koin uangnya menyebut dirinya Juruselamat Dunia.… Selanjutnya, kaisar-kaisar yang belakangan mengambil kata Latin dominus, atau kurios untuk padanan Yunaninya sebagai gelar mereka, keduanya berarti tuhan dan di dalam Perjanjian Lama merupakan gelar khusus Allah dan di dalam Perjanjian Baru adalah gelar khusus untuk Yesus Kristus.26
Sekali lagi, 13:5 mengatakan bahwa mulut binatang itu mengucapkan "kesombongan dan hujat." "Menghujat" adalah" berbicara menentang." Di 13:6 kita mempelajari apa yang dihujat oleh binatang itu: "Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan [yaitu; NASB]27semua mereka yang diam di sorga." "Kemah kediaman-Nya" dapat diterjemahkan "tempat kediaman-Nya."28Karena Allah berdiam di dalam umat-Nya (1 Korintus 3:16) dan orang Kristen memiliki kewarganegaraan mereka di sorga (Filipi 3:20), nas ini mungkin mengacu kepada kebohongan tentang gereja yang disebarkan.29
Kesan yang diungkapkan oleh 13:1-8 adalah bahwa binatang itu bisa melakukan apa pun yang ia inginkan, dan tidak ada yang bisa menahannya. Dengan demikian orang banyak berseru, "Siapakah yang … dapat berperang melawan dia?" (ay. 4b). Kelihatannya, tidak satu pun yang bisa—tentunya bukan orang Kristen yang lemah. "Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus30dan untuk mengalahkan mereka" (ay. 7a). "Mengalahkan "adalah dari bentuk kata kerja nike, kata untuk "kemenangan." Binatang itu seperti sebuah batu raksasa yang runtuh di lereng gunung, meratakan segala sesuatu di lintasannya. Ia tampak tak terkalahkan.31
Seperti telah disinggung, sekarang ini Iblis tetap menggunakan kekuatan ketika itu sesuai tujuannya. Saya telah memberikan beberapa ilustrasi; sudah tentu, Anda bisa memberi lebih banyak.32Namun begitu, pada titik ini saya hanya ingin mengatakan, "Jangan heran jika Iblis mencoba untuk memaksa Anda mengikuti kehendak-Nya."
"Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (13:9).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Wahyu (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Perjuangan dan Penyelesaian
Tanggal Penulisan: 90-96 M
Latar Belakang
Kitab Wahyu adalah kitab Perjan...
Penulis : Yohanes
Tema : Perjuangan dan Penyelesaian
Tanggal Penulisan: 90-96 M
Latar Belakang
Kitab Wahyu adalah kitab Perjanjian Baru yang terakhir dan yang paling luar biasa. Kitab ini sekaligus merupakan suatu penyingkapan (Wahy 1:1-2,20), suatu nubuat (Wahy 1:3; Wahy 22:7,10,18-19), dan suatu gabungan dari tujuh surat (Wahy 1:4,11; Wahy 2:1--3:22). (Istilah "penyingkapan" (Ing. _apocalypse_) berasal dari kata Yunani _apocalupsis_, yang diterjemahkan "wahyu" dalam Wahy 1:1-20). Kitab ini merupakan suatu penyingkapan dalam kaitan dengan isinya, suatu nubuat dalam kaitan dengan beritanya dan suatu surat dalam kaitan dengan alamat tujuannya.
Lima kenyataan penting mengenai latar belakang kitab ini dinyatakan dalam pasal 1 (Wahy 1:1-20).
- (1) "Inilah wahyu Yesus Kristus" (Wahy 1:1).
- (2) Penyataan ini telah disampaikan secara adikodrati kepada penulisnya melalui Kristus yang ditinggikan, malaikat-malaikat dan penglihatan-penglihatan (Wahy 1:1,10-18).
- (3) Penyataan itu disampaikan kepada hamba Allah, Yohanes (Wahy 1:1,4,9; Wahy 22:8).
- (4) Yohanes menerima penglihatan-penglihatan dan berita penyataan ini sementara ia dalam pembuangan di Pulau Patmos (80 km sebelah barat daya kota Efesus), oleh karena Firman Allah dan kesaksian Yohanes sendiri (Wahy 1:9).
- (5) Penerima yang mula-mula dari surat ini adalah tujuh jemaat di propinsi Asia (Wahy 1:4,11).
Baik bukti sejarah maupun bukti dari isi kitab itu sendiri menunjukkan bahwa rasul Yohaneslah penulisnya. Ireneus menjelaskan bahwa Polikarpus (Ireneus mengenal Polikarpus, dan Polikarpus mengenal rasul Yohanes) telah berbicara tentang Yohanes yang menulis kitab Wahyu mendekati akhir pemerintahan Domitianus selaku kaisar Romawi (81-96 M)
Isi kitab ini mencerminkan keadaan sejarah pada zaman pemerintahan Domitianus ketika dia menuntut agar semua warga negaranya memanggil dia "Tuhan dan Allah". Pastilah, ketetapan Kaisar pada waktu itu telah menciptakan suatu pertentangan antara mereka yang dengan sukarela mau menyembah Kaisar dan orang Kristen setia yang mengakui bahwa Yesus sajalah "Tuhan dan Allah". Jadi, kitab ini telah ditulis pada suatu masa ketika orang percaya sedang mengalami penganiayaan yang hebat oleh karena kesaksian mereka, suatu situasi yang dengan jelas merupakan latar belakang kitab Wahyu itu sendiri (Wahy 1:19; Wahy 2:10,13; Wahy 6:9-11; Wahy 7:14-17; Wahy 11:7; Wahy 12:11,17; Wahy 17:6; Wahy 18:24; Wahy 19:2; Wahy 20:4).
Tujuan
Kitab ini mempunyai tiga tujuan.
- (1) Surat-surat kepada tujuh jemaat itu menyatakan bahwa suatu penyimpangan yang parah dari standar kebenaran rasuli sedang terjadi di antara banyak jemaat di Asia. Atas nama Kristus, Yohanes menulis kitab ini untuk menegur tindakan kompromi dan dosa mereka, serta menghimbau mereka untuk bertobat dan berbalik kepada kasih mereka yang mula-mula.
- (2) Mengingat penganiayaan yang diakibatkan oleh karena Domitianus memuja dirinya sendiri, kitab Wahyu telah dikirim kepada jemaat-jemaat guna meneguhkan iman, ketetapan hati, dan kesetiaan mereka kepada Yesus Kristus, serta untuk memberi semangat kepada mereka agar mereka menjadi pemenang dan tinggal setia sampai mati sekalipun.
- (3) Akhirnya, kitab ini telah ditulis untuk memperlengkapi orang percaya sepanjang zaman dengan segi pandangan Allah terhadap perang yang sengit melawan gabungan kekuatan Iblis dengan menyingkapkan hasil sejarah yang akan datang. Kitab ini secara khusus menyingkap tujuh tahun terakhir yang mendahului kedatangan Kristus kali kedua. Allah akan menang dan membenarkan orang yang kudus dengan mencurahkan murka-Nya atas kerajaan Iblis; ini akan diikuti oleh kedatangan Kristus kali kedua.
Survai
Berita nubuat dari kitab ini disampaikan melalui aneka simbol dan lambang penyingkapan yang dramatis, yang melukiskan penyelesaian akhir dari seluruh berita penyelamatan alkitabiah. Kitab ini menampakkan peran Kristus sebagai Anak Domba yang layak yang disembelih (pasal 5; Wahy 5:1-14) dan Anak Domba yang penuh murka yang akan datang untuk menghukum dunia dan membersihkannya dari kejahatan (pasal 6-19; Wahy 6:1--19:21). Gambaran simbol lain yang utama dalam kitab ini adalah naga besar (Iblis), binatang laut (antikristus), binatang bumi (nabi palsu) dan Babel Besar (pusat muslihat roh jahat dan kuasa dunia).
Setelah prolog (Wahy 1:1-8), ada tiga bagian utama dalam kitab ini. Pada bagian pertama (Wahy 1:9--3:22), Yohanes mendapatkan suatu penglihatan yang menakjubkan mengenai Kristus yang agung di tengah-tengah kaki dian (jemaat-jemaat), yang menugaskan Yohanes untuk menulis surat kepada tujuh jemaat di Asia Kecil (Wahy 1:11,19). Setiap surat (Wahy 2:1--3:22) meliputi suatu gambaran simbolis tentang Tuhan yang agung dari penglihatan pembukaan, penilaian terhadap jemaat tersebut, kata-kata pujian atau celaan atau kedua-duanya, kata-kata peringatan terhadap lima jemaat, nasihat untuk mendengar dan bertobat, dan suatu janji bagi semua yang menang. Tekanan pada angka tujuh dalam bagian ini menunjukkan bahwa surat-surat tersebut mewakili suatu keutuhan dari apa yang hendak difirmankan kepada jemaat di setiap kota dan angkatan oleh Tuhan yang agung itu.
Bagian utama kedua dari kitab ini (Wahy 4:1--11:19) berisi penglihatan-penglihatan dari perkara-perkara yang ada di sorga dan di bumi tentang Anak Domba dan peranan-Nya dalam mengakhiri sejarah. Bagian itu dimulai dengan suatu penglihatan tentang ruang pengadilan sorgawi yang mahamulia di mana Allah bersemayam dalam kekudusan dan terang yang tak terhampiri (pasal 4; Wahy 4:1-4). Pasal 5 (Wahy 5:1-14) memusatkan perhatian pada sebuah gulungan kitab yang dimeterai yang berbicara tentang nasib akhir. Gulungan kitab ini berada di tangan kanan Allah dan Anak Domba sajalah yang layak untuk membuka meterai-meterainya dan mengungkapkan isinya. Pembukaan enam meterai yang pertama (pasal 6; Wahy 6:1-17) melangsungkan penglihatan yang telah dimulai dalam pasal 4-5 (Wahy 4:1--5:14), kecuali sekarang pemandangan dialihkan ke berbagai peristiwa di bumi. Lima meterai yang pertama menyingkapkan hukuman Allah pada hari-hari terakhir yang menuntun ke arah kesudahannya. Meterai yang keenam mengumumkan murka Allah yang akan datang. "Selingan Pertama" kitab ini terdapat dalam pasal 7 (Wahy 7:1-17), yang menggambarkan pemeteraian 144.000 orang di ambang pintu kesengsaraan besar (Wahy 7:1-8) dan pahala bagi orang kudus di sorga setelah kesengsaraan besar (Wahy 7:9-17). Pasal 8-9 (Wahy 8:1--9:21) menyatakan pembukaan meterai ketujuh, penyingkapan rangkaian hukuman lain yaitu ketujuh sangkakala. "Selingan Kedua" terjadi di antara sangkakala keenam dan ketujuh, yang meliputi Yohanes dan sebuah gulungan kitab yang kecil (Wahy 10:1-11), dan dua saksi nubuat yang kuat dalam kota besar itu (Wahy 11:1-14). Akhirnya, sangkakala ketujuh (Wahy 11:15-19) berfungsi sebagai pertunjukan awal dari kesudahan segala sesuatu (ayat Wahy 1:15) dan pendahuluan adegan-adegan akhir dari rahasia Allah yang dibentangkan (pasal 12-22; Wahy 12:1--22:21).
Bagian utama yang ketiga (Wahy 12:1--22:5) memberikan suatu gambaran terinci mengenai perjuangan besar pada akhir zaman antara Allah dengan musuh-Nya, Iblis. Pasal 12-13 (Wahy 12:1--13:18) menyatakan bahwa orang kudus di bumi harus menghadapi suatu komplotan yang dahsyat dan tiga serangkai kejahatan, yang terdiri atas
- (1) si naga besar (pasal 12; Wahy 12:1-18),
- (2) binatang laut (Wahy 13:1-10), dan
- (3) binatang bumi (Wahy 13:11-18). Pasal 14-15 (Wahy 14:1--15:8) berisi penglihatan-penglihatan yang meyakinkan kembali orang-orang kudus dalam kesengsaraan besar bahwa keadilan akan menang sementara Allah akan mencurahkan murka-Nya yang terakhir atas peradaban antikristus. Kemudian, suatu penyingkapan penuh dari murka Allah terjadi dalam rangkaian tujuh cawan hukuman (pasal 16; Wahy 16:1-21), hukuman atas si pelacur besar (pasal 17; Wahy 17:1-18), dan kejatuhan Babel, Kota Besar itu (pasal 18; Wahy 18:1-24). Pada tahap ini, terjadi kegembiraan besar di sorga, dan perjamuan kawin Anak Domba dengan mempelai perempuan-Nya diumumkan (Wahy 19:1-10).
Akan tetapi, tahap terakhir yang hebat masih akan terjadi. Kemudian Yohanes melihat sorga terbuka dan Kristus keluar menunggang kuda putih sebagai Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan untuk mengalahkan binatang itu dan semua sekutunya (Wahy 19:11-21). Kekalahan Iblis yang terakhir didahului dengan terbelenggunya dia selama seribu tahun (Wahy 20:1-6). Selama masa itu Kristus memerintah bersama dengan orang-orang kudus (Wahy 20:4) dan sesudah itu Iblis akan dilepaskan untuk suatu masa yang singkat (Wahy 20:7-9) dan kemudian dicampakkan ke dalam "lautan api" untuk selama-lamanya (Wahy 20:10). Nubuat apokaliptis ini ditutup dengan penghakiman di takhta putih yang besar (Wahy 20:11-15), nasib yang tepat bagi orang jahat (Wahy 20:14-15; Wahy 21:8), serta langit yang baru dan bumi yang baru sebagai nasib akhir bagi orang kudus (Wahy 21:1--22:5). Kitab ini diakhiri dengan peringatan-peringatan untuk mengindahkan beritanya dan masuk dalam hidup yang kekal (Wahy 22:6-21).
Ciri-ciri Khas
Delapan ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Wahyu merupakan satu-satunya kitab PB yang digolongkan sebagai nubuat dan wahyu.
- (2) Sebagai suatu kitab apokaliptis, beritanya disampaikan dalam bentuk lambang-lambang yang menggambarkan kenyataan-kenyataan tentang masa dan peristiwa yang akan datang sambil tetap memelihara teka-teki atau rahasia tertentu.
- (3) Banyak sekali angka digunakan, termasuk angka 2; 3; 3,5; 4; 5; 6; 7; 10; 12; 24; 42; 144; 666; 1.000; 1.260; 7.000; 12.000; 144.000; 100.000.000; dan 200.000.000. Secara khusus kitab ini menonjolkan angka tujuh yang terdapat tidak kurang dari 54 kali yang melambangkan kesempurnaan atau kepenuhan.
- (4) Penglihatan-penglihatan begitu mencolok, dengan pemandangan yang sering dialih-alihkan dari tempat di bumi ke sorga, kemudian kembali lagi ke bumi.
- (5) Malaikat-malaikat dikaitkan secara jelas dengan penglihatan-penglihatan dan ketetapan-ketetapan sorgawi.
- (6) Kitab ini bersifat polemik yang
- (a) menyingkapkan sifat roh jahat dari setiap penguasa bumi yang menyatakan dirinya sebagai allah, dan
- (b) menyatakan Yesus Kristus sebagai Tuhan yang agung dan penguasa atas raja-raja di bumi (Wahy 1:5; Wahy 19:16).
- (7) Kitab ini juga dramatis yang membuat kebenaran beritanya menjadi begitu hidup dan tegas.
- (8) Kitab ini bersifat roh nubuat PL tanpa menggunakan kutipan-kutipan secara formal dari PL itu sendiri.
Penafsiran
Kitab ini merupakan kitab PB yang paling sulit untuk ditafsirkan. Sekalipun para pembaca yang mula-mula barangkali memahami makna beritanya tanpa terlalu banyak mengalami kebingungan, namun pada abad-abad berikutnya pandangan yang beranekaragam mengenai makna kitab ini telah mengakibatkan lahirnya empat aliran penafsiran yang besar.
- (1) Penafsiran _preterist_ (dengan pandangan masa lampau) memandang kitab ini dan nubuat-nubuatnya sebagai hal yang telah digenapi pada masa gelaran sejarah asli dari kekaisaran Romawi, kecuali untuk pasal 19-22 (Wahy 19:1--22:21), yang masih menunggu penggenapannya pada masa yang akan datang.
- (2) Penafsiran _historicist_ (yang menekankan unsur sejarah) memandang kitab Wahyu sebagai suatu prakiraan nubuat dari seluruh perjalanan sejarah gereja sejak zaman Yohanes sampai pada zaman akhir.
- (3) Penafsiran _idealist_ (yang menekankan pemikiran ideal) menganggap lambang-lambang dalam kitab ini sebagai hal yang mengungkapkan prinsip-prinsip rohani tertentu tentang kebaikan dan kejahatan dalam sejarah pada umumnya, tanpa menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa nyata dalam sejarah.
- (4) Penafsiran _futurist_ (dengan pandangan masa yang akan datang) mendekati pasal 4-22 (Wahy 4:1--22:21) sebagai nubuat tentang peristiwa-peristiwa dalam sejarah yang hanya akan terjadi pada akhir zaman ini. Pada hakikatnya Alkitab ini menafsirkan kitab Wahyu dari sudut pandang futurist ini.
