
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Mat 24:3--26:45; Mat 25:32
Full Life: Mat 24:3--26:45 - PERCAKAPAN DI BUKIT ZAITUN.
Nas : Mat 24:3-25:46
Nubuat Yesus ini terutama merupakan jawaban atas pertanyaan para
murid-Nya, "Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan du...
Nas : Mat 24:3-25:46
Nubuat Yesus ini terutama merupakan jawaban atas pertanyaan para murid-Nya, "Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Yesus memberikan kepada mereka:
- (1) tanda-tanda umum yang akan terjadi selama zaman ini sampai pada akhir zaman (Mat 24:4-14);
- (2) tanda-tanda khusus yang menunjukkan bahwa akhir zaman telah tiba, yaitu masa kesengsaraan besar (Mat 24:15-28);
- (3) tanda-tanda yang menakjubkan yang terjadi pada saat Ia datang dengan kemuliaan dan kuasa (Mat 24:29-31);
- (4) peringatan kepada orang kudus dalam masa kesengsaraan besar agar berjaga-jaga terhadap tanda-tanda yang menuju kepada kedatangan Kristus yang dinanti-nantikan segera setelah masa kesengsaraan besar berakhir (Mat 24:32-35);
- (5) peringatan kepada orang percaya yang hidup sebelum masa
kesengsaraan untuk siap sedia secara rohani karena kedatangan
Kristus untuk jemaat-Nya akan terjadi pada saat yang tak diduga-duga
(Mat 24:36-51; 25:1-30;
lihat cat. --> Yoh 14:3, dan
[atau ref. Yoh 14:3]
lihat art. KEANGKATAN GEREJA);
- (6) suatu gambaran mengenai penghakiman bangsa-bangsa setelah Ia datang kembali ke bumi (Mat 25:31-46). Perlu diperhatikan bahwa banyak rincian mengenai kedatangan kembali Kristus tidak dijelaskan dalam pasal Mat 24:1-51. Selanjutnya, sampai saat ini belum ada seorang pun yang mengartikan semua nubuat mengenai akhir zaman dengan kepastian penuh. Dalam percakapan Yesus terdapat unsur rahasia yang perlu kerendahan hati dan hati yang tertuju kepada Tuhan Yesus sendiri. Kita dapat menantikan tambahan pengertian tentang penyataan ini pada akhir zaman (bd. Dan 12:9).

Full Life: Mat 25:32 - MEMISAHKAN DOMBA DARI KAMBING.
Nas : Mat 25:32
Peristiwa pemisahan ini terjadi setelah masa kesengsaraan besar dan
kedatangan Kristus kembali ke bumi tetapi sebelum memulai memer...
Nas : Mat 25:32
Peristiwa pemisahan ini terjadi setelah masa kesengsaraan besar dan kedatangan Kristus kembali ke bumi tetapi sebelum memulai memerintah bumi ini (bd. Dan 7:9-14; Wahy 5:10; 19:11-20:4).
- 1) Pada saat Kristus datang kembali orang yang sudah selamat dan yang tidak selamat yang masih hidup di bumi ini dan lolos dari masa kesengsaraan besar masih bercampur.
- 2) Penghakiman ketika itu meliputi pemisahan orang fasik dari orang
benar (ayat Mat 25:32-33;
lihat cat. --> Mat 13:41).
[atau ref. Mat 13:41]
- 3) Penghakiman itu akan dilandaskan pada perbuatan kasih dan kebaikan terhadap mereka yang menjadi milik Kristus dan yang menderita. Ungkapan kasih dan belas kasihan ini dianggap sebagai tindakan yang menunjukkan iman dan keselamatan sejati (ayat Mat 25:35-46).
- 4) Orang fasik tidak akan diizinkan untuk memasuki Kerajaan Kristus, tetapi akan langsung dicampakkan ke dalam tempat hukuman kekal (ayat Mat 25:41,46; Wahy 14:11).
- 5) Orang benar akan mewarisi hidup kekal (ayat Mat 25:46) dan
Kerajaan Allah (ayat Mat 25:34;
lihat cat. --> Wahy 20:4).
[atau ref. Wahy 20:4]
Jerusalem -> Mat 25:32
Jerusalem: Mat 25:32 - semua bangsa Artinya semua manusia dari segala zaman. Kebangkitan orang mati tidak sampai disebutkan, tetapi pasti di andaikan, bdk Mat 10:15; Mat 11:22-24; Mat 12...
Artinya semua manusia dari segala zaman. Kebangkitan orang mati tidak sampai disebutkan, tetapi pasti di andaikan, bdk Mat 10:15; Mat 11:22-24; Mat 12:41 dst.
Bab ini melandjutkan atjara bab 24 Mat 24.

Ende: Mat 25:31-46 - -- Jang chususnja dipertimbangkan pada pengadilan terachir, dan terlebih
menentukan nasib abadi, ialah sikap manusia terhadap sesamanja atau dengan lain
...
Jang chususnja dipertimbangkan pada pengadilan terachir, dan terlebih menentukan nasib abadi, ialah sikap manusia terhadap sesamanja atau dengan lain kata: pengamalan hukum tjinta-kasih.

Ende: Mat 25:32 - -- Biasanja domba-domba dan kambing-kambing digembalakan bersama dan dipisahkan
pada sendja sebelum masuk kandang.
Biasanja domba-domba dan kambing-kambing digembalakan bersama dan dipisahkan pada sendja sebelum masuk kandang.
Ref. Silang FULL -> Mat 25:32
Ref. Silang FULL: Mat 25:32 - akan memisahkan // dari kambing · akan memisahkan: Mal 3:18
· dari kambing: Yeh 34:17,20
· akan memisahkan: Mal 3:18
· dari kambing: Yeh 34:17,20

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mat 25:31-46
Matthew Henry: Mat 25:31-46 - Jalannya Penghakiman Terakhir Jalannya Penghakiman Terakhir (25:31-46)
Di sini diceritakan tentang berlangsungnya penghakiman terakhir pada hari yang mulia itu. Ada beberapa bag...
Jalannya Penghakiman Terakhir (25:31-46)
- Di sini diceritakan tentang berlangsungnya penghakiman terakhir pada hari yang mulia itu. Ada beberapa bagian di dalamnya yang diungkapkan dalam bentuk perumpamaan, seperti pemisahan antara domba dan kambing serta percakapan antara hakim dan orang-orang yang diadili, tetapi perikop ini secara keseluruhan tidak bisa disebut sebagai sebuah perumpamaan karena tidak ada kemiripan yang diperbandingkan di sini. Oleh karena itu, perikop ini lebih tepat disebut sebagai suatu penggambaran mengenai penghakiman terakhir daripada sebagai suatu perumpamaan. Dengan perkataan lain, perikop ini adalah penjelasan dari perumpamaan-perumpamaan sebelumnya.
- Di sini dibahas tentang:
- I. Penempatan Sang Hakim di atas kursi pengadilan (ay. 31), Apabila Anak Manusia datang.
- Perhatikan baik-baik di sini:
- . Bahwa akan ada penghakiman di kemudian hari. Penghakiman ini akan memutuskan nasib setiap orang untuk dibawa pada kebahagiaan atau kesengsaraan kekal, dan mereka juga akan menerima balasan setimpal dengan apa yang dilakukan dalam kehidupan sekarang yang penuh pencobaan dan ujian. Mereka akan dihakimi sesuai dengan peraturan Injil yang kekal.
- . Penyelenggaraan penghakiman pada hari yang mulia itu diserahkan kepada Anak Manusia, karena Allah akan menghakimi dunia ini melalui Dia (Kis. 17:31). Kepada Dialah semua penghakiman diserahkan. Itulah sebabnya mengapa penghakiman pada hari itu, yang merupakan pusat dari seluruh penghakiman, juga diserahkan kepada-Nya. Di sini, seperti juga di bagian lain dalam Alkitab, Kristus selalu disebut sebagai Anak Manusia bila yang dibahas adalah tentang penghakiman terakhir, karena Ia harus menghakimi anak-anak manusia (Ia menjadikan diri-Nya sama dengan mereka, kecuali bahwa Ia tidak bercacat sama sekali). Karena sikapnya yang begitu rendah hati dengan mengambil sifat manusia, dan menjadi anak manusia, maka Ia akan memperoleh balasan melalui kemuliaan yang diberikan kepada-Nya pada hari itu serta mendapatkan kehormatan atas sifat manusia itu.
- . Tampilnya Kristus untuk menghakimi dunia ini dipenuhi kemegahan dan kemuliaan. Dikatakan bahwa Agripa dan Bernike memasuki ruang pengadilan dengan segala kebesaran (Kis. 25:23), tetapi dalam ungkapan aslinya dikatakan dengan segala kemewahan. Kristus akan mendatangi tempat pengadilan dalam kemuliaan sejati: Surya Kebenaran akan bersinar pada titik tertinggi. Dia yang berkuasa atas raja-raja bumi ini akan menunjukkan kekayaan kemuliaan Kerajaan-Nya dan keindahan kebesaran-Nya yang bersemarak, dan seluruh dunia akan melihat apa yang sekarang hanya dipercayai oleh orang-orang kudus -- bahwa Ia adalah cahaya kemuliaan Bapa-Nya. Ia akan datang bukan saja dalam kemuliaan Bapa-Nya, tetapi dalam kemuliaan-Nya sendiri, sebagai Sang Pengantara. Kedatangan-Nya yang pertama dibayangi awan gelap ketidakjelasan, tetapi kedatangan-Nya yang kedua akan diliputi oleh awan kemuliaan yang cemerlang. Kepastian tentang kemuliaan di masa depan, yang diberikan Kristus kepada murid-murid-Nya dulu, membantu meringankan beban salib yang menyakitkan dan aib serta penderitaan-Nya yang sedang mendekat.
- . Ketika Kristus datang dalam kemuliaan-Nya untuk menghakimi dunia ini, Ia akan membawa semua malaikat-malaikat kudus-Nya bersama-sama dengan Dia. Pribadi yang mulia ini akan membawa pengiring yang mulia juga, yang tak terhitung jumlahnya. Bukan hanya para pengiring-Nya, tetapi juga para pelayan keadilan-Nya. Mereka akan datang bersama Dia untuk menyatakan kebesaran dan pelayanan mereka. Mereka harus datang untuk menyerukan penghakiman itu (1Tes. 4:16), untuk mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya (Mat. 24:31), untuk mengikat ilalang (Mat. 13:40), untuk menjadi saksi bagi kemuliaan orang-orang kudus (Luk. 12:8), dan kesengsaraan orang-orang berdosa (Why. 14:10).
- . Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Sekarang Ia sedang duduk bersama-sama Bapa-Nya di atas takhta-Nya, dan takhta itu adalah takhta anugerah, yang boleh kita hampiri dengan penuh keberanian. Itu adalah takhta pemerintahan, takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia adalah Imam atas takhta itu: tetapi kemudian Ia akan duduk di atas takhta kemuliaan-Nya, yaitu kursi pengadilan (Dan. 7:9-10). Meskipun tidak ada satu pun takhta kerajaan yang menyamai takhta Salomo, namun jika dibandingkan dengan takhta Kristus, takhta Salomo itu hanyalah sampah belaka. Semasa masih dalam keadaan manusia, Kristus diadili dan dijatuhi hukuman penjara, tetapi pada kedatangan-Nya yang kedua kali, Ia akan duduk sebagai Sang Hakim di pengadilan.
- II. Semua anak manusia datang di hadapan-Nya (ay. 32), semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya. Perhatikanlah, penghakiman pada hari yang mulia itu merupakan pengadilan umum. Semua orang harus dikumpulkan di hadapan pengadilan Kristus. Semua orang dari segala abad, dari permulaan sampai akhir dunia ini, dari semua tempat di bumi ini, bahkan dari sudut-sudut terpencil di dunia yang paling tak dikenal, dan yang jauh dari mana pun, semua bangsa yang diciptakan dari satu darah dan tinggal di segenap penjuru bumi.
- III. Perbedaan yang kemudian dibuat antara yang mulia dan yang hina. Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti lalang dan gandum dipisahkan pada saat penuaian, ikan yang baik dan ikan yang tidak baik di tepi pantai, serta gandum dan sekam dalam alat penampi. Orang jahat dan orang benar di dunia ini tinggal bersama-sama di dalam berbagai negara, kota, jemaat, dan keluarga yang sama. Keadaan mereka tidak dapat dibedakan satu sama lain, seperti kegagalan orang-orang kudus atau kemunafikan orang-orang berdosa, semua hampir sama. Tetapi, pada hari itu mereka akan dipisahkan, dan dipisahkan untuk selama-lamanya. Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik (Mal. 3:18). Di dunia, mereka tidak dapat memisahkan diri sendiri dari orang lain (1Kor. 5:10), dan tidak ada yang dapat memisahkan mereka (Mat. 13:29). Tetapi Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya, dan Ia dapat memisahkan mereka. Pemisahan ini begitu pastinya sehingga orang-orang kudus yang paling sedikit jumlahnya tidak akan tersesat di tengah kesesakan kerumunan orang berdosa, dan demikian pula, orang-orang berdosa yang tampaknya paling suci sekalipun tidak akan tersembunyi di antara kerumunan orang-orang benar (Mzm. 1:5). Masing-masing akan menuju tempatnya sendiri. Keadaan ini disamakan seperti seorang gembala yang memisahkan domba dari kambing (Yeh. 34:17), Sungguh, Aku akan menjadi hakim antara domba dengan domba.
- Perhatikanlah:
- . Yesus Kristus adalah Sang Gembala Agung. Sekarang Ia memberi makan kawanan domba-Nya seperti seorang gembala, dan karenanya dengan cepat Ia akan mengenali domba yang menjadi milik-Nya dan yang bukan, sama seperti Laban memisahkan domba-dombanya dari domba-domba Yakub sejauh tiga hari perjalanan (Kej. 30:35-36).
- . Orang-orang saleh itu sama seperti domba: tidak berdosa, lemah lembut, sabar, dan berguna. Orang-orang jahat sama seperti kambing, jenis binatang yang lebih rendah, buruk, dan susah diatur. Di dunia ini, domba dan kambing makan rumput bersama-sama sepanjang hari di padang rumput yang sama, tetapi pada malam hari dikandangkan di celah gunung yang berbeda. Setelah dipisahkan, Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya (ay. 33). Kristus memberikan kehormatan kepada orang-orang saleh, seperti kita menunjukkan rasa hormat kepada mereka yang kita tempatkan di sebelah kanan kita. Tetapi, orang-orang jahat akan dibangkitkan untuk mengalami kehinaan dan kengerian kekal (Dan. 12:2). Tidak dikatakan bahwa Ia akan menempatkan orang-orang kaya di sebelah kanan-Nya, dan orang-orang miskin di sebelah kiri-Nya; orang-orang terpelajar dan orang-orang bangsawan di sebelah kanan-Nya dan orang-orang yang tidak terpelajar dan rakyat jelata di sebelah kiri-Nya. Semua bentuk pemisahan lain, baik besar maupun kecil akan ditiadakan, namun pemisahan antara orang kudus dan orang berdosa, antara orang yang dikuduskan dan tidak dikuduskan, akan tinggal tetap kekal sampai selama-lamanya, dan kekekalan umat manusia akan ditentukan oleh pemisahan tersebut. Orang-orang jahat meremehkan berkat, kekayaan, dan kehormatan, sehingga begitulah nasib mereka kelak.
- IV. Jalannya penghakiman bagi masing-masing kelompok.
- . Mengenai orang-orang saleh yang ditempatkan di sebelah kanan. Perkara orang-orang ini harus diselesaikan terlebih dahulu agar mereka dapat menjadi penilai bersama-sama dengan Kristus untuk mengadili orang-orang berdosa, orang-orang yang akan merasa semakin sengsara saat melihat Abraham, Ishak, dan Yakub berada di dalam Kerajaan Allah (Luk. 13:28).
- Perhatikan baik-baik di sini:
- (1) Kemuliaan yang dianugerahkan kepada mereka. Perkataan yang bukan saja akan membebaskan mereka dari tuduhan, tetapi juga mengangkat dan memberi ganjaran kepada mereka (ay. 34). Raja itu akan berkata kepada mereka. Ia yang dahulunya adalah Sang Gembala (yang menunjukkan perhatian dan kelembutan-Nya dalam menilai mereka), di sini menjadi Sang Raja, yang menunjukkan kewenangan yang akan digunakan-Nya untuk menjatuhkan hukuman: di mana ada sabda Sang Raja, di sana ada kekuasaan. Dalam pengadilan-Nya terhadap orang-orang saleh itu terdapat dua hal:
- [1] Pengakuan bahwa orang-orang kudus adalah orang-orang yang diberkati Tuhan; Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku.
- Pertama, Ia menyatakan bahwa mereka diberkati, dan sabda-Nya menjadikan mereka seperti itu. Ketidaksetiaan mereka terhadap hukum Taurat telah mengundang kutuk dari hukum Taurat itu, tetapi Kristus telah menebus mereka dari kutuk hukum Taurat, dan telah membeli berkat itu bagi mereka, dan memerintahkan berkat itu kepada mereka.
- Kedua, yang diberkati oleh Bapa-Nya. Dihina dan dikutuk oleh dunia ini, tetapi diberkati oleh Allah. Seperti Roh memuliakan Anak (Yoh. 16:14), begitulah Anak akan memuliakan Bapa dengan merujukkan keselamatan orang-orang kudus kepada-Nya sebagai Sebab Pertama. Segala berkat rohani di dalam sorga yang dikaruniakan kepada kita mengalir dari Allah, yang adalah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus (Ef. 1:3).
- Ketiga, Ia memanggil mereka untuk datang. Yang dimaksud dengan datang di sini adalah, "Selamat datang, ribuan selamat datang, kepada berkat-berkat Bapa-Ku; marilah kepada-Ku, marilah bersama-Ku selamanya; kamu yang telah mengikut Aku memikul salib, sekarang akan ikut bersama-Ku mengenakan mahkota. Mereka yang diberkati Bapa-Ku adalah kekasih jiwa-Ku, mereka yang sudah terlampau lama jauh dari-Ku. Kemarilah sekarang, datanglah ke pangkuan-Ku, datanglah kepada lengan-Ku yang terentang, masuklah dalam pelukan kasih sayang-Ku yang terdalam!" Oh, betapa besarnya sukacita yang memenuhi hati orang-orang kudus pada hari itu! Sekarang kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta anugerah, tetapi nanti kita akan menghampiri takhta kemuliaan dengan penuh keberanian. Firman ini mengulurkan tongkat emas, dengan jaminan bahwa permohonan kita akan dikabulkan sampai setengah kerajaan. Sekarang Roh itu berkata, "Marilah," di dalam firman; dan pengantin perempuan itu berkata, "Marilah," di dalam doa, dan hasilnya adalah persekutuan yang indah. Tetapi, puncak kebahagiaannya adalah ketika Raja itu berkata, "Marilah."
- [2] Izin masuk ke dalam keberkatan dan Kerajaan Bapa yang diberikan kepada orang-orang kudus adalah terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu.
- Pertama, kebahagiaan yang akan mereka miliki sangat berlimpah. Kita diberi tahu tentang hal itu oleh Dia yang mengetahui tentang hal itu, Dia yang telah menyediakannya bagi mereka, dan menjadikan mereka milik-Nya sendiri.
- . Yang diberikan adalah sebuah kerajaan, yang dianggap sebagai harta milik paling berharga di muka bumi, termasuk kekayaan dan kemuliaan terbesar yang ada di dalamnya. Semua orang yang menerima kerajaan itu akan mengenakan kemuliaan mahkota itu, menikmati semua kesenangan istana, dan menguasai keistimewaan harta di negeri itu. Namun, itu hanyalah sedikit mirip dengan kebahagiaan besar orang-orang kudus di dalam sorga. Mereka yang di dunia ini menjadi pengemis dan orang tahanan, yang dianggap paling hina dari semuanya, kelak akan mewarisi kerajaan (Mzm. 113:7; Why. 2:16-27).
- . Kerajaan itu telah disediakan: kebahagiaannya haruslah sangat besar, karena merupakan hasil rancangan ilahi. Perhatikanlah, untuk menghibur orang-orang kudus di dalam Kerajaan kemuliaan, dilakukan persiapan bersar-besaran. Bapa merancangnya dalam pikiran-Nya yang penuh kasih, dan menyediakannya bagi mereka dalam kebesaran hikmat dan kuasa-Nya. Anak telah menebusnya bagi mereka, dan masuk ke dalamnya sebagai pelopor untuk menyediakan tempat bagi mereka (Yoh. 14:2). Sedangkan Roh Kudus, yang mempersiapkan mereka untuk Kerajaan itu, menyiapkan Kerajaan itu bagi mereka.
- . Kerajaan itu disediakan bagi mereka. Hal ini menunjukkan:
- (1) Kelayakan kebahagiaan ini, yang disesuaikan dengan sifat jiwa, dan dengan sifat baru dari jiwa yang dikuduskan.
- (2) Hak milik dan keuntungan di dalamnya. Kerajaan itu disediakan dengan maksud untuk diberikan kepada mereka. Bukan hanya untuk orang seperti Anda, tetapi untuk Anda, atas nama Anda. Anda yang dipilih secara pribadi dan secara khusus untuk diselamatkan melalui pengudusan.
- . Kerajaan tersebut disediakan sejak dunia dijadikan. Kebahagiaan ini dirancang bagi orang-orang kudus, dan mereka dirancang bagi Kerajaan itu, sebelum dunia dijadikan, dari sejak kekekalan (Ef. 1:4). Tujuan, yang menjadi bagian terakhir dalam pelaksanaan, dijadikan yang pertama dalam rancangan. Sang Hikmat Yang Tak Terbatas menaruh perhatian pada pemuliaan kekal orang-orang kudus sejak semua ciptaan dijadikan, Semuanya itu terjadi oleh karena kamu (2Kor. 4:15). Atau, hal itu juga berarti penyediaan tempat kebahagiaan ini, yang akan menjadi kedudukan dan tempat tinggal orang-orang yang diberkati, sejak permulaan karya penciptaan (Kej. 1:1). Ketika dasar-dasar bumi diletakkan, bintang-bintang fajar di langit segala langit bersorak-sorak bersama-sama (Ayb. 38:4-7).
- Kedua, hak milik yang akan mereka pegang dan miliki sangatlah baik. Mereka akan datang dan mewarisinya. Apa yang kita peroleh akan didapatkan melalui pewarisan, bukan melalui pembelian yang kita lakukan sendiri, tetapi murni karena tindakan Allah, mengikuti istilah ahli hukum. Allah sendirilah yang menjadikan mereka ahli waris, ahli waris Kerajaan Sorga. Kita menjadi ahli waris berdasarkan kedudukan kita sebagai anak, pengangkatan kita sebagai anak. Jika kita adalah anak, maka kita adalah ahli waris. Hak yang diperoleh melalui pewarisan merupakan hak yang terindah dan terpasti. Secara tidak langsung ini dirujuk oleh hal kepemilikan atas tanah di negeri Kanaan yang diteruskan melalui pewarisan, dan tidak dapat dipindahtangankan lebih lama daripada tahun Yobel. Begitulah warisan sorgawi juga tidak dapat dibatalkan dan dipindahtangankan. Di dunia ini, orang-orang kudus bagaikan ahli-ahli waris yang belum akil balig, yang berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai saat yang ditentukan oleh Bapa (Gal. 4:1-2). Setelah itu, mereka akan memiliki hak penuh yang sekarang diperoleh melalui anugerah. Mari, dan warisilah.
- (2) Alasan yang mendasari keputusan ini (ay. 35-36), Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan. Karena itu kita tidak dapat menyimpulkan bahwa perbuatan kita yang baik patut mendapatkan kebahagiaan sorga, seberapa berharga ataupun istimewanya perbuatan kita itu: kebaikan kita tidak membuat pengaruh apa-apa bagi Allah. Sebaliknya, jelaslah bahwa Yesus Kristus akan menghakimi dunia ini dengan peraturan yang sama seperti yang digunakan-Nya untuk memerintah dunia, dan karena itu Ia akan memberikan pahala kepada orang-orang yang menaati hukum tersebut. Ketaatan mereka akan disebut, bukan sebagai hak mereka, tetapi sebagai bukti bahwa mereka adalah milik Kristus dan hasil tebusan-Nya. Kebahagiaan ini akan disahkan bagi orang-orang percaya yang taat, bukan berdasarkan quantum meruit -- pertimbangan jasa yang mengharuskan adanya hubungan antara pekerjaan dan imbalan, melainkan berdasarkan janji penebusan Allah oleh Yesus Kristus dan berdasarkan keuntungan yang telah diatur dalam berbagai ketentuan dan batasan tertentu. Penebusan dan janji itulah yang memberikan hak, sedangkan ketaatan hanyalah persyaratan yang dirancang bagi orang itu. Hak kepemilikan yang dibuat berdasarkan persyaratan tertentu mutlak menjadi hak si pewaris bila persyaratan itu dipenuhi sesuai dengan maksud yang sebenarnya dari si penyumbang atau pembuat warisan itu. Meskipun hak tersebut didasarkan pada perbuatan atau kehendak si pembuat warisan, pelaksanaan dari persyaratan yang telah ditetapkan harus dibuktikan: itulah yang terjadi di sini. Karena Kristus adalah Sang Pelaksana keselamatan yang kekal hanya bagi mereka yang menaati-Nya, dan mereka yang dengan tekun berbuat baik.
- Nah, perbuatan baik yang dimaksudkan di sini adalah seperti yang umumnya kita kenal sebagai pekerjaan amal bagi orang-orang miskin. Ini bukan berarti bahwa banyak orang yang akan ditempatkan di sebelah kanan-Nya selama hidup pernah memberi makan orang yang lapar atau memberikan pakaian kepada mereka yang telanjang karena kurang mampu. Justru merekalah yang diberi makan dan pakaian berkat kemurahan hati orang lain. Yang mau diberikan di sini hanyalah suatu contoh ketaatan tulus saja, yang pada intinya mengajarkan kita bahwa iman yang didasarkan pada kasih itulah yang diutamakan dalam iman Kristen. Tunjukkanlah imanmu dari perbuatan-perbuatanmu. Tidak ada yang akan membuat pertanggungjawaban yang baik nanti menjadi berlimpah selain buah-buah kebenaran dalam perilaku yang baik pada masa kini. Perbuatan baik yang digambarkan di sini meliputi tiga hal, yang harus ada dalam diri semua orang yang diselamatkan.
- [1] Menyangkal diri dan menganggap hina dunia ini. Artinya, menganggap perkara-perkara dari dunia sebagai hal yang tidaklah baik kecuali kalau bisa dimanfaatkan untuk kebaikan. Mereka yang tidak memiliki apa pun untuk berbuat baik, juga harus menunjukkan sikap yang sama, dengan menjadi orang-orang miskin yang tahu bersyukur dan penuh sukacita. Mereka yang cocok bagi sorga adalah mereka yang mati terhadap dunia ini.
- [2] Mengasihi sesama kita, yang menjadi hukum terutama yang kedua dan merupakan penggenapan dari hukum Taurat, serta menjadi persiapan istimewa bagi dunia kasih yang kekal. Kita harus membuktikan kasih ini dengan kesiapan kita untuk berbuat baik dan menyampaikannya secara lisan. Ungkapan harapan yang indah tanpa perbuatan baik hanyalah ejekan belaka (Yak. 2:15-16; 1Yoh. 3:17). Mereka yang tidak memiliki apa-apa untuk diberikan, harus menunjukkan sikap yang sama dengan suatu cara lain.
- [3] Kepercayaan dengan pandangan tertuju kepada Yesus Kristus. Yang diberi penghargaan di sini adalah tindakan meringankan beban orang miskin demi Kristus, karena kasih kepada-Nya dan dengan pandangan yang tertuju kepada-Nya. Inilah yang mendatangkan kemuliaan bagi perbuatan baik, bila perbuatan baik itu kita maksudkan sebagai pelayanan bagi Tuhan Yesus Kristus, baik mereka yang bekerja untuk kehidupan mereka sendiri, maupun yang bekerja untuk menghidupi orang lain (Ef. 6:5-7). Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan dalam nama Tuhan Yesus Kristus itulah yang nanti akan diterima Allah (Kol. 3:17). Ketika Aku lapar, artinya, ketika murid-murid-Ku dan para pengikut-Ku yang sedang lapar, baik akibat dianiaya musuh karena berbuat baik maupun akibat penyelenggaraan pemeliharaan ilahi. Karena segala sesuatu sama bagi sekalian, baik orang benar maupun orang yang jahat, kamu harus memberi mereka makan.
- Perhatikanlah:
- Pertama, Allah Sang Pemelihara begitu beragam dalam mengatur dan menetapkan keadaan umat-Nya di dunia ini, di mana ada sebagian orang dimampukan untuk memberi bantuan, sedangkan yang lainnya memerlukan bantuan. Tidaklah mengherankan bila mereka yang menikmati kesedapan sorgawi merasa lapar dan haus serta kekurangan makanan sehari-hari; bila mereka yang tinggal di dalam Allah menjadi pendatang di negeri asing; bila mereka yang mengenakan Kristus kekurangan pakaian untuk menghangatkan tubuh mereka; bila mereka yang memiliki jiwa yang sehat memiliki tubuh yang sakit-sakitan; dan bila mereka yang telah dimerdekakan oleh Kristus dikurung di dalam penjara.
- Kedua, pekerjaan amal dan kebajikan yang kita lakukan sesuai dengan kemampuan kita merupakan hal yang perlu bagi keselamatan kita, dan akan lebih ditekankan pada penghakiman di hari yang mulia itu daripada yang pada umumnya dibayangkan orang. Pekerjaan ini harus menjadi bukti kasih kita dan pengakuan penerimaan kita atas Injil Kristus (2Kor. 9:13). Tetapi, penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan.
- Sekarang, orang-orang kudus menyatakan keberatan atas alasan ini dengan penuh kerendahan hati, tetapi hal itu dijelaskan sendiri oleh Sang Hakim.
- . Alasan itu dipertanyakan oleh orang-orang benar (ay. 37-39). Bukan seolah-olah mereka tidak suka mewarisi Kerajaan itu atau merasa malu atas perbuatan-perbuatan baik mereka, tetapi:
- (1) Ungkapan itu bersifat perumpamaan, dirancang untuk memperkenalkan dan menanamkan kebenaran-kebenaran agung ini, bahwa Kristus sangat menghargai pekerjaan cinta kasih ini dan sangat berkenan atas kebaikan yang dilakukan bagi umat-Nya demi kepentingan-Nya. Atau,
- (2) Mereka menunjukkan kekaguman dalam sikap penuh kerendahan hati yang akan memenuhi orang-orang kudus yang dimuliakan, karena pelayanan yang begitu sederhana dan tidak berarti yang telah mereka lakukan ternyata memperoleh pujian demikian tinggi dan diberi ganjaran begitu berlimpah-limpah. Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan? Perhatikanlah, jiwa-jiwa yang mulia cenderung memandang rendah perbuatan baik mereka, sebagai sesuatu yang sangat tidak layak khususnya bila dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Berlawanan dengan sikap ini adalah perangai orang yang berkata, "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" (Yes. 58:3). Orang-orang kudus di dalam sorga akan bertanya-tanya, apa gerangan yang telah membawa mereka sampai ke sana, dan mengapa Allah begitu menghormati mereka dan pelayanan mereka. Hal itu bahkan membuat Natanael merasa malu ketika mendengar pujian Kristus, Bagaimana Engkau mengenal aku? (Yoh. 1:47-48; Ef. 3:20). "Bilamanakah kami melihat Engkau lapar? Kami telah sering kali melihat orang-orang miskin dalam penderitaan, tetapi bilamanakah kami melihat Engkau?" Perhatikanlah, Kristus berada di antara kita lebih sering daripada yang kita sangka. Dapat dipastikan Ia berada dalam firman-Nya, dalam ketetapan-Nya, dalam diri para pelayan-Nya, dalam Roh-Nya, dan ya, dalam diri orang-orang miskin. Kita tidak menyadarinya ketika: Aku melihat engkau di bawah pohon ara (Yoh. 1:48).
- . Hal itu dijelaskan oleh Sang Hakim sendiri (ay. 40), Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku, untuk yang paling hina, untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Pada hari yang mulia nanti, perbuatan-perbuatan baik orang-orang kudus:
- (1) Akan diingat seluruhnya. Yang terkecil dan tak berarti, bahkan secangkir air sejuk pun tidak terlupakan.
- (2) Semua akan diperhitungkan setinggi-tinggnya untuk keuntungan mereka. Sebagaimana Kristus berusaha memanfaatkan sebaik-baiknya kelemahan mereka, demikian juga Ia menghargai setinggi-tingginya pelayanan mereka.
- Lihatlah pahala apa yang disediakan Kristus bagi mereka yang memberi makan kepada orang lapar dan memberi pakaian kepada orang telanjang. Tetapi bagaimana dengan orang-orang saleh yang miskin, yang tidak memiliki apa-apa untuk dibagikan? Haruskah mereka ditolak? Tidak.
- [1] Kristus akan mengakui mereka sebagai saudara-Nya, bahkan yang paling hina sekalipun. Ia tidak akan merasa malu dan juga tidak menganggap bahwa dengan menyebut mereka saudara hal ini akan merusak nama baik-Nya (Ibr. 2:11). Ia takkan memungkiri sanak-Nya yang miskin. Lazarus bersandar di dada-Nya sebagai sahabat dan saudara. Dengan demikian Ia akan mengakui mereka (ay. Mat. 10:32).
- [2] Ia akan memperhitungkan kebaikan yang dilakukan bagi mereka itu sebagai kebaikan yang dilakukan untuk diri-Nya sendiri. Kamu telah melakukannya untuk Aku. Ini menunjukkan rasa hormat-Nya kepada orang-orang miskin yang telah ditolong, dan juga kepada orang-orang kaya yang telah membantu mereka. Perhatikanlah, Kristus mendukung masalah yang dihadapi umat-Nya, dan menganggap diri-Nya sendiri berkepentingan dalam kepentingan mereka. Ia merasa diri-Nya sendirilah yang diterima, dikasihi, dan diakui di dalam mereka. Jika Kristus sendiri berada di antara kita dalam kemiskinan, seberapa siapkah kita untuk menolong Dia? Di dalam penjara, sesering apakah kita mengunjungi Dia? Seharusnya kita iri dengan kehormatan orang-orang yang melayani Dia dengan kekayaan mereka (Luk. 8:3). Di mana pun orang-orang kudus dan para pelayan jemaat miskin berada, di sanalah Kristus berada dan siap menerima kebaikan kita di dalam mereka, dan perbuatan itu akan dimasukkan ke dalam catatan-Nya.
- . Inilah keadaan penghakiman bagi orang-orang jahat yang berada di sebelah kiri-Nya. Mengenai hal itu diceritakan:
- (1) Hukuman yang dijatuhkan kepada mereka (ay. 41). Ditempatkan di sebelah kiri sudah merupakan hal yang memalukan bagi mereka, tetapi itu belumlah yang terburuk. Selanjutnya Ia akan berkata juga kepada mereka, "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk." Setiap kata yang diucapkan mengandung kengerian, sama seperti bunyi sangkakala di gunung Sinai, kian lama kian keras bunyinya. Setiap tekanan suara semakin lama menjadi semakin menyedihkan, dan sama sekali tidak mengandung penghiburan.
- [1] Berada dekat dengan Kristus memiliki kepuasan sendiri, meskipun Ia sedang merasa tidak senang. Tetapi keadaan seperti itu tidak akan diperbolehkan, Enyahlah dari hadapan-Ku. Di dunia ini mereka sering diundang untuk datang kepada Kristus guna memperoleh hidup dan perhentian, tetapi mereka menutup telinga atas undangan ini. Oleh karena itu, adillah bila mereka yang tidak mau datang kepada Kristus diusir dari hadapan-Nya. "Enyahlah dari hadapan-Ku yang adalah sumber semua kebaikan, dari hadapan-Ku yang adalah Sang Juruselamat, dan karenanya juga enyah dari semua harapan keselamatan. Tidak ada lagi yang dapat Kukatakan atau perbuat denganmu." Di dunia ini mereka berkata kepada Yang Mahakuasa, "Pergilah dari pada kami." Tetapi, nanti Ia lebih menyukai memperlakukan mereka dengan sewenang-wenang, dan berkata kepada mereka, "Enyahlah dari hadapan-Ku." Perhatikanlah, enyah dari hadapan Kristus berarti neraka yang paling dalam.
- [2] Jika mereka harus enyah, enyah dari hadapan Kristus, apakah mereka akan dilepas dengan berkat, kebaikan, dan setidaknya dengan kata-kata penuh belas kasihan? Tidak, Enyahlah, hai kamu orang-orang terkutuk. Mereka yang menolak datang kepada Kristus untuk memperoleh berkat, harus enyah dari hadapan-Nya di bawah beban kutuk, yaitu kutuk hukum Taurat bagi setiap orang yang melanggarnya (Gal. 3:10). Mereka cinta kepada kutuk, biarlah kutuk itu datang kepada mereka. Tetapi perhatikan baik-baik, orang-orang benar akan disebut yang diberkati oleh Bapa-Ku, karena kondisi mereka yang diberkati sepenuhnya berasal dari anugerah Allah dan berkat-Nya sendiri. Sedangkan orang-orang jahat hanya disebut hai kamu orang-orang terkutuk, karena kutukan itu berasal dari diri mereka sendiri. Apakah Allah telah menjual mereka? Tidak, merekalah yang telah menjual diri mereka sendiri, mereka telah menempatkan diri sendiri di bawah kutuk (Yes. 50:1)
- [3] Jika mereka harus enyah, enyah yang disertai kutuk, tidak bolehkah mereka pergi ke suatu tempat yang menyenangkan dan nyaman? Tidakkah cukup menyedihkan bagi mereka untuk meratapi kehancuran mereka? Tidak, akan ada hukuman terhadap perasaan dan juga kehancuran. Mereka harus enyah ke dalam api, ke dalam siksaan yang begitu berat seperti api yang menjilat tubuh, dan masih banyak lagi. Api ini adalah murka Allah yang kekal yang dicurahkan ke atas jiwa-jiwa dan nurani orang-orang berdosa yang menjadikan diri mereka sebagai bahan bakar untuk api yang menyiksa itu. Allah kita adalah api yang menghanguskan, dan orang-orang berdosa akan segera jatuh ke dalam tangan-Nya (Ibr. 10:31; Rm. 2:8-9).
- [4] Jika harus enyah ke dalam api, apakah api tersebut api yang kecil dan lembut? Tidak, api itu adalah api yang telah disediakan. Itu adalah siksaan yang telah diatur dari dahulu kala (Yes. 30:33). Kutuk bagi orang-orang berdosa sering disebut sebagai tindakan kuasa ilahi, Dia yang mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, Allah menyatakan kuasa-Nya. Itu adalah hukuman kebinasaan dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya. Dari situ dapat dilihat apa yang akan dilakukan oleh Allah yang sedang murka untuk membuat ciptaan yang menjengkelkan merasa sengsara.
- [5] Jika harus enyah ke dalam api, api yang telah tersedia, semoga siksaan itu berlangsung singkat, agar mereka dapat menempuh api itu. Tidak, api murka Allah adalah api yang kekal, api yang melahap dan memangsa jiwa-jiwa yang kekal, yang takkan pernah padam karena kekurangan bahan bakar, akan tetap berkobar dan menyala oleh murka Allah yang kekal, sehingga tidak perlu ditiup dan dikobarkan. Sementara itu aliran belas kasihan dan anugerah tidak akan mengalir lagi selama-lamanya, tidak ada yang dapat memadamkan api itu lagi. Jika setetes air untuk menyejukkan lidah saja ditolak, apa lagi seember air untuk memadamkan api ini.
- [6] Jika mereka harus dihukum dalam keadaan sengsara yang tak berkesudahan, apakah mereka mempunyai beberapa kawan yang baik di sana? Tidak, tidak ada seorang kawan pun selain Iblis dan malaikat-malaikatnya, musuh-musuh yang mengikat perjanjian dengan mereka, dan yang turut membawa mereka ke dalam kesengsaraan ini, akan menguasai mereka di dalam siksaan ini. Semasa masih hidup, mereka melayani Iblis, karena itu sungguh sangat adil bila mereka dihukum di tempat Iblis berada; sama halnya dengan mereka yang melayani Kristus, mereka juga akan dibawa ke tempat-Nya, supaya di tempat Ia berada, mereka pun ada. Sungguh mengerikan tinggal di rumah yang dihuni oleh roh-roh jahat. Bagaimana jadinya kalau harus tinggal bersama mereka sampai selama-lamanya? Perhatikan baik-baik di sini.
- Pertama, Kristus menunjukkan adanya satu pribadi yang menjadi penghulu roh-roh jahat, pemimpin komplotan pemberontakan, sedangkan yang lainnya adalah malaikat-malaikatnya, pesuruhnya, dan melalui mereka, pribadi jahat ini mendukung kerajaannya. Pada hari itu, Kristus dan para malaikat-Nya akan mengalahkan naga itu dan malaikat-malaikatnya (Why. 12:7-8).
- Kedua, dikatakan bahwa api itu telah disediakan. Tempat itu disediakan bukan terutama untuk orang-orang jahat, seperti Kerajaan Sorga disediakan bagi orang-orang benar, sebab pada mulanya tempat itu dimaksudkan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Bila orang-orang berdosa menjalin persahabatan dengan Iblis dengan menuruti hawa nafsu mereka, mereka patut menyalahkan diri sendiri jika mereka menjadi bagian dari kesengsaraan yang disediakan bagi Iblis dan malaikat-malaikatnya. Calvin membuat catatan mengenai hal ini, Karena itu dikatakan bahwa siksaan bagi orang-orang terkutuk itu telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya, untuk memutuskan semua harapan mereka untuk melarikan diri dari tempat itu. Iblis dan malaikat-malaikatnya telah dijadikan tawanan di dalam jurang maut, jadi mampukah si cacing-cacing tanah ini berharap bisa melarikan diri?
- (2) Alasan bagi rancangan hukuman ini. Seluruh penghakiman Allah pasti adil, dan seluruh keputusan-Nya akan dibenarkan. Ia sendirilah Hakim, dan karena itu langit memberitakan keadilan-Nya.
- Sekarang:
- [1] Semua yang didakwakan kepada mereka dan yang digunakan sebagai dasar penjatuhan hukuman adalah kelalaian untuk melakukan kewajiban. Sama seperti yang terjadi sebelumnya, hamba yang jahat itu dihukum, bukan karena ia telah memboroskan harta tuannya, tetapi karena ia menyembunyikan talentanya di dalam tanah. Maka di sini, Ia tidak berkata, "Aku menderita kelaparan dan kehausan, karena kamu merampas makanan dan minuman-Ku; Aku menjadi seorang asing, karena kamu mengasingkan Aku; Aku telanjang, karena kamu merampas pakaian-Ku; Aku dipenjara, karena kamu menjebloskan Aku ke sana," tetapi Ia berkata, "Saat Aku menanggung semua kesusahan ini, kamu begitu mementingkan dirimu sendiri dan begitu sibuk dengan urusan dan kesenanganmu sendiri, menyita begitu banyak upayamu, dan juga sebagian besar uangmu, sehingga kamu tidak melayani seperti seharusnya untuk melepaskan dan menolong Aku. Kamu sama seperti orang-orang pelahap yang merasa aman di Sion, dan tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf" (Am. 6:4-6). Kelalaian merupakan kehancuran bagi banyak orang.
- [2] Yang dituduhkan adalah lalai melakukan pekerjaan kasih bagi orang-orang miskin. Mereka bukan dihukum karena mengabaikan pengorbanan dan korban bakaran mereka (mereka sangat giat dan berlimpah dalam kegiatan ini [Mzm. 50:8]), tetapi karena mengabaikan yang terpenting dalam hukum Taurat, yaitu: keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Orang Amon dan orang Moab tidak boleh masuk sebagai jemaah Tuhan, karena mereka tidak menyongsong bangsa Israel dengan roti dan air (Ul. 23:3-4). Perhatikanlah, tidak bermurah hati kepada orang-orang miskin merupakan dosa yang terkutuk. Bila harapan untuk mendapat pahala tidak bisa menggerakkan hati kita untuk melakukan perbuatan amal, maka baiklah bila rasa gentar akan hukuman Allah menggerakkan kita, sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Perhatikanlah, Ia tidak berkata, "Aku sakit, tetapi kamu tidak menyembuhkan Aku; Aku berada di dalam penjara, tetapi kamu tidak membebaskan Aku" (mungkin hal itu tidak sanggup mereka lakukan); tetapi Ia berkata, "Kamu tidak melawat Aku, sesuatu yang seharusnya mampu kaulakukan." Perhatikanlah, pada hari yang mulia itu, orang-orang berdosa akan dihukum karena mengabaikan kebaikan yang sebenarnya mampu mereka lakukan. Jika hukuman yang dijatuhkan kepada orang-orang yang tidak bermurah hati saja sudah begitu mengerikan, terlebih lagi hukuman yang akan dijatuhkan kepada orang-orang yang kejam, hukuman bagi para penganiaya!
- Sekarang kita lihat alasan atas hukuman ini:
- Pertama, hukum itu ditentang oleh orang-orang terhukum ini (ay. 44), Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus? Orang-orang berdosa yang telah dihukum, meskipun tidak memiliki pembelaan yang dapat membebaskan mereka, tetap saja mengajukan dalih yang sia-sia.
- Sekarang:
- . Cara mereka mengajukan dalih pembelaan menunjukkan sikap mereka yang gegabah dan tergesa-gesa ketika itu. Mereka menyela pembicaraan, seperti orang yang sedang tergesa-gesa, Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau telanjang? Mereka tidak berani menyinggung dakwaannya, karena menyadari kesalahan diri sendiri dan tidak mampu menanggung kedahsyatan penghukuman itu. Mereka juga tidak diberikan waktu untuk bersikeras dengan pembelaan mereka yang sia-sia itu, karena semuanya itu (seperti istilah kita) hanyalah "mengolok-olok pengadilan."
- . Isi dalih mereka menunjukkan sikap ketidakpedulian mereka terhadap hal-hal masa lalu yang mungkin bisa saja mereka ketahui, tetapi yang baru sekarang mereka sadari ketika semuanya sudah terlambat. Mereka yang telah meremehkan dan menganiaya orang-orang Kristen yang miskin tidak akan mengakui bahwa mereka telah melakukan demikian terhadap Kristus. Tidak, mereka tidak pernah bermaksud melakukan hal-hal itu kepada Dia, juga tidak pernah menyangka bahwa urusan itu akan berkembang menjadi besar. Mereka membayangkan bahwa orang-orang malang itu hanyalah kumpulan orang lemah, bodoh, dan dapat dilecehkan, orang-orang yang hanya membawa lebih banyak kesulitan daripada yang diperlukan dalam hidup keagamaan mereka, sehingga dapat diremehkan begitu saja. Tetapi kelak perbuatan mereka itu akan disingkapkan di hadapan banyak orang, apakah pada hari pertobatan mereka, seperti Paulus, atau pada saat penghakiman, seperti yang digambarkan di sini, bahwa Yesus-lah yang mereka aniaya itu. Bila mereka berkata, "Sungguh, kami tidak tahu hal itu!" maka jawabannya adalah, "Apakah Dia yang menguji hati tidak tahu yang sebenarnya?" (Ams. 24:11-12).
- Kedua, alasan atas hukuman itu dibenarkan oleh Sang Hakim, yang akan membuktikan kepada semua orang fasik perihal kata-kata nista yang diucapkan terhadap Dia yang berada dalam diri orang-orang yang menjadi milik-Nya (Yud. 15). Ia menegaskan hukum ini (ay. 45), sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Perhatikanlah, apa yang dilakukan terhadap para murid dan pengikut Kristus yang setia, bahkan terhadap salah seorang yang paling hina saja, akan diperhitungkan Tuhan sebagai dilakukan terhadap diri-Nya sendiri. Ia dihina dan dianiaya di dalam diri mereka, karena mereka dihina dan dianiaya demi kepentingan-Nya, dan di dalam segala penderitaan mereka, Dialah yang menderita. Orang yang menjamah umat-Nya, berarti menjamah Dia sama kerasnya seperti yang mereka lakukan terhadap biji mata-Nya.
- Terakhir, inilah pelaksanaan kedua hukuman yang dijatuhkan itu (ay. 46). Pelaksanaan hukuman adalah nyawa hukum itu sendiri, dan Kristus akan memastikan bahwa semua akan dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
- . Orang-orang jahat ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal. Hukuman akan dilaksanakan dengan cepat, tanpa penangguhan lagi, juga tidak diberi waktu untuk dimasukkan dalam tahanan pengadilan terlebih dahulu. Pelaksanaan hukuman terhadap orang-orang jahat disebutkan pertama, karena yang dikumpulkan dan dibakar terlebih dahulu adalah lalang.
- Perhatikanlah:
- (1) Keadaan hukuman bagi orang-orang jahat di kemudian hari akan berupa hukuman kekal, karena keadaan hukuman itu tidak dapat diubah lagi. Jangan pula menyangka bahwa orang-orang berdosa akan mengubah watak mereka, atau bahwa Allah akan memberikan anugerah-Nya untuk mengubah mereka. Ketika masih di dunia ini, mereka telah menyia-nyiakan masa anugerah, Roh anugerah ditentang, dan tujuan anugerah disalahgunakan dan dikacaukan mereka.
- (2) Orang-orang jahat itu disuruh masuk ke dalam hukuman, bukan karena mereka bersedia masuk dengan sukarela. Tidak, mereka diusir dari tempat terang ke dalam kegelapan. Hal itu menunjukkan adanya rasa bersalah yang kuat dan tidak dapat dilawan serta hilangnya harapan akan datangnya belas kasihan.
- . Orang benar akan masuk ke dalam hidup yang kekal. Artinya, mereka akan menerima Kerajaan itu (ay. 34).
- Perhatikanlah:
- (1) Sorga adalah kehidupan, hanya ada kebahagiaan semata. Kehidupan jiwa merupakan hasil dari persekutuannya dengan Allah melalui perantaraan Yesus Kristus, sama seperti kehidupan tubuh berasal dari persekutuannya dengan jiwa melalui nafas. Kehidupan sorgawi terdapat dalam pandangan dan harapan terhadap Allah, dalam keselarasan sempurna dengan Dia, dan persekutuan langsung tanpa halangan dengan Dia.
- (2) Itu adalah kehidupan kekal. Tidak akan ada kematian di masa kehidupan itu, juga tidak akan ada usia lanjut di masa penghiburan itu, atau dukacita yang memahitkan. Dengan demikian, kehidupan dan kematian, keberuntungan dan kecelakaan, berkat dan kutuk, diperhadapkan kepada kita, sehingga kita dapat memilih jalan kita, dan begitulah nantinya akhir hidup kita. Bahkan orang-orang kafir pun mempunyai suatu gagasan tentang perbedaan di antara orang baik dan jahat di dunia lain. Cicero (seorang pemikir Romawi kuno -- pen.) dalam tulisannya Tusculan Questions (lib. 1), mengutip perkataan Socrates, Duae sunt viae, duplicesque cursus è corpore exeuntium: nam qui se vitiis humanis contaminarunt, et libidinibus se tradiderunt, iis devium quoddam iter est, seclusum à consilio deorum; qui autem se integros castosque servarunt, quibusque fuerit minima cum corporibus contagio, suntque in corporibus humanis vitam imitati deorum, iis ad illos a quibus sunt profecti facile patet reditus -- Dua jalan terbentang di hadapan mereka yang meninggalkan tubuh jasmani. Mereka yang telah mencemari diri dengan kejahatan manusia, dan menyerahkan diri pada hawa nafsu mereka, mengambil jalan yang membawa mereka jauh dari perhimpunan dan tempat para dewa. Tetapi, mereka yang jujur dan suci, orang-orang yang tidak dicemari oleh kedagingan, dan sementara tinggal di dalam tubuh ini telah meneladani para dewa, orang-orang ini dengan mudahnya akan menemukan jalan untuk kembali pada keadaan yang mulia, tempat asal mereka.
SH: Mat 25:31-46 - Bukan iman teori tetapi iman kenyataan (Senin, 14 Maret 2005) Bukan iman teori tetapi iman kenyataan
Bagian ini mengakhiri rangkaian nubuat dan ajaran Tuhan Yesus
tentang kedatangan-Nya dan penghakiman akhir...
Bukan iman teori tetapi iman kenyataan
Bagian ini mengakhiri rangkaian nubuat dan ajaran Tuhan Yesus
tentang kedatangan-Nya dan penghakiman akhir kelak. Beberapa hal
penting Ia bentangkan. Pertama, seperti halnya Injil harus
diberitakan ke sekalian bangsa, hari penghakiman kelak pun
meliputi semua bangsa (ayat 32). Kedua, seperti halnya Injil
harus direspons oleh masing-masing demikian pun penghakiman itu
akan berlaku untuk masing-masing orang (ayat 33). Ketiga, bila
dalam warta Injil Yesus datang sebagai Juruselamat dalam
kerendahan-Nya, kelak Ia akan datang sebagai Raja dengan segenap
kemuliaan-Nya dan semua malaikat-Nya (ayat 31). Ketika itu,
keputusan akhir nasib kekal tiap orang akan diambil (ayat
34,41).
Atas dasar apakah keputusan kekal itu Tuhan jatuhkan? Bagian ini mengejutkan sekali. Tradisi Protestan mengajarkan bahwa kita selamat bukan karena perbuatan, tetapi karena iman kepada anugerah Allah. Hanya apabila orang menyambut Yesus dan karya penyelamatan-Nya, orang bersangkutan akan selamat. Namun, bagian ini kini seolah mengajarkan hal berbeda. Semua orang kelak akan dihakimi atas dasar perbuatan baik mereka. Mereka yang memiliki perbuatan kasih nyata kepada sesama, masuk ke dalam kebahagiaan kekal (ayat 35-40). Sebaliknya mereka yang tak berbuat kasih dibuang ke dalam siksaan kekal (ayat 41-46).
Karena itu jangan sekali-kali mengabaikan perbuatan nyata demi menekankan prinsip sola gratia. Namun, jangan juga cepat menyimpulkan bahwa keselamatan adalah hasil amal. Yang Tuhan nilai layak bersama Dia ialah mereka yang melakukan perbuatan berjaga-jaga, mengembangkan talenta, dalam keadaan melayani, dst. Semua perbuatan itu menurut komentar Tuhan sendiri adalah perbuatan "untuk Kristus." Hasil dari menerima penyelamatan dari Kristus adalah memiliki kasih Kristus dan memiliki kepekaan Kristus.
Renungkan: Hasil dari diselamatkan adalah Kristus hidup dan berkarya dalam hidup orang. Bila karya nyata itu tidak ada, maka batallah pengakuan imannya tentang Kristus.

SH: Mat 25:31-46 - Memberi 'saudara Yesus', memberi kepada Yesus. (Rabu, 4 April 2001)
Memberi 'saudara Yesus', memberi kepada Yesus.
Memberikan perhatian, pertolongan, atau harta kepada
saudara Tuhan Yesus yang hina, miskin, dan perlu
...
Memberi 'saudara Yesus', memberi kepada Yesus.
Memberikan perhatian, pertolongan, atau harta kepada
saudara Tuhan Yesus yang hina, miskin, dan perlu
pertolongan menyebabkan seseorang dapat masuk dalam
kerajaan Allah. Penghargaan dan hak masuk ke dalam
kemuliaan diberikan Raja kepada mereka yang melakukan
perbuatan baik, bukan karena motivasi untuk mendapatkan
pahala. Bahkan mereka melakukan semua itu karena kasih
tanpa pamrih. Mereka melakukan kepada orang-orang yang
paling hina tanpa memikirkan untuk keuntungan atau
kemuliaan diri. Akan tetapi mereka rela berkorban, rela
berbagi harta, terbuka melihat kesulitan dan kekurangan
orang lain, dan tidak berpusat pada kebutuhan sendiri
tetapi peka terhadap kebutuhan yang lain. Hati dan
sikap ini jelas tidak akan dimiliki mereka yang tidak
mempunyai kasih Allah.
Suatu hari kelak bila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya, Ia akan datang sebagai Raja yang adil. Ia akan memisahkan bangsa-bangsa menjadi dua golongan seperti gembala yang memisahkan domba dan kambing. Domba diberi hak masuk ke dalam kemuliaan Sang Raja sedang kambing dimasukkan ke dalam siksaan kekal. Raja yang adil memperhatikan pola dan gaya hidup para murid-Nya selama di bumi ini. Apa yang dilakukan oleh murid-murid-Nya, sekalipun tidak menjadi motivasi murid-murid untuk mendapatkan pahala, ternyata dihargai dan Raja memberikan kemuliaan dan hidup kekal kepada mereka.
Penggambaran tentang apa yang akan terjadi kelak di hadapan takhta kemuliaan Raja hendaknya menjadi pelajaran yang perlu kita camkan dan lakukan. Perhatian, bantuan, pemberian tidak kita arahkan kepada orang yang dapat membalas kebaikan kita; justru kepada yang paling hina, kepada yang tidak dapat membalas, kepada yang paling membutuhkan. Itu pun kita lakukan bukan untuk menumpuk pahala dalam Kerajaan Allah tetapi dalam ketulusan, kerendahan hati, dan tidak bermotivasi keuntungan atau kemuliaan diri.
Renungkan: Berdasar firman Tuhan hari ini marilah kita memeriksa diri, motivasi apakah yang mendorong kita berbuat baik kepada sesama. Kepada siapakah kita biasanya memberikan bantuan dan pertolongan, yang bisa membalas kebaikan kita ataukah kepada yang paling membutuhkan pertolongan tanpa dapat membalas jasa.

SH: Mat 25:31-46 - Pemisahan kekal. (Senin, 20 April 1998) Pemisahan kekal. Pengikut Yesus sejati dan pengikut palsu sulit dibedakan. Jangankan itu, membedakan antara Kristen dan bukan Kristen saja pun sulit. ...
Pemisahan kekal.
Pengikut Yesus sejati dan pengikut palsu sulit dibedakan. Jangankan itu, membedakan antara Kristen dan bukan Kristen saja pun sulit. Ada Kristen yang jahatnya ampun-ampun dibandingkan yang tidak mengaku Kristen. Ada pula bukan Kristen yang kebaikannya boleh diadu dengan Kristen serius mana pun. Apa yang kini saApr dan tidak jelas itu tidak akan berlangsung terus. Akan tiba saatnya Tuhan sendiri memisahkan manusia ke dalam dua kelompok. Mereka yang beroleh perkenan-Nya dan mereka yang ditolak-Nya.
Tempat bagi perbuatan baik. Tahun lalu hati kita tersentuh oleh amal bakti dua wanita teladan: Putri Diana dan Ibu Teresa. Di sini Tuhan menyatakan bahwa perbuatan baik orang terhadap yang lapar, yang miskin, yang telanjang menyebabkan mereka disambut Tuhan ke dalam kebahagiaan kekal. Hidup kekal karena amal dan perbuatan; itukah yang sedang Tuhan ajarkan? Tidak! Tak seorang pun dibenarkan oleh perbuatannya. Tak seorangpun mampu menghasilkan perbuatan baik dan benar terus menerus tanpa cacat. Maksud Tuhan, orang yang sungguh beriman pasti menghasilkan ibadah. Kebaikan itu dilakukan bukan supaya diselamatkan, tetapi syukur kepada Tuhan sendiri.
Renungkan: Orang yang sungguh baik berbuat baik bukan karena ingin pahala, tetapi semata karena motif bersyukur.
Topik Teologia -> Mat 25:32
Topik Teologia: Mat 25:32 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Manusia
- Yesus Mengklaim Nasib Kekal Manusia
- Dosa
- Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
- Metafora untuk Para Pendosa
- Para Pendosa seperti Kambing
- Pengudusan
- Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
- Gambaran dan Kiasan untuk Orang-orang Benar (Umat Allah)
- Orang Benar adalah Seperti Domba
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Berbuat Baik Kepada Orang Lain
- Eskatologi
- Keadaan Peralihan
- Penghakiman Semua Manusia
- Penghakiman Akhir
- Neraka
TFTWMS -> Mat 25:31-46
TFTWMS: Mat 25:31-46 - Perumpamaan Gembala Memisahkan Domba Dan Kambing PERUMPAMAAN GEMBALA MEMISAHKAN DOMBA DAN KAMBING (Matius 25:31-46)
31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersam...
PERUMPAMAAN GEMBALA MEMISAHKAN DOMBA DAN KAMBING (Matius 25:31-46)
31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. 41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. 44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? 45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Ini adalah yang terakhir dari beberapa perumpamaan yang Yesus mulai sampaikan dalam pasal 21.24Pelbagai perumpamaan-Nya paling sering berhubungan dengan pelbagai peristiwa dari pengalaman umum orang-orang yang hidup di Palestina. Namun begitu, perumpaman ini mampu berbeda karena menggambarkan peristiwa di masa depan. Meski itu adalah kisah tentang seorang gembala yang memisahkan domba dan kambing, namun kisah itu mengajarkan kebenaran tentang penghakiman terakhir.25
Ayat 31. Yesus memulai perumpamaan itu dengan mengatakan bahwa Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan-Nya. Ia telah memberikan beberapa rincian tentang kedatangan-Nya yang kedua di 24:30. Ia akan datang "di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya." Kemuliaan ini berasal dari Allah Bapa (16:27). Itu adalah kemuliaan yang sama yang Yesus miliki bersama Bapa sebelum dunia diciptakan (Yoh. 17:5).
Kedatangan Tuhan akan dihadiri oleh semua malaikat. Di tempat lain dalam Matius, malaikat-malaikat itu digambarkan sebagai penuai yang memisahkan orang jahat dari orang benar pada penghakiman terakhir (13:39, 41, 49). Ketika Yesus kembali lagi, sangkakala besar akan berbunyi; dan para malaikat "akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi" (24:30, 31).
Pada saat itu, Kristus akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Penobatan Anak Manusia adalah tema yang dapat ditelusuri kembali kepada Daniel 7:13, 14.26Di sini takhta itu menekankan otoritas-Nya sebagai Raja dan Hakim. Dalam beberapa nas Allah Bapa digambarkan sebagai sang Hakim, sedangkan dalam teks-teks lain (seperti ini) Yesuslah Hakimnya. Kisah Para Rasul 17:30, 31 menjelaskan bahwa Allah akan menghakimi dunia melalui Yesus Kristus (lihat Yoh. 5:22, 27). Ketika Yesus datang kembali, Ia akan "membalas setiap orang menurut perbuatan-Nya" (16:27).
Bertentangan dengan ajaran premilenialisme, tidak ada Kitab Suci yang mengajarkan atau menyiratkan bahwa Yesus akan datang kembali untuk pengangkatan dan setelah itu datang lagi untuk memerintah di bumi selama seribu tahun sebelum membawa orang-orang yang selamat ke sorga untuk selama-lamanya.27Kedatangan Kristus yang kedua kali akan menjadi kesempatan untuk menghakimi seluruh bumi. Ia akan duduk di atas takhta penghakiman ketika Ia datang kembali (Yoh. 5:24-29; Kisah 10:42; 17:30, 31; 2 Kor. 5:10; 2 Tes. 1:6-10; 2 Tim. 4:1).
Ayat 32. Yesus berkata bahwa, ketika Ia datang kembali, semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya. Sering ada upaya yang dibuat untuk membatasi "semua bangsa" (ta e¡qnh, ta ethnē) kepada "bangsa-bangsa non-Yahudi" dengan maksud untuk menyesuaikan adegan itu ke dalam spekulasi akhir zaman yang sudah dibentuk sebelumnya.28Namun begitu, dalam konteks ini, Yesus sedang bicara tentang semua orang—apakah Yahudi atau non-Yahudis, Kristen atai non-Kristen.29Nanti hanya akan ada satu penghakiman, dan setiap orang yang pernah hidup akan berada di sana (13:36-43; Yoh. 5:27-29; 1 Kor. 15: 52; 2 Kor. 5:10; Why. 20:11, 12).
Kemudian Yesus berkata, "Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing." Sementara kata Yunani untuk "semua bangsa" (ethnē ) bersifat netral dalam gendernya, namun kata ganti yang diterjemahkan "mereka" (aujtou÷ß, autous) adalah maskulin. Fitur ini menunjukkan bahwa orang-orang yang membentuk "semua bangsa" itu akan dihakimi secara perorangan, bukan secara kolektif.
Dalam Injil Yohanes, Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai "gembala yang baik [yang] memberikan nyawanya bagi domba-dombanya" (Yoh. 10:11). Ketika Ia datang kembali, peran Kristus sebagai Gembala akan melibatkan tugas pemisahan dan penghakiman (lihat Yeh. 34:17, 20, 22). Gambaran domba sering digunakan untuk umat Tuhan dalam Alkitab, apakah itu orang Israel di bawah perjanjian lama atau murid-murid Yesus di bawah perjanjian baru (lihat komentar tentang 9:36; 10:5, 6; 15:24). Domba itu melambangkan orang-orang yang dengan rendah hati mengikuti Gembala Yang Baik, sedangkan kambing melambangkan orang-orang yang keras kepala, memberontak, dan merusak (lihat Yeh. 34:17; Dan. 8:5, 7, 21).30
Gambaran tentang memisahkan domba dari kambing adalah pemandangan umum bagi murid-murid Yesus. Di sebagian besar wilayah dunia adegan memisahkan domba dari kambing tidak akan pernah terlihat, karena kawanan seperti itu tidak hidup bersama-sama dan tidak bercampur. Namun begitu, di lahan-lahan yang mengelilingi Palestina mereka sering hidup bersama. Keturunan aslinya, menurut Wilkins, bisa terlihat sama dalam warna, bentuk, dan ukurannya.31Rupanya, kawanan itu harus dipisahkan di waktu petang karena kambing butuh naungan yang hangat sementara domba menikmati udara terbuka.32
Sebuah pembagian yang terdiri dari dua kelompok muncul di seluruh Injil Matius. Pembagian terlihat dalam gandum dan sekam (3:12), jalan yang sempit dan luas (7:13, 14), buah yang baik dan buruk (7:15-20), pembangun yang bijaksana dan bodoh (7:24-27), gandum dan ilalang (13:24-30), ikan yang baik dan buruk (13:47-50), dua anak laki-laki (21:28-32), tamu pernikahan yang siap dan tidak siap (22:1-14), gadis-gadis yang bijaksana dan yang bodoh (25:1-13), dan domba dan kambing (25:32, 33).33Pelbagai perbedaan ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang jelas antara mereka yang diselamatkan dan mereka yang sesat .
Ayat 33. Ketika Ia memisahkan hewan-hewan itu, Gembala itu menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Karena domba adalah hewan yang lebih berharga dan melambangkan orang benar, maka mereka akan diberi tempat terhormat di sebelah kanan-Nya (lihat 20:21; 22:44; 26:64; Kisah 2:33, 34; 5:31; 7:55, 56). Kambing, yang melambangkan orang fasik, ditempatkan di sebelah kiri, posisi yang kurang diinginkan.
Ayat 34. Di sini Gembala itu disebut sebagai Raja , yang cocok dengan gambaran sebelumnya tentang Ia yang duduk di takhta yang mulia (25:31). Berbicara kepada (domba) yang benar di sebelah kanan-Nya , Ia akan berkata, "Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan."
Ketika dasar alam semesta lahiriah ini sedang diletakkan,34Allah juga meletakkan dasar kerajaan-Nya yang kekal. Pembentukan kerajaan (gereja) di bumi mensyaratkan Yesus menjadi manusia dan menderita karena dosa-dosa dunia. Setelah kematian, penguburan, dan kebangkitan-Nya, Yesus memberikan Amanat Agung. Ia mengawali tugas itu dengan mengatakan, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi" (28:18). Ketika Ia naik kepada Bapa, Ia menerima takhta dan mulai memerintah atas Kerajaan Allah (Kisah 2:32-36). Ia akan memerintah sampai Ia telah "membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan," "sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya," dan sampai Ia "menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa" (1 Kor. 15:24, 25). Kerajaan Allah di bumi kemudian akan menjadi "kerajaan kekal" Allah di sorga (lihat 2 Pet. 1:11). Adalah warisan sorgawi ini yang dibahas dalam nas ini.
Ayat 35, 36. Yesus memberikan beberapa alasan khusus di mana beberapa orang akan dibawa masuk ke hadirat Bapa. Ia berkata bahwa ketika Ia lapar, haus, telanjang, dan tunawisma, mereka melayani kebutuhan-Nya. Mereka mengunjungi Dia ketika Ia sakit dan di penjara.
Satu-satunya dasar penghakiman dalam perumpamaan ini adalah ketaatan kepada perintah positif ("Engkau harus") daripada kepatuhan kepada perintah negatif ("Engkau harus jangan"). Penekanan yang Yesus berikan kepada perbuatan baik35berkonflik dengan konsep iman yang salah dijabarkan sebagai "percaya" saja. Yakobus, saudara Tuhan, menulis, Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati (Yak. 2:14-17).
Selain itu, Yohanes bertanya, "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yoh. 3:17).
Penekanan pada perbuatan baik harus jangan ditafsirkan bahwa seseorang dapat mengupayakan keselamatannya sendiri. Untuk masuk hitungan di antara domba-domba yang benar, orang harus berada "di dalam Kristus," setelah memanfaatkan pelbagai manfaat dari kematian penebusan-Nya di kayu salib (Rom. 6:3, 4; 8:1).36Nas ini bukannya tidak cocok dengan Injil kerajaan yang menyajikan keselamatan sebagai karunia ilahi. Paulus, yang sering bicara tentang kasih karunia, menekankan juga kebenaran sebagai perbuatan baik (2 Kor. 5:10; Gal. 6:7-10). Ketika Yesus menekankan pentingnya kebenaran sebagai perbuatan baik, Ia melakukan itu sebagai bagian dari konteks yang lebih luas di mana Allah dengan kasih karunia terhadap umat-Nya, menyediakan keselamatan mereka.37
Tema kasih karunia Allah ditemukan di seluruh Injil Matius. Setelah kelahiran-Nya, Mesias harus diberi nama "Yesus," karena "karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka" (1:21). Selama pelayanan-Nya, Yesus mengundang para pendengar-Nya untuk menemukan istirahat sejati dalam Dia (11:28-30). Ketika menyatakan tujuan misi-Nya, Yesus berkata bahwa Ia datang "memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (20:28). Selain itu, ketika Ia menetapkan Perjamuan Tuhan, Yesus menjelaskan bahwa darah-Nya akan "ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa" (26:28).
Ayat 37-39. Orang-orang benar—yang dipuji karena perbuatan baik mereka— bertanya, "Tuhan, bilamanakah kami [melakukan semua hal ini untuk Engkau]?" Pertanyaan ini secara khusus akan tepat bagi orang-orang percaya itu yang belum pernah melihat Tuhan dalam daging.
Mengenyangkan orang lapar, menghilangkan rasa haus, dan memberi pakaian orang telanjang adalah tindakan utama kebaikan manusia (Ayub 22:6, 7; Ams. 25:21; Yes. 58:7; Yeh. 18:7, 16; Mat.10: 42; Mrk. 9:41; Rom. 12:20; Yak. 2:15, 16). Kata Yunani "telanjang" (gumno֧, gumnos) terkait dengan kata "gymnasium," karena orang Yunani biasanya berolahraga tanpa pakaian. Dalam Perjanjian Baru, gumnos dapat berarti "tanpa penutup, telanjang" (Mrk. 14:52), "tidak mempunyai pakaian" (Yak. 2:15), atau "tidak berpakaian" (Yoh. 21:7).38Dalam konteks ini, kata itu mungkin menunjukkan orang yang tanpa pakaian yang memadai; akan jarang untuk menemukan orang yang tidak punya pakaian sama sekali.
Memperlihatkan keramahan kepada orang asing adalah kesopanan umum dalam dunia kuno (Kej. 18:1-8; Hak. 19:16-21; Ayub 31:32; Kisah 10:23; 1 Tim. 5:10; Ibr. 13:2; 3 Yoh. 5). Pengaruh budaya Yunani-Romawi dengan penekanannya pada bepergian ke luar negeri menimbulkan lebih banyak penginapan ke Palestina. Namun begitu, penginapan-penginapan ini dikenal memiliki reputasi buruk,39dan mereka biasanya dihindari oleh orang-orang Yahudi dan juga Kristen.40Setiap kali Yesus mengutus para rasul untuk tugas terbatas, Ia tidak memberitahu mereka untuk tinggal di penginapan. Sebaliknya, Ia memerintahkan mereka untuk menemukan orang yang layak di setiap kota atau desa yang mereka kunjungi dan tinggal di rumah orang itu (10:11).
Mengunjungi orang sakit , serta janda dan anak yatim (Yak. 1:27), adalah tindakan lain kebaikan. Yakobus membayangkan sebuah situasi di mana seorang Kristen yang sakit akan memanggil para penatua gereja. Mereka akan mendoakan dia serta mengolesi dia dengan minyak, yang merupakan simbol dari (dan mungkin alat bantu) kesembuhannya (Yak. 5:14).
Mereka yang di penjara adalah orang-orang percaya yang dikurung secara tidak adil (Ibrani 13:3). Menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang tahanan ini dapat membahayakan reputasi dan kebebasan seseorang. "Para tawanan yang dibelenggu dipandang sebagai penjahat umum dan teman-teman setia mereka juga dipandang hina—sebagai semacam kesalahan kelompok."41Sewaktu Paulus berada dalam penjara dan tahanan rumah, ia diizinkan memiliki pengunjung yang peduli terhadap kebutuhannya (Kisah 24:23; 28:30, 31).42
Ayat 40. Raja itu merespon pertanyaan mereka dengan mengatakan, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." Yesus telah memberitahu para rasul-Nya, "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku" (10:40).
Di sini ungkapan "salah seorang dari saudara-Ku" harus dipahami sebagai acuan kepada orang-orang Kristen. Yesus menekankan bahwa mereka yang taat kepada Dia adalah keluarga rohani-Nya (12:49, 50; Luk. 8:21). Apapun yang orang Kristen lakukan kepada satu sama lainnya, mereka melakukan itu untuk Kristus. Orang membuktikan dirinya sebagai hamba sejati Kristus ketika ia melayani kebutuhan tubuh Kristus, gereja (Efe. 1:22, 23). Di sini Yesus tidak sedang bicara tentang perbuatan baik semata. Ia sebenarnya sedang membahas perlunya menolong para pengikut-Nya. Ketika kita memahami kata-kata Yesus, kita akan mengerti, seperti James Burton Coffman pahami, bahwa "apa yang manusia lakukan untuk gereja-Nya, mereka lakukan untuk Dia."43
Yesus mengualifikasikan pernyataan-Nya itu dengan menyatakan "yang paling hina ini." Perhatian sering diberikan kepada para pengikut Yesus yang lebih menonjol, sedangkan yang kurang berpengaruh diabaikan. "Yang paling hina" mungkin setara dengan "anak-anak kecil" yang disebut sebelumnya dalam Matius (10:42; 18:6, 10, 14). Para pengikut Yesus harus meniru belas kasihan-Nya terhadap orang yang lemah dan tak berdaya (lihat 11:5; Luk. 4:18).
Ayat 41. Pada titik ini, Raja itu mengalihkan perhatian-Nya kepada orang fasik (kambing) di sebelah kiri-Nya. Ia memberitahu orang-orang terkutuk itu , " Enyahlah dari hadapan-Ku." Dihukum adalah sama dengan "dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya" (2 Tes. 1:9; NIV), dihalangi untuk memiliki persekutuan dengan Dia.
Orang jahat akan dilemparkan ke dalam api yang kekal, yaitu, neraka. "Kekal" (ai˙w¿nioß, aiōnios) berarti "tanpa akhir, tidak pernah berhenti, abadi."44Kata yang sama itu digunakan untuk menggambarkan kekekalan Allah (Rom. 16:26) dan Roh Kudus (Ibr. 9:14). Pernyataan Yesus ini tidak membolehkan kita untuk membatasi lamanya waktu di neraka dan mengatakan bahwa orang yang sesat itu dihanguskan. Aiōios digunakan untuk menggambarkan lamanya waktu di sorga dan neraka (25:46). Jika orang membatasi lamanya waktu neraka, maka ia juga harus membatasi lamanya waktu sorga. Orang jahat akan berada di neraka selama orang benar berada di sorga. Yesus berkata bahwa api itu adalah kekal. Ia sebelumnya telah menggambarkan neraka sebagai tempat "api yang tak terpadamkan; … di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam"(Mrk. 9:43, 48). (Untuk informasi lebih lanjut tentang neraka, lihat komentar tentang 5:22; 13:40-42.)
Kata kerja telah sedia (eJtoima÷zw, hetoimazō) diulang dari ayat 34, yang menyatakan bahwa sebuah kerajaan telah "disediakan" bagi orang benar. Di sini tempat siksaan telah "dipersiapkan" untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Karena kasih-Nya yang besar, Allah telah melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mencegah manusia masuk ke tempat penyiksaan yang mengerikan itu (Yoh. 3:16, 17, 36).
Ayat 42, 43. Orang-orang fasik dihukum karena mengabaikan untuk melakukan agama Kristen yang "murni dan tak bercacat" (lihat Yak. 1:27). Mereka tidak melayani orang-orang yang dilayani oleh orang benar: Orang-orang yang lapar, haus, asing, telanjang, sakit, dan di penjara (25:35, 36). Ini adalah dosa kelalaian ketimbang penugasan—seperti halnya, perzinahan, persundalan, mabuk-mabukan, berbohong, dan mencuri (1 Kor. 6:9, 10).45Yakobus menulis, "Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa"(Yak. 4:17).
Ayat 44. Ketika orang-orang yang dihukum itu mendengar perkataan Raja itu, mereka bertanya, "Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau [membutuhkan hal-hal ini dan gagal melayani] Engkau?" Meski disingkat, pertanyaan mereka itu mencerminkan pertanyaan yang juga ditanyakan oleh orang-orang yang benar (25:37-39).
Ayat 45. Sesuai dengan jawaban-Nya sebelumnya (25:40), Raja itu menjawab, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku." Gagal melayani kebutuhan sah tubuh Tuhan adalah gagal melayani Dia.
Tuhan kita berterus terang mengenai alasan yang Ia berikan bagi hukuman mereka dalam perumpamaan ini. Kita tidak diselamatkan oleh perbuatan baik kita, tapi kita tidak bisa diselamatkan tanpanya. Perbuatan baik itu adalah bukti bahwa iman kita adalah murni (Yak. 2:14-26).
Ayat 46. Raja itu menyimpulkan, "Mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." Inilah satu-satunya penggunaan istilah "siksaan yang kekal" dalam Perjanjian Baru. A. T. Robertson menulis tentang terjemahan tiga kata ini:
Siksaan yang kekal (kolasin aiōnion). Kata kolasin berasal dari kalazō, memotong atau memangkas. Oleh karena itu mereka yang hendak menggenggam harapan yang lebih besar menggunakan istilah ini untuk maksud pemangkasan selama waktu tertentu yang akhirnya mengarah kepada keselamatan kambing-kambing itu, sebagai pendisiplinan ketimbang hukuman. [Memang] ada perbedaan yang sedemikian itu seperti yang Aristoteles tunjukkan antara mōria (dendam) dan kolasis. Tapi kata sifat aiōnios [kekal] yang sama digunakan bersama kolasin [hukuman] dan zōēn [kehidupan]. Jika dengan etimologi kita membatasi ruang lingkup kolasin, kita mungkin juga hanya memiliki zōēn selama waktu tertentu. Tidak ada petunjuk sedikit pun dalam kata-kata Yesus di sini bahwa hukuman itu tidak sezaman [seangkatan] dengan kehidupan.46
Berbeda dengan orang yang dihukum, orang benar akan diantar ke dalam "hidup yang kekal." Tidak seperti "hukuman yang kekal," istilah "hidup yang kekal" sering muncul dalam Perjanjian Baru, terutama dalam tulisan-tulisan Yohanes.47
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Matius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali di...
Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang murid Yesus.
Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL MARKUS" 08165) dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL LUKAS" 08169), maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk
- (1) ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
- (2) hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (Mat 1:1-17);
- (3) pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
- (4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung dan
- (5) petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus.
Tujuan
Matius menulis Injil ini
- (1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus,
- (2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
- (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa
- (1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.
- (2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.
Survai
Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya (Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa kembali dari Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga diperkenalkan sebagai Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias (Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi utama dari pelayanan-Nya di depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17), peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan (Mat 13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya (Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat 26:56).
Pasal 5-25 (Mat 5:1--25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan oleh Yesus dan lima kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:
- (1) Khotbah di Bukit (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (2) pengarahan bagi orang yang diutus untuk berkeliling memberitakan Kerajaan itu (pasal 10; Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan tentang Kerajaan Allah (pasal 13; Mat 13:1-30);
- (4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan
- (5) ajaran di Bukit Zaitun mengenai akhir zaman (pasal 24-25; Mat 24:1--25:46).
Lima kisah utama dalam Injil ini adalah:
- (1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan tentang realitas kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1--9:38);
- (2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan (pasal 11-12; Mat 11:1--12:50);
- (3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis (pasal 14-17; Mat 14:1--17:27);
- (4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu terakhir (Mat 19:1--26:46);
- (5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara orang mati (Mat 26:47--28:20). Tiga ayat yang terakhir dari kitab Injil ini mencatat "Amanat Agung" Yesus.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
- (1) Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
- (2) Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
- (3) Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus
- (a) selama pelayanan-Nya di Galilea dan
- (b) mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).
- (4) Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (5) Kerajaan Sorga\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (6) Matius menekankan
- (a) standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (b) kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
- (c) kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
- (7) Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).
Full Life: Matius (Garis Besar) Garis Besar
I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11)
A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17)
B....
Garis Besar
- I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11) - A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17) - B. Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir
(Mat 1:18-2:23) - C. Perintis Jalan Sang Mesias
(Mat 3:1-12) - D. Pembaptisan Sang Mesias
(Mat 3:13-17) - E. Pencobaan Sang Mesias
(Mat 4:1-11) - II. Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea
(Mat 4:12-18:35) - A. Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea
(Mat 4:12-25) - B. Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan
(Mat 5:1-7:29) - C. Kisahan I: Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan
(Mat 8:1-9:38) - D. Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan
(Mat 10:1-42) - E. Kisahan II: Kehadiran Kerajaan
(Mat 11:1-12:50) - F. Ajaran tentang Rahasia Kerajaan
(Mat 13:1-58) - G. Kisahan III: Krisis Kerajaan
(Mat 14:1-17:27) - H. Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan
(Mat 18:1-35) - III.Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem
(Mat 19:1-26:46) - A. Perjalanan Yesus ke Yerusalem
(Mat 19:1-20:34) - B. Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem
(Mat 21:1-26:46) - 1. Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah
(Mat 21:1-22) - 2. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Mat 21:23-22:46) - 3. Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi
(Mat 23:1-39) - 4. Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan
(Mat 24:1-25:46) - 5. Komplotan untuk Mengkhianati Yesus
(Mat 26:1-16) - 6. Perjamuan Terakhir
(Mat 26:17-30) - 7. Getsemani
(Mat 26:31-46) - IV. Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan
(Mat 26:47-27:66) - A. Yesus Ditangkap
(Mat 26:47-56) - B. Yesus Diadili
(Mat 26:57-27:26) - C. Yesus Disalibkan
(Mat 27:27-56) - D. Yesus Dikubur
(Mat 27:57-66) - V. Yesus Bangkit
(Mat 28:1-20) - A. Penemuan Luar Biasa Para Wanita
(Mat 28:1-10) - B. Saksi-Saksi Palsu
(Mat 28:11-15) - C. Amanat Tuhan yang Bangkit
(Mat 28:16-20)
Matthew Henry: Matius (Pendahuluan Kitab) Di hadapan kita terdapat,
I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari...
Di hadapan kita terdapat,
- I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari Alkitab kita, yang juga disebut kovenan baru, karena kata yang digunakan memiliki kedua makna tersebut. Sebenarnya, bila menyinggung tindakan dan perbuatan Kristus, sebagaimana dimaksudkan di sini, maka istilah yang paling tepat adalah wasiat (Inggris: testament), sebab Kristuslah sang Pemberi Wasiat itu, yang berlaku sah melalui kematian-Nya (Ibr. 9:16-17). Tidak seperti suatu kovenan, dalam wasiat tidak terdapat kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam wasiat, apa yang dijanjikan itu dianugerahkan, meskipun bersyarat, berdasarkan suatu kehendak, yakni kehendak bebas, maksud baik dari Sang Pemberi Wasiat. Seluruh anugerah yang terdapat di dalam kitab ini bersumber pada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Karena itu, jika kita tidak mengakui Dia sebagai Tuhan kita, kita tidak dapat mengharapkan manfaat apa pun dari-Nya sebagai Juruselamat kita. Perjanjian ini disebut perjanjian baru, untuk membedakannya dari perjanjian yang diberikan Musa, namun bukan karena perjanjian Musa ini sudah tidak berlaku; juga untuk menyatakan bahwa perjanjian tersebut harus selalu baru, tidak menjadi usang dan ketinggalan zaman. Kitab-kitab Perjanjian Baru ini bukan saja memuat penemuan seutuhnya akan anugerah yang sudah nyata menyelamatkan semua manusia, tetapi juga merupakan sebuah sarana yang sah yang melaluinya anugerah itu disampaikan dan berdiam atas semua orang percaya. Sudah seyogyanyalah dengan cermat kita memelihara, dan dengan penuh perhatian serta sukacita kita membaca pesan dan wasiat terakhir seorang sahabat, yang melalui wasiat itu telah meninggalkan suatu warisan besar, dan bersama warisan ini pula telah mengungkapkan kasih-Nya yang mendalam kepada kita! Betapa terlebih mulianya wasiat yang diberikan Juruselamat kita yang terberkati itu, yang menjamin seluruh kekayaan-Nya yang tidak terkatakan bagi kita! Ini sungguh wasiat-Nya; meskipun wasiat itu, seperti umumnya surat wasiat, ditulis oleh orang lain (kita tidak memiliki bukti apa pun yang merupakan tulisan Kristus sendiri), namun Dia sendirilah yang menyatakannya; dan pada malam sebelum Ia mati, melalui perjamuan malam, Ia menandatangani, memeteraikan, dan mengumumkannya di hadapan dua belas orang saksi. Sebab, meskipun kitab-kitab ini baru ditulis setelah beberapa tahun kemudian, demi manfaat bagi generasi-generasi selanjutnya, in perpetuam rei memoriam – sebagai suatu peringatan abadi, Perjanjian Baru Yesus, Tuhan kita, sudah ditetapkan, dikukuhkan, dan diberitakan sejak kematian-Nya, sebagai sebuah wasiat lisan, yang tentangnya catatan-catatan dalam kitab-kitab tersebut memiliki kesamaan yang tepat. Hal-hal yang dituliskan oleh Lukas merupakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara orang waktu itu (hal-hal yang diyakini secara pasti, KJV), dan karena itu sudah dikenal baik sebelum ia sendiri menuliskannya. Namun, ketika peristiwa-peristiwa itu dituliskan, tulisan tersebut melampaui dan menyisihkan tradisi lisan, dan tulisan-tulisan ini menjadi perbendaharaan Perjanjian Baru itu. Hal ini ditunjukkan juga dalam judul tambahan yang mengawali banyak salinan Perjanjian Baru bahasa Yunani, Tēs kainēs Diathēkēs Hapanta – Keseluruhan Perjanjian Baru, atau segenap hal mengenainya. Di dalamnya diungkapkan seluruh maksud Allah berkenaan dengan keselamatan kita (Kis. 20:27). Sama sebagaimana hukum Tuhan sempurna adanya, demikian pula halnya dengan Injil Kristus, dan tidak ada lagi yang ditambahkan kepadanya. Kita telah memiliki semuanya, dan tidak ada yang perlu dicari lagi.
- II. Di hadapan kita terdapat Keempat Injil. Injil berarti kabar baik, atau berita kesukaan; dan sejarah kedatangan Kristus ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa ini jelas-jelas merupakan kabar terbaik yang pernah datang dari sorga ke atas bumi; malaikatlah yang memberikan sebutan kesukaan bagi berita itu (Luk. 2:10), Euangelizomai hymin – aku memberitakan kepadamu kesukaan besar; aku memberitakan Injil kepadamu. Nabi pun menubuatkannya (Yes. 52:7; 61:1). Di situ dinubuatkan bahwa pada hari kedatangan Mesias, kesukaan besar itu harus diberitakan. Kata Injil sepadan dengan kata Inggris Gospel yang berasal dari bahasa Sakson kuno [sebuah bahasa Germanik tua – pen.], yang berarti perkataan atau kata Allah (God’s spell atau God’s word); dan Allah dipanggil demikian karena Dia baik, Deus optimus – Allah yang mahabaik, dan karena itu kata Gospel bisa berarti suatu perkataan atau kata yang baik. Bila kita mengambil kata spell dalam artian yang lebih tepat, yaitu charm (carmen), “mantera,” dan memandangnya dari sisi baik, sebagai sesuatu yang menggerakkan dan memengaruhi, tepatnya lenire dolorem – untuk menenangkan hati, atau untuk mengubah hati supaya merasa takjub atau kasih, seperti hal-hal yang umum kita sebut memesonakan atau memikat hati, maka pengertian ini dapat diterapkan pada Injil; sebab di dalamnya sang pembaca mantra menyuarakan manteranya dengan bijak, sekalipun kepada ular tedung tuli (Mzm. 58:5-6). Begitu pula tidak seorang pun yang akan memikirkan adanya mantra lain yang memiliki kuasa seperti keindahan dan kasih Penebus kita. Segenap Perjanjian Baru adalah Injil atau kabar baik itu sendiri. Rasul Paulus menyebut Perjanjian Baru itu Injilnya, sebab ia adalah salah seorang pemberitanya. Alangkah indahnya jika kita juga menjadikannya sebagai Injil kita melalui sambutan hangat dan ketaatan kita terhadap Injil! Lazim keempat kitab yang memuat sejarah tentang Sang Penebus itu kita sebut keempat Injil, dan para penulisnya yang diilhami itu kita sebut pemberita Injil, atau penulis Injil; namun, sebutan ini tidaklah begitu tepat, karena sebutan pemberita Injil menunjuk kepada suatu golongan pengerja atau pelayan tertentu yang menjadi pembantu para rasul: “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun ... pemberita-pemberita Injil” (Ef. 4:11). Ajaran mengenai Kristus harus dijalin dengan, dan didasarkan pada, kisah tentang kelahiran, kehidupan, mujizat-mujizat, kematian, dan kebangkitan-Nya; sebab hanya dengan demikianlah doktrin tersebut tampak dalam terangnya yang paling jelas dan kuat. Seperti halnya dengan alam, demikian juga dalam anugerah, penemuan-penemuan yang paling membahagiakan adalah penemuan-penemuan yang timbul berdasarkan gambaran-gambaran tertentu dari halhal yang nyata. Sejarah alam merupakan filsafat terbaik; begitu pula dengan sejarah suci, baik Perjanjian Lama maupun Baru, adalah sarana kebenaran suci yang paling tepat dan mulia. Keempat Injil ini telah ada sejak awal Kekristenan dan telah diterima teguh oleh gereja mula-mula dan dibacakan dalam pertemuan-pertemuan ibadah Kristen, sebagaimana diungkapkan melalui tulisan-tulisan Justin Martyr dan Irenaeus, yang hidup satu abad lebih sedikit setelah kenaikan Kristus ke sorga; mereka menyatakan bahwa empat Injil sajalah, tidak lebih dan tidak kurang, yang diterima oleh gereja. Sekitar masa itu, keselarasan keempat pemberita Injil itu dihimpun oleh Tatian, dengan judul To dia tessarōn – Injil dari keempat Injil. Pada abad ketiga dan keempat muncul injil-injil lain yang dipalsukan oleh bermacam-macam sekte dan diterbitkan dengan menggunakan nama Petrus, ada lagi dengan nama Tomas, Filipus, dan seterusnya. Namun injil-injil ini tidak pernah diakui maupun dihargai oleh gereja, seperti dikatakan cendekiawan Dr. Whitby. Beliau mengajukan alasan tepat mengapa kita harus setia berpegang pada catatan-catatan tertulis ini, sebab tradisi, dengan pernyataan dan dalih apa pun yang terdapat di dalamnya, tidaklah mampu memelihara berbagai hal dengan pasti, dan hal ini pun telah kita ketahui dari pengalaman. Sebab, meskipun Kristus mengatakan dan melakukan banyak hal yang mengesankan, yang tidak tertulis (Yoh. 20:30;21:25), tradisi tidak menyimpan satu pun bagi kita, semuanya lenyap, kecuali apa yang tertulis [dalam keempat Injil – ed.]. Oleh karena itu, yang tertulis inilah, yang harus kita pegang; dan merupakan berkat Allah bahwa kita memilikinya untuk kita patuhi; itulah perkataan sejarah yang pasti.
- III. Di hadapan kita terdapat Injil menurut Matius. Penulisnya lahir sebagai orang Yahudi, dan bekerja sebagai seorang pemungut cukai, sampai Kristus memanggilnya, dan dia pun meninggalkan rumah cukai, untuk mengikut Dia. Dan penulis merupakan salah seorang yang menyertai-Nya, yang senantiasa datang berkumpul dengan ... Tuhan Yesus ... yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga (Kis. 1:21-22). Oleh sebab itu, ia merupakan saksi yang dapat diandalkan sehubungan dengan apa yang telah dicatatnya di sini. Konon ia telah mencatat sejarah ini sekitar delapan tahun setelah kenaikan Kristus ke sorga. Banyak penulis zaman tersebut yang mengatakan bahwa ia menulisnya dalam bahasa Ibrani atau bahasa Aram; namun tradisi ini disangkal oleh Dr. Whitby secara meyakinkan. Tidak diragukan lagi Injil ini ditulis dalam bahasa Yunani, seperti halnya bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru. Jadi, bukan dalam bahasa yang khusus digunakan oleh orang-orang Yahudi, yang baik bait Allahnya maupun negaranya hampir berakhir pada masa itu, namun dalam bahasa yang umum bagi dunia dan yang melaluinya pengetahuan tentang Kristus akan tersiar dengan efektif kepada seluruh bangsa di dunia. Namun bisa saja ada kemungkinan terdapat edisi dalam bahasa Ibrani yang diterbitkan Matius sendiri pada saat yang sama ketika dia menulisnya dalam bahasa Yunani. Edisi bahasa Ibrani itu untuk orang Yahudi, sedangkan edisi Yunani ditulis untuk orang-orang non-Yahudi, ketika dia meninggalkan Yudea untuk memberitakan Injil kepada mereka. Marilah kita memuji Allah karena kita memiliki Injil ini, dan memilikinya dalam bahasa yang kita pahami.
Jerusalem: Matius (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Ende: Matius (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan ...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan sebagai tertulis oleh Rasul Mateus. Terdapat kutipan-kutipan dari padanja sudah dalam abad pertama, misalnja dalam buku ketjil peladjaran agama jang berdjudul "Didache", dalam surat Bapa Sutji Klemens dari Roma kepada umat Korintus, dan didalam surat-surat termashur Ignatius Martir, uskup Antiochia.
Mengenai pribadi dan riwajat hidup Mateus kita tahu sedikit sadja. Satu-satunja peristiwa tentangnja didalam Kitab Kudus, ialah peristiwa panggilannja, jang ditjeritakan olehnja sendiri dalam 9:9-13, oleh Markus dalam karangan Indjilnja 2:13-17 dan oleh Lukas dalam 5:27-32. Selain itu hanja disebut namanja dalam daftar nama semua rasul. Didalam tjeritera panggilannja ia sendiri menjebut dirinja Mateus, sedangkan Markus dan Lukas menamakannja Levi. Diduga bahwa nama aslinja Levi dan kemudian sebagai rasul ia disebut Mateus.
Dari ketiga tjeritera tersebut kita ketahui, bahwa bapanja Alfeus, dan sebelum dipanggil oleh Jesus ia seorang pemungut bea di Kafarnaum, agaknja sebagai pegawai Herodes. Dalam daftar nama segala rasul (10:5) ia menamakan dirinja ,Mateus, pemungut bea". Djulukan itu bukan gelaran kehormatan, melainkan sebaliknja pangkat pemungut bea sangat dipandang hina oleh orang Jahudi jang "saleh". Mereka digolongkan pada kaum pendosa dan terasa tak halal bergaul agak erat dengan mereka, misalnja makan semedja dengan mereka. Itu antara lain kita batja dalam Mt. 9:11; Mk. 2:16; Lk. 5:30. Dan memang ada alasan untuk bersikap demikian terhadap mereka. Sebab rupanja kebanjakan mereka tidak djudjur, memperkaja dirinja dengan menuntut bea lebih banjak dari pada jang ditentukan dengan resmi. Mengenai hal itu baik batjalah amanat Joanes Pemandi kepada mereka dalam Lk. 3:12-13. Rupanja Zacheuspun, dalam berita Lk. 19:3-10, termasuk golongan jang kurang djudjur itu, sebelum ia bertemu dengan Jesus. Perhatikanlah chususnja ajat Lk. 19:8. Tetapi orang Jahudi chususnja kaum parisi jang menganggap dirinja golongan jang paling saleh, terlalu menjamaratakan. Bahwa ada banjak pemungut bea, jang djudjur dan luhur hati sudah njata sekali dalam tjatatan Mk. 2:15, bahwa sedjumlah besar pemungut bea dan "orang berdosa" turut makan bersama dengan Jesus sebab banjak dari antara mereka sudah mengikuti Jesus. Tentu sadja Mateuspun termasuk golongan ini dan sebab itu sudah mengenal Jesus dan Jesus mengenal dia, sebelum ia dipanggil mendjadi rasul. Dan bahwa ia tidak lekat pada barang duniawi, dan benar-benar menaruh tuntutan pertama untuk masuk kedalam Keradjaan Allah, jaitu roh kemiskinan, terang sekali sebab ia segera bangun meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Dan bukan sedikit jang ditinggalkannja, jaitu pangkat jang ringan pekerdjaannja dan banjak penghasilannja, djuga kalau dilakukan dengan djudjur, dan lagipun ia tentu tjukup kaja, sebab mampu mengadakan suatu perdjamuan "besar" (Lk. 5:29) bagi Jesus dan para pengiringnja dan sedjumlah besar undangan-undangan lain lagi.
Tentang hidup Mateus sesudah Pentekosta kita tahu sedikit dari riwajat lisan jang dapat dipertjajai. Menurut itu ia mengadjar dahulu di Palestina dan disinipun menulis Indjilnja, lalu pergi menjebarkan Indjil kepada bangsa-bangsa bukan Jahudi. Seorang murid rasul-rasul bemama Papias telah menulis kira-kira dalam tahun 125, bahwa Mateus telah mengumpulkan setjara teratur "sabda-sabda" Jesus, dalam bahasa lbrani (Aramea), dan Esebius, seorang penulis sedjarah Geredja jang terkemuka, menulis sekitar tahun 300, bahwa Mateus pertama-tama mengadjar orang sebangsanja di Palestina, dan sebelum meninggalkan mereka untuk mengadjar bangsa-bangsa lain, ia mewariskan kepada mereka, sebagai pengganti kehadirannja sendiri, karangan Indjil tertulis dalam bahasa nenek-mojang mereka.
Karangan asli dalam bahasa Aramea itu diduga ada tertulis antara tahun 40 dan 50, dan 10 atau 20 tahun kemudian, sudah diterdjemahkan kedalam bahasa Junani. Menurut Papias beberapa "orang lain menterdjemahkannja, masing-masing sekedar kemampuannja". Djadi waktu Papias sudah ada beberapa terdjemahan, jang agak berbeda satu sama lain. Satu dari terdjemahan-terdjemahan itu kemudian diterima dengan resmi oleh Geredja purba, sebagai karangan Mateus dan sebagai termasuk Kitab Kudus. Menurut keterangan Geredja agak resmi, terdjemahan ini dalam keseluruhannja, jaitu mengenai isinja tjotjok dengan aslinja, demikian rupa sehingga Mateus harus dinamakan pengarangnja. Menurut Papias, Mateus telah mengumpulkan "logia-logia" Jesus. "Logia" itu biasa diterdjemahkan dengan "sabda", tetapi sekurang-kurangnia dewasa itu, arti kata itu lebih luas, sehingga perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hidup Jesus termasuk padanja djuga.
Rupa-rupanja penterdjemah agak erat mengikuti teks asli, tetapi ada sardjana jang berpendapat atau menduga, bahwa ia sana-sini mengubah susunan asli dan menambah pula bahan dari sumber-sumber jang lain. Soal-soal ilmiah itu tidak mengenai hakekat Indjil dan tidak penting bagi kita. Bagi kita tjukup kepastian, bahwa seluruh karangan Indjil jang kita punjai dalam Kitab Kudus, terdjamin kebenarannja sebagai wahju Allah dan diilham oleh Roh Kudus, oleh djabatan Geredja jang resmi.
Mengenai bahasa dan gaja bahasa, penterdjemah bekerdja dengan sangat bebas. Itu terang sebab bahasanja Junani murni sekali dan rapih teratur menurut tatabahasa Junani. Gaja-bahasapun pada umumnja tidak berbeda dengan jang lazim dewasa itu pada orang Junani. Bahasanja sederhana, tetapi barus dikatakan elok djuga.
Namun demikian masih terdapat bekas-bekas karangan asli berbabasa Aramea djuga, seperti istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan Aramea jang tidak diterdjemahkan, lain jang diterangkan artinja dalam bahasa Junani, lain pula jang diterdjemahkan kata-demi-kata, sehingga tetap bertjorak bahasa Jahudi. Hal-hal itu mengesankan, bahwa karangan asli berbahasa Aramea benar. Tetapi jang lebih djelas membuktikan, sepandjang karangan, bahwa pengarang asli sungguh-sungguh seorang Jahudi tulen jang hidup di Palestina, ialah pengetahuannja jang teliti dan luas tentang keadaan dan suasana hidup ditanah itu. Itu misalnja mengenai hal-hal ilmu-bumi, tjorak-tjorak alam, kehidupan keagamaan dan kemasjarakatan, adat-istiadat, partai-partai dan masalah-masalah politik. Pun tentang hal-hal keuangan, dan dalam itu kita barangkali melihat seorang bekas pemungut bea.
Tentang susunan karangan
Tidak seorangpun dari pengarang-pengarang Indjil bermaksud menulis suatu buku sedjarah atau riwajat hidup Jesus. Mateus kurang lagi dari pada pengarang- pengarang jang lain. Ia memang mulai dengan kelahiran Jesus dan mengachirinja dengan wafat dan kebangkitan Jesus, tetapi selain dalam garis besar itu, ia sedikit sekali mengindahkan urutan waktu dalam menjusun pengadjaran-pengadjaran Jesus atau peristiwa-peristiwa jang ditjeritakannja. Njatalah rentjananja menulis satu buku peladjaran agama jang djelas dan mengesankan, tentu sadja sebagai ringkasan pengadjarannja sehari-hari bagi umat. Sebab itu ia mengumpulkan sabda-sabda dan adjaran-adjaran Jesus, jang agak sama isi dan tudjuannja, sehingga mendjadi satu pengadjaran (chotbah) agak pandjang. Demikian misalnja dalam 4:12-7:29; 13: 1-58;19:1-20:34.
Tak lain sikapnja terhadap mukdjizat-mukdjizat atau peristiwa-peristiwa jang lain. la menghubung dengan memandang isi dan tudjuannja. Ia mengindahkan hanja adjaran jang terkandung didalamnja dan sebab itu tjeritera-tjeriteranja pada umumnja ringkas sadja dengan menondjolkan intinja berupa adjaran itu. Haruslah kita perhatikan tjara bekerdja Mateus itu, supaja djangan kita ragu-ragu atau keliru, kalau kita menemukan bahwa tempat dan waktu peristiwa-peristiwa jang diriwajatkan Mateus tidak tjotjok dengan karangan-karangan Indjil lain. Demikian pula harus diperhatikan, bahwa kata-kata penghubung waktu, seperti misalnja "lalu", "kemudian", pada hari (masa) itu" sebenarnja tidak dimaksudkan sebagai penghubung waktu, melainkan merupakan "awal kata" sadja, jaitu unsur gaja bahasa primitip jang tidak berarti, seperti umpamanja dalam bahasa kita dahulu "arkian", "sebermula" dan lain-lain.
Tudjuan karangan Mateus
Telah ditundjuk, bahwa susunan karangan Mateus kurang bersifat sedjarah. Tetapi dalam satu hal ia lebih berwudjud sedjarah dari karangan-karangan lain, jaitu dalam menundjukkan lebih tegas, bahwa Perdjandjian Baru adalah landjutan langsung dan wadjar dari Perdjandjian Lama, malah penjelesaiannja dan bahwa kedua-duanja merupakan satu sedjarah atau djalan penjelamatan manusia, menurut rentjana Allah dari kekal.
Tudjuan chusus pula, dan boleh dikatakan jang utama seluruh karangan, ialah membuktikan, bahwa "Jesus dari Nazaret" benar-benar Mesias jang dinubuatkan sifat-sifat 2dan nasibnja dalam nubuat-nubuat para nabi. la membuktikan itu dengan kutipan-kutipan dari Kitab Kudus sendiri. Sebab itu kita bertemu dengan begitu banjak kutipan-kutipan dari Perdjandjian Lama. Itu tentu pertama-tama bagi umat-umat sendiri, untuk mejakinkan dan menginsjafkan mereka lebih tegas, guna meneguhkan imannja dan menabahkan hatinja terhadap serangan-serangan dari pihak kaum sebangsanja jang belum pertjaja. Mereka terus-menerus, diperolok- olokkan Jahudi kolot itu, diumpat-umpat malah dikutuk seolah-olah mereka telah murtad dari Allah. Tetapi disamping itu Mateus mengharap lagi dengan tulisannja dapat mejakinkan orang-orang baik jang belum sampai pertjaja dan bertobat pula, ataupun tjalon-tjalon jang masih beladjar.
Ada satu persoalan lagi, jang sudah sewadjarnja dan tentu sadja tidak sedikit mengganggu pemikiran dan ketenteraman hati umat muda, maupun tjalon-tjalon jang hendak masuk dan orang-orang lain jang berminat pula, jakni bagaimana mungkin, djustru kalangan-kalangan atasan dan jang tjendekia, seperti para ahli taurat, lagipun orang-orang parisi jang terkenal sebagai golongan jang paling saleh, tidak mengenal Jesus sebagai Mesias, malah bulat menolaknja. Bergandengan pula dengan itu, bagaimana boleh dibiarkan oleh Allah, bahwa kaum Israel, kaum terpilih jang dalam keseluruhannja diberi djandji akan mewarisi Keradjaan Mesias tidak menerimanja. Mateus memberi djawaban jang terang sepandjang seluruh karangan. Inti djawaban itu jakni: nasib mereka adalah akibat kesalahan mereka sendiri. Allah sudah dari kekal mengetahui ketegaran hati mereka, telah menjatakannja dalam nubuat-nubuat para nabi, dan memperhitungkannja dalam rentjana penjelamatan manusia. Mateus selandjutnja menggambarkan pokok dan perkembangan sikap para pemimpin dengan djelas dengan mentjeritakan peristiwa- peristiwa pertemuan mereka dengan Jesus. Pokoknja ialah iri hati mereka terhadap Jesus, sebagaimana segera djuga kentara bagi Pilatus (27:18). Dan dalam segala pertemuan tampak senjata-njatanja, betapa tinggi menondjol keunggulan sikap, keagungan djiwa dan keluhuran hati Jesus diatas kepitjikan, kelemahan dan ketakdjudjuran kaum ahli taurat dan parisi. Setiap kali mereka datang bersoal dengannja, mentjobainja, hendak menangkapnja dalam perkataannja atau menuduhnja, merekalah jang kalah semata-mata didepan orang jang hadir. Malah setjara njata pula mereka setjara moril kalah sama sekali didalam pemeriksaan mahkamah agung dan didepan Pilatus, djuga sepandjang sengsara dan dalam kematian Jesus, achirnja dengan sepenuhnja dalam kebangkitan Jesus, hal mana merekapun tidak dapat menjangkalnja dalam hati mereka. Ingatlah 28:11-15. Kekalahan-kekalahan bertubi-tubi itu, sedangkan "seluruh rakjat mengikuti Jesus", tak boleh tidak mesti menjebabkan iri hati semakin mendjelma mendjadi kebentjian, jang achirnja menghebat sampai mereka mata gelap belaka.
Tetapi selain iri hati, kebentjian dan penolakan terhadap Jesus berpokok lebih dalam lagi, jaitu dalam pertentangan tjita-tjita mereka dengan tjita-tjita Keradjaan Allah jang diandjurkan Jesus. Mereka tidak dapat menerima seorang Mesias jang tidak berminat politik terhadap pendjadjahan Romawi dan tidak pertama-tama berdjandji mendirikan keradjaan David jang baru, jang makmur dan djaja atas segala keradjaan. Sebaliknja Ia menuntut roh kemiskinan, kerendahan hati, penjangkalan diri dan kerelaan memikul salib sebagai dasar keradjaannja.
Dalam 5:20 Jesus telah memperingatkan: Djikalau kebenaranmu tidak melebihi kebenaran para ahli taurat dan orang parisi, kamu tidak akan masuk kedalam Keradjaan Surga. Kemudian Ia berkali-kali dengan setegas-tegasnja membuka kedok kemunafikan dan keburukan hati mereka. la terpaksa, supaja rakjat djelata insjaf dan djangan pertjaja serta mengikuti mereka. Mateus mengumpulkan beberapa utjapan Jesus jang tegas dan agak keras terhadap mereka dalam bab 23 karangannja. Tetapi, betapapun pentingnja menondjolkan apa jang dipaparkan diatas, untuk meneguhkan iman dan menabahkan hati umat muda bangsa Jahudi itu, namun atjara pokok dan tudjuan utama karangan Mateus djauh lebih luas dan umum, jaitu memperkenalkan Jesus seutuh-utuhnja dan merekamkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Jesus sedalam-dalamnja dalam hati umat Jahudi itu, tetapi oleh penjelenggaraan Roh Kudus, kedalam hati seluruh umat manusia untuk segala abad. Tetapi atjara-atjara dan tudjuan-tudjuan jang dibitjarakan diatas itu sebenarnja merupakan unsur-unsur penting atjara pokok dan tudjuan utama tersebut, sebab baik kepribadian Jesus sendiri, maupun kebenaran dan keluhuran adjaran dan tjita-tjita Keradjaan Allah, djustru makin menjolok dalam perlawanannja dengan salah-paham dan sikap buruk para penentang.
Tetapi untuk mendapat gambaran jang lebih utuh, perlu banjak segi-segi lain lagi disoroti. Indjil harus ditulis demikian lengkap, sehingga mendjadi tjermin segenap kebenaran dan pedoman hidup bagi semua orang menghantar mereka kepada keselamatan abadi. Untuk itu Mateus mengumpulkan adjaran-adjaran Jesus, jang diutjapkannja dimuka orang banjak dan kepada murid-murid tersendiri, dalam bentuk utjapan pendek (amsal), perumpamaan atau chotbah. Tetapi pada bentuk pengadjaran Jesus jang paling njata pula, ialah Jesus sendiri, seluruh kepribadian dan kehidupannja. Apa jang diadjarkannja, dilakukannja sendiri dengan sempurna, mendjadi tjontoh dan penundjuk djalan, bagaimana dapat dan harus kitapun mewudjudkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Indjil pada diri kita dan disekeliling kita dalam hidup kemasjarakatan dan keagamaan. Untuk itu Mateus mentjeritakan sadja peristiwa-peristiwa hidup Jesus dan perbuatan-perbuatannja. Pertama-tama untuk menjatakan bahwa Jesus benar-benar Mesias, Putera Allah jang Mahatinggi, penuh berkekuasaan Ilahi, guna membangunkan kepertjajaan jang teguh dan pasti. Dan bagi siapa sadja jang pertjaja dan selandjutnja dengan luhur hati membatja dan merenungkan Indjil, dalam tiap-tiap kalimat, Jesus menondjol sebagai manusia utama, sempurna dalam segala-galanja sehingga mempesona dan menimbulkan hasrat untuk sekedar menjamai kesempurnaan itu. Jesus menondjol sebagai satu-satunja terang dunia sedjati (Jo. 1:5 dan 9;8:12; 12:46) jang tak pernah menjembunjikan diri, melainkan menjinari semua manusia jang hendak mendekatiNja dalam membatja Kitab Kudus, supaja mereka "melihat perbuatan- perbuatannja jang baik dan memuliakan BapaNja jang ada disurga" (Mt. 5:16). Djuga supaja kita memuliakanNja, terlebih dengan mengikuti djedjak Jesus, dalam tjita-tjitaNja serba rohani-abadi, dalam tjintanja tak terhingga kepada BapaNja dan dalam tjinta-kasihNja jang mesra dan kuat kepada semua manusia, sampai mengurbankan Dirinja semata-mata, mengikuti djedjak Jesus djuga sampai berani berkurban, menjangkal diri dan tetap turut memanggul salib kita.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Adegan Penghakiman (Matius 25:31-46)
Pertimbangkanlah adegan hari penghakiman: (1) Hakim teragung yang memimpin akan berada di sana (25:31); (2) keru...
Adegan Penghakiman (Matius 25:31-46)
Pertimbangkanlah adegan hari penghakiman: (1) Hakim teragung yang memimpin akan berada di sana (25:31); (2) kerumunan orang terbanyak yang berhimpun akan berada di sana (25:32); (3) kitab teragung yang pernah ditulis akan dibuka (Wahyu 20:12); (4) pemisahan terbesar yang pernah dibuat akan terjadi (25:32, 33); dan (5) vonis terbesar yang pernah diberikan akan dikeluarkan (25:34, 41 , 46).48
Pertemuan Akbar Keagamaan Yang Tidak Seorangpun Akan Absen (25:31-46)
Orang bisa menemukan banyak alasan untuk tidak menghadiri kebaktian. Namun tidak ada alasan yang akan diterima untuk absen dari pertemuan besar keagamaan yang digambarkan dalam Matius 25:31-46 (lihat Yoh. 12:48; Rom. 14:12;. 2 Kor. 5:10). Semua orang yang pernah hidup di bumi akan hadir.
Yesus akan duduk di atas takhta-Nya yang mulia, dikelilingi oleh para malaikat (25:31). Semua bangsa akan dikumpulkan di sana (25:32). Raja itu akan memimpin sebagai hakim, memisahkan domba dari kambing (25:31-33).
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Matius: Ceramah Zaitun Sang Raja 25:1-46
Pelbagai Perumpamaan-Nya Tentang Akhir Zaman
Ceramah Zaitun," yang berawal di pasal 24, berlanjut dala...
Matius: Ceramah Zaitun Sang Raja 25:1-46
Pelbagai Perumpamaan-Nya Tentang Akhir Zaman
Ceramah Zaitun," yang berawal di pasal 24, berlanjut dalam pasal ini.
Dengan masih bicara kepada murid-murid-Nya, Yesus menyampaikan tambahan tiga perumpamaan tentang akhir zaman: perumpamaan sepuluh gadis (25:1-13), perumpamaan talenta (25:14-30), dan perumpamaan domba dan kambing (25:31-46). Perumpamaan terakhir ini sering disebut "Adegan Penghakiman Terakhir." Semua tiga perumpamaan itu menekankan pentingnya membuat persiapan yang memadai bagi kedatangan Kristus yang kedua. Ketiga perumpamaan itu juga hanya terdapat dalam Injil Matius.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Tiga Perumpamaan Penghakiman (Matius 25)
Sebuah pelajaran dapat dikembangkan dengan meringkas pasal itu dengan tiga hal berikut ini: (1) Bijaksanalah...
TFTWMS: Matius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Leon Morris, The Gospel according to Matthew, Pillar Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1992), 620.
...
Catatan Akhir:
- 1 Leon Morris, The Gospel according to Matthew, Pillar Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1992), 620.
- 2 Beberapa naskah kuno menambahkan "dan mempelai wanita," tapi ini lebih mempersulit gambaran itu. Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, 2d ed. (Stuttgart: German Bible Society, 1994), 52-53.
- 3 J. W. McGarvey, The New Testament Commentary, vol. 1, Matthew and Mark (N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 215.
- 4 Lihat Robert H. Gundry, Matthew: A Commentary on His Literary and Theological Art (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 498; Robert H. Mounce, Matthew, New International Biblical Commentary (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1991), 233.
- 5 John Lightfoot, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew-1 Corinthians, vol. 2, Matthew -Mark (Oxford University Press, 1859; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker, 1979), 322.
- 6 Jack P. Lewis, The Gospel According to Matthew, Part 2, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1976), 133.
- 7 Gundry, 499.
- 8 Mounce, 233.
- 9 Donald A. Hagner, Matthew 14-28, Word Biblical Commentary, vol. 33B (Dallas: Word Books, 1995), 729.
- 10 W. F. Albright and C. S. Mann, Matthew, The Anchor Bible (Garden City, N.Y.: Doubleday & Co., 1971), 302.
- 11 Michael J. Wilkins, "Matthew," in Zondervan Illustrated Bible Backgrounds Commentary, vol. 1, Matthew, Mark, Luke, ed. Clinton E. Arnold (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2002), 155.
- 12 McGarvey, 217.
- 13 Sebaliknya, nilai satu "mina" adalah seratus dinar. Satu mina dihargai 1/60 talenta. (Lihat Lewis, 135.)
- 14 Douglas R. A. Hare, Matthew, Interpretation (Louisville: John Knox Press, 1993), 286.
- 15 Alkitab KJV dan NKJV melekatkan "dengan segera" (atau "langsung ") kepada perjalanan tuan rumah itu, tetapi terjemahan modern biasanya meletakkannya dengan kegiatan investasi hamba yang pertama.
- 16 Talmud Baba Metzia 42a.
- 17 Lihat Mishnah Baba Kamma 9.2; 10.5; Baba Metzia 6.3.
- 18 Gundry, 508.
- 19 Merlin W. Call, "Bank; Banking," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979), 1:409.
- 20 Lewis, 136.
- 21 Hagner, 736.
- 22 David Hill, The Gospel of Matthew, The New Century Bible Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1972), 329.
- 23 Morris, 632.
- 24 Perumpamaan-perumpamaan ini mencakup perumpamaan dua anak laki-laki yang disuruh bekerja di kebun anggur ayah mereka (21:28-32), pemilik tanah dan kebun anggur (21:33-41), pernikahan putra raja (22:1-14), sepuluh gadis (25:1-13), talenta (25:14-30), dan gembala memisahkan domba dan kambing (25:31-46).
- 25 Untuk adegan penghakiman yang paralel, lihat Wahyu 20:11-15.
- 26 Lihat 1 Henokh 62,1-16; 69,27-29.
- 27 Premilenialisme Dispensasi secara salah mengajarkan bahwa pengangkatan dan kedatangan yang kedua adalah dua peristiwa yang terpisah.
- 28 Lihat Warren W. Wiersbe, Be Loyal (Wheaton, Ill.: Victor Books, SP Publications, 1980), 184-85.
- 29 "Bangsa-bangsa" itu juga mencakup semua orang dalam Amanat Agung (28:19; lihat Mrk. 16:15).
- 30 William Hendriksen, New Testament Commentary: Exposition of the Gospel According to Matthew (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1973), 886.
- 31 Wilkins, 157.
- 32 Hill, 331; Mounce, 235.
- 33 Lewis, 140.
- 34 Ungkapan "dunia dijadikan" muncul beberapa kali dalam Perjanjian Baru untuk mengacukan penciptaan (13:35; Luk. 11:50; Yoh. 17:24; Efe. 1:4; Ibr. 4:3; 9:26; 1 Pet. 1:20; Why. 13:8; 17:8). Beberapa acuan ini juga melibatkan rencana kekal Allah untuk menyelamatkan manusia melalui pengorbanan Yesus Kristus.
- 35 Yesus berulang kali menekankan hubungan antara ketaatan dan upah yang positif (7:21-27; 12:36, 37; Yoh. 12:47, 48).
- 36 Jika dosa seseorang ditutupi oleh darah Kristus, ia tidak akan memiliki dosa untuk diadili.
- 37 Hagner, 746-47.
- 38 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 208.
- 39 Lihate Mishnah Abodah Zarah 2.1.
- 40 Ralph Earle, "Inn; Lodge; Lodging Place," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 2:826.
- 41 David Stewart, A Commentary on Philippians (Searcy, Ark.: Stewart Publications, 2006), 81.
- 42 Untuk informasi lebih lanjut, lihat Stewart, 80-82.
- 43 James Burton Coffman, Commentary on the Gospel of Matthew (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1968), 410. See Acts 9:4, 5; 1 Cor. 8:12.
- 44 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 20.
- 45 Hare, 288.
- 46 A. T. Robertson, Word Pictures in the New Testament, vol. 1, The Gospel According to Matthew-The Gospel According to Mark (Nashville: Broadman Press, 1930), 201-2.
- 47 Lihat Mat. 19:16, 29; Mrk. 10:17, 30; Luk. 10:25; 18:18, 30; Yoh. 3:15, 16, 36; 4:14, 36; 5:24, 39; 6:27, 40, 54, 68; 10:28; 12:25, 50; 17:2, 3; Kisah 13:46, 48; Rom. 2:7; 5:21; 6:22, 23; Gal. 6:8; 1 Tim. 1:16; 6:12; Tit. 1:2; 3:7; 1 Yoh. 1:2; 2:25; 3:15; 5:11, 13, 20; Yudas 21.
- 48 Disadur dari khotbah oleh W. A. Bradfield, yang mengajar di Freed-Hardeman University, Henderson, Tennessee, dan berkhotbah sebagai penginjil selama bertahun-tahun.
Pengarang: Sellers Crain
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Matius (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja
Penyelamat yang dijanjikan
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.
Buku Matius ini disusun secara teratur; mulai dengan kelahiran Yesus, kemudian mengenai baptisan dan godaan yang dialami-Nya, lalu mengenai karya-Nya di Galilea. Di situ Ia berkhotbah, mengajar dan menyembuhkan orang. Setelah itu buku ini mengisahkan perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem, dan apa yang terjadi dengan Yesus dalam minggu terakhir hidup-Nya di dunia ini yang memuncak pada kematian dan kebangkitan-Nya.
Salah satu hal yang dititikberatkan oleh Matius ialah bahwa Yesus adalah Guru yang besar, yang mengajar bahwa Allah memerintah sebagai Raja. Yesus juga mempunyai wibawa untuk menjelaskan arti dari Hukum Allah. Kebanyakan dari ajaran-ajaran Yesus itu dikelompokkan menurut pokok-pokoknya. Ada lima kelompok:
- (1) Khotbah di Bukit yang menyangkut sikap, kewajiban, hak-hak, dan tujuan hidup para anggota umat Allah (pasal 5-7 Mat 5:1-7:28);
- (2) petunjuk-petunjuk kepada kedua belas pengikut Yesus untuk melaksanakan tugas (pasal 10 Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan-perumpamaan tentang keadaan waktu Allah memerintah sebagai Raja (pasal 13 Mat 13:1-58);
- (4) ajaran mengenai makna menjadi pengikut Yesus (pasal 18 Mat 18:1-35); dan
- (5) ajaran tentang akhir zaman dan tentang kedatangan Anak Manusia (pasal 24-25 Mat 24:1-25:46).
Isi
- Daftar asal-usul Yesus Kristus dan kelahiran-Nya
Mat 1:1-2:23 - Pekerjaan Yohanes Pembaptis
Mat 3:1-12 - Baptisan dan godaan terhadap Yesus
Mat 3:13-4:11 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Mat 4:12-18:35 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mat 19:1-20:34 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mat 21:1-27:66 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Mat 28:1-20
Ajaran: Matius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Matius.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen keturunan Yahudi, (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus).
Isi Kitab: Injil Matius terdiri dari 28 pasal. Menyatakan bahwa Yesus orang Nazaret sungguhlah Mesias (Juruselamat), Raja yang dijanjikan, sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Matius
Pasal 1-4 (Mat 1:1-4:1).
Raja (Juruselamat) yang dinantikan sudah datang
Bagian ini memaparkan keturunan Yesus, dari Abraham, Ishak, dan Yakub, dengan maksud untuk menunjukkan, bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat (Raja) yang diutus Allah sebagai penggenap nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 2:1-2, 11-12. Kalau kedatanga Tuhan Yesus disambut dengan persembahan-persembahan, apakah yang tela saudara persembahkan kepada-Nya?
- Buka dan bacalah pasal Mat 4:1-11. Berapa lamakah Tuhan Yesus berpuasa? Tuhan Yesus dicobai. Siapakah yang menang dalam pencobaan ini? Tuhan Yesus menang dalam pencobaan. Itu berart Tuhan Yesus sanggup menolong saudara dalam pencobaan kalau saudara menerima Dia sebagai Raja dalam hidup.
Pasal 4-25 (Mat 4:12-25:46).
Raja (Juruselamat) itu memberikan ajaran-ajaran
Bagian ini berisikan ajaran-ajaran dasar yang menjadi ciri hidup kerajaan-Nya. Dan juga Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas alam semesta, atas penyakit-penyakit melalui mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 5:1-12. Siapakah yang memiliki kebahagiaan?
- Buka dan bacalah pasal Mat 7:24. Apakah yang menjadi dasar kehidupan yang kuat bag setiap pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 11:25-30. Apakah yang akan saudara dapati, kalau mau datang pada Yesu Sang Raja?
- Buka dan bacalah pasal Mat 16:24. Apakah yang menjadi syarat bagi pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 24:24-25. Tuhan Yesus menyatakan, bahwa setelah Ia kembali ke sorga, akan datan Juruselamat yang palsu, karena hanya Yesuslah Juruselamat yang asli. Saudara mau yang mana, yang asli atau yang palsu?
Pasal 26-27 (Mat 26:1-27:66).
Raja (Juruselamat) mengorbankan dirinya untuk keselamatan umat-Nya
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 26:26-28. Bagian ini menjelaskan, sebelum Raja itu mengorbankan diri-Nya, I terlebih dahulu mengajak murid-murid-Nya untuk mengadakan perjamua suci. Hal ini merupakan lambang daripada pengorbanan-Nya di kay salib. Dan Ia mengamanatkan agar perjamuan yang serupa dilakukan ole murid-murid-Nya, setelah kenaikan-Nya kesorga. Perjamuan ini disebu Perjamuan Kudus. Ini berarti setiap orang yang percaya pada Yesus harus mengikuti upacara Perjamuan Kudus tersebut. _Tanyakan_: Apakah arti Perjamuan Kudus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 27:54. Apakah pengakuan dari komandan prajurit Roma tentang Yesus? Bagaimanakah pendapat saudara, siapakah Yesus?
Pasal 28 (Mat 28:1-20).
Raja (Juruselamat) itu memperlihatkan kemenangannya atas segala kuasa di dunia dan di sorga
Bagian ini menjelaskan, bagaimana Raja yang mengorbankan diri-Nya itu berkuasa atas segala kuasa kematian karena Dialah yang mempunyai segala kuasa baik di sorga maupun di dunia.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:1-10. Bagian ini menjelaskan bahwa Yesus bangkit persis seperti apa yan telah Ia katakan tentang diri-Nya. Siapakah yang menggulingkan bat penutup kuburan, dan memberitakan tentang kebangkitan Yesus? Jad berita kebangkitan Yesus, diterima pertama kali dari manusia atau dar malaikat Allah? Kalau begitu siapakah yang lebih saudara percayai?
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:11-15. Berita bohong tentang Yesus tidak bangkit dari kematian itu, dibua oleh manusia. Jadi siapa yang percaya kepada berita itu, berart percaya kepada berita bohong dari manusia dan menjadi pengiku pembohong.
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:16-20. Menurut ayat 18 (Mat 28:18) apakah yang diberikan kepada Yesus? Menurut ayat 19 (Mat 28:19) Raja yang naik ke sorga memberikan Amanat Agung aga murid-murid-Nya pergi ke seluruh dunia, untuk menjadika semua bangsa murid-murid-Nya. Amanat Agung ini berlak untuk semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Apakah saudara sudah pernah bersaksi tentang Yesus Kristu kepada orang lain? Pada ayat 20, (Mat 28:20) janji apakah yang diberikan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Matius, jelaslah bahwa Yesus Kristus adalah Raja yang kekal, Juruselamat dan Penebus dosa yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Yesus Kristus adalah Raja dari segala raja, karena Dialah yang mempunyai segala kuasa, baik di sorga maupun di atas bumi.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Injil Matius?
- Apakah isi singkat Injil Matius?
- Bagaimanakah Yesus membuktikan, bahwa Ia adalah raja da Juruselamat yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama?
Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) MENGAPA INJIL INI DITULIS.Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan P
MENGAPA INJIL INI DITULIS.
Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:
1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan Perjanjian Lama.
2. Untuk mencatat ajaran Kristus yang diberikan secara luas pada para murid-Nya.
3. Untuk menjelaskan sikap apa yang diharapkan Kristus dari murid-murid-Nya.
4. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sejumlah anggota gereja, misalnya mengenai kehidupan masa muda Yesus dan kedatangan-Nya kembali.
5. Untuk menjelaskan tentang cara mengelola Gereja.
PENULISNYA.
Tidak ada pernyataan dalam Injil ini bahwa Matiuslah penulisnya, tetapi tradisi mula-mula menegaskan demikian. Sedikit saja yang kita ketahui tentang Matius, karena ia hanya disebut dalam Mat 9:9 dan Mat 10:3, yaitu bahwa ia seorang pemungut cukai yang dipanggil secara pribadi oleh Yesus. Namanya berarti "anugerah dari Tuhan". Dalam Injil lain ia dipanggil Lewi (Mar 2:14).
PEMBACA INJIL MATIUS.
Hal-hal yang diperhatikan dalam Injil Matius memberi petunjuk bahwa sebagian besar pembacanya adalah orang Yahudi. Sebagian besar dari mereka mungkin sudah menjadi Kristen, tetapi Matius boleh jadi menulis Injil ini untuk meyakinkan orang Yahudi lainnya bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi.
Namun demikian, ia sama sekali tidak mengabaikan orang-orang bukan Yahudi dan mungkin juga ia menulis dengan tujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan mereka tentang kepercayaan mereka yang bersumber dari kepercayaan Yahudi.
KAPAN INJIL INI DITULIS?
Kita tidak dapat memastikan kapan Injil Matius ditulis. Mungkin Injil ini ditulis setelah Markus menulis Injilnya, karena isinya mirip dengan Injil Markus. Tetapi, Injil ini juga bukan yang terakhir, karena masalah-masalah sehubungan dengan orang-orang Kristen Yahudi yang diperhatikannya berangsur berkurang. Diperkirakan waktunya adalah antara tahun 50 dan 90.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Injil Matius sangat teratur. Bagian-bagian tentang ajaran Yesus disisipkan di antara penjelasan-penjelasan tentang kegiatan-kegiatan-Nya.
2. Karena ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias Yahudi, ia sering mengutip dari Perjanjian Lama. Ada 65 ayat dalam Matius yang mengacu ke Perjanjian Lama.
3. Matius bicara tentang Kerajaan Surga (33 kali) cocok dengan latar belakangnya sebagai orang Yahudi, sementara Injil-Injil lain bicara tentang Kerajaan Allah.
4. Dari keempat Injil, hanya Matius sendiri yang berbicara mengenai gereja. Ia menulis sebagai seorang gembala yang menangani berbagai masalah dan pertanyaan.
Pesan
1. Yesus adalah Mesias.o Dia berasal dari keturunan Yahudi Mat 1:1-17
o Dia menggenapi nubuatan Perjanjian Lama, misalnya Mat 1:23; 2:6, 18, 23; 4:15, 16 dll.
o Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Mat 1:21
o Dia pertama-tama datang kepada bangsa Israel. Mat 15:24
o Dia melukiskan sikap-Nya terhadap Perjanjian Lama. Mat 5:17-48
o Dia menantang pemimpin-pemimpin agama yang menyesatkan umat Allah. Mat 16:5-12; 23:1-36.
o Dia kelak akan bertindak sebagai hakim. Mat 25:31-46
2. Yesus berbicara mengenai suatu kerajaan.
o Dia menjelaskan apa sebenarnya Kerajaan Allah itu: bukan suatu tempat, tetapi
Allah secara aktif memerintah dunia ini. Mat 9:35
o Dia sendiri adalah Raja. Mat 2:2, 16:28
o Dia memberitahukan persyaratan revolusioner untuk dapat masuk ke dalamnya.
Mat 5:3,10,20; 7:21; 19:14,23,24
o Kerajaan-Nya sudah hadir saat ini. Mat 12:28
o Kerajaan-Nya yang sempurna masih akan datang. Mat 16:28
o Pertumbuhan Kerajaan-Nya itu pasti, walaupun tersembunyi. Mat 3:1-23
o Kerajaan Allah layak mendapat prioritas utama manusia. Mat 6:33; 13:44-46
3. Yesus menggarisbawahi hukum Taurat.
o Dia memperkuat hukum Taurat. Mat 5:17-48
o Dia merangkum hukum Taurat. Mat 22:37-40
o Dia menafsirkan hukum Taurat. Mat 23:23
4. Yesus mengutus gereja-Nya.
o Menjadi suatu masyarakat yang bermoral tinggi. Mat 5:20
o Menjadi suatu masyarakat yang berdisiplin. Mat 18:15-18
o Menjadi suatu masyarakat yang bersedia mengampuni. Mat 18:21-22
o Menjadi suatu masyarakat yang berdoa. Mat 18:19-20
o Menjadi suatu masyarakat yang bersaksi. Mat 28:19-20
Penerapan
Berita dalam Injil Matius dapat diterapkan pada dua golongan kelompok utama:
1. Kepada orang yang belum percaya.o Orang Yahudi yang belum percaya: Injil ini menunjukkan bahwa Yesus adalah
Mesias yang telah lama mereka nantikan. Kedatangan-Nya sudah dipersiapkan
dengan saksama di sepanjang sejarah dan kini keselamatan tersedia melalui Dia.
o Bangsa bukan Yahudi yang belum percaya: pembebasan dari dosa dan segala
akibatnya juga berlaku bagi orang bukan Yahudi.
Yesus adalah Juruselamat seluruh umat manusia. Dia menyambut siapa saja yang
menyatakan iman mereka kepada-Nya.
2. Kepada orang-orang Kristen.
o Injil ini akan memperlengkapi Anda dengan ajaran dasar yang penting mengenai
kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus.
o Injil ini akan menunjukkan kepada Anda nilai Perjanjian Lama.
o Injil ini akan menunjukkan perlunya hidup sesuai dengan hukum yang baru dan
mencapai standar moral yang tinggi.
o Injil ini juga akan memperlihatkan kepada Anda bagaimana harus hidup dengan
sesama Kristen.
o Injil ini akan mendorong Anda untuk ikut ambil bagian dalam tugas misi ke
seluruh dunia.
o Injil ini akan membangkitkan pengharapan Anda akan kedatangan Yesus kembali.
Tema-tema Kunci
Matius menekankan beberapa tema tertentu. Selidikilah berulang kali catatan-catatan berikut ini dan pakailah konkordansi agar mendapatkan referensi lain yang terkait untuk mempelajari secara lebih mendalam.
1. Allah adalah Bapa surgawi kita. Inilah sebutan bagi Allah yang paling disenangi oleh Matius: Mat 5:16,45,48; 6:1,9; 7:11,21; 10:32,33; 12:50; 16:17; 18:10,14,19.
2. Berbagai gambaran mengenai Yesus. Yesus disebut Anak Daud (Mat 1:1), Juruselamat (Mat 1:21), Raja Orang Yahudi (Mat 2:2), Orang Nazaret (Mat 2:23). Sebutan apalagi bagi Yesus yang dapat Anda temukan? 3. Kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama. Matius sering mengatakan 'haI itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi' (Mat 2:15) atau kalimat-kalimat serupa. Carilah referensi lain dan periksalah apa yang mereka ajarkan tentang Yesus.
4. Ajaran Yesus. Lima kali Matius mengatakan 'setelah Yesus mengakhiri perkataan ini' (Mat 7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1). Setiap pernyataan itu ditulis pada akhir sekumpulan ajaran Yesus. Buatlah ringkasan dari tiap-tiap 'khotbah' itu. 5. Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan memakai perumpamaan. Tetapi ingatlah, tidak semua orang dapat mengerti makna perumpamaan-perumpamaan itu (Mat 13:10-17). Beberapa perumpamaan terdapat dalam: Mat 7:24-27; 13:3-52; 18:23-35; 20:1-16; 22:1- 14; 25:1-30. Buatlah ringkasan mengenai apa yang diajarkan dalam perumpamaan-perumpamaan di atas dan dalam perumpamaan lain.
6. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus. Matius mencatat banyak mukjizat kesembuhan dan mukjizat-mukjizat lain yang dibuat oleh Yesus untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas ciptaan. Dua puluh mukjizat dicatat dalam Injil ini: Mat 8:1-17,23-34; 9:1-8, 18-33; 12:10-13,22; 14:15-33; 15:21-39; 17:14-21; 20:29-34; 21 :18-22. Daftarkanlah semua mukjizat itu dan tulislah dalam satu kalimat tentang apa yang dinyatakan mengenai Yesus dalam tiap-tiap mukjizat.
7. Kerajaan Surga Ungkapan ini menyarikan inti yang penting dalam ajaran Yesus. Pakailah konkordansi untuk mengetahui di mana Yesus mengatakannya dan bayangkan apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Yesus tentang Kerajaan Surga ini.
Garis Besar Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) [1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17Silsilah keluarga Yesus
Mat 1:18-25Kelahiran Yesus
Mat 2:1-23Kunjungan orang Majus
Mat 3:1-17Pela
[1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17 | Silsilah keluarga Yesus |
Mat 1:18-25 | Kelahiran Yesus |
Mat 2:1-23 | Kunjungan orang Majus |
Mat 3:1-17 | Pelayanan Yohanes Pembaptis |
Mat 4:1-11 | Pencobaan terhadap Yesus |
Mat 4:12-25 | Yesus mulai berkhotbah |
[2] KHOTBAH DI BUKIT Mat 5:1-7:29
Mat 5:1-12 | Ucapan bahagia |
Mat 5:13-16 | Garam dan terang |
Mat 5:17-48 | Sikap Yesus terhadap hukum Taurat |
Mat 6:1-7:29 | Yesus mendorong kehidupan agama yang benar |
[3] KHOTBAH TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 8:1-9:38
Mat 8:1-17 | Yesus berkhotbah melalui penyembuhan |
Mat 8:18-22 | Yesus berbicara tentang kemuridan |
Mat 8:23-9:8 | Yesus memperlihatkan kuasa-Nya |
Mat 9:9-13 | Yesus memanggil Matius |
Mat 9:14-17 | Yesus berbicara tentang puasa |
Mat 9:18-38 | Yesus menyembuhkan lagi |
[4] MISI DARI DUA BELAS RASUL Mat 10:1-42
Mat 10:1-15 | Tugas mereka |
Mat 10:16-42 | Masa depan mereka |
[5] TANGGAPAN ORANG BANYAK Mat 11:1-12:50
Mat 11:1-19 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes |
Mat 11:20-30 | Ketidakacuhan orang banyak |
Mat 12:1-50 | Pertentangan dari orang Farisi |
[6] PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 13:1-58
[7] PENYATAAN TUHAN YESUS Mat 14:1-17:27
Mat 14:1-12 | Kematian Yohanes Pembaptis |
Mat 14:13-36 | Tuhan atas semesta alam |
Mat 15:1-20 | Sikap Yesus terhadap tradisi |
Mat 15:21-16:4 | Mukjizat dibuat dan dijelaskan |
Mat 16:5-12 | Peringatan terhadap para pemimpin agama |
Mat 16:13-28 | Pengakuan Petrus |
Mat 17:1-13 | Yesus dimuliakan |
Mat 17:14-27 | Kembali ke dunia yang berdosa |
[8] GAYA HIDUP GEREJA Mat 18:1-35
[9] JALAN MENUJU SALIB Mat 19:1-20:34
Mat 19:1-12 | Ajaran yang Yesus berikan |
Mat 19:13-30 | Orang yang Yesus temui |
Mat 20:1-16 | Perumpamaan yang Yesus ceritakan |
Mat 20:17-28 | Penderitaan yang Yesus nubuatkan |
Mat 20:29-34 | Penyembuhan yang Yesus lakukan |
[10] SAAT DI YERUSALEM Mat 21:1-23:39
Mat 21:1-11 | Masuk kota dengan penuh kemenangan |
Mat 21:12-27 | Di Bait Allah |
Mat 21:28-22:46 | Perumpamaan dan pertanyaan |
Mat 23:1-39 | Kecaman Yesus |
[11] KEADAAN MASA DEPAN Mat 24:1-25:46
[12] PUNCAK MISI KRISTUS Mat 26:1-28:20
Mat 26:1-35 | Peristiwa-peristiwa sebelum Getsemani |
Mat 26:36-27:31 | Penangkapan dan penghakiman atas Kristus |
Mat 27:32-66 | Penyaliban |
Mat 28:1-20 | Kebangkitan dan sesudah itu |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi