Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Gal 3:2
Full Life: Gal 3:2 - ADAKAH KAMU TELAH MENERIMA ROH KARENA ... PERCAYA?
Nas : Gal 3:2
Paulus menunjukkan keunggulan keselamatan karena kasih karunia oleh
iman dalam Kristus atas usaha untuk memperoleh keselamatan melalu...
Nas : Gal 3:2
Paulus menunjukkan keunggulan keselamatan karena kasih karunia oleh iman dalam Kristus atas usaha untuk memperoleh keselamatan melalui ketaatan kepada hukum Taurat. Oleh iman kepada Kristus kita menerima Roh Kudus dan semua berkat-Nya, termasuk karunia hidup kekal (ayat Gal 3:2-3,5,14,21; Gal 4:6). Akan tetapi, orang itu yang bersandar pada hukum Taurat untuk memperoleh keselamatan tidak menerima Roh Kudus dan hidup, karena hukum Taurat sendiri tidak dapat memberikan hidup (ayat Gal 3:21).
Ende -> Gal 3:2
Ende: Gal 3:2 - -- Tentu sadja bagi merekapun penerimaan Roh Kudus diiringi kedjadian-kedjadian
adjaib, seperti diumat-umat lainnja. Baik batjalah Kis 8:17-18; 10:44-46;...
Tentu sadja bagi merekapun penerimaan Roh Kudus diiringi kedjadian-kedjadian adjaib, seperti diumat-umat lainnja. Baik batjalah Kis 8:17-18; 10:44-46; 12:6-11 dll.
Ref. Silang FULL -> Gal 3:2
Ref. Silang FULL: Gal 3:2 - menerima Roh // hukum Taurat // pemberitaan Injil · menerima Roh: Yoh 20:22; Yoh 20:22
· hukum Taurat: Gal 3:5,10; Gal 2:16
· pemberitaan Injil: Rom 10:17; Ibr 4:2
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Gal 3:1-5
Matthew Henry: Gal 3:1-5 - Pembenaran oleh Iman
Di dalam pasal ini Rasul Paulus,
I. Menegur orang Galatia atas kebodohan mereka, karena membiarkan diri ditarik menjauhi iman terhadap Inj...
- Di dalam pasal ini Rasul Paulus,
- I. Menegur orang Galatia atas kebodohan mereka, karena membiarkan diri ditarik menjauhi iman terhadap Injil. Melalui berbagai pertimbangan, ia berusaha keras memengaruhi dan menyadarkan mereka.
- II. Ia memberi bukti kebenaran ajaran yang mereka tinggalkan itu, sehingga ia menegur mereka karenanya, yaitu pembenaran oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat. Buktinya,
- 1. Dari contoh pembenaran Abraham.
- 2. Dari sifat dan inti hukum Taurat.
- 3. Dari kesaksian langsung Perjanjian Lama.
- 4. Dari keberlangsungan perjanjian di antara Allah dan Abraham. Supaya tidak ada seorang pun dapat berkata, “Kalau begitu untuk apa kami menjalani hukum Taurat?”, ia menjawab,
- (1) Hukum itu diberikan karena pelanggaran-pelanggaran mereka.
- (2) Hukum itu diberikan untuk meyakinkan dunia tentang perlunya seorang Juruselamat.
- (3) Hukum Taurat dimaksudkan untuk menjadi seperti seorang pengajar, untuk membawa kita kepada Kristus. Setelah itu Rasul Paulus mengakhiri pasal ini dengan memperkenalkan kepada kita hak istimewa orang Kristen di bawah Injil.
Pembenaran oleh Iman (3:1-5)
- Di sini Rasul Paulus berurusan dengan mereka yang setelah beriman kepada Kristus, masih juga mencari pembenaran dengan melakukan hukum Taurat. Artinya, orang-orang ini mengandalkan ketaatan mereka terhadap aturan-aturan moral sebagai kebenaran mereka di hadapan Allah, dan ketika cara ini tidak dilakukan dengan sempurna, mereka lalu berpaling kepada upacara mempersembahkan korban dan penyucian untuk memperbaiki kekurangan itu. Hal inilah yang pertama-tama dikecam dengan keras oleh Rasul Paulus, dan kemudian ia berusaha untuk menyadarkan mereka, dengan memberikan bukti-bukti yang benar. Ini merupakan cara yang tepat ketika kita menegur seseorang atas kesalahan atau kekeliruan yang mereka lakukan, yakni menyadarkan mereka bahwa perbuatan mereka salah dan tidak benar. Dia menegur mereka, dan tegurannya itu sangat akrab dan hangat. Ia menyebut mereka orang-orang Galatia yang bodoh (ay. 1). Meskipun sebagai orang Kristen mereka adalah anak-anak dari Sang Hikmat, namun sebagai orang-orang Kristen yang cemar, mereka merupakan anak-anak yang bodoh. Jadi, ia bertanya, siapakah yang telah mempesona kamu? Melalui pertanyaan ini ia memandang mereka telah terpesona oleh keahlian dan perangkap guru-guru mereka yang pandai memikat, sehingga mampu memperdayakan mereka begitu rupa dan membuat mereka bertindak tidak seperti biasanya. Hal yang membuat mereka tampak bodoh dan mudah terpikat adalah karena mereka tidak menaati kebenaran. Yakni, mereka tidak setia kepada ajaran Injil mengenai pembenaran, yang telah diajarkan kepada mereka, dan yang telah mereka peluk. Perhatikanlah, belumlah cukup untuk mengetahui kebenaran dan mengatakan bahwa kita mempercayainya. Kita juga harus menaatinya. Kita harus tunduk kepadanya dengan segenap hati, dan dengan teguh berpegang kepadanya. Perhatikanlah juga bahwa orang-orang yang terpesona secara rohani adalah mereka yang ketika kebenaran disampaikan dengan jelas di hadapan mereka, akan menaatinya. Beberapa hal membuktikan dan memperburuk kebodohan orang-orang Kristen ini.
- 1. Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depan mereka. Artinya, mereka telah mendengar ajaran salib disampaikan kepada mereka, serta mengambil bagian dalam perjamuan Tuhan. Di dalam kedua hal tersebut, Kristus yang disalibkan telah dibentangkan di hadapan mereka. Nah, alangkah bodohnya mereka yang telah menerima misteri-misteri kudus seperti itu dan menjalani upacara sekhidmat itu, kemudian tidak menaati kebenaran yang disampaikan kepada mereka, dan yang telah dimeteraikan di dalam ketetapan itu. Perhatikanlah, mengingat semua kehormatan dan hak istimewa yang telah diberikan kepada kita sebagai orang Kristen, sudah sepatutnyalah kita malu melakukan kebodohan dengan undur dan berpaling dari Allah.
- 2. Rasul Paulus menyebutkan pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami mengenai pekerjaan Roh atas jiwa mereka (ay. 2). Ia mengingatkan bahwa setelah menjadi orang Kristen, mereka telah menerima Roh, bahwa banyak dari antara mereka setidaknya telah turut mengambil bagian, tidak saja dalam pengaruh yang menguduskan, tetapi juga karunia-karunia Roh Kudus yang ajaib, yang merupakan bukti nyata tentang kebenaran dan ajaran-ajaran Kekristenan, terutama ajaran pembenaran melalui Kristus semata, dan tidak karena melakukan hukum Taurat, yang merupakan salah satu asas agama Kristen yang khusus dan mendasar. Untuk meyakinkan mereka akan kebodohan mereka karena meninggalkan ajaran ini, Rasul Paulus ingin mengetahui bagaimana mereka memperoleh karunia-karunia dan anugerah-anugerah ini. Apakah dengan melakukan hukum Taurat, artinya, pemberitaan tentang pentingnya hal ini demi memperoleh pembenaran? Mereka tentunya tidak dapat berkata demikian, sebab ketika itu pengajaran ini belum diberitakan kepada mereka. Selain itu, sebagai orang bukan Yahudi, mereka tidak dapat beranggapan bisa memperoleh pembenaran melalui cara itu. Atau, apakah karena percaya kepada pemberitaan Injil, yaitu, pemberitaan tentang pengajaran iman di dalam Kristus sebagai satu-satunya cara guna memperoleh pembenaran? Apabila mereka mau mengatakannya dengan jujur, hal ini wajib mereka akui. Oleh sebab itu, sungguh tidak beralasan apabila mereka menolak pengajaran yang telah memberikan pengaruh baik dan telah mereka alami itu. Perhatikanlah,
- (1) Biasanya melalui pemberitaan Injillah, Roh disampaikan kepada orang, dan
- (2) Alangkah tidak bijaksananya orang-orang yang membiarkan diri beralih dari pelayanan dan pengajaran yang telah diberkati demi keuntungan rohaniah mereka.
- 3. Rasul Paulus mengajak mereka merenungkan perilaku mereka pada masa lalu dan masa sekarang, kemudian menilai sendiri apakah mereka bersikap sangat lemah dan tanpa menggunakan akal sehat atau tidak (ay. 3-4). Ia berkata bahwa mereka telah mulai dengan Roh, tetapi sekarang hendak mengakhirinya di dalam daging. Mereka telah memeluk ajaran Injil, dan melaluinya mereka telah menerima Roh, dan dengan itu jalan satu-satunya untuk memperoleh pembenaran diungkapkan kepada mereka. Mereka telah mengawali dengan baik. Namun sekarang mereka kembali kepada hukum Taurat, dan mengharapkan menjadi lebih sempurna dengan menambahkan kepatuhan terhadap hukum Taurat itu kepada iman di dalam Kristus, guna memperoleh pembenaran mereka. Padahal upaya ini hanya akan membuat mereka malu serta kecewa, sebab mereka bukannya mendapat keuntungan dari Injil, tetapi malah justru memutarbalikkannya. Sementara mereka berusaha dibenarkan dengan cara ini, mereka justru tidak menjadi orang Kristen yang lebih sempurna. Malah, mereka ada dalam keadaan bahaya tidak menjadi orang Kristen sama sekali. Dengan cara ini, mereka seperti sedang merobohkan dengan sebelah tangan sesuatu yang telah mereka bangun dengan sebelah tangan yang lain, dan membatalkan semua hal yang selama ini telah mereka lakukan di dalam iman Kekristenan mereka. Terlebih lagi, ia mengingatkan bahwa mereka tidak saja telah menerima pengajaran Kristen, tetapi juga menderita karenanya. Oleh sebab itu kebodohan mereka semakin parah apabila mereka hendak meninggalkan pengajaran itu. Dalam hal ini, semua pengorbanan mereka akan sia-sia belaka. Mereka akan tampak bodoh karena telah menderita demi apa yang sekarang mereka tinggalkan itu. Penderitaan mereka akan sia-sia saja dan tidak berguna bagi mereka. Perhatikanlah,
- (1) Alangkah bodohnya orang-orang yang murtad dari agama mereka, karena mereka akan kehilangan manfaat atau penderitaan yang telah mereka alami selama menjalankan ibadah mereka.
- (2) Sangatlah menyedihkan apabila seseorang hidup pada masa penuh pelayanan dan penderitaan, melaksanakan hari-hari Sabat, khotbah-khotbah, dan upacara-upacara keagamaan dengan sia-sia saja. Dalam hal ini, kebenaran yang pernah diterima itu tidak akan disebut-sebut.
- 4. Rasul Paulus mengingatkan bahwa di antara mereka terdapat para pelayan Tuhan (terutama dirinya sendiri), yang datang dengan meterai dan pengutusan ilahi. Para pelayan Tuhan itu telah menganugerahkan Roh kepada mereka dengan berlimpah-limpah dan melakukan mujizat di antara mereka. Ia bertanya apakah para pelayan Tuhan itu berbuat demikian karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil. Apakah pengajaran yang mereka beritakan dan diteguhkan melalui karunia-karunia serta pekerjaan Roh yang ajaib itu adalah melalui pembenaran karena melakukan hukum Taurat atau karena beriman kepada Kristus. Mereka tahu betul bahwa jawabannya bukanlah yang disebutkan pertama tadi, melainkan yang terakhir. Oleh karena itu, sungguh tidak dapat dimaafkan apabila mereka meninggalkan pengajaran yang telah diakui dan terbukti kebenarannya dengan berbagai tanda, dan menukarnya dengan pengajaran yang tidak terbukti kebenarannya.
SH: Gal 3:1-5 - Langkah surut (Rabu, 8 Juni 2005) Langkah surut
Pada dua pasal pertama Paulus menyatakan sikap dan pandangannya
terhadap kebenaran Injil serta dasar-dasar ia bersikap
sedemi...
Langkah surut
Pada dua pasal pertama Paulus menyatakan sikap dan pandangannya
terhadap kebenaran Injil serta dasar-dasar ia bersikap
sedemikian. Maka dalam pasal tiga dan empat ini Paulus
menggunakan argumentasi dari pengalaman iman jemaat Galatia
sendiri dan dari ajaran Alkitab Perjanjian Lama.
Paulus menegur jemaat Galatia dengan keras karena tindakan bodoh mereka membiarkan diri diperdaya oleh ajaran-ajaran yang salah tentang Taurat sehingga mereka berpaling dari kebenaran Injil. Argumentasi Paulus jelas. Pertama, Yesus Kristus yang tersalib telah dibeberkan dengan jelas kepada mereka. Ini mencakup inti Injil itu sendiri: sebab dan tujuan kematian-Nya, kehendak Allah yang mendasarinya, serta kebangkitan-Nya (ayat 1; lihat 1:1-4). Kedua, dengan pertanyaan retoris Paulus menegaskan bahwa umat Kristen Galatia telah menerima Roh Kudus karena mereka percaya pada Injil dan bukan karena mereka memberlakukan Taurat dalam hidup mereka (ayat 2). Ketiga, karena iman umat Kristen di Galatia telah menyaksikan mukjizat (yang dilakukan oleh Rasul Paulus) sebagai tanda kesahihan Injil (ayat 5; bdk. Ibr. 2:4; Rm. 15:18-19; 2Kor. 12:12). Pengalaman jemaat Galatia jelas: mereka telah diselamatkan melalui karya Yesus Kristus di kayu Salib oleh pekerjaan Roh Kudus. Maka berpaling dari Injil berarti "telah memulai dengan Roh dan mengakhirinya di dalam daging"(ayat 3). Hal ini adalah suatu langkah surut, suatu kesia-siaan (ayat 4).
Pengalaman iman orang Kristen sejati adalah dosa-dosanya sudah diampuni oleh kematian Kristus dan oleh Roh Kudus dirinya telah dilahirbarukan menjadi anak Allah. Kalau sekarang kita memperhambakan diri lagi kepada peraturan-peraturan Taurat atau ajaran-ajaran apa pun yang menuntut perbuatan sebagai syarat keselamatan, itu sama saja dengan langkah surut, kesia-siaan, dan kebodohan!
Camkan: Mengandalkan perbuatan baik adalah sikap yang menodai dan merendahkan Injil.
SH: Gal 3:1-14 - Hindari kebodohan iman (Kamis, 25 Agustus 2011) Hindari kebodohan iman
Seseorang yang sudah mengalami pembaharuan hidup tentunya tidak akan kembali lagi ke dalam kehidupan yang lama. Ketika seseora...
Hindari kebodohan iman
Seseorang yang sudah mengalami pembaharuan hidup tentunya tidak akan kembali lagi ke dalam kehidupan yang lama. Ketika seseorang kembali lagi ke dalam kehidupan yang lama, dia dapat disebut bodoh.
Kebodohan jemaat di Galatia bukanlah masalah intelektual, melainkan masalah iman. Paulus mengecam iman mereka yang lemah karena mereka kembali percaya bahwa mereka dibenarkan karena melakukan hukum Taurat. Paulus juga mengecam kebanggaan mereka sebagai keturunan Abraham.
Sangat disayangkan bahwa iman jemaat Galatia dibangun di atas dasar perbuatan dan garis keturunan, padahal Rasul Paulus telah mengajar tentang Yesus Kristus secara jelas kepada mereka (1). Mereka juga telah mengalami kehadiran Tuhan di dalam persekutuan mereka, tetapi mereka begitu cepat berbalik dari Injil dan kembali pada iman terhadap hal yang sia-sia. Jelas hal ini mengecewakan rasul Paulus. Oleh karena itu, ia tidak segan menyebut mereka bodoh.
Kita harus memahami bahwa perbuatan dan garis keturunan tidak bisa menyelamatkan kita atau siapapun. Pembenaran yang memungkinkan kita memperoleh anugerah keselamatan hanya dapat kita peroleh di dalam iman kepada Yesus Kristus, yang telah menebus kita dari belenggu dosa (13). Kita dianggap benar bukan karena kita memang benar atau telah melakukan yang benar, tetapi karena Tuhan Yesus telah menanggung semua dosa kita. Kita dibenarkan di hadapan Tuhan bukan karena perbuatan baik, garis keturunan, atau pun karena ketaatan kita melakukan hukum Taurat. Semua itu tidak memadai untuk membuat kita dibenarkan di hadapan Tuhan (12).
Tuhan Yesus menggantikan kita menanggung hukuman dosa supaya kita dibenarkan di dalam Dia. Dengan iman kepada Kristus, kita menerima pembenaran atas diri kita. Jadi bukan karena kemampuan kita, kita dapat dibenarkan. Hanya karena anugerah Allah di dalam Kristus saja maka kita dibenarkan-Nya. Inilah iman yang menyelamatkan! Hindarilah kebodohan seperti yang dilakukan oleh jemaat di Galatia!
SH: Gal 3:1-14 - Beriman Menjadi Berkat (Kamis, 12 September 2019) Beriman Menjadi Berkat
Dalam sebuah percobaan, seorang anak ditinggalkan di sebuah ruangan dengan sepotong roti. Anak itu dijanjikan sepotong roti la...
Beriman Menjadi Berkat
Dalam sebuah percobaan, seorang anak ditinggalkan di sebuah ruangan dengan sepotong roti. Anak itu dijanjikan sepotong roti lagi kalau bisa menahan tidak memakannya selama sepuluh menit. Eksperimen itu diterapkan kepada beberapa anak. Hasilnya sebagian besar anak bisa menahan diri karena termotivasi oleh janji akan mendapatkan potongan roti kedua. Dari eksperimen ini dapat disimpulkan bahwa janji bisa menjadi aspek yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Rasul Paulus mengingatkan bahwa Abraham menerima berkat karena beriman terhadap janji Tuhan. Artinya, perbuatan Abraham bukanlah faktor utamanya, melainkan imannya yang mendasari tindakan itu yang utama. Keturunan Abraham menerima janji berkat yang sama jika bersedia beriman. Orang-orang yang secara lahiriah bukan keturunan Abraham pun bisa menerima berkat yang sama asalkan beriman seperti Abraham karena kehadiran Kristus telah memungkinkan hal itu.
Namun, ada hal yang tak kalah penting yang disebutkan oleh Rasul Paulus. Ia mengutip kata-kata bahwa oleh Abraham, segala bangsa akan diberkati (8). Itu berarti berkat yang dijanjikan bukan bersifat eksklusif dan tidak khusus hanya untuk Abraham. Alkitab mengatakan, ketika ia diberkati, maka segala bangsa pun akan merasakannya juga. Dengan mengutip kata-kata ini, Rasul Paulus mengingatkan jemaat bahwa dalam iman, mereka telah menerima berkat Tuhan. Oleh karenanya, semua bangsa dimungkinkan dapat menerima berkat bersama mereka.
Sebagai orang Kristen, apakah kita pernah merasa bahwa berkat Tuhan semata-mata untuk kita? Pernahkah kita berpikir bahwa berkat tersebut juga harus dibagikan kepada orang lain? Mari kita becermin kepada nasihat Paulus dalam perikop ini. Iman telah membuat kita menerima berkat. Berkat itu harus berlanjut sehingga orang-orang di sekitar kita pun bisa merasakan berkat tersebut.
Doa: Tuhan, tolonglah kami menjaga iman sehingga berkat-Mu selalu diterima dan dipancarkan kepada banyak orang. [THIE]
Utley -> Gal 3:1-5
Utley: Gal 3:1-5 - --NASKAH NASB (UPDATED): Gal 3:1-51 Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu t...
NASKAH NASB (UPDATED): Gal 3:1-5
1 Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? 2 Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? 3 Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? 4 Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia! 5 Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?
- NASB NKJV, NRSV, TEV "Hai orang-orang Galatia yang bodoh"
- NJB "apakah engkau orang-orang di Galatia gila"
Ini adalah istilah "pikiran" [nous] dengan ALPHA PRIVATE yang diterjemahkan sebagai "bodoh" (lih. Luk 24:25). Paulus menegaskan dengan keras bahwa mereka belum secara jelas memikirkan implikasi dari ajaran- ajaran palsu Yudais ini (lih. Gal 1:6). Seperti biasa, guru-guru palsu ini pasti berkepribadian yang kuat, berbakat, logis!
□ "yang telah mempesona kamu" Penggunaan KATA GANTI TUNGGAL "yang" mungkin merupakan metode untuk menunjuk satu guru palsu utama yang dimaksud oleh Paulus (lih. Gal 5:7,10). Tapi ini mungkin agak terlalu jauh ke dalam konteks ini berhubung bentuk JAMAK digunakan dalam Gal 5:12.
"Tersihir/terpesona" sepertinya adalah metafora untuk kebingungan mental, meskipun beberapa sarjana melihatnya dalam konteks ini sebagai suatu singgungan PL untuk "mata yang jahat," (lih. Ul 15:9; 28:54, Ams 23:6; 28:22; Mat 20:15, Mr 7:22).
□ "Yesus Kristus… telah dilukiskan dengan terang di depanmu?" Papirus berbahasa Yunani Koine yang ditemukan di Mesir (lih. Moulton dan Milligan, Kosakata Perjanjian Yunani) telah menunjukkan bahwa "dilukiskan" berarti (1) "secara jelas menggambarkan" atau (2) suatu pemberitahuan hukum resmi yang dipajang di tempat umum. Metafora ini digunakan untuk pengajaran dan pemberitaan yang jelas dari Paulus tentang pribadi dan karya Yesus Kristus. Karena ternyata, gereja-gereja Galatia berpaling dari pengajaran Paulus kepada legalisme Yahudi.
□ "yang disalibkan itu" "disalibkan" adalah sebuah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE yang menyiratkan bahwa Yesus tetap merupakan Yang disalibkan. Ini mungkin adalah sebuah gelar, "Yang disalibkan" (lih. Mat 28:5; Mr 16:6; 1Kor 1:23; 2:2). Ketika kita melihat-Nya, Dia akan masih tetap memiliki tanda penyaliban-Nya. Tanda-tanda itu sekarang menjadi simbol kemenangan-Nya!
Bentuk PASSIVE VOICE ini dapat berbicara tentang Allah Bapa sebagai agen sejati dalam pengorbanan Anak (lih. Yes 53:10; Yoh 3:16; 2Kor 5:21).
Gal 3:2 "Adakah kamu telah menerima Roh" Menerima Roh bukanlah sebuah tindakan kasih karunia sekunder (yaitu, Kis 8:14-17); itu terjadi ketika seseorang menjadi seorang Kristen (lih. Rom 8:9). Seseorang memiliki Roh atau dia bukan seorang Kristen. Roh di sini dilihat sebagai pertanda dari Zaman Baru yang dibicarakan dalam Yer 31:31-34. "Menerima Roh" adalah cara lain untuk mengatakan "menerima injil." Setelah titik ini dalam Galatia, Paulus menyebutkan Roh Kudus enam belas kali. Paulus dan Yohanes mengembangkan teologi dari Roh lebih daripada para penulis PB lainnya.
- NASB, "dengan melakukan hukum Taurat, atau dengan mendengar dengan iman"
- NKJV "dengan melakukan hukum Taurat, atau oleh pendengaran iman"
- NRSV "dengan melakukan hukum Taurat atau karena percaya apa yang kamu dengar"
- TEV "karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil"
- NJB "apakah karena kamu melakukan Hukum hingga menerima Roh, atau karena kamu percaya apa yang diberitakan kepadamu"
"Iman" [pistis] digunakan berulang kali dalam pasal ini dan dapat ditafsirkan atau diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai "iman," "kepercayaan," atau "percaya" Lihat Topik Khusus pada baik penggunaan PL dan PB akan iman pada Gal 3:6. Konsep bahasa Inggris untuk percaya dan yakin sangatlah mirip (lih. Yer 2:26; 3:2,6,7,8,9,11,12,14,22).
Gal 3:3 "Adakah kamu sebodoh itu" Ini adalah istilah yang sama seperti dalam ayat Gal 3:1.
- NASB, "Setelah dimulai oleh Roh, apakah kamu sekarang sedang disempurnakan oleh daging"
- NKJV "Setelah dimulai dalam Roh, maukah kamu sekarang sedang disempurna oleh daging"
- NRSV "Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?"
- TEV "Kamu memulainya dengan Roh Allah, apakah kamu sekarang ingin menyelesaikannya dengan kekuatanmu sendiri"
- NJB "Apakah kamu begitu bodoh untuk mengakhiri dalam ketaatan lahiriah apa yang telah kamu mulai dalam Roh"
Struktur ketatabahasaan dari klausa kedua ini dapat dipahami sebagai (1) MIDDLE VOICE (NRSV, TEV, JB) atau (2) PASSIVE VOICE (NASB, NKJV). MIDDLE VOICE menekankan tindakan orang Galatia sementara PASSIVE akan menekankan pelaku dari luar. MIDDLE VOICE paling cocok dengan konteks. Orang-orang Galatia mencoba untuk menyelesaikan keselamatan mereka dengan usaha mereka sendiri dalam menggenapi Hukum Musa. Baik keselamatan dan kedewasaan kita ditentukan oleh kasih karunia melalui iman! Dua istilah yang signifikan dalam kalimat ini juga digunakan bersama-sama dalam Fili 1:6. Argumentasi Paulus selebihnya akan berfokus pada fakta bahwa orang percaya menjadi penuh dan dewasa dalam Yesus Kristus dan Kristus saja.
Pernyataan Paulus dalam ay. Gal 3:3 tidak menyiratkan bahwa orang percaya tidak membuat pilihan tentang bagaimana mereka hidup. Keselamatan adalah sebuah respon terhadap anugrah Allah yang memulai, demikian, jugalah kehidupan Kristen yang adalah respons terus-menerus terhadap bimbingan Roh melalui pertobatan, iman, ketaatan, dan ketekunan. Ini adalah keserupaan dengan Kristus yang progresif (lih. Gal 5:1-6:10)!
Untuk "daging" lihat Topik Khusus pada Gal 1:16.
- NASB "Apakah kamu menderita begitu banyak hal secara sia-sia"
- NKJV "Apakah kamu telah menderita begitu banyak hal secara sia-sia"
- NRSV "Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu?"
- TEV "Apakah semua pengalamanmu sama sekali tak berarti apapun"
- NJB "Apakah semua kenikmatan yang kamu terima telah terbuang percuma"
"Menderita" bisa merujuk kepada
- 1. Penderitaan jasmani (kami memiliki beberapa catatan tentang gereja-gereja di Asia Kecil bagian selatan yang mengalami penganiayaan orang Yahudi seperti dalam Kis 14:2,5,19,22)
- 2. pergolakan emosional dalam pertobatan mereka
- 3. dalam sastra Yunani istilah ini dapat merujuk pada "manfaat" (lih. Magill TransLine PB, hal 688)
□ "Masakan sia-sia!" Ini adalah sebuah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL. Ada dua teori tentang kalimat ini:(1) ini mungkin berhubungan dengan Gal 1:16 (yaitu, pelayanan Paulus kepada bangsa-bangsa lain) atau (2) ini mungkin berhubungan dengan argumen berkelanjutan Paulus tentang kesia-siaan spiritual dari mempercayakan diri dalam kinerja manusia dari Mosaic Hukum. Jika mereka kembali kepada usaha manusia maka kasih karunia Kristus tidak akan membantu mereka (lih. Gal 4:11; 5:2-4; 1Kor 15:2).
Gal 3:5 "Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh" Penyediaan Allah akan Roh adalah rujukan pada keselamatan awal (lih. Gal 3:14; Rom 8:9). PARTICIPLEnya yang adalah PRESENT ACTIVE juga digunakan untuk pemeliharaan Tuhan dalam 2Kor 9:10. Penggunaan kata ini sebelumnya menyarankan untuk berarti "berlebihan atas" atau "memberi dengan bebas."
□ "dan yang melakukan mujizat di antara kamu" Ini juga merupakan sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE yang mungkin menunjukkan kelanjutan efek dari
- 1. mujizat keselamatan mereka
- 2. tanda-tanda dan mujizat yang menyertai yang meneguhkan Injil
- 3. karunia-karunia rohani (lih. 1Kor 12) yang sedang diwujudkan dalam jemaat Galatia
Para Penerjemah tidak bersetuju apakah frasa ini harus dibaca "di dalam kamu," berbicara tentang individu, atau "di antara kamu," berbicara tentang "di tengah-tengah kamu," berbicara tentang gereja.
Apakah Allah secara murah hati memberikan semua berkat-Nya karena mereka melakukan Hukum Musa? Tidak! Mujizat-mujizat ini adalah konfirmasi Allah terhadap Injil yang benar yang telah mereka terima oleh kasih karunia melalui iman.
Galilah -> Gal 3:1-5
Galilah: Gal 3:1-5 - Pengalaman Orang Galatia Menerima Injil Garis Besar
Galatia 3:1-5:12Paulus Membela Injil
Galatia 3:1-5 Pengalaman Orang Galatia Menerima Injil
Galatia 3:6-9 Anak...
Garis Besar
- Galatia 3:1-5:12Paulus Membela Injil
- Galatia 3:1-5 Pengalaman Orang Galatia Menerima Injil
- Galatia 3:6-9 Anak Iman adalah Anak Abraham
- Galatia 3:10-14 Kristuslah yang Menanggung Kutuk dari Hukum Taurat
- Galatia 3:15-18 Hukum Taurat Vs Janji
- Galatia 3:19-25 Apa Gunanya Hukum Taurat?
- Galatia 3:26-29 Anak-Anak Allah
- Galatia 4:1-7 Ahli Waris dan Anak
- Galatia 4:8-11 Keprihatinan Paulus
- Galatia 4:12-20 Pengalaman Paulus Bersama Mereka
- Galatia 4:21-31 Contoh dari Hagar dan Sarai
- Galatia 5:1-12 Kemerdekaan Di Dalam Kristus
Galatia 3:1-5:12 Tema: Paulus Membela Injil
Galatia 3:1-5 Sub Tema: Pengalaman Orang Galatia Menerima Injil
Hai orang-orang Galatia yang bodoh! Siapa yang mempesona kalian? Kematian Yesus Kristus di kayu salib dinyatakan dengan jelas di depan mata kalian! Hanya ini yang ingin saya tahu dari pada kalian: Apakah kalian menerima Roh karena melakukan Hukum Taurat, atau karena kalian mendengar dengan iman? Apakah kalian begitu bodoh, sehingga kalian mulai melalui Roh dan mau menyempurnakannya melalui daging? Apakah sia-sia kalian mengalami begitu banyak penderitaan? Kalau memang sia-sia itu. Jadi bagaimana? Apakah Dia yang menganugerahkan Roh kepada kalian dan mengerjakan mujizat-mujizat di antara kalian, melakukannya karena kalian melakukan Hukum Taurat, atau mendengar dengan iman.
Paulus mulai di pasal satu dengan bicara langsung pada jemaat-jemaat di Galatia, lalu dari ay. 11 dia bercerita mengenai pengalamannya menerima Injil, menyampaikan Injil, membukakan Injil pada para rasul, dan membela Injil karena kekeliruan yang muncul melalui pengaruh orang Yerusalem yang datang dan juga pengaruh kelakuan Petrus. Sekarang Paulus mulai lagi untuk bicara secara pribadi dengan jemaat-jemaat di Galatia dan mengembangkan tema-tema yang muncul di kedua pasal pertama.
ay. 1 Di bagian ini Paulus cukup tegas, bukan karena dia tidak mengasihi mereka, melainkan karena dia sangat mengasihi mereka dan merasa diri seperti bapa rohani dari teman-teman ini. Itu sebabnya dia terdengar agak frustrasi. Paulus rindu supaya mereka tidak tersandung karena ajaran yang mencuri suka cita mereka dan dia berharap bahwa mereka menjadi mampu mengerti keselamatan oleh anugerah dan semua dampak-dampaknya.
Hai orang-orang Galatia yang bodoh! – Kata anoetos menggambarkan orang yang tidak berakal budi/tanpa pengertian.98 Ungkapan ini memang tajam, tetapi tidak dimaksudkan untuk menghina ‘orang Galatia’ secara umum, atau untuk mempertanyakan fungsi otak mereka. Paulus frustrasi karena mereka begitu cepat melupakan sesuatu yang dia ajarkan dengan jelas dan rupanya belum mampu mengerti semua dampak dari keselamatan yang cuma-cuma. Yang menarik di sini adalah teman-teman ini baru percaya dan Paulus mempunyai harapan yang cukup besar terhadap mereka. Ingat juga bahwa belum ada Perjanjian Baru pada waktu itu. Mungkin dia begitu karena hal ini cukup dasar, tetapi juga karena urapan yang ada pada setiap orang percaya, yang seharusnya menjaga kita terhadap ajaran sesat (1 Yoh 2:20-21, 27) – Hal ini cukup penting di abad-abad pertama, sebelum Perjanjian Baru dikumpulkan.
Siapa – Kemungkinan besar Paulus tidak bermaksud mau mencari orang tersebut. Pertanyaan ini bersifat retoris, yaitu tidak perlu dijawab. Pertanyaan ini menjadi semacam kiasan yang menggarisbawahi frustrasinya.
Mempesona – Kata baskaino mungkin lebih tegas daripada mempesona, artinya dikuasai oleh ilmuhitam yang kuat.99 Paulus tidak percaya bahwa mereka kerasukan, dia hanya mau mengagetkan mereka supaya mereka tahu betapa besar kesalahan mereka. “Guna-guna apa yang dipakai sehingga kalian…?”
Kematian Yesus Kristus di kayu salib – TB betul di sini, menerjemahkannya Yesus Kristus yang disalibkan, tetapi sifat Perfek100 pada kata disalibkan membuatnya lebih berbobot, sehingga frase kematian Yesus Kristus di kayu salib lebih hidup. PenyalibanNya menjadi fokus daripada ayat ini, terkait dengan Gal 2:21. Penyaliban Yesus adalah dasar daripada kasih karunia yang menyelamatkan kita.
Dinyatakan dengan jelas di depan mata kalian! - Kata prografo secara literal berarti menulis dulu, tetapi biasanya membawa arti menyatakan di muka umum/membuat baliho.101 Kata grafo kadang-kadang berarti melukis, tetapi prografo tidak pernah membawa arti itu.102 Ayat ini menegaskan bahwa penyaliban Yesus diberitakan kepada mereka dengan sangat jelas – Ditempel di dinding!
Di depan mata kalian – Frase ini adalah kiasan yang berarti di depanmu. Seolah-olah mereka menjadi saksi-saksi akan kematian Kristus, melalui pemberitaan Paulus.
ay. 2 Hanya ini yang ingin saya tahu dari pada kalian – Klause ini menunjukkan bahwa pertanyaan retoris berikut bersifat sangat mendasar dan penting dalam pengertian mereka. Di sini, sama seperti di ay. 1, Paulus mengingatkan mereka mengenai pengalaman mereka dalam mendengar dan menerima Injil yang dia sampaikan.
Apakah kalian menerima Roh karena melakukan Hukum Taurat, atau karena kalian mendengar dengan iman? – Jelas bahwa bagian ini bicara mengenai saat mereka menerima Injil, karena Roh Kudus mendiami setiap orang percaya, saat mereka percaya Yesus. Hal ini jelas juga dari sifat masa lampau103 yang ada pada kata menerima, yaitu orang percaya tidak terus menerima Roh Kudus. Lihat Rom 8:9, 2 Kor 1:21-22. Sifat masa lampau Aoris tidak perlu kata telah, kecuali kurang jelas dari konteks bahwa masa lalu dimaksudkan.
Kadang-kadang orang menjadi bingung apakah ada perbedaan antara istilah menerima/dibaptis dan penuh kalau berkaitan dengan Roh Kudus. Seperti dilihat di ayat-ayat tadi, Roh Kudus mendiami setiap orang percaya saat mereka percaya. Istilah dibaptis Roh, sebenarnya mempunyai makna yang sama. Istilah ini biasanya dilihat dalam kaitannya dengan apa yang dikatakan Yohanes Pembaptis “Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus” (Lukas 3:16), tetapi tidak terlalu jelas artinya. Kalau mencari penjelasan akan istilah ini, itu terdapat di 1 Kor 12:13, yang berbunyi: “Sebab dalam satu Rohkita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka,telah dibaptis menjadi satu tubuhdankita semuadiberi minum dari satu Roh.” Jadi kita lihat di situ bahwa baptisan Rohlah yang membuat kita menjadi anggota Tubuh Kristus dan hal ini terjadi pada semua orang percaya. Jadi jelas bahwa istilah ini identik dengan menerima Roh, yang terjadi saat kita percaya. Istilah penuh Roh Kudus sering dipakai juga dalam Perjanjian Baru. Kata penuh secara literal berarti penuh seperti cangkir atau hal seperti itu, tetapi kalau dipakai sebagai kiasan, kata ini berarti terkendali. Nah, karena Roh Kudus adalah Oknum, bukan barang, penuh harus dimengerti dalam arti terkendali, yaitu bahwa orang yang penuh dengan Roh Kudus adalah orang yang memberi diri dikuasai oleh Roh. Hal ini cukup praktis di Perjanjian baru, karena kita lihat di Kolose 3:16 bahwa akibat dari hidup di mana Firman Tuhan berakar dalam hati orang, sama saja dengan akibat kalau orang dikuasai oleh Roh Kudus. (Efe 5:18-19) Tidak berarti bahwa Roh Kudus diganti dengan Firman Tuhan, tetapi Dialah yang mengilhamkannya (2 Pet 1:21), sehingga kalau orang berkata bahwa dia penuh dengan Roh, tetapi tidak takluk pada Firman dari Roh itu, orang itu berbohong. Kalau Firman Tuhan berakar di hati kita dan menguasai kelakuan kita, Roh Kudus benar-benar menguasai kita. Jadi Baptisan Roh yang dimaksudkan di ayat ini.
Melakukan Hukum – Lihat penjelasan di Gal 2:16.
Kalian mendengar dengan iman – Frase ini, akoes pisteos, terdiri dari dua kata benda, dan bisa berarti mendengar dengan iman atau percaya apa yang didengar, ataupun percaya karena apa yangdidengar.104 Kesimpulan yang harus sangat nampak bagi mereka adalah mereka menerima Roh saat mereka percaya Injil yang mereka dengar. Allah tidakmenunggu ketaatan pada Hukum Taurat baru mengaruniakan RohNya. Lihat juga Rom 10:16-17.
ay. 3 Apakah kalian begitu bodoh, sehingga kalian mulai oleh Roh dan mau menyempurnakannya oleh daging? – Ayat ini terdiri dari 2 pertanyaan, seperti di TB, tetapi maknanya terkait, sehingga jelas kalau digabungkan. Dia terus mengembangkan argumentasinya dengan mengungkapkan lagi bahwa pikiran mereka adalah bodoh. Ayat 2 menyangkut sarana dari keselamatan, sedangkan ayat ini bicara mengenai kesempurnaan daripada keselamatan, di mana itu tidak perlu ditambahkan supaya menjadi mapan.
Melalui Roh…melalui daging – Bentuk datif yang ada pada kedua kata benda ini boleh berarti di dalam, tetapi juga sering membawa arti melalui (sebagai sarana).105 Melalui lebih jelas di sini.
Menyempurnakan – Kata epiteleo berarti menyelesaikan/menyempurnakan sesuatu yang sudah dimulai. Sifat106 menyatakan bahwa mereka sendiri yang mau melakukannya. Jadi mereka diselamatkan hanya melalui kuasa Roh, tetapi sekarang mau menganggap bahwa mereka bisa menambah pada keselamatan mereka oleh sunat. George berkata: “Bagi mereka Roh dikaruniakan hanya sebagai undangan awal pada iman Kekristenan, yang tetap kosong dan belum lengkap kalau belum disempurnakan dengan mereka menerima tanda fisik bahwa mereka diterima dalam bangsa Israel.”107 Keselamatan yang ada pada mereka saat percaya, sudah lengkap dan sempurna dan tidak bisa dibuat lebih baik karena sunat.
ay. 4 Mengalami penderitaan– Kata paskho boleh berarti alami atau derita, tetapi di Perjanjian Baru (42 kali) kata ini selalu berarti menderita.108 Lebih baik diterjemahkan derita di sini juga, karena kita melihat di 6:12 bahwa orang dianiaya kalau tidak disunat, jadi kalau mereka lama dianiaya karena tidak disunat, lalu memutuskan untuk disunat, maka semua yang telah mereka alami menjadi sia-sia. Lihat juga peringatan Paulus di Kis 14:22, yang disampaikan kepada salah satu anggota dari gereja ini.
Kalau memang sia-sia itu - Ungkapan ini tidak terlalu tegas, itu hanya mencerminkan kerinduan Paulus bahwa penderitaan yang mereka alami tidak sia-sia, yaitu mereka mengerti dengan jelas dan meresponi Injil yang dia sampaikan.
ay. 5 Jadi bagaimana?– Paulus mulai memuat kesimpulan dari bagian ini dengan menggunakan kata oun, yang berarti jadi. Dalam konteks pertanyaan retoris, di mana dia minta tanggapan orang, apakah mereka menerima masukannya atau tidak, jadi perlu ditambah dengan bagaimana, atau bagaimana sekarang (TB).
Apakah Dia yang menganugerahkan Roh kepada kalian – Kata epikhoregeo berarti menyediakan,ataumengaruniakan.109 Sifatnya terus menerus, 110 yang kemungkinan besar menyangkut hati Allah sebagai Sang Pemberi, yaitu kalau terus ada orang yang menjadi percaya di wilayah Galatia, itu semata-mata karena Allah terus mengaruniakan RohNya.
Dan mengerjakan mujizat-mujizat di antara kalian - Frase energon dunameis, secara literal berarti mengerjakan perbuatan-perbuatan yang kuat.
Melakukannya karena kalian melakukan Hukum Taurat, atau mendengar dengan iman - Klause ini hampir persis sama dengan ayat dua. Jadi kesimpulannya adalah Allah menyelamatkan orang, memberi RohNya kepada mereka dan tetap setia kepada mereka, hanya karena mereka meresponi Injil saja, bukan karena mereka berbuat melakukan Hukum Taurat. Memang orang percaya diperintahkan berbuat baik (Efe 2:10), tetapi bukan ketaatan itu yang menyelamatkan (Efe 2:4-9).
- Orang Galatia disebut ‘bodoh’ karena tidak hidup sesuai dengan ajaran dasar yang mereka terima, walaupun mereka masih baru percaya. Apakah kita, yang mempunyai Firman Tuhan, bodoh juga dalam satu dan lain hal karena tidak hidup sesuai ajaran dasar yang kita terima?
- Apakah saudara bingung mengenai peran Roh Kudus dalam keselamatanmu, atau dalam kehidupanmu?
- Apakah saudara siap berkompromi supaya tidak dianiaya, seperti orang Galatia? Dalam hal apa?
- Apakah saudara melayani, atau berbuat baik karena takut dihakimi Allah, atau karena rasa berterima kasih karena Kristus sudah menanggung penghakiman kita?
Topik Teologia -> Gal 3:2
Topik Teologia: Gal 3:2 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
Pelayanan Roh
Roh Berdiam dalam Orang-orang Percaya
Yoh 14:16-17 R...
- Roh Kudus
- Keselamatan
- Iman yang Menyelamatkan
- Hubungan Iman yang Menyelamatkan dengan Perbuatan
- Keselamatan adalah oleh Iman, Bukan Perbuatan
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Hambatan Pengudusan
- Kemerosotan Iman Menghalangi Pengudusan
- Gereja
- Legalisme (Agama)
TFTWMS -> Gal 3:1-5
TFTWMS: Gal 3:1-5 - Roh Kudus Yang Diterima Oleh Iman ROH KUDUS YANG DITERIMA OLEH IMAN (Galatia 3:1-5)
1 Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus ya...
ROH KUDUS YANG DITERIMA OLEH IMAN (Galatia 3:1-5)
1 Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? 2 Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? 3 Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? 4 Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia! 5 Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?
Ayat 1. Paulus berseru, Hai orang-orang Galatia yang bodoh. Kebanyakan Alkitab Perjanjian Baru versi bahasa Inggris menghilangkan kata "Hai," yang memulai pasal dalam Alkitab bahasa Yunani. "Hai" menggambarkan kata seru ™W, yaitu Omega, huruf terakhir dalam alfabet Yunani. Sebagai sebuah kata, fungsi huruf Yunani serupa dengan fungsi dalam bahasa Indonesia/Inggris, biasanya "mengekspresikan perasaan (pada awal sebuah klausa …)" dan digunakan dalam kata seru.2Seperti yang umumnya diakui, surat Paulus kepada gereja Galatia ditulis dalam keadaan emosi yang tinggi. Di sini tidak ada alasan untuk menghilangkan kata seru yang mengandung emosi ini, seperti yang dilakukan oleh NASB, NIV, NRSV dan beberapa versi lainnya.
Cukup berwarna, dan sama sekali tidak akurat, adalah terjemahan Goodspeed— "Kamu orang-orang Galatia yang tidak berperasaan!"—meski terjemahan itu juga tidak memuat teks asli "Hai." Mungkin terjemahan yang paling ekstrem adalah Phillips "Wahai orang-orang Galatia yang idiot." Meski ungkapan ini kurang sopan, namun itu mengungkapkan sebuah catatan tentang perasaan sayang dan kekhawatiran yang Paulus akan sudah rasakan terhadap anak-anaknya dalam iman yang ia kasihi namun sudah sangat tersesat. Ungkapan itu hampir mendekati makna aslinya seperti terjemahan lain mana saja.
"Bodoh" berasal dari kata Yunani ajno÷htoß (anoētos), yang secara harfiah berarti "tidak punya pikiran."3Diambil dari kata Yunani nouvß (nous, "pikiran"), itu berkaitan dengan kata kita "noetic," yang menunjuk kepada akal. Anoētos juga terkait dengan kata Yunani noe¿w (noeo, "berpikir"), yang berarti "melihat," "mengerti," atau "memahami." Seperti kata ajno¿htoß (anoētos), huruf pertama a (a) adalah apa yang ahli tata bahasa Yunani sebut "alpha privative," partikel yang menegatifkan yang memiliki arti "tak," "tidak," atau "tanpa." Dengan kata lain, huruf a itu menjadikan kata tempat ia melekat kehilangan arti normalnya. Dalam hal ini, huruf a itu menjadikan kata itu berarti sesuatu seperti "tidak punya pikiran," "tidak berpikir," atau "tanpa pengertian."
Tentu saja, bukan maksud Paulus untuk melontarkan hinaan kepada saudara-saudara yang ia telah hasilkan melalui injil (lihat 1 Kor. 4:15; Filem. 10). Ia menulis dalam 4:19, "Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu." Dalam ayat itu, teks Yunaninya secara harfiah berbunyi, "Anak-anak kecilku" (te÷kna mou, tekna mou), secara akurat diterjemahkan dalam NIV sebagai "Anak-anakku yang kekasih." Bahasanya adalah tentang seorang ayah yang penyayang, yang dibingungkan oleh betapa sedikitnya "anak-anak" ini mengenali distorsi atau penyimpangan yang fundamental oleh guru-guru Yudaisme, atas injil yang ke dalamnya mereka sudah dituntun.
Paulus bicara sebagai seorang ayah yang, setelah menemukan beberapa perilaku anak-anaknya yang tidak dapat dimengerti, dibuat bingung tentang cara menjelaskan kepada mereka bahwa mereka telah jatuh ke dalam perangkap yang bodoh. Ia baru saja berkata, "Sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus" (2:21)!
Setelah menyapa para pembacanya sebagai "orang-orang Galatia yang bodoh," Paulus bertanya, Siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? Paulus terkejut bahwa penyajiannya yang sangat jelas tentang penyaliban dan pelbagai implikasinya sudah dapat begitu buruk disalahartikan atau segera dilupakan. Penyaliban dan kebangkitan Yesus adalah inti pesan Kristen (6:14; 1 Kor. 1:22, 23; 2:2; 15:3, 4). Siapa saja yang sudah mengetahui kemerdekaan yang indah dari penebusan di dalam Kristus dan kemudian kembali lagi kepada perbudakan di bawah hukum Taurat baginyalah kebodohan yang paling parah.
Kata Yunani yang diterjemahkan "mempesona" (baskai÷nw, baskainō) hanya digunakan sekali ini dalam Perjanjian Baru. Kata itu awalnya bermakna "menggunakan pengaruh jahat melalui mata."4Mata dianggap sebagai jendela hati, yang melaluinya orang dapat menyampaikan pemikiran dan keinginan kata hatinya.5Kenneth L. Boles mengatakan bahwa, menurut takhayul kuno, "orang dapat saja dipikat untuk menatap seseorang yang dapat menyihir atau memantrai dia melalui seni sihir dan kemudian akan melakukan sesuatu yang sama sekali asing bagi perilaku biasa orang itu."6Alkitab NLT berkata, "Siapakah yang telah melemparkan mantra jahat kepadamu?" (lihat CEV; NIRV). Bahasa ini tidak berarti Paulus percaya kepada kuasa takhayul pagan semacam itu. Sebaliknya, ia sedang bicara secara kiasan dengan maksud untuk mempermalukan para pembacanya. Bahasa ini merupakan bagian dari retorika Dunia Yunani-Romawi.7
"Dilukiskan dengan terang" (progra÷fw, prographō) mengacu kepada pemberitaan yang sangat jelas oleh rasul Paulus, yang awalnya memberitakan kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus kepada orang-orang Galatia. Kata Yunani itu menunjukkan sebuah pemberitahuan umum tentang suatu tanda atau plakat.
Ayat 2. Paulus bertanya, Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Orang pada mulanya mungkin berpikir bahwa Paulus pada titik ini sedang bicara tentang awal menetapnya Roh, yang setiap orang percaya terima saat pembaptisan (Kisah 2:38; lihat Rom. 8:15-17). Namun begitu, kedekatan Galatia 3:2 dengan 3:5 tampaknya menyiratkan bahwa Paulus pada dasarnya sedang bicara tentang sesuatu yang terlihat—pelbagai karunia mujizatiah Roh Kudus (1 Kor. 12:4-11, 27-31)—sesuatu yang memperkuat argumen yang ia sedang buat.8Petrus mendukung penerimaan para mualaf bukan Yahudi berdasarkan fakta bahwa Allah telah memberi kuasa mujizatiah kepada orang-orang bukan Yahudi itu seperti yang Ia berikan kepada para rasul pada hari Pentakosta (Kisah 11:16, 17). Selain itu, kemampuan berbicara dalam bahasa-bahasa lain, yang diberikan kepada dua belas murid di Efesus yang telah dibaptis ulang, memberikan kesaksian terhadap fakta bahwa mereka memiliki Roh Allah (Kisah 19:1-7).
Umat Kristen Galatia telah menerima karunia berupa Roh yang menetap ketika mereka telah mendengar dan percaya kepada injil dan telah menaati dengan dibaptiskan ke dalam Kristus (3:26, 27). Mereka pernah mendengar pesan itu dan menganutnya dengan iman yang taat (lihat Rom. 10:17). Belakangan guru-guru Yudaisme datang, mencoba untuk mengikatkan hukum Taurat kepada mereka. Namun begitu, Paulus ingin mereka sadar bahwa mereka tidak menerima Roh ini dengan melakukan hukum Taurat.9
Ayat 3. Dengan mengulangi sentimen dari ayat 1, Paulus menanya para pembacanya, Adakah kamu sebodoh itu? Meski pertanyaan semacam itu mungkin terdengar menyinggung perasaan orang di zaman kini, namun itu merupakan keinginan Paulus untuk membuat para pembacanya sadar akan jalan tragis yang mereka tempuh. Sebagai ayah mereka dalam injil, ia sedang mencari sesuatu untuk kepentingan anak-anak rohaninya. Orang tua yang baik terkadang menggunakan bahasa yang tampaknya kasar saat bicara kepada anak-anak mereka untuk mencegah mereka membuat kesalahan yang memiliki konsekuensi jangka panjang.
Paulus bertanya, Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? "Mulai dengan Roh" mengacu kepada permulaan hidup orang Kristen, yang dimulai saat pembaptisan. Oleh kasih karunia Allah, gereja Galatia sudah memulai hidup yang baru di dalam Kristus (Rom. 6:4). Mereka telah dimeteraikan oleh Roh Kudus yang menetap (Efe. 1:13) dan diberi kuasa dengan pelbagai karunia Roh untuk membangun gereja. Allah sedang bekerja di dalam diri mereka dan melalui mereka.
Karena gereja Galatia telah menerima Roh, maka suatu kebodohan bagi mereka untuk berpikir bahwa mereka dapat "disempurnakan oleh daging" Perbedaan yang sangat kentara adalah antara ilahi ("Roh") dan manusia ("daging"). Kata Yunani yang diterjemahkan "daging" (sa÷rx, sarx) memiliki beberapa nuansa arti yang berhubungan dengan tubuh fisik.10Dalam konteks ini, Alkitab NLT menerjemahkan kata itu sebagai "usaha manusia." Istilah itu berkaitan dengan ketaatan kepada hukum Taurat (lihat 3:5).
Kata "mengakhiri" berkaitan dengan kata kerja ejpitele÷w (epiteleō), yang berarti "komplit," "selesai", atau "menjadi dewasa." Guru-guru Yudaisme itu sedang menyajikan kepatuhan terhadap hukum Taurat sebagai sarana yang diperlukan untuk menjadi orang Kristen yang dewasa. Dalam 3:23-29, Paulus menunjukkan bahwa hukum Taurat menuntun orang-orang Yahudi untuk percaya kepada Kristus, dan bukan sebaliknya. Hukum Taurat itu ditujukan kepada Israel (Kel. 19:3-6) sampai kedatangan Yesus Kristus dan kematian-Nya di kayu salib. Hukum itu diberikan kepada orang Yahudi, bukan kepada orang non-Yahudi. Orang Kristen non-Yahudi yang mengikuti hukum Taurat akan mengalami kemunduran, bukan kemajuan.
Ayat 4. Paulus tidak dapat membayangkan mengapa gereja Galatia mau menderita atas begitu banyak hal dengan sia-sia (NASB) dengan berpaling dari injil yang murni (lihat 1:6-9). Teks tersebut tidak mencantumkan pelbagai pencobaan yang orang-orang Kristen ini telah alami sejauh ini. Namun demikian, Paulus dan Barnabas pernah menderita selama perjalanan misi pertama mereka (Kisah 13; 14). Mereka mengalami perlawanan secara verbal dari nabi-nabi palsu dan orang-orang yang tidak percaya. Mereka diusir ke luar kota, dan Paulus bahkan pernah dilempari batu. Karena kedua misionaris ini pernah diperlakukan dengan penghinaan seperti itu, gereja-gereja muda yang mereka tinggalkan kemungkinan besar diperlakukan dengan cara yang sama (Kisah 14:2). Orang-orang Yahudi yang tidak percaya mungkin menentang orang-orang Yahudi yang telah percaya kepada Kristus serta orang-orang bukan Yahudi yang telah berpaling kepada Allah tanpa menjadi orang Yahudi (disunat).
Klarifikasi Masakan sia-sia mengungkapkan bahwa Paulus berharap gereja Galatia itu akan kembali kepada injil sejati Kristus. Penderitaan mereka tidak harus sia-sia11 selama mereka kembali kepada prinsip iman.
Ayat 5. Dengan mengulangi pesan 3: 3, Paulus bertanya, Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? Ia sedang mengatakan bahwa kepada orang-orang Kristen di Galatia itu Allah telah menyediakan Roh dan pelbagai mujizat yang diadakan melalui mereka oleh karena iman mereka kepada Kristus.
Dua kata Yunani di sini menekankan aktivitas Allah. Yang pertama adalah epjicorhge¿w (epichorēgeō), yang dapat diterjemahkan "menyediakan" atau "memasok." Kata ini dan istilah-istilah yang terkait muncul beberapa kali di dalam Perjanjian Baru,12dan sebagian besar kemunculannya menekankan kebajikan Allah. Akar kata kerja corhge÷w (chorēgeō) digunakan dalam bahasa Yunani klasik untuk orang kaya yang "membayar biaya bagi pelatihan paduan suara."13Penggunaannya di sini menggambarkan Allah sebagai dermawan yang murah hati yang dengan cuma-cuma memberikan Roh-Nya.
Kata Yunani yang kedua adalah ejnerge÷w (energeō), yang berarti "bekerja" atau "aktif." Kata benda yang terkait ejne÷rgeia (energeia) berada di balik kata bahasa Indonesia "energi." Pelbagai mujizat yang diadakan oleh orang Kristen mula-mula adalah hasil dari kuasa dan energi Allah. Paulus kemungkinan mengacu kepada mujizat (yang tidak dapat dibantah) oleh karena ketidakmatangan rohani gereja Galatia. Meski "buah Roh" seharusnya sudah terlihat tengah-tengah mereka, terlihat sangat berbeda dengan "perbuatan daging" (5:16-26; lihat Mat. 7:15-23), mujizat-mujizat yang disebut di sini akan lebih jelas bagi orang-orang Galatia yang memikirkan kedagingan.
Beberapa nas, terutama dalam Kisah Para Rasul, mencerminkan bahasa yang Paulus gunakan dalam 3:5 dengan menekankan tampilan lahiriah kekuatan Roh:
Tanda-tanda mujizatiah: Yesus berkata, "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru14… mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." … Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya (Mrk. 16:17-20).
Baptisan dalam Roh Kudus: Yesus menjanjikan baptisan dalam Roh Kudus kepada rasul-rasul-Nya: "Tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus" (Kisah 1:5).
Pengalaman para rasul pada hari Pentakosta: "Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain…" (Kisah 2:4).15
Kutipan Petrus tentang nubuat Yoel pada hari Pentakosta: "Itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel: … Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia;16maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, … Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi …" (Kisah 2:16-19).
Khotbah Petrus pada hari Pentakosta: "Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini" (Kisah 2:33; lihat Efe. 4:7, 8, 11-13).
Perbuatan para rasul di Yerusalem: "Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda" (Kisah 2:43).
Mujizat Filipus diamat-amati oleh Simon: "Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi" (Kisah 8:13).
Perbuatan Petrus dan Yohanes di Samaria: "… Petrus dan Yohanes ke situ… berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus" (Kisah 8:14-19).
Roh diterima oleh mereka yang mendengar khotbah Petrus di rumah Kornelius: "Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya [Yahudi] dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: 'Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?'"(Kisah 10:44-47).
Pembelaan Petrus di Yerusalem: "Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: … kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita … bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" (Kisah 11:15-17).
Nas-nas lain mengajarkan kebenaran tentang peranan tanda-tanda mujizatiah, baik dalam pelayanan Yesus dan dalam kehidupan gereja mula-mula.17Dalam menekankan nilai tanda-tanda pembuktian, kita harus menekankan nilai praktis, manfaat mereka untuk membangun gereja (1 Kor. 12:7; 14:12, 18, 19, 26). Pada waktu Perjanjian Baru yang tertulis belum ada, firman Allah diwahyukan di dalam jemaat-jemaat melalui nubuat— yaitu, Allah mengungkapkan kehendak-Nya melalui pengilhaman langsung. Selain itu, guru-guru menjelaskan makna pesan itu dan "kata-kata [atau ucapan itu] dengan hikmat" (1 Kor. 12:8) sehingga para anggota gereja dapat mempelajari penerapan praktis pesan itu. Fenomena mujizatiah seperti itu tidak dimaksudkan untuk membangkitkan kegembiraan; semua itu bermanfaat dan bertujuan untuk membangun dan mendewasakan tubuh Kristus dalam kasih (Efe. 4:7-16).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Galatia (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menu...
Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1--14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).
Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:
- (1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
- (2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?
Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.
Tujuan
Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini
- (1) untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
- (2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.
Survai
Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa
- (1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
- (2) berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10); dan
- (3) beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).
Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu.
- (1) Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1--2:21).
- (2) Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1--4:31).
- (3) Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1--6:18).
Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12). Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri unik menandai surat ini:
- (1) Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawan-pelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20).
- (2) Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai kehidupan Paulus.
- (3) Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa jemaat (akan tetapi Lihat "PENDAHULUAN SURAT EFESUS" 08197).
- (4) Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).
Full Life: Galatia (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Gal 1:1-10)
A. Salam
(Gal 1:1-5)
B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan I...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Gal 1:1-10) - A. Salam
(Gal 1:1-5) - B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia
(Gal 1:6-10) - I. Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi)
(Gal 1:11-2:21) - A. Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus
(Gal 1:11-24) - B. Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes
(Gal 2:1-10) - C. Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus
(Gal 2:11-21) - II. Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)
(Gal 3:1-4:31) - A. Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik
(Gal 3:1-14) - B. Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat
(Gal 3:15-24) - C. Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba
(Gal 3:25-4:7) - D. Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka
(Gal 4:8-20) - E. Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak
(Gal 4:21-31) - III.Paulus Membela Kebebasan Injilnya (Praktis)
(Gal 5:1-6:10) - A. Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia
(Gal 5:1-12) - 1. Memelihara Kebebasan Kristen
(Gal 5:1) - 2. Akibat Menyerah Kepada Sunat di Bawah Hukum Taurat
(Gal 5:2-12) - B. Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan
Tabiat Berdosa
(Gal 5:13-26) - 1. Perintah Kasih
(Gal 5:13-15) - 2. Hidup oleh Roh, Bukan oleh Tabiat Berdosa
(Gal 5:16-26) - C. Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus
(Gal 6:1-10) - 1. Saling Menanggung Beban
(Gal 6:1-5) - 2. Menolong Pelayan Firman Allah
(Gal 6:6) - 3. Jangan Jemu-Jemu Berbuat Baik
(Gal 6:7-10) - Penutup
(Gal 6:11-18)
Matthew Henry: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di sua...
- Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di suatu negeri atau provinsi, karena Galatia itu sebuah provinsi. Besar kemungkinan bahwa jemaat-jemaat di Galatia ini pertama kali bertobat dan memeluk iman Kristen melalui pelayanan Paulus. Atau, kalau bukan dia yang menanam jemaat, paling tidak ia sudah terlibat menyirami jemaat-jemaat ini, seperti yang tampak jelas dari surat ini sendiri, dan juga dari Kisah Para Rasul 18:23. Dalam Kisah Para Rasul itu, kita mendapati Paulus menjelajahi seluruh negeri Galatia dan kemudian Frigia, untuk meneguhkan hati semua murid. Selama ia berada bersama mereka, mereka menunjukkan penghormatan dan kasih sayang mereka yang teramat besar baik terhadap dia pribadi maupun pelayanannya. Akan tetapi, tidak lama setelah ia tidak lagi bersama mereka, beberapa pengajar yang masih berpegang pada agama Yahudi menyusup di antara mereka. Dengan kepintaran dan hasutan mereka, jemaat-jemaat di Galatia segera saja merendahkan pribadi Paulus dan pelayanannya. Yang menjadi tujuan utama dari para pengajar palsu ini adalah menjauhkan mereka dari kebenaran di dalam Yesus, terutama yang berkenaan dengan ajaran agung tentang pembenaran, yang jelas-jelas mereka selewengkan. Mereka menegaskan pentingnya paduan antara pelaksanaan hukum Musa dan iman di dalam Kristus untuk mendapat pembenaran. Dan, untuk mencapai tujuan ini dengan lebih baik, mereka berbuat semampu mereka untuk merendahkan tabiat dan nama baik Rasul Paulus, dan meninggikan nama baik mereka sendiri di atas kehancuran namanya. Mereka menggambarkan dia sebagai orang yang, kalaupun diakui sebagai rasul, jauh lebih rendah daripada rasul-rasul lain, dan khususnya sebagai orang yang tidak layak mendapat penghormatan seperti Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ada kemungkinan mereka sendiri mengaku-ngaku sebagai para pengikut rasul-rasul yang disebut terakhir ini. Dan dalam kedua usaha tersebut, mereka luar biasa berhasil. Inilah latar belakang Paulus menulis surat ini. Di dalamnya ia mengungkapkan keprihatinannya yang besar bahwa mereka sudah begitu cepat membiarkan diri dilencengkan dari iman Injil. Di situ juga ia membela tabiat dan wewenangnya sendiri sebagai rasul melawan tuduhan-tuduhan para musuhnya. Ia menunjukkan bahwa baik mandat maupun ajarannya bersifat ilahi, dan bahwa sedikit pun dia, dilihat dari segi mana saja, tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu (2Kor. 11:5). Kemudian ia menegaskan dan mempertahankan ajaran Injil yang agung tentang pembenaran oleh iman tanpa menjalankan hukum Taurat, dan mengatasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul dalam pikiran jemaat mengenai ajaran itu. Dan, setelah mengokohkan ajaran yang penting ini, ia menasihati mereka untuk berdiri teguh di dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus sudah membebaskan mereka, memperingatkan mereka agar berhati-hati terhadap penyalahgunaan kemerdekaan ini, dan memberi mereka sejumlah nasihat dan petunjuk yang sangat perlu. Lalu ia menutup surat ini dengan memberi mereka penjelasan yang adil tentang para pengajar palsu yang sudah menjerat mereka, dan pada sisi lain, tentang tabiat dan perilakunya sendiri. Dalam kesemuanya ini, yang menjadi maksud dan tujuannya yang utama adalah mengembalikan mereka yang sudah disesatkan, memantapkan mereka yang mungkin goyah, dan meneguhkan siapa saja di antara mereka yang tetap mempertahankan kesetiaan dan kelurusan hati mereka.
Galilah: Galatia (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F....
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F.F. The Epistle to the Galatians: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans Pub. Co. 1982.
De Witt Burton, Ernest. The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971.
Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984.
Cole, R. Alan. Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983.
Dana H.E. & Mantey J.R. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957.
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Literatur SAAT. Malang. 2008, 2014.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Gathercole, Simon, J. Galatians, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger, Bruce M. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Moo, Douglas. Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Shelley, Bruce. Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1993
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.395 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Jilid. 30, Hal. 77–78
2 Douglas Moo, Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013. Pendahuluan.
3 Moo. Kindle Lokasi 517-521.
4 Moo. Kindle Lokasi 1072-1076.
5 R. Alan Cole, Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983. Hal. 29.
6 Cole, Hal. 29.
7 George, Hal. 80.
8 Aorist Aktif Partisip.
9 A. T. Robertson, Word Pictures of the New Testament, ESword. Gal 1:1.
10 Spiros Zodhiates, Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993. Lihat kata nekros.
11 George. Hal. 85.
12 Nubuatan-nubuatan tersebut sangat mirip dengan istilah-istilah yang Paulus gunakan di sini, kalau LXX, PL terjemahan Bahasa Yunani, dilihat.
13 Lihat penjelasan di apendiks.
14 Aorist Medium Subjunktif.
15 Mounce, Lokasi Kindle 2019.
16 Bruce, Hal. 80.
17 Present Aktif Indikatif.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata metatithemi.
19 Present Medium Indikatif.
20 Moo, Kindle lokasi. 2209.
21 Aorist Aktif Partisip.
22 George. Hal. 94-95.
23 Present Aktif.
24 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata tarasso.
25 Ibid. Lihat kata metastrefo.
26 George. Penjelasan pada Gal 1:7
27 H.E. Dana & J.R. Mantey. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957. Lihat kata alla di halaman 240.
28 Present Medium Subjunktif.
29 Present Aktif Imperatif.
30 Present Medium Indikatif.
31 Cole. Hal. 44.
32 Present Aktif Indikatif.
33 Imperfek Aktif Indikatif dan Imperfek Medium Indikatif.
34 Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996. Hal 695.
35 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata gnorizo.
36 Present Aktif Indikatif.
37 Present Aktif Indikatif.
38 Ibid. Lihat kata apokalypsis.
39 Aorist Aktif Indikatif.
40 Ibid, N. F. Lihat kata anastrofe.
41 Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976. Hal. 19.
42 Imperfek Aktif Indikatif.
43 Imperfek Aktif Indikatif.
44 Imperfek Aktif Indikatif.
45 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Hal. 185–186.
46 Ibid, N. F. Lihat kata perissoteros.
47 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata aforizo.
48 Aorist Aktif Partisip.
49 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. kata eudokeo
50 Moo. Kindle Lokasi 2934-2935.
51 Present Medium Subjunktif.
52 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata euthos.
53 Ibid. Lihat kata prosanatithemi.
54 MacArthur, Hal 1651
55 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata historeo.
56 Yohanes 5:2, 19:13, 19:17, 19:20, dan 20:16
57 Present Aktif Indikatif
58 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata idou.
59 Bruce, Hal. 102.
60 Imperfek Aktif Indikatif.
61 Imperfek Aktif Indikatif.
62 Imperfek Aktif Indikatif.
63 Gathercole, Simon, J. ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. P2246.
64 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata anatithemi.
65 Ibid. Lihat kata dokeo.
66 Present Aktif Subjunktif.
67 Aorist Aktif Indikatif.
68 Aorist Pasif Infinitif.
69 Robertson, lihat penjelasan di Gal 2:4.
70 Aorist Aktif Indikatif.
71 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata diameno
72 Perfek Pasif Indikatif.
73 Lihat penjelasan di Apendiks.
74 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata apostole.
75 Ibid. Kata stylos.
76 Gathercole. P2247.
77 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata anthistemi.
78 Ibid. Kata kataginosko.
79 Lihat di Apendiks
80 Bruce, Hal. 129.
81 Perfek Pasif Partisip
82 Imperfek Aktif Indikatif
83 Imperfek Aktif Indikatif
84 Moo. Kindle Lokasi 3920.
85 Imperfek Aktif Indikatif
86 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata orthopodeo.
87 Moo, Kindle lokasi,4117.
88 Present Aktif
89 Di versi NIV (Bahasa Inggris) bagian ini ada dalam tanda kutip.
90 Moo. Kindle Lokasi 4266.
91 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata oida.
92 Perfek Aktif Partisip
93 George. Jil. 30, hal. 190.
94 Moo. Kindle Lokasi 4532.
95 Perfek Pasif Indikatif
96 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata atheteo.
97 Ibid. Lihat kata dorean.
98 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anoetos.
99 Ibid. Lihat kata baskaino.
100 Perfek Pasif Partisip
101 Ibid. Lihat kata prografo.
102 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
103 Aorist Aktif Indikatif
104 Moo, Kindle lokasi 4953
105 Lihat instrumental use of the Dative Case di The Elements of New Testament Greek, J. W. Wenham, Cambridge University Press, Cambridge. 1993, Hal. 46.
106 Present Medium Indikatif
107 George. Jil. 30, Hal. 213.
108 Moo. Kindle Lokasi 5011.
109 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata epikhoregio.
110 Present, Aktif Partisip
111 1 Makabe 2: 45-64 – Diterjemahkan oleh penulis
112 Lihat: Moo. Kindle Lokasi 5110. George. Jil. 30, Hal. 217–218.
113 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata logizomai.
114 Present Aktif Imperatif
115 Bruce, Hal. 155.
116 Moo. Kindle Lokasi 5212.
117 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata proeidon.
118 Present Aktif Indikatif
119 Moo, Kindle lokasi 5374.
120 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008. Hal. 32.
121 Present Pasif Indikatif
122 George. Hal. 230.
123 Ibid. Hal. 235.
124 Present Aktif Indikatif
125 Present Aktif Indikatif
126 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata emmeno.
127 Present Aktif Indikatif
128 Present Pasif Indikatif
129 Datif
130 George, Hal. 234.
131 George. Hal. 238
132 Cole. Hal. 99.
133 Cole. Hal. 99.
134 Lihat penjelasan di Apendiks.
135 George. Hal. 244.
136 Moo. Kindle Lokasi 6176.
137 George. Hal. 244.
138 Bruce. Hal. 170
139 Moo. Kindle Lokasi 6198.
140 George. Hal. 248.
141 Perfek Pasif Partisip
142 Terdapat di MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987. Halaman 85. Ada yang mengatakan bahwa Paulus hanya mengutip dari LXX yang agak keliru di ayat ini, tetapi tidak usah kita menyimpulkan begitu, karena penjelasan dari pengulangan perjanjian cukup masuk akal.
143 Lihat di situs: creation.com Maaf, ada dalam bahasa Inggris saja.
144 Present Aktif Indikatif
145 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akuroo dan katargeo.
146 Aoris Aktif Infinitif
147 Ibid. Lihat kata kleronomia.
148 Perfek Medium Indikatif
149 Lihat penjelasan di Apendiks
150 Moo. Kindle Lokasi 6221.
151 Moo. Kindle Lokasi 6372.
152 Cole. Hal. 105.
153 Dari Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal. 76.
154 Moo. Kindle Lokasi 6551.
155 Bruce, F. F. Hal. 180
156 Cole. Hal. 106.
157 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata sugkleio.
158 Aoris Pasif Subjunktif.
159 Ibid. Lihat kata froreo.
160 Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985. Hal. 754.
161 Moo. Kindle Lokasi 6590.
162 NKJV, NAS, NIV
163 Penjelasan ini terdapat dari Pdt. Mike Riccardi MDiv, Th.M, dari Grace Community Church, C.A. Sangat membantu!
164 George. Hal. 267.
165 Hina + Subjunktif.
166 Cole. Hal. 108.
167 Bruce, F. F. Hal. 183–184.
168 Ibid. Hal. 183–184
169 Aoris Medium Indikatif
170 Bruce, F. F. Hal. 187.
171 Present Aktif Indikatif
172 Terjemahan PL dalam bahasa Yunani
173 Bruce, F. F. Hal. 189.
174 Present Aktif Indikatif
175 Bruce, F. F. Hal. 192.
176 Moo. Kindle Lokasi 7004.
177 Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.Edisi 2, Jil. 3, hal. 383)
178 Bruce, F. F. Hal. 192.
179 Bruce, F. F. Hal. 192.
180 Ibid. Hal. 192.
181 Moo. Kindle Lokasi 7113.
182 Perifrastik Pluperfek – Menyangkut cara tidak langsung bicara mengenai sesuatu yang sudah berlalu.
183 Ayat ini disebut protoevangelium oleh para ahli Alkitab, yang berarti ‘Injil Pertama’.
184 George. Hal. 302.
185 Bruce, F. F. Hal. 197
186 Moo. Kindle Lokasi 7275.
187 https://en.wikipedia.org/wiki/Augustus
188 Present Aktif Indikatif
189 Moo. Kindle Lokasi 7313.
190 Bruce, F. F. Hal. 199.
191 Ernest De Witt Burton, The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971. Hal. 224.
192 Moo. Kindle Lokasi 7356.
193 Perfek Pasif Partisip
194 Aoris Aktif Indikatif
195 Moo. Kindle Lokasi 7456.
196 Bruce, F. F. Hal. 202.
197 George. Hal. 313.
198 Aoris Aktif Partisip
199 Aoris Pasif Partisip
200 Present Aktif Indikatif
201 Present Aktif Infinitif dan Present Aktif Indikatif
202 Mounce, Kindle Lokasi 7552-7553.
203 Present Medium Indikatif
204 Present Pasif Indikatif
205 Moo. Kindle Lokasi 7560.
206 Ibid. Kindle Lokasi 7560.
207 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata deomai.
208 Present Medium Imperatif
209 Gathercole. Hal. 2252.
210 Perfek Aktif Indikatif
211 Bruce, F. F. Hal. 209.
212 George. Hal. 324.
213 Moo. Kindle Lokasi 7679.
214 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata makarismos.
215 Ernest De Witt Burton. Hal. 245.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Bruce, F. F. Hal. 211.
218 Ibid. Hal. 211.
219 Bruce, Moo dan Burton, antara lain, semua rasa begitu maknanya.
220 Ada naskah-naskah yang menggunakan kata teknia, yang berarti anak kecil, tetapi tekna dianggap asli karena dipakai secara lebih luas dan juga karena lebih sesuai dengan kebiasaan Paulus.
221 Ernest De Witt Burton, Hal. 248.
222 Moo. Kindle Lokasi 7804.
223 Imperfek Aktif Indikatif
224 Moo. Kindle Lokasi 7822.
225 Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984. Jil. 19, Hal. 23.
226 Robertson. Lihat penjelasan di 4:24.
227 Ernest De Witt Burton, Hal. 256.
228 Present Aktif Imperatif
229 Present Aktif Partisip
230 Moo. Kindle Lokasi 7976.
231 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akouo.
232 Bruce, F. F. Hal. 220.
233 Present Aktif Indikatif
234 Moo. Kindle Lokasi 8264.
235 Aoris Pasif Imperatif
236 Present Aktif Partisip
237 Aoris Aktif Imperatif
238 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eremos.
239 Moo. Kindle Lokasi 8264.
240 Moo. Kindle Lokasi 8344.
241 Robertson. Lihat penjelasan di 4:29.
242 Cole, Hal. 185.
243 Aoris Aktif Imperatif
244 Moo. Kindle Lokasi 8594.
245 Present Aktif Imperatif
246 Present Pasif Imperatif
247 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata enekho.
248 Bruce, F. F. Hal. 226.
249 Moo. Kindle Lokasi 8594.
250 Ean (Kalau) + Subjunktif (disunat). Lihat: Black, D. A. It’s still Greek To Me, Baker, Grand Rapids, 1998. Hal. 145.
251 Future Aktif Indikatif
252 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata martyromai.
253 Present Pasif Partisip
254 Wallace, Hal. 344.
255 Ibid, Hal. 535.
256 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata katargeo.
257 Aoris Pasif Indikatif
258 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Buku 1. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. “Jaminan Kekal," Hal. 385-386.
259 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata apekdekhomai.
260 Moo. Kindle Lokasi 8771.
261 Cole, Hal. 193.
262 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata iskhyo.
263 Ibid. Lihat kata energeo.
264 Ibid. Lihat kata trekho.
265 Imperfek Aktif Indikatif
266 Bruce, Hal. 234.
267 Aoris Aktif Indikatif
268 Moo. Kindle Lokasi 8925.
269 Present Pasif Infinitif
270 Present Aktif Partisip
271 Perfek Aktif Indikatif
272 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata tarasso.
273 Future Aktif Indikatif
274 Moo. Kindle Lokasi 9036.
275 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anastatoo.
276 Ibid. Lihat kata apokopto.
277 Moo. Kindle Lokasi 9048.
278 Moo. Kindle Lokasi 9144.
279 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aforme.
280 Present Aktif Imperatif
281 Silva, Hal. 790.
282 Bruce, F. F. Hal. 241.
283 Future Aktif Indikatif
284 Present Aktif Indikatif
285 Bruce, F. F. Hal. 242.
286 Present Aktif Imperatif
287 Kata ini bersifat Aoris Pasif Subjunktif, tetapi supaya lebih mudah dimengerti, bentuk aktif dipakai. Lihat juga TB, yang memakai bentuk aktif.
288 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata analoo.
289 Moo. Kindle Lokasi 9435.
290 Kasus Datif menyangkut obyek tidak langsung dan biasanya membawa arti kepada/oleh/melalui. Lihat Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge, 1965. Hal. 9.
291 Wallace. Hal. 162, 165-166.
292 Aoris Aktif Subjunktif
293 Wallace. 1996. Hal. 468-469.
294 Present Aktif Indikatif
295 Present Medium Indikatif
296 Present Aktif Subjunktif
297 Present Pasif Indikatif
298 Moo. Kindle Lokasi 9564.
299 Ibid. Kindle Lokasi 9574.
300 Dikutip langsung dari Moo, hal. 9555.
301 Bruce, F. F. Hal. 247.
302 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
303 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aselgeia.
304 Ibid. Lihat kata farmakeia.
305 Moo. Kindle Lokasi 9625.
306 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
307 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata hairesis.
308 Moo. Kindle Lokasi 9637.
309 Bruce, F. F. Hal. 250.
310 Present Aktif Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Present Aktif Partisip
313 Future Aktif Indikatif
314 Moo. Kindle Lokasi 9707.
315 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 139.
316 Moo. Kindle Lokasi 9707.
317 Moo. Kindle Lokasi 9740.
318 Silva, Hal. 210.
319 Moo. Kindle Lokasi 9740.
320 Silva, Hal. 210.
321 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 140.
322 Ibid. Hal 140.
323 Bruce, F. F. Hal. 254.
324 Ibid. Hal. 254.
325 Moo. Kindle Lokasi 9792.
326 Aoris Aktif Indikatif
327 Cole, Hal. 223.
328 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 529.
329 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata pathema.
330 Cole, Hal. 223.
331 Moo. Kindle Lokasi 9908.
332 Present Aktif Subjunktif – Bentuk ini sering digunakan sebagai perintah, secara khusus dimana orang mau berkata marilah kita. Lihat penjelasan Hortatory Subjunctive di Wallace, Hal. 464-465.
333 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata kenodoksos.
334 Ibid. Lihat kata prokaleo.
335 Moo. Kindle Lokasi 9964.
336 Artinya begitu kalau artikel tidak dipakai. Lihat penjelasan di Apendiks.
337 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata prolambano.
338 Ibid. Lihat kata katartizo.
339 Present Aktif Imperatif
340 Moo. Kindle Lokasi 10005.
341 Present Aktif Partisip
342 Moo. Kindle Lokasi 10014.
343 Present Aktif Imperatif
344 Future Aktif Indikatif
345 MacArthur, Hal. 1799
346 Present Aktif Indikatif
347 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 148.
348 Present Aktif Indikatif
349 Present Aktif Imperatif
350 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eis.
351 Moo. Kindle Lokasi 10164.
352 Ibid. Kindle Lokasi 10164.
353 Bruce, F. F. Hal. 263.
354 Present Pasif Partisip
355 Present Aktif Partisip
356 Present Pasif Imperatif
357 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 151.
358 Moo. Kindle Lokasi 10252.
359 George, Hal. 423.
360 Future Aktif Indikatif
361 Present Aktif Subjunktif
362 Moo. Kindle Lokasi 10262.
363 Present Aktif Partisip
364 Future Aktif Indikatif
365 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata egkakeo.
366 Present Aktif Subjunktif
367 Wallace. Hal. 632-633.
368 Cole, Hal. 231.
369 Present Medium Subjunktif – Seperti kita lihat di atas, tetapi suara medium, yang menekankan peran pelaku.
370 Aoris Aktif Imperatif
371 Bruce, F. F. Hal. 268.
372 Moo. Kindle Lokasi 10458.
373 Ibid, Kindle Lokasi 10407.
374 Bruce, Hal. 261
375 Moo, Kindle Lokasi 10476.
376 Bruce, Hal. 268.
377 Moo, Kindle Lokasi 10494.
378 Present Pasif Subjunktif
379 Present Pasif Partisip
380 Ibid, Kindle lokasi 10528.
381 Present Aktif Indikatif
382 Bruce, Hal. 270.
383 Present Medium Infinitif
384 Ibid, Hal. 271.
385 Gathercole. Hal. 2256.
386 Perfek Pasif Indikatif
387 Kata eimi (adalah) yang sifatnya Present Aktif Indikatif, tetapi sulit diterjemahkan.
388 Kata canon dalam bahasa Inggris, dipakai untuk menjelaskan prinsip-prinsip/cara-cara di mana kitab-kitab suci dikumpulkan di dalam Alkitab.
389 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 158.
390 Future Aktif Indikatif
391 Bruce, Hal. 275.
392 Moo, Kindle Lokasi 10769.
393 Ibid, Kindle Lokasi 10788.
394 Ibid, Kindle Lokasi 10796. Lihat juga Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal
395 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbit...
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam mempersiapkan pelajaran/khotbah ataupun dalam usaha penerjemahan Firman Tuhan. Tidak dimaksudkan untuk dibacakan saja kepada jemaat, karena bahan ini adalah bahan penelitian, bukan sebuah pelajaran/khotbah.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, ataupun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini adalah melakukan penelitian pada budaya setempat, penanggalan kitab, dan peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, juga apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Sering kali, salah paham terjadi apabila orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini bukan hanya mengakibatkan banyak salah paham, tetapi bahkan doktrin yang keliru.
Dalam hal penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, hal ini untuk menjaga supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti suatu ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah. Ini tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Fi...
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Firman Tuhan karena dia sangat terkenal. Ada satu penulis dari abad yang kedua yang menulis apa yang pernah dia dengar mengenai rasul ini:
Dia adalah orang yang cukup kecil badanya, yang kepalanya botak dan kakinya bengkok. Dia kuat secara fisik, alis matanya bertemu di tengah dan hidungnya bengkok. Dia penuh keramahan, yaitu, satu saat dia kelihatan seperti manusia, tetapi saat lain tampil seperti malaikat.1
Kata Galatia mempunyai dua arti pada waktu Paulus menulis suratnya, yaitu provinsi Galatia dan etnis Galatia. Kemungkinan besar yang dimaksudkan Paulus di surat ini adalah Provinsi Galatia, yang dia kunjungi dua kali dalam Perjalanan Misi pertamanya. Gereja-gereja yang ditanam di sana termasuk Antiokhia di Pisidia (Kis 13:14-50), Ikonium (Kis 13:51-14:7), Listra (Kis 14:8-19) dan Derbe (Kis 14:20-21). Memang masuk akal melihat beberapa gereja ini karena surat Galatia adalah surat satu-satunya di mana Paulus berkata bahwa dia menulis kepada beberapa gereja di satu provinsi.(Gal 1:2)2 Tidak ada bukti sedikitpun bahwa Paulus menanam gereja di bagian Galatia etnis yang terletak agak ke utara.
Kemungkinan besar Paulus menulis surat ini sebelum Sidang Besar yang diadakan di Yerusalem (Kis 15), karena kalau orang Galatia mengalami tekanan dari partai sunat dan Paulus ditugaskan membawa surat hasil Sidang, mengapa surat itu tidak dikutip sedikitpun dalam surat ini? Itu sebabnya lebih baik kita simpulkan bahwa Paulus menulis sesudah dia pulang dari Perjalanan Misi yang pertama sebelum dia diutus ke Yerusalem. (48 Masehi)3 Kalau begitu, sangat masuk akal juga mengapa dia katakan bahwa mereka “begitu lekas berbalik” karena pengaruh dari partai sunat – Memang cepat!
Tema dari surat Galatia adalah keselamatan yang diperoleh hanya melalui iman saja, bukan hasil perbuatan baik. Kita harus mengingat bahwa penjangkauan di antara orang non-Yahudi masih cukup baru bagi gereja mula-mula ini. Jadi tentu saja ada proses di mana gereja yang dari mulanya mengalir dari agama Yahudi, harus membahas peranan Hukum Taurat dalam kehidupan mereka sebagai orang percaya. Oleh ilham Allah, kesimpulan yang Paulus tulis adalah, Hukum Taurat tidak menyelamatkan, atau tidak membenarkan. Fungsinya Hukum Taurat adalah untuk menyoroti dosa. Sebenarnya fungsinya sama di Perjanjian Lama, tetapi orang yang berdosa pada masa tersebut, boleh membawa korban ke bait Allah untuk dipersembahkan menebus dosa mereka. Jadi pada masa Perjanjian Lama pun, terlihat bahwa iman yang menyelamatkan. Masalanya adalah dengan Kristus memberi diri menjadi Korban Penebusan satu kali untuk selama-lamanya, sistem pengorbanan di Bait Allah menjadi usang, sehingga Allah tidak lagi menerima korban tebusan. Jadi kalau orang berusaha kembali kepada ketetapan-ketetapan Perjanjian Lama sebagai dasar pembenaran, maka mereka hanya menemukan Hukum Taurat tanpa sistem pengorbanan, sehingga hanya menjadi nyata bahwa mereka orang berdosa dan tidak ada jalan keselamatan.4 (Ibr 8:6-13) Sebagai penerapan dari tema besar ini, dari Gal 5 Paulus mulai bicara mengenai kebebasan kita di dalam Kristus dan pelayanan Roh Kudus di dalam orang percaya, menurut pengertian yang terdapat di nubuatan-nubuatan yang sangat jelas mengenai Perjanjian Baru, yaitu Yeremia 31:31-34 dan Yehezkiel 36:25-27, yang menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang menjadi kekuatan dan dorongan di dalam diri orang percaya, sehingga dia hidup berkenan kepada Allah. Dari segi gaya, surat ini sering disebut sebagai draf daripada surat Roma, karena begitu mirip isinya.5
Ada yang menganggap bahwa Paulus bertentangan dengan Yakobus di surat ini, tetapi kalau menggali lebih dalam mengenai hubungan mereka dan maksud penulisan, ternyata mereka teman, yang sangat setuju mengenai jalan keselamatan. Di Gal 1:19 kita lihat bahwa Paulus mengenal Yakobus, lalu di Gal 2:9-10 Paulus memberi kesempatan untuk para sokoguru jemaat memberi masukan pada Injil yang dia sampaikan. Tentu kalau Yakobus tidak setuju mengenai keselamatan oleh iman saja, dia pasti protes. Tetapi yang kita lihat di sana adalah persetujuan, persekutuan, bahkan pengutusan dan tambahan yang mereka usulkan hanya menyangkut pelayanan kepada orang miskin saja. Ada salah paham mengenai Gal 2:12, seolah-olah Yakobus mengutus orang untuk memata-matai kebebasan orang percaya di Antiokhia, tetapi bukan itu yang dicatat di sana. Petrus hanya mengantisipasi apa yang akan terjadi ketika kabar ini sampai di telinga partai sunat di Yerusalem, yang juga berselisih pendapat dengan Petrus waktu dia kembali dari pelayanannya kepada Kornelius. (Kis 11:2-3) Kita juga lihat di surat hasil Sidang Yerusalem, yang menurut ahli-ahli bahasa, ditulis oleh Yakobus, berbunyi begini:
Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami,yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. (Kis 15:24)
Kita juga perlu memperhatikan bahwa maksud Paulus dengan menggunakan kata dibenarkan (dikaioo), berbeda daripada Yakobus, yang menulis sebelumnya. Pada waktu itu, kata tersebut paling sering membawa pengertian dibukti benar, tetapi Paulus menggunakannya menurut pengertian yang lain, di mana itu boleh berarti dibuat benar. Jadi ketika Paulus menggunakan kata ini di surat Galatia, maksudnya adalah orang berdosa dibuat benar dengan cara percaya saja dalam Kristus. Tetapi Yakobus berkata bahwa Abraham, 30 tahun sesudah dia dibuat benar,(Kej 15:6, Rom 4:1-5) dibukti sebagai orang benar ketika dia siap mengorbankan Ishak. (Kej 22, Yak 2:21-23) Jadi sebenarnya tidak ada pertentangan sedikitpun antara mereka, dalam hal pembenaran. Sama juga kalau kita meneliti pikiran mereka mengenai peran dari Hukum Taurat. Kalau Paulus bicara mengenai peran Hukum, itu berkaitan dengan keselamatan, di mana Hukum tersebut tidak menjadi jalan keselamatan, melainkan menyatakan dosa sehingga orang berseru kepada Sang Penebus. Kalau Yakobus bicara mengenai Hukum Taurat, itu menyangkut orang yang sudah percaya, di mana Hukum tersebut menyatakan dosa yang masih ada pada mereka supaya mereka bisa mengaku dan mengalami perubahan, dan dengan demikian itu boleh disebut sebagai “Hukum yang Memerdekakan”. (Yak 1:25, 2:12) Kalau kita memperhatikan perkataan Paulus di 2 Tim 3:16, ternyata dia setuju juga. Yang sangat indah di surat ini adalah kita melihat hati dan pengalaman Paulus, dicatat langsung oleh dia dalam Gal 1 dan 2, yang memperkaya wawasan kita mengenai rasul ini.
Jerusalem: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas
mendjeladjah Siprus, la...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas mendjeladjah Siprus, lalu menjeberang ke Asia-Ketjil, mendarat di Perge, di Pamfilia, lalu mula-mula pergi keutara sampai ke Antiochia di Pisidia, kemudian ketimur dan mendirikan umat-umat di Ikonium, Listra dan Derbe, tiga kota besar didaerah Likaonia. Likaonia dewasa ini merupakan bagian selatan dari propinsi Romawi, jang disebut "Propimi Galatia".
Pada perdjalanan kedua, (Kis.Ras. 15:36-18:22) Paulus dan Silas memilih djalan darat, dan melalui Siria dan Silisia mereka datang ke Likaonia pula, lalu mengundjungi umat-umat disitu jang berkembang pesat dan "meneguhkan iman" umat- umat itu.
Dari Likaonia Paulus bermaksud berdjalan ke Barat, tetapi Lukas mentjatat: mereka "ditjegah oleh Roh Kudus, lalu pergi keutara dan melintasi Frigia dan daerah Galatia". Demikian tjatatan Lukas jang sangat pendek. Tetapi Paulus tidak "melintasi" begitu sadja, tanpa mengadjar dan mendirikan umat-umat. Bdl. Kis. Ras. 18:23. Tentu pada kundjungan itu terdjadi apa jang kita batja dalam surat "kepada umat-umat Galatia" ini 4:13-15.
Jang dimaksudkan Lukas dengan "daerah Galatia", tentu bagian utara dari propinsi Galatia asli, jang sebelum didjadjah oleh orang Romawi merupakan satu keradjaan berdaulat. Penduduknja adalah imigran dari Eropah-Barat, Daerah Galia, jang sekarang masuk negeri Perantjis. Sesampai di Asia-Ketjil mereka masuk tentara seorang radja disitu, dan sesudah perang, karena djasanja jang istimewa, mereka diberi sebagian dari wilajah radja itu, untuk didjadikan keradjaan berdaulat bagi mereka sendiri.
Ada buktinja tjukup bahwa dengan "umat-umat Galatia" dalam djudul surat ini dimaksudkan Galatia jang asli itu, jaitu bagian utara dari propinsi Romawi jang disebut Galatia.
Umat-umat itu dikundjungi Paulus djuga pada perdjalanannja jang ketiga (Kis. Ras. 18:23). Setelah "diteguhkannja iman" umat-umat disitu ia pergi kearah barat, lalu menetap dua tiga tahun lamanja di Efesus, pusat penting untuk pemakluman Indjil dan pemimpinan segala umat di Asia-Ketjil, Achaja dan Masedonia.
Rupanja di Efesus Paulus mendapat kabar, bahwa umat-umat di Galatia didatangi pengadjar-pengadjar dari Palestina, jang mengadjarkan bahwa orang-orang bukan Jahudi jang bertobat wadjib disunat dan mengikuti hukum dan adat-istiadat Jahudi, kalau mau diselamatkan. Paulus djengkel dan gelisah dan segera menulis surat ini. Pada kundjungan jang pertama dari Paulus, umat-umat disitu menjambut Indjil dengan gembira dan belum ada kesulitan-kesulitan. Tetapi pada kundjungannja jang kedua, Paulus sudah terpaksa memperingatkan mereka, supaja waspada terhadap pengadjar-pengadjar palsu. Lih. 1:9. Dan jang dichawatirkan pada kundjungan jang kedua mendjadi kenjataan. Saudara-saudara palsu itu bukan sadja mengandjurkan persunatan dan penganutan hukum taurat, melainkan djuga mempersalahkan adjaran Paulus dan menandaskan bahwa ia bukan rasul sedjati dan "Indjil" nja tidak benar. Dan dari isi dan suasana tulisan Paulus kini kita mendapat kesan, bahwa sudah ada anggota-anggota jang pertjaja akan adjaran- adjaran dan pefitnahan pengadjar-pengadjar Jahudi tersebut,serta menganut mereka. Kita mengerti bahwa harena kabar itu Paulus sangat tjemas malah gelisah, kalau-kalau umat-umat tertjinta itu tersesat dari kebenaran Indjil dan didjauhkan dari Paulus dan Kristus. Lagi pula beban orang jang telah bertobat terlalu diberatkan, tanpa faedah sedikitpun, kalau mereka mengikuti andjuran- andjuran orang-orang Jahudi itu, dan tentu pertobatan orang-orang jang belum masuk umat sangat disukarkan. Ketjemasan dan kegelisahan Paulus tampak sekali dalam surat. Tak ada suratnja jang lain, jang begitu hebat gajanja. Tetapi jang tampak njata sekali pula ialah, bahwa kegelisahan dan kedjengkelan Rasul, djuga kalau ia membela diri, bukan karena ia merasa tersinggung kehormatannja, melainkan semata-mata berpokok pada tjinta kerasulan jang mesra kepada umat Kristus jang tertjinta, jang terantjam kesetiaannja dan kemurnian imannja. pembelaan kewibawaan untuk mempertahankan pengaruh kerasulannja memang menondjol dalam seluruh surat, tetapi, terdapat didalamnja djuga adjaran-adjaran pokok dan pengertian-pengertian keagamaan jang penting sekali, mengenai hakekat dan sjarat-sjarat keselamatan, dalam Kristus. Adjaran-adjaran itu didalam surat ini tegas dan tepat, tetapi ringkas, jang kemudian diuraikan dengan pandjang lebar sebagai atjara pokok dalam surat kepada umat Roma.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PASAL 3
PENGALAMAN DAN PEMBELAAN ALKITABIAH INJIL KRISTUS OLEH PAULUS (BAGIAN 1)
Paulus menggunakan tujuh argumen dalam pasal 3 dan 4 untuk membukt...
PASAL 3
PENGALAMAN DAN PEMBELAAN ALKITABIAH INJIL KRISTUS OLEH PAULUS (BAGIAN 1)
Paulus menggunakan tujuh argumen dalam pasal 3 dan 4 untuk membuktikan iman kepada Kristus lebih unggul daripada kepatuhan kepada hukum Musa:
Argumen satu: Orang-orang Kristen di Galatia menerima Roh Kudus oleh iman kepada Yesus, bukan karena ketaatan kepada Hukum Taurat (3:1-5).
Argumen dua: Abraham dinyatakan benar oleh imannya, bukan karena ia menaati Hukum Taurat (3:6-9).
Argumen tiga: Karena orang-orang Yahudi tidak dapat dengan sempurna menaati Hukum Taurat, maka hukum itu mendatangkan kutukan ke atas mereka (3:10-14, 19-22).
Argumen empat: janji Allah kepada Abraham dibuat ratusan tahun sebelum hukum Taurat diberikan (3:15-18).
Argumen lima: Tujuan hukum Taurat adalah untuk menjadi seorang penuntun (atau wali) yang memimpin kepada Kristus, dan tujuan itu telah terlaksana (3:23-4:7).
Argumen enam: Paulus memohon secara pribadi kepada saudara-saudaranya agar mereka tidak kembali kepada hukum Taurat. Kembali kepada hukum Taurat setelah menerima berkat Kristus akan melenyapkan sukacita dan harapan yang orang miliki (4:8-20).
Argumen tujuh: Paulus memberikan kiasan tentang Hagar dan Sara, yang melambangkan dua perjanjian. Kemerdekaan di dalam Kristus (dilambangkan oleh Sara) jauh lebih baik daripada perbudakan di bawah hukum Taurat (dilambangkan oleh Hagar pembantu Sara) (4:21-31). Umat Kristen bukan anak-anak perjanjian lama, namun perjanjian baru.
Dalam pasal 1 dan 2, Paulus mengacukan pengalaman pribadinya untuk membela kerasulannya dan injil yang ia beritakan. Dalam 3:1-5, ia berargumentasi dari pengalaman rohani gereja Galatia itu sendiri bahwa orang Kristen diselamatkan oleh kasih karunia, bukan karena melakukan hukum Taurat. "Pengalaman itu tidak terjadi dalam lingkup hukum Taurat tetapi dalam lingkup iman."1Rasul itu menunjukkan bahwa sikap mereka saat ini (yang telah dipengaruhi oleh guru-guru Yudaisme) berkontradiksi dengan pertobatan mereka sendiri kepada Kristus. Ia meminta mereka untuk mengingat saat mereka mendengar dan merespons injil. Ia juga ingin mereka mengingat kembali kehidupan baru mereka di dalam Kristus sebelum guru-guru Yudaisme itu datang ke gereja-gereja di Galatia.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Keunggulan Iman (Galatia 3)
Dalam Galatia 3, kita melihat beberapa cara di mana Paulus menunjukkan keunggulan iman kepada Kristus atas hukum Taurat.
...
Keunggulan Iman (Galatia 3)
Dalam Galatia 3, kita melihat beberapa cara di mana Paulus menunjukkan keunggulan iman kepada Kristus atas hukum Taurat.
Bukti Dari Roh (3:1-5). Umat Kristen di Galatia telah secara pribadi menerima Roh Kudus dengan iman kepada Yesus Kristus, bukan dengan ketaatan mereka kepada hukum Taurat. Mereka telah menerima karunia Roh yang menetap ketika mereka dibaptiskan ke dalam Kristus (lihat 3:2, 26, 27; Kisah 2:38; Tit. 3:5), dan kepada mereka juga telah diberikan pelbagai karunia mujizatiah dari Roh (lihat Kisah 8 12-17; 19:5, 6). Fakta bahwa Roh Allah telah mengadakan pelbagi mujizat melalui orang-orang Kristen di Galatia sebelum kedatangan guru-guru Yudaisme itu seharusnya sudah membuat jelas hal itu bahwa mereka diterima oleh Allah tanpa mematuhi hukum Taurat. Mereka telah diterima atas dasar iman kepada Yesus Kristus.
Pola Abraham (3: 6-9). Abraham, leluhur orang Yahudi, berfungsi sebagai pola (atau contoh) tentang prinsip iman. Allah bicara kepada Abraham saat ia tinggal di Haran dan memberi dia janji-janji yang berharga. Di antara pelbagai pernyataan ini, Allah berkata bahwa melalui Abraham "semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kej 12:3). Kata-kata ini meramalkan injil Kristus, karena, berdasarkan keturunan insani-Nya, Yesus adalah keturunan Abraham (Gal. 3:8). Belakangan, setelah Abraham pindah ke tanah Kanaan, Allah berjanji kepada dia bahwa ia akan memiliki seorang putra dan bahwa keturunannya akan sama banyaknya dengan bintang-bintang di langit (Kej. 15: 4, 5). Dalam tanggapannya, "percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran"(Kej. 15:6). Mereka yang hidup dengan iman kepada Kristus mengikuti jejak "Abraham, orang beriman" dan akan diberkati bersama dia (Gal. 3:9).
Hukuman Terhadap Pelanggar Hukum Taurat (3:10-14, 19-22). Mereka yang mencoba untuk menegakkan kebenaran mereka sendiri dengan mematuhi hukum Taurat berada di bawah kutuk. Ini benar karena prinsip hukum Taurat menuntut kesempurnaan: "Ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat'" (3:10). Lagipula, tidak ada orang yang dapat mematuhi dengan sempurna perintah-perintah Allah: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Rom. 3:23). Namun begitu, Yesus telah menjalani kehidupan tanpa dosa, dan Ia memikul kutuk dosa itu ketika Ia mati di kayu salib. "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat [Allah] menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah" (2 Kor. 5:21). Oleh karena itu, meski kita adalah orang berdosa, kita dapat dianggap benar oleh karena iman kita kepada Yesus Kristus.
Prioritas Janji Yang Dibuat Kepada Abraham (3:15-18). Janji-janji yang diberikan Allah kepada Abraham (Kej. 12-22) mendahului pemberian hukum Taurat selama ratusan tahun (Kel. 19-24). Allah telah mensahkan perjanjian-Nya dengan Abraham dengan mengikrarkan suatu sumpah (Kej. 22:15-18). Ia telah bicara langsung dengan Abraham, sedangkan hukum Taurat diberikan kepada Israel melalui malaikat dan seorang perantara (Musa). Untuk alasan-alasan ini, janji Allah lebih utama daripada hukum Taurat. Tidak ada cara hukum Taurat mengubah perjanjian yang Allah telah buat dengan Abraham. Secara khusus, Allah telah menjanjikan "benih" yang, kita tahu dari Galatia 3:16, meramalkan kedatangan Kristus. Allah telah berkata, "Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat" (Kej. 22:18).
Tujuan Hukum Taurat (3:23-29). Hukum Taurat tidak dimaksudkan untuk menegakkan kebenaran seseorang, tapi untuk menjadi penuntun sampai Kristus datang. Gambaran yang Paulus gunakan di sini adalah tentang seorang budak pelayan yang bertanggung jawab atas seorang bocah laki-laki saat ia dibesarkan di dunia Yunani-Romawi (3:24). Ketika bocah laki-laki itu menjadi anak muda, ia tidak lagi mengawasi anak itu. Demikian pula, hukum Taurat dirancang untuk bersifat sementara. Hukum itu mengajarkan orang-orang Yahudi banyak prinsip dasar tentang Allah dan kebenaran, memperingatkan mereka terhadap dosa dan pemberontakan. Namun begitu, ketika Kristus menggenapi misi-Nya (ketika usia dewasa tiba), hukum Taurat tidak lagi dibutuhkan (pengawas itu dibebaskan dari tugasnya). Tujuannya sudah terpenuhi.
TFTWMS: Galatia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Robert L. Johnson, The Letter of Paulus to the Galatians, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 74.
...
Catatan Akhir:
- 1 Robert L. Johnson, The Letter of Paulus to the Galatians, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 74.
- 2 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 1101.
- 3 Itu digunakan untuk kedua murid yang berjalan bersama Yesus di jalan menuju Emaus setelah kebangkitan-Nya; kedua orang ini tidak memiliki persepsi rohani (Luk. 24:25).
- 4 Bauer, 171.
- 5 Ben Witherington III, Grace in Galatia: A Commentary on St Paulus's Letter to the Galatians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1998), 202.
- 6 Kenneth L. Boles, Galatians & Ephesians, The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1993), 71-72.
- 7 Richard N. Longenecker, Galatians, Word Biblical Commentary, vol. 41 (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1990), 100.
- 8 Karunia mujizatiah dari Roh kadang-kadang diberikan pada saat pembaptisan (Kisah 19:5, 6), yang juga ketika Roh yang menetap diberikan. Pada kesempatan lain, pelbagai karunia mujizatiah itu diberikan beberapa saat setelah pembaptisan (Kisah 8: 14-17). Dalam kedua situasi itu, karunia itu turun ke atas orang-orang Kristen baru melalui penumpangan tangan para rasul. Dalam kasus Kornelius, pencurahan Roh Kudus berfungsi sebagai tanda bagi orang Kristen Yahudi bahwa orang-orang bukan Yahudi juga pantas untuk menerima injil (Kisah 10:44-48).
- 9 Meski Roh Kudus aktif selama dispensasi Perjanjian Lama, namun perbuatan mujizatiah umumnya terbatas pada para pemimpin Israel (seperti Musa, Simson, dan Elia). Yoel telah bernubuat tentang waktu ketika Roh akan dicurahkan "ke atas semua manusia" (Yoel 2:28, 29; lihat Kisah 2:17, 18).
- 10 Bauer, 914-16.
- 11 Lihat Gal. 4:11; 1 Kor. 15:2; 2 Kor. 6:1.
- 12 Lihat 2 Kor. 9:10; Efe. 4:16; Fil. 1:19; Kol. 2:19; 1 Pet. 4:11; 2 Pet. 1:5, 11.
- 13 Bauer, 1087.
- 14 Dua kata untuk "baru" yang digunakan dalam Perjanjian Baru Yunani: ne÷oß (neos,"Baru dalam waktu," "baru-baru ini") dan kainoß (kainos, "baru dalam kualitas" atau "baru digunakan"). Kata yang terakhir muncul dalam Markus 16:17. Jelas terlihat bahwa "bahasa lidah" yang digunakan oleh para rasul Galilea pada hari Pentakosta adalah bahasa etnis, bukan baru dalam waktu, tapi pastinya baru digunakan oleh mereka. Inilah yang membuat kagum orang-orang dari wilayah bahasa yang berbeda yang hadir di Yerusalem pada hari Pentakosta (Kisah 2:7, 8).
- 15 "B ahasa roh " ini adalah bahasa-bahasa yang tidak dipelajari , bahasa-bahasa etnik (lihat Kisah 2:5-11; 10:44-47; 11:15).
- 16 Mengenai kata-kata "semua manusia," pencurahan kedua diperlukan ke atas orang-orang bukan Yahudi (secara representatif), karena hanya orang Yahudi yang telah hadir pada hari Pentakosta. Satu alasan bagi pencurahan kedua ini adalah untuk meyakinkan orang-orang Yahudi bahwa orang-orang bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah (Kisah 11:1 -18).
- 17 Lihat Yoh. 2:18-21; 3:2; 7:31; 9:16; 12:37; 20:30, 31; 1 Kor. 14:21, 22; 2 Kor. 12:12; Ibr. 2:3, 4.
- 18 Lihat Rom. 4:1-25; Ibr. 11:8-12, 17-19; Yak. 2:18-24.
- 19 F. F. Bruce, The Epistle to the Galatians, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 155.
- 20 Lihat Kisah 11:18; Rom. 3:24; 6:23.
- 21 R. Alan Cole, The Epistle of Paulus to the Galatians, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1965), 92.
- 22 Lihat Rom. 2:28, 29; Fil. 3:2, 3; Kol. 2:11-13.
- 23 Boles, 76.
- 24 Johnson, 83.
- 25 Lihat 2 Kor. 5:21; Ibr. 4:15; 5:8, 9; 1 Pet. 2:22; 1 Yoh. 3:5.
- 26 Lihat 1 Kor. 6:20; 7:23; 2 Pet. 2:1; Why. 5:9; 14:3, 4.
- 27 Leon Morris, Galatians: Paulus's Charter of Christian Freedom (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 106.
- 28 Bauer, 685.
- 29 Ludwig Koehler and Walter Baumgartner, The Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old Testament, study ed., trans. and ed. M. E. J. Richardson (Boston: Brill, 2001), 1:863.
- 30 Informasi lebih lanjut untuk penyaliban diberikan dalam David Stewart, A Commentary on Philippians (Searcy, Ark.: Stewart Publications, 2006), 279-83.
- 31 Longenecker, 128.
- 32 Morris, 109.
- 33 Boles, 82.
- 34 William M. Ramsay, A Historical Commentary on St. Paulus's Epistle to the Galatians, Limited Classical Reprint Library (N.p.: G. P. Putnams Sons, 1900; reprint, Minneapolis: Klock & Klock Christian Publishers, 1978), 354-55.
- 35 Lihat Kej. 12:7; 13:15, 16; 15:5, 18; 16:10; 17:7-10; 22:17, 18 (KJV).
- 36 Paul menggunakan kata sperma Yunani, kata benda tunggal, yang secara kolektif mengacu kepada "keturunan" rohani Abraham dalam 3:29. Dalam Yudaisme, kata zera' digunakan sebagai acuan kolektif kepada keturunan Abraham melalui Ishak, yang mengecualikan keturunan Ismael dan Esau.
- 37 Allah membuat beberapa perjanjian penting dalam Perjanjian Lama, termasuk perjanjian yang dibuat dengan Nuh (Kej. 9:8-17), Abraham dan keluarganya (Kej. 15:18-21; 17:1-14), Israel melalui Musa (Kel. 19:5, 6; 24:3-8; 34:10), dan Daud dan seisi rumahnya (2 Sam. 7:12-16; 23:5). Ia juga berjanji kepada umat pilihan-Nya bahwa Ia akan membuat sebuah perjanjian baru dengan mereka (Yer. 31:31-34; lihat Ibr. 8:6-13).
- 38 Morris, 111.
- 39 Ibid.
- 40 Kata-kata kerja Yunani ini terkait dengan kata benda ku÷rioß (kurios), istilah yang menunjukkan wewenang. Itu berarti "tuan," "master", atau "orang yang hebat".
- 41 The kata Yunani untuk "warisan" adalah klhronomia (klēronomia). (Lihat komentar tentang 4:7).
- 42 Johnson, 92.
- 43 Gagasan bahwa hukum Taurat bersifat sementara akan menjadi gagasan baru bagi orang Yahudi abad pertama. Ben Witherington III berpendapat bahwa "orang-orang Yahudi mula-mula percaya bahwa hukum Taurat memiliki tujuan dan kepentingan yang permanen, kekal bagi kehidupan umat Allah" (Witherington, 254). Persepsi ini tercermin dalam 1 Enoch 99.2; Jubilees 1.26-29; Josephus Against Apion 2.39.
- 44 David J. Lull, "'The Law Was Our Pedagogue': A Study in Galatians 3:19-25," Journal of Biblical Literature 105 (September 1986): 483.
- 45 Jubilees 1.26-29; Josephus Antiquities 15.5.3.
- 46 J. B. Lightfoot, The Epistle of St. Paul to the Galatians, Classic Commentary Library (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1957), 147.
- 47 Bauer, 1067.
- 48 Ini memang benar meski istilah "pedagog" yang terkait dengan bahasa Inggris menunjukkan seorang "educator" atau "guru sekolah."
- 49 Untuk informasi tambahan, lihat Longenecker, 146-48; Norman H. Young, "Paidagōgos: The Social Setting of a Pauline Metaphor," Novum Testamentum 29, no. 2 (1987): 150-76; Norman H. Young, "The Figure of the Paidagōgos in Art and Literature," Biblical Archaeologist 53, no. 2 (June 1990): 80-86.
- 50 Herodotus Histories 8.75.
- 51 Libanius Orations 58.8.
- 52 Aristides In Defense of Oratory 380.
- 53 Bruce, 182.
- 54 Xenophon Lacedaemonians 3.1.
- 55 Robert Guelich, "Custodian," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979), 1:840.
- 56 Lihat Kel. 4:22, 23; Ula. 14:1, 2; Hos. 11:1.
- 57 Psalms of Solomon 17.26, 27; Jubilees 1.22-25; 3 Maccabees 6.28.
- 58 Boles berkomentar, "Mereka yang bersikeras dalam memilih baptisan Roh dan mengecilkan baptisan air harus memperhatikan bahwa baptisan Roh tidak diperintahkan kepada manusia, dan tidak dapat dipatuhi jika memang itu yang dimaksudkan. Baptisan dalam air secara rutin diminta dari orang-orang percaya, dan merupakan pengalaman umum umat Kristen mula-mula" (Boles, 95).
- 59 Longenecker, 156.
- 60 Lihat 1 Kor. 7:22; 12:13; Efe. 2:14, 15; Kol. 3:11; Filem. 16.
- 61 Lihat 1 Kor. 11:3-16; 14:34-36; Efe. 5:22-33; Kol. 3:18, 19; 1 Tim. 2:8-15; 3:2, 8, 12; Tit. 2:3-5. (See Jack Cottrell, Gender Roles and the Bible: Creation, the Fall, and Redemption [Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1994], 217-94.)
- 62 F. LaGard Smith, Men of Strength for Women of God (Eugene, Oreg.: Harvest House Publishers, 1989), 203.
- 63 A. M. Toplady, "Rock of Ages," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 64 Poin-poin utama ini diadaptasi dari Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 1 (Colorado Springs, Colo.: Victor, 2001), 701-4.
Pengarang: Jack McKinney
Hak Cipta © 2017 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang 155
BIS: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang
bukan Y
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (pasal 1-2 Gal 1:1-2:21). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (pasal 3-4 Gal 3:1-4:31). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (pasal 5-6 Gal 5:1-6:18), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
Isi
- Pendahuluan
Gal 1:1-10 - Hak Paulus sebagai rasul
Gal 1:11-2:21 - Kabar Baik tentang rahmat Allah
Gal 3:1-4:31 - Kebebasan dan kewajiban orang Kristen
Gal 5:1-6:10 - Penutup
Gal 6:11-18
Ajaran: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah
hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 49 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Galatia. (Dan juga setiap orang Kristen/jemaat Kristen di seluruh dunia). Keadaan mereka sedang dibingungkan oleh orang-orang yang menjelek-jelekkan dan memfitnah Rasul Paulus; mereka juga mengajarkan Injil lain (ajaran sesat).
Isi Kitab: Kitab Galatia terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian Rasul Paulus, bahwa orang-orang Kristen hidup oleh iman, bukan oleh hukum, serta buah kehidupan Kristen timbul dari Roh, bukan dari daging.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Galatia
Pasal 1 (Gal 1:1-10).
Pengajaran tentang Injil yang benar
Dalam nats ini Rasul Paulus mengatakan bahwa hanya ada satu Injil di dunia ini, yaitu Injil Yesus Kristus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 1:8-9. _Tanyakan_: Apa akibatnya bagi orang yang memberitakan Injil yang tidak benar?
Pasal 1-2 (Gal 1:11-2:21).
Pengajaran tentang riwayat hidup Rasul Paulus dan kerasulannya Dalam bagian ini, Rasul Paulus menceritakan siapa dirinya sebelum menjadi Rasul dan sesudah menjadi Rasul.
Pasal 3-4 (Gal 3:1-4:31).
Pengajaran tentang arti Injil Kristus yang benar
Dalam pasal-pasal ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan atas janji Allah kepada Abraham sebagai Bapa orang beriman dalam arti menjadi anak-anak Allah karena penebusan Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 3:6. _Tanyakan_: Mengapa Abraham dibenarkan Allah?
- Bacalah pasal Gal 3:26-27. _Tanyakan_: Apakah yang menjadikan orang-orang Kristen anak-anak Allah?
Pasal 5-6 (Gal 5:1-6:18).
Pengajaran tentang orang-orang Kristen hidup dalam kemerdekaan dari hukum Taurat
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa bila Yesus Kristus sudah membebaskan orang percaya dari Hukum Taurat, mengapa harus memberikan diri hidup di dalam perhambaan Hukum Taurat lagi.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 5:1-6,13-26. _Tanyakan_: Apakah yang terpenting bagi seorang Kristen? (lihat ayat 6; Gal 5:6). Bagaimanakah orang Kristen mempergunakan kemerdekaannya? (ayat 13-15; Gal 5:13-15). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah daging? (Gal 5:19-21). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah Roh? (Gal 5:22).
- Bacalah pasal Gal 6:11. _Tanyakan_: Apakah yang dihasilkan perbuatan manusia? Bagaimanakah perintah Allah tentang sikap orang Kriste terhadap sesamanya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Galatia ini, jelaslah kita lihat bahwa orang Kristen tidak berada di bawah Hukum Taurat lagi. Orang Kristen sudah merdeka dari perhambaan Hukum Taurat, sebab Injil Yesus Kristus lebih berkuasa daripada Hukum Taurat. Tetapi walaupun demikian orang Kristen tidaklah boleh mempergunakan kemerdekaannya itu dengan sembarangan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Galatia?
- Apakah isi pengajaran Kitab Galatia?
- Apakah arti kemerdekaan bagi orang Kristen?
- Mengapakah orang Kristen tidak berada di bawah perhambaan hukum Taurat?
Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia
Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.
Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia telah menyimpang dari pengertian yang benar tentang iman Kristen (Gal 1:6). Mereka dibingungkan oleh orang Kristen keturunan Yahudi yang ingin membebani mereka dengan kebiasaan sunat dan dengan menaati hukum-hukum Yahudi lainnya (Gal 3:1) yang mengatakan bahwa hanya dengan jalan ini mereka dapat menikmati hubungan istimewa dengan Allah. Paulus sangat yakin jika mereka bersandar pada hukum Yahudi dalam hubungan mereka dengan Allah, berarti mereka menyangkal inti Injil, yaitu bahwa hubungan Allah dengan manusia bergantung pada iman, bukan pada perbuatan. Dalam surat ini Paulus menjelaskan hubungannya dengan gereja di Yerusalem. Ia juga menerangkan tentang sifat kebebasan Kristen yang timbul apabila orang Kristen beriman terhadap Kristus dan bukan mencoba untuk menyenangkan Allah melalui ketaatan kepada hukum Taurat.
PENULIS DAN PEMBACANYA.
1. Penulis: Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus (Gal 1:1), berisi inti ajaran tentang iman. Argumentasinya yang kuat mengungkapkan kepribadiannya dan menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengkhotbah dan orang yang tidak takut untuk berpendirian. Surat ini memberikan kepada kita gambaran rinci mengenai kehidupannya yang tidak disebut dalam tulisannya yang lain.
2. Pembacanya: Paulus telah berkhotbah kepada pembacanya (Gal 1:8, 9; 4:13) dan mereka menikmati hubungan yang akrab (Gal 4:15). Beberapa orang mengatakan bahwa ia menulis kepada orang Kristen di Galatia Utara (Asia Kecil) yang berbangsa Gaul, yang dikunjungi oleh Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa ia menulis untuk orang di propinsi Galatia Selatan yang dikuasai orang Romawi (termasuk Antiokhia, Ikonum, Derbe dan Listra) yang telah dikunjungi oleh Paulus pada perjalanan misionarisnya yang pertama.
WAKTU PENULISAN.
Kapan surat ini ditulis tergantung pada kepada siapa surat ini ditulis. Kebanyakan orang percaya bahwa surat ini ditulis untuk Galatia Selatan dan ini berarti bahwa surat ini ditulis pada sekitar tahun 48 M. Jika surat ini untuk Galatia Utara maka ditulis lebih belakang, tetapi ini masih termasuk dalam surat-surat yang paling awal dalam Perjanjian Baru.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Surat ini merupakan surat perjuangan. Paulus menolak untuk berkompromi, ia menulis dalam bahasa yang keras untuk mendukung tema utamanya dengan memakai berbagai argumentasi yang berbeda.
2. Surat ini merupakan surat kasih, karena ditulis dengan penuh perhatian dan kekuatiran dari seorang gembala yang besar.
3. Surat ini singkat, dianggap 'sebuah garis besar' dari surat Roma yang pesannya sama, namun dikembangkan lebih luas dan ditujukan bagi situasi yang tidak terlalu buruk.
4. Surat ini merupakan surat yang memberi kesan yang dalam dan berisi ajaran-ajaran yang mudah diingat, misalnya Gal 2:20; 5:1, 5:22, 23; 6:14.
Pesan
1. Hukum Taurat merupakan jalan buntu.Keprihatinan utama Paulus ialah untuk menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin
dibenarkan di hadapan Allah melalui perbuatan baik atau menaati hukum Taurat.
Hukum Taurat:
o Tidak membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16
o Bertentangan dengan cara Kristus. Gal 2:19;5:4
o Tidak dapat memberikan Roh Kudus. Gal 3:2, 5; 5:18
o Hanya menghasilkan kutuk. Gal 3:10-14
o Merupakan interupsi sementara dalam rencana jangka panjang Allah. Gal 3:17
o Mempunyai suatu maksud. Gal 3:21-29
o Membebankan tuntutan kepada manusia. Gal 5:3
o Mudah diringkas. Gal 5:14
2. Iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
Tujuan utama Kristus adalah untuk membuat supaya iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
o Iman membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16; 3:11
o Kristen harus terus melatih iman. Gal 2:20;3:3
o Roh Kudus datang melalui iman. Gal 3:2, 5,14
o Sejarah panjang dari iman. Gal 3:6-9
o Akibat kedatangan iman. Gal 3:22-26
o Cara iman memperlihatkan dirinya. Gal 5:6
o Kristen membentuk'kekeluargaan dalam iman'. Gal 6:10
3. Yesus berarti kemerdekaan.
o Yesus membawa kemerdekaan dari penindasan hukum Taurat. Gal 3:1-4:7
o Tradisi besar kemerdekaan. Gal 4:21-31
o Kemerdekaan perlu dijaga. Gal 5:1
o Cara yang benar dan salah untuk menyatakan kemerdekaan. Gal 5:13-6:10
Penerapan
Masalah sunat bukan lagi menjadi bahan perdebatan yang hangat dewasa ini, tetapi pesan Paulus masih relevan:
1. Bagi orang Kristen legalls.
Banyak orang masih berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk dapat dibenarkan di hadapan Allah bergantung kepada berapa banyak peraturan yang ditaatinya dan seberapa terhormatnya dia. Paulus menunjukkan bahwa yang penting adalah iman, bukan perbuatan.
2. Bagi orang Kristen yang prinsip hidupnya kendur.
Kemerdekaan yang dibawa oleh Kristus tidak berarti bahwa seorang Kristen boleh bertindak semaunya. Hidupnya tidak boleh didasari oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri dan hawa nafsunya. Ia mempunyai tanggung jawab baru untuk menyatakan buah Roh di dalam sifat, tingkah laku dan hubungan-hubungannya dengan orang lain.
Surat ini juga mengajar kepada kita tentang dua masalah penting lainnya:
1. Tentang doktrin Kristen.
Gereja tidak mempunyai wewenang untuk mempercayai apa saja yang disukainya atau secara bebas menentukan doktrinnya sendiri. Kebenaran Kristen sudah diungkapkan oleh Allah dan tidak dapat diganggu gugat. Paulus menekankan bahwa mempercayai sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah Allah ungkapkan itu berbahaya, karena hal itu bukan saja tidak benar tetapi juga akan membawa kepada penghukuman. Kebenaran itu sudah diatur oleh para rasul dan juga dalam Galatia, Paulus menekankan mengenai wewenang kerasulannya.
2. Tentang kesatuan Alkitab.
Banyak orang percaya bahwa hanya terdapat sedikit hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan mereka berbicara tentang dua Allah dengan dua tuntutan berbeda terhadap manusia. Paulus menunjukkan bahwa Allah hanya satu dan terdapat suatu kesatuan dalam seluruh isi Alkitab.
Tema-tema Kunci
Selain satu pesan utama Paulus, terdapat pemikiran-pemikiran lainnya.
1. Daging.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa cara yang berbeda. Sebutkan! Gal 1:16; 2:20; 3:3; 4:23, 29; 5:13, 16, 17, 19, 24; 6:8, 12, 13.
2. Perhambaan.
Demikianlah Paulus menggambarkan keadaan manusia sebelum mereka menjadi Kristen. Apa masalahnya sekarang? Gal 4:8; 2:4.
3. Salib.
Untuk kebanyakan orang salib merupakan gangguan (Gal 5:11; 6:12) tetapi untuk Paulus salib merupakan alasan untuk bermegah (Gal 6:14). Apalagi hal lainnya yang ditulisnya tentang kematian Yesus?
4. Anak Allah.
Ini merupakan gambaran dari seorang Kristen yang paling disukainya. Panggilan itu merupakan kebalikan dari menjadi seorang hamba. Bagaimana Paulus menggambarkan hak-hak istimewa menjadi seorang anak Allah? Gal 3:7, 26; 4:5, 6, 22.
5. Roh Kudus.
Galatia penuh dengan referensi tentang Roh Kudus. Carilah dalam ayat-ayat di bawah ini dan kelompokkan ayat-ayat itu di bawah tema-tema pokok dalam ajaran Paulus mengenai Roh Kudus.
Tema-tema itu adalah: menerima Roh; menghasilkan buah-buah Roh; berjalan dan hidup dalam Roh. Gal 3:2, 3, 5, 14; 4:6; 5:16, 17, 18, 22, 25; 6:1, 8, 18.
Garis Besar Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) [1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2Rasul dan para pembacanya
Gal 1:3-5Salam Paulus
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJ
[1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2 | Rasul dan para pembacanya |
Gal 1:3-5 | Salam Paulus |
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJUANNYA Gal 1:6-10
Gal 1:6 | Keprihatinannya |
Gal 1:7-9 | Keyakinannya |
Gal 1:10 | Motivasinya |
[3] PAULUS MENERANGKAN KESAKSIANNYA DENGAN SINGKAT Gal 1:11-2:21
Gal 1:11-12 | Sumber ajarannya |
Gal 1:13-17 | Kisah panggilannya |
Gal 1:18-2:10 | Hubungannya dengan Yerusalem |
Gal 2:11-14 | Perdebatannya dengan Petrus |
Gal 2:15-21 | Pengertiannya tentang Injil |
[4] PAULUS MENGEMBANGKAN ARGUMENTASINYA Gal 3:1-4:31
Gal 3:1-5 | Pengalaman orang Galatia |
Gal 3:6-9 | Contoh dari Abraham |
Gal 3:10-14 | Kutuk hukum Taurat |
Gal 3:15-18 | Keuntungan dari janji hukum Taurat |
Gal 3:19-29 | Maksud hukum Taurat |
Gal 4:1-11 | Sifat Keanakan |
Gal 4:12-20 | Imbauan pribadi |
Gal 4:21-31 | Dua macam 'anak' |
[5] PAULUS MENJELASKAN TENTANG KEMERDEKAAN KRISTEN Gal 5:1-6:10
Gal 5:1 | Jangan mau lagi diperhamba |
Gal 5:2-6 | Bebas dari sunat |
Gal 5:7-12 | Imbauan pribadi lainnya Bagaimana menggunakan kemerdekaan: kasih |
Gal 5:16-21 | Apa yang bukan kemerdekaan |
Gal 5:22-24 | Apa kemerdekaan itu |
Gal 5:25-6:10 | Kemerdekaan dan hubungan hubungan kita |
[6] PAULUS MENANDATANGANI SURATNYA
Gal 6:11-15 | Paulus menggarisbawahi pokok ajarannya |
Gal 6:16-18 | Salam penutup |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi