
Teks -- Kisah Para Rasul 8:18 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 8:5-24; Kis 8:18
Full Life: Kis 8:5-24 - FILIPUS PERGI KE ... SAMARIA.
Nas : Kis 8:5-24
Perhatikan urutan peristiwa dalam kisah pencurahan Roh atas orang
percaya di Samaria.
1) Filipus memberitakan Injil Kerajaan ...
Nas : Kis 8:5-24
Perhatikan urutan peristiwa dalam kisah pencurahan Roh atas orang percaya di Samaria.
- 1) Filipus memberitakan Injil Kerajaan dan Allah meneguhkan Firman-Nya dengan tanda-tanda yang ajaib (ayat Kis 8:5-7).
- 2) Banyak orang Samaria menerima Firman Allah (ayat Kis 8:14),
percaya kepada Yesus (ayat Kis 8:12), disembuhkan dan dilepaskan
dari kuasa-kuasa kejahatan (ayat Kis 8:7), lalu dibaptis dalam air
(ayat Kis 8:12-13). Dengan demikian, mereka mengalami keselamatan,
karya pembaharuan Roh Kudus dan kuasa kerajaan Allah
(lihat cat. --> Kis 8:12).
[atau ref. Kis 8:12]
- 3) Akan tetapi, Roh Kudus "belum turun di atas seorang pun di antara mereka" setelah mereka bertobat dan dibaptis (ayat Kis 8:16).
- 4) Beberapa hari setelah pertobatan orang Samaria, Petrus dan Yohanes
tiba di Samaria dan berdoa supaya mereka beroleh Roh Kudus (ayat
Kis 8:14-15). Jelas adalah selang waktu di antara saat mereka
bertobat dan saat mereka menerima baptisan dalam Roh Kudus (ayat
Kis 8:16-17; bd. Kis 2:4). Dengan kata lain, penerimaan Roh oleh
orang Samaria mengikuti pola pengalaman para murid pada hari Pentakosta
(lihat art. PEMBAHARUAN PARA MURID; dan
lihat art. BAPTISAN DALAM ROH KUDUS).
- 5) Penerimaan Roh Kudus seharusnya disertai suatu penyataan lahiriah,
yaitu berbicara dengan bahasa roh dan bernubuat
(lihat cat. --> Kis 8:18).
[atau ref. Kis 8:18]

Full Life: Kis 8:18 - KETIKA SIMON MELIHAT.
Nas : Kis 8:18
Datangnya Roh Kudus atas orang Samaria disertai penyataan-penyataan
lahiriah yang dapat diamati oleh seorang tukang sihir bernama Si...
Nas : Kis 8:18
Datangnya Roh Kudus atas orang Samaria disertai penyataan-penyataan lahiriah yang dapat diamati oleh seorang tukang sihir bernama Simon. Masuk akal untuk menyimpulkan bahwa penyataan yang dilihat adalah sama seperti yang terjadi setelah Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, yaitu, berkata-kata dengan bahasa roh (lih. Kis 2:4; 10:45-46; 19:6;
lihat cat. --> Kis 11:15;
lihat cat. --> Kis 19:6; dan
[atau ref. Kis 11:15; Kis 19:6]
lihat art. BERKATA-KATA DENGAN BAHASA ROH).
Penyataan ini memberikan para rasul dan orang di Samaria tanda-tanda yang mengesahkan bahwa Roh Kudus telah turun atas orang percaya baru ini.

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe: Kis 6:1--12:25 - -- III. Perluasan Gereja di Palestina Melalui Perserakan (6:1-12:25)
Sampai sejauh ini, para rasul tidak menunjukkan tanda-tanda adanya maksud untuk mem...
III. Perluasan Gereja di Palestina Melalui Perserakan (6:1-12:25)
Sampai sejauh ini, para rasul tidak menunjukkan tanda-tanda adanya maksud untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia, tetapi tetap tinggal di Yerusalem sambil bersaksi kepada orang-orang Yahudi. Lukas sekarang mengisahkan permulaan dari perluasan gereja ke seluruh Yudea dan Samaria, yang disebabkan oleh penganiayaan yang muncul di sekitar Stefanus. Perluasan ini terjadi bukan karena visi dan rencana gereja, tetapi karena tindakan pengaturan Allah dalam menyerakkan orang-orang percaya. Untuk menjelaskan terjadinya penganiayaan ini, Lukas mula-mula mengisahkan bagaimana Stefanus menjadi menonjol di antara tujuh diaken yang ada.

Wycliffe: Kis 8:4-25 - -- C. Injil di Samaria (8:4-25).
Lukas pertama-tama mencatat penyebaran Injil ke Samaria. Orang-orang Samaria merupakan keturunan campuran dari golongan...
C. Injil di Samaria (8:4-25).
Lukas pertama-tama mencatat penyebaran Injil ke Samaria. Orang-orang Samaria merupakan keturunan campuran dari golongan sisa Israel dengan bangsa-bangsa asing yang ditempatkan di Samaria oleh bangsa Asyur yang menaklukkan mereka sementara kalangan kelas atas sudah dibuang (II Raj. 17). Orang-orang Samaria telah mendirikan bait suci tandingan di gunung Sikhem (lihat Yoh. 4:20). Karena orang-orang Yahudi menganggap orang Samaria sebagai suku campuran baik secara keturunan maupun secara agama, berbagai prasangka kesukuan yang bersifat. kekerasan harus diatasi sebelum gereja dapat menjadi umat yang sungguh-sungguh universal.

Wycliffe: Kis 8:18-24 - terjerat dalam kejahatan 18-24. Keinginan Simon untuk membeli karunia-karunia Allah dengan uang telah dijawab Petrus dengan mengatakan, "Binasalah kiranya uangmu itu bersama d...
18-24. Keinginan Simon untuk membeli karunia-karunia Allah dengan uang telah dijawab Petrus dengan mengatakan, "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau ... jadi bertobatlah dari kejahatanmu." Tampaknya Simon benar-benar bertobat, tetapi kebiasaan hidup yang lama dan keadaan Simon yang terjerat dalam kejahatan (ay. 23) belum dipatahkan. Simon menjadi gemetar ketakutan dan memohon kepada para rasul untuk berdoa syafaat baginya dan memohon pengampunan Allah (ay. 24).

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 8:14-25
Matthew Henry: Kis 8:14-25 - Kisah Simon Si Tukang Sihir Kisah Simon Si Tukang Sihir ( Kis 8:14-25)
Allah secara menakjubkan sudah mengakui Filipus dalam pekerjaannya sebagai seorang penginjil di Samari...
Kisah Simon Si Tukang Sihir ( Kis 8:14-25)
- Allah secara menakjubkan sudah mengakui Filipus dalam pekerjaannya sebagai seorang penginjil di Samaria, tetapi Filipus tidak bisa melakukan apa yang lebih dari seorang penginjil. Ada kuasa-kuasa istimewa yang hanya diperuntukkan bagi para rasul, untuk menjaga kehormatan jabatan mereka, dan di sini kita mendapati cerita tentang apa yang dikerjakan oleh dua dari antara mereka di sana, yaitu Petrus dan Yohanes. Kedua belas rasul tetap berkumpul bersama-sama di Yerusalem (ay. Kis 8:1), dan ke sanalah kabar baik ini dibawa kepada mereka, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah (ay. Kis 8:14), bahwa panen jiwa yang besar itu sudah terkumpul, dan kemungkinan akan dikumpulkan kepada Kristus di sana. Firman Allah tidak hanya diberitakan kepada mereka, tetapi juga diterima oleh mereka. Mereka menyambutnya, menerima cahayanya, dan tunduk pada kuasanya: Ketika mereka di Yerusalem mendengarnya, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Seandainya Petrus adalah, seperti yang dikatakan sebagian orang, kepala dari para rasul itu, maka dialah yang akan mengutus beberapa dari mereka, atau, seandainya ia melihat ada alasan, ia sendiri akan pergi ke sana atas kemauannya. Tetapi, ia sama sekali bukanlah orang yang demikian, malah dia justru tunduk pada perintah kumpulan rasul itu, dan, seperti layaknya hamba bagi jemaat, ia pergi ke tempat mereka mengutusnya. Dua rasul diutus, dua yang paling terkemuka, ke Samaria,
- 1. Untuk membesarkan hati Filipus, untuk membantu dia, dan memperkuat tangannya. Hamba-hamba Tuhan yang memangku jabatan lebih tinggi, dan yang unggul dalam berbagai karunia dan anugerah, harus berusaha membantu orang-orang dalam kedudukan yang lebih rendah, dan turut mendukung bagi penghiburan dan kegunaan mereka.
- 2. Untuk melanjutkan pekerjaan baik yang sudah dimulai di antara orang banyak, dan, dengan anugerah-anugerah sorgawi yang sudah memperkaya mereka itu, memberikan karunia-karunia rohani kepada mereka. Sekarang amatilah,
- I. Bagaimana mereka mengangkat dan mengembangkan orang-orang yang tulus dari antara mereka. Dikatakan (ay. Kis 8:16), Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, dengan segala kuasa luar biasa yang disampaikan melalui turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta itu. Tak satu pun dari mereka yang diberi karunia bahasa lidah, yang pada saat itu tampak sebagai dampak paling biasa yang langsung terjadi dari pencurahan Roh. Lihat pasal 10:45-46. Ini sekaligus merupakan tanda yang jelas bagi orang-orang yang tidak percaya dan pelayanan yang mulia bagi orang-orang percaya. Karunia ini, dan karunia-karunia lain semacamnya, tidak mereka miliki, mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Jadi mereka telah menjadi bagian dari Dia dan mempunyai kepentingan di dalam Dia, yang penting bagi keselamatan mereka. Dan dalam hal ini mereka bersukacita dan puas (ay. Kis 8:8), meskipun mereka tidak bisa berbicara dengan bahasa roh. Mereka yang benar-benar diserahkan kepada Kristus, dan telah mengalami kuasa dan pekerjaan yang menguduskan dari Roh anugerah, mempunyai banyak alasan untuk bersyukur, dan tidak mempunyai alasan untuk mengeluh, meskipun mereka tidak mempunyai karunia-karunia hiasan dan bisa membuat mereka bersinar. Namun yang dimaksudkan di sini adalah agar mereka terus menyelesaikan dengan sempurna apa yang sudah menjadi bagian mereka pada waktu itu, demi kehormatan Injil yang lebih besar. Kita mempunyai alasan untuk berpikir bahwa Filipus sudah menerima karunia-karunia Roh Kudus ini sendiri, tetapi tidak mempunyai kuasa untuk memberikannya. Para rasul harus datang untuk melakukannya. Dan mereka tidak melakukan ini pada semua orang yang sudah dibaptis, tetapi pada sebagian saja dari mereka, dan, tampaknya, pada orang-orang yang dirancang untuk memangku suatu jabatan di dalam jemaat, atau setidak-tidaknya untuk menjadi anggota-anggotanya yang giat. Dan pada sebagian dari antara mereka diberikan satu karunia Roh Kudus, dan pada sebagian yang lain diberikan karunia lain. Lihat 1 Korintus 12:4,8; 14:26. Nah, untuk melakukannya,
- 1. Kedua rasul itu berdoa untuk mereka (ay 15). Roh diberikan, bukan hanya untuk diri kita sendiri (Luk. 11:13), melainkan juga untuk orang lain, sebagai jawaban doa: Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu (Yeh. 36:27), tetapi untuk itu Aku menginginkan, supaya kaum Israel meminta dari pada-Ku (ay. Kis 8:37). Kita dapat mengambil penghiburan dari contoh ini, bahwa dalam berdoa, kita harus meminta kepada Allah untuk memberikan anugerah-anugerah Roh Kudus yang memperbaharui bagi orang yang kita perhatikan keselamatan rohaninya, yaitu bagi anak-anak kita, bagi sahabat-sahabat kita, bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani kita. Kita harus berdoa, dan berdoa dengan sungguh-sungguh, supaya mereka beroleh Roh Kudus. Sebab karunia Roh Kudus ini mencakup semua berkat.
- 2. Kedua rasul itu menumpangkan tangan atas mereka, untuk menandakan bahwa doa-doa mereka dijawab, dan bahwa karunia Roh Kudus dianugerahkan kepada mereka. Sebab, pada saat menggunakan tanda ini, mereka menerima Roh Kudus, dan berbicara dengan bahasa roh. Penumpangan tangan digunakan pada zaman dulu untuk memberkati, oleh mereka yang memberi berkat dengan kewenangan. Demikianlah para rasul memberkati orang-orang yang baru bertobat ini, menahbiskan sebagian sebagai hamba-hamba Tuhan, dan meneguhkan sebagian yang lain dalam iman Kristen mereka. Sekarang kita tidak bisa, dan tak seorang pun yang bisa, memberikan Roh Kudus dengan cara menumpangkan tangan seperti itu. Tetapi hal ini dapat menunjukkan kepada kita bahwa apabila kita mendoakan orang, kita harus berusaha untuk membantu mereka.
- II. Bagaimana mereka menemukan dan membuang orang munafik dari antara mereka, dan orang ini adalah Simon si tukang sihir. Sebab mereka tahu bagaimana membedakan antara yang berharga dan yang hina. Sekarang amatilah di sini,
- 1. Usulan jahat yang dibuat Simon, yang dengannya kemunafikannya terbongkar (ay. Kis 8:18-19): Ketika ia melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya (yang seharusnya meneguhkan imannya kepada ajaran Kristus, dan memperbesar rasa hormatnya terhadap para rasul), timbul gagasan dalam dirinya tentang Kekristenan sebagai sesuatu yang tidak lain dari ilmu sihir tingkat tinggi. Dan ia menganggap dirinya juga mampu menjadi seperti para rasul dalam mencapai ilmu sihir itu, dan karena itu ia menawarkan uang kepada mereka, serta berkata: “Berikanlah juga kepadaku kuasa itu.” Dia tidak ingin mereka menumpangkan tangan atasnya, supaya ia sendiri bisa menerima Roh Kudus (sebab ia tidak melihat bahwa cara itu dipakai untuk memperoleh berkat), tetapi menghendaki agar mengalihkan saja suatu kuasa kepadanya supaya ia juga mampu memberikan karunia itu kepada orang lain. Ia sangat ingin mendapat kehormatan sebagai seorang rasul, tetapi sama sekali tidak mempunyai kemauan untuk memiliki Roh dan sikap hati seorang Kristen. Dia lebih ingin mendapat kehormatan bagi dirinya sendiri daripada berbuat baik kepada orang lain. Nah, dalam mengajukan permohonan ini,
- (1) Ia sangat menghina para rasul, seolah-olah mereka mata duitan, mau melakukan apa saja demi uang, dan cinta uang sama seperti dia. Padahal dalam kenyataannya mereka sudah meninggalkan apa yang mereka miliki demi Kristus, dan sama sekali tidak mempunyai niat untuk mendapat keuntungan.
- (2) Ia sangat menghina Kekristenan, seolah-olah semua mujizat yang diadakan untuk membuktikan kebenaran iman Kristen itu dilakukan dengan ilmu sihir, hanya saja sifatnya berbeda dari apa yang sebelumnya ia sendiri lakukan.
- (3) Ia menunjukkan bahwa, seperti Bileam, ia bermaksud mendapatkan upah dan penghargaan lewat ilmu sihir. Sebab ia tidak akan menawarkan uang untuk mendapatkan kekuatan ini seandainya ia tidak berharap untuk memperoleh uang lewat ilmu itu.
- (4) Ia menunjukkan bahwa ia memandang dirinya sendiri dengan sangat tinggi, dan sama sekali tidak memiliki kerendahan hati sedikit pun. Orang malang seperti dia, sebelum dibaptis, seharusnya meminta, seperti si anak hilang, untuk dijadikan sebagai seorang upahan saja. Namun, segera setelah diakui dalam keluarga, ia tidak akan puas mendapat tempat yang lebih rendah dari salah satu pengurus rumah, atau jika tidak diberi kekuasaan yang tidak dimiliki oleh Filipus sendiri, tetapi yang hanya dimiliki para rasul.
- 2. Sudah sewajarnya usulannya ditolak, dan Petrus menegurnya dengan keras untuk itu (ay. Kis 8:20-23).
- (1) Petrus memperlihatkan kejahatan apa yang diperbuat Simon (ay. Kis 8:20): Engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. Dengan kejahatan ini,
- [1] Simon si tukang sihir itu memandang kekayaan dunia ini terlalu tinggi, seolah-olah kekayaan itu bisa untuk apa saja. Juga, seakan-akan, seperti kata Salomo, uang memungkinkan semuanya (KJV: kekayaan memberi jawaban bagi segala sesuatu – pen.), yang berkaitan dengan kehidupan sekarang ini, maka uang juga akan memberi jawaban bagi segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan di akhirat, dan bisa membeli pengampunan dosa, karunia Roh Kudus, dan kehidupan kekal.
- [2] Simon memandang rendah karunia Roh Kudus dan menempatkannya sederajat dengan karunia-karunia biasa dari pemeliharaan alam. Ia menyangka bahwa kekuatan seorang rasul juga bisa diperoleh dengan membayar uang yang cukup, sama seperti membayar jasa seorang dokter atau pengacara. Ini sungguh merupakan penghinaan terbesar terhadap Roh anugerah. Segala kebiasaan membeli dan menjual surat pengampunan dan penghapusan dosa di gereja Roma adalah hasil dari sangkaan jahat yang sama ini, bahwa karunia Allah dapat dibeli dengan uang, sementara tawaran anugerah ilahi dengan begitu jelas terjadi tanpa uang dan tanpa harga.
- (2) Petrus menunjukkan kepada Simon seperti apa sikap hatinya, yang bisa tampak dari kejahatannya itu. Hanya dari kesalahan yang dikatakan dan dilakukan orang, kita tidak bisa menyimpulkan bahwa ia munafik ketika mengaku sebagai orang yang beragama. Tetapi kesalahan Simon ini sedemikian mendasar sehingga tidak mungkin orang yang beroleh anugerah melakukannya. Dengan menawarkan uang (dan itu pun didapat dari ilmu sihir), itu menunjukkan bukti yang tidak dapat disanggah bahwa ia masih berada di bawah kuasa pikiran duniawi dan kedagingan, dan masih menjadi manusia duniawi yang tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, dan juga tidak memahaminya. Dan oleh sebab itu, Petrus memberi tahu dia jelas-jelas,
- [1] Bahwa hatinya tidak lurus di hadapan Allah (ay. Kis 8:21). “Meskipun engkau mengaku percaya, dan dibaptis, namun engkau tidak tulus hati.” Siapa kita ditentukan oleh hati kita. Jika hati kita tidak benar, maka kita salah. Dan hati kita terbuka di hadapan Allah, yang mengetahuinya, menghakiminya, dan menghakimi kita berdasarkan hati kita itu. Bagaimana hati kita di mata Allah, itulah keadaannya yang sebenarnya, sebab Allah tidak dapat ditipu. Dan jika hati kita tidak benar dalam pandangan-Nya, apa pun kepura-puraan kita, maka sia-sialah agama kita, dan tidak akan membawa manfaat apa-apa bagi kita. Yang harus menjadi perhatian besar kita adalah bagaimana membuat diri kita berkenan kepada-Nya dengan cara hidup jujur, sebab jika tidak demikian maka kita menipu diri kita sendiri, yang akan membawa pada kebinasaan. Sebagian orang menghubungkan masalah ini secara khusus dengan usulan yang diajukan Simon. Apa yang dimintanya tidak diberikan, karena hatinya tidak lurus di hadapan Allah dalam meminta itu. Ia tidak mengusahakan kemuliaan Allah atau kehormatan Kristus dengan usulannya itu, tetapi memanfaatkannya untuk dirinya sendiri. Ia berdoa, tetapi tidak menerima apa-apa, karena ia salah berdoa, sebab yang dia minta itu hendak dihabiskannya untuk memuaskan hawa nafsunya, dan ia ingin tetap dipandang sebagai seorang yang sangat penting.
- [2] Bahwa hatimu sudah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan: sebab kulihat bahwa engkau begitu (ay. Kis 8:23). Beginilah cara tegas untuk mengurus masalah, dan ketegasan dalam mengurus masalah adalah hal terbaik apabila kita berurusan dengan perkara jiwa dan kehidupan kekal. Simon sudah mendapat nama besar di kalangan orang banyak, dan belakangan ini mendapat nama baik juga di kalangan umat Allah, tetapi Petrus di sini menggambarkannya dengan sifat yang buruk. Perhatikanlah, mungkin saja seseorang tetap berada di bawah kuasa dosa, tetapi ia menunjukkan sikap saleh. Sebab kulihat begitu, ujar Petrus. Bukan melalui karunia roh yang mencerna sifat orang, yang dimiliki Petrus, sehingga ia bisa melihatnya, melainkan terlebih melalui apa yang diungkapkan Simon sendiri dengan usulannya. Perhatikanlah, kedok orang-orang munafik sering kali cepat terbuka. Sifat serigala menunjukkan dirinya sendiri kendati ia berbulu domba. Nah, sifat yang digambarkan untuk Simon di sini benar-benar merupakan sifat semua orang jahat.
- Pertama, hati mereka seperti empedu yang pahit – menjijikkan bagi Allah, seperti halnya kita jijik pada apa yang pahit seperti empedu. Dosa adalah hal yang keji, yang dibenci Tuhan, yang karenanya orang-orang berdosa menjadi kekejian di mata-Nya. Dalam kodratnya dosa itu sudah ada sifat kejinya. Dosa yang berdiam dalam diri orang adalah akar kepahitan, yang menghasilkan racun atau ipuh (Ul. 29:18). Kemampuan-kemampuan jiwa menjadi rusak, dan pikiran menjadi pahit terhadap segala sesuatu yang baik (Ibr. 12:15). Itu juga menunjukkan dampak-dampak yang merusak dari dosa. Ujungnya pahit seperti empedu.
- Kedua, hati mereka terjerat dalam kejahatan. Terjerat dalam penghakiman Allah karena kesalahan dosa, dan terjerat di bawah kuasa Iblis karena kuasa dosa. Hati mereka ditawan oleh kuasa Iblis untuk menuruti kehendaknya, dan ini perbudakan yang berat, seperti perbudakan di Mesir, yang membuat hidup pahit.
- (3) Petrus menyatakan kebinasaan Simon dalam dua hal:
- [1] Ia akan tenggelam dengan kekayaan duniawinya, yang sangat dihargainya: Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau.
- Pertama, dengan berkata demikian Petrus menolak tawarannya dengan nada yang amat menghina dan marah: “Sangkamu engkau dapat menyuap kami untuk mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada kami, dan memberikan kuasa yang dipercayakan kepada kami kepada tangan yang tidak layak seperti kamu ini? Enyahlah engkau dan semua uangmu itu. Kami tidak ada sangkut paut apa pun denganmu atau uangmu. Enyahlah Iblis.” Apabila kita digoda dengan uang untuk melakukan kejahatan, kita harus melihat betapa uang itu adalah barang yang dapat binasa, dan jangan mau dibujuk olehnya. Orang jujur akan mengebaskan tangannya supaya jangan ia menerima dan menyentuh suap (Yes. 33:15).
- Kedua, ia memperingatkan Simon bahwa ia akan binasa jika terus berpikiran seperti ini: “Uangmu akan binasa dan engkau akan kehilangan itu, serta segala sesuatu yang dapat engkau beli dengannya. Sama seperti makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan (1Kor. 6:13), demikian pula barang adalah untuk uang dan uang untuk barang, tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah.Kedua-duanya binasa apabila digunakan. Tetapi ini belum yang terburuk. Engkau akan binasa dengan uangmu itu, dan uangmu akan binasa bersama dengan engkau. Dan kehancuranmu akan semakin berat, jiwamu yang binasa semakin berbeban berat, karena engkau sebenarnya mempunyai uang yang semestinya bisa dimanfaatkan untuk maksud baik (Luk. 16:9). Uang itu bisa saja ditaruh di bawah kaki para rasul, sebagai amal, dan akan diterima, tetapi engkau malah menyodorkannya kepada mereka sebagai suap, dan ditolak. Anakku, ingatlah akan hal ini.”
- [2] Ia akan kehilangan berkat-berkat rohani yang engkau pandang rendah itu (ay. Kis 8:21): “Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini. Engkau tidak mempunyai urusan apa-apa dengan karunia-karunia Roh Kudus, engkau tidak memahaminya, engkau dikeluarkan darinya, engkau telah menempatkan penghalang di pintumu sendiri. Engkau sendiri tidak dapat menerima Roh kudus, atau kuasa untuk meneruskan Roh Kudus kepada orang lain, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah, jika engkau berpikir bahwa Kekristenan adalah barang dagangan untuk mencari nafkah di dunia ini. Oleh sebab itu, tidak ada bagian atau hakmu dalam kehidupan kekal di dunia lain yang ditawarkan Injil.” Perhatikanlah,
- Pertama, ada banyak orang yang mengaku beragama Kristen, namun tidak memiliki bagian atau hak di dalamnya, tidak memiliki bagian di dalam Kristus (Yoh. 13:8), tidak memiliki bagian di dalam Kanaan sorgawi.
- Kedua, mereka adalah orang-orang yang hatinya tidak lurus di hadapan Allah, tidak digerakkan oleh roh yang benar, atau dibimbing oleh aturan yang benar, atau dipimpin ke tujuan yang benar.
- (4) Dia memberinya nasihat yang baik, kendati demikian (ay. Kis 8:22), meskipun marah terhadap Simon, ia tidak meninggalkannya. Dan, walaupun ia ingin agar Simon melihat bahwa masalahnya ini sangat buruk, ia tidak mau Simon berpikir bahwa sudah tidak ada lagi harapan baginya. Sekarang juga masih ada harapan bagi Israel. Amatilah,
- [1] Apa yang dinasihatinya untuk Simon: Simon harus melakukan apa yang harus pertama-tama dilakukannya.
- Pertama, ia harus bertobat. Ia harus melihat kesalahannya dan mencabutnya kembali. Ia harus mengubah pikiran dan jalannya. Ia harus rendah hati dan malu atas apa yang telah diperbuatnya. Pertobatannya harus dilakukan secara terperinci: “Bertobatlah dari perbuatanmu ini, akuilah bahwa engkau bersalah dengan perbuatan ini, dan menyesallah untuk itu.” Ia harus membebani dirinya sendiri karena perbuatan itu, tidak boleh memperlunaknya, dengan menyebutnya sebagai suatu kekeliruan, atau semangat yang salah saluran, tetapi harus memperberatnya dengan menyebutnya sebagai kejahatan, kejahatannya, buah dari kefasikannya sendiri. Orang-orang yang sudah berkata dan berbuat salah harus, sejauh mereka bisa, mencabut dan menariknya kembali dengan pertobatan.
- Kedua, ia harus berdoa kepada Allah, harus berdoa agar Allah mau membuatnya bertobat, dan mengampuni dosanya setelah ia bertobat. Orang yang bertobat harus berdoa, yang menunjukkan kerinduannya akan Allah, dan akan keyakinan di dalam Kristus. Simon si tukang sihir, sekalipun menganggap dirinya seorang yang sangat penting, tidak akan diundang bersekutu dengan para rasul (betapapun sebagian orang berpikir bahwa itu akan membawa kehormatan bagi mereka) dengan syarat-syarat lain selain yang juga dituntut atas orang-orang berdosa lain, yaitu bertobat dan berdoa.
- [2] Bagaimana ia mendorong Simon untuk melakukannya: berdoalah kepada Allah, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini, niat hatimu yang jahat ini. Perhatikanlah,
- Pertama, bisa saja ada banyak kejahatan di dalam niat hati, gagasan-gagasannya yang keliru, perasaan-perasaannya yang kotor, dan rancangan-rancangannya yang fasik, yang darinya kita harus bertobat, atau kalau tidak kita akan binasa.
- Kedua, pikiran hati, meskipun begitu jahat, akan diampuni, apabila kita bertobat, dan tidak dituntut dari kita. Sewaktu Petrus di sini memasukkan kata mungkin (KJV: mungkin saja niat hatimu ini diampuni), ia terlebih ragu pada ketulusan pertobatan Simon, bukan pada pengampunan kepadanya apabila ia bertobat dengan tulus. Supaya niat hatimu ini bisa diampuni, begitu kita bisa membacanya. Atau itu menunjukkan bahwa karena dosanya besar, maka wajar saja jika pengampunan atas dosa itu diragukan, meskipun janji Injil sudah menghapuskan keraguan akan hal itu, kalau memang ia benar-benar bertobat: seperti dalam Ratapan 3:29, mungkin ada harapan.
- [3] Permintaan Simon kepada para rasul untuk berdoa baginya (ay. Kis 8:24). Ia tersentak dan cemas oleh perkataan Petrus, karena mendapati bahwa apa yang disangkanya akan diterima dengan tangan terbuka ternyata dibenci sedemikian rupa. Dan ia berseru, hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu. Inilah,
- Pertama, sesuatu yang baik, yaitu bahwa ia mendengar teguran yang diberikan kepadanya, dan takut dengan apa yang digambarkan tentang sifat dia, yang bisa membuat gemetar hati yang paling berani sekalipun. Dan, karena demikian yang akan terjadi, ia memohon agar para rasul berdoa untuknya, sambil berharap mendapat kepentingan di dalam mereka, yang dipercayainya mempunyai kepentingan yang baik di sorga.
- Kedua, ada sesuatu yang kurang. Ia memohon mereka untuk berdoa bagi dia, tetapi ia sendiri tidak berdoa bagi dirinya sendiri, seperti yang semestinya dia lakukan. Dan, dalam menginginkan mereka untuk berdoa bagi dia, yang lebih diperhatikannya adalah agar penghakiman-penghakiman yang akan menimpanya karena kesalahannya sendiri bisa dicegah, dan bukan agar kerusakan-kerusakan sifatnya bisa dimatikan, dan hatinya, oleh anugerah ilahi, diluruskan di hadapan Allah. Seperti Firaun, yang ingin agar Musa memohon kepada Tuhan untuk dia, supaya Ia menyingkirkan kematian ini saja, dan bukan supaya Ia menyingkirkan dosa ini, kekerasan hati ini (Kel. 8:8; 10:17). Sebagian orang berpendapat bahwa Petrus sudah menyatakan penghakiman-penghakiman tertentu melawan dirinya, seperti melawan Ananias dan Safira. Tetapi kemudian itu dicegah, pada saat Simon berserah diri, melalui perantaraan Rasul Petrus. Atau, dari apa yang disampaikan di sini, ia bisa menyimpulkan bahwa suatu tanda murka dari Allah akan jatuh menimpa dia, yang begitu ditakuti dan ingin dihindarinya. Terakhir, di sini para rasul kembali ke Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan urusan mereka, sebab sampai saat ini mereka belum tersebar. Tetapi, walaupun mereka datang ke sini untuk melakukan apa yang menjadi pekerjaan rasul, namun, karena kesempatan itu datang dengan sendirinya, mereka mengerjakan pekerjaan yang biasa dilakukan semua pelayan Injil.
- 1. Di sana, di kota Samaria, mereka berkhotbah: Mereka memberitakan firman Tuhan, dengan penuh kesungguhan menegaskan kebenaran Injil, dan meneguhkan apa yang sudah diberitakan oleh hamba-hamba Tuhan yang lain. Mereka tidak berpura-pura membawa sesuatu yang baru, meskipun mereka adalah para rasul, tetapi memberikan kesaksian tentang firman Tuhan sebagaimana mereka sudah menerimanya.
- 2. Dalam perjalanan mereka pulang, mereka berkhotbah sambil berkeliling. Ketika melewati banyak desa orang Samaria, mereka memberitakan Injil. Meskipun jemaat-jemaat di sana tidak begitu besar seperti jemaat di kota-kota, entah dalam jumlah atau orang ternama, namun jiwa mereka sama berharganya, dan para rasul tidak menganggap rendah mengabarkan Injil kepada mereka. Allah memperhatikan orang-orang-Nya di kampung-kampung di Israel (Hak. 5:11), dan begitu pula seharusnya kita.
SH: Kis 8:4-25 - Penginjilan secara utuh (Jumat, 24 Juli 2009) Penginjilan secara utuh
Dari laporan Lukas, kita dapat menyimpulkan bahwa Simon, si tukang
sihir, telah menjadi percaya melalui pelayanan Filipus...
Penginjilan secara utuh
Dari laporan Lukas, kita dapat menyimpulkan bahwa Simon, si tukang
sihir, telah menjadi percaya melalui pelayanan Filipus (ayat 13).
Tangan Tuhan nyata berkarya melalui mukjizat yang menyertai
pemberitaan Filipus. Simon pun takjub melihat kuasa Allah yang
dinyatakan melalui Filipus. Lalu terjadilah kebangunan rohani di
Samaria: kuasa Allah nyata dan Injil diterima. Maka kota itu
bersukacita (ayat 8).
Petrus dan Yohanes, yang datang kemudian, menumpangkan tangan atas orang-orang Samaria agar mereka beroleh Roh Kudus (ayat 15-17). Melihat hal itu, Simon tertarik untuk memperoleh kuasa yang mereka miliki. Ia ingin bisa melakuan apa yang mereka lakukan. Ia malah bersedia membeli kuasa itu. Mungkin ini aneh buat kita. Namun kalau kita perhatikan latar belakang Simon, sebenarnya hal itu tidak mengejutkan. Sebab bisa saja sebelumnya ia harus keluar uang untuk belajar ilmu sihir. Jadi ia mengira bahwa ia perlu membayar kedua rasul agar dapat memiliki "ilmu ajaib" itu. Masalahnya, ia tidak paham bahwa kekristenan dan sihir adalah dua dunia yang berbeda, bagai terang dan gelap. Maka teguran keraslah yang kemudian ia terima dari Petrus (ayat 20-23). Bagi Petrus, ini masalah serius. Permintaan Simon menunjukkan kesalahpahaman konsep Kristen bahwa kuasa yang dimiliki para rasul untuk melayani merupakan anugerah. Bukan dibeli dan sebaliknya, tidak dapat dibeli. Pertobatan Simon ternyata belum membersihkan konsep-konsep yang berlawanan dengan ajaran Kristen. Ia masih berpikir seperti ketika ia masih menjadi tukang sihir.
Ini menjadi pelajaran bagi gereja dalam mengabarkan Injil. Perlu dengan jelas dipahami bahwa pertobatan seharusnya merupakan perubahan radikal. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga konsep dan pola pikir. Maka bila seluruh kebenaran Injil tidak dapat disampaikan dalam suatu KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani), gereja harus bertanggung jawab untuk mengupayakan tindak lanjut agar para petobat baru dapat dibina hingga iman mereka bertumbuh.

SH: Kis 8:4-25 - Masih ada manusia lama. (Sabtu, 28 Juni 2003) Masih ada manusia lama.
Kitab Kisah Para Rasul dapat pula kita sebut Kisah Karya Roh
Kudus sebab pemeran utama kisah dalam kitab ini sebenarny...
Masih ada manusia lama.
Kitab Kisah Para Rasul dapat pula kita sebut Kisah Karya Roh
Kudus sebab pemeran utama kisah dalam kitab ini sebenarnya
adalah Roh Kudus, bukan para rasul. Roh Kudus memakai para rasul
untuk melaksanakan pekerjaan-Nya dan bukan sebaliknya. Para
rasul tidak memakai Roh Kudus untuk mencapai tujuannya. Sangat
disayangkan karena Simon, salah seorang petobat baru di Samaria,
tidak memahami hal ini. Ia mengira, ia bisa membeli karunia Roh
Kudus agar ia pun dapat melakukan mukjizat seperti para rasul.
Simon sangat keliru!
Walau Simon telah bertobat dan mengikut Filipus dalam pelayanannya, ia masih membawa manusia lamanya. Alkitab mencatat bahwa sebelum pertobatannya, Simon adalah seseorang yang merasa diri "sangat penting" (Kis. 8:9). Bahkan orang lain pun memandangnya dengan takjub dan memanggilnya, "Kuasa Besar" (Kis. 8:10), berhubung kekuatan sihir yang dimilikinya. Dengan kata lain, sebelum bertobat, Simon terbiasa menjadi pusat perhatian dan kekaguman orang di sekelilingnya. Sudah tentu setelah bertobat, Simon tidak lagi bisa dan tidak boleh bergaul dengan kuasa gelap dan itu berarti tamatlah riwayat sihirnya. Sekarang Simon tidak lagi "berkuasa" dan rupanya di sinilah letak persoalannya. Ia tidak terbiasa menjadi orang biasa dan tetap rindu menjadi orang besar sampai-sampai ia berani membayar para rasul untuk memberinya kuasa Roh Kudus. Syukurlah, ia masih mau mendengar teguran Petrus yang keras itu.
Perjalanan hidup kita, dari titik pertobatan sampai berjumpa kembali dengan Kristus kelak, merupakan sebuah proses pengudusan yang panjang. Tuhan akan terus membentuk kita agar makin serupa dengan-Nya.
Renungkan: Orang yang kudus adalah orang yang menyadari bahwa rohnya penurut namun dagingnya lemah; itu sebabnya ia terus berdoa dan berjaga-jaga.

SH: Kis 8:4-25 - Makin dibabat, makin merambat. (Rabu, 9 Juni 1999) Makin dibabat, makin merambat.
Sejarah mengisahkan bahwa kekristenan berulang kali menghadapi
tekanan, ancaman, hambatan bahkan penganiayaan. ...
Makin dibabat, makin merambat.
Sejarah mengisahkan bahwa kekristenan berulang kali menghadapi
tekanan, ancaman, hambatan bahkan penganiayaan. Wajarlah, bila
orang-orang Kristen saat itu merasa takut dan cemas. Tetapi
menjadi tidak wajar bila ketakutan itu menutupi kedaulatan kuasa
Allah. Penganiayaan yang hebat atas jemaat mula-mula di Yerusalem
tidak menghentikan perkembangan pemberitaan Injil, tetapi malah
menyebabkan pemberitaan itu tersebar luas. Jemaat mula-mula
menyerahkan sepenuhnya kepercayaan mereka kepada Allah; sehingga
mampu menghadapi berbagai tekanan di sekitar mereka.
Kedahsyatan kekuatan Injil. Tekanan, ancaman, hambatan bahkan penganiayaan ternyata tidak mampu membendung kekuatan Injil untuk menyebar sampai ke Samaria. Tepat seperti yang Tuhan perintahkan di dalam amanat agung-Nya, Injil kini bukan saja mencapai berbagai golongan masyarakat, tetapi mulai beranjak ke perbatasan dengan wilayah kafir, Samaria. Gereja di Samaria itu baru lahir dan masih muda, bahkan mutu pertobatan mereka masih perlu melalui proses pemurnian. Simon masih dipengaruhi dengan praktek perdukunan dan beranggapan bahwa kuasa Roh Kudus dapat dibeli dengan uang. Untuk tugas pendewasaan jemaat baru itu, maka gereja Yerusalem mengutus Petrus dan Yohanes.
Utley -> Kis 8:14-24
Utley: Kis 8:14-24 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 8:14-2414 Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah mendengar Firman Allah, mereka mengutus Petr...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 8:14-24
14 Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah mendengar Firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. 15 Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang- orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. 16 Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. 17 Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka meneriam Roh Kudus. 18 Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itumenumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, 19 serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus." 20 Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. 21 Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. 22 Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; 23 Sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan. 24 Jawab Simon: "Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakana itu."
Kis 8:14 "ketika rasul- rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ." Pelayanan untuk orang Samaria dilarang bagi para murid pada masa Yesus (lih. Mat 10:5). Rupanya para Rasul ingin memberikan mereka sanksi resmi untuk ke-radikal-an dan kegerakan yang tidak biasa dari Roh Kudus di antara kelompok tradisional yang membenci ras ini. Daerah ini secara khusus disebutkan dalam Kis 1:8. Seperti yang lain (yaitu Stefanus), Filipus menangkap implikasi Yesus dari penginjilan di seluruh dunia lebih cepat daripada ke-dua belas murid. Perhatikan bahwa percaya kepada Yesus adalah sama dengan "menerima firman Allah". Firman Allah dapat berarti beberapa hal.
- 1. Komunikasi penuh antara Allah dengan manusia
- 2. Komunikasi tercatat Allah dengan manusia (yaitu Alkitab)
- 3. Anak Allah (yaitu Firman, lih Yoh 1:1) yang merupakan wahyu utama Allah. (lih. Ibr 1:3)
Perhatikan bahwa Petrus dan Yohanes yang diutus. Petrus adalah pemimpin kelompok rasul yang terkenal dan Yohanes adalah murid yang sebelumnya ingin memanggil api turun atas orang-orang Samaria (lih. Luk 9:54).
Kis 8:15 "yang datang dan berdoa bagi mereka supaya mereka beroleh Roh Kudus" Ada masalah besar saat mencoba membangun suatu teologi keselamatan dari Kisah Para Rasul karena alasan berikut: urutan peristiwa dan peristiwa sekitar keselamatan itu sendiri berbeda dari bagian ke bagian. Roh Kudus di dalam bagian ini mengacu pada peneguhan, seperti Pentakosta, menunjukkan bahwa Allah telah menerima dan menyelamatkan orang-orang Samaria ini. Mereka tidak bisa benar-benar telah diselamatkan sejak awal (yaitu menerima adalah PERFECT MIDDLE INDICATIVE) tanpa karya Roh Kudus (lih. Rom 8:9).
Saya pikir pengalaman Pentakosta telah membentuk pola, yang dikerjakan Allah melalui pengalaman kelompok-kelompok orang yang berbeda ras dan geografis, untuk menyatakan dan meneguhkan kepada orang percaya Yahudi bahwa Tuhan sendiri telah sepenuhnya dan seutuhnya diterima oleh kelompok baru. Manifestasi Roh dalam Kisah Para Rasul (yaitu Pentakosta) secara teologis berbeda dengan peristiwa di Korintus. Teks ini tidak dapat digunakan untuk menuntut pengalaman Korintus seperti untuk mengkonfirmasi keselamatan (lih. 1Kor 12:29-30, yang merupakan serangkaian pertanyaan yang mengharapkan jawaban "tidak"). Lukas mencatat apa yang terjadi, bukan apa yang harus terjadi setiap waktu.
Kis 8:16-17 ini berbeda dari urutan peristiwa yang dinyatakan dalam Kis 2:38. Perbedaan ini disebabkan oleh tindakan tertentu Roh Kudus: (1) dalam Kis 2:38, hubungannya dengan keselamatan dan (2) dalam Kis 8:16, kaitannya dengan jenis pengalaman Pentakosta. "Peristiwa Roh Kudus" yang sama dalam Kis 2 sekarang terjadi dengan orang Samaria. Ini bukan untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi sebagian besar untuk masyarakat Kristen Yahudi. Menunjukkan kepada mereka bahwa Tuhan telah sepenuhnya menerima orang Samaria! Ini tidak dimaksudkan untuk menegaskan dua langkah awal pengalaman keselamatan.
Perhatikan bahwa Petrus dan Yohanes tidak melihat manifestasi khusus dari Roh seperti yang mereka alami pada hari Pentakosta. Ini tidak berarti bahwa tanda-tanda ajaib yang menyertai pemberitaan Injil Filipus bukan manifestasi Roh (lih. ay Kis 8:13). Petrus dan Yohanes menginginkan Pentakosta Samaria! Ini sangat penting karena ketika Kornelius memiliki pengalaman yang sama, Petrus tahu bahwa Tuhan telah sepenuhnya menerima orang Romawi militer dan keluarganya. Injil adalah untuk semua orang. Ini adalah kebenaran besar yang mana pengalaman ini diungkapkan dalam Kisah Para Rasul!
Kis 8:16 ini dapat disebut Pentakosta Samaria.
□ Kis 8:17 ini tidak bisa menjadi bukti-tertulis mengenai keharusan penumpangan tangan. Prosedur untuk tujuan ini tidak terjadi lagi dalam Kisah Para Rasul. Itu menyatakan kuasa dan otoritas para Rasul. Lihat Topik Khusus: Penumpangan di Tangan di Kis 6:6.
Kis 8:20 Pertanyaan teologis bagi kita adalah pertanyaan soteriologis untuk Simon. Apakah dia diselamatkan atau tidak? Kata-kata Petrus dapat dianggap sebagai kutukan atau peringatan. Semua orang percaya baru memiliki informasi yang lemah dan tidak benar tentang Injil, tetapi apakah Simon menunjukkan unsur egoisme? Dapatkah orang diselamatkan dengan pertentangan prioritas dalam hidup mereka?
□ "Karunia Allah" Dalam hal ini berarti Roh mendukung semua pekerjaan Allah bagi manusia pemberontak yang berdosa (lih. Yes 55:1-2; Yer 31:31-34; Yeh 36:22-38; Luk 11:13, Kis 2:38).
Kis 8:21 "Tidak ada bagian atau hak mu dalam perkara ini" Istilah pertama "bagian" (yaitu meris) berarti porsi yang sama. Ini memiliki konotasi negatif di sini dan di 2Kor 6:15.
Istilah kedua "hak" (yaitu klros) adalah kata PL untuk "undi" yang merupakan cara mereka menentukan kehendak Allah (yaitu Urim dan Tumim). Dahulu digunakan untuk membagi Tanah Perjanjian di antara suku-suku (lih. Yos 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19). Oleh karena itu, digunakan dalam arti warisan. Istilah ini digunakan dalam bahasa Inggris untuk "pendeta" tapi di PB itu merujuk kepada semua orang percaya.
□ "Hatimu tidak lurus dihadapan Allah" ini dapat menjadi acuan untuk Mazm 78:37. Istilah "benar" dan "adil" dan berbagai bentuk lainnya, berasal dari sebuah istilah buluh sungai yang ditemukan di Mesopotamia. Tinggi dan panjangnya sekitar 15-20 kaki. Tuhan mengambil kata ini, seperti yang digunakan dalam istilah konstruksi (memeriksa kelurusan horizontal dinding), untuk menggambarkan karakter etis-Nya sendiri. Allah adalah standar, pemerintah, jalan lurus yang olehnya semua manusia dihakimi. Dalam hal ini, semuanya gagal dalam ujian. (Lih. Rom 3:9-18,23).
Kis 8:22 "bertobat" Ini merupakan AORIST ACTIVE IMPERATIVE, yang menunjukkan keadaan yang mendesak. Lihat catatan dan Topik Khusus pada Kis 2:38
□ "Berdoa" Ini merupakan AORIST PASSIVE (deponent) IMPERATIVE. Berkomunikasi dengan Allah adalah bukti hubungan pribadi, sebagai keyakinan, yang mengarah kepada pertobatan, adalah bukti berdiamnya Roh!
□ "Jika" ini adalah kalimat FIRST CLASS CONDITIONAL, yang dianggap benar untuk tujuan penulis sastra dari sudut pandangnya. Dalam kalimat ini menunjukkan suatu kontingensi berdasarkan kemauan Simon untuk bertobat dan berdoa bagi pengampunan. Pola pikir dan tindakannya adalah penyimpangan yang serius dari normatif kekristenan.
□ "Niat hatimu" Dosa dimulai dalam pikiran. Para rabi mengatakan bahwa pikiran adalah seperti sebuah kebun bibit siap untuk dibajak. Apa yang kita ijinkan masuk melalui mata dan telinga kemudian berakar. Jika kita memikirkan hal itu, pikiran-pikiran tersebut akan menjadi tindakan. Inilah sebabnya mengapa PB menegaskan bahwa kita harus "mengikat pinggang pikiran kita" (lih. 1Pet 1:13) atau "memperbaharui pikiranmu" (lih Rom 12:2; Ef 4:23).
- NASB NRSV "empedu yang pahit"
- NKJV "diracuni oleh kepahitan"
- TEV "penuh kepahitan iri hati"
- NJB "kepahitan empedu"
Istilah "empedu" (chol) dan "kepahitan" (pikros) keduanya merujuk pada roh kepahit,an biasanya berhubungan dengan kemarahan kemurtadan (lih. Ul 29:18; 32:28-33; Ibr 12:15). Paulus menggunakan istilah "kepahitan" beberapa kali dalam daftar hal yang harus dihindari (lih. Rom 3:14; Ef 4:31).
- NASB "dalam belenggu dosa"
- NKJV "terikat oleh dosa"
- NRSV "rantai kejahatan"
- TEV "tawanan dosa"
- NJB "rantai dosa"
Hal ini mungkin menjadi acuan untuk pekerjaan Mesias (lih. Yes 58:6). Yesus bisa membebaskan Simon dari ikatan jahat untuk kekuatan pribadi seperti Ia membebaskannya dari hukuman dosa. Dosa memiliki dua aspek: (1) kematian fisik dan rohani, dan (2) siapa yang memegang kendali dalam kehidupan orang-orang berdosa (itu dapat mempengaruhi baik yang telah diselamatkan dan yang hilang, lih. 1Kor 3:1-3). Dosa harus ditangani dengan baik saat ini dan dalam kekekalan; hukuman dan kekuatannya harus ditangani, tetapi hanya Kristus dan Roh Kudus yang dapat melakukannya, namun kita sebagai orang percaya harus mengijinkan-NYA juga!
Kis 8:24 "Berdoalah untuk aku kepada Tuhan" Ini merupakan AORIST PASSIVE IMPERATIVE PLURA, yang mungkin merujuk kepada seluruh tim misi. Simon mengulangi kata-kata Petrus dari ay. 22. Kata-kata Petrus telah membuatnya takut. Saya yakin Simon adalah orang percaya, namun masih sebagai bayi yang baru lahir.
Topik Teologia -> Kis 8:18
Topik Teologia: Kis 8:18 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Gereja
Kedatangan dan Baptisan Roh
Dimanifestasikan di dalam Kehidupan Orang Percaya
Menyatuka...
- Roh Kudus
- Roh Kudus dalam Gereja
- Kedatangan dan Baptisan Roh
- Dimanifestasikan di dalam Kehidupan Orang Percaya
- Menyatukan Pertobatan dan Iman
- Keselamatan
- Iman yang Menyelamatkan
- Natur Iman yang Menyelamatkan
- Iman yang Menyelamatkan adalah Lebih dari Sekadar Pemahaman Akal
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah yang Muncul dari Pemerintahan dan Praktik Gereja
- Penyalahgunaan Otoritas Rasul Secara Sengaja
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
Wycliffe: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL
Judul. Judul kitab ini sebagaimana kita ketahui tidak menyatu dengan kitab yang aslinya, tetapi berasal dari abad kedua ...
PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL
Judul. Judul kitab ini sebagaimana kita ketahui tidak menyatu dengan kitab yang aslinya, tetapi berasal dari abad kedua Masehi. Injil Lukas dan Kisah Para Rasul merupakan dua jilid dari satu karya (lihat Commentary in.loc), dan judul apapun yang sejak semula dikenakan kepada Injil Lukas berlaku untuk kedua kitab ini. Ketika jilid kedua mulai beredar secara tersendiri, judul ini dipakai untuk menunjukkan isinya.
Penulis. Baik Injil Lukas maupun kitab ini tidak menyebutkan nama penulisnya, tetapi sangat mungkin penulis itu adalah Lukas, sahabat dan rekan seperjalanan Paulus. Kunci untuk mengetahui sang penulis diberikan oleh tiga bagian yang memakai sebutan "kami," di mana narasi disajikan memakai bentuk orang pertama jamak (Kis. 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16), sehingga menunjukkan bahwa penulisnya adalah rekan seperjalanan Paulus di dalam ketiga kesempatan ini, dan ia mempergunakan buku harian perjalanannya sebagai sumber penulisan. Sebagian orang berpendapat bahwa dokumen perjalanan ini ditulis oleh seorang rekan seperjalanan Paulus yang tidak dikenal dan kemudian dimasukkan ke dalam kitab ini oleh seorang penulis tak dikenal lainnya. Tetapi keseragaman gaya penulisan di antara narasi perjalanan tersebut dengan sisa isi kitab ini serta tetap dipakainya bentuk orang pertama jamak menjadikan pendapat ini mustahil. Tradisi gereja secara seragam menyebut Lukas sebagai rekan seperjalanan Paulus dan data dari Kisah Para Rasul mendukung tradisi ini.
Tanggal Penulisan. Tanggal penulisan kitab ini terkait dengan masalah akhirnya yang mendadak (lihat Comrnentary in.loc). Kita tidak tahu kapan kitab ini ditulis, tetapi kemungkinan pada suatu tanggal tidak lama sesudah akhir narasi. Jika memang demikian, maka Kisah Para Rasul ditulis sekitar tahun 62 M.
Sumber-sumber. Di samping buku harian perjalanannya sendiri, Lukas mungkin telah memanfaatkan sumber-sumber tertulis, khususnya untuk pasal-pasal awal karyanya ini. Selaku rekan seperjalanan Paulus, dia bila memperoleh informasi tangan pertama dari sang rasul. Lagi pula, berhubung Lukas berada di Palestina selama Paulus dipenjara di Kaisarea (21:18; 27:1), dia memiliki banyak kesempatan untuk mencari keterangan tentang mala awal gereja dari para saksi mata.
Maksud Penulisan. Lukas menulis untuk meyakinkan Teofilus bahwa "segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar" (Luk. 1:4). Teofilus mungkin adalah orang bukan Yahudi yang bertobat menjadi orang Kristen, dan Lukas menulis untuk memberikan kepadanya banyak pengetahuan tentang asal mula Kekristenan ketimbang yang sudah dimilikinya. Termasuk di dalamnya ialah kisah tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus ("Injil"), serta pendirian dan perluasan gereja.
Sesungguhnya, Lukas bukan menulis sejarah gereja, mula-mula. Ini tidak berarti bahwa narasi yang dikisahkan Lukas bersifat tidak sejarah atau tidak sesuai dengan kejadian sesungguhnya. Sekalipun demikian, tugas seorang "sejarawan" ialah menyajikan narasi yang komprehensif mengenai semua peristiwa penting. Jelas hal ini bukan yang diusahakan oleh Lukas. Dia tidak menyebutkan apa-apa mengenai jemaat-jemaat yang ada di Galilea (Kis. 9:31) atau tentang penginjilan atas Mesir dan Roma. Kisahnya bukanlah kisah mengenai para rasul, sebab hanya tiga dari dua belas murid Yesus yang muncul di dalam narasi yang dikisahkannya - yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes; dan dua tokoh yang disebutkan belakangan itu hanya disebutkan secara sekilas saja. Kitab ini merupakan Kisah mengenai Petrus dan Paulus. Lagi pula, Petrus praktis hilang dari ceritera setelah pertobatan Kornelius, dan kita dibiarkan bertanya-tanya apa yang selanjutnya terjadi dengan rasul ini. Demikian pula, Lukas tidak menjelaskan tentang munculnya para tua-tua di dalam gereja (11:30), tentang bagaimana Yakobus dapat memperoleh kedudukan sebagai pemimpin gereja di Yerusalem (15:13), tentang apa yang dilakukan Paulus di Tarsus sesudah pertobatannya (9:30; lihat 11:25), dan tentang banyak masalah sejarah lainnya. Di samping itu, Lukas melampaui beberapa peristiwa dengan kata-kata yang sedikit (18:19-23), tetapi mengisahkan peristiwa lainnya dengan panjang lebar (21:17-26:32). Dengan kata lain. Lukas mengisahkan ceritera, bukan menulis "sejarah." Kisah yang disajikannya ialah garis besar utama penyebaran gereja dari Yerusalem ke Roma melalui Samaria, Antiokhia. Asia dan Eropa: dan di dalam kisah ini hanya Petrus dan Paulus yang memainkan peranan menentukan. Pelayanan para rasul di tempat lain di dunia bagian timur tidak penting bagi Lukas.
Dua tema melandasi kisah penyebaran ini: penolakan Injil oleh orang-orang Yahudi dan penerimaannya oleh orang-orang bukan Yahudi: serta sikap terhadap gereja mula-mula oleh para pejabat lokal dan pejabat di Roma. Dengan demikian, di dalam karya Lukas yang terdiri atas dua kitab (Injil Lukas dan Kisah Para Rasul) itu maksud utamanya ialah menjelaskan kepada Teofilus bagaimana Injil yang dibuka dengan janji pemulihan kerajaan bagi orang Israel (1:32, 33) berakhir dengan gereja orang bukan Yahudi di Roma yang berbeda dengan Yudaisme.
Selanjutnya, Yudaisme merupakan agama yang diakui oleh Roma. Persekutuan agama baru yang muncul dalam Yudaisme dan toh tidak sekadar merupakan suatu sekte dalam agama yang lebih lama itu menerima pengakuan yang sama dari pemerintah Roma seperti halnya Yudaisme. Dengan demikian gereja Kristen berdiri di wilayah Romawi sebagai sebuah agama sah yang berbeda dengan Yudaisme.
Kisah Para Rasul dan Surat-surat. Masalah terbesar sepanjang sejarah penelaahan kitab Kisah Para Rasul telah mencemaskan kelayakannya untuk dipercaya dibandingkan dengan surat-surat Paulus. Lukas tidak mengacu kepada surat-surat Paulus, dan tidak selalu mudah untuk menghubungkan gerakan-gerakan Paulus - sebagaimana tercermin di dalam surat-suratnya - dengan catatan Lukas. Masalah terbesar itu ialah: Bagaimana rangkaian peristiwa dalam Galatia 1:16-2:10 dapat dihubungkan dengan narasi sajian Lukas? Para pakar yang sama-sama hebat telah berpendapat bahwa kunjungan dalam Galatia 2:1-10 mengacu kepada (a) kunjungan akibat bencana kelaparan dalam Kisah Para Rasul 11:27-30 dan (b) kunjungan untuk sidang dalam Kisah Para Rasul 15. Banyak pakar beranggapan bahwa narasi dalam Kisah Para Rasul kalah apabila dibandingkan dengan surat-surat.
Aspek kedua dari masalah ini ialah kontras yang terdapat di antara gambaran tentang Paulus dalam kitab ini dengan gambaran yang disajikan di dalam surat-surat misionaris ini sendiri. Paulus yang disajikan Kisah Para Rasul tampaknya merupakan tokoh yang luwes dan berkelakuan baik yang bersedia untuk memperlunak prinsip-prinsipnya demi kelayakan (lihat 16:3; 21:26); sedangkan Paulus yang digambarkan dalam surat-surat adalah seorang tokoh kaku yang keyakinannya tidak dapat diubah sedikitpun (Gal. 1:8; 2:3). Peneliti khusus Alkitab dari kelompok Tubingen yang lebih tua membangun teori mereka tentang sejarah gereja primitif berdasarkan dugaan adanya pertentangan antara agama Kristen Paulus dengan agama Kristen Yudaistik, dan mereka berpendapat bahwa kitab Kisah Para Rasul mencerminkan tahap yang kemudian dalam sejarah konflik tersebut, yaitu ketika tercapai perpaduan di antara kedua pandangan yang bertentangan ini.
Jelas tidak mungkin kita membahas masalah-masalah ini secara rinci, tetapi semua masalah tersebut ada di latar belakang setiap usaha untuk mempelajari kitab ini dan sering kali secara langsung mempengaruhi penafsirannya.
Wycliffe: Kisah Para Rasul (Garis Besar) GARIS BESAR KISAH PARA RASUL
PENDIRIAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA
I. Permulaan Gereja (1:1-2:47)
A. Persiapan: pelayanan pasca-kebangki...
GARIS BESAR KISAH PARA RASUL
PENDIRIAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA
- I. Permulaan Gereja (1:1-2:47)
- A. Persiapan: pelayanan pasca-kebangkitan dan kenaikan Yesus (1:1-14)
- B. Pemilihan Matias (1:15-26)
- C. Kedatangan Roh Kudus (2:1-4)
- D. Kehidupan gereja mula-mula (2:42-47)
- II. Gereja di Yerusalem (3:1-5:42)
- A. Mukjizat dan khotbah yang khas (3:1-26)
- B. Perlawanan pertama dari pada pemimpin Yahudi (4:1-37)
- C. Kematian Ananias dan Safira (5:1-16)
- D. Perlawanan kedua dari para pemimpin Yahudi (5:17-42)
- III. Perluasan Gereja di Palestina Melalui Perserakan (6:1-12:25)
- A. Pemilihan tujuh diaken (6:1-7)
- B. Peristiwa perserakan: Pelayanan dan kematian Stefanus sebagai martir (6:8-8:3)
- C. Injil di Samaria (8:4-25)
- D. Pertobatan sida-sida Etiopia (8:26-40)
- E. Pertobatan Saulus (9:1-31)
- F. Pelayanan Petrus di Palestina dan orang-orang bertobat pertama dari bangsa bukan Yahudi (9:32-11:18)
- G. Pendirian gereja yang bukan Yahudi di Antiokhia (11:19-30)
- H. Penganiayaan oleh Herodes Agripa (12:1-25)
- IV. Perluasan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (13:1-27:17)
- A. Misi pertama, Galatia (13:1-14:28)
- B. Persoalan di gereja bukan Yahudi dan sidang di Yerusalem (15:1-35)
- C. Misi kedua, Asia Kecil dan Eropa (15:36-18:22)
- D. Misi ketiga, Asia Kecil dan Eropa (18:23-21:17)
- V. Perluasan Gereja di Roma (21:18-28:31)
- A. Injil ditolak oleh Yerusalem (21:18-26:32)
- B. Injil diterima di Roma (27:1-28:31)
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)