Full Life: Wahyu (Garis Besar) Garis Besar
Prolog
(Wahy 1:1-8)
I. Tuhan yang Diagungkan dan Jemaat-Jemaat-Nya
(Wahy 1:9-3:22)
A. Penglihatan dar...
Garis Besar
- Prolog
(Wahy 1:1-8) - I. Tuhan yang Diagungkan dan Jemaat-Jemaat-Nya
(Wahy 1:9-3:22) - A. Penglihatan dari Tuhan yang Diagungkan di Antara Kaki-Kaki Dian
(Wahy 1:9-20) - B. Berita-Nya Kepada Tujuh Jemaat
(Wahy 2:1-3:22) - II. Anak Domba yang Layak dan Peran-Nya pada Akhir Sejarah
(Wahy 4:1-11:19) - A. Penglihatan dari Ruang Pengadilan yang Megah di Sorga
(Wahy 4:1-5:14) - 1. Allah Pencipta atas Takhta-Nya Dalam Kekudusan yang Mempesona
(Wahy 4:1-11) - 2. Gulungan Kitab yang Dimeterai dan Anak Domba yang Layak
(Wahy 5:1-14) - B. Penglihatan dari Anak Domba Dalam Hubungan Dengan Tujuh Meterai
dan Tujuh Sangkakala
(Wahy 6:1-11:19) - 1. Pembukaan Enam Meterai yang Pertama
(Wahy 6:1-17)
SELINGAN PERTAMA: Dua Kumpulan Orang Banyak
(Wahy 7:1-17) - 2. Pembukaan Meterai yang Ketujuh: Tujuh Malaikat Dengan Tujuh
Sangkakala
(Wahy 8:1-6) - 3. Enam Sangkakala yang Pertama
(Wahy 8:7-9:21)
SELINGAN KEDUA: Gulungan Kitab Kecil
(Wahy 10:1-11)
Dua Orang Saksi
(Wahy 11:1-14) - 4. Sangkakala yang Ketujuh
(Wahy 11:15-19) - III.Tuhan Allah dan Kristus-Nya dalam Konflik Besar Dengan Iblis
(Wahy 12:1-22:5) - A. Perspektif mengenai Konflik Itu
(Wahy 12:1-15:8) - 1. Dari Pandangan Musuh-Musuh Bumi
(Wahy 12:1-13:18) - a. Naga Besar
(Wahy 12:1-17) - b. Binatang Laut
(Wahy 13:1-10) - c. Binatang Bumi
(Wahy 13:11-18) - 2. Dari Pandangan Sorga
(Wahy 14:1-20)
SELINGAN KETIGA: Tujuh Malaikat dengan Tujuh Malapetaka
(Wahy 15:1-8) - B. Perkembangan Terakhir dari Perjuangan Itu
(Wahy 16:1-19:10) - 1. Tujuh Cawan Murka Allah
(Wahy 16:1-21) - 2. Hukuman Atas Pelacur Besar
(Wahy 17:1-18) - 3. Jatuhnya Babel yang Besar
(Wahy 18:1-24) - 4. Sorak-Sorai di Sorga
(Wahy 19:1-10) - C. Puncak Konflik Itu
(Wahy 19:11-20:10) - 1. Kedatangan Kembali dan Kemenangan Kristus
(Wahy 19:11-18) - 2. Kekalahan Binatang Itu dan Sekutu-Sekutunya
(Wahy 19:19-21) - 3. Iblis Diikat, Dilepaskan Kembali dan Akhirnya Dikalahkan
(Wahy 20:1-10) - D. Sesudah Konflik
(Wahy 20:11-22:5) - 1. Penghakiman Takhta Putih yang Besar
(Wahy 20:11-15) - 2. Nasib Orang-Orang yang Tidak Benar
(Wahy 20:14-15; 21:8) - 3. Langit yang Baru dan Bumi yang Baru
(Wahy 21:1-22:5) - Epilog
(Wahy 22:6-21)
Matthew Henry: Wahyu (Pendahuluan Kitab)
Tidak semestinya mengurangi nama baik dan wewenang kitab ini bahwa ia sudah ditolak oleh orang-orang yang bobrok pikirannya. Jemaat Allah pada u...
- Tidak semestinya mengurangi nama baik dan wewenang kitab ini bahwa ia sudah ditolak oleh orang-orang yang bobrok pikirannya. Jemaat Allah pada umumnya sudah menerima kitab ini, dan mendapatkan nasihat yang baik dan penghiburan yang besar di dalamnya. Kristus sendiri menubuatkan kehancuran Yerusalem. Dan, kira-kira pada saat kehancuran itu digenapi, Ia mempercayakan Kitab Wahyu ini kepada Rasul Yohanes untuk menyokong iman umat-Nya dan mengarahkan harapan mereka.
Jerusalem: Wahyu (Pendahuluan Kitab) WAHYU KEPADA YOHANES
PENGANTAR
Kata "Wahyu" dalam judul Kitab ini menterjemahkan kata Yunani yang berbunyi "Apokalipsis". Kata ini...
WAHYU KEPADA YOHANES
PENGANTAR
Kata "Wahyu" dalam judul Kitab ini menterjemahkan kata Yunani yang berbunyi "Apokalipsis". Kata ini berarti "penyingkapan" atau "wahyu". Maka setiap "apokalipsis" mengandaikan pewahyuan dari fihak Allah kepada manusia. Dalam pewahyuan itu disingkapkan hal-hal tersembunyi yang hanya diketahui oleh Allah saja. Hal-hal tersembunyi yang disingkapkan itu ialah terutama apa yang mengenai masa mendatang. Sukar sekali dengan jelas dan tepat membedakan jenis sastra yang disebut "apokalipsis" dengan jenis sastra yang disebut "nubuat". Memanglah apokalipsis l.k. merupakan lanjutan dari nubuat. Tapi nabi-nabi dahulu mendengar wahyu Allah dan menyampaikannya secara lisan, sedangkan pengarang sebuah apokalipsis mendapat wahyunya berupa lisan, sedangkan pengarang sebuah apokalipsis mendapat wahyunya berupa penglihatan yang lalu dicantumkannya ke dalam sebuah kitab. Tambahan pula bahwa penglihatan-penglihatan tidak bernilai sendiri, tetapi nilainya terletak dalam dirinya sebagai lambang; penglihatan- penglihatan itu melambangkan sesuatu yang lain. Segala sesuatu atau hampir segala sesuatu dalam sebuah apokalipsis merupakan lambang misalnya: angka, barang, anggota-anggota badan, tokoh-tokoh yang berperan dalam penglihatan itu. Dengan menulis apokalipsisnya si pengarang "menterjemahkan" ke dalam lambang itu gagasan-gagasan yang diilhamkan Allah; dan dalam menterjemahkan gagasan-gagasan itu pengarang menimbun-nimbun barang, warna-warni dan angka-angka yang semua berupa lambang, tanpa ambil pusing apakah keseluruhan yang dihasilkan tersusun rapi dan teratur baik. Maka untuk mengerti maksud pengarang, orang perlu ikut serta dalam cara kerjanya dan kembali menterjemahkan lambang-lambang itu ke dalam gagasan yang diketengahkan pengarang. Kalau orang tidak turut serta dalam cara kerja pengarang, maka maksudnya sering disalah-tafsirkan.
Dalam kedua abad yang mendahului tampilnya Kristus, apokalipsis-apokalipsis sangat laku di beberapa kalangan Yahudi (termasuk kaum Eseni di Qumran). Setelah sudah disiapkan oleh penglihatan-penglihatan kenabian pada nabi Yehezkiel atau nabi Zakharia, maka jenis sastra apokalipsis berkembang dalam karya nabi Daniel dan banyak karya lain yang menyusulnya sekitar awal tarikh Kristen. Dalam daftar kitab-kitab suci Perjanjian Baru hanya tercantum sebuah apokalipsis saja yang pengarangnya menamakan diri Yohanes, 1:9, yang waktu menggubah karyanya mengalami pembuangan di pualau Patmos oleh karena imannya akan Kristus. Ada sebuah tradisi yang sudah terdapat dalam karya Justinus dan pada akhir abad pertama tersebar-luas (seperti disaksikan Ireneus, Klemens dari Aleksandria, Tertulianus, Kanon Muratorius) dan yang menyamakan Yohanes pengarang Wahyu dengan Rasul Yohanes yang menulis Injil keempat. Hanya sampai abad kelima jemaat-jemaat di Siria, dan Kapadosia dan bahkan di Palestina rupanya tidak memasukkan Wahyu ke dalam daftar Kitab Suci. Dan ini menyatakan bahwa jemaat- jemaat itu tidak menganggap Kitab itu sebagai karya rasul Yohanes. Bahkan seorang imam di Roma yang bernama Kayus pada awal abad ketiga mengatakan bahwa Wahyu itu dikarang oleh seorang bida'ah yang bernama Kerintus. Tetapi Kayus berbuat demikian dengan maksud membela kepercayaan sejati terhadap serangan- serangan orang yang menggunakan Kitab itu sebagai dukungan ajaran palsunya. Tetapi benar juga bahwa Wahyu Yohanes dari satu fihak mempunyai kesamaan jelas dengan karangan-karangan Yohanes, sedangkan dari fihak lain ada perbedaan yang menyolok mata; perbedaan itu baik mengenai bahasa dan gaya bahasa maupun beberapa gagasan teologis (khususnya berhubungan dengan Parusia Kristus). Dan perbedaan itu sedemikian besar, sehingga karangan-karangan Yohanes dan Wahyu sukar dikembalikan secara langsung kepada pengarang yang sama. Namun demikian Wahyu berjiwa Yohanes, sehingga haruslah dituliskan oleh orang yang termasuk lingkungan rasul itu dan yang meresapkan ajarannya ke dalam hati. Bahwasannya Wahyu termasuk ke dalam Kitab Suci tak perlu di ragukan lagi. Mengenai waktu dituliskannya karya itu umum diterima bahwa digubah di zaman pemerintahan Kaisar Roma Domitianus, sekitar th. 95 Mas. Tetapi sementara ahli dengan alasan cukup kuat dengan condong menerima bahwa beberapa bagian Why ditulis dahulu, di zaman pemerintahan Kaisar Nero menjelang th. 70 Mas.
Entahlah dikarang dalam zaman pemerintahan Kaisar Domitianus atau Kaisar Nero, untuk memahami Why perlu sekali orang menempatkannya pada latar-belakang historisnya, yang menyebabkan Why ditulis. Zaman itu ialah zaman gangguan dan penganiayaan sengit terhadap jemaat Kristen yang masih muda. Sama seperti apokalipsis-apokalipsis yang mendahuluinya (khususnya Kitab Daniel) Why Yohanespun sebuah karangan yang mempunyai alasan khusus. Ia dimaksudkan untuk membina dan meneguhkan semangat orang-orang Kristen; kepercayaan mereka kiranya tergoncang akibat penganiayaan begitu hebat yang melanda jemaat Kristus yang pernah menegaskan: "Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia", Yoh 16:33. Hendak melaksanakan maksudnya itu Yohanes memungut ajaran-ajaran pokok nabi-nabi dahulu, khususnya ajaran mereka tenang "Hari Besar" Yahwe (bdk Am 5:18): kepada umat yang suci yang diperbudak dahulu oleh orang Asyur dan Babel, lalu oleh orang-orang Yunani, kepada umat yang terpencar-pencar dan hampir-hampir saja musnah seluruhnya, para nabi menubuatkan Hari penyelamatan yang sudah mendekat; pada hari itu Allah datang menyelamatkan umatNya dari genggaman para penindas, dengan tidak hanya membebaskan umatNya tetapi juga memberinya kekuasaan dan pemerintahan atas musuh-musuhnya yang pada gilirannya dihukum dan hampir-hampir dibinasakan. Waktu Yohanes menulis Why maka Gereja, umat terpilih yang baru, dilanda suatu penganiayaan yang berdarah, 13; 6:10-11; 16:6; 17:6; penganiayaan itu dilontarkan oleh pemerintah Roma (Binatang), tetapi dihasut oleh Iblis, 12; 13:2-4, yang merupakan Lawan kawakan Kristus serta umatNya. Dalam penglihatan pembukaan Why digambarkanlah kebesaran Allah yang bersemayam di sorga, Penguasa mutlak atas segala hal-ihwal manusia, 4; Ia menyerahkan kepada Anak Domba kitab yang memuat penetapan ilahi tentang pemusnahan para pengejar, 5; penglihatan selanjutnya menubuatkan suatu penyerbuan oleh sebuah bangsa biadab (Partia) disertai bencana tradisionil: perang, kelaparan, 6. Tetapi mereka yang percaya dan setia pada Allah akan luput, 7:1-8; bdk 14:1-5, sedangkan masih menantikan kemenangannya yang akan dinikmati di sorga, 7:9-17; bdk 15:1-5. Tetapi oleh karena menghendaki keselamatan orang berdosa maka Allah tidak segera membinasakan mereka; terlebih dahulu Ia mengirim sederetan bencana untuk memperingatkan mereka, sama seperti dahulu Ia berbuat terhadap Firaun dan orang Mesir, 8-9; bdk 16. Tetapi percuma saja. Karena ketegaran hati para pengejar yang fasik Allah membinasakan mereka, 17, apa lagi oleh karena mereka berusaha memfasikkan dunia dengan memaksa bangsa-bangsa menyembah Iblis (yang dimaksudkan ialah penyembahan kepada Kaisar-kaisar Roma yang didewakan); menyusullah sebuah lagu ratapan karena Babel (Roma) yang jatuh binasa, 18, dan nyanyian kemenangan yang dilambangkan di sorga, 19:1-10. Sebuah penglihatan baru kembali memperlihatkan kemusnahan Binatang (Roma yang menganiaya umat), yang ditimpakan oleh Kristus yang mulai, 19:11-21. Kemudian Gereja menikmati zaman kedamaian dan kesejahteraan, 20:1-6, yang diakhiri oleh sebuah serangan baru dari pihak Iblis, 20:7-10, sampai Musuh itu dibinasakan sama sekali, orang-orang mati bangkit dan penghakiman terlaksana, 20:11-15. Akhirnya Kerajaan Sorga ditegakkan untuk selama-lamanya dengan sukacita sempurna, oleh karena maut sendiri dilenyapkan, 2:1-8. Dengan melayangkan pandangan kembali pengarang melukiskan kesempurnaan Yerusalem baru selama memerintah di bumi, 21:9-22:15.
Demikianlah penafsiran Why yang historis dan makna utama dan pertamanya. Tetapi dengan demikian isi Kitab Why belum digali seluruhnya. Sebab di dalamnya juga termaktub nilai-nilai abadi yang selalu dan setiap waktu dapat mendukung kepercayaan kaum beriman. Sudah dalam Perjanjian Lama andalan umat yang suci ialah janji Allah bahwa selalu akan "ada pada umatNya", bdk Kel 25:8, dll; dan kehadiranNya itu berarti bahwa Ia melindungi umatNya terhadap segala musuh untuk mengerjakan keselamatan. Sekarang juga dan dengan cara jauh lebih sempurna Allah tetap pada umatNya yang baru yang bersatu dalam diri Anak Allah, ialah Imanuel (Allah menyertai kita, bdk Mat 1:23); dan Gereja dapat hidup terus berkat janji Kristus yang dibangkitkan ini: "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman", Mat 28:20. Kalau demikian halnya, maka kaum beriman tak perlu takut atau khawatir. Kalaupun untuk sementara waktu harus menderita oleh karena nama Kristus, namun akhirnya mereka akan mengalahkan Iblis dan segala tipu- dayanya. Wahyu merupakan Madah Agung pengharapan Kristen, nyanyian kemenangan yang dilambungkan Gereja yang dianiaya.
Seperti sekarang ada, teks Yunani Why sukar sekali. Di dalamnya ada sejumlah bagian kembar; kesinambungan penglihatan-penglihatan kerap terputus-putus; ada bagian-bagian yang nampaknya di luar konteks aslinya. Gangguan-gangguan semcam itu dapat diterangkan dengan berbagai jalan: ada yang berkata bahwa dalam Why dihimpun macam-macam sumber yang berlain-lainan ada juga yang berkata bahwa urutan asli dalam beberapa bab kebetulan dikacau-balaukan, dll. Bible de Jerusalem mengusulkan hipotesa ini: Bagian utama Why yang berupa nubuat, 4-22, terdiri atas dua Apokalipsis yang aslinya berbeda-beda: dua-duanya ditulis oleh pengarang yang sama tetapi pada waktu yang lain; akhirnya kedua apokalipsis itu dipersatukan oleh seseorang yang lain. Kedua apokalipsis asli tersusun sbb:
Teks I Teks II Prakata : Gulungan kitab kecil yang 10:1-2a, 3-4 dimakanIblis melawan Gereja.................. 12:1-6, 13-17 12:7-12 Binatang melawan Gereja............... 13 Hari Besar Kemurkaan serta pendahulu- pendahulu diberitahukan............... 4-9; 10:1, 2b, 14-16 5-7; 11:14-18 Hari Besar Kemurkaan : Babel diperkenalkan................... 17:1-9, 15-18 17:10, 12-14 Jatuhnya Babel........................ 18:1-3 (bdk 14:8) Orang pilihan terluput 18:4-8 Lagu ratapan atas Babel...............
18:9-13, 15-19, 18:14, 22-23 21, 24 Nyanyian kemenangan................... 19:1-10 18:20 (bdk 16:5-7) Kerajaan Mesias....................... 20:1-6 Pertempuran di akhir zaman............ 20:7-10 19:11-21 Penghakiman terakhir.................. 20:13-15 20:11-12 Yerusalem di masa mendatang...........21:9-22:2 21:1-4; 22:3-5; dan 22:6-15 21:5-8 Tambahan: Kedua saksi................. 11:1-13,19
Mengenai surat kepada ketujuh jemaat, 1-3: meskipun dimaksudkan supaya dibaca bersama dengan kedua teks lain tsb, namun ketujuh surat itu kiranya aslinya juga berupa sebuah teks tersendiri.
Pembagian teks Why yang diusulkan di atas tidak diikuti dalam terjemahan Indonesia ini. Memang tidak harus diikuti atau diperhatikan para pembaca. Sekarang kitab Wahyu kepada Yohanes berupa sebuah kesatuan dan dapat dibaca secara terus menerus. Hati pembaca dapat merasa terpikat oleh lambang-lambang yang serba majemuk dan ganjil. Tetapi di dalamnya terungkaplah kepastian dan pengharapan yang khusus Kristen. Korban Anak Domba sudah memperoleh kemenangan yang terakhir. Kesusahan dan kemalangan apapun yang melandanya, Gereja Kristus tidak dapat meragukan kesetiaan Allah hingga saat Tuhan "segera" akan datang, 1:1; 2:20. Memanglah Kitab Wahyu adalah kitab Pengharapan Kristen dan lagu Kemenangan Gereja yang dianiaya.
Ende: Wahyu (Pendahuluan Kitab) WAHJU JOANES
KATA PENGANTAR
Tjorak chas karangan ini
Dalam ajat pertama, mengenai isinja, karangan ini disebut "Wahju Jesus
Kristus". Selandjutnja dit...
WAHJU JOANES
KATA PENGANTAR
Tjorak chas karangan ini
Dalam ajat pertama, mengenai isinja, karangan ini disebut "Wahju Jesus Kristus". Selandjutnja diterangkan bahwa wahju ini disampaikan dengan perantaraan seorang Malaekat kepada penulis jang menamakan diri Joanes. Penulis mendapat penglihatan-penglihatan dan Malaekat memberi pendjelasan mengenai arti dan maksudnja. Djudul jang sudah terdapat pada naskah-naskah jang tertua, dalam bahasa Junani, ialah "Apokalipsis Joanes". Kita biasa menterdjemahkannja dengan "Wahju Joanes" atau Wahju kepada Joanes.
Sebagai istilah, apokalipsis berarti pembukaan raliasia, tetapi dalam bahasa ilmu Kitab Kudus chususnja digunakan untuk pernjataan-pernjataan tentang masa achir zaman dan hidup diachirat. Dan itupun tjiri wahju Joanes djuga.
Karangan ini sangat mirip dengan tulisan-tulisan para nabi Perdjandjian Lama, terutama Ezechiel dan ketiga nabi terachir, Zakarias, Joel dan Daniel, jang nubuat-nubuatnja paling bersifat apokalipsis. Nabi-nabi Perdjandjian Lama itu diutus untuk menjampaik&n pesan-pesan Allah kepada umat Israel, guna menginsafkan mereka kalau tersesat dari perdjandjian, akan "Murka Allah" jang mengantjam, tetapi lebih lagi akan kerahinian Allah, kalau mereka bertobat. Sedemikian itu Joanes pun disuruh bemubuat, guna memperingatkan umat-umatnja akan kekurangan-kekurangan dan penjelewengan mereka, dan menginsafkan mereka akan bahaja-bahaja jang mengantjam, jaitu akan pengadjaran terhadap agama jang sedang dialami dan tentu akan merighebat, supaja mereka tetap siap untuk menghadapinja dengan tabah hati dan teguh imannja, penuh kepertjajaan kepada Allah jang memelihara dan melindungi orang-orang jang setia kepadanja, dan mendjamin mereka kemenangan jang gemilang.
Bahasa nubuat-nubuat para nabi biasanja samar-samar. Joanes tidak luput. Malah ia sengadja meniru dan mengambil-alih bahasa nabi-nabi lama itu dan chususnja mereka jang tulisannja sangat bergaja apokalipsis itu. Hal itu agak wadjar, sebab ia mendapat penglihatan-penglihatan jang sering-sering sama dengan penglihatan-penglihatan mereka. Tetapi, kalau bahasa penuh chajalan mereka, mengenai keadaan zaman mereka sendiri sudah sulit untuk ditafsirkan, apalagi kalau gambaran-gambaran dan ungkapan-ungkapan mereka digunakan untuk menampung gagasan-gagasan dan kenjataan-kenjataan Perdjandjian Baru.
Pendek kata: wahju Joanes itu tidak mudah untuk dimengerti. Meskipun enak djuga untuk dibatja sebab chajalan jang aneh-aneh penuh rahasia, namun bertubi- tubi tersandung pada kesulitan penafsir dalam perintjian-perintjiannja. Kalau kita hendak mengerti segala perintjian, perlu kita membalas dengan teliti dan sampai mendalam tulisan-tulisan para nabi jang mendjadi tjontoh bagi Joanes. Tetapi tidak usah djuga kita mengerti tiap-tiap gambar dan ungkapan, sebab maksudnja jang sebenarnja ialah memberi kesan-kesan sadja, untuk ditangkap dengan daja intuisi, dan demikian merangsang hati sanubari dan kemauan. Kami akan menjadjikan sekedar pendjelasan dalam tjatatan-tjatatan pada kaki halaman- halaman, tetapi dapat sedikit sadja, sebab ruangan edisi ini sangat terbatas. Maksudnja sadja mendjadi petundjuk djalan, untuk sendiri mentjari suatu pendjelasan jang agak dapat masuk akal. Biarpun banjak perintjian tetap tinggal teka-teki bagi kita, namun gagasan umum karangan ini tjukup tegas, untuk mentjapai tudjuannja jang utama, ialah memperkuat kepertjajaan kepada penielenggaraan Allah dalam segala kesukaran pada djalan penjelamatan.
Siapa sebenarnja Joanes penulis itu
Satu setengah abad lamanja tak ada kesangsian, bahwa penulis Joanes itu ialah Rasul Joanes. Pada pertengahan abad ketiga barulah Diornsius, uskup Aleksandria, mengemukakan pendapatnja bahwa tak mungkin Rasul Joanes pengarang "Wahju" ini, sebab tjara berpikir dan gaja bahasanja terlalu berbeda dengan tjara berpikir dan gaja bahasa Indjil keempat dan surat-surat Rasul itu.
Lain dari itu ada pula jang menjangkal Rasul Joanes adalah pengarangnja, sebab didalam buku ini terdapat utjapan-utjapan dan dalil-dalil jang salah ditafsirkan dan disalahgunakan untuk mengandjurkan adjaran-adjaran palsu mazhab- mazhab tertentu.
Sedjak masa itu kesangsian bahwa Rasul Joanes betul pengarang Wahju ini dikemukakan berulang kali.
Dan memang perbedaan tjara berpikir dan berbahasa antara Indjil keempat dan wahju ini sangat menjolok. Namun dapat dirasakan sebagai wadjar djuga, sebab isi dan suasana kedua karangan itu berlainan sekali. Dalam Indjil keempat Joanes memberitakan dan menjaksikan pengadjaran-pengadjaran dan perbuatan-perbuatan Jesus jang merupakan kenjataan-kenjataan, jang bersuasana tjerah dan tenang. Dan tentu sadja Joanes berusaha sedapat-dapatnja memberitakan menurut tjara berpikir dan dengan gaja bahasa Jesus sendiri. Lain halnja dengan karangan Wahju ini. Joanes mendapat penglihatan-penglihatan jang bukan kenjataan-kenjataan djelas, melainkan lambang-lambang penuh chajalan dan bersuasana gaib dan gandjil. Tentu wadjar sekali ia menjesuaikan bahasanja dengan suasana itu. Tambah lagi, bahwa penglihatan-penglihatan jang diberikan kepadanja, mirip sekali dengan penglihatan-penglihatan nabi-nabi jang ia kenal, sehingga dengan sendirinja timbul unsur-unsur bahasa dan tjara pengungkapan mereka dalam ingatannja. Selain itu pula, kalau dikatakan bahwa bahasa Wahju Joanes adalah bahasa Ibrani dengan perkataan Junani, bukankah tjiri-tjiri itu sedikit banjak terdapat pada Indjil keempat djuga? Dewasa ini kebanjakkan para ahli mengemukakan, bahwa tak ada alasan-alasan tjukup untuk mengingkari tradisi lama, bahwa Rasul Joanes betul- betul pengarang "Apokalipsis" ini.
Alasan dan latar-belakang karangan ini
Pada masa Wahju ini ditulis, masih hidup terang dalam ingatan segala umat, luasnja dan kedjamnja pengedjaran Nero terhadap umat di Roma. Pengedjaran Nero itu dilandjutkan oleh kaisar-kaisar jang berikut, dan mendjalar kesegala pelosok kekaisaran, biarpun tidak selalu dan disegala tempat dengan sama hebatnja. Baru- baru mulai berketjamuk dipropinsi Asia, (dibawah pemerintahan kaisar Domitianus (81-96). Dia lebih keras dari pendahulunja menuntut dari tiap-tiap orang penjembahan terhadap dirinja, sebagai "dominus ac deus", artinja sebagai "Tuhan dan Allah", dengan upatjara keagamaan. Siapa tidak turut harus dihukum. Penulis Wahju ini telah dibuang kepulau Patmos, dan ada jang telah mati martir (2:15) . Ada gedjala-gedjala tjukup untuk meramalkan, bahwa pengedjaran itu akan meluas dan menghebat. Djustru itupun jang dinjatakan kepada Joanes, supa)a ia menulisnja dalam buku ini guna mempersiapkan umat-umat untuk menghadapinja.
Atjara pokok karangan ini
Gagasan utama untuk mentjapai tudjuan tersebut, ialah menginsjafkan dan mejakinkan umat-umat akan penjelenggaraan mahaberdaulat Allah, jang dapat membiarkan kedjahatan meradjalela didunia, tetapi tahu membatasinja dan melindungi terhadapnja orang-orang jang setia kepada Allah, malah menggunakan tindakan-tindakan jang djahat serta akibat-akibatnja untuk melaksanakan rentjana penjelamatannja. Gagasan itu tidak dibitjarakan, melainkan ditundiukkan kebenarannja dengan lambang-lambang jang mengesankan. Dalam penglihatan- penglihatan digambarkan bagaimana segala kedjahatan dikendalikan oleh Allah dan mendapat balasan pada waktunja. Kedjahatan, jang chusus dimaksudkan dalam buku ini, ialah pemberontakan dan penjerangan terus-menerus dari dunia kafir terhadap Keradjaan Allah seperti menjatakan diri dalam penghambatan dan pengedjaran umat- umat Kristus. Kedjahatan dilukiskan sebagai berpokok dan berpribadi dalam "naga" sebagai lambang sjaitan. Para penguasa dunia (pemerintahan kafir) dibudjuk olehnja sampai djadi kakitangannja. Ditundjukkan bagaimana mereka semua, satu demi satu, disiksakan dan dikalahkan oleh Allah, sampai nusnah. Dan achirnja sjaitan itu sendiri ditangkap dan ditjampakkan kedalam "Iautan api untuk selama- lamanja".
Dan sebagai kebalikkan dari nasib orang djahat jang ngeri itu dilukiskan tersebar dalam seluruh buku kebahagiaan dan kedjajaan mereka jang ditindas dan tetap setia kepada Allah dalam segala kesusahan.
Sudah didunia orang-orang jang setia kepada Allah tetap dipelihara dan
dilindungi oleh Allah, supaja malapetaka-malapetaka jang kena dunia karena murka
Allah atas kedjahatannja, djangan menimpa atau merugikan mereka. Batjalah,
Hagelberg: Wahyu (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Walaupun kitab ini seringkali ditafsirkan dengan pendekatan yang bermacam-macam, sangat diharapkan agar pembahasan berikut ini...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Walaupun kitab ini seringkali ditafsirkan dengan pendekatan yang bermacam-macam, sangat diharapkan agar pembahasan berikut ini akan membawa berkat yang besar, karena di dalam setiap pembahasan Kitab Wahyu seyogyanya ditafsirkan untuk diterapkan di dalam kehidupan umat Allah. Memang, dalam kitab ini ada banyak hal yang sulit dimengerti. Tetapi yang menggelisahkan hati kita bukanlah apa yang tidak kita mengerti, melainkan justru apa yang dimengerti namun tidak diterapkan dalam kehidupan pribadi dan dalam jemaat Kristus.
Penulis Kitab Wahyu
Kitab Wahyu 1:1, 1:4, 1:9, dan 22:8 menyatakan tanpa penjelasan bahwa Kitab Wahyu ditulis oleh "Yohanes". Oleh karena tidak ada keterangan tentang seorang Yohanes yang lain, maka menurut penulis, Yohanes yang dimaksudkan adalah Rasul Yohanes.1
Justinus Martyr menulis dalam Dialog dengan Trypho (tahun 135) bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Kitab Wahyu. Pernyataan itu dapat diterima kebenarannya, karena selama beberapa tahun Justinus tinggal di Efesus.2 Eusebius, Irenius,3 Clement, Origen, Tertullianus dan Hippolytus juga mendukung pengertian ini, yaitu bahwa Rasul Yohanes sendiri penulis Kitab Wahyu.
Pada pertengahan abad ketiga Dionysius, uskup Aleksandria, berkata bahwa Rasul Yohanes tidak mungkin menulis Kitab Wahyu karena kosa kata dan tata bahasa Kitab Wahyu berbeda dengan kosa kata dan tata bahasa Injil Yohanes dan Surat-surat Yohanes. Menurut dia, bahasa Yunani yang dipakai dalam Injil Yohanes dan ketiga Surat Yohanes adalah bahasa Yunani yang halus dan indah, tetapi bahasa Yunani yang dipakai dalam Kitab Wahyu tidak baku, malah ada "idiom yang tidak beradab".4
Memang betul, bahasa yang dipakai dalam Injil Yohanes dan ketiga Surat Yohanes jauh berbeda dibandingkan bahasa yang dipakai dalam Kitab Wahyu.5 Peraturan tata bahasa yang baku seringkali dilanggar dalam Kitab Wahyu, tetapi "pelanggaran" tersebut tidak sembarangan. Pelangaran peraturan tata bahasa yang ada dalam Kitab Wahyu menguatkan kesan dan suasana yang diciptakan oleh si penulis, sesuai dengan tujuan nas yang bersang-kutan.6
Pada zaman Rasul Paulus, penulis surat seringkali dibantu seorang ahli tulis. Kebiasaan ini nyata dalam 1 Korintus 16:21, di mana Rasul Paulus menulis, "Dengan tanganku sendiri aku menulis ini: Salam dari Paulus."7 Perincian kerjasama antara penulis surat dan jurutulis sulit dipastikan. Pimpinan perusahaan dapat menyuruh sekretarisnya menyusun surat undangan untuk rapat minggu depan, dan perumusan isi surat tersebut dapat diserahkan sepenuhnya kepada sekretaris, lalu dia tinggal menandatangani surat itu, atau dia dapat juga mendikte isi surat kata per kata. Demikian juga dengan ahli tulis pada zaman Rasul Yohanes. Ladd8 mengemukakan kemungkinan bahwa Injil Yohanes ditulis oleh Yohanes dengan ditolong oleh sekretaris yang adalah muridnya sendiri, dan Kitab Wahyu ditulis tanpa sekretaris. Dengan demikian, Kitab Wahyu mencerminkan bahasa Yunani yang biasa digunakan Yohanes, seorang Yahudi. Kesimpulan ini dikuatkan dengan pengamatan bahwa di Pulau Patmos kemungkinan besar tidak ada sekretaris untuk membantu Rasul Yohanes!
Argumentasi Dionysius dan sarjana-sarjana lain yang menolak Rasul Yohanes sebagai penulis Kitab Wahyu tidak masuk akal. Bahasa Yunani yang seperti apa ditulis oleh seseorang yang baru "tersungkur di depan kaki-Nya sama seperti orang mati"! Pasti kalau orang menulis tentang topik atau hal yang begitu luar biasa, kosa kata dan tata bahasa yang dia pakai juga luar biasa.
Berdasarkan argumen di atas, jelaslah bahwa Kitab Wahyu ditulis oleh Rasul Yohanes.
Tahun Penulisan
Menurut sarjana zaman ini, Kitab Wahyu ditulis pada masa kerajaan Kaisar Domitianus di Roma (tahun 81-96), atau pada akhir kerajaan Kaisar Nero (tahun 54-68). Oleh karena faktor-faktor yang berikut ini, maka jauh lebih besar kemungkinan kitab ini ditulis pada kerajaan Kaisar Domitianus:
1. Irenius mengatakan bahwa Wahyu ditulis pada akhir Kerajaan Domitianus.
2. Sudah ada pengalaman yang matang dari ketujuh jemaat itu. Jika hal itu terjadi pada masa kerajaan Nero, belum ada waktu untuk memungkinkan terjadinya kemerosotan jemaat Tiatira, Sardis, dan Laodikia, ataupun ketekunan jemaat Efesus, Smirna, dan Filadelfia yang diceritakan dalam pasal 2-3.
3. Kota atau jemaat di Laodikia menganggap dirinya kaya (Wahyu 3:17), tetapi pada masa kerajaan Nero kota itu terkena gempa bumi (tahun 60 atau 61), sehingga pada saat itu mereka tidak lagi menganggap dirinya kaya.
4. Adanya penganiayaan (1:9; 2:10, 13; 3:10) cocok dengan zaman Domitianus. Setelah musibah kebakaran Kota Roma, Nero mengambinghitamkan orang Kristen di Kota Roma, dan mereka dianiaya secara kejam. Penganiayaan tersebut bukanlah yang diceritakan dalam Kitab Wahyu, karena penganiayaan tersebut hanya terjadi di Kota Roma, sedangkan yang disebutkan dalam Kitab Wahyu juga terjadi di Asia Kecil. Pada zaman kerajaan Kaisar Domitianus penyembahan kepada Kaisar sudah menjadi kewajiban yang membawa hukuman maut. Orang Kristen yang tidak siap menyembah Kaisar Domitianus dianiaya di setiap tempat.9
Data-data di atas menjadi bukti yang kuat bahwa Kitab Wahyu ditulis kira-kira tahun 95.
Penerima Kitab Wahyu
Secara khusus, kitab ini ditulis untuk tujuh jemaat tertentu di tujuh kota di "Asia Kecil", yaitu Propinsi Asia yang terletak di bagian barat negara Turki (Wahyu 1:11). Jarak antara tujuh kota itu sekitar 50-80 kilometer. Setiap tujuh kota tersebut mempunyai kantor pos besar untuk wilayah Propinsi Asia bagian barat-tengah.10 Secara umum, sebagai bagian dari Alkitab, kitab ini juga ditulis untuk setiap orang Kristen (Wahyu 2:7, 17, 29, dsb).
Tujuan Utama
Kitab Wahyu ditulis dan dikirim kepada orang-orang Kristen dari ketujuh jemaat (dan kepada kita) untuk mendorong, menegur, dan membesarkan hati mereka (dan hati kita). Hal ini diungkapkan secara jelas melalui teguran-teguran Tuhan Yesus dan janji kemenangan-Nya yang akan mengalahkan segala kejahatan yang mengancam mereka. Selain itu, kitab ini juga ditulis untuk menantang supaya mereka bertobat atau supaya mereka berdiri tegak, sesuai dengan keadaan mereka masing-masing. Dengan demikian, jika mereka menaati apa yang tertulis dalam kitab ini, mereka akan turut bersukacita karena Tuhan Yesus dan kemenangan-Nya (Wahyu 1:3; 2:7, 11, 17, dan 15-28). Dalam pasal 2 dan 3, tantangan dan pengobaran semangat sangat nyata. Penglihatan-penglihatan tentang kedatangan kedua dari Tuhan Yesus menjelaskan bahwa kemenangan-Nya akan membawa kehancuran kepada "yang diam di bumi" dan membawa pahala kepada mereka yang setia. Jadi, penglihatan itu secara tidak langsung mendukung tantangan dan dorongan tersebut. Kristus Raja akan kembali dengan kemenangan, dan akan memberikan hadiah kepada mereka yang menang terhadap godaan dan pencobaan sebagaimana Dia pun menang. Dengan demikian, maksud kitab ini sangat praktis dan perlu diterapkan.
Kitab Wahyu tidak diberikan kepada kita sebagai bahan spekulasi/perkiraan, misalnya "Mengapa gulungan kitab kecil itu dimakan Yohanes?" "Tanggal berapa nanti Tuhan akan datang?" Yang menjadi tekanan penting dalam kitab ini adalah penerapan yang benar, dan bukan pikiran yang sia-sia.
Latar Belakang
1. Keadaan Sosial
Kekaisaran Romawi di puncak kejayaannya mengingatkan Babel yang diceritakan dalam Wahyu 18:11-14. Dalam Kekaisaran Romawi pada waktu Kitab Wahyu ditulis, ada yang kaya raya dan ada yang miskin sekali. Tingkat sosial-ekonomi menengah tidak ada. Jadi, ada jurang yang sangat dalam antara yang kaya dan yang miskin.
2. Keadaan Pemerintahan
Kerajaan Kaisar Nero (tahun 54-68) ditandai dengan kebakaran Kota Roma dan penganiayaan orang Kristen setelah kebakaran tersebut. Pagi-pagi sekali pada tanggal 19 Juli 64 ada api di Circus Maximus (tempat perlombaan kereta pertempuran). Selama lima hari api memakan Kota Roma. Menurut beberapa saksi mata ada orang yang membesarkan api itu dengan sengaja, dan orang yang berusaha untuk memadamkannya dihalangi orang lain. Menurut kabar angin, api itu dinyalakan atas perintah Kaisar Nero, karena dia mau membangun kembali Kota Roma sesuai dengan impiannya. Nero menuduh orang Kristen dan menghukum orang-orang Kristen dengan sangat kejam. Ada yang disalibkan, ada yang dijahit dalam kulit binatang, kemudian diburu dan dimakan anjing yang lapar, ada yang dilumuri dengan ter dan dinyalakan sebagai obor. Menurut tradisi yang cukup kuat, Rasul Paulus dan Petrus juga mati syahid dalam penganiayaan yang dilakukan oleh Nero.11
Nero meninggal pada tanggal 9 Juni tahun 68. Selama satu tahun, yaitu antara kematian Nero dan kedatangan Vespasian, ada perang saudara di Roma, di mana empat kaisar naik takhta Kekaisaran Romawi. Dengan kedatangan Kaisar Vespasian, masa kekacauan politis tersebut diakhiri. Dengan demikian, wangsa Flavianus didirikan.
Menurut pengertian tahun penulisan yang diuraikan di atas, Kitab Wahyu ditulis pada akhir wangsa Flavianus, yang terdiri dari Kaisar Vespasian, (tahun 69-79), lalu Kaisar Titus (79-81) dan Kaisar Domitianus (81-96). Wilayah Kekaisaran Romawi sangat luas. Pada dinasti Flavianus, Kekaisaran Romawi mencapai kepulauan Inggris dan daerah Jerman. Sistem pemerintahannya totaliter, kaisar berkuasa mutlak.12 Pada waktu kitab ini ditulis, menyembah Kaisar Domitianus sudah diwajibkan sebagai tanda kesetiaan politis.
3. Keadaan Agama
a. Orang Yahudi: Oleh karena Bait Allah di Yerusalem dihancurkan pada tahun 70 oleh pasukan Jenderal Titus, maka orang Israel tersebar sebagai pendatang, dan pada umumnya mereka dibenci. Pungutan pajak yang berat, khusus bagi orang Yahudi, diadakan oleh Raja Vespasian.
b. Orang Roma: Orang Roma menyembah banyak dewa-dewi, termasuk Raja Domitianus sendiri!
c. Orang Kristen: Pada tahun 95 agama Kristen sudah dianggap berbeda dengan agama Yahudi. Agama Kristen dianggap ateis, karena orang Kristen tidak mau terlibat dalam agama Roma, dan tidak menyembah dewa-dewi Roma. Beberapa orang Kristen dan beberapa jemaat dianiaya (Wahyu 1:9; 2:10, dan 13).
4. Keadaan Kesusastraan:
Banyak sastra yang sejenis dengan Kitab Wahyu disusun antara tahun 200 SM sampai tahun 100 M. Pada masa kini jenis sastra tersebut disebut "apokaliptik"13 atau "penyingkapan". Kitab Daniel dan Kitab Zakharia mirip jenis sastra ini. Jenis ini berasal dari bangsa Yahudi. Karangan apokaliptik memakai banyak lambang yang aneh bagi pembaca modern, tetapi lambang-lambang tersebut sudah biasa bagi para pembaca pada zaman Yohanes. Pada umumnya, apokaliptik dikarang seolah-olah merupakan wahyu dari Allah melalui malaikat kepada seorang tokoh sejarah Israel, di mana Allah berjanji untuk meniadakan kesusahan dan menghancurkan segala kejahatan.14 Perlu dicatat juga, bahwa Kitab Wahyu dikategorikan sebagai sastra apokaliptik yang luar biasa, oleh karena empat faktor yang berikut:
a. Pada umumnya, ada penerangan yang panjang atau "pidato" yang panjang dari malaikat, tetapi dalam Kitab Wahyu tidak ada.
b. Biasanya karangan apokaliptik ditulis seolah-olah oleh tokoh sejarah Israel seperti Musa atau Abraham, tetapi Yohanes sendiri menulis Kitab Wahyu.
c. Pasal dua dan pasal tiga, yaitu ketujuh surat kepada ketujuh jemaat, sangat unik sekali. Pada umumnya dalam sastra apokaliptik pertanggungjawaban sama sekali tidak disebutkan, tidak seperti Kitab Wahyu 2 dan 3.
d. Dalam apokaliptik yang lain, zaman ini dianggap tanpa arti dan sia-sia saja, sedangkan dalam Kitab Wahyu perilaku umat Allah zaman ini, amat penting di hadapan Tuhan.15
Kitab Wahyu memiliki beberapa ciri khas dari golongan sastra surat, apokaliptik, dan nubuatan.16 Selain sarana komunikasi antara pribadi, bentuk surat sudah membudaya sebagai sarana bimbingan dari filosof dan ahli ilmu pengetahuan.17 Khas sastra surat terlihat dalam pasal 1:4. Salah satu aspek dari pengamatan ini adalah bahwa Kitab Wahyu ditujukan kepada si penerima, yaitu ketujuh jemaat di Asia Kecil.18 Hal ini menjadi penting dalam pembahasan penafsiran Kitab Wahyu, karena keadaan mereka di Asia Kecil harus dipertimbangkan dalam setiap tafsiran.
Kitab Wahyu juga memiliki khas sastra apokaliptik. Dalam karangan-karangan apokaliptik, sejarah Israel, ataupun sejarah manusia, dipamerkan untuk menyatakan bahwa walaupun kejahatan akan merusak, tetapi tujuan dan maksud Yang Mahakuasa akan diteruskan dan dikembangkan sampai puncak kemenangan yang mulia.19
Selain khas sastra surat dan apokaliptik, Kitab Wahyu juga memiliki khas nubuatan. Dalam pasal 1:3 dia berkata, Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini dan menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya.... Ciri khas nubuatan, yang menuntut iman dan ketaatan dari para pendengar (ataupun para pembaca) jelas tampak dalam ketujuh surat, yang dapat dibandingkan dengan tujuh pesan dalam Amos pasal 1-2.20
Penafsiran
Sebelum Kitab Wahyu dipelajari, sebaiknya hal penafsiran dipikirkan secara matang, karena rumitnya Kitab Wahyu dan adanya banyak lambang, baik yang dijelaskan (1:20) maupun yang tidak dijelaskan (3:12), menyulitkan penafsirannya.
Pendekatan pada penafsiran Kitab Wahyu dapat digolongkan menjadi empat. Yang pertama disebut "Pandangan Preterist". Menurut mereka, seluruh Kitab Wahyu hanya menceritakan keadaan umat Allah pada zaman Kekaisaran Romawi saja. Segala tafsiran dari penafsir Preterist dikaitkan dengan jemaat Kristus dan lingkungan mereka pada zaman itu. Menurut mereka, nubuatan-nubuatan yang besar dalam Kitab Wahyu telah digenapi dengan jatuhnya Yerusalem pada tahun 70. Kebanyakan penafsir modern memakai pendekatan "Preterist". Kemenangan total yang diceritakan dalam pasal 18-22 sulit ditafsirkan oleh para penafsir yang mempergunakan pendekatan ini, karena tidak ada kemenangan yang seperti itu pada zaman Kekaisaran Romawi.
Golongan yang kedua disebut "Pandangan Historis". Menurut mereka, Kitab Wahyu merupakan nubuatan yang menguraikan sejarah Eropa Barat sampai kedatangan Tuhan Yesus pada hari kiamat. Banyak yang memakai pendekatan yang disebut "Historis", tetapi tafsiran mereka tidak menyatu.
Golongan yang ketiga disebut "Pandangan Futuris". Menurut pendekatan ini, pasal 1-3 menceritakan mengenai zaman penulis, dan pasal 4-22 merupakan nubuatan mengenai akhir zaman. Morris21 dan Mounce22 mengritik pandangan ini karena, menurut mereka, dengan pandangan ini pasal 4-22 tidak mempunyai arti bagi kita, kecuali kita terlibat langsung, sehingga Tuhan Yesus datang dalam masa kehidupan kita. Tetapi sebenarnya kritikan mereka tidak mempunyai dasar yang kuat. Berita mengenai kedatangan Tuhan Yesus tetap relevan pada setiap generasi umat Allah karena berita tersebut menghibur umat Allah yang setia, dan menakutkan orang Kristen yang tidak setia. Sama seperti orang tidak mengadakan pesta kebun kalau prakiraan cuaca berkata "hujan lebat", demikian juga kita tidak hidup untuk diri kita sendiri kalau Firman Allah berkata, "Berbahagialah ia yang... menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat." Pendekatan "Futuris" adalah pendekatan yang dipakai dalam bahasan ini.23
Golongan yang keempat disebut "Pandangan Idealis". Menurut mereka, Kitab Wahyu tidak menceritakan kelakuan atau peristiwa, melainkan hanya menguraikan prinsip-prinsip yang bersifat teologis. Kitab Wahyu mereka tafsirkan untuk menyatakan prinsip-prinsip yang dipakai Allah sepanjang masa.
Morris dan Mounce menghargai keempat pendekatan tersebut di atas. Menurut mereka, setiap pendekatan mempunyai kekuatan dan kelemahan, dan kita harus belajar dari hasil penafsiran keempat golongan. Golongan "Preterist" dan "Historis" mengingatkan kita bahwa Kitab Wahyu mempunyai akar dalam sejarah dan bahwa latar belakang para pembaca mula-mula amat penting dalam proses penafsiran Kitab Wahyu. Dari golongan "Futuris" kita mengingat bahwa kegenapan utama dari pasal 4-22 harus terjadi pada akhir zaman. Dari golongan "Idealis" kita mengingat bahwa prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam Kitab Wahyu sungguh berlaku sepanjang sejarah manusia. Penulis setuju dengan sikap Morris dan Mounce, tetapi akhirnya memihak golongan "Futuris" sebagai patokan yang menjaga kesatuan struktur Kitab Wahyu.
Para penafsir Kitab Wahyu yang awal, seperti Justinus Martyr, Irenius, dan Hippolytus, menulis bahwa Kitab Wahyu menubuatkan Kerajaan Seribu Tahun yang harfiah. Setelah Kerajaan Seribu Tahun, ada kebangkitan umum, penghukuman, dan pembaharuan surga dan bumi.24 Tafsiran mereka sesuai dengan tafsiran yang ada dalam bahasan ini.
Di wilayah Aleksandria, bapa-bapa gereja, termasuk Origen (tahun 185-254), mengembangkan metode penafsiran yang disebut "spiritual" atau alegoris. Metode penafsiran ini, tidak memperhatikan kebenaran harfiah, melainkan segalanya dipandang sebagai pembicaraan figuratif (kiasan) atau selalu merohanikan sesuatu. Agustinus meneruskan perkembangan alegoris, sehingga bagi dia arti harfiah sudah tidak diperhatikan. Selama seribu tahun metode alegoris merupakan pendekatan yang biasa. Pendekatan ini terkait erat dengan golongan yang keempat yang disebut "Pandangan Idealis".
Pada abad kedua belas Joachim, seorang Katolik di Floris, Italia, menolak tafsiran alegoris yang berpandangan bahwa zaman ini adalah Kerajaan Seribu Tahun yang disebutkan dalam Wahyu 20. Menurut dia, Kerajaan Seribu Tahun belum mulai.
Nicolas dari Lyra, seorang teolog di Paris yang meninggal pada tahun 1340, memakai "Pandangan Historis" yang telah dijelaskan sebelumnya, sebagai pendekatan untuk menafsirkan Kitab Wahyu.
Pada akhir abad keenam belas, seorang Yesuit di Spanyol yang bernama Alcasar mengikuti paham "Preterist". Menurut Alcasar, pasal 20-22 merupakan nubuatan mengenai kemenangan yang dinikmati oleh jemaat Kristus zaman ini, suatu kemenangan yang dimulai pada kerajaan Kaisar Konstantin.
Walaupun dalam Kitab Wahyu ada banyak simbol, tetapi itu tidak berarti setiap nas harus ditafsirkan dengan tafsiran kiasan ataupun alegoris. Pendekatan penafsiran harfiah tampaknya seperti menyingkirkan lambang-lambang; tetapi pada dasarnya pendekatan penafsiran harfiah itu mencakup juga arti kiasan yang dinyatakan melalui lambang-lambang. Jadi, dalam hal ini penulis menerima pandangan harfiah. Apa yang dapat diartikan secara harfiah, haruslah diartikan secara harfiah. Sebaliknya, apa yang tidak masuk akal sebagai kata-kata harfiah, haruslah dianggap kiasan, dan diartikan sebagai kiasan (misalnya, "tujuh bintang" yang Ia pegang di tangan kanan-Nya tidak mungkin ditafsirkan sebagai bintang harfiah.)
Dalam bahasan ini penulis selalu berusaha untuk berpegang pada empat prinsip penafsiran berikut:
1. Penafsiran berdasarkan konteks serta struktur.
2. Penafsiran dengan mempertimbangkan latar belakang si penulis dan para pembaca mula-mula.
3. Penafsiran yang cenderung menerima arti biasa, yaitu arti harfiah, kecuali ada alasan kuat yang menuntut arti kiasan.
4. Penafsiran secara menyeluruh (komprehensif), yaitu penafsiran dengan mempertimbangkan seluruh ajaran Alkitab.
Penafsiran Angka dan Pengulangan
Para pengarang dan filsuf zaman Rasul Yohanes, sangat tertarik dengan angka dan makna angka. Kepentingan angka-angka tertentu dalam segala bidang dibahas panjang lebar dalam karangan zaman tersebut. Pythagoras dianggap tokoh utama dalam ajaran tersebut. Dia lahir kira-kira tahun 570 SM, dan hidup di Italia selatan. Pengikut-pengikut Pythagoras menganggap angka 1, 2, 4, dan 10 sebagai angka yang paling penting.
Pada akhir abad keempat SM angka tujuh mulai dianggap penting, mungkin karena pengaruh dari Babel. Pada waktu yang sama, pengaruh pengikut Pythagoras berkurang, tetapi karangannya tetap dibaca pada abad ketiga dan kedua SM.25
Pada abad kedua SM seorang Yahudi yang bernama Aristobulus mengajar di Aleksandria, Mesir. Menurut dia, angka tujuh sangat penting. Oleh karena dia orang Yahudi, maka diduga bahwa dia dipengaruhi oleh pentingnya angka tujuh dalam Perjanjian Lama.
Philo, seorang filsuf Yahudi yang juga tinggal di Aleksandria, menganggap bahwa angka tujuh sebagai angka yang paling menarik. Dia lahir kira-kita tahun 25 SM.26
Menurut Collins, pakar-pakar sastra apokaliptik berpikir bahwa angka-angka tertentu dipakai dalam sastra apokaliptik untuk memberi kesan bahwa zaman dan semesta alam teratur, dan tidak kacau. Lebih lanjut, Collins menjelaskan bahwa angka-angka jauh lebih penting dalam Kitab Wahyu daripada kebanyakan apokaliptik yang lain. Juga, dalam sastra apokaliptik yang lain, yaitu apokaliptik yang di luar Alkitab, ada "seri tujuh" tetapi tidak dihitung secara tersurat, seperti "seri tujuh segel", "tujuh sangkakala", dan "tujuh cawan", yang dihitung satu per satu dalam Kitab Wahyu.27
Secara umum, dapat dikatakan bahwa adanya peristiwa-peristiwa besar yang berjumlah tujuh, memberi penghiburan kepada para pembaca mula-mula, karena membawa kesan bahwa zaman ini yang rupanya begitu kacau, sebenarnya akan berakhir dengan cara yang direncanakan dan diatur oleh Tuhan sendiri, yang "ditandai" oleh-Nya dengan "seri-seri tujuh", dan bahwa bentuk tempat kediaman orang-orang suci yang setia, yaitu Yerusalem Baru, diatur dan dibentuk sesuai dengan kehendak Tuhan, lengkap dengan "tandatangan-Nya", yaitu angka dua belas. Collins28 berkata, "Tidak ada yang acak-acakan. Segala sesuatu terukur dan terhitung. Ada rencana ilahi. Segala sesuatu ada di dalam kuasa Allah, dan hasilnya menjadi sangat baik bagi setiap orang yang setia pada kehendak Allah sebagaimana diilhamkan di dalam Kitab Wahyu."
Pembahasan makna angka di atas bersifat umum dan pasti. Pembahasan yang spesifik, mengenai makna angka-angka tertentu, lebih rumit. Collins29 sendiri berkata, "Sangat sulit untuk memastikan mengapa angka-angka tertentu begitu sering dipakai...."
Dalam bahasa sumber, angka dua dipakai 10 kali. Empat kali di antaranya dipakai menunjuk kepada kesaksian, yaitu dalam pasal 11:3, 4 (dua kali), dan 10.
Dalam bahasa sumber, angka tiga dipakai sebelas kali, tetapi menurut Bauckham,30 pemakaian angka tiga tidak mempunyai makna yang jelas.
Angka empat dipakai 19 kali dengan pembagian sebagai berikut:
"Empat makhluk" disebut 10 kali (dalam 4:6, 8; 5:6, 8, 14; 6:1, 6; 7:11; 14:3; 15:7 dan 19:4). Dalam pasal 9:13 "keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah" disebutkan. Selain yang tersebut di atas, angka empat berkaitan dengan ciptaan Allah dan malaikat yang diberi kuasa atas semesta alam: 7:1, 2; 9:14, 15; dan 20:8. Jadi, dapat dikatakan bahwa unsur semesta alam menonjol dalam pemakaian angka empat, apalagi kalau kita mengingat bahwa empat makhluk itu mempunyai rupa binatang (atau manusia) yang ada dalam semesta alam, yaitu singa, anak lembu, manusia, dan "burung nasar yang sedang terbang".31
Angka tujuh dipakai 55 kali dalam Kitab Wahyu. Ada tujuh jemaat/kaki dian emas, disebutkan tujuh kali dalam pasal 1, dan sekali dalam pasal 2:1. (Jemaat dan kaki dian emas dihitung bersama-sama berdasarkan pasal 1:20.) Ada tujuh Roh/obor/tanduk/mata,32 disebutkan tujuh kali (pasal 1:4; 3:1; 4:5; dan 5:6). Tujuh malaikat selalu disebutkan berkaitan dengan tujuh sangkakala atau tujuh cawan. (Tujuh malaikat tidak dikemukakan berhubungan dengan ketujuh segel, yang dibuka oleh Tuhan Yesus sendiri.) Ada tujuh guruh yang memperdengarkan suaranya, tetapi apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu disegelkan dan tidak ditulis. Tujuh guruh tersebut disebut tiga kali. Kata "celaka"33 (atau "celakalah") dipakai 14 (yaitu 7x2) kali.
Nama "Yesus" (yang sering terkait pada kesaksian)34 dipakai 14 kali. Demikian juga, Roh Kudus disebut 14 kali. {Kata roh/Roh35 dipakai 24 kali dalam Kitab Wahyu: satu kali (11:11) tentang napas Allah, satu kali tentang napas yang diberikan kepada patung (13:15), tiga kali tentang roh jahat (16:13, 14; dan 18:2), satu kali tentang roh manusia (22:6), empat kali tentang ketujuh Roh Allah (1:4; 3:1; 4:5; dan 5:6), dan 14 kali mengenai Roh Allah.}
Ungkapan "Aku datang"36 dipakai oleh Tuhan Yesus tujuh kali dalam Kitab Wahyu.37
Bauckham38 mengamati bahwa istilah "Anak Domba" dipakai menunjuk kepada Tuhan Yesus 28 kali dalam bahasa sumber.39 Istilah tersebut dipakai tujuh kali dalam anak kalimat yang mengaitkan Anak Domba dan Allah, dengan pola yang sama dengan apa yang terlihat dalam pasal 5:13, yang berkata "...Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba..." atau pasal 14:4, "...korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu...." Mengingat bahwa angka empat mengacu pada semesta alam (yang dimenangkan melalui pengorbanan Anak Domba Allah), maka tepatlah bahwa Tuhan Yesus disebut "Anak Domba" 4x7 kali dalam Kitab Wahyu.
Kepentingan angka empat dan tujuh juga terlihat dalam ketujuh anak kalimat di mana empat istilah suku, bahasa, kaum, dan bangsa diulangi. Pengulangan tersebut diuraikan dalam pembahasan pasal 5:9.
Selain itu, kepentingan angka empat dan tujuh terlihat dalam ketujuh Roh, yang disebut empat kali, yaitu dalam pasal 1:4; 3:1; 4:5; dan 5:6. Jika angka tujuh mengacu pada kelengkapan, dan angka empat mengacu pada semesta alam atau dunia, maka Roh Allah adalah kelengkapan yang kita perlukan untuk menjangkau seluruh dunia.
Ternyata angka tujuh juga dipakai mengenai hal-hal yang jahat. Dalam pasal 12:3 naga mempunyai tujuh kepala dan tujuh mahkota, dan dalam pasal 13:1 Anti-Kristus mempunyai tujuh kepala (juga dalam 17:3, 7, dan 9). Dalam pasal 17:10 dan 11 tujuh kepala melambangkan tujuh raja, sekutu Anti-Kristus.
Kata-kata yang berikut ini diulangi tujuh kali: jurang maut,40 layak,41 memerintah sebagai raja (menjadi raja),42 penuh,43 sabit,44 zinah/percabulan,45 dan sebutan "Tuhan Allah yang Mahakuasa"46. Kata bintang47 diulangi 14 kali.
Dari segi makna tentang angka tujuh dalam Firman Tuhan, Collins48 tidak setuju adanya kaitan antara pemakaian angka tujuh dan pekan yang terdiri dari tujuh hari dalam hukum Taurat. Dia berpikir bahwa adanya tujuh planit menjadi alasannya di mana angka tujuh menonjol dalam Kitab Wahyu, dan rasi bintang (Zodiak) adalah sumber kepentingan angka dua belas, tetapi sikap Collins dalam hal ini terlalu membesarkan faktor di luar Alkitab, dan terlalu meremehkan latar belakang yang terlihat dalam Perjanjian Lama, di mana istilah dua belas (atau kedua belas atau seperdua belas) dipakai kira-kira 135 kali, dan istilah tujuh (atau ketujuh atau sepertujuh) dipakai kira-kira 436 kali!49
Dalam Perjanjian Lama ada suatu kesan yang cukup meyakinkan bahwa angka tujuh, baik sebagai angka yang ditetapkan oleh manusia (Kejadian 21:28-30 dsb.) maupun oleh Allah (Kejadian 4:15; 7:2-4; dsb.) sering mengacu pada "kelengkapan". Menurut Philo, angka tujuh "membawa kesempurnaan".50
Angka sepuluh atau kesepuluh dipakai sepuluh kali dalam Kitab Wahyu. Angka sepersepuluh dipakai sekali. Ada kesusahan selama sepuluh hari dalam pasal 2:10. Dalam pasal 21:20 batu yang kesepuluh adalah krisopras. Selain itu angka sepuluh/kesepuluh dipakai untuk menceritakan jumlah tanduk, mahkota dan raja, yang semuanya melawan Tuhan Allah dan umat-Nya. Berdasarkan pengamatan tersebut, rupanya angka sepuluh mengacu pada kejahatan atau penderitaan.
Kata-kata yang berikut diulangi sepuluh kali: benar,51 bilangan (jumlah),52 guruh,53 dan patung.54
Angka dua belas atau kedua belas dipakai 24 kali dalam Kitab Wahyu. Angka dua belas hanya dipakai berhubungan dengan umat Israel (pasal 7:5-8, 12 kali; dan pasal 12:1) dan Yerusalem Baru (pasal 21:12-22:2). Dalam visi yang terakhir, yaitu pasal 21:9-22:5, angka dua belas atau kedua belas, dipakai sebelas kali, dan angka tiga dipakai empat kali. Jika angka tiga yang disebut empat kali disamakan dengan dua belas, maka dalam visi terakhir itu angka atau gagasan dua belas muncul dua belas kali. Dalam visi tersebut, istilah "Anak Domba" dan istilah "Allah" dipakai tujuh kali! Tidak mungkin jumlah tersebut terjadi secara kebetulan.
Sebutan-sebutan "Tuhan Allah", "Kristus", dan "Roh Allah" dipakai dengan jumlah yang "baik", misalnya empat, tujuh, dan dua belas. Tetapi sebutan-sebutan Iblis dan Anti-Kristus dipakai dengan jumlah yang tampaknya acak-acakan, tanpa jumlah yang "baik"; misalnya kata "naga"55 dipakai 13 kali, kata Yunani yang sering diterjemahkan "Iblis"56 dipakai delapan kali, satu kata lagi yang juga diterjemahkan "Iblis"57 dipakai lima kali. Menurut Bauckham58 ada kesan bahwa angka yang "berarti" dihindari dalam kaitan dengan tokoh-tokoh yang jahat. Angka yang baik hanya dipakai untuk hal yang jahat jika mereka menirukan yang kudus, seperti misalnya dalam pasal 16:13; 12:3;13:1; dan 17:3.
Bauckham59 menjelaskan bahwa ada dua macam pengulangan dalam Kitab Wahyu, yang berbeda. Pengulangan yang pertama terdiri atas frase-frase tertentu, misalnya frase "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di....", dan "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat...." Frase ini diulangi tujuh kali dengan bentuk yang sama persis. Pengulangan seperti itu dipakai untuk menandai pembagian dalam struktur Kitab Wahyu. Dengan demikian, pengulangan frase "supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus terjadi dengan tiba-tiba" (pasal 1:1) dalam pasal 22:6 (yang sama persis dalam bahasa sumber) menandai bahwa apa yang dimulai dalam pasal 1:1 akan berakhir dalam pasal 22.
Selain pengulangan seperti yang disebutkan di atas, ada juga pengulangan yang kedua, yaitu pengulangan di mana ada sedikit perbedaan. Pengulangan ini seringkali terjadi dalam Kitab Wahyu. Pasangan frase yang diulangi dengan perbedaan kecil menjadi seperti acuan silang yang mengaitkan satu nas dengan nas yang lain, misalnya untuk menegaskan kontras. Bandingkanlah pasal 4:8, yang berkata, "Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang" dengan pasal 14:11, yang berkata, "Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya." Bandingkanlah juga pasal 14:11 dengan 19:3, atau pasal 14:10-11 dengan 20:10.60
Sebagai kata terakhir, perlu dikatakan bahwa pembahasan makna angka dan pengulangan dalam Kitab Wahyu masih kurang mantap, dan harus diselidiki lebih lanjut dan lebih dalam. Sungguh diharapkan supaya segala pembahasan dalam bidang ini didasari pada pengamatan yang akurat serta prinsip penafsiran yang konsekuen.
Kitab Wahyu dan Kanon Alkitab
Allah yang berfirman kepada umat-Nya, juga menjaga supaya hanya kitab-kitab yang Dia ilhamkan saja yang akhirnya dikumpulkan menjadi Alkitab. Proses itu disebut pembentukan Kanon. Dengan pertolongan Allah yang Mahakuasa, umat Allah mengakui surat-surat tertentu, dan karangan-karangan tertentu, sebagai ilham dari Allah. Proses pengakuan Kanon terjadi lebih cepat dengan kitab-kitab tertentu, dan lebih lamban dengan kitab-kitab yang lain.
Ada kelompok-kelompok tertentu yang tidak rela menerima Kitab Wahyu sebagai Firman Allah pada zaman bapa-bapa gereja. Mounce61 menegaskan, bahwa ada tokoh Kristen yang melawan Montanisme karena ajaran mereka sering bersikap fanatis (mereka mengajar antara lain bahwa Kerajaan Seribu Tahun sudah dekat dan bahwa Yerusalem Baru akan turun atas Kota Pepuza). Mereka yang melawan Montanisme siap menolak Kitab Wahyu, hanya karena Montanus suka mengutip dari Kitab Wahyu untuk mendukung ajarannya yang mereka anggap ekstrem. Walaupun ada kelompok-kelompok tertentu yang tidak menyukai Kitab Wahyu, Allah tidak minta izin dari kita untuk memasukkan Kitab Wahyu dalam Alkitab kita, dan Alkitab bukan merupakan kafetaria rohani di mana kita hanya mengambil makanan yang sesuai dengan selera kita masing-masing!
Ayat Kunci
Wahyu 1:3, yang berbunyi, "Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat", merupakan ayat kunci bagi seluruh Kitab Wahyu. Kebahagiaan itu akan menjadi milik setiap orang yang menaati isi Kitab Wahyu, dan bentuk kebahagiaan itu berupa bermacam-macam pahala. Pahala/hadiah itu dijelaskan antara lain di dalam beberapa ayat berikut ini: Wahyu 2:7, 17, 26-28; 3:5, 11-12, 21; dan 6:11.
Risalah/Perkembangan Pemikiran Kitab Wahyu
Pengertian terhadap struktur seluruh Kitab Wahyu mempermudah pengertian terhadap rincian-rinciannya. Sudah disebutkan di atas bahwa Wahyu 1:3 merupakan ayat kunci: "Berbahagialah ia yang... menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat." Jika kita ingin mengalami kebahagiaan itu, maka kita harus "menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya". Tetapi ini perlu dipikirkan, karena hanya perintah saja yang dapat dituruti. Di dalam Kitab Wahyu perintah-perintah terdapat hanya di dalam pasal dua dan pasal tiga saja. Dalam pasal empat sampai dengan pasal 22 tidak ada perintah. Menurut Barclay,62 Luther sendiri seolah-olah marah waktu dia membaca Wahyu 1:3, dan dia mengeluh, karena dalam ayat itu ada janji bagi mereka yang menaati kitab ini, tetapi dia merasa Kitab Wahyu mustahil ditaati, karena mustahil dimengerti! Memang ada banyak sekali dalam kitab ini yang tidak akan kita mengerti sebelum digenapi, tetapi yang tidak dimengerti tidak menjadi masalah bagi kita. Yang harus menjadi "masalah" bagi kita adalah pasal dua dan tiga, di mana ada banyak perintah ditulis yang memang sangat mudah dimengerti, namun kadang-kadang sangat sulit ditaati!
Wahyu 1:19 merupakan kunci dari pembagian atau struktur Kitab Wahyu. Ayat tersebut merupakan perintah Tuhan Yesus kepada Yohanes supaya dia menulis kitab ini. "Karena itu tuliskanlah apa yang telah kau lihat, apa yang terjadi sekarang, dan apa yang akan terjadi sesudah ini." Menurut terjemahan ini (yang bersifat harfiah) Kitab Wahyu terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Apa yang telah kaulihat (pasal 1).
2. Apa yang terjadi sekarang (pasal 2-3).
3. Apa yang akan terjadi sesudah ini (pasal 4-22).
Susunan/garis besar ini didukung oleh Wahyu 4:1, yang berbunyi, "...Naiklah kemari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini." Kata-kata tersebut hampir sama dengan Wahyu 1:19, sehingga jelaslah bahwa pada ayat ini (Wahyu 4:1) Yohanes menginjak ke bagian yang berikutnya.
Inti dari bagian yang pertama (pasal satu) adalah penglihatan Yohanes tentang pribadi Tuhan Yesus. Penglihatan ini merupakan dasar Kitab Wahyu, dan fungsinya adalah untuk mengingatkan para pembaca akan sifat Tuhan Yesus. Untuk hidup bagi Tuhan Yesus kita harus tahu, siapakah Dia. Kita harus mengerti mengenai sikap-Nya terhadap apa yang kita alami.
Bagian yang kedua terdiri dari tujuh pesan/surat kepada ketujuh jemaat. Ketujuh surat itu menuntut penerapan dari penglihatan tentang pribadi Tuhan Yesus, dan menjanjikan hadiah kepada yang menuruti tuntutan itu.
Bagian yang ketiga menjelaskan bagaimana caranya Tuhan Yesus akan kembali ke bumi ini dan mengalahkan "yang diam di bumi". Fungsi dari bagian ini adalah untuk membesarkan hati para pembaca, bahwa "Tuhan Yesus akan menang!" Kedatangan-Nya dan kemenangan-Nya akan membuktikan kebenaran sifat-sifat-Nya seperti yang dijelaskan dalam pasal 1 (khususnya penglihatan tentang Tuhan Yesus). Maka kemenangan-Nya akan memberi kesempatan untuk membagikan hadiah-hadiah yang dijanjikan itu di dalam bagian yang kedua (yaitu ketujuh surat).
Ringkasan:
Bagian pertama: pasal 1. Menyatakan, siapakah Tuhan Yesus.
Bagian kedua: pasal 2-3. Tujuh surat yang menuntut penerapan dan menjanjikan hadiah.
Bagian ketiga: pasal 4-22. Kedatangan dan kemenangan Tuhan Yesus, yang akan mengalahkan setiap musuh, dan membagikan hadiah.
Hubungan antarbagian:
Bagian pertama, penglihatan tentang pribadi Tuhan Yesus, merupakan dasar Kitab Wahyu. Dengan demikian, selayaknya sifat Tuhan Yesus merupakan dasar segala kegiatan dan pikiran kita. Selayaknya Yesus Kristus menjadi pusat keberadaan kita.
Bagian kedua didasari bagian pertama. Setiap surat dimulai dengan suatu fakta tentang Tuhan Yesus, yang sudah disebutkan di dalam penglihatan tentang diri-Nya. Tetapi bagian kedua, yaitu ketujuh surat, juga berhubungan erat dengan bagian ketiga, yang menceritakan kedatangan dan kemenangan Tuhan Yesus.
Bagian ketiga belum terjadi, tetapi sangat penting juga. Walaupun sulit hidup bagi Kristus, dan sulit menaati ketujuh surat-Nya, ketaatan sangat bermanfaat karena Ia akan kembali dengan kemenangan, hadiah, dan sukacita bagi yang menaati. Bagian ketiga ini menceritakan kedatangan-Nya dan kemenangan-Nya.
Hagelberg: Wahyu (Garis Besar) GARIS BESAR
wahyu
I. Bagian Pertama: "...apa yang telah kaulihat..." (1:1-20)
A. Pembukaan Kitab (1:1-8)
...
GARIS BESAR
wahyu
- I. Bagian Pertama: "...apa yang telah kaulihat..." (1:1-20)
- II. Bagian Kedua: "...apa yang terjadi sekarang....." (2:1-3:22)
- A. Surat kepada Jemaat di Efesus (2:1-7)
- B. Surat kepada Jemaat di Smirna (2:8-11)
- C. Surat kepada Jemaat di Pergamus (2:12-17)
- D. Surat kepada Jemaat di Tiatira (2:18-29)
- E. Surat kepada Jemaat di Sardis (3:1-6)
- F. Surat kepada Jemaat di Filadelfia (3:7-13)
- G. Surat kepada Jemaat di Laodikia (3:14-22) Catatan: di setiap surat kepada ketujuh jemaat tersebut, berisi:
- 1. Alamat surat
- 2. Sifat Kristus
- 3. Pujian untuk Jemaat
- 4. Kritikan
- 5. Tuntutan
- 6. Ancaman
- 7. Janji
- III. Bagian Ketiga: "... apa yang akan terjadi sesudah ini..." (4-22)
- A. Visi Ruangan Takhta Sebagai Pendahuluan (4:1-5:14)
- 1. Peralihan (4:1-2)
- 2. Takhta dan sekelilingnya (4:3-11)
- 3. Gulungan Kitab dan Anak Domba (5:1-7)
- 4. Pujian kepada Dia yang mengambil gulungan kitab (5:8-14)
- B. Masa Kesengsaraan (6:1-20:3)
- 1. Ketujuh Segel (6:1-8:6)
- a. Segel Pertama (6:1-2)
- b. Segel Kedua (6:3-4)
- c. Segel Ketiga (6:5-6)
- d. Segel Keempat (6:7-8)
- e. Segel Kelima (6:9-11)
- f. Segel Keenam (6:12-17) Tambahan Pertama: 144.000 Orang Disegel (7:1-8) Tambahan Kedua: Orang banyak... yang keluar dari kesusahan besar (7:9-17)
- g. Segel Ketujuh (8:1-6)
- 2. Ketujuh Sangkakala (8:7-11:19)
- a. Keempat Sangkakala Pertama (8:7-12)
- b. Ketiga Sangkakala Terakhir (8:13-11:19)
- i. Sangkakala Kelima (8:13-9:12)
- ii. Sangkakala Keenam (9:13-21) Tambahan Ketiga: Gulungan Kitab (10:1-11) Tambahan Keempat: Dua Saksi (11:1-14)
- iii. Sangkakala Ketujuh (11:15-19) Tambahan Kelima: Seorang Perempuan, Anaknya, dan Naga (12:1-17) Tambahan Keenam: Binatang Pertama (13:1-10) Tambahan Ketujuh: Binatang Kedua (13:11-18) Tambahan Kedelapan: 144.000 Orang (14:1-5) Tambahan Kesembilan: Tiga Malaikat (14:6-13) Tambahan Kesepuluh: Tuaian Gandum di Bumi (14:14-16) Tambahan Kesebelas: Tuaian Buah Anggur di Bumi (14:17-20)
- 3. Ketujuh Cawan (15:1-16:21)
- 4. Babel Dikiaskan sebagai Pelacur (17:1-18)
- 5. Kota Babel Dimusnahkan (18:1-24)
- a. Pemusnahan Babel Diberitakan (18:1-8)
- b. Tanggapan Dunia (18:9-19)
- c. Babel Tidak akan Pulih (18:20-24)
- 6. Sukacita di Surga (19:1-10)
- 7. Dia Kembali (19:11-16)
- 8. Dia Mengalahkan Binatang itu serta Tentaranya (19:17-21)
- 9. Iblis Dikalahkan (20:1-3)
- C. Kerajaan Seribu Tahun (20:4-15)
- 1. Orang-orang yang Memerintah dengan Tuhan Yesus selama Seribu Tahun (20:4-6)
- 2. Pemberontakan Terakhir (20:7-10)
- 3. Penghakiman di Takhta Putih (20:11-15)
- D. Langit yang Baru dan Bumi yang Baru (21:1-22:5)
- 1. Pendahuluan: Yerusalem Baru (21:1-8)
- 2. Benteng dan Pintu Gerbang Yerusalem Baru (21:9-21)
- 3. Kemuliaan Yerusalem Baru (21:22-27)
- 4. Sungai Kehidupan dan Hamba Anak Domba di Yerusalem Baru (22:1-5)
- E. Penjelasan Akhir dari Penglihatan (22:6-17)
- F. Bagian Penutup dari Kitab (22:18-21)
Hagelberg: Wahyu DAFTAR PUSTAKA
wahyu
Daftar Kepustakaan
Bauckham, Richard, The Climax of Prophecy: Studies on the Book of Revelation, T & T Clark, Edinburgh, 199...
DAFTAR PUSTAKA
wahyu
Daftar Kepustakaan
Bauckham, Richard, The Climax of Prophecy: Studies on the Book of Revelation, T & T Clark, Edinburgh, 1993.
Barclay, William, Letters to the Seven Churches, Abingdon Press, New York, 1957.
Barclay, William, The Revelation of John, vol. 1, The Westminster Press, Philadelphia, edisi perbaikan, 1976.
Beasley-Murray, G. R., Revelation, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1978.
Bruce, F. F., New Testament History, Doubleday & Co., Garden City, 1969.
Collins, Adela Yarbro, "Numerical Symbolism in Jewish and Early Christian Apocalyptic Literature", Aufstieg und Niedergang der romischen Welt, W. Haase, red., vol. 2/21/1, de Gruyter, New York/Berlin, 1984, hlm. 1221-1287.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Glickman, Craig, bahan kuliah, "Eschatology", di Dallas Theological Seminary, 1981.
Ladd, George Eldon, A Commentary on the Revelation of John, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1972.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Morris, Leon, The Revelation of Saint John, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1969.
Mounce, Robert H., The Book of Revelation, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1977.
Newell, William R., Revelation: a Complete Commentary, World Bible Publishers, Inc., Iowa Falls, Iowa, 1935.
Ryrie, Charles Caldwell, Revelation, Moody Press, Chicago, 1968.
Stalker, James, "The Son of Man", dalam The International Standard Bible Encyclopedia, vol. V, hlm. 2828-2830, 1929.
Stanley, Charles, Eternal Security: Can You Be Sure?, Thomas Nelson Publishers, Nashville, 1990.
Toussaint, Stanley, bahan kuliah, "The Revelation of John", di Dallas Theological Seminary, 1983.
Walvoord, John F., The Revelation of Jesus Christ, Moody Press, Chicago, 1966.
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) LIHAT , DENGAR , DAN SIMAK
WAHYU 13:1-10
Tujuan utama pasal 13 adalah memperkenalkan dua makhluk: binatang laut dan binatang darat. Keduanya adalah...
LIHAT , DENGAR , DAN SIMAK
Tujuan utama pasal 13 adalah memperkenalkan dua makhluk: binatang laut dan binatang darat. Keduanya adalah sekutu si naga, yang secara jelas diidentifikasi di 12:9 sebagai Iblis. Dengan lima belas dari delapan belas ayat berfokus pada kekuatan dahsyat dan tujuan mematikan makhluk-makhluk ini, bagian itu tampaknya menakutkan—bahkan merepotkan. Untuk membantu umat Kristen mula-mula (dan kita), Allah menyisipkan catatan setelah pelajaran tentang setiap binatang itu untuk memberikan umat-Nya wawasan dan untuk membantu mereka menjaga perspektif mereka (13:09, 10, 18).
Setelah pengenalan binatang yang pertama, kita membaca, "Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (ay. 9). Kita belum mendengar peringatan itu sejak pasal 2 dan 3, di mana Yesus memberikan nasihat ini di penutupan setiap surat kepada ketujuh jemaat. Ini merupakan himbauan untuk mendengarkan dengan seksama, untuk bersikap cerdas, untuk memahami.
Sama seperti "Tiga R" adalah penting dalam pendidikan sekular,1"tiga L" adalah penting dalam mempelajari Wahyu 13: "Look (lihat)," "listen (dengar)," dan "learn (simak)." Lihatlah simbolismenya, dengarkanlah pesan tersembunyinya, dan simaklah pelajaran Allah. Seraya kita meneliti ayat pertama pasal 13, ingatlah selalu "tiga L" ini dalam pikiran Anda untuk menemukan apa yang Allah ingin Anda pelajari.
PELAJARAN SATU: IBLIS MENGGUNAKAN AGEN MANUSIA
Pasa 12 menyatakan bahwa niat naga itu adalah "memerangi keturunan yang lain [perempuan itu], yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus" (ay. 17). Pasal 13 merinci bagaimana ia berencana melakukan hal ini: Ia akan melakukannya melalui para agen, orang-orang yang bisa ia manipulasi untuk pelbagai tujuannya.
Dalam pelajaran ini kita akan mempelajari ayat 1 sampai 10 dan mempelajari agen pertama dari agen-agen itu: binatang laut. Pelajaran kita berikutnya akan berpusat pada ayat 11 sampai 18, di mana kita akan bertemu dengan agen kedua: binatang darat. Namun begitu, sebelum kita mengalihkan perhatian kita kepada binatang-binatang itu, saya ingin menekankan bahwa Iblis memang menggunakan agen-agen untuk mencapai tujuannya. Terutama, ia menggunakan agen manusia.
Dalam pelajaran kita berikutnya, kita akan menghadapi apa yang para komentator anggap sebagai ayat paling membingungkan di Wahyu 13:18, dengan acuan tersembunyinya kepada bilangan "enam ratus enam puluh enam." Apa yang tampaknya diabaikan oleh para pembaca adalah bahwa penulis itu berkata "bilangan itu adalah bilangan seorang manusia." (Huruf miring oleh saya.) Itu bukan bilangan roh jahat berwarna merah yang bertanduk dan berekor; itu bahkan bukan bilangan manusia super; sebaliknya itu adalah bilangan "seorang manusia."
Karena bahasa Yunaninya tidak memiliki kata sandang tak tentu ("satu" atau "sebuah"), maka nas ini bisa dibaca "bilangan itu adalah bilangan manusia" atau "umat manusia." Alkitab NIV menulis "itu adalah bilangan manusia." Alkitab RSV menulis "itu adalah bilangan insani."
Dalam pelajaran kita tentang pasal 13, kita akan melihat Iblis bekerja melalui agen-agen manusia.2Pada zaman Yohanes, Iblis menyerang umat Kristen melalui para pejabat Romawi. Hari ini, ia dan para pembantunya yang adalah roh-roh jahat menyerang kita melalui orang-orang dengan siapa kita berhubungan setiap hari. Ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya, Ia tidak memberitahu mereka untuk mencemaskan roh-roh jahat tetapi memperingatkan mereka untuk "waspadalah terhadap semua orang" (Matius 10:17).
"Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (13:9).
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (Wahyu 13:1-10)
Ketika saya mengacukan ayat 8 sebelumnya, saya tidak mengutipnya secara keseluruhan. Bunyi sepenuhnya ayat itu, "Dan ...
KESIMPULAN (Wahyu 13:1-10)
Ketika saya mengacukan ayat 8 sebelumnya, saya tidak mengutipnya secara keseluruhan. Bunyi sepenuhnya ayat itu, "Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih." Kita membaca tentang "kitab kehidupan "ketika kita mempelajari surat kepada jemaat di Sardis (3:5); itu adalah catatan tentang orang yang setia (lihat 20:15).45Ungkapan itu meyakinkan orang Kristen yang menderita bahwa Allah tidak akan melupakan mereka!
Dalam teks aslinya, ungkapan "sejak dunia dijadikan" dapat membatasi "setiap orang yang namanya tidak tertulis" atau "Anak Domba yang telah disembelih."46Yang mana saja, pesannya adalah bahwa rencana penebusan manusia oleh Allah bukan gagasan dadakan, tetapi "pemikiran agung sebelumnya oleh Allah."47Rencana itu ada di dalam pikiran-Nya sebelum manusia ditempatkan di muka bumi.48
Terminologi ayat 8 harus membuat setiap orang Kristen merasa istimewa, tapi saya ingin menggunakan ayat itu untuk mengesankan satu pokok pikiran penting. Ada dua golongan orang di bumi: mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan dan yang namanya tidak tertulis.49Dunia memiliki penggolongan yang beragam— nasional, ras, sosial, keuangan, dan sejenisnya—tapi, pada akhirnya, yang paling penting adalah apakah nama seseorang tertulis atau tidak di dalam kitab kehidupan.
Jika nama Anda tertulis di dalam kitab kehidupan, Anda dapat memikul kesusahan pada hari-hari yang terburuk. Iblis dan para agennya dapat mengusik Anda— bahkan membunuh Anda—tetapi Anda tahu Anda memiliki rumah dalam kemuliaan. Jika nama Anda tidak tertulis di dalam kitab itu, hal yang paling dapat Anda harapkan adalah sedikit hari fana yang menyenangkan yang disusul oleh kekekalan rasa sakit dan penderitaan. Jika saya tidak memiliki keyakinan bahwa nama saya tertulis di kitab itu, saya tidak akan berlambat-lambat. Saya akan bergegas mengurus kebutuhan jiwa saya.50"Pergilah, dan perbuatlah demikian!" (Lukas 10:37b).
Pertanyaan Untuk Ulasan & Diskusi
- 1. Apakah tujuan utama pasal 13?
- 2. Pelajaran ini mengatakan bahwa Allah memasukkan catatan khusus setelah pengenalan masing-masing binatang untuk membantu orang Kristen menjaga perspektif mereka. Cobalah untuk menemukan ayat-ayat yang berisi dua catatan itu.
- 3. Pelajaran ini menegaskan bahwa Iblis bekerja melalui agen-agen manusia. Dapatkah Anda memberikan ilustrasi agen manusia yang melalui siapa Iblis sedang bekerja sekarang ini?
- 4. Diskusikanlah empat binatang di Daniel 7 dan bagaimana mereka berhubungan dengan binatang laut yang dijelaskan di Wahyu 13.
- 5. Pelajaran ini menunjukkan bahwa, di zaman Yohanes, binatang laut itu adalah Kerajaan Romawi. Dalam hal apa sajakah kerajaan itu sesuai dengan gambaran binatang laut (misalnya, kekuatan, pengaruh, penghujatan)?
- 6. Pelajaran ini juga menunjukkan bahwa binatang laut itu dapat melambangkan kekuatan apa saja yang mencoba menghambat agama Kristen sejati lewat intimidasi. Apakah sekarang ini Iblis masih menggunakan intimidasi untuk mencoba memajukan maksudnya?
- 7. Diskusikanlah luka mematikan yang disembuhkan—dan kemungkinan artinya.
- 8. Apakah "seluruh bumi" mengikuti binatang laut itu? Apakah sulit untuk melawan orang banyak?
- 9. Petunjuk apa sajakah di dalam teks itu yang menunjukkan bahwa Allah masih memegang kendali dan membatasi kegiatan binatang laut itu?
- 10. Mengenai kalimat pertama di 13:10 ("barangsiapa ditentukan … untuk dibunuh"), tiga kemungkinan artinya disinggung di dalam pelajaran ini. Yang manakah yang lebih Anda sukai?
- 11. Bagian terakhir 13:10 menyebutkan "ketekunan" dan "iman." Seberapa pentingkah sifat-sifat ini dalam melawan Iblis?
- 12. Apakah kitab kehidupan itu? Apakah penting nama seseorang tertulis di dalam kitab itu?
CATATAN UNTUK GURU & PENGKHOTBAH
Alih-alih membahas ayat demi ayat dalam pelajaran ini, saya malah menyoroti pelajaran-pelajaran kunci dari teks itu. Saya melakukan ini karena dua alasan. Pertama, Wahyu 13:1-10 adalah salah satu nas di mana kita bisa sangat terjebak dalam diskusi tentang pelbagai rincian sehingga melupakan pelajaran yang sedang diajarkan. Saya mencoba menghindari hal itu dengan menempatkan penekanan pada beberapa poin utama. Kedua, saya tidak ingin melakukan hal yang sama sepanjang waktu, saya menyukai variasi. Jika Anda lebih memilih untuk membahas ayat demi ayat, Anda mungkin menginginkan pembagian oleh Warren Wiersbe ini: (1) Kagum (ay. 3); (2) Ibadah (ay. 4); (3) Perkataan (ay. 5, 6); (4) Perang (ay. 7-10).51Charles Ryrie menggunakan kata-kata kunci ini: (1) Penampilan (ay. 1, 2); (2) Tepukan Tangan (ay. 3, 4); (3) Aktivitas (ay. 5-7a); (4) Otoritas (ay. 7b-10).52
Ketika mengajar kelas, saya menggunakan tabel untuk meringkas makna pasal 13 bagi umat Kristen di zaman Yohanes—dan pentingnya pasal itu bagi kita di zaman kini. Anda mungkin ingin memperkenalkan tabel di bawah (atau yang seperti itu) dalam pelajaran ini dan kemudian menggunakannya terus untuk pelajaran berikutnya.
Jika Anda lebih suka mensketsa penglihatan itu sambil Anda mengajar, Anda bisa menghargai sketsa berikut ini. It digambar oleh salah satu mantan siswa saya di Macquarie School of Preaching in Sydney, Australia. Perhatikanlah bahwa binatang itu memiliki tujuh kepala, tetapi hanya satu mulut (13:2, 5, 6; 16:13).
John Stacy menyebut pelajarannya tentang pasal 13 "Trinitas Kejahatan." D. T. Niles menyukai judul "Rencan Pertempuran Iblis." Pelbagai judul lain yang mungkin untu pasal ini mencakup "Sekutu Iblis," "Antek-Antek Iblis," da "Rekanan Iblis."
Mitos "Nero Redivivus"
Setelah Nero meninggal pada 68 Masehi, mayatnya diberi pemakaman kenegaraan, tetapi banyak orang menolak untuk percaya bahwa ia sudah mati.53Legenda menjadi berita bahwa ia telah pergi ke tengah-tengah bangsa Partia dan akan segera kembali sebagai panglima tentara Partia untuk menghancurkan Roma. Beberapa orang percaya bahwa ia akan dibangkitkan dari kematian. Sejarawan Roma Tacitus melaporkan bahwa tiga penipu pernah mengaku sebagai Nero.
Mitos itu punya popularitas terbatas pada beberapa orang Yahudi, yang merasa terhibur dalam pemikiran bahwa kembalinya Nero akan menjadi hukuman bagi Roma atas kejatuhan Yerusalem. Chrysostom, penulis Kristen mula-mula mengetahui tentang mitos itu dan menertawainya.
Terlepas benar atau tidak mitos itu mempengaruhi gambaran kitab Wahyu, Yohanes tentunya tidak akan mempercayai kebenaran mitos kaum penyembah berhala. Mungkin maksud simbolisme itu adalah bahwa kebijakan penganiayaan oleh Nero akan dihidupkan kembali oleh raja atau kaisar lain—seperti halnya di bawah Domitianus. Jadi penulis Kristen mula-mula lainnya, Tertullian, menulis, "Periksalah sejarah Anda; Anda akan menemukan bahwa Nero adalah orang pertama yang menyerang sekte Kristen dengan pedang kerajaan.… Domitianus, juga, orang yang seperti Nero dalam hal kekejaman, mencoba melakukan Penganiayaan" (Apology 5).
DUA BINATANG (Para Sekutu Naga)
Para Sekutunya |
Sarana Pengaruh Mereka |
Makna Khusus Di Zaman Yohanes |
Penerapan Di Zaman Apa Saja |
BINATANG PERTAMA; Binatang Laut "Binatang" |
KEKUASAAN & TEKANAN ("Kekuatan Politik Anti-Kristen") |
KERAJAAN ROMA dikepalai oleh KAISAR |
INTIMIDASI; penganiayaan, tekanan teman |
BINATANG KEDUA; Binatang Darat "Nabi Palsu" |
AJARAN PALSU & TIPU DAYA ("Agama Anti-Kristen") |
KONSILIA agensi untuk memaksakan PENYEMBAHAN KAISAR |
PENIPUAN; pelbagai ajaran & filsafat palsu |
TFTWMS: Wahyu (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 "Tiga R" meliputi keterampilan dasar reading [membaca], writing [menulis], dan arithmetic [menghitung] (suka diplesetkan...
Catatan Akhir:
- 1 "Tiga R" meliputi keterampilan dasar reading [membaca], writing [menulis], dan arithmetic [menghitung] (suka diplesetkan sebagai "reading, 'riting, dan 'rithmetic").
- 2 Di Kejadian 3 ia mencapai tujuannya melalui ular; di Wahyu 13 ia beroperasi melalui manusia.
- 3 Beberapa manuskrip menulis "Aku" (lihat KJV), namun bukti naskah mendukung "ia." Oleh sebab itu, beberapa terjemahan modern menempatkan kalimat ini di akhir pasal 12. Beberapa orang bahkan menjadikannya sebagai ayat 18 pasal 12. Mungkin sedikit lebih dramatis melihat naga itu berada di pantai, menunggu (bahkan mungkin memanggil) sekutunya, tapi itu adalah salah satu rincian yang diperdebatkan yang mengandung konsekuensi kecil.
- 4 Myer Pearlman, Windows Into the Future: Devotional Studies in the Book of Revelation (Springfield, Mo.: The Gospel Publishing House, 1941), 111. Bandingkanlah gambaran ini dengan "laut besar" di Daniel 7:2.
- 5 Lihat komentar tentang "jurang maut" dalam "Sifat Dosa Yang Merusak Diri" dalam " Wahyu, 5."
- 6 Dalam novel fiksi sains/horor terkenal Frankenstein (1818), karya Mary Shelley, Dr. Frankenstein menghidupkan makhluk seperti laki-laki yang ia ciptakan dari bagian-bagian mayat.
- 7 Kita bisa berasumsi dengan aman bahwa binatang singa, binatang beruang, dan binatang yang menakutkan di Daniel itu masing-masing memiliki satu kepala.
- 8 Empat binatang di Daniel memiliki total tujuh kepala.
- 9 Pada edisi sebelumnya, kita menyimpulkan binatang laut itu bukan "Antikristus." (Lihat pelajaran "'Antikristus' dan Wahyu," dalam "Wahyu, 6." Dalam pelajaran ini kita mempertimbangkan apa ia sebelumnya dan sekarang ini.
- 10 Waktu dan ruang membatasi saya untuk membahas penglihatan di Daniel 7 secara terperinci, namun pada titik ini beberapa catatan bisa membantu: (1) Mengenai rincian tentang binatang singa, periksalah Daniel 4:33-36. (2) Binatang beruang itu "berdiri pada sisinya yang sebelah" (Daniel 7:5) karena sebagian dari kerajaan itu didominasi (bagian Persia). (3) Binatang macan tutul memiliki empat kepala karena kerajaan itu dibagi menjadi empat bagian ketika Alexander Agung meninggal.
- 11 "R. H. Charles … mengatakan bahwa umat Kristen mula-mula menganggap Roma sebagai kerajaan keempat Daniel, dengan mengutip bahasa Yesus di Lukas 21:20 dan kutipan dari Surat Barnabas [yang tak terilham]" (Hugo McCord, The Royal Route of Revelation [Nashville: 20th Century Christian, 1976], 39). Mereka yang tidak percaya kepada pengilhaman verbal tidak percaya bahwa Daniel sudah bisa menubuatkan sebuah kerajaan yang belum berwujud, sehingga mereka menyangkal bahwa kerajaan keempat itu adalah Kerajaan Romawi. Mereka yang percaya bahwa Allah bertanggung jawab atas penulisan Alkitab tidak punya masalah dalam mempercayai hal ini.
- 12 Eddie Cloer, Unpublished lecture notes on Revelation, n.d.
- 13 James M. Efird, Revelation for Today (Nashville: Abingdon Press, 1989), 89.
- 14 Albert H. Baldinger, Preaching From Revelation: Timely Messages for Troubled Hearts (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1960), 67.
- 15 Beberapa komentator berpikir bahwa para penulis Perjanjian Baru "mengalami perubahan hati" tentang Kerajaan Romawi. Mereka berkata bahwa para penulis awal mengajarkan sikap hormat terhadap pemerintah Romawi (Rom 13:1-7; 1 Tim 2:1, 2; 1 Pet 2:13-17), tetapi kemudian mereka "berubah pikiran" ketika penganiayaan oleh bangsa Romawi dimulai. Tidak ada bukti Alkitabiah bagi "perubahan hati" khayalan ini. Dari awal sampai akhir, Perjanjian Baru mengajarkan sikap hormat mendasar terhadap kekuasaan (lihat Roma 13, misalnya). Pada saat yang sama, PB juga mengajarkan bahwa kita harus "lebih mematuhi Allah daripada manusia" ketika konflik muncul (Kisah 5:29).
- 16 Ketika kita membahas 11:7, kita melihat bahwa bentuk present tense digunakan dalam ungkapan deskriptif "binatang yang muncul dari jurang maut"-yang menunjukkan bahwa binatang itu terus menerus keluar dari jurang maut. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun binatang itu memiliki manifestasi saat itu (Kerajaan Romawi), namun itu mencakup lebih daripada itu. Bentuk present tense juga digunakan di 13:1, di mana binatang itu digambarkan sebagai "keluar dari dalam laut." Iblis akan selalu memastikan bahwa ada beberapa kekuatan yang sedang mencoba untuk menggagalkan gereja.
- 17 Naga itu memiliki tujuh mahkota karena mereka berada di tujuh kepala (12:3); binatang itu memiliki sepuluh mahkota karena mereka berada di sepuluh tanduk (13:1). Masalah pergeseran tempat mahkota ini mungkin ada atau mungkin juga tidak ada artinya. Beberapa orang menafsirkan mahkota di kepala Iblis itu sebagai indikasi kekuasaan nyata sementara mahkota di tanduk binatang itu mengindikasikan kuasa yang diberikan.
- 18 Di pasal 17 makna simbolis tambahan diberikan kepada kepala dan tanduk binatang itu; tetapi di pasal 13, penekanannya adalah pada keserupaan dengan naga itu.
- 19 Alkitab KJV menulis "kursi," tetapi bentuk kata Yunani di sini adalah thronos. "Takhta Iblis," yang terletak di Pergamus, telah disebut di 2:13. Ini mungkin mengacu kepada kenyataan bahwa pengaruh Iblis berlaku di kota itu-yang diungkapkan dalam berbagai cara. Dalam 13:2 istilah "takhta" digunakan dengan cara yang lebih komprehensif, mengacu kepada kekuasan Iblis atas dunia yang penuh dosa pada umumnya.
- 20 Istilah "kekuatan," "takhta," dan "kekuasaan" terkait secara erat. Kombinasi ini digunakan untuk menyatakan dengan tegas bahwa naga itu "memberikan kuasanya kepada binatang itu" (ay. 4).
- 21 Seperti biasa, daftar lipat empat itu berarti "semua orang." Alkitab KJV hanya punya daftar lipat tiga, tetapi bukti naskahnya, serta sisa isi Kitab Wahyu, mendukung daftar lipat empat.
- 22 Sepupu dekat macan tutul, cheetah, terkenal sebagai binatang berkaki empat yang paling cepat larinya.
- 23 Kata Yunani yang diterjemahkan "binatang" berarti "binatang buas."
- 24 Ayat 3 mengatakan bahwa "salah satu dari kepala-Nya" itu "kena luka yang membahayakan hidupnya," namun ayat 12 dan 14 mengatakan bahwa yang terluka adalah binatang itu sendiri. Oleh karena itu kita dapat menerapkan luka itu kepada binatang itu secara keseluruhan.
- 25 Bukti naskahnya terbagi dalam apakah ini harus berupa "kepala-kepala" (jamak) atau "kepala" (tunggal). Alkitab NIV mencoba memecahkan dilema itu dengan terjemahan "dan pada masing-masing kepala terdapat nama hujat."
- 26 William Barclay, The Revelation of John, vol. 2, rev. ed., The Daily Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 89. Kelak, binatang itu dikatakan "penuh tertulis dengan nama-nama hujat" (17:3; huruf miring oleh saya), menunjukkan bahwa orang-orang di Kerajaan Romawi itu menerima pelbagai gelar hujatan yang digunakan oleh para kaisar.
- 27 Kata "yaitu" ditambahkan oleh para penerjemah. Di sini beberapa terjemahan menambahkan kata "dan" sebagai gantinya.
- 28 Kata yang diterjemahkan "kediaman" di ayat 6 berasal dari akar kata yang sama dengan kata yang diterjemahkan "kemah suci." Lihat Alkitab NIV.
- 29 Adalah mungkin, tentu saja, bahwa "kemah suci" Allah dan "mereka yang diam di sorga" mengacu kepada sorga dan orang-orang Kristen yang sudah pergi ke sana (mungkin mereka yang telah mati syahid).
- 30 "Orang-orang kudus" disebut juga Santo/santa.
- 31 Anda mungkin ingin berhenti sejenak untuk memberikan contoh-contoh penganiayaan terhadap umat Kristen mula-mula.
- 32 Berikanlah contoh-contoh tambahan, yang dikenal baik oleh para pendengar Anda, tentang bagaimana Iblis menggunakan kekuatan untuk mencoba mengintimidasi kita. Jika materi ini digunakan di kelas, Anda mungkin ingin meminta siswa Anda memberikan beberapa contoh.
- 33 Secara khusus, kita akan membahas penyembahan kaisar, khususnya yang dituntut oleh Domitianus.
- 34 Barclay, 94.
- 35 Fitur ini disebut beberapa kali di dalam teks (13:12, 14); orang-orang itu secara jelas menganggap hal itu merupakan salah satu hal paling menakjubkan tentang binatang itu.
- 36 Lihat artikel "Mitos 'Nero Redivivus.'"
- 37 Apology 5. Quoted by J. W. Roberts in The Revelation to John (The Apocalypse), The Living Word Commentary Series (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1974), 109.
- 38 Bisa dikatakan bahwa perkataan "untuk ia miliki" mengacu kepada tindakan naga itu yang memberikan kuasa kepada binatang itu (seperti dalam 13:2, 4), tetapi pertimbangkanlah pokok-pokok pikiran ini: (1) Di sepanjang kitab Wahyu, rumusan itu digunakan untuk menunjukkan tindakan Allah. (2) Apa pun yang naga itu perbuat merupakan apa yang Allah bolehkan untuk ia lakukan "Tidak ada kuasa, kecuali dari Allah,…" (Roma 13:1b; NASB).
- 39 Satu kerumitannya adalah bahwa ada ambiguitas tertentu dalam teks aslinya yang memungkinkan adanya berbagai terjemahan. Jadi, Alkitab KJV menerjemahkan ayat 10a sedemikian rupa sehingga berlaku ke atas para penganiaya. Alkitab NIV memperlakukannya ke atas orang yang dianiaya.
- 40 "… Tidak ada yang luput dari ketetapan Allah"(Barclay, 97).
- 41 "Membunuh lawan adalah cara binatang laut memecahkan masalah. Itu bukan cara kita" (Eugene H. Peterson, Reversed Thunder [San Francisco: HarperCollins Publishers, 1988], 125).
- 42 M. Robert Mulholland Jr., Revelation: Holy Living in an Unholy World, Francis Asbury Press Commentary (Grand Rapids, Mich.: Francis Asbury Press, 1990), 227.
- 43 Lihat catatan tentang 6:4.
- 44 T. F. Glasson, The Revelation of John, The Cambridge Bible Commentary on the New English Bible Series (Cambridge, England: Cambridge University Press, 1965), 81.
- 45 Lihat pelajaran referensi lain "Gereja Yang Hidup Menurut Masa Lalu" dalam "Wahyu, 3." Pelbagai acuan lain kepada kitab kehidupan di dalam Kitab Wahyu ditemukan di 17:8; 20:12; dan 21:27.
- 46 Dalam teks aslinya, kalimat itu muncul di akhir kalimat, setelah "Anak Domba yang telah disembelih" (lihat KJV dan NIV). Para penerjemah NASB mungkin menempatkan kalimat itu setelah "semua orang … ditulis" karena, dalam nas yang terkait di 17:8, kalimat itu mengacu kepada mereka yang namanya tidak terdapat di dalam kitab kehidupan itu. Namun begitu, tidak perlu membuat dua nas itu sejajar.
- 47 Owen L. Crouch, Expository Preaching and Teaching: Revelation (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1985), 237.
- 48 Ayat 8 digunakan untuk mencoba membuktikan predestinasi (ide bahwa sebelum Allah menciptakan manusia, Ia sudah menetapkan sebelumnya orang tertentu akan selamat dan orangtertentu tidak akan selamat). Alkitab mengajarkan (1) bahwa Allah memiliki hak untuk menyelamatkan atau menghukum siapa saja yang Ia kehendaki dan (2) bahwa Allah telah menetapkan sebelumnya jenis orang tertentu (orang percaya yang taat) akan diselamatkan dan jenis orang tertentu (yang tidak percaya) tidak akan diselamatkan. Melangkah melampaui itu dan mengajarkan bahwa manusia tidak punya peranan dalam menentukan apakah mereka selamat atau sesat adalah menjadikan Alkitab menentang dirinya sendiri. Alkitab (termasuk kitab Wahyu) mengajarkan bahwa, pada akhirnya, setiap orang memutuskan apakah dia akan mengikuti Yesus atau tidak.
- 49 Cara lain untuk mengungkapkan dua kelompok yang sama itu dapat ditemukan di 13:6, 8: Ada penghuni sorga (13:6) dan ada penghuni bumi (13:8).
- 50 Jika Anda menggunakan pelajaran ini sebagai khotbah, Anda tentu ingin memberitahu umat cara memastikan nama mereka tertulis di dalam kitab kehidupan. Jika mereka belum dibaptis, ingatkan mereka tentang Kisah 2, di mana orang-orang yang percaya dan dibaptis ditambahkan oleh Tuhan kepada gereja-Nya (ay. 38, 41, 47). Karena gereja adalah tubuh orang-orang yang diselamatkan, maka ditambahkan kepada bilangan itu adalah sama dengan nama orang itu ditambahkan kepada daftar orang-orang yang diselamatkan. Jika beberapa pendengar Anda pernah dibaptis, tetapi sekarang tidak setia, ingatkanlah mereka bahwa nama seseorang dapat dihapus dari kitab itu (Wahyu 3:5; Keluaran 32:32), dan dorong mereka untuk dipulihkan kepada Tuhan (Kisah 8:22 , 23; Yakobus 5:16).
- 51 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 605.
- 52 Charles Caldwell Ryrie, Revelation (Chicago: Moody Press, 1968), 82-84.
- 53 Beberapa orang percaya bahwa Nero tidak mati. Yang lainnya percaya bahwa ia akan dibangkitkan dari kematian.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) "PENGANGKATAN"
Meskipun banyak tokoh agama berbicara tentang Pengangkatan, jutaan orang tetap bingung dengan istilah itu. Sebenarnya, kata...
"PENGANGKATAN"
Meskipun banyak tokoh agama berbicara tentang Pengangkatan, jutaan orang tetap bingung dengan istilah itu. Sebenarnya, kata "pengangkatan" tidak ada di dalam Alkitab; ajaran tentang Pengangkatan adalah anti-Alkitab. Dr Robert Kuat memberikan definisi doktrin itu:
Yang dimaksud dengan Pengangkatan adalah kedatangan Kristus yang tiba-tiba dan kemungkinan rahasia di angkasa untuk membawa pergi dari bumi tubuh-tubuh yang dibangkitkan dari orang-orang yang telah mati dalam iman dan juga orang-orang kudus yang hidup.1
Namun begitu, menurut Wahyu 1:7, setiap mata akan melihat Tuhan ketika Ia datang-bahkan orang-orang fasik yang telah menikam lambung-Nya! Tidak satu pun tentang masalah ini akan menjadi rahasia! Juga, seperti yang 1 Tesalonika 4:16 tegaskan, akan ada sorak-sorai pujian atas kembalinya Tuhan!
Kaum dispensasi menyatakan bahwa periode Pengangkatan berlangsung selama tujuh tahun. Selama masa ini orang-orang kudus hidup dalam damai, sementara orang-orang berdosa mengalami kesusahan besar di bumi. Sebaliknya, Tuhan mengajarkan di dua perumpamaan Matius 13 bahwa tidak akan ada pemisahan orang baik dan orang jahat sampai hari kiamat tiba. Bacalah dengan seksama cerita tentang lalang dan pukat tersebut. Juruselamat kita menekankan bahwa orang benar dan orang fasik akan hidup berdampingan sampai dipisahkan selamanya ke dalam sorga atau neraka. Di dalam Yohanes 6 Kristus sebanyak empat kali mengacukan hari kiamat itu. Sebelumnya, di dalam Yohanes 5:28, 29, Yesus berjanji bahwa semua orang yang berada di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya dan bangkit pada waktu yang sama untuk menerima penghakiman. Di sana hanya akan ada satu kebangkitan-terdiri dari orang baik dan orang jahat (Kisah 24:15).
Di dalam 1 Tesalonika 4 Paulus membahas secara khusus apa yang akan terjadi terhadap orang-orang kudus itu-baik yang mati maupun yang hidup-ketika sang Penebus datang. Pada halaman berikutnya Alkitab saya, di dalam 2 Tesalonika 1:4-10, rasul yang sama, mengenai masalah yang sama tentang kedatangan Kristus, kepada para pendengar yang sama-gereja Tesalonika-memberitahu kita bahwa ketika (keterangan waktu) Tuhan datang, Ia akan dikagumi oleh orang-orang kudus sementara orang fasik dibanjiri oleh murka Allah! Tidak ada tempat atau waktu yang telah disisihkan untuk apa yang disebut Pengangkatan. (Lihat Ibrani 9:27, 28.)
Di Efesus 4:4 kita ketahui bahwa di dalam agama Kristen ada satu harapan- bukan dua atau tiga, tapi hanya satu! Beberapa orang mengharapkan "bumi Allah yang dimuliakan," sementara yang lainnya dengan penuh gairah mengantisipasi Pengangkatan. Umat Kristen Perjanjian Baru mengharapkan sorga-tempat Maha Kudus (Ibrani 6:19, 20).
Di dalam 1 Timotius 6:13 14 dan 2 Timotius 4:8, kita menemukan beberapa ajaran yang menggabungkan kebangkitan orang mati, upah orang-orang kudus, penampakan Kristus yang penuh kemuliaan (Titus 2:13). Semua ini akan terjadi pada waktu yang sama (1 Korintus 15:52).
Dalam nas langsung setelah teks-bukti utama yang digunakan oleh guru-guru Pengangkatan, 1 Tesalonika 5:2, kita membaca kata-kata yang sangat jelas yang selamanya mengajarkan bahwa orang benar tidak akan diangkat sebelum Hari Penghakiman. (Secara khusus perhatikanlah 1 Tesalonika 5:3, 4, 10.) Sebaliknya, mereka akan hadir bersama orang-orang fasik sampai waktu ketika orang-orang fasik menerima hukuman. Pada waktu yang sama orang-orang benar akan menerima upah mereka.
Injil harus diberitakan oleh anak-anak Allah sampai akhir zaman (Matius 28:20), tetapi ini akan menjadi mustahil jika orang-orang kudus sudah diangkat tujuh tahun sebelum akhir zaman! Ada terlalu banyak masalah dengan pengajaran seperti itu bagi para pengiman Alkitab untuk menerima pelbagai gagasan anti-Alkitab seperti itu. Seperti yang dengan keraskan dinyatakan oleh Dr. Loraine Boettner, Yesus "mengatakan bahwa Ia akan membangkitkan mereka yang percaya kepada Dia pada hari kiamat (Yohanes 6:39, 40, 44, 54). Secara jelas tidak akan ada hari-hari lain setelah hari kiamat.2
Pada suatu hari nanti-pada hari yang hanya diketahui oleh Yehovah-(Matius 24:36), akhir dunia akan datang. Hanya mereka yang hidup dan mati dalam Kristus (lihat Yohanes 8:21; Wahyu 14:13) yang akan siap sedia dan dengan demikian sanggup berdiri (Wahyu 6:17). Betapa tragisnya bila tidak siap dan tidak mampu menyanyikan lagu manis penebusan!
Catatan Akhir:
- Robert Strong, The Presbyterian Guardian (25 February 1942), dikutip dalam Loraine Boettner, The Millennium(Philadelphia: Presbyterian and Reformed Publishing Co., 1957), 159.
- Disadur dari Johnny Ramsey Boettner, 169. (Huruf miring oleh dia.)
BIS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) WAHYU KEPADA YOHANES
PENGANTAR
Wahyu Kepada Yohanes ini ditulis pada masa orang-orang Kristen ditekan dan
dianiaya karena percaya kepada Yesus Krist
WAHYU KEPADA YOHANES
PENGANTAR
Wahyu Kepada Yohanes ini ditulis pada masa orang-orang Kristen ditekan dan dianiaya karena percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. Maksud utama penulisnya ialah untuk memberi harapan serta semangat kepada para pembacanya, dan juga untuk mendorong mereka supaya tetap percaya pada waktu dianiaya dan ditekan.
Isi buku ini sebagian besar terdiri dari beberapa rangkaian wahyu dan penglihatan yang dikemukakan dengan memakai bahasa perlambang yang dapat difahami artinya oleh orang-orang Kristen zaman itu, tetapi sulit dimengerti oleh orang-orang lain. Pokok pikiran yang dikemukakan dalam buku ini diulang-ulangi dalam bermacam-macam cara melalui berbagai-bagai rangkaian penglihatan. Meskipun terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai tafsiran yang terperinci tentang isi buku ini, namun inti sari pokok pikirannya jelas, yaitu bahwa melalui Kristus, Allah akhirnya akan mengalahkan semua musuh-Nya, termasuk Iblis. Dan apabila kemenangan itu sudah tercapai, Allah akan memberikan surga yang baru dan bumi yang baru sebagai hadiah kepada umat-Nya yang setia.
Isi
- Pendahuluan
Wahyu 1:1-8 - Penglihatan permulaan dan surat-surat kepada ketujuh jemaat
Wahyu 1:9-3:22 - Gulungan buku dan tujuh segel
Wahyu 4:1-8:1 - Tujuh trompet
Wahyu 8:2-11:19 - Naga dan dua ekor binatang
Wahyu 12:1-13:18 - Berbagai-bagai penglihatan
Wahyu 14:1-15:8 - Tujuh wadah amarah Allah
Wahyu 16:1-21 - Hancurnya Babel, kalahnya binatang, nabi palsu dan Iblis
Wahyu 17:1-20:10 - Hukuman terakhir
Wahyu 20:11-15 - Langit baru, bumi baru, Yerusalem baru
Wahyu 21:1-22:5 - Penutup
Wahyu 22:6-21
Ajaran: Wahyu (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran yang ada dalam Kitab Wahyu,
sehingga mereka melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pend
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran yang ada dalam Kitab Wahyu, sehingga mereka melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 95-96 sesudah Masehi.
Penerima : Ketujuh jemaat di Asia Kecil (tetapi juga semua jemaat Yesus Kristus di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Wahyu ini terdiri dari 22 pasal. Di dalam Kitab ini, kita dapat melihat dengan jelas apa yang diwahyukan Allah kepadanya tentang apa yang terjadi sekarang, dan apa yang akan terjadi kemudian atas seluruh umat manusia.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Wahyu
Pasal 1 (Wahy 1:9-12).
Pengajaran tentang apa yang telah dilihat oleh Rasul Yohanes Bagian ini menceritakan tentang rahasia ketujuh bintang dan ketujuh kaki dian emas. (Wahy 1:17-20).
Pasal 2-3 (Wahy 2:1-3:22).
Pengajaran tentang apa yang terjadi sekarang
Bagian ini berisi pesan kepada ketujuh jemaat. Ketujuh jemaat ini menggambarkan keadaan jemaat Kristen di seluruh dunia.
Pasal 4-22 (Wahy 4:1-22:21).
Pengajaran tentang apa yang terjadi di masa depan
Bagian ini berisikan tentang masa depan yang terjadi di dunia, yaitu siksaan besar bagi isi dunia. Setelah malapetaka itu terjadi, Yesus Kristus datang untuk mendirikan Kerajaan Seribu Tahun, dan sesudahnya Iblis dan pengikutnya dihancurkan akhirnya, dunia dan langit ini akan dijadikan baru. Puncak dari isi Kitab Wahyu ini adalah berita dan janji tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.
Pendalaman
- Kalau kenyataan akhir dunia ini sudah jelas, yaitu kedatangan kedua kali dari Yesus Kristus ke dunia ini, dengan membawa kemenangan, maka apakah yang akan saudara lakukan dalam penderitaan hidup sebagai orang Kristen? Setia? Ataukah mundur?
- Kalau orang-orang kudus akan diberkati saudara yang ada di dalam kekudusan dan kemenangan Kristuslah yang diberkati. Saudara sekarang berada di pihak yang mana?
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Wahyu?
- Apakah hasil dari mempelajari Kitab Wahyu?
- Bagaimanakah keadaan ketujuh jemaat itu?
- Apakah janji Tuhan Yesus akan kedatangan-Nya?
- Apakah yang akan dialami oleh orang percaya setelah dunia in diperbaharui?
Intisari: Wahyu (Pendahuluan Kitab) Apa yang akan terjadi pada masa depan
PENULIS.Penulisnya disebut sebagai 'Yohanes' sebanyak empat kali (1:1, 4, 9; 22:8), tetapi ia tidak mengakui di
Apa yang akan terjadi pada masa depan
PENULIS.
Penulisnya disebut sebagai 'Yohanes' sebanyak empat kali (1:1, 4, 9; 22:8), tetapi ia tidak mengakui dirinya sebagai rasul Yohanes, dan beberapa orang mengemukakan bahwa penulisnya adalah Yohanes yang lain, sebab:
1. Bahasa Yunani yang dipakai dalam Wahyu sangat tidak biasa, tidak seperti bahasa Yunani yang dipakai dalam Injil Yohanes.
2. Dalam Injil, Yohanes tidak pernah menuliskan namanya.
3. Ciri-ciri tema dari Injil Yohanes, yaitu kasih dan kebenaran, hampir tidak muncul dalam Wahyu. Tetapi, keberatan-keberatan ini mudah dijawab. Bahasa Yunani yang dipakai sengaja tidak seperti biasanya -- bukan bahasa Yunani yang jelek -- karena menuliskan nubuatan. Kedua, Injil pada dasarnya adalah biografi dari Yesus, dan Yohanes tidak ingin memasukkan dirinya ke dalam tulisan itu. Tetapi, Wahyu merupakan penyataan yang diberikan kepada seseorang, tentu nama orang itu memberikan keabsahan pada wahyu itu. Ketiga, kita tidak mungkin mengharapkan kasih menjadi tema kunci dari suatu kitab yang berbicara mengenai penghakiman!
PENERIMANYA.
Kitab ini berisi tujuh surat kepada tujuh jemaat (lebih tegasnya kepada 'para malaikat' mereka) di Asia. Terdapat banyak jemaat di Asia, tetapi hanya tujuh yang dipilih, pertama karena angka tujuh menyatakan kesempurnaan atau keutuhan; tujuh melukiskan seluruh jemaat dalam sepanjang sejarah, dan kedua, sebab ke tujuh jemaat tersebut melambangkan seluruh ragam jemaat jemaat sepanjang zaman, mulai dari jemaat di Smirna, yang tidak ada hal buruk disebutkan, sampai jemaat di Laodikia, yang tidak ada satu hal baik pun disebutkan.
WAKTU PENULISAN.
Kitab ini ditulis pada saat yang bersamaan dengan memuncaknya penganiayaan atas jemaat-jemaat. Kristen sudah mengalami aniaya, tetapi sekarang mereka harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Penganiayaan pertama yang terbesar terjadi di bawah pemerintahan Kaisar Nero dan seolah-olah tercermin dalam kitab itu -- mungkin dengan angka '666' yang misterius itu (13:18). Ada penganiayaan kedua yang lebih kejam, yaitu di bawah Kaisar Domitian yang berlangsung dari tahun 91-95 M. dan banyak orang berpendapat bahwa Yohanes menulis kitab ini pada masa tersebut.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Kitab ini mewakili tulisan Yahudi yang khusus. Kitab ini berisi wahyu; suatu penyingkapan, suatu penyataan, tetapi ditulis dalam bentuk yang gamblang dan puitis. Sukar untuk memahami tulisan ini, tetapi kitab ini sangat penting untuk dipelajari oleh Kristen jika ia ingin mempelajari sejarah dengan benar.
Pesan
1. Menafsirkan kitab Wahyu.Kitab ini berisi banyak simbol di antaranya yang paling menonjol adalah angka
tujuh:
o Tujuh gereja. Wah 1:4
o Tujuh roh. Wah 1:4
o Tujuh kaki dian. Wah 1:12
o Tujuh bintang. Wah 1:16
o Tujuh meterai. Wah 5:1
o Tujuh tanduk. Wah 5:6
o Tujuh malaikat. Wah 8:2
o Tujuh sangkakala. Wah 8:2
o Tujuh guruh. Wah 10:3
o Tujuh kepala. Wah 12:3
o Tujuh malapetaka. Wah 15:1
o Tujuh cawan emas. Wah 15:7
o Tujuh raja. Wah 17:10
Selain itu, masih mungkin kita temukan hal-hal yang berhubungan dengan angka
tujuh dalam kitab ini, yang tidak dijelaskan secara khusus. Angka tujuh berarti
keutuhan, kesempurnaan. Angka itu merupakan angka Allah, seperti juga halnya
dengan angka enam adalah angka manusia.
Kitab ini harus dimengerti sebagai kitab yang membangkitkan semangat pada
saatsaat penganiayaan. Bahkan kitab ini menandaskan bahwa keberadaan Nero dalam
sejarah adalah bagian dari rencana Allah.
Dan, kitab ini menekankan tentang penghakiman: pada puncaknya Allah akan
menuntut perliitungan. Pembohong, penipu, orang-orang yang amoral seakan-akan
terlepas dari penghukuman. Dan, kita sering kali menjadi tidak sabar' Berapa
lamakah?'(Wah 6:10). Hari penghakiman mereka sudahditetapkan.
2. Empat pola penafsiran.
o Wahyu sebagai sejarah menafsirkan Wahyu seolah-olah ditujukan kepada Kristen
penerimanya di abad pertama. Petunjuk-petunjuk sejarah hanya untuk orang dan
peristiwa-peristiwa saat itu. Semua rahasia tentang Wahyu dimengerti oleh para
pembaca pertamanya tetapi kita tidak perlu berharap untuk melihat kesesuaian
wahyu tersebut secara rind dengan zaman kita sekarang.
o Wahyu sebagai nubuatan menafsirkan Wahyu sebagai kitab yang membeberkan garis
besar jangka panjang jalannya sejarah, dimulai dari abad pertama dan melaju
dengan pasti sampai pada masa kini terus sampai pada akhir zaman.
o Wahyu sebagai pemaparan masa depan. Sama sekali tidak memandangnya sebagai
kitab yang menyinggung sejarah tetapi semata membicarakan akhir zaman.
o Wahyu berlsikan lambang-lambang. Wahyu dipandang sebagai sesuatu yang penuh
dengan lambang-lambang yang masing-masing harus ditafsirkan tersendiri dan
tidak mempunyai hubungan dengan sejarah dunia. Mungkin tak satu pun dari
pandangan- pandangan di atas yang memuaskan. Pandangan sejarah membuat Wahyu
hanya sedikit berguna bagi kita, dan pandangan masa depan membuat kitab ini
hanya cocok untuk Kristen yang hidup pada akhir zaman.
Tetapi nubuat-nubuat sering mempunyai dua pokok acuan, yaitu: kejadian yang
segera akan terjadi dan yang masih jauh. Nubuatan Yesaya yang terkenal tentang
seorang anak (Yes 7:14) menunjuk kepada seorang wanita muda pada zaman Yesaya
dan kepada Maria, ibu Tuhan Yesus. Nubuatan-nubuatan ini juga menunjuk ke
pemerintahan Domitian maupun ke kejadian-kejadian di akhir zaman.
3. Angka misterius 666 (Wah 13:10).
Teka-teki ini tergantung pada fakta bahwa baik bahasa Ibrani maupun Yunani,
huruf-huruf abjad juga dipakai untuk bilangan. Oleh karena itu, tiap-tiap kata
mempunyai nilai bilangan dan setiap angka bisa merupakan suatu kode untuk kata
tertentu. Kaisar Nero, jika ditulis dalam bahasa Ibrani, berjumlah 666. Titus
merupakan pemecahan lain, dan kali ini dalam bahasa Yunani, dan kata ini
menunjuk kepada kaisar ketiga yang bernama Titus Domitian.
Penerapan
Berita dalam Wahyu sederhana: semua sejarah adalah 'Sejarah-Nya', sudah ditulis dan akan berakhir dengan penghakiman untuk seluruh dunia. Dan dalam terang pengetahuan ini Kristen harus mendapatkan penghiburan, terutama di saat-saat penganiayaan.
Tema-tema Kunci
1. Babel.
Kejatuhan Babel di gambarkan secara rinci dalam pasal 18, 19. Pakailah konkordansi untuk mempelajari ajaran Alkitab tentang Babel. Mulailah dari Kejadian 11, perhatikan bahwa Babel adalah Babilonia. Terutama perhatikan nubuatan Yesaya mengenai Babilonia. Dalam Wah 18:1-24 tunjukkanlah tujuh ratapan untuk Babel, mulai dengan ratapan malaikat dalam ayat 1-3.
2. Malapetaka.
Bandingkan ketujuh malapetaka dalam pasal 16 dengan sepuluh malapetaka dalam Keluaran 7-11. Perhatikan bagaimana bagian Wahyu ini sengaja dihubungkan dengan kejadian dalam Keluaran (lihat Wah 15:2-4). Mengapa penglihatan mengenai penghakiman dihubungkan dengan Keluaran yang biasanya dianggap sebagai peristiwa penyelamatan?
3. Dua orang saksi.
Ada pasal yang membuat kita penasaran (Wah 11:1-13), yang menggambarkan dua orang saksi yang juga disebut sebagai dua orang nabi, walaupun nama mereka tidak pernah disebut. Beberapa penafsir menafsirkan bahwa dua saksi ini adalah dua jemaat; yang lain lebih cenderung untuk menafsirkan mereka sebagai nabi Perjanjian Lama yang kembali ke bumi. Musa dan Elia dianggap sebagai kedua saksi itu. Mengapa mereka berdua? Apa penjelasan lebih lanjut tentang hal ini yang dikemukakan dalam Zakharia 4?
4. Pohon kehidupan.
Alkitab dimulai dengan sebuah taman (Kej 2:8) dan berakhir dengan sebuah taman (Why 22). Bandingkan dan tunjukkan perbedaannya antara dua pasal pertama dengan dua pasal terakhir Alkitab.
5. Tuhan Yesus Kristus.
Pelajarilah seluruh kitab dan buatlah sebuah daftar dari nama-nama dan julukan bagi Yesus. Alfa dan Omega (huruf pertama dan ter akhir dalam abjad Yunani), keturunan Daud dan lain-lain. Khususnya perhatikan gelar utama: Anak Domba (28 kali). Apa arti penting dari gelar ini (lihat juga Yoh 1:29-37); Ibr 9:1-28; 1 Kor. 5:7; 1 Ptr. 1:18, 19)? Tetapi perhatikan cara indah kitab ini menggambarkan kemuliaan Yesus, ditutup dengan sebuah petunjuk sederhana kepada Tuhan (kemuliaan-Nya) Yesus (kerendahanhati-Nya). Amin.
Datanglah Tuhan Yesus!
Garis Besar Intisari: Wahyu (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Wah 1:1-20
Wah 1:1-3Pengantar
Wah 1:4-8Salam
Wah 1:9-20Penglihatan yang pertama
[2] TUJUH SURAT KEPADA TUJUH JEMAAT Wah 2:
[1] PENDAHULUAN Wah 1:1-20
Wah 1:1-3 | Pengantar |
Wah 1:4-8 | Salam |
Wah 1:9-20 | Penglihatan yang pertama |
[2] TUJUH SURAT KEPADA TUJUH JEMAAT Wah 2:1-3:22
[3] PENGLIHATAN TENTANG SURGA Wah 4:1-11
[4] TUJUH METERAI Wah 5:1-8 :5
Wah 5:1-14 | Pendahuluan: kitab dan singa |
Wah 6:1-17 | Enam meterai dibuka |
Wah 7:1-17 | Pemeteraian simbolis orang-orang kudus |
Wah 8:1-5 | Meterai ketujuh dibuka |
[5] TUJUH SANGKAKALA Wah 8:6-11:19
Wah 8:6-9:21 | Enam sangkakala berbunyi |
Wah 10:1-11:14 | Tujuh guruh dan dua saksi |
Wah 11:15-19 | Sangkakala ketujuh |
[6] TUJUH TANDA Wah 12:1-14:20
Wah 12:1-6 | Perempuan yang berselubungkan matahari |
Wah 12:7-12 | Setan diusir |
Wah 12:13-17 | Peperangan antara Setan dan Sang Putra |
Wah 13:1-10 | Binatang yang keluar dari laut |
Wah 13:11-18 | Binatang yang keluar dari bumi |
Wah 14:1-5 | Penglihatan tentang Anak Domba |
Wah 14:6-20 | Penglihatan tentang panen |
[7] TUJUH CAWAN Wah 15:1-16:21
Wah 15:1-8 | Tujuh malaikat |
Wah 16:1-21 | Tujuh cawan dan tujuh malapetaka |
[8] PEMERINTAHAN DAN KEHANCURAN ANTI KRISTUS Wah 17:1-20:15
Wah 17:1-18 | Penghakiman atas pelacur |
Wah 18:1-19:5 | Jatuhnya Babel |
Wah 19:6-10 | Pernikahan Anak Domba |
Wah 19:11-20:15 | Kemenangan Allah |
[9] KOTA ALLAH Wah 21:1-22:5
Wah 21:1-4 | Pernyataan tentang kota itu |
Wah 21:5-8 | Kemurnian kota itu |
Wah 21:9-27 | Kesempurnaan kota itu |
Wah 22:1-5 | Air kehidupan |
[10] PENUTUP Wah 22:6-21
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi