
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Rm 8:2
Full Life: Rm 8:2 - (HUKUM) ROH.
Nas : Rom 8:2
(Dalam versi Inggris NIV bukan "Roh" tetapi "Hukum Roh"). "Roh yang
memberi hidup" ini ialah kuasa dan hidup yang mengatur dan menggi...
Nas : Rom 8:2
(Dalam versi Inggris NIV bukan "Roh" tetapi "Hukum Roh"). "Roh yang memberi hidup" ini ialah kuasa dan hidup yang mengatur dan menggiatkan dari Roh Kudus yang bekerja dalam hati orang percaya. Roh Kudus memasuki kehidupan orang berdosa dan membebaskan mereka dari kuasa dosa (bd. Rom 7:23). Hukum Roh kini bekerja secara leluasa pada saat orang percaya menyerahkan diri untuk menaati Roh (ayat Rom 8:4-5,13-14). Mereka mendapati kekuatan baru yang bekerja di dalam dirinya, suatu kuasa yang memungkinkan mereka mengatasi dosa. "Hukum dosa dan hukum maut" adalah kuasa dosa yang mengikat, sehingga memperbudak orang (Rom 7:14) dan membawa mereka kepada keadaan yang menyedihkan (Rom 7:24).
BIS -> Rm 8:2
saya: beberapa naskah kuno: kalian; ada juga: kita.
Jerusalem: Rm 5:1--11:36 - -- Pokok yang diuraikan dalam bagian kedua Roma dapat disebutkan sebagai: pembenaran sebagai jaminan keselamatan orang Kristen yang sudah dibenarkan, bdk...
Pokok yang diuraikan dalam bagian kedua Roma dapat disebutkan sebagai: pembenaran sebagai jaminan keselamatan orang Kristen yang sudah dibenarkan, bdk Rom 1-4, mendapat dalam kasih Allah dan karunia Roh Kudus suatu jaminan keselamatan. Pokok ini diuraikan dalam Rom 5:1-11 dan diuraikan kembali dalam bab 8, sedangkan dalam Rom 5:12-7:25 diperlawankan dengan kebalikannya (dosa, maut, hukum Taurat).

Var: memerdekakan aku; var lain: memerdekakan kita

Jerusalem: Rm 8:2 - hukum dosa dan hukum maut Paulus memperlawankan "hukum Roh" (tata susunan) bdk Rom 3:27+ dengan "hukum dosa dan hukum maut" (tata susunan). "Roh" di sini dapat berarti: diri pr...
Ende: Rm 8:2 - Roh Tidak selalu terang apakah dengan istilah "roh" dimaksudkan oleh
Paulus Roh Kudus, atau keadaan rohani-ataskodrati (rahmat pengudus) jang
ditjiptakan ...
Tidak selalu terang apakah dengan istilah "roh" dimaksudkan oleh Paulus Roh Kudus, atau keadaan rohani-ataskodrati (rahmat pengudus) jang ditjiptakan Roh Kudus didalam batin kita. Pada hakekatnja maksud kedua-duanja tidak begitu berlainan. Kalau didalam terdjemahan ini dibedakan dengan menulis "roh" dengan huruf besar atau ketjil, hal itu mengandung suatu tafsiran.

Tuntutan-tuntutan hidup baru jang kita punjai dalam Kristus.

Ende: Rm 8:2 - Menjerupai daging dosa Daging dosa, ialah daging jang semata-mata ada
dalam kuasa dosa. Kristus benar-benar berbentuk dan berwudjud manusia, tetapi
mengenai dosa Ia hanja me...
Daging dosa, ialah daging jang semata-mata ada dalam kuasa dosa. Kristus benar-benar berbentuk dan berwudjud manusia, tetapi mengenai dosa Ia hanja menjerupai "daging".

untuk mengalahkan dan meniadakan kuasa dosa.

Ende: Rm 8:2 - Dalam daging Itu dalam terdjemahan ini dihubungkan dengan Kristus,
sehingga berarti Kristus dalam keadaan daging dan menggunakan keadaan itu
sebagai alat. Ada jang...
Itu dalam terdjemahan ini dihubungkan dengan Kristus, sehingga berarti Kristus dalam keadaan daging dan menggunakan keadaan itu sebagai alat. Ada jang menghubungkannja dengan "atas dosa", sehingga kalimat berarti: "atas dosa jang bermukim didalam daging".
Ref. Silang FULL -> Rm 8:2
Ref. Silang FULL: Rm 8:2 - memberi hidup // telah memerdekakan // dalam Kristus // hukum dosa · memberi hidup: 1Kor 15:45
· telah memerdekakan: Yoh 8:32,36; Rom 6:18; Rom 6:18
· dalam Kristus: Rom 7:25
· hukum dosa: ...
· memberi hidup: 1Kor 15:45
· telah memerdekakan: Yoh 8:32,36; Rom 6:18; [Lihat FULL. Rom 6:18]
· dalam Kristus: Rom 7:25
· hukum dosa: Rom 6:16; [Lihat FULL. Rom 6:16]; Rom 7:4; [Lihat FULL. Rom 7:4]

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Rm 8:2 - -- 8:2 Karena "hukum" Roh kehidupan dalam Kristus Yesus telah membebaskan aku452 dari Hukum Dosa dan Maut.
Dengan berkata "hukum" Roh kehidupan Paulus m...
8:2 Karena "hukum" Roh kehidupan dalam Kristus Yesus telah membebaskan aku452 dari Hukum Dosa dan Maut.
Dengan berkata "hukum" Roh kehidupan Paulus memakai istilah hukum dengan arti yang lain dari hukum Taurat. "Hukum" Roh kehidupan adalah suatu prinsip atau tatanan baru, yang dapat mengalahkan hukum Taurat yang telah diperalat oleh Dosa dan Maut.

Hagelberg: Rm 8:1-13 - -- a. Melalui Roh Allah Kita Dapat Mengenal Kristus dan Kuasa KebangkitanNya, Sehingga Kita Bebas 8:1-8:13
Dalam bagian ini Paulus menjelaskan bahwa Ro...
a. Melalui Roh Allah Kita Dapat Mengenal Kristus dan Kuasa KebangkitanNya, Sehingga Kita Bebas 8:1-8:13
Dalam bagian ini Paulus menjelaskan bahwa Roh Allah siap membebaskan kita dari siklus dosa dan murka yang diceriterakan dalam pasal 1, dan dari kuasa Dosa dan tubuh kita yang "mati". Dengan memperoleh "orientasi Roh" dari Roh Allah, atau dengan ditolong untuk merenungkan kemuliaan Allah, kita menjadi bebas. Di sini Paulus menguraikan bagaimana kita dapat "mengenal Kristus dan kuasa kebangkitanNya" (seperti Filipi 3:10).

Hagelberg: Rm 8:2 - -- 8:2 Karena "hukum" Roh kehidupan dalam Kristus Yesus telah membebaskan aku452 dari Hukum Dosa dan Maut.
Dengan berkata "hukum" Roh kehidupan Paulus m...
8:2 Karena "hukum" Roh kehidupan dalam Kristus Yesus telah membebaskan aku452 dari Hukum Dosa dan Maut.
Dengan berkata "hukum" Roh kehidupan Paulus memakai istilah hukum dengan arti yang lain dari hukum Taurat. "Hukum" Roh kehidupan adalah suatu prinsip atau tatanan baru, yang dapat mengalahkan hukum Taurat yang telah diperalat oleh Dosa dan Maut.

Hagelberg: Rm 8:1-39 - -- 4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
Maut tidak harus menakutkan kita lagi, karena kalau Roh Allah menghidupkan kita, mala Maut serta segala p...
4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
Maut tidak harus menakutkan kita lagi, karena kalau Roh Allah menghidupkan kita, mala Maut serta segala penderitaan dapat dimengerti sebagai alat Allah untuk menjadikan kita serupa dengan Raja kira yang akan datang.
Dalam pasal 8 Paulus mencapai puncak bagian ini, di mana dia menyatakan bahwa orang yang telah dibenarkan karena iman dapat sungguh hidup. Dia dapat sungguh hidup bebas dari Murka, bebas dari Dosa, bebas dari Hukum Taurat, dan akhirnya bebas dari Maut. Sebenarnya masalah Maut ada di latar belakang pasal 5-7. Nygren441 mengamati bahwa dalam pasal 5 diskusi mengenai pembebasan dari Murka melebar menjadi penjelasan mengenai aiwn/aion Maut dan aiwn/aion Hidup. Demikian juga dalam pasal 6 Paulus berkata bahwa "dosa memimpin kamu kepada kematian" (6:16).442 Sebagai puncak bagi pasal 7 Paulus berseru, "Siapa akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?" Memang maut melatarbelakangi diskusi Paulus mengenai pembebasan kita untuk sungguh hidup. Apa yang ada di latar belakang dalam pasal 5-7 muncul sebagai pokok diskusi dalam pasal 8. Nygren443 mengingatkan kita bahwa bagi Rasul Paulus Maut bukan merupakan peristiwa yang mengakhiri hidup kita, tetapi maut merupakan suatu kuasa yang menguasai aiwn/aion lama secara mutlak, sejak Kejadian 2:17 ("...pada hari engkau memakannya, pasti engkau mati") digenapi di Taman Eden.
Sama seperti Murka, Dosa, Hukum Taurat, dan Maut telah menjadi sekutu dalam aiwn/aion lama, demikian juga ada empat aspek dari pertolongan yang disediakan bagi kita dalam aiwn/aion baru.444
Kita bebas dari Murka berkat kasih Allah (5:1-11).
Kita bebas dari Dosa " baptisan Roh (6:1-14).
Kita bebas dari Hukum Taurat " kematian Kristus (7:1-6).
Kita bebas dari Maut " Roh Allah (8:1-11).
Ke empat hal yang disebut di atas, yaitu kasih Allah, baptisan Roh, kematian Kristus, dan Roh Allah, sangat berkaitan erat, dan sulit dipisahkan dalam praktek kehidupan kita.
Dalam Roma 1:18-32 Paulus menguraikan wujud murka Allah yang melawan dosa manusia. Dalam nats itu dia tidak menjelaskan apakah murka tersebut melawan orang yang tidak percaya saja, atau juga orang percaya yang berdosa. Tetapi pasal 7 membicarakan pengalaman Paulus sendiri dalam murka Allah pada waktu dulu sebelum dia hidup menurut Roh Allah. Orang percaya yang berdosa juga dapat kena murka Allah dalam hidup ini, dan Paulus menceriterakan frustrasi yang dia sendiri alami. Murka tersebut merupakan semacan hukuman atas dosa yang dialami pada zaman ini.445 Dosa yang dimaksudkan adalah dosa orang yang tidak percaya dan juga dosa orang percaya. Orang percaya akan tetap menggumuli hukuman tersebut selama mereka hanya melawan dosa dengan akal budi mereka, seperti apa yang dikatakan Paulus sebagai ringkasan pasal 7 dalam 7:25b, "Maka aku sendiri, dari segi akal budiku, aku melayani hukum Allah, tetapi dari segi daging, aku melayani hukum dosa."
Kemenangan yang disyukuri dalam 7:25a adalah suatu kemenangan yang tidak dapat diperoleh hanya dengan akal budi orang percaya. Kemenangan tersebut disediakan bagi kita melalui Roh Allah. Kemenangan itu diceriterakan dalam Roma 8. Ternyata istilah "roh" atau "Roh" hanya dipakai sekali dalam pasal 7446, sedangkan dalam pasal 8 istilah itu dipakai sembilan kali. Pengamatan ini menguatkan pengertian ini, bahwa pasal 7 membicarakan pergumulan orang percaya melawan dosa mereka, tanpa pertolongan dari Roh Kudus, sedangkan pasal 8 menceriterakan kemenangan atas dosa dengan pertolongan Roh Kudus.

Hagelberg: Rm 5:1--8:39 - -- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
Dari 3:21 sampai 4:25 Paulus bersikap tegas untuk membuktikan bahwa pembenaran hanya dapat dipe...
B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
Dari 3:21 sampai 4:25 Paulus bersikap tegas untuk membuktikan bahwa pembenaran hanya dapat diperoleh melalaui iman, tetapi dalam bagian ini dia bersemangat untuk menjelaskan hasil dari pembenaran karena iman.
Hasil pembenaran tersebut dapat dibagi empat, menurut Nygren.248 Dalam pasal 5 dijelaskan bahwa orang yang dibenarkan hidup bebas dari murka, dalam pasal 6 dia hidup bebas dari kuasa dosa, dalam pasal 7 bebas dari kuasa hukum Taurat, dan dalam pasal 8 bebas dari kuasa maut.
Kesatuan pasal 5-8 didukung dengan pengulangan satu anak kalimat dalam 5:1 dan ayat terakhir dalam pasal 5, pasal 6, pasal 7, dan pasal 8. Anak kalimat yang diulangi adalah "melalui (atau dalam) Tuhan kita Yesus Kristus." Urutan kata dalam anak kalimat ini tidak kaku, tidak persis sama, tetapi pengulangan kata-kata khidmat ini mengikat keempat pasal menjadi satu bagian, dan juga menyatakan bahwa setiap keempat pasal memiliki kesatuan sendiri.249
Pada tempat ini Paulus beralih dari hal pembenaran pada hal pendewasaan orang percaya. Tuhan Allah telah memperoleh pembenaran bagi kita, dengan satu persyaratan saja, yaitu iman. Lalu berdasarkan kebenaran itu kehidupan kita harus berubah. Kita harus, misalnya, "bermegah dalam harapan pada kemuliaan Allah." Tetapi sebaiknya maksud dari istilah "harus" ini dijelaskan lebih lanjut, karena ada penafsir yang berkata, "Ya, harus, dan kalau tidak, maka pembenaran orang hilang!" Ada juga teolog yang berkata, "Pembenaran itu tidak hilang, tetapi kalau kehidupan orang tidak berubah, maka kita tahu bahwa sebenarnya dia tidak pernah percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat." Tetapi itu bukan yang diuraikan oleh Rasul Paulus. Memang di balik istilah "harus" ada sanksi. "Kamu harus melakukan ini dan itu, atau aku akan...." Pasti ada sanksi terhadap ketidaktaatan, tetapi Paulus tidak memakai hukuman kekal sebagai sanksi kepada orang percaya.
Sebenarnya Paulus tidak suka memakai istilah "harus". Kalau kita mengamati pasal-pasal ini kita melihat bahwa dia hanya berkata "kita bermegah dalam harapan pada kemuliaan Allah." Inilah pola Rasul Paulus dalam Surat Roma. Dia mengemukakan apa yang wajar bagi kita dengan berkata, "Ya, inilah yang kita lakukan." Kalimat Paulus dibentuk seolah-olah kita semua melakukan apa yang wajar bagi orang percaya, walaupun dia mengerti bahwa kita sering berdosa, dan tidak melakukan apa yang pantas bagi orang percaya. Paulus tidak mau mengemukakan apa yang sudah terlalu nyata, yaitu bahwa memang orang yang sudah dibenarkan dapat berdosa. Mungkin dia tidak mau mengemukakan hal ini karena tidak ada gunanya. Kita sudah tahu bahwa kita dapat berdosa, dan kalau disebut dalam surat ini, maka orang akan berkata, "Ya, lihat, boleh saja kita berdosa! Paulus memperbolehkan dosa!"
Roma 5-8 menjelaskan bagaimana "melalui Tuhan kita Yesus Kristus" kita dapat hidup bebas dari kuasa-kuasa aiwn/aion lama, sehingga kita bertumbuh secara rohani dan mengenal Yesus Kristus.

Hagelberg: Rm 1:18--15:13 - -- II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menen...
II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menentukan bentuk dan isi bagian utama dari suratnya." Perkataan ini tepat. Paulus tidak menyusun bagian ini (1:18-15:13) untuk menangani suatu situasi tertentu di kota Roma, tetapi bagian ini terbentuk sesuai dengan suatu "akal intern" dari Injil Kristus sendiri. Bukan tidak ada pengaruh sama sekali dari situasi di Roma. Mungkin rencana Paulus untuk mengadakan perjalanan ke Spanyol mempengaruhi beberapa perincian dalam surat ini, tetapi secara keseluruhan, bentuk dan isi bagian ini, 1:18-15:13, ditentukan dari logisnya Injil Kristus saja.
Dalam bagian utama ini isi dan akibat kebenaran dari Allah bagi manusia diuraikan.66
Wycliffe: Rm 1:18--8:39 - -- II. Kebenaran - Kunci Hubungan Manusia dengan Allah (1:18-8:39).
Di dalam bagian ini Paulus membahas masalah-masalah besar tentang kehidupan. Bagaima...
II. Kebenaran - Kunci Hubungan Manusia dengan Allah (1:18-8:39).
Di dalam bagian ini Paulus membahas masalah-masalah besar tentang kehidupan. Bagaimana seorang dapat benar di mata Allah? Bagaimana manusia terpengaruh oleh tindakan Adam dan Kristus? Bagaimanakah seharusnya orang benar hidup? Bagaimana dia dapat hidup demikian?

Wycliffe: Rm 6:1--8:39 - -- B. Kebenaran Sebagai Cara Hidup Orang Kristen di Hadapan Allah (6:1-8:39).
Sampai sejauh ini Paulus telah menekankan bahwa Allah adalah benar atau ad...
B. Kebenaran Sebagai Cara Hidup Orang Kristen di Hadapan Allah (6:1-8:39).
Sampai sejauh ini Paulus telah menekankan bahwa Allah adalah benar atau adil (bdg. 3:26) dan bahwa Dia mencurahkan kebenaran tersebut kepada orang yang percaya (bdg. 3:22). Untuk pertanyaan tentang bagaimana seseorang menjadi benar di hadapan Allah, sang rasul menjawab, "Bukan melalui perbuatan, tetapi melalui percaya kepada Allah" (bdg. 4:1-8). Namun orang yang telah menerima kebenaran yang dicurahkan oleh Allah harus hidup dengan benar juga. Paulus sekarang menunjukkan apa artinya ini. Pertama, dia meniadakan beberapa pengertian yang salah tentang ajarannya mengenai kasih karunia. Selanjutnya, rasul menunjukkan bahwa di dalam pergumulan melawan dosa, orang percaya tidak boleh mengutuk hukum Taurat. kemudian dia melukiskan dosa sebagai seorang penguasa yang kuat yang tidak dapat dikalahkan oleh kekuatan manusia semata. Paulus mengakhiri bagian ini dengan menunjukkan bagaimana kemenangan dapat diperoleh.

Wycliffe: Rm 8:1-39 - -- 4) Kemenangan Melalui Roh Berhubungan dengan Rencana dan Tindakan Allah (8:1-39).
Tidak seorang pun dapat menghargai nilai dari kemenangan sebelum ia...
4) Kemenangan Melalui Roh Berhubungan dengan Rencana dan Tindakan Allah (8:1-39).
Tidak seorang pun dapat menghargai nilai dari kemenangan sebelum ia mengetahui kuatnya perlawanan dan beratnya pergumulan yang harus dialami. Di dalam Roma 8 Paulus menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh Allah untuk menuntun orang Kristen mencapai kemenangan atas dosa. Dia mengemukakan apa yang saat ini dilakukan oleh Allah dan apa yang harus dilakukan oleh orang percaya. Paulus mempelajari rencana Allah dan krisis yang diderita oleh alam ciptaan Allah dan oleh orang percaya. Dia menekankan hubungan di antara Roh dengan orang percaya dan hubungan di antara Roh dengan Kristus dan Bapa. Dia melukiskan gambaran yang cemerlang tentang nasib orang-orang yang mengasihi Allah dan menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat memisahkan mereka dari kasih Allah. Apabila seorang percaya terlalu memperhatikan dirinya sendiri maka dia tidak akan mampu naik lebih tinggi daripada Roma 7:25-26. Ketika dia melihat apa yang Allah telah dan sedang lakukan untuk dirinya, dia pasti memberikan tanggapan sesuai dengan 8:37-39.

Wycliffe: Rm 8:2 - Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut // hukum 2. Tetapi bagaimana dengan pergumulan melawan dosa yang baru saja dilukiskan oleh Paulus itu? Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kri...
2. Tetapi bagaimana dengan pergumulan melawan dosa yang baru saja dilukiskan oleh Paulus itu? Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Baik Roh, maupun dosa dan maut disebut sebagai hukum karena kesinambungan pengaruh dan tindakan mereka.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rm 8:1-9
Matthew Henry: Rm 8:1-9 - Hak-hak Istimewa Orang Percaya
Setelah menjelaskan ajaran pembenaran secara penuh, dan menekankan pentingnya pengudusan, Rasul Paulus dalam pasal ini mengarahkan dirinya untuk me...
- Setelah menjelaskan ajaran pembenaran secara penuh, dan menekankan pentingnya pengudusan, Rasul Paulus dalam pasal ini mengarahkan dirinya untuk memberi penghiburan kepada umat Tuhan. Hamba-hamba Tuhan adalah penolong pembawa sukacita bagi orang-orang kudus. “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku,” begitu yang diamanatkan kepada kita (Yes. 40:1). Adalah kehendak Allah supaya umat-Nya menjadi umat yang terhibur. Dan dalam pasal ini kita mendapati rancangan piagam Injil dan hak-hak istimewa yang tak terlukiskan milik orang percaya yang sungguh-sungguh. Rancangan piagam Injil dan hak-hak istimewa itu sedemikian rupa sehingga memberi kita begitu banyak alasan untuk bersuka cita dan merasa damai sejahtera dalam iman kita, sehingga oleh semua hal yang tak berubah ini, yang untuknya mustahil Allah berdusta, kita mendapat penghiburan yang kuat. Maka dari itulah banyak dari umat Allah mendapati pasal ini sebagai sumber penghiburan bagi jiwa mereka, ketika hidup maupun menjelang kematian. Mereka sudah mengisap susu penghiburan ini dan menjadi puas, dan dengan sukacita mereka menimba air dari sumur-sumur keselamatan ini. Ada tiga hal yang dibicarakan dalam pasal ini:
Hak-hak Istimewa Orang Percaya (Roma 8:1-9)
- I. Dalam perikop di atas Rasul Paulus mulai dengan memperlihatkan satu hak istimewa yang luar biasa yang menjadi milik orang Kristen yang sungguh-sungguh, dan menggambarkan ciri-ciri orang yang mendapat hak istimewa itu: Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (ay. 1). Inilah sorak sorai Paulus, setelah keluhan dan pergumulan yang menyedihkan dalam pasal sebelumnya. Dosa memang tetap tinggal, mengganggu dan mengesalkan hati, tetapi, terpujilah Allah, dosa tidak membinasakan. Keluhan itu ia simpan saja untuk dirinya sendiri, sedangkan penghiburan yang ia rasakan, dengan rendah hati ia bagikan kepada semua orang percaya yang sungguh-sungguh, yang ikut memiliki kepentingan di dalamnya.
- 1. Hak istimewa dan penghiburan yang tak terlukiskan milik semua orang yang ada di dalam Kristus Yesus adalah bahwa sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka. Paulus tidak berkata, “Tidak ada tuduhan melawan mereka.” Walaupun sebenarnya ada, namun tuduhan itu dihapuskan, dan dakwaannya dicabut. Ia tidak berkata, “Tidak ada suatu apa pun dalam diri mereka yang pantas dihukum,” sebab hal itu ada, dan mereka melihatnya, mengakuinya, meratapinya, dan mengecam diri mereka sendiri karenanya. Tetapi itu tidak akan membuat mereka binasa. Ia tidak berkata, “Tidak ada salib dan tidak ada penderitaan untuk mereka, atau tidak ada hal yang tidak menyenangkan dalam penderitaan itu,” sebab semuanya itu bisa saja ada. Sebaliknya ia berkata tidak ada penghukuman. Mereka bisa saja dihajar Tuhan, tetapi tidak dihukum bersama-sama dengan dunia. Nah, ini terjadi karena mereka ada di dalam Kristus Yesus. Karena persatuan mereka dengan Kristus melalui imanlah maka mereka menjadi aman seperti itu. Mereka ada di dalam Yesus Kristus seperti di dalam kota perlindungan, dan dengan demikian terlindungi dari para penumpah darah. Dia adalah Pembela mereka, dan Dia meluputkan mereka. Tidak ada penghukuman bagi mereka, karena mereka ikut ambil bagian dalam pemuasan terhadap hukum Taurat yang diberikan Kristus dengan kematian-Nya. Di dalam Kristus, Allah bukan saja tidak menghukum mereka, tetapi juga berkenan kepada mereka (Mat. 17:5).
- 2. Ciri-ciri yang tidak diragukan dari semua orang yang betul-betul ada di dalam Kristus Yesus, sehingga mereka dibebaskan dari penghukuman, adalah bahwa mereka tidak hidup menurut daging, tetapi hidup menurut Roh. Perhatikanlah, ciri-ciri itu diberikan berdasarkan cara hidup mereka. Bukan berdasarkan suatu tindakan tertentu, melainkan berdasarkan jalan hidup mereka. Dan yang menjadi pertanyaan besar adalah, asas apa yang mengatur hidup, menurut daging atau roh, sifat lama atau sifat baru, kejahatan atau anugerah? Yang mana dari semuanya ini yang kita pikirkan, untuk yang mana kita membuat persediaan, oleh yang mana kita dipimpin, dan dengan yang mana kita ambil bagian?
- II. Kebenaran yang agung ini, setelah dipaparkan demikian, digambarkan Paulus dalam ayat-ayat selanjutnya. Dan ia menunjukkan bagaimana sampai kita memperoleh hak istimewa yang besar ini, dan bagaimana kita tahu apakah kita mempunyai ciri-ciri yang disebutkan tadi.
- 1. Bagaimana sampai kita memperoleh hak-hak istimewa ini, yaitu hak istimewa pembenaran, bahwa tidak ada penghukuman bagi kita. Juga, hak istimewa pengudusan, bahwa kita hidup menurut Roh, bukan menurut daging, yang di samping sebagai hak istimewa, juga tidak kurang merupakan kewajiban kita. Bagaimana itu terjadi?
- (1) Hukum Taurat tidak dapat melakukannya (ay. 3). Hukum Taurat tidak dapat membenarkan ataupun menguduskan, tidak dapat membebaskan kita dari kebersalahan karena dosa ataupun kuasa dosa, sebab ia tidak mempunyai janji-janji pengampunan ataupun anugerah. Hukum Taurat tidak menyempurnakan apa pun: Ia tidak berdaya. Hukum Taurat memang sudah berusaha mencapai tujuan yang penuh berkat ini, tetapi sayang, ia tidak berdaya, ia tidak bisa mencapainya. Namun, ketidakberdayaan itu bukanlah karena kekurangan apa pun dalam hukum Taurat, melainkan oleh daging, oleh kerusakan sifat manusia, karenanya kita menjadi tidak mampu untuk dibenarkan ataupun dikuduskan oleh hukum Taurat. Kita menjadi tidak mampu menjalankan hukum Taurat, dan, kalau kita gagal, hukum Taurat, sebagai perjanjian berdasarkan perbuatan, tidak menyediakan cara lain, dan dengan demikian meninggalkan kita sebagaimana ia menemukan kita. Atau kita dapat memahaminya sebagai hukum keupacaraan. Perban yang dipakai tidak cukup lebar untuk membalut luka. Hukum keupacaraan tidak akan pernah dapat menghapuskan dosa (Ibr. 10:4).
- (2) Roh yang memberi hidup dalam Kristus Yesuslah yang bisa melakukannya (ay. 2). Perjanjian anugerah yang dibuat dengan kita di dalam Kristus adalah perbendaharaan jasa dan anugerah. Darinya kita menerima pengampunan dan kodrat baru, dimerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut, maksudnya, baik dari kebersalahan karena dosa maupun dari kuasa dosa. Dimerdekakan juga dari jalan hukum Taurat dan kuasa daging. Kita berada di bawah perjanjian lain, Tuan lain, Suami lain, di bawah hukum Roh, yaitu hukum yang memberikan Roh itu, hidup rohani yang membuat kita memenuhi syarat untuk hidup kekal. Dasar dari kebebasan ini terletak pada pekerjaan Kristus bagi kita, yang dibicarakan Paulus (ay. 3), Allah mengutus Anak-Nya sendiri. Perhatikanlah, ketika hukum Taurat gagal, Allah menyediakan cara lain. Kristus datang untuk melakukan apa yang tidak bisa dilakukan hukum Taurat. Musa membawa bangsa Israel ke perbatasan Kanaan, kemudian mati, dan meninggalkan mereka di sana. Tetapi Yosua melakukan apa yang tidak bisa dilakukan Musa, dan membawa mereka merebut tanah Kanaan. Demikianlah, apa yang tidak bisa dilakukan hukum Taurat, dilakukan Kristus. Penjelasan terbaik untuk ayat ini kita dapati dalam Ibrani 10:1-10. Untuk memperjelas maknanya, yang dalam terjemahan kita sedikit rumit, kita bisa membacanya begini, dengan sedikit mengubah susunannya: Dengan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa, dan menjadikan-Nya sebagai korban bagi dosa, Allah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, yang tidak dapat dilakukan hukum Taurat, karena tak berdaya oleh daging, dst. (ay. 4). Perhatikanlah,
- [1] Bagaimana Kristus muncul: Serupa dengan daging yang dikuasai dosa. Bukan berdosa, sebab Ia kudus, tidak berbuat salah, tidak tercemar, melainkan serupa dengan daging yang berdosa. Ia mengambil dan mengenakan kodrat yang rusak, meskipun Ia sendiri secara sempurna tak terjangkau oleh kerusakan-kerusakan kodrat itu. Kristus disunat, ditebus, dan dibaptis dengan baptisan Yohanes. Itu menunjukkan keserupaan-Nya dengan daging yang dikuasai dosa. Pagutan ular-ular tedung itu disembuhkan oleh ular tembaga, yang bentuknya, meskipun tidak berbisa, seperti ular-ular yang memagut mereka. Betapa hebatnya perendahan diri ini, bahwa Dia yang adalah Allah dibuat serupa dengan daging. Tetapi jauh lebih hebat lagi, Dia yang kudus dibuat menjadi serupa dengan daging yang dikuasai dosa. Karena dosa, – di bagian sini salinan-salinan Alkitab bahasa Yunani yang terbaik menempatkan tanda koma. Allah mengutus Dia en homoiomati sarkos hamartias, kai peri hamartias – serupa dengan daging yang dikuasai dosa, dan sebagai korban untuk dosa. Septuaginta (Alkitab bahasa Yunani – pen.) menyebut korban untuk dosa hanya dengan peri hamartias – karena dosa. Jadi, Kristus adalah korban, Ia diutus untuk menjadi korban (Ibr. 9:26).
- [2] Apa yang dilakukan oleh kemunculan-Nya ini: Dosa dihukum, maksudnya, Allah dalam hal ini menunjukkan kebencian-Nya terhadap dosa lebih daripada sebelum-sebelumnya. Dan bukan hanya itu, tetapi juga untuk semua orang kepunyaan Kristus, kuasa dosa baik yang menghukum maupun yang memerintah dihancurkan dan disingkirkan. Orang yang dihukum tidak bisa mendakwa atau memerintah. Kesaksiannya tidak berlaku, wewenangnya tidak berlaku. Seperti itulah dosa dihukum oleh Kristus. Meskipun dosa hidup dan tinggal, kehidupannya dalam orang-orang kudus hanyalah seperti penjahat yang terhukum. Karena dosa dihukum, maka maut dilucuti, dan Iblis, yang mempunyai kuasa atas maut, dihancurkan. Dihukumnya dosa menyelamatkan orang berdosa dari hukuman. Kristus dibuat menjadi dosa karena kita (2Kor. 5:21), dan, karena dibuat menjadi dosa, maka ketika Ia dihukum, dosa dihukum dalam daging Kristus, dihukum dalam kodrat manusia-Nya. Demikianlah pengudusan menjadi keadilan ilahi, dan jalan terbuka bagi keselamatan orang-orang berdosa.
- [3] Dampak yang membahagiakan dari semua ini terhadap kita (ay. 4): Supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, baik di dalam pembenaran kita maupun di dalam pengudusan kita. Tuntutan untuk dipuaskannya pelanggaran hukum Taurat digenapi dengan diperhitungkannya kepada kita kebenaran Kristus yang utuh dan sempurna (imputasi – pen.), yang memenuhi tuntutan-tuntutan tertinggi hukum Taurat, seperti tutup pendamaian dibuat sama panjang dan sama lebar dengan tabut. Tuntutan ketaatan kepada perintah-perintah hukum Taurat digenapi di dalam kita, ketika oleh Roh, hukum kasih ditulis di dalam hati, dan kasih itu adalah kegenapan hukum Taurat (13:10). Meskipun tuntutan hukum Taurat tidak digenapi oleh kita, namun, terpujilah Allah, tuntutan itu digenapi di dalam kita. Apa yang memenuhi maksud dan tujuan hukum Taurat bisa didapati pada, dan di dalam diri semua orang percaya yang sungguh-sungguh. Kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Ini gambaran dari semua orang yang ikut ambil bagian dalam hak istimewa ini, bahwa mereka berbuat menurut asas-asas rohani, dan bukan jasmani. Sementara untuk yang lain, tuntutan hukum Taurat akan digenapi di dalam mereka melalui kebinasaan mereka. Sekarang,
- 2. Perhatikanlah bagaimana kita bisa tahu bahwa kita mempunyai ciri-ciri ini (ay. 5, dst.).
- (1) Dengan melihat apa yang kita pikirkan. Bagaimana kita tahu apakah kita hidup menurut daging atau menurut Roh? Dengan memeriksa apa yang kita pikirkan, perkara-perkara daging atau perkara-perkara roh. Kesenangan daging, keuntungan dan kehormatan duniawi, perkara-perkara indrawi dan sementara, itu semua adalah perkara-perkara daging, yang dipikirkan oleh orang-orang yang tidak diperbaharui. Perkenanan Allah, kesejahteraan jiwa, kepedulian akan hidup kekal, itu semua adalah perkara-perkara Roh, yang betul-betul dipikirkan oleh mereka yang hidup menurut Roh. Apa yang dipikirkan orang, itulah jati dirinya. Pikiran kita adalah hal-hal yang kita pikirkan. Seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia (Ams. 23:7). Ke mana pikiran-pikiran paling senang melayang? Apa yang paling puas dipikirkannya? Pikiran adalah tempat bersemayamnya hikmat. Ke mana arahnya rencana-rencana dan rancangan-rancangan? Apakah kita lebih bijak demi dunia atau demi jiwa kita? Phronousi ta tēs sarkos – mereka memikirkan hal-hal yang dari daging, begitulah kata itu diartikan (Mat. 16:23). Apa yang kita pikirkan adalah masalah besar, kebenaran-kebenaran apa, berita-berita apa, penghiburan-penghiburan apa yang paling kita sukai, dan paling menyenangkan bagi kita. Nah, untuk memperingatkan kita agar waspada terhadap keinginan daging, Paulus menunjukkan betapa keinginan daging akan membawa kesengsaraan dan bahaya besar. Dan ia membandingkannya dengan keunggulan dan penghiburan yang tak terucapkan dari keinginan roh.
- [1] Keinginan daging adalah maut (ay. 6). Keinginan daging adalah kematian rohani, jalan yang pasti menuju kematian kekal. Keinginan daging adalah kematian jiwa, sebab keinginan daging berarti terpisahnya jiwa dari Allah, sementara hidup jiwa ada di dalam persatuan dan persekutuannya dengan Allah. Jiwa yang bersifat kedagingan adalah jiwa yang mati, semati-matinya jiwa. Orang yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati (1Tim. 5:6), tidak hanya mati menurut hukum sebagai orang yang bersalah, tetapi juga mati di dalam keadaannya sebagai daging. Kematian mencakup semua kesengsaraan. Jiwa yang bersifat kedagingan adalah jiwa yang sengsara. Tetapi keinginan Roh, phronēma tou pneumatos– pikiran rohani (hikmat yang dari atas, asas hidup berdasarkan anugerah) adalah hidup dan damai sejahtera. Keinginan roh adalah ketenteraman dan kebahagiaan jiwa. Kehidupan jiwa terdapat pada persatuannya dengan perkara-perkara rohani di dalam pikiran. Jiwa yang dikuduskan adalah jiwa yang hidup, dan hidup itu adalah damai sejahtera. Itu hidup yang sangat nyaman. Semua jalan hikmat rohani adalah jalan damai sejahtera. Itu adalah hidup dan damai sejahtera di dunia lain, dan juga di dunia ini. Keinginan roh adalah kehidupan dan damai sejahtera kekal yang sudah dimulai sekarang, dan merupakan suatu pertanda yang pasti akan penyempurnaannya kelak.
- [2] Keinginan daging adalah permusuhan terhadap Allah (ay. 7), dan ini lebih buruk daripada hidup menurut daging. Hidup menurut daging berbicara tentang pendosa yang bersifat kedagingan sebagai orang mati, dan ini buruk. Tetapi keinginan daging berbicara bahwa dia adalah manusia Iblis. Ia bukan hanya musuh, tetapi juga permusuhan itu sendiri. Ini bukan hanya berarti terasingnya jiwa dari Allah, tetapi juga perlawanan jiwa menentang Allah. Ia memberontak terhadap wewenang-Nya, mengacaukan rancangan-Nya, menentang kepentingan-Nya, meludahi wajah-Nya, dan menginjak-injak bagian utama-Nya. Adakah permusuhan yang lebih besar dari ini? Musuh bisa saja berdamai, tetapi permusuhan tidak. Betapa hal ini harus membuat kita rendah hati dan waspada terhadap keinginan daging! Akankah kita menumbuhkan dan memanjakan sesuatu yang merupakan permusuhan terhadap Allah Pencipta kita, Pemilik kita, Pemimpin kita, dan Pemberi yang maha murah? Untuk membuktikan ini, Paulus menegaskan bahwa keinginan daging tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Kekudusan hukum Allah, dan ketidakkudusan keinginan daging, tidak dapat didamaikan seperti halnya terang dan gelap. Manusia daging bisa saja, oleh kuasa anugerah ilahi, ditundukkan kepada hukum Allah, tetapi keinginan daging tidak akan pernah bisa. Keinginan daging harus dihancurkan dan diusir. Lihatlah betapa menyedihkannya kehendak manusia yang rusak diperbudak oleh dosa. Sepanjang keinginan daging menang, kita tidak condong pada hukum Allah. Oleh sebab itu, apabila terjadi perubahan, itu karena kuasa anugerah Allah, bukan karena kehendak bebas manusia. Dari sini Paulus menyimpulkan bahwa (ay. 8), mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Orang yang hidup dalam daging dan tidak diperbaharui, di bawah kuasa dosa yang memerintah, tidak dapat melakukan apa yang berkenan kepada Allah, karena tidak adanya anugerah, asas yang berkenan kepada Allah, dan kepentingan di dalam Kristus, Sang Pengantara yang berkenan kepada Allah. Bahkan korban orang fasik adalah kekejian (Ams. 15:8). Berkenan kepada Allah adalah tujuan tertinggi kita, yang mustahil dicapai oleh mereka yang hidup dalam daging. Mereka tidak bisa berkenan kepada-Nya, bahkan, tidak bisa tidak, mereka pasti membuat Dia murka. Kita dapat mengetahui keadaan dan ciri-ciri kita,
- (2) Dengan mencari tahu apakah kita memiliki Roh Allah dan Kristus atau tidak (ay. 9): Kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh. Ini mengungkapkan dua keadaan jiwa yang amat berbeda. Semua orang kudus memiliki daging dan roh dalam diri mereka. Tetapi hidup dalam daging dan hidup dalam Roh adalah dua hal yang berlawanan. Itu berarti dikalahkan dan ditundukkannya kita oleh salah satu dari kedua asas ini. Seperti yang biasa dikatakan orang, ia hanyut dalam cinta, atau ia hanyut dalam kemabukan, maksudnya ia ditaklukkan olehnya. Sekarang, yang menjadi pertanyaan besar adalah, apakah kita hidup dalam daging atau dalam Roh. Dan bagaimana kita bisa mengetahuinya? Ah, tentu saja dengan mencari tahu apakah Roh Allah berdiam dalam diri kita. Roh yang berdiam dalam diri kita merupakan bukti terbaik dari keberadaan kita di dalam Roh, sebab berdiam itu harus dilakukan secara timbal balik (1Yoh. 4:16): ia berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Roh melawat banyak orang yang tidak diperbaharui dengan undangan-undangan-Nya, yang mereka tolak dan mereka buang. Tetapi dalam diri semua orang yang dikuduskan Ia berdiam. Di sana Ia tinggal dan memerintah. Di sana Ia seperti orang di rumahnya sendiri, di mana Ia tinggal sepanjang hari dan merasa betah, dan mempunyai kuasa. Sudah sepatutnyalah kita bertanya kepada hati kita, siapa yang berdiam di sana, siapa yang memerintah di sana, dan siapa yang menjaga rumah di sana? Kepentingan siapa yang diutamakan? Selain itu, Paulus menambahkan satu pedoman umum untuk menguji: Jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Menjadi milik Kristus (maksudnya, menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh, salah satu dari anak-anak-Nya, hamba-hamba-Nya, sahabat-sahabat-Nya, yang bersatu dengan Dia) adalah satu hak istimewa dan kehormatan yang banyak diaku-aku orang, walaupun mereka tidak mempunyai bagian atau hak dalam perkara itu. Orang kepunyaan-Nya hanyalah mereka yang memiliki Roh-Nya, maksudnya,
- [1] Yang dipenuhi roh seperti Dia, yaitu lemah lembut, rendah hati, cinta damai, sabar, dan murah hati seperti Dia. Kita tidak bisa mengikuti jejak-Nya kecuali kita memiliki Roh-Nya. Sikap dan kecondongan jiwa kita harus disesuaikan dengan teladan Kristus.
- [2] Yang dihidupkan dan dipimpin oleh Roh Kudus Allah, sebagai Roh yang menguduskan, Guru, dan Penghibur. Memiliki Roh Kristus adalah sama dengan memiliki Roh Allah yang berdiam di dalam diri kita. Tetapi yang dua itu pada akhirnya menjadi satu, sebab semua orang yang dihidupkan oleh Roh Allah sebagai Pemimpin mereka, diserupakan dengan Roh Kristus sebagai Teladan mereka. Nah, gambaran tentang ciri-ciri orang yang memiliki hak istimewa pertama ini, yaitu kebebasan dari penghukuman, harus diterapkan kepada semua hak istimewa lain yang akan kita lihat selanjutnya.
SH: Rm 8:1-8 - Status diikuti kondisi (Rabu, 26 Juli 2006) Status diikuti kondisi
Anda dinyatakan tidak bersalah, Anda bebas!" Apa arti perkataan itu
bagi Anda bila Anda sebelumnya didakwa dan diancam hukuma...
Status diikuti kondisi
Anda dinyatakan tidak bersalah, Anda bebas!" Apa arti perkataan itu bagi Anda bila Anda sebelumnya didakwa dan diancam hukuman mati? Perkataan seperti itulah yang tampaknya ditujukan kepada orang percaya (1). Bebas dari hukuman memang sangat berarti, tetapi tidak terlalu berguna apabila orang yang bersangkutan tidak mengalami perubahan lain. Allah tidak hanya membenarkan orang-orang yang percaya kepada- Nya. Ia juga melepaskan orang beriman dari perbudakan dosa membelit dan menghasilkan maut (26, 3). Kuasa dosa yang memperbudak manusia telah dipatahkan dan pemerintahan Allah dalam hidup orang percaya telah dimulai.
Fakta itu membuat orang percaya memiliki status dan kondisi baru. Orang beriman kini hidup menurut Roh (3-4). Kekuatan terdalam yang menggerakkan sikap dan perilaku orang beriman bukan lagi sifat dosa, tetapi sifat baru dari Roh Allah. Orang percaya hidup secara aktif dengan takluk kepada hukum Allah, mencari hal-hal yang berkenan kepada Allah, dan tidak lagi menginginkan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah. Karakter adalah bukti bahwa seseorang sungguh sudah diperbarui Roh.
Berbeda dengan orang yang tanpa Kristus hidup menurut daging. Akibat dari hidup mengikuti dorongan dosa adalah maut karena selalu bertentangan dengan Allah. Sifat dosa muncul bukan hanya karena pengaruh lingkungan atau godaan hidup, tetapi karena memang itulah yang mengendalikan hidupnya. Orang yang hidup menurut daging adalah lawan Allah karena tidak tunduk pada hukum Allah (6-8). Kita hidup menurut daging sampai Yesus menawarkan keselamatan. Saat kita terima tawaran-Nya, kita jadi pengikut-Nya, maka kita harus memusatkan hidup pada Allah.
Ingatlah: Kita harus menomorsatukan kehendak Allah dalam setiap pilihan yang kita ambil. Ini tidak akan selalu mudah. Bergantunglah pada Roh Kudus agar kita hidup menurut Roh bukan menurut daging.

SH: Rm 8:1-8 - Kemerdekaan dalam Kristus. (Sabtu, 30 Mei 1998) Kemerdekaan dalam Kristus. Kini Paulus menyimpulkan hal-hal yang telah diuraikannya di bagian sebelum ini (ps. 3-7). Di dalam Krisus tidak ada lagi pe...
Kemerdekaan dalam Kristus.
Kini Paulus menyimpulkan hal-hal yang telah diuraikannya di bagian sebelum ini (ps. 3-7). Di dalam Krisus tidak ada lagi penghukuman. Orang yang sungguh menaruh iman dalam Kristus telah dibenarkan, bukan lagi orang hukuman. Taurat yang impoten memberikan kita baik keselamatan maupun kekudusan (karena kelemahan di pihak kita, 3a) kini diganti oleh Injil yang dalam karya Roh memungkinkan kita merdeka. Kita bebas dari hukuman sebab dosa telah dihukum di dalam kematian Yesus di salib (ayat 3).
Allah Tritunggal sumber keselamatan. Dengan indah sekali Paulus melihat Allah Tritunggal terlibat penuh dalam kasih karunia-Nya menyelamatkan manusia. Pertama, Allah Bapa mengutus Anak-Nya sendiri (ayat 3). Kedua, Anak Allah menjelma menjadi manusia dan Dia (Yesus Kristus) telah menggenapi taurat, menanggung hukuman atas dosa, dan dengan jalan itu memberi kita pembenaran dan pengudusan (ayat 4). Ketiga, Roh Kudus menolong agar apa yang telah Yesus kerjakan untuk kita itu dapat menjadi milik dan pengalaman nyata kita (ayat 5-8).
Renungkan: Hidup dalam Roh berarti: 1) hidup kita menjadi baru bukan lagi di dalam dosa, 2) pola pikir kita dikendalikan Roh bukan dosa, 3) sikap baru yaitu tunduk dan cinta kepada Allah bukan lagi berontak melawan Allah.
Doa: Tuntunlah kami menghayati sifat baru dariMu dengan tekun.
Utley -> Rm 8:1-8
Utley: Rm 8:1-8 - --NASKAH NASB (UPDATED): Rom 8:1-81 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. 2 Roh, yang memberi hidup te...
NASKAH NASB (UPDATED): Rom 8:1-8
1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. 2 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. 3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, 4 supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. 5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. 6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. 7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. 8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
- NASB "Demikianlah sekarang"
- NKJV, NRSV "Oleh karena itu sekarang"
- TEV "Adalah"
- JB "alasannya, oleh karena itu"
Ini berhubungan kebelakang dengan konteks sebelumnya. Beberapa orang melihatnya berhubungan dengan Rom 7:24-25 namun nampaknya yang terbaik adalah membawanya lebih kebelakang lagi yaitu kepada Rom 3:21-7:25.
□ "tidak (ada)" "Tidak" adalah yang pertama dalam kalimat Yunani. Bersifat empatis, "tak ada penghukuman" bagi mereka yang di dalam Kristus (lih. ay. Rom 8:1-3), dan mereka yang berjalan menurut Roh (lih. ay. Rom 8:4-11). Disinilah nampak kedua sisi dari perjanjian baru: (1) adalah suatu anugerah cuma-cuma dalam Kristus; dan (2) harus ada suatu tanggapan gaya hidup, yang bersifat perjanjian. Pembenaran meliputi baik obyektif (INDICATIVE) dan subyektif (IMPERATIVE). Hal ini mencakup status dan suatu gaya hidup.
□ "penghukuman" Istilah ini katakrima tidak sering digunakan dalam Septuaginta, namun hal ini mencerminkan kutukan akibat ketidak taatan dalam Ul 27:26. Ini berarti "penghukuman yang mengikuti suatu keputusan hukum pidana". Ini adalah kebalikan forensik yang sah dari pembenaran. Ini adalah sebuah kata yang sangat jarang ditemui dalam tulisan Paulus (lih. Rom 5:16,18) dan tidak ditemui dimanapun dalam PB.
Alkitab The King James Version menambahkan pada ayat Rom 8:1, "yang berjalan tidak menurut daging tetapi menurut Roh." Frasa ini tidak terdapat dalam banyak naskah-naskah kuno Yunani dalam pasal Rom 1. Alkitab UBS4 memberikan pengabaian ini suatu tingkat "A" (pasti). Hal ini memang muncul di ay. Rom 8:4. Secara teologis frasa ini secara keseluruhan tidak tepat dalam ay. Rom 8:1, walau cocok dengan sempurna dalam ay. Rom 8:4. Ayat Rom 8:1-3 berhubungan dengan pengkudusan posisional (INDICATIVE),sementara ayat Rom 8:4-11 membahas pengkudusan secara pengalaman atau keserupaan dengan Kristus (IMPERATIVE). Perhatikan catatan kaki pada hal 289 dalam buku William R. Newell, Kitab Roma Ayat demi Ayat . (Moody, 1938).
"Alkitab Revised Version secara tepat meniadakan kalimat "yang berjalan tidak menurut daging tetapi menurut Roh". Sejak terjemahan King James, lebih dari 300 tahun yang lalu, telah ditemukan banyak naskah kuno Yunani yang paling baik dan teliti yang sekarang kita miliki; dan orang-orang yang saleh dan bersungguh-sungguh telah secara tetap melakukan suatu pekerjaan yang sangat membosankan, walau sangat bermanfaat, yaitu mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang telah menjalar dalam penggandaan. Karena, sebagaimana kita semua tahu, kita tidak memiliki naskah kuno asli dari Kitab Suci: Allah memilih untuk menahannya dari makhluk yang sedemikian mudahnya jatuh dalam penyembahan berhala seperti anak-anak manusia.
Kita harus menutup ayat Rom 8:1 dengan kata-kata "dalam Kristus Yesus", untuk empat alasan: (1) Bukti dari naskah-naskah kuno Yunani secara sangat telak menunjuk pada penghilangan anak kalimat "yang berjalan tidak menurut daging tetapi menurut Roh" dari ayat Rom 8:1,--sebagaimana adanya bukti-bukti yang bersifat universal bagi pencantuman anak kalimat ini di ayat Rom 8:4, (2) ketajaman rohani juga menyetujui, bahwa pengenalan kata-kata ini dalam ayat Rom 8:1 membuat keamanan kita tergantung dari bagaimana kita berjalan, dan bukannya tergantung pada Roh Allah. Namun semua yang di dalam Kristus diselamatkan dari penghukuman, sebagaimana hal ini secara lugas diajarkan diseluruh tulisan para rasul. Jika tidak demikian, berarti keamanan kita tergantung pada jalan kita, dan bukan pada posisi kita dalam Kristus. (3) Anak kalimat tersebut secara lugas sangat tepat untuk berada di bagian akhir ayat Rom 8:4,--dimana cara orang percaya berjalan, dan bukannya keselamatannya dari penghukuman, dijelaskan. (4) Bahwa anak kalimat pada akhir ayat Rom 8:1 dalam King James adalah sebuah gloss (suatu catatan kecil dari beberapa pengganda) yang nampak, bukan hanya dari pengabaiannya oleh naskah-naskah kuno berhuruf besar yang terkemuka, Aleph, A, B, C, D, F, G; A, D (corr.); dengan tulisan tangan yang baik dan versi-versi kuno (lihat diskusi yang sangat bagus dari Olshausen, Meyer, Alford, J. F. dan B., dan Darby’s dalam bukunya Synopsis, in loc ); namun hal ini juga nampak dari kemiripan gloss ini dengan tambahan-tambahan yang serupa yang dibuat untuk menghindari tuntutan hukum, yang ditemukan di bagian-bagian lain.
Bahwa Allah memilih agar FirmanNya diterjemahkan dan masih tetap berkuasa nampak dari penggunaan dalam Perjanjian Baru suatu terjemahan Yunani dari Perjanjian Lama yang dalam bahasa Ibrani, yaitu Septuaginta. Kita harus bersyukur pada Allah bagi para orang yang dengan ketekunannya memberikan segenap waktu kehidupannya untuk mempelajari secara mendalam kitab-kitab suci yang ditinggalkan oleh Allah bagi kita, dan menyediakan bagi kita dengan kesempurnaan yang mengagumkan, sebuah terjemahan sebagaimana yang kita miliki saat ini. Kita harus mengunggulkan ahli-ahli yang demikian secara absolut dan selama-lamanya dari kaum "Moderenis" yang angkuh (atau, dai waktu lampau, "Kritik Tingkat Tinggi"), yang berjanji untuk memberitahukan pada kita apa yang seharusnya dikatakan Allah di dalam Alkitab, daripada dengan kerendahan hati yang mendaam mencari untuk menyelidiki apa yang Allah telah katakan" (hal. 289).
□ "bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus" Frasa dari Paulus yang khas ini (yaitu, sebuah LOCATIVE OFSPHERE) adalah sama dan sebangun dengan pernyataan moderen "hubungan pribadi". Paulus mengenal, mengasihi, dan bersuka dalam Yesus. Injil adalah suatu berita untuk dipercayai, dan Seseorang untuk disambut. Kekuatan untuk hidup yang ditimbulkan dari hubungannya dengan Kristus yang telah Bangkit, yant ditemuinya di Jalan Damaskus. Pengalamannya dengan Yesus mendahului teologianya tentang Yesus. Pengalamannya dilahirkan bukan di dalam suatu ilmu kebatinan yang terkurung, namun dalam peleyanan penginjilan yang agresif. Mengenal Dia adalah melayani Dia. Orang Kristen dewasa adalah suatu berita, Seseorang, dan sebuah gaya hidup! (Lihat Catatan pada Rom 1:5)
Rom 8:2 "(hukum) Roh,… hukum dosa dan hukum maut" Ini bisa menunjuk kepada (1) kontras antarahukum dosa (lih. Rom 7:10,23,25) dan hukum baru dari Allah (lih. Rom 7:6,22,25); (2) "hukum kasih" (lih. Yak 1:25; 2:8,12) melawan "Hukum Musa" (lih. Rom 7:6-12); (3) jaman lama dengan jaman baru; atau (4) perjanjian lama dengan perjanjian baru (lih. Yer 31:31-34; Kitab Ibrani PB).
Gaya pengkontrasan ini bertahan.
- 1. hukum Roh kehidupan dalam Kristus vs hukum dosa dan maut, ay. Rom 8:2
- 2. menurut daging vs menurut Roh, ay. Rom 8:4 & 5
- 3. hal kedagingan vs hal Rohani, ay. Rom 8:5
- 4. pola pikir kedagingan vs pola piker Rohani, ay. Rom 8:5
- 5. pola piker pada daging, vs pola piker pada Roh, ay. Rom 8:6
- 6. dalam daging vs dalam Roh, ay. Rom 8:9
- 7. tubuh ini adalah maut vs roha adalah kehidupan, ay. Rom 8:10
- 8. kamu harus mati vs kamu akan hidup, ay. Rom 8:13
- 9. bukan roh perbudakan vs roh pengangkatan anak, ay. Rom 8:15
- NASB, NRSV, JB "telah memerdekakan kamu"
- NKJV, TEV "telah membuatku merdeka"
Ayat 2-3 adalah berita teologis dari pasal Rom 6. Ada beberapa kataganti yang berbeda yang Nampak dalam naskah Yunani kuno; "-ku" Nampak dalam naskah kuno A, D, K & P sementara "kamu" Nampak di dalam א, B, F & G. Kata ganti orang "kita" Nampak kemudian dalam naskah tua berhuruf besar, Ψ. Penyusun Alkitab UBS4 memberi "kamu" sebuah tingkatan "B" (hampir pasti). UBS3 memberikan sebuah tingkatan "D" (berkesukaran besar).
Newman dan Nida, Sebuah Buku Pegangan Penterjemah bagi Surat Paulus kepada Gereja Roma, mengatakan "naskah Yunani UBS menyarankan "-ku", walau memberi tingkatan keputusan "C", yang menunjukkan adanya kemungkinan yang besar keraguan mengenai bacaan aslinya" (hal. 145-146).
Persoalan KATA GANTI "kita", "kamu", atau "-ku/kita" adalah hal yang berulang dalam naskah Yunani dari tulisan-tulisan Paulus.
Rom 8:3 "apa yang tidak mungkin dikerjakan oleh Hukum Taurat" Hukum Musa adalah baik dan kudus, namun manusia lemah dan penuh dosa (lih. Rom 7:12,16). KATA KERJAnya di sini sesungguhnya merupakan suatu ADJECTIVE adunaton , yang biasanya berarti "mustahil" (lih. Ibr 6:4,18; 10:4; 11:6), namun ini dapat pula berarti "tanpa kekuatan" (lih. Kis 14:8; Rom 15:1). Hukum tidak berkemampuan menyediakan pembebasan. Sebaliknya, hukum hanya menyediakan penghukuman, maut, dan kutuk!
□ "tidak berdaya oleh daging" Inilah argument dasar Paulus dari pasal Rom 7. Hukum Allah adalah baik dan kudus, namun manusia pemberontak, yang jatuh dan penuh dengan dosa tidak mampu memenuhi persyaratannya. Paulus, tidak seperti para rabi, menekankan konsekuensi dari Kej 3.
□ "Allah: mengutus AnakNya sendiri" Ap yang tak dapat dicapai oleh manusia yang jatuh di bawah Perjanjian Lama, dicapai oleh Allah di bawah perjanjian Baru (lih. Yer 31:31-34; Yeh 36:22-36) melalui Yesus (lih. Yes 53; Yoh 3:16). Sebagai ganti persyaratan eksternal, Allah menyediakan Roh secara internal dan suatu hati baru. Perjanjian Baru didasarkan atas pertobatan dan iman dalam karya paripurna Kristus, bukan atas prestasi manusia. Namun demikian, kedua perjanjian tersebut mengharapkan adanya suatu gaya hidup kekudusan yang baru.
□ "serupa dengan daging yang dikuasai dosa" Kebenaran yang sama ini dinyatakan dalam Fili 2:7-8. Yesus sungguh-sungguh memiliki tubuh manusia (hanya tanpa dosa, lih. Fili 2:7-8; Ibr 7:26). Ia sungguh-sungguh menjadi satu dnegan kita. Ia dicobai dengan cara yang sama dengan kita, hanya tidak pernah berdosa. (lih. Ibr 4:15). Ia memahami kita.
□ "(sebagai suatu persembahan) karena dosa" Konsep yang sama dinyatakan di dalam 2Kor 5:21 dan 1Pet 2:24. Yesus datang untuk mati (lih. Yes 53:4-6,10-12; Mr 10:45). Ketidak berdosaan kehidupan Yesus (tak bercacat cela) menjadi suatu persembahan dosa (lih. Yoh 1:29).
"Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging" kematian Yesus menitik beratkan dan menghadapi permasalahan dari sifat berdosa manusia, bukan saja perbuatan dosa masing-masing pribadi (sebagaimana Hukum Musa). Ini adalah kehidupan, kematian, dan kebangkitanNya yang telah mencapai maksud penebusan abadi Allah (lih. Kis 2:23; 3:18; 4:28; 13:29). Ia juga menunjukkan bisa dan seharusnya menjadi apakah manusia itu (lih. Yoh 13:15; 1Pet 2:21).
Rom 8:4 Ayat ini kemungkinan menunjuk pada Perjanjian Baru (lih. Yer 31:33 & Yeh 36:26-27). Hal ini membahas dua aspek dari keselamatan kita. Pertama, Yesus menggenapi persyaratan Perjanjian Lama dan melalui iman di dalam Dia kebenaran ini dialihkan kepada orang percaya sebagai pemberian yang
cuma-cuma di luar prestasi pribadi mereka. Kita sebut ini pembenaran atau "pengkudusan posisional". Allah memberikan suati hati baru dan roh baru bagi orang percaya. Kita sekarang berjalan dalam Roh, bukan dalam daging. Ini disebut "pengkudusan progresif". Kekristenan adalah suatu perjanjian yang baru yang memiliki baik hak (anugerah keselamatan) dan tanggung jawab (keserupaan dengan Kristus, lih. Rom 6:13) Tragisnya beberapa orang percaya hidup secara daging, kehidupan yang tidak sepantasnya (lihf. 1Kor 3:1-3).
□ "yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh" Kontras yang sama ditemukan di Gal 5:16-25. Suatu kebenaran secara hukum harus disertai oleh kebenaran gaya hidup. Hatidan pikiran yang baru dari Perjanjian Baru bukanlah dasar keselamatan kita, nmaun adalah hasilnya. Kehidupan kekal memiliki ciri-ciri sifat yang dapat diselidiki.
Rom 8:5 Paulus mengkontraskan kehidupan di dalam "daging" dan di dalam "Roh" dalam ayat Rom 8:5-8 ("perbuatan daging," lih. Gal 5:19-21 dengan "buah-buah Roh," lih. Gal 5:22-25).
Rom 8:6 "keinginan (pikiran yang dikuasai)" Orang-orang Yahudi menyadari bahwa mata dan telinga adalah jendela dari jiwa. Dosa dimulai dalam kehidupan pemikiran. Kita akan menjadi seperti apa yang kita diami/duduki. (lih. Rom 12:1-2; Fili 4:8)!
Paulus tidak secara tepat mengikuti pangangan-pandangan kerabian tradisional mengenai dua "maksud" (yetzers ) dalam manusia. Bagi Paulus, maksud yang baik tidak terdapat dalam ciptaan yang telah jatuh, namun dari suatu perubahan. Bagi Paulus, Roh Kudus yang ada dalam kita lah yang memulai pertentangan rohani internal. (lih. Yoh 16:7-14).
□ "hidup" Ini menunjuk pada kehidupan kekal, kehidupan di jaman baru.
□ "damai sejahtera" Istilah ini aslinya berarti "mengikat kembali apa yang telah patah" (lih. Yoh 14:27; 16:33; Fili 4:7). Lihat Topik Khusus: Damai pada Rom 5:1. Ada tiga cara PB berbicara tentang damai sejahtera:
- 1. kebenaran obyektif dari perdamaian kita dengan Allah melalui Kristus (lih. Kol 1:20)
- 2. perasaan subyektif kita tentang menjadi benar dengan Allah (lih. Yoh 14:27; 16:33; Fili 4:7)
- 3. Allah mempersatukan dalam satu tubuh yang baru, melalui Kristus, baik Orang Yahudi dan bukan Yahudi (lih. Ef 2:14-17; Kol 3:15).
Rom 8:7-11 Paulus menjelaskan keterpisahan manusia dari Allah dalam beberapa cara: (1) perseteruan terhadap Allah, ay. Rom 8:7; (2) tidak takluk pada hukum Allah, ay. Rom 8:7; (3) tidak mungkin berkenan kepada Allah, ay. Rom 8:8; dan (4) mati rohani yang akan menyebabkan kematian kekal, ay. Rom 8:10-11. Lihat paralelnya dalam Rom 5:6,8,10.
- NASB NRSV "keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah"
- NKJV "pikiran kedagingan adalah kebencian terhadap Allah"
- TEV "manusia menjadi musuh dari Allah"
- NJB "pandangan dari sifat manusia yang tidak teratur menentang Allah"
Perhatikan bahwa frasa ini paralel dengan "keinginan (pikiran) daging adalah maut" dari ay. Rom 8:6 dan "mereka yang hidup menurut daging" dari ay. Rom 8:5. Perhatikan, juga, sifat dari manusia yang telah jatuh meliputi pemikiran (pandangan duniawi) dan suatu gaya hidup (lih. Rom 7:5)
"hal ini memang tidak mungkin baginya" Manusia yang jatuh bukan hanya tidak memilih untuk mengikut Allah, mereka tidak sanggup untuk mengikuti Allah. Manusia yang telah jatid, tanpa dibantu oleh Roh Kudus, tak akan dapat menanggapi hal-hal rohani (lih. Yes 53:6; 1Pet 2:24-25). Allah selalu mengambil inisiatif (lih. Yoh 6:44,65).
Rom 8:8 "mereka yang hidup di dalam daging" Paulus menggunakan frasa ini dalam dua cara (1) tubuh jasmanisah (lih. Rom 1:3; 2:28; 4:1; 9:3,5); dan (2) upaya-upaya manusia terpisah dari Allah (lih. Rom 7:5; 8:4-5). Di sini yang dimaksud adalah !!#2. Ini menunjuk pada manusia yang tidak mau percaya dan memberontak.
Topik Teologia -> Rm 8:2
Topik Teologia: Rm 8:2 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yesus Mengerjakan Pekerjaan Allah
Pekerjaan A...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
- Yesus Mengerjakan Pekerjaan Allah
- Pekerjaan Allah yang Berkaitan dengan Problema Dosa
- Yesus Membenarkan Manusia di Hadapan Allah
- Roh Kudus
- Roh yang Memberi Hidup
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan Allah Berlaku di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
- Pemeliharaan-Nya Menyelamatkan Orang-orang Percaya
- Kej 7:1,4,7 2Ra 22:18-20 Ayu 4:7 Ayu 5:17,19-21 Ayu 36:6-7 Maz 32:7 Maz 33:18-19 Maz 34:7,17 Maz 35:10 Maz 37:25 Maz 50:14-15 Maz 55:18 Maz 56:13 Maz 72:12 Maz 91:9-10 Ams 1:33 Ams 12:28 Pengk 8:5 Yes 54:14-15 Yer 39:16-18 Yeh 18:5-9 Amo 5:4 Rom 7:24-26 Rom 8:1-2 2Ko 1:10 Gal 1:3-4 Kol 1:13 1Te 1:10 2Ti 4:18 2Pe 2:5,9
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Kematian Yesus Membebaskan, Menebus, dan Menyelamatkan
- Ayu 19:25 Maz 111:9 Yes 59:20 Luk 2:38 Luk 4:18-19 Rom 3:23-24 Rom 8:2 1Ko 1:30 Gal 1:3-4 Gal 3:13-14 Gal 4:4-5 Gal 5:1 Efe 1:7 Kol 1:13-14 1Te 1:10 Tit 2:13-14 Ibr 9:11-12 1Pe 1:18-19 Wah 14:3
- Pembenaran adalah di dalam Kristus
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Menaklukkan Kedagingan
- Eskatologi
- Penghakiman Akhir
- Saat Penghakiman
- Penghakiman di Masa Lalu
- Salib Kristus adalah Suatu Penghakiman
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Roma (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini mer...
Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Tujuan
Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.
- (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
- (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
Survai
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
- (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
- (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
- (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
- (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
- (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
- (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
- (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
- (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Full Life: Roma (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Rom 1:1-17)
I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20)
A. Kebutuhan Or...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Rom 1:1-17) - I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20) - A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
(Rom 1:18-32) - B. Kebutuhan Orang Yahudi
(Rom 2:1-3:8) - C. Kebutuhan Semua Orang
(Rom 3:9-20) - II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
(Rom 3:21-5:21) - A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
(Rom 3:21-31) - B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
(Rom 4:1-25) - C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
(Rom 5:1-11) - D. Adam dan Kristus Dibandingkan
(Rom 5:12-21) - 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
- 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
- III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
(Rom 6:1-8:39) - A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
(Rom 6:1-23) - 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
(Rom 6:1-14) - 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
(Rom 6:15-23) - B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
(Rom 7:1-25) - C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
(Rom 8:1-39) - IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
(Rom 9:1-11:36) - A. Persoalan Penolakan Israel
(Rom 9:1-10:21) - B. Kemenangan Rencana Allah
(Rom 11:1-36) - V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
(Rom 12:1-15:13) - A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
(Rom 12:1-2) - B. Orang Percaya dan Masyarakat
(Rom 12:3-21) - C. Orang Percaya dan Pemerintah
(Rom 13:1-7) - D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
(Rom 13:8-15:13) - Penutup
(Rom 15:14-16:27)
Matthew Henry: Roma (Pendahuluan Kitab)
Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulk...
- Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulkan bahwa mazmur-mazmur Daud di dalam Perjanjian Lama dan surat-surat penggembalaan Rasul Paulus di dalam Perjanjian Baru merupakan bintang-bintang yang paling terang, yang berbeda dari bintang-bintang lainnya di dalam kemuliaan. Kitab Suci secara keseluruhan memang merupakan surat penggembalaan dari sorga kepada dunia ini, tetapi di dalamnya ada penjelasan atas beberapa surat kerasulan tertentu. Di dalamnya terdapat lebih banyak surat-surat Paulus dibandingkan dengan surat rasul-rasul lainnya, sebab ia adalah rasul utama dari antara mereka. Ia bekerja lebih keras dibandingkan mereka semua. Tidak diragukan lagi, bakat alamiahnya sangat luar biasa. Pengertiannya akan suatu hal cepat dan tajam, ungkapan-ungkapannya lancar dan kaya. Ke mana pun ia pergi, kasih sayangnya sangat hangat dan bersemangat, dan keteguhan hatinya sangat tegas dan berani. Hal ini membuat ia menjadi seorang penganiaya yang sangat keras dan sengit sebelum ia bertobat. Namun ketika orang kuat yang bersenjata lengkap ini dilucuti, dan orang yang lebih kuat dari padanya datang menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan membagi-bagikan rampasannya dan menguduskan kecakapan-kecakapan ini, ia pun menjadi pemberita firman yang paling mahir dan bersemangat. Tidak ada yang lebih baik dari padanya untuk memenangkan jiwa, dan juga tidak ada yang lebih berhasil dari padanya. Empat belas surat penggembalaannya terdapat di dalam kanon Kitab Suci kita. Besar kemungkinan masih ada lebih banyak lagi surat yang ia tulis selama masa pelayanannya, yang mungkin cukup baik untuk mengajar, menegur, dan seterusnya tetapi karena surat-surat itu tidak diilhami oleh Allah, maka surat-surat tersebut tidak diterima sebagai kitab kanonik, dan juga tidak diturunkan kepada kita. Beberapa penulis kuno mengatakan bahwa ada enam pucuk surat ditulis oleh Paulus kepada Seneca (ahli filsafat dan negarawan Romawi abad pertama – pen.), dan delapan surat dari Seneca kepadanya [Sixt. Senens. Biblioth. Sanct. lib.2], dan yang masih ada sampai sekarang ini. Namun, sekali pandang saja tampaknya naskah-naskah itu tidak asli dan palsu.
- Surat penggembalaan kepada jemaat Roma ini ditempatkan sebagai surat yang pertama, bukan karena urutan waktu penulisannya yang lebih awal, melainkan karena keunggulannya yang tinggi. Surat ini adalah surat yang terpanjang dan terlengkap dibandingkan surat-surat penggembalaan lainnya, dan mungkin juga karena kewibawaan dari tempat yang menjadi tujuan surat ini ditulis. Dikatakan bahwa Krisostom, salah seorang bapa gereja, meminta supaya surat ini dibacakan untuknya dua kali dalam seminggu. Surat ini merupakan kumpulan dari beberapa bagian tulisan dari surat tersebut yang ditulis pada tahun 56 Masehi, dari kota Korintus, ketika Paulus tinggal di situ sebentar dalam perjalanannya menuju Troas (Kis. 20:5-6). Ia menitipkan surat ini kepada Febe, orang Romawi itu, seorang pelayan jemaat di Kengkrea (pasal 16), yang berada di wilayah Korintus. Di dalam surat itu ia menyebut Gayus sebagai tuan rumahnya, atau orang yang memberi tumpangan kepadanya (16:23). Gayus yang dimaksud adalah orang Korintus, berbeda dengan Gayus dari Derbe, yang disebut di dalam Kisah Para Rasul 20. Pada saat itu, Rasul Paulus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem dengan membawa uang yang akan diberikan kepada orang-orang kudus miskin yang ada di sana. Hal itu ia sebutkan di dalam Roma 15:26. Rahasia-rahasia besar perlu dibahas di dalam surat ini, seperti juga dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus lainnya, karena banyak hal masih gelap dan sukar dipahami (2Ptr. 3:16). Cara penulisan surat ini (sama seperti beberapa surat penggembalaan lainnya) dapat diamati. Bagian terdepan berisikan pengajaran, yaitu di dalam sebelas pasal pertama. Bagian terakhir adalah bagian penerapan, yaitu di dalam lima pasal terakhir, yang memberitahukan tentang penghakiman dan cara memperbaiki hidup. Cara terbaik untuk memahami kebenaran-kebenaran yang dijelaskan di bagian awal adalah dengan menaati dan melakukan kewajiban-kewajiban yang diuraikan di bagian akhir. Sebab, barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan mengetahui pengajaran itu (Yoh. 7:17).
- I. Bagian pengajaran dari surat kerasulan itu mengajarkan kepada kita,
- 1. Mengenai jalan keselamatan,
- (1) Dasar keselamatan itu adalah pembenaran oleh Allah, dan bukan karena perbuatan manusia (pasal 1). Juga bukan karena melakukan hukum Taurat bangsa Yahudi (pasal 2-3), sebab baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain harus bertanggung jawab terhadap kutuk itu. Sebaliknya, keselamatan itu hanya diperoleh melalui iman di dalam Yesus Kristus (Roma 3:21 dan seterusnya; pasal 4).
- (2) Langkah-langkah menuju keselamatan ini adalah,
- 2. Mengenai orang-orang yang diselamatkan, seperti halnya mereka yang masuk menurut pilihan kasih karunia (pasal 9), bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi (pasal 10-11). Dari sini tampak bahwa pokok yang ia bicarakan adalah kebenaran-kebenaran yang sebenarnya telah diketahui, seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus (2Ptr. 1:12). Dua hal yang menjadi batu sandungan bagi bangsa Yahudi, yaitu pembenaran oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat, dan penerimaan bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat. Itulah sebabnya Rasul Paulus berusaha menjelaskan dan membereskan kedua hal ini.
- II. Bagian penerapan yang mengikuti, yang di dalamnya kita temukan,
- 1. Beberapa nasihat umum yang cocok bagi semua orang Kristen (pasal 12).
- 2. Petunjuk-petunjuk bagaimana kita berperilaku sebagai anggota masyarakat yang beradab (pasal 13).
- 3. Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku orang-orang Kristen satu sama lain, sebagai sesama anggota jemaat Kristen (pasal 14 dan pasal 15:1-14).
- III. Ketika mendekati bagian penutup, Rasul Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya kepada mereka (15:14-16), memberikan penjelasan mengenai dirinya sendiri dan urusan-urusannya (ay. 17-21), berjanji untuk mengunjungi mereka (ay. 22-29), meminta dukungan doa mereka (ay. 30-32), mengirimkan salam khusus kepada banyak sahabat di sana (Roma 16:1-16), memperingatkan mereka terhadap orang-orang yang menimbulkan perpecahan (ay. 17-20), menambahkan salam dari sahabat-sahabat yang ada bersamanya (ay. 21-23), dan mengakhirinya dengan sebuah doa berkat dan pujian kepada Allah (ay. 24-27).
Jerusalem: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus.
di Korintus pada awal...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus. di Korintus pada awal tahun 58, mendjelang berangkatnja ke Jerusalem, guna menjampaikan hasil pendermaan dari umat-umat di Achaja dan Masedonia, bagi orang-orang miskin didalam umat induk disitu. Ia bermaksud, segera sesudah penjerahan resmi derma-derma tersebut, pergi ke Barat pula dan meluaskan wilajah kerajanja sampai ke Spanjol. Pada perdjalanan ke Spanjol itu ia bermaksud singgah di Roma dan hal ini mendjadi alasan tertulisnja surat ini. Ia hendak memberitahukan niatnja itu dan memperkenalkan diri dan maksud kundjungannja terlebih dahulu, sebab ia masih agak asing bagi umat itu, belum pernah berhubungan denganja, ketjuali dengan beberapa tokoh, jang dahulu mendjadi pembantu, kawan atau muridnja dilain-lain tempat. Bdl. 16:3-16. Umat itu dewasa itu sudah sangat besar dan menurut perkataan Paulus sendiri dalam 1:8 semangat imannja terkenal "diseluruh dunia". Lagi pula kedudukan umat ini teristimewa penting sebagai umat ibu-kota seluruh kekaiseran Roma, pusat pemerintahan dan kebudajaan Romawi. Sudah sewadjarnja semua itu menarik minat seorang rasul seperti Paulus. dan sebab itu sudah lama menimbulkan kerinduan untuk berkenalan dengan umat itu. Malahan ia merasa bertugas terhadapnja djuga. Umat itu bagian terbesar terdiri dari orang Romawi asli bekas penjembah dewa-dewa, dan bukankah ia. chususnja bertugas sebagai rasul terhadap segala bangsa-bangsa "kafir"? Untuk itu ia ditetapkan langsung oleh Kristus sendiri (Kis. Ras. 9:15), dan dengan resmi pula oleh umat Antiochia atas ilham Roh Kudus (Kis. Ras. 13:2-3), dan achirnja oleh persetudjuan dengan "tiang-tiang agung" Geredja, ialah Petrus, Joanes dan Jakobus (Gal. 2:7-10). Oleh sebab itu ia tidak mau datang dengan tangan kosong, melainkan dengan kepenuhan berkat Kristus (15:29), dan sekedar membagikan iman mereka (1-11). Namun demikian ia tidak mau membangunkan. diatas dasar jang diletakkan oleh orang lain (15:20-22), artinja ia tidak mau tjampur- tangan dalam urusan-urusan umat. Dan memang dasar umat itu sudah teguh berdiri. Siapakah jang meletakkan dasar itu tidak terang. Ada hanja beberapa berita bersifat riwajat lisan jang sebagian amat kabur. Mungkin pangkal mula umat ialah orang-orang jang didalam Kis. Ras. 2.10 disebut "orang Jahudi dan proselit dari Roma", jang turut menjaksikan peristiwa Pentekosta di Jerusalem. Tetapi perkembangan pesat dan keteguhan iman membuktikan, bahwa pendiri dan pemimpin umat itu tentu seorang rasul unggul dan ada hal-hal dan berita-berita jang menundjuk kepada Petrus. Menurut berita-berita purba jang agak kabur, Petrus sudah bekerdja disitu waktu pemerintahan kaiser Klaudius antara. 42 dan 49, dan datang kesana langsung atau tak langsung, sesudah ,pergi kesuatu tempat lain" (Kis. Ras. 12:17). Memang diwaktu itu umat sudah besar, tentu terutama diantara orang Jahudi, jang golongannja di Roma dewasa itu beberapa ribu orang. Hal itu terkesan oleh berita Suetonius, periwajat hidup Klaudius, jang menulis, bahwa dimasa itu terdjadi suatu pergolakan diantara orang-orang Jahudi, disebabkan oleh seorang bernama Chrestos dan mengakibatkan Klaudius mengusir semua orang Jahudi dari Roma. Bdl. Kis. Ras. 18:2. Berita-berita bahwa Petrus kemudian bekerdja di Roma dan mati sebagai martir disitu tidak dapat disangkal kebenarannja. Diantaranja misalnja berita, bahwa Markus menulis Indjilnja di Roma, berdasarkan pengadjaran Petrus disitu dan atas permintaan orang Roma. la dinamakan djuru-bahasa Petrus.
Bahwa diwaktu Paulus menulis surat ini, dan datang, sebagai tahanan ke Roma, umat disitu besar dan teguh imanja, njata dibuktikan beberapa tahun kemudian, dalam pengedjaran Nero terhadap mereka. Penulis sedjarah Romawi, Tasitus, menulis, bahwa orang-orang jang disebut "Chrestiani", sedjumlah teramat besar (ingens multitudo) ditangkap dan disiksakan (dibunuh) sebengis-bengisnja oleh kaisar Nero, bukannja seolah-olah mereka bersalah, sebagaimana tertuduh, melainkan karena kebentjian rakjat terhadap mereka dan kekedjaman satu orang (Nero).
Paulus hendak mengundjungi umat Roma sebab bertugas sebagai rasul bagi bangsa-bangsa penjembah dewa-dewa. Demikian menurut 1:5-7. Dan dalam membatja surat ini kita memang mendapat kesan-kesan, bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada orang-orang bekas penjembah dewa-dewa. Tentu sadja ada segolongan bangsa Jahudi djuga dalam umat Roma, jang tidak diabaikan oleh Paulus. Tetapi kalau ia didalam surat, misalnja dalam bab 2, langsung menjapa orang Jahudi, hal itu bukan berarti, bahwa uraian bersangkutan chusus ditudjukan kepada mereka. Isinja sama penting bagi segala anggota umat. Metodos Paulus disini, memberi pengertian djelas dengan mempertahankan kebenaran Indjil dengan salah paham Jahudi. Dan kalau dalam pada itu menjapa orang Jahudi, itu dapat dan harus ditafsirkan sebagai akal suatu gajabahasa setperti terdapat dalam Rom. 7,7-25. Mengenai tudjuan surat untuk menjatakan niat mengundjungi umat dan memperkenalkan diri serta maksud kedatangannja, tentu sadja tjukup suatu surat pendek, jang misalnja meliputi isi 1:1-15 dan 15:22-29. Tetapi dalam kegiatan kerasulannja Paulus tidak dapat mentjukupkan diri dengan suatu berita pendek itu. Disini sudah ia tidak mau datang dengan tangan kosong. Dan sjukurlah bagi seluruh Geredja untuk segala abad, ia mendapat ilham dalam menulis surat ini untuk terdahulu memaparkan isi "Indjil"nja, jang akan dibitjarakan setjara lisan pada perkundjungannja. Kita sudah tahu apakah arti "Indjil"nja itu, jaitu Indjil Kristus dengan menondjolkan apa jang chususnja mendjadi kabar gembira bagi bangsa-bangsa bukan Jahudi, jaitu bahwa Kristus sebagai Penebus telah datang untuk menjelamatkan seluruh bangsa manusia, baik Jahudi, maupun bangsa-bangsa jang masih disebut "kafir". Paulus menerangkan djalan, sjarat-sjarat dan hakekat penjelamatan itu. Djalan pikiran Paulus dalam surat ini dalam garis-garis besarnja adalah seperti berikut:
Seluruh umat manusia, turunan Adam meringkuk dalam perhambaan kepada dosa. Dosa itu pada hakekatnja terletak dalam terputusnja hubungan tjinta dengan Allah dan disebut djuga "murka" Allah. Akibatnja keruntuhan achlak jang mengerikan dan achirnja kebinasaan abadi. Tak seorang manusiapun mampu membebaskan diri dari perhambaan itu, dan dari sendirinja mendekati Allah.
Dalam kerahimanNja Allah dari kekal sudah merentjanakan menjelamatkan manusia dari keadaan itu. PenjelenggaraanNja telah didjandjikanNja kepada Abraham dan para turunannja dan makin lama makin djelas disediakanNja didalam Perdjandjian Lama.
Rentjana dan djandji itu sudah dilaksanakan oleh dan dalam Kristus. Ia telah menebus dosa manusia dengan darahnja dan memperdamaikan bangsa manusia dengan Allah Pula.
Keadaan manusia tertebus dinamakan Paulus "dikaiosine", artinja kebenaran.Manusia 'jang "pertjaja akan Kristus", "dibenarkan" oleh Allah, artinja dosanja dihapus dan Allah memberinja suatu hidup baru, jang berwudjud mempunjai bagian dalam hidup Allah sendiri dan diangkat mendjadi anak Allah sedjati dan ahliwaris kemuliaanNja. Dengan setegas-tegasnja Paulus menekankan, bahwa kebenaran itu diberikan sebagai anugerah, melulu berdasarkan kerahiman Allah dan tjintaNja jang semata-mata bebas, Manusia sendiri tidak mampu memperolehnja dengan djasanja sendiri, seperti dengan mengamalkan hukum taurat menurut salah paham orang Jahudi. Jang dituntut dari si manusia, ialah hanja kepertjajaan akan Kristus. Mengenai pengertian "kepertjajaan" dalam bahasa Paulus, batjalah kata pendahuluan II, hal. 538 (tjetakan V 1968).
Dalam menekankan, bahwa pengamalan hukum taurat samasekali tidak diperhitungkan Allah dalam membedakan manusia, Paulus tiba Pula ditengah-tengah perdjuangan dengan salah paham orang Jahudi tersebut, jang sudah kita kenal dari suratnja kepada umat-umat di Galatia. Tetapi apa jang dipergunakan Paulus dengan semangat dalam surat itu, didalam surat ini diuraikannja dengan tenang dan lebih landjut dan mendalam.
Itu memberi pula kepadanja suatu kesempatan, untuk mendjelaskan pokok sikap kaum Jahudi, dan nasibnja jang diperhitungkan Allah dalam rentjana penjelenggaraannja. Achirnja mereka akan insjaf, sehingga djandji Allah kepada Abraham dan bangsa Jahudi umumnja, dapat ditepati oleh Allah bagi bangsa Israel dalam keseluruhannja. Mulai bab 12 Paulus memberi pengadjaran praktis, bagaimana umat harus hidup sesuai dengan martabat baru dalam kesusilaan sempurna chususnja dengan mengamalkan tjinta-kasih.
Hagelberg: Roma (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh k...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh karena itu, Surat Roma tidak banyak dipengaruhi dengan situasi dan kondisi jemaat Roma, sehingga surat ini lebih bersifat obyektif. Sifat Injil Kristus diuraikan secara lengkap dan teratur.1
Kata-Kata Kunci dalam Surat Roma
Ada beberapa kata yang menonjol sebagai kata kunci untuk memahami Surat Roma secara tepat. Kata-kata yang berikut ini layak dipelajari:
aiwn/aion
"Sampai aiwn lepas aiwn" diterjemahkan "selama-lamanya," dan aiwn sendiri diterjemahkan "dunia," karena istilah ini mengandung unsur "zaman" dan juga "dunia."
Roma 1:25, 9:5, 11:36, 12:2, 16:27
aiwniov/aionios
"kekal," "abadi," "berabad-abad"
Roma 2:7, 5:21, 6:22, 6:23, 16:25, 16:26
dikaiov/dikaios
Istilah ini berarti "benar," atau "adil."
Roma 1:17, 2:13, 3:10, 3:26, 5:7, 5:19, dan 7:12.
dikaiosunh/dikaiosune
Istilah ini berarti "kebenaran," atau "keadilan."
Roma 1:17, 3:5, 3:21, 3:25, 3:26, 4:3, 4:5, 4:6, 4:9, 4:11, dst.
pisteuw/pisteuo
Roma 1:16, 3:2, 3:22, 4:3, 4:5, 4:11, 4:17, 4:18, 4:24, 6:8, 9:33, dst.
Kata kerja ini berarti "percaya."
pistiv/pistis
Roma 1:5, 1:8, 1:12, 1:17, 1:17, 3:3, 3:22, 3:25, 3:26, 3:27, 3:28, dst.
Istilah ini berarti "iman."2
Penulis Surat Roma
Memang pernah ada perdebatan mengenai identitas penulis Surat Roma. Sarjana liberal berusaha untuk meyakinkan pendapat mereka bahwa Paulus tidak menulis Surat Roma. Tetapi perdebatan tersebut sudah dapat diatasi, dan hampir semua mengakui Rasul Paulus sebagai penulis Surat Roma. Paulus disebut sebagai penulis di dalam pasal 1:1, dan banyak yang dikatakan oleh penulis surat ini cocok dengan apa yang dikatakan mengenai Rasul Paulus di dalam KPR dan surat-surat lain. Bandingkanlah Roma 15:25-27 dengan KPR 19:21, 20:1-5, 21:15-19, I Korintus 16:1-5, II Korintus 8:1-12, dan 9:1-5 mengenai perjalanan Paulus ke Yerusalem dengan persembahan dari Makedonia. Menurut Roma 11:1 dan Filipi 3:5 dia berasal dari suku Benyamin. Menurut Roma 16:3 dan KPR 18:2-3, 18-19 dia mengenal Priska dan Akwila. Menurut Roma 1:10-15, 15:22-32, dan KPR 19:21 Paulus rindu mengunjungi mereka di Roma. Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat pada apa yang telah dinyatakan oleh Roma 1:1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang dari surat ini!
Penerima Surat Roma
Asal-usul dari jemaat pembaca pertama ini tidak diketahui dengan pasti. Mungkin jemaat pertama di Roma didirikan oleh "pendatang-pendatang dari Roma" yang percaya kepada Kristus di Bait Allah pada Hari Pentakosta (KPR 2:10), setelah mereka pulang ke Roma. Mungkin juga orang-orang yang diinjili oleh Pauluslah yang mendirikan jemaat-jemaat Roma. Paulus menyebut 24 orang di Roma, termasuk orang-orang yang memimpin jemaat di rumah mereka masing-masing.
Menurut tradisi Katolik, jemaat Roma didirikan oleh Petrus pada tahun 42. Tetapi menurut KPR 15, Petrus berada di Yerusalem pada waktu Sidang Yerusalem diadakan (tahun 49), dan menurut konteks itu setelah sidang itu dia menetap di Yerusalem. Juga, kalau seandainya Petrus berada di Roma, aneh sekali bahwa dia tidak disebut-sebut oleh Paulus, apa lagi kalau di dalam II Petrus 3:15 Petrus menyebut Paulus sebagai "saudara kita yang kekasih." Karena Petrus tidak disebut-sebut dalam surat-surat Paulus yang ditulis di Roma, adalah janggal, jikalau Petrus ada di Roma.
Dalam jemaat-jemaat di Roma ada orang Yahudi. Menurut KPR 18:2 Akwila, yang disebut dalam Roma 16:5, adalah orang Yahudi, dan menurut Roma 16:7 dan 11 Andronikus, Yunias, dan Herodion adalah "temanku sebangsa." Selain itu, kita tahu bahwa di Roma ada orang-orang Yahudi yang diusir dari Roma waktu "kaisar Klaudius memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma" (KPR 18:2). Rupanya orang-orang Yahudi sudah diperbolehkan untuk datang kembali sebelum Surat Roma ditulis. Kota Roma adalah ibu kota dari Kekaisaran Romawi, sehingga banyak orang dari seluruh daerah kekaisaran berminat untuk pindah ke sana.
Kalau diamati kelihatan bahwa Surat Roma dimaksudkan untuk orang Yahudi (2:17 dan 4:1) dan juga untuk orang yang bukan Yahudi (11:13 "Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi"). Bahkan pasal-pasal 1:5-6, 1:13, 11:17-31, dan 15:14-16 memberi kesan bahwa banyak dari para pembacanya adalah orang bukan Yahudi. Cranfield3 menegaskan bahwapara pembacanya tidak bisa dikatakan mayoritas Yahudi, atau mayoritas bukan Yahudi. Singkatnya, ada banyak orang bukan Yahudi dan Yahudi di dalam jemaat-jemaat Kristen di Roma.
Tempat dan Tahun Penulisan Surat Roma
Dari Roma 15:25 kita tahu bahwa waktu surat ini ditulis, Paulus "sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus." Saat itu dia mau mengakhiri salah satu dari ketiga perjalanannya.
Dari Roma 15:23 kita tahu bahwa dia "tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini," dan dari pasal 15:19 kita mengerti bahwa maksudnya dengan "daerah ini" adalah "dari Yerusalem sampai ke Ilirikum." Ini berarti bahwa perjalanan yang diakhiri adalah perjalanan yang ketiga, karena sebelum perjalanannya yang ketiga dia tidak akan menyatakan bahwa pelayanannya sudah selesai.
Dalam Roma 16:1-2, "Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudara kita yang melayani jemaat di Kengkrea... sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri" Surat Roma dikaitkan dengan "Kengkrea", yaitu pelabuhan sebelah barat dari kota Korintus.
Ada satu kaitan lagi dengan kota Korintus dalam pasal 16:23, di mana Gayus, "yang memberi tumpangan kepadaku," memberi salam kepada mereka di Roma. Mungkin Gayus ini adalah orang Korintus yang disebut di dalam I Korintus 1:14.
Menurut KPR 20:3 Paulus berada di tanah Yunani selama tiga bulan. Barangkali pada waktu itu dia di Korintus (ibu kota propinsi) atau Kengkrea, dan di situ dia menyusun Surat Roma.
Tahun penulisannya masih agak sulit ditentukan. Menurut Cranfield,4 surat ini pasti ditulis di antara akhir tahun 54 sampai awal tahun 59, dan kemungkinan besar di antara akhir tahun 55 sampai awal tahun 57.
Kesatuan Surat Roma
Beberapa naskah kuno dari Surat Roma tidak memuat pasal 15-16, dan beberapa bapa-bapa gereja tidak mengutip dari Roma 15-16. Juga, dalam beberapa naskah kuno, pujian yang mengakhiri Surat Roma, yaitu 16:25-27, diletakkan pada akhir pasal 14, atau pada akhir pasal 15, atau pada akhir pasal 14 dan pasal 16. Dua naskah tidak menyebut kata "Roma" di dalam 1:7 dan 1:15, sehingga kota Roma sama sekali tidak disebut di dalam dua naskah itu.
Walaupun hanya beberapa naskah yang memiliki perbedaan tersebut, tetapi perbedaan-perbedaan itu sempat menjadi bahan pemikiran dan dialog para sarjana. Mengapa terjadi demikian, sehingga ada naskah surat yang seolah-olah tidak dikirim ke Roma? Jawabannya banyak.
Ada sarjana yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-14:23 sebagai surat edaran bagi jemaat-jemaat lain, kemudian menambahkan pasal 15-16 pada surat edaran itu.
Ada sarjana lain yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-15:33 kepada jemaat-jemaat Roma, lalu setelah itu, dia mengirimkan surat itu dengan suatu tambahan (pasal 15-16) kepada jemaat lain.
Tetapi setelah Cranfield5 mempertimbangkan semua ini, dia mengambil kesimpulan bahwa seluruh surat ini, pasal 1 sampai dengan pasal 16, dikirim oleh Paulus kepada jemaat-jemaat Roma, dan perbedaan-perbedaan antara naskah muncul karena surat ini disalin di Roma, dan pasal 15 dan pasal 16 tidak selalu disalin karena dianggap ditujukan khusus untuk mereka di kota Roma.
Surat Roma memiliki kesatuan. Beberapa naskah kuno yang tidak lengkap tidak menyangkal kesatuan itu.
Maksud dan Tujuan Surat Roma
Maksud tujuan pertama dari Surat Roma sudah jelas dari pasal 15:22-25 di mana Paulus memberitahu kepada mereka bahwa dia mau mengunjungi mereka di Roma. 15:24 menceritakan satu maksud tujuan yang lain lagi. Dia mau mendapatkan pertolongan dari mereka. Dia mau melayani di Spanyol, dan dia berharap mereka akan memperlancar perjalanannya. Dia akan mencari dukungan bagi pelayanannya di sana. Pasal 15:30-32 menjelaskan bahwa dia juga minta dukungan doa mereka untuk perjalanannya ke Yerusalem, di mana dia akan menghadapi bahaya dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan di mana dia akan menyerahkan suatu persembahan.
Untuk memperoleh hasil yang telah disebut di atas, maka Rasul Paulus mau menguraikan Injil Kristus, karena dengan sungguh mengerti baik murka Allah yang mengancam manusia maupun kebenaran Allah yang dianugerahkan guna penyelamatan setiap orang yang percaya, mereka di Roma diharapkan menjadi terbeban untuk menolong dan mendukung Paulus serta ikut terlibat dengan kerinduan Paulus untuk menjangkau orang Spanyol dengan Injil Kristus.
Pola Berpikir Surat Roma6
Dalam Surat Roma Rasul Paulus menyatakan suatu pola berpikir yang penting bagi tafsiran surat ini. Bagi dia, eksistensi manusia dibagi dua. Ada dua aion/aion bagi manusia. Satu aion/aion yang dikepalai Adam, dan satu yang dikepalai Kristus. Orang yang tidak memiliki kebenaran Allah berada dalam aion/aion Adam di mana Maut berkuasa. Tetapi Kristus telah membawa aion/aion Kehidupan Kekal yang boleh dialami oleh setiap orang yang berada dalam Kristus. Perlu dimengerti juga bahwa istilah aion/aion itu lain daripada kata zaman. Aion/Aion Kehidupan sudah muncul, tetapi aion/aion Maut masih ada juga. Masa kini ada hubungan yang erat antara aion/aion Kristus dan Kerajaan Allah. Dua-duanya sudah ada, dan masih akan datang dengan segala kepenuhannya. Kerajaan Allah dilawan dengan kerajaan Iblis, dan aion/aion Kristus dilawan dengan aion/aion Adam. Baik aion/aion Kristus maupun Kerajaan Allah hanya dapat dialami oleh orang yang benar, yaitu orang yang memiliki kebenaran Kristus.
Pentingnya hal aion/aion baru dan aion/aion lama menjadi nyata kalau garis besar Surat Roma diselidiki. Hidup orang yang sudah dibenarkan karena iman adalah tema Surat Roma, sedangkan dua aion/aion tersebut di atas mewarnai kerangka Surat Roma.
Hagelberg: Roma (Garis Besar) GARIS BESAR
roma
I. Pendahuluan 1:1-1:17
A. Salam 1:1-1:7
B. Perkenalan 1:8-1:15
C. Tema Surat 1:16...
GARIS BESAR
roma
- I. Pendahuluan 1:1-1:17
- A. Salam 1:1-1:7
- B. Perkenalan 1:8-1:15
- C. Tema Surat 1:16-1:17
- II. Injil 1:18-15:13
- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20 (aion/aion kematian)
- a. ...Manusia tanpa Kebenaran 1:18-1:32
- b. ...Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
- c. ...Semua Manusia 3:9-20
- 2. Kebenaran Allah Dinyatakan 3:21-4:25 (aion/aion hidup)
- a. Kebenaran Allah Dinyatakan melalui Kristus 3:21-3:31
- b. Kebenaran Allah Disaksikan melalui Kehidupan Abraham 4:1-4:25
- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
- 1. Dia akan Hidup Bebas dari Murka 5:1-5:11
- a. Kita memiliki damai terhadap Allah 5:1-4
- b. Keadaan kita berdasarkan kasih Allah 5:5-8
- c. Kasih Allah meluputkan kita dari murkaNya 5:9-11
- 2. Dia akan Hidup Bebas dari Dosa 6:1-6:23
- a. Melalui Baptisan Rohani Kita Bebas dari Dosa 6:1-14
- b. Kita yang Dibebaskan, Menjadi Hamba Kebenaran 6:15-23
- 3. Dia akan Hidup Bebas dari Hukum Taurat 7:1-7:25
- a. Dalam Kristus Kita Mati Terhadap Hukum Taurat 7:1-6
- b. Hukum Taurat Dapat Membangkitkan Dosa 7:7-13
- c. Hukum Taurat Tidak Dapat Membangkitkan Yang Baik 7:14-25
- 4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
- a. Melalui Roh Allah Kita Dapat Mengenal Kristus dan Kuasa KebangkitanNya, Sehingga Kita Bebas 8:1-8:13
- b. Kita Dapat Mengenal Kristus dan Persekutuan dalam PenderitaanNya, Sehingga Kita Bebas 8:14-8:30
- c. Kesimpulan dari Pasal 5-8: Kita Dapat Menang dalam Kesusahan 8:31-8:39
- C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9-11
- 1. Israel, yang Diberkati Allah, Merupakan Beban yang Berat bagi Paulus 9:1-5
- 2. Allah yang Berdaulat Telah Memberi Janji Hanya kepada Mereka yang Percaya 9:6-29
- 3. Israel Sendiri Bertanggung Jawab atas Penolakannya 9:30-10:21
- a. Ringkasan Bagian Ini: Batu Sandungan, Batu Sentuhan 9:30-33
- b. Israel Rajin tapi Keliru, karena tidak Mencari Kristus yang adalah Tujuan Hukum Taurat 10:1-4
- c. Melalui Iman, Kebenaran dan Pertolongan Dekat, Tidak Jauh Seperti Melalui Hukum Taurat 10:5-13
- d. Firman Iman Sudah Diberitakan kepada Israel, tapi Israel Melanggar dan Menyangkal 10:14-21
- 4. Israel Tidak Ditolak untuk Selama-lamanya 11:1-36
- D. Perilaku Orang yang Dibenarkan karena Iman 12:1-15:13
- 1. Penyesuaian pada Aion/Aion Baru 12:1-13:14
- a. Ringkasan dari pasal 5-8, 12:1-2
- b. Supaya Cita-Cita yang Layak Ditentukan 12:3-8
- c. Supaya mengasihi 12:9-21
- d. Supaya Tunduk pada Kuasa Pemerintah 13:1-7
- e. Sikap Kasih 13:8-10
- f. Waktunya Mendesak 13:11-14
- 2. Penerapan Khusus: yang Lemah dan yang Kuat 14:1-15:13
- a. Masalah yang Dihadapi: Tantangan bagi "yang Lemah" 14:1-12
- b. Tanggung Jawab bagi "yang Kuat" 14:13-23
- c. Kristus Sebagai Teladan 15:1-6
- d. Ringkasan: Yahudi dan Bukan Yahudi Sehati Sepikir Memuji Tuhan 15:7-12
- e. Berkat yang Meringkas Seluruh Surat Roma 15:13
- III. Penutup 15:14-16:27
- A. Paulus Menulis Surat Roma Karena Dia Rasul Kepada Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi 15:14-21
- B. Rencana Paulus untuk Mengunjungi Mereka 15:22-33
- C. Salam kepada Individu dan Kelompok yang Tertentu 16:1-16
- D. Peringatan mengenai Orang yang Menimbulkan Perpecahan 16:17-20
- E. Salam dari Saudara-saudara Seiman 16:21-24
- F. Pujian 16:25-27
Hagelberg: Roma DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F....
DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F. F., The Epistle of Paul to the Romans, Tyndale New Testament Commentaries, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1963.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38A: Romans 1-8, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38B: Romans 9-16, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Hodge, Charles, Commentary on the Epistle to the Romans, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1886.
Hodges, Zane, Absolutely Free!, Academie Books, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1989.
Hodges, Zane, catatan dari Surat Roma, tanpa tahun.
Hoehner, Harold, bahan kuliah dari 206 Eksegesis Roma, Dallas Theological Seminary, 1981.
Liddell, Henry George dan Scott, Robert, A Greek-English Lexicon, Oxford University Press, Oxford, edisi ke 9, 1940.
Moulton, James Hope dan Milligan, George, The Vocabulary of the Greek New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1930.
Murray, John, The Epistle to the Romans, The New International Commentary on the New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1959, edisi dalam satu jilid 1968.
Newell, William R., Romans Verse by Verse, Word Bible Publishers Inc., Iowa Falls, hak cipta 1938.
Nygren, Anders, Commentary on Romans, Fortress Press, Philadelphia, hak cipta 1949.
Wigram, George, The Englishman's Greek Concordance, London, 1844.
Witmer, John A. "Romans," dalam The Bible Knowledge Commentary. Wheaton: Victor Books, 1983.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Lightfoot, John, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew- 1 Corinthians, vol. 4, Hendrickson Publishers, 1989.
Denny, James, "Saint Paul's Epistle to the Romans", dalam The Expositor's Greek Testament, 2, halaman 555-725. Robertson Nicoll, redaksi, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids.
Guthrie, Donald, New Testament Introduction, Intervarsity Press, Downers Grove, 1970.
Knox, John, dan Cragg, Gerald R., "The Epistle to the Romans", dalam The Interpreter's Bible, vol. 9, Abington-Cokesbury Press, New York, hak cipta 1954.
Stifler, James, The Epistle to the Romans, Moody Press, Chicago, hak cipta 1960.
Wycliffe: Roma (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN ROMA
Sidang Pembaca yang Mula-mula. Orang bisa tertolong untuk mengerti surat-surat di dalam Perjanjian Baru dengan cara mempelajari seba...
PENDAHULUAN ROMA
Sidang Pembaca yang Mula-mula. Orang bisa tertolong untuk mengerti surat-surat di dalam Perjanjian Baru dengan cara mempelajari sebanyak mungkin tentang orang-orang yang pertama menerima surat-surat ini. Hal ini khususnya berlaku untuk surat Roma. Sekalipun sebagian besar dari sebelas pasal yang pertama tampaknya bersifat cukup umum, di dalam lima terakhir pembaca diberi tahu tentang masyarakat tertentu yang memiliki kebutuhan tertentu pula. Lalu kita menyadari bahwa ajaran yang terdapat dalam sebelas pasal yang pertama, sekalipun tampaknya bersifat universal, berisi beberapa penekanan yang oleh Paulus dianggap sangat diperlukan oleh orang-orang percaya di Roma (dasar yang benar untuk menilai orang-orang yang tidak mengenal hukum Yahudi, hubungan orang bukan Yahudi dengan Abraham dan leluhur Israel lainnya, dan lain-lain).
Rasul Paulus mengalamatkan suratnya ini kepada orang-orang percaya - "Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah. yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus" (1:7). Merupakan kebiasaan Paulus ketika menulis kepada jemaat-jemaat untuk mencantumkan istilah 'jemaat' di bagian salam pembukaan (bdg. I Kor. 1:2; II Kor. 1:1; Gal. 1:2; I Tes. 1:1; II Tes. 1:1) atau istilah 'orang kudus' untuk menyebut orang-orang yang dikirimi surat olehnya (Ef. 1:1; Flp. 1:1; Kol. 1:2). Sebutan yang dipakai di dalam surat ini merupakan variasi dari cara kedua. Salam yang dipakai di dalam surat kepada jemaat di Roma ini tidak menyiratkan adanya sebuah organisasi gereja yang kuat, dan pasal 16 memberikan gambaran tentang kelompok-kelompok kecil orang percaya dan bukan sebuah kelompok besar.
Apakah orang-orang percaya di sana sebagian besar terdiri dari orang Yahudi atau orang bukan Yahudi? Pertanyaan ini harus dijawab sesuai dengan apa yang secara tegas dikatakan di dalam surat ini. Memang benar bahwa sebagian besar dari isi surat ini berkenaan dengan bangsa Yahudi - cara Allah menghadapi mereka pada masa lalu, masa kini dan masa depan. Tetapi para pembaca disapa dengan cara yang menunjukkan dengan pasti bahwa mereka pada umumnya bukan Yahudi (lih. 1:5, 6; 1:13; 11:13; 15:15, 16). Mungkin ada beberapa orang Kristen Yahudi di antara jemaat, tetapi mereka merupakan golongan minoritas.
Tampaknya layak kalau orang . bertanya bagaimana gereja di Roma ini didirikan. Sayang sekali tidak ada dokumen dari abad pertama yang memberikan jawaban. Sejumlah gagasan telah dikemukakan. Ada yang mengemukakan bahwa "pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun pengamat agama Yahudi" yang menyaksikan turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kis. 2:10, 11) mungkin kembali ke kota itu dan mendirikan kelompok inti orang-orang percaya di sana. Sekalipun demikian, orang-orang Kristen sesudah hari Pentakosta tidak langsung merasakan diri mereka berbeda dari Yudaisme atau mulai membuka gereja-gereja lokal yang terpisah dari rumah ibadat Yahudi. Karena itu, mulai berdirinya jemaat Kristen di Roma tidak lama sesudah hari Pentakosta tampaknya mustahil. Pakar yang lain lagi beranggapan bahwa gereja di Roma didirikan oleh para pelayan Injil dari Antiokhia (bdg. Hans Lietzmann, The Beginnings of the Christian Church, terjemahan Bertram Lee Woolf hlm. 111, 133, 199). Karena Antiokhia merupakan pusat pemberitaan Injil, pandangan ini tentu masuk akal. Tetapi gagasan yang terbaik rupanya adalah bahwa gereja di Roma didirikan dan diperluas oleh jiwa-jiwa yang telah dimenangkan oleh Paulus, Stefanus, dan rasul lainnya yang pernah mampir di kota itu untuk bisnis atau untuk tinggal di sana.
Kapan Petrus dan Paulus tiba di Roma? Apabila kita membandingkan pernyataan dari para Bapak Gereja dengan bukti yang terdapat di dalam Perjanjian Baru, tampaknya mustahil bahwa salah satu dari kedua rasul ini sudah tiba di Roma sebelum tahun 60 M, beberapa tahun setelah surat ini ditulis. Seandainya Petrus berada di Roma ketika Paulus menulis surat ini, pastilah Paulus akan mengirim salam kepadanya. Keinginan Paulus sejak lama untuk berkhotbah di Roma (Rm. 1:11-13) dan kebijaksanaannya untuk tidak membangun di landasan yang telah didirikan oleh orang lain (15:20) membuat anggapan bahwa Petrus berada di Roma sebelum surat ini ditulis rasanya mustahil.
Kepenulisan dan Tanggal Penulisan Surat. Terdapat kesepakatan yang hampir universal bahwa Paulus adalah penulis surat ini. Ini dilandasi oleh pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam pasal 1 dan pasal 15, gaya penulisan dan argumentasi yang dikemukakan di dalam pasal-pasal di antara kedua pasal tersebut, dan kesaksian dari semua sumber kuno yang mengutip surat ini.
Berbagai pertanyaan yang diajukan tentang kepenulisan hanyalah menyangkut pasal 16 dan pujian-pujian bagi Allah (doksologi). Di dalam 16:3-16 terdapat daftar panjang dari nama-nama orang yang dikirimi salam. Priskila dan Akwila disebutkan dalam 16:3-5, tetapi Kisah Para Rasul 18:18, 19 menyatakan bahwa Paulus meninggalkan mereka di Efesus. Karena ini, beberapa orang berkesimpulan bahwa Roma 16, yang mencantumkan daftar nama ini, pada mulanya dikirim oleh Paulus ke Efesus. Epenetus disebutkan dalam 16:5 di mana dia disebut sebagai buah sulung di Asia (maksudnya, Asia Kecil). Pernyataan ini juga dianggap mendukung kesimpulan bahwa bagian ini pada mulanya dikirimkan ke Efesus. Tetapi kedua bukti di atas tidak harus disimpulkan semacam ini. Priskila dan Akwila sering kali bepergian. Karena mereka aslinya berasal dari Italia (Kis. 18:2), tidaklah mengherankan jika mereka ingin kembali ke tempat itu. Kenyataan bahwa Epenetus merupakan orang pertama yang bertobat di Asia Kecil tidaklah membuktikan bahwa dia tinggal di sana seumur hidupnya. Salah satu kebiasaan yang konsisten dari rasul Paulus ialah bahwa dia tidak mengirim salam dengan menyebutkan nama orang di tempat di mana dia pribadi telah melayani (bdg. I Kor., II Kor., I & II Tes., Flp., Ef. {Efesus dan Asia Kecil}, dan Gal.). Tetapi di dalam surat Roma dan Kolose Paulus menyapa orang-orang dengan menyebut nama mereka. Di tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya ini dia dapat menyebut nama setiap orang yang dikenalnya, untuk membangun hubungan. Atau apabila Paulus memilih orang yang disebut namanya, tujuannya akan jelas, supaya tidak ada orang yang akan merasa diabaikan.
Di dalam surat Roma ini terdapat lima pujian atau ucapan berkat - 15:13; 15:33; 16:20; 16:24 dan 16:25-27. Di dalam masing-masing ucapan berkat ini, Allah atau Kristus dimohon untuk melakukan sesuatu. menyertai sidang pembaca, atau menganugerahkan kasih karunia kepada sidang pembaca. Ucapan berkat yang pertama (15:13) mengakhiri bagian di mana Paulus melukiskan perilaku etis dari seorang Kristen dan perlunya orang Kristen untuk hidup rukun dan penuh pengertian satu sama lain. Ucapan berkat kedua (15:33) mengakhiri bagian di mana Paulus mengisahkan rencana perjalanannya dan kepergiannya membawa sumbangan ke Yerusalem, dan permohonan doanya bagi sumbangan ini dan rencana kepergiannya ke Roma. Yang ketika (16:20) mengikuti sebuah peringatan kepada orang-orang yang perilaku dan ucapan mereka bertolak belakang dengan apa yang diajarkan. Paulus meyakinkan para pembacanya bahwa Allah. yang mencurahkan damai sejahtera, tidak lama lagi akan menghancurkan Iblis di kaki mereka. Sementara itu, Paulus mengungkapkan kerinduan hatinya agar kasih karunia Tuhan Yesus dapat menjadi bagian mereka. Ucapan berkat keempat (16:24), karena kurang memperoleh dukungan dari naskah yang ada, tidak dicantumkan di dalam semua versi modern Alkitab bahasa Inggris. Ucapan berkat terakhir (16:25-27) adalah yang paling menarik karena ditemukan di berbagai tempat di dalam naskah-naskah kuno. Kelompok naskah Aleksandria dan Manuskrip D dari kelompok naskah Barat mencantumkan doksologi ini di ujung akhir pasal 16. Memang itulah tempatnya. Beberapa naskah lainnya menempatkan ucapan berkat ini di belakang 14:23 dan pada 16:25-27. Sebuah naskah, G, sama sekali tidak mencantumkan ucapan berkat ini. Naskah Papirus, P46, menempatkannya sesudah 15:33.
Beberapa pakar telah berusaha untuk menunjukkan bahwa isi dari ucapan berkat terakhir ini memeteraikannya sebagai gubahan abad ke 11 untuk penutup liturgi (bdg. John Knox, "Romans," The Interpreter's Bible, IX, 365-368). Dr. Hort, sekitar satu abad yang lalu, secara teliti membandingkan ungkapan-ungkapan di dalamnya dengan ungkapan-ungkapan di dalam surat-surat Paulus serta menemukan kesamaan yang sangat banyak (F. J. A. Hort. "On the End of The Epistle to the Romans," di dalam Biblical Essays yang dikumpulkan oleh J. B. Lightfoot, hlm. 324-329). Karena itu terdapat bukti yang cukup kuat untuk mendukung pendapat bahwa Pauluslah penggubah ucapan berkat yang terakhir ini sekalipun terdapat pada bagian akhir surat Roma.
Tetapi, mengapa ucapan berkat pada akhir kitab Roma ini muncul di tempat-tempat yang berbeda dalam naskah-naskah yang ada. Sejumlah faktor mungkin ikut memainkan peranan. Origen, dalam tafsirannya tentang surat Roma ini, menyatakan bahwa Marcion yang sesat (yang namanya terkenal pada tahun 138-150 M) membuang seluruh surat Roma dari 14:23 hingga akhir surat. Para pengikut Marcion pasti menghasilkan kitab Roma yang berakhir di sini. Demikian pula judul-judul bagian - frasa-frasa padat yang menunjukkan isi bagian - tidak ditemukan di dua pasal terakhir di dalam manuskrip Vulgata - Kodeks Amiatinus dan Kodeks Fuldensis. Tidak dipakainya pasal-pasal ini ketika Alkitab dibacakan di hadapan jemaat pastilah mempengaruhi penempatan ucapan berkat ini. Selanjutnya, Paulus sendiri, atau orang-orang Kristen di Roma segera sesudah kematian Paulus. mungkin memperpendek surat ini agar dapat diedarkan kepada gereja-gereja yang lain. Kenyataan bahwa terdapat begitu banyak naskah lama dari surat Roma memungkinkan kita untuk melihat beberapa perubahan ini dan mencatat apa yang telah dilakukan oleh naskah yang terbaik. Apakah kita menilai naskah yang ada itu bermutu paling tinggi (yang paling penting) ataukah keseluruhan jumlahnya, sebagian besar naskah mencantumkan seluruh kitab Roma terkecuali 16:24 yang jelas bukan merupakan bagian dari naskah aslinya.
Surat ini ditulis oleh Paulus pada saat perjalanan ketiganya untuk memberitakan Injil. Karena rasul tinggal selama tiga bulan di Yunani (Kis. 20:3) dan dia memuji Febe, diaken perempuan dari Kenkrea (pelabuhan timur Korintus) yang mungkin membawa surat ini ke Roma, sangat mungkin bahwa surat ini ditulis dari Korintus. Tetapi mungkin juga kota Yunani yang lain, seperti Filipi. yang merupakan tempat Paulus menulis surat ini. Tanggal penulisan surat berkisar antara tahun 53-58 M. Tahun 55 atau 56 M rupanya merupakan tanggal penulisan yang paling mungkin untuk surat ini.
Saat dan Tujuan Penulisan. Rasul Paulus merencanakan untuk meninggalkan Yunani dan menuju ke Palestina membawa sumbangan yang berhasil dikumpulkan olehnya dari gereja-gereja bukan Yahudi. Paulus ingin menyerahkan sendiri sumbangan ini kepada orang-orang kudus miskin yang ada di Yerusalem. Ia disertai oleh wakil-wakil dari gereja-gereja yang memberikan sumbangan. Paulus beranggapan bahwa tindakan orang percaya bukan Yahudi kepada saudara-saudara seiman mereka di Yerusalem dapat menunjukkan kasih mereka dan membuktikan kesatuan gereja. Paulus kemudian bermaksud pergi ke Roma. Dari Roma dia ingin pergi ke Spanyol. Sesaat sebelum Paulus menunda rencana-rencananya ke arah barat ini, Paulus menulis surat yang luar biasa ini kepada gereja di Roma dan mengirimnya ke barat.
Tulisan macam apakah kitab Roma ini? Kitab ini merupakan surat yang dialamatkan kepada sekelompok (atau beberapa kelompok) orang percaya yang tinggal di Roma. Kenyataan bahwa surat ini mengungkapkan pikiran-pikiran yang hebat, mendalam dan khidmat tentang Allah tidak membuat kitab ini tidak layak disebut sebuah surat. Paulus telah mendoakan para pembacanya terus-menerus (1:9, 10) dan merindukan persekutuan dengan mereka (1:11). Dia mengharapkan mereka mendoakan dirinya mengingat bahaya begitu banyak yang menghadang (15:30-32). Karena itu Kitab Roma bukan sebuah keuangan tentang doktrin yang sistematis. Pemikiran Paulus dikembangkan secara logika, tetapi jelas bahwa dia tidak berusaha mengemukakan keseluruhan ajaran doktrinnya. Surat Roma juga bukan sebuah karangan yang kontroversial - sebuah polemik yang membela kekristenan gaya Paulus dan melawan kekristenan gaya Yahudi. Kesatuan dan persatuan orang percaya merupakan inti dalam perumpamaan pohon zaitun dalam pasal 11.
Kitab Roma merupakan surat pengarahan yang membahas kebenaran-kebenaran utama dari Injil yang menurut Paulus harus dikenal oleh jemaat di Roma. Karena kebutuhan orang bukan Yahudi sama saja, entah mereka tinggal di Roma ataupun di Kolose, terdapat sebuah nada universal dalam ajaran itu. Surat Roma merupakan ringkasan kebenaran-kebenaran pokok yang diajarkan Paulus di gereja-gereja di mana dia tinggal untuk beberapa waktu sambil memberitakan Injil. Sebuah alasan yang menjadikan surat ini memiliki pengaruh yang sedemikian luas ialah karena Allah telah menuntun hamba-Nya untuk menyajikan berbagai pemikiran yang luar biasa dalam sepucuk surat sehingga pakar dan orang awam dapat memperoleh kebenaran-kebenaran yang akan membentuk nasib kekal mereka.
Cara Mengungkapkan Pikiran. Paulus mengawali suratnya ini dengan ulasan pendahuluan untuk mempersiapkan pembaca menerima segala hal yang ia hendak tulis (1:1-17), jadi dia menjalin suatu hubungan yang baik antara dirinya dengan para pembacanya. Paulus kemudian mengemukakan pokok surat yakni pentingnya kebenaran di dalam hubungan manusia dengan Allah (1:18-8:39). Mula-mula dia menunjukkan dengan jelas bahwa manusia tidak bersifat benar, lalu ia mengajukan secara hati-hati pertanyaan: Bagaimana manusia dapat menjadi benar di hadapan Allah? Pokok bahasan ini dipertegas lagi dengan membahas bagaimana manusia yang sudah dibenarkan harus hidup di hadapan Allah. Selaku orang Yahudi, Paulus memandang umat manusia sebagai terdiri atas dua golongan yaitu Yahudi dan bukan Yahudi. Sebagai orang Kristen, bagaimana dia harus memandang kedua golongan ini? Paulus menjawab dengan memberikan suatu ulasan tentang rencana Allah bagi orang Yahudi dan bukan Yahudi (9:1-11:36). Di bagian ini Paulus meletakkan sebuah landasan yang nyata bagi filsafat sejarah Kristen. Sesudah itu, ketika tiba di bagian penerapan, Paulus memberikan beberapa nasihat khusus bagi orang Kristen di Roma tentang penampilan, sikap dan perilaku mereka (12:1-15:13). Sebagai penutup dia menunjukkan betapa ia sangat menaruh perhatian terhadap orang-orang percaya di Roma (15:14-16:27). Mereka berada di dalam wilayahnya dan dia bermaksud mengunjungi mereka. Sampai hal itu bisa terlaksana, dia harus mengirim salam kepada mereka melalui surat, memberikan suatu peringatan terakhir dan menyerahkan mereka kepada Allah yang adalah satu-satunya pihak yang dapat membangun mereka.
Waktu mempelajari Kitab Roma, kita tidak boleh melupakan keseluruhan kitab di mana setiap episode hanya merupakan bagiannya. Mempelajari bagian tertentu terlepas dari konteksnya senantiasa berbahaya; menyangkut Kitab Roma hal itu bahkan bisa sama sekali mengubah makna yang dimaksudkan oleh Paulus.
Wycliffe: Roma (Garis Besar) GARIS BESAR ROMA
I. Pernyataan Pembukaan Paulus, Sang Rasul (1:1-17).
A. Pengungkapan Identitas Penulis (1:1).
B. Identifik...
GARIS BESAR ROMA
- I. Pernyataan Pembukaan Paulus, Sang Rasul (1:1-17).
- A. Pengungkapan Identitas Penulis (1:1).
- B. Identifikasi Injil dengan Yesus Kristus (1:2-5).
- C. Penyapaan Sidang Pembaca (1:6, 7).
- D. Perhatian Paulus Terhadap Jemaat di Roma, Bagian dari Perhatian yang Lebih Luas (1:8-15).
- E. Ringkasan dari Sifat dan Isi Injil (1:16, 17).
- II. Kebenaran - Kunci Hubungan Manusia dengan Allah (1:18-8:39)
- A. Kebenaran Sebagai Status yang Diperlukan Manusia di Hadapan Allah (1:18-5:21).
- 1. Kegagalan Manusia untuk Memperoleh Kebenaran (1:18-3:20).
- a. Kegagalan Orang Bukan Yahudi (1:18-32).
- b. Kegagalan Orang yang Menghakimi Secara Berbeda dengan Penghakiman Adil Allah (2:1-16).
- c. Kegagalan Orang Yahudi (2:17-29).
- d. Keberatan-keberatan Terhadap Ajaran Paulus tentang Kegagalan Manusia (3:1-8).
- e. Kegagalan Seluruh Umat Manusia di Hadapan Allah (3:9-20).
- 2. Kebenaran Diperoleh Melalui Iman, Bukan Melalui Perbuatan Menurut Hukum (3:21-31).
- 3. Kebenaran Melalui Iman dalam Hidup Abraham (4:1-25).
- a. Kebenarannya Diperoleh Melalui Iman, Bukan Melalui Perbuatan (4:1-8).
- b. Abraham Dijadikan Bapa Semua Orang yang Percaya Melalui Iman Sebelum Sunat (4:9-12).
- c. Realisasi Janji Terjadi Karena Iman, Bukan Karena Hukum Taurat (4:13-16).
- d. Allah, Penguasa Maut, Objek Iman Bagi Abraham dan bagi orang Kristen (4:17-25).
- 4. Sentralnya Kebenaran oleh Iman Dalam Kehidupan Individu dan Dalam Kerangka Sejarah (5:1-21).
- B. Kebenaran Sebagai Cara Hidup Orang Kristen di Hadapan Allah (6:1-8:39).
- 1. Salah Pengertian Bahwa dengan Berbuat Dosa Kasih Karunia Bertambah (6:1-14).
- 2. Salah Pengertian Bahwa Orang Percaya Dapat Berbuat Dosa Seenaknya Karena Berada di Bawah Kasih Karunia dan Bukan di Bawah Hukum Taurat (6:15-7:6).
- a. Kesetiaan, Buah, Tujuan Akhir (6:15-23).
- b. Pembebasan dan Ikatan Baru yang Disebabkan oleh Kematian (7:1-6).
- 3. Masalah-masalah Sekitar Pergumulan Melawan Dosa (7:7-25).
- a. Apakah Hukum Taurat itu Dosa? (7:7-12).
- b. Apakah yang Baik Menyebabkan Kematian? (7:13-14).
- c. Bagaimana Pergumulan Batin Dapat Diatasi? (7:15-25).
- 4. Kemenangan Melalui Roh Berhubungan dengan Rencana dan Tindakan Allah (8:1-39).
- a. Pelepasan dari Dosa dan Maut Melalui Tindakan Bapa, Petra dan Rob (8:1-4).
- b. Kerangka Berpikir Daging Versus Kerangka Berpikir Roh (8:5-13).
- c. Bimbingan dan Kesaksian Roh (8:14-17).
- d. Penyempurnaan Penebusan Dinantikan oleh Ciptaan dan Orang-orang Percaya (8:18-25).
- e. Pelayanan Doa Syafaat oleh Roh (8:26, 27).
- f. Rencana Allah Bagi Mereka Yang Mengasihi Dia (8:28.30).
- g. Kemenangan Orang-orang Percaya Atas Semua Lawan (8:31-39).
- III. Israel dan Orang Bukan Israel dalam Rencana Allah (9:1-11:36)
- A. Keprihatinan Paulus Akan Bangsanya Sendiri, Israel (9:1-5).
- B. Allah Bersifat Bebas, Benar dan Berdaulat dalam Menghadapi Israel dan Semua Orang (9:6-29).
- 1. Allah Memilih Ishak dan Bukan Putra Abraham Lainnya (9:6-9).
- 2. Allah Memilih Yakub dan Bukan Esau (9:10-13).
- 3. Allah Bermurah Hati Kepada Israel dan Mengeraskan (9:14-18).
- 4. Allah Mengendalikan Benda-benda Belas Kasihan (9:19-24).
- 5. Allah Memberikan Kesaksian dalam Hosea dan Yesaya Mengenai Perluasan dan Pembatasan Karya Penyelamatan-Nya (9:25-29).
- C. Kegagalan Bangsa Israel dan Keberhasilan Bangsa Bukan Israel (9:30-10:21).
- 1. Bangsa Bukan Israel Mencapai Apa yang Gagal Diperoleh Bangsa Israel (9:30-33).
- 2. Israel Tidak Mengenal Kebenaran Allah (10:1-3).
- 3. Hubungan Antara Kebenaran Iman dan Objek Iman (10:4-15).
- 4. Kabar Baik Allah Diabaikan (10:16-21).
- D. Keadaan Israel pada Zaman Paulus (11:1-10).
- E. Prospek-prospek Bagi Masa Depan Israel (11:11-36).
- 1. Kadar Berkat Yang Diperoleh dari Kekurangan dan Kesempurnaan Israel (11:11-15).
- 2. Orang Bukan Yahudi Tidak Memiliki Dasar untuk Bermegah (11:16-21).
- 3. Kebaikan dan Kekerasan Allah Terungkap Melalui Tanggapan-Nya Terhadap Orang Percaya dan Orang Tidak Percaya (11:22-24).
- 4. Keselamatan Bagi Bangsa Israel (11:25-27).
- 5. Kemurahan Allah Kepada Semua Orang Diperbesar oleh Tindakan-Nya dalam Sejarah (11:25-27).
- 6. Kehebatan dan Kemuliaan Allah - Sumber, Penopang dan Tujuan dari Segala Sesuatu (11:33-36).
- IV. Sikap dan Perilaku yang Diharapkan dari Jemaat di Roma (12:1-15:13)
- A. Mempersembahkan Tubuh dan Akal Budi (12:1, 2).
- B. Kerendahan Hati dalam Menggunakan Karunia Allah (12:3-5).
- C. Ciri-ciri Watak yang Layak Diteladani (12:9-21).
- D. Tunduk Kepada Pejabat Pemerintah Harus Disertai dengan Cara Hidup yang Penuh Kasih dan Kebenaran (13:1-14).
- E. Tenggang Rasa Diperlukan Bagi Orang-orang yang Berhati dan yang Berhati Nurani Lemah (14:1-15:13).
- 1. Perbedaan Pendapat Tentang Makanan dan Hari-hari Khusus (14:1-6).
- 2. Penghakiman oleh Tuhan, Bukan oleh Sesama Saudara Seiman (14:7-12).
- 3. Penyingkiran Batu Sandungan (14:13-23).
- 4. Yang Kuat Hendaknya Membantu yang Lemah dan Bukan Menyenangkan Diri Sendiri (15:1-3).
- 5. Kemuliaan Bagi Allah Melalui Ketekunan, Penghiburan dan Kerukunan (15:4-6).
- 6. Pelayanan Kristus Dimaksudkan Bagi Orang Yahudi dan Orang Bukan Yahudi (15:7-13).
- V. Hal-hal Pribadi dan Perhatian Bagi Pembaca (15:14-16:27)
- A. Alasan Paulus Menulis dengan Terus Terang Kepada Pembaca Dewasa (15:14-16).
- B. Penegasan Tuhan Atas Karya Pemberitaan Injil oleh Paulus yang Merupakan Perintisan (15:17-21).
- C. Rencana-rencana Perjalanan: Yerusalem, Roma dan Spanyol (15:22-29).
- D. Permohonan-permohonan Doa Khusus (15:30-33).
- E. Rekomendasi untuk Febe (16:1, 2).
- F. Salam Khusus Bagi Perseorangan dan Kelompok Tertentu (16:3-16).
- G. Watak Berbahaya Bari Orang-orang yang Mengajarkan Ajaran Palsu (16:7-20).
- H. Salam Dari Rekan-rekan Paulus di Korintus (16:21-23).
- I. Pemantapan Orang-orang Percaya oleh Allah yang Berdaulat Atas Sejarah (16:25-27).
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) PASAL 8
DIMULIAKAN BERSAMA KRISTUS
Roma 8 adalah "salah satu pasal yang hebat di dalam Alkitab,"1 "salah satu pasal yang paling dik...
PASAL 8
DIMULIAKAN BERSAMA KRISTUS
Roma 8 adalah "salah satu pasal yang hebat di dalam Alkitab,"1 "salah satu pasal yang paling dikenal, paling dicintai"2 dalam Firman. Keluar dari pasal 7 dan masuk ke dalam pasal 8 adalah seperti keluar dari kegelapan menuju terang, seperti bepergian dari badai musim hujan yang berangin kencang ke dalam hari musim panas yang indah. Kitab Roma telah disamakan dengan sebuah cincin yang indah, dengan pasal 8 sebagai berlian pada cincin itu dan ayat 28 sebagai kilauan dalam berlian itu.3
Di tengah-‐‑tengah keindahan ini muncul satu topik baru: "ʺPemuliaan."ʺ Kata "ʺmulia"ʺ dan "ʺdimuliakan"ʺ ditemukan empat kali dalam pasal itu:
… jika kita menderita bersama-‐‑sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-‐‑sama dengan Dia (8:17; huruf miring ditambahkan).
Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita (8:18; huruf miring ditambahkan).
… makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-‐‑anak Allah (8:21; huruf miring ditambahkan).
… mereka yang dipanggil-‐‑Nya, mereka itu juga dibenarkan-‐‑Nya. Dan mereka yang dibenarkan-‐‑Nya, mereka itu juga dimuliakan-‐‑Nya (8:30; huruf miring ditambahkan).
Kita harus ingat, bagaimanapun, bahwa Paulus tidak dengan tiba-‐‑tiba menyele-‐‑ saikan satu topik dan kemudian memulai topik lain lagi. Awal pasal 8 melanjutkan alur pemikiran sebelumnya. Kita bisa menganggap subjek pengudusan merentang melalui ayat 4, ayat 13, atau bahkan ayat 17. Paulus gigih dalam mendorong orang Kristen untuk menjalani kehidupan yang kudus (suci). Pada saat yang sama, dimulai dengan ayat 1, rasul itu memperkenalkan beberapa berkat mulia yang sekarang kita nikmati sebagai orang Kristen, bersama dengan pelbagai berkat yang nanti akan kita terima dalam kekekalan. Jadi istilah "pemuliaan" dapat secara akurat diterapkan kepada seluruh pasal itu.
"TIDAK ADA PENGHUKUMAN DI DALAM KRISTUS" (Roma 8:1-4)
1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. 2 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. 3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-‐‑Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, 4 supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Nas ini menuntaskan pembahasan tentang "hukum" yang dimulai di 7:1. Nas itu juga menjadi puncak pokok pikiran yang dimulai di 6:1 (atau mungkin bahkan 4:1) dan memperkenalkan beberapa tema penting yang dikembangkan dalam pasal 8. Roma 7:14-25 menggambarkan pergumulan orang yang berusaha untuk hidup dengan sem-‐‑ purna di bawah sistem hukum/perbuatan. Paulus menyatakan kesia-‐‑siaan usaha itu di 7:24: "Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?"
Dalam 7:25, Paulus menjawab pertanyaannya sendiri: "Syukur kepada Allah! [aku bisa dibebaskan] oleh Yesus Kristus, Tuhan kita." Pasal 8 dimulai dengan "Oleh karena itu" (NASB), menunjukkan bahwa Paulus melanjutkan pokok pikirannya.
Ayat 1. Paulus mengatakan, Oleh karena itu sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (NASB). Janji yang menakjubkan ini dikemas dengan kata-‐‑kata dan frasa-‐‑frasa yang penting. Pertama, mari kita lihat kata kunci "penghukuman." Kata ini diterjemahkan dari kata kata÷krima (katakrima), bentuk kri÷ma (krima, "penghakiman") yang diperkuat. Leon Morris melihat ini sebagai "istilah forensik [persidangan] yang di sini mencakup baik hukuman maupun eksekusi hukuman itu."4 dalam ayat ini, "penghukuman" mengacu kepada penghukuman rohani.
Bentuk kata kerja bahasa Inggris ("is") yang muncul di sini adalah present tense, bukan future tense—suatu berkat sekarang ini, bukan janji di masa depan. Penghakiman (krima) di masa depan menanti orang fasik (lihat Luk. 20:47), tetapi ada satu pengertian di mana orang-‐‑orang yang menolak Yesus sudah diadili. (Lihat Yoh. 3:18, di mana kata kerja kri÷nw [krinō, "hakim"] digunakan.) Paulus sedang memberitahu umat Kristen tentang kabar baik bahwa, bagi mereka, penghakiman telah dicabut! Coy Roper meng-‐‑ ungkapkannya dengan sebuah analogi:
Hukuman itu sudah dicabut! … Orang lain sudah membayar hukuman itu! Kita telah mendengar kata-‐‑kata: "Bersalah seperti dituduhkan." Kita sedang duduk dalam antrian hukuman mati, hanya menunggu hari naas ketika hukuman akan dilaksanakan. Lalu datang berita baik: "Anda bebas!" Kita tidak lagi berada di bawah penghukuman karena dosa-‐‑dosa kita.5
Selanjutnya, salah satu ungkapan kesukaan Paulus, "di dalam Kristus Yesus," muncul. Ini membawa kita kembali ke Roma 6:3, di mana Paulus mengatakan bahwa kita "telah dibaptis dalam Kristus Yesus." F. F. Bruce menulis, "Di dalam Kristus Yesus" (atau "di dalam Kristus") adalah gambaran Paulus tentang tatanan baru yang diperkenalkan kepada semua orang ketika mereka percaya kepada Kristus. Baptisan Kristen adalah baptisan "ke dalam Kristus Yesus" (6:3); umat-‐‑Nya telah dianggap mati bersama Dia, dikuburkan bersama Dia dan dibangkitkan bersama Dia oleh menyatunya iman dengan Dia.6
Akhirnya, teks itu berisi kata "sekarang": "Oleh karena itu sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus." Dalam 7:14-25, Paulus bicara tentang "waktu itu"—waktu di masa lalu ketika ia sedang berusaha untuk melaksanakan hukum Taurat dengan mengandalkan kekuatannya sendiri. Waktu itu, ia terhukum karena ia tidak bisa melaksanakan hukum Taurat dengan sempurna—tapi itu telah berubah: Paulus telah percaya kepada Kristus dan telah dibaptis; ia telah diselamatkan oleh kasih karunia Allah. Sekarang, ia tidak lagi terhukum.
Ketika kata-‐‑kata dan frasa-‐‑frasa itu semuanya disatukan, ini adalah jaminan yang diberikan kepada setiap anak Allah yang setia. Ini adalah jaminan yang tidak satu orangpun dari kita layak untuk menerimanya, tetapi kita semua membutuhkannya!
Sayangnya, ayat 1—bersama dengan nas-‐‑nas lain dalam Roma 8—telah disalah-‐‑ gunakan untuk mengajarkan bahwa anak Allah mustahil sesat. Ketika penulis Calvinis mengomentari Roma 8:1, biasanya mereka mengatakan bahwa "tidak ada batasan bagi pernyataan ini" atau "tidak ada persyaratan yang diberikan." Mengartikan sebuah ayat di luar konteksnya selalu suatu kesalahan. Pernah terjadi, orang yang menganut pan-‐‑ dangan bahwa orang Kristen tidak bisa sesat menantang penginjil Glen Pace, dengan mengatakan, "Seseorang memberitahu saya bahwa Anda percaya ada penghukuman di dalam Kristus!" Mengetahui bahwa orang itu sedang mengacu kepada Roma 8:1, Glen Pace memberitahu dia, "Anda belum membaca cukup banyak. Teruslah membaca!"7
Dalam Alkitab KJV, janji di 8:1 segera diikuti oleh batasan ini: "Yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh" Kata-‐‑kata ini tidak ditemukan dalam ayat 1 pada naskah tertua, tetapi muncul dalam ayat 4. Faktanya adalah bahwa Roma 8 memiliki batasan/kualifikasi. Kata "jika," yang dijuluki "kata kecil namun paling penting dalam bahasa Inggris,"8 muncul beberapa kali di dalam pasal ini.9 Misalnya, kata itu muncul di ayat 13: "… jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-‐‑perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup" (huruf miring ditambahkan).
Keseimbangan diperlukan jika 8:1 harus dipahami dengan benar. Orang harus jangan mencoba untuk membuat ayat itu mengatakan lebih daripada yang ia katakan.
Tujuan Paulus bukan untuk mengajarkan bahwa orang Kristen tidak pernah bisa dihukum, terlepas dari bagaimana cara hidupnya mungkin. Pada saat yang sama, kita jangan berani membuat nas itu mengatakan kurang daripada yang ia katakan. Itu merupakan nas yang menakjubkan tentang keamanan orang Kristen. Itu merupakan keamanan bersyarat; Namun demikian, itu adalah keamanan.
Mengenai masalah keamanan orang Kristen, setidaknya ada tiga pandangan yang dianut oleh berbagai individu.10 Pertama, saya sebut "keamanan tanpa syarat." Ini adalah doktrin populer dari "ketidakmungkinan murtad." Doktrin itu mengajarkan bahwa anak Allah tidak dapat murtad. Douglas J. Moo mengatakan bahwa "keamanan tanpa tanggung jawab melahirkan sikap pasif." Ia bercerita tentang memberi konseling kepada seorang pemimpin gereja yang melakukan hubungan seksual di luar pernikahannya. Pria itu tidak menunjukkan kekhawatiran atas tindakannya itu; ia menganggap dirinya "selamanya aman di dalam Kristus."11 Firman Allah tidak meng-‐‑ ajarkan "keamanan tanpa syarat." Firman Allah memperingatkan tentang kemurtadan (1 Kor. 10:12), memberitahukan cara agar tidak murtad (2 Pet. 1:5-11), dan menjelaskan apa yang harus dilakukan jika seseorang murtad (Kisah 8:22, 23).
Pandangan kedua, saya sebut "ketidakamanan bersyarat." Ini bisa disebut doktrin "kemungkinan murtad." Mereka yang menganut pandangan ini yakin bahwa seorang anak Allah bisa murtad dan mungkin akan murtad. Saya tidak mengenal orang yang benar-‐‑benar mengajarkan pandangan itu, tapi saya mengenal beberapa anggota gereja yang tampaknya percaya akan hal itu. Mereka tampaknya menganggap Allah sebagai polisi kosmik yang perhatian utama-‐‑Nya adalah menangkap mereka yang melanggar hukum ilahi. Mereka menemukan sedikit kesenangan dalam kehidupan Kristen. Mere-‐‑ ka mati-‐‑matian memegang teguh harapan yang mungkin, yang mungkin saja, mereka akan diizinkan untuk masuk sorga.
Dengan caranya sendiri, "ketidakamanan bersyarat" sama salahnya dengan "keamanan tanpa syarat." Pandangan Kristen ini mengambil sukacita dari agama Kristen dan merusak pekerjaan yang dilakukan untuk Tuhan. Pandangan itu bahkan bisa berkontribusi atas kemurtadan seseorang: Adalah mungkin bagi seseorang untuk tumbuh dengan sangat berkecil hati sehingga ia berhenti berusaha untuk hidup sebagai orang Kristen. Setelah Moo mengatakan bahwa "keamanan tanpa tanggung jawab melahirkan sikap pasif," ia menambahkan, "tapi tanggung jawab tanpa keamanan menimbulkan kecemasan."12 Paulus menulis tentang seorang saudara yang telah ber-‐‑ dosa dan berada di ambang "kesedihan yang terlampau berat" (2 Kor. 2:7).
Pandangan ketiga, pandangan yang saya percaya Alkitabiah, saya sebut "keamanan bersyarat." Pandangan itu mengajarkan "kemungkinan murtad" tapi menga-‐‑ takan bahwa anak Allah tidak akan murtad—jika. Orang Kristen adalah aman jika ia tidak "hidup menurut daging, tetapi menurut Roh" (8:4), "jika oleh Roh [ia] mematikan perbuatan-‐‑perbuatan tubuh[nya]" (8:13; huruf miring ditambahkan).
Apakah Anda pikir Allah mencari-‐‑cari alasan untuk menghukum Anda? Dengan melihat ke depan ke ayat 31: "Jika [karena] Allah [untuk] kita, siapakah yang akan melawan kita?" Allah adalah "untuk" Anda! Ia ada di sisi Anda. Ia cenderung mendu-‐‑ kung Anda. Ia tidak mencari-‐‑cari cara untuk menghukum Anda; Ia telah menyediakan jalan sehingga Anda tidak harus dihukum.
Dapatkah orang Kristen menolak jalan Allah? Ya. Menjadi orang Kristen tidak berarti orang itu tidak lagi memiliki kehendak bebas. Jika orang dapat datang kepada Yesus dan diselamatkan, ia juga bisa berpaling dari Dia dan tersesat. Saya tidak bisa membayangkan mengapa ada orang yang ingin melakukan itu—tapi kemudian saya tidak mengerti mengapa orang-‐‑orang melakukan banyak hal seperti yang mereka lakukan. Orang-‐‑orang melakukan tindakan bodoh setiap hari, termasuk menolak Dia yang mengasihi mereka. Namun begitu, kebutuhan ini tidak perlu terjadi dalam hidup Anda. Selama hati Anda tertuju kepada Allah (lihat 8:6), Anda dapat merasa aman. Kata dorongan ini ditulis untuk kebaikan Anda: "[Oleh karena itu] sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus"!
Ayat 2. Atas dasar apakah Paulus dapat mengatakan bahwa "sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus"? Kata penghubung bagi (ga÷r, gar)menunjukkan bahwa pernyataan yang mengikuti adalah alasannya: Hukum Roh kehidupan dalam Kristus Yesus telah memerdekakan kamu dari hukum dosa dan hukum maut (NASB). Alih-‐‑alih menggunakan kata ganti tunggal "kamu" (se, se), banyak naskah kuno menulis "aku" (me, me). Oleh sebab itu, Alkitab KJV, NIV, RSV, dan beberapa terjemahan lainnya menulis "aku" ketimbang "kamu." Ini akan membuat ayat itu terkait secara langsung dengan 7:14-25.
Paulus melanjutkan penggunaan kata "hukum" (no÷moß, nomos) dalam pengertian yang kedua, yang berarti "prinsip" atau "kecenderungan yang sudah mapan." Pasal 7 berakhir dengan gagasan bahwa, selama ia hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, Paulus ditakdirkan untuk melayani "hukum dosa" (7:25). Tarikan ke bawah yang tak tertahankan oleh daging menimbulkan "kematian" rohani (lihat 7:6, 24; 8:13), tapi Paulus mengatakan bahwa ia (dan yang lainnya) telah dibebaskan dari "hukum dosa dan hukum maut" itu.13
Apakah yang membebaskan Paulus? "Hukum Roh kehidupan." "Roh kehidupan" adalah acuan kepada Roh Kudus: Roh Allah yang membawa kehidupan.
Pada awalnya, Roh Kudus terlibat dalam mewujudkan kehidupan fisik (lihat Kej. 1:1, 2, 26; 2:7; AB).
Roh Kudus mengilhami "firman kehidupan" (Flp. 2:16; lihat 2 Pet. 1:21).
Roh Kudus adalah kekuatan yang sangat penting pada hari Pentakosta dalam membawa kehidupan rohani bagi manusia (lihat Kisah 2:1-4, 33, 37, 38, 41).
Roh Kudus tetap terus menjadi faktor utama dalam kehidupan baru orang Kristen di dalam Kristus (lihat Kisah 2:38; 5:32; Rom. 8:6). Jadi Paulus memperkenalkan para pembacanya kepada Roh Kudus, yang memain-‐‑ kan peran penting dalam Roma 8.
Apakah yang dimaksud dengan "hukum [nomos] Roh kehidupan" yang membe-‐‑ baskan kita? Beberapa orang percaya bahwa nomos ( "hukum") digunakan di sini dalam pengertian utama dan mengacu kepada injil (atau Perjanjian Baru) yang diungkapkan oleh Roh.14 Dalam konteks ini, mungkin lebih baik untuk tetap terus menafsirkan nomos dalam pengertian yang kedua. Jika demikian, maka nas itu, pada dasarnya, mengatakan bahwa tarikan ke atas oleh Roh membebaskan kita dari tarikan ke bawah yang tak tertahankan oleh daging.
Hukum gravitasi adalah ilustrasi untuk prinsip ini. Kita mengenal baik hukum gravitasi—tarikan universal ke bawah yang tetap membuat kita berpijak di bumi dan mencegah kita melayang ke ruang angkasa. Namun begitu, ada juga "hukum aerodina-‐‑ mika." Hukum itu ada hubungannya dengan aliran udara di bawah sayap dan meng-‐‑ hasilkan daya dorong ke atas saat pesawat didorong ke depan oleh mesinnya. Saya tidak memahami segala sesuatu tentang hukum ini, tapi saya tahu bahwa menerapkan hukum itu telah memungkinkan manusia untuk mendesain pesawat terbang yang bisa terangkat dari bumi dan membumbung tinggi di langit. Dalam satu pengertian, hukum aerodinamika telah membebaskan manusia dari hukum gravitasi. baik menganggap hal itu sebagai "hukum Taurat" yang bekerja di dalam diri Paulus selama ia berada di bawah sistem hukum/perbuatan.
Pada bagian terakhir Roma 7, Paulus menggambarkan tarikan ke bawah oleh daging sebagai sesuatu yang tidak mampu ia atasi sendiri. Di sini, ia meyakinkan kita bahwa tarikan ke bawah oleh daging dapat diimbangi oleh tarikan ke atas oleh Roh, yang telah diberikan kepada kita ketika kita dibaptis (Kisah 2:38; 5:32).
Apakah ini berarti bahwa "hukum dosa dan hukum maut" sudah tidak lagi ada ketika kita "dibebaskan" oleh "hukum Roh kehidupan"? Pikirkanlah kembali ilustrasi tentang pesawat terbang. Apakah hukum gravitasi tidak ada lagi ketika hukum aerodi-‐‑ namika membebaskan sebuah pesawat dari hukum itu? Jika seorang pilot mematikan mesinnya, ia akan segera tahu bahwa hukum gravitasi masih ada! Demikian pula, dibebaskan dari hukum dosa dan hukum maut tidak berarti tarikan ke bawah tidak ada lagi. Sebaliknya, itu berarti, bagi orang Kristen, tarikan itu tidak lagi merupakan tarikan yang tidak dapat dilawan. Dosa tidak lagi memiliki kekuatan untuk menguasai kita dengan melawan kehendak kita. Dengan bantuan Roh Allah, kita dapat "mematikan perbuatan-‐‑perbuatan tubuh [daging]" (8:13; lihat 8:26).
Ayat 3. Ayat ini dimulai dengan, Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Alkitab NASB memberi huruf besar pada kata "Hukum" dalam ayat 3 dan 4, yang menun-‐‑ jukkan bahwa fokusnya sekarang pada hukum Musa. Pernyataan Paulus di sini terkait secara langsung dengan pembahasannya tentang hukum Taurat dalam pasal 7.
Hukum Taurat tidak bisa membebaskan Paulus dari hukum dosa dan hukum maut.15 Mengapa? Karena hukum itu "tak berdaya oleh daging." Paulus tidak sedang mengatakan bahwa hukum Taurat itu sendiri adalah lemah, sebab hukum itu diberikan oleh Allah. Sebaliknya, bahan yang dengannya hukum itu harus kerjakan—daging— adalah lemah. Kedagingan manusia—yaitu, manusia yang bergantung pada sumber daya mereka sendiri— tidak bisa melaksanakan hukum Taurat secara sempurna. Oleh karena kelemahan ini, hukum Taurat tidak mampu membebaskan manusia. Prinsip ini dapat diilustrasikan dalam beberapa cara:
Seorang pelatih berpengalaman mencoba untuk mengubah sekelompok anak yang tidak berminat dan sulit berkonsentrasi menjadi juara sepak bola. Seorang musisi berbakat diberi tugas membentuk sebuah band beranggota-‐‑ kan anak-‐‑anak muda yang tidak memiliki bakat musik dan tidak tertarik kepada musik.
Seorang ahli pengrajin diminta membuat sepotong furnitur yang indah dari potongan-‐‑potongan kayu yang busuk.
Dalam pelbagai ilustrasi itu, kesalahan tidak terletak pada pelatih, musisi, atau pengrajin; sebaliknya, mereka masing-‐‑masing berusaha untuk bekerja dengan sumber daya yang cacat. Demikian juga, hukum Taurat ini dibatasi oleh "daging." Apakah ini berarti ada sesuatu yang salah dengan hukum Taurat? Tidak. Dave Miller bertanya, "Apakah Anda akan ke luar dari mobil dan menendang mobil Anda karena ia tidak bisa terbang? Tentu saja tidak. Mobil tidak dirancang untuk terbang. Hukum Musa tidak pernah dirancang untuk menghapus dosa. Hukum itu dirancang untuk mengung-‐‑ kapkan dosa, bukan untuk menghapus dosa."16
Apa yang hukum Taurat tidak bisa lakukan, Allah lakukan. Hukum Taurat tidak bisa membebaskan manusia oleh karena daging; Allah membebaskan manusia dengan menggunakan daging. Ia melakukan ini dengan jalan mengutus Anak-‐‑Nya sendiri dalam keserupaan daging yang berdosa dan sebagai korban penghapus dosa, Ia menghukum dosa di dalam daging (NASB). Allah "meraih kemenangan atas dosa di kandang dosa itu sendiri di mana [dosa] tampaknya berkuasa tanpa lawan: dalam 'daging.'"17
Beberapa doktrin utama Perjanjian Baru tertanam dalam ayat 3. Misalnya, ada acuan kepada inkarnasi Kristus: Allah mengutus "Anak-‐‑Nya sendiri." Morris menulis, "Yang Allah utus bukan utusan asing, tetapi Anak yang memiliki hubungan yang unik dengan Dia."18 Yesus datang "dalam keserupaan daging yang berdosa."
Kata yang diterjemahkan "keserupaan" (oJmoi÷wma, homoiōma) adalah dari kata "seperti" atau "sama" (oJmo÷ß, homos). Dalam teks Yunani, "daging yang berdosa" secara harfiah adalah "daging dosa." Di bawah bimbingan Roh, masing-‐‑masing istilah ini dipilih dengan hati-‐‑hati. Bruce menulis, "Dalam keserupaan daging" dengan sendirinya akan menjadi dosetis19; itu meru-‐‑ pakan esensi injil bahwa Anak Allah datang "dalam daging" dan bukan sekedar "dalam keserupaan daging". Paulus mungkin hanya mengatakan "dalam daging", tapi ia ingin menekankan bahwa daging manusia adalah alam di mana dosa mem-‐‑ peroleh pijakan dan merebut kekuasaan sampai kasih karunia Allah datang men-‐‑ dekat. Oleh karena itu ia tidak hanya mengatakan "daging" tetapi "daging dosa" atau "daging yang berdosa". Tetapi mengatakan bahwa Anak Allah datang "dalam daging yang berdosa" mungkin menyiratkan bahwa ada dosa di dalam diri-‐‑Nya, sedangkan (seperti yang Paulus katakan di tempat lain) Ia "tidak mengenal dosa" (2 Kor. 5:21). Oleh karena itu [Kristus] digambarkan sebagai diutus "dalam keserupa-‐‑ an daging yang berdosa".20
Jika kita diberi kesempatan untuk memeriksa daging Yesus, kita akan sudah menemukan daging itu persis seperti daging yang kita huni21—daging dengan tarikan ke bawahnya. Tidak seperti kita (terima kasih Allah!), Yesus tidak menyerah kepada apa yang menarik Dia ke bawah!
Allah tidak hanya mengutus Anak-‐‑Nya ke dalam dunia; Ia mengutus Dia "sebagai korban penghapus dosa." "Sebagai korban persembahan" diberi huruf miring di Alki-‐‑ tab NASB, menunjukkan bahwa kata-‐‑kata itu ditambahkan oleh para penerjemah. Teks aslinya hanya berbunyi peri« aJmarti÷aß (peri hamartias, "mengenai dosa"). Namun begitu, terminologi itu digunakan dalam Perjanjian Lama Yunani (Septuaginta, atau LXX) untuk mengacukan korban-‐‑korban penghapus dosa (lihat Maz. 40:6).
Ungkapan "korban penghapus dosa" mengingatkan kepada hewan-‐‑hewan yang disembelih sebagai korban penghapus dosa di masa Perjanjian Lama. Menggunakan kata-‐‑kata Bryan Chapell, Kematian hewan korban melambangkan keseriusan dosa sebagaimana hal itu menunjukkan kesediaan Allah untuk menanggungkan hukuman mati atas pelang-‐‑ garan hukum-‐‑Nya kepada pihak lain.… Apa yang Allah lambangkan dengan hewan yang tidak bersalah Ia genapi dengan darah Anak-‐‑Nya yang tak berdosa.22 "Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa" (Ibr. 10:4); namun apa yang tidak bisa dilakukan oleh darah binatang, digenapi oleh korban Kristus yang sekali untuk selamanya (Ibr. 10:10).
Akibatnya, Allah "menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging." Charles Spurgeon berseru, "Allah menemukan cara untuk menghukum dosa tanpa meng-‐‑ hukum aku!"23 Paulus mengatakan bahwa Allah menghukum dosa "dalam daging," tapi ada pertanyaan mengenai apakah "daging itu" mengacu kepada daging Yesus atau daging kita. Jika yang ia maksudkan adalah daging kita,maka ia sedang menunjukkan bahwa kemampuan Yesus untuk melawan tarikan ke bawah oleh daging menghukum kita semua karena kita telah menyerah kepada tarikan itu. Yang lebih mungkin, "da-‐‑ ging itu" berarti daging Yesus. Jika demikian, kata itu mungkin mengacu kepada hukuman (penghakiman) bagi dosa yang ditimpakan ke atas Yesus ketika tubuh jasmani-‐‑Nya tergantung di kayu salib (1 Kor. 15:3; 2 Kor. 5:21). Kristus yang menjadi daging/manusia adalah bagian tak terpisahkan dari rencana Allah bagi penebusan kita. Untuk memberikan diri-‐‑Nya sendiri "sebagai tebusan" bagi umat manusia (1 Tim. 2:6), Kristus harus menjadi manusia. Untuk menghukum dosa di dalam daging, Yesus harus menjadi daging.
Ini adalah penyediaan ilahi dari Allah. Betapa indahnya bahwa Allah "tidak me-‐‑ nyayangkan Anak-‐‑Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-‐‑Nya bagi kita semua" (8:32)!
Ayat 4. Tujuan penyediaan yang luar biasa ini pastinya untuk menyelamatkan
kita dari dosa, tapi itu lebih daripada itu. Pesan Paulus mengenai penyediaan itu harus mempengaruhi kehidupan kita. Ingatlah bahwa kita sedang membahas pengudusan: perlunya hidup dengan cara tertentu setelah kita dibenarkan. Dalam ayat 4, Paulus mengungkapkan alasan utama mengapa Allah mengutus Anak-‐‑Nya: Supaya tuntutan
hukum Taurat digenapi di dalam kita. "Tuntutan" diterjemahkan dari dikai÷wma
(dikaiōma), salah satu kata dalam keluarga "kebenaran" yang sangat banyak terdapat di kitab Roma. Arti utama dikaiōma adalah "ungkapan konkret kebenaran."24
Ketika Paulus bicara tentang "tuntutan hukum Taurat" yang "digenapi di dalam kita," apakah yang ia maksudkan? Ia tidak bermaksud agar kita menaati semua perin-‐‑ tah hukum Musa; sebelumnya ia sudah mengatakan bahwa kita telah mati bagi hukum Taurat dan karenanya telah dibebaskan dari hukum itu (7:4, 6). Mungkin, ia sedang mengacu kepada fakta bahwa, ketika kita percaya, Allah memperlakukan kita seolah-‐‑ olah tuntutan hukum telah dipenuhi di dalam kita. Namun begitu, Paulus mungkin punya sesuatu yang lain di dalam pikirannya.
Dua fakta tentang teks itu harus dipertimbangkan. Pertama, bentuk kata "tuntut-‐‑ an" adalah tunggal, tidak jamak. (Beberapa terjemahan menulis "tuntutan-‐‑tuntutan," tapi kata Yunaninya adalah tunggal—seperti yang Alkitab NASB tunjukkan.) Kedua, Paulus tidak bicara tentang tuntutan yang sedang digenapi oleh kita, tetapi "di dalam" (ejn, en) kita. Kemungkinan besar Paulus sedang mengatakan bahwa penyediaan Allah yang penuh kasih karunia itu memungkinkan terjadinya penggenapan tujuan yang untuknya hukum Taurat telah diberikan dahulu.25 J. D. Thomas berpendapat bahwa yang Paulus maksudkan adalah "tujuan atau sasaran ke arah mana hukum Musa membimbing, tapi tujuan atau sasaran itu tidak akan pernah bisa dicapai di bawah jenis program itu saja."26
Apakah "tuntutan hukum Taurat" itu; hal apakah yang hukum itu ingin capai? Jika kita menggunakan bahasa pengudusan, kita bisa mengatakan bahwa hukum itu ingin membuat "kudus" manusia (lihat Ima. 11:44, 45). Dengan menggunakan terminologi Paulus dalam Roma 8, kita bisa mengatakan bahwa hukum itu ingin "menyukakan Allah" (8:8) dengan hidup menurut bimbingan Roh-‐‑Nya.
Bagaimana bisa "tuntutan hukum Taurat" digenapi? Paulus mengatakan bahwa hal itu dapat digenapi di dalam kita, yang tidak berjalan menurut daging tetapi menurut Roh (NASB). "Berjalan" mengacu kepada cara hidup seseorang (6:4; 2 Kor. 5:7). Sebuah istilah yang mengungkapkan gagasan yang sama adalah "gaya hidup." Dalam 7:14-25, Paulus tidak ingin "berjalan/hidup menurut daging," tapi itulah yang ia lakukan. Namun begitu, itu telah berubah: Ia sekarang bisa hidup "menurut Roh."
Di sepanjang pasal 8, ada ketidakpastian yang sudah biasa terjadi tentang kapan huruf "r" pada kata "roh" harus diberi huruf besar. Kapankah itu mengacu kepada Roh Kudus ("R" besar), dan kapankah itu mengacu kepada roh manusia ("r" kecil)? Para penerjemah dan para komentator bervariasi dalam penggunaan "R" besar dan "r" kecil dalam pasal ini. Dalam ayat 4, "r" kecil dapat digunakan pada kata "roh." Dalam hal ini, ayat itu akan mengacu kepada kehidupan di tingkatan rohani bukan di tingkatan kedagingan. Dalam terang penekanan dalam pasal itu tentang karya Roh Kudus, mung-‐‑ kin yang terbaik adalah menggunakan "R" besar di sini—seperti yang Alkitab NASB lakukan.
Hidup "menurut Roh [Kudus]" mengacu kepada melakukan apa yang Roh Kudus inginkan untuk kita lakukan. Beberapa orang mengklaim"percakapan menurut Roh," tapi tantangan Paulus adalah "hidup menurut Roh" (lihat komentar tentang 8:14). Satu-‐‑ satunya cara obyektif kita dapat mengetahui apa yang Roh inginkan untuk kita lakukan adalah dengan membaca dan mempelajari Kitab yang Ia ilhamkan—Alkitab.
Allah mengharapkan kita untuk berperilaku dengan cara tertentu. Dalam kehi-‐‑ dupan Kristen kita, kita harus tunduk kepada arahan Roh Kudus. Di bawah sistem hukum Taurat/perbuatan, perilaku seperti itu tidak mungkin terjadi (7:14-‐‑25); tetapi di bawah sistem kasih karunia/iman, itu bisa terjadi. Dengan bantuan Roh Allah, kita dapat menjalani kehidupan yang kudus. Paulus, pada dasarnya, menegaskan bahwa apa yang bisa kita lakukan, kita harus lakukan (8:12, 13).
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Memperkenalkan Roh (Roma 8)
Kata "Roh" (pneuvma, pneuma)—kadang-kadang dengan "r" kecil tetapi biasanya dengan "R" be...
Memperkenalkan Roh (Roma 8)
Kata "Roh" (pneuvma, pneuma)—kadang-kadang dengan "r" kecil tetapi biasanya dengan "R" besar—muncul lebih daripada dua puluh kali dalam Roma 8. Ketika dieja dengan "R" besar, kata itu mengacu kepada Roh Kudus. Karena Roh dan pekerjaan-Nya sangat menonjol di Roma 8, maka diperlukan pelajaran pengantar.
Banyak orang tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang siapa Roh Kudus dan apa yang Ia lakukan. Alkitab KJV menggunakan istilah "Holy Ghost [Roh Suci]" (5:5; 9:1; 14:17; 15:13, 16). "Ghost" adalah dari kata Inggris lama yang artinya "roh," tapi sekarang ini kata "ghost" menimbulkan gambaran yang menakutkan, misterius. Beberapa orang mungkin tidak menganggap kata "Roh"sebagai suatu perbaikan karena "hantu (roh) tidak ada daging dan tulangnya" (Luk. 24:39). Namun begitu, kita harus ingat bahwa "Allah itu Roh" (Yoh. 4:24). Jika kita mentransfer konsep mental kita tentang Allah kepada Roh Kudus, mungkin kita akan membuat lompatan besar dalam pema-haman kita.
Masalah kita adalah bahwa Roh Kudus tidak memiliki nama pribadi yang khas di dalam Kitab Suci. Allah (Bapa) dikenal dengan berbagai sebutan di dalam Perjanjian Lama; Yesus (Anak) disebut Yesus Kristus, dan Firman (antara lain); tetapi Roh Kudus diacukan dengan sebutan deskriptif. Bahkan istilah "Roh Kudus" hanya berarti "Roh yang kudus [a¢gioß, hagios]." Tidak ada yang khas tentang istilah itu karena Allah juga adalah Roh yang kudus, seperti halnya Yesus sebelum Ia datang ke bumi. Di dalam Roma 8, Roh Kudus disebut Roh Allah dan Roh Kristus, tapi sekali lagi ini hanya istilah deskriptif. Alkitab tidak menjelaskan mengapa Roh Kudus tidak diberi apa yang kita sebut "nama." Mungkin karena tujuan-Nya adalah bukan untuk menyatakan diri-Nya. Di dalam Perjanjian Lama, Ia mengungkapkan Bapa; di dalam Perjanjian Baru, Ia mengungkapkan Anak. Dalam satu pengertian, Ia selalu bekerja di balik layar.
Kita tidak bisa mengetahui segala hal tentang Roh, tapi kita dapat mengetahui beberapa hal—dan ini adalah hal-hal yang perlu kita ketahui. Dalam pelajaran singkat ini, kita akan memperkenalkan Roh dengan melihat beberapa sifat-Nya.
Ia punya kepribadian. Di Yohanes 16:13, 14 Alkitab NASB, Roh Kudus disebut sembilan kali dengan kataganti pribadi "Ia" dan "Nya." Dalam teks Yunani untuk dua ayat ini, kataganti yang mengacu kepada Roh juga berkelamin maskulin dan tunggal jumlahnya. Seseorang telah mengatakan, Roh Kudus diungkapkan di dalam Alkitab sebagai "Ia" yang ilahi, tetapi tidak pernah sebagai "Itu" yang mulia. Ia disebut sebagai individu yang hidup, aktif, ketimbang hanya pengaruh saja. Ia memiliki pengaruh yang besar, ketimbang menjadi pengaruh saja. Ia memiliki kekuatan besar, tetapi bukan kekuatan semata.
Roh adalah pribadi yang mampu melakukan kegiatan-kegiatan di bawah ini yang juga dapat dilakukan oleh manusia:
Menghibur (Yoh. 14:26; KJV). Mengajar (Yoh. 14:26). Bersaksi (Yoh. 15:26; KJV). Menegur (Yoh. 16:8; KJV). Memimpin (Yoh. 16:13). Melarang (Kisah 16:6, 7). Bersaksi (Rom. 8:16). Bersyafaat (Rom. 8:27). Menyelidik (1 Kor. 2:10). Bicara (1 Tim. 4:1).
Dalam beberapa hal, Roh Kudus adalah pribadi seperti kita. Kita dibuat dalam gambar dan rupa Allah, yang mencakup dibuat dalam gambar dan rupa Roh Kudus.167Seperti kita, Roh Kudus memiliki hal-hal berikut ini:
Pikiran (Rom. 8:27). Pengetahuan (1 Kor. 2:11). Kehendak (1 Kor. 12:11).
Emosi, seperti kasih (Rom. 15:30).
Perasaan. Ia bisa ditolak (Kisah 7:51), didustai (Kisah 5:3), dan dihina (Ibr. 10:29). Ia bisa dihujat (Mat. 12:31). Ia bisa dibuat berduka (Efe. 4:30).
Kita mungkin ingin mengetahui "seperti apakah" Roh Kudus itu, tapi itu bukan faktor paling penting untuk berkenalan dengan individu lain. Mengenal hati seseorang memberitahu kita lebih banyak tentang orang itu daripada mengenal wajahnya.
Ia adalah pribadi yang ilahiyat. Roh adalah seperti Bapa dan Anak. Ia adalah bagian dari apa yang Alkitab KJV sebut "ke-Allahan" (Kisah 17:29; Rom. 1:20; Kol. 2:9). Apapun yang dianggap berasal dari Allah dan Yesus dianggap juga berasal dari Roh Kudus: Ia adalah kehidupan (Ayub 33:4; Yoh. 3:5, 6); Ia adalah terang (atau iluminasi; 1 Kor. 2:9-11); dan Ia adalah kasih (Rom. 5:3-5; 15:30). Mari kita perhatikan beberapa sifat ilahi-Nya. Ia digambarkan sebagai …
Kekal (Ibr. 9:14).
Mahatahu (1 Kor. 2:10, 11).
Mahakuasa (kuasa dan Roh Kudus sering berkaitan; Mik. 3:8; Kisah 1:8). Mahaberada (Maz. 139:7, 8).
Baik (Neh. 9:20).
Bersama dengan Bapa dan Anak, Roh Kudus membuat kita dan memberkati kita. Seharusnya tidak sulit untuk memahami siapa Roh Kudus itu dibandingkan memahami siapa Allah dan Yesus.
Ia adalah pribadi yang ilahiyat: Salah satu dari "Trinitas." "Trinitas" bukan kata dari Alkitab, tetapi kata itu menyampaikan gagasan Alkitab. "Trinitas" berasal dari "tri [tiga]" plus "unity [satu]." Itu berarti "Tiga dalam Satu."
Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah tiga pribadi yang berbeda (Mat. 3:16, 17; 28:19; Yoh. 14:16, 17; Rom. 15:30; 2 Kor. 13:14). Pada saat yang sama, "TUHAN itu esa!" (Ula. 6:4).168Tidak ada kesamaan duniawi, tetapi berbagai ilustrasi telah digunakan mengenai bagaimana sesuatu dapat menjadi satu dan, pada saat yang sama, lebih dari satu. Satu ilustrasi yang digunakan adalah segitiga: segitiga memiliki tiga sisi tetapi memiliki satu bentuk. Ilustrasi lain yang kadang-kadang digunakan adalah pernikahan. Dalam pernikahan, dua menjadi satu (Kej. 2:24; Mat. 19:5, 6; Efe. 5:31). Suami dan istri adalah satu, tetapi mereka tetap dua orang.
Tiga anggota ke-Allahan adalah satu dalam esensi dan maksud, namun masing-masing memungkinkan untuk memiliki lingkup aktivitas-Nya tersendiri. Seorang penulis berpendapat bahwa Bapa adalah perencana, Anak pelaksana, dan Roh Kudus pengatur. Yang lainnya mengacukan Bapa sebagai arsitek, Anak sebagai pembangun, dan Roh sebagai perampung. Misalnya, dalam penciptaan fisik, Bapa pasti merencanakan; tapi Ibrani 1:2 dan Yohanes 1:3 mengajarkan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Anak, dan Kejadian 1:2 dapat menunjukkan bahwa Roh membereskan kekacauan menjadi tertib (lihat Maz. 104:30).
Mengenai "penciptaan rohani"—pembentukan kerajaan/gereja dan pemberitaan injil—Allah merencanakan itu (Efe. 3:10, 11) dan Yesus melaksanakan rencana itu (Yoh. 4:34; 5:19; 8:28; 12:49), tapi kita bisa mengatakan bahwa yang melakukan "pengaturan" adalah Roh Kudus. Ia aktif dalam kelahiran oleh anak dara, dalam pernyataan terilham Simeon dan Hana, pekerjaan Yohanes Pembaptis, pengidentifikasian Yesus pada saat baptisan-Nya, memandu Yesus ke padang gurun, dan pelayanan yang menakjubkan oleh Tuhan. Ia dijanjikan oleh Yesus kepada para rasul-Nya dan Ia turun pada hari Pentakosta untuk mendatangkan kerajaan/gereja. Ia lalu mengilhami para rasul untuk memberitakan injil, dan para penulis Perjanjian Baru untuk mencatat pesan injil, supaya manusia bisa diselamatkan. Sejauh menyangkut keselamatan kita, telah dikatakan bahwa Allah memikirkannya, Yesus melaksanakannya, dan Roh Kudus mengajarkannya.
Kesimpulan. Ada banyak hal yang kita tidak akan pernah tahu tentang Roh Kudus sampai kita bermandi cahaya di hadapan Tri Kudus di sorga. Namun begitu, apa yang bisa kita pahami sekarang, perlu kita pahami. Roma 8 adalah sumber yang berharga dalam membantu kita untuk mempelajari lebih banyak lagi tentang Roh dan aktivitas-Nya sekarang ini.
Apa Yang Roh Kudus Dapat Lakukan Untuk Kita (Pasal 8)
Ketika kita dibaptis, Allah memberi kita Roh Kudus sebagai karunia (Kisah 2:38; 5:32; lihat Gal. 4:6). Tujuan karunia ini, bahkan di gereja mula-mula, bukan untuk membuat orang Kristen dapat mengadakan mujizat. (Semua orang Kristen memiliki karunia ini, namun tidak semua dapat mengadakan mujizat.) Apakah tujuan karunia ini? Apakah yang Roh Kudus lakukan untuk kita sekarang ini sebagai orang Kristen?
Orang Kristen memiliki sesuatu yang pendosa non-Kristen tidak miliki. Roh Kudus tidak melakukan segala sesuatu bagi orang Kristen, tetapi Ia melakukan sesuatu. Dalam Filipi 1:19, Paulus mengacukan "penyediaan Roh" (NASB). Kata yang diterjemahkan "penyediaan" (ejpicorhgi÷a, epichorēgia) mengacu kepada "penyediaan yang melimpah." Allah telah secara melimpah menyediakan bagi kita melalui Roh-Nya.
Satu nas penting tentang pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan anak-anak Allah adalah Roma 8. Mari kita tinjau pasal ini untuk mempelajari apa yang Roh Kudus perbuat untuk orang Kristen.
Ia memberi kita kemenangan atas kehidupan (8:1-10). "Oleh karena itu" ayat 1 (NASB) mengacu kepada pasal 7, yang bicara tentang kekalahan roh manusia (lihat 7:15, 18, 19, 24). Sekarang, bagaimanapun, unsur baru telah ditambahkan: Roh Kudus dari Allah (8:1, 2, 4, 5, 9). Melalui Roh itu, kita dapat memiliki kemenangan ketimbang kekalahan.
Ia memberi kita kemenangan atas kematian (8:11). Kristus telah dibangkitkan dari kematian oleh kuasa Allah. Begitu juga halnya, melalui Roh yang menetap di dalam kita, kita akan dibangkitkan. Karena semua orang akan dibangkitkan, yang baik atau yang jahat (Yoh. 5:28, 29), maka Roma 8:11 haruslah mengacu kepada dibangkitkan untuk hidup yang kekal.
Ia memberi kita kemenangan atas pencobaan (8:13). Di 7:24, Paulus bertanya, "Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?" Di 8:13, ia mengatakan bahwa, oleh Roh, kita dapat mematikan perbuatan-perbuatan tubuh. Di tempat lain, Paulus mengatakan bahwa manusia batiniah kita dikuatkan oleh Roh (Efe. 3:16; lihat 3:20). Beberapa orang telah mengatakan, "Begitu saya dapat menjalani kehidupan Kristen, saya akan menjadi orang Kristen; saya akan dibaptis." Namun begitu, orang tidak bisa menjalani kehidupan Kristen tanpa menjadi orang Kristen—anak Allah yang memiliki bantuan Roh Allah.
Ia memberi kita kemenangan atas kebimbangan (8:14a). Sepanjang Alkitab, Allah dikatakan "memimpin" umat-Nya. Roma 8:14 mengacu kepada Roh Kudus yang memimpin orang Kristen. Dua posisi ekstrim harus dihindari. Yang pertama dianut oleh orang-orang yang mengklaim Roh Kudus bertanggung jawab atas setiap keputusan yang mereka buat. Kedua yang dianut oleh orang-orang Kristen yang menyangkal Roh Kudus mempengaruhi mereka dengan cara apapun. Ada sejumlah cara di mana Roh Kudus mungkin memimpin kita. Cara yang paling pasti (dan yang paling berbeda) adalah melalui Firman yang Ia telah ilhamkan (Efe. 6:17). Kemungkinan lain termasuk pemeliharaan ilahi (Rom. 8:28), seperti halnya pada "banyak kesempatan" (lihat 1 Kor. 16:9). Ia juga dapat membimbing kita melalui hati nurani kita atau melalui nasihat dari teman-teman saleh kita. Kita tidak bisa bersikap dogmatis tentang "bagaimana." Yang penting bagi kita adalah memahami bahwa Allah sedang bekerja dalam hidup kita (lihat Maz. 37:23).
Ia memberi kita kemenangan atas ketidakpastian (8:14b-17, 23). Fakta bahwa Allah memberi kita Roh-Nya ketika kita dibaptiskan adalah bukti kuat bahwa kita adalah anak-anak Allah dan memiliki semua berkat ahli waris-Nya. Ayat 23 mengatakan bahwa kita memiliki "karunia sulung Roh." "Karunia sulung" dari hasil panen merupakan jaminan panen selanjutnya. Arti "karunia sulung" pada dasarnya sama dengan "jaminan" di Efesus 1:13, 14 dan 2 Korintus 1:21, 22; 5:5. Roh Kudus adalah "jaminan" kita dari sorga. Roma 8:16 mengatakan, "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah." Ketika kita melihat apa yang Allah lakukan bagi kita melalui Roh-Nya, kita yakin bahwa Ia mengasihi kita dan kita adalah anak-anak-Nya. Ini harus memberi kita keyakinan!
Ia memberi kita kemenangan atas kelemahan (8:26, 27). Kita semua kadang-kadang merasa lemah. Roh Kudus membantu kita dalam kelemahan kita. "Membantu" adalah dari kata majemuk yang berarti "mengambil bersama" di sisi yang "berlawanan." Kata itu dapat diilustrasikan dengan orang yang mencoba untuk mengangkat benda besar yang terlalu berat bagi dirinya—ia baru lega ketika seseorang berada di ujung yang berlawanan dan mengangkat benda itu bersama dia. Mengenai tantangan kita dalam kehidupan, Seseorang itu adalah Roh Kudus, yang membantu kita untuk melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan sendiri. Ayat 26 memberikan ilustrasi spesifik tentang Roh Kudus yang membantu kita: Ia membantu kita ketika kita berdoa.
Kesimpulan. Apakah kita harus memahami segala sesuatu tentang Roh Kudus sebelum Ia dapat bekerja dalam hidup kita? Tidak. Hal penting bagi pekerjaan Roh dalam hidup kita adalah kita harus "hidup menurut Roh" (8:4). Kita perlu mematuhi petunjuk dari Roh seperti yang ditemukan di dalam Perjanjian Baru yang Ia telah berikan kepada kita. Apakah Roh Kudus menetap di dalam diri Anda? Jika tidak, Anda bukan milik Yesus (8:9): Anda perlu dibaptis dan menerima karunia yang luar biasa ini!
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Dua Tujuan, Satu Keputusan (Roma 8:1-13)
Dalam 8:1-13, kita membaca tentang perbedaan rohani. (1) Ada dua arah yang kita bisa tempuh: jalan daging at...
Dua Tujuan, Satu Keputusan (Roma 8:1-13)
Dalam 8:1-13, kita membaca tentang perbedaan rohani. (1) Ada dua arah yang kita bisa tempuh: jalan daging atau jalan Roh (8:4). (2) Ada dua penghuni: Dosa yang menghuni diri kita, atau Roh yang menghuni diri kita (8:2, 9, 11). (3) Ada dua utang: utang yang orang Kristen tidak lagi berutang (kepada daging) dan utang yang masih belum dilunasi (kepada Roh) (8:12, 13). (4) Mengapakah hal-hal seperti itu penting? Karena ada dua tujuan yang menunggu umat manusia: kematian dan kehidupan (8:6, 11, 13).
Ada dua tujuan, tetapi hanya satu keputusan. Anda harus memilih antara daging dan Roh. Anda dapat terus hidup seolah-olah daging yang bisa membusuk adalah apa yang benar-benar penting bagi Anda, atau Anda dapat memulai hidup dengan keyakinan bahwa apa yang akan bertahan terus adalah hal-hal rohani.
Roh Yang Menetap (Roma 8:9, 11).
Tiga kali dalam Roma 8:9, 11, acuan dibuat kepada Roh yang diam/menetap di dalam diri orang Kristen:
Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu (8:9a; huruf miring ditambahkan).
Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu (8:11; huruf miring ditambahkan).
Menetapnya Roh adalah berkat yang orang Kristen nikmati dan yang tidak dinikmati oleh orang non-Kristen—tapi apa itu? Jenis hubungan khusus apakah yang Roh Kudus miliki dengan anak-anak Allah? Kita tidak dapat menjawab setiap pertanyaan yang bisa ditanyakan mengenai Roh Kudus dan orang Kristen, tapi ada manfaat dalam meninjau kembali apa yang Perjanjian Baru katakan tentang masalah itu.
Pemberian Roh Kudus. Dalam Yohanes 7:38, Yesus mengumumkan, "Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup" (lihat Yes. 44:3). Yohanes kemudian menjelaskan, "Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan" (Yoh. 7:39). Komentar Yohanes itu memberitahu kita bahwa Roh Kudus akan diberikan kepada orang-orang percaya di masa depan—setelah "pemuliaan" Yesus (kematian, penguburan, kebangkitan, dan kenaikan-Nya). Kita simpulkan dari pernyataan Yohanes bahwa pemberian Roh Kudus ini akan menjadi jenis pemberian yang baru— pemberian yang tidak terkait dengan Perjanjian Lama, tetapi unik bagi era Kristen.
Selama jam-jam terakhir sebelum kematian-Nya, Yesus menjanjikan para rasul bahwa Ia akan mengirimkan Roh Kudus setelah Ia meninggalkan dunia ini (Yoh. 14:16, 17, 25, 26; 15:26, 27; 16:7-14). Sebagian besar dari apa yang Yesus katakan tentang Roh memiliki penerapan langsung dan eksklusif untuk kedua belas rasul (lihat Yoh. 14:26; 16:13), tetapi ada beberapa petunjuk tentang pelayanan Roh yang berkelanjutan di era Kristen. Misalnya, dalam Yohanes 14:16 Yesus berkata, "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,169supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya" (huruf miring ditambahkan). "Penolong" adalah terjemahan dari para÷klhtoß (parakletos), kata majemuk dari para (para, "bersama") dan kale÷w (kaleō,
"memanggil"). Jadi Roh Kudus kadang-kadang diacukan sebagai "Paraklete." Kata yang mengacu kepada "Orang yang dipanggil bersama" untuk membantu, mendorong, memperkuat, dan menghibur. Alkitab AB menulis "Penghibur (Penasihat, Penolong, Pengantara, Penyokong, Penguat dan Prayitna)."
Setelah Yesus naik, Ia mencurahkan Roh Kudus ke atas para rasul pada hari raya Pentakosta Yahudi (Kisah 1:9; 2:1-4, 33). Para rasul menerima apa yang komentari lama sebut "karunia luar biasa dari Roh," yang mencakup kemampuan untuk mengadakan mujizat (Kisah 2:4; 3:1-8; 5:12). Kemudian, ketika Petrus akan menarik kesimpulan khotbahnya, ia menawarkan kepada para pendengarnya apa yang biasa disebut "karunia biasa Roh" oleh pelbagai komentari. Rasul itu memberitahu mereka yang telah percaya, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus" (Kisah 2:38; huruf miring ditambahkan).
Istilah "karunia Roh Kudus" dapat memiliki berbagai makna; namun sebagian besar setuju bahwa dalam Kisah 2:38 istilah itu mengacu kepada Roh Kudus itu sendiri sebagai karunia. Dalam Kisah 5:32, Petrus mengacukan"Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia." Dalam 1 Tesalonika 4:8, Paulus bicara tentang "Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu."
Dua kebenaran mengenai janji tentang Roh ditemukan dalam Kisah 2:38. Pertama, Roh Kudus diberikan kepada manusia pada saat baptisan air. Kedua, karunia Roh dijanjikan kepada semua orang yang dibaptis secara Alkitabiah. Dengan kata lain, setiap orang Kristen telah menerima "karunia Roh Kudus." Ini membolehkan kita tahu bahwa tujuan karunia itu bukan untuk memberi kemampuan mujizatiah kepada para penerimanya. Sedikit, jika ada, di zaman kini yang akan mengklaim bahwa setiap orang Kristen di zaman Perjanjian Baru mengadakan mujizat—tapi setiap orang Kristen memiliki "karunia Roh Kudus" yang disebut dalam Kisah 2:38.
Tujuan kita dalam pelajaran ini bukan untuk membahas mujizat di abad pertama. Cukuplah dikatakan bahwa "karunia luar biasa dari Roh" yang bersifat mujizatiah hanya untuk zaman awal gereja, sedangkan "karunia biasa" untuk sepanjang zaman, yaitu, sampai Tuhan datang kembali.
Bagaimanakah orang tahu ia telah menerima "karunia Roh Kudus"? Bukan karena sensasi "lebih baik dirasakan daripada dikatakan," tetapi karena Alkitab mengatakan bahwa Allah memberikan Roh itu ketika orang dibaptis secara Alkitabiah. Orang Kristen tahu bahwa ia telah menerima "karunia Roh Kudus" dengan cara yang sama ia tahu bahwa ia telah menerima "pengampunan dosa-dosa [nya]": karena itu adalah apa yang Allah janjikan dalam Kisah 2:38—dan Allah selalu menepati janji-Nya (Rom. 4:21; 1 Kor. 1:9; Tit. 1:2; Ibr. 6:18). Mengetahui dan mempercayai janji-janji Tuhan di dalam Kisah 2:38 seharusnya membuat kita merasa baik; tapi merasa baik adalah hasil, bukan bukti.
Kesaksian Kitab Suci tidak dapat dibantah bahwa kita memang telah menerima Roh Kudus sebagai karunia.
Beberapa orang bahkan menganut gagasan yang aneh tentang Roh Kudus. Mereka dapat mengatakan bahwa Allah sedang bekerja dalam hidup mereka dan sikap mereka secara relatif tetap tenang. Namun begitu, ketika mereka merasa telah "menerima Roh Kudus," mereka berperilaku dengan cara yang tidak menentu. Namun begitu, Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah satu; apa yang dikatakan dilakukan oleh salah Satu pribadi, bisa dikatakan dilakukan oleh semua tiga Pribadi ke-Allahan. Oleh karena itu, ketika membahas Kisah 2:38, saya sering mengatakan, "Ketika Anda dibaptis, Allah memberi Anda Roh-Nya sendiri untuk membantu Anda." Kita harus jangan menganggap istilah "karunia Roh Kudus" sebagai mengandung nada okultis. Sebaliknya, kita harus menganggap karunia itu sebagai Allah memprakarsai hubungan khusus dan pribadi dengan Anda yang tidak Anda miliki sebelum Anda dibaptis.
Meterai Dan Jaminan. Mengapa Allah memberi kita karunia istimewa ini? Salah satu tujuan karunia Roh adalah untuk berfungsi sebagai "meterai" keselamatan kita dan "jaminan" warisan kekal kita. Misalnya, Paulus mengatakan dalam 2 Korintus 1:21, 22, "Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan" (huruf miring ditambahkan). Dalam Efesus 1:13, 14, kita membaca, "Di dalam Dia [Kristus], … ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, …" (huruf miring ditambahkan).
Di zaman Alkitab, meterai berfungsi untuk beragam tujuan: Itu menunjukkan kepemilikan, jaminan keaslian, dan memberikan keamanan. Memiliki "meterai" Roh berkaitan dengan semua tujuan itu: Itu mengidentifikasi kita sebagai milik Tuhan (lihat 1 Kor. 6:19, 20), menyatakan bahwa kita memang orang Kristen (lihat komentar tentang 8:9), dan meyakinkan kita tentang perlindungan Allah (lihat 8:26-28, 37). Di Roma 8:9, Paulus menyoroti aspek kepemilikan ilahi. Ia mengatakan bahwa "jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus." Dalam Galatia 4:6, ia menekankan soal keaslian. Dalam ayat itu, Paulus berkata, "Karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: 'ya Abba, ya Bapa!'" (Allah tidak mengirim Roh ke dalam hati kita untuk menjadikan kita anak-anak, tapi karena kita adalah anak-anak.)
Karunia Roh Kudus juga disebut sebagai "jaminan." Sebagai tambahan kepada nas-nas yang telah dicatat, 2 Korintus 5:5 bicara tentang "Allahlah yang justru … mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan." "Jaminan" adalah dari ajrrabw÷n (arrabōn), yang mengacu kepada "uang tanda jadi" yang dideposit oleh pembeli dan dibatalkan jika pembelian tidak terlaksana."170Kamus Bauer mencakup definisi "angsuran pertama" dan "uang muka."171Istilah-istilah lain yang mengekspresikan gagasan arrabōn adalah "deposit" dan "jaminan."172
Mengenai apakah karunia Roh itu merupakan "suatu deposit"? Apakah yang karunia itu "jamin"? Efesus 1:13, 14 bicara tentang "dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah" (huruf miring ditambahkan). Belakangan, di Efesus 4:30, Paulus menggunakan kata "meterai" untuk menyampaikan maksud yang sama saat ia bicara tentang "Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan" (huruf miring ditambahkan). Karunia Roh Kudus adalah "deposit" yang sakral mengenai sorga, "jaminan" bagi upah kekal kita!
Aspek lain dari kata arrabōn patut dicatat. Di zaman Alkitab, ketika dua orang sepakat atas pembelian sebidang tanah, penjual kadang-kadang akan mencungkil sepotong tanah berumput dari tanah yang dijual itu dan memberikannya kepada si pembeli sebagai arrabōn itikad baik. Ketika sebuah rumah dijual, si penjual bisa mengambil beberapa ilalang dari atap rumah itu sebagai arrabōn untuk memeteraikan kesepakatan. Beberapa penulis berpendapat bahwa kita tidak hanya bisa memikirkan karunia Roh Kudus sebagai "jaminan" akan sorga, tetapi kita juga harus menganggap karunia ini sebagai "sepotong" sorga itu sendiri, rasa pendahuluan dari berkat yang akan datang!
Menetapnya Roh. Di 2 Korintus 1:22, ketika Paulus mengacukan karunia Roh Kudus, ia mengatakan bahwa Allah "memberikan Roh Kudus di dalam hati kita" (huruf miring ditambahkan). Di Roma 5:5, ia mengatakan bahwa "kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" (huruf miring ditambahkan). Untuk mengungkapkan konsep Roh Kudus "dalam hati kita," Paulus berkata bahwa Roh Kudus menetap di dalam diri kita. Seperti disebutkan sebelumnya, jenis terminologi itu digunakan tiga kali dalam Roma 8:9, 11. Paulus juga menggunakan ungkapan itu dalam surat-surat lainnya. Misalnya, ia mengatakan di 1 Korintus 3:16, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" (huruf miring ditambahkan; lihat 1 Kor. 6:19; Efe. 2:22).
Sekali lagi, dalam suratnya yang kedua kepada Timotius, ia bicara tentang "Roh Kudus yang diam di dalam kita" (2 Tim. 1:14; huruf miring ditambahkan). Kata Yunani yang diterjemahkan "diam" (dari oijke÷w, oikeō) berarti "menghuni di dalam" Ini menunjukkan bahwa "penghuni itu" sekarang mengontrol "tempat hunian itu."
Jika kita menerima kenyataan bahwa Roh menetap di dalam diri kita, ini harus membuat perbedaan dalam hidup kita (1 Kor. 3:16, 17; 6:19, 20). Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menerima kabar bahwa Allah atau Kristus datang untuk tinggal di rumah Anda? Anda mungkin akan buru-buru pulang dan mulai membersihkan rumah—dan Anda tidak akan melakukan pekerjaan itu setengah hati. Bagi beberapa orang, gagasan "bersih rumah" adalah memasukkan apa saja yang tidak sedap dipandang mata ke dalam lemari atau ke bawah tempat tidur. Namun begitu, jika Allah datang untuk tinggal dengan mereka, mereka akan membersihkan setiap tempat. Kita adalah tempat tinggal Roh Kudus. Ia disebut Roh Kudus karena Ia adalah kudus. Supaya Ia hidup di dalam diri kita, kita perlu menjalani kehidupan yang kudus. Penetapan kebenaran ini adalah salah satu tujuan Paulus dalam menuliskan kata-kata Roma 8: Karena Roh Kudus menetap di dalam dirimu, maka kamu harus berperilaku seperti itu (lihat 8:13).
Pertanyaan yang menjadi kepedulian banyak orang adalah bagaimana, atau dalam pengertian apa, Roh Kudus menetap di dalam diri kita. Paulus tidak berusaha untuk menjelaskan "bagaimana" Roh menetap. Ia hanya mengatakan bahwa Roh memang menetap di dalam diri kita dan hal itu seharusnya mempengaruhi kita setidaknya dalam dua cara: Itu harus memenuhi diri kita dengan keyakinan, dan itu harus membuat kita bertekad untuk hidup bagi Allah.
Seperti telah ditulis sebelumnya, apa yang dilakukan oleh satu pribadi ke-Allahan, dapat juga dikatakan dilakukan oleh dua pribadi lainnya. Karena itu, kita tidak terkejut untuk membaca bahwa Bapa dan Anak juga menetap di dalam diri kita. Dalam 1 Yohanes 4:15 kita membaca, "Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah." Dalam Galatia 2:20, Paulus mengatakan, "bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."
Dalam nas-nas yang bicara tentang Allah atau Kristus yang menetap di dalam diri kita, perlu dicatat seberapa seringkah Bapa atau Anak yang menetap/tinggal itu terkait dengan Roh. Misalnya, Yohanes 14:23—dalam konteks janji Yesus untuk mengirim Roh (Yoh. 14:16, 17, 26)—mengatakan bahwa Allah dan Kristus akan tinggal bersama mereka yang melakukan firman Kristus. Dalam Efesus 3:16, 17, Paulus berdoa untuk para pembacanya semoga Allah berkenan untuk "menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih." Yohanes menulis, "Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya [perintah Allah], ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita" (1 Yoh. 3:24). Belakangan nanti di dalam surat yang sama, ia berkata, "Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya" (1 Yoh. 4:12, 13).
Mungkin nas-nas seperti ini yang mendorong beberapa orang untuk menyimpulkan bahwa Allah dan Kristus tinggal di dalam diri kita melalui perwakilan, sedangkan Roh Kudus tinggal di dalam diri kita secara pribadi.173Di masa lalu, sudah biasa bagi para penulis Kristen untuk menyebut Perjanjian Lama sebagai "dispensasi Bapa," Kristus tinggal di bumi sebagai" dispensasi Anak," dan era Kristen sebagai" dispensasi Roh Kudus."174
Cara-Cara Roh Yang Menetap Membantu Orang Kristen. Teks utama tentang apa yang dilakukan oleh Roh yang menetap di dalam diri orang Kristen adalah Roma 8. Pasal agung ini mengajarkan tentang "tarikan ke atas" oleh Roh (8:2); peran Roh dalam kebangkitan tubuh kita (8:11); dan fakta bahwa, oleh Roh, kita dapat mematikan perbuatan-perbuatan tubuh (8:13). Pasal ini juga memberi instruksi tentang dipimpin oleh Roh (8:14), Roh yang bersaksi dengan roh kita (8:16), dan Roh yang membantu kita dalam kelemahan kita (8:26). Sekali lagi, ada kontroversi mengenai bagaimana Roh melakukan hal-hal ini—dan, sekali lagi, Paulus tidak berusaha untuk menjelaskan "bagaimana." Ia hanya menyatakan apa yang Roh perbuat dan, pada dasarnya, meminta kita untuk menerima itu dengan iman.
Semua setuju bahwa satu cara Roh Kudus membantu kita adalah melalui Firman yang Ia ilhamkan. Dalam Efesus 6:17, Firman itu disebut "pedang Roh." Kita tidak berani mengecilkan aspek pelayanan Roh. Firman menghasilkan iman di dalam diri kita (Rom. 10:17), menyucikan kita (Yoh. 15:3; lihat Kisah 15: 9), menguduskan kita (Yoh 17:17, 19), bekerja di dalam diri kita (1 Tes. 2:13), dan menyelamatkan kita (Yak. 1:21; lihat 1 Pet. 1:22, 23). Paulus menantang kita untuk menghasilkan "buah Roh" dalam hidup kita (Gal. 5:22, 23)—tapi tidak ada buah tanpa benih, dan "benih itu adalah firman Allah" (Luk. 8:11).
Beberapa orang akan membatasi pelayanan Roh kepada Firman saja, tapi pembatasan itu tampaknya ekstrim. Sebelumnya, kita mencatat bahwa karunia Roh adalah unik untuk era Kristen saja dan merupakan sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang non-Kristen. Namun begitu, mereka yang hidup di dalam Perjanjian Lama memiliki firman Allah melalui para nabi, dan bahkan orang non-Kristen zaman kini dapat memiliki salinan Firman itu. Mungkin akan membantu jika kita mengingatkan diri kita bahwa kita sedang bicara tentang Roh Allah. Apakah Allah memberi kita Firman-Nya dan kemudian meninggalkan kita? Apakah Ia tidak melanjutkan bekerja dalam kehidupan umat-Nya? Apakah tidak ada tujuan dan kuasa dalam doa (Yak. 5:16)?
Roma 8:28 menyatakan bahwa Allah bekerja melalui penyediaan dalam hidup kita. Ingatlah bahwa apa yang dikatakan dilakukan oleh salah satu anggota ke-Allahan, dapat dikatakan dilakukan juga oleh dua anggota ke-Allahan lainnya. Konteks Roma 8:28 adalah pekerjaan Roh dalam kehidupan orang Kristen (lihat 8:26, 27). Jadi, kita menyimpulkan bahwa Roh bekerja melalui penyediaan dalam hidup kita, mengatur pelbagai peristiwa supaya "segala sesuatu … mendatangkan kebaikan."
Apakah Roh Kudus melakukan hal lain untuk kita dalam kapasitas-Nya menetap di dalam diri orang Kristen? Belakangan di Roma, kita menemukan berkat ini: "Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus" (15:13; huruf miring ditambahkan). Sebelumnya, kita mengutip dari doa Paulus untuk jemaat Efesus: "Supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu" (Efe. 3:16; huruf miring ditambahkan). Doa itu diikuti oleh ucapan syukur:
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin. (Efe. 3:20, 21; huruf miring ditambahkan).
Sekali lagi, Paulus menyatakan fakta dan tidak berusaha untuk menjelaskan "bagaimana."
Memanfaatkan Penyediaan Allah. Apakah kita memahami itu sepenuhnya atau tidak, Perjanjian Baru mengajarkan bahwa Allah telah membuat sumber daya yang menakjubkan tersedia bagi umat Kristen melalui Roh-Nya. Sayangnya, fakta bahwa sumber daya yang tersedia tidak berarti sumber itu akan dimanfaatkan. Saya membaca tentang seorang pria yang jatuh ke laut. Tali penyelamat dilemparkan kepadanya, namun ia menolak untuk mencengkeram tali itu—sehingga ia tenggelam. Saya membaca tentang pria lain yang gagal melakukan pembayaran pinjaman dan kehilangan rumahnya. Ia menghabiskan sisa hari-harinya sebagai tunawisma yang bergelandangan di jalanan. Setelah kematiannya, ditemukan bahwa ia memiliki uang 1 milyar rupiah lebih dalam rekening banknya. Ia memiliki sumber daya yang ia butuhkan—tapi, untuk alasan tertentu, memutuskan untuk tidak menggunakannya. Allah telah menyediakan kita sumber daya yang kita butuhkan untuk menjalani kehidupan Kristen, tetapi memanfaatkan sumber daya itu adalah terserah kita.
Bagaimanakah kita memanfaatkan penyediaan Allah? Ketika kita dibaptis, Roh Kudus mengambil tempat tinggal bersama kita—Dia menghuni kita (Kisah 2:38; Rom. 8:11.) Masing-masing dari kita memutuskan apakah akan memperlakukan Roh sebagai tamu yang diundang atau mengabaikan Dia sebagai pengunjung yang tidak diinginkan.
Dalam 1 Tesalonika 5:19, Paulus menulis, "Janganlah padamkan Roh."175Analoginya adalah melemparkan air ke api untuk memadamkannya. Bahasa kiasan akan bicara dengan kuat kepada para pembaca abad pertama. Api dibutuhkan untuk kehangatan dan digunakan untuk memasak. Api adalah satu-satunya sumber penerangan. Jika api itu padam, mereka akan menjadi kedinginan, lapar, dan dalam kegelapan. Roh dapat "dipadamkan" dalam banyak cara. Mari kita pertimbangkan beberapa cara yang jelas:
Melalui kebodohan—yaitu, ketidaktahuan akan Firman Allah. Satu-satunya cara obyektif yang kita dapat ketahui tentang apa yang Roh Kudus inginkan untuk kita lakukan adalah dengan membaca dan mempelajari Kitab yang Ia ilhamkan.
Melalui ketidakpercayaan. Beberapa orang tahu apa yang Alkitab katakan, tapi mereka tidak yakin itu benar-benar diilhamkan oleh Roh Allah.
Melalui ketidakpedulian. Beberapa menyadari ajaran Alkitab, tapi mereka tidak tertarik untuk mengikuti ajaran Firman.
Melalui ketidaktaatan. Beberapa orang sedikit atau tidak memperhatikan instruksi Roh di dalam Firman; mereka bersikeras menempuh cara mereka sendiri. Dalam bahasa Roma 8, mereka hidup menurut daging, bukan menurut Roh.
Kita tidak hanya bisa "memadamkan" Roh, tetapi kita juga bisa "mendukakan" Dia. Paulus memberitahu jemaat Efesus, "Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan" (Efe. 4:30). Pernahkah Anda didukakan oleh orang yang Anda cintai, orang yang Anda ingin bantu tetapi menolak bantuan dan nasihat Anda? Jika begitu Anda akan memahami sesuatu tentang bagaimana perasaan Roh ketika anak-anak Allah mengabaikan Firman dan menolak bantuan-Nya. Seorang pengkhotbah terkenal di zaman dulu pernah berkata bahwa kita semua mungkin akan dibuat takjub pada hari penghakiman saat mengetahui betapa banyak cara kita sudah mendukakan Roh Allah.
Selain memadamkan dan mendukakan Roh, kita bisa "menghina" Dia. Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa orang Kristen yang "berbuat dosa dengan sengaja" (Ibr. 10:26) sudah "menghina Roh kasih karunia" (Ibr. 10:29). Saya tidak suka dihina, bagaimana dengan Anda? Begitu juga dengan Roh Kudus. Namun begitu, ketika kita tetap bertahan dalam hidup yang bertentangan dengan cara hidup yang Allah inginkan untuk kita jalani, kita sudah menghina Dia.
Mari kita beralih ke sisi positif: bagaimana kita dapat memperlakukan Roh sebagai tamu yang diundang dan Ia membantu kita. Dalam Efesus 5:18, Paulus berkata, "Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh." Beberapa hal yang kontras terlihat jelas dalam ayat ini. Bukannya dipenuhi dengan alkohol, kita malah harus dipenuhi dengan Roh Allah. Alih-alih membiarkan alkohol mengendalikan kita, kita harus dikendalikan oleh Roh. Alih-alih bergantung pada alkohol, kita harus bergantung pada Roh Allah. Ketika saya memikirkan kata-kata "penuh dengan Roh," saya bertanya-tanya apakah Paulus sedang bermain kata-kata.
Kata untuk Roh (pneuvma , pneuma) adalah juga kata untuk "angin." Para pembaca Paulus mengenal baik kapal layar yang tergantung pada angin. Supaya kapal bisa terdorong ke depan oleh angin, layar-layarnya harus diarahkah ke tempat yang tepat. Ketika layar-layar itu diarahkan dengan benar, maka mereka akan diisi oleh angin sehingga kapal itu bisa bergerak maju. Dalam Roma 8, Paulus menekankan bahwa pikiran kita perlu diarahkan kepada pada hal-hal yang dari Roh (8: 5, 6). Ketika pikiran kita diarahkan seperti itu, Roh Kudus dapat mengisi hidup kita sebagaimana angin mengisi layar-layar yang diarahkan dengan benar. Izinkan saya mengatakan ini dengan cara sesederhana yang saya tahu: Jika saya ingin Roh mengisi hidup saya dan membantu saya untuk menjadi orang Kristen sepenuhnya yang bisa saya lakukan, saya harus memiliki kecondongan pikiran (pola pikir) yang berkeinginan, di atas segalanya, untuk melakukan kehendak Allah.
Apakah Anda harus memahami segala sesuatu tentang menetapnya Roh dan pekerjaan-Nya sebelum Ia dapat memberkati hidup Anda? Kita bisa bersyukur bahwa jawaban untuk pertanyaan itu adalah tidak, karena tidak ada orang yang mengaku bisa memahami Roh sepenuhnya. Apa yang penting adalah bahwa kita memahami bagaimana memanfaatkan bantuan-Nya. Ketika saya masih muda, saya kadang-kadang berkebun. Saya tidak mengerti bagaimana benih-benih itu berkecambah dan tumbuh; tapi saya tahu bagaimana menempatkan mereka di tanah, menyirami mereka, memupuk mereka, dan kemudian menjaga kebun itu bebas dari gulma. Saya menyerahkan sisanya kepada Allah—dan Ia memberi saya hasil panen. Begitu juga halnya, saya tidak sepenuhnya memahami bagaimana Roh menetap di dalam diri saya dan bagaimana Ia memberkati saya. Apa yang saya tahu adalah bagaimana Allah ingin saya hidup. Saya mencoba untuk melakukan itu, dan saya menyerahkan sisanya kepada Allah. Setelah lebih dari enam puluh tahun menjalani kehidupan Kristen, saya bisa bersaksi bahwa Allah tidak pernah mengecewakan saya. Bapa, Anak, dan Roh Kudus telah mengisi hidup saya dengan berkat yang terlalu banyak untuk disebutkan.
Kesimpulan. Sebelumnya, saya bertanya bagaimana kita bisa tahu bahwa Roh menetap di dalam diri kita, dan saya menjawab bahwa kita tahu itu terjadi karena Alkitab mengajarkan hal itu dan kita menerimanya dengan iman. McGarvey membuat komentar tambahan mengenai pertanyaan ini:
. . . bantuan Roh Kudus, meski nyata dan mujarab, tapi tidak sangat menonjol sehingga orang yang dibantu bisa … melihat bantuan itu [melalui pancainderanya]. Semua tampilan dan sensasi [fisik] kemenangan daging adalah milik orang Kristen itu sendiri sepenuhnya, dan ia mengenali bantuan Roh, bukan karena [ia bisa merasakan bahwa] bebannya … menjadi ringan, tetapi karena fakta bahwa dalam usahanya sekarang untuk berbuat benar ia berhasil di mana [sebelumnya] ia gagal.176
Seorang anak Allah177dapat menguji dirinya untuk melihat apakah ia telah membolehkan Roh untuk mengisi hidupnya atau apakah ia telah memadamkan Roh itu. Ujian ini adalah dengan melihat apakah "buah Roh" sedang berkembang dalam hidupnya: "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal. 5:22, 23). Karena semua ini adalah sifat yang dimiliki oleh Tuhan kita, George Bailey menyatakan pokok pikiran itu seperti ini: "Saudara yang kekasih, tujuan akhir dari Roh yang menetap adalah untuk menghasilkan keindahan dan kemuliaan kepribadian Kristus di dalam diri manusia. Jika kamu ingin tulip sorgawi di bumi, maka umbinya harus diimpor dari sorga."178Semoga Allah membantu kita untuk hidup menurut Roh sehingga "buah Roh" akan terlihat dalam hidup kita!
Peringatan perlu diberikan di sini. Beberapa orang menjadi sangat sibuk dengan Roh Kudus dan pekerjaan-Nya sehingga mereka lebih memperhatikan Roh daripada Anak. Tentunya, sikap itu pasti mendukakan Roh. Ketika Roh Kudus mengilhami Alkitab, tujuan-Nya adalah bukan untuk mengungkapkan atau meninggikan diri-Nya. Yesus berkata, "Jikalau Penghibur … datang, yaitu Roh Kebenaran … Ia akan bersaksi tentang Aku"(Yoh. 15:26; huruf miring ditambahkan). Paulus tidak berkata, "Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Roh Kudus dan pelayanan-Nya." Sebaliknya, ia berkata, "Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan" (1 Kor. 2:2). Rasul itu tidak mengatakan, "Sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam pekerjaan Roh Kudus." Sebaliknya, ia berkata, "Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus."(Gal. 6:14). Mari kita belajar semampu kita tentang Roh dan pekerjaan-Nya, tetapi janganlah kita melupakan fakta bahwa kita diberi Roh untuk membantu kita mengikut Yesus dan membawa kita lebih dekat kepada Allah.
TFTWMS: Roma (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Leon Morris, The Epistle to the Romans (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 299.
2 John R. W. Stott, Th...
Catatan Akhir:
- 1 Leon Morris, The Epistle to the Romans (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 299.
- 2 John R. W. Stott, The Message of Romans: God's Good News for the World, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: Inter-‐‑Varsity Press, 1994), 216.
- 3 R. C. Bell; dikutip dalam J. D. Thomas, Romans, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1965), 68.
- 4 Morris, 300.
- 5 Coy Roper, "More Than Conquerors," Truth for Today 9, no. 3 (August 1988): 12.
- 6 F. F. Bruce, The Letter of Paul to the Romans, 2d ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 151.
- 7 Glen Pace, pelajaran yang dikhotbahkan di Judsonia church of Christ, Judsonia, Arkansas, 30 March 2003.
- 8 Disadur dari Halford E. Luccock, Preaching Values in the Epistles of Paul, vol. 1, Romans and First Corinthians (New York: Harper & Brothers, 1959), 51.
- 9 Dalam beberapa penggunaannya dalam Roma 8, "jika" berarti "karena/sejak"; tetapi sebagian besarnya, kata "jika" hanya mengungkapkan satu syarat yang harus dipenuhi.
- 10 10 Untuk pembahasan yang panjang tentang tiga posisi ini, lihat David Roper, Jesus Christ and Him Crucified (Arvada, Colo.: Christian Communications, 1976), 89-96.
- 11 Douglas J. Moo, Romans, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 2000), 258.
- 12 Ibid.
- 13 Beberapa penulis mengungkapkan "hukum dosa dan hukum maut" seperti ini: "Jika Anda berdosa, Anda mati!" Sejumlah pakar terkemuka percaya bahwa "hukum dosa dan hukum maut" adalah hukum Musa. Tampaknya lebih
- 14 Stott, 218; Jim McGuiggan, The Book of Romans, Looking Into The Bible Series (Lubbock, Tex.: Montex Publishing Co., 1982), 231. Penafsiran ini sering dikaitkan dengan pengidentifikasian "hukum dosa dan maut" sebagai hukum Musa.
- 15 Jika "hukum dosa dan maut" adalah hukum Musa, maka Paulus sedang mengatakan bahwa hukum Musa tidak bisa membebaskan dia dari hukum Musa-‐‑yang tampaknya tidak mungkin.
- 16 Dave Miller, pelajaran yang disampaikan pada Truth in Love television program, Fort Worth, Texas, 2 February 2002.
- 17 Moo, 249.
- 18 Morris, 302.
- 19 "Dosetis" adalah dari kata Yunani doke÷w ( dokeo, "tampak"). Dosetisme adalah keyakinan salah Gnostik bahwa Yesus tidak memiliki tubuh manusia yang sebenarnya, tetapi hanya tampaknya saja sebagai daging.
- 20 Bruce, Romans, 152.
- 21 McGuiggan, 233.
- 22 Bryan Chapell, In the Grip of Grace (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1992), 23.
- 23 Charles Spurgeon, Spurgeon's Commentary on Great Chapters of the Bible, comp. Tom Carter (Grand Rapids, Mich.: Kregel Publications, 1998), 258.
- 24 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 339.
- 25 Penafsiran lain yang mungkin adalah bahwa ayat tersebut mengacu kepada kematian Kristus sebagai penggenapan wasiat lama (Perjanjian Lama) agar wasiat itu bisa dihapuskan. Namun begitu, dalam terang akhir Roma 8:4, penafsiran yang diberikan di atas tampaknya yang paling cocok.
- 26 Thomas, Roma, 56.
- 27 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 1065.
- 28 Moo, 250.
- 29 Leslie C. Allen, "Romans," in New International Bible Commentary, ed. F. F. Bruce (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1979), 1331.
- 30 Untuk ilustrasi Alkitab bagi pola pikir semacam ini, lihat teguran Yesus terhadap Petrus di Matius 16:23.
- 31 Spurgeon, 259.
- 32 "Roh" bisa ditulis dengan "r," kecil yang akan membuat ini "hal-hal rohani" (McCord), yang berbeda dengan "hal-hal kedagingan." Karena "hal-hal yang dari Roh" adalah "hal-hal rohani" (dan sebaliknya), maka tidak banyak bedanya apakah yang digunakan "S" besar atau "s" kecil.
- 33 McGuiggan, 237.
- 34 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 265.
- 35 Morris, 306.
- 36 Beberapa orang menganggap Roma 8:7 sebagai kesimpulan diskusi Paulus tentang hukum Taurat yang dimulai di 7:1.
- 37 Ada penekanan ganda pada kata "kamu" dalam teks Yunani. Pertama, kata Yunani untuk "kamu" ditambahkan kepada kata kerja yang berarti "kamu adalah" (uJmeivß … ejste , humeis … este). Kedua, kata untuk "kamu" ditempatkan di awal kalimat untuk penekanan.
- 38 F. F. Bruce, The Book of the Acts, rev. ed., The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 71. The promise of the Spirit is discussed in David L. Roper, Acts 1-
- 14 , Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2001), 87-88.
- 39 Morris, 308.
- 40 Handley C. G. Moule, The Epistle of St. Paul to the Romans, 10th ed., The Expositor's Bible (London: Hodder and Stoughton, 1894), 206.
- 41 Bruce Barton, David Veerman, and Neil Wilson, Romans, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1992), xxvi. Untuk acuan tambahan dan diskusi tentang definisi kata "Kristen," lihat David L. Roper, Acts 1-14, 429-30.
- 42 Thomas, Romans, 57.
- 43 Teks Yunani itu secara harfiah tertulis "roh itu [adalah] hidup." Jadi beberapa terjemahan menulis "Roh itu adalah kehidupan" (lihat KJV). Sekali lagi, apakah yang digunakan kecil "S" besar "s" kecil, ajaran itu pada dasarnya adalah sama: Roh yang memberi hidup memberi hidup kepada roh kita.
- 44 Penafsiran lain yang memungkinkan adalah bahwa "tubuh" adalah cara lain untuk mengatakan "daging": "Daging itu adalah kematian [rohani]" Namun, ayat 10 tampaknay berkaitan erat dengan ayat 11, yang akan mendukung penafsiran "tubuh" sebagai tubuh fana yang dihuni oleh setiap individu.
- 45 Kata Yunani dikaiosunh (dikaiosune), diterjemahkan "kebenaran" dalam ayat ini, dapat juga diterjemahkan "pembenaran."
- 46 Stott, 227.
- 47 Diadaptasi dari McGuiggan, 240.
- 48 Dalam bahasa Yunani, kasus akusatif menunjukkan objek langsung, sedangkan kasus genitive mengungkapkan beragam hubungan lainnya.
- 49 J. W. McGarvey and Philip Y. Pendleton, Thessalonians, Corinthians, Galatians and Romans, The Standard Bible Commentary (Cincinnati: Standard Publishing, n.d.), 360.
- 50 "Tidak jelas apakah Paulus sedang mengatakan bahwa Roh itu akan menjadi perantara dalam membangkitkan kita atau menjadi jaminan bahwa kita akan dibangkitkan. Keduanya adalah benar …"(Morris, 311).
- 51 Bauer, 742.
- 52 Richard Rogers, Paid in Full: A Commentary on Romans (Lubbock, Tex.: Sunset Institute Press, 2002), 122.
- 53 Morris, 312.
- 54 R. C. H. Lenski, The Interpretation of St. Paul's Epistle to the Romans (N.p.: Lutheran Book Concern, 1936; reprint, Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1961), 517.
- 55 Bauer, 443.
- 56 Stott, 228.
- 57 Alkitab mengajarkan bahwa tubuh kita adalah bait Allah dan tidak boleh disalahgunakan (1 Kor. 6:19; Efe. 5:28, 29).
- 58 Moo, 260.
- 59 J. H. Gilmore, "He Leadeth Me," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 60 J. D. Thomas, Class Notes, Romans, Abilene Christian College (1955).
- 61 61 Morris, 314.
- 62 Dalam pasal 6, Paulus mengatakan bahwa kita adalah "hamba kebenaran" (6:18), tetapi kita tidak memiliki "roh" (watak) budak. Penampilan kita adalan penampilan anak-anak.
- 63 Disadur dari Jim Townsend, Romans: Let Justice Roll Down (Elgin, Ill.: David C. Cook Publishing Co., 1988), 67.
- 64 Chris R. Bullard, "No Condemnation, No Separation," pelajaran yang dikhotbahkan di Overland Park church of Christ, Overland Park, Kansas, 16 September 1990, kaset.
- 65 Untuk beberapa alasan, Alkitab NIV menerjemahkan kata Yunani di ayat 15 sebagai "keanakan" tetapi menerjemahkan kata yang sama di ayat 23 "diangkat sebagai anak."
- 66 Vine, 13-14.
- 67 Perjanjian Lama tidak banyak bicara tentang pengadopsian Yahudi (lihat Ester 2:7, 15), tapi itu dilakukan oleh sekte Eseni di zaman Paulus. (Josephus Wars 2.8.2.)
- 68 Bruce, Romans, 157.
- 69 Di 8:23, Paulus menunjukkan bahwa, meski sekarang ini kita menikmati hak istimewa keanakan, namun "proses adopsi" tidak akan komplit sampai Kristus datang kembali.
- 70 Alkitab KJV menulis "itu sendiri" ketimbang "Dia sendiri." "Itu sendiri" bukan kesalahan penerjemahan karena sifat kata Yunani untuk Roh (pneuma) adalah netral. Namun, kata "itu sendiri" bisa meninggalkan kesan bahwa Roh Kudus adalah suatu benda ketimbang suatu pribadi, sehingga "Dia sendiri" (seperti dalam NKJV) lebih disukai.
- 71 McGuiggan, 244-45.
- 72 Itu disebut "bukti empiris," apa yang bisa dialami oleh pancaindera.
- 73 Thomas, Class Notes, Romans.
- 74 R. C. Bell, Studies in Romans (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1957), 89.
- 75 McGuiggan, 246.
- 76 Saya sering mendengar ungkapan "Saudara Tua" seraya saya tumbuh dewasa. Ketika saya mulai berkhotbah, saya tidak bisa menemukan ungkapan persis seperti itu di dalam Perjanjian Baru. Ungkapan itu mungkin didasarkan pada Roma 8:29.
- 77 Bruce, Romans, 150.
- 78 Thomas, Romans, 61.
- 79 Charles Spurgeon, Spurgeon's Commentary on Great Chapters of the Bible, comp. Tom Carter (Grand Rapids, Mich.: Kregel Publications, 1998), 263.
- 80 Barclay M. Newman and Eugene A. Nida, A Translator's Handbook on Paul's Letter to the Romans, Helps for Translators, vol. 14 (Stuttgart: United Bible Societies, 1973), 157.
- 81 Vine, 217-18.
- 82 F. Godet, Commentary on the Epistle to the Romans, trans. A. Cusin, rev. and ed. Talbot W. Chambers (N.p.: Funk and Wagnall, 1883; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1969), 313.
- 83 Diadaptasi dari Guy N. Woods, How to Read the Greek New Testament (Memphis: By the author, 1970), 21.
- 84 Ekdechomai adalah kata majemuk, yang menggabungkan ejk (ek , "dari") dan de÷comai (dechomai , "menerima").
- 85 Vine, 218, 663.
- 86 Alkitab KJV menulis "makhluk" di ayat 19, 20, dan 21, tetapi menulis "ciptaan" di ayat 22. Kata Yunani mendasar yang sama, ktisis, ditemukan di semua empat ayat itu.
- 87 Vine, 137.
- 88 Lihat pembahasan tentang pertanyaan ini di Moses E. Lard, Commentary on Paul's Letter to Romans (Lexington, Ky.: N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 273-74.
- 89 Thomas, Romans, 63.
- 90 McGarvey and Pendleton, 362.
- 91 Moo, 266.
- 92 Larry Deason, "The Righteousness of God": An In-depth Study of Romans, rev. ed. (Clifton Park, N.Y.: Life Communications, 1989), 222.
- 93 Alkitab KJV menulis "ditaklukkan kepada kesombongan." "Kesombongan" adalah dari kata Latin yang berarti "kosong," tapi sekarang ini kata itu digunakan sebagai kata yang sama dengan "kesombongan." Alkitab NKJV menulis "kesia-siaan."
- 94 Vine, 657, 198.
- 95 Alkitab NASB menulis "Dia" (dengan "D" besar) untuk menunjukkan bahwa Allah adalah Pribadi yang menaklukkannya. Beberapa penulis menganggap "dia" mengacu kepada Adam, Iblis, atau keduanya-tapi pernyataan itu terkait dengan "pengharapan." Adam dan Iblis terlibat dalam dosa yang mengakibatkan masalah bumi, tetapi Allahlah yang menyisipkan catatan tentang pengharapan .
- 96 Ada hubungan antara benih yang ditanam dan tanaman yang dihasilkan. Tanaman tidak terlihat seperti benihnya, tapi apa yang terlihat tergantung pada jenis benih yang ditanam.
- 97 Berbagai bahasa kiasan digunakan di dalam Alkitab untuk menggambarkan sorga. Dalam Wahyu 21 dan 22, kiasan suatu kota digunakan. Karena pikiran manusiawi kita yang terikat dengan dunia tidak dapat memahami realitas rohani, maka kaisan seperti "langit dan bumi yang baru" dan kota sorgawi digunakan untuk memberikan gagasan terntenu tentang seperti apakah sorga itu.
- 98 Kata Yunani untuk "mengeluh" dan "merasa sakit bersalin" mencakup preposisi sun ( "dengan" atau "bersama-sama"). Tidak pasti dengan siapakah ciptaan itu mengeluh dan menderita.Mungkin dengan kita, atau mungkin yang Paulus maksudkan hanyalah beragam bagian penciptaan mengeluh bersama-sama.
- 99 G. Bertram, "ōdín," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, trans. and abr. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 1353.
- 100 Komentar ini telah dikaitkan dengan John Calvin. (Morris, 323.)
- 101 D. Stuart Briscoe, Romans, The Communicator's Commentary (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 172.
- 102 Townsend, 69.
- 103 "Karunia sulung Roh" pada dasarnya memiliki arti yang sama dengan "Roh Kudus, … adalah jaminan bagian kita" (Efe. 1:13, 14; lihat komentar tentang 8:9, 11).
- 104 Lihat komentar tentang 3:24b.
- 105 William Barclay, The Letter to the Romans, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 110.
- 106 Disadur dari dapted from E. C. McKenzie, 14,000 Quips & Quotes (New York: Wings Books, 1980), 242.
- 107 Moo, 268.
- 108 Satu-satunya tempat lain kata ini ditemukan di dalam Perjanjian Baru adalah Lukas 10:40, di mana Marta meminta Maria untuk membantunya.
- 109 A. T. Robertson, A Grammar of the Greek New Testament in the Light of Historical Research (Nashville: Broadman Press, 1934), 573.
- 110 Bauer, 1006-7.
- 111 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, 1971), 14.
- 112 Saya membayangkan beberapa kesempatan ketika saya melayat ke rumah orang-orang yang ditinggal mati secara tragis oleh orang-orang yang mereka cintai. Tidak ada kata-kata yang memadai untuk kesempatan seperti itu. Yang bisa saya lakukan adalah duduk dengan para pelayat dan, pada dasarnya, "mengeluh" bersama mereka dalam penderitaan mereka.
- 113 Di dalam Perjanjian Baru, "lidah" mengacu kepada bahasa yang diucaokan oleh manusia (lihat Kisah 2:4-6), tidak suara yang kacau.
- 114 Informasi lebih lanjut diberikan dalam Owen D. Olbricht, "Miracles & the Holy Spirit," Truth for Today 19, no. 8 (January 1999): 31-36.
- 115 Glossolalia berarti "bahasa roh" dan digunakan di dalam Perjanjian Baru untuk mengacu kepada karunia mujizatiah berbicara dalam bahasa roh.
- 116 Stott, 245.
- 117 Secara harfiah, teks Yunaninya hanya mengatakan "sesuai dengan Allah." Memang dipahami bahwa yang Paulus maksudkan adalah "sesuai dengan kehendak atau tujuan Allah."
- 118 Stott, 246.
- 119 Moo, 277.
- 120 Stott, 247.
- 121 Moo, 269.
- 122 Stott, 246.
- 123 Jimmy Allen, Survey of Romans, 7th ed. (Searcy, Ark.: By the author, 1994), 82.
- 124 Lard, 279.
- 125 Ibid.
- 126 Teolog Perancis John Calvin (1509-1564) adalah tokoh kunci dalam Reformasi Protestan. Pelbagai tulisannya menjadi pengaruh besar dalam membentuk Reformasi.
- 127 Barclay, 114.
- 128 Allen, 82.
- 129 Vine, 346 (huruf miring ditambahkan).
- 130 Vine, 165.
- 131 "Saudara-saudara" digunakan dalam pengertian umum yang mengacu kepada saudara dan saudari dalam Kristus.
- 132 Misalnya, ia menerima dua bagian dari warisan (Ula. 21:17).
- 133 Bruce, Romans, 168.
- 134 Moo, 271.
- 135 Stott, 246.
- 136 Moo, 281.
- 137 Beberapa komentator berpendapat bahwa sampai titik ini yang ada di dalam pikiran Paulus adalah seluruh surat itu; beberapanya, pasal 5 sampai titik ini; dan beberapa lagi, pasal 8 sampai titik ini. Kita tidak harus tahu persis apa yang ada di dalam pikiran Paulus di sini.
- 138 Sepanjang teks ini, kata "kita" mengacu kepada orang Kristen yang setia.
- 139 Dalam satu pengertian, Kristus mati untuk semua orang; tetapi dalam pengertian lain, Ia hanya mati bagi mereka yang menerima manfaat kematian-Nya. Yang dimaksudkan di sini adalah arti yang terakhir.
- 140 Dalam Roma 8:32, "[kata] sendiri menunjuk kepada suatu hubungan khusus," hubungan yang "membedakan keanakan Kristus dari keanakan kita" (Morris, 335, n. 149).
- 141 Octavius Winslow, No Condemnation in Christ Jesus (London: John Farquhar Shaw, 1853), 361.
- 142 Allah tidak memberkati kita tanpa Yesus Anak-Nya. Semua berkat datang dari Allah dan Yesus.
- 143 Vine, 196.
- 144 Bauer, 273. Lukas menggunakan enkaleō beberapa kali dalam Kisah Para Rasul untuk mengacu kepada pelbagai tuduhan yang dituduhkan kepada Paulus (Kisah 19:38; 23:28, 29; 26:2, 7).
- 145 Ibid., 519.
- 146 Moo, 282.
- 147 McGuiggan, 266. McGuiggan menulis bahwa ini adalah maksud utama yang dibuat oleh Paulus dalam Roma 14.
- 148 Stott, 246.
- 149 Vine, 17.
- 150 Ibid., 27.
- 151 William Hendriksen, Exposition of Paul's Epistle to the Romans, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1981), 290.
- 152 Vine, 468.
- 153 Deason, 240.
- 154 Lihat tradisi-tradisi tak terilham yang dilestarikan dalam Ecclesiastical History 2,25 oleh Eusebius.
- 155 Alasan utama Allah mengizinkan bangsa Israel diangkut ke dalam pembuangan di Babel adalah dosa mereka yang terus-menerus ditambah dengan ketidakmenyesalan mereka. Namun demikian, secara langsung atau tidak langsung, pembuangan itu terkait dengan keadaan mereka sebagai umat khusus Allah.
- 156 Istilah Yunani ini tercermin dalam awalan bahasa Inggris "hyper."
- 157 Nikaō terkait dengan kata benda ni÷kh (nikē), yang berarti "kemenangan." Bangsa Yunani menyembah dewi kemenangan bernama Nike. Sekarang ini, Nike adalah merek pakaian atletik yang populer, yang telah menjadi terkenal dengan sepatunya.
- 158 Mengapa Paulus menggunakan bentuk kata kerja lampau di sini? Mungkin yang terutama ia maksudkan adalah ungkapan kasih Kristus di kayu salib. Ia hanya ingin menekankan bahwa kasih Tuhan adalah tetap dan tidak dapat diubah.
- 159 McGarvey and Pendleton, 371.
- 160 Beberapa orang berpendapat bahwa Paulus sedang mengacu kepada utusan manusia, seperti guru-guru palsu (seperti yang disebutkan di Mat. 24:11, 12). Yang lainnya akan mengidentifikasi "utusan" ini sebagai teman palsu yang mencoba untuk mencegah kita hidup bagi Kristus.
- 161 Moo, 287.
- 162 Everett F. Harrison, "Romans," in The Expositor's Bible Commentary, vol. 10, Romans-Galatians, ed. Frank E. Gaebelein (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1976), 100.
- 163 Moo, 284.
- 164 John Locke; dikutip dalam James Burton Coffman, Commentary on Romans (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1973), 324.
- 165 Coy Roper, "More Than Conquerors (Romans 8)," 14.
- 166 McGarvey and Pendleton, 371 (huruf miring ditambahkan).
- 167 Kata "Kita" dalam Kejadian 1:26 ("Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, …") bisa mengacu kepada ke-Allahan (atau Trinitas).
- 168 Sangat menarik bahwa "nama" berbentuk tunggal ketika muncul sebelum formula Trinitas di Matius 28:19.
- 169 Yesus berkata "Penolong lain" karena Pribadi itu telah menjadi Penolong para rasul sewaktu Ia bersama mereka di bumi.
- 170 Vine, 190.
- 171 Bauer, 134.
- 172 J. Behm, "arrabṓn," in Theological Dictionary of the New Testament, 80.
- 173 Lihat McGarvey dan Pendleton, 359.
- 174 H. Leo Boles, The Holy Spirit: His Personality, Nature, Works (Nashville: Gospel Advocate Co., 1942), 51-53.
- 175 Pertama Tesalonika 5:19 berada dalam konteks yang mengacu kepada aktivitas mujizatiah dan nonmujizatiah. Pada abad pertama, nasihat untuk jangan "memadamkan Roh" berlaku pada apakah seseorang memiliki "karunia luar biasa dari Roh" atau "karunia biasa."
- 176 McGarvey dan Pendleton, 360.
- 177 "Seorang anak Allah" disebut di sini karena memang orang yang tidak percaya bisa juga memiliki beberapa sifat yang disebutkan dalam Galatia 5:22, 23. Namun, tidak mungkin bagi anak Allah untuk "dipenuhi dengan Roh" tanpa setidaknya berada dalam proses mengembangkan sifat-sifat ini.
- 178 George Bailey, ceramah yang disajikan di Central Christian College, Bartlesville, Oklahoma (sekarang Oklahoma Christian University, terletak di Edmond, Oklahoma).
- 179 George Tipps, "Ask for the Ancient Paths," pelajaran yang dikhotbahkan di Judsonia church of Christ, Judsonia, Arkansas, 8 July 2003.
- 180 Stott, 230.
- 181 Wilke and Grimm, 532-33.
- 182 J. W. Roberts, The Letters of John, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1968), 76.
- 183 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 504.
- 184 Future Farmers of America (FFA) adalah organisasi yang mengajar anak-anak muda tentang pertanian dan peternakan.
- 185 Ayah saya dan saya memiliki nama "David."
- 186 Diadaptasi dari David F. Burgess, comp., Encyclopedia of Sermon Illustrations (St. Louis: Concordia Publishing House, 1988), 131.
- 187 Buku itu dicetak dan dijilid untuk dia oleh MyPublisher.com 2004.
- 188 Lihat Efe. 1:4; Kol. 3:12; 2 Tes. 2:13; 2 Tim. 2:10; Tit. 1:1; 1 Pet. 1:1.
- 189 Di adaptasi dari Luccock, 55.
- 190 Diadaptasi dari Harold T. Bryson, "Hope," in Illustrating Paul's Letter to the Romans, comp. James F. Hightower (Nashville: Broadman Press, 1984), 61.
- 191 Spurgeon, 257.
- 192 Diadaptasi dari C. A. Fox; dikutip dalam Morris, 299.
- 193 McGuiggan, 258.
- 194 Diadaptasi dari Chapell, 57-58.
- 195 Thomas, Class Notes, Romans.
- 196 Bullard, "No Condemnation, No Separation."
- 197 Diadaptasi dari Frank L. Cox, "My Easy Chair," 20th Century Christian (May 1958): 17.
- 198 Clay Bryant adalah salah satu pengkhotbah di Eastside church of Christ in Midwest City, Oklahoma. Bidang khusus pelayanannya adalah bekerja dengan anak-anak remaja.
- 199 J. W. McGarvey, McGarvey's Sermons (Lexington, Ky.: N.p., 1893; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., 1975), 215-46.
- 200 Ada banyak ayat-ayat tentang kepedulian Allah bagi milik-Nya sendiri. Berikut adalah beberapa contohnya: Maz. 3:3-6; 4:8; 5:11, 12; 17:7, 8; 23:1-4; 27:1; 28:7; 34:4, 7, 17, 19; 46:1; Yes. 40:28-31; 41:10; Mat. 10:29-31; 28:20; Ibr. 13:5, 6.
- 201 Batsell Barrett Baxter, "Providence of God,"transkrip khotbah yang dikhotbahkan di gereja Kristus Hillsboro, Nashville, Tennessee, 18 Oktober 1959 (huruf miring ditambahkan).
- 202 Namun begitu, Kitab Suci tidak memberikan contoh di mana Allah bahkan menggunakan dosa masa lalu untuk mendatangkan kebaikan-setelah orang berdosa bertobat (lihat Luk. 22:32).
- 203 Berdasarkan McGarvey, 245-46.
- 204 Diadaptasi dari Batsell Barrett Baxter, Great Preachers of Today: Sermons of Batsell Barrett Baxter (Abilene, Tex.: Biblical Research Press, 1960), 154.
- 205 James Bentley, pendapat setelah kelas Alkitab, 5 Desember 2003.
- 206 Moule, 242-43.
- 207 "Anthropomorfisme" berkaitan dengan membicarakan Allah seolah-olah Ia memiliki seifat-sifat manusia. Alkitab sering menggunakan jenis bahasa akomodatif ini, bicara tentang "wajah," "mata," dan "tangan" Allah.
- 208 G. C. Brewer, Christ Crucified: A Book of Sermons (N.p., 1928; reprint, Nashville: B. C. Goodpasture, 1959), 53.
- 209 Fritz Ridenour, ed., How to Be a Christian Without Being Religious (Glendale, Calif.: Regal Books, G/LPublications, 1967), 74.
- 210 Ilustrasi ini digunakan oleh Mel Stinnett di kelas Alkitab yang diajarkan di Eastside church of Christ, Midwest City, Oklahoma, 26 December 2004.
- 211 C. E. Macartney, dikutip dalam Paul Lee Tan, Encyclopedia of 7,700 Illustrations (Rockville, Md.: Assurance Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Publishers, 1979), 520.
- 212 Harold Hazelip, Discipleship, The 20th Century Sermons Series (Abilene, Tex.: Biblical Research Press, 1977), 160.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka
terhadap kunjungannya kepada mere
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah menunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (Rom 1:17).
Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang --baik Yahudi maupun bukan Yahudi -- perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 (Rom 5:1-8:39) Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah.
Isi
- Pendahuluan dan tema
Roma 1:1-17 - Kebutuhan manusia akan keselamatan
Roma 1:18-3:20 - Jalan keselamatan dari Allah
Roma 3:21-4:25 - Hidup baru karena bersatu dengan Kristus
Roma 5:1-8:39 - Israel dalam rencana Allah
Roma 9:1-11:36 - Kelakuan Kristen
Roma 12:1-15:13 - Penutup dan salam pribadi
Roma 15:14-16:27
Ajaran: Roma (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin
bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kr
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tahun : Sekitar tahun 58 sesudah Masehi, dari kota Korintus.
Penerima : Orang-orang Kristen di kota Roma (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Roma terbagi atas 16 pasal. Dalam kitab ini Rasul Paulus menjelaskan tentang cara manusia yang berdosa diselamatkan, yaitu melalui iman saja kepada Tuhan Yesus. Dan juga tentang cara hidup orang-orang yang telah diselamatkan tersebut.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Roma
Pasal 1-11 (Rom 1:1-11:36).
Pengajaran tentang Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap manusia
Pada bagian ini dijelaskan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan sudah tidak mengenal Allah. Karena itu manusia berdosa sudah berada dalam penghukuman Allah, yaitu kematian. Keselamatan dari kematian akibat dosa tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia atau melalui melakukan Hukum Taurat. Keselamatan itu hanya dapat diperoleh dalam anugerah Allah yang ada pada Tuhan Yesus. Ini berarti keselamatan manusia hanya dapat diperoleh melalui iman kepada anugerah Allah yang ada di dalam Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Berdasarkan pasal Rom 1:21-25,28-31. Apakah yang dilakukan manusia di dunia?
- Bacalah pasal Rom 3:23; 6:23. _Tanyakan_: Berapa banyakkah manusia yang berdosa? Apakah akibat dari dosa?
- Bacalah pasal Rom 10:9-13. _Tanyakan_: Bagaimanakah caranya manusia diselamatkan?
Pasal 12-16 (Rom 12:1-16:27).
Pengajaran tentang kehidupan orang Kristen setiap hari
Pada bagian ini, dijelaskan bagaimana seharusnya kehidupan dari setiap orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Rom 12:1-2. _Tanyakan_: Apakah ibadah orang Kristen yang sejati dan berkena di hadapan Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:6-8. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap kehidupan seorang pelayan Firma Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:9-21. _Tanyakan_: Bagaimanakah cara hidup orang percaya/Kristen dala masyarakat?
- Bacalah pasal Rom 13:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap pemerintah?
- Bacalah pasal Rom 15:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap orang yan lemah?
- Bacalah pasal Rom 16:17-18. _Tanyakan_: Apakah peringatan Rasul Paulus terhadap orang percaya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Roma jelaslah bahwa Allah mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa, dan mengalami penghukuman, yaitu kematian. Allah juga dengan tegas menyatakan bahwa semua usaha manusia untuk menyelamatkan diri dari kematian itu sia-sia. Allah menyatakan bahwa manusia memperoleh keselamatan hanya melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Roma?
- Mengapakah semua manusia berada dalam penghukuman Allah?
- Mengapakah orang Kristen perlu menguduskan diri?
- Bagaimanakah cara hidup orang Kristen?
Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) Inti InjilMENGAPA ROMA?Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Y
Inti Injil
MENGAPA ROMA?
Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Yunani. Tetapi, ia mempunyai suatu rencana jangka panjang untuk menginjili lebih jauh ke barat, yaitu ke Roma dan kemudian lebih jauh lagi. Namun demikian ada hal-hal lain yang perlu dikerjakan terlebih dahulu. Ia harus kembali ke Yerusalem untuk mengambil bantuan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi bagi orang-orang miskin yang percaya di sana. Setelah itu ia dapat dengan leluasa mencurahkan perhatiannya ke ibu kota tersebut, dan setelah itu ia mengarahkan pandangannya ke Spanyol (15:22-29). Alasan Paulus ialah ia selalu ingin merintis daerah baru dan memberitakan Injil di tempat Injil belum pernah didengar. Ini sedikit menjelaskan mengapa surat ini ditulis - sebuah gereja sudah dibangun di Roma, karena itu Paulus tidak menganggap kunjungan ke Roma sebagai prioritas utama (15:18-21). Kita tidak tahu kapan gereja itu didirikan, tetapi jika kita melihat daftar para peziarah di Hari Pentakosta, kita akan melihat bahwa di antara mereka terdapat orang-orang Roma (Kis. 2: 10). Dari nama-nama pada akhir surat ini, rupa-rupanya Paulus sudah mengenal sejumlah besar anggota jemaat di sana (16:3-15), hal ini dapat dimengerti karena banyak jalan menuju Roma. Banyak orang melakukan perjalanan di daerah kekaisaran Roma terutama para pedagang, dan banyak dari mereka akhirnya menetap di ibu kota.
MENGAPA SURAT INI DITULIS?
Tampaknya Paulus sedang mempersiapkan kunjungannya dengan menjelaskan Injil bagi mereka. Mungkin ada orang yang mengritik ajarannya dan ia ingin meluruskan hal itu. Pada waktu yang bersamaan penulisan surat ke Roma merupakan kesempatan untuk menulis intisari kabar baik tentang Kristus secara lebih terinci dibandingkan dengan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru yang lain. Surat Roma merupakan salah satu tulisan Paulus yang paling teratur, oleh karenanya surat ini telah menjadi buku sumber bagi orang Kristen sejak ia mendiktekannya kepada kawannya, Tertius, di Korintus sekitar tahun 57.
PAULUS DI ROMA.
Rencana Paulus tidak berjalan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kita tahu dari Kisah para Rasul bahwa ketika tiba di Yerusalem ia ditangkap, dan setelah beberapa saat di penjara, ia memohon, seperti lazimnya warga negara Romawi, supaya kasusnya dapat didengar oleh Kaisar. Oleh karena itu, ia dibawa ke Roma sebagai tawanan. Rupa-rupanya ia dibebaskan dan melanjutkan pekerjaan pelayanannya sebelum akhirnya dibunuh di Roma.
ORANG ROMAWI DAN GEREJA.
Ketika orang Kristen menemukan kembali surat-surat seperti surat Roma pada waktu Reformasi, hal ini mengubah gereja secara besar-besaran. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat memperoleh keselamatan dari apa yang mereka lakukan. Allah telah melakukan keselamatan itu bagi mereka, dalam cara yang memungkinkan Ia dapat membenarkan orang-orang berdosa. Rahasianya tentu terdapat pada salib.
Pesan
1. Kita semua perlu dibenarkan di hadapan Allah (pasal 1-3)o Bagi orang bukan Yahudi, cukup banyak yang dapat diketahui tentang Dia
- dalam alam semesta. Rom 1:19-20
- dalam kenyataan kita sebagai ciptaan. Rom 2:14-15
o Untuk orang Yahudi, lebih dari cukup - dalam firman-Nya. Rom 2:12, 17-24;3:1-2
o Semua orang jatuh di dalam dosa. Rom 3:9-20, 23
o Tidak seorang pun
- boleh menghakimi orang lain. Rom 2:1-3
- boleh bermegah diri. Rom 3:27
- dapat berdalih. Rom 1:20; 2:1; 3:19
- dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Rom 3:20, 23
2. Allah melakukan semua itu (pasal 3-5)
o Kematian Kristus membayar semua hutang
- Ia mati menggantikan kita. Rom 3:24-25
- pada waktu kita masih berdosa. Rom 5:6-8
- kita dapat dibenarkan. Rom 3:24
o Abraham mempercayai firman Allah
- kita pun harus beriman. Rom 3:25; 4:16-25; 5:1
o Adam melakukan sesuatu yang berakibat pada kita sampai sekarang
- demikian pula apa yang dilakukan Kristus di kayu salib. Rom 5:12-19
3. Cara hidup yang berbeda (pasal 6-8)
o Masalahnya ialah sifat dosa manusia
- yang tidak dapat menjadi baik. Rom 7:18
- yang berseteru terhadap Allah. Rom 8:7
- yang tidak memperkenan Allah. Rom 8:8
o Kuasa datang dari Roh Kudus
- yang diam di dalam kita. Rom 8:9-11
- yang menimbulkan pertentangan. Rom 7:13-23
- yang menyediakan kemenangan. Rom 7:24-25
o Kita harus bekerja sama dengan Dia
- menolak dosa. Rom 6:13, 16, 19; 8:13
- menaati Kristus. Rom 6:13, 16-19, lihat Rom 12:1
o Kita bisa
- memperoleh kemenangan. Rom 6:14
- menerima kehidupan. Rom 8:11
- menjadi anak-anak Allah. Rom 8:14-17
- mengalami pertolongan-Nya. Rom 8:26-27
- menjadi seperti Kristus. Rom 8:28-30, lihat Rom 12:2
- merasa pasti bahwa kita adalah milikNya. Rom 8:31-39
4. Allah tahu apa yang sedang dilakukanNya (pasal 9-11)
o Allah tahu bagaimana mengendalikan umat-Nya
- terhadap orang Yahudi yang tidak taat sekalipun. Rom 9:1-33
- Ia mempunyai rencana induk. Rom 11:1-32
o Kita tetap harus memberikan tanggapan
- dalam iman yang taat. Rom 10:5-21
5. Kita diselamatkan bersama (pasal 12-1)
o Kita adalah anggota dari satu tubuh
- saling memiliki. Rom 12:3-8
- saling mengasihi. Rom 12:9-21; 13:8-10
- saling menerima. Rom 14:1-15:7
- saling menghayati gaya hidup yang baru. Rom 13:1-7, 11-14
Penerapan
1. Tawaran itu cuma-cuma(untuk dibenarkan di hadapan Allah)
o Karena keberadaan kita, itu harus terjadi
o Itu dapat terjadi karena Kristus telah
melakukannya
o Ini berarti
- kita tidak dapat memperolehnya sendiri
- kita harus menerimanya dengan iman
2. Kuasa itu ada
(untuk hidup sebagai orang Kristen)
o Oleh karena kita tidak mampu melakukannya sendiri
o Oleh karena Roh Kudus hidup di dalam kita
o Ini berarti
- membuang sifat-sifat dosa kita
- menaati Yesus Kristus
3. Persekutuan Itu milik kita
(bersama dengan sesama Kristen)
o Oleh karena kita saling memiliki
o Oleh karena kita sekarang tahu bagai
mana mengasihi
o Ini berarti
- kita harus menumbuhkan dan menghargainya
- kita tidak boleh menyalahgunakan atau memandang enteng persekutuan Kristen
Tema-tema Kunci
1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.
2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.
3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.
4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.
5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?
Garis Besar Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) [1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17Semua tentang Yesus Kristus
Rom 1:8-15Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan
Rom 1:16-17Berit
[1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17 | Semua tentang Yesus Kristus |
Rom 1:8-15 | Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan |
Rom 1:16-17 | Berita secara ringkas |
[2] 'KITA SEMUA ADALAH ORANG BERDOSA' Rom 1:18-3:20
Rom 1:18-32 | Mereka yang tidak memiliki Alkitab |
Rom 2:1-11 | Menghakimi orang lain? |
Rom 2:12-16 | Allah akan menghakimi kita semua |
Rom 2:17-3:20 | Lebih baikkah orang Yahudi? |
[3] 'ALLAH MEMPUNYAI JALAN' Rom 3:21-5:21
Rom 3:21-26 | Apa yang dilakukan oleh salib |
Rom 3:27-31 | Siapa yang boleh bermegah? |
Rom 4:1-25 | Abraham percaya lebih dulu |
Rom 5:1-5 | Sukacita - walaupun dalam kesusahan |
Rom 5:6-11 | Ketika kita tidak berdaya |
Rom 5:12-21 | Kristus dan Adam |
[4] 'HIDUP BARU' Rom 6:1-8:39
Rom 6:1-14 | Dosa dapat dikalahkan |
Rom 6:15-23 | Pergantian pemilik |
Rom 7:1-6 | Pergantian pasangan |
Rom 7:7-25 | Peperangan dalam hati |
Rom 8:1-11 | Roh memberi hidup |
Rom 8:12-17 | Anak-anak Allah! |
Rom 8:18-25 | Dan banyak lagi yang lain |
Rom 8:26-27 | Doa |
Rom 8:28-30 | Tujuan |
Rom 8:31-39 | Apa lagi yang dapat saya katakan? |
[5] 'TETAPI BAGAIMANA HALNYA DENGAN ORANG YAHUDI?' Rom 9:1-11:36
Rom 9:1-5 | Hak-hak istimewa mereka |
Rom 9:6-33 | Maksud Allah |
Rom 10:1-21 | Iman menyelamatkan |
Rom 11:1-36 | Rencana yang aneh |
[6] 'HAYATILAH!' Rom 12:1-15:13
Rom 12:1-2 | Kehidupan yang dipersembahkan |
Rom 12:3-21 | Kehidupan di dalam satu tubuh |
Rom 13:1-7 | Hidup dalam masyarakat |
Rom 13:8-10 | Hidup dalam kasih |
Rom 13:11-14 | Bangun dan hiduplah! |
Rom 14:1-15:13 | Hidup bersama dengan sesama |
[7] 'RENCANA HARI DEPANKU' Rom 15:14-33
Rom 15:14-21 | Pelayanan saya |
Rom 15:22-33 | Ambisi saya |
[8] 'SANGAT BANYAK KAWAN DI ROMA' Rom 16:1-27
Allah memberkati kalian semuaBank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi