Teks -- 1 Samuel 12:16 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Sam 12:7-18
Full Life: 1Sam 12:7-18 - BERHAKIM DI HADAPAN TUHAN.
Nas : 1Sam 12:7-18
Samuel menyatakan hati seorang nabi sejati dengan memohon bangsa
Israel untuk tetap setia kepada Allah dan perintah-perintah-Nya...
Nas : 1Sam 12:7-18
Samuel menyatakan hati seorang nabi sejati dengan memohon bangsa Israel untuk tetap setia kepada Allah dan perintah-perintah-Nya. Samuel sendiri tetap setia kepada Allah dan maksud-Nya sepanjang hidupnya serta tidak pernah menyimpang dari integritas, tugas, atau amanat pribadi yang semula (ayat 1Sam 12:3-5; 2:35).
Jerusalem -> 1Sam 8:1--12:25; 1Sam 12:1-25
Jerusalem: 1Sam 8:1--12:25 - -- Kisah tentang terbentuknya pemerintahan berupa kerajaan di Israel ini memberitakan sebuah kejadian yang memutuskan perjanjian di Silo sudah hancur dan...
Kisah tentang terbentuknya pemerintahan berupa kerajaan di Israel ini memberitakan sebuah kejadian yang memutuskan perjanjian di Silo sudah hancur dan persatuan bangsa terancam oleh karena tekanan dari pihak orang Filistin semakin menghebat. Dengan mengulang tawaran yang pernah disampaikan kepada Gideon, Hak 8:22 dst, dan percobaan yang diadakan Abimelekh, Hak 9:1 dst, sebagian dari bangsa Israel menurut seorang raja "seperti ada pada bangsa-bangsa lain", padahal sebagian lainnya menentang usul itu karena berpendapat bahwa Tuhan sendiri, satu-satunya Penguasa di Israel, akan membangkitkan pemimpin-pemimpin manakala diperlukan, seperti dahulu diperbuatNya pada zaman para hakim. Tetapi kurang tepat kiranya berkata tentang "Kisah yang berhaluan anti-monarki" (dari kalangan mereka yang melawan lembaga kerajaan), (bab 1Sa 8; 10:17-24; 12)dan tentang "Kisah yang berhaluan monarki" (dari kalangan pendukung lembaga kerajaan), 1Sa 9:1-10:16:11. Memang ada dua macam tradisi yang berasal dari dua tempat kudus. Tetapi kedua tradisi itu sehaluan mengenai peranan kenegaraan dan keagamaan Samuel. Adapun jasa Samuel yang terbesar adalah: Ia memenangkan suatu lembaga kerajaan yang mempertahankan hak-hak Allah atas bangsa Israel. Cita-cita itu tercapai dalam pemerintahan Daud, setelah usaha Saul mengalami kegagalan. Kepercayaan Daud yang luhur berhasil mempersatukan segikeagamaan dan segi keduniaan yang ada pada lembaga kerajaan di Israel. Sebagai negara Daud tidak melalaikan kewajibannya sebagai orang yang diurapi Tuhan. Selanjutnya cita-cita itu tidak lagi tercapai oleh para pengganti Daud dalam jabatan raja. Maka Daudlah yang tetap lambang raja di masa mendatang, ialah "Orang yang diurapi oleh Tuhan", Mesias. Melalui Dialah Allah mengerjakan keselamatan umatNya.
Jerusalem: 1Sam 12:1-25 - -- Dengan wejangan perpisahan Samuel ini boleh dibandingkan wejangan perpisahan Musa, Ula 12:29-30, dan wejangan perpisahan Yosua, Yos 23. Pada awal tiap...
Dengan wejangan perpisahan Samuel ini boleh dibandingkan wejangan perpisahan Musa, Ula 12:29-30, dan wejangan perpisahan Yosua, Yos 23. Pada awal tiap-tiap tahap baru dalam sejarah - perebutan negeri Kanaan, zaman para Hakim, zaman para raja - seorang tokoh besar mengenangkan karya Allah di masa yang lampau dan menjanjikan pertolonganNya di masa mendatang, asal saja umat tetap setia. Dalam hal Musa dan Yosua wejangan itu berkaitan dengan pembaharuan perjanjian. Ula 31; Yos 24. Ini juga tersirat dalam wejangan Samuel, 1Sa 12:7-15. Tempatnya wejangan itu diucapkan rupanya Gilgal, seperti dalam 1Sa 11:15.
Ende -> 1Sam 12:1-25
Ende: 1Sam 12:1-25 - -- meneruskan 1Sa 10:17-24. Sjemuel sekali lagi muntjul
sebagai pelawan keradjaan.
meneruskan 1Sa 10:17-24. Sjemuel sekali lagi muntjul sebagai pelawan keradjaan.
Ref. Silang FULL -> 1Sam 12:16
Ref. Silang FULL: 1Sam 12:16 - tinggallah berdiri // dan lihatlah · tinggallah berdiri: Kel 14:14; Kel 14:14
· dan lihatlah: Kel 14:13; Kel 14:13
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Sam 12:16-25
Matthew Henry: 1Sam 12:16-25 - Samuel Memohon Guruh dan Hujan; Samuel Menguatkan dan Menghibur Israel Samuel Memohon Guruh dan Hujan; Samuel Menguatkan dan Menghibur Israel (12:16-25)
Dua hal yang menjadi tujuan Samuel di sini:
I. Untuk mengi...
Samuel Memohon Guruh dan Hujan; Samuel Menguatkan dan Menghibur Israel (12:16-25)
- Dua hal yang menjadi tujuan Samuel di sini:
- I. Untuk menginsafkan umat Israel dari dosa mereka dalam menginginkan seorang raja. Mereka sekarang bersukacita di hadapan TUHAN bersama raja mereka (11:15), dan mempersembahkan kepada Allah korban puji-pujian, yang mereka harapkan untuk diterima oleh Allah. Hal ini mungkin membuat mereka berpikir bahwa tidak ada masalah dalam meminta seorang raja, melainkan mereka akan baik-baik saja dengan hal tersebut. Oleh karena itu, Samuel di sini menyalahkan mereka berdosa dengan permintaan itu, sebagai kejahatan, besar kejahatan yang telah kamu lakukan itu di mata TUHAN. Perhatikanlah, kendati kita memperoleh kekayaan dan keberhasilan dengan cara dosa, janganlah kita berpikir karena telah mendapat perkenanan-Nya. Mereka memiliki seorang raja, dan jika mereka berperilaku baik, maka raja mereka dapat menjadi suatu berkat yang sangat besar bagi mereka, tetapi Samuel mengajak mereka memahami dan melihat bahwa besar kejahatan mereka dalam meminta seorang raja. Janganlah kita berpikir sesuatu yang tidak disenangi Allah itu baik-baik saja, sekalipun tampaknya Ia tersenyum dengan hal itu. Amatilah,
- 1. Ungkapan ketidaksenangan Allah terhadap permintaan mereka akan seorang raja. Ketika Samuel mengatakan permohonannya, Allah pun mengirimkan guruh dan hujan yang menakjubkan kepada mereka, pada suatu musim dalam tahun itu di negeri tersebut, dan hal seperti itu tidak pernah dilihat atau diketahui sebelumnya (ay. 16-18). Guruh dan hujan memiliki sebab alamiah dan terkadang dampak yang mengerikan. Namun Samuel memperlihatkan bahwa guruh dan hujan saat itu dirancangkan khusus oleh kuasa Allah yang berdaulat secara sengaja untuk menginsafkan mereka, bahwa mereka telah melakukan kejahatan yang sangat besar dalam menginginkan seorang raja. Tidak hanya oleh kemunculannya pada waktu yang tidak biasa, pada musim menuai gandum, dan terjadi di siang hari yang sangat cerah, ketika tidak ada tanda-tanda yang terlihat mata akan datangnya guruh, tetapi dengan pemberitahuan oleh Samuel terlebih dahulu. Seandainya datang guruh dan hujan pada waktu Samuel sedang berbicara dengan mereka, maka mungkin ia dapat menggunakannya untuk menyadarkan dan menginsafkan mereka, seperti halnya kita di dalam perkara yang serupa. Namun, supaya tampak jelas bahwa guruh dan hujan terjadi sebagai suatu mujizat, maka
- (1) Samuel mengatakannya kepada mereka terlebih dahulu (ay. 16-17): Sekarang tinggallah berdiri dan lihatlah perkara yang besar. Ia sebelumnya juga telah meminta mereka untuk berdiri dan mendengar (ay. 7). Tetapi, karena dia tidak melihat bahwa ajakannya itu memengaruhi mereka, betapa bodoh dan tertutupnya pikiran mereka, maka sekarang dia meminta mereka berdiri dan melihat. Jika apa yang dikatakannya dengan bunyi angin sepoi-sepoi basa (KJV: dengan suara yang lembut) tidak dapat mencapai hati mereka, atau pengajarannya hanya jatuh seperti embun, maka sekarang mereka akan mendengar Allah berbicara langsung kepada mereka dalam dentuman guruh dan hujan deras dari kekuatan-Nya. Samuel memohon hal ini sebagai tanda: “Aku akan berseru kepada TUHAN, supaya Ia memberikan guruh dan hujan, akan mengirimkannya sekarang juga, untuk meneguhkan perkataan hamba-Nya ini. Dan juga untuk membuat matamu melihat bahwa aku berkata sungguh-sungguh ketika aku memberi tahu kamu bahwa Allah sangat marah terhadap engkau, karena meminta seorang raja.” Dan kejadian tersebut membuktikan bahwa Samuel sungguh benar-benar seorang nabi yang sejati. Tanda dan keajaiban sungguh terjadi.
- (2) Ia memohon hal itu kepada Allah. Samuel berseru kepada Allah, dan, dalam menjawab doanya, bahkan sementara dia sedang memohon, TUHAN memberikan pada hari itu guruh dan hujan. Dengan kejadian ini Samuel menjadikan jelas, tidak hanya betapa kuatnya pengaruh Allah atas bumi ini, sehingga Ia sanggup, dalam sekejap dan tiba-tiba, ketika tidak ada penyebab alamiah bekerja, menghasilkan guruh dan hujan yang mengerikan ini, membawanya keluar dari perbendaharaan-Nya (Mzm. 135:7), tetapi juga betapa kuatnya kepentingan Samuel di sorga, sehingga TUHAN mau mendengarkan permohonan seorang manusia (Yos. 10:14) dan menjawabnya dalam persembunyian guntur (Mzm. 81:8). Samuel, sang putra doa tersebut, masih tetap terkenal karena keberhasilannya di dalam doa. Nah, melalui guruh dan hujan yang luar biasa yang dikirim pada kesempatan ini,
- [1] Allah menegaskan ketidaksenangan-Nya terhadap mereka dengan cara yang sama yang telah ditunjukkan-Nya sebelumnya, dan juga dalam menjawab doa Samuel, dalam melawan orang-orang Filistin. TUHAN mengguntur dengan bunyi yang hebat (7:10). Sekarang ketika Israel memberontak, dan mendukakan Roh Kudus-Nya, Ia berubah menjadi musuh mereka, dan berperang melawan mereka dengan senjata yang sama, yang telah digunakan-Nya belum lama ini ketika melawan para musuh mereka (Yes. 63:10).
- [2] Allah menunjukkan kepada mereka kebodohan mereka dalam menginginkan seorang raja untuk menyelamatkan mereka, dan bukannya menginginkan Allah atau Samuel. Mereka bodoh dalam menjanjikan keselamatan bagi diri mereka sendiri dengan lebih bersandar pada tangan manusia daripada tangan Allah atau dari kuasa doa. Dapatkah raja mereka mengguntur dengan suara seperti Allah? (Ayb. 40:4, KJV). Dapatkah pemimpin mereka memerintahkan kekuatan demikian seperti yang dilakukan sang nabi dengan doa-doanya?
- [3] Allah menyatakan kepada mereka bahwa tidak peduli betapa tenang dan makmurnya keadaan mereka setelah memiliki seorang raja, seperti cuaca di musim menuai gandum, namun, jika Allah mau, Ia sanggup dengan segera mengubah wajah langit mereka, dan menyiksa mereka dengan angin topan-Nya, seperti yang diucapkan pemazmur.
- 2. Pengaruh yang ditimbulkan oleh kejadian ini pada umat. Kejadian tersebut sangat mengejutkan mereka.
- (1) Sangat takutlah seluruh bangsa itu kepada TUHAN dan kepada Samuel. Kendati ketika mereka memiliki seorang raja mereka siap berpikir hanya takut kepadanya saja, Allah membuat mereka tahu bahwa Ia lebih dahsyat (KJV: Ia sangat ditakuti ) dan para nabi-Nya juga demikian demi nama-Nya. Kini mereka bersukacita karena raja mereka, tetapi Allah mengajar mereka untuk bersukacita dengan takut dan gentar.
- (2) Mereka mengakui dosa dan kebodohan mereka dalam menginginkan seorang raja: kami menambah dosa kami dengan kejahatan ini (ay. 19). Sebagian orang tidak akan disadarkan akan dosa mereka hanya dengan cara yang lebih halus daripada badai dan guruh. Samuel tidak mendapatkan pengakuan ini dari mereka sebelum perkaranya ditetapkan dan raja diteguhkan, supaya jangan sampai kelihatan seakan-akan dia yang merancangkan semuanya untuk menegakkan diri sendiri sebagai kepala pemerintahan dan bukannya untuk membawa mereka kepada pertobatan. Sekarang mereka membujuk diri mereka sendiri, sampai orang mendapati kesalahan mereka dan membencinya (Mzm. 36:3).
- (3) Mereka sungguh-sungguh memohon doa Samuel (ay. 19): “Berdoalah untuk hamba-hambamu ini kepada TUHAN, Allahmu, supaya jangan kami mati. Mereka telah menyadari bahaya yang akan menimpa mereka karena murka Allah, dan tidak dapat berharap bahwa Ia akan mendengarkan doa-doa mereka, dan karena itu mereka memohon dengan sangat supaya Samuel berdoa bagi mereka. Sekarang mereka melihat, mereka sangat memerlukan dia, padahal beberapa waktu lalu mereka meremehkannya. Demikianlah, banyak yang tidak suka Kristus menjadi raja, tetapi senang memohon-Nya untuk menjadi perantara bagi mereka, untuk menyingkirkan murka Allah. Dan waktunya akan tiba ketika orang-orang yang telah mencemooh dan meremehkan mereka yang pendoa akan menghargai doa-doa mereka, dan memohon doa restu mereka. Mereka berkata, “Berdoalah kepada TUHAN, Allahmu. Kami tidak tahu bagaimana memanggil Dia menjadi milik kami, tetapi, jika engkau mendapat perhatian di mata-Nya, panjatkanlah doa bagi kami.”
- II. Samuel bertujuan untuk meneguhkan bangsa Israel supaya tetap berpaut dalam agama kepercayaan mereka, dan mendorong mereka untuk selamanya berpaut kepada TUHAN. Khotbah Samuel di sini sangat mirip dengan punya Yosua, dalam Yosua 23:1 dan 24:1.
- 1. Samuel tidak ingin bahwa kengerian dari TUHAN akan menimbulkan ketakutan mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari Dia. Kengerian dari Allah dimaksudkan untuk menimbulkan ketakutan mereka kepada Dia sehingga mendekat diri kepada Dia (ay. 20): “Jangan takut; memang kamu telah melakukan segala kejahatan ini, dan kendati Allah murka kepadamu, tetapi janganlah berhenti beribadah kepada-Nya, atau berhenti mengikuti TUHAN.” Jangan takut, yaitu, “jangan putus asa, jangan takut dengan tercengang, cuaca akan cerah sesudah badai. Jangan takut. Sebab, kendati Allah mengernyitkan dahi kepada umat-Nya, Dia tetap tidak akan meninggalkan mereka (ay. 22), sebab nama-Nya yang besar. Maka janganlah engkau meninggalkan Dia.” Setiap pelanggaran dalam kovenan, meskipun hal tersebut tidak menyenangkan TUHAN, tidak akan membuang kita keluar dari kovenan, dan karenanya janganlah hardikan Allah menjauhkan kita dari pengharapan kita akan belas kasih-Nya. Keteguhan pilihan untuk mengikuti Allah terjadi oleh tingkat kebebasan dalam memilih. Karena itu kita dapat berharap Dia tidak akan meninggalkan umat-Nya, sebab TUHAN berkenan untuk membuat kamu menjadi umat-Nya. Seandainya Ia telah memilih engkau karena perbuatan baikmu, maka kita boleh takut Dia akan membuang kita karena perbuatan kita yang jahat. Tetapi, dengan memilih kita demi nama-Nya, maka demi nama-Nya pula Dia tidak akan meninggalkan kita.
- 2. Ia memperingatkan mereka terhadap penyembahan berhala: “Janganlah menyimpang dari Allah dan dari menyembah Dia” (ay. 20-21). “Sebab jika engkau menyimpang dari Allah, kepada siapa pun engkau berpaling, engkau akan mendapati hal itu sebagai hal yang sia-sia, yang tidak akan pernah dapat memenuhi harapanmu, melainkan akan dengan pasti menipu engkau apabila engkau menaruh percaya kepadanya. Itu hanyalah buluh yang patah, sebuah kolam yang bocor.” Berhala tidak dapat memberi keuntungan kepada orang yang mencarinya dalam kekurangan mereka, atau melepaskan mereka yang mencarinya di dalam kesulitan mereka, sebab semua berhala adalah kesia-siaan, dan bukan tidak ada apa-apanya seperti kelihatannya. Tidak ada, apa-apanya, berhala di dunia (1Kor. 8:4).
- 3. Samuel menghibur mereka dengan jaminan, bahwa Allah akan terus memperhatikan dan memelihara dan mereka (ay. 23). Mereka memohon Samuel berdoa untuk mereka (ay. 19). Ia dapat saja berkata, “Pergilah kepada Saul, raja yang telah engkau ambil untuk menggantikanku,” dan mintalah dia untuk berdoa bagimu. Akan tetapi, sangat jauhlah dia dari memarahi mereka, sekalipun mereka tidak menghargainya. Malahan, dia menjanjikan kepada mereka jauh lebih besar daripada yang mereka minta.
- (1) Mereka memohon bantuan kepadanya. Ia berjanji melakukannya sebagai kewajibannya dan sama sekali tidak berpikir untuk mengabaikannya. Berdoalah! katanya, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu. Perhatikanlah, adalah suatu dosa kepada Allah untuk tidak berdoa bagi Israel milik Allah, terutama bagi orang-orang yang berada di bawah pelayanan kita: dan seorang yang baik takut berbuat salah dengan mengabaikan kewajibannya.
- (2) Mereka meminta dia untuk berdoa bagi mereka pada saat ini, untuk masalah ini, tetapi dia berjanji untuk terus berdoa bagi mereka dan tidak akan berhenti selama dia hidup. Aturan kita adalah tetaplah berdoa. Kita berdosa jika kita tidak berdoa, dan secara khusus jika kita berhenti berdoa bagi jemaat.
- (3) Mereka memohon kepadanya untuk berdoa bagi mereka, tetapi dia menjanjikan untuk melakukan lebih banyak bagi mereka, tidak hanya berdoa bagi mereka, tetapi juga mengajar mereka. Meskipun mereka tidak bersedia untuk berada di bawah pemerintahannya sebagai seorang hakim, dia tidak akan mengingkari kewajibannya sebagai seorang nabi untuk mengajari mereka. Mereka boleh yakin, bahwa tidak ada lain yang akan dia ajarkan selain jalan yang baik dan lurus. Dan jalan yang lurus itu pastilah jalan yang baik. Jalan kewajiban adalah jalan kesukaan dan keberkahan.
- 4. Samuel mengakhiri pembicaraannya dengan nasihat kepada mereka untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah dan hidup saleh (ay. 24-25). Keharusan besar yang ditekankan kepada kita di sini adalah untuk takut akan TUHAN. Ia berkata sebelumnya (ay. 20), “Jangan takut seperti seorang budak,” tetapi di sini, “Takutlah akan TUHAN, dengan ketakutan karena kasih, karena mengasihi Tuhan.” Sebagai hasil dan bukti dari rasa takut kepada Tuhan, layanilah Dia dengan beribadah kepada-Nya dan hiduplah dalam kesalehan, dalam kebenaran dan ketulusan, dan bukan hanya supaya dilihat orang atau di bibir belaka, melainkan dengan hatimu, dengan segenap hatimu, bukan dengan berpura-pura atau dengan hati yang mendua. Dan dua alasan yang ditekankan adalah:
- (1) Bahwa mereka terikat dalam perasaan syukur untuk beribadah kepada Allah, dengan mengingat betapa besarnya hal-hal yang dilakukan-Nya di antara mereka, untuk mengikat mereka selamanya supaya beribadah kepada-Nya.
- (2) Bahwa mereka terikat dalam kepentingan untuk beribadah kepada Dia, dengan mengingat betapa hebatnya hal-hal yang akan dilakukan-Nya untuk melawan mereka jika mereka masih tetap melakukan hal-hal yang jahat: ”Kamu akan dilenyapkan oleh berbagai penghukuman Allah, baik kamu maupun rajamu itu yang engkau bangga-banggakan dan andalkan itu, tetapi yang akan menjadi suatu berkat bagimu jika engkau tetap berpaut kepada Allah.” Jadi, seperti seorang penjaga menara yang setia, Ia telah memberi mereka peringatan, dan bahkan mengorbankan nyawa-Nya sendiri.
SH: 1Sam 12:1-25 - Kerjasama pemimpin mengayomi. (Kamis, 4 Desember 1997) Kerjasama pemimpin mengayomi.
Meski Saul sudah diurapi sebagai raja, Samuel masih meneruskan tugas sebagai hakim, nabi dan imam. Saul disiapkan dan d...
Kerjasama pemimpin mengayomi.
Meski Saul sudah diurapi sebagai raja, Samuel masih meneruskan tugas sebagai hakim, nabi dan imam. Saul disiapkan dan dilatih untuk tugas militer dan politik, yang memperhatikan keamanan semua suku Israel (ayat 7:15" context="true">7:15). Kedua pemimpin itu saling mengerti dan bekerja sama harmonis sehingga dapat berbagi tugas dengan baik. Demikianlah kepemimpinan yang mengayomi rakyat. Samuel tetap menjalani tugas kenabian, mengawasi kepemimpinan agar Saul tidak menyimpang dari jalan Tuhan.
Takut akan Tuhan. Pemimpin akan menjalankan tugasnya dengan baik bila takut akan Tuhan. Hal itu terjadi bukan karena didikte, ataupun ancaman. Takut akan Tuhan adalah sikap yang lahir dari kesadaran akan kedahsyatan Allah dan kesukaan untuk tunduk, mengakui kebesaran-Nya atas hidup dan kepemimpinan seseorang. Takut akan Tuhan diungkapkan dalam ibadah, dengar-dengaran firman, dan berpegang pada segala ketetapan Tuhan. Samuel membimbing Saul kepada sikap penting itu, terutama melalui teladan hidupnya (ayat 12:1-5" context="true">1-5).
Renungkan: Pada masa kini makin sedikit yang takut akan Tuhan. Kepemimpinan Kristen yang sungguh takut akan Tuhan adalah kebutuhan mendesak!
Doa: Sesuai
SH: 1Sam 12:1-25 - Memimpin sampai akhir (Senin, 23 Juni 2008) Memimpin sampai akhir
Tidak banyak pemimpin yang mengakhiri kepemimpinannya dengan baik.
Ada yang jatuh di tengah jalan karena ambisi pribadi, ...
Memimpin sampai akhir
Tidak banyak pemimpin yang mengakhiri kepemimpinannya dengan baik. Ada yang jatuh di tengah jalan karena ambisi pribadi, ada pula yang jadi gila kuasa sehingga tidak mau turun, meski sudah waktunya.
Era hakim-hakim berakhir dan era kerajaan dimulai. Samuel sudah menghantar umat Israel sesuai dengan panggilannya sebagai hakim dan nabi. Saul sudah diterima dan dilantik sebagai raja. Berikutnya kepemimpinan Samuel akan dilanjutkan oleh Raja Saul. Bentuk dan cara kepemimpinan pasti berbeda, tetapi hal-hal esensial harus sama.
Pertama, kepemimpinan Samuel bersih dari ambisi dan kepentingan pribadi (ayat 3-5). Maka Saul dan setiap pemimpin harus menyadari godaan besar untuk menyelewengkan kuasa dan otoritas yang mereka miliki. Kedua, kepemimpinan Samuel berpusat kepada Tuhan. Tuhan adalah Pemimpin Utama (ayat 7-17). Samuel menegaskan dan mengajarkan bahwa umat Tuhan harus setia dan taat, hanya kepada Tuhan. Walaupun Tuhan memberikan raja sesuai permintaan mereka, kesetiaan utama tetap ditujukan kepada Tuhan. Bahkan raja pun harus tunduk kepada Dia (ayat 14). Ketiga, kepemimpinan Samuel didasarkan pada keadilan dan kebenaran Allah, juga pada belas kasih dan kesetiaan-Nya (ayat 20-25). Memang umat berdosa ketika meminta raja, tetapi saat mereka mengakui dan menyesali dosa, Tuhan mengampuni dan memulihkan.
Dalam beberapa hal, kepemimpinan Saul memiliki kualitas seperti yang ditunjukkan Samuel. Namun itu baru permulaan. Masih harus diuji, apakah Saul sukses sampai akhir.
Godaan untuk menyelewengkan otoritas dan kuasa yang dipercayakan kepada kita, sangat besar. Juga tak sedikit oknum pemerintahan, masyarakat, gereja, maupun rumah tangga, yang kacau karena kepemimpinan yang tidak konsisten dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Bila kita menjadi pemimpin, berilah diri kita dipimpin oleh Tuhan lebih dulu. Bila kita tidak dalam posisi pemimpin, dukunglah para pemimpin kita, salah satunya dengan doa.
SH: 1Sam 12:1-25 - Tak sempurna, tetapi diperkenan Tuhan (Sabtu, 10 Mei 2014) Tak sempurna, tetapi diperkenan Tuhan
Hidup Samuel tidak sempurna. Seperti anak-anak Imam Eli yang jahat (2:12-17, 29), anak-anak Samuel "mengejar la...
Tak sempurna, tetapi diperkenan Tuhan
Hidup Samuel tidak sempurna. Seperti anak-anak Imam Eli yang jahat (2:12-17, 29), anak-anak Samuel "mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan" (8:3). Berbeda dengan Eli yang ditolak Tuhan (2:30-36), Samuel tetap hidup berkenan kepada Tuhan. Ia menjaga hidupnya bersih di hadapan Tuhan dan umat, menjadi teladan (4), pendoa syafaat, dan setia mengajar umat (23-24).
Perikop hari ini diawali dengan kesaksian umat atas kehidupan Samuel menjelang akhir masa pelayanannya, saat ia akan undur diri. Seumur hidupnya hingga saat itu Samuel terus hidup di bawah sorotan publik. Semua orang bisa melihat bagaimana Samuel menjalani hidup yang berintegritas. Walaupun Tuhan bisa memakai siapa saja, tetapi kehidupan Samuel yang bersih dan berintegritas memberikan keleluasaan baginya untuk menjadi pemimpin yang efektif bagi Tuhan. Kita menyaksikan bagaimana dengan singkat, gamblang, dan efektif, Samuel dapat menuturkan pengalaman hidup bangsa Israel dan menyodorkan kepada mereka kenyataan bahwa mereka telah berdosa kepada Tuhan. Tuhan pun menunjukkan kepada umat bahwa Ia berkenan kepada Samuel dengan memberikan tanda alam yang anomalis (18).
Umat Israel masih memiliki kepekaan terhadap kebenaran firman Tuhan sehingga mereka mudah dinasihati oleh Samuel (19). Tuhan juga berbelaskasihan kepada umat-Nya yang penuh kelemahan. Yang penting mereka sadar dosa, bertobat, dan mau menundukkan diri sepenuhnya kepada Tuhan (24). Samuel sendiri, walau secara formal sudah menyelesaikan pelayanannya, tetap peduli dan mendoakan mereka agar hidup sungguh-sungguh berkenan kepada Tuhan (23).
Seperti Samuel, kita tidak sempurna. Banyak kelemahan kita yang bisa menjatuhkan kita atau merusak kesaksian kita akan Tuhan. Akan tetapi, anugerah dan penyertaan-Nya akan memampukan kita menjalani hidup berintegritas. Sehingga kita pun dapat mengakhiri pelayanan kita dengan gemilang di hadapan Tuhan dan menjadi teladan bagi sesama.
SH: 1Sam 12:1-25 - Tuhan Tetap Terutama (Rabu, 14 Agustus 2019) Tuhan Tetap Terutama
Sering kali, ketika ada sosok hebat muncul, orang hanya terfokus pada sosok tersebut, lalu disanjung dan dipuji, tidak lagi meli...
Tuhan Tetap Terutama
Sering kali, ketika ada sosok hebat muncul, orang hanya terfokus pada sosok tersebut, lalu disanjung dan dipuji, tidak lagi melihat kelemahannya.
Samuel mengingatkan Israel bahwa, meskipun mereka telah memiliki raja, namun harus tetap ingat bahwa hanya Allahlah yang patut dipuji dan disembah. Umat harus senantiasa takut akan Allah, beribadah kepada-Nya, mendengarkan Firman-Nya dan tidak menentang titah-Nya (12:14, 20, 24). Demikian pula, raja Israel harus melakukan hal yang sama bersama umat.
Pesan ini diulang Samuel sampai tiga kali, karena bangsa Israel dalam sejarah perjalanannya, sering kali mudah tergoda untuk menyembah ilah-ilah lain. Samuel kembali memaparkan pengalaman-pengalaman pahit ketika umat melupakan Allah. Ia juga bercerita tentang segala perbuatan yang dikerjakan Allah kepada umat saat itu dan kepada nenek moyang mereka. Semua itu menyadarkan umat Israel bahwa hanya Allah yang terutama. Raja pun berada di bawah kuasa Allah. Jangan tergoda untuk menganggap raja sebagai Allah!
Melalui nas ini, kita diingatkan agar tetap menempatkan Allah sebagai yang terutama. Di sekitar kita begitu banyak godaan yang dapat menarik kita untuk menjauh dari Allah dan menempatkan-Nya menjadi yang kedua. Godaan bisa datang tanpa kita sadari. Godaan bisa juga muncul dari kekaguman yang berlebihan terhadap seseorang, sehingga kita menjadi lebih memuja orang tersebut, dibandingkan Allah.
Marilah kita waspada terhadap segala godaan tersebut. Allah tetaplah yang utama. Dialah Penguasa satu-satunya di bumi dan di surga. Manusia tetaplah manusia. Sehebat apa pun dia, ia tetaplah manusia yang punya kekurangan. Hanya Allahlah yang Empunya kesempurnaan. Waspadalah terhadap godaan-godaan. Lawanlah godaan dengan kekuatan yang dari Allah karena hanya Dialah sumber kekuatan kita!
Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk melawan godaan menduakan-Mu. Mampukan kami setia dan mengutamakan-Mu dalam kehidupan kami yang pendek ini. [MH]
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kerajaan Teokratis
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Di PL Ibrani, 1 dan ...
Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kerajaan Teokratis
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Di PL Ibrani, 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Keduanya diberi nama menurut nabi Samuel, tokoh yang sangat dihormati sebagai seorang pemimpin rohani Israel yang tangguh dan yang dipakai Allah untuk mengatur kerajaan teokratis. 1 Samuel meliputi hampir seratus tahun sejarah Israel -- dari kelahiran Samuel hingga wafatnya Saul (sekitar 1105-1010 SM) -- dan merupakan mata rantai sejarah yang utama di antara masa para hakim dengan raja Israel yang pertama. 2 Samuel terutama membahas raja Daud sedangkan 1 Samuel meliput tiga peralihan utama dalam kepemimpinan nasional: dari Eli ke Samuel, dari Samuel ke Saul, dan dari Saul ke Daud.
Masalah kepenulisan mencakup 1 dan 2 Samuel sebagai satu karya tunggal. Karena sebagian 1 Samuel dan seluruh 2 Samuel ditulis setelah kematiannya, Samuel hanya menjadi salah satu penulis penyumbang (bd. 1Sam 10:25). Karya terakhir ditulis oleh seorang sejarahwan dan nabi yang terilham yang memakai beberapa sumber, termasuk catatan-catatan Samuel (bd. 2Sam 1:18; 1Taw 27:24; 1Taw 29:29); identitas sejarahwan terilham ini tidak kita kenal. Kemungkinan besar kitab ini diselesaikan tidak lama sesudah tahun 930 SM, karena 1 Samuel tampaknya menunjuk kepada pecahnya kerajaan (1Sam 27:6) dan 2 Samuel berakhir dengan hari-hari terakhir Daud.
Tujuan
1 Samuel menguraikan titik peralihan yang kritis dalam sejarah Israel dari kepemimpinan para hakim kepada pemerintahan seorang raja. Kitab ini menyatakan ketegangan di antara pengharapan bangsa itu akan seorang raja (seorang pemimpin yang lalim, "seperti pada segala bangsa-bangsa lain," 1Sam 8:5) dan pola teokratis Allah, dengan Allah sebagai Raja mereka. Kitab ini menunjukkan dengan jelas bahwa ketidaktaatan Saul dan pelanggarannya terhadap tuntutan-tuntutan teokratis jabatannya membuat Allah menolak dan menggantikannya sebagai raja.
Survai
Isi 1 Samuel berfokus pada tiga pemimpin penting nasional: Samuel, Saul, dan Daud.
- (1) Samuel adalah hakim terakhir dan yang pertama memegang jabatan nabi (sekalipun dia bukan nabi yang pertama, bd. Ul 34:10; Hak 4:4). Sebagai seorang yang amat saleh dan berkarunia nubuat, Samuel
- (a) dengan bijaksana memimpin Israel kepada kebangunan ibadah yang sejati (pasal 7; 1Sam 7:1-17),
- (b) meletakkan landasan yang memberikan para nabi kedudukan yang layak di Israel (1Sam 19:20; bd. Kis 3:24; Kis 13:20; Ibr 11:32), dan
- (c) dengan jelas mendirikan kerajaan itu sebagai suatu kerajaan teokratis (1Sam 15:1,12,28; 1Sam 16:1). Pentingnya Samuel sebagai pemimpin rohani umat Allah selama masa perubahan besar dalam sejarah Israel digolongkan sebagai nomor dua setelah pentingnya Musa pada masa keluaran.
- (2) Saul menjadi raja pertama Israel karena bangsa itu menuntut seorang raja "seperti pada segala bangsa-bangsa lain" (1Sam 8:5,20). Saul dengan cepat menunjukkan bahwa secara rohani ia tidak cocok untuk memangku jabatan teokratis itu; karena itu dia kemudian ditolak oleh Allah (pasal 13, 15; 1Sam 13:1-22; 1Sam 15:1-35).
- (3) Daud, pilihan berikutnya untuk mewakili Allah sebagai raja, diurapi oleh Samuel (pasal 16; 1Sam 16:1-23). Daud menolak untuk merebut takhta Saul dengan kekerasan atau pemberontakan melainkan menyerahkan kenaikan pangkatnya kepada Allah. Sebagian besar pasal 19-30 (1Sam 19:1--30:31) menguraikan baik pelarian Daud dari Saul yang iri secara membabi buta maupun kesabaran Daud dalam menantikan Allah untuk bertindak pada waktu yang ditentukan-Nya. Kitab ini diakhiri dengan kematian Saul yang menyedihkan (pasal 31; 1Sam 31:1-13).
Ciri-ciri Khas
Enam ciri utama menandai 1 Samuel.
- (1) Kitab ini dengan jelas menyajikan standar-standar kudus Allah bagi kerajaan Israel. Para raja Israel harus menjadi pemimpin yang tunduk kepada Allah selaku Raja sesungguhnya atas bangsa itu, menaati hukum-hukum-Nya dan membiarkan dirinya dibimbing dan ditegur oleh penyataan-Nya melalui para nabi.
- (2) Kitab ini mencatat dasar bagi permulaan pentingnya jabatan nabi di Israel sebagai sederajat secara rohani dengan jabatan imam. Kitab ini memuat beberapa rujukan pertama dalam PL kepada sekelompok nabi (1Sam 10:5; 1Sam 19:18-24).
- (3) Pertama Samuel menekankan pentingnya doa dan kuasanya (1Sam 1:10-28; 1Sam 2:1-10; 1Sam 7:5-10; 1Sam 8:5-6; 1Sam 9:15; 1Sam 12:19-23), Firman Allah (1Sam 1:23; 1Sam 9:27; 1Sam 15:1,10,23), dan Roh nubuat (1Sam 2:27-36; 1Sam 3:20; 1Sam 10:6,10; 1Sam 19:20-24; 1Sam 28:6).
- (4) Kitab ini berisi informasi biografis yang kaya dan wawasan mengenai tiga pemimpin penting Israel -- Samuel (pasal 1-7; 1Sam 1:1--7:17), Saul (pasal 8-31; 1Sam 8:1--31:13), dan Daud (pasal 16-31; 1Sam 16:1--31:13).
- (5) Kitab ini penuh dengan kisah-kisah Alkitab yang terkenal, misalnya Allah berbicara kepada Samuel muda (pasal 3; 1Sam 3:1-21), Daud dan Goliat (pasal 17; 1Sam 17:1-58), Daud dan Yonatan (pasal 18-20; 1Sam 18:1--20:43), iri hati dan ketakutan Saul akan Daud (pasal 18-30; 1Sam 18:1--30:31), dan Saul serta perempuan pemanggil arwah di En-Dor (pasal 28; 1Sam 28:1-25).
- (6) Kitab ini merupakan sumber dari istilah-istilah yang sering kali dipakai: "Ikabod" yang artinya "tanpa kemuliaan," karena "telah lenyap kemuliaan dari Israel" (1Sam 4:21); "Eben-Haezer" yang artinya "batu pertolongan," karena "Sampai di sini Tuhan menolong kita" (1Sam 7:12); dan "Hidup raja!" (1Sam 10:24). Kitab ini juga merupakan kitab PL pertama yang memakai istilah "Tuhan semesta alam" (mis. 1Sam 1:3).
Penggenapan dalam Perjanjian Baru
1 Samuel mencatat dua lambang kenabian tentang pelayanan Yesus sebagai nabi, imam, dan raja.
- (1) Sebagai nabi dan imam yang menjadi wakil utama Allah kepada Israel, Samuel melambangkan pelayanan Yesus yang sebagai nabi dan imam menjadi wakil terutama Allah kepada Israel.
- (2) Daud -- lahir di Betlehem, seorang gembala dan raja yang diurapi Allah dan yang mengabdi kepada maksud-maksud Allah bagi angkatannya (Kis 13:36) -- menjadi lambang utama PL dan pendahulu raja Mesias Israel. PB menyebut Yesus Kristus sebagai "Anak Daud" (mis. Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 21:9), "keturunan Daud" (Rom 1:3), dan "tunas, yaitu keturunan Daud" (Wahy 22:16).
Full Life: 1 Samuel (Garis Besar) Garis Besar
I. Samuel: Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin Israel
(1Sam 1:1-8:22)
A. Kelahiran Seorang Nabi yang Menja...
Garis Besar
- I. Samuel: Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin Israel
(1Sam 1:1-8:22) - A. Kelahiran Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin
(1Sam 1:1-2:11) - 1. Kesusahan dan Permohonan Hana
(1Sam 1:1-18) - 2. Putra Hana yang Menjadi Nabi
(1Sam 1:19-28) - 3. Nyanyian Hana yang Bersifat Nubuat
(1Sam 2:1-11) - B. Keburukan Kepemimpinan yang Lama
(1Sam 2:12-36) - C. Peralihan dari Eli ke Samuel
(1Sam 3:1-6:21) - 1. Panggilan Samuel Sebagai Nabi
(1Sam 3:1-21) - 2. Hukuman atas Keluarga dan Pelayanan Eli
(1Sam 4:1-22) - 3. Tabut Dirampas dan Dikembalikan
(1Sam 5:1-6:21) - D. Kebangunan Rohani di Bawah Pimpinan Samuel
(1Sam 7:1-17) - E. Israel Menuntut Seorang Raja
(1Sam 8:1-22) - 1. Israel Menolak Putra-Putra Samuel Sebagai Pemimpin
(1Sam 8:1-5) - 2. Israel Menolak Allah sebagai Raja
(1Sam 8:6-22) - II. Saul: Raja Pertama Israel
(1Sam 9:1-15:35) - A. Peralihan dari Samuel ke Saul
(1Sam 9:1-12:25) - 1. Pemilihan Saul
(1Sam 9:1-27) - 2. Samuel Mengurapi Saul
(1Sam 10:1-27) - 3. Kemenangan Saul atas Orang Amon
(1Sam 11:1-11) - 4. Samuel Membaharui Jabatan Raja di Gilgal
(1Sam 11:12-15) - 5. Amanat Perpisahan Samuel
(1Sam 12:1-25) - B. Pemerintahan-Saul yang Mula-Mula
(1Sam 13:1-15:35) - 1. Peperangan dan Kebodohan Saul
(1Sam 13:1-14:52) - 2. Ketidaktaatan dan Penolakan Saul
(1Sam 15:1-35) - III.Daud: Penantian Orang yang Diurapi
(1Sam 16:1-31:13) - A. Samuel Mengurapi Daud
(1Sam 16:1-13) - B. Allah Mengangkat Roh-Nya dari Saul
(1Sam 16:14-23) - C. Daud Bertempur Melawan Goliat
(1Sam 17:1-58) - D. Daud di Istana Saul
(1Sam 18:1-19:17) - 1. Daud dan Yonatan
(1Sam 18:1-4) - 2. Daud Melayani Saul
(1Sam 18:5-16) - 3. Daud Menikahi Mikhal
(1Sam 18:17-28) - 4. Saul Takut akan Daud dan Berusaha Membunuhnya
(1Sam 18:29-19:17) - E. Daud Dalam Pengasingan
(1Sam 19:18-31:13) - 1. Daud dengan Samuel
(1Sam 19:18-24) - 2. Daud Dilindungi Yonatan
(1Sam 20:1-42) - 3. Daud Dibantu Imam Ahimelekh
(1Sam 21:1-9) - 4. Daud di Gat
(1Sam 21:10-15) - 5. Sejumlah Orang Buangan Berpihak Kepada Daud
(1Sam 22:1-26:25) - 6. Daud Bersembunyi di Filistia
(1Sam 27:1-30:31) - 7. Kematian Saul
(1Sam 31:1-13)
Matthew Henry: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Kitab ini beserta kitab yang mengikutinya membawa nama Samuel sebagai judul, bukan karena Samuel adalah penulisnya (walau begitu banyak isi kedua k...
- Kitab ini beserta kitab yang mengikutinya membawa nama Samuel sebagai judul, bukan karena Samuel adalah penulisnya (walau begitu banyak isi kedua kitab ini terjadi pada masa hidupnya, sampai pasal kedua puluh lima dari kitab pertama, di mana kita mendapati catatan mengenai kematiannya), tetapi karena kitab pertama berisi catatan lengkap tentang dirinya, kelahiran dan masa kecilnya, hidup dan kepemimpinannya. Kisah selebihnya dalam dua kitab yang diberi namanya itu mengandung sejarah pemerintahan Saul dan Daud, yang diurapi olehnya. Kemudian, oleh karena sejarah kedua raja tersebut mengisi sebagian besar dua kitab ini, Alkitab Vulgata Latin menamainya sebagai Kitab Satu dan Dua Raja-raja, dan dua kitab yang mengikutinya sebagai Tiga dan Empat Raja-raja, yang di dalam judul dalam Alkitab berbahasa Inggris diberi keterangan sebagai berikut: disebut juga Kitab Satu Raja-raja, dst. Alkitab Septuaginta menyebut kitab ini sebagai Kitab Satu dan Dua Kerajaan. Meski sia-sia saja memperdebatkan perbedaan nama ini, tidak ada alasan untuk menyimpang dari prinsip kebenaran yang tertulis dalam bahasa Ibrani. Kedua kitab ini, selain mengandung riwayat dua hakim yang terakhir, Eli dan Samuel, yang bukanlah para prajurit perang seperti hakim-hakim lain, tetapi adalah para imam dan kisah mereka yang sungguh bernas menjadi pelengkap Kitab Hakim-hakim, juga mengandung riwayat dua raja pertama, yaitu Saul dan Daud, dan kisah mereka yang sungguh bernas menjadi pembuka riwayat raja-raja. Kedua Kitab Samuel ini mengandung sebagian besar sejarah kudus bangsa Israel, yang kadang-kadang dirujuk dalam Perjanjian Baru, dan kerap kali disebutkan dalam judul-judul mazmur Daud, yang apabila ditempatkan menurut urutannya, akan terlihat jelas terdapat di dalam kedua kitab ini. Tidaklah jelas siapa penulis kedia kitab ini. Ada kemungkinan Samuel yang menulis riwayat yang terjadi pada masa hidupnya, dan setelah dia, beberapa nabi yang ada bersama Daud, Natan kemungkinan termasuk di dalamnya, melanjutkan penulisannya. Kitab 1 Samuel mengisahkan kepada kita catatan lengkap dari kejatuhan imam Eli dan kemunculan Samuel serta kepemimpinannya yang luhur (ps. 1-8), mengenai pengunduran diri Samuel dari pemerintahan Israel serta kemunculan Saul dan kepemimpinannya yang buruk (ps. 9-15), pemilihan Daud, pergumulannya dengan Saul, kehancuran Saul pada akhirnya, dan terbukanya jalan menuju takhta bagi Daud (ps. 16-31). Semua ini dituliskan untuk menjadi pelajaran bagi kita.
Ende: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan
dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi...
SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi maupun gaja-bahasanja, meskipun pelbagai bagiannja mempunjai tjoraknja sendiri. Tradisi Hibrani kuno djuga selalu memandangnja sebagai suatu kesatuan. Didalam terdjemahan Junani (k.l. th. 250 sebelum Mas.) kitab tadi dibagi djadi dua bagian jang hampir sama tebalnja, dan agaknja melulu karena alasan2 praktis. Baru dalam abad ke-15 Mas. pembagian itu dimasukkan kedalam naskah Hibrani.
Tambahan pula terdjemahan Junani mempertalikan erat2 kitab Sjemuel itu dengan kedua Radja2. Keseluruhannja dinamakan: "Kitab2 keradjaan2" atau "pemerintahan2", dan di-bagi2" djadi empat djilid tersendiri. Ini diikuti oleh terdjemahan Latin (Vulgata), meskipun Hironimus sendiri mengenal nama Hibraninja dan memakainja sebagai djudul kedua. Tetapi nama "keradjaan2" diubahnja djadi nama jang lebih tepat, jakni Radja2. Hingga sekarang tradisi ini masih diikuti, sehingga kitab2 itu dikutip sebagai: I dan II Radja2 (=I dan II Sjemuel, menurut tradisi Hibrani) dan III dan IV Radja2 (=I dan II Radja 2 menurut kebiasaan umum Hibrani. Terdjemahan2 modern pada umumnja mengikuti kebiasaan Hibrani, hal mana diikuti pula dalam terdjemahan ini.
Nama "kitab2 Sjemuel" ini lebih menurut tradisi daripada tepat. Betul, beberapa lama adalah pendapat Jahudi, jang berdasarkan salah tafsir dari I Twr. 29,29, bahwasanja Sjemuel mendjadi pengarangnja. Tetapi hal ini tidak dapat diterima bagi suatu kitab, jang untuk sebagian besar mentjeritakan kedjadian2 jang terdjadi lama sesudah Sjemuel meninggal. Sjemuelpun bukan tokoh terpenting didalam kitab ini, sehingga kitab tadi boleh diberi namanja, sebagaimana halnja dengan kitab Josjua. Dawud djauh lebih penting didalam kitab ini. Boleh djadi nama Sjemuel dipakai, karena nama Daud sudah dibubuhkan selaku pengarang pada kitab Masmur, sedangkan nama Sjaul, radja jang sudah ditolak itu, tidak dapat digunakan untuk djudul bagi sebuah kitab jang sutji.
Tjeritera kitab Sjemuel muat laporan fragmentaris mengenai periodos, jang berlangsung dari djaman para Hakim -- Sjemuel sendiri diutarakan sebagai jang terachir dari para Hakim, -- sampai dengan achir hidup Dawud, jang kematiannja baru ditjeriterakan dalam I Radja2 (1-2). Kemarian Dawud serta penggantiannja oleh Sulaiman djatuh kira2 dalam tahun 970 seb. Mas. Berdasarkan keterangan2 dari kitab itu sendiri, maka lahirnja Sjemuel pada awal kitab itu, pada masa keimaman 'Eli, djatuh kira2 dalam th. 1070 seb Mas. Dengan demikian kitab Sjemuel melingkupi l.k. satu abad dari sedjarah Israil.
Sedjarah politik dalam abad, jang merupakan latarbelakang kitab Sjemuel itu, agak katjau, namun amat penting djuga bagi perkembangan umat Allah. Daripada kekatjauan besar didjaman para Hakim, waktu suku2 Israil berpidjak tetap ditanah Kanaan masing2 suku berdiri sendiri dengan tiada kesatuan sedikitpun, selain keasatuan keigaman, berkembanglah didjaman jang baru itu suatu negara kesatuan dibawah pimpinan seorang radja. Perubahan susunan pemerintahan ini, jang dari segi kenegaraan merupakan suatu kemadjuan jang njata, terdjadi karena pengaruh pelbagai faktor dari luar. Faktor jang terutama ialah antjaman dahsjat dari pihak orang2 Felesjet, jang malaham membahayakan hidup Israil. Adapun orang-2 Felesjet itu suatu bangsa jang berasal dari Asia Depan. Setelah beberapa kali gagal usahanja untuk menetap dinegeri Mesir, bangsa itu berhasil berpidjak tetap dipantai Palestina, (nama Palestina berasal dari nama orang2 "Felesjet") dimana mereka mendirikan sedjumlah kota kerajaan jang tjukup kuat. Dari Pantai mereka masuk kepedalaman, dimana tak dapat tidak mereka berbentrok dengan suku2 Israil, jang baru menduduki tanah itu, dan itupun belum seluruhnja. Dengan banjak susah pajah suku2 jang masih primitif itu dapat bertahan terhadap orang2 Felesjet jang gagah perkasa dan diorganisir dengan baik itu. Kitab Sjemuel mulai dengan masa perang mati2an itu sedang hebat2nja. Orang2 Felesjet sudah djauh masuknja dan sudah menduduki sebagian besar dari tanah itu dan menaklukkan penduduknja. Terhadap bahaja itu suku Israil membutuhkan persatuan jang kokoh dibawah pimpinan pemerintahan pusat. Dimasa itu pula bangsa2 tetangga Israil jaitu Edom, Moab dan Aram mendirikikan keradjaan2 nasional dan mendapat kekuatan jang tak terkenal hingga itu dari organisasi pemerintahan jang baru. Tidak mengherankan, kalau Israil dipengaruhi djuga oleh tjontoh2 itu (I Sjem.8,5.19.20), meskipun kejakinan keigamannja ikut menentukan susunan keradjaan itu. Israilpun mengorganisir negerinja djadi suatu keradjaan.
Gagasan jang sungguh baru itu diwujudkan setjara lambat-laun, kendati djalannja tjukup tjepat djuga. Dan itupun tidak berdjalan tanpa oposisi, lebih-lebih dari kalangan2 keigaman, jang berdasarkan pendapat keigaman mereka, sukar menerima keradjaan itu. Langkah pertama diambil karena tekanan dari pihak orang2 'Amon, jang memusuhi mereka. Sebagaimana dahulu halnja dengan para Hakim, demikianpun sekarang seorang petani muda dihinggapi langsung oleh roh Allah, untuk menjelamatkan bangsanja. Kalau dulu para Hakim setelah memperoleh kemenangan, segera kembali lagi kepekerdjaannja, dan persatuan sementara dari suku lenjap lagi, maka kali ini Sjaul diproklamir sebagai radja setjara definitif oleh Rakjat, bahkan dengan persetudjuan pihak oposisi, jang diwakili oleh Sjemuel dan jang tidak dapat mentjegah perkembangan itu lagi.
Usaha jang pertama itu menemui kegagalan. Sungguhpun Sjaul berhasil memukul mundur orang2 Felesjet beberapa waktu lamanja dan memperoleh kemenangan2 jang gemilang dalam perang-tanding jang perwira dan dalam pertempuran2 umum, namun ia se-kali2 tidak berhasil mematahkan kekuasaan mereka atau sedikit2nja membatasinja. Lagi pula oposisi dari kalangan2 keigaman bertambah kuat. Achirnja didalam pertempuran jang hebat dipegunungan Gilboa' Israil menderita kekalahan dan Sjaul serta putera2-nja menemui adjalnja. Keadaan politik Israil pada achir pemerintahan Sjaul tidak banjak bedanja dengan keadaan waktu ia mulai tampil kemuka (I Sjem.31).
Namun demikian, Israil tidak mau melepaskan lagi gagasan keradjaan. Suku2 di Utara memaklumkan Isjabaal, putera Sjaul, mendjadi radja, sedangkan Juda menerima seorang pemimpin gerombolan jang populer, jaitu Dawud, sebagai radjanja. (II Sjem. 2,1-10) Kedua keradjaan itu bermusuhan. Tetapi setelah Isjabaal dilikwidir, Dawud berhasil mendapat pengakuan dari semua suku. Persatuan dibawah satu radja dipulihkan. Tetapi tetapla monarchi-rangkap, dan antar ke-dua2nja tiada ikatan dalam jang sesungguhnja.
Kali ini keradjaan berhasil. Dawud tampak sebagai orang jang saleh, sehingga ia berhasil merebut hati pihak oposisi dari kalangan keigaman, untuk menerima kenjataan itu. Ia adalah seorang politikus jang tjerdik, jang tahu membatasi persaingan antar-suku. Ia membuat ibu-kota politik jang baru di Jerusjalem, jang djuga dijadikannja pusat keigamaan jang terpenting; hal mana sudah semestinjalah didalam suasana, dimana negara dan agama dipertalikan dengan amat eratnja. Kantong2 terachir penduduk aseli Kena'an, jang sedikit banjak berdiri sendiri2, diasimilasikan dengan bangsa Israil oleh Dawud. Dengan membentuk angkatan perang jang tetap, jang dapat digunakan sebagai inti didalam mobilisasi umum, Dawud melengkapi keradjaannja dengan alat pertahanan jang kuat, jang disegani pula diluarnegeri. A.l. berkat alat pertahanan jang kuat itu Dawud mentjatat hasil2 jang gemilang dalam politik luarnegerinja. Orang2 Felesjet ditundukkan secara definitif dan sebagian dari wilajah diduduki Dawud, sehingga peranan mereka digantikan samasekali oleh orang2 bani Israil. Sedjumlah negeri tetangga ditaklukkannja dan wilajahnja sendiri sangat diperluas karenanja, sehingga keradjaannja tidak hanja luas, tetapi djuga dikelilingi dengan serentetan negeri2 taklukan, jang melindungi wilajah keradjaannja sendiri. Dibawah pimpinan Dawud Israil mendjadi keradjaan nasional, jang djuga termasjhur didunia internasional. sungguh suatu masa kedjajaan, jang tidak pernah ditjapai lagi sesudah itu. Perkembangan dimungkinkan pula, karena negara2 besar pada waktu itu tidak dapat mengembangkan kekuasaannja. Asjur baru sadja muntjul dan belum merentjanakan perebutan kekuasaan dinegeri2 jang djauh. Mesir terlalu lemah dedalam dan terlalu terbagi, untuk dapat menuntuk hak-haknja jang kuno atas Palestina. Demikianlah Israil karena kearifan Dawud dan karena keadaan2 politik jang menguntungkan, mendjadi keradjaan jang kuat.
Tetapi mendjelang achir hidup Dawud, mulai kelihatanlah kelemahan2nja kedalam. Tjatjat jang terbesar terletak dalam persaingan antara Juda, suku dari Dawud, dan suku2 lainja. Dawud tidak pernah membuat kedua bagian keradjaan mendjadi suatu kesatuan jang kokoh. Keradjaannja tetap berbentuk monarchi rangkap. Kesatuannja hanja bersandar pada diri radja, dan oleh karena itu sangat bergantung dari ketjakapan dan populernja orang jang mendjadi radja. Dan kepopuleran Dawud diutara mengalami kemunduran dimasa pemerintahannja. Pemberontakan Absjalom mendapat pengikut2nja terutama dari suku2 diluar Juda (II Sjem.15), sedang Dawud hanja didukung oleh suku Juda dan daerah-daerah Transjordania (II Sjem. 17). Betul, Dawud berhasil menindas pemberontakan Absjalom serta kelandjutannja dalam pemberontakan seorang-orang dari suku Binjamin, tetapi api itu tidak pernah padam lagi. Sesudah kematian Sulaiman kesatuan Israil petjah setjara definitif, dan mendjadi dua keradjaan jang berdiri sendiri dan sering bermusuhan, tetapi benihnja sudah terdapat dalam masa kegemilangan Dawud (II Sjem.20,1; I Rdj. 12,16).
Latar belakang sedjarah ini lebih tersirat daripada tersurat dalam kitab Sjemuel. Kitab ini tidak begitu memperhatikan hal-ihwal keradjaan, melainkan perbuatan2 orang2 tertentu. Betul, tokoh2 itu memainkan peranan politik jang menentukan, namun lebih dilihat sebagai oknum daripada sebagai tokoh2 kenegaraan. Ada tiga tokoh, jang minta seluruh perhatian dan bahan2 tjeritera dikumpulkan sekitar ketiga tokoh itu, jaitu Sjemuel, Sjaul dan Dawud. Tetapi djelaslah, bahwa Dawud merupakan tokoh jang utama, sedang Sjemuel dan Sjaul dipakai sebagai persiapan dan pendahuluan, dan chususnja Sjaul djuga sebagai kontras terhadap tokoh jang utama. Djelas pula, bahwa kitab ini terbagi atas tiga rangkaian tjerita2 disekitar ketiga tokoh ini; dibubuhi pula dengan tambahan2 mengenai tokoh utama jang menghentikan djalannja tjerita, sampai itu disambung lagi dalam kitab I Radja2.
Bagian pertama (I Sjem 1-7) menjadjikan beberapa keterangan tentang diri Sjemuel. Sebagai akibat dari doa jang dikabulkan, ia dilahirkan dari wanita jang mandul dimasa imam-agung 'Eli. Akan tanda sjukur, maka kanak2 itu dibaktikan kepada ibadah Jahwe dikuilNja di Sjilo, dimana terdapat peti perdjandjian. Disana ia mendapat panggilan sebagai nabi dan memaklumkan kebiasaan keturunan 'Eli, jang anak-anaknja melanggar peraturan2 Jahwe. Hukuman itu dilaksanakan didalam perang dengan orang2 Felesjet. Orang2 Felesjet mengalahkan Israil,d an merampas peti perdjandjian dan menewaskan kedua anak 'Eli. 'Eli sendiri mati mendadak karena ketjelakaan. Kemudian hal-ihwal peti perdjandjian di-tengah2 orang2 Felesjet ditjeritakan. Karena malapetaka, jang rupa2nja ditimpakan atas diri mereka karena peti perdjandjian itu, terpaksalah orang2 Felesjet mengembalikannja ketanahnja jang aseli, jaitu Israil. Jahwe senantiasa nampak lebih kuat daripada dewa2 Felesjet. Achirnja peti perdjandjian itu sampai ke Kirjat-je'arim, kerena Silo agaknja sudah dihantjurkan. Baru kemudian (II Sjem.6) kisah mengenai peti perdjandjian itu dilandjutkan. Bagian pertama ditutup dengan ichtisar tentang kegiatan Sjemuel.
Bagian kedua (ISjem 8-15) dipusatkan pada tokoh Sjaul. Pada achir hidupnja Sjemuel dengan berat hati meluluskan tuntunan rakjat untuk seorang radja. Dengan diam2 ia mengurapi seorang anak petani, jaitu Sjaul, djadi radja Israil jang akan datang. Sjaul bertindak tegas lawan orang2 'Amon. Sesudah itu ia diakui dengan resmi oelh seluruh rakjat sebagai radja jang umum. Sjemuel mengundurkan diri. Dengan hasil jang gemilang Sjaul dengan putera mahkotanja, Jonatan, memerangi orang2 Felesjet. Tetapi Sjaul berlaku kurang setimbang, dan kadang2 terlalu tegas. Berhubung dengan tindakannja terhadap orang2 'Amalek serta radjanja dan ke-sewenang2annja, maka ia berbentrok dengan Sjemuel, bahkan dengan Jahwe sendiri. Ia ditolak sebagai radja.
Bagian ketiga (I Sjem. 16 - II Sjem.1) menjadjikan serentetan tjerita tentang muntjulnja Dawud dan binasanja Sjaul. Dengan diam2 Dawud diurapi Sjemuel djadi radja jang akan menggantikan Sjaul. Dawud bekerdja pada Saul sebagai biduan, tetapi djuga tampil sebagai pemimpin pertempuran jang tjakap dan pedjuang jang berani. Mula2 ia diperlakukan baik2 oleh Sjaul.Tetapi hasil2nja jang gemilang dalam pertempuran dan bertambah populernja menimbulkan tjemburu dan tjuriga pada Sjaul, jang lalu memandangnja sebagai saingan berat bagi tachtanja. Beberapa kali ia, setjara lansung atau tak langsung, mentjoba melenjapkan Dawud, sementara ia sendiri dihinggapi kemurungan, jang makin lama makin mendjadi penjakit. Pertjobaan2nja tidak berhasil. Achirnja Dawud terpaksa melarikan diri, dengan bantuan sahabat karibnja, putera-mahkota Jonatan sendiri. Dawud lolos kegurun, dimana ia mengembara sebagai pemimpin gerombolan. Tetapi disanapun ia di-tjari2 djuga oleh Sjaul, kendati Dawud menundjukkan djuga, bahwa ia tahu menghormati orang urapan Jahwe, dan tidak mau menewaskannja. Terpaksa Dawud menggabungkan diri dengan musuh kawakan Israil, jakni orang2 Felesjet. Tetapi dengan ketjerdikannja jang luarbiasa Dawud pandai bersiasat, untuk tidak melakukan sesuatu jang merugikan kaum sebangsanja dan tidak menguntungkan bagi orang2 Felesjet. Waktu peperangan berketjamuk lagi antara orang2 Felesjet dengan Israil, tjuriga pemimpin2 Felesjet menghalangi, Dawud menepati kewadjibannja sebagai sekutu untuk bertempur bersama2 dengan radja Felesjet lawan bangsanja sendiri. Ketika Dawud berada ditempat lain, terdjadilah pertempuran hebat digunung Gilboa', dan Israil menderita kekalahan. Jonatan dan putera2 Sjaul lainnja gugur, sedang radja membunuh diri. Hukuman atas Sjaul sudah terlaksana dan djalan ketachta terbuka bagi Dawud.
Bagian jang keempat dan terachir (II Sjem.2-20) se-mata2 mengenai Dawud dan keluarganja. Dawud jang sudah popuker dimasa penerintahan Sjauld an mempunjai banjak pengikut di Juda, diakui sebagai radja oleh suku Juda. Ia menetap di Hebron. Berkat kegiatan panglima Abner, maka putera Sjaul mendjadi radja atas bagian terbesar dari Israil. Tetapi kekuatan Isjba'al makin lama makin ter- petjah2 dan pasukannja menderita kekalahan jang hebat di Gibe'on. Karena perselisihan dengan Abner maka kedudukannja sangat terdjepit. Abner mengadakan perundingan dengan Dawud dan mendapat dukungan dari hampir seluruh wilajah Isjba'al. Abner dibunuh oleh Joab, panglima dari Dawud, dengan alasan jang tjurang. Alasannja ialah bela darah, karena Abner telah menewaskan seorang saudara Joab didalam pertempuran. Hampir pada waktu jang sama Isja'baal dibunuh dengan tjara jang kotor. Sedjenak kedudukan Dawud terantjam. Tetapi dengan mendjauhkan diri dengan terang2an dari kedua pembunuhan itu, ia berhasil mendapat dukungan terus dari pengikut2nja dikalangan suku2 Israil. Disanapun ia diakui sebagai radja.
Dawud merebut Jerusjalem dari tangan penduduk aseli dan memindahkan kedudukannja kesana. Peti perdjandjian dipindahkan ke ibukota jang baru. Hal ini mendatangkan berkah Jahwe kepadaNja dalam bentuk nubuat jang mulia oelh Natan, nabi Dawud, tentang abadinja keturunannja. Selintas-pintas lalu diutarakan ekspedisi2 Dawud. Hasilnja ialah diusirnja orang2 Flesjet dan perluasan wilajahnja. Beberapa bangsa tetangga ditaklukkan.
Pasal2 terachir dari bagian keempat ini muat kisah jang pandjang-lebar tentang drama jang terdjadi didalam keluarga Dawud. Kebesaran djiwanja dilukiskan dengan beberapa tjontoh. Tetapi sebaliknja, didalam rangka perang dengan orang2 'Amon, dikisahkan djuga, bagaimana Dawud berdjinah dengan isteri dari salah seorang perwiranja jang setiawan, jaitu Uria. Untuk menjembunjikan djinahnja dan untuk tetap memiliki Batsjeba', maka dengan tjara jang litjik ia menjuruh lenjapkan orang jang mendjadi perintang bagi pelampiasan hawa-nafsunja. Teguran2 nabi Natan menginsjafkan Dawud, sehingga ia bertobat dan bersedia menerima hukuman apapun dari tangan Jahwe. Batsjeba' kemudian melahirkan baginja Sulaiman, jang akan menggantikan dia sebagai radja.
Pelaksanaan hukuman itu terdjadi didalam keluargnja sendiri. Putera sulungnja, Amnon, memperkosa adik tirinja, Tamar. Sikap Dawud agak lemah terhadap kedjahatan ini. Absjalom, puteranja jang lain, membalas dendam sendiri atas adik kandungnja. Amnon dibunuh olehnja. Sesudah itu Absjalom melarikan diri terhadap murka bapaknja. Tetapi beberapa waktu kemudia radja Dawud, atas desakan panglima Joap, mengidjinkan Absalom kembali ke Jerusalem, meskipun ia tidak segera dimaafkan olehnja. Sekali lagi Joab bertjampur tangan. Meskipun alasan2 Joab dalam perkara ini tidak begitu djelas, namun ia berhasil memperdamaikan radja dengan puteranja.
Adapun Absalom mulai bersiasat. Teranglah ia berusaha merebut tachta kerajan. Dawud sgaknja kurang awas. Achirnja Absalom mempermaklumkan dirinja sebagai radja di Hebron, ibukota lama Dawud. Perebutan kekuasaan ini berhasil, karena pemerintahan Dawud agaknja diterima dengan tiada sukahati oleh suku2 diluar Juda, sehingga Absjalom mendapat dukungan kuat dari mereka. Dawud terpaksa lari dari Jerusjalem, hal mana ditjeritakan dengan pandjang lebar. Absjalom menduduki ibukota. Karena siasat salah seorang sahabat Dawud, pengedjaran ditunda, sehingga Dawud mendapat kesmepatan untuk mengerahkan pasukan jang besar didaerah Transjordania. Didalam pertempuran berikutnja Absajlom dan pengikut2nja menderita kekalahan. Absjalom sendiri dibunuh oleh Joab, ketika ia melarikan diri. Dukatjita Dawud waktu menerima kabar itu mengharukan, tetapi tidak pada tempatnja menurut Joab. Kembalinja Dawud ke Jerusjalem ditjeritakan sedjadjar dengan larinja dari sana. Karena pertikaian antara suku Juda dengan suku2 lainnja, maka pemberontakan berketjamuk lagi sedjenak. Joab, jang karena membunuh Absjalom kena murka radja, berhasil menindas pemberontakan itu, tetapi menggunakan kesempatan itu djuga untuk melenjapkan bekas-panglima dari Absjalom, jang ditundjuk Dawud untuk menggantikan Joab sendiri, dan untuk memaksakan dirinja kepada Dawud.
Pasal2 terachir (II Sjem. 21-24) terdiri atas beberapa tambahan, jang mengenai riwajat hidup Dawud, jang tidak mendapat tempatnja dalam kitab itu sendiri dan mungkin berasal dari sumber lain. Ditjeritakan bagaimana keturunan Sjaul ditumpas, hal mana dipandang hukuman atas ingkar sumpah Sjaul. Berikutlah ichtisar tentang pertempuran2 dengan kaum Felesjet dan dua sadjak jang ditaruh dalam mulut Dawud. Kemudian disusul dengan serentetan perbuatan2 kepahlawanan dari anggota2 pasukan pilihan Dawud dengan daftar nama pasukan pilihan itu. Achirnja suatu kisah tentang tjatjah-djiwa, jang diadakah Dawud tapi dihukum dengan wabah sampar. Sebuah mesbah didirikan oleh radja sebagai tanda sjukur atas berhentinja malapetaka itu, jaitu ditempat jang kemudian didirikan Bait Allah.
Namun kesemuanja itu didalam kitab Sjemuel tidak merupakan tjerita jang harmonis djalannja dan baik susunannja. Lebih tepat dikatakan suatu kumpulan tjerita2 jang tjoraknja berlainan dan berasal dari pelbagai sumber. Kitab Sjemuel tidak merupakan keseluruhan jang bulat, melainkan suatu kumpulan tjeritapendek2. Terutama dalam kitab jang pertama tjerita2 ini bertjorak sangat populer dan mirip dongengan rakjat. Beberapa dari antaranja menundjukkan pelbagai tradisi, jang sebagian bertentangan satu sama lain. Maka itu didalam kitab Sjemuel terdapat tidak sedikit tjerita jang sukar untuk diselaraskan, ataupun tjerita- rangkap tentang kedjadian jang satu dan sama djua, jang disampaikan dalam pelbagai bentuk dan oleh karenanja ditjeritakan dua kali. Si penghimpun sering mengambil tjerita2 tanpa banjak perubahan. Terdjemahan kami, entah dalam petundjuk2 ditepi halaman entah didalam tjatatan2 dibawah, kadang2 menundjukkan ketidak-selarasan itu, tetapi tidak semuanja disebutkan. Kisah pandjang tentang keluarga Dawud didalam kitab jang kedua merupakan kesatuan jang lebih besar, dan sudah barang tentu ditulis oleh orang, jang menjaksikan sendiri peristiwa2 itu. Si penghimpun tjerita2 dalam kitab Sjemuel hanja disana-sini sadja mentjoba selaraskan tjerita2 itu, dan djuga disana-sini sadja mengemukakan gagasan2nja sendiri serta tafsiran dari peristiwa2 itu dan mengolah sedikit-banjak bahan2 itu menurut pandangannja sendiri.
Kalau orang mengindahkan tjorak chas kitab ini, dengan sendirinja akan timbul pertanjaan mengenai kebenaran historisnja. singkatnja dapat dikatakan begini. Kebenaran historisnja pada umumnja dan dalam garis besarnja harus diterima, mengingat sangat kunonja bahan2 itu. Sebaliknja tjorak populer dari banjak tjeritanja itu adalah sedemikian rupa, hingga orang tidak dapat memperoleh kepastian sampai hal jang ketjil2, karena kesemuanja itu lebih dipakai sebagai hiasan dan pengungkapan daripada sebagai laporan saksama dari kedjadian2 jang njata, jang ditjeritakan dan lagi pengetahuan jang tepat tentang tokoh2, jang tampil kedepan. Tetapi mengenai hal jang ketjil2 tersendiri tidak dapat diperoleh kepastian jang besar. Itu tergantung dari tjorak chas tjerita2 itu sendiri.
Mengenai pertanjaan, bilamana kitab itu disusun, harus diberi djawaban jang agak berbelit. Sebab sebagaimana halnja dengan banjak kitab Perdjandjian Lama, kitab Sjemuelpun tidak terdjadi sekali djadi. Dapat dan harus diterima, bahwa kitab ini menurut keadaannja sekarang, telah terdjadi dari sedjumlah tjerita2 tersendiri, jang sudah dikumpulkan dalam kumpulan2 ketjil dan sudah tertulis pula. Daripadanjalah achirnja kitab jang sekarang ini disusun. Kadang2 sukarlah menentukan, bagian2 mana sudah ada sebagai kumpulan tersendiri; tetapi bahwasanja kumpulan2 itu ada sukarlah disangsikan. Lebih sukar lagi menentukan, bilamana kumpulan2 tjerita itu mendapat bentuk tertulisnja jang pertama; tetapi sudah teranglah, bahwa beberapa dari antaranya dari djaman kuno dan ditulis tak beberapa lama sesudah terdjadinja peristiwa2 itu sendiri. Dengan lebih saksama dapatlah ditetapkan, bila kitab ini mendapat bentuknja jang sekarang, lepas dari beberapa tambahan ketjil jang disisipkan sesudah kitab ini seluruhnja ada. Menurut pendapat umum para ahli, kitab ini sudah pasti disusun sebelum dynasti Dawud lenjap setjara definitif tahun 587 seb. Mas., karena penjusun kitab ini tidak mengetahui sedikitpun tentang kedjadian itu. Sebaliknja, kitab ini tentulah disusun sesudah perpisahan antara Juda dengan suku2 lainnja, kerena perpisahan itu ber-ulang2 diandaikan. Djadi kitab ini sebagai keseluruhan disusun sesudah perpisahan jang terdjadi pada kematian Sulaiman dalam tahun 931 seb. Mas. Karena didalam kitab ini, lebih2 didalam fasal2 jang ditambahkan oleh si penghimpun sendiri, terdjalin gagasan2 jang menundjukkan pembaharuan agama oleh Josjijahu dan kalangan2 dari kitab 'Ulangtutur, tentulah kitab ini disusun tak berapa lama sebelum pembuangan, djadi sekitar 580 seb.Mas.
Nama para pengarang dari tiap2 bagian maupun dari keseluruhan tidak dapat disebutkan dengan kepastian. Dan melihat terdjadinja kitab ini, maka lebih tepatlah orang berbitjara tentang penghimpun daripada pengarang kitab ini. Mana jang terdjadi bagian pribadi si penghimpun jang terachir, sukarlah ditentukan lebih landjut.
Tjorak keigaman kitab itu djelas. Kitab ini menjadjikan sedjarah bukannja demi untuk sedjarah, tetapi dari sudut keigamaan dan dengan maksud keigamaan, dan lebih memberikan tafsiran tentang sedjarah daripada laporan terperintji dari peristiwa2 politik. Gagasan pokok keigamaan jang mendjadi dasar karja itu seluruhnja ialah terpilihnja Israil. Israil adalah umat Allah, jang karena perdjadjian dengan Jahwe dipilih untuk merupakan keradjaanNja didunia. Kitab ini memberikan suatu kesan dari hal-ihwal keradjaan itu serta kesulitan2nja, hingga keradjaan itu mendapatkan perwudjudannja sementara didalam keradjaan Dawud. Pilihan ini dengan sjarat2nja serta tuntutan2nja dikonkretisir dalam tokoh2 tertentu. Nasib rakjat dan manusia bergantung dari tuntutan2nja. Semua tokoh penting dalam kitab ini dipandang dari sudut itu. 'Eli dan keturunannja adalah imam pilihan Jahwe. Tetapi karena ketidaksetiaan keturunannja akan perintah2 Allah, mereka disingkirkan dan dihukum. Akan gantinja dipilihlah imam-agung lain jang "setiawan". Sjemuel dilahirkan setjara adjaib dan dipilih langsung oleh Jahwe sendiri serta dipanggil mendjadi nabiNja dan pemimpin umatNja. Tetapi anak2 Sjemuel pun tidak setia djuga, sehingga pilihan itu tidak dilandjutkan dalam diri mereka. Sjaul dipanggil dimasa jang amat sulit, untuk mewujudkan keradjaan Jahwe didalam bentuk jang baru, jaitu bentuk keradjaan. Ia adalah radja pilihan, tetapi bukan radja jang berdiri sendiri, jang dapat menentukan sendiri apa jang hendak dilakukannja. Sebaliknja ia hanja mendjadi wakil dari radja Israil jang sesungguhnja, jaitu Jahwe. Sjaul tidak tetap setia. Ia mengutamakan kehendak rakjat diatas kehendak Jahwe, se-akan2 ia radja dan atas kerelaan rakjat, bukannja atas kerelaan Jahwe. Dari sebab itu ia disingkirkan dan Jahwe mentjari penggantinja, jang akan tetap setia kepada kedudukannja sebagai radja thokratis. Dalam diri radja Dawud terwudjud pula keradjaan Allah, meskipun dalam bentuk sementara Dawud adalah seorang manusia, jang berdosa berat, tetapi radja itu tidak pernah lupa, bahwa ia hanja wakil dari Jahwe, jang harus mendengarkan suaraNja, untuk sungguh2 mendjadi radja Israil. Karena pengakuan dari pihak Dawud ini, maka sekali lagi pilihan Jahwe mendjadi kenjataan. Keturunan Dawud seluruhnja dipilih untuk mendjadi wakil dari Allah pada umatNja. Pandangan2 djauh jang besar dimasa jang datang dibukakan; pandangan2 itu menudju keperwudjudan jang terachir dan sempurna dari Keradjaan Allah didunia. Seluruh Perdjadjian Baru penuh dengan penghargaan jang dipertalikan pada keturunan Dawud, untuk menundjukkan bagaimana kesemuanja itu terpenuhi dalam Jesus Kristus, Putera Dawud.
Disamping gagasan jang fundamentil dan mendjadi alas kesemuanja itu, kitab Sjemuel ini sungguh amat kaja akan gagasan2 keigamaan jang luhur, jang djuga terdapat ditempat lain didalam Perdjandjian Lama, dalam bentuk ini atau bentuk itu.
Djika orang ingin menilaikan kitab Sjemuel, djuga sebagai orang Kristen, maka haruslah kitab itu dibatja dengan semangat, jang mendjadi sikap hati si pengarang kitab itu, jaitu dengan sikap hati keigamaan. Betul, kitab Sjemuel penuh dengan tjerita2 jang tegang dan kadang2 menggunakan seni-tjerita jang djitu. Tetapi apabila orang berhenti disitu sadja, maka kitab ini tidak dibatja sebagai sebagian dari Kitab Sutji. Kitab ini mempunjai maksud jang lain djuga, jaitu mampu menjampaikan kabar keigamaan, warta bahwa Allah memanggil dan memilih manusia, dan bahwa manusia harus menjesuaikan diri dengan panggilan serta pilihan itu, dengan mendengarkan suara Allah se-setia2nja. Kalau tidak, manusia akan disingkirkan. Hanja kalau dibatja setjara demikian, maka kitab ini adalah Kitab Sutji sesungguhnja dan tidak diturunkan sebagai batjaan hiburan. Dan djika dibatja demikian sebagai Kitab Sutji, dengan hati jang pertjaja dan terbuka bagi Sabda Allah, maka kitab ini mempunjai nilainja jang tetap dan nilai kekristenan. Didalamnja manusia mendapatkan Allah jang berbitjara dan berbuat, jang memilih dan mengemukakan tuntunan2Nja djustru kepada orang2 pilihanNja.
BIS: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) I SAMUEL
PENGANTAR
Buku I Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-hakim
kepada zaman Raja-raja. Perubahan dalam kehidupan
I SAMUEL
PENGANTAR
Buku I Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-hakim kepada zaman Raja-raja. Perubahan dalam kehidupan nasional di Israel itu khususnya berkisar pada tiga orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud. Pengalaman-pengalaman Daud di masa mudanya sebelum ia menjabat raja, terjalin erat dengan kisah Samuel dan Saul.
Pokok buku ini, sama seperti kisah-kisah lainnya dalam Perjanjian Lama, ialah bahwa orang akan berhasil kalau setia kepada Allah, dan celaka kalau mendurhaka. Hal itu dinyatakan dengan jelas dalam 1Sam 2:30 ketika TUHAN berkata kepada Imam Eli, "Yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi yang menghina Aku akan Kuhina."
Dalam buku ini kita melihat perasaan yang berbeda-beda mengenai pembentukan kerajaan Israel. Memang TUHAN sendiri sudah dianggap raja di Israel, tetapi untuk menanggapi permohonan rakyat, Ia memilih seorang raja bagi mereka. Hal yang penting ialah bahwa baik raja maupun rakyat Israel hidup di bawah kedaulatan Allah, Hakim mereka (1Sam 2:7-10). Di bawah hukum-hukum Allah, haruslah dijamin hak seluruh rakyat, kaya maupun miskin.
Isi
- Samuel sebagai pemimpin Israel
1Sam 1:1-7:17 - Saul menjadi raja
1Sam 8:1-10:27 - Tahun-tahun pertama pemerintahan Saul
1Sam 11:1-15:35 - Daud dan Saul
1Sam 16:1-30:31 - Wafatnya Saul dan putra-putranya
1Sam 31:1-13
Ajaran: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya anggota jemaat, dengan mengetahui isi kitab I Samuel, dapat mengerti
bahwa kesejahteraan umat Allah tergantung dari kesetiaannya melak
Tujuan
Supaya anggota jemaat, dengan mengetahui isi kitab I Samuel, dapat mengerti bahwa kesejahteraan umat Allah tergantung dari kesetiaannya melaksanakan perintah dan kehendak Allah.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab I Samuel terdiri dari 31 pasal. Kitab I Samuel menceritakan tentang tiga tokoh utama dari bangsa Israel: nabi Samuel, raja Saul, dan raja Daud.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Samuel
Pasal 1-8 (1Sam 1:1-8:22).
Kehidupan Samuel Samuel bekerja dengan penuh usaha membangun kehidupan baik dan ketaatan agama bangsa Israel. Kemudian Samuel memegang jabatan hakim. Ia berhasil mengalahkan bangsa Filistin dan mempersatukan bangsa Israel (pasal 5-7; 1Sam 5:1-7:17).
Pada waktu Samuel sudah menjadi tua, bangsa Israel ingin memiliki seorang raja, karena itu ia melakukan perintah Tuhan untuk melantik seorang raja, yakni Saul (pasal 8; 1Sam 8:1-22).
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Sam 1:20,26-28. Apakah arti nama Samuel? Dan apakah teladan yang baik dari Ibu Samuel?
- Bacalah pasal 1Sam 3:19-20; 8:15. Bagaimanakah kehidupan rohani Samuel? Berapa lamakah ia menjadi hakim atas orang Israel?
- Bacalah pasal 1Sam 8:19-22. Atas kehendak siapakah orang Israel meminta seorang raja?
Pasal 9-15 (1Sam 9:1-15:35).
Kehidupan raja Saul Raja Saul memulai pemerintahannya dengan berhasil, tetapi pada akhirnya menjadi tidak taat pada Firman Tuhan. Hal ini membuat Tuhan akhirnya menolak dia sebagai raja.
Pendalaman
- Siapakah yang mengurapi Saul? (1Sam 10:1).
- Bacalah pasal 1Sam 15:10-11. Apakah yang menjadi kesalahan Saul? Bagaimanakah dengan kelakuan saudara?
Pasal 16-31 (1Sam 16:1-31:13).
Kehidupan Raja Daud Setelah Saul ditolak, maka Allah memilih Daud sebagai Raja, menggantikan Saul.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Sam 16:11-13. Apakah pekerjaan Daud? Dan apakah yang terjadi setelah Daud diurapi oleh Samuel?
- Bacalah pasal 1Sam 17:45-50. Mengapakah Daud merasa tersinggung dan marah terhada orang Filistin?
- Bacalah pasal 1Sam 18:6-9. Mengapakah Saul membenci Daud? Apakah saudara sering iri hati juga?
- Bacalah pasal 1Sam 31:1-4. Bagaimanakah kematian Saul? Mengapakah ia melakukan hal itu?
II. Kesimpulan/penerapan
Keberhasilan Samuel di dalam pelayanan merupakan hasil dari kesetiaan pada panggilan, suka berdoa dan tidak kompromi dengan dosa.
Saul memulai pemerintahannya dengan rendah hati, sabar, tetapi diakhiri dengan kesombongan dan menolak Firman Allah. Ini adalah penyebab kegagalannya.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah tokoh-tokoh penting dalam I Samuel? Dan bagaimanakah sifat mereka masing-masing?
- Apakah sebabnya Allah menolak Saul?
- Apakah kesan yang saudara peroleh dari kehidupan Saul?
Intisari: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) Bagaimana bangsa Israel mendapat seorang raja
KISAH TENTANG TIGA ORANGPada mulanya 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Namun demikian, karena kitab
Bagaimana bangsa Israel mendapat seorang raja
KISAH TENTANG TIGA ORANG
Pada mulanya 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Namun demikian, karena kitab kedua melulu bercerita mengenai raja Daud, maka yang pertama mengisahkan ketiga orang tokoh yang hidupnya saling berkaitan satu sama lain yaitu Samuel, Saul dan Daud. Riwayat yang diceritakan tidak utuh; siapapun yang mengumpulkan seluruh kisah itu tentu mengambilnya dari beberapa sumber. Hal itu tidak menjadi masalah asal kita ingat bahwa bagi para penulis kuno arti suatu kejadian lebih penting daripada ketepatan waktu. Kitab Samuel bukan hanya semata-mata sebagai sejarah, tetapi merupakan cerita tentang bagaimana Allah menangani umat-Nya. Dalam pada itu riwayat yang diceritakan sungguh-sungguh terjadi. Bahkan, pahlawan bangsa seperti Daud digambarkan sebagai orang yang bermasalah dan seorang manusia biasa.
"KAMI MENGINGINKAN SEORANG RAJA"
Kitab Hakim-hakim menyimpulkan bahwa anarki merajalela di Israel pada masa itu, karena "Israel tidak mempunyai raja" (Hak 21:25). Samuel, hakim terakhir, walauoun terkenal tetapi pengaruhnya hanya setempat dan terbatas. Umat Israel memerlukan seorang pemimpin bangsa. Oleh karena itu, permohonan mereka untuk mendapat seorang raja bukanlah semata-mata sebagai suatu kecaman terhadap kepemimpinan Samuel, tetapi menunjukkan betapa manusiawinya pengharapan mereka. Pada kenyataannya hanya Allah yang dapat memimpin mereka untuk memperoleh kemenangan; kekalahan-kekalahan mereka tidak disebabkan karena mereka tidak mempunyai seorang raja, tetapi oleh karena mereka telah melupakan perjanjian dengan Allah (1Sa 10:18,19; 12:6-15). Mereka telah mengikuti cara-cara penyembahan orang kafir. Gagasan mengenai pembentukan kerajaan itu sendiri tidak salah, tetapi mereka menginginkan seorang raja seperti bangsa-bangsa kafir yang ada di sekitar mereka. Samuel memperingatkan mereka bahwa raja-raja mempunyai potensi untuk kebaikan dan kejahatan, seperti yang akan mereka lihat sendiri di kemudian hari.
BANGSA FILISTIN
Oleh karena bangsa Israel tidak membinasakan orang Filistin ketika mereka menduduki Kanaan, maka negara tetangga Israel ini terus menerus menjadi ancaman bagi keamanan mereka. Kita membaca mengenai bangsa Amori, Amalek dan Amon, tetapi kebanyakan mengenai bangsa Filistin. Bangsa-bangsa ini tinggal di lima kota pantai yaitu Asdod, Gat, Ekron, Gaza dan Askelon, dan mereka mengurung Israel (1Sa 13:19-21). Saul dan Yonatan memulai suatu revolusi, tetapi raja Daudlah yang akhirnya menumpas bangsa Filistin dan yang lainnya secara tuntas.
Pesan
1. Samuel, seorang hamba Tuhano Samuel adalah jawaban dari doa, dan dedikasi ibunya yang saleh memberikan kepadanya permulaan kehidupan yang terbaik. Ini mungkin berarti bahwa ia harus hidup sebagai seorang Nazir, walaupun biasanya hal ini berarti disumpah sementara dan tidak seumur hidup. 1Sa 1:10,11,27,28; 2:26; Bil 6:1-21.
o Pada waktu suara Tuhan tidak terdengar di Israel. Samuel menonjol sebagai seorang yang kepadanya Tuhan menampakkan diri dan yang mempunyai karunia sebagai peramal -- ia dapat melihat apa yang tidak tampak oleh orang lain. 1Sa 3:1-10, 19-21; 9:9.
o Samuel ternyata seorang hamba Allah yang jujur dan dapat dipercaya. Ia tidak mau melakukan sesuatu yang dapat menguntungkan dirinya, tidak seperti anak-anaknya. Reaksinya terhadap kemunduran Saul menunjukkan bahwa ia lebih mementingkan Allah. 1Sa 9:6; 12:3-5; 15:11,35.
2. Saul, raja yang gagal
o Saul adalah seorang raja yang memulai pemerintahannya dengan baik dan penuh pengharapan yang besar. Dia diurapi sebagai tanda bahwa Allah telah memilihnya dan ia pun rendah hati, berjiwa besar dan penuh kuasa roh serta dapat mengambil keputusan besar pada saat-saat kritis. 1Sa 10:1, 10:22; 11:6, 12, 13.
o Namun demikian, kita dapat melihat kemundurannya yang berangsur-angsur pada saat ia mulai menangani berbagai masalah seorang diri, mengucapkan sumpah dengan gegabah dan tidak taat kepada perintah-perintah Allah. Anaknya, Yonatan, mempermalukannya dengan kebangsawanannya yang sederhana. Sebaliknya, Saul menjadi cemburu, getir dan tertekan dan ia menghabiskan waktu dan tenaganya untuk memburu Daud.
o Dalam keputusasaannya mencari bimbingan, ia jatuh ke dalam spiritualisme yang sebelumnya dilarang olehnya dan akhirnya ia menjadi salah satu kasus bunuh diri yang langka dalam Alkitab. 1Sa 13:8-14; 14:24; 15:9-29; 16:14; 18:8-12; 28:6, 7; 31:4.
3. Daud, pilihan Tuhan
o Sebagai orang yang dipilih Allah untuk menggantikan Saul, Daud adalah seorang yang lurus hati dan yang kesetiaannya besar. Tidak mengherankan jika Yonatan tertarik untuk bersahabat dengannya. Daud yang dalam pekerjaannya diurapi oleh Roh secara istimewa dapat membentuk rakyat jelata menjadi suatu kekuatan tempur yang efektif atau melawan seorang raksasa seorang diri. Ia menunggu saat Allah akan menuntut balas baginya, dan ia dengan setia memohon pimpinan-Nya dan percaya bahwa Allah akan meluputkannya dari bahaya. Ia seorang pemimpin besar yang akan menjadi seorang raja Israel yang terbesar. 1Sa 16:7,13,18; 17:26,34-37, 45-51; 18:1-4; 22:5-15; 23:2,4,9-12; 24:12; 30:6-8, 23-25.
o Daud juga tidak terlepas dari sifat-sifat manusiawi. Ia juga dapat menjadi marah dan tergoda untuk melakukan tindakan yang gegabah dan ia juga dapat berdusta. Perlakuan Allah kepadanya sama dengan apa yang dilakukan kepada kita, yaitu dengan penuh kasih. 1Sa 25:32-34; 27:10-12.
Penerapan
1. Allah menjawab doa
Kitab ini menceritakan bahwa Allah menjawab doa yang sungguh-sungguh, baik doa pribadi orang yang berada dalam kesusahan maupun doa syafaat para pemimpin untuk bangsa mereka. Berdoa merupakan pelayanan yang harus kita lakukan atas nama orang lain. Dalam menjawab doa, Allah memberikan dan melakukan apa yang secara manusiawi tidak mungkin dilakukan.
2. Allah memelihara milik-Nya
Tanpa memandang ketidaktaatan umat-Nya, Allah berjanji untuk melaksanakan misi penyelamatan-Nya dan membela kehormatan-Nya. Jika perlu, Dia dapat melakukannya tanpa bantuan manusia sama sekali. Pada kesempatan lain Dia memberikan kepada umat-Nya pemimpin-pemimpin yang akan membawa mereka pada kemenangan. Jika kita berada dalam kehendak Allah, keberhasilan tidak tergantung pada kekuatan atau keahlian manusia. Dia dapat mengambil yang terlemah dan memakai mereka bagi kemuliaan-Nya jika mereka mempercayai Dia.
3. Kita harus benar di hadapan Allah
Allah memilih dan memakai mereka yang hatinya benar di hadapan-Nya. Dia memberi karunia, kuasa dan berkat bagi mereka yang melayani-Nya. Dia juga dapat menghakimi dan mempermalukan mereka yang tidak taat kepada-Nya. Oleh karena itu, suatu permulaan yang baik bukan merupakan jaminan untuk keberhasilan di masa datang. Kita perlu benar di hadapan-Nya, taat dan percaya, jika kita ingin mengalami berkat-Nya secara berkesinambungan.
Tema-tema Kunci
1. Doa dan pujian
Kitab ini banyak bercerita tentang doa dan pujian. Khususnya, kita melihat bagaimana orang pilihan Allah mencari pimpinan-Nya sebelum mengambil keputusan-keputusan besar. Lihat 1Sa 1:10-18; 2:1-10; 7:5,6,12; 8:6,21; 12:18,19,23; 15:11; 22:15; 23:2-4, 9-12; 30:7,8.
2. Syarat-syarat pengabdian
Ada beberapa persyaratan pokok yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin mengenal berkat-berkat Allah. Lihat 1Sa 2:30; 7:3,4; 12:14,15,20-25; 15:22,23,26; 16:7; 26:23. Bandingkanlah dengan ketakhayulan orang Israel yang menganggap bahwa mereka dapat memanipulasi Allah untuk melakukan sesuatu bagi mereka (1Sa 4:1-11). Camkanlah bahwa mereka mempunyai reputasi, tetapi tidak mempunyai kuasa.
3. Karunia roh
Seperti halnya dalam kitab Hakim-hakim, kita melihat bahwa Allah secara khusus mengaruniakan kuasa roh kepada mereka yang melayani Dia. Apabila Roh Allah turun atas mereka, mereka dapat melakukan apa yang pada umumnya tidak dapat mereka lakukan sebelumnya. Lihat 1Sa 10:6,7,9-13; 11:6; 6:13 (Bandingkan 1Sa 19:23,24 Allah seakan-akan mengendalikannya, tetapi tidak memberikan kuasa kepada Saul). Pada saat yang sama kita mendapat bukti bahwa hal ini tidak perlu terjadi secara permanen, juga tidak berarti bahwa mereka seterusnya hidup dalam kekudusan. Tidak ada yang dapat menggantikan hubungan yang berkesinambungan dengan Allah.
Garis Besar Intisari: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) [1] ELI DAN SAMUEL 1Sa 1:1-7:17
1Sa 1:1-2:11Doa Hana dikabulkan
1Sa 2:12-3:21Penghakiman atas keluarga Eli
1Sa 4:1-6:21Tabut Perjanjian hilang da
[1] ELI DAN SAMUEL 1Sa 1:1-7:17
1Sa 1:1-2:11 | Doa Hana dikabulkan |
1Sa 2:12-3:21 | Penghakiman atas keluarga Eli |
1Sa 4:1-6:21 | Tabut Perjanjian hilang dan ditemukan |
1Sa 7:1-17 | Ebenhaezer: Allah telah menolong kita |
[2] SAMUEL DAN SAUL 1Sa 8:1-15:35
1Sa 8:1-22 | Israel meminta seorang raja |
1Sa 9:1-11:15 | Saul dipilih dan diteguhkan |
1Sa 12:1-2 | 5 Samuel menyerah |
1Sa 13:1-15:35 | Saul gagal memenuhi persyaratan |
[3] SAUL DAN DAUD 1Sa 16:1-31:13
1Sa 16:1-23 | Daud dipilih: Saul menolak |
1Sa 17:1-18:30 | Daud memperoleh kemenangan: Saul cemburu |
1Sa 19:1-26:25 | Orang pilihan Allah menjadi buronan |
1Sa 27:1-12 | Daud mendua hati |
1Sa 28:1-25 | Saul putus ada |
1Sa 29:1-30:31 | Daud mengalahkan orang Amalek |
1Sa 31:1-13 | Saul bunuh diri |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi