Teks -- 1 Tesalonika 2:16 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Tes 2:16
Full Life: 1Tes 2:16 - MURKA TELAH MENIMPA MEREKA SEPENUH-PENUHNYA.
Nas : 1Tes 2:16
Paulus mencela orang Yahudi yang melawan Injil (ayat
1Tes 2:14-16) dan berkata bahwa murka Allah sudah menimpa mereka. Murka
ini me...
Nas : 1Tes 2:16
Paulus mencela orang Yahudi yang melawan Injil (ayat 1Tes 2:14-16) dan berkata bahwa murka Allah sudah menimpa mereka. Murka ini meliputi baik perihal Allah telah menyerahkan orang Yahudi yang berhati keras ke dalam kebutaan dan pemikiran yang sia-sia (bd. Rom 1:21) maupun pencurahan murka-Nya di masa depan yang dinubuatkan oleh Kristus (Mat 21:43; 23:38; 24:15-28; Luk 21:5-24; 23:27-31).
Jerusalem -> 1Tes 2:15-16; 1Tes 2:16
Jerusalem: 1Tes 2:15-16 - -- Kata-kata pedas ini menggemakan pertikaian-pertikaian semula di Yerusalem, Mat 5:12; 21:33-46; 23:29-37; Kis 2:23+. Kepedasan itu disebabkan oleh keke...
Kata-kata pedas ini menggemakan pertikaian-pertikaian semula di Yerusalem, Mat 5:12; 21:33-46; 23:29-37; Kis 2:23+. Kepedasan itu disebabkan oleh kekesalan hati orang Yahudi oleh karena pewartaan Injil oleh Paulus kepada orang bukan Yahudi, 1Te 2:16; Kis 13:5+; Fili 3:2-3. Tetapi Paulus juga kerap mengingatkan keutamaan bangsa terpilih itu; di tempat lain Paulus memperlengkapi gambaran yang disajikannya di sini; bdk Rom 9-11; Gal 4:21-31. Ia terus berdaya upaya menjalin dan mempertahankan persatuan antara orang Kristen bukan Yahudi dan orang Kristen keturunan Yahudi, bdk 1Ko 16:1+; Efe 2:11-22. Paulus hanya menyerang lawan-lawan yang langsung menghalangi karyanya.
Var: murka Allah.
Ende -> 1Tes 2:15-16
Ende: 1Tes 2:15-16 - -- Paulus disini menuduh orang Jahudi demikian keras, sebab mereka memang merupakan
gembong dari segala pergolakan terhadap umat Kristus disegala kita. B...
Paulus disini menuduh orang Jahudi demikian keras, sebab mereka memang merupakan gembong dari segala pergolakan terhadap umat Kristus disegala kita. Batja Kis 13:5,50; 14:2-5; 17:5-9,13:18:12-13.
Ref. Silang FULL -> 1Tes 2:16
Ref. Silang FULL: 1Tes 2:16 - bangsa-bangsa lain // genap jumlahnya · bangsa-bangsa lain: Kis 13:45,50; 17:5; Kis 20:3; Kis 20:3; Kis 21:27; 24:9
· genap jumlahnya: Mat 23:32
· bangsa-bangsa lain: Kis 13:45,50; 17:5; Kis 20:3; [Lihat FULL. Kis 20:3]; Kis 21:27; 24:9
· genap jumlahnya: Mat 23:32
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Tes 2:13-16
Matthew Henry: 1Tes 2:13-16 - Pengaruh Pelayanan Kristiani Pengaruh Pelayanan Kristiani (2:13-16)
Perhatikanlah di sini,
I. Rasul Paulus menyebutkan keberhasilan pelayanannya di antara orang-orang Te...
Pengaruh Pelayanan Kristiani (2:13-16)
- Perhatikanlah di sini,
- I. Rasul Paulus menyebutkan keberhasilan pelayanannya di antara orang-orang Tesalonika ini (ay. 13), yang dinyatakan,
- 1. Dengan cara mereka menerima firman Allah: Kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi – dan memang sungguh-sungguh demikian – sebagai firman Allah. Perhatikanlah,
- (1) Firman Injil diberitakan oleh manusia seperti kita sendiri, manusia dengan segala keinginan dan kelemahan seperti orang lain: Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat. Firman Allah, yang diterima oleh orang-orang Tesalonika ini, mereka dengar dari rasul-rasul.
- (2) Bagaimanapun, itu memang sungguh-sungguh firman Allah. Itulah firman yang Rasul Paulus beritakan dengan pewahyuan ilahi, dan itulah yang diwariskan dalam bentuk catatan, dituliskan di dalam Kitab Suci dengan pewahyuan ilahi. Dan itulah firman yang pada masa kita diberitakan, dengan tercakup, atau terbukti dibangun berdasarkan, atau disimpulkan dari, firman-firman yang kudus ini.
- (3) Orang-orang yang benar-benar harus disalahkan adalah yang menyatakan khayalan-khayalan atau perintah-perintah mereka sendiri sebagai firman Allah. Ini adalah cara paling jahat untuk memperdayai suatu umat, dan untuk berlaku tidak setia.
- (4) Orang-orang yang juga patut disalahkan adalah mereka yang dalam mendengarkan firman hanya melihat sebatas pelayanan manusia, yang hanya, atau terutama, merasa senang dengan keanggunan berbicara, atau keindahan susunan kata, atau suara dan cara dalam memberitakan firman, dan berharap menerima keuntungan mereka melalui semuanya ini.
- (5) Kita harus menerima firman Allah sebagai firman Allah, dengan sikap hati yang patut dengan kekudusan, hikmat, kebenaran, dan kebaikan yang ada pada firman itu. Perkataan manusia itu lemah dan akan binasa, seperti diri mereka sendiri, dan terkadang salah, bodoh, dan berubah-ubah. Tetapi firman Allah itu kudus, bijaksana, benar, dan setia, dan, seperti Penulisnya, hidup dan tetap ada selamanya. Maka marilah kita menerima dan menghargainya.
- 2. Dengan pekerjaan yang sangat baik dari firman yang mereka terima ini: Firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya (ay. 13). Orang-orang yang dengan iman menerima firman mendapati firman itu menguntungkan. Firman-Nya baik terhadap orang yang benar kelakuannya, dan dengan pengaruhnya yang luar biasa firman itu membuktikan sendiri bahwa itu memang firman Allah. Firman ini mengubah jiwa mereka, dan menerangi pikiran mereka, dan memberikan sukacita pada hati mereka (Mzm. 19). Dan hal seperti ini memberikan kesaksian di dalam batin tentang kebenaran Kitab Suci. Firman Allah, dengan berhasil bekerja pada hati mereka, membuktikan diri sendiri bahwa ia berasal dari Allah, walaupun ini tidak cukup untuk meyakinkan orang-orang lain yang tidak mengenalnya.
- II. Rasul Paulus menyebutkan pengaruh-pengaruh baik yang dihasilkan oleh pemberitaannya yang berhasil,
- 1. Terhadap dirinya sendiri dan rekan-rekan sekerjanya. Ini memberi alasan bagi mereka untuk terus mengucapkan syukur: Karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah (ay. 13). Rasul Paulus sangat sering memanjatkan syukurnya kepada Allah karena alasan ini, sehingga dia sepertinya berpikir bahwa dia tidak akan pernah dapat cukup bersyukur, karena Allah telah menganggap dia setia, dan menempatkan dia dalam pelayanan, dan membuat pelayanannya berhasil.
- 2. Terhadap jemaat di Tesalonika. Firman bekerja dengan baik di dalam diri mereka, bukan hanya untuk menjadi teladan bagi orang lain dalam iman dan perbuatan baik (yang telah dia sebutkan sebelumnya), melainkan juga dalam kesetiaan dan kesabaran dalam penderitaan dan pencobaan demi Injil. Kamu, saudara-saudara, telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah, dan telah menderita segala sesuatu yang mereka derita (ay. 14), dan dengan keberanian dan kesetiaan yang sama, dengan kesabaran dan pengharapan yang sama. Perhatikanlah, salib adalah tanda orang Kristen. Jika kita dipanggil untuk menderita, kita dipanggil semata-mata untuk menjadi penurut jemaat-jemaat Allah. Demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu (Mat. 5:12). Merupakan pengaruh baik dari Injil bila kita dimampukan untuk menderita demi kepentingannya. Rasul Paulus menyebutkan penderitaan jemaat-jemaat Allah, yang di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus. Jemaat-jemaat di Yudea adalah yang pertama mendengar Injil, dan merekalah yang pertama menderita untuk Injil, karena orang-orang Yahudi adalah musuh paling sengit yang dimiliki Kekristenan, dan mereka terutama marah sekali terhadap orang-orang sebangsa mereka yang memeluk Kekristenan. Perhatikanlah, nafsu yang sengit dan penganiayaan yang menyala-nyala akan membuat orang-orang sebangsa berselisih, dan memutuskan semua ikatan-ikatan alami, serta juga menentang seluruh peraturan agama. Di setiap kota di mana rasul-rasul pergi memberitakan Injil, orang-orang Yahudi menggerakkan warga kota melawan mereka. Mereka memimpin berbagai penganiayaan di semua tempat, dan demikian pula khususnya di Tesalonika (Kis. 17:5). Orang-orang Yahudi (yang tidak percaya [KJV]) menjadi iri hati dan dengan dibantu oleh beberapa penjahat dari antara petualang-petualang di pasar, mereka mengadakan keributan dan mengacau kota itu. Mengenai hal ini, Rasul Paulus menggambarkan watak orang-orang Yahudi yang tidak percaya itu (ay. 15), yang cukup untuk membenarkan penolakan Allah terhadap mereka dan penghancuran tempat mereka, dan jemaat mereka, dan bangsa mereka, yang saat itu sedang mendekat.
- (1) Mereka telah membunuh Tuhan Yesus, dan dengan lancang dan pongah menghendaki supaya darah-Nya ditanggungkan atas mereka dan anak-anak mereka.
- (2) Mereka telah membunuh nabi-nabi mereka sendiri (KJV). Demikianlah yang mereka lakukan sejak semula. Nenek moyang mereka telah melakukannya. Mereka menjadi keturunan penganiaya.
- (3) Mereka membenci rasul-rasul, dan telah melakukan terhadap rasul-rasul itu segala kejahatan semampu yang dapat mereka lakukan. Mereka menganiaya para rasul, dan mendesak dan mengejar mereka dari satu tempat ke tempat lain. Dan karena mereka membunuh Tuhan Yesus, maka tidaklah mengherankan jika mereka juga menganiaya para pengikut-Nya.
- (4) Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan. Mereka telah sungguh-sungguh kehilangan seluruh kesadaran akan makna agama, dan kepedulian yang seharusnya untuk melakukan kewajiban mereka kepada Allah. Mereka melakukan kesalahan yang paling mematikan, dengan berpikir bahwa mereka telah melayani Allah dengan membunuh pelayan-pelayan Allah. Pembunuhan dan penganiayaan adalah hal yang paling dibenci oleh Allah dan tidak dapat dibenarkan berdasarkan dalih apa pun. Kedua perbuatan itu sangat bertentangan dengan agama alamiah atau animis sehingga tidak ada lembaga agama mana pun, sejati maupun yang tidak, yang akan membenarkan perbuatan demikian.
- (5) Semua manusia mereka musuhi. Jiwa mereka yang suka menganiaya itu merupakan jiwa yang menyimpang, bertentangan dengan hikmat alam, dan bertentangan dengan perikemanusiaan, bertentangan dengan kesejahteraan umat manusia, dan bertentangan dengan pandangan semua orang yang tidak berada di bawah kuasa kefanatikan.
- (6) Mereka memiliki rasa permusuhan yang sangat keras terhadap bangsa-bangsa lain, dan cemburu karena Injil ditawarkan kepada bangsa-bangsa lain itu: Mereka mau menghalang-halangi para rasul memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Sebelumnya sarana keselamatan telah lama diperuntukkan hanya untuk bangsa Yahudi. Keselamatan datang dari bangsa Yahudi, kata Juruselamat kita. Dan mereka cemburu terhadap bangsa-bangsa lain, dan marah karena mereka harus diperbolehkan ikut ambil bagian dalam sarana keselamatan itu. Tidak ada yang membuat mereka marah lebih daripada perkataan Juruselamat kita kepada mereka mengenai hal ini. Orang-orang Yahudi menjadi murka di Yerusalem, ketika, dalam pembelaan dirinya, Paulus memberitahu mereka, bahwa dia diutus jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain (Kis. 22:21). Mereka mendengarkan dia dengan sabar sampai dia mengucapkan kata-kata ini, tetapi kemudian mereka tidak dapat tahan lagi, dan mereka mulai berteriak, katanya: “Enyahkan orang ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup!” Demikianlah orang-orang Yahudi terusmenerus menambah dosa mereka sampai penuh. Dan tidak ada lagi yang lebih dapat memenuhi takaran dosa seseorang atau suatu umat selain daripada menentang Injil, menghalangi kemajuannya, dan merintangi keselamatan jiwa-jiwa yang berharga. Karena hal-hal ini murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya. Artinya, murka telah ditetapkan terhadap mereka, dan akan segera menimpa mereka. Hanya beberapa tahun saja setelah ini Yerusalem dihancurkan, dan bangsa Yahudi dihabisi oleh bangsa Romawi. Perhatikanlah, ketika takaran kejahatan seseorang telah penuh, dan dia telah berdosa sepenuh-penuhnya, maka datanglah murka, dan terjadi sampai sepenuh-penuhnya.
SH: 1Tes 2:13-20 - Menderita demi Kristus. (Kamis, 13 November 1997) Menderita demi Kristus.
Menerima Kristus, menjadi Kristen yang sungguh, meresponi panggilan Tuhan atas hidup, seringkali harus membuat hidup seseoran...
Menderita demi Kristus.
Menerima Kristus, menjadi Kristen yang sungguh, meresponi panggilan Tuhan atas hidup, seringkali harus membuat hidup seseorang menanggung penderitaan. Penderitaan bisa datang dari pihak keluarga, masyarakat, rekan sekantor yang belum beriman dan mengasihi Tuhan Yesus. Kita dapat bayangkan betapa sulit situasi orang yang menderita karena imannya kepada Kristus itu. Paulus yang mengerti situasi berat jemaat di Tesalonika menghibur mereka. Bukan mereka saja yang menderita karena Kristus, jemaat-jemaat Yahudi pun demikian (ayat 14-15). Terimalah penderitaan karena iman itu sebagai tantangan untuk tambah teguh dalam iman dan makin terang menyaksikan kemurahan Allah dalam Yesus Kristus.
Sukacita Hamba Tuhan. Paulus bangga akan jemaat di Tesalonika. Ia tidak bersukacita karena mereka menderita, melainkan bersukacita karena di dalam penderitaan itu mereka memperlihatkan kesungguhan iman mereka dalam Yesus Kristus. Bila sekarang ini sebagian Kristen di Indonesia mengalami berbagai penderitaan, patutlah kita saling mengingatkan bahwa hal tersebut dapat dipakai Tuhan untuk memurnikan dan menguatkan iman, harap dan kasih kita. Ingatkan satu kepada yang lain bahwa penderitaan ini sementara sifatnya, sebagai persiapan bagi kemuliaan kekal yang Dia siapkan bagi kita.
SH: 1Tes 2:13-20 - Menerima dan menghambat Injil (Sabtu, 25 Oktober 2003) Menerima dan menghambat Injil
Jemaat Tesalonika menerima Injil bukan sebagai perkataan manusia,
tetapi sebagai firman yang datang dari Allah. Se...
Menerima dan menghambat Injil
Jemaat Tesalonika menerima Injil bukan sebagai perkataan manusia, tetapi sebagai firman yang datang dari Allah. Sebaliknya, orang- orang Yahudi, bukan saja menolak firman Allah bagi diri mereka, tetapi menentang dan menghambat sekuat tenaga tersebarnya Injil bagi orang lain.
Orang-orang Yahudi yang disebutkan oleh rasul Paulus bukan hanya telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi, tetapi juga menganiaya para rasul dan pemberita Injil. Bahkan mereka juga berupaya untuk menghalang-halangi bangsa-bangsa nonyahudi sehingga tidak mendengar berita Injil. Sikap yang mereka lakukan agar rencana tersebut terlaksana adalah dengan: [1] tidak peduli dengan apa yang berkenan kepada Tuhan (ayat 15); [2] mereka tidak ingin orang lain mendengar apalagi menerima keselamatan (ayat 16a). Tindakan mereka ini mengindikasikan kepada kita bahwa mungkin sekali mereka merasa bahwa: pertama, hanya merekalah yang berhak atas firman dan mengajarkan firman. Kedua, mereka merasa bahwa diri mereka adalah penuntun, pendidik dan pengajar yang handal (Rm. 2:19-20). Namun menurut Paulus sikap seperti itu akan membuat mereka menerima hukuman-Nya (ayat 16b).
Melalui penjelasan Paulus ini, sepatutnyalah kita menaikkan syukur kepada Tuhan, karena ada orang-orang seperti Paulus yang memiliki kasih yang sejati untuk melayani jemaat dan memiliki ketulusan mengajarkan kebenaran kepada jemaat. Jadi kita, sebagai orang- orang Kristen yang hidup di zaman ini, tidak usah terlalu kuatir dengan penindasan dari luar. Karena sama seperti orang-orang Yahudi itu akan dihukum oleh Tuhan, demikian juga Tuhan berdaulat atas pembenci-pembenci umat Tuhan.
Renungkan: Penindasan sekeras apapun tidak dapat menghambat pemberitaan Injil dan mematikan jemaat Tuhan, karena Tuhan berdaulat memampukan para hamba-Nya tetap setia.
SH: 1Tes 2:13-20 - Tetap Kuat di Tengah Tantangan (Sabtu, 3 Oktober 2015) Tetap Kuat di Tengah Tantangan
Setiap pelayan Tuhan dan orang Kristen akan senang dan bersyukur, bila Injil yang diberitakan dan disaksikan mendapat ...
Tetap Kuat di Tengah Tantangan
Setiap pelayan Tuhan dan orang Kristen akan senang dan bersyukur, bila Injil yang diberitakan dan disaksikan mendapat respons dari orang-orang percaya dan mereka bertumbuh di dalamnya.
Inilah yang membuat rasul Paulus sangat bersyukur, karena Injil yang diberitakan mendapat sambutan ketika ia pertama kali datang ke Tesalonika (13). Orang-orang di sana telah menyambut firman Tuhan dengan sukacita dan hidup mereka berubah. Mereka mau membiarkan firman Tuhan itu bekerja dalam diri jemaat. Hal ini membuat mereka siap dan mampu bertahan menerima penganiayaan dari kaum sebangsanya demi Kristus. Mereka telah turut mengambil bagian dari penderitaan jemaat-jemaat Yahudi di Yudea dari kaum Yahudi sebangsanya (14).
Orang-orang Yahudi itu bukan hanya telah membunuh para nabi dan menyalibkan Kristus, tetapi juga menganiaya dan berusaha menghalang-halangi Paulus dan rekan-rekannya untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi (15a, 16a). Mereka berbuat demikian karena tidak mau hidup berkenan kepada Allah (15b). Mereka menganggap bangsa lain adalah kafir sehingga tidak layak mendapatkan keselamatan-Nya. Mereka terus berbuat dosa sehingga murka Allah menimpa mereka dan keselamatan sementara beralih kepada bangsa-bangsa lain (16b). Berbeda dengan orang-orang Yahudi, Paulus sebagai orang Yahudi sangat peduli dan merindukan keselamatan mereka. Ia bukan hanya telah memberitakan Injil kepada mereka, tetapi juga rindu untuk mengunjungi mereka (17-18).
Saat ini banyak orang Kristen mengalami hambatan dan tantangan dalam mengikut Kristus dan memberitakan Injil kepada orang lain yang belum percaya. Namun, kita tidak boleh putus asa, tetapi harus tetap setia meskipun harus menderita karena Kristus dan para rasul serta umat Kristen lainnya juga telah mengalaminya. Ingatlah Tuhan tetap menyertai dan kita tetap dapat bersukacita, karena mahkota kemuliaan sedang menanti kita yang setia. [CJ]
SH: 1Tes 2:13-20 - Dibabat Malah Merambat (Minggu, 24 April 2022) Dibabat Malah Merambat
Jika di antara kita ada yang pernah menanam pohon jeruk, kita pasti tahu, agar pohon jeruk itu bisa menghasilkan banyak buah, ...
Dibabat Malah Merambat
Jika di antara kita ada yang pernah menanam pohon jeruk, kita pasti tahu, agar pohon jeruk itu bisa menghasilkan banyak buah, daun-daun dan dahan-dahannya harus sering dipotong. Kekristenan juga seperti itu. Ada banyak kesaksian tentang gereja bawah tanah di Tiongkok. Orang-orang Kristen di sana justru bisa menghabiskan waktu 12 jam sehari untuk mempelajari Alkitab dengan penuh gairah. Ini adalah paradoks: makin sulit, malah makin bertumbuh. Inilah keajaiban Injil.
Paulus mengalami sendiri keajaiban itu. Dia mengatakan bagaimana orang-orang Yahudi telah membunuh Tuhan Yesus serta para nabi. Bahkan Paulus sendiri mengalami berbagai penganiayaan (15). Semua hal itu dilakukan untuk menghambat pemberitaan Injil (16). Akan tetapi, semua tindakan itu tidak menghentikan penyebaran Injil.
Bahkan Paulus sangat bersyukur karena meskipun menderita, jemaat Tesalonika begitu setia di dalam Allah (13-14). Hal ini membuat Paulus sangat bersukacita. Pemberitaan Injil telah membuahkan hasil. Bahkan ia menyebut jemaat sebagai kemuliaan dan sukacitanya (19-20).
Dalam sejarah kekristenan, kita dapat melihat dengan jelas bagaimana kekristenan justru menyebar dengan cepat ketika berada dalam penganiayaan. Makin sulit keadaan, makin kokoh iman orang Kristen. Sebaliknya, ketika berada dalam zona nyaman, kekristenan menjadi suam-suam kuku dan berkompromi dengan dosa.
Allah menguji umat-Nya melalui berbagai kesulitan. Semua itu demi kenaikan kelas anak-anak-Nya. Yakobus mengatakan: "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan" (Yak. 1:2-3).
Jangan jadikan kesulitan sebagai alasan untuk meninggalkan iman. Sebaliknya, jadikanlah penderitaan sebagai sarana pertumbuhan iman. Apalagi, jika itu karena status kita sebagai orang Kristen. Kita bisa menjadikannya kesempatan agar Injil diberitakan. Sejarah telah membuktikan: ketika Injil makin dibabat, malah makin merambat. [YGM]
Utley -> 1Tes 2:13-16
Utley: 1Tes 2:13-16 - --NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 2:13-1613 Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman ...
NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 2:13-16
13 Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi — dan memang sungguh-sungguh demikian — sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya. 14 Sebab kamu, saudara-saudara, telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu segala sesuatu yang mereka derita dari orang-orang Yahudi. 15 Bahkan orang-orang Yahudi itu telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi dan telah menganiaya kami. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi, 16 karena mereka mau menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Demikianlah mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya dan sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya.
1Tes 2:13 "kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah" Ini adalah PRESENT ACTIVE INDICATIVE, yang mungkin merujuk ke 1Tes 1:2-10. Hal ini mencerminkan kehidupan doa dan gaya menulis Paulus yang terus menerus (lih. 1Tes 1:2; 5:17-18). Lihat Topik Khusus: Pengucapan Syukur di 1Tes 1:2.
□ "menerima" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE PARTICIPLE. Hal ini menunjukkan keharusan dari respon pribadi kita. Di sini, ini menunjuk pada pesannya. Dalam Yoh 1:12 ini menunjuk pada pribadi Kristus. Dalam 1Tes 4:1, ini menunjuk pada gaya hidup. Injil ini berfokus di sekitar tiga penekanan: (1) hubungan pribadi (lih. Kol 2:6), (2) kebenaran doktrinal (lih. 2Tes 3:6; 1Kor 15:1-4), dan (3 ) gaya hidup serupa Kristus (lih. Fili 4:9). Orang percaya harus menanggapi seluruh tiga hal ini untuk dewasa.
Frasa "menerima Firman Tuhan" menjadi suatu idiom untuk "menerima Injil" ("orang yang mendengar firman- Ku dan percaya pada Dia yang mengutus Aku," Yoh 5:24).
- 1. dechomaī- Luk 8:13, Kis 8:14; 11:1; 17:11; I Tes 1:16
- 2. paralambanō - 1Tes 2:13
- 3. paradechomai - Mr 4:20
- 4. apolambanō - Yak 1:21
Perhatikan ada suatu unsur kognitif dan suatu unsur kehendak.
PB memiliki beberapa hal yang terhubung ke KATA KERJA yang diterjemahkan "menerima."
- A. hal-hal negatif
- 1. Rom 8:15 - tidak menerima (lambanō) roh perbudakan
- 2. 1Kor 2:4 - manusia duniawi tidak menerima (apolambanō) hal-hal yang dari Roh Allah
- 3. 1Kor 2:12 - tidak menerima (lambanō) roh dunia
- 4. 2Kor 6:1 - tidak menerima (apolambanō) kasih karunia Allah dengan sia-sia
- 5. 2Tes 2:11 - mereka belum menerima (apolambanō) kasih akan kebenaran sehingga diselamatkan
- B. Hal-hal positif
- 1. Kis 1:8 - menerima (lambanō) kuasa
- 2. Kis 2:33 - menerima (lambanō) janji Bapa
- 3. Kis 2:38; 8:15,17,19; 10:47; 19:02 - menerima (lambanō) karunia Roh Kudus
- 4. Kis 10:49; 26:18 - menerima (lambanō) pengampunan
- 5. Rom 5:11 - menerima (lambanō) rekonsiliasi
- 6. Rom 5:17 - menerima (lambanō) kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran
- 7. Rom 8:15 - menerima (lambanō) roh adopsi
- 8. Gal 3:4 - menerima (lambanō) janji Roh melalui iman
- 9. Kol 2:6 - menerima (paralambanō) Yesus Kristus
- 10. Ibr 10:36 - menerima (komizō) hal-hal yang dijanjikan
- 11. Ibr 11:17 - menerima (anadechomai) janji-janji
- 12. Ibr 12:28 - menerima (paralambanō) sebuah kerajaan yang tidak dapat diguncang
- 13. Yak 1:21 - menerima (apolambanō) firman yang ditanamkan yang mampu menyelamatkan jiwa
- 14. 1Pet 5:4 - menerima (komizō) mahkota kemuliaan yang tak akan layu
- 15. 1Yoh 2:27 - menerima (lambanō) urapan
- Wow, betapa luasnya hal-hal indah yang datang dengan Injil!
□ "menerima" Istilah identik ini menggambarkan perlunya suatu respon manusia terhadap tawaran Injil Illahi! Manusia yang jatuh harus bertobat dan percaya Injil (lih. Mr 1:15, Kis 3:16,19; 20:21), dan terus bertobat, percaya, dan menjalankan Injil.
Kata yang pertama adalah sebuah istilah majemuk yang ditemukan dalam Yoh 1:12. Yang terakhir berarti menyambut seseorang sebagai tamu. Dalam konteks ini, seseorang harus menyambut Injil. PB menjelaskan Injil baik sebagai pribadi dan pesan.
□ "firman Allah" Pemberitaan Paulus (pesan Injil) adalah wahyu yang diilhami oleh Allah (lih. 2Tim 3:15-17; 1Pet 1:23-25; 2Pet 1:20-21; 3:15-16). Di sini ini tidak merujuk pada Alkitab, tapi pemberitaan dan pengajaran kerasulan. PB hanya mencatat sebagian yang dipilih dari kata-kata dan tindakan-tindakan Yesus dan pesan Rasul.
- NASB "firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya"
- NKJV "firman Allah, yang juga secara efektif bekerja di dalam kamu yang percaya"
- NRSV "firman Allah, yang juga bekerja di dalam kamu percaya"
- TEV "Memang sebagai pesan Allah, karena Allah sedang bekerja di dalam kamu yang percaya"
- NJB "Pesan Allah... masih merupakan kekuatan hidup di antara kamu yang percaya "
Ini adalah PRESENT MIDDLE INDICATIVE (lih. Fili 2:13). "Bekerja" adalah kata favorit bagi Paulus, terkait dengan kata serumpun bahasa Inggris "energi." Paulus mempersonifikasikan Injil sebagai terus-menerus memberi energy orang percaya! Ini kemungkinan mencerminkan pemahaman PL tentang kuasa dari kata yang diucapkan, seperti dalam Kej 1 dan Yes 55:11 (dan juga Yoh 1:1).
□ "di dalam kamu yang percaya" Ini adalah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE. Sekali lagi, keyakinan yang terus menerus adalah kuncinya! Injil bukanlah suatu produk (tiket ke surga, polis asuransi), tetapi hubungan pribadi, bertumbuh dengan Bapa melalui Anak.
1Tes 2:14 "jemaat-jemaat" Ini secara harfiah diterjemahkan "mereka yang dipanggil keluar." Dalam Septuaginta, ide yang sama dinyatakan sebagai "jemaat Israel." Gereja mula-mula melihat dirinya sebagai kelanjutan dari umat Allah PL. Perhatikan mereka disebut sebagai "jemaat-jemaat Allah." Lihat Topik Khusus pada Gal 1:2.
□ "dalam Kristus Yesus" Frasa ini mengambil bentuk LOCATIVE OF SPHERE CASE, yang berarti "dalam" atau "dikelilingi oleh"—sebuah suasana, seperti ikan dalam air. Sebuah ekspresi lazim gaya Paulus, ini berbicara tentang persekutuan kita dengan Yesus. Kita hidup dan bergerak dan memiliki keberadaan kita di dalam Dia. Untuk sebuah contoh penggunaan Paulus akan bentuk ini, perhatikan Ef 1:3-14: (1) "dalam Kristus" 1Tes 1:3,10; (2) "di dalam Dia" 1Tes 1:4,7,9,10 (dua kali), (3) "di dalam Kekasih "1Tes 1:6.
□ "di Yudea" Jemaat-jemaat Tesalonika sedang mengalami penganiayaan Yahudi sama seperti gereja-gereja di Yudea (lih. Mat 5:10-12).
□ "karena kamu juga telah menderita… segala sesuatu yang mereka derita" Umumnya, reaksi terhadap pesan Kristen dalam dunia Romawi adalah penganiayaan (lih. 1Pet 4:12-16), karena sifat eksklusif dari pesannya (lih. Yoh 14:6).
□ "dari teman-teman sebangsamu" Dalam konteks ini menunjuk pada penganiayaan dari orang-orang Yahudi dari golongan diaspora, seperti juga Paulus, yang berada di Korintus pada saat penulisan ini, yang juga menghadapi oposisi yang sama.
1Tes 2:15 "Bahkan… telah membunuh Tuhan Yesus" Orang Yahudi tidak secara fisik membunuh Yesus, tetapi mereka bertanggung jawab atas kematian-Nya (lih. Mat 21:33-46; Kis 2:23).
□ "dan para nabi" umat Tuhan tidak mau mendengarkan pesan Allah, sehingga mereka membunuh juru bicara- Nya (lih. Mat 23:31,37; Kis 7:52).
□ "telah menganiaya kami." Kemungkinan ini berkaitan dengan (1) obligasi perdamaian Yason (lih. Kis 17:5-9) atau (2) pengalaman umum pelayanan Paulus (lih. Kis). Paulus melihat pengalamannya sebagai sejajar dengan para nabi PL dan terutama penolakan Yesus oleh orang-orang sezaman-Nya.
- NASB "Mereka tidak menyenangkan Tuhan"
- NKJV "yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan"
- NRSV "mereka mengecewakan Allah"
- TEV "Betapa tidak menyenangkannya mereka bagi Allah"
- NJB "bertindak dengan cara yang tidak dapat menyenangkan Allah"
Orang Yahudi berpikir tindakan mereka adalah kehendak Allah, membela perjanjian-Nya dengan Musa. Mereka percaya bahwa mereka adalah hamba-Nya yang membela iman melawan guru-guru palsu (Paulus tahu perasaan ini juga). Tragisnya secara ironis, justru merekalah guru-guru palsu itu.
□ "semua manusia mereka musuhi" Permusuhan yang disebutkan di sini berakar pada kesombongan dan prasangka kebangsaan Yahudi. Mereka telah menolak Mesias dan Injil universal-Nya (lih. Yes 2:2-4; 45:22; 49:6; 60:3; 66:18,23, Yoh 3:16; Ef 2:11-2:13).
1Tes 2:16 "menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa" Ini mencerminkan pengalaman Paulus di Korintus pada saat penulisan I Tesalonika. Kalimat-kalimat ini adalah keluhan terkuat Paulus terhadap orang Yahudi (lih. Rom 9; 10; 11).
□ "untuk keselamatan mereka" Ini adalah sebuah AORIST PASSIVE SUBJUNCTIVE. Allah ingin menyelamatkan semua manusia yang diciptakan menurut gambar-Nya (lih. Kej 3:15; 12:3; Kel 19:5-6; Yeh 18:23,32; Yun, Yoh 3:16, Kis 28:28; Ef 2:11-2:13; 1Tim 2:4; 2Pet 3:9), tetapi mereka harus bertobat dan percaya di dalam Kristus (lih. Mr 1:15; Kis 3:16,19; 20:21).
- NASB "mereka selalu mengisi ukuran dosa-dosa mereka"
- NKJV "mengisi ukuran dosa-dosa mereka"
- NRSV "mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya"
- TEV "Ini adalah ukuran penuh terakhir dari dosa-dosa mereka, yang selalu mereka lakukan"
- NJB "Mereka tak pernah berhenti mencoba menyelesaikan dosa-dosa yang telah mereka mulai"
Paulus mungkin telah mengambil terminologi ini dari (1) PL karena frasa Yunani tepatnya ditemukan dalam Septuaginta dari Kej 15:16; atau (2) dari kata-kata Yesus dalam Mat 23:32 yang terkait dengan kitab perbuatan (lih. Dan 7:10; Wahy 20:12 dan Mazm 56:8; 139:16; Yes 65:6; Mal 3:16). Allah mencatat perbuatan jahat manusia dan mereka akan memberikan pertanggung-jawaban (lih. Mat 25; 26; Wahy 20:11-15).
□ "dan sekarang murka telah menimpa mereka" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE INDICATIVE. Ayat ini tampaknya berhubungan dengan kebutaan rohani (kekerasan) yang telah datang atas Israel (dilambangkan dalam perumpamaan dari Mr 12:1-12 [juga Mat 21:33-46 dan Luk 20:9-19] dan secara eksplisit dinyatakan dalam RomLuk 11:7,25; 2Kor 3:14). Murka Allah bersifat sekarang dan masa depan (temporal dan eskatologis).
- NASB "sepenuh-penuhnya"
- NKJV "sampai ke ujungnya"
- NRSV, TEV,
- NJB "pada akhirnya"
Frasa ini bisa diterjemahkan dalam beberapa cara, sehingga bandingkanlah Alkitab bahasa Inggris anda untuk memahami lebih lengkap kemungkinan terjemahannya. Penggambaran dasarnya meliputi
- 1. melihat ke belakang dan menyimpulkan
- 2. melihat ke depan kepada penyempurnaan
- 3. digunakan dalam pengertian Semit "sepenuhnya," yang merupakan deskripsi menakutkan dari murka Allah.
TFTWMS -> 1Tes 2:13-16
TFTWMS: 1Tes 2:13-16 - Reaksi Jemaat Tesalonika Terhadap Pelayanan Dan Pesannya REAKSI JEMAAT TESALONIKA TERHADAP PELAYANAN DAN PESANNYA (1 Tes 2:13-16)
13 Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada A...
REAKSI JEMAAT TESALONIKA TERHADAP PELAYANAN DAN PESANNYA (1 Tes 2:13-16)
13 Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi—dan memang sungguh-sungguh demikian— sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya. 14 Sebab kamu, saudara-saudara, telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu segala sesuatu yang mereka derita dari orang-orang Yahudi. 15 Bahkan orang-orang Yahudi itu telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi dan telah menganiaya kami. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi, 16 karena mereka mau menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Demikianlah mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya dan sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya.
Ayat 13. Lagi, Paulus menekankan bahwa ia akan tidak putus-putusnya, atau secara teratur, mengucap syukur kepada Allah, dan menunjukkan penghargaan yang tinggi atas cara jemaat Tesalonika itu menerima firman Allah.
"Kata kerja [Yunani] [paralamba¿nw] paralambanō, "menerima,' dan korelasinya [paradi¿dwmi] paradidōmi, `menyerahkan,' tampaknya hampir merupakan istilah teknis untuk penerimaan dan penyebaran iman Kristen."17Dalam bagian terakhir ayat tersebut, Paulus mengatakan firman Allah itu bekerja juga di dalam diri mereka.
"Bekerja" diterjemahkan dari kata Yunani e˙nerge÷w (energeō). "Alkitab RSV memahami kata kerja itu sebagai bentuk tengah (`sedang bekerja,' Yun. energeitai) tapi bisa juga berbentuk pasif: `dibuat bekerja (sc. oleh Allah)'; pengertiannya tidak terlalu terpengaruh."18
Ketika Paulus dan rekan-rekan sekerjanya berkhotbah di sana, jemaat Tesalonika itu tidak menerima pesan yang diberitakan itu hanya karena mereka menyukai Paulus atau yang lainnya. Yang mereka terima bukan perkataan manusia; sebaliknya, mereka menerima pesan itu karena mereka mengenalinya sebagai Firman Tuhan. Mereka sudah berbuat benar karena itu memang sungguh-sungguh demikian dari Allah. Firman-Nya sedang melakukan "pekerjaannya" di dalam mereka (bandingkan dengan Efesus 3:20; Kolose 3:16; Ibrani 4:12) seperti yang terjadi juga pada semua orang yang percaya, yaitu, semua orang Kristen.
Ayat 14. Gambaran keluarga muncul kembali. Mereka adalah saudara-saudara dari Paulus dan rekan-rekan sekerjanya. Saudara-saudara ini dikatakan telah menjadi penurut, atau "pengikut" (KJV) dari jemaat-jemaat Allah ("milik Allah"; Kisah 20:28). Julukan ini bukan nama yang tepat atau formal. Alkitab NIV menulis "gereja-gereja Allah." Gereja-gereja ini berada di Yudea, sebuah provinsi selatan Palestina di mana Yerusalem berada. Mereka juga di dalam Kristus Yesus, di mana keselamatan berada (2 Timotius 2:10) dan di mana orang ditempatkan melalui baptisan (Roma 6:3, 4).
Mereka telah mengikuti gereja-gereja di Yudea, di mana orang-orang Kristen Yahudi Palestina itu mengalami penganiayaan di tangan sesama orang Yahudi (Kisah 5:27-42; terutama ay. 40). Sekarang orang-orang Kristen non-Yahudi ini menderita di tangan teman-teman sebangsa mereka. Ungkapan ini, "teman-teman sebangsamu," diambil dari kata Yunani sumfule÷thß (sumphuletēs), "mungkin sebagian bersifat geografis dan mencakup orang-orang Yahudi Tesalonika, tapi itu menunjuk kepada unsur besar non-Yahudi yang menentang."19Namun demikian, yang menghasut pemberontakan awal terhadap orang Kristen di Tesalonika adalah orang-orang Yahudi Tesalonika (Kisah 17:1-9).
Ayat 15. Setelah menyebut orang-orang Yahudi di akhir ayat 14, Paulus melontarkan kecaman terus terang dan langsung tentang perilaku mereka, yang tidak hanya mencakup orang-orang Yahudi Palestina, tapi semua orang Yahudi pada umumnya. Bagian ini tidak diragukan lagi merupakan kecaman paling jelas terhadap orang mana saja yang dapat ditemukan di dalam semua tulisan Paulus. Paulus sangat mengasihi sesamanya orang Yahudi (Roma 9:1-5), tapi kasih yang sama itulah yang menuntut dia untuk bicara menentang perilaku mereka. Ia harus membuat jelas bahwa siapa pun yang berperilaku seperti orang-orang Yahudi ini tidak hanya menolak Kristus, tetapi juga menolak Allah dan semua yang Ia bela.
Paulus mengatakan bahwa orang-orang Yahudi telah membunuh Tuhan Yesus. Mereka telah membawa Dia kepada penguasa Romawi yang telah membunuh Dia dengan menentang kehendak Pilatus karena mereka sangat menginginkannya (Matius 27:15-26; Kisah 2:22-24). Ia berkata bahwa mereka juga telah membunuh para nabi.
Matius 23:29-32 bicara tentang mereka yang "membunuh para nabi," seperti halnya Kisah 7:51, 52. Lukas 11:47-51 menguatkan hal yang sama, dengan menambahkan bahwa mereka telah membunuh seorang nabi yang benar, "Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah"(ay. 51). Nabi ini bukanlah nabi Zakharia yang menulis kitab Perjanjian Lama dengan namanya. Sebaliknya, ia adalah orang yang disebut dalam 2 Tawarikh 24:20, 21 sebagai telah "dilontari dengan batu." Yeremia adalah nabi lain yang sudah dipenjarakan dan berkali-kali nyaris mati.
Paulus juga mengatakan orang-orang Yahudi mengusir [mereka; NASB]. Alkitab KJV dan TB menulis "menganiaya kami." Di sini, ia mengacu kepada pengalamannya di Tesalonika ketika ia dan rekan-rekan sekerjanya diusir (Kisah 17:1-10). Ia berkata bahwa apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dengan tidak menerima Anak-Nya; jadi, pada dasarnya, mereka telah menolak Bapa juga (Yohanes 5:22-24; Ibrani 11: 6). Akhirnya, ia berkata bahwa semua manusia mereka musuhi. Ketika Paulus mencap orang-orang Yahudi sebagai "memusuhi semua manusia" (NASB), ia tidak menempatkan dirinya bersama mereka yang menuduh orang Yahudi membenci umat manusia. Sebaliknya, permusuhan yang Paulus katakan adalah tentang orang-orang Yahudi percaya tertentu yang menentang injil diberitakan kepada bangsa-bangsa lain.20
Ayat 16. Bahwa Paulus secara khusus bicara tentang perlawanan orang Yahudi (ay. 15) terhadap penjangkauan injil kepada orang non-Yahudi terlihat di dalam ayat ini. Ia menyatakan bahwa orang-orang ini telah berusaha menghalang-halangi orang lain untuk memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Dalam Kisah 22:21, 22, orang-orang Yahudi mendengarkan Paulus sampai ia mengatakan bahwa Allah telah mengutus dia kepada "bangsa-bangsa lain" dan ketika ia mengatakan ini, mereka berteriak, "Enyahkan orang ini dari muka bumi!…"
Kata Yunani yang diterjemahkan "bangsa-bangsa lain," e¶qnoß (ethnos), secara harfiah "bangsa-bangsa," dan mengacu kepada semua bangsa kecuali bangsa Yahudi, atau "bangsa-bangsa di luar perjanjian Abraham seperti yang mereka pahami."21
Banyak ayat-ayat lain bersaksi tentang keinginan kaum Yahudi untuk menjauhkan bangsa-bangsa lain dari kerajaan Allah, supaya, tampaknya, mereka bisa menganggap diri mereka sebagai ras unggul. Mereka "iri hati" (Kisah 13:42-45), menginginkan semua perhatian Allah. Jadi Paulus berkata, "Mereka selalu menimbun dosa-dosa mereka sampai batas tertinggi" (NIV) atau mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya. Mereka menambahkan satu ketidaktaatan di atas yang lainnya. Paulus memperingatkan bahwa toleransi Allah ada batasnya dan mereka akan menerima hukuman.
Paulus berkata, Murka [murka Allah] telah menimpa mereka sepenuh-penuh-
nya. "Murka," dari kata Yunani ojrgh/ (orgē), sebenarnya mengacu kepada perasaan kuat Allah mengenai pemberontakan apa saja terhadap hukum-Nya. Di sini kata itu melambangkan hukuman yang akan dijatuhkan ke atas kepala orang-orang durhaka yang disebabkan oleh perasaan-Nya. Hukuman yang Allah akan jatuhkan ke atas mereka itu sangat pasti sehingga Paulus mengatakannya dalam bentuk past tense seakan-akan Allah sudah melakukannya. Contoh serupa adalah Yesaya 53:5, di mana itu dikatakan, "Dia [sudah] tertikam" (huruf miring ditambahkan). Mereka "menimbun murka" terhadap diri mereka sendiri untuk "hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan" (Roma 2:5, 6). Hukuman ini terjadi pertama kali dalam kehancuran bangsa Yahudi pada 70 Masehi (di bawah Titus), dan itu akan terjadi bahkan dalam pengertian yang lebih lengkap pada penghakiman terakhir.
"Sepenuh-penuhnya," dari kata Yunani te÷loß (telos), mungkin berarti bahwa "pada akhirnya"22murka Allah telah menimpa mereka.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 M
Latar Belakang
Tesalonika terletak sekitar seratus ...
Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 M
Latar Belakang
Tesalonika terletak sekitar seratus enam puluh kilometer di sebelah barat daya Filipi; kota ini adalah ibu kota dan pelabuhan yang paling terkemuka dari Makedonia, sebuah propinsi Romawi. Di antara penduduk yang berjumlah sekitar 200.000 jiwa adalah masyarakat Yahudi yang kuat. Ketika Paulus mendirikan gereja Tesalonika pada perjalanan misionernya yang kedua, pelayanannya yang berhasil di wilayah itu dihentikan sebelum waktunya karena permusuhan kalangan Yahudi (Kis 17:1-9).
Karena terpaksa meninggalkan Tesalonika, Paulus pergi ke Berea di mana sekali lagi pelayanan singkat yang berhasil dihentikan oleh penganiayaan yang timbul karena orang Yahudi yang mengikuti dia dari Tesalonika (Kis 17:10-13). Kemudian Paulus pergi ke Atena (Kis 17:15-34), di mana Timotius bergabung dengannya. Paulus mengutus Timotius kembali ke Tesalonika untuk menyelidiki keadaan jemaat yang masih muda itu (1Tes 3:1-5) sedangkan Paulus pergi ke Korintus (Kis 18:1-17). Setelah menyelesaikan tugasnya, Timotius pergi ke Korintus untuk melaporkan pada Paulus mengenai gereja di Tesalonika (1Tes 3:6-8). Sebagai tanggapan atas laporan Timotius, Paulus menulis surat ini, mungkin tiga sampai enam bulan setelah gereja itu dimulai.
Tujuan
Karena Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dengan tiba-tiba karena penganiayaan, orang yang baru bertobat itu hanya menerima sedikit pendidikan mengenai kehidupan Kristen. Ketika Paulus mengetahui dari Timotius mengenai keadaan mereka saat itu, dia menulis surat ini
- (1) untuk mengungkapkan sukacitanya tentang keteguhan iman dan ketekunan mereka di tengah-tengah penganiayaan,
- (2) untuk mengajar mereka lebih jauh tentang kekudusan dan kehidupan yang saleh, dan
- (3) untuk menerangkan beberapa kepercayaan, khususnya mengenai status orang percaya yang telah mati sebelum Kristus datang kembali.
Survai
Setelah memberi salam kepada jemaat itu (1Tes 1:1), Paulus dengan sukacita memuji jemaat Tesalonika atas semangat dan iman mereka yang tabah di tengah segala penderitaan (1Tes 1:2-10; 1Tes 2:13-16). Paulus menanggapi kecaman dengan mengingatkan mereka akan kemurnian motivasinya (1Tes 2:1-6), kesungguhan kasih dan perhatiannya terhadap mereka (1Tes 2:7-8,17-20; 1Tes 3:1-10), serta kelakuannya yang jujur di tengah mereka (1Tes 2:9-12).
Paulus menekankan perlunya dan pentingnya kekudusan dan kuasa dalam kehidupan Kristen. Orang percaya harus kudus (1Tes 3:13; 1Tes 4:1-8; 1Tes 5:23-24), dan Injil harus disertai kuasa dan penyataan Roh Kudus (1Tes 1:5). Paulus mendorong jemaat itu supaya jangan mereka memadamkan api Roh dengan meremehkan penyataan-Nya, khususnya nubuat (1Tes 5:19-20).
Tema yang menonjol adalah kedatangan Kristus untuk membebaskan umat-Nya dari murka Allah di atas muka bumi ini (1Tes 1:10; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11). Rupanya beberapa anggota jemaat sudah meninggal sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai keikutsertaan mereka dalam keselamatan terakhir yang akan dinyatakan ketika Tuhan datang. Oleh karena itu, Paulus menerangkan rencana Allah bagi orang kudus yang sudah dipanggil pulang bila Kristus kembali bagi gereja-Nya (1Tes 4:13-18) dan menasihatkan mereka yang masih hidup tentang pentingnya kesiagaan ketika Kristus datang (1Tes 5:1-11). Paulus menutup surat ini dengan berdoa untuk kekudusan dan pemeliharaan mereka (1Tes 5:23-24).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini adalah salah satu dari kitab-kitab PB yang pertama ditulis.
- (2) Itu berisi bagian-bagian penting mengenai orang-orang kudus yang sudah mati yang dibangkitkan oleh Allah ketika Kristus kembali untuk mengangkat gereja (1Tes 4:13-18) dan tentang "hari Tuhan" (1Tes 5:1-11).
- (3) Kelima pasal ini berisi petunjuk tentang kedatangan Kristus dan artinya bagi orang percaya (1Tes 1:10; 1Tes 2:19; 1Tes 3:13; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11,23).
- (4) Surat ini memberikan wawasan yang unik
- (a) mengenai kehidupan gereja tahun 50-an yang belum dewasa tetapi penuh semangat dan
- (b) mengenai mutu pelayanan Paulus sebagai perintis pemberitaan Injil.
Full Life: 1 Tesalonika (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(1Tes 1:1)
I. Terima Kasih Pribadi Paulus Karena Orang Tesalonika
(1Tes 1:2-3:13)
A....
Garis Besar
- Salam Kristen
(1Tes 1:1) - I. Terima Kasih Pribadi Paulus Karena Orang Tesalonika
(1Tes 1:2-3:13) - A. Bersukacita Tentang Hidup Baru Mereka di Dalam Kristus
(1Tes 1:2-10) - 1. Iman, Kasih, dan Pengharapan Mereka
(1Tes 1:2-3) - 2. Pertobatan Mereka yang Sejati
(1Tes 1:4-6) - 3. Teladan Baik Mereka kepada Orang Lain
(1Tes 1:7-10) - B. Mengenangkan Peranannya Dalam Hidup Mereka
(1Tes 2:1-3:8) - 1. Meninjau Kembali Pelayanannya
(1Tes 2:1-12) - 2. Mengingat Tanggapan Mereka
(1Tes 2:13-16) - 3. Memelihara Perhatiannya
(1Tes 2:17-3:8) - C. Mendoakan Kesempatan Kunjungan Kembali Serta Kemajuan Rohani
dan Kemantapan Mereka Dalam Kekudusan
(1Tes 3:9-13) - II. Pengarahan Praktis Paulus bagi Jemaat Tesalonika
(1Tes 4:1-5:22) - A. Mengenai Kekudusan Seksual
(1Tes 4:1-8) - B. Mengenai Kasih Persaudaraan
(1Tes 4:9-10) - C. Mengenai Kerja yang Jujur
(1Tes 4:11-12) - D. Mengenai Kedatangan Kristus
(1Tes 4:13-5:11) - 1. Keadaan Mereka yang Mati Dalam Kristus
(1Tes 4:13-18) - 2. Kesiagaan Mereka yang Hidup Dalam Kristus
(1Tes 5:1-11) - E. Mengenai Kehormatan bagi Pemimpin Rohani
(1Tes 5:12-13) - F. Mengenai Kehidupan Kristen
(1Tes 5:14-18) - G. Mengenai Pengenalan Rohani
(1Tes 5:19-22) - Penutup
(1Tes 5:23-28) - A. Doa untuk Pengudusan dan Pemeliharaan Mereka
(1Tes 5:23-24) - B. Permohonan Terakhir dan Berkat
(1Tes 5:25-28)
Matthew Henry: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab)
Tesalonika dulunya merupakan kota utama di wilayah Makedonia. Sekarang kota itu bernama Tesalonika, dan merupakan kota terpadat dan salah satu kot...
- Tesalonika dulunya merupakan kota utama di wilayah Makedonia. Sekarang kota itu bernama Tesalonika, dan merupakan kota terpadat dan salah satu kota terbaik untuk berdagang di Levant. Setelah maksudnya untuk mengunjungi wilayah-wilayah yang disebut provinsi-provinsi Asia terhalang, dan diarahkan secara luar biasa untuk memberitakan Injil di Makedonia (Kis. 16:9-10), Rasul Paulus dalam kepatuhannya terhadap panggilan Allah pergi dari Troas ke Samotrake, lalu dari sana ke Neapolis, dan dari situ ke Filipi. Di Filipi pelayanannya berhasil, tetapi ia menjumpai banyak kesulitan, karena di sana ia dilempar ke penjara bersama-sama dengan Silas, kawan sekerja dan seperjalanannya. Namun, mereka dilepaskan dari penjara secara menakjubkan, dan menghibur saudara-saudara di sana, dan setelah itu berangkat lagi dari sana. Setelah melewati Amfipolis dan Apolonia, mereka sampai di Tesalonika. Di sana Rasul Paulus menanam jemaat yang terdiri atas beberapa orang Yahudi yang percaya dan banyak orang bukan Yahudi yang sudah bertobat (Kis. 17:1-4). Tetapi karena ada kekacauan di kota itu yang ditimbulkan oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan para penduduk setempat yang jahat dan rendah, maka demi keselamatan, Paulus dan Silas dilarikan saat malam hari ke Berea. Setelah itu Paulus diantar ke Atena, dengan meninggalkan Silas dan Timotius, tetapi memberi perintah agar mereka lekas-lekas menyusulnya. Setelah mereka berdua sampai, Timotius dikirim ke Tesalonika, untuk mencari tahu keadaan jemaat di sana dan meneguhkan iman mereka (1Tes. 3:2). Dan, setelah kembali kepada Paulus sewaktu ia tinggal di Atena, Timotius diutus lagi, bersama-sama dengan Silas, untuk mengunjungi jemaat-jemaat di Makedonia. Jadi Paulus, setelah ditinggal sendirian di Atena (1Tes. 3:1), pergi dari situ ke Korintus, di mana ia terus tinggal selama satu setengah tahun. Di sela-sela waktu itulah Silas dan Timotius kembali kepadanya dari Makedonia (Kis. 18:5). Lalu Rasul Paulus menulis surat ini kepada jemaat Kristus di Tesalonika, yang walaupun ditempatkan setelah surat-surat lain, dianggap merupakan surat yang pertama-tama ditulis Paulus, dan ditulis sekitar tahun 51 M. Maksud utama dari surat ini adalah untuk mengungkapkan betapa rasul ini bersyukur atas keberhasilannya memberitakan Injil di antara mereka, untuk meneguhkan iman mereka, dan mengajak mereka untuk berperilaku kudus.
Jerusalem: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA UMAT TESALONIKA
KATA PENGANTAR
Sebelum membatja surat ini baik batjalah dahulu Kis. Ras. 17:1-10, untuk
sekedar mend...
SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA UMAT TESALONIKA
KATA PENGANTAR
Sebelum membatja surat ini baik batjalah dahulu Kis. Ras. 17:1-10, untuk sekedar mendapat gambaran latar-belakang surat ini. Dizaman Paulus, Tesalonika adalah ibu kota propinsi Romawi Masedorna. Berkat letaknja pada teluk Termai, jang djayh masuk kedarat dan sebab itu merupakan pelabuhan jang teduh sekali, lagi letaknja disebelah darat pada djalan raja "Via Egnasia", jang menghubungkan Timur dengan Eropa Barat, kota itu mendjadi kota perniagaan jang ramai dan makmur. Penduduknja sebagian terbesar orang Junani. Golongan Jahudi disitu rupanja amat besar djuga. Diantara mereka Paulus berhasil sedikit sadja. Hanja "beberapa" orang jang bertobat, sedangkan orang Junani jang bertobat djumlahnja sangat besar. Hal ini menimbulkan dengki dan bentji orang Jahudi, sampai mereka membangkitka pergolakan jang amat hebat diantara rakjat djelata, sehingga pemerintah taku terdjadi pemberontakan, dan Paulus dipaksa meninggalkan kota.
Paulus lalu pergi ke Berea, suatu kota jang 55 km djaraknja dari Tesalonika. Disitu sikap orang Jahudi terhadap Paulus dan Indjil baik sekali, sehingga banjak orang bertobat. Hasil Paulus diantara penduduk-penduduk lain, chususnja diantara orang-orang terkemuka lumajan djuga. Tetapi sesudah hal ini kedengaran oleh orang Jahudi di Tesalonika, mereka segera datang dan mengasut rakjat kota ini djuga dan berhasil mengadakan hiru-hara jang akibatnja Paulus diusir. Paulus lalu meninggalkan Silas dan Timoteus di Masedonia dan sendiri pergi ke Atena. la diantar beberapa orang Masedonia. Setiba di Atena mereka pulang dengan membawa pesan Paulus, supaja Silas dan Timoteus datang ke Atena. Mereka datang dan rupanja membawa kabar tentang umat-umat di Masedonia jang sangat mentjemaskan, chususnja tentang umat di Tesalonika. Paulus segera menjuruh Timoteus kembali kesitu untuk mengadjar dan meneguhkan iman umat, jang memang banjak mengalami gangguan karena agamanja.
Rupanja Timoteus tinggal agak lama disitu, kemudian pergi bersama dengan Silas membantu Paulus di Korintus.
Kabar jang dibawa Timoteus dalam keseluruhannja sangat menggembirakan, seperti njata sekali dalam suasana mereka jang meliputi seluruh surat irn. Tetapi ada masih kekurangan dilapangan kesusilaan djuga, lagi persoalan- persoalan jang menggelisahkan tentang kebangkitan orang mati dan kedatangan Kristus pada achir zaman. Rupanja mereka kurang atau salah mengerti pengadjaran Paulus tentang kedua. adjaran itu. Tentu sadja pengadjaran Paulus mengenai hal itu belum lengkap djuga, sebab ia tiba-tiba terpaksa memutuskan pengadjarannja. Mereka tentu mengharapkan keterangan resmi dari Paulus sendiri. Hal ini dan berita Timoteus jang lain mendjadi alasan bagi Paulus untuk segera menulis surat jang pertama kepada umat Tesalonika ini.
Surat ini pula adalah jang pertama dari segala surat Paulus jang diturunkan kepada kita, ditulis di Korintus dalam tahun 51 atau 52.
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Menanggung Penderitaan Untuk Allah (1 Tes 2:14-16)
Jemaat Tesalonika menderita karena dedikasi mereka kepada Allah, tapi mereka baik hati, bertahan t...
Menanggung Penderitaan Untuk Allah (1 Tes 2:14-16)
Jemaat Tesalonika menderita karena dedikasi mereka kepada Allah, tapi mereka baik hati, bertahan tanpa menyerah. Ayat 14 sampai 16 menggambarkan betapa sulitnya melayani Kristus jika orang berada dalam lingkungan yang tidak bersahabat.
Jemaat Tesalonika "telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah … menderita dari teman-teman sebangsamu" (ay. 14). Umat Kristen Palestina menderita di tangan orang Kristen non-Yahudi (lihat Kisah 5:27-42; 8). Jemaat Tesalonika menderita di tangan "teman-teman sebangsa" mereka, orang-orang non-Yahudi, tapi itu dihasut oleh orang-orang Yahudi (Kisah 17:1-10).
Paulus secara kasar mengecam orang-orang Yahudi non-Kristen yang menganiaya orang -orangKristen (ay. 15, 16). Meski ia mengasihi sesama sanak saudaranya (Roma 9:1-4), namun Paulus mengecam penganiayaan mereka terhadap gereja. Mereka "membunuh Tuhan Yesus" dengan mendakwa bahwa orang Romawilah yang menyalibkan Dia, meski faktanya Pilatus tidak bisa menemukan Yesus bersalah atas apa saja (Matius 27:15-26; Kisah 2:22-24). Mereka juga memiliki catatan sebagai telah "membunuh para nabi"Perjanjian Lama (lihat Matius 23:29-32; Lukas 11:47-51; Kisah 7:51, 52). Paulus menyebutkan bahwa mereka "mengusir dia" ketika ia dahulu berada di Tesalonika untuk mendirikan gereja (Kisah 17:1-9). Mereka "memusuhi semua orang," mencegah orang lain untuk "memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka" (lihat Kisah 13:42-45; 22:21, 22).
Oleh karena perilaku mereka, mereka akan "menambah dosa mereka," atau seperti yang Alkitab NIV katakan, "menimbun dosa mereka sampai melampaui batas." Mereka "tidak menyukakan Allah," dan "sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya" (ay. 16). Allah punya perasaan kuat untuk melawan pemberontakan mereka, namun dalam ayat 16, "murka" melambangkan hukuman yang ditimbulkan oleh perasaan-Nya itu (lihat Wahyu 20:10). Paulus menulis "telah menimpa" dalam bentuk lampau karena penghakiman Allah sepasti seolah-olah itu sudah terjadi. Sejarah belakangan mengungkapkan bahwa pada tahun 70 Masehi, Yerusalem dihancurkan. Sebagian penghakiman Allah menimpa mereka pada saat ini. Hukuman yang bahkan lebih besar menanti pemberontak itu pada penghakiman terakhir!
Apakah kita menanggung penderitaan oleh karena Kristus sekarang ini? Di beberapa negara orang Kristen menderita secara fisik oleh karena iman mereka. Di Amerika, kita mungkin tidak mendapat kekerasan fisik, tapi penganiayaan lain dapat saja terjadi. Orang-orang berhati baik harus tetap kuat, selagi mereka menanggung penderitaan demi Kristus.
Earl Edwards
Kebenaran Tentang Penganiayaan (1 Tes 2:14-16)
Kehidupan jemaat Tesalonika menjadi kacau ketika Paulus meninggalkan mereka. Ketika mereka mulai berbenah untuk menjalani kehidupan Kristen, mereka menghadapi angin perlawanan yang mencemaskan. Badai penganiayaan langsung muncul. Oleh karena keadaan rohani mereka yang masih muda, mereka tidak bisa menangani penganiayaan seperti Paulus menanganinya; tetapi mereka menangani dengan baik penderitaan mereka. Dari komentar Paulus tentang mereka, kita dapat menarik beberapa kebenaran penting tentang cara mengatasi saat-saat pencobaan.
Hidup benar hampir selalu menimbulkan perlawanan. Sama seperti Paulus, jemaat Tesalonika juga menghadapi penganiayaan yang berat dan ganas. Mereka tidak menyakiti siapa pun atau menimbulkan kerusuhan; mereka hanya hidup seperti yang Allah minta. Terusik oleh dedikasi mereka, Iblis memburu mereka.
Orang yang teraniaya selalu berada dalam rombongan besar. Mereka berada dengan umat Kristen mula-mula, para nabi, dan Yesus sendiri. Paulus mengatakan bahwa cara mereka merespon penganiayaan itu adalah sama dengan cara orang-orang Kristen di Yudea, dan terutama di Yerusalem, merespon perlawanan terhadap diri mereka. Gereja di Yerusalem, misalnya, sangat menderita di tangan bangsanya sendiri. Yerusalem adalah juga kota di mana Yesus disalibkan dan para nabi dibunuh.
Allah akan menopang kita dalam penganiayaan. Ia menjaga jemaat Tesalonika, dan Ia akan menjaga kita. Kesetiaan mereka terlihat jelas oleh Paulus dan orang-orang di daerah sekitar mereka. Si penganiaya akan bertanggung jawab atas apa yang ia telah lakukan. Murka Allah akan menimpa orang yang menganiaya orang Kristen. Fakta bahwa ia menganiaya orang-orang Kristen merupakan petunjuk bahwa cawan kejahat-annya sudah penuh.
Kali lain Anda diganggu atau dibuat menderita karena kesetiaan Anda kepada Bapa Anda, ingatlah pelbagai kebenaran yang telah kita sudah lihat. Sudah biasa bagi kebenaran untuk menimbulkan perlawanan dari Iblis. Yesus berkata, "Demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu" (Matius 5:12b). Oleh karena itu, hampir bisa dipastikan kebenaran akan menimbulkan penganiayaan, tapi kita dapat yakin bahwa Allah akan menopang kita dan menghakimi meraka yang menganiaya kita.
Eddie Cloer
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Orang-Orang Yang Berhati Baik (1 Tes 2:13-20)
Ada legenda tentang seorang tuan yang hebat di tengah-tengah kaum Yahudi yang meminta para pakarnya unt...
Orang-Orang Yang Berhati Baik (1 Tes 2:13-20)
Ada legenda tentang seorang tuan yang hebat di tengah-tengah kaum Yahudi yang meminta para pakarnya untuk mempertimbangkan dan memberitahu dia apakah cara terbaik bagi seseorang untuk tetap memiliki hubungan yang benar dengan Allah. Satu orang datang dan mengatakan cara terbaik itu adalah dengan memastikan bahwa Anda memiliki mata alkitabiah yang baik, yang melibatkan adanya sifat puas. Yang lainnya berkata bahwa pastikan Anda adalah teman yang baik . Orang yang ketiga berkata bahwa pastikan Anda adalah tetangga yang baik. Akhirnya, satu orang bernama Eleazar berkata bahwa yang terbaik adalah memiliki hati yang baik. Rabi itu berkata, "Kamu, pak, telah memberikan jawaban yang tepat, karena ketika kamu memiliki hati yang baik, matamu akan benar dan kamu akan menjadi tetangga yang baik dan teman yang baik."
Menurut apa yang Paulus katakan tentang jamaat Tesalonikan di 2:13-20, kita dapat melihat bahwa mereka adalah orang-orang yang memiliki "hati yang baik." Dalam ayat-ayat ini, Paulus menggambarkan bagaimana jemaat Tesalonika merespon pesannya ketika ia bersama mereka. Respon mereka menunjukkan bahwa mereka memiliki "hati yang baik."
Earl Edwards
Guru-Guru Yang Bersyukur (1 Tes 2:13-20)
Paulus telah membentuk ikatan khusus dengan jemaat Tesalonika. Dalam 2:13-20, ia menyatakan sukacitanya karena memiliki jemaat Tesalonika sebagai saudara dan saudarinya dalam Kristus. Hubungan ini bukanlah hubungan sepintas lalu yang terbentuk karena Paulus, Silwanus, dan Timotius kebetulan pergi ke Tesalonika setelah diusir dari Filipi. Hubungan itu bukan pertemanan yang berjalan baik ketika mereka tinggal bersama, namun kemudian lenyap perlahan-lahan setelah mereka berpisah.
Hubungan itu bahkan lebih daripada hubungan seumur hidup; hubungan itu merupakan persahabatan kekal yang terus-menerus melekat di dalam pikiran guru-guru ini.
Sewaktu kita mengajar orang lain, sewaktu kita menasihati sesama orang Kristen, sewaktu kita mendorong saudara dan saudari untuk melaksanakan kehendak Allah, kita sedang membangun hubungan yang kekal. Mengajar, menasihati, dan mendorong orang lain merupakan bagian berharga dari cara kerja gereja yang sesuai dengan kehendak Allah.
Biarkanlah Firman Allah Bekerja (2:13). Apakah yang terjadi ketika para guru menuruti Firman Allah? Apakah yang terjadi ketika para murid menuruti guru-guru mereka sebagaimana guru-guru itu menuruti Firman Allah? Hal-hal yang menakjubkan terjadi! Jika manusia sadar bahwa pemberitaan injil merupakan berita dari Allah bagi mereka dan menyerahkan diri mereka kepada Allah melalui Firman itu, maka Ia mulai bekerja di dalam kehidupan mereka. Kehidupan orang itu berubah untuk selama-lamanya!
Pokok pikiran tentang ucapan syukur dalam 1:2, 3 diperkenalkan kembali dan diperluas dalam 2:13. Paulus menyinggung satu alasan khusus bagi ucapan syukur yang ia dan guru-guru lainnya nyatakan secara terus-menerus kepada Allah. Apa yang membuat terkesan orang-orang Tesalonika yang menjadi Kristen ini adalah bahwa Allah memiliki berita untuk mereka. Artinya, Allah itu benar-benar peduli terhadap keselamatan mereka dan telah memperlihatkan hal itu melalui karya penyelamatan oleh Yesus. Mereka telah diyakinkan bahwa Allah ingin menolong mereka dan sedang mempersiapkan tujuan kekal mereka. Akibatnya, melakukan apa yang Allah kehendaki menjadi prioritas utama mereka. Mereka memperlakukan injil itu sebagai berita dari Allah sendiri untuk mereka!
Kita harus membiarkan Firman Allah bekerja dalam diri kita dengan mengajarkannya, dengan bersikap penuh semangat tentangnya sehingga orang lain pun akan menginginkan Firman itu bekerja dalam diri mereka. Ketika Firman Allah bekerja, Firman itu akan merubah orang Kristen seluruh jemaat.
Ikutilah Orang Yang Setia (2:14, 15a). Menerima berita injil dengan sangat sukacita karena tahu bahwa Allah memiliki rencana untuk hidup kita adalah satu hal, namun tetap setia kepada berita Allah itu dalam keadaan yang sulit adalah hal lain lagi. Adalah baik bagi orang-orang Kristen baru dan bahkan bagi calon orang Kristen untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti "Apakah yang akan saya lakukan jika keluarga saya keberatan terhadap hal ini?"; "Bagaimanakah sikap saya jika rekan-rekan kerja saya mencemooh komitmen saya?"; "Apakah saya sungguh-sungguh ingin memulai suatu kehidupan yang Iblis akan coba hancurkan dengan segala cara?"
Bagaimanakah orang-orang Kristen Tesalonika bereaksi terhadap penderitaan? Mereka bertahan; mereka tetap setia (2:14, 15a). Di beberapa negara, ibadah umum Kristen dilarang. Mungkin kita akan berpikir bahwa kehidupan Kristiani tidak dapat dijalankan di bawah pelbagai pembatasan itu. Namun begitu, kita harus ingat bahwa kita bisa melayani Allah dan menyukakan Dia di bawah kondisi apa saja—bahkan di bawah kondisi perbudakan atau penganiayaan.
Kita perlu bersyukur kepada Allah atas kebebasan kita, ketika kita ingat bahwa beberapa orang dianiaya oleh karena iman mereka dan Allah menghendaki kita tetap setia dalam situasi apa saja! Kita harus melawan godaan untuk berhenti melayani Allah oleh karena mengalami pelbagai kesukaran. Pengabaian atau perlawanan dari para sahabat, kerabat, atau bahkan saudara-saudara seiman harus jangan menghentikan kita untuk tetap setia.Marilah kita ikuti jejak orang-orang yang setia dengan tetap terus melayani Allah, meski kita diabaikan, dicemooh, atau dianiaya karena iman kita.
Mengantisipasi Timbulnya Perlawanan (2:15b, 16). Mereka yang menganiaya orang-orang yang setia kepada Allah adalah melawan Allah, namun mereka juga melawan kepentingan terbaik semua orang. Untuk menghalangi-halangi orang-orang kudus, pesan mereka adalah bahwa jalan Iblis lebih baik, sedangkan jalan Allah terlalu sulit. Oleh sebab itu, berita yang mereka sampaikan kepada setiap orang, baik Kristen dan non-Kristen, adalah berita yang mendorong orang-orang itu melakukan apa yang setan inginkan, ketimbang apa yang Allah inginkan.
Kita harus mengantisipasi timbulnya perlawanan. Allah senang ketika kita melakukan apa yang Ia inginkan, namun Iblis tidak senang. Ia berusaha menentang setiap pikiran baik yang Anda pikirkan, setiap kata baik yang Anda ucapkan, setiap tindakan baik yang Anda lakukan. Ia akan menggunakan siapa saja yang dapat ia gunakan untuk melawan pelbagai perbuatan baik itu. Jangan terkejut ketika Iblis menentang Anda. Anda bisa mengantisipasinya!
Meski dalam beberapa cara dosa memang menarik, namun dosa selalu menimbulkan kematian, atau keterpisahan dari Allah, sebab "upah dosa adalah maut" (Roma 6:23). Kadang-kadang kita melupakan pelbagai akibat dosa yang mematikan. Banyak orang beranggapan bahwa mereka dapat terhindar dari dosa, bahwa akibat buruk dosa tidak akan terjadi. Dosa kita sudah menimbulkan kematian—kematian Anak Allah. Itu masalah serius. Jalan Allah memiliki banyak manfaat dalam kehidupan ini dan juga menghasilkan hidup kekal bersama Allah. Jika kita menghayati kehidupan Kristiani, antisipasilah datangnya perlawanan dan antisipasi juga kebahagiaan kekal bersama Allah dan umat-Nya.
Kasihilah Saudara-Saudara Seiman (2:17, 18). Meski beberapa orang tidak suka berada di sekitar umat Kristen Tesalonika, namun yang lainnya merasa senang bersama mereka. Beberapa orang menentang perbuatan mereka, namun yang lainnya memuji mereka. Setelah terpisah dari saudara-saudara ini, Paulus, Silwanus, dan Timotius ingin bertemu dengan mereka kembali; dan mereka memberitahukan hal itu.
Inilah pesan berharga lainnya yang perlu disertakan di dalam percakapan dan surat dorongan kita kepada saudara-saudara seiman di tempat lain: Kita merindukan mereka dan ingin bersama mereka. Kasih, kesetiaan, dan rasa sayang adalah bagian dari persekutuan orang Kristen. Menunjukkan dan menyatakan kasih ini akan menjadi perpanjangan alami dari sikap dan perasaan tersebut. Kita harus mengasihi saudara dan saudari kita dan biarkan mereka mengetahui hal itu!
Perlawanan bisa merintangi kita untuk menyatakan kasih kita dalam cara yang kita inginkan. Kita harus jangan membolehkan pelbagai kesukaran menghentikan kita untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan. Bagi orang Kristen, di mana ada kehidupan di situ ada kasih!
Antisipasilah Datangnya Reuni! (2:19, 20). Bagi orang Kristen, kemunduran apa saja sifatnya sementara; sebab semua persoalan pada akhirnya akan dapat diatasi. Yesus adalah Tuhan atas segalanya dan akan memusnahkan semua musuh—bahkan maut (1Korintus 15:23-26). Keterpisahan dari anak-anak Allah lainnya yang setia hanya dapat bersifat sementara, sebab reuni akbar dengan sesama orang Kristen dan dengan Yesus sedang menanti kita!
Akhir pasal 2 berfokus pada kembalinya Yesus (2:19, 20). Ini bukan untuk memberi peringatan yang sifatnya mengancam orang Kristen yang kurang peduli atau sesat. Kedatangan Yesus disinggung sebagai sarana penguatan semangat dengan cara membuat umat Kristen itu memahami perasaan kuat guru-guru mereka terhadap mereka. Kembalinya Yesus akan menjadi kesempatan bagi mereka untuk disatukan kembali.
Hal apakah yang para guru ini sedang katakan? "Yesus sedang datang kembali! Kami sangat senang sekali! Mengapa? Sebab kami akan bertemu dan hidup bersama kalian untuk selama-lamanya! Kami ingin kalian mengetahui perasaan kami tentang kalian, jadi kami menulis surat ini supaya kalian tahu!"
Betapa ini suatu teladan yang luar biasa ketika kita mencoba menolong sesama kita orang Kristen. Betapa ini akan menjadi dorongan yang hebat bagi murid-murid kita jika kita memberitahu mereka, "Saya sangat berharap untuk hidup bersama kalian di sorga!" Betapa ini akan menjadi suatu dorongan bila kita memiliki seorang saudara atau saudari yang memberitahu kita, "Saya ingin Yesus datang lagi sehingga saya dapat bersamamu selama-lamanya!"
Kesimpulan. Gereja akan menjadi lebih kuat jika para gurunya menaruh perhatian terhadap hubungan mereka dengan murid-murid mereka. Guru-guru itu akan merasa dapat dorongan jika murid-murid itu merespon ajaran mereka dan membiarkan mereka tahu bahwa murid-murid itu ingin mengikuti teladan baik mereka. Sesama orang Kristen juga akan semakin kuat imannya jika mereka dapat melihat teladan kesetiaan dalam diri orang Kristen lainnya meski hidup mereka dalam kesukaran.
Ayat-ayat ini memberi kita pengertian terhadap perkembangan dan pemeliharaan dari hubungan yang kuat antara orang-orang Kristen. Ketika kita menjadikan keluarga Allah sebagai keluarga kita, sukacita dari pengalaman ini bisa menjadi milik kita.
Ted Paull
BIS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA
PENGANTAR
Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jemaat di
Tesalo
SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA
PENGANTAR
Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jemaat di Tesalonika didirikan oleh Paulus setelah ia meninggalkan Filipi. Tetapi tidak lama sesudah itu, orang-orang Yahudi yang iri hati kepada Paulus mulai menentang usaha Paulus untuk memberitakan ajaran Kristen kepada orang-orang bukan Yahudi yang telah menunjukkan minat terhadap agama Yahudi. Terpaksalah Paulus meninggalkan Tesalonika dan pergi ke Berea. Kemudian setelah ia tiba di Korintus, ia menerima surat dari Timotius, kawan dan rekannya, tentang keadaan jemaat di Tesalonika.
Jadi, Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Tesalonika ini ditulis untuk memberi dorongan dan keteguhan kepada mereka. Paulus bersyukur atas berita yang diterimanya tentang iman dan kasih mereka. Ia mengingatkan mereka mengenai kehidupannya sendiri ketika ia masih berada di tengah-tengah mereka. Setelah mengemukakan semuanya itu, Paulus menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kalau seorang Kristen meninggal sebelum Kristus datang kembali, dapatkah orang itu menerima hidup yang kekal dan sejati dari Kristus? Kapankah Kristus akan datang? Paulus menasihatkan supaya mereka terus bekerja dengan tenang sambil menantikan kedatangan Kristus dengan penuh harapan.
Isi
- Pendahuluan
1Tes 1:1 - Syukur dan pujian
1Tes 1:2-3:13 - Nasihat mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen
1Tes 4:1-12 - Penjelasan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya
1Tes 4:13-5:11 - Nasihat-nasihat terakhir
1Tes 5:12-22 - Penutup
1Tes 5:23-28
Ajaran: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti tentang hari kedatangan Kristus kedua kali
dan pengajaran akan cara hidup jemaat dalam menantikan hari it
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti tentang hari kedatangan Kristus kedua kali dan pengajaran akan cara hidup jemaat dalam menantikan hari itu.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 57 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristus di Tesalonika. (Dan juga semua jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab I Tesalonika terbagi atas 5 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas pengajaran tentang pengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Tesalonika
Pasal 1-3 (1Tes 1:1-3:13).
Pengajaran tentang kehidupan pertobatan orang-orang Kristen di Tesalonika
Bagian ini menjelaskan pertobatan orang Kristen di Tesalonika yang membawa perluasan pemberitaan Injil, karena mereka menerima Injil dengan sukacita, beriman kepada Allah saja, menolak penyembahan kepada berhala-berhala dan hidup sesuai dengan Firman Allah. Pertobatan orang-orang Tesalonika kepada Injil, dikarenakan pemberitaan Rasul Paulus yang didasarkan atas hati yang suci, dan kehidupan yang benar (1Tes 2:4,9-10).
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tes 1:6,9. _Tanyakan_: Bagaimanakah seharusnya sikap kita dalam mendengar Firman Allah? Apakah yang dimaksudkan dengan beriman kepada Allah?
- Bacalah pasal 1Tes 3:6-13. _Tanyakan_: Apakah yang dikatakan oleh Rasul Paulus mengenai kehidupan orang Kristen di Tesalonika?
Pasal 4-5 (1Tes 4:1-5:28).
Pengajaran tentang kehidupan dalam menantikan hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali
Dalam bagian ini, Rasul Paulus mengajarkan bahwa orang Kristen harus selalu melakukan apa yang suci dan tidak mencemarkan diri. Kedatangan Tuhan Yesus kedua kali adalah suatu penghiburan terhadap orang percaya (Kristen) yang pernah kehilangan keluarga seiman, tetapi hari itu juga merupakan hari penghukuman bagi dunia dan orang yang tidak percaya.
Pendalaman
Bacalah pasal 1Tes 4:3-14; 5:12-22. _Tanyakan_: Apakah yang Allah kehendaki dari orang Kristen? Apakah yang diperintahkan Allah kepada orang Kristen di dalam ayat 7-8 dari pasal 5 (1Tes 5:7-8)? Bagaimanakah seharusnya sikap orang Kristen, ketika saudaranya mengalami kematian?
II. Kesimpulan
Kitab I Tesalonika mengajarkan tentang kehidupan orang Kristen di dalam cara hidup yang benar dan penuh pengharapan dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis kitab I Tesalonika?
- Apakah pusat pengajaran Kitab I Tesalonika?
- Bagaimanakah kehidupan orang Kristen di Tesalonika?
- Bagaimanakah sikap seorang Kristen apabila ada keluarga yang suda percaya meninggal? Dan mengapa demikian?
Intisari: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat untuk orang-orang Kristen baru
GEREJA DAN SITUASINYA.1. Tesalonika adalah ibu kota Makedonia. Kota itu makmur dan memiliki pelabuhan al
Sepucuk surat untuk orang-orang Kristen baru
GEREJA DAN SITUASINYA.
1. Tesalonika adalah ibu kota Makedonia. Kota itu makmur dan memiliki pelabuhan alam yang indah terletak di jalan raya Romawi ke arah timur. Akibatnya, kota itu menjadi kota yang multi-rasial dengan kebudayaan yang beraneka ragam dan terbuka untuk menerima segala macam kepercayaan agama.
2. Pendirian gereja: Kisah 17:1-10 mengisahkan bahwa Paulus dan Silas mendirikan gereja di Tesalonika pada perjalanan penginjilan Paulus yang kedua. Kunjungan mereka ke Tesalonika hanya berlangsung kurang dari sebulan sebelum orang Yahudi membayar segerombolan penjahat yang menyebabkan Paulus dan Silas meninggalkan kota dengan terburu-buru, dan para pendukung mereka dibelenggu untuk menjaga ketenangan.
3. Gereja yang Paulus tulisi surat: Mengingat permulaannya yang tidak menguntungkan, gereja muda ini menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Anggotanya kebanyakan orang-orang bukan Yahudi yang bertobat dari kepercayaan kafir dan kini menghadapi lingkungan yang sangat kafir dan bermusuhan.
WAKTU DAN ALASAN PENULISAN SURAT INI.
Sejak Paulus meninggalkan Tesalonika ia sangat ingin tahu bagaimana perkembangan mereka. Timotius telah membawa kabar kepadanya (1Te 3:6) dan ia ingin mengungkapkan kepuasannya dan menguatkan mereka agar tetap bertahan dalam iman. Ia menulis surat ini tak lama sesudah ia meninggalkan mereka, yaitu ketika ia berada di Korintus, sekitar tahun 50. Karena itu, surat ini bersama dengan surat ke Galatia termasuk surat-surat Paulus terawal.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Surat ini merupakan surat tindak lanjut sederhana yang ditujukan para petobat baru. Surat ini hanya berisi sedikit doktrin yang rumit, tetapi lebih banyak untuk menguatkan mereka. Secara khusus Paulus berbicara tentang kedatangan Yesus kedua kali (1Te 1:10; 2:19; 3:13; 4: 16-18 dan 1Te 5:23) sebagai dorongan bagi kehidupan dan pelayanan Kristen.
Bahkan ketika mengoreksi kesalahan mereka, surat ini tetap ditulis dengan bahasa yang halus dan penuh kasih.
ALASAN-ALASAN LAIN PENULISAN SURAT INI.
Di samping menulis surat yang isinya secara umum bersifat menguatkan, Paulus juga mempunyai tujuan-tujuan lain. Ia ingin:
1. Membela diri atas tuduhan palsu (1Te 2:1-12)
2. Menekankan perlunya moral Kristen yang khas (1Te 4:1-12),
3. Memperbaiki kesalahmengertian tentang kedatangan Kristus yang kedua kali (1Te 4:13-18)
4. Mendisiplin ketidakdewasaan dikalangan jemaat muda tersebut (1Te 5:12-22)
Pesan
1. Allah sedang bekerja.Hal pertama yang perlu diketahui oleh Kristen baru ini bukan mengenai mekanisme
kehidupan Kristen, melainkan tentang Allah yang telah mereka percayai. Paulus
berbicara tentang:
o panggilan Allah. 1Te 1:4; 2:12; 4:7
o firman Allah. 1Te 1:6, 8; 2:13; 4:15
o pengesahan Allah. 1Te 2:4
o ujian Allah. 1Te 2:4
o murka Allah. 1Te 2:16
o kehendak Allah. 1Te 4:3; 5:18
o ajaran Allah. 1Te 4:9
o damai sejahtera Allah. 1Te 5:23
o kesetiaan Allah. 1Te 5:24
2. Kristus akan datang kembali.
Paulus menulis beberapa paragraf yang membicarakan tentang kedatangan Yesus
kedua kali untuk mengoreksi kesalahan ajaran-ajaran palsu yang ada pada saat
itu. Pula, ia menulis sejumlah catatan singkat tentang hal itu. Kedatangan Yesus
merupakan:
o suatu inspirasi bagi Kristen baru. 1Te 1:10
o suatu dorongan bagi para pekerja Kristen. 1Te 2:19
o suatu motivasi bagi kasih persaudaraan. 1Te 3:13
o suatu penghiburan bagi Kristen yang sedang berdukacita. 1Te 4:18
o suatu pembangkit untuk kehidupan yang kudus. 1Te 5:2
3. Sifat pengalaman Kristen.
Paulus banyak berbicara tentang ciri seorang Kristen supaya mereka dapat
mengerti pengalaman apa saja yang dapat mereka harapkan. Menjadi Kristen:
o Mulai dengan suatu keputusan pertobatan yang menentukan. 1Te 1:9-10
o Meliputi kemajuan dan pertumbuhan. 1Te 2:13; 4:1
o Menuntut ketahanan yang hidup. 1Te 3:8;5:5-8
o Bertujuan untuk hidup suci. 1Te 3:13-4:8
o Bergantung kepada Roh Kudus. 1Te 4:8; 5:19
o Berarti komitmen terhadap sesama Kristen. 1Te 4:9; 5:11-22
Penerapan
Jemaat Tesalonika memperlihatkan kepada kita bahwa ada:1. Teladan untuk diikuti.
o Teladan gereja tersebut
Disebabkan karena:
- iman
- kasih
- pengharapan
- kerja keras
- sukacita dalam penderitaan
- mendengarkan Allah
- berdiri teguh dalam penderitaan
o Teladan Paulus
Sebagai seorang pekerja Kristen: - berani
- lembut dan penuh kasih
- penuh kejujuran dan dapat dipercaya - seorang panutan
- selalu ingin menyukakan Allah lebih daripada manusia
2. Petunjuk-petunjuk untuk ditaati.
o Tentang moralitas Kristen yang khas dalam masyarakat kafir dewasa itu
o Tentang hubungan dan tingkah laku dalam gereja Kristen
3. Tujuan yang harus dicapai.
o Kehidupan yang berharga
o Pikiran yang terbuka untuk firman Allah
o Iman yang tahan uji
4. Doa-doa untuk didoakan.
Ada tiga petunjuk mengenai doa dalam surat ini. Mengapa tidak membuatnya menjadi
dasar kehidupan doa Anda? Anda akan menemukannya pada 1Te 1:2,3; 3:11-13 dan 1Te 5:23, 24.
Tema-tema Kunci
1. Injil.
Kabar baik yang dikhotbahkan oleh Paulus tidak diuraikan dengan jelas dalam surat ini, tetapi Anda dapat menangkapnya dari apa yang Paulus katakan. Coba lakukan itu. Jelas bahwa ia sangat memiliki perhatian besar pada pemberitaan Injil melebihi segala sesuatu dalam hidupnya. Lihat ayat-ayat yang mengacu pada hal tersebut. 1Te 1:5; 2:2, 4, 8, 9, dan 1Te 3:2
2. Pertobatan.
1Te 1:9, 10 merupakan pernyataan yang luar biasa tentang bagaimana manusia seharusnya menanggapi Injil. Tiga aspek yang disebutkan dapat dikaitkan dengan ciri-ciri pertobatan berikut ini:
o iman
o masa lalu
o melayani
o kasih
o masa kini
o menanti
o pengharapan
o masa depan
3. Pelayanan Kristen. Paulus melukiskan beberapa gambaran mengenai hubungannya dengan jemaat di Tesalonika. Ia adalah:
o Seorang perawat yang lemah lembut 1Te 2:7o Seorang pekerja yang tekun. 1Te 2:9
o Seorang ayah yang menguatkan hati. 1Te 2:11
o Seorang pemenang yang berpengharapan. 1Te 2:19
4. Firman Allah.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa kesempatan. Carilah hal-hal yang berhubungan dengan firman Allah dalam 1Te 1:6, 8; 2:13 dan 1Te 4:15 dan tulislah mengapa menurut Paulus firman Allah itu amat penting, apa yang harus dilakukan terhadap firman Allah dan tindakan apa yang seharusnya mengikuti.
5. Menyukakan hati Allah.
Secara singkat, surat ini berisi tentang bagaimana menyukakan hati Allah. Jemaat di Tesalonika telah melakukannya, tetapi didorong untuk lebih lagi melakukannya. Selidikilah surat ini kembali dan buatlah daftar Anda sendiri tentang bagaimana mereka sudah menyukakan hati Allah dan apa yang masih harus mereka lakukan untuk lebih menyukakan Dia.
Garis Besar Intisari: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) [1] SALAM 1Te 1:1
[2] GEREJA TESALONIKA - PENYEBAB SUKACITA 1Te 1:2-10
1Te 1:2, 3Sifat mereka
1Te 1:4, 5Pemilihan mereka
1Te 1:6, 7Tanggap
[1] SALAM 1Te 1:1
[2] GEREJA TESALONIKA - PENYEBAB SUKACITA 1Te 1:2-10
1Te 1:2, 3 | Sifat mereka |
1Te 1:4, 5 | Pemilihan mereka |
1Te 1:6, 7 | Tanggapan mereka |
1Te 1:8-10 | Reputasi mereka |
[3] PERILAKU PRIBADI PAULUS - DASAR PEMBELAAN 1Te 2:1-16
1Te 2:1, 2 | Keberanian yang ditunjukkannya |
1Te 2:3, 4 | Motivasi yang dimilikinya |
1Te 2:5-7 | Cara yang dipakainya |
1Te 2:8-9 | Dukungan yang diberikannya |
1Te 2:10-12 | Teladan yang diberikannya |
1Te 2:13-16 | Akibat yang diterimanya |
[4] KEPRIHATINAN PAULUS YANG BESAR - SUATU UNGKAPAN PERASAAN 1Te 2:17-3:13
1Te 2:17, 18 | Keinginan Paulus |
1Te 2:19, 20 | Motivasi Paulus |
1Te 3:1-5 | Utusan Paulus |
1Te 3:6-10 | Kelegaan Paulus |
1Te 3:11-13 | Doa Paulus |
[5] TINGKAH LAKU SOSIAL ORANG KRISTEN - SUATU PETUNJUK 1Te 4:1-12
1Te 4:1-8 | Moralitas seksual |
1Te 4:9,10 | Kasih persaudaraan |
1Te 4:11,12 | Mencari nafkah |
[6] KEDATANGAN KRISTUS KEDUA KALI - WILAYAH YANG DIPERSOALKAN 1Te 4:13-5:11
1Te 4:13-18 | Apa yang terjadi dengan orang yang sudah mati? |
1Te 5:1-3 | Kapan itu akan terjadi? |
1Te 5:4-11 | Dengan demikian bagaimana kita harus hidup? |
[7] KEHIDUPAN GEREJA DI TESALONIKA - BIDANG YANG MEMERLUKAN PERBAIKAN 1Te 5:12-22
1Te 5:12, 13 | Mengenai para pemimpin |
1Te 5:14, 15 | Mengenai orang lain |
1Te 5:16-18 | Mengenai keadaan |
1Te 5:19-22 | Mengenai ibadat |
[8] DOA PENUTUP DAN SALAM 1Te 5:23-28
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi