Teks -- Yakobus 3:1 (TB)

Dosa karena lidah

3:1 Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Full Life: Yak 3:1 - GURU.

Nas : Yak 3:1

Yang termasuk di sini adalah gembala, pemimpin gereja, misionaris, pengkhotbah atau siapa saja yang memberikan pengarahan kepada jemaat. Seorang guru harus mengerti bahwa tidak ada orang yang mempunyai tanggung jawab lebih besar daripada mereka yang mengajarkan Firman Allah. Di dalam penghakiman yang akan datang, para guru Kristen akan dihakimi dengan lebih ketat daripada orang percaya yang lain.

Jerusalem: Yak 3:1 - guru

Orang yang gairah memangku jabatan guru yang terpandang itu, Mat 23:8; Kis 13:1; 1Ko 12:28+, hendaknya mempertimbangkan tanggung jawab yang dipikulnya. Agaknya seluruh bab 3 ini tertuju kepada orang macam itu

Jerusalem: Yak 3:1 - kita akan dihakimi

Var: kamu akan dihakimi.

Ende: Yak 3:1

Mengadjar itu suatu tugas mulia. Tetapi berat tanggung-djawabnja.

Ref. Silang FULL: Yak 3:1 - menjadi guru // akan dihakimi // lebih berat

· menjadi guru: Ef 4:11; [Lihat FULL. Ef 4:11 ]

· akan dihakimi: Mat 7:1; [Lihat FULL. Mat 7:1 ]

· lebih berat: Rom 2:21

Defender (ID): Yak 3:1 - guru

"Pengajar" di sini berarti "guru." Karunia mengajar (1Ko 12:28) berasal dari Tuhan dan melibatkan tanggung jawab besar. Adalah angkuh bagi siapa pun untuk mencoba mengajarkan Firman Tuhan kecuali dia telah dipanggil dan dipersiapkan oleh Tuhan untuk melakukannya dalam kebenaran dan kepenuhannya. Dia harus terlebih dahulu percaya pada otoritas dan kejelasan absolutnya, menjadi pelajar yang tekun dari Firman (2Tim 2:15) dan "mampu untuk mengajar" (2Tim 2:24, 2Tim 2:25).

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Gill (ID): Yak 3:1 - Saudara-saudaraku, janganlah banyak yang menjadi guru // Mengetahui bahwa kita akan menerima penghukuman yang lebih besar

Saudara-saudaraku, janganlah banyak yang menjadi guru,.... Rasul setelah membahas subjek iman dan perbuatan baik, yang merupakan agama yang murni dan tidak terkotori yang disebutkan dalam Jak 1:27 yang menjadi dasar khotbah ini, melanjutkan untuk mempertimbangkan bukti seorang yang beragama, yang disarankan dalam Jak 1:26 yaitu orang yang mengekang lidahnya; dan memasuki pembahasan tentang penggunaan dan penyalahgunaan lidah: dan yang diperkenalkan dengan nasihat ini; dan yang tampaknya bertentangan dengan sifat berpura-pura di antara orang Yahudi, kepada siapa Yakobus menulis, untuk dipanggil "Rabbi, Rabbi", atau "Mori, Mori", tuan, tuan, yang dikutuk oleh Kristus, Mat 23:8. Kata-kata ini bisa diterjemahkan, "janganlah banyak yang menjadi pengajar"; atau janganlah berkeinginan, dan tergesa-gesa, dan ambisius untuk menjadi pengkhotbah firman, melainkan lebih baik memilih untuk menjadi pendengar, sesuai dengan nasihat dalam Jak 1:19, "hendaklah setiap orang cepat mendengar, tetapi lambat berkata-kata"; bukan berarti bahwa jabatan pengajar adalah pekerjaan baik, dan sangat diinginkan; dan karunia rohani yang memenuhi syarat untuk itu, harus diinginkan untuk kemuliaan Tuhan, dan keuntungan jiwa; dan memiliki banyak pengajar adalah berkat bagi gereja Kristen dan banyak dari mereka sering kali bukan hanya tepat, tetapi benar-benar diperlukan: tetapi kemudian jabatan ini tidak boleh dimasuki tanpa karunia yang cocok, misi ilahi, dan panggilan yang teratur oleh gereja; dan ketika sudah dimasuki, tidak boleh dilaksanakan secara otoriter, sebagai tuan atas warisan Tuhan, dan sebagai mengklaim kekuasaan atas iman manusia, tetapi sebagai pembantu sukacita, kedamaian, dan kenyamanan mereka; dan bukan menurut perintah manusia, tetapi sesuai dengan firman Tuhan. Atau bisa jadi, nasihat ini mungkin berkaitan dengan orang-orang yang suka mencela, pengritik yang kaku dan keras terhadap orang lain, yang mengambil sikap sombong untuk menuduh dan menegur orang lain atas kesalahan mereka; teguran terhadap dosa harus diberikan; dosa tidak boleh dibiarkan dalam diri saudara; menegur tidak salah, tetapi terpuji, jika dilakukan dengan cara yang benar, dengan semangat yang baik, dan untuk tujuan yang baik: dalam kasus kesalahan pribadi, harus diberikan secara pribadi, dan untuk perkara publik, orang harus ditegur di hadapan semua; tetapi hal ini harus dilakukan dengan cara yang lembut, dan dalam semangat kerendahan hati; dan ketika itu adalah kasus yang jelas, dan fakta yang jelas, yang tidak boleh dibesar-besarkan atau diperparah; bukit kecil tidak boleh dijadikan gunung, atau seseorang dijadikan pelanggar karena sebuah kata, atau masalah kelemahan manusia; dan teguran harus diberikan oleh orang-orang yang tidak bersalah atas dosa yang sama, atau kejahatan yang lebih buruk, dan selalu dengan tujuan yang baik; bukan untuk menutupi dan menyembunyikan keburukan mereka sendiri, atau agar dianggap lebih suci dan lebih religius daripada orang lain, atau untuk memuaskan semangat balas dendam, tetapi untuk kemuliaan Tuhan, dan pemulihan orang yang telah berdosa.

Mengetahui bahwa kita akan menerima penghukuman yang lebih besar: jika seseorang memasuki jabatan mengajar orang lain tanpa panggilan, atau melaksanakannya secara sembrono, atau hidup tidak sesuai dengan doktrin yang mereka ajarkan kepada orang lain, orang-orang tersebut akan dihakimi dari mulut mereka sendiri, dan oleh kata-kata mereka sendiri, dan penghukuman mereka akan diperberat; dan jika mereka menghakimi dengan tergesa-gesa, mereka sendiri akan dihakimi di pengadilan yang lebih tinggi; dan jika mereka terlalu mencela, dan terlalu keras terhadap orang lain, mereka akan mendapatkan penghakiman tanpa belas kasihan.