Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Mrk 5:2
Full Life: Mrk 5:2 - SEORANG YANG KERASUKAN ROH JAHAT.
Nas : Mr 5:2
Orang yang kerasukan setan menderita penindasan oleh Iblis
(Kis 10:38) atau pengaruh Iblis (Mat 12:45; Kis 16:16-18) karena di
dalam d...
Nas : Mr 5:2
Orang yang kerasukan setan menderita penindasan oleh Iblis (Kis 10:38) atau pengaruh Iblis (Mat 12:45; Kis 16:16-18) karena di dalam diri mereka ada roh jahat
(lihat cat. --> Luk 13:11).
[atau ref. Luk 13:11]
Alkitab mencatat banyak peristiwa ketika Yesus mengusir roh-roh jahat (untuk pembahasan yang lebih mendalam tentang setan-setan dan kuasa orang Kristen atas mereka
lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN).
Ref. Silang FULL -> Mrk 5:2
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mrk 5:1-20
Matthew Henry: Mrk 5:1-20 - Pengusiran Legion
Dalam pasal ini diceritakan tentang:
I. Kristus mengusir roh jahat yang sangat banyak jumlahnya dari orang yang kerasukan dan menyuruh mereka ...
- Dalam pasal ini diceritakan tentang:
- I. Kristus mengusir roh jahat yang sangat banyak jumlahnya dari orang yang kerasukan dan menyuruh mereka masuk ke dalam kawanan babi (ay. 1-20).
- II. Kristus menyembuhkan perempuan yang mempunyai masalah pendarahan, sewaktu Ia sedang dalam perjalanan untuk menghidupkan kembali putri Yairus (ay. 21-43). Kisah mengenai ketiga mujizat ini bisa kita lihat dalam Injil Matius (Mat. 8:28 dst. dan Mat. 9:18 dst.) tetapi dalam pasal ini kisah-kisah itu lebih bersambungan.
Pengusiran Legion (5:1-20)
- Dalam ayat-ayat ini kita melihat contoh bagaimana Kristus melucuti orang kuat yang lengkap bersenjata dan bagaimana Dia melucutinya dengan mudah sesuai keinginan-Nya, untuk memperlihatkan bahwa Dia lebih kuat daripada orang itu. Hal ini dilakukan-Nya ketika Dia sampai di seberang, setelah melalui angin ribut. Keberadaan Yesus di sana adalah untuk menyelamatkan orang malang ini dari tangan Iblis, dan setelah melakukannya, Dia kembali lagi ke daerah sebelumnya tadi. Demikianlah Ia datang dari sorga ke dunia, dan kembali lagi, di dalam badai, untuk menebus sisa umat manusia dari tangan Iblis. Walaupun hanya demi sedikit yang tersisa, Ia tidak berpikir bahwa jerih payah-Nya itu sia-sia.
- Dalam Injil Matius dikatakan bahwa ada dua orang yang kerasukan setan; di sini dikatakan ada seorang yang kerasukan roh jahat. Jika ada dua, maka yang satu ini adalah salah satunya, dan Markus tidak berkata bahwa hanya ada satu. Jadi perbedaan ini tidak bisa membuat kita merasa terganggu; mungkin salah satu dari mereka itu jauh lebih menyita perhatian dibandingkan yang lain, dan mengatakan apa yang dikatakan juga oleh yang lain. Sekarang perhatikanlah:
- I. Kondisi mengerikan yang dialami orang malang ini; dia berada di bawah kuasa roh jahat, Iblis merasukinya, dan sebagai akibatnya, dia tidak menjadi diam dan termenung, seperti yang dialami banyak orang, melainkan menjadi gila dan berang. Dia mengamuk membabi buta dan kondisinya tampaknya lebih buruk daripada orang-orang kerasukan yang pernah dilayani Kristus.
- . Tempat tinggalnya di pekuburan, di antara makam-makam orang mati. Pekuburan mereka ini berada di luar kota, di tempat-tempat reruntuhan (Ayb. 3:14). Ini memberikan keuntungan besar kepada Iblis, karena celakalah dia yang sendirian. Mungkin Iblis menggiringnya ke pekuburan, supaya orang beranggapan bahwa jiwa-jiwa orang mati berubah menjadi setan dan berbuat jahat, sehingga hal itu wajar saja. Menyentuh kuburan membuat orang najis (Bil. 19:16). Roh najis menggiring orang ke tempat yang menajiskan, dan dengan demikian, merasuki mereka. Kristus, dengan mengeluarkan jiwa-jiwa dari kuasa Iblis, menyelamatkan orang yang hidup dari antara orang mati.
- . Orang itu sangat kuat dan tidak bisa diatur. Tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, baik demi kebaikan orang-orang yang mengikat itu sendiri maupun untuk keamanan orang lain. Jangankan tali, rantai dan belenggu pun tidak dapat mengikatnya (ay. 3-4). Sangatlah menyedihkan orang yang harus diikat dengan cara seperti ini, dan dari semua orang sengsara di dunia ini, orang-orang demikianlah yang paling patut dikasihani. Tetapi yang dialami orang ini paling buruk dari semuanya. Iblis yang ada di dalamnya begitu kuat sampai tidak ada orang yang mampu mengikatnya. Ini menunjukkan kondisi yang menyedihkan dari jiwa-jiwa yang dikuasai Iblis, yaitu orang-orang durhaka yang di dalamnya roh-roh jahat bekerja. Sebagian orang yang terkenal sebagai pendosa besar hidup dalam keadaan yang mirip dengan orang gila ini; mereka semua seperti kuda dan keledai, perlu diikat dengan kekang dan kendali. Sebagian lagi menyerupai keledai liar, yang tidak bisa diikat seperti itu. Perintah dan kutukan dalam hukum Taurat itu ibarat rantai dan belenggu untuk menahan orang berdosa dari jalan-jalan mereka yang jahat, tetapi mereka menghancurkan ikatan-ikatan itu. Ini merupakan bukti betapa kuatnya Iblis di dalam diri mereka.
- . Orang itu merupakan teror dan siksaan baik bagi dirinya sendiri maupun semua orang di sekelilingnya (ay. 5). Iblis adalah tuan yang kejam bagi mereka yang diperbudak olehnya, penguasa yang benar-benar lalim. Manusia yang malang ini siang malam berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu, entah karena meratapi keadaannya sendiri yang menyedihkan atau karena marah dan berang terhadap Allah. Dalam keadaan gila, orang sering kali melukai dan menghancurkan diri mereka sendiri. Begitulah jadinya manusia kalau akal budinya direndahkan dan Iblis ditinggikan. Para penyembah Baal dalam kemarahan mereka menoreh-noreh diri mereka sendiri, seperti yang dilakukan orang gila ini terhadap dirinya. Allah berkata, "Jangan menyakiti dirimu sendiri," Iblis berkata, "Sakiti dirimu sejadi-jadinya"; namun perkataan Allah tidak digubris, sedangkan perkataan Iblis malah dituruti. Mungkin yang dimaksud dengan memukuli dirinya dengan batu hanyalah menoreh kakinya dengan batu-batu tajam, yang di atasnya dia berlari-lari dengan kaki telanjang.
- II. Permohonan orang itu kepada Kristus (ay. 6); Ketika ia melihat Yesus dari jauh, mendatangi pantai, ia berlari mendekat, lalu menyembah-Nya. Biasanya ia berlari mengejar orang lain dengan mengamuk, tetapi kini dia berlari kepada Kristus dengan rasa hormat. Tangan Kristus yang tak terlihat dapat melakukan apa yang tidak bisa dilakukan dengan rantai dan belenggu. Amarahnya tiba-tiba langsung terkendali. Bahkan setan yang ada dalam orang malang ini gemetar di hadapan Kristus dan tunduk kepada-Nya, atau lebih tepat lagi, ketika orang yang malang itu sendiri datang dan menyembah Kristus karena merasakan kebutuhan untuk minta pertolongan Kristus, pada saat itulah kuasa Iblis di dalam dan atas orang ini langsung terhenti.
- III. Perintah yang Kristus berikan kepada roh najis itu untuk keluar dari orang yang dirasukinya (ay. 8); Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini! Kristus membangkitkan keinginan kuat dalam diri orang itu untuk mencari pelepasan dengan memampukan orang itu untuk berlari dan menyembah-Nya, serta menunjukkan kuasa-Nya untuk membebaskan orang ini. Jika Kristus bekerja di dalam diri kita agar kita sepenuh hati berdoa untuk kelepasan dari Iblis, Dia akan melakukan kelepasan itu untuk kita. Di sini kita melihat contoh kuasa dan wewenang Kristus untuk memerintah roh-roh jahat dan mereka taat kepada-Nya (1:27). Dia berkata, "Keluar dari orang ini!" Rancangan yang terdapat dalam Injil Kristus adalah untuk mengusir roh-roh najis dari jiwa-jiwa manusia; "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini! agar Roh Kudus bisa masuk, mengambil alih hatinya, dan memerintah di dalamnya."
- IV. Ketakutan yang dirasakan Iblis terhadap Kristus. Walaupun orang itu lari, dan menyembah Kristus, tetapi roh jahat yang ada di dalam orang itulah yang berteriak dengan keras (dengan menggunakan lidah milik manusia malang itu), "Apa urusan-Mu dengan aku?" (ay. 7). Ini juga yang dikatakan oleh roh jahat yang lain (1:24).
- . Roh jahat itu menyebut Allah dengan nama Allah Yang Mahatinggi, di atas semua ilah lain. Dengan nama Elion -- Yang Mahatinggi itulah Allah dikenal di antara bangsa Fenisia dan bangsa-bangsa lain yang berbatasan dengan Israel. Dengan nama itu pula Iblis memanggil-Nya.
- . Roh itu mengakui Yesus sebagai Anak Allah. Perhatikanlah, bukan hal yang aneh untuk mendengar kata-kata paling baik keluar dari mulut-mulut paling kotor. Adakalanya tidak seorang pun dapat mengatakan hal tersebut selain Roh Kudus (1Kor. 12:3), tetapi hal serupa juga dapat dikatakan oleh roh jahat. Bukanlah melalui apa yang keluar dari mulutnya manusia itu dinilai, tetapi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Kesalehan yang keluar dari mulut itu mudah. Tidak ada yang lebih baik yang bisa dikatakan seorang yang paling munafik selain memanggil Yesus Anak Allah, dan bahkan Iblis pun melakukan demikian.
- . Roh itu tidak mau merancang-rancang sesuatu untuk melawan Kristus; "Apa urusan-Mu dengan aku? Aku tidak mempunyai keperluan dengan-Mu, aku tidak menginginkannya. Aku tidak ingin mempunyai urusan apa pun dengan-Mu. Aku tidak tahan berdiri di hadapan-Mu, dan aku tidak mau jatuh."
- . Roh itu berusaha menghindari kemarahan-Nya; demi Allah, artinya, "Aku sungguh memohon kepada-Mu, demi segala sesuatu yang suci, aku memohon demi Allah, yang dengan izin-Nya aku telah merasuki orang ini, supaya kalau Engkau mengusir aku keluar, janganlah menyiksa aku dan janganlah Engkau menahan aku untuk berbuat kejahatan di tempat lain. Aku tahu aku sedang dihukum, tetapi janganlah mengirim aku kepada rantai-rantai kegelapan atau menghalangi aku pergi berkelana untuk mencari mangsa."
- V. Penjelasan yang diminta Kristus dari roh jahat ini mengenai namanya. Bagian ini tidak terdapat dalam Injil Matius. Kristus bertanya kepadanya, "Siapa namamu?" Ini tidak berarti bahwa Kristus tidak bisa mengenal dan menyebut nama-nama semua bintang (malaikat) jatuh dan juga bintang fajar. Dia sengaja bertanya demikian supaya orang-orang yang ada di sekitar-Nya dapat merasakan betapa banyak dan kuatnya roh-roh jahat yang mengerikan itu, dan ini cukup beralasan karena jawaban yang didapat adalah, "Namaku Legion karena kami banyak." Menurut sebagian orang, legion serdadu Romawi terdiri atas enam ribu orang; menurut yang lain lagi 12.500 orang. Akan tetapi, jumlah legion bagi orang Romawi, seperti halnya jumlah resimen bagi kita, tidaklah selalu sama. Bagaimanapun, kata legion menandakan bahwa Iblis, atau kuasa neraka.
- . Kekuatan militer; legion adalah jumlah tentara dalam angkatan bersenjata. Iblis dan para malaikatnya berperang melawan Allah dan kemuliaan-Nya, melawan Kristus dan Injil-Nya, melawan manusia dan kekudusan serta kebahagiaannya. Begitulah adanya mereka ini sehingga kita harus menolak dan berjuang melawan mereka (Ef. 6:12).
- . Bahwa roh-roh jahat itu banyak jumlahnya; roh itu mengaku, atau mungkin lebih tepatnya memegahkan diri - "Kami banyak"; seolah-olah roh itu berharap bahwa mereka terlalu banyak bagi Kristus untuk berurusan sendirian dengan mereka. Sungguh, ada begitu banyak jumlah roh pembangkang yang merupakan musuh-musuh Allah maupun manusia, sementara di sini baru ada satu legion yang ditempatkan pada manusia malang ini untuk melawan Kristus! Banyaklah yang bangkit melawan kita.
- . Bahwa roh-roh itu selalu bersatu padu; roh-roh itu adalah setan yang banyak, tetapi mereka adalah satu legion yang bekerja untuk kejahatan yang sama. Oleh sebab itu, tuduhan orang Farisi bahwa Iblis mengusir Iblis, sehingga Iblis terbagi-bagi melawan dirinya sendiri, sama sekali tidak mempunyai dasar. Bukan salah satu dari legion ini yang mengkhianati yang lain, karena mereka semua berkata, sebagai satu orang, "Apa urusan-Mu dengan aku?"
- . Bahwa roh-roh itu sangat kuat; Siapa yang bisa tahan di hadapan satu legion? Kita bukanlah tandingan musuh-musuh rohani kita jika hanya dengan kekuatan kita sendiri, tetapi di dalam Tuhan, dan di dalam kekuatan kuasa-Nya, kita akan mampu bertahan melawan Iblis, walaupun ada berlegion-legion banyaknya.
- . Bahwa ada tingkatan di kalangan mereka, seperti juga ada tingkatan dalam satu legion, yakni ada pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, dan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, yang berarti bahwa ada tingkatan yang lebih rendah, Iblis dan para malaikatnya, naga dan para malaikatnya, penghulu setan dan para bawahannya. Kenyataaan ini membuat musuh-musuh itu lebih menakutkan.
- VI. Permintaan legion ini agar Kristus menyuruh mereka masuk ke sekawanan babi yang sedang mencari makan di lereng bukit (ay. 11), di bukti-bukit yang dihuni oleh roh-roh jahat itu (ay. 5). Permintaan mereka adalah:
- . Agar Yesus tidak mengusir mereka keluar dari daerah itu (ay. 10), dan bukan hanya supaya Dia jangan menghukum atau mengurung mereka ke dalam penjara neraka, sehingga mereka disiksa sebelum waktunya. Yesus bisa saja mengusir mereka, karena mereka sudah menjadi teror yang begitu menakutkan terhadap daerah itu dan sudah melakukan banyak kejahatan melalui orang yang malang itu. Tampaknya mereka telah mempunyai rasa suka tersendiri terhadap daerah itu, atau mungkin lebih tepatnya kebencian khusus terhadapnya, karena tidak ada gunanya mereka bisa bebas mengelilingi dan menjelajah bagian bumi yang lain (Ayb. 1:7), jika lereng-lereng bukit itu diperbolehkan menjadi tempat kediaman mereka (Ayb. 39:8). Jadi, mengapa mereka ingin tinggal di daerah itu? Menurut Grotius, karena di daerah itu ada banyak orang Yahudi yang murtad, yang telah sengaja keluar dari perjanjian Allah, dan akibatnya membiarkan Iblis berkuasa atas mereka. Sebagian orang menduga bahwa karena roh-roh jahat itu sudah mengetahui tingkah laku orang di sana berdasarkan pengalaman mereka tinggal di tempat itu, sehingga mereka dapat dengan efektif mencobai orang-orang di sana untuk berbuat jahat.
- . Mereka meminta Dia menyuruh mereka memasuki babi-babi itu, karena dengan menghancurkan babi-babi, mereka berharap dapat melakukan hal yang lebih jahat lagi terhadap jiwa-jiwa orang-orang di daerah itu. Dan ini mau mereka lakukan bukan dengan merasuki orang lain lagi, karena mereka tahu Kristus tidak akan mengabulkan permintaan mereka seandainya mereka memohon izin dari-Nya.
- VII. Izin yang diberikan Kristus kepada mereka untuk memasuki kawanan babi, dan kematian babi-babi itu dengan segera karenanya. Yesus mengabulkan permintaan mereka (ay. 13), Dia tidak melarang atau mencegah mereka, tetapi membiarkan mereka melakukannya sesuai keinginan mereka. Dengan begitu, Dia membiarkan orang Gerasa melihat bahwa Iblis adalah musuh keji yang sungguh kuat, sehingga orang Gerasa mau menarik-Nya untuk menjadi Teman, karena hanya Dia sendiri yang dapat menguasai dan menaklukkan mereka, seperti yang memang dibuktikan-Nya demikian. Segera roh-roh jahat itu memasuki babi-babi itu, yang menurut hukum Taurat merupakan binatang najis, dan secara alami suka berkubang di tanah becek, yaitu tempat yang paling sesuai untuk mereka. Mereka, yang seperti babi-babi itu suka berkubang dalam lumpur hawa nafsu, adalah tempat berdiam yang cocok untuk Setan, dan, seperti Babel, merupakan tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis (Why. 18:2), sedangkan, jiwa-jiwa yang suci adalah tempat berdiam Roh Kudus. Begitu roh-roh jahat itu masuk ke dalam kawanan babi, semua babi itu mengamuk dan berlari terjun ke dalam danau di dekat situ, dan semuanya tenggelam, sampai ada dua ribu ekor banyaknya. Orang yang dirasuki setan-setan itu hanya memukuli dirinya, karena Allah berkata dia ada di tanganmu, hanya janganlah membunuhnya. Dengan melihat peristiwa tadi itu tampaknya orang malang itu bisa juga terjun dan mati tenggelam jika Allah tidak menahannya. Jadi, lihatlah betapa banyaknya kita berutang pada pemeliharaan Allah dan pelayanan malaikat-malaikat baik yang melindungi kita dari roh-roh jahat.
- VIII. Kabar mengenai semuanya ini menyebar dengan segera ke seluruh daerah itu. Penjaga-penjaga babi itu bergegas lari menemui para pemiliknya dan menceritakan kejadian itu (ay. 14). Hal ini membuat orang-orang datang berkumpul untuk melihat apa yang terjadi, dan:
- . Ketika mereka melihat betapa ajaibnya orang malang itu disembuhkan, mereka merasa hormat terhadap Kristus (ay. 15). Sebelum ini mereka melihat orang yang kerasukan setan yang cukup mereka kenal baik itu, dengan pandangan takut setiap kali bertemu dia. Tetapi sekarang, mereka begitu terkejut melihat dia duduk dengan berpakaian dan sudah waras. Begitulah, ketika Iblis diusir darinya, orang itu menjadi sadar dan kembali ke keadaannya semula. Perhatikanlah, orang yang bersungguh-sungguh dan berkepala dingin, serta hidup sesuai peraturan dan pertimbangan, menunjukkan bahwa kuasa Iblis dalam jiwa mereka dapat dipatahkan dengan bantuan kuasa Kristus. Orang-orang menjadi takut melihat semuanya ini. Mereka merasa takjub dan harus mengakui kuasa Kristus, dan bahwa Dia patut ditakuti. Tetapi:
- . Ketika mereka tahu bahwa ternak babi mereka hilang, mereka merasa tidak suka kepada Kristus, dan lebih berharap agar Kristus meninggalkan mereka daripada bersama mereka. Mereka mendesak Dia agar meninggalkan daerah mereka, karena mereka pikir tidak ada yang bisa Yesus lakukan untuk mengganti kerugian untuk begitu banyak babi yang hilang, babi-babi yang mungkin sudah gemuk, yang siap dijual. Dengan demikian, roh-roh jahat itu sudah mendapat apa yang mereka inginkan, karena tidak ada cara yang lebih manjur lagi untuk mengendalikan jiwa-jiwa berdosa selain dengan menjerat jiwa-jiwa itu dengan cinta akan dunia. Orang-orang itu takut akan adanya hukuman yang lebih jauh lagi bila Kristus tinggal di antara mereka, padahal kalau saja mereka mau meninggalkan dosa-dosa mereka, Dia akan memberi mereka hidup dan kebahagiaan. Namun, daripada meninggalkan dosa atau babi, mereka lebih memilih meninggalkan Penyelamat mereka. Demikianlah yang mereka lakukan, bukannya meninggalkan nafsu yang rendah, mereka menghilangkan minat akan Kristus dan membuang harapan-harapan mereka terhadap-Nya. Mereka seharusnya berpikir, "Jika Dia mempunyai kuasa sedemikian besar atas roh-roh jahat dan semua makhluk, maka baiklah kita menjadikan-Nya Teman; jika roh-roh jahat itu diizinkan tinggal di daerah kami (ay. 10), marilah kita memohon agar Dia tinggal juga di sini, karena Dia satu-satunya yang dapat menguasai roh-roh jahat itu." Akan tetapi, mereka tidak memikirkan hal ini, malah ingin agar Dia pergi jauh dari mereka. Demikianlah pemikiran keliru yang dibuat oleh orang-orang duniawi dalam menilai Allah, yang bukannya membawa mereka menjadi dekat kepada-Nya, malah sebaliknya semakin menjauhkan Dia dari mereka. Mereka tidak peduli sekalipun Allah telah berkata, Janganlah kamu menimbulkan sakit hati-Ku, supaya jangan Aku mendatangkan malapetaka kepadamu (Yer. 25:6).
- IX. Gambaran mengenai tingkah laku orang yang malang itu setelah ia dibebaskan.
- . Orang itu meminta supaya diperkenankan menyertai Kristus (ay. 18), mungkin karena dia takut kalau-kalau roh jahat itu akan merasukinya lagi, atau mungkin juga dia ingin belajar dari Kristus, karena tidak ingin tinggal di antara orang-orang kafir yang mengusir-Nya. Mereka yang dibebaskan dari roh jahat pastilah ingin mengenal dan bersekutu dengan Kristus.
- . Kristus tidak mengizinkannya pergi mengikuti Dia, karena hal itu bisa menimbulkan rasa iri hati, dan juga Dia ingin orang itu mengetahui bahwa Dia sanggup melindungi dan mengajar dia dari jauh. Di samping itu, Kristus mempunyai tugas untuknya, yaitu dia harus kembali menemui teman-temannya, dan mengatakan kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat Tuhan atasnya, yang telah diperbuat Tuhan Yesus, supaya Kristus dihormati, dan supaya tetangga serta temannya bisa diteguhkan dan diundang untuk percaya kepada Kristus. Dia harus lebih memperhatikan belas kasihan Kristus daripada kekuatan-Nya, karena atas belas kasihan-Nyalah Kristus terutama diberi kemuliaan; dia harus memberi tahu mereka bagaimana Allah mengasihaninya di dalam penderitaannya.
- . Orang itu, dengan bersukacita, memberitakan ke seluruh daerah itu apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya (ay. 20). Ini adalah utang kita baik terhadap Kristus maupun terhadap saudara-saudara kita, yaitu agar Ia dimuliakan dan mereka diteguhkan. Dan lihatlah apa yang terjadi dari peristiwa tersebut, Semua orang menjadi takjub, tetapi hanya sedikit yang bertindak lebih jauh. Ada banyak orang yang begitu terkagum-kagum akan perbuatan Kristus, tetapi mereka tidak kagum akan Dia, padahal inilah yang seharusnya mereka lakukan.
SH: Mrk 5:1-20 - Akibat berjumpa Yesus (Rabu, 5 Maret 2003) Akibat berjumpa Yesus
Hampir seluruh stasiun tv di Indonesia saat ini menyuguhkan
tontonan seram yang dikemas sedemikian rupa kepada para pemirs...
Akibat berjumpa Yesus
Hampir seluruh stasiun tv di Indonesia saat ini menyuguhkan tontonan seram yang dikemas sedemikian rupa kepada para pemirsa. Dari tontonan tersebut diketahui bagaimana keadaan orang yang selalu berhubungan dengan roh-roh setan: liar, tak terkendali, bahkan membahayakan orang lain. Karena itu kita dapat memahami alasan mengapa masyarakat di Gerasa menjauhi orang yang dirasuk setan. Tidak ada usaha mereka untuk menolong atau mengendalikannya. Digambarkan bahwa orang yang dirasuk selegion roh jahat itu telanjang, berkeliaran di kubur-kubur, tidak dapat dikendalikan, dan membahayakan keselamatan orang lain (ayat 3,4). Keadaan seperti ini hanya akan dialami oleh orang-orang yang "bergaul akrab" dengan kuasa kegelapan seperti mempercayai dukun, ramalan, dlsb.
Apakah begitu berkuasanya setan sehingga tidak ada kuasa apa pun yang dapat mengendalikan dan menguasainya? Anggapan seperti itu tidak boleh ada dalam iman orang Kristen, sebab roh-roh jahat itu ternyata tidak tahan menghadapi Yesus. Di hadapan Tuhan Yesus yang penuh kuasa dan kekudusan Allah, roh-roh jahat itu segera membongkar nasib akhir mereka: dihukum Tuhan dan binasa (ayat 7). Cukup dengan hardikan, Tuhan Yesus mengusir mereka. Orang yang dilepaskan dari kuasa roh jahat itu berubah, kembali menjadi waras, berpakaian, duduk di kaki Yesus, dan memuliakan Allah. Yesus menginginkan agar melalui perubahan yang terjadi atas dirinya ia menjadi saksi kemuliaan Allah, memberitakannya kepada orang-orang lain. Dia yang dulu hidup dikuasai iblis, telah diubahkan menjadi manusia baru oleh Yesus. Tidak ada kuasa apa pun yang tak dapat tidak dikuasai Yesus. Tak ada hidup yang serusak apa pun yang tak dapat ditata ulang oleh Yesus.
Renungkan: Orang Kristen harus memiliki sikap tegas untuk menolak semua bentuk kejahatan dan keterlibatan dengan kuasa-kuasa kegelapan.
SH: Mrk 5:1-20 - Memulihkan orang yang dirasuk (Kamis, 12 Februari 2009) Memulihkan orang yang dirasuk
Bagaimana pengaruh setan dalam hidup manusia? Merusak! Ini tampak
dalam kisah di perikop yang kita baca hari ini. ...
Memulihkan orang yang dirasuk
Bagaimana pengaruh setan dalam hidup manusia? Merusak! Ini tampak dalam kisah di perikop yang kita baca hari ini. Orang yang kerasukan setan itu hidup terasing dan menyakiti diri sendiri (ayat 5). Hidupnya tak bernilai. Masa depan seperti apa yang dimiliki orang itu?
Yesus yang datang ke Gerasa kemudian mengubah segalanya. Roh jahat yang merasuki orang itu jadi ketakutan karena tahu siapa Yesus (ayat 6-7). Mereka tahu bagaimana nasib mereka bila berhadapan dengan Yesus. Sebab itu mereka memohon agar Yesus jangan menyuruh mereka keluar dari daerah itu. Mereka ingin memasuki babi-babi yang saat itu ada di sekitar mereka. Maka dengan perkenan Yesus, roh jahat itu merasuki dua ribu ekor babi yang kemudian terjun ke danau dan mati lemas (ayat 13). Apa yang kemudian terjadi pada diri orang yang tadinya kerasukan setan itu? Ia menjadi waras (ayat 15). Dan karena tidak diperkenankan mengikuti Yesus, ia pun pergi ke kampung halamannya untuk memberitakan karya Yesus dalam hidupnya. Setelah roh jahat tidak lagi menguasai dia, Yesus mengambil alih kekuasaan itu. Hidupnya berarti di mata Tuhan, pun bagi manusia. Setan memang selalu ingin menguasai manusia, dengan banyak cara. Yang mengherankan, manusia sendiri terka-dang membuka diri terhadap karya roh jahat di dalam diri-nya. Misalnya, dengan membiarkan diri dikuasai keinginan daging seperti kemarahan, iri, dan lain-lain. Atau dengan meditasi yang memakai cara-cara mengosongkan diri. Atau dengan okultisme dan berbagai permainan atau upacara yang mengundang setan bekerja. Ingatlah bahwa bereksperimen dengan setan sama dengan mencoba-coba narkoba. Mulanya Anda mengira bahwa Anda bisa menguasai semua itu, tetapi waktu yang berjalan akan memperlihatkan bahwa Andalah yang kemudian diperbudak. Sebab itu, jangan pernah bermain-main dengan kuasa setan. Jalinlah terus hubungan yang erat dengan Tuhan. Jadikan Dia sebagai Tuan yang menguasai hidup Anda.
SH: Mrk 5:1-13 - Kuasa Yesus atas roh-roh jahat (Kamis, 26 Januari 2012) Kuasa Yesus atas roh-roh jahat
Ini bukan pertama kalinya Markus menceritakan kisah Yesus mengusir roh jahat. Namun ada sesuatu yang berbeda dalam kis...
Kuasa Yesus atas roh-roh jahat
Ini bukan pertama kalinya Markus menceritakan kisah Yesus mengusir roh jahat. Namun ada sesuatu yang berbeda dalam kisah yang terjadi di Gerasa ini dibanding kisah-kisah sebelumnya.
Markus menggambarkan bahwa orang yang kerasukan setan ini memiliki kekuatan fisik yang begitu besar (3-4), tetapi keadaan lainnya sungguh menyedihkan (5). Sungguh mengenaskan keadaan orang yang dikendalikan oleh roh jahat. Orang lain pun mungkin jadi ketakutan bila melihat dia.
Tidak dikisahkan bagaimana orang itu sampai kerasukan roh-roh jahat. Namun interaksi di antara roh-roh jahat dengan Yesus memperlihatkan bahwa mereka tahu siapa Yesus dan mereka takut kepada Dia (7). Roh-roh jahat itu memahami otoritas Yesus, sehingga tidak berani bertindak tanpa seizin Yesus (10-13). Maka atas perkenan Yesus, roh-roh jahat itu berpindah dari orang yang kerasukan itu ke kawanan babi yang berjumlah dua ribu ekor. Akibatnya babi-babi itu terjun ke dalam danau dan mati lemas di sana. Kita bisa melihat bagaimana misi roh-roh jahat yang sebenarnya, yaitu membunuh dan menghancurkan (bdk. Yoh. 10:10). Sama seperti yang mereka telah lakukan kepada orang yang kerasukan.
Namun fakta itu kiranya tidak menyurutkan iman kita. Karena fakta bahwa Iblis dapat menjadikan manusia sebagai tawanannya bukanlah fakta yang penting. Fakta yang terpenting, yang menguatkan iman kita, adalah bahwa tidak ada kuasa apa pun di kolong langit ini yang bisa melampaui kuasa Tuhan kita, Yesus Kristus. Ia Maha Kuasa sehingga dapat mematahkan kuasa apa pun yang membelenggu manusia. Tuhan kita tidak menginginkan manusia, yang telah Dia ciptakan menurut gambar dan rupa-Nya, dibelenggu oleh kuasa-kuasa kejahatan. Fakta ini bagaikan benteng teguh yang menguatkan iman kita.
Sebagai pengikut Kristus, kiranya fakta ini tidak membuat kita mudah menyerah kalah pada si jahat yang senantiasa berusaha menguasai dan mengecoh kita. Gunakan kuasa Kristus dan nyatakanlah dengan tegas bahwa hanya dalam nama Yesus Kristus ada kemenangan atas si Iblis. Haleluya!
SH: Mrk 5:1-13 - Kemahakuasaan Yesus (Selasa, 26 Januari 2016) Kemahakuasaan Yesus
Seorang yang kerasukan roh jahat di Gerasa datang menemui Yesus yang baru tiba. Orang tersebut tinggal di pekuburan dan bukit-buk...
Kemahakuasaan Yesus
Seorang yang kerasukan roh jahat di Gerasa datang menemui Yesus yang baru tiba. Orang tersebut tinggal di pekuburan dan bukit-bukit. Dia tidak dapat diikat oleh apapun dan siapapun karena roh jahat yang di dalamnya terlalu kuat. Beginilah jadinya apabila seseorang menyerahkan dirinya kepada Iblis. Semua tindakan dan hidupnya tidak terkendali, bahkan ia menyiksa dirinya sendiri. (1-5)
Bukan hanya para malaikat, bahkan roh jahat dapat mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah. Mereka ketakutan dan menyembah- Nya (6-7). Kelihatannya roh jahat yang disebut Legion ketakutan akan penghakiman yang akan diterimanya. Mereka memohon agar diizinkan tidak meninggalkan daerah itu, melainkan pindah ke kawanan babi. Kemudian, kawanan babi tersebut mati lemas di danau setelah terjun dari tepi jurang (8-13). Ada pengorbanan yang sangat besar untuk melepaskan seseorang dari ikatan roh jahat.
Kuasa Tuhan tidak dapat dipungkiri oleh siapapun, bahkan oleh roh jahat. Berarti, tidak ada kuasa apapun di luar Tuhan yang perlu kita takuti. Kita juga tidak perlu menyerahkan pengendalian diri kita kepada sesuatu atau seseorang di luar Tuhan. Roh jahat memang memiliki kuasa, karena itu kita perlu berhati-hati. Meski demikian, kuasanya takluk di bawah kedaulatan Tuhan Yesus. Tindakan Yesus mengorbankan kawanan babi yang banyak memperlihatkan betapa mahal harganya menyelamatkan jiwa seseorang. Pengorbanan materi yang besar seharusnya dilihat tidak lebih berharga dibandingkan satu jiwa yang dilepaskan dari ikatan ribuan roh jahat. Selain itu, Yesus ingin menyadarkan masyarakat Gerasa betapa berbahayanya roh jahat. Tanpa kuasa Tuhan, mustahil seseorang sanggup melepaskan diri dari kuasa jahat tersebut.
Jiwa setiap orang sangat berharga bagi Tuhan. Karena itu, kita harus menyerahkan hidup seutuhnya ke dalam tangan Tuhan . Ia berkuasa menjaga dan menjauhkan kita dari segala kuasa lain yang mungkin mengganggu dan menguasai manusia. [JH]
SH: Mrk 5:1-20 - Kesaksian Melalui Tindakan Kehidupan (Senin, 29 Januari 2018) Kesaksian Melalui Tindakan Kehidupan
Kegiatan bersaksi dalam pengertian menceritakan secara verbal kuasa Tuhan yang dialami bagi sebagian gereja buka...
Kesaksian Melalui Tindakan Kehidupan
Kegiatan bersaksi dalam pengertian menceritakan secara verbal kuasa Tuhan yang dialami bagi sebagian gereja bukan hal yang biasa dilakukan. Kesaksian sejatinya termasuk salah satu tugas gereja yang mesti dilakukan. Kesaksian sejati adalah kehidupan yang memperlihatkan kuasa Tuhan sehingga orang lain mengenal keselamatan di dalam Kristus.
Di daerah Gerasa Yesus berjumpa dengan orang yang kerasukan setan. Orang itu sendiri yang menemui Yesus (2). Sudah lama ia tinggal di pekuburan, tidak ada orang yang berani mendekatinya karena begitu kuatnya dia (4). Kehidupannya sangat memprihatinkan, tanpa teman dan hanya berkeliaran siang dan malam di kuburan sambil memukuli dirinya sendiri. Keadaan ini disebabkan karena begitu banyak roh jahat yang merasuki dirinya (9). Roh memiliki kuasa. Ada roh jahat mendatangkan kesukaran dalam kehidupan manusia dan ada Roh Kudus yang senantiasa membawa manusia dalam kehidupan yang lebih baik.
Roh jahat harus dikeluarkan dari tubuh jasmani. Yesus berusaha untuk mengeluarkan roh jahat dari tubuh orang tersebut. Ketika memahami kehadiran Yesus, maka roh jahat itu ketakutan (7). Roh jahat yang jumlahnya banyak itu akhirnya dikeluarkan dari tubuh orang tersebut. Setelah sadar orang itu ingin mengikut Dia sebagai murid-Nya (18-19). Semangat hidupnya dipulihkan sehingga kini ia bisa berpikir dengan baik dan ingin menjalani kehidupannya dengan berguna sebagai pengikut Yesus.
Yesus menolak permintaannya. Ia berharap orang tersebut dapat memberi kesaksian tentang segala sesuatu yang telah dilakukan Tuhan kepadanya. Orang tersebut diminta untuk menunjukkan kehidupan barunya yang telah dijamah Tuhan.
Dalam hidup kita perlu bertekad untuk merasakan kehadiran Roh Kudus yang membimbing kita untuk selalu hidup dalam kasih-Nya. Dengan begitu kita dapat memberikan kesaksian mengenai keselamatan dalam nama Yesus. Sehingga orang lain dapat melihat karya Roh Kudus dalam kehidupan kita. [JS]
SH: Mrk 5:1-20 - Kebebasan dan Kesaksian (Senin, 29 Januari 2024) Kebebasan dan Kesaksian
Setelah mereka melewati badai dan menyeberangi danau dengan selamat, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di daerah orang Gerasa (1...
Kebebasan dan Kesaksian
Setelah mereka melewati badai dan menyeberangi danau dengan selamat, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di daerah orang Gerasa (1; Luk. 8:26; atau Gadara, bdk. Mat. 8:28).
Seorang yang kerasukan roh jahat datang kepada Yesus. Bahkan, bukan hanya satu roh yang merasuk, tetapi banyaknya seperti satu pasukan perang (legion) (2, 9).
Orang itu dikucilkan dan hidup terasing. Dia berlaku tidak normal karena roh-roh jahat menawannya. Ia dapat memutuskan rantai-rantai yang mengikatnya, tetapi dalam dirinya sendiri ia tetap diikat oleh roh-roh jahat itu (3-5).
Kehadiran Yesus membuat roh-roh jahat itu tidak tenang. Yesus pun mengusir roh-roh jahat itu ke dalam kawanan babi (11-13), serta membebaskan orang itu dari ikatan roh-roh jahat (15). Orang itu akhirnya ingin mengikut Yesus, tetapi Yesus justru memintanya untuk pulang dan bersaksi atas apa yang dilakukan Tuhan kepadanya. Ia pun pulang dan bersaksi kepada orang-orang di Gerasa dan seluruh daerah itu (Dekapolis), yakni daerah yang belum mengenal Allah (18-20).
Yesus adalah Tuhan yang berkuasa atas seluruh hidup manusia di segala daerah. Ketika kita percaya dan menerima Yesus secara pribadi, Ia melepaskan kita dari semua ikatan dosa dan kuasa Iblis untuk menjadikan kita sebagai milik Allah.
Di tempat kerja atau di tengah masyarakat sosial, adakah kita merasa sendirian sebagai pengikut Tuhan? Saat kita bergumul di tengah lingkungan yang penuh tekanan, kita harus mengimani bahwa Yesus juga berkuasa di sana. Justru kita harus menunjukkan diri sebagai pribadi yang beriman kepada Yesus dan memiliki kehidupan yang sudah dibebaskan di mana pun kita berada.
Kita juga dipanggil untuk bersaksi. Memberi kesaksian berarti berani menceritakan pengalaman kita bersama Yesus dan mengakui kuasa-Nya yang sudah membebaskan kita dari ikatan dosa. Kebebasan dan kesaksian kita akan menjadikan kuasa Yesus makin nyata dan membawa banyak orang turut mengalami kuasa pembebasan Tuhan dari ikatan dosa dan kuasa Iblis. [RGD]
Utley -> Mrk 5:1-13
Utley: Mrk 5:1-13 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mr 5:1-131 Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. 2 Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seor...
NASKAH NASB (UPDATED): Mr 5:1-13
1 Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. 2 Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. 3 Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, 4 karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. 5 Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak- teriak dan memukuli dirinya dengan batu. 6 Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, 7 dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" 8 Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" 9 Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." 10 Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. 11 Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, 12 lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" 13 Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.
Mr 5:1 "sampailah mereka di seberang danau" Ini mungkin masih malam (lih. Mr 4:35). Para murid harus mendayung perahu karena Yesus telah benar-benar meredakan angin.
□ "di daerah orang Gerasa" Ini adalah sudut timur laut dari Danau Galilea, yang disebut Dekapolis. Daerah ini sebagian besar berpenduduk non-Yahudi dan sangat Helenistik. Injil Sinoptik bervariasi pada ejaan: Gerasa (MSS א*, B, D, dan Luk 8:26), Gergesa (MSS א2, L), Gergusta (MS W), atau Gadara (MSS A, C, dan Mat 8:28). Semua ini adalah kota-kota di daerah ini.
Mr 5:2 "Baru saja Yesus turun" Mungkin para murid mendengar teriakan (ay. 5) dan senang untuk membiarkan Yesus turun lebih dulu!
□ "(segera) datanglah" Lihat catatan pada Mr 1:10.
□ "seorang" Mat 8:28 dst menulis ada dua laki-laki. Matius juga menulis ada dua orang buta luar Yerikho (lih. Mat 20:29; Mr 10:46, Luk 18:35). Ini merupakan karakteristik dari Injil Matius. Markus dan Lukas sepakat hanya ada satu yg kesurupan (lih. Luk 8:26 dst). Untuk diskusi lebih lanjut lihat Kalimat Keras dari Alkitab hal 321-322.
□ "yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia" Ini adalah catatan yang jelas tentang kerasukan iblis. PB tidak membahas asal dari setan atau prosedur rinci tentang bagaimana cara menangani mereka. Pengusiran setan tidak pernah terdaftar sebagai karunia Roh. Lihat Topik Khusus: Setan dan Pengusiran Setan di Mr 1:25.
Mr 5:3 "Orang itu diam di sana (makam)" Mereka telah mendarat di daerah dari sebuah kuburan lokal. Masyarakat lokal telah mendorong orang yang gila ke daerah yang terpencil. Ini telah menjadi rumahnya.
□ "tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya" Iia memiliki kekuatan supranatural.
Mr 5:4 "sudah sering ia dibelenggu dan dirantai" Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE INFINITIVE. Rupanya orang-orang kota telah berusaha untuk merantai dia. Ia sudah dikenal sebagai masalah lokal.
□ "rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya" Ini juga menunjukkan kekuatan supranaturalnya.
Mr 5:5 "berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu" Perilaku ini mungkin berhubungan dengan pernyataan penghancuran diri sendiri atau dengan praktek ibadah kafir PL (lih.1Raj 18:28). Informasi gamblang tentang keboasaan perilaku pria ini pasti berasal dari masyarakat desa tersebut.
Mr 5:6 "berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya" Istilah pertama menyiratkan permusuhan. Yang kedua menunjukkan hormat dan pengakuan posisi dan otoritas Yesus (lih. ay. Mr 5:4b).
Mr 5:7 "dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi?" Salah satu dari iblis itu berbicara pada Yesus. Mereka tahu siapa Dia (lih. Mr 1:23; Yak 2:19). Mereka bahkan menyebut-Nya dengan frase Mesianik. Dalam hal ini, motif mereka rasa takut (tidak seperti Mr 1:23).
□ "(Saya mohon) Demi Allah" Ini adalah sebuah ungkapan Ibrani yang berarti "bersumpah kepada Allah."
□ "jangan siksa aku" Ini adalah Secara ketatabahasaan ini kalau bukan sebuah bentuk AORIST ACTIVE SUBJUNCTIVE dari larangan atau sebuah AORIST ACTIVE SUBJUNCTIVE yang berfungsi sebagai suatu AORIST ACTIVE IMPERATIVE, yang mengisyaratkan "tidak pernah memulai suatu tindakan" (lih. Karya Barbara dan Timotius Friberg Bahasa Yunani Analitis Perjanjian Baru, hal. 120). Para iblis tersebut tahu bahwa penghakiman sedang datang (lih. Mr 1:23-24; Mat 25:41; Wahy 12:09; 20:10). Paralel-paralelnya dalam Mat 8:29 dan Luk 8:28,31 juga menyiratkan penghakiman eskatologis. Setan ini tampaknya tidak mengetahui tentang dua kedatangan dari Sang Mesias. Bahkan "roh"pun dapat menderita!
Mr 5:8,9 "sebelumnya… mengatakan" Bentuk IMPERFECT TENSE digunakan terutama dalam dua cara: (1) tindakan berulang di masa lalu atau (2) awal dari suatu tindakan di masa lalu. Dalam konteks ini hanya # 2 yang tampaknya cocok. Namun, jika urutan pernyataan Yesus kepada iblis berada di luar urutan kronologis, maka # 1 mungkin berlaku. Markus mungkin menggunakan bentuk kalimat ini dalam cara sehari-hari karena bentuk kalimat yang samaa juga dalam ada di ay. Mr 5:10.
Mr 5:9 "Siapa namamu" Pertanyaan ini bisa jadi adalah ungkapan Ibrani dan merujuk kepada karakteristik mereka.
□ "Legion" Dalam Tentara Romawi, satu Legiun beranggotakan 6.000 pasukan. Ini adalah satu lagi dari istilah Latin yang digunakan dalam Markus. Ini mungkin telah menjadi metafora dari tingkat kontrol mereka atas orang itu. Namun demikian, karena ay. Mr 5:13, yang menggambarkan setan menyebabkan kematian 2.000 babi, mungkin angka ini harfiah.
Mr 5:10 "keluar dari daerah itu" Ini bisa menunjuk pada (1) daerah makam, (2) wilayah Dekapolis, atau (3) mungkin bahkan ke neraka, yang dicatat dalam perumpamaan dari Luk 8:31. Paralelnya di Matius menuliskan "sebelum waktunya" (lih. Mat 8:29).
Mr 5:11 Adanya kawanan babi ini menunjukkan bahwa daerah itu adalah daerah non-Yahudi.
Mr 5:12 "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu" Perhatikan bahwa setan-setan tersebut membuat permohonan kepada Yesus. Naskah ini tidak menjelaskan pada kita mengapa Yesus mengijinkan setan-setan itu masuk ke dalam babi atau mengapa mereka ingin masuk ke babi. Mungkin perihal setan yang meninggalkan orang itu dan memasuki babi adalah cara yang terlihat nyata untuk mendorong orang untuk percaya bahwa ia dilepaskan (yaitu, sebuah alat bantu visual, mirip dengan meludah dan menempatkan lumpur ke mata orang buta). Iblis mungkin meminta karena (1) mereka lebih suka babi daripada jurang neraka atau (2) tindakan ini akan menyebabkan penduduk kota meminta Yesus untuk pergi. Setan tidak melakukan sesuatu untuk membantu Yesus!
Mr 5:13 "mati lemas di dalamnya" Ini adalah IMPERFECT PASSIVE INDICATIVE. Mereka berlari meloncat dari tebing satu demi satu!
Topik Teologia -> Mrk 5:2
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Iblis-iblis
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Markus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Markus
Tema : Yesus, Sang Putra-Hamba
Tanggal Penulisan: 55-65 M
Latar Belakang
Di antara keempat Injil, Injil Marku...
Penulis : Markus
Tema : Yesus, Sang Putra-Hamba
Tanggal Penulisan: 55-65 M
Latar Belakang
Di antara keempat Injil, Injil Markus merupakan kisah yang paling singkat tentang "permulaan Injil tentang Yesus" (Mr 1:1). Sekalipun nama penulis tidak disebut dalam kitab itu sendiri (berlaku bagi semua Injil), dengan suara bulat gereja yang mula-mula memberi kesaksian bahwa Yohanes Markus adalah penulis Injil ini. Ia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan pertama orang Kristen (Kis 12:12). Markus memiliki kesempatan yang unik karena berhubungan dengan pelayanan tiga orang rasul PB: Paulus (Kis 13:1-13; Kol 4:10; File 1:24), Barnabas (Kis 15:39) dan Petrus (1Pet 5:13). Menurut Papias (sekitar 130 M) dan beberapa bapak gereja abad kedua, Markus memperoleh isi Injilnya dari hubungannya dengan Petrus. Ia menulisnya di Roma untuk orang Romawi yang percaya. Sekalipun saat penulisan Injil ini tidak jelas, sebagian besar sarjana menetapkan tanggalnya sekitar tahun 50-60 M; mungkin Injil ini yang pertama-tama ditulis.
Tujuan
Pada tahun 60-an M, orang percaya diperlakukan secara kejam oleh masyarakat dan banyak di antaranya disiksa bahkan dibunuh di bawah pemerintahan kaisar Nero. Menurut tradisi, di antara para syahid Kristen di Roma itu terdapat Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Selaku salah seorang pimpinan gereja di Roma, Yohanes Markus digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis Injil ini sebagai suatu antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan penggembalaan terhadap masa penganiayaan ini. Tujuannya ialah memperkuat dasar iman dalam orang percaya di Roma, dan jikalau diperlukan, mendorong mereka untuk dengan setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematian serta kebangkitan Yesus, Tuhan mereka.
Survai
Dalam suatu kisah yang bergerak dengan cepat, Markus memperkenalkan Yesus sebagai Putra Allah dan Mesias, hamba yang menderita. Titik yang menentukan dalam kitab ini adalah episode di Kaisarea Filipi, yang disusul oleh peristiwa pemuliaan Yesus (Mr 8:27--9:10), ketika identitas dan misi penderitaan Yesus dinyatakan dengan jelas kepada kedua belas murid-Nya. Bagian pertama kitab Injil ini memusatkan perhatian terutama kepada mukjizat luar biasa yang dilakukan Yesus dan pada kuasa-Nya atas penyakit dan setan-setan sebagai tanda bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Akan tetapi, di Kaisarea Filipi itu Yesus memberitahukan dengan terus terang kepada para murid bahwa Dia harus "menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari" (Mr 8:31). Banyak ayat dalam kitab ini menyebut penderitaan sebagai harga kemuridan (mis. Mr 3:21-22,30; Mr 8:34-38; Mr 10:33-34,45; Mr 13:8,11-13). Namun setelah mereka menderita karena Dia maka Allah akan menyatakan bahwa Ia berkenan kepada mereka, sebagaimana ditunjukkan dalam kebangkitan Yesus.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai Injil Markus:
- (1) Injil ini penuh kegiatan, yang lebih menekankan apa yang dilakukan Yesus daripada apa yang diajarkan oleh-Nya (Markus mencantumkan 18 mukjizat Yesus dan hanya empat perumpamaan-Nya);
- (2) Injil ini khususnya untuk orang Romawi, serta menjelaskan adat-istiadat Yahudi, meniadakan semua daftar keturunan Yahudi dan kisah kelahiran, penggunaan istilah Latin dan menerjemahkan kata-kata dalam bahasa Aram;
- (3) Injil ini bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari episode yang satu kepada episode yang lain, dengan menggunakan 42 kali kata keterangan Yunani yang diterjemahkan dengan "seketika itu juga".
- (4) Injil ini ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian dari seorang pujangga.
Full Life: Markus (Garis Besar) Garis Besar
I. Persiapan untuk Pelayanan Yesus
(Mr 1:1-13)
A. Pelayanan Yohanes Pembaptis
(Mr 1:2-8)...
Garis Besar
- I. Persiapan untuk Pelayanan Yesus
(Mr 1:1-13) - A. Pelayanan Yohanes Pembaptis
(Mr 1:2-8) - B. Pembaptisan Yesus
(Mr 1:9-11) - C. Pencobaan Yesus
(Mr 1:12-13) - II. Pelayanan yang Mula-Mula di Galilea
(Mr 1:14-3:6) - A. Empat Murid yang Pertama
(Mr 1:14-20) - B. Hari Sabat di Kapernaum
(Mr 1:21-34) - C. Perjalanan Pelayanan yang Pertama
(Mr 1:35-45) - D. Pertentangan dengan Orang Farisi
(Mr 2:1-3:6) - III.Pelayanan yang Kemudian di Galilea
(Mr 3:7-7:23) - A. Menyingkir ke Pantai
(Mr 3:7-12) - B. Pengangkatan Dua Belas Murid
(Mr 3:13-19) - C. Sahabat dan Musuh
(Mr 3:20-35) - D. Mengajar dengan Perumpamaan
(Mr 4:1-34) - E. Mengajar Melalui Mukjizat
(Mr 4:35-5:43) - F. Yesus di Nazaret
(Mr 6:1-6) - G. Pengutusan Dua Belas Murid
(Mr 6:7-13) - H. Herodes dan Yohanes Pembaptis
(Mr 6:14-29) - I. Berbagai Mukjizat dan Pengajaran di Sekitar Danau Galilea
(Mr 6:30-56) - J. Pertentangan dengan Tradisi
(Mr 7:1-23) - IV. Pelayanan di Luar Galilea
(Mr 7:24-9:29) - A. Penyembuhan Dua Orang Bukan Yahudi
(Mr 7:24-37) - B. Mukjizat-Mukjizat Lagi
(Mr 8:1-26) - C. Episode Kaisarea Filipi
(Mr 8:27-9:1) - D. Episode Pemuliaan
(Mr 9:2-29) - V. Menuju ke Yerusalem
(Mr 9:30-10:52) - A. Melalui Galilea
(Mr 9:30-50) - B. Pelayanan di Perea
(Mr 10:1-52) - VI. Minggu Penderitaan
(Mr 11:1-15:47) - A. Minggu: Memasuki Yerusalem dengan Jaya
(Mr 11:1-11) - B. Senin:
- 1. Mengutuk Pohon Ara
(Mr 11:12-14) - 2. Menyucikan Bait Allah
(Mr 11:15-19) - C. Selasa:
- 1. Iman dan Ketakutan
(Mr 11:20-33) - 2. Perumpamaan dan Pertentangan
(Mr 12:1-44) - 3. Khotbah di Betania
(Mr 13:1-37) - 4. Pengurapan di Betania
(Mr 14:1-11) - D. Kamis: Perjamuan Akhir
(Mr 14:12-25) - E. Jumat:
- 1. Yesus di Taman Getsemani
(Mr 14:26-52) - 2. Pengadilan Yahudi
(Mr 14:53-72) - 3. Pengadilan Romawi
(Mr 15:1-20) - 4. Penyaliban dan Penguburan
(Mr 15:21-47) - VII.Kebangkitan
(Mr 16:1-20) - A. Penemuan Kebangkitan
(Mr 16:1-8) - B. Penampilan-Penampilan Pasca-Kebangkitan
(Mr 16:9-18) - C. Kenaikan dan Penugasan Para Rasul
(Mr 16:19-20)
Matthew Henry: Markus (Pendahuluan Kitab) Kita telah mendengar bukti yang diberikan oleh saksi pertama mengenai ajaran dan mujizat Yesus Tuhan kita. Sekarang di sini hadir saksi lain lagi yang...
Kita telah mendengar bukti yang diberikan oleh saksi pertama mengenai ajaran dan mujizat Yesus Tuhan kita. Sekarang di sini hadir saksi lain lagi yang perlu kita perhatikan. Makhluk yang kedua berkata, “Mari!” (Why. 6:3, KJV: “Mari dan lihatlah”). Mari kita selidiki sejenak:
- I. Tentang saksi ini. Ia bernama Markus. Markus adalah sebuah nama Romawi, dan sangat umum. Walau demikian, tidak ada alasan lagi yang bisa menyangkal bahwa ia terlahir dari keturunan Yahudi. Namun, sama seperti Saulus, ketika ia pergi ke antara berbagai bangsa dan menggunakan nama Romawi Paulus, begitu pula halnya dengan Markus, yang menurut Grotius mungkin mempunyai nama Yahudi Mardocai. Kita membaca tentang Yohanes yang memiliki nama keluarga Markus, putra saudara perempuan Barnabas, yang kurang begitu disukai Paulus (Kis. 15:37-38). Namun, belakangan Paulus bersikap sangat baik kepadanya, sehingga bukan saja ia memerintahkan gereja-gereja untuk menerimanya (Kol. 4:10), tetapi juga meminta orang menjemputnya untuk menjadi asistennya, disertai pujian yang berbunyi, “Pelayanannya penting bagiku” (2Tim. 4:11). Paulus juga memperhitungkannya sebagai rekan sekerja (Flm. 1:24). Kita membaca tentang Markus yang disapa Paulus sebagai anaknya, karena melalui pelayanannya, Markus telah bertobat (1Ptr. 5:13). Memang tidak jelas apakah kedua Markus ini orang yang sama, dan jika tidak, siapa dari antara keduanya yang menulis Injil ini. Namun, sudah menjadi tradisi yang sangat umum di kalangan penulis pada zaman dahulu, bahwa Markus menulis Injil ini di bawah petunjuk Petrus, dan diperkuat melalui wewenangnya. Demikian halnya seperti yang tertulis dalam Hieron. Catal. Script. Eccles.: Marcus discipulus et interpres Petri, juxta quod Petrum referentem audierat, legatus Roma à fratribus, breve scripsit evangelium – Markus, murid dan penerjemah Petrus, yang diutus dari Roma oleh saudara-saudara seiman, menulis sebuah Injil yang ringkas. Tertullian berkata menurut Marcion (vol. 4, bab 5) demikian: “Marcus quod edidit, Petri affirmetur, cujus interpres Marcus” – Markus, penerjemah Petrus, menyampaikan secara tertulis hal-hal yang telah dikhotbahkan Petrus. Namun kita juga perlu memperhatikan anjuran yang sangat baik dari Dr. Whitby, yaitu, “Mengapa kita harus mencari wewenang Petrus untuk mendukung keabsahan Injil ini? Mengapa kita mencari dukungan seperti yang dikatakan St. Jerome bahwa Petrus menyetujui dan merekomendasikan tulisan Markus ini melalui wewenangnya agar dibaca oleh gereja? Bukankah Markus, walaupun bukan seorang rasul, toh tidak dapat disangkal terhitung juga bersama dengan Lukas di antara ketujuh puluh murid yang senantiasa datang berkumpul dengan para rasul?” (Kis. 1:21) Ia mempunyai jabatan yang sama seperti yang dimiliki para rasul (bdk. Luk. 10:19 dengan Mrk. 16:18). Kemungkinan besar, ia juga menerima Roh Kudus pada saat yang sama dengan mereka (Kis. 1:15; 2:1-4). Oleh sebab itu, bukankah hal ini sama sekali tidak mengecilkan keabsahan atau nilai Injil ini meskipun Markus bukanlah salah seorang dari kedua belas rasul seperti halnya Matius dan Yohanes? St. Jerome berkata bahwa setelah menulis Injil ini, Markus pergi ke Mesir, dan merupakan orang pertama yang mengabarkan Injil di Aleksandria, tempat dia mendirikan gereja dan menjadi teladan besar mengenai hidup dalam kesucian. Constituit ecclesiam tantâ doctrinâ et vitæ continentiâ ut omnes sectatores Christi ad exemplum sui cogeret – Melalui pengajaran dan kehidupannya, ia begitu menghiasi gereja yang didirikannya, sehingga teladannya mempengaruhi semua pengikut Kristus.
- II. Tentang kesaksian ini. Injil Markus,
- . Singkat, jauh lebih singkat daripada Injil Matius, dan tidak begitu terperinci dalam mencatat khotbah-khotbah Kristus dibandingkan catatan Matius. Injil ini terutama menitikberatkan pada mujizat-mujizat-Nya.
- . Kesaksiannya sangat mirip dengan yang kita baca di dalam Injil Matius. Banyak kejadian luar biasa yang dibubuhkan pada kisah-kisah yang diceritakan di sana, namun tidak banyak hal yang baru.
Jerusalem: Markus (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Jerusalem: Markus (Pendahuluan Kitab) Injil Karangan Markus
Rangka Mrk adalah paling tidak sistematik. Pembukaan injil merangkum pewartaan oleh Yohanes Pembaptis, baptisan Yesus dan pencob...
Injil Karangan Markus
Rangka Mrk adalah paling tidak sistematik. Pembukaan injil merangkum pewartaan oleh Yohanes Pembaptis, baptisan Yesus dan pencobaanNya di padang gurun, Mrk 1:1-13; kemudian beberapa petunjuk tentang karya Yesus di Galilea, Mrk 1:14-7:23; menyusullah perjalanan Yesus bersama murid-muridNya ke daerah Tirus dan Sidon, ke Dekapolis, di kawasan Kaisarea Filipi, lalu Yesus kembali ke Galilea, Mrk 7:24 - 9:50. Akhirnya sebuah perjalanan lain melalui daerah Perea dan kota Yerikho menuju Yerusalem hendak menempuh sengsara dan kebangkitan, Mrk 10:1-16:8. Tanpa berkata tentang urutan kejadian-kejadian secara terperinci nampaklah rangka tersebut agak dibuat-buat. Sebab mungkin sekali, sebagaimana dibuktikan injil keempat, bahwa Yesus beberapa kali pergi ke Yerusalem sebelum Paskah-sengsara. Namun demikian garis-garis besar Mrk memperlihatkan suatu perkembangan yang perlu dipertahankan, baik karena nilai historisnya maupun karena makna teologisnya. Mula-mula Yesus disambut baik oleh rakyat yang semangatnya berkobar-kobar; lalu martabatNya sebagai Mesias yang sederhana dan rohani belaka mengecewakan harapan rakyat yang semangatnya menjadi kendor; Lalu Yesus meninggalkan daerah Galilea mencurahkan perhatian untuk mendidik sekelompok kecil murid-murid yang setia; tanpa syarat mereka akhirnya mengakui Yesus sejak pernyataan Petrus di Kaisarea Filipi; ini titik yang memutuskan; semenjak itu segala sesuatunya diarahkan ke Yerusalem; akibat perlawanan yang semakin menjadi maka di Yerusalem; akibat; akibat perlawanan yang semakin menjadi maka di Yerusalem terlaksanalah drama sengsara, yang akhirnya dimahkotai oleh tanggapan Allah yang menang, yakni kebangkitan.
Injil kedua ini terutama menaruh perhatiannya pada Yesus sebagai sebuah paradoks : oleh manusia Ia tidak diterima, bahkan ditolak, meskipun diutus oleh Allah dan oleh karena Allah, akhirnya menang juga. Mrk tidak begitu berminat terhadap pengajaran Yesus, sehingga hanya sedikit perkataan Yesus dimuatnya. Pokok utamanya ialah : pernyataan Mesias yang disalibkan. Dari satu pihak Mrk memperlihatkan Yesus sebagai Anak Alah yang diakui oleh Bapa sendiri, Mrk 1:11; 9:7, oleh setan-setan, Mrk 1:24; 3:11; 5:7, dan bahkan oleh manusia, Mrk 15:39; sebagai Mesias yang menghaki sebuah martabat ilahi, 14:62, dan melebihi malaikat, 13:32; yang menganggap diriNya berkuasa untuk mengampuni dosa, Mrk 2:10, sebagaimana dibuktikanNya dengan membuat mujizat, Mrk 1:31; 4:41 dll, mengusir roh-roh jahat, Mrk 1:27; 3:23; dll. Tetapi di lain pihak mengejek Yesus dan kesal hati terhadapNya, Mrk 5:40; 6:2 dst; permusuhan dari pihak pemimpin-pemimpin Yunani, Mrk 2:1-3:6; dll; bahkan murid-murid tidak sampai memahami Yesus, Mrk 4:13+; perlawanan yang membawa ke penghinaan salib. Justru batu sandungan itulah yang ingin dijelaskan oleh Mrk, tidak hanya dengan memperlawankannya dengan kemenangan terakhir dalam kebangkitan, tetapi juga dengan memperlihatkan bahwa haruslah terjadi demikian, menurut rencana rahasia Allah. Haruslah Kristus menderita untuk menebus manusia, Mrk 10:45; 14:24; demikianlah dinubuatkan oleh Alkitab, Mrk 9:12; 14:21, 49, dan Yesus sendiri juga menandaskan bahwa jalan perendahan dan sengsara harus ditempuh baik oleh Yesus sendiri, Mrk 8:31; 9:31; 10:33 dst, maupun oleh pengikut-pengikutNya, Mrk 8:34 dst; 9:35; 10:15, 24 dst, Mrk 39; 13:9-13. Hanya pengharapan Yahudi akan seorang Mesias pejuang dan pemenang kurang siap untuk menerima keterangan- keterangan semacam mengenai penderitaan dan penyangkalan diri. Itulah sebabnya maka Yesus untuk menghindarkan timbulnya semangat yang kurang tepat menyembunyikan mujizat-mujizatNya, Mrk 5:43; dll, dan diriNya sendiri Mrk 7:24; 9:30. Dari sebutan Mesias, Mrk 8:29 dst. yang terlalu berpautan dengan kemuliaan manusiawi. Yesus mengutamakan sebutan lebih sederhana dan lebih sama-sama, yaitu "Anak Manusia", 2:10, dll; bdk Mat 8:20+. Itulah yang disebutkan sebagai "rahasia Mesias", Mrk 1:34+. Memang benar juga "rahasia" itu dijadikan oleh Mrk sebagai pokok utama injilnya. Tetapi ini bukan buah daya khayalnya sendiri. Sebaliknya Markus telah menyelami kenyataan terdalam dalam jalan hidup Yesus yang penuh sengsara. Dan justru kenyataan itulah yang dibentangkan Mrk di hadapan kita dengan disinari cahaya iman yang secara depinitip diteguhkan oleh kemenangan Paskah.
Ende: Markus (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MARKUS
KATA PENGANTAR
Tentang Pengarang
Jang dari semula terkenal sebagai pengarang "Indjil kedua", ialah Markus,
jang d...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MARKUS
KATA PENGANTAR
Tentang Pengarang
Jang dari semula terkenal sebagai pengarang "Indjil kedua", ialah Markus, jang djuga disebut Joanes. Ia berasal dari Jerusalem dan masih muda sekali ketika Jesus, mengadjar dan bersengsara disitu. Ia agaknja kemudian murid Petrus, sebab Petrus menjebutnja "anakku" dalam suratnja I Petr. 5:19. Rumah ibunja digunakan oleh umat sebagai tempat perkumpulan mereka. Waktu Petrus ditahan dalam pendjara oleh Herodes Kis. Ras. (12:4-19), banjak orang berkumpul dalam rumah itu untuk berdoa. Dan setelah Petrus dibebaskan oleh Malaekat, ia terus pergi "kerumah Maria, ibu Joanes jang djuga dinamakan Markus" Kis. Ras. (12:12). Joanes tentu nama aslinja, dan baru kemudian oleh umat-umat Junani dan Romawi ia dinamakan Markus. Ia kemanakan Barnabas jang telah kita kenal sedikit dari Kis. Ras. 4:36, dan kemudian beberapa kali lagi kita temui sebagai pengadjar Indjil jang ulung. Markus turut serta pada perdjalanan Barnabas dan Saul (Paulus) ke pulau Siprus dan Asia-Ketjil, tetapi di Perge meninggalkan mereka dan pulang ke Jerusalem. Pada perdjalanan Paulus jang kedua, Barnabas ingin Markus ikut serta, tetapi Paulus tidak setudju, karena pengalamannja pada perdjalanan jang pertama. Hal itu mendjadi alasan bahwa Barnabas kembali ke Siprus dan Markus turut serta. Tetapi kira-kira sepuluh tahun berselang Markus ada bersama dengan Paulus kembali, jaitu di Roma waktu tahanan Paulus jang pertama disitu. Dalam suratnja kepada umat Kolose (4:10) ia menjampaikan salam Markus kepada umat itu dan minta mereka menjambut Markus dengan baik. Rupanja ia dikirim oleh Paulus untuk bertugas disitu. Dan ketika Paulus dalam tahanan kedua di Roma, ia minta Timoteus (II Tim. 4:9,11) lekas datang dan membawa serta Markus, sebab bantuannja sangat berharga untuk pekerdjaannja. Lain kabar tentang Markus tidak terdapat dalam karangan-karangan Kitab Kudus.
Dalam tradisi Markus hanja dikenal sebagai pembantu dan djurubahasa Petrus. Menurut buku-buku dari abad kedua dan ketiga, Markus menulis Indjil atas dorongan umat Roma, maka ditulisnja dengan teliti apa jang didengarnja dari Rasul Petrus dalam pengadjarannja kepada umat disitu. Dan memang sebagai djurubahasa Petrus, ia dapat mengetahui dengan teliti, baik isinja, maupun tjoraknja jang chas. Menurut pendapat jang tjukup umum dari Para sardjana, Indjil ini ditulis di Roma sebelum tahun 60.
Berita bahwa Indjil ini ditulis bagi umat Roma, dibenarkan oleh tjiri-tjiri karangan sendiri. Terang sekali bahwa ia ditudjukan kepada orang jang bukan Jahudi. Pengarang mengelakkan utjapan-utjapan dan peristiwa jang hanja penting atau berharga bagi orang-orang Jahudi, atau jang tidak dapat dimengerti oleh orang-orang Jahudi, ataupun dapat menjinggung mereka. Kata-kata bahasa Jahudi diterdjemahkan atau didjelaskannja. Bahasa karangan agak bertjorak Romawi.
Karangan Markus berdasarkan Katechese Petrus
Berita-berita bahwa Markus telah "menulis dengan teliti apa jang didengarnja dari, Petrus" tjotjok dengan sifat-sifat karangan. Tjara pengungkapan agak mirip dengan tjara bitjara Petrus dalam Kis. Rasul-Rasul. Gaja bertjeritera sebagian besar hanja mungkin berasal dari seorang jang menjaksikan segalanja dengan matanja sendiri dan berminat luar biasa, lagipun sendiri mengalami dan menghajatinja sehingga berkesan dalam. Tak mungkin bahwa Markus adalah penjaksi mata, sebab ia bukan murid Jesus. Gaja bertjeritera itu sederhana tetapi hidup, seperti tjotjok dengan kepribadian Petrus jang kita kenal. Suasana seluruhnja bernafaskan kedjiwaan dan semangat Petrus. Kedjudjuran dalam menondjolkan karangan-karangan para Rasul. dan chususnja Petrus sendiri menundjuk pula kepada Petrus sebagai sumbernja. Kalau kita mengingat segala kenjataan itu, tentu tak salah kalau dikatakan, bahwa Indjil Markus sebenarnja Indjil Petrus. Hal ini hanja meninggikan mutu karangan ini lagi.
Karangan sebagai tjiptaan Markus
Sungguhpun Indjil kedua dapat disebut Indjil Petrus, namun karangannja semata-mata karangan Markus. Bentuk seluruhnja, susunan dan bahasa adalah tjiptaan Markus, bukan sekedar terdjemahan dari perkataan Petrus. Apa jang didengarnja dari Petrus berulang-ulang kali, sangat meresap dalam ingatan dan hati-sanubari Markus, sehingga bukan sadja menentukan isi, melainkan djuga sedikit banjak tjorak dan suasana karangan ini.
Karangan Markus lama dipandang sebagai serangkaian tjeritera-tjeritera sadja, jang memang sedap dibatja, tetapi hanja merupakan satu ringkasan dari karangan-karangan Indjil jang lain, tanpa suatu gagasan jang istimewa, dan sebab itu kurang diperhatikan. Hal itu berubah sedjak muntjulnja sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa karangan Markus adalah paling asli. Lukas menggunakannja sebagai sumber utama karangannja, dan karangan Mateus dalam bentuknja jang kita punjai, sangat dipengaruhi olehnja. Dan minat terhadap karangan ini bertambah besar pula, sedjak seorang ahli menemukan suatu gagasan istimewa dalam susunannja. Dalam susunan itu Markus menggambarkan bagaimana Jesus, mulai dengan samar-samar, perlahan-lahan, selangkah demi selangkah, makin lama makin djelas menjatakan diri sebagai Mesias dan serentak dengan itu menundjukkan hakekat Keradjaan Allah jang dimaklumkannja. Kalau kita membatja karangan ini sambil memperhatikan djalan perkembangan itu, kita melihatnja sebagai rentjana Jesus jang sengadja dipilihnja, dan dalam pada itu kita mengerti sebabnja pula. Pokoknja ialah anggapan orang-orang Jahudi tentang Mesias jang didjandjikan dalam Kitab Sutji. Mereka tidak menangkap arti rohani kiasan-kiasan dan perbandingan-perbandingan jang digunakan para nabi untuk menggambarkan keagungan Mesias dan kemuliaan keradjaannja. Akibatnja, mereka membajangkan Mesias sebagai seorang radja turunan David, gemilang dan gagah perkasa, jang pertama-tama memerdekakan umat Israel, kaum terpilih, dari pendjadjahan kaum kafir dan memulihkan keradjaan David jang djaja dan makmur. Memang jang serentak djuga mengamalkan hukum taurat dengan sempurna. Lagipun bahwa Keradjaan Allah baru itu, dengan keradjaan Jahudi sebagai pusatnja akan menguasai segala bangsa.
Seandainja Jesus pada muntjulNja segera memaklumkan bahwa Ia adalah Mesias jang diharapkan kedatanganNja, tentu sadja orang ketjewa, sebab mereka mengenalNja hanja sebagai tukang kaju dari Nasaret. Dan bila kemudian mereka terpesona oleh mukdjizat-mukdjizat gilang-gemilang jang dikerdjakannja, maka mungkin sekali terdjadi apa jang dichawatirkan Jesus sesudah perbanjakan roti (Jo. 6:15), jaitu bahwa orang dengan ramai akan memproklamirkanNja sebagai Mesias-Radja dan membawaNja ke Jerusalem untuk dilantik dengan resmi. Dan kalau itu terdjadi, nasibNja tentu sadja sama dengan beberapa mesias-mesias palsu jang berpolitik dan telah dihukum mati sebagai pemberontak.
Perlu sekali dengan daja pikir dan intuisi mereka sendiri, orang lama- kelamaan insjaf, bahwa Jesus datang dari Allah, mengadjar dan bertindak betul- betul atas nama Allah, dan kuasa Allah sendiri bekerdja didalamnja. Kepertjajaan bahwa Ia betul-betul Mesias dan Putera Allah harus timbul dari pengertian mereka sendiri dan demikian djadi berakar pasti dalam batin mereka. Dan serentak dengan itu harus bertumbuh keinsjafan bahwa Ia sedikitpun tidak bertjita-tjita politik, melainkan kemuliaan KeradjaanNja serba rohani dan surgawi, dan tjita-tjitanja tepat bertentangan dengan tjita-tjita jang serba duniawi.
Susunan karangan
Rentjana Jesus jang tampak dalam susunan karangan dapat dibagi atas dua babak. Titik peralihan dari jang satu kepada jang lain terletak dalam pengakuan Petrus (8:29).
Babak pertama
Dalam babak pertama Jesus terutama bergerak diantara rakjat djelata, sambil diiringi oleh sekelompok murid-muridNja dan para rasul. Ia memaklumkan Keradjaan Allah dan menerangkan sifat-sifat, tuntutan-tuntutan dan tjita-tjitanja, tetapi masih setjara terselubung. la menjatakan kuasa IlahiNja dalam mukdjizat- mukdjizat jang dibuatNja melulu untuk menolong orang dalam kesusahannja. Dan demikian Ia menundjukkan keluhuran hatiNja dan tjinta IlahiNja sebagai pernjataan tjinta Allah. Tetapi dalam pada itu Ia tidak mengingatkan orang kepada nubuat-nubuat para nabi jang ditepati padaNja, pun tidak menamakan Diri dengan suatu gelaran atau sebutan jang terkenal sebagai gelaran Mesias.
Sebab hatinja jang masih murni, maka murid-murid Jesus, chususnja para rasul, tetapi djuga rakjat djelata, tjukup berintuisi untuk makin lama makin mengerti. Mereka mulai meraba-raba; mungkin Ia Joanes Pemandi jang hidup kembali, atau Elias ataupun nabi utama jang ditunggukan sebagai pelopor Mesias (8:28). Mereka sudah mulai berpikir lebih djauh lagi, seperti terkandung dalam tjetusan- tjetusan ketakdjuban dalam 1:27: Apakah itu? Sabda penuh kekuasaan. Roh djahat malahan takluk kepadanja. Bandinglah Mt. 8:27 dan Lk. 4:36, jang agak lebih terang lagi. Tetapi mereka belum sampai mengenalNja dengan agak njata sebagai Mesias atau berani menjebutnja dengan suatu gelaran jang menundjuk kepada Mesias.
Kalangan-kalangan atasan, chususnja para ahli taurat dan parisi tjukup tjerdik untuk mengerti bahwa Ia menjatakan Diri dan bertindak sebagai Mesias, tetapi mereka membungkem suara hatinuraninja, karena kesombongan dan tjita-tjita duniawinja. Mereka tetap tidak mau mengerti, dan memang sukar masuk akal baginja, bahwa mungkin seorang tukangkaju dari rakjat djelata jang tak berminat terhadap tjita-tjita politik umat Allah, dan jang tjita-tjitaNja serba rohani, adalah Mesias, jang diharapkan. Akibatnja mereka makin lama makin lebih menentang dan membentjiNja.
Rasul-rasul jang bekas murid Joanes Pemandi telah mendengar dia menjebut Jesus Anak-domba jang mengambil dosa dari dunia. Dan Andreas berkata kepada saudaranja Simon: kami telah menemukan Mesias. Dan utjapan Pilipus kepada Natanael lebih njata lagi. Batjalah Jo.1:35-51. Meski demikian mereka tentu belum mengerti hakekat utjapan-utjapan itu. Djuga bagi mereka Jesus masih tetap misteri penuh rahasia. Tentu mereka tjukup berintuisi dan menduga-duga, tetapi belum berani mengutjapkan dugaannja. Sampai pada suatu ketika tertentu.
Saat peralihan
Pada suatu hari didaerah Sesarea Pilipi Jesus bertanja kepada para rasul: Orang menjebut Aku siapa? Djawab mereka: Joanes Pemandi, lain orang Elias, jang lain pula salah seorang dari antara para nabi. Lalu Jesus bertanja: Tetapi kamu ini, kamu menjebut Aku siapa? Petrus mendjawab: Engkau Mesias. (Mk. 8:27-29). Berita ini dalam karangan Mt. lebih luas dan tegas. Baiklah batja Mt. 16:13-20. Jesus masih melarang beritahukan itu begitu djelas kepada orang banjak. Dan sedjak itu Jesus menarik Diri dari keramaian orang banjak di Galilea, untuk chususnja mengadjar dan mendidik murid-muridNja, teristimewa para rasul.
Babak jang kedua
Pada tingkatan kepertjajaan murid-murid jang pasti itu, dapatlah Jesus membentuk pengertian jang lebih tinggi dan mendalam tentang hakekat tugasNja sebagai Mesias dan tentang tuntutan-tuntutan dan tjita-tjita Keradjaan Allah, jang agak sukar masuk akal bagi manusia kodrati. Dan segera Jesus "mulai mengadjar mereka" (8:31) bahwa "Putera manusia" perlu menderita banjak, dan dibuang (sebagai batu sendi) oleh mahkamah agung dan dihukum mati, diserahkan kepada orang-orang kafir untuk dibunuh, dan dalam pada itu Ia akan dihinakan, diludahi, dan didera. Tetapi djuga bahwa Ia akan bangkit pula pada hari jang ketiga. Pernjataan itu diberikan tiga kali. Kali pertama segera sesudah pengakuan Petrus (8:31). Petrus terkedjut dan membantah. Jesus menegur: "Undurlah, hai penggoda, engkau berpikir setjara manusia, bukan setjara Allah. Kedua kalinja sesudah la menampakkan Dirinja dalam kemuliaanNja diatas gunung (9:31). Murid-murid tidak mengerti dan diam sadja. Ketiga kalinja, ketika Ia naik ke Jerusalem, dan Ia berdjalan dimuka. (10:52-34). Mereka terkedjut dan semua orang jang mengikuti pada takut.
Dan berselang-selang dengan pernjataan itu Jesus menjatakan tuntutan-tuntutan dan tjita-tjita Keradjaan Allah, jang sukar masuk akal bagi manusia jang berketjenderungan djasmani dan duniawi. Siapa jang hendak masuk keradjaan Allah harus mendjual harta-bendanja dan mengikut Jesus dalam kemiskinan. Hampir tak mungkin orang-orang kaja masuk. Siapa ingin mendjadi besar didalam Keradjaan Allah harus merendahkan diri dan melajani semua orang sebagai hambanja. Siapa ingin duduk dekat pada Jesus dalam Keradjaan itu, harus sanggup minum piala sengsara jang diminum Jesus, dan dipermandikan dengan permandian seperti jang diterima Jesus, jaitu ditenggelamkan dalam sengsara. Jang hendak mengikut Jesus kedalam kemuliaanNja harus menjangkal diri, memikul salibnja tiap-tiap hari, malah bersedia menjerahkan njawanja demi Jesus dan Indjil, untuk menjelamatkan njawanja, jaitu untuk memperoleh hidup abadi. Nasib pengikut Jesus tak lain dari nasib Jesus sendiri (13:9).
Sedjak pengakuan Petrus, Jesus menamakan diri "Putera manusia", suatu gelaran bagi Mesias jang terdapat dalam nubuat Daniel (Dan. 7:15-14). Ia membiarkan orang memanggiINja "Jesus Putera David" (10:47) gelaran mana lazim bagi Mesias. la membiarkan pula orang mengelu-elukannja ke Jerusalem sebagai "Putera David jang datang atas nama Allah". la menundjukkan kewibawaanNja sebagai Mesias atas rumah Allah, (menurut Jo. 2:16 sebagai Putera Allah atas rumah BapaNja), dengan mengusir para pendjual dari kenisah. Kewibawaan jang sama ditundjukkanNja kepada para penentang dengan mempersalahkan salah paham dan salah sikap mereka. Mereka mengerti amat baik, bahwa dengan segalanja itu Ia menjatakan Diri sebagai Mesias dan Putera Allah. Banjak orang pertjaja dan semakin mereka memuliakan Jesus semakin naiklah irihati dan kebentjian para atasan. Achirnja, didepan mahkamah agung, atas pertanjaan imam agung sebagai hakim jang resmi, apakah Ia "Mesias, Putera Allah", dengan terus terang Jesus membenarkannja dan ditambahNja lagi, bahwa mereka akan melihatNja duduk disebelah kanan Allah jang Mahakuasa dan bahwa Ia akan datang kembali diatas awan-awan langit. Dan sebab Ia memberi djawab jang benar atas pertanjaan jang resmi itu Ia dihukum mati. Riwajat sengsara dan kebangkitan Jesus dalam Markus ringkas sekali. Ketenangan bahasanja agak menggambarkan ketenangan dan penjerahan para murid djuga. Dari segala pernjataan Jesus dan dari sikapNja terhadap para penentangNja, mereka sudah mengerti bahwa la menempuh djalan sengsaraNja dengan penuh kebebasan kehendakNja dan rela hati, pun dalam kesadaran akan kemenanganNja kelak, Pernjataan Jesus, bahwa Putera manusia datang untuk menjerahkan njawaNja untuk penebusan banjak orang (10:45) dan bahwa darahNja akan ditumpahkan bagi banjak orang (14:24), lagi pula bahwa la akan bangkit pada hari ketiga, tentu sadja berkesan pada mereka djuga, biarpun kabur-kabur sadja, sebab memang sukar untuk bertahan. Biarpun mereka melarikan diri sebab terkedjut, tetapi tentu untuk sementara sadja. Petrus dan Joanes menjusul sampai diistana imam agung, Joanes sampai dikaki salib. Jang lain barangkali ada diantara mereka jang berdiri memandang dari djauh (15:40). Itu tentu terkandung dalam Lk. 23:40: "Segala kenalanNja, diantaraNja wanita-wanita jang mengikutiNja dari Galilea, berdiri memandang dari djauh". Dan sesudah wafatnja Jesus, Rasul-Rasul dan murid-murid jang lain tinggal terus bersama-sama di Jerusalem, tentu sebab dalam lubuk hati mereka hidup pengharapan akan kebangkitan Jesus djuga, meskipun tidak tahu bagaimana membajangkannja. Baru sesudah kebangkitan Jesus segala-galanja mendjadi njata bagi mereka.
BIS: Markus (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MARKUS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Markus dimulai dengan pernyataan: "Inilah Kabar Baik
tentang Yesus Kristus, A
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MARKUS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Markus dimulai dengan pernyataan: "Inilah Kabar Baik tentang Yesus Kristus, Anak Allah". Dalam Kabar Baik itu Yesus ditampilkan sebagai seorang yang banyak bertindak dan yang berwibawa. Kewibawaan-Nya nyata dalam cara Ia mengajar, dalam kuasa-Nya terhadap roh-roh jahat, dan dalam mengampuni dosa. Yesus menampilkan diri-Nya sebagai Anak Manusia yang memberikan nyawa-Nya supaya manusia dibebaskan dari dosa.
Cerita tentang Yesus dalam buku ini disampaikan secara hidup dan terus terang. Perbuatan-perbuatan-Nya lebih banyak ditekankan daripada perkataan dan ajaran-Nya. Setelah kata-kata pendahuluan yang singkat mengenai Yohanes Pembaptis dan mengenai baptisan Yesus serta cobaan terhadap diri-Nya, buku Markus ini langsung menceritakan pelayanan Yesus, khususnya tentang penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan-Nya dan tentang pengajaran-Nya. Pasal-pasal terakhir memuat cerita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada minggu terakhir dalam hidup Tuhan Yesus di dunia ini, terutama tentang penyaliban diri-Nya dan kebangkitan-Nya dari kematian.
Kedua bagian akhir dari buku Markus, yang dimasukkan dalam tanda kurung besar, umumnya dianggap bukan tulisan penulis buku Markus, melainkan seorang yang lain.
Isi
- Pendahuluan
Mr 1:1-13 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat di Galilea
Mr 1:14-9:50 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mr 10:1-52 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mr 11:1-15:47 - Kebangkitan Yesus
Mr 16:1-8 - Penampakan dan terangkatnya Yesus ke surga
Mr 16:9-20
Ajaran: Markus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi kitab Injil Markus orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi kitab Injil Markus orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Markus.
Tahun : Sekitar tahun 50 Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen dari bangsa bukan Yahudi. (Dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Injil Markus terdiri dari 16 pasal. Injil Markus menunjukkan bagaimana Yesus Kristus, sebagai hamba yang setia, sibuk dengan pelayanan-Nya. Dalam Injil ini Tuhan Yesus dilukiskan sebagai hamba yang setia.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Markus
Pasal 1-10 (Mr 1:1-10:52).
Hamba yang setia ini melaksanakan tugas pelayanannya
- Bacalah pasal Mr 1:35. Nats ini menceritakan bagaimana Hamba itu memulai pelayanan/tugas-Ny dengan berdoa. Hal ini juga mengajarkan agar setiap orang percay selalu memulai tugas dan pekerjaannya dengan memohon pimpinan Tuha atau berdoa. _Tanyakan_: Apakah saudara sering berdoa/sudahkah anda berdoa?
- Bacalah pasal Mr 10:45. Nats ini menyatakan bahwa Hamba itu datang bukanlah untuk dilayani tetapi untuk melayani dengan menyerahkan nyawa-Nya menjadi tebusa dosa manusia. Hal ini mengajarkan kepada setiap orang Kristen untu memberikan pelayanan kepada Allah, yaitu dengan memberitakan Injil da melayani di dalam gereja.
Pasal 11-15 (Mr 11:1-15:47).
Hamba yang setia memberikan dirinya mengalami penderitaan dan kematian dalam melaksanakan tugasnya
Nats ini menjelaskan bagaimana Hamba itu melayani dengan penuh kesetiaan, walaupun harus mengalami penderitaan bahkan sampai kematian.
Pendalaman
- Bacalah pasal Mr 14:32-41. (Khususnya ayat 36). Ayat ini menceritakan bagaimana Hamba yang setia itu berdoa dan memohonkan keinginan-Nya, tetapi akhirnya Ia mengatakan agar kehendak yang mengutus-Nya saja yang jadi. Ini mengajarkan kepada setiap orang yang percaya, agar dalam doanya selalu meminta kehendak Allah saja yang jadi. _Tanyakan_: Bagaimanakah doa saudara kepada Allah?
- Tuhan Yesus setia melayani kehendak Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib dan bangkit dari kematian. Teladan apakah yang harus ada pada kita sebagai murid-murid-Nya?
Pasal 16 (Mr 16:1-20). Hamba yang setia dipermuliakan Nats ini menceritakan tentang Hamba yang setia itu memperoleh kemuliaan melalui kebangkitan-Nya dari kematian.
Pendalaman
Bacalah pasal Mr 16:1-19. Nats ini menjelaskan tentang Hamba yang setia itu membuktikan kebangkitan-Nya. Ini mengajarkan kepada orang percaya bahwa Yesus Kristus benar-benar bangkit dari kematian-Nya.
_Tanyakan_: Kepada siapakah Tuhan Yesus menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Markus dibuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Hamba Allah yang memberikan diri-Nya sebagai korban atas dosa-dosa manusia.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Markus?
- Apakah pokok pengajaran Injil Markus?
- Untuk apakah Yesus Kristus datang ke dunia ini?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima dar mempelajari Injil Markus?
Intisari: Markus (Pendahuluan Kitab) Buku pegangan guru Kristen
SIAPAKAH YOHANES MARKUS?1. Dia adalah kemenakan Barnabas (Kol 4:10).2. Dia tinggal di Yerusalem bersama ibunya, Maria (Kis
Buku pegangan guru Kristen
SIAPAKAH YOHANES MARKUS?
1. Dia adalah kemenakan Barnabas (Kol 4:10).
2. Dia tinggal di Yerusalem bersama ibunya, Maria (Kis 12:12). Jemaat berkumpul di rumahnya.
3. Dia pergi bersama Paulus dan kemenakannya pada perjalanan misi yang pertama (Kis 13:5).
4. Markus meninggalkan teman-temannya setelah beberapa waktu berada di Siprus (tanah kelahiran Barnabas, Kis 4:36), mungkin karena ia tidak setuju atas tindakan Paulus yang mengambil alih pimpinan.
5. Dia kembali ke Yerusalem (Kis 13:13).
6. Di Yerusalem ia memperoleh banyak kesempatan untuk berbicara dengan Petrus.
7. Kemungkinan besar Petruslah yang membuat Markus percaya kepada Yesus; Petrus menyebutnya 'Markus anakku', dalam 1Petrus 5:13.
8. Secara umum diakui bahwa Markus menulis kabar baik tentang Yesus sesuai dengan apa yang didengarnya dari Petrus.
9. Ada yang berpendapat bahwa Markus adalah anak muda yang disebut-sebut dalam Markus 14:51, 52, tetapi hal ini tidak dapat dibuktikan.
WAKTU PENULISAN.
Injil Markus mungkin merupakan Injil yang paling awal ditulis, yaitu antara tahun 65 dan 70 M, sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan. Tampaknya baik Matius maupun Lukas telah memakai Injil Markus untuk penulisan Injil mereka.
MISTERI INJIL MARKUS.
Markus memperlihatkan pada kita Yesus yang mempunyai rahasia. Dalam Injil Markus kita mendapatkan Yesus tanpa publisitas...
1. Roh jahat diperintahkan-Nya untuk diam (Mar 1:25, 34; 3:12).
2. Mereka yang sudah disembuhkan oleh Yesus dilarang menceritakan pengalaman mereka (Mar 1:44; 5:43; 7:36).
3. Pengikut Yesus sendiri diperintahkan untuk tidak menceritakan ke pada orang lain bahwa Ia adalah Mesias (Mar 8:30).
4. Dan Yesus memberitahukan para pengikut-Nya secara pribadi tentang 'rahasia Kerajaan Allah' (Mar 4:10-12).
Lalu, bagaimana kita menafsirkan maksud rahasia ini? Masalah yang dihadapi Yesus ialah bahwa orang Yahudi mempunyai pemahaman yang salah mengenai Mesias. Karena Yesus menentang pemahaman mereka yang salah, maka kita:
1. Tidak menerima pemahaman tersebut, karena pendapat umum tentang Mesias bersifat politis dan manusiawi, bukannya spiritual dan Ilahi.
2. Tidak menolak, karena Yesus benar-benar adalah Mesias; banyak mukjizat dilakukan-Nya (paling tidak ada 17 mukjizat yang dicatat oleh Markus) merupakan bukti kebenaran ini.
3. Tetapi, merumuskan kembali pemahaman tersebut, karena Yesus harus menunjukkan kepada mereka bahwa Ia adalah Mesias yang melayani, menyelamatkan dan menderita, yang sepenuhnya manusia tetapi juga sepenuhnya Allah.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Ini adalah Injil terpendek, padat dan ringkas. Markus mengetengahkan hal-hal penting yang dapat dipakai sebagai bahan acuan langsung. Kata 'segera' ditulis lebih dari empat puluh kali dan rupanya untuk memacu kita dari satu kisah menarik ke kisah menarik berikutnya.
Pesan
1. Yesus: Anak Allah. Markus mulai dengan kata-kata: 'Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.' Mar 1:1
2. Yesus: Anak Manusia. o Markus juga menunjukkan kepada kita kemanusiaan Yesus: o Ia berdukacita. Mar 3:5 o Ia berbelas kasihan terhadap orang banyak. Mar 6:34 o Ia takut dan gentar. Mar 14:33 o Markus memakai sebutan 'Anak Manusia' empat belas kali; sebutan yang paling disukainya untuk Yesus.
3. Kata-kata yang benar-benar diucapkan Yesus. Markus mencatat bagi kita apa yang diingat
Petrus tentang beberapa kata dari bahasa Aram yang dikatakan Yesus:
o 'Talita kum!', Hai anak, bangunlah!' Mar 5:41 o 'Efata!', 'Terbukalah!' Mar 7:34 o 'Eloi, Eloi, lama sabakhtani?', 'Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?' Mar 15:34
4. Kebaikan Yesus. Markus mencatat apa yang diingat oleh Petrus mengenai kebaikan Yesus yang istimewa kepadanya dan kesadaran Petrus bahwa ia tidak layak menerima semua itu. Petrus membuat Markus tidak menulis ucapan Yesus tentang Petrus sebagai batu karang, karena Petrus ingat saat ia tidak bersikap dianggap sebagai batu karang. (Lihat Mat 16:18, 19).
Penerapan
Markus menunjukkan kepada kita:1. Pentingnya ajaran yang benar.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari roh-roh jahat, bahkan mereka harus takluk
kepada kuasa-Nya.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari mereka yang telah disembuhkan, walaupun
mereka sungguh bersyukur.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari para rasul, sampai mereka sungguh-sungguh
diperlengkapi.
Ajaran Kristen bukan suatu pengetahuan, tetapi kebijaksanaan Ilahi.
2. Mukjizat merupakan hal yang biasa bagi Allah.
o Markus tidak pernah merasa aneh terhadap mukjizat dan tidak pernah mencoba untuk meremehkannya.
o Mukjizat Yesus menunjuk pada sifat-Nya. Singkirkan mukjizat, maka Anda akan meragukan ketuhanan-Nya.
o Mukjizat selalu dan akan selalu mengagumkan. Berkali-kali Markus mengakhiri suatu kisah tentang mukjizat dengan pengamatannya tentang orang banyak yang menjadi'kagum', 'dipenuhi dengan rasa takjub'.
o Perhatikanlah dengan saksama sejumlah mukjizat dalam pasal 5 yang menunjukkan kuasa Yesus atas
- roh-roh jahat (1-20)
- penyakit (24-34)
- kematian (35-43)
3. Tantangan sering datang dari orang yang taat beragama.
o Para ahli Taurat Mar 2:6
o Orang-orang Farisi Mar 2:24
o Orang-orang Herodian Mar 3:6
o Para imam kepala Mar 11:18
o Orang-orang Saduki Mar 12:18
Tema-tema Kunci
1. Mukjizat Yesus. Buatlah daftar mukjizat yang dicatat dalam Injil Markus. Bandingkanlah daftar ini dengan jumlah perumpamaan yang ditulis dalam Injil Markus. Mengapa Markus sangat menekankan mukjizat Yesus? Mengapa Yesus melakukan Mukjizat? Coba temukan paling sedikit tiga alasan yang jelas.
2. Tanggapan orang banyak. Carilah ayat-ayat yang merupakan komentar Markus tentang kekaguman orang banyak ketika mereka menyaksikan mukjizat Yesus (misalnya Mar 1:27; 2:12; 4:41; 5:15; 6:50 dan seterusnya). Tulislah berbagai reaksi orang banyak dan jelaskan mengapa mereka memberikan reaksi yang berbeda-beda.
3. Sebutan istimewa bagi Yesus. Telitilah dalam Injil Markus dan catatlah sebutan-sebutan istimewa bagi Yesus yang dicatat oleh Markus. Berapa kali ia menggunakan sebutan Anak, Anak-Ku, Anak Allah, Anak Manusia? Siapa yang menggunakan sebutan Anak Manusia? Mengapa? (Pelajarilah Dan. Mar 7:13-28 dengan saksama).
4. Kuasa Yesus. Pelajarilah dengan saksama semua pasal yang menunjuk pada kuasa Yesus: Mar 1;22; 1:27; 2:10; 3:15; 6:7;11:27-33 dan Mar 13:34. Perhatikan secara khusus acuan terakhir ini: 'Sama seperti seorang yang bepergian: Ia meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya'. Ungkapan terakhir ini berarti 'memberikan kuasa kepada hamba-hambanya'.
Garis Besar Intisari: Markus (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Mar 1:1-13
Mar 1:1-11 Yohanes dan Sungai Yordan; Yesus dan Roh Kudus
Mar 1:12-13Pencobaan selama empat puluh hari
[2]
[1] PENDAHULUAN Mar 1:1-13
Mar 1:1-1 | 1 Yohanes dan Sungai Yordan; Yesus dan Roh Kudus |
Mar 1:12-13 | Pencobaan selama empat puluh hari |
[2] PULANG DAN PERGI KE GALILEA Mar 1:14-7:23
Mar 1:14-20 | Pengikut-pengikut Yesus yang pertama |
Mar 1:21-45 | Mukjizat-mukjizat kesembuhan |
Mar 2:1-3:6 | Lima peristiwa pertentangan |
Mar 3:7-35 | Guru dan murid-murid-Nya |
Mar 4:1-34 | Selalu dengan perumpamaan |
Mar 4:35-41 | Siapa gerangan orang ini? |
Mar 5:1-43 | Roh-roh jahat, penyakit dan kematian |
Mar 6:1-6 | Akibat ketidakpercayaan |
Mar 6:7-13 | Kuasa yang menyertai ketaatan |
Mar 6:14-29 | Herodes membunuh Yohanes Pembaptis |
Mar 6:30-44 | Lima roti, dua ikan, lima ribu orang |
Mar 6:45-56 | Berjalan di atas air: mukjizat yang mendahului banyak mukjizat lain |
Mar 7:1-23 | Yang di luar dan yang di dalam |
[3] YESUS DI DAERAH UTARA Mar 7:24-9:50
Mar 7:24-30 | Ke pantai: Tirus dan Sidon |
Mar 7:31-37 | Kesepuluh Kota |
Mar 8:1-13 | Tujuh roti, beberapa ikan dan empat ribu orang |
Mar 8:14-21 | Murid-murid yang bebal |
Mar 8:22-26 | Di Betsaida lagi |
Mar 8:27-9:1 | Lebih ke utara: Kaisarea Filipi |
Mar 9:2-13 | "Kami melihat kemuliaan-Nya": pemuliaan |
Mar 9:14-29 | Tanpa doa berarti tanpa kuasa |
Mar 9:30-50 | Yang besar dan yang kecil |
[4] PERJALANAN KE SELATAN Mar 10:1-13:37
Mar 10:1-16 | Pernikahan, perceraian, anak-anak |
Mar 10:17-31 | Bahaya kemakmuran |
Mar 10:32-45 | Apa artinya menjadi seperti Yesus |
Mar 10:46-52 | Bartimeus Buta di Yerikho |
Mar 11:1-19 | Yesus di Yerusalem: Bait Allah dipersiapkan untuk upacara kurban |
Mar 11:20-26 | Kutuk terhadap pohon yang tidak berbuah |
Mar 11:27-12:44 | Permusuhan: Imam-imam kepala, Ahli Taurat, Tua-tua, orang Farisi, orang Herodian, orang Saduki |
Mar 13:1-37 | Nubuat: sekilas tentang tujuan akhir |
[5] PUSAT SEJARAH Mar 14:1-16:8
Mar 14:1-11 | Di Betania: Domba kurban diurapi |
Mar 14:12-25 | Perjamuan Tuhan |
Mar 14:26-42 | Taman Getsemani: sekilas tentang penderitaan |
Mar 14:43-15:15 | Ditangkap dan diadili |
Mar 15:16-47 | 'Disalibkan, mati dan dikuburkan' |
Mar 16:1-8 | 'Bangkit kembali dari antara orang mati' |
[6] PENUTUP 16:9-20
Mar 16:9-20 | Misi ke seluruh dunia diamanatkan dan dimulai |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi