Teks -- 1 Yohanes 3:21 (TB)

3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Jerusalem: 1Yoh 3:12--4:6

Dalam bagian ini anak-anak Allah yang hidup dalam kebenaran dan kasih, diperlawankan dengan dunia tempat dosa dan kebencian berkuasa.

Ref. Silang FULL: 1Yoh 3:21 - Saudara-saudaraku // mendekati Allah

· Saudara-saudaraku: 1Kor 10:14; [Lihat FULL. 1Kor 10:14]

· mendekati Allah: Ef 3:12; [Lihat FULL. Ef 3:12]; 1Yoh 5:14

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Gill (ID): 1Yoh 3:21 - Saudara yang terkasih, jika hati kita tidak mengutuk kita, maka kita memiliki kepercayaan kepada Tuhan.

Saudara yang terkasih, jika hati kita tidak mengutuk kita,.... Ini harus dipahami, bukan sebagai kebodohan pikiran, seperti yang ada pada orang yang belum diperbarui, yang tidak memiliki rasa dosa, tidak merasakan kesedihan karenanya, atau penyesalan hati karena hal itu; atau seperti yang ada pada mereka yang telah kehilangan perasaan; yang memiliki hati nurani yang terbakari seperti dengan besi yang membara; mereka yang demikian tidak dapat berhak atas keuntungan yang mengikuti; dan bukan tentang orang-orang yang dibicarakan rasul, tetapi tentang dirinya sendiri, dan orang Kristen, yang terkasih oleh Tuhan, dan satu sama lain, yang memiliki pengalaman akan kasih karunia Tuhan atas jiwa mereka, dan membuat pengakuan iman: dan itu tidak bermaksud seperti suatu kemurnian hati dan kehidupan dalam orang-orang percaya, sehingga hati mereka tidak pernah menusuk, mencela, dan mengutuk mereka karena dosa pada waktu tertentu, karena keadaan kesempurnaan seperti itu tidak dapat dicapai dan diharapkan dalam kehidupan ini; tetapi lebih kepada hati nurani yang dibersihkan oleh darah Kristus, atau hati yang disemprot dari hati nurani yang jahat oleh darah itu, yang berbicara tentang perdamaian dan pengampunan, sehingga tidak ada lagi kesadaran akan dosa, karena penghapusan itu diterapkan; dan ini memberikan keberanian dan rasa percaya diri di hadapan takhta kasih karunia: meskipun sebaiknya dibatasi pada kasus kasih persaudaraan; karena artinya bukanlah jika hati kita tidak mengutuk kita tentang hal apapun selain tentang kurangnya kasih persaudaraan, atau ketidaksungguhan dalam hal itu,

maka kita memiliki kepercayaan kepada Tuhan; atau kepada-Nya, di takhta kasih karunia-Nya: mereka yang demikian dapat mendekat kepada-Nya, dan berdiri di hadapan-Nya dengan keberanian dan kerendahan hati yang suci, ketika mereka yang membenci saudara-saudaranya, seperti yang dilakukan Kain, yang menjadi contoh rasul, dan mereka yang mengikuti jalannya, tidak dapat; yang hatinya mengutuk dirinya, hati nuraninya menyakiti dirinya, dan ia pergi dari hadirat Tuhan; tetapi mereka yang mengasihi saudara-saudara memiliki keyakinan atas hubungan mereka dengan Tuhan; melalui ini mereka mengetahui kelahiran kembali mereka, dan melalui itu pengangkatan mereka, sehingga mereka adalah anak-anak Tuhan; dan karenanya dapat mendekat kepada Tuhan sebagai Bapa mereka, dan memanggil-Nya demikian; mereka dapat datang dengan keberanian yang suci dan keteguhan hati di hadapan-Nya, dan menggunakan sebuah παρρησια, "kebebasan berbicara", dengan-Nya; dapat memberitahukan semua isi hati mereka, mencurahkan jiwa mereka kepada-Nya, dan meletakkan di hadapan-Nya kasus dan kebutuhan mereka; mereka memiliki keyakinan akan kekuatan-Nya, kesetiaan-Nya, dan kemauan-Nya untuk memenuhi kebutuhan mereka, serta memenuhi semua janji-Nya kepada mereka, dan bahwa doa-doa mereka akan didengar, dijawab, dan diperhatikan oleh-Nya pada waktunya sendiri.