
Teks -- Kisah Para Rasul 22:16 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Kis 22:16 - DIBAPTIS.
Nas : Kis 22:16
Baptisan air menyertai pekabaran Injil dari awal misi gereja
(Kis 2:38,41). Itu merupakan upacara inisiasi Kristen yang dipakai
dal...
Nas : Kis 22:16
Baptisan air menyertai pekabaran Injil dari awal misi gereja (Kis 2:38,41). Itu merupakan upacara inisiasi Kristen yang dipakai dalam PB untuk menunjukkan bahwa seseorang sedang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Yesus Kristus. Dengan memasuki baptisan air dalam nama Trinitas (Mat 28:19) atau Kristus (Kis 19:5) orang percaya secara nyata memperlihatkan iman mereka di hadapan masyarakat Kristen.
- 1) Baptisan air "dalam Kristus" (Gal 3:27) atau "dalam nama Yesus Kristus" (Kis 2:38; bd. Mat 28:19) menunjukkan bahwa orang itu kini adalah milik Kristus dan mempunyai bagian dalam hidup-Nya, Roh-Nya, serta warisan-Nya dengan Allah (Rom 8:14-17; Gal 3:26-4:7).
- 2) Baptisan air merupakan suatu tanggapan terhadap apa yang telah dilakukan Kristus bagi orang percaya. Agar menjadi sah, maka upacara itu harus didahului dengan pertobatan (Kis 2:38) serta iman pribadi dalam Kristus (Kol 2:12).
- 3) Baptisan air, bila dilaksanakan dengan hati yang sungguh beriman dan
komitmen kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, menjadi suatu
sarana untuk memperoleh kasih karunia dari Kristus (bd. 1Pet 3:21;
lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).
- 4) Baptisan air menjadi tanda lahiriah dan kesaksian tentang penerimaan Kristus selaku Tuhan dan Juruselamat kita serta penyucian kita dari semua dosa (bd. Kis 2:38; Tit 3:5; 1Pet 3:21).
- 5) Baptisan air melambangkan persatuan orang percaya dengan Kristus dalam kematian, penguburan, dan kebangkitan-Nya (Rom 6:1-11; Kol 2:11-12). Upacara ini menandakan akhir ("kematian") hidup di dalam dosa (Rom 6:3-4,7,10,12; Kol 3:3-14) dan awal hidup baru dalam Kristus (Rom 6:4-5,11; Kol 2:12-13). Oleh karena itu, baptisan air melibatkan suatu komitmen kepada kebiasaan sepanjang hidup untuk berpaling dari dunia dan semua yang jahat (Rom 6:6,11-13) sambil menjalankan hidup baru dalam Roh yang mencerminkan prinsip-prinsip kebenaran Allah (Kol 2:1-17).

Full Life: Kis 22:16 - DOSA-DOSAMU DISUCIKAN.
Nas : Kis 22:16
Paulus bertobat dan diselamatkan dalam perjalanan ke Damsyik
(lihat cat. --> Kis 9:5).
[atau ref. Kis 9:5]
...
Jerusalem -> Kis 22:1-21
Jerusalem: Kis 22:1-21 - -- Di samping tiga wejangan yang mencerminkan pewartaan Injil oleh Paulus, Kis 13,17 dan Kis 20, Kisah para rasul memuat tiga pidato Paulus yang berupa p...
Di samping tiga wejangan yang mencerminkan pewartaan Injil oleh Paulus, Kis 13,17 dan Kis 20, Kisah para rasul memuat tiga pidato Paulus yang berupa pembelaan diri: di hadapan orang banyak di Yerusalem, Kis 22; di hadapan wali negeri Feliks, Kis 24; di hadapan raja Agripa, Kis 26. Ketiga-tiganya bersesuaian dengan para pendengar, bdk Kis 9:1+. Di hadapan orang banyak Paulus mengaku dirinya sebagai seorang Yahudi yang saleh.
Ref. Silang FULL -> Kis 22:16
Ref. Silang FULL: Kis 22:16 - dirimu dibaptis // dosa-dosamu disucikan // kepada nama · dirimu dibaptis: Kis 2:38; Kis 2:38
· dosa-dosamu disucikan: Im 8:6; Mazm 51:4; Yeh 36:25; Yoh 3:5; 1Kor 6:11; Ef 5:26; Tit 3:5; Ibr 1...

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe: Kis 21:18--28:31 - -- V. Perluasan Gereja ke Roma (21:18-28:31).
Lukas telah mengisahkan perluasan gereja dari Yerusalem hingga Yudea dan Samaria sampai berdirinya sebuah ...
V. Perluasan Gereja ke Roma (21:18-28:31).
Lukas telah mengisahkan perluasan gereja dari Yerusalem hingga Yudea dan Samaria sampai berdirinya sebuah gereja orang bukan Yahudi yang semi mandiri di Antiokhia. Dari Antiokhia Injil oleh Paulus disebarkan melalui tiga buah perjalanan pemberitaan Injil ke seluruh Asia dan Eropa. Pemberitaan Injil di wilayah yang lain pasti juga dilaksanakan oleh para rasul yang lain. Sebagai contoh, kita tidak tahu apa-apa tentang pemberitaan Injil di Mesir, dengan pusatnya yang besar yaitu Aleksandria. Lukas hanya tertarik untuk menelusuri garis-garis utama dari penyebaran yang ia anggap paling penting - yaitu ke Roma. Sekarang dia hanya tinggal mengisahkan misi Paulus yang membawa Injil ke Roma.
Jelas Lukas tidak mempunyai maksud untuk mengisahkan awal pemberitaan Injil di Roma atau awal pendirian gereja di sana, sebab. dia menceritakan bagaimana saudara-saudara seiman di sana menyambut Paulus ketika sang rasul tiba di kota itu (28:15). Kita mengetahui bahwa Paulus telah menulis sebuah surat kepada jemaat di Roma (Rm. 1:7), tetapi Lukas tidak mencatat bagaimana Injil pada mulanya tiba di Kota Kerajaan tersebut.
Karena Lukas tidak bermaksud melukiskan awal penginjilan di Roma, mungkin Lukas bermaksud untuk menunjukkan bahwa sekalipun Paulus pertama-tama memberitakan tentang kerajaan Allah kepada orang Yahudi, dia berbalik dan memberitakannya kepada orang bukan Yahudi ketika orang Yahudi menolak pemberitaannya (28:24-31). Perluasan gereja secara geografis bukan merupakan perhatian utama Lukas; yang lebih diutamakan olehnya ialah gerakan sejarah penebusan dari orang Yahudi ke orang bukan Yahudi. Sesuai dengan maksud ini, Lukas memakai cukup banyak tempat untuk menceriterakan kisah kunjungan Paulus yang terakhir ke Yerusalem, bukan karena kunjungan itu sendiri penting, tetapi karena kunjungan tersebut menunjukkan penolakan terakhir terhadap Injil oleh Yerusalem.

Wycliffe: Kis 21:18--26:32 - -- A. Injil Ditolak oleh Yerusalem (21:18-26:32).
18, 19. Ketika tiba di Yerusalem, Paulus disambut oleh Yakobus, saudara Tuhan, yang telah menjadi pemi...
A. Injil Ditolak oleh Yerusalem (21:18-26:32).
18, 19. Ketika tiba di Yerusalem, Paulus disambut oleh Yakobus, saudara Tuhan, yang telah menjadi pemimpin gereja di Yerusalem (15:13), serta oleh semua penatua gereja di Yerusalem. Rupanya ketika itu di Yerusalem sama sekali tidak ada rasul. Paulus disambut dengan hangat oleh para pemimpin gereja di sana, kepada siapa Paulus mengisahkan keberhasilan Injil di tengah-tengah orang bukan Yahudi. Paulus kurang lebih menyatakan bahwa orang-orang percaya bukan Yahudi diperkenalkan kepada kehidupan Kristen berdasarkan iman saja terlepas dari ketaatan kepada hukum Yahudi. Para pemimpin gereja di Yerusalem sangat menyetujui prosedur tersebut.

Wycliffe: Kis 22:6-16 - saleh menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi // telah menetapkan // mengetahui kehendak-Nya // melihat Yang Benar // sambil berseru kepada nama Tuhan 6-16. Rasul menceriterakan kepada orang-orang Yahudi itu apa yang telah mengubah semangatnya untuk mempertahankan tradisi Yahudi tersebut. (bandingkan...
6-16. Rasul menceriterakan kepada orang-orang Yahudi itu apa yang telah mengubah semangatnya untuk mempertahankan tradisi Yahudi tersebut. (bandingkan dengan kisah pertobatan Paulus sebelumnya, Kis. 9). Dia menekankan bahwa Kristus yang telah bangkit dan naik ke surga telah datang kepadanya melalui seorang Yahudi yang saleh menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi di Damsyik. Ananiaslah yang mengatakan kepadanya bahwa Allah nenek moyang kita, yaitu Allah Israel, telah menetapkan Paulus untuk mengetahui kehendak-Nya dan melihat Yang Benar (lihat 3:14 dan 7:52 untuk arti sebutan ini), dan untuk menyaksikan kepada semua orang apa yang telah dialaminya itu. Ananias kemudian menasihati Paulus agar membiarkan dirinya dibaptis sebagai tanda pembersihan diri dari dosa, sambil berseru kepada nama Tuhan.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 22:3-21
Matthew Henry: Kis 22:3-21 - Pembelaan Paulus yang Pertama Pembelaan Paulus yang Pertama ( Kis 22:3-21)
Di sini Paulus memberikan penjelasan tentang dirinya, yang berguna bukan hanya untuk meyakinkan kepala...
Pembelaan Paulus yang Pertama ( Kis 22:3-21)
- Di sini Paulus memberikan penjelasan tentang dirinya, yang berguna bukan hanya untuk meyakinkan kepala pasukan bahwa dia bukan orang Mesir seperti anggapannya, namun juga meyakinkan orang-orang Yahudi bahwa dia bukan musuh jemaat dan bangsa mereka, hukum Taurat dan Bait Suci mereka, seperti anggapan mereka, dan bahwa apa yang dia lakukan dalam memberitakan Kristus, dan terutama dalam memberitakan-Nya kepada bangsa-bangsa lain, dia lakukan karena ditugaskan oleh Allah. Di sini dia memberi tahu mereka,
- I. Apa asal-usul dan pendidikannya.
- 1. Bahwa dia adalah seorang dari bangsa mereka sendiri, dari bangsa Israel, dari keturunan Abraham, orang Ibrani asli, bukan dari keluarga yang tidak jelas asal-usulnya, atau seorang pembelot dari bangsa lain. “Tidak, aku adalah orang Yahudi, anēr Ioudaios – seorang pria Yahudi. Aku adalah seorang manusia, dan oleh karena itu tidak boleh diperlakukan seperti binatang. Seorang manusia yang adalah orang Yahudi, bukan orang biadab. Aku adalah teman yang tulus bagi bangsamu, karena aku adalah bagian dari bangsamu. Dan jika aku mencemari kehormatan hukum Tauratmu dan Bait Sucimu, berarti aku mencemari rumahku sendiri.”
- 2. Bahwa dia lahir di tempat yang terpuji dan memiliki nama baik, di Tarsus di tanah Kilikia, dan dilahirkan sebagai orang bebas di kota itu. Dia tidak dilahirkan sebagai budak, seperti sebagian orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain, melainkan dilahirkan sebagai seorang terhormat, dan mungkin bisa menunjukkan surat tanda kebebasannya di kota kuno yang terhormat itu. Ini memang hal kecil yang tidak perlu dibangga-banggakan, namun perlu disebutkan pada saat ini kepada orang-orang yang kurang ajar menginjak-injak dia, seolah-olah dia itu setara dengan anak-anak bebal, yah anak-anak orang hina (Ayb. 30:8, KJV).
- 3. Bahwa dia terpelajar dan berpendidikan tinggi. Dia bukan hanya seorang Yahudi, dan seorang terhormat, namun juga seorang terpelajar. Dia dibesarkan di Yerusalem, pusat pendidikan bangsa Yahudi, dan dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel, yang mereka semua kenal sebagai seorang ahli hukum Yahudi terkenal, dan Paulus sendiri dipersiapkan untuk menjadi guru di bidang itu. Dan karena itu dia tidak mungkin tidak mengenal hukum mereka, atau dianggap meremehkannya karena tidak mengerti. Orangtuanya membawa dia ke kota ini saat dia masih muda sekali, dengan rencana menjadikan dia seorang Farisi. Dan sebagian orang berpikir jika dia dididik di bawah pimpinan Gamaliel berarti bukan saja dia adalah salah satu di antara murid-murid, namun dia, melebihi yang lain, rajin dan selalu menghadiri kuliah-kuliahnya, menjadi pengikutnya, dan sangat mengagumi dia, dalam setiap perkataannya, seperti Maria, yang duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya.
- 4. Bahwa pada masa mudanya dia adalah seorang penganut agama Yahudi yang sangat giat dan unggul. Seluruh pelajaran dan pendidikannya diarahkan ke sana. Seluruh perasaannya dalam menjalani agama orang Yahudi begitu hebatnya sehingga bahkan tidak ada seorang anak muda pun di antara mereka yang kekagumannya terhadap agama Yahudi lebih besar dan menyeluruh daripada dia. Tidak ada yang menjalaninya sedemikian ketat, atau lebih bersemangat dalam memaksakannya kepada orang lain.
- (1) Dia adalah penganut agama mereka yang cerdas, dan berpikiran jernih. Dia melakukan tugasnya di bawah pimpinan Gamaliel, dan dididik dengan teliti dalam hukum nenek moyang. Dia meninggalkan hukum Taurat bukan karena bingung atau salah paham mengenai hukum itu, karena dia memahaminya secara terperinci dan tepat, kata akribeian – dengan paling tepat dan saksama. Dia tidak dilatih dengan asas-asas yang longgar, sama sekali bukan seorang Saduki, melainkan seorang anggota golongan yang paling tekun mempelajari hukum Taurat, dan mematuhinya dengan sangat teliti. Dan untuk membuatnya lebih ketat, dia menambahkan tradisi-tradisi nenek moyang, hukum para leluhur, hukum yang diberikan kepada mereka, dan yang mereka berikan kepada anak-anak mereka, dan dengan demikian diturunkan kepada kita. Paulus sangat menghargai zaman dahulu kala, dan tradisi, dan wewenang jemaat, sama seperti mereka. Dan tidak pernah ada seorang Yahudi pun di antara mereka semua yang memahami agamanya dengan lebih baik daripada Paulus, atau mampu memberikan penjelasan atau alasan yang lebih baik mengenai agama tersebut.
- (2) Dia menganut agama mereka dengan giat, dan penuh semangat: Aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini. Banyak orang yang sangat menguasai aturan-aturan agama hanya menyerahkan pelaksanaannya pada orang lain, namun Paulus memiliki semangat dan kesetiaan seperti seorang rabi. Dia bersemangat menentang apa pun yang dilarang oleh hukum Taurat, dan membela apa pun yang diperintahkan oleh hukum Taurat. Dan ini adalah semangat bagi Allah, karena dia mengira bahwa itu untuk memuliakan Allah dan melayani kepentingan-kepentingan-Nya. Dan di sini dia memuji para pendengarnya dengan pendapat yang jujur dan murah hati tentang mereka, bahwa mereka semua pada waktu ini giat bekerja bagi Allah. Dia memberi kesaksian tentang mereka (Rm. 10:2), bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Ketika membenci dia, dan mengusir dia, mereka berkata, “Baiklah TUHAN menyatakan kemuliaan-Nya” (Yes. 66:5, KJV: Biarkan Tuhan dimuliakan). Walaupun ini tidak membenarkan kemarahan mereka sedikit pun, namun memampukan orang-orang yang berdoa, “Ya Bapa, ampunilah mereka,” membuat pembelaan, seperti Kristus, “sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan ketika Paulus mengakui bahwa dia giat bekerja bagi Allah dalam hukum Musa, seperti mereka pada waktu ini, dia menyiratkan harapannya bahwa mereka dapat giat bekerja bagi Allah dalam Kristus, seperti dia pada waktu ini.
- II. Bahwa dia adalah seorang penganiaya yang sangat berapi-api dan sangat geram terhadap agama Kristen pada awal hidupnya (ay. Kis 22:4- 5). Dia menyebutkan hal ini supaya tampak lebih jelas dan nyata bahwa perubahan yang terjadi atas dirinya, ketika dia beralih kepada iman Kristen, adalah semata-mata disebabkan oleh kuasa ilahi. Sebelumnya dia sama sekali tidak berkeinginan untuk itu, atau berpikir untuk melakukannya. Bahkan tepat sebelum perubahan mendadak itu terjadi atas dirinya, dia sangat membenci agama Kristen, dan dipenuhi kemarahan yang meluap-luap terhadapnya. Dan mungkin dia menyebutkan hal ini untuk membenarkan Allah dalam kesulitan yang sedang dia alami saat ini. Betapa pun tidak benarnya orang-orang yang menganiaya dia, Allah itu benar dengan tindakan-Nya yang mengizinkan mereka melakukannya, karena dia sendiri juga dulu menganiaya orang. Dan dia mungkin memiliki pandangan lebih jauh dalam hal itu untuk mengundang dan mendorong orang-orang itu untuk bertobat, karena dia sendiri pernah menjadi seorang penghujat dan seorang penganiaya, namun memperoleh belas kasihan. Marilah kita melihat gambaran Paulus tentang dirinya ketika dia menjadi seorang penganiaya.
- 1. Dia membenci Kekristenan dengan sikap bermusuhan yang luar biasa: Aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati, artinya, “Orang-orang yang berjalan di Jalan Tuhan aku jadikan sasaran, jika mungkin, sampai mati.” Berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan (9:1). Dia setuju, jika mereka dihukum mati ( Kis 26:10). Bahkan, dia bukan hanya menganiaya orang-orang yang berjalan di Jalan Tuhan, namun juga jalan itu sendiri, Kekristenan, yang dicap sebagai sebuah jalan yang menyimpang, sebuah golongan sesat. Dia bertujuan menganiaya sampai mati, sampai agama ini hancur. Dia menganiaya sampai mati, artinya, dia bersedia mati karena melawan Kekristenan, demikianlah sebagian orang memahaminya. Dengan senang hati Dia mau saja kehilangan nyawanya, dan menganggapnya sebagai pengorbanan yang pantas, dalam mempertahankan hukum-hukum dan tradisi-tradisi para bapa leluhur.
- 2. Dia berusaha sebisa mungkin menakut-nakuti orang banyak supaya pergi dan keluar dari jalan ini. Laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Dia memenuhi penjara dengan orang-orang Kristen. Karena sekarang dia sendiri ditangkap, maka dia menekankan secara khusus bagian ini bahwa sekarang dia juga mengalami hukuman yang sama, seperti halnya dulu dia menangkap orang-orang Kristen dan menjebloskan mereka ke penjara. Dia juga membayangkan hal ini dengan rasa penyesalan sejadi-jadinya karena sudah memenjarakan bukan hanya para laki-laki, namun juga para perempuan, golongan jenis kelamin yang lebih lemah, yang seharusnya diperlakukan secara khusus dengan lemah lembut dan belas kasihan.
- 3. Dia dipekerjakan oleh Mahkamah Agama, Imam Besar, dan seluruh majelis tua-tua, sebagai kaki tangan mereka untuk menekan golongan baru ini. Dia sudah menjadi sangat terkenal karena semangatnya melawan golongan ini (ay. Kis 22:5). Imam Besar dapat bersaksi untuk dia bahwa dia siap dipekerjakan untuk tugas apa pun melawan orang-orang Kristen. Ketika mereka mendengar bahwa banyak orang Yahudi di Damsyik sudah menyambut iman Kristen, untuk menghalangi orang-orang lain melakukan hal yang sama, mereka memutuskan untuk terus menentang orang-orang itu dengan kekerasan sejadi-jadinya. Dan mereka tidak dapat memikirkan orang yang lebih cocok untuk mengerjakannya, atau yang lebih dapat diandalkan untuk menyelesaikannya, selain Paulus. Oleh karena itu mereka mengirim dia, serta surat-surat melalui dia, kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, yang di sini disebut sebagai saudara-saudara, karena mereka semua berasal dari keturunan yang sama, dan dari satu rumpun agama pula. Mereka diperintahkan untuk membantu Paulus menangkap siapa saja di antara mereka yang telah beralih menjadi Kristen, dan membawa mereka sebagai tahanan ke Yerusalem, untuk menghukum mereka sebagai pembelot dari iman dan ibadah kepada Allah Israel. Dan dengan demikian mereka bisa dipaksa masuk kembali, atau dibunuh untuk menakut-nakuti yang lain. Demikianlah Saulus berusaha membinasakan jemaat itu, dan akan berhasil, jika dia meneruskan usahanya lebih lama lagi, untuk menghancurkan, dan menyapu bersih jemaat itu. “Seperti itulah,” kata Paulus, “aku pada mulanya, sama seperti kamu sekarang. Aku mengetahui hati seorang penganiaya, dan oleh karena itu mengasihani kamu, dan berdoa supaya kamu mengetahui hati seorang petobat, sebagaimana aku dijadikan Allah dengan segera. Dan bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?
- III. Dengan cara bagaimana dia bertobat dan menjadi seperti yang sekarang. Itu bukan karena sebab-sebab alami atau sebab-sebab dari luar. Dia tidak mengubah agamanya karena menyukai hal-hal baru, karena waktu itu dia benar-benar dipengaruhi zaman dulu seperti kebiasaannya. Perubahan itu juga bukan berasal dari ketidakpuasan karena tidak mendapatkan kenaikan jabatan, karena saat itu dia, lebih dari sebelumnya, akan mendapatkan kenaikan jabatan dalam jemaat Yahudi. Lebih tidak mungkin lagi karena ketamakan, atau ambisi, atau harapan apa pun untuk memperbaiki keberuntungannya di dunia dengan menjadi orang Kristen, karena hal itu justru membuat dirinya mengalami segala macam aib dan kesulitan. Dia juga tidak pernah bergaul dengan rasul-rasul atau orang-orang Kristen lain mana pun, yang bisa saja dikira membujuk dia dengan cerdik dan licik supaya merubah agamanya. Tidak, itu adalah hasil perbuatan Tuhan, dan keadaan yang melingkupinya cukup untuk membenarkan perubahan yang dia lakukan, bagi semua orang yang percaya padanya ada kekuatan supernatural. Dan tidak ada yang dapat mengutuk dia karena berubah, kalau memikirkan bagaimana hebatnya kekuatan ilahi itu, yang kuasanya tidak dapat dia tolak. Dia menceritakan kisah pertobatannya di sini dengan sangat terperinci, seperti yang kita baca sebelumnya (pasal 9), dengan maksud untuk menunjukkan bahwa itu adalah tindakan Allah semata-mata.
- 1. Dia benar-benar berusaha keras menganiaya orang-orang Kristen tepat sebelum Kristus menangkap dia. Dia dalam perjalanan ke sana, ketika sudah dekat Damsyik (ay. Kis 22:6), dan tidak memiliki pikiran lain selain untuk melaksanakan rencana kejam yang untuknya dia diutus. Dia tidak merasa kasihan sedikit pun terhadap orang-orang Kristen yang malang itu, melainkan tetap menggambarkan mereka sebagai orang-orang sesat, penyebab perpecahan, dan musuh-musuh yang berbahaya bagi jemaat dan bangsa.
- 2. Ada cahaya dari langit yang pertama-tama mengejutkan dia, cahaya yang menyilaukan, yang tiba-tiba memancar mengelilingi dia. Dan orang-orang Yahudi tahu bahwa Allah adalah terang, dan malaikat-malaikat-Nya adalah malaikat-malaikat terang, dan jika cahaya seperti ini memancar di siang hari, dan mengalahkan cahaya matahari, maka pastilah cahaya itu berasal dari Allah. Kalau saja cahaya itu memancar ke atasnya di dalam suatu ruang tertutup, mungkin saja ada tipuan di dalamnya, namun cahaya itu memancar ke atasnya di sebuah jalan terbuka, pada tengah hari, dan begitu kuat memancar sehingga dia rebah ke tanah (ay. Kis 22:7), dan juga semua orang yang bersama-sama dengan dia (26:14). Mereka tidak dapat menyangkal bahwa pasti Tuhan ada di dalam cahaya ini.
- 3. Ada suara dari langit yang pada awalnya memunculkan pikiran-pikiran ngeri tentang Yesus Kristus, yang sebelumnya hanya dia pikirkan dengan rasa benci dan dengki. Suara itu memanggil namanya, untuk membedakan dia dari teman-temannya seperjalanan. Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Dan ketika dia bertanya, Siapakah Engkau, Tuhan? jawabannya adalah, Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu (ay. Kis 22:8). Maka jelaslah bahwa Yesus dari Nazaret, yang juga mereka aniaya saat itu, adalah Dia yang berbicara dari sorga, dan mereka tahu bahwa berbahaya jika menolak Dia yang berbicara dari sorga itu (Ibr. 12:25).
- 4. Supaya tidak ada keberatan, “Bagaimana mungkin cahaya dan suara ini menghasilkan perubahan seperti itu pada dirinya, namun tidak pada teman-temannya seperjalanan?” (walaupun, sangatlah mungkin, cahaya dan suara itu berpengaruh juga pada mereka, dan karenanya mereka menjadi orang-orang Kristen), dia mengatakan bahwa teman-temannya seperjalanan memang melihat cahaya itu, dan takut (KJV) mereka akan terbakar oleh api dari sorga. Mungkin hati nurani mereka sendiri saat itu memberitahukan bahwa jalan yang mereka tempuh tidak baik, melainkan seperti jalan Bileam ketika akan mengutuk Israel, dan karenanya mereka mengira akan bertemu seorang malaikat dengan pedang yang menyala-nyala dan berkilat-kilat. Namun, walaupun cahaya itu membuat mereka takut, mereka tidak mendengar suara Dia yang berbicara kepada Paulus, artinya mereka tidak mendengar dengan jelas kata-kata-Nya. Nah, iman timbul dari pendengaran, dan karenanya untuk saat itu perubahan bekerja pada Paulus yang mendengarkan kata-kata-Nya, dan mendengar kata-kata itu ditujukan kepadanya, namun tidak pada orang-orang yang hanya melihat cahaya itu, namun bisa saja sesudah itu bekerja pada mereka juga.
- 5. Dia meyakinkan mereka bahwa ketika dikejutkan oleh cahaya dan suara itu, dia menyerahkan diri sepenuhnya kepada tuntunan ilahi. Tidak dengan seketika itu juga dia berseru, “Baiklah, aku akan menjadi orang Kristen,” melainkan, “Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Biarlah suara dari langit yang menghentikanku di jalan yang salah menuntunku ke jalan yang benar (ay. Kis 22:10). Tuhan, beri tahu aku apa yang harus kulakukan, dan aku akan melakukannya.” Dan dia segera mendapat perintah untuk pergi ke Damsyik, dan di sana dia akan mendengar lebih lanjut dari Dia yang saat itu berbicara kepadanya: “Tidak perlu lagi dikatakan dari sorga, di sana akan diberitahukan kepadamu, oleh seorang manusia seperti dirimu, dalam nama Dia yang sekarang berbicara kepadamu, segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu.” Cara-cara luar biasa pewahyuan ilahi, dengan penglihatan-penglihatan, suara-suara, dan penampakan malaikat-malaikat, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, dimaksudkan hanya untuk memperkenalkan dan meneguhkan cara-cara biasa, yaitu Kitab Suci dan pelayanan. Ketika cara-cara yang memakai Kitab Suci dan pelayanan sudah mapan, maka cara-cara luar biasa tadi tergantikan oleh cara-cara biasa tadi. Malaikat tidak mengkhotbahi Kornelius sendiri, melainkan memerintahkannya menyuruh seseorang menjemput Petrus. Demikian pula suara di sini tidak memberi tahu Paulus apa yang harus dia lakukan, melainkan memerintahkan dia pergi ke Damsyik, dan di sana dia akan diberi tahu.
- 6. Untuk menunjukkan kehebatan cahaya yang menahan dia itu, dia memberi tahu mereka tentang akibat langsungnya pada penglihatan matanya (ay. Kis 22:11): Aku tidak dapat melihat oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu. Cahaya itu seketika membutakannya pada saat itu. Nimium sensibile lædit sensum – Cahayanya menyilaukan dia. Orang-orang berdosa terkutuk diserang kebutaan, seperti orang-orang Sodom dan orang-orang Mesir, oleh kuasa kegelapan, dan itu adalah kebutaan untuk selamanya, seperti kebutaan orang-orang Yahudi yang tidak percaya. Tetapi orang-orang berdosa yang menjadi percaya diserang kebutaan, seperti Paulus di sini, bukan oleh kegelapan, melainkan oleh cahaya. Mereka untuk saat itu dibuat kebingungan, namun tujuannya adalah supaya mereka mendapat pencerahan, seperti menaruh tanah di mata orang buta adalah cara yang dimaksudkan untuk menyembuhkan orang itu. Orang-orang yang bersama Paulus tidak begitu terkena cahaya langsung di wajah mereka seperti Paulus, dan karenanya mereka tidak menjadi buta seperti dia. Namun, dengan mempertimbangkan persoalannya, siapa yang tidak mau memilih nasib Paulus daripada nasib mereka? Mereka yang dapat melihat memegang tangan Paulus dan menuntunnya ke Damsyik. Paulus, karena dia seorang Farisi, tadinya bangga dengan penglihatan rohaninya. Orang-orang Farisi berkata, “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?” (Yoh. 9:40). Bahkan, mereka sangat yakin bahwa mereka adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan (Rm. 2:19). Sekarang Paulus mengalami kebutaan jasmani supaya dia menyadari kebutaan rohaninya dan kesalahannya mengenai dirinya sendiri, ketika dia hidup tanpa hukum Taurat (Rm. 7:9).
- IV. Bagaimana dia diyakinkan tentang perubahan yang dia buat, dan diberi tahu lebih lanjut tentang apa yang harus dia lakukan, oleh Ananias yang tinggal di Damsyik. Perhatikanlah,
- 1. Sifat Ananias yang digambarkan di sini. Dia bukan seorang pria yang berprasangka apa pun terhadap bangsa atau agama Yahudi, melainkan seorang saleh yang menurut hukum Taurat. Jika bukan dilahirkan sebagai seorang Yahudi, dia adalah seorang yang beralih memeluk agama Yahudi, dan karena itu disebut seorang saleh, dan kemudian maju lebih jauh menuju iman kepada Kristus. Dan dia berperilaku sangat baik sehingga terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di Damsyik. Ini adalah orang Kristen pertama yang pernah bercakap-cakap dengan ramah dengan Paulus, dan tidak mungkin jika dia menanamkan gagasan-gagasan pada diri Paulus, yang mereka curigai didukung oleh Paulus, yang berbahaya bagi hukum Taurat atau tempat kudus ini.
- 2. Kesembuhan yang dikerjakan Ananias pada mata Paulus. Mujizat ini meneguhkan tugas yang harus dikerjakan Ananias terhadap Paulus, dan mengesahkan semua yang akan dia katakan kepadanya sesudah itu. Dia datang kepadanya (ay. Kis 22:13), dan untuk menyakinkan Paulus bahwa dia datang diutus Kristus (Kristus yang sama yang telah mencabik dan mau menyembuhkannya, telah mendera dan mau membalutnya, telah mengambil penglihatannya namun mau memberikannya kembali, dalam keadaan lebih baik), dia berdiri di dekatnya dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Kuasa menyertai perkataan ini, dan seketika itu juga Paulus memperoleh kembali penglihatannya, dan menatap dia, siap untuk menerima darinya petunjuk yang dikirimkan oleh-Nya.
- 3. Pernyataan yang disampaikan Ananias tentang anugerah, anugerah khusus, yang Tuhan Yesus rencanakan untuk Paulus melebihi orang lain.
- (1) Dalam penyataan-Nya ini kepadanya (ay. Kis 22:14): Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau. Panggilan yang penuh kuasa ini adalah hasil sebuah pemilihan khusus. Dengan menyebut Allah sebagai Allah nenek moyang kita, tersirat bahwa Ananias itu seorang Yahudi asli oleh kelahiran, yang mematuhi hukum nenek moyang, dan hidup berdasarkan janji yang diberikan kepada nenek moyang. Dan dia memberikan alasan mengapa dia mengatakan Saulus, saudaraku, ketika dia mengatakan Allah sebagai Allah nenek moyang kita: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk,
- [1] Mengetahui kehendak-Nya, kehendak perintah-Nya yang harus engkau lakukan, kehendak pemeliharaan-Nya yang akan dilakukan untukmu. Dia telah memilihmu supaya engkau mengetahui kehendak-Nya secara lebih khusus. Bukan dari manusia atau oleh manusia, melainkan langsung oleh penyataan Yesus Kristus (Gal. 1:1, 12). Orang-orang yang telah Allah pilih dipilih-Nya untuk mengetahui kehendak-Nya, dan untuk melakukannya.
- [2] Untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya, dan juga untuk mengetahui kehendak-Nya langsung dari Dia sendiri. Inilah bagaimana Paulus, dengan cara yang khusus, dipilih melebihi yang lain. Itu adalah anugerah istimewa, bahwa dia melihat Kristus di sini di atas bumi setelah kenaikan-Nya ke sorga. Stefanus melihat Dia berdiri di sebelah kanan Allah, namun Paulus melihat Dia berdiri di sebelah kanannya. Kehormatan ini tidak didapatkan oleh siapa pun kecuali Paulus. Stefanus melihat Dia, namun kita tidak menemukan dia mendengar suara dari mulut-Nya, seperti Paulus, yang mengatakan, dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya (1Kor. 15:8). Kristus di sini disebut sebagai Yang Benar, karena Dia adalah Yesus Kristus yang benar, dan menderita secara tidak adil. Perhatikanlah, orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk mengetahui kehendak-Nya harus mengarahkan pandangannya kepada Kristus, dan harus melihat Dia, dan mendengarkan suara dari mulut-Nya. Karena, oleh Dia-lah Allah membuat kehendak-Nya diketahui, kehendak-Nya yang baik untuk kita, dan Dia telah berkata, Dengarkanlah Dia.
- (2) Dalam apa yang harus dia lakukan kepada yang lain setelah penyataan-Nya (ay. Kis 22:15): “Engkau harus menjadi saksiNya, bukan hanya tugu kemuliaan-Nya, sebagai sebuah tiang penyangga mungkin, melainkan seorang saksi viva voce – secara lisan. Engkau harus memberitakan Injil-Nya, karena kuasanyalah yang telah engkau alami, dan engkau telah diselamatkan dan dibentuk olehnya. Engkau harus menjadi saksi-Nya kepada semua orang, orang-orang bukan-Yahudi dan juga orang-orang Yahudi, tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar, sekarang juga sebagai hal pertama yang harus engkau lakukan.” Dan karena Paulus sangat terperinci menceritakan jalannya percakapan itu untuk membela dirinya, di sini dan dalam pasal 26, kita pantas berpikir bahwa dia sering menceritakan cerita yang sama dalam khotbahnya untuk membuat orang lain bertobat. Dia memberi tahu mereka apa yang Allah lakukan bagi jiwanya, untuk mendorong mereka berharap bahwa Dia akan melakukan sesuatu untuk jiwa mereka.
- 4. Nasihat dan dorongan yang diberikan Ananias kepada Paulus supaya menyatukan dirinya dengan Tuhan Yesus melalui pembaptisan (ay. Kis 22:16): Bangunlah, berilah dirimu dibaptis. Dia sudah diserahkan kepada Allah ketika disunat, namun sekarang dia harus diserahkan kepada Allah di dalam Kristus dengan cara dibaptis. Dia harus menyambut agama Kristen dan hak-hak istimewanya dengan tunduk kepada peraturan-peraturannya. Ini harus dilakukan segera setelah pertobatannya, dan dengan demikian ditambahkan pada penyunatannya. Namun, bagi keturunan orang percaya pembaptisan itu menggantikan penyunatan, karena pembaptisan, sama seperti penyunatan bagi Abraham dan keturunannya yang percaya, adalah meterai kebenaran berdasarkan iman.
- (1) Hak istimewa yang agung dari Injil, yang dengan baptisan telah dimeteraikan kepada kita, adalah pengampunan dosa-dosa: Berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan. Artinya, “Terimalah penghiburan karena pengampunan dosa-dosamu melalui Kristus dan dapatkanlah kebenaran-Nya untuk tujuan itu, dan terimalah kuasa melawan dosa untuk mematikan sifat-sifat rusakmu.” Karena, ketika disucikan, kita juga dibenarkan dan dikuduskan (1Kor. 6:11). Berilah dirimu dibaptis, dan janganlah berhenti pada tanda baptisan itu saja, tetapi pastikanlah bahwa kamu juga memperoleh yang sebenarnya yang ditandai oleh baptisan itu, yaitu dihapusnya noda-noda dosa.
- (2) Kewajiban besar Injil, yang melalui baptisan kita diikat padanya, yaitu berseru kepada nama Tuhan, Tuhan Yesus, mengakui-Nya sebagai Tuhan kita dan Allah kita, dan berserah kepada-Nya karenanya. Kita harus memuliakan Dia, dan menyerahkan segala permohonan kita ke dalam tangan-Nya. Berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus (Anak Daud, kasihanilah kami) adalah ungkapan dari seorang Kristen (1Kor. 1:2). Haruslah dosa-dosa kita disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan, artinya kita harus mencari pengampunan atas dosa-dosa kita di dalam nama Kristus, dan bergantung kepada Dia dan kebenaran-Nya. Ketika berdoa, kita tidak boleh lagi memanggil Allah sebagai Allah Abraham, melainkan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, dan di dalam Dia Bapa kita. Dalam tiap doa, pandangan kita harus ditujukan kepada Kristus.
- (3) Kita harus melakukan ini dengan cepat. Mengapa engkau masih ragu-ragu? Mengadakan kovenan dengan Allah di dalam Kristus adalah tindakan yang diperlukan, yang tidak boleh ditunda-tunda. Perkaranya begitu jelas sehingga tidak perlu ditimbang-timbang lagi, dan bahayanya begitu besar sehingga bodoh jika menundanya. Mengapa tidak melakukan sekarang apa yang memang harus dilakukan pada suatu saat, atau jika tidak maka kita binasa?
- V. Bagaimana dia diutus untuk pergi dan memberitakan Injil kepada orang-orang bukan-Yahudi. Ini adalah hal besar yang justru menjadi masalah bagi orang-orang Yahudi itu sehingga mereka sangat marah kepadanya, dan karena itu secara khusus dia harus memberikan bukti mengenai perintah ilahi ini. Dan itulah yang dia lakukan sekarang. Tugas pengutusan ini tidak dia terima segera sesudah pertobatannya, melainkan di Yerusalem, yang tidak dia kunjungi sampai tiga tahun kemudian atau lebih (Gal. 1:18). Dan apakah saat itu, atau sesudah itu, dia menerima penglihatan yang dibicarakan di sini, kita tidak bisa memastikan. Namun, sebisa mungkin untuk membuat mereka bisa menerima tugas pemberitaan Injil-nya kepada bangsa-bangsa lain, dia memberi tahu mereka,
- 1. Bahwa dia menerima perintah-perintah untuk melakukannya ketika sedang berdoa, memohon supaya Allah menetapkan pekerjaan yang harus dikerjakannya dan menunjukkan arah yang harus dia ambil. Dan yang memberi bukti penting bagi lawan bicaranya saat itu, ketika memohon semuanya ini, dia sedang berdoa di dalam Bait Allah, yang akan disebut rumah doa bagi segala bangsa. Bukan hanya segala bangsa akan berdoa di dalamnya, namun juga segala bangsa akan didoakan. Nah, sebagaimana Paulus berdoa di Bait Allah adalah bukti bahwa dia sangat menghormati Bait Allah, bertentangan dengan tuduhan jahat mereka, walaupun dia tidak menjadikannya berhala seperti mereka, demikian pula Allah memberikan pengutusan ini di dalam Bait Allah adalah bukti bahwa pengutusannya kepada bangsa-bangsa lain tidak akan merugikan Bait Allah, kecuali jika orang-orang Yahudi karena tidak setia menjadikannya demikian. Maka sangatlah memuaskan bagi Paulus jika sesudah itu, dalam melaksanakan pengutusan ini, dia merenungkan bahwa dia menerima pengutusannya ketika sedang berdoa.
- 2. Dia menerimanya dalam suatu penglihatan. Rohnya diliputi oleh kuasa ilahi (ay. Kis 22:17). Indra luarnya pada saat itu tidak berfungsi. Dia mengalami kegembiraan yang meluap-luap, seperti ketika dia tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, dan pada saat itu tidak sadar apakah dia di dalam tubuh atau di luar tubuh. Dalam keadaan diliputi kuasa ilahi ini dia melihat Yesus Kristus, bukan dengan mata jasmaninya, seperti pada waktu pertobatannya, melainkan tergambar oleh mata pikirannya (ay. Kis 22:18): Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku. Mata kita harus tertuju kepada Kristus ketika menerima hukum dari mulut-Nya, dan kita tidak boleh hanya mendengar Dia berbicara, namun juga melihat dia berbicara kepada kita.
- 3. Sebelum memberi dia pengutusan supaya pergi kepada bangsa-bangsa lain, Kristus memberi tahu dia bahwa tidak ada gunanya dia berpikir untuk melakukan suatu kebaikan di Yerusalem. Jadi mereka tidak boleh menyalahkan dia, melainkan diri mereka sendiri, jika dia diutus kepada bangsa-bangsa lain. Paulus datang ke Yerusalem dengan penuh harapan bahwa, dengan anugerah Allah, dia bisa menjadi alat untuk membawa orang-orang itu beriman kepada Kristus, yaitu orang-orang yang telah menentang pelayanan rasul-rasul lain. Dan mungkin hal inilah yang dia doakan, supaya dia, karena pendidikannya di Yerusalem dan dikenal di situ, bisa bekerja mengumpulkan anak-anak Yerusalem yang belum dikumpulkan kepada Kristus. Dia pikir dia memiliki kelebihan-kelebihan tertentu untuk melakukan itu. Tetapi Kristus menentang langkah-langkah yang telah dia persiapkan: “Lekaslah,” kata-Nya, “segeralah tinggalkan Yerusalem.” Karena, walaupun menurut pemikiranmu engkau lebih mungkin berhasil dengan mereka daripada yang lain, engkau akan mendapati mereka lebih berprasangka buruk terhadap engkau daripada yang lain, dan karena itu “mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku.” Seperti halnya Allah lebih dulu mengetahui siapa yang akan menerima Injil, demikian pula Dia mengetahui siapa yang akan menolaknya.
- 4. Meskipun demikian Paulus mengulangi permintaannya supaya boleh bekerja di Yerusalem, karena mereka mengetahui, lebih daripada yang lain, seperti apa dia sebelum pertobatannya, dan karena itu harus menganggap perubahannya yang begitu besar itu berasal dari kuasa anugerah ilahi, dan sebagai akibatnya lebih menghargai kesaksiannya. Demikianlah dia bersilang pendapat, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan Tuhan, dan berpikir wajar bagi dia untuk berbuat demikian (ay. Kis 22:19-20): “Tuhan,” katanya, “mereka tahu bahwa aku pernah sependapat dengan mereka, bahwa aku dahulu seorang musuh yang sama sengitnya seperti mereka terhadap orang-orang yang percaya kepada-Mu. Mereka tahu bahwa aku membangkitkan amarah penguasa sipil terhadap orang-orang percaya itu, dan memasukkan mereka ke dalam penjara, dan membuat penguasa rohani menentang mereka juga, dan menyesah mereka dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain.” Dan karena itu mereka tidak akan menyalahkan pemberitaanku tentang Kristus (seperti yang mereka lakukan kepada hamba-hamba Tuhan lainnya). Mereka akan lebih menerima apa yang aku katakan karena mengetahui aku pernah menjadi salah satu dari mereka. Khususnya dalam perkara Stefanus, mereka mengetahui bahwa ketika dia dilempari batu aku ada di situ, aku membantu dan bersekongkol dan menyetujui perbuatan itu, dan sebagai tandanya aku menjaga pakaian mereka yang membunuhnya. Nah, “Tuhan,” katanya, “jika aku hadir di antara mereka, memberitakan ajaran yang diberitakan Stefanus dan yang sudah membuatnya menderita, mereka pasti akan menerima kesaksianku.” “Tidak,” kata Kristus kepadanya, “mereka tidak akan menerimanya, melainkan justru akan gusar terhadapmu karena membelot dari hukum mereka, lebih daripada terhadap orang lain yang hanya mereka anggap tidak mengenal hukum mereka.”
- 5. Permintaan Paulus supaya mendapat izin untuk memberitakan Injil di Yerusalem ditolak, dan dia mendapatkan perintah-perintah yang tidak dapat diganggu-gugat untuk pergi kepada bangsa-bangsa lain (ay. Kis 22:21): Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain. Perhatikanlah, Allah sering kali memberikan jawaban yang murah hati bagi doa-doa umatnya, bukan dengan memberikan apa yang mereka doakan, melainkan dengan memberikan sesuatu yang lebih baik. Abraham berdoa, “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!” dan Allah memberikan yang didoakannya itu kepada Ishak. Demikian pula di sini Paulus berdoa supaya dia boleh menjadi alat untuk pertobatan jiwa-jiwa di Yerusalem. “Tidak,” kata Kristus, “tetapi engkau akan dipekerjakan di antara bangsa-bangsa lain, dan yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami.” Allah-lah yang menentukan pekerja-pekerja-Nya, baik hari maupun tempat mereka, dan sepantasnya mereka menyetujui tugas yang diberikan-Nya tanpa membantah sedikit pun, walaupun mungkin tugas itu bertentangan dengan keinginan hati mereka. Paulus sangat menginginkan Yerusalem, dan menjadi pengkhotbah di sana adalah cita-citanya yang terbesar, namun Kristus bermaksud memberinya kedudukan yang lebih tinggi. Dia tidak akan memasuki pekerjaan orang lain (seperti yang dilakukan rasul-rasul lain, Yoh. 4:38), melainkan akan membuka lahan baru, dan memberitakan Injil di tempat-tempat di mana nama Kristus belum dikenal (Rm. 15:20). Sering kali Sang Pemelihara merencanakan yang lebih baik untuk kita daripada yang kita rencanakan untuk diri sendiri. Oleh karena itu kita harus menyerahkan diri kita kepada tuntunan rencana-Nya. Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita. Perhatikanlah, Paulus tidak boleh pergi memberitakan Injil di antara bangsa-bangsa lain tanpa pengutusan: Aku akan mengutus engkau. Dan, jika Kristus mengutus dia, Roh-Nya akan menyertai dia, membela dia, membawa dia, dan mendukung dia, dan membuat dia melihat buah pekerjaannya. Janganlah Paulus mengarahkan hatinya kepada Yerusalem, karena dia harus diutus ke tempat yang jauh dari sini. Panggilannya mengharuskan dia pergi ke arah lain, dan mengerjakan pekerjaan yang berbeda. Dan ini bisa mengurangi kemarahan orang-orang Yahudi, bahwa dia tidak membangun jemaat bukan-Yahudi di antara bangsa-bangsa di sekitar mereka. Yang lain melakukannya tepat di sekitar mereka. Dia diutus ke tempat-tempat yang jauh, benar-benar jauh, di mana apa yang dia lakukan tidak dapat dianggap sebagai gangguan bagi mereka.
- Nah, jika saja mereka mau menyatukan semua ini, pasti mereka akan mengerti bahwa mereka tidak perlu marah terhadap Paulus karena memberitakan Injil di antara bangsa-bangsa lain, atau menganggapnya bermaksud buruk terhadap bangsanya sendiri, karena dia dipaksa melakukannya, bertentangan dengan pikirannya sendiri, oleh perintah yang berkuasa dari sorga.
SH -> Kis 22:1-21; Kis 22:1-22
SH: Kis 22:1-21 - Identitas iman (Kamis, 6 September 2007) Identitas iman
Betapa berbedanya orang Yahudi bila dibandingkan dengan kepala
pasukan! Tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dulu, mereka
me...
Identitas iman
Betapa berbedanya orang Yahudi bila dibandingkan dengan kepala
pasukan! Tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dulu, mereka
menuduh Paulus telah menajiskan Bait Allah (21:28). Tuduhan ini
bagai sebuah vonis hukuman mati bagi Paulus (21:31)! Kepala
pasukan, yang tadinya menduga bahwa Paulus adalah pemberontak di
Mesir, berubah pikiran sesudah mempelajari faktanya (38-40). Ia
memberi kesempatan kepada Paulus untuk membela diri (40).
Paulus menekankan bahwa ia adalah seorang Yahudi sejati. Ia terlahir sebagai seorang Yahudi. Ia mengenyam pendidikan dari Gamaliel (3), seorang rabi yang terkenal dan sangat dihormati pada masa itu! Memang benar, Paulus dulu memburu pengikut Yesus. Itulah semangat yang juga dimiliki oleh massa pada saat itu. Sebab itu, ia coba mengidentifikasikan dirinya seperti mereka. Namun saat itu ia telah menjadi pengikut Kristus (5, 16, 19)! Walau demikian, Allah yang dia sembah tidak berbeda dengan Allah yang sebelumnya dia bela! Dialah Mesias yang telah dinubuatkan oleh para nabi pada zaman nenek moyang mereka. Jadi sesungguhnya, Paulus tidak murtad dari iman nenek moyangnya. Pengenalannya akan Yesus dan misinya kepada bangsa-bangsa lain, juga bukan lahir dari dirinya sendiri. Itu dinyatakan kepada dia melalui intervensi Ilahi (15-21) saat akan pergi ke Damsyik untuk menangkap pengikut Tuhan. Maka jelas bahwa Paulus sama sekali tidak melakukan perbuatan seperti yang mereka tuduhkan.
Namun demikian, meski Paulus menyampaikan penjelasan dengan panjang lebar, semua itu bukan jaminan bahwa mereka akan bersedia memahami dia. Sampai kini pun, memberikan kesaksian tentang Kristus memiliki risiko ditolak bahkan dianiaya orang. Berbagai penjelasan yang kita sampaikan mengenai iman kita bukan jaminan bahwa kita akan kebal atau terhindar dari penolakan dan penganiayaan. Yang penting bagi kita adalah keteguhan iman dan keberanian untuk mengabarkan Injil di mana pun kita berada!

SH: Kis 22:1-22 - Sensitifitas Paulus di masyarakat pluralis. (Sabtu, 1 Juli 2000) Sensitifitas Paulus di masyarakat pluralis.
Paulus menghadapi massa yang mengamuk tanpa dukungan otoritas dari
institusi mana pun, melainkan d...
Sensitifitas Paulus di masyarakat pluralis.
Paulus menghadapi massa yang mengamuk tanpa dukungan otoritas dari
institusi mana pun, melainkan dengan rangkaian pembelaan, agar
melaluinya ia dapat merengkuh, merangkul, dan menuntun mereka
kepada keselamatan. Karena itu, Paulus sangat berhati-hati dan
sensitif terhadap kepercayaan dan prasangka orang-orang Yahudi.
Caranya? Paulus mengidentifikasikan dirinya dengan mereka.
Pengidentifikasian ini meliputi kesamaan etnis dan pewaris
tradisi Yahudi dengan menyebut mereka sebagai `saudara-saudara
dan bapa-bapa', dan penggunaan bahasa, sebab di dalamnya
terkandung nilai-nilai kebudayaan, semangat kebangsaan, dan
patriotisme. Hasilnya mereka 'makin tenang' (3).
Di samping itu, pengidentifikasian Paulus juga mencakup bidang yang paling hakiki bagi bangsa Yahudi yakni hukum Taurat. Ia dengan lantang menyatakan bahwa ia lahir, dibesarkan, dan dididik secara Yahudi ortodoks. Karena itu ia sangat fanatik terhadap hukum Taurat dan Allah. Sebagai aplikasinya, ia menjadi penganiaya pengikut jalan Tuhan. Pengidentifikasian yang dilakukan Paulus tuntas dan menyeluruh, sampai pemakaian istilah pun diperhatikan, seperti istilah jalan Tuhan sebagai pengganti 'pengikut Yesus' sebab nama 'Yesus' mungkin akan membangkitkan emosi mereka kembali.
Tindakan Paulus ini sangat berhasil karena dapat menenangkan amarah mereka. Bahkan ketika Paulus mengungkapkan peristiwa pertobatannya secara mendetail mereka tidak menjadi emosi. Sebab ia menegaskan bahwa pertobatannya bukan karena keinginannya sendiri, melainkan intervensi wahyu Allah dan ada seorang Yahudi yang saleh dan disegani sebagai saksi yang sah yaitu Ananias. Namun ketika Paulus berbicara tentang misinya kepada bangsa-bangsa lain, meledaklah amarah mereka. Sebab di mata mereka, membuat orang asing menjadi Kristen tanpa menjadi orang Yahudi terlebih dahulu merupakan suatu penghinaan. Itu sama dengan mengatakan Yahudi dan non-Yahudi adalah sederajat karena mereka dapat datang kepada Allah hanya melalui Kristus.
Renungkan: Paulus dibenci dan hendak dibunuh bukan karena reputasi pribadinya tetapi karena Injil Kristus. Demikian pula hai Kristen, jika Anda harus dibenci oleh masyarakat sekitar, biarlah itu karena Injil yang Anda yakini dan bukan karena pribadi dan ulah tingkah Anda.
Utley -> Kis 22:12-16
Utley: Kis 22:12-16 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 22:12-1612 Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua o...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 22:12-16
12 Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ. 13 Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. 14 Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. 15 Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar. 16 Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!
Kis 22:12 ini adalah deskripsi lengkap tentang Ananias dibandingkan dengan Kis 9:10. Dia adalah seorang awam yang tampaknya, seperti Paulus, taat dengan standar Hukum Musa. Hal ini dapat diartikan ia juga seorang Farisi. Dengan cara yang sama Lukas menggambarkan Simeon, yang melihat Yesus di Bait Allah sebagai anak (lih. Luk 2:25). Lukas juga menggunakannya untuk orang Yahudi dari diaspora yang datang ke Yerusalem pada Pentakosta ketika Roh Kudus tercurah dengan penuh kuasa (lih. Kis 2:5). Lukas menggunakannya untuk ketiga kalinya pada pria yang menguburkan Stefanus setelah ia rajam (lih. Kis 8:2). Oleh karena itu, istilah ini tidak ada kaitannya dengan orang yang percaya Kristus sama seperti pengikut agama Yahudi yang tulus. Dia disebut sebagai "murid" di Kis 9:10, sehingga ia menjadi percaya. Namun, meskipun ia adalah seorang Kristen, ia masih memiliki rasa hormat terhadap komunitas Yahudi di Damaskus.
Kis 22:13 pelayanan Ananias kepada Paulus menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada pembagian yang jelas tentang orang percaya di PB antara kaum ulama (kelompok yang khusus ditahbiskan) dan kaum awam. Perkataan Yesus memberikan otoritas kepada Ananias untuk:
- 1. Menumpangkan tangan (lih. Kis 9:12,17) atas Paulus dan memerintahkan kesembuhan (AORIST ACTIVE IMPERATIVE, ay. 13, Lihat Topik Khusus di Kis 6:6)
- 2. menyatakan kehendak Yesus atas pelayanan Paulus (ay. 15)
- 3. Mengatakan kepada Paulus untuk dibaptis (Paulus mungkin telah dibaptis sebagai penganut agama Yahudi, AORIST MIDDLE IMPERATIVE, ay. 16)
- 4. menjadi alat bagi Paulus dipenuhi oleh Roh Kudus (lih. Kis 9:17) Anda dapat melihat hati Ananias ketika ia menyebut penganiaya keji dan pembunuh itu sebagai "Saudara Saulus." (lih. Kis 9:13-14)
Kis 22:14 "Allah nenek moyang kita" frasa ini digunakan untuk menggambarkan dewa pujaan orang Yahudi. Paulus ingin menegaskan bahwa YHWH-lah yang memanggil dia dan menugaskan kepadanya melalui Anak-Nya, Yesus. Paulus tidak dipanggil oleh tuhan selain Allah orang Yahudi!
□ "untuk mengetahui kehendak-Nya " Kehendak utama Allah bagi manusia adalah untuk mengenal Yesus (lih. Yoh 6:29,40). Kehendak-Nya lebih jauh bagi Paulus adalah menjadi Rasul misionaris untuk bangsa- bangsa lain (lih. Kis 9:15; 22:15; 26:16).
□ "untuk melihat Yang Benar" Ini adalah sebutan Mesias (lih. Mazm 45; 72; Kis 3:14; 7:52; 1Yoh 2:1). Paulus memiliki hak istimewa untuk mendapat sebuah wahyu pribadi tentang Yesus yang dimuliakan (seperti yang dialami Stefanus, lih. Kis 7:55-56). Lihat Topik Khusus: Kebenaran di Kis 3:14.
□ "dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya" Tampaknya ini mengacu pada suara dari surga dalam ay.Kis 22:7-8, tapi bisa juga mengacu pada ay. 17-21. Mungkin juga mengacu pada beberapa visi khusus yang Paulus terima di sepanjang pelayanan-Nya. Lihat daftar di ay. 17-21.
Yang menarik adalah bahwa selama waktu dari Maleakhi sampai kepada Yohanes Pembaptis tidak ada nubuatan dari Israel. Selama periode ini orang-orang Yahudi percaya bahwa Tuhan akan berbicara dari surga untuk mengkonfirmasi persoalan(Bath Kol). YHWH menggunakan mekanisme Yahudi ini untuk menegaskan AnakNya, baik baptisan-Nya (lih. Luk 9:35) dan Transfigurasi-Nya (lih. Mat 17:5). Penampakan Yesus terhadap Paulus, terutama suara-Nya mempunyai tujuan yang sama (yaitu untuk meyakinkan Paulus bahwa itu adalah YHWH).
Kis 22:15 "saksi ... terhadap semua orang" ini adalah kebenaran yang mengagumkan bahwa Injil Yesus Kristus adalah untuk semua orang (lih. Yoh 3:16; 1Tim 2:4; 4:10; Tit 2:11; 2Pet 3:9; 1Yoh 2:2). Tidak semua orang akan menerimanya, tidak semua orang jelas mendengar, tapi semua termasuk dalam kasih Allah dan pengorbanan Yesus serta pemberitaan Paulus! Ini merupakan kebenaran yang ditolak oleh orang banyak (lih. ay Kis 22:22).
Paulus sengaja tidak menggunakan kata "bangsa-bangsa lain" yang disampaikan Ananias kepadanya dari Yesus (lih. Kis 9:15). Paulus tahu betul bagaimana eksplosifnya istilah go’im yang bersifat menghina (negara atau bangsa lain) terhadap orang-orang Yahudi ultra-konservatif. Kebingungan dan kesombongan rasial mereka bahkan merampok nubuatan para nabi PL!
□ "apa yang kau lihat dan kau dengar" Verba pertamanya adalah PERFECT ACTIVE INDICATIVE, yang kedua adalah AORIST ACTIVE INDICATIVE. Tidak jelas mengapa tenses ini berbeda. Kelihatannya paralel. Paulus akan membawa kenangan pertemuan ini sepanjang hidupnya. Dia menyebutkannya sebanyak tiga kali dalam Kisah Para Rasul. Dia mungkin memberikan kesaksian pribadinya di setiap Sinagog.
Kis 22:16 "berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan" Keduanya adalah AORIST MIDDLE IMPERATIVES. Ini merupakan acuan PL untuk upacara pembasuhan (lih. Im 11:25,28,40; 13:6,34,56; 14:8-9; 15:5-13,21-22,27; 16:26,28; 17:15-16, Bil 8:7,21; 19:19; Ul 23:11). Digunakan di sini sebagai simbol penyucian rohani kita di dalam Kristus (lih. 1Kor 6:11; Ef 5:26, Tit 3:5, Ibr 10:22). Baptisan adalah pernyataan iman jemaat mula-mula di hadapan umum. Lihat catatan dan Topik Khusus di Kis 2:38 untuk diskusi teologis lebih lengkap.
Perhatikan bahwa MIDDLE VOICE merujuk pada baptisan (AORIST MIDDLE IMPERATIVE) dan penyucian (AORIST MIDDLE IMPERATIVE). Paulus tidak bisa menyucikan dosa-dosanya, tapi ia bisa membaptis dirinya sendiri (praktek Yahudi untuk penganut agama). Seringkali dikatakan bahwa perendaman adalah satu-satunya pola PB (lih. Rom 6 dan Kol 2), Tapi di sini baptisan ini terkait dengan metafora pembasuhan (lih. Kis 2:38; 1Kor 6:11; Ef 5:26; Tit 3:05; Ibr 10:22). Secara teologis 1Pet 3:21 menunjukkan bahwa itu adalah simbol, bukan sakramen!
Penterjemah modern harus berhati-hati agar tidak terlalu banyak mendasarkan pada MIDDLE atau PASSIVE VOICE karena ini menggabungkan menjadi bentuk PASIF dalam bahasa Yunani Koine. Paulus dikatakan telah dibaptis (PASIF) di Kis 9:18. Modus baptisan Paulus tidak menjadi pokok persoalan, melainkan pembaptisan-nya sendiri!
□ "berseru kepada nama Tuhan" "Nama" bukan merupakan formula sihir, namun sebuah pengakuan publik tentang kepemilikan Yesus dan permulaan dari suatu hubungan pribadi dengan-Nya (AORIST MIDDLE PARTICIPLE digunakan sebagai IMPERATIVE), yang menyangkut dalam sikap dan gaya hidup serupa dengan Kristus. Rumus pembaptisan jemaat mula-mula seperti yang dinyatakan secara lisan oleh kandidat itu "Yesus adalah Tuhan" (lih. Rom 10:9-13; 1Kor 1:2; 2Tim 2:22). Kata-kata atau formula yang tepat bukanlah kuncinya (sacramentalism), melainkan hatinya (percaya, terima). Lihat catatan di Kis 2:38 dan Topik Khusus di Kis 2:21.
Topik Teologia -> Kis 22:16
Topik Teologia: Kis 22:16 - -- Yesus Kristus
Yesus Menerima Permohonan Doa, Pujian dan Penyembahan
Kis 3:16 Kis 7:59-60 Kis 22:16 Rom 1:7 Rom 10:9-12 1Ko 11:2...
- Yesus Kristus
- Yesus Menerima Permohonan Doa, Pujian dan Penyembahan
- Kis 3:16 Kis 7:59-60 Kis 22:16 Rom 1:7 Rom 10:9-12 1Ko 11:24-25 2Ko 12:8-9 Gal 1:3-5 Gal 6:18 Efe 5:21 Fili 2:10-11 2Te 2:16-17 1Ti 1:2,12 2Ti 4:18,22 Ibr 1:6 Ibr 13:20-21 1Pe 3:15 2Pe 3:18 Wah 5:14 Wah 7:9-10 Wah 15:3-4
- Nama Kristus
- Roh Kudus
- Roh Kudus dalam Gereja
- Kedatangan dan Baptisan Roh
- Dimanifestasikan di dalam Kehidupan Orang Percaya
- Menyatukan Pertobatan dan Iman
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
Wycliffe: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL
Judul. Judul kitab ini sebagaimana kita ketahui tidak menyatu dengan kitab yang aslinya, tetapi berasal dari abad kedua ...
PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL
Judul. Judul kitab ini sebagaimana kita ketahui tidak menyatu dengan kitab yang aslinya, tetapi berasal dari abad kedua Masehi. Injil Lukas dan Kisah Para Rasul merupakan dua jilid dari satu karya (lihat Commentary in.loc), dan judul apapun yang sejak semula dikenakan kepada Injil Lukas berlaku untuk kedua kitab ini. Ketika jilid kedua mulai beredar secara tersendiri, judul ini dipakai untuk menunjukkan isinya.
Penulis. Baik Injil Lukas maupun kitab ini tidak menyebutkan nama penulisnya, tetapi sangat mungkin penulis itu adalah Lukas, sahabat dan rekan seperjalanan Paulus. Kunci untuk mengetahui sang penulis diberikan oleh tiga bagian yang memakai sebutan "kami," di mana narasi disajikan memakai bentuk orang pertama jamak (Kis. 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16), sehingga menunjukkan bahwa penulisnya adalah rekan seperjalanan Paulus di dalam ketiga kesempatan ini, dan ia mempergunakan buku harian perjalanannya sebagai sumber penulisan. Sebagian orang berpendapat bahwa dokumen perjalanan ini ditulis oleh seorang rekan seperjalanan Paulus yang tidak dikenal dan kemudian dimasukkan ke dalam kitab ini oleh seorang penulis tak dikenal lainnya. Tetapi keseragaman gaya penulisan di antara narasi perjalanan tersebut dengan sisa isi kitab ini serta tetap dipakainya bentuk orang pertama jamak menjadikan pendapat ini mustahil. Tradisi gereja secara seragam menyebut Lukas sebagai rekan seperjalanan Paulus dan data dari Kisah Para Rasul mendukung tradisi ini.
Tanggal Penulisan. Tanggal penulisan kitab ini terkait dengan masalah akhirnya yang mendadak (lihat Comrnentary in.loc). Kita tidak tahu kapan kitab ini ditulis, tetapi kemungkinan pada suatu tanggal tidak lama sesudah akhir narasi. Jika memang demikian, maka Kisah Para Rasul ditulis sekitar tahun 62 M.
Sumber-sumber. Di samping buku harian perjalanannya sendiri, Lukas mungkin telah memanfaatkan sumber-sumber tertulis, khususnya untuk pasal-pasal awal karyanya ini. Selaku rekan seperjalanan Paulus, dia bila memperoleh informasi tangan pertama dari sang rasul. Lagi pula, berhubung Lukas berada di Palestina selama Paulus dipenjara di Kaisarea (21:18; 27:1), dia memiliki banyak kesempatan untuk mencari keterangan tentang mala awal gereja dari para saksi mata.
Maksud Penulisan. Lukas menulis untuk meyakinkan Teofilus bahwa "segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar" (Luk. 1:4). Teofilus mungkin adalah orang bukan Yahudi yang bertobat menjadi orang Kristen, dan Lukas menulis untuk memberikan kepadanya banyak pengetahuan tentang asal mula Kekristenan ketimbang yang sudah dimilikinya. Termasuk di dalamnya ialah kisah tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus ("Injil"), serta pendirian dan perluasan gereja.
Sesungguhnya, Lukas bukan menulis sejarah gereja, mula-mula. Ini tidak berarti bahwa narasi yang dikisahkan Lukas bersifat tidak sejarah atau tidak sesuai dengan kejadian sesungguhnya. Sekalipun demikian, tugas seorang "sejarawan" ialah menyajikan narasi yang komprehensif mengenai semua peristiwa penting. Jelas hal ini bukan yang diusahakan oleh Lukas. Dia tidak menyebutkan apa-apa mengenai jemaat-jemaat yang ada di Galilea (Kis. 9:31) atau tentang penginjilan atas Mesir dan Roma. Kisahnya bukanlah kisah mengenai para rasul, sebab hanya tiga dari dua belas murid Yesus yang muncul di dalam narasi yang dikisahkannya - yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes; dan dua tokoh yang disebutkan belakangan itu hanya disebutkan secara sekilas saja. Kitab ini merupakan Kisah mengenai Petrus dan Paulus. Lagi pula, Petrus praktis hilang dari ceritera setelah pertobatan Kornelius, dan kita dibiarkan bertanya-tanya apa yang selanjutnya terjadi dengan rasul ini. Demikian pula, Lukas tidak menjelaskan tentang munculnya para tua-tua di dalam gereja (11:30), tentang bagaimana Yakobus dapat memperoleh kedudukan sebagai pemimpin gereja di Yerusalem (15:13), tentang apa yang dilakukan Paulus di Tarsus sesudah pertobatannya (9:30; lihat 11:25), dan tentang banyak masalah sejarah lainnya. Di samping itu, Lukas melampaui beberapa peristiwa dengan kata-kata yang sedikit (18:19-23), tetapi mengisahkan peristiwa lainnya dengan panjang lebar (21:17-26:32). Dengan kata lain. Lukas mengisahkan ceritera, bukan menulis "sejarah." Kisah yang disajikannya ialah garis besar utama penyebaran gereja dari Yerusalem ke Roma melalui Samaria, Antiokhia. Asia dan Eropa: dan di dalam kisah ini hanya Petrus dan Paulus yang memainkan peranan menentukan. Pelayanan para rasul di tempat lain di dunia bagian timur tidak penting bagi Lukas.
Dua tema melandasi kisah penyebaran ini: penolakan Injil oleh orang-orang Yahudi dan penerimaannya oleh orang-orang bukan Yahudi: serta sikap terhadap gereja mula-mula oleh para pejabat lokal dan pejabat di Roma. Dengan demikian, di dalam karya Lukas yang terdiri atas dua kitab (Injil Lukas dan Kisah Para Rasul) itu maksud utamanya ialah menjelaskan kepada Teofilus bagaimana Injil yang dibuka dengan janji pemulihan kerajaan bagi orang Israel (1:32, 33) berakhir dengan gereja orang bukan Yahudi di Roma yang berbeda dengan Yudaisme.
Selanjutnya, Yudaisme merupakan agama yang diakui oleh Roma. Persekutuan agama baru yang muncul dalam Yudaisme dan toh tidak sekadar merupakan suatu sekte dalam agama yang lebih lama itu menerima pengakuan yang sama dari pemerintah Roma seperti halnya Yudaisme. Dengan demikian gereja Kristen berdiri di wilayah Romawi sebagai sebuah agama sah yang berbeda dengan Yudaisme.
Kisah Para Rasul dan Surat-surat. Masalah terbesar sepanjang sejarah penelaahan kitab Kisah Para Rasul telah mencemaskan kelayakannya untuk dipercaya dibandingkan dengan surat-surat Paulus. Lukas tidak mengacu kepada surat-surat Paulus, dan tidak selalu mudah untuk menghubungkan gerakan-gerakan Paulus - sebagaimana tercermin di dalam surat-suratnya - dengan catatan Lukas. Masalah terbesar itu ialah: Bagaimana rangkaian peristiwa dalam Galatia 1:16-2:10 dapat dihubungkan dengan narasi sajian Lukas? Para pakar yang sama-sama hebat telah berpendapat bahwa kunjungan dalam Galatia 2:1-10 mengacu kepada (a) kunjungan akibat bencana kelaparan dalam Kisah Para Rasul 11:27-30 dan (b) kunjungan untuk sidang dalam Kisah Para Rasul 15. Banyak pakar beranggapan bahwa narasi dalam Kisah Para Rasul kalah apabila dibandingkan dengan surat-surat.
Aspek kedua dari masalah ini ialah kontras yang terdapat di antara gambaran tentang Paulus dalam kitab ini dengan gambaran yang disajikan di dalam surat-surat misionaris ini sendiri. Paulus yang disajikan Kisah Para Rasul tampaknya merupakan tokoh yang luwes dan berkelakuan baik yang bersedia untuk memperlunak prinsip-prinsipnya demi kelayakan (lihat 16:3; 21:26); sedangkan Paulus yang digambarkan dalam surat-surat adalah seorang tokoh kaku yang keyakinannya tidak dapat diubah sedikitpun (Gal. 1:8; 2:3). Peneliti khusus Alkitab dari kelompok Tubingen yang lebih tua membangun teori mereka tentang sejarah gereja primitif berdasarkan dugaan adanya pertentangan antara agama Kristen Paulus dengan agama Kristen Yudaistik, dan mereka berpendapat bahwa kitab Kisah Para Rasul mencerminkan tahap yang kemudian dalam sejarah konflik tersebut, yaitu ketika tercapai perpaduan di antara kedua pandangan yang bertentangan ini.
Jelas tidak mungkin kita membahas masalah-masalah ini secara rinci, tetapi semua masalah tersebut ada di latar belakang setiap usaha untuk mempelajari kitab ini dan sering kali secara langsung mempengaruhi penafsirannya.
Wycliffe: Kisah Para Rasul (Garis Besar) GARIS BESAR KISAH PARA RASUL
PENDIRIAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA
I. Permulaan Gereja (1:1-2:47)
A. Persiapan: pelayanan pasca-kebangki...
GARIS BESAR KISAH PARA RASUL
PENDIRIAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA
- I. Permulaan Gereja (1:1-2:47)
- A. Persiapan: pelayanan pasca-kebangkitan dan kenaikan Yesus (1:1-14)
- B. Pemilihan Matias (1:15-26)
- C. Kedatangan Roh Kudus (2:1-4)
- D. Kehidupan gereja mula-mula (2:42-47)
- II. Gereja di Yerusalem (3:1-5:42)
- A. Mukjizat dan khotbah yang khas (3:1-26)
- B. Perlawanan pertama dari pada pemimpin Yahudi (4:1-37)
- C. Kematian Ananias dan Safira (5:1-16)
- D. Perlawanan kedua dari para pemimpin Yahudi (5:17-42)
- III. Perluasan Gereja di Palestina Melalui Perserakan (6:1-12:25)
- A. Pemilihan tujuh diaken (6:1-7)
- B. Peristiwa perserakan: Pelayanan dan kematian Stefanus sebagai martir (6:8-8:3)
- C. Injil di Samaria (8:4-25)
- D. Pertobatan sida-sida Etiopia (8:26-40)
- E. Pertobatan Saulus (9:1-31)
- F. Pelayanan Petrus di Palestina dan orang-orang bertobat pertama dari bangsa bukan Yahudi (9:32-11:18)
- G. Pendirian gereja yang bukan Yahudi di Antiokhia (11:19-30)
- H. Penganiayaan oleh Herodes Agripa (12:1-25)
- IV. Perluasan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (13:1-27:17)
- A. Misi pertama, Galatia (13:1-14:28)
- B. Persoalan di gereja bukan Yahudi dan sidang di Yerusalem (15:1-35)
- C. Misi kedua, Asia Kecil dan Eropa (15:36-18:22)
- D. Misi ketiga, Asia Kecil dan Eropa (18:23-21:17)
- V. Perluasan Gereja di Roma (21:18-28:31)
- A. Injil ditolak oleh Yerusalem (21:18-26:32)
- B. Injil diterima di Roma (27:1-28:31)
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